Anda di halaman 1dari 23

Strategi Pembinaan Agama Islam Di Akademi Angkatan Laut (AAL)

Muhammad Ramadhan As’adillah

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

05010121021@student.uinsby.ac.id

Pendahuluan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Secara tidak
langsung, Setiap manusia akan dituntut untuk mempelajari suatu cabang keilmuan yang akan
ditempuh melalui jalan pendidikan demi mempertahankan kehidupannya. Pendidikan juga
merupakan sebuah pengalaman belajar baik dalam bentuk formal maupun non-formal.
Begitupula yang dilakukan oleh pemerintah dalam mencetak calon pemimpin militer di
Indonesia dengan menerapkan berbagai macam metode pendidikan yang akan diajarkan pada
tiap-tiap matra, baik matra darat, laut, dan udara dengan metode yang berbeda-beda dan
dengan keilmuan yang berbeda pula. Artikel ini akan menjelaskan tentang bagaimana strategi
pendidikan agama islam yang diterapkan pada TNI matra laut atau TNI-AL khususnya di
lembaga akademi angkatan laut Surabaya. Sebagian masyarakat mungkin akan mengira
bahwa seorang militer akan dilatih fisik serta keilmuan dalam berperangnya saja tanpa
dibekali suatu ilmu keagamaan khususnya agama islam, namun dugaan tersebut akan terjawab
dalam artikel ini. Karena pada dasarnya manusia adalah mahkluk religius dan makhluk yang
akan selalu membutuhkan tempat bertopang serta mengadu. Tempat bertopang serta mengadu
dan tidak akan pernah hilang adalah Tuhan, Tuhan dapat ditemukan melalui ilmu agama.

Agama merupakan suatu sistem, prinsip yang mengatur kepercayaan peribadatan


kepada Tuhan dengan mengajarkan kebaktian serta kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
para pengikutnya. Dengan adanya agama, manusia menjadi lebih mudah dalam memaknai
kehidupan di dunia, karena di dalam agama selalu diajarkan kebaikan dalam segala aspek
yang akan menciptakan kemaslahatan bagi seluruh umat manusia. 1 Islam berasal dari kata
“aslama”, “yuslimu”, “islaaman”. Secara etimologi mempunyai artian tunduk patuh
selamat, sedangkan secara terminologi islam merupakan agama wahyu dengan inti ketauhidan
atau keesaan Allah Swt yang diturunkan melalui baginda Rasulullah SAW melalui kitab suci
Al-Qur’an. Para pengikut agama Nabi Muhammad disebut sebagai muslim.2

1
Titi Setianingsih, “Pembinaan Nilai-Nilai Keagamaan Dalam Bintal Rohani Islam Di Satuan Tentara Nasional
Indonesia,” 2019, 5.
2
Misbahuddin Jamal, “Konsep Al-Islam Dalam Al-Qur’an,” 2, 11 (December 10, 2011): 287.
Lembaga yang dimiliki oleh Tentara Nasional Indonesia salah satunya adalah
Akademi Angkatan Laut memiliki fungsi dalam mencetak perwira angkatan laut di masa
depan dan berlokasikan di Bumimoro Surabaya. Siswa yang terseleksi di Akademi Angkatan
Laut adalah putra putri terbaik bangsa yang akan menjalani pendidikan selama 4 tahun dan
disebut sebagai Taruna. Setelah menyelesaikan pendidikan selama 4 tahun, mereka akan
dilantik langsung oleh presiden Indonesia untuk menjadi seorang perwira angkatan laut dan
menyandang gelar letnan dua. Disamping hal tersebut tentara hanyalah sebuah profesi, tentara
juga adalah seorang manusia yang memerlukan Tuhan sebagai tempat meminta serta
mengadu. Sebenarnya tentara tidak ada bedanya dengan masyarakat umum dalam perilaku
maupun bidang hukum, yang menjadi ciri khas adalah mereka mempunyai keterikatan
pengabdian dalam membela negara kesatuan republik indonesia (NKRI) serta memiliki
kedisiplinan dan mental yang kuat.

Metode penelitian digunakan untuk mengetahui suatu informasi demi tujuan tertentu.
Metode dalam melakukan penelitian dapat dimaknai sebagai aktivitas terstruktur dilakukan
oleh yang meneliti demi memecahkan suatu permasalahan yang ada ditengah masyarakat
maupun untun dirinya sendiri. Di dalam sebuah penelitian diperlukan metode mutlak karena
mengandung kegiatan yang terstruktur dan teratur dalam mencapai sebuah tujuan yang
diharapkan serta memperoleh hasil yang optimal. Metode ini menggunakan pendekatan
lapangan atau biasa disebut field research adalah suatu penelitian yang mempunyai tujuan
untuk mengetahui tentang suatu pendalaman studi di salah satu lembaga, dalam hal ini adalah
lembaga akademi angkatan laut (AAL) Surabaya.

Metode Penelitian

Mengenai prosedur dalam penelitian agar mendapat data, penulis memakai metode
dengan mengumpulkan data dengan tujuan untuk memperlancar penelitian. Terdapat beberapa
macam metode yang penulis gunakan untuk mengumpulkan laporan adalah metode observasi,
metode wawancara, dan metode dokumentasi. Pertama adalah observasi, metode observasi
merupakan metode dengan sistematika mencatat dan mengamati sebuah fnomena yang terjadi
di lapangan tentang hal yang diselidiki.3 Penulis mengadakan kunjungan pada lembaga
akademi angkatan laut yang berada di Bumimoro, Surabaya. Khususnya tentang penerapan
nilai-nilai keagaman di akademi angkatan laut Surabaya. Kedua adalah dengan wawancara,
percakapan yang melibatkan antara penanya dan narasumber dengan tujuan mendapatkan

3
Setianingsih, “Pembinaan Nilai-Nilai Keagamaan Dalam Bintal Rohani Islam Di Satuan Tentara Nasional
Indonesia,” 24.
suatu data yang diinginkan.4 Wawancara digunakan untuk mengetahui penerapan nilai-nilai
islami di akademi angkatan laut. Dalam hal ini penulis menulis ulang transkrip wawancara.
Sedangkan objek Interviu adalah ketua bidang penelitian dan pengabdian masyarakat akademi
angkatan laut serta dosen AAL. Metode ketiga yakni dokumentasi, dokumen adalah catatan
peristiwa yang terjadi di masa lampau. Dokumen yang dihasilkan adalah gambar, tulisan,
ataupun karya dari suatu individu.5 Metode yang digunakan penulis untuk mendapatkan
informasi melalui yang telah berbentuk atau tertuang sebagai dokumentasi. Contohnya foto
aktivitas, profil, serta tujuan yang ingin dicapai dalam bentuk tulisan. Adalah dokumen yang
berasal dari instansi akademi angkatan laut Surabaya, dokumen data anggota akademi
angkatan laut Surabaya khususnya yang telah diwawancarai oleh peneliti. Dengan berbagai
metode yang telah digunakan oleh peneliti diharapkan untuk memudahkan dalam jalannya
sebuah penelitian.

Pembahasan 2

A. Tentara Nasional Indonesia


1. Pengertian TNI

Tentara Nasional Indonesia atau yang biasa dikenal dengan sebutan TNI adalah nama
angkatan perang yang dimiliki oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada awal
mula pembentukan angkatan bersenjata dinamakan dengan Tentara Keamanan Rakyat, lalu
diganti dengan nama Tentara Republik Indonesia yang kemudian diganti kembali dengan
nama TNI sekarang. Tentara Nasional Indonesia terbagi menjadi 3 matra, yakni TNI-AD
untuk matra darat, TNI-AL untuk matra laut, serta TNI-AU untuk matra udara. Yang dimana
masing-masing matra mempunyai tugas yang berbeda beda dalam menjaga wilayah kesatuan
NKRI, namun dengan tujuan yang sama yakni mempertahankan serta mengamankan wilayah
dari segala gempuran yang terjadi.6

Panglima TNI adalah orang yang memimpin keseluruhan instansi TNI, namun pada
tiap matra dikomandani oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) untuk matra darat, Kepala
Staf Angkatan Laut (KSAL) untuk matra laut, serta Kepala Staf Angkatan matra Udara
(KSAU) bagi matra udara. Pada saat masa demokrasi terpimpin hingga pada masa Orba atau
orde baru, institut TNI digabungkan dengan institut POLRI. Penggabungan antara dua

4
Setianingsih, 24.
5
Setianingsih, 24.
6
Nanda Syahputra, “Peranan Tentara Nasional Indonesia Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Narkotika Yang
Dilakukan Oleh Anggota Tentara Nasional Indonesia,” 2019, 11.
institusi tersebut dinamakan dengan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Dengan
dasar TAP MPR NO.VI/MPR/2000 yang berisi tentang pemisihan TNI dan POLRI dan juga
berdasarkan TAP MPR NO.VII/MPR/2000 tentang masing-masing peran antara TNI dan
POLRI, kemudian disahkan dalam Rancangan Undang Undang atau RUU pada tanggal 30
September 2004 oleh Dewan Perwakilan Rakyat lalu ditandatangai oleh Presiden Megawati
pada tanggal 19 Oktober 2004.7

Menurut Kolonel Laut Muhammad Saichu sebagai Kepala PPM AAL menjelaskan
bahwa prajurit tentara adalah pengabdian jiwa dan raga yang sepenuhnya dikorbankan untuk
negara tercinta Republik Indonesia demi menjaga persatuan dan kesatuan agar tetap utuh.
Tentara juga mendapatkan perlakuan yang sama dalam bidang hukum dengan masyarakat
umum, namun yang membedakan adalah aturan yang dibuat berbeda dengan masyarakat
umum. Anggota TNI yang melanggar sebuah aturan akan dikenakan sanksi tersendiri yakni
sanksi militer, yang diadili di kejaksaan militer dan tempat penghukumannya di rumah
tahanan militer. Semua warga negara wajib dalam membela negara, tetapi yang membedakan
adalah seorang militer dilatih secara khusus dalam organisasi khusus yang diberi seragam
khusus pula dengan aturan tersendiri dan berbeda dengan masyarakat umum. Hukum sipil
berlaku pada tentara ditambah dengan hukum militer, namun hukum militer tidak berlaku
pada warga sipil karena telah diatur dalam kitab undang undang militer.8

2. Hak Tentara Nasional Indonesia

Tentara adalah seorang manusia biasa yang mempunyai hak sama dengan manusia
lain. Tentara mempunyai hak untuk dihormati, hak untuk bermasyarakat, hak untuk memeluk
agama dan juga hak untuk hidup. Selain dari hak alami yang dimiliki oleh seorang manusia,
tentara juga mempunyai hak yang akan didapatkan karena pengabdian terhadap negara.
Pemerintah memberikan berbagai tunjangan yang akan diberikan setiap bulannya baik dari
gaji bulanan, tunjangan uang makan, tunjangan keluarga serta biaya pensiun yang akan
didapatkan setelah masa pengabdian selesai.9

3. Kewajiban Tentara Nasional Indonesia

7
Syahputra, 11.
8
Kolonel Laut Muhammad Saichu, “Wawancara Akademi Angkatan Laut Surabaya” (Surabaya: Akademi
Angkatan Laut, April 25, 2022).
9
Setianingsih, “Pembinaan Nilai-Nilai Keagamaan Dalam Bintal Rohani Islam Di Satuan Tentara Nasional
Indonesia,” 33.
Kewajiban TNI telah diatur pada UU TNI NO. 34 Tahun 2004 mengenai
kewajibanTentara Nasional Indonesia, dengan kewajiban sebagai berikut:

1) Setiap prajurit wajib untuk menjunjung tinggi kepercayaan bangsa serta negara
untuk membela terhadap NKRI seperti yang telah tertuang pada sumpah TNI.
2) Demi keamanan dan keutuhan negara, masing-masing prajurit yang telah
selesai masa ikatan dinas ataupun siswa yang telah diberhentikan secara
hormat atau tidak hormat wajib untuk menjaga rahasia negara

Selain dari kewajiban diatas, terdapat 2 komponen penting yakni :

1) Operasi militer perang, serta


2) Operasi militer non-perang, antara lain; mengatasi kelompok separatisme
bersenjata yang membahayakan negara, menanggulangi kelompok bersenjata,
menanggulangi tindak kejahatan terorisme, menjaga keamanan wilayah
perbatasan, memberikan pengamanan terhadap objek negara Indonesia yang
vital, menjalankan tugas menjaga keamanan negara sesuai aturan PBB,
menjaga presiden juga wakil presiden serta keluarganya, memberikan bantuan
daerah yang masih menjadi wilayah pertahanan, menolong berjalannya tugas
pemerintah, membantu POLRI dalam menjalankan tugas demi keamanan
masyarakat, memberikan pengamanan terhadap tamu negara serta perwakilan
negara asing yang datang ke wilayah Indonesia, mengulurkan tangan
menangani musibah, membantu tim SAR dalam melakukan pencarian korban
hilang, membantu pemerintah dalam menanggulangi tindak kejahatan seperti
penyelundupan, pembajakan, serta perampokan.10
B. Sistem Pendidikan TNI-AL Di AAL

Tepatnya di tahun 1951, Angkatan Laut Republik Indonesia meresmikan Institut


Angkatan Laut berlandaskan dengan Surat Menteri Pertahanan Nomor pada tanggal 29 bulan
Juni 1951. Lalu disusul dengan S.K. pada tanggal 28 Juli 1951. Pada tahun 1984 nama IAL
berubah nama menjadi AAL sesuai dengan keputusan Pangab No. Kep/19/X/1984. Akademi
Angkatan Laut merupakan institusi yang menyelenggarakan pendidikan pada tingkatan
akademi dan mempunyai kedudukan langsung dibawah Kepala Staf Angkatan Laut (Ksal).
Mempunyai tugas pokok dalam mencetak kadet supaya menjadi Pama (perwira pertama)
yang memiliki jiwa sapta marga dan pejuang pancasila, memiliki pengetahuan dan

10
Setianingsih, 35.
keterampilan pada bidang ketentraan aspek laut saat dinas awal baik di pasukan atau kapal
perang, memiliki jiwa kepemimpinan sebagai calon pemimpin pada lembaga TNI-AL maupun
lingkup TNI.11

Sekolah TNI memiliki tujuan untuk mencetak serta mengembangkan prajurit TNI yang
mampu dan mahir dalam menjalankan tugas sesuai dengan kebutuhan. Menurut pasal-pasal
yang tertulis di dalam buku rujukan tentang tata cara pelaksanaan karier TNI angkatan laut,
sekolah perwira angkatan laut sangat terikat kuat dengan sistem pendidikan yang dimiliki oleh
TNI, karena bersangkutan dengan kebutuhan matra lingkup TNI. Sekolah yang
diselenggarakan di Akademi Angkatan Laut adalah sistem pendidikan pertama perwira untuk
mencetak perwira TNI-AL yang profesional dalam bidangnya. Hal tersebut sejalan dengan
upaya TNI-AL dalam mewujudkan personil angkatan laut yang sehat, profesionalisme dalam
menjalankan tugas, dan mempunyai samapta yang kuat, juga mudah merespon terhadap
alutista yang sangat peka akan perkembangan ilmu teknologi.12

C. Pembinaan Keagamaan Bagi Taruna Akademi Angkatan Laut


1. Pengertian Pembinaan Keagamaan Taruna Akademi Angkatan Laut

Pembinaan merupakan kata yang berasal dari kata bina, asal muasalnya dari bahasa
Arab “bana” yang artinya mendirikan, membentuk, juga membina. Terdapat imbuhan pe- dan
– an, yang kemudian menjadi kata pembinaan yang tidak lain artinya adalah usaha, kegiatan,
tindakan untuk mewujudkan hasil yang optimal. Juga memiliki makna yakni melakukan
aktivitas demi mempertangguhkan serta menjadikan yang lebih baik tentang apa yang telah
terjadi sesuai dengan hasil yang diharapkan. Menurut Westy Soemanto dan Hendiyat Soetopo
adalah suatu kegiatan untuk mengembangkan atau mempertahankan serta menyempurnakan
hal yang telah terjadi. Menurut Masdar Helmi, pembinaan adalah ikhtiar, kegiatan, atau
tindakan bertujuan agar menambah rasa ketaqwaan dalam bidang peribadatan, akhlak, serta
kemasyarakatan.13 Dapat disimpulkan bahwa pembinaan merupakan cara yang dilakukan
secara teratur serta penuh dengan tanggung jawab demi memperbaiki dan mengembangkan
individu menjadi yang lebih baik lagi daripada sebelumnya.

Harun Nasution berpendapat bahwa agama merupakan ; (1) Pengakuan antara


hubungan individu dengan energi ghaib yang ditaati, (2) Pengakuan akan energi ghaib yang
11
Bagus Irawan, “Klasifikasi Data Dengan Metode Multilayer Perceptron Untuk Penentuan Korps/Jurusan Di
Akademi Angkatan Laut,” 2015, 6.
12
Irawan, 6.
13
Setianingsih, “Pembinaan Nilai-Nilai Keagamaan Dalam Bintal Rohani Islam Di Satuan Tentara Nasional
Indonesia,” 36.
mengatur manusia, (3) Mengikatkan jiwa terhadap sumber yang terletak diluar kendali
makhluk dan berpengaruh terhadap perilaku manusia, (4) Kepercayaan terhadap energi gaib
akan dapat berpengaruh terhadap usaha kehidupan manusia, (5) Suatu sistem tingkah laku
yang bersumber dari kekuatan gaib, (6) Pengakuan terhadap adanya kewajiban serta larangan-
larangan yang berasal dari kekuatan gaib, (7) Pemujaan kepada energi gaib yang muncul dari
rasa takut serta lemah akan adanya energi gaib, (8) Ajaran-ajaran yang disampaikan oleh rasul
yang berasal dari Tuhan. Teori pembinaan yang telah dijelaskan sedemikian rupa terdapat
persamaan dengan menggunakan behavioristik teori, yaitu belajar merupakan berubahnya
kemampuan manusia dalam hal bertingkah laku sebagai hasil dari interaksi, respon, serta
stimulus terjadi dari lingkungan sekitarnya. Maka seseorang dapat dikatakan belajar apabila
mengalami perubahan dalam bertingkah laku.14

Pembinaan kegamaan pengertian dari beberapa tokoh antara lain, Menurut Faqih,
pembinaan keagamaan merupakan suatu pemberian kepada individu agar dapat menjalankan
hidup dalam agama sesuai dengan petunjuk serta ketentuan dari Allah swt. Menurut Arifin,
pembinaan kegamaan merupakan upaya pemberian bantuan terhadap individu yang
mengalami kesulitan batiniyah maupun lahiriyah yang memiliki sangkutan akan hidup di
masa saat ini maupun di masa yang akan datang. Bantuan tersebut dapat berbentuk
pertolongan spiritual atau mental supaya seseorang tersebut dapat dengan mudah untuk
mengatasi dengan kekuatan yang ada pada diri individu dengan dorongan keimanan serta
ketaqwaan terhadap Allah swt. Abu Tauhid menjelaskan bahwa pembinaan agama adalah
bimbingan yang dapat membimbing serta mengembangkan apa yang telah ada pada diri
individu secara maksimal sesuai dengan ajaran islam, akibatnya setiap insan dapat bermanfaat
bagi diri sendiri, agama, dan bangsa.15 Dengan berbagai pendapat para tokoh yang telah
dijelaskan, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa keagaman merupakan cara yang
memiliki tujuan untuk memperbaiki dan mempertahankan apa yang telah ada sesuai dengan
apa yang diharapkan oleh agama ataupun segala sesuatu yang masih berkaitan dengan agama.

2. Landasan Pembinaan Keagamaan


a) Landasan Pembinaan Keagamaan Dalam Agama Islam

Segala sesuatu yang akan dikaji haruslah mempunyai suatu landasan yang kuat agar
tidak terjadi kesalahfahaman saat mengkaji ilmu tersebut. Demikian pula dengan pembinaan
agama atau keagamaan yang mempunyai beberapa landasan atau pondasi atau teori yaitu Al-

14
Setianingsih, 37.
15
Setianingsih, 38.
Qur’an lalu sunnah serta ijtihad. Ketiga landasan yang telah disebutkan, Al-Qur’an dan As-
Sunnah adalah dua landasan utama dalam pembinaan agama islam, karena dua duanya adalah
sumber ilmu dunia maupun akhirat. Al-Qur’an serta As-Sunnah juga disebut sebagai landasan
idealis pembinaan dalam agama islam.16

Al-Qur’an ialah wahyu Allah yang diperuntukkan kepada umat manusia dan
diturunkan melalui baginda Rasulullah. Berisi tentang doktin inti islam yang kemudian bisa
lebih diperluaskan sebagai keperluan segala aspek kehidupan dijembatani oleh ijtihad yang
terdapat di dalam Al-Qur’an yang berisi dalam 2 prinsip yaitu mempunyai hubungan dengan
amal atau biasa dikenal dengan Syari’ah, dan yang mempunyai hubungan dengan masalah
keimanan atau yang biasa dikenal dengan Aqidah. Sebagian ulama berbeda pendapat
mengenai makna Al-Qur’an ditinjau dari etimologi serta terminologi. Menurut imam Syafii
Alqur’an bukan bersumber dari sumber kata manapun, serta tidak juga ditulis dengan
memakai tinta. Kata Alqur’an adalah alami dari firman Allah Swt yang diturunkan kepada
nabi besar Muhammad Saw.

Al-Fara’ berpendapat bahwa lafal Al-Qur’an bersumber dari kata qarain bentuk jamak
dari kata quraniah yang mempunyai makna kaitan. Sebab ayat-ayat yang terkandung dalam
Al-Qur’an iu memiliki kaitannya antara ayat satu dengan yang lainnya. Berbeda dengan Al-
Fara’, Al-Asy’ari memiliki pendapat tersendiri mengenai pengertian Al-Qur’an. Menurut Al-
Asy’ari Al-Qur’an berasal dari kata qarn yang memiliki arti menggabungkn sesuatu diatas
yang lain, karena ayat-ayat yang terkandung dalam Al-Qur’an saling berkaitan satu dengan
yang lainnya.17

Terdapat juga pengertian Al-Qur’an menurut istilah menurut beberapa beberapa


pendapat. Menurut Manna’ Al-Qathbani Alqur’an adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah
swt melalui Nabi Muhammad saw, dan akan bernilai pahala bagi yang membacanya. Hal
tersebut selaras dengan pendapat yang dikemukakan oleh Al-Zarqani. Menurut Al-Zarqani,
kitab suci Qur’an adalah wahyu yang disampaikan kepada Rasul Muhammad berawal dari
surat Al-fatihah sampai dengan An-Nas. Setelah membaca pendapat tersebut dapat diketahui
bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci yang berisi firman dari Allah swt yang diturunkan melalui
malaikat Jibril secara bertahap, dan pembawanya adalah Nabi Muhammad. Tersusun mulai
dari surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas, bagi yang membaca akan bernilai
pahala.Yang memiliki fungsi yakni sebagai bukti serta penelitian kekuatan hadist yang kuat

16
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 67.
17
Nata, 67.
atas kerasulan Baginda Muhammad. Keberadaanya dan keasliannya telah dijamin oleh Allah
swt akan selalu terjaga kekal abadi.18

Ajaran-ajaran yang berkaitan dengan iman tidak banyak dijelaskan dalam Al-Qur’an,
hal yang berkaitan tentang amal perbuatan justru lebih banyak dibicarakan. Hal tersebut
menginformasikan akan amalan soleh itu yang nantinya akan menjadi penilaian Allah swt
yang kelak akan dipertanggungjawabkan di hari kiamat. Hubungan antara manusia dengan
Allah swt, hubungan manusia dengan sesama manusia (permasyarakatan), hubungan antara
Allah dengan alam serta lingkungan dan juga terhadap makhluk yang ada di alam semesta.
Termasuk berbagai tindakan saleh Syariah.19 Ada juga istilah yang biasa digunakan untuk
membicarakan ilmu syariat, yakni :

 Ibadah, Ini adalah tindakan yang berhubungan langsung dengan Allah SWT.
 Mu’amalah, yakni perilaku yang dilakukan selain yang berhubungan dengan
Allah Swt
 Akhlaq, yakni perbuatan yang menyangkut akan budi pekerti serta etika dalam
pergaulan.

Pembinaan dan pendidikan termasuk kedalam ruang lingkup muamalah karena merupakan
suatu usaha atau perbuatan yang membentuk manusia dalam corak dan bentuk amal soleh
dalam kehidupan, baik secara masyarakat ataupun secara pribadi. Oleh karenanya, semua
insan haruslah memiliki dasar arah tujuan dan formulasi Islam terkait.20

As-Sunnah, sebagai sumber ajaran islam yang memiliki kedudukan setelah Al-Qur’an,
para sahabat juga telah sepakat untuk mewajibkan mengikuti seluruh hadist Rasulullah baik
sebelum beliau meninggal dunia ataupun setelah beliau meninggal dunia. Dalam bahasa,
AsSunnah adalah cara hidup yang akrab, dan terkadang ada beberapa yang baik. Selain kata
AsSunnah, ada juga kata AlHadis, AlKhabar, dan AlAtsar. Dan oleh sebab itu sebagian ulama
menyamakan artinya dengan As-Sunnah. Menurut sebagian ulama, Sunnah melakukan lebih
dari menyerah karena itulah yang dilihat oleh Raslullah. Hadits ini didasarkan pada apa yang
Nabi Muhammad saw kerjakan, baik itu perkataan maupun perbuatan, namun jarang
dikerjakan oleh Rasulullah saw. Kemudian adalah khabar, khabar merupakan perkataan atau

18
Setianingsih, “Pembinaan Nilai-Nilai Keagamaan Dalam Bintal Rohani Islam Di Satuan Tentara Nasional
Indonesia,” 41.
19
Jamal, “Konsep Al-Islam Dalam Al-Qur’an,” 50.
20
Setianingsih, “Pembinaan Nilai-Nilai Keagamaan Dalam Bintal Rohani Islam Di Satuan Tentara Nasional
Indonesia,” 42.
ucapan, perbuata Penilaian dari sahabat Rasul. Dan Assar adalah kata, tindakan, keputusan
yang berasal dari Tabiin..21

Sunah berisi tentang pedoman atau tata cara tentang kemaslahatan kehidupan manusia
dalam semua lingkup, yang berfungsi menjadikan manusia lebih bertakwa kepada Allah swt.
Dengan hal tersebut Nabi Muhammad saw merupakan guru yang paling utama dalam
mendidik umat manusia. Untuk pertama kali mengajar, Rasulullah saw memakai rumah
Arqam bin Abi Al-Arqam, yang kedua adalah menjadikan tawanan perang sebagai Murid-
murid Rasulullah menawarinya untuk mengajarkan literasi, dan yang ketiga adalah mengirim
sahabat ke daerah-daerah yang baru saja dimasuki agama Islam. Dengan alasan itulah Sunnah
menjadi sumber hukum islam yang mempunyai kedudukan dibawah Al-Qur’an karena
merupakan pijakan kedua umat islam dalam menjalankan syariat islam.22

Ijtihad adalah istilah ahli fiqih. Artinya, ulama Islam Syariah memiliki semua
pengetahuan yang mereka butuhkan untuk menentukan bahwa mereka belum dikonfirmasi
dalam Alquran atau Sunnah. Ijtihad dalam hal ini dapat mencakup semua sisi kehidupan
termasuk pendidikan, tetapi tetap memegang pada kedua sumber islam yakni Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Ijtihad juga tidak boleh dilakukan secara sembarangan, namun, mereka harus
mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Mujtahid dan tidak boleh menyimpang dari Al-Qur'an
dan Sunnah. Untuk itu, Ijtihad dianggap sebagai sumber hukum Islam yang sangat
dibutuhkan di masa depan, setelah wafatnya Nabi Ijtihad sangat dibutuhkan dalam kehidupan
yang berkembang saat ini. Di dalam bidang pendidikan, ijtihad dibutuhkan terkait
Perkembangan zaman yang terus maju dan terasa semakin mendesak atau mendesak. Tidak
hanya di bidang materi, tetapi juga di bidang sistem, yang memiliki arti luas.23

b) Landasan Agama Untuk Tentara Nasional Indonesia

Landasan agama untuk Tentara Nasional Indonesia adalah biasa disebut dengan
SANTIAJI, didalamnya juga telah mengikat tentang sapta marga, sumpah prajurit, serta
delapan wajib TNI.24 Di dalam sapta marga TNI sangat menjunjung tinggi profesionalisme
seorang prajurit. Pada poin pertama menjelaskan tentang prajurit TNI tidak akan mengingkari
ideologi pancasila. Poin kedua berisi tentang prajurit TNI yang tidak akan pernah menyerah.
Pada poin ketiga inilah landasan kegamaan utama bagi seorang Prajurit TNI, yakni seorang
21
Setianingsih, 47.
22
Setianingsih, 44.
23
Setianingsih, 45.
24
Sekar Dijastuti, “Wawancara Akademi Angkatan Laut Surabaya” (Surabaya: Akademi Angkatan Laut, April 25,
2022).
kesatria Indonesia akan selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan akan selalu
membela kejujuran, kebenaran serta keadilan. Hal itu sangat selaras dengan Pancasila sila
pertama yakni ketuhanan yang maha Esa. Seluruh prajurit TNI wajib hukumnya untuk
berpartisipasi dalam pembinaan keagamaan karena hal tersebut telah tertulis pada isi
SANTIAJI, kewajiban tersebut berlaku kepada seluruh prajurit yang beragama islam maupun
non-islam.

D. Nilai-Nilai Keagamaan
1. Pengertian Nilai Nilai Keagamaan

Nilai nilai keagaaman tersusun dari dwi kata yakni kata nilai juga kata keagamaan. Kata
nilai mempunyai makna yakni sesuatu yang menjadi sebab akan dikejarnya manusia. Nilai
juga mempunyai artian bahwa keyakinan seseorang dalam bertindak atas landasan pilihannya
sendiri.25 Nilai sangat dikaitkan dengan suatu sikap, konsep, serta keyakinan yang memiliki
sudut pandang bahwa agama sangat berharga dan ilahiyah, baik yang meliputi muamalah,
ubudiyah, dan juga imaniyah. Nilai muamalah yaitu sikap, Konsep dan keyakinan dalam
pandangan yang berharga tentang hubungan dengan manusia lain dan dengan alam semesta,
yang selalu berada di bawah kekuasaan Allah.. Kemudian ada juga nilai imaniyah adalah
sikap, konsep serta keyakinan yang melihat berharga tentang adanya Tuhan dan juga berbagai
atribut-Nya, termasuk juga hal-hal ghaib yang masuk kedalam rukun iman. Nilai ubudiyah
yaitu suatu sikap, konsep dan juga keyakinan yang berpandangan bahwa ibadah merupakan
sesuatu yang berharga dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah swt. Disamping itu
Frankel mendefinisikan tentang nilai yakni standar tingkah laku, keadilan, keindahan,
efisiensi dan kebenaran yang mengaitkan manusia dan sebaiknya dipertimbangkan dan
dijalankan. Dengan hal itulah, suatu nilai Hal ini didefinisikan sebagai sifat unik dari sesuatu
yang terhormat dan berharga, dicari dan dicintai oleh individu dan kelompok orang. Dapat
diberikan contohnya yakni nasab untuk orang yang terhormat memiliki nilai yang tinggi,
nasab ulama’ yang memiliki nilai tinggi, dan juga keberanian pemerintah dalam mengambil
suatu keputusan juga mempunyai nilai yang tinggi.26

Keagamaan adalah hal-hal yang masih memiliki keterkaitan dengan agama. Dengan
demikian, nilai-nilai keagamaan adalah berarti nilai-nilai yang didalamnya masih terkandung
sifat agama. Karena pada dasarnya manusia adalah mahkluk religius dan makhluk yang akan

25
Setianingsih, “Pembinaan Nilai-Nilai Keagamaan Dalam Bintal Rohani Islam Di Satuan Tentara Nasional
Indonesia,” 48.
26
Setianingsih, 50.
selalu membutuhkan tempat bertopang serta mengadu. Tempat bertopang serta mengadu dan
tidak akan pernah hilang adalah Tuhan, Tuhan dapat ditemukan melalui ilmu agama. Manusia
sangat memerlukan adanya Tuhan demi mendapatkan keselamatan seta ketentraman hati di
dalam hidupnya. Karena itu wajib hukumnya bagi setiap manusia utuk beragama demi
mendapatkan keselamatan serta ketentraman hati. Agama islam maupun agama lain memiliki
fungsi sebagai rambu-rambu penunjuk arah jalan bagi insan yang buta akan moral-moral serta
norma-norma agama yng telah berlaku pada lingkungan masyarakat. Dengan bermodalkan
ilmu agama, manusia akan senantiasa berada pada jalan yang lurus yakni jalan kebenaran dan
juga jalan kebaikan dan dapat mendatangkan benefit terhadap diri maupun insan lain dalam
kehidupan di lingkungan masyarakat. Agama adalah tiang utama yang berdiri pada kehidupan
manusia, dan apabila tiang agama runtuh, maka manusia akan mendapatkan sebuah kerusakan
yang teramat dalam.27

2. Macam-macam Nilai Keagamaan

Zakiyah Derajat mengemukakan pendapatnya bahwa terdapat beberapa nilai-nilai


keagamaan dasar yang harus dimiliki oleh setiap umat muslim dan kegiatan untuk
menananmkan nilai-nilai kegamaan inilah yang menjadi inti dalam pendidikan keagamaan28.
Diantara nilai-nilai yang menjadi dasar antara lain adalah iman, islam, dan ihsan. Iman yakni
yakin atau percaya dengan sepenuh hati dan tidak ada keraguan sedikitpun didalamnya dan
kepercayaan tersebut dikendalikan oleh jiwa. Di dalam islam terdapat 6 rukun islam yaitu;
iman kepada Allah swt, iman kepada Malaikat-malaikat Allah swt, iman kepada kitab-kitab
Allah swt, iman kepada Rasul-rasul Allah swt, iman kepada hari kiamat, dan yang terakhir
adalah iman kepada qada’ dan qadar. Islam memiliki artian patuh dan berserah diri, berserah
diri kepada Allah swt, menghambakan diri kepada-Nya dengan perasaan tunduk dan patuh.
Serta dengan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Terdapat
5 rukun islam yang wajib untuk dijalankan umat muslim yaitu, Syahadat, Sholat, Puasa,
Zakat, dan Haji bagi yang mampu.29

Ihsan berarti senantiasa berbuat baik pekada siapapun dengan perilaku sebagai berikut;
tidak menyakiti orang lain baik fisik maupun batin, selalu mengajarkan kebaikan sesuai
dengan apa yang diajarkan Nabi Muhammad, membuat segala sesuatu dengan cara yang

27
Nuri Novi Yanti Marpaung, “Strategi Pendidikan Agama Islam Dalam Bintal (Pembinaan Mental) TNI-AD Di
Kodam I/BB Medan,” 2018, 34.
28
Setianingsih, “Pembinaan Nilai-Nilai Keagamaan Dalam Bintal Rohani Islam Di Satuan Tentara Nasional
Indonesia,” 50.
29
Setianingsih, 51.
baik, mengetahui sesuatu secara sempurna, dan juga membuat sesuatu dengan sempurna juga
tanpa mengurangi atau menambahi hal hal yang tidak diperlukan. Sentot Haryanto
menegaskan bahwa supaya pendidikan agama dapat berjalan dengan baik, maka diharapkan
kepada semua pihak baik dari ibu dan bapak, para pembimbing pendidikan (dosen dan guru),
ustadz atau kyai, para tokoh masyarakat dan juga pemerintah agar Kami selalu bekerja sama
untuk menanamkan nilai agama melalui kepemimpinan, pendidikan, adat istiadat,
keteladanan, atau dengan berusaha mencapainya. Terdapat beberapa contoh Nilai-nilai religi
tersebut adalah : Shalat Sholat, baik Sholat wajib maupun Sholat sunnah, berbicara kalimat-
kalimat thoyyibah, membaca Al-Qur’an serta memahami isi bacaannya lalu
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, bertingkah laku yang baik, serta
menyadari bahwa hidup di dunia ini tidak akan lepas dari ujian dan cobaan yang diberikan
oleh Allah swt.30

Menurut Nurcholis Madjid, terdapat beberapa nilai nilai kegamaan mendasar yang harus
ada dalam diri seorang insan, dan kegiatan dalam menanamkan nilai nilai dasar kegamaan ini
menjadi intisari dari pendidikan keagamaan. Nilai-nilai dasar keagamaan yang dimaksud ialah
: Iman, kepercayaan dengan sepenuh hati kepada Allah swt. Masalah tentang iman akan
banyak Keyakinan tauhid yang dipelajari dalam tauhid merupakan ajaran yang paling
mendasar dalam pendidikan agama Islam.. Tauhid mempunyai makna mensatukan Allah swt
dalam sifat, zat, af’al dan hanya menyembah serta beribadah kepada-Nya. Islam yakni
perbuatan yang taat dan patuh terhadap segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-
Nya. Ihsan yakni kesadaran yang paling dalam akan adanya Allah swt yang senantiasa selalu
mengawasi kita kapanpun dan dimanapun kita berada sehingga akan selalu merasa terawasi
dalam menjalankan segala perbuatan sehari hari. Taqwa yakni sadar akan pengawasan dari
Allah swt sehingga kita hanya berbuat sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah swt dan
akan menjauh dari segala larangan-Nya. Ikhlas yakni sikap yang murni senantiasa melakukan
sesuatu hanya karena Allah swt. Tawakkal adalah sikap menyandarkan diri kepada Allah swt
dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan menolong kita dalam segala urusan dan
mencarikan jalan terbaik menurut-Nya. Syukur adalah sikap rasa berterima kasih terhadap
segala nikmat yang diberikan oleh Allah swt yang tidak dapat terhitung jumlahnya. Dan sabar
adalah sikap tabah terhadap semua ujian yang diberikan oleh Allah swt baik dari segi
lahiriyah serta batiniyah.31

30
Jamal, “Konsep Al-Islam Dalam Al-Qur’an,” 55.
31
Setianingsih, “Pembinaan Nilai-Nilai Keagamaan Dalam Bintal Rohani Islam Di Satuan Tentara Nasional
Indonesia,” 54.
E. Pembinaan Mental Agama Islam Di Akademi Angkatan Laut
1. Pengertian Pembinaan Mental Agama Islam

Pembinaan mental agama islam adalah tindakan yang diarahkan untuk membentuk,
memelihara, serta mengembangkan kondisi jiwa anggota TNI sesuai dengan nilai-nilai dan
ajaran agama islam Sedangkan dalam artian luas pembinaan mental agama islam adalah
bagian dari suatu dakwah, yakni usaha yang memiliki tujun untuk merealisasikan ajaran islam
terhadap segala aspek kehidupan manusia.32 Pembinaan mental agama islam juga dapat
diartikan sebagai pembinaan mental atau kejiwaan manusia untuk meningkatkan ketakwaan
serta keimanan kepada Allah. Serta mempertinggi akhlak dalam hubungan antara manusia
dengan Tuhannya atau hablum minallah, hubungan antara manusia dengan manusia lainnya
atau hablum minannas, ataupun dengan diri sendiri. Jika nilai nilai keislaman telah tertancap
pada jiwa seorang prajurit, tentunya hal tersebut akan sangat memotivasi serta mengendalikan
perilaku sehingga akan tercipta prajurit yang bermoralitas tinggi.

2. Tujuan Pembinaan Mental Agama Islam Bagi Taruna AAL

Tujuan dari pembinaan mental agama islam di Akademi Angkatan Laut adalah untuk
membentuk Taruna yang memiliki akhlaq baik sesuai dengan apa yang telah diajarkan
Rasulullah saw. Sehingga dapat meningkatkan iman dan ketaqwaan seorang prajurit terhadap
Allah swt dan nantinya setelah lulus dari Akademi Angkatan Laut akan menjadi seorang
perwira muda yang memiliki akhlaq mulia.33 Sesuai dengan apa yang telah tertulis dalam
pedoman delapan wajib TNI yang disana terdapat poin inti yang dapat kita tarik, antara lain;
selalu bersikap ramah dan sopan terhadap rakyat, menjunjung tinggi kehormatan perempuan,
menjunjung tinggi kehormatan diri sendiri di muka umum, menolong rakyat yang kesusahan,
serta dapat menjadi contoh bagi rakyat dalam sikap maupun kesederhanaannya. Hal tersebut
tidak akan tercapai apabila seorang prajurit tidak mengenal dasar atau pondasi agama yang
kuat. Karena sumber segala kebaikan berasal dari agama.

3. Kegiatan Pembinaan Mental Agama Islam Di Akademi Angkatan Laut

Menurut Ibu Sekar Dijastuti selaku Kabag Dalsismut PM AAL / Pembina IV/a,
Penyelenggaraan kegiatan pembinaan agama islam di Akademi Angkatan Laut menggunakan
teknis kegiatan yakni penyuluhan, bimbingan, dan perawatan. Untuk kegiatan yang pertama
menggunakan teknis kegiatan penyuluhan. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan dakwah
32
Marpaung, “Strategi Pendidikan Agama Islam Dalam Bintal (Pembinaan Mental) TNI-AD Di Kodam I/BB
Medan,” 50.
33
Dijastuti, “Wawancara Akademi Angkatan Laut Surabaya.”
contohnya antara lain; kegiatan dakwah contohnya adalah ceramah dan khutbah jum’at,
kegiatan dakwah memiliki tujuan untuk menambah ketakwaan kepada Allah dan juga untuk
meluaskan ilmu agama khususnya agama islam. Yang kedua adalah kegiatan pentas seni
keagamaan hal ini dimaksudkan untuk mengingatkan Taruna terhadap kebesaran Allah swt.
Dan yang ketiga adalah kegiatan Musabaqah Hifzil Qur’an atau disebut dengan MHQ dan
Musabaqah Tilawatil Qur’an atau yang biasa disebut dengan MTQ kegiatan ini bertujuan
untuk mengasah bakat para Taruna yang mempunyai bakat dalam bidang seni baca Al-Qur’an
maupun kegiatan menghafal Al-Qur’an.34

Kegiatan yang selanjutnya ini termasuk kedalam kategori bimbingan, diantaranya


ialah khatmil qur’an, khatmil qur’an adalah kegiatan menamatkan bacaan Al-Quran secara
individu maupun secara bersama sama. Kegiatan kedua merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk merayakan peringatan hari besar yang akan dilakukan apabila bertepatan dengan hari
besar agama islam contohnya ketika memperingati maulid Nabi Muhammad saw, isra’ mi’raj,
nuzulul qur’an, dan lain-lain. Dalam kategori kegiatan yang terakhir adalah kegiatan
perawatan yakni infaq, sadaqah, dan zakat. Selain hal-hal yang telah disebutkan tadi tentunya
masih terdapat banyak implementasi kegiatan islam yang dilakukan dalam kehidupan sehari-
hari oleh para taruna laut. Contohnya adalah melakukan sholat lima waktu secara berjamaah,
membaca doa sebelum makan, serta sebelum pembelajaran dimulai.35

4. Metode Pembinaan Mental Agama Islam Di Akademi Angkatan Laut

Metode merupakan suatu cara atau langkah yang scara jelas digunakan untuk
mencapai tujuan yang akan dicapai. Terdapat metode yang diterapkan dalam melaksanakan
pembinaan agama di Akademi Angkatan Laut dengan menggunakan metode Santiaji. Santiaji
memiliki makna yakni, santi adalah Penolakan bahaya dan keamanan serta mengharapkan
kenyamanan batin, Sedangkan Aji adalah pengajaran. Dari dua kata tersebut dapat ditarik
makna bahwa Santiaji merupakan ketenangan batin yang diberikan secara pembelajaran ilmu
pengetahuan, ceramah keagamaan, serta buku-buku tentang agama islam. Dalam hal ini yang
bertindak untuk memberikan pembinaan adalah dosen Akademi Angkatan Laut.36

5. Materi Pembinaan Mental Agama Islam Di Akademi Angkatan Laut

34
Umi Salamah, “Wawancara Akademi Angkatan Laut Surabaya” (Surabaya: Akademi Angkatan Laut, April 25,
2022).
35
Dijastuti, “Wawancara Akademi Angkatan Laut Surabaya.”
36
Salamah, “Wawancara Akademi Angkatan Laut Surabaya.”
Menurut Kolonel Muhammad Saichu yang menjabat sebgaia kepala PPM AAL
menuturkan bahwa materi yang disampaikan dalam pembinaan agama islam di institusi
Akademi Angkatan Laut adalah Al-Quran serta sebagai dasar agama yang perlu dipahami
oleh para kadet. Hadits Rasulullah berfungsi untuk mendapatkan bimbingan dakwah juga
sumber pemikiran peradaban islam. Materi tersebut akan senantiasa diberikan secara rutin
oleh dosen AAL kepada para taruna. Dengan doktrin yang telah disampaikan oleh dosen
melalui pembinaan mental agama islam diharapkan para taruna senantiasa bertaqwa kepada
Allah swt.37

Pembahasan 3

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Sejarah Akademi Angkatan Laut

Akademi Angkatan laut atau disingkat dengan AAL merupakan sekolah pendidikan
perwira yang dimiliki oleh angkatan laut Indonesia yang berlokasi di Bumimoro Kecamatan
Krembangan Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur Indonesia. Secara struktur organisasi, AAL
memiliki posisi didalam struktural instansi angkatan laut serta masih berada dibawah
struktural organisasi akademi Tentara Nasional Indonesia yang dikomandani Kepala Staf
Angkatan Laut. Julukan bagi taruna Akademi Angkatan Laut yakni kadet. Menurut kamus
besar bahasa Indonesia, kadet merupakan sebutan dari pelajar calon perwira. Calon taruna
yang menjalani pendidikan di Akademi Angkatan Laut adlah tamatan SMA atau MA yang
berasal dari jurusan MIPA. AAL merupakan sekolah kedinasan yang seluruh biayanya
ditanggung oleh pemerintah Indonesia. Sekolah di Akademi Angkatan Laut akan
dilaksanakan selama empat tahun, nantinya setelah menyelesaikan pendidikan akan mendapat
pangkat letnan dua dan berhak menyandang gelar Sarjana Terapan Pertahanan atau yang
disingkat dengan S.Tr .Han. Saat menjalani masa pendidikan, para taruna dilarang keras untuk
menikah.38

Pada tahun 1951, Angkatan Laut Republik Indonesia atau yang disingkat dengan
ALRI membuka Institut Angkatan Laut (IAL) berlandaskan kepada Surat Keputusan Menteri
Pertahanan Nomor: D/MP/279/1951 tanggal 29 Juni 1951. Yang setelah itu disusul dengan
Surat Keputusan Nomor : D/MP/313/51 tanggal 28 Juli 1951 yang berisi tentang program
pendidikan ALRI yang akan dilakukan secara mandiri. Pendidikan internal IAL sudah dapat

37
Saichu, “Wawancara Akademi Angkatan Laut Surabaya.”
38
Agus Karyanto, “Materi Yang Digunakan Dalam Pembinaan Agama Islam Di Institusi Akademi Angkatan Laut
Adalah Al-Qur’an Serta Terjemahannya Sebagai Dasar Keislaman.,” 2016, 30.
dimulai pada tanggal 10 September 1951 yang dikomandani oleh komandan pertama IAL
yakni  Mayor Pelaut R. S. Hadiwinarso. Namun Institut Angkatan Laut baru diresmikan oleh
Presiden Soekarno pada hari Rabu, 10 Oktober 1951, pukul 04.50 WIB. Peresmian IAL ini
dilaksanakan di Morokrembangan, atau biasa disebut dengan Bumimoro dan disaksikan oleh
pejabat Pemerintah Republik Indonesia diantaranya adalah Mentri Pertahanan Sultan
Hamengkubuwono IX,  Mentri Penerangan Arnold Monotutu, Sekjen Kementrian Pertahanan
Mr. Ali Budiharjo, KSAL Kolonel R. Soebijakto, KSAU Komodor Soeyadrama, Kasad
Kolonel Simatupang, Gubernur, Pembesar Militer dan Sipil Jawa Timur.39

Pada generasi pertama, IAL menyediakan 3 korps yaitu korp teknik mesin, korp
administrasi, dan korp navigasi. Lama sekolah akan ditempuh selama 36 bulan yang dibagi
atas 24 bulan teori dan 12 bulan praktek. Ilmu teori pada saat itu diajarkan oleh anggota Mis
militer belanda dan menggunakan bahasa Belanda dalam pembelajarannya. Namun untuk
penempaan mental serta fisik akan dilatih oleh Angkatan Laut Republik Indonesia sendiri.
Berselang satu tahun kemudian terdapat penambahan jurusan di IAL yakni ditambah dengan
dua jurusan, jurusan yang pertama adalah korps komando atau KKO dan jurusan kedua ialah
korps elektronika. Nomor KSAL berdasarkan S.K.: G.11/10/8, 8 Juni 1954, terjadi perubahan
rencana pelatihan bagi taruna Kelas III. Dalam shift ini, taruna Charge III akan mendapatkan
teori yang akan dilaksanakan selama tiga tahun dan akan disela oleh latihan selama lima
setengah bulan..40

Pada 13 Desember 1956, IAL berubah nama menjadi Sekolah Angkatan Laut (AAL)
dan memperkenalkan sistem pelatihan tiga tahun. Pada tahun 1961, kursus tiga tahun diubah
menjadi empat tahun karena dianggap terlalu singkat. 73% dari pengajaran yang diterapkan
adalah latihan praktis dan teori militer angkatan laut (profesi), dan sisanya adalah
pengetahuan akademis (sains). Sistem 5 Korps diintegrasikan ke dalam sistem 3 Korps yaitu
manajemen dan komando/korps angkatan laut, korps pelaut (kombinasi pelaut, teknik dan
kelistrikan).. Yang kemudian tiga korps ini disebut dengan sistem laut. Menjelang akhir pada
periode saat itu, sistem laut yang berisi dari tiga korps tadi disempurnakan kembali menjadi
sistem jurusan terbatas (Limited Line System) atau dinamakan “Sistem Cikar Kemudi”, yang
hanya menghasilkan dua korps yakni korps pelaut dan korps marinir. Sistem ini diterapkan
pada sebagian angkatan XI, dan seluruh angkatan ke XII dan XIII. Namun pada angkatan ke

39
Karyanto, 37.
40
Karyanto, 38.
XIV dan XV, kembali diubah menjadi empat korps yakni Marinir, Teknik, Elektronika, dan
Pelaut.41

Kemudian pada tanggal 16 Desember 1965,  Presiden R.I selaku Panglima Tertinggi
ABRI/Panglima Besar Komando Operasi Tertinggi telah memutuskan tentang peresmian
berdirinya Lembaga Pendidikan Akademi Bersenjata Republik Indonesia atau yang disebut
dengan AKABRI berdasarkan Surat Keputusan No. 185/KOTI/1965. Yang berisi tentang
Penghapusan bekas lembaga pendidikan militer yaitu AMN, AAL, AAU dan AAK. Pada
tanggal 5 Oktober 1966, Markas Besar Sekolah Militer Angkatan Darat Indonesia didirikan di
Jakarta, badan eksekutif pusat Departemen Pertahanan dan Keselamatan. Mayjen Achmad
Tahir diangkat menjadi Gubernur AMN di Magelang dan menjabat sebagai H.K. Menjadi
Gubernur AMN pertama di Indonesia berdasarkan. WAPERDAM No.KEP / E / 61/66 untuk
Hancam. Pada tanggal 29 Januari 1967, upacara pembukaan Akademi Angkatan Darat
Indonesia Tingkat I atau Bagian Umum AKABRI tahun ajaran diadakan di Magelang..
AKABRI bagian Darat (perubahan dari AMN sebelum integrasi), lalu AAU berubah menjadi
AKABRI bagian Udara, AAL berubah menjadi AKABRI bagian laut, dan AAK berubah
menjadi AKABRI kepolisian, dan dari kesemuanya berada pada satu atap dalam sistem
AKABRI. Karena memiliki tujuan untuk mewujudkan integrasi, maka Pelatihan utama terkait
integrasi mendapat perhatian utama. Ini termasuk Pelatihan Terpadu Pemuda Veda, Pelatihan
Prajurit Dasar, dan kegiatan Pekan Olahraga Gabungan. Periode ini diakui dari generasi 16
hingga 31.42

Namun pada tahun 1984 terjadi perubahan kembali dari nama AKABRI Bagian Laut
berubah nama yakni Akademi Angkatan Laut yang disingkat dengan AAL. Perubahan ini
berdasarkan kepada Keputusan Pangab tanggal 10 November 1984. Dalam perkembangan
selanjutnya, AAL menetapkan sistem kurikulum 5 bulan ditambah dengan 3 tahun dan
ditambah lagi dengan 7 bulan. Biaya kuliah dihitung berdasarkan SKS atau biasa dikenal
dengan SKS berdasarkan Kep. KASAL Nomor: SKep/331/III/1999, 2 Maret 1999, memuat
Silabus Mapwa dan Dikpasis TNI Angkatan Laut. Sejak tahun 2003, korps administrasi
berubah menjadi korp supply. Dan menurut PerkasalNO. 77/X/2009 telah menetapkan bahwa
hari lahir AAL adalah 10 bulan sepuluh tahun1951..43

41
Karyanto, 38.
42
Karyanto, 40.
43
Karyanto, 44.
Sesuai dengan Peraturan KSAL No.16/2020 pertanggal 8 bulan April 2020, hasil
validasi organisasi Sebelumnya, jabatan Sekretaris Organisasi (Seklem AAL) dijabat oleh
Perwira Madya TNI AL Pangkat Kolonel, namun sekarang dijabat oleh Perwira Bintang 1
atau Laksamana Pertama TNI Angkatan Laut. Sekretaris Badan AAL melapor dan
bertanggung jawab kepada Gubernur AAL yang bertanggung jawab atas kegiatan
peminjaman yang berkualitas, inspeksi, penelitian dan layanan masyarakat, pengembangan
sekretaris jenderal, pengembangan informasi dan pengembangan museum di dalam AAL, dan
organisasi keamanan. Staf dan elemen layanan untuk beruang. perkembangan.44

2. Visi Dan Misi Akademi Angkatan Laut

Setiap institusi pastinya akan memiliki visi yang menjadi alasan utama mengapa
sebuah institusi tersebut dibentuk. Dan mempunyai misi yakni rangkain dari beberapa hal
yang dilakukan untuk mencapai sebuah visi. Akademi Angkatan Laut mempunyai sebuah visi
yakni terwujudnya Akademi Angkatan Laut yang mampu menghasilkan perwira TNI yang
tanggap, tanggon, dan trengginas. Serta mempunyai misi yang digunakan untuk mencapai
sebuah visi antara lain : Semangat juang, profesionalisme, disiplin, kebanggaan, ketekunan,
kecerdasan, dan kemampuan jasmani yang tinggi melalui upaya menyelenggarakan proses
pendidikan yang terdiri dari pendidikan, pelatihan dan pendidikan yang efektif dan efisien,
serta menerapkan teknik manajemen dan pengajaran dengan baik. pengembangan yang lebih
baik, inovatif dan bermanfaat untuk menghasilkan lulusan perwira TNI AL, mengembangkan
pendidikan kepribadian yang berlandaskan nilai moral dan etika akademik, serta membangun
civitas akademika Evaluasi pendidikan berkelanjutan untuk mewujudkan lingkungan militer
yang berbudaya dan beradab.45

Kesimpulan

Setelah dilakukan penganalisaan terhadap penelitian ini, maka dapat ditarik


kesimpulan bahwa pembinaan agama silam di Akademi Angkatan Laut memiliki tujuan untuk
membentuk Taruna yang memiliki akhlaq baik sesuai dengan apa yang telah diajarkan
Rasulullah saw. Sehingga dapat meningkatkan iman dan ketaqwaan seorang prajurit terhadap
Allah swt dan nantinya setelah lulus dari Akademi Angkatan Laut akan menjadi seorang
perwira muda yang memiliki akhlaq mulia. Kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan dakwah
contohnya ceramah dan khutbah jum’at, kegiatan bimbingan diantaranya adalah kegiatan

44
Karyanto, 46.
45
Karyanto, 51.
khotmil qur’an, dan kegiatan yang bersifat perawatan yakni infaq, sadaqah, dan zakat.
Adapun metode yang digunakan dalam melaksanakan pembinaan agama islam di Akademi
Angkatan Laut dengan menggunakan metode Santiaji. Serta Materi yang digunakan dalam
pembinaan agama islam di institusi Akademi Angkatan Laut adalah Al-Qur’an serta
terjemahannya sebagai dasar keislaman.

Daftar Pustaka

Titi Setianingsih, Pembinaan Nilai-Nilai Keagamaan Dalam Bintal Rohani Islam Di


Satuan Tentara Nasional Indonesia (TNI), 2019

Misbahuddin Jamal, Konsep Al-Islam Dalam Al-Qur’an, 2, 2009

Nanda Syahputra, Peranan Tentara Nasional Indonesia Dalam Menanggulangi Tindak


Pidana Narkotika Yang Dilakukan Oleh Anggota Tentara Nasional Indonesia, 2019

Kolonel Laut Muhammad Saichu, Wawancara Akademi Angkatan Laut Surabaya (Surabaya:
Akademi Angkatan Laut, April 25, 2022)

Bagus Irawan, Klasifikasi Data Dengan Metode Multilayer Perceptron Untuk Penentuan
Korps/Jurusan Di Akademi Angkatan Laut, 2015

Abudin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2013)

Sekar Dijastuti, Wawancara Akademi Angkatan Laut Surabaya (Surabaya: Akademi


Angkatan Laut, April 25, 2022)

Nuri Novi Yanti Marpaung, Strategi Pendidikan Agama Islam Dalam Bintal
(Pembinaan Mental) TNI-AD Di Kodam I/BB Medan, 2018

Umi Salamah, Wawancara Akademi Angkatan Laut Surabaya (Surabaya: Akademi Angkatan
Laut, April 25, 2022)

Agus Karyanto, Materi Yang Digunakan Dalam Pembinaan Agama Islam Di Institusi
Akademi Angkatan Laut Adalah Al-Qur’an Serta Terjemahannya Sebagai
Dasar Keislaman, 2016

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai