Anda di halaman 1dari 150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI


BERBASIS MULTIKULTURALISME MENGENAI SIKAP
MENGHARGAI FISIK DAN KEBERAGAMAN RAS
UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Gracia Puspita Candraningtyas

NIM: 161134161
HALAMAN JUDUL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada:

Tuhan Yang Maha Esa

Orangtua penulis, Suharto Yustinus Edyst dan Intam Nuryuniati Handayani yang
selalu memberikan semangat, perhatian, doa, serta dukungan dalam menyelesaikan
kuliah.

Keluarga beserta saudara yang selalu memberikan dukungan dan doa dalam
menyelesaikan skripsi ini.

Teman-teman yang selalu memberikan bantuan dalam bentuk pikiran, ide, gagasan,
tenaga dalam penulisan skripsi, dan penghiburan, serta semangat selama ini.

Semua teman-teman PGSD kelas C dan PGSD Angkatan 2016 yang selalu
memberikan semangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi.

Almamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan seluruh pendidik Program


Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

HALAMAN PERSEMBAHAN

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

AMAN
MOTTO

Tetapi kamu ini,


kuatkanlah hatimu,
jangan lemah semangatmu,
karena ada upah bagi usahamu!
(2 Tawarikh 15:7)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI


BERBASIS MULTIKULTURALISME MENGENAI SIKAP
MENGHARGAI FISIK DAN KEBERAGAMAN RAS
UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
TAHUN AJARAN 2019/2020

Gracia Puspita Candraningtyas


Universitas Sanata Dharma
2020

Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan guru akan media
yang dapat menumbuhkan sikap menghargai fisik dan keberagaman ras diantara
para siswa di SD BOPKRI Wirobrajan. Penelitian ini bertujuan untuk (1)
mendeskripsikan prosedur pengembangan video animasi yang berbasis
multikulturalisme mengenai sikap menghargai fisik dan keberagaman ras untuk
siswa kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan, (2) mendeskripsikan kualitas produk
video animasi yang berbasis multikulturalisme mengenai sikap menghargai fisik
dan keberagaman ras untuk siswa kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and
Development (R&D). Proses pengembangan media terdiri dari 6 langkah dari 10
langkah menurut Borg and Gall, yaitu : (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan
data, (3) desain produk, (4) validasi produk, (5) revisi produk, dan (6) Uji coba
produk. Teknik pengumpulan data: menggunakan wawancara dan lembar
kuesioner. Wawancara digunakan untuk menyesuaikan kebutuhan guru kelas IV SD
BOPKRI Wirobrajan. Kuesioner digunakan untuk memvalidasi desain. Teknik
analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan kualitas produk bahan ajar menurut ahli
Bahasa memperoleh skor 4,24 (sangat baik), menurut ahli multikulturalisme
memperoleh skor 4,12 (baik), menurut guru kelas IV memperoleh skor 4,29 (sangat
baik), dan dua guru bersertifikat pendidik memperoleh skor 3,64 (baik) dan 3,8
(baik). Rerata skor validasi yaitu 4,02 (baik). Sedangkan uji coba produk kepada
enam siswa kelas IV memperoleh rerata skor 4,57 (sangat baik). Penilaian video
animasi ini ditinjau dari empat aspek, yaitu (1) latar judul, (2) judul video, (3) isi
video animasi, dan (4) anatomi video.
Kata kunci: penelitian dan pengembangan, video animasi, sikap menghargai f isik
dan keberagaman, multikulturalisme.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF MULTICULTURALISM–BASED


ANIMATION VIDEOS ABOUT RESPECT AND RACIAL DIVERSITY FOR
4TH GRADE STUDENTS OF THE 2019/2020 SCHOOL YEAR

Gracia Puspita Candraningtyas


Sanata Dharma University
2020

This research is motivated by the teacher's need for media that can foster an
attitude of respect for physical and racial diversity among students at SD BOPKRI
Wirobrajan. This study aims to (1) describe the procedure for developing
multiculturalism-based animated videos regarding physical respect and racial
diversity for fourth grade students of SD BOPKRI Wirobrajan, (2) describe the
quality of animated video products based on multiculturalism regarding physical
respect and racial diversity for students grade IV SD BOPKRI Wirobrajan.

This type of research is research and development or Research and


Development (R&D). The media development process consists of 6 steps from 10
steps according to Borg and Gall, namely: (1) potential and problems, (2) data
collection, (3) product design, (4) product validation, (5) product revision, and ( 6)
Product trials. Data collection techniques: using interviews and questionnaire
sheets. The interview was used to match the needs of the fourth grade teacher at SD
BOPKRI Wirobrajan. A questionnaire was used to validate the design. The data
analysis techniques used were quantitative and qualitative.

The results of this study indicate the quality of teaching materials products
according to language experts get a score of 4.24 (very good), according to
multiculturalism experts get a score of 4.12 (good), according to class IV teachers
get a score of 4.29 (very good), and two teachers certified educators obtained a
score of 3.64 (good) and 3.8 (good). The mean score of validation was 4.02 (good).
Meanwhile, the product trial for six fourth grade students obtained a mean score of
4.57 (very good). The evaluation of the animated video is viewed from four aspects,
namely (1) the background of the title, (2) the video title, (3) the con tent of the
animation video, and (4) the anatomy of the video.

Keywords: research and development, video animation, physical respect and


diversity, multiculturalism.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmatNya,
sehingga penulisan karya skripsi berjudul Pengembangan Video Animasi Berbasis
Multikulturalisme mengenai Sikap Menghargai Fisik dan Keberagaman Ras untuk
Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dapat terselesaikan. Maksud dan tujuan dari skripsi
ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Menyadari penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan.
2. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Kaprodi PGSD.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakaprodi PGSD.
4. Drs. Y.B. Adimassana, M.A., selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
5. Andreas Erwin, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah
membimbing dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
6. Ahli bahasa dan ahli multikulturalisme selaku validator yang telah
membantu memaksimalkan produk penelitian.
7. Guru kelas IV dan guru bersertifikat pendidik SD BOPKRI Wirobrajan
selaku narasumber dan validator.
8. Siswa-siswi kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan selaku subjek uji coba
produk.
9. Para dosen PGSD yang telah mendidik penulis selama mengikuti
perkuliahan.
10. Kepala Sekolah Dasar BOPKRI Wirobrajan yang telah mengizinkan
penulis melaksanakan penelitian.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN MOTTO........................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................. viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian................................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian............................................................................... 8
E. Definisi Operasional ............................................................................ 9
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ............................................. 10
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 12
A. Kajian Pustaka................................................................................... 12
1. Teori yang Mendukung ...............................................................12
a. Video Animasi.......................................................................... 12
b. Multikulturalisme...................................................................... 16
c. Sikap Menghargai Fisik dan Keberagaman Ras .......................... 19

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Psikologi Perkembangan Anak .................................................. 23


2. Hasil Penelitian yang Relevan .....................................................26
B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 29
C. Pertanyaan Penelitian......................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 33
A. Jenis Penelitian.................................................................................. 33
B. Prosedur Pengembangan .................................................................... 36
C. Setting Penelitian ............................................................................... 40
1. Lokasi Penelitian.........................................................................40
2. Subjek Penellitian .......................................................................40
3. Waktu Pelaksanaan .....................................................................40
D. Uji Coba Terbatas.............................................................................. 41
1. Desain Uji Coba Terbatas ............................................................41
2. Subjek Uji Coba Terbatas ............................................................41
3. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................41
a. Observasi.................................................................................. 42
b. Wawancara ............................................................................... 43
c. Kuesioner ................................................................................. 44
E. Instrumen Penelitian .......................................................................... 46
1. Wawancara .................................................................................46
2. Kuesioner ...................................................................................47
F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 51
1. Teknik Analisis Data Kualitatif Wawancara, Observasi, dan
Saran ..........................................................................................52
2. Teknik Analisis Data Kuantitatif .................................................52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 56
A. Hasil Penelitian Pengembangan ......................................................... 56
1. Proses Pengembangan Video Animasi .........................................56
a. Potensi dan Masalah.................................................................. 56
b. Pengumpulan Data .................................................................... 58
c. Desain Produk Awal ................................................................. 60

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Validasi Desain ......................................................................... 69


e. Revisi Desain............................................................................ 71
f. Uji Coba Produk ....................................................................... 74
2. Kualitas Produk Video Animasi ..................................................75
B. Pembahasan ...................................................................................... 76
1. Video Animasi Mudah Dipahami Siswa.......................................78
2. Video Animasi Menggunakan Ilustrasi yang Menarik ..................79
3. Judul Video Animasi dan Sampul (background) Video Animasi
Menarik Siswa untuk Melihat ......................................................80
4. Video Animasi Dirancang dengan Anatomi yang Sesuai untuk
Siswa ..........................................................................................81
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 83
A. Kesimpulan ....................................................................................... 83
B. Keterbatasan Penelitian...................................................................... 84
C. Saran................................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 86
LAMPIRAN ................................................................................................... 91
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... 138

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir .............................................................. 31


Gambar 3.1 Bagan Prosedur Pengembangan menurut Sugiyono
(Borg & Gall).............................................................................. 35
Gambar 3.2. Langkah Prosedur Pengembangan Modifikasi menurut Sugiyono
(Borg & Gall).............................................................................. 39
Gambar 4.1 Judul Video Animasi..................................................................... 61
Gambar 4.2 Storyboard.................................................................................... 62
Gambar 4.2 Karakter ....................................................................................... 63
Gambar 4.3 Hasil Karakter............................................................................... 64
Gambar 4.4 Karakter Tokoh............................................................................. 65
Gambar 4.5 Latar Video Animasi..................................................................... 65
Gambar 4.6 Penyimpanan File ......................................................................... 67
Gambar 4.7 Alih Suara (Dubbing).................................................................... 68
Gambar 4.7 Editing Suara ................................................................................ 68
Gambar 4.8 Revisi Judul Produk ...................................................................... 72
Gambar 4.9 Karakter Marko ............................................................................ 73
Gambar 4.10 Background Kalimat Mutiara ...................................................... 73

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 3.3.3.1 Rencana Jadwal Penelitian .......................................................... 41


Tabel 3.5.1.1. Pedoman Pertanyaan Wawancara Guru Kelas IV ........................ 46
Tabel 3.5.2.1. Acuan Skor Kuesioner Validasi Produk dan Uji Coba Produk ..... 47
Tabel 3.5.2.2. Kisi-kisi Kuesioner Uji Produk................................................... 48
Tabel 3.5.2.3. Instrumen Kuesioner Uji Validasi Produk untuk Ahli dan Guru ... 48
Tabel 3.5.2.4. Kisi-kisi Uji Validasi Produk untuk Siswa .................................. 50
Tabel 3.5.2.5. Instrumen Kuesioner Validasi dan Uji Coba Produk untuk
Siswa ........................................................................................ 50
Tabel 3.6.2.1. Rumus Persentase Kelayakan Prosedur....................................... 52
Tabel 3.6.2.2. Konversi Nilai Skala Lima menurut Sukardjo ............................. 53
Tabel 3.6.2.3. Kriteria Skala Lima ( Sukardjo 2008 : 101 )................................ 55
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Wawancara Guru SD Kelas IV.............................. 57
Tabel 4.2 Masukan Ahli Beserta Guru dan Revisi Produk ................................. 72
Tabel 4.3 Rekapitulasi Validator ...................................................................... 75
Tabel 4.4 Data Rekapitulasi Hasil Uji Coba Produk Terbatas Siswa .................. 75

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

BAB I ini membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan spesifikasi produk

yang dikembangkan.

A. Latar Belakang

Pendidikan ialah suatu usaha yang bertujuan untuk meningkatkan

wawasan tentang ilmu pengetahuan. Menurut Driyarkara (1980:8) pendidikan

merupakan proses “memanusiakan manusia” di mana manusia diharapkan

mampu memahami dirinya, orang lain, alam dan lingkungan budayanya.

Pendidikan dapat dilakukan oleh siapa saja, di mana saja dan kapan saja.

Pendidikan yang baik harus melalui proses belajar. Menurut Idris (1987:7)

pendidikan sebagai sebuah proses pengembangan sumberdaya manusia agar

memperoleh kemampuan sosial dan perkembangan individu yang optimal

memberikan relasi yang kuat antara individu dengan masyarakat dan

lingkungan budaya sekitarnya. Kelangsungan proses pengembangan sumber

daya individu secara optimal dilakukan oleh sesesoran g yang memiliki

kompetensi atau pengetahuan sesuai dengan bidangnya atau biasa disebut

dengan guru. Dalam hal ini guru berperan juga sebagai pendidik yang

diharapkan dapat memberikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

peserta didik. Dalam hal mendidik guru harus mampu mengarahkan peserta

didik agar saling menghargai satu dengan yang lain, karena relasi antar

peserta didik akan menjamin berlangsungnya proses pengembangan sumber

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

daya yang diinginkan. Keberagaman peserta didik bersifat multikultural

dengan ragam budaya dan latar belakang yang berbeda. Keberbedaan ini

harus dimaknai sebagai kekayaan yang saling melengkapi dalam sebuah

proses pendidikan.

Multikulturalisme merupakan sikap atau cara pandang yang berupaya

untuk menggali potensi budaya sebagai capital yang dapat membawa suatu

komunitas dalam menghadapi masa depan yang penuh resiko. (H.A.R. Tilaar,

2004:93-94). Multikultural adalah kondisi keberagaman kultur atau budaya

yang meliputi keragaman suku, ras, dan agama yang ada di masyrakat

Indonesia. Secara etimologis, kata multikultural berasal dari bahasa Inggris,

yaitu “multy” dan “culture”. Secara umum, kata ”multi” berarti banyak,

ragam, dan atau aneka. Sedangkan kata “culture” dalam bahasa Inggris

memiliki beberapa makna, yaitu kebudayaan, kesopanan, dan atau

pemeliharaan. (Aly, 2015:11).

Secara luas pengertian “multikulturalisme” mencakup pengalaman yang

membentuk persepsi umum terhadap keberagaman usia, gender, agama, status

sosial ekonomi, jenis identitas budaya, bahasa, rasa, dan berkebutu han

khusus. (Sutarno, 2008:1-18). Pendidikan multikultural atau pendidikan yang

berbasis multikulturalisme di sekolah dasar amat ditekankan pada kurikulum

2013. Salah satu contoh pendidikan mutikultural terdapat pada kelas IV tema

1:Indahnya Keberagaman dan sub tema 3:Bersyukur Atas Keberagaman.

Tema ini membahas berbagai macam keberagaman dan perbedaan, seperti

agama, ras, adat istiadat, dan suku. Penelitian ini difokuskan pada materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

“menghargai fisik dan keberagaman ras”, karena anak di zaman sekarang

banyak sekali sulit untuk menghargai keberagaman, perbedaan yang ada di

lingkungan sekolah atau pun lingkungan lainnya, seperti membanding-

bandingkan agama lain dengan agama lainnya, ataupun dengan jenis kulit,

bahasa yang berbeda.

Idealnya pembelajaran berbasis multikulturalisme tentang sikap

menghargai fisik dan kebergaman ras di sekolah dilakukan dengan

menggunakan bahan ajar yang relevan. Melalui penggunaan bahan ajar yang

berbasis multikulturalisme diharapkan tujuan pembelajaran akan tercapai dan

peserta didik dapat belajar dengan baik. Sikap menghargai peserta didik pun

dapat bertumbuh dalam menerima keberagaman lebih baik dan dapat

menerima perbedaan dengan baik. Peserta didik pun juga dapat

membangkitkan semangat mereka untuk saling menghargai dengan

keberagaman perbedaan yang ada.

Terkait dengan membentuk sikap menghargai fisik dan keberagaman ras,

maka sekolah dasar merupakan salah satu lembaga pendidikan f ormal yang

memegang peranan penting. Di satu sisi sekolah dasar mengemban tanggung

jawab untuk membentuk peserta didik menjadi generasi muda yang memiliki

pengetahuan yang tinggi tentang keanekaragaman budaya bangsa. Di sisi lain

sekolah dasar juga mengemban tanggung jawab untuk membentuk peserta

didik menjadi generasi yang memiliki sikap mengahargai perbedaan yang ada

di tengah-tengah pluralisme budaya yang dimiliki bangsa. Dalam rangka

menuju tercapainya tugas dan tanggung jawab di sekolah dasar tersebut, salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan pembelajaran

berbasis multikultural di sekolah dasar. Untuk itu sekolah berkewajiban

menyediakan fasilitas bahan ajar berbasis multikulturalisme yang relevan

bagi peserta didik. Guru sebaiknya menggunakan bahan ajar yang sesuai

dengan tema yang akan diajarkan. Pada pembelajaran tentang

multikulturalisme, bahan ajar video pembelajaran kiranya akan membantu

peserta didik untuk belajar secara lebih baik, karena anak zaman sekarang

lebih tertarik dengan platform digita. Anak-anak pun juga lebih sering

menggunakan gadgetnya untuk melihat video pada platform digital seperti,

youtube kids, dan media sosial yang berbasis video (instagram). Di sekolah

terdapat keberagaman yang bermacam-macam antar peserta didik, yaitu

dalam hal jenis kulit, bahasa, ras, agama, adat istiadat, dan suku.

Keberagaman yang ada terkadang tidak diterima baik oleh peserta didik yang

lain, sering terjadi anak mengolok-olok, mengejek, dan membeda-bedakan,

seperti jenis kulit hitam dan putih, bahasa dari daerah lain. Oleh sebab itu,

sikap anak dalam menghargai perlu di tingkatkan supaya anak memahami

perbedaan yang ada di lingkungan sekitarnya seperti sekolah, rumah, dan

lainnya, maka peneliti melakukan observasi dan wawancara.

Pada tanggal 29 November 2019, peneliti melakukan observasi dan

wawancara dengan guru kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan. Peneliti

mendapatkan hasil observasi bahwa fasilitas bahan ajar di sekolah masih

perlu ditingkatkan atau dikembangkan. Peneliti mendapatkan informasi

bahwa sekolah masih belum menggunakan bahan ajar yang moderen. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

wawancara dengan delapan peserta didik yang berbicara, belum adanya

pembelajaran menggunakan video khususnya tentang keberagaman sikap

menghargai fisik dan keberagaman ras, karena tidak semua kelas ada lcd dan

proyektor, maka guru hanya menggunakan buku pembelajaran yang ada.

Peneliti melakukan observasi di kelas sekolah mengenai lcd dan proyektor

yang tersedia, hanya di ruangan untuk pertemuan saja. CD/DVD video

pembelajaran pun sekolah tidak memiliki, maka guru berkewajiban

menyediakan atau membuat video pendek untuk pembelajaran supaya lebih

menarik anak, karena di zaman sekarang anak lebih minat melihat video dari

pada membaca dalam belajar mereka, anak lebih mudah menangkap apa

yang akan dipelajari melalui video yang disediakan. Kurangnya video

pembelajaran dan fasilitas media pembelajaran lainnya di sekolah dapat

menghambat tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan dan

kurangnya pemahaman peserta didik mengenai materi yang sudah

disampaikan oleh guru. Maka perlunya pengembangan bahan ajar video

berbasis multikulturalisme tentang sikap menghargai fisik dan keberagaman

ras.

Kelebihan dan kekurangan video animasi


Kelebihan Kekurangan
Video pembelajaran dapat diman faatkan Hanya dapat digunakan dengan b ant uan
oleh masyarakat luas, dengan dapat di komputer, laptop, dan memerlukan
akses di media social seperti Youtube bantuan proyektor dan speaker saat
digunakan pada proses p embelajaran d i
kelas
Video pembelajaran dapat dipakai d alam Memerlukan waktu yang cukup p anjang
jangka waktu yang Panjang dan kapan pun pada proses pembuatan video
jika materi yang terdapat dalam video pembelajaran
masih relevan dengan materi yang ada
Media yang simple, menarik, dan memerlukan biyaya y ang cu k up mahal
menyenangkan. Bersifat mandiri, d a pat untuk pembuatan video animasi
digunakan tanpa bimbingan orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kelebihan Kekurangan
Membantu siswa dalam memahami materi Memerlukan kreatifitas dan ket rampila n
pembelajaran, membangkitkan respon yang cukup bisa untuk mendesain animasi
siswa dan dapat membant u gu ru d alam yang efektif sebagai media pembelajaran
proses belajar mengajar
Menarik perhatian siswa sehingga Tidak dapat menggambarkan realitas
meningkatkan motivasi dalam belajar seperti video atau fotografi

Kelebihan dan kekurangan video animasi (Fechera, Maman, dan


Dadang, 2012)

Video animasi pembelajaran yaitu alat yang digunakan untuk

menyampaikan materi pembelajaran melalui tayangan gambar bergerak yang

membentuk karakter yang sama dengan obyek aslinya. Penggunaan video

animasi pembelajaran mampu memberikan respon positif dari siswa. Siswa

dapat termotivasi untuk belajar dan mampu meningkatkan pemahaman dalam

materi yang disampaikan (Fechera, Maman, dan Dadang, 2012).

Siswa yang belajar menggunakan video animasi memiliki pandangan

yang positif sehingga minat siswa untuk belajar menjadi bertambah (Hasrul,

2011). Video animasi juga dapat membantu siswa dalam memahami materi

yang sulit disampaikan oleh guru. Hasil belajar menggunakan video animasi

lebih efektif daripada yang tidak menggunakan media atau bahan ajar. Efektif

dalam hal ini mengandung arti mampu meningkatkan hasil belajar siswa dari

pada pembelajaran tanpa menggunakan media atau bahan ajar (Yudistira,

Antonius, dan Nurwachid, 2012).

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti melihat betapa

pentingnya bahan ajar mengenai multikulturalisme tentang sikap menghargai

fisik dan keberagaman ras bagi peserta didik kelas IV SD BOPKRI

Wirobrajan. Dengan banyaknya bahan ajar video pembelajaran bergambar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tentang sikap menghargai fisik dan keberagaman ras yang disediakan di

sekolah, peserta didik diharapkan dapat menerima perbedaan dan peserta

didik dapat belajar secara maksimal dan dapat memahami pembelajaran

berbasis multikulturalisme dengan baik dan materi pembelajaran akan

tersampaikan dengan baik, menambah pemahaman peserta didik mengenai

materi pembelajaran akan lebih baik. Oleh karena itu, peneliti akan

melakukan penelitian dan pengembangan bahan ajar video pembelajaran

dengan judul ”PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI BERBASIS

MULTIKULTURALISME MENGENAI SIKAP MENGHARGAI FISIK

DAN KEBERAGAMAN RAS UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH

DASAR”. Video animasi mengenai sikap mengharagai fisik dan

keberagaman ras ini dikembangkan dengan tujuan untuk menunjang proses

pembelajaran. Topik sikap menghargai fisik dan keberagaman ras

dikembangkan supaya siswa mengetahui pentingnya sikap menghargai dan

mengetahui nilai-nilai multikulturalisme yang terkandung dalam sikap

menghargai fisik dan keberagaman ras. Selain itu, siswa juga mampu

menerapkan nilai-nilai multikulturalisme dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur pengembangan video animasi yang berbasis

multikulturalisme mengenai sikap menghargai fisik dan keberagaman ras

untuk siswa kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Bagaimana kualitas produk video animasi yang berbasis

multikulturalisme mengenai sikap menghargai fisik dan keberagaman ras

untuk siswa kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan

dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan prosedur pengembangan video animasi yang berbasis

multikulturalisme mengenai sikap menghargai fisik dan keberagaman ras

untuk siswa kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan.

2. Mendeskripsikan kualitas produk video animasi yang berbasis

multikulturalisme mengenai sikap menghargai fisik dan keberagaman ras

untuk siswa kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Produk akhir penelitian ini berupa video animasi berbasis

multikulturalisme. Produk ini diharapkan dapat membantu peserta didik

dalam memahami pembelajaran multikultural serta dapat

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah,

maupun masyarakat. Dengan melihat video animasi berbasis

multukulturalisme mengenai sikap menghargai fisik dan keberagaman ras

ini, siswa diharapkan dapat menghargai keberagaman.

2. Bagi Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Video animasi berbasis multikulturalisme ini dapat membantu

guru untuk memberikan pembelajaran multikulturalisme khususnya

mengenai sikap menghargai fisik dan keberagaman ras. Video ini juga

dapat dijadikan sebagai salah satu media untuk mendukung proses

pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Sekolah dapat menggunakan video animasi berbasis

multikulturalisme untuk mengembangkan video animasi dalam

pembelajaran multikulturalisme kelas atas.

4. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman cara mengembangkan video animasi

berbasis multikulturalisme mengenai sikap menghargai fisik dan

keberagaman ras. Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu

mahasiswa mengerti pentingnya media pembelajaran untuk mendukung

proses belajar.

E. Definisi Operasional

1. Video animasi

Media video animasi yaitu suatu media yang terdiri dari beberapa

gambar komputer yang dibuat menjadi gambar-gambar bergerak yang

menceritakan suatu kejadian/peristiwa melalui program video pengajaran

untuk menggambarkan proses yang kompleks atau cepat dalam bentuk

yang disederhanakan (Sharon E. dkk, 2011:408).

2. Multikulturalisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Multikulturalisme meliputi sebuah mahaman, penghargaan, dan

penilaian atas budaya seseorang, serta sebuah penghormatan dan

keingintahuan tentang budaya etnis lain (Lawrence Blum (dalam Andre,

2009: 14)).

3. Sikap menghargai fisik dan keberagaman ras

Menerangkan bahawa karakter seseorang yang suka menghargai

orang lain terbangun dari sifatnya yang mau memikirkan kepentingan

orang lain dan fisik yaitu segala sesuatu yang terlihat dari luar manusia

yang mudah diamati dan dinilai, keragaman pun berpengaruh terhadap

tingkah laku, sikap, dan pola pikir manusia, sehingga manusia meiliki

cara-cara, kebiasaan, atauran-aturan, bahkan adat istiadat yang berbeda

satu dengan yang lain (Elfindri 2012:101; Windura, 2009:25; Setya

Raharja 2011:114).

4. Siswa kelas IV

Siswa kelas IV adalah siswa yang mampu untuk melakukan

aktivitas logis tertentu tetapi hanya dalam situasi yang konkret, karena

anak usia ini masih membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain

(John, 2007).

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Spesifikasi video animasi 2D “Keberagaman di Sekolah” yang

dikembangkan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:

1. Produk berupa video animasi 2D untuk kelas IV SD BOPKRI

Wirobrajan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

2. Video animasi berjudul “Keberagaman di Sekolah”

3. Video animasi berisi cerita anak mengenai sikap menghargai fisik dan

keberagaman ras

4. Video animasi mudah dipahami peserta didik supaya tahu sikap

menghargai fisik dan keberagaman ras yang ada di lingkungannya. Oleh

karena itu proses pembuatannya diperlukan gambar sesuai tokoh -tokoh

yang ada dalam cerita, kemudian gambar tersebut di beri warna yang

menarik dan digerakkan didalam komputer sehingga menghasilkan video

animasi 2D yang menarik. Video animasi 2D ini digunakan untuk

membantu menyampaikan pesan pada peserta didak agar mudah dalam

menangkap isi cerita yang ada di video animasi. Background pun dibuat

semenarik mungkin menyerupai sekolah dan diberi warna yang menarik

anak. Video animasi bercerita tentang murid sekolah dasar yang berbeda-

beda asalnya, mereka saling ejek-ejekan karena mereka belum bisa saling

mengahargai satu dengan yang lainnya.

5. Video animasi dibuat menggunakan 3 aplikasi yaitu: (1) Adobe

Illustrator CC 2018, (2) Adobe Amimate CC 2019, dan (3) Adobe

Premiere Pro CC 2017. Durasi video yang dibuat berkisaran 8 menit, dan

model video dibuat adalah animasi motiongraphic.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Teori yang Mendukung

a. Video Animasi

1) Pengertian Video Animasi

Animasi merupakan salah satu media pembelajaran yang

berbasis komputer yang bertujuan untuk memaksimalkan efek visual

dan memberikan interaksi berkelanjutan sehingga pemahaman bahan

ajar meningkat. Utami (2007) menyatakan ada tiga jenis format

animasi: pertama, Animasi tanpa sistem kontrol, animasi ini hanya

memberikan gambaran kejadian sebenarnya (behavioural realism),

tanpa ada kontrol sistem. Misal untuk pause, memperlambat

kecepatan pergantian frame, Zoom in, Zoom Out, bisa jadi animasi

terlalu cepat, pengguna tidak memiliki waktu yang cukup untuk

memperhatikan detail tertentu karena tidak ada fasilitas untuk pause

dan zoom in. Kedua, Animasi dengan sistem kontrol, animasi ini

dilengkapi dengan tombol kontrol. Hal ini memungkinkan pengguna

untuk menyesuaikan animasi dengan kapasitas pemrosesan informasi

mereka. Namun kekurangannya, terletak pada pengetahuan awal

(prior knowledge) atas materi yang dipelajari menyebabkan peserta

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

didik tidak tahu mana bagian yang penting dan harus diperhatikan

guna memahami materi dan yang tidak. Sering kali peserta didik

lebih memperhatikan bagian yang tampak lebih menonjol secara

perseptual. Ketiga, Animasi manipulasi langsung (Direct-

manipulation Animation (DMA). DMA menyediakan fasilitas untuk

pengguna berinteraksi langsung dengan control navigasi (misal

tombol dan slider). Pengguna bebas untuk menentukan arah

perhatian dan kejadiannya dapat diulang. Sebagai media ilmu

pengetahuan animasi memiliki kemampuan untuk dapat

memaparkan sesuatu yang rumit atau komplek untuk dijelaskan

dengan hanya gambar dan kata-kata saja. Dengan kemampuan ini

maka animasi dapat digunakan untuk menjelaskan suatu materi yang

secara nyata tidak dapat terlihat oleh mata, dengan cara melakukan

visualisasi maka materi yang dijelaskan dapat tergambarkan.

Animasi yang digunakan baik pada penjelasan konsep maupun

contoh, selain berupa animasi statis auto-run atau diaktifkan melalui

tombol, juga bisa berupa animasi interaktif dimana pengguna

(peserta didik) diberi kemungkinan berperan aktif dengan merubah

nilai atau posisi bagian tertentu dari animasi tersebut. Urutan

kegiatan belajaranya dapat meliputi : melihat contoh, mengerjakan

soal latihan, menerima informasi, meminta penjelasan, dan

mengerjakan soal/evaluasi (Suwarna, 2007).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Video adalah salah satu media audio visual yang digunakan

sebagai media komunikasi dalam pembangunan dan untuk

menjelaskan atau menyanpaikan pesan, serta digunakan sebagai

hiburan. Video dapat menjadi media yang efektif jika digunakan

untuk mengkomunikasikan informasi atau pengetahuan untuk

mencakup unsur gerak (Agus & Yuni, 2004:52). Video juga

merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan tuntas

karena dapat sampai ke hadapan peserta didik secara langsung

(Daryanto, 2012:86).

Media video memiliki kemampuan untuk memperluas wawasan

pengetahuan peserta didik dengan menampilkan informasi,

pengetahuan baru, dan pengalaman belajar yang sulit diperoleh

secara langsung oleh peserta didik. Video mampu merangsang minat

peserta didik melalui penyajian gambar dan informasi yang menarik.

Dalam video animasi waktu dan tempat bisa juga direkayasa

dalam bentuk animasi gambar bergerak. Terdapat berbagai teknik

untuk memperoleh animasi, tetapi pada dasarnya animasi dibuat dari

serangkaian foto, gambar, atau gambar computer dari pemindahan -

pemindahan kecil dari benda atau gambar. Dengan perkembangan

komputer yang terus-menerus yang bisa merekayasa gambar visual,

kita bisa menciptakan seni animasi melalui video. Urutan animasi

yang dibuat komputer sekarang ini terus dan terus digunakan dalam

program video pengajaran untuk menggambarkan proses yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

kompleks atau cepat dalam bentuk yang disederhanakan (Sharon E.

dkk, 2011:408). Media video animasi merupakan bentuk dari

pengembangan yang terdiri dari bebrapa gambar yang menceritakan

suatu kejadian/peristiwa dari potongan gambar yang dijadikan

menjadi satu dan dijadikan gambar gerak yang diambil dari

kehidupan sehari-hari.

2) Ciri-ciri Media Video Animasi

Adapun ciri-ciri video animasi menurut Sharon E. Dkk, (2011:409),

sebagai berikut:

a) Dapat menyampaikan pesan dan ide tertentu

b) Menarik perhatain, sederhana namun memberi kesan yang kuat

c) Berani dan dinamis, gambar dalam video animasi hendaknya

menunjukkan gerak dan perbuatan

d) Bentuk gambar dalam cerita video animasi hendaknya bagus,

menarik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran

e) Sangat baik menjelaskan suatu proses dan ketrampilan; mampu

menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon

yang diharapkan peserta didik.

3) Syarat-syarat Media Video Animasi

Adapun syarat video animasi menurut Sharon E. Dkk (2011:409).,

sebagai berikut:

a) Autentik yaitu gambar harus menunjukkan situasi yang

sebenarnya seperti yang dilihat orang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

b) Sederhana yaitu komposisi gambar harus jelas menunjukkan

poin pokok dalam video animasi

c) Gambar hendaknya bagus dari segi seni dan sesuai dengan

tujuan pembelajaran

d) Memiliki pesan yang disampaikannya cepat, mudah diingat, dan

mempermudah pemahaman anak.

4) Kelebihan Media Video Animasi

Kelebihan dalam menggunakan media pembelajaran video

animasi diantaranya adalah mudah dipahami oleh peserta didik

karena menggunakan desain gambar bergerak yang bagus dan

menarik sehingga peserta didik dapat belajar dengan baik khususnya

dalam pembelajaran sikap menghargai fisik dan keberagaman ras.

Media pembelajaran video animasi juga dapat mengatasi berbagai

keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh anak. Penggunaan

media pembelajaran video animasi pada pembelajaran khususnya

pada tema “Indahnya Kebersamaan” sangat tepat karena didalam

tersebut menjelaskan bagaimana sikap kita untuk menghargai setiap

peserta didik yang berbeda dengan peserta didik lainnya.

b. Multikulturalisme

1) Pengertian Multikulturalisme

Multikulturalisme mengandung dua pengertian yaitu “multi”

yang berarti plural, “kulturalisme” yaitu kultur atau budaya (H.A.R.

Tilaar, 2004: 82). Tilaar menjelaskan bahwa multikulturalisme


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

sebagai upaya untuk menggali potensi budaya sebagai capital yang

dapat membawa suatu komunitas dalam menghadapi masa depan

yang penuh resiko. Multikulturalisme adalah konsep yang lahir dari

sebuah refleksi dalam suatu kelompok. Isu-isu yang diangkat adalah

suku, ras, sosial, kelas, gender, perbedaan usia, ketidak mampuan,

jenis kulit, ekomoni, dan bahasa (Mashuri, 2016: 264).

Lawrence Blum (dalam Andre, 2009: 14) multikulturalisme

meliputi sebuah mahaman, penghargaan, dan penilaian atas budaya

seseorang, serta sebuah penghormatan dan keingintahuan tentang

budaya etnis lain. Dwicipta (dalam Andre, 2009: 14)

multikulturalisme jangan dipahami sebagai suatu doktrin politik

dengan suatu kandungan program, maupun suatu aliran filsafat

dengan suatu keketatan teori tentang ruang hidup manusia di dunia,

melainkan sebagai suatu perspektif atau suatu cara pandang tentang

kehidupan manusia. Pada intinya bahwa multikulturalisme adalah

merupakan suatu pendekatan, yang menawarkan paradigma

kebudayaan untuk mengerti perbedaan-perbedaan yang selama ini

ada di tengah-tengah masyarakat.

2) Pembelajaran Multikulturalisme

Pembelajaran multikultural adalah kebijakan dalam praktik

pendidikan dalam mengakui, menerima dan menegaskan perbedaan

dan persamaan manusia yang dikaitkan dengan gender, ras, dan kelas

(Sleeter and Grant, 1988). Pendidikan multikultural adalah suatu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

sikap dalam memandang keunikan manusia dengan tanpa

membedakan ras, budaya, jenis kelamin, seks, kondisi jasmaniah

atau status ekonomi seseorang (Skeel, 1995). Pendidikan

multikultural (multikultural education) merupakan strategi

pendidikan yang memanfaatkan keberagaman latar belakang

kebudayaan dari para peserta didik sebagai salah satu kekuatan untuk

membentuk sikap multikultural. Strategi ini sangat bermanfaat,

sekurang-kurangnya bagi sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat

membentuk pemahaman bersama atas konsep kebudayaan,

perbedaan budaya, keseimbangan, dan demokrasi dalam arti yang

luas (Liliweri, 2005). Pendidikan multikultural didefinisikan sebagai

sebuah kebijakan sosial yang didasarkan pada prinsip -prinsip

pemeliharaan budaya dan saling memiliki rasa hormat antara seluruh

kelompok budaya di dalam masyarakat. Pembelajaran multikultural

pada dasarnya merupakan program pendidikan bangsa agar

komunitas multikultural dapat berpartisipasi dalam mewujudkan

kehidupan demokrasi yang ideal bagi bangsanya (Banks, 1993).

Pembelajaran berbasis multikultural berusaha memberdayakan

siswa untuk mengembangkan rasa hormat kepada orang yang

berbeda budaya, memberi kesempatan untuk bekerja bersama

dengan orang atau kelompok orang yang berbeda etnis atau rasnya

secara langsung. Pendidikan multikultural juga membantu siswa

untuk mengakui ketepatan dari pandangan-pandangan budaya yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

beragam, membantu siswa dalam mengembangkan kebanggaan

terhadap warisan budaya mereka, menyadarkan siswa bahwa konflik

nilai sering menjadi penyebab konflik antar kelompok masyarakat

(Savage dan Armstrong, 1996). Pendidikan multikultural

diselenggarakan dalam upaya mengembangkan kemampuan siswa

dalam memandang kehidupan dari berbagai perspektif budaya yang

berbeda dengan budaya yang mereka miliki, dan bersikap positif

terhadap perbedaan budaya, ras, dan etnis (Farris dan Cooper, 1994).

Pembelajaran berbasis multikultural dibangun atas dasar konsep

pendidikan untuk kebebasan (Dickerson, 1993 dan Banks, 1994);

yang bertujuan untuk:

a) Membantu siswa mengembangkan pengetahuan, sikap dan

keterampilan untuk berpartisipasi di dalam demokrasi dan

kebebasan masyarakat.

b) Memajukan kebebasan, kecakapan, keterampilan terhadap lintas

batas-batas etnik dan budaya untuk berpartisipasi dalam

beberapa kelompok dan budaya orang lain.

Pendidikan multikultural bukanlah kebijakan yang mengarah

pada pelembagaan pendidikan dan pengajaran inklusif dan

pengajaran oleh propaganda pluralisme lewat kurikulum yang

berperan bagi kompetisi budaya individual.

c. Sikap Menghargai Fisik dan Keberagaman Ras

1) Pengertian Sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Secara umum, pendidikan memiliki fungsi untuk mencerdaskan

anak bangsa. Pada hal ini pendidikan tidak hanya membentuk

individu anak yang memiliki intelektual tinggi namnun juga

mengupayakan agar dapat membntuk sikap positif dalam diri

manusia. Seorang dalam menjalani kehidupannya tidak akan pernah

lepas dari namanya sikap. Sikap akan selalu melekat dalam diri

manusia. Sikaplah yang akan menentukan arah kehidupan manusia.

Syah (2010:159) menjelaskan bahwa sikap merupakan gejala

internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk

mereaksi atau merespon (response tedency) dengan cara yang relatif

tetap terhadap objek orang, barang, dan lainnya, baik secara positif

ataupun negarif.

Sikap seseorang menurut Bruno dalam Syah (2010:118) yaitu

kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik

atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. Hamdani (2011:140)

mengungkapkan bahwa sikap adalah suatu kecenderungan untuk

mereaksi terhadap suatu hal orang atau benda dengan suka, tidak

suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh

faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap

merupakan suatu kecenderungan pada diri seseorang untuk

melakukan perbuatan baik atau buruk kepada suatu objek. Sikap


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

seseorang terbentuk karena dipengaruhi oleh pengetahuan,

kebiasaan, dan keyakinan orang itu sendiri.

2) Pengertian Sikap Menghargai

Poerwadaminta (2007:406) menjelaskan bahwa menghargai

yaitu setiap orang harus menghormati, mengindahkan, memulia kan

dan menjunjung tinggi pendapat dan keyakinan orang lain. Elf indri

(2012:101) menerangkan bahawa karakter seseorang yang suka

menghargai orang lain terbangun dari sifatnya yang mau memikirkan

kepentingan orang lain. Orang yang memiliki karakter ini jauh dari

sifat egois yang mementingkan dirinya sendiri, serta dengan tulus

suka mengucapkan terimaksih atas jasa dan budi baik dari orang lain.

3) Pengertian Fisik

Secara umum fisik adalah segala sesuatu yang terlihat dari luar

manusia yang mudah diamati dan dinilai (Windura, 2009:25).

Menurut KBBI fisik yaitu jasmani atau badan seseorang.

4) Pengertian Keberagaman

Setya Raharja (2011:114) menjelaskan bahwa keragaman itu

berpengaruh terhadap tingkah laku, sikap, dan pola pikir manusia,

sehingga manusia meiliki cara-cara, kebiasaan, atauran-aturan,

bahkan adat istiadat yang berbeda satu dengan yang lain. Bilamana

keadaan diatas tidak dapat dipahami dengan baik oleh pihak satu dan

lainnya, maka akan sangat rawan terjadi persinggungan yang

kemudian berbuah pada adanya konflik. Menurut KBBI ragam yaitu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

sikap, tingkah laku, cara, macam, jenis, musik, lagu, langgam,

warna, corak laras (tata bahasa). Ada tiga macam istilah yang

digunakan untk menggambarkan masyarakat yang majemuk yang

terdiri dari ras, agama, bahasa dan budaya yang berbeda yaitu

masyarakat pural, masyaraakat heterogen, dan masyarakat

multikultural. Pluralitas yaitu mengandaikan adanya hal-hal yang

lebih dari satu (many). Heterogen yaitu menunjukan bahwa

keberadaan yang lebih dari satu itu berbeda-beda, bermacam-macam

dan bahkan tidak dapat disamakan. Multikultural yaitu inti dari

multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara

sama sebagai kesatuan tanpa memperdulikan perbedaan budaya

,etnik, gender, bahasa maupun agama. multikulturalisme

memberikan penegasan bahwa dengan segala perbedaannya itu

mereka adalah sama di ruang publik, menekankan pengakuan dan

penghargaan pada perbedaan.

Keragaman disini memiliki makna sebagai suatu kondisi dalam

masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai

bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan,

ideology, adat kesopanan, serta situasi ekonomi. Sedangkan

kesederajatan memiliki makna sebagai suatu kondisi dimana dalam

perbedaan dan keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu

kedudukan yang sama dan satu tingkatan hierarki

(catarts.wordpress.com/2020/04/13, jam 11.00).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

5) Pengertian Ras

Asal istilah ras masih menjadi bahan perdebatan dan teori

terminologi berkisar dari bahasa Latin ‘generation’, ‘ratoi’, dan

‘radix’ hingga ke bahasa Spanyol ‘raza’, bahasa Italia ‘razza’, dan

bahasa Prancis lama ‘haraz’ dengan artian yang beragam seperti

generasi, akar, darah, bangsawan, kain rusak, noda, dan kontaminasi

atau pembiakan kuda. Kata ras beberapa abad lebih tua dari pada

etnis (dalam Alima, 2006:56). Gill & Gilbert (1988) ras merupakan

pengertian biologis yang menjelaskan sekumpulan orang yang dapat

dibedakan menurut karakteristik fisik yang dihasilkan melalui proses

produksi. Menurut Harget (dalam Kandal, 2003) mendefinisikan ras

sebagai istilah yang bersifat biologis, yang spesiesnya sama yang di

bedakan dengan orang lain.

Berdasarkan penjelaskan di atas, dapat disimpulkan bahawa

sikap menghargai fisik dan keberagaman ras yaitu menghormati

segala sesuatu yang terlihat dari luar dan dapat meneghargai

perbedaan yang ada di dalam suatu kelompok sekumpulan orang.

d. Psikologi Perkembangan Anak

Harlock mengemukakan, perkembangan merupakan rangkaian

perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari interaksi atau

pengalaman. Hal tersebut menyebabkan perubahan yang dapat

dirasakan. Semakin banyaknnya pengalaman hidup dan interaksi

dengan sosial, maka perubahan yang dialami juga semakin bervariasi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Piaget mengatakan, proses perkembangan kognisi merupakan rangkaian

yang terdiri dari beberapa tahap. Bagi Piaget, tahap adalah periode

waktu di mana pikiran dan perilaku anak dalam beberapa situasi

merupakan refleksi atau pantulan dari tipe stuktur mental tertentu yang

mendasarinya (dalam Nuryanti, 2008: 19). Empat tahapan

perkembangan kognitif pada anak Jean Piaget:

1) Fase Sensori-Motorik

Tahap sensorimotor yang di kemukakan Piaget dimulai sejak

umur 0-2 tahun. Perkembangan kemampuan anak tampak dari

kegiatan motorik dan persepsinya yang sederhana. Ciri pokok

perkembangan berdasarkan tindakan, dan dilakukan langkah demi

langkah. Contohnya giatan ini adalah anak mampu melakukan

kegiatan motorik sederhana seperti meraba, memegang, dan

mengisap.

2) Fase Pra-Operasional

Tahap ini antara usia 2-8 tahun. Ciri pokok perkembangan pada

tahap ini adalah pada penggunaan simbol atau bahasa tanda, dan

mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif.

3) Fase Operasional Konkreat

Anak dapat menalar secara logis mengenai kejadian konkreat

dan menggolongkan benda kedalam kelompok yang berbeda-beda.

4) Fase Operasional Formal


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Remaja melakukan penalaran dengan cara yang ebih abstrak,

idealis, dam logis. (John, 2007). Robert menjelaskan bahwa,

perkembangan pada anak dipengaruhi oleh faktor penting yaitu

lingkungan. Robert berfokus pada tempat dimana anak tumbuh dan

meliputi keadaan dalam lingkungan tersebut. Robert mengatakan

pada anak, tugas perkembangan hanya dipelajari satu kali saja

seperti berjalan, berlari, menyebutkan nama, dan sebagainya.

Robert mengatakan bahwa lingkungan sekeliling tempat tinggal

anak tersebut dan juga peran dari orang tuanya. Robert juga

mengutarakan bahwa tugas perkembangan anak dipelajari hanya

sekali seperti berjalan, berlari, dan lainnya. Jadi psikologi

perkembangan anak harus melewati setiap tahap memegang peran

penting.

Di dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan penyusunan buku

cerita bergambar dengan mempertimbangkan perkembangan

kognitif operasional konkret berdasarkan usia anak kelas IV SD

yang memiliki kemampuan berpikir secara logis namun memiliki

kecenderungan belum mampu untuk berpikir secara abstrak.

Terkait dengan hal itu, peneliti menyususn buku cerita bergambar

anak yang menampilkan cerita dengan sifat nyata dan mengangkat

masalah sederhana bertemakan pendidikan multikulturalisme.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

2. Hasil Penelitian yang Relevan

Setiawati (2013) mengembangkan buku cerita IPA bertujuan untuk

mengintegrasikan materi kebencanaan alam untuk siswa kelas IV SD.

Peneliti ini menggunakan desain penelitian dan pengembangan (Research

and Development design) dengan melalui empat tahap. Subjek pada

peneliti ini adalah guru kelas IV SD (subjek validator) dari SD Negeri 2

Pemaron, SD Negeri 3 Pemaron Kecamatan Brebes, dan SD Negeri 1

Patemon Kecamatan Gunungpati, serta siswa kelas IV SD Negeri 2

Pemaron sebagai subjek skala luas tahun ajaran 2012/2013. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa buku cerita IPA dalam uji kevalidan

memperoleh kategori sangat tinggi dengan presentase 83,33% untuk

tampilan dan 90% untuk dimensi materi, serta kategori tinggi dengan

presentase 79,17% untuk dimensi bahasa. Keterbacaan sudah sesuai

dengan tabel konversi SMOG dengan diperkuat metode pertanyaan.

Keberterimaan buku cerita IPA dapat meningkatkan literasi membaca pada

kategori sedang dengan presentase 79,47%.

Hasil penelitian kedua yang relevan adalah penelitian yang dilakukan

oleh Dewi dan Apri (2015) yang berjudul “Pengembangan Media Video

Tematik Kelas V Tema 2 Subtema 1 Kurikulum 2013.” Penelitian ini

dilaksanakan dengan tujuan untuk mengembangkan dan memaparkan

kualitas media video tematik kelas V tema 2 subtema 1 kurikulum 2013.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Penelitian ini

menggunakan lima tahapan, (1) penentuan kajian standar kompetensi dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

materi pembelajaran, (2) analisis kebutuhan dan pengembangan

pembelajaran, (3) memproduksi media video pembelajaran, (4) validasi

produk, dan (5) revisi produk akhir. Subjek penelitian ini adalah siswa

kelas V SD Jetis Bantul Yogyakarta, SD Negeri Tegalharjo Kulonprogo,

SD Negeri 1 Samigaluh Kulonprogo, dan SD Negeri 1 Bakung Klaten.

Validasi produk meliputi ahli media dan guru, validasi ahli media dan

validasi lapangan. Hasil menunjukkan bahwa produk media video yang

dikembangkan layak digunakan dalam tema 2 subtema 1 kurikulum 2013

kelas V SD. Hasil yang dimaksud meliputi (1) penilaian ahli materi

sebesar 3,4 dan hasil penilaian guru sebesar 3,5; (2) penilaian ahli media

sebesar 3,5; dan (3) validasi lapangan yang diawali dengan uji

perseorangan sebesar 3,41, ujian kelompok kecil sebesar 3,5, dan validasi

lapangan sebesar 3,5. Dengan demikian, dapat disimpilkan bahwa

pengembangan video tematik tema 2 subtema 1 kurikulum2013 untuk

kelas V SD layak digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Hardyanti (2016) melakukan

penelitian mengenai “Pengembangan alat peraga IPS materi keragaman

budaya Indonesia pada siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 tahun ajaran

2015/2016”. Model yang digunakan adalah model pengembangan yang

dipaparkan Ali dan Asrori (2014) dan Sugiyono (2015). Model tersebut

dimodifikasi ke dalam lima langkah pengembnagan, yaitu potensi dan

masalah, penyusunan rencana, pengembangan bentuk awal produk,

validasi produk dan uji terbatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

peraga keragaman budaya Indonesia dikembangkan dengan konsep peraga

Montessori dan memiliki peta timbul Indonesia, bendera dan kartu budaya

serta kotak penyimpanan bendera dan kartu budaya. Validasi alat peraga

oleh ahli menunjukkan kualitas sangat baik dengan rerata penilaian sebesar

3,9. Pada uji coba terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa

pada post-test lebih tinggi dari pada pretest dengan selisih rerata nilai

sebesar 37,2.

Berdasarkan ketiga penelitian tersebut dapat diketahui bahwa peneltian

tersebut memiliki relevansi dengan penelitian ini yaitu sama-sama untuk

siswa sekolah dasar. Hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan

bahwa pengembangan bahan ajar produk sangat diperlukan, karena

mempermudah siswa untuk memahami materi. Penelitian ini disesuaikan

dengan kebutuhan siswa yang dapat membuat siswa belajar secara mandiri

ataupun berkelompok, sehingga dapat membantu pemahaman kemampuan

siswa dalam berkonsentrasi.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

menggunakan produk atau bahan ajar pembelajaran. Penelitian yang akan

dilakukan juga termasuk desain penelitian dan pengembangan (Research

and Development design) dengan subjek siswa SD. Perbedaan dalam

penelitian ini adalah subjek siswa antara penelitian pertama, ketiga dengan

penelitian kedua menggunakan subjek siswa kelas V, lokasi, dan tema

pengembangan produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Setiawati (2013) Dewi & Apri (2015) Hardyanti (2016)


“Pengembangkan buku “Pengembangan “Pengembangan alat peraga
cerita IPA yang Media Video IPS materi keragaman budaya
mengintegrasikan materi Tematik Kelas V Indonesia pada siswa kelas IV
kebencanaan alam untuk Tema 2 Subtema 1 SD N Karangwuni 1 tahun
siswa kelas IV SD.” Kurikulum 2013.” ajaran 2015/2016.”

”Pengembangan Video Animasi Berbasis Multikulturalisme Mengenai Sikap


Menghargai Fisik dan Keragaman Ras Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”.

Gambar 2.1 Bagan Penelitian yang Relevan


B. Kerangka Berpikir

Sikap menghargai fisik dan keberagaman ras merupakan materi

pembelajaran yang termasuk dalam pembelajaran multikulturalisme di

sekolah teruntuk siswa kelas IV sekolah dasar. Peneliti mendapatkan data

observasi di SD BOPKRI Wirobrajan bahwa fasilitas mengenai media

pembelajaran di sekolah masih sangat kurang dan penggunaan bahan ajar pun

sangat minimalis. Video animasi mengenai multikulturalisme di sekolah

masih terbatas, bahkan belum ada. Selain itu belum adanya bahan ajar yang

membantu siswa dalam belajar mengenai sikap menghargai fisik dan

keberagaman ras. Peneliti juga mendapatkan data hasil wawancara dari salah

satu guru di SD BOPKRI Wirobrajan bahwa guru masih kurang mengenal

materi sikap menghargai fisik dan keberagaman ras secara spesifik dalam

pembelajaran multikulturalisme di kelas.

Kurangnya video animasi dan bahan ajar di sekolah dapat menghambat

proses belajar mengajar. Pemahaman siswa yang diperoleh mengenai sikap

menghargai fisik dan keberagaman ras menjadi kurang, karena siswa hanya

mendapatkan cerita dari cerita guru. Selain itu, siswa tidak dapat belajar

secara konkret apabila tidak didukung dengan adanya video animasi, media,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

arau bahan ajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Media atau bahan

ajar adalah salah satu pendukung bagi belajar siswa tang sesuia dengan

tahapan perkembangan yaitu tahap perkembangan operasional konkret di

mana siswa senang belajar melalui hal-hal konkret sesuai dengan kehidupan

sehari-hari dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Kurangnya media atau

bahan ajar di sekolah dapat mengurangi minat belajr bagi siswa. Siswa tidak

dapat mengeksplorasi pembelajaran lebih lanjut jika tidak didukung dengan

media atau bahan ajar yang sesuai. Proses pembelajaran pun juga akan

membosankan apabila tidak didukung dengan media atau bahan ajar. Siswa

tidak memiliki semangat belajar dan memilih untuk bermain sehingga

menjadi kelas tidak kondusif. Kondisi kelas yang tidak kondusif juga akan

mengakibatkan tidaknya ketercapaian tujuan pembelajaran di sekolah.

Berdasarksn permasalahan dan dampak yang muncul akibat kurangnya

bahan ajar di sekolah, perlu adanya solusi untuk mengatasi permasalahan

tersebut dengan adanya media atau bahan ajar. Media atau bahan ajar yang

tepat untuk digunakan adalah video animasi. Bahan ajar video animasi

merupakan salah satu media yang membantu proses pembelajaran dan dapat

membantu guru untuk mengkaitkan materi yang diajarkan dengan dunia nyata

peserta didik melalui video animasi. Penggunaan bahan ajar video animasi

dapat menciptakan suasan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.

Selain itu, dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menceritakan kembali

cerita yang sudah dilihat dan didengar. Pembelajaran multikulturalisme

sebaiknya dikemas secara menyenangkan dan nyata. Proses pembelajaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

multikulturalisme sebaiknya memberikan pengalaman baru kepada siswa

untuk mudah memahami keberagaman budaya dengan baik dan dapat

menghargai keberagaman yang ada. Pembelajaran sebaiknya melakukan

praktik secara langsung sehingga siswa aktif dalam proses belajar. Dengan

adanya kegiatan praktik belajar, siswa akan terdorong untuk kreatif, dapat

bekerjasama dengan baik, dan dapat saling menghargai pendapat orang lain.

Adanya kebutuhan mengenai Kurangnya media video


pembelajaran multikulturalisme dalam proses pembelajaran
khususnya sikap menghargai fisik multikulturalisme di sekolah
dan keberagaman ras (dari wawancara dengan guru

Informasi yang didapatkan dari


Pengembangan video animasi
siswa mengenai pembelajaran
tentang sikap menghargai fisik
multikulturalisme khususnya
dan keberagaman ras.
sikap menghargai fisik dan
keberagaman ras sangat minim.

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas, maka dapat dirumuskan beberapa

pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur pengembangan video animasi berbasis

multikulturalisme mengenai sikap menghargai fisik dan keberagaman ras

untuk siswa kelas IV di SD BOPKRI Wirobrajan?

2. Bagaimana kualitas video animasi berbasis multikulturalisme mengenai

sikap menghargai fisik dan keberagaman ras untuk siswa kelas IV di SD

BOPKRI Wirobrajan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

a. Bagaimana kualitas video animasi berbasis multikulturalisme

mengenai sikap menghargai fisik dan keberagaman ras untuk siswa

kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan menurut ahli yaitu dosen dan

guru?

b. Bagaimana kualitas video animasi berbasis multikulturalisme

mengenai sikap menghargai fisik dan keberagaman ras untuk siswa

kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan yang telah di uji coba pada siswa?

c. Bagaimana kualitas video animasi berbasis multikulturalisme

mengenai sikap menghargai fisik dan keberagaman ras untuk siswa

kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan menurut rerata keseluruhan?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau

Research and Development (R&D). Sugiyono (2018: 297) menjelaskan

bahwa penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefe ktifan

produk tersebut. Hal senada juga disampaikan oleh Sukmadinata (2007: 164)

mengemukakan bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu produk

baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat

dipertanggungjawabkan. Penelitian R&D menghasilkan sebuah desain produk

berupa mengembangan video animasi berbasis multikulturalisme mengenai

sikap menghargai fisik dan keragaman ras untuk siswa kelas IV sekolah

dasar.

Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan Borg & Gall

(dalam Sugiyono, 2018: 298-311) yang terdiri dari sepuluh tahapan. Adapun

tahapan penelitian dan pengembangan R&D menurut Borg & Gall adalah

sebagai berikut:

1. Potensi dan masalah. R&D bermula dari adanya potensi dan masalah.

Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan dengan baik,

sehingga akan menjadi masalah. Masalah adalah penyimpangan antara

yang diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dan masalah tidak harus

dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian yang orang

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi

yang masih up to date.

2. Pengumpulan data. Langkah setelah adanya potensi dan masalah

adalah mengumpulkan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan

perencanaan produk tertentu. Dalam pengumpulan informasi

diperlukan metode penelitian tertentu, tergantung dari masalah dan

ketelitian tujuan yang hendak dicapai.

3. Desain produk, langkah untuk merancang produk yang hendak

dihasilkan. Desain produk ini masih bersifat hipoteik karena

keefektifan dari produk tersebut masih belum terbukti. Oleh karena

itu, masih diperlukan pengujian terhadap produk tersebut.

4. Validasi desain, proses kegiatan untuk menilai keefktifan rancangan

produk yang dibuat. Validasi desain bersifat penilaian berdasarkan

pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi dilakukan untuk

mengetahui kekuatan dan kelemahan desain produk, sehingga

kelemahan dapat diperbaiki. Validasi produk dapat dilakukan oleh

beberapa pakar atau ahli yang sudah memiliki pengalaman untuk

menilai produk yang dibuat.

5. Revisi desain, merupakan perbaikan kelemahan-kelemahan dari

validasi yang sudah dilakukan beberapa ahli untuk memperoleh

produk yang lebih baik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

6. Uji coba desain, dilakukan dengan cara yaitu menguji untuk

membandingkan efektivitas dan efisiensi produk yang dihasilkan. Uji

coba produk dilakukan pada kelompok terbatas.

7. Revisi desain, bertujuan untuk memperbaiki kelemahan yang ada

setelah dilakukan uji coba produk. Revisi akan terus dilakukan untuk

mendapatkan produk yang efektif dan efisien.

8. Uji coba pemakaian, setelah melakukan uji coba dan revisi produk,

kegiatan selanjutnya adalah menerapkan produk dalam lingkup yang

lebih luas. Uji coba pemakaian tersebut juga harus dinilai kekurangan

dan hambatan yang muncul untuk perbaikan lebih lanjut.

9. Revisi produk, dilakukan apabila dalam uji coba pemakaian masih

terdapat kekurangan dan kelemahan pada produk yang dibuat.

10. Pembuatan produk masal, dilakukan apabila produk yang dihasilkan

sudah diuji coba dan dinyatakan efektif serta layak untuk diproduksi

masal.

11.
(1) Potensi (2)Pengumpulan (3)Desain (4)Validasi
dan data Produk Desain
Masalah

(8) Uji Coba (7) Revisi (6) Uji Coba (5) Revisi
Pemakaian Produk Produk Produk

(9) Revisi (10) Produksi


Produk massal

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Pengembangan Borg & Gall (dalam Sugiyono
2010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Peneliti menggunakan enam langkah dari sepuluh langkah menurut Borg and
Gall, karena terbatasnya waktu, namun demikian peneliti akan mendapat hasil
penelitian yang sangat baik.

B. Prosedur Pengembangan

Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan Borg & Gall

(dalam Sugiyono). Langkah-langkah pelaksanaan strategi penelitian dan

pengembangan yang digunakan peneliti adalah 6 tahapan dari 10 tahapan

Borg and Gall yaitu: (1) potensi dan masalah; (2) pengumpulan data; (3)

desain produk; (4) validasi desain; (5) revisi produk; (6) uji coba produk.

Peneliti hanya menggunakan enam tahapan, karena beberapa pertimbangan

dengan waktu penelitian, sebagai suatu latihan, maka sampai langkah enam.

Langkah-langkah penelitian pengembangan tersebut sebagai berikut:

1. Potensi dan masalah

Potensi dan masalah penelitian ini bersumber dari hasil wawancara yang

telah dilakukan peneliti. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui

fakta atau keadaan yang sebenarnya dan permasalahan yang ditemukan di

lapangan berkaitan dengan kesediaan video animasi berbasisi

multikulturalisme mengenai sikap menghargai fisik dan keberagaman ras

pada mata pelajaran PPKn di kelas IV SD.

2. Pengumpulan data

Pengumpulan data dan informasi penelitian ini menggunakan sumber

berupa buku, internet sebagai kajian pustaka. Kajian pustaka meliputi

teori-teori yang mendukung penelitian. Teori-teori yang digunakan

adalah berupa teori tentang video animasi, multikulturalisme, sikap


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

menghargai fisik dan keberagaman ras, dan karakteristik siswa kelas IV

SD. Hasil dari pengumpulan data tersebut akan digunakan peneliti

sebagai bahan untuk merencanakan produk yang berupa video animasi

berbasis multikulturalisme untuk pembelajaran siswa kelas IV SD.

3. Desain produk

Desain produk video yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa video

animasi 2D. Tahapan dalam pembuatannya meliputi beberapa proses,

yaitu pembuatan asset karakter, Objek, dan dubbing. Pembuatan asset

karakter dalam pembuatan video animasi dibuat menggunakan

menggunakan Adobe Illustrator CC 2018, yang selanjutnya dianimasikan

menggunakan Adobe Animate CC 2019. Peneliti menggunakan aplikasi

tersebut karena, mudah didapatkan melalui mendownload di internet,

open source/gratis tanpa harus mengeluarkan biaya dalam penggunaan

aplikasi, pastinya juga menyesuaikan spesifikasi hardware komputer

agar tidak mengalami kendala saat pengerjaan. Bahan asset karakter ini

berupa gambar yang dibuat pada layer secara terpisah dan diberi nama

agar memudahkan proses penggerakan gambar. Video animasi 2D yang

dihasilkan, peneliti menggunakan ukuran resolusi 1920 x 1080 px.

Penggunaan ukuran tersebut dikarenakan kualitas video pada resolusi

tersebut akan menampilkan gambar yang jernih dan detail.

4. Validasi desain

Validasi desain ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

keefektifan produk yang dihasilakan. Validasi desain berdasarkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

penelitian terhadap produk ini bersifat pemikiran rasional, belum fakta

yang ada di lapangan. Validasi ini dilakukan dengan tujuan mengetahui

keefektifan produk yang dihasilkan dan untuk mendapatkan kritik atau

saran dari ahli dan peserta didik sehingga peneliti mengetahui kelebihan

atau kekurangan produk serta dapat dilakukan revisi desain.

5. Revisi desain

Revisi desain dilakukan setelah melakui validasi desain. Perbaikan desain

dilakukan berdasarkan komentar atau kritik dan saran dari validator.

Revisi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan atau kelemahan dari

produk yang telah divalidasi oleh validator.

6. Uji coba produk

Produk yang telah direvisi oleh peneliti kemudian diuji coba secara

terbatas di lapangan. Uji coba dilakukan untuk mengetahui keefektifan

dan efisiensi dari produk yang sudah dikembangkan serta dihasilkan. Uji

coba produk dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada siswa

setelah melihat video berbasis multikulturalisme.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Dibawah ini langkah-langkah pengembangan yang digunakan

peneliti:

Langkah 1

Potensi dan Masalah Analisis Kebutuhan Wawancara

Langkah 2

Hasil Wawancara Perancangan Kajian

Desain
Produk

Langkah 3

Desain Produk Video Animasi

Langkah 4

Ahli Bahasa
Validasi Ahli
Multikulturalisme
Guru

Langkah 5

Revisi

Langkah 6

Uji Coba Produk 6 Siswa Kelas IV SD

Gambar 3.2. Langkah prosedur pengembangan modifikasi Borg


& Gall
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

C. Setting Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD BOPKRI Wirobrajan kepada enam

peserta didik kelas IV. SD BOPKRI Wirobrajan beralamatkan Jl. Kapten

Piere Tendean 55, Wirobrajan, Kec. Wirobrajan, Kota Yogyakarta Prov.

D.I. Yogyakarta. SD BOPKRI Wirobarajan tidak berdiri sendiri, masuk

didalam komplek gabungan TK,SD,SMP, dan SMA namun beberapa

tahun belakangan ini SMA sudah tidak beroprasi lagi. SD BOPKRI

Wirobrajan ini bertepatan dibelakang GKJ Wirobarajan, sekolah ini salah

satu yang diurus gereja, sekitaran sekolah ini dulunya warung-warung

tetapi sekarang menjadi perumahan, dan social masyarakatnya pun

lumayan mengayomi sekolah ini. Daerah sekolah ini terletak di tengah

kota yang sekelilingnya juga dipadati sekolah-sekolah Muhammadiyah.

2. Subjek Penellitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SD BOPKRI

Wirobrajan tahun ajaran 2020/2021. Penelitian ini memilih subjek siswa

kelas IV SD, karena pembelajaran yang diterapkan dan kurikulum yang

dipakai hanya ada dikelas IV. Analisis kebutuhan dilakukan kepada guru

kelas IV. Uji coba produk dilakukan kepada enam siswa kelas IV.

3. Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2019 sampai bulan Mei

2020.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Tabel 3.3.3.1 Rencana Jadwal Penelitian


No Kegiatan Tahun 2019/2020
November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1. Observasi
dan
pengumpulan
data awal
2. Penyusunan
proposal
penelitian
dan
instrument
3. Pembuatan
produk
4. Validasi
produk
5. Pembahasan
dan penutup
6. Ujian
D. Uji Coba Terbatas

1. Desain Uji Coba Terbatas

Desain uji coba terbatas dilaksanakan untuk mengetahui kelyakaan

produk yang dikembangkan. Uji coba produk dilaksankan di sekolah

tempat peneliti melakukan analisis kebutuhan yaitu di SD BOPKRI

Wirobrajan.

2. Subjek Uji Coba Terbatas

Subyek uji coba terbatas dalam penelitian ini adalah enam siswa

kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan tahun ajaran 2020/2021.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilaksankan oleh peneliti untuk

mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Teknik

pengumpulan data oleh peneliti adalah observasi, wawancara dan

kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

a. Observasi

Nawawi dan Martini (1992:74), menyatakan observasi adalah

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur

yang tanpak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada objek

penelitian. Sedangkan observasi dalam artian luas yaitu pengamatan

yang dilakukan secara langsung maupun tidak lagsung terhadap obyek

yang sedang diteliti (Sutoyo, 2012:84). Sutoyo (2012:86) juga

membagi observasi menjadi beberapa jenis, antara lain yaitu:

1) Observasi partisipan, yaitu pihak yang melakukan observasi

(observer) turut serta berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang

berlangsung oleh subyek yang sedang diobservasi.

2) Obervasi non-partisipan, yaitu observer tidak secara langsung

terlibat dalam aktivitas yang sedang dilakukan oleh subyek yang

diobservasi.

3) Observasi kuasi-partisipan, yaitu observer terlibat pada sebagian

kegiatan yang sedang dilakukan oleh subyek yang diobervasi,

sementara itu sebagian kegiatan yang lain observer tidak

melibatkan diri.

Penelitian ini menggunakan Teknik observasi partisipan. Peneliti

menggunakan observasi partisipan karena peneliti melakukan atau

melihat secara langsung subyek yang diamati secara langsung kondisi

yang ada terhadap subyek yang diteliti. Adanya obervasi pen elitian

dapat mengetahu kegiatan belajar mengajar dikelas IV SD BOPKRI


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Wirobrajan. Berdasarakan pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa observasi merupakan kegiatan pengamatan dan pencatatan

yang dilakukan oleh peneliti untuk menyempurnakan penel itian agar

tercapai hasil yang baik.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik penelitian yang dilaksanakan dengan

cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui saluran

media tertentu antara pewawancara dengan yang diwawancarai

sebagai sumber data (Sanjaya 2013: 263). Burke Johnson; Larry

Cristensen (dalam Sugiyono, 2014: 224) menyatakan bahwa

wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti

melakukan pengumpulan data mengajukan suatu pertanyaan kepada

yang diwawancarai.

Wawancara struktur (terpimpin) dilakukan oleh peneliti dengan

narasumber yang bersifat terstruktur, peneliti sudah menyediakan

pertanyaan yang akan dijawab oleh narasumber. Wawancara

ditunjukan kepada guru kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan.

Wawancara dilakukan untuk menganalisis kebutuhan penelitian

pengembangan yaitu video animasi. Wawancara dilakukan peneliti

dengan terlebih dahulu menyiapkan daftar pertanyaan yang akan

ditanyakan kepada narasumber sebagai acuan untuk mendapatkan data

pada analisis kebutuhan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

c. Kuesioner

Sugiyono (2014: 230) menyatakan bahwa kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Sugiyono menambahkan kuesioner dapat berupa

pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada

responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.

Sanjaya (2013: 255) mengemukakan angket adalah instrument

penelitian berupa daftar pertanyaan atau pernyataan secara tertulis

yang harus dijawab atau diisi oleh responden sesuai dengan petunjuk

pengisisan.

Sutoyo (2012:209-212) membagi kuesioner menjadi beberapa

bentuk, sebagai berikut:

1) Dilihat dari langsung atau tidaknya kuesioner dikirimkan kepada

individu sebagai sumber data, yaitu:

a) Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dikirimkan

langsung kepada orang yang dimintai keterangan yang

berkaitan dengan individunya sendiri.

b) Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner dikirim kepada

seseorang yang diminta menceritakan keadaan individu

lainnya.

2) Dilihat dari segi cara menjawab, yaitu:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

a) Kuesioner tipe isian, adalah responden sendiri yang harus

menuliskan jawaban yang diminta oleh peneliti.

b) Kuesioner tipe pilihan, adalah responden dalam

memberikan jawaban cukup memilih salah satu dari pilihan

yang telah disediakan.

3) Dilihat dari sisi keleluasaan responden dalam memberikan

jawaban atau komentar terhadap pernyataan yang diajukan, yaitu:

a) Kuesioner terbuka, adalah responden diberi kesempatan

untuk menjawab atau meberikan komentar seluas-luasnya

terhadap pertanyaan atau pernyataan yang diajukan.

b) Kuesioner tertutup, adalah responden terbatas dalam

meberikan jawaban atau pendapat tentang masalah yang

diajkukan peneliti.

Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup. Peneliti memilih

kuesioner tertutup karena lebih mudah dalam menghitung skor dan

responden menjawab kuesioner secara lebih cepat. Selain itu,

kuesioner tertutup lebih tepat digunakan untuk responden dengan

jumlah yang banyak, Kuesioner ditunjukan kepada satu ahli, dua guru

kelas atas dan sepuluh siswa kelas IV. Kuesioner diberikan saat

melakukan uji validasi produk sebelum melakukan uji coba terbatas.

Kuesioner penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan

produk dan sebagai masukan untuk perbaikan produk yang

dikembangkan. Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

berupa pertanyaan dengan penilaian skala lima, yang mewakili

karakteristik produk. Jumlah pertanyaan untuk ahli dan guru kelas IV

sebanyak 17 butir, sedangkan untuk siswa sebanyak 10 butir

pertanyaan.

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2014: 178) instrument penelitian adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam meupun sosial yang diamati.

Variabel Yang digunakan dalam penelitian ini adalah video animasi untuk

kelas IV. Penelitian ini menggunakan instrument observasi, wawancara dan

kuesioner. Kuesioner yang dibuat oleh peneliti digunakan sebagai bahan

validasi produk dan uji coba produk berupa video animasi yang

dikembangkan. Berikut gambaran umum instrument yang digunakan dalam

penelitian melalui tabel dibawah :

1. Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan adalah bersifat terstruktur.

Peneliti menyiapkan beberapa pertanyaan yang akan dijawab oleh

narasumber sebagai acuan untuk mendapatkan data pada analisis

kebutuhan.teknik wawancara ini digunakan untuk mengukur analisis

kebutuhan kepada guru kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan. Berikut ini kisi-

kisi pertanyaan wawancara yang disusun oleh peneliti:

Tabel 3.5.1.1. Pedoman pertanyaan wawancara guru kelas IV


Daftar Pertanyaan Wawancara Nomor Item
Apakah ibu merasakan kesulitan saat mengajar siswa 1
dalam kegiatan pembelajaran multikulturalisme?
Apakah siswa tertarik dengan video animasi? 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Daftar Pertanyaan Wawancara Nomor Item


Apakah sekolah menyediakan video p emb elajaran 3
untuk siswa seperti video-video animasi?
Apakah siswa kelas IV menyadari pentingnya 4
pendidikan multikulturalisme ?
Apakah ibu sudah pernah melakukan kegiatan 5
tentang nilai-nilai pendidikan multikulturalisme?
Apakah menurut ibu sekolah membu tuh kan v id eo 6
animasi untuk menjunjung proses pembelajaran
multikulturalisme?
Apakah ibu mengetahui siswa kelas IV yang 7
mengalami kesulitan dalam pembelajaran
multikulturalimse?
Saran apa yang dapat ibu berikan terkait dengan 8
video animasi yang sedang beredar untuk kebutuhan
pembelajaran multikulturalisme?
Tabel di atas merupakan pedoman pertanyaan wawancara yang

telah disusun oleh peneliti. Pertanyaan yang telah disusun sebanyak

delapan butir pertanyaan. Pertanyaan yang dibuat diperuntukkan untuk

pengambilan data yang dibutuhkan untuk analisis data.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan pertanyaan. Kuesioner dipenelitian ini

bertujuan untuk mengetahui kelayakan produk dan sebagai masukan untuk

memperbaiki produk yang dikembangkan. Kuesioner ini menggunakan

skala Likert pilihan respon skala lima (Widoyoko, 2012: 124), dengan

acuan skor sebagai berikut:

Tabel 3.5.2.1. Acuan skor kuesioner validasi produk dan uji coba
produk
Skor Deskripsi

5 Sangat baik
4 Baik
3 Cukup
2 Kurang
1 Sangat kurang
Sebelum menyusun instrument kuesioner, peneliti membuat kisi-

kisi dahulu untuk mempermudah pembuatan urutan kuesioner yang baik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Berikut kisi-kisi kuesioner yang digunakan untuk melalukan uji produk

video animasi untuk ahli dan guru:

Tabel 3.5.2.2. Kisi-kisi kuesioner uji produk


No Indikator Nomor Item
A. Sampul
1. Judul video 1,2,3
2. Warna 4
B. Isi cerita video
1. Bahasa yang digunakan 5
2. Isi cerita 6,7
3. Karakter cerita 8
4. Pesan untuk pembelajaran 9
multikulturalisme
5. Keterkaitan isi cerita video 10
6. Tampilan gambar/animasi dan alih suara 11,12,13,14
C. Anatomi video
1. Karakter tokoh 15
2. Alih suara 16
3. Tata letak 17

Tabel ini merupakan kisi-kisi kuesioner validasi untuk ahli dan

guru. Setelah kisi-kisi dibuat peneliti menyusun instrument kuesioner yang

akan digunakan sebagai penilaian terhadap produk video animasi. Berikut

instrument kuesioner yang digunakan dalam penelitian pengembangan

untuk ahli dan guru:

Tabel 3.5.2.3. Instrument kuesioner uji validasi produk untuk ahli dan guru
No. Aspek yang dinilai Skor Komentar
1 2 3 4 5
A. Sampul
1. Judul video animasi mewakili
keseluruhan isi cerita.
2. Judul video animasi menarik
minat siswa untuk melihat
lebih lanjut.
3. Judul sampul video animasi
membawa pesan yang akan
disampaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

No. Aspek yang dinilai Skor Komentar


1 2 3 4 5
4. Warna sampul video animasi
menarik minat siswa untuk
melihat lebih lanjut.
B. Isi cerita video
5. Gaya dan ketepatan bahasa
sesuai untuk siswa kelas atas
(kelas IV).
6. Isi cerita dalam video animasi
mudah dipahami oleh siswa
kelas atas (kelas IV).
7. Isi cerita dalam video animasi
menggunakan bahasa yang
sederhana sehinga mudah
ditangkap dan dipahami siswa
kelas atas (kelas IV).
8. Karakter tokoh dalam video
sudah sesuai dengan alih
suara dengan bahasa yang
benar.
9. Isi cerita dalam video animasi
memberikan pelajaran nilai-
nilai multikulturalisme
berkaitan dengan kegiatan
sehari-hari.
10. Isi cerita dalam video animasi
memiliki gambar dan alih
suara yang saling berkaitan.
11. Tampilan cerita video animasi
lebih dominan animasi
dibandingkan alih suara.
12. Animasi video jelas dan
mudah dibedakan.
13. Video animasi memperjelas
latar, rangkaian cerita,
penjiwaan, dan karakter.
14. Animasi video berhasil
menarik siswa untuk terus
mengikuti jalan cerita.
C. Anatomi video
15. Rancangan karakter tokoh
sudah sesuai dengan bahasa
daerah yang akan
disampaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

No. Aspek yang dinilai Skor Komentar


1 2 3 4 5
16. Alih suara yang digunakan
sudah sesuai dengan karakter
cerita.
17. Latar belakang video animasi
sudah sesuai.
Total skor

Rata-rata skor

Berikut akan dijelaskan kisi-kisi kuesioner yang digunakan untuk


menilai produk video animasi untuk siswa:
Tabel 3.5.2.4. Kisi-kisi uji validasi produk untuk siswa
No. Indikator Nomor Item
A. Judul
1. Judul video animasi 1
2. Warna 2
B. Isi cerita video
1. Bahasa yang digunakan 3
2. Isi cerita 4
3. Keterkaitan isi cerita video 5
4. Tampilan gambar dan alih suara 6,7
C. Anatomi video
1. Karakter tokoh 8
2. Alih suara 9
3. Tata letak 10
Tabel di atas merupakan kisi-kisi dari kuesioner validasi dan uji

coba produk untuk siswa. Setelah kisi-kisi dibentuk, peneliti menyusun

instrument kuesioner yang akan digunakan untuk melakukan penilaian

terhadap produk video animasi. Berikut instrument kuesioner yang

digunakan dalam penelitian ini untuk siswa:

Tabel 3.5.2.5. Instrument kuesioner validasi dan uji coba produk


untuk siswa
Skor Komentar
No. Aspek yang dinilai
5 4 3 2 1
A. Judul
1. Judul cerita video animasi
menarik bagi siswa untuk
ditonton.
2. Warna judul video animasi
menarik bagi siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Skor Komentar
No. Aspek yang dinilai
5 4 3 2 1
dilihat.
B. Isi video cerita
3. Penggunaan bahasa m udah
dipahami oleh siswa.
4. Isi cerita video menarik bagi
siswa untuk terus mengikuti
jalan cerita.
5. Isi cerita video memiliki
gambar dan bahasa yang
mempermudah siswa.
6. Isi cerita video animasi
lebih banyak gambar
daripada bahasa.
7. Gambar video animasi jelas.
C. Anatomi video
8. Karakter tokoh dalam cerita
video menarik perhatian
siswa.
9. Alih suara menarik
perhatian siswa.
10. Latar belakang sesuai
dengan cerita.
Total Skor
Rata-rata skor

Tabel diatas merupakan kuesioner uji coba produk yang digunakan

siswa untuk menilai video animasi yang telah dibuat peneliti.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Sugiyono (2014: 89) adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapanga, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendri maupun

orang lain. Data penelitian ini dianalisis menggunakan dua teknik yaitu

kualitatif dan kuantitatif.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

1. Teknik Analisis Data Kualitatif Wawancara, Observasi, dan Saran

Teknik analisis data kualitatif diperoleh dari hasil kuesioner yang

berupa komentar yang disampaikan oleh validator guru kelas IV dan satu

siswa kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan tahun ajaran 2019/2020 yang

sudah melakukan validasi terhadap produk yang dikembangkan. Teknik

analisis data kualitiatif ini digunakan untuk mengetahui kelayakan produk

dan perbaikan produk yang dikembangkan. Cara melakukan analisis data

yaitu dengan menggunakan analisis kualitatif deskriptif. Peneliti akan

mendeskripsikan komentar dan wawancara dari validator.

2. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa skor dari hasil

penilaian ahli, guru kelas IV dan satu siswa kelas IV dalam proses validasi

yang dilakukan dalam bentuk angka. Peneliti dalam penelitian ini

menggunakan Skala Likert dengan skala lima. Peneliti memilih Skala

Likert karena Skala Likert lebih tepat untuk mengukur kualitas produk

yang akan di ujicobakan. Selain itu, Skala Likert juga dapat digunakan

untuk mengevaluasi produk yang diuji cobakan sehingga peneliti dapat

mengetahui kriteria-kriteria yang harus diperbaiki dari produk yang sud ah

diuji cobakan. Peneliti memilih skala lima karena, peneliti akan lebih tahu

jawaban responden dengan jujur, sehingga lebih memudahkan peneliti

dalam melakukan pengukuran kualitas produk.

Presentase kelayakan dihitung dengan rumus:


Tabel 3.6.2.1. Rumus persentase kelayakan prosedur
𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥𝐬𝐤𝐨𝐫
Persentase kelayakan (%) =
𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐤𝐨𝐫
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Validasi produk dan uji coba produk dalam penelitian ini

menggunakan skala lima (Sukardjo, 2008: 101).

Tabel 3.6.2.2. Konversi nilai skala lima menurut Sukardjo


Interval skor Kategori
X > X̅i + 1,80 SBi Sangat Baik
X̅i + 0,60 SBi < X ≤ X̅i + 1,80 SBi Baik
X̅i - 0,60 SBi < X ≤ X̅i + 0,60 SBi Cukup
X̅i – 1,80 SBi < X ≤ X̅i – 0,60 SBi Kurang
X ≤ X̅i – 1,80 SBi Sangat Kurang

Keterangan :
𝟏
Rerata Ideal ( X̅i ) = ( Skor maksomal idea + skor minimal idea
𝟐

)
𝟏
Simpangan baku ideal (SBi) = (Skor maksomal idea + skor minimal idea )
𝟔

X = skor actual

Rumus konversi di atas digunakan untuk melakukan perhitungan

data kuantitatif dari skala yang digunakan. Perhitungan data dilakukan

untuk memperoleh tingkat kategori data. Tingkat kategori ini aka dijadikan

dasar untuk mengkategorikan skor validasi dan uij coba lapangan yang

diperoleh peneliti. Skor yang diperoleh dikonversikan menjadi data

kualitatif melalui data tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan

ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut :

Diketahui:

Skor maksimal ideal =5

Skor minimal ideal =1

𝟏
Rerata ideal (X̅i) = ( 5+1 ) = 3
𝟐
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

𝟏
Simpangan Baku ideal = ( 5-1 ) = 0,67
𝟔

Ditanyakan :

Interval skor kategori sangan baik,baik,cukup,kurang,sangat kurang

Jawaban:

Kategori sangat baik = X > X̅i + 1,80 SBi

= X > 3 + (1,80 . 0,67)

= X > 3 + 1,21

= X > 4,21

Kategori baik = X̅i + 0,60 SBi < X ≤ X̅i + 1,80 SBi

= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67)

= 3 + 0,40 < X ≤ 3 + 1,21

= 3,40 < X ≤ 4,21

Kategori cukup = X̅i - 0,60 SBi < X ≤ X̅i + 0,60 SBi

= 3 – ( 0,60 . 0,67) < X ≤ 3 – ( 0,60 . 0,67 )

= 3 – 0,40 < X ≤ 3 + 0,40

= 2,60 < X ≤ 3,40

Kategori kurang = X̅i – 1,80 SBi < X ≤ X̅i – 0,60 SBi

= 3 – ( 1,80 . 0,67) < X ≤ 3 – ( 0,60 . 0,67 )

= 3 – 1,21 < X ≤ 3 – 0,40

= 1,79 < X ≤ 2,60

Kategori sangat kurang = X ≤ X̅i – 1,80 SBi

= X ≤ 3 – (1,80 . 0,67)

= X ≤ 3- 1,21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

= X ≤ 1,79

Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh data kuantitatif,

kemudian dikonversikan ke data kualitatif dengan skala lima sebagai

berikut:

Tabel 3.6.2.3. Kriteria skala lima ( Sukardjo 2008 : 101 )


Kategori Interval skor
Sangat Baik >4,21
Baik 3,40 < ≤ 4,21
Cukup 2,60 < ≤ 3,40
Kurang 1,79 < ≤ 2,60
Sangat Kurang ≤ 1,79

Berdasarkan skor skala tersebut, setelah dihitung rata-rata hasil

validasi kemudian mencari rata-ratanya selanjutnya dikonveksikan hasil

data kuantitatif ke data berdasarkan skor rata-rata yang didapat dari kategori

diatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Pengembangan

Di dalam penelitian pengembangan ini ada dua masalah yang

dipaparkan. Pertama, proses pengembangan video animasi berbasis

multikulturalisme. Kedua, kualitas video animasi berbasis multikulturalisme

yang dihasilkan. Kedua masalah tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Proses Pengembangan Video Animasi

Berdasarkan Langkah-langkah pengembangan yang telah

dijelaskan pada bab III, proses Langkah-langkah pengembangan video

animasi ini mengikuti enam tahapan sebagai berikut:

a. Potensi dan Masalah

Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian dan

pengembangan video animasi ini adalah analisis kebutuhan. Analisis

kebutuhan dilakukan dengan teknik wawancara kepada guru kelas.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui sejauh mana wawasan siswa

tentang multikulturalisme dan pentingnya penggunaan media atau

bahan ajar dalam proses belajar mengajar di sekolah. Pada saat

peneilitian ini dilakukan sekolah belum menyediakan video -video

pembelajaran, dikarenakan di kelas belum terdapat viuwer ataupun

LCD proyektor. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 29 November

2019 wawancara berpedoman pada kisi-kisi yang telah dibuat.

Terdapat delapan butir pertanyaan analisis kebutuhan pengembangan

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

video animasi berbasis multikulturalisme mengenai sikap menghargai

fisik dan keberagaman ras untuk siswa kelas IV.

Butir soal pertama tentang kesulitan guru

dalam kegiatan pembelajaran multikulturalisme, kedua tentang siswa

tertarik dalam melihat video animasi, dan ketiga tentang sekolah

menyediakan video pembelajaran. Butir soal yang keempat tentang

siswa menyadari pentingnya pendidikan multikulturalisme, kelima

tentang guru pernah melakukan kegiatan nilai-nilai pendidikan

multikulturalisme, keenam tentang sekolah membutuhkan video yang

menjunjung proses pembelajaran multikulturalisme. Butir soal yang

ketujuh tentang kesulitan siswa dalam pembelajaran

multikulturalisme, dan kedelapan tentang saran guru terhadap video

animasi yang sedang beredar untuk kebutuhan pembelajaran

multikulturalisme.

Rangkuman hasil wawancara yang dilakukan kepada guru kelas

IV SD BOPKRI Wirobrajan dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 4.1 Rangkuman hasil wawancara guru SD kelas IV


No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wa wancara
1 Apakah ibu merasakan Tidak, karena saat menjelaskan ke
kesulitan saat mengajar siswa siswa, saya juga memberikan
dalam kegiatan pembelajaran contoh serta melakukan tanya
multikulturalisme? jawab berkaitan dengan
pembelajaran multikult u ralism e
yang ada di lingkungan rumah
mereka.
2 Apakah siswa tertarik d engan Ya, karena menurut saya siswa
video animasi? lebih mudah untuk menyerap a pa
yang dilihat dan didengar.
3 Apakah sekolah menyediakan Tidak, karena untuk pembelajaran
video pembelajaran untuk video-video animasi fasilitas
siswa seperti video-video belum memadai. Misal, LCD
animasi? punya 1 tetapi masih harus
bongkar pasang (tiap kelas belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wa wancara


tersedia).
4 Apakah siswa kelas IV Ya, karena siswa juga h arus t au
menyadari pentingnya keberagaman, saling menghargai
pendidikan multikulturalisme ? perbedaan.
5 Apakah ibu sudah pernah Belum pernah, karena kegiatan
melakukan kegiatan tentang yang ada selama ini hanya
nilai-nilai pendidikan kegiatan rutin yang biasa
multikulturalisme? diselenggarakan sekolah saja.
6 Apakah menurut ib u sek olah Ya, karena sekolah belum
membutuhkan vid eo animasi memiliki video pembelajaran.
untuk menjunjung proses
pembelajaran
multikulturalisme?
7 Apakah ibu mengetahui siswa Ya
kelas IV yang mengalami
kesulitan dalam pembelajaran
multikulturalimse?
8 Saran apa yang dapat ibu Dalam pembelajaran
berikan terkait dengan video multikulturalisme bisa lebih
animasi yang sedang b eredar banyak lagi. Misal, tentang
untuk kebutuhan pembelajaran keragaman agama, b udaya, d an
multikulturalisme? lainnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden dalam hal ini

guru kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan tersebut, menyatakan bahwa

video animasi seperti video berbasis multikulturalimse mengenai

sikap menghargai fisik dan keberagaman ras sangat dibutuhkan karena

sangat membantu pemahaman siswa dan membuat siswa lebih tertarik

untuk belajar, sehingga video animasi lebih membantu siswa untuk

pemahaman tentang multikulturalimse.

b. Pengumpulan Data

Langkah selanjutnya adalah pengumpulan data. Pengumpulan data

yang dilakukan peneliti yaitu dengan kajian pustaka. Kajian pustaka

berisi tentang teori-teori yang mendukung penelitian. Peneliti

mengumpulkan teori-teori menggunakan buku dan internet yang

relevan. Teori-teori yang digunakan oleh peneliti yaitu teori video


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

animasi, multikulturalisme, sikap sosial atau kompetensi inti dua (KI-

2) yaitu sikap menghargai fisik dan keberagaman ras pada siswa kelas

IV SD. Seperti pada kompetensi dasar 3.4 pada pelajaran PPKn kelas

IV SD yaitu : mengidentifikasi berbagai bentuk keberagaman suku

bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan

kesatuan. Pada kompetensi dasar 4.4. Menyajikan berbagai bentuk

keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang

terikat persatuan dan kesatuan.

Teori tersebut dijelaskan oleh peneliti pada bagian BAB II yang terdiri

dari pengertian, jenis-jenis, dan katakteristik.

Teori tentang video animasi digunakan oleh peneliti sebagai

panduan untuk mendesain produk mulai dari latar judul, cover video,

isi cerita, dan anatomi video. Peneliti menggunakan teori karakteristikt

video animasi untuk mendesain video animasi yang baik dan menarik.

Teori multikulturalisme digunakan peneliti sebagai pedoman membuat

isi cerita yang memuat nilai-nilai multikulturalisme. Nilai-nilai

multikulturalisme tersebut disantumkan pada dialog dalam cerita.

Teori tentang sikap menghargai fisik dan keberagaman ras

digunakan peneliti sebagai panduan dalam membuat isi cerita dan

ilustrasi serta latar dalam cerita. Cerita tersebut menjelaskan sikap

menghargai fisik dan keberagaman ras. Sedangkan teori siswa kelas

IV SD juga digunakan oleh peneliti sebagai panduan untuk merancang

dan mendesain produk agar sesuai dengan usia siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

c. Desain Produk Awal

Langkah berikut adalah merancang video animasi sesuai dengan

kebutuhan lapanagan. Ada beberapa komponen yang dikembangkan

oleh peneliti dalam penyusunan video animasi. Berikut adalah

komponen-komponen dalam penyusunan video animasi:

1) Konsep Video

Konsep video animasi ini adalah video animasi dengan

menggunakan tokoh berbeda-beda dan berkarakter. Peneliti

menggunakan tokoh dikehidupan sehari-hari diharapkan agar

siswa dapat dengan mudah mengikuti jalan cerita yang akan di

sampaikan. Cerita di dalam video ini dilengkapi dengan sikap

menghargai satu dengan yang lain. Dengan adanya video animasi

berbasis multikulturalisme ini diharapkan dapat membantu siswa

terkait pentingnya saling menghargai fisik dan keberagman ras.

Video animasi ini juga diharpkan mampu membantu siswa dalam

proses pembelajaran.

2) Tokoh

Tokoh yang ada dalam video animasi ini yaitu Rani, Marko,

Siti, Sari, Jefri, Bu Ai, figuran siswa, dan figuran guru. Tokoh ini

dipilih oleh peneliti karena dekat dengan dunia siswa di

jusekolah, seperti teman-temannya, dan guru. Peneliti mencoba

membahas multikulturalisme melalui sudut pandang yang berbeda

yaitu dari kehidupan sehari-hari di sekolah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

3) Format dan Ukuran Video

Video animasi ini berresolusi 1920 x 1080p dan memiliki

durasi 8 menit 41 detik. Video animasi ini terdiri dari judul, isi

cerita, soal, kalimat mutiara, dan credit title.

4) Isi dan Tema Video

Isi dari video animasi ini berupa karya dari peneliti yang

dibuat secara imajinatif. Cerita dan gambar dikemas secara

menarik dan berkesinambungan serta didalamnya terdapat sikap

menghargai fisik dan keberagaman ras. Tema video animasi ini

adalah multikulturalisme.

5) Judul Video

Judul video animasi ini adalah “Keberagaman di Sekolah”.

Menceritakan tentang keseharian kegiatan siswa di sekolah. Cara

peneliti menyampaikan cerita menggunakan tokoh-tokoh yang

menarik. Berikut adalah sampul depan judul video animasi:

Gambar 4.1 Judul video animasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

6) Storyboard Video Animasi

Pengerjaan animasi ini menggunakan proses pembuatan

storyboard untuk mempermudah pengerjaan sketsa yang

dibutuhkan.

Gambar 4.2 Storyboard


Gambar diatas merupakan kerangka cerita yang dikemas

supaya lebih mudah untuk pembuatan video animasi.

7) Teknik Pengerjaan

Pengerjaan animasi ini meliputi beberapa proses produksi,

yaitu pembuatan aset karakter, objek dan alih suara (dubbing).

Pembuatan aset merupakan proposisi membuat suatu bahan yang

akan dianimasikan di Adobe Animate CC 2018.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

8) Pembuatan Aset Karakter

Pembuatan asset karakter meliputi proses pembuatan desain

dan pemberian warna.

a) Pembuatan Desain

Pembuatan desain karakter di Adobe illustrator CC 2018

menggunakan pen tool, Menyusun dan memisahkan layer

seperti rambut, wajah, dan bagian tubuh lainnya.

Gambar 4.2 Karakter


b) Pemberian Warna

Pemberian warna pada karakter dapat dilakukan dengan

menggunakan warna yang terdapat pada panel warna.

Menyeleksi bagian yang akan diwarnai, lalu pilih warna yang

diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Gambar 4.3 Hasil Karakter


c) Aset Karakter

Berikut ini beberapa aset karakter yang digunakan dalam

pembuatan video animasi:

BU AI BU FIGURAN FIGURAN

RANI MARCO JEFRI


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

SITI SARI

Gambar 4.4 Karakter Tokoh

Gambar diatas merupakan tokoh-tokoh cerita yang ada di

dalam video animasi yang dibuat.

d) Pembuatan Latar Bangunan

(1) Pembuatan Desain

Pembuatan latar tempat pada video animasi menggunakan

rounded rectangle tool, rectangle tool, circle, dan pen

tool.

Gambar 4.5 Latar video animasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

(2) Pemberian Warna

Pemberian warna yang sesuai dapat dilakukan

menggunakan warna yang terlatak pada panel warna.

Seleksi bagian yang akan diwarnai menggunakan selection

tool.

Gambar 4.6 Pemberian Warna


Berikut beberapa latar pendukung yang ada dalam video

animasi dengan Langkah-langkah seperti pada gambar di

atas:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Gambar 4.7 Latar Pendukung


(3) Penyimpanan File

Penyimpanan file sendiri harus menggunakan format *.ai

agar dapat terbuka pada software Adobe Animate CC

2019.

Gambar 4.6 Penyimpanan File


(4) Pembuatan Suara

(a) Proses Recording

Proses recording ini dilakukan melalui media sosial

whatsap, menggunakan voice recording yang tersedia


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

di handphone. Terbatasnya waktu dan kondisi seperti

sekarang ini.

Gambar 4.7 Alih Suara (Dubbing)


(b) Audio Editing

Proses ini dilakukan agar mendapatkan kualitas suara

yang lebih bagus. Proses editing disusun di Adobe

Premiere Pro CC 2017. Berikut ini proses editing dan

proses pengaturan suara:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Gambar 4.7 Editing Suara


d. Validasi Desain

Validasi desain video animasi dilakukan kepada satu ahli Bahasa,

satu ahli multikulturalisme, satu guru kelas IV, dan dua guru SD yang

sudah bersertifikat pendidik. Validasi dilakukan untuk menunjukan

kualitas video animasi yang telah dibuat. Berikut merupakan hasil data

video animasi:

1) Data Hasil Validasi Ahli Bahasa

Validasi video animasi dilakukan oleh ahli Bahasa yang juga

merupakan salah satu dosen di Universitas Sanata Dahrama.

Validasi dilakukan pada tanggal 11 Mei 2020. Aspek yang dinilai

dari produk meliputi latar judul, judul video, isi video animasi, dan

anatomi video.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Hasil validasi ahli Bahasa diperoleh skor rata-rata 4,23.

Berdasarkan skala konversi yang sudah ditentukan dan diperoleh

hasil bahwa produk penelitian pengembnagan ini termasuk da lam

kategori “sangat baik.” Ahli Bahasa menyatakan bahawa produk

video animasi layak digunakan untuk uji coba lapangan dengan

revisi sesuai saran saat diskusi bersama.

2) Data Hasil Validasi Ahli Multikulturalisme

Validasi video animasi dilakukan oleh ahli multikulturalisme

yang juga merupakan salah satu dosen di Universitas Sanata

Dharma. Validasi dilakukan pada tanggal 8 Mei 2020. Aspek yang

dinilai dari produk meliputi latar judul, judul video, isi video

animasi, dan anatomi video.

Hasil validasi ahli multikulturalisme diperoleh skor rata-rata

4,12. Berdasarkan skala konversi yang sudah ditentukan dan

diperoleh hasil bahwa produk penelitian pengembnagan ini

termasuk dalam kategori “baik.” Ahli multikulturalimse

menyatakan bahwa produk video animasi layak diguna kan untuk

uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran diskusi bersama.

3) Data Hasil Validasi Guru Kelas IV

Validasi video animasi dilakukan oleh guru kelas IV SD

BOPKRI Wirobrajan. Validasi dilakukan pada tanggal 12 Mei

2020. Aspek yang dinilai dari produk meliputi latar judul, judul

video, isi video animasi, dan anatomi video.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Hasil validasi guru kelas IV diperoleh skor rata-rata 4,29.

Berdasarkan skala konversi yang sudah ditentukan dan diperoleh

hasil bahwa produk penelitian pengembnagan ini termasuk da lam

kategori “sangat baik.” Guru kelas IV menyatakan bahwa produk

video animasi layak digunakan uji coba lapangan dengan revisi

sesuai saran saat diskusi bersama.

4) Data Hasil Validasi Guru Bersertifikat Pendidik

Validasi video animasi juga dilakukan oleh dua guru yang

sudah bersertifikat pendidik. Dua guru tersebut merupakan guru

aktif di SD BOPKRI Wirobrajan. Validasi dilakukan pada tanggal

12 Mei 2020. Aspek yang dinilai dari produk meliputi latar judul,

judul video, isi video animasi, dan anatomi video.

Hasil validasi dua guru yang sudah bersertifikat pendidik

diperoleh skor rata-rata 3,64 dan 3,8. Berdasarkan skala konversi

yang sudah ditentukan dan diperoleh hasil bahwa produk penelitian

pengembagan ini termasuk dalam kategori “baik.” Dua guru

bersertifikat pendidik menyatakan bahwa produk video animasi

layak digunakan untuk uji coba dengan revisi sesuai saran saat

diskusi bersama.

e. Revisi Desain

Perbaikan desain dilakukan oleh peneliti berdasarkan saran,

masukan, ataupun komentar yang diberikan oleh ahli Bahasa, ahli

multikulturalisme, guru kelas IV, dan dua guru yang sudah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

bersertifikat pendidik sebagai validator. Peneliti sudah melakukan

perbaikan dari masukan ahli bahasa, ahli multikulturalisme maupun

guru agar produk yang dikembangkan menjadi lebih baik. Berikut

revisi yang telah dilakukan peneliti berdasarkan masukan dari ahli

bahasa, ahli multikulturalisme dan guru melalui diskusi bersama.

Tabel 4.2 Masukan ahli beserta guru dan revisi produk


No Masukan Revisi
1. Judul ditambah kata “di” dan Memperbaiki judul menjadi
ditambah background. Menambah “keberagaman di sekolah.” Dan
background dibagian kalimat penambahan background.
Mutiara.
2. Suara pecah Memperbaiki suara yang pecah
menjadi lebih halus.
3. Perbaikan kata (salah) yang Memperbaiki kata (salah)
diucapkan guru, supaya lebih menjadi kurang t epat su paya
halus lebih halus didengar oleh
siswa.
4. Credit title diperbaiki, seperti Memperbaiki Credit title y ang
ahkiran didalam film sesuai dengan film.
5. Perbaikan dalam cerita, lebih Memperbaiki cerita dan
memperjelas yang dimaksud memperjelas cerita supaya
dalam judul skripsi tidak rancu. Dan
menambahahkan cerita.
6. Perkuat karakter marko Memperbaiki karakter m arko,
merubah rambut.

Berdasarkan masukan tersebut, peneliti melakukan revisi sebagai

berikut:

Sebelum Sesudah
Gambar 4.8 revisi judul produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Perubahan yang dilakukan pada judul video adalah perbaikan kata

“di.” Perbaikan background juga dilakukan dengan menambah

background yang menarik dan berwarna. Perubahan background

dilakukan karena untuk siswa usia SD lebih tertarik dengan warna-

warna yang cerah.

Sebelum Sesudah
Gambar 4.9 Karakter Marko

Perubahan yang dilakukan pada karakter marko pada rambut.

Perbaikan pada rambut supaya siswa tidak mengira dari daerah timor.

Sebelum Sesudah
Gambar 4.10 Background Kalimat Mutiara

Perubahan yang dilakukan pada kalimat mutiara adalah menambahkan

background. Perbaikan background juga dilakukan dengan menambah

background yang menarik dan berwarna. Perubahan background

dilakukan karena untuk siswa usia SD lebih tertarik dengan warna-

warna yang cerah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Sebelum Sesudah
Gambar 4.11 Credit Title
f. Uji Coba Produk

Tahapan selanjutnya adalah uji coba produk terbatas. Uji coba

produk terbatas dilakukan kepada 6 siswa kelas IV SD BOPKRI

Wirobrajan. Uji coba produk terbatas dilakukan secara online

(whatsApp) pada tanggal 26 Mei 2020 dengan durasi tayangan 10 menit

setiap siswa. Dalam uji coba produk terbatas yang dilakukan, siswa

diminta untuk mendownload dan melihat video animasi secara runtut

sampai durasi video animasi selesai. Setelah itu, siswa dikirimkan

kuesioner secara online untuk diisi dan mengentahui presepsi siswa

terhadap video yang telah dilihat. Kuesioner berisin 10 peryantaan yang

menunjukkan kualitas dari video animasi berbasis multikulturalisme.

Dari ke enam siswa yang melakukan uji coba terbatas semua siswa

memberikan respon dan komentar yang positif yaitu : animasi menarik

karena pada video mengajarkan kita untuk saling menghargai dan

menghormati sesama teman dan budaya orang lain., dan mudah

dipahami oleh anak. (seperti pada jawaban pertanyaan terlampir ). Hal-

hal yang lain menarik saat dilakukan uji coba adanya kesan dengan alur

cerita yang mudah dipahami oleh anak.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Berdasarkan uji coba produk terbatas yang telah dilakukan oleh 6

siswa kelas IV di SD BOPKRI Wirobrajan, didaptkan skor rata-rata

4,48 dengann katergori “sangat baik.”

2. Kualitas Produk Video Animasi

Hasil validasi dari satu ahli bahasa, satu ahli multikulturalisme,

satu guru kelas IV, dan dua guru yang sudah bersertifikat pendidik terkait

produk video animasi berbasis multikulturalisme, maka dapat dihitung

skor rata-rata dari semua validator dan hasil rekapitulasi uji coba.

Berdasarkan hasil rekapitulasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa video

animasi berbasis multikulturalisme memperoleh skor 4,02 dengan

kategori “baik” dan skor uji coba memperoleh 4,48 dengan kategori

“sangat baik”. Berikut merupakan hasil rekapitulasi validator dan uji

coba:

Tabel 4.3 Rekapitulasi Validator


Hasil Validasi
No. Validator
Rerata Kategori
1. Ahli bahasa 4,23 Sangat baik
2. Ahli multikulturalisme 4,12 Baik
3. Guru kelas IV 4,29 Sangat baik
4. Guru sertifikasi 3,64 Baik
5. Guru sertifikasi 3,8 Baik
Jumlah 20,08
Rata-rata 4,02
Kategori Baik

Tabel 4.4 Data rekapitulasi hasil uji coba produk terbatas siswa
No. Nomer Pernyataan Total Rata-rata
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 3 4 4 5 4 4 5 4 3 4 40 4
2. 3 4 5 5 5 4 5 5 4 4 54 5,4
3. 3 5 4 4 4 4 4 5 4 5 48 4,8
4. 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4 41 4,1
5. 3 4 5 5 4 5 5 3 3 4 41 4,1
6. 3 4 5 5 5 5 5 4 4 5 45 4,5
Jumlah 269 26,9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Rata-rata 4,48
Kategori Sangat baik

B. Pembahasan

Penelitian pengembangan ini didasari adanya kebutuhan guru dalam

meningkatkan pembelajaran tentang multikultural di sekolah serta

pemahaman siswa terkait multikulturalisme. Berdasarkan hasil observasi dan

wawancara dengan guru, observasi dilasanakan dengan mengamati f asilitas

sekolah, sedangkan wawancara dengan guru mengenai media video animasi

berbasis multikulturalisme sangat dibutuhkan khususnya tentang sikap

menghargai fisik dan keberagaman ras dapat membantu pemahaman siswa

terkait nilai-nilai multikulturalisme. Oleh karena itu peneliti melakukan

penelitian pengembangan video animasi berbasis multikulturalisme mengenai

sikap menghargai fisik dan keberagaman ras untuk siswa kelas IV di SD

BOPKRI Wirobrajan.

Video animasi yang dikembangkan dapat membantu guru dalam

memberikan pembelajaran nilai-nilai multikulturalisme terkait multikultural

kepada siswa. Penanaman nilai-nilai multikulturalisme dilakukan sejak dini

diharapkan agar siswa dengan kesadarannya mampu menerapkan nilai -nilai

multikulturalisme dalam kehidupan sehari-hari. Penanaman nilai-nilai ini

ditunjang dengan pendidikan karakter yang mengembangkan sikap berpikir

kritis, pendidikan yang membuka wawasan, dan pendidikan etika (Molan,

2015:126-135). Video animasi dibuat secara semenarik mungkin agar siswa

atau penonton tertarik untuk melihat dan memahami isi dari video tersebut.

Pendidikan multikulturalisme pada dasarnya mengajarkaan kepada siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

mengembangkan sikap menghargai kesetaraan meskipun secara fisik dan ras

berbeda. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam video animasi adalah (1)

menghargai dan (2) toleran. Dua nilai tersebut diambil dari pendapat Ujan

(2011:99-106), yaitu (1) solidaritas multikultural, (2) terbuka terhadap

kebudayaan lain, (3) komunikasi, (4) sikap menghargai, (5) sikap solider dan

toleran, dan (6) menjadi pribadi yang menolak kekerasan.

Peneliti juga melakukan validasi produk sesuai dengan rencana yaitu

validasi produk kepada satu ahli bahasa, satu ahli multikulturalisme, satu guru

kelas IV, dan dua guru yang sudah bersertifikat pendidik. Berdasarkan hasil

validasi yang oleh para ahli didapatkan hasil yang baik dengan skor 4,02 dan

layak diuji coba kepada siswa kelas IV.

Selain itu, peneliti juga melakukan uji coba produk terbatas. Uji coba

produk terbatas dilakukan kepada enam siswa kelas IV SD BOPKRI

Wirobrajan tetapi tidak sesuai dengan rencana awal. Peneliti berencana

melakukan uji coba kepada sepuluh siswa kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan

dan dengan bertatap muka. Akan tetapi, karena adanya pandemic Covid -19

dan siswa libur, maka peneliti hanya bisa melakukan kepada enam siswa

kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan. Berdasarkan hasil uji coba kepada enam

siswa, dapat disimpulkan bahwa video animasi termasuk ke dalam kategori

sangat baik dengan skor 4,48.

Meskipun hasil uji coba produk sangat baik, pelaksanaan uji coba produk

terbatas belum ideal. Hal tersebut dikarenakan uji coba produk tidak

dilaksanakan di sekolah tetapi dilaksanakan melalui online dengan aplikasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

whatsapp sehingga belum sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Seharusnya uji coba prosuk dilakukan sesuai dengan pembelajaran di sekolah.

Media video animasi seharusnya digunakan dalam pembelajaran dengan

siswa tidak hanya melihat dan memahami cerita saja tetapi dilakukan diskusi

secara berkelompok untuk mengidentifikasi nilai-nilai multikulturalisme yang

terdapat pada sikap menghargai fisik dan keberagaman ras. Selain itu, guru

juga mendampingi siswa dalam belajar dan dilakukan pembahasan bersama

sehingga guru dapat menekankan pesan yang akan disampaikan dengan baik.

Oleh karena itu, penggunaan media di sekolah belum ideal.

1. Video Animasi Mudah Dipahami Siswa

Video ini dibuat berdasarkan kebutuhan guru pada saat observasi,

dimana guru memerlukan media visual untuk menjelaskan

multikuturalisme kepada siswa. Sehingga guru akan lebih mudah

memberikan contoh penerapannya. Pendidikan multikulturalisme sangat

penting diberikan sejak dini melalui media yang mudah dipahami siswa.

Dengan adanya video animasi sangat baik menjelaskan suatu proses dan

ketrampilan; mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan

tujuan dan respon yang diharapkan peserta didik (Sharon E. Dkk

(2011:409). Cerita dalam video animasi ini merupakan cerita hasil

karangan peneliti yang diambil dari observasi di sekolah. Cerita dalam

video animasi ini dibuat secara menarik serta memiliki dua nilai sikap

menghargai fisik dan keberagamn ras dalam pendidikan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

multikulturalisme sesuai dengan spesifikasi produk dengan dilakukan

beberapa perbaikan.

Pada uji coba produk terbatas ternyata video animasi

mempermudah siswa dalam memahami pesan tentang multikulturalisme,

karena dapat melihat contoh penerapan tentang menghargai perbedaan

teman disekitarnya, meskipun berbeda bentuk fisik, dan ras teman

tersebut. Mitchell (dalam Nurgiyantoro 2018:159-161) mengungkapkan

bahwa pengembangan sikap perilaku halus pada diri anak dapat

dilakukan melalui video, buku cerita melalui karakter tokoh dan gambar -

gambar ilustrasi yang menarik.

2. Video Animasi Menggunakan Ilustrasi yang Menarik

Menurut Astuti dan Mustadi (dalam Wuryanti & Badrun, 2016)

teknologi video diyakini sangat berguna dan cocok untuk pembelajaran

berbasis masalah, karena dapat menyampaikan pengaturan, karakter, dan

tindakan dalam cara yang menarik atau ilustrasi dan dapat

menggambarkan kompleksitas yang saling berhubungan dengan masalah.

Selain itu animasi juga efektif dalam hal pengembangan video animasi

karena terbukti penggunaan film atau videoa animasi berpengaruh pada

suatu pembelajaran. Karakter yang dibuat dalam video animasi

menggunakan karakter sketsa secara digital menggunakan aplikasi Adobe

Ilustration CC 2018. Karakter yang dibuat oleh peneliti adalah karakter

tokoh yang sesuai dengan cerita. Karakter tesebut yaitu siswa perempuan

yang bernama Rani, Siti, Sari, siswa laki-laki yang bernama Marko, Jefri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

figuran, dan guru figuran dan guru yang bernama bu Ai. Ilustrasi juga

menggunakan warna yang cerah supaya dapat menarik siswa untuk

melihat atau menonton. Berdasarkan hasil validasi ahli Bahasa, ahli

multikulturalisme, guru kelas IV, dan dua guru bersertifikat pendidik,

karakter dalam video animasi mendapatkan penilaian rata-rata baik.

3. Judul Video Animasi dan Sampul (background) Video Animasi

Menarik Siswa untuk Melihat

Judul video animasi ini yaitu “Keberagaman di Sekolah”. Judul

video animasi ini tidak sesuai dengan spesifikasi produk awal karen a

adanya perbaikan judul yang sesuai dengan isi cerita. Judul diangkat

karena sesuai dengan topik yang diceritakan keberagaman yang ada di

sekolah. Sampul (background) video animasi ini terdapat judul, ilustrasi

gambar, dan warna beragam sesuai dengan spesifikasi produk. Judul

tidak secara langsung menonjolkan pesan dan nilai-nilai yang

ditanamkan.

Berdasarkan hasil validasi, judul video animasi sudah bagus dan

menarik tetapi cerita yang akan disampaikan perlu dipertegas lagi. Guru

juga menambahkan bahwa judul video animasi sudah mewakili isi cerita.

Warna yang digunakan dalam sampul (background) juga menarik. Selain

itu, ahli bahasa menambahkan bahwa warna background juga perlu

diperbaiki sesuai dengan usia anak. Oleh karena itu, peneliti melakukan

perbaikan sesuai dengan saran dan komentar dari para ahli.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

4. Video Animasi Dirancang dengan Anatomi yang Sesuai untuk Siswa

Video animasi ini memiliki durasi 8 menit 41 detik. Video animasi

ini memiliki kualitas Full HD dan warna-warna yang cerah. Jenis huruf

yang digunakan dalam kalimat mutiara Calibri Bold dengan ukuran huruf

63 dan untuk credit title menggunakan jenis huruf Berlin Sans FB Demi

Bold dengan ukuran 65. Jenis huruf supaya mudah dibaca oleh siswa .

Cheppy Riyana (2007:8-11) mengatakan media video menggunakan

bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dan materi dikemas secara

multimedia terdapat didalamnya teks, animasi, sound, dan video sesuai

materi yang akan disampaikan.

Hasil validasi ahli bahasa dan guru menunjukkan bahwa suara

perlu diperbaiki agar lebih jelas didengarkan oleh siswa. Peneliti

melakukan perbaikan sesuai dengan saran dan komentar dari para ahl i.

Suara dan gambar dapat menarik perhatian siswa dalam melanjutkan

melihat video.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa produk

video animasi berbasis multikulturalisme memiliki kualitas yang baik

sehingga dapat digunakan untuk pembelajaran multikultural oleh guru.

Hasil penilaian dari ahli bahasa, ahli multikulturalisme, guru kelas IV,

dan dua guru bersertifikat pendidik menunjukkan judul video animasi

dapat mewakili isi cerita didalamnya. Cerita dalam video animasi ini

menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Video animasi ini memberikan kesadaran akan nilai-nilai

multikulturalisme yang ada di Indonesia. Nilai dasar yang dikembangkan

dikemas melalui dialog yang terdapat dalam cerita video yang sederhana.

Urutan cerita runtut dengan baik dan mudah diikuti jalan ceritanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian pengembangan video animasi berbasis multikulturalisme

mengenai sikap menghargai fisik dan keberagaman ras untuk siswa kelas IV di

SD BOPKRI Wirobrajan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengembangan video animasi berbasis multikulturalisme dilaksanakan melalui

6 langkah dari prosedur 10 langkah pengembangan dari Borg & Gall (dalam

Sugiyono, 2010). Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: (1) potensi

dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi produk, (5)

revisi desain, dan (6) uji coba produk. Hasil akhir penelitian ini adalah produk

yang berupa video animasi berbasis multikulturalisme dengan judul

“Keberagaman di Sekolah.”

2. Video animasi berbasis multikulturalisme dikembangkan dengan kualitas yang

baik dan layak digunakan sebagai bahan ajar terkait pembelajaran

multikultural. Penilaian video animasi ini ditinjau dari empat aspek yaitu: (1)

latar judul, (2) judul video, (3) isi video animasi, dan (4) anatomi video.

Berdasarkan validasi yang dilakukan oleh satu ahli bahasa, satu ahli

multikulturalisme, satu guru kelas IV, dan dua guru bersertifikat pendidik

diperoleh skor rata-rata 4.02 (baik). Uji coba produk terbatas dilakukan kepada

enam siswa kelas IV dan diperoleh skor rata-rata 4,48 (sangat baik) dengan

demikian keseluruhan skor yang diperoleh termasuk ke dalam kategori “sangat

baik”.

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian pengembangan video animasi berbasis multikulturalisme ini

memiliki beberapa keterbatasan, antara lain yaitu sebagai berikut:

1. Wawancara analisis kebutuhan hanya dilakukan di satu sekolah dan satu

guru sekolah dasar, sehingga kurang mewakili kondisi sekolah dasar

yang ada di sekitar.

2. Penelitian belum dilengkapi rpp untuk pembelajaran yang menggunakan

video animasi mengenai sikap menghargai fisik dan keberagaman ras.

3. Langkah prosedur pengembangan yang digunakan hanya enam, sehingga

belum bisa dipublikasikan secara massal.

4. Uji coba produk terbatas hanya bisa dilakukan secara online, dikarenakan

adanya pademi COVID-19, sehingga tingkat kepercayaannya kurang.

C. Saran

Saran untuk penelitian lebih lanjut terkait dengan pengembnagan video

animasi adalah sebagai berikut:

1. Wawancara analisis kebutuhan dilakukan kepada lebih dari satu guru dan

satu sekolah agar data yang diperoleh terkait kebutuhan siswa lebih luas

dan mendalam.

2. Peneliti sebaiknya membuat RPP untuk pembelajaran yang menggunakan

video animasi mengenai sikap menghargai fisik dan keberagaman ras.

3. Langkah penelitian pengembangan dimaksimalkan hingga 10 langkah

sehingga memperoleh hasil penelitian yang lebih valid dan dapat

dipublikasikan secara massal.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

4. Uji coba produk terbatas idealnya dapat dilakukan secara bertatap muka

langsung, supaya prosesnya dapat dikontrol, sehingga hasilnya lebih dapat

dipercaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Abin, S.M. (2001). Psikologi kependidikan. Bandung: Rosda Karya.

Agus, P.B & Yuni, K. (2004). Media teknologi. Jakarta: Pusat Penerbit

Universitas Terbuka.

Aly, A. (2015). Studi deskriptif tentang nilai-nilai multicultural dalam Pendidikan

di pondok pesantren modern islam assalam. Jurnal Ilmiah Pesantren. 1, No.

1.

Anwar, M. (2014). “Pengembangan media autoplay berbasis video animasi

Banks, J.A. (1993). “Multicultural education: its effects on studies’ racial abd

gender role attitude” in handbook of research on social teaching and

learning. New York: MacMillan.

Best, J.W. (1982). Metodologi penelitian pendidikan (Terjemahan oleh Sanapiah

Faisal). Surabaya: Usaha Nasional.

Catarts.wordpress.com/2020/04/13, jam 11.00

Daryanto. (2012). Model pembelajaran inovatif. Yogyakarta: Gava Media.

Dickerson, G.E. (1996). Economic importance of prolificacy in sheep. In M.H.

Fahmy (Ed). Prolific Sheep. Cambridge. P. 205-214.

Driyarkara, N. (1980). Driyarkara tentang Pendidikan. Yogyakarta: Yayasan

Kanisius.

Elfindri. (2012). Pendidikan karakter: kerangka, metode, dan aplikasi untuk

Pendidikan dan professional. Jakarta: Baduose Media.

Farris, P.J., & Cooper, S.M. (1994). Elementary social studies: a whole language

approach. Lowa: Brown & Bemchmark Publishers.

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Fechera, B., Maman S., & Dadang L. H. (2012). Desain dan implementasi media

video prinsip-prinsip alat ukur listrik dan elektronika. Bandung: INVOTEC.

VIII, (2), 115-126.

Hamdani. (2011.) Strategi belajar mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hanum, F., & Setya, R. (2011). Jurnal penelitian ilmu Pendidikan:

pengembangan model pembelajaran Pendidikan multikultural menggunakan

modul sebagai suplemen pelajaran IPS di sekolah dasar, volume 04 No. 2.

Hasrul. (2011). Desain media pembelajaran animasi berbasis adobe flash cs3

pada mata kuliah instalasi listrik 2. Bandung: Jurnal MEDTEK.3, (2).

http://digilib.uin-suka.ac.id/26974/2/12530056_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-

TERAKHIR.pdf (20 maret 2020).

Hurlock, E. (2013). Psikologi perkembangan. Jakarta: PT. Gelora Aksara

Pratama.

Idris, Z. (1987). Dasar-dasar pendidikan. Padang : Angkasa Raya.

Jurnal Pendidikan karakter. Tahun VI, nomor 2, 2016.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Kendall, K.E., & Kendall, J.E. (2003). Analisis dan perancangan sistem. Jakarta:

Prehallindo.

Liliweri, A. (2005). Prasangka & konflik: komunikasi lintas budaya masyarakat

multikultural. Yogyakarta: LKiS.

Mashuri, M.M. (2016). Analisis nilai-nilai multikulturalisme. [Online]. Tersedia:

http://eprints.umm.ac.id/35548/3/jiptummpp-gdl-dwijayanti-48148-3-

babii.pdf. [20 Februari 2020]


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Nawawi, H., & Martini, M.H. (1992). Instrument penelitian bidang sosial.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nurgiyantoro, B. (2018). Sastra anak : pengantar pemahaman dunia anak.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nuryanti, L. (2008). Psikologi anak. Jakarta: PT. Ideks.

pada materi kenampakan alam dan social budaya siswa kelas IV SDN

Ponnok 1 Blitar”. Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang.

Poerwadarminta. (2007). Kamus umum bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai

Pustaka.

Riyana, C. (2007). Pedoman pengembangan media video. Jakarta: P3AIUPI

Sadiman, A.S., dkk. (1986). Media pendidikan: pengertian, pengembangan, dan

pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.

Samtrock, J.W. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sanusi, A. (2011). Penelitian: metode-metode penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

Savage, T.V., & Armstrong, D.G. (1996). Effective teaching in elementary social

studies. Ohio: Prentice Hall.

Skeel, D.J. (1995). Elementary social studies: challenge for tomarrow’s world .

New York: Harcourt Brace College Publishers.

Sleeter, C.E. & Grant, C.A. (1998). Making choice for multicultural education,

fife approaches to race, class, and gender. New York: Macmillan Publishing

Company.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Smaldino, E.S., dkk. (2011). Teknologi pembelajaran dan media untuk belajar ,

diterjemahkan oleh arif rahma dari Istrukturional technologi and media for

learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif, dan r&d. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukardjo. (2008). Kumpulan materi evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Prodi

Teknologi Pembelajaran, Pps UNY.

Sukmadinata, N.S. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Sutarno. (2008). Pendidikan multikultural. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan

Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sutoyo, A. (2012). Pemahaman individu, observasi, checklist, interview,

kuesioner, dan sosiometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suwarna. (2007). “Revolusi pembelajaran berbasis digital (penggunaan animasi

digital pada start up sebagai metode pembelajaran siswa belajar aktif)”.

Jurnal Pendidikan, Sosiologi dan Antropologi. 2, (2), 173-182.

Syah, M. (2010). Psikologi pendidikan. Bandung: PT. Remaja Posdakarya.

Tilaar, H.A.R. (2004). Multikulturalisme tantangan-tantangan global masa depan

dan transformasi Pendidikan nasional. Jakarta: Grasindo.

Trianto. (2010). Metode pembelajaran terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Ujan, A.A. (2009). Multikulturalisme (belajar hidup bersama dalam perbedaan).

Jakarta: PT. Indeks.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, Tentang

Sistem Pendidikan Pasal 3.

Utami, D. (2007). Animasi dalam pembelajaran.[Online]. Tersedia:

http://www.slideshare.net./Edybioners/penggunaan-media-animasi-dalam-

model-pembelajaran-langsung-untuk-meningkatkan-hasil-belajar-biologi-

siswa-kelas-viii3-smp-negeri-13-makasar.html. [4 Maret 2020]

Widoyoko, S.E.K. (2012). Teknik penyusunan instrument penelitian. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Windura, S. (2009). Belajar menyenangkan dengan mind mapping. Jakarta:

Erlangga.

Yudistira, T. H., Antonius T. W., & Nurwachid B. S. (2012). Efektivitas

penerapan pembelajaran hiperteks berbasis animasi terhadap hasil belajar

struktur atom. Bandung: Chemistry in Education. 1, (1), 57-60.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN
LAMPIRAN

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Lampiran 1

Hasil Wawancara dengan Guru Kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan


No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil Wawancara

1 Apakah ibu merasakan kesulitan saat Tidak, karena saat menjelaskan ke siswa , saya
mengajar siswa dalam kegiatan juga memberikan contoh serta melakukan tanya
pembelajaran multikulturalisme? jawab berkaitan dengan pembelajaran
multikulturalisme yang ada di lingkungan rumah
mereka.

2 Apakah siswa tertarik dengan video Ya, karena menurut saya siswa lebih mudah
animasi? untuk menyerap apa yang dilihat dan didengar.
3 Apakah sekolah menyediakan video Tidak, karena untuk pembelajaran vid eo -vid eo
pembelajaran untuk siswa seperti v id eo- animasi fasilitas belum memadai. M isal, LC D
video animasi? punya 1 tetapi masih harus bongkar pasang (tiap
kelas belum tersedia).
4 Apakah siswa kelas IV menyadari Ya, karena siswa juga harus tau k eberagaman,
pentingnya pendidikan multikulturalism e saling menghargai perbedaan.
?
5 Apakah ibu sudah pernah melakukan Belum pernah, karena kegiatan yang ada selama
kegiatan tentang nilai-nilai pendidikan ini hanya kegiatan rutin yang biasa
multikulturalisme? diselenggarakan sekolah saja.

6 Apakah menurut ibu sekolah Ya, karena sekolah belum memiliki video
membutuhkan video animasi untuk pembelajaran.
menjunjung proses pembelajaran
multikulturalisme?
7 Apakah ibu mengetahui siswa kelas IV Ya
yang mengalami kesulitan dalam
pembelajaran multikulturalimse?
8 Saran apa yang dapat ibu berikan t erkait Dalam pembelajaran multikulturalisme bisa
dengan video animasi yang sedang lebih banyak lagi. Misal, tentang keragaman
beredar untuk kebutuhan p embelajaran agama, budaya, dan lainnya.
multikulturalisme?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Lampiran 2

Surat Permohonan Observasi SD BOPKRI Wirobrajan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Lampiran 3

Surat Izin Penelitian SD BOPKRI Wirobrajan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Lampiran 4

Surat Permohonan Validasi untuk Guru SD BOPKRI Wirobrajan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Lampiran 5

Surat Permohonan Validasi Produk Ahli Multikulturalisme


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Lampiran 6

SURAT KETERANGAN SUDAH MELAKSANAKAN PENELITIAN


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Lampiran 7

Data Hasil Validasi Instrumen Dosen

Data Hasil Validasi Instrumen Dosen (2)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Lampiran 8

Data Hasil Validasi Instrumen Guru SD BOPKRI Wirobrajan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Lampiran 9

Data Hasil Validasi Produk Ahli Bahasa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Lampiran 10

Data Hasil Validasi Produk Ahli Multikulturalimse


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Lampiran 11

Data Hasil Validasi Produk Guru Kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Lampiran 12

Data Hasil Validasi Produk Guru Sertifikasi SD BOPKRI Wirobrajan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Data Hasil Validasi Produk Guru Sertifikasi SD BOPKRI Wirobrajan (2)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Lampiran 13

Data Hasil Uji Coba Siswa Kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Data Hasil Uji Coba Siswa Kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan (2)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

Data Hasil Uji Coba Siswa Kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan (3)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Data Hasil Uji Coba Siswa Kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan (4)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Data Hasil Uji Coba Siswa Kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan (5)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

Data Hasil Uji Coba Siswa Kelas IV SD BOPKRI Wirobrajan (6)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

Lampiran 14

Rekapitulasi Data Hasil Validasi

Hasil Validasi
No. Validator
Rerata Kategori

1. Ahli Bahasa 4,23 Sangat baik

2. Ahli multikulturalisme 4,12 Baik

3. Guru kelas IV 4,29 Sangat baik

4. Guru sertifikasi 3,64 Baik

5. Guru sertifikasi 3,8 Baik

Jumlah 20,08

Rata-rata 4,02

Kategori Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

Lampiran 15

Rekapitulasi Data Hasil Uji Coba Produk Terbatas

No. Nomer Pernyataan Total Rata-rata


Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. 3 4 4 5 4 4 5 4 3 4 40 4

2. 3 4 5 5 5 4 5 5 4 4 54 5,4
3. 3 5 4 4 4 4 4 5 4 5 48 4,8
4. 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4 41 4,1
5. 3 4 5 5 4 5 5 3 3 4 41 4,1
6. 3 4 5 5 5 5 5 4 4 5 45 4,5
Jumlah 269 26,9
Rata-rata 4,48
Kategori Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

Lampiran 16

Dokumentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

Lampiran 17

Video Animasi (Terpisah)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Gracia Puspita Candraningtyas, lahir di Yogyakarta pada


tanggal 7 september 1998. Penulis menempuh Pendidikan
dasar di SD BOPKRI Wirobrajan, tamat pada tahun 2010.
Selanjutnya menempuh Pendidikan menengah pertama di
SMP Budya Wacana, tamat pada tahun 2013. Peneliti juga
melanjutkan Pendidikan menengah kejuruan di SMK Negeri
1 Sewon, tamat pada tahun 2016. Pada tahun 2016, penulis
melanjutkan studi S1 di Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Sanata Dharma.
Selama menjadi mahasiswa PGSD 2016, penulis aktif
mengikuti kegiatan beberapa bidang, seperti (1) kegiatan wajib INSADHA,
INFISA, INSIPRO, dan kegiatan lainnya, (2) unit kegiatan mahasiswa SEXEN,
(3) kegiatan kepanitian Sport League 2018, (3) kegiatan kepanitian Mural 2016,
dan kegiatan lainnya. Pendidikan di perguruan tinggi diakhiri dengan menulis
skripsi yang berjudul ”Pengembangan Video Animasi Berbasis Multikulturalisme
Mengenai Sikap Menghargai Fisik dan Keragaman Ras untuk Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar”.

DAFTAR RIWAYAT

Anda mungkin juga menyukai