Anda di halaman 1dari 495

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN MODUL MENULIS TEKS DESKRIPSI DAN


CERITA IMAJINASI UNTUK SISWA TUNARUNGU KELAS VII
DENGAN PENDEKATAN PEDAGOGI GENRE

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

Brigitta Aisin Uba Arakian


151224029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN MODUL MENULIS TEKS DESKRIPSI DAN


CERITA IMAJINASI UNTUK SISWA TUNARUNGU KELAS VII
DENGAN PENDEKATAN PEDAGOGI GENRE

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

Brigitta Aisin Uba Arakian


151224029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan sebagai bukti ungkapan syukur dan terima kasih

kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberi kekuatan, kesehatan, dan

pengharapan dalam segala situasi yang saya hadapi.

2. Kedua orang tua saya, Simon Payong Masan dan Helena Erlinda yang

senantiasa merawat, mendidik, mendukung, dan mendoakan saya.

3. Koko Agustinus Fuan Suban Taran, kedua adik Regina Aiwei Tuto Samon dan

Gregorius Fuchen Taran Boro yang senantiasa memberi semangat dan

mendukung saya.

4. Bapak Dr. B. Widharyanto, M. Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang

senantiasa sabar dan dedikasi tinggi membimbing saya untuk menyelesaikan

skripsi ini.

5. Para dosen PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang dengan

kesabaran dan dedikasi tinggi telah mengajari dan membimbing saya selama

masa perkuliahan.

6. Para guru dan siswi kelas VII SLB/B Dena Upakara Wonosobo yang

memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian di sana.

7. Seluruh saudara, sahabat, kekasih, teman-teman Tuli, dan semua orang yang

telah memberikan pengalaman dan inspirasi hidup kepada saya.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTO

“Ad Maiorem Dei Gloriam”

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;

ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”

(Matius 7: 7)

“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan

menerimanya.”

(Matius 21: 22)

“Non Multa Sed Multum – Bukan banyaknya tetapi mendalamnya.”

“Who am i to judge?”

-Pope Francis-

“Semesta yang kupercaya, tak pernah pergi meninggalkan duka. Ia kerap hadir

memberi tawa, melalui mereka yang disebut sesama.”

-Kakak Ara-

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Arakian, Brigitta Aisin Uba. 2020. Pengembangan Modul Menulis Teks Deskripsi
dan Cerita Imajinasi untuk Siswa Tunarungu Kelas VII dengan Pendekatan
Pedagogi Genre. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Siswa tunarungu memiliki keterbatasan pendengaran yang berdampak pada
terhambat dan terlambat dalam proses pembelajaran bahasa. Salah satu
keterampilan berbahasa yang sangat mungkin dikembangkan oleh siswa tunarungu
adalah keterampilan menulis. Berangkat dari hal tersebut, masalah yang diangkat
dalam penelitian ini adalah apa saja kebutuhan menulis teks deskripsi dan cerita
imajinasi untuk siswa tunarungu kelas VII; dan bagaimana pengembangan modul
menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa tunarungu kelas VII dengan
pendekatan pedagogi genre. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan
kebutuhan pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi siswa
tunarungu kelas VII; dan menghasilkan modul pembelajaran menulis teks deskripsi
dan cerita imajinasi untuk siswa tunarungu kelas VII dengan menerapkan
pendekatan pedagogi genre.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Research & Development (R&D)
menurut Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2016). Penelitian dan pengembangan ini
dilakukan dengan mengacu pada sepuluh tahapan penelitian yang disederhanakan
menjadi enam tahapan yaitu: penelitian dan pengumpulan informasi,
pengembangan produk, uji validasi, revisi produk tahap 1, uji coba produk, dan
revisi produk tahap 2. Data-data hasil penelitian dikumpulkan dengan
menggunakan teknik wawancara, analisis kurikulum, telaah buku teks, kuesioner,
dan tes (pretest dan posttest).
Hasil penelitian yang dilakukan ada dua. Pertama, hasil analisis kebutuhan
pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa tunarungu
kelas VII berupa: a) modul memuat materi teks deskripsi dan cerita imajinasi; b)
modul dilengkapi dengan materi dasar kebahasaan; c) modul dilengkapi dengan
berbagai gambar/ilustrasi dan petunjuk penggunaan modul; d) modul memuat kata-
kata ataupun ilustrasi yang dapat memotivasi siswa dalam menulis; e) modul
memuat latihan, tes formatif, dan rangkuman; f) modul disusun dengan berbagai
warna; g) modul dilengkapi dengan catatan kebahasaan dan kolom kamus mini; h)
modul memuat contoh teks yang bervariasi; dan i) modul disusun dengan bahasa
yang mudah dipahami siswa. Kedua, hasil pengembangan modul divalidasi oleh
dosen ahli, dua guru pengampu, dan siswa, dan memperoleh skor rata-rata yaitu 4,1
dari skor maksimal 5 dengan persentase kelayakan sebesar 82% dan berkategori
“Baik”. Dengan demikian, modul yang berjudul “Cakap Menulis (Teks Deskripsi
dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu” kelas VII dinyatakan layak
digunakan.
Kata kunci: modul pembelajaran, menulis teks deskripsi, menulis cerita imajinasi,
tunarungu, pedagogi genre

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Arakian, Brigitta Aisin Uba. 2020. Development of Descriptive Text and


Imagination Stories Composition Module for Seventh Grade Deaf Students
Using Genre Pedagogy Approach. Thesis. Yogyakarta: Indonesian
Language and Literature Education Study Program, Department of
Language and Arts Education, Faculty of Teachers Training and Education,
Sanata Dharma University.
Deaf student has a limited hearing ability which hampered and belated the
language learning process. One of the language skills that is able for deaf student
to develop is the writing ability. Due to that reason, the problem formulations of
this research are what are the composition aspects of descriptive text and
imagination stories composition for seventh grader deaf students and how to
develop a module of descriptive text and imagination stories composition for
seventh grader deaf students using genre pedagogy approach. The aim of this
research is to produce a module of descriptive text and imagination stories
composition for seventh grader deaf students by applying genre pedagogy
approach.
This research is Research & Development (R&D) according to Borg and
Gall (in Sugiyono, 2016). This research and development is done by the ten phases
of research which are simplified into six phases of research. They are information
researching and gathering, product developing, validation testing, first phase of
product revising, product testing, and second phase of product revising. The
research data are collected using interview, curriculum analysis, module review,
questionnaire, and testing (pretest and posttest).
There are two results of the research. First, the results of learning support
system for composing a descriptive text and imagination stories composition for
seventh grader deaf student are: a) module is consisted of material for composing
descriptive text and prose; b) module is equipped by basic language material: c)
module is equipped by pictures/illustration and usage instruction: d) module is
consisted of motivational words or picture for composing a text; e) module is
consisted of exercise, formative test, and summary; f) module is presented in colors;
g) module consists of language note and mini dictionary rubric; h) module consists
of various examples of text; g) module is structured in easy understandable
language for students. Second, the result of module development is validated by
main lecturer and two subject teachers, and students earns 4,1 out of 5 in average
with 82% of appropriateness and belongs to “Good” category. Therefore, the
module entitled “Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa
Tunarungu” for seventh graders is declared as proper to use.

Keywords: learning module, descriptive text composing, imagination stories


composing, deaf, genre pedagogy

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................iv
MOTO ...............................................................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...........................................................vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS .............................................vii
ABSTRAK .........................................................................................................viii
ABSTRACT ........................................................................................................ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................x
DAFTAR ISI ......................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL .............................................................................................xviii
DAFTAR SKEMA ............................................................................................xix
DAFTAR DIAGRAM .......................................................................................xx
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xxi
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xxv
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Batasan Masalah .................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah ..............................................................................6
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................6
1.5 Manfaat Penelitian ..............................................................................6
1.6 Batasan Istilah ....................................................................................7
1.7 Spesifikasi Produk .............................................................................9
BAB II LANDASAN TEORI ...........................................................................13
2.1 Penelitian yang Relevan .....................................................................13
2.2 Landasan Teori ...................................................................................15
2.2.1 Konsep Menulis ..................................................................................16

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.2.1.1 Hakikat Menulis .................................................................................16


2.2.1.2 Tujuan Menulis ...................................................................................18
2.2.1.3 Ciri-ciri Tulisan yang Baik .................................................................20
2.2.2 Konsep Teks Deskripsi .......................................................................21
2.2.2.1 Hakikat Teks Deskripsi ......................................................................21
2.2.2.2 Karakteristik Teks Deskripsi ..............................................................22
2.2.2.3 Struktur Teks Deskripsi ......................................................................23
2.2.3 Konsep Cerita Imajinasi .....................................................................23
2.2.3.1 Hakikat Cerita Imajinasi .....................................................................24
2.2.3.2 Unsur Cerita Imajinasi ........................................................................25
2.2.3.3 Karakteristik Cerita Imajinasi .............................................................28
2.2.3.4 Jenis Cerita Imajinasi..........................................................................30
2.2.3.5 Struktur Cerita Imajinasi ....................................................................31
2.2.4 Tunarungu ...........................................................................................32
2.2.4.1 Hakikat Tunarungu .............................................................................32
2.2.4.2 Klasifikasi Anak Tunarungu ...............................................................34
2.2.4.3 Karakteristik Anak Tunarungu ...........................................................36
2.2.5 Modul..................................................................................................38
2.2.5.1 Hakikat dan Karakteristik Modul .......................................................38
2.2.5.2 Prinsip Penulisan Modul.....................................................................40
2.2.5.3 Struktur Penulisan Modul ...................................................................41
2.2.5.4 Prosedur Penulisan Modul ..................................................................46
2.2.5.5 Kriteria Penilaian Modul ....................................................................52
2.2.6 Pedagogi Genre...................................................................................53
2.2.6.1 Hakikat Pedagogi ................................................................................53
2.2.6.2 Genre ..................................................................................................54
2.2.6.3 Tujuan Pedagogi Genre ......................................................................55
2.2.6.4 Karakteristik Pedagogi Genre .............................................................56
2.2.6.5 Prinsip-prinsip Pedagogi Genre ..........................................................57
2.2.6.6 Langkah-langkah Pedagogi Genre......................................................59
2.3 Kerangka Berpikir ..............................................................................61

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................64


3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................64
3.2 Sumber Data dan Data ........................................................................65
3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................70
3.4 Instrumen Penelitian ...........................................................................71
3.5 Teknik Analisis Data ..........................................................................75
3.6 Prosedur Pengembangan Produk ........................................................80
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................89
4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................89
4.1.1 Hasil Analisis Kebutuhan Pembelajaran .............................................89
4.1.1.1 Hasil Analisis Kurikulum ...................................................................90
4.1.1.2 Hasil Deskripsi Data Telaah Buku .....................................................96
4.1.1.3 Hasil Analisis Data Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ................100
4.1.1.4 Hasil Analisis Data Wawancara Guru Pengampu ..............................104
4.1.1.5 Hasil Analisis Tes Kemampuan Awal (Pretest) Siswa
dalam Menulis Teks Deskripsi ...........................................................108
4.1.1.6 Hasil Analisis Potensi Masalah dan
Rencana Pengembangan Produk ........................................................118
4.1.2 Hasil Pengembangan Produk Modul Menulis Teks Deskripsi dan
Cerita Imajinasi untuk Siswa Tunarungu ...........................................121
4.1.2.1 Proses Pengembangan Produk ............................................................121
4.1.2.1.1 Penentuan Tujuan ...............................................................................122
4.1.2.1.2 Pemilihan Bahan .................................................................................123
4.1.2.1.3 Penyusunan Kerangka ........................................................................124
4.1.2.1.4 Pengumpulan Bahan ...........................................................................126
4.1.2.1.5 Penyusunan Modul .............................................................................127
4.1.2.2 Data Validasi ......................................................................................138
4.1.2.2.1 Deskripsi Data Hasil Validasi Dosen Ahli .........................................138
4.1.2.2.2 Data Validasi Guru Pengampu 1 ........................................................141
4.1.2.2.3 Data Validasi Guru Pengampu 2 ........................................................145

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.1.2.3 Revisi Produk Tahap 1 .......................................................................149


4.1.2.4 Data Hasil Uji Coba Produk ...............................................................155
4.1.2.4.1 Deskripsi Hasil Uji Coba Produk .......................................................155
4.1.2.4.2 Deskripsi Hasil Validasi Siswa...........................................................158
4.1.2.4.3 Hasil Tes Kemampuan Akhir (Posttest) Siswa dalam
Menulis Teks Deskripsi ......................................................................163
4.1.2.5 Revisi Produk Tahap 2 .......................................................................169
4.2 Pembahasan ........................................................................................172
4.2.1 Kelayakan Pengembangan Produk .....................................................172
4.2.1.1 Deskripsi Modul .................................................................................172
4.2.1.2 Analisis Kelayakan Bahan Ajar Modul ..............................................185
4.2.2 Kajian Produk Akhir ...........................................................................190
4.2.3 Relevansi Penelitian yang Dilakukan
dengan Penelitian Terdahulu ..............................................................194
BAB V PENUTUP .............................................................................................198
5.1 Kesimpulan .........................................................................................198
5.2 Saran ...................................................................................................200
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................202
BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................206
LAMPIRAN .......................................................................................................207

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Anak Tunarungu........................................................34


Tabel 2.2 Prinsip Penulisan Modul..............................................................40
Tabel 3.1 Data Siswa Kelas VII SLB/B Dena Upakara Wonosobo ............66
Tabel 3.2 Konvensi Nilai dan Skala Sikap ..................................................79
Tabel 3.3 Konversi Nilai Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan ..........80
Tabel 4.1 KI dan KD Bahasa Indonesia SMPLB Tunarungu Kelas VII .....92
Tabel 4.2 KI dan KD Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII ....................93
Tabel 4.3 Kesimpulan Hasil Telaah Buku Teks Pembelajaran
Materi Menulis Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi .................99
Tabel 4.4 Kesimpulan Kolom Komentar pada Kuesioner Analisis
Kebutuhan Siswa.........................................................................103
Tabel 4.5 Kesimpulan Hasil Wawancara Guru Pengampu .........................107
Tabel 4.6 Kesimpulan Hasil Pretest Siswa .................................................117
Tabel 4.7 Kerangka Modul ..........................................................................125
Tabel 4.8 Data Skor Rata-rata Validasi Dosen Ahli
pada Keseluruhan Aspek .............................................................140
Tabel 4.9 Data Skor Rata-rata Validasi Guru Pengampu 1
Tahap 1 dan Tahap 2 pada Keseluruhan Aspek ..........................144
Tabel 4.10 Data Skor Rata-rata Validasi Guru Pengampu 2
Tahap 1 dan Tahap 2 pada Keseluruhan Aspek ..........................148
Tabel 4.11 Data Validasi Siswa pada Aspek Kelayakan Isi/Materi ..............159
Tabel 4.12 Data Validasi Siswa pada Aspek Kelayakan Penyajian ..............160
Tabel 4.13 Data Validasi Siswa pada Aspek Kelayakan Bahasa ..................161
Tabel 4.14 Data Validasi Siswa pada Aspek Kelayakan Kegrafikan ............161
Tabel 4.15 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ......................................174
Tabel 4.16 Skor Rata-rata Validasi Dosen Ahli, Guru Pengampu dan
Uji Coba Siswa ............................................................................185
Tabel 4.17 Analisis Kelayakan Modul Berdasarkan Validasi Dosen Ahli,
Guru Pengampu, dan Uji Coba Siswa .........................................186

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Berpikir .......................................................................63


Skema 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan Menurut Borg dan Gall
dalam Sugiyono (2016:37) .........................................................83
Skema 3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan Menurut Borg dan Gall
yang Telah Disederhanakan ........................................................88

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Grafik Pernyataan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ...........100

xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Kurikulum Pendidikan Khusus .....................................90


Gambar 4.2 Struktur Kurikulum 2013 ............................................................90
Gambar 4.3 Judul Teks Deskripsi yang Menarik 1 .........................................110
Gambar 4.4 Judul Teks Deskripsi yang Menarik 2 .........................................110
Gambar 4.5 Judul Teks Deskripsi yang Kurang Menarik 1 ............................110
Gambar 4.6 Judul Teks Deskripsi yang Kurang Menarik 2 ............................110
Gambar 4.7 Penggalan Teks Deskripsi yang Tidak Sesuai
dengan Strukturnya .....................................................................111
Gambar 4.8 Penggalan Teks Deskripsi yang Tidak Memiliki Judul
dan Tidak Sesuai Strukturnya .....................................................112
Gambar 4.9 Teks yang Belum Memenuhi Aspek Organisasi .........................113
Gambar 4.10 Teks yang Belum Memenuhi Aspek Kosakata ...........................114
Gambar 4.11 Teks Deskripsi yang Belum Memenuhi Kriteria
Aspek Kebahasaan ......................................................................115
Gambar 4.12 Teks Deskripsi yang Belum Memenuhi Aspek Penulisan 1 .......116
Gambar 4.13 Teks Deskripsi yang Belum Memenuhi Aspek Penulisan 2 .......117
Gambar 4.14 Desain Subjudul dalam Lembar Kerja Photoshop.......................128
Gambar 4.15 Desain Judul Bab dan Motivasi dalam
Lembar Kerja Corel Draw ...........................................................128
Gambar 4.16 Sebagian Isi Draf Modul dalam Lembar Kerja Ms. Word ..........129
Gambar 4.17 Sampul Luar Modul .....................................................................132
Gambar 4.18 Halaman Judul Modul ................................................................132
Gambar 4.19 Kata Pengantar, Rasionalisasi, dan Petunjuk Penggunaan
Modul ..........................................................................................132
Gambar 4.20 Daftar Isi dan Kolom KI-KD .......................................................132
Gambar 4.21 Pendahuluan modul yang berisi motivasi, tujuan pembelajaran
dan peta konsep ...........................................................................133
Gambar 4.22 Materi Pendahuluan .....................................................................133
Gambar 4.23 Materi Inti yang disusun secara sistematis (Bab I) ......................133

xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.24 Contoh Latihan-latihan dalam Modul .........................................134


Gambar 4.25 Bab Khusus “Serba-Serbi Bahasa Indonesia” yang disisipkan
sebelum Bab III ...........................................................................134
Gambar 4.26 Rangkuman yang terdapat dalam Modul .....................................134
Gambar 4.27 Tes Formatif, dan Kolom Refleksi dalam Modul ........................135
Gambar 4.28 Kunci Jawaban, Glosarium dan Indeks Modul............................135
Gambar 4.29 Daftar Pustaka dan Biodata Penulis ............................................135
Gambar 4.30 Contoh Pengaturan Tata Letak Draf Modul
dalam Lembar Kerja Ms. Word ..................................................136
Gambar 4.31 Laman Peranti ILOVEPDF .........................................................137
Gambar 4.32 Materi Hakikat Sebelum Direvisi ................................................150
Gambar 4.33 Materi Hakikat Sesudah Direvisi.................................................150
Gambar 4.34 Materi Karakteristik dan Contoh Sebelum Direvisi ....................151
Gambar 4.35 Materi Karakteristik Sesudah Direvisi ........................................151
Gambar 4.36 Petunjuk Penggunaan Modul Sebelum Direvisi ..........................151
Gambar 4.37 Petunjuk Penggunaan Modul Sesudah Direvisi ..........................151
Gambar 4.38 Sampul Depan Sebelum Direvisi.................................................152
Gambar 4.39 Sampul Depan Setelah Direvisi ...................................................152
Gambar 4.40 Perintah pada Tes Formatif Sebelum Direvisi.............................152
Gambar 4.41 Perintah pada Tes Formatif Sesudah Direvisi .............................152
Gambar 4.42 Subjudul Sebelum Direvisi ..........................................................152
Gambar 4.43 Subjudul Sesudah Direvisi ..........................................................152
Gambar 4.44 Perintah dengan Tanda Baca dan Penulisan
yang Tidak Sesusai Sebelum Direvisi .........................................153
Gambar 4.45 Perintah dengan Tanda Baca dan Penulisan
yang Tidak Sesusai Sesudah Direvisi .........................................153
Gambar 4.46 Judul yang Tidak Sesuai PUEBI Sebelum Direvisi ....................154
Gambar 4.47 Judul yang Sesuai PUEBI Sesudah Direvisi ...............................154
Gambar 4.48 Materi Tema Sebelum Direvisi ...................................................154
Gambar 4.49 Materi Tema Sesudah Direvisi ....................................................154
Gambar 4.50 Judul Teks Deskripsi yang Menarik 1 .........................................164

xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.51 Judul Teks Deskripsi yang Menarik 2 .........................................164


Gambar 4.52 Cuplikan Lembar Kerja Siswa Latihan 4 ....................................165
Gambar 4.53 Contoh Teks Deskripsi yang Memenuhi Aspek Organisasi ........166
Gambar 4.54 Contoh Teks Deskripsi yang Memenuhi Aspek Kosakata ..........167
Gambar 4.55 Contoh Teks Deskripsi yang Memenuhi Aspek Kebahasaan ......168
Gambar 4.56 Contoh Teks Deskripsi yang Memenuhi Aspek Penulisan .........169
Gambar 4.57 Materi Kaidah Kebahasaan Teks Deskripsi Sebelum Direvisi....170
Gambar 4.58 Materi Kaidah Kebahasaan Teks Deskripsi Sesudah Direvisi ....170
Gambar 4.59 Kamus Mini Sebelum Direvisi ....................................................170
Gambar 4.60 Kamus Mini Sesudah Direvisi .....................................................170
Gambar 4.61 Lembar Halaman Bab Sebelum Direvisi .....................................171
Gambar 4.62 Lembar Halaman Bab Sesudah Direvisi......................................171
Gambar 4.63 Perintah di Latihan 1 Sebelum Direvisi.......................................171
Gambar 4.64 Perintah di Latihan 1 Sesudah Direvisi .......................................171
Gambar 4.65 Subjudul Ayo Berefleksi Sebelum Direvisi ................................172
Gambar 4.66 Subjudul Ayo Berefleksi Sesudah Direvisi .................................172
Gambar 4.67 Latihan, Tes Formatif, dan Refleksi pada Bab 1 .........................176
Gambar 4.68 Latihan, Tes Formatif, dan Refleksi pada Bab 3 .........................176
Gambar 4.69 Latihan, Tes Formatif, dan Refleksi pada Bab 2 .........................177
Gambar 4.70 Latihan, Tes Formatif, dan Refleksi pada Bab 4 .........................178
Gambar 4.71 Materi yang Disertai Contoh Penerapan......................................178
Gambar 4.72 Kamus Mini dan Rangkuman ......................................................179
Gambar 4.73 Materi, Kuis, dan Kolom Refleksi pada Bab Serba-Serbi
Bahasa Indonesia .........................................................................180
Gambar 4.74 Motivasi Bab 1 ............................................................................181
Gambar 4.75 Pendahuluan Bab 1 ......................................................................181
Gambar 4.76 Contoh Cuplikan Materi dengan Ketepatan Diksi dan
Kesesuaian dengan PUEBI ..........................................................183
Gambar 4.77 Ilustrasi Bagan dan Desain Subjudul ...........................................185
Gambar 4.78 Ilustrasi Gambar pada Materi ......................................................185
Gambar 4.79 Kajian Produk Awal pada Isi/Materi

xxiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(Hakikat Teks Deskripsi) ............................................................191


Gambar 4.80 Kajian Produk Akhir pada Isi/Materi
(Hakikat Teks Deskripsi) ............................................................191
Gambar 4.81 Kajian Produk Awal pada Aspek Isi/Materi ................................191
Gambar 4.82 Kajian Produk Akhir pada Aspek Isi/Materi ...............................191
Gambar 4.83 Kajian Produk Awal pada Penyajian (Sampul Depan)................192
Gambar 4.84 Kajian Produk Akhir pada Penyajian (Sampul Depan) ...............192
Gambar 4.85 Kajian Produk Awal pada Penyajian (Hlm. Bab) ........................192
Gambar 4.86 Kajian Produk Akhir pada Penyajian (Hlm. Bab) .......................192
Gambar 4.87 Kajian Produk Awal pada Aspek Bahasa ....................................193
Gambar 4.88 Kajian Produk Akhir pada Aspek Bahasa ...................................193
Gambar 4.89 Kajian Produk Awal pada Aspek Kegrafikan .............................194
Gambar 4.90 Kajian Produk Akhir pada Aspek Kegrafikan .............................194

xxiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A1 Surat Izin Penelitian .............................................................208


Lampiran A2 Surat Permohonan Validasi Modul oleh Dosen Ahli ...........209
Lampiran A3 Surat Permohonan Validasi Modul
oleh Guru Pengampu 1 .........................................................210
Lampiran A4 Surat Permohonan Validasi Modul
oleh Guru Pengampu 2 .........................................................211
Lampiran A5 Surat Izin Penelitian Uji Coba Produk .................................212
Lampiran B1 Kisi-kisi Wawancara Guru Pengampu .................................213
Lampiran B2 Kisi-kisi Telaah Buku Teks ..................................................214
Lampiran B3 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa....................216
Lampiran B4 Kisi-kisi Angket Validasi Modul oleh Dosen dan Guru ......217
Lampiran B5 Kisi-kisi Angket Validasi Modul oleh Siswa .......................218
Lampiran B6 Kisi-kisi Penskoran Analitik Pretest dan Posttest ................219
Lampiran B7 Kisi-kisi Angket Validasi Desain Modul .............................221
Lampiran C1 Hasil Transkrip Wawancara Guru Pengampu ......................222
Lampiran C2 Hasil Telaah Buku Teks .......................................................227
Lampiran C3.a Isi Kuesioner Kebutuhan Siswa ...........................................235
Lampiran C3.b Rekapitulasi Analisis Kuesioner Kebutuhan Siswa .............238
Lampiran C3.c Rekapitulasi Komentar dalam Kuesioner .............................239
Lampiran C4 Potensi Masalah dan Rencana Pengembangan Produk ........240
Lampiran C5.a Hasil Angket Validasi Desain Modul Tahap 1 .....................243
Lampiran C5.b Hasil Angket Validasi Desain Modul Tahap 2 .....................246
Lampiran C5.c Hasil Akumulasi Validasi Desain Modul
Tahap 1 dan 2 .......................................................................249
Lampiran C5.d Tabel Kategorisasi Validasi Desain Modul ..........................250
Lampiran C5.e Draf Desain Silabus Modul ..................................................251
Lampiran C6.a Hasil Angket Validasi Modul oleh Dosen Ahli....................256
Lampiran C6.b Rekapitulasi Hasil Validasi Modul oleh Dosen Ahli ...........262
Lampiran C6.c Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan

xxv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Isi/Materi ..............................................................................264
Lampiran C6.d Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan
Penyajian ..............................................................................266
Lampiran C6.e Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan
Bahasa ..................................................................................267
Lampiran C6.f Hasil Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan
Kegrafikan ............................................................................268
Lampiran C7.a Hasil Angket Validasi Modul oleh Guru Pengampu 1
Tahap 1 .................................................................................269
Lampiran C7.b Rekapitulasi Hasil Validasi Modul oleh Guru
Pengampu 1 Tahap 1 ............................................................274
Lampiran C7.c Hasil Angket Validasi Modul oleh Guru Pengampu 1
Tahap 2 .................................................................................276
Lampiran C7.d Rekapitulasi Hasil Validasi Modul oleh Guru
Pengampu 1 Tahap 2 ............................................................281
Lampiran C7.e Hasil Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2
pada Aspek Kelayakan Isi/Materi ........................................283
Lampiran C7.f Hasil Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2
pada Aspek Kelayakan Penyajian ........................................285
Lampiran C7.g Hasil Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2
pada Aspek Kelayakan Bahasa.............................................286
Lampiran C7.h Hasil Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2
pada Aspek Kelayakan Kegrafikan ......................................287
Lampiran C8.a Hasil Angket Validasi Modul oleh Guru Pengampu 2
Tahap 1 .................................................................................288
Lampiran C8.b Rekapitulasi Hasil Validasi Modul oleh Guru
Pengampu 2 Tahap 1 ............................................................293
Lampiran C8.c Hasil Angket Validasi Modul oleh Guru Pengampu 2
Tahap 2 .................................................................................295
Lampiran C8.d Rekapitulasi Hasil Validasi Modul oleh Guru
Pengampu 2 Tahap 2 ............................................................300

xxvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran C8.e Hasil Validasi Guru Pengampu 2 Tahap 1 dan Tahap 2


pada Aspek Kelayakan Isi/Materi ........................................302
Lampiran C8.f Hasil Validasi Guru Pengampu 2 Tahap 1 dan Tahap 2
pada Aspek Kelayakan Penyajian ........................................304
Lampiran C8.g Hasil Validasi Guru Pengampu 2 Tahap 1 dan Tahap 2
pada Aspek Kelayakan Bahasa.............................................305
Lampiran C8.h Hasil Validasi Guru Pengampu 2 Tahap 1 dan Tahap 2
pada Aspek Kelayakan Kegrafikan ......................................306
Lampiran C9 Tabel Kategorisasi Kelayakan Validasi berdasarkan
PAP oleh Dosen Ahli dan Guru Pengampu..........................307
Lampiran C10.a Hasil Angket Validasi Modul oleh Siswa ............................308
Lampiran C10.b Rekapitulasi Butir Pernyataan Angket Validasi Modul
oleh Siswa.............................................................................310
Lampiran C10.c Kategorisasi Aspek Penilaian Modul oleh Siswa .................311
Lampiran C10.d Tabel Kategorisasi Kelayakan Modul oleh Siswa ................312
Lampiran C10.e Rekapitulasi Komentar, dan Saran Perbaikan Modul
dari Siswa .............................................................................314
Lampiran C11 Hasil Validasi Kisi-kisi dan Lembar Penilaian Modul
oleh Siswa (Dinilai oleh Dosen Ahli)...................................315
Lampiran C12.a.i Tugas Awal (Pretest) Menulis Teks Deskripsi
Kelas VII A ..........................................................................317
Lampiran C12.a.ii Tugas Awal (Pretest) Menulis Teks Deskripsi
Kelas VII B ...........................................................................318
Lampiran C12.b.i Hasil Pretest Siswa Kelas VII A...........................................319
Lampiran C12.b.ii Hasil Pretest Siswa Kelas VII B ...........................................320
Lampiran C12.c Rekapitulasi Nilai Siswa pada Kegiatan Pretest
Menulis Teks Deskripsi ........................................................321
Lampiran C13.a Tugas Akhir (Posttest) Menulis Teks Deskripsi ..................322
Lampiran C13.b Hasil Posttest Siswa .............................................................323

xxvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran C13.c Rekapitulasi Nilai Siswa pada Kegiatan Posttest


Menulis Teks Deskripsi ........................................................324
Lampiran C14 Dokumentasi Penelitian ........................................................325
Lampiran C15 Produk ..................................................................................327

xxviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini mengkaji tujuh subbab, yaitu: (1) latar belakang, (2) batasan

masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian, (6)

batasan istilah, dan (7) spesifikasi produk. Latar belakang berisi uraian dari

informasi-informasi yang melatarbelakangi penelitian. Batasan masalah berfungsi

untuk membatasi masalah-masalah yang akan diteliti. Rumusan masalah sejalan

dengan tujuan penelitian. Manfaat penelitian meliputi manfaat bagi siswa, guru, dan

peneliti lain. Definisi operasional menyajikan definisi dari istilah-istilah yang

sering digunakan dalam penelitian. Spesifikasi produk memberikan gambaran

secara umum tentang produk dan kekhasan produk. Berikut rincian tujuh subbab

pada bagian pendahuluan.

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu hal terpenting dalam hidup manusia. Dengan

mengenyam pendidikan, manusia yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Dalam

UU No. 20 Tahun 2003 dituliskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Selanjutnya, Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa

pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter,

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kekuatan batin), pikiran dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan

masyarakatnya. Pendidikan yang layak tidak hanya diberikan kepada seseorang

yang berfisik normal saja, tetapi juga ke mereka yang berkebutuhan khusus. Salah

satu jenis anak berkebutuhan khusus ialah anak tunarungu atau Tuli.

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, emosional, dan

sosial seseorang. Dengan adanya bahasa, seseorang bisa berkomunikasi satu sama

lain. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, ada empat keterampilan berbahasa

yang harus dikuasai seseorang. Keempat keterampilan itu meliputi membaca,

mendengar, menulis dan berbicara. Siswa tunarungu memiliki keterbatasan dalam

mendengar dan berbicara, sehingga potensi yang bisa dikembangkan dari anak

tunarungu adalah menulis dan membaca. Keterbatasan bahasa yang dialami siswa

tunarungu ini mempengaruhi penguasaan berbahasa Indonesia termasuk salah

satunya keterampilan produktif yaitu menulis.

Banyak siswa tunarungu yang belum bisa menulis menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar. Tidak hanya pada anak-anak saja, seorang

tunarungu atau Tuli dewasa pun masih banyak yang belum bisa menulis dengan

baik dan benar. Hal ini mengakibatkan tulisan mereka seringkali menjadi tidak

bermakna. Contohnya dapat dilihat dalam status instagram akun Deaf Adventure

Community (salah satu komunitas petualangan Teman Tuli) berikut ini: ‘Kita

merupakan perjuangan padamu bahwa kegembiraan dengan senang hati daripada

sedih. Padahal mereka ingin bersemangat diri sendiri lebih baik.’ Kalimat yang

digunakan oleh mereka kurang berstruktur atau tidak sesuai kaidah di tata bahasa.

Hal tersebut mengakibatkan banyak pembaca tidak memahami makna yang ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

disampaikan. Contoh lain dapat dilihat pada cuplikan teks deskripsi salah satu siswa

di sekolah, ‘Mondesir terletak di kebun. Mondesir tidak sama kerja asrama pusat.

Lebih mondesir bekerja ringan…..’. Contoh tulisan siswa tersebut kurang bisa

dipahami maksudnya dan masih terdapat kesalahan dari segi struktur penulisannya.

Bagi seorang tunarungu, mereka bisa saja tidak menyadari bahwa tulisan yang

mereka buat terdapat kesalahan atau menjadi tak bermakna, karena minimnya

pengetahuan berbahasa tersebut. Beberapa contoh di atas sangat memprihatinkan

terjadi di kalangan anak tunarungu. Ide/gagasan yang mereka sampaikan menjadi

tidak dapat dipahami oleh orang-orang dengar (dalam hal ini bisa saja orang tua,

guru, dan teman).

Dalam wawancara peneliti dengan guru Bahasa Indonesia kelas VII di SLB/B

Dena Upakara Wonosobo yaitu Sr. Chrisyent PMY, diketahui bahwa materi yang

cukup sulit dipahami oleh siswa tunarungu adalah materi tentang puisi, pantun, dan

cerita imajinasi. Hal ini terjadi karena materi-materi tersebut menuntut daya

imajinasi yang cukup tinggi, sedangkan siswa tunarungu lebih mudah memahami

kata-kata/pembahasan yang konkret. Selain itu, Sr. Chrisyent PMY juga

mengatakan bahwa kurikulum yang digunakan sekolah adalah Kurikulum 2013

pada jenjang sekolah umum, bukan kurikulum pendidikan khusus. Kurikulum 2013

pada jenjang SMP kelas VII memuat materi tentang berbagai jenis teks, termasuk

di dalamnya teks deskripsi dan cerita imajinasi. Pembelajaran tentang teks deskripsi

sangat relevan diajarkan karena termasuk jenis teks yang sangat sering ditemui

dalam kehidupan sehari-hari, baik secara lisan maupun tertulis. Pembelajaran cerita

imajinasi menjadi pilihan yang turut dikembangkan karena bertolak dari analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kebutuhan siswa. Dalam kuesioner yang diberikan pada siswa tunarungu, sebagian

besar kesulitan memahami materi cerita imajinasi. Hal ini tentu sejalan dengan

pendapat guru pengampu bahwa siswa tunarungu lebih susah memahami materi

yang imajinatif daripada yang konkret. Pembelajaran menulis di sekolah menjadi

hal penting yang harus diajarkan guru kepada siswa tunarungu. Namun, hal tersebut

perlu didukung oleh ketersediaan bahan ajar mutakhir yang memadai. Oleh karena

itu, pengembangan bahan ajar berupa modul menulis teks deskripsi dan cerita

imajinasi dengan menerapkan pendekatan pedagogi genre sangat penting

dilakukan. Pemilihan pendekatan pedagogi genre sebagai pendekatan yang peneliti

gunakan karena pendekatan tersebut berbasis jenis teks dan sangat cocok digunakan

dalam mengembangkan keterampilan menulis.

Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada pengembangan bahan ajar materi

menulis teks deskripsi (KD 3.2 dan 4.2) dan cerita imajinasi (KD 3.4 dan 4.4) pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII. Peneliti bermaksud mengembangkan

sebuah produk yaitu modul pembelajaran sebagai salah satu alternatif bahan ajar

yang dapat membantu tercapainya KD tersebut. Peneliti berharap modul menulis

teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa tunarungu kelas VII dengan

pendekatan Pedagogi Genre ini dapat membantu siswa tunarungu mengembangkan

keterampilan menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi, sehingga kelak

keterampilan berbahasa atau pengetahuan berbahasa siswa tunarungu tidak

tertinggal jauh dari siswa sebaya di sekolah umum. Peneliti juga berharap, modul

ini dapat digunakan tidak hanya di lembaga formal tetapi juga bisa merambah ke

komunitas tunarungu atau Tuli, untuk menyebarluaskan ilmu bagi mereka yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

masih belum beruntung bisa mengenyam pendidikan formal. Produk yang

dihasilkan dari penelitian ini juga diharapkan dapat membantu para guru di sekolah

untuk mengajar Bahasa Indonesia.

1.2 Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian ini, penulis melakukan pembatasan

masalah. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada pengembangan

modul menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi bagi siswa tunarungu kelas VII

dengan pendekatan pedagogi genre. Pembatasan masalah dalam penelitian

diuraikan di bawah ini.

1. Penelitian ini dibatasi pada pengembangan modul cetak, walaupun terdapat

jenis bahan ajar lain yang bisa dikembangkan.

2. Penelitian ini dibatasi pada pengembangan modul untuk mencapai tujuan

pembelajaran materi KD 3.2, 4.2, 3.4, dan 4.4 mata pelajaran Bahasa

Indonesia jenjang SMP kelas VII, walaupun terdapat materi dan KD yang

lainnya.

3. Penelitian ini dibatasi pada siswa tunarungu di SLB/B Dena Upakara,

Wonosobo walaupun masih banyak SLB/B yang lain.

4. Penelitian ini dibatasi pada anak-anak tunarungu kelas VII, walaupun banyak

jenjang kelas yang bisa diteliti.

5. Penelitian ini dibatasi dengan hanya melakukan enam langkah prosedur

penelitian dan pengembangan dari sepuluh langkah prosedur penelitian dan

pengembangan Borg dan Gall yang dijadikan acuan dengan tanpa

mengurangi efisiensi dan efektivitasnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, peneliti menemukan

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa sajakah kebutuhan pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita

imajinasi untuk siswa tunarungu kelas VII?

2. Bagaimana pengembangan modul menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi

untuk siswa tunarungu kelas VII dengan pendekatan pedagogi genre?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut.

1. Menemukan dan mendeskripsikan kebutuhan pembelajaran menulis teks

deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa tunarungu kelas VII.

2. Menghasilkan modul menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa

tunarungu kelas VII dengan pendekatan pedagogi genre.

1.5 Manfaat Penelitian

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat bagi berbagai

pihak baik itu pengajar (baik dengar ataupun tunarungu), siswa, dan peneliti lain

dalam menggunakan serta mengembangkan modul menulis teks deskripsi dan cerita

imajinasi untuk siswa tunarungu dan atau penelitian serupa. Adapun, manfaat

secara praktis dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagi Pengajar

Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai salah satu

alternatif bahan ajar menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

efektif dan efisien untuk melatih kemampuan menulis siswa tunarungu kelas

VII.

2. Bagi Siswa

Dengan menggunakan produk yang dihasilkan dari penelitian ini, siswa

diharapkan mampu menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi yang sesuai

dengan struktur dan unsur pembangunnya secara mandiri atau dengan

kehadiran guru sebagai fasilitator.

3. Bagi Peneliti Lain

Peneliti berharap penelitian ini dapat menginspirasi peneliti lain untuk

mengembangkan modul yang dapat melatih kemampuan menulis siswa

tunarungu. Instrumen yang dikembangkan tidak hanya terbatas pada modul

saja, tetapi dapat berupa jenis instrumen lainnya.

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu

bahan ajar materi menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia jenjang SMP kelas VII. Penelitian ini juga dapat berguna sebagai

sumber referensi bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian serupa.

1.6 Batasan Istilah

Peneliti memberikan batasan istilah untuk menyamakan konsep dari berbagai

istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah batasan dari

istilah-istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini.

1. Modul

Dalam Direktorat Tenaga Kependidikan (2008: 3) dituliskan bahwa modul

merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga media untuk belajar mandiri karena

di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri.

2. Menulis

Menurut Henry Guntur Tarigan (1986: 15) menyatakan bahwa menulis dapat

diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa

tulis sebagai media penyampai. Menurut Pranoto (2004: 9) menulis berarti

menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu

kepada orang lain melalui tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan

atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain,

melalui proses menulis kita dapat berkomunikasi secara tidak langsung.

3. Teks Deskripsi

Menurut Tarigan (1994), teks deskripsi merupakan tulisan yang bisa

melukiskan sebuah kisah dengan tujuan mengajak pembaca memahami, merasakan,

dan menikmati objek yag dibicarakan seperti suasana hati, orang yang beraktivitas,

dan sebagainya. Selain itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

dijelaskan bahwa deskripsi merupakan pemaparan atau penggambaran dengan kata-

kata secara jelas dan terperinci.

4. Cerita Imajinasi

Cerita imajinasi adalah cerita yang menampilkan tokoh, alur, latar, atau tema

yang derajat kebenarannya diragukan, baik menyangkut (hampir) seluruh maupun

hanya sebagian cerita (Nurgiyantoro, 2016: 295). Dalam KBBI, imajinasi diartikan

sebagai daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan) atau menciptakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

gambar (lukisan, karangan, dan sebagainya) kejadian berdasarkan kenyataan atau

pengalaman seseorang.

5. Tunarungu

Atmaja (2017: 62) mengemukakan bahwa ketunarunguan adalah seseorang

yang mengalami gangguan pendengaran yang meliputi seluruh gradasi ringan,

sedang, dan sangat berat yang dalam hal ini dapat dikelompokkan menjadi dua

golongan, yaitu kurang dengar dan tuli, yang menyebabkan terganggunya proses

perolehan informasi atau bahasa sebagai alat komunikasi. Selain itu, dalam KBBI

Tuli berarti tidak dapat mendengar (karena rusak pendengarannya), pekak,

tunarungu; (dengan T huruf besar) berarti tidak bisa mendengar dan menggunakan

bahasa isyarat untuk berkomunikasi.

6. Pedagogi Genre

Pardiyono (2007: 2) mengemukakan bahwa genre dapat didefinisikan sebagai

jenis teks yang berfungsi sebagai pola rujukan sehingga suatu teks dapat diubah

dengan efektif. Efektif yang dimaksud dilihat dari sisi ketepatan tujuan, pemilihan,

dan penyusunan elemen teks, serta ketepatan dalam penggunaan tata bahasa dalam

teks tersebut. Selain itu, Napitupulu (2010:315) menyebutkan genre dapat

menggambarkan suatu potensi di mana kreativitas individu tidak hanya

dimungkinkan tetapi juga dapat dikembangkan.

1.7 Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan oleh peneliti berupa modul pembelajaran

menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa tunarungu kelas VII. Modul

dibuat untuk membantu siswa dalam memahami materi-materi tentang menulis teks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

deskripsi dan cerita imajinasi serta dapat mengungkapkan ide, perasaan, serta

kreativitasnya dalam bentuk tulisan. Pengembangan produk berupa modul menulis

ini didasarkan pada studi pendahuluan berupa studi dokumen, wawancara guru

Bahasa Indonesia dan kuesioner siswa. Tujuan penelitian ini diharapkan mampu

menghasilkan produk berupa modul cetak pembelajaran menulis teks deskripsi dan

cerita imajinasi dengan pendekatan pedagogi genre. Selain itu, pembuatan modul

ini juga bertujuan untuk membantu pembelajaran dan pengembangan keterampilan

menulis. Keunggulan modul menulis ini adalah sebagai modul yang pertama kali

dibuat untuk membantu siswa tunarungu dalam mendalami teori dan praktik

menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi.

Modul disusun berdasarkan sebuah pendekatan yaitu pendekatan pedagogi

genre. Pada pendekatan ini, pembelajaran dilakukan dengan melaksanakan

berbagai tindakan komunikatif secara bermakna dengan menggunakan teks-teks.

Berdasarkan hal tersebut, modul ini mengajak siswa untuk lebih memahami kaidah

kebahasaan dan apa yang dibaca untuk mendapatkan pengetahuan, ide dan gagasan

(penerimaan informasi) pada kegiatan pramenulis. Kemudian pengetahuan, ide dan

gagasan tersebut diwujudnyatakan dalam sebuah tulisan pada kegiatan menulis.

Tulisan yang dihasilkan disesuaikan dengan berbagai jenis teks yang ada dalam

pembelajaran bahasa Indonesia. Setelah itu, siswa dituntun untuk

menggomunikasikan/memublikasikan tulisannya kepada pembaca pada kegiatan

pasca menulis. Secara garis besar, pendekatan pedagogi genre yang digunakan

dalam modul ini bertujuan agar siswa dapat memahami kaidah-kaidah kebahasaan

yang digunakan dalam menulis, dapat memahami aturan-aturan tata bahasa, dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

memahami isi berbagai teks yang dibaca dan dapat menggunakan bahasa (dengan

tujuan mengungkapkan gagasan, perasaan, keinginan, harapan, ide dan sebagainya)

untuk menghasilkan tulisan-tulisan yang bermakna. Modul dapat digunakan untuk

menunjang pembelajaran menulis berbagai jenis teks khususnya teks deskripsi dan

cerita imajinasi yang dipelajari siswa secara individu. Dalam pembelajaran

menggunakan modul, guru hanya berperan sebagai fasilitator.

Pada bab 1 dan 3, modul memuat materi pengetahuan tentang teks deskripsi

untuk mencapai KD 3.2, dan memuat materi pengetahuan tentang cerita imajinasi

untuk mencapai KD 3.4. Materi pengetahuan pada bab 1 dan 3 diharapkan mampu

memberikan pemahaman kepada siswa tentang materi menulis teks deskripsi dan

cerita imajinasi dengan kriteria yang baik. Pada bab 2 dan 4, siswa diajak untuk

berfokus pada pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi yang baik

dan benar untuk mencapai KD 4.2 dan 4.4. Pada bab 2 dan 4 tersebut, penulis juga

menyajikan dengan lengkap langkah-langkah menulis teks deskripsi dan cerita

imajinasi. Langkah-langkah tersebut dilengkapi dengan contoh dan latihan menulis

teks deskripsi dan cerita imajinasi. Dalam modul tersebut terdapat bab khusus yang

diberi judul “Serba-serbi Bahasa Indonesia”. Pada bab serba-serbi bahasa Indonesia

tersebut terdapat berbagai materi seputar kebahasaan yang dapat menunjang

pengetahuan siswa tunarungu.

Modul dilengkapi dengan gambar/ilustrasi, peta konsep, tabel, bagan, kotak

informasi penunjang, rangkuman, glosarium, dan indeks untuk lebih memudahkan

siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Selain itu, modul juga dilengkapi

dengan latihan, tes formatif, kunci jawaban, dan refleksi yang berfungsi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari. Soal

penilaian pada latihan, tes formatif, dan soal refleksi berbentuk soal uraian. Hal

tersebut bertujuan agar siswa mampu mengembangkan keterampilan menulisnya

dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan nonobjektif seperti soal uraian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini mengkaji tiga subbab yaitu penelitian yang relevan, landasan teori,

dan kerangka berpikir. Penelitian yang relevan berisi penelitian terdahulu yang

relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Pemaparan tentang penelitian

terdahulu juga berfungsi untuk menentukan posisi penelitian yang dilakukan

peneliti agar tidak terjadi duplikasi. Subbab landasan teori berisi teori-teori ahli

yang digunakan oleh peneliti sebagai dasar dalam melakukan penelitian dan

pengembangan. Berikut ini uraian ketiga subbab tersebut.

2.1 Penelitian yang Relevan

Peneliti menemukan ada dua penelitian terdahulu yang relevan dengan

penelitian ini. Penelitian tersebut dilakukan oleh (1) Norma dan Suparkun (2013),

dan (2) Purbaningrum (2013). Penelitian Norma dan Suparkun, serta Purbaningrum

relevan dengan konsep pembelajaran untuk siswa tunarungu dan relevan pula

dengan konsep pengembangan.

Penelitian pertama yang dilakukan Norma dan Suparkun (2013) berjudul

Pengembangan Media Pop Up Book Untuk Keterampilan Menulis Narasi Siswa

Tunarungu Kelas IV. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan media pop up

book untuk keterampilan menulis narasi siswa tunarungu kelas IV. Penelitian ini

menggunakan teori pengembangan model Sadiman dkk.

Dalam penelitian ini terdapat langkah-langkah penyusunan identifikasi

program Pop Up Book sebelum membuat naskah, antara lain: menentukan mata

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

pelajaran, menentukan judul media, menentukan sasaran, menentukan kompetensi

dasar, menentukan indikator pembelajaran, membuat format penyajian, membuat

silabus dan membuat RPP. Hasil uji coba dalam penelitian ini diperoleh melalui

evaluasi satu lawan satu (one to one) yang dilakukan oleh satu siswa kelas IV SDLB

B Dharma Wanita Sidoarjo yang diberikan pre test pada kegiatan awal, kemudian

menggunakan media pada kegiatan inti. Selanjutnya siswa diberikan post test pada

kegiatan akhir pembelajaran. Dari observasi terhadap peserta didik bernama Dwiki

Firmansyah dalam mengembangkan media pop up book interaktif untuk

keterampilan menulis narasi pada mata pelajaran bahasa indonesia bagi siswa

tunarungu kelas IV di SDLB B Dharma Wanita Sidoarjo diperoleh hasil rata-rata

90%. Jadi hasil observasi evaluasi satu lawan satu menyatakan baik sekali sehingga

mendukung media pop up book interaktif dapat menunjang keterampilan menulis

narasi siswa tunarungu.

Penelitian relevan yang kedua dilakukan oleh Purbaningrum (2013) dengan

judul Model Scaffolding Pembelajaran Menulis dengan Pendekatan Proses Bagi

Anak Tunarungu. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Research and

Development dengan model R2D2 (Reflective, Recursive Instructional Design, and

Development). Berdasarkan model R2D2, penelitian mengacu pada tiga komponen,

yaitu (1) fokus penetapan, (2) fokus desain dan pengembangan, dan (3) fokus

diseminasi. Pada tahun I penelitian ini dipusatkan pada fokus penetapan dan fokus

desain dan pengembangan. Kegiatannya mencakup pembentukan tim partisipatif,

analisis kebutuhan dan kendala, pemilihan lingkungan pengembangan, dan

penentuan desain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Data penelitian bersumber dari enam lokasi/SLB-B, terdiri atas dua sekolah

khusus tunarungu dan empat sekolah penyelenggara pendidikan luar biasa A/B/C/D

dari lima wilayah di Jawa Timur yaitu Surabaya, Malang, Madura, Sidoarjo, dan

Blitar. Subjek penelitian adalah guru kelas/guru bahasa Indonesia, yaitu enam guru

mewakili kelas tinggi dan enam kepala sekolah. Teknik yang digunakan ialah

observasi, daftar cek, rekaman audio-visual, angket, dokumentasi, dan wawancara.

Berdasarkan analisis kebutuhan dan analisis kendala, maka hasil yang dicapai

selama penelitian tahun I berupa (1) deskripsi analisis kebutuhan dan deskripsi

analisis kendala, dan (2) draf model scaffolding dalam pembelajaran menulis

dengan pendekatan proses yang dipadukan dengan metode maternal reflektif

(MMR). Produk yang dihasilkan pada penelitian ini masih berupa draf yang perlu

direvisi dan dikembangkan serta harus diuji oleh ahli dan pengguna. Penelitian

tahun kedua perlu dilaksanakan agar produk yang dihasilkan teruji secara empiris

dan siap pakai sehingga dapat dimanfaatkan oleh guru.

2.2 Landasan Teori

Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) konsep

menulis, (2) konsep teks deskripsi, (3) konsep cerita imajinasi, (4) konsep

tunarungu/Tuli, (5) modul, dan (6) konsep pedagogi genre. Berbagai kajian teori

yang digunakan dalam penelitian ini akan dijadikan acuan untuk mengembangkan

produk berupa produk pembelajaran menulis untuk siswa tunarungu dengan

pendekatan pedagogi genre. Berikut ini pemaparan dari keenam teori di atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

2.2.1 Konsep Menulis

Salah satu keterampilan berbahasa yang besar peranannya dalam hidup

sehari-hari adalah menulis. Pembelajaran bahasa Indonesia tidak terlepas dari

kegiatan menulis. Kegiatan menulis merupakan salah satu bentuk keterampilan

yang harus dikuasai oleh seseorang, termasuk oleh siswa tunarungu. Namun

kenyataannya, masih banyak siswa tunarungu yang mengalami kesulitan dalam

menulis sebuah teks. Oleh sebab itu, pengembangan modul menulis ini sangat

penting untuk dilakukan. Modul yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu

modul menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa tunarungu kelas VII

dengan pendekatan pedagogi genre.

Untuk membuat modul pembelajaran menulis, peneliti sebagai penulis

modul perlu meninjau lebih jauh beberapa materi yang berkaitan dengan

keterampilan menulis. materi-materi tersebut meliputi: hakikat menulis, tujuan

menulis, ragam tulisan dan ciri-ciri tulisan yang baik. Berikut dijelaskan lebih lanjut

mengenai hakikat menulis, tujuan menulis, ragam tulisan dan ciri-ciri tulisan yang

baik.

2.2.1.1 Hakikat Menulis

Kata ‘menulis’ mempunyai dua arti. Pertama, menulis berarti mengubah

bunyi yang dapat didengar menjadi tanda-tanda yang dapat dilihat. Bunyi-bunyi

yang diubah itu adalah bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bunyi

bahasa tersebut sebenarnya menjadi lambang atau wakil sesuatu yang lain seperti

benda, perbuatan, sifat, dan lain-lain. Kedua, menulis mempunyai arti kegiatan

mengungkapkan gagasan secara tertulis. Dengan kata lain, penulis menuangkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

gagasan lewat kegiatan menulis dan pembaca menampung gagasan itu dengan cara

membaca (Wiyanto, 2004: 1-2). Dalam penelitian ini, kemampuan menulis yang

dimaksud ialah menulis dalam arti yang kedua.

Dalam pembelajaran bahasa, ada empat keterampilan yang harus dimiliki

seseorang, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan

membaca, dan keterampilan menulis (Tarigan, 1981:1). Menulis sebagai salah satu

keterampilan harus sering dilatih atau dipraktekkan agar seseorang semakin

terampil menulis. Menurut Tarigan (1981) menulis bisa diartikan sebagai kegiatan

di dalam menuangkan ide atau gagasan dan dengan menggunakan bahasa tulis yang

mana sebagai media penyampaiannya. Menulis juga merupakan suatu kegiatan

yang produktif dan ekspresif (Tarigan, 1981:4).

Menurut Morsey (dalam Tarigan, 1981:4) menulis dipergunakan oleh orang

terpelajar untuk mencatat/merekam, meyakinkan, melaporkan/memberitahukan,

dan mempengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan

baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya

dengan jelas. Kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-

kata, dan struktur kalimat.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

menulis merupakan salah satu kegiatan produktif yang dilakukan seseorang agar

dapat menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk tulisan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

2.2.1.2 Tujuan Menulis

Kegiatan menulis selalu diikuti oleh tujuan penulis. Menurut Tarigan (2008:

24-25) yang dimaksud dengan ‘maksud atau tujuan’ penulis (the writer’s intention)

adalah respons atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari

pembaca. Berdasarkan batasan ini, dapat dikatakan bahwa: (1) tulisan yang

bertujuan untuk memberitahukan atau mengajak disebut wacana informatif

(informative discourse); (2) tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau

mendesak disebut wacana persuasif (persuasive discourse); (3) tulisan yang

bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan

estetik disebut tujuan literer (wacana kesastraan atau literary discourse); dan (4)

tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut

wacana ekspresif (expressive discourse).

Ditinjau dari sudut kepentingan pengarang, menulis memiliki beberapa

tujuan. Dalman (2016:12-14) menjelaskan ada enam tujuan. Berikut ini masing-

maisng tujuan diuraikan secara rinci.

a. Tujuan Penugasan (assignment purpose)

Pada umunya para pelajar, menulis sebuah karangan dengan tujuan untuk

memenuhi tugas yang diberikan oleh guru atau sebuah lembaga. Bentuk tulisan ini

biasanya berupa makalah, laporan ataupun karangan bebas.

b. Tujuan Estetis

Para sastrawan pada umumnya menulis dengan tujuan untuk menciptakan

sebuah keindahan (estetis) dalam sebuah puisi, cerpen, maupun novel. Untuk itu,

penulis pada umumnya memerhatikan benar pilihan kata atau diksi serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

penggunaan gaya bahasa. Kemampuan penulis dalam mempermainkan kata sangat

dibutuhkan dalam tulisan yang memiliki tujuan estetis.

c. Tujuan Penerangan (informational purpose)

Surat kabar maupun majalah merupakan salah satu media berisi tulisan dengan

tujuan penerangan. Tujuan utama penulis membuat tulisan adalah untuk memberi

informasi kepada pembaca. Dalam hal ini, penulis harus mampu memberikan

berbagai informasi yang dibutuhkan pembaca berupa politik, ekonomi, pendidikan,

agama, sosial, maupun budaya.

d. Tujuan Pernyataan Diri (self-expressive purpose)

Anda mungkin pernah membuat surat pernyataan untuk tidak melakukan

pelanggaran lagi, atau mungkin menulis surat perjanjian. Bentuk tulisan ini

misalnya surat perjanjian maupun surat pernyataan.

e. Tujuan Kreatif (creative purpose)

Menulis sebenarnya selalu berhubungan dengan proses kreatif, terutama dalam

menulis karya sastra, baik itu berbentuk puisi maupun prosa. Anda harus

menggunakan daya imajinasi secara maksimal ketika mengembangkan tulisan,

mulai dengan mengembangkan penokohan, melukiskan setting, maupun yang lain.

f. Tujuan Konsumtif

Ada kalanya sebuah tulisan diselesaikan untuk dijual dan dikonsumsi oleh para

pembaca. Dalam hal ini, penulis lebih mementingkan kepuasan pada diri pembaca.

Penulis lebih berorientasi pada bisnis.

Selain tujuan di atas, terdapat dua tambahan tujuan yang diungkapkan oleh

Hugo Hartig (dalam Tarigan, 2008: 25) yaitu tujuan altruistik (altruistic purpose)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

dan tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose). Dalam tujuan altruistik

penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan

para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan

penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih

menyenangkan dengan karyanya itu. Seseorang tidak akan dapat menulis secara

tepat guna kalau dia percaya, baik secara sadar maupun tidak sadar bahwa pembaca

atau penikmat karyanya itu adalah ‘lawan’ atau ‘musuh’. Tujuan altruistik adalah

kunci keterbacaan tulisan. Sedangkan, dalam tujuan pemecahan masalah penulis

ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan,

menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan

gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca

(Hipple, 1973).

2.2.1.3 Ciri-Ciri Tulisan yang Baik

Adelstein & Pival (dalam Tarigan, 1994:6-7) menyatakan bahwa ciri-ciri

tulisan yang baik, antara lain: (1) mencerminkan kemampuan penulis

mempergunakan nada yang serasi, (2) mencerminkan kemampuan penulis

menyusun bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh, (3)

mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis dengan jelas, (4) mencerminkan

kemampuan penulis untuk menulis secara meyakinkan, (5) mencerminkan

kemampuan penulis untuk mengkritik naskah tulisannya yang pertama serta

memperbaikinya, dan (6) baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam naskah.

Mc. Mahan & Day (dalam Tarigan 1994:7), memaparkan secara singkat

ciri-ciri tulisan yang baik, antara lain: (1) jujur, yaitu tidak memalsukan ide atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

gagasan penulis; (2) jelas, yaitu tidak membingungkan para pembaca; (3) singkat,

yaitu tulisan jangan sampai memboroskan atau membuang waktu pembaca; (4)

adanya keanekaragaman, termasuk panjang kalimat yang beraneka ragam.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa

beberapa ciri tulisan yang baik yaitu jelas, ringkas, tepat, satu padu, mempunyai

koherensi dan memiliki penegasan terhadap bagian tertentu dalam tulisan. Dengan

demikian, pesan yang ingin disampaikan penulis dalam tulisannya akan lebih

mudah dipahami oleh pembaca.

2.2.2 Konsep Teks Deskripsi

Deskripsi adalah salah satu hal yang sangat sering kita lakukan atau jumpai

dalam kehidupan sehari-hari. Dalam silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia

kurikulum 2013 jenjang SMP, materi mengenai teks deskripsi dipelajari di kelas

VII. Dalam mengembangkan modul ini, peneliti perlu untuk mengkaji teori-teori

yang berkaitan dengan teks deskripsi. Teori-teori tersebut di antaranya: hakikat teks

deskripsi, karakteristik teks deskripsi, dan struktur teks deskripsi.

2.2.2.1 Hakikat Teks Deskripsi

Kata deskripsi berasal dari bahasa Latin describere yang artinya gambaran,

perincian, atau pembeberan. Ada beberapa ahli yang berpendapat tentang hakikat

teks deskripsi. Pertama, menurut Gorys Keraf (1982:93), teks deskripsi merupakan

suatu wacana yang digunakan untuk menyampaikan hal atau objek pembicaraan

sehingga para pembaca seperti melihat sendiri objek tersebut secara langsung.

Kedua, menurut Henry Guntur Tarigan (1994), deskripsi adalah tulisan yang bisa

melukiskan sebuah kisah dengan tujuan untuk mengajak pembaca memahami,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

merasakan, dan menikmati objek yang dibicarakan seperti suasana hati, orang yang

beraktivitas, dan sebagainya. Sedangkan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) dijelaskan bahwa deskripsi merupakan pemaparan atau penggambaran

dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Tujuan pendeskripsian adalah agar

pembaca memperoleh kesan atau citraan sesuai dengan pengamatan, perasaan dan

pengalaman penulis. Untuk mencapai kesan yang sempurna, penulis deskripsi

merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan. Berdasarkan pendapat tersebut,

dapat disimpulkan hakikat teks deskripsi ialah sebuah teks yang menggambarkan

suatu objek secara jelas, berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman secara

langsung, sehingga pembaca seolah-olah mengalami, melihat dan merasakan

seperti yang dialami penulis.

2.2.2.2 Karakteristik Teks Deskripsi

Untuk membedakan teks deskripsi dengan jenis teks lainnya, teks

deskripsi memiliki karakteristik tersendiri. Ada beberapa ahli yang

mengungkapkan pendapatnya tentang karakteristik teks deskripsi. Pertama,

Paujiyanti (2014) berpendapat bahwa beberapa karakteristik teks deskripsi yaitu:

(1) penggambaran yang dilakukan dengan melibatkan panca indra; (2) memberikan

gambaran tentang suatu benda, tempat, maupun suasana; (3) memberikan

penjelasan mengenai objek yang sedang dideskripsikan; dan (4) memiliki tujuan

agar seolah-olah pembaca dapat ikut mendengar, melihat, maupun merasakan apa

yang dideskripsikan oleh penulis itu sendiri.

Kedua, menurut Sutarni dan Sukardi (2008), karakteristik teks deskripsi

yaitu: (1) mengutarakan tujuan pada munculnya kesan yang berdasarkan pada efek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

panca indra; (2) menggambarkan atau menguraikan sebuah benda, hal, maupun

peristiwa sebagai suatu objek; (3) membutuhkan data yang berwujud fakta untuk

mengilustrasikan, sehingga dapat memperjelas penggambaran; (4) menggunakan

pola pengembangan dalam urutan ruang; dan (5) menggali sumber ide atau gagasan

berdasarkan pengamatan atau observasi.

2.2.2.3 Struktur Teks Deskripsi

Struktur teks deskripsi merupakan rangkaian cerita yang membentuk teks

deksripsi itu sendiri. Struktur sebuah teks ialah bagian terpisah yang membangun

sebuah teks hingga menjadi sebuah teks yang utuh dan bermakna. Ada dua bagian

penting dalam struktur teks deskripsi dijelaskan sebagai berikut.

1. Deskripsi Umum/Identifikasi

Bagian ini merupakan identifikasi atau gambaran umum mengenai topik yang

ingin disampaikan. Topik tersebut bisa berupa tempat, benda, binatang, orang,

atau sesuatu yang ingin dideskripsikan. Biasanya terdapat di awal sebagai

pembuka.

2. Deskripsi Bagian

Bagian ini merupakan gambaran yang lebih spesifik dan jelas sehingga bisa

memberikan efek emosional yang membuat pembaca seolah-olah melihat,

mendengar, dan merasakan sendiri apa yang digambarkan oleh penulis.

2.2.3 Konsep Cerita Imajinasi

Cerita imajinasi pada dasarnya termasuk dalam kategori teks narasi yang

bertujuan untuk menceritakan sebuah kejadian berdasarkan urutan waktu, dan

umumnya berupa karangan fiksi. Dalam silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

kurikulum 2013 jenjang SMP, materi cerita imajinasi dipelajari di kelas VII. Dalam

mengembangkan modul ini, peneliti perlu untuk mengkaji teori-teori yang

berkaitan dengan cerita imajinasi terlebih dahulu. Teori-teori tersebut di antaranya:

hakikat cerita imajinasi, unsur-unsur cerita imajinasi, karakteristik cerita imajinasi,

jenis cerita imajinasi, dan struktur cerita imajinasi.

2.2.3.1 Hakikat Cerita Imajinasi

Cerita imajinasi adalah cerita yang menampilkan tokoh, alur, latar, atau

tema yang derajat kebenarannya diragukan, baik menyangkut (hampir) seluruh

maupun hanya sebagian cerita (Nurgiyantoro, 2016: 295). Keraguan tersebut terjadi

karena ketidakmasukakalan cerita yang disampaikan. Ketidakmasukakalan itu

dapat meliputi tokoh yang digambarkan, bisa manusia, hewan, makhluk halus, dll;

latar yang bisa berada di bumi atau bahkan tempat-tempat lain di luar angkasa

ataupun tempat yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Sedangkan dalam

KBBI, imajinasi diartikan sebagai daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-

angan) atau menciptakan gambar (lukisan, karangan, dan sebagainya) kejadian

berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang. Cerita imajinasi umumnya

menarik, sangat imajinatif, dan penuh dengan kejutan-kejutan yang tidak terduga.

Cerita-cerita yang disajikan dalam cerita imajinasi menghadirkan kisah petualangan

fantasi para tokoh dalam dunia yang diciptakan oleh penulisnya, sehingga seolah-

olah lepas dari kenyataan.

Ciri utama cerita imajinasi dapat dilihat dari tokoh-tokoh yang merupakan

hasil fantasi yang tidak ada dalam kehidupan nyata (Kurniawan, 2014:39). Sebagian

besar unsur instrinsik dalam teks cerita imajinasi memunculkan hal-hal yang unik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

aneh, dan mengherankan. Pembaca yang membaca cerita imajinasi akan diajak

menelusuri dunia keajaiban yang diciptakan, dan berkenalan dengan berbagai tokoh

yang unik. Tokoh-tokoh tersebut bisa berupa hewan yang berlaku seperti manusia,

pohon, robot, ataupun monster dan alien.

2.2.3.2 Unsur Cerita Imajinasi

Sebuah cerita tentunya didukung oleh berbagai unsur pembangun. Dalam

menulis cerita imajinasi, ada unsur-unsur yang harus diketahui terlebih dahulu.

Menurut Rusyana (1991:65), unsur-unsur pembangun sebuah cerita adalah sebagai

berikut.

1. Tema

Tema disebut juga sebagai ide cerita. Temalah yang akan menentukan tujuan

atau arah penulisan sebuah teks atau cerita. Menurut Sayuti (2000: 187) tema adalah

gagasan sentral, yakni sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam dan melalui karya

fiksi. Dalam Ensiklopedi Sastra Indonesia juga dijelaskan bahwa tema merupakan

setiap gagasan, ide pokok, ataupun pokok persoalan yang digunakan sebagai dasar

atau landasan pembuatan cerita. Dalam pembuatan sebuah cerita, tema adalah

langkah awal yang harus dipilih atau ditentukan. Tema dalam cerita fantasi pada

umumnya bersifat magic, supernatural, dan futuristik.

2. Latar

Menurut Indrawati, latar adalah tempat, waktu, serta suasana yang digunakan

dalam sebuah cerita. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ditegaskan

pula bahwa latar merupakan keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana

terjadinya lakuan atau peristiwa dalam karya sastra. Latar berfungsi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

menggambarkan suatu cerita secara jelas, supaya kejadian yang terjadi dalam suatu

cerita dapat menyajikan informasi yang jelas mengenai situasi dalam sebuah cerita.

Ada tiga jenis latar, yakni latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. Ketiga jenis

latar tersebut dijelaskan sebagai berikut.

a. Latar Tempat

Latar tempat ialah latar yang menunjukkan lokasi suatu peristiwa. Contohnya

seperti di ruang angkasa, di kamar, di sebuah gedung, di bumi, dan lain

sebagainya.

b. Latar Waktu

Latar waktu merupakan latar yang menunjukkan waktu dimana suatu

peristiwa itu terjadi. Contohnya seperti di pagi hari, di kala senja, pada zaman

dahulu, 100 tahun yang lalu, dan lain sebagainya.

c. Latar Suasana

Latar suasana merupakan kondisi batin si tokoh atau lingkungan temoat tokoh

berada. Hal ini berhubungan dengan situasi atau kondisi ketika terjadinya

suatu peristiwa dalam cerita. Contohnya adalah suasana gembira, suasana

sedih, suasana terharu, dan lain sebagainya.

3. Alur/Plot

Alur merupakan sebuah struktur rangkaian kejadian-kejadian dalam sebuah

cerita yang disusun secara kronologis. Menurut Aminudin (2002), alur adalah

rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin

suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Kejadian-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

kejadian dalam suatu cerita terjadi secara sebab akibat. Artinya, peristiwa yang

satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.

4. Penokohan

Istilah ‘tokoh’ menunjuk pada orang atau pelaku cerita. Tanpa adanya tokoh,

sebuah cerita menjadi tidak seru dan bermakna. Menurut Aminuddin (1995: 79)

tokoh adalah pelaku pengemban peristiwa dalam sebuah cerita fiksi sehingga

peristiwa itu mampu menjalin sebuah cerita. Sedangkan menurut KBBI, tokoh

merupakan pemegang peran (peran utama) dalam roman atau drama. Cara

pengarang menampilkan tokoh disebut juga dengan penokohan. Dalam

penokohan, watak, perwatakan, karakter menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh

seperti yang ditafsirkan oleh pembaca.

5. Sudut Pandang

Sudut pandang (point of view) dapat dikatakan sebagai cara penulis

menempatkan dirinya dalam cerita. Secara mudah, sudut pandang adalah teknik

yang dipilih penulis untuk menyampaikan ceritanya. Menurut Aminuddin (1997:

90-91), sudut pandang dibagi menjadi empat, yaitu author omniscient, author

participants, author observer, dan multiple. Keempat jenis sudut pandang tersebut

dijelaskan secara rinci sebagai berikut.

a. Author omniscient (orang ketiga); cara ini digunakan penulis menceritakan

ceritanya dengan menggunakan kata ‘dia’ untuk tokoh utama, tetapi dia turut

hidup dalam pribadi tokohnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

b. Author participant yaitu penulis turut mengambil bagian dalam cerita. Ada dua

kemungkinan yaitu penulis menjadi tokoh utama sehingga menggunakan kata

‘aku’ atau penulis hanya mengambil bagian kecil saja.

c. Author observer (hampir sama dengan yang pertama) bedanya penulis hanya

sebagai peninjau, seolah-olah dia tidak dapat mengetahui jalan pikiran

tokohnya.

d. Multiple yang berarti gabungan atau campur aduk.

6. Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca.

Amanat juga dapat dikatakan sebagai pemecahan persoalan/masalah yang

dikemukakan penulis melalui cerita. Penyampaian amanat ini selalu didasarkan

pada tema. Dalam sebuah cerita, ada dua cara penyampaian amanat, yaitu secara

tersurat (jelas) dan tersirat (tersembunyi). Amanat juga dapat diketahui melalui alur

cerita yang disajikan.

2.2.3.3 Karakteristik Cerita Imajinasi

Menurut Kemendikbud (2017), karakteristik cerita imajinasi sebagai salah

satu jenis teks narasi diuraikan sebagai berikut.

1. Ide cerita yang terbuka

Ide cerita disebut juga sebagai tema. Dalam membuat cerita imajinasi, ide

cerita umumnya tidak memiliki batasan realita dan dapat dikembangkan sesuka

pengarang. Dalam hal ini, penulis memiliki kebebasan penuh terhadap apapun yang

ingin diceritakan. Tema dan ide yang diusung oleh cerita imajinasi umumnya

bersifat aneh, menakjubkan dan tidak masuk akal. Pilihan temanya dapat berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

hal-hal mistis, supranatural/magic, science fiction, futuristis, dan lain sebagainya.

Magic/supranatural/sihir berarti penulis menggambarkan tokoh yang dapat

mengubah sesuatu di luar kemampuan manusia. Futuristik berarti sesuatu yang

berhubungan dengan masa depan, atau hal-hal baru yang belum ada pada masa

sekarang.

2. Terdapat keanehan, misterius, dan keajaiban

Cerita imajinasi adalah cerita khayalan; yang artinya cerita yang tidak nyata.

Cerita yang disajikan penulis mengungkapkan hal-hal supranatural, misterius, gaib,

aneh yang tidak akan ditemui dalam dunia nyata.

3. Menggunakan latar lintas ruang dan waktu

Dalam cerita imajinasi, latar yang digunakan dapat menembus ruang dan

waktu. Menembus ruang dan waktu artinya adalah terjadi di suatu tempat dan suatu

waktu tertentu, yang mungkin tidak ada di dunia nyata. Kuncinya di sini ialah

imajinasi yang tinggi.

4. Tokoh yang unik

Dalam cerita imajinasi, tokoh yang ditampilkan umumnya memiliki kelebihan

tersendiri yang unik dan berbeda dari yang lain. Tokoh juga bisa digambarkan

memiliki sebuah kesaktian yang tidak ada di dunia nyata. Wujud tokoh dalam cerita

imajinasi bisa berupa manusia, binatang, tumbuhan, peri-peri, ataupun yang

lainnya.

5. Bersifat Fiksi atau khayalan

Seperti pengertiannya, cerita imajinasi adalah sebuah cerita fiksi atau khayalan.

Cerita imajinasi tidak akan kamu temukan dalam kehidupan nyata sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Cerita imajinasi ini biasanya tidak akan bisa dinalar oleh akal pikiran dan tentunya

tidak bisa dibandingkan dengan kehidupan nyata. Karena sejatinya, cerita imajinasi

adalah dunia yang diciptakan sendiri.

6. Gaya bahasa yang bervariasi

Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita imajinasi umumnya tidak selalu

terikat harus menggunakan bahasa formal, melainkan dapat menggunakan bahasa

yang lebih santai dan bervariasi. Biasanya digunakan ragam percakapan seperti

dalam kehidupan sehari-hari.

2.2.3.4 Jenis Cerita Imajinasi

Jenis cerita imajinasi menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(2017: 52) terbagi menjadi dua, yaitu berdasarkan kesesuaian dalam kehidupan

nyata dan berdasarkan latar cerita. Berikut diuraikan satu persatu.

1. Berdasarkan Kesesuaiannya dengan Dunia Nyata

Cerita fantasi jenis ini, terbagi lagi menjadi dua yaitu fantasi total dan fantasi

irisan. Fantasi total berisi fantasi penulis terhadap objek tertentu. Pada jenis fantasi

total ini, semua yang terdapat pada cerita tidak terjadi dalam dunia nyata. Semuanya

murni hasil imajinasi atau ciptaan si penulis. Contoh fantasi total dapat dilihat pada

cerita ‘Narnia’ dan ‘Harry Potter’.

Cerita fantasi irisan merupakan cerita fantasi yang mengungkapkan fantasi

tetapi masih menggunakan nama-nama dalam kehidupan nyata, menggunakan

nama tempat yang ada dalam dunia nyata, atau peristiwa yang pernah terjadi pada

dunia nyata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

2. Berdasarkan Latar Cerita

Cerita fantasi jenis ini terbagi pula menjadi dua kategori yaitu latar sezaman

dan latar lintas waktu. Latar sezaman berarti latar yang digunakan dalam cerita

fantasi berada dalam satu masa yang sama. Misalnya cerita fantasi yang bercerita

hanya tentang masa kini, masa lampau, dan masa yang akan datang.

Sedangkan, latar lintas waktu berarti cerita fantasi yang menggunakan dua latar

waktu yang berbeda dalam satu cerita yang sama. Misalnya bercerita tentang masa

kini dan zaman prasejarah, atau bercerita tentang masa kini dan masa 50 tahun

mendatang.

2.2.3.5 Struktur Cerita Imajinasi

Struktur cerita imajinasi ada tiga, yaitu: orientasi, komplikasi, dan resolusi.

Berikut ini diuraikan struktur cerita imajinasi.

1. Orientasi

Orientasi bisa disebut juga pengenalan. Orientasi merupakan bagian dimana

pengarang memberikan pengenalan mengenai tokoh, latar atau tempat kejadian,

suasana kejadian, tema, dan beberapa gambaran dari alur yang akan diceritakan

selanjutnya. Bagian ini juga menjawab beberapa pertanyaan seperti bercerita

tentang apa, siapa pelaku/tokoh dalam cerita, di mana cerita itu terjadi, dan kapan

cerita itu terjadi.

2. Komplikasi

Komplikasi biasa disebut juga dengan konflik. Komplikasi merupakan bagian

pada saat permasalahan dalam cerita bermula, dari awal hingga pada puncak

permasalahan. Pada bagian ini, tokoh utama mulai mengalami gangguan, halangan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

halangan yang memisahkan bahkan menggagalkan tujuannya. Peran tokoh di sini

berupaya untuk memperjuangkan apa agar tujuan mereka terwujud. Konflik yang

terjadi dapat berupa konflik tokoh yang berhadapan dengan kekuatan alam,

antartokoh, atau dengan dirinya sendiri.

3. Resolusi

Resolusi biasa disebut juga dengan penyelesaian. Resolusi merupakan suatu

penyelesaian dari konflik atau juga permasalahan di dalam cerita yang mengarah

pada akhir cerita. Peran penulis cerita ialah memberikan pemecahan atas masalah

yang terjadi pada bagian komplikasi. Tahapan ini bisa ditutup dengan akhir yang

menyenangkan atau tidak sedikit pula cerita yang berakhir tragis dan menyedihkan.

2.2.4 Tunarungu

Bagian ini akan menjelaskan tentang hakikat anak tunarungu, klasifikasi

anak tunarungu, dan karakteristik anak tunarungu. Ketiga teori tersebut akan

dipaparkan sebagai berikut.

2.2.4.1 Hakikat Tunarungu

Secara umum, anak tunarungu dapat diartikan anak yang tidak bisa

mendengar, baik itu kurang dengar atau tidak bisa mendengar sama sekali. Menurut

Atmaja (2017:62) ketunarunguan adalah seseorang yang mengalami gangguan

pendengaran yang meliputi seluruh gradasi ringan, sedang, dan sangat berat yang

dalam hal ini dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu kurang dengar dan

tuli, yang menyebabkan terganggunya proses perolehan informasi atau bahasa

sebagai alat komunikasi. Selanjutnya, Moores Depdikbud (dalam Atmaja, 2017:64)

mengemukakan bahwa seseorang dikatakan tuli (deaf) apabila kehilangan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

kemampuan mendengar pada tingkat 70 dB ISO atau lebih sehingga ia tidak dapat

mengartikan pembicaraan orang lain melalui pendengarannya baik dengan ataupun

tanpa alat bantu dengar, sedangkan seseorang dikatakan kurang dengar (hard of

hearing) bila kehilangan pendengaran pada 35 dB ISO sehingga ia mengalami

kesulitan untuk memahami pembicaraan orang lain melalui pendengarannya baik

dengan ataupun tanpa alat bantu dengar.

Hallahan & Kauffman (dalam Desiningrum, 2016: 87-88) mengemukakan

bahwa orang tuli adalah mereka yang ketidakmampuan mendengarnya

menghambat keberhasilan memproses informasi bahasa melalui pendengaran,

dengan ataupun tanpa alat bantu dengar. Selain itu, gangguan pendengaran adalah

gangguan pendengaran baik yang permanen maupun berfluktuasi namun tidak tuli.

Iwin Suwarman (dalam Atmaja, 2017: 63) seorang pakar bidang medis,

memiliki pandangan yang sama bahwa anak tunarungu dikategorikan menjadi dua

kelompok. Pertama, Hard of hearing adalah seseorang yang masih memiliki sisa

pendengaran sedemikian rupa sehingga masih cukup untuk digunakan sebagai alat

penangkap proses mendengar sebagai bekal primer penguasaan kemahiran bahasa

dan komunikasi dengan yang lain baik dengan maupun tanpa menggunakan alat

bantu dengar. Kedua, The Deaf adalah seseorang yang tidak memiliki indera dengar

sedemikian rendah sehingga tidak mampu berfungsi sebagai alat penguasaan

bahasa dan komunikasi, baik dengan ataupun tanpa menggunakan alat bantu

dengar.

Kemampuan anak tunarungu yang tergolong kurang dengar akan lebih

mudah mendapat informasi sehingga kemampuan bahasanya akan lebih baik. Anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Tuli yang sudah tidak mempunyai sisa pendengaran otomatis untuk mendapat

informasi sulit sehingga kemampuan bahasanya kurang baik. Dalam KBBI, Tuli

berarti tidak dapat mendengar (karena rusak pendengarannya), pekak, tunarungu;

(dengan T huruf besar) berarti tidak bisa mendengar dan menggunakan bahasa

isyarat untuk berkomunikasi. Bahasa isyarat (KBBI) adalah bahasa yang tidak

menggunakan bunyi ucapan manusia atau tulisan dalam sistem perlambangannya.

Sementara itu, dalam kajian linguistik, bahasa isyarat adalah bahasa yang

menggunakan isyarat (gerakan tangan, kepala, badan dan sebagainya).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

tunarungu merupakan seseorang yang mengalami gangguan pendengaran, baik

yang ringan, sedang, dan sangat berat yang mengakibatkan terbatasnya

pengetahuan dan penguasaan dalam hal berbahasa. Sedangkan Tuli merupakan

suatu kelompok orang yang tidak bisa mendengar dan berkomunikasi menggunakan

bahasa isyarat.

2.2.4.2 Klasifikasi Anak Tunarungu

Kemampuan mendengar setiap orang berbeda satu sama lain. Anak

tunarungu yang mengalami hambatan dalam pendengaran, masih dikelompokkan

lagi berdasarkan kemampuan anak yang mendengar. Klasifikasi anak tunarungu

yang dikemukakan oleh Samuel A. Kirk (dalam Atmaja, 2018) adalah sebagai

berikut.

Tabel 2.1 Klasifikasi Anak Tunarungu

A 0 dB Menunjukkan pendengaran optimal.


B 0-26 dB Menunjukkan masih mempunyai pendengaran
normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

C 27-40 dB Menunjukkan kesulitan mendengar bunyi-bunyi


yang jauh, membutuhkan tempat duduk yang
strategis letaknya dan memerlukan terapi wicara
(tergolong tunarungu sangat ringan).
D 41-55 dB Mengerti bahasa percakapan, tidak dapat mengikuti
diskusi kelas, membutuhkan alat bantu dengar dan
terapi bicara (tergolong tunarungu ringan).
E 56-70 dB Hanya bisa mendengar suara dari arah yang dekat,
masih mempunyai sisa pendengaran untuk belajar
bahasa ekspresif ataupun reseptif dan bicara dengan
menggunakan alat bantu dengar serta dengan cara
yang khusus (tergolong tunarungu sedang).
F 71-90 dB Hanya bisa mendengar bunyi yang sangat dekat,
kadang dianggap tuli, membutuhkan pendidikan
luar biasa yang intensif, membutuhkan alat bantu
mendengar (ABM) dan latihan bicara secara khusus
(tergolong tunarungu berat).
G >91 dB Mungkin sadar akan adanya bunyi atau suara dan
getaran, banyak tergantung pada penglihatan
daripada pendengarannya untuk proses menerima
informasi dan yang bersangkutan dianggap tuli
(tergolong tunarungu barat sekali/parah/ekstrem).

Kehilangan pendengaran pada anak tunarungu dapat diklasifikasikan dari

0 dB-91 dB ke atas. Setiap tingkatan kehilangan pendengaran mempunyai

kemampuan mendengar suara atau bunyi yang berbeda-beda, sehingga

mempengaruhi kemampuan komunikasi anak tunarungu. Terutama, pada

kemampuan anak berbicara dengan artikulasi yang tepat dan jelas. Semakin tinggi

kehilangan pendengarannya, maka semakin lemah kemampuan artikulasinya.

Berdasarkan tingkat kehilangan ketajaman pendengaran yang diukur dengan satuan

desiBell (dB), klasifikasi anak tunarungu menurut Heri Purwanto (dalam Atmaja,

2018) adalah seperti berikut:

a. sangat ringan (light) 25 dB - 40 dB;


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

b. ringan (mild) 41 dB - 55 dB;

c. sedang (moderate) 56 dB - 70 dB;

d. berat (severe) 71 dB - 90 dB;

e. sangat berat (profound) 91 dB – lebih.

Tuli dalam kedokteran dibagi atas 3 jenis, yaitu gangguan dengar konduktif,

gangguan dengar saraf, dan gangguan dengar campuran. Ketiga jenis tersebut

dijelaskan secara rinci sebagai berikut.

1. Gangguan Dengar Konduktif adalah gangguan dengar yang disebabkan

kelainan di telinga bagian luar dan/atau telinga bagian tengah, sedangkan

saraf pendengarannya masih baik, dapat terjadi pada orang dengan infeksi

telinga tengah, infeksi telinga luar atau adanya serumen di liang telinga.

2. Gangguan Dengar Saraf atau Sensorineural yaitu gangguan dengar akibat

kerusakan saraf pendengaran, meskipun tidak ada gangguan

di telinga bagian luar atau tengah.

3. Gangguan Dengar Campuran yaitu gangguan yang merupakan campuran

kedua jenis gangguan dengar di atas, selain mengalami kelainan di telinga

bagian luar dan tengah juga mengalami gangguan pada saraf pendengaran.

2.2.4.3 Karakteristik Anak Tunarungu

Karakteristik yang dimiliki anak tunarungu sangat kompleks dan berbeda

satu sama lain. Secara fisik, anak tunarungu tidak jauh berbeda dengan anak normal

pada umumnya. Akan tetapi, ketika mulai berkomunikasi, orang-orang baru

menyadari dengan ketunarunguannya. Sebab anak tunarungu bisa saja berbicara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

dengan sedikit suara, suara yang kurang atau tidak jelas artikulasinya, atau bahkan

tidak berbicara sama sekali dan hanya berisyarat saja.

Menurut Jati (dalam Atmaja, 2018: 69), karakteristik anak tunarungu dalam

segi berbahasa dan bicara ada empat, yaitu:

a) miskin/keterbatasan kosakata;

b) mengalami kesulitan dalam mengerti ungkapan bahasa yang mengandung

arti kiasan dan kata-kata abstrak;

c) kurang menguasai irama dan gaya bahasa;

d) sulit memahami kalimat-kalimat yang kompleks atau kalimat-kalimat yang

panjang serta bentuk kiasan.

Heri Purwanto (dalam Atmaja, 2018) menyatakan karakteristik anak

tunarungu wicara pada umumnya memiliki kelambatan dalam perkembangan

bahasa wicara bila dibandingkan dengan perkembangan bicara anak-anak normal,

bahkan anak tunarungu total (Tuli) cenderung tidak dapat berbicara (bisu). Anak

tunarungu mempunyai karakteristik yang spesifik bahwa anak tunarungu

mempunyai hambatan dalam perkembangan bahasa (mendapatkan bahasa).

Desiningrum (2016) dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Anak

Berkebutuhan Khusus” mengemukakan bahwa anak tunarungu memiliki

kemampuan intelektual yang normal, tetapi memiliki karakteristik tersendiri.

Karakteristik tersebut dipaparkan sebagai berikut.

1. Keterlambatan dalam perkembangan bahasa karena kuragnya exposure

(paparan) terhadap bahasa lisan, khususnya apabila gangguan dialami saat

lahir atau terjadi pada awal kehidupan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

2. Mahir dalam bahasa sandi, seperti bahasa isyarat atau pengejaan dengan jari.

3. Memiliki kemampuan untuk membaca gerak bibir.

4. Bahasa lisan tidak berkembang dengan baik, kualitas bicara agak monoton

atau kaku.

5. Pengetahuan terbatas karena kurangnya exposure terhadap bahasa lisan.

6. Mengalami isolasi sosial, keterampilan sosial yang terbatas, dan kurangnya

kemampuan mempertimbangkan perspektif orang lain karena kemampuan

komunikasi terbatas.

2.2.5 Modul

Materi pengetahuan dan keterampilan menulis untuk anak tunarungu, oleh

peneliti disajikan dalam sebuah bahan ajar berbentuk modul. Sebelum

mengembangkan modul, peneliti harus mengetahui seluk-beluk modul terlebih

dahulu. Bagian ini akan menjelaskan tentang hakikat modul, struktur penulisan

modul, prosedur penulisan modul, kriteria penilaian modul dan pendekatan

pedagogi genre yang digunakan dalam modul. Keempat teori tersebut akan

digunakan untuk mendalami kajian modul. Keempat teori tersebut akan dipaparkan

sebagai berikut.

2.2.5.1 Hakikat dan Karakteristik Modul

Menurut Cece Wijaya (1992: 86), modul merupakan paket program yang

disusun dalam bentuk satuan tertentu demi kebutuhan belajar. Direktorat Tenaga

Kependidikan (2008:3) mendefinisikan modul sebagai bahan ajar cetak yang

dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

disebut juga media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi

petunjuk untuk belajar sendiri. Dengan kata lain, pembaca dapat melakukan

kegiatan belajar tanpa kehadiran pengajar secara langsung.

Bahasa, pola, dan sifat kelengkapan lainnya yang terdapat dalam modul ini

diatur sehingga seolah-olah merupakan “bahasa pengajar” atau bahasa guru yang

sedang memberikan pengajaran kepada murid-muridnya. Maka dari itulah, media

ini sering disebut bahan instruksional mandiri. Pengajar tidak secara langsung

memberi pelajaran atau mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya dengan tatap

muka, tetapi cukup dengan modul ini.

Prastowo (2015:104) menjelaskan bahwa modul adalah bahan ajar yang

disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami, sesuai usia dan

tingkat pengetahuan agar pembelajar dapat belajar secara mandiri dengan

bimbingan minimal dari pendidik. Selain itu, Prastowo juga menjelaskan bahwa

dalam suatu modul terdapat isi materi pelajaran, informasi pendukung, latihan soal,

petunjuk kerja, evaluasi, dan balikan terhadap hasil evaluasi. Berdasarkan teori di

atas, peneliti menyimpulkan bahwa modul merupakan suatu bahan ajar yang dibuat

untuk membantu pembelajar mencapai tujuan belajarnya, baik dengan atau tanpa

guru/pembimbing.

Modul sebagai sarana pembelajaran mandiri baik dengan atau tanpa guru,

memiliki beberapa karakteristik yaitu: (1) self instructional, (2) self contained, (3)

stand alone, (4) adaptive, dan (5) user friendly. Adapun yang dimaksud self

instructional ialah melalui modul yang digunakan seseorang mampu belajar sendiri

dan tidak bergantung pada pihak lain. Self contained berarti seluruh materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

pembelajaran yang dipelajari dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Stand

alone berarti modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak

harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain. User friendly

berarti modul bersahabat dengan pemakainya. Hal itu terwujud dalam modul yang

mengakomodasi instruksi dan paparan informasi yang bersifat membantu, termasuk

kemudahan dalam merespon, mengakses sesuai keinginan serta penggunaan bahasa

yang sederhana sehingga mudah dimengerti (Direktorat Tenaga Kependidikan,

2008:4-5).

2.2.5.2 Prinsip Penulisan Modul

Dalam merancang sebuah modul, penulisan modul harus didasarkan pada

prinsip-prinsip belajar dan bagaimana pengajar mengajar dan peserta didik

menerima pelajaran. Direktorat Tenaga Kependidikan dalam Penulisan Modul

memaparkan prinsip-prinsip penulisan modul. Prinsip-prinsip tersebut digolongkan

berdasarkan cakupan, antara lain (1) rangsangan/stimulus; (2) proses berpikir,

memori, dan motivasi; serta (3) proses belajar aktif dan penerapan langsung.

Berikut rangkuman prinsip penulisan modul menurut Direktorat Tenaga

Kependidikan (2008:9-12).

Tabel 2.2 Prinsip Penulisan Modul


Cakupan Prinsip
Rangsangan/ Stimulus Pemberian hasil belajar dan tujuan pembelajaran secara jelas.
Uji ketercapaian tujuan pembelajaran dan memberikan
umpan balik yang sesuai.
Bahan ajar diurutkan dari mudah ke sulit, dari yang diketahui
ke yang tidak diketahui, dan dari pengetahuan ke penerapan.
Pemberian kriteria hasil tes yang dapat dilakukan secara
mandiri.
Proses berpikir, memori Pemberian warna, ilustrasi, ukuran teks atau jenis teks yang
dan motivasi menarik perhatian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Cakupan Prinsip
Tujuan pembelajaran diinformasikan secara jelas dan tegas.
Menghubungkan informasi baru dan pengetahuan yang telah
dikuasau dengan menggunakan advance organizer.
Pemenggalan informasi untuk memudahkan pemrosesan
dalam ingatan siswa.
Adanya latihan yang memerlukan penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi untuk siswa agar memproses informasi
secara mendalam.
Pemberian motivasi belajar.
Proses belajar aktif, dan Memberikan tugas berupa penerapan materi yang dipelajari
penerapan langsung ke dalam situasi sehari-hari.
Pemberian fasilitas pembelajaran interaktif berupa strategi
dan media lain, misalnya melalui jaringan internet,
korespondensi, buletin cetak atau petemuan tatap muka.
Pemberian dorongan atau motivasi untuk bekerja sama
dalam mempelajari modul.
Peserta didik diperbolehkan memilih tujuan pembelajaran
Pemberian kesempatan bagi siswa untuk menuangkan
pengalaman belajarnya, seperti jurnal belajar.
Pemberian tugas-tugas yang memungkinkan siswa memilih
kegiatan yang bermakna bagi mereka.

2.2.5.3 Struktur Penulisan Modul

Dalam pembuatan modul, penstrukturan dilakukan agar memudahkan

peserta belajar mempelajari materi yang tersedia. Direktorat Tenaga Kependidikan

(2008:21-26) membagi struktur penulisan modul menjadi tiga bagian yaitu bagian

pembuka, bagian inti, dan bagian penutup. Adapun penjelasannya akan dijabarkan

sebagai berikut.

A. Bagian Pembuka

Bagian pembuka modul terdiri atas (1) judul, (2) daftar isi, (3) peta informasi,

(4) daftar tujuan kompetensi, dan (5) tes awal (2008:21-23). Adapun penjelasannya

dapat dijabarkan sebagai berikut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

1. Judul

Judul modul harus menarik dan memberi gambaran tentang materi yang dibahas.

2. Daftar Isi

Daftar isi menyajikan topik-topik yang dibahas. Topik-topik tersebut diurutkan

berdasarkan urutan kemunculan dalam modul. Pembelajar dapat melihat secara

keseluruhan, topik-topik apa saja yang tersedia dalam modul. Daftar isi juga

mencantumkan nomor halaman untuk memudahkan pembelajar menemukan topik.

3. Peta Informasi

Modul perlu menyertakan peta Informasi. Pada daftar isi akan terlihat topik

apa saja yang dipelajari, tetapi tidak terlihat kaitan antar topik tersebut. Pada peta

informasi akan diperlihatkan kaitan antar topik-topik dalam modul. Peta informasi

yang disajikan dalam modul dapat saja menggunakan diagram isi bahan ajar yang

telah dipelajari sebelumnya. Penulis modul perlu memutuskan bentuk peta

informasi seperti apa yang cocok digunakan untuk menjelaskan keterkaitan topik

dalam modul. Pilihan peta informasi bisa berbentuk linear, hierarkis, atau bentuk

laba-laba.

4. Daftar Tujuan Kompetensi

Penulisan tujuan kompetensi membantu pembelajar untuk mengetahui

pengetahuan, sikap, atau keterampilan apa yang dapat dikuasai setelah

menyelesaikan pelajaran.

5. Tes Awal

Pembelajar perlu diberi tahu keterampilan atau pengetahuan awal apa saja yang

diperlukan untuk dapat menguasai materi dalam modul. Hal ini dapat dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

dengan memberikan pretest. Pretest bertujuan untuk memeriksa apakah

pembelajar telah menguasai materi prasyarat untuk mempelajari materi modul.

B. Bagian Inti

Bagian inti dalam modul berisi (1) pendahuluan/tinjauan umum materi, (2)

hubungan dengan materi atau pelajaran yang lain, (3) uraian materi, (4) penugasan,

dan (5) rangkuman. Dalam Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:23-25), kelima

bagian tersebut akan dijabarkan sebagai berikut.

1. Pendahuluan/Tinjauan Umum Materi

Pendahuluan pada suatu modul berfungsi untuk; (1) memberikan gambaran

umum mengenai isi materi modul; (2) meyakinkan pembelajar bahwa materi yang

akan dipelajari dapat bermanfaat bagi mereka; (3) meluruskan harapan pembelajar

mengenai materi yang akan dipelajari; (4) mengaitkan materi yang telah dipelajari

dengan materi yang akan dipelajari; (5) memberikan petunjuk bagaimana

memelajari materi yang akan disajikan. Dalam pendahuluan dapat saja disajikan

peta informasi mengenai materi yang akan dibahas dan daftar tujuan kompetensi

yang akan dicapai setelah mempelajari modul.

2. Hubungan dengan Materi/Pelajaran Lain

Materi pada modul sebaiknya lengkap, dalam arti semua materi yang perlu

dipelajari tersedia dalam modul. Namun demikian, bila tujuan kompetensi

menghendaki pembelajar mempelajari materi untuk memperluas wawasan

berdasarkan materi di luar modul maka pembelajar perlu diberi arahan materi apa,

dari mana, dan bagaimana mengaksesnya. Bila materi tersebut tersedia pada buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

teks maka arahan tersebut dapat diberikan dengan menuliskan judul dan pengarang

buku teks tersebut.

3. Uraian Materi

Uraian materi merupakan penjelasan secara terperinci tentang materi

pembelajaran yang disampaikan dalam modul. Organisasikan isi materi

pembelajaran dengan urutan dan susunan yang sistematis, sehingga memudahkan

pembelajar memahami materi pembelajaran. Apabila materi yang akan dituangkan

cukup luas, maka dapat dikembangkan ke dalam beberapa Kegiatan Belajar (KB).

Setiap KB memuat uraian materi, penugasan, dan rangkuman.

Di dalam uraian materi setiap Kegiatan Belajar, baik susunan dan penempatan

naskah, gambar, mapun ilustrasi diatur sedemikian rupa sehingga informasi mudah

mengerti. Organisasikan antarbab, antarunit dan antarparagraf dengan susunan dan

alur yang memudahkan pembelajar memahaminya. Organisasi antara judul, sub

judul dan uraian yang mudah diikuti oleh pembelajar.

Pemberian judul atau penjudulan merupakan alat bantu bagi pembaca modul

untuk mempelajari materi yang disajikan dalam bentuk teks tertulis. Penjudulan

membantu pembelajar untuk menemukan bagian dari teks yang ingin dipelajari,

memberi tanda awal dan akhir suatu topik, memberi kesan bahwa topik-topik

terkelompok dalam topik yang lebih besar, memberi ciri topik yang penting yang

memerlukan pembahasan panjang dengan melihat banyak halaman untuk

membahas topik tersebut.

Struktur penjudulan mencerminkan struktur materi yang dikembangkan oleh

penulis modul. Penjenjangan atau hierarki sebaiknya tidak lebih dari tiga jenjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Lebih dari tiga jenjang akan menyulitkan pembaca untuk memahami penjenjangan

tersebut. Penjudulan untuk setiap jenjang sebaiknya dituliskan dalam bentuk huruf

berbeda.

4. Penugasan

Penugasan dalam modul perlu untuk menegaskan kompetensi apa yang

diharapkan setelah mempelajari modul. Jika pembelajar diharapkan untuk dapat

menghafal sesuatu, dalam penugasan hal ini perlu dinyatakan secara tegas. Jika

pembelajar diharapkan menghubungkan materi yang dipelajari pada modul dengan

pekerjaan sehari-harinya maka hal ini perlu ditugaskan kepada pembelajar secara

eksplisit. Penugasan juga menunjukkan kepada pembelajar bagian mana dalam

modul yang merupakan bagian penting.

5. Rangkuman

Rangkuman merupakan bagian dalam modul yang menelaah hal-hal pokok

dalam modul yang telah dibahas. Rangkuman diletakkan pada bagian akhir modul.

C. Bagian Penutup

Dalam Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:26), bagian penutup modul

berisi (1) glossary atau daftar istilah, (2) tes akhir, dan (3) indeks. Adapun

penjelasannya akan dijabarkan sebagai berikut.

1. Glossary (Glosarium) atau Daftar Istilah

Glossary berisikan definisi-definisi konsep yang dibahas dalam modul. Definisi

tersebut dibuat ringkas dengan tujuan untuk mengingat kembali konsep yang telah

dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

2. Tes Akhir

Tes akhir merupakan latihan yang dapat pembelajar kerjakan setelah

mempelajari suatu bagian dalam modul. Aturan umum untuk tes akhir ialah bahwa

tes tersebut dapat dikerjakan oleh pembelajar dalam waktu sekitar 20% dari waktu

mempelajari modul. Jadi, jika suatu modul dapat diselesaikan dalam tiga jam maka

tes akhir harus dapat dikerjakan oleh peserta belajar dalam waktu sekitar setengah

jam.

3. Indeks

Indeks memuat istilah-istilah penting dalam modul serta halaman di mana

istilah tersebut ditemukan. Indeks perlu diberikan dalam modul supaya pembelajar

mudah menemukan topik yang ingin dipelajari. Indeks perlu mengandung kata

kunci yang kemungkinan pembelajar akan mencarinya.

2.2.5.4 Prosedur Penulisan Modul

Penulisan modul merupakan proses penyusunan materi pembelajaran yang

dikemas secara sistematis sehingga siap dipelajari oleh pembelajar untuk mencapai

kompetensi atau sub kompetensi. Penyusunan modul belajar mengacu pada

kompetensi yang terdapat di dalam tujuan yang ditetapkan. Terkait dengan hal

tersebut, dalam Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:12-16) terdapat lima

prosedur dalam penulisan modul yaitu sebagai berikut.

A. Analisis Kebutuhan Modul

Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis kompetensi/

tujuan untuk menentukan jumlah dan judul modul yang dibutuhkan untuk mencapai

suatu kompetensi tersebut. Penetapan judul modul didasarkan pada kompetensi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

yang terdapat pada garis-garis besar program yang ditetapkan. Analisis kebutuhan

modul bertujuan untuk mengidentifikasi dan menetapkan jumlah dan judul modul

yang harus dikembangkan. Analisis kebutuhan modul menurut Direktorat Tenaga

Kependidikan (2008: 12-16) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut.

1. Tetapkan kompetensi yang terdapat di dalam garis-garis besar program

pembelajaran yang akan disusun modulnya.

2. Identifikasi dan tentukan ruang lingkup unit kompetensi tersebut.

3. Identifikasi dan tentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

dipersyaratkan.

4. Tentukan judul modul yang akan ditulis.

5. Kegiatan analisis kebutuhan modul dilaksanakan pada periode awal

pengembangan modul.

B. Penyusunan Draf

Penyusunan draf modul merupakan proses penyusunan dan pengorganisasian

materi pembelajaran dari suatu kompetensi atau sub kompetensi menjadi satu

kesatuan yang sistematis. Penyusunan draf modul bertujuan menyediakan draf

suatu modul sesuai dengan kompetensi atau sub kompetensi yang telah ditetapkan.

Penulisan draf modul dalam Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:12-16) dapat

dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.

1. Tetapkan judul modul.

2. Tetapkan tujuan akhir yaitu kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik

setelah selesai mempelajari satu modul.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

3. Tetapkan tujuan antara yaitu kemampuan spesifik yang menunjang tujuan

akhir.

4. Tetapkan garis-garis besar atau outline modul.

5. Kembangkan materi pada garis-garis besar.

6. Periksa ulang draf yang telah dihasilkan.

Kegiatan penyusunan draf modul hendaknya menghasilkan draf modul yang

sekurang-kurangnya mencakup:

1) judul modul, menggambarkan materi yang akan dituangkan di dalam modul;

2) kompetensi atau sub kompetensi yang akan dicapai setelah menyelesaikan

mempelajari modul;

3) tujuan terdiri atas tujuan akhir dan tujuan antara yang akan dicapai peserta

didik setelah mempelajari modul;

4) materi pelatihan yang berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus

dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik;

5) prosedur atau kegiatan pelatihan yang harus diikuti oleh peserta didik untuk

mempelajari modul;

6) soal-soal, latihan, dan atau tugas yang harus dikerjakan atau diselesaikan oleh

peserta didik;

7) evaluasi atau penilaian yang berfungsi mengukur kemampuan peserta didik

dalam menguasai modul;

8) kunci jawaban dari soal, latihan dan atau pengujian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

C. Uji Coba

Uji coba draf modul adalah kegiatan penggunaan modul pada peserta terbatas,

untuk mengetahui keterlaksanaan dan manfaat modul dalam pembelajaran sebelum

modul tersebut digunakan secara umum. Dalam Direktorat Tenaga Kependidikan

(2008:12-16), uji coba draf modul memiliki tujuan, yaitu:

1) mengetahui kemampuan dan kemudahan peserta dalam memahami dan

menggunakan modul;

2) mengetahui efisiensi waktu belajar dengan menggunakan modul; dan

mengetahui efektifitas modul dalam membantu peserta mempelajari dan

menguasai materi pembelajaran.

Untuk melakukan uji coba draf modul dapat diikuti langkah-langkah sebagai

berikut.

1. Siapkan dan gandakan draf modul yang akan diuji cobakan sebanyak peserta

yang akan diikutkan dalam uji coba.

2. Susun instrumen pendukung uji coba.

3. Distribusikan draf modul dan instrumen pendukung uji coba kepada peserta

uji coba.

4. Informasikan kepada peserta uji coba tentang tujuan uji coba dan kegiatan

yang harus dilakukan oleh peserta uji coba.

5. Kumpulkan kembali draf modul dan instrumen uji coba.

6. Proses dan simpulkan hasil pengumpulan masukan yang dijaring melalui

instrumen uji coba.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Dari hasil uji coba diharapkan diperoleh masukan sebagai bahan

penyempurnaan draf modul yang diuji cobakan. Terdapat dua macam uji coba yaitu

uji coba dalam kelompok kecil dan uji coba lapangan. Uji coba kelompok kecil

adalah uji coba yang dilakukan hanya kepada 2-4 peserta didik, sedangkan uji coba

lapangan adalah uji coba yang dilakukan kepada peserta dengan jumlah 20–30

peserta didik.

D. Validasi

Validasi adalah proses permintaan persetujuan atau pengesahan terhadap

kesesuaian modul dengan kebutuhan. Untuk mendapatkan pengakuan kesesuaian

tersebut, maka validasi perlu dilakukan dengan melibatkan pihak praktisi yang ahli

sesuai dengan bidang-bidang terkait dalam modul. Validasi modul bertujuan untuk

memperoleh pengakuan atau pengesahan kesesuaian modul dengan kebutuhan

sehingga modul tersebut layak dan cocok digunakan dalam pembelajaran. Validasi

modul meliputi: isi materi atau substansi modul; penggunaan bahasa; serta

penggunaan metode instruksional.

Dalam Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:15), validasi dapat dimintakan

dari beberapa pihak sesuai dengan keahliannya masing-masing antara lain:

1. ahli substansi dari industri untuk isi atau materi modul;

2. ahli bahasa untuk penggunaan bahasa; atau

3. ahli metode instruksional untuk penggunaan instruksional guna mendapatkan

masukan yang komprehensif dan obyektif.

Untuk melakukan validasi draf modul dapat diikuti langkah-langkah sebagai

berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

1) Siapkan dan gandakan draf modul yang akan divalidasi sesuai dengan

banyaknya validator yang terlibat.

2) Susun instrumen pendukung validasi.

3) Distribusikan draf modul dan instrumen validasi kepada peserta validator.

4) Informasikan kepada validator tentang tujuan validasi dan kegiatan yang

harus dilakukan oleh validator.

5) Kumpulkan kembali draf modul dan instrument validasi.

6) Proses dan simpulkan hasil pengumpulan masukkan yang dijaring melalui

instrumen validasi.

Dari kegiatan validasi draf modul akan dihasilkan draf modul yang mendapat

masukkan dan persetujuan dari para validator, sesuai dengan bidangnya. Masukan

tersebut digunakan sebagai bahan penyempurnaan modul.

E. Revisi

Revisi atau perbaikan merupakan proses penyempurnaan modul setelah

memperoleh masukan dari kegiatan uji coba dan validasi. Kegiatan revisi draft

modul bertujuan untuk melakukan finalisasi atau penyempurnaan akhir yang

komprehensif terhadap modul, sehingga modul siap diproduksi sesuai dengan

masukan yang diperoleh dari kegiatan sebelumnya, maka perbaikan modul dalam

Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:16) harus mencakup aspek-aspek penting

penyusunan modul di antaranya yaitu:

1. pengorganisasian materi pembelajaran;

2. penggunaan metode instruksional;

3. penggunaan bahasa; dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

4. pengorganisasian tata tulis dan perwajahan.

Mengacu pada prinsip peningkatan mutu berkesinambungan, secara terus

menerus modul dapat ditinjau ulang dan diperbaiki.

2.2.5.5 Kriteria Penilaian Modul

Modul adalah suatu bahan ajar yang disusun sedemikian rupa untuk

membantu pembelajar dalam menguasai tujuan belajarnya. Untuk menilai

kelayakan modul yang telah dikembangkan, peneliti perlu adanya penilaian yang

dapat dijadikan pedoman untuk menilai kelayakan modul tersebut. Dalam

Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:28) tertulis bahwa ada beberapa komponen

atau kriteria yang dapat dijadikan acuan untuk menilai modul. Adapun, komponen

atau kriterianya sebagai berikut.

a. Komponen kelayakan isi, mencakup antara lain kesesuaian dengan SK, KD;

kesesuaian dengan perkembangan anak; kesesuaian dengan kebutuhan bahan

ajar; kebenaran substansi materi pembelajaran; manfaat untuk penambahan

wawasan; kesesuaian dengan nilai moral, dan nilai-nilai sosial.

b. Komponen kelayakan kebahasaan, antara lain mencakup keterbacaan;

kejelasan informasi; kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik

dan benar; pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat).

c. Komponen kelayakan penyajian, antara lain mencakup kejelasan tujuan

(indikator) yang ingin dicapai; urutan sajian; pemberian motivasi, daya tarik;

interaksi (pemberian stimulus dan respon); kelengkapan informasi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

d. Komponen kelayakan kegrafikan, antara lain mencakup penggunaan jenis

tulisan; penggunaan ukuran tulisan; layout atau tata letak; ilustrasi, gambar,

foto; dan desain tampilan.

2.2.6 Pedagogi Genre

Bagian ini akan menjelaskan tentang hakikat pedagogi, hakikat genre,

tujuan pedagogi genre, karakteristik pedagogi genre, prinsip pedagogi genre dan

langkah-langkah pembelajaran menggunakan pedagogi genre. Keenam teori

tersebut akan digunakan untuk mendalami kajian pedagogi genre. Keenam teori

tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.

2.2.6.1 Hakikat Pedagogi

Pedagogi berasal dari istilah Yunani, yaitu paedos yang berarti seorang anak

yang sedang belajar sesuatu dari orang lain (orang dewasa) yang memiliki

pengetahuan, pengalaman, dan keahlian yang lebih baik. Pegagog artinya seseorang

yang melakukan tugas pengajaran, pembimbingan, pembinaan secara profesional

terhadap individu atau sekelompok individu, agar tumbuh kembang menjadi pribadi

yang bertanggung jawab di masyarakat. Secara umum pedagogi diartikan sebagai

suatu disiplin ilmu yang mempelajari proses, tujuan dan manfaat kegiatan

pendidikan bagi pengembangan segenap potensi individu maupun kelompok dari

masa bayi sampai dewasa, agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab di

masyarakat (Dariyo, 2013:2).

Purwanto (dalam Dariyo, 2013:2) menyatakan bahwa pedagogi sebagai

ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan

mendidik. Selanjutnya, Langeveld (dalam Dariyo, 2013:2) mengatakan bahwa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

pedagogi ialah suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak-

anak agar dapat mencapai kedewasaan dalam kehidupan di masa yang akan datang.

Ada 3 unsur dalam pedagogi yaitu orang dewasa, bimbingan dan anak-anak.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pedagogi

merupakan ilmu yang berhubungan dengan pengajaran dan pembimbingan secara

sistematis terhadap individu (anak-anak hingga dewasa) agar memiliki rasa

tanggung jawab dalam hidupnya.

2.2.6.2 Genre

Pembelajaran Berbasis Teks (genre) merupakan pembelajaran yang

berorientasi pada kemampuan siswa untuk menyusun teks. Genre juga merupakan

pendekatan pembelajaran yang menghasilkan teks tertentu dan berfokus pada teks

yang ditulis. Menurut Martin dan Rose (dalam Nurwardani, dkk. 2016: xxi) genre

merupakan “proses sosial” karena melalui genre atau teks anggota masyarakat

berkomunikasi; genre “berorientasi kepada tujuan” karena orang menggunakan

jenis teks tertentu untuk melakukan sesuatu; dan genre dikatakan “bertahap” karena

untuk mencapai tujuannya, teks disusun dalam tahapan-tahapan. Pardiyono (2007:

2) berpendapat bahwa genre dapat didefinisikan sebagai jenis teks yang berfungsi

sebagai pola rujukan sehingga suatu teks dapat diubah dengan efektif. Efektif yang

dimaksud dilihat dari sisi ketepatan tujuan, pemilihan, dan penyusunan elemen teks,

serta ketepatan dalam penggunaan tata bahasa dalam teks tersebut.

Menurut Martin (dalam Napitupulu, 2010: 315) genre adalah bagian dari

budaya suatu kegiatan bertahap, berdasarkan sasaran, aktivitas bertujuan di mana

penutur melibatkan diri sebagai anggota atau bagian dari masyarakat itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Genre biasanya memiliki struktur pendahuluan, pertengahan, dan penutup, tetapi

juga dapat divariasikan. Napitupulu (2010: 315) menyebutkan genre dapat

menggambarkan suatu potensi di mana kreativitas individu tidak hanya

dimungkinkan tetapi juga dapat dikembangkan.

Hammond dan Derewianka (dalam Luu, 2011: 122) mengemukakan “genre

refers not only types of literally texts but also to the predictable and recurring

patterns of everyday, academic, and literally texts occuring within particular

culture”. Artinya, genre tidak hanya mengacu pada jenis teks harfiah tetapi juga

pada pola yang dapat diprediksi dan berulang dari teks sehari-hari, akademis, dan

harfiah yang ada dalam budaya tertentu. Kemudian Hyon (dalam Luu, 2011: 123)

berpendapat bahwa pendekatan berbasis genre adalah pendekatan yang

menekankan pada hubungan antara jenis teks dan konteksnya.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

pedagogi genre merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang berorientasi

pada pembuatan teks, baik itu teks sehari-hari, akademis maupun harfiah yang ada

dalam budaya tertentu atau konteks tertentu.

2.2.6.3 Tujuan Pedagogi Genre

Pembelajaran berbasis teks/genre dilakukan pada satuan teks dengan tujuan

untuk melaksanakan berbagai tindakan komunikatif secara bermakna, dengan

menggunakan teks-teks yang bermanfaat bagi kehidupan peserta didik, secara

reseptif dan produktif, secara lisan maupun tulis, di berbagai konteks yang relevan

dengan kehidupan siswa. Pembelajaran berbasis teks juga bertujuan untuk

mempersiapkan siswa memasuki dunia nyata penggunaan bahasa dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

memfokuskan pada bagaimana bahasa digunakan untuk mencapai berbagai macam

tujuan, misalnya membuat laporan eksperimen, bercerita, atau menjelaskan sesuatu.

Selain itu, pembelajaran berbasis teks mampu mengembangkan kemampuan

berpikir kritis siswa karena pembelajaran ini sangat kental dengan membaca dan

menulis. Membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang menjadi

cara paling ampuh untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Penggunaan

teks secara tidak langsung juga berguna untuk menumbuhkan sikap menghargai dan

menghayati nilai-nilai agama dan sosial, termasuk perilaku jujur, disiplin,

bertanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya. Hal itu didapat dari interaksi yang terjadi ketika

proses pembuatan teks, sebab siswa juga mendalami terkait kebudayaan-

kebudayaan yang baru.

2.2.6.4 Karakteristik Pedagogi Genre

Luu (2011: 123) mengemukakan ada tujuh karakteristik dari pendekatan

genre. Ketujuh karakteristik tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Pendekatan genre menekankan pada pentingnya menjelajahi konteks sosial

dan budaya penggunaan bahasa pada tempat penulis dibuat.

2. Pendekatan ini menyoroti besarnya pembaca dan konvensi linguistik bahwa

tulisan yang baik adalah tulisan yang dapat diterima pembacanya.

3. Pendekatan genre menegaskan bahwa menulis adalah kegiatan sosial. Belajar

menulis dengan cara ini diyakini dapat menghilangkan perasaan terisolasi

yang sering dialami oleh peserta didik saat menulis. Pendekatan ini juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

membantu siswa memiliki bantuan yang positif tentang pengetahuan

linguistik, konten, dan ide dalam menulis sebuah teks.

4. Pendekatan ini berkaitan dengan mengajarkan kepada peserta didik

bagaimana menggunakan pola bahasa agar koheren atau saling berhubungan,

terutama dalam menulis prosa.

5. Pendekatan ini menekankan peran penting dari interaksi antara penulis dan

pembaca melalui tulisan.

6. Peran guru dalam pendekatan ini dipandang sebagai otoritatif daripada

otoriter. Sebagai seorang ahli di dalam kelas, guru memberikan siswa

bimbingan dan dukungan sistemik melalui berbagai kegiatan sehingga siswa

akhirnya dapat menentukan jenis tulisan yang akan dibuat. Dengan demikian,

pendekatan ini mengakui pentingnya kontribusi siswa terhadap proses belajar

mengajar.

7. Pendekatan genre menekankan pengajaran eksplisit konvensi linguistik dari

genre bahasa siswa.

2.2.6.5 Prinsip-Prinsip Pedagogi Genre

Emilia (dalam Kemendikbud, 2016: 91-92) menyebutkan beberapa prinsip

utama pembelajaran berbasis teks. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.

a. Menekankan pentingnya guru mengembangkan kesadaran siswa bahwa

setiap teks merupakan kreasi unik dari seorang penulis yang unik juga dan

bersifat relatif bagi sekelompok orang dan konteks tertentu (Hyland dalam

Kemendikbud, 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

b. Menganggap belajar bahasa sebagai aktivitas sosial yang meniscayakan

kebergantungan antar siswa dan masyarakat, yang dalam hal ini bisa teman,

guru atau orang dewasa lain yang bisa membantu siswa mencapai hasil

belajar yang lebih baik, termasuk orang tua. Melalui prinsip ini pembelajaran

bahasa berbasis teks diharapkan menghasilkan tiga hal: siswa belajar bahasa,

siswa belajar melalui bahasa, dan siswa belajar tentang bahasa (Derewianka;

Feez and Joyce; dalam Kemendikbud, 2016).

c. Menekankan bahwa belajar akan berjalan lebih efektif kalau guru

menerangkan secara eksplisit kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh

siswa setelah proses belajar selesai (Feez and Joyce; Cope and Kalantiz;

dalam Kemendikbud, 2016); bagaimana bahasa beroperasi untuk

membangun makna dalam berbagai jenis teks dan ciri-ciri linguistiknya.

Pengajaran eksplisit bukan berarti kembali pada pengajaran tata bahasa

tradisional yang memisahkan pengajaran tata bahasa dari penggunaan bahasa

otentik. Pengajaran eksplisit bertujuan untuk mendorong keterlibatan

pembelajar dalam belajar, kemandirian dalam menulis, dan kemampuan

membahas bagaimana digunakan dalam berbagai konteks otentik, seperti cara

bahasa digunakan untuk membujuk atau meyakinkan.

d. Menegaskan bahwa siswa belajar di bawah bimbingan guru dalam kerangka

magang. Hal ini sejalan dengan prinsip pembelajaran scaffolding dari Wood,

Bruner dan Ross (1976) dan the zone of proximal development dary Vygotsky

(1976). Siswa berperan sebagai orang yang dilatih dan guru sebagai ahli

dalam sistem dan fungsi bahasa. Oleh sebab itu, dalam proses belajar guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

seyogyanya berperan sebagai ahli yang bisa membantu siswa untuk berhasil

belajar bahasa.

e. Berkeyakinan bahwa pengajaran tata bahasa merupakan bagian penting untuk

menuntun siswa kepada pengetahuan tentang bagaimana bahasa berfungsi.

Akan tetapi, perlu diingat bahwa pengajaran tata bahasa dalam pembelajaran

berbasis teks bukanlah pengajaran tata bahasa tradisional, melainkan

pengajaran tata bahasa pada tingkat teks ketika maksud personal disaring

melalui bentuk retorika yang umum tersedia untuk memenuhi tujuan sosial

dari penggunaan bahasa tersebut (Hicks dikutip oleh Kim dan Kim; dalam

Kemendikbud, 2016). Dengan kata lain, pembelajaran berbasis teks

berkeyakinan bahwa we don’t just write, we write something to achieve some

purpose (Hyland dalam Kemendikbud, 2016). Pengajaran tata bahasa

berdasarkan fungsinya dalam teks yang dibahas memungkinkan siswa dan

guru untuk mampu menulis, membaca, menyimak, dan berbicara, serta

menilai sebuah teks atau tulisan yang ditulis oleh seseorang dalam jenis-jenis

teks yang harus diajarkan.

2.2.6.6 Langkah-Langkah Pedagogi Genre

Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Teks/genre yang dikembangkan

Hammond (dalam Kemendikbud, 2016) ada empat tahap. Keempat tahap tersebut

dijelaskan secara rinci sebagai berikut.

1. Building Knowledge of Field (BKOF)

Tujuan dari tahap ini adalah membangun pegetahuan atau latar belakang

pengetahuan siswa mengenai topik yang akan mereka tulis atau bicarakan. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

membantu siswa menguasai topik, dalam tahap ini guru mengajarkan berbagai

keterampilan berbahasa, termasuk membaca, menyimak, dan berbicara. Dalam

konteks pembelajaran di Indonesia, tahap ini sangat membantu siswa mempelajari

pengetahuan dan kosakata yang relevan. Ketika siswa memiliki kosakata yang

sangat terbatas, hendaknya dialokasikan jumlah pertemuan sebanyak

mungkinsesuai kebutuhan.

2. Modelling of Text (MOT)

Pada tahap ini guru memberikan model teks untuk diterangkan

kepada siswa, termasuk struktur organisasi dan ciri-ciri linguistiknya. Guru juga

dapat mendemonstrasikan kepada siswa menulis teks dari jenis tertentu di depan

kelas sehingga siswa juga akan mengetahui bagaimana guru menulis, merevisi, dan

mengedit tulisannya.

3. Joint Construction of Text (JCOT)

Tahap ini memberi kesempatan kepada siswa untuk mengimplementasikan

pemahaman dan kemampuan mereka untuk memproduksi teks dari jenis teks yang

diajarkan. Pada tahap ini siswa mulai berkontribusi dalam penyusunan seluruh

contoh jenis teks sasaran dan guru sedikit demi sedikit mengurangi kontribusinya

dalam penyusunan teks sementara siswa makin mampu mengendalikan penulisan

jenis teks secara mandiri.

4. Independent Construction of Text (ICOT)

Kegiatan belajar yang terjadi pada tahap ini sama dengan kegiatan belajar di

tahap sebelumnya, hanya pada tahap ini siswa menyusun teks secara mandiri.

Dengan diberi kesempatan untuk menyusun teks secara mandiri, siswa memperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

kesempatan untuk keterampilan berbicara dan menulis yang telah mereka pelajari

pada tahap-tahap sebelumnya.

2.3 Kerangka Berpikir

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki

siswa. Menulis adalah kegiatan produktif yang dilakukan agar siswa dapat

menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk tulisan. Tidak hanya ide atau

gagasan secara ilmiah, hal sesederhana menulis tentang perasaan dan kegiatan

sehari-hari pun sangat mungkin dilakukan. Dalam menulis, unsur penentu agar

tulisan bagus dan mudah dipahami terletak pada struktur dan kaidah kebahasaan

yang digunakan. Namun pada kenyataannya, bagi siswa tunarungu, kemampuan

memahami struktur dan kaidah kebahasaan masih sangat rendah. Butuh waktu yang

lebih lama bagi siswa tunarungu untuk memahami hal tersebut daripada siswa non-

tunarungu. Dengan demikian dapat dikatakan jika produk berupa modul menulis

teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa tunarungu dapat dikembangkan,

maka akan dapat membantu siswa meminimalisir kesalahan-kesalahan ketika

membuat sebuah tulisan, khususnya mengenai teks deskripsi dan cerita imajinasi.

Pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi akan lebih efektif dan

efisien jika pembelajaran tersebut didukung oleh guru, siswa, sarana dan prasarana,

dan tentu saja bahan ajar yang memadai. Kenyataan yang ada di lapangan

menunjukkan permasalahan dalam pembelajaran menulis yaitu di antaranya: (1)

keterbatasan bahan ajar yang khusus digunakan dalam pembelajaran menulis teks

deskripsi dan cerita imajinasi, (2) keterbatasan pengetahuan berbahasa yang

dimiliki oleh siswa tunarungu membuat tulisan-tulisan mereka seringkali tidak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

bermakna, (3) masih terdapat kelemahan pada buku teks yang digunakan khususnya

yang berkaitan dengan pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi,

dan (4) hasil tulisan siswa memiliki kualitas rendah pada aspek isi, organisasi,

kosakata, kebahasaan dan penulisan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah upaya yang

mampu menjawab permasalahan-permasalahan tersebut. Salah satu upaya yang

dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan bahan ajar berupa modul menulis

teks deskripsi dan cerita imajinasi siswa tunarungu dengan pendekatan Pedagogi

Genre.

Modul ini dikembangkan untuk menjawab permasalahan guru tentang

keterbatasan bahan ajar dalam pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita

imajinasi, terkhusus untuk siswa tunarungu. Selain itu, keberadaan modul yang

dikembangkan dapat menjadi inovasi baru untuk mengatasi kelemahan dari buku

teks yang digunakan selama ini. Dalam modul yang dikembangkan, dilengkapi pula

catatan-catatan kebahasaan yang dapat memperkaya ilmu siswa tunarungu dalam

membuat sebuah teks deskripsi dan cerita imajinasi. Modul juga akan lebih

mengutamakan latihan-latihan menulis dalam hal ini menulis teks deskripsi dan

cerita imajinasi, agar keterampilan menulis siswa lebih terasah dan tidak

ketinggalan dari siswa-siswi yang berada di sekolah umum. Dengan begitu, modul

menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi yang dikembangkan akan membantu

pelaksanaan pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi secara efektif

dan efisien sehingga hasil yang dicapai juga lebih optimal. Kerangka berpikir atau

alur pengembangan modul dapat diilustrasikan dalam sebuah bagan sebagai

berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Keterbatasan pendengaran yang dialami siswa tunarungu berdampak pada


proses penerimaan dan pembelajaran bahasa. Siswa tunarungu memiliki
keterbatasan kosakata, dan kesulitan memahami kalimat-kalimat yang
kompleks. Keterbatasan tersebut juga memengaruhi siswa tunarungu dalam
menulis sebuah teks/cerita.

Penyebaran Wawancara Tes Awal


Kuesioner Telaah Buku
Guru
Analisis Teks
Pengampu (Pretest)
Kebutuhan Siswa

Banyak kesulitan Kelemahan buku Tulisan siswa


yang dihadapi Perlu adanya teks yang memiliki kualitas
siswa dalam bahan ajar yang digunakan dalam yang rendah pada
membuat bisa membantu pembelajaran aspek isi,
tulisan/teks kesulitan siswa menulis teks organisasi,
deskripsi dan dalam menulis. deskripsi dan kosakata,
cerita imajinasi. cerita imajinasi. kebahasaan dan
penulisan.

Data Potensi Masalah

Modul Cakap
Menulis (Teks
Landasan Teori Deskripsi dan Cerita Prosedur Pengembangan
Imajinasi) untuk
Siswa Tunarungu
1. Konsep Menulis : Tarigan Kelas VII 1. Penelitian dan
(1981) Pengumpulan Informasi
2. Konsep Teks Deskripsi : 2. Pengembangan Produk
Tarigan (1994) 3. Uji Validasi
3. Konsep Cerita Imajinasi : 4. Revisi Produk Tahap 1
Nurgiyantoro (2016) 5. Uji Coba Produk
4. Konsep Modul : Direktorat 6. Revisi Produk Tahap 2
Tenaga Kependidikan (2008)
5. Konsep Tunarungu : Atmaja
(2017)
6. Konsep Pedagogi Genre :
Pardiyono (2007)
Skema 2.1 Kerangka Berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research &

Development (R&D). Penelitian pengembangan adalah jenis penelitian yang

mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam dunia

pendidikan dan pembelajaran. Peneliti mengembangkan produk berupa modul

menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa tunarungu kelas VII dengan

pendekatan pedagogi genre. Bab ini mengkaji lebih rinci tentang jenis penelitian,

sumber data dan data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik

analisis data, dan prosedur pengembangan produk.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis penelitian dan pengembangan atau R&D (Research

and Development). Urutan kegiatan dalam penelitian dan pengembangan adalah

meneliti, merancang, memproduksi, dan menguji validitas produk yang telah

dihasilkan. Kegiatan tersebut dalam Sugiyono (2016:30) disingkat menjadi 4P

(Penelitian, Perancangan, Produksi, dan Pengujian). Berdasarkan pada teori

tersebut, peneliti mengacu pada langkah-langkah penelitian dan pengembangan

menurut Borg and Gall.

Peneliti mengembangkan produk berupa modul menulis teks deskripsi dan

cerita imajinasi untuk siswa tunarungu kelas VII dengan pendekatan pedagogi

genre. Metode penelitian dan pengembangan yang dilakukan ini bertujuan untuk

menciptakan produk berupa modul pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

imajinasi untuk siswa tunarungu agar mampu meningkatkan kemampuan menulis

teks deskripsi dan cerita imajinasi siswa tunarungu kelas VII.

3.2 Sumber Data dan Data

Sumber data menjawab pertanyaan tentang dari mana data tersebut berasal.

Data menjawab pertanyaan tentang informasi apa saja yang hendak diperoleh dalam

proses penelitian. Peneliti perlu mengkaji sumber data dan data dalam penelitian

ini. Bagian ini menguraikan tentang lokasi penelitian, sumber data yang

dibutuhkan, dan data apa saja yang akan diperoleh peneliti dari sumber data

tersebut. Sumber data dan data akan diuraikan lebih rinci sebagai berikut.

3.2.1 Lokasi Penelitian

Pada penelitian ini, pengumpulan data yang melibatkan guru pengampu dan

siswa kelas VII berlangsung di SLB/B Dena Upakara. SLB/B Dena Upakara

beralamat di Jl. Mangli No.5, Sumber, Wonosobo, Jawa Tengah 56312. Penelitian

ini dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, di kelas VII A dan VII B,

SLB/B Dena Upakara. Lokasi penelitian yang melibatkan dosen ahli dilakukan di

Kampus I, Universitas Sanata Dharma yang beralamat di Mrican, Depok, Sleman,

Yogyakarta.

3.2.2 Sumber Data dan Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari guru pengampu dan siswa

kelas VII SLB/B Dena Upakara Wonosobo. Seluruh siswa di SLB/B Dena Upakara

Wonosobo berjenis kelamin perempuan. Rincian data para siswa dapat dilihat

dalam tabel berikut ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Tabel 3.1 Data Siswa Kelas VII SLB/B Dena Upakara Wonosobo

No. Nama Umur Kelas

1. Evelin 13 tahun VII A

2. Jovanka 14 tahun VII A

3. Fani 16 tahun VII A

4. Ajeng 18 tahun VII A

5. Enji 19 tahun VII A

6. Khusni 17 tahun VII A

7. Gabby 16 tahun VII B

8. Nissa 17 tahun VII B

9. Aprilia 16 tahun VII B

10. Michelle 14 tahun VII B

11. Dhea 15 tahun VII B

12. Dinda 14 tahun VII B

Sumber data dapat diklasifikasikan berdasarkan tahap penelitian yang

menghasilkan data yaitu: (1) sumber data pada tahap pengumpulan informasi, (2)

sumber data pada tahap pengembangan produk, (3) sumber data pada tahap uji

validasi, (4) sumber data pada tahap uji coba produk. Data dalam penelitian ini

terdiri dari dua macam yaitu data kuantitatif dan atau data kualitatif. Dalam

Sugiyono (2015:7) data kualitatif dapat berupa kata, kalimat, gambar, bagan, dan

foto; sedangkan data kuantitatif dapat berupa angka dan data kualitatif yang

diangkakan (scoring). Berikut ini diuraikan sumber data dan data dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

3.2.2.1 Sumber Data dan Data pada Tahap Pengumpulan Informasi

Sumber data pada tahap pengumpulan informasi meliputi: (1)

tuturan/jawaban guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII sebagai

narasumber dalam kegiatan wawancara, (2) hasil analisis kurikulum, (3) hasil telaah

buku teks yang digunakan dalam pembelajaran materi teks deskripsi dan cerita

imajinasi, (4) hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa, dan (5) hasil pretest menulis

teks deskripsi. Pertama, peneliti mewawancarai guru pengampu dengan

mengajukan pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi pertanyaan. Kemudian,

tuturan/jawaban dari guru pengampu tersebut ditranskrip untuk mempermudah

peneliti dalam menemukan data yang diperlukan. Data yang bersumber dari

tuturan/jawaban guru pengampu merupakan data kualitatif. Kedua, peneliti

menganalisis kurikulum yang digunakan sekolah dan kurikulum pendidikan

khusus. Data yang bersumber dari analisis kurikulum merupakan data kualitatif.

Ketiga, peneliti menelaah buku teks yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia khususnya materi tentang teks deskripsi dan cerita imajinasi. Data yang

diperoleh dari telaah buku tersebut berupa data kualitatif yang berisi informasi

tentang kualitas aspek pendahuluan, materi, penyajian materi, dan bahasa serta

keterbacaan buku teks. Keempat, peneliti mengolah hasil kuesioner analisis

kebutuhan siswa dalam menulis teks deskriptif untuk mendapatkan data kualitatif

dan data kuantitatif berupa scoring. Data kualitatif yang diperoleh dari jawaban

kolom komentar berupa kendala siswa dalam mencapai keterampilan menulis,

materi-materi menulis yang susah dipahami, dan masukan bagi peneliti terkait

produk yang diharapkan siswa. Data kuantitatif berupa hasil persentase, hasil rata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

rata dan jumlah nilai (scoring) dari setiap skala yang dibubuhkan pada pernyataan

dalam kuesioner.

Kelima, sumber data hasil pretest menulis teks deskripsi menghasilkan data

kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa skor dari masing-masing aspek

penilaian penulisan teks deskripsi. Data kualitatif berupa kategori yang

menggambarkan kualitas teks deskripsi pada masing-masing aspek penilaian. Data-

data berupa potensi masalah yang diperoleh pada tahap pengumpulan informasi

tersebut oleh peneliti dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan

rancangan modul yang akan dikembangkan.

3.2.2.2 Sumber Data dan Data pada Tahap Pengembangan Produk

Sumber data pada tahap pengumpulan informasi yaitu hasil instrumen

penilaian desain produk oleh dosen ahli. Peneliti mengolah hasil instrumen

penilaian desain modul oleh dosen ahli untuk mendapatkan data kualitatif dan data

kuantitatif (scoring). Data kualitatif yang diperoleh dari jawaban kolom komentar

atau saran dapat berupa masukan atau saran perbaikan desain modul yang

diberikan oleh dosen ahli. Selain itu, data kualitatif juga berupa kesimpulan hasil

kelayakan desain modul yang disampaikan oleh dosen ahli. Data kuantitatif berupa

hasil persentase, hasil rata-rata, dan jumlah (scoring) dari setiap skala penilaian

yang dibubuhkan pada indikator penilaian.

3.2.2.3 Sumber Data dan Data pada Tahap Uji Validasi

Sumber data pada tahap uji validasi meliputi: (1) hasil validasi modul oleh

dosen ahli, dan (2) hasil validasi modul oleh guru pengampu tahap 1 dan 2. Peneliti

mengolah hasil validasi modul oleh dosen ahli dan guru pengampu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

mendapatkan data kualitatif dan data kuantitatif berupa scoring. Data kualitatif

diperoleh dari jawaban kolom komentar dan saran. Data tersebut berupa masukan

dan saran bagi peneliti untuk memperbaiki modul sesuai dengan masukan dan saran

yang diberikan pada setiap aspek kelayakan modul. Selain itu, data kualitatif juga

berupa kesimpulan hasil kelayakan modul yang disimpulkan oleh validator. Data

kuantitatif berupa hasil persentase, hasil rata-rata, dan jumlah (scoring) dari setiap

skala penilaian yang dibubuhkan pada indikator penilaian.

3.2.2.4 Sumber Data dan Data pada Tahap Uji Coba Produk

Sumber data pada tahap uji coba produk meliputi (1) hasil posttest membuat

teks deskripsi, dan (2) hasil penilaian modul oleh siswa peserta uji coba. Sumber

data hasil posttest menulis teks deskripsi menghasilkan data kuantitatif dan

kualitatif. Data kuantitatif berupa skor dari masing-masing aspek penilaian

penulisan teks deskripsi. Data kualitatif berupa kategori yang menggambarkan

kualitas teks deskripsi pada masing-masing aspek penilaian. Sumber data hasil

penilaian modul oleh siswa peserta uji coba menghasilkan data kualitatif dan data

kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari jawaban kolom komentar dan saran. Data

tersebut berupa masukan dan saran bagi peneliti untuk memperbaiki modul sesuai

dengan masukan dan saran yang diberikan oleh siswa. Selain itu, data kualitatif juga

berupa kesimpulan hasil kelayakan modul yang disimpulkan oleh siswa peserta uji

coba. Data kuantitatif berupa hasil persentase, hasil rata-rata, dan jumlah (scoring)

dari setiap skala penilaian yang dibubuhkan pada indikator penilaian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2016:200) pengumpulan data merupakan inti dari setiap

penelitian. Richey dan Klein (dalam Sugiyono, 2016: 200) mengatakan bahwa data

yang akan dikumpulkan oleh peneliti akan tergantung pada rumusan masalah.

Peneliti akan menggunakan dua teknik dalam upaya pengumpulan data. Dua teknik

tersebut adalah teknik tes dan teknik nontes. Penjabaran mengenai teknik tes dan

teknik nontes adalah sebagai berikut.

3.3.1 Teknik Tes

Tes merupakan pengukuran yang objektif dan standar (Anastari dalam

Sugiyono 2016:208). Cronbach (dalam Sugiyono, 2016:208) menambahkan bahwa

tes adalah prosedur yang sistematis guna mengobservasi dan memberi deskripsi

sejumlah atau lebih ciri seseorang dengan bantuan skala numerik atau suatu sistem

kategoris. Dalam penelitian pengembangan, pengumpulan data dengan tes dapat

dilakukan untuk mengetahui kondisi awal objek sebelum diberi perlakuan dengan

menggunakan produk baru (pretest) dan setelah dilakukan perlakuan dengan

produk baru (Sugiyono, 2016:208). Teknik tes ini digunakan oleh peneliti untuk

mengetahui tingkat kemampuan menulis teks deskripsi siswa tunarungu kelas VII

di SLB/B Dena Upakara sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan modul

sebagai hasil penelitian.

3.3.2 Teknik Nontes

Teknik nontes merupakan alat penilaian yang dipergunakan untuk

mendapatkan informasi tentang keadaan peserta didik tanpa melalui tes dengan alat

tes (Nurgiyantoro, 2016:108). Dalam upaya pengumpulan data dengan teknik


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

nontes, peneliti melakukan observasi, wawancara guru pengampu, pemberian

kuesioner yang akan diisi oleh siswa dan juga validator, analisis kurikulum, dan

telaah buku teks yang digunakan dalam pembelajaran khususnya materi teks

deskripsi dan cerita imajinasi.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data penelitian. Gray (dalam Sugiyono, 2016:156) menyatakan

bahwa instrumen merupakan alat seperti kuesioner, dan pedoman observasi yang

digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Berdasarkan teknik

pengambilan data yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, peneliti

menggunakan instrumen penelitian tes dan nontes. Instrumen penelitian tes

mencakup soal tes dan lembar kisi-kisi penilaian. Instrumen penelitian nontes

mencakup lembar kisi-kisi wawancara, kuesioner analisis kebutuhan siswa dalam

menulis, lembar analisis buku teks, lembar validasi modul, dan lembar penilaian

modul. Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti akan dijabarkan sebagai

berikut.

3.4.1 Instrumen Tes

Tes merupakan pengukuran yang objektif dan standar (Anastari dalam

Sugiyono 2016:208). Pengumpulan data menggunakan instrumen tes dilakukan

dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan kepada subjek yang diteliti untuk

dijawab. Instrumen tes ini digunakan oleh peneliti untuk mengukur tingkat

kemampuan menulis siswa tunarungu kelas VII, terkhusus pada menulis teks

deskripsi. Ada dua macam tes yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

kemampuan awal (pretest) dan tes kemampuan akhir (posttest). Tes kemampuan

awal (pretest) dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa tunarungu kelas

VII dalam menulis teks deskripsi sebelum uji coba produk, sedangkan tes

kemampuan akhir (posttest) dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis teks

deskripsi siswa tunarungu kelas VII setelah uji coba produk.

3.4.2 Instrumen Wawancara

Wawancara merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mendapatkan

informasi dari responden (peserta didik, orang yang diwawancara) dengan

melakukan tanya jawab sepihak (Nurgiyantoro, 2016:114). Dalam Sugiyono

(2016:210) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan dan

potensi yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui pendapat,

keinginan, dan hal-hal lain dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada

laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada

pengetahuan atau keyakinan pribadi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

wawancara dengan guru bahasa Indonesia di SLB/B Dena Upakara Wonosobo

terkait kebutuhan bahan ajar berupa modul menulis dan wawancara terkait

rancangan produk dan rencana uji coba. Sebelum melakukan kegiatan wawancara,

peneliti menyiapkan daftar pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi wawancara. Hasil

wawancara peneliti sajikan dalam bentuk transkrip dan kesimpulan analisis potensi

masalah dan analisis kebutuhan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

3.4.3 Instrumen Kuesioner/angket

Kuesioner atau angket merupakan serangkaian (daftar) pertanyaan tertulis

yang ditujukan kepada responden mengenai masalah-masalah tertentu yang

bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari responden (Nurgiyantoro, 2016: 109).

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu

dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari

responden. Kuesioner juga cocok digunakan apabila peneliti ingin mengumpulkan

data dari responden berjumlah cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas

(Sugiyono, 2016 : 216). Dalam penelitian ini, angket/kuesioner ditujukan kepada

siswa tunarungu kelas VII di SLB/B Dena Upakara Wonosobo untuk mengetahui

kebutuhan pembelajaran menulis di sana, mengetahui pentingnya kemampuan

menulis di kalangan siswa tunarungu, mengetahui kesulitan siswa tunarungu dalam

melatih kemampuan menulis, serta memperoleh masukan terkait produk yang

dikembangkan oleh peneliti.

3.4.4 Instrumen Telaah Buku Teks

Kualitas sebuah buku teks dapat dilakukan dengan cara telaah buku teks.

Menurut H.G. Tarigan dan Djago Tarigan (1986:95), buku teks yang berkualitas ialah

buku teks yang disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku, memperhatikan dan

memenuhi tuntutan mata pelajaran atau ilmu yang relevan. Instrumen telaah buku

teks yang digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran materi menulis disusun

dalam bentuk tabel yang memuat aspek-aspek penilaian. Aspek yang dianalisis dalam

buku tersebut meliputi pendahuluan, materi, penyajian materi, serta bahasa dan

keterbacaan. Aspek-aspek tersebut diadaptasi oleh peneliti dari Panduan Membuat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Bahan Ajar Buku Teks Pelajaran Sesuai dengan Kurikulum 2013 karya Imas

Kurniasih S.Pd. dan Berlin Sani (2014:66-74) dengan penyesuaian.

3.4.5 Instrumen Validasi

Peneliti menyusun kuesioner/angket penilaian produk berupa lembar validasi.

Kuesioner yang berisi data hasil penilaian produk dari validator akan digunakan

sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan revisi produk. Lembar validasi berisi

empat aspek penilaian modul yang mencakup aspek isi/materi, penyajian, bahasa,

dan kegrafikan. Skala yang digunakan dalam lembar validasi produk adalah skala

likert. Dalam penelitian dan pengembangan, skala likert digunakan untuk mengukur

sikap, persepsi, dan pendapat seseorang atau sekelompok orang terhadap potensi dan

permasalahan suatu objek, rancangan suatu produk, proses membuat produk, dan

produk yang telah dikembangkan atau diciptakan (Sugiyono, 2016:165).

Peneliti juga memastikan bahwa instrumen penelitian yang digunakan telah

melalui proses uji validitas oleh validator. Hal tersebut dilakukan agar instrumen

yang digunakan dapat mengukur aspek-aspek yang akan diukur. Untuk memperoleh

informasi tentang validitas instrumen, peneliti memberikan butir-butir instrumen

kepada ahli/pakar (dosen ahli/guru pengampu) yang dipandang layak untuk

memberikan penilaian terhadap aspek-aspek yang tercantum pada instrumen. Hasil

penilaian ahli/pakar tersebut dianalisis untuk memutuskan apakah produk tersebut

sudah layak digunakan atau belum. Informasi tentang kelayakan/penilaian modul

juga peneliti dapatkan dari siswa kelas VII selaku responden dan pengguna modul

yang akan diujicobakan. Hasil penilaian berupa kritik dan saran dari siswa selaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

pengguna modul dalam tahap uji coba akan dijadikan oleh peneliti sebagai acuan

dalam merevisi produk akhir.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola (hubungan antar kategori), memilih

mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2016: 368). Teknik

analisis data berguna bagi peneliti untuk mengetahui cara menganalisis data-data

yang telah dikumpulkan melalui berbagai macam instrumen yang dibuat.

3.5.1 Analisis Hasil Tes Siswa

Hasil tes kemampuan siswa dianalisis oleh peneliti menggunakan teknik

analisis deksriptif kualitatif. Analisis data dengan teknik analisis deskriptif

kualitatif merupakan analisis yang menggunakan tolok ukur. Analisis deskriptif

kualitatif sejajar dengan penilaian karena mengarah pada predikat. Penelitian yang

banyak menggunakan analisis deskriptif kualitatif adalah penelitian evaluasi yang

bertujuan untuk menilai sejauh mana variabel yang diteliti telah sesuai dengan tolok

ukur yang sudah ditentukan (Hikmawati, 2017). Analisis data yang menggunakan

teknik deskriptif kualitatif memanfaatkan persentase hanya merupakan langkah

awal dari keseluruhan proses penilaian. Persentase yang dinyatakan dalam bilangan

sudah jelas merupakan ukuran yang bersifat kuantitatif, bukan kualitatif. Analisis

kualitatif tentu harus dinyatakan dalam sebuah predikat yang menunjuk pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

pernyataan keadaan atau ukuran kualitas. Oleh karena itu, hasil penelitian yang

berupa bilangan tersebut harus diubah menjadi sebuah predikat, misalnya “Sangat

Baik”, “Baik”, “Cukup Baik”, “Kurang Baik”, dan “Tidak Baik” (Hikmawati,

2017).

Melakukan analisis dengan deskriptif kualitatif adalah memberikan predikat

kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Predikat yang

diberikan tersebut dalam bentuk peringkat yang sebanding dengan atau atas dasar

kondisi yang diinginkan. Agar pemberian predikat dapat tepat maka sebelum

dilakukan pemberian predikat, kondisi tersebut diukur dengan persentase,

kemudian baru diukur ke dalam predikat atau menggunakan kategori tertentu

(Hikmawati, 2017).

Tes ini diberikan kepada siswa sebanyak dua kali, yaitu tes kemampuan

awal (pretest) dan tes kemampuan akhir (posttest). Kedua jenis tes tersebut akan

dianalisis secara kualitatif dengan melakukan penilaian pada beberapa aspek seperti

isi, organisasi, kosakata, kebahasaan, dan penulisan. Aspek-aspek tersebut

diadaptasi oleh peneliti dari Tes Bahasa dalam Pengajaran karya M. Soenardi

Djiwandono (1996:130-131).

3.5.2 Analisis Hasil Wawancara Guru

Peneliti menggunakan analisis data kualitatif untuk meneliti hasil

wawancara guru. Analisis data kualitatif adalah proses untuk mencari dan

menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya

dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2016:366). Analisis data


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang

akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain

(Sugiyono, 2016).

Sebelum membuat perencanaan produk, peneliti mengumpulkan data

dengan wawancara. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru akan

dianalisis oleh peneliti melalui empat tahapan berikut. Pertama, peneliti

mentranskrip hasil wawancara. Kedua, peneliti mengelompokkan hasil transkrip

sesuai dengan pedoman wawancara. Ketiga, peneliti menguraikan hasil transkrip

dan saling mengaitkan hasil wawancara yang sesuai dengan pedoman wawancara.

Keempat, peneliti membuat kesimpulan dari hasil wawancara dalam bentuk

kalimat-kalimat yang sederhana.

3.5.3 Analisis Hasil Telaah Buku

Peneliti menelaah buku teks yang digunakan guru dan siswa dalam

pembelajaran materi menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi berdasarkan aspek-

aspek yang meliputi: pendahuluan, materi, penyajian materi, serta bahasa dan

keterbacaan. Aspek-aspek tersebut diadaptasi oleh peneliti dari Panduan Membuat

Bahan Ajar Buku Teks Pelajaran Sesuai dengan Kurikulum 2013 karya Imas

Kurniasih S.Pd. dan Berlin Sani (2014:66-74) dengan penyesuaian. Adapun

langkah-langkah analisis buku yang digunakan dalam pembelajaran materi menulis

teks deskripsi dan cerita imajinasi adalah mengamati kondisi setiap aspek yang ada

dalam buku teks, mencatat temuan data/informasi, kemudian data dipilah dan

dipilih hal-hal yang sifatnya penting dan sesuai dengan kisi-kisi telaah buku teks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Apabila data sudah dipilih, langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut

dan melaporkannya dalam bentuk kesimpulan yang sederhana.

3.5.4 Analisis Hasil Kuesioner/Angket Pembelajar

Analisis lembar angket/kuesioner pembelajar dianalisis menggunakan

teknik analisis data kualitatif. Melakukan analisis dengan deskriptif kualitatif

adalah memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi

yang sebenarnya. Predikat yang diberikan tersebut dalam bentuk peringkat yang

sebanding dengan atau atas dasar kondisi yang diinginkan. Agar pemberian predikat

dapat tepat, maka sebelum dilakukan pemberian predikat, kondisi tersebut diukur

dengan persentase, kemudian baru diukur ke dalam predikat atau menggunakan

kategori tertentu (Hikmawati, 2017).

Skala yang digunakan untuk menganalisis lembar angket/ kuesioner dalam

penelitian ini adalah skala guttman dan ditambahkan beberapa pernyataan bersifat

semi terbuka. Skala guttman adalah skala yang digunakan untuk menjawab yang

bersifat jelas (tegas) dan konsisten (Sudaryono, dkk. 2013). Pertanyaan terkait

permasalahan yang diajukan menuntut jawaban tegas dari responden. Dalam

menganalisis angket/kuesioner siswa, peneliti menggunakan bantuan aplikasi

Microsoft Office Excel. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a) Melakukan pengecekan terhadap identitas, kelengkapan data, dan macam

isian data

b) Melakukan tabulasi data dengan mengubah opsi dari setiap butir pertanyaan

dan pernyataan dengan kriteria skor


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Tabel 3.2 Konversi Nilai dan Skala Sikap


Keterangan Skor
Setuju 1
Tidak Setuju 0
c) Menjumlahkan skor dari setiap butir pernyataan

d) Menghitung persentase dengan skor yang diperoleh dibagi skor maksimal

dikalikan 100%

e) Hasil persentase yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk diagram

f) Interpretasi diagram disajikan dalam bentuk kesimpulan.

3.5.5 Analisis Hasil Validasi Produk oleh Dosen Ahli, Dosen Pengampu, dan

Uji Coba Siswa

Uji coba produk menghasilkan dua jenis data, yaitu: data kualitatif dan data

kuantitatif. Data kualitatif yang berupa kritik dan saran dari dosen ahli, guru

pengampu dan siswa dianalisis dan digunakan oleh peneliti sebagai acuan untuk

memperbaiki produk. Dalam proses merevisi produk, peneliti menyajikan secara

rinci tahapan-tahapan kegiatan revisi yang dilakukan berdasarkan setiap tahap uji

coba produk. Pada tahap revisi produk, peneliti akan menampilkan produk sebelum

dan sesudah revisi pada setiap tahap revisi disertai dengan deskripsi yang

menjelaskan proses revisi.

Data kuantitatif mengenai kualitas modul yang diperoleh dari responden

melalui kuesioner dengan skala likert dianalisis secara statistik deskriptif, dengan

langkah-langkah: (a) pengumpulan data kasar; (b) pemberian skor, untuk analisis

kuantitatif; (c) skor yang diperoleh dikonversikan menjadi nilai dengan skala lima

menggunakan acuan konversi pada pendekatan PAP (Penilaian Acuan Patokan)

sebagai berikut (Sukarjo, 2006: 53).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Tabel 3.3 Konversi Nilai Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan


Kategori Interval Skor
Sangat Baik X >Xi + 1,80 SBi
Baik Xi + 0,60 SBi < X ≤ Xi + 1,80 SBi
Cukup Baik Xi – 0,60 SBi < X ≤ Xi + 0,60 SBi
Kurang Baik Xi – 1,80 SBi < X ≤ Xi – 0,60 SBi
Sangat Kurang Baik X ≤ Xi – 1,80 SBi
Keterangan:
1
Xi : rerata ideal = 2 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

1
SBi: simpangan baku ideal = 6 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)

Dalam penelitian ini, nilai kelayakan ditentukan dengan nilai minimal “C”

dengan kategori “Cukup”. Jadi, jika hasil penilaian oleh dosen ahli, dosen

pengampu, dan pembelajar, skor rata-ratanya memperoleh nilai “C”, maka

pengembangan modul menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa

tunarungu kelas VII dianggap “Cukup layak digunakan”.

Seluruh data yang telah dihitung disajikan dalam bentuk data diskrit. Data

diskrit adalah data yang dikelompokkan secara terpisah menjadi dua atau beberapa

kelompok yang tidak ada hubungannya. Peneliti akan memisahkan dan

menjabarkan hasil persentase tiap kategori tanpa adanya hubungan yang signifikan

antara satu kategori dengan kategori yang lain. Peneliti juga akan menyajikan

perbandingan hasil validasi 1 dan validasi 2 untuk menunjukkan perbedaan

persentase penilaian modul yang peneliti kembangkan.

3.6 Prosedur Pengembangan Produk

Dalam melakukan penelitian dan pengembangan, peneliti menggunakan

sebuah prosedur atau langkah-langkah pengembangan. Penggunaan prosedur

pengembangan membantu peneliti untuk melakukan penelitian secara runtut


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

sehingga penelitian dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam penelitian ini,

peneliti mengacu pada prosedur pengembangan Borg dan Gall. Borg dan Gall

mengemukakan ada sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan. Peneliti

mempelajari uraian langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall yang ada

dalam Sugiyono (2016) untuk merencanakan kegiatan dalam langkah-langkah

tersebut. Sepuluh langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall

diuraikan satu persatu sebagai berikut.

1. Research and information collecting (penelitian dan pengumpulan informasi)

Pada langkah ini, peneliti akan melakukan pengumpulan informasi terkait

masalah dan potensi sebagai bahan seleksi produk yang akan dikembangkan,

studi literatur, dan penelitian skala kecil (jika dimungkinkan) sebagai bahan

pertimbangan dalam perencanaan penelitian.

2. Planning (perencanaan)

Pada langkah ini, peneliti merumuskan tujuan khusus yang hendak dicapai

dengan kehadiran produk. Peneliti juga menyusun rencana penelitian yang

sesuai estimasi waktu, biaya, dan sumber daya manusia untuk mengembangkan

produk. Hal ini dilakukan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan

pengembangan produk.

3. Develop preliminary form of product (pengembangan bentuk awal produk)

Peneliti melakukan pengembangan awal dari produk yang akan dihasilkan.

Peneliti menyiapkan pedoman penyusunan modul, struktur produk, materi

pembelajaran, dan instrumen evaluasi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

4. Preliminary field testing (uji coba lapangan awal)

Peneliti melakukan uji coba tahap awal sebagai pendahuluan. Uji coba ini

lakukan dalam skala terbatas dengan menggunakan 6-12 subjek. Dalam

langkah ini peneliti melakukan uji coba awal dengan menggunakan instrumen

wawancara, observasi, atau kuesioner untuk memperoleh data. Data tersebut

akan digunakan sebagai acuan revisi produk.

5. Main product revision (merevisi hasil uji coba)

Pada langkah ini peneliti melakukan revisi produk berdasarkan pada saran-

saran dalam data yang diperoleh dari hasil uji coba lapangan awal. Peneliti

terus melakukan perbaikan sampai produk utama siap untuk diujicobakan di

lapangan.

6. Main field testing (uji coba lapangan)

Produk yang sudah disempurnakan pada langkah sebelumnya diujicobakan

oleh peneliti di lapangan. Uji coba utama ini melibatkan seluruh responden. Uji

coba lapangan dapat melibatkan responden sebanyak 30-100 orang. Dalam

penelitian ini, peneliti akan mengujicobakan produk pada siswa tunarungu

kelas VII di SLB/B Dena Upakara Wonosobo.

7. Operational product revision (penyempurnaan produk hasil uji lapangan)

Peneliti melakukan revisi berdasarkan saran-saran dari hasil uji coba lapangan

untuk menghasilkan produk yang saip untuk dioperasionalkan.

8. Operational field testing (uji pelaksanaan lapangan)

Pada langkah ini, Produk yang sudah disempurnakan pada langkah sebelumnya

diujicobakan oleh peneliti di lapangan secara operasional. Kegiatan tersebut


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

bertujuan untuk mengetahui kesiapan produk untuk digunakan tanpa kehadiran

pengembang/peneliti. Produk dapat diujikan pada skala yang lebih besar yaitu

dengan 40-400 subjek. Dalam langkah ini peneliti juga mengambil data guna

revisi akhir melalui angket, wawancara, atau observasi.

9. Final product revision (penyempurnaan produk akhir)

Peneliti melakukan revisi akhir berdasarkan data-data yang diperoleh dari uji

pelaksanaan lapangan. Setelah produk selesai direvisi akhir, produk akan

menjadi hasil akhir dari penelitian ini.

10. Dissemination and implementation (diseminasi dan implementasi)

Penyebarluasan produk final menjadi tahap terakhir dalam penelitian ini.

Langkah yang dapat ditempuh untuk penyebarluasan produk, yaitu dengan

peneliti dapat menyebarluaskan produk dengan melakukan beberapa upaya

penulisan hasil penelitian dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal atau

bekerja sama dengan penerbit untuk penerbitan.

Berikut ini bagan yang memperlihatkan sepuluh langkah penelitian dan

pengembangan menurut Borg dan Gall.


Penelitian dan
Uji Coba Penyempurnaan
Pengumpulan
Pemakaian Produk Akhir
Informasi

Perencanaan Revisi Produk Produksi Masal

Pengembangan
Bentuk Awal Uji Coba Produk
Produk

Revisi Hasil Uji


Uji Coba 1
Coba 1

Skema 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan Menurut Borg and Gall


(dalam Sugiyono: 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Dalam penelitian ini, peneliti menyederhanakan langkah-langkah penelitian

dan pengembangan Borg dan Gall menjadi enam tahap dengan tanpa mengurangi

efektifitasnya. Penyederhanaan tersebut dilakukan karena adanya keterbatasan

waktu, sumber daya, dan biaya yang dimiliki oleh peneliti. Alasan lain yang

menyebabkan peneliti menyederhanakan langkah tersebut yaitu: enam langkah itu

tidak meninggalkan sepuluh langkah utama, sudah cukup untuk mengumpulkan

data, sudah cukup untuk menghasilkan produk baru, sudah dapat memperoleh hasil

validasi yang valid, enam langkah itu dapat dijadikan langkah awal untuk dapat

memproduksi produk dalam skala besar, dan lain sebagainya.

Sepuluh langkah penelitian dan pengembangan Borg and Gall (dalam

Sugiyono, 2016) disederhanakan oleh peneliti menjadi enam langkah, yaitu (1)

penelitian dan pengumpulan informasi, (2) pengembangan produk, (3) uji validasi,

(4) revisi produk tahap 1, (5) uji coba produk, dan (6) revisi produk tahap 2. Produk

yang akan dikembangkan dalam penelitian ini berupa modul cetak. Dalam upaya

pengembangan modul, peneliti mengacu pada langkah-langkah pembuatan modul

berdasarkan Direktorat Tenaga Kependidikan (2008). Bagian selanjutnya akan

menguraikan keenam langkah penelitian dan pengembangan hasil penyederhaan

langkah penelitian dan pengembangan Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2016).

1) Penelitian dan Pengumpulan Informasi

Pada langkah pertama, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan

instrumen kuesioner/angket, wawancara, analisis kurikulum, telaah buku yang

digunakan dalam pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi dan

pretest. Data yang bersumber dari siswa tunarungu kelas VII SLB/B Dena Upakara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

diperoleh dengan pemberian kuesioner/angket dan pretest. Data yang bersumber

dari guru diperoleh dengan melakukan wawancara. Data yang bersumber dari buku

teks yang digunakan oleh guru dan siswa diperoleh dengan kegiatan telaah buku

teks. Selain mengumpulkan data, peneliti juga melakukan studi literatur. Peneliti

mempelajari literatur-literatur dan penelitian-penelitian relevan terdahulu yang

berkaitan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Peneliti menyiapkan

kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan untuk mengembangkan produk. Peneliti

juga menetapkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini supaya penelitian

tidak berjalan menyimpang dari tujuan.

2) Pengembangan Produk

Setelah peneliti berhasil mengumpulkan data-data dari pengumpulan data

yang dilakukan pada tahap satu, peneliti membuat perencanaan dan mulai untuk

mengembangkan produk. Peneliti mulai merancang modul sesuai dengan langkah-

langkah pembuatan modul berdasarkan Direktorat Tenaga Kependidikan (2008).

Langkah awal adalah mendesain modul dengan terlebih dahulu menentukan judul,

tujuan, pemilihan bahan, penyusunan kerangka, dan pengumpulan bahan. Setelah

semua bahan terkumpul, peneliti mulai menyusun modul. Peneliti menyusun modul

dengan memperhatikan aspek isi/materi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan. Peneliti

juga melengkapi modul yang dikembangkan dengan halaman judul, kata pengantar,

rasionalisasi modul, petunjuk penggunaan modul, daftar isi, daftar tabel,

kompetensi inti dan kompetensi dasar, isi materi, latihan, rangkuman, tes formatif,

refleksi, kunci jawaban, daftar pustaka, glosarium, dan indeks.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

3) Uji Validasi

Setelah melakukan penyusunan modul, peneliti menyerahkan modul kepada

validator yaitu dosen ahli dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk

divalidasi. Hasil uji validasi membantu peneliti untuk mengetahui kualitas modul

yang dikembangkan. Peneliti melewati dua kali tahap validasi produk. Validasi 1

dilakukan setelah desain produk selesai dikerjakan, sedangkan validasi 2 dilakukan

setelah peneliti merevisi produk sesuai dengan masukan validator pada saat validasi

1. Hasil validasi 1 dan 2 akan dibandingkan untuk mengetahui peningkatan kualitas

produk sebelum dan sesudah diberi masukan oleh validator. Uji validasi

menggunakan instrumen kuesioner yang di dalamnya berisi penilaian kelayakan

berdasarkan aspek isi/materi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan yang peneliti

sesuaikan dari Penulisan Modul yang diterbitkan oleh Direktorat Tenaga

Kependidikan (2008:15). Skala yang digunakan dalam lembar validasi produk

adalah skala likert, sedangkan penentuan kategori kelayakan menerapkan Penilaian

Acuan Patokan (PAP) menurut Sukarjo (2006).

4) Revisi Produk Tahap 1

Setelah peneliti mengetahui kualitas modul yang dikembangkan dari hasil

uji validasi 1 oleh dosen ahli dan guru pengampu, peneliti merevisi modul

berdasarkan saran dan masukan dari dosen ahli dan guru pengampu. Dalam

melakukan revisi produk, peneliti juga mempertimbangkan data hasil pemberian

kuesioner analisis kebutuhan siswa terkait produk yang diharapkan oleh siswa.

Revisi modul akan dideskripsikan dalam bentuk uraian berdasarkan keempat aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

yang dinilai yaitu: aspek isi/materi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan dengan

menggambarkan kondisi sebelum dan sesudah direvisi.

5) Uji Coba Produk

Setelah modul direvisi, modul siap untuk diujicobakan pada siswa. Uji coba

produk ini diharapkan mampu memberikan informasi terkait kualitas tulisan pada

saat posttest dan kualitas modul. Uji coba sebenarnya dilakukan pada saat mata

pelajaran Bahasa Indonesia. Namun, pada prosesnya ternyata ada virus Corona

(Covid-19) yang menyerang dunia, maka uji coba dilaksanakan secara daring

melalui grup WhatsApp. Segala aktivitas yang menggunakan modul seperti

pengerjaan tugas, latihan, posttest, dan sebagainya yang bersifat mengukur

kemampuan dan keterampilan siswa dilakukan saat uji coba. Hal ini dilakukan

untuk mencegah terjadinya manipulasi hasil pekerjaan oleh siswa. Peneliti akhirnya

mengirimkan modul dalam bentuk PDF ke grup yang telah dibuat. Setelah

pelaksanaan uji coba produk, peneliti akan memberikan kuesioner penilaian modul

untuk diisi oleh siswa selaku peserta uji coba produk. Kuesioner akan dianalisis dan

hasilnya akan dijadikan salah satu pertimbangan dalam melakukan revisi produk

tahap akhir.

6) Revisi Produk Tahap 2

Setelah melakukan uji coba produk, peneliti melakukan revisi tahap 2.

Peneliti merevisi modul berdasarkan hasil uji coba modul dan juga berdasarkan

saran/masukan dari guru pengampu dan dosen ahli pada validasi 2. Peneliti

menganalisis hasil uji coba modul dan berupaya menemukan kendala atau

ketidaksesuaian modul dengan ketentuan yang telah dibuat. Dalam revisi produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

tahap 2 ini, peneliti mempertimbangkan segala macam masukan dan saran yang

telah diterima untuk memperbaiki modul. Hal tersebut dikarenakan revisi produk

tahap 2 adalah proses revisi terakhir dalam penelitian ini. Modul yang telah direvisi

tahap dua menjadi produk akhir yang dihasilkan dalam penelitian ini. Peneliti

berharap produk akhir yang sudah direvisi tahap dua ini menjadi produk yang sudah

layak dan dapat digunakan. Keenam langkah penelitian tersebut secara lebih

ringkas akan disajikan pada bagan berikut ini.

Penelitian dan
Revisi Produk
Pengumpulan
Tahap 2
Informasi

Pengembangan Uji Coba


Produk Produk

Revisi Produk
Uji Validasi
Tahap 1

Skema 3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan Menurut Borg dan Gall


(dalam Sugiyono, 2016) yang Telah Disederhanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti memaparkan (1) hasil penelitian yang memuat: a) hasil

analisis kebutuhan pembelajaran, dan b) hasil pengembangan produk; (2)

pembahasan yang meliputi: a) kelayakan pengembangan produk, b) kajian produk

akhir, dan c) relevansi penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu. Hasil

penelitian dan pembahasan diuraikan sebagai berikut.

4.1 Hasil Penelitian

Pada subbab hasil penelitian ini, peneliti memaparkan 1) hasil analisis

kebutuhan pembelajaran yang memuat: a) hasil analisis kurikulum, b) hasil analisis

telaah buku teks, c) hasil analisis kebutuhan siswa, d) hasil analisis data wawancara

guru pengampu, e) hasil analisis pretest siswa, dan f) hasil analisis potensi masalah

dan rencana pengembangan produk; 2) hasil pengembangan produk modul menulis

teks deskripsi dan cerita imajinasi yang meliputi: a) proses pengembangan produk,

b) data validasi, c) revisi produk tahap 1, d) data hasil uji coba, dan e) revisi produk

tahap 2. Hasil penelitian diuraikan sebagai berikut.

4.1.1 Hasil Analisis Kebutuhan Pembelajaran

Peneliti mengumpulkan data sebagai landasan dan langkah awal pembuatan

produk. Data tersebut meliputi: 1) data kurikulum, 2) data telaah buku teks, 3) data

analisis kebutuhan siswa, 4) data wawancara, 5) data pretest siswa, dan 6) data

potensi masalah dan rencana pengembangan produk. Berikut ini peneliti

memaparkan hasil analisis data yang diperoleh.

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

4.1.1.1 Hasil Analisis Kurikulum

Dalam menyusun modul menulis untuk siswa tunarungu, peneliti

melakukan analisis terhadap kurikulum yang digunakan sekolah dan secara khusus

oleh guru pengampu Bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru

pengampu diketahui bahwa kurikulum yang digunakan oleh sekolah ialah

Kurikulum 2013 pada tingkat umum. Artinya bahwa pihak sekolah tidak

menggunakan kurikulum pendidikan khusus sebagaimana yang digunakan oleh

SLB pada umumnya. Kurikulum pada sekolah umum dan pada sekolah khusus

(SLB) memiliki perbedaan. Hal ini dapat dilihat dari struktur kurikulum yang

dimiliki, seperti gambar berikut ini:

Gambar 4.1 Struktur Kurikulum Pendidikan Khusus Gambar 4.2 Struktur Kurikulum 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Pada gambar di atas dapat kita lihat bahwa kurikulum yang digunakan di

sekolah umum dan sekolah khusus (SLB) memiliki struktur yang berbeda. Sekolah

Luar Biasa (SLB) lebih menekankan pada bidang keterampilan yang disesuaikan

dengan jenis ketunaannya. Hal ini dapat dilihat pada SLB untuk mata pelajaran

Bahasa Indonesia hanya dialokasikan dua jam per minggu, sedangkan pada sekolah

umum mata pelajaran Bahasa Indonesia dialokasikan sebanyak enam jam

perminggu. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu diketahui bahwa

secara jumlah alokasi waktu, pertemuan mata pelajaran Bahasa Indonesia hanya

dua jam perminggu. Ini menunjukkan bahwa secara struktur kurikulum, SLB/B

Dena Upakara Wonosobo sudah sesuai dengan struktur kurikulum pendidikan

khusus. Akan tetapi, dari segi isi materi atau kompetensi dasar (KD), SLB/B Dena

Upakara mengikuti KD dari kurikulum yang digunakan di sekolah umum yaitu

Kurikulum 2013. Hal ini karena dari guru pengampu sendiri menginginkan

kemampuan berbahasa Indonesia siswa tunarungu di SLB/B Dena Upakara tidak

tertinggal jauh dari siswa pada sekolah umum. Beliau percaya, bahwa siswa

tunarungu juga memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pengetahuan

yang setara dengan anak-anak di sekolah umum. Guru pengampu juga

menyampaikan bahwa tidak semua materi pada tingkat umum diberikan untuk

siswa tunarungu. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu yang dimiliki,

mengingat pertemuannya hanya dua jam perminggu dan materi yang cukup banyak.

Hal ini membuat guru pengampu hanya mengajarkan beberapa materi yang

sekiranya lebih sering ditemukan di kehidupan sehari-hari. Keterbatasan lain yang

juga dihadapi oleh guru pengampu ialah keterbatasan kemampuan siswa, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

untuk satu materi saja bisa menghabiskan sekitar lima kali pertemuan. Adapun KD

yang diajarkan di kurikulum pendidikan khusus dan kurikulum 2013 dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 KI dan KD Bahasa Indonesia SMPLB Tunarungu Kelas VII

Tujuan kurikulum mencakup empat Kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menerima dan menjalankan ajaran


agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.”
Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses


pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai


berikut ini.
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati (melihat, dalam bahasa yang jelas,
membaca), dan menanya sistematis, dan logis, dalam karya
berdasarkan rasa ingin tahu yang estetis, dalam gerakan yang
tentang dirinya, makhluk ciptaan mencerminkan anak sehat, dan
Tuhan dan kegiataannya, dan dalam tindakan yang
benda-benda yang dijumpainya di mencerminkan perilaku anak
rumah, di sekolah, dan di tempat beriman dan berakhlak mulia.
bermain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

KOMPETENSI DASAR
3.1 Menggali informasi dari teks 4.1 Menyajikan teks laporan hasil
laporan hasil pengamatan sederhana, pengamatan sederhana, dengan pilihan
dengan memperhatikan pilihan kata kata yang tepat.
yang tepat.
3.2 Menguraikan teks petunjuk 4.2 Menyajikan teks petunjuk
sederhana, dengan memperhatikan sederhana dengan memperhatikan
pilihan kata yang tepat. pilihan kata yang tepat.
3.3 Menggali informasi dari teks cerita 4.3 Menyajikan teks cerita sederhana,
sederhana, dengan memperhatikan baik dengan memperhatikan pilihan
pilihan kata yang tepat. kata yang tepat.

Tabel 4.2 KI dan KD Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII

Tujuan kurikulum mencakup empat Kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
ekstrakurikuler.

Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menghargai dan menghayati


ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, yaitu
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.”
Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses


pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai


berikut ini.
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan (faktual, 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji
konseptual, dan prosedural) dalam ranah konkret
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

berdasarkan rasa ingin tahunya (menggunakan, mengurai,


tentang ilmu pengetahuan, merangkai, memodifikasi, dan
teknologi, seni, budaya terkait membuat) dan ranah abstrak
fenomena dan kejadian tampak (menulis, membaca, menghitung,
mata. menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
KOMPETENSI DASAR
3.1 Mengidentifikasi informasi dalam 4.1 Menjelaskan isi teks deskripsi
teks deskripsi tentang objek (sekolah, objek (tempat wisata, tempat
tempat wisata, tempat bersejarah, dan berserajarah, pentas seni daerah, kain
atau suasana pentas seni daerah) yang tradisional, dll) yang didengar dan
didengar dan dibaca. dibaca secara lisan, tulis, dan visual.
3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan 4.2 Menyajikan data, gagasan, kesan
dari teks deskripsi tentang objek dalam bentuk teks deskripsi tentang
(sekolah, tempat wisata, tempat objek (sekolah, tempat wisata, tempat
bersejarah, dan atau suasana pentas bersejarah, dan atau suasana pentas
seni daerah) yang didengar dan dibaca. seni daerah) secara tertulis dan lisan
dengan memperhatikan struktur,
kebahasaan baik secara lisan maupun
tulis.
3.3 Mengidentifikasi unsur-unsur teks 4.3 Menceritakan kembali isi teks
narasi (cerita imajinasi) yang dibaca narasi (cerita imajinasi) yang didengar
dan didengar. dan dibaca secara lisan, tulis, dan
visual.
3.4 Menelaah struktur dan kebahasaan 4.4 Menyajikan gagasan kreatif dalam
teks narasi (cerita imajinasi) yang bentuk cerita imajinasi secara lisan dan
dibaca dan didengar. tulis dengan memperhatikan struktur,
penggunaan bahasa, atau aspek lisan.
3.5 mengidentifikasi teks prosedur 4.5 Menyimpulkan isi teks prosedur
tentang cara melakukan sesuatu dan (tentang cara memainkan alat musik
cara membuat (cara memainkan alat daerah, tarian daerah, cara membuat
musik/tarian daerah, cara membuat cinderamata, dan/atau kuliner khas
kuliner khas daerah, dll) dari berbagai daerah) yang dibaca dan didengar.
sumber yang dibaca dan didengar.
3.6 Menelaah struktur dan aspek 4.6 Menyajikan data rangkaian
kebahasaan teks prosedur tentang cara kegiatan ke dalam bentuk teks prosedur
melakukan sesuatu dan cara membuat (tentang cara memainkan alat musik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

(cara memainkan alat musik/tarian daerah, tarian daerah, cara membuat


daerah, cara membuat kuliner khas cinderamata, dll) dengan
daerah, dll) dari berbagai sumber yang memperhatikan struktur, unsur
dibaca dan didengar. kebahasaan, dan isi secara lisan dan
tulis.
3.7 Mengidentifikasi informasi dari 4.7 Menyimpulkan isi teks laporan
teks laporan hasil observasi berupa hasil observasi berupa buku
buku pengetahuan yang dibaca atau pengetahuan yang dibaca dan didengar.
diperdengarkan.
3.8 menelaah struktur, kebahasaan, da 4.8 Menyajikan rangkuman teks
nisi teks laporan hasil observasi yang laporan hasil observasi yang berupa
berupa buku pengetahuan yang dibaca buku pengetahuan secara lisan dan tulis
atau diperdengarkan. dengan memperhatikan kaidah
kebahasaan atau aspek lisan.
3.9 Menemukan unsur-unsur dari buku 4.9 Membuat peta pikiran/sinopsis
fiksi dan nonfiksi yang dibaca. tentang isi buku nonfiksi/buku fiksi
yang dibaca.
3.10 Menelaah hubungan unsur-unsur 4.10 Menyajikan tanggapan secara
dalam buku fiksi dan nonfiksi. lisan, tulis, dan visual terhadap isi buku
fiksi/nonfiksi yang dibaca.
3.11 Mengidentifikasi informasi 4.11 Menyimpulkan isi (kabar,
(kabar, keperluan, permintaan, keperluan, permintaan, dan/atau
dan/atau permohonan) dari surat permohonan) surat pribadi dan surat
pribadi dan surat dinas yang dibaca dan dinas yang dibaca atau diperdengarkan.
didengar.
3.12 Menelaah unsur-unsur dan 4.12 Menulis surat (pribadi dan dinas)
kebahasaan dari surat oribadi dan surat untuk kepentingan resmi dengan
dinas yang dibaca dan didengar. memperhatikan struktur teks,
kebahasaan, dan isi.
3.13 Mengidentifikasi informasi 4.13 Menyimpilkan isi puisi rakyat
(pesan, rima, dan pilihan kata) dari (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat
puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk setempat) yang disajikan dalam bentuk
puisi rakyat setempat) yang dibaca dan tulis dan lisan.
didengar.
3.14 Menelaah struktur dan kebahasaan 4.14 Menelaah struktur dan kebahasaan
puisi rakyat (pantun, syair dan bentuk puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk
puisi rakyat setempat) yang dibaca dan puisi rakyat setempat) yang dibaca dan
didengar. didengar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

3.15 Mengidentifikasi informasi 4.15 menceritakan kembali isi cerita


tentang fable/legenda daerah setempat fable/legenda daerah setempat yang
yang dibaca dan didengar. dibaca/didengar.
3.16 Menelaah struktur dan kebahasaan 4.16 Memerankan isi fable/legenda
fable/legenda daerah setempat yang daerah setempat yang dibaca dan
dibaca dan didengar. didengar.

4.1.1.2 Hasil Deskripsi Data Telaah Buku Teks

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa menggunakan buku teks

berjudul Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII, yang dipinjam dari

perpustakaan sekolah. Buku teks tersebut merupakan buku teks pelajaran bahasa

Indonesia untuk siswa yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia berdasarkan kurikulum 2013 edisi revisi 2016

karya Wahono, Drs. Mafruki, dan Sawali (Tim Edukatif). Buku tersebut merupakan

referensi utama untuk siswa dalam mempelajari materi-materi tentang menulis

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas VII SMP.

Telaah buku teks berjudul Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMP/MTs

Kelas VII tersebut mencakup empat aspek yaitu pendahuluan, materi, penyajian,

serta bahasa dan keterbacaan. Peneliti akan membatasi penelaahan buku tersebut

pada aspek materi yaitu terbatas pada bab yang menyaji materi tentang teks

deskripsi dan cerita imajinasi saja. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan data

secara efektif dan efisien.

A. Deskripsi Telaah Buku Teks Bagian Pembukaan

Dalam buku tersebut tidak terdapat petunjuk penggunaan buku. Organisasi

buku dapat dilihat pada halaman daftar isi. Judul setiap bab dirumuskan dalam

bentuk klausa dan bersifat tematik. Dalam buku tersebut, hanya terdapat sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

gambar ilustrasi sebagai pemicu pembelajaran yang ditampilkan bersamaan dengan

judul bab. Gambar-gambar lain sebagai pelengkap contoh teks yang ditampilkan.

Tujuan pembelajaran yang dituliskan pada buku tersebut sudah cukup spesifik,

tetapi masih terlalu panjang dan kurang menarik karena hanya berupa uraian teks.

Selain itu, dalam buku tersebut siswa telah diberi pancingan untuk berpikir sesuai

dengan materi yang akan diajarkan dengan pertanyaan dan pernyataan di awal

pembelajaran. Akan tetapi, apersepsi yang diberikan hanya sebatas tulisan saja.

B. Deskripsi Telaah Buku Teks Bagian Materi

Teori materi menulis tentang deskripsi dan cerita imajinasi yang disajikan

dalam buku mengandung kebenaran, walaupun ada beberapa materi yang dapat

diragukan kebenarannya karena tidak ada rujukan. Materi yang disajikan sesuai

dengan tema. Contohnya bisa dilihat dari pemilihan teks yang disajikan. Ada materi

otentik/dapat dipercaya karena terdapat sumber rujukan, tetapi masih ada juga

materi yang belum menampilkan rujukan. Semua contoh teks deskripsi dan cerita

imajinasi yang disajikan tidak diketahui kebaruannya karena tidak disertai dengan

tahun pembuatan. Dalam bab I dan bab II, hanya terdapat sebuah gambar yang

terletak di halaman judul yang digunakan sebagai pemicu pembelajaran. Dari aspek

kedalaman materi, materi yang disajikan cukup mendalam walaupun tidak

diketahui secara pasti apakah materi tersebut hasil kolaborasi pendapat para ahli

pada Bab I. Sedangkan pada Bab II, materi yang disajikan kurang mendalam dan

lebih banyak tersirat, dalam artian akan disimpulkan dari tugas-tugas yang

diberikan. Selain itu dalam buku tersebut tidak terdapat rangkuman pada setiap

akhir babnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

C. Deskripsi Telaah Buku Teks Bagian Penyajian Materi

Pada Bab I, buku ini mengajak siswa untuk aktif dengan adanya tugas-tugas

dan kegiatan baik yang bersifat individu maupun kelompok. Akan tetapi, kegiatan

tersebut sebagian besar sudah menyediakan teks deskripsinya sehingga kesempatan

siswa untuk membuat sendiri teks deskripsinya sangat minim. Pada Bab II, buku

ini mengajak siswa untuk aktif dengan adanya tugas-tugas dan kegiatan baik yang

bersifat individu maupun kelompok. Akan tetapi, kegiatan tersebut lebih banyak

mengidentifikasi dari teks cerita yang sudah ada. Kegiatan siswa untuk menulis

sendiri cerita imajinasi sangat minim, itupun sudah dengan bantuan langkah-

langkah dari isi yang ingin disampaikan. Bab I menggunakan pendekatan berbasis

teks dan pendekatan kontekstual, tetapi yang paling dominan yaitu pendekatan

berbasis teks. Pada bab II, pendekatan yang digunakan ialah pendekatan berbasis

teks.

D. Deskripsi Telaah Buku Teks Bagian Bahasa dan Keterbacaan

Pada bab I, bahasa dan keterbacaannya sudah cukup jelas dan mudah

dipahami untuk siswa pada sekolah umum. Akan tetapi, jika untuk siswa

berkebutuhan khusus, dalam hal ini siswa tunarungu, masih ada beberapa penyajian

kata atau konsep yang sulit dicerna oleh siswa. Pada bab II, bahasa dan

keterbacaannya sudah cukup jelas dan mudah dipahami. Akan tetapi, sebagian

besar materi disampaikan dengan cara tersirat, penyajiannya jadi sulit dipahami

oleh siswa tunarungu. Bahasa yang digunakan cukup komunikatif menggunakan

kata ganti/diksi ‘kamu’ untuk menggantikan kata ‘siswa’. Namun, untuk siswa

tunarungu, bahasa yang digunakan bisa dibuat lebih komunikatif lagi sesuai versi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

mereka. Materi sudah disajikan secara runtut dan mencerminkan hubungan yang

logis, tetapi masih terlalu panjang untuk dapat dipahami oleh siswa tunarungu.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa buku teks yang digunakan oleh

siswa dalam mempelajari materi menulis sudah cukup baik. Akan tetapi, peneliti

masih menemukan beberapa kelemahan yang disajikan dalam buku tersebut seperti

yang terangkum dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Kesimpulan Hasil Telaah Buku Teks


Pembelajaran Materi Menulis Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi
No. Kesimpulan Hasil Telaah Buku Teks

1. Tidak ada petunjuk penggunaan buku.

2. Minimnya gambar ilustrasi yang digunakan.

3. Contoh cerita imajinasi pada Bab II yang disajikan belum

bervariasi.

4. Tidak terdapat rangkuman.

5. Hanya terdapat sedikit tugas dan latihan untuk menulis teks

deksripsi dan teks narasi (cerita imajinasi).

6. Bahasa pengajaran yang digunakan masih kurang akrab bagi siswi.

7. Rujukan/referensi yang digunakan belum lengkap.

8. Maksud/makna yang diminta masih sulit dipahami untuk anak

tunarungu.

9. Tidak terdapat kata-kata motivasi yang memicu semangat siswi

dalam belajar.

10. Penggunaan warna yang kurang bervariasi bagi anak tunarungu.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

4.1.1.3 Hasil Analisis Data Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa Terkait

Pengalaman Awal dalam Menulis

Peneliti melakukan studi awal untuk memperoleh informasi tentang

kebutuhan siswa dan pengalaman awal siswa dalam melakukan kegiatan menulis.

Studi awal dilakukan terhadap 6 siswa kelas VII A dan 6 siswa kelas VII B SLB/B

Dena Upakara Wonosobo selaku peserta mata pelajaran Bahasa Indonesia. Peneliti

membagikan kuesioner agar diisi oleh siswa tersebut. Pengisian kuesioner oleh

siswa berlangsung pada hari Senin, 21 Oktober 2019 untuk kelas VII A dan pada

hari Selasa, 22 Oktober 2019 untuk kelas VII B di ruang kelas masing-masing.

Kuesioner yang dibagikan kepada siswa tersebut bertujuan untuk mengetahui

kebutuhan dan pengalaman awal siswa dalam menulis, mengetahui urgensi

keterampilan menulis di kalangan siswa tunarungu, mengetahui kesulitan siswa

dalam membuat tulisan atau cerita, serta mendapatkan masukan terkait produk yang

akan dikembangkan oleh peneliti, yaitu modul pembelajaran menulis. Berikut

disajikan diagram analisis kebutuhan siswa.

PERNYATAAN KUESIONER ANALISIS


KEBUTUHAN SISWA KELAS VII SLB/B DENA
UPAKARA WONOSOBO
100 8.33
25 16.67 25
33.33
Persentase (%)

58.33
75 84.52 80.95 72.92
50 100 100 100 91.67
75 83.33 75
66.67
41.67
25 15.48 19.05 27.08
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Ya / Sering Tidak / Tidak Sering

Diagram 4.1 Pernyataan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Hasil analisis kuesioner kebutuhan siswa kelas VII di SLB/B Dena Upakara

Wonosobo ditunjukkan dalam pernyataan yang dijabarkan peneliti sebagai berikut:

(1) pernyataan nomor 1 menyatakan seluruh siswa menyadari dan setuju bahwa

menulis adalah keterampilan berbahasa yang penting untuk dipelajari; (2)

pernyataan nomor 2 menyatakan sebanyak 25% siswa sering menuangkan ide atau

perasaannya ke dalam tulisan.; (3) pernyataan nomor 3 menyatakan seluruh siswa

sudah pernah membuat tulisan berupa teks deskripsi; (4) pernyataan nomor 4

menyatakan pilihan tema yang paling banyak disukai dalam membuat teks deskripsi

ialah yang bertemakan “teman”, sedangkan pilihan tema yang terendah ialah

tentang “sekolah dan guru”; (5) pernyataan nomor 5 menyatakan ada beberapa

materi yang penggunaannya masih susah dipahami oleh siswa seperti “tanda baca,

singkatan dan akronim”; (6) pernyataan nomor 6 menyatakan sebesar 75% siswa

berpendapat bahwa guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan

sumber lain selain buku paket Bahasa Indonesia; (7) pernyataan nomor 7

menyatakan sebanyak 41,67% siswa setuju bahwa pembelajaran menulis yang

mereka terima selama ini kurang menarik; (8) pernyataan nomor 8 menyatakan

seluruh siswa setuju bahan ajar dan media ajar yang digunakan oleh guru

mempengaruhi semangat mereka untuk menulis; (9) pernyataan nomor 9

menyatakan sebanyak 75% siswa setuju penggunaan modul dapat membantu siswa

berlatih menulis secara mandiri; (10) pernyataan nomor 10 menyatakan pemberian

tugas yang lebih disukai oleh siswa ialah membaca buku; (11) pernyataan nomor

11 menyatakan seluruh siswa lebih memahami penjelasan terkait materi tertentu

apabila disertai dengan gambar; (12) pernyataan nomor 12 menyatakan sebanyak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

66,67% siswa dapat memahami penjelasan terkait materi yang diberikan melalui

tulisan saja; dan (13) pernyataan nomor 13 menyatakan sebanyak 91,67% siswa

setuju bahwa warna dapat menarik minat mereka untuk membaca atau mempelajari

sebuah buku.

Dari hasil analisis kuesioner di atas, peneliti berpendapat bahwa materi teks

deskripsi sangat relevan digunakan untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa

dalam membuat sebuah tulisan. Peneliti dapat merancang modul yang berisikan

tema deskripsi tentang teman, keluarga, tempat wisata dan tambahan tema lain yang

sesuai. Selain itu peneliti dapat memberikan contoh yang mudah dipelajari

mengenai tanda baca, singkatan dan akronim pada modul. Peneliti juga dapat

mengujicobakan modul yang dibuat untuk mengetahui hasil dari modul yang baik

dan diharapkan. Penambahan bahan ajar dan media ajar yang digunakan oleh guru

pengampu dapat memotivasi para siswa untuk menulis dan semangatnya bisa

semakin meningkat. Peneliti akan mengembangkan modul menulis yang memuat

gambar untuk membantu siswa memahami materi yang disampaikan, serta tulisan

yang menarik dalam modul menulis untuk siswa tunarungu. Peneliti juga dapat

memperbanyak warna-warni dalam mengulas materi dan pemberian tugas kepada

siswa agar siswa termotivasi dalam belajar. Dengan demikian, modul menulis yang

dikembangkan oleh peneliti dapat dimanfaatkan oleh siswa tunarungu kelas VII

untuk membantu/memudahkan siswa dalam menulis teks deskripsi, semakin

memperdalam keterampilan menulis, dan membangkitkan rasa kreativitas siswa

tunarungu untuk menghasilkan tulisan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Selain itu, peneliti juga menganalisis komentar siswa terkait kebutuhan

siswa dalam menulis. Komentar-komentar yang dituliskan oleh para siswa

menjawab pertanyaan terkait kendala yang dihadapi ketika menulis cerita/teks,

materi pelajaran Bahasa Indonesia yang masih susah dipahami siswa, dan harapan

siswa terkait modul yang akan dikembangkan. Pada pertanyaan nomor pertama

yaitu kendala yang dihadapi siswa ketika menulis cerita/teks, terdapat dua komentar

yang jawabannya sesuai dengan pertanyaan yaitu: bahasa yang digunakan tinggi

atau tidak mudah dipahami dan kesulitan dalam membuat kalimat terutama kalimat

yang panjang. Pada pertanyaan kedua yaitu materi Bahasa Indonesia yang susah

dipahami, terdapat tiga jawaban terbanyak yaitu: materi cerita imajinasi (4

responden), materi mengenai kata depan (4 responden), dan materi mengenai teks

deskripsi (3 responden). Pada pertanyaan ketiga yaitu tentang harapan siswa terkait

modul yang akan dikembangkan, terdapat tiga komentar terbanyak yaitu: modul

dilengkapi dengan gambar dan berwarna-warni (9 responden), modul dilengkapi

dengan contoh cerita (4 responden) dan isi modul rapi serta mudah dipahami siswa

(2 responden). Berikut ini tabel yang berisi kesimpulan dari kolom komentar pada

kuesioner analisis kebutuhan siswa.

Tabel 4.4 Kesimpulan Kolom Komentar pada Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
Kelas VII SLB-B Dena Upakara, Wonosobo
No. Topik Pertanyaan Kesimpulan Komentar

1. a. Bahasa yang digunakan tinggi/tidak


Kendala yang dihadapi mudah dipahami
saat menulis teks/cerita b. Kesulitan dalam membuat kalimat
terutama kalimat panjang
2. Materi Bahasa Indonesia a. Cerita Imajinasi
yang susah dipahami b. Kata depan
c. Teks Deskripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

3. Harapan siswi terkait a. Modul dilengkapi dengan gambar dan


modul yang akan berwarna-warni
dikembangkan b. Modul dilengkapi dengan contoh cerita
c. Isi modul rapi dan mudah dipahami siswi

Berdasarkan hasil analisis komentar tentang kendala siswa dalam menulis,

materi Bahasa Indonesia yang masih susah dipahami, dan harapan siswa terkait

modul yang akan dikembangkan tersebut, peneliti menemukan bahwa selain teks

deskripsi, materi cerita imajinasi masih menjadi materi yang sulit mereka pahami.

Dengan demikian, bahan utama isi modul ialah materi tentang teks deskripsi dan

cerita imajinasi. Selain itu, peneliti juga mengakomodasi kebutuhan terkait materi

kebahasaan yang dibutuhkan siswa pada catatan kebahasaan atau pada bab khusus.

4.1.1.4 Hasil Analisis Data Wawancara Guru Pengampu Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia

Kegiatan wawancara dilakukan pada hari Senin, 21 Oktober 2019 di SLB/B

Dena Upakara Wonosobo. Wawancara dilakukan dengan narasumber yaitu Suster

Crescentiana Tutut W. PMY atau yang biasa disapa Suster Chrisyent PMY selaku

guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mengajar kelas VII di

SLB/B Dena Upakara Wonosobo. Dalam proses pembelajaran di kelas, secara

keseluruhan menggunakan metode MMR atau Metode Maternal Refleksi. Metode

ini yang biasanya digunakan dalam SLB khusus untuk siswa tunarungu. Dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia, Sr. Chrisyent PMY mengatakan bahwa kurikulum

yang digunakan tetaplah kurikulum 2013 pada sekolah umum yang disesuaikan

dengan kebutuhan siswa tunarungu, sehingga tidak semua materi Bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

pada kelas VII yang diajarkan di sekolah umum, diberikan untuk para siswa di

SLB/B Dena Upakara.

Sr. Chrisyent PMY berpendapat bahwa selama mengajar Bahasa Indonesia

di kelas VII, ia mengalami kesulitan ketika harus mengajarkan materi menulis

seperti menulis puisi dan pantun. Hal ini dikarenakan siswa tunarungu lebih mudah

memahami sesuatu yang bersifat real atau nyata, sedangkan materi puisi dan pantun

lebih mengandalkan daya imajinasi siswa. Hal ini yang sampai sekarang masih

dicari caranya mengajarkan materi yang berhubungan dengan imajinasi. Hal ini

juga berkaitan dengan membuat sebuah cerita imajinasi. Siswa tunarungu perlu

dibimbing untuk menciptakan sebuah dunia baru yang nantinya mereka tuangkan

dalam bentuk tulisan. Terkait menulis teks deskripsi, menurut guru pengampu lebih

mudah diajarkan karena berkaitan dengan hal-hal yang ditemukan dalam kehidupan

sehari-hari. Biasanya beliau mengajarkan dari hal yang paling dekat dengan siswa,

seperti ruangan kelas, sekolah, baru melanjutkan ke tahap yang lebih jauh. Akan

tetapi, meskipun dianggap cukup mudah, tetap perlu bimbingan khusus bagi siswa

tunarungu. Selain itu, kosakata-kosakata yang pengucapannya sama/mirip juga

masih sulit dipahami siswa. Dalam proses pembelajaran di kelas, SLB/B Dena

Upakara lebih menekankan pada kemampuan oral/wicara dari siswa tunarungu,

sehingga ada kelas khusus untuk belajar artikulasi. Hal ini dilakukan sebagai bekal

ketika siswa sudah lulus dari SLB/B Dena Upakara dapat melanjutkan

kehidupannya di masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara guru pengampu terkait referensi bahan ajar

yang digunakan, guru pengampu mengatakan bahwa hanya menggunakan buku


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

teks pelajaran berjudul Marbi: Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMP/MTs kelas

VII. Buku Marbi tersebut tidak dimiliki siswa secara pribadi, melainkan saat mata

pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung, siswa meminjam buku dari perpustakaan.

Referensi lain yang digunakan biasanya dari internet ataupun dari PUEBI

(Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) dan Kamus Bahasa Indonesia. Menurut

paparan guru pengampu, kendati sudah menggunakan referensi dari buku referensi

khusus yang membahas materi tersebut, akan tetapi beliau belum memiliki modul

khusus untuk pembelajaran menulis. Terlebih, beliau juga belum pernah

menggunakan modul karya siapa pun untuk menunjang pembelajaran menulis.

Guru pengampu menegaskan bahwa selama ini, modul khusus untuk pembelajaran

menulis belum beliau miliki. Guru pengampu hanya mengambil materi dari internet

atau buku referensi lain tetapi belum beliau jadikan satu dalam sebuah modul

khusus. Alasan guru pengampu belum memiliki modul khusus untuk pembelajaran

menulis ialah karena kendala kesediaan waktu untuk membuatnya. Membuat modul

memerlukan waktu khusus untuk membuatnya, sedangkan beliau juga harus

membagi waktu di Susteran dan pendampingan di Protecda (Productivity Training

and Education Centre for The Deaf Alumni).

Guru pengampu sangat tertarik untuk menggunakan modul dalam

pembelajaran menulis. Alasan guru pengampu tertarik ialah karena beliau berpikir

bahwa modul yang akan dibagikan ke siswa dapat membantu siswa dalam membuat

tulisan secara sistematik, menarik dan isi tulisannya menjadi lebih bermakna.

Apalagi selama ini siswa tidak diwajibkan membeli buku, melainkan menggunakan

buku yang sudah disediakan sekolah di perpustakaan. Guru pengampu juga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

mengatakan bahwa penggunaan modul sangat bermanfaat dalam pembelajaran

bahasa Indonesia karena membantu siswa untuk memahami materi secara lebih

ringkas, singkat, namun jelas. Berdasarkan hasil wawancara guru pengampu terkait

urgensi pengembangan modul pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita

imajinasi untuk siswa tunarungu, beliau sangat mendukung dan merestui karena

persoalan menulis masih menjadi persoalan besar di kalangan siswa tunarungu.

Harapan dari guru pengampu terkait modul yang akan dikembangkan yaitu

isinya lengkap dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. Guru

pengampu menyarankan, untuk konsep modulnya bisa menggunakan banyak

gambar supaya lebih menarik, terlebih siswa tunarungu sangat mengandalkan daya

visual mereka. Guru pengampu berharap siswa tunarungu juga memiliki

kemampuan berbahasa yang baik dan tidak tertinggal jauh dari siswa di sekolah

umum; sehingga, adanya modul khusus untuk menulis teks deskripsi dan cerita

imajinasi yang peneliti kembangkan, akan sangat membantu menyetarakan

kemampuan menulis siswa tunarungu. Berdasarkan uraian data hasil wawancara

guru pengampu tersebut, peneliti menarik kesimpulan yang disajikan dalam tabel

berikut.

Tabel 4.5 Kesimpulan Hasil Wawancara Guru Pengampu

No. Kesimpulan Hasil Wawancara Guru Pengampu


1. Proses pembelajaran yang terjadi menggunakan metode MMR (Metode Maternal
Refleksi) sebagaimana yang biasa digunakan dalam SLB-B.
2. Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2013 pada sekolah umum yang
disesuaikan dengan kebutuhan anak tunarungu, sehingga tidak semua materi
bahasa Indonesia yang diajarkan di sekolah umum diberikan untuk anak
tunarungu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

3. Guru memiliki kesulitan ketika mengajari materi tertentu seperti puisi, pantun,
cerita imajinasi dan kosakata yang memiliki pengucapan sama/mirip.
4. Guru tertarik untuk menggunakan modul dalam pembelajaran menulis, namun
belum memiliki modul khusus untuk pembelajaran menulis.
5. Siswa tidak memiliki buku paket Bahasa Indonesia, sebab ketika KBM
berlangsung, siswa meminjam buku paket dari perpustakaan.
6. Siswa tunarungu biasanya mengikuti lomba yang berkaitan dengan keterampilan
dan olah raga daripada lomba menulis.
7. Modul pembelajaran menulis yang akan peneliti kembangkan sangat bagus dan
relevan dengan kebutuhan anak tunarungu dibidang mengembangkan
keterampilan menulis.
8. Pembelajaran yang dilakukan di sekolah menggunakan sistem oral, guna
mempersiapkan anak tunarungu ketika nantinya terjun langsung di masyarakat.
9. Guru berharap anak-anak tunarungu juga memiliki kemampuan berbahasa yang
baik dan tidak tertinggal jauh dari anak-anak seangkatan yang berada di sekolah
umum.

4.1.1.5 Hasil Analisis Tes Kemampuan Awal (Pretest) Siswa dalam Menulis

Teks Deskripsi

Selain menggunakan teknik nontes, peneliti juga menggunakan teknik tes

untuk tahap penelitian dan pengumpulan informasi ini. Teknik tes yang digunakan

dalam penelitian ini adalah tes kemampuan awal (pretest) siswa dalam menulis teks

deskripsi. Pemilihan teks deskripsi sebagai teks yang digunakan dalam pretest

dilatarbelakangi oleh materi bahasa Indonesia yang pertama kali mereka terima di

kelas VII ialah materi teks deskripsi dan sesuai dengan penelitian peneliti. Pretest

ini diberikan kepada subjek penelitian, yaitu siswa kelas VII SLB/B Dena Upakara

Wonosobo selaku peserta mata pelajaran Bahasa Indonesia yang berjumlah 6 siswa

di kelas VII A dan 6 siswa di kelas VII B. Tes kemampuan awal siswa ini diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

untuk mengetahui sekaligus mengukur tingkat kemampuan menulis teks deskripsi

yang dimiliki oleh siswa. Pretest ini berupa pemberian tugas menulis teks deskripsi

dengan tema ‘Sekolah’ untuk kelas VII A dan tema ‘Sahabat’ untuk kelas VII B.

Tugas diberikan kepada siswa ketika jam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada 21

Oktober 2019 untuk kelas VII A dan pada 22 Oktober untuk kelas VII B.

Hasil tes kemampuan awal siswa tersebut dianalisis oleh peneliti secara

kualitatif. Peneliti telah membuat kisi-kisi analisis tes kemampuan awal siswa

dalam menulis teks deskripsi sesuai struktur teks deskripsi. Kisi-kisi tersebut

peneliti buat dengan merujuk pada kisi-kisi penilaian keterampilan menulis dari

Djiwandono (1996:129-131) dengan sedikit tambahan yang disesuaikan dengan

teks deskripsi. Terdapat lima aspek atau rincian kisi-kisi kemampuan menulis,

yaitu: isi, organisasi, kosakata, bahasa, dan penulisan. Dari kelima aspek atau

rincian kisi-kisi tersebut, peneliti telah menentukan patokan tingkatan kemampuan

menulis siswa dalam menulis teks deskripsi. Patokan tersebut yang akan menjadi

landasan peneliti untuk menganalisis hasil tulisan siswa secara kualitatif. Berikut

ini hasil tulisan teks deskripsi yang dibuat oleh siswa.

A. Aspek Isi

Dilihat dari aspek isi, hasil teks deskripsi karya siswa sudah cukup baik dan

berkategori sedang dengan rata-rata skor 1,58 dari skor maksimal 3. Hal ini dapat

dibuktikan dengan kesesuaian cerita yang ditulis dengan tema/topik yang diminta.

Kelas VII A mendapatkan topik ‘Sekolah’, sedangkan kelas VII B mendapatkan

topik ‘Sahabat’. Pemilihan judul cerita oleh sebagian siswa sudah mengarah pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

tema/topik yang diminta seperti yang tercermin dalam judul teks deskripsi gambar

4.3 dan 4.4.

Gambar 4.3 Judul Teks Deskripsi yang Menarik 1

Gambar 4.4 Judul Teks Deskripsi yang Menarik 2

Kedua gambar di atas adalah contoh judul teks deskripsi yang menarik. Hal

tersebut dikarenakan adanya kesan pertama pembaca ketika membaca judul

tersebut. Judul adalah salah satu komponen penting dalam sebuah cerita. Dengan

adanya judul, pembaca mempunyai gambaran awal mengenai teks yang akan

dibaca. Judul yang dibuat oleh siswa tersebut mampu membawa gambaran awal

pembaca terhadap tema/topik yang dibahas. Namun, masih ada beberapa siswa

yang kesulitan dalam membuat judul bahkan beberapa siswa juga tidak

mencantumkan judul dalam teks deskripsi yang dibuat. Judul yang mereka pilih

belum sesuai dengan isi ceritanya dan belum menimbulkan kesan ketertarikan

pembaca. Berikut ini adalah contoh judul cerpen yang kurang menarik atau kurang

sesuai.

Gambar 4.5 Judul Teks Deskripsi yang Kurang Menarik 1

Gambar 4.6 Judul Teks Deskripsi yang Kurang Menarik 2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

Kedua judul teks deskripsi di atas merupakan contoh dari ketidaktepatan

pemilihan judul dalam penulisan teks deskrispi. Kekurangan judul pada gambar 4.5

dan 4.6 secara umum adalah sama, yaitu kedua judul tersebut kurang sesuai jika

dijadikan sebagai judul teks deskripsi. Hal ini disebabkan karena kedua judul

tersebut kurang menarik dan kurang sesuai dengan tema yang diminta. Judul pada

gambar 4.5 sangat jauh dari tema yang diminta yaitu seputar Sahabat. Sementara,

judul pada gambar 4.6 kurang sesuai dijadikan judul teks deskripsi karena

pemilihan katanya bisa menimbulkan banyak penafsiran.

Pengembangan ide cerita dalam tulisan teks deskripsi karya siswa pada

umumnya telah sesuai dengan tema/topik yang diangkat. Akan tetapi, cerita-cerita

yang dikembangkan belum banyak yang sesuai dengan struktur penulisan teks

deskripsi. Peneliti menemukan beberapa teks deskripsi yang ditulis siswa justru

tidak menggambarkan objek tema/topiknya, melainkan lebih menceritakan secara

kronologis seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4.7 Penggalan teks deskripsi yang tidak sesuai dengan strukturnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Gambar 4.8 penggalan Teks deskripsi yang tidak memiliki judul dan tidak sesuai strukturnya.

Pada gambar 4.7 dan 4.8, isi teks deskripsi yang ditulis oleh siswa lebih

mengarah pada suatu kronologi yang mereka alami daripada penggambaran suatu

objek. Hal tersebut tentu saja sangat berbeda dari struktur penulisan teks deskripsi

yaitu adanya penggambaran umum/identifikasi kemudian penggambaran bagian

secara khusus dari suatu objek.

B. Aspek Organisasi

Dilihat dari aspek organisasi, hasil teks deskripsi karya siswa belum cukup

baik karena berkategori kurang dengan rata-rata skor 1,33 dari skor maksimal 3.

Cerita yang bagus ialah cerita yang memenuhi kriteria aspek organisasi. Aspek

organisasi yang dimaksud antara lain: (1) kerapian penulisan, (2) memiliki urutan

cerita yang logis, dan (3) mengandung kedua struktur teks deskripsi. Adapun kedua

struktur teks deskripsi yaitu deskripsi umum/identifikasi dan deskripsi bagian.

Akan tetapi, peneliti masih menemukan tulisan teks deskripsi hasil karya siswa

yang belum mengandung kedua struktur tersebut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Gambar 4.9 Teks yang Belum Memenuhi Aspek Organisasi

Teks deskripsi di atas adalah salah satu contoh teks deskripsi yang masih

kurang dalam aspek organisasi. Hal tersebut dibuktikan dengan ketidaklengkapan

struktur teks deskripsi yang digunakan oleh penulis. Dalam teks deskripsi tersebut,

peneliti menemukan bahwa struktur deskripsi bagian (khusus) tidak digambarkan

dengan jelas oleh penulis. Justru penulis lebih condong pada cerita mengenai kisah

persahabatan mereka daripada penggambaran mengenai Sahabat yang dimaksud

oleh penulis. Oleh karena itu, teks yang disajikan akan membingungkan pembaca

karena tidak digambarkan dengan jelas mengenai ciri-ciri atau hal apapun yang

berkenaan dengan sahabat yang dimaksud.

C. Aspek Kosakata

Sebuah cerita yang baik ialah cerita yang dapat dipahami oleh pembaca.

Salah satu caranya melalui pemilihan kata yang tepat. Dilihat dari aspek kosakata,

hasil teks deskripsi karya siswa sudah cukup baik dan berkategori sedang dengan

rata-rata skor 1,67 dari skor maksimal 3. Pemilihan kosakata yang baik dan sesuai

oleh penulis akan menghasilkan sebuah teks atau cerita yang komunikatif. Diksi

atau pemilihan kata tersebut menjadi salah satu kriteria penting dalam aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

kosakata. Selain itu, teks deskripsi yang baik adalah teks yang memenuhi kriteria

dalam aspek kosakata yang lainnya seperti menguasai pembentukan kata dan

penggunaan kata yang bervariasi sesuai dengan kelas-kelas kata. Peneliti

menganalisis teks-teks deskripsi hasil pretest siswa dan menemukan masih banyak

siswa yang belum tepat dalam penggunaan kosakata yang baik dan sesuai agar

mudah dipahami oleh pembaca. Berikut adalah salah satu contoh penggalan teks

deskripsi karya siswa yang belum memenuhi aspek kosakata.

Gambar 4.10 Teks yang Belum Memenuhi Aspek Kosakata

Dalam penggalan teks deskripsi di atas terlihat pemilihan kata yang kurang

tepat karena penulis salah mengerti kata yang digunakan untuk menggambarkan

konteks yang dimaksud. Selain itu, dalam penggalan teks deksripsi tersebut terdapat

kata-kata yang mubazir. Hal tersebut disebabkan karena penulis belum menguasai

pembentukan kata dan penggunaan kata yang bervariasi dengan kelas-kelas kata.

D. Aspek Kebahasaan

Dalam menulis cerita atau teks yang baik, penulis harus memenuhi kriteria

aspek kebahasaan. Penggunaan bahasa menjadi salah satu aspek yang penting

dalam pengungkapan ide secara tertulis. Teks deskripsi yang memenuhi kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

aspek kebahasaan akan lebih mudah dipahami oleh pembaca. Kriteria aspek

kebahasaan yang harus dipenuhi oleh penulis saat menulis sebuah teks di antaranya:

(1) menguasai tata bahasa, (2) tidak membuat kesalahan dalam penggunaan dan

penyusunan kalimat dan kata-kata, (3) penggunaan kalimat langsung dan tidak

langsung secara tepat. Dilihat dari aspek kebahasaan, hasil teks deskripsi karya

siswa belum cukup baik karena berkategori kurang dengan rata-rata skor 1,42 dari

skor maksimal 3. Peneliti menemukan masih banyak siswa yang belum memenuhi

kriteria pada aspek kebahasaan seperti contoh berikut ini.

Gambar 4.11 Teks Deskripsi yang Belum Memenuhi Kriteria Aspek Kebahasaan

Secara umum, seperti pada gambar 4.11, terlihat teks deskripsi yang ditulis

oleh siswa masih belum memenuhi kriteria aspek kebahasaan. Beberapa kesalahan

ejaan seperti tidak menggunakan huruf kapital untuk huruf pertama pada awal

kalimat langsung dan penggunaan tanda baca yang tidak tepat. Selain itu, pemilihan

afiksasi di beberapa teks juga masih belum sesuai sehingga membingungkan

maksud yang ingin disampaikan oleh penulis. Pada gambar 4.11 dapat ditemukan

kalimat “Lalu sekarang guru pelajar Fisika kelas 7A harus rajin belajar.” Kalimat

tersebut merupakan kalimat yang tidak jelas maknanya sehingga bisa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

membingungkan pembaca. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih ada siswa yang

belum dapat membuat kalimat dengan baik.

E. Aspek Penulisan

Salah satu aspek yang perlu dikuasai seorang penulis adalah aspek

penulisan. Aspek penulisan mencakup penguasaan dalam menggunakan kaidah

penulisan kata dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Dalam

menulis sebuah teks atau cerita, penulis harus memperhatikan kaidah penulisan kata

dan PUEBI untuk menghindari kesalahan dalam aspek penulisan. Kesalahan

tersebut dapat mempengaruhi pemaknaan kata atau kalimat oleh pembaca. Dilihat

dari aspek penulisan, hasil teks deskripsi karya siswa belum cukup baik karena

berkategori kurang dengan rata-rata skor 1,42 dari skor maksimal 3. Pada teks

deskripsi karya siswa, peneliti menemukan masih banyak siswa yang belum

memenuhi kriteria pada aspek penulisan seperti contoh berikut ini.

Gambar 4.12 Teks Deskripsi yang Belum Memenuhi Aspek Penulisan 1


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Gambar 4.13 Teks Deskripsi yang Belum Memenuhi Aspek Penulisan 2

Dalam penggalan teks deskripsi di atas, terlihat bahwa siswa kurang

menguasai kaidah pembentukan kata dan PUEBI. Hal tersebut dapat dibuktikan

dengan penulisan preposisi yang kurang tepat. Selain itu, dalam penggalan teks

deskripsi tersebut terdapat kata-kata yang tidak baku yaitu kata ngobrol yang

seharusnya ditulis obrol atau mengobrol. Hal tersebut disebabkan karena siswa

selaku penulis belum menguasai kaidah pembentukan kata dan PUEBI. Hal tersebut

sangat disayangkan mengingat penguasaan kaidah pembentukan kata dan PUEBI

menjadi salah satu hal penting untuk dikuasai dalam keterampilan menulis.

Berdasarkan kelima aspek penilaian kemampuan menulis di atas, peneliti

menyimpulkan hal seperti yang tercantum pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Kesimpulan Hasil Pretest Siswa

No. Kesimpulan
1 Teks deskripsi yang dihasilkan oleh siswa sebagian besar sudah sesuai
dengan tema yang diminta. Namun, isinya lebih mendekati teks narasi
(menceritakan sesuatu secara kronologis) daripada sebuah teks deskripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

2 Kedua struktur teks deskripsi belum terlihat dalam teks deskripsi yang
dihasilkan para siswa. Selain itu, kelogisan dan kesesuaian dengan struktur
merupakan dua hal yang masih harus diperbaiki oleh siswa.
3 Masih banyak siswa yang belum menguasai tata bahasa yang baik dan benar
sehingga masih terdapat kesalahan dalam penulisan kalimat dan pemilihan
kata yang kurang tepat.
4 Masih banyak siswa yang melakukan kesalahan penulisan ejaan yang tidak
sesuai dengan PUEBI.

4.1.1.6 Hasil Analisis Potensi Masalah dan Rencana Pengembangan Produk

Uraian pada bagian sebelumnya telah menyajikan potensi-potensi masalah

yang ditemukan pada tahap pengumpulan data. Masalah-masalah yang ditemukan

dapat diklasifikasikan berdasarkan teknik pengumpulan informasi yang meliputi:

wawancara guru pengampu, telaah buku teks bahasa Indonesia, kuesioner

pengalaman awal siswa dalam menulis, dan analisis pretest menulis teks deskripsi.

Data-data ini menjadi data pada langkah pertama pengembangan menurut Borg dan

Gall yaitu penelitian dan pengumpulan informasi; atau bisa juga disebut sebagai

studi pendahuluan. Berdasarkan hasil wawancara guru pengampu, peneliti

menemukan beberapa potensi masalah di antaranya: (1) siswa masih kesulitan

dalam memahami materi yang memerlukan daya imajinasi tinggi seperti cerita

imajinasi, (2) siswa masih sering salah atau keliru dalam penggunaan tata bahasa

ketika menulis, (3) guru menginginkan kemampuan menulis siswa tunarungu tidak

tertinggal jauh dari siswa di sekolah umum, dan (4) siswa belum memiliki buku

bahasa Indonesia sebab ketika KBM, buku dipinjam dari perpustakaan. Telaah

buku teks yang digunakan siswa dalam mempelajari materi menulis menghasilkan

beberapa potensi di antaranya: (1) buku teks tidak memuat petunjuk penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

buku, (2) minimnya gambar atau ilustrasi yang membantu memperjelas materi, (3)

belum memuat contoh teks yang bervariasi dan lengkap dengan sumbernya, (4)

tidak terdapat rangkuman, (5) hanya sedikit tugas dan latihan untuk menulis teks

deskripsi dan teks narasi, (6) bahasa pengajaran buku teks yang digunakan siswa

masih kurang akrab bagi siswa, (7) tidak memuat kata-kata yang memotivasi siswa

dalam belajar menulis, dan (8) penggunaan warna yang tidak bervariasi bagi siswa

tunarungu.

Hasil analisis kuesioner kebutuhan siswa dalam menulis juga

memperlihatkan beberapa potensi masalah di antaranya: (1) siswa masih kesulitan

memahami beberapa materi seperti penggunaan tata bahasa, teks deskripsi dan teks

narasi (cerita imajnasi); (2) siswa kesulitan dalam membuat kalimat terutama

kalimat panjang; (3) siswa membutuhkan latihan-latihan untuk mengasah

keterampilan menulisnya; (4) kurangnya perbendaharaan kosakata siswa; (5) siswa

menginginkan modul pembelajaran menulis yang berwarna-warni, dilengkapi

dengan gambar, serta contoh-contoh teks yang bervariasi. Selain itu, beberapa

potensi masalah yang ditemukan dari analisis hasil pretest menulis teks deskripsi di

antaranya: (1) struktur teks deskripsi belum terlihat dalam teks deskripsi yang

dihasilkan para siswa, (2) kurangnya perbendaharaan kosakata siswa, (3) kelogisan

isi cerita yang sesuai dengan jenis teksnya harus diperbaiki siswa, dan (4) masih

banyak tulisan siswa yang salah di bagian tata bahasa, penulisan ejaan yang tidak

sesuai PUEBI dan kurang tepat dalam penulisan kata/diksi. Setelah potensi-potensi

masalah ditemukan, peneliti merencanakan pengembangan produk. Dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

merencanakan pengembangan produk, peneliti mengacu pada potensi masalah

untuk mencapai efektivitas produk.

Peneliti merencanakan pengembangan produk berdasarkan kriteria-kriteria

yang ideal untuk menjawab permasalahan yang sejalan dengan potensi masalah.

Sebagaimana yang ditemukan pada proses pengumpulan informasi atau studi

pendahuluan, guru belum memiliki sebuah modul khusus atau acuan buku lain

ketika mengajarkan materi teks deskripsi dan cerita imajinasi. Selain itu, siswa juga

tidak mempunyai buku paket bahasa Indonesia, sebab ketika proses belajar

mengajar berlangsung, bukunya dipinjam dari perpustakaan sekolah. Hal ini

membuat siswa tunarungu tidak memiliki buku panduan yang bisa kapan saja

digunakan ketika ingin berlatih menulis terutama menulis teks deskripsi dan cerita

imajinasi. Siswa tunarungu harus menunggu jam sekolah untuk bisa melihat

panduan secara pasti ataupun bertanya langsung pada guru Bahasa Indonesia. Hal

ini bisa menurunkan motivasi menulis para siswa tunarungu karena adanya ‘jeda’

yang cukup lama tersebut. Oleh sebab itu, pengadaan modul menulis teks deskripsi

dan cerita imajinasi ini kiranya dapat menjawab persoalan tersebut. Peneliti

berencana untuk mengembangkan modul dengan kriteria-kriterianya sebagai

berikut: (1) modul memuat materi tentang struktur dan langkah-langkah yang tepat

dalam membuat teks deskripsi dan cerita imajinasi; (2) modul yang dilengkapi

dengan materi dasar kebahasaan seperti kata depan, singkatan, akronim, ejaan,

tanda baca, imbuhan; (3) modul dilengkapi dengan berbagai gambar/ilustrasi dan

petunjuk penggunaan modul; (4) modul memuat kata-kata maupun ilustrasi yang

dapat memotivasi siswa dalam menulis; (5) modul memuat latihan, tes formatif dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

rangkuman; (6) modul disusun dengan berbagai warna yang dapat menyegarkan

mata; (7) modul dilengkapi dengan catatan kebahasaan dan kolom kamus mini

untuk memperkaya perbendaharaan kata siswa tunarungu; (8) modul memuat

contoh-contoh teks yang bervariasi; dan (9) modul disusun dengan bahasa

pengajaran yang mudah dipahami oleh siswa. Potensi masalah dan rencana

pengembangan produk secara terperinci terlampir pada lampiran C4. Potensi

masalah dan rencana pengembangan produk tersebut menjadi acuan peneliti untuk

melakukan tahap berikutnya yaitu tahap pengembangan modul.

4.1.2 Hasil Pengembangan Produk Modul Menulis Teks Deskripsi dan

Cerita Imajinasi untuk Siswa Tunarungu

4.1.2.1 Proses Pengembangan Produk

Pada langkah pertama yaitu langkah penelitian dan pengumpulan informasi,

peneliti mendapatkan informasi dan data analisis kebutuhan yang diperoleh melalui

beberapa kegiatan yaitu analisis kurikulum, wawancara guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia, telaah buku teks Bahasa Indonesia yang digunakan dalam pembelajaran,

pengisian angket/kuesioner oleh siswa, dan analisis tes kemampuan awal (pretest).

Informasi dan data analisis kebutuhan tersebut peneliti gunakan sebagai acuan

untuk maju pada langkah kedua yaitu tahap pengembangan modul menulis. Tahap

awal dalam mengembangkan modul adalah menentukan judul modul yang menarik.

Peneliti memilih judul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) Untuk

Siswa Tunarungu sebagai judul dari modul menulis yang akan dikembangkan.

Setelah menentukan judul yang menarik, tahap selanjutnya adalah penentuan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

tujuan, pemilihan bahan, penyusunan kerangka, pengumpulan bahan, dan

penyusunan modul. Tahapan-tahapan tersebut dijelaskan dalam uraian berikut ini.

4.1.2.1.1 Penentuan Tujuan

Pada tahap ini, peneliti menentukan tujuan pembelajaran untuk masing-

masing bab. Tujuan pembelajaran tersebut berguna bagi siswa sebagai gambaran

mengenai kemampuan-kemampuan apa saja yang harus dicapai oleh siswa setelah

mempelajari modul. Tujuan pembelajaran pada setiap bab mengacu pada

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang diambil dari silabus mata pelajaran

Bahasa Indonesia kelas VII Kurikulum 2013, yaitu 3.2 dan 4.2, serta 3.4 dan 4.4.

Tujuan pembelajaran pada masing-masing bab menggambarkan kemampuan dan

keterampilan yang harus dicapai siswa setelah mempelajari bab tersebut. Karena

terdiri dari dua materi utama yaitu teks deskripsi dan cerita imajinasi, peneliti

membuat empat bab. Dua bab pertama berkaitan dengan teks deskripsi, sedangkan

dua bab lainnya berkaitan dengan cerita imajinasi. Adapun tujuan pembelajaran

pada bab pertama berbunyi, “Melalui pembelajaran teks deskripsi menggunakan

Modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa

Tunarungu, siswa mampu menjelaskan hakikat, karakteristik, struktur, dan ciri

kebahasaan teks deskripsi dengan tepat.” Tujuan pembelajaran pada bab kedua

berbunyi, “Melalui pembelajaran teks deskripsi menggunakan Modul Cakap

Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu, siswa

mampu menulis sebuah teks deskripsi dengan memperhatikan ejaan dan tanda baca,

dan menulis teks deskripsi dengan rangsangan gambar-gambar.” Tujuan

pembelajaran pada bab ketiga berbunyi, “Melalui pembelajaran teks deskripsi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

menggunakan Modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk

Siswa Tunarungu, siswa mampu menjelaskan hakikat, unsur, dan karakteristik

cerita imajinasi dengan tepat.” Tujuan pembelajaran pada bab keempat berbunyi,

“Melalui pembelajaran teks deskripsi menggunakan Modul Cakap Menulis (Teks

Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungui, siswa mampu

menjelaskan struktur dan kebahasaan cerita imajinasi, serta mampu menyajikan

gagasan kreatif berupa cerita imajinasi dengan tepat dan benar.” Pada Pembelajaran

bab 2 dan 4, secara khusus siswa dituntun untuk mencapai tujuan yaitu menyajikan

gagasan kreatif berupa teks deskripsi dan cerita imajinasi.

4.1.2.1.2 Pemilihan Bahan

Pada tahap ini, peneliti memilih bahan-bahan yang akan mengisi modul,

yaitu, teori/materi, gambar/ilustrasi, contoh teks deskripsi dan cerita imajinasi, kata-

kata motivasi dari penulis-penulis hebat, dan lain sebagainya. Adapun teori yang

dimasukkan ke dalam bab 1 meliputi: (1) hakikat teks deskripsi, (2) karakteristik

teks deskripsi, (3) struktur teks deskripsi, dan (4) ciri kebahasaan teks deskripsi.

Teori pada bab 2 meliputi langkah-langkah menulis teks deskripsi. Teori yang

dimasukkan ke dalam bab 3 meliputi: (1) hakikat cerita imajinasi, (2) unsur cerita

imajinasi, (3) jenis cerita imajinasi, dan (4) karakteristik cerita imajinasi.

Sedangkan, teori yang dimasukkan ke dalam bab 4 meliputi: (1) struktur cerita

imajinasi, (2) unsur kebahasaan cerita imajinasi, dan (3) langkah-langkah menulis

cerita imajinasi. Teori-teori disajikan agar siswa memiliki pengetahuan awal

sebagai bekal untuk menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi dengan

memperhatikan struktur, unsur, ataupun kaidah kebahasaan yang menaunginya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Pembuatan draf desain modul terkait silabus pembelajaran yang terdapat dalam

modul, dapat dilihat pada lampiran C5.e.

Peneliti juga memilih gambar/ilustrasi dari berbagai sumber yang memiliki

kesesuaian dengan isi modul. Gambar/ilustrasi yang ditambahkan dalam modul

bertujuan untuk membuat siswa lebih tertarik dan tidak mudah bosan dalam

mempelajari materi-materi yang ada di dalam modul. Selain itu, penggunaan

gambar/ilustrasi diharapkan mampu mendukung materi yang sudah dipaparkan.

Peneliti juga mencantumkan sumber pada gambar/ilustrasi. Hal tersebut dilakukan

sebagai bentuk penghargaan terhadap karya yang memiliki hak cipta.

Contoh teks deskripsi dan cerita imajinasi merupakan salah satu bahan yang

sangat penting dan harus ada dalam modul menulis yang dikembangkan oleh

peneliti. Pemberian contoh teks deskripsi dan cerita imajinasi tersebut bertujuan

agar siswa lebih mudah memahami materi melalui contoh konkretnya. Contoh teks

deskripsi dan cerita imajinasi yang ditampilkan pada modul dipilih dengan

memperhatikan beberapa aspek di antaranya kesesuaian dengan perkembangan

siswa dari segi bahasa, isi, psikologis, moral, maupun aspek lainnya. Adapun

beberapa judul teks deskripi yang dijadikan contoh yaitu: (1) Museum Purbakala

Sangiran, (2) Ayahku, dan (3) Pasar Beringharjo. Selain itu, beberapa judul cerita

imajinasi yang dijadikan contoh yaitu: (1) Gaun Peri Lily, (2) Balas Budi Singa, (3)

penggalan Tiga Mantra Ajaib, (4) penggalan Mr. Tobiko dan Hutan Enenimon.

4.1.2.1.3 Penyusunan Kerangka

Sebelum mengembangkan modul, peneliti terlebih dahulu menyusun

kerangka modul. Kerangka modul memberikan informasi kepada peneliti terkait


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

bagian-bagian yang harus ada dalam modul. Kerangka modul juga mempermudah

peneliti dalam menyusun modul secara terstruktur dan sistematis. Adapun

penyusunan kerangka modul dimulai dari: (1) halaman judul; (2) kata pengantar;

(3) rasionalisasi; (4) petunjuk penggunaan modul; (5) daftar isi; (6) Kompetensi Inti

dan Kompetensi Dasar; (7) Bab 1 sampai 4 yang masing-masing berisi tujuan

pembelajaran, peta konsep, teori, contoh, latihan, rangkuman, tes formatif, dan

refleksi; (8) serba-serbi bahasa Indonesia; (9) glosarium; (10) indeks; (11) daftar

pustaka; (12) biodata penulis; dan (13) kunci jawaban yang dibuat terpisah.

Kerangka modul secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.7 Kerangka Modul

No. Kerangka Modul

1. Sampul luar
2. Halaman Judul
3. Kata Pengantar
4. Rasionalisasi
5. Petunjuk Penggunaan Modul
6. Daftar Isi
7. Kolom KI dan KD
8. Isi Modul
a. Bab I : Berkenalan dengan Teks Deskripsi
b. Bab II : Berlatih Menulis Teks Deskripsi
c. Bab III : Berkenalan dengan Cerita Imajinasi
d. Bab IV : Berlatih Menulis Cerita Imajinasi
9. Latihan
10. Rangkuman
11. Tes Formatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

12. Refleksi
13. Serba-Serbi Bahasa Indonesia
14. Glosarium
15. Indeks
16. Daftar Pustaka
17. Biodata Penulis
18. Kunci Jawaban (terpisah)

4.1.2.1.4 Pengumpulan Bahan

Setelah berhasil menyusun kerangka modul, peneliti melakukan tahap

selanjutnya yaitu mengumpulkan bahan yang dibutuhkan dalam penyusunan modul

menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi. Bahan-bahan tersebut meliputi:

teori/materi, gambar/ilustrasi, contoh teks deskripsi, contoh cerita imajinasi, kata-

kata motivasi dari para penulis ternama, dan segala hal yang berkaitan dengan topik

menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi. Bahan-bahan yang dikumpulkan oleh

peneliti bersumber dari buku-buku referensi dan internet. Untuk menghindari

terjadinya plagiarisme, peneliti menyantumkan sumber referensi dari setiap bahan-

bahan yang disajikan oleh peneliti ke dalam modul.

Sumber referensi gambar yang mencakup gambar ilustrasi serta gambar

clipart dicantumkan oleh peneliti pada bagian bawah/samping gambar/clipart.

Sumber referensi tersebut diketik oleh peneliti dengan ukuran font lebih kecil

daripada ukuran font tulisan isi modul yang digunakan. Sumber referensi contoh

teks deskripsi dan cerita imajinasi dicantumkan oleh peneliti pada bagian akhir

sebuah teks/penggalan yang ditampilkan. Selain itu, sumber referensi yang lebih

rinci peneliti tambahkan dalam daftar pustaka yang tertera pada modul. Bahan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

bahan tersebut kemudian disusun dan dielaborasikan sedemikian rupa sehingga

menghasilkan materi yang bermakna.

4.1.2.1.5 Penyusunan Modul

Peneliti melakukan lima tahapan dalam penyusunan modul. Tahapan

penyusunan modul tersebut meliputi: (1) penyusunan draf modul, (2) validasi

desain modul, (3) pengaturan tata letak (lay out) modul, (4) pemotongan,

penggabungan, dan export file, dan (5) finishing dan pencetakan modul. Lima

tahapan tersebut mengacu pada prosedur penulisan modul menurut Direktorat

Tenaga Kependidikan (2008: 12-16) dengan penyesuaian. Kelima tahapan tersebut

dijelaskan dalam uraian berikut.

A. Penyusunan Draf Modul

Setelah semua bahan-bahan terkumpul, peneliti masuk ke tahap selanjutnya

yaitu penyusunan draf modul. Peneliti sebagai penulis modul menyusun draf

modul dengan peranti Microsoft Word 2013 untuk isi yang berbasis teks, peranti

Corel Draw X7 2017 dan Photoshop untuk isi yang berbasis grafis. Bagian pertama

dari modul yang dikembangkan dalam draf modul adalah kata pengantar,

rasionalisasi, petunjuk penggunaan modul, daftar isi, serta tabel KI dan KD yang

ditulis dalam Ms. Word. Sampul luar (cover depan dan belakang) penulis meminta

tolong salah satu teman yang mempunyai usaha di bidang seni rupa. Subjudul

penulis kembangkan dalam Photoshop. Sampul luar bagian depan memuat

informasi tentang jenis materi pembelajaran, judul modul, sasaran modul, dan

nama penulis modul. Sampul luar bagian belakang berisi gambar ilustrasi dan kata-

kata motivasi dari penulis ternama, serta dicantumkan pula nama desainer sampul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

tersebut. Berikut ini adalah cuplikan lembar kerja Photoshop yang menampilkan

subjudul, dan cuplikan lembar kerja Corel Draw yang menampilkan judul bab dan

motivasi.

Gambar 4.14 Desain Subjudul dalam Lembar Kerja Photoshop

Gambar 4.15 Desain Judul Bab dan Motivasi dalam Lembar Kerja Corel Draw

Bagian kedua adalah isi. Bagian kedua tersebut terbagi ke dalam empat bab

yaitu bab 1, bab 2, bab 3, bab 4, dan satu bab khusus yaitu bab serba-serbi bahasa

Indonesia. Semuanya dikembangkan dalam Ms. Word (untuk isi yang berbasis

teks) dan Corel Draw (untuk isi yang berbasis grafis). Bab 1 diberi judul

Berkenalan dengan Teks Deskripsi. Bab 1 ini diawali dengan pemberian motivasi

dari penulis terkenal dan dilanjutkan dengan pemaparan tujuan pembelajaran dan

peta konsep. Berikut ini adalah cuplikan lembar kerja Ms. Word yang

menampilkan tujuan pembelajaran, peta konsep, dan materi pendahuluan dalam

bab 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

Gambar 4.16 Sebagian Isi Draf Modul dalam Lembar Kerja Ms. Word

Selanjutnya, bab 1 memuat materi tentang konsep dasar teks deskripsi yang

meliputi: hakikat teks deskripsi, karakteristik teks deskripsi, struktur teks deskripsi,

dan kaidah kebahasaan teks deskripsi. Kemudian pada bab 1 dilengkapi dengan

latihan 1 dan 2 sebagai bentuk aktivitas siswa. Selain itu, terdapat pula kamus mini

untuk memperkaya kosakata siswa, rangkuman yang mempermudah siswa dalam

mengingat materi, tes formatif untuk mengukur penguasaan materi siswa, serta

refleksi sebagai ruang bagi siswa untuk berefleksi.

Bab 2 diberi judul Berlatih Menulis Teks Deskripsi. Bab 2 diawali dengan

pemberian motivasi dari penulis terkenal dan dilanjutkan dengan pemaparan tujuan

pembelajaran dan peta konsep. Selanjutnya memuat materi lanjutan mengenai teks

deskripsi yaitu langkah-langkah menulis teks deskripsi. Pada bab 2 ini lebih

banyak berfokus pada latihan menulis siswa. Bab 2 dilengkapi dengan latihan 1

sampai 5 sebagai bentuk aktivitas siswa. Selain itu, terdapat pula kamus mini untuk

memperkaya kosakata siswa, rangkuman yang mempermudah siswa dalam

mengingat materi, tes formatif untuk mengukur penguasaan materi siswa, serta

refleksi sebagai ruang bagi siswa untuk berefleksi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

Sebelum masuk pada bab 3, terdapat bab khusus yang berjudul Serba-Serbi

Bahasa Indonesia. Bab ini berisi materi-materi dasar tentang kaidah penulisan

dalam bahasa Indonesia. Materi-materi tersebut meliputi: ejaan, tanda baca, pilihan

kata/diksi, tata kalimat, kepaduan paragraf, singkatan dan akronim, kata depan, dan

imbuhan ber-. Selain itu, terdapat pula kuis-kuis sebagai aktivitas siswa dan

refleksi sebagai ruang bagi siswa untuk berefleksi.

Bab 3 diberi judul Berkenalan dengan Cerita Imajinasi. Bab 3 memuat

materi dasar mengenai cerita imajinasi yang meliputi: hakikat cerita imajinasi,

unsur-unsur cerita imajinasi, ciri cerita imajinasi, dan jenis cerita imajinasi. Bab 3

juga dilengkapi dengan latihan 1 dan 2 sebagai aktivitas siswa. Selain itu, terdapat

pula kamus mini untuk memperkaya kosakata siswa, rangkuman yang

mempermudah siswa dalam mengingat materi, tes formatif untuk mengukur

penguasaan materi siswa, serta refleksi sebagai ruang bagi siswa untuk berefleksi.

Bab 4 diberi judul Berlatih Menulis Cerita Imajinasi. Bab ini diawali

dengan pemberian motivasi dari penulis terkenal dan dilanjutkan dengan

pemaparan tujuan pembelajaran dan peta konsep. Selanjutnya memuat materi

lanjutan mengenai cerita imajinasi yaitu: struktur cerita imajinasi, kaidah

kebahasaan, dan langkah-langkah menuliscerita imajinasi. Bab 4 dilengkapi

dengan latihan 1 sampai 4 sebagai aktivitas siswa. Selain itu, terdapat pula kamus

mini untuk memperkaya kosakata siswa, rangkuman yang mempermudah siswa

dalam mengingat materi, tes formatif untuk mengukur penguasaan materi siswa,

serta refleksi sebagai ruang bagi siswa untuk berefleksi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

Bagian ketiga sebagai bagian terakhir yang ada dalam modul terdiri dari

glosarium, indeks, daftar pustaka, biodata penulis, dan kunci jawaban. Glosarium

berisi kata-kata operasional yang terdapat dalam modul. Indeks berisi istilah-istilah

penting yang terdapat dalam buku yang disusun berdasarkan abjad dan diberi

nomor halaman untuk mempermudah siswa dalam mencari arti dari istilah tersebut

di dalam modul. Peneliti juga menampilkan daftar pustaka sebagai sumber rujukan

dari materi-materi yang ada di dalam modul. Selain itu penulis juga menambahkan

kunci jawaban yang berfungsi untuk mencocokkan jawaban siswa setelah

mengerjakan soal-soal yang diberikan. Kemudian, penulis juga menyantumkan

biodata penulis modul. Pada halaman terakhir, penulis menyertakan lembar

‘catatan’ yang dapat digunakan siswa untuk mencatat hal-hal penting bagi mereka.

B. Validasi Desain Modul

Setelah desain modul selesai dibuat, peneliti memberikan desain modul awal

tersebut kepada validator yaitu Bapak Setya Tri Nugraha, S. Pd., M.Pd. untuk

dinilai. Hasil validasi desain modul akan digunakan sebagai tolak ukur kelayakan

desain dan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun modul. Desain modul

awal mendapat masukan tertulis berupa perlu beberapa koreksi mengenai kata dan

kalimat di beberapa bagian.

Desain modul divalidasi berdasarkan pedoman kriteria struktur modul yang

diadaptasi dari “Penulisan Modul” yang diterbitkan oleh Direktorat Tenaga

Kependidikan (2008: 3-23) dengan penyesuaian. Kriteria ketiga struktur modul

yaitu: bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup tercermin dalam 19

indikator penilaian yang dinilai menggunakan skala likert dan PAP (Penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

Acuan Patokan) menurut Sukarjo. Adapun desain modul awal dapat dilihat sebagai

berikut.

b.1. Bagian Pembuka

Gambar 4.17 Sampul Luar Modul Gambar 4.18 Halaman Judul Modul

Gambar 4.19 Kata Pengantar, Rasionalisasi, dan Petunjuk Penggunaan Modul

Gambar 4.20 Daftar Isi dan Kolom KI-KD


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

b.2. Bagian Isi

Gambar 4.21 Pendahuluan modul yang berisi motivasi, tujuan pembelajaran dan peta konsep.

Gambar 4.22 Materi Pendahuluan

Gambar 4.23 Materi Inti yang disusun secara sistematis (Bab I)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

Gambar 4.24 Contoh Latihan-latihan dalam Modul

Gambar 2.25 Bab Khusus ‘Serba-Serbi Bahasa Indonesia’ yang sisipkan sebelum Bab III

Gambar 2.26 Rangkuman yang terdapat dalam Modul


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

b.3. Bagian Penutup

Gambar 2.27 Tes Formatif, dan Kolom Refleksi dalam Modul

Gambar 2.28 Kuci Jawaban (terpisah dari modul), Glosarium, dan Indeks Modul

Gambar 2.29 Daftar Pustaka dan Biodata Penulis


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

Berdasarkan data validasi desain, dapat disimpulkan bahwa desain modul

Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu

layak untuk dikembangkan. Hal tersebut didukung oleh perolehan skor rata-rata

hasil validasi desain oleh validator yaitu sebesar 4,315 dan berkategori “Sangat

Baik”. Hasil validasi desain modul dapat dilihat pada lampiran C5.c.

C. Pengaturan Tata Letak Modul

Peneliti merapikan tata letak (lay outing) draft modul. Penulis mulai untuk

mengatur header, footer, margin, page number, desain footer, subjudul, teks,

gamabr ilustrasi, tabel, dan lain-lain secara lebih detail. Adapun header pada modul

berukuran 2 cm tidak dilengkapi desain ornament header. Footer pada modul

berukuran 2 cm dilengkapi dengan desain ornament footer dan page number yang

diletakkan di tengah. Ukuran margin yang digunakan ialah margin normal yaitu

margin kanan sebesar 2,54 cm dan margin kiri sebesar 2,54 cm. Berikut ini adalah

salah satu contoh proses pengaturan tata letak dalam penyusunan modul.

Gambar 4.30 Contoh Pengaturan Tata Letak Draf Modul dalam Lembar Kerja Ms. Word
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

D. Pemotongan, Penggabungan dan Export File

Setelah draf modul dirapikan melalui proses lay outing, draf modul diolah

kembali. Peneliti mengelompokkan halaman modul berdasarkan bagian-bagiannya

untuk mempermudah proses revisi. Setelah itu, peneliti mengubah tipe file (export)

dari Word menjadi PDF untuk draf modul yang dikerjakan pada lembar Ms. Word,

sedangkan untuk draf modul lain yang berupa gambar, peneliti mengubah file dari

JPG menjadi PDF. Peneliti memotong dan menggabungkan file PDF untuk disusun

menjadi sebuah modul menggunakan peranti ILOVEPDF yang peneliti akses

dengan jaringan internet dari laman Google Search. Adapun menu-menu yang

digunakan oleh peneliti pada peranti ILOVEPDF adalah menu merge PDF, convert

PDF, Word to PDF, dan JPG to PDF. Berikut ini adalah contoh penggunaan peranti

ILOVEPDF pada proses penyusunan modul.

Gambar 4.31 Laman Peranti ILOVEPDF

E. Finishing dan Pencetakan Modul

File modul yang telah siap kemudian dibawa ke percetakan untuk finishing dan

dicetak. Proses finishing meliputi pengecekan kualitas desain, lay out, warna,

desain sampul luar, pemilihan kertas isi sampul, pemilihan lapisan sampul, dan lain

sebagainya. Setelah itu, file siap dicetak. Peneliti mencetak sebuah modul untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

validator yang merupakan dosen ahli. Sedangkan, dua validator lainnya yaitu dua

guru pengampu Bahasa Indonesia di SLB/B Dena Upakara Wonosobo, peneliti

kirimkan secara online. Hal ini terjadi karena situasi yang sedang tidak

memungkinkan karena adanya virus Corona.

4.1.2.2 Data Validasi

Setelah melalui tahap pengembangan modul, modul yang sudah jadi

kemudian diuji validitasnya oleh validator. Uji validasi pada modul pembelajaran

ini dilakukan menggunakan instrumen validasi yang di dalamnya memuat beberapa

aspek penilaian, yaitu aspek isi/materi, aspek penyajian, aspek bahasa, dan aspek

kegrafikan. Keempat aspek diturunkan ke dalam beberapa indikator yang dinilai

dengan memberikan skor menggunakan skala likert dengan rentang skor 1-5

(sebagai data kuantitatif). Data dalam bentuk kuantitatif tersebut kemudian diolah

oleh peneliti untuk diubah ke dalam bentuk kualitatif menggunakan rumus

Penilaian Acuan Patokan (PAP) menurut Sukarjo untuk mengetahui kualitas pada

setiap aspeknya. Berikut ini deskripsi data hasil validasi oleh dosen ahli dan guru

pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia dijelaskan secara rinci pada uraian

berikut ini.

4.1.2.2.1 Deskripsi Data Hasil Validasi Dosen Ahli

Validasi modul dilakukan oleh Bapak Setya Tri Nugraha, S. Pd., M. Pd.

selaku dosen ahli dari Prodi PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma. Validasi oleh

dosen ahli dilakukan sebanyak satu kali. Lembar validasi modul oleh dosen ahli

terbagi atas tiga bagian. Pada bagian pertama, validator akan memvalidasi modul

dengan memberi skor ada 42 butir indikator penilaian berdasarkan keempat aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

kelayakan yaitu: aspek kelayakan isi/materi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan..

Hasil validasi dosen ahli dari setiap aspek yang dinilai disajikan secara rinci pada

uraian berikut ini.

A. Kelayakan Isi/Materi

Kriteria penilaian modul pada aspek kelayakan isi/materi meliputi: (1)

kesesuaian dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar, (2) ketepatan pemilihan

materi, (3) kaitan materi dengan kemampuan dan keterampilan siswa, (4)

penggunaan teori yang relevan, (5) kaitan materi dengan IPTEKS, dan (6)

sistematika modul secara keseluruhan. Hasil validasi dosen ahli terkait aspek

kelayakan isi/materi pada modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita

Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu terlampir pada lampiran C6.c., dan memperoleh

skor rata-rata 4,11 dengan kategori “Baik”.

B. Kelayakan Penyajian

Kriteria penilaian modul pada aspek kelayakan penyajian meliputi: (1)

dukungan penyajian materi, (2) keruntutan penyajian materi dengan alur berpikir

siswa, (3) sistematika penyajian materi dalam setiap bab, dan (4) kesesuaian materi

dengan tingkat kemampuan berpikir siswa. Hasil validasi dosen ahli terkait aspek

kelayakan penyajian pada modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita

Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu terlampir pada lampiran C6.d., dan memperoleh

skor rata-rata 4,12 dengan kategori “Baik”.

C. Kelayakan Bahasa

Kriteria penilaian modul pada aspek kelayakan bahasa meliputi: (1)

kesesuaian bahasa dengan tingkat kemampuan siswa, (2) kesesuaian dan ketepatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

diksi, dan (3) kekohesian antarkomponen penyajian materi. Hasil validasi dosen

ahli terkait aspek kelayakan bahasa pada modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi

dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu terlampir pada lampiran C6.e., dan

memperoleh skor rata-rata 4 dengan kategori “Baik”.

D. Kelayakan Kegrafikan

Kriteria penilaian modul pada aspek kelayakan kegrafikan meliputi: (1)

kesesuaian fisik modul, (2) kesesuaian tata pengetikan, (3) pemanfaatan

penggunaan gambar, tabel, dan ilustrasi, dan (4) kelengkapan penggunaan gambar,

tabel, dan ilustrasi. Hasil validasi dosen ahli terkait aspek kelayakan isi/materi pada

modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa

Tunarungu terlampir pada lampiran C6.f., dan memperoleh skor rata-rata 4,1

dengan kategori “Baik”.

Berdasarkan uraian hasil validasi dosen ahli dari maisng-masing aspek,

didapatkan data skor rata-rata yang disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.8 Data Skor Rata-rata Validasi Dosen Ahli pada Keseluruhan Aspek

No. Aspek Penilaian Skor Rata-rata Kategori


1 Kelayakan Isi/Materi 4,11 Baik
2 Kelayakan Penyajian 4,12 Baik
3 Kelayakan Bahasa 4 Baik
4 Kelayakan Kegrafikan 4,1 Baik
Jumlah 16,33
Skor Rata-rata 4,08 Baik
Persentase 81,65%

Dari tabel di atas, dapat dilihat skor rata-rata pada keseluruhan aspek ialah

4,08. Hal tersebut menandakan bahwa modul yang dikembangkan oleh peneliti

telah selesai melalui tahap validasi dosen dengan kategori “Baik” dan layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

digunakan. Pada bagian kedua, validator menuliskan komentar dan saran perbaikan

secara umum. Dosen ahli menuliskan bahwa modul sudah bagus untuk

dikembangkan. Pada bagian ketiga, validator memberikan kesimpulan terhadap

kelayakan penggunaan modul. Dosen ahli menyimpulkan bahwa modul layak

digunakan tanpa revisi.

4.1.2.2.2 Data Validasi Guru Pengampu 1

Bersamaan dengan proses validasi modul oleh dosen ahli, modul Cakap

Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu juga

divalidasi oleh dua guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia. Validasi

modul oleh guru pengampu 1 dilakukan oleh Sr. Crescentiana Tutut

Wahyuningrum PMY (atau yang biasa disapa Sr. Chrisyent PMY) selaku guru

pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII di SLB/B Dena Upakara

Wonosobo. Validasi oleh guru pengampu dilakukan sebanyak dua kali. Tahap

pertama dilakukan dengan memberikan penilaian di setiap aspek pada modul

sebelum direvisi. Tahap kedua dilakukan dengan memberi penilaian di setiap aspek

pada modul yang telah direvisi sesuai dengan masukan yang diberikan pada tahap

validasi pertama. Lembar validasi modul oleh guru pengampu terbagi atas tiga

bagian. Pada bagian pertama, validator akan memvalidasi modul dengan memberi

skor pada 42 butir indikator penilaian berdasarkan keempat aspek kelayakan yaitu:

(1) aspek isi/mater, (2) asek penyajian, (3) aspek bahasa, dan (4) aspek kegrafikan.

Hasil validasi guru pengampu 1 tahap 1 dan tahap 2 dari setiap aspek yang dinilai

disajikan secara rinci pada uraian berikut ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

A. Kelayakan Isi/Materi

Ada enam kriteria penilaian modul pada aspek isi/materi. Keenam kriteria

tersebut meliputi: (1) kesesuaian dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar, (2)

ketepatan pemilihan materi, (3) kaitan materi dengan kemampuan dan

keterampilan siswa, (4) penggunaan teori yang relevan, (5) kaitan materi dengan

IPTEKS, dan (6) sistematika modul secara keseluruhan. Hasil validasi guru

pengampu 1 terkait aspek kelayakan isi/materi pada modul Cakap Menulis (Teks

Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu terdapat pada lampiran

C7.e., dan dapat disimpulkan bahwa validasi tahap 1 (sebelum revisi) memperoleh

skor rata-rata 4,05 dengan kategori “Baik”. Validasi tahap 2 memperoleh skor rata-

rata 4,33 dengan kategori “Sangat Baik”.

B. Kelayakan Penyajian

Ada empat kriteria penilaian modul pada aspek penyajian. Keempat kriteria

tersebut meliputi: (1) dukungan penyajian materi, (2) keruntutan penyajian materi

dengan alur berpikir siswa, (3) sistematika penyajian materi dalam setiap bab, dan

(4) kesesuaian materi dengan tingkat kemampuan berpikir siswa. Hasil validasi

guru pengampu 1 terkait aspek kelayakan penyajian pada modul Cakap Menulis

(Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu terdapat pada

lampiran C7.f., dan dapat disimpulkan bahwa validasi tahap 1 (sebelum revisi)

memperoleh skor rata-rata 4,35 dengan kategori “Sangat Baik”. Validasi tahap 2

memperoleh skor rata-rata 4,35 dengan kategori “Sangat Baik”.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

C. Kelayakan Bahasa

Ada tiga kriteria penilaian modul pada aspek bahasa. Ketiga kriteria tersebut

meliputi: (1) kesesuaian bahasa dengan tingkat kemampuan siswa, (2) kesesuaian

dan ketepatan diksi, dan (3) kekohesian antarkomponen penyajian materi. Hasil

validasi guru pengampu 1 terkait aspek kelayakan bahasa pada modul Cakap

Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu terdapat

pada lampiran C7.g., dan dapat disimpulkan bahwa validasi tahap 1 (sebelum

revisi) memperoleh skor rata-rata 4 dengan kategori “Baik”. Validasi tahap 2

memperoleh skor rata-rata 4,16 dengan kategori “Baik”.

D. Kelayakan Kegrafikan

Ada empat kriteria penilaian modul pada aspek kegrafikan. Keempat kriteria

tersebut meliputi: (1) kesesuaian fisik modul, (2) kesesuaian tata pengetikan, (3)

pemanfaatan pengguanaan gambar, tabel, dan ilustrasi, (4) kelengkapan

penggunaan gambar, tabel, dan ilustrasi. Hasil validasi guru pengampu 1 terkait

aspek kelayakan kegrafikan pada modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan

Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu terdapat pada lampiran C7.h., dan dapat

disimpulkan bahwa validasi tahap 1 (sebelum revisi) memperoleh skor rata-rata

4,5 dengan kategori “Sangat Baik”. Validasi tahap 2 memperoleh skor rata-rata 4,8

dengan kategori “Sangat Baik”

Berdasarkan uraian hasil validasi guru pengampu dari masing-masing aspek,

didapatkan data skor rata-rata tahap 1 dan tahap 2 yang disajikan pada tabel berikut

ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

Tabel 4.9 Data Skor Rata-rata Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan
Tahap 2 pada Keseluruhan Aspek
Tahap No. Aspek Penilaian Skor Kategori
Validasi Rata-rata
1 1 Kelayakan Isi/Materi 4,05 Baik
2 Kelayakan Penyajian 4,35 Sangat Baik
3 Kelayakan Bahasa 4 Baik
4 Kelayakan Kegrafikan 4,5 Sangat Baik
Jumlah 16,9
Skor Rata-rata 4,225 Sangat Baik
Persentase 84,5%

2 1 Kelayakan Isi/Materi 4,33 Sangat Baik


2 Kelayakan Penyajian 4,35 Sangat Baik
3 Kelayakan Bahasa 4,16 Baik
4 Kelayakan Kegrafikan 4,8 Sangat Baik
Jumlah 17,64
Skor Rata-rata 4,41 Sangat Baik
Persentase 88,2%

Dari tabel di atas, dapat diketahui ada peningkatan hasil validasi oleh guru

pengampu 1 pada validasi tahap 1 dan tahap 2. Hasil validasi guru pengampu pada

tahap 1 memperoleh skor rata-rata 4,225. Validasi tahap 2, setelah revisi 1

memperoleh skor rata-rata 4,41. Hal tersebut menandakan bahwa modul yang

dikembangkan oleh peneliti telah selesai melalui tahap validasi guru pengampu 1

dan mengalami peninggakatan skor sebesar 3,7% dengan skor akhir 4,41 dan

berkategori “Sangat Baik”.

Pada bagian kedua, validator menuliskan komentar dan saran perbaikan

modul secara umum. Pada validasi tahap 1, guru pengampu menuliskan bahwa

modul sudah cukup baik dan menarik. Akan tetapi, ada beberapa saran perbaikan

yaitu: (1) kematangan bahasa siswa tunarungu tidak bisa disamaratakan satu dengan

yang lain. Maka perlu menyederhanakan kalimat dan lebih komunikatif; (2) lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

baik menggunakan satu teks yang dapat digunakan untuk penjelasan materi-materi

yang berkaitan; dan (3) teks baru digunakan ketika mulai dengan latihan. Pada

validasi tahap 2, guru pengampu menuliskan bahwa belajar teks deskripsi akan

lebih mudah membuat contoh teks dari lingkungan sekitar siswa, misalnya

lingkungan kelas, sekolah, dan rumah.

Pada bagian ketiga, validator memberikan kesimpulan terhadap kelayakan

penggunaan modul. Pada validasi tahap 1, guru pengampu 1 menyimpulkan bahwa

modul layak digunakan dengan revisi sesuai catatan. Pada validasi 2, guru

pengampu 1 menyimpulkan bahwa modul layak digunakan tanpa revisi.

4.1.2.2.3 Data Validasi Guru Pengampu 2

Validasi modul oleh guru pengampu 2 dilakukan oleh Ibu Sukismiyati

Theresia, S.Pd., selaku guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di SLB/B

Dena Upakara Wonosobo. Validasi oleh guru pengampu dilakukan sebanyak dua

kali. Tahap pertama dilakukan dengan memberikan penilaian di setiap aspek pada

modul sebelum direvisi. Tahap kedua dilakukan dengan memberi penilaian di setiap

aspek pada modul yang telah direvisi sesuai dengan masukan yang diberikan pada

tahap validasi pertama. Lembar validasi modul oleh guru pengampu terbagi atas

tiga bagian. Pada bagian pertama, validator akan memvalidasi modul dengan

memberi skor pada 42 butir indikator penilaian berdasarkan keempat aspek

kelayakan yaitu: (1) aspek isi/mater, (2) aspek penyajian, (3) aspek bahasa, dan (4)

aspek kegrafikan. Hasil validasi guru pengampu 2 tahap 1 dan tahap 2 dari setiap

aspek yang dinilai disajikan secara rinci pada uraian berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

A. Kelayakan Isi/Materi

Ada enam kriteria penilaian modul pada aspek isi/materi. Keenam kriteria

tersebut meliputi: (1) kesesuaian dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar, (2)

ketepatan pemilihan materi, (3) kaitan materi dengan kemampuan dan

keterampilan siswa, (4) penggunaan teori yang relevan, (5) kaitan materi dengan

IPTEKS, dan (6) sistematika modul secara keseluruhan. Hasil validasi guru

pengampu 2 terkait aspek kelayakan isi/materi pada modul Cakap Menulis (Teks

Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu terdapat pada lampiran

C8.e., dan dapat disimpulkan bahwa validasi tahap 1 (sebelum revisi) memperoleh

skor rata-rata 3,88 dengan kategori “Baik”. Validasi tahap 2 memperoleh skor rata-

rata 4,27 dengan kategori “Sangat Baik”.

B. Kelayakan Penyajian

Ada empat kriteria penilaian modul pada aspek penyajian. Keempat kriteria

tersebut meliputi: (1) dukungan penyajian materi, (2) keruntutan penyajian materi

dengan alur berpikir siswa, (3) sistematika penyajian materi dalam setiap bab, dan

(4) kesesuaian materi dengan tingkat kemampuan berpikir siswa. Hasil validasi

guru pengampu 2 terkait aspek kelayakan penyajian pada modul Cakap Menulis

(Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu terdapat pada

lampiran C8.f., dan dapat disimpulkan bahwa validasi tahap 1 (sebelum revisi)

memperoleh skor rata-rata 4,37 dengan kategori “Sangat Baik”. Validasi tahap 2

memperoleh skor rata-rata 4,5 dengan kategori “Sangat Baik”.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

C. Kelayakan Bahasa

Ada tiga kriteria penilaian modul pada aspek bahasa. Ketiga kriteria tersebut

meliputi: (1) kesesuaian bahasa dengan tingkat kemampuan siswa, (2) kesesuaian

dan ketepatan diksi, dan (3) kekohesian antarkomponen penyajian materi. Hasil

validasi guru pengampu 2 terkait aspek kelayakan bahasa pada modul Cakap

Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu terdapat

pada lampiran C8.g., dan dapat disimpulkan bahwa validasi tahap 1 (sebelum

revisi) memperoleh skor rata-rata 3,83 dengan kategori “Baik”. Validasi tahap 2

memperoleh skor rata-rata 4,16 dengan kategori “Baik”.

D. Kelayakan Kegrafikan

Ada empat kriteria penilaian modul pada aspek kegrafikan. Keempat

kriteria tersebut meliputi: (1) kesesuaian fisik modul, (2) kesesuaian tata

pengetikan, (3) pemanfaatan pengguanaan gambar, tabel, dan ilustrasi, (4)

kelengkapan penggunaan gambar, tabel, dan ilustrasi. Hasil validasi guru

pengampu 2 terkait aspek kelayakan kegrafikan pada modul Cakap Menulis (Teks

Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu terdapat pada lampiran

C8.h., dan dapat disimpulkan bahwa validasi tahap 1 (sebelum revisi) memperoleh

skor rata-rata 4,6 dengan kategori “Sangat Baik”. Validasi tahap 2 memperoleh

skor rata-rata 4,4 dengan kategori “Sangat Baik”.

Berdasarkan uraian hasil validasi guru pengampu dari masing-masing aspek,

didapatkan data skor rata-rata tahap 1 dan tahap 2 yang disajikan pada tabel berikut

ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

Tabel 4.10 Data Skor Rata-rata Validasi Guru Pengampu 2 Tahap 1 dan
Tahap 2 pada Keseluruhan Aspek
Tahap No. Aspek Penilaian Skor Kategori
Validasi Rata-rata
1 1 Kelayakan Isi/Materi 3,88 Baik
2 Kelayakan Penyajian 4,37 Sangat Baik
3 Kelayakan Bahasa 3,83 Baik
4 Kelayakan Kegrafikan 4,6 Sangat Baik
Jumlah 16,68
Skor Rata-rata 4,17 Sangat Baik
Persentase 83,4%

2 1 Kelayakan Isi/Materi 4,27 Sangat Baik


2 Kelayakan Penyajian 4,5 Sangat Baik
3 Kelayakan Bahasa 4,16 Baik
4 Kelayakan Kegrafikan 4,4 Sangat Baik
Jumlah 17,33
Skor Rata-rata 4,33 Sangat Baik
Persentase 86,65%

Dari tabel di atas, dapat diketahui ada peningkatan hasil validasi oleh guru

pengampu 2 pada validasi tahap 1 dan tahap 2. Hasil validasi guru pengampu pada

tahap 1 memperoleh skor rata-rata 4,17. Validasi tahap 2, setelah revisi 1

memperoleh skor rata-rata 4,33. Hal tersebut menandakan bahwa modul yang

dikembangkan oleh peneliti telah selesai melalui tahap validasi guru pengampu 2

dan mengalami peninggakatan skor sebesar 3,25% dengan skor akhir 4,33 dan

berkategori “Sangat Baik”.

Pada bagian kedua, validator menuliskan komentar dan saran perbaikan

modul secara umum. Pada validasi tahap 1, guru pengampu menuliskan bahwa

modul sudah cukup baik. Namun, ada beberapa saran perbaikan yaitu: (1)

penggunaan Bahasa Indonesia harus sesuai KBBI dan PUEBI; (2) penggunaan

kalimat yang pendek-pendek sesuai dengan karakteristik siswa tunarungu; (3)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

belajar membuat teks soal yang baik, membuat kalimat perintah dengan benar

sesuai dengan maksud dan tujuan penulis, dan (4) menyederhanakan teori yang

dicantumkan dalam setiap bab. Pada validasi tahap 2, guru pengampu menuliskan

bahwa secara umum modul sudah memenuhi berbagai kriteria layak digunakan.

Namun, masih ada beberapa catatan terkait jenis tulisan yang digunakan serta

kombinasi warna yang cukup banyak.

Pada bagian ketiga, validator memberikan kesimpulan terhadap kelayakan

penggunaan modul. Pada validasi tahap 1, guru pengampu 2 menyimpulkan bahwa

modul layak digunakan dengan revisi sesuai catatan. Pada validasi 2, guru

pengampu 2 menyimpulkan bahwa modul layak digunakan dengan revisi sesuai

catatan.

4.1.2.3 Revisi Produk Tahap I

Revisi produk tahap 1 dilakukan berdasarkan masukan yang diberikan oleh

dosen ahli dan dua guru pengampu. Dalam merevisi modul, peneliti

mengakomodasikan saran yang tertulis pada kolom komentar/saran pada

instrument validasi, beberapa catatan yang langsung ditulis pada modul, serta

masukan yang disampaikan via WhatsApp yang disampaikan oleh para validator.

Komentar dan saran tersebut peneliti klasifikasikan berdasarka keempat aspek

penilaian modul yaitu aspek kelayakan isi/materi, kelayakan penyajian, kelayakan

bahasa, dan kelayakan kegrafikan. Hasil revisi modul yang dilakukan oleh peneliti

dijabarkan sebagai berikut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

A. Revisi Aspek Kelayakan Isi/Materi

Berdasarkan hasil validasi, aspek kelayakan isi/materi modul secara

keseluruhan dinilai sudah cukup baik. Namun, masih ada beberapa catatan yang

diberikan oleh validator untuk menyempurnakan modul pada aspek tersebut.

Beberapa masukan yang diberikan oleh para validator terkait aspek kelayakan

isi/materi, antara lain: (1) teori-teori disederhanakan atau dipilih yang paling

urgent agar tidak membingungkan siswa tunarungu dalam memahami suatu teori;

(2) kalimat-kalimat perlu disederhanakan lagi agar lebih mudah dipahami siswa

tunarungu; (3) memindahkan susunan materi agar lebih runtut kemudian baru

diberikan contoh teksnya. Berikut ini adalah beberapa gambar yang

memperlihatkan perbangingan modul sebelum dan sesudah mengalami perbaikan

pada aspek isi/materi.

Gambar 4.32 Materi Hakikat Sebelum Direvisi Gambar 4.33 Materi Hakikat Sesudah Direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

Gambar 4.34 Sebelum direvisi Gambar 4.35 Sesudah direvisi

Gambar 4.36 Sebelum direvisi Gambar 4.37 Sesudah direvisi

B. Revisi Aspek Kelayakan Penyajian

Berdasarkan hasil validasi, aspek kelayakan penyajian modul secara

keseluruhan dinilai sudah cukup baik, tetapi masih ada beberapa catatan yang

diberikan oleh validator untuk menyempurnakan modul pada aspek tersebut.

Beberapa masukan yang diberikan oleh para validator terkait aspek kelayakan

penyajian, antara lain: (1) perlu diperhatikan jenis tulisan yang digunakan pada

modul; (2) beberapa kalimat perlu disederhanakan; (3) dalam dunia pendidikan,

istilah yang digunakan ialah istilah tunarungu daripada Tuli. Secara umum, revisi

pada aspek penyajian berfokus pada penggunaan jenis tulisan yang digunakan

dalam modul. Berikut ini adalah beberapa gambar yang memperlihatkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

perbandingan modul sebelum dan sesudah mengalami perubahan pada aspek

penyajian.

Gambar 4.38 Sampul Sebelum Direvisi Gambar 4.39 Sampul Setelah Direvisi

Gambar 4.40 Sebelum direvisi Gambar 4.41 Sesudah direvisi

Gambar 4.42 Sebelum direvisi Gambar 4.43 Sesudah direvisi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

C. Revisi Aspek Kelayakan Bahasa

Berdasarkan hasil validasi, aspek kelayakan bahasa modul secara

keseluruhan dinilai sudah cukup baik, tetapi masih ada beberapa catatan yang

diberikan oleh validator untuk menyempurnakan modul pada aspek tersebut.

Beberapa masukan yang diberikan oleh para validator terkait aspek kelayakan

bahasa, antara lain: (1) beberapa kalimat ditulis tidak sesuai dengan PUEBI; (2)

ada beberapa penggunaan tanda baca yang kurang tepat pada soal latihan atau tes

formatif; (3) ada beberapa kesalahan pengetikan kata yang membuat maknanya

menjadi tidak jelas. Berikut ini adalah beberapa gambar yang memperlihatkan

perbandingan modul sebelum dan sesudah mengalami perubahan pada aspek

bahasa.

Gambar 4.44 Perintah dengan Tanda Baca dan Penulisan yang Tidak Sesuai Sebelum Direvisi

Gambar 4.45 Perintah dengan Tanda Baca dan Penulisan yang Sesuai Sesudah Direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

Gambar 4.46 Judul yang Tidak Sesuai PUEBI Sebelum Direvisi Gambar 4.47 Judul yang Sesuai PUEBI Sesudah Direvisi

D. Revisi Aspek Kelayakan Kegrafikan

Berdasarkan hasil validasi, aspek kelayakan kegrafikan pada modul secara

keseluruhan dinilai sudah cukup baik, tetapi masih ada beberapa catatan yang

diberikan oleh validator untuk menyempurnakan modul pada aspek tersebut. Pada

aspek kegrafikan validator lebih menekankan pada penggunaan kalimat yang

terlalu panjang, sehingga perlu disederhanakan agar lebih mudah dipahami siswa

tunarungu. Berikut ini gambar yang memperlihatkan modul sebelum dan sesudah

mengalami perubahan pada aspek kegrafikan.

Gambar 4.48 Sebelum Direvisi Gambar 4.49 Sesudah Direvisi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

4.1.2.4 Data Hasil Uji Coba Produk

Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah uji coba produk berupa modul

Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu. Uji

coba produk dilakukan terhadap siswa kelas VII A dan kelas VII B SLB/B Dena

Upakara Wonosobo. Total siswa yang mengikuti uji coba adalah 12 siswa. Hasil uji

coba produk dijabarkan dalam uraian berikut.

4.1.2.4.1 Deskripsi Hasil Uji Coba Produk

Uji coba produk mencakup dua kegiatan inti yaitu pembelajaran menulis

teks deskripsi menggunakan modul dan pengisian angket penilaian modul oleh

siswa. Uji coba produk dilaksanakan secara daring melalui grup WhatsApp bernama

“Perempuan Hebat” yang berisikan siswa kelas VII A dan B. Uji coba produk

dilaksanakan sejak Jumat, 26 Juni 2020 sampai dengan Rabu, 8 Juli 2020. Durasi

waktu selama uji coba produk terbagi atas dua bagian, yaitu pagi hari sekitar pukul

10.00-14.00 WIB, dan sore hari sekitar pukul 18.00-20.00 WIB. Pengisian angket

penilaian modul oleh siswa dilakukan pada Minggu, 19 Juli 2020 melalui google

form. Pengisian angket penilaian modul diberikan kepada siswa setelah melalui

proses validasi kisi-kisi instrumen angket dan instrumen angket penilaian modul

oleh dosen ahli yaitu Bapak Setya Tri Nugraha, S. Pd., M. Pd.

Pada uji coba pertemuan pertama, peneliti memperkenalkan produk kepada

siswa. Peneliti membagikan modul berbentuk pdf kepada para siswa melalui grup.

Peneliti memberikan penjelasan singkat mengenai maksud dan tujuan peneliti

membuat grup WhatsApp dan memberikan penjelasan singkat tentang deskripsi

modul. Peneliti juga menyampaikan target yang harus dicapai oleh siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

setiap pertemuan. Peneliti mengarahkan siswa untuk berfokus pada materi teks

deskripsi yaitu bab 1 dan bab 2 yang nantinya juga sebagai bentuk posttest. Hal

tersebut dikarenakan bahan pretest yang digunakan adalah teks deskripsi; sehingga

untuk posttest-nya juga disamakan yaitu mengenai teks deskripsi.

Pada uji coba pertemuan pertama, peneliti menjelaskan lagi tentang materi

teks deskripsi pada bab 1, dan meminta para siswa melanjutkan membaca sembari

mencoba mengerjakan latihan 1 dan latihan 2. Hal ini dilakukan untuk mengingat

kembali konsep teks deskripsi yang sudah dipelajari siswa. Pada uji coba pertemuan

kedua yaitu hari Senin, 29 Juni 2020, peneliti berfokus pada pembahasan latihan 1.

Para siswa yang sudah mengerjakan latihan, kemudian memfotokan hasilnya dan

dikirimkan personal ke WhatsApp peneliti. Beberapa hal yang masih

membingungkan siswa, peneliti jelaskan secara personal dan bersama di grup. Para

siswa cukup aktif untuk mengerjakan soal latihan dan memberikan jawabannya di

grup untuk dibahas bersama-sama.

Pada uji coba pertemuan ketiga yaitu hari Selasa, 30 Juni 2020, peneliti

berfokus pada pembahasan latihan 2. Ritme pembahasannya sama seperti

pembahasan latihan 1, yaitu para siswa memfotokan hasil jawaban dan dikirimkan

secara personal ke WhatsApp peneliti, kemudian peneliti menjelaskan secara

personal dan secara bersama-sama dalam grup. Beberapa penulisan yang masih

salah, peneliti bantu menjelaskan dan memperbaiki agar siswa dapat meminimalisir

kesalahan-kesalahan penulisan. Pada pertemuan selanjutnya sebelum memasuki

bab 2, yaitu Rabu, 1 Juli 2020-Jumat, 3 Juli 2020; peneliti membahas sedikit bagian

dari bab “Serba-Serbi Bahasa Indonesia”. Materi yang diajarkan yaitu mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

huruf kapital dan kata depan. Latihan yang dikerjakan siswa yaitu kuis 1, 2, dan 6.

Pembahasan kuis-kuis yang dikerjakan siswa dibahas bersama-sama di grup. Para

siswa cukup aktif untuk bertanya dan berpartisipasi dalam membahas jawaban-

jawaban kuis tersebut.

Pada pertemuan selanjutnya, yaitu pada Sabtu, 4 Juli 2020 dan Senin, 6 Juli

2020, peneliti menjelaskan mengenai bab 2 yaitu langkah-langkah menulis teks

deskripsi. Ada lima langkah menulis teks deskripsi yaitu menentukan atau memilih

objek, menetapkan tujuan deskripsi, mengumpulkan data, membuat kerangka

tulisan dan mengembangkan kerangka tulisan. Selama penjelasan materi, para

siswa cukup aktif memberikan tanggapan dan contoh lain selain yang ada di modul.

Setelah itu para siswa juga mengerjakan latihan 2 berupa membuat kalimat

deskripsi sesuai dengan gambar yang tertera. Siswa yang sudah selesai mengerjakan

latihan 2, kemudian mengirimkan hasilnya secara personal ke WhatsApp peneliti.

Setelah itu, peneliti dan para siswa juga membahas bersama latihan 2. Kesalahan-

kesalahan yang ada, peneliti jelaskan kemudian memberikan contoh pembenaran

agar nantinya dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan penulisan. Di akhir

pertemuan ini, peneliti memberikan tugas akhir sebagai posttest yaitu latihan 4.

Posttest para siswa dikumpulkan pada hari Rabu, 8 Juli 2020. Selama proses

pengerjaan posttest, para siswa juga cukup aktif bertanya jika ada sesuatu yang

kurang mereka pahami. Hasil posttest tersebut kemudian dikirimkan secara

personal ke WhatsApp peneliti.

Setelah selesai masa uji coba, peneliti masih menunggu hasil validasi kisi-

kisi instrumen angket penilaian dan instrumen angket penilaian modul dari dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

Ahli. Validasi kisi-kisi instrumen angket penilaian dan instrumen angket penilaian

modul oleh siswa mendapatkan hasil yang baik dan dapat digunakan tanpa revisi

substantif (dapat dilihat pada lampiran C11). Setelah menerima hasil tersebut,

peneliti segera mengirim angket penilaian modul oleh siswa berbentuk google form.

Selain dosen ahli dan guru pengampu, para siswa juga berperan sebagai validator.

Para siswa menilai modul yang telah mereka gunakan berdasarkan empat aspek

yaitu: (1) aspek isi/materi, (2) aspek bahasa, (3) aspek penyajian, (4) aspek

kegrafikan; yang dirumuskan dalam bentuk 20 butir indikator penilaian. Para siswa

juga diminta untuk mengisi kolom komentar dan saran perbaikan modul.

Pada akhirnya, kegiatan uji coba produk ini memberikan informasi data uji

coba dan data penilaian modul bagi peneliti. Selain itu, kegiatan uji coba ini

memberikan kesempatan bagi para siswa untuk berlatih menulis teks deskripsi.

Hasil dari posttest yang berupa teks deskripsi tersebut akan dianalisis oleh peneliti

sebagai data penelitian.

4.1.2.4.2 Deskripsi Hasil Validasi Siswa

Penilaian modul oleh siswa dilakukan oleh peserta uji coba modul yaitu

siswa kelas VII A dan B SLB/B Dena Upakara Wonosobo yang berjumlah 12 orang.

Para siswa selaku validator memvalidasi modul berdasarkan empat aspek kelayakan

modul yaitu aspek isi/materi, aspek penyajian, aspek bahasa, dan aspek kegrafikan.

Instrumen validasi penilaian modul oleh siswa mencakup tiga bagian yang harus

diisi oleh siswa yaitu: (1) penilaian kualitas modul pembelajaran yang berisi 20

indikator penilaian, (2) komentar umum dan saran perbaikan, dan (3) kesimpulan

penilaian. Hasil validasi modul oleh siswa diuraikan sebagai berikut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

A. Aspek Kelayakan Isi/Materi

Penilaian modul pada aspek kelayakan isi/materi mencakup hal-hal berikut

ini: (1) kesesuaian petunjuk penggunaan modul, (2) kesesuaian materi dengan

IPTEKS, (3) ketepatan pemilihan materi dengan kompetensi yang ingin dicapai,

dan (4) kesesuaian materi dengan kemampuan dan keterampilan siswa. Hasil

validasi siswa terkait aspek kelayakan isi/materi disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.11 Data Validasi Siswa Pada Aspek Kelayakan Isi/Materi

Skor Rata-
No. Kode Indikator Penilaian
rata (n=12)
Petunjuk penggunaan modul pembelajaran
1 7 4
mudah dipahami.
Fitur (termasuk uraian, contoh, dan latihan)
2 9 yang disajikan dalam modul bersifat kekinian 3,75
(up to date).
Materi yang terdapat dalam modul dapat
membuat siswa mengenali ide,
mengidentifikasi dan menerapkan
3 11 3,58
pengetahuan tentang menulis teks deskripsi
dan cerita imajinasi dalam kehidupan seharo-
hari.
Materi pembelajaran dan contoh teksnya
4 12 4,08
mudah dibaca.
Materi pembelajaran menumbuhkan
kreativitas siswa dalam menggali ide untuk
5 13 3,58
menulis teks deskripsi ataupun cerita
imajinasi.
Materi penulisan teks deskripsi dan cerita
imajinasi yang memuat konsep, prinsip, dan
6 14 3,66
prosedur diperjelas oleh contoh, fakta, serta
ilustrasi yang jelas.
7 17 Materi dan tugas-tugas saling berkaitan. 4,25
8 18 Instruksi tugas sangat jelas. 4
Tugas-tugas yang terdapat dalam modul dapat
mendorong siswa untuk mencari dan
9 19 memperoleh informasi mengenai materi teks 3,5
deskripsi dan cerita imajinasi lebih lanjut dari
berbagai sumber.
Soal-soal yang disajikan sesuai dengan tujuan
10 20 3,83
pembelajaran sehingga siswa dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

menguasai materi teks deskripsi dan cerita


imajinasi, serta dapat berlatih menulis dengan
baik.
Jumlah 38,23
Skor Rata-rata 3,823
Persentase 74,46%
Kategori Baik
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil validasi siswa pada aspek

kelayakan isi/materi memperoleh skor rata-rata 3,823 dengan kategori “Baik”.

B. Aspek Kelayakan Penyajian

Penilaian modul pada aspek kelayakan penyajian mencakup hal-hal di

antaranya: (1) ketertarikan substansi modul, (2) sistematika modul, (3) kesesuaian

penyajian materi terhadap motivasi belajar siswa, dan (4) korelasi antara substansi

dan ilustrasi. Hasil validasi siswa terkait aspek kelayakan penyajian disajikan pada

tabel di bawah ini.

Tabel 4.12 Data Validasi Siswa pada Aspek Kelayakan Penyajian

Skor Rata-
No. Kode Indikator Penilaian
rata (n=12)
Anda senang menggunakan modul
1 1 4,08
pembelajaran ini.
Tampilan modul pembelajaran menarik
2 2 3,91
perhatian (secara keseluruhan).
3 5 Susunan modul sistematis/berurutan. 3,91
Penyajian dalam modul saling berhubungan
4 8 dan partisipatif sehingga memotivasi siswa 3,58
untuk belajar mandiri.
Bagian ilustrasi isi dapat memperjelas dan
5 10 3,5
mempermudah pemahaman serta menarik.
Jumlah 18,98
Skor Rata-rata 3,796
Persentase 75,92%
Kategori Baik
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa validasi siswa pada aspek

kelayakan penyajian memperoleh hasil skor rata-rata 3,796 dengan kategori

“Baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

C. Aspek Kelayakan Bahasa

Penilaian modul pada aspek kelayakan bahasa mencakup hal-hal di

antaranya: (1) kesesuaian dan ketepatan diksi, dan (2) kesesuaian bahasa dengan

tingkat itelektual siswa. Hasil validasi siswa terkait aspek kelayakan bahasa

disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.13 Data Validasi Siswa pada Aspek Kelayakan Bahasa

Skor Rata-
No. Kode Indikator Penilaian
rata (n=12)
Bahasa yang digunakan dalam modul
1 15 3,5
pembelajaran mudah dipahami.
Bahasa yang digunakan dalam modul untuk
menjelaskan materi pembelajaran sesuai
2 16 3,75
dengan tingkat intelektual siswa (secara
imajinatif dapat dibayangkan oleh siswa).
Jumlah 7,25
Skor Rata-rata 3,625
Persentase 72,5%
Kategori Baik
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil validasi siswa pada aspek

kelayakan bahasa memperoleh hasil skor rata-rata 3,625 dengan kategori “Baik”.

D. Aspek Kelayakan Kegrafikan

Penilaian modul pada aspek kelayakan kegrafikan mencakup hal-hal di

antaranya: (1) pemanfaatan penggunaan komponen kegrafikan (gambar, tabel, dan

ilustrasi), dan (2) ketepatan pemilihan huruf dan kombinasi. Hasil validasi siswa

terkait aspek kelayakan bahasa disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.14 Data Validasi Siswa pada Aspek Kelayakan Kegrafikan

Skor Rata-
No. Kode Indikator Penilaian
rata (n=12)
Gambar-gambar dalam modul pembelajaran
1 3 4,08
menarik perhatian dan minat belajar.
Penempatan ilustrasi dalam modul
2 4 3,5
proporsional/seimbang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

Penggunaan huruf serta kombinasi warna


3 6 dalam modul pembelajaran jelas dan mudah 3,75
dibaca.
Jumlah 11,33
Skor Rata-rata 3,77
Persentase 75,5%
Kategori Baik
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil validasi siswa pada aspek

kelayakan kegrafikan memperoleh hasil skor rata-rata 3,77 dengan kategori

“Baik”.

Peneliti menganalisis komentar umum, saran perbaikan, dan kesimpulan

penilaian siswa terhadap modul. Dari hasil analisis data penilaian modul oleh

siswa, terdapat 3 komentar mengenai modul yaitu: (1) modul cukup bisa dipahami

(50%); (2) modul bagus dan menarik (30%); dan (3) tugas yang diajarkan membuat

siswa memperoleh ilmu yang mudah dipelajari (20%). Selain memberi komentar,

para siswa juga memberikan beberapa saran perbaikan untuk menyempurnakan

modul. Saran-saran tersebut antara lain: (1) lebih diperhatikan saat menulis sebuah

kalimat (75%); dan (2) lebih baik ada kesimpulan yang dapat dimengerti (25%).

Dari hasil penilaian modul oleh siswa dapat diketahui bahwa 58,33% siswa

menyimpulkan bahwa modul sangat bagus digunakan dalam pembelajaran menulis

teks deskripsi dan cerita imajinasi, sedangkan 41,67% siswa lainnya

menyimpulkan bahwa modul cukup bagus digunakan dalam pembelajaran menulis

teks deskripsi dan cerita imajinasi.

Secara umum, hasil penilaian yang dilakukan para siswa terhadap keempat

aspek penilaian kelayakan menunjukkan bahwa modul tersebut sangat diterima

oleh siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan pemerolehan nilai dari hasil uji coba

siswa yang berkategori “Baik”.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

4.1.2.4.3 Hasil Tes Kemampuan Akhir (Posttest) Siswa dalam Menulis Teks

Deskripsi

Langkah yang dilakukan berikutnya ialah siswa peserta uji coba diberi tes

kemampuan akhir atau posttest oleh peneliti. Tes kemampuan akhir atau posttest

ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis teks

deskripsi, serta kualitas teks deskripsi yang dihasilkan siswa setelah belajar dengan

bantuan modul. Posttest yang diberikan berupa tugas menulis teks deskripsi dengan

tema “Teman” seperti yang tertera pada latihan 4. Tugas posttest tersebut

dikumpulkan pada hari Rabu, 8 Juli 2020.

Hasil tes kemapuan akhir siswa dianalisis oleh peneliti secara kualitatif.

Peneliti telah membuat kisi-kisi analisis tes kemampuan akhir siswa sesuai dengan

struktur teks deskripsi. Kisi-kisi yang peneliti buat merujuk pada kisi-kisi penilaian

keterampilan menulis dari Djiwandono (1996: 129-131) dengan sedikit

penyesuaian dengan struktur teks deskripsi. Ada lima aspek atau rincian kisi-kisi

kemampuan menulis yaitu isi, organisasi, kosakata, bahasa dan penulisan. Dari

kelima aspek kisi-kisi tersebut, peneliti telah menentukan patokan tingkatan

kemampuan menulis siswa dalam menulis teks deskripsi. Patokan tersebut yang

akan menjadi landasan peneliti dalam menganalisis hasil tulisan siswa secara

kualitatif. Berikut ini hasil tulisan teks deskripsi yang dibuat oleh siswa.

A. Aspek Isi

Dilihat dari aspek isi, teks deskripsi karya siswa yang dihasilkan dari

posttest lebih baik dari hasil pretest dengan rata-rata 2,58 dari skor maksimal 3,

dan berkategori “Baik”. Hal ini dapat dibuktikan dengan kesesuaian teks yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

ditulis dengan tema/topik yang ditentukan. Topik yang diberikan kepada siswa

kelas VII A dan VII B ialah topik tentang “Teman”. Beberapa judul teks deskripsi

yang dibuat oleh siswa sudah menarik dan sesuai dengan topik yang diharapkan.

Berikut ini contoh judul teks deskripi yang menarik.

Gambar 4.50 Judul Teks Deskripsi yang Menarik

Gambar 4.51 Judul Teks Deskripsi yang Menarik

Salah satu hal yang penting dari sebuah cerita adalah judul cerita. Judul

cerita akan mencerminkan isi cerita, dan judul juga mempengaruhi ketertarikan

pembaca membaca sebuah teks atau cerita. Oleh sebab itu, seorang penulis harus

bisa membuat judul yang menarik perhatian, mengundang rasa penasaran dan

sesuai dengan isi ceritanya. Contoh judul pada gambar di atas adalah beberapa

contoh judul teks deskripsi yang menarik yang telah dibuat oleh siswa.

Dalam mengerjakan posttest, siswa mengembangkan ide cerita dengan

panduan pertanyaan yang tertera pada tugas posttest-nya. Panduan tersebut berupa

ciri-ciri dari teman yang akan mereka deskripsikan, dan beberapa kebiasaan yang

sering mereka lakukan bersama. Hal tersebut dapat membantu para siswa

mengembangkan isi dari teks deskripsi yang dibuat. Berikut ini salah satu contoh

cuplikan jawaban siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

Gambar 4.52 Cuplikan Lembar Kerja Siswa Latihan 4

Hasil analisis pada posttest juga menunjukkan bahwa hasil teks deskripsi

siswa menjadi lebih baik dari segi struktur teks deskripsi. Di satu sisi peneliti

menyadari bahwa siswa tunarungu memerlukan bantuan atau pemicu agar mereka

bisa membuat sebuah teks. Adanya beberapa pertanyaan seperti pada gambar 4.39,

cukup membantu para siswa tunarungu mengembangkan teks deskripsi yang

mereka buat.

B. Aspek Organisasi

Dilihat dari aspek organisasi, teks deskripsi karya siswa yang dihasilkan dari

posttest lebih baik dari hasil pretest dengan rata-rata skor 2,16 dari skor maksimal

3 dan berkategori “Cukup Baik”. Cerita yang bagus ialah cerita yang memenuhi

kriteria aspek organisasi. Apsek organisasi yang dimaksud antara lain: (1) kerapian

penulisan, (2) memiliki urutan cerita yang logis, dan (3) mengandung kedua

struktur teks deskripsi. Pada hasil posttest siswa dapat dilihat bahwa aspek

organisasi sudah cukup terpenuhi. Urutan cerita atau isi cerita yang logis, sudah

tampak pada sebagian besar teks deskripsi yang dihasilkan siswa. Cerita yang logis

akan mempermudah pembaca memahami isi suatu cerita. Selain itu, struktur teks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

deskripsi juga sudah tampak pada sebagian besar teks deskripsi yang dihasilkan

siswa. Berikut ini adalah salah satu contoh teks deskripsi yang memenuhi aspek

organisasi.

Gambar 4.53 Contoh Teks Deskripsi yang Memenuhi Aspek Organisasi

C. Aspek Kosakata

Aspek kosakata merupakan salah satu aspek penting dalam suatu teks atau

cerita yang dihasilkan. Dilihat dari aspek kosakata, teks deskripsi karya siswa yang

dihasilkan dari posttest lebih baik dari hasil pretest dengan rata-rata skor 2,33 dari

skor maksimal 3 dan berkategori “Cukup Baik”.

Seperti yang kita tahu, salah satu ciri dari anak tunarungu ialah keterbatasan

bahasa. Dalam hal ini, kosakata-kosakata yang diketahui anak tunarungu pasti

terbatas jika tidak dibimbing dan diasah. Dalam mengerjakan posttest, para siswa

sudah cukup mampu mengembangkan teks deskripsi dengan kosakata yang lebih

bervariasi daripada sebelumnya. Berikut ini adalah penggalan teks deskripsi siswa

yang memenuhi aspek kosakata.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

Gambar 4.54 Penggalan Teks Deksripsi pada Aspek Kosakata

D. Aspek Kebahasaan

Aspek kebahasaan merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan

dalam membuat sebuah teks atau cerita. Kriteria aspek kebahasaan yang harus

dipenuhi oleh penulis saat menulis sebuah teks di antaranya: (1) menguasai tata

bahasa, (2) tidak membuat kesalahan dalam penggunaan dan penyusunan kalimat

dan kata-kata, (3) penggunaan kalimat secara tepat. Secara umum, aspek kosakata

pada teks deskripsi yang dihasilkan dari posttest lebih baik dari hasil pretest. Hal

tersebut dibuktikan dengan rata-rata skor aspek kebahasaan sebesar 2,08 dari skor

maksimal 3 dan berkategori “Cukup Baik”.

Dalam mengerjakan posttest, para siswa sudah mampu mengembangkan

teks deskripsi dengan penguasaan tata bahasa yang lebih baik daripada

sebelumnya. Penyusunan kata-kata dan kalimat yang dihasilkan sudah lebih tertata,

dan lebih bermakna. Berikut ini adalah teks deskripsi siswa yang sudah memenuhi

aspek kebahasaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

Gambar 4.55 Contoh Teks Deskripsi yang Memenuhi Aspek Kebahasaan

E. Aspek Penulisan

Aspek penulisan merupakan salah satu aspek yang penting dalam membuat

sebuah teks. Adapun indikator keberhasilan dari aspek kebahasaan yaitu menguasai

kaidah penulisan kata dan PUEBI. Secara umum, aspek penulisan pada teks

deskripsi karya siswa yang dihasilkan dari posttest lebih baik dari hasil pretest. Hal

tersebut dibuktikan dengan rata-rata skor aspek penulisan sebesar 2,66 dari skor

maksimal 3 dan berkategori “Baik”.

Dalam mengerjakan posttest, para siswa sudah mampu mengembangkan

teks deskripsi yang dibuat dengan kaidah penulisan yang lebih baik daripada

sebelumnya. Seperti yang diketahui, siswa tunarungu memiliki keterbatasan

berbahasa. Hal ini berpengaruh pada struktur kalimat yang dihasilkan siswa

tunarungu. Namun berdasarkan hasil posttest, para siswa juga lebih memperhatikan

ejaan dan struktur kalimat menjadi lebih baik lagi. Berikut ini adalah contoh teks

deskripsi yang memenuhi aspek penulisan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

Gambar 4.56 Contoh Teks Deskripsi yang Memenuhi Aspek Penulisan

4.1.2.5 Revisi Produk Tahap 2

Revisi produk tahap 2 dilakukan berdasarkan masukan yang diberikan oleh

dua guru pengampu dan para siswa peserta uji coba. Dalam revisi modul, peneliti

mengakomodasi saran yang tertulis pada kolom kometar/saran pada instrumen

validasi, serta masukan yang disampaikan oleh para validator via WhatsApp.

Adapun saran dan masukan tersebut peneliti klasifikasikan berdasarkan keempat

aspek penilaian modul, yaitu: kelayakan isi/materi, penyajian, bahasa, dan

kegrafikan. Berikut ini hasil revisi modul tahap 2 yang dilakukan oleh peneliti.

A. Revisi Aspek Kelayakan Isi/Materi

Berdasarkan hasil validasi, aspek kelayakan isi/materi modul secara umum

dinilai sudah baik, tetapi validator memberikan masukan dan saran perbaikan

untuk menyempurnakan modul pada aspek tersebut. Validator menghendaki agar

peneliti memberi contoh dari lingkungan terdekat siswa, dan satu contoh tersebut

digunakan dalam menjelaskan materi lain yang berkaitan. Selain itu validator juga

mengharapkan modul dilengkapi dengan catatan arti yang terdapat dalam suatu bab

dengan disatukan dalam kamus mini yang memang sudah tersedia dalam setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

bab. Berikut ini adalah beberapa gambar yang memperlihatkan perbandingan

modul sebelum dan sesudah mengalami perbaikan pada aspek isi/materi.

Gambar 4.57 Sebelum Direvisi Gambar 4.58 Setelah Direvisi

Gambar 4.59 Sebelum Direvisi Gambar 4.60 Setelah Direvisi

B. Revisi Aspek Kelayakan Penyajian

Berdasarkan hasil validasi, aspek kelayakan penyajian modul secara

keseluruhan dinilai sudah sangat baik, tetapi validator memberikan saran perbaikan

untuk menyempurnakan modul pada aspek tersebut. Saran yang diberikan

validator terkait aspek tersebut adalah mengubah jenis tulisan yang digunakan,

khususnya pada halaman bab, agar lebih mudah terbaca. Berikut ini adalah gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

yang memperlihatkan perbandingan modul sebelum dan sesudah mengalami

perubahan pada aspek penyajian.

Gambar 4.61 Sebelum Direvisi Gambar 4.62 Setelah Direvisi

C. Revisi Aspek Kelayakan Bahasa

Berdasarkan hasil validasi, aspek kelayakan bahasa modul secara umum

dinilai sudah baik, tetapi validator memberikan saran perbaikan untuk

menyempurnakan modul pada aspek tersebut. Saran yang diberikan validator

terkait aspek tersebut adalah mengubah bahasa yang digunakan, terutama pada

kalimat-kalimat perintah soal agar menjadi lebih efektif dan lebih mudah dipahami

siswa. Berikut ini adalah gambar yang memperlihatkan perbandingan modul

sebelum dan sesudah mengalami revisi pada aspek bahasa.

Gambar 4.63 Sebelum Direvisi Gambar 4.64 Sesudah Direvisi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

D. Revisi Aspek Kelayakan Kegrafikan

Berdasarkan hasil validasi, aspek kelayakan kegrafikan modul secara umum

dinilai sudah sangat baik, tetapi validator memberikan saran perbaikan untuk

menyempurnakan modul pada aspek tersebut. Saran yang diberikan validator

terkait aspek tersebut adalah mengubah jenis tulisan yang digunakan pada bagian

refleksi, karena dinilai tidak mudah terbaca dan belum sesuai dengan PUEBI.

Berikut ini adalah gambar yang memperlihatkan perbandingan modul sebelum dan

sesudah mengalami perubahan pada aspek kegrafikan.

Gambar 4.65 Sebelum Direvisi Gambar 4.66 Sesudah Direvisi

4.2 Pembahasan

Pada subbab pembahasan ini, peneliti memaparkan 1) kelayakan

pengembangan produk yang memuat: a) deskripsi modul, dan b) analisis kelayakan

bahan ajar; 2) kajian produk akhir, dan 3) relevansi penelitian yang dilakukan

dengan penelitian terdahulu. Hasil pembahasan diuraikan sebagai berikut.

4.2.1 Kelayakan Pengembangan Produk

4.2.1.1 Deskripsi Modul

Modul pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa

tunarungu yang dikembangkan oleh peneliti bertujuan untuk membantu siswa

dalam mencapai tujuan belajarnya secara mandiri. Dalam penggunaannya, siswa

dapat belajar menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi menggunakan modul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

tersebut dengan didampingi guru sebagai fasilitator atau dapat juga belajar secara

mandiri. Hal tersebut sejalan dengan hakikat modul menurut Direktorat Tenaga

Kependidikan (2008: 3) yaitu sebuah bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat

dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran.

Modul pembelajaran menulis berjudul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan

Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu SMP kelas VII ini disusun berdasarkan

empat aspek kelayakan sesuai dengan ketentuan penulisan modul dalam Penulisan

Modul yang diterbitkan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan (2008: 15). Keempat

aspek kelayakan tersebut meliputi: (1) aspek kelayakan isi/materi, (2) aspek

kelayakan penyajian, (3) aspek kelayakan bahasa, dan (4) aspek kelayakan

kegrafikan. Uraian dari setiap aspek kelayakan dalam modul dipaparkan oleh

peneliti sebagai berikut.

A. Deskripsi Modul pada Aspek Kelayakan Isi/Materi

Dalam mengembangkan modul, peneliti memperhatikan aspek isi/materi.

Adapun aspek isi/materi mencakup hal-hal di antaranya: (1) kesesuaian dengan

kompetensi inti dan kompetensi dasar, (2) ketepatan pemilihan materi, (3) kaitan

materi dengan kemampuan dan keterampilan siswa, (4) penggunaan teori yang

relevan, (5) kaitan materi dengan IPTEKS, dan (6) sistematika modul secara

keseluruhan. Dalam mengembangkan isi/materi ke dalam modul, peneliti

berpedoman pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) materi

menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi sesuai dengan yang tercantum pada

silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP kelas VII. Adapun KI dan KD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

yang menjadi dasar pengembangan materi secara jelas disajikan dalam tabel

berikut.

Tabel 4.15 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

3. Memahami pengetahuan 3.2 Menelaah struktur dan


(faktual, konseptual, dan kebahasaan dari teks deskripsi
prosedural) berdasarkan rasa tentang objek (sekolah, tempat
ingin tahunya tentang ilmu wisata, tempat bersejarah,
pengetahuan, teknologi, seni, dan⁄atau suasana pentas seni
budaya terkait fenomena dan daerah) yang didengar dan
kejadian tampak mata. dibaca.

3.4 Menelaah struktur dan


kebahasaan teks narasi (cerita
imajinasi) yang dibaca dan
didengar.

4. Mencoba, mengolah, dan 4.2 Menyajikan data, gagasan,


menyaji dalam ranah konkret kesan dalam bentuk teks deskripsi
(menggunakan, mengurai, tentang objek (sekolah, tempat
merangkai, memodifikasi, dan wisata, tempat bersejarah,
membuat) dan ranah abstrak dan⁄atau suasana pentas seni
(menulis, membaca, daerah) secara tulis dan lisan
menghitung, menggambar, dan dengan memperhatikan struktur,
mengarang) sesuai dengan kebahasaan baik secara lisan
yang dipelajari di sekolah dan maupun tulis.
sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori. 4.4 Menyajikan gagasan kreatif
dalam bentuk cerita imajinasi
secara lisan dan tulis dengan
memperhatikan struktur,
penggunaan bahasa, atau
aspek lisan.

Berdasarkan pada KI dan KD tersebut, peneliti mengembangkan materi ke

dalam empat bab. Dua bab berisi materi tentang teks deskripsi, dua bab lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

berisi materi tentang cerita imajinasi. Selain itu, peneliti juga menambahkan bab

khusus yang berjudul “Serba-Serbi Bahasa Indonesia”.

Materi pada bab 1 yang memiliki judul Berkenalan dengan Teks Deskripsi

dan materi pada bab 2 yang berjudul Berkenalan dengan Cerita Imajinasi

dikembangkan oleh peneliti untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran pada KD 3.2 dan 3.4. KD 3.2 dan KD 3.4 merupakan kompetensi

pengetahuan. Pada bab 1 dan 3, siswa dituntun untuk mempelajari konsep dasar

teks deskripsi dan cerita imajinasi. Konsep dasar teks deskripsi meliputi: hakikat

teks deskripsi, karakteristik teks deskripsi, struktur teks deskripsi, dan ciri

kebahasaan teks deskripsi. Sedangkan konsep dasar cerita imajinasi meliputi:

hakikat cerita imajinasi, unsur-unsur cerita imajinasi, karakteristik cerita imajinasi,

dan jenis cerita imajinasi.

Peneliti menyajikan materi konsep ke dalam modul dengan cara

mengelaborasikan teori-teori yang relevan milik beberapa pakar/ahli. Materi

tersebut disusun dari yang mudah ke sulit, dari yang diketahui ke yang tidak

diketahui, dan dari pengetahuan ke penerapan. Selain itu, materi-materi yang

terdapat dalam bab 1 dan bab 3 dilengkapi dengan contoh penerapan dan gambar

ilustrasi yang dapat membantu pemahaman siswa. Untuk mengukur tingkat

kemampuan siswa, peneliti juga memberikan beberapa latihan soal dan tes formatif

dalam bentuk soal uraian. Pemberian soal dalam bentuk uraian bertujuan untuk

melatih siswa tunarungu terbiasa dalam mengungkapkan gagasan dan

pengetahuannya secara tertulis. Peneliti juga menambahkan beberapa pertanyaan

reflektif pada kolom refleksi sebagai wadah bagi siswa untuk memaknai kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

pembelajaran yang telah mereka lalui. Berikut ini adalah cuplikan gambar-gambar

yang menampilkan latihan, test formatif, dan kolom refleksi pada bab 1 dan bab 3.

Gambar 4.67 Latihan, Tes Formatif, dan Refleksi pada Bab 1

Gambar 4.68 Latihan, Tes Formatif, dan Refleksi pada Bab 3

Bab 2 memiliki judul Berlatih Menulis Teks Deskripsi, dan bab 4 memiliki

judul Berlatih Menulis Cerita Imajinasi. Setelah melalui kegiatan pembelajaran

pada bab 2 dan bab 4, siswa diharapkan mampu mencapai tujuan pembelajaran pada

KD 4.2 dan KD 4.4 yang merupakan kompetensi keterampilan. Oleh sebab itu, pada

bab 2 dan bab 4 siswa diajak untuk berfokus pada latihan menulis teks deskripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177

dan menulis cerita imajinasi yang baik dan benar. Pada bab 2 dan bab 4, penulis

menyajikan dengan lengkap langkah-langkah menulis teks deskripsi dan cerita

imajinasi. Langkah-langkah tersebut dilengkapi dengan contoh dan latihan menulis

teks deskripsi dan cerita imajinasi.

Peneliti menyajikan materi konsep dan prosedur dalam bab 2 dan bab 4

dengan cara mengelaborasikan teori-teori yang relevan milik beberapa pakar/ahli.

Untuk mengukur tingkat keterampilan siswa dalam memahami dan menerapkan

materi menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi pada bab 2 dan bab 4, peneliti

memberikan latihan soal dan tes formatif dalam bentuk uraian. Pemberian soal

dalam bentuk uraian bertujuan untuk melatih siswa tunarungu terbiasa dalam

mengungkapkan gagasan dan pengetahuannya secara tertulis. Peneliti juga

menambahkan beberapa pertanyaan reflektif pada kolom refleksi sebagai wadah

bagi siswa untuk memaknai kegiatan pembelajaran yang telah mereka lalui. Berikut

ini adalah cuplikan gambar-gambar yang menampilkan latihan, tes formatif, dan

kolom refleksi pada bab 2 dan bab 4.

Gambar 4.69 Latihan, Tes Formatif, Kolom Refleksi pada Bab 2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178

Gambar 4.70 Latihan, Tes Formatif, dan Kolom Refleksi pada Bab 4

Peneliti juga melengkapi tiap materi pokok pembelajaran dengan contoh.

Pemberian contoh diharapkan mampu memperjelas pemahaman siswa tentang

materi yang dipelajari. Berikut ini adalah tampilan beberapa materi yang dilengkapi

dengan contoh.

Gambar 4.71 Materi yang Disertai Contoh Penerapan

Selain itu, pada aspek materi/isi, peneliti juga mencantumkan kamus mini

dan rangkuman pada akhir setiap kegiatan pembelajaran. Kamus mini dibuat untuk

menambah kosakata baru bagi siswa tunarungu, sedangkan rangkuman dibuat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179

untuk membantu siswa mencari informasi secara cepat dan praktis. Rangkuman

yang berisi garis besar materi juga membantu siswa untuk lebih mudah mengingat

dan memahami materi yang dituliskan secara lebih singkat. Berikut ini adalah

contoh kamus mini dan rangkuman yang terdapat dalam akhir materi setiap bab.

Gambar 4.72 Kamus Mini dan Rangkuman

Seperti yang sudah dituliskan pada pembahasan sebelumnya, modul

menulis ini juga dilengkapi dengan bab tambahan yang berjudul Serba-Serbi

Bahasa Indonesia. Bab ini secara khusus berisi materi-materi kebahasaan dalam

Bahasa Indonesia antara lain: ejaan, tanda baca, pilihan kata/diksi, tata kalimat,

kepaduan paragraf, singkatan dan akronim, kata depan, dan imbuhan ber-. Isi materi

yang tertera pada bab Serba-Serba Bahasa Indonesia ini didapatkan dari hasil

analisis kebutuhan siswa, dan disesuaikan dengan materi teks deskripsi dan cerita

imajinasi. Pada bab Serba-Serbi Bahasa Indonesia, peneliti memberikan latihan

soal berupa kuis-kuis agar siswa tunarungu dapat mengasah kemampuan dasar

berbahasa Indonesia. Peneliti juga menambahkan beberapa pertanyaan reflektif


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

pada kolom refleksi sebagai wadah bagi siswa untuk memaknai proses

pembelajaran yang mereka lalui. Berikut ini adalah cuplikan gambar-gambar yang

menampilkan beberapa materi, kuis-kuis dan kolom refleksi pada bab Serba-Serbi

Bahasa Indonesia.
Ng

Gambar 4.73 Materi, Kuis, dan Kolom Refleksi Pada Bab Serba-Serbi Bahasa Indonesia

B. Deskripsi Modul pada Aspek Kelayakan Penyajian

Dalam mengembangkan modul, peneliti memperhatikan aspek penyajian.

Hal tersebut didukung oleh aspek-aspek penting dalam penulisan modul

berdasarkan panduan Penulisan Modul yang diterbitkan oleh Direktorat Tenaga

Kependidikan (2008: 9-19). Aspek penyajian mencakup hal-hal di antaranya: (1)

dukungan penyajian materi, (2) keruntutan penyajian materi dengan alur berpikir

siswa, (3) sistematika penyajian materi dalam setiap bab, dan (4) kesesuaian materi

dengan tingkat kemampuan berpikir siswa. Penyajian modul berpengaruh pada

minat dan motivasi siswa dalam mempelajari materi. Selain itu, penyajian modul

yang menarik juga dapat menambah semangat siswa selama belajar menggunakan

modul yang peneliti buat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181

Pada aspek kelayakan penyajian, dukungan penyajian modul sangat erat

kaitannya dengan pembangkit motivasi dan partisipasi siswa untuk belajar secara

aktif. Oleh karena itu, sebelum masuk dalam materi inti, peneliti menyajikan

kalimat motivasi dari penulis terkenal lengkap dengan foto dan karya tulisan

sastrawan tersebut. Selain itu, kalimat motivasi juga terdapat pada sampul belakang

modul. Kalimat motivasi tentang ‘menulis’ diharapkan dapat menjadi pemicu para

siswa untuk mengembangkan keterampilan menulisnya, dan menjadi salah satu

daya tarik modul. Selain kalimat motivasi, peneliti juga memberikan pendahuluan

yang menarik sebagai pemicu awal sebelum masuk pada materi inti. Berikut ini

adalah contoh motivasi dan pendahuluan yang mendukung penyajian modul.

Gambar 4.74 Motivasi Bab 1 Gambar 4.75 Pendahuluan Bab 1

Sistematika penyajian materi dalam setiap bab merupakan hal penting

dalam aspek penyajian. Modul yang berisi materi dan sub-sub materi diuraikan

secara proporsional sesuai dengan KI dan KD pada masing-masing bab. Bagian

pendahuluan, isi, dan penutup sebuah modul harus diuraikan secara proporsional

pula. Bagian pendahuluan modul yang dikembangkan oleh peneliti disajikan secara

lengkap. Pendahuluan modul berisi: kata pengantar, rasionalisasi modul, petunjuk

penggunaan modul, daftar isi, dan kompetensi inti serta kompetensi dasar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

hendak dicapai. Bagian isi modul yang dikembangkan oleh peneliti juga dilengkapi

dengan gambar, ilustrasi, rujukan/sumber acuan, soal latihan, rangkuman, tes

formatif, dan refleksi. Pada bagian penutup modul, peneliti menyajikan pula kunci

jawaban (secara terpisah), daftar pustaka, glosarium, indeks, dan biodata penulis.

C. Deskripsi Modul pada Aspek Kelayakan Bahasa

Aspek kelayakan bahasa asalah salah satu hal yang memengaruhi keberhasil

modul. Pemakaian bahasa yang baik dan benar dapat membantu siswa untuk lebih

memahami setiap materi yang disajikan. Adapun kelayakan bahasa dalam modul

mencakup hal-hal di antaranya: (1) kesesuaian bahasa dengan tingkat kemampuan

siswa, (2) kesesuaian dan ketepatan diksi, dan (3) kekohesian antarkomponen

penyajian materi.

Salah satu ciri anak tunarungu ialah keterbatasan kosakata dan sulit

memahami kalimat-kalimat yang kompleks, sehingga bahasa yang digunakan

dalam modul sangat disesuaikan dengan kematangan sosial emosional siswa dan

tingkat intelektual siswa. Hal tersebut bertujuan agar siswa mampu membayangkan

setiap materi yang siswa pelajari dan dapat mengaplikasikannya dalam bentuk

sebuah tulisan.

Peneliti menyajikan informasi dengan bahasa yang menarik, jelas, dan tidak

multitafsir. Dalam menyajikan informasi berupa kata atau kalimat, peneliti juga

memperhatikan kesesuaiannya dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(PUEBI). Penggunaan ejaan yang sesuai PUEBI dapat terlihat misalnya pada judul,

subjudul, kalimat perintah, kutipan, dan lain sebagainya. Ketepatan diksi dan

kesesuaian dengan PUEBI dapat dilihat pada contoh cuplikan gambar berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183

Gambar 4.76 Contoh Cuplikan Materi dengan Ketepatan Diksi dan Kesesuaian dengan PUEBI

D. Deskripsi Modul pada Aspek Kelayakan Kegrafikan

Kegrafikan adalah salah satu aspek yang diperhitungkan dalam penyusunan

modul. Aspek kelayakan kegrafikan di antaranya meliputi: (1) kesesuaian fisik

modul, (2) kesesuaian tata pengetikan, (3) pemanfaatan penggunaan gambar, tabel,

dan ilustrasi, dan (4) kelengkapan penggunaan gambar, tabel, dan ilustrasi.

Kesesuaian fisik modul dapat dilihat dari ukuran modul dan penampilan sampul

modul. Ukuran modul yang dikembangkan oleh peneliti telah sesuai dengan standar

ISO yaitu A4 (210x297 mm). Ukuran tersebut dipilih oleh peneliti karena

mempertimbangkan kepraktisan penggunaan modul. Untuk desain sampul, peneliti

meminta tolong pada teman peneliti yang bernama Gabriela Fernandes yang

memiliki bakat pada bidang seni rupa. Peneliti menceritakan konsep sampul modul

yang peneliti inginkan, kemudian Kak Gaby menuangkannya dalam bentuk lukisan.

Jika diperhatikan, pada sampul modul terdapat gambar kupu-kupu. Gambar kupu-

kupu bagi para teman Tuli/tunarungu merupakan simbol diri; bagaimana mereka

bisa melalui proses demi proses dari ulat biasa hingga menjadi kupu-kupu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

indah. Adanya gambar kupu-kupu ini menjadi ciri khas bahwa modul tersebut

ditujukan bagi siswa tunarungu.

Kesesuaian tata pengetikan modul dapat dilihat dari penggunaan huruf,

ukuran huruf, dan warna judul modul yang menarik, proporsional dan mudah

dibaca. Peneliti juga tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi jenis huruf. Hal

tersebut terbukti dari kekonsistensinan penggunaan jenis huruf oleh peneliti. Pada

bagian isi, peneliti menggunakan jenis huruf Candara sebagai jenis huruf utama,

dan jenis huruf Bauhaus 93, Segoe Script, serta Lambola untuk penulisan judul sub

bab. Peneliti juga memperhatikan bidang cetak, margin, dan spasi antarteks dan

ilustrasi agar terlihat proporsional. Modul yang dikembangkan oleh peneliti dicetak

pada bidang portrait dengan margin normal berukuran 2,54 cm di setiap sisinya,

sedangkan spasi antarteks yang digunakan pada modul yaitu sebesar 1,15.

Dalam modul yang dikembangkan, terdapat banyak ilustrasi yang berfungsi

untuk memberikan gambaran tentang materi ajar tertentu. Ilustrasi tersebut di

antaranya berupa gambar, ilustrasi, tabel, bagan, dan sejenisnya. Ilustrasi-ilustrasi

tersebut dipilih sesuai dengan usia pembelajar dan sesuai pula dengan materi yang

diberi ilustrasi. Salah satu ciri khas yang terdapat dalam modul ini ialah penggunaan

berbagai warna. Hal ini dilakukan agar siswa tunarungu lebih bersemangat dalam

belajar menggunakan modul. Di sisi lain, penggunaan berbagai warna pada modul

juga dilandaskan pada hasil analisis kebutuhan siswa. Berikut ini adalah contoh

penggunaan ilustrasi dalam modul.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185

Gambar 4.77 Ilustrasi Bagan dan Desain Subjudul Gambar 4.78 Ilustrasi Gambar pada Materi

4.2.1.2 Analisis Kelayakan Bahan Ajar Modul

Modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa

Tunarungu kelas VII ini telah selesai divalidasi oleh dosen ahli, dua guru

pengampu, dan siswa peserta uji coba. Data dari validasi tersebut kemudian

dianalisis untuk mengetahui tingkat kelayakannya. Kelayakan modul ini dianalisis

berdasarkan keempat aspek kelayakan yaitu: aspek isi/materi, penyajian, bahasa,

dan kegrafikan. Berikut ini diuraikan analisis kelayakan modul dari keempat aspek

tersebut.

Tabel 4.16 Skor Rata-rata Validasi Dosen Ahli, Guru Pengampu, dan Uji Coba Siswa

Guru Guru Skor


Aspek Dosen
No. Pengampu Pengampu Siswa Rata-
Penilaian Ahli
1 2 rata
Kelayakan
1 4,11 4,19 4,08 3,823 4,05
Isi/Materi
Kelayakan
2 4,12 4,35 4,43 3,796 4,17
Penyajian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186

Kelayakan
3 4 4,08 3,99 3,625 3,92
Bahasa
Kelayakan
4 4,1 4,65 4,5 3,77 4,26
Kegrafikan
Jumlah 16,33 17,27 17 15,014 16,4
Skor Rata-rata 4,09 4,31 4,25 3,75 4,1
Sangat Sangat
Kategori Baik Baik Baik
Baik Baik

Tabel 4.17 Analisis Kelayakan Modul Berdasarkan Validasi Dosen Ahli, Guru
Pengampu, dan Uji Coba Siswa
Skor Rata- Persentase Kategori
No. Aspek Penilaian
rata
1 Kelayakan Isi/Materi 4,05 81% Baik
2 Kelayakan Penyajian 4,17 83,4% Sangat Baik
3 Kelayakan Bahasa 3,92 78,4% Baik
4 Kelayakan Kegrafikan 4,26 85,2% Sangat Baik
Jumlah 16,4 82% Baik

Skor Rata-rata 4,1 82% Baik

A. Aspek Isi/Materi

Pada aspek isi/materi, modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita

Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu kelas VII ini memperoleh skor rata-rata dari

dosen ahli sebesar 4,11 dengan kategori “Baik”. Skor rata-rata aspek isi/materi yang

diperoleh dari guru pengampu 1 sebesar 4,19 dengan kategori “Baik”. Skor rata-

rata yang diperoleh dari guru pengampu 2 sebesar 4,08 dengan kategori “Baik”, dan

skor rata-rata yang diperoleh dari 12 siswa sebesar 3,823 dengan kategori “Baik”.

Keempat skor tersebut kemudian diakumulasikan menjadi 4,05 dengan persentase

kelayakan sebesar 81% dan berkategori “Baik”. Dengan demikian, modul modul

Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu kelas

VII dinyatakan layak pada aspek isi/materi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187

B. Aspek Penyajian

Pada aspek penyajian, modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita

Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu kelas VII ini memperoleh skor rata-rata dari

dosen ahli sebesar 4,12 dengan kategori “Baik”. Skor rata-rata aspek isi/materi yang

diperoleh dari guru pengampu 1 sebesar 4,35 dengan kategori “Sangat Baik”. Skor

rata-rata yang diperoleh dari guru pengampu 2 sebesar 4,43 dengan kategori

“Sangat Baik”, dan skor rata-rata yang diperoleh dari 12 siswa sebesar 3,796

dengan kategori “Baik”. Keempat skor tersebut kemudian diakumulasikan menjadi

4,17 dengan persentase kelayakan sebesar 83,4% dan berkategori “Sangat Baik”.

Dengan demikian, modul modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita

Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu kelas VII dinyatakan layak pada aspek

penyajian.

C. Aspek Bahasa

Pada aspek bahasa, modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita

Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu kelas VII ini memperoleh skor rata-rata dari

dosen ahli sebesar 4 dengan kategori “Baik”. Skor rata-rata aspek isi/materi yang

diperoleh dari guru pengampu 1 sebesar 4,08 dengan kategori “Baik”. Skor rata-

rata yang diperoleh dari guru pengampu 2 sebesar 3,99 dengan kategori “Baik”, dan

skor rata-rata yang diperoleh dari 12 siswa sebesar 3,625 dengan kategori “Baik”.

Keempat skor tersebut kemudian diakumulasikan menjadi 3,92 dengan persentase

kelayakan sebesar 78,4% dan berkategori “Baik”. Dengan demikian, modul modul

Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu kelas

VII dinyatakan layak pada aspek bahasa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188

D. Aspek Kegrafikan

Pada aspek kegrafikan, modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita

Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu kelas VII ini memperoleh skor rata-rata dari

dosen ahli sebesar 4,1 dengan kategori “Baik”. Skor rata-rata aspek isi/materi yang

diperoleh dari guru pengampu 1 sebesar 4,65 dengan kategori “Sangat Baik”. Skor

rata-rata yang diperoleh dari guru pengampu 2 sebesar 4,5 dengan kategori “Sangat

Baik”, dan skor rata-rata yang diperoleh dari 12 siswa sebesar 3,77 dengan kategori

“Baik”. Keempat skor tersebut kemudian diakumulasikan menjadi 4,26 dengan

persentase kelayakan sebesar 85,2% dan berkategori “Sangat Baik”. Dengan

demikian, modul modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi)

untuk Siswa Tunarungu kelas VII dinyatakan layak pada aspek kegrafikan.

Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas, dapat diketahui bahwa penelitian

Research and Development (R&D) ini berhasil menghasilkan sebuah produk yaitu

modul pembelajaran berjudul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi)

untuk Siswa Tunarungu. Tujuan dari pengembangan modul ini adalah untuk

meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa tunarungu dalam menulis teks

deskripsi dan cerita imajinasi. Secara khusus, modul ini membantu siswa untuk

mencapai KD 3.2, 3.4, 4.2, dan 4.4. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh keterbatasan

pendengaran yang dialami oleh siswa tunarungu, yang akhirnya berdampak pada

cara siswa tunarungu memperoleh dan belajar bahasa. Siswa tunarungu menjadi

minim pengetahuan berbahasa dari segi kosakata hingga pembentukan kalimat.

Salah satu keterampilan yang dapat diasah oleh siswa tunarungu ialah keterampilan

menulis, sehingga pembuatan modul ini diharapkan dapat membantu siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189

tunarungu mengembangkan keterampilan menulis dengan berbahasa Indonesia

yang baik dan benar.

Produk berupa modul ini dikembangkan melalui enam tahap, yaitu

penelitian dan pengumpulan informasi, pengembangan produk, uji validasi, revisi

produk tahap 1, uji coba produk, dan revisi produk tahap 2. Produk dikembangkan

dengan melakukan penentuan judul yang menarik, penentuan tujuan pembelajaran

setiap bab, melakukan pemilihan bahan, penyusunan kerangka, pengumpulan

bahan, dan penyusunan modul. Produk yang telah dikembangkan dinilai melalui

proses validasi oleh dosen ahli, dua guru pengampu mata pelajaran Bahasa

Indonesia, dan siswa peserta uji coba produk. Penilaian produk oleh validator

tersebut didasarkan pada beberapa aspek kelayakan yaitu: kelayakan isi/materi,

penyajian, bahasa, dan kegrafikan. Adapun rincian pemerolehan skor rata-rata dan

kategori pada masing-masing aspek yaitu: aspek isi/materi memperoleh skor rata-

rata sebesar 4,05 dan berkategori “Baik”, aspek penyajian memperoleh skor rata-

rata sebesar 4,17 dan berkategori “Sangat Baik”, aspek bahasa memperoleh skor

rata-rata sebesar 3,92 dan berkatgeori “Baik”, dan aspek kegrafikan memperoleh

skor rata-rata sebesar 4,26 dan berkatgeori “Sangat Baik”. Hasil validasi dosen ahli,

dua guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan siswa pada keseluruhan

aspek kelayakan diakumulasikan dan menghasilkan skor rata-rata sebesar 4,1

dengan persentase sebesar 82% dan berkategori “Baik”. Dengan demikian, modul

Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu

dinyatakan layak digunakan. Hal tersebut didukung oleh standar nilai kelayakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190

yang ditentukan dengan nilai minimal “C” dengan kategori “Cukup” menurut

Sukardjo dalam Setiawati (2018:115-116).

4.2.2 Kajian Produk Akhir

Produk berupa modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi)

untuk Siswa Tunarungu yang dikembangkan oleh peneliti telah direvisi sesuai

dengan komentar dan saran perbaikan dari dosen ahli, guru pengampu, dan saran

siswa selaku peserta uji coba. Produk tersebut direvisi berdasarkan empat aspek

penilaian, yaitu aspek isi/materi, aspek penyajian, aspek bahasa, dan aspek

kegrafikan. Berikut ini diuraikan kajian produk akhir dalam empat aspek tersebut.

4.2.2.1 Aspek Isi/Materi

Secara keseluruhan, aspek isi/materi yang ada di dalam modul berkategori

“Baik”. Hal ini dapat dibuktikan dengan pemerolehan skor 4,05 dari hasil

akumulasi keseluruhan validasi. Banyak masukan dan saran yang diberikan oleh

para validator, dan peneliti mampu mengakomodasikan masukan dan saran

tersebut. Guru pengampu sebagai validator memberikan komentar dan saran

perbaikan pada aspek isi/materi di antaranya: (1) menyederhanakan teori dan pilih

teori yang paling urgent untuk diketahui oleh siswa tunarungu, (2) menambah

beberapa kosakata yang terdapat dalam materi pada kamus mini, dan (3)

memberikan contoh pembahasan dari contoh teks yang digunakan. Berikut ini

disajikan gambar yang memperlihatkan kajian produk awal dan akhir pada aspek

isi/materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191

Gambar 4.79 Kajian Produk Awal Gambar 4.80 Kajian Produk Akhir

Gambar 4.81 Kajian Produk Awal Gambar 4.82 Kajian Produk Akhir

4.2.2.2 Aspek Penyajian

Aspek penyajian pada modul diketahui berkategori “Sangat Baik”. Hal ini

dapat dibuktikan dengan pemerolehan skor 4,17 dari hasil akumulasi keseluruhan

validasi. Banyak masukan dan saran yang diberikan oleh para validator, dan peneliti

mampu mengakomodasikan masukan dan saran tersebut. Guru pengampu sebagai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192

validator memberikan komentar dan saran perbaikan pada aspek penyajian.

Validator menghendaki agar jenis tulisan pada sampul dan halaman bab diubah agar

lebih mudah terbaca. Berikut ini disajikan gambar yang memperlihatkan kajian

produk awal dan akhir pada aspek penyajian.

Gambar 4.83 Kajian Produk Awal Gambar 4.84 Kajian Produk Akhir

Gambar 4.85 Kajian Produk Awal Gambar 4.86 Kajian Produk Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193

4.2.2.3 Aspek Bahasa

Aspek bahasa pada modul diketahui berkategori “Baik”. Hal ini dapat

dibuktikan dengan pemerolehan skor 3,92 dari hasil akumulasi keseluruhan

validasi. Banyak masukan dan saran yang diberikan oleh para validator, dan peneliti

mampu mengakomodasikan masukan dan saran tersebut. Guru pengampu sebagai

validator memberikan komentar dan saran perbaikan pada aspek bahasa, di

antaranya: (1) memperbaiki subjudul, dan materi yang ditulis tidak sesuai dengan

PUEBI dan terdapat kesalahan pengetikan (typo), serta (2) mengubah bahasa

perintah soal-soal menjadi lebih efektif agar lebih mudah dipahami oleh siswa.

Berikut ini disajikan gambar yang memperlihatkan kajian produk awal dan akhir

pada aspek bahasa.

Gambar 4.87 Kajian Produk Awal

Gambar 4.88 Kajian Produk Akhir

4.2.2.4 Aspek Kegrafikan

Aspek kegrafikan pada modul diketahui berkategori “Sangat Baik”. Hal ini

dapat dibuktikan dengan pemerolehan skor 4,26 dari hasil akumulasi keseluruhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194

validasi. Banyak masukan dan saran yang diberikan oleh para validator, dan peneliti

mampu mengakomodasikan masukan dan saran tersebut. Peneliti melakukan

beberapa perbaikan pada aspek penyajian yaitu mengubah jenis tulisan yang kurang

terbaca pada bagian lembar refleksi. Berikut ini disajikan gambar yang

mempelihatkan kajian produk awal dan akhir pada aspek kegrafikan.

Gambar 4.89 Kajian Produk Awal Gambar 4.90 Kajian Produk Akhir

4.2.3 Relevansi Penelitian yang Dilakukan dengan Penelitian Terdahulu

Pada subbab ini, peneliti memaparkan hasil analisis terkait relevansi

ataupun perbandingan yang ada pada penelitian yang dilakukan dengan penelitian

terdahulu. Penelitian yang peneliti lakukan memiliki dua tujuan yaitu untuk

menemukan kebutuhan pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi

untuk siswa tunarungu kelas VII, dan mengembangkan modul pembelajaran

menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi bagi siswa tunarungu kelas VII dengan

pendekatan pedagogi genre Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori

pengembangan Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2016) yang disederhanakan

menjadi enam langkah pengembangan yaitu: (1) penelitian dan pengumpulan

informasi, (2) pengembangan produk, (3) uji validasi, (4) revisi produk tahap 1, (5)

uji coba produk, dan (6) revisi produk tahap 2.

Ada dua penelitian terdahulu yang peneliti gunakan sebagai referensi

melaksanakan penelitian terhadap siswa tunarungu. Penelitian pertama ialah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195

penelitian yang dilakukan Norma dan Suparkun (2013) dengan judul

Pengembangan Media Pop Up Book Untuk Keterampilan Menulis Narasi Siswa

Tunarungu Kelas IV. Tujuan dari penelitiannya adalah menghasilkan media pop

up book untuk keterampilan menulis narasi siswa tunarungu kelas IV. Secara

umum, terciptanya penelitian yang peneliti ataupun Norma dan Suparkun buat

ialah untuk membantu siswa tunarungu mengasah keterampilan menulis. Dalam

prosesnya, beberapa langkah yang dilakukan oleh peneliti dan Norma dan

Suparkun sama, seperti melaksanakan proses pretest, uji coba, lalu posttest. Akan

tetapi, terdapat beberapa perbedaan mendasar, antara lain: (1) penelitian yang

peneliti lakukan berfokus pada keterampilan menulis teks deskripsi dan cerita

imajinasi, sedangkan penelitian Norma dan Suparkun hanya berfokus pada

keterampilan menulis teks narasi; (2) subjek penelitian peneliti adalah siswa

tunarungu kelas VII di SLB/B Dena Upakara Wonosobo, sedangkan subjek

penelitian Norma dan Suparkun adalah siswa tunarungu kelas IV di SDLB/B

Dharma Wanita Sidoarjo; (3) produk yang dihasilkan peneliti berupa modul cetak,

sedangkan produk yang dihasilkan pada penelitian Norma dan Suparkun ialah

media Pop Up Book; dan (4) penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian

Research and Development (R&D) yang mengacu pada teori Borg dan Gall

(terdapat 10 langkah yang peneliti sederhanakan menjadi 6 langkah), sedangkan

penelitian yang dilakukan Norma dan Suparkun adalah penelitian R&D dengan

model pengembangan Sadirman dkk.

Penelitian kedua ialah penelitian yang dilakukan oleh Purbaningrum (2013)

dengan judul Model Scaffolding Pembelajaran Menulis dengan Pendekatan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196

Proses Bagi Anak Tunarungu. Tujuan penelitiannya adalah (1) mendeskripsikan

analisis kebutuhan dan kendala, dan (2) menghasilkan draf model scaffolding

dalam pembelajaran menulis dengan pendekatan proses yang dipadukan dengan

metode maternal reflektif (MMR). Jenis penelitian yang peneliti ataupun

Purbaningrum gunakan sama yaitu penelitian Research and Development (R&D).

Akan tetapi, terdapat beberapa perbedaan mendasar, antara lain: (1) penelitian

yang peneliti lakukan berfokus pada keterampilan menulis teks deskripsi dan cerita

imajinasi, sedangkan penelitian Purbaningrum hanya berfokus pada model

scaffolding dalam pembelajaran menulis; (2) subjek penelitian peneliti adalah

siswa tunarungu kelas VII di SLB/B Dena Upakara Wonosobo, sedangkan subjek

penelitian Purbaningrum adalah guru kelas/guru bahasa Indonesia (enam guru

mewakili kelas rendah, enam guru mewakili kelas tinggi, dan enam kepala

sekolah); (3) penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian Research and

Development (R&D) yang mengacu pada teori Borg dan Gall (terdapat 10 langkah

yang peneliti sederhanakan menjadi 6 langkah), sedangkan penelitian yang

dilakukan Purbaningrum adalah penelitian R&D dengan model R2D2 (Reflective,

Recursive Instructional Design, and Development) (Willis, 1995; Willis & Wright,

2000); (4) penelitian yang peneliti lakukan menggunakan pendekatan pedagogi

genre, sedangkan penelitian Purbaningrum menggunakan pendekatan proses

dalam pembelajarannya; dan (5) penelitian yang peneliti lakukan menghasilkan

sebuah produk berupa modul cetak, sedangkan penelitian yang dilakukan

Purbaningrum hanya berupa draf pembelajaran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

197

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang

peneliti lakukan terdapat kesamaan dan perbedaan dari dua penelitian terdahulu

yang relevan. Persamaan mendasar yang sangat tampak adalah sasaran penelitian

diperuntukkan bagi siswa tunarungu, dan penelitian yang kami lakukan adalah

penelitian pengembangan. Dalam proses pencarian penelitian yang relevan, peneliti

juga menemukan bahwa belum ada penelitian yang berfokus pada pengembangan

modul menulis untuk siswa tunarungu selain yang peneliti buat. Beberapa

penelitian (salah satunya seperti yang diuraikan di atas), lebih berfokus pada

pengembangan media yang dapat membantu siswa tunarungu menulis/membuat

kalimat. Hal itu tentunya sangat membantu karena dalam proses belajar siswa

tunarungu lebih mengandalkan daya visual mereka. Hal ini pula yang mendasari

peneliti menyajikan modul yang berwarna-warni dan disertai gambar agar siswa

lebih bersemangat dalam belajar menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi.

Penelitian yang dilakukan peneliti berada di posisi berdampingan dan dapat saling

melengkapi dengan penelitian lain terkait membantu siswa tunarungu dalam proses

pembelajaran. Berbagai hasil penelitian yang didapatkan, tentu akan menunjang

siswa tunarungu dalam proses belajar bahasa, secara khusus untuk keterampilan

menulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

Bab ini berisi dua subbab, yaitu kesimpulan dan saran. Subbab kesimpulan

berisi simpulan dari hasil penelitian dan pengembangan. Subbab saran berisi saran-

saran yang diberikan oleh peneliti kepada beberapa pihak yang bersangkutan.

Berikut ini uraian dari bab penutup.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan modul menulis teks

deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa tunarungu kelas VII, dapat disimpulkan

hal-hal sebagai berikut.

1) Kebutuhan pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk

siswa tunarungu kelas VII berupa: a) modul yang memuat materi teks deskripsi

lengkap dengan langkah-langkahnya; b) modul yang memuat materi cerita

imajinasi lengkap dengan langkah-langkahnya; c) modul yang dilengkapi

dengan materi dasar kebahasaan seperti kata depan, singkatan, akronim, ejaan,

tanda baca, imbuhan; d) modul yang dilengkapi dengan berbagai

gambar/ilustrasi dan petunjuk penggunaan modul; e) modul yang memuat kata-

kata ataupun ilustrasi yang dapat memotivasi siswa dalam menulis; f) modul

yang memuat latihan, tes formatif, dan rangkuman; g) modul yang disusun

dengan berbagai warna; h) modul yang dilengkapi dengan catatan kebahasaan

dan kolom kamus mini untuk memperkaya perbendaharaan kosakata siswa; i)

modul yang memuat contoh teks yang bervariasi; dan j) modul yang disusun

198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199

dengan bahasa yang mudah dipahami siswa.

2) Proses pengembangan modul menulis untuk siswa tunarungu kelas VII

menghasilkan modul yang berjudul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita

Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu yang berisi empat bab dengan pembagian

sebagai berikut: (1) Bab 1 berjudul “Berkenalan dengan Teks Deskripsi”, (2)

Bab 2 berjudul “Berlatih Menulis Teks Deskripsi, (3) Bab 3 berjudul

“Berkenalan dengan Cerita Imajinasi, dan (4) Bab 4 berjudul “Berlatih Menulis

Cerita Imajinasi”. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan siswa tunarungu

terhadap materi dasar kebahasaan, penulis menambahkan satu bab khusus yang

berjudul “Serba-Serbi Bahasa Indonesia”. Berdasarkan hasil pengembangan

dan pembahasan, modul menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi untuk siswa

tunarungu yang dikembangkan dalam penelitian ini belum pernah dilakukan

sebelumnya. Dengan demikian, modul menulis teks deskripsi dan cerita

imajinasi untuk siswa tunarungu ini merupakan inovasi baru yang dapat

menunjang siswa tunarungu dalam belajar mata pelajaran bahasa Indonesia,

baik di sekolah maupun secara mandiri di rumah.

Uji coba produk dilakukan pada 12 siswa kelas VII SLB/B Dena Upakara

Wonosobo. Uji coba produk menghasilkan beberapa hal yaitu hasil

validasi/penilaian modul oleh siswa dan hasil posttest. Selain uji coba, modul yang

peneliti kembangkan divalidasi oleh dosen ahli sebanyak satu kali, dua guru

pengampu sebanyak dua kali, dan siswa sebagai peserta uji coba sebanyak satu kali.

Berdasarkan hasil uji validasi, akumulasi pada keseluruhan aspek kelayakan

menghasilkan skor rata-rata sebesar 4,1 dari skor maksimal 5 dengan persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200

sebesar 82% dan berkategori “Baik”. Uji validasi pada modul dilakukan

berdasarkan empat aspek penilaian, yaitu aspek isi/materi, aspek penyajian, aspek

bahasa, dan aspek kegrafikan. Dengan demikian, modul Cakap Menulis (Teks

Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu dinyatakan layak

digunakan. Hal tersebut didukung oleh standar nilai kelayakan yang ditentukan

dengan nilai minimal “C” dengan kategori “Cukup” menurut Sukardjo dalam

Setiawati (2018:115-116).

5.2 Saran

Peneliti menyampaikan beberapa saran yang peneliti tujukan untuk (1) guru,

(2) siswa, dan (3) peneliti lain. Peneliti berharap saran yang diberikan kepada pihak-

pihak tersebut dapat berguna bagi kepentingan pihak-pihak terkait. Saran-saran

dipaparkan sebagai berikut.

5.2.1 Bagi Guru

Para guru diharapkan lebih memperhatikan kesulitan yang dialami oleh

siswa tunarungu ketika menulis sebuah teks. Keterbatasan yang dimiliki siswa

tunarungu dalam belajar bahasa terletak pada pendengaran atau keterampilan

menyimaknya, sehingga salah satu keterampilan yang dapat diasah oleh siswa

tunarungu ialah keterampilan menulis. Dengan adanya kenyataan tersebut, para

guru diharapkan lebih terampil dalam mengembangkan berbagai jenis bahan ajar

yang kreatif dan inovatif agar proses belajar terlebih pada keterampilan menulis

semakin optimal. Dengan adanya modul pembelajaran yang dikembangkan oleh

peneliti ini, diharapkan para guru juga memiliki referensi bahan ajar yang lebih

mutakhir untuk membantu proses belajar mengajar.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201

5.2.2 Bagi Siswa

Bagi para siswa, menjadi seorang tunarungu atau Tuli bukanlah sebuah

kesalahan. Kalian dapat tetap bertumbuh, dan berprestasi dengan keistimewaan

kalian. Menyadari keterbatasan keterampilan menyimak, dan (tak sedikit pula)

keterampilan berbicara, maka siswa tunarungu diharapkan dapat lebih

mengoptimalkan keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keterampilan

menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi membantu para siswa untuk

menuangkan ide-ide kreatif dalam bentuk tulisan. Para siswa tunarungu hendaknya

berani dan pantang menyerah dalam berlatih menulis teks deskripsi hingga

membuat cerita imajinasi. Modul yang telah dikembangkan oleh peneliti

diharapkan dapat digunakan dengan baik oleh siswa dan dapat membantu siswa

dalam berlatih menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi.

5.2.3 Bagi Peneliti Lain

Peneliti lain perlu memahami bahwa penelitian ini hanya terbatas pada

pengembangan modul menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi bagi siswa

tunarungu kelas VII. Oleh sebab itu, peneliti berharap akan ada peneliti lain yang

membahas penelitian dengan keterampilan menulis, model pembelajaran, dan

kekhasan yang lain demi berkembangnya ilmu pengetahuan, serta dapat membantu

siswa tunarungu lainnya dalam mengasah keterampilan menulis yang mereka miliki

agar tidak tertinggal dari para siswa pada umumnya. Semoga penelitian ini

memberikan kontribusi informasi dan inspirasi dalam bidang akademik sehingga

memotivasi penelitian lainnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hassan, dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Akhadiah, S., dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Atmaja, Jati Rinakri. 2018. Pendidikan dan Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Basir, Rokhmad. 2016. Modul Pengayaan Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas
VII. Surakarta: Putra Nugraha.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. 2017. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Surabaya: Palito Media.
Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.
Dalman, H. 2016. Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Press.
Dariyo, Agoes. 2013. Dasar-dasar Pedagogi Modern. Jakarta: PT. Indeks.

Desiningrum, Dinie Ratri. 2016. Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta:


Psikosain.

Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Penulisan Modul. Jakarta: Departemen


Pendidikan Nasiona.
Djiwandono, M. Soenardi. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: Penerbit
ITB.
Hikmawati, Fenti. 2017. Metodologi Penelitian. Depok: Rajawali Pers.

Isnatun, Siti dan Umi Farida. 2013. Mahir Berbahasa Indonesia Kelas VII SMP 1.
Jakarta: Yudhistira.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs


Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Panduan Pembelajaran untuk


Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

203

Kurniasih, Imas, dan Berlin Sani. 2014. Panduan Membuat Bahan Ajar Buku Teks
Pelajaran. Surabaya: Kata Pena.
Kurniawan, H. 2014. Pembelajaran Menulis Kreatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Kusmana, Suherli. 2014. Kreativitas Menulis. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Kosasih, E. dan Restuti. 2013. Mandiri Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII.
Jakarta: Penerbit Erlangga.

Luu, Tuan Trong. 2011. Teaching Writing through Genre-Based Approach. Belt
Journal Porto Alegre. 1 (2), hlm. 122-123

Napitupulu, Selviana. 2010. Pemahaman Genre dalam Ketrampilan Menulis


Mahasiswa Bahasa Inggris FKIP Universitas HKBP Nommenses Medan.
Jurnal Visi, 18 (3), hlm. 315

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.
Nurgiyantoro, Burhan. 2016. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi
Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta.
Nurgiyantoro, Burhan. 2016. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nugraha, Aditia Rizki. 2017. Sebut Saja Kami Tuli. Tersedia:
https://kumparan.com/@kumparannews/sebut-saja-kami-tuli [18 September
2018]
Nugraheni, Aninditya S. 2017. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis
Pembelajaran Aktif. Jakarta: Penerbit Kencana.
Nurwadani, dkk. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian
Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Paujiyanti, F. 2014. Kupas Tuntas secara Jelas sampai Akar-akarnya Bahasa
Indonesia Kelas 1, 2, dan 3. Jakarta: Pustaka Nusantara Indonesia.
Pardiyono. 2007. Pasti Bisa! Teaching genre-Based Writing. Yogyakarta: Andi Offset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204

Purbaningrum, Yuliyati Endang. 2013. “Model Scaffolding Pembelajaran Menulis


dengan Pendekatan Proses Bagi Anak Tunarungu”. Jurnal Pendidikan Bahasa
dan Seni. 41 (2), 284-290.
Prastowo, Andi. 2015. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
DIVA Press.
Pribadi, Benny A. 2017. Media & Teknologi Dalam Pembelajaran. Jakarta: Penerbit
Kencana.
PSIBK USD. 2018. Tuli, Tunarungu, atau tuli?. Tersedia:
https://www.usd.ac.id/pusat/psibk/2018/04/20/tunarungu/ [18 September
2018]
Safitri, Norma N. & Suparkun. 2013. ”Pengembangan Media Pop Up Book Untuk
Keterampilan Menulis Narasi Siswa Tunarungu Kelas IV”. Jurnal Pendidikan.
Sayuti, Suminto. A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media.
Sudaryono, dkk. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian (Pendekatan Kualitatif dan R&D). Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian & Pengembangan Research and development.
Bandung: Alfabeta.
Sukarjo. 2006. Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Prodi Teknologi
Pembelajaran. Yogyakarta: PPs UNY.
Sutama, I Made. 2016. Pembelajaran Menulis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suyanto, Edi. 2016. Bahasa Cermin Cara Berpikir dan Bernalar. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Rachmawati, Indriyana. 2016. Pengertian, Ciri-ciri, Langkah Penyusunan, dan Jenis
Teks Deskripsi. Tersedia: https://portal-ilmu.com/pengertian-ciri-jenis-teks-
deskripsi/ [ 1 April 2020].
Tarigan, Henry Guntur. 1981. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa.
. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205

Tarigan, Henry Guntur . 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Ed.
Revisi). Bandung: Penerbit Angkasa.
Tarigan, H.G. dan Djago Tarigan. 1986. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia.
Bandung: Angkasa.

Wahono, dkk. 2016. Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan & Aplikasinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Wijaya, Cece. 1992. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS

Brigitta Aisin Uba Arakian

Penulis lahir di Batam, 3 Januari 1998. Penulis memulai

pendidikan pada jenjang Taman Kanak-kanak tahun 2002

di TK Sinar Timur. Penulis masuk ke Sekolah Dasar pada

tahun 2003 di SD Sinar Timur. Setelah lulus Sekolah

Dasar tahun 2009, penulis melanjutkan Sekolah

Menengah Pertama di SMP Sinar Timur, dan lulus pada

tahun 2012. Penulis melanjutkan pendidikannya di SMA

Katolik Yos Sudarso, Batam pada tahun 2012 dan lulus pada tahun 2015. Sejak

tahun 2015, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta. Penulis menempuh jalur skripsi untuk mendapatkan gelar S1

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Skripsi yang ditulis berjudul

Pengembangan Modul Menulis Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi untuk Siswa

Tunarungu Kelas VII di SLB/B Dena Upakara Wonosobo dengan Pendekatan

Pedagogi Genre.

206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

208

Lampiran A1. Surat Izin Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

209

Lampiran A2. Surat Permohonan Validasi Modul oleh Dosen Ahli


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

210

Lampiran A3. Surat Permohonan Validasi Modul oleh Guru Pengampu 1


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

211

Lampiran A4. Surat Permohonan Validasi Modul oleh Guru Pengampu 2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

212

Lampiran A5. Surat Izin Penelitian (Uji Coba Produk)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

213

Lampiran B1. Kisi-kisi Wawancara Guru Pengampu

KISI-KISI WAWANCARA GURU PENGAMPU


MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
UNTUK PENGEMBANGAN MODUL MENULIS BAGI SISWA TUNARUNGU
NO KISI-KISI

1 Lama mengajar di SLB.


2 Proses belajar mengajar yang terjadi di kelas.
3 Metode pembelajaran yang digunakan di kelas.
4 Kurikulum yang digunakan oleh sekolah beserta alasan.
5 Bahan ajar yang digunakan oleh guru.
6 Kendala dalam mengajarkan bahasa Indonesia ke anak tunarungu.
7 Tanggapan tentang materi bahasa Indonesia yang paling sulit diterima oleh anak
tunarungu.
8 Ketersediaan modul khusus menulis bahasa indonesia yang baik dan benar yang
digunakan oleh sekolah.
9 Tanggapan terkait pengadaan atau keikutsertaan siswa SLB di lomba menulis.
10 Harapan guru terkait pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah khusus.
11 Tanggapan terkait kebutuhan anak tunarungu dalam belajar bahasa Indonesia.
12 Tanggapan guru terkait pengajaran dan penggunaan bahasa oral di kelas daripada
bahasa isyarat.
13 Tanggapan terkait kefamiliaran anak tunarungu terhadap kuesioner atau angket.
14 Tanggapan guru terkait kebutuhan yang dibutuhkan untuk mendukung proses belajar
mengajar.
15 Tanggapan guru terkait deskripsi modul yang akan dibuat oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

214

Lampiran B2. Kisi-kisi Telaah Buku Teks

KISI-KISI TELAAH BUKU TEKS


PELAJARAN BAHASA INDONESIA

A. Pendahuluan
No. Kriteria
1. Cara penggunaan buku
2. Organisasi buku
3. Judul per pelajaran (dirumuskan dalam kata atau frasa dan bersifat
tematik)
4. Pemicu per pelajaran (misal anekdot, teka-teki, nyanyian, puisi,
ungkapan orang terkenal)
5. Pendahuluan tiap kompetensi yang meliputi:
a. Tujuan yang bermakna bagi siswa (untuk memberikan
motivasi belajar) dengan rumusan yang sederhana,
komunikatif, dan menarik.
b. Apersepsi untuk membangun pengalaman siswa (dengan
mengaitkannya kepada pengalaman yang dimiliki siswa).

B. Materi
No. Kriteria
1. Benar
2. Relevan dengan tema
3. Otentik
4. Baru
5. Disertai gambar bermakna
6. Kedalaman materi
7. Terdapat rangkuman

C. Penyajian Materi
No. Kriteria
1. Keaktifan siswa
2. Pendekatan yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

215

D. Bahasa dan Keterbacaan


No. Kriteria
1. Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
2. Kekomunikatifan
3. Keruntutan dan keterpaduan alur pikir
Diadaptasi dari Panduan Membuat Bahan Ajar Buku Teks Pelajaran Sesuai
dengan Kurikulum 2013 karya Imas Kurniasih, S.Pd. dan Berlin Sani
(2014:66-74) dengan penyesuaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

216

Lampiran B3. Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa

KISI-KISI KUESIONER UNTUK SISWA


TERKAIT ANALISIS KEBUTUHAN SISWA

Kode Indikator
No Kisi-Kisi
Penilaian
1 Urgensi keterampilan menulis untuk anak tunarungu. 1,2
2 Kemampuan awal siswa dalam menulis teks deskripsi. 3,4
3 Ejaan Bahasa Indonesia yang masih susah dipahami siswa. 5
4 Penggunaan modul dalam pembelajaran di kelas. 6
5 Kaitan bahan ajar dengan semangat siswa untuk menulis. 7,8
6 Manfaat penggunaan modul. 9
7 Jenis tugas yang disukai oleh siswa. 10
8 Kebutuhan siswa terhadap materi yang disampaikan. 11,12,13
9 Kendala siswa ketika menulis sebuah teks atau cerita. 14
10 Materi bahasa Indonesia yang susah dipahami oleh siswa. 15
11 Kebutuhan modul yang diharapkan siswa. 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

217

Lampiran B4. Kisi-kisi Angket Validasi Modul oleh Dosen dan Guru

KISI-KISI PENILAIAN MODUL PEMBELAJARAN


OLEH GURU PENGAMPU DAN DOSEN AHLI
Aspek Kode Indikator
Aspek yang Dinilai
Penilaian Penilaian
Kesesuaian dengan kompetensi inti dan 1, 2
kompetensi dasar
Ketepatan pemilihan materi 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Kelayakan Kaitan materi dengan kemampuan dan 10, 11, 12, 13,
Isi/Materi keterampilan siswa 14
Penggunaan teori yang relevan 15
Kaitan materi dengan IPTEKS 16, 17
Sistematika modul secara keseluruhan 18
Dukungan penyajian materi 19, 20, 21
Keruntutan penyajian materi dengan alur 22
berpikir siswa
Kelayakan
Sistematika penyajian materi dalam setiap 23, 24, 25
Penyajian
bab
Kesesuaian materi dengan tingkat 26
kemampuan berpikir siswa
Kesesuaian bahasa dengan tingkat 27, 28
kemampuan siswa
Kelayakan
Kesesuaian dan ketepatan diksi 29, 30
Bahasa
Kekohesian antarkomponen penyajian 31, 32
materi
Kesesuaian fisik modul 33, 34
Kesesuaian tata pengetikan 35, 36, 37
Kelayakan Pemanfaatan penggunaan gambar, tabel, 38, 39, 40
Kegrafikan dan ilustrasi
Kelengkapan penggunaan gambar, tabel, 41, 42
dan ilustrasi
Diadaptasi dari Penulisan Modul yang diterbitkan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:
15) dengan penyesuaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

218

Lampiran B5. Kisi-kisi Angket Validasi Modul oleh Siswa

KISI-KISI PENILAIAN MODUL PEMBELAJARAN OLEH SISWA

Kode Indikator
Aspek Penilaian Aspek yang Dinilai
Penilaian
Kelayakan Isi Kesesuaian petunjuk penggunaan modul 7
Materi pembelajaran
Kesesuaian materi dengan IPTEKS 9
Ketepatan pemilihan materi dengan kompetensi 11, 12, 13, 14
yang ingin dicapai
Kesesuaian materi dengan kemampuan dan 17, 18, 19, 20
keterampilan siswa
Kelayakan Ketertarikan substansi modul 1, 2
Penyajian Sistematika modul 5
Kesesuaian penyajian materi terhadap motivasi 8
belajar siswa
Korelasi antara substansi dan ilustrasi 10
Kelayakan Kesesuaian dan ketepatan diksi 15
Berbahasa Kesesuaian bahasa dengan tingkat intelektual 16
siswa
Kelayakan Pemanfaatan penggunaan komponen kegrafikan 3, 4
Kegrafikan (gambar, tabel, dan ilustrasi)
Ketepatan pemilihan huruf dan kombinasi 6
Diadaptasi dari Penulisan Modul yang diterbitkan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan
(2008: 15) dengan penyesuaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

219

Lampiran B6. Kisi-kisi Penskoran Analitik Pretest dan Posttest Penulisan Teks
Deskripsi

KISI-KISI PENSKORAN ANALITIK


PRETEST DAN POSTTEST
PENULISAN TEKS DESKRIPSI

Rincian
Kemampuan Skor Tingkat Patokan
Menulis
Isi 3 Baik Sangat sesuai dengan tema/topik yang
diangkat; terdapat 2 struktur penulisan
teks deskripsi.
2 Cukup Cukup sesuai dengan tema/topik yang
diangkat; terdapat ≤ 2 struktur
penulisan teks deskripsi.
1 Kurang Kurang sesuai dengan tema/topik yang
diangkat; hanya terdapat 1 struktur
penulisan teks deskripsi.
Organisasi 3 Baik Sangat teratur dan rapi; urutan cerita
sangat logis; telah mengandung 2
struktur penulisan teks deskripsi.
2 Cukup Cukup teratur dan rapi; urutan cerita
cukup logis; telah mengandung ≤ 2
struktur penulisan teks deskripsi.
1 Kurang Kurang teratur dan rapi; urutan cerita
tidak logis; hanya mengandung 1
struktur penulisan teks deskripsi.
Kosakata 3 Baik Sangat bervariasi, luas, penggunaan
sangat efektif; menguasai pembentukan
kata; pemilihan kata yang tepat.
2 Cukup Terbatas; cukup efektif; cukup
menguasai pembentukan kata;
pemilihan kata cukup tepat.
1 Kurang Sangat terbatas; seperti terjemahan;
kurang menguasai pemebntukan kata;
pemilihan kata kurang tepat.
Kebahasaan 3 Baik Sangat menguasai tata bahasa; tidak
terdapat kesalahan penggunaan dan
penyusunan kalimat dan kata-kata.
2 Cukup Cukup menguasai tata bahasa; terdapat
kurang dari 5 kesalahan penggunaan
dan penyusunan kalimat dan kata-kata.
1 Kurang Kurang menguasai tata bahasa;
terdapat lebih dari 5 kesalahan
penggunaan dan penyusunan kalimat
dan kata-kata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

220

Penulisan 3 Baik Menguasai kaidah penulisan kata dan


Ejaan Bahasa Indonesia, dengan
kesalahan ≤ 3.
2 Cukup Cukup menguasai kaidah penulisan
kata dan Ejaan Bahasa Indonesia,
dengan kesalahan ≤ 5.
1 Kurang Kurang menguasai kaidah penulisan
kata dan Ejaan Bahasa Indonesia;
tulisan kurang dipahami dengan
kesalahan > 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

221

Lampiran B7. Kisi-kisi Angket Validasi Desain Modul

KISI-KISI PENILAIAN DESAIN MODUL PEMBELAJARAN


OLEH DOSEN AHLI
Kode
Struktur
Aspek yang Dinilai Indikator
Modul
Penilaian
Sampul Luar 1
Halaman Judul 2
Kata Pengantar 3
Bagian
Rasionalisasi 4
Pembuka
Petunjuk Penggunaan Modul 5
Daftar Isi 6
Kolom KI dan KD 7
Pendahuluan (motivasi, tujuan pembelajaran, 8
dan peta konsep)
Materi pendahuluan 9
Bagian Inti
Materi inti 10
Latihan 11
Rangkuman 12
Tes Formatif 13
Refleksi 14
Kunci Jawaban 15
Bagian
Glosarium 16
Penutup
Indeks 17
Daftar Pustaka 18
Biodata Penulis 19
Diadaptasi dari Penulisan Modul yang diterbitkan oleh Direktorat Tenaga
Kependidikan (2008: 3-23) dengan penyesuaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

222

Lampiran C1. Hasil Transkrip Wawancara Guru Pengampu

HASIL TRANSKRIP WAWANCARA GURU PENGAMPU


MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

No. PERTANYAAN JAWABAN

1 Sudah berapa lama Suster Kalau mengajar di SMP sudah sekitar 10 tahunan. Saya
mengajar di SLB-B Dena tidak hanya menjadi guru saja tetapi juga di Susteran.
Upakara? Dulu pernah menjadi guru kelas di SD sekaligus jadi guru
Bahasa Indonesia di SMP.
2 Bagaimana proses belajar Proses yang terjadi dalam KBM untuk sekolah khusus
mengajar yang terjadi di Tuli/tunarungu biasanya menggunakan metode MMR
kelas? (Metode Maternal Refleksi). Saya juga lebih
memperbanyak tugas membaca kepada anak agar anak-
anak terbiasa dan dapat menemukan kosakata baru.
Terkadang juga bekerja sama dengan guru di mata
pelajaran selanjutnya, yang sekiranya masih
bersinggungan. Sehingga, secara tidak langsung anak-
anak jadi belajar materi yang sama/mirip di mata
pelajaran yang berbeda.
3 Metode pembelajaran Metode mengikuti yang biasanya digunakan di sekolah,
seperti apa yang Suster yaitu MMR (Metode Maternal Refleksi). Guru-guru
gunakan dalam proses biasa lebih banyak menggali dari anak-anak. Saya juga
belajar mengajar dan apa seperti itu tetapi mengawali dari pengalaman anak
alasannya? sendiri. Misalnya di kelas 7 sekarang sedang belajar teks
deskripsi, dan mereka ini kan peralihan dari kelas 6 ke 7,
otomatis pindah asrama. Jadi saya minta mereka
mendeskrispikan suasana asrama baru atau kelas baru.
Latihan menulis ada dilakukan tetapi tidak banyak; dan
saya lebih menggali pemahaman anak. Kalau dalam
menulis terlihat ketika diberikan tugas, kurangnya
mereka di mana, lalu disiapkan untuk digabungkan
dengan materi selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

223

4 Kurikulum apa yang Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 13 yang


digunakan oleh sekolah? kategori sekolah umum, hanya saja tidak semuanya saya
Mengapa menggunakan ajarkan. Saya menyesuaikan dengan kebutuhan karena di
kurikulum tersebut? sini hanya dua jam dalam seminggu. Satu bahan saja
selesainya bisa 5x pertemuan. Sampai akhir semester,
tidak semua materi selesai. RPP memang disiapkan tetapi
saya tidak berpatokan dari RPP. Saya juga tidak ingin
anak-anak di sini tertinggal jauh dari sekolah yang
umum.
5 Bahan ajar apa saja yang Buku dari pemerintah, dan saya pakai dari penerbit
biasa Suster gunakan dalam Airlangga. Sumber-sumber lain kalau memang
mengajarkan bahasa diperlukan nanti bisa browsing dari internet. Lalu saya
Indonesia? juga menggunakan PUEBI dan Kamus Bahasa Indonesia.
6 Kendala apa saja yang Biasanya kalau mengajarkan kata-kata yang
Suster dapatkan ketika pengucapannya mirip atau bahkan sama, tetapi artinya
mengajar pelajaran bahasa berbeda. Seperti contohnya pengucapan apel (buah) dan
Indonesia ke anak-anak apel (mengunjungi). Dua kata itu sama, namun terkadang
tunarungu? bingung bagaimana menjelaskan ke anak. Membedakan
itukan sulit, apalagi mereka tidak mendengar. Selain itu,
di sini meskipun tetap mengikuti kurikulum umum, untuk
mata pelajaran Bahasa Indonesia sendiri hanya dua jam
saja perminggu. Itu kan sangat sedikit sekali. Sehingga,
terkadang tidak semua materi saya ajarkan karena
keterbatasan waktu tersebut.
7 Dari keseluruhan materi Puisi dan pantun. Karena itu imajinatif sekali.
bahasa Indonesia, materi Anak tunarungu untuk menggali imajinatif itu butuh
apa yang paling sulit waktu karena mereka lebih banyak realnya. Apa yang
diterima oleh anak mereka lihat, apa yang mereka sentuh, apa yang mereka
tunarungu? amati itulah yang bisa mereka pelajari, itu informasi yang
paling bisa mereka terima. Sementara kalau puisi atau
pantun itu kita harus menyusun/membuat kalimat majas,
sementara sekarang kurtilas tidak ada majas. Kalau yang
dulu KTSP ada majas, jadi agak sulit juga. Untuk puisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

224

saya hanya mengajarkan dasar seperti pengertian, ciri-ciri


lalu kasih contoh puisi seperti apa, pantun seperti apa;
dan kasih tahu juga kira-kira di puisi tersebut si penulis
ingin mengatakan apa. Lebih ke pemahaman bacaan,
tidak terlalu mendalam terkait soal puisi atau pantun.
Karena di kurtilas ini banyak teks-teks. Kalau
berdasarkan teks ya bisa meminta mereka buat
pertanyaan atas bacaan lalu menjawab sendiri, setelah itu
baru di bahas bersama.
Terkait tata bahasa, struktur, dll itu tetap saya
ajarkan karena ada dalam pelajaran. Misal seperti
membedakan ‘di-‘ awalan dan ‘di’ kata depan. Nah, itu
nanti tetap diawali dengan bacaan dulu. Mereka baca
dulu, nanti dilihat dari segi huruf kapital, lalu penggunaan
‘di’ yang mungkin ada di dalam bacaan. Saya tidak
langsung membetulkan. Saya biarkan anak-anak
bertanya. Kalau tidak bertanya saya coba pancing, tetapi
tidak langsung menjawab. Biarkan mereka yang berpikir
dan menjawab sendiri agar bisa lebih banyak menggali
lagi. Karena sebenarnya di SD sudah belajar, jadi lebih
diingatkan dan diberi tambahan yang lebih kompleks.
8 Apakah sekolah atau dari Belum ada modul khusus untuk menulis. Untuk buku-
Suster sendiri memiliki buku yang lain anak tidak memegang, biasanya hanya
modul khusus menulis digunakan oleh guru, sehingga anak-anak biasanya
bahasa Indonesia yang bisa meminjam di perpustakaan.
digunakan oleh siswi?
9 Apakah para siswi di SLB-B Dulu sudah pernah ada yang mengadakan, tetapi untuk
Dena Upakara sudah pernah lomba keluar belum pernah. Kalau di SLB apalagi
mengikuti lomba menulis? tunarungu lebih banyak ke lomba-lomba keterampilan
dan olah raga. Kalau dalam pembelajaran biasanya
diberikan tugas mengarang, sesuai dengan materi yang
diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

225

10 Apa harapan Suster terkait Saya punya ekspektasi yang tinggi untuk anak-anak saya.
pembelajaran bahasa Bukan berarti karena mereka tunarungu jadi harus selalu
Indonesia di sekolah khusus mewajarkan dengan bahasa yang sederhana. Mereka
seperti ini? sudah kelas 7, dan kalau bisa sama seperti sekolah umum
lainnya.
11 Menurut Suster, apa saja Dalam pembelajaran, jika ada kata-kata yang tidak
yang dibutuhkan anak dimengerti oleh siswi, saya meminta mereka untuk
tunarungu dalam mencarinya di kamus. Namun, membaca kamus kan juga
mempelajari bahasa tidak mudah karena bahasanya singkat-singkat, sehingga
Indonesia? setelah mereka mendapatkannya akan saya jelaskan lagi.
Kalau di SMP saya lebih banyak penggunaan bacaan,
sehingga saya menyuruh mereka membaca buku saja.
Kesempatan banyak juga salah satunya dari membaca.
12 Bagaimana pendapat Suster Di sini ketika di kelas anak-anak menggunakan oral.
terkait penggunaan bahasa Karena nantinya mereka harus terjun di masyarakat dan
oral dan bahasa isyarat di itu juga yang kami siapkan untuk anak-anak di sini.
lingkungan sekolah, Apalagi masyarakat kita inikan bukan masyarakat yang
khususnya dalam kelas? belajar untuk ingin tahu tentang bahasa isyarat.
Masyarakat kita itu masyarakat bicara. Saya tidak
masalah ketika komunitas Tuli dewasa sedang gencar-
gencarnya mengenali Bahasa Isyarat ke masyarakat
umum. Namun, Saya lebih setuju disebutnya bilingual
bukan sign language saja. Bilingualkan ada dua: sign dan
oral. Jadi, kalau anak tunarungu pakai bilingual, berarti
harus bisa dua-duanya. Jika nanti mereka bertemu orang
dengar yang tidak bisa bahasa isyarat, berarti mereka bisa
menggunakan oral. Ketika orang dengar tersebut bisa
berbahasa isyarat, silahkan jika ingin memakai bahasa
isyarat. Namun, jika bertemu dengan sesama Tuli, tentu
akan memakai bahasa isyarat karena itulah bahasa ibu
mereka. Kita tidak bisa memaksakan semuanya harus
bisa berbahasa isyarat. Inilah yang sampai sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

226

masih disalahpahami oleh komunitas Tuli dewasa


tersebut.
13 Apakah anak-anak di SLB- Sudah. Dulu juga sudah pernah ada yang penelitian di sini
B Dena Upakara sudah dan menggunakan kuesioner juga.
cukup familiar dengan
penggunaan kuesioner atau
angket?
14 Kebutuhan apa saja yang Saya berharap pembelajaran bahasa Indonesia bisa
Suster butuhkan untuk seperti bahasa Inggris, ada pembelajaran khusus
mendukung proses belajar structure, ada reading juga. Dulu saya sudah pernah
mengajar? mencoba tetapi tidak begitu berhasil.
15 Bagaimana pendapat Suster Baik dan sangat relevan dengan kebutuhan anak
terkait deskripsi modul yang Tuli/tunarungu untuk mengembangkan keterampilan
akan dibuat oleh peneliti? menulis mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

227

Lampiran C2. Hasil telaah Buku Teks

HASIL TELAAH BUKU TEKS


PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Judul Buku : Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII


Pengarang : Wahono, Drs. Mafruki, dan Sawali (Tim Edukatif)
Penerbit : Erlangga
Tahun terbit : 2016

A. Pendahuluan
No. Kriteria Komentar Contoh
1. Cara penggunaan Cara/petunjuk -
buku penggunaan buku
merupakan salah satu
komponen yang dapat
membantu siswa ketika
menggunakan buku.
Dalam buku tersebut
tidak terdapat petunjuk
penggunaan buku.
2. Organisasi buku Organisasi buku dapat Uraian daftar isi pada halaman vi-vii
dilihat pada halaman
daftar isi.
3. Judul per pelajaran Judul per bab Judul bab I pada halaman 1 yaitu
(dirumuskan dalam dirumuskan dalam Lingkungan Sekolah Baru
kata atau frase dan bentuk klausa dan
bersifat tematik) bersifat tematik. Judul bab II pada halaman 41 yaitu
Bekreasi dalam Cerita Imajinasi
4. Pemicu per Hanya terdapat sebuah Gambar pada halaman 1 yang
pelajaran (misal gambar ilustrasi sebagai menggambarkan sebuah sekolah,
anekdot, teka-teki, pemicu pembelajaran sesuai dengan judul bab.
nyanyian, puisi, yang ditampilkan
ungkapan orang bersamaan dengan judul Gambar pada halaman 41 yang
terkenal) bab. Gambar-gambar menggambarkan seekor Pegasus,
lain sebagai pelengkap yaitu kuda bersayap yang sesuai
contoh teks yang dengan isi materi pada bab II.
ditampilkan.
5. Pendahuluan tiap Tujuan yang ditulis Pada bab 1: Setelah mempelajari
kompetensi yang sudah cukup spesifik bab ini, siswa diharapkan mampu:
meliputi: namun masih terlalu 1. Mengindentifikasi informasi
a. Tujuan yang panjang dan kurang dalam teks deskripsi tentang
bermakna bagi menarik karena hanya objek (sekolah, tempat wisata,
siswa (untuk berupa uraian teks. tempat bersejarah dan/atau
memberi suasana pentas seni daerah) yang
motivasi didengar dan dibaca.
belajar) dengan 2. Menjelaskan isi teks deskripsi
rumusan yang objek (tempat wisata, tempat
sederhana, bersejarah, pentas seni daerah,
kain tradisional, dll) yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

228

komunikatif, didengar dan dibaca secara lisan,


dan menarik. tulis, dan visual.
3. Menelaah struktur dan
kebahasaan dari teks deskripsi
tentang objek (sekolah, tempat
wisata, tempat bersejarah,
dan/atau suasana pentas seni
daerah) yang didengar dan
dibaca.
4. Menyajikan data, gagasan, kesan
dalam bentuk teks deskripsi,
tentang objek (sekolah, tempat
wisata, tempat bersejarah,
dan/atau suasana pentas seni
daerah) secara tulis dan lisan
dengan memperhatikan struktur,
kebahasaan baik secara lisan
maupun tulis. (hal. 2)

b. Apersepsi Siswa telah diberi Pada bab 2:


untuk pancingan untuk Apakah kamu pernah melihat
membangun berpikir sesuai dengan Pegasus seperti pada gambar di atas?
pengalaman materi yang akan Kuda bersayap ini merupakan salah
siswa (dengan diajarkan dengan satu hasil imajinasi yang dapat
mengaitkannya pertanyaan dan dikembangkan menjadi cerita
kepada pernyataan di awal menarik. Pernahkah pula kamu
pengalaman pembelajaran. Namun bermimpi menjadi penulis cerita
yang dimiliki apersepsi yang imajinasi yang hebat, seperti penulis
siswa) diberikan hanya sebatas Harry Potter dan Lord of The
tulisan saja. Rings?............. (hal. 41)

B. Materi
No. Kriteria Komentar Contoh
1. Benar Teori yang disajikan Bab I
mengandung kebenaran, Data yang berhasil dikumpulkan
walaupun ada beberapa kemudian diolah dan dikembangkan
materi yang dapat lebih lanjut menjadi sebuah teks
diragukan kebenarannya deskripsi. Agar teks deskripsi yang
karena tidak ada rujukan. disusun memiliki daya tarik bagi
pembaca, kita perlu
mempertimbangkan penggunaan
bahasa yang menarik, jelas, dan
mudah dipahami sehingga mampu
menimbulkan efek emosional
tertentu bagi pembaca. Perhatikan
langkah-langkah penyusunan teks
deskripsi berikut ini: menentukan
atau memilih objek, menetapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

229

tujuan deskripsi, mengumpulkan


data, membuat kerangka tulisan,
mengembangkan kerangka tulisan,
dan menyunting teks deskripsi (hal.
28-30).

Bab II
Adapun langkah-langkah yang
dapat kamu lakukan untuk
menceritakan kembali cerita
imajinasi adalah sebagai berikut:
membaca/mendengarkan cerita
imajinasi tersebut dengan seksama;
mencatat hal-hal penting sesuai
dengan urutan cerita; dan
mengembangkan hal-hal penting
tersebut menjadi sebuah narasi
dengan kalimat sendiri, baik secara
lisan maupun tulisan (hal. 51).
2. Relevan dengan Materi yang disajikan Bab I
tema sesuai dengan tema. Tema Lingkungan Sekolah Baru.
Contohnya bisa dilihat Disajikan teks deskripsi berjudul
dari pemilihan teks yang “Lingkungan Sekolahku yang Asri”
disajikan. yang bersumber dari dokumen
penulis (hal. 3-4).

Bab II
Tema Berkreasi dalam Cerita
Imajinasi. Disajikan teks narasi
(cerita imajinasi) berjudul
“Petualangan Mencari Harta Karun”
yang merupakan karya dari Dandy
K. (hal. 46-49).
3. Otentik Ada materi otentik/dapat Contoh materi yang otentik:
dipercaya karena Bab I
terdapat sumber rujukan, Teks Deskripsi berjudul
tetapi masih ada juga “Lingkungan Sekolahku yang Asri”
materi yang belum yang bersumber dari dokumen
menampilkan rujukan. penulis (hal.3-4)

Bab II
Cerita Imajinasi berjudul
“Bayangan Dalam Cahaya” yang
merupakan karya dari Fakhru Ar-
Rezqi, siswa SMP Purbalingga
(hal.43-44).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

230

Contoh materi yang belum


menampilkan rujukan yaitu:
Bab I
Beberapa contoh teks deskripsi yang
digunakan sebagai tugas, tidak
memiliki sumber yang jelas.
Salah satunya yaitu teks deskripsi
yang berjudul “Sekolahku yang
Besar dan Hijau” (hal. 12).

Bab II
Cerita berjudul “Peri yang Mencari
Sayap” yang digunakan dalam uji
kompetensi tidak memiliki sumber
yang jelas (hal. 61-64).
4. Baru Semua contoh teks -
deskripsi dan cerita
imajinasi yang disajikan
tidak diketahui
kebaruannya karena
tidak disertai dengan
tahun pembuatan.
5. Disertai gambar Bab I Gambar ilustrasi sekolah (hal. 1).
bermakna Hanya terdapat sebuah
gambar yang terletak di
halaman judul yang
digunakan sebagai
pemicu pembelajaran.
Namun, Pada setiap
contoh teks deskripsi
yang disajikan tidak
disertai gambar sama
sekali.

Bab II
Terdapat sebuah gambar Gambar ilustrasi Pegasus (kuda
di halaman judul yang bersayap) (hal. 41).
digunakan sebagai Gambar ilustrasi dalam cerita
pemicu pembelajaran. Imajinasi yang berjudul “Bayangan
Dalam setiap contoh dalam Cahaya” (hal. 43), dan
cerita imajinasi yang “Petualangan Mencari Harta Karun”
disajikan juga disertai (hal.56-49).
dengan gambar yang
cukup mendukung isi
cerita.
6. Kedalaman materi Bab I Kualitas sebuah teks deskripsi juga
Materi yang disajikan bisa ditelaah berdasarkan kaidah
cukup mendalam kebahasaan yang digunakan. Paling
walaupun tidak tidak, ada lima kaidah kebahasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

231

diketahui secara pasti yang perlu diperhatikan dalam


apakah materi tersebut sebuah teks deskrispi, yaitu: ejaan,
hasil kolaborasi tanda baca, pilihan kata (diksi), tata
pendapat para ahli. kelamat, dan kepaduan paragraf
(hal. 13).

Bab II
Materi yang disajikan Cerita imajinasi berbeda dengan
kurang mendalam dan cerita yang lain. Ada hal-hal khusus
lebih banyak tersirat, yang menjadi karakteristik cerita
dalam artian akan tersebut. Untuk mengidentifikasi
disimpulkan dari tugas- ciri-ciri tersebut, mari kita langsung
tugas yang diberikan. coba praktikkan melalui aktivitas-
Selain itu, contoh cerita aktivitas berikut (hal. 50).
imajinasi yang disajikan
juga sangat terbatas.
7. Terdapat Dalam buku tersebut -
rangkuman tidak terdapat
rangkuman pada setiap
akhir babnya.

C. Penyajian Materi
No. Kriteria Komentar Contoh
1. Keaktifan Siswa Bab I Kegiatan Individu
Buku ini mengajak siswa Aktivitas 2: Membaca teks deskripsi
untuk aktif dengan yang tersedia.
adanya tugas-tugas dan 1. Identifikasilah informasi-
kegiatan baik yang informasi penting pada setiap
bersifat individu maupun paragraf.
kelompok. Namun, 2. Identifikasilah kalimat-kalimat
kegiatan tersebut deskripsi yang terkandung di
sebagian besar sudah dalamnya…… (hal. 9)
menyediakan teks Aktivitas 9: lakukan pengamatan
deskripsinya sehingga terhadap sebuah objek yang
kesempatan siswa untuk dianggap menarik. Catatlah data
membuat sendiri teks pengamatan sebanyak-banyaknya.
deskripsinya sangat Berdasarkan data, susunlah menjadi
minim. teks deskripsi….. (hal. 35).

Kegiatan Kelompok
Aktivitas 1: Membaca teks deskripsi
yang tersedia. Mendiskusikan
dengan anggota mengenai:
1. Identifikasilah informasi-
informasi penting pada setiap
paragraf….. (hal. 8).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

232

Bab II Kegiatan Kelompok


Buku ini mengajak siswa Aktivitas 6:
untuk aktif dengan 1. Bentuklah kelasmu menajdi
adanya tugas-tugas dan beberapa kelompok. Setiap
kegiatan baik yang kelompok terdiri atas lima
bersifat individu maupun anggota.
kelompok. Namun, 2. Identifikasilah unsur kebahasaan
kegiatan tersebut lebih Teks 2 yang berjudul
banyak mengidentifikasi “Petuaanagn Mencari Harta
dari teks cerita yang Karun” bersama kelompokmu.
sudah ada. Kegiatan Unsur yang diidentifikasi adalah:
untuk siswa menulis - Konjungsi urutan waktu
sendiri cerita imajinasi - Kata ganti
sangat minim, itupun - Kalimat langsung
sudah dengan bantuan - Kalimat tidak langsung
langkah-langkah dari isi (hal. 58)
yang ingin disampaikan.
Kegiatan Individu
A. Kembangkan kerangka cerita
imajinasi berikut sesuai
imajinasimu. Tema: Peri Bulan.
Orientasi : Intan adalah anak
kurang mampu; wajahnya kusam
sehingga teman-teman
sepermainannya takut jika
bertemu;…………. (hal. 60).
2. Pendekatan yang Bab I Berbasis Teks
digunakan Dalam bab I ini Aktivitas 3: Bacalah kembali teks
menggunakan deskripsi berjudul “Kantin
pendekatan berbasis teks Sekolahku” pada Aktivitas 1,
dan pendekatan kemudian jawablah pertanyaan-
kontekstual. Namun, pertanyaan berikut.
yang paling dominan a. Apa yang akan terjadi jika
yaitu pendekatan sekolah tidak memiliki kantin?
berbasis teks. ……………… (hal. 9)

Kontekstual
Aktivitas 8:
1. Bentuklah kelasmu menjadi
beberapa kelompok. Setiap
kelompok terdiri atas lima
anggota.
2. Di bawah bimbingan guru,
lakukan pengamatan terhadap
sebuah objek yang ada di
lingkungan sekitar sekolah.
Sepakatilah dengan sesama
anggota untuk memilih objek di
sekitar lingkungan sekolah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

233

dianggap menarik untuk


diamati……..(hal. 34)

Bab II
Pendekatan yang Berbasis Teks
digunakan pada bab ini Aktivitas 2: Setelah membaca teks
ialah pendekatan cerita imajinasi tersebut, kerjakan
berbasis teks. tugas berikut.
1. Ajukan 5-10 pertanyaan yang
berkaitan dengan isi teks cerita
imajinasi tersebut.
2. Identifikasilah unsur-unsur teks
cerita imajinasi tersebut. (hal.
49)

D. Bahasa dan Keterbacaan


No. Kriteria Komentar Contoh
1. Sesuai dengan Bab I Penyajian contoh teks deskripsi
tingkat Pada bab ini, bahasa dan berjudul “Lingkungan Sekolahku
perkembangan keterbacaannya sudah yang Asri”. Cuplikan teks deskrispi:
siswa cukup jelas dan mudah “Sekolah baruku memang layak
dipahami untuk anak menjadi sekolah favorit. Bukan
pada sekolah umum. hanya prestasi akademiknya yang
Namun, jika untuk anak mentereng, melainkan juga
berkebutuhan khusus, lingkungan sekolahnya yang asri.”
dalam hal ini anak (hal. 14)
tunarungu, masih ada
beberapa penyajian kata
atau konsep yang sulit
dicerna siswi.

Bab II
Pada bab ini, bahasa dan Cerita imajinasi berbeda dengan
keterbacaannya sudah cerita yang lain. Ada hal-hal khusus
cukup jelas dan mudah yang menjadi karakteristik cerita
dipahami. Namun, tersebut. Untuk mengidentifikasi
sebagian besar materi ciri-ciri tersebut, mari kita langsung
disampaikan dengan coba praktikkan melalui aktivitas-
cara tersirat, aktivitas berikut (hal. 50).
penyajiannya jadi sulit
dipahami oleh anak
tunarungu.
2. Kekomunikatifan Bahasa yang digunakan Bab I
cukup komunikatif. ….Kembangkan kerangka yang
Menggunakan kata telah kamu susun menjadi sebuah
ganti/diksi ‘kamu’ teks deskripsi yang utuh dan
untuk menggantikan lengkap sesuai dengan objek yang
kata ‘siswa’. Namun, kamu amati…. (hal. 35)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

234

untuk anak tunarungu,


bahasa yang digunakan Bab II
bisa dibuat lebih Perlu kamu ketahui, penulis cerita
komunikatif lagi sesuai tersebut seusiamu, lho. Hebat dan
versi mereka. seru, ‘kan, ceritanya? Kamu pun
mampu menulisnya……. (hal. 45).
3. Keruntutan dan Materi sudah disajikan Bab I
keterpaduan alur secara runtut dan Aktivitas 1&2
pikir mencerminkan Memahami informasi dalam sebuah
hubungan yang logis. teks deskripsi yang disajikan (hal. 7-
Namun, masih terlalu 8)
panjang untuk dapat
dipahami oleh anak Aktivitas 3,4,5
tunarungu. Menjelaskan isi dari teks deskripsi
yang disajikan (hal. 9-12)

Bab II
Aktivitas 1
Memahami isi cerita imajinasi dan
unsur-unsurnya (hal. 45)

Aktivitas 2
Menemukan unsur-unsur cerita
imajinasi (hal. 49)
Diadaptasi dari Panduan Membuat Bahan Ajar Buku Teks Pelajaran Sesuai dengan
Kurikulum 2013 karya Imas Kurniasih S.Pd. dan Berlin Sani (2014:66-74) dengan
penyesuaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

235

Lampiran C3.a. Isi Kuesioner Pengalaman Awal Siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

236
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

237
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

238

Lampiran C3.b Rekapitulasi Analisis Kuesioner Kebutuhan Siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

239

Lampiran C3.c. Rekapitulasi Komentar dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa

REKAPITULASI KOLOM KOMENTAR


KUESIONER ANALISIS KEBUTUHAN SISWA
No. Pertanyaan Jawaban Jumlah Persentase

Bahasa yang digunakan 1 50%


tinggi/tidak mudah dipahami
Ketika mau membuat
sebuah teks atau
1. menuliskan cerita,
Kesulitan dalam membuat 1 50%
kendala apa saja
kalimat terutama kalimat
yang Anda hadapi?
panjang

Total 2 100%
Kata depan 4 23,52%
Cerita imajinasi 4 23,52%
Ketika belajar bahasa
Teks deskripsi 3 17,64%
Indonesia, ada
banyak materi yang Huruf Kapital sebagai huruf 2 11,76%
Anda terima. pertama unsur singkatan
2. Nama gelar, pangkat, atau 2 11,76%
Sebutkan materi-
materi yang menurut sapaan
Anda susah
dipahami! Singkatan dan akronim 1 5,9%
Tanda baca (titik, koma, titik 1 5,9%
koma, titik dua, dll)
Total 17 100%
Modul dilengkapi dengan 9 60%
Jika kami akan gambar dan berwarna-warni
membuat modul
untuk menulis, isi
3. Modul dilengkapi dengan 4 26,67%
modul seperti apa
yang Anda contoh cerita
harapkan? Isi modul rapi dan mudah 2 13,33%
dipahami
Total 15 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

240

Lampiran C4. Potensi Masalah dan Rencana Pengembangan Produk

Potensi Masalah dan Rencana Pengembangan Produk

Potensi Masalah Rencana Pengembangan Produk

Dari hasil wawancara guru pengampu dan Dalam modul yang dikembangkan oleh
hasil prestest siswi diketahui masih banyak peneliti akan terdapat kolom khusus
yang melakukan kesalahan penggunaan tata pengetahuan mengenai tata bahasa yang
bahasa ketika menulis. disesuaikan dengan materi.
Dari hasil wawancara guru pengampu Modul yang dikembangkan oleh peneliti
diketahui bahwa guru berharap bahwa memang modul khusus untuk menulis bagi
kemampuan menulis siswa tunarungu bisa siswa tunarungu, sehingga diharapkan juga
setara atau paling tidak, tidak tertinggal jauh mampu memperkaya pengetahuan dan
dari anak di sekolah umum. keterampilan menulis anak tunarungu agar
tidak tertinggal jauh dari siswa di sekolah
umum.
Dari hasil pretest diketahui bahwa siswa Dalam modul yang dikembangkan oleh
masih kesulitan menulis teks deskripsi peneliti terdapat bab 2 yang akan menuntun
karena belum memahami mengenai struktur siswa berlatih menulis teks deskripsi ataupun
teks deskripsi. teks narasi (cerita imajinasi), dan dilengkapi
dengan materi konsep termasuk materi
struktur secara lebih terperinci. Materi-
meteri tersebut merupakan hasil elaborasi
dari berbagai buku referensi.
Dari hasil telaah buku teks dapat diketahui Modul yang dikembangkan oleh peneliti
bahwa buku teks yang digunakan siswa tidak akan dilengkapi dengan petunjuk
memuat petunjuk penggunaan buku. penggunaan modul.
Dari hasil telaah buku teks dapat diketahui Modul yang dikembangkan oleh peneliti
bahwa buku teks yang digunakan siswa dilengkapi dengan gambar-gambar ilustrasi
minim gambar ilustrasi yang membantu yang mendukung pemahaman siswa
memperjelas materi. terhadap materi.
Dari hasil telaah buku teks dapat diketahui Modul yang dikembangkan oleh peneliti
bahwa buku teks yang digunakan siswa tidak dilengkapi dengan kata-kata motivasi dari
terdapat kata-kata motivasi yang memacu para penulis hebat untuk menggugah
siswa semangat dalam belajar. semangat siswa dalam berlatih menulis.
Dari hasil telaah buku teks dapat diketahui Modul yang dikembangkan oleh peneliti
bahwa buku teks yang digunakan siswa dilengkapi contoh-contoh teks (baik teks
belum memuat contoh-contoh teks yang deskripsi maupun narasi) beserta sumber
bervariasi maupun memiliki sumber yang atau pengarangnya.
jelas.
Dari hasil telaah buku teks dapat diketahui Dalam modul yang dikembangkan oleh
bahwa buku teks yang digunakan siswa tidak peneliti terdapat bab 2 yang akan menuntun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

241

menyajikan strategi/konsep khusus yang siswa untuk berlatih menulis teks dengan
ditawarkan untuk dapat menulis sebuah teks menerapkan konsep dari pendekatan
dengan tepat dan mudah. pedagogi genre.
Dari hasil telaah buku teks dapat diketahui Modul yang dikembangkan oleh peneliti
bahwa di dalam buku teks yang digunakan dilengkapi dengan rangkuman pada setiap
tidak terdapat rangkuman. babnya. Selain itu, modul juga dilengkapi
dengan daftar rujukan, glosarium, dan
indeks.
Dari hasil telaah buku teks dapat diketahui Modul yang dikembangkan oleh peneliti
bahwa di dalam buku teks yang digunakan dilengkapi dengan latihan dan tes formatif
siswa hanya sedikit tugas dan latihan untuk pada bab 1, 2, 3, dan 4, serta kunci jawaban.
menulis teks.
Dari hasil telaah buku teks dapat diketahui Peneliti mengembangkan modul dengan
bahwa bahasa pengajaran buku teks yang bahasa pengajaran yang sesuai dengan usia
digunakan masih kurang akrab bagi siswa. dan kebutuhan pembelajar.
Dari hasil analisis kuesioner pengalaman Modul yang dikembangkan oleh peneliti
awal siswa dan pretest diketahui bahwa akan memuat materi menulis secara khusus
siswa masih kesulitan memahami materi teks deskripsi dan teks narasi (cerita
mengenai teks deskripsi, teks narasi (cerita imajinasi) serta dilengkapi dengan catatan
imajinasi), tata bahasa dan Ejaan Bahasa kebahasaan yang menunjang pengetahuan
Indonesia. berbahasa siswa tunarungu.
Dari hasil analisis kuesioner pengalaman Modul yang dikembangkan oleh peneliti
awal siswa dan pretest diketahui bahwa dilengkapi dengan langkah-langkah menulis
perbendaharaan kosakata siswa masih teks yang salah satunya adalah kegiatan
kurang. membaca contoh teks (deskripsi ataupun
cerita imajinasi) sebagai kegiatan
pramenulis, serta dilengkapi pula dengan
kolom diksi yang dapat memperkaya
kosakata siswa tunarungu.
Dari hasil analisis kuesioner pengalaman Dalam modul yang dikembangkan oleh
awal siswa dalam menulis diketahui bahwa peneliti terdapat latihan menulis pada bab 2
siswa membutuhkan latihan-latihan untuk dan 4. Latihan tersebut menuntun siswa
mengasah keterampilan menulis. untuk menulis sebuah teks berdasarkan
langkah-langkah dari pendekatan pedagogi
genre.
Dari hasil kuesioner pengalaman awal siswa Modul yang dikembangkan oleh peneliti
dalam menulis diketahui bahwa siswa masih dilengkapi dengan materi dasar kebahasaan
kesulitan ketika membuat sebuah kalimat, yang dapat membantu siswa dalam membuat
terutama kalimat-kalimat panjang. kalimat yang bermakna.
Dari hasil analisis kuesioner pengalaman Modul yang peneliti kembangkan akan
awal siswa dalam menulis diketahui bahwa dilengkapi dengan berbagai gambar yang
siswa menginginkan modul pembelajaran menunjang materi, contoh-contoh teks serta
menulis yang berwarna-warni, dilengkapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

242

dengan berbagai gambar serta contoh-contoh berbagai warna yang menunjang semangat
teks yang bervariasi. Siswa juga siswa dalam belajar.
menginginkan sebuah modul yang mudah
dipahami.
Dari hasil pretest dapat diketahui bahwa Dalam modul yang peneliti kembangkan,
kelogisan isi cerita/ teks masih harus siswa dituntun untuk berlatih menulis sampai
diperbaiki oleh siswa. pada tahap pascamenulis yang salah satu
kegiatannya berupa kegiatan menyunting
teks.
Dari hasil pretest dapat diketahui bahwa Pada bab 2 dan 4, siswa dituntun untuk
masih banyak siswa yang belum menguasai berlatih menulis teks deskripsi dan teks
tata bahasa yang baik dan benar termasuk di narasi (cerita imajinasi) sampai pada tahap
dalamnya terdapat kesalahan penulisan ejaan pascamenulis yang berupa kegiatan
yang tidak sesuai PUEBI serta terdapat menyunting teks. Mengecek kesalahan ejaan
pemilihan kata yang kurang tepat. yang tidak sesuai PUEBI, mengecek diksi
dan kerapihan teks merupakan contoh
kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap
pasca menulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

243

Lampiran C5.a. Hasil Angket Validasi Desain Modul Tahap 1


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

244
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

245
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

246

Lampiran C5.b. Hasil Angket Validasi Desain Modul Tahap 2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

247
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

248
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

249

Lampiran C5.c. Hasil Akumulasi Validasi Desain Modul

Hasil Akumulasi Validasi Desain Modul


Tahap 1 dan Tahap 2
Kode Indikator Penilaian Skor Skor
1 Sampul luar modul menarik dan mencerminkan isi modul. 5 4
2 Halaman judul modul menarik dan memberi gambaran tentang isi 5 4
modul.
3 Kata pengantar dapat mengantarkan pembaca kepada isi atau uraian 4 5
modul.
4 Rasionalisasi dapat memberikan informasi tentang latar belakang, 4 4
tujuan, dan deskripsi modul.
5 Petunjuk penggunaan modul dapat membantu siswa dan guru untuk 4 5
menggunakan modul secara efektif.
6 Daftar isi menyajikan topik-topik yang dibahas. 4 5
7 Kolom KI dan KD membantu siswa untuk mengetahui pengetahuan, 4 4
sikap, atau keterampilan apa yang harus dikuasai.
8 Pendahuluan setiap bab memuat motivasi, tujuan pembelajaran yang 5 4
akan dicapai, dan peta informasi/peta konsep.
9 Materi pendahuluan pada setiap bab memberikan gambaran umum 4 5
materi dan kebermanfaatan materi serta meluruskan harapan
pembelajar mengenai materi yang akan dicapai.
10 Materi inti pada setiap bab diuraikan secara terperinci dan memiliki 4 4
urutan yang sistematis.
11 Latihan pada setiap bab sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. 4 5
12 Rangkuman pada setiap bab tepat menelaah hal-hal pokok dari 4 4
materi yang telah dibahas.
13 Tes formatif tepat mengukur kemampuan siswa dalam menguasai 4 4
materi yang dipelajari pada masing-masing bab.
14 Refleksi pada setiap bab dapat mencerminkan perasaan, pengalaman, 4 5
dan berbagai kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses
pembelajaran.
15 Kunci jawaban dapat membantu siswa untuk mengoreksi sendiri 5 5
latihan dan evaluasi agar siswa dapat mengetahui sejauh mana
kemampuannya.
16 Glosarium memuat definisi-definisi konsep yang dibahas dalam 4 4
modul.
17 Indeks memuat istilah-istilah penting dalam modul serta halaman di 4 4
mana istilah tersebut ditemukan.
18 Daftar pustaka memuat rujukan-rujukan sebagai petunjuk bagi siswa 4 4
untuk mempelajari lebih jauh tentang informasi yang dikutip dalam
modul.
19 Biodata penulis memuat informasi tentang penulis modul. 4 5
Jumlah 80 84
Skor Rata-rata 4,21 4,42
Persentase 84,21% 88,42%
Sangat Sangat
Kategori Baik Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

250

Lampiran C5.d. Tabel Kategorisasi Validasi Desain Modul

TABEL KATEGORI
Interval Skor PAP menurut Rentang Skor Hasil Kategori
Sukardjo Perhitungan PAP
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 79,68 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 64,56 < Ʃ ≤ 79,68 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 49,44 < Ʃ ≤ 64,56 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 34,32 < Ʃ ≤ 49,44 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 34,32 Sangat Kurang Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

251

Lampiran C5.e. Desain Silabus Modul

Desain Silabus Modul


“Cakap Menulis Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi”
untuk Siswa Tunarungu Kelas VII”

Pembelajaran Berbasis Teks/Genre merupakan pendekatan pembelajaran yang


menghasilkan teks tertentu dan berfokus pada teks yang ditulis. Menurut Martin dan Rose
(dalam Nurwardani, dkk. 2016: xxi) genre merupakan “proses sosial” karena melalui genre
atau teks anggota masyarakat berkomunikasi; genre “berorientasi kepada tujuan” karena orang
menggunakan jenis teks tertentu untuk melakukan sesuatu; dan genre dikatakan “bertahap”
karena untuk mencapai tujuannya, teks disusun dalam tahapan-tahapan. Selain itu, Pardiyono
(2007: 2) berpendapat bahwa genre dapat didefinisikan sebagai jenis teks yang berfungsi
sebagai pola rujukan sehingga suatu teks dapat diubah dengan efektif. Efektif yang dimaksud
dilihat dari sisi ketepatan tujuan, pemilihan, dan penyusunan elemen teks, serta ketepatan
dalam penggunaan tata bahasa dalam teks tersebut. Pembelajaran berbasis teks/genre dilakukan
pada satuan teks dengan tujuan untuk melaksanakan berbagai tindakan komunikatif secara
bermakna, dengan menggunakan teks-teks yang bermanfaat bagi kehidupan peserta didik,
secara reseptif dan produktif, secara lisan maupun tulis, di berbagai konteks yang relevan
dengan kehidupan siswa. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Teks/genre yang
dikembangkan Hammond (dalam Kemendikbud, 2016) meliputi empat tahap yaitu:

https://ainamulyana22.blogspot.com/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

252

1. Building Knowledge of Field (BKOF)


Tujuan dari tahap ini adalah membangun pegetahuan atau latar belakang pengetahuan
siswa mengenai topik yang akan mereka tulis atau bicarakan. Untuk membantu siswa
menguasai topik, dalam tahap ini guru mengajarkan berbagai keterampilan berbahasa,
termasuk membaca, menyimak, dan berbicara. Dalam konteks pembelajaran di Indonesia,
tahap ini sangat membantu siswa mempelajari pengetahuan dan kosakata yang relevan. Ketika
siswa memiliki kosakata yang sangat terbatas, hendaknya dialokasikan jumlah pertemuan
sebanyak mungkinsesuai kebutuhan.
2. Modelling of Text (MOT)
Pada tahap ini guru memberikan model teks untuk diterangkan
kepada siswa, termasuk struktur organisasi dan ciri-ciri linguistiknya. Guru juga dapat
mendemonstrasikan kepada siswa menulis teks dari jenis tertentu di depan kelas sehingga siswa
juga akan mengetahui bagaimana guru menulis, merevisi, dan mengedit tulisannya.
3. Joint Construction of Text (JCOT)
Tahap ini memberi kesempatan kepada siswa untuk mengimplementasikan pemahaman
dan kemampuan mereka untuk memproduksi teks dari jenis teks yang diajarkan. Pada tahap ini
siswa mulai berkontribusi dalam penyusunan seluruh contoh jenis teks sasaran dan guru sedikit
demi sedikit mengurangi kontribusinya dalam penyusunan teks sementara siswa makin mampu
mengendalikan penulisan jenis teks secara mandiri (Feez & Joyce, 1998:30).
4. Independent Construction of Text (ICOT)
Kegiatan belajar yang terjadi pada tahap ini sama dengan kegiatan belajar di tahap
sebelumnya, hanya pada tahap ini siswa menyusun teks secara mandiri. Dengan diberi
kesempatan untuk menyusun teks secara mandiri, siswa memperoleh kesempatan untuk
keterampilan berbicara dan menulis yang telah mereka pelajari pada tahap-tahap sebelumnya.
Tahap-tahap pembelajaran berbasis genre dapat dilihat pada gambar di samping. Selain itu,
desain silabus pembelajaran modul dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

253
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

254
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

255
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

256

Lampiran C6.a. Hasil Angket Validasi Modul oleh Dosen Ahli


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

257
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

259
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

260
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

261
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

262

Lampiran C6.b. Rekapitulasi Hasil Validasi Modul oleh Dosen Ahli

REKAPITULASI HASIL VALIDASI MODUL


OLEH DOSEN AHLI
Nomor Alternatif Jawaban Skor Jumlah
Butir 5 4 3 2 1 Skor
Soal SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB (Ʃ)
ASPEK KELAYAKAN ISI/MATERI
1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
8 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
12 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
14 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
17 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 74
SKOR RATA-RATA 4,11
PERSENTASE 82,2%
KATEGORI Baik
ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN
19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
21 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
22 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
23 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
24 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
25 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
26 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 33
SKOR RATA-RATA 4,12
PERSENTASE 82,5%
KATEGORI Baik
ASPEK KELAYAKAN BAHASA
27 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
28 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
29 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
30 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

263

31 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
32 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 24
SKOR RATA-RATA 4
PERSENTASE 80%
KATEGORI Baik
ASPEK KELAYAKAN KEGRAFIKAN
33 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
34 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
35 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
36 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
37 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
38 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
39 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
40 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
41 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
42 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 41
SKOR RATA-RATA 4,1
PERSENTASE 82%
KATEGORI Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

264

Lampiran C6.c Hasil Validasi Modul oleh Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Isi/Materi

Data Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Isi/Materi

No. Kode Indikator Penilaian Skor


Kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam modul sesuai
1 1 4
dengan tujuan pembelajaran.
Materi pembelajaran dalam modul sesuai dengan
2 2 4
kompetensi inti dan kompetensi dasar.
Penyajian konsep, definisi, prinsip, prosedur, contoh, dan
pelatihan dalam modul sesuai dengan kebutuhan materi
3 3 4
pokok yang mendukung tercapainya kemampuan menulis
siswa.
Prinsip penyusunan materi dalam modul dirumuskan secara
4 4 4
tepat sehingga tidak menimbulkan multitafsir bagi siswa.
Prosedur dalam modul dirumuskan secara tepat sehingga
5 5 4
siswa tidak melakukan kekeliruan sistematis.
Materi yang memuat konsep, prinsip, prosedur, atau rumus 4
6 6
diperjelas oleh contoh, fakta, dan ilustrasi yang jelas.
Soal-soal disajikan sesuai dengan tujuan pembelajaran
7 7 sehingga siswa dapat menguasai materi menulis teks 4
deskripsi dan cerita imajinasi dengan baik.
Materi yang disajikan dalam modul bersifat komunikatif
8 8 sehingga dapat memperjelas keadaan atau masalah yang 5
sedang dipelajari.
Materi yang disajikan dalam modul menarik sehingga dapat
menimbulkan minat siswa untuk mengkaji dan mempelajari
9 9 4
materi menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi lebih
jauh.
Materi yang terdapat dalam modul membuat siswa
mengenali gagasan/ide, mengidentifikasi dan menjelaskan
10 10 gagasan, mengkontruksi pengetahuan baru, dan menerapkan 4
pengetahuan tentang menulis teks deskripsi dan cerita
imajinasi dalam kehidupan sehari-hari.
Materi yang disajikan dapat mendorong siswa untuk secara
11 11 runtut membuat kesimpulan tentang menulis teks deskripsi 4
dan cerita imajinasi yang 4baik.
Materi yang disajikan dapat menimbulkan kreativitas siswa
12 12 dalam menggali ide dan menentukan tema untuk menulis 4
teks deskripsi dan cerita imajinasi.
Tugas-tugas yang terdapat dalam modul dapat mendorong
siswa untuk mencari dan memperoleh informasi tentang
13 13 4
teks deskripsi dan cerita imajinasi lebih lanjut dari berbagai
sumber.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

265

Modul ini dilengkapi dengan instrument evaluasi berupa tes


formatif yang dapat mengukur kemampuan dan
14 14 5
keterampilan siswa dalam menulis teks deskripsi dan cerita
imajinasi.
Materi yang disajikan mengacu pada teori-teori yang
relevan dan dirumuskan dengan tepat sehingga dapat
15 15 4
mendukung tercapainya kompetensi inti dan kompetensi
dasar.
Materi yang disajikan (termasuk contoh, latihan, dan daftar
16 16 pustaka) dalam modul sesuai dengan perkembangan ilmu 4
pengetahuan dan teknologi saat ini.
Fitur (termasuk uraian, contoh, dan latihan) yang disajikan
17 17 4
dalam modul bersifat kekinian (up to date).
Materi yang dirumuskan dalam modul memiliki keterkaitan
18 18 4
antarkonsepnya.
Jumlah 74
Skor rata-rata 4,11
Persentase 82,2%
Kategori Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

266

Lampiran C6.d. Hasil Validasi Modul oleh Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Penyajian

Data Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Penyajian

No. Kode Indikator Penilaian Skor


Setiap bab memuat pembangkit motivasi dalam menulis
1 19 teks deskripsi dan cerita imajinasi (bisa berupa gambar, 4
ilustrasi, atau susunan kalimat), pendahuluan, da nisi.
Penyajian dalam modul bersifat interaktif dan partisipatif
2 20 4
sehingga memotivasi siswa untuk belajar mandiri.
Penyajian dan pembahasan materi dalam modul
3 21 4
mengakomodasi belajar aktif.
Penyajian materi dalam modul sesuai dengan alur berpikir
4 22 4
deduktif sehingga siswa dapat mengikutinya dengan baik.
Pada bagian pendahuluan modul disajikan secara lengkap,
5 23 seperti kata pengantar, petunjuk penggunaan, dan daftar 5
isi.
Pada bagian isi, penyajian materi dalam modul dilengkapi
6 24 dengan gambar, ilustrasi, tabel, rujukan/sumber acuan, 4
soal latihan dan rangkuman.
Pada bagian penutup dalam modul terdapat daftar pustaka,
7 25 indeks subjek, daftar istilah (glosarium), dan kunci 4
jawaban.
Penyajian materi dapat merangsang siswa untuk kreatif
8 26 dan inovatif dalam menggali ide dan penulisan teks 4
deskripsi dan cerita imajinasi.
Jumlah 33
Skor rata-rata 4,12
Persentase 82,5%
Kategori Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

267

Lampiran C6.e. Hasil Validasi Modul oleh Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Bahasa

Data Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Bahasa

No. Kode Indikator Penilaian Skor


Bahasa yang digunakan dalam modul untuk menjelaskan
1 27 materi pembelajaran sesuai dengan tingkat intelektual 4
siswa (secara imajinatif dapat dibayangkan oleh siswa).
Bahasa yang digunakan dalam modul sesuai dengan
2 28 4
kematangan sosial emosional siswa.
Pesan dalam modul disajikan dengan bahasa yang
menarik, jelas, tepat sasaran, dan tidak menimbulkan
3 29 4
makna ganda, sehingga mendoorng siswa untuk
mempelajari modul secara tuntas.
Kata dan kalimat yang digunakan sesuai dengan
4 30 4
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Penyampaian pesan antar satu bab dengan bab lain yang
5 31 berdekatan dan antarsubbab dalam bab mencerminkan 4
hubungan yang logis.
Penyampaian pesan antarparagraf yang berdekatan dan
6 32 antarkalimat dalam paragraf mencerminkan hubungan 4
yang logis.
Jumlah 24
Skor rata-rata 4
Persentase 80%
Kategori Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

268

Lampiran C6.f. Hasil Validasi Modul oleh Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Kegrafikan

Data Validasi Dosen Ahli pada Aspek Kelayakan Kegrafikan

No. Kode Indikator Penilaian Skor


Ukuran modul sesuai dengan standar ISO, yaitu A4
1 33 (210x297 mm), A5 (148x210 mm), dan B5 (176x250 4
mm).
Penampilan unsur dan tata letak pada kulit muka,
2 34 5
belakang, dan punggung modul harmonis dan konsisten.
Huruf, ukuran huruf, dan warna judul modul yang
3 35 4
digunakan menarik, dan mudah dibaca.
Modul tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi jenis
4 36 4
huruf dan mudah dibaca.
Bidang cetak, marjin, dan spasi antarteks dan ilustrasi
5 37 4
dalam bagian isi modul sudah proporsional.
Bagian isi modul dapat dengan cepat memberikan
gambaran tentang materi ajar tertentu dan secara visual
6 38 4
mengungkapkan jenis ilustrasi yang ditampilkan
berdasarkan materi ajarnya.
Bagian isi modul mengandung kesederhanaan, daya
7 39 4
keterbacaan, dan daya kemudahan pemahaman.
Bagian ilustrasi isi dapat memperjelas dan mempermudah
8 40 4
pemahaman, serta menarik.
Judul bab, subjudul bab, dan angka halaman, serta ilustrasi
9 41 4
dan keterangan gambar sudah lengkap dan proporsional.
Penempatan judul, subjudul, ilustrasi, keterangan gambar,
10 42 dan hiasan tidak mengganggu pemahaman terkait materi 4
modul.
Jumlah 41
Skor rata-rata 4,1
Persentase 82%
Kategori Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

269

Lampiran C7.a. Hasil Angket Validasi Modul oleh Guru Pengampu 1 Tahap 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

270
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

271
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

272
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

273
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

274

Lampiran C7.b. Rekapitulasi Hasil Validasi Modul oleh Guru Pengampu 1 Tahap 1

REKAPITULASI HASIL VALIDASI MODUL


OLEH GURU PENGAMPU 1 TAHAP 1
Nomor Alternatif Jawaban Skor Jumlah Skor
Butir 5 4 3 2 1 (Ʃ)
Soal SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB
ASPEK KELAYAKAN ISI/MATERI
1 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
4 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
8 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
11 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
12 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
14 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
15 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
16 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
17 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 73
SKOR RATA-RATA 4,05
PERSENTASE 81,1%
KATEGORI Baik
ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN
19 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
20 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
21 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
22 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
23 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
24 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
25 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
26 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 34
SKOR RATA-RATA 4,35
PERSENTASE 85%
KATEGORI Sangat Baik
ASPEK KELAYAKAN BAHASA
27 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
28 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
29 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
30 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

275

31 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
32 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 24
SKOR RATA-RATA 4
PERSENTASE 80%
KATEGORI Baik
ASPEK KELAYAKAN KEGRAFIKAN
33 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
34 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
35 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
36 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
37 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
38 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
39 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
40 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
41 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
42 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
JUMLAH 45
SKOR RATA-RATA 4,5
PERSENTASE 90%
KATEGORI Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

276

Lampiran C7.c. Hasil Angket Validasi Modul oleh Guru Pengampu 1 Tahap 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

277
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

278
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

279
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

280
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

281

Lampiran C7.d. Rekapitulasi Hasil Validasi Modul oleh Guru Pengampu 1 Tahap 2

REKAPITULASI HASIL VALIDASI MODUL


OLEH GURU PENGAMPU 1 TAHAP 2
Nomor Alternatif Jawaban Skor Jumlah Skor
Butir 5 4 3 2 1 (Ʃ)
Soal SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB
ASPEK KELAYAKAN ISI/MATERI
1 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
2 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
7 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
11 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
12 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
13 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
14 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
16 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
17 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 78
SKOR RATA-RATA 4,33
PERSENTASE 86,6%
KATEGORI Sangat Baik
ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN
19 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
21 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
22 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
23 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
24 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
25 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
26 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 34
SKOR RATA-RATA 4,35
PERSENTASE 85%
KATEGORI Sangat Baik
ASPEK KELAYAKAN BAHASA
27 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
28 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
29 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
30 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

282

31 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
32 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 25
SKOR RATA-RATA 4,16
PERSENTASE 83,33%
KATEGORI Baik
ASPEK KELAYAKAN KEGRAFIKAN
33 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
34 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
35 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
36 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
37 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
38 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
39 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
40 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
41 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
42 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
JUMLAH 48
SKOR RATA-RATA 4,8
PERSENTASE 96%
KATEGORI Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

283

Lampiran C7.e. Hasil Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2 pada Aspek
Kelayakan Isi/Materi

Data Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2 Pada Aspek Kelayakan
Isi/Materi
Skor
Tahap 1 Tahap 2
No. Kode Indikator Penilaian
(Sebelum (Setelah
Revisi) Revisi)
1 1 Kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam modul
4 5
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2 2 Materi pembelajaran dalam modul sesuai dengan
4 5
kompetensi inti dan kompetensi dasar.
3 3 Penyajian konsep, definisi, prinsip, prosedur, contoh,
dan pelatihan dalam modul sesuai dengan kebutuhan
3 4
materi pokok yang mendukung tercapainya kemampuan
menulis siswa.
4 4 Prinsip penyusunan materi dalam modul dirumuskan
secara tepat sehingga tidak menimbulkan multitafsir 3 4
bagi siswa.
5 5 Prosedur dalam modul dirumuskan secara tepat
4 4
sehingga siswa tidak melakukan kekeliruan sistematis.
6 6 Materi yang memuat konsep, prinsip, prosedur, atau
rumus diperjelas oleh contoh, fakta, dan ilustrasi yang 5 4
jelas.
7 7 Soal-soal disajikan sesuai dengan tujuan pembelajaran
sehingga siswa dapat menguasai materi menulis teks 4 4
deskripsi dan cerita imajinasi dengan baik.
8 8 Materi yang disajikan dalam modul bersifat
komunikatif sehingga dapat memperjelas keadaan atau 3 4
masalah yang sedang dipelajari.
9 9 Materi yang disajikan dalam modul menarik sehingga
dapat menimbulkan minat siswa untuk mengkaji dan
4 4
mempelajari materi menulis teks deskripsi dan cerita
imajinasi lebih jauh.
10 10 Materi yang terdapat dalam modul membuat siswa
mengenali gagasan/ide, mengidentifikasi dan
menjelaskan gagasan, mengkontruksi pengetahuan
4 4
baru, dan menerapkan pengetahuan tentang menulis
teks deskripsi dan cerita imajinasi dalam kehidupan
sehari-hari.
11 11 Materi yang disajikan dapat mendorong siswa untuk
secara runtut membuat kesimpulan tentang menulis teks 3 4
deskripsi dan cerita imajinasi yang baik.
12 12 Materi yang disajikan dapat menimbulkan kreativitas
siswa dalam menggali ide dan menentukan tema untuk 4 4
menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi.
13 13 Tugas-tugas yang terdapat dalam modul dapat
4 5
mendorong siswa untuk mencari dan memperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

284

informasi tentang teks deskripsi dan cerita imajinasi


lebih lanjut dari berbagai sumber.
14 14 Modul ini dilengkapi dengan instrument evaluasi
berupa tes formatif yang dapat mengukur kemampuan
5 5
dan keterampilan siswa dalam menulis teks deskripsi
dan cerita imajinasi.
15 15 Materi yang disajikan mengacu pada teori-teori yang
relevan dan dirumuskan dengan tepat sehingga dapat
5 4
mendukung tercapainya kompetensi inti dan
kompetensi dasar.
16 16 Materi yang disajikan (termasuk contoh, latihan, dan
daftar pustaka) dalam modul sesuai dengan 5 5
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.
17 17 Fitur (termasuk uraian, contoh, dan latihan) yang
5 5
disajikan dalam modul bersifat kekinian (up to date).
18 18 Materi yang dirumuskan dalam modul memiliki
4 4
keterkaitan antarkonsepnya.
Jumlah 73 78
Skor rata-rata 4,05 4,33
Persentase 81,1% 86,6%
Kategori Baik Sangat
Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

285

Lampiran C7.f. Hasil Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2 pada Aspek
Kelayakan Penyajian

Data Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2 Pada Aspek Kelayakan
Penyajian
Skor
Tahap 1 Tahap 2
No. Kode Indikator Penilaian
(Sebelum (Setelah
Revisi) Revisi)
1 19 Setiap bab memuat pembangkit motivasi dalam menulis
teks deskripsi dan cerita imajinasi (bisa berupa gambar, 5 5
ilustrasi, atau susunan kalimat), pendahuluan, da nisi.
2 20 Penyajian dalam modul bersifat interaktif dan
partisipatif sehingga memotivasi siswa untuk belajar 3 4
mandiri.
3 21 Penyajian dan pembahasan materi dalam modul
4 4
mengakomodasi belajar aktif.
4 22 Penyajian materi dalam modul sesuai dengan alur
berpikir deduktif sehingga siswa dapat mengikutinya 3 4
dengan baik.
5 23 Pada bagian pendahuluan modul disajikan secara
lengkap, seperti kata pengantar, petunjuk penggunaan, 5 4
dan daftar isi.
6 24 Pada bagian isi, penyajian materi dalam modul
dilengkapi dengan gambar, ilustrasi, tabel, 5 5
rujukan/sumber acuan, soal latihan dan rangkuman.
7 25 Pada bagian penutup dalam modul terdapat daftar
pustaka, indeks subjek, daftar istilah (glosarium), dan 5 4
kunci jawaban.
8 26 Penyajian materi dapat merangsang siswa untuk kreatif
dan inovatif dalam menggali ide dan penulisan teks 4 4
deskripsi dan cerita imajinasi.
Jumlah 34 34
Skor rata-rata 4,35 4,35
Persentase 85% 85%
Kategori Sangat Sangat
Baik Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

286

Lampiran C7.g. Hasil Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2 pada Aspek
Kelayakan Bahasa

Data Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2 Pada Aspek Kelayakan Bahasa
Skor
Tahap 1 Tahap 2
No. Kode Indikator Penilaian
(Sebelum (Setelah
Revisi) Revisi)
1 27 Bahasa yang digunakan dalam modul untuk
menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan
4 4
tingkat intelektual siswa (secara imajinatif dapat
dibayangkan oleh siswa).
2 28 Bahasa yang digunakan dalam modul sesuai
3 4
dengan kematangan sosial emosional siswa.
3 29 Pesan dalam modul disajikan dengan bahasa yang
menarik, jelas, tepat sasaran, dan tidak
4 4
menimbulkan makna ganda, sehingga mendoorng
siswa untuk mempelajari modul secara tuntas.
4 30 Kata dan kalimat yang digunakan sesuai dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia 5 5
(PUEBI).
5 31 Penyampaian pesan antar satu bab dengan bab lain
yang berdekatan dan antarsubbab dalam bab 4 4
mencerminkan hubungan yang logis.
6 32 Penyampaian pesan antarparagraf yang berdekatan
dan antarkalimat dalam paragraf mencerminkan 4 4
hubungan yang logis.
Jumlah 24 25
Skor rata-rata 4 4,16
Persentase 80% 83,33%
Kategori Baik Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

287

Lampiran C7.h. Hasil Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2 pada Aspek
Kelayakan Kegrafikan
Data Validasi Guru Pengampu 1 Tahap 1 dan Tahap 2 Pada Aspek Kelayakan
Kegrafikan
Skor
Tahap 1 Tahap 2
No. Kode Indikator Penilaian
(Sebelum (Setelah
Revisi) Revisi)
1 33 Ukuran modul sesuai dengan standar ISO, yaitu A4
(210x297 mm), A5 (148x210 mm), dan B5 (176x250 5 5
mm).
2 34 Penampilan unsur dan tata letak pada kulit muka,
belakang, dan punggung modul harmonis dan 5 5
konsisten.
3 35 Huruf, ukuran huruf, dan warna judul modul yang
5 5
digunakan menarik, dan mudah dibaca.
4 36 Modul tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi
5 5
jenis huruf dan mudah dibaca.
5 37 Bidang cetak, marjin, dan spasi antarteks dan ilustrasi
5 5
dalam bagian isi modul sudah proporsional.
6 38 Bagian isi modul dapat dengan cepat memberikan
gambaran tentang materi ajar tertentu dan secara visual
4 5
mengungkapkan jenis ilustrasi yang ditampilkan
berdasarkan materi ajarnya.
7 39 Bagian isi modul mengandung kesederhanaan, daya
3 4
keterbacaan, dan daya kemudahan pemahaman.
8 40 Bagian ilustrasi isi dapat memperjelas dan
3 4
mempermudah pemahaman, serta menarik.
9 41 Judul bab, subjudul bab, dan angka halaman, serta
ilustrasi dan keterangan gambar sudah lengkap dan 5 5
proporsional.
10 42 Penempatan judul, subjudul, ilustrasi, keterangan
gambar, dan hiasan tidak mengganggu pemahaman 5 5
terkait materi modul.
Jumlah 45 48
Skor rata-rata 4,5 4,8
Persentase 90% 96%
Kategori Sangat Sangat
Baik Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

288

Lampiran C8.a. Hasil Angket Validasi Modul oleh Guru Pengampu 2 Tahap 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

289
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

290
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

291
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

292
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

293

Lampiran C8.b. Rekapitulasi Hasil Validasi Modul oleh Guru Pengampu 2 Tahap 1

REKAPITULASI HASIL VALIDASI MODUL


OLEH GURU PENGAMPU 2 TAHAP 1
Nomor Alternatif Jawaban Skor Jumlah Skor
Butir 5 4 3 2 1 (Ʃ)
Soal SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB
ASPEK KELAYAKAN ISI/MATERI
1 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
2 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
7 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
11 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
12 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
13 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
14 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
16 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
17 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
18 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
JUMLAH 70
SKOR RATA-RATA 3,88
PERSENTASE 77,7%
KATEGORI Baik
ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN
19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
20 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
21 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
22 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
23 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
24 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
25 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
26 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
JUMLAH 35
SKOR RATA-RATA 4,37
PERSENTASE 87,5%
KATEGORI Sangat Baik
ASPEK KELAYAKAN BAHASA
27 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
28 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
29 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

294

30 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
31 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
32 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 23
SKOR RATA-RATA 3,83
PERSENTASE 76,6%
KATEGORI Baik
ASPEK KELAYAKAN KEGRAFIKAN
33 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
34 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
35 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
36 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
37 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
38 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
39 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
40 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
41 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
42 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
JUMLAH 46
SKOR RATA-RATA 4,6
PERSENTASE 92%
KATEGORI Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

295

Lampiran C8.c. Hasil Angket Validasi Modul oleh Guru Pengampu 2 Tahap 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

296
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

297
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

298
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

299
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

300

Lampiran C8.d. Rekapitulasi Hasil Validasi Modul oleh Guru Pengampu 2 Tahap 2

REKAPITULASI HASIL VALIDASI MODUL


OLEH GURU PENGAMPU 2 TAHAP 2
Nomor Alternatif Jawaban Skor Jumlah Skor
Butir 5 4 3 2 1 (Ʃ)
Soal SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB
ASPEK KELAYAKAN ISI/MATERI
1 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
2 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
3 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
4 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
5 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
6 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
7 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
8 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
9 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
10 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
11 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
12 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
13 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
14 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
15 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
16 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
17 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
18 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
JUMLAH 77
SKOR RATA-RATA 4,27
PERSENTASE 85,5%
KATEGORI Sangat Baik
ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN
19 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
20 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
21 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
22 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
23 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
24 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
25 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
26 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
JUMLAH 36
SKOR RATA-RATA 4,5
PERSENTASE 90%
KATEGORI Sangat Baik
ASPEK KELAYAKAN BAHASA
27 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
28 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
29 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

301

30 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
31 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
32 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
JUMLAH 25
SKOR RATA-RATA 4,16
PERSENTASE 83,3%
KATEGORI Baik
ASPEK KELAYAKAN KEGRAFIKAN
33 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
34 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
35 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
36 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
37 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
38 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 4
39 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 3
40 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
41 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
42 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 5
JUMLAH 44
SKOR RATA-RATA 4,4
PERSENTASE 88%
KATEGORI Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

302

Lampiran C8.e. Hasil Validasi Guru Pengampu 2 Tahap 1 dan Tahap 2 pada Aspek
Kelayakan Isi/Materi

Data Validasi Guru Pengampu 2 Tahap 1 dan Tahap 2 Pada Aspek Kelayakan
Isi/Materi
Skor
Tahap 1 Tahap 2
No. Kode Indikator Penilaian
(Sebelum (Setelah
Revisi) Revisi)
1 1 Kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam modul
5 5
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2 2 Materi pembelajaran dalam modul sesuai dengan
4 5
kompetensi inti dan kompetensi dasar.
3 3 Penyajian konsep, definisi, prinsip, prosedur, contoh,
dan pelatihan dalam modul sesuai dengan kebutuhan
4 4
materi pokok yang mendukung tercapainya kemampuan
menulis siswa.
4 4 Prinsip penyusunan materi dalam modul dirumuskan
secara tepat sehingga tidak menimbulkan multitafsir 4 5
bagi siswa.
5 5 Prosedur dalam modul dirumuskan secara tepat
4 4
sehingga siswa tidak melakukan kekeliruan sistematis.
6 6 Materi yang memuat konsep, prinsip, prosedur, atau
rumus diperjelas oleh contoh, fakta, dan ilustrasi yang 5 4
jelas.
7 7 Soal-soal disajikan sesuai dengan tujuan pembelajaran
sehingga siswa dapat menguasai materi menulis teks 3 5
deskripsi dan cerita imajinasi dengan baik.
8 8 Materi yang disajikan dalam modul bersifat
komunikatif sehingga dapat memperjelas keadaan atau 4 4
masalah yang sedang dipelajari.
9 9 Materi yang disajikan dalam modul menarik sehingga
dapat menimbulkan minat siswa untuk mengkaji dan
4 4
mempelajari materi menulis teks deskripsi dan cerita
imajinasi lebih jauh.
10 10 Materi yang terdapat dalam modul membuat siswa
mengenali gagasan/ide, mengidentifikasi dan
menjelaskan gagasan, mengkontruksi pengetahuan
3 4
baru, dan menerapkan pengetahuan tentang menulis
teks deskripsi dan cerita imajinasi dalam kehidupan
sehari-hari.
11 11 Materi yang disajikan dapat mendorong siswa untuk
secara runtut membuat kesimpulan tentang menulis teks 3 3
deskripsi dan cerita imajinasi yang baik.
12 12 Materi yang disajikan dapat menimbulkan kreativitas
siswa dalam menggali ide dan menentukan tema untuk 3 4
menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi.
13 13 Tugas-tugas yang terdapat dalam modul dapat
3 3
mendorong siswa untuk mencari dan memperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

303

informasi tentang teks deskripsi dan cerita imajinasi


lebih lanjut dari berbagai sumber.
14 14 Modul ini dilengkapi dengan instrument evaluasi
berupa tes formatif yang dapat mengukur kemampuan
3 4
dan keterampilan siswa dalam menulis teks deskripsi
dan cerita imajinasi.
15 15 Materi yang disajikan mengacu pada teori-teori yang
relevan dan dirumuskan dengan tepat sehingga dapat
4 4
mendukung tercapainya kompetensi inti dan
kompetensi dasar.
16 16 Materi yang disajikan (termasuk contoh, latihan, dan
daftar pustaka) dalam modul sesuai dengan 4 5
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.
17 17 Fitur (termasuk uraian, contoh, dan latihan) yang
5 5
disajikan dalam modul bersifat kekinian (up to date).
18 18 Materi yang dirumuskan dalam modul memiliki
5 4
keterkaitan antarkonsepnya.
Jumlah 70 77
Skor rata-rata 3,88 4,27
Persentase 77,7% 85,5%
Kategori Baik Sangat
Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

304

Lampiran C8.f. Hasil Validasi Guru Pengampu 2 Tahap 1 dan Tahap 2 pada Aspek
Kelayakan Penyajian

Data Validasi Guru Pengampu 2 Tahap 1 dan Tahap 2 Pada Aspek Kelayakan
Penyajian
Skor
Tahap 1 Tahap 2
No. Kode Indikator Penilaian
(Sebelum (Setelah
Revisi) Revisi)
1 19 Setiap bab memuat pembangkit motivasi dalam menulis
teks deskripsi dan cerita imajinasi (bisa berupa gambar, 4 4
ilustrasi, atau susunan kalimat), pendahuluan, da nisi.
2 20 Penyajian dalam modul bersifat interaktif dan
partisipatif sehingga memotivasi siswa untuk belajar 5 4
mandiri.
3 21 Penyajian dan pembahasan materi dalam modul
5 5
mengakomodasi belajar aktif.
4 22 Penyajian materi dalam modul sesuai dengan alur
berpikir deduktif sehingga siswa dapat mengikutinya 4 5
dengan baik.
5 23 Pada bagian pendahuluan modul disajikan secara
lengkap, seperti kata pengantar, petunjuk penggunaan, 4 5
dan daftar isi.
6 24 Pada bagian isi, penyajian materi dalam modul
dilengkapi dengan gambar, ilustrasi, tabel, 5 5
rujukan/sumber acuan, soal latihan dan rangkuman.
7 25 Pada bagian penutup dalam modul terdapat daftar
pustaka, indeks subjek, daftar istilah (glosarium), dan 5 5
kunci jawaban.
8 26 Penyajian materi dapat merangsang siswa untuk kreatif
dan inovatif dalam menggali ide dan penulisan teks 3 3
deskripsi dan cerita imajinasi.
Jumlah 35 36
Skor rata-rata 4,37 4,5
Persentase 87,5% 90%
Kategori Sangat Sangat
Baik Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

305

Lampiran C8.g. Hasil Validasi Guru Pengampu 2 Tahap 1 dan Tahap 2 pada Aspek
Kelayakan Bahasa

Data Validasi Guru Pengampu 2 Tahap 1 dan Tahap 2 Pada Aspek Kelayakan Bahasa
Skor
Tahap 1 Tahap 2
No. Kode Indikator Penilaian
(Sebelum (Setelah
Revisi) Revisi)
1 27 Bahasa yang digunakan dalam modul untuk
menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan
4 4
tingkat intelektual siswa (secara imajinatif dapat
dibayangkan oleh siswa).
2 28 Bahasa yang digunakan dalam modul sesuai
4 4
dengan kematangan sosial emosional siswa.
3 29 Pesan dalam modul disajikan dengan bahasa yang
menarik, jelas, tepat sasaran, dan tidak
4 4
menimbulkan makna ganda, sehingga mendoorng
siswa untuk mempelajari modul secara tuntas.
4 30 Kata dan kalimat yang digunakan sesuai dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia 3 4
(PUEBI).
5 31 Penyampaian pesan antar satu bab dengan bab lain
yang berdekatan dan antarsubbab dalam bab 4 4
mencerminkan hubungan yang logis.
6 32 Penyampaian pesan antarparagraf yang berdekatan
dan antarkalimat dalam paragraf mencerminkan 4 5
hubungan yang logis.
Jumlah 23 25
Skor rata-rata 3,83 4,16
Persentase 76,6% 83,3%
Kategori Baik Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

306

Lampiran C8.h. Hasil Validasi Guru Pengampu 2 Tahap 1 dan Tahap 2 pada Aspek
Kelayakan Kegrafikan
Data Validasi Guru Pengampu 2 Tahap 1 dan Tahap 2 Pada Aspek Kelayakan
Kegrafikan
Skor
Tahap 1 Tahap 2
No. Kode Indikator Penilaian
(Sebelum (Setelah
Revisi) Revisi)
1 33 Ukuran modul sesuai dengan standar ISO, yaitu A4
(210x297 mm), A5 (148x210 mm), dan B5 (176x250 4 5
mm).
2 34 Penampilan unsur dan tata letak pada kulit muka,
belakang, dan punggung modul harmonis dan 5 5
konsisten.
3 35 Huruf, ukuran huruf, dan warna judul modul yang
5 4
digunakan menarik, dan mudah dibaca.
4 36 Modul tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi
4 3
jenis huruf dan mudah dibaca.
5 37 Bidang cetak, marjin, dan spasi antarteks dan ilustrasi
5 5
dalam bagian isi modul sudah proporsional.
6 38 Bagian isi modul dapat dengan cepat memberikan
gambaran tentang materi ajar tertentu dan secara visual
5 4
mengungkapkan jenis ilustrasi yang ditampilkan
berdasarkan materi ajarnya.
7 39 Bagian isi modul mengandung kesederhanaan, daya
4 3
keterbacaan, dan daya kemudahan pemahaman.
8 40 Bagian ilustrasi isi dapat memperjelas dan
5 5
mempermudah pemahaman, serta menarik.
9 41 Judul bab, subjudul bab, dan angka halaman, serta
ilustrasi dan keterangan gambar sudah lengkap dan 5 5
proporsional.
10 42 Penempatan judul, subjudul, ilustrasi, keterangan
gambar, dan hiasan tidak mengganggu pemahaman 5 5
terkait materi modul.
Jumlah 46 44
Skor rata-rata 4,6 4,4
Persentase 92% 88%
Kategori Sangat Sangat
Baik Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

307

Lampiran C9. Tabel Kategorisasi Kelayakan Modul Penilaian oleh Dosen Ahli dan Guru
Pengampu

Tabel Kategorisasi Kelayakan Modul berdasarkan Perhitungan Penilaian Acuan


Patokan (PAP) menurut Sukardjo

TABEL KATEGORI
Interval Skor PAP menurut Rentang Skor Hasil Kategori
Sukardjo Perhitungan PAP
Aspek Kelayakan Isi/Materi
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 75,6 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 61,2 < Ʃ ≤ 75,6 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 46,8 < Ʃ ≤ 61,2 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 32,4 < Ʃ ≤ 46,8 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 32,4 Sangat Kurang Baik
Aspek Kelayakan Penyajian
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 33,54 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 27,18 < Ʃ ≤ 33,54 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 20,82 < Ʃ ≤ 27,18 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 14,46 < Ʃ ≤ 20,82 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 14,46 Sangat Kurang Baik
Aspek Kelayakan Bahasa
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 25,2 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 20,4 < Ʃ ≤ 25,2 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 15,6 < Ʃ ≤ 20,4 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 10,8 < Ʃ ≤ 15,6 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 10,8 Sangat Kurang Baik
Aspek Kelayakan Kegrafikan
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 41,88 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 33,96 < Ʃ ≤ 41,88 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 26,04 < Ʃ ≤ 33,96 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 18,12 < Ʃ ≤ 26,04 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 18,12 Sangat Kurang Baik

Ketergangan :

Ʃ : jumlah skor
Xi : rata-rata ideal = ½ (Skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
SBi : simpangan baku ideal = 1/6 (Skor maksimal idel – skor minimal ideal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

308

Lampiran C10.a. Hasil Angket Validasi Modul oleh Siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

309
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

310

Lampiran C10.b Rekapitulasi Butir Pernyataan Angket Validasi Modul oleh Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

311

Lampiran C10.c. Kategorisasi Aspek Penilaian Modul oleh Siswa

KATEGORISASI PENILAIAN KUALITAS MODUL PEMBELAJARAN


OLEH SISWA
Kode Alternatif Jawaban Jlh. Skor Jlh. Rata-
Butir 5 4 3 2 1 Siswa Skor rata
Soal SB B CB KB SKB SB B CB KB SKB (Ʃ)
ASPEK KELAYAKAN ISI/MATERI
7 2 8 2 0 0 12 10 32 6 0 0 48 4
9 2 5 5 0 0 12 10 20 15 0 0 45 3,75
11 1 5 6 0 0 12 5 20 18 0 0 43 3,58
12 4 6 1 1 0 12 20 24 3 2 0 49 4,08
13 1 6 4 1 0 12 5 24 12 2 0 43 3,58
14 2 5 4 1 0 12 10 20 12 2 0 44 3,66
17 4 7 1 0 0 12 20 28 3 0 0 51 4,25
18 5 4 1 2 0 12 25 16 3 4 0 48 4
19 1 5 5 1 0 12 5 20 15 2 0 42 3,5
20 2 6 4 0 0 12 10 24 12 0 0 46 3,83
JUMLAH 459 38,25
SKOR RATA-RATA 45,9 3,825
PERSENTASE 76,5%
KATEGORI BAIK
ASPEK KELAYAKAN PENYAJIAN
1 4 5 3 0 0 12 20 20 9 0 0 49 4,08
2 3 5 4 0 0 12 15 20 12 0 0 47 3,91
5 3 5 4 0 0 12 15 20 12 0 0 47 3,91
8 1 6 4 1 0 12 5 24 12 2 0 43 3,58
10 2 4 4 2 0 12 10 16 12 4 0 42 3,5
JUMLAH 228 19
SKOR RATA-RATA 45,6 3,8
PERSENTASE 76%
KATGEORI BAIK
ASPEK KELAYAKAN BAHASA
15 1 4 7 0 0 12 5 16 21 0 0 42 3,5
16 1 7 4 0 0 12 5 28 12 0 0 45 3,75
JUMLAH 87 7,25
SKOR RATA-RATA 43,5 3,625
PERSENTASE 72,5%
KATEGORI BAIK
ASPEK KELAYAKAN KEGRAFIKAN
3 3 7 2 0 0 12 15 28 6 0 0 49 4,08
4 2 5 4 1 0 12 10 20 12 2 0 44 3,66
6 4 4 3 1 0 12 20 16 9 2 0 47 3,91
JUMLAH 140 11,66
SKOR RATA-RATA 46,66 3,88
PERSENTASE 77,7%
KATEGORI BAIK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

312

Lampiran C10.d. Tabel Kategorisasi Kelayakan Modul oleh Siswa

Tabel Kategorisasi Kelayakan Modul berdasarkan Perhitungan Penilaian Acuan


Patokan (PAP) menurut Sukardjo

TABEL KATEGORI
Interval Skor PAP menurut Rentang Skor Hasil Kategori
Sukardjo Perhitungan PAP
Aspek Kelayakan Isi/Materi
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 41,88 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 33,96 < Ʃ ≤ 41,88 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 26,04 < Ʃ ≤ 33,96 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 18,12 < Ʃ ≤ 26,04 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 18,12 Sangat Kurang Baik
Aspek Kelayakan Penyajian
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 20,94 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 16,94 < Ʃ ≤ 20,94 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 13,02 < Ʃ ≤ 16,94 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 9,02 < Ʃ ≤ 13,02 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 9,02 Sangat Kurang Baik
Aspek Kelayakan Bahasa
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 8,34 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 6,78 < Ʃ ≤ 8,34 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 5,22 < Ʃ ≤ 6,78 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 3,66 < Ʃ ≤ 5,22 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 3,66 Sangat Kurang Baik
Aspek Kelayakan Kegrafikan
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 12,6 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 10,2 < Ʃ ≤ 12,6 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 7,8 < Ʃ ≤ 10,2 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 5,4 < Ʃ ≤ 7,8 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 5,4 Sangat Kurang Baik

Ketergangan :

Ʃ : jumlah skor
Xi : rata-rata ideal = ½ (Skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
SBi : simpangan baku ideal = 1/6 (Skor maksimal idel – skor minimal ideal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

313

TABEL KATEGORI
Interval Skor PAP menurut Rentang Skor Hasil Kategori
Sukardjo Perhitungan PAP
Aspek Kelayakan Isi/Materi
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 504 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 408 < Ʃ ≤ 504 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 312 < Ʃ ≤ 408 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 216 < Ʃ ≤ 312 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 216 Sangat Kurang Baik
Aspek Kelayakan Penyajian
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 252 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 204 < Ʃ ≤ 252 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 156 < Ʃ ≤ 204 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 108 < Ʃ ≤ 156 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 108 Sangat Kurang Baik
Aspek Kelayakan Bahasa
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 100,8 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 81,6 < Ʃ ≤ 100,8 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 62,4 < Ʃ ≤ 81,6 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 43,2 < Ʃ ≤ 62,4 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 43,2 Sangat Kurang Baik
Aspek Kelayakan Kegrafikan
Ʃ > Xi + 1,80 SBi Ʃ > 151,2 Sangat Baik
Xi + 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 1,80 SBi 122,4 < Ʃ ≤ 151,2 Baik
Xi – 0,60 SBi < Ʃ ≤ Xi + 0,60 SBi 93,6 < Ʃ ≤ 122,4 Cukup Baik
Xi – 1,80 SBi < Ʃ ≤ Xi – 0,60 SBi 64,8 < Ʃ ≤ 93,6 Kurang Baik
Ʃ ≤ Xi – 1,80 SBi Ʃ ≤ 64,8 Sangat Kurang Baik

Ketergangan :

Ʃ : jumlah skor
Xi : rata-rata ideal = ½ (Skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
SBi : simpangan baku ideal = 1/6 (Skor maksimal idel – skor minimal ideal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

314

Lampiran C10.e. Rekapitulasi Kolom Komentar, Saran Perbaikan Modul, dan Kesimpulan
Angket Penilaian Modul oleh Siswa

REKAPITULASI KOLOM KOMENTAR, SARAN PERBAIKAN MODUL, DAN


KESIMPULAN ANGKET PENILAIAN MODUL OLEH SISWA KELAS VII SLB/B
DENA UPAKARA WONOSOBO

No. Jawaban Jumlah Presentase

Modul cukup bisa dipahami 5 50%


Modul bagus dan menarik 3 30%
1 Komentar Tugas yang diajarkan membuat
siswa memperoleh ilmu yang 2 20%
mudah dipelajari
Total 10 100%
Lebih diperhatikan saat menulis
3 75%
Saran sebuah kalimat
2
Perbaikan Lebih baik ada kesimpulan
1 25%
yang dapat dimengerti
Total 4 100%
1. Sangat bagus untuk
7 58,33%
digunakan
2. Cukup bagus untuk
3 Kesimpulan 5 41,67%
digunakan
3. Kurang bagus untuk
0 0%
digunakan
Total 12 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

315

Lampiran C11. Hasil Validasi Kisi-kisi dan Lembar Penilaian Modul oleh Siswa (Dinilai
oleh Dosen Ahli)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

316
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

317

Lampiran C12.a.i. Tugas Awal (Pretest) Menulis Teks Deskripsi Kelas VII A

LEMBAR PRETEST

Nama :
Kelas :
Umur :
Asal Daerah :

Buatlah sebuah teks deskripsi tentang ‘Sekolah’, minimal dua paragraf!

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………......................................................................................................
......................................................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

318

Lampiran C12.a.ii. Tugas Awal (Pretest) Menulis Teks Deskripsi Kelas VII B

LEMBAR PRETEST

Nama :
Kelas :
Umur :
Asal Daerah :

Buatlah sebuah teks deskripsi tentang ‘Sahabatmu’, minimal dua paragraf!

…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………......................................................................................................
......................................................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

319

Lampiran C12.b.i Hasil Pretest Siswa Kelas VII A


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

320

Lampiran C12.b.ii Hasil Pretest Siswa Kelas VII B


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

321

Lampiran C12.c Rekapitulasi Nilai Siswa pada Kegiatan Pretest Menulis Teks Deskripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

322

Lampiran C13.a. Tugas Akhir (Posttest) Menulis Teks Deskripsi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

323

Lampiran C13.b. Hasil Posttest Siswa

Temanku

Aku mempunyai seorang teman yang sangat baik. Namanya adalah Muthia. Dia
memiliki tinggi badan sekitar 156 cm dan berat badan sekitar 52 kg. Muthia mempunyai hidung
yang pesek, alis yang sedang, dan bulu mata cukup tebal. Selain itu, Muthia juga memiliki kulit
tubuh yang cokelat. Dia memiliki rambut kriting. Muthia bersekolah di SMK Pius X Magelang.
Dia selalu menolong pada teman yang membutuhkan bantuan.
Dia merupakan seorang yang sangat mandiri dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Muthia adalah teman curhatku. Dia sangat asyik diajak ngobrol. Aku merasa cocok berteman
dengannya. Aku sering diajaknya jalan-jalan. Kami juga sering membeli makan bersama.
Kemana-mana kami selalu bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

324

Lampiran C13.c Rekapitulasi Nilai Siswa pada Kegiatan Posttest Menulis Teks Deksripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

325

Lampiran C14. Dokumentasi Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

326
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

327

Lampiran C15. Produk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat
dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan modul pembelajaran menulis untuk
siswa tunarungu kelas VII yang berjudul Cakap Menulis (Teks Deskripsi dan Cerita Imajinasi)
untuk Siswa Tunarungu Kelas VII.
Pengembangan modul pembelajaran menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi ini
dilatarbelakangi oleh kenyataan di lapangan bahwa masih banyak tulisan-tulisan karya
siswa tunarungu belum memiliki kualitas yang baik. Hal ini disebabkan karena
terhambatnya pembelajaran berbahasa yang seharusnya sudah diterima sejak bayi, yaitu
menyimak. Adanya keterbatasan pendengaran membuat mereka juga sangat terlambat
dalam perkembangan berbahasa. Dari empat keterampilan berbahasa yaitu membaca,
menyimak, berbicara dan menulis; salah satu keterampilan yang paling mungkin
dikembangkan dari siswa tunarungu ialah keterampilan menulis. Menulis menjadi salah
satu keterampilan yang harus dikuasai oleh semua orang. Dengan menulis, seseorang
dapat menungkapkan ide, gagasan, perasaan, dan kreativitasnya. Dengan menulis pula,
siswa tunarungu dapat menembus sekat keterbatasan dan mematahkan stigma negatif
yang (mungkin) mereka dapatkan selama ini dari masyarakat umum.
Modul ini dibuat untuk membantu siswa-siswa tunarungu dalam mengungkapkan
ide, gagasan, perasaan, dan kreativitasnya dalam bentuk tulisan (dalam hal ini melalui teks
deskripsi dan cerita imajinasi) melalui langkah-langkah menulis yang telah dipelajari. Dua
materi ini menggambarkan dua hal yaitu: (1) para siswa tunarungu diajak untuk bisa
mendeskripsikan sesuatu (yang mana ini sangat sering terjadi di kehidupan sehari-hari)
baik itu suatu benda atau manusia secara nyata, apa adanya; dan (2) para siswa tunarungu
juga diajak untuk bisa menuangkan segala imajinasinya dalam bentuk tulisan melalui
pembelajaran tentang cerita imajinasi. Perpaduan dua materi ini sekiranya dapat
membantu siswa tunarungu dalam mengembangkan kemampuan berbahasa mereka.
Modul ini terdiri dari 4 bab pembahasan dan satu bab khusus. Bab I memberikan
ulasan teori tentang hakikat, karakteristik, struktur dan ciri kebahasaan teks deskripsi.
Pada bab I disertai latihan 1, 2, dan kolom refleksi. Bab II memberikan ulasan mengenai

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

langkah-langkah menulis teks deskripsi disertai latihan-latihan dan refleksi siswa. Pada bab
III memberikan ulasan teori hakikat, unsur, dan karakteristik cerita imajinasi. Pada bab III
disertai pula latihan 1, 2 dan refleksi siswa. Bab IV berisi struktur dan kebahasaan cerita
imajinasi, serta langkah-langkah menulis cerita imajinasi. Pada bab IV disertai pula dengan
latihan 1, 2, 3, 4, dan refleksi siswa. Bagian akhir dari modul ini terdapat bab khusus berjudul
“Serba-Serbi Bahasa Indonesia” yang berisi materi mengenai kaidah kebahasaan dalam
menulis teks, serta beberapa materi dasar tentang bahasa Indonesia. Pada bab Serba-Serbi
Bahasa Indonesia ini juga disertakan latihan-latihan dan refleksi siswa. Latihan-latihan yang
ada diharapkan dapat membantu menilai sejauh mana pengetahuan siswa terdapat
kegiatan menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih pada berbagai pihak yang turut
membantu sejak proses perancangan, penyusunan hingga menyelesaikan pembuatan
modul ini. Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan modul ini. Penulis menyadari
bahwa modul ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki dan
menyempurnakan modul ini. Akhir kata, semoga modul ini dapat bermanfaat khususnya
bagi para siswa tunarungu dan siapa saja yang membacanya.

Yogyakarta, April 2020

Brigitta Aisin Uba Arakian

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Modul ini dibuat untuk membantu siswa dalam memahami materi mengenai
menulis teks deskripsi dan cerita imajinasi; serta dapat mengungkapkan ide, gagasan,
perasaan, dan kreativitasnya ke dalam bentuk tulisan. Berbagai teks yang disajikan dapat
dimanfaatkan oleh siswa sebagai media pemicu dalam proses penemuan ide, memahami
penulisan yang baik agar tulisan lebih bermakna dan dapat dipahami oleh pembaca. Selain
itu, sebagai sebuah media pembelajaran bahasa, modul ini disusun berdasarkan pada
sebuah pendekatan yaitu pendekatan pedagogi genre atau pendekatan berbasis teks.
Dengan adanya pendekatan pedagogi genre ini, modul ini mengajak siswa untuk
memahami apa yang dibaca untuk mendapatkan pengetahuan, ide, dan gagasan.
Kemudian, pengetahuan, ide, dan gagasan tersebut diwujudnyatakan dalam sebuah
tulisan sesuai dengan genre atau jenis tulisan yang dipelajari.

Pembelajaran berbasis teks/genre dilaksanakan dengan tindakan komunikatif yang


bermakna menggunakan teks-teks yang bermanfaat bagi kehidupan siswa. Pembelajaran
berbasis teks ini juga bertujuan untuk mempersiapkan siswa memasuki dunia nyata
penggunaan bahasa dengan memfokuskan bagaimana bahasa digunakan untuk mencapai
berbagai macam tujuan, seperti bercerita, membuat laporan, atau menjelaskan sesuatu.
Modul ini dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran menulis siswa secara individu.
Oleh karena itu, pada saat pembelajaran menggunakan modul ini, guru hanya berperan
sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dialami oleh siswa.

Modul ini berisikan dua materi pokok yang disesuaikan dengan materi kelas VII
serta hasil analisis kebutuhan yang dilakukan terhadap siswa. Materi tersebut ialah materi
Teks Deskripsi dan Teks Narasi (Cerita Imajinasi). Materi pengetahuan tentang teks
deskripsi dan cerita imajinasi akan dipelajari pada bab 1 dan 3. Materi pengetahuan pada
bab 1 dan 3 diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada siswa tentang teks
deskripsi dan cerita imajinasi. Pada bab 2 dan 4, siswa diajak untuk berfokus pada
pembelajaran menulis teks yang baik dan benar dengan menerapkan pendekatan
pedagogi genre. Pada bab 2 dan 4 tersebut, penulis juga menyajikan dengan lengkap

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

langkah-langkah menulis sesuai teks yang disajikan. Langkah-langkah tersebut dilengkapi


dengan contoh dan latihan menulis sesuai dengan tahapan menulis menurut Dalman
(2016:15-20) yaitu: pramenulis, menulis, dan pascamenulis.

Pada pembelajaran pertama (Bab 1 dan 3), siswa mempelajari konsep dasar teks
deskripsi dan cerita imajinasi yang meliputi: pengertian teks deskripsi dan cerita imajinasi,
karakteritik teks deskripsi dan cerita imajinasi, struktur teks deskripsi dan cerita imajinasi,
unsur pembangun dalam cerita imajinasi, dan ciri kebahasaan teks deskripsi dan cerita
imajinasi. Pada pembelajaran kedua (Bab 2 dan 4), siswa belajar menulis teks deskripsi dan
cerita imajinasi dengan materi utama yang meliputi langkah-langkah menulisnya. Modul ini
juga memiliki pembelajaran ‘tambahan’ yang berjudul Serba-Serbi Bahasa Indonesia. Pada
bab Serba-Serbi Bahasa Indonesia ini, siswa mempelajari tentang kaidah kebahasaan yang
umum diperhatikan ketika membuat sebuah teks, juga berisi pembelajaran dasar bahasa
Indonesia lainnya. Dalam bab Serba-Serbi Bahasa Indonesia ini, disediakan pula latihan-
latihan yang dapat menguji penguasaan materi yang telah dipelajari.

Modul ini dilengkapi dengan gambar/ilustrasi, peta konsep, kolom khusus


“Tahukah kamu?”, kamus mini, rangkuman, glosarium, dan indeks untuk lebih
memudahkan siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Selain itu, modul juga
didesain dengan berbagai warna yang membantu siswa tunarungu semakin semangat
ketika belajar. Tidak lupa pula, modul ini juga dilengkapi dengan latihan, tes formatif, dan
refleksi, yang berfungsi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang
sudah dipelajari.

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. UNTUK SISWA
a. Bacalah secara teliti.
b. Ikutilah ketentuan yang berlaku dalam
modul ini.
c. Kerjakan tugas-tugas dalam modul ini
dengan jujur dan teliti!
d. Berusahalah menyelesaikan tugas-tugas https://www.pngitem.com/

tepat waktu.
e. Silakan bertanya kepada guru jika kurang memahami langkah-langkah
penggunaan modul.
f. Laporkanlah kemajuan kamu dalam mengerjakan tugas pertama sebelum
melanjutkan ke proses berikutnya.
g. Tetap berusaha mengulang materi jika hasilnya belum maksimal!
h. Tulislah refleksimu pada kolom yang tersedia!

2. UNTUK GURU/FASILITATOR
a. Bacalah rumusan kompetensi dan materi pokok
pembelajaran yang meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
b. Bimbing dan berilah motivasi kepada siswa-siswi dalam
https://www.vexels.com/

mengerjakan tugas atau latihan yang ada dalam modul ini.


c. Periksalah hasil pekerjaan siswa-siswi dan berilah nilai sesuai
kompetensi yang telah dicapai dengan saksama.
d. Jika memungkinkan, diskusikanlah hasil belajar para siswa
dalam kelompok belajar.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i


KATA PENGANTAR .......................................................................................................... iii
RASIONALISASI................................................................................................................ v
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ................................................................................ vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... viii
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR .............................................................. x
BAB 1: BERKENALAN DENGAN TEKS DESKRIPSI ........................................................... 1
Tujuan Pembelajaran ........................................................................................... 3
Peta Konsep ......................................................................................................... 3
Hakikat Teks Deskripsi ......................................................................................... 4
Karakteristik Teks Deskripsi................................................................................. 5
Struktur Teks Deskripsi ........................................................................................ 5
Kaidah Kebahasaan Teks Deskripsi ..................................................................... 7
Latihan 1-2 ............................................................................................................. 8
Kamus Mini ........................................................................................................... 14
Rangkuman........................................................................................................... 14
Tes Formatif.......................................................................................................... 15
Ayo Berefleksi....................................................................................................... 18
BAB 2: BERLATIH MENULIS TEKS DESKRIPSI ................................................................ 19
Tujuan Pembelajaran ........................................................................................... 21
Peta Konsep ......................................................................................................... 21
Langkah-langkah Menulis Teks Deskripsi ........................................................... 22
Latihan 1-5 ............................................................................................................. 25
Kamus Mini ........................................................................................................... 37
Tes Formatif.......................................................................................................... 37
Ayo Berefleksi....................................................................................................... 42
BAB 3: BERKENALAN DENGAN CERITA IMAJINASI ....................................................... 43
Tujuan Pembelajaran ........................................................................................... 45
Peta Konsep ......................................................................................................... 45
Hakikat Cerita Imajinasi........................................................................................ 46
Unsur-Unsur Cerita Imajinasi ............................................................................... 48
Ciri Cerita Imajinasi ............................................................................................... 53
Jenis Cerita Imajinasi ............................................................................................ 55
Latihan 1-2 ............................................................................................................. 55
Kamus Mini ........................................................................................................... 64
Rangkuman........................................................................................................... 65

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tes Formatif.......................................................................................................... 66
Ayo Berefleksi....................................................................................................... 70
BAB 4: BERLATIH MENULIS CERITA IMAJINASI ............................................................ 71
Tujuan Pembelajaran ........................................................................................... 73
Peta Konsep ......................................................................................................... 73
Struktur Cerita Imajinasi ...................................................................................... 74
Unsur Kebahasaan Cerita Imajinasi ..................................................................... 75
Latihan 1 ................................................................................................................ 77
Langkah-Langkah Menulis Cerita Imajinasi......................................................... 81
Latihan 2-4 ............................................................................................................ 83
Kamus Mini ........................................................................................................... 91
Rangkuman........................................................................................................... 91
Tes Formatif.......................................................................................................... 92
Ayo Berefleksi....................................................................................................... 98
SERBA-SERBI BAHASA INDONESIA ................................................................................ 99
Ejaan ...................................................................................................................... 101
Kuis 1-2................................................................................................................... 103
Tanda Baca ........................................................................................................... 105
Kuis 3 ..................................................................................................................... 110
Pilihan Kata/Diksi .................................................................................................. 111
Kuis 4..................................................................................................................... 112
Tata Kalimat .......................................................................................................... 113
Kepaduan Paragraf .............................................................................................. 113
Singkatan dan Akronim........................................................................................ 114
Kuis 5 ..................................................................................................................... 116
Kata Depan ........................................................................................................... 117
Kuis 6..................................................................................................................... 118
Imbuhan ber- ........................................................................................................ 119
Kuis 7 ..................................................................................................................... 121
Ayo Berefleksi....................................................................................................... 124
GLOSARIUM ..................................................................................................................... 125
INDEKS.............................................................................................................................. 127
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 128
BIODATA PENULIS ........................................................................................................... 130
CATATAN .......................................................................................................................... 131
CATATAN .......................................................................................................................... 132

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar


3. Memahami pengetahuan (faktual, 3.2 Menelaah struktur dan
konseptual, dan prosedural) kebahasaan dari teks deskripsi
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang objek (sekolah, tempat
tentang ilmu pengetahuan, wisata, tempat bersejarah, dan⁄atau
teknologi, seni, budaya terkait suasana pentas seni daerah) yang
fenomena dan kejadian tampak didengar dan dibaca.
mata. 3.4 Menelaah struktur dan
kebahasaan teks narasi (cerita
imajinasi) yang dibaca dan didengar.
4. Mencoba, mengolah, dan 4.2 Menyajikan data, gagasan, kesan
menyaji dalam ranah konkret dalam bentuk teks deskripsi tentang
(menggunakan, mengurai, objek (sekolah, tempat wisata,
merangkai, memodifikasi, dan tempat bersejarah, dan⁄atau suasana
membuat) dan ranah abstrak pentas seni daerah) secara tulis dan
(menulis, membaca, menghitung, lisan dengan memperhatikan
menggambar, dan mengarang) struktur, kebahasaan baik secara
sesuai dengan yang dipelajari di lisan maupun tulis.
sekolah dan sumber lain yang 4.4 Menyajikan gagasan kreatif
sama dalam sudut pandang/teori. dalam bentuk cerita imajinasi secara
lisan dan tulis dengan
memperhatikan struktur,
penggunaan bahasa, atau
aspek lisan.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Melalui pembelajaran teks deskripsi menggunakan modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi
dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu, siswa mampu menjelaskan hakikat,
karakteristik, struktur dan ciri kebahasaan teks deskripsi dengan tepat.

Teks Deskripsi

Karakteristik Struktur Ciri


Hakikat
Kebahasaan

Kata Benda/
KBBI Menggambar Identifikasi Frase Kata
-kan ciri Benda
Objek

Kata Sifat untuk


Bagian menggambarkan

Kesan
Indra Kata Kerja
Transitif

Kata
Observasi Keterangan

Bahasa
Kiasan

Konjungsi

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Apa itu Teks Deskripsi?

Pernahkah kamu membaca teks deskripsi?


Tema apa yang digambarkan dalam teks deskripsi
yang kamu baca? Adakah nama pengarang yang
tertera di teks deskripsi tersebut? Jika kamu sudah
pernah membaca teks deskripsi, kamu tentu bisa
menjawab pertanyaan, “Apa itu teks deskripsi?”
Ya, tepat sekali! Teks deskripsi adalah teks yang memberikan gambaran mengenai suatu
objek sejelas-jelasnya. Namun, pengetahuan tentang teks deskripsi tidak terbatas pada
pengertian itu saja, melainkan kita juga perlu mengetahui seluk-beluk teks deskripsi. Pada
Bab I ini, kita akan lebih memperdalam pengetahuan mengenai hakikat, karakteristik,
struktur dan ciri kebahasaan dalam teks deskripsi. Nah, sekarang marilah kita
mempelajarinya bersama-sama. Selamat belajar ya! 

A. Hakikat Teks Deskripsi


Dalam keterampilan menulis, terdapat empat jenis ragam tulisan menurut Weayer
yaitu: eksposisi, deskripsi, narasi, dan argumentasi. Namun, pada kesempatan ini kita akan
membahas tentang Teks Deskripsi. Deskripsi adalah salah satu hal yang sangat sering kita
lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
dijelaskan bahwa deskripsi merupakan pemaparan
atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan
terperinci. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat
disimpulkan hakikat teks deskripsi ialah sebuah teks
yang menggambarkan suatu objek secara jelas,
berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman secara
langsung, sehingga pembaca seolah-olah mengalami,
melihat dan merasakan seperti yang dialami penulis.
https://www.smk-grobogan.net/
Tujuan pendeskripsian adalah agar pembaca
memperoleh kesan atau citraan sesuai dengan pengamatan, perasaan dan pengalaman
penulis. Untuk mencapai kesan yang sempurna, penulis deskripsi merinci objek dengan
kesan, fakta, dan citraan. Teks deskripsi sebagai salah satu ragam tulisan memiliki
karakteristik yang berfungsi membedakannya dengan ragam tulisan lainnya. Apa sajakah
karakteristik teks deskripsi? Mari kita simak materi tentang karakteristik teks deskripsi
berikut ini!

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Karakteristik Teks Deskripsi


Teks deskripsi memiliki karakteristik tersendiri yang menjadi pembeda teks
deskripsi dengan jenis teks lainnya. Adapun ciri-ciri teks deskripsi secara umum adalah
sebagai berikut.
1. Menggambarkan sesuatu kondisi objek, tempat, peristiwa, dan semacamnya
dengan menjelaskan ciri-ciri objeknya seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan
suatu objek secara terperinci.
2. Penggambaran dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indra, sehingga
pembaca seolah-olah melihat, mendengar, merasakan, atau terlibat dalam
peristiwa yang ditulis.
3. Menggali sumber ide dari pengamatan (observasi), sehingga pembuatan teks
deskripsi membutuhkan data-data yang valid berupa fakta dan sesuai realita
sebagai ilustrasi untuk memperjelas penggambaran.

Sekarang kamu telah mengetahui hakikat dan karakteristik teks deskripsi. Untuk
membuat sebuah teks deskripsi secara utuh, kamu harus memahami struktur apa saja yang
dimiliki teks deskripsi. Struktur inilah yang menjadi pedoman kamu dalam membuat
sebuah teks deskripsi. Nah, agar lebih memahami struktur teks deskripsi, simaklah materi
berikut ini!

C. Struktur Teks Deskripsi


Struktur teks deskripsi merupakan rangkaian cerita yang membentuk teks
deksripsi. Struktur sebuah teks ialah bagian terpisah yang membangun sebuah teks hingga
menjadi sebuah teks yang utuh dan bermakna. Ada dua bagian penting dalam struktur teks
deskripsi, yaitu deskripsi umum dan deskripsi bagian. Penjelasannya sebagai berikut.
1. Deskripsi umum/Identifikasi
Bagian ini merupakan identifikasi atau gambaran umum mengenai topik yang ingin
disampaikan. Topik tersebut bisa berupa tempat, benda, binatang, orang, atau
sesuatu yang ingin dideskripsikan. Biasanya terdapat di awal sebagai pembuka.
2. Deskripsi bagian
Bagian ini merupakan gambaran yang lebih spesifik dan jelas sehingga bisa
memberikan efek emosional yang membuat pembaca seolah-olah melihat,
mendengar, dan merasakan sendiri apa yang digambarkan oleh penulis.

Perhatikanlah contoh teks deskripsi di bawah ini!


Contoh 1:
Museum Purbakala Sangiran
Museum Purbakala Sangiran adalah museum arkeologi yang
Identifikasi
terletak di Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Indonesia.

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Museum ini berdekatan dengan area situs fosil purbakala Sangiran


yang merupakan salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Situs
Sangiran memiliki luas mencapai 56 km2 meliputi tiga kecamatan di
Sragen (Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh), serta Kecamatan
Gondangrejo yang masuk wilayah Kabupaten Karanganyar. Situs
Sangiran berada di dalam kawasan Kubah Sangiran yang merupakan
bagian dari depresi Solo, di kaki Gunung Lawu (17 km dari Kota Solo).
Museum Purbakala Sangiran beserta situs arkeologinya selain
menjadi objek wisata yang menarik juga merupakan arena penelitian
tentang kehidupan prasejarah terpenting dan terlengkap di Asia
bahkan dunia.
Di museum dan situs Sangiran, dapat diperoleh informasi lengkap
tentang pola kehidupan manusia purba di Jawa yang menyumbang
Deskripsi perkembangan ilmu pengetahuan, seperti Antropologi, Arkeologi,
Bagian Geologi, dan Paleoanthropologi. Selain itu, di lokasi ini pula untuk
pertama kalinya ditemukan fosil rahang bawah Pithecanthropus
erectus oleh arkeolog Jerman, Professor von Koenigswald. Di area
situs Sangiran ini juga dapat ditemui jejak peninggalan dari 2 juta tahun
hingga 200.000 tahun yang lalu dengan kondisi yang utuh sehingga
para ahli dapat merangkai sebuah benang merah sejarah yang pernah
terjadi di Sangiran secara berurutan.
Sumber: Modul Pengayaan Bahasa Indonesia

Contoh 2:
Ayahku
Ayahku bernama Pak Marzuki. Dia orang yang begitu ramah,
Identifikasi pintar, dan juga lucu. Aku tinggal bersamanya di Munjungan,
Trenggalek.
Ayahku adalah seorang laki-laki yang lumayan tampan. Saat ini,
umurnya sekitar 35 tahun. Ayah memiliki tubuh yang bagus karena
selalu berolah raga setiap hari. Dia juga tinggi. Dia memiliki rambut
pendek hitam dan juga mata yang hitam. Dia memiliki wajah yang oval
dan dagu yang lancip. Dia memiliki kumis dan jenggot yang tipis. Ayah
Deskripsi memiliki kulit berwarna sedikit coklat kehitaman.
Bagian Ayahku merupakan seorang guru SMP. Dia mengajarkan pelajaran
olahraga. Dia selalu pergi ke sekolah pagi-pagi sekali dan pulang saat
sudah sore sekitar pukul 15.00 WIB. Dia bekerja keras demi
keluarganya. Kami semua begitu menyayanginya. Bagiku, dia adalah
ayah terbaik di dunia ini.
Sumber: https://www.contohtext.com

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kamu telah mempelajari struktur teks deskripsi. Ketika menulis sebuah teks, kaidah
kebahasaan sangat menentukan baik tidaknya, bermakna atau tidaknya sebuah teks.
Tentu dalam sebuah teks deskripsi memiliki kaidah kebahasaan yang menaunginya. Apa
sajakah itu? Mari kita pelajari bersama kaidah kebahasaan yang terdapat pada teks
deskripsi. Semangat!

D. Kaidah Kebahasaan
Sebuah teks dikatakan berkualitas tidak
hanya ditentukan dari isi dan struktur, melainkan juga
dari penggunaan kaidah kebahasaannya. Sebagus
apapun isi dan struktur sebuah teks, jika
mengabaikan kaidah kebahasaan, teks tersebut akan
membingungkan, tidak bermakna, bahkan bisa
menyesatkan pembaca. Kaidah kebahasaan yang https://www.beritariau.com/
dimiliki oleh sebuah teks berguna untuk membedakan jenis teks satu dengan yang lainnya.
Oleh sebab itu, teks deskripsi juga memiliki kaidah kebahasaan yang harus kita ketahui.
Secara umum, kaidah kebahasaan dalam teks deskripsi adalah sebagai berikut:
1. Teks deskripsi menggunakan kata benda sesuai topik yang ingin dideskripsikan.
Contohnya rumah, asrama, guruku, teman saya, dan sebagainya.
2. Teks deskripsi menggunakan frasa yang mengandung kata benda. Contohnya
beliau adalah guru yang baik hati, dia adalah sahabatku yang paling ceria, dan lain
sebagainya.
3. Teks deskripsi mengandung kata sifat yang bersifat menggambarkan. Contohnya
satu siswa pemalu, dua sepatu putih, dan lain sebagainya.
4. Teks deskripsi mengandung kata kerja transitif
yang berguna untuk memberikan informasi
subjek. Contohnya siswi itu mengenakan seragam
olahraga, dan lain sebagainya.
5. Teks deskripsi mengandung kata kerja seperti
Fungsi kata hubung (konjungsi):
sebuah perasaan atau pendapat dengan tujuan
mengungkapkan pandangan pribadi penulis 1. Konjungsi berfungsi sebagai
penghubung satu kata
tentang subjek. dengan kata lainnya dalam
Contoh: satu kalimat.
2. Konjungsi yang berfungsi
... sebagai penghubung satu
Dia bekerja keras demi keluarganya. Kami semua kalimat dengan kalimat
begitu menyayanginya. Bagiku, dia adalah ayah lainnya.
terbaik di dunia ini.
Sumber: https://www.contohtext.com/Ayahku

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Teks deskripsi mengandung kata keterangan untuk memberikan informasi


tambahan tentang objek.
Contoh:

Situs Sangiran berada di dalam kawasan Kubah Sangiran yang merupakan bagian
dari depresi Solo, di kaki Gunung Lawu (17 km dari Kota Solo).

Sumber: Modul Pengayaan Bahasa Indonesia/Museum-Purbakala-Sangiran
7. Teks deskripsi mengandung bahasa kiasan berupa perumpamaan ataupun
metafora. Contohnya kulitnya putih seperti sagu, dinding itu halus seperti sutera,
dan lain sebagainya.
8. Teks deskripsi biasanya menggunakan kata sambung/konjungsi. Contohnya dan,
juga, lalu, kemudian, meskipun demikian, oleh karena itu, demikian juga, dan lain
sebagainya.

Bacalah teks deskripsi di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan dengan mandiri dan
penuh tanggung jawab!

Magisnya Tari Kecak di Pura Luhur Uluwatu

Di atas tebing Pura Luhur Uluwatu kesan magis dihadirkan dari sebuah
pertunjukkan tarian khas Bali yang unik, indah, sekaligus magis, yaitu Tari Kecak. Nuansa
sakral mengalun bersama seruan penari yang bergema ke langit dengan latar matahari
tenggelam dan lautan Samudra Hindia yang membentang luas.
Ciri khas tari Kecak adalah harmonisasi
suara dan gerak yang ditampilkan puluhan
penarinya. Semua itu dilakukan bahkan tanpa
adanya seorang yang bertugas sebagai
pemberi komando.
Pertunjukkan tari Kecak di Pura Luhur
Uluwatu dilangsungkan setiap hari pukul
18.00 saat matahari mulai tenggelam.
Sejumlah penari akan mengenakan sarung https://bali.idntimes.co
m
bermotif kotak-kotak seperti papan catur memasuki arena pertunjukkan dan mengambil
posisi duduk melingkar di hadapan deretan bangku penonton. Suara-suara ritmis serupa
akapela dengan ciri khas seruan berbunyi ‘cak...cak...cak’ dilantunkan yang diiringi gerakan
serempak. Salah satu keistimewaan tari Kecak adalah tidak mengandalkan alat musik
apapun untuk menghasilkan suara multiritmis yang harmonis sebagai pengiring tarian.

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Selain para penari yang duduk, sembari menggerakkan tangan ke atas secara
serempak, ada pula penari lain yang memerankan tokoh-tokoh epos Ramayana seperti Sri
Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa. Rangkaian tari yang berlangsung selama
kurang lebih satu jam tersebut memang menampilkan fragmen lakon Rahwana dan
pasukannya.
Sumber: www.indonesia.travel
1. Dari manakah asal tari Kecak?

2. Bagaimana kesan tari Kecak yang dipertunjukkan di tempat tersebut?

3. Bagaimana deskripsi kostum para penari Kecak?

4. Alat musik apakah yang digunakan untuk mengiringi tari Kecak?

5. Apa tujuan komunikatif dari penulisan teks di atas?

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Identifikasilah informasi-informasi pada setiap paragraf!

7. Identifikasilah struktur teks deskripsi tersebut dengan menunjukkan bagian-


bagiannya!

8. Identifikasilah kaidah kebahasaan yang terdapat dalam teks deskripsi tersebut!

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bacalah teks deskripsi di bawah ini! Teks tersebut adalah teks deskripsi yang tersusun
secara acak. Kemudian, jawablah pertanyaan-pertanyaan secara mandiri dan jujur!

Ayam Betutu Makanan Favorit


a. Salah satu yang lekat dibenak konsumen
adalah ayam atau bebel betutu. Makanan
yang menjadi sarana upakara (upacara)
keagamaan Hindu Bali itu, sejak akhir
tahun 1990-an, menjelma menjadi
identitas dunia kuliner Bali.
https://notepam.com/
b. Perpaduan bumbu dan bahan makanan
khas Bali menciptakan aroma dan rasa yang mengundang selera. Beberapa makanan
khas Pulau Dewata dikenal mampu membuat lidah menari karena rasa panas yang
menjalar dimulut.

c. Rasa gurih, kelezatan, dan harum yang menguar dari ayam atau bebek betutu menjadi
favorit lebih dari separuh responden yang pernah menikmati makanan khas Bali.

d. Rasa panas itu berasal dari campuran berbagai bumbu yang dalam bahasa Bali disebut
‘basa’ (dibaca base dengan ‘e’ seperti kencur). Itulah sebabnya, meskipun mulut
terasa panas, makanan itu tidak menyiksa perut.

1. Susunlah paragraf-paragraf acak tersebut menjadi sebuah teks yang baik dan benar!

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Setelah mengurutkan teks acak di atas, susunlah teks tersebut menjadi sebuah teks
deskripsi yang terdiri dari bagian-bagian seperti berikut!

Judul : Ayam Betutu Masakan Favorit

Identifikasi:
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

Deskripsi:

.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

3. Dari mana asal makanan tersebut?

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Bagaimana penulis mendeskripsikan rasa makanan tersebut?

5. Identifikasilah kaidah kebahasaan yang terdapat dalam teks deskripsi tersebut!

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kamus Mini
1. Seluk-beluk Segala sesuatu (seperti hal yang sulit dan rahasia) yang
xccccccccccccccc bertalian/berkaitan dengan suatu hal.
2. Citraan Kesan atau gambaran visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frasa,
fafaggshgfgjffjfjjg atau kalimat yang terdapat dalam karya prosa dan puisi.
3. Struktur Teks Bagian-bagian sebuah teks yang mencirikan suatu teks.
4. Konjungsi Kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa,
xccccccccccccccc antarklausa, dan antar kalimat.
5. Metafora Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti
xcccccccccccccc sebenarnya, melainkan sebagai penggambaran berdasarkan
xcccccccccccc cc persamaan atau perbandingan.
6. Identifikasi Tanda kenal atau bukti dari seseorang, benda, dan sebagainya.

1. Teks deskripsi ialah sebuah teks yang menggambarkan suatu objek secara jelas,
berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman secara langsung, sehingga
pembaca seolah-olah mengalami, melihat dan merasakan seperti yang dialami
penulis.
2. Karakteristik teks deskripsi yaitu:
a. Menggambarkan atau melukiskan sesuatu secara terperinci
b. penggambaran dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera
c. menggali sumber ide dari pengamatan (observasi)
d. menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu
objek secara terperinci.
3. Struktur teks deskripsi ada 2, yaitu:
a. Deskripsi umum/identifikasi
b. Deskripsi bagian
4. Ciri kebahasaan teks deskripsi meliputi:
a. Menggunakan kata benda
b. Menggunakan frase yang mengandung kata benda
c. Mengandung kata sifat yang berguna untuk menggambarkan
d. Mengandung kata kerja transitif
e. Mengandung kata kerja untuk mengungkapkan pandangan pribadi
f. Mengandung kata keterangan
g. Mengandung bahasa kiasan berupa perumpamaan atau metafora
h. Menggunakan konjungsi atau kata sambung

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bacalah teks deskripsi berjudul Monumen Nasional di bawah ini!

Monumen Nasional

Monumen Nasional atau Tugu Monas Jakarta


https://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Nasional

adalah sebuah monumen yang didirikan untuk mengenal


dan melestarikan kegigihan perjuangan bangsa Indonesia
serta untuk membangkitkan inspirasi dan semangat
patriotisme bagi generasi selanjutnya. Lokasi Monas
terletak tepat berada di depan Istana Kepresidenan
Republik Indonesia.
Monumen Nasional menjulang setinggi 132 meter.
Pada halaman luar mengelilingi monumen, tampak relief
timbul yang menggambarkan sejarah Indonesia. Relief ini
bermula di sudut timur laut dengan mengabadikan
kejayaan Nusantara pada masa lampau, menampilkan sejarah Singasari dan
Majapahit. Relief ini berlanjut secara kronologis searah jarum jam menuju sudut tenggara,
barat daya, dan barat laut. Relief dan patung-patung ini dibuat dari semen dengan
kerangka pipa atau logam. Sayang sekali beberapa patung dan arca mulai rontok dan rusak
akibat hujan dan cuaca tropis.
Di bagian cawan monumen terdapat Ruang Kemerdekaan berbentuk
amphitheater. Ruangan ini dapat dicapai melalui tangga berputar di pintu sisi utara dan
selatan. Ruangan ini menyimpan simbol kenegaraan dan kemerdekaan Republik
Indonesia. Di antaranya naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang disimpan
dalam kotak kaca di dalam gerbang berlapis emas, peta kepulauan Negara Kesatuan
Republik Indonesia berlapis emas, bendera merah putih, dan dinding yang bertulis naskah
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Sebuah elevator pada pintu sisi selatan akan membawa pengunjung ke pelataran
puncak dan Api Kemerdekaan yang berukuran 11 x 11 meter. Di puncak Monas ini terdapat
cawan yang menopang nyala lampu perunggu yang dilapisi emas. Lidah api/ obor yang
berukuran tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter ini melambangkan semangat
perjuangan yang menyala-nyala.
Sumber: wikipedia.org.

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Apa tujuan didirikannya Monumen Nasional?

2. Bagaimana penulis mendeskripsikan halaman luar monumen?

3. Identifikasilah struktur teks bacaan ‘Monumen Nasional’ di atas!

Monumen Nasional

Identifikasi :

Deskripsi :
 Ukuran (tinggi) :

 Halaman Monas :

 Bagian Cawan :

 Pelataran Puncak :

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Tentukanlah kalimat deskripsi yang terdapat pada paragraf II dengan menunjukkan


buktinya!

5. Identifikasilah kaidah kebahasaan yang terdapat dalam teks deskripsi tersebut, dan
sertakan buktinya!

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ayo Berefleksi

1. Bagaimana perasaanmu setelah selesai mempelajari materi berkenalan dengan


teks deskripsi menggunakan modul pembelajaran ini? Sertakanlah alasannya!

2. Kamu telah menyelesaikan Bab I. Sejauh ini, apakah kamu mengalami kesulitan? Jika
ya, kesulitan apa sajakah yang kamu alami?

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Melalui pembelajaran menulis teks deskripsi menggunakan modul Cakap Menulis (Teks
Deskripsi dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu, siswa mampu menulis sebuah teks
deskripsi dengan memperhatikan ejaan dan tanda baca, serta menulis teks deskripsi
dengan rangsangan gambar-gambar.

Menulis Teks
Deskripsi

Langkah-langkah Menulis
Teks Deskripsi

Memilih
Objek

Menetapkan
Tujuan

Mengumpulkan
Data

Kerangka
Karangan

Mengembangkan
Kerangka Tuisan

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Langkah-Langkah Menulis Teks Deskripsi

Pada bab sebelumnya, kamu telah membaca dan


mempelajari tentang teks deskripsi. Nah, pada bagian ini,
kamu akan lebih memperdalam pengetahuanmu tentang
teks deskripsi dengan cara berlatih menulis teks

https://lazionebudy.wordpress.com/
deskripsimu sendiri. Namun sebelum itu, kamu harus
mencermati dahulu langkah-langkah menulis teks deskripsi
berikut ini.
1. Menentukan atau Memilih Objek
Pada bagian ini, penulis harus fokus pada pemilihan
topik atau objek yang akan digambarkan dalam teks
deskripsi. Objek merupakan sumber data sekaligus sasaran
dalam penyusunan teks deskripsi. Banyak objek di lingkungan sekitar kita yang bisa
dijadikan sebagai objek penulisan teks deskripsi, seperti sekolah, sahabat, tempat wisata,
rumah, dan lain sebagainya. Pemilihan topik atau objek ini harus ditentukan terlebih dahulu
agar jelas dan terarah penggarapannya.
Contoh :

Topik/Objek:
Pasar Beringharjo, Yogyakarta

2. Menetapkan Tujuan Deskripsi


Tujuan utama teks deskripsi adalah memberikan gambaran sebuah objek sejelas-
jelasnya kepada pembaca. Tujuan ini menjadi sangat penting karena akan membantu
penulis dalam mengembangkan tulisan dan sebagai penentu arah bagi penulis dalam
menulis teks deskripsi.
Contoh:

Tujuan Deskripsi:

Memberikan gambaran mengenai


Pasar Beringharjo, Yogyakarta
sejelas-jelasnya kepada pembaca.

3. Mengumpulkan Data
Satu kegiatan penting yang perlu dilakukan penulis ketika mengumpulkan data ialah
melakukan pengamatan. Melalui pengamatan, penulis akan mampu melihat, mendengar,
atau merasakan sendiri suasana objek yang akan dideskripsikan. Dengan adanya
pengamatan, penulis juga memperoleh data yang objektif sehingga memudahkan penulis

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ketika mengembangkan data tersebut menjadi sebuah teks deskripsi. Data-data yang
penulis dapatkan ketika pengamatan, dapat dicatat di buku/kertas/note handphone.
Catatlah semua peristiwa, suasana, aroma, suara atau hal-hal yang kamu rasakan selama
pengamatan. Semakin banyak data yang terkumpul, kamu akan lebih mudah
mengembangkannya menjadi teks deskripsi.
Contoh:

Informasi/Data:
- Pasar Beringharjo merupakan pasar tradisional di Yogyakarta.
- Pasar Beringharjo menjadi pusat ekonomi selama ratusan
tahun.
- Pasar Beringharjo ada tidak lama setelah Keraton
Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri pada tahun 1758.
- Bagian depan dan belakang bangunan Pasar Beringharjo
sebelah barat merupakan tempat berjualan jajanan pasar.
- Koleksi Batik di Pasar Beringharjo lengkap.
- Lantai 2 Pasar Beringharjo sebagai tempat berjualan barang-
barang antik.
- Pasar Beringharjo tutup pukul 17.00, tetapi bagian depan
Pasar Beringharjo masih digunakan untuk berjualan jajanan
khas Yogyakarta.

4. Membuat Kerangka Tulisan


Kerangka tulisan merupakan garis besar teks yang akan dituangkan dalam sebuah
tulisan. Penulis menetapkan ide-ide pokok setiap paragraf yang akan disusun. Selain itu,
gagasan-gagasan penjelas pun disiapkan untuk mendukung gagasan dasar pada ide pokok.
Proses ini menjadi pondasi utama sebelum masuk ke proses penulisan kerangka paragraf.
Contoh:

Kerangka Tulisan:
- Pernyataan umum tentang
Pasar Beringharjo
- Sejarah Pasar Beringharjo
- Bagian-bagian di Pasar
Beringharjo
- Barang-barang yang dijual di
Pasar Beringharjo
- Jam operasional Pasar
Beringharjo

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Mengembangkan Kerangka Tulisan


Langkah terakhir yang harus kamu lakukan setelah membuat kerangka tulisan adalah
mengembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah tulisan yang utuh. Pengembangan
kerangka tulisan akan menjadi lebih bagus dan menarik jika kamu berhasil melibatkan
kepekaan perasaan dan imajinasi. Melalui kepekaan perasaan dan imajinasi, data yang
tertuang dalam kerangka tulisan bisa dikembangkan lagi menjadi deskripsi yang lebih
terperinci sehingga mampu memberikan gambaran sebuah objek dengan sejelas-jelasnya
kepada pembaca.
Contoh:
Pasar Beringharjo
Pasar Beringharjo merupakan pasar tradisional di Yogyakarta yang patut dikunjungi.
Pasar ini telah menjadi pusat kegiatan ekonomi selama ratusan tahun dan keberadaannya
mempunyai makna filosofis. Pasar yang telah berkali-kali dipugar ini melambangkan satu
tahapan kehidupan manusia yang masih berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
ekonominya.
Wilayah Pasar Beringharjo pada mulanya merupakan hutan beringin. Tidak lama setelah
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri, tepatnya pada tahun 1758, wilayah pasar ini
dijadikan tempat transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya. Ratusan tahun
kemudian, pada tahun 1925, barulah tempat ini memiliki sebuah bangunan permanen. Nama
Beringharjo diberikan oleh Sultan Hamengku Buwono IX yang berarti wilayah yang semula
pohon beringin (beringin) diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (harjo).
Bagian depan dan belakang bangunan pasar sebelah barat merupakan tempat yang tepat
untuk memanjakan lidah dengan jajanan pasar. Di sebelah utara bagian depan dapat dijumpai
makanan khas berupa brem bulat dengan tekstur lebih lembut daripada brem Madiun, dan
Krasikan. Di sebelah selatan dapat ditemukan makanan khas Yogyakarta, seperti bakpia isi
kacang hijau, kue hung kwe, dan nagasari. Bagian belakang umumnya menjual makanan yang
tahan lama, misalnya enting-enting.
Bila hendak membeli batik, Pasar Beringharjo adalah tempat terbaik karena koleksi
batiknya lengkap. Koleksi batik di Pasar Beringharjo mulai dari kain, pakaian, bahan katun,
hingga bahan sutra tersedia lengkap. Harga batik di Pasar Beringharjo beragam, mulai dari
puluhan ribu rupiah hingga jutaan rupiah. Selain batik, di bagian barat pasar dijual baju surjan,
blangkon, dan sarung tenun. Sandal dan tas yang dijual dengan harga miring dapat ditemui di
sekitar eskalator pasar bagian barat.
Ketika berjalan ke lantai dua Pasar Beringharjo bagian timur, jangan heran bila mencium
aroma jejamuan. Tempat itu merupakan pusat penjualan bahan dasar jamu dan rempah-
rempah. Bahan jamu yang dijual, misalnya kunyit dan temulawak. Rempah-rempah yang
ditawarkan di bagian pasar ini adalah jahe (biasa diolah menjadi minuman ronde ataupun
hanya dibakar, direbus, dan dicampur gula batu), dan kayu manis.

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pasar Beringharjo juga menjadi tempat berburu barang-barang antik. Pusat penjualan
barang-barang antik terletak di lantai ketiga pasar sebelah timur. Selain barang-barang antik,
di bagian ini juga dijual barang-barang bekas layak pakai, seperti baju, sepatu, dan tas.
Meskipun pasar tutup pukul 17.00 WIB, dinamika pedagang tidak berhenti. Bagian
depan Pasar Beringharjo masih menawarkan berbagai makanan khas Yogyakarta. Makanan
seperti martabak manis dan asin, klepon, gudeg, oseng-oseng mercon, ramai dijajakan di
depan pasar saat malam hari.

Bacalah teks deskripsi yang berjudul “Pallawa Tongkonan” di bawah ini, kemudian
jawablah pertanyaan yang telah tersedia secara mandiri dengan jujur dan rasa tanggung
jawab!
Pallawa Tongkonan
Tana Toraja merupakan salah satu daya tarik wisata Indonesia. Wilayah ini dihuni
oleh Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan. Mereka mempertahankan gaya
hidup yang khas dan masih menunjukkan gaya hidup Austronesia yang asli dan mirip
dengan budaya Nias. Salah satu objek wisata di Tana Toraja adalah Pallawa Tongkonan.
Tongkonan adalah rumah adat masyarakat Toraja. Atapnya melengkung
menyerupai perahu, terdiri atas susunan bamboo (saat ini sebagian tongkonan
menggunakan atap seng). Di bagian depan, terdapat deretan tanduk kerbau. Bagian dalam
ruangan dijadikan tempat tidur dan dapur. https://www.indonesiakaya.com/
Tongkonan digunakan juga sebagai tempat
untuk menyimpan mayat. Tongkonan
berasal dari kata tongkon, artinya ‘duduk
bersama-sama’. Tongkonan dibagi
berdasarkan tingkatan atau peran dalam
masyarakat (strata sosial masyarakat
Toraja). Di depan tongkonan, terdapat
lumbung padi yang disebut alang. Tiang-
tiang lumbung padi ini dibuat dari batang pohon palem (saat ini sebagian sudah dicor). Di
bagian depan lumbung terdapat berbagai ukiran, antara lain bergambar ayam dan
matahari, yang merupakan symbol untuk menyelesaikan perkara.
Tongkonan Pallawa adalah salah satu tongkonan yang berada di antara pohon-
pohon bamboo di puncak bukit. Tongkonan tersebut didekorasi dengan sejumlah tanduk
kerbau yang ditancapkan di bagian depan rumah adat. Letaknya 12 km kearah utara dari
Rantepao. Tongkonan Pallawa merupakan kekayaan budaya Nusantara dari Tana Toraja.
Budaya ini masih bertahan meskipun dinamika zaman terus berkembang.
(Sumber: id.wikipedia.org)

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Identifikasilah informasi-informasi penting pada setiap paragraf! Gunakanlah kolom di


bawah ini untuk menuliskan jawabanmu!

2. Identifikasilah struktur teks deskripsi tersebut dengan menunjukkan bagian-


bagiannya!

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Identifikasilah kaidah kebahasaan yang terdapat dalam teks deskripsi tersebut!

4. Tuliskanlah kosakata-kosakata yang masih sulit kamu pahami artinya, kemudian carilah
artinya di KBBI!

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Cermatilah petunjuk di bawah ini!


a. Amatilah setiap gambar yang tersedia.
b. Buatlah 5 kalimat deskripsi yang sesuai dengan gambar yang tersedia.

1.
Kolom Deskripsi.

………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
https://megapolitan.okezone.com/ ………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
……………………………………………….........................

2.
Kolom Deskripsi.

……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
…………………………………………………………………… https://www.idntimes.com/
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.
Kolom Deskripsi.

……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
https://accounts.tokopedia.com/ …………………………………………................................................
............................................................................................

4.
Kolom Deskripsi.

………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
……………………………………………………………………....
........................................................................... https://japanese-school-asahi.com/doraemon/

5.
Kolom Deskripsi.

……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
https://blog.rumahdewi.com/
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
…………………………………………………………...

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Perhatikan dan amatilah ruang kelasmu!


2. Buatlah teks deskripsi mengenai ruang kelasmu! Ikutilah langkah-langkah
menulis teks deskripsi yang telah kamu pelajari.
3. Kerjakanlah di lembar kerja siswa yang tersedia di bawah ini!

Lembar Kerja Siswa

Tema/topik :

Tujuan Deskripsi :

Informasi/data :

Kerangka Tulisan :

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lembar Kerja Siswa

Mengembangkan kerangka tulisan menjadi sebuah teks deskripsi yang utuh:

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kamu pasti memiliki seorang teman di sekolah ataupun di lingkungan rumah. Sekarang,
buatlah sebuah teks deskripsi dengan tema ‘Teman’! Ikutilah langkah-langkah berikut ini!
1. Pejamkan matamu, dan ingatlah salah satu temanmu. Ingat, hanya satu orang saja
ya!
2. Identifikasilah hal-hal berikut:
a. Nama :
b. Perkiraan usia :
c. Warna rambut :
d. Kulit :
e. Alamat/Asal :

f. Sekolah :

g. Hal yang biasa kalian lakukan bersama:

3. Setelah kamu membuat identifikasi tersebut, tulislah gambaran/deskripsi


mengenai temanmu dalam bentuk paragraf. Gunakan kolom yang tersedia, dan
jangan lupa disertakan dengan judul ya! SELAMAT MENGERJAKAN 

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI







33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


1. Ingatlah salah satu tempat wisata yang ada di tempat asalmu atau yang pernah
kamu kunjungi.
2. Buatlah sebuah teks deskripsi tentang tempat wisata tersebut! Ikutilah langkah-
langkah dalam menulis teks deskripsi!
3. Kerjakanlah di lembar kerja siswa yang tersedia!

Lembar Kerja Siswa

Tema/topik :

Tujuan Deskripsi :

Informasi/data :

Kerangka Tulisan :

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lembar Kerja Siswa

Mengembangkan kerangka tulisan menjadi sebuah teks deskripsi yang


utuh:

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kamus Mini
1. Pengamatan Perbuatan mengamati dengan sungguh-sungguh.
2. Peka Mudah merasa (dengan situasi dan kondisi lingkungan sekitar).
3. Valid Menurut cara yang semestinya; berlaku; sahih.
4. Aspirasi Harapan dan tujuan untuk keberhasilan pada masa yang akan
datang; ilham (inspirasi) yang timbul dalam mencipta.
5. Prioritas Yang didahulukan dan diutamakan daripada yang lain.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Susunlah paragraf-paragraf acak di bawah ini menjadi sebuah teks deskripsi yang
benar! Gunakanlah kolom yang tersedia!
a. Kulit buah semangka berwarna hijau belang-belang putih, hujau tua dan kuning
keputihan. Meskipun kulitnya hijau tapi buah semangka tetap berwarna merah dan
rasanya manis. Buah semangka memiliki ukuran sesuai beratnya. Semakin berat
buah semangka, maka semakin besar pula ukurannya.

b. Semangka adalah salah satu jenis buah yang mengandung banyak air. Buah
semangka memiliki biji di dalamnya. Biasanya ada semangka yang memiliki biji
warna putih atau hitam kecoklatan. Buah semangka sendiri berwarna merah
merona.

c. Bobot buah semangka bervariasi, mulai dari 4 kg sampai 20 kg. Semangka yang
berukuran kecil pada umumnya mencapai 4 sampai 5 kg. Sementara buah
semangka yang berukuran sedang beratnya mencapai 6 sampai 10 kg. Jika beratnya
sudah lebih dari itu, berarti sudah termasuk buah semangka berukuran besar.

d. Buah ini sangat cocok dinikmati ketika musim panas. Kesegaran buah ini sangat
cocok untuk menghilangkan rasa haus. Sensasi buah semangka ketika dimakan
pada saat digigit akan terasa renyah dan menumpahkan air dari dagingnya ke dalam
mulut. Sensasi ini yang menjadi favorit banyak orang.

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Buatlah sebuah teks deskripsi dari paragraf-paragraf di atas! Susunlah sesuai format
berikut dan berilah judul untuk teks tersebut!

Identifikasi :

Deskripsi :

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Pilihlah satu (1) objek di bawah ini! Susunlah sebuah teks deskripsi berdasarkan objek
yang telah kamu pilih tersebut! Kerjakanlah di lembar kerja siswa yang telah
disediakan!

https://tempatwisataunik.com/
https://www.brilio.net/

Lawang Sewu Klenteng Sam Poo Kong

https://pesona.travel/

https://min.wikipedia.org/

Jam Gadang Candi Arjuna

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lembar Kerja Siswa

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lembar Kerja Siswa

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ayo Berefleksi

1. Bagaimana perasaanmu setelah selesai mempelajari materi berlatih menulis teks


deskripsi menggunakan modul pembelajaran ini? Sertakanlah alasannya!

2. Kamu telah menyelesaikan Bab II. Sejauh ini, apakah kamu mengalami kesulitan?
Jika ya, kesulitan apa sajakah yang kamu alami?

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Melalui pembelajaran cerita imajinasi menggunakan modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi
dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu, siswa mampu menjelaskan hakikat, unsur, dan
karakteristik cerita imajinasi dengan tepat.

Cerita Imajinasi

Ciri
Hakikat Unsur Jenis
Kebahasaan

Kesesuaian
Ide
Nurgiyantoro Tema dengan Dunia
Terbuka
Nyata

Aneh,
Latar Total
KBBI Misterius, Ajaib

Irisan
Latar Lintas
Alur Ruang dan
Waktu

Penokohan Latar Tokoh


Cerita Unik

Sezaman
Sudut Fiksi
Pandang
Lintas
Waktu
Amanat Bahasa
Bervariasi

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

APA ITU CERITA IMAJINASI?


Pernahkah kamu berimajinasi? Imajinasi apa
yang kamu bayangkan? Apakah kamu pernah
membaca sebuah cerita imajinasi atau cerita fantasi?
Judul apa saja yang sudah pernah kamu baca?
Ataukah kamu sudah pernah menonton Spongebob,
Doraemon, dan Harry Potter? Bagaimana kisahnya? Seru? Asyik? Kisah-kisah dalam film
tersebut adalah cerita imajinasi yang sudah difilmkan loh. Nah, kamu juga bisa menulis
cerita imajinasimu sendiri. Setiap hari tentu kamu sering berkhayal atau berimajinasi
tentang sesuatu hal. Agar apa yang kamu bayangkan dapat bermakna, maka pada
pembelajaran ini, kita akan mengenal tahap demi tahap mengenai cerita imajinasi, apa saja
strukturnya, ciri-cirinya, kaidah kebahasaannya; dan tentu saja kamu akan belajar menulis
cerita imajinasimu. Menarik bukan? Nah, sekarang mari kita belajar bersama ya! 

A. Hakikat Cerita Imajinasi


Menjadi seorang penulis cerita imajinasi/cerita fantasi adalah salah satu impian
banyak orang. Bisa jadi salah satunya itu kamu. Nah, sebelum menjadi seorang penulis yang
andal nantinya, kamu perlu mengetahui dengan benar pendapat ahli mengenai cerita
imajinasi. Lantas, apa saja pendapat ahli?
Menurut Nurgiyantoro, cerita imajinasi adalah cerita
yang menampilkan tokoh, alur, latar, atau tema yang derajat
kebenarannya diragukan, baik menyangkut (hampir) seluruh
maupun hanya sebagian cerita (Nurgiyantoro, 2016). Keraguan
tersebut terjadi karena ketidakmasukakalan cerita yang
disampaikan. Ketidakmasukakalan itu dapat meliputi tokoh
yang digambarkan, bisa manusia, hewan, makhluk halus, dll;
latar yang bisa berada di bumi atau bahkan tempat-tempat lain
di luar angkasa ataupun tempat yang tidak pernah dibayangkan
sebelumnya. Dalam KBBI, imajinasi diartikan sebagai daya pikir
untuk membayangkan (dalam angan-angan) atau menciptakan https://www.bambangirwantoripto.com
/
gambar (lukisan, karangan, dan sebagainya) kejadian berdasarkan kenyataan atau
pengalaman seseorang.
Jadi, cerita fantasi/imajinasi adalah cerita fiksi yang mengandalkan daya imajinatif
yang tinggi, sehingga terdapat ketidakmasukakalan dalam cerita yang dibuat oleh penulis.
Dalam cerita yang disampaikan, tentu juga memiliki amanat yang ingin disampaikan
kepada pembaca.

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sebelum beranjak ke materi selanjutnya, bacalah contoh cerita imajinasi berjudul “Gaun
Peri Lily” karya Aisyah Azzahroh di bawah ini!

Gaun Peri Lily


Di kala senja, angin berhembus menerpa rambut panjang Vera, seorang gadis miskin
yatim piatu. Vera hanya tinggal bersama kakaknya, Kak Lissa. Di sekolah, Vera memiliki
teman yang cukup banyak termasuk Nara dan Alvian. Saat mereka sedang makan di
kantin, Caca datang dan memberikan undangan pesta ulang tahunnya.
“Jangan lupa datang, ya!” Ucap Caca.
“Oke,” balas Alvian dan Nara. Tetapi Vera masih terdiam
memikirkan gaun yang akan dipakainya di pesta ulang
tahun Caca nanti.

https://www.vecteezy.com
“Heh, kok bengong?” Kata Alvian mengagetkan lamunan Vera.
“Ohh, ti…tidak apa,” kata Vera.
Teng..teng…teng… bel sekolah berbunyi pertanda waktunya
masuk kelas.

Malamnya Vera masih memikirkan apa yang akan dipakainya saat ulang tahun Caca
nanti. Kalau harus membeli, Vera tidak memiliki uang. ‘Berilah aku keajaiban,’ ucap Vera
berharap. Tak lama kemudian, Vera mulai tertidur karena kantuk yang menyerangnya.
Vera pun di bawa ke alam mimpi.

Cuiitt…cuiittt…suara burung Kenari sedang menyapa pagi Vera. Vera pun segera
mandi dan bersiap ke kios kakaknya karena ini hari Minggu. Alangkah terkejutnya saat
ia berbalik arah, ada gaun putih dengan hiasan mutiara.
“Wow!! Gaun siapa ini?” Pikir Vera. Vera pun mendekati gaun itu.
“Gaunnya bagus sekali, mungkin ini hadiah dari kakak. Tapi kakak tidak punya uang
untuk membeli gaun ini. Apa mungkin jatuh dari langit? Tapi atap nggak jebol,” pikiran
Vera makin kacau. Lalu, ia pun mencoba gaun itu.
“Wahh, cantiknya aku,” kata Vera sambil bercermin. ‘Buat pesta pasti cocok, tapi ini
bukan punyaku. Ah, nggak usah dipakailah kalau begitu,’ pikir Vera. Vera pun bergegas
mandi dan segera ke kios kakaknya.

Malamnya, udara dingin sekali di kamar Vera.


“Mungkin aku nggak jadi ke pesta,” kata Vera menangis.
“Bisa!” Kata suara yang tiba-tiba muncul. Vera mencari sumber suara itu.
“Aku di sini,” kata suara itu lagi.
Setelah Vera berbalik, tampaklah seorang peri cantik.
“Si…siapa kamu?” tanya Vera.
“Aku Peri Lily,” jawabnya.

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

“Kenapa kau datang?” tanya Vera.


“Kau adalah anak yang jujur dan patut ditiru. Maka, aku menghadiahkan kamu gaun
ini,” kata Peri Lily sambil menyodorkan gaun yang Vera temukan tadi pagi.
“Jadi, aku bisa ke pesta?” tanya Vera antusias.
Peri Lily mengangguk. Lalu Vera bergegas ke pesta ulang tahun Caca dengan diantar
Peri Lily menggunakan mobil mewahnya, dan kini Vera merasa bahagia. Tak lupa pula
ia mengucapkan terima kasih pada Peri Lily.
Sumber: http://cerpenmu.com/cerpen-fantasi-fiksi/gaun-peri-lily.html

B. Unsur-Unsur Cerita Imajinasi


Sebuah cerita tentunya didukung oleh berbagai unsur pembangun. Dalam menulis
cerita imajinasi, ada unsur-unsur yang harus kamu ketahui terlebih dahulu. Unsur-unsur ini
yang nantinya akan memudahkanmu membuat sebuah cerita, salah satunya cerita
imajinasi. Apa sajakah itu? Menurut Rusyana (1991:65), unsur-unsur pembangun sebuah
cerita adalah sebagai berikut.
1. Tema
Tema disebut juga sebagai ide cerita. Temalah yang
akan menentukan tujuan atau arah penulisan sebuah cerita.
Dalam Ensiklopedi Sastra Indonesia juga dijelaskan bahwa
https://www.digination.id/

tema merupakan setiap gagasan, ide pokok, ataupun pokok


persoalan yang digunakan sebagai dasar atau landasan
pembuatan cerita. Dalam pembuatan sebuah cerita, tema
adalah langkah awal yang harus dipilih atau ditentukan.
Tema dapat ditemukan dari pengalaman pribadi,
pengalaman orang lain atau dari fenomena-fenomena yang
sedang terjadi di
sekitarmu. Dalam
membuat cerita imajinasi, kamu dapat berkreasi
sebebas-bebasnya. Tema-tema dalam cerita imajinasi
umumnya aneh, tidak masuk akal dan menakjubkan.
Pilihlah tema-tema yang tidak biasa, unik, namun
tetap mengedepankan hal positif di dalamnya. Tema-
tema positif misalnya tentang kebaikan, kejujuran,
kerendahan hati, dan lain sebagainya.

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Latar
Apakah kamu sudah mengetahui apa itu latar?
Dalam menulis sebuah cerita, latar adalah salah
satu komponen yang harus ada. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ditegaskan bahwa
latar merupakan keterangan mengenai waktu,
ruang (tempat), dan suasana terjadinya lakuan
https://pixabay.com/ atau peristiwa dalam karya sastra. Latar berfungsi
agar suatu cerita dapat menyajikan informasi
secara jelas mengenai situasi dalam cerita. Ada beberapa jenis latar yang harus kamu
ketahui, antara lain:
a. Latar Tempat
Latar tempat ialah latar yang menunjukkan lokasi
suatu peristiwa. Contohnya seperti di ruang
angkasa, di kamar, di sebuah gedung, di bumi, dan
lain sebagainya.
b. Latar Waktu
Banyak orang masih bingung dan
Latar waktu merupakan latar yang menunjukkan salah dengan penulisan di dan ke
waktu dimana suatu peristiwa itu terjadi. sebagai kata depan dan awalan.
Contohnya seperti di pagi hari, di kala senja, pada Bentuk di dan ke sebagai kata
depan apabila membentuk
zaman dahulu, 100 tahun yang lalu, 30 tahun keterangan tempat, dan
mendatang dan lain sebagainya. penulisannya harus terpisah dari
c. Latar Suasana kata yang mengikutinya.
Sedangkan, bentuk di dan ke
Latar suasana merupakan kondisi batin si tokoh
sebagai awalan apabila tidak
atau lingkungan tempat tokoh berada. Hal ini membentuk keterangan tempat,
berhubungan dengan situasi atau kondisi ketika dan penulisannya harus
terjadinya suatu peristiwa dalam cerita. Contohnya serangkai dengan kata yang
mengikutinya.
adalah suasana gembira, suasana sedih, suasana
terharu, dan lain sebagainya.

Berikut ini adalah contoh latar dari cerita imajinasi berjudul “Gaun Peri Lily”.
Latar Keterangan Bukti Kutipan
Tempat di sekolah Di sekolah, Vera memiliki teman yang cukup
banyak termasuk Nara dan Alvian.
di kantin Saat mereka sedang makan di kantin, Caca datang
dan memberikan undangan pesta ulang
tahunnya.
di kamar …Vera mulai tertidur karena kantuk yang
menyerangnya.
Waktu di kala senja Di kala senja, angin berhembus menerpa rambut
panjang Vera, seorang gadis miskin yatim piatu.

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

malamnya Malamnya Vera masih memikirkan apa yang akan


dipakainya saat ulang tahun Caca nanti.
Malamnya, udara dingin sekali di kamar Vera.
Tak lama kemudian Tak lama kemudian, Vera mulai tertidur karena
kantuk yang menyerangnya.
Suasana Sedih “Mungkin aku nggak jadi ke pesta,” kata Vera
menangis. (Kata menangis menandakan bahwa
Vera sedang sedih)
Bahagia Lalu Vera bergegas ke pesta ulang tahun Caca
dengan diantar Peri Lily menggunakan mobil
mewahnya, dan kini Vera merasa bahagia.

3. Alur atau Plot


Dalam membuat sebuah cerita, kamu tidak
akan terlepas dari yang namanya alur. Apakah
alur itu? Alur merupakan sebuah struktur
rangkaian kejadian-kejadian dalam sebuah
cerita yang disusun secara kronologis.
Kejadian-kejadian dalam suatu cerita terjadi
secara sebab akibat. Artinya, peristiwa yang
satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya
peristiwa yang lain.
Berdasarkan urutan waktu atau
kronologisnya, alur dapat diklasifikasikan
menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.

a. Alur Maju
Alur maju yang bisa disebut juga alur progesif adalah sebuah alur yang klimaksnya
berada di akhir cerita dan rangkaian peristiwanya di susun berurutan dari awal hingga
akhir. Tahapan alurnya adalah sebagai berikut.

Pengenalan Klimaks Penyelesaian

Muncul Antiklimaks
Konflik

b. Alur Mundur
Alur mundur yang bisa disebut juga alur regresi adalah sebuah alur yang
menceritakan masa lampau yang menjadi klimaks di awal cerita. Pada alur ini,

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

rangkaian peristiwa berawal dari pengalaman masa lalu ke masa kini dengan susunan
waktu yang tidak berurutan. Tahapan alurnya adalah sebagai berikut.

Penyelesaian Klimaks Pengenalan

Antiklimaks Muncul
Konflik

c. Alur Campuran
Alur campuran yang bisa disebut juga alur maju-mundur adalah alur yang diawali
dengan klimaks, kemudian menceritakan masa lampau, dan dilanjutkan hingga tahap
penyelesaian. Penulis yang menggunakan alur ini akan mengenalkan tokoh dalam
cerita sehingga saat cerita belum selesai, kita diajak kembali ke awal cerita untuk
memperkenalkan tokoh lainnya. Tahapan alurnya adalah sebagai berikut.

Penyelesaian Klimaks Pengenalan

Antiklimaks Muncul
Konflik

4. Penokohan
Dalam membuat sebuah cerita,
tokoh menjadi hal yang sangat
disiapkan oleh penulis. Istilah ‘tokoh’
menunjuk pada orang atau pelaku
cerita. Tanpa adanya tokoh, sebuah
cerita menjadi tidak seru dan bermakna.
Dalam KBBI, tokoh merupakan
pemegang peran (peran utama) dalam
roman atau drama. Cara pengarang
menampilkan tokoh disebut juga
https://cewekbanget.grid.id/
dengan penokohan. Dalam penokohan,
watak, perwatakan, karakter menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang
ditafsirkan oleh pembaca. Penokohan ini lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang
tokoh yang ada dalam cerita. Untuk kerpribadian seorang tokoh, pemaknaan dapat

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dilakukan berdasarkan kata-kata (verbal) dan tingkah laku (non-verbal). Pembedaan antar
tokoh yang ada dalam suatu cerita lebih ditentukan oleh kualitas pribadi daripada dilihat
secara fisik. Selain itu, kamu juga harus bisa menentukan tokoh mana yang berperan
sebagai pelaku utama/tokoh utama, dan tokoh mana yang hanya sebagai pelaku
sampingan/tambahan. Tokoh utama ialah tokoh yang paling banyak diceritakan, dan selalu
berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Sedangkan tokoh sampingan/tambahan adalah
tokoh yang kemunculannya sedikit, memiliki peran yang tidak terlalu penting dan
kemunculannya hanya jika terdapat kaitan dengan tokoh utama baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Berikut ini adalah contoh penggambaran sosok Vera sebagai tokoh utama dalam
cerita imajinasi berjudul “Gaun Peri Lily” karya Aisyah Azzahroh.


Malamnya, Vera masih memikirkan apa yang akan dipakainya saat ulang tahun
Caca. Kalau membeli, Vera tidak memiliki uang. ‘Berilah aku keajaiban,’ ucap
Vera berharap. Tak lama kemudian, Vera pun tertidur karena kantuk yang
menyerangnya. Vera dibawa ke alam mimpi.

Sumber: http://cerpenmu.com/cerpen-fantasi-fiksi/gaun-peri-lily.html

5. Sudut Pandang
Sudut pandang (point of view) adalah teknik yang dipilih penulis untuk menyampaikan
ceritanya. Menurut Aminuddin (1997: 90-91), sudut pandang dapat dibagi menjadi empat
yaitu:
a. Author omniscient (orang ketiga); cara ini
digunakan penulis menceritakan
ceritanya dengan menggunakan kata ‘dia’
untuk tokoh utama, tetapi dia turut hidup
dalam pribadi tokohnya.
b. Author participant yaitu penulis turut
mengambil bagian dalam cerita. Ada dua
kemungkinan yaitu penulis menjadi tokoh
utama sehingga menggunakan kata ‘aku’
atau penulis hanya mengambil bagian
https://kumparan.com/
kecil saja.
c. Author observer (hampir sama dengan
yang pertama) bedanya penulis hanya sebagai peninjau, seolah-olah dia tidak dapat
mengetahui jalan pikiran tokohnya.
d. Multiple yang berarti gabungan atau campur aduk.

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Amanat dapat
juga dikatakan sebagai pemecahan persoalan/masalah yang dikemukakan penulis dalam
cerita. Dalam membuat sebuah cerita imajinasi, kamu juga harus memberikan amanat yang
mengandung nilai-nilai positif. Nilai-nilai tersebut diharapkan dapat dijadikan contoh atau
teladan bagi para pembaca. Penyampaian amanat ini selalu didasarkan pada tema. Dalam
sebuah cerita, ada dua cara penyampaian amanat, yaitu secara tersurat (jelas) dan tersirat
(tersembunyi). Amanat juga dapat diketahui melalui alur cerita yang disajikan.

C. Ciri-Ciri Cerita Imajinasi


Untuk menjadi seorang penulis cerita imajinasi, ada ciri-ciri yang perlu kamu ketahui
dan kamu pahami. Hal ini agar cerita yang nantinya kamu buat menjadi menarik dan
diminati oleh pembaca. Apa sajakah ciri-cirinya?

Ide

Aneh,
Bahasa
Misterius,
Bervariasi
Ajaib

Ciri
Latar
Fiksi Ruang dan
Waktu

Tokoh
Unik

1. Ide cerita yang terbuka


Ide cerita disebut juga sebagai tema. Dalam membuat cerita imajinasi, ide cerita
umumnya tidak memiliki batasan realita dan dapat dikembangkan sesuka pengarang.
Dalam hal ini, penulis memiliki kebebasan penuh terhadap apapun yang ingin diceritakan.
Tema dan ide yang diusung oleh cerita imajinasi umumnya bersifat aneh, menakjubkan dan
tidak masuk akal. Pilihan temanya dapat berupa hal-hal mistis, supranatural/magic, science
fiction, futuristis, dan lain sebagainya. Magic/supranatural/sihir berarti penulis

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menggambarkan tokoh yang dapat mengubah sesuatu di luar kemampuan manusia.


Futuristis berarti sesuatu yang berhubungan dengan masa depan, atau hal-hal baru yang
belum ada pada masa sekarang.

2. Terdapat keanehan, misterius, dan keajaiban


Apakah kamu masih ingat pengertian dari cerita imajinasi? Ya, cerita imajinasi adalah
cerita khayalan; yang artinya cerita yang tidak nyata. Dalam membuat cerita imajinasi,
kamu (yang suatu hari nanti jadi penulis cerita imajinasi) dengan sangat bebas
mengembangkan alur cerita yang ingin kamu buat. Tentunya, dalam setiap cerita imajinasi,
akan terdapat keanehan, unsur-unsur mistis serta keajaiban yang tidak ada di dunia nyata.

3. Menggunakan Latar lintas ruang dan waktu


Dalam cerita fantasi, latar yang digunakan dapat menembus ruang dan waktu.
Menembus ruang dan waktu artinya adalah terjadi di suatu tempat dan suatu waktu
tertentu, yang mungkin tidak ada di dunia nyata. Kuncinya di sini ialah imajinasi yang tinggi.

4. Tokoh yang unik


Dalam cerita imajinasi, tokoh yang ditampilkan
umumnya memiliki kelebihan tersendiri yang unik
dan berbeda dari yang lain. Tokoh juga bisa
digambarkan memiliki sebuah kesaktian yang tidak
ada di dunia nyata. Wujud tokoh dalam cerita
imajinasi bisa berupa manusia, binatang, http://vandjiescarlet.blogspot.com/

tumbuhan, peri-peri, ataupun yang lainnya.

5. Bersifat Fiksi atau khayalan


Seperti pengertiannya, cerita imajinasi adalah sebuah cerita fiksi atau khayalan. Cerita
imajinasi tidak akan kamu temukan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Cerita imajinasi ini
biasanya tidak akan bisa dinalar oleh akal pikiran dan tentunya tidak bisa dibandingkan
dengan kehidupan nyata. Karena sejatinya, cerita imajinasi adalah dunia yang kamu
ciptakan sendiri.

6. Gaya bahasa yang bervariasi


Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita imajinasi umumnya tidak selalu terikat harus
menggunakan bahasa formal, melainkan dapat menggunakan bahasa yang lebih santai
dan bervariasi. Biasanya digunakan ragam percakapan seperti dalam kehidupan sehari-
hari.

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Jenis Cerita Imajinasi


Jenis cerita imajinasi terbagi menjadi dua, yaitu berdasarkan kesesuaian dalam kehidupan
nyata dan berdasarkan latar cerita. Kita akan membahas satu persatu.

1. Berdasarkan Kesesuaiannya dengan Dunia Nyata


Cerita fantasi jenis ini, terbagi lagi menjadi dua yaitu fantasi total dan fantasi irisan.
Fantasi total berisi fantasi penulis terhadap objek tertentu. Pada jenis fantasi total ini,
semua yang terdapat pada cerita tidak terjadi dalam dunia nyata. Semuanya murni hasil
imajinasi atau ciptaan si penulis. Contoh fantasi total dapat kamu lihat pada cerita ‘Narnia’
dan ‘Harry Potter’.
Cerita fantasi irisan merupakan cerita fantasi yang mengungkapkan fantasi tetapi
masih menggunakan nama-nama dalam kehidupan nyata, menggunakan nama tempat
yang ada dalam dunia nyata, atau peristiwa yang pernah terjadi pada dunia nyata.

2. Berdasarkan Latar Cerita


Cerita fantasi jenis ini terbagi pula menjadi dua kategori yaitu latar sezaman dan latar
lintas waktu. Latar sezaman berarti latar yang digunakan dalam cerita fantasi berada dalam
satu masa yang sama. Misalnya cerita fantasi yang bercerita hanya tentang masa kini, masa
lampau, dan masa yang akan datang.
Latar lintas waktu berarti cerita fantasi yang menggunakan dua latar waktu yang
berbeda dalam satu cerita yang sama. Misalnya bercerita tentang masa kini dan zaman
prasejarah, atau bercerita tentang masa kini dan masa 50 tahun mendatang.

Bacalah cerita imajinasi di bawah ini dengan cermat!


Keledai dan Petani

Kisah ini dimulai dari suatu desa yang ada di pegunungan dan jauh dari hiruk pikuk
perkotaan. Di desa tersebut ada seorang petani yang dermawan tetapi hidupnya hanya
sebatang kara. Meskipun ia hidup sebatang kara, ia selalu membagikan hasil dari menjual
sayurannya kepada tetangganya dan juga selalu mengasihi orang yang tidak mampu
walaupun hidupnya juga tidak banyak memiliki harta. Setiap kali ia menjual sayuran, maka
hasilnya akan ia gunakan untuk bersedekah baik itu dengan memberi uang atau pakaian.
Ia memiliki seekor keledai yang digunakan untuk mengangkut sayuran hasil
bertaninya ke pasar di kota terdekat. Petani tersebut sangat menyayangi keledai
kepunyaannya. Makanan dan tempat tinggal sang keledai juga sangat dicukupi, karena
memang hanya sang keledailah yang menjadi teman hidup sekaligus keluarga bagi sang

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

petani. Tetapi sayangnya, sang keledai malah merasa tidak puas dengan apa yang
didapatkannya dari perlakukan sang petani.
Setiap sang petani menggunakannya untuk
mengangkut sayuran ke pasar, ia selalu menggerutu
dan tidak suka karena merasa dirinya terbebani.
Bahkan pada suatu hari ketika akan menjual sayuran ke
pasar, ia bertanya pada tuannya mengapa sang tuan
tidak membeli gerobak saja, padahal uang hasil
penjualan sayur si tuan cukup untuk membeli gerobak.
Lalu juga mengapa uang tersebut malah diberikan
kepada orang lain oleh sang tuan.
Namun, sang petani tidak menjawab dan
melanjutkan pekerjaannya menaikkan sayur ke dalam https://publicdomainvectors.org
/
kantong kain yang ada pada tubuh sang keledai. Sang petani melanjutkan saja
pekerjaannya dan menuntun sang keledai untuk mengangkut sayuran ke pasar hingga
petani dan keledai sampai ke sebuah sungai dimana memang alirannya deras, dan petani
pun berhenti dan beristirahat sejenak. Di saat itu sang keledai malah mendapatkan ide
yang konyol yaitu pada saat melewati sungai ia akan berpura-pura jatuh ke sungai dan
membuat sayur yang diangkutnya jatuh ke sungai dan terbawa air.
Pada keesokan harinya, ketika melewati sungai itu sang keledai benar-benar berpura-pura
jatuh sehingga sayur yang diangkutnya ikut terbawa arus sungai. Namun tidak semua,
masih ada yang tersisa sebab sang petani langsung meminta tolong kepada masyarakat
sekitar untuk mengangkat sang keledai. Setelah itu sang keledai berpura-pura minta maaf
dengan alasan ia jatuh karena bebannya kurang seimbang. Kemudian sang petani pun
berkata bahwa ia besok akan membawa sayur yang lebih banyak supaya beban sang
keledai bisa seimbang. Namun meskipun begitu sang keledai tetap saja terjatuh, hingga
sang petani merasa sang keledai memang sengaja untuk menjatuhkan diri. Karena
memang kejadian yang sama sudah berulang kali terjadi. Akhirnya sang petani pun
memiliki ide untuk memberi pelajaran sang keledai.
Esoknya sang petani bukan membawa sayur melainkan membawa kapas yang
memang menyerap air yang ia taruh dalam karung. Ketika tiba di sungai, sang keledai
menjatuhkan dirinya lagi, tetapi ia merasa kenapa bebannya semakin berat bukannya
ringan karena kalau sayur pasti sudah terbawa air. Lantas ia pun bertanya kepada sang
petani, dan sang petani memberitahu bahwa yang ia bawa bukanlah sayuran melainkan
kapas. Petani itu berkata pada sang keledai kalau memang ia sudah tahu sang keledai
sengaja menjatuhkan diri ke sungai supaya sayurnya terbawa air dan bebannya berkurang.
Hal itu pulalah yang membuat petani semakin rugi. Sekarang ia sengaja membawa kapas
yang menyerap air sehingga membuat bebannya semakin berat. Mendengar itu sang
keledai pun merasa malu dan juga merasa ia sangat tidak tahu terima kasih. Sang keledai
pun akhirnya meminta maaf kepada tuannya.
(Sumber: https://made-blog.com/contoh-cerita-fantasu/ dengan beberapa perbaikan)

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kerjakan soal-soal di bawah ini, dan gunakanlah kolom yang tersedia untuk menuliskan
jawaban Anda!
1. Apakah judul telah mencerminkan isi cerita tersebut?

2. Apakah kamu setuju jika teks tersebut termasuk cerita imajinasi? Jelaskan alasanmu!

3. Identifikasilah unsur-unsur yang berhubungan dengan isi teks tersebut!


No. Unsur-Unsur Penjelasan

1 Tema

2 Latar

Tokoh dan
3
wataknya

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4 Alur

5 Konflik

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bacalah cerita imajinasi di bawah ini dengan cermat dan teliti!

Tiga Mantra Ajaib


(Oleh Kak Haya Aliya Zaki)

Pangeran Albert adalah pangeran cilik yang tampan dan pintar. Sayang, ia suka
berkata kasar. teman-teman dan seluruh penghuni kastil pernah menjadi korban. Seperti
hari ini, Pangeran Albert mengejek gaya berjalan Bibi Dora, bibinya yang tinggal di kerajaan
tetangga. Waktu itu mereka sedang berada di acara jamuan the di kastil Bibi Dora. Tentu
saja Bibi Dora tersinggung. Raja Bernard, ayah Pangeran Albert, langsung menegur
Pangeran Albert.
“Albert, kalau kau terus berbicara kasar, ayah akan menghukummu!” demikian seru
Raja Bernard. “Kau tidak boleh bermain ke Taman Groga selama tiga hari!”
Wah, Pangeran Albert sangat menyesal. Taman Groga adalah taman bermain
favorit Pangeran Albert. Di sana ada ayunan gantung, perosotan layang, gua bersuara, dan
masih banyak macam permainan yang lain. Hukuman itu memang menghentikan sejenak
kekacauan akibat ulah Pangeran Albert. Namun keesokan harinya, Pangeran Albert
kembali berbuat hal yang sama. Ia tak jera.
“Tampaknya kau harus memberi perhatian lebih pada Albert, Bernard. Ia berubah
sejak ditinggal Renata…” Tante Klara, sahabat Raja Bernard yang cantik dan baik hati,
mencoba mengajak Raja Bernard berbicara tentang sikap Pangeran Albert. Sesungguhnya,
ia sangat sayang pada putra sahabatnya itu. Dulu, sewaktu Ratu Renata masih hidup,
Pangeran Albert adalah anak yang manis. Namun, semua berbalik 180 derajat ketika Ratu
Renata meninggal dunia karena sakit.
Raja Bernard menunduk resah. “Kau benar, Klara. Kian hari ulah Albert kian
menjadi-jadi. Tampaknya putraku butuh belaian seorang ibu. Pengasuh Darli tak bisa
sepenuhnya berperan. Aku sedang memikirkan mencari pengganti Renata. Bukan untuk
menggantikan sosok ibu di hati Albert. Tapi kehadiran ibu di sisi Albert untuk saat ini dan
seterusnya, sangat penting.”
Tante Klara mengangguk setuju. Raja Bernard menatap Tante Klara penuh arti.
Tante Klara tak tahu apa sebenarnya yang ada dalam pikiran raja tampan itu.

*****

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

“Ssshh…. Bangun! Bangun, Pangeran!” Suara halus mengusik tidur Pangeran Albert.
Pangeran Albert mengucek matanya. Sepertinya hari belum beranjak pagi. Ia masih
sangat mengantuk. Tapi demi melihat makhluk super kecil
mengitari ujung hidungnya, mata Pangeran Albert langsung
membelalak. Olala, makhluk apakah ini gerangan? Ukuran
tubuhnya hanya sebesar jempol ibu jari! Serbuk cahaya
memenuhi sekujur tubuh dan wajahnya yang cemerlang.
Sedangkan kedua sayap di punggung makhluk tersebut tak
henti mengepak. Sayap itu mengeluarkan bunyi dengung.
“Hai, aku Peri Vairy! Sudah, jangan kelamaan bengong,
Pangeran! Maukah kau kuajak berpetualang ke Negeri Impian?
Negeri Impian adalah negeri yang saaaa…ngat indah!” ajak
https://studiomayapada.wordpress.com/
Peri Vairy.
“A…a…apa? Ne…. Negeri Impian?” ulang Pangeran Albert terbata. Ia langsung
ingat dengan dongeng-dongeng yang selalu dibacakan ibunda Ratu sebelum ia tidur.
Mungkinkah Negeri Impian sungguh ada? Tapi bagaimana kalau makhluk kecil ini bohong?
Apakah ia bukan makhluk jahat?
“Ayolah, aku tahu apa yang ada dalam benakmu! Negeri Impian itu ada! Dan aku,
makhluk paling baik sejagat raya! Tapi agar kau bisa melalui perjalanan ke sana dengan
mulus, kau harus mematuhi syarat yang kuajukan!” tukas Peri Vairy.
“Baiklah, aku mau! Apa syaratnya?” tantang Pangeran Albert semangat.
Keraguannya pupus. Ia tak sabar ingin bersenang-senang. Siapa tahu setelah berada di
Negeri Impian, ia bisa melupakan kesedihannya karena ditinggal ibunda Ratu.
“Syaratnya, kau sama sekali tak boleh berkata kasar. Itu saja!” ucap Peri Vairy.
“Ah…. Gampang!” Pangeran Albert tertawa remeh. Setelah sepakat, Peri Vairy
menaburkan serbuk cahaya ke sekeliling tubuh Pangeran Albert. Wow! Pangeran Albert
bisa terbang! Ia mengikuti Peri Vairy ke Negeri Impian. Peri Vairy membuktikan ucapannya.
Negeri Impian memang benar-benar indah! Dimana-mana terhampar taman dengan ribuan
macam bunga. Hewan-hewan gemuk dan sehat tersebar di penjuru negeri. Penduduk
Negeri Impian berpakaian sangat bagus. Bukan itu saja, mereka juga terlihat akur dan
saling menyayangi. Pangeran Albert disuguhi makanan yang enak-enak. Uhhh, rasanya
Pangeran Albert ingin tinggal di sana selamanya!
“Hei, makhluk apa itu?” desis Pangeran Albert. Sekelompok kurcaci dengan derap
langkah yang kompak, lewat di depannya. Para kurcaci berpakaian warna-warni. Mereka
riang bernyanyi. Wah, wah…. Pangeran Albert tak tahan untuk tidak mencela. “Wahai,
makhluk-makhluk cebol, ternyata di Negeri Impian ada juga makhluk bertampang buruk
seperti kalian ya! Hahahahah…!”
Begitu kalimatnya selesai, kedua telinga Pangeran Albert langsung memanjang.
Pangeran Albert menjerit ketakutan. Tapi Peri Vairy tenang-tenang saja. Bukankah ia sudah
mengingatkan? Pangeran menyalahi janji karena berkata kasar.

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lalu Pangeran Albert bertemu sekelompok raksasa. Ia kembali berkata kasar. kini,
hidung Pangeran Albert memanjang. Dan ketika berpapasan dengan gerombolan nenek
penyihir, lagi-lagi Pangeran Albert berkata kasar. Tanpa ampun, dagu sang pangeran ikut
memanjang juga!
“Tolooooong…! Aku kapok, Peri Vairy! Kembalikan wajahku! Aku ingin pulang!”
Pangeran Albert menangis.
“Maaf, Pangeran! Kalau kau ingin wajahmu kembali seperti sedia kala, kau harus
berkata yang baik hingga tengah malam nanti. Dan jangan lupa, ucapkan tiga mantra
ajaib!” Peri Vairy menepuk bahu Pangeran Albert dengan wajah sedih. Ia turut prihatin.
“Tiga mantra ajaib? Apa saja itu?” Pangeran Albert bingung. “Aku tidak bisa
memberitahumu. Aku harus pergi! Tugasku menemanimu sudah selesai!” Peri Vairy
terbang menjauh. Serbuk cahaya berjatuhan di setiap kepakan sayapnya. Pangeran Albert
hanya melongo.
Gawat! Apa tiga mantra ajaib itu? Pangeran Albert menggaruk-garuk kepalanya
yang tak gatal. Ia pun terbang dan terus terbang. Ia berusaha keras untuk tidak berkata
kasar. Sejauh ini semua aman-aman saja. Tapi, wajahnya masih tampak mengerikan. Ia
belum menemukan tiga mantra ajaib itu.
Malam menjelang. Pangeran Albert lelah dan lapar sekali. Ia terduduk di sebuah
sulur akar pohon raksasa. Seorang anak kecil dengan sekeranjang buah-buahan segar,
mendekatinya. Anak kecil tadi memberikan beberapa buah miliknya. Pangeran Albert
senang bukan kepalang.
“Te… terima…..ka…sih…” kata Pangeran Albert. Ia langsung melahap buah-
buahan itu. Mendadak, kedua telinga pangeran kembali normal. Pangeran Albert meraba-
raba telinganya, tak percaya.
Ternyata, mantra ajaib yang pertama adalah kata ‘terima kasih’, pikir Pangeran
Albert. Ia pun melanjutkan perjalanan. Saking senangnya, Pangeran Albert menabrak
seorang kakek tua dekat Sungai Madu.
“Ma….maaf, Kakek! Aku tak sengaja!” Pangeran Albert membantu kakek tua
berdiri. Mendadak, hidungnya kembali normal. Hmmm, berarti mantra ajaib yang kedua
adalah kata ‘maaf’! Hebat! Pangeran Albert terbang menyongsong langit. Tengah malam
tinggal sebentar lagi. Pangeran Albert tak menyadari tali sepatunya yang longgar. O-ow!
Sebelah sepatu pangeran terjatuh, tepat di ujung kaki seekor kuda sembrani.
“Kuda sembrani yang gagah, tolong ambilkan sepatuku!” pinta Pangeran Albert
Panik. Mendadak, dagu Pangeran Albert kembali normal. Tuntas sudah! Mantra ajaib yang
terakhir adalah kata ‘tolong’! Tubuh pangeran seolah seringan kapas. Ia melayang
menyusuri lorong hitam besar dan panjang, balik ke kerajaan tempat ia tinggal. Samar-
samar pangeran mendengar gema suara Peri Vairy.
“Ibunda Ratu di surga akan tersenyum bila melihatmu selalu berkata baik. Jangan
lupa, ucapkan tiga mantra ajaib, maka semua orang akan mengasihimu!”
“Bangun…. Bangun, Anakku! Bangun!”

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pangeran Albert mengerjap-kerjapkan mata. Ia melihat ayahnya dan Tante Klara


berdiri di sisi kanan dan kiri tempat tidurnya. Oh…. Ternyata aku Cuma mimpi, batin
Pangeran Albert. Tapi… Kenapa mimpi itu terasa begitu nyata ya?
“Anakku! Akhirnya kau siuman juga!” Raja Bernard memeluk putranya. Tante Klara
menatap pangeran dengan pandangan berkaca-kaca.
“Si…siuman?” ulang Pangeran Albert heran.
“Kau tertidur selama setahun! Kami kuatir sekali, Albert!” jelas Tante Klara.
Apaaaa….??? Bukankah aku hanya pergi sehari ke Negeri Impian? Pangeran tak habis pikir.
Sejak itu, Pangeran Albert menjadi pangeran yang manis. Ia tak pernah lagi berkata
kasar. tak lupa, ‘tiga mantra ajaib’ kerap diucapkannya bila perlu. Ya, Pangeran Albert ingin
ibunda Ratu tersenyum di atas sana. Setelah Raja Bernard menikah dengan Tante Klara,
kebahagiaan pangeran semakin lengkap. Kastil pun bertambah ramai oleh kelahiran adik-
adik Pangeran Albert ke dunia.
(Sumber: Buku 22 Hari Bercerita)

Kerjakan soal-soal di bawah ini, dan gunakanlah kolom yang tersedia untuk menuliskan
jawaban Anda!

1. Apakah judul tersebut mencerminkan isi cerita tersebut?

2. Hukuman apa yang diberikan Raja Bernard kepada Pangeran Albert ketika ia mengejek
Bibi Dori?

3. Apa sajakah tiga mantra ajaib yang dimaksud dalam cerita tersebut?

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam cerita imajinasi tersebut?

5. Bagaimanakah akhir cerita tersebut?

6. Identifikasilah unsur-unsur yang terdapat dalam cerita imajinasi tersebut! Gunakanlah


kolom dibawah ini untuk memudahkanmu!
No. Unsur-Unsur Penjelasan

1 Tema

2 Latar

Tokoh dan
3
wataknya

4 Konflik

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5 Amanat

7. Tuliskanlah kosakata-kosakata yang belum kamu pahami, kemudian carilah arti


kosakata tersebut di KBBI!

Kamus Mini
1. Amanat Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau
jfljlfhkajflajflajfln pendengar.
2. Imajinatif Mempunyai atau menggunakan imajinasi, bersifat khayal.
3. Supranatural berkaitan dengan hal yang melampaui keberadaan alam semesta
akdhakhfiaufiea yang terlihat; ajaib; gaib.
4. Mistik hal gaib yang tidak terjangkau dengan akal manusia yang biasa.
5. Fatsun sopan santun; kesopanan.

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Cerita imajinasi adalah cerita fiksi yang mengandalkan daya imajinatif yang tinggi,
sehingga terdapat ketidakmasukakalan dalam cerita yang dibuat oleh penulis.
2. Unsur-unsur pembangun sebuah cerita menurut Rusyana, yaitu:
a. Tema
b. Latar
c. Alur atau plot
d. Sudut pandang
e. Penokohan
f. Amanat
3. Ciri-ciri umum yang dimiliki oleh cerita imajinasi yaitu sebagai berikut:
a. Ide yang terbuka
b. Terdapat keanehan, misterius, dan keajaiban
c. Menggunakan Latar lintas ruang dan waktu
d. Tokoh yang unik
e. Bersifat khayalan
f. Gaya bahasa yang bervariasi
4. Berdasarkan kesesuaiannya dengan kehidupan nyata, ada 2 jenis cerita imajinasi
yaitu:
a. Imajinasi total
b. Imajinasi sebagian (irisan)
5. Berdasarkan latar cerita, terdapat 2 jenis cerita imajinasi yaitu:
a. Latar sezaman
b. Latar lintas waktu

https:/publicdomainvectors.org/

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bacalah cerita imajinasi berjudul Mr. Tobiko dan Hutan Enenimon karya Debby Cynthiana
di bawah ini!

Mr. Tobiko dan Hutan Enenimon


(Oleh Debby Cynthiana)

Di negeri fantasi yang


bernama Lilipina terdapat sebuah
hutan yang luas sekali, hutan itu
bernama huta Anenimon. Di hutan
itu terdapat banyak pepohonan
besar yang sangat rindang, daun-
daunnya lebat, buahnya besar dan
segar. Buah-buah yang ranum itu
berwarna-warni dan rasanya lezat
sekali. Para binatang di hutan
Anenimon setiap hari memakan
buah-buahan itu. Karena jumlahnya https://www.boombastis.com/

yang banyak, para penghuni hutan


tidak pernah kehabisan. Mr. Tobiko adalah sebuah pohon terbesar di hutan itu, ia selalu
melindungi para penghuni dari terik matahari dan hujan lebat. Di sekitar Mr. Tobiko
terdapat peri-peri cantik yang selalu mengelilinginya. Baju-baju peri tersebut berwarna-
warni dan berkilauan diterpa cahaya matahari.
Tiba-tiba pada suatu hari, hujan lebat mengguyur hutan Anenimon disertai dengan
angina yang sangat kencang! Petir menyambar-nyambar dan tiba-tiba muncul awan hitam
yang membuat hutan Anenimon menjadi sangat gelap. Dari balik awan tiba-tiba muncul
seorang peri jahat bernama Merimida dengan bajunya yang hitam. Ia menyihir para
binatang menjadi batu! Mr. Tobiko yang melihat perbuatan Merimida itu menjadi sangat
marah. Peri-peri cantik pun ketakutan dan bersembunyi di balik batang Mr. Tobiko yang
besar. Mr. Tobiko menggerak-gerakan cabang-cabangnya untuk menjatuhkan Merimida.
Tetapi Merimida terlalu gesit untuk dijatuhkan.
Mr. Tobiko pun berdoa kepada Tuhan supaya akar-akarnya bisa ia cabut supaya ia
bisa bergerak dengan leluasa. Karena Mr. Tobiko adalah sebuah pohon yang baik maka
Tuhan pun mengabulkan doanya. Akar-akarnya tercabut keluar dari tanah dan ia pun
mengejar kemanapun Merimida terbang. Ke kiri, ke kanan, ke depan, dan ke belakang.
Karena kelelahan, tiba-tiba pukulan dari cabang Mr. Tobiko mengenai Merimida. Ia pun
jatuh tersungkur di atas tanah. Diangkatnya tubuh Merimida yang lemah dengan cabang-

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

cabangnya. Mr. Tobiko pun berdoa pada Tuhan supaya Merimida bisa berubah menjadi
peri cantik yang baik hati.
Sesaat kemudian baju Merimida berubah menjadi merah muda dan bebatuan di
bajunya bersinar-sinar sangat terang! Merimida terlihat cantik sekali. Para binatang pun
seketika itu pula kembali hidup! Para binatang dan peri-peri cantik pun bersorak
kegirangan. Horee! Horeee! Merimida menyesal dan meminta maaf pada Mr. Tobiko. Awan
hitam menghilang dan hutan Anenimon pun menjadi damai kembali.
(Sumber: Buku 22 Hari Becerita)

1. Apa maksud tersirat dalam judul cerita imajinasi di atas? Gunakan kolom di bawah ini
untuk menulis!

2. Tindakan apa yang dilakukan Mr. Tobiko setelah muncul peri jahat bernama Merimida?

3. Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam cerita imajinasi di atas?

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Bagaimana penggambaran latar waktu, tempat, dan suasana pada cerita imajinasi
tersebut?

5. Amanat atau pesan apa yang hendak disampaikan oleh pengarang melalui cerita
imajinasi tersebut?

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Ceritakanlah kembali cerita imajinasi di atas secara singkat dengan kata-katamu


sendiri!

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ayo Berefleksi
1. Bagaimana perasaanmu setelah selesai mempelajari materi berkenalan dengan cerita
imajinasi menggunakan modul pembelajaran ini? Sertakan alasannya!

2. Kamu telah menyelesaikan Bab III. Sejauh ini, apakah kamu mengalami kesulitan? Jika
ya, kesulitan apa sajakah yang kamu alami?

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Melalui pembelajaran cerita imajinasi menggunakan modul Cakap Menulis (Teks Deskripsi
dan Cerita Imajinasi) untuk Siswa Tunarungu, siswa mampu menjelaskan struktur dan
kebahasaan cerita imajinasi, serta mampu menyajikan gagasan kreatif berupa cerita
imajinasi dengan tepat dan benar.

Cerita Imajinasi

Langkah-
Struktur Unsur
Langkah Menulis
Kebahasaan

Konjungsi Menemukan
Orientasi Urutan Waktu Ide

Menciptakan
Kata Ganti Tokoh
Komplikasi

Kalimat Langsung Menentukan


Resolusi dan Tidak Latar
Langsung

Menciptakan
Alur

Menulislah!

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Struktur Teks Cerita Imajinasi


Cerita imajinasi merupakan salah satu jenis teks naratif. Oleh sebab itu, struktur
cerita imajinasi memiliki kesamaan dengan teks naratif lainnya, yaitu bagian orientasi
(pengenalan), komplikasi (konflik), dan resolusi (penyelesaian).

ORIENTASI KOMPLIKASI RESOLUSI

Sebagai bekal kamu dalam melakukan penelaahan, pajamilah dahulu struktur teks cerita
imajinasi berikut ini.
1. Orientasi
Orientasi bisa disebut juga pengenalan. Orientasi merupakan bagian dimana
pengarang memberikan pengenalan mengenai tokoh, latar atau tempat kejadian,
suasana kejadian, tema, dan beberapa gambaran dari alur yang akan diceritakan
selanjutnya. Bagian ini juga menjawab beberapa pertanyaan seperti bercerita tentang
apa, siapa pelaku/tokoh dalam cerita, di mana cerita itu terjadi, dan kapan cerita itu
terjadi.

2. Komplikasi
Komplikasi biasa disebut juga dengan konflik. Komplikasi merupakan bagian pada
saat permasalahan dalam cerita bermula, dari awal hingga pada puncak permasalahan.
Konflik yang terjadi dapat berupa konflik tokoh yang berhadapan dengan kekuatan
alam, antartokoh, atau dengan dirinya sendiri.

3. Resolusi
Resolusi biasa disebut juga dengan penyelesaian. Resolusi merupakan suatu
penyelesaian dari konflik atau juga permasalahan di dalam cerita yang mengarah pada
akhir cerita. Tahapan ini bisa ditutup dengan akhir yang menyenangkan atau tidak
sedikit pula cerita yang berakhir tragis dan menyedihkan.

Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah contoh berikut ini!


BALAS BUDI SINGA
Orientasi Di suatu perkampungan, hiduplah pemuda miskin sebatang kara. Ia
tidak memiliki harta benda kecuali gubuk yang sudah rapuh peninggalan
orang tuanya. Untuk menghidupi dirinya, pemuda tersebut selalu mencari
kayu bakar di hutan lalu dijualnya atau ditukarnya dengan kebutuhan
pokok lainnya. Meski hidup serba kekurangan, namun pemuda tersebut
sangat baik hati dan penyabar.
Komplikasi Ketika suatu hari pemuda tersebut tengah mencari kayu bakar,
terdengar di balik semak-semak suara raungan singa yang sedang

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kesakitan. Dengan rasa cemas, dihampirinya singa tersebut yang sedang


merintih karena sebuah serpihan kayu menusuk bagian punggung singa.
Dengan rasa takut si pemuda yang merasa prihatin dan iba kemudian
menghampiri sembari mencoba menenangkan singa.
“Tenanglah wahai raja hutan, aku tidak akan menyakitimu atau
memburumu. Aku akan membantu melepaskan duri di pungungmu”.
Mendengar ucapan pemuda tersebut, singa itu kemudian terdiam seolah
mempersilakan pemuda untuk menolongnya. Tak lama kemudian duri di
punggung singa berhasil di cabut. Pemuda tersebut kemudian berlari
menghindar karena takut dimangsa.
Ketika hendak kembali ke tempat mencari kayu bakar, ia tidak sengaja
menabrak kereta kencana milik raja yang sedang lewat sehingga kereta
tersebut terbalik. Meski telah bersimpuh dan meminta maaf, raja
kemudian meminta pengawalnya untuk menangkap dan memenjarakan si
pemuda malang tersebut. Setelah beberapa hari di penjara pemuda
tersebut akhirnya di jatuhkan hukuman mati.
Resolusi Pada malam hari, dimasukkanlah pemuda itu ke dalam ruangan gelap
yang berisi binatang buas. Dengan perasaan sedih dan pasrah, ia
merelakan dirinya menjadi santapan binatang buas. Akan tetapi alangkah
terkejutnya pemuda tersebut ketika bintang yang ada di dalam ruangan
tersebut tidak menyentuhnya sama sekali. Setelah beranjak siang, baru ia
mulai bisa melihat, binatang apa yang ada dalam ruangan.
Binatang buas tersebut adalah singa yang ia selamatkan beberapa hari
yang lalu. Singa tersebut ternyata peliharaan kesayangan milik raja.
Pemuda tersebut lantas bertanya “kenapa kau tidak mematuhi perintah
raja untuk memangsaku wahai singa?. Singa tersebut kemudian menjawab
“Mana mungkin aku menyakiti orang yang telah berjasa menolong dan
menyelamatkanku”.

(Sumber: https://thegorbalsla.com/contoh-cerita-fantasi/)

B. Unsur Kebahasaan Cerita Imajinasi


Berbagai jenis teks yang ada memiliki kaidah kebahasaan yang menjadi ciri khas
penandanya. Kaidah kebahasaan ini juga untuk membantu penulis mengekspresikan
pikiran/ide yang hendak dituangkan dalam cerita atau teks yang ditulis. Cerita imajinasi
termasuk dalam jenis teks narasi. Hal dominan yang menandai teks narasi adalah
penceritaan secara kronologi (urutan waktu). Untuk mewujudkan cerita secara kronologis,
ada sarana kebahasaan yang biasanya digunakan yaitu konjungsi (kata penghubung) yang

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menunjukkan waktu dan urutan waktu; penggunaan kata ganti; serta penggunaan kalimat
langsung dan tidak langsung. Untuk lebih memahami, yuk, simak uraian berikut ini.
a. Konjungsi urutan waktu
Konjungsi atau kata penghubung yang digunakan dalam cerita imajinasi ialah
konjungsi yang menunjukkan waktu dan urutan waktu. Konjungsi urutan waktu yang
sering digunakan dalam cerita imajinasi ialah kemudian, tiba-tiba, seketika, sementara itu,
lalu, selama, bersamaan, selanjutnya, akhirnya, dan lain-lain.
Cermatilah contoh berikut ini.

Sesaat kemudian baju Merimida berubah menjadi merah muda dan bebatuan
di bajunya bersinar-sinar sangat terang! Merimida terlihat cantik sekali. Para
binatang pun seketika itu pula kembali hidup! Para binatang dan peri-peri
cantik pun bersorak kegirangan. Horee! Horeee! Merimida menyesal dan
meminta maaf pada Mr. Tobiko. Awan hitam menghilang dan hutan
Anenimon pun menjadi damai kembali.
Sumber: Buku 22 Hari Bercerita/Mr. Tobiko dan Hutan Enenimon

b. Kata Ganti
Kata ganti merupakan kata yang menggantikan suatu benda atau hal. Kata ganti terdiri
atas kata ganti orang, kata ganti penunjuk, dan kata ganti penanya.
Cermatilah contoh berikut ini.

“Hei, makhluk apa itu?” desis Pangeran Albert. Sekelompok kurcaci dengan
derap langkah yang kompak, lewat di depannya. Para kurcaci berpakaian
warna-warni. Mereka riang bernyanyi. Wah, wah…. Pangeran Albert tak
tahan untuk tidak mencela. “Wahai, makhluk-makhluk cebol, ternyata di
Negeri Impian ada juga makhluk bertampang buruk seperti kalian ya!
Hahahahah…!
Itu : KG petunjuk
-nya; mereka : KG orang
Sumber: Buku 22 Hari Bercerita/Tiga Mantra Ajaib

c. Kalimat Langsung dan Kalimat Tak Langsung


Dalam cerita imajinasi, kalimat langsung biasanya diucapkan oleh para tokoh.
Sedangkan, kalimat tidak langsung digunakan oleh penulis dalam menceritakan tindakan
para tokoh tersebut, dan digunakan pula oleh tokoh saat menceritakan tokoh lain.
Cermatilah contoh berikut ini.

Kalimat Langsung:
“Syaratnya, kau sama sekali tak boleh berkata kasar. Itu saja!” ucap Peri Vairy.

Kalimat Tidak Langsung:


Peri Vairy memberitahu pangeran bahwa syarat ke Negeri Impian ialah tidak
boleh berkata kasar.

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bacalah cerita yang berjudul “Petualangan Fibouli” di bawah ini!

PETUALANGAN FIBOULI
(Oleh Hindraswari Enggar)

Aku adalah seekor ikan. Namaku Fibouli. Aku tinggal


di dalam laut, bersama sahabat-sahabatku. Ayah dan ibuku
sudah tak ada. Kami berpisah ketika sebuah jala nelayan
menyambar tubuh mereka berdua. Waktu itu aku masih
kecil. Aku berhasil meloloskan diri dari jala nelayan. Aku tak
lupa hari itu, ketika ayah dan ibu berupaya keras
mengeluarkanku dari jala. Mereka mendorongku sekuat
tenaga. Masih aku ingat tatap cinta dan senyum mereka https://pixabay.com/

berdua ketika akhirnya aku berhasil menceburkan diri


kembali ke laut. “Kami mencintaimu, jaga dirimu baik-baik,” itu kalimat terakhir orang
tuaku.

Mulanya aku merasa kesepian. Beberapa hari aku hanya menangis saja. Tapi,
kemudian sahabat pertamaku, terumbu karang selalu menghiburku. “Ayah dan ibumu
pasti sedih melihatmu menangis. Kamu tidak sayang pada mereka?” tanyanya. Aku
terdiam. “Tentu saja aku menyayangi mereka” kataku sedikit kesal.

“Kalau begitu, ayo bermain bersamaku. Ada banyak tempat menarik di rumahku ini. Kamu
pasti menyukainya. Ayolah!” bujuknya.

Itulah awal persahabatan kami. Sejak saat itu kami lengket satu sama lain. Aku tak
pernah lupa bermain di rumahnya yang teduh. Berenang-renang seharian. Berbagi canda
dan cerita.

Seperti siang yang hangat ini. Aku sedang bercanda di sekeliling tentakel terumbu
karang ketika tiba-tiba suara gemuruh dan retakan tanah di permukaan laut pecah dan
terbelah. Terumbu karang terlempar jauh dan tubuhnya terburai. Aku terkesiap
melihatnya. Dadaku sesak seketika. Aku ingin menangis. Tapi belum sempat aku
mengatakan apa-apa, gulungan air menghujam tubuhku dengan deras. Aku terhempas
naik dan turun, melayang-layang di atas kumparan air dan turun…turun semakin dalam.
Tubuhku semakin ringan. Mataku berkunang-kunang. Perutku mual. Aku ingin muntah.
Dan segalanya tiba-tiba gelap.

Entah berapa lama sebelum aku akhirnya sadar. Di manakah aku? Sekitarku tampak
pekat. Apakah malam telah datang? Namun mengapa begitu senyap di sini? Aku memaksa

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diri bangun. Kurasakan tubuhku remuk redam. Tiba-tiba sebuah benda warna-warni
dengan kerlip cahaya lewat di hadapanku.

“Hei, siapakah kamu? Tanyaku ragu. Sosoknya mengingatkan aku pada salah satu
sahabatku. Tapi, ia sedikit berbeda. Semoga ia tak marah, doaku dalam hati.

Makhluk aneh itu memalingkan wajahnya. Aku terpaku. Ia tak punya mata. Tapi ia
mendengarku. Ia mendekatiku perlahan. Sinar kecil berpendar-pendar di tubuhnya.

“Namaku Befo. Aku gurita laut. Siapa namamu?” tanyanya ramah.

“Aku Fibouli,” kataky mengerjapkan mata, sambil mencari sesuatu di tubuh gurita laut itu.

“Kau tampaknya tersesat di tempat kami ya?” tanya Befo kembali.

“Begitukah? Memang ini di mana?” tanyaku sambil memicingkan mata.

“Ini laut dalam. Makhluk sepertimu seharusnya ada di atas sana. Apa yang membuatmu ke
sini?”

“Aku terlempar tiba-tiba. Sepertinya ada gempa di tempatku. Dan ledakan besarnya
mengantarkan aku ke sini.”

“Wow, pasti ledakan yang sangat dahsyat. Ayo! Mau aku antar kau pulang?” Befo
menawarkan diri.

“Kau… betulkah? Tapi, apa kau tahu arah tempat tinggalku?” tanyaku hati-hati, takut
menyinggung perasaannya.

“Maksudmu? Ah ya, aku tahu. Kau meragukanku?” tanya Befo sambil tersenyum kecil.

“Ah, tidak…tidakk. Tentu saja tidak,” kataky gugup.

“Hehehe, taka pa. sini kuberitahu,” kata Befo menjejeriku. “Kau mungkin menyangka aku
tidak mempunyai mata, tapi sebetulnya aku juga punya.”

“Oh, ya? Di mna mata itu kau sembunyikan?” tanyaku antusias. Aku mengamati Befo
dalam-dalam. Tapi, tak kulihat satupun temoat di mana mata itu berada.

“Di sini,” kata Befo sambil menunjuk dadanya. Ia menarik siripku dan meletakkannya di
dadanya. Ada degup berirama yang aku rasakan. Perlahan tapi tenang.

“Di situ?” kataku meyakinkan perkataannya.

“Iya, di sini. Wlaaupun aku tak punya mata sepertimu, tapi aku bisa melihat dengan mataku
yang lain. Mata ini akan membimbingku dan ia seperti cahaya yang tak pernah redup
sinarnya.” Kata Befo sambil menggandeng tanganku.

“Matamu pasti sangat spesial. Aku ingin punya mata seperti milikmu,” kataku smabil
memandang iri padanya.

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

“Tentu saja, setiap makhluk hidup juga punya mata sepertiku. Manusia menyebutnya
dengan mata hati. Kamu tahu artinya?” tanya Befo sambil terus menggandengku berenang
jauh, naik dan naik meninggalkan kedalaman yang gelap gulita.

“Apa itu mata hati?” tanyaku penasaran. “Pandangan matamu tadi telah menipumu.
Kamu mengira aku tak punya matakan? Mungkin iya, aku tak mempunyai mata sepertimu.
Tapi, aku menggunakan mata hatiku. Mata hati dapat menjadi penuntunmu yang paling
terpercaya jika hatimu bersih.”

“Hati yang bersih? Bagaimana itu?” tanyaku dengan bingung.

“Nah, kita sudah hampir sampai. Tapi, aku tak bisa mengantarkanmu sampai di
kediamanmu. Tempatku di sini,” kata befo tak menjawab pertanyaanku.

“Tapi, bagaimana aku sampai ke sana? Aku tak tahu jalan,” kataku mulai menangis.

“Ssstt.. Dengarkan aku. Tadi kau bilang ingin mempunyai mata seperti milikku kan?” tanya
Befo sambil melepaskan genggamannya padaku.

“Sekaranglah saatnya. Yakinkan dirimu bahwa mata hatimu akan membimbingmu pulang.
Rasakan kehadirannya dan ia pasti akan menuntunmu.”

“Menurutmu,aku bisa?” tanyaku ragu.

“Ya, tentu saja. Kau pasti bisa. Yakinkan dirimu bahwa semuanya akan baik-baik. Selamat
jalan. Gunakan kedua mata yang kau punya,” Befo melambaikan tangan.

“Terima kasih, Befo, aku tak akan melupakanmu,” kataku perlahan.

Befo berenang turun semakin dalam. Aku menatap kepergiannya. Ia sahabat baruku
dari sebuah tempat nan jauh di sana. Aku segera bergegas meneruskan perjalanan ini,
kembali ke tempatku dan bertemu sahabat-sahabatku kembali.
(Sumber: Buku 22 Hari Bercerita)

Jawablah pertanyaan di bawah ini, dan gunakanlah kolom yang tersedia untuk
menuliskan jawaban Anda!
1. Analisislah struktur cerita imajinasi yang berjudul “Petualangan Fibouli” tersebut!

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Identifikasilah unsur kebahasaan pada cerita imajinasi di atas. Unsur yang harus
diidentifikasi adalah:
a. Konjungsi urutan waktu
b. Kata ganti
c. Kalimat langsung
d. Kalimat tidak langsung

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Langkah-Langkah Menulis Cerita Imajinasi


Bagaimana perasaanmu setelah belajar teori tentang cerita imajinasi selama ini?
Sudah seberapa banyak pengetahuan yang kamu pahami tentang cerita imajinasi? Tentu,
sebanyak apapun teori jika tidak diaplikasikan secara langsung menjadi tidak berguna.
Untuk itu, diperlukan praktik langsung untuk kamu menulis sendiri cerita imajinasimu.
Apakah kamu ingin menulis cerita imajinasi yang unik, asli, dan berbeda dari lainnya? Nah,
mari kita belajar menulis cerita imajinasi. Namun sebelum kamu menulis, cermatilah
langkah-langkah berikut ini.

1. Menemukan Ide

Ide bisa muncul darimana saja, seperti ketika sedang


berpergian, melihat pemandangan alam, membaca buku
dan atau membaca situasi faktual yang sedang terjadi, dan
lain sebagainya. Dalam membuat cerita imajinasi, biasanya
ide-ide berputar di sekitar peristiwa utama, seperti perang
atau kematian seseorang. Penulis cerita imajinasi bisa
mengajukan berbagai pertanyaan dengan rumusan
5W+1H (what, where, why, who, when, how) yang
menggambarkan isi besar cerita yang akan dibuat.
Akhirnya, ini akan menjadi plot utama yang akan
http://pasadena-legal-group.com/blog/ difokuskan pada peristiwa-peristiwa dalam cerita.

2. Menciptakan Tokoh
Setelah kamu menemukan ide
cerita imajinasimu, langkah
selanjutnya adalah menentukan
tokoh-tokoh apa saja yang akan ada
dalam ceritamu. Karena ini adalah
cerita imajinasi, sang tokoh bisa
merupakan makhluk lain selain
manusia. Namun, harus jelas kamu
tentukan apakah dia perempuan
https://www.mainmain.id/
atau laki-laki, apa perannya dalam
cerita tersebut, dan tentukan pula ciri-ciri kepribadian utama tanpa memberitahu
banyak detail. Biarkan pembaca yang mencari sendiri karakter dari masing-masing
tokoh selama membaca cerita imajinasimu.

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Menentukan Latar
https://www.pintarnesia.com/teks-cerita-fantasi/
Tentukan di mana tokoh ciptaanmu hidup. Jika ia
manusia, apakah ia tinggal di bumi, dan dimana letak
spesifik tempat tinggalnya? Atau kamu juga dapat
menciptakan sendiri dunia atau tempat tinggal si tokoh
tersebut.

4. Menciptakan Alur
Dalam membuat sebuah alur, kamu harus
menentukan peristiwa utama dalam ceritamu.
Rancanglah agar peristiwa yang kamu ciptakan
dapat dipercaya. Gabungkan pula peristiwa-
peristiwa lainnya dalam peristiwa utama. Untuk
lebih mudah, kamu bisa membuat dalam bentuk
poin-poin kerangka alur dari awal,
puncak/klimaks, hingga akhir penyelesaiannya.
www.liveplan.com
Kamu dapat mengangkat dari peristiwa pribadi,
seperti penelurusan mencari harta karun di hutan terlarang. Kamu dapat
mengembangkannya secara kreatif, menarik, aneh, dan asli. Ciptakanlah kesulitan-
kesulitan yang dihadapi tokoh. Setelah peristiwa itu, kamu dapat membuat berbagai
perubahan (halus atau drastis) pada kepribadian tokoh.

5. Mulai Menulis

Tidak ada langkah yang lebih tepat untuk menjadi seorang


penulis selain terus menerus menulis. Begitupun kamu, cerita
imajinasi yang sudah kamu bayangkan dalam pikiranmu, tidak
akan terwujud jika kamu tidak mulai untuk menuliskannya.
Maka dari itu, ambil pena/pensilmu, atau laptopmu, dan
ttps://www.penuliscilik.com/ tuangkanlah ide-ide kreatifmu dalam bentuk tulisan.

Hai, calon penulis hebat. Bagaimana rasanya setelah menyelesaikan aktivitas


pembelajaran mengenai cerita imajinasi? Menyenangkan, bukan? Nah, supaya kamu
semakin paham dan semakin mahir membuat cerita imajinasi, di bawah ini tersedia latihan-
latihannya. Jangan lupa dikerjakan ya! Semangat 

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lengkapilah cerita imajinasi yang rumpang di bawah ini! Gunakanlah diksi yang tepat
untuk memperbaiki cerita imajinasi tersebut!

Wiz dan Belimbing Ajaib


Wiz adalah seorang kurcaci penggali sumur. Ia memiliki
sebatang pohon belimbing ajaib di rumahnya, di tengah hutan
Morin. Buah pohon (1) tersebut berwarna-warni
sesuai warna cabangnya. Pohon belimbing ini merupakan pohon
ajaib di kalangan para kurcaci di hutan Morin. Pohonnya bercabang
lima seperti jari tangan, dengan warna yang berbeda-beda.
Setiap warna pada buah belimbing memiliki khasiat yang
berbeda. Buah merah cabang ibu jari, yang berkhasiat dapat
menyembuhkan penyakit asma. Buah hijau cabang telunjuk,
berkhasiat menyembuhkan sakit perut. Buah kuning cabang jari
tengah berkhasiat dapat menyembuhkan penyakit mata. Buah
putih cabang jari manis berkhasiat mempercantik wajah.
Seperti bentuk jari manis yang anggun, belimbing putih
sering (2) kurcaci wanita untuk mempercantik
wajah dan tubuh, supaya tetap segar dan penuh pesona. Nah, buah
biru cabang kelingking, kecil dan agak rapuh. Buah biru berkhasiat
dapat menyembuhkan penyakit lupa. Semua kurcaci yang pelupa
di Hutan Morin langsung (3) ingatannya
ketika memakan belimbing biru.
(4) Wiz pergi menggali sumur di desa
sebelah Hutan Morin. Tiba-tiba matanya terkena pecahan batu
galian. Wah, (5) kalau tidak cepat ditangani. Wiz
lalu mengambil belimbing kuning dari dalam tasnya, kemudian
dimakannya. Ajaib, seketika itu juga sakit mata Wiz kembali pulih.
Ketika hari mulai sore, Wiz pulang ke hutan.
Di tengah perjalanan Wiz (6) seorang Ibu tua
yang sakit asma. Wiz merasa kasihan, kemudian ia mengambil
belimbing merah dari tasnya dan diberikannya kepada Ibu tua itu.
Setelah Ibu tua memakannya, seketika itu juga sembuhlah penyakit
asmanya. Ibu tua lalu mengucapkan (7)
“Sakit sekali ya, Dik?” tanya kakak perempuannya yang buruk rupa.
“Iya kak. Aku sudah tidak tahan lagi,” ucap anak lelaki menahan
sakit. Wiz yang mendengar percakapan tersebut bertanya, “Ada
yang dapat saya bantu?”
“Oh iya, Pak Kurcaci. Adikku butuh pertolongan. Ia sakit perut,

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kepada Wiz. Wiz melanjutkan perjalanan. Di jalan pulangnya,


Wiz bertemu dengan kakak beradik yang tengah duduk di atas batu
di pinggir sungai.
“Aduh, sakit perutku, Kak!!” kata anak laki-laki sambil
(8) kesakitan memegang perutnya.
“Sakit sekali ya, Dik?” tanya kakak perempuannya yang buruk rupa.
“Iya kak. Aku sudah tidak tahan lagi,” ucap anak lelaki menahan
sakit. Wiz yang mendengar percakapan tersebut bertanya, “Ada
yang dapat saya bantu?”
“Oh iya, Pak Kurcaci. Adikku butuh ppertolongan. Ia sakit perut,
mungkin terlalu banyak makan jambu air,” sang kakak memberitahu
Wiz. Wiz mengambil belimbing hijau dari tasnya dan diberikan ke
anak lelaki itu.
“Nah, makan ini!” kata Wiz (9) belimbing
tersebut sambil menatap kakak perempuan yang buruk rupa,
kemudian menjadi iba. Wiz lalu mengambil belimbing putih dan
diberikan pula kepada sang kakak.
“Saya tidak sakit pak Kurcaci,” kata sang Kakak.
“Kamu juga boleh memakannya, nanti kamu akan tahu khasiatnya!”
Jawab Wiz.
Akhirnya kedua kakak beradik itu memakan buah belimbing
dari pohon ajaib itu. “Hahh??? Aku bisa menjadi cantik?? Kulitku pun
jadi putih dan halus!” sorak sang kakak. Ia merasa
(10) dengan perubahan yang baru saja terjadi.
“Aku juga sudah sembuh, Kak! Perutku sudah nggak mules lagi,”
kata si anak lelaki itu.
“Wah, terima kasih ya Pak Kurcaci, kami sangat
(11) bertemu Bapak hari ini, terima kasih, terima kasih, terima kasih,”
keduanya menyampaikan rasa terima kasihnya berulang-ulang. Wiz
hanya tersenyum mendengar ucapan terima kasih itu. Mendekati
rumahnya di hutan, Wiz bertemu dengan seorang kakek.
Kelihatannya sang kakek sedang kebingungan. Wiz
(12) si kakek dan bertanya, “Ada apa, Kek??
Ada yang dapat saya bantu?” tanya Wiz lembut.

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

“Iya, saya butuh bantuan, saya mau pulang ke rumah saya di


pinggir hutan, tapi saya lupa jalan pulangnya. Sekarang saya
,(13)” ujar sang kakek yang pelupa.
“Oh, jangan khawatir, Kek. Kakek makan saja belimbing
(14)ini!” kata Wiz sambil menyerahkan
belimbing terakhir dari dalam tasnya. Nenerapa saat kemudian
tampaklah reaksinya. Kakek mulai dasar dan telah tahu arah ke
rumahnya. “Terima kasih, sekarang saya jadi tahu jalan pulang
ke rumha!” kata kakek senang.
“Oke, hati-hati ya, Kek!” Jawab Wiz sopan.
Wiz pulang ke rumahnya dengan hati yang senang. Buah
belimbingnya telah (15) bagi orang lain.

(Sumber: https://pendidikan.id/main/forum)

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lanjutkanlah cerita di bawah ini sesuai dengan imajinasimu! Jangan lupa berikanlah judul
yang menarik untuk ceritamu!

………………………………………..

Awan cerah menghiasi langit

di gubuk tua yang sepi ini

Sang Peri

naga api

sekuat tenaga

sabar

peduli

rakyat yang baik hati

ia kembali lagi ke bumi.

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bacalah cerita imajinasi berjudul “Pangeran Massak dan Raksasa di Belakang Bukit”
karya Dina Antonia di bawah ini!

Pangeran Massak dan Raksasa di Belakang Bukit


(Oleh Dina Antonia)

Nun jauh di negeri antah berantah, terdapatlah Kerajaan Sedap-sedap. Kerajaan


mereka sangat subur dan kaya. Sayur-sayuran, buah-buahan, dan bermacam-macam
ternak ada di sana. Semuanya bisa dijadikan makanan.
Rajanya, Raja Makhan Trus, suka sekali makan. Ia
https://www.clipart.email/clipart/prince-and-princess

punya dua orang anak. Yang pertama bernama Pangeran


Massak Trus, dan yang kedua bernama Puteri Chicip Trus.
Pangeran Massak punya hobi memasak, sedangkan Puteri
Chicip suka mencicipi masakan kakaknya. Di sana, tiada hari
tanpa pesta pora makanan yang sedap-sedap.
Suatu hari, raja sakit keras! Semua orang di Kerajaan
Sedap-sedap gempar! Puluhan tabib sudah dipanggil. Tapi
tak ada yang mampu menyembuhkannya. Bagaimana ini?
Kedua anak raja kalang kabut dibuatnya. Mereka sangat
mencintai ayah mereka. Mereka ingin ayah cepat sembuh!
Akhirnya, datanglah seorang tabib bijaksana membawa secercah harapan. “Hamba
tahu obat untuk raja. Obat ini bisa menyembuhkan segala macam penyakit.”
“Lekas beri kami obat itu, Pak Tabib! Tak usah banyak bicara!” sahut Puteri Chicip tak
sabaran.
“Ah, sayang sekali. Hamba tak punya obat tersebut. Tapi…..”
Belum selesai Sang Tabib berbicara, Puteri Chicip sudah memotongnya lagi, “Kalau
begitu untuk apa kau sebutkan obat tersebut? Taka da gunanya! Sama juga bohong!”
Pangeran Massak mengingatkan adiknya, “Biarkan Pak Tabib selesai bicara dulu, Cip!”
“Obat itu ada di balik Bukit Tungku Api. Setangkai daun ajaib. Semua orang yang
memakannya akan segar bugar, dan panjang umur,” lanjut Sang Tabib.
“Bah, Lelucon macam apa lagi ini, Pak Tua! Semua orang tahu bahwa di balik Bukit Tungku
Apia da raksasa yang suka membakar dan memakan orang! Kita sendiri suka melihat
percikan apinya, kemudian jeritan kesakitan! Iya, kan?”
Semua orang saling berpandangan ngeri. Siapa yang mau ke sana? Akhirnya
Pangeran Massak angkat bicara, “Aku akan ke sana.”
“Jangan, Kak!” Puteri Chicip hendak melarang kakaknya. Tapi niat Pangeran Massak sudah
bulat. Ia pun berangkat.
******

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Perjalanan menuju ke Bukit Tungku Api tidaklah mudah. Semakin jauh


meninggalkan Kerajaan Sedap-sedap, pemandangan yang subur berganti menjadi kering
dan gersang. Banyak binatang buas yang tampak kelaparan. Ciattt!! Pangeran Massak
berhasil menangkis terkaman serigala yang hendak memangsanya. Untung,
keterampilannya menggunakan pisau dapur bisa juga dimanfaatkan saat memakai pedang.
Akhirnya, Pangeran Massak berhasil sampai di balik Bukit Tungku Api. Memang benar,
sekali-sekali tampak percikan-percikan api besar dan asap hitam. Karena itulah bukit ini
dinamakan Bukit Tungku Api. Tak lama kemudian, terdengar teriakan, “Auww-aw-aww!”
Lalu, BUM! Terdengar dentuman yang sangat keras. Apa itu?
Pangeran Massak tidak gentar. Pelan-pelan, ia mendekati asal percikan api dan
suara-suara itu. Ia bersembunyi di balik sebuah dahan pohon yang kering. Ia mengintip.
Dari sana, ia melihat seorang raksasa besar.
Raksasa itu sedang berusaha memasak. Pangeran Massak mengamati lebih lanjut.
Tak ada sayur-sayuran yang tumbuh di sekitar situ, buah-buahan, juga hewan yang bisa
dimakan. Apa yang ia masak? Raksasa itu mengambil sesuatu dari sakunya, beberapa helai
daun berwarna keemasan! Itu pasti daun ajaib! Seru Pangeran Massak dalam hati.
Raksasa menusuk helai-helai daun ajaib dengan ranting pohon, lalu membakarnya
di atas api unggun. Tapi, “AUWWW!” BUM! Jari-jarinya tak
sengaja terkena api, lalu ia melompat-lompat kesakitan,
menimbulkan dentuman yang sangat keras. Lalu, “AHHH!
TIDAK!” raung raksasa itu. “Makananku hangus!!” Ah,
rupanya raksasa itu tidak bisa masak! Pangeran Massak
segera menghampiri, “Kau butuh bantuan?”
Raksasa itu ternyata tidak jahat. Ia malah bercerita
dengan sedih, “Lihatlah, di sini sangat gersang dan tandus.
Tidak ada yang bisa dimakan! Hanya ada daun-daun ini yang https://rinowenger.com/

kumakan setiap hari. Aku lapar!


“Kasihan sekali kau, Raksasa! Jadi dengan tubuh sebesar ini, tiap hari kau Cuma makan
beberapa lembar daun ini?”
“Ya, dan rasanya tidak enak! Gosong pula!”
Hm, tentulah itu memang daun ajaib, kalau tidak, mana mungkin raksasa sebesar
dia bisa hidup hanya dengan makan beberapa helai daun? Pangeran Massak memutar otak
dan mengajukan penawaran.
*****
BUM! BUM! BUM!
Terdengar dentuman yang sangat keras. Tanah pun bergetar. Kerajaan Sedap-
sedap panik. Puteri Chicip menangis, “Oh, tidak! Kak Massak dimakan raksasa! Dan
sekarang ia juga akan memakan kita!!”
Prajurit-prajurit Kerajaan Sedap-sedap ketakutan. Taka da yang berani melawan
raksasa. Selama ini mereka terlalu sering pesta makan dan kurang sering berlatih. Perut
mereka gendut-gendut. Bahkan untuk melarikan diri saja mereka sudah terengah-engah.

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Mereka jatuh terjerembab, sementara raksasa semakin mendekat. Tiba-tiba terdengar


suara Pangeran Massak, “Jangan takut! Raksasa ini teman kita!”
Pangeran Massak pun menjelaskan semuanya. Raksasa kelaparan karena tempat
tinggalnya sangat tandus dan gersang. Apalagi, ia tak bisa masak. Setiap hari, ia makan
daun ajaib sehingga bisa tetap hidup. Sementara itu, Kerajaan Sedap-sedap berlimpah
makanan, tapi raja membutuhkan daun ajaib. Jadi, mereka sepakat bahwa raksasa akan
memberikan daun ajaibnya, asal Pangeran Massak akan memasakkan makanan yang enak-
enak untuk raksasa. Semua tampak setuju dan bahagia dengan kesepakatan itu.
Benar saja, setelah makan daun ajaib, Raja Makhan Trus langsung sembuh.
Rupanya, selama ini ia kebanyakan makan, sehingga berbagai macam penyakit bercokol di
tubuhnya.
Kini, Kerajaan Sedap-sedap tahu bahwa makan terlalu banyak tidak baik. masih
banyak orang di luar sana yang tidak seberuntung mereka. Mereka harus berbagi, dan
mengatur menu makan yang seimbang.
BUM! BUM! BUM! CIAT! Apa itu? Ah, rupanya para prajurit kerajaan sedang berlatih
perang dengan raksasa. Betul, mereka juga butuh olahraga supaya sehat!
(Sumber: Buku 22 Hari Bercerita)

Kerjakanlah soal-soal di bawah ini, dan gunakanlah kolom yang tersedia untuk
menuliskan jawaban Anda!
1. Temukanlah nilai-nilai karakter yang ada dalam cerita imajinasi tersebut!

2. Tema apa yang sesuai dengan cerita imajinasi tersebut?

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Buatlah cerita imajinasi baru dengan tema yang sama seperti cerita imajinasi berjudul
“Pangeran Massak dan Raksasa di Belakang Bukit”. Buatlah seunik mungkin. Ingat!
Ikutilah langkah-langkah menulis cerita imajinasi yang telah kamu pelajari!

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kamus Mini
1. Narasi pengisahan suatu cerita atau kejadian.
2. Tragis bersifat menyedihkan.
3. Unik tersendiri dalam bentuk atau jenisnya, lain daripada yang lain.
4. Drastis perubahan menyeluruh, hebat, luar biasa, tegas dan cepat.
5. Orisinal asli, tulen.

1. Cerita imajinasi merupakan salah satu jenis teks naratif. Oleh sebab itu, struktur cerita
imajinasi memiliki kesamaan dengan teks naratif lainnya, yaitu:
A. bagian orientasi (pengenalan)
B. komplikasi (konflik)
C. resolusi (penyelesaian).
2. Cerita imajinasi termasuk dalam jenis teks narasi. Hal dominan yang menandai teks
narasi adalah penceritaan secara kronologi (urutan waktu). Untuk mewujudkan cerita
secara kronologis, ada sarana kebahasaan yang biasanya digunakan yaitu:
A. konjungsi (kata penghubung) yang menunjukkan waktu dan urutan waktu;
B. penggunaan kata ganti;
C. penggunaan kalimat langsung dan tidak langsung.
3. Langkah-langkah menulis cerita imajinasi:
A. Menemukan Ide
B. Menciptakan tokoh
C. Menentukan latar
D. Menciptakan alur
E. Mulailah menulis!

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Bacalah penggalan cerita imajinasi berjudul “Ellie” karya Cholis Vindry Rizqiandy di
bawah ini untuk menjawab soal yang tersedia!

Ini adalah hari ketiga aku memimpikan hal yang sama. Terjatuh ke dalam
dunia yang bernama Vamiala, sebuah negeri yang ditinggali oleh manusia, peri,
dan makhluk-makhluk mistis lainnya. Kemudian bertemu dengan Ellie, dan
terbang ke seluruh negeri melewati hutan dan lautan. Ya, aku sudah memimpikan
ini selama tiga malam. Dan aku sadar sepenuhnya bahwa ini adalah mimpi. Namun
mimpi dan semua ini terasa begitu nyata, hingga seolah-olah aku memang sedang
terdampar di dunia yang berbeda dari dunia tempatku berasal.
Hari pertamaku di tempat ini adalah hari di mana aku bertemu dengan
Ellie. Saat itu aku sedang terkapar di sebuah rawa ketika ia bertarung melawan
segerombolan Orch, makhluk dengan tubuh seperti manusia namun berwajah
iblis. Mereka adalah makhluk pemakan manusia yang mendiami hampir setiap
rawa di dunia ini. Namun, Ellie dengan kemampuannya berhasil membunuh
hampir semua Orch yang ada. Sejak saat itu ia menjadi temanku, atau mungkin
lebih tepatnya ia memintu untuk menjadi partnernya. Dan sejak saat itu aku
menerima tawarannya itu, dimulailah petualanganku bersama Ellie.

1. Identifikasilah unsur kebahasaan yang terdapat dalam penggalan cerita imajinasi


tersebut! Gunakanlah kolom di bawah ini untuk menulis!

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Konflik apa yang dialami oleh tokoh ‘aku’ dalam penggalan cerita di atas?

B. Pada kotak di bawah ini tersedia berbagai kosakata. Buatlah sebuah cerita imajinasi
yang unik dan memiliki nilai karakter dengan menggunakan kata-kata di bawah ini.
Ingatlah, jangan sampai ada kata yang terlewatkan ya! Selamat bekerja mandiri!

hidup gelap petir


terang terbang bertanggung jawab
goa hantu baik hati sihir
anak kecil hilang kurcaci
cerdas boneka pemaaf

Lembar Kerja Siswa

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lembar Kerja Siswa

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Tulislah sebuah cerita imajinasi dengan tema bebas. Ikutilah langkah-langkah


menulis cerita imajinasi di bawah ini!

(Kerangka Karangan)

Ide/tema :
Tokoh :

Latar :

Orientasi :

Komplikasi :

Resolusi :

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(Tulislah ceritamu di sini!  )

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ayo Berefleksi
1. Bagaimana perasaanmu setelah selesai mempelajari materi menulis cerita imajinasi
menggunakan modul pembelajaran ini? Sertakanlah alasannya!

2. Kamu telah menyelesaikan Bab IV. Sejauh ini, apakah kamu mengalami kesulitan? Jika
ya, kesulitan apa sajakah yang kamu alami?

3. Nilai-nilai apa yang kamu peroleh selama pembelajaran menggunakan modul ini?

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SERBA-SERBI
BAHASA
INDONESIA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Halo, para calon penulis hebat! “Serba-Serbi Bahasa Indonesia” ini adalah bonus
buat kamu agar bisa semakin mengasah kemampuan menulismu. Pada bagian ini, secara
khusus kamu akan belajar mengenai kaidah kebahasaan yang secara umum dapat
digunakan untuk semua jenis teks yang akan ditulis. Selain itu, ada pula pembahasan
singkat mengenai kata depan, singkatan dan akronim, serta imbuhan ber-. “Serba-serbi
Bahasa Indonesia” ini juga menyediakan berbagai kuis yang bisa kamu isi untuk melatih
kemampuan berbahasamu. Selamat bereksplorasi! 

Nah, setiap menulis jenis teks apapun, kita harus memperhatikan kaidah
kebahasaannya. Ada lima kaidah kebahasaan yang penting diperhatikan dalam sebuah
teks yaitu ejaan, tanda baca, pilihan kata (diksi), tata kalimat, dan kepaduan paragraf.
a. Ejaan
Ejaan yang dijadikan sebagai acuan dalam penulisan teks, yaitu Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
50 Tahun 2015. Dalam pedoman tersebut telah diatur penulisan ejaan yang benar,
misalnya penulisan huruf kapital dalam bahasa Indonesia seperti berikut.
1) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama awal kalimat.
Contoh: Kita harus bekerja keras.
2) Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
Contoh: Amir Hamzah, Dewi Sartika, Jenderal Kancil, Dewa Pedang.
Catatan:
i. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
merupakan nama jenis atau satuan ukuran. Misalnya: mesin diesel, 5 ampere.
ii. Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang
bermakna “anak dari”, seperi bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama dari
kata tugas, misalnya: Abdul Rahman bin Zaini, Ayam Jantan dari Timur.
3) Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Contoh: “Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci,
dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Contoh: Islam, Katolik, Hindu, Alquran, Alkitab, Weda, Allah akan menunjukkan
jalan kepada-Nya.
5) a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagaman, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar
akademik yang mengikuti nama orang, misalnya: Sultan Hasanuddin, Nabi
Ibrahim, Raden Ajeng Kartini, Agung Permana, Sarjana Hukum.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagaman, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang
dipakai sebagai sapaan, misalnya: Selamat datang, Yang Mulia.

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat, misalnya: Laksamana Muda Udara
Husein Sastranegara, Sekretaris Jenderal Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa, misalnya: bangsa Indonesia, bahasa Bali.
Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata
turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital, misalnya: pengindonesiaan kata
asing, keinggris-inggrisan.
8) a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari
besar atau hari raya, misalnya: tahun Hijriah, hari Jumat, tarikh Masehi.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah,
misalnya: Konferensi Asia Afrika, Perang Dunia II.
Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis
dengan huruf kapital, misalnya: Soekarno dan Hatta memproklamasikan
kemerdekaan bangsa Indonesia.
9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi, misalnya: Bukit
Barisan, Dataran Tinggi Dieng, Jalan Sulawesi, Gang Kelinci.
Catatan:
(a) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan
huruf kapital, misalnya: berlayar ke teluk, menyebrangi selat.
(b) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak
ditulis dengan huruf kapital, misalnya: jeruk bali (Citrus maxima), petai cina
(Leucaena glauca).
10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau
dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, misalnya:
Republik Indonesia, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana.
11) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata
ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama
majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan
untuk, yang tidak terletak pada posisi awal, misalnya: Saya telah membaca buku
Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
12) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, atau sapaan, misalnya: S.H., S.K.M., S.S., Mgr., Pdt.
13) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ungkapan lain yang dipakai dalam peyapaan atau pengacuan, misalnya:


“Silahkan duduk, Dik!” kata orang itu.
Catatan:
(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan,
misalnya: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
(2) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital, misalnya: Sudahkah Anda
tahu?

Garis bawahilah huruf-huruf yang seharusnya menggunakan huruf kapital!


1. semoga tuhan yang maha pengasih memberkati kita semua.
2. hadiah ini untuk kolonel bayu.
3. di indonesia terdapat suku batak, suku jawa, suku dayak, suku nias, dan lain-lain.
4. sekolah saya di jalan kapitan pattimura.
5. rapat itu dipimpin oleh bapak hendro, s.h.
6. buku ini memuat undang-undang dasar 1945 secara lengkap.
7. “mari masuk, dik!” kata dela.
8. kita harus berusaha mengindonesiakan kata-kata asing.
9. dalam perjalanan pulang, ibu mampir membeli rambutan aceh.
10. peristiwa itu terjadi pada hari rabu, 18 maret 2020.

Tulislah kembali kalimat di bawah ini dengan menggunakan huruf kapital yang benar!
1. buah pisang merupakan salah satu jenis buah yang kaya akan kandungan vitamin dan
mineral.

2. si kembang desa itu ternyata bernama namirah luna.

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. tadi sore, tono pergi membeli sebuah lampu berdaya 50 watt.

4. suku baduy merupakan suku asli dari provinsi banten, tepatnya di kabupaten lebak.

5. saya suka sekali membaca novel karangan dewi lestari yang berjudul “perahu kertas.”

6. “semalam kami mendengar bunyi sirene itu,” ujar iwan kepada madi, ketika kami
menemui anak itu pagi harinya. madi sedang memperbaiki jala yang rusak. tangannya
tampak cekatan sekali.

7. “sabar ya, nak. ini lampu dan embernya diletakkan dulu saja, silakan duduk dulu supaya
tenang,” kata kakek.

8. pada undangan itu tertulis sebuah nama yang sangat aku kenal, nisia puspitadewi,
s.psi. wah, ternyata dia sudah menjadi seorang psikolog sekarang.

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9. “vas bunga ini asli buatan italia. lihat, ada tulisannya ‘made in italy’” kata pak dolmi.
sementara itu, bu dolmi melayani pembeli yang ingin membeli payung antik
bertuliskan jepang.

10. jalur pendakian gunung sumbing paling populer adalah melalui pos garung. garung
adalah sebuah desa di kaki bagian utara gunung sumbing, di kawasan kledung pass.

b. Tanda Baca
Tanda baca sangat besar pengaruhnya terhadap makna sebuah kalimat. Kesalahan
penggunaan tanda baca bisa menimbulkan salah tafsir atau kebingungan pembaca.
Penggunaan tanda baca dalam teks juga telah diatur dalam Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia, seperti berikut.
1. Tanda Titik (.)
a) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan. Misalnya: Dia akan datang
pada pertemuan itu.
b) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,
atau daftar.
Catatan:
- Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda
kurung dalam suatu perincian.
- Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digital yang lebih dari satu
angka.
- Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka terakhir dalam
penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel,
bagan, grafik, atau gambar.
c) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Misalnya:
pukul 23.11.19 (pukul 23 lewat 11 menit 19 detik atau pukul 23, 11 menit, 19 detik)

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

oo.oo.23 jam (23 detik)


d) Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul
tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat
terbit.
e) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukkan jumlah.
Misalnya: Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.
Catatan:
- Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah. Misalnya: Dia lahir pada
tahun 2001 di Wonosobo.
- Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan pengiriman
surat serta (b) tanggal surat.
Misalnya:
Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki
Jalan Cikini Raya No. 73
Menteng
Jakarta 10330

2. Tanda Koma (,)


a) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan. Misalnya: Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber
kepustakaan.
b) Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan
sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
Misalnya:
Saya ingin membeli novel, tetapi uang saya belum cukup.
Ini bukan milik saya, melainkan milik Reno.
Dia menulis puisi, sedangkan adiknya membaca buku.
c) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk
kalimatnya. Misalnya: Kalau diundang, saya akan datang.
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.
Misalnya: Saya akan datang kalau diundang.
d) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan
itu, dan meskipun demikian.
e) Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah,
aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.
Misalnya:
O, begitu?

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dia baik sekali, Bu.


f) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
Misalnya: Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang berupa
kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian lain yang
mengikutinya.
Misalnya: “Di mana Saudara tinggal?” tanya Pak RT.
g) Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat,
(c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang
ditulis berurutan.
Misalnya:
Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Mrican, Catur Tunggal,
Depok, Sleman, Yogyakarta
h) Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka.
i) Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan
akhir.
j) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau
marga. Misalnya: Bambang Irawan, M.Hum.
k) Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
Rp500,50
l) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan
aposisi.
m) Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal
kalimat untuk menghindari salah baca/ salah pengertian.

3. Tanda Titik Dua (:)


a) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan.
Misalnya:
Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
b) Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
c) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Misalnya:
Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : Siti Aryani
Bendahara : Aulia Arimbi
d) Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ibu : “Bawa koper ini, Nak!”
Amir : “Baik, Bu.”
e) Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan
ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama
kota dan penerbit dalam daftar pustaka.

4. Tanda Hubung (-)


a) Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh
pergantian baris.
Misalnya:
Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum-
put laut.
b) Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.
Misalnya: anak-anak, kemerah-merahan
c) Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang
dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-
satu. Misalnya: 23-11-2019 dan p-a-n-i-t-i-a
d) Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau
ungkapan.
e) Tanda hubung dipakai untuk merangkai:
(1) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-
Indonesia, se-Jawa Barat);
(2) ke- dengan angka (peringkat ke-2);
(3) angka dengan -an (tahun 1950-an);
(4) kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari-H,
sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan);
(5) kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas rahmat-Mu);
(6) huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan
(7) kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan singkatan yang berupa huruf kapital
(KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku).
Catatan:
Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka jika angka tersebut
melambangkan jumlah huruf.
Misalnya: P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

f) Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa daerah atau bahasa asing. Misalnya: di-back up, me-recall
g) Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek
bahasan.

5. Tanda Tanya (?)


a) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh :
- Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?
- Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”?
b) Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat,
yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh :
- Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).
- Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.

6. Tanda Seru (!)


Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau
emosi yang kuat.
Contoh :
- Alangkah indahnya taman laut Bunaken!
- Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia!
- Merdeka!

7. Tanda Petik (“...”)


a) Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskahm atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
“Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.
b) Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel,
naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat
Misalnya:
Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku itu.
Marilah kita menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar”!
c) Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
“Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi.
Dilarang memberikan “amplop” kepada petugas!

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Tanda kurung [(...)]


a) Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).
Warga baru itu belum memilii KTP (kartu tanda penduduk).
b) Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian utama kalimat.
c) Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya di
dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan. Misalnya: Dia berangkat ke
kantor selalu menaiki (bus) Transjogja.
d) Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan
sebagai penanda pemerincian.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga
kerja.

Perbaikilah kalimat ini bawah ini sesuai dengan penggunaan tanda baca yang benar!
1. Di mana alamat rumah Anda tanya Pak Lurah

2. Dita ingin menonton film Dilan sedangkan saya ingin menonton film Bumi Manusia

3. Tino sangat menyukai olahraga basket sepak bola dan bulu tangkis

4. Uang sebesar Rp300000 miliknya raib dicopet

5. Anak anak itu tergabung dalam ekstrakulikuler tata boga di sekolah

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Kakek dan nenek itu sudah bersama sejak tahun 1950an

7. Apakah data ini bisa di back up agar tidak hilang tanya Silvi

8. KTP ku rusak karena terendam air

9. Putri Puspita siswi kelas VII SMP Nusa Bahagia berhasil meraih peringkat ke 2 lomba
pantomim se Indonesia

10. Wah indah sekali pemandangan itu

c. Pilihan Kata (Diksi)


Pilihan kata (diksi) pada hakikatnya merupakan pemilihan kata yang tepat dan selaras
dalam penggunaannya sehingga dapat memberikan kesan/makna/efek sesuai dengan
harapan. Diksi akan sangat ditentukan oleh penguasaan perbendaharaan kata. Semakin
banyak kosakata yang dimiliki seseorang, semakin tepat pula pilihan kata yang digunakan
dalam teks.
Bahasa Indonesia termasuk salah satu bahasa di dunia yang sangat kaya kosakatanya.
Ada banyak kata yang memiliki makna sama, seperti mati, meninggal, wafat, gugur,
mampus, atau tewas, tetapi menimbulkan kesan atau efek yang berbeda-beda.
Perhatikan beberapa contoh penggunaan kata yang bermakna sama, tetapi memiliki
kesan yang berbeda pada kalimat berikut.
1) a. Para siswa baru melihat pertandingan antarkelas dengan penuh semangat.
b. Para siswa baru menyaksikan pertandingan antarkelas dengan penuh semangat.
2) a. Rustanti menyampaikan kabar duka itu sambil menangis.
b. Rustanti menyampaikan kabar duka itu sambil berlinangan air mata.
3) a. Sudah ditegur berkali-kali, anak itu tidak pernah berubah.
b. Sudah ditegur berkali-kali, anak itu tidak pernah jera.

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bagaimana kesanmu setelah membaca ketiga pasang kalimat tersebut? Manakah


pilihan kata bercetak miring yang lebih tepat? Ya, jika kamu perhatikan dengan saksama,
pilihan kata pada kalimat (b) menimbulkan efek yang lebih menarik daripada pilihan kata
pada kalimat (a).
Nah, penguasaan kosakata menjadi salah satu kunci pilihan kata yang tepat dalam
menyusun sebuah teks deskripsi. Semakin banyak kosakata yang kamu miliki, semakin
banyak pula kata yang tepat untuk kamu pilih sehingga tulisanmu mampu memberikan
gambaran sejelas-jelasnya dan mampu menimbulkan efek emosional tertentu kepada
pembaca.

Ubahlah kata yang digarisbawahi dengan kata yang terdapat dalam kolom di bawah ini.
Pilihlah diksi yang menurutmu paling sesuai!

Epilog Orisinal Rona


Gugur Pakar
Paras Primer Insomnia
Asa Donasi

1. Tentara itu mati ketika berusaha menyelamatkan seorang anak kecil.


……………………………………………………………………………………………...
2. Dalam harapan yang tinggi, ada tekad yang diperjuangkan.
……………………………………………………………………………………………...
3. Penutup cerita dari novel itu sangat bagus sekali.
……………………………………………………………………………………………...
4. Begitu melihat wajahnya, aku langsung terpesona.
……………………………………………………………………………………………...
5. Aku sangat menyukai warna merah pada pipinya.
……………………………………………………………………………………………...
6. Sandang, pangan, dan papan adalah kebutuhan utama manusia.
……………………………………………………………………………………………...
7. “Saya membutuhkan naskah yang asli!” Bentak Pak Edo.
……………………………………………………………………………………………...
8. Akhir-akhir ini saya malah tidak bisa tidur.
……………………………………………………………………………………………...
9. Para ahli menyetujui teori yang baru dibuatnya itu.
……………………………………………………………………………………………...
10. Bantuan yang Anda berikan sangat bermanfaat buat kami.
……………………………………………………………………………………………...

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Tata Kalimat
Salah satu ciri tata kalimat yang baik ditandai dengan penggunaan kalimat yang
efektif. Kalimat efektif merupakan kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan
kembali gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran
pembicara atau penulis.
Ada beberapa ciri yang menandai adanya kalimat efektif, yaitu kesepadanan struktur,
keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan
gagasan, dan kelogisan bahasa.
Perhatikan beberapa contoh kalimat berikut.
No Kalimat Tidak Efektif Kalimat Efektif
1 Bagi siswa yang kehilangan buku Siswa yang kehilangan buku catatan
catatan bahasa Indonesia dimohon bahasa Indonesia dimohon
menghubungi petugas perpustakaan. menghubungi petugas perpustakaan.
2 Dalam rapat itu memutuskan bahwa a. Dalam rapat itu, diputuskan bahwa
setiap siswa wajib mengikuti kegiatan setiap siswa wajib mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler Pramuka. ekstrakurikuler Pramuka.
b. Rapat itu memutuskan bahwa setiap
siswa wajib mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler Pramuka.
3 Ia tetap tak bergeming meskipun a. Ia tetap bergeming meskipun sudah
sudah ditegur berulang kali. ditegur berulang-ulang.
b. Ia tetap bergeming meskipun sudah
ditegur berkali-kali.

e. Kepaduan Paragraf
Kepaduan paragraf dalam sebuah teks berperan penting dalam menyampaikan
gagasan dan perasaan sang penulis. Tanpa didukung hubungan antarparagraf yang padu,
sebuah teks hanya akan membingungkan pembaca. Sebuah paragraf disebut padu jika
didukung oleh keterpaduan bentuk (kohesi) melalui penggunaan kata-kata yang tepat.
Penggunaan kata-kata yang sumbang dan kurang tepat akan menimbulkan tafsir ganda
dan kesalahpahaman bagi pembaca. Sebuah paragraf, bisa saja mengemukakan satu
gagasan utama, tetapi belum tentu dikatakan kohesif jika kata-katanya tidak padu.
Selain itu, paragraf yang padu juga ditandai dengan adanya kekompakan
antarkalimat. Kalimat-kalimatnya memiliki hubungan timbal balik serta secara bersama-
sama membahas satu gagasan utama. Kalimat hendaknya tidak menyimpang dari gagasan
utama ataupun meloncat-loncat.

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Singkatan dan Akronim


Singkatan dan akronim merupakan sebuah pemendekkan kata yang memiliki
perbedaan dalam penulisan dan pembacaan kata yang disingkatkannya. Singkatan adalah
pemendekkan kata dengan cara menggabungkan satu atau lebih huruf pada awal kata
yang kemudian digabungkan dari beberapa kata. Singkatan dibaca berdasarkan bunyi asli
hurufnya. Sedangkan, akronim adalah gabungan huruf awal atau suku kata awal dari
beberapa kata yang kemudian diperlakukan sebagai sebuah kata baru.
Perbedaan keduanya dapat dilihat dalam beberapa hal berikut ini:
1. Penggunaan Tanda Baca Titik
a) Akronim
Pada akronim, penulisan tanpa disertai titik sama sekali.
Contoh:
 ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
 SIM Surat Izin Mengemudi
 BIN Badan Intelijen Negara
 humas hubungan masyarakat
 ruko rumah toko

b) Singkatan
Pada singkatan, penulisan disertai oleh tanda titik di antara huruf ataupun di akhir
huruf sesuai aturannya, kecuali penulisan nama lembaga/organisas dan surat
resmi.
Contoh:
 A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
 R.A. Raden Ajeng
 S.Pd. Sarjana Pendidikan
 Sdr. saudara
 hlm. halaman
 yth. yang terhormat
 a.n. atas nama
 s.d. sampai dengan
 d.a. dengan alamat

2. Pengejaan Hasil Penyingkatannya


a) Akronim
Pada akronim, kita bisa membaca penyingkatan kata secara langsung seperti
layaknya membaca sebuah kata yang beru terbentuk.
Contoh:
 Posyandu Pos Pelayanan Terpadu
 Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

 ormas organisasi masyarakat


 raker rapat kerja

b) Singkatan
Pada singkatan, pembacaan ejaannya dilakukan dengan membaca atau mengeja
huruf per huruf sesuai dengan bunyi asli huruf tersebut.
Contoh:
 SMP Sekolah Menengah Pertama
 MPR Majelis Permusyawaratan Rakyat
 KTP Kartu Tanda Penduduk
 PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia
 NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia

3. Penggunaan Huruf Kapital


a) Akronim
 Untuk nama organisasi atau lembaga jika gabungan tersebut terdiri dari huruf-
huruf, maka semua huruf ditulis dalam huruf Kapital.
Contoh:
 LAN Lembaga Administrasi Negara
 PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
 KPK Komisi Pemberatas Korupsi
 Untuk nama organisasi atau badan yang berupa campuran suku kata dan huruf,
ditulis dengan huruf kapital pada huruf awal saja.
Contoh:
 Bulog Badan Urusan Logistik
 Suramadu Surabaya-Madura
 Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
 Kepri Kepulauan Riau
 Untuk yang bukan nama badan atau organisasi, maka penulisannya cukup
dengan huruf kecil semua.
Contoh:
 pemilu pemilihan umum
 iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
 puskesmas pusat kesehatan masyarakat
 tilang bukti pelanggaran

b) Singkatan
 Untuk semua yang berkenan dengan lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, termasuk
dokumen resmi negara, maka penulisan semua hurufnya harus huruf kapital.
Contoh:

115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

 USD Universitas Sanata Dharma


 PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
 TVRI Televisi Republik Indonesia
 WHO World Health Organization
 Untuk semua yang berkaitan dengan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau
pangkat, ditulis dengan huruf kapital pada huruf pertamanya.
Contoh:
 Ir. Soekarno Insinyur Soekarno
 Kol. Darmawati Kolonel Darmawati
 Pujiana, S.Sos. Pujiana (yang bergelar) Sarjana Sosial
 Sdr. Bertho Saudara Bertho
 Untuk yang bersifat umum, ditulis dengan huruf kecil.
Contoh:
 a.l. antara lain
 dll. dan lain-lain
 sda. sama dengan di atas
 dkk. dan kawan-kawan
 cm sentimeter
 kg kilogram

Bacalah pernyataan berikut ini dengan cermat! Berilah tanda centang (√) jika kata yang
dicetak tebal merupakan “S” (singkatan) atau “A” (akronim)!
No. Pernyataan S A
1 Kata Mama, aku masih meminum ASI hingga umurku 3 tahun.
2 Jika ada waktu luang, aku menyempatkan diri menonton sinetron.
3 Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April untuk menghormati
jasa R.A. Kartini.
4 Rere bahagia karena mendapat kabar ia diterima di SMP favorit.
5 Karya-karya Ahmad Tohari yaitu Kubah (1980), Ronggeng Dukuh
Paruk (1982), Lintang Kemukus Dini Hari (1985), dll.
6 Wagub Jawa Tengah sedang blusukan ke pasar tradisional.
7 Pertandingan basket itu akan disiarkan di TVRI.
8 Max membuat PIN yang sulit sebagai kode di handphone-nya.
9 Rena terpilih sebagai ketua OSIS di sekolahnya.
10 Ibu meminta adik membeli 2 kg gula pasir.
11 Saat ini, wilayah Jabodetabek mulai memberlakukan PSBB.

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12 Guru Bahasa Indonesia memberi tugas meringkas materi halaman 10


s.d. halaman 25.
13 Di Indonesia, usia minimal untuk memiliki KTP adalah 17 tahun.
14 Kotak P3K tersedia di setiap kelas.
15 Aku dan Luisa sering berbelanja keperluan sekolah di toserba.

Kata Depan
Kata depan atau preposisi adalah kata yang menghubungkan kata benda dengan
bagian kalimat. Kata depan biasanya digunakan untuk mengantarkan objek penyerta
kalimat tidak boleh mengantarkan subjek kalimat. Selain kata depan di, ke, dari, dikenal
juga kata depan pada, kepada, oleh, dengan, atas.
Beberapa fungsi kata depan:
1. Menyatakan tempat : di
2. Menyatakan tujuan : ke
3. Menyatakan asal : dari
4. Penanda pelaku : oleh
5. Penanda cara : dengan
6. Penanda peruntukkan : bagi, untuk, buat, guna
7. Penanda ihwal (hal) : tentang
Banyak orang masih bingung dan salah dengan penulisan di dan ke sebagai kata depan dan
awalan. Bentuk di dan ke sebagai kata depan apabila membentuk keterangan tempat, dan
penulisannya harus terpisah dari kata yang mengikutinya. Sedangkan, bentuk di dan ke
sebagai awalan apabila tidak membentuk keterangan tempat, dan penulisannya harus
serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh:

No. Kata Depan Awalan


Rara sedang mengikuti lomba renang Seluruh siswa SMP kelas VII Cahaya
1
tingkat nasional di Palembang. diberi tugas membuat madding.
Toni meletakkan tasnya di meja. Pertanyaan sulit itu berhasil dijawab
2
oleh Dika.
Ayah dan Ibu selalu mengantarkan Surat itu ditujukan kepada guru Bahasa
3
saya ke sekolah. Indonesia.
Ke mana pun Bela pergi, sang kakak Dilarang keluar-masuk pada saat rapat
4
selalu menemani. sedang berlangsung!
Keterangan tempat tidak hanya bicara tentang “tempat yang terlihat” tetapi juga yang
abstrak.
Contoh: di sanubari, di benak, di hati, di pikiran, di penglihatan, di batin, dsb.

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Bacalah pernyataan di bawah ini dengan cermat! Berilah tanda centang (√) jika
penggunaan kata depan pada pernyataan tersebut “B” (benar) atau “S” (salah)!

No. Pernyataan B S
1 Buku-buku maupun dekorasi ruangannya disusun secara teratur.
2 Tian mengerjakan soal ujian dengan tergesa-gesa.
3 Di bagian luar depan pagar, di tanami tanaman semak dan pohon
Palem.
4 Ada seekor burung elang melayang-layang diatas lereng perkebunan
teh.
5 Permen ini di belikan oleh Kakak.

B. Buatlah kalimat dengan menggunakan kata depan berikut ini!


1. dengan
……………………………………………………………………………………………...
2. dari
……………………………………………………………………………………………...
3. oleh
……………………………………………………………………………………………...
4. guna
………………………………………………………………………………………….......
5. ke
……………………………………………………………………………………………...
6. di
……………………………………………………………………………………………...
7. untuk
……………………………………………………………………………………………...
8. buat
……………………………………………………………………………………………...
9. di-
……………………………………………………………………………………………...
10. kepada
………………………………………………………………………………………….......

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Imbuhan ber-
Pada pembahasan ini akan dibahas imbuhan ber-. Imbuhan ber- pada kalimat bahasa
Indonesia mempunyai fungsi sebagai pembentuk kata kerja (verba) dan kata sifat
(adjektiva). Adapun ketentuannya sebagai berikut:
1. Jika kata yang suku kata pertamanya mengandung unsur “er”, maka huruf “r” pada
imbuhan “ber-“ harus melebur atau luluh; sehingga berubah menjadi “be-“.
Contoh:
ber- + kerja = bekerja
ber- + cermin = becermin
ber- + derma = bederma
ber- + ternak = beternak

2. Jika kata yang suku kata pertama tidak mengandung unsur “er”, maka huruf “r” pada
imbuhan "ber-“ tidak melebur atau luluh.
Contoh:
ber- + merek = bermerek
ber- + keringat = berkeringat
ber- + cerai = bercerai

3. Khusus untuk kata dasar ajar, maka ber- akan mengalami perubahan bentuk menjadi
bel-.
Contoh:
ber- + ajar = belajar

 Berdasarkan jenis kata yang mengikutinya, imbuhan ber- dapat dipadukan menjadi:
1. Imbuhan ber- + kata kerja
Contoh: berlari, berbicara, bermain
2. Imbuhan ber- + kata benda
Contoh: bersepeda, berdasi, berkacamata
3. Imbuhan ber- + kata sifat
Contoh: berbahagia, bersukacita, bersedih
4. Imbuhan ber- + kata bilangan
Contoh: bertiga, berjuta, bersepuluh
5. Imbuhan ber- + kata keterangan
Contoh: berhati-hati, bersenang-senang

 Berdasarkan bentuk katanya, imbuhan ber- dapat dipadukan menjadi:


1. Imbuhan ber- + kata dasar
Contoh: berkaki, bertali, bebulu
2. Imbuhan ber- + kata ulang

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Contoh: bersama-sama, berkata-kata


3. Imbuhan ber- + kata majemuk
Contoh: berkembang biak, bersatu padu
4. Imbuhan ber- + frasa (kelompok kata)
Contoh: bercelana merah, berhutan lebat, beralis tebal

Kalimat-kalimat yang menggunakan imbuhan ber- mempunyai beberapa makna, antara


lain:
1. Bermakna mempunyai atau memiliki
Contoh:
 Seluruh anak kelas VII di sekolahku berambut hitam. (memiliki rambut)
 Aku sering bermimpi, suatu hari nanti aku bisa ke Monas. (mempunyai mimpi)
 Semua siswa berkesempatan menjadi ketua OSIS. (memiliki kesempatan)

2. Bermakna menggunakan atau memakai


Contoh:
 Ibu yang berpayung biru itu terlihat kedinginan. (menggunakan payung)
 Sekolah kami mewajibkan seluruh murid bersepatu hitam polos. (memakai
sepatu)

3. Bermakna menghasilkan atau mengeluarkan


Contoh:
 Pohon jambu di halaman rumahku berbuah lebat. (menghasilkan buah)
 Ayam berkokok, tanda matahari mulai terbit. (mengeluarkan suara kokok)

4. Bermakna menyatakan jumlah


Contoh:
 Mereka berlima pergi ke pantai. (berjumlah lima)
 Malam ini beribu bintang bertaburan menghiasi langit. (berjumlah ribuan)

5. Bermakna menjadi atau menyebut atau memanggil


Contoh:
 Kami memang sudah bersahabat sejak kecil. (menyebut sahabat)
 Berbaik hatilah kepada kepada orang yang membutuhkan pertolongan.
(menjadi baik hati)

6. Bermakna bertindak atau berlaku sebagai


Contoh:
 Berdagang buah-buahan kini menjadi mata pencariannya sehari-hari. (bertindak
sebagai pedagang)

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

 Setelah berhenti dari pekerjaannya, kini ia bertani di tanah kosong belakang


rumahnya. (berlaku sebagai petani)

7. Bermakna berada dalam keadaan


Contoh:
 Dede bersedih melihat ibu mereka yang terbaring lemah di rumah sakit. (dalam
keadaan sedih)
 Rina bergembira atas kelulusannya. (dalam keadaan gembira)

8. Bermakna melakukan tindakan


Contoh:
 Edo sedang bermain bola bersama teman-temannya di lapangan.
 Jangan berbicara terlalu panjang, tapi langsung saja pada poinnya.

9. Bermakna melakukan sesuatu untuk diri sendiri


Contoh:
 Ia berdandan seperti artis idolanya.
 Saat gempa terjadi, semua orang berlarian keluar gedung menyelamatkan
dirinya masing-masing.

10. Menyatakan suatu perbuatan yang saling berbalasan (timbal balik)


Contoh:
 Dalam pemberkatan pernikahan, kedua mempelai berikrar di hadapan Tuhan.
 Sebelum memulai pertandingan, semua peserta bersalaman terlebih dahulu.

A. Lanjutkanlah kalimat berikut ini dengan menggunakan kata yang ada di dalam
kurung!

Contoh: Derix akan pindah ke Jogja. (kerja)

Derix akan pindah ke Jogja. Dia akan bekerja di sebuah restoran ternama.

1. Bapak akan pergi ke kantor. (dasi, kemeja)


………………………………………………………………………………………….......
2. Kemarin gempa bumi terjadi di Lombok. (lari)
……………………………………………………………………………………………...
3. Halaman sekolah itu sangat luas. (main)
……………………………………………………………………………………………...

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Meira sangat jarang sakit. (olah raga)


……………………………………………………………………………………………...
5. Gita menerima kabar bahwa ia lolos seleksi. (bahagia)
……………………………………………………………………………………………...
6. Hari ini adalah Hari Guru. (pidato)
……………………………………………………………………………………………...
7. Aku dan Bimo janjian untuk jogging bersama. (celana)
……………………………………………………………………………………………...
8. Bayu senang sekali akan pulang kampung. (temu)
……………………………………………………………………………………………...
9. Nina takut pergi sendirian. (tiga)
……………………………………………………………………………………………...
10. Rumah Rian sangat jauh dari sekolah. (sepeda motor)
……………………………………………………………………………………………...

B. Isilah bagian yang kosong dengan kalimat berimbuhan ber-!


https://www.pngitem.com/

Polisi : Ada apa, Bu?


Ibu : Tolong, Pak! Anak saya hilang.
Polisi : Hilang di mana?
Ibu : Di depan mall itu, Pak.
Satpam : Bagaimana ciri-ciri anak ibu?
Ibu : (1) (rambut)
(2) (kulit)
(3) (badan)
Polisi : Bagaimana pakaiannya?
Ibu : (4) (baju)
(5) (celana)
(6) (sepatu)
Polisi : (7) ? (kacamata)

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ibu : Tidak, Pak.


Polisi : (8) ? (tahi lalat)
Ibu : Tidak, Pak. Tolong segera mencari anak saya, Pak.
Polisi : Baik, Bu. Saya akan mencari anak Ibu sekarang.

C. Lanjutkanlah paragraf di bawah ini dengan kalimat berimbuhan ber- tentang ciri-ciri
satu orang teman Anda di kelas! Buatlah minimal 5 kalimat!

Saya mempunyai seorang teman. Dia bernama

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

-Ayo Berefleksi-

1. Bagaimana perasaanmu setelah selesai mempelajari materi mengenai serba-serbi


bahasa Indonesia menggunakan modul pembelajaran ini? Sertakanlah alasannya!

2. Kamu telah menyelesaikan Bab “Serba-Serbi Bahasa Indonesia”. Sejauh ini, apakah
kamu mengalami kesulitan? Jika ya, kesulitan apa sajakah yang kamu alami?

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Akronim Kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau
bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar.
Alur Pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab
akibat ataupun bersifat kronologis.
Amanat Ajaran atau pesan yang hendak disampaikan pengarang.
Cakap Mempunyai kemampuan dan kepandaian untuk mengerjakan
sesuatu; pandai; mahir.
Cerita Imajinasi cerita fiksi yang mengandalkan daya imajinatif yang tinggi,
sehingga terdapat ketidakmasukakalan dalam cerita yang dibuat
oleh penulis.
Deskripsi Bagian Gambaran lebih lanjut dari deskripsi umum secara jelas dan
terperinci untuk memberikan efek emosional kepada pembaca,
sehingga apa yang digambarkan dalam teks seolah-olah bisa
dilihat, didengar, dicium, atau dirasakan sendiri oleh pembaca.
Deskripsi Umum Gambaran umum terhadap objek yang ingin disampaikan oleh
penulis.
Diksi Pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya)
untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu (seperti yang diharapkan).
Ejaan Kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb.)
dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Fiksi Rekaan; khayalan; tidak berdasarkan kenyataan.
Frasa Gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif (tidak
mempunyai predikat).
Futuristis Terarah, tertuju ke masa depan.
Gaya Bahasa Sarana menciptakan nada atau suasana persuasive serta
merumuskan dialog; memperlihatkan hubungan dan interaksi
antartokoh.
Imbuhan Bubuhan (yang berupa awalan, sisipan, akhiran) pada kata dasar
untuk membentuk kata baru; afiks.
Kaidah Rumusan asas yang menjadi hukum; aturan yang sudah pasti;
patokan.
Kata kerja transitif Kata kerja yang memerlukan objek.
Karakter Tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang lain.

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kerangka Rancangan; garis besar suatu gejala atau kejadian yang akan
dibuat dalam laporan lengkap dan resmi.
Klimaks Puncak dari suatu hal, kejadian, keadaan, dan sebagainya;
kejadian atau adegan yang paling menarik atau penting.
Komplikasi Bagian pada saat permasalahan dalam cerita bermula, dari awal
hingga pada puncak permasalahan.
Modul Standar, satuan pengukur, komponen dari suatu sistem yang
berdiri sendiri, tetapi menunjang program dari sistem itu.
Orientasi Bagian dimana pengarang memberikan pengenalan mengenai
tokoh, latar atau tempat kejadian, suasana kejadian, tema, dan
beberapa gambaran dari alur yang akan diceritakan selanjutnya.

Resolusi Suatu penyelesaian dari konflik atau juga permasalahan di dalam


cerita yang mengarah pada akhir cerita.
Singkatan Kependekan; ringkasan.
Sudut Pandang Strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang
untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.
Teks Deskripsi Pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas
dan terperinci.
Tema Gagasan yang menjalin struktur isi cerita.
Tokoh Para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi.
Topik Subjek yang dibahas dalam sebuah teks.

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A K
Akronim 112 Kaidah 7, 73, 99
Alur 48, 80 Kata kerja Transitif 7
Amanat 51 Karakter 50
C Kerangka 23, 24
Cakap iii Komplikasi 72
Cerita Imajinasi 46 M
D Modul iii, v
Deskripsi Bagian 5 O
Deskripsi Umum 5 Orientasi 72
Diksi 109 R
E Resolusi 72
Ejaan 99 S
F Singkatan 112
Fiksi 46, 51, 52 Sudut Pandang 50
Frasa 7 T
Futuristis 51 Teks Deskripsi 4
G Tema 47, 79
Gaya Bahasa 52 Tokoh 49, 51, 52, 79
I Topik 22
Imbuhan 117

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Alwi, Hassan, dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Azzahroh, Aisyah. 2020. Gaun Peri Lily. Diunduh dari http://cerpenmu.com/cerpen-fantasi-


fiksi/gaun-peri-lily.html pada 16 Juni 2020.

Basir, Rokhmad. 2016. Modul Pengayaan Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII.
Surakarta: Putra Nugraha.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


2017. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Surabaya: Palito Media.

Cahyono, Rudi, dkk. 2011. 22 Hari Bercerita Buku Pertama Kumpulan Cerita Anak. Indonesia
Bercerita. Diunduh dari https://www.slideshare.net/temantakita/buku-pertama-
kumpulan-cerita-anak pada 24 Maret 2020.

ContohText. 2017. Contoh Teks Deskripsi Tentang Orang dan Terjemahannya. Diunduh dari
https://www.contohtext.com/2017/11/contoh-describing-people-dan-
terjemahannya.html pada 14 Juni 2020.

Dalman, H. 2016. Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Press.

Isnatun, Siti dan Umi Farida. 2013. Mahir Berbahasa Indonesia Kelas VII SMP 1. Jakarta:
Yudhistira.

Kurniasih, Imas, dan Berlin Sani. 2014. Panduan Membuat Bahan Ajar Buku Teks Pelajaran.
Surabaya: Kata Pena.

Kosasih, E. dan Restuti. 2013. Mandiri Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Nofantoro. 2019. 7 Contoh Cerita Fantasi Anak yang Menarik dan Populer. Diunduh dari
https://made-blog.com/contoh-cerita-fantasi-n/ pada 26 Maret 2020.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Pendidikan.id. 2019. Contoh Cerita Fantasi. Diunduh dari


https://pendidikan.id/main/forum/diskusi-pendidikan/mata-pelajaran/12053-
contoh-cerita-fantasi pada 26 Maret 2020.

Rizqiandy, Cholis Vindry. 2012. Contoh Cerita Fantasi. Diunduh dari


http://fantasindo.blogspot.com/2012/08/negeri-sejuta-fantasi.html pada 26 Maret
2020.

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

RomaDecade.org. 2019. Contoh Teks Deskripsi. Diunduh dari


https://www.romadecade.org/contoh-teks-deskripsi/#! Pada 20 April 2020.

Sayuti, Suminto. A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media.

Sumarni, Ratna. 2017. Perbedaan Akronim dan Singkatan. Diunduh dari


https://dosenbahasa.com/perbedaan-akronim-dan-singkatan-beserta-contohnya
pada 23 April 2020.

. 2017. Imbuhan ber-. Diunduh dari https://dosenbahasa.com/makna-


imbuhan-ber-dan-contoh-kalimatnya pada 23 April 2020.

Wahono, dkk. 2016. Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Zoditama, Bellanissa, dkk. 2011. 22 Hari Bercerita Buku Kedua Kumpulan Cerita Anak.
Indonesia Bercerita. Diunduh dari https://www.slideshare.net/temantakita/buku-
kedua-kumpulan-cerita-anak pada 24 Maret 2020.

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Brigitta Aisin Uba Arakian

Penulis lahir di Batam, 3 Januari 1998. Penulis


memulai pendidikan pada jenjang Taman Kanak-
kanak tahun 2002 di TK Sinar Timur. Penulis masuk ke
Sekolah Dasar pada tahun 2003 di SD Sinar Timur.
Setelah lulus Sekolah Dasar tahun 2009, penulis
melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP
Sinar Timur, dan lulus pada tahun 2012. Penulis
melanjutkan pendidikannya di SMA Katolik Yos
Sudarso, Batam pada tahun 2012 dan lulus pada
tahun 2015. Sejak tahun 2015, penulis terdaftar
sebagai mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Sebagai seorang mahasiswi Prodi PBSI, penulis tertarik untuk menggeluti bidang
bahasa, sastra, dan pengajarannya. Penulis juga sudah gemar menulis sejak kecil yang
dulunya dituangkan ke dalam Buku Diary. Seiring bertambahnya usia, kecintaan penulis
terhadap dunia sastra dituangkan dalam karya-karyanya seperti puisi dan cerpen.
Beberapa karya puisi penulis dapat ditemukan di buku antologi puisi “Unbreakable Love”
(2017) yang berjudul Malaikat Yang Selalu Kupanggil Mama; buku “Bulan Peredam Prahara:
Antologi Puisi Pesan Perdamaian dari Bumi Flobamora, Seri 1” (2018) yang berjudul Aku
Mahasiswa, Teror, dan Tragedi; dan buku “Kolaborasi Aksara Jilid 2” (2019) yang berjudul
Air Mata Bumi. Penulis juga menulis beberapa cerpen. Salah satu cerpen yang berjudul Luka
Itu Anugerah dimuat dalam majalah “SEHATI”. Selain itu, penulis juga mencoba mengikuti
lomba menulis dalam memperingati bulan bahasa yang diselenggarakan oleh UGM. Dalam
lomba Bulan Bahasa UGM 2019, tulisan feature perjalanan yang berjudul “Friwen, Surga
Kecil Tak Terlupakan” berhasil mendapatkan kategori Naskah Favorit. Beberapa karya
lainnya masih menjadi arsip pribadi penulis. Namun, karena senang bermain kata, penulis
kerap menulis dan membagikannya melalui caption di akun instagram miliknya.

Email : brigittaisin83@gmail.com
Facebook : Brigitta Aisin Yicia Umakella
Instagram : @sinsinaaaa_

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

CATATAN

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

CATATAN

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

-KUNCI JAWABAN-
BAB 1

A. LATIHAN 1
1. Dari Bali.
2. Tari Kecak adalah tarian yang unik, indah sekaligus magis. Nuansa sakralnya mengalun
bersama seruan penari yang bergema ke langit.
3. Sejumlah penari akan mengenakan sarung bermotif kotak-kotak seperti papan catur.
4. Tari Kecak tidak diiringi oleh alat musik. Musik yang digunakan bersumber dari suara-
suara ritmis serupa akapela dengan ciri khas seruan berbunyi ‘cak…cak..cak’
5. Ingin memberi gambaran lebih rinci kepada pembaca mengenai Tarian Kecak, khas
Bali.
6. Paragraf 1 : Tarian Kecak ialah tarian khas Bali yang biasanya ditampilkan di atas tebing
Pura Luhur Uluwatu.
Paragraf 2 : Ciri khas tari kecak terletak pada harmonisasi suara dan gerak para penari
tanpa ada seorang yang bertugas sebagai komando.
Paragraf 3 : Pertunjukan tari Kecak dilangsungkan setiap hari pukul 18.00. para penari
mengenakan sarung bermotif kotak-kotak dengan diiringi musik yang berasal dari
suara multiritmis para penari.
Paragraf 4 : Terdapat penari lainnya yang memerankan tokoh-tokoh epos Ramayana
seperti Sri Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa. Rangkaian tari yang
berlangsung selama kurang lebih satu jam menampilkan fragmen lakon Rahwana dan
pasukannya.
7. Deskripsi umum/identifikasi: Paragraf 1
Deskripsi bagian: Paragraf 2-4

B. LATIHAN 2
1. B-D-A-C
2. Identifikasi : b
Deskripsi : d-a-c
3. Bali
4. Makanan khas Bali dikenal mampu membuat lidah menari karena rasa panas yang
menjalar di mulut. Rasa panas itu berasal dari campuran berbagai bumbu yang dalam
bahasa Bali disebut “basa”. Itulah sebabnya, meskipun mulut terasa panas, makanan
itu tidak menyiksa perut.

C. TES FORMATIF
1. Untuk mengenang dan melestarikan kegigihan perjuangan bangsa Indonesia serta
untuk membangkitkan inspirasi dan semangat patriotism bagi generasi selanjutnya.
2. Terdapat pada paragraf 2, kalimat ke-2 sampai kalimat ke-5.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Identifikasi: paragraf 1 (kalimat 1)


Deskripsi Bagian:
Paragraf 2 (mendeskripsikan halaman luar Monas. Terdapat pada kalimat ke-2 dst.)
Paragraf 3 (mendeskripsikan bagian dalam cawan Monas. Terdapat pada kalimat
pertama dst.)
Paragraf 4 (Mendeskripsikan puncak Monas. Terdapat pada kalimat ke-2 dan 3)
4. “Pada halaman luar mengelilingi monument, tampak relief timbul yang
menggambarkan sejarah Indonesia.”
“Sayang sekali beberapa patung dan arca mulai rontok dan rusak akibat hujan dan
cuaca tropis.”

BAB 2

TES FORMATIF

1. B – D – A – C
2. Judul: Semangka
Identifikasi:
Semangka adalah salah satu jenis buah yang mengandung banyak air. Buah
semangka memiliki biji di dalamnya. Biasanya ada semangka yang memiliki biji warna
putih atau hitam kecoklatan. Buah semangka sendiri berwarna merah merona.
Deskripsi:

Buah ini sangat cocok dinikmati ketika musim panas. Kesegaran buah ini sangat
cocok untuk menghilangkan rasa haus. Sensasi buah semangka ketika dimakan pada
saat digigit akan terasa renyah dan menumpahkan air dari dagingnya ke dalam mulut.
Sensasi ini yang menjadi favorit banyak orang.

Kulit buah semangka berwarna hijau belang-belang putih, hujau tua dan kuning
keputihan. Meskipun kulitnya hijau tapi buah semangka tetap berwarna merah dan
rasanya manis. Buah semangka memiliki ukuran sesuai beratnya. Semakin berat buah
semangka, maka semakin besar pula ukurannya.

Bobot buah semangka bervariasi, mulai dari 4 kg sampai 20 kg. semangka yang
berukuran kecil pada umumnya mencapai 4 sampai 5 kg. sementara buah semangka
yang berukuran sedang beratnya mencapai 6 sampai 10 kg. Jika beratnya sudah lebih
dari itu, berarti sudah termasuk buah semangka berukuran besar.

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 3

A. LATIHAN 2
1. (nomor 2) Pangeran Albert tidak boleh bermain ke Taman Groga selama tiga hari.
2. (nomor 3) Terima kasih, maaf, tolong.
3. (nomor 4) Harus bisa menghargai orang lain; bisa bersikap ramah.
4. (nomor 5) Setelah menemukan tiga mantra ajaib, Pangeran Albert kembali kembali ke
istananya. Namun, ia kaget karena ternyata dia sudah tidak sadar selama setahun,
padahal dia hanya satu hari saja di Negeri Impian. Sikap Pangeran Albert pun berubah
menjadi lebih baik. Ia juga tak lupa menggunakan tiga mantra ajaib tersebut agar
ibunda Ratu tersenyum dari atas. Raja Bernard pun menikah dengan Tante Klara, dan
kehidupan kastil semakin bertambah ramai setelah adik-adik Pangeran Albert lahir.

BAB 4

A. LATIHAN 2
1. Belimbing
2. Dipesan
3. Pulih
Catatan: jawaban yang masih
4. Suatu hari
bersinonim dengan jawaban di
5. Bahaya samping, dapat dibenarkan asal
6. Bertemu sesuai dengan konteks.
7. Terima kasih
8. Meringis
9. Menyerahkan
10. Takjub
11. Beruntung
12. Mendekati
13. Tersesat
14. Biru
15. Berguna

SERBA_SERBI BAHASA

A. KUIS 1
1. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih memberkati kita semua.
2. Hadiah ini untuk Kolonel Bayu.
3. Di Indonesia terdapat suku Batak, suku Jawa, suku Dayak, suku Nias, dan lain-lain.
4. Sekolah saya di Jalan Kapitan Pattimura.
5. Rapat itu dipimpin oleh Bapak Hendro, S.H.
6. Buku ini memuat Undang-Undang Dasar 1945 secara lengkap.

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. “Mari masuk, Dik!” kata Dela.


8. Kita harus berusaha mengindonesiakan kata-kata asing.
9. Dalam perjalanan pulang, ibu mampir membeli rambutan aceh.
10. Peristiwa itu terjadi pada hari Rabu, 18 Maret 2020.

B. KUIS 2
1. Buah pisang merupakan salah satu jenis buah yang kaya akan kadungan vitamin dan
mineral.
2. Si Kembang Desa itu ternyata bernama Namirah Luna.
3. Tadi sore, Tono pergi membeli lampu berdaya 50 watt.
4. Suku Baduy merupakan suku asli dari Provinsi Banten, tepatnya di Kabupaten Lebak.
5. Saya suka sekali membaca novel karangan Dewi Lestari yang berjudul “Perahu
Kertas.”
6. “Semalam kami mendengar bunyi sirene itu,” ujar Iwan kepada Madi, ketika kami
menemui anak itu pagi harinya. Madi sedang memperbaiki jala yang rusak. Tangannya
tampak cekatan sekali.
7. “Sabar ya, Nak. Ini lampu dan embernya diletakkan dulu saja, silakan duduk dulu
supaya tenang,” kata Kakek.
8. Pada undangan itu tertulis sebuah nama yang sangat aku kenal, Nisia Puspitadewi,
S.Psi. Wah, ternyata dia sudah menjadi seorang psikolog sekarang.
9. “Vas bunga ini asli buatan Itali. Lihat, ada tulisannya ‘Made in Italy”” kata Pak Dolmi.
Sementara itu, Bu Dolmi melayani pembeli yang ingin membeli payung antik
bertuliskan Jepang.
10. Jalur pendakian Gunung Sumbing paling populer adalah melalui pos Garung. Garung
adalah sebuah desa di kaki bagian utara Gunung Sumbing, di kawasan Kledung Pass.

C. KUIS 3
1. “Di mana alamat rumah Anda?” tanya Pak Lurah.
2. Dita ingin menonton film “Dilan”, sedangkan saya ingin menonton film “Bumi
Manusia.”
3. Tino sangat menyukai olahraga basket, sepak bola, dan bulu tangkis.
4. Uang sebesar Rp300.000 miliknya raib dicopet.
5. Anak-anak itu tergabung dalam ekstrakulikuler tata boga di sekolah.
6. Kakek dan nenek itu sudah bersama sejak tahun 1950-an.
7. “Apakah data ini bisa di-back up agar tidak hilang?” tanya Silvi.
8. KTP-ku rusak karena terendam air.
9. Putri Puspita, siswi kelas VII SMP Nusa Bahagia berhasil meraih peringkat ke-2 lomba
pantomim se-Indonesia.
10. Wah, indah sekali pemandangan itu!

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. KUIS 4
1. Gugur
2. Asa
3. Epilog
4. Paras
5. Rona
6. Primer
7. Orisinal
8. Insomnia
9. Pakar
10. Donasi

E. KUIS 5
1. A
2. A
3. S
4. S
5. S
6. A
7. S
8. A
9. A
10. S
11. A
12. S
13. S
14. S
15. A

F. KUIS 6 (bagian A)
1. B
2. B
3. S
4. S
5. S

Anda mungkin juga menyukai