SKRIPSI
Oleh:
SKRIPSI
Oleh:
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan sebagai bukti ungkapan syukur dan terima kasih
kepada:
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberi kekuatan, kesehatan, dan
2. Kedua orang tua saya, Simon Payong Masan dan Helena Erlinda yang
3. Koko Agustinus Fuan Suban Taran, kedua adik Regina Aiwei Tuto Samon dan
mendukung saya.
skripsi ini.
5. Para dosen PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang dengan
kesabaran dan dedikasi tinggi telah mengajari dan membimbing saya selama
masa perkuliahan.
6. Para guru dan siswi kelas VII SLB/B Dena Upakara Wonosobo yang
7. Seluruh saudara, sahabat, kekasih, teman-teman Tuli, dan semua orang yang
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTO
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;
(Matius 7: 7)
“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan
menerimanya.”
“Who am i to judge?”
-Pope Francis-
“Semesta yang kupercaya, tak pernah pergi meninggalkan duka. Ia kerap hadir
-Kakak Ara-
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Arakian, Brigitta Aisin Uba. 2020. Pengembangan Modul Menulis Teks Deskripsi
dan Cerita Imajinasi untuk Siswa Tunarungu Kelas VII dengan Pendekatan
Pedagogi Genre. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Siswa tunarungu memiliki keterbatasan pendengaran yang berdampak pada
terhambat dan terlambat dalam proses pembelajaran bahasa. Salah satu
keterampilan berbahasa yang sangat mungkin dikembangkan oleh siswa tunarungu
adalah keterampilan menulis. Berangkat dari hal tersebut, masalah yang diangkat
dalam penelitian ini adalah apa saja kebutuhan menulis teks deskripsi dan cerita
imajinasi untuk siswa tunarungu kelas VII; dan bagaimana pengembangan modul
menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa tunarungu kelas VII dengan
pendekatan pedagogi genre. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan
kebutuhan pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi siswa
tunarungu kelas VII; dan menghasilkan modul pembelajaran menulis teks deskripsi
dan cerita imajinasi untuk siswa tunarungu kelas VII dengan menerapkan
pendekatan pedagogi genre.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Research & Development (R&D)
menurut Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2016). Penelitian dan pengembangan ini
dilakukan dengan mengacu pada sepuluh tahapan penelitian yang disederhanakan
menjadi enam tahapan yaitu: penelitian dan pengumpulan informasi,
pengembangan produk, uji validasi, revisi produk tahap 1, uji coba produk, dan
revisi produk tahap 2. Data-data hasil penelitian dikumpulkan dengan
menggunakan teknik wawancara, analisis kurikulum, telaah buku teks, kuesioner,
dan tes (pretest dan posttest).
Hasil penelitian yang dilakukan ada dua. Pertama, hasil analisis kebutuhan
pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa tunarungu
kelas VII berupa: a) modul memuat materi teks deskripsi dan cerita imajinasi; b)
modul dilengkapi dengan materi dasar kebahasaan; c) modul dilengkapi dengan
berbagai gambar/ilustrasi dan petunjuk penggunaan modul; d) modul memuat kata-
kata ataupun ilustrasi yang dapat memotivasi siswa dalam menulis; e) modul
memuat latihan, tes formatif, dan rangkuman; f) modul disusun dengan berbagai
warna; g) modul dilengkapi dengan catatan kebahasaan dan kolom kamus mini; h)
modul memuat contoh teks yang bervariasi; dan i) modul disusun dengan bahasa
yang mudah dipahami siswa. Kedua, hasil pengembangan modul divalidasi oleh
dosen ahli, dua guru pengampu, dan siswa, dan memperoleh skor rata-rata yaitu 4,1
dari skor maksimal 5 dengan persentase kelayakan sebesar 82% dan berkategori
“Baik”. Dengan demikian, modul yang berjudul “Cakap Menulis (Teks Deskripsi
dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu” kelas VII dinyatakan layak
digunakan.
Kata kunci: modul pembelajaran, menulis teks deskripsi, menulis cerita imajinasi,
tunarungu, pedagogi genre
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SKEMA
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR DIAGRAM
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xxv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Isi/Materi ..............................................................................264
Lampiran C6.d Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan
Penyajian ..............................................................................266
Lampiran C6.e Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan
Bahasa ..................................................................................267
Lampiran C6.f Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan
Kegrafikan ............................................................................268
Lampiran C7.a Hasil Angket Validasi Modul oleh Guru Pengampu 1
Tahap 1 .................................................................................269
Lampiran C7.b Rekapitulasi Hasil Validasi Modul oleh Guru
Pengampu 1 Tahap 1 ............................................................274
Lampiran C7.c Hasil Angket Validasi Modul oleh Guru Pengampu 1
Tahap 2 .................................................................................276
Lampiran C7.d Rekapitulasi Hasil Validasi Modul oleh Guru
Pengampu 1 Tahap 2 ............................................................281
Lampiran C7.e Hasil Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2
pada Aspek Kelayakan Isi/Materi ........................................283
Lampiran C7.f Hasil Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2
pada Aspek Kelayakan Penyajian ........................................285
Lampiran C7.g Hasil Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2
pada Aspek Kelayakan Bahasa.............................................286
Lampiran C7.h Hasil Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2
pada Aspek Kelayakan Kegrafikan ......................................287
Lampiran C8.a Hasil Angket Validasi Modul oleh Guru Pengampu 2
Tahap 1 .................................................................................288
Lampiran C8.b Rekapitulasi Hasil Validasi Modul oleh Guru
Pengampu 2 Tahap 1 ............................................................293
Lampiran C8.c Hasil Angket Validasi Modul oleh Guru Pengampu 2
Tahap 2 .................................................................................295
Lampiran C8.d Rekapitulasi Hasil Validasi Modul oleh Guru
Pengampu 2 Tahap 2 ............................................................300
xxvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini mengkaji tujuh subbab, yaitu: (1) latar belakang, (2) batasan
masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian, (6)
batasan istilah, dan (7) spesifikasi produk. Latar belakang berisi uraian dari
dengan tujuan penelitian. Manfaat penelitian meliputi manfaat bagi siswa, guru, dan
secara umum tentang produk dan kekhasan produk. Berikut rincian tujuh subbab
Pendidikan adalah salah satu hal terpenting dalam hidup manusia. Dengan
mengenyam pendidikan, manusia yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Dalam
UU No. 20 Tahun 2003 dituliskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter,
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kekuatan batin), pikiran dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan
yang berfisik normal saja, tetapi juga ke mereka yang berkebutuhan khusus. Salah
satu jenis anak berkebutuhan khusus ialah anak tunarungu atau Tuli.
sosial seseorang. Dengan adanya bahasa, seseorang bisa berkomunikasi satu sama
mendengar dan berbicara, sehingga potensi yang bisa dikembangkan dari anak
tunarungu adalah menulis dan membaca. Keterbatasan bahasa yang dialami siswa
Indonesia yang baik dan benar. Tidak hanya pada anak-anak saja, seorang
tunarungu atau Tuli dewasa pun masih banyak yang belum bisa menulis dengan
baik dan benar. Hal ini mengakibatkan tulisan mereka seringkali menjadi tidak
bermakna. Contohnya dapat dilihat dalam status instagram akun Deaf Adventure
Community (salah satu komunitas petualangan Teman Tuli) berikut ini: ‘Kita
sedih. Padahal mereka ingin bersemangat diri sendiri lebih baik.’ Kalimat yang
digunakan oleh mereka kurang berstruktur atau tidak sesuai kaidah di tata bahasa.
Hal tersebut mengakibatkan banyak pembaca tidak memahami makna yang ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
disampaikan. Contoh lain dapat dilihat pada cuplikan teks deskripsi salah satu siswa
di sekolah, ‘Mondesir terletak di kebun. Mondesir tidak sama kerja asrama pusat.
Lebih mondesir bekerja ringan…..’. Contoh tulisan siswa tersebut kurang bisa
dipahami maksudnya dan masih terdapat kesalahan dari segi struktur penulisannya.
Bagi seorang tunarungu, mereka bisa saja tidak menyadari bahwa tulisan yang
mereka buat terdapat kesalahan atau menjadi tak bermakna, karena minimnya
tidak dapat dipahami oleh orang-orang dengar (dalam hal ini bisa saja orang tua,
Dalam wawancara peneliti dengan guru Bahasa Indonesia kelas VII di SLB/B
Dena Upakara Wonosobo yaitu Sr. Chrisyent PMY, diketahui bahwa materi yang
cukup sulit dipahami oleh siswa tunarungu adalah materi tentang puisi, pantun, dan
cerita imajinasi. Hal ini terjadi karena materi-materi tersebut menuntut daya
imajinasi yang cukup tinggi, sedangkan siswa tunarungu lebih mudah memahami
pada jenjang sekolah umum, bukan kurikulum pendidikan khusus. Kurikulum 2013
pada jenjang SMP kelas VII memuat materi tentang berbagai jenis teks, termasuk
di dalamnya teks deskripsi dan cerita imajinasi. Pembelajaran tentang teks deskripsi
sangat relevan diajarkan karena termasuk jenis teks yang sangat sering ditemui
dalam kehidupan sehari-hari, baik secara lisan maupun tertulis. Pembelajaran cerita
imajinasi menjadi pilihan yang turut dikembangkan karena bertolak dari analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kebutuhan siswa. Dalam kuesioner yang diberikan pada siswa tunarungu, sebagian
besar kesulitan memahami materi cerita imajinasi. Hal ini tentu sejalan dengan
pendapat guru pengampu bahwa siswa tunarungu lebih susah memahami materi
hal penting yang harus diajarkan guru kepada siswa tunarungu. Namun, hal tersebut
perlu didukung oleh ketersediaan bahan ajar mutakhir yang memadai. Oleh karena
itu, pengembangan bahan ajar berupa modul menulis teks deskripsi dan cerita
gunakan karena pendekatan tersebut berbasis jenis teks dan sangat cocok digunakan
Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada pengembangan bahan ajar materi
menulis teks deskripsi (KD 3.2 dan 4.2) dan cerita imajinasi (KD 3.4 dan 4.4) pada
sebuah produk yaitu modul pembelajaran sebagai salah satu alternatif bahan ajar
teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa tunarungu kelas VII dengan
tertinggal jauh dari siswa sebaya di sekolah umum. Peneliti juga berharap, modul
ini dapat digunakan tidak hanya di lembaga formal tetapi juga bisa merambah ke
komunitas tunarungu atau Tuli, untuk menyebarluaskan ilmu bagi mereka yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dihasilkan dari penelitian ini juga diharapkan dapat membantu para guru di sekolah
masalah. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada pengembangan
modul menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi bagi siswa tunarungu kelas VII
pembelajaran materi KD 3.2, 4.2, 3.4, dan 4.4 mata pelajaran Bahasa
Indonesia jenjang SMP kelas VII, walaupun terdapat materi dan KD yang
lainnya.
4. Penelitian ini dibatasi pada anak-anak tunarungu kelas VII, walaupun banyak
2. Menghasilkan modul menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat bagi berbagai
pihak baik itu pengajar (baik dengar ataupun tunarungu), siswa, dan peneliti lain
dalam menggunakan serta mengembangkan modul menulis teks deskripsi dan cerita
imajinasi untuk siswa tunarungu dan atau penelitian serupa. Adapun, manfaat
1. Bagi Pengajar
alternatif bahan ajar menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
efektif dan efisien untuk melatih kemampuan menulis siswa tunarungu kelas
VII.
2. Bagi Siswa
diharapkan mampu menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi yang sesuai
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
bahan ajar materi menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia jenjang SMP kelas VII. Penelitian ini juga dapat berguna sebagai
sumber referensi bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian serupa.
istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah batasan dari
1. Modul
merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga media untuk belajar mandiri karena
2. Menulis
Menurut Henry Guntur Tarigan (1986: 15) menyatakan bahwa menulis dapat
kepada orang lain melalui tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan
atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain,
3. Teks Deskripsi
dan menikmati objek yag dibicarakan seperti suasana hati, orang yang beraktivitas,
dan sebagainya. Selain itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
4. Cerita Imajinasi
Cerita imajinasi adalah cerita yang menampilkan tokoh, alur, latar, atau tema
hanya sebagian cerita (Nurgiyantoro, 2016: 295). Dalam KBBI, imajinasi diartikan
pengalaman seseorang.
5. Tunarungu
sedang, dan sangat berat yang dalam hal ini dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu kurang dengar dan tuli, yang menyebabkan terganggunya proses
perolehan informasi atau bahasa sebagai alat komunikasi. Selain itu, dalam KBBI
tunarungu; (dengan T huruf besar) berarti tidak bisa mendengar dan menggunakan
6. Pedagogi Genre
jenis teks yang berfungsi sebagai pola rujukan sehingga suatu teks dapat diubah
dengan efektif. Efektif yang dimaksud dilihat dari sisi ketepatan tujuan, pemilihan,
dan penyusunan elemen teks, serta ketepatan dalam penggunaan tata bahasa dalam
menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa tunarungu kelas VII. Modul
dibuat untuk membantu siswa dalam memahami materi-materi tentang menulis teks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
deskripsi dan cerita imajinasi serta dapat mengungkapkan ide, perasaan, serta
ini didasarkan pada studi pendahuluan berupa studi dokumen, wawancara guru
Bahasa Indonesia dan kuesioner siswa. Tujuan penelitian ini diharapkan mampu
menghasilkan produk berupa modul cetak pembelajaran menulis teks deskripsi dan
cerita imajinasi dengan pendekatan pedagogi genre. Selain itu, pembuatan modul
menulis. Keunggulan modul menulis ini adalah sebagai modul yang pertama kali
dibuat untuk membantu siswa tunarungu dalam mendalami teori dan praktik
Berdasarkan hal tersebut, modul ini mengajak siswa untuk lebih memahami kaidah
kebahasaan dan apa yang dibaca untuk mendapatkan pengetahuan, ide dan gagasan
Tulisan yang dihasilkan disesuaikan dengan berbagai jenis teks yang ada dalam
pasca menulis. Secara garis besar, pendekatan pedagogi genre yang digunakan
dalam modul ini bertujuan agar siswa dapat memahami kaidah-kaidah kebahasaan
yang digunakan dalam menulis, dapat memahami aturan-aturan tata bahasa, dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
memahami isi berbagai teks yang dibaca dan dapat menggunakan bahasa (dengan
menunjang pembelajaran menulis berbagai jenis teks khususnya teks deskripsi dan
Pada bab 1 dan 3, modul memuat materi pengetahuan tentang teks deskripsi
untuk mencapai KD 3.2, dan memuat materi pengetahuan tentang cerita imajinasi
untuk mencapai KD 3.4. Materi pengetahuan pada bab 1 dan 3 diharapkan mampu
memberikan pemahaman kepada siswa tentang materi menulis teks deskripsi dan
cerita imajinasi dengan kriteria yang baik. Pada bab 2 dan 4, siswa diajak untuk
berfokus pada pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi yang baik
dan benar untuk mencapai KD 4.2 dan 4.4. Pada bab 2 dan 4 tersebut, penulis juga
teks deskripsi dan cerita imajinasi. Dalam modul tersebut terdapat bab khusus yang
diberi judul “Serba-serbi Bahasa Indonesia”. Pada bab serba-serbi bahasa Indonesia
siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Selain itu, modul juga dilengkapi
dengan latihan, tes formatif, kunci jawaban, dan refleksi yang berfungsi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari. Soal
penilaian pada latihan, tes formatif, dan soal refleksi berbentuk soal uraian. Hal
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini mengkaji tiga subbab yaitu penelitian yang relevan, landasan teori,
dan kerangka berpikir. Penelitian yang relevan berisi penelitian terdahulu yang
peneliti agar tidak terjadi duplikasi. Subbab landasan teori berisi teori-teori ahli
yang digunakan oleh peneliti sebagai dasar dalam melakukan penelitian dan
penelitian ini. Penelitian tersebut dilakukan oleh (1) Norma dan Suparkun (2013),
dan (2) Purbaningrum (2013). Penelitian Norma dan Suparkun, serta Purbaningrum
relevan dengan konsep pembelajaran untuk siswa tunarungu dan relevan pula
Tunarungu Kelas IV. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan media pop up
book untuk keterampilan menulis narasi siswa tunarungu kelas IV. Penelitian ini
program Pop Up Book sebelum membuat naskah, antara lain: menentukan mata
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
silabus dan membuat RPP. Hasil uji coba dalam penelitian ini diperoleh melalui
evaluasi satu lawan satu (one to one) yang dilakukan oleh satu siswa kelas IV SDLB
B Dharma Wanita Sidoarjo yang diberikan pre test pada kegiatan awal, kemudian
menggunakan media pada kegiatan inti. Selanjutnya siswa diberikan post test pada
kegiatan akhir pembelajaran. Dari observasi terhadap peserta didik bernama Dwiki
keterampilan menulis narasi pada mata pelajaran bahasa indonesia bagi siswa
90%. Jadi hasil observasi evaluasi satu lawan satu menyatakan baik sekali sehingga
yaitu (1) fokus penetapan, (2) fokus desain dan pengembangan, dan (3) fokus
diseminasi. Pada tahun I penelitian ini dipusatkan pada fokus penetapan dan fokus
penentuan desain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Data penelitian bersumber dari enam lokasi/SLB-B, terdiri atas dua sekolah
khusus tunarungu dan empat sekolah penyelenggara pendidikan luar biasa A/B/C/D
dari lima wilayah di Jawa Timur yaitu Surabaya, Malang, Madura, Sidoarjo, dan
Blitar. Subjek penelitian adalah guru kelas/guru bahasa Indonesia, yaitu enam guru
mewakili kelas tinggi dan enam kepala sekolah. Teknik yang digunakan ialah
Berdasarkan analisis kebutuhan dan analisis kendala, maka hasil yang dicapai
selama penelitian tahun I berupa (1) deskripsi analisis kebutuhan dan deskripsi
analisis kendala, dan (2) draf model scaffolding dalam pembelajaran menulis
(MMR). Produk yang dihasilkan pada penelitian ini masih berupa draf yang perlu
direvisi dan dikembangkan serta harus diuji oleh ahli dan pengguna. Penelitian
tahun kedua perlu dilaksanakan agar produk yang dihasilkan teruji secara empiris
menulis, (2) konsep teks deskripsi, (3) konsep cerita imajinasi, (4) konsep
tunarungu/Tuli, (5) modul, dan (6) konsep pedagogi genre. Berbagai kajian teori
yang digunakan dalam penelitian ini akan dijadikan acuan untuk mengembangkan
pendekatan pedagogi genre. Berikut ini pemaparan dari keenam teori di atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
yang harus dikuasai oleh seseorang, termasuk oleh siswa tunarungu. Namun
menulis sebuah teks. Oleh sebab itu, pengembangan modul menulis ini sangat
penting untuk dilakukan. Modul yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu
modul menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa tunarungu kelas VII
modul perlu meninjau lebih jauh beberapa materi yang berkaitan dengan
menulis, ragam tulisan dan ciri-ciri tulisan yang baik. Berikut dijelaskan lebih lanjut
mengenai hakikat menulis, tujuan menulis, ragam tulisan dan ciri-ciri tulisan yang
baik.
bunyi yang dapat didengar menjadi tanda-tanda yang dapat dilihat. Bunyi-bunyi
yang diubah itu adalah bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bunyi
bahasa tersebut sebenarnya menjadi lambang atau wakil sesuatu yang lain seperti
benda, perbuatan, sifat, dan lain-lain. Kedua, menulis mempunyai arti kegiatan
17
gagasan lewat kegiatan menulis dan pembaca menampung gagasan itu dengan cara
membaca (Wiyanto, 2004: 1-2). Dalam penelitian ini, kemampuan menulis yang
membaca, dan keterampilan menulis (Tarigan, 1981:1). Menulis sebagai salah satu
terampil menulis. Menurut Tarigan (1981) menulis bisa diartikan sebagai kegiatan
di dalam menuangkan ide atau gagasan dan dengan menggunakan bahasa tulis yang
dan mempengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan
dengan jelas. Kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-
menulis merupakan salah satu kegiatan produktif yang dilakukan seseorang agar
18
Kegiatan menulis selalu diikuti oleh tujuan penulis. Menurut Tarigan (2008:
24-25) yang dimaksud dengan ‘maksud atau tujuan’ penulis (the writer’s intention)
adalah respons atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari
pembaca. Berdasarkan batasan ini, dapat dikatakan bahwa: (1) tulisan yang
estetik disebut tujuan literer (wacana kesastraan atau literary discourse); dan (4)
tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut
tujuan. Dalman (2016:12-14) menjelaskan ada enam tujuan. Berikut ini masing-
Pada umunya para pelajar, menulis sebuah karangan dengan tujuan untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh guru atau sebuah lembaga. Bentuk tulisan ini
b. Tujuan Estetis
sebuah keindahan (estetis) dalam sebuah puisi, cerpen, maupun novel. Untuk itu,
penulis pada umumnya memerhatikan benar pilihan kata atau diksi serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Surat kabar maupun majalah merupakan salah satu media berisi tulisan dengan
tujuan penerangan. Tujuan utama penulis membuat tulisan adalah untuk memberi
informasi kepada pembaca. Dalam hal ini, penulis harus mampu memberikan
pelanggaran lagi, atau mungkin menulis surat perjanjian. Bentuk tulisan ini
menulis karya sastra, baik itu berbentuk puisi maupun prosa. Anda harus
f. Tujuan Konsumtif
Ada kalanya sebuah tulisan diselesaikan untuk dijual dan dikonsumsi oleh para
pembaca. Dalam hal ini, penulis lebih mementingkan kepuasan pada diri pembaca.
Selain tujuan di atas, terdapat dua tambahan tujuan yang diungkapkan oleh
Hugo Hartig (dalam Tarigan, 2008: 25) yaitu tujuan altruistik (altruistic purpose)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan
penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih
menyenangkan dengan karyanya itu. Seseorang tidak akan dapat menulis secara
tepat guna kalau dia percaya, baik secara sadar maupun tidak sadar bahwa pembaca
atau penikmat karyanya itu adalah ‘lawan’ atau ‘musuh’. Tujuan altruistik adalah
gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca
(Hipple, 1973).
menyusun bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh, (3)
Mc. Mahan & Day (dalam Tarigan 1994:7), memaparkan secara singkat
ciri-ciri tulisan yang baik, antara lain: (1) jujur, yaitu tidak memalsukan ide atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
gagasan penulis; (2) jelas, yaitu tidak membingungkan para pembaca; (3) singkat,
yaitu tulisan jangan sampai memboroskan atau membuang waktu pembaca; (4)
beberapa ciri tulisan yang baik yaitu jelas, ringkas, tepat, satu padu, mempunyai
koherensi dan memiliki penegasan terhadap bagian tertentu dalam tulisan. Dengan
demikian, pesan yang ingin disampaikan penulis dalam tulisannya akan lebih
Deskripsi adalah salah satu hal yang sangat sering kita lakukan atau jumpai
kurikulum 2013 jenjang SMP, materi mengenai teks deskripsi dipelajari di kelas
VII. Dalam mengembangkan modul ini, peneliti perlu untuk mengkaji teori-teori
yang berkaitan dengan teks deskripsi. Teori-teori tersebut di antaranya: hakikat teks
Kata deskripsi berasal dari bahasa Latin describere yang artinya gambaran,
perincian, atau pembeberan. Ada beberapa ahli yang berpendapat tentang hakikat
teks deskripsi. Pertama, menurut Gorys Keraf (1982:93), teks deskripsi merupakan
suatu wacana yang digunakan untuk menyampaikan hal atau objek pembicaraan
sehingga para pembaca seperti melihat sendiri objek tersebut secara langsung.
Kedua, menurut Henry Guntur Tarigan (1994), deskripsi adalah tulisan yang bisa
22
merasakan, dan menikmati objek yang dibicarakan seperti suasana hati, orang yang
dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Tujuan pendeskripsian adalah agar
pembaca memperoleh kesan atau citraan sesuai dengan pengamatan, perasaan dan
merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan. Berdasarkan pendapat tersebut,
dapat disimpulkan hakikat teks deskripsi ialah sebuah teks yang menggambarkan
suatu objek secara jelas, berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman secara
(1) penggambaran yang dilakukan dengan melibatkan panca indra; (2) memberikan
penjelasan mengenai objek yang sedang dideskripsikan; dan (4) memiliki tujuan
agar seolah-olah pembaca dapat ikut mendengar, melihat, maupun merasakan apa
yaitu: (1) mengutarakan tujuan pada munculnya kesan yang berdasarkan pada efek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
panca indra; (2) menggambarkan atau menguraikan sebuah benda, hal, maupun
peristiwa sebagai suatu objek; (3) membutuhkan data yang berwujud fakta untuk
pola pengembangan dalam urutan ruang; dan (5) menggali sumber ide atau gagasan
deksripsi itu sendiri. Struktur sebuah teks ialah bagian terpisah yang membangun
sebuah teks hingga menjadi sebuah teks yang utuh dan bermakna. Ada dua bagian
1. Deskripsi Umum/Identifikasi
Bagian ini merupakan identifikasi atau gambaran umum mengenai topik yang
ingin disampaikan. Topik tersebut bisa berupa tempat, benda, binatang, orang,
pembuka.
2. Deskripsi Bagian
Bagian ini merupakan gambaran yang lebih spesifik dan jelas sehingga bisa
Cerita imajinasi pada dasarnya termasuk dalam kategori teks narasi yang
umumnya berupa karangan fiksi. Dalam silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
kurikulum 2013 jenjang SMP, materi cerita imajinasi dipelajari di kelas VII. Dalam
Cerita imajinasi adalah cerita yang menampilkan tokoh, alur, latar, atau
maupun hanya sebagian cerita (Nurgiyantoro, 2016: 295). Keraguan tersebut terjadi
dapat meliputi tokoh yang digambarkan, bisa manusia, hewan, makhluk halus, dll;
latar yang bisa berada di bumi atau bahkan tempat-tempat lain di luar angkasa
KBBI, imajinasi diartikan sebagai daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-
menarik, sangat imajinatif, dan penuh dengan kejutan-kejutan yang tidak terduga.
fantasi para tokoh dalam dunia yang diciptakan oleh penulisnya, sehingga seolah-
Ciri utama cerita imajinasi dapat dilihat dari tokoh-tokoh yang merupakan
hasil fantasi yang tidak ada dalam kehidupan nyata (Kurniawan, 2014:39). Sebagian
besar unsur instrinsik dalam teks cerita imajinasi memunculkan hal-hal yang unik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
aneh, dan mengherankan. Pembaca yang membaca cerita imajinasi akan diajak
menelusuri dunia keajaiban yang diciptakan, dan berkenalan dengan berbagai tokoh
yang unik. Tokoh-tokoh tersebut bisa berupa hewan yang berlaku seperti manusia,
menulis cerita imajinasi, ada unsur-unsur yang harus diketahui terlebih dahulu.
berikut.
1. Tema
Tema disebut juga sebagai ide cerita. Temalah yang akan menentukan tujuan
atau arah penulisan sebuah teks atau cerita. Menurut Sayuti (2000: 187) tema adalah
gagasan sentral, yakni sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam dan melalui karya
fiksi. Dalam Ensiklopedi Sastra Indonesia juga dijelaskan bahwa tema merupakan
setiap gagasan, ide pokok, ataupun pokok persoalan yang digunakan sebagai dasar
atau landasan pembuatan cerita. Dalam pembuatan sebuah cerita, tema adalah
langkah awal yang harus dipilih atau ditentukan. Tema dalam cerita fantasi pada
2. Latar
Menurut Indrawati, latar adalah tempat, waktu, serta suasana yang digunakan
dalam sebuah cerita. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ditegaskan
pula bahwa latar merupakan keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana
terjadinya lakuan atau peristiwa dalam karya sastra. Latar berfungsi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
menggambarkan suatu cerita secara jelas, supaya kejadian yang terjadi dalam suatu
cerita dapat menyajikan informasi yang jelas mengenai situasi dalam sebuah cerita.
Ada tiga jenis latar, yakni latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. Ketiga jenis
a. Latar Tempat
Latar tempat ialah latar yang menunjukkan lokasi suatu peristiwa. Contohnya
sebagainya.
b. Latar Waktu
peristiwa itu terjadi. Contohnya seperti di pagi hari, di kala senja, pada zaman
c. Latar Suasana
Latar suasana merupakan kondisi batin si tokoh atau lingkungan temoat tokoh
berada. Hal ini berhubungan dengan situasi atau kondisi ketika terjadinya
3. Alur/Plot
cerita yang disusun secara kronologis. Menurut Aminudin (2002), alur adalah
suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Kejadian-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kejadian dalam suatu cerita terjadi secara sebab akibat. Artinya, peristiwa yang
4. Penokohan
Istilah ‘tokoh’ menunjuk pada orang atau pelaku cerita. Tanpa adanya tokoh,
sebuah cerita menjadi tidak seru dan bermakna. Menurut Aminuddin (1995: 79)
tokoh adalah pelaku pengemban peristiwa dalam sebuah cerita fiksi sehingga
peristiwa itu mampu menjalin sebuah cerita. Sedangkan menurut KBBI, tokoh
merupakan pemegang peran (peran utama) dalam roman atau drama. Cara
penokohan, watak, perwatakan, karakter menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh
5. Sudut Pandang
menempatkan dirinya dalam cerita. Secara mudah, sudut pandang adalah teknik
90-91), sudut pandang dibagi menjadi empat, yaitu author omniscient, author
participants, author observer, dan multiple. Keempat jenis sudut pandang tersebut
ceritanya dengan menggunakan kata ‘dia’ untuk tokoh utama, tetapi dia turut
28
b. Author participant yaitu penulis turut mengambil bagian dalam cerita. Ada dua
c. Author observer (hampir sama dengan yang pertama) bedanya penulis hanya
tokohnya.
6. Amanat
pada tema. Dalam sebuah cerita, ada dua cara penyampaian amanat, yaitu secara
tersurat (jelas) dan tersirat (tersembunyi). Amanat juga dapat diketahui melalui alur
Ide cerita disebut juga sebagai tema. Dalam membuat cerita imajinasi, ide
cerita umumnya tidak memiliki batasan realita dan dapat dikembangkan sesuka
pengarang. Dalam hal ini, penulis memiliki kebebasan penuh terhadap apapun yang
ingin diceritakan. Tema dan ide yang diusung oleh cerita imajinasi umumnya
bersifat aneh, menakjubkan dan tidak masuk akal. Pilihan temanya dapat berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
berhubungan dengan masa depan, atau hal-hal baru yang belum ada pada masa
sekarang.
Cerita imajinasi adalah cerita khayalan; yang artinya cerita yang tidak nyata.
Dalam cerita imajinasi, latar yang digunakan dapat menembus ruang dan
waktu. Menembus ruang dan waktu artinya adalah terjadi di suatu tempat dan suatu
waktu tertentu, yang mungkin tidak ada di dunia nyata. Kuncinya di sini ialah
tersendiri yang unik dan berbeda dari yang lain. Tokoh juga bisa digambarkan
memiliki sebuah kesaktian yang tidak ada di dunia nyata. Wujud tokoh dalam cerita
lainnya.
Seperti pengertiannya, cerita imajinasi adalah sebuah cerita fiksi atau khayalan.
Cerita imajinasi tidak akan kamu temukan dalam kehidupan nyata sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Cerita imajinasi ini biasanya tidak akan bisa dinalar oleh akal pikiran dan tentunya
tidak bisa dibandingkan dengan kehidupan nyata. Karena sejatinya, cerita imajinasi
Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita imajinasi umumnya tidak selalu
yang lebih santai dan bervariasi. Biasanya digunakan ragam percakapan seperti
(2017: 52) terbagi menjadi dua, yaitu berdasarkan kesesuaian dalam kehidupan
Cerita fantasi jenis ini, terbagi lagi menjadi dua yaitu fantasi total dan fantasi
irisan. Fantasi total berisi fantasi penulis terhadap objek tertentu. Pada jenis fantasi
total ini, semua yang terdapat pada cerita tidak terjadi dalam dunia nyata. Semuanya
murni hasil imajinasi atau ciptaan si penulis. Contoh fantasi total dapat dilihat pada
nama tempat yang ada dalam dunia nyata, atau peristiwa yang pernah terjadi pada
dunia nyata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Cerita fantasi jenis ini terbagi pula menjadi dua kategori yaitu latar sezaman
dan latar lintas waktu. Latar sezaman berarti latar yang digunakan dalam cerita
fantasi berada dalam satu masa yang sama. Misalnya cerita fantasi yang bercerita
hanya tentang masa kini, masa lampau, dan masa yang akan datang.
Sedangkan, latar lintas waktu berarti cerita fantasi yang menggunakan dua latar
waktu yang berbeda dalam satu cerita yang sama. Misalnya bercerita tentang masa
kini dan zaman prasejarah, atau bercerita tentang masa kini dan masa 50 tahun
mendatang.
Struktur cerita imajinasi ada tiga, yaitu: orientasi, komplikasi, dan resolusi.
1. Orientasi
suasana kejadian, tema, dan beberapa gambaran dari alur yang akan diceritakan
tentang apa, siapa pelaku/tokoh dalam cerita, di mana cerita itu terjadi, dan kapan
2. Komplikasi
pada saat permasalahan dalam cerita bermula, dari awal hingga pada puncak
permasalahan. Pada bagian ini, tokoh utama mulai mengalami gangguan, halangan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
berupaya untuk memperjuangkan apa agar tujuan mereka terwujud. Konflik yang
terjadi dapat berupa konflik tokoh yang berhadapan dengan kekuatan alam,
3. Resolusi
penyelesaian dari konflik atau juga permasalahan di dalam cerita yang mengarah
pada akhir cerita. Peran penulis cerita ialah memberikan pemecahan atas masalah
yang terjadi pada bagian komplikasi. Tahapan ini bisa ditutup dengan akhir yang
menyenangkan atau tidak sedikit pula cerita yang berakhir tragis dan menyedihkan.
2.2.4 Tunarungu
anak tunarungu, dan karakteristik anak tunarungu. Ketiga teori tersebut akan
Secara umum, anak tunarungu dapat diartikan anak yang tidak bisa
mendengar, baik itu kurang dengar atau tidak bisa mendengar sama sekali. Menurut
pendengaran yang meliputi seluruh gradasi ringan, sedang, dan sangat berat yang
dalam hal ini dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu kurang dengar dan
33
kemampuan mendengar pada tingkat 70 dB ISO atau lebih sehingga ia tidak dapat
tanpa alat bantu dengar, sedangkan seseorang dikatakan kurang dengar (hard of
dengan ataupun tanpa alat bantu dengar. Selain itu, gangguan pendengaran adalah
gangguan pendengaran baik yang permanen maupun berfluktuasi namun tidak tuli.
Iwin Suwarman (dalam Atmaja, 2017: 63) seorang pakar bidang medis,
memiliki pandangan yang sama bahwa anak tunarungu dikategorikan menjadi dua
kelompok. Pertama, Hard of hearing adalah seseorang yang masih memiliki sisa
pendengaran sedemikian rupa sehingga masih cukup untuk digunakan sebagai alat
dan komunikasi dengan yang lain baik dengan maupun tanpa menggunakan alat
bantu dengar. Kedua, The Deaf adalah seseorang yang tidak memiliki indera dengar
bahasa dan komunikasi, baik dengan ataupun tanpa menggunakan alat bantu
dengar.
mudah mendapat informasi sehingga kemampuan bahasanya akan lebih baik. Anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tuli yang sudah tidak mempunyai sisa pendengaran otomatis untuk mendapat
informasi sulit sehingga kemampuan bahasanya kurang baik. Dalam KBBI, Tuli
(dengan T huruf besar) berarti tidak bisa mendengar dan menggunakan bahasa
isyarat untuk berkomunikasi. Bahasa isyarat (KBBI) adalah bahasa yang tidak
Sementara itu, dalam kajian linguistik, bahasa isyarat adalah bahasa yang
suatu kelompok orang yang tidak bisa mendengar dan berkomunikasi menggunakan
bahasa isyarat.
yang dikemukakan oleh Samuel A. Kirk (dalam Atmaja, 2018) adalah sebagai
berikut.
35
kemampuan anak berbicara dengan artikulasi yang tepat dan jelas. Semakin tinggi
desiBell (dB), klasifikasi anak tunarungu menurut Heri Purwanto (dalam Atmaja,
36
Tuli dalam kedokteran dibagi atas 3 jenis, yaitu gangguan dengar konduktif,
gangguan dengar saraf, dan gangguan dengar campuran. Ketiga jenis tersebut
saraf pendengarannya masih baik, dapat terjadi pada orang dengan infeksi
telinga tengah, infeksi telinga luar atau adanya serumen di liang telinga.
bagian luar dan tengah juga mengalami gangguan pada saraf pendengaran.
satu sama lain. Secara fisik, anak tunarungu tidak jauh berbeda dengan anak normal
37
dengan sedikit suara, suara yang kurang atau tidak jelas artikulasinya, atau bahkan
Menurut Jati (dalam Atmaja, 2018: 69), karakteristik anak tunarungu dalam
a) miskin/keterbatasan kosakata;
bahkan anak tunarungu total (Tuli) cenderung tidak dapat berbicara (bisu). Anak
38
2. Mahir dalam bahasa sandi, seperti bahasa isyarat atau pengejaan dengan jari.
4. Bahasa lisan tidak berkembang dengan baik, kualitas bicara agak monoton
atau kaku.
komunikasi terbatas.
2.2.5 Modul
dahulu. Bagian ini akan menjelaskan tentang hakikat modul, struktur penulisan
pedagogi genre yang digunakan dalam modul. Keempat teori tersebut akan
digunakan untuk mendalami kajian modul. Keempat teori tersebut akan dipaparkan
sebagai berikut.
Menurut Cece Wijaya (1992: 86), modul merupakan paket program yang
disusun dalam bentuk satuan tertentu demi kebutuhan belajar. Direktorat Tenaga
dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
disebut juga media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi
petunjuk untuk belajar sendiri. Dengan kata lain, pembaca dapat melakukan
Bahasa, pola, dan sifat kelengkapan lainnya yang terdapat dalam modul ini
diatur sehingga seolah-olah merupakan “bahasa pengajar” atau bahasa guru yang
ini sering disebut bahan instruksional mandiri. Pengajar tidak secara langsung
disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami, sesuai usia dan
bimbingan minimal dari pendidik. Selain itu, Prastowo juga menjelaskan bahwa
dalam suatu modul terdapat isi materi pelajaran, informasi pendukung, latihan soal,
petunjuk kerja, evaluasi, dan balikan terhadap hasil evaluasi. Berdasarkan teori di
atas, peneliti menyimpulkan bahwa modul merupakan suatu bahan ajar yang dibuat
untuk membantu pembelajar mencapai tujuan belajarnya, baik dengan atau tanpa
guru/pembimbing.
Modul sebagai sarana pembelajaran mandiri baik dengan atau tanpa guru,
memiliki beberapa karakteristik yaitu: (1) self instructional, (2) self contained, (3)
stand alone, (4) adaptive, dan (5) user friendly. Adapun yang dimaksud self
instructional ialah melalui modul yang digunakan seseorang mampu belajar sendiri
dan tidak bergantung pada pihak lain. Self contained berarti seluruh materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
pembelajaran yang dipelajari dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Stand
alone berarti modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak
berarti modul bersahabat dengan pemakainya. Hal itu terwujud dalam modul yang
2008:4-5).
memori, dan motivasi; serta (3) proses belajar aktif dan penerapan langsung.
Kependidikan (2008:9-12).
41
Cakupan Prinsip
Tujuan pembelajaran diinformasikan secara jelas dan tegas.
Menghubungkan informasi baru dan pengetahuan yang telah
dikuasau dengan menggunakan advance organizer.
Pemenggalan informasi untuk memudahkan pemrosesan
dalam ingatan siswa.
Adanya latihan yang memerlukan penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi untuk siswa agar memproses informasi
secara mendalam.
Pemberian motivasi belajar.
Proses belajar aktif, dan Memberikan tugas berupa penerapan materi yang dipelajari
penerapan langsung ke dalam situasi sehari-hari.
Pemberian fasilitas pembelajaran interaktif berupa strategi
dan media lain, misalnya melalui jaringan internet,
korespondensi, buletin cetak atau petemuan tatap muka.
Pemberian dorongan atau motivasi untuk bekerja sama
dalam mempelajari modul.
Peserta didik diperbolehkan memilih tujuan pembelajaran
Pemberian kesempatan bagi siswa untuk menuangkan
pengalaman belajarnya, seperti jurnal belajar.
Pemberian tugas-tugas yang memungkinkan siswa memilih
kegiatan yang bermakna bagi mereka.
(2008:21-26) membagi struktur penulisan modul menjadi tiga bagian yaitu bagian
pembuka, bagian inti, dan bagian penutup. Adapun penjelasannya akan dijabarkan
sebagai berikut.
A. Bagian Pembuka
Bagian pembuka modul terdiri atas (1) judul, (2) daftar isi, (3) peta informasi,
(4) daftar tujuan kompetensi, dan (5) tes awal (2008:21-23). Adapun penjelasannya
42
1. Judul
Judul modul harus menarik dan memberi gambaran tentang materi yang dibahas.
2. Daftar Isi
keseluruhan, topik-topik apa saja yang tersedia dalam modul. Daftar isi juga
3. Peta Informasi
Modul perlu menyertakan peta Informasi. Pada daftar isi akan terlihat topik
apa saja yang dipelajari, tetapi tidak terlihat kaitan antar topik tersebut. Pada peta
informasi akan diperlihatkan kaitan antar topik-topik dalam modul. Peta informasi
yang disajikan dalam modul dapat saja menggunakan diagram isi bahan ajar yang
informasi seperti apa yang cocok digunakan untuk menjelaskan keterkaitan topik
dalam modul. Pilihan peta informasi bisa berbentuk linear, hierarkis, atau bentuk
laba-laba.
menyelesaikan pelajaran.
5. Tes Awal
Pembelajar perlu diberi tahu keterampilan atau pengetahuan awal apa saja yang
diperlukan untuk dapat menguasai materi dalam modul. Hal ini dapat dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
B. Bagian Inti
Bagian inti dalam modul berisi (1) pendahuluan/tinjauan umum materi, (2)
hubungan dengan materi atau pelajaran yang lain, (3) uraian materi, (4) penugasan,
umum mengenai isi materi modul; (2) meyakinkan pembelajar bahwa materi yang
akan dipelajari dapat bermanfaat bagi mereka; (3) meluruskan harapan pembelajar
mengenai materi yang akan dipelajari; (4) mengaitkan materi yang telah dipelajari
memelajari materi yang akan disajikan. Dalam pendahuluan dapat saja disajikan
peta informasi mengenai materi yang akan dibahas dan daftar tujuan kompetensi
Materi pada modul sebaiknya lengkap, dalam arti semua materi yang perlu
berdasarkan materi di luar modul maka pembelajar perlu diberi arahan materi apa,
dari mana, dan bagaimana mengaksesnya. Bila materi tersebut tersedia pada buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
teks maka arahan tersebut dapat diberikan dengan menuliskan judul dan pengarang
3. Uraian Materi
cukup luas, maka dapat dikembangkan ke dalam beberapa Kegiatan Belajar (KB).
Di dalam uraian materi setiap Kegiatan Belajar, baik susunan dan penempatan
naskah, gambar, mapun ilustrasi diatur sedemikian rupa sehingga informasi mudah
Pemberian judul atau penjudulan merupakan alat bantu bagi pembaca modul
untuk mempelajari materi yang disajikan dalam bentuk teks tertulis. Penjudulan
membantu pembelajar untuk menemukan bagian dari teks yang ingin dipelajari,
memberi tanda awal dan akhir suatu topik, memberi kesan bahwa topik-topik
terkelompok dalam topik yang lebih besar, memberi ciri topik yang penting yang
penulis modul. Penjenjangan atau hierarki sebaiknya tidak lebih dari tiga jenjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Lebih dari tiga jenjang akan menyulitkan pembaca untuk memahami penjenjangan
tersebut. Penjudulan untuk setiap jenjang sebaiknya dituliskan dalam bentuk huruf
berbeda.
4. Penugasan
menghafal sesuatu, dalam penugasan hal ini perlu dinyatakan secara tegas. Jika
pekerjaan sehari-harinya maka hal ini perlu ditugaskan kepada pembelajar secara
5. Rangkuman
dalam modul yang telah dibahas. Rangkuman diletakkan pada bagian akhir modul.
C. Bagian Penutup
berisi (1) glossary atau daftar istilah, (2) tes akhir, dan (3) indeks. Adapun
tersebut dibuat ringkas dengan tujuan untuk mengingat kembali konsep yang telah
dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2. Tes Akhir
mempelajari suatu bagian dalam modul. Aturan umum untuk tes akhir ialah bahwa
tes tersebut dapat dikerjakan oleh pembelajar dalam waktu sekitar 20% dari waktu
mempelajari modul. Jadi, jika suatu modul dapat diselesaikan dalam tiga jam maka
tes akhir harus dapat dikerjakan oleh peserta belajar dalam waktu sekitar setengah
jam.
3. Indeks
istilah tersebut ditemukan. Indeks perlu diberikan dalam modul supaya pembelajar
mudah menemukan topik yang ingin dipelajari. Indeks perlu mengandung kata
dikemas secara sistematis sehingga siap dipelajari oleh pembelajar untuk mencapai
kompetensi yang terdapat di dalam tujuan yang ditetapkan. Terkait dengan hal
tujuan untuk menentukan jumlah dan judul modul yang dibutuhkan untuk mencapai
47
yang terdapat pada garis-garis besar program yang ditetapkan. Analisis kebutuhan
modul bertujuan untuk mengidentifikasi dan menetapkan jumlah dan judul modul
dipersyaratkan.
pengembangan modul.
B. Penyusunan Draf
materi pembelajaran dari suatu kompetensi atau sub kompetensi menjadi satu
suatu modul sesuai dengan kompetensi atau sub kompetensi yang telah ditetapkan.
2. Tetapkan tujuan akhir yaitu kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik
48
akhir.
sekurang-kurangnya mencakup:
mempelajari modul;
3) tujuan terdiri atas tujuan akhir dan tujuan antara yang akan dicapai peserta
4) materi pelatihan yang berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
5) prosedur atau kegiatan pelatihan yang harus diikuti oleh peserta didik untuk
mempelajari modul;
6) soal-soal, latihan, dan atau tugas yang harus dikerjakan atau diselesaikan oleh
peserta didik;
49
C. Uji Coba
Uji coba draf modul adalah kegiatan penggunaan modul pada peserta terbatas,
menggunakan modul;
Untuk melakukan uji coba draf modul dapat diikuti langkah-langkah sebagai
berikut.
1. Siapkan dan gandakan draf modul yang akan diuji cobakan sebanyak peserta
3. Distribusikan draf modul dan instrumen pendukung uji coba kepada peserta
uji coba.
4. Informasikan kepada peserta uji coba tentang tujuan uji coba dan kegiatan
50
penyempurnaan draf modul yang diuji cobakan. Terdapat dua macam uji coba yaitu
uji coba dalam kelompok kecil dan uji coba lapangan. Uji coba kelompok kecil
adalah uji coba yang dilakukan hanya kepada 2-4 peserta didik, sedangkan uji coba
lapangan adalah uji coba yang dilakukan kepada peserta dengan jumlah 20–30
peserta didik.
D. Validasi
tersebut, maka validasi perlu dilakukan dengan melibatkan pihak praktisi yang ahli
sesuai dengan bidang-bidang terkait dalam modul. Validasi modul bertujuan untuk
sehingga modul tersebut layak dan cocok digunakan dalam pembelajaran. Validasi
modul meliputi: isi materi atau substansi modul; penggunaan bahasa; serta
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
1) Siapkan dan gandakan draf modul yang akan divalidasi sesuai dengan
instrumen validasi.
Dari kegiatan validasi draf modul akan dihasilkan draf modul yang mendapat
masukkan dan persetujuan dari para validator, sesuai dengan bidangnya. Masukan
E. Revisi
memperoleh masukan dari kegiatan uji coba dan validasi. Kegiatan revisi draft
masukan yang diperoleh dari kegiatan sebelumnya, maka perbaikan modul dalam
52
Modul adalah suatu bahan ajar yang disusun sedemikian rupa untuk
kelayakan modul yang telah dikembangkan, peneliti perlu adanya penilaian yang
atau kriteria yang dapat dijadikan acuan untuk menilai modul. Adapun, komponen
a. Komponen kelayakan isi, mencakup antara lain kesesuaian dengan SK, KD;
dan benar; pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat).
(indikator) yang ingin dicapai; urutan sajian; pemberian motivasi, daya tarik;
53
tulisan; penggunaan ukuran tulisan; layout atau tata letak; ilustrasi, gambar,
tujuan pedagogi genre, karakteristik pedagogi genre, prinsip pedagogi genre dan
tersebut akan digunakan untuk mendalami kajian pedagogi genre. Keenam teori
Pedagogi berasal dari istilah Yunani, yaitu paedos yang berarti seorang anak
yang sedang belajar sesuatu dari orang lain (orang dewasa) yang memiliki
pengetahuan, pengalaman, dan keahlian yang lebih baik. Pegagog artinya seseorang
terhadap individu atau sekelompok individu, agar tumbuh kembang menjadi pribadi
suatu disiplin ilmu yang mempelajari proses, tujuan dan manfaat kegiatan
masa bayi sampai dewasa, agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab di
54
pedagogi ialah suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak-
anak agar dapat mencapai kedewasaan dalam kehidupan di masa yang akan datang.
Ada 3 unsur dalam pedagogi yaitu orang dewasa, bimbingan dan anak-anak.
2.2.6.2 Genre
berorientasi pada kemampuan siswa untuk menyusun teks. Genre juga merupakan
pendekatan pembelajaran yang menghasilkan teks tertentu dan berfokus pada teks
yang ditulis. Menurut Martin dan Rose (dalam Nurwardani, dkk. 2016: xxi) genre
merupakan “proses sosial” karena melalui genre atau teks anggota masyarakat
jenis teks tertentu untuk melakukan sesuatu; dan genre dikatakan “bertahap” karena
2) berpendapat bahwa genre dapat didefinisikan sebagai jenis teks yang berfungsi
sebagai pola rujukan sehingga suatu teks dapat diubah dengan efektif. Efektif yang
dimaksud dilihat dari sisi ketepatan tujuan, pemilihan, dan penyusunan elemen teks,
Menurut Martin (dalam Napitupulu, 2010: 315) genre adalah bagian dari
penutur melibatkan diri sebagai anggota atau bagian dari masyarakat itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
refers not only types of literally texts but also to the predictable and recurring
culture”. Artinya, genre tidak hanya mengacu pada jenis teks harfiah tetapi juga
pada pola yang dapat diprediksi dan berulang dari teks sehari-hari, akademis, dan
harfiah yang ada dalam budaya tertentu. Kemudian Hyon (dalam Luu, 2011: 123)
pada pembuatan teks, baik itu teks sehari-hari, akademis maupun harfiah yang ada
reseptif dan produktif, secara lisan maupun tulis, di berbagai konteks yang relevan
56
berpikir kritis siswa karena pembelajaran ini sangat kental dengan membaca dan
teks secara tidak langsung juga berguna untuk menumbuhkan sikap menghargai dan
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya. Hal itu didapat dari interaksi yang terjadi ketika
yang sering dialami oleh peserta didik saat menulis. Pendekatan ini juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
5. Pendekatan ini menekankan peran penting dari interaksi antara penulis dan
akhirnya dapat menentukan jenis tulisan yang akan dibuat. Dengan demikian,
mengajar.
setiap teks merupakan kreasi unik dari seorang penulis yang unik juga dan
bersifat relatif bagi sekelompok orang dan konteks tertentu (Hyland dalam
Kemendikbud, 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
kebergantungan antar siswa dan masyarakat, yang dalam hal ini bisa teman,
guru atau orang dewasa lain yang bisa membantu siswa mencapai hasil
belajar yang lebih baik, termasuk orang tua. Melalui prinsip ini pembelajaran
bahasa berbasis teks diharapkan menghasilkan tiga hal: siswa belajar bahasa,
siswa belajar melalui bahasa, dan siswa belajar tentang bahasa (Derewianka;
siswa setelah proses belajar selesai (Feez and Joyce; Cope and Kalantiz;
magang. Hal ini sejalan dengan prinsip pembelajaran scaffolding dari Wood,
Bruner dan Ross (1976) dan the zone of proximal development dary Vygotsky
(1976). Siswa berperan sebagai orang yang dilatih dan guru sebagai ahli
dalam sistem dan fungsi bahasa. Oleh sebab itu, dalam proses belajar guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
seyogyanya berperan sebagai ahli yang bisa membantu siswa untuk berhasil
belajar bahasa.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa pengajaran tata bahasa dalam pembelajaran
pengajaran tata bahasa pada tingkat teks ketika maksud personal disaring
melalui bentuk retorika yang umum tersedia untuk memenuhi tujuan sosial
dari penggunaan bahasa tersebut (Hicks dikutip oleh Kim dan Kim; dalam
menilai sebuah teks atau tulisan yang ditulis oleh seseorang dalam jenis-jenis
Hammond (dalam Kemendikbud, 2016) ada empat tahap. Keempat tahap tersebut
Tujuan dari tahap ini adalah membangun pegetahuan atau latar belakang
pengetahuan siswa mengenai topik yang akan mereka tulis atau bicarakan. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
membantu siswa menguasai topik, dalam tahap ini guru mengajarkan berbagai
pengetahuan dan kosakata yang relevan. Ketika siswa memiliki kosakata yang
mungkinsesuai kebutuhan.
kepada siswa, termasuk struktur organisasi dan ciri-ciri linguistiknya. Guru juga
dapat mendemonstrasikan kepada siswa menulis teks dari jenis tertentu di depan
kelas sehingga siswa juga akan mengetahui bagaimana guru menulis, merevisi, dan
mengedit tulisannya.
pemahaman dan kemampuan mereka untuk memproduksi teks dari jenis teks yang
diajarkan. Pada tahap ini siswa mulai berkontribusi dalam penyusunan seluruh
contoh jenis teks sasaran dan guru sedikit demi sedikit mengurangi kontribusinya
Kegiatan belajar yang terjadi pada tahap ini sama dengan kegiatan belajar di
tahap sebelumnya, hanya pada tahap ini siswa menyusun teks secara mandiri.
Dengan diberi kesempatan untuk menyusun teks secara mandiri, siswa memperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
kesempatan untuk keterampilan berbicara dan menulis yang telah mereka pelajari
siswa. Menulis adalah kegiatan produktif yang dilakukan agar siswa dapat
menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk tulisan. Tidak hanya ide atau
gagasan secara ilmiah, hal sesederhana menulis tentang perasaan dan kegiatan
sehari-hari pun sangat mungkin dilakukan. Dalam menulis, unsur penentu agar
tulisan bagus dan mudah dipahami terletak pada struktur dan kaidah kebahasaan
memahami struktur dan kaidah kebahasaan masih sangat rendah. Butuh waktu yang
lebih lama bagi siswa tunarungu untuk memahami hal tersebut daripada siswa non-
tunarungu. Dengan demikian dapat dikatakan jika produk berupa modul menulis
teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa tunarungu dapat dikembangkan,
membuat sebuah tulisan, khususnya mengenai teks deskripsi dan cerita imajinasi.
Pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi akan lebih efektif dan
efisien jika pembelajaran tersebut didukung oleh guru, siswa, sarana dan prasarana,
dan tentu saja bahan ajar yang memadai. Kenyataan yang ada di lapangan
keterbatasan bahan ajar yang khusus digunakan dalam pembelajaran menulis teks
62
bermakna, (3) masih terdapat kelemahan pada buku teks yang digunakan khususnya
yang berkaitan dengan pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi,
dan (4) hasil tulisan siswa memiliki kualitas rendah pada aspek isi, organisasi,
kosakata, kebahasaan dan penulisan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan bahan ajar berupa modul menulis
teks deskripsi dan cerita imajinasi siswa tunarungu dengan pendekatan Pedagogi
Genre.
keterbatasan bahan ajar dalam pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita
imajinasi, terkhusus untuk siswa tunarungu. Selain itu, keberadaan modul yang
dikembangkan dapat menjadi inovasi baru untuk mengatasi kelemahan dari buku
teks yang digunakan selama ini. Dalam modul yang dikembangkan, dilengkapi pula
membuat sebuah teks deskripsi dan cerita imajinasi. Modul juga akan lebih
mengutamakan latihan-latihan menulis dalam hal ini menulis teks deskripsi dan
cerita imajinasi, agar keterampilan menulis siswa lebih terasah dan tidak
ketinggalan dari siswa-siswi yang berada di sekolah umum. Dengan begitu, modul
menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi yang dikembangkan akan membantu
pelaksanaan pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi secara efektif
dan efisien sehingga hasil yang dicapai juga lebih optimal. Kerangka berpikir atau
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Modul Cakap
Menulis (Teks
Landasan Teori Deskripsi dan Cerita Prosedur Pengembangan
Imajinasi) untuk
Siswa Tunarungu
1. Konsep Menulis : Tarigan Kelas VII 1. Penelitian dan
(1981) Pengumpulan Informasi
2. Konsep Teks Deskripsi : 2. Pengembangan Produk
Tarigan (1994) 3. Uji Validasi
3. Konsep Cerita Imajinasi : 4. Revisi Produk Tahap 1
Nurgiyantoro (2016) 5. Uji Coba Produk
4. Konsep Modul : Direktorat 6. Revisi Produk Tahap 2
Tenaga Kependidikan (2008)
5. Konsep Tunarungu : Atmaja
(2017)
6. Konsep Pedagogi Genre :
Pardiyono (2007)
Skema 2.1 Kerangka Berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa tunarungu kelas VII dengan
pendekatan pedagogi genre. Bab ini mengkaji lebih rinci tentang jenis penelitian,
sumber data dan data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik
cerita imajinasi untuk siswa tunarungu kelas VII dengan pendekatan pedagogi
genre. Metode penelitian dan pengembangan yang dilakukan ini bertujuan untuk
menciptakan produk berupa modul pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Sumber data menjawab pertanyaan tentang dari mana data tersebut berasal.
Data menjawab pertanyaan tentang informasi apa saja yang hendak diperoleh dalam
proses penelitian. Peneliti perlu mengkaji sumber data dan data dalam penelitian
ini. Bagian ini menguraikan tentang lokasi penelitian, sumber data yang
dibutuhkan, dan data apa saja yang akan diperoleh peneliti dari sumber data
tersebut. Sumber data dan data akan diuraikan lebih rinci sebagai berikut.
Pada penelitian ini, pengumpulan data yang melibatkan guru pengampu dan
siswa kelas VII berlangsung di SLB/B Dena Upakara. SLB/B Dena Upakara
beralamat di Jl. Mangli No.5, Sumber, Wonosobo, Jawa Tengah 56312. Penelitian
ini dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, di kelas VII A dan VII B,
SLB/B Dena Upakara. Lokasi penelitian yang melibatkan dosen ahli dilakukan di
Yogyakarta.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari guru pengampu dan siswa
kelas VII SLB/B Dena Upakara Wonosobo. Seluruh siswa di SLB/B Dena Upakara
Wonosobo berjenis kelamin perempuan. Rincian data para siswa dapat dilihat
66
Tabel 3.1 Data Siswa Kelas VII SLB/B Dena Upakara Wonosobo
menghasilkan data yaitu: (1) sumber data pada tahap pengumpulan informasi, (2)
sumber data pada tahap pengembangan produk, (3) sumber data pada tahap uji
validasi, (4) sumber data pada tahap uji coba produk. Data dalam penelitian ini
terdiri dari dua macam yaitu data kuantitatif dan atau data kualitatif. Dalam
Sugiyono (2015:7) data kualitatif dapat berupa kata, kalimat, gambar, bagan, dan
foto; sedangkan data kuantitatif dapat berupa angka dan data kualitatif yang
diangkakan (scoring). Berikut ini diuraikan sumber data dan data dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
tuturan/jawaban guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII sebagai
narasumber dalam kegiatan wawancara, (2) hasil analisis kurikulum, (3) hasil telaah
buku teks yang digunakan dalam pembelajaran materi teks deskripsi dan cerita
imajinasi, (4) hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa, dan (5) hasil pretest menulis
peneliti dalam menemukan data yang diperlukan. Data yang bersumber dari
khusus. Data yang bersumber dari analisis kurikulum merupakan data kualitatif.
Ketiga, peneliti menelaah buku teks yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya materi tentang teks deskripsi dan cerita imajinasi. Data yang
diperoleh dari telaah buku tersebut berupa data kualitatif yang berisi informasi
tentang kualitas aspek pendahuluan, materi, penyajian materi, dan bahasa serta
kebutuhan siswa dalam menulis teks deskriptif untuk mendapatkan data kualitatif
dan data kuantitatif berupa scoring. Data kualitatif yang diperoleh dari jawaban
materi-materi menulis yang susah dipahami, dan masukan bagi peneliti terkait
produk yang diharapkan siswa. Data kuantitatif berupa hasil persentase, hasil rata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
rata dan jumlah nilai (scoring) dari setiap skala yang dibubuhkan pada pernyataan
dalam kuesioner.
Kelima, sumber data hasil pretest menulis teks deskripsi menghasilkan data
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa skor dari masing-masing aspek
data berupa potensi masalah yang diperoleh pada tahap pengumpulan informasi
penilaian desain produk oleh dosen ahli. Peneliti mengolah hasil instrumen
penilaian desain modul oleh dosen ahli untuk mendapatkan data kualitatif dan data
kuantitatif (scoring). Data kualitatif yang diperoleh dari jawaban kolom komentar
atau saran dapat berupa masukan atau saran perbaikan desain modul yang
diberikan oleh dosen ahli. Selain itu, data kualitatif juga berupa kesimpulan hasil
kelayakan desain modul yang disampaikan oleh dosen ahli. Data kuantitatif berupa
hasil persentase, hasil rata-rata, dan jumlah (scoring) dari setiap skala penilaian
Sumber data pada tahap uji validasi meliputi: (1) hasil validasi modul oleh
dosen ahli, dan (2) hasil validasi modul oleh guru pengampu tahap 1 dan 2. Peneliti
mengolah hasil validasi modul oleh dosen ahli dan guru pengampu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
mendapatkan data kualitatif dan data kuantitatif berupa scoring. Data kualitatif
diperoleh dari jawaban kolom komentar dan saran. Data tersebut berupa masukan
dan saran bagi peneliti untuk memperbaiki modul sesuai dengan masukan dan saran
yang diberikan pada setiap aspek kelayakan modul. Selain itu, data kualitatif juga
berupa kesimpulan hasil kelayakan modul yang disimpulkan oleh validator. Data
kuantitatif berupa hasil persentase, hasil rata-rata, dan jumlah (scoring) dari setiap
3.2.2.4 Sumber Data dan Data pada Tahap Uji Coba Produk
Sumber data pada tahap uji coba produk meliputi (1) hasil posttest membuat
teks deskripsi, dan (2) hasil penilaian modul oleh siswa peserta uji coba. Sumber
data hasil posttest menulis teks deskripsi menghasilkan data kuantitatif dan
kualitas teks deskripsi pada masing-masing aspek penilaian. Sumber data hasil
penilaian modul oleh siswa peserta uji coba menghasilkan data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari jawaban kolom komentar dan saran. Data
tersebut berupa masukan dan saran bagi peneliti untuk memperbaiki modul sesuai
dengan masukan dan saran yang diberikan oleh siswa. Selain itu, data kualitatif juga
berupa kesimpulan hasil kelayakan modul yang disimpulkan oleh siswa peserta uji
coba. Data kuantitatif berupa hasil persentase, hasil rata-rata, dan jumlah (scoring)
70
penelitian. Richey dan Klein (dalam Sugiyono, 2016: 200) mengatakan bahwa data
yang akan dikumpulkan oleh peneliti akan tergantung pada rumusan masalah.
Peneliti akan menggunakan dua teknik dalam upaya pengumpulan data. Dua teknik
tersebut adalah teknik tes dan teknik nontes. Penjabaran mengenai teknik tes dan
tes adalah prosedur yang sistematis guna mengobservasi dan memberi deskripsi
sejumlah atau lebih ciri seseorang dengan bantuan skala numerik atau suatu sistem
dilakukan untuk mengetahui kondisi awal objek sebelum diberi perlakuan dengan
produk baru (Sugiyono, 2016:208). Teknik tes ini digunakan oleh peneliti untuk
mengetahui tingkat kemampuan menulis teks deskripsi siswa tunarungu kelas VII
di SLB/B Dena Upakara sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan modul
mendapatkan informasi tentang keadaan peserta didik tanpa melalui tes dengan alat
71
kuesioner yang akan diisi oleh siswa dan juga validator, analisis kurikulum, dan
telaah buku teks yang digunakan dalam pembelajaran khususnya materi teks
bahwa instrumen merupakan alat seperti kuesioner, dan pedoman observasi yang
mencakup soal tes dan lembar kisi-kisi penilaian. Instrumen penelitian nontes
menulis, lembar analisis buku teks, lembar validasi modul, dan lembar penilaian
modul. Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti akan dijabarkan sebagai
berikut.
dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan kepada subjek yang diteliti untuk
dijawab. Instrumen tes ini digunakan oleh peneliti untuk mengukur tingkat
kemampuan menulis siswa tunarungu kelas VII, terkhusus pada menulis teks
deskripsi. Ada dua macam tes yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
kemampuan awal (pretest) dan tes kemampuan akhir (posttest). Tes kemampuan
awal (pretest) dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa tunarungu kelas
VII dalam menulis teks deskripsi sebelum uji coba produk, sedangkan tes
potensi yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui pendapat,
keinginan, dan hal-hal lain dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
terkait kebutuhan bahan ajar berupa modul menulis dan wawancara terkait
rancangan produk dan rencana uji coba. Sebelum melakukan kegiatan wawancara,
wawancara peneliti sajikan dalam bentuk transkrip dan kesimpulan analisis potensi
73
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
data dari responden berjumlah cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas
siswa tunarungu kelas VII di SLB/B Dena Upakara Wonosobo untuk mengetahui
Kualitas sebuah buku teks dapat dilakukan dengan cara telaah buku teks.
Menurut H.G. Tarigan dan Djago Tarigan (1986:95), buku teks yang berkualitas ialah
buku teks yang disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku, memperhatikan dan
memenuhi tuntutan mata pelajaran atau ilmu yang relevan. Instrumen telaah buku
teks yang digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran materi menulis disusun
dalam bentuk tabel yang memuat aspek-aspek penilaian. Aspek yang dianalisis dalam
buku tersebut meliputi pendahuluan, materi, penyajian materi, serta bahasa dan
74
Bahan Ajar Buku Teks Pelajaran Sesuai dengan Kurikulum 2013 karya Imas
Kuesioner yang berisi data hasil penilaian produk dari validator akan digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan revisi produk. Lembar validasi berisi
empat aspek penilaian modul yang mencakup aspek isi/materi, penyajian, bahasa,
dan kegrafikan. Skala yang digunakan dalam lembar validasi produk adalah skala
likert. Dalam penelitian dan pengembangan, skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, persepsi, dan pendapat seseorang atau sekelompok orang terhadap potensi dan
permasalahan suatu objek, rancangan suatu produk, proses membuat produk, dan
melalui proses uji validitas oleh validator. Hal tersebut dilakukan agar instrumen
yang digunakan dapat mengukur aspek-aspek yang akan diukur. Untuk memperoleh
juga peneliti dapatkan dari siswa kelas VII selaku responden dan pengguna modul
yang akan diujicobakan. Hasil penilaian berupa kritik dan saran dari siswa selaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
pengguna modul dalam tahap uji coba akan dijadikan oleh peneliti sebagai acuan
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2016: 368). Teknik
analisis data berguna bagi peneliti untuk mengetahui cara menganalisis data-data
kualitatif sejajar dengan penilaian karena mengarah pada predikat. Penelitian yang
bertujuan untuk menilai sejauh mana variabel yang diteliti telah sesuai dengan tolok
ukur yang sudah ditentukan (Hikmawati, 2017). Analisis data yang menggunakan
awal dari keseluruhan proses penilaian. Persentase yang dinyatakan dalam bilangan
sudah jelas merupakan ukuran yang bersifat kuantitatif, bukan kualitatif. Analisis
kualitatif tentu harus dinyatakan dalam sebuah predikat yang menunjuk pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
pernyataan keadaan atau ukuran kualitas. Oleh karena itu, hasil penelitian yang
berupa bilangan tersebut harus diubah menjadi sebuah predikat, misalnya “Sangat
Baik”, “Baik”, “Cukup Baik”, “Kurang Baik”, dan “Tidak Baik” (Hikmawati,
2017).
kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Predikat yang
diberikan tersebut dalam bentuk peringkat yang sebanding dengan atau atas dasar
kondisi yang diinginkan. Agar pemberian predikat dapat tepat maka sebelum
(Hikmawati, 2017).
Tes ini diberikan kepada siswa sebanyak dua kali, yaitu tes kemampuan
awal (pretest) dan tes kemampuan akhir (posttest). Kedua jenis tes tersebut akan
dianalisis secara kualitatif dengan melakukan penilaian pada beberapa aspek seperti
diadaptasi oleh peneliti dari Tes Bahasa dalam Pengajaran karya M. Soenardi
Djiwandono (1996:130-131).
wawancara guru. Analisis data kualitatif adalah proses untuk mencari dan
menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya
77
melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain
(Sugiyono, 2016).
dengan wawancara. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru akan
dan saling mengaitkan hasil wawancara yang sesuai dengan pedoman wawancara.
Peneliti menelaah buku teks yang digunakan guru dan siswa dalam
pembelajaran materi menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi berdasarkan aspek-
aspek yang meliputi: pendahuluan, materi, penyajian materi, serta bahasa dan
Bahan Ajar Buku Teks Pelajaran Sesuai dengan Kurikulum 2013 karya Imas
teks deskripsi dan cerita imajinasi adalah mengamati kondisi setiap aspek yang ada
dalam buku teks, mencatat temuan data/informasi, kemudian data dipilah dan
dipilih hal-hal yang sifatnya penting dan sesuai dengan kisi-kisi telaah buku teks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Apabila data sudah dipilih, langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut
adalah memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya. Predikat yang diberikan tersebut dalam bentuk peringkat yang
sebanding dengan atau atas dasar kondisi yang diinginkan. Agar pemberian predikat
dapat tepat, maka sebelum dilakukan pemberian predikat, kondisi tersebut diukur
penelitian ini adalah skala guttman dan ditambahkan beberapa pernyataan bersifat
semi terbuka. Skala guttman adalah skala yang digunakan untuk menjawab yang
bersifat jelas (tegas) dan konsisten (Sudaryono, dkk. 2013). Pertanyaan terkait
isian data
b) Melakukan tabulasi data dengan mengubah opsi dari setiap butir pertanyaan
79
dikalikan 100%
3.5.5 Analisis Hasil Validasi Produk oleh Dosen Ahli, Dosen Pengampu, dan
Uji coba produk menghasilkan dua jenis data, yaitu: data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif yang berupa kritik dan saran dari dosen ahli, guru
pengampu dan siswa dianalisis dan digunakan oleh peneliti sebagai acuan untuk
rinci tahapan-tahapan kegiatan revisi yang dilakukan berdasarkan setiap tahap uji
coba produk. Pada tahap revisi produk, peneliti akan menampilkan produk sebelum
dan sesudah revisi pada setiap tahap revisi disertai dengan deskripsi yang
melalui kuesioner dengan skala likert dianalisis secara statistik deskriptif, dengan
langkah-langkah: (a) pengumpulan data kasar; (b) pemberian skor, untuk analisis
kuantitatif; (c) skor yang diperoleh dikonversikan menjadi nilai dengan skala lima
80
1
SBi: simpangan baku ideal = 6 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)
Dalam penelitian ini, nilai kelayakan ditentukan dengan nilai minimal “C”
dengan kategori “Cukup”. Jadi, jika hasil penilaian oleh dosen ahli, dosen
pengembangan modul menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa
Seluruh data yang telah dihitung disajikan dalam bentuk data diskrit. Data
diskrit adalah data yang dikelompokkan secara terpisah menjadi dua atau beberapa
menjabarkan hasil persentase tiap kategori tanpa adanya hubungan yang signifikan
antara satu kategori dengan kategori yang lain. Peneliti juga akan menyajikan
81
sehingga penelitian dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam penelitian ini,
peneliti mengacu pada prosedur pengembangan Borg dan Gall. Borg dan Gall
mempelajari uraian langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall yang ada
tersebut. Sepuluh langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall
masalah dan potensi sebagai bahan seleksi produk yang akan dikembangkan,
studi literatur, dan penelitian skala kecil (jika dimungkinkan) sebagai bahan
2. Planning (perencanaan)
Pada langkah ini, peneliti merumuskan tujuan khusus yang hendak dicapai
sesuai estimasi waktu, biaya, dan sumber daya manusia untuk mengembangkan
pengembangan produk.
82
Peneliti melakukan uji coba tahap awal sebagai pendahuluan. Uji coba ini
langkah ini peneliti melakukan uji coba awal dengan menggunakan instrumen
Pada langkah ini peneliti melakukan revisi produk berdasarkan pada saran-
saran dalam data yang diperoleh dari hasil uji coba lapangan awal. Peneliti
lapangan.
oleh peneliti di lapangan. Uji coba utama ini melibatkan seluruh responden. Uji
Peneliti melakukan revisi berdasarkan saran-saran dari hasil uji coba lapangan
Pada langkah ini, Produk yang sudah disempurnakan pada langkah sebelumnya
83
pengembang/peneliti. Produk dapat diujikan pada skala yang lebih besar yaitu
dengan 40-400 subjek. Dalam langkah ini peneliti juga mengambil data guna
Peneliti melakukan revisi akhir berdasarkan data-data yang diperoleh dari uji
penulisan hasil penelitian dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal atau
Pengembangan
Bentuk Awal Uji Coba Produk
Produk
84
dan pengembangan Borg dan Gall menjadi enam tahap dengan tanpa mengurangi
waktu, sumber daya, dan biaya yang dimiliki oleh peneliti. Alasan lain yang
data, sudah cukup untuk menghasilkan produk baru, sudah dapat memperoleh hasil
validasi yang valid, enam langkah itu dapat dijadikan langkah awal untuk dapat
Sugiyono, 2016) disederhanakan oleh peneliti menjadi enam langkah, yaitu (1)
penelitian dan pengumpulan informasi, (2) pengembangan produk, (3) uji validasi,
(4) revisi produk tahap 1, (5) uji coba produk, dan (6) revisi produk tahap 2. Produk
yang akan dikembangkan dalam penelitian ini berupa modul cetak. Dalam upaya
langkah penelitian dan pengembangan Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2016).
digunakan dalam pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi dan
pretest. Data yang bersumber dari siswa tunarungu kelas VII SLB/B Dena Upakara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
dari guru diperoleh dengan melakukan wawancara. Data yang bersumber dari buku
teks yang digunakan oleh guru dan siswa diperoleh dengan kegiatan telaah buku
teks. Selain mengumpulkan data, peneliti juga melakukan studi literatur. Peneliti
juga menetapkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini supaya penelitian
2) Pengembangan Produk
yang dilakukan pada tahap satu, peneliti membuat perencanaan dan mulai untuk
Langkah awal adalah mendesain modul dengan terlebih dahulu menentukan judul,
semua bahan terkumpul, peneliti mulai menyusun modul. Peneliti menyusun modul
juga melengkapi modul yang dikembangkan dengan halaman judul, kata pengantar,
kompetensi inti dan kompetensi dasar, isi materi, latihan, rangkuman, tes formatif,
86
3) Uji Validasi
validator yaitu dosen ahli dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk
divalidasi. Hasil uji validasi membantu peneliti untuk mengetahui kualitas modul
yang dikembangkan. Peneliti melewati dua kali tahap validasi produk. Validasi 1
setelah peneliti merevisi produk sesuai dengan masukan validator pada saat validasi
produk sebelum dan sesudah diberi masukan oleh validator. Uji validasi
uji validasi 1 oleh dosen ahli dan guru pengampu, peneliti merevisi modul
berdasarkan saran dan masukan dari dosen ahli dan guru pengampu. Dalam
kuesioner analisis kebutuhan siswa terkait produk yang diharapkan oleh siswa.
Revisi modul akan dideskripsikan dalam bentuk uraian berdasarkan keempat aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
yang dinilai yaitu: aspek isi/materi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan dengan
Setelah modul direvisi, modul siap untuk diujicobakan pada siswa. Uji coba
produk ini diharapkan mampu memberikan informasi terkait kualitas tulisan pada
saat posttest dan kualitas modul. Uji coba sebenarnya dilakukan pada saat mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Namun, pada prosesnya ternyata ada virus Corona
(Covid-19) yang menyerang dunia, maka uji coba dilaksanakan secara daring
kemampuan dan keterampilan siswa dilakukan saat uji coba. Hal ini dilakukan
untuk mencegah terjadinya manipulasi hasil pekerjaan oleh siswa. Peneliti akhirnya
mengirimkan modul dalam bentuk PDF ke grup yang telah dibuat. Setelah
pelaksanaan uji coba produk, peneliti akan memberikan kuesioner penilaian modul
untuk diisi oleh siswa selaku peserta uji coba produk. Kuesioner akan dianalisis dan
hasilnya akan dijadikan salah satu pertimbangan dalam melakukan revisi produk
tahap akhir.
Peneliti merevisi modul berdasarkan hasil uji coba modul dan juga berdasarkan
saran/masukan dari guru pengampu dan dosen ahli pada validasi 2. Peneliti
menganalisis hasil uji coba modul dan berupaya menemukan kendala atau
ketidaksesuaian modul dengan ketentuan yang telah dibuat. Dalam revisi produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
tahap 2 ini, peneliti mempertimbangkan segala macam masukan dan saran yang
telah diterima untuk memperbaiki modul. Hal tersebut dikarenakan revisi produk
tahap 2 adalah proses revisi terakhir dalam penelitian ini. Modul yang telah direvisi
tahap dua menjadi produk akhir yang dihasilkan dalam penelitian ini. Peneliti
berharap produk akhir yang sudah direvisi tahap dua ini menjadi produk yang sudah
layak dan dapat digunakan. Keenam langkah penelitian tersebut secara lebih
Penelitian dan
Revisi Produk
Pengumpulan
Tahap 2
Informasi
Revisi Produk
Uji Validasi
Tahap 1
BAB IV
Pada bab ini, peneliti memaparkan (1) hasil penelitian yang memuat: a) hasil
akhir, dan c) relevansi penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu. Hasil
telaah buku teks, c) hasil analisis kebutuhan siswa, d) hasil analisis data wawancara
guru pengampu, e) hasil analisis pretest siswa, dan f) hasil analisis potensi masalah
teks deskripsi dan cerita imajinasi yang meliputi: a) proses pengembangan produk,
b) data validasi, c) revisi produk tahap 1, d) data hasil uji coba, dan e) revisi produk
produk. Data tersebut meliputi: 1) data kurikulum, 2) data telaah buku teks, 3) data
analisis kebutuhan siswa, 4) data wawancara, 5) data pretest siswa, dan 6) data
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
melakukan analisis terhadap kurikulum yang digunakan sekolah dan secara khusus
oleh guru pengampu Bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
Kurikulum 2013 pada tingkat umum. Artinya bahwa pihak sekolah tidak
SLB pada umumnya. Kurikulum pada sekolah umum dan pada sekolah khusus
(SLB) memiliki perbedaan. Hal ini dapat dilihat dari struktur kurikulum yang
Gambar 4.1 Struktur Kurikulum Pendidikan Khusus Gambar 4.2 Struktur Kurikulum 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Pada gambar di atas dapat kita lihat bahwa kurikulum yang digunakan di
sekolah umum dan sekolah khusus (SLB) memiliki struktur yang berbeda. Sekolah
Luar Biasa (SLB) lebih menekankan pada bidang keterampilan yang disesuaikan
dengan jenis ketunaannya. Hal ini dapat dilihat pada SLB untuk mata pelajaran
Bahasa Indonesia hanya dialokasikan dua jam per minggu, sedangkan pada sekolah
secara jumlah alokasi waktu, pertemuan mata pelajaran Bahasa Indonesia hanya
dua jam perminggu. Ini menunjukkan bahwa secara struktur kurikulum, SLB/B
khusus. Akan tetapi, dari segi isi materi atau kompetensi dasar (KD), SLB/B Dena
Kurikulum 2013. Hal ini karena dari guru pengampu sendiri menginginkan
tertinggal jauh dari siswa pada sekolah umum. Beliau percaya, bahwa siswa
menyampaikan bahwa tidak semua materi pada tingkat umum diberikan untuk
siswa tunarungu. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu yang dimiliki,
mengingat pertemuannya hanya dua jam perminggu dan materi yang cukup banyak.
Hal ini membuat guru pengampu hanya mengajarkan beberapa materi yang
juga dihadapi oleh guru pengampu ialah keterbatasan kemampuan siswa, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
untuk satu materi saja bisa menghabiskan sekitar lima kali pertemuan. Adapun KD
yang diajarkan di kurikulum pendidikan khusus dan kurikulum 2013 dapat dilihat
Tujuan kurikulum mencakup empat Kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
93
KOMPETENSI DASAR
3.1 Menggali informasi dari teks 4.1 Menyajikan teks laporan hasil
laporan hasil pengamatan sederhana, pengamatan sederhana, dengan pilihan
dengan memperhatikan pilihan kata kata yang tepat.
yang tepat.
3.2 Menguraikan teks petunjuk 4.2 Menyajikan teks petunjuk
sederhana, dengan memperhatikan sederhana dengan memperhatikan
pilihan kata yang tepat. pilihan kata yang tepat.
3.3 Menggali informasi dari teks cerita 4.3 Menyajikan teks cerita sederhana,
sederhana, dengan memperhatikan baik dengan memperhatikan pilihan
pilihan kata yang tepat. kata yang tepat.
Tujuan kurikulum mencakup empat Kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
ekstrakurikuler.
94
95
96
berjudul Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII, yang dipinjam dari
perpustakaan sekolah. Buku teks tersebut merupakan buku teks pelajaran bahasa
karya Wahono, Drs. Mafruki, dan Sawali (Tim Edukatif). Buku tersebut merupakan
Kelas VII tersebut mencakup empat aspek yaitu pendahuluan, materi, penyajian,
serta bahasa dan keterbacaan. Peneliti akan membatasi penelaahan buku tersebut
pada aspek materi yaitu terbatas pada bab yang menyaji materi tentang teks
deskripsi dan cerita imajinasi saja. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan data
buku dapat dilihat pada halaman daftar isi. Judul setiap bab dirumuskan dalam
bentuk klausa dan bersifat tematik. Dalam buku tersebut, hanya terdapat sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
judul bab. Gambar-gambar lain sebagai pelengkap contoh teks yang ditampilkan.
Tujuan pembelajaran yang dituliskan pada buku tersebut sudah cukup spesifik,
tetapi masih terlalu panjang dan kurang menarik karena hanya berupa uraian teks.
Selain itu, dalam buku tersebut siswa telah diberi pancingan untuk berpikir sesuai
dengan materi yang akan diajarkan dengan pertanyaan dan pernyataan di awal
pembelajaran. Akan tetapi, apersepsi yang diberikan hanya sebatas tulisan saja.
Teori materi menulis tentang deskripsi dan cerita imajinasi yang disajikan
dalam buku mengandung kebenaran, walaupun ada beberapa materi yang dapat
diragukan kebenarannya karena tidak ada rujukan. Materi yang disajikan sesuai
dengan tema. Contohnya bisa dilihat dari pemilihan teks yang disajikan. Ada materi
otentik/dapat dipercaya karena terdapat sumber rujukan, tetapi masih ada juga
materi yang belum menampilkan rujukan. Semua contoh teks deskripsi dan cerita
imajinasi yang disajikan tidak diketahui kebaruannya karena tidak disertai dengan
tahun pembuatan. Dalam bab I dan bab II, hanya terdapat sebuah gambar yang
terletak di halaman judul yang digunakan sebagai pemicu pembelajaran. Dari aspek
diketahui secara pasti apakah materi tersebut hasil kolaborasi pendapat para ahli
pada Bab I. Sedangkan pada Bab II, materi yang disajikan kurang mendalam dan
lebih banyak tersirat, dalam artian akan disimpulkan dari tugas-tugas yang
diberikan. Selain itu dalam buku tersebut tidak terdapat rangkuman pada setiap
akhir babnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Pada Bab I, buku ini mengajak siswa untuk aktif dengan adanya tugas-tugas
dan kegiatan baik yang bersifat individu maupun kelompok. Akan tetapi, kegiatan
siswa untuk membuat sendiri teks deskripsinya sangat minim. Pada Bab II, buku
ini mengajak siswa untuk aktif dengan adanya tugas-tugas dan kegiatan baik yang
bersifat individu maupun kelompok. Akan tetapi, kegiatan tersebut lebih banyak
mengidentifikasi dari teks cerita yang sudah ada. Kegiatan siswa untuk menulis
sendiri cerita imajinasi sangat minim, itupun sudah dengan bantuan langkah-
langkah dari isi yang ingin disampaikan. Bab I menggunakan pendekatan berbasis
teks dan pendekatan kontekstual, tetapi yang paling dominan yaitu pendekatan
berbasis teks. Pada bab II, pendekatan yang digunakan ialah pendekatan berbasis
teks.
Pada bab I, bahasa dan keterbacaannya sudah cukup jelas dan mudah
dipahami untuk siswa pada sekolah umum. Akan tetapi, jika untuk siswa
berkebutuhan khusus, dalam hal ini siswa tunarungu, masih ada beberapa penyajian
kata atau konsep yang sulit dicerna oleh siswa. Pada bab II, bahasa dan
keterbacaannya sudah cukup jelas dan mudah dipahami. Akan tetapi, sebagian
besar materi disampaikan dengan cara tersirat, penyajiannya jadi sulit dipahami
kata ganti/diksi ‘kamu’ untuk menggantikan kata ‘siswa’. Namun, untuk siswa
tunarungu, bahasa yang digunakan bisa dibuat lebih komunikatif lagi sesuai versi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
mereka. Materi sudah disajikan secara runtut dan mencerminkan hubungan yang
logis, tetapi masih terlalu panjang untuk dapat dipahami oleh siswa tunarungu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa buku teks yang digunakan oleh
siswa dalam mempelajari materi menulis sudah cukup baik. Akan tetapi, peneliti
masih menemukan beberapa kelemahan yang disajikan dalam buku tersebut seperti
bervariasi.
tunarungu.
dalam belajar.
100
kebutuhan siswa dan pengalaman awal siswa dalam melakukan kegiatan menulis.
Studi awal dilakukan terhadap 6 siswa kelas VII A dan 6 siswa kelas VII B SLB/B
Dena Upakara Wonosobo selaku peserta mata pelajaran Bahasa Indonesia. Peneliti
membagikan kuesioner agar diisi oleh siswa tersebut. Pengisian kuesioner oleh
siswa berlangsung pada hari Senin, 21 Oktober 2019 untuk kelas VII A dan pada
hari Selasa, 22 Oktober 2019 untuk kelas VII B di ruang kelas masing-masing.
dalam membuat tulisan atau cerita, serta mendapatkan masukan terkait produk yang
58.33
75 84.52 80.95 72.92
50 100 100 100 91.67
75 83.33 75
66.67
41.67
25 15.48 19.05 27.08
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
101
Hasil analisis kuesioner kebutuhan siswa kelas VII di SLB/B Dena Upakara
(1) pernyataan nomor 1 menyatakan seluruh siswa menyadari dan setuju bahwa
pernyataan nomor 2 menyatakan sebanyak 25% siswa sering menuangkan ide atau
sudah pernah membuat tulisan berupa teks deskripsi; (4) pernyataan nomor 4
menyatakan pilihan tema yang paling banyak disukai dalam membuat teks deskripsi
ialah yang bertemakan “teman”, sedangkan pilihan tema yang terendah ialah
tentang “sekolah dan guru”; (5) pernyataan nomor 5 menyatakan ada beberapa
materi yang penggunaannya masih susah dipahami oleh siswa seperti “tanda baca,
singkatan dan akronim”; (6) pernyataan nomor 6 menyatakan sebesar 75% siswa
sumber lain selain buku paket Bahasa Indonesia; (7) pernyataan nomor 7
mereka terima selama ini kurang menarik; (8) pernyataan nomor 8 menyatakan
seluruh siswa setuju bahan ajar dan media ajar yang digunakan oleh guru
menyatakan sebanyak 75% siswa setuju penggunaan modul dapat membantu siswa
tugas yang lebih disukai oleh siswa ialah membaca buku; (11) pernyataan nomor
102
66,67% siswa dapat memahami penjelasan terkait materi yang diberikan melalui
tulisan saja; dan (13) pernyataan nomor 13 menyatakan sebanyak 91,67% siswa
setuju bahwa warna dapat menarik minat mereka untuk membaca atau mempelajari
sebuah buku.
Dari hasil analisis kuesioner di atas, peneliti berpendapat bahwa materi teks
dalam membuat sebuah tulisan. Peneliti dapat merancang modul yang berisikan
tema deskripsi tentang teman, keluarga, tempat wisata dan tambahan tema lain yang
sesuai. Selain itu peneliti dapat memberikan contoh yang mudah dipelajari
mengenai tanda baca, singkatan dan akronim pada modul. Peneliti juga dapat
mengujicobakan modul yang dibuat untuk mengetahui hasil dari modul yang baik
dan diharapkan. Penambahan bahan ajar dan media ajar yang digunakan oleh guru
pengampu dapat memotivasi para siswa untuk menulis dan semangatnya bisa
gambar untuk membantu siswa memahami materi yang disampaikan, serta tulisan
yang menarik dalam modul menulis untuk siswa tunarungu. Peneliti juga dapat
siswa agar siswa termotivasi dalam belajar. Dengan demikian, modul menulis yang
dikembangkan oleh peneliti dapat dimanfaatkan oleh siswa tunarungu kelas VII
103
materi pelajaran Bahasa Indonesia yang masih susah dipahami siswa, dan harapan
siswa terkait modul yang akan dikembangkan. Pada pertanyaan nomor pertama
yaitu kendala yang dihadapi siswa ketika menulis cerita/teks, terdapat dua komentar
yang jawabannya sesuai dengan pertanyaan yaitu: bahasa yang digunakan tinggi
atau tidak mudah dipahami dan kesulitan dalam membuat kalimat terutama kalimat
yang panjang. Pada pertanyaan kedua yaitu materi Bahasa Indonesia yang susah
responden), materi mengenai kata depan (4 responden), dan materi mengenai teks
deskripsi (3 responden). Pada pertanyaan ketiga yaitu tentang harapan siswa terkait
modul yang akan dikembangkan, terdapat tiga komentar terbanyak yaitu: modul
dengan contoh cerita (4 responden) dan isi modul rapi serta mudah dipahami siswa
(2 responden). Berikut ini tabel yang berisi kesimpulan dari kolom komentar pada
Tabel 4.4 Kesimpulan Kolom Komentar pada Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
Kelas VII SLB-B Dena Upakara, Wonosobo
No. Topik Pertanyaan Kesimpulan Komentar
104
materi Bahasa Indonesia yang masih susah dipahami, dan harapan siswa terkait
modul yang akan dikembangkan tersebut, peneliti menemukan bahwa selain teks
deskripsi, materi cerita imajinasi masih menjadi materi yang sulit mereka pahami.
Dengan demikian, bahan utama isi modul ialah materi tentang teks deskripsi dan
cerita imajinasi. Selain itu, peneliti juga mengakomodasi kebutuhan terkait materi
kebahasaan yang dibutuhkan siswa pada catatan kebahasaan atau pada bab khusus.
Bahasa Indonesia
Crescentiana Tutut W. PMY atau yang biasa disapa Suster Chrisyent PMY selaku
guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mengajar kelas VII di
ini yang biasanya digunakan dalam SLB khusus untuk siswa tunarungu. Dalam
yang digunakan tetaplah kurikulum 2013 pada sekolah umum yang disesuaikan
dengan kebutuhan siswa tunarungu, sehingga tidak semua materi Bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
pada kelas VII yang diajarkan di sekolah umum, diberikan untuk para siswa di
seperti menulis puisi dan pantun. Hal ini dikarenakan siswa tunarungu lebih mudah
memahami sesuatu yang bersifat real atau nyata, sedangkan materi puisi dan pantun
lebih mengandalkan daya imajinasi siswa. Hal ini yang sampai sekarang masih
dicari caranya mengajarkan materi yang berhubungan dengan imajinasi. Hal ini
juga berkaitan dengan membuat sebuah cerita imajinasi. Siswa tunarungu perlu
dibimbing untuk menciptakan sebuah dunia baru yang nantinya mereka tuangkan
dalam bentuk tulisan. Terkait menulis teks deskripsi, menurut guru pengampu lebih
mudah diajarkan karena berkaitan dengan hal-hal yang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Biasanya beliau mengajarkan dari hal yang paling dekat dengan siswa,
seperti ruangan kelas, sekolah, baru melanjutkan ke tahap yang lebih jauh. Akan
tetapi, meskipun dianggap cukup mudah, tetap perlu bimbingan khusus bagi siswa
masih sulit dipahami siswa. Dalam proses pembelajaran di kelas, SLB/B Dena
sehingga ada kelas khusus untuk belajar artikulasi. Hal ini dilakukan sebagai bekal
ketika siswa sudah lulus dari SLB/B Dena Upakara dapat melanjutkan
kehidupannya di masyarakat.
106
teks pelajaran berjudul Marbi: Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMP/MTs kelas
VII. Buku Marbi tersebut tidak dimiliki siswa secara pribadi, melainkan saat mata
Referensi lain yang digunakan biasanya dari internet ataupun dari PUEBI
(Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) dan Kamus Bahasa Indonesia. Menurut
paparan guru pengampu, kendati sudah menggunakan referensi dari buku referensi
khusus yang membahas materi tersebut, akan tetapi beliau belum memiliki modul
Guru pengampu menegaskan bahwa selama ini, modul khusus untuk pembelajaran
menulis belum beliau miliki. Guru pengampu hanya mengambil materi dari internet
atau buku referensi lain tetapi belum beliau jadikan satu dalam sebuah modul
khusus. Alasan guru pengampu belum memiliki modul khusus untuk pembelajaran
menulis ialah karena kendala kesediaan waktu untuk membuatnya. Membuat modul
pembelajaran menulis. Alasan guru pengampu tertarik ialah karena beliau berpikir
bahwa modul yang akan dibagikan ke siswa dapat membantu siswa dalam membuat
tulisan secara sistematik, menarik dan isi tulisannya menjadi lebih bermakna.
Apalagi selama ini siswa tidak diwajibkan membeli buku, melainkan menggunakan
107
bahasa Indonesia karena membantu siswa untuk memahami materi secara lebih
ringkas, singkat, namun jelas. Berdasarkan hasil wawancara guru pengampu terkait
imajinasi untuk siswa tunarungu, beliau sangat mendukung dan merestui karena
Harapan dari guru pengampu terkait modul yang akan dikembangkan yaitu
isinya lengkap dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. Guru
gambar supaya lebih menarik, terlebih siswa tunarungu sangat mengandalkan daya
kemampuan berbahasa yang baik dan tidak tertinggal jauh dari siswa di sekolah
umum; sehingga, adanya modul khusus untuk menulis teks deskripsi dan cerita
guru pengampu tersebut, peneliti menarik kesimpulan yang disajikan dalam tabel
berikut.
108
3. Guru memiliki kesulitan ketika mengajari materi tertentu seperti puisi, pantun,
cerita imajinasi dan kosakata yang memiliki pengucapan sama/mirip.
4. Guru tertarik untuk menggunakan modul dalam pembelajaran menulis, namun
belum memiliki modul khusus untuk pembelajaran menulis.
5. Siswa tidak memiliki buku paket Bahasa Indonesia, sebab ketika KBM
berlangsung, siswa meminjam buku paket dari perpustakaan.
6. Siswa tunarungu biasanya mengikuti lomba yang berkaitan dengan keterampilan
dan olah raga daripada lomba menulis.
7. Modul pembelajaran menulis yang akan peneliti kembangkan sangat bagus dan
relevan dengan kebutuhan anak tunarungu dibidang mengembangkan
keterampilan menulis.
8. Pembelajaran yang dilakukan di sekolah menggunakan sistem oral, guna
mempersiapkan anak tunarungu ketika nantinya terjun langsung di masyarakat.
9. Guru berharap anak-anak tunarungu juga memiliki kemampuan berbahasa yang
baik dan tidak tertinggal jauh dari anak-anak seangkatan yang berada di sekolah
umum.
4.1.1.5 Hasil Analisis Tes Kemampuan Awal (Pretest) Siswa dalam Menulis
Teks Deskripsi
untuk tahap penelitian dan pengumpulan informasi ini. Teknik tes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes kemampuan awal (pretest) siswa dalam menulis teks
deskripsi. Pemilihan teks deskripsi sebagai teks yang digunakan dalam pretest
dilatarbelakangi oleh materi bahasa Indonesia yang pertama kali mereka terima di
kelas VII ialah materi teks deskripsi dan sesuai dengan penelitian peneliti. Pretest
ini diberikan kepada subjek penelitian, yaitu siswa kelas VII SLB/B Dena Upakara
Wonosobo selaku peserta mata pelajaran Bahasa Indonesia yang berjumlah 6 siswa
di kelas VII A dan 6 siswa di kelas VII B. Tes kemampuan awal siswa ini diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
yang dimiliki oleh siswa. Pretest ini berupa pemberian tugas menulis teks deskripsi
dengan tema ‘Sekolah’ untuk kelas VII A dan tema ‘Sahabat’ untuk kelas VII B.
Tugas diberikan kepada siswa ketika jam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada 21
Oktober 2019 untuk kelas VII A dan pada 22 Oktober untuk kelas VII B.
Hasil tes kemampuan awal siswa tersebut dianalisis oleh peneliti secara
kualitatif. Peneliti telah membuat kisi-kisi analisis tes kemampuan awal siswa
dalam menulis teks deskripsi sesuai struktur teks deskripsi. Kisi-kisi tersebut
peneliti buat dengan merujuk pada kisi-kisi penilaian keterampilan menulis dari
teks deskripsi. Terdapat lima aspek atau rincian kisi-kisi kemampuan menulis,
yaitu: isi, organisasi, kosakata, bahasa, dan penulisan. Dari kelima aspek atau
menulis siswa dalam menulis teks deskripsi. Patokan tersebut yang akan menjadi
landasan peneliti untuk menganalisis hasil tulisan siswa secara kualitatif. Berikut
A. Aspek Isi
Dilihat dari aspek isi, hasil teks deskripsi karya siswa sudah cukup baik dan
berkategori sedang dengan rata-rata skor 1,58 dari skor maksimal 3. Hal ini dapat
dibuktikan dengan kesesuaian cerita yang ditulis dengan tema/topik yang diminta.
topik ‘Sahabat’. Pemilihan judul cerita oleh sebagian siswa sudah mengarah pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
tema/topik yang diminta seperti yang tercermin dalam judul teks deskripsi gambar
Kedua gambar di atas adalah contoh judul teks deskripsi yang menarik. Hal
tersebut. Judul adalah salah satu komponen penting dalam sebuah cerita. Dengan
adanya judul, pembaca mempunyai gambaran awal mengenai teks yang akan
dibaca. Judul yang dibuat oleh siswa tersebut mampu membawa gambaran awal
pembaca terhadap tema/topik yang dibahas. Namun, masih ada beberapa siswa
yang kesulitan dalam membuat judul bahkan beberapa siswa juga tidak
mencantumkan judul dalam teks deskripsi yang dibuat. Judul yang mereka pilih
belum sesuai dengan isi ceritanya dan belum menimbulkan kesan ketertarikan
pembaca. Berikut ini adalah contoh judul cerpen yang kurang menarik atau kurang
sesuai.
111
pemilihan judul dalam penulisan teks deskrispi. Kekurangan judul pada gambar 4.5
dan 4.6 secara umum adalah sama, yaitu kedua judul tersebut kurang sesuai jika
dijadikan sebagai judul teks deskripsi. Hal ini disebabkan karena kedua judul
tersebut kurang menarik dan kurang sesuai dengan tema yang diminta. Judul pada
gambar 4.5 sangat jauh dari tema yang diminta yaitu seputar Sahabat. Sementara,
judul pada gambar 4.6 kurang sesuai dijadikan judul teks deskripsi karena
Pengembangan ide cerita dalam tulisan teks deskripsi karya siswa pada
umumnya telah sesuai dengan tema/topik yang diangkat. Akan tetapi, cerita-cerita
yang dikembangkan belum banyak yang sesuai dengan struktur penulisan teks
deskripsi. Peneliti menemukan beberapa teks deskripsi yang ditulis siswa justru
Gambar 4.7 Penggalan teks deskripsi yang tidak sesuai dengan strukturnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Gambar 4.8 penggalan Teks deskripsi yang tidak memiliki judul dan tidak sesuai strukturnya.
Pada gambar 4.7 dan 4.8, isi teks deskripsi yang ditulis oleh siswa lebih
mengarah pada suatu kronologi yang mereka alami daripada penggambaran suatu
objek. Hal tersebut tentu saja sangat berbeda dari struktur penulisan teks deskripsi
B. Aspek Organisasi
Dilihat dari aspek organisasi, hasil teks deskripsi karya siswa belum cukup
baik karena berkategori kurang dengan rata-rata skor 1,33 dari skor maksimal 3.
Cerita yang bagus ialah cerita yang memenuhi kriteria aspek organisasi. Aspek
organisasi yang dimaksud antara lain: (1) kerapian penulisan, (2) memiliki urutan
cerita yang logis, dan (3) mengandung kedua struktur teks deskripsi. Adapun kedua
Akan tetapi, peneliti masih menemukan tulisan teks deskripsi hasil karya siswa
113
Teks deskripsi di atas adalah salah satu contoh teks deskripsi yang masih
struktur teks deskripsi yang digunakan oleh penulis. Dalam teks deskripsi tersebut,
dengan jelas oleh penulis. Justru penulis lebih condong pada cerita mengenai kisah
oleh penulis. Oleh karena itu, teks yang disajikan akan membingungkan pembaca
karena tidak digambarkan dengan jelas mengenai ciri-ciri atau hal apapun yang
C. Aspek Kosakata
Sebuah cerita yang baik ialah cerita yang dapat dipahami oleh pembaca.
Salah satu caranya melalui pemilihan kata yang tepat. Dilihat dari aspek kosakata,
hasil teks deskripsi karya siswa sudah cukup baik dan berkategori sedang dengan
rata-rata skor 1,67 dari skor maksimal 3. Pemilihan kosakata yang baik dan sesuai
oleh penulis akan menghasilkan sebuah teks atau cerita yang komunikatif. Diksi
atau pemilihan kata tersebut menjadi salah satu kriteria penting dalam aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
kosakata. Selain itu, teks deskripsi yang baik adalah teks yang memenuhi kriteria
dalam aspek kosakata yang lainnya seperti menguasai pembentukan kata dan
menganalisis teks-teks deskripsi hasil pretest siswa dan menemukan masih banyak
siswa yang belum tepat dalam penggunaan kosakata yang baik dan sesuai agar
mudah dipahami oleh pembaca. Berikut adalah salah satu contoh penggalan teks
Dalam penggalan teks deskripsi di atas terlihat pemilihan kata yang kurang
tepat karena penulis salah mengerti kata yang digunakan untuk menggambarkan
konteks yang dimaksud. Selain itu, dalam penggalan teks deksripsi tersebut terdapat
kata-kata yang mubazir. Hal tersebut disebabkan karena penulis belum menguasai
pembentukan kata dan penggunaan kata yang bervariasi dengan kelas-kelas kata.
D. Aspek Kebahasaan
Dalam menulis cerita atau teks yang baik, penulis harus memenuhi kriteria
aspek kebahasaan. Penggunaan bahasa menjadi salah satu aspek yang penting
dalam pengungkapan ide secara tertulis. Teks deskripsi yang memenuhi kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
aspek kebahasaan akan lebih mudah dipahami oleh pembaca. Kriteria aspek
kebahasaan yang harus dipenuhi oleh penulis saat menulis sebuah teks di antaranya:
(1) menguasai tata bahasa, (2) tidak membuat kesalahan dalam penggunaan dan
penyusunan kalimat dan kata-kata, (3) penggunaan kalimat langsung dan tidak
langsung secara tepat. Dilihat dari aspek kebahasaan, hasil teks deskripsi karya
siswa belum cukup baik karena berkategori kurang dengan rata-rata skor 1,42 dari
skor maksimal 3. Peneliti menemukan masih banyak siswa yang belum memenuhi
Gambar 4.11 Teks Deskripsi yang Belum Memenuhi Kriteria Aspek Kebahasaan
Secara umum, seperti pada gambar 4.11, terlihat teks deskripsi yang ditulis
oleh siswa masih belum memenuhi kriteria aspek kebahasaan. Beberapa kesalahan
ejaan seperti tidak menggunakan huruf kapital untuk huruf pertama pada awal
kalimat langsung dan penggunaan tanda baca yang tidak tepat. Selain itu, pemilihan
maksud yang ingin disampaikan oleh penulis. Pada gambar 4.11 dapat ditemukan
kalimat “Lalu sekarang guru pelajar Fisika kelas 7A harus rajin belajar.” Kalimat
116
membingungkan pembaca. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih ada siswa yang
E. Aspek Penulisan
Salah satu aspek yang perlu dikuasai seorang penulis adalah aspek
penulisan kata dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Dalam
menulis sebuah teks atau cerita, penulis harus memperhatikan kaidah penulisan kata
tersebut dapat mempengaruhi pemaknaan kata atau kalimat oleh pembaca. Dilihat
dari aspek penulisan, hasil teks deskripsi karya siswa belum cukup baik karena
berkategori kurang dengan rata-rata skor 1,42 dari skor maksimal 3. Pada teks
deskripsi karya siswa, peneliti menemukan masih banyak siswa yang belum
117
menguasai kaidah pembentukan kata dan PUEBI. Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan penulisan preposisi yang kurang tepat. Selain itu, dalam penggalan teks
deskripsi tersebut terdapat kata-kata yang tidak baku yaitu kata ngobrol yang
seharusnya ditulis obrol atau mengobrol. Hal tersebut disebabkan karena siswa
selaku penulis belum menguasai kaidah pembentukan kata dan PUEBI. Hal tersebut
menjadi salah satu hal penting untuk dikuasai dalam keterampilan menulis.
No. Kesimpulan
1 Teks deskripsi yang dihasilkan oleh siswa sebagian besar sudah sesuai
dengan tema yang diminta. Namun, isinya lebih mendekati teks narasi
(menceritakan sesuatu secara kronologis) daripada sebuah teks deskripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
2 Kedua struktur teks deskripsi belum terlihat dalam teks deskripsi yang
dihasilkan para siswa. Selain itu, kelogisan dan kesesuaian dengan struktur
merupakan dua hal yang masih harus diperbaiki oleh siswa.
3 Masih banyak siswa yang belum menguasai tata bahasa yang baik dan benar
sehingga masih terdapat kesalahan dalam penulisan kalimat dan pemilihan
kata yang kurang tepat.
4 Masih banyak siswa yang melakukan kesalahan penulisan ejaan yang tidak
sesuai dengan PUEBI.
pengalaman awal siswa dalam menulis, dan analisis pretest menulis teks deskripsi.
Data-data ini menjadi data pada langkah pertama pengembangan menurut Borg dan
Gall yaitu penelitian dan pengumpulan informasi; atau bisa juga disebut sebagai
dalam memahami materi yang memerlukan daya imajinasi tinggi seperti cerita
imajinasi, (2) siswa masih sering salah atau keliru dalam penggunaan tata bahasa
ketika menulis, (3) guru menginginkan kemampuan menulis siswa tunarungu tidak
tertinggal jauh dari siswa di sekolah umum, dan (4) siswa belum memiliki buku
bahasa Indonesia sebab ketika KBM, buku dipinjam dari perpustakaan. Telaah
buku teks yang digunakan siswa dalam mempelajari materi menulis menghasilkan
beberapa potensi di antaranya: (1) buku teks tidak memuat petunjuk penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
buku, (2) minimnya gambar atau ilustrasi yang membantu memperjelas materi, (3)
belum memuat contoh teks yang bervariasi dan lengkap dengan sumbernya, (4)
tidak terdapat rangkuman, (5) hanya sedikit tugas dan latihan untuk menulis teks
deskripsi dan teks narasi, (6) bahasa pengajaran buku teks yang digunakan siswa
masih kurang akrab bagi siswa, (7) tidak memuat kata-kata yang memotivasi siswa
dalam belajar menulis, dan (8) penggunaan warna yang tidak bervariasi bagi siswa
tunarungu.
memahami beberapa materi seperti penggunaan tata bahasa, teks deskripsi dan teks
narasi (cerita imajnasi); (2) siswa kesulitan dalam membuat kalimat terutama
dengan gambar, serta contoh-contoh teks yang bervariasi. Selain itu, beberapa
potensi masalah yang ditemukan dari analisis hasil pretest menulis teks deskripsi di
antaranya: (1) struktur teks deskripsi belum terlihat dalam teks deskripsi yang
dihasilkan para siswa, (2) kurangnya perbendaharaan kosakata siswa, (3) kelogisan
isi cerita yang sesuai dengan jenis teksnya harus diperbaiki siswa, dan (4) masih
banyak tulisan siswa yang salah di bagian tata bahasa, penulisan ejaan yang tidak
sesuai PUEBI dan kurang tepat dalam penulisan kata/diksi. Setelah potensi-potensi
120
yang ideal untuk menjawab permasalahan yang sejalan dengan potensi masalah.
pendahuluan, guru belum memiliki sebuah modul khusus atau acuan buku lain
ketika mengajarkan materi teks deskripsi dan cerita imajinasi. Selain itu, siswa juga
tidak mempunyai buku paket bahasa Indonesia, sebab ketika proses belajar
membuat siswa tunarungu tidak memiliki buku panduan yang bisa kapan saja
digunakan ketika ingin berlatih menulis terutama menulis teks deskripsi dan cerita
imajinasi. Siswa tunarungu harus menunggu jam sekolah untuk bisa melihat
panduan secara pasti ataupun bertanya langsung pada guru Bahasa Indonesia. Hal
ini bisa menurunkan motivasi menulis para siswa tunarungu karena adanya ‘jeda’
yang cukup lama tersebut. Oleh sebab itu, pengadaan modul menulis teks deskripsi
dan cerita imajinasi ini kiranya dapat menjawab persoalan tersebut. Peneliti
berikut: (1) modul memuat materi tentang struktur dan langkah-langkah yang tepat
dalam membuat teks deskripsi dan cerita imajinasi; (2) modul yang dilengkapi
dengan materi dasar kebahasaan seperti kata depan, singkatan, akronim, ejaan,
tanda baca, imbuhan; (3) modul dilengkapi dengan berbagai gambar/ilustrasi dan
petunjuk penggunaan modul; (4) modul memuat kata-kata maupun ilustrasi yang
dapat memotivasi siswa dalam menulis; (5) modul memuat latihan, tes formatif dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
rangkuman; (6) modul disusun dengan berbagai warna yang dapat menyegarkan
mata; (7) modul dilengkapi dengan catatan kebahasaan dan kolom kamus mini
contoh-contoh teks yang bervariasi; dan (9) modul disusun dengan bahasa
pengajaran yang mudah dipahami oleh siswa. Potensi masalah dan rencana
masalah dan rencana pengembangan produk tersebut menjadi acuan peneliti untuk
peneliti mendapatkan informasi dan data analisis kebutuhan yang diperoleh melalui
beberapa kegiatan yaitu analisis kurikulum, wawancara guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia, telaah buku teks Bahasa Indonesia yang digunakan dalam pembelajaran,
pengisian angket/kuesioner oleh siswa, dan analisis tes kemampuan awal (pretest).
Informasi dan data analisis kebutuhan tersebut peneliti gunakan sebagai acuan
untuk maju pada langkah kedua yaitu tahap pengembangan modul menulis. Tahap
awal dalam mengembangkan modul adalah menentukan judul modul yang menarik.
Peneliti memilih judul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) Untuk
Siswa Tunarungu sebagai judul dari modul menulis yang akan dikembangkan.
122
masing bab. Tujuan pembelajaran tersebut berguna bagi siswa sebagai gambaran
mengenai kemampuan-kemampuan apa saja yang harus dicapai oleh siswa setelah
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang diambil dari silabus mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas VII Kurikulum 2013, yaitu 3.2 dan 4.2, serta 3.4 dan 4.4.
keterampilan yang harus dicapai siswa setelah mempelajari bab tersebut. Karena
terdiri dari dua materi utama yaitu teks deskripsi dan cerita imajinasi, peneliti
membuat empat bab. Dua bab pertama berkaitan dengan teks deskripsi, sedangkan
dua bab lainnya berkaitan dengan cerita imajinasi. Adapun tujuan pembelajaran
Modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa
kebahasaan teks deskripsi dengan tepat.” Tujuan pembelajaran pada bab kedua
Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu, siswa
mampu menulis sebuah teks deskripsi dengan memperhatikan ejaan dan tanda baca,
123
menggunakan Modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk
cerita imajinasi dengan tepat.” Tujuan pembelajaran pada bab keempat berbunyi,
gagasan kreatif berupa cerita imajinasi dengan tepat dan benar.” Pada Pembelajaran
bab 2 dan 4, secara khusus siswa dituntun untuk mencapai tujuan yaitu menyajikan
Pada tahap ini, peneliti memilih bahan-bahan yang akan mengisi modul,
yaitu, teori/materi, gambar/ilustrasi, contoh teks deskripsi dan cerita imajinasi, kata-
kata motivasi dari penulis-penulis hebat, dan lain sebagainya. Adapun teori yang
dimasukkan ke dalam bab 1 meliputi: (1) hakikat teks deskripsi, (2) karakteristik
teks deskripsi, (3) struktur teks deskripsi, dan (4) ciri kebahasaan teks deskripsi.
Teori pada bab 2 meliputi langkah-langkah menulis teks deskripsi. Teori yang
dimasukkan ke dalam bab 3 meliputi: (1) hakikat cerita imajinasi, (2) unsur cerita
imajinasi, (3) jenis cerita imajinasi, dan (4) karakteristik cerita imajinasi.
Sedangkan, teori yang dimasukkan ke dalam bab 4 meliputi: (1) struktur cerita
imajinasi, (2) unsur kebahasaan cerita imajinasi, dan (3) langkah-langkah menulis
sebagai bekal untuk menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi dengan
124
Pembuatan draf desain modul terkait silabus pembelajaran yang terdapat dalam
bertujuan untuk membuat siswa lebih tertarik dan tidak mudah bosan dalam
Contoh teks deskripsi dan cerita imajinasi merupakan salah satu bahan yang
sangat penting dan harus ada dalam modul menulis yang dikembangkan oleh
peneliti. Pemberian contoh teks deskripsi dan cerita imajinasi tersebut bertujuan
agar siswa lebih mudah memahami materi melalui contoh konkretnya. Contoh teks
deskripsi dan cerita imajinasi yang ditampilkan pada modul dipilih dengan
siswa dari segi bahasa, isi, psikologis, moral, maupun aspek lainnya. Adapun
beberapa judul teks deskripi yang dijadikan contoh yaitu: (1) Museum Purbakala
Sangiran, (2) Ayahku, dan (3) Pasar Beringharjo. Selain itu, beberapa judul cerita
imajinasi yang dijadikan contoh yaitu: (1) Gaun Peri Lily, (2) Balas Budi Singa, (3)
penggalan Tiga Mantra Ajaib, (4) penggalan Mr. Tobiko dan Hutan Enenimon.
125
bagian-bagian yang harus ada dalam modul. Kerangka modul juga mempermudah
penyusunan kerangka modul dimulai dari: (1) halaman judul; (2) kata pengantar;
(3) rasionalisasi; (4) petunjuk penggunaan modul; (5) daftar isi; (6) Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar; (7) Bab 1 sampai 4 yang masing-masing berisi tujuan
pembelajaran, peta konsep, teori, contoh, latihan, rangkuman, tes formatif, dan
refleksi; (8) serba-serbi bahasa Indonesia; (9) glosarium; (10) indeks; (11) daftar
pustaka; (12) biodata penulis; dan (13) kunci jawaban yang dibuat terpisah.
Kerangka modul secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
1. Sampul luar
2. Halaman Judul
3. Kata Pengantar
4. Rasionalisasi
5. Petunjuk Penggunaan Modul
6. Daftar Isi
7. Kolom KI dan KD
8. Isi Modul
a. Bab I : Berkenalan dengan Teks Deskripsi
b. Bab II : Berlatih Menulis Teks Deskripsi
c. Bab III : Berkenalan dengan Cerita Imajinasi
d. Bab IV : Berlatih Menulis Cerita Imajinasi
9. Latihan
10. Rangkuman
11. Tes Formatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
12. Refleksi
13. Serba-Serbi Bahasa Indonesia
14. Glosarium
15. Indeks
16. Daftar Pustaka
17. Biodata Penulis
18. Kunci Jawaban (terpisah)
kata motivasi dari para penulis ternama, dan segala hal yang berkaitan dengan topik
menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi. Bahan-bahan yang dikumpulkan oleh
Sumber referensi tersebut diketik oleh peneliti dengan ukuran font lebih kecil
daripada ukuran font tulisan isi modul yang digunakan. Sumber referensi contoh
teks deskripsi dan cerita imajinasi dicantumkan oleh peneliti pada bagian akhir
sebuah teks/penggalan yang ditampilkan. Selain itu, sumber referensi yang lebih
rinci peneliti tambahkan dalam daftar pustaka yang tertera pada modul. Bahan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
penyusunan modul tersebut meliputi: (1) penyusunan draf modul, (2) validasi
desain modul, (3) pengaturan tata letak (lay out) modul, (4) pemotongan,
penggabungan, dan export file, dan (5) finishing dan pencetakan modul. Lima
yaitu penyusunan draf modul. Peneliti sebagai penulis modul menyusun draf
modul dengan peranti Microsoft Word 2013 untuk isi yang berbasis teks, peranti
Corel Draw X7 2017 dan Photoshop untuk isi yang berbasis grafis. Bagian pertama
dari modul yang dikembangkan dalam draf modul adalah kata pengantar,
rasionalisasi, petunjuk penggunaan modul, daftar isi, serta tabel KI dan KD yang
ditulis dalam Ms. Word. Sampul luar (cover depan dan belakang) penulis meminta
tolong salah satu teman yang mempunyai usaha di bidang seni rupa. Subjudul
informasi tentang jenis materi pembelajaran, judul modul, sasaran modul, dan
nama penulis modul. Sampul luar bagian belakang berisi gambar ilustrasi dan kata-
kata motivasi dari penulis ternama, serta dicantumkan pula nama desainer sampul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
tersebut. Berikut ini adalah cuplikan lembar kerja Photoshop yang menampilkan
subjudul, dan cuplikan lembar kerja Corel Draw yang menampilkan judul bab dan
motivasi.
Gambar 4.15 Desain Judul Bab dan Motivasi dalam Lembar Kerja Corel Draw
Bagian kedua adalah isi. Bagian kedua tersebut terbagi ke dalam empat bab
yaitu bab 1, bab 2, bab 3, bab 4, dan satu bab khusus yaitu bab serba-serbi bahasa
Indonesia. Semuanya dikembangkan dalam Ms. Word (untuk isi yang berbasis
teks) dan Corel Draw (untuk isi yang berbasis grafis). Bab 1 diberi judul
Berkenalan dengan Teks Deskripsi. Bab 1 ini diawali dengan pemberian motivasi
dari penulis terkenal dan dilanjutkan dengan pemaparan tujuan pembelajaran dan
peta konsep. Berikut ini adalah cuplikan lembar kerja Ms. Word yang
bab 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Gambar 4.16 Sebagian Isi Draf Modul dalam Lembar Kerja Ms. Word
Selanjutnya, bab 1 memuat materi tentang konsep dasar teks deskripsi yang
meliputi: hakikat teks deskripsi, karakteristik teks deskripsi, struktur teks deskripsi,
dan kaidah kebahasaan teks deskripsi. Kemudian pada bab 1 dilengkapi dengan
latihan 1 dan 2 sebagai bentuk aktivitas siswa. Selain itu, terdapat pula kamus mini
mengingat materi, tes formatif untuk mengukur penguasaan materi siswa, serta
Bab 2 diberi judul Berlatih Menulis Teks Deskripsi. Bab 2 diawali dengan
pemberian motivasi dari penulis terkenal dan dilanjutkan dengan pemaparan tujuan
pembelajaran dan peta konsep. Selanjutnya memuat materi lanjutan mengenai teks
deskripsi yaitu langkah-langkah menulis teks deskripsi. Pada bab 2 ini lebih
banyak berfokus pada latihan menulis siswa. Bab 2 dilengkapi dengan latihan 1
sampai 5 sebagai bentuk aktivitas siswa. Selain itu, terdapat pula kamus mini untuk
mengingat materi, tes formatif untuk mengukur penguasaan materi siswa, serta
130
Sebelum masuk pada bab 3, terdapat bab khusus yang berjudul Serba-Serbi
Bahasa Indonesia. Bab ini berisi materi-materi dasar tentang kaidah penulisan
dalam bahasa Indonesia. Materi-materi tersebut meliputi: ejaan, tanda baca, pilihan
kata/diksi, tata kalimat, kepaduan paragraf, singkatan dan akronim, kata depan, dan
imbuhan ber-. Selain itu, terdapat pula kuis-kuis sebagai aktivitas siswa dan
materi dasar mengenai cerita imajinasi yang meliputi: hakikat cerita imajinasi,
unsur-unsur cerita imajinasi, ciri cerita imajinasi, dan jenis cerita imajinasi. Bab 3
juga dilengkapi dengan latihan 1 dan 2 sebagai aktivitas siswa. Selain itu, terdapat
penguasaan materi siswa, serta refleksi sebagai ruang bagi siswa untuk berefleksi.
Bab 4 diberi judul Berlatih Menulis Cerita Imajinasi. Bab ini diawali
dengan latihan 1 sampai 4 sebagai aktivitas siswa. Selain itu, terdapat pula kamus
dalam mengingat materi, tes formatif untuk mengukur penguasaan materi siswa,
131
Bagian ketiga sebagai bagian terakhir yang ada dalam modul terdiri dari
glosarium, indeks, daftar pustaka, biodata penulis, dan kunci jawaban. Glosarium
berisi kata-kata operasional yang terdapat dalam modul. Indeks berisi istilah-istilah
penting yang terdapat dalam buku yang disusun berdasarkan abjad dan diberi
nomor halaman untuk mempermudah siswa dalam mencari arti dari istilah tersebut
di dalam modul. Peneliti juga menampilkan daftar pustaka sebagai sumber rujukan
dari materi-materi yang ada di dalam modul. Selain itu penulis juga menambahkan
‘catatan’ yang dapat digunakan siswa untuk mencatat hal-hal penting bagi mereka.
Setelah desain modul selesai dibuat, peneliti memberikan desain modul awal
tersebut kepada validator yaitu Bapak Setya Tri Nugraha, S. Pd., M.Pd. untuk
dinilai. Hasil validasi desain modul akan digunakan sebagai tolak ukur kelayakan
desain dan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun modul. Desain modul
awal mendapat masukan tertulis berupa perlu beberapa koreksi mengenai kata dan
yaitu: bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup tercermin dalam 19
indikator penilaian yang dinilai menggunakan skala likert dan PAP (Penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Acuan Patokan) menurut Sukarjo. Adapun desain modul awal dapat dilihat sebagai
berikut.
Gambar 4.17 Sampul Luar Modul Gambar 4.18 Halaman Judul Modul
133
Gambar 4.21 Pendahuluan modul yang berisi motivasi, tujuan pembelajaran dan peta konsep.
134
Gambar 2.25 Bab Khusus ‘Serba-Serbi Bahasa Indonesia’ yang sisipkan sebelum Bab III
135
Gambar 2.28 Kuci Jawaban (terpisah dari modul), Glosarium, dan Indeks Modul
136
Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu
layak untuk dikembangkan. Hal tersebut didukung oleh perolehan skor rata-rata
hasil validasi desain oleh validator yaitu sebesar 4,315 dan berkategori “Sangat
Baik”. Hasil validasi desain modul dapat dilihat pada lampiran C5.c.
Peneliti merapikan tata letak (lay outing) draft modul. Penulis mulai untuk
mengatur header, footer, margin, page number, desain footer, subjudul, teks,
gamabr ilustrasi, tabel, dan lain-lain secara lebih detail. Adapun header pada modul
berukuran 2 cm dilengkapi dengan desain ornament footer dan page number yang
diletakkan di tengah. Ukuran margin yang digunakan ialah margin normal yaitu
margin kanan sebesar 2,54 cm dan margin kiri sebesar 2,54 cm. Berikut ini adalah
salah satu contoh proses pengaturan tata letak dalam penyusunan modul.
Gambar 4.30 Contoh Pengaturan Tata Letak Draf Modul dalam Lembar Kerja Ms. Word
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Setelah draf modul dirapikan melalui proses lay outing, draf modul diolah
untuk mempermudah proses revisi. Setelah itu, peneliti mengubah tipe file (export)
dari Word menjadi PDF untuk draf modul yang dikerjakan pada lembar Ms. Word,
sedangkan untuk draf modul lain yang berupa gambar, peneliti mengubah file dari
JPG menjadi PDF. Peneliti memotong dan menggabungkan file PDF untuk disusun
dengan jaringan internet dari laman Google Search. Adapun menu-menu yang
digunakan oleh peneliti pada peranti ILOVEPDF adalah menu merge PDF, convert
PDF, Word to PDF, dan JPG to PDF. Berikut ini adalah contoh penggunaan peranti
File modul yang telah siap kemudian dibawa ke percetakan untuk finishing dan
dicetak. Proses finishing meliputi pengecekan kualitas desain, lay out, warna,
desain sampul luar, pemilihan kertas isi sampul, pemilihan lapisan sampul, dan lain
sebagainya. Setelah itu, file siap dicetak. Peneliti mencetak sebuah modul untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
validator yang merupakan dosen ahli. Sedangkan, dua validator lainnya yaitu dua
kirimkan secara online. Hal ini terjadi karena situasi yang sedang tidak
kemudian diuji validitasnya oleh validator. Uji validasi pada modul pembelajaran
aspek penilaian, yaitu aspek isi/materi, aspek penyajian, aspek bahasa, dan aspek
dengan memberikan skor menggunakan skala likert dengan rentang skor 1-5
(sebagai data kuantitatif). Data dalam bentuk kuantitatif tersebut kemudian diolah
Penilaian Acuan Patokan (PAP) menurut Sukarjo untuk mengetahui kualitas pada
setiap aspeknya. Berikut ini deskripsi data hasil validasi oleh dosen ahli dan guru
pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia dijelaskan secara rinci pada uraian
berikut ini.
Validasi modul dilakukan oleh Bapak Setya Tri Nugraha, S. Pd., M. Pd.
selaku dosen ahli dari Prodi PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma. Validasi oleh
dosen ahli dilakukan sebanyak satu kali. Lembar validasi modul oleh dosen ahli
terbagi atas tiga bagian. Pada bagian pertama, validator akan memvalidasi modul
dengan memberi skor ada 42 butir indikator penilaian berdasarkan keempat aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Hasil validasi dosen ahli dari setiap aspek yang dinilai disajikan secara rinci pada
A. Kelayakan Isi/Materi
kesesuaian dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar, (2) ketepatan pemilihan
materi, (3) kaitan materi dengan kemampuan dan keterampilan siswa, (4)
penggunaan teori yang relevan, (5) kaitan materi dengan IPTEKS, dan (6)
sistematika modul secara keseluruhan. Hasil validasi dosen ahli terkait aspek
kelayakan isi/materi pada modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita
Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu terlampir pada lampiran C6.c., dan memperoleh
B. Kelayakan Penyajian
dukungan penyajian materi, (2) keruntutan penyajian materi dengan alur berpikir
siswa, (3) sistematika penyajian materi dalam setiap bab, dan (4) kesesuaian materi
dengan tingkat kemampuan berpikir siswa. Hasil validasi dosen ahli terkait aspek
kelayakan penyajian pada modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita
Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu terlampir pada lampiran C6.d., dan memperoleh
C. Kelayakan Bahasa
kesesuaian bahasa dengan tingkat kemampuan siswa, (2) kesesuaian dan ketepatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
diksi, dan (3) kekohesian antarkomponen penyajian materi. Hasil validasi dosen
ahli terkait aspek kelayakan bahasa pada modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi
dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu terlampir pada lampiran C6.e., dan
D. Kelayakan Kegrafikan
penggunaan gambar, tabel, dan ilustrasi, dan (4) kelengkapan penggunaan gambar,
tabel, dan ilustrasi. Hasil validasi dosen ahli terkait aspek kelayakan isi/materi pada
modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa
Tunarungu terlampir pada lampiran C6.f., dan memperoleh skor rata-rata 4,1
Tabel 4.8 Data Skor Rata-rata Validasi Dosen Ahli pada Keseluruhan Aspek
Dari tabel di atas, dapat dilihat skor rata-rata pada keseluruhan aspek ialah
4,08. Hal tersebut menandakan bahwa modul yang dikembangkan oleh peneliti
telah selesai melalui tahap validasi dosen dengan kategori “Baik” dan layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
digunakan. Pada bagian kedua, validator menuliskan komentar dan saran perbaikan
secara umum. Dosen ahli menuliskan bahwa modul sudah bagus untuk
Bersamaan dengan proses validasi modul oleh dosen ahli, modul Cakap
Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu juga
divalidasi oleh dua guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia. Validasi
Wahyuningrum PMY (atau yang biasa disapa Sr. Chrisyent PMY) selaku guru
pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII di SLB/B Dena Upakara
Wonosobo. Validasi oleh guru pengampu dilakukan sebanyak dua kali. Tahap
sebelum direvisi. Tahap kedua dilakukan dengan memberi penilaian di setiap aspek
pada modul yang telah direvisi sesuai dengan masukan yang diberikan pada tahap
validasi pertama. Lembar validasi modul oleh guru pengampu terbagi atas tiga
bagian. Pada bagian pertama, validator akan memvalidasi modul dengan memberi
skor pada 42 butir indikator penilaian berdasarkan keempat aspek kelayakan yaitu:
(1) aspek isi/mater, (2) asek penyajian, (3) aspek bahasa, dan (4) aspek kegrafikan.
Hasil validasi guru pengampu 1 tahap 1 dan tahap 2 dari setiap aspek yang dinilai
142
A. Kelayakan Isi/Materi
Ada enam kriteria penilaian modul pada aspek isi/materi. Keenam kriteria
tersebut meliputi: (1) kesesuaian dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar, (2)
keterampilan siswa, (4) penggunaan teori yang relevan, (5) kaitan materi dengan
IPTEKS, dan (6) sistematika modul secara keseluruhan. Hasil validasi guru
pengampu 1 terkait aspek kelayakan isi/materi pada modul Cakap Menulis (Teks
Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu terdapat pada lampiran
C7.e., dan dapat disimpulkan bahwa validasi tahap 1 (sebelum revisi) memperoleh
skor rata-rata 4,05 dengan kategori “Baik”. Validasi tahap 2 memperoleh skor rata-
B. Kelayakan Penyajian
Ada empat kriteria penilaian modul pada aspek penyajian. Keempat kriteria
tersebut meliputi: (1) dukungan penyajian materi, (2) keruntutan penyajian materi
dengan alur berpikir siswa, (3) sistematika penyajian materi dalam setiap bab, dan
(4) kesesuaian materi dengan tingkat kemampuan berpikir siswa. Hasil validasi
guru pengampu 1 terkait aspek kelayakan penyajian pada modul Cakap Menulis
(Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu terdapat pada
lampiran C7.f., dan dapat disimpulkan bahwa validasi tahap 1 (sebelum revisi)
memperoleh skor rata-rata 4,35 dengan kategori “Sangat Baik”. Validasi tahap 2
143
C. Kelayakan Bahasa
Ada tiga kriteria penilaian modul pada aspek bahasa. Ketiga kriteria tersebut
meliputi: (1) kesesuaian bahasa dengan tingkat kemampuan siswa, (2) kesesuaian
dan ketepatan diksi, dan (3) kekohesian antarkomponen penyajian materi. Hasil
validasi guru pengampu 1 terkait aspek kelayakan bahasa pada modul Cakap
Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu terdapat
pada lampiran C7.g., dan dapat disimpulkan bahwa validasi tahap 1 (sebelum
D. Kelayakan Kegrafikan
Ada empat kriteria penilaian modul pada aspek kegrafikan. Keempat kriteria
tersebut meliputi: (1) kesesuaian fisik modul, (2) kesesuaian tata pengetikan, (3)
penggunaan gambar, tabel, dan ilustrasi. Hasil validasi guru pengampu 1 terkait
aspek kelayakan kegrafikan pada modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan
Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu terdapat pada lampiran C7.h., dan dapat
4,5 dengan kategori “Sangat Baik”. Validasi tahap 2 memperoleh skor rata-rata 4,8
didapatkan data skor rata-rata tahap 1 dan tahap 2 yang disajikan pada tabel berikut
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Tabel 4.9 Data Skor Rata-rata Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan
Tahap 2 pada Keseluruhan Aspek
Tahap No. Aspek Penilaian Skor Kategori
Validasi Rata-rata
1 1 Kelayakan Isi/Materi 4,05 Baik
2 Kelayakan Penyajian 4,35 Sangat Baik
3 Kelayakan Bahasa 4 Baik
4 Kelayakan Kegrafikan 4,5 Sangat Baik
Jumlah 16,9
Skor Rata-rata 4,225 Sangat Baik
Persentase 84,5%
Dari tabel di atas, dapat diketahui ada peningkatan hasil validasi oleh guru
pengampu 1 pada validasi tahap 1 dan tahap 2. Hasil validasi guru pengampu pada
memperoleh skor rata-rata 4,41. Hal tersebut menandakan bahwa modul yang
dikembangkan oleh peneliti telah selesai melalui tahap validasi guru pengampu 1
dan mengalami peninggakatan skor sebesar 3,7% dengan skor akhir 4,41 dan
modul secara umum. Pada validasi tahap 1, guru pengampu menuliskan bahwa
modul sudah cukup baik dan menarik. Akan tetapi, ada beberapa saran perbaikan
yaitu: (1) kematangan bahasa siswa tunarungu tidak bisa disamaratakan satu dengan
yang lain. Maka perlu menyederhanakan kalimat dan lebih komunikatif; (2) lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
baik menggunakan satu teks yang dapat digunakan untuk penjelasan materi-materi
yang berkaitan; dan (3) teks baru digunakan ketika mulai dengan latihan. Pada
validasi tahap 2, guru pengampu menuliskan bahwa belajar teks deskripsi akan
lebih mudah membuat contoh teks dari lingkungan sekitar siswa, misalnya
modul layak digunakan dengan revisi sesuai catatan. Pada validasi 2, guru
Theresia, S.Pd., selaku guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di SLB/B
Dena Upakara Wonosobo. Validasi oleh guru pengampu dilakukan sebanyak dua
kali. Tahap pertama dilakukan dengan memberikan penilaian di setiap aspek pada
modul sebelum direvisi. Tahap kedua dilakukan dengan memberi penilaian di setiap
aspek pada modul yang telah direvisi sesuai dengan masukan yang diberikan pada
tahap validasi pertama. Lembar validasi modul oleh guru pengampu terbagi atas
tiga bagian. Pada bagian pertama, validator akan memvalidasi modul dengan
kelayakan yaitu: (1) aspek isi/mater, (2) aspek penyajian, (3) aspek bahasa, dan (4)
aspek kegrafikan. Hasil validasi guru pengampu 2 tahap 1 dan tahap 2 dari setiap
aspek yang dinilai disajikan secara rinci pada uraian berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
A. Kelayakan Isi/Materi
Ada enam kriteria penilaian modul pada aspek isi/materi. Keenam kriteria
tersebut meliputi: (1) kesesuaian dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar, (2)
keterampilan siswa, (4) penggunaan teori yang relevan, (5) kaitan materi dengan
IPTEKS, dan (6) sistematika modul secara keseluruhan. Hasil validasi guru
pengampu 2 terkait aspek kelayakan isi/materi pada modul Cakap Menulis (Teks
Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu terdapat pada lampiran
C8.e., dan dapat disimpulkan bahwa validasi tahap 1 (sebelum revisi) memperoleh
skor rata-rata 3,88 dengan kategori “Baik”. Validasi tahap 2 memperoleh skor rata-
B. Kelayakan Penyajian
Ada empat kriteria penilaian modul pada aspek penyajian. Keempat kriteria
tersebut meliputi: (1) dukungan penyajian materi, (2) keruntutan penyajian materi
dengan alur berpikir siswa, (3) sistematika penyajian materi dalam setiap bab, dan
(4) kesesuaian materi dengan tingkat kemampuan berpikir siswa. Hasil validasi
guru pengampu 2 terkait aspek kelayakan penyajian pada modul Cakap Menulis
(Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu terdapat pada
lampiran C8.f., dan dapat disimpulkan bahwa validasi tahap 1 (sebelum revisi)
memperoleh skor rata-rata 4,37 dengan kategori “Sangat Baik”. Validasi tahap 2
147
C. Kelayakan Bahasa
Ada tiga kriteria penilaian modul pada aspek bahasa. Ketiga kriteria tersebut
meliputi: (1) kesesuaian bahasa dengan tingkat kemampuan siswa, (2) kesesuaian
dan ketepatan diksi, dan (3) kekohesian antarkomponen penyajian materi. Hasil
validasi guru pengampu 2 terkait aspek kelayakan bahasa pada modul Cakap
Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu terdapat
pada lampiran C8.g., dan dapat disimpulkan bahwa validasi tahap 1 (sebelum
revisi) memperoleh skor rata-rata 3,83 dengan kategori “Baik”. Validasi tahap 2
D. Kelayakan Kegrafikan
kriteria tersebut meliputi: (1) kesesuaian fisik modul, (2) kesesuaian tata
pengampu 2 terkait aspek kelayakan kegrafikan pada modul Cakap Menulis (Teks
Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu terdapat pada lampiran
C8.h., dan dapat disimpulkan bahwa validasi tahap 1 (sebelum revisi) memperoleh
skor rata-rata 4,6 dengan kategori “Sangat Baik”. Validasi tahap 2 memperoleh
didapatkan data skor rata-rata tahap 1 dan tahap 2 yang disajikan pada tabel berikut
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Tabel 4.10 Data Skor Rata-rata Validasi Guru Pengampu 2 Tahap 1 dan
Tahap 2 pada Keseluruhan Aspek
Tahap No. Aspek Penilaian Skor Kategori
Validasi Rata-rata
1 1 Kelayakan Isi/Materi 3,88 Baik
2 Kelayakan Penyajian 4,37 Sangat Baik
3 Kelayakan Bahasa 3,83 Baik
4 Kelayakan Kegrafikan 4,6 Sangat Baik
Jumlah 16,68
Skor Rata-rata 4,17 Sangat Baik
Persentase 83,4%
Dari tabel di atas, dapat diketahui ada peningkatan hasil validasi oleh guru
pengampu 2 pada validasi tahap 1 dan tahap 2. Hasil validasi guru pengampu pada
memperoleh skor rata-rata 4,33. Hal tersebut menandakan bahwa modul yang
dikembangkan oleh peneliti telah selesai melalui tahap validasi guru pengampu 2
dan mengalami peninggakatan skor sebesar 3,25% dengan skor akhir 4,33 dan
modul secara umum. Pada validasi tahap 1, guru pengampu menuliskan bahwa
modul sudah cukup baik. Namun, ada beberapa saran perbaikan yaitu: (1)
penggunaan Bahasa Indonesia harus sesuai KBBI dan PUEBI; (2) penggunaan
149
belajar membuat teks soal yang baik, membuat kalimat perintah dengan benar
sesuai dengan maksud dan tujuan penulis, dan (4) menyederhanakan teori yang
dicantumkan dalam setiap bab. Pada validasi tahap 2, guru pengampu menuliskan
bahwa secara umum modul sudah memenuhi berbagai kriteria layak digunakan.
Namun, masih ada beberapa catatan terkait jenis tulisan yang digunakan serta
modul layak digunakan dengan revisi sesuai catatan. Pada validasi 2, guru
catatan.
dosen ahli dan dua guru pengampu. Dalam merevisi modul, peneliti
instrument validasi, beberapa catatan yang langsung ditulis pada modul, serta
masukan yang disampaikan via WhatsApp yang disampaikan oleh para validator.
bahasa, dan kelayakan kegrafikan. Hasil revisi modul yang dilakukan oleh peneliti
150
keseluruhan dinilai sudah cukup baik. Namun, masih ada beberapa catatan yang
Beberapa masukan yang diberikan oleh para validator terkait aspek kelayakan
isi/materi, antara lain: (1) teori-teori disederhanakan atau dipilih yang paling
urgent agar tidak membingungkan siswa tunarungu dalam memahami suatu teori;
(2) kalimat-kalimat perlu disederhanakan lagi agar lebih mudah dipahami siswa
tunarungu; (3) memindahkan susunan materi agar lebih runtut kemudian baru
Gambar 4.32 Materi Hakikat Sebelum Direvisi Gambar 4.33 Materi Hakikat Sesudah Direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
keseluruhan dinilai sudah cukup baik, tetapi masih ada beberapa catatan yang
Beberapa masukan yang diberikan oleh para validator terkait aspek kelayakan
penyajian, antara lain: (1) perlu diperhatikan jenis tulisan yang digunakan pada
modul; (2) beberapa kalimat perlu disederhanakan; (3) dalam dunia pendidikan,
istilah yang digunakan ialah istilah tunarungu daripada Tuli. Secara umum, revisi
pada aspek penyajian berfokus pada penggunaan jenis tulisan yang digunakan
152
penyajian.
Gambar 4.38 Sampul Sebelum Direvisi Gambar 4.39 Sampul Setelah Direvisi
153
keseluruhan dinilai sudah cukup baik, tetapi masih ada beberapa catatan yang
Beberapa masukan yang diberikan oleh para validator terkait aspek kelayakan
bahasa, antara lain: (1) beberapa kalimat ditulis tidak sesuai dengan PUEBI; (2)
ada beberapa penggunaan tanda baca yang kurang tepat pada soal latihan atau tes
formatif; (3) ada beberapa kesalahan pengetikan kata yang membuat maknanya
menjadi tidak jelas. Berikut ini adalah beberapa gambar yang memperlihatkan
bahasa.
Gambar 4.44 Perintah dengan Tanda Baca dan Penulisan yang Tidak Sesuai Sebelum Direvisi
Gambar 4.45 Perintah dengan Tanda Baca dan Penulisan yang Sesuai Sesudah Direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Gambar 4.46 Judul yang Tidak Sesuai PUEBI Sebelum Direvisi Gambar 4.47 Judul yang Sesuai PUEBI Sesudah Direvisi
keseluruhan dinilai sudah cukup baik, tetapi masih ada beberapa catatan yang
diberikan oleh validator untuk menyempurnakan modul pada aspek tersebut. Pada
terlalu panjang, sehingga perlu disederhanakan agar lebih mudah dipahami siswa
tunarungu. Berikut ini gambar yang memperlihatkan modul sebelum dan sesudah
155
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah uji coba produk berupa modul
Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu. Uji
coba produk dilakukan terhadap siswa kelas VII A dan kelas VII B SLB/B Dena
Upakara Wonosobo. Total siswa yang mengikuti uji coba adalah 12 siswa. Hasil uji
Uji coba produk mencakup dua kegiatan inti yaitu pembelajaran menulis
teks deskripsi menggunakan modul dan pengisian angket penilaian modul oleh
siswa. Uji coba produk dilaksanakan secara daring melalui grup WhatsApp bernama
“Perempuan Hebat” yang berisikan siswa kelas VII A dan B. Uji coba produk
dilaksanakan sejak Jumat, 26 Juni 2020 sampai dengan Rabu, 8 Juli 2020. Durasi
waktu selama uji coba produk terbagi atas dua bagian, yaitu pagi hari sekitar pukul
10.00-14.00 WIB, dan sore hari sekitar pukul 18.00-20.00 WIB. Pengisian angket
penilaian modul oleh siswa dilakukan pada Minggu, 19 Juli 2020 melalui google
form. Pengisian angket penilaian modul diberikan kepada siswa setelah melalui
proses validasi kisi-kisi instrumen angket dan instrumen angket penilaian modul
oleh dosen ahli yaitu Bapak Setya Tri Nugraha, S. Pd., M. Pd.
siswa. Peneliti membagikan modul berbentuk pdf kepada para siswa melalui grup.
modul. Peneliti juga menyampaikan target yang harus dicapai oleh siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
setiap pertemuan. Peneliti mengarahkan siswa untuk berfokus pada materi teks
deskripsi yaitu bab 1 dan bab 2 yang nantinya juga sebagai bentuk posttest. Hal
tersebut dikarenakan bahan pretest yang digunakan adalah teks deskripsi; sehingga
Pada uji coba pertemuan pertama, peneliti menjelaskan lagi tentang materi
teks deskripsi pada bab 1, dan meminta para siswa melanjutkan membaca sembari
mencoba mengerjakan latihan 1 dan latihan 2. Hal ini dilakukan untuk mengingat
kembali konsep teks deskripsi yang sudah dipelajari siswa. Pada uji coba pertemuan
kedua yaitu hari Senin, 29 Juni 2020, peneliti berfokus pada pembahasan latihan 1.
Para siswa yang sudah mengerjakan latihan, kemudian memfotokan hasilnya dan
membingungkan siswa, peneliti jelaskan secara personal dan bersama di grup. Para
siswa cukup aktif untuk mengerjakan soal latihan dan memberikan jawabannya di
Pada uji coba pertemuan ketiga yaitu hari Selasa, 30 Juni 2020, peneliti
pembahasan latihan 1, yaitu para siswa memfotokan hasil jawaban dan dikirimkan
personal dan secara bersama-sama dalam grup. Beberapa penulisan yang masih
salah, peneliti bantu menjelaskan dan memperbaiki agar siswa dapat meminimalisir
bab 2, yaitu Rabu, 1 Juli 2020-Jumat, 3 Juli 2020; peneliti membahas sedikit bagian
dari bab “Serba-Serbi Bahasa Indonesia”. Materi yang diajarkan yaitu mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
huruf kapital dan kata depan. Latihan yang dikerjakan siswa yaitu kuis 1, 2, dan 6.
siswa cukup aktif untuk bertanya dan berpartisipasi dalam membahas jawaban-
Pada pertemuan selanjutnya, yaitu pada Sabtu, 4 Juli 2020 dan Senin, 6 Juli
deskripsi. Ada lima langkah menulis teks deskripsi yaitu menentukan atau memilih
siswa cukup aktif memberikan tanggapan dan contoh lain selain yang ada di modul.
Setelah itu para siswa juga mengerjakan latihan 2 berupa membuat kalimat
deskripsi sesuai dengan gambar yang tertera. Siswa yang sudah selesai mengerjakan
Setelah itu, peneliti dan para siswa juga membahas bersama latihan 2. Kesalahan-
pertemuan ini, peneliti memberikan tugas akhir sebagai posttest yaitu latihan 4.
Posttest para siswa dikumpulkan pada hari Rabu, 8 Juli 2020. Selama proses
pengerjaan posttest, para siswa juga cukup aktif bertanya jika ada sesuatu yang
Setelah selesai masa uji coba, peneliti masih menunggu hasil validasi kisi-
kisi instrumen angket penilaian dan instrumen angket penilaian modul dari dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Ahli. Validasi kisi-kisi instrumen angket penilaian dan instrumen angket penilaian
modul oleh siswa mendapatkan hasil yang baik dan dapat digunakan tanpa revisi
substantif (dapat dilihat pada lampiran C11). Setelah menerima hasil tersebut,
peneliti segera mengirim angket penilaian modul oleh siswa berbentuk google form.
Selain dosen ahli dan guru pengampu, para siswa juga berperan sebagai validator.
Para siswa menilai modul yang telah mereka gunakan berdasarkan empat aspek
yaitu: (1) aspek isi/materi, (2) aspek bahasa, (3) aspek penyajian, (4) aspek
kegrafikan; yang dirumuskan dalam bentuk 20 butir indikator penilaian. Para siswa
juga diminta untuk mengisi kolom komentar dan saran perbaikan modul.
Pada akhirnya, kegiatan uji coba produk ini memberikan informasi data uji
coba dan data penilaian modul bagi peneliti. Selain itu, kegiatan uji coba ini
memberikan kesempatan bagi para siswa untuk berlatih menulis teks deskripsi.
Hasil dari posttest yang berupa teks deskripsi tersebut akan dianalisis oleh peneliti
Penilaian modul oleh siswa dilakukan oleh peserta uji coba modul yaitu
siswa kelas VII A dan B SLB/B Dena Upakara Wonosobo yang berjumlah 12 orang.
Para siswa selaku validator memvalidasi modul berdasarkan empat aspek kelayakan
modul yaitu aspek isi/materi, aspek penyajian, aspek bahasa, dan aspek kegrafikan.
Instrumen validasi penilaian modul oleh siswa mencakup tiga bagian yang harus
diisi oleh siswa yaitu: (1) penilaian kualitas modul pembelajaran yang berisi 20
indikator penilaian, (2) komentar umum dan saran perbaikan, dan (3) kesimpulan
159
ini: (1) kesesuaian petunjuk penggunaan modul, (2) kesesuaian materi dengan
IPTEKS, (3) ketepatan pemilihan materi dengan kompetensi yang ingin dicapai,
dan (4) kesesuaian materi dengan kemampuan dan keterampilan siswa. Hasil
validasi siswa terkait aspek kelayakan isi/materi disajikan pada tabel di bawah ini.
Skor Rata-
No. Kode Indikator Penilaian
rata (n=12)
Petunjuk penggunaan modul pembelajaran
1 7 4
mudah dipahami.
Fitur (termasuk uraian, contoh, dan latihan)
2 9 yang disajikan dalam modul bersifat kekinian 3,75
(up to date).
Materi yang terdapat dalam modul dapat
membuat siswa mengenali ide,
mengidentifikasi dan menerapkan
3 11 3,58
pengetahuan tentang menulis teks deskripsi
dan cerita imajinasi dalam kehidupan seharo-
hari.
Materi pembelajaran dan contoh teksnya
4 12 4,08
mudah dibaca.
Materi pembelajaran menumbuhkan
kreativitas siswa dalam menggali ide untuk
5 13 3,58
menulis teks deskripsi ataupun cerita
imajinasi.
Materi penulisan teks deskripsi dan cerita
imajinasi yang memuat konsep, prinsip, dan
6 14 3,66
prosedur diperjelas oleh contoh, fakta, serta
ilustrasi yang jelas.
7 17 Materi dan tugas-tugas saling berkaitan. 4,25
8 18 Instruksi tugas sangat jelas. 4
Tugas-tugas yang terdapat dalam modul dapat
mendorong siswa untuk mencari dan
9 19 memperoleh informasi mengenai materi teks 3,5
deskripsi dan cerita imajinasi lebih lanjut dari
berbagai sumber.
Soal-soal yang disajikan sesuai dengan tujuan
10 20 3,83
pembelajaran sehingga siswa dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
antaranya: (1) ketertarikan substansi modul, (2) sistematika modul, (3) kesesuaian
penyajian materi terhadap motivasi belajar siswa, dan (4) korelasi antara substansi
dan ilustrasi. Hasil validasi siswa terkait aspek kelayakan penyajian disajikan pada
Skor Rata-
No. Kode Indikator Penilaian
rata (n=12)
Anda senang menggunakan modul
1 1 4,08
pembelajaran ini.
Tampilan modul pembelajaran menarik
2 2 3,91
perhatian (secara keseluruhan).
3 5 Susunan modul sistematis/berurutan. 3,91
Penyajian dalam modul saling berhubungan
4 8 dan partisipatif sehingga memotivasi siswa 3,58
untuk belajar mandiri.
Bagian ilustrasi isi dapat memperjelas dan
5 10 3,5
mempermudah pemahaman serta menarik.
Jumlah 18,98
Skor Rata-rata 3,796
Persentase 75,92%
Kategori Baik
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa validasi siswa pada aspek
“Baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
antaranya: (1) kesesuaian dan ketepatan diksi, dan (2) kesesuaian bahasa dengan
tingkat itelektual siswa. Hasil validasi siswa terkait aspek kelayakan bahasa
Skor Rata-
No. Kode Indikator Penilaian
rata (n=12)
Bahasa yang digunakan dalam modul
1 15 3,5
pembelajaran mudah dipahami.
Bahasa yang digunakan dalam modul untuk
menjelaskan materi pembelajaran sesuai
2 16 3,75
dengan tingkat intelektual siswa (secara
imajinatif dapat dibayangkan oleh siswa).
Jumlah 7,25
Skor Rata-rata 3,625
Persentase 72,5%
Kategori Baik
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil validasi siswa pada aspek
kelayakan bahasa memperoleh hasil skor rata-rata 3,625 dengan kategori “Baik”.
ilustrasi), dan (2) ketepatan pemilihan huruf dan kombinasi. Hasil validasi siswa
Skor Rata-
No. Kode Indikator Penilaian
rata (n=12)
Gambar-gambar dalam modul pembelajaran
1 3 4,08
menarik perhatian dan minat belajar.
Penempatan ilustrasi dalam modul
2 4 3,5
proporsional/seimbang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
“Baik”.
penilaian siswa terhadap modul. Dari hasil analisis data penilaian modul oleh
siswa, terdapat 3 komentar mengenai modul yaitu: (1) modul cukup bisa dipahami
(50%); (2) modul bagus dan menarik (30%); dan (3) tugas yang diajarkan membuat
siswa memperoleh ilmu yang mudah dipelajari (20%). Selain memberi komentar,
modul. Saran-saran tersebut antara lain: (1) lebih diperhatikan saat menulis sebuah
kalimat (75%); dan (2) lebih baik ada kesimpulan yang dapat dimengerti (25%).
Dari hasil penilaian modul oleh siswa dapat diketahui bahwa 58,33% siswa
Secara umum, hasil penilaian yang dilakukan para siswa terhadap keempat
oleh siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan pemerolehan nilai dari hasil uji coba
163
4.1.2.4.3 Hasil Tes Kemampuan Akhir (Posttest) Siswa dalam Menulis Teks
Deskripsi
Langkah yang dilakukan berikutnya ialah siswa peserta uji coba diberi tes
kemampuan akhir atau posttest oleh peneliti. Tes kemampuan akhir atau posttest
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis teks
deskripsi, serta kualitas teks deskripsi yang dihasilkan siswa setelah belajar dengan
bantuan modul. Posttest yang diberikan berupa tugas menulis teks deskripsi dengan
tema “Teman” seperti yang tertera pada latihan 4. Tugas posttest tersebut
Hasil tes kemapuan akhir siswa dianalisis oleh peneliti secara kualitatif.
Peneliti telah membuat kisi-kisi analisis tes kemampuan akhir siswa sesuai dengan
struktur teks deskripsi. Kisi-kisi yang peneliti buat merujuk pada kisi-kisi penilaian
penyesuaian dengan struktur teks deskripsi. Ada lima aspek atau rincian kisi-kisi
kemampuan menulis yaitu isi, organisasi, kosakata, bahasa dan penulisan. Dari
kemampuan menulis siswa dalam menulis teks deskripsi. Patokan tersebut yang
akan menjadi landasan peneliti dalam menganalisis hasil tulisan siswa secara
kualitatif. Berikut ini hasil tulisan teks deskripsi yang dibuat oleh siswa.
A. Aspek Isi
Dilihat dari aspek isi, teks deskripsi karya siswa yang dihasilkan dari
posttest lebih baik dari hasil pretest dengan rata-rata 2,58 dari skor maksimal 3,
dan berkategori “Baik”. Hal ini dapat dibuktikan dengan kesesuaian teks yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
ditulis dengan tema/topik yang ditentukan. Topik yang diberikan kepada siswa
kelas VII A dan VII B ialah topik tentang “Teman”. Beberapa judul teks deskripsi
yang dibuat oleh siswa sudah menarik dan sesuai dengan topik yang diharapkan.
Salah satu hal yang penting dari sebuah cerita adalah judul cerita. Judul
cerita akan mencerminkan isi cerita, dan judul juga mempengaruhi ketertarikan
pembaca membaca sebuah teks atau cerita. Oleh sebab itu, seorang penulis harus
bisa membuat judul yang menarik perhatian, mengundang rasa penasaran dan
sesuai dengan isi ceritanya. Contoh judul pada gambar di atas adalah beberapa
contoh judul teks deskripsi yang menarik yang telah dibuat oleh siswa.
panduan pertanyaan yang tertera pada tugas posttest-nya. Panduan tersebut berupa
ciri-ciri dari teman yang akan mereka deskripsikan, dan beberapa kebiasaan yang
sering mereka lakukan bersama. Hal tersebut dapat membantu para siswa
mengembangkan isi dari teks deskripsi yang dibuat. Berikut ini salah satu contoh
165
Hasil analisis pada posttest juga menunjukkan bahwa hasil teks deskripsi
siswa menjadi lebih baik dari segi struktur teks deskripsi. Di satu sisi peneliti
menyadari bahwa siswa tunarungu memerlukan bantuan atau pemicu agar mereka
bisa membuat sebuah teks. Adanya beberapa pertanyaan seperti pada gambar 4.39,
mereka buat.
B. Aspek Organisasi
Dilihat dari aspek organisasi, teks deskripsi karya siswa yang dihasilkan dari
posttest lebih baik dari hasil pretest dengan rata-rata skor 2,16 dari skor maksimal
3 dan berkategori “Cukup Baik”. Cerita yang bagus ialah cerita yang memenuhi
kriteria aspek organisasi. Apsek organisasi yang dimaksud antara lain: (1) kerapian
penulisan, (2) memiliki urutan cerita yang logis, dan (3) mengandung kedua
struktur teks deskripsi. Pada hasil posttest siswa dapat dilihat bahwa aspek
organisasi sudah cukup terpenuhi. Urutan cerita atau isi cerita yang logis, sudah
tampak pada sebagian besar teks deskripsi yang dihasilkan siswa. Cerita yang logis
akan mempermudah pembaca memahami isi suatu cerita. Selain itu, struktur teks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
deskripsi juga sudah tampak pada sebagian besar teks deskripsi yang dihasilkan
siswa. Berikut ini adalah salah satu contoh teks deskripsi yang memenuhi aspek
organisasi.
C. Aspek Kosakata
Aspek kosakata merupakan salah satu aspek penting dalam suatu teks atau
cerita yang dihasilkan. Dilihat dari aspek kosakata, teks deskripsi karya siswa yang
dihasilkan dari posttest lebih baik dari hasil pretest dengan rata-rata skor 2,33 dari
Seperti yang kita tahu, salah satu ciri dari anak tunarungu ialah keterbatasan
bahasa. Dalam hal ini, kosakata-kosakata yang diketahui anak tunarungu pasti
terbatas jika tidak dibimbing dan diasah. Dalam mengerjakan posttest, para siswa
sudah cukup mampu mengembangkan teks deskripsi dengan kosakata yang lebih
bervariasi daripada sebelumnya. Berikut ini adalah penggalan teks deskripsi siswa
167
D. Aspek Kebahasaan
dalam membuat sebuah teks atau cerita. Kriteria aspek kebahasaan yang harus
dipenuhi oleh penulis saat menulis sebuah teks di antaranya: (1) menguasai tata
bahasa, (2) tidak membuat kesalahan dalam penggunaan dan penyusunan kalimat
dan kata-kata, (3) penggunaan kalimat secara tepat. Secara umum, aspek kosakata
pada teks deskripsi yang dihasilkan dari posttest lebih baik dari hasil pretest. Hal
tersebut dibuktikan dengan rata-rata skor aspek kebahasaan sebesar 2,08 dari skor
teks deskripsi dengan penguasaan tata bahasa yang lebih baik daripada
sebelumnya. Penyusunan kata-kata dan kalimat yang dihasilkan sudah lebih tertata,
dan lebih bermakna. Berikut ini adalah teks deskripsi siswa yang sudah memenuhi
aspek kebahasaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
E. Aspek Penulisan
Aspek penulisan merupakan salah satu aspek yang penting dalam membuat
sebuah teks. Adapun indikator keberhasilan dari aspek kebahasaan yaitu menguasai
kaidah penulisan kata dan PUEBI. Secara umum, aspek penulisan pada teks
deskripsi karya siswa yang dihasilkan dari posttest lebih baik dari hasil pretest. Hal
tersebut dibuktikan dengan rata-rata skor aspek penulisan sebesar 2,66 dari skor
teks deskripsi yang dibuat dengan kaidah penulisan yang lebih baik daripada
berbahasa. Hal ini berpengaruh pada struktur kalimat yang dihasilkan siswa
tunarungu. Namun berdasarkan hasil posttest, para siswa juga lebih memperhatikan
ejaan dan struktur kalimat menjadi lebih baik lagi. Berikut ini adalah contoh teks
169
dua guru pengampu dan para siswa peserta uji coba. Dalam revisi modul, peneliti
validasi, serta masukan yang disampaikan oleh para validator via WhatsApp.
kegrafikan. Berikut ini hasil revisi modul tahap 2 yang dilakukan oleh peneliti.
dinilai sudah baik, tetapi validator memberikan masukan dan saran perbaikan
peneliti memberi contoh dari lingkungan terdekat siswa, dan satu contoh tersebut
digunakan dalam menjelaskan materi lain yang berkaitan. Selain itu validator juga
mengharapkan modul dilengkapi dengan catatan arti yang terdapat dalam suatu bab
dengan disatukan dalam kamus mini yang memang sudah tersedia dalam setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
keseluruhan dinilai sudah sangat baik, tetapi validator memberikan saran perbaikan
validator terkait aspek tersebut adalah mengubah jenis tulisan yang digunakan,
khususnya pada halaman bab, agar lebih mudah terbaca. Berikut ini adalah gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
terkait aspek tersebut adalah mengubah bahasa yang digunakan, terutama pada
kalimat-kalimat perintah soal agar menjadi lebih efektif dan lebih mudah dipahami
172
dinilai sudah sangat baik, tetapi validator memberikan saran perbaikan untuk
terkait aspek tersebut adalah mengubah jenis tulisan yang digunakan pada bagian
refleksi, karena dinilai tidak mudah terbaca dan belum sesuai dengan PUEBI.
Berikut ini adalah gambar yang memperlihatkan perbandingan modul sebelum dan
4.2 Pembahasan
bahan ajar; 2) kajian produk akhir, dan 3) relevansi penelitian yang dilakukan
Modul pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa
dapat belajar menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi menggunakan modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
tersebut dengan didampingi guru sebagai fasilitator atau dapat juga belajar secara
mandiri. Hal tersebut sejalan dengan hakikat modul menurut Direktorat Tenaga
Kependidikan (2008: 3) yaitu sebuah bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat
Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu SMP kelas VII ini disusun berdasarkan
empat aspek kelayakan sesuai dengan ketentuan penulisan modul dalam Penulisan
Modul yang diterbitkan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan (2008: 15). Keempat
aspek kelayakan tersebut meliputi: (1) aspek kelayakan isi/materi, (2) aspek
kelayakan penyajian, (3) aspek kelayakan bahasa, dan (4) aspek kelayakan
kegrafikan. Uraian dari setiap aspek kelayakan dalam modul dipaparkan oleh
kompetensi inti dan kompetensi dasar, (2) ketepatan pemilihan materi, (3) kaitan
materi dengan kemampuan dan keterampilan siswa, (4) penggunaan teori yang
relevan, (5) kaitan materi dengan IPTEKS, dan (6) sistematika modul secara
berpedoman pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) materi
menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi sesuai dengan yang tercantum pada
silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VII. Adapun KI dan KD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
yang menjadi dasar pengembangan materi secara jelas disajikan dalam tabel
berikut.
dalam empat bab. Dua bab berisi materi tentang teks deskripsi, dua bab lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
berisi materi tentang cerita imajinasi. Selain itu, peneliti juga menambahkan bab
Materi pada bab 1 yang memiliki judul Berkenalan dengan Teks Deskripsi
dan materi pada bab 2 yang berjudul Berkenalan dengan Cerita Imajinasi
pembelajaran pada KD 3.2 dan 3.4. KD 3.2 dan KD 3.4 merupakan kompetensi
pengetahuan. Pada bab 1 dan 3, siswa dituntun untuk mempelajari konsep dasar
teks deskripsi dan cerita imajinasi. Konsep dasar teks deskripsi meliputi: hakikat
teks deskripsi, karakteristik teks deskripsi, struktur teks deskripsi, dan ciri
tersebut disusun dari yang mudah ke sulit, dari yang diketahui ke yang tidak
terdapat dalam bab 1 dan bab 3 dilengkapi dengan contoh penerapan dan gambar
kemampuan siswa, peneliti juga memberikan beberapa latihan soal dan tes formatif
dalam bentuk soal uraian. Pemberian soal dalam bentuk uraian bertujuan untuk
reflektif pada kolom refleksi sebagai wadah bagi siswa untuk memaknai kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
pembelajaran yang telah mereka lalui. Berikut ini adalah cuplikan gambar-gambar
yang menampilkan latihan, test formatif, dan kolom refleksi pada bab 1 dan bab 3.
Bab 2 memiliki judul Berlatih Menulis Teks Deskripsi, dan bab 4 memiliki
pada bab 2 dan bab 4, siswa diharapkan mampu mencapai tujuan pembelajaran pada
KD 4.2 dan KD 4.4 yang merupakan kompetensi keterampilan. Oleh sebab itu, pada
bab 2 dan bab 4 siswa diajak untuk berfokus pada latihan menulis teks deskripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
dan menulis cerita imajinasi yang baik dan benar. Pada bab 2 dan bab 4, penulis
Peneliti menyajikan materi konsep dan prosedur dalam bab 2 dan bab 4
materi menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi pada bab 2 dan bab 4, peneliti
memberikan latihan soal dan tes formatif dalam bentuk uraian. Pemberian soal
dalam bentuk uraian bertujuan untuk melatih siswa tunarungu terbiasa dalam
bagi siswa untuk memaknai kegiatan pembelajaran yang telah mereka lalui. Berikut
ini adalah cuplikan gambar-gambar yang menampilkan latihan, tes formatif, dan
178
Gambar 4.70 Latihan, Tes Formatif, dan Kolom Refleksi pada Bab 4
materi yang dipelajari. Berikut ini adalah tampilan beberapa materi yang dilengkapi
dengan contoh.
Selain itu, pada aspek materi/isi, peneliti juga mencantumkan kamus mini
dan rangkuman pada akhir setiap kegiatan pembelajaran. Kamus mini dibuat untuk
179
untuk membantu siswa mencari informasi secara cepat dan praktis. Rangkuman
yang berisi garis besar materi juga membantu siswa untuk lebih mudah mengingat
dan memahami materi yang dituliskan secara lebih singkat. Berikut ini adalah
contoh kamus mini dan rangkuman yang terdapat dalam akhir materi setiap bab.
menulis ini juga dilengkapi dengan bab tambahan yang berjudul Serba-Serbi
Bahasa Indonesia. Bab ini secara khusus berisi materi-materi kebahasaan dalam
Bahasa Indonesia antara lain: ejaan, tanda baca, pilihan kata/diksi, tata kalimat,
kepaduan paragraf, singkatan dan akronim, kata depan, dan imbuhan ber-. Isi materi
yang tertera pada bab Serba-Serba Bahasa Indonesia ini didapatkan dari hasil
analisis kebutuhan siswa, dan disesuaikan dengan materi teks deskripsi dan cerita
soal berupa kuis-kuis agar siswa tunarungu dapat mengasah kemampuan dasar
180
pada kolom refleksi sebagai wadah bagi siswa untuk memaknai proses
pembelajaran yang mereka lalui. Berikut ini adalah cuplikan gambar-gambar yang
menampilkan beberapa materi, kuis-kuis dan kolom refleksi pada bab Serba-Serbi
Bahasa Indonesia.
Ng
Gambar 4.73 Materi, Kuis, dan Kolom Refleksi Pada Bab Serba-Serbi Bahasa Indonesia
dukungan penyajian materi, (2) keruntutan penyajian materi dengan alur berpikir
siswa, (3) sistematika penyajian materi dalam setiap bab, dan (4) kesesuaian materi
minat dan motivasi siswa dalam mempelajari materi. Selain itu, penyajian modul
yang menarik juga dapat menambah semangat siswa selama belajar menggunakan
181
kaitannya dengan pembangkit motivasi dan partisipasi siswa untuk belajar secara
aktif. Oleh karena itu, sebelum masuk dalam materi inti, peneliti menyajikan
kalimat motivasi dari penulis terkenal lengkap dengan foto dan karya tulisan
sastrawan tersebut. Selain itu, kalimat motivasi juga terdapat pada sampul belakang
modul. Kalimat motivasi tentang ‘menulis’ diharapkan dapat menjadi pemicu para
daya tarik modul. Selain kalimat motivasi, peneliti juga memberikan pendahuluan
yang menarik sebagai pemicu awal sebelum masuk pada materi inti. Berikut ini
dalam aspek penyajian. Modul yang berisi materi dan sub-sub materi diuraikan
pendahuluan, isi, dan penutup sebuah modul harus diuraikan secara proporsional
pula. Bagian pendahuluan modul yang dikembangkan oleh peneliti disajikan secara
penggunaan modul, daftar isi, dan kompetensi inti serta kompetensi dasar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
hendak dicapai. Bagian isi modul yang dikembangkan oleh peneliti juga dilengkapi
formatif, dan refleksi. Pada bagian penutup modul, peneliti menyajikan pula kunci
jawaban (secara terpisah), daftar pustaka, glosarium, indeks, dan biodata penulis.
Aspek kelayakan bahasa asalah salah satu hal yang memengaruhi keberhasil
modul. Pemakaian bahasa yang baik dan benar dapat membantu siswa untuk lebih
memahami setiap materi yang disajikan. Adapun kelayakan bahasa dalam modul
siswa, (2) kesesuaian dan ketepatan diksi, dan (3) kekohesian antarkomponen
penyajian materi.
Salah satu ciri anak tunarungu ialah keterbatasan kosakata dan sulit
dalam modul sangat disesuaikan dengan kematangan sosial emosional siswa dan
tingkat intelektual siswa. Hal tersebut bertujuan agar siswa mampu membayangkan
setiap materi yang siswa pelajari dan dapat mengaplikasikannya dalam bentuk
sebuah tulisan.
Peneliti menyajikan informasi dengan bahasa yang menarik, jelas, dan tidak
multitafsir. Dalam menyajikan informasi berupa kata atau kalimat, peneliti juga
(PUEBI). Penggunaan ejaan yang sesuai PUEBI dapat terlihat misalnya pada judul,
subjudul, kalimat perintah, kutipan, dan lain sebagainya. Ketepatan diksi dan
kesesuaian dengan PUEBI dapat dilihat pada contoh cuplikan gambar berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Gambar 4.76 Contoh Cuplikan Materi dengan Ketepatan Diksi dan Kesesuaian dengan PUEBI
modul, (2) kesesuaian tata pengetikan, (3) pemanfaatan penggunaan gambar, tabel,
dan ilustrasi, dan (4) kelengkapan penggunaan gambar, tabel, dan ilustrasi.
Kesesuaian fisik modul dapat dilihat dari ukuran modul dan penampilan sampul
modul. Ukuran modul yang dikembangkan oleh peneliti telah sesuai dengan standar
ISO yaitu A4 (210x297 mm). Ukuran tersebut dipilih oleh peneliti karena
meminta tolong pada teman peneliti yang bernama Gabriela Fernandes yang
memiliki bakat pada bidang seni rupa. Peneliti menceritakan konsep sampul modul
yang peneliti inginkan, kemudian Kak Gaby menuangkannya dalam bentuk lukisan.
Jika diperhatikan, pada sampul modul terdapat gambar kupu-kupu. Gambar kupu-
kupu bagi para teman Tuli/tunarungu merupakan simbol diri; bagaimana mereka
bisa melalui proses demi proses dari ulat biasa hingga menjadi kupu-kupu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
indah. Adanya gambar kupu-kupu ini menjadi ciri khas bahwa modul tersebut
ukuran huruf, dan warna judul modul yang menarik, proporsional dan mudah
dibaca. Peneliti juga tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi jenis huruf. Hal
tersebut terbukti dari kekonsistensinan penggunaan jenis huruf oleh peneliti. Pada
bagian isi, peneliti menggunakan jenis huruf Candara sebagai jenis huruf utama,
dan jenis huruf Bauhaus 93, Segoe Script, serta Lambola untuk penulisan judul sub
bab. Peneliti juga memperhatikan bidang cetak, margin, dan spasi antarteks dan
ilustrasi agar terlihat proporsional. Modul yang dikembangkan oleh peneliti dicetak
pada bidang portrait dengan margin normal berukuran 2,54 cm di setiap sisinya,
sedangkan spasi antarteks yang digunakan pada modul yaitu sebesar 1,15.
tersebut dipilih sesuai dengan usia pembelajar dan sesuai pula dengan materi yang
diberi ilustrasi. Salah satu ciri khas yang terdapat dalam modul ini ialah penggunaan
berbagai warna. Hal ini dilakukan agar siswa tunarungu lebih bersemangat dalam
belajar menggunakan modul. Di sisi lain, penggunaan berbagai warna pada modul
juga dilandaskan pada hasil analisis kebutuhan siswa. Berikut ini adalah contoh
185
Gambar 4.77 Ilustrasi Bagan dan Desain Subjudul Gambar 4.78 Ilustrasi Gambar pada Materi
Modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa
Tunarungu kelas VII ini telah selesai divalidasi oleh dosen ahli, dua guru
pengampu, dan siswa peserta uji coba. Data dari validasi tersebut kemudian
dan kegrafikan. Berikut ini diuraikan analisis kelayakan modul dari keempat aspek
tersebut.
Tabel 4.16 Skor Rata-rata Validasi Dosen Ahli, Guru Pengampu, dan Uji Coba Siswa
186
Kelayakan
3 4 4,08 3,99 3,625 3,92
Bahasa
Kelayakan
4 4,1 4,65 4,5 3,77 4,26
Kegrafikan
Jumlah 16,33 17,27 17 15,014 16,4
Skor Rata-rata 4,09 4,31 4,25 3,75 4,1
Sangat Sangat
Kategori Baik Baik Baik
Baik Baik
Tabel 4.17 Analisis Kelayakan Modul Berdasarkan Validasi Dosen Ahli, Guru
Pengampu, dan Uji Coba Siswa
Skor Rata- Persentase Kategori
No. Aspek Penilaian
rata
1 Kelayakan Isi/Materi 4,05 81% Baik
2 Kelayakan Penyajian 4,17 83,4% Sangat Baik
3 Kelayakan Bahasa 3,92 78,4% Baik
4 Kelayakan Kegrafikan 4,26 85,2% Sangat Baik
Jumlah 16,4 82% Baik
A. Aspek Isi/Materi
Pada aspek isi/materi, modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita
Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu kelas VII ini memperoleh skor rata-rata dari
dosen ahli sebesar 4,11 dengan kategori “Baik”. Skor rata-rata aspek isi/materi yang
diperoleh dari guru pengampu 1 sebesar 4,19 dengan kategori “Baik”. Skor rata-
rata yang diperoleh dari guru pengampu 2 sebesar 4,08 dengan kategori “Baik”, dan
skor rata-rata yang diperoleh dari 12 siswa sebesar 3,823 dengan kategori “Baik”.
kelayakan sebesar 81% dan berkategori “Baik”. Dengan demikian, modul modul
Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu kelas
187
B. Aspek Penyajian
Pada aspek penyajian, modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita
Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu kelas VII ini memperoleh skor rata-rata dari
dosen ahli sebesar 4,12 dengan kategori “Baik”. Skor rata-rata aspek isi/materi yang
diperoleh dari guru pengampu 1 sebesar 4,35 dengan kategori “Sangat Baik”. Skor
rata-rata yang diperoleh dari guru pengampu 2 sebesar 4,43 dengan kategori
“Sangat Baik”, dan skor rata-rata yang diperoleh dari 12 siswa sebesar 3,796
4,17 dengan persentase kelayakan sebesar 83,4% dan berkategori “Sangat Baik”.
Dengan demikian, modul modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita
Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu kelas VII dinyatakan layak pada aspek
penyajian.
C. Aspek Bahasa
Pada aspek bahasa, modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita
Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu kelas VII ini memperoleh skor rata-rata dari
dosen ahli sebesar 4 dengan kategori “Baik”. Skor rata-rata aspek isi/materi yang
diperoleh dari guru pengampu 1 sebesar 4,08 dengan kategori “Baik”. Skor rata-
rata yang diperoleh dari guru pengampu 2 sebesar 3,99 dengan kategori “Baik”, dan
skor rata-rata yang diperoleh dari 12 siswa sebesar 3,625 dengan kategori “Baik”.
kelayakan sebesar 78,4% dan berkategori “Baik”. Dengan demikian, modul modul
Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu kelas
188
D. Aspek Kegrafikan
Pada aspek kegrafikan, modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita
Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu kelas VII ini memperoleh skor rata-rata dari
dosen ahli sebesar 4,1 dengan kategori “Baik”. Skor rata-rata aspek isi/materi yang
diperoleh dari guru pengampu 1 sebesar 4,65 dengan kategori “Sangat Baik”. Skor
rata-rata yang diperoleh dari guru pengampu 2 sebesar 4,5 dengan kategori “Sangat
Baik”, dan skor rata-rata yang diperoleh dari 12 siswa sebesar 3,77 dengan kategori
demikian, modul modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi)
untuk Siswa Tunarungu kelas VII dinyatakan layak pada aspek kegrafikan.
Research and Development (R&D) ini berhasil menghasilkan sebuah produk yaitu
modul pembelajaran berjudul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi)
untuk Siswa Tunarungu. Tujuan dari pengembangan modul ini adalah untuk
deskripsi dan cerita imajinasi. Secara khusus, modul ini membantu siswa untuk
mencapai KD 3.2, 3.4, 4.2, dan 4.4. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh keterbatasan
pendengaran yang dialami oleh siswa tunarungu, yang akhirnya berdampak pada
cara siswa tunarungu memperoleh dan belajar bahasa. Siswa tunarungu menjadi
Salah satu keterampilan yang dapat diasah oleh siswa tunarungu ialah keterampilan
189
produk tahap 1, uji coba produk, dan revisi produk tahap 2. Produk dikembangkan
bahan, dan penyusunan modul. Produk yang telah dikembangkan dinilai melalui
proses validasi oleh dosen ahli, dua guru pengampu mata pelajaran Bahasa
Indonesia, dan siswa peserta uji coba produk. Penilaian produk oleh validator
penyajian, bahasa, dan kegrafikan. Adapun rincian pemerolehan skor rata-rata dan
kategori pada masing-masing aspek yaitu: aspek isi/materi memperoleh skor rata-
rata sebesar 4,05 dan berkategori “Baik”, aspek penyajian memperoleh skor rata-
rata sebesar 4,17 dan berkategori “Sangat Baik”, aspek bahasa memperoleh skor
rata-rata sebesar 3,92 dan berkatgeori “Baik”, dan aspek kegrafikan memperoleh
skor rata-rata sebesar 4,26 dan berkatgeori “Sangat Baik”. Hasil validasi dosen ahli,
dua guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan siswa pada keseluruhan
dengan persentase sebesar 82% dan berkategori “Baik”. Dengan demikian, modul
Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu
dinyatakan layak digunakan. Hal tersebut didukung oleh standar nilai kelayakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
yang ditentukan dengan nilai minimal “C” dengan kategori “Cukup” menurut
Produk berupa modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi)
untuk Siswa Tunarungu yang dikembangkan oleh peneliti telah direvisi sesuai
dengan komentar dan saran perbaikan dari dosen ahli, guru pengampu, dan saran
siswa selaku peserta uji coba. Produk tersebut direvisi berdasarkan empat aspek
penilaian, yaitu aspek isi/materi, aspek penyajian, aspek bahasa, dan aspek
kegrafikan. Berikut ini diuraikan kajian produk akhir dalam empat aspek tersebut.
“Baik”. Hal ini dapat dibuktikan dengan pemerolehan skor 4,05 dari hasil
akumulasi keseluruhan validasi. Banyak masukan dan saran yang diberikan oleh
perbaikan pada aspek isi/materi di antaranya: (1) menyederhanakan teori dan pilih
teori yang paling urgent untuk diketahui oleh siswa tunarungu, (2) menambah
beberapa kosakata yang terdapat dalam materi pada kamus mini, dan (3)
memberikan contoh pembahasan dari contoh teks yang digunakan. Berikut ini
disajikan gambar yang memperlihatkan kajian produk awal dan akhir pada aspek
isi/materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
Gambar 4.79 Kajian Produk Awal Gambar 4.80 Kajian Produk Akhir
Gambar 4.81 Kajian Produk Awal Gambar 4.82 Kajian Produk Akhir
Aspek penyajian pada modul diketahui berkategori “Sangat Baik”. Hal ini
dapat dibuktikan dengan pemerolehan skor 4,17 dari hasil akumulasi keseluruhan
validasi. Banyak masukan dan saran yang diberikan oleh para validator, dan peneliti
192
Validator menghendaki agar jenis tulisan pada sampul dan halaman bab diubah agar
lebih mudah terbaca. Berikut ini disajikan gambar yang memperlihatkan kajian
Gambar 4.83 Kajian Produk Awal Gambar 4.84 Kajian Produk Akhir
Gambar 4.85 Kajian Produk Awal Gambar 4.86 Kajian Produk Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Aspek bahasa pada modul diketahui berkategori “Baik”. Hal ini dapat
validasi. Banyak masukan dan saran yang diberikan oleh para validator, dan peneliti
antaranya: (1) memperbaiki subjudul, dan materi yang ditulis tidak sesuai dengan
PUEBI dan terdapat kesalahan pengetikan (typo), serta (2) mengubah bahasa
perintah soal-soal menjadi lebih efektif agar lebih mudah dipahami oleh siswa.
Berikut ini disajikan gambar yang memperlihatkan kajian produk awal dan akhir
Aspek kegrafikan pada modul diketahui berkategori “Sangat Baik”. Hal ini
dapat dibuktikan dengan pemerolehan skor 4,26 dari hasil akumulasi keseluruhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
validasi. Banyak masukan dan saran yang diberikan oleh para validator, dan peneliti
beberapa perbaikan pada aspek penyajian yaitu mengubah jenis tulisan yang kurang
terbaca pada bagian lembar refleksi. Berikut ini disajikan gambar yang
Gambar 4.89 Kajian Produk Awal Gambar 4.90 Kajian Produk Akhir
ataupun perbandingan yang ada pada penelitian yang dilakukan dengan penelitian
terdahulu. Penelitian yang peneliti lakukan memiliki dua tujuan yaitu untuk
menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi bagi siswa tunarungu kelas VII dengan
informasi, (2) pengembangan produk, (3) uji validasi, (4) revisi produk tahap 1, (5)
195
Tunarungu Kelas IV. Tujuan dari penelitiannya adalah menghasilkan media pop
up book untuk keterampilan menulis narasi siswa tunarungu kelas IV. Secara
umum, terciptanya penelitian yang peneliti ataupun Norma dan Suparkun buat
prosesnya, beberapa langkah yang dilakukan oleh peneliti dan Norma dan
Suparkun sama, seperti melaksanakan proses pretest, uji coba, lalu posttest. Akan
tetapi, terdapat beberapa perbedaan mendasar, antara lain: (1) penelitian yang
peneliti lakukan berfokus pada keterampilan menulis teks deskripsi dan cerita
keterampilan menulis teks narasi; (2) subjek penelitian peneliti adalah siswa
Dharma Wanita Sidoarjo; (3) produk yang dihasilkan peneliti berupa modul cetak,
sedangkan produk yang dihasilkan pada penelitian Norma dan Suparkun ialah
media Pop Up Book; dan (4) penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian
Research and Development (R&D) yang mengacu pada teori Borg dan Gall
penelitian yang dilakukan Norma dan Suparkun adalah penelitian R&D dengan
196
analisis kebutuhan dan kendala, dan (2) menghasilkan draf model scaffolding
Akan tetapi, terdapat beberapa perbedaan mendasar, antara lain: (1) penelitian
yang peneliti lakukan berfokus pada keterampilan menulis teks deskripsi dan cerita
siswa tunarungu kelas VII di SLB/B Dena Upakara Wonosobo, sedangkan subjek
mewakili kelas rendah, enam guru mewakili kelas tinggi, dan enam kepala
sekolah); (3) penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian Research and
Development (R&D) yang mengacu pada teori Borg dan Gall (terdapat 10 langkah
Recursive Instructional Design, and Development) (Willis, 1995; Willis & Wright,
197
peneliti lakukan terdapat kesamaan dan perbedaan dari dua penelitian terdahulu
yang relevan. Persamaan mendasar yang sangat tampak adalah sasaran penelitian
diperuntukkan bagi siswa tunarungu, dan penelitian yang kami lakukan adalah
juga menemukan bahwa belum ada penelitian yang berfokus pada pengembangan
modul menulis untuk siswa tunarungu selain yang peneliti buat. Beberapa
penelitian (salah satunya seperti yang diuraikan di atas), lebih berfokus pada
kalimat. Hal itu tentunya sangat membantu karena dalam proses belajar siswa
tunarungu lebih mengandalkan daya visual mereka. Hal ini pula yang mendasari
peneliti menyajikan modul yang berwarna-warni dan disertai gambar agar siswa
lebih bersemangat dalam belajar menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi.
Penelitian yang dilakukan peneliti berada di posisi berdampingan dan dapat saling
melengkapi dengan penelitian lain terkait membantu siswa tunarungu dalam proses
siswa tunarungu dalam proses belajar bahasa, secara khusus untuk keterampilan
menulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi dua subbab, yaitu kesimpulan dan saran. Subbab kesimpulan
berisi simpulan dari hasil penelitian dan pengembangan. Subbab saran berisi saran-
saran yang diberikan oleh peneliti kepada beberapa pihak yang bersangkutan.
5.1 Kesimpulan
deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa tunarungu kelas VII, dapat disimpulkan
siswa tunarungu kelas VII berupa: a) modul yang memuat materi teks deskripsi
dengan materi dasar kebahasaan seperti kata depan, singkatan, akronim, ejaan,
kata ataupun ilustrasi yang dapat memotivasi siswa dalam menulis; f) modul
yang memuat latihan, tes formatif, dan rangkuman; g) modul yang disusun
modul yang memuat contoh teks yang bervariasi; dan j) modul yang disusun
198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
menghasilkan modul yang berjudul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita
Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu yang berisi empat bab dengan pembagian
sebagai berikut: (1) Bab 1 berjudul “Berkenalan dengan Teks Deskripsi”, (2)
“Berkenalan dengan Cerita Imajinasi, dan (4) Bab 4 berjudul “Berlatih Menulis
terhadap materi dasar kebahasaan, penulis menambahkan satu bab khusus yang
dan pembahasan, modul menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa
imajinasi untuk siswa tunarungu ini merupakan inovasi baru yang dapat
Uji coba produk dilakukan pada 12 siswa kelas VII SLB/B Dena Upakara
validasi/penilaian modul oleh siswa dan hasil posttest. Selain uji coba, modul yang
peneliti kembangkan divalidasi oleh dosen ahli sebanyak satu kali, dua guru
pengampu sebanyak dua kali, dan siswa sebagai peserta uji coba sebanyak satu kali.
menghasilkan skor rata-rata sebesar 4,1 dari skor maksimal 5 dengan persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
sebesar 82% dan berkategori “Baik”. Uji validasi pada modul dilakukan
berdasarkan empat aspek penilaian, yaitu aspek isi/materi, aspek penyajian, aspek
bahasa, dan aspek kegrafikan. Dengan demikian, modul Cakap Menulis (Teks
digunakan. Hal tersebut didukung oleh standar nilai kelayakan yang ditentukan
dengan nilai minimal “C” dengan kategori “Cukup” menurut Sukardjo dalam
Setiawati (2018:115-116).
5.2 Saran
Peneliti menyampaikan beberapa saran yang peneliti tujukan untuk (1) guru,
(2) siswa, dan (3) peneliti lain. Peneliti berharap saran yang diberikan kepada pihak-
siswa tunarungu ketika menulis sebuah teks. Keterbatasan yang dimiliki siswa
menyimaknya, sehingga salah satu keterampilan yang dapat diasah oleh siswa
guru diharapkan lebih terampil dalam mengembangkan berbagai jenis bahan ajar
yang kreatif dan inovatif agar proses belajar terlebih pada keterampilan menulis
peneliti ini, diharapkan para guru juga memiliki referensi bahan ajar yang lebih
201
Bagi para siswa, menjadi seorang tunarungu atau Tuli bukanlah sebuah
menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi membantu para siswa untuk
menuangkan ide-ide kreatif dalam bentuk tulisan. Para siswa tunarungu hendaknya
berani dan pantang menyerah dalam berlatih menulis teks deskripsi hingga
diharapkan dapat digunakan dengan baik oleh siswa dan dapat membantu siswa
Peneliti lain perlu memahami bahwa penelitian ini hanya terbatas pada
pengembangan modul menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi bagi siswa
tunarungu kelas VII. Oleh sebab itu, peneliti berharap akan ada peneliti lain yang
kekhasan yang lain demi berkembangnya ilmu pengetahuan, serta dapat membantu
siswa tunarungu lainnya dalam mengasah keterampilan menulis yang mereka miliki
agar tidak tertinggal dari para siswa pada umumnya. Semoga penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hassan, dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Akhadiah, S., dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Atmaja, Jati Rinakri. 2018. Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Basir, Rokhmad. 2016. Modul Pengayaan Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas
VII. Surakarta: Putra Nugraha.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. 2017. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Surabaya: Palito Media.
Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.
Dalman, H. 2016. Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Press.
Dariyo, Agoes. 2013. Dasar-dasar Pedagogi Modern. Jakarta: PT. Indeks.
Isnatun, Siti dan Umi Farida. 2013. Mahir Berbahasa Indonesia Kelas VII SMP 1.
Jakarta: Yudhistira.
202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Kurniasih, Imas, dan Berlin Sani. 2014. Panduan Membuat Bahan Ajar Buku Teks
Pelajaran. Surabaya: Kata Pena.
Kurniawan, H. 2014. Pembelajaran Menulis Kreatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Kusmana, Suherli. 2014. Kreativitas Menulis. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Kosasih, E. dan Restuti. 2013. Mandiri Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Luu, Tuan Trong. 2011. Teaching Writing through Genre-Based Approach. Belt
Journal Porto Alegre. 1 (2), hlm. 122-123
204
205
Tarigan, Henry Guntur . 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Ed.
Revisi). Bandung: Penerbit Angkasa.
Tarigan, H.G. dan Djago Tarigan. 1986. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia.
Bandung: Angkasa.
Wahono, dkk. 2016. Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan & Aplikasinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Wijaya, Cece. 1992. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Katolik Yos Sudarso, Batam pada tahun 2012 dan lulus pada tahun 2015. Sejak
tahun 2015, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Pengembangan Modul Menulis Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi untuk Siswa
Pedagogi Genre.
206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
209
210
211
212
213
214
A. Pendahuluan
No. Kriteria
1. Cara penggunaan buku
2. Organisasi buku
3. Judul per pelajaran (dirumuskan dalam kata atau frasa dan bersifat
tematik)
4. Pemicu per pelajaran (misal anekdot, teka-teki, nyanyian, puisi,
ungkapan orang terkenal)
5. Pendahuluan tiap kompetensi yang meliputi:
a. Tujuan yang bermakna bagi siswa (untuk memberikan
motivasi belajar) dengan rumusan yang sederhana,
komunikatif, dan menarik.
b. Apersepsi untuk membangun pengalaman siswa (dengan
mengaitkannya kepada pengalaman yang dimiliki siswa).
B. Materi
No. Kriteria
1. Benar
2. Relevan dengan tema
3. Otentik
4. Baru
5. Disertai gambar bermakna
6. Kedalaman materi
7. Terdapat rangkuman
C. Penyajian Materi
No. Kriteria
1. Keaktifan siswa
2. Pendekatan yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
216
Kode Indikator
No Kisi-Kisi
Penilaian
1 Urgensi keterampilan menulis untuk anak tunarungu. 1,2
2 Kemampuan awal siswa dalam menulis teks deskripsi. 3,4
3 Ejaan Bahasa Indonesia yang masih susah dipahami siswa. 5
4 Penggunaan modul dalam pembelajaran di kelas. 6
5 Kaitan bahan ajar dengan semangat siswa untuk menulis. 7,8
6 Manfaat penggunaan modul. 9
7 Jenis tugas yang disukai oleh siswa. 10
8 Kebutuhan siswa terhadap materi yang disampaikan. 11,12,13
9 Kendala siswa ketika menulis sebuah teks atau cerita. 14
10 Materi bahasa Indonesia yang susah dipahami oleh siswa. 15
11 Kebutuhan modul yang diharapkan siswa. 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
Lampiran B4. Kisi-kisi Angket Validasi Modul oleh Dosen dan Guru
218
Kode Indikator
Aspek Penilaian Aspek yang Dinilai
Penilaian
Kelayakan Isi Kesesuaian petunjuk penggunaan modul 7
Materi pembelajaran
Kesesuaian materi dengan IPTEKS 9
Ketepatan pemilihan materi dengan kompetensi 11, 12, 13, 14
yang ingin dicapai
Kesesuaian materi dengan kemampuan dan 17, 18, 19, 20
keterampilan siswa
Kelayakan Ketertarikan substansi modul 1, 2
Penyajian Sistematika modul 5
Kesesuaian penyajian materi terhadap motivasi 8
belajar siswa
Korelasi antara substansi dan ilustrasi 10
Kelayakan Kesesuaian dan ketepatan diksi 15
Berbahasa Kesesuaian bahasa dengan tingkat intelektual 16
siswa
Kelayakan Pemanfaatan penggunaan komponen kegrafikan 3, 4
Kegrafikan (gambar, tabel, dan ilustrasi)
Ketepatan pemilihan huruf dan kombinasi 6
Diadaptasi dari Penulisan Modul yang diterbitkan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan
(2008: 15) dengan penyesuaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
Lampiran B6. Kisi-kisi Penskoran Analitik Pretest dan Posttest Penulisan Teks
Deskripsi
Rincian
Kemampuan Skor Tingkat Patokan
Menulis
Isi 3 Baik Sangat sesuai dengan tema/topik yang
diangkat; terdapat 2 struktur penulisan
teks deskripsi.
2 Cukup Cukup sesuai dengan tema/topik yang
diangkat; terdapat ≤ 2 struktur
penulisan teks deskripsi.
1 Kurang Kurang sesuai dengan tema/topik yang
diangkat; hanya terdapat 1 struktur
penulisan teks deskripsi.
Organisasi 3 Baik Sangat teratur dan rapi; urutan cerita
sangat logis; telah mengandung 2
struktur penulisan teks deskripsi.
2 Cukup Cukup teratur dan rapi; urutan cerita
cukup logis; telah mengandung ≤ 2
struktur penulisan teks deskripsi.
1 Kurang Kurang teratur dan rapi; urutan cerita
tidak logis; hanya mengandung 1
struktur penulisan teks deskripsi.
Kosakata 3 Baik Sangat bervariasi, luas, penggunaan
sangat efektif; menguasai pembentukan
kata; pemilihan kata yang tepat.
2 Cukup Terbatas; cukup efektif; cukup
menguasai pembentukan kata;
pemilihan kata cukup tepat.
1 Kurang Sangat terbatas; seperti terjemahan;
kurang menguasai pemebntukan kata;
pemilihan kata kurang tepat.
Kebahasaan 3 Baik Sangat menguasai tata bahasa; tidak
terdapat kesalahan penggunaan dan
penyusunan kalimat dan kata-kata.
2 Cukup Cukup menguasai tata bahasa; terdapat
kurang dari 5 kesalahan penggunaan
dan penyusunan kalimat dan kata-kata.
1 Kurang Kurang menguasai tata bahasa;
terdapat lebih dari 5 kesalahan
penggunaan dan penyusunan kalimat
dan kata-kata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
221
222
1 Sudah berapa lama Suster Kalau mengajar di SMP sudah sekitar 10 tahunan. Saya
mengajar di SLB-B Dena tidak hanya menjadi guru saja tetapi juga di Susteran.
Upakara? Dulu pernah menjadi guru kelas di SD sekaligus jadi guru
Bahasa Indonesia di SMP.
2 Bagaimana proses belajar Proses yang terjadi dalam KBM untuk sekolah khusus
mengajar yang terjadi di Tuli/tunarungu biasanya menggunakan metode MMR
kelas? (Metode Maternal Refleksi). Saya juga lebih
memperbanyak tugas membaca kepada anak agar anak-
anak terbiasa dan dapat menemukan kosakata baru.
Terkadang juga bekerja sama dengan guru di mata
pelajaran selanjutnya, yang sekiranya masih
bersinggungan. Sehingga, secara tidak langsung anak-
anak jadi belajar materi yang sama/mirip di mata
pelajaran yang berbeda.
3 Metode pembelajaran Metode mengikuti yang biasanya digunakan di sekolah,
seperti apa yang Suster yaitu MMR (Metode Maternal Refleksi). Guru-guru
gunakan dalam proses biasa lebih banyak menggali dari anak-anak. Saya juga
belajar mengajar dan apa seperti itu tetapi mengawali dari pengalaman anak
alasannya? sendiri. Misalnya di kelas 7 sekarang sedang belajar teks
deskripsi, dan mereka ini kan peralihan dari kelas 6 ke 7,
otomatis pindah asrama. Jadi saya minta mereka
mendeskrispikan suasana asrama baru atau kelas baru.
Latihan menulis ada dilakukan tetapi tidak banyak; dan
saya lebih menggali pemahaman anak. Kalau dalam
menulis terlihat ketika diberikan tugas, kurangnya
mereka di mana, lalu disiapkan untuk digabungkan
dengan materi selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
224
225
10 Apa harapan Suster terkait Saya punya ekspektasi yang tinggi untuk anak-anak saya.
pembelajaran bahasa Bukan berarti karena mereka tunarungu jadi harus selalu
Indonesia di sekolah khusus mewajarkan dengan bahasa yang sederhana. Mereka
seperti ini? sudah kelas 7, dan kalau bisa sama seperti sekolah umum
lainnya.
11 Menurut Suster, apa saja Dalam pembelajaran, jika ada kata-kata yang tidak
yang dibutuhkan anak dimengerti oleh siswi, saya meminta mereka untuk
tunarungu dalam mencarinya di kamus. Namun, membaca kamus kan juga
mempelajari bahasa tidak mudah karena bahasanya singkat-singkat, sehingga
Indonesia? setelah mereka mendapatkannya akan saya jelaskan lagi.
Kalau di SMP saya lebih banyak penggunaan bacaan,
sehingga saya menyuruh mereka membaca buku saja.
Kesempatan banyak juga salah satunya dari membaca.
12 Bagaimana pendapat Suster Di sini ketika di kelas anak-anak menggunakan oral.
terkait penggunaan bahasa Karena nantinya mereka harus terjun di masyarakat dan
oral dan bahasa isyarat di itu juga yang kami siapkan untuk anak-anak di sini.
lingkungan sekolah, Apalagi masyarakat kita inikan bukan masyarakat yang
khususnya dalam kelas? belajar untuk ingin tahu tentang bahasa isyarat.
Masyarakat kita itu masyarakat bicara. Saya tidak
masalah ketika komunitas Tuli dewasa sedang gencar-
gencarnya mengenali Bahasa Isyarat ke masyarakat
umum. Namun, Saya lebih setuju disebutnya bilingual
bukan sign language saja. Bilingualkan ada dua: sign dan
oral. Jadi, kalau anak tunarungu pakai bilingual, berarti
harus bisa dua-duanya. Jika nanti mereka bertemu orang
dengar yang tidak bisa bahasa isyarat, berarti mereka bisa
menggunakan oral. Ketika orang dengar tersebut bisa
berbahasa isyarat, silahkan jika ingin memakai bahasa
isyarat. Namun, jika bertemu dengan sesama Tuli, tentu
akan memakai bahasa isyarat karena itulah bahasa ibu
mereka. Kita tidak bisa memaksakan semuanya harus
bisa berbahasa isyarat. Inilah yang sampai sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
227
A. Pendahuluan
No. Kriteria Komentar Contoh
1. Cara penggunaan Cara/petunjuk -
buku penggunaan buku
merupakan salah satu
komponen yang dapat
membantu siswa ketika
menggunakan buku.
Dalam buku tersebut
tidak terdapat petunjuk
penggunaan buku.
2. Organisasi buku Organisasi buku dapat Uraian daftar isi pada halaman vi-vii
dilihat pada halaman
daftar isi.
3. Judul per pelajaran Judul per bab Judul bab I pada halaman 1 yaitu
(dirumuskan dalam dirumuskan dalam Lingkungan Sekolah Baru
kata atau frase dan bentuk klausa dan
bersifat tematik) bersifat tematik. Judul bab II pada halaman 41 yaitu
Bekreasi dalam Cerita Imajinasi
4. Pemicu per Hanya terdapat sebuah Gambar pada halaman 1 yang
pelajaran (misal gambar ilustrasi sebagai menggambarkan sebuah sekolah,
anekdot, teka-teki, pemicu pembelajaran sesuai dengan judul bab.
nyanyian, puisi, yang ditampilkan
ungkapan orang bersamaan dengan judul Gambar pada halaman 41 yang
terkenal) bab. Gambar-gambar menggambarkan seekor Pegasus,
lain sebagai pelengkap yaitu kuda bersayap yang sesuai
contoh teks yang dengan isi materi pada bab II.
ditampilkan.
5. Pendahuluan tiap Tujuan yang ditulis Pada bab 1: Setelah mempelajari
kompetensi yang sudah cukup spesifik bab ini, siswa diharapkan mampu:
meliputi: namun masih terlalu 1. Mengindentifikasi informasi
a. Tujuan yang panjang dan kurang dalam teks deskripsi tentang
bermakna bagi menarik karena hanya objek (sekolah, tempat wisata,
siswa (untuk berupa uraian teks. tempat bersejarah dan/atau
memberi suasana pentas seni daerah) yang
motivasi didengar dan dibaca.
belajar) dengan 2. Menjelaskan isi teks deskripsi
rumusan yang objek (tempat wisata, tempat
sederhana, bersejarah, pentas seni daerah,
kain tradisional, dll) yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
B. Materi
No. Kriteria Komentar Contoh
1. Benar Teori yang disajikan Bab I
mengandung kebenaran, Data yang berhasil dikumpulkan
walaupun ada beberapa kemudian diolah dan dikembangkan
materi yang dapat lebih lanjut menjadi sebuah teks
diragukan kebenarannya deskripsi. Agar teks deskripsi yang
karena tidak ada rujukan. disusun memiliki daya tarik bagi
pembaca, kita perlu
mempertimbangkan penggunaan
bahasa yang menarik, jelas, dan
mudah dipahami sehingga mampu
menimbulkan efek emosional
tertentu bagi pembaca. Perhatikan
langkah-langkah penyusunan teks
deskripsi berikut ini: menentukan
atau memilih objek, menetapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
Bab II
Adapun langkah-langkah yang
dapat kamu lakukan untuk
menceritakan kembali cerita
imajinasi adalah sebagai berikut:
membaca/mendengarkan cerita
imajinasi tersebut dengan seksama;
mencatat hal-hal penting sesuai
dengan urutan cerita; dan
mengembangkan hal-hal penting
tersebut menjadi sebuah narasi
dengan kalimat sendiri, baik secara
lisan maupun tulisan (hal. 51).
2. Relevan dengan Materi yang disajikan Bab I
tema sesuai dengan tema. Tema Lingkungan Sekolah Baru.
Contohnya bisa dilihat Disajikan teks deskripsi berjudul
dari pemilihan teks yang “Lingkungan Sekolahku yang Asri”
disajikan. yang bersumber dari dokumen
penulis (hal. 3-4).
Bab II
Tema Berkreasi dalam Cerita
Imajinasi. Disajikan teks narasi
(cerita imajinasi) berjudul
“Petualangan Mencari Harta Karun”
yang merupakan karya dari Dandy
K. (hal. 46-49).
3. Otentik Ada materi otentik/dapat Contoh materi yang otentik:
dipercaya karena Bab I
terdapat sumber rujukan, Teks Deskripsi berjudul
tetapi masih ada juga “Lingkungan Sekolahku yang Asri”
materi yang belum yang bersumber dari dokumen
menampilkan rujukan. penulis (hal.3-4)
Bab II
Cerita Imajinasi berjudul
“Bayangan Dalam Cahaya” yang
merupakan karya dari Fakhru Ar-
Rezqi, siswa SMP Purbalingga
(hal.43-44).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
Bab II
Cerita berjudul “Peri yang Mencari
Sayap” yang digunakan dalam uji
kompetensi tidak memiliki sumber
yang jelas (hal. 61-64).
4. Baru Semua contoh teks -
deskripsi dan cerita
imajinasi yang disajikan
tidak diketahui
kebaruannya karena
tidak disertai dengan
tahun pembuatan.
5. Disertai gambar Bab I Gambar ilustrasi sekolah (hal. 1).
bermakna Hanya terdapat sebuah
gambar yang terletak di
halaman judul yang
digunakan sebagai
pemicu pembelajaran.
Namun, Pada setiap
contoh teks deskripsi
yang disajikan tidak
disertai gambar sama
sekali.
Bab II
Terdapat sebuah gambar Gambar ilustrasi Pegasus (kuda
di halaman judul yang bersayap) (hal. 41).
digunakan sebagai Gambar ilustrasi dalam cerita
pemicu pembelajaran. Imajinasi yang berjudul “Bayangan
Dalam setiap contoh dalam Cahaya” (hal. 43), dan
cerita imajinasi yang “Petualangan Mencari Harta Karun”
disajikan juga disertai (hal.56-49).
dengan gambar yang
cukup mendukung isi
cerita.
6. Kedalaman materi Bab I Kualitas sebuah teks deskripsi juga
Materi yang disajikan bisa ditelaah berdasarkan kaidah
cukup mendalam kebahasaan yang digunakan. Paling
walaupun tidak tidak, ada lima kaidah kebahasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
Bab II
Materi yang disajikan Cerita imajinasi berbeda dengan
kurang mendalam dan cerita yang lain. Ada hal-hal khusus
lebih banyak tersirat, yang menjadi karakteristik cerita
dalam artian akan tersebut. Untuk mengidentifikasi
disimpulkan dari tugas- ciri-ciri tersebut, mari kita langsung
tugas yang diberikan. coba praktikkan melalui aktivitas-
Selain itu, contoh cerita aktivitas berikut (hal. 50).
imajinasi yang disajikan
juga sangat terbatas.
7. Terdapat Dalam buku tersebut -
rangkuman tidak terdapat
rangkuman pada setiap
akhir babnya.
C. Penyajian Materi
No. Kriteria Komentar Contoh
1. Keaktifan Siswa Bab I Kegiatan Individu
Buku ini mengajak siswa Aktivitas 2: Membaca teks deskripsi
untuk aktif dengan yang tersedia.
adanya tugas-tugas dan 1. Identifikasilah informasi-
kegiatan baik yang informasi penting pada setiap
bersifat individu maupun paragraf.
kelompok. Namun, 2. Identifikasilah kalimat-kalimat
kegiatan tersebut deskripsi yang terkandung di
sebagian besar sudah dalamnya…… (hal. 9)
menyediakan teks Aktivitas 9: lakukan pengamatan
deskripsinya sehingga terhadap sebuah objek yang
kesempatan siswa untuk dianggap menarik. Catatlah data
membuat sendiri teks pengamatan sebanyak-banyaknya.
deskripsinya sangat Berdasarkan data, susunlah menjadi
minim. teks deskripsi….. (hal. 35).
Kegiatan Kelompok
Aktivitas 1: Membaca teks deskripsi
yang tersedia. Mendiskusikan
dengan anggota mengenai:
1. Identifikasilah informasi-
informasi penting pada setiap
paragraf….. (hal. 8).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
Kontekstual
Aktivitas 8:
1. Bentuklah kelasmu menjadi
beberapa kelompok. Setiap
kelompok terdiri atas lima
anggota.
2. Di bawah bimbingan guru,
lakukan pengamatan terhadap
sebuah objek yang ada di
lingkungan sekitar sekolah.
Sepakatilah dengan sesama
anggota untuk memilih objek di
sekitar lingkungan sekolah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
Bab II
Pendekatan yang Berbasis Teks
digunakan pada bab ini Aktivitas 2: Setelah membaca teks
ialah pendekatan cerita imajinasi tersebut, kerjakan
berbasis teks. tugas berikut.
1. Ajukan 5-10 pertanyaan yang
berkaitan dengan isi teks cerita
imajinasi tersebut.
2. Identifikasilah unsur-unsur teks
cerita imajinasi tersebut. (hal.
49)
Bab II
Pada bab ini, bahasa dan Cerita imajinasi berbeda dengan
keterbacaannya sudah cerita yang lain. Ada hal-hal khusus
cukup jelas dan mudah yang menjadi karakteristik cerita
dipahami. Namun, tersebut. Untuk mengidentifikasi
sebagian besar materi ciri-ciri tersebut, mari kita langsung
disampaikan dengan coba praktikkan melalui aktivitas-
cara tersirat, aktivitas berikut (hal. 50).
penyajiannya jadi sulit
dipahami oleh anak
tunarungu.
2. Kekomunikatifan Bahasa yang digunakan Bab I
cukup komunikatif. ….Kembangkan kerangka yang
Menggunakan kata telah kamu susun menjadi sebuah
ganti/diksi ‘kamu’ teks deskripsi yang utuh dan
untuk menggantikan lengkap sesuai dengan objek yang
kata ‘siswa’. Namun, kamu amati…. (hal. 35)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
Bab II
Aktivitas 1
Memahami isi cerita imajinasi dan
unsur-unsurnya (hal. 45)
Aktivitas 2
Menemukan unsur-unsur cerita
imajinasi (hal. 49)
Diadaptasi dari Panduan Membuat Bahan Ajar Buku Teks Pelajaran Sesuai dengan
Kurikulum 2013 karya Imas Kurniasih S.Pd. dan Berlin Sani (2014:66-74) dengan
penyesuaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
236
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
239
Total 2 100%
Kata depan 4 23,52%
Cerita imajinasi 4 23,52%
Ketika belajar bahasa
Teks deskripsi 3 17,64%
Indonesia, ada
banyak materi yang Huruf Kapital sebagai huruf 2 11,76%
Anda terima. pertama unsur singkatan
2. Nama gelar, pangkat, atau 2 11,76%
Sebutkan materi-
materi yang menurut sapaan
Anda susah
dipahami! Singkatan dan akronim 1 5,9%
Tanda baca (titik, koma, titik 1 5,9%
koma, titik dua, dll)
Total 17 100%
Modul dilengkapi dengan 9 60%
Jika kami akan gambar dan berwarna-warni
membuat modul
untuk menulis, isi
3. Modul dilengkapi dengan 4 26,67%
modul seperti apa
yang Anda contoh cerita
harapkan? Isi modul rapi dan mudah 2 13,33%
dipahami
Total 15 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
Dari hasil wawancara guru pengampu dan Dalam modul yang dikembangkan oleh
hasil prestest siswi diketahui masih banyak peneliti akan terdapat kolom khusus
yang melakukan kesalahan penggunaan tata pengetahuan mengenai tata bahasa yang
bahasa ketika menulis. disesuaikan dengan materi.
Dari hasil wawancara guru pengampu Modul yang dikembangkan oleh peneliti
diketahui bahwa guru berharap bahwa memang modul khusus untuk menulis bagi
kemampuan menulis siswa tunarungu bisa siswa tunarungu, sehingga diharapkan juga
setara atau paling tidak, tidak tertinggal jauh mampu memperkaya pengetahuan dan
dari anak di sekolah umum. keterampilan menulis anak tunarungu agar
tidak tertinggal jauh dari siswa di sekolah
umum.
Dari hasil pretest diketahui bahwa siswa Dalam modul yang dikembangkan oleh
masih kesulitan menulis teks deskripsi peneliti terdapat bab 2 yang akan menuntun
karena belum memahami mengenai struktur siswa berlatih menulis teks deskripsi ataupun
teks deskripsi. teks narasi (cerita imajinasi), dan dilengkapi
dengan materi konsep termasuk materi
struktur secara lebih terperinci. Materi-
meteri tersebut merupakan hasil elaborasi
dari berbagai buku referensi.
Dari hasil telaah buku teks dapat diketahui Modul yang dikembangkan oleh peneliti
bahwa buku teks yang digunakan siswa tidak akan dilengkapi dengan petunjuk
memuat petunjuk penggunaan buku. penggunaan modul.
Dari hasil telaah buku teks dapat diketahui Modul yang dikembangkan oleh peneliti
bahwa buku teks yang digunakan siswa dilengkapi dengan gambar-gambar ilustrasi
minim gambar ilustrasi yang membantu yang mendukung pemahaman siswa
memperjelas materi. terhadap materi.
Dari hasil telaah buku teks dapat diketahui Modul yang dikembangkan oleh peneliti
bahwa buku teks yang digunakan siswa tidak dilengkapi dengan kata-kata motivasi dari
terdapat kata-kata motivasi yang memacu para penulis hebat untuk menggugah
siswa semangat dalam belajar. semangat siswa dalam berlatih menulis.
Dari hasil telaah buku teks dapat diketahui Modul yang dikembangkan oleh peneliti
bahwa buku teks yang digunakan siswa dilengkapi contoh-contoh teks (baik teks
belum memuat contoh-contoh teks yang deskripsi maupun narasi) beserta sumber
bervariasi maupun memiliki sumber yang atau pengarangnya.
jelas.
Dari hasil telaah buku teks dapat diketahui Dalam modul yang dikembangkan oleh
bahwa buku teks yang digunakan siswa tidak peneliti terdapat bab 2 yang akan menuntun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
menyajikan strategi/konsep khusus yang siswa untuk berlatih menulis teks dengan
ditawarkan untuk dapat menulis sebuah teks menerapkan konsep dari pendekatan
dengan tepat dan mudah. pedagogi genre.
Dari hasil telaah buku teks dapat diketahui Modul yang dikembangkan oleh peneliti
bahwa di dalam buku teks yang digunakan dilengkapi dengan rangkuman pada setiap
tidak terdapat rangkuman. babnya. Selain itu, modul juga dilengkapi
dengan daftar rujukan, glosarium, dan
indeks.
Dari hasil telaah buku teks dapat diketahui Modul yang dikembangkan oleh peneliti
bahwa di dalam buku teks yang digunakan dilengkapi dengan latihan dan tes formatif
siswa hanya sedikit tugas dan latihan untuk pada bab 1, 2, 3, dan 4, serta kunci jawaban.
menulis teks.
Dari hasil telaah buku teks dapat diketahui Peneliti mengembangkan modul dengan
bahwa bahasa pengajaran buku teks yang bahasa pengajaran yang sesuai dengan usia
digunakan masih kurang akrab bagi siswa. dan kebutuhan pembelajar.
Dari hasil analisis kuesioner pengalaman Modul yang dikembangkan oleh peneliti
awal siswa dan pretest diketahui bahwa akan memuat materi menulis secara khusus
siswa masih kesulitan memahami materi teks deskripsi dan teks narasi (cerita
mengenai teks deskripsi, teks narasi (cerita imajinasi) serta dilengkapi dengan catatan
imajinasi), tata bahasa dan Ejaan Bahasa kebahasaan yang menunjang pengetahuan
Indonesia. berbahasa siswa tunarungu.
Dari hasil analisis kuesioner pengalaman Modul yang dikembangkan oleh peneliti
awal siswa dan pretest diketahui bahwa dilengkapi dengan langkah-langkah menulis
perbendaharaan kosakata siswa masih teks yang salah satunya adalah kegiatan
kurang. membaca contoh teks (deskripsi ataupun
cerita imajinasi) sebagai kegiatan
pramenulis, serta dilengkapi pula dengan
kolom diksi yang dapat memperkaya
kosakata siswa tunarungu.
Dari hasil analisis kuesioner pengalaman Dalam modul yang dikembangkan oleh
awal siswa dalam menulis diketahui bahwa peneliti terdapat latihan menulis pada bab 2
siswa membutuhkan latihan-latihan untuk dan 4. Latihan tersebut menuntun siswa
mengasah keterampilan menulis. untuk menulis sebuah teks berdasarkan
langkah-langkah dari pendekatan pedagogi
genre.
Dari hasil kuesioner pengalaman awal siswa Modul yang dikembangkan oleh peneliti
dalam menulis diketahui bahwa siswa masih dilengkapi dengan materi dasar kebahasaan
kesulitan ketika membuat sebuah kalimat, yang dapat membantu siswa dalam membuat
terutama kalimat-kalimat panjang. kalimat yang bermakna.
Dari hasil analisis kuesioner pengalaman Modul yang peneliti kembangkan akan
awal siswa dalam menulis diketahui bahwa dilengkapi dengan berbagai gambar yang
siswa menginginkan modul pembelajaran menunjang materi, contoh-contoh teks serta
menulis yang berwarna-warni, dilengkapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
dengan berbagai gambar serta contoh-contoh berbagai warna yang menunjang semangat
teks yang bervariasi. Siswa juga siswa dalam belajar.
menginginkan sebuah modul yang mudah
dipahami.
Dari hasil pretest dapat diketahui bahwa Dalam modul yang peneliti kembangkan,
kelogisan isi cerita/ teks masih harus siswa dituntun untuk berlatih menulis sampai
diperbaiki oleh siswa. pada tahap pascamenulis yang salah satu
kegiatannya berupa kegiatan menyunting
teks.
Dari hasil pretest dapat diketahui bahwa Pada bab 2 dan 4, siswa dituntun untuk
masih banyak siswa yang belum menguasai berlatih menulis teks deskripsi dan teks
tata bahasa yang baik dan benar termasuk di narasi (cerita imajinasi) sampai pada tahap
dalamnya terdapat kesalahan penulisan ejaan pascamenulis yang berupa kegiatan
yang tidak sesuai PUEBI serta terdapat menyunting teks. Mengecek kesalahan ejaan
pemilihan kata yang kurang tepat. yang tidak sesuai PUEBI, mengecek diksi
dan kerapihan teks merupakan contoh
kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap
pasca menulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
244
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
247
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
250
TABEL KATEGORI
Interval Skor PAP menurut Rentang Skor Hasil Kategori
Sukardjo Perhitungan PAP
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 79,68 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 64,56 < Ʃ ≤ 79,68 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 49,44 < Ʃ ≤ 64,56 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 34,32 < Ʃ ≤ 49,44 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 34,32 Sangat Kurang Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
https://ainamulyana22.blogspot.com/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
253
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
257
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
260
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
261
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
262
263
31 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
32 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 24
SKOR RATA-RATA 4
PERSENTASE 80%
KATEGORI Baik
ASPEK KELAYAKAN KEGRAFIKAN
33 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
34 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
35 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
36 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
37 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
38 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
39 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
40 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
41 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
42 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 41
SKOR RATA-RATA 4,1
PERSENTASE 82%
KATEGORI Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
264
Lampiran C6.c Hasil Validasi Modul oleh Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Isi/Materi
265
266
Lampiran C6.d. Hasil Validasi Modul oleh Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Penyajian
267
Lampiran C6.e. Hasil Validasi Modul oleh Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Bahasa
268
Lampiran C6.f. Hasil Validasi Modul oleh Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Kegrafikan
269
Lampiran C7.a. Hasil Angket Validasi Modul oleh Guru Pengampu 1 Tahap 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
270
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
271
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
272
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
273
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
274
Lampiran C7.b. Rekapitulasi Hasil Validasi Modul oleh Guru Pengampu 1 Tahap 1
275
31 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
32 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 24
SKOR RATA-RATA 4
PERSENTASE 80%
KATEGORI Baik
ASPEK KELAYAKAN KEGRAFIKAN
33 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
34 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
35 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
36 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
37 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
38 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
39 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
40 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
41 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
42 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
JUMLAH 45
SKOR RATA-RATA 4,5
PERSENTASE 90%
KATEGORI Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
276
Lampiran C7.c. Hasil Angket Validasi Modul oleh Guru Pengampu 1 Tahap 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
277
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
278
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
279
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
280
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
281
Lampiran C7.d. Rekapitulasi Hasil Validasi Modul oleh Guru Pengampu 1 Tahap 2
282
31 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
32 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 25
SKOR RATA-RATA 4,16
PERSENTASE 83,33%
KATEGORI Baik
ASPEK KELAYAKAN KEGRAFIKAN
33 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
34 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
35 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
36 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
37 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
38 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
39 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
40 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
41 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
42 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
JUMLAH 48
SKOR RATA-RATA 4,8
PERSENTASE 96%
KATEGORI Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
283
Lampiran C7.e. Hasil Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2 pada Aspek
Kelayakan Isi/Materi
Data Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2 Pada Aspek Kelayakan
Isi/Materi
Skor
Tahap 1 Tahap 2
No. Kode Indikator Penilaian
(Sebelum (Setelah
Revisi) Revisi)
1 1 Kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam modul
4 5
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2 2 Materi pembelajaran dalam modul sesuai dengan
4 5
kompetensi inti dan kompetensi dasar.
3 3 Penyajian konsep, definisi, prinsip, prosedur, contoh,
dan pelatihan dalam modul sesuai dengan kebutuhan
3 4
materi pokok yang mendukung tercapainya kemampuan
menulis siswa.
4 4 Prinsip penyusunan materi dalam modul dirumuskan
secara tepat sehingga tidak menimbulkan multitafsir 3 4
bagi siswa.
5 5 Prosedur dalam modul dirumuskan secara tepat
4 4
sehingga siswa tidak melakukan kekeliruan sistematis.
6 6 Materi yang memuat konsep, prinsip, prosedur, atau
rumus diperjelas oleh contoh, fakta, dan ilustrasi yang 5 4
jelas.
7 7 Soal-soal disajikan sesuai dengan tujuan pembelajaran
sehingga siswa dapat menguasai materi menulis teks 4 4
deskripsi dan cerita imajinasi dengan baik.
8 8 Materi yang disajikan dalam modul bersifat
komunikatif sehingga dapat memperjelas keadaan atau 3 4
masalah yang sedang dipelajari.
9 9 Materi yang disajikan dalam modul menarik sehingga
dapat menimbulkan minat siswa untuk mengkaji dan
4 4
mempelajari materi menulis teks deskripsi dan cerita
imajinasi lebih jauh.
10 10 Materi yang terdapat dalam modul membuat siswa
mengenali gagasan/ide, mengidentifikasi dan
menjelaskan gagasan, mengkontruksi pengetahuan
4 4
baru, dan menerapkan pengetahuan tentang menulis
teks deskripsi dan cerita imajinasi dalam kehidupan
sehari-hari.
11 11 Materi yang disajikan dapat mendorong siswa untuk
secara runtut membuat kesimpulan tentang menulis teks 3 4
deskripsi dan cerita imajinasi yang baik.
12 12 Materi yang disajikan dapat menimbulkan kreativitas
siswa dalam menggali ide dan menentukan tema untuk 4 4
menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi.
13 13 Tugas-tugas yang terdapat dalam modul dapat
4 5
mendorong siswa untuk mencari dan memperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
284
285
Lampiran C7.f. Hasil Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2 pada Aspek
Kelayakan Penyajian
Data Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2 Pada Aspek Kelayakan
Penyajian
Skor
Tahap 1 Tahap 2
No. Kode Indikator Penilaian
(Sebelum (Setelah
Revisi) Revisi)
1 19 Setiap bab memuat pembangkit motivasi dalam menulis
teks deskripsi dan cerita imajinasi (bisa berupa gambar, 5 5
ilustrasi, atau susunan kalimat), pendahuluan, da nisi.
2 20 Penyajian dalam modul bersifat interaktif dan
partisipatif sehingga memotivasi siswa untuk belajar 3 4
mandiri.
3 21 Penyajian dan pembahasan materi dalam modul
4 4
mengakomodasi belajar aktif.
4 22 Penyajian materi dalam modul sesuai dengan alur
berpikir deduktif sehingga siswa dapat mengikutinya 3 4
dengan baik.
5 23 Pada bagian pendahuluan modul disajikan secara
lengkap, seperti kata pengantar, petunjuk penggunaan, 5 4
dan daftar isi.
6 24 Pada bagian isi, penyajian materi dalam modul
dilengkapi dengan gambar, ilustrasi, tabel, 5 5
rujukan/sumber acuan, soal latihan dan rangkuman.
7 25 Pada bagian penutup dalam modul terdapat daftar
pustaka, indeks subjek, daftar istilah (glosarium), dan 5 4
kunci jawaban.
8 26 Penyajian materi dapat merangsang siswa untuk kreatif
dan inovatif dalam menggali ide dan penulisan teks 4 4
deskripsi dan cerita imajinasi.
Jumlah 34 34
Skor rata-rata 4,35 4,35
Persentase 85% 85%
Kategori Sangat Sangat
Baik Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
286
Lampiran C7.g. Hasil Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2 pada Aspek
Kelayakan Bahasa
Data Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2 Pada Aspek Kelayakan Bahasa
Skor
Tahap 1 Tahap 2
No. Kode Indikator Penilaian
(Sebelum (Setelah
Revisi) Revisi)
1 27 Bahasa yang digunakan dalam modul untuk
menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan
4 4
tingkat intelektual siswa (secara imajinatif dapat
dibayangkan oleh siswa).
2 28 Bahasa yang digunakan dalam modul sesuai
3 4
dengan kematangan sosial emosional siswa.
3 29 Pesan dalam modul disajikan dengan bahasa yang
menarik, jelas, tepat sasaran, dan tidak
4 4
menimbulkan makna ganda, sehingga mendoorng
siswa untuk mempelajari modul secara tuntas.
4 30 Kata dan kalimat yang digunakan sesuai dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia 5 5
(PUEBI).
5 31 Penyampaian pesan antar satu bab dengan bab lain
yang berdekatan dan antarsubbab dalam bab 4 4
mencerminkan hubungan yang logis.
6 32 Penyampaian pesan antarparagraf yang berdekatan
dan antarkalimat dalam paragraf mencerminkan 4 4
hubungan yang logis.
Jumlah 24 25
Skor rata-rata 4 4,16
Persentase 80% 83,33%
Kategori Baik Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
287
Lampiran C7.h. Hasil Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2 pada Aspek
Kelayakan Kegrafikan
Data Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2 Pada Aspek Kelayakan
Kegrafikan
Skor
Tahap 1 Tahap 2
No. Kode Indikator Penilaian
(Sebelum (Setelah
Revisi) Revisi)
1 33 Ukuran modul sesuai dengan standar ISO, yaitu A4
(210x297 mm), A5 (148x210 mm), dan B5 (176x250 5 5
mm).
2 34 Penampilan unsur dan tata letak pada kulit muka,
belakang, dan punggung modul harmonis dan 5 5
konsisten.
3 35 Huruf, ukuran huruf, dan warna judul modul yang
5 5
digunakan menarik, dan mudah dibaca.
4 36 Modul tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi
5 5
jenis huruf dan mudah dibaca.
5 37 Bidang cetak, marjin, dan spasi antarteks dan ilustrasi
5 5
dalam bagian isi modul sudah proporsional.
6 38 Bagian isi modul dapat dengan cepat memberikan
gambaran tentang materi ajar tertentu dan secara visual
4 5
mengungkapkan jenis ilustrasi yang ditampilkan
berdasarkan materi ajarnya.
7 39 Bagian isi modul mengandung kesederhanaan, daya
3 4
keterbacaan, dan daya kemudahan pemahaman.
8 40 Bagian ilustrasi isi dapat memperjelas dan
3 4
mempermudah pemahaman, serta menarik.
9 41 Judul bab, subjudul bab, dan angka halaman, serta
ilustrasi dan keterangan gambar sudah lengkap dan 5 5
proporsional.
10 42 Penempatan judul, subjudul, ilustrasi, keterangan
gambar, dan hiasan tidak mengganggu pemahaman 5 5
terkait materi modul.
Jumlah 45 48
Skor rata-rata 4,5 4,8
Persentase 90% 96%
Kategori Sangat Sangat
Baik Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
288
Lampiran C8.a. Hasil Angket Validasi Modul oleh Guru Pengampu 2 Tahap 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
289
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
290
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
291
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
292
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
293
Lampiran C8.b. Rekapitulasi Hasil Validasi Modul oleh Guru Pengampu 2 Tahap 1
294
30 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
31 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
32 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 23
SKOR RATA-RATA 3,83
PERSENTASE 76,6%
KATEGORI Baik
ASPEK KELAYAKAN KEGRAFIKAN
33 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
34 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
35 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
36 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
37 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
38 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
39 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
40 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
41 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
42 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
JUMLAH 46
SKOR RATA-RATA 4,6
PERSENTASE 92%
KATEGORI Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
295
Lampiran C8.c. Hasil Angket Validasi Modul oleh Guru Pengampu 2 Tahap 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
296
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
297
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
298
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
299
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
300
Lampiran C8.d. Rekapitulasi Hasil Validasi Modul oleh Guru Pengampu 2 Tahap 2
301
30 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
31 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
32 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
JUMLAH 25
SKOR RATA-RATA 4,16
PERSENTASE 83,3%
KATEGORI Baik
ASPEK KELAYAKAN KEGRAFIKAN
33 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
34 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
35 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
36 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
37 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
38 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
39 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
40 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
41 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
42 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
JUMLAH 44
SKOR RATA-RATA 4,4
PERSENTASE 88%
KATEGORI Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
302
Lampiran C8.e. Hasil Validasi Guru Pengampu 2 Tahap 1 dan Tahap 2 pada Aspek
Kelayakan Isi/Materi
Data Validasi Guru Pengampu 2 Tahap 1 dan Tahap 2 Pada Aspek Kelayakan
Isi/Materi
Skor
Tahap 1 Tahap 2
No. Kode Indikator Penilaian
(Sebelum (Setelah
Revisi) Revisi)
1 1 Kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam modul
5 5
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2 2 Materi pembelajaran dalam modul sesuai dengan
4 5
kompetensi inti dan kompetensi dasar.
3 3 Penyajian konsep, definisi, prinsip, prosedur, contoh,
dan pelatihan dalam modul sesuai dengan kebutuhan
4 4
materi pokok yang mendukung tercapainya kemampuan
menulis siswa.
4 4 Prinsip penyusunan materi dalam modul dirumuskan
secara tepat sehingga tidak menimbulkan multitafsir 4 5
bagi siswa.
5 5 Prosedur dalam modul dirumuskan secara tepat
4 4
sehingga siswa tidak melakukan kekeliruan sistematis.
6 6 Materi yang memuat konsep, prinsip, prosedur, atau
rumus diperjelas oleh contoh, fakta, dan ilustrasi yang 5 4
jelas.
7 7 Soal-soal disajikan sesuai dengan tujuan pembelajaran
sehingga siswa dapat menguasai materi menulis teks 3 5
deskripsi dan cerita imajinasi dengan baik.
8 8 Materi yang disajikan dalam modul bersifat
komunikatif sehingga dapat memperjelas keadaan atau 4 4
masalah yang sedang dipelajari.
9 9 Materi yang disajikan dalam modul menarik sehingga
dapat menimbulkan minat siswa untuk mengkaji dan
4 4
mempelajari materi menulis teks deskripsi dan cerita
imajinasi lebih jauh.
10 10 Materi yang terdapat dalam modul membuat siswa
mengenali gagasan/ide, mengidentifikasi dan
menjelaskan gagasan, mengkontruksi pengetahuan
3 4
baru, dan menerapkan pengetahuan tentang menulis
teks deskripsi dan cerita imajinasi dalam kehidupan
sehari-hari.
11 11 Materi yang disajikan dapat mendorong siswa untuk
secara runtut membuat kesimpulan tentang menulis teks 3 3
deskripsi dan cerita imajinasi yang baik.
12 12 Materi yang disajikan dapat menimbulkan kreativitas
siswa dalam menggali ide dan menentukan tema untuk 3 4
menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi.
13 13 Tugas-tugas yang terdapat dalam modul dapat
3 3
mendorong siswa untuk mencari dan memperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
303
304
Lampiran C8.f. Hasil Validasi Guru Pengampu 2 Tahap 1 dan Tahap 2 pada Aspek
Kelayakan Penyajian
Data Validasi Guru Pengampu 2 Tahap 1 dan Tahap 2 Pada Aspek Kelayakan
Penyajian
Skor
Tahap 1 Tahap 2
No. Kode Indikator Penilaian
(Sebelum (Setelah
Revisi) Revisi)
1 19 Setiap bab memuat pembangkit motivasi dalam menulis
teks deskripsi dan cerita imajinasi (bisa berupa gambar, 4 4
ilustrasi, atau susunan kalimat), pendahuluan, da nisi.
2 20 Penyajian dalam modul bersifat interaktif dan
partisipatif sehingga memotivasi siswa untuk belajar 5 4
mandiri.
3 21 Penyajian dan pembahasan materi dalam modul
5 5
mengakomodasi belajar aktif.
4 22 Penyajian materi dalam modul sesuai dengan alur
berpikir deduktif sehingga siswa dapat mengikutinya 4 5
dengan baik.
5 23 Pada bagian pendahuluan modul disajikan secara
lengkap, seperti kata pengantar, petunjuk penggunaan, 4 5
dan daftar isi.
6 24 Pada bagian isi, penyajian materi dalam modul
dilengkapi dengan gambar, ilustrasi, tabel, 5 5
rujukan/sumber acuan, soal latihan dan rangkuman.
7 25 Pada bagian penutup dalam modul terdapat daftar
pustaka, indeks subjek, daftar istilah (glosarium), dan 5 5
kunci jawaban.
8 26 Penyajian materi dapat merangsang siswa untuk kreatif
dan inovatif dalam menggali ide dan penulisan teks 3 3
deskripsi dan cerita imajinasi.
Jumlah 35 36
Skor rata-rata 4,37 4,5
Persentase 87,5% 90%
Kategori Sangat Sangat
Baik Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
305
Lampiran C8.g. Hasil Validasi Guru Pengampu 2 Tahap 1 dan Tahap 2 pada Aspek
Kelayakan Bahasa
Data Validasi Guru Pengampu 2 Tahap 1 dan Tahap 2 Pada Aspek Kelayakan Bahasa
Skor
Tahap 1 Tahap 2
No. Kode Indikator Penilaian
(Sebelum (Setelah
Revisi) Revisi)
1 27 Bahasa yang digunakan dalam modul untuk
menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan
4 4
tingkat intelektual siswa (secara imajinatif dapat
dibayangkan oleh siswa).
2 28 Bahasa yang digunakan dalam modul sesuai
4 4
dengan kematangan sosial emosional siswa.
3 29 Pesan dalam modul disajikan dengan bahasa yang
menarik, jelas, tepat sasaran, dan tidak
4 4
menimbulkan makna ganda, sehingga mendoorng
siswa untuk mempelajari modul secara tuntas.
4 30 Kata dan kalimat yang digunakan sesuai dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia 3 4
(PUEBI).
5 31 Penyampaian pesan antar satu bab dengan bab lain
yang berdekatan dan antarsubbab dalam bab 4 4
mencerminkan hubungan yang logis.
6 32 Penyampaian pesan antarparagraf yang berdekatan
dan antarkalimat dalam paragraf mencerminkan 4 5
hubungan yang logis.
Jumlah 23 25
Skor rata-rata 3,83 4,16
Persentase 76,6% 83,3%
Kategori Baik Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
306
Lampiran C8.h. Hasil Validasi Guru Pengampu 2 Tahap 1 dan Tahap 2 pada Aspek
Kelayakan Kegrafikan
Data Validasi Guru Pengampu 2 Tahap 1 dan Tahap 2 Pada Aspek Kelayakan
Kegrafikan
Skor
Tahap 1 Tahap 2
No. Kode Indikator Penilaian
(Sebelum (Setelah
Revisi) Revisi)
1 33 Ukuran modul sesuai dengan standar ISO, yaitu A4
(210x297 mm), A5 (148x210 mm), dan B5 (176x250 4 5
mm).
2 34 Penampilan unsur dan tata letak pada kulit muka,
belakang, dan punggung modul harmonis dan 5 5
konsisten.
3 35 Huruf, ukuran huruf, dan warna judul modul yang
5 4
digunakan menarik, dan mudah dibaca.
4 36 Modul tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi
4 3
jenis huruf dan mudah dibaca.
5 37 Bidang cetak, marjin, dan spasi antarteks dan ilustrasi
5 5
dalam bagian isi modul sudah proporsional.
6 38 Bagian isi modul dapat dengan cepat memberikan
gambaran tentang materi ajar tertentu dan secara visual
5 4
mengungkapkan jenis ilustrasi yang ditampilkan
berdasarkan materi ajarnya.
7 39 Bagian isi modul mengandung kesederhanaan, daya
4 3
keterbacaan, dan daya kemudahan pemahaman.
8 40 Bagian ilustrasi isi dapat memperjelas dan
5 5
mempermudah pemahaman, serta menarik.
9 41 Judul bab, subjudul bab, dan angka halaman, serta
ilustrasi dan keterangan gambar sudah lengkap dan 5 5
proporsional.
10 42 Penempatan judul, subjudul, ilustrasi, keterangan
gambar, dan hiasan tidak mengganggu pemahaman 5 5
terkait materi modul.
Jumlah 46 44
Skor rata-rata 4,6 4,4
Persentase 92% 88%
Kategori Sangat Sangat
Baik Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
307
Lampiran C9. Tabel Kategorisasi Kelayakan Modul Penilaian oleh Dosen Ahli dan Guru
Pengampu
TABEL KATEGORI
Interval Skor PAP menurut Rentang Skor Hasil Kategori
Sukardjo Perhitungan PAP
Aspek Kelayakan Isi/Materi
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 75,6 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 61,2 < Ʃ ≤ 75,6 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 46,8 < Ʃ ≤ 61,2 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 32,4 < Ʃ ≤ 46,8 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 32,4 Sangat Kurang Baik
Aspek Kelayakan Penyajian
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 33,54 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 27,18 < Ʃ ≤ 33,54 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 20,82 < Ʃ ≤ 27,18 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 14,46 < Ʃ ≤ 20,82 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 14,46 Sangat Kurang Baik
Aspek Kelayakan Bahasa
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 25,2 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 20,4 < Ʃ ≤ 25,2 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 15,6 < Ʃ ≤ 20,4 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 10,8 < Ʃ ≤ 15,6 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 10,8 Sangat Kurang Baik
Aspek Kelayakan Kegrafikan
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 41,88 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 33,96 < Ʃ ≤ 41,88 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 26,04 < Ʃ ≤ 33,96 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 18,12 < Ʃ ≤ 26,04 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 18,12 Sangat Kurang Baik
Ketergangan :
Ʃ : jumlah skor
Xi : rata-rata ideal = ½ (Skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
SBi : simpangan baku ideal = 1/6 (Skor maksimal idel – skor minimal ideal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
308
309
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
310
Lampiran C10.b Rekapitulasi Butir Pernyataan Angket Validasi Modul oleh Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
311
312
TABEL KATEGORI
Interval Skor PAP menurut Rentang Skor Hasil Kategori
Sukardjo Perhitungan PAP
Aspek Kelayakan Isi/Materi
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 41,88 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 33,96 < Ʃ ≤ 41,88 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 26,04 < Ʃ ≤ 33,96 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 18,12 < Ʃ ≤ 26,04 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 18,12 Sangat Kurang Baik
Aspek Kelayakan Penyajian
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 20,94 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 16,94 < Ʃ ≤ 20,94 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 13,02 < Ʃ ≤ 16,94 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 9,02 < Ʃ ≤ 13,02 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 9,02 Sangat Kurang Baik
Aspek Kelayakan Bahasa
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 8,34 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 6,78 < Ʃ ≤ 8,34 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 5,22 < Ʃ ≤ 6,78 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 3,66 < Ʃ ≤ 5,22 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 3,66 Sangat Kurang Baik
Aspek Kelayakan Kegrafikan
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 12,6 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 10,2 < Ʃ ≤ 12,6 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 7,8 < Ʃ ≤ 10,2 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 5,4 < Ʃ ≤ 7,8 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 5,4 Sangat Kurang Baik
Ketergangan :
Ʃ : jumlah skor
Xi : rata-rata ideal = ½ (Skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
SBi : simpangan baku ideal = 1/6 (Skor maksimal idel – skor minimal ideal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
313
TABEL KATEGORI
Interval Skor PAP menurut Rentang Skor Hasil Kategori
Sukardjo Perhitungan PAP
Aspek Kelayakan Isi/Materi
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 504 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 408 < Ʃ ≤ 504 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 312 < Ʃ ≤ 408 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 216 < Ʃ ≤ 312 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 216 Sangat Kurang Baik
Aspek Kelayakan Penyajian
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 252 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 204 < Ʃ ≤ 252 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 156 < Ʃ ≤ 204 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 108 < Ʃ ≤ 156 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 108 Sangat Kurang Baik
Aspek Kelayakan Bahasa
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 100,8 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 81,6 < Ʃ ≤ 100,8 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 62,4 < Ʃ ≤ 81,6 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 43,2 < Ʃ ≤ 62,4 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 43,2 Sangat Kurang Baik
Aspek Kelayakan Kegrafikan
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 151,2 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 122,4 < Ʃ ≤ 151,2 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 93,6 < Ʃ ≤ 122,4 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 64,8 < Ʃ ≤ 93,6 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 64,8 Sangat Kurang Baik
Ketergangan :
Ʃ : jumlah skor
Xi : rata-rata ideal = ½ (Skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
SBi : simpangan baku ideal = 1/6 (Skor maksimal idel – skor minimal ideal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
314
Lampiran C10.e. Rekapitulasi Kolom Komentar, Saran Perbaikan Modul, dan Kesimpulan
Angket Penilaian Modul oleh Siswa
315
Lampiran C11. Hasil Validasi Kisi-kisi dan Lembar Penilaian Modul oleh Siswa (Dinilai
oleh Dosen Ahli)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
316
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
317
Lampiran C12.a.i. Tugas Awal (Pretest) Menulis Teks Deskripsi Kelas VII A
LEMBAR PRETEST
Nama :
Kelas :
Umur :
Asal Daerah :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………......................................................................................................
......................................................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
318
Lampiran C12.a.ii. Tugas Awal (Pretest) Menulis Teks Deskripsi Kelas VII B
LEMBAR PRETEST
Nama :
Kelas :
Umur :
Asal Daerah :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………......................................................................................................
......................................................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
319
320
321
Lampiran C12.c Rekapitulasi Nilai Siswa pada Kegiatan Pretest Menulis Teks Deskripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
322
323
Temanku
Aku mempunyai seorang teman yang sangat baik. Namanya adalah Muthia. Dia
memiliki tinggi badan sekitar 156 cm dan berat badan sekitar 52 kg. Muthia mempunyai hidung
yang pesek, alis yang sedang, dan bulu mata cukup tebal. Selain itu, Muthia juga memiliki kulit
tubuh yang cokelat. Dia memiliki rambut kriting. Muthia bersekolah di SMK Pius X Magelang.
Dia selalu menolong pada teman yang membutuhkan bantuan.
Dia merupakan seorang yang sangat mandiri dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Muthia adalah teman curhatku. Dia sangat asyik diajak ngobrol. Aku merasa cocok berteman
dengannya. Aku sering diajaknya jalan-jalan. Kami juga sering membeli makan bersama.
Kemana-mana kami selalu bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
324
Lampiran C13.c Rekapitulasi Nilai Siswa pada Kegiatan Posttest Menulis Teks Deksripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
325
326
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
327
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat
dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan modul pembelajaran menulis untuk
siswa tunarungu kelas VII yang berjudul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi)
untuk Siswa Tunarungu Kelas VII.
Pengembangan modul pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi ini
dilatarbelakangi oleh kenyataan di lapangan bahwa masih banyak tulisan-tulisan karya
siswa tunarungu belum memiliki kualitas yang baik. Hal ini disebabkan karena
terhambatnya pembelajaran berbahasa yang seharusnya sudah diterima sejak bayi, yaitu
menyimak. Adanya keterbatasan pendengaran membuat mereka juga sangat terlambat
dalam perkembangan berbahasa. Dari empat keterampilan berbahasa yaitu membaca,
menyimak, berbicara dan menulis; salah satu keterampilan yang paling mungkin
dikembangkan dari siswa tunarungu ialah keterampilan menulis. Menulis menjadi salah
satu keterampilan yang harus dikuasai oleh semua orang. Dengan menulis, seseorang
dapat menungkapkan ide, gagasan, perasaan, dan kreativitasnya. Dengan menulis pula,
siswa tunarungu dapat menembus sekat keterbatasan dan mematahkan stigma negatif
yang (mungkin) mereka dapatkan selama ini dari masyarakat umum.
Modul ini dibuat untuk membantu siswa-siswa tunarungu dalam mengungkapkan
ide, gagasan, perasaan, dan kreativitasnya dalam bentuk tulisan (dalam hal ini melalui teks
deskripsi dan cerita imajinasi) melalui langkah-langkah menulis yang telah dipelajari. Dua
materi ini menggambarkan dua hal yaitu: (1) para siswa tunarungu diajak untuk bisa
mendeskripsikan sesuatu (yang mana ini sangat sering terjadi di kehidupan sehari-hari)
baik itu suatu benda atau manusia secara nyata, apa adanya; dan (2) para siswa tunarungu
juga diajak untuk bisa menuangkan segala imajinasinya dalam bentuk tulisan melalui
pembelajaran tentang cerita imajinasi. Perpaduan dua materi ini sekiranya dapat
membantu siswa tunarungu dalam mengembangkan kemampuan berbahasa mereka.
Modul ini terdiri dari 4 bab pembahasan dan satu bab khusus. Bab I memberikan
ulasan teori tentang hakikat, karakteristik, struktur dan ciri kebahasaan teks deskripsi.
Pada bab I disertai latihan 1, 2, dan kolom refleksi. Bab II memberikan ulasan mengenai
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
langkah-langkah menulis teks deskripsi disertai latihan-latihan dan refleksi siswa. Pada bab
III memberikan ulasan teori hakikat, unsur, dan karakteristik cerita imajinasi. Pada bab III
disertai pula latihan 1, 2 dan refleksi siswa. Bab IV berisi struktur dan kebahasaan cerita
imajinasi, serta langkah-langkah menulis cerita imajinasi. Pada bab IV disertai pula dengan
latihan 1, 2, 3, 4, dan refleksi siswa. Bagian akhir dari modul ini terdapat bab khusus berjudul
“Serba-Serbi Bahasa Indonesia” yang berisi materi mengenai kaidah kebahasaan dalam
menulis teks, serta beberapa materi dasar tentang bahasa Indonesia. Pada bab Serba-Serbi
Bahasa Indonesia ini juga disertakan latihan-latihan dan refleksi siswa. Latihan-latihan yang
ada diharapkan dapat membantu menilai sejauh mana pengetahuan siswa terdapat
kegiatan menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih pada berbagai pihak yang turut
membantu sejak proses perancangan, penyusunan hingga menyelesaikan pembuatan
modul ini. Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan modul ini. Penulis menyadari
bahwa modul ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki dan
menyempurnakan modul ini. Akhir kata, semoga modul ini dapat bermanfaat khususnya
bagi para siswa tunarungu dan siapa saja yang membacanya.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Modul ini dibuat untuk membantu siswa dalam memahami materi mengenai
menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi; serta dapat mengungkapkan ide, gagasan,
perasaan, dan kreativitasnya ke dalam bentuk tulisan. Berbagai teks yang disajikan dapat
dimanfaatkan oleh siswa sebagai media pemicu dalam proses penemuan ide, memahami
penulisan yang baik agar tulisan lebih bermakna dan dapat dipahami oleh pembaca. Selain
itu, sebagai sebuah media pembelajaran bahasa, modul ini disusun berdasarkan pada
sebuah pendekatan yaitu pendekatan pedagogi genre atau pendekatan berbasis teks.
Dengan adanya pendekatan pedagogi genre ini, modul ini mengajak siswa untuk
memahami apa yang dibaca untuk mendapatkan pengetahuan, ide, dan gagasan.
Kemudian, pengetahuan, ide, dan gagasan tersebut diwujudnyatakan dalam sebuah
tulisan sesuai dengan genre atau jenis tulisan yang dipelajari.
Modul ini berisikan dua materi pokok yang disesuaikan dengan materi kelas VII
serta hasil analisis kebutuhan yang dilakukan terhadap siswa. Materi tersebut ialah materi
Teks Deskripsi dan Teks Narasi (Cerita Imajinasi). Materi pengetahuan tentang teks
deskripsi dan cerita imajinasi akan dipelajari pada bab 1 dan 3. Materi pengetahuan pada
bab 1 dan 3 diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada siswa tentang teks
deskripsi dan cerita imajinasi. Pada bab 2 dan 4, siswa diajak untuk berfokus pada
pembelajaran menulis teks yang baik dan benar dengan menerapkan pendekatan
pedagogi genre. Pada bab 2 dan 4 tersebut, penulis juga menyajikan dengan lengkap
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada pembelajaran pertama (Bab 1 dan 3), siswa mempelajari konsep dasar teks
deskripsi dan cerita imajinasi yang meliputi: pengertian teks deskripsi dan cerita imajinasi,
karakteritik teks deskripsi dan cerita imajinasi, struktur teks deskripsi dan cerita imajinasi,
unsur pembangun dalam cerita imajinasi, dan ciri kebahasaan teks deskripsi dan cerita
imajinasi. Pada pembelajaran kedua (Bab 2 dan 4), siswa belajar menulis teks deskripsi dan
cerita imajinasi dengan materi utama yang meliputi langkah-langkah menulisnya. Modul ini
juga memiliki pembelajaran ‘tambahan’ yang berjudul Serba-Serbi Bahasa Indonesia. Pada
bab Serba-Serbi Bahasa Indonesia ini, siswa mempelajari tentang kaidah kebahasaan yang
umum diperhatikan ketika membuat sebuah teks, juga berisi pembelajaran dasar bahasa
Indonesia lainnya. Dalam bab Serba-Serbi Bahasa Indonesia ini, disediakan pula latihan-
latihan yang dapat menguji penguasaan materi yang telah dipelajari.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. UNTUK SISWA
a. Bacalah secara teliti.
b. Ikutilah ketentuan yang berlaku dalam
modul ini.
c. Kerjakan tugas-tugas dalam modul ini
dengan jujur dan teliti!
d. Berusahalah menyelesaikan tugas-tugas https://www.pngitem.com/
tepat waktu.
e. Silakan bertanya kepada guru jika kurang memahami langkah-langkah
penggunaan modul.
f. Laporkanlah kemajuan kamu dalam mengerjakan tugas pertama sebelum
melanjutkan ke proses berikutnya.
g. Tetap berusaha mengulang materi jika hasilnya belum maksimal!
h. Tulislah refleksimu pada kolom yang tersedia!
2. UNTUK GURU/FASILITATOR
a. Bacalah rumusan kompetensi dan materi pokok
pembelajaran yang meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
b. Bimbing dan berilah motivasi kepada siswa-siswi dalam
https://www.vexels.com/
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tes Formatif.......................................................................................................... 66
Ayo Berefleksi....................................................................................................... 70
BAB 4: BERLATIH MENULIS CERITA IMAJINASI ............................................................ 71
Tujuan Pembelajaran ........................................................................................... 73
Peta Konsep ......................................................................................................... 73
Struktur Cerita Imajinasi ...................................................................................... 74
Unsur Kebahasaan Cerita Imajinasi ..................................................................... 75
Latihan 1 ................................................................................................................ 77
Langkah-Langkah Menulis Cerita Imajinasi......................................................... 81
Latihan 2-4 ............................................................................................................ 83
Kamus Mini ........................................................................................................... 91
Rangkuman........................................................................................................... 91
Tes Formatif.......................................................................................................... 92
Ayo Berefleksi....................................................................................................... 98
SERBA-SERBI BAHASA INDONESIA ................................................................................ 99
Ejaan ...................................................................................................................... 101
Kuis 1-2................................................................................................................... 103
Tanda Baca ........................................................................................................... 105
Kuis 3 ..................................................................................................................... 110
Pilihan Kata/Diksi .................................................................................................. 111
Kuis 4..................................................................................................................... 112
Tata Kalimat .......................................................................................................... 113
Kepaduan Paragraf .............................................................................................. 113
Singkatan dan Akronim........................................................................................ 114
Kuis 5 ..................................................................................................................... 116
Kata Depan ........................................................................................................... 117
Kuis 6..................................................................................................................... 118
Imbuhan ber- ........................................................................................................ 119
Kuis 7 ..................................................................................................................... 121
Ayo Berefleksi....................................................................................................... 124
GLOSARIUM ..................................................................................................................... 125
INDEKS.............................................................................................................................. 127
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 128
BIODATA PENULIS ........................................................................................................... 130
CATATAN .......................................................................................................................... 131
CATATAN .......................................................................................................................... 132
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Melalui pembelajaran teks deskripsi menggunakan modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi
dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu, siswa mampu menjelaskan hakikat,
karakteristik, struktur dan ciri kebahasaan teks deskripsi dengan tepat.
Teks Deskripsi
Kata Benda/
KBBI Menggambar Identifikasi Frase Kata
-kan ciri Benda
Objek
Kesan
Indra Kata Kerja
Transitif
Kata
Observasi Keterangan
Bahasa
Kiasan
Konjungsi
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sekarang kamu telah mengetahui hakikat dan karakteristik teks deskripsi. Untuk
membuat sebuah teks deskripsi secara utuh, kamu harus memahami struktur apa saja yang
dimiliki teks deskripsi. Struktur inilah yang menjadi pedoman kamu dalam membuat
sebuah teks deskripsi. Nah, agar lebih memahami struktur teks deskripsi, simaklah materi
berikut ini!
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Contoh 2:
Ayahku
Ayahku bernama Pak Marzuki. Dia orang yang begitu ramah,
Identifikasi pintar, dan juga lucu. Aku tinggal bersamanya di Munjungan,
Trenggalek.
Ayahku adalah seorang laki-laki yang lumayan tampan. Saat ini,
umurnya sekitar 35 tahun. Ayah memiliki tubuh yang bagus karena
selalu berolah raga setiap hari. Dia juga tinggi. Dia memiliki rambut
pendek hitam dan juga mata yang hitam. Dia memiliki wajah yang oval
dan dagu yang lancip. Dia memiliki kumis dan jenggot yang tipis. Ayah
Deskripsi memiliki kulit berwarna sedikit coklat kehitaman.
Bagian Ayahku merupakan seorang guru SMP. Dia mengajarkan pelajaran
olahraga. Dia selalu pergi ke sekolah pagi-pagi sekali dan pulang saat
sudah sore sekitar pukul 15.00 WIB. Dia bekerja keras demi
keluarganya. Kami semua begitu menyayanginya. Bagiku, dia adalah
ayah terbaik di dunia ini.
Sumber: https://www.contohtext.com
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kamu telah mempelajari struktur teks deskripsi. Ketika menulis sebuah teks, kaidah
kebahasaan sangat menentukan baik tidaknya, bermakna atau tidaknya sebuah teks.
Tentu dalam sebuah teks deskripsi memiliki kaidah kebahasaan yang menaunginya. Apa
sajakah itu? Mari kita pelajari bersama kaidah kebahasaan yang terdapat pada teks
deskripsi. Semangat!
D. Kaidah Kebahasaan
Sebuah teks dikatakan berkualitas tidak
hanya ditentukan dari isi dan struktur, melainkan juga
dari penggunaan kaidah kebahasaannya. Sebagus
apapun isi dan struktur sebuah teks, jika
mengabaikan kaidah kebahasaan, teks tersebut akan
membingungkan, tidak bermakna, bahkan bisa
menyesatkan pembaca. Kaidah kebahasaan yang https://www.beritariau.com/
dimiliki oleh sebuah teks berguna untuk membedakan jenis teks satu dengan yang lainnya.
Oleh sebab itu, teks deskripsi juga memiliki kaidah kebahasaan yang harus kita ketahui.
Secara umum, kaidah kebahasaan dalam teks deskripsi adalah sebagai berikut:
1. Teks deskripsi menggunakan kata benda sesuai topik yang ingin dideskripsikan.
Contohnya rumah, asrama, guruku, teman saya, dan sebagainya.
2. Teks deskripsi menggunakan frasa yang mengandung kata benda. Contohnya
beliau adalah guru yang baik hati, dia adalah sahabatku yang paling ceria, dan lain
sebagainya.
3. Teks deskripsi mengandung kata sifat yang bersifat menggambarkan. Contohnya
satu siswa pemalu, dua sepatu putih, dan lain sebagainya.
4. Teks deskripsi mengandung kata kerja transitif
yang berguna untuk memberikan informasi
subjek. Contohnya siswi itu mengenakan seragam
olahraga, dan lain sebagainya.
5. Teks deskripsi mengandung kata kerja seperti
Fungsi kata hubung (konjungsi):
sebuah perasaan atau pendapat dengan tujuan
mengungkapkan pandangan pribadi penulis 1. Konjungsi berfungsi sebagai
penghubung satu kata
tentang subjek. dengan kata lainnya dalam
Contoh: satu kalimat.
2. Konjungsi yang berfungsi
... sebagai penghubung satu
Dia bekerja keras demi keluarganya. Kami semua kalimat dengan kalimat
begitu menyayanginya. Bagiku, dia adalah ayah lainnya.
terbaik di dunia ini.
Sumber: https://www.contohtext.com/Ayahku
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bacalah teks deskripsi di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan dengan mandiri dan
penuh tanggung jawab!
Di atas tebing Pura Luhur Uluwatu kesan magis dihadirkan dari sebuah
pertunjukkan tarian khas Bali yang unik, indah, sekaligus magis, yaitu Tari Kecak. Nuansa
sakral mengalun bersama seruan penari yang bergema ke langit dengan latar matahari
tenggelam dan lautan Samudra Hindia yang membentang luas.
Ciri khas tari Kecak adalah harmonisasi
suara dan gerak yang ditampilkan puluhan
penarinya. Semua itu dilakukan bahkan tanpa
adanya seorang yang bertugas sebagai
pemberi komando.
Pertunjukkan tari Kecak di Pura Luhur
Uluwatu dilangsungkan setiap hari pukul
18.00 saat matahari mulai tenggelam.
Sejumlah penari akan mengenakan sarung https://bali.idntimes.co
m
bermotif kotak-kotak seperti papan catur memasuki arena pertunjukkan dan mengambil
posisi duduk melingkar di hadapan deretan bangku penonton. Suara-suara ritmis serupa
akapela dengan ciri khas seruan berbunyi ‘cak...cak...cak’ dilantunkan yang diiringi gerakan
serempak. Salah satu keistimewaan tari Kecak adalah tidak mengandalkan alat musik
apapun untuk menghasilkan suara multiritmis yang harmonis sebagai pengiring tarian.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selain para penari yang duduk, sembari menggerakkan tangan ke atas secara
serempak, ada pula penari lain yang memerankan tokoh-tokoh epos Ramayana seperti Sri
Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa. Rangkaian tari yang berlangsung selama
kurang lebih satu jam tersebut memang menampilkan fragmen lakon Rahwana dan
pasukannya.
Sumber: www.indonesia.travel
1. Dari manakah asal tari Kecak?
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bacalah teks deskripsi di bawah ini! Teks tersebut adalah teks deskripsi yang tersusun
secara acak. Kemudian, jawablah pertanyaan-pertanyaan secara mandiri dan jujur!
c. Rasa gurih, kelezatan, dan harum yang menguar dari ayam atau bebek betutu menjadi
favorit lebih dari separuh responden yang pernah menikmati makanan khas Bali.
d. Rasa panas itu berasal dari campuran berbagai bumbu yang dalam bahasa Bali disebut
‘basa’ (dibaca base dengan ‘e’ seperti kencur). Itulah sebabnya, meskipun mulut
terasa panas, makanan itu tidak menyiksa perut.
1. Susunlah paragraf-paragraf acak tersebut menjadi sebuah teks yang baik dan benar!
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Setelah mengurutkan teks acak di atas, susunlah teks tersebut menjadi sebuah teks
deskripsi yang terdiri dari bagian-bagian seperti berikut!
Identifikasi:
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
Deskripsi:
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kamus Mini
1. Seluk-beluk Segala sesuatu (seperti hal yang sulit dan rahasia) yang
xccccccccccccccc bertalian/berkaitan dengan suatu hal.
2. Citraan Kesan atau gambaran visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frasa,
fafaggshgfgjffjfjjg atau kalimat yang terdapat dalam karya prosa dan puisi.
3. Struktur Teks Bagian-bagian sebuah teks yang mencirikan suatu teks.
4. Konjungsi Kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa,
xccccccccccccccc antarklausa, dan antar kalimat.
5. Metafora Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti
xcccccccccccccc sebenarnya, melainkan sebagai penggambaran berdasarkan
xcccccccccccc cc persamaan atau perbandingan.
6. Identifikasi Tanda kenal atau bukti dari seseorang, benda, dan sebagainya.
1. Teks deskripsi ialah sebuah teks yang menggambarkan suatu objek secara jelas,
berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman secara langsung, sehingga
pembaca seolah-olah mengalami, melihat dan merasakan seperti yang dialami
penulis.
2. Karakteristik teks deskripsi yaitu:
a. Menggambarkan atau melukiskan sesuatu secara terperinci
b. penggambaran dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera
c. menggali sumber ide dari pengamatan (observasi)
d. menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu
objek secara terperinci.
3. Struktur teks deskripsi ada 2, yaitu:
a. Deskripsi umum/identifikasi
b. Deskripsi bagian
4. Ciri kebahasaan teks deskripsi meliputi:
a. Menggunakan kata benda
b. Menggunakan frase yang mengandung kata benda
c. Mengandung kata sifat yang berguna untuk menggambarkan
d. Mengandung kata kerja transitif
e. Mengandung kata kerja untuk mengungkapkan pandangan pribadi
f. Mengandung kata keterangan
g. Mengandung bahasa kiasan berupa perumpamaan atau metafora
h. Menggunakan konjungsi atau kata sambung
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Monumen Nasional
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Monumen Nasional
Identifikasi :
Deskripsi :
Ukuran (tinggi) :
Halaman Monas :
Bagian Cawan :
Pelataran Puncak :
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Identifikasilah kaidah kebahasaan yang terdapat dalam teks deskripsi tersebut, dan
sertakan buktinya!
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ayo Berefleksi
2. Kamu telah menyelesaikan Bab I. Sejauh ini, apakah kamu mengalami kesulitan? Jika
ya, kesulitan apa sajakah yang kamu alami?
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Melalui pembelajaran menulis teks deskripsi menggunakan modul Cakap Menulis (Teks
Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu, siswa mampu menulis sebuah teks
deskripsi dengan memperhatikan ejaan dan tanda baca, serta menulis teks deskripsi
dengan rangsangan gambar-gambar.
Menulis Teks
Deskripsi
Langkah-langkah Menulis
Teks Deskripsi
Memilih
Objek
Menetapkan
Tujuan
Mengumpulkan
Data
Kerangka
Karangan
Mengembangkan
Kerangka Tuisan
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
https://lazionebudy.wordpress.com/
deskripsimu sendiri. Namun sebelum itu, kamu harus
mencermati dahulu langkah-langkah menulis teks deskripsi
berikut ini.
1. Menentukan atau Memilih Objek
Pada bagian ini, penulis harus fokus pada pemilihan
topik atau objek yang akan digambarkan dalam teks
deskripsi. Objek merupakan sumber data sekaligus sasaran
dalam penyusunan teks deskripsi. Banyak objek di lingkungan sekitar kita yang bisa
dijadikan sebagai objek penulisan teks deskripsi, seperti sekolah, sahabat, tempat wisata,
rumah, dan lain sebagainya. Pemilihan topik atau objek ini harus ditentukan terlebih dahulu
agar jelas dan terarah penggarapannya.
Contoh :
Topik/Objek:
Pasar Beringharjo, Yogyakarta
Tujuan Deskripsi:
3. Mengumpulkan Data
Satu kegiatan penting yang perlu dilakukan penulis ketika mengumpulkan data ialah
melakukan pengamatan. Melalui pengamatan, penulis akan mampu melihat, mendengar,
atau merasakan sendiri suasana objek yang akan dideskripsikan. Dengan adanya
pengamatan, penulis juga memperoleh data yang objektif sehingga memudahkan penulis
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ketika mengembangkan data tersebut menjadi sebuah teks deskripsi. Data-data yang
penulis dapatkan ketika pengamatan, dapat dicatat di buku/kertas/note handphone.
Catatlah semua peristiwa, suasana, aroma, suara atau hal-hal yang kamu rasakan selama
pengamatan. Semakin banyak data yang terkumpul, kamu akan lebih mudah
mengembangkannya menjadi teks deskripsi.
Contoh:
Informasi/Data:
- Pasar Beringharjo merupakan pasar tradisional di Yogyakarta.
- Pasar Beringharjo menjadi pusat ekonomi selama ratusan
tahun.
- Pasar Beringharjo ada tidak lama setelah Keraton
Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri pada tahun 1758.
- Bagian depan dan belakang bangunan Pasar Beringharjo
sebelah barat merupakan tempat berjualan jajanan pasar.
- Koleksi Batik di Pasar Beringharjo lengkap.
- Lantai 2 Pasar Beringharjo sebagai tempat berjualan barang-
barang antik.
- Pasar Beringharjo tutup pukul 17.00, tetapi bagian depan
Pasar Beringharjo masih digunakan untuk berjualan jajanan
khas Yogyakarta.
Kerangka Tulisan:
- Pernyataan umum tentang
Pasar Beringharjo
- Sejarah Pasar Beringharjo
- Bagian-bagian di Pasar
Beringharjo
- Barang-barang yang dijual di
Pasar Beringharjo
- Jam operasional Pasar
Beringharjo
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pasar Beringharjo juga menjadi tempat berburu barang-barang antik. Pusat penjualan
barang-barang antik terletak di lantai ketiga pasar sebelah timur. Selain barang-barang antik,
di bagian ini juga dijual barang-barang bekas layak pakai, seperti baju, sepatu, dan tas.
Meskipun pasar tutup pukul 17.00 WIB, dinamika pedagang tidak berhenti. Bagian
depan Pasar Beringharjo masih menawarkan berbagai makanan khas Yogyakarta. Makanan
seperti martabak manis dan asin, klepon, gudeg, oseng-oseng mercon, ramai dijajakan di
depan pasar saat malam hari.
Bacalah teks deskripsi yang berjudul “Pallawa Tongkonan” di bawah ini, kemudian
jawablah pertanyaan yang telah tersedia secara mandiri dengan jujur dan rasa tanggung
jawab!
Pallawa Tongkonan
Tana Toraja merupakan salah satu daya tarik wisata Indonesia. Wilayah ini dihuni
oleh Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan. Mereka mempertahankan gaya
hidup yang khas dan masih menunjukkan gaya hidup Austronesia yang asli dan mirip
dengan budaya Nias. Salah satu objek wisata di Tana Toraja adalah Pallawa Tongkonan.
Tongkonan adalah rumah adat masyarakat Toraja. Atapnya melengkung
menyerupai perahu, terdiri atas susunan bamboo (saat ini sebagian tongkonan
menggunakan atap seng). Di bagian depan, terdapat deretan tanduk kerbau. Bagian dalam
ruangan dijadikan tempat tidur dan dapur. https://www.indonesiakaya.com/
Tongkonan digunakan juga sebagai tempat
untuk menyimpan mayat. Tongkonan
berasal dari kata tongkon, artinya ‘duduk
bersama-sama’. Tongkonan dibagi
berdasarkan tingkatan atau peran dalam
masyarakat (strata sosial masyarakat
Toraja). Di depan tongkonan, terdapat
lumbung padi yang disebut alang. Tiang-
tiang lumbung padi ini dibuat dari batang pohon palem (saat ini sebagian sudah dicor). Di
bagian depan lumbung terdapat berbagai ukiran, antara lain bergambar ayam dan
matahari, yang merupakan symbol untuk menyelesaikan perkara.
Tongkonan Pallawa adalah salah satu tongkonan yang berada di antara pohon-
pohon bamboo di puncak bukit. Tongkonan tersebut didekorasi dengan sejumlah tanduk
kerbau yang ditancapkan di bagian depan rumah adat. Letaknya 12 km kearah utara dari
Rantepao. Tongkonan Pallawa merupakan kekayaan budaya Nusantara dari Tana Toraja.
Budaya ini masih bertahan meskipun dinamika zaman terus berkembang.
(Sumber: id.wikipedia.org)
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Tuliskanlah kosakata-kosakata yang masih sulit kamu pahami artinya, kemudian carilah
artinya di KBBI!
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.
Kolom Deskripsi.
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
https://megapolitan.okezone.com/ ………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
……………………………………………….........................
2.
Kolom Deskripsi.
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
…………………………………………………………………… https://www.idntimes.com/
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
Kolom Deskripsi.
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
https://accounts.tokopedia.com/ …………………………………………................................................
............................................................................................
4.
Kolom Deskripsi.
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
……………………………………………………………………....
........................................................................... https://japanese-school-asahi.com/doraemon/
5.
Kolom Deskripsi.
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
https://blog.rumahdewi.com/
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
…………………………………………………………...
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tema/topik :
Tujuan Deskripsi :
Informasi/data :
Kerangka Tulisan :
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kamu pasti memiliki seorang teman di sekolah ataupun di lingkungan rumah. Sekarang,
buatlah sebuah teks deskripsi dengan tema ‘Teman’! Ikutilah langkah-langkah berikut ini!
1. Pejamkan matamu, dan ingatlah salah satu temanmu. Ingat, hanya satu orang saja
ya!
2. Identifikasilah hal-hal berikut:
a. Nama :
b. Perkiraan usia :
c. Warna rambut :
d. Kulit :
e. Alamat/Asal :
f. Sekolah :
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Ingatlah salah satu tempat wisata yang ada di tempat asalmu atau yang pernah
kamu kunjungi.
2. Buatlah sebuah teks deskripsi tentang tempat wisata tersebut! Ikutilah langkah-
langkah dalam menulis teks deskripsi!
3. Kerjakanlah di lembar kerja siswa yang tersedia!
Tema/topik :
Tujuan Deskripsi :
Informasi/data :
Kerangka Tulisan :
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kamus Mini
1. Pengamatan Perbuatan mengamati dengan sungguh-sungguh.
2. Peka Mudah merasa (dengan situasi dan kondisi lingkungan sekitar).
3. Valid Menurut cara yang semestinya; berlaku; sahih.
4. Aspirasi Harapan dan tujuan untuk keberhasilan pada masa yang akan
datang; ilham (inspirasi) yang timbul dalam mencipta.
5. Prioritas Yang didahulukan dan diutamakan daripada yang lain.
1. Susunlah paragraf-paragraf acak di bawah ini menjadi sebuah teks deskripsi yang
benar! Gunakanlah kolom yang tersedia!
a. Kulit buah semangka berwarna hijau belang-belang putih, hujau tua dan kuning
keputihan. Meskipun kulitnya hijau tapi buah semangka tetap berwarna merah dan
rasanya manis. Buah semangka memiliki ukuran sesuai beratnya. Semakin berat
buah semangka, maka semakin besar pula ukurannya.
b. Semangka adalah salah satu jenis buah yang mengandung banyak air. Buah
semangka memiliki biji di dalamnya. Biasanya ada semangka yang memiliki biji
warna putih atau hitam kecoklatan. Buah semangka sendiri berwarna merah
merona.
c. Bobot buah semangka bervariasi, mulai dari 4 kg sampai 20 kg. Semangka yang
berukuran kecil pada umumnya mencapai 4 sampai 5 kg. Sementara buah
semangka yang berukuran sedang beratnya mencapai 6 sampai 10 kg. Jika beratnya
sudah lebih dari itu, berarti sudah termasuk buah semangka berukuran besar.
d. Buah ini sangat cocok dinikmati ketika musim panas. Kesegaran buah ini sangat
cocok untuk menghilangkan rasa haus. Sensasi buah semangka ketika dimakan
pada saat digigit akan terasa renyah dan menumpahkan air dari dagingnya ke dalam
mulut. Sensasi ini yang menjadi favorit banyak orang.
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Buatlah sebuah teks deskripsi dari paragraf-paragraf di atas! Susunlah sesuai format
berikut dan berilah judul untuk teks tersebut!
Identifikasi :
Deskripsi :
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Pilihlah satu (1) objek di bawah ini! Susunlah sebuah teks deskripsi berdasarkan objek
yang telah kamu pilih tersebut! Kerjakanlah di lembar kerja siswa yang telah
disediakan!
https://tempatwisataunik.com/
https://www.brilio.net/
https://pesona.travel/
https://min.wikipedia.org/
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ayo Berefleksi
2. Kamu telah menyelesaikan Bab II. Sejauh ini, apakah kamu mengalami kesulitan?
Jika ya, kesulitan apa sajakah yang kamu alami?
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Melalui pembelajaran cerita imajinasi menggunakan modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi
dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu, siswa mampu menjelaskan hakikat, unsur, dan
karakteristik cerita imajinasi dengan tepat.
Cerita Imajinasi
Ciri
Hakikat Unsur Jenis
Kebahasaan
Kesesuaian
Ide
Nurgiyantoro Tema dengan Dunia
Terbuka
Nyata
Aneh,
Latar Total
KBBI Misterius, Ajaib
Irisan
Latar Lintas
Alur Ruang dan
Waktu
Sezaman
Sudut Fiksi
Pandang
Lintas
Waktu
Amanat Bahasa
Bervariasi
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebelum beranjak ke materi selanjutnya, bacalah contoh cerita imajinasi berjudul “Gaun
Peri Lily” karya Aisyah Azzahroh di bawah ini!
https://www.vecteezy.com
“Heh, kok bengong?” Kata Alvian mengagetkan lamunan Vera.
“Ohh, ti…tidak apa,” kata Vera.
Teng..teng…teng… bel sekolah berbunyi pertanda waktunya
masuk kelas.
Malamnya Vera masih memikirkan apa yang akan dipakainya saat ulang tahun Caca
nanti. Kalau harus membeli, Vera tidak memiliki uang. ‘Berilah aku keajaiban,’ ucap Vera
berharap. Tak lama kemudian, Vera mulai tertidur karena kantuk yang menyerangnya.
Vera pun di bawa ke alam mimpi.
Cuiitt…cuiittt…suara burung Kenari sedang menyapa pagi Vera. Vera pun segera
mandi dan bersiap ke kios kakaknya karena ini hari Minggu. Alangkah terkejutnya saat
ia berbalik arah, ada gaun putih dengan hiasan mutiara.
“Wow!! Gaun siapa ini?” Pikir Vera. Vera pun mendekati gaun itu.
“Gaunnya bagus sekali, mungkin ini hadiah dari kakak. Tapi kakak tidak punya uang
untuk membeli gaun ini. Apa mungkin jatuh dari langit? Tapi atap nggak jebol,” pikiran
Vera makin kacau. Lalu, ia pun mencoba gaun itu.
“Wahh, cantiknya aku,” kata Vera sambil bercermin. ‘Buat pesta pasti cocok, tapi ini
bukan punyaku. Ah, nggak usah dipakailah kalau begitu,’ pikir Vera. Vera pun bergegas
mandi dan segera ke kios kakaknya.
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Latar
Apakah kamu sudah mengetahui apa itu latar?
Dalam menulis sebuah cerita, latar adalah salah
satu komponen yang harus ada. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ditegaskan bahwa
latar merupakan keterangan mengenai waktu,
ruang (tempat), dan suasana terjadinya lakuan
https://pixabay.com/ atau peristiwa dalam karya sastra. Latar berfungsi
agar suatu cerita dapat menyajikan informasi
secara jelas mengenai situasi dalam cerita. Ada beberapa jenis latar yang harus kamu
ketahui, antara lain:
a. Latar Tempat
Latar tempat ialah latar yang menunjukkan lokasi
suatu peristiwa. Contohnya seperti di ruang
angkasa, di kamar, di sebuah gedung, di bumi, dan
lain sebagainya.
b. Latar Waktu
Banyak orang masih bingung dan
Latar waktu merupakan latar yang menunjukkan salah dengan penulisan di dan ke
waktu dimana suatu peristiwa itu terjadi. sebagai kata depan dan awalan.
Contohnya seperti di pagi hari, di kala senja, pada Bentuk di dan ke sebagai kata
depan apabila membentuk
zaman dahulu, 100 tahun yang lalu, 30 tahun keterangan tempat, dan
mendatang dan lain sebagainya. penulisannya harus terpisah dari
c. Latar Suasana kata yang mengikutinya.
Sedangkan, bentuk di dan ke
Latar suasana merupakan kondisi batin si tokoh
sebagai awalan apabila tidak
atau lingkungan tempat tokoh berada. Hal ini membentuk keterangan tempat,
berhubungan dengan situasi atau kondisi ketika dan penulisannya harus
terjadinya suatu peristiwa dalam cerita. Contohnya serangkai dengan kata yang
mengikutinya.
adalah suasana gembira, suasana sedih, suasana
terharu, dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah contoh latar dari cerita imajinasi berjudul “Gaun Peri Lily”.
Latar Keterangan Bukti Kutipan
Tempat di sekolah Di sekolah, Vera memiliki teman yang cukup
banyak termasuk Nara dan Alvian.
di kantin Saat mereka sedang makan di kantin, Caca datang
dan memberikan undangan pesta ulang
tahunnya.
di kamar …Vera mulai tertidur karena kantuk yang
menyerangnya.
Waktu di kala senja Di kala senja, angin berhembus menerpa rambut
panjang Vera, seorang gadis miskin yatim piatu.
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Alur Maju
Alur maju yang bisa disebut juga alur progesif adalah sebuah alur yang klimaksnya
berada di akhir cerita dan rangkaian peristiwanya di susun berurutan dari awal hingga
akhir. Tahapan alurnya adalah sebagai berikut.
Muncul Antiklimaks
Konflik
b. Alur Mundur
Alur mundur yang bisa disebut juga alur regresi adalah sebuah alur yang
menceritakan masa lampau yang menjadi klimaks di awal cerita. Pada alur ini,
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rangkaian peristiwa berawal dari pengalaman masa lalu ke masa kini dengan susunan
waktu yang tidak berurutan. Tahapan alurnya adalah sebagai berikut.
Antiklimaks Muncul
Konflik
c. Alur Campuran
Alur campuran yang bisa disebut juga alur maju-mundur adalah alur yang diawali
dengan klimaks, kemudian menceritakan masa lampau, dan dilanjutkan hingga tahap
penyelesaian. Penulis yang menggunakan alur ini akan mengenalkan tokoh dalam
cerita sehingga saat cerita belum selesai, kita diajak kembali ke awal cerita untuk
memperkenalkan tokoh lainnya. Tahapan alurnya adalah sebagai berikut.
Antiklimaks Muncul
Konflik
4. Penokohan
Dalam membuat sebuah cerita,
tokoh menjadi hal yang sangat
disiapkan oleh penulis. Istilah ‘tokoh’
menunjuk pada orang atau pelaku
cerita. Tanpa adanya tokoh, sebuah
cerita menjadi tidak seru dan bermakna.
Dalam KBBI, tokoh merupakan
pemegang peran (peran utama) dalam
roman atau drama. Cara pengarang
menampilkan tokoh disebut juga
https://cewekbanget.grid.id/
dengan penokohan. Dalam penokohan,
watak, perwatakan, karakter menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang
ditafsirkan oleh pembaca. Penokohan ini lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang
tokoh yang ada dalam cerita. Untuk kerpribadian seorang tokoh, pemaknaan dapat
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan berdasarkan kata-kata (verbal) dan tingkah laku (non-verbal). Pembedaan antar
tokoh yang ada dalam suatu cerita lebih ditentukan oleh kualitas pribadi daripada dilihat
secara fisik. Selain itu, kamu juga harus bisa menentukan tokoh mana yang berperan
sebagai pelaku utama/tokoh utama, dan tokoh mana yang hanya sebagai pelaku
sampingan/tambahan. Tokoh utama ialah tokoh yang paling banyak diceritakan, dan selalu
berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Sedangkan tokoh sampingan/tambahan adalah
tokoh yang kemunculannya sedikit, memiliki peran yang tidak terlalu penting dan
kemunculannya hanya jika terdapat kaitan dengan tokoh utama baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Berikut ini adalah contoh penggambaran sosok Vera sebagai tokoh utama dalam
cerita imajinasi berjudul “Gaun Peri Lily” karya Aisyah Azzahroh.
…
Malamnya, Vera masih memikirkan apa yang akan dipakainya saat ulang tahun
Caca. Kalau membeli, Vera tidak memiliki uang. ‘Berilah aku keajaiban,’ ucap
Vera berharap. Tak lama kemudian, Vera pun tertidur karena kantuk yang
menyerangnya. Vera dibawa ke alam mimpi.
…
Sumber: http://cerpenmu.com/cerpen-fantasi-fiksi/gaun-peri-lily.html
5. Sudut Pandang
Sudut pandang (point of view) adalah teknik yang dipilih penulis untuk menyampaikan
ceritanya. Menurut Aminuddin (1997: 90-91), sudut pandang dapat dibagi menjadi empat
yaitu:
a. Author omniscient (orang ketiga); cara ini
digunakan penulis menceritakan
ceritanya dengan menggunakan kata ‘dia’
untuk tokoh utama, tetapi dia turut hidup
dalam pribadi tokohnya.
b. Author participant yaitu penulis turut
mengambil bagian dalam cerita. Ada dua
kemungkinan yaitu penulis menjadi tokoh
utama sehingga menggunakan kata ‘aku’
atau penulis hanya mengambil bagian
https://kumparan.com/
kecil saja.
c. Author observer (hampir sama dengan
yang pertama) bedanya penulis hanya sebagai peninjau, seolah-olah dia tidak dapat
mengetahui jalan pikiran tokohnya.
d. Multiple yang berarti gabungan atau campur aduk.
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Amanat dapat
juga dikatakan sebagai pemecahan persoalan/masalah yang dikemukakan penulis dalam
cerita. Dalam membuat sebuah cerita imajinasi, kamu juga harus memberikan amanat yang
mengandung nilai-nilai positif. Nilai-nilai tersebut diharapkan dapat dijadikan contoh atau
teladan bagi para pembaca. Penyampaian amanat ini selalu didasarkan pada tema. Dalam
sebuah cerita, ada dua cara penyampaian amanat, yaitu secara tersurat (jelas) dan tersirat
(tersembunyi). Amanat juga dapat diketahui melalui alur cerita yang disajikan.
Ide
Aneh,
Bahasa
Misterius,
Bervariasi
Ajaib
Ciri
Latar
Fiksi Ruang dan
Waktu
Tokoh
Unik
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kisah ini dimulai dari suatu desa yang ada di pegunungan dan jauh dari hiruk pikuk
perkotaan. Di desa tersebut ada seorang petani yang dermawan tetapi hidupnya hanya
sebatang kara. Meskipun ia hidup sebatang kara, ia selalu membagikan hasil dari menjual
sayurannya kepada tetangganya dan juga selalu mengasihi orang yang tidak mampu
walaupun hidupnya juga tidak banyak memiliki harta. Setiap kali ia menjual sayuran, maka
hasilnya akan ia gunakan untuk bersedekah baik itu dengan memberi uang atau pakaian.
Ia memiliki seekor keledai yang digunakan untuk mengangkut sayuran hasil
bertaninya ke pasar di kota terdekat. Petani tersebut sangat menyayangi keledai
kepunyaannya. Makanan dan tempat tinggal sang keledai juga sangat dicukupi, karena
memang hanya sang keledailah yang menjadi teman hidup sekaligus keluarga bagi sang
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
petani. Tetapi sayangnya, sang keledai malah merasa tidak puas dengan apa yang
didapatkannya dari perlakukan sang petani.
Setiap sang petani menggunakannya untuk
mengangkut sayuran ke pasar, ia selalu menggerutu
dan tidak suka karena merasa dirinya terbebani.
Bahkan pada suatu hari ketika akan menjual sayuran ke
pasar, ia bertanya pada tuannya mengapa sang tuan
tidak membeli gerobak saja, padahal uang hasil
penjualan sayur si tuan cukup untuk membeli gerobak.
Lalu juga mengapa uang tersebut malah diberikan
kepada orang lain oleh sang tuan.
Namun, sang petani tidak menjawab dan
melanjutkan pekerjaannya menaikkan sayur ke dalam https://publicdomainvectors.org
/
kantong kain yang ada pada tubuh sang keledai. Sang petani melanjutkan saja
pekerjaannya dan menuntun sang keledai untuk mengangkut sayuran ke pasar hingga
petani dan keledai sampai ke sebuah sungai dimana memang alirannya deras, dan petani
pun berhenti dan beristirahat sejenak. Di saat itu sang keledai malah mendapatkan ide
yang konyol yaitu pada saat melewati sungai ia akan berpura-pura jatuh ke sungai dan
membuat sayur yang diangkutnya jatuh ke sungai dan terbawa air.
Pada keesokan harinya, ketika melewati sungai itu sang keledai benar-benar berpura-pura
jatuh sehingga sayur yang diangkutnya ikut terbawa arus sungai. Namun tidak semua,
masih ada yang tersisa sebab sang petani langsung meminta tolong kepada masyarakat
sekitar untuk mengangkat sang keledai. Setelah itu sang keledai berpura-pura minta maaf
dengan alasan ia jatuh karena bebannya kurang seimbang. Kemudian sang petani pun
berkata bahwa ia besok akan membawa sayur yang lebih banyak supaya beban sang
keledai bisa seimbang. Namun meskipun begitu sang keledai tetap saja terjatuh, hingga
sang petani merasa sang keledai memang sengaja untuk menjatuhkan diri. Karena
memang kejadian yang sama sudah berulang kali terjadi. Akhirnya sang petani pun
memiliki ide untuk memberi pelajaran sang keledai.
Esoknya sang petani bukan membawa sayur melainkan membawa kapas yang
memang menyerap air yang ia taruh dalam karung. Ketika tiba di sungai, sang keledai
menjatuhkan dirinya lagi, tetapi ia merasa kenapa bebannya semakin berat bukannya
ringan karena kalau sayur pasti sudah terbawa air. Lantas ia pun bertanya kepada sang
petani, dan sang petani memberitahu bahwa yang ia bawa bukanlah sayuran melainkan
kapas. Petani itu berkata pada sang keledai kalau memang ia sudah tahu sang keledai
sengaja menjatuhkan diri ke sungai supaya sayurnya terbawa air dan bebannya berkurang.
Hal itu pulalah yang membuat petani semakin rugi. Sekarang ia sengaja membawa kapas
yang menyerap air sehingga membuat bebannya semakin berat. Mendengar itu sang
keledai pun merasa malu dan juga merasa ia sangat tidak tahu terima kasih. Sang keledai
pun akhirnya meminta maaf kepada tuannya.
(Sumber: https://made-blog.com/contoh-cerita-fantasu/ dengan beberapa perbaikan)
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kerjakan soal-soal di bawah ini, dan gunakanlah kolom yang tersedia untuk menuliskan
jawaban Anda!
1. Apakah judul telah mencerminkan isi cerita tersebut?
2. Apakah kamu setuju jika teks tersebut termasuk cerita imajinasi? Jelaskan alasanmu!
1 Tema
2 Latar
Tokoh dan
3
wataknya
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 Alur
5 Konflik
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pangeran Albert adalah pangeran cilik yang tampan dan pintar. Sayang, ia suka
berkata kasar. teman-teman dan seluruh penghuni kastil pernah menjadi korban. Seperti
hari ini, Pangeran Albert mengejek gaya berjalan Bibi Dora, bibinya yang tinggal di kerajaan
tetangga. Waktu itu mereka sedang berada di acara jamuan the di kastil Bibi Dora. Tentu
saja Bibi Dora tersinggung. Raja Bernard, ayah Pangeran Albert, langsung menegur
Pangeran Albert.
“Albert, kalau kau terus berbicara kasar, ayah akan menghukummu!” demikian seru
Raja Bernard. “Kau tidak boleh bermain ke Taman Groga selama tiga hari!”
Wah, Pangeran Albert sangat menyesal. Taman Groga adalah taman bermain
favorit Pangeran Albert. Di sana ada ayunan gantung, perosotan layang, gua bersuara, dan
masih banyak macam permainan yang lain. Hukuman itu memang menghentikan sejenak
kekacauan akibat ulah Pangeran Albert. Namun keesokan harinya, Pangeran Albert
kembali berbuat hal yang sama. Ia tak jera.
“Tampaknya kau harus memberi perhatian lebih pada Albert, Bernard. Ia berubah
sejak ditinggal Renata…” Tante Klara, sahabat Raja Bernard yang cantik dan baik hati,
mencoba mengajak Raja Bernard berbicara tentang sikap Pangeran Albert. Sesungguhnya,
ia sangat sayang pada putra sahabatnya itu. Dulu, sewaktu Ratu Renata masih hidup,
Pangeran Albert adalah anak yang manis. Namun, semua berbalik 180 derajat ketika Ratu
Renata meninggal dunia karena sakit.
Raja Bernard menunduk resah. “Kau benar, Klara. Kian hari ulah Albert kian
menjadi-jadi. Tampaknya putraku butuh belaian seorang ibu. Pengasuh Darli tak bisa
sepenuhnya berperan. Aku sedang memikirkan mencari pengganti Renata. Bukan untuk
menggantikan sosok ibu di hati Albert. Tapi kehadiran ibu di sisi Albert untuk saat ini dan
seterusnya, sangat penting.”
Tante Klara mengangguk setuju. Raja Bernard menatap Tante Klara penuh arti.
Tante Klara tak tahu apa sebenarnya yang ada dalam pikiran raja tampan itu.
*****
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Ssshh…. Bangun! Bangun, Pangeran!” Suara halus mengusik tidur Pangeran Albert.
Pangeran Albert mengucek matanya. Sepertinya hari belum beranjak pagi. Ia masih
sangat mengantuk. Tapi demi melihat makhluk super kecil
mengitari ujung hidungnya, mata Pangeran Albert langsung
membelalak. Olala, makhluk apakah ini gerangan? Ukuran
tubuhnya hanya sebesar jempol ibu jari! Serbuk cahaya
memenuhi sekujur tubuh dan wajahnya yang cemerlang.
Sedangkan kedua sayap di punggung makhluk tersebut tak
henti mengepak. Sayap itu mengeluarkan bunyi dengung.
“Hai, aku Peri Vairy! Sudah, jangan kelamaan bengong,
Pangeran! Maukah kau kuajak berpetualang ke Negeri Impian?
Negeri Impian adalah negeri yang saaaa…ngat indah!” ajak
https://studiomayapada.wordpress.com/
Peri Vairy.
“A…a…apa? Ne…. Negeri Impian?” ulang Pangeran Albert terbata. Ia langsung
ingat dengan dongeng-dongeng yang selalu dibacakan ibunda Ratu sebelum ia tidur.
Mungkinkah Negeri Impian sungguh ada? Tapi bagaimana kalau makhluk kecil ini bohong?
Apakah ia bukan makhluk jahat?
“Ayolah, aku tahu apa yang ada dalam benakmu! Negeri Impian itu ada! Dan aku,
makhluk paling baik sejagat raya! Tapi agar kau bisa melalui perjalanan ke sana dengan
mulus, kau harus mematuhi syarat yang kuajukan!” tukas Peri Vairy.
“Baiklah, aku mau! Apa syaratnya?” tantang Pangeran Albert semangat.
Keraguannya pupus. Ia tak sabar ingin bersenang-senang. Siapa tahu setelah berada di
Negeri Impian, ia bisa melupakan kesedihannya karena ditinggal ibunda Ratu.
“Syaratnya, kau sama sekali tak boleh berkata kasar. Itu saja!” ucap Peri Vairy.
“Ah…. Gampang!” Pangeran Albert tertawa remeh. Setelah sepakat, Peri Vairy
menaburkan serbuk cahaya ke sekeliling tubuh Pangeran Albert. Wow! Pangeran Albert
bisa terbang! Ia mengikuti Peri Vairy ke Negeri Impian. Peri Vairy membuktikan ucapannya.
Negeri Impian memang benar-benar indah! Dimana-mana terhampar taman dengan ribuan
macam bunga. Hewan-hewan gemuk dan sehat tersebar di penjuru negeri. Penduduk
Negeri Impian berpakaian sangat bagus. Bukan itu saja, mereka juga terlihat akur dan
saling menyayangi. Pangeran Albert disuguhi makanan yang enak-enak. Uhhh, rasanya
Pangeran Albert ingin tinggal di sana selamanya!
“Hei, makhluk apa itu?” desis Pangeran Albert. Sekelompok kurcaci dengan derap
langkah yang kompak, lewat di depannya. Para kurcaci berpakaian warna-warni. Mereka
riang bernyanyi. Wah, wah…. Pangeran Albert tak tahan untuk tidak mencela. “Wahai,
makhluk-makhluk cebol, ternyata di Negeri Impian ada juga makhluk bertampang buruk
seperti kalian ya! Hahahahah…!”
Begitu kalimatnya selesai, kedua telinga Pangeran Albert langsung memanjang.
Pangeran Albert menjerit ketakutan. Tapi Peri Vairy tenang-tenang saja. Bukankah ia sudah
mengingatkan? Pangeran menyalahi janji karena berkata kasar.
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lalu Pangeran Albert bertemu sekelompok raksasa. Ia kembali berkata kasar. kini,
hidung Pangeran Albert memanjang. Dan ketika berpapasan dengan gerombolan nenek
penyihir, lagi-lagi Pangeran Albert berkata kasar. Tanpa ampun, dagu sang pangeran ikut
memanjang juga!
“Tolooooong…! Aku kapok, Peri Vairy! Kembalikan wajahku! Aku ingin pulang!”
Pangeran Albert menangis.
“Maaf, Pangeran! Kalau kau ingin wajahmu kembali seperti sedia kala, kau harus
berkata yang baik hingga tengah malam nanti. Dan jangan lupa, ucapkan tiga mantra
ajaib!” Peri Vairy menepuk bahu Pangeran Albert dengan wajah sedih. Ia turut prihatin.
“Tiga mantra ajaib? Apa saja itu?” Pangeran Albert bingung. “Aku tidak bisa
memberitahumu. Aku harus pergi! Tugasku menemanimu sudah selesai!” Peri Vairy
terbang menjauh. Serbuk cahaya berjatuhan di setiap kepakan sayapnya. Pangeran Albert
hanya melongo.
Gawat! Apa tiga mantra ajaib itu? Pangeran Albert menggaruk-garuk kepalanya
yang tak gatal. Ia pun terbang dan terus terbang. Ia berusaha keras untuk tidak berkata
kasar. Sejauh ini semua aman-aman saja. Tapi, wajahnya masih tampak mengerikan. Ia
belum menemukan tiga mantra ajaib itu.
Malam menjelang. Pangeran Albert lelah dan lapar sekali. Ia terduduk di sebuah
sulur akar pohon raksasa. Seorang anak kecil dengan sekeranjang buah-buahan segar,
mendekatinya. Anak kecil tadi memberikan beberapa buah miliknya. Pangeran Albert
senang bukan kepalang.
“Te… terima…..ka…sih…” kata Pangeran Albert. Ia langsung melahap buah-
buahan itu. Mendadak, kedua telinga pangeran kembali normal. Pangeran Albert meraba-
raba telinganya, tak percaya.
Ternyata, mantra ajaib yang pertama adalah kata ‘terima kasih’, pikir Pangeran
Albert. Ia pun melanjutkan perjalanan. Saking senangnya, Pangeran Albert menabrak
seorang kakek tua dekat Sungai Madu.
“Ma….maaf, Kakek! Aku tak sengaja!” Pangeran Albert membantu kakek tua
berdiri. Mendadak, hidungnya kembali normal. Hmmm, berarti mantra ajaib yang kedua
adalah kata ‘maaf’! Hebat! Pangeran Albert terbang menyongsong langit. Tengah malam
tinggal sebentar lagi. Pangeran Albert tak menyadari tali sepatunya yang longgar. O-ow!
Sebelah sepatu pangeran terjatuh, tepat di ujung kaki seekor kuda sembrani.
“Kuda sembrani yang gagah, tolong ambilkan sepatuku!” pinta Pangeran Albert
Panik. Mendadak, dagu Pangeran Albert kembali normal. Tuntas sudah! Mantra ajaib yang
terakhir adalah kata ‘tolong’! Tubuh pangeran seolah seringan kapas. Ia melayang
menyusuri lorong hitam besar dan panjang, balik ke kerajaan tempat ia tinggal. Samar-
samar pangeran mendengar gema suara Peri Vairy.
“Ibunda Ratu di surga akan tersenyum bila melihatmu selalu berkata baik. Jangan
lupa, ucapkan tiga mantra ajaib, maka semua orang akan mengasihimu!”
“Bangun…. Bangun, Anakku! Bangun!”
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kerjakan soal-soal di bawah ini, dan gunakanlah kolom yang tersedia untuk menuliskan
jawaban Anda!
2. Hukuman apa yang diberikan Raja Bernard kepada Pangeran Albert ketika ia mengejek
Bibi Dori?
3. Apa sajakah tiga mantra ajaib yang dimaksud dalam cerita tersebut?
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 Tema
2 Latar
Tokoh dan
3
wataknya
4 Konflik
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 Amanat
Kamus Mini
1. Amanat Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau
jfljlfhkajflajflajfln pendengar.
2. Imajinatif Mempunyai atau menggunakan imajinasi, bersifat khayal.
3. Supranatural berkaitan dengan hal yang melampaui keberadaan alam semesta
akdhakhfiaufiea yang terlihat; ajaib; gaib.
4. Mistik hal gaib yang tidak terjangkau dengan akal manusia yang biasa.
5. Fatsun sopan santun; kesopanan.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Cerita imajinasi adalah cerita fiksi yang mengandalkan daya imajinatif yang tinggi,
sehingga terdapat ketidakmasukakalan dalam cerita yang dibuat oleh penulis.
2. Unsur-unsur pembangun sebuah cerita menurut Rusyana, yaitu:
a. Tema
b. Latar
c. Alur atau plot
d. Sudut pandang
e. Penokohan
f. Amanat
3. Ciri-ciri umum yang dimiliki oleh cerita imajinasi yaitu sebagai berikut:
a. Ide yang terbuka
b. Terdapat keanehan, misterius, dan keajaiban
c. Menggunakan Latar lintas ruang dan waktu
d. Tokoh yang unik
e. Bersifat khayalan
f. Gaya bahasa yang bervariasi
4. Berdasarkan kesesuaiannya dengan kehidupan nyata, ada 2 jenis cerita imajinasi
yaitu:
a. Imajinasi total
b. Imajinasi sebagian (irisan)
5. Berdasarkan latar cerita, terdapat 2 jenis cerita imajinasi yaitu:
a. Latar sezaman
b. Latar lintas waktu
https:/publicdomainvectors.org/
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bacalah cerita imajinasi berjudul Mr. Tobiko dan Hutan Enenimon karya Debby Cynthiana
di bawah ini!
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cabangnya. Mr. Tobiko pun berdoa pada Tuhan supaya Merimida bisa berubah menjadi
peri cantik yang baik hati.
Sesaat kemudian baju Merimida berubah menjadi merah muda dan bebatuan di
bajunya bersinar-sinar sangat terang! Merimida terlihat cantik sekali. Para binatang pun
seketika itu pula kembali hidup! Para binatang dan peri-peri cantik pun bersorak
kegirangan. Horee! Horeee! Merimida menyesal dan meminta maaf pada Mr. Tobiko. Awan
hitam menghilang dan hutan Anenimon pun menjadi damai kembali.
(Sumber: Buku 22 Hari Becerita)
1. Apa maksud tersirat dalam judul cerita imajinasi di atas? Gunakan kolom di bawah ini
untuk menulis!
2. Tindakan apa yang dilakukan Mr. Tobiko setelah muncul peri jahat bernama Merimida?
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Bagaimana penggambaran latar waktu, tempat, dan suasana pada cerita imajinasi
tersebut?
5. Amanat atau pesan apa yang hendak disampaikan oleh pengarang melalui cerita
imajinasi tersebut?
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ayo Berefleksi
1. Bagaimana perasaanmu setelah selesai mempelajari materi berkenalan dengan cerita
imajinasi menggunakan modul pembelajaran ini? Sertakan alasannya!
2. Kamu telah menyelesaikan Bab III. Sejauh ini, apakah kamu mengalami kesulitan? Jika
ya, kesulitan apa sajakah yang kamu alami?
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Melalui pembelajaran cerita imajinasi menggunakan modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi
dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu, siswa mampu menjelaskan struktur dan
kebahasaan cerita imajinasi, serta mampu menyajikan gagasan kreatif berupa cerita
imajinasi dengan tepat dan benar.
Cerita Imajinasi
Langkah-
Struktur Unsur
Langkah Menulis
Kebahasaan
Konjungsi Menemukan
Orientasi Urutan Waktu Ide
Menciptakan
Kata Ganti Tokoh
Komplikasi
Menciptakan
Alur
Menulislah!
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebagai bekal kamu dalam melakukan penelaahan, pajamilah dahulu struktur teks cerita
imajinasi berikut ini.
1. Orientasi
Orientasi bisa disebut juga pengenalan. Orientasi merupakan bagian dimana
pengarang memberikan pengenalan mengenai tokoh, latar atau tempat kejadian,
suasana kejadian, tema, dan beberapa gambaran dari alur yang akan diceritakan
selanjutnya. Bagian ini juga menjawab beberapa pertanyaan seperti bercerita tentang
apa, siapa pelaku/tokoh dalam cerita, di mana cerita itu terjadi, dan kapan cerita itu
terjadi.
2. Komplikasi
Komplikasi biasa disebut juga dengan konflik. Komplikasi merupakan bagian pada
saat permasalahan dalam cerita bermula, dari awal hingga pada puncak permasalahan.
Konflik yang terjadi dapat berupa konflik tokoh yang berhadapan dengan kekuatan
alam, antartokoh, atau dengan dirinya sendiri.
3. Resolusi
Resolusi biasa disebut juga dengan penyelesaian. Resolusi merupakan suatu
penyelesaian dari konflik atau juga permasalahan di dalam cerita yang mengarah pada
akhir cerita. Tahapan ini bisa ditutup dengan akhir yang menyenangkan atau tidak
sedikit pula cerita yang berakhir tragis dan menyedihkan.
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Sumber: https://thegorbalsla.com/contoh-cerita-fantasi/)
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menunjukkan waktu dan urutan waktu; penggunaan kata ganti; serta penggunaan kalimat
langsung dan tidak langsung. Untuk lebih memahami, yuk, simak uraian berikut ini.
a. Konjungsi urutan waktu
Konjungsi atau kata penghubung yang digunakan dalam cerita imajinasi ialah
konjungsi yang menunjukkan waktu dan urutan waktu. Konjungsi urutan waktu yang
sering digunakan dalam cerita imajinasi ialah kemudian, tiba-tiba, seketika, sementara itu,
lalu, selama, bersamaan, selanjutnya, akhirnya, dan lain-lain.
Cermatilah contoh berikut ini.
Sesaat kemudian baju Merimida berubah menjadi merah muda dan bebatuan
di bajunya bersinar-sinar sangat terang! Merimida terlihat cantik sekali. Para
binatang pun seketika itu pula kembali hidup! Para binatang dan peri-peri
cantik pun bersorak kegirangan. Horee! Horeee! Merimida menyesal dan
meminta maaf pada Mr. Tobiko. Awan hitam menghilang dan hutan
Anenimon pun menjadi damai kembali.
Sumber: Buku 22 Hari Bercerita/Mr. Tobiko dan Hutan Enenimon
b. Kata Ganti
Kata ganti merupakan kata yang menggantikan suatu benda atau hal. Kata ganti terdiri
atas kata ganti orang, kata ganti penunjuk, dan kata ganti penanya.
Cermatilah contoh berikut ini.
“Hei, makhluk apa itu?” desis Pangeran Albert. Sekelompok kurcaci dengan
derap langkah yang kompak, lewat di depannya. Para kurcaci berpakaian
warna-warni. Mereka riang bernyanyi. Wah, wah…. Pangeran Albert tak
tahan untuk tidak mencela. “Wahai, makhluk-makhluk cebol, ternyata di
Negeri Impian ada juga makhluk bertampang buruk seperti kalian ya!
Hahahahah…!
Itu : KG petunjuk
-nya; mereka : KG orang
Sumber: Buku 22 Hari Bercerita/Tiga Mantra Ajaib
Kalimat Langsung:
“Syaratnya, kau sama sekali tak boleh berkata kasar. Itu saja!” ucap Peri Vairy.
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PETUALANGAN FIBOULI
(Oleh Hindraswari Enggar)
Mulanya aku merasa kesepian. Beberapa hari aku hanya menangis saja. Tapi,
kemudian sahabat pertamaku, terumbu karang selalu menghiburku. “Ayah dan ibumu
pasti sedih melihatmu menangis. Kamu tidak sayang pada mereka?” tanyanya. Aku
terdiam. “Tentu saja aku menyayangi mereka” kataku sedikit kesal.
“Kalau begitu, ayo bermain bersamaku. Ada banyak tempat menarik di rumahku ini. Kamu
pasti menyukainya. Ayolah!” bujuknya.
Itulah awal persahabatan kami. Sejak saat itu kami lengket satu sama lain. Aku tak
pernah lupa bermain di rumahnya yang teduh. Berenang-renang seharian. Berbagi canda
dan cerita.
Seperti siang yang hangat ini. Aku sedang bercanda di sekeliling tentakel terumbu
karang ketika tiba-tiba suara gemuruh dan retakan tanah di permukaan laut pecah dan
terbelah. Terumbu karang terlempar jauh dan tubuhnya terburai. Aku terkesiap
melihatnya. Dadaku sesak seketika. Aku ingin menangis. Tapi belum sempat aku
mengatakan apa-apa, gulungan air menghujam tubuhku dengan deras. Aku terhempas
naik dan turun, melayang-layang di atas kumparan air dan turun…turun semakin dalam.
Tubuhku semakin ringan. Mataku berkunang-kunang. Perutku mual. Aku ingin muntah.
Dan segalanya tiba-tiba gelap.
Entah berapa lama sebelum aku akhirnya sadar. Di manakah aku? Sekitarku tampak
pekat. Apakah malam telah datang? Namun mengapa begitu senyap di sini? Aku memaksa
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diri bangun. Kurasakan tubuhku remuk redam. Tiba-tiba sebuah benda warna-warni
dengan kerlip cahaya lewat di hadapanku.
“Hei, siapakah kamu? Tanyaku ragu. Sosoknya mengingatkan aku pada salah satu
sahabatku. Tapi, ia sedikit berbeda. Semoga ia tak marah, doaku dalam hati.
Makhluk aneh itu memalingkan wajahnya. Aku terpaku. Ia tak punya mata. Tapi ia
mendengarku. Ia mendekatiku perlahan. Sinar kecil berpendar-pendar di tubuhnya.
“Aku Fibouli,” kataky mengerjapkan mata, sambil mencari sesuatu di tubuh gurita laut itu.
“Ini laut dalam. Makhluk sepertimu seharusnya ada di atas sana. Apa yang membuatmu ke
sini?”
“Aku terlempar tiba-tiba. Sepertinya ada gempa di tempatku. Dan ledakan besarnya
mengantarkan aku ke sini.”
“Wow, pasti ledakan yang sangat dahsyat. Ayo! Mau aku antar kau pulang?” Befo
menawarkan diri.
“Kau… betulkah? Tapi, apa kau tahu arah tempat tinggalku?” tanyaku hati-hati, takut
menyinggung perasaannya.
“Maksudmu? Ah ya, aku tahu. Kau meragukanku?” tanya Befo sambil tersenyum kecil.
“Hehehe, taka pa. sini kuberitahu,” kata Befo menjejeriku. “Kau mungkin menyangka aku
tidak mempunyai mata, tapi sebetulnya aku juga punya.”
“Oh, ya? Di mna mata itu kau sembunyikan?” tanyaku antusias. Aku mengamati Befo
dalam-dalam. Tapi, tak kulihat satupun temoat di mana mata itu berada.
“Di sini,” kata Befo sambil menunjuk dadanya. Ia menarik siripku dan meletakkannya di
dadanya. Ada degup berirama yang aku rasakan. Perlahan tapi tenang.
“Iya, di sini. Wlaaupun aku tak punya mata sepertimu, tapi aku bisa melihat dengan mataku
yang lain. Mata ini akan membimbingku dan ia seperti cahaya yang tak pernah redup
sinarnya.” Kata Befo sambil menggandeng tanganku.
“Matamu pasti sangat spesial. Aku ingin punya mata seperti milikmu,” kataku smabil
memandang iri padanya.
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Tentu saja, setiap makhluk hidup juga punya mata sepertiku. Manusia menyebutnya
dengan mata hati. Kamu tahu artinya?” tanya Befo sambil terus menggandengku berenang
jauh, naik dan naik meninggalkan kedalaman yang gelap gulita.
“Apa itu mata hati?” tanyaku penasaran. “Pandangan matamu tadi telah menipumu.
Kamu mengira aku tak punya matakan? Mungkin iya, aku tak mempunyai mata sepertimu.
Tapi, aku menggunakan mata hatiku. Mata hati dapat menjadi penuntunmu yang paling
terpercaya jika hatimu bersih.”
“Nah, kita sudah hampir sampai. Tapi, aku tak bisa mengantarkanmu sampai di
kediamanmu. Tempatku di sini,” kata befo tak menjawab pertanyaanku.
“Tapi, bagaimana aku sampai ke sana? Aku tak tahu jalan,” kataku mulai menangis.
“Ssstt.. Dengarkan aku. Tadi kau bilang ingin mempunyai mata seperti milikku kan?” tanya
Befo sambil melepaskan genggamannya padaku.
“Sekaranglah saatnya. Yakinkan dirimu bahwa mata hatimu akan membimbingmu pulang.
Rasakan kehadirannya dan ia pasti akan menuntunmu.”
“Ya, tentu saja. Kau pasti bisa. Yakinkan dirimu bahwa semuanya akan baik-baik. Selamat
jalan. Gunakan kedua mata yang kau punya,” Befo melambaikan tangan.
Befo berenang turun semakin dalam. Aku menatap kepergiannya. Ia sahabat baruku
dari sebuah tempat nan jauh di sana. Aku segera bergegas meneruskan perjalanan ini,
kembali ke tempatku dan bertemu sahabat-sahabatku kembali.
(Sumber: Buku 22 Hari Bercerita)
Jawablah pertanyaan di bawah ini, dan gunakanlah kolom yang tersedia untuk
menuliskan jawaban Anda!
1. Analisislah struktur cerita imajinasi yang berjudul “Petualangan Fibouli” tersebut!
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Identifikasilah unsur kebahasaan pada cerita imajinasi di atas. Unsur yang harus
diidentifikasi adalah:
a. Konjungsi urutan waktu
b. Kata ganti
c. Kalimat langsung
d. Kalimat tidak langsung
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Menemukan Ide
2. Menciptakan Tokoh
Setelah kamu menemukan ide
cerita imajinasimu, langkah
selanjutnya adalah menentukan
tokoh-tokoh apa saja yang akan ada
dalam ceritamu. Karena ini adalah
cerita imajinasi, sang tokoh bisa
merupakan makhluk lain selain
manusia. Namun, harus jelas kamu
tentukan apakah dia perempuan
https://www.mainmain.id/
atau laki-laki, apa perannya dalam
cerita tersebut, dan tentukan pula ciri-ciri kepribadian utama tanpa memberitahu
banyak detail. Biarkan pembaca yang mencari sendiri karakter dari masing-masing
tokoh selama membaca cerita imajinasimu.
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Menentukan Latar
https://www.pintarnesia.com/teks-cerita-fantasi/
Tentukan di mana tokoh ciptaanmu hidup. Jika ia
manusia, apakah ia tinggal di bumi, dan dimana letak
spesifik tempat tinggalnya? Atau kamu juga dapat
menciptakan sendiri dunia atau tempat tinggal si tokoh
tersebut.
4. Menciptakan Alur
Dalam membuat sebuah alur, kamu harus
menentukan peristiwa utama dalam ceritamu.
Rancanglah agar peristiwa yang kamu ciptakan
dapat dipercaya. Gabungkan pula peristiwa-
peristiwa lainnya dalam peristiwa utama. Untuk
lebih mudah, kamu bisa membuat dalam bentuk
poin-poin kerangka alur dari awal,
puncak/klimaks, hingga akhir penyelesaiannya.
www.liveplan.com
Kamu dapat mengangkat dari peristiwa pribadi,
seperti penelurusan mencari harta karun di hutan terlarang. Kamu dapat
mengembangkannya secara kreatif, menarik, aneh, dan asli. Ciptakanlah kesulitan-
kesulitan yang dihadapi tokoh. Setelah peristiwa itu, kamu dapat membuat berbagai
perubahan (halus atau drastis) pada kepribadian tokoh.
5. Mulai Menulis
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lengkapilah cerita imajinasi yang rumpang di bawah ini! Gunakanlah diksi yang tepat
untuk memperbaiki cerita imajinasi tersebut!
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Sumber: https://pendidikan.id/main/forum)
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lanjutkanlah cerita di bawah ini sesuai dengan imajinasimu! Jangan lupa berikanlah judul
yang menarik untuk ceritamu!
………………………………………..
Sang Peri
naga api
sekuat tenaga
sabar
peduli
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bacalah cerita imajinasi berjudul “Pangeran Massak dan Raksasa di Belakang Bukit”
karya Dina Antonia di bawah ini!
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kerjakanlah soal-soal di bawah ini, dan gunakanlah kolom yang tersedia untuk
menuliskan jawaban Anda!
1. Temukanlah nilai-nilai karakter yang ada dalam cerita imajinasi tersebut!
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Buatlah cerita imajinasi baru dengan tema yang sama seperti cerita imajinasi berjudul
“Pangeran Massak dan Raksasa di Belakang Bukit”. Buatlah seunik mungkin. Ingat!
Ikutilah langkah-langkah menulis cerita imajinasi yang telah kamu pelajari!
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kamus Mini
1. Narasi pengisahan suatu cerita atau kejadian.
2. Tragis bersifat menyedihkan.
3. Unik tersendiri dalam bentuk atau jenisnya, lain daripada yang lain.
4. Drastis perubahan menyeluruh, hebat, luar biasa, tegas dan cepat.
5. Orisinal asli, tulen.
1. Cerita imajinasi merupakan salah satu jenis teks naratif. Oleh sebab itu, struktur cerita
imajinasi memiliki kesamaan dengan teks naratif lainnya, yaitu:
A. bagian orientasi (pengenalan)
B. komplikasi (konflik)
C. resolusi (penyelesaian).
2. Cerita imajinasi termasuk dalam jenis teks narasi. Hal dominan yang menandai teks
narasi adalah penceritaan secara kronologi (urutan waktu). Untuk mewujudkan cerita
secara kronologis, ada sarana kebahasaan yang biasanya digunakan yaitu:
A. konjungsi (kata penghubung) yang menunjukkan waktu dan urutan waktu;
B. penggunaan kata ganti;
C. penggunaan kalimat langsung dan tidak langsung.
3. Langkah-langkah menulis cerita imajinasi:
A. Menemukan Ide
B. Menciptakan tokoh
C. Menentukan latar
D. Menciptakan alur
E. Mulailah menulis!
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Bacalah penggalan cerita imajinasi berjudul “Ellie” karya Cholis Vindry Rizqiandy di
bawah ini untuk menjawab soal yang tersedia!
Ini adalah hari ketiga aku memimpikan hal yang sama. Terjatuh ke dalam
dunia yang bernama Vamiala, sebuah negeri yang ditinggali oleh manusia, peri,
dan makhluk-makhluk mistis lainnya. Kemudian bertemu dengan Ellie, dan
terbang ke seluruh negeri melewati hutan dan lautan. Ya, aku sudah memimpikan
ini selama tiga malam. Dan aku sadar sepenuhnya bahwa ini adalah mimpi. Namun
mimpi dan semua ini terasa begitu nyata, hingga seolah-olah aku memang sedang
terdampar di dunia yang berbeda dari dunia tempatku berasal.
Hari pertamaku di tempat ini adalah hari di mana aku bertemu dengan
Ellie. Saat itu aku sedang terkapar di sebuah rawa ketika ia bertarung melawan
segerombolan Orch, makhluk dengan tubuh seperti manusia namun berwajah
iblis. Mereka adalah makhluk pemakan manusia yang mendiami hampir setiap
rawa di dunia ini. Namun, Ellie dengan kemampuannya berhasil membunuh
hampir semua Orch yang ada. Sejak saat itu ia menjadi temanku, atau mungkin
lebih tepatnya ia memintu untuk menjadi partnernya. Dan sejak saat itu aku
menerima tawarannya itu, dimulailah petualanganku bersama Ellie.
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Konflik apa yang dialami oleh tokoh ‘aku’ dalam penggalan cerita di atas?
B. Pada kotak di bawah ini tersedia berbagai kosakata. Buatlah sebuah cerita imajinasi
yang unik dan memiliki nilai karakter dengan menggunakan kata-kata di bawah ini.
Ingatlah, jangan sampai ada kata yang terlewatkan ya! Selamat bekerja mandiri!
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Kerangka Karangan)
Ide/tema :
Tokoh :
Latar :
Orientasi :
Komplikasi :
Resolusi :
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ayo Berefleksi
1. Bagaimana perasaanmu setelah selesai mempelajari materi menulis cerita imajinasi
menggunakan modul pembelajaran ini? Sertakanlah alasannya!
2. Kamu telah menyelesaikan Bab IV. Sejauh ini, apakah kamu mengalami kesulitan? Jika
ya, kesulitan apa sajakah yang kamu alami?
3. Nilai-nilai apa yang kamu peroleh selama pembelajaran menggunakan modul ini?
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SERBA-SERBI
BAHASA
INDONESIA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halo, para calon penulis hebat! “Serba-Serbi Bahasa Indonesia” ini adalah bonus
buat kamu agar bisa semakin mengasah kemampuan menulismu. Pada bagian ini, secara
khusus kamu akan belajar mengenai kaidah kebahasaan yang secara umum dapat
digunakan untuk semua jenis teks yang akan ditulis. Selain itu, ada pula pembahasan
singkat mengenai kata depan, singkatan dan akronim, serta imbuhan ber-. “Serba-serbi
Bahasa Indonesia” ini juga menyediakan berbagai kuis yang bisa kamu isi untuk melatih
kemampuan berbahasamu. Selamat bereksplorasi!
Nah, setiap menulis jenis teks apapun, kita harus memperhatikan kaidah
kebahasaannya. Ada lima kaidah kebahasaan yang penting diperhatikan dalam sebuah
teks yaitu ejaan, tanda baca, pilihan kata (diksi), tata kalimat, dan kepaduan paragraf.
a. Ejaan
Ejaan yang dijadikan sebagai acuan dalam penulisan teks, yaitu Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
50 Tahun 2015. Dalam pedoman tersebut telah diatur penulisan ejaan yang benar,
misalnya penulisan huruf kapital dalam bahasa Indonesia seperti berikut.
1) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama awal kalimat.
Contoh: Kita harus bekerja keras.
2) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
Contoh: Amir Hamzah, Dewi Sartika, Jenderal Kancil, Dewa Pedang.
Catatan:
i. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
merupakan nama jenis atau satuan ukuran. Misalnya: mesin diesel, 5 ampere.
ii. Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang
bermakna “anak dari”, seperi bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama dari
kata tugas, misalnya: Abdul Rahman bin Zaini, Ayam Jantan dari Timur.
3) Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Contoh: “Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci,
dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Contoh: Islam, Katolik, Hindu, Alquran, Alkitab, Weda, Allah akan menunjukkan
jalan kepada-Nya.
5) a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagaman, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar
akademik yang mengikuti nama orang, misalnya: Sultan Hasanuddin, Nabi
Ibrahim, Raden Ajeng Kartini, Agung Permana, Sarjana Hukum.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagaman, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang
dipakai sebagai sapaan, misalnya: Selamat datang, Yang Mulia.
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat, misalnya: Laksamana Muda Udara
Husein Sastranegara, Sekretaris Jenderal Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa, misalnya: bangsa Indonesia, bahasa Bali.
Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata
turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital, misalnya: pengindonesiaan kata
asing, keinggris-inggrisan.
8) a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari
besar atau hari raya, misalnya: tahun Hijriah, hari Jumat, tarikh Masehi.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah,
misalnya: Konferensi Asia Afrika, Perang Dunia II.
Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis
dengan huruf kapital, misalnya: Soekarno dan Hatta memproklamasikan
kemerdekaan bangsa Indonesia.
9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi, misalnya: Bukit
Barisan, Dataran Tinggi Dieng, Jalan Sulawesi, Gang Kelinci.
Catatan:
(a) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan
huruf kapital, misalnya: berlayar ke teluk, menyebrangi selat.
(b) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak
ditulis dengan huruf kapital, misalnya: jeruk bali (Citrus maxima), petai cina
(Leucaena glauca).
10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau
dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, misalnya:
Republik Indonesia, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana.
11) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata
ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama
majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan
untuk, yang tidak terletak pada posisi awal, misalnya: Saya telah membaca buku
Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
12) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, atau sapaan, misalnya: S.H., S.K.M., S.S., Mgr., Pdt.
13) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tulislah kembali kalimat di bawah ini dengan menggunakan huruf kapital yang benar!
1. buah pisang merupakan salah satu jenis buah yang kaya akan kandungan vitamin dan
mineral.
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. suku baduy merupakan suku asli dari provinsi banten, tepatnya di kabupaten lebak.
5. saya suka sekali membaca novel karangan dewi lestari yang berjudul “perahu kertas.”
6. “semalam kami mendengar bunyi sirene itu,” ujar iwan kepada madi, ketika kami
menemui anak itu pagi harinya. madi sedang memperbaiki jala yang rusak. tangannya
tampak cekatan sekali.
7. “sabar ya, nak. ini lampu dan embernya diletakkan dulu saja, silakan duduk dulu supaya
tenang,” kata kakek.
8. pada undangan itu tertulis sebuah nama yang sangat aku kenal, nisia puspitadewi,
s.psi. wah, ternyata dia sudah menjadi seorang psikolog sekarang.
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. “vas bunga ini asli buatan italia. lihat, ada tulisannya ‘made in italy’” kata pak dolmi.
sementara itu, bu dolmi melayani pembeli yang ingin membeli payung antik
bertuliskan jepang.
10. jalur pendakian gunung sumbing paling populer adalah melalui pos garung. garung
adalah sebuah desa di kaki bagian utara gunung sumbing, di kawasan kledung pass.
b. Tanda Baca
Tanda baca sangat besar pengaruhnya terhadap makna sebuah kalimat. Kesalahan
penggunaan tanda baca bisa menimbulkan salah tafsir atau kebingungan pembaca.
Penggunaan tanda baca dalam teks juga telah diatur dalam Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia, seperti berikut.
1. Tanda Titik (.)
a) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan. Misalnya: Dia akan datang
pada pertemuan itu.
b) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,
atau daftar.
Catatan:
- Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda
kurung dalam suatu perincian.
- Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digital yang lebih dari satu
angka.
- Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka terakhir dalam
penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel,
bagan, grafik, atau gambar.
c) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Misalnya:
pukul 23.11.19 (pukul 23 lewat 11 menit 19 detik atau pukul 23, 11 menit, 19 detik)
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Misalnya:
Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : Siti Aryani
Bendahara : Aulia Arimbi
d) Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ibu : “Bawa koper ini, Nak!”
Amir : “Baik, Bu.”
e) Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan
ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama
kota dan penerbit dalam daftar pustaka.
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f) Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa daerah atau bahasa asing. Misalnya: di-back up, me-recall
g) Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek
bahasan.
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perbaikilah kalimat ini bawah ini sesuai dengan penggunaan tanda baca yang benar!
1. Di mana alamat rumah Anda tanya Pak Lurah
2. Dita ingin menonton film Dilan sedangkan saya ingin menonton film Bumi Manusia
3. Tino sangat menyukai olahraga basket sepak bola dan bulu tangkis
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Apakah data ini bisa di back up agar tidak hilang tanya Silvi
9. Putri Puspita siswi kelas VII SMP Nusa Bahagia berhasil meraih peringkat ke 2 lomba
pantomim se Indonesia
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ubahlah kata yang digarisbawahi dengan kata yang terdapat dalam kolom di bawah ini.
Pilihlah diksi yang menurutmu paling sesuai!
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Tata Kalimat
Salah satu ciri tata kalimat yang baik ditandai dengan penggunaan kalimat yang
efektif. Kalimat efektif merupakan kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan
kembali gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran
pembicara atau penulis.
Ada beberapa ciri yang menandai adanya kalimat efektif, yaitu kesepadanan struktur,
keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan
gagasan, dan kelogisan bahasa.
Perhatikan beberapa contoh kalimat berikut.
No Kalimat Tidak Efektif Kalimat Efektif
1 Bagi siswa yang kehilangan buku Siswa yang kehilangan buku catatan
catatan bahasa Indonesia dimohon bahasa Indonesia dimohon
menghubungi petugas perpustakaan. menghubungi petugas perpustakaan.
2 Dalam rapat itu memutuskan bahwa a. Dalam rapat itu, diputuskan bahwa
setiap siswa wajib mengikuti kegiatan setiap siswa wajib mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler Pramuka. ekstrakurikuler Pramuka.
b. Rapat itu memutuskan bahwa setiap
siswa wajib mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler Pramuka.
3 Ia tetap tak bergeming meskipun a. Ia tetap bergeming meskipun sudah
sudah ditegur berulang kali. ditegur berulang-ulang.
b. Ia tetap bergeming meskipun sudah
ditegur berkali-kali.
e. Kepaduan Paragraf
Kepaduan paragraf dalam sebuah teks berperan penting dalam menyampaikan
gagasan dan perasaan sang penulis. Tanpa didukung hubungan antarparagraf yang padu,
sebuah teks hanya akan membingungkan pembaca. Sebuah paragraf disebut padu jika
didukung oleh keterpaduan bentuk (kohesi) melalui penggunaan kata-kata yang tepat.
Penggunaan kata-kata yang sumbang dan kurang tepat akan menimbulkan tafsir ganda
dan kesalahpahaman bagi pembaca. Sebuah paragraf, bisa saja mengemukakan satu
gagasan utama, tetapi belum tentu dikatakan kohesif jika kata-katanya tidak padu.
Selain itu, paragraf yang padu juga ditandai dengan adanya kekompakan
antarkalimat. Kalimat-kalimatnya memiliki hubungan timbal balik serta secara bersama-
sama membahas satu gagasan utama. Kalimat hendaknya tidak menyimpang dari gagasan
utama ataupun meloncat-loncat.
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b) Singkatan
Pada singkatan, penulisan disertai oleh tanda titik di antara huruf ataupun di akhir
huruf sesuai aturannya, kecuali penulisan nama lembaga/organisas dan surat
resmi.
Contoh:
A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
R.A. Raden Ajeng
S.Pd. Sarjana Pendidikan
Sdr. saudara
hlm. halaman
yth. yang terhormat
a.n. atas nama
s.d. sampai dengan
d.a. dengan alamat
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b) Singkatan
Pada singkatan, pembacaan ejaannya dilakukan dengan membaca atau mengeja
huruf per huruf sesuai dengan bunyi asli huruf tersebut.
Contoh:
SMP Sekolah Menengah Pertama
MPR Majelis Permusyawaratan Rakyat
KTP Kartu Tanda Penduduk
PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia
NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
b) Singkatan
Untuk semua yang berkenan dengan lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, termasuk
dokumen resmi negara, maka penulisan semua hurufnya harus huruf kapital.
Contoh:
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bacalah pernyataan berikut ini dengan cermat! Berilah tanda centang (√) jika kata yang
dicetak tebal merupakan “S” (singkatan) atau “A” (akronim)!
No. Pernyataan S A
1 Kata Mama, aku masih meminum ASI hingga umurku 3 tahun.
2 Jika ada waktu luang, aku menyempatkan diri menonton sinetron.
3 Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April untuk menghormati
jasa R.A. Kartini.
4 Rere bahagia karena mendapat kabar ia diterima di SMP favorit.
5 Karya-karya Ahmad Tohari yaitu Kubah (1980), Ronggeng Dukuh
Paruk (1982), Lintang Kemukus Dini Hari (1985), dll.
6 Wagub Jawa Tengah sedang blusukan ke pasar tradisional.
7 Pertandingan basket itu akan disiarkan di TVRI.
8 Max membuat PIN yang sulit sebagai kode di handphone-nya.
9 Rena terpilih sebagai ketua OSIS di sekolahnya.
10 Ibu meminta adik membeli 2 kg gula pasir.
11 Saat ini, wilayah Jabodetabek mulai memberlakukan PSBB.
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kata Depan
Kata depan atau preposisi adalah kata yang menghubungkan kata benda dengan
bagian kalimat. Kata depan biasanya digunakan untuk mengantarkan objek penyerta
kalimat tidak boleh mengantarkan subjek kalimat. Selain kata depan di, ke, dari, dikenal
juga kata depan pada, kepada, oleh, dengan, atas.
Beberapa fungsi kata depan:
1. Menyatakan tempat : di
2. Menyatakan tujuan : ke
3. Menyatakan asal : dari
4. Penanda pelaku : oleh
5. Penanda cara : dengan
6. Penanda peruntukkan : bagi, untuk, buat, guna
7. Penanda ihwal (hal) : tentang
Banyak orang masih bingung dan salah dengan penulisan di dan ke sebagai kata depan dan
awalan. Bentuk di dan ke sebagai kata depan apabila membentuk keterangan tempat, dan
penulisannya harus terpisah dari kata yang mengikutinya. Sedangkan, bentuk di dan ke
sebagai awalan apabila tidak membentuk keterangan tempat, dan penulisannya harus
serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh:
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Bacalah pernyataan di bawah ini dengan cermat! Berilah tanda centang (√) jika
penggunaan kata depan pada pernyataan tersebut “B” (benar) atau “S” (salah)!
No. Pernyataan B S
1 Buku-buku maupun dekorasi ruangannya disusun secara teratur.
2 Tian mengerjakan soal ujian dengan tergesa-gesa.
3 Di bagian luar depan pagar, di tanami tanaman semak dan pohon
Palem.
4 Ada seekor burung elang melayang-layang diatas lereng perkebunan
teh.
5 Permen ini di belikan oleh Kakak.
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Imbuhan ber-
Pada pembahasan ini akan dibahas imbuhan ber-. Imbuhan ber- pada kalimat bahasa
Indonesia mempunyai fungsi sebagai pembentuk kata kerja (verba) dan kata sifat
(adjektiva). Adapun ketentuannya sebagai berikut:
1. Jika kata yang suku kata pertamanya mengandung unsur “er”, maka huruf “r” pada
imbuhan “ber-“ harus melebur atau luluh; sehingga berubah menjadi “be-“.
Contoh:
ber- + kerja = bekerja
ber- + cermin = becermin
ber- + derma = bederma
ber- + ternak = beternak
2. Jika kata yang suku kata pertama tidak mengandung unsur “er”, maka huruf “r” pada
imbuhan "ber-“ tidak melebur atau luluh.
Contoh:
ber- + merek = bermerek
ber- + keringat = berkeringat
ber- + cerai = bercerai
3. Khusus untuk kata dasar ajar, maka ber- akan mengalami perubahan bentuk menjadi
bel-.
Contoh:
ber- + ajar = belajar
Berdasarkan jenis kata yang mengikutinya, imbuhan ber- dapat dipadukan menjadi:
1. Imbuhan ber- + kata kerja
Contoh: berlari, berbicara, bermain
2. Imbuhan ber- + kata benda
Contoh: bersepeda, berdasi, berkacamata
3. Imbuhan ber- + kata sifat
Contoh: berbahagia, bersukacita, bersedih
4. Imbuhan ber- + kata bilangan
Contoh: bertiga, berjuta, bersepuluh
5. Imbuhan ber- + kata keterangan
Contoh: berhati-hati, bersenang-senang
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Lanjutkanlah kalimat berikut ini dengan menggunakan kata yang ada di dalam
kurung!
Derix akan pindah ke Jogja. Dia akan bekerja di sebuah restoran ternama.
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Lanjutkanlah paragraf di bawah ini dengan kalimat berimbuhan ber- tentang ciri-ciri
satu orang teman Anda di kelas! Buatlah minimal 5 kalimat!
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-Ayo Berefleksi-
2. Kamu telah menyelesaikan Bab “Serba-Serbi Bahasa Indonesia”. Sejauh ini, apakah
kamu mengalami kesulitan? Jika ya, kesulitan apa sajakah yang kamu alami?
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Akronim Kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau
bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar.
Alur Pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab
akibat ataupun bersifat kronologis.
Amanat Ajaran atau pesan yang hendak disampaikan pengarang.
Cakap Mempunyai kemampuan dan kepandaian untuk mengerjakan
sesuatu; pandai; mahir.
Cerita Imajinasi cerita fiksi yang mengandalkan daya imajinatif yang tinggi,
sehingga terdapat ketidakmasukakalan dalam cerita yang dibuat
oleh penulis.
Deskripsi Bagian Gambaran lebih lanjut dari deskripsi umum secara jelas dan
terperinci untuk memberikan efek emosional kepada pembaca,
sehingga apa yang digambarkan dalam teks seolah-olah bisa
dilihat, didengar, dicium, atau dirasakan sendiri oleh pembaca.
Deskripsi Umum Gambaran umum terhadap objek yang ingin disampaikan oleh
penulis.
Diksi Pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya)
untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu (seperti yang diharapkan).
Ejaan Kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb.)
dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Fiksi Rekaan; khayalan; tidak berdasarkan kenyataan.
Frasa Gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif (tidak
mempunyai predikat).
Futuristis Terarah, tertuju ke masa depan.
Gaya Bahasa Sarana menciptakan nada atau suasana persuasive serta
merumuskan dialog; memperlihatkan hubungan dan interaksi
antartokoh.
Imbuhan Bubuhan (yang berupa awalan, sisipan, akhiran) pada kata dasar
untuk membentuk kata baru; afiks.
Kaidah Rumusan asas yang menjadi hukum; aturan yang sudah pasti;
patokan.
Kata kerja transitif Kata kerja yang memerlukan objek.
Karakter Tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang lain.
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kerangka Rancangan; garis besar suatu gejala atau kejadian yang akan
dibuat dalam laporan lengkap dan resmi.
Klimaks Puncak dari suatu hal, kejadian, keadaan, dan sebagainya;
kejadian atau adegan yang paling menarik atau penting.
Komplikasi Bagian pada saat permasalahan dalam cerita bermula, dari awal
hingga pada puncak permasalahan.
Modul Standar, satuan pengukur, komponen dari suatu sistem yang
berdiri sendiri, tetapi menunjang program dari sistem itu.
Orientasi Bagian dimana pengarang memberikan pengenalan mengenai
tokoh, latar atau tempat kejadian, suasana kejadian, tema, dan
beberapa gambaran dari alur yang akan diceritakan selanjutnya.
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A K
Akronim 112 Kaidah 7, 73, 99
Alur 48, 80 Kata kerja Transitif 7
Amanat 51 Karakter 50
C Kerangka 23, 24
Cakap iii Komplikasi 72
Cerita Imajinasi 46 M
D Modul iii, v
Deskripsi Bagian 5 O
Deskripsi Umum 5 Orientasi 72
Diksi 109 R
E Resolusi 72
Ejaan 99 S
F Singkatan 112
Fiksi 46, 51, 52 Sudut Pandang 50
Frasa 7 T
Futuristis 51 Teks Deskripsi 4
G Tema 47, 79
Gaya Bahasa 52 Tokoh 49, 51, 52, 79
I Topik 22
Imbuhan 117
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Alwi, Hassan, dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Basir, Rokhmad. 2016. Modul Pengayaan Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII.
Surakarta: Putra Nugraha.
Cahyono, Rudi, dkk. 2011. 22 Hari Bercerita Buku Pertama Kumpulan Cerita Anak. Indonesia
Bercerita. Diunduh dari https://www.slideshare.net/temantakita/buku-pertama-
kumpulan-cerita-anak pada 24 Maret 2020.
ContohText. 2017. Contoh Teks Deskripsi Tentang Orang dan Terjemahannya. Diunduh dari
https://www.contohtext.com/2017/11/contoh-describing-people-dan-
terjemahannya.html pada 14 Juni 2020.
Isnatun, Siti dan Umi Farida. 2013. Mahir Berbahasa Indonesia Kelas VII SMP 1. Jakarta:
Yudhistira.
Kurniasih, Imas, dan Berlin Sani. 2014. Panduan Membuat Bahan Ajar Buku Teks Pelajaran.
Surabaya: Kata Pena.
Kosasih, E. dan Restuti. 2013. Mandiri Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Nofantoro. 2019. 7 Contoh Cerita Fantasi Anak yang Menarik dan Populer. Diunduh dari
https://made-blog.com/contoh-cerita-fantasi-n/ pada 26 Maret 2020.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sayuti, Suminto. A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media.
Wahono, dkk. 2016. Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Zoditama, Bellanissa, dkk. 2011. 22 Hari Bercerita Buku Kedua Kumpulan Cerita Anak.
Indonesia Bercerita. Diunduh dari https://www.slideshare.net/temantakita/buku-
kedua-kumpulan-cerita-anak pada 24 Maret 2020.
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Email : brigittaisin83@gmail.com
Facebook : Brigitta Aisin Yicia Umakella
Instagram : @sinsinaaaa_
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CATATAN
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CATATAN
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-KUNCI JAWABAN-
BAB 1
A. LATIHAN 1
1. Dari Bali.
2. Tari Kecak adalah tarian yang unik, indah sekaligus magis. Nuansa sakralnya mengalun
bersama seruan penari yang bergema ke langit.
3. Sejumlah penari akan mengenakan sarung bermotif kotak-kotak seperti papan catur.
4. Tari Kecak tidak diiringi oleh alat musik. Musik yang digunakan bersumber dari suara-
suara ritmis serupa akapela dengan ciri khas seruan berbunyi ‘cak…cak..cak’
5. Ingin memberi gambaran lebih rinci kepada pembaca mengenai Tarian Kecak, khas
Bali.
6. Paragraf 1 : Tarian Kecak ialah tarian khas Bali yang biasanya ditampilkan di atas tebing
Pura Luhur Uluwatu.
Paragraf 2 : Ciri khas tari kecak terletak pada harmonisasi suara dan gerak para penari
tanpa ada seorang yang bertugas sebagai komando.
Paragraf 3 : Pertunjukan tari Kecak dilangsungkan setiap hari pukul 18.00. para penari
mengenakan sarung bermotif kotak-kotak dengan diiringi musik yang berasal dari
suara multiritmis para penari.
Paragraf 4 : Terdapat penari lainnya yang memerankan tokoh-tokoh epos Ramayana
seperti Sri Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa. Rangkaian tari yang
berlangsung selama kurang lebih satu jam menampilkan fragmen lakon Rahwana dan
pasukannya.
7. Deskripsi umum/identifikasi: Paragraf 1
Deskripsi bagian: Paragraf 2-4
B. LATIHAN 2
1. B-D-A-C
2. Identifikasi : b
Deskripsi : d-a-c
3. Bali
4. Makanan khas Bali dikenal mampu membuat lidah menari karena rasa panas yang
menjalar di mulut. Rasa panas itu berasal dari campuran berbagai bumbu yang dalam
bahasa Bali disebut “basa”. Itulah sebabnya, meskipun mulut terasa panas, makanan
itu tidak menyiksa perut.
C. TES FORMATIF
1. Untuk mengenang dan melestarikan kegigihan perjuangan bangsa Indonesia serta
untuk membangkitkan inspirasi dan semangat patriotism bagi generasi selanjutnya.
2. Terdapat pada paragraf 2, kalimat ke-2 sampai kalimat ke-5.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 2
TES FORMATIF
1. B – D – A – C
2. Judul: Semangka
Identifikasi:
Semangka adalah salah satu jenis buah yang mengandung banyak air. Buah
semangka memiliki biji di dalamnya. Biasanya ada semangka yang memiliki biji warna
putih atau hitam kecoklatan. Buah semangka sendiri berwarna merah merona.
Deskripsi:
Buah ini sangat cocok dinikmati ketika musim panas. Kesegaran buah ini sangat
cocok untuk menghilangkan rasa haus. Sensasi buah semangka ketika dimakan pada
saat digigit akan terasa renyah dan menumpahkan air dari dagingnya ke dalam mulut.
Sensasi ini yang menjadi favorit banyak orang.
Kulit buah semangka berwarna hijau belang-belang putih, hujau tua dan kuning
keputihan. Meskipun kulitnya hijau tapi buah semangka tetap berwarna merah dan
rasanya manis. Buah semangka memiliki ukuran sesuai beratnya. Semakin berat buah
semangka, maka semakin besar pula ukurannya.
Bobot buah semangka bervariasi, mulai dari 4 kg sampai 20 kg. semangka yang
berukuran kecil pada umumnya mencapai 4 sampai 5 kg. sementara buah semangka
yang berukuran sedang beratnya mencapai 6 sampai 10 kg. Jika beratnya sudah lebih
dari itu, berarti sudah termasuk buah semangka berukuran besar.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 3
A. LATIHAN 2
1. (nomor 2) Pangeran Albert tidak boleh bermain ke Taman Groga selama tiga hari.
2. (nomor 3) Terima kasih, maaf, tolong.
3. (nomor 4) Harus bisa menghargai orang lain; bisa bersikap ramah.
4. (nomor 5) Setelah menemukan tiga mantra ajaib, Pangeran Albert kembali kembali ke
istananya. Namun, ia kaget karena ternyata dia sudah tidak sadar selama setahun,
padahal dia hanya satu hari saja di Negeri Impian. Sikap Pangeran Albert pun berubah
menjadi lebih baik. Ia juga tak lupa menggunakan tiga mantra ajaib tersebut agar
ibunda Ratu tersenyum dari atas. Raja Bernard pun menikah dengan Tante Klara, dan
kehidupan kastil semakin bertambah ramai setelah adik-adik Pangeran Albert lahir.
BAB 4
A. LATIHAN 2
1. Belimbing
2. Dipesan
3. Pulih
Catatan: jawaban yang masih
4. Suatu hari
bersinonim dengan jawaban di
5. Bahaya samping, dapat dibenarkan asal
6. Bertemu sesuai dengan konteks.
7. Terima kasih
8. Meringis
9. Menyerahkan
10. Takjub
11. Beruntung
12. Mendekati
13. Tersesat
14. Biru
15. Berguna
SERBA_SERBI BAHASA
A. KUIS 1
1. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih memberkati kita semua.
2. Hadiah ini untuk Kolonel Bayu.
3. Di Indonesia terdapat suku Batak, suku Jawa, suku Dayak, suku Nias, dan lain-lain.
4. Sekolah saya di Jalan Kapitan Pattimura.
5. Rapat itu dipimpin oleh Bapak Hendro, S.H.
6. Buku ini memuat Undang-Undang Dasar 1945 secara lengkap.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. KUIS 2
1. Buah pisang merupakan salah satu jenis buah yang kaya akan kadungan vitamin dan
mineral.
2. Si Kembang Desa itu ternyata bernama Namirah Luna.
3. Tadi sore, Tono pergi membeli lampu berdaya 50 watt.
4. Suku Baduy merupakan suku asli dari Provinsi Banten, tepatnya di Kabupaten Lebak.
5. Saya suka sekali membaca novel karangan Dewi Lestari yang berjudul “Perahu
Kertas.”
6. “Semalam kami mendengar bunyi sirene itu,” ujar Iwan kepada Madi, ketika kami
menemui anak itu pagi harinya. Madi sedang memperbaiki jala yang rusak. Tangannya
tampak cekatan sekali.
7. “Sabar ya, Nak. Ini lampu dan embernya diletakkan dulu saja, silakan duduk dulu
supaya tenang,” kata Kakek.
8. Pada undangan itu tertulis sebuah nama yang sangat aku kenal, Nisia Puspitadewi,
S.Psi. Wah, ternyata dia sudah menjadi seorang psikolog sekarang.
9. “Vas bunga ini asli buatan Itali. Lihat, ada tulisannya ‘Made in Italy”” kata Pak Dolmi.
Sementara itu, Bu Dolmi melayani pembeli yang ingin membeli payung antik
bertuliskan Jepang.
10. Jalur pendakian Gunung Sumbing paling populer adalah melalui pos Garung. Garung
adalah sebuah desa di kaki bagian utara Gunung Sumbing, di kawasan Kledung Pass.
C. KUIS 3
1. “Di mana alamat rumah Anda?” tanya Pak Lurah.
2. Dita ingin menonton film “Dilan”, sedangkan saya ingin menonton film “Bumi
Manusia.”
3. Tino sangat menyukai olahraga basket, sepak bola, dan bulu tangkis.
4. Uang sebesar Rp300.000 miliknya raib dicopet.
5. Anak-anak itu tergabung dalam ekstrakulikuler tata boga di sekolah.
6. Kakek dan nenek itu sudah bersama sejak tahun 1950-an.
7. “Apakah data ini bisa di-back up agar tidak hilang?” tanya Silvi.
8. KTP-ku rusak karena terendam air.
9. Putri Puspita, siswi kelas VII SMP Nusa Bahagia berhasil meraih peringkat ke-2 lomba
pantomim se-Indonesia.
10. Wah, indah sekali pemandangan itu!
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. KUIS 4
1. Gugur
2. Asa
3. Epilog
4. Paras
5. Rona
6. Primer
7. Orisinal
8. Insomnia
9. Pakar
10. Donasi
E. KUIS 5
1. A
2. A
3. S
4. S
5. S
6. A
7. S
8. A
9. A
10. S
11. A
12. S
13. S
14. S
15. A
F. KUIS 6 (bagian A)
1. B
2. B
3. S
4. S
5. S