Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERATURAN MILITER DASAR

Dosen Pengampu:Ns.Waris,S.Kep
Tingkat 1b
Kelompok:5

Disusun Oleh:

Fifi Djaurahbi 13404223053


Fachrisa Nuraini 13404223067
Yusra Nuri Pratiwi 13404223069
Risma Amellia 13404223066
Aulia Dina Afriliana 13404223049
Muhammad Ikram 13404223013

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


AKPER KESDAM ISKANDAR MUDA LHOKSEUMAWE
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan pencipta alam semesta yang
menjadikan bumi dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan setiap apa yang
ada dibumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang berfikir. Shalawat dan salam kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad Saw, keluarga, sahabat dan orang-orang yang berpegang teguh
terhadap tali agama Allah SWT, yang menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-
Nya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikn
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi bagi pembaca.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Peraturan Militer Dasar........................................................................................ 2
B. Peraturan Baris-berbaris............................................................................................... 2
BAB III
Kesimpulan............................................................................................................. 4
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................5

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata militer berasal dari miles dari bahasa Yunani yang berarti seseorang yang dipersenjatai
dan disiapkan untuk melakukan pertempuran-pertempuran atau peperangan terutama dalam
rangka pertahanan dan keamanan Negara.1 Untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan suatu
Negara, maka kekuatan militer mutlak diperlukan oleh setiap Negara, kekuatan militer juga
merupakan sebuah identitas bagi Negara tersebut. Seseorang militer termasuk subjek tindak
pidana umum dan juga subjek dari tindak pidana militer, dalam Yustisiable Peradilan Militer jadi
bagaimanapun hukum harus ditegakkan, dan hukum tidak pernah memandang penegakkannya
dengan memilah-milah masyarakat sebagai masyarakat sipil dan militer. Oleh karenanya
dibutuhkan kerjasama dari semua pihak baik dari aparat penyidik sipil (Kepolisian) maupun
POM, Oditur Militer dan Papera dalam
menyeret anggota-anggota militer yang melakukan tindak pidana.
Seseorang yang di anggap militer mempunyai kualifikasinya tersendiri, seseorang tidak bisa
disebut militer jika tidak memenuhi unsur-unsur tersebut hanya orang-orang tertentu yang
mengalami pelatihan tertentu saja yang bisa dikatakan militer.
Disamping adanya ketangguhan di dalam pertempuran, maka diperlukan suatu pemeliharaan
ketertiban yang lebih berdisiplin dalam menjaga keutuhan organisasi. Oleh karena itu untuk
menjaga integritas angkatan bersenjata serta menjamin terlaksananya dan berhasilnya tugas
militer yang sangat penting karena langsung berhubungan dengan tegaknya dan runtuhnya
negara, maka disamping peraturan-peraturan yang berlaku umum, masih diperlukan pula
peraturanperaturan yang bersifat khusus yang sifatnya lebih keras dan lebih berat. Adapun
alasan-alasan diadakannya hukum khusus dan lebih keras serta berat bagi anggota tentara adalah,
sebagai berikut :

a. Ada beberapa perbuatan yang hanya dapat dilakukan oleh tentara saja bersifat asli militer
dan tidak berlaku bagi umum misalnya, disersi, menolak perintah dinas, insubordinasi dan
sebagainya.

b. Beberapa perbuatan yang bersifat berat sedemikian rupa akan ditindak dalam “Peradilan
Militer Pertempuran”, apabila dilakukan oleh anggota tentara di dalam keadaan tertentu
ancaman hukuman dari hukum pidana umum dianggap terlalu ringan.

c. Jika soal-soal tersebut di atas dimasukkan ke dalam KUHP akan membuat KUHP sukar
dipergunakan, karena terhadap ketentuan-ketentuan ini hanya tunduk sebagian kecil dari
anggota masyarakat, juga peradilan yang berhak melaksanakannya juga tersendiri yakni
peradilan ketentaraan.
1

PEMBAHASAN
BAB II

A. Pengertian Peraturan Militer Dasar

Peraturan Militer Dasar (Permildas) adalah suatu peraturan yang mengatur tentang kehidupan
dasar kemiliteran yang wajib dilaksanakan bagi seluruh prajurit TNI.
Peraturan Militer Dasar (Permildas) merupakan salah satu Nadi yang harus dipertahankan
sampai dengan mengahiri masa tugas dan bahkan setelah pensiun dapat digunakan
kemampuannya dalam melatih organisasi resmi kemasyarakat seperti karang taruna dll.
Peraturan Panglima Tentara Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Peraturan Baris-
Berbaris yang selanjutnya disingkat menjadi PBB adalah peraturan tata cara baris berbaris yang
diwujudkan dalam bentuk latihan fisik yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dan jiwa
korsa dalam kehidupan militer yang diarahkan kepada terbentuknya suatu sikap prajurit
berkarakter dan jasmani yang tegap, tangkas menumbuhkan disiplin, loyalitas tinggi,
kebersamaan dan rasa tanggung jawab sehingga senantiasa mengutamakan kepentingan tugas
diatas kepentingan individu.

B. Peraturan Baris-berbaris

Peraturan Baris-Berbaris yang selanjutnya disingkat menjadi PBBadalah peraturan tata cara
baris berbaris yang diwujudkan dalam bentuk latihan fisik yang diperlukan guna menanamkan
kebiasaan dan jiwa korsa dalam kehidupan militer yang diarahkan kepada terbentuknya suatu
sikap prajurit berkarakter dan jasmani yang tegap, tangkas, menumbuhkan disiplin, loyalitas
tinggi, kebersamaan dan rasa tanggung jawab sehingga senantiasa mengutamakan kepentingan
tugas diatas kepentingan individu.

Dalam baris berbaris ada tiga macam aba-aba yaitu:


1. aba-aba petunjuk.
2. aba-aba peringatan.
3. aba-aba pelaksanaan.

1. Aba-aba Petunjuk

Aba-aba petunjuk dipergunakan untuk menegaskan maksud dari aba-aba


peringatan/pelaksanaan, contohnya:
Dalampelaksanaan upacara, aba-aba petunjuk disesuaikan dengan jabatan dalam upacara,
Inspektur Upacara : ”KEPADA INSPEKTUR UPACARA”
2

2. Aba-aba peringatan

Aba-aba pengertian adalah perintah yang harus jelas untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
“LENCANG KANAN”.
“DUDUK SIAP”.
“ISTIRAHAT DI TEMPAT”.

3. Aba-aba pelaksanaan.
Aba-aba pelaksanaan untuk menegaskan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba
petunjuk/peringatan dengan cara serentak atau berturut-turut.

Contoh :
“GERAK‟‟.
“JALAN”.
“MULAI”

Kententuan pemberian aba-aba diatur sebagai berikut:


Pemberi aba-aba harus berdiri dengan sikap sempurna menghadap pasukan kecuali aba-aba
yang diberikan itu berlaku juga bagi pemberi aba-abamaka pemberi aba-aba tidak perlu
menghadap pasukan.
Contoh:Waktu Komandan Upacara (Dan Up) memberi aba-aba penghormatan kepada Irup:
“HORMAT SENJATA= GERAK”.
Pelaksanaan: Pada waktu memberi aba-aba Dan Up menghadap ke arah Inspektur Upacara
(Irup) sambil melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan. Setelah
penghormatan selesai dibalas oleh Irup maka dalam sikap “Sedang memberi hormat” Dan Up
memberikan aba-aba “TEGAK SENJATA= GERAK”. dan setelah aba-aba itu Dan Up bersama-
sama pasukan kembali kesikap sempurna.Aba-aba diucapkan dengan suara lantang, tegas dan
bersemangat.
3
KESIMPULAN

Kesimpulannya setiap militer wajib mempelajari permildas agar tidak salah dalam
melaksanakan tugas atau lainnya. Setiap militer punya peraturan nya masing-masing terkhusus
nya dibagian PBB saat mengambil APEL ataupun UPACARA.
4
DAFTAR PUSTAKA

S.R. Sianturi I, Hukum Pidana Militer Di Indonesia, Cetakan II, Badan Pembinaan Hukum
Tentara Nasional Indonesia, Jakarta, 1985, h. 28.
TNI AU. Makssar Koopsau II.
5

Anda mungkin juga menyukai