Anda di halaman 1dari 204

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN MEDIA FILM PENDEK UNTUK PEMBELAJARAN


MENULIS CERPEN BERDASARKAN KEHIDUPAN SISWA KELAS X
SEMESTER II SMA PIUS BAKTI UTAMA PURWOREJO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun Oleh :
Pius Danardana Tunjung Seta
NIM: 121224031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN MEDIA FILM PENDEK UNTUK PEMBELAJARAN


MENULIS CERPEN BERDASARKAN KEHIDUPAN SISWA KELAS X
SEMESTER II SMA PIUS BAKTI UTAMA PURWOREJO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun oleh :
Pius Danardana Tunjung Seta
NIM: 121224031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Kau akan berhasil dalam setiap pelajaran, dan kau harus percaya akan

berhasil, dan berhasillah kau; anggap semua pelajaran mudah, dan semua akan

jadi mudah; jangan takut pada pelajaran apa pun, karena ketakutan itu sendiri

kebodohan awal yang akan membodohkan semua”.

-Pramoedya Ananta Toer-

“I don’t care if you are a good mathematican or a good athletic,

or not good at anything, that you think. But I’m gonna come and tell you that

you’re awesome the way you are”.

-Nick Vujicic-

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini aku persembahkan kepada:

 Sang juru selamatku Yesus Kristus yang senantiasa memberikan berkat


melimpah, kelancaran, dan kemudahan dalam penyelesaian skripsi.
 Kedua orangtuaku Bapak G. Kristiyanto dan Ibu D. Sri Koestiyah tercinta yang
di surga, Rest In Peace (RIP).
 Kedua kakakku tercinta, Agusta Ari Murti Kristiyanti dan Stanislaus Bayu
Krisna Murti yang selalu memberi dorongan semangat, kritik, dan saran dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
 Adik sepupuku, Maria Nurma Septi Arum Kusumastuti yang selalu
memberikan semangat dan hiburan dalam menyelesaikan skripsi ini.
 Dosen pembimbing Ibu Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. dan Bapak Galih
Kusumo, S.Pd., M.Pd. yang senantiasa membimbing dan memberikan saran
dan masukan yang membangun dengan penuh kesabaran.
 Sahabat-sahabatku, Stefanus Candra Saputra, Sesilia Pradita, Agnes Wiga
Rimawati, Insep Pitomo, Aluisius Titus Kurniadi, Yonatan, Albertus Yordhana
Arsanto, dan Laurensius Beny Widya Ardika yang selalu memberikan
semangat satu sama lain dan selalu membantuku dalam berbagai hal.

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Seta, Pius Danardana Tunjung. 2016. Pengembangan Media Film Pendek untuk
Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarkan Kehidupan Siswa Kelas X
Semester II SMA Pius Bakti Utama Purworejo. Skripsi. Yogyakarta:
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Kegiatan menulis merupakan suatu bentuk manifestasi dari


kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh
pelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca.
Salah satu bentuk keterampilan menulis, yaitu menulis cerita pendek.
Kendala yang dihadapi siswa sebelum kegiatan menulis cerita pendek, yaitu
siswa masih kesulitan menentukan ide cerita dalam menulis cerita pendek.
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan media film pendek dan
mendeskripsikan kualitas media film pendek terhadap pembelajaran menulis
cerita pendek siswa SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo kelas X
semester 2.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D).
Penelitian ini menggunakan tujuh tahap, yaitu (1) penelitian dan
pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji
coba kelompok terbatas, (5) revisi desain, (6) uji coba lapangan, dan (7)
revisi dan penyempurnaan produk. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
X SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo. Validasi produk meliputi
validasi ahli media, validasi ahli materi dan guru, dan validasi lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk media film pendek yang
dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran menulis cerita pendek
kelas X SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo. Hasil yang dimaksud
meliputi (1) penilaian ahli media sebesar 4,50; (2) penilaian ahli materi
sebesar 3,2 dan hasil penilaian guru sebesar 4,11; dan (3) validasi lapangan
yang diawali dengan uji kelompok kecil sebesar 3,26 dan uji kelompok
besar sebesar 2,96. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pengembangan media film pendek untuk pembelajaran menulis cerpen
berdasarkan kehidupan siswa kelas X semester II SMA Pius Bakti Utama
Bayan Purworejo layak digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah.

Kata Kunci: keterampilan menulis, media film pendek, cerita pendek.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Seta, Pius Danardana Tunjung. 2016. The Development of Short Film Media in
Writing a Short Story Based on Tenth Students Life of SMA Pius Bakti
Utama Purworejo at the Second Semester. Skripsi. Yogyakarta: Indonesian
Language and Arts Education Study Program, Department of Language and
Arts Education, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata
Dharma University.

Writing activity is the final manifestation of the language ability and


skill which are mastered by language students after the ability of listening,
speaking, and reading. One of the writing skills is writing a short story. The
hindrance faced by the students in writing a short story is the students are
not able to find the idea of writing the short story. The research aims to
develop short film as media and describe the quality of short film as media
on the learning process of writing a short story for the tenth grade students
at SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo on the second semester.
The kind of this research is Research and Development (R & D). This
researcher uses six steps, there are (1) the analysis of potential problems, (2)
Collecting the information, (3) design product, (4) design validation, (5)
design revision, and (6) product’s trials. The subject of this research is the
tenth grade students at SMA Pius Bakti Utama Bayan, Purworejo. Product
validation covers the media expert validation, material expert and teacher
validation, and field validation.
The result of the research is that the media of short film which is
developed can be used in the learning process of writing short story at the
tenth grade students of SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo. The
results are (1) The amount of media expert assessment is 4,5, (2) the amount
of material expert assessment is 3,2, and the amount of teacher assessment
is 4,5, and (3) the field validation starts from the test of small group is about
3,26 and the test of big group is about 2,96. Therefore, it is concluded the
development of short film media in writing short story based at tenth grade
students of SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo, is suitable for
learning media at school.

Keywords: development, short film media, writing short story

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA

Puji syukur dan terimakasih penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang


Maha Kuasa atas segala rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengembangan Media Film
Pendek untuk Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarkan Kehidupan Siswa
Kelas X Semester II SMA Pius Bakti Utama Purworejo” ini disusun untuk
memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak dan Ibu yang di surga, Rest In Peace (RIP) yang telah
memberikan dukungan dan doa dari awal perkuliahan sampai
sekarang.
2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
3. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
4. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
5. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. selaku dosen pembimbing I,
yang telah banyak memberikan masukan, bantuan, dan bimbingan
kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi.
6. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II, yang telah
memberikan bantuan, saran, kritikan, dan bimbingan kepada peneliti
dalam menyelesaikan skripsi.
7. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku validator ahli media
yang telah memberikan bantuan, kritik, dan saran kepada peneliti

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sehingga penyusunan produk yang dihasilkan melalui penelitian ini


dapat berjalan dengan lancar.
8. Petrus Hariyanto, M.Pd. selaku validator ahli materi yang telah
memberikan bantuan, kritik, dan saran kepada peneliti sehingga
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat berjalan
dengan lancar.
9. Yusuf Tri Santoso, S.Pd. dan Puji Rahayu, S.Pd. selaku guru bahasa
Indonesia SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo yang telah
berpartisipasi dalam proses penelitian.
10. Murid-murid kelas X SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo yang
telah memberikan waktu dan penilaian terhadap produk media
pembelajaran.
11. Seluruh dosen PBSI yang telah memberikan banyak ilmu, bekal, dan
semangat kepada peneliti.
12. Bapak Robertus Marsidiq selaku karyawan sekretariat Prodi PBSI
yang dengan sabar memberikan pelayanan administratif kepada
peneliti dalam penyelesaian berbagai urusan administrasi.
13. Keluargaku, Agusta Ari Murti Kristiyanti dan Stanislaus Bayu Krisna
Murti yang tidak pernah lelah mendoakan dan memberikan dorongan
semangat, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik dan lancar.
14. Keluarga besar Artiyo-Dalinah, yang telah memberikan doa, dorongan,
dan bantuannya dari awal perkuliahan sampai sekarang.
15. Sahabat-sahabatku Laurentius Beny Widya Ardika, Margaretha Rina
Adiptyawati, dan Albertus Yordhana Arsanto yang selalu memberikan
bantuan, motivasi, dukungan, semangat, kritik dan saran dalam
penyelesaian skripsi ini.
16. Sahabat-sahabatku PBSI angkatan 2012 yang selalu memberikan
motivasi dan saran pada peneliti, diantaranya Aluisius Titus, Yonatan,
Insep Pitomo, Stefanus Candra Saputra, Agnes Wiga, Sesilia Pradita,
Maria Yunita, Angelina Ryan, Eva Tri, Emmanda Sekar, Martina

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Novi, Aji Pamungkas dan masih banyak lagi yang peneliti tidak dapat
sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Semoga skripsi ini berguna bagi
pembaca dan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang dunia
pendidikan.

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSEJUTUAN PUBLIKASI ............................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT .......................................................................................................... ix

PRAKATA ..............................................................................................................x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xviii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xx

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xxiii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................5

1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................................5

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................6

1.5 Batasan Istilah ...................................................................................................7

1.6 Sistematika Penyajian ......................................................................................7

1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan .........................................................8

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI ...............................................................................10

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ...............................................................10

2.2 Kajian Teori yang Relevan ............................................................................13

2.2.1 Media ...................................................................................................13

2.2.1.1 Pengertian Media ....................................................................13

2.2.1.2 Jenis-jenis Media ....................................................................14

2.2.1.3 Kriteria Pemilihan Media .......................................................16

2.2.1.4 Kegunaan Media dalam Proses Belajar Mengajar .................20

2.2.1.5 Manfaat Penggunaan Media ...................................................20

2.2.2 Film ....................................................................................................22

2.2.2.1 Pengertian Film ......................................................................22

2.2.2.2 Jenis Film ...............................................................................24

2.2.3 Film Pendek (Short Movie) .................................................................25

2.2.4 Mekanisme Produksi Film .................................................................26

2.2.4.1 Tahap Pra Produksi ................................................................26

2.2.4.2 Tahap Produksi .......................................................................29

2.2.4.3 Tahap Pasca Produksi .............................................................30

2.2.5 Cerita Pendek .....................................................................................32

2.2.5.1 Pengertian Cerita Pendek .......................................................32

2.2.5.2 Unsur-unsur Pembangun Cerita Pendek .................................32

2.3 Kerangka Berpikir .........................................................................................35

2.4 Pertanyaan Penelitian ....................................................................................37

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................38

3.1 Jenis Penelitian ...............................................................................................38

3.2 Prosedur Pengembangan ................................................................................38

3.3 Setting Penelitian ...........................................................................................45

3.3.1 Subjek Penelitian ................................................................................45

3.3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................................46

3.4 Uji Validasi Produk ........................................................................................46

3.4.1 Uji Validasi Produk oleh Validator ....................................................46

3.4.2 Uji Validasi Produk melalui Uji Coba Lapangan ...............................46

3.5 Instrumen Penelitian ......................................................................................47

3.6 Jenis Data .......................................................................................................48

3.7 Instrumen Pengumpulan Data ........................................................................48

3.7.1 Pedoman Wawancara .........................................................................49

3.7.2 Observasi. ............................................................................................50

3.7.3 Angket. ................................................................................................51

3.8 Teknik Analisis Data ......................................................................................53

3.8.1 Teknik Analisis Data Ahli dan Guru ..................................................54

3.8.2 Teknik Analisis Data Siswa ...............................................................55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................57

4.1 Hasil Penelitian ..............................................................................................57

4.1.1 Penelitian dan Pengumpulan Data ......................................................57

4.1.1.1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ....................................57

4.1.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ..............60

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.1.2 Perencanaan Produk Awal .................................................................61

4.1.2.1 Storyboard ..............................................................................62

4.1.2.2 Proses Pengembangan Media Film Pendek ............................62

4.1.3 Pengembangan Produk Awal .............................................................73

4.1.3.1 Pengembangan Komponen Media...........................................73

4.1.3.2 Pengembangan Bahan Ajar ....................................................75

4.1.4 Evaluasi Media Pembelajaran ............................................................77

4.1.4.1 Deskripsi dan Analisis Data Validasi Desain ..........................77

1) Validasi Ahli Pembelajaran Bahasa Indonesia .......................77

2) Revisi Bahan Ajar dari Ahli Pembelajaran BI .......................78

3) Validasi Ahli Media ...............................................................78

4) Validasi Guru Bahasa Indonesia .............................................80

5) Revisi Media dari Guru Bahasa Indonesia .............................82

4.1.5 Uji Coba Produk .................................................................................83

4.1.6 Revisi Produk ...................................................................................118

4.1.7 Kajian Produk Akhir ........................................................................119

4.1.7.1 Media Film Pendek ...............................................................119

4.1.7.2 Opening Film ........................................................................120

4.1.7.3 Story Film .............................................................................121

4.1.7.4 Ending Film ..........................................................................121

4.2 Pembahasan ..................................................................................................122

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V PENUTUP ..............................................................................................126

5.1 Kesimpulan ..................................................................................................126

5.2 Implikasi ......................................................................................................128

5.3 Keterbatasan Penelitian ................................................................................129

5.4 Saran ............................................................................................................129

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................131

LAMPIRAN ........................................................................................................133

BIOGRAFI PENULIS .........................................................................................180

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara Guru ...................................................................49

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa ........................................................50

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Produk oleh Ahli Media ........................51

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Produk oleh Ahli Materi dan Guru ........52

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Subjek Penelitian .......................................................53

Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Skala Lima ................................................................54

Tabel 3.7 Tabel Konversi Skor Skala Lima ..........................................................55

Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Skala Empat .............................................................56

Tabel 3.9 Tabel Konversi Skor Skala Empat ........................................................56

Tabel 4.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar .........................................75

Tabel 4.2 Revisi Bahan Ajar .................................................................................78

Tabel 4.3 Hasil Validasi Media oleh Ahli Media .................................................79

Tabel 4.4 Hasil Validasi Media oleh Guru Bahasa Indonesia ..............................81

Tabel 4.5 Komentar dan Revisi Guru Bahasa Indonesia Terhadap Media ...........82

Tabel 4.6 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 1 ............................85

Tabel 4.7 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 2 ............................86

Tabel 4.8 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 3 ............................87

Tabel 4.9 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 4 ............................89

Tabel 4.10 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 5 ..........................90

Tabel 4.11 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 6 ..........................91

Tabel 4.12 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 7 ..........................92

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.13 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 8 ..........................93

Tabel 4.14 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 9 ..........................94

Tabel 4.15 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 10 ........................96

Tabel 4.16 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 11 ........................97

Tabel 4.17 Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ..............................98

Tabel 4.18 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 1 ........................103

Tabel 4.19 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 2 ........................104

Tabel 4.20 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 3 ........................105

Tabel 4.21 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 4 ........................107

Tabel 4.22 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 5 ........................108

Tabel 4.23 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 6 ........................109

Tabel 4.24 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 7 ........................110

Tabel 4.25 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 8 ........................111

Tabel 4.26 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 9 ........................112

Tabel 4.27 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 10 ......................113

Tabel 4.28 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 11 ......................114

Tabel 4.29 Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Kelompok Besar ...........................115

Tabel 4.30 Rekapitulasi Uji Coba Secara Keseluruhan ......................................117

Tabel 4.31 Revisi Produk ....................................................................................118

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Langkah Penggunaan Metode Research and Development ...............41

Gambar 3.2 Skema Prosedur Penelitian dan Pengembangan ................................42

Gambar 4.1 Tampilan Beranda Blender 3D ...........................................................64

Gambar 4.2 Tab File dan klik Open di Blender 3D ...............................................64

Gambar 4.3 Cara membuka Template Opening Film di Blender 3D ....................65

Gambar 4.4 Editing Template Opening Film di Blender 3D .................................65

Gambar 4.5 Resize Teks di Blender 3D ................................................................66

Gambar 4.6 Moving Mode Teks di Blender 3D ...................................................66

Gambar 4.7 Render Preset di Blender 3D .............................................................67

Gambar 4.8 Format Output di Blender 3D ............................................................67

Gambar 4.9 Animate/Rendering di Blender 3D ....................................................68

Gambar 4.10 Stock Gambar Roll Film ..................................................................69

Gambar 4.11 Proses Penataan Stock Shoot ...........................................................70

Gambar 4.12 Drag Video Stock Shoot to Worksheet ...........................................70

Gambar 4.13 Drag Video Worksheet ke Timeline ................................................71

Gambar 4.14 Rendering Tahap Pertama ...............................................................72

Gambar 4.15 Rendering Tahap Kedua ..................................................................72

Gambar 4.16 Proses Rendering Tahap Akhir .......................................................73

Gambar 4.17 Label DVD ......................................................................................74

Gambar 4.18 Cover DVD Case ............................................................................75

Gambar 4.19 Diagram Hasil Validasi oleh Ahli Media ........................................80

xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.20 Diagram Hasil Validasi oleh Guru Bahasa Indonesia .....................82

Gambar 4.21 Diagram Penilaian Indikator 1 Kelompok Kecil .............................86

Gambar 4.22 Diagram Penilaian Indikator 2 Kelompok Kecil .............................87

Gambar 4.23 Diagram Penilaian Indikator 3 Kelompok Kecil .............................88

Gambar 4.24 Diagram Penilaian Indikator 4 Kelompok Kecil .............................89

Gambar 4.25 Diagram Penilaian Indikator 5 Kelompok Kecil .............................91

Gambar 4.26 Diagram Penilaian Indikator 6 Kelompok Kecil .............................92

Gambar 4.27 Diagram Penilaian Indikator 7 Kelompok Kecil .............................93

Gambar 4.28 Diagram Penilaian Indikator 8 Kelompok Kecil .............................94

Gambar 4.29 Diagram Penilaian Indikator 9 Kelompok Kecil .............................95

Gambar 4.30 Diagram Penilaian Indikator 10 Kelompok Kecil ...........................96

Gambar 4.31 Diagram Penilaian Indikator 11 Kelompok Kecil ...........................97

Gambar 4.32 Diagram Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ...........99

Gambar 4.33 Diagram Penilaian Indikator 1 Kelompok Besar ..........................104

Gambar 4.34 Diagram Penilaian Indikator 2 Kelompok Besar ..........................105

Gambar 4.35 Diagram Penilaian Indikator 3 Kelompok Besar ..........................106

Gambar 4.36 Diagram Penilaian Indikator 4 Kelompok Besar ..........................107

Gambar 4.37 Diagram Penilaian Indikator 5 Kelompok Besar ..........................108

Gambar 4.38 Diagram Penilaian Indikator 6 Kelompok Besar ..........................109

Gambar 4.39 Diagram Penilaian Indikator 7 Kelompok Besar ..........................110

Gambar 4.40 Diagram Penilaian Indikator 8 Kelompok Besar ..........................112

Gambar 4.41 Diagram Penilaian Indikator 9 Kelompok Besar ..........................113

Gambar 4.42 Diagram Penilaian Indikator 10 Kelompok Besar ........................114

xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.43 Diagram Penilaian Indikator 11 Kelompok Besar ........................115

Gambar 4.44 Diagram Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Kelompok Besar ........116

Gambar 4.45 Diagram Hasi Uji Coba Secara Keseluruhan ................................117

Gambar 4.46 Tampilan Opening Film ................................................................120

Gambar 4.47 Tampilan Story Film ......................................................................121

Gambar 4.48 Tampilan Ending Film ..................................................................121

xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Pedoman Wawancara ........................................................134

Lampiran 2. Hasil Wawancara Guru ...................................................................135

Lampiran 3. Hasil Validasi Pakar Bahasa Indonesia ..........................................137

Lampiran 4. Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran .....................................139

Lampiran 5. Hasil Validasi Instrumen Penelitian ...............................................142

Lampiran 6. Hasil Observasi Siswa ....................................................................145

Lampiran 7. Hasil Validasi Lapangan (42 Siswa) ...............................................146

Lampiran 8. Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil .........................155

Lampiran 9. Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Kelompok Besar .........................156

Lampiran 10. Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Secara Keseluruhan ..................157

Lampiran 11. Storyboard ....................................................................................158

Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...................................164

Lampiran 13. Silabus Pembelajaran ....................................................................174

Lampiran 14. Dukumentasi Penelitian ................................................................175

Lampiran 15. Surat Izin Penelitian ......................................................................178

Lampiran 16. Surat Izin Validasi ........................................................................179

xxiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbahasa merupakan suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia satu

dengan manusia lain untuk berkomunikasi. Bahasa sebagai sarana komunikasi

dapat berupa lisan maupun bahasa tulis. Dengan bahasa, seseorang juga dapat

mengemukakan perasaan, menghubungkan daya khayal secara kreatif untuk

memikirkan sesuatu yang baru. Dalam kegiatan berbahasa, tidak lepas dari empat

keterampilan berbahasa. Empat keterampilan tersebut, yaitu menyimak, berbicara,

membaca dan menulis.

Keterampilan menulis seseorang mempunyai peran yang sangat penting

dalam kehidupan. Dengan keterampilan menulis, seseorang dapat

mengekspresikan emosi, imajinasi, dan kreativitas yang dialami. Pada era

globalisasi yang canggih ini, semua informasi disajikan secara instan dengan

media yang beragam, termasuk media yang berbasis terknologi. Melalui karya

tulis, seseorang dapat mengaktualisasikan diri dan ikut menjadi bagian dari

kemajuan zaman.

Kegiatan menulis merupakan suatu bentuk manifestasi dari kemampuan dan

keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pelajar bahasa setelah

kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Jika dibandingkan dengan

ketiga keterampilan berbahasa yang lain, keterampilan menulis lebih sulit dikuasai

bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hal tersebut disebabkan karena keterampilan menulis adalah suatu kegiatan

yang melibatkan berbagai keterampilan lain, diantaranya adalah kemampuan

menyusun pikiran dan perasaan dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk

kalimat yang tepat, serta menyusun kalimat-kalimat tersebut dalam suatu paragraf.

Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Nurgiyantoro (2009:296) yang

mengatakan bahwa kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur

internal dan unsur eksternal kebahasaan itu sendiri yang akan menjadi sebuah

karangan. Maka, agar menjadi sebuah karangan yang runtut dan padu, harus

terjalin baik antara unsur bahasa maupun unsur isi karangan.

Keterampilan menulis merupakan salah satu bentuk keterampilan berbahasa

yang dapat menyalurkan ekspresi, imajinasi, dan pola berpikir kreatif dengan

memperhatikan unsur internal dan unsur eksternal bahasa. Salah satu bentuk

keterampilan menulis, yaitu keterampilan menulis cerita pendek. Menulis cerita

pendek merupakan salah satu karangan sastra berbentuk prosa yang memuat kisah

tentang pertikaian, peristiwa, dan pengalaman seseorang yang dituangkan melalui

tulisan. Maka, dapat disimpulkan bahwa ada keterkaitan yang sangat erat antara

keterampilan menulis dengan menulis cerita pendek. Unsur-unsur dasar menulis

seperti menyusun pemikiran dan perasaan sangat dibutuhkan sebelum menulis

cerita pendek. Pembelajaran menulis cerita pendek di sekolah akan lebih baik

menggunakan multimedia. Hal ini sejalan dengan pendapat Turban (dalam

Suyanto, 2005: 21) yang menyatakan bahwa multimedia merupakan alat yang

dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang

mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan video. Dengan kata lain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

multimedia dapat menjadi sarana pendukung yang dinamis dan interaktif dalam

pembelajaran menulis cerita pendek untuk membangkitkan imajinasi dan

kreativitas siswa.

Berdasarkan hasil observasi awal dengan guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo yang dilaksanakan pada

tanggal 15 Februari 2016, ternyata masih terdapat beberapa masalah yang

dihadapi baik oleh siswa kelas X maupun oleh guru dalam pembelajaran menulis

cerita pendek. Masalah yang dialami dalam pembelajaran menulis cerita pendek,

yaitu siswa masih kesulitan dalam menentukan ide cerita. Guru Bahasa Indonesia

kelas X SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo mengungkapkan bahwa siswa

masih merasa bingung dalam menentukan ide cerita sehingga menghabiskan

banyak waktu pembelajaran, padahal penentuan ide cerita merupakan tahap awal

untuk memulai kegiatan menulis cerita pendek. Hal ini yang mengakibatkan

kurangnya minat dan motivasi siswa dalam menulis cerita pendek. Selain itu,

kurangnya guru dalam penggunaan dan pemanfaatan media juga menjadi faktor

utama siswa merasa jenuh dan bosan dengan pembelajaran sastra, khususnya

pembelajaran menulis cerita pendek.

Permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis cerita pendek,

yaitu mengenai media pembelajaran yang digunakan masih menggunakan media

pembelajaran yang konvensional, yaitu buku kumpulan cerita pendek. Guru

Bahasa Indonesia kelas X SMA Pius Bakti Utama Bayan mengungkapkan bahwa

beliau selalu menggunakan media buku kumpulan cerita pendek dalam

pembelajaran cerita pendek. Berdasarkan pernyataan tersebut, mengindikasikan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bahwa guru masih kurang maksimal dalam mengembangkan media pembelajaran

lain, seperti media audio, visual, audio-visual, dan media berbasis IT lain yang

bermanfaat dalam pembelajaran di sekolah. Hal tersebut menjadi kendala guru

karena keterbatasan waktu dan biaya padahal sarana dan prasarana yang dimiliki

sekolah cukup memadahi. Berdasarkan hasil observasi tersebut, dapat

disimpulkan bahwa guru dan siswa membutuhkan media yang dapat membuat

pembelajaran menulis cerita pendek menjadi menyenangkan. Guru dan siswa

membutuhkan media berbasis audio, visual, atau kombinasi antara media audio

dan visual untuk pembelajaran menulis cerita pendek.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengembangkan media film pendek yang

memiliki unsur edukatif sebagai salah satu cara mengatasi berbagai permasalahan

yang dihadapi siswa maupun guru dan dapat mencerminkan pendidikan bangsa.

Media film pendek merupakan salah satu jenis film yang memiliki durasi yang

singkat, yaitu di bawah 50-60 menit. Peneliti mengembangkan media film pendek

ini karena media ini dapat membangkitkan semangat belajar siswa dan

memotivasi siswa melalui pesan-pesan yang terkandung dalam media film

pendek. Diharapkan media film pendek ini mampu untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1.2.1 Bagaimana mengembangkan media film pendek untuk pembelajaran

menulis cerita pendek siswa SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo

kelas X semester 2?

1.2.2 Apakah media film pendek layak digunakan untuk pembelajaran

menulis cerita pendek siswa SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo

kelas X semester 2?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian pengembangan ini yaitu

1.3.1 Untuk mengembangkan media film pendek terhadap pembelajaran

menulis cerita pendek siswa SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo

kelas X semester 2.

1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas media film pendek terhadap

pembelajaran menulis cerita pendek siswa SMA Pius Bakti Utama

Bayan Purworejo kelas X semester 2.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat pada hal-hal sebagai berikut.

1.4.1 Bagi mahasiswa calon guru Bahasa dan Sastra Indonesia

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi

bagi mahasiswa calon guru Bahasa dan Sastra Indonesia untuk lebih

kreatif, inovatif, dan variatif lagi dalam menyusun bahan dan media

pembelajaran yang akan disajikan kepada peserta didik.

1.4.2 Bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberi

solusi serta masukan kepada guru dalam menyusun media

pembelajaran dengan menggunakan film pendek untuk kompetensi

menulis cerpen melalui pengalaman orang lain.

1.4.3 Bagi peserta didik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan

mendorong semangat siswa dalam proses mempelajari Bahasa dan

Sastra Indonesia.

1.4.4 Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

atau acuan bagi peneliti lain untuk penelitian yang sejenis sehingga

penelitiannya menjadi lebih sempurna.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.5 Batasan Istilah

Adapun beberapa batasan ilmiah yang ada dalam skripsi ini sebagai berikut.

1.5.1 “Short Movie” merupakan film berdurasi singkat yaitu di bawah 50-60

menit dan didukung dengan cerita yang pendek pula (Mabruri, 2010).

1.5.2 Media Pembelajaran adalah suatu alat yang dapat dilihat, didengar,

dan diraba oleh panca indera manusia. Alat tersebut digunakan oleh

guru dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai dengan baik.

1.5.3 Cerita Pendek adalah sebuah karya sastra berbentuk prosa dan

mempunyai komposisi cerita, tokoh, latar yang lebih sempit daripada

novel.

1.5.4 Keterampilan menulis cerita pendek merupakan keterampilan

menuliskan kejadian yang diinterpretasikan pengarang terhadap hal-

hal yang dilihat maupun yang dialami.

1.6 Sistematika Penyajian

Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I ini menguraikan latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan

istilah, sistematika penyajian, dan spesifikasi produk yang dikembangkan.

Bab II berisi kajian teori. Bagian ini akan menguraikan tiga penelitian

terdahulu yang relevan, kajian teori yang relevan, dan kerangka berpikir.

Penelitian yang relevan berisi tentang penelitian-penelitian yang sejenis


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan topik ini. Kajian teori berisi uraian tentang media pembelajaran, film

pendek, cerita pendek, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

Bab III berisi tentang metodologi penelitian. Bab ini memaparkan

tentang jenis penelitian, data dan sumber data, proses pengumpulan data,

instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, dan uji coba produk.

Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini

menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini menjelaskan

tentang analisis data dari hasil uji coba yang dilakukan oleh peneliti terhadap

pembelajar. Hasil uji coba yang dilakukan berasal dari validasi dan nilai akhir

yang ada dalam media pembelajaran berupa film pendek. Terakhir adalah

memaparkan hasil data dari penilaian dosen ahli atau expert judgement yang

berasal dari Universitas Sanata Dharma dan SMA Pius Bakti Utama Bayan

Purworejo.

Bab V berisi penutup. Bab ini menguraikan kesimpulan, implikasi,

dan saran yang bermanfaat bagi pihak lain yang terkait dengan penelitian ini

dan merupakan kesimpulan hasil penelitian.

1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

1.7.1 Komponen media film pendek disusun secara lengkap, yaitu (1)

sampul dan wadah VCD, dan (2) CD berisi film pendek yang berjudul

“Titi Kala Mangsa”.

1.7.2 Media film pendek ini disusun dengan memperhatikan kebutuhan

siswa (konkrit, menarik, variatif, dan inovatif). Keempat aspek


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tersebut mewakili media film pendek yang dapat

mengimplementasikan nilai-nilai yang ada dalam film pendek ke

dalam kehidupan sehari-hari siswa dengan kemasan film yang

animatif dan mempunyai unsur estetika yang dapat memberikan

hiburan untuk siswa.

1.7.3 Media film pendek ini mengandung pesan-pesan positif yang dapat

memotivasi siswa.

1.7.4 Pengembangan media film pendek ini tergolong media yang murah

karena komponen-komponen media film pendek ini dapat diperoleh

dengan mudah dan dengan harga yang terjangkau.

1.7.5 Penyebaran atau publikasi media film pendek ini tergolong mudah

karena telah disusun menjadi satu dalam sebuah CD.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Peneliti menemukan tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan

penelitian ini. Penelitian yang menginspirasi penelitian ini yaitu, pertama

penelitian Fajar Arifiyanto (2015) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang dalam skripsi yang

berjudul “Pengembangan Media Film Pendek Berbasis Kontekstual untuk

Kompetensi Menulis Naskah Drama Bagi Siswa Kelas XI SMA”. Penelitian

tersebut merumuskan tujuan penelitian yaitu, (1) mengetahui seberapa jauh

kebutuhan siswa dan guru terhadap media pembelajaran film pendek berbasis

kontekstual untuk mengembangkan kompetensi menulis naskah drama, (2)

menyusun prototipe media pembelajaran film pendek berbasis kontekstual untuk

kompetensi menulis naskah drama, (3) memperoleh hasil penilaian dan perbaikan

prototipe media pembelajaran film pendek berbasis kontekstual untuk kompetensi

menulis naskah drama. Hasil penelitian yang didapatkan berupa produk yaitu

VCD yang berisi media pembelajaran film pendek dan kemudian disesuaikan

dengan kebutuhan peneliti yang meliputi sepuluh tahapan yaitu, (1) potensi

masalah, (2) pengumpulan informasi, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5)

revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian

produk, (9) revisi produk, (10) produksi massal.

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Nurus Sa’adah (2015)

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Negeri Semarang dalam skripsi yang berjudul “Pengembangan Media

Pembelajaran Teks Cerita Biografi Berupa Film Pendek yang Bermuatan Nilai

Karakter untuk Peserta Didik Kelas VIII SMP”. Penelitian tersebut memiliki

tujuan penelitian yaitu, (1) menganalisis kebutuhan peserta didik dan guru

terhadap media pembelajaran yang digunakan peneliti, (2) memberikan gambaran

profil media pembelajaran yang digunakan peneliti kepada peserta didik dan guru,

(3) memperoleh hasil penilaian dan perbaikan baik dari guru maupun dari pihak

ahli terhadap media pembelajaran yang digunakan peneliti. Penelitian ini juga

memiliki hasil penelitian berupa produk yaitu VCD yang berisi media

pembelajaran.

Penelitian yang terakhir peneliti temukan dengan judul “Keefektifan

Media Film Pendek dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Pada Siswa Kelas X

SMAN 1 Wadaslintang Kec. Wadaslintang, Kab. Wonosobo” yang dilakukan oleh

Bayu Seno Aji (2011) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa

dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui perbedaan kemampuan menulis cerpen antara kelompok yang diajar

dengan media film pendek dan kelompok yang diajarkan tanpa menggunakan

media film pendek pada siswa kelas X SMAN 1 Wadaslintang, Wonosobo dan

mengujicobakan apakah penggunakan media film pendek lebih efektif dalam

pembelajaran menulis cerpen siswa kelas X SMAN 1 Wadaslintang, Wonosobo.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi atau quasi experimental


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian dan mengkaji ada

tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat

tersebut.

Ketiga penelitian yang terdahulu tersebut memiliki persamaan dengan

penelitian ini yaitu: pendekatan yang digunakan oleh Arifiyanto (2015) dan

Sa’adah (2015) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan

Seni, Universitas Negeri Semarang adalah sama yaitu media yang digunakan juga

sama yaitu film pendek, dan media tersebut diterapkan dalam pengajaran sastra

walaupun dalam teks yang berbeda. Selain persamaan, ketiga penelitian terdahulu

tersebut juga memiliki perbedaan yaitu, metode penelitian yang digunakan oleh

Bayu Seno Aji dari Universitas Negeri Malang adalah metode penelitian quasi

experimental, materi yang difokuskan, objek penelitian, dan populasi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya,

penelitian ini peneliti memfokuskan penelitian pengembangan media film pendek

yang memiliki unsur edukatif untuk pembelajaran menulis cerita pendek Bahasa

Indonesia untuk siswa jenjang pendidikan sekolah menengah atas (SMA).

Berdasarkan hal tersebut, peneliti menentukan judul penelitian “Pengembangan

Media Film Pendek untuk Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarkan Kehidupan

Siswa Kelas X Semester II SMA Pius Bakti Utama Purworejo”.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

2.2 Kajian Teori yang Relevan

2.2.1 Media

2.2.1.1 Pengertian Media

Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu

proses komunikasi antara guru dengan siswa. Proses komunikasi

diwujudkan melalui penyampaian dan tukar menukar pesan atau

informasi antara guru dan siswa. Agar tidak terjadi penyimpangan

dalam proses komunikasi, diperlukan sarana yang disebut “media”.

Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar

mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya tujuan

pembelajaran di sekolah pada khususnya. Kata media berasal dari

bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ’perantara’,

atau, ‘pengantar’ (Arsyad, 2009: 3). Jadi, dapat diartikan bahwa media

merupakan alat perantara untuk mengantar proses komunikasi antara

guru dengan siswa agar terjaga dengan baik.

Arsyad (2009: 4) juga mengemukakan bahwa media adalah

komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi

instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk

belajar. Di lain pihak, National Education Association memberikan

definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak

maupun audio-visual dan peralatannya. Dengan demikian, media

dapat dimanipulasi, dilihat, didengar atau dibaca.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Seiring dengan kemajuan zaman, media biasanya lebih

disederhanakan lagi ke dua dikotomi, yakni perangkat keras

(hardware) dan perangkat lunak (software). Contoh perangkat keras

adalah radio, televisi, overhead projector, LCD, komputer, dan

sebagainya. Sedangkan contoh perangkat lunak yaitu segala informasi

yang diperoleh dari program komputer, e-learning, e-book, film,

sandiwara, diagram, bagan, grafik, rekaman, dan sebagainya

(Suryaman, 2009: 103).

Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa

media merupakan seperangkat alat yang digunakan sebagai sumber

belajar yang dapat merangsang pikiran, perhatian, dan kemauan baik

guru maupun siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses

belajar-mengajar yang lebih efektif dan kondusif. Oleh sebab itu,

media sangat dibutuhkan di dunia pendidikan guna untuk

meningkatkan minat dan mendorong semangat belajar siswa.

2.2.1.2 Jenis-Jenis Media

Alasan mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi

proses belajar siswa yaitu: dimulai dari taraf berpikir yang konkret

menuju abstrak atau dari yang sederhana menuju taraf berpikir yang

kompleks. Maka, dengan adanya media hal yang abstrak dapat

dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.

Jenis media yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran

cukup banyak ragamnya. Mulai dari media yang sederhana, sampai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

pada media yang cukup rumit dan canggih. Media pembelajaran dapat

diklasifikasikan untuk mempermudah mempelajari jenis media,

karakteristik, dan kemampuannya.

Dalam proses pembelajaran sehari-hari, ada beberapa media

yang sering digunakan. Penggunaan segala macam media

pembelajaran bergantung pada ketepatan fungsi dan pengaruhnya

terhadap kompetensi atau materi yang diajarkan. Sudjana dan Rivai

(2010:3) menjelaskan beberapa media yang sering digunakan dalam

kehidupan sehari-hari, sebagai berikut. Pertama, media grafis atau

sering disebut juga media dua dimensi yakni media yang mempunyai

ukuran panjang dan lebar seperti foto, grafik, poster, kartun, komik,

dan lain-lain. Kedua, 26 media tiga dimensi, yaitu media yang

berbentuk model. Seperti model padat (solid model), model

penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama, dan

lainlain. Ketiga, media proyeksi seperti slide, film, penggunaan OHP,

dan. Keempat, penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran.

Begitu banyak pilihan media yang dapat digunakan dalam proses

pembelajaran.

Sedikit berbeda dengan penggolongan jenis media yang

dilakukan Sudjana dan Rivai, Arsyad (2011:9) menggolongkan jenis

media pembelajaran sesuai dengan perkembangan teknologi menjadi

empat kelompok media. Keempat kelompok tersebut antara lain

sebagai berikut: (1) media hasil teknologi cetak, yaitu cara untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi

visual statis terutama melalui proses percetakan mekanis atau

fotografis, (2) media hasil audio-visual, yaitu cara menghasilkan atau

menyampaikan materi menggunakan mesin-mesin mekanis atau

elektronik untuk menyampaikan pesanpesan audio-visual, (3) media

berdasarkan hasil teknologi komputer, yaitu cara mengahasilkan atau

menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang

berbasis mikro-prosesor, (4) media hasil gabungan teknologi cetak

dan komputer, yaitu cara untuk menghasilkan atau menyampaikan

materi yang menggabungkan beberapa bentuk media yang

dikendalikan oleh komputer.

Media film pendek untuk kompetensi menulis cerita pendek

bagi siswa SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo kelas X semester

2 termasuk ke dalam media visual gerak dengan audio atau audio-

visual. Media pembelajaran ini nantinya akan mengarahkan siswa

untuk menyusun teks cerita pendek yang sesuai dengan kehidupan diri

siswa sendiri. Penyesuaian tersebut bertujuan agar setelah menonton

film pendek ini, siswa dapat menyusun teks cerita pendek dengan baik

sesuai dengan kehidupan pribadi setiap siswa.

2.2.1.3 Kriteria Pemilihan Media

Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang

baik. Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran juga

harus memerlukan perencanaan yang baik pula.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Arsyad (2009: 69-72) mengatakan bahwa pada tingkat yang

menyeluruh dan umum, pemilihan media dapat dilakukan dengan

mempertimbangkan faktor-faktor berikut.

1. Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor

dana, fasilitas dan peralatan yang telah tersedia, waktu yang

tersedia (waktu mengajar dan pengembangan materi dan media),

sumber-sumber yang tersedia (manusia dan material).

2. Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran. Isi pelajaran

beragam dari sisi tugas yang ingin dilakukan siswa, misalnya

penghafalan, penerapan, keterampilan, pengertian, hubungan-

hubungan, atau panalaran dan pemikiran tingkat tinggi. Setiap

kategori pembelajaran itu menuntut perilaku yang berbeda-beda,

dengan demikian akan memerlukan teknik dan media penyajian

yang berbeda pula.

3. Hambatan dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan

dan keterampilan awal, seperti membaca, mengetik dengan

menggunakan komputer, dan karakteristik siswa lainnya.

4. Pertimbangan lainnya adalah tingkat kesenangan dan keefektivan

biaya.

5. Pemilihan media sebaiknya mempertimbangkan pula hal-hal

sebagai berikut.

a. Kemampuan mengakomodasi penyajian stimulus yang tepat

(visual dan/atau audio).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

b. Kemampuan mengakomodasi respons siswa yang tepat (tertulis,

audio, dan/atau kegiatan fisik).

c. Kemampuan mengakomodasi umpan balik.

d. Pemilihan media utama dan media sekunder untuk penyajian

informasi atau stimulus, latihan, dan tes (sebaiknya latihan dan

tes menggunakan media yang sama). Misalnya, untuk tujuan

belajar yang melibatkan penghafalan.

6. Media sekunder harus mendapat perhatian karena pembelajaran

yang berhasil adalah pembelajaran yang memanfaatkan media yang

beragam. Penggunaan media yang beragam tersebut dapat

memberikan kesempatan untuk siswa menghubungkan dan

berinteraksi dengan media yang paling efektif sesuai dengan

kebutuhan belajar mereka secara perseorangan.

Pendapat lain dikemukakan oleh Nana Sudjana dan Ahmad

Rivai (2011:4) mengenai kriteria untuk memilih media sebagai

berikut.

1. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran

dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.

Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman,

aplikasi analisis, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media

pengajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran

yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat

memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami oleh siswa.

3. Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan

mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada

waktu mengajar. Media grafis umumnya dapat dibuat oleh guru

pada waktu mengajar dan tanpa biaya yang mahal disamping itu,

sederhana dan penggunaannya praktis.

4. Keterampilan guru dalam menggunakannya, apa pun jenis media

yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya

dalam proses pengajaran.

5. Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut

dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.

6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa, memilih media untuk

pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir

siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat

dipahami oleh para siswa.

Menurut pandangan beberapa ahli mengenai kriteria pemilihan

media, dapat disimpulkan bahwa kriteria pemilihan media, yaitu:

1. Guru lebih memperhatikan tujuan pembelajaran,

2. Dapat membantu menyampaikan materi pelajaran dengan baik.

3. Media yang digunakan mudah dan praktis,

4. Pandai dalam memanfaatkan media tersebut,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

5. Sesuai dengan taraf berpikir siswa.

2.2.1.4 Kegunaan Media dalam Proses Belajar Mengajar

Fungsi atau kegunaan media yang utama adalah sebagai alat

bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan

lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Arsyad,

2009: 15). Secara umum, media mempunyai kegunaan yaitu:

1. Memperjelas penyajian materi ajar.

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan panca indera, misalnya

objek yang terlalu besar atau kecil, gerak yang terlalu cepat atau

lampat dapat dibantu dengan multimedia, kejadian atau peristiwa

yang terjadi di masa lalu dapat ditampilkan kembali berupa

rekaman film/video, dan konsep yang terlalu luas dapat

divisualisasikan dalam bentuk gambar.

3. Memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.

4. Dapat membuat siswa menjadi aktif dan adanya interaksi

langsung.

5. Memberikan kemudahan guru dalam meransang siswa.

Mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang

sama kepada siswa.

2.2.1.5 Manfaat Penggunaan Media

Secara umum, manfaat penggunaan media pembelajaran dalam

kegiatan belajar mengajar, yaitu: (1) media pembelajaran dapat

menarik dan memperbesar perhatian siswa terhadap materi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

pembelajaran yang disajikan; (2) media pembelajaran dapat mengatasi

perbedaan pengalaman belajar siswa berdasarkan latar belakang sosial

dan ekonomi; (3) media pembelajaran dapat membantu siswa dalam

memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain;

(4) media pembelajaran dapat membantu perkembangan pikiran siswa

secara teratur tentang hal yang mereka alami dalam kegiatan belajar

mengajar mereka, misalnya menyaksikan pemutaran film tentang

suatu kejadian atau peristiwa; (6) media pembelajaran dapat

menumbuhkan kemampuan siswa untuk berusaha mempelajari sendiri

berdasarkan pengalaman dan kenyataan; dan (7) media pembelajaran

dapat mengurangi adanya verbalisme dalam suatu proses

pembelajaran (Latuheru, 1988: 23-24).

Menurut Sudjana, dkk. (2002: 2) menyatakan tentang tujuan

pemanfaatan media adalah: (1) pembelajaran akan lebih menarik

perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi; (2) bahan

pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami;

(3) metode mengajar akan lebih bervariasi; dan (4) siswa akan lebih

banyak melakukan kegiatan.

Menurut Sadiman, dkk. (2003: 16), media pengajaran dapat

mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya: (1)

objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita, gambar, film,

dan model; (2) objek yang kecil dapat dibantu dengan menggunakan

proyektor dan gambar; (3) gerak yang terlalu cepat dapat dibantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

dengan timelapse atau high-speed photography; (4) kejadian atau

peristiwa di masa lampau dapat disajikan atau ditampilkan dengan

pemutaran film, video, foto, maupun VCD; (5) objek yang terlalu

kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model,

diagram, dan lain-lain; dan (6) konsep yang terlalu luas (misalnya

gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat

divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan lain-lain.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa manfaat media dalam proses belajar mengajar

sebagai berikut:

1) Media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi, kreativitas,

dan semangat siswa untuk belajar lebih giat sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

2) Media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami

seluruh materi yang diajarkan guru.

3) Media pembelajaran juga dapat membantu guru dalam

mengajarkan materi agar mudah ditangkap oleh siswa.

2.2.2 Film

2.2.2.1 Pengertian Film

Film secara kolektif, sering disebut sinema. Sinema atau

Cinemathographie yang berasal dari kata “Cinema-tho” yang berarti

cahaya dan “graph” yang berarti tulisan, gambar, atau citra. Jadi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

film melukiskan gerak dengan cahaya. Artinya, setiap tuturan,

tindakan, dan ekspresi direkam dengan sebuah alat yang sering kita

sebut dengan kamera.

Menurut UU No 8 Tahun 1992, film adalah karya cipta seni

dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-

dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam

pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil

penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran

melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya,

dengan atau tanpa suara yang dapat dipertunjukan dan/atau

ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan

lainnya.

Peacock (2001: 5) mengatakan bahwa film adalah gambaran

hidup (movie) atau sering juga disebut dengan sinema yang

merupakan bentuk dari sebuah seni, hiburan, dan bisnis. Film

merupakan hasil gambar rekaman dari orang dan benda (termasuk

fantasi dan figur palsu) dengan kamera, atau dengan menggunakan

teknik animasi. Dalam bukunya yang berjudul The Art of

Moviemaking: Script to Screen (2001: 1-3), film atau movie

merupakan tampilan pada layar oleh kilatan atau flicker cahaya yang

muncul sebanyak 24 kali (24 gambar) tiap detiknya dari lampu

proyektor. Kejadian itu dapat dilihat oleh mata manusia hanya saja

karena kemampuan mata manusia yang terbatas, maka potongan-


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

potongan gambar tidak terlihat sedangkan yang muncul adalah

pergerakan gambar yang halus. Fenomena ini disebut persistence of

vision. Pergerakan gambar-gambar tersebut merupakan exaggeration

dari ide-ide romantis kita yang liar, potret atau gambaran dari

kenyataan hidup, hingga terjerumus pada gelapnya mimpi buruk

yang mampu merangsang emosi orang yang menontonnya.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan

bahwa film pendek adalah suatu media audio-visual yang mampu

menghibur khalayak melalui berbagai macam gaya dalam

menyampaikan cerita, pesan, ataupun gagasan. Cerita sebuah film

merupakan hasil suatu proses ide-ide imajinatif yang diambil

berdasarkan lingkungan kehidupan masyarakat sekitar.

2.2.2.2 Jenis Film

Film memiliki beberapa jenis yang akan memberikan

karakteristik dalam sebuah film. Segmentasi audien dalam sebuah

film akan memperhatikan jenisnya. Beberapa jenis film antara lain

sebagai berikut.

1. Film Dokumenter (Documentary Film)

Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama

karya Lumiere Bersaudara yang berkisah tentang perjalanan

(travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-an. Tiga puluh enam

tahun kemudian, kata dokumenter kembali digunakan oleh pembuat

film dan kritikus film asal Inggris John Grierson untuk film Moana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

(1926) karya Robert Flaherty. Grierson berpendapat bahwa

dokumenter merupakan cara kreatif mempresentasikan realitas. Film

dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat

untuk berbagai tujuan.

2. Film Pendek (Short Film)

Film pendek merupakan karya film cerita fiksi yang berdurasi

kurang dari 60 menit. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para

mahasiswa jurusan perfilman atau mereka yang menyukai dunia film

dan ingin berlatih membuat film dengan baik.

3. Film Panjang (Length Film)

Film panjang biasanya berdurasi lebih dari 60 menit. Umumnya

berkisar antara 90-100 menit. Film yang diputar di bioskop

umumnya termasuk dalam kelompok ini.

Faktor durasi memang menjadi salah satu faktor teknis yang

menjadi perhatian penting. Film yang digunakan sebagai media

pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan alokasi waktu yang

telah ditentukan. Apabila ingin menggunakan film panjang atau film

dokumenter yang berdurasi panjang, sebaiknya guru terlebih dahulu

menyesuaikannya dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.

2.2.3 Film Pendek (Short Movie)

Film pendek merupakan film yang durasinya singkat yaitu dibawah

50-60 menit dan didukung oleh cerita yang pendek (Mabruri, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Para pembuat film dapat lebih selektif mengungkapkan materi yang

ditampilkan melalui setiap shot akan memiliki makna yang cukup besar

untuk ditafsirkan oleh penonton dengan durasi film yang pendek.

Perkembangan di dunia industri perfilman sekarang ini tidak hanya di

produksi melalui rumah-rumah produksi saja tetapi, banyak pula karya-

karya film yang dihasilkan oleh sineas-sineas muda yang dapat

menghasilkan sebuah karya yang berupa moving picture secara

independent.

2.2.4 Mekanisme Produksi Film Pendek

Mekanisme produksi film adalah sebuah proses yang lazim

diterapkan dalam proses pengerjaan film pada umumnya (Mabruri, 2010).

Mekanisme tersebut meliputi pra produksi, produksi, dan pasca produksi.

2.2.4.1 Tahap Pra Produksi

Tahap pra produksi adalah proses persiapan hal-hal yang

menyangkut semua hal sebelum proses produksi sebuah film, seperti

pembuatan jadwal shooting, penyusunan crew, dan pembuatan skenario.

Susunan crew yang diperlukan pada tahap ini antara lain:

1. Produser

Orang yang memproduksi film, merumuskan suatu proyek film,

menyusun dan memimpin tim produksi agar proyek tersebut mencapai

tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

2. Desainer Produksi (Product Designer)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Orang yang bertugas merancang sejumlah aspek produksi film hingga

detail misalnya, hingga ke aspek marketing.

3. Penulis Naskah atau Skenario (Scriptwritter)

Film dibuat berdasarkan suatu naskah atau skenario yang memiliki

format tertentu sedemikian rupa yang dimengerti oleh crew produksi

film. Skenario ini dapat berasal dari cerita novel, naskah drama

adaptasi, maupun cerita asli. Penulis naskahlah yang melakukan

pekerjaan ini.

4. Sutradara (Director)

Orang yang menerjemahkan bahasa tulisan sebuah skenario ke dalam

bahasa visual hasil shooting maupun elemen visual lain. Termasuk

mengarahkan adaegan dan dialog para pelaku, serta

mengkoordinasikan crew yang berkaitan dengan tugas utamanya

tersebut.

5. Penata Kamera (Director of Photography)

Orang yang membantu sutradara dalam menerjemahkan “bahasa

tulisan ke visual” melalui pemilihan angle dan gerakan kamera, serta

pencahayaan. Dalam proyek kecil, penata kamera ini dirangkap oleh

kameramen yang juga mengatur peran petugas pencahayaan (Lighting

man).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

6. Penata Artistik (Art Director)

Orang yang menyediakan segala properti, tempat, lingkungan

pengambilan gambar untuk tiap-tiap adegan, menyesuaikan diri

dengan setting adegan yang disebutkan dalam skenario.

7. Penata Rias (Make-up Artist)

Orang yang bertanggungjawab dalam penataan rias untuk para pelaku

adegan, termasuk penataan rambut.

8. Penata Kostum (Wardrobe/Costume Designer)

Orang yang merancang pakaian untuk para pelaku adegan, sesuai

dengan setting cerita dalam skenario.

9. Penata Musik (Music Arranger)

Orang yang mendesain ilustrasi musik untuk film yang dapat berasal

dari ciptaan sendiri atau karya orang lain yang ditata ulang dan

disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada dalam skenario.

10. Editor dan Animator

Orang yang melakukan dan bertanggungjawab dalam pengeditan

gambar setelah proses pengambilan gambar selesai, menyusun

menjadi cerita yang utuh sesuai dengan skenario, menambah elemen

lain yang diperlukan (seperti soundeffect dan ilustrasi musik), dan

melakukan sentuhan-sentuhan artistik lain melalui grafis sehingga

tercipta mood atau style film tertentu. Pembuatan skenario adalah

proses untuk menyampaikan pesan komunikasi antara pembuat film


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

dengan penikmat atau penonton film. Adapun aspek penulisan

skenario adalah.

Konsep cerita, dirumuskan dalam sebuah kalimat tunggal yang

menjelaskan tokoh utama dalam film dan apa yang ingin diperbuat

atau diperjuangkan.

a. Karakterisasi (perwatakan), yaitu tokoh-tokoh yang terlibat dalam

cerita.

b. Alur cerita, yaitu rangkaian kejadian dan hubungannya dengan

karakter.

c. Perancangan ide per adegan, yaitu rangkaian rencana pengambilan

gambar yang meliputi dialog, acting, set properti, setting lokasi,

dsb.

2.2.4.2 Tahap Produksi

Tahap produksi adalah proses eksekusi semua hal yang sebelumnya

telah dipersiapkan pada proses pra produksi. Pada proses ini, kerjasama

tim semakin diutamakan karena jika kehilangan salah satu saja dari sekian

crew yang telah terbentuk, maka tahap ini tidak akan berjalan dengan

maksimal. Setiap crew film wajib saling mengerti dan berusaha menahan

ego masing-masing demi mendapatkan film yang berkualitas. Dalam

proses produksi ini yang perlu dipersiapkan dengan baik antara lain:

1. Desain produksi termasuk skenario harus dapat menjadi panduan yang

baik tentang apa saja yang harus dikerjakan selama shooting.

2. Kesiapan crew dalam menjalankan perannya masing-masing.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

3. Kesiapan perlengkapan yang juga merupakan tanggungjawab masing-

masing crew.

Suatu fungsi produksi (Shooting Video) juga dapat dilakukan oleh tim

kecil yang terdiri dari 3-5 orang.

2.2.4.3 Tahap Pasca Produksi

Tahap pasca produksi adalah finishing sebuah film yang utuh dan

mampu menyampaikan sebuah cerita atau pesan kepada penontonnya.

Dalam proses ini semua gambar yang didapat pada proses produksi

disatukan menjadi satu kesatuan dan diedit oleh seorang editor. Kegiatan

pemutaran dan distribusi juga termasuk dalam proses ini. Beberapa fungsi

dalam tahapan pasca produksi diantaranya.

1. Fungsi Editing Video

Fungsi editing video mencakup capture video, editing, dan outputting.

Pada capture video, hasil video shooting yang masih dalam bentuk mentah

atau masih di dalam memori kamera, ditransfer kedalam bentuk file

komputer melalui proses video capture. Dalam proses editing, hal pertama

yang harus dilakukan sang editor adalah melakukan pemotongan,

pemilihan, dan penyusunan ulang gambar agar sesuai dengan tuntutan

skenario.

Setelah itu, sang editor melengkapi video yang sudah dipotong,

dipilih, dan disusun tadi dengan soundeffect, animation, visualeffect, dan

sebagainya untuk menghidupkan film tersebut. Proses dianggap selesai

dan diakhiri dengan proses outputting yaitu, mengubah format video


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

menjadi format file yang diinginkan, misalnya AVI (Audio Video

Interleave), DVD (Digital Versatile Disc), MPEG (Moving Pictures

Expert Group), WMV (Windows Media Video), atau FLV (Flash Video).

Proses outputting dimaksudkan untuk menjadikan video yang telah selesai

diedit menjadi video yang siap untuk diputar dan dipertontonkan ke

khalayak umum.

2. Fungsi Sound

Fungsi sound dapat dirangkap oleh seorang editor video, namun

idelnya dilakukan tersendiri oleh orang yang kompeten dalam bidang

tersebut. Fungsi sound meliputi pembuatan musik ilustrasi, pembuatan

soundeffect, dan sound recording.

3. Fungsi Image Editing

Fungsi image editing ini dapat juga dirangkap oleh editor video.

Fungsi image editing ini adalah membuat grafis penunjang keperluan

ilustrasi dan pembuatan judul (title).

4. Fungsi Animasi dan Visual Efek

Bagian video yang berupa animasi atau visual efek merupkan klip

video berdurasi tertentu yang ditambahkan pada proyek video editing

setelah sebelumnya dipersiapkan atau dibuat secara khusus dalam proyek

animasi atau visual efek.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

5. Fungsi Distribusi

Setelah proses editing selesai dan menghasilkan format file tertentu,

file kemudian dapat diproses lanjut dalam usaha pembuatan VCD atau

DVD agar kelak dapat digandakan dan didistribusikan secara massal.

2.2.5 Cerita Pendek

2.2.5.1 Pengertian Cerita Pendek

Cerita Pendek atau yang lebih dikenal dengan cerpen adalah

karangan pendek yang berbentuk prosa. Sebuah cerita pendek

mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian,

peristiwa, dan pengalaman. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2008:263), cerita pendek merupakan kisahan pendek (kurang dari

10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan

memusatkan diri pada satu tokoh.

Berdasarkan pengertian cerita pendek yang telah dipaparkan

di atas, dapat disimpulkan bahwa cerita pendek merupakan karangan

singkat yang memuat kisah tentang pertikaian, peristiwa, dan

pengalaman seseorang yang dituangkan melalui tulisan atau karya.

2.2.5.2 Unsur-unsur Pembangun Cerita Pendek

Cerita pendek merupakan bentuk karya sastra fiksi yang

menarik untuk dibaca yang disebabkan cerita yang disajikan pendek,

tokoh terbatas, dan satu situasi saja. Cerpen juga tersusun atas unsur-

unsur pembangun cerita yang saling berkaitan erat antara satu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

dengan yang lainnya. Keterkaitan antara unsur-unsur pembangun

cerita tersebut membentuk totalitas yang bersifat abstrak. Kohesi dan

koherensi semua unsur cerita yang membentuk sebuah totalitas amat

menentukan keindahan dan keberhasilan cerpen sebagai suatu bentuk

ciptaan sastra. Unsur-unsur dalam cerpen terdiri atas: alur atau plot,

penokohan, latar (setting), sudut pandang (point of view), gaya

bahasa, tema, dan amanat.

1. Plot atau alur

Alur diartikan tidak hanya sebagai peristiwa-peristiwa yang

diceritakan dengan panjang lebar dalam suatu rangkaian tertentu,

tetapi juga merupakan penyusunan yang dilakukan oleh penulisnya

mengenai peristiwa-peristiwa tersebut berdasarkan hubungan

kualitasnya (Sayuti, 2000: 31).

Menurut Nurgiyantoro (2009: 12) menyatakan bahwa plot atau

alur dalam cerpen pada umumnya tunggal, terdiri dari satu urutan

peristiwa yang diikuti sampai cerita berakhir. Selanjutnya, plot

merupakan cerminan bahkan berupa perjalanan tingkah laku para

tokoh dalam bertindak, berpikir, berasa, dan bersikap dalam

menghadapi berbagai masalah kehidupan (Nurgiyantoro, 2009: 114).

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa plot atau alur merupakan rangkaian jalan cerita berupa

peristiwa-peristiwa secara runtut yang telah diperhitungkan oleh

pengarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

2. Tokoh dan Penokohan

Tokoh dan penokohan (karakteristik) yang terdapat dalam

cerpen ersifat terbatas. Karakter fisik maupun batin tokoh tidak

digambarkan secara khusus melainkan tersirat dalam cerita yang

disampaikan sehingga pembaca harus merekonstruksikan atau

menafsirkan sendiri gambaran yang lebih lengkap tentang tokoh itu.

3. Latar (Setting)

Pelukisan latar cerita jumlahnya juga terbatas. Cerpen tidak

memerlukan detail khusus tentang keadaan latar. Penggambaran latar

dilakukan secara garis besar dan bersifat implisit, namun tetap

menghadirkan suasana tertentu.

4. Sudut pandang (Point of View)

Sudut pandang dikatakan sebagai cara yang digunakan

pengarang untuk menggambar tokoh, tindakan, latar, dan berbagai

peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah cerita fiksi. Sudut

pandang yang biasa dipakai oleh pengarang dalam menggamarkan

tokoh dalam cerita antara lain: (1) sudut pandang orang pertama

pelaku utama, (2) sudut pandang orang pertama sebagai pelaku

sampingan, (3) sudut pandang orang ketiga serba tahu, (4) sudut

pandang orang ketiga pengamat.

5. Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan cara bagaimana pengarang

menguraikan cerita yang dibuatnya. Selain itu, gaya bahasa juga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

diartikan sebagai cara bagaimana pengarang cerita mengungkap isi

pemikirannya melalui bahasa-bahasanya yang khas dalam uraian

ceritanya sehingga dapat menimbulkan kesan tertentu.

6. Tema

Dalam cerpen hanya terdiri dari satu tema saja. Hal ini terkait

dengan ceritanya yang pendek dan ringkas. Selain itu, alur yang

bersifat tunggal hanya memungkinkan hadirnya satu tema utama saja

tanpa adanya tema-tema tambahan.

2.3 Kerangka Berpikir

Pengajaran sastra di sekolah saat ini kurang diminati dan kurang berhasil

diajarkan kepada siswa. Keterbatasan media menjadi kendala utama bagi guru

dalam mengajarkan materi sastra. Guru merasa kebingungan dalam memilih

media yang tepat untuk pengajaran sastra. Alasan itulah yang membuat guru

berpikir bahwa media papan tulis dan metode ceramahlah yang paling tepat

dalam pengajaran sastra. Contoh sederhana, guru sering kebingungan mencari

media yang tepat untuk pengajaran menulis cerpen. Hal ini membuktikan

bahwa guru kurang memanfaatkan media yang ada untuk dijadikan media yang

kreatif dan inovatif. Padahal, jika media yang ada dimanfaatkan dengan baik

oleh guru, maka pembelajaran sastra tidak akan membosankan, tetapi

sebaliknya pembelajaran sastra menjadi pembelajaran yang menyenangkan

bagi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Berdasarkan hasil observasi, kasus di atas juga dialami oleh guru-guru di

SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo bahwa pemanfaatan media pun

masih kurang dan masih terbatas. Guru cenderung memanfaatkan media yang

berfokus pada siswa.

Kasus serupa menyebutkan bahwa keterampilan menulis cerpen bukanlah

perkara yang mudah. Siswa harus sering berlatih menulis untuk menghasilkan

karya yang baik, tetapi pada kenyataannya pengajaran cerpen di sekolah belum

mencapai tujuan yang optimal. Secara umum, siswa belum mampu

menyampaikan ide, gagasan, pikiran, dan pengalamannya ke dalam bentuk

tulisan cerpen. Hal ini disebabkan karena kurangtepatnya metode dan media

yang digunakan dalam pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, sudah menjadi

tugas guru untuk menemukan dan menerapkan metode dan media yang efektif

dalam pembelajaran.

Salah satu media yang dapat digunakan pembelajaran menulis cerpen,

yaitu dengan menggunakan media “film pendek”. Media film pendek tersebut

diharapkan menjadi media yang efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran

menulis cerpen di kelas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

2.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan teori di atas, diuraikan beberapa pertanyaan penelitian

sebagai berikut.

2.4.1 Bagaimana mengembangkan media film pendek untuk pembelajaran

menulis cerita pendek siswa SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo

kelas X semester 2?

2.4.2 Bagaimana kualitas media film pendek untuk pembelajaran menulis

cerita pendek siswa SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo kelas X

semester 2 menurut ahli media?

2.4.3 Bagaimana kualitas media film pendek untuk pembelajaran menulis

cerita pendek siswa SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo kelas X

semester 2 menurut guru Bahasa Indonesia?

2.4.4 Bagaimana kualitas media film pendek untuk pembelajaran menulis

cerita pendek siswa SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo kelas X

semester 2 berdasarkan hasil uji coba terbatas?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian pengembangan atau penelitian R&D (Research and Development).

Research and Development merupakan penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektivan produk tersebut

(Sugiyono, 2010: 407). Sukmadinata (2011: 164) menjelaskan bahwa penelitian

dan pengembangan (Research and Development) adalah suatu proses atau

langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan

produk yang telah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan.

Berdasarkan jenis penelitian ini, media yang akan dikembangkan adalah

media film pendek sebagai media pembelajaran cerita pendek kelas X di SMA

Pius Bakti Utama Bayan Purworejo. Produk yang dihasilkan berupa media

pembelajaran film dan dikemas dalam bentuk VCD. Maka dari itu, penelitian ini

termasuk penelitian Research and Development (R&D).

3.2 Prosedur Pengembangan

Prosedur penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah prosedur

penelitian yang didesain oleh Borg & Gall. Prosedur penelitian pengembangan

yang dikemukakan oleh Borg & Gall memiliki 10 langkah, yaitu potensi dan

masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, uji coba pemakaian,

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

revisi produk, uji coba produk, revisi desain, revisi produk, dan produksi massal

(Sugiyono, 2010: 298—311). Berikut ini gambar prosedur penelitian yang

didesain oleh Borg & Gall.

Model pengembangan diadaptasi dari langkah-langkah penelitian

pengembangan Borg and Gall. Ada sepuluh langkah pelaksanaan strategi

penelitian dan pengembangan sebagai berikut (Sukmadinata, 2011: 169-170).

3.2.1 Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting).

Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan

pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.

3.2.2 Perencanaan (planning). Menyusun rencana penelitian, meliputi

kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian,

rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau

langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.

3.2.3 Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product).

Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen

evaluasi.

3.2.4 Uji coba lapangan (main field testing). Uji coba di lapangan pada 1 sampai 3

sekolah dengan 6 sampai dengan 12 subjek uji coba (guru). Selama uji coba

diadakan pengamatan, wawancara, dan pengedaran angket.

3.2.5 Merevisi hasil uji coba (main product revision). Memperbaiki atau

menyempurnakan hasil uji coba.

3.2.6 Uji coba lapangan (main field testing). Melakukan uji coba yang lebih luas

pada 5 sampai 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 orang subjek uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

coba. Data kuantitatif penampilan guru sebelum dan sesudah menggunakan

model yang dicobakan dikumpulkan. Hasil-hasil pengumpulan data

dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding.

3.2.7 Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operasional product revision).

Menyempurnakan produk hasil uji lapangan.

3.2.8 Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing). Dilaksanakan pada 10

sampai dengan 30 sekolah melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek.

Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi, serta

analisis hasilnya.

3.2.9 Penyempurnaan produk akhir (final product revision). Penyempurnaan

didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan.

3.2.10 Diseminasi dan implementasi (dissemination and impelementation).

Melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal.

Bekerja sama dengan penerbit untuk penerbitan. Memonitor penyebaran

untuk pengontrolan kualitas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan Borg and Gall di atas

ditunjukan pada gambar berikut.

Gambar 3.1 Langkah Penggunaan Metode Research and Development

Penelitian ini berhenti sampai pada langkah ke-7 karena berkaitan dengan

keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya yang tidak memungkinkan peneliti

melakukan semua langkah yang ada. Selain itu, pengembangan film pendek ini

masih perlu masukan dan saran dari berbagai pihak, sehingga media film pendek

tersebut layak digunakan oleh siswa.

Peneliti mengembangkan produk ini dengan memodifikasi langkah

penelitian pengembangan Borg & Gall. Hasil modifikasi ini menghasilkan enam

langkah penelitian. Ketujuh langkah tersebut adalah (1) penelitian dan

pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji coba

kelompok terbatas, (5) revisi desain, (6) uji coba lapangan, dan (7) revisi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

penyempurnaan produk. Berikut adalah gambar prosedur penelitian yang

dilakukan oleh peneliti.

Gambar 3.2 Skema Prosedur Penelitian dan Pengembangan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Penelitian dan pengembangan yang dilakukan adalah upaya untuk

mengembangkan produk media “Film Pendek” sebagai media untuk melatih

keterampilan menulis cerita pendek siswa kelas X SMA Pius Bakti Utama Bayan

Purworejo. Upaya pengembangan media tersebut terdiri dari enam tahap yang

telah diadaptasi dan disesuaikan dengan kebutuhan.

Langkah pertama adalah pengumpulan data. Pada langkah ini, peneliti

melaksanakan pengukuran kebutuhan dengan melakukan wawancara dan

observasi langsung. Wawancara dilakukan dengan Bapak YTS, guru pengampu

mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X sekaligus wali kelas X SMA Pius Bakti

Utama Bayan Purworejo pada hari Senin, 15 Februari 2016. Wawancara ini

dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang

terjadi menyangkut ketersediaan media pembelajaran film pendek untuk kelas X

semester II. Observasi dilakukan di kelas X-2 dengan cara memberikan beberapa

pertanyaan kepada siswa secara tertulis dan singkat. Observasi dilakukan dengan

tujuan mendapatkan bukti nyata mengenai fakta dan masalah yang timbul di SMA

Pius Bakti Utama Bayan Purworejo. Hasil wawancara dan observasi tersebut

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan pembuatan produk

yang berupa film pendek untuk pembelajaran menulis cerita pendek kelas X SMA

Pius Bakti Utama Bayan Purworejo.

Langkah kedua adalah perencanaan produk awal. Setelah peneliti

mendapatkan data analisis kebutuhan, peneliti menyusun rencana pengembangan

produk yang dimulai dengan menyusun rancangan produk berupa storyboard.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Storyboard digunakan peneliti sebagai pedoman dalam proses pengembangan

produk. Produk dikembangkan ketika storyboard selesai disusun.

Langkah ketiga adalah pengembangan produk awal yang dimulai dengan

mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang

dikembangkan dalam sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Analisis

dan perumusan tersebut bertujuan untuk mengetahui pengembangan materi

pembelajaran yang akan dipelajari oleh siswa sehingga penggunaan media “Film

Pendek” dapat disesuaikan dengan materi pembelajaran tersebut. Peneliti

menggunakan validasi pakar (expert judgement) sebagai evaluasi terhadap desain

bahan produk pengembangan bahan ajar. Produk yang dikembangkan akan

divalidasi oleh validator ahli dan guru bahasa Indonesia kelas X SMA Pius Bakti

Utama Bayan Purworejo.

Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran dalam

pembuatan produk dan memberikan penilaian untuk produk yang dikembangkan

oleh peneliti. Kritik dan saran tersebut untuk mengetahui kelebihan dan

kekurangan produk yang dikembangkan sebagai perbaikan terhadap media film

pendek tersebut. Setelah produk divalidasi oleh validasi pakar (expert judgement),

peneliti merevisi desain produk sesuai kritik dan saran yang diperoleh dari expert

judgement. Kritik dan saran dari expert judgement tersebut digunakan sebagai

landasan untuk memperbaiki desain produk.

Langkah keempat adalah uji coba terbatas. Uji coba terbatas dilaksanakan

pada kelompok terbatas. Pada langkah ini dilaksanakan uji coba penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

media pada kelompok terbatas, kemudian subjek penelitian mengisi angket.

Angket tersebut bertujuan untuk menilai produk yang telah dikembangkan.

Langkah kelima adalah revisi produk. Setelah mendapat penilaian pada

kelompok terbatas, kemudian produk direvisi sesuai dengan saran dan kritikan.

Revisi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang

dikembangkan.

Langkah keenam adalah uji coba lapangan. Uji coba lapangan dilakukan di

kelas X SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo atau kelompok besar. Pengujian

dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan

keefektivan media film pendek serta membantu siswa dalam menemukan ide,

merangsang imajinasi, dan emosi siswa ketika menulis cerita pendek.

Langkah ketujuh adalah revisi dan penyempurnaan produk.

Penyempurnaan produk ini berdasarkan hasil angket siswa kelas X SMA Pius

Bakti Utama Bayan Purworejo atau kelompok besar pada uji coba lapangan.

3.3 Setting Penelitian

3.3.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Pius Bakti Utama Bayan

Purworejo. Siswa sebagai sumber data dapat memberikan data berupa subjek

analisis kebutuhan dan penggunaan media oleh siswa. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil wawancara dan penyebaran

angket kuesioner. Wawancara dilakukan untuk melakukan analisis kebutuhan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

terhadap guru. Kuesioner digunakan untuk melakukan analisis kebutuhan siswa,

validasi penelitian produk, dan uji coba lapangan.

3.3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo pada

bulan Februari 2016-Juli 2016. Peneliti melakukan analisis kebutuhan, expert

judgement, dan uji coba produk yang melibatkan ahli media Universitas Sanata

Dharma, guru bahasa Indonesia SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo, dan

siswa kelas X SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo.

3.4 Uji Validasi Produk

3.4.1 Uji Validasi Produk oleh Validator

Sebelum tahap uji coba, produk perlu disimulasikan dihadapan validator.

Simulasi bertujuan memberikan penjelasan tentang penggunaan produk kepada

validator sebelum produk mendapat penilaian. Melalui simulasi tersebut, produk

akan dinilai, dikritik, dan diberi saran. Kemudian produk akan direvisi sesuai

dengan penilaian dari validator. Setelah disimulasikan, produk dapat diujicobakan

pada kelompok terbatas (Sugiyono, 2011: 302). Kisi-kisi instrumen penilaian

didasarkan pada teori-teori yang terdapat pada kajian pustaka (lih. Bab 2).

3.4.2 Uji Validasi Produk melalui Uji Coba Lapangan

Uji produk merupakan cara untuk mengevaluasi sebuah produk. Penelitian

pengembangan menggunakan metode evaluatif sebagai metode untuk

mengevaluasi suatu produk. Sukmadinata (2011: 167) menjelaskan bahwa metode

evaluastif digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba dan setiap kegiatan

uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Oleh

karena itu, kegiatan uji coba produk sangat penting untuk mengetahui seberapa

layak suatu produk yang dikembangkan. Uji coba dilakukan oleh siswa kelas X

SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo.

Uji coba lapangan merupakan tahap setelah produk mendapat penilaian

dan sudah direvisi. Uji coba lapangan bertujuan untuk mengetahui efektivitas

produk. Pada tahap uji coba, produk akan kembali dinilai. Penilaian produk bukan

lagi oleh validator melainkan subjek uji coba, yaitu siswa kelas X SMA Pius Bakti

Utama Bayan Purworejo. Subjek uji coba menilai produk melalui angket. Angket

penilaian produk menjadi tolok ukur kelayakan sebuah produk. Angket bertujuan

untuk mendapatkan tanggapan dari peserta didik sebagai responden. Tanggapan

responden menjadi informasi tentang kebutuhan dan minat siswa terhadap

penggunaan media pembelajaran.

3.5 Instrumen Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini menggunakan instrumen penilaian

produk berupa observasi, wawancara, dan angket. Wawancara dilakukan sebagai

langkah untuk menganalisis kebutuhan terhadap media film pendek. Observasi

dilakukan sebagai langkah untuk mengetahui dan mengamati proses pembelajaran

menulis cerita pendek dengan menggunakan media film pendek. Angket disusun

untuk mengevaluasi dan menilai kelayakan media film pendek. Instrumen

penelitian ini sudah divalidasi oleh validator ahli film pendek. Bagian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

divalidasi adalah isi dan konstruk dari tiap instrumen penelitian yang akan

digunakan.

3.6 Jenis Data

Penelitian dan pengembangan ini menggunakan jenis data kualitatif dan

kuantitatif. Jenis data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara guru Bahasa

Indonesia kelas X SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo, hasil observasi di

kelas, saran dan komentar yang diberikan oleh para validator pada lembar

validasi. Jenis data kuantitatif diperoleh dari hasil pengolahan data dan penskoran

lembar angket.

3.7 Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara,

angket analisis kebutuhan, instrumen penilaian pengembangan produk, angket

umpan balik siswa, dan instrumen guru bahasa Indonesia. Kualitas pengumpulan

data mempengaruhi kualitas instrumen penelitian, yaitu validitas dan reliabilitas.

Sugiyono (2011:137) menjelaskan bahwa instrumen yang telah teruji validitas dan

reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel,

apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan

datanya. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber primer.

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data (Sugiyono, 2011:137). Berikut ini beberapa deskripsi tentang

teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

3.7.1 Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mendapatkan

informasi dari responden dengan melakukan tanya jawab sepihak (Nurgiyantoro,

2012:96). Wawancara merupakan cara yang umum dan ampuh untuk memahami

suatu keinginan/kebutuhan (Sedarmayanti, 2011:80). Oleh karena itu, teknik ini

ditujukan langsung kepada guru bahasa Indonesia kelas X di SMA Pius Bakti

Utama Bayan Purworejo. Wawancara tersebut bertujuan untuk lebih jauh

mengetahui informasi tentang penggunaan media pembelajaran, kesulitan

mengajar, materi, dan yang lebih penting adalah informasi yang berkaitan dengan

kebutuhan penggunaan media pembelajaran dalam setiap aktivitas belajar di kelas.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang merujuk pada situasi

seorang pewawancara mengajukan pertanyaan yang sudah ditetapkan sebelumnya

dengan kategori jawaban terbatas pada tiap responden (Sedarmayanti, 2011: 81).

Berikut ini adalah kisi-kisi wawancara terstruktur.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara Guru

No. Butir Pertanyaan Butir Pertanyaan Jumlah


1. Metode pembelajaran. 1 1
2. Kesulitan pembelajaran cerita pendek. 2 1
3. Cara mengatasi kesulitan. 3 1
4. Media pembelajaran yang digunakan. 4 1
5. Ketertarikan siswa terhadap media. 5 1
6. Media pembelajaran yang inovatif. 6 1
7. Media Audio-Visial untuk pembelajaran. 7 1
8. Kendala mengembangkan media Audio-Visual. 8 dan 9 2
9. Media film pendek dalam pembelajaran cerita
10 1
pendek
10. Saran dalam mengembangkan media pembelajaran 11 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

3.7.2 Observasi

Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau

cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap

kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2011:220). Observasi terbagi

menjadi dua jenis, yaitu observasi partisipatif dan nonpartisipatif. Sukmadinata

(2011: 220) menjelaskan bahwa obervasi partisipatif adalah pengamat ikut serta

dalam kegiatan yang sedang berlangsung sedangkan observasi nonpartisipatif

adalah pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati

kegiatan.

Teknik observasi merupakan teknik awal yang dilakukan dalam penelitian

ini. Observasi bertujuan untuk mengamati kondisi sekolah, ruang kelas, siswa, dan

penggunaan media pembelajaran terutama untuk materi cerita pendek bahasa

Indonesia di SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo. Observasi yang sering

digunakan adalah observasi nonpartisipatif yang lebih memfokuskan pada

pengamatan bukan keterlibatan langsung dalam suatu kegiatan. Berikut ini

merupakan kisi-kisi lembar observasi siswa.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa

No.
Aspek Deskripsi
Pernyataan
 Keaktifan mengamati media film pendek 1
Keaktifan
 Konsentrasi mengamati media film pendek 2
 Membangun emosi 3
 Membangun imajinasi 4
Efektif
 Membangun kreativitas 5
 Ketertarikan terhadap media film pendek 6
Kondusif
 Kekondusifan proses pembelajaran 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

3.7.3 Angket

Sugiyono (2011:142) menjelaskan bahwa angket (kuesioner) merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket

ditujukan kepada responden, yaitu siswa kelas X SMA Pius Bakti Utama Bayan

Purworejo. Angket tersebut berisi tentang pertanyaan penggunaan media

pembelajaran di kelas. Pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam angket sudah

terstruktur sehingga responden memberikan tanggapan sesuai dengan pertanyaan

yang sudah tersedia di dalam angket. Hal ini sejalan dengan pernyataan

Sukmadinata (2011:219), yaitu pada angket berstruktur, pertanyaan atau

pernyataan sudah disusun secara berstruktur disamping ada pertanyaan pokok atau

pertanyaan utama, juga ada anak pertanyaan atau sub pertanyaan. Berikut ini kisi-

kisi instrumen penilaian produk oleh validator dan siswa.

Tabel 3.3 digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan instrumen

penilaian produk oleh validator agar tetap terfokus. Beberapa aspek yang

dijadikan pedoman yaitu, sampul dan wadah CD, teknis pembuatan media film

pendek, dan saran perbaikan dari validator terhadap media film pendek.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Produk oleh Ahli Media

Aspek Indikator No
Pernyataan
I. Sampul dan wadah CD  Kesesuaian judul 1, 2, 3, dan 4
 Komposisi warna
 Penataan gambar
 Penggunaan huruf
II. Teknis pembuatan media film  Kesesuaian tokoh 5 sampai 18
pendek.  Kesesuaian penokohan
 Kesesuaian latar
 Kesesuaian properti
 Komposisi gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

 Variasi sudut pengabilan gambar


(angle)
 Perpindahan gambar
 Kesesuaian gerak
 Pencahayaan
 Pewarnaan
 Suara pemain
 Volume suara pemain
 Musik
 Volume musik
III. Saran perbaikan terhadap
Saran perbaikan
media film pendek.

Tabel 3.4 digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan instrumen

penilaian bahan dan materi oleh validator agar tetap terfokus. Beberapa aspek

yang dijadikan pedoman yaitu, materi dalam film pendek untuk kompetensi

menulis cerita pendek, dan saran perbaikan dari validator terhadap bahan dan

materi pembelajaran.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Produk oleh Ahli Materi dan Guru

Aspek Indikator No Pernyataan


I. Materi dalam film pendek untuk  Aspek Kompetensi Dasar, indikator, 1 dan 2
kompetensi menulis cerita dan tujuan
pendek.
 Pengolahan ide 3
 Isi Materi 4, 5, 6, 7, dan 8
 Pesan dan refleksi 9 dan 10
II. Saran perbaikan terhadap
media film pendek. Saran perbaikan

Tabel 3.5 digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan instrumen penilaian

kualitas media oleh siswa agar tetap terfokus. Beberapa aspek yang dijadikan

pedoman yaitu, kondisi pembelajaran menyusun teks cerita pendek, media

pembelajaran yang dibutuhkan untuk kompetensi menulis cerita pendek, esensi

media film pendek, dan saran dan harapan dari siswa terhadap bahan dan materi

pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Subjek Penelitian

No Aspek Pertanyaan Butir Soal Jumlah


 Kesiapan sebelum
pembelajaran 1 1
Kondisi pembelajaran  Kondisi pembelajaran
1. menyusun teks cerita 2 1
pendek
 Wujud dari kondisi
pembelajaran 3 1

 Bentuk dan jenis media


Media pembelajaran 4 1
yang dibutuhkan untuk
2.  Media untuk kompetensi
kompetensi menulis
menulis cerita pendek 5 1
cerita pendek

Esensi media film Isi atau pesan media film 6, 7, 8, 9, 10,


3. 6
pendek pendek dan 11
Saran dan harapan tentang
4. Saran dan harapan 12 1
media film pendek

3.8 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian dan pengembangan ini adalah data

kualitatf dan kuantitatif. Data kualitatif berupa informasi yang didapat dari

kegiatan wawancara dengan guru bahasa Indonesia dan angket (kuesioner) yang

ditujukan kepada siswa kelas X SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo.

Analisis data-data di lapangan berupa skor-skor yang diperoleh dari kuesioner

pengembangan media dan penilaian produk yang dideskripsikan menggunakan

teknik deskriptif rata-rata (mean). Kemudian, hasil dijelaskan secara kuantitatif,

yaitu setiap skor dianalisis dan pada setiap butir pertanyaan dijelaskan secara

deskriptf. Berikut ini adalah butir-butir pertanyaan yang digunakan untuk validasi

media dan materi pembelajaran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

3.8.1 Teknik Analisis Data Ahli Media dan Guru

Teknik analisis data ahli media dan guru menggunakan teknik analisis data

skala lima Sukardjo. Pilihan respon skala lima mempunyai variabilitas respon

lebih baik atau lebih lengkap dibandingkan skala tiga dan skala empat sehingga

mampu mengungkap lebih maksimal perbedaan sikap responden (Widoyoko,

2014: 106).

Penilaian produk media pembelajaran, yaitu sangat baik (5), baik (4),

kurang (3), tidak baik (2), dan sangat tidak baik (1) ditentukan oleh ahli media dan

guru. Pada setiap pernyataan yang ada di dalam angket penilaian, dosen ahli

media dan guru dapat memberikan nilai sesuai dengan kriteria angka yang sesuai

dengan skala. Kriteria angka menggunakan teori skala lima menurut Sukardjo.

Penentuan kriteria angka skala lima dipaparkan oleh Sukardjo (2008:101) sebagai

berikut.

Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Skala Lima (Sukardjo, 2008:101)

Interval Skor Kategori


×>× ̅̅̅𝑖 + 1,80 𝑆𝑏𝑖 Sangat Baik
̅ 𝑖 + 0,60 𝑆𝐵𝑖 <×≤ ̅̅̅̅
× ×𝑖 + 1,80 𝑆𝑏𝑖 Baik
̅ 𝑖 − 0,60 𝑆𝐵𝑖 <×≤ ×
× ̅ 𝑖 + 0,60 𝑆𝑏𝑖 Kurang
̅ 𝑖 − 1,80 𝑆𝐵𝑖 <×≤ ×
× ̅ 𝑖 + 0,60 𝑆𝑏𝑖 Tidak Baik
×≤ × ̅ 𝑖 − 1,80 𝑆𝑏𝑖 Sangat Tidak Baik
Keterangan:
1
̅ 𝑖)
Rerata ideal (× : 2 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
1
Simpangan baku ideal SBi : 6 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)
X : skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif

dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

tersebut. Hasil dari penentuan rumusan kualitatif pengembangan ini ditetapkan

dengan konversi sebagai berikut.

Tabel 3.7 Tabel Konversi Skor Skala Lima

Interval Skor Kategori


×> 4,21 Sangat Baik
3,40 <×≤ 4,21 Baik
2,60 <×≤ 3,40 Kurang
1,79 <×≤ 2,60 Tidak Baik
×≤ 1,79 Sangat Tidak Baik

3.8.2 Teknik Analisis Data Siswa

Data kuantitatif berupa skor dari hasil angket yang diisi oleh siswa.

Analisis data-data di lapangan berupa skor-skor yang diperoleh dari penilaian

produk dan angket menggunakan teknik deskriptif rata-rata (mean). Skala

penilaian terhadap produk adalah sangat baik (5), baik (4), tidak baik (2), dan

sangat tidak baik (1). Skala tersebut disebut Skala Likert menggunakan metode

penilaian skala empat. Skala 3 kategori cukup dihilangkan supaya responden tidak

bersikap netral/cukup/ragu-ragu sehingga memaksa responden menentukan nilai

terhadap pernyataan dalam instrumen (Widoyoko, 2014:105).

Penyusunan tabel klasifikasi menggunakan aturan yang sama dengan dasar

jumlah responden, yaitu mencari skor tertinggi, skor terendah, jumlah kelas, dan

jarak interval.

Skor tertinggi = 5

Skor terendah = 1

Jumlah kelas = 4

Jarak interval = (5-1)/4 = 1


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Skala Empat

Bobot Kategori
5 Sangat Baik
4 Baik
2 Kurang Baik
1 Sangat Tidak Baik

Tabel 3.9 Tabel Konversi Skor Skala Empat

Interval Skor Kategori


>4 s/d 5 Sangat Baik
>3 s/d 4 Baik
>2 s/d 3 Kurang Baik
>1 s/d 2 Sangat Tidak Baik

Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan

dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif

ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria

skor skala empat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Penelitian dan Pengumpulan Data

Penelitian dan pengumpulan data bertujuan untuk mengukur kebutuhan

terhadap penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia

siswa kelas X SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo, khususnya materi

menulis teks cerita pendek dengan cara melakukan wawancara kepada guru.

Analisis kebutuhan dilakukan peneliti pada tanggal 18 Juli 2016. Data analisis

kebutuhan diperoleh dari hasil pengisian kuesioner 42 siswa kelas X dan

wawancara dengan Bapak YTS dan Ibu PR selaku pengajar bahasa Indonesia

SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo. Berikut ini peneliti memaparkan hasil

analisis kebutuhan yang meliputi hasil wawancara dan hasil analisis kuesioner.

4.1.1.1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan

Wawancara dilakukan peneliti untuk mengetahui proses pembelajaran dan

penggunaan media di SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo. Hasil wawancara

dengan Bapak YTS selaku pengejar Bahasa Indonesia kelas X di SMA Pius Bakti

Utama Bayan Purworejo pada hari tangga 18 Juli 2016.

Butir pertanyaan pertama mengenai metode pembelajaran. Metode

pembelajaran yang sering digunakan oleh guru bahasa Indonesia di SMA Pius

Bakti Utama Bayan Purworejo dalam pembelajaran menulis cerita pendek, pada

umumnya menggunakan metode diskusi dan metode ceramah.

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Metode diskusi tersebut digunakan oleh guru untuk menciptakan interaksi

yang lebih intensif antara guru dan siswa, sehingga siswa berani mengungkapkan

pendapat mereka. Metode ceramah yang digunakan oleh guru bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman siswa dan mendapatkan informasi secara lisan. Hal

tersebut menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang cocok untuk siswa

adalah metode yang mampu mengembangkan komunikasi visual. Unsur visual

yang dimaksud seperti penggunaan media Powerpoint untuk mendukung dan

membangun konteks dalam memberikan materi keterampilan menulis cerita

pendek.

Butir pertanyaan kedua dan ketiga, peneliti menanyakan tentang kesulitan-

kesulitan dalam proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran menulis cerita

pendek, kesulitan yang sering dialami oleh guru adalah kesulitan mengkondisikan

kelas agar seluruh siswa terlibat dalam diskusi. Beberapa siswa belum ikut terlibat

dalam diskusi dan cenderung mengajak teman sebayanya berbicara hal lain di luar

materi pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan siswa SMA Pius Bakti Utama

Bayan Purworejo kelas X sering bosan dan jenuh ketika pembelajaran bahasa

Indonesia, khususnya pembelajaran sastra. Maka dari itu, untuk mengatasi

kesulitan tersebut guru harus bekerja keras dalam mengembangkan media

pembelajaran untuk pembelajaran sastra agar siswa tidak merasa jenuh dan bosan.

Hal tersebut menunjukkan bahwa guru yang memiliki kesulitan dalam mencari

dan menyusun media yang cocok selain Powerpoint untuk mengatasi siswa yang

cepat bosan dan jenuh dengan pembelajaran bahasa Indonesia.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Butir pertanyaan keempat, kelima, dan keenam, peneliti menanyakan

tentang ketersediaan sumber belajar dan media pembelajaran. Media pembelajaran

yang digunakan untuk menunjang materi bahasa Indonesia, khususnya materi

menulis cerita pendek adalah artikel, powerpoint, buku ilmu pengetahuan, buku

kumpulan cerita pendek, dan internet. Bapak YTS mengatakan bahwa

pembelajaran menulis teks cerita pendek, saya selalu meminta siswa untuk pergi

ke perpustakaan untuk mencari buku kumpulan cerita pendek sebagai contoh dan

gambaran bagi siswa sebelum mereka mulai untuk menyusun teks cerita pendek.

Media pembelajaran yang sering digunakan adalah buku kumpulan teks

cerita pendek. Media buku kumpulan teks cerita pendek memang mudah

digunakan dan mudah pula dalam merangsang ide dan imajinasi siswa. Oleh

karena itu, media buku kumpulan teks cerita pendek sering digunakan. Selain itu,

guru juga dituntut untuk selalu menggunakan media pembelajaran pada setiap

pembelajaran menulis cerita pendek di kelas.

Hal tersebut menunjukkan bahwa media buku kumpulan teks cerita pendek

sudah terlalu sering digunakan dalam setiap pembelajaran menulis cerita pendek

di kelas. Pada dasarnya, penggunaan media di SMA Pius Bakti Utama Bayan

Purworejo sebenarnya sudah cukup bervariasi, hanya perlu mengembangkan

media yang sudah ada menjadi media yang kreatif, variatif, dan inovatif.

Butir pertanyaan ketujuh, kedelapan dan kesembilan, peneliti menanyakan

tentang penggunaan media audio-visual. Bapak YTS mengatakan bahwa selama

proses pembelajaran sastra, beliau jarang menggunakan media audio-visual untuk

menunjang proses pembelajaran. Beliau berpendapat bahwa beliau merasa kurang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

menguasai hal-hal yang berkaitan dengan media pembelajaran berbasis audio-

visual. Hal tersebut menyatakan bahwa masih diperlukannya sosialisasi mengenai

media pembelajaran kepada guru SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo.

Butir pertanyaan kesepuluh dan kesebelas, peneliti menanyakan mengenai

kecocokan media film pendek dan harapan. Media pembelajaran yang cocok

untuk pembelajaran menulis cerita pendek siswa SMA Pius Bakti Utama Bayan

Purworejo kelas X adalah media pembelajaran yang memadukan antara media

audio, visual, tulis, dan media yang memiliki unsur riil atau nyata agar tidak

membosankan. Kemenarikan sebuah media pembelajaran akan membuat siswa

penasaran dan timbul keinginan belajar yang besar. Oleh karena itu, media

pembelajaran yang menarik dari segi audio-visual selalu menjadi media

pembelajaran yang tepat bagi siswa SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo.

Hal tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran untuk siswa SMA

Pius Bakti Utama Bayan Purworejo lebih baik menggunakan media audio-visual

karena gaya belajar siswa SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo lebih

cenderung gaya belajar audio-visual. Oleh karena itu, media pembelajaran yang

baik untuk mereka adalah media yang bersifat audio, visual, dan cocok dengan

kemampuan mereka.

4.1.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan

Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa para siswa

membutuhkan media yang mampu membangkitkan semangat belajar siswa yang

tinggi. Rasa penasaran dan keingintahuan mereka menjadi tolok ukur untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

menciptakan media pembelajaran yang mampu mengatasi rasa bosan dan jenuh

siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran sastra.

Pengembangan produk berupa film pendek berbasis kontekstual untuk

pembelajaran menulis cerita pendek menjadi alternatif media pembelajaran yang

membantu mereka dari segi audio dan visual sekaligus. Produk ini dibuat

berdasarkan kriteria yang cocok untuk pembelajaran menulis cerita pendek bagi

siswa SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo. Film pendek ini dibuat dengan

semenarik mungkin sehingga media tersebut diharapkan mampu untuk mengatasi

rasa jenuh dan bosan siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya

pembelajaran sastra.

4.1.2 Perencanaan Produk Awal

Perencanaan produk media film pendek diawali dengan membuat skenario

film. Skenario film tersebut merupakan adaptasi dari pengalaman penulis selama

menjalani perkuliahan di Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma dan

didukung dengan impian penulis, yaitu menjadi sosok seorang guru yang memiliki

keterampilan dalam pembuatan media, khususnya film. Penyusunan skenario film

tersebut juga disesuaikan dengan data analisis kebutuhan. Setelah penyusunan

skenario selesai, dilanjutkan dengan membuat storyboard. Storyboard ini

digunakan sebagai pedoman dalam proses pengembangan produk dan proses

pengambilan gambar (Syuting).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Proses pengambilan gambar tersebut dilakukan bertahap dengan

memperhitungkan jarak, waktu, dan tempat. Hal tersebut bertujuan untuk

mempermudah proses pengambilan gambar. Setelah pengambilan gambar telah

selesai, maka langkah berikutnya yaitu proses editing. Proses editing dilakukan

dengan menggunakan beberapa aplikasi yang dapat mendukung jalannya proses

editing, diantaranya yaitu Adobe Premiere Pro CS4, Corel VideoStudio Pro X4,

dan Blender3D.

4.1.2.1 Storyboard

Storyboard merupakan pedoman atau kerangka awal untuk membuat

media pembelajaran film pendek. Storyboard ini berupa rancangan sudut

pengambilan kamera pada setiap adegan dan deskripsi pada setiap adegan yang

dikembangkan dalam media film pendek.

4.1.2.2 Proses Pengembangan Media Film Pendek

Media yang dikembangkan peneliti ini dikemas dengan menggunakan

aplikasi, seperti Adobe Premiere Pro CS4, Corel VideoStudio Pro X4, dan

Blender 3D untuk menghasilkan media film pendek yang menarik. Media film

pendek merupakan media berbasis audio-visual yang hanya memiliki durasi

singkat, yaitu dibawah 50 menit dan didukung dengan cerita yang pendek pula.

Pengembangan media ini disusun berdasarkan hasil pengambilan gambar dengan

memerhatikan urutan adegan sesuai dengan skenario yang telah dibuat.

Langkah-langkah dalam proses pembuatan media film pendek sebagai

berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

1) Pra Produksi

Menyusun skenario film dan menentukan jadwal pengambilan gambar.

Skenario dibuat berdasarkan ide dan pengalaman peneliti pribadi dan

dikembangkan dalam bentuk dialog. Setelah penyusunan skenario film selesai,

peneliti menentukan tokoh, penokohan, dan jadwal pengambilan gambar

(Syuting).

2) Produksi

Pengambilan gambar yang dilakukan secara bertahap dengan

memperhitungkan jarak, waktu, dan tempat. Perhitungan jarak, waktu, dan tempat

sangat diperlukan untuk meminimalisir adanya adegan atau scene yang

terlewatkan dan mempermudah sudut pengambilan kamera (Angle Camera). Pada

proses ini, peneliti juga berperan sebagai sutradara yang mempunyai tugas

membuat screenplay atau storyboard sebagai pegangan pada proses pengambilan

gambar.

3) Pasca Produksi

Setelah pengambilan gambar (syuting) selesai dilakukan, langkah selanjutnya

proses editing. Proses editing diawali dengan pembuatan animasi opening film

atau animasi pembuka sebelum masuk adegan pertama dalam film. Pembuatan

animasi ini, peneliti menggunakan aplikasi Blender 3D yang memiliki fungsi

untuk membuat animasi sendiri berbasis tiga dimensi.

Buka aplikasi Blender3D 2.68a


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Gambar 4.1 Tampilan Beranda Blender 3D

Setelah aplikasi terbuka, klik tab file lalu pilih open

Gambar 4.2 Tab File dan klik Open di Blender 3D

Setelah itu, akan muncul gambar seperti di bawah ini. Pilih template yang

akan diedit lalu klik Open Blender File.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Gambar 4.3 Cara membuka Template Opening Film di Blender 3D

Setelah muncul gambar seperti dibawah ini, klik kanan dari teks yang akan

diedit, tekan tombol tab di keyboard, lalu tekan tombol backspace untuk

menghapus teks. Setelah itu, ketikan teks yang diinginkan.

Gambar 4.4 Editing Template Opening Film di Blender 3D

Setelah semua teks diganti, langkah selanjutnya tekan tombol tab kembali

untuk berhenti mengedit. Lalu, klik kiri dan drag indikator kotak warna hijau dan

merah untuk mengubah ukuran teks.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Gambar 4.5 Resize Teks di Blender 3D

Langkah selanjutnya, jika ingin mengubah posisi teks (change to moving

mode), pilih arah panah berwarna hijau atau merah.

Gambar 4.6 Moving Mode Teks di Blender 3D

Setelah editing selesai, langkah berikutnya adalah rendering. Pilih resolusi

yang diinginkan. Caranya, klik dimensions, lalu klik render preset. Pada proses

ini, peneliti memilih resolusi HDTV 1080p.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Gambar 4.7 Render Preset di Blender 3D

Setelah menentukan resolusinya, langkah berikutnya menentukan format

output yang diinginkan. Caranya, pilih menu output lalu pilih MPEG. Pada tahap

ini, peneliti meenganjurkan untuk memilih file format AVI Raw agar memperoleh

hasil animasi yang bagus.

Gambar 4.8 Format Output di Blender 3D


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Langkah terakhir adalah proses animasi (Rendering). Rendering

merupakan langkah terakhir untuk menjadikan template yang telah diedit menjadi

video singkat yang berdurasi sekitar 20 detik atau lebih. Caranya, klik menu

Animation dan tunggu beberapa jam. Proses ini akan membutuhkan waktu yang

lama karena meliputi 600 frame dalam satu animasi.

Gambar 4.9 Animate/Rendering di Blender 3D

Setelah opening film selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah mulai

mengedit adegan per adegan yang akan dijadikan sebuah film. Adegan-adegan

yang didapat dari hasil pengambilan gambar, diedit secara urut sesuai dengan

konsep skenario yang telah dibuat. Proses editing ini, peneliti mengkombinasikan

dua aplikasi sekaligus, yaitu Corel VideoStudio Pro X4 dan Adobe Premiere Pro

CS4 untuk menggabungkan beberapa adegan dan opening film menjadi satu

sehingga menghasilkan sebuah film pendek.

Stock shoot roll film merupakan proses awal untuk menyeleksi beberapa

stock shoot yang telah diambil selama proses pengambilan gambar dengan kurun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

waktu kurang lebih satu minggu. Kriteria pemilihan berdasarkan kelayakan

gambar secara visual dan audio.

Gambar 4.10 Stock Gambar Roll Film

Setelah proses stock shoot roll film selesai, proses selanjutnya adalah

proses penataan stock shoot. Proses ini dilakukan dengan bantuan program editing

video, setelah melakukan pemilihan video stock shoot. Program editing yang

dipakai peneliti untuk mengedit video adalah Corel VideoStudio Pro X4 dengan

pertimbangan program tersebut lebih mudah dijalankan, memiliki berbagai format

media, dan memiliki resolusi gambar yang cukup tinggi. Proses penataan gambar

dilakukan dengan mengacu pada storyboard yang telah dibuat. Proses ini juga

dimanfaatkan peneliti untuk menambahkan ilustrasi musik untuk mendukung

tatanan visual.

Buka program Corel VideoStudio Pro X4 sehingga akan muncul gambar

seperti di bawah ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Gambar 4.11 Proses Penataan Stock Shoot

Pilih menu Import Media Files dan pilih video stock shoot yang telah

diseleksi dan masukan video tersebut ke dalam worksheet Corel VideoStudio Pro

X4 seperti gambar di bawah ini.

Gambar 4.12 Drag Video Stock Shoot to Worksheet

Lakukan cara di atas sesuai dengan video Stock Shoot yang ada. Langkah

selanjutnya memasukkan video dari worksheet ke timeline untuk ditata sesuai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

dengan skenario yang telah dibuat. Cara memasukan video dari worksheet ke

timeline, cukup klik kiri video yang akan dimasukan dan drag ke timeline.

Perhatikan gambar berikut.

Gambar 4.13 Drag Video Worksheet ke Timeline

Proses di atas diterapkan juga ketika menambah teks, audio, dan ilustrasi

musik untuk menambah segi artistik film pendek. Proses akhir dari pasca produksi

adalah proses rendering yang berfungsi untuk menggabungkan semua proses

editing opening film dan video stock shoot menjadi sebuah format media. Format

media merupakan hasil akhir dari proses rendering. Ada berbagai format media

yang dapat digunakan dalam pembuatan film, yaitu HDV, DVD, Blu-ray,

AVCHD, WMV, AVI, MPEG, dan FLV. Pada proses ini, peneliti memilih format

DVD Video (16:9, Dolby Digital 5.1) dengan mempertimbangkan waktu, hasil

video, dan kelayakan kriteria video. Berikut langkah rendering media film

pendek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Pilih menu Share dan pilih Create Video File

Gambar 4.14 Rendering Tahap Pertama

Setelah proses di atas akan muncul gambar di bawah ini dan pilih format

file yang diinginkan. Pada tahap ini peneliti memilih format file DVD Video

(16:9, Dolby Digital 5.1) dan tunggu hingga proses rendering selesai.

Gambar 4.15 Rendering Tahap Kedua


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Gambar 4.16 Proses Rendering Tahap Akhir

4.1.3 Pengembangan Produk Awal

4.1.3.1 Pengembangan Komponen Media

Pada media pembelajaran ini terdapat beberapa komponen yang terdiri dari

(a) DVD Case, (b) DVD yang berisi media film pendek, dan (c) label DVD dan

cover DVD Case. Berikut penjelasan dari komponen-komponen tersebut.

1) DVD Case

DVD Case merupakan komponen pertama untuk meletakkan DVD yang

berisi media film pendek. DVD Case tersebut berukuran 13,5 x 18,5 cm dengan

warna dasar hitam.

2) DVD yang Berisi Media Film Pendek

Media film pendek yang sudah jadi dimasukan ke dalam DVD melalui proses

burning disc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

3) Label DVD dan Cover DVD Case

Label DVD dan Cover DVD Case merupakan komponen terakhir dalam

media film pendek. Label DVD dan Cover DVD Case berisi judul film, nama

produksi film, dan biodata pembuat film. Label DVD dan Cover DVD Case

tersebut didesain semenarik mungkin dengan kombinasi warna merah dan putih

yang didesain menggunakan aplikasi Adobe Photoshop Creative Clouds.

Gambar 4.17 Label DVD


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Gambar 4.18 Cover DVD Case

4.1.3.2 Pengembangan Bahan Ajar

Media film pendek merupakan media untuk pembelajaran menulis cerita

pendek. Materi pokok dengan menggunakan media tersebut adalah menulis

karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerita pendek. Materi tersebut

sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar kurikulum KTSP SMA

kelas X. Berikut ini merupakan tabel standar kompetensi dan kompetensi dasar

kurikulum KTSP SMA kelas X.

Tabel 4.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


16. Mengungkapakan pengalaman 16.1 Menulis karangan berdasarkan
diri sendiri dalam cerpen. kehidupan diri sendiri dalam cerpen
(pelaku, peristiwa, latar).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Berdasarkan tabel di atas, materi ajar dapat diimplementasikan ke dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang telah ditentukan. Adapun penjabaran komponen-

komponen untuk desain produk awal media film pendek, sebagai berikut.

1) Penyusunan Silabus

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pelaksanaan kegiatan

pembelajaran beserta penilaiannya. Fungsi silabus ini sebagai pedoman

pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan pada produk yang

dikembangkan. Penyusunan silabus berdasarkan pada kurikulum KTSP yang

menjadi pedoman pendidikan di SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo.

Komponen yang terdapat dalam silabus adalah (a) identitas nama sekolah, mata

pelajaran, kelas, semester, (b) standar kompetensi dan kompetensi dasar, (c)

materi pembelajaran. (d) kegiatan pembelajaran, (e) penilaian, (f) alokasi

waktu, dan (g) sumber belajar.

2) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan perangkat

rencana pembelajaran yang menggambarkan proses kegiatan pembelajaran dan

digunakan guru untuk mencapai kompetensi dasar (KD) dan indikator yang

telah disusun. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berfungsi sebagai

pedoman dan pendukung guru dalam mengajar di dalam kelas sehingga proses

pembelajaran lebih terstruktur dan sesuai prosedur yang telah dirancang dalam

RPP. Komponen yang terdapat dalam RPP, meliputi (a) identitas nama

sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, dan alokasi waktu, (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

standar kompetensi, (c) kompetendi dasar, (d) indikator, (e) tujuan

pembelajaran, (f) materi pembelajaran, (g) model dan metode pembelajaran,

(h) kegiatan pembelajaran. (i) sumber dan media pembelajaran, dan (j)

penilaian.

4.1.4 Evaluasi Media Pembelajaran

Evaluasi dari para ahli sangat penting, terutama untuk menilai kelayakan

dan kualitas media pembelajaran yang sudah dikembankan. Instrumen evaluasi

berupa angket validasi yang ditujukan kepada expert judgement.

4.1.4.1 Deskripsi dan Analisis Data Validasi Desain

Produk awal yang sudah jadi kemudian diberikan kepada expert judgement

untuk divalidasi. Expert Judgement terdiri dari satu ahli pembelajaran Bahasa

Indonesia, satu ahli media, dan satu guru Bahasa Indonesia. Validasi bertujuan

untuk mengetahui seberapa layak dan baik produk yang sudah dikembangkan.

Validasi produk menggunakan pedoman penskoran skala lima Sukardjo

(2008:101).

1) Validasi Ahli Pembelajaran Bahasa Indonesia

Ahli materi pembelajaran bahasa Indonesia yang menjadi validator adalah

Bapak PH. Materi media pembelajaran film pendek adalah materi menulis cerita

pendek. Materi menulis cerita pendek sudah tercantum dalam silabus yang

mengacu pada kurikulum KTSP SMA. Maka dari itu, materi cerita pendek

diimplementasikan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Validator

menilai materi yang ada dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

memperhitungkan layak atau tidaknya RPP tersebut digunakan sebagai pedoman

pelaksanaan uji coba produk. Materi divalidasi pada tanggal 14 Juli 2015. Adapun

beberapa saran dan perbaikan dari validator berkaitan dengan RPP sebagai

berikut.

a) Kekeliruan beberapa kata.

b) Kekonsistenan beberapa kalimat.

c) Lampiran materi yang kurang lengkap.

2) Revisi Bahan Ajar dari Ahli Pembelajaran Bahasa Indonesia

Revisi materi dilakukan berdasarkan saran dan komentar dari ahli materi

pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu memperbaiki beberapa kata yang keliru,

beberapa kalimat yang kurang konsisten, dan melengkapi bagian lampiran materi

yang kurang lengkap. Berikut ini pemaparan kekeliruan materi pembelajaran.

Tabel 4.2 Revisi Bahan Ajar

Kekeliruan Pembenaran
Mampu mengembangkan Mampu menyusun kerangka yang
kerangka yang telah dibuat telah dibuat menjadi berbentuk
menjadi sebuah cerpen............. cerpen.............
Mampu menulis kerangka cerita Mampu menulis kerangka cerita
pendek dengan memperhatikan pendek dengan memperhatikan
kronologi waktu dan peristiwa. tema, pelaku, peristiwa, dan latar.

3) Validasi Ahli Media

Produk ini divalidasi oleh validator ahli media dan guru bahasa, yaitu Bapak

ADSK. Validasi dilakukan pada tanggal 24 Mei 2016. Aspek yang dinilai dari

media adalah (1) sampul dan wadah VCD, (2) teknis pembuatan media film
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

pendek berbasis edukasi, dan (3) saran perbaikan terhadap media film pendek

berbasis edukasi.

Media pembelajaran film pendek berbasis kontekstual mendapat skor 4,50

dengan kategori “sangat baik” untuk kelayakan media pembelajaran menulis

cerita pendek. Komentar dan saran dari ahli media pembelajaran bahasa

Indonesia, yaitu frekuensi volume suara musik ilustrasi sebaiknya diperkecil

sehingga dialog atau monolog tokoh terdengar dengan jelas. Alhasil, ahli media

pembelajaran menyimpulkan media film pendek dinyatakan layak untuk

digunakan atau diujicobakan tanpa revisi. Berikut rekapitulasi hasil validasi oleh

ahli media.

Tabel 4.3 Hasil Validasi Media oleh Ahli Media

Kategori Skor Frekuensi Persentase (%)


Sangat Baik 5 9 50%
Baik 4 9 50%
Kurang 3 0 0
Tidak Baik 2 0 0
Sangat Tidak Baik 1 0 0
Total 18 100%

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa ahli media memberikan skor 4

kategori “baik” dan skor 5 kategori “sangat baik” dengan frekuensi pemilihan

sama besar, masing-masing 9 atau 50%. Dengan kata lain, ahli media memberikan

nilai seimbang antara kategori “sangat baik” dan “baik” sehingga dapat

disimpulkan bahwa media film pendek yang dikembangkan peneliti sangat cocok

digunakan/diujicobakan terhadap siswa SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo.

Berikut ini diagram hasil analisis data validasi kualitas media oleh ahli media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

DIAGRAM HASIL VALIDASI


AHLI MEDIA
Sangat Baik Baik Kurang Tidak Baik Sangat Tidak Baik

60%
50% 50%
50%

40%

30%

20%

10%

0% 0% 0% 0%
Sangat Baik Baik Kurang Tidak Baik Sangat Tidak
Baik

Gambar 4.19 Diagram Hasil Validasi oleh Ahli Media

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari ahli media, tidak ditemukan komentar

atau saran. Maka dari itu, media pembelajaran dapat digunakan tanpa revisi.

4) Validasi Guru Bahasa Indonesia

Produk media pembelajaran film pendek dinilai oleh Bapak YTS. Beliau

mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X SMA Pius Bakti Utama

Bayan Purworejo dan memahami pembelajaran yang baik untuk siswa kelas X.

Oleh karena itu, baik validasi media maupun materi perlu dilakukan oleh guru

bahasa Indonesia kelas X. Penilaian dari guru bahasa Indonesia menjadi tolok

ukur kecocokan dan kesesuaian penggunaan media terhadap siswa kelas X SMA

Pius Bakti Utama Bayan Purworejo.

Produk divalidasi oleh guru bahasa Indonesia pada tanggal 31 Mei 2016.

Aspek yang dinilai dari media adalah (1) sampul dan wadah VCD, (2) teknis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

pembuatan media film pendek, dan (3) saran perbaikan terhadap media film

pendek. Berdasarkan hasil validasi, kualitas media memperoleh skor 4,11 dengan

kategori “baik”. Media film pendek dinyatakan layak untuk digunakan atau

diujicobakan dengan revisi sesuai saran. Kualitas media pembelajaran yang telah

diperoleh dari guru Bahasa Indonesia, kemudian direkapitulasi ke dalam tabel dan

diagram batang. Proses tersebut memudahkan untuk mengetahui hasil secara

keseluruhan penilaian dari ahli media. Adapun deskripsi data validasi sebagai

berikut.

Tabel 4.4 Hasil Validasi Media oleh Guru Bahasa Indonesia

Kategori Skor Frekuensi Persentase (%)


Sangat Baik 5 10 56%
Baik 4 5 28%
Kurang 3 0 0%
Tidak Baik 2 1 6%
Sangat Tidak Baik 1 2 11%
Total 18 100%

Tabel di atas menunjukkan rangkuman penilaian oleh guru bahasa Indonesia

terhadap media pembelajaran. Frekuensi penilaian lebih banyak pada skor 5

kategori “sangat baik” dengan frekuensi pemilihan sebesar 10 atau 56%.

Kemudian, pemilihan skor 4 kategori “baik” sebesar 5 atau 28%, pemilihan skor 2

kategori “tidak baik” sebesar 1 atau 6%, dan pemilihan skor 1 kategori kurang

sebesar 2 atau 11%. Maka, dapat disimpulkan bahwa film pendek yang

dikembangkan oleh peneliti sangat cocok digunakan terhadap siswa kelas X SMA

Pius Bakti Utama Bayan Purworejo. Berikut ini diagram hasil validasi kualitas

media oleh guru bahasa Indonesia.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

DIAGRAM HASIL VALIDASI GURU


BAHASA INDONESIA
Sangat Baik Baik Kurang Tidak Baik Sangat Tidak Baik

60%
56%

50%

40%

30% 28%

20%
11%
10% 6%
0%

0%
Sangat Baik Baik Kurang Tidak Baik Sangat Tidak Baik

Gambar 4.20 Diagram Hasil Validasi oleh Guru Bahasa Indonesia

5) Revisi Media oleh Guru Bahasa Indonesia

Guru juga memberikan komentar dan saran bahwa produk media ini bagus,

namun perlu ada perbaikan pada bagian volume suara tokoh dan musik

ilustrasi/pengiring dengan kesimpulan layak digunakan/uji coba lapangan dengan

revisi sesuai saran. Komentar beserta revisi dijabarkan sebagai berikut.

Tabel 4.5 Komentar dan Revisi Guru Bahasa Indonesia Terhadap Media

No. Komentar Revisi


1. Volume suara pemain dalam film pendek Dilakukan perbaikan pada frekuensi volume
kurang terdengar dengan jelas. suara pemain dalam film pendek.
2. Musik yang digunakan sebagai ilustrasi Dilakukan penggantian musik ilustrasi
beberapa kurang sesuai dengan cerita dalam sehingga dengan musik yang sesuai dengan
film. cerita dalam film pendek.
3. Volume musik pengiring terlalu keras Dilakukan perbaikan pada frekuensi volume
sehingga dialog antar tokoh dalam film musik ilustrasi/pengiring sehingga dialog
kurang terdengar dengan jelas. antar tokoh dapat terdengar dengan jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

4.1.5 Uji Coba Produk

4.1.5.1 Deskripsi Data Validasi Lapangan

Produk media pembelajaran yang sudah dinilai expert judgement dan

diperbaiki sesuai saran, kemudian dilakukan validasi lapangan. Validasi lapangan

merupakan tahap mengimplementasikan materi menulis cerita pendek dengan

menggunakan media film pendek di kelas X SMA Pius Bakti Utama Bayan

Purworejo. Uji coba dibagi menjadi dua bagian, yaitu uji coba kelompok kecil dan

kelompok besar.

Kegiatan uji coba dilakukan dengan mengimplementasi materi

pembelajaran bahasa Indonesia keterampilan menulis cerita pendek dan media

film pendek berjudul “Titi Kala Mangsa”. Berikut ini peneliti memaparkan hasil

uji coba produk yang dilakukan di kelas X SMA Pius Bakti Utama Bayan

Purworejo.

1. Deskripsi Data Uji Coba Kelompok Kecil

Uji coba dilakukan dengan jumlah 10 siswa kelas X-2 SMA Pius Bakti

Utama Bayan Purworejo pada Senin, 18 Juli 2016 pukul 09.00-10.30 WIB selama

2 jam pelajaran (4 x 45 menit). Uji coba pada kelompok kecil menjadi penentu

keberhasilan pada kelompok besar, karena uji coba kelompok kecil tersebut

menjadi contoh untuk siswa-siswa kelas X lain. Uji coba langsung dilaksanakan

oleh peneliti dalam menjelaskan tentang media pembelajaran film pendek.

Sarana yang diperlukan dalam uji coba lapangan adalah LCD proyektor,

screen, laptop, speaker, dan media pembelajaran film pendek yang sudah dikemas

dalam bentuk DVD. Ruangan yang digunakan untuk uji coba lapangan adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

ruang kelas. Pembelajaran berjalan dengan lancar, para siswa kelas X-2 antusias

dalam penggunaan media film pendek sebagai media untuk pembelajaran menulis

cerita pendek. Kemudian, peneliti menunjuk beberapa siswa untuk

mendeskripsikan nilai-nilai dan pesan tersirat yang terkandung dalam film pendek

tersebut dan mengungkapkan pendapat mereka tentang media tersebut cocok atau

tidak untuk pembelajaran menulis cerita pendek. Selanjutnya, siswa kelas X-2

SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo diminta untuk mengisi angket/kuesioner

untuk mengetahui penilaian siswa terhadap media pembelajaran film pendek.

Beberapa aspek yang dinilai, antara lain (1) kesiapan kalian sebelum

kegiatan memproduksi teks cerita pendek, (2) kondisi yang sesuai untuk

pembelajaran memproduksi teks cerita pendek, (3) bagaimana mewujudkan

kondisi tersebut?, (4) jenis media yang sesuai untuk pembelajaran menulis cerita

pendek, (5) bagaimana kalau media yang digunakan adalah media berbentuk film

pendek?, (6) cerita yag diinginkan dalam film pendek untuk pembelajaran menulis

cerita pendek, (7) alur cerita seperti apa yang sesuai untuk film pendek, (8) tokoh

yang berperan dalam film pendek, (9) musik pengiring yang sesuai untuk film

pendek, (10) durasi maksimal media film pendek, (11) jenis film yang diinginkan

untuk film pendek.

Berdasarkan tabel hasil uji coba oleh kelompok kecil, hasil angket

menyatakan bahwa kualitas produk yang dikembangkan termasuk pada kriteria

“baik” dengan rerata skor sebesar 3,26. Kategori tersebut merupakan hasil dari

angket siswa kelas X-2 SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo terhadap

produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

2. Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil

Uji coba pertama dilakukan oleh 10 siswa kelas X-2 SMA Pius Bakti

Utama Bayan Purworejo. Hasil penilaian uji coba kelompok kecil dianalisis

melalui tiap-tiap butir indikator pertanyaan. Adapun pemaparan analisis data

berdasarkan pada tiap butir pertanyaan pada angket penilaian.

a. Analisis Data Penilaian Indikator 1

Indikator pertama, yaitu kesiapan siswa sebelum kegiatan memproduksi

teks cerita pendek. Berikut ini tabel penilaian siswa terhadap media

pembelajaran film pendek berdasarkan penilaian terhadap kesiapan siswa

sebelum memproduksi teks cerita pendek.

Tabel 4.6 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 1

Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)


Sangat siap dan antusias 5 2 20%
Siap 4 6 60%
Kurang siap dan antusias 2 2 20%
Tidak siap sama sekali 1 0 0
Total 10 100%

Berdasarkan tabel di atas 6 siswa memilih kriteria siap sebesar 60%, 4

siswa masing-masing memilih kriteria sangat siap dan antusias sebesar 20%,

dan kategori kurang siap dan kurang antusias sebesar 20% sehingga dapat

disimpulkan bahwa kesiapan siswa sebelum memproduksi teks cerita pendek

berada pada taraf normal atau pada umumnya. Artinya, siswa siap sebelum

pembelajaran namun kurang antusias terhadap pembelajaran sastra khususnya

cerita pendek. Adapun diagram batang analisis indikator 1 sebagai berikut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Sangat Siap dan Antusias Siap Kurang Siap dan Antusias Tidak Siap Sama Sekali

70%
60%
60%

50%

40%

30%
20% 20%
20%

10%

0% 0%
Sangat Siap dan Siap Kurang Siap dan Tidak Siap Sama Sekali
Antusias Antusias
DIAGRAM PENILAIAN INDIKATOR 1

Gambar 4.21 Diagram Penilaian Indikator 1 Kelompok Kecil

b. Analisis Data Penilaian Indikator 2

Indikator kedua, yaitu kondisi yang sesuai untuk pembelajaran

memproduksi cerita pendek. Berikut ini tabel hasil penilaian siswa terhadap

media pembelajaran film pendek berdasarkan penilaian terhadap kondisi yang

sesuai untuk pembelajaran memproduksi teks cerita pendek.

Tabel 4.7 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 2

Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)


Biasa Saja 5 0 0
Lebih Cair 4 3 30%
Lebih Aktif 2 0 0
Santai 1 7 70%
Total 10 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 7 siswa memilih kriteria

santai sebesar 70% dan kriteria lebih cair sebesar 30%. Kecenderungan siswa

memilih kondisi yang lebih santai dalam menulis cerita pendek karena situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

yang santai dapat dengan mudah siswa mendapatkan ide dan imajinasi. Adapun

diagram batang analisis indikator 2 sebagai berikut.

Diagram Penilaian Indikator 2


Biasa Saja Lebih Cair Lebih Aktif Santai

100%

80% 70%
60%

40% 30%
20%

0% 0% 0%
Biasa Saja Lebih Cair Lebih Aktif Santai

Gambar 4.22 Diagram Penilaian Indikator 2 Kelompok Kecil

c. Analisis Data Penilaian Indikator 3

Indikator ketiga, yaitu perwujudan kondisi pembelajaran memproduksi

cerita pendek. Berikut ini tabel hasil penilaian siswa terhadap media

pembelajaran film pendek berdasarkan penilaian terhadap perwujudan kondisi

pembelajaran memproduksi teks cerita pendek.

Tabel 4.8 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 3

Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)


Semangat dan Aktif 5 5 50%
Guru yang Kreatif dan Inovatif 4 4 40%
Sarana dan Prasarana 2 1 10%
Santai dan Bebas 1 0 0
Total 10 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 5 siswa memilih kriteria

semangat dan aktif sebesar 50%, 4 siswa memilih kriteria guru yang kreatif dan

inovatif sebesar 40%, dan kriteria lebih santai dan bebas sebesar 10%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Kecenderungan siswa memilih untuk mewujudkan kondisi yang lebih

semangat dan aktif dalam menulis cerita pendek. Artinya, siswa membutuhkan

media untuk pembelajaran sastra, khususnya cerita pendek yang dapat

membangkitkan semangat dan sikap aktif mereka. Adapun diagram batang

analisis indikator 3 sebagai berikut.

100%
90%
80%
70%
60%
50%
50% Santai dan Bebas
40%
40% Sarana dan Prasarana
30% Guru yang Kreatif dan Inovatif
20% Semangat dan Aktif
10%
10%
0% 0%
Semangat dan Guru yang Sarana dan Santai dan
Aktif Kreatif dan Prasarana Bebas
Inovatif
Diagram Penilaian Indikator 3

Gambar 4.23 Diagram Penilaian Indikator 3 Kelompok Kecil

d. Analisis Data Penilaian Indikator 4

Indikator keempat, yaitu jenis media untuk pembelajaran menulis cerita

pendek. Berikut ini tabel hasil penilaian siswa terhadap media pembelajaran

film pendek berdasarkan penilaian terhadap jenis media untuk pembelajaran

menulis cerita pendek.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Tabel 4.9 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 4

Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)


Suara 5 0 0
Gambar 4 1 10%
Gambar Bersuara 2 9 90%
Gambar Dua Dimensi 1 0 0
Total 10 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 9 siswa memilih kriteria

gambar bersuara sebesar 90%, dan satu siswa memilih kriteria gambar sebesar

10%. Kecenderungan siswa memilih jenis media gambar bersuara (audio-

visual). Artinya, siswa lebih membutuhkan media yang bersifat audio-visual

sebagai media yang dapat memancing semangat dan sikap aktif mereka

terhadap pembelajaran sastra. Adapun diagram batang analisis indikator 4

sebagai berikut.

Diagram Penilaian Indikator 4


Suara Gambar Gambar Bersuara Gambar Dua Dimensi

100% 90%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
10%
0% 0% 0%
Suara Gambar Gambar Bersuara Gambar Dua Dimensi

Gambar 4.24 Diagram Penilaian Indikator 4 Kelompok Kecil


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

e. Analisis Data Penilaian Indikator 5

Indikator kelima, yaitu penggunaan media film pendek. Berikut ini tabel

hasil penilaian siswa terhadap media pembelajaran film pendek berdasarkan

penilaian terhadap penggunaan media film pendek untuk pembelajaran menulis

cerita pendek.

Tabel 4.10 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 5

Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)


Film Pendek Berisi Materi 5 1 10%
Film Pendek Menarik 4 6 60%
Film Pendek Sesuai Kebutuhan 2 3 30%
Film Pendek Bervariasi 1 0 0
Total 10 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 6 siswa memilih kriteria film

pendek yang menarik sebesar 60%, 3 siswa memilih kriteria sesuaikan dengan

kebutuhan sebesar 30%, dan satu siswa memilih kriteria film pendek berisi

materi cerita pendek sebesar 10%. Kecenderungan siswa memilih film pendek

yang menarik. Menarik bagi siswa berarti menarik dari segi cerita, alur, dan

penokohannya. Adapun diagram batang analisis indikator 5 sebagai berikut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

100%
90%
80%
70%
60%
60%
50% Film Pendek Bervariasi
40% Film Pendek Sesuai Kebutuhan
30%
30% Film Pendek Menarik
20% Film Pendek Berisi Materi
10%
10%
0% 0%
Film Pendek Film Pendek Film Pendek Film Pendek
Berisi Materi Menarik Sesuai Bervariasi
Kebutuhan
Diagram Penilaian Indikator 5

Gambar 4.25 Diagram Penilaian Indikator 5 Kelompok Kecil

f. Analisis Data Penilaian Indikator 6

Indikator keenam, yaitu cerita dalam film pendek. Berikut ini tabel hasil

penilaian siswa terhadap media pembelajaran film pendek berdasarkan

penilaian terhadap cerita dalam film pendek untuk pembelajaran menulis cerita

pendek.

Tabel 4.11 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 6

Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)


Tentang Sekolah dan Sekitarnya 5 2 20%
Tentang Keluarga 4 0 0
Cerita Motivasi 2 5 50%
Pengalaman Pribadi Seseorang 1 3 30%
Total 10 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 5 siswa memilih kriteria

cerita motivasi sebesar 50%, 3 siswa memilih kriteria pengalaman pribadi

seseorang sebesar 30%, dan 2 siswa memilih kriteria sekolah dan sekitarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

sebesar 10%. Berkaitan dengan data penilaian indikator 5, film pendek yang

menarik bagi siswa adalah film pendek yang memiliki unsur cerita motivasi.

Adapun diagram batang analisis indikator 6 sebagai berikut.

100%
90%
80%
70%
60%
50%
50% Pengalaman Pribadi Seseorang
40% Cerita Motivasi
30%
30% Tentang Keluarga
20%
20% Tentang Sekolah dan Sekitarnya
10%
0% 0%
Tentang Tentang Cerita Pengalaman
Sekolah dan Keluarga Motivasi Pribadi
Sekitarnya Seseorang
Diagram Penilaian Indikator 6

Gambar 4.26 Diagram Penilaian Indikator 6 Kelompok Kecil

g. Analisis Data Penilaian Indikator 7

Indikator ketujuh, yaitu alur cerita dalam film pendek. Berikut ini tabel

hasil penilaian siswa terhadap media pembelajaran film pendek berdasarkan

penilaian terhadap alur cerita dalam film pendek untuk pembelajaran menulis

cerita pendek.

Tabel 4.12 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 7

Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)


Alur Maju 5 6 60%
Alur Mundur 4 0 0
Alur Campuran 2 4 40%
Alur Erat 1 0 0
Total 10 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 6 siswa memilih kriteria

alur maju sebesar 60% dan 4 siswa memilih kriteria alur campuran sebesar

40%. Kecenderungan siswa memilih alur maju sebagai alur cerita dalam film

pendek. Adapun diagram batang analisis indikator 7 sebagai berikut.

100%

90%

80%

70%
60%
60%
Alur Erat
50%
40% Alur Campuran
40%
Alur Mundur
30% Alur Maju

20%

10%

0% 0% 0%
Alur Maju Alur Mundur Alur Campuran Alur Erat
Diagram Penilaian Indikator 7

Gambar 4.27 Diagram Penilaian Indikator 7 Kelompok Kecil

h. Analisis Data Penilaian Indikator 8

Indikator kedelapan, yaitu tokoh cerita dalam film pendek. Berikut ini tabel

hasil penilaian siswa terhadap media pembelajaran film pendek berdasarkan

penilaian terhadap tokoh cerita dalam film pendek untuk pembelajaran menulis

cerita pendek.

Tabel 4.13 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 8

Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)


Anak Sekolah 5 9 90%
Anggota Keluarga 4 1 10%
Guru 2 0 0
Tokoh Masyarakat 1 0 0
Total 10 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 9 siswa memilih kriteria

anak sekolah sebesar 90% dan satu siswa memilih kriteria anggota keluarga

sebesar 40%. Kecenderungan siswa memilih anak sekolah sebagai tokoh cerita

dalam film pendek karena sangat dekat dengan kehidupan siswa. Adapun

diagram batang analisis indikator 8 sebagai berikut.

100% 90%
90%
80%
70%
60%
50% Tokoh Masyarakat

40% Guru
30% Anggota Keluarga
20% Anak Sekolah
10%
10%
0% 0% 0%
Anak Anggota Guru Tokoh
Sekolah Keluarga Masyarakat
Diagram Penilaian Indikator 8

Gambar 4.28 Diagram Penilaian Indikator 8 Kelompok Kecil

i. Analisis Data Penilaian Indikator 9

Indikator kesembilan, yaitu musik pengiring dalam film pendek. Berikut ini

tabel hasil penilaian siswa terhadap media pembelajaran film pendek

berdasarkan penilaian terhadap musik pengiring dalam film pendek untuk

pembelajaran menulis cerita pendek.

Tabel 4.14 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 9

Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)


Lagu Anak-anak 5 0 0
Lagu Pop 4 4 40%
Musik Instrumental 2 5 50%
Lagu yang Sesuai Adegan 1 1 10%
Total 10 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 5 siswa memilih kriteria

musik instrumental sebesar 50%, 4 siswa memilih kriteria lagu pop sebesar

40%, dan satu siswa memilih kriteria lagu yang sesuai dengan adegan sebesar

10%. Maka, dapat disimpulkan bahwa kecenderungan siswa memilih musik

instrumental sebagai musik pengiring dalam film pendek. Adapun diagram

batang analisis indikator 9 sebagai berikut.

100%
90%
80%
70%
60%
50% 50%
40% 40%
Lagu yang Sesuai Adegan
30%
Musik Instrumental
20%
10% Lagu Pop
10%
Lagu Anak-anak
0% 0%

Diagram Penilaian Indikator 9

Gambar 4.29 Diagram Penilaian Indikator 9 Kelompok Kecil

j. Analisis Data Penilaian Indikator 10

Indikator kesepuluh, yaitu durasi film pendek. Berikut ini tabel hasil

penilaian siswa terhadap media pembelajaran film pendek berdasarkan

penilaian terhadap durasi film pendek untuk pembelajaran menulis cerita

pendek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Tabel 4.15 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 10

Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)


10 Menit 5 1 10%
15 Menit 4 1 10%
20 Menit 2 5 50%
50-60 Menit 1 3 30%
Total 10 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 5 siswa memilih kriteria

20 menit sebesar 50%, 3 siswa memilih kriteria 50-60 menit sebesar 30%,

dan dua siswa memilih kriteria 10 menit dan 15 menit dengan persentase

masing-masing sebesar 10%. Maka, dapat disimpulkan bahwa kecenderungan

siswa memilih durasi waktu 20 menit sebagai durasi film pendek. Adapun

diagram batang analisis indikator 10 sebagai berikut.

100%

90%

80%

70%

60%
50% 50-60 Menit
50%
20 Menit
40% 15 Menit
30%
30% 10 Menit

20%
10% 10%
10%

0%
10 Menit 15 Menit 20 Menit 50-60 Menit
Diagram Penilaian Indikator 10

Gambar 4.30 Diagram Penilaian Indikator 10 Kelompok Kecil


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

k. Analisis Data Penilaian Indikator 11

Indikator kesebelas, yaitu jenis film pendek. Berikut ini tabel hasil

penilaian siswa terhadap media pembelajaran film pendek berdasarkan

penilaian terhadap jenis film pendek untuk pembelajaran menulis cerita

pendek.

Tabel 4.16 Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil Indikator 11

Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)


Drama 5 5 50%
Komedi 4 4 40%
Non-Dialog 2 1 10%
Tragedi Komedi 1 0 0
Total 10 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 5 siswa memilih kriteria

drama sebesar 50%, 4 siswa memilih kriteria komedi sebesar 40%, dan satu

siswa memilih kriteria non-dialog sebesar 10%. Maka, dapat disimpulkan

bahwa kecenderungan siswa lebih suka jenis film drama sebagai jenis film

pendek. Adapun diagram batang analisis indikator 11 sebagai berikut.

100%
90%
80%
70%
60%
50% Tragedi Komedi
50%
40% Non-Dialog
40%
30% Komedi

20% Drama
10%
10%
0% 0%
Drama Komedi Non-Dialog Tragedi Komedi
Diagram Penilaian Indikator 11

Gambar 4.31 Diagram Penilaian Indikator 11 Kelompok Kecil


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Sepuluh siswa kelas X-2 SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo telah

memberikan penilaian pada tiap indikator berdasarkan angket penilaian yang

diberikan. Selanjutnya, akan dilakukan analisis terhadap penilaian kelompok

kecil secara keseluruhan. Rekapitulasi penilaian uji coba kelompok kecil

bertujuan untuk mengetahui rata-rata skor media pembelajaran dan

menentukan kriteria media pembelajaran.

Tabel 4.17 Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil

Indikator Penilaian Rerata Skala Kriteria


1 3,8 Baik
2 1,9 Sangat Tidak Baik
3 4,3 Sangat Baik
4 2,2 Kurang Baik
5 3,5 Baik
6 2,3 Kurang Baik
7 3,8 Baik
8 4,9 Sangat Baik
9 2,7 Kurang Baik
10 2,2 Kurang Baik
11 4,3 Sangat Baik
Total 35,9
Baik
Rata-rata Skor 3,26

Hasil tabel rekapitulasi menunjukkan hasil secara keseluruhan tentang

penilaian kualitas media pembelajaran film pendek yang telah dikembangkan.

Media pembelajaran film pendek mendapat rata-rata skor 3,26 dengan kriteria

“baik”. Berikut ini adalah diagram rekapitulasi penilaian uji coba kelompok

kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

DIAGRAM REKAPITULASI PENILAIAN UJI


COBA
KELOMPOK KECIL
Baik

4,9
4,3 4,3
3,8 3,8
3,5
2,7
2,2 2,3 2,2
1,9

Gambar 4.32 Diagram Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil

3. Deskripsi Data Uji Coba Kelompok Besar

Validasi kedua dilakukan oleh kelompok besar dengan jumlah 32 siswa kelas

X-1 SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo pada Senin, 18 Juli 2016 pukul

11.00-12.30 WIB selama 2 jam pelajaran (4 x 45 menit). Hasil yang baik pada

kelompok kecil menjadi tolok ukur untuk dapat memaksimalkan proses

pembelajaran menggunakan film pendek berjudul “Titi Kala Mangsa” pada

kelompok besar.

Peneliti bersama dengan guru membimbing, mengawasi, dan mengkondisikan

kelas ketika menggunakan media pembelajaran film pendek berjudul “Titi Kala

Mangsa”. Sarana yang digunakan, yaitu LCD proyektor, screen, laptop, speaker,

dan media pembelajaran film pendek yang sudah dikemas dalam bentuk DVD.

Siswa diminta untuk mencermati film pendek yang ditampilkan secara individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Kemudian, peneliti menunjuk beberapa siswa untuk mendeskripsikan nilai-nilai

yang terkandung dalam film pendek tersebut dan mengungkapkan pendapat

mereka tentang media tersebut cocok atau tidak untuk pembelajaran menulis

cerita pendek.

Selanjutnya, para siswa kelas X-1 SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo

diminta untuk mengisi angket umpan balik untuk mengetahui penilaian siswa

terhadap media pembelajaran film pendek yang berjudul “Titi Kala Mangsa”.

Beberapa aspek yang dinilai antara lain (1) kesiapan kalian sebelum kegiatan

memproduksi teks cerita pendek, (2) kondisi yang sesuai untuk pembelajaran

memproduksi teks cerita pendek, (3) bagaimana mewujudkan kondisi tersebut?,

(4) jenis media yang sesuai untuk pembelajaran menulis cerita pendek, (5)

bagaimana kalau media yang digunakan adalah media berbentuk film pendek?, (6)

cerita yag diinginkan dalam film pendek untuk pembelajaran menulis cerita

pendek, (7) alur cerita seperti apa yang sesuai untuk film pendek, (8) tokoh yang

berperan dalam film pendek, (9) musik pengiring yang sesuai untuk film pendek,

(10) durasi maksimal media film pendek, (11) jenis film yang diinginkan untuk

film pendek.

Berdasarkan hasil angket penilaian yang diisi oleh siswa, pertanyaan pertama

tentang kesiapan siswa sebelum kegiatan memproduksi teks cerita pendek, 50%

siswa menjawab siap sebelum memproduksi teks cerita pendek, 31% siswa

menjawab kurang siap dan kurang antusias sebelum memproduksi teks cerita

pendek, 9% siswa ada yang menjawab tidak siap sama sekali dan ada yang

menjawab sangat siap dan antusias sebelum memproduksi teks cerita pendek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Pertanyaan kedua tentang kondisi yang sesuai untuk pembelajaran menulis cerita

pendek, 66% siswa menjawab kondisi yang santai agar mudah mendapatkan

inspirasi dan imajinasi, 22% siswa menjawab kondisi yang lebih cair agar terjadi

komunikasi yang baik antara guru dan siswa, 9% siswa menjawab kondisi yang

biasa saja agar tidak bosan dan tetap terfokus, dan 3% siswa menjawab kondisi

yang diinginkan adalah kondisi yang lebih aktif.

Pertanyaan ketiga tentang bagaimana mewujudkan kondisi tersebut, 41%

siswa menjawab sikap semangat dan aktif dalam mewujudkan kondisi yang

diinginkan, 38% siswa menjawab dalam mewujudkan kondisi tersebut, guru harus

lebih kreatif dan inovatif, 13% siswa menjawab sarana dan prasarana harus

menunjang dalam mewujudkan kondisi yang diinginkan, dan 9% siswa menjawab

suasana kelas yang bebas dan santai untuk mewujudkan kondisi yang diinginkan.

Pertanyaan keempat tentang jenis media yang sesuai untuk pembelajaran menulis

cerita pendek, 84% siswa menjawab media yang sesuai adalah media audio-visual

(gambar bersuara), 13% siswa menjawab media yang sesuai adalah media gambar

dua dimensi (grafis), dan 3% siswa menjawab media yang sesuai untuk

pembelajaran menulis cerita pendek adalah media suara (audio).

Pertanyaan kelima tentang bagaimana jika media yang digunakan adalah

media film pendek, 66% siswa menjawab film pendek harus menarik agar tidak

membosankan, 28% siswa menjawab film pendek harus disesuaikan dengan

kondisi dan kebutuhan siswa, dan 6% siswa menjawab film pendek harus berisi

materi tentang menulis cerita pendek. Pertanyaan keenam tentang cerita yang

diinginkan siswa dalam film pendek, 72% siswa menjawab cerita yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

memotivasi, 16% siswa menjawab cerita tentang sekolah dan sekitarnya, dan 13%

siswa menjawab cerita tentang pengalaman pribadi seseorang.

Pertanyaan ketujuh tentang alur cerita yang diinginkan siswa untuk film

pendek, 63% siswa menjawab alur cerita campuran, 31% siswa menjawab alur

cerita maju dan 6% siswa menjawab alur cerita mundur (flashback). Pertanyaan

kedelapan tentang tokoh cerita yang diinginkan siswa, 75% siswa menjawab

tokoh cerita anak sekolah, 16% siswa menjawab tokoh cerita dalam film pendek

adalah tokoh masyarakat, 6% siswa menjawab tokoh cerita dalam film pendek

adalah seorang guru, dan 3% siswa menjawab tokoh cerita dalam film pendek

adalah anggota keluarga. Pertanyaan kesembilan tentang musik ilustrasi yang

sesuai untuk film pendek, 59% siswa menjawab musik ilustrasi yang sesuai adalah

musik instrumental, 19% siswa ada yang menjawab musik ilustrasi yang sesuai

adalah musik pop dan ada pula yang menjawab musik yang disesuaikan dengan

adegan dalam film pendek, dan 3% siswa menjawab musik yang sesuai adalah

lagu anak-anak.

Pertanyaan kesepuluh tentang durasi maksimal film pendek, 44% siswa

menjawab durasi film pendek maksimal adalah 20 menit, 31% siswa menjawab

durasi film pendek maksimal adalah 15 menit, dan siswa yang menjawab durasi

maksimal dalam film pendek 10 menit dan 50—60 menit masing-masing 13%.

Pertanyaan kesebelas tentang jenis film yang diinginkan siswa untuk film pendek,

50% siswa menjawab jenis film komedi, 28% siswa menjawab jenis film tragedi-

komedi, 19% siswa menjawab jenis film drama, dan 3% saja siswa menjawab

jenis film non-dialog.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

4. Analisis Data Penilaian Uji Coba Kelompok Besar

Uji coba kelompok besar dilakukan pada siswa kelas X-1 dengan jumlah

siswa 32 siswa. Hasil penilaian uji coba kelompok besar dianalisis melalui tiap

butir indikator pertanyaan. Adapun pemaparan analisis data berdasarkan pada tiap

butir indikator pertanyaan pada angket penilaian, sebagai berikut.

a) Analisis Data Penilaian Indikator 1

Indikator pertama, yaitu kesiapan siswa sebelum kegiatan memproduksi teks

cerita pendek. Berikut ini tabel penilaian siswa terhadap media pembelajaran film

pendek berdasarkan penilaian terhadap kesiapan siswa sebelum memproduksi teks

cerita pendek.

Tabel 4.18 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 1

Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)


Sangat siap dan antusias 5 3 9%
Siap 4 16 50%
Kurang siap dan antusias 2 10 31%
Tidak siap sama sekali 1 3 9%
Total 32 100%

Berdasarkan tabel di atas, 16 siswa memilih kriteria siap sebesar 50%, 10

siswa memilih kriteria kurang siap dan antusias sebesar 31%, dan 6 siswa masing-

masing memilih kriteria sangat siap dan antusias sebesar 9% dan kategori tidak

siap sama sekali sebesar 9%. Adapun diagram batang analisis indikator 1 sebagai

berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

60%

50%
50%

40%

31%
30%

20%

9% 9%
10%

0%
Sangat Siap dan Antusias Siap Kurang Siap dan Tidak Siap Sama Sekali
Antusias
Diagram Penilaian Indikator 1

Sangat Siap dan Antusias Siap Kurang Siap dan Antusias Tidak Siap Sama Sekali

Gambar 4.33 Diagram Penilaian Indikator 1 Kelompok Besar

b) Analisis Data Penilaian Indikator 2

Indikator kedua, yaitu kondisi yang sesuai untuk pembelajaran memproduksi

cerita pendek. Berikut ini tabel hasil penilaian siswa terhadap media pembelajaran

film pendek berdasarkan penilaian terhadap kondisi yang sesuai untuk

pembelajaran memproduksi teks cerita pendek.

Tabel 4.19 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 2

Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)


Biasa Saja 5 3 9%
Lebih Cair 4 7 22%
Lebih Aktif 2 1 3%
Santai 1 21 66%
Total 32 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 21 siswa memilih kriteria

santai sebesar 66%, 7 siswa memilih kriteria lebih cair sebesar 22%, 3 siswa

memilih kriteria biasa saja sebesar 9%, dan satu siswa memilih kriteria lebih aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

sebesar 3%. Kecenderungan siswa memilih kondisi yang lebih santai dalam

menulis cerita pendek. Adapun diagram batang analisis indikator 2 sebagai

berikut.

Diagram Penilaian Indikator 2


Biasa Saja Lebih Cair Lebih Aktif Santai

100%
90%
80%
70% 66%
60%
50%
40%
30%
22%
20%
9%
10% 3%
0%
Biasa Saja Lebih Cair Lebih Aktif Santai

Gambar 4.34 Diagram Penilaian Indikator 2 Kelompok Besar

c) Analisis Data Penilaian Indikator 3

Indikator ketiga, yaitu perwujudan kondisi pembelajaran memproduksi cerita

pendek. Berikut ini tabel hasil penilaian siswa terhadap media pembelajaran film

pendek berdasarkan penilaian terhadap perwujudan kondisi pembelajaran

memproduksi teks cerita pendek.

Tabel 4.20 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 3

Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)


Semangat dan Aktif 5 13 41%
Guru yang Kreatif dan Inovatif 4 12 38%
Sarana dan Prasarana 2 4 13%
Santai dan Bebas 1 3 9%
Total 32 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 13 siswa memilih kriteria

semangat dan aktif sebesar 41%, 12 siswa memilih kriteria guru yang kreatif dan

inovatif sebesar 38%, 4 siswa memilih kriteria sarana prasarana sebesar 13%, dan

3 siswa memilih kriteria lebih santai dan bebas sebesar 9%. Kecenderungan siswa

memilih untuk mewujudkan kondisi yang lebih semangat dan aktif dalam menulis

cerita pendek. Adapun diagram batang analisis indikator 3 sebagai berikut.

100%
90%
80%
70%
60%
50% Santai dan Bebas
41% 38%
40% Sarana dan Prasarana
30% Guru yang Kreatif dan Inovatif
20% Semangat dan Aktif
13%
9%
10%
0%
Semangat dan Guru yang Sarana dan Santai dan
Aktif Kreatif dan Prasarana Bebas
Inovatif
Diagram Penilaian Indikator 3

Gambar 4.35 Diagram Penilaian Indikator 3 Kelompok Besar

d) Analisis Data Penilaian Indikator 4

Indikator keempat, yaitu jenis media untuk pembelajaran menulis cerita

pendek. Berikut ini tabel hasil penilaian siswa terhadap media pembelajaran film

pendek berdasarkan penilaian terhadap jenis media untuk pembelajaran menulis

cerita pendek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Tabel 4.21 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 4

Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)


Suara 5 1 3%
Gambar 4 0 0
Gambar Bersuara 2 27 84%
Gambar Dua Dimensi 1 4 13%
Total 32 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 27 siswa memilih kriteria

gambar bersuara sebesar 84%, 4 siswa memilih kriteria gambar dua dimensi

sebesar 13%, dan satu siswa memilih kriteria gambar sebesar 3%. Kecenderungan

siswa memilih jenis media gambar bersuara (audio-visual). Adapun diagram

batang analisis indikator 4 sebagai berikut.

Diagram Penilaian Indikator 4


Suara Gambar Gambar Bersuara Gambar Dua Dimensi

100%
90% 84%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20% 13%
10% 3%
0% 0%
Suara Gambar Gambar Bersuara Gambar Dua Dimensi

Gambar 4.36 Diagram Penilaian Indikator 4 Kelompok Besar

e) Analisis Data Penilaian Indikator 5


Indikator kelima, yaitu penggunaan media film pendek. Berikut ini tabel hasil

penilaian siswa terhadap media pembelajaran film pendek berdasarkan penilaian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

terhadap penggunaan media film pendek untuk pembelajaran menulis cerita

pendek.

Tabel 4.22 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 5

Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)


Film Pendek Berisi Materi 5 2 6%
Film Pendek Menarik 4 21 66%
Film Pendek Sesuai Kebutuhan 2 9 28%
Film Pendek Bervariasi 1 0 0
Total 32 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 21 siswa memilih kriteria film

pendek yang menarik sebesar 66%, 9 siswa memilih kriteria sesuaikan dengan

kebutuhan sebesar 28%, dan dua siswa memilih kriteria film pendek berisi materi

cerita pendek sebesar 6%. Kecenderungan siswa memilih film pendek yang

menarik. Adapun diagram batang analisis indikator 5 sebagai berikut.

100%
90%
80%
70% 66%
60%
50% Film Pendek Bervariasi
40%
30%
28% Film Pendek Sesuai Kebutuhan

20% Film Pendek Menarik


10% 6% Film Pendek Berisi Materi
0% 0%
Film Pendek Film Pendek Film Pendek Film Pendek
Berisi Materi Menarik Sesuai Bervariasi
Kebutuhan
Diagram Penilaian Indikator 5

Gambar 4.37 Diagram Penilaian Indikator 5 Kelompok Besar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

f) Analisis Data Penilaian Indikator 6

Indikator keenam, yaitu cerita dalam film pendek. Berikut ini tabel hasil

penilaian siswa terhadap media pembelajaran film pendek berdasarkan penilaian

terhadap cerita dalam film pendek untuk pembelajaran menulis cerita pendek.

Tabel 4.23 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 6

Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)


Tentang Sekolah dan Sekitarnya 5 5 16%
Tentang Keluarga 4 0 0
Cerita Motivasi 2 23 72%
Pengalaman Pribadi Seseorang 1 4 13%
Total 32 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 23 siswa memilih kriteria

cerita motivasi sebesar 72%, 5 siswa memilih kriteria sekolah dan sekitarnya

sebesar 30%, dan 4 siswa memilih kriteria pengalaman pribadi seseorang sebesar

10%. Kecenderungan siswa memilih cerita motivasi. Adapun diagram batang

analisis indikator 6 sebagai berikut.

100%
90%
80%
72%
70%
60%
50% Pengalaman Pribadi Seseorang
40%
Cerita Motivasi
30%
16% Tentang Keluarga
20% 13%
10% Tentang Sekolah dan Sekitarnya
0% 0%
Tentang Tentang Cerita Motivasi Pengalaman
Sekolah dan Keluarga Pribadi
Sekitarnya Seseorang
Diagram Penilaian Indikator 6

Gambar 4.38 Diagram Penilaian Indikator 6 Kelompok Besar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

g) Analisis Data Penilaian Indikator 7

Indikator ketujuh, yaitu alur cerita dalam film pendek. Berikut ini tabel hasil

penilaian siswa terhadap media pembelajaran film pendek berdasarkan penilaian

terhadap alur cerita dalam film pendek untuk pembelajaran menulis cerita pendek.

Tabel 4.24 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 7

Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)


Alur Maju 5 10 31%
Alur Mundur 4 2 6%
Alur Campuran 2 20 63%
Alur Erat 1 0 0
Total 32 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 20 siswa memilih kriteria alur

campuran sebesar 63%, 10 siswa memilih kriteria alur maju sebesar 31%, dan 2

siswa memilih kriteria alur mundur sebesar 6%. Kecenderungan siswa memilih

alur campuran sebagai alur cerita dalam film pendek. Adapun diagram batang

analisis indikator 7 sebagai berikut.

100%
90%
80%
70% 63%
60%
Alur Erat
50%
Alur Campuran
40%
31% Alur Mundur
30%
Alur Maju
20%
10% 6%
0% 0%
Alur Maju Alur Mundur Alur Campuran Alur Erat
Diagram Penilaian Indikator 7

Gambar 4.39 Diagram Penilaian Indikator 7 Kelompok Besar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

h) Analisis Data Penilaian Indikator 8

Indikator kedelapan, yaitu tokoh cerita dalam film pendek. Berikut ini tabel

hasil penilaian siswa terhadap media pembelajaran film pendek berdasarkan

penilaian terhadap tokoh cerita dalam film pendek untuk pembelajaran menulis

cerita pendek.

Tabel 4.25 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 8

Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)


Anak Sekolah 5 24 75%
Anggota Keluarga 4 1 3%
Guru 2 2 6%
Tokoh Masyarakat 1 5 16%
Total 32 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 24 siswa memilih kriteria anak

sekolah sebesar 75%, 5 siswa memilih kriteria tokoh masyarakat sebesar 16%, dua

siswa memilih kriteria guru sebesar 6%, dan satu siswa memilih kriteria anggota

keluarga sebesar 3%. Kecenderungan siswa memilih anak sekolah sebagai tokoh

cerita dalam film pendek. Adapun diagram batang analisis indikator 8 sebagai

berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

100%
90%
80% 75%
70%
60%
50% Tokoh Masyarakat
40% Guru
30%
Anggota Keluarga
20% 16%
10% 3% 6% Anak Sekolah

0%
Anak Sekolah Anggota Guru Tokoh
Keluarga Masyarakat
Diagram Penilaian Indikator 8

Gambar 4.40 Diagram Penilaian Indikator 8 Kelompok Besar

i) Analisis Data Penilaian Indikator 9

Indikator kesembilan, yaitu musik pengiring dalam film pendek. Berikut ini

tabel hasil penilaian siswa terhadap media pembelajaran film pendek berdasarkan

penilaian terhadap musik pengiring dalam film pendek untuk pembelajaran

menulis cerita pendek.

Tabel 4.26 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 9

Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)


Lagu Anak-anak 5 1 3%
Lagu Pop 4 6 19%
Musik Instrumental 2 19 59%
Lagu yang Sesuai Adegan 1 6 19%
Total 32 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 19 siswa memilih kriteria

musik instrumental sebesar 59%, 12 siswa memilih kriteria lagu pop sebesar 19%

dan lagu yang sesuai dengan adegan sebesar 19%, dan satu siswa memilih kriteria

lagu anak-anak sebesar 3%. Kecenderungan siswa memilih musik instrumental


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

sebagai musik pengiring dalam film pendek. Adapun diagram batang analisis

indikator 9 sebagai berikut.

100%
90%
80%
70%
60% 59%
50%
40%
30% 19% 19% Lagu yang Sesuai Adegan
20%
Musik Instrumental
10% 3%
0% Lagu Pop
Lagu Anak-anak

Diagram Penilaian Indikator 9

Gambar 4.41 Diagram Penilaian Indikator 9 Kelompok Besar

j) Analisis Data Penilaian Indikator 10

Indikator kesepuluh, yaitu durasi film pendek. Berikut ini tabel hasil penilaian

siswa terhadap media pembelajaran film pendek berdasarkan penilaian terhadap

durasi film pendek untuk pembelajaran menulis cerita pendek.

Tabel 4.27 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 10

Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)


10 Menit 5 4 13%
15 Menit 4 10 31%
20 Menit 2 14 44%
50-60 Menit 1 4 13%
Total 32 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 14 siswa memilih kriteria 20

menit sebesar 44%, 10 siswa memilih kriteria 15 menit sebesar 31%, dan delapan

siswa memilih kriteria 10 menit dan 50-60 menit dengan persentase masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

masing sebesar 13%. Kecenderungan siswa memilih 20 menit sebagai durasi film

pendek. Adapun diagram batang analisis indikator 10 sebagai berikut.

100%
90%
80%
70%
60%
50-60 Menit
50% 44%
20 Menit
40%
31% 15 Menit
30%
10 Menit
20% 13% 13%
10%
0%
10 Menit 15 Menit 20 Menit 50-60 Menit
Diagram Penilaian Indikator 10

Gambar 4.42 Diagram Penilaian Indikator 10 Kelompok Besar

k) Analisis Data Penilaian Indikator 11

Indikator kesebelas, yaitu jenis film pendek. Berikut ini tabel hasil penilaian

siswa terhadap media pembelajaran film pendek berdasarkan penilaian terhadap

jenis film pendek untuk pembelajaran menulis cerita pendek.

Tabel 4.28 Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar Indikator 11

Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)


Drama 5 6 19%
Komedi 4 16 50%
Non-Dialog 2 1 3%
Tragedi Komedi 1 9 28%
Total 32 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 16 siswa memilih kriteria

komedi sebesar 50%, 9 siswa memilih kriteria tragedi-komedi sebesar 28%, 6


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

siswa memilih kriteria drama sebesar 19%, dan satu siswa memilih kriteria non-

dialog sebesar 3%. Kecenderungan siswa memilih komedi sebagai jenis film

pendek. Adapun diagram batang analisis indikator 11 sebagai berikut.

100%
90%
80%
70%
60%
50% Tragedi Komedi
50%
Non-Dialog
40%
Komedi
28%
30%
Drama
19%
20%
10% 3%
0%
Drama Komedi Non-Dialog Tragedi Komedi
Diagram Penilaian Indikator 11

Gambar 4.43 Diagram Penilaian Indikator 11 Kelompok Besar

Tiga puluh dua siswa kelas X-1 SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo

telah memberikan penilaian pada tiap indikator berdasarkan angket penilaian yang

diberikan. Kemudian, hasil angket tersebut dianalisis secara keseluruhan.

Rekapitulasi penilaian uji coba kelompok besar bertujuan untuk mengetahui rata-

rata skor media pembelajaran dan menentukan kriteria media pembelajaran.

Tabel 4.29 Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Kelompok Besar

Indikator Penilaian Rerata Skala Kriteria


1 3,18 Baik
2 2,06 Kurang Baik
3 3,87 Baik
4 1,96 Sangat Tidak Baik
5 3,5 Baik
6 2,34 Kurang Baik
7 3,06 Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Indikator Penilaian Rerata Skala Kriteria


8 4,15 Sangat Baik
9 2,28 Kurang Baik
10 2,87 Kurang Baik
11 3,28 Baik
Total 32,5
Kurang Baik
Rata-rata Skor 2,96

Berdasarkan hasil tabel rekapitulasi di atas, menunjukkan bahwa kualitas

media pembelajaran film pendek yang telah dikembangkan, mendapatkan rata-rata

skor 2,96 dengan kriteria “kurang baik”. Kriteria “kurang baik” tersebut dapat

ditunjukkan pada indikator 2 tentang kesiapan siswa sebelum kegiatan

memproduksi teks cerita pendek, indikator 6 tentang cerita dalam film pendek,

indikator 9 tentang musik pengiring dalam film pendek, dan indikator 10 tentang

durasi film pendek. Berikut ini adalah diagram rekapitulasi penilaian uji coba

kelompok besar.

DIAGRAM REKAPITULASI PENILAIAN


UJI COBA
KELOMPOK BESAR
Kurang Baik

4,15
3,87
3,5 3,28
3,18 3,06 2,87
2,34 2,28
2,06 1,96

Gambar 4.44 Diagram Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Kelompok Besar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Hasil validasi lapangan oleh kelompok kecil dan kelompok besar dianalisis

dan dihitung menjadi hasil validasi secara keseluruhan. Hasil validasi secara

keseluruhan merupakan rekapitulasi penilaian data dari kelompok kecil dan

kelompok besar. Berikut ini rekapitulasi penilaian data secara keseluruhan.

Tabel 4.30 Rekapitulasi Uji Coba secara Keseluruhan

Uji Coba Rerata Skala Kriteria


Uji coba kelompok kecil 3,26 Baik
Uji coba kelompok besar 2,96 Kurang Baik
Total 6,22
Baik
Rata-rata skor 3,11

Melalui pemaparan tabel rekapitulasi uji coba secara keseluruhan dapat

disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan oleh peneliti, yaitu media

pembelajaran film pendek termasuk dalam kriteria “baik”. Hal tersebut dapat

dilihat dari rata-rata skor yang diperoleh sebesar 3,11. Berikut ini diagram hasil

uji coba secara keseluruhan.

Diagram Hasil Uji Coba Secara Keseluruhan


3,3 3,26
3,25
3,2
3,15
3,1
3,05
3 2,96
2,95
2,9
2,85
2,8
Kelompok Kecil Kelompok Besar

Baik Kurang Baik Kurang Baik

Gambar 4.45 Diagram Hasi Uji Coba secara Keseluruhan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

4.1.6 Revisi Produk

Revisi produk merupakan langkah yang dilakukan setelah mendapatkan

hasil uji coba lapangan. Uji coba lapangan kelompok besar menjadi acuan revisi

produk. Maka dari itu, revisi produk didasarkan pada presentase 25% ≤ dari hasil

uji coba lapangan kelompok besar. Adapun pemaparan revisi produk sebagai

berikut.

Tabel 4.31 Revisi Produk

Komentar Siswa Revisi


Durasi media pembelajaran terlalu Durasi yang lama menyebabkan siswa
lama. cepat mengantuk. Oleh karena itu,
perlu pemendekan durasi dan
pemotongan adegan.
Musik ilustrasi yang terlalu mendayu- Musik ilustrasi yang terdengar sendu
dayu atau lembut. dan lembut menyebabkan siswa cepat
mengantuk. Oleh karena itu, musik
ilustrasi perlu diganti dengan musik
yang ceria dan penuh semangat agar
siswa tidak cepat mengantuk dan
antusias kembali.
Volume dialog antartokoh yang Volume dialog antartokoh yang terlalu
terlalu kecil. kecil menyebabkan siswa kurang
mendengar apa yang dibicarakan oleh
tokoh dalam film. Oleh karena itu,
volume dialog antartokoh perlu
diperbesar sehingga percakapan dapat
terdengar dengan jelas.

Revisi produk dilakukan setelah mendapatkan beberapa komentar dari siswa.

komentar siswa terhadap produk meliputi durasi media yang terlalu panjang,

musik ilustrasi yang tergolong lembut dan mendayu-dayu, dan volume dialog

antartokoh yang kurang terdengar dengan jelas. Berdasarkan komentar dari siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

tersebut, peneliti memperbaiki produk sesuai dengan komentar yang diberikan

siswa, yaitu memperbaiki durasi dengan cara memotong atau memendekkan

adegan (cutting video stock), mengubah musik ilustrasi yang dinilai terlalu lembut

dengan musik yang tergolong ceria, dan memperbesar frekuensi volume dialog

antartokoh sehingga percakapan dapat terdengar dengan jelas.

4.1.7 Kajian Produk Akhir

Produk akhir media pembelajaran film pendek diperoleh berdasarkan

penilaian, saran, dan komentar dari expert judgement. Expert judgement tersebut,

antara lain ahli materi pembelajaran bahasa Indonesia, ahli media pembelajaran,

dan guru bahasa Indonesia kelas X SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo.

Produk akhir “Pengembangan Media Film Pendek Berbasis Kontekstual untuk

Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarkan Kehidupan Siswa Kelas X Semester

II SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo” layak digunakan dalam proses

pembelajaran di dalam kelas. Produk akhir dikemas dalam bentuk CD (Compact

Disk).

4.1.7.1 Media Film Pendek

“Pengembangan Media Film Pendek Berbasis Kontekstual untuk

Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarkan Kehidupan Siswa Kelas X Semester

II SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo” dikemas menjadi media

pembelajaran bahasa Indonesia yang inovatif dan kreatif. Media pembelajaran ini

terdiri dari opening video dengan detail frame yang padat sehingga menimbulkan

kesan animatif. Selain itu, film dilengkapi dengan audio yang mendukung sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

ilustrasi dan pengisi suara atau narasi tokoh. Video stock shoot yang melalui tahap

seleksi dirangkai menjadi satu kesatuan sesuai dengan skenario. Bagian terakhir

film terdapat ucapan terimakasih dari seluruh crew film dengan konsistensi

karakter font yang digunakan. Dalam media pembelajaran ini terdiri dari beberapa

komponen yaitu, tampilan awal atau opening, story, dan ending. Komponen-

komponen ini sedikit berbeda dengan storyboard yang dibuat. Storyboard dibuat

hanya pada komponen story saja. Berikut penjelasan dari komponen-komponen

tersebut.

4.1.7.2 Opening Film

Bagian opening film merupakan tampilan utama pada film pendek.

Opening dalam media pembelajaran film pendek berbasis kontekstual berupa

animasi tiga dimensi dengan tulisan “PBSI Universitas Sanata Dharma

Productions”.

Gambar 4.46 Tampilan Opening Film


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

4.1.7.3 Story Film

Bagian story film berisi video-video stock shoot yang telah diseleksi, teks

nama pemeran, dan nama crew produksi film yang dijadikan satu menjadi sebuah

rangkaian film.

Gambar 4.47 Tampilan Story Film

4.1.7.4 Ending Film

Bagian ending film berisi ucapan terimakasih dari segenap perancang film

yang didesain dengan background hitam dan teks bergerak perlahan ke atas

sehingga memungkinkan dapat dibaca oleh penonton film.

Gambar 4.48 Tampilan Ending Film


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

4.2 Pembahasan

Keterampilan menulis cerita pendek sangatlah penting untuk dikembangkan

pada siswa karena keterampilan menulis cerita pendek dapat menyalurkan emosi

dan ekspresi yang dialami siswa ke dalam bentuk tulisan. Pernyataan tersebut

sejalan dengan pandangan Nurgiyantoro (2009:296) tentang keterampilan menulis

yang mengatakan bahwa kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai

unsur internal dan unsur eksternal kebahasaan itu sendiri yang akan menjadi

sebuah karangan. Maka, agar menjadi sebuah karangan yang runtut dan padu,

harus terjalin baik antara unsur bahasa maupun unsur isi karangan. Pengembangan

produk film pendek merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk

membantu siswa dalam menemukan ide dan merangsang emosi siswa, terutama

pada keterampilan menulis cerita pendek.

Film pendek merupakan salah satu karya film cerita fiksi yang berdurasi

kurang dari 60 menit. Film ini banyak dihasilkan oleh siswa SMA atau mahasiswa

perguruan tinggi. Film pendek juga termasuk ke dalam bahan ajar berbasis audio-

visual yang dapat digunakan untuk menghibur dan membangkitkan emosi,

ekspresi, dan rasa antusias si penonton atau dalam hal ini siswa itu sendiri. Hal ini

sejalan dengan pandangan Peacock (2001:5) yang mengatakan bahwa film adalah

gambaran hidup (movie) atau sering juga disebut dengan sinema yang merupakan

bentuk dari sebuah seni, hiburan, dan bisnis.

Dalam penelitian tersebut, peneliti mengembangkan prosedur pengembangan

yang dimodifikasi dari prosedur penelitian pengembangan Borg & Gall. Peneliti

memodifikasi prosedur penelitian pengembangan menjadi enam langkah, yaitu (1)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain,

(5) revisi desain, dan (6) uji coba produk.

Berdasarkan modifikasi prosedur penelitian pengembangan yang ada, peneliti

membuat desain produk film pendek. Dalam pembuatan desain produk tersebut,

peneliti menggunakan beberapa alat, seperti dua kamera DSLR, lampu lighting,

dan soundrecorder dengan didukung beberapa software editing, seperti Adobe

Premiere Pro CS4, Corel VideoStudio Pro X4, Blender 3D, dan Adobe Photoshop

CC.

Setelah film pendek selesai dibuat, peneliti mengajukan validasi kepada ahli

media pembelajaran dan guru bahasa Indonesia kelas X SMA Pius Bakti Utama

Bayan Purworejo. Produk film pendek memperoleh skor rata-rata 4,50 dengan

kategori “sangat baik” dari ahli media pembelajaran dan skor rata-rata 4,11

dengan kategori “baik” dari guru bahasa Indonesia kelas X SMA Pius Bakti

Utama Bayan Purworejo. Berdasarkan perolehan skor tersebut, dapat disimpulkan

bahwa media layak digunakan/diujicobakan dan sangat cocok untuk siswa dengan

revisi sesuai saran.

Setelah produk divalidasi dan direvisi, peneliti melakukan uji coba kepada

siswa kelas X SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo. Ketika uji coba

dilakukan, siswa cukup siap dan antusias sehingga uji coba dapat berjalan dengan

lancar. Dalam film pendek, menceritakan sebuah pengalaman seseorang saat

menjalani pendidikan hingga akhirnya mendapat pekerjaan tetap, yaitu menjadi

seorang guru. Berdasarkan hasil uji coba, film pendek tersebut berhasil membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

siswa menumbuhkan imajinasi siswa, merangsang emosi siswa, dan dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa saat menonton film tersebut.

Hal ini sejalan dengan teori Peacock dalam bukunya yang berjudul The Art of

Moviemaking: Script to Screen (2001: 1-3) yang mengatakan bahwa film atau

movie merupakan tampilan pada layar oleh kilatan atau flicker cahaya yang

muncul sebanyak 24 kali (24 gambar) tiap detiknya dari lampu proyektor.

Kejadian itu dapat dilihat oleh mata manusia hanya saja karena kemampuan mata

manusia yang terbatas, maka potongan-potongan gambar tidak terlihat sedangkan

yang muncul adalah pergerakan gambar yang halus. Fenomena ini disebut

persistence of vision. Pergerakan gambar-gambar tersebut merupakan

exaggeration dari ide-ide romantis kita yang liar, potret atau gambaran dari

kenyataan hidup, hingga terjerumus pada gelapnya mimpi buruk yang mampu

merangsang emosi orang yang menontonnya.

Film pendek dibuat agar siswa dapat belajar dan berlatih menulis cerita

pendek dengan baik dan benar. Selain membantu siswa belajar dan berlatih

menulis cerita pendek, film pendek tersebut juga mendorong semangat dan

motivasi belajar siswa, khususnya pembelajaran sastra di sekolah. Tidak hanya

siswa yang merasakan manfaat film pendek tersebut, tetapi guru juga merasakan

manfaat dari media film pendek tersebut, yaitu dapat melatih guru untuk

merancang media yang inovatif, kreatif, dan variatif sebagai media pendukung

pembelajaran sastra.

Film pendek tersebut sesuai pada pembelajaran menulis cerita pendek di

jenjang pendidikan sekolah menengah atas (SMA). Dalam pembelajaran menulis


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

cerita pendek perlu memperhatikan alur yang digunakan, situasi dalam cerita,

tokoh dan karakteristiknya, sudut pandang penulis, gaya bahasa yang digunakan,

dan tema cerita pendek (Nurgiyantoro, 2009: 114). Berdasarkan teori tersebut,

struktur media film pendek yang dikembangkan juga tidak jauh berbeda dengan

struktur penulisan cerita pendek. Hal ini digunakan untuk memancing kognitif

siswa mengenai menulis cerita pendek yang baik dan benar. Berbagai hal tersebut

membuktikan bahwa media film pendek yang dikembangkan oleh peneliti sangat

cocok dan layak digunakan untuk pembelajaran menulis cerita pendek siswa kelas

X SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai

berikut.

1. Pengembangan media film pendek bagi siswa kelas X SMA Pius Bakti Utama

Bayan Purworejo dikembangkan dengan mengacu jenis penelitian Research

and Development (R&D) dari Borg and Gall yang dipaparkan oleh Sugiyono.

Langkah-langkah penelitian R&D mengacu pada teori Borg and Gall tetapi

langkah tersebut dimodifikasi dan disesuaikan dengan kondisi lapangan. Maka

dari itu, langkah penelitian yang seharusnya ada sepuluh langkah diadaptasi

menjadi tujuh langkah penelitian dan pengembangan. Langkah-langkah

penelitian yang sudah dimodifikasi tersebut, meliputi (1) penelitian dan

pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji

coba kelompok terbatas, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, dan (7) revisi

dan penyempurnaan produk.

Film pendek merupakan media pembelajaran berbasis audio-visual yang

memiliki tujuan khusus, yaitu meningkatkan minat belajar siswa dan mengatasi

kejenuhan siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya

pembelajaran sastra. Perancangan media tersebut menggunakan dua buah

kamera DSLR, lighting, sound recorder, microphone, laptop, dan beberapa

software editing, seperti Adobe Premiere Pro CS4, Corel VideoStudio Pro X4,

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Final Cut Pro, dan Blender 3D. Pengembangan media film pendek

mendapatkan penilaian kualitas “sangat baik” dan layak untuk digunakan

dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran sastra.

Penilaian kualitas media berasal dari para expert judgement yang sudah

memiliki kompetensi dalam menilai sebuah media pembelajaran dan materi

pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya materi menulis cerita pendek.

Expert judgement telah memberikan penilaian yang didasarkan pada berbagai

indikator media pembelajaran dan dihitung menggunakan skala lima sehingga

hasilnya akurat.

2. Ahli media memberikan skor 4,50 dengan kriteria sangat baik untuk media

pembelajaran film pendek. Guru bahasa Indonesia kelas X SMA Pius Bakti

Utama Bayan Purworejo memberikan skor 4,11 dengan kriteria sangat baik

untuk media pembelajaran film pendek. Dalam uji coba lapangan, para siswa

yang termasuk dalam kelompok kecil memberikan penilaian melalui angket

dengan baik, namun berbeda dengan beberapa siswa yang termasuk dalam

kelompok besar. Mereka memberikan penilaian melalui angket dengan kriteria

kurang baik. Hal tersebut terjadi karena para siswa kurang siap, ilustrasi musik,

dan durasi yang terlalu panjang sehingga beberapa siswa tertidur ketika uji

coba. Namun, berdasarkan hasil rekapitulasi uji coba secara keseluruhan,

menunjukkan bahwa media film pendek berhasil dalam membantu siswa

belajar bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis cerita pendek

dengan rerata skor sebesar 3,11.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

Hasil-hasil penelitian yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan

bahwa media film pendek berhasil dan layak digunakan dalam membantu

siswa belajar bahasa Indonesia terutama pembelajaran menulis cerita pendek.

5.2 Implikasi

Pengembangan media film pendek ini dapat dimanfaatkan untuk

pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa kelas X di SMA Pius Bakti Utama

Bayan Purworejo. Hal ini karena pengembangan produk media film pendek

dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan siswa kelas X di SMA Pius Bakti

Utama Bayan Purworejo.

Namun, media film pendek ini juga dapat digunakan di lembaga atau sekolah

lain. Maka dari itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan

media film pendek. Hal-hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut.

1. Film pendek hanya digunakan sebagai media untuk mengatasi kebosanan dan

kejenuhan siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia.

2. Kesesuaian media pembelajaran film pendek dengan indikator dan tujuan

pembelajaran yang akan dipelajari.

3. Kualitas media pembelajaran film pendek terhadap pembelajaran menulis

cerita pendek siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian dan pengembangan media film pendek tidak selalu berjalan dengan

lancar dalam proses pengembangannya. Pengembangan media tersebut memliki

beberapa keterbatasan, di antaranya sebagai berikut.

1. Prosedur penelitian pengembangan hanya dilakukan sampai pada langkah

ketujuh dari prosedur penelitian pengembangan Borg & Gall karena

keterbatasan waktu, lokasi penelitian, dan biaya.

2. Wawancara analisis kebutuhan yang dilakukan peneliti hanya dilakukan pada

guru dan kepala sekolah saja dengan alasan keterbatasan waktu dan situasi

yang ada di lapangan yang kurang mendukung untuk melakukan potret lebih

mendalam.

3. Media film pendek ini dibuat secara terbatas sehingga hanya diketahui oleh

peneliti dan beberapa pihak saja.

5.4 Saran

Saran-saran yang dapat dipertimbangkan dalam pengembangan media film

pendek sehingga jika ada penelitian dan pengembangan media seperti film pendek

dan atau media yang berbasis teknologi lainnya, dapat menghasilkan produk yang

lebih baik. Berikut beberapa saran untuk penelitian selanjutnya yang dapat

diperhatikan sebagai pertimbangan.

1. Prosedur penelitian pengembangan sebaiknya dilakukan sampai langkah

kesepuluh dari prosedur penelitian pengembangan Borg & Gall, agar

menghasilkan produk yang lebih baik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

2. Wawancara analisis kebutuhan sebaiknya juga dilakukan kepada siswa yang

menjadi subjek penelitian dan di potret lebih mendalam untuk memperkuat

data analisis kebutuhan.

3. Pembuatan media film pendek sebaiknya dibuat selengkap mungkin dengan

memperhatikan alat-alat yang mendukung dan lokasi pengambilan gambar

yang disesuaikan dengan skenario sehingga menghasilkan produk yang lebih

baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Ablan, Dan. 2002. Digital Cinematography & Directing. New York: Pearson
Education. US.

Aji, Bayu Seno. 2011. “Keefektifan Media Film Pendek dalam Pembelajaran
Menulis Cerita Pendek Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Wadaslintang Kec.
Wadaslintang, Kab. Wonosobo”. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.

Arifiyanto, Fajar. 2015. “Pengembangan Media Film Pendek Berbasis


Kontekstual untuk Kompetensi Menulis Naskah Drama Bagi Siswa Kelas
XI SMA”. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: Universitas Negeri
Semarang.

Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Javandalasta, Panca. 2011. 5 Hari Mahir Bikin Film. Jakarta: Java Pustaka Group.

Krissandi, Apri Damai Sagita. 2016. Handout Training SAV Puskat. PowerPoint
dan Microsoft Word (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.

Mabruri, Anton. 2010. Manajemen Produksi Program Acara Televisi. Depok:


Mind 8 Publising House.

Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Nurus, Sa’adah. 2015. “Pengembangan Media Pembelajaran Teks Cerita


Biografi Berupa Film Pendek yang Bermuatan Nilai Karakter untuk
Peserta Didik Kelas VIII SMP”. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang:
Universitas Negeri Semarang.

Peacock, Richard Beck. 2001. The Art of Moviemaking: Script to Screen. New
York: Longman Inc. US.

Prakosa, Gotot. 2008. Film Pinggiran: Antologi Film Pendek, Film


Eksperimental, dan Film Dokumenter. Jakarta: Yayasan Seni Visual dan
Koperasi IKJ.

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

Pranowo, Yuliana Setyaningsih, R. Kunjana Rahardi. 2015. Prosiding Seminar


Nasional PIBSI XXXVII Optimalisasi Fungsi Bahasa Indonesia sebagai
Wahana Pembentukan Mental dan Karakter Bangsa di Era Globalisasi
Menuju Indonesia Emas 2045. Artikel berjudul Pengembangan Media
Video Tematik Kelas V Tema 2 Subtema 1 Kurikulum 2013 karya Rishe
Purnama Dewi dan Apri Damai Sagita Krissandi. Yogyakarta: Sanata
Dharma University Press.

Sayuti, Suminto A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama


Media.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar
Baru Agresindo.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukardjo. 2008. Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta:


Universitas Negeri Yogyakarta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Suryaman, Maman. 2009. Panduan Pendidik dalam Pembelajaran Indonesia


SMA/MA. Pusat Pembukuan: Departemen Pendidikan Nasional.

Suyanto. 2005. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan


Bersaing.Yogyakarta: Penerbit Andi.

Widoyoko, Eko Putro. 2014. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

Lampiran 1. Lembar pedoman wawancara

Lembar Wawancara Guru

1. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran menulis cerita pendek di

kelas X SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo?

2. Selama proses pembelajaran, kesulitan apa saja yang sering Anda temukan

di dalam kelas?

3. Apakah kesulitan-kesulitan tersebut sudah teratasi dengan baik? Jelaskan!

4. Apa sajakah media pembelajaran yang selama ini Anda gunakan untuk

mengajar menulis cerita pendek untuk kelas X SMA Pius Bakti Utama

Bayan Purworejo?

5. Bagaimana ketertarikan siswa terhadap media yang Anda gunakan?

6. Media pembelajaran seperti apakah yang tepat digunakan sebagai sarana

inovatif penyampaian materi menulis cerita pendek untuk kelas X SMA

Pius Bakti Utama Bayan Purworejo?

7. Apakah Anda menemukan kendala dalam menyusun dan mengembangkan

media berbasis Audio-Visual?

8. Apakah kendala-kendala tersebut sudah teratasi dengan baik? Jelaskan!

9. Menurut Anda, apakah media film pendek cocok untuk pembelajaran

menulis cerita pendek guna memancing kreativitas dan imajinasi siswa?

10. Apakah saran Anda untuk peneliti dalam mengembangkan media

pembelajaran tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

Lampiran 2. Hasil Wawancara Guru


No. Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara
1. Siapa nama lengkap Bapak? Bapak Yusuf Tri Santosa
Metode apa yang digunakan dalam
pembelajaran menulis cerita Saya sering menggunakan metode
2.
pendek di kelas X SMA Pius Bakti yang berfokus pada siswa.
Utama Bayan Purworejo?
Sulitnya itu ketika siswa menulis
cerita pendek. Mereka kesulitan dalam
Selama proses pembelajaran,
menemukan ide cerita. Kalau untuk
3. kesulitan apa saja yang sering
saya sendiri, kesulitannya adalah
Anda temukan di dalam kelas?
membuat media yang menyenangkan
untuk siswa.
Belum sepenuhnya teratasi karena
saya sendiri pun belum menemukan
Apakah kesulitan-kesulitan
media yang menyenangkan untuk
4. tersebut sudah teratasi dengan
siswa. Selain itu, ketika mengajar saya
baik? Jelaskan!
jarang menggunakan laptop dan LCD
proyektor.
Saya lebih sering menggunakan media
Apa sajakah media pembelajaran
berbasis teks, seperti buku kumpulan
yang selama ini Anda gunakan
cerpen dan kadang-kadang siswa saya
5. untuk mengajar menulis cerita
ajak ke perpustakaan sekolah untuk
pendek untuk kelas X SMA Pius
mencari buku kumpulan cerpen yang
Bakti Utama Bayan Purworejo?
mereka suka sebagai pandangan saja.
Media pembelajaran seperti apakah Media yang saya inginkan lebih
yang tepat digunakan sebagai cenderung pada media yang
sarana inovatif penyampaian menggabungkan antara audio dan
6.
materi menulis cerita pendek untuk visual, tetapi sejauh ini saya belum
kelas X SMA Pius Bakti Utama yakin untuk menggunakan media yang
Bayan Purworejo? seperti itu.
Ya pasti ada. Pertama, saya belum
Apakah Anda menemukan kendala
yakin menggunakan media itu. Kedua,
dalam menyusun dan
7. membuat media seperti itu pasti
mengembangkan media berbasis
membutuhkan waktu dan biaya yang
Audio-Visual?
banyak.
Apakah kendala-kendala tersebut Belum ada yang bisa saya atasi,
sudah teratasi dengan baik? karena itu tadi. Keterbatasan waktu
8.
Jelaskan! yang saya punya dan biaya yang
cukup banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

Menurut Anda, apakah media film


pendek cocok untuk pembelajaran
9. menulis cerita pendek guna Cocok.
memancing kreativitas dan
imajinasi siswa?
Saran saya sesuaikan dengan kondisi
siswa. Jika membuat media film
pendek usahakan semenarik mungkin
Apakah saran Anda untuk peneliti
karena karakteristik siswa di SMA ini
10. dalam mengembangkan media
sangat beragam. Apalagi di sini ada
pembelajaran tersebut?
ekstrakurikuler fotografi. Jadi, selain
menarik juga dapat menambah
wawasan siswa tentang fotografi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

Lampiran 3. Hasil Validasi Pakar Bahasa Indonesia


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

Lampiran 4. Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

Lampiran 5. Hasil Validasi Instrumen Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

Lampiran 6. Hasil Observasi Siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

Lampiran 7. Hasil Validasi Lapangan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

Lampiran 8. Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil


Indikator Penilaian Rerata Skala Kriteria
Bagaimana kesiapan kalian
sebelum kegiatan memproduksi 3,8 Baik
teks cerita pendek?
Menurut kalian, bagaimana
kondisi yang sesuai untuk
1,9 Sangat Tidak Baik
pembelajaran memproduksi teks
cerita pendek?
Bagaimana mewujudkan kondisi
4,3 Sangat Baik
tersebut?
Apabila Bapak/Ibu guru kalian
menggunakan media, media
jenis apa yang sesuai untuk 2,2 Kurang Baik
pembelajaran menulis cerita
pendek?
Menurut kalian, bagaimana
kalau media yang digunakan
3,5 Baik
adalah media berbentuk film
pendek?
Cerita seperti apa yag kalian
inginkan dalam film pendek
2,3 Kurang Baik
untuk pembelajaran menulis
cerita pendek?
Alur cerita seperti apa menurut
kalian yang sesuai untuk film 3,8 Baik
pendek?
Menurut kalian, tokoh seperti
apa yang berperan dalam film 4,9 Sangat Baik
pendek?
Musik pengiring seperti apa
yang menurut kalian sesuai 2,7 Kurang Baik
untuk film pendek?
Menurut kalian, berapa durasi
2,2 Kurang Baik
maksimal media film pendek?
Jenis film seperti apa yang
kalian inginkan untuk film 4,3 Sangat Baik
pendek?
Total 35,9
Baik
Rata-rata Skor 3,26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

Lampiran 9. Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Kelompok Besar


Indikator Penilaian Rerata Skala Kriteria
Bagaimana kesiapan kalian
sebelum kegiatan memproduksi 3,18 Baik
teks cerita pendek?
Menurut kalian, bagaimana kondisi
yang sesuai untuk pembelajaran 2,06 Kurang Baik
memproduksi teks cerita pendek?
Bagaimana mewujudkan kondisi
3,87 Baik
tersebut?
Apabila Bapak/Ibu guru kalian
menggunakan media, media jenis
apa yang sesuai untuk 1,96 Sangat Tidak Baik
pembelajaran menulis cerita
pendek?
Menurut kalian, bagaimana kalau
media yang digunakan adalah 3,5 Baik
media berbentuk film pendek?
Cerita seperti apa yag kalian
inginkan dalam film pendek untuk
2,34 Kurang Baik
pembelajaran menulis cerita
pendek?
Alur cerita seperti apa menurut
kalian yang sesuai untuk film 3,06 Baik
pendek?
Menurut kalian, tokoh seperti apa
4,15 Sangat Baik
yang berperan dalam film pendek?
Musik pengiring seperti apa yang
menurut kalian sesuai untuk film 2,28 Kurang Baik
pendek?
Indikator Penilaian 2,87 Kurang Baik
Menurut kalian, berapa durasi
3,28 Baik
maksimal media film pendek?
Total 32,5
Kurang Baik
Rata-rata Skor 2,96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

Lampiran 10. Rekapitulasi Penilaian Uji Coba Secara Keseluruhan


Uji Coba Rerata Skala Kriteria
Uji coba kelompok kecil 3,26 Baik
Uji coba kelompok besar 2,96 Kurang Baik
Total 6,22
Baik
Rata-rata skor 3,11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

Lampiran 11. Storyboard


STORYBOARD
Scene
No. Gambar Deskripsi
Film
REALITA 1
Seorang guru
bernama Pak Aji
sedang melihat
1. Scene 1 jam tangan dan
bersiap berangkat
mengajar.

Pak Aji berangkat


ke sekolah dengan
mengendarai
2. Scene 2 motornya.

Pak Aji sampai di


sekolah dan
memarkirkan
3. Scene 3 sepeda motornya
di parkiran khusus
guru dan staf
karyawan.
Pak Aji berjalan
keluar dengan
ekspresi lelah
yang dia rasakan
setelah selesai
mengajar.
4. Scene 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

Scene
No. Gambar Deskripsi
Film
Di perjalanan
pulang, Pak Aji
berhenti sejenak
dan melihat
Scene 5
5. kampus dia waktu
masih kuliah.

Terlihat suasana
kampus yang
ramai dipenuhi
6. Scene 5 para cendekiawan.

Pak Aji memasuki


kampus dengan
niat mengenang
7. Scene 6 masa-masa ketika
dia masih kuliah
dulu.

Terlihat Pak Aji


sedang
berbincang-
bincang dengan
mahasiswa yang
jurusannya sama
dengan dia ketika
8. Scene 7 dia masih kuliah
dulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

Scene
No. Gambar Deskripsi
Film
Terlihat ekspresi
Pak Aji yang
sedang
9. Scene 8 membayangkan
pengalamannya
dulu ketika masih
kuliah.
FLASHBACK 1
Terlihat Aji yang
sedang terburu-
buru masuk
perkuliahan
karena dia sudah
terlambat.

Scene 9
10.

Aji yang sudah


terlambat
mengikuti
perkuliahan,
ternyata
perkuliahan sudah
usai.
11. Scene 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

Scene
No. Gambar Deskripsi
Film
Aji menyesal
karena terlambat
dan tidak
12. Scene 11 mengikuti
perkuliahan.

REALITA 2
Di kampus, Pak
Aji bertemu
dengan teman satu
angkatan ketika
kuliah dulu yang
sekarang sudah
menjadi seorang
dosen, yaitu Bu
Scene 12 Winda.
13.

Terlihat Pak Aji


sedang berjalan
menaiki tangga
dan mengenang
selama dia dulu
14. Scene 13 kuliah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

Scene
No. Gambar Deskripsi
Film
Pak Aji ingat suka
dan duka saat dulu
dia kuliah dengan
ekspresi senyum
gembira ketika
melihat kelas
dimana dia dulu
15. Scene 14 mengikuti
perkuliahan.

Terlihat Pak Aji


sedang duduk
terdiam dan
mengenang semua
16. Scene 15
kisah yang telah
dia torehkan baik
suka, duka,
maupun cinta.
FLASHBACK 2
Aji sedang duduk
dengan wanita
pujaan hatinya,
yaitu Yuni yang
kemudian bersemi
menjadi cinta
17. Scene 16 sejati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

Scene
No. Gambar Deskripsi
Film
REALITA 3
Sudah cukup
mengenang masa
lalunya ketika dia
kuliah, Pak Aji
segera bergegas
meninggalkan
18. Scene 17
\ kampus tersebut
dengan berjuta-
juta kenangan
yang tidak akan
mati dalam
hatinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
BAHASA INDONESIA

Satuan Pendidikan : SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo


Kelas/ Semester : X/ II
Pertemuan : 1 x pertemuan
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

I. STANDAR KOMPETENSI

16. Mengungkapakan pengalaman diri sendiri dalam cerpen.

II. KOMPETENSI DASAR

16.1 Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku,

peristiwa, latar).

III. INDIKATOR

 Pengetahuan

3.1 Mampu memahami isi film pendek.

3.2 Mampu mengemukakan isi film pendek.

3.3 Mampu menentukan topik yang berhubungan dengan kehidupan diri

sendiri untuk menulis cerita pendek.

 Sikap

3.4 Mampu menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas.

3.5 Mampu menunjukan sikap perhatian dalam mengerjakan tugas.

 Keterampilan

3.6 Mampu menulis kerangka cerita pendek dengan memerhatikan pelaku,

kronologi waktu dan peristiwa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

3.7 Mampu mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi sebuah

cerpen (pelaku, peristiwa, latar, konflik) dengan memerhatikan pilihan

kata, tanda baca, dan ejaan.

IV. TUJUAN

 Pengetahuan

4.1 Selama proses pembelajaran, siswa dapat memahami isi film pendek

4.2 Selama proses pembelajaran, siswa dapat mengemukakan isi film pendek

4.3 Selama proses pembelajaran, siswa dapat menentukan topik berdasarkan

kehidupan sendiri untuk menulis cerita pendek.

 Sikap

4.4 Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa dapat menunjukkan sikap

bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas.

4.5 Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa dapat menunjukkan sikap

perhatian dalam mengerjakan tugas.

 Keterampilan

4.6 Selama proses pembelajaran, siswa dapat menulis kerangka cerita pendek

dengan memerhatikan pelaku, peristiwa, latar.

4.7 Selama proses pembelajaran, siswa dapat mengembangkan kerangka yang

telah dibuat dalam bentuk cerpen (pelaku, peristiwa, latar). dengan

memerhatikan pilihan kata, tanda baca, dan ejaan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

V. MATERI POKOK

a. Pengertian Cerita Pendek (Terlampir)

b. Unsur-unsur pembangun Cerita Pendek (Terlampir)

VI. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Model : Audio-Visual

Metode : Inkuiri

VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan - Guru mengucapkan salam dan menunjuk 15 menit
salah satu siswa untuk memimpin doa
serta melakukan absensi
Apersepsi:
- Guru bertanya tentang materi yang telah
dipelajari sebelumnya
Motivasi:
- Guru mengajak siswa bertanya jawab
tentang kesenian
Orientasi:
- Guru menyampaikan materi dan tujuan
pembelajaran/kompetensi yang akan
dicapai siswa
Kegiatan Eksplorasi: 60 menit
Inti - Guru memberikan penjelasan kepada
siswa mengenai cerita pendek.
- Guru menayangkan film pendek
- Siswa secara individu memahami isi film
pendek.
- Siswa mengemukakan isi film pendek
secara singkat, padat, dan jelas.
- Siswa secara individu menentukan topik
yang akan diangkat sebagai cerpen
melalui tayangan film pendek.
Elaborasi:
- Siswa secara individu menulis kerangka
cerita pendek dengan memerhatikan
kronologi waktu dan peristiwa.
- Siswa mengembangkan kerangka yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

telah dibuat menjadi sebuah cerita


pendek dengan memerhatikan pilihan
kata, tanda baca, dan ejaan.
- Siswa membuat cerita pendek.
Konfirmasi:
- Siswa dan guru membahas cerpen yang
sudah dibuat.
- Guru memberikan penguatan.
- Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya apabila ada hal
yang belum jelas.
Penutup - Guru dan siswa membuat simpulan 15 menit
mengenai pembelajaran.
- Guru dan siswa merefleksikan kegiatan
pembelajaran
- Guru menutup pembelajaran

VIII. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Sumber:

Syamsuddin A.R, dkk. 2009. Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia untuk

Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan

Nasional.

Media Pembelajaran: Film Pendek

IX. PENILAIAN

Ranah Jenis
Indikator Teknik Instrumen
Penilaian Penilaian
Pengetahuan 3.1 Memahami isi film Tes Tertulis Soal
pendek.

3.2 Mengemukakan isi


film pendek.

3.3 Menentukan topik


berdasarkan kehidupan
diri sendiri untuk menulis
cerita pendek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

Sikap 3.3 Menunjukkan sikap Non Tes Pengama Lembar


bertanggung jawab tan Pengamatan
dalam mengerjakan
tugas.

3.4 Menunjukkan sikap


perhatian dalam
mengerjakan tugas.

Keterampilan 3.5 Menulis kerangka Non Tes Pengama Lembar


cerita pendek dengan tan Pengamatan
memerhatikan pelaku,
kronologi waktu dan
peristiwa.

3.6 Mengembangkan
kerangka yang telah
dibuat dalam bentuk
cerpen (pelaku,
peristiwa, latar). dengan
memerhatikan pilihan
kata, tanda baca, dan
ejaan
Yogyakarta, 18 Juni 2016

Peneliti

Pius Danardana Tunjung Seta


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Bahasa Indonesia

............................................... ............................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

LAMPIRAN 1

Materi Pembelajaran

1. Pengertian Cerita Pendek

Cerita Pendek atau yang lebih dikenal dengan cerpen adalah karangan

pendek yang berbentuk prosa. Sebuah cerita pendek mengisahkan sepenggal

kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa, dan pengalaman..

2. Unsur-unsur yang Membangun Cerita Pendek

Unsur-unsur dalam cerpen terdiri atas: alur atau plot, penokohan, latar

(setting), sudut pandang (point of view), gaya bahasa, tema, dan amanat.

1) Plot atau alur

Alur diartikan tidak hanya sebagai peristiwa-peristiwa yang

diceritakan dengan panjang lebar dalam suatu rangkaian tertentu, tetapi

juga merupakan penyusunan yang dilakukan oleh penulisnya mengenai

peristiwa-peristiwa tersebut berdasarkan hubungan kualitasnya (Sayuti,

2000: 31).

2) Tokoh

Tokoh cerita ialah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya

naratif, atau drama , yang oleh pembaca ditafsirkan memilki kualitas moral

dan kecenderungan tertentu seperti yang diespresikan dalam ucapan dan

apa yang dilakukan dalam tindakan.

3) Penokohan

Tokoh dan penokohan (karakteristik) yang terdapat dalam cerpen

ersifat terbatas. Karakter fisik maupun batin tokoh tidak digambarkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

secara khusus melainkan tersirat dalam cerita yang disampaikan sehingga

pembaca harus merekonstruksikan atau menafsirkan sendiri gambaran

yang lebih lengkap tentang tokoh itu.

4) Latar (Setting)

Pelukisan latar cerita jumlahnya juga terbatas. Cerpen tidak

memerlukan detail khusus tentang keadaan latar. Penggambaran latar

dilakukan secara garis besar dan bersifat implisit, namun tetap

menghadirkan suasana tertentu.

5) Sudut Pandang (Point of View)

Sudut pandang dikatakan sebagai cara yang digunakan pengarang

untuk menggambar tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang

membentuk cerita dalam sebuah cerita fiksi. Sudut pandang yang biasa

dipakai oleh pengarang dalam menggamarkan tokoh dalam cerita antara

lain: (1) sudut pandang orang pertama pelaku utama, (2) sudut pandang

orang pertama sebagai pelaku sampingan, (3) sudut pandang orang ketiga

serba tahu, (4) sudut pandang orang ketiga pengamat.

6) Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan cara bagaimana pengarang menguraikan

cerita yang dibuatnya. Selain itu, gaya bahasa juga diartikan sebagai cara

bagaimana pengarang cerita mengungkap isi pemikirannya melalui

bahasa-bahasanya yang khas dalam uraian ceritanya sehingga dapat

menimbulkan kesan tertentu.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

7) Tema

Dalam cerpen hanya terdiri dari satu tema saja. Hal ini terkait dengan

ceritanya yang pendek dan ringkas. Selain itu, alur yang bersifat tunggal

hanya memungkinkan hadirnya satu tema utama saja tanpa adanya tema-

tema tambahan.

LAMPIRAN II
Penilaian

a. Penilaian Pengetahuan

Indikator 3.1 Mampu memahami isi film


pendek.
3.2 Mampu mengemukakan isi
film pendek.
3.3 Mampu menentukan topik
yang berhubungan dengan
kehidupan diri sendiri untuk
menulis cerita pendek.
Teknik Penilaian Tertulis
Instrumen Soal

Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!

1. Cermati dan pahamilah isi film pendek sesuai film pendek yang ditayangkan!

2. Kemukakanlah di depan kelas pemahaman kalian tentang isi film pendek

secara singkat dan jelas!

3. Melalui tayangan film pendek, coba tentukan topik, pelaku, latar, dan peristiwa

cerita pendek berdasarkan pengalaman pribadi kalian masing-masing!


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

b. Penilaian Sikap

Indikator 3.3 Menunjukkan sikap


bertanggung jawab dalam
mengerjakan tugas.
3.4 Menunjukan sikap perhatian
dalam mengerjakan tugas.
Teknik Penilaian Pengamatan
Instrumen Lembar Pengamatan

Lembar Pengamatan

Berilah tanda (√) sesuai dengan kenyataan yang ada pada siswa!

Nama : No. Absen :

Penilaian
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Perlu Bimbingan
(A) (B) (C) (D)
Menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru
Memperagakan media
pembelajaran sesuai
intruksi
Mengerjakan soal dengan
rapi
Mengerjakan soal sampai
selesai
Mengikuti pelajaran di
kelas dengan baik

Pedoman Skor : A = memenuhi ≥ 4 aspek penilaian

B = memenuhi 3 aspek penilaian

C = memenuhi 2 aspek penilaian

D = memenuhi 1 aspek penilaian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

c. Penilaian Keterampilan

Indikator 3.5 Menulis kerangka cerita pendek dengan


memerhatikan pelaku, peristiwa, latar.
3.6 Mengembangkan kerangka yang telah
dibuat dalam bentuk cerpen (pelaku,
peristiwa, latar) dengan memerhatikan
pilihan kata, tanda baca, dan ejaan.
Teknik Penilaian Pengamatan
Instrumen Lembar Pengamatan

Lembar Pengamatan

Berilah tanda cek (√) sesuai dengan kenyataan yang ada pada siswa!

Aspek yang dinilai


Topik Cerpen Isi cerita Dikumpulkan
yang memerhatikan pendek tepat waktu Total
No Nama
dipilih pilihan kata, mengandung Cek
menarik. tanda baca, dan makna dan
ejaan. pesan.

Kriteria Penilaian :

Baik Sekali (A) Baik (B) Cukup (C) Perlu Bimbingan (D)
5 4 2 1
Siswa mampu Siswa mampu Siswa mampu Siswa hanya mampu
memenuhi ≥ 4 memenuhi 3 memenuhi 2 memenuhi 1 aspek
aspek penilaian aspek penilaian aspek penilaian penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

Lampiran 13. Silabus Pembelajaran

Yogyakarta, 18 Juni 2016


Peneliti

Pius Danardana Tunjung Seta

Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Bahasa Indonesia

.......................................................... ..............................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

Lampiran 14. Dukumentasi Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178

Lampiran 15. Surat Izin Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179

Lampiran 16. Surat Izin Validasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

BIOGRAFI PENULIS

Pius Danardana Tunjung Seta anak ketiga dari tiga

bersaudara, lahir di Sleman pada tanggal 24 November

1994 dari pasangan Georgius Tuwuh Kristiyanto (RIP)

dan Damiana Sri Koestiyah (RIP). Taman kanak-kanak

dan sekolah dasar diselesaikan di TK dan SD Kanisius

Klepu (2005/2006), sekolah menengah pertama

diselesaikan di SMP Pangudi Luhur Moyudan (2008/2009), dan sekolah

menengah atas diselesaikan di SMA Pius Bakti Utama Bayan Purworejo

(2011/2012).

Tahun 2012, Ia menempuh studi S1 bidang Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Selama menjadi mahasiswa, Ia aktif dalam berbagai kegiatan

kepanitiaan yang diselenggarakan program studi, yaitu sebagi koordinator bidang

seni HMPS PBSI periode 2014/2015 dan kegiatan lain yang diadakan prodi

maupun fakultas. Selain itu, Ia juga pernah menjadi sutradara pementasan teater

program studi dan di komunitas Orang Muda Katholik (OMK) paroki klepu dan

beberapa naskah dramanya sering dipentaskan dalam acara-acara intern untuk

memeriahkan acara perayaan agama maupun kegiatan pentas seni lainnya.

Anda mungkin juga menyukai