SKRIPSI
Oleh:
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menuntun dan menguatkan melalui
kasih karunia-Nya.
2. Dr. Yohanes Haryoso, S.Pd., M.Pd., sebagai Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., sebagai Ketua Prodi PGSD.
4. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., sebagai Wakaprodi PGSD.
5. Wahyu Wido Sari, M.Biotech selaku dosen pembimbing I yang dengan
kesabaran telah membimbing peneliti hingga peneliti mampu
menyelesaikan skripsi ini.
6. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku dosen pembimbing II
yang berkenan pula dalam membimbing peneliti.
7. Kepala sekolah dan guru kelas II SD Kanisius Eksperimental Mangunan
yang telah memberikan izin mengadakan penelitian di sekolah ini.
8. Siswa kelas II SD Kanisius Eksperimental Mangunan yang telah berkenan
menjadi subyek dalam penelitian.
9. Sutariningsih (Ibu), Petrus Sugiyanto, S.Pd. (Bapak) dan Asri Senja Sih
Sujati, S.Pd. (Kakak) yang selalu memberikan dukungan dalam bentuk doa
dan apapun.
10. Angela Putri Meriyani yang selalu memberikan motivasi, semangat dan
tempat untuk bercerita.
11. Para sahabat Florendita, Niken, Monika, Ayu, Deo, Andre, Rani, dan
Santos yang selalu memberikan semangat.
12. Teman-teman payung kolaboratif Njela, Oda, Agnes, Erlita, Andi, Agus
dan Jeri yang menjadi tempat berdiskusi.
13. Aftersob Merch.Co yang telah membantu dalam usaha sampingan untuk
tambahan penghasilan.
14. Rumah Ibu kost Menur yang menyediakan tempat yang nyaman untuk
beristirahat dan dalam mengerjakan skripsi ini.
15. Fatjon Creative yang membantu dalam pengerjaan desain gambar buku
cerita.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Motto
Seluruh masyarakat adalah sekolah dan sekolah adalah
seluruh masyarakat.
(Y.B. Mangunwijaya)
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR
TENTANG KERAGAMAN BUDAYA DI PULAU JAWA
UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS II SD
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF STORY BOOKS
ABOUT CULTURAL DIVERSITY IN JAVA
FOR LEARNING READING STUDENT CLASS II SD
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... ix
ABSTRACT ...........................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN
LAMPIRAN .......................................................................................................105
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Matriks Pengembangan Instrumen Wawancara dengan Guru Kelas .....45
Tabel 3.5 Matriks Pengembangan Instrumen Angket Uji Validasi oleh Guru dan
Ahli.........................................................................................................................49
Tabel 3.6 Instrumen Kuesioner Uji Validasi Produk oleh Guru ...........................50
Tabel 3.7 Instrumen Kuesioner Uji Validasi Produk oleh Ahli .............................51
Tabel 3.8 Matriks Pengembangan Angket Uji Coba Terbatasoleh Siswa .............53
Tabel 3.9 Instrumen Angket Uji Coba Terbatas Oleh Siswa ................................54
Tabel 4.7 Komentar Guru Kelas IIA dan Revisi Produk .......................................82
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.8 Komentar Guru Kelas IIA dan Revisi Produk .......................................82
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
rumah, senjata, makanan khas, dan masih banyak lagi. Menurut Zuly Qodir dalam
situsnya
https://nasional.kompas.com/read/2009/11/12/02532362/mengelola.keberagaman.
indonesia, “Keberagaman etnis atau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)
Indonesia disebut sebagai negara kepulauan atau wilayahnya terdiri atas banyak
pulau. Menurut Tim Nasional Pembakuan Nama Rupa Bumi (Timnas PNRB)
dalam situsnya
https://edukasi.kompas.com/read/2016/05/13/17374591/berapa.banyak.pulau.di.in
di New York, AS. Di setiap pulau memiliki kebudayaan suku yang beragam. Pada
setiap suku memiliki budaya yang berbeda-beda walaupun berada di pulau yang
sama. Perbedaan itu terlihat karena pada setiap suku memiliki keunikannya
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://www.kemendagri.go.id/news/2011/11/02/indonesia-laboratorium-bagi-
daerah dan pulau yang lebih dari 1.000 membuat Indonesia memiliki khasanah
budaya yang beragam. Keragaman itu menjadi kekayaan negara yang patut
berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Begitu seharusnya keragaman budaya wilayah
https://internasional.kompas.com/read/2017/06/09/16140021/intoleransi.perburuk.
posisi Indonesia melorot sangat tajam dalam daftar Indeks Perdamaian Global
2017. Laporan tahunan yang dikeluarkan “Institute for Economics and Peace” itu
menempatkan Indonesia turun 10 posisi, yakni menempati pada posisi 52 dari 163
negara. Konflik antar suku karena perbedaan pendapat maupun tindakan rasis
Ispurwanto koordinator Aliansi Bela Garuda dalam Tribun Jogja, Senin, 4 Juni
yang berbeda, yaitu dengan aksi teatrikal berbasis budaya Yogya. Melalui aksi
budaya tersebut, diharapkan masyarakat tetap setia untuk menjaga Pancasila dan
budaya dapat dihindari dengan kegiatan membaca. Menurut Ketua DPRD Bateng
http://www.rmolbabel.com/read/2017/12/27/5235/1/Rajin-Membaca,-Hindari-
intoleransi ini dapat mempengaruhi pemuda. Maka dari itu untuk menghindari
belajar. Menurut Rahim (2007: 11) mengatakan bahwa kegiatan membaca adalah
informasi yang diperoleh suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari
pengembangan dan pembelajaran (dalam Abidin, dkk, 2017: 279). Dari observasi
dengan kemampuan baca pada setiap tingkatan kelas. Kelas 1-3 disediakan buku-
buku bacaan, seperti buku cerita bergambar imajinatif dan buku-buku ilmiah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seperti buku cerita bergambar, novel, dan ensiklopedia dengan kalimat panjang.
Usia Sekolah Dasar, anak sudah mengenal dan menguasai perbendaharaan kata
sangat pesat. Anak dapat menguasai 25.000 kata, dan pada usia 12 tahun anak
Pulau Jawa bagi siswa kelas II SD. Menurut Mitchell (2003: 87-92) mengatakatan
keluarga, para tetangga, kawan sebaya, pergaulan di sekolah, dan lain-lain yang
bersikap dan bertingkah laku, verbal dan non-verbal, yang benar sesuai tuntutan
menyajikan cerita tentang relasi anak sekolah dasar yang berasal dari Pulau Jawa
dengan suku dan budaya yang berbeda. Pesan moral cerita akan disampaikan
ketika kedua tokoh cerita disadarkan akan keindahan yang ada dalam keragaman
suku dan budaya di Pulau Jawa. Dari pengembangan buku cerita ini, peneliti
pengetahuan, dan meningkatkan jiwa nasionalisme dari isi cerita yang disajikan.
Buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu media pembelajaran membaca
kelas II SD.
Pulau Jawa, penelitian ini diharapkan dapat menarik perhatian siswa akan
perbedaan yang ada di lingkungannya. Buku cerita bergambar ini juga diharapkan
mampu menarik minat siswa untuk membaca dengan keinginan diri sendiri.
keberagaman suku dan budaya di Pulau Jawa kepada siswa. Buku ini juga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cerita ini anak dapat terbantu dalam meningkatkan kemampuan membaca dan
3. Pulau Jawa adalah wilayah yang termasuk dalam kepulauan yang ada di
5. Siswa kelas II SD adalah anak usia 7-8 tahun yang menempuh pendidikan
di Sekolah Dasar.
minat baca anak. Cerita menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak
dengan kalimat-kalimat tidak terlalu panjang. Penataan teks cerita dibuat tidak
menutupi ilustrasi gambar tokoh cerita agar tampilan di setiap halaman cerita
terlihat rapi. Ukuran cetak buku kertas A5 dengan layout landscape agar buku
tidak terlalu kecil atau terlalu besar ketika dibawa oleh anak. Buku ini
memiliki 18 halaman yang terdiri dari sampul buku, kata pengantar, isi cerita,
lembar kerja anak, dan halaman tentang penulis. Tulisan menggunakan jenis
font Comic Sans MS dengan ukuran huruf 16 untuk bagian sampul belakang
dan judul pada bagian halaman ensiklopedia, ukuran 14 untuk bagian kalimat
dalam isi cerita, dan ukuran 13 untuk bagian kata pengantar dan tentang
penulis. Peneliti menggunakan kertas jenis Ivory 260 untuk bagian sampul dan
kertas jenis Art Paper 120 untuk bagian isi buku. Jenis kertas bagian sampul
dibuat lebih tebal agar lebih melindungi isi buku. Jenis kertas bagian isi buku
dibuat lebih tipis agar pembaca lebih mudah dan ringan ketika membuka
merupakan dua tokoh utama dalam cerita. Total halaman ada 12 halaman yang
meliputi sampul depan, kata pengantar, isi cerita, ensiklopedia mini, biodata
KD dari mata pelajaran PKn kelas II semeter 1. Isi cerita mengandung nilai-
nilai tentang sikap menghargai akan keragaman budaya dan rasa persahabatan
BAB II
LANDASAN TEORI
mengacu pada jumlah, besar, serta luas yang bersifat konkret yang biasanya
kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah dan bukan
pada organ jasmani tersebut sehingga penekanan arti perkembangan terletak pada
mempelajari kapan dan bagaimana perubahan yang terjadi pada manusia dari
waktu ke waktu (Pratisti, 2008: 2). Seorang psikolog Swiss yang bernama Jean
merekam sendiri karena anak mampu mengolah informasi yang diterima untuk
lingkungan. Terdapat dua hal penting dalam proses penyesuaian diri dengan
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
baru (Pratisti, 2008: 40). Psikologi anak mengkaji perkembangan mental anak
Dari beberapa istilah di atas, dapat diterangkan bahwa perubahan diri anak
pada anak itu sendiri. Perkembangan anak memerlukan proses penting dalam
informasi baru dari lingkungan tempat dia berinteraksi. Kemudian informasi baru
Setelah itu anak akan menyesuaikan diri dengan informasi yang dia dapatkan.
a) Terjadinya perubahan dalam aspek fisik: perubahan tinggi dan berat badan
proporsi tubuh anak mendekati proporsi tubuh usia remaja; aspek psikis:
11
Pineal pada bagian bawah otak, rambut-rambut halus dan gigi susu; tanda-
karakteristik seks pada usia remaja, baik primer (menstruasi pada anak
wanita dan mimpi “basah” pada anak pria), maupun skunder (perubahan
pada anggota tubuh: pinggul dan buah dada pada wanita, kumis, jakun,
12
perkembangan berikutnya.
pengertian, berkembang dalam dua periode utama yang mencakup empat tahapan,
yaitu tahap sensorimotor, tahap prapoperasional, tahap operasi konkret dan tahap
operasional formal. Tahap sensorimotor (0-2 tahun), dalam tahap ini bayi
tahun), pada tahap ini anak mulai mampu menerangkan dunia melalui kata-kata
dan gambar. Tahap operasional konkret (7-11 tahun), dalam tahap ini anak-anak
formal (11 tahun ke atas), pada tahap ini individu melewati dunia nyata dan
pengalaman konkret menuju cara berpikir yang lebih abstrak dan logis, sistematis,
13
fisik maupun psikis pada diri manusia. Terjadinya perkembangan terdapat prinsip-
prinsip yang dapat menunjukkan bahwa proses perkembangan awal anak sangat
maksimal ketika masuk pada masa dewasanya, entah itu dari kematangan atau
yang konkret menuju kemampuan memahami hal yang abstrak (dari tahap
Pengembangan fase anak sekolah (usia sekolah dasar) ini dibagi menjadi 7
a. Perkembangan Intelektual
Pada usia Sekolah Dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi
dan menghitung)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b. Perkembangan Bahasa
perbendaharaan kata sangat pesat. Anak dapat menguasai 25.000 kata, dan
pada usia 12 tahun anak mampu menguasai 50.000 kata. Anak sudah terampil
usia ini anak sudah lebih maju dengan banyak mengajukan pertanyaan soal
c. Perkembangan Sosial
sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosial telah bertambah luas. Anak
sama atau kepeduliannya terhadap kepentingan orang lain. Pada usia ini, anak
berminat untuk bermain dengan teman sebayanya, dengan begitu dia merasa
d. Perkembangan Emosi
dirasakan oleh anak seusia Sekolah Dasar yaitu, marah, takut, cemburu, isi
15
e. Perkembangan Moral
pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada anak usia SD, anak dapat
pada orang tua, guru, dan orang lain. Dengan hal ini anak dapat bertanggung
g. Perkembangan Motorik
Pada usia anak Sekolah Dasar, anak memiliki kelebihan gerak atau
aktivitas motorik yang lincah. Hal ini merupakan masa yang ideal untuk
tahp-tahap yang sama tetapi cepat lambatnya perkembangan anak satu dengan
kecepatan perkembangannya belum tentu sama dengan anak yang lain. Masing-
16
dan interaksi antar siswa dengan siswa lain maupun siswa dengan guru, sekolah
menulis, dan numerik (dalam Priyatni & Nurhadi, 2017: 157). Gerakan literasi
sekolah diartikan sebagai sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk
berbagai elemen (Teguh, 2017: 21). Menurut Kemendikbud (2016), upaya yang
membaca pada peserta didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit
adalah melek membaca, menulis, dan numerik, oleh sebab itu sekolah sebagai
pembiasaan 15 menit membaca. Pembiasaan itu dapat dibantu oleh guru kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
GLS memiliki tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah
ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar
sekoah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak, dan menjaga
dan budaya membaca yang tinggi serta miliki kemampuan untuk menulis yang
memiliki tujuan utama, yaitu meningkatkan kebiasaan atau budaya membaca pada
18
perkembangan mereka. Kedua, program literasi yang baik bersifat berimbang atau
menyadari bahwa tiap peserta memiliki kebutuhan yang berbeda. Program literasi
yang bermakna dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan bacaan yang kaya
ragam teks, seperti karya satra untuk anak dan remaja. Ketiga, program literasi
sekolah adalah tanggung jawab semua guru di semua mata pelajaran. Hal itu
membaca dan menulis. Keempat, kegiatan membaca dan menulis dapat dilakukan
kapan pun. Sebagai contoh, “menulis surat kepada presiden” atau “membaca
19
Kegiatan literasi sekolah dapat dilakukan kapan saja, baik secara lisan maupun
berbicara, seperti kegiatan berdiskusi dengan teman kelas mengenai buku bacaan
Cerita merupakan sesuatu yang direka melalui imajinasi dan dapat terlepas
dari realita (Hasanuddin, 2015: 9). Cerita merupakan salah satu alat kognisi paling
ampuh yang dimiliki oleh siswa, yang tersedia untuk keterlibatan imajinatif
dengan ilmu pengetahuan (Egan, 2009: 3). Buku cerita bergambar adalah buku
bacaan cerita yang menampilkan teks narasi secara verbal dan disertai gambar-
gambar ilustrasi (Nurgiyantoro, 2005: 152). Buku cerita bergambar adalah buku
yang menyuguhkan cerita dengan menggunakan gambar. Dalam buku ini, baik
kedua aspek itu hadir sama kuat saling mengisi dan saling menjelaskan (Toha,
2010: 18).
adalah karya tulisan yang dibuat secara imajinatif tetapi menjadi alat
pengembangan kognisi yang ampuh bagi anak. Buku cerita bergambar adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dan perkembangan emosi. Berbagai sikap dan reaksi emosi anak perlu
dan alam. Lewat buku cerita bergambar anak dapat belajar tentang
anak untuk bersikap dan bertingkah laku, verbal dan non-verbal, yang
21
yang menarik, bagus dan cenderung realistik, dan hal-hal lucu yang
yang menarik.
Dalam buku ini, baik cerita maupun gambar mempunyai fungsi untuk
menyampaikan kisah sehingga kedua aspek itu sama kuat saling mengisi dan
Dari uraian di atas, dapat diterangkan bahwa fungsi buku cerita bergambar
tidak hanya sebagai media hiburan untuk pembacanya. Buku cerita bergambar
dapat mengembangkan emosional anak dan mendorong anak untuk tahu tentang
dunia sekitarnya. Buku cerita bergambar yang baik juga akan membuat
kesenangan yang diperoleh anak memuat pengetahuan yang berguna juga untuk
anak.
Buku cerita yang dirancang untuk anak memliliki kriteria sebagai berikut:
menggunakan tampilan full color, lebih dominan gambar dibandingkan teks, huruf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
yang memiliki tingkat keterbacaan yang lebih baik bagi anak-anak, dan disertai
Buku cerita bergambar dikatakan baik adalah sebagai berikut: a) harus dan
mesti ada kesesuaian antara gambar-gambar cerita dengan alur teks dan tokoh
sejalan dengan alur dan karakter, c) bahasa untuk bacaan anak harus sederhana,
kehidupan yang diangkat menjadi cerita anak harus berangkat dari kacamata anak
sehingga isi cerita tersebut komunikatif bagi pembaca atau pendengar anak-anak,
melalui persoalan dunia yang ada dalam cerita (Nurgiyantoro, 2005: 153-159)
2.1.5 Membaca
membaca harus diarahkan pada pengembangan daya pikir dan daya nalar secara
dibaca (Priyatni & Nurhadi, 2017: 10). Membaca adalah salah satu dari keempat
kemampuan bahasa pokok dan merupakan satu bagian atau komponen dari
23
huruf menurut alfabet latin (Tampubolon, 2008: 5). Menurut Sattler (1988),
membaca adalah suatu proses yang kompleks, yang melibatkan berbagai macam
berupa kata-kata yang menjadi satu kesatuan dalam tulisan sebagai media
memahami suatu pesan yang terkandungan dalam tulisan tersebut. Membaca juga
melibatkan setiap fungsi kognitif dalam diri manusia, dari sikap perhatian sampai
Setiap kegiatan yang dilakukan manusia pasti memiliki tujuan, begitu pula
2008: 9). Tujuan proses membaca adalah menerima atau memahami pesan yang
24
beberpa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, serta menjawab
suatu informasi. Seseorang membaca bisa karena ingin mengisi waktu luang
ataupun hanya ingin bersantai, tetapi ada pula orang membaca untuk mengetahui
2.1.6.1 Kebudayaan
Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta,
rasa, dan karsa (Setiadi, 2007: 27). Selain itu kebudayaan juga dapat diartikan
dalam alam lingkungan hidup, baik secara fisik maupun sosial (Ujan, 2011: 22).
Definisi genetis cenderung melihat budaya lahir dari interaksi antarmanusia dan
budaya adalah bentuk ciptaan manusia yang memadukan cinta, rasa, dan karsa.
Kebudayaan tidak dapat tercipta dengan sendirinya, hal itu karena kebudayaan
hidup, baik fisik maupun sosial. Kebuadayaan akan lestari dan tetap bertahan
25
dan tempat asalnya. Dengan demikian, jati diri suku bangsa atau kesukubangsaan
adalah jati diri yang askriptif yang didapat bersamaan dengan kelahiran seseorang
atau tempat asalnya. Kesukubangsaan berbeda dengan dari berbagai jati diri
atau dapat diartikan sebagai yang pertama didapat dan menempel pada diri
melihatnya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama. Identitas suku pun
ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut dan oleh
kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku, atau ciri-ciri biologis (Pram, 2013: 3).
hidup pada wilayah tertentu dan memiliki kebudayaan sebagi unsur pemersatu.
yang terikat oleh kesadaran dan identitas “kesatuan kebudayaan” dan sering
adalah kelompok manusia yang memiliki kesamaan fisik maupun budaya yang
dilihat dari garis keturunannya. Biasanya suatu suku bangsa memiliki ikatan atas
dasar kesadaran dan identitas kesatuan budaya. Tidak heran jika di Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
terdapat keragaman budaya di setiap daerahnya, hal itu karena beragam juga suku
bangsanya.
sarana memperoleh data primer berupa deskripsi hasil angket, data sekunder
berupa kajian pustaka, proses pembuatan media buku cerita bergambar, dan
peserta didik SD yang layak. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research &
Development. Hasil dari penelitian ini berupa buku cerita bergambar yang berisi
materi pendidikan karakter yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa dengan
baik.
disimpulkan bahwa: (1) Perbedaan yang timbul dari keragaman budaya memliki
Merupakan peluang jika semua pihak saling bekerja sama walaupun berbeda
27
merespon dan mengelola persaingan nilai lokal dan global sehingga mampu
pendidikan karakter pada pembelajaran membaca cerita anak SMP Kelas VII di
dengan menggunakan teknik angket, tes, dan wawancara dan data tersebut
penelitian ini adalah tersusunnya materi ajar cerita anak yang mengandung
pendidikan karakter pada pembelajaran membaca cerita anak kelas VII SMP.
Hasil uji coba produk menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan yang baik
dalam memahami cerita anak yang mengandung pendidikan karakter. Hal ini
dibuktikan dengan hasil tes yang menunjukkan bahwa sebanyak 75% lebih siswa
mencapai KKM. Respons siswa juga sangat setuju terhadap materi cerita anak
membaca cerita anak untuk kelas VII SMP. Dengan kata lain, produk penelitian
ini layak atau efektif digunakan sebagai materi ajar. Kelayakan dan keefektifan
produk penelitian ini didukung oleh penggunaan bahasa yang relevan dengan
tingkat kemampuan siswa, isi materi ajar mengandung pendidikan karakter, sesuai
Berdasarkan hasil uji coba, produk penelitian ini dapat digunakan sebagai materi
ajar dalam pembelajaran cerita anak untuk siswa kelas VII SMP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
membaca siswa kelas II SD adalah penelitian yang masih relevan untuk diteliti.
Peneliti berharap dari buku cerita bergambar ini siswa dapat termotivasi untuk
ini yaitu kebijakan dari pemerintah yang menerapakan budaya literasi sekolah.
Dari hal tersebut buku cerita bergambar ini akan sangat membantu dalam proses
pembelajaran membaca yang menarik bagi siswa sekolah dasar. Ketiga penelitian
yang relevan tersebut digambarkan ke dalam bagan agar jelas untuk dipahami.
Yang diteliti
29
yang dimiliki pada masing-masing manusia itu berbeda-beda. Hal itu dipengaruhi
oleh beberapa faktor, seperti lingkungan, asupan nutrisi, pola asuh, dan masih
banyak lagi. Sehingga tidak salah jika setiap manusia memiliki keistimewaan
sendiri-sendiri.
menuju ke hal-hal yang bersifat abstrak. Hal itu dapat dilihat pada perkembangan
kognisi anak maupun psikomotornya. Ketika umur 0-2 tahun, seorang anak sangat
sekitarnya. Kemudian ketika anak mulai beranjak dewasa, dia akan semakin mahir
ada di sekitarya. Dari kedua peristiwa itu dapat dipahami bahwa anak berkembang
dari sesuatu yang bersifat konkret menuju sesuatu yang bersifat abstrak.
lebih baik jika adanya pola asuh yang baik juga. Hal itu juga mengacu dengan
di mana setiap siswa didorong untuk selalu membaca agar pengetahuan dan
sangat beragam jenisnya, ada yang bersifat hiburan atau ilmiah. Minat anak untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
membaca masih cukup baik, proses pembelajaran membaca pada anak-anak lebih
dengan buku-buku cerita yang mengisahkan sesuatu yang akan melatih imajinasi
siswa, buku cerita ada yang bersifat fiktif dan non-fiktif. Semua itu akan menjadi
sangat penting. Hal itu karena dalam proses membaca, siswa akan mengasah
ketelitian, pemahaman akan suatu bacaan, berpikir kritis untuk mengetahui hal-hal
yang penting bagi kehidupannya, dan melatih imajinasi anak akan pengetahuan
inovatif dan menarik akan mengundang anak untuk membaca isi bacaan tersebut.
Bacaan anak seperti teks cerita menjadi media bacaan yang cukup populer dan
menarik untuk anak. Melalui bacaan cerita, pembelajaran membaca menjadi tidak
membosankan dan anak juga dapat berimajiasi tentang apa yang ia baca.
dan anak ketika membaca tidak sekedar membaca tulisan saja tetapi juga dapat
melihat gambar yang terkait dengan isi cerita. Buku cerita bergambar berbasis
yang mengisahkan tentang pertemanan dua anak sekolah dasar yang berselisih
akibat perbedaan suku dan budaya daerah asal mereka. Cerita ini berlingkup pada
suku dan budaya di Pulau Jawa. Isi cerita akan beralur maju, yaitu perkenalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
cerita. Buku ini akan didasari dengan SK dan KD yang ada pada pembelajaran
Pkn. Dari pengembangan buku cerita tersebut, peneliti berharap pembaca atau
hidupnya. Begitu pula para guru sekolah dasar dapat menggunakan media buku
pembelajaran membaca siswa kelas II SD. Dari membaca buku ini, anak dapat
kelas II SD?
menurut ahli?
32
BAB III
METODE PENELITIAN
digunakan adalah Research and Development (R&D) dari Borg dan Gall. Metode
suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat
penelitian ini tidak hanya berbentuk benda atau perangkat keras seperti buku, alat
tulis, atau pembelajaran yang lainnya melainkan ada pula yang terdapat dalam
bentuk lunak yang datanya disimpan secara digital dalam bentuk CD. Tujuan
handal karena telah melalui tahap-tahap pengujian dan revisi; produk yang
prinsip pemngembangan materi oleh Tomlinson (1998). Ada lima belas prinsip
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
peserta didik;
yang diajarkan,
sebagai input,
pembelajaran,
peserta didik
didik,
35
peserta didik,
didik, dan
umpan balik.
Peneliti mengambil lima prinsip dari lima belas prinsip di atas sebagai
pengembangan instrumen validasi isi cerita dan topik penilaian dalam instrumen
observasi implementasi produk. Kelima prinsip itu adalah (1) materi pembelajaran
penuh percaya diri, (4) Perhatian peserta didik harus diberikan melalui
keputusan apakah produk tersebut layak digunakan atau tidak. Penelitian ini
36
bertema harmoni dan religi. Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba produk
sebelumnya sudah ada. Hasil dari penelitian ini berupa buku cerita bergambar
kelas II SD.
bagian isi cerita yang ada dalam buku. Prinsip-prinsip yang digunakan
produk.
Eksperimental Mangunan.
keragaman budaya di Pulau Jawa untuk pembelajaran membaca siswa kelas II,
Mangunan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Yogyakarta.
kelemahan produk, 5) revisi produk awal, 6) uji lapangan produk yang diperbaiki
untuk data kualitatif dan kuantitatif, 7) revisi produk , 8) uji lapangan pada skala
lebih luas, 9) revisi akhir, 10) desiminasi dan melaporkan produk akhir penelitian
buku cerita bergambar ini mengikuti langkah penelitian yang dikembangkan oleh
Borg & Gall. Peneliti membatasi penelitian pengembangan ini sampai pada uji
coba terbatas. Uji coba terbatas dilakukan untuk mengetahui apakah buku cerita
bahasan tentang keragaman budaya di Pulau Jawa serta mengetahui kualitas dari
menurut model Borg & Gall yang disajikan dalam bagan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
39
Langkah 4
Validasi Produk Awal Langkah 3
Produk awal divalidasi oleh dosen Pengembangan Produk Awal
dan guru menggunakan kuesioner - Pembuatan buku cergam (editing
validasi untuk mendapatkan data
gambar dan layout buku)
kualitas buku cergam sebelum
- Konsultasi produk awal kepada
diuji coba terbatas
dosen pembimbing
Langkah 5 Langkah 6
Revisi Produk Awal Uji Coba Terbatas
40
Pada langkah ini peneliti melakukan analisis masalah yang akan diangkat
oleh peneliti dan lembar wawancara untuk guru kelas IIA dan 6 siswa
buku cerita bergambar, membuat draft cerita yang akan disajikan dalam isi
buku cerita bergambar, dan membuat sketsa gambar desain karakter cerita.
41
langkah selanjutnya.
penyempurnaan produk yang akan di uji coba terbatas kepada enam siswa
Setelah selesai revisi, buku cerita bergambar diberikan kepada enam siswa
produk apakah mendapat respon positif atau ada koreksi dari anak setelah
lembar penilaian berupa kuesioner yang diisi siswa dan lembar observasi
42
bahan perbaikan selanjutnya. Data yang diperoleh dari uji coba terbatas ini
siswa yang nantinya dijadikan sebagai triangulasi data dari kuesioner yang
dibagikan ke siswa.
Setelah peneliti mendapatkan data dari proses uji coba terbatas, maka
3.4.1 Wawancara
pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti (Kusumah, 2009: 77).
Wawancara adalah teknik penelitian yang dilaksanakan dengan cara dialog baik
secara langsung (tatap muka) maupun melalui saluran media tertentu antara
pewancara dengan yang diwawancarai sebagai sumber data (Sanjaya, 2013: 263).
43
wawancara ini dipakai ketika melakukan analisis kebutuhan kepada guru kelas
sekelompok individu dengan maksud untuk memperoleh data (Yusuf, 2014: 199).
dijawabnya (Sugiyono, 2011: 192). Kuesioner sebagai suatu teknik atau cara
menjadi angket terbuka dan angket tertutup. Angket terbuka, merupakan angket
merupakan angket yang jumlah item dan alternatif jawaban maupun responnya
sebenarnya (Widoyoko, 2015: 36). Pertanyaan pada kuesioner di bagi dalam dua
dalam memberi jawaban kepada beberapa alternatif saja ataupun kepada satu
44
pernyataan berstruktur dan tertutup sebagai lembar penilaian validasi produk oleh
guru dan ahli serta penilaian produk ketika proses uji coba terbatas oleh enam
menjadi alternatif jawaban yang harus dipilih oleh responden tanpa kemungkinan
3.4.3 Observasi
langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat
observasi (Sanjaya, 2013: 270). Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan
yang melakukan observasi tidak turut ambil bagian dalam kegiatan orang-orang
45
mengamati dan mencatat apa yang terjadi kepada objek penelitian. Peneliti
kuesioner. Tabel itu akan diisi/dijawab oleh peneliti secara independen sesuai
Berikut kisi-kisi pedoman wawancara yang dilakukan kepada guru dan siswa
kelas IIA.
46
47
siswa
Ketersediaan buku cerita 4 Apakah sekolah mempunyai koleksi buku cerita
bergambar tentang bergambar tentang keberagaman budaya di
keberagaman budaya di Pulau Jawa?
Pulau Jawa
Sikap siswa tentang 5 Apakah ada keberagaman suku budaya pada
fenomena keberagaman siswa di kelas II A di SD Kanisius
budaya di Pulau Jawa Eksperimental Mangunan?
6 Bagaimana para siswa menanggapi
keberagaman tersebut?
7 Apakah siswa peduli dengan keberagaman
budaya di lingkungan sekitarnya?
Partisipasi siswa kelas II 8 Bagaimana keaktifan siswa kelas II dalam
dalam mengikuti proses kegiatan membaca di sekolah?
pembelajaran membaca 9 Apakah masih terdapat siswa kelas II yang
kesulitan dalam kegiatan membaca?
Usaha mengembangkan 10 Bagaimana cara guru mengatasi kesulitan
kemampuan membaca membaca pada siswa kelas II SD Kanisius
siswa kelas II Eksperimental Mangunan?
48
3.5.2 Kuesioner/Angket
data hasil validasi produk buku cerita bergambar tentang keragaman budaya di
dikembangkan oleh peneliti melalui uji validasi dan uji coba terbatas yang
dilakukan oleh satu dosen ahli, guru kelas IIA, dan enam siswa kelas IIA. Angket
tersebut bertujuan untuk mengetahui kualitas buku cerita yang telah dihasilkan.
Melalui angket peneliti juga terbantu dalam melakukan revisi produk berdasarkan
hasil penilaian dan saran validator maupun siswa. Sebelum menyusun angket,
49
pengembangan instrumen angket uji validasi dan uji coba terbatas yang digunakan
lima belas prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson (1998). Dari kelima
belas prinsip itu, peneliti mengambil lima prinsip sebagai topik observasi sebagai
50
Skor
No. Aspek yang Dinilai Komentar
1 2 3 4 5
A. Cover buku
Judul buku mewakili isi
1. cerita.
6 sederhana untuk
memudahkan dalam
memahami cerita.
51
Skor
No. Aspek yang Dinilai Komentar
1 2 3 4 5
lebih lanjut.
10 pembelajaran tentang
sikap toleransi.
C. Anatomi Buku
Setiap halaman buku
Total Skor
Rata-rata skor
Skor
No. Aspek yang Dinilai Komentar
1 2 3 4 5
A. Cover buku
Judul buku mewakili isi
1. cerita.
52
Skor
No. Aspek yang Dinilai Komentar
1 2 3 4 5
lanjut.
6 sederhana untuk
memudahkan dalam
memahami cerita.
10 pembelajaran tentang
sikap toleransi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Skor
No. Aspek yang Dinilai Komentar
1 2 3 4 5
C. Anatomi Buku
Setiap halaman buku
Total Skor
Rata-rata skor
oleh Siswa
54
Skor
No. Aspek yang Dinilai Komentar
1 2 3 4 5
A. Cover buku
Judul buku menarik untuk
3. pengaruh positif
kepadamu.
Cerita menggunakan
55
Skor
No. Aspek yang Dinilai Komentar
1 2 3 4 5
tentang sikap toleransi.
C. Anatomi buku
Setiap halaman buku
Total Skor
Rata-rata skor
budaya di Pulau Jawa yang disediakan oleh sekolah. Peneliti melakukan observasi
di kelas IIA untuk mengumpulkan informasi buku cerita bergambar yang dipakai
pernyataan. Tabel itu akan diisi oleh peneliti dengan memberi tanda centang pada
kolom pilihan jawaban “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan kondisi data. Kemudaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
analisis kebutuhan dan data implementasi produk terhadap siswa kelas IIA dalam
57
7 Sekolah mempunyai
program 15 menit
membaca untuk siswa
sebelum KBM.
Ketersediaan 8 Sekolah memiliki
buku cerita koleksi buku cerita
bergambar bergambar bertemakan
tentang keanekaragaman suku
keragaman dan budaya di
budaya Indonesia.
Indonesia 9 Buku cerita bergambar
memuat materi tentang
fenomena
keanekaragaman suku
dan budaya di
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
(1998). Dari kelima belas prinsip itu, peneliti mengambil lima prinsip sebagai
59
60
Teknik analisa data kualitatif didapatkan dari komentar atau jawaban yang
diberikan oleh pakar, guru kelas IIA pada saat uji validasi dan dari siswa kelas IIA
pada uji coba terbatas terhadap produk yang telah dikembangkan. Komentar atau
produk yang telah dikembangkan. Maka dari itu peneliti perlu melakukan revisi
jika data yang diperoleh menunjukkan kesimpulan bahwa produk masih perlu
diperbaiki atau direvisi. Proses revisi produk digambarkan secara rinci dengan
61
skala lajuan (rating scale). Rating scale bisa digunakan dalam pengumpulan data
menggunakan rating scale jenis numerical rating scale (Widoyoko, 2015: 119).
Skala yang digunakan adalah skala lima. Setiap skala dilengkapi dengan skor dan
(sangat baik), 4 (baik), 3 (cukup baik), 2 (kurang baik), 1 (sangat kurang baik).
Skor Keterangan
5 Sangat baik
4 Baik
3 Cukup Baik
2 Kurang Baik
1 Sangat Kurang Baik
∑𝑥
𝑋𝑖 =
𝑛
∑x = jumlah skor
n = jumlah penilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Keterangan:
Xi = rerata ideal
1
= (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
2
1
= 6 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)
x = Skor aktual
perhitungan tersebut:
1
Xi = rerata ideal = (skor maksimal ideal+skor minimal ideal)
2
1
= (5+1)
2
=3
1
(SBi) Simpangan baku ideal = 6 (skor maksimal ideal-skor minimal ideal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
1
= 6 (5-1)
= 0,67
Kategori:
= x > 3 + 1,21
= x > 4,21
= 3 + 0,40<x ≤ 3 + 1,21
= 3,40<x ≤ 4,21
= 3 – 0,40<x ≤ 3 + 0,40
= 2,60<x ≤ 3,40
= 3 – 1,21<x ≤ 3 – 0,40
= 1,79<x ≤ 2,60
= x ≤ 3 – (1,80 x 0,67)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
= x ≤ 3 – 1,21
= x ≤ 1,79
layak apabila hasil analisis data memperoleh rerata skor lebih dari 3,40 sampai
BAB IV
bergambar dan bagaimana kualitas buku cerita bergambar. Masalah tersebut akan
adalah proses pembelajaran membaca di kelas dan kondisi koleksi buku cerita
menemukan dua potensi dalam diri siswa. Potensi tersebut, yaitu minat baca
dalam minat baca terlihat sangat aktif. Banyak siswa suka membaca buku-
buku yang disediakan oleh sekolah, terlebih buku-buku yang memuat cerita
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
waktu selama 15 menit untuk membaca. Setiap hari Senin pukul 08.25 WIB
guru menyediakan satu buku cerita sesuai dengan tema besar sekolah. Guru
dalam satu jam pelajaran akan membacakan buku tersebut di depan kelas dan
tokoh-tokoh, dan pesan moral dari cerita yang disampaikan. Siswa diajak
membaca dan pembelajaran MBB menjadi potensi minat baca siswa yang
terlihat cukup baik. Peneliti menemukan hubungan antar siswa cukup erat
Mangunan terdapat beberapa anak yang memiliki latar belakang suku yang
berbeda. Mayoritas siswa berasal dari suku Jawa, kemudian beberapa ada
yang berasal dari Betawi, Sunda, dan Batak. Terkadang perselisihan karena
saling mengejek itu terjadi, tetapi hal itu tidak membuat para siswa menjadi
67
menyadari bahwa sikap menghargai terhadap keragaman suku dan budaya itu
sangat penting. Hal itu dapat diajarkan jika terdapat media yang mendukung
tentang suku dan budaya di Indonesia masih belum banyak dan beberapa
buku desain maupun kontennya kurang menarik bagi siswa. Terdapat konten
pelajaran. Anak cenderung tertarik dengan buku yang menyajikan cerita dan
enam siswa kelas II A secara random untuk mengetahui kondisi koleksi buku
Membaca Buku Bagus (MBB). Selain itu peneliti juga melakukan observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
kelas sebagai media pembelajaran membaca siswa. Para siswa tertarik dengan
membaca pada siswa cukup beragam, ada yang sudah lancar , lambat, dan
kelas masih ada masalah tentang menghargai budaya antar siswa. Peneliti
dengan membahas budaya antar teman. Guru kelas IIA berpendapat bahwa
perlu media untuk menanamkan sikap solidaritas dan rasa menghargai kepada
siswanya.
media untuk menanamkan rasa solidaritas dan rasa menghargai budaya pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
pengetahuan sekaligus hiburan bagi siswa melalui alur cerita yang dilengkapi
manusia dengan 2 tokoh utama dan 1 tokoh tambahan dengan latar belakang
cerita di sekolah dasar. Isi buku menceritakan konflik sosial budaya antara 2
tokoh utama yang berasal dari suku berbeda di Pulau Jawa. Penyelesaian
konflik cerita dilakukan oleh tokoh tambahan dengan beberapa peristiwa yang
suku dan budaya di Pulau Jawa ini diharapkan dapat mengembangkan minat
baca siswa terhadap buku cerita bergambar. Bagi guru maupun orang tua
70
lingkungannya. Lebih penting lagi, peneliti berharap kepada guru dan orang
tua untuk membantu anak dalam memahami cerita yang mereka baca.
manual, editing gambar secara digital, dan desain buku secara keseluruhan.
a. Tokoh
Tokoh dalam cerita ini bernama Ranu, Yani, dan Bu Meri. Ranu
adalah anak laki-laki yang berasal dari suku Sunda. Yani adalah anak
perempuan yang berasal dari suku Jawa. Mereka berdua memiliki guru
tersebut.
Sunda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
ingin kalah.
perempuan SD Suka
Baca
Jawa
ingin kalah.
perempuan di SD
Suka Baca
- Memiliki watak
dengan murid-
muridnya.
termasuk sampul depan dan belakang. Isi buku ini dilengkapi dengan
72
beserta keterangannya. Peneliti berharap dari isi buku ini yang memuat
Tema yang diangkat peneliti adalah religi dan harmoni. Dari tema
tersebut peneliti membuat subtema yang disusun dalam buku cerita tentang
keragaman suku dan budaya di Pulau Jawa. Isi buku ini dibuat oleh
peneliti dengan imajinatif dan berpatok pada usia pembaca, yaitu anak-
anak. Sebagaimana buku untuk kalangan anak-anak, maka isi buku ini
disajikan dengan gambar, cerita, bahasa, struktur kalimat, jenis huruf, dan
dan KD 1.1 Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi dan tolong
Pulau Jawa.
d. Judul Buku
Pulau Jawa ini diberi judul “Ranu dan Yani”. Judul tersebut dipilih karena
konflik yang menjadi sorotan cerita terletak pada kedua tokoh utama, yaitu
Ranu dan Yani. Melalui judul tersebut, peneliti ingin mengajak pembaca
73
- Sampul depan
ditampilkan sketsa
pembagian setiap
provinsinya. Pada
sketsa tersebut
ditampilkan
gambar kekhasan
pada masing-
mendiami provinsi
di Pulau Jawa.
- Ditampilkan juga
yang mewakili
74
e. Desain Gambar
tersebut discan dan diolah dalam komputer. Dari halaman sampul hingga
f. Teknik Pengerjaan
75
software Adobe Ilustrator CS6 dan Corel Draw X7. Berikut ditampilkan
g. Pewarnaan
cerah ke gelap. Hal tersebut untuk mendapatkan kesan gambar lebih hidup
kesan warna tidak terlalu tajam. Buku cerita bergambar ini dibuat dengan
pembaca.
h. Tipografi
dengan ukuran 16 untuk bagian sampul belakang dan judul pada bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
i. Teknik Cetak
dan kertas jenis Art Paper 120 untuk bagian isi buku. Jenis kertas bagian
sampul dibuat lebih tebal agar lebih melindungi isi buku. Jenis kertas
bagian isi buku dibuat lebih tipis agar pembaca lebih mudah dan ringan
desain dilakukan oleh satu dosen ahli dan satu guru kelas IIA SD Kanisius
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk mengukur buku dari sudut
Februari 2018. Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh ahli atau
dosen, terlihat bahwa judul buku cerita sudah mewakili keseluruahan isi
cerita dengan baik. Judul buku dinilai menarik bagi pembaca karena
77
dan Yani” sudah menarik, tetapi akan lebih menarik lagi jika diberikan
terlihat.
Dilihat dari isi buku cerita, menurut dosen sudah baik bagi kelas
penulisan kata dan perlu diperbaiki sesuai catatan validator yang ada di
buku. Cerita sudah memberikan pesan moral religius yang dapat dipahami
oleh pembaca. Isi cerita sangat kreatif dan memberi fokus pada
penilaian yang baik. Penilaian tentang halaman buku sangat baik karena
jenis dan ketebalan kertas mudah dibuka maupun ditutup. Posisi gambar
huruf sudah dinilai sangat menarik, tidak kaku, dan mudah dibaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dosen ahli memperoleh skor total sebesar 62 dengan rata-rata skor 4,5.
dapat diketahui pada bagian cover buku, yaitu judul buku cudah sangat
mewakili isi buku. Kemudian judul buku dinilai menarik bagi siswa untuk
membaca isi buku lebih lanjut. Warna cover dinilai cukup menarik untuk
siswa, di sana ditampilkan warna yang cerah dan tidak terbatas pada satu
atau dua warna saja. Berdasarkan hasil penilaian terhadap desain cover
Pada bagian isi buku cerita, terlihat bahwa penilaian untuk isi
cerita sudah baik. Isi cerita dapat memberikan pengaruh positif kepada
menggunakan bahasa baku. Alur cerita cukup jelas dan pesan moral cerita
tentang religiusitas cukup jelas dipahami oleh pembaca. Isi cerita dapat
79
cerita memuat konten-konten yang penting dan menarik bagi siswa untuk
halaman buku mudah untuk dibuka dan ditutup sehingga pembaca tidak
tulisan cukup mudah untuk dipahami oleh pembaca. Jenis huruf dan
tersebut, anatomi buku pada bagian layout tulisan dan gambar cukup baik,
tetapi masih perlu adanya perbaikan karena masih terdapat tulisan yang
layak untuk diujicobakan kepada siswa dengan revisi sesuai saran yang
sikap toleransi bagi siswa. Perbaikan yang perlu dilakukan, yaitu warna
cukup tidak jelas. Secara keseluruhan hasil validasi buku cerita bergambar
oleh dosen ahli memperoleh skor total sebesar 50 dengan rata-rata skor
3,57. Berdasarkan tabel konversi skala lima, buku cerita bergambar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
validasi yang sudah didapatkan oleh peneliti, yaitu data validasi desain oleh
dosen ahli dan dari guru kelas IIA SDK Eksperimental Mangunan. Peneliti
validator. Berikut ini perbaikan desain produk yang telah dilakukan oleh
peneliti.
1 (Bagian judul) Baik kalau diberi Pada gambar Pulau dicantumkan contoh
simbol kebudayaan di masing- gambar kekhasan budaya di setiap
masing peta provinsi. provinsi.
81
Judul
Buku
Isi Buku
Anatomi
Buku
Gambar pada tabel 4.6 terlihat desain yang belum direvisi dan desain yang
sudah direvisi sesuai saran dan komentar dari validator. Pada bagian sampul,
budaya di Pulau Jawa. Pada bagian isi buku, awalnya nama kesenian ditulis
melihat bahwa penulisan nama kesenian seharusnya tidak ditulis dengan awalan
huruf kapital karena itu buka nama orang atau nama suatu tempat. Ukuran teks
pada bagian isi juga diubah dari ukuran 12 ke ukuran 14. Teks diberi shadow agar
82
1 (Bagian isi) Warna tulisan Teks diberi shadow putih agar mudah
menimpa gambar sehingga terbaca walaupun menimpa gambar.
teks kurang jelas untuk dibaca.
Isi Buku
Gambar pada tabel 4.8 bagian isi buku, pada bagian yang belum diperbaiki
terlihat teks menimpa gambar di belakangnya sehingga kurang jelas untuk dibaca.
Peneliti memperbaiki posisi dan kejelasan teks dengan memberikan shadow agar
teks dapat jelas terbaca dan mengatur letak teks sedikit menjorok ke dalam.
Jawa yang telah divalidasi oleh dosen ahli dan guru kelas IIA mengalami
perbaikan atau revisi terlebih dahulu untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Berikut hasil rekapitulasi dari validator yang telah menguji pengembangan produk
83
rata skor yang diperoleh sebesar 4,035 yang berarti produk tergolong dalam
kategori “Baik”. Perolehan rata-rata skor tersebut dipengaruhi oleh desain judul
yang menggambarkan isi buku, isi cerita yang mudah dipahami oleh siswa kelas II
karena teks cerita tidak terlalu panjang, penggunaan jenis huruf dan ukuran yang
Setelah produk divalidasi oleh dosen ahli dan guru kelas IIA,
Peneliti melakukan proses uji coba terbatas pada Senin, 26 Februari 2018 pukul
kelas IIA. Uji coba dilakukan kepada 6 siswa kelas IIA dengan cara peneliti
84
kualitas buku cerita bergambar hasil pengembagan oleh peneliti. Peneliti telah
siswa memberikan skor yang bervariasi. Dari rekapitulasi skor, dapat diketahui
bahwa total skor sebesar 346 dengan rata-rata skor 4,80 yang berarti produk
dalam pembelajaran, hal itu terlihat ketika siswa dapat belajar tentang sikap
dapat memaksimalkan potensi belajar peserta didik, terlihat siswa terlibat aktif
85
membantu peserta didik untuk berkembang dengan penuh percaya diri, terlihat
sikap menghargai terhadap keragaman budaya dalam kegiatan tanya jawab; (4)
sebagai input, hal itu terbukti pada penggunaan bahasa dalam buku cerita
dan menyajikan kalimat yang tidak terlalu panjang; (5) materi pembelajaran
Buku cerita bergambar berjudul “Ranu dan Yani” menjadi salah satu
yang memiliki guna dan citra. Guna menunjuk ke manfaat, hal-hal sebagai alat
menikmatkan. Citra menunjuk pada yang lebih luhur, seni budaya, pendek kata
89). Buku cerita bergambar yang dikembangkan dapat menjadi media belajar
sekaligus hiburan bagi siswa dan isi cerita mengajarkan siswa pentingnya sikap
86
menindaklanjuti komentar dan saran dari dosen ahli. Revisi terkahir dilakukan
cerita bergambar yang dilakukan oleh peneliti. Revisi produk dapat dilihat pada
Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa teks yang menumpuk dengan
perubahan pada teks dengan memberikan shadow putih transparan agar teks
4.2 Pembahasan
berawal dari hasil observasi penggunaan buku cerita bergambar untuk media
pembelajaran dan wawancara terhadap guru kelas IIA beserta beberapa siswa
kelas IIA secara acak. Dari observasi, persediaan buku cerita bergambar yang
disedian oleh sekolah sudah cukup lengkap dan variatif. Akan tetapi, untuk buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
membacakan salah satu buku cerita di depan kelas kemudian para siswa diajak
untuk mendengarkan dan memberi tanggapan terhadap isi cerita. Hasil wawancara
kepada guru kelas IIA, guru belum memiliki media buku cerita bergambar tentang
ilustrasi berwarna variatif dan di dalamnya tersirat materi pelajaran bagi siswa.
Peneliti melakukan wawancara kepada beberapa siswa kelas IIA secara acak
menunjukkan bahwa para siswa kelas IIA tertarik untuk membaca buku cerita
bergambar yang memuat ilustrasi dengan warna variatif, teks bacaan yang pendek,
halaman yang tidak terlalu tebal, dan memiliki konten tentang keragaman budaya
88
(dalam Abidin, dkk, 2017: 279). Buku ini juga mendukung fenomena
kebhinekaan budaya di Indonesia. Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan
daya yang berarti cinta, rasa, dan karsa (Setiadi, 2007: 27). Buku cerita
dari suku-suku yang ada, pakaian adat, kesenian, senjata khas, rumah adatnya, dan
makanan khas diharapkan dapat menjadi sarana bacaan siswa untuk menambah
Tujuan pokok membaca untuk mencari dan memperoleh informasi, mencakup isi,
dan memahami makna bacaan (Tarigan, 2008: 9). Peneliti mengembangkan buku
cerita bergambar untuk siswa SD kelas rendah menggunakan teks cerita yang
tidak terlalu panjang agar siswa mudah untuk menangkap informasi dan makna
dari cerita yang dibaca. Dalam buku ini juga memuat ilustrasi yang memiliki
warna beragam dan cerah guna mendukung alur cerita sekaligus menarik
perhatian pembaca.
Indonesia yang disediakan oleh sekolah. Wawancara dilakukan kepada guru kelas
IIA dan beberapa siswa kelas IIA SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
melaksanakan proses analisis kebutuhan dalam waktu yang sama, yaitu pada hari
Indonesia yang ada di sekolah. Koleksi buku cerita tersebut masih sedikit dan
belum banyak memuat warna yang variatif. Guru kelas IIA membutuhkan media
baca anak untuk mengajarkan nilai menghargai dan toleransi dalam keragaman
peneliti mendapat informasi bahwa siswa lebih cenderung tertarik pada buku
cerita yang memuat gambar dengan warna vairatif, tetapi paling tertarik pada
warna merah dan biru. Para siswa juga memberikan keterangan mengenai rasa
senang jika membaca buku dengan halaman yang tidak terlalu tebal dan memuat
teks cerita tidak terlalu panjang. Siswa kelas IIA tertarik untuk membaca cerita
mereka. Dari hasil wawancara dengan guru kelas, mayoritas siswa kelas IIA
berasal dari suku-suku di Pulau Jawa dan beberapa dari luar jawa, seperti
tidak terlalu panjang dan didukung dengan ilustrasi gambar yang full color.
Menurut Toha (2010: 18), baik cerita maupun gambar mempunyai fungsi untuk
menyampaikan kisah sehingga kedua aspek itu hadir sama kuat saling mengisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
pada setiap halamannya. Buku cerita bergambar ini juga menyajikan beberapa
di Pulau Jawa. Fungsi buku cerita bergambar adalah media hiburan bagi anak,
selain itu buku cerita bergambar juga menjadi salah satu sarana anak menghayati
Nurgiyantoro, 2005: 159), buku cerita bergambar membantu anak untuk belajar
masyarakat dan alam. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan buku cerita
bergambar dengan konten yang relevan dalam kehidupan anak. Hal itu dapat
dilihat dari isi cerita dan ilustrasi gambar yang ada, seperti cerita dalam lingkup
sekolah, dan penggunaan bahasa yang mudah dipahami oleh anak. Posisi teks dan
dipandang, dan secara mudah mata anak beralih dari teks ke gambar dan dari
gambar ke teks. Peneliti juga melengkapi shadow transparan pada teks cerita agar
Pada bagian sampul buku, peneliti membuat judul yang ringkas dan
memliliki judul “Ranu dan Yani”. Judul tersebut mewakili cerita yang
mengisahkan konflik dua orang anak bernama Ranu dan Yani yang berasal dari
Pulau Jawa tetapi memiliki perbedaan latar belakang suku dan budayanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Peneliti membuat cerita tentang keragaman budaya di Indonesia pada salah satu
pulau saja, yaitu Pulau Jawa. Dari hasil penelitian pengembangan buku cerita
bergambar, diharapkan buku ini dapat menjadi media guru dan orang tua untuk
bertoleransi terhadap perbedaan yang ada dalam kehidupan anak. Menurut Yusuf
kepada sikap kerja sama atau kepeduliannya terhadap kepentingan orang lain.
Konten dalam cerita “Ranu dan Yani” menyajikan pesan moral tentang
teman sebaya. Guru dan orang tua dapat menggunakan buku ini untuk
Pembuatan desain buku dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh ilustrator
desain diawali dengan membuat sketsa gambar dengan cara menggambar manual
2 jenis kertas, kertas jenis Ivory 260 untuk bagian sampul dan kertas jenis Art
Paper 120 untuk bagian isi buku. Buku ini berukuran 14,8 cm x 21 cm atau
sudah termasuk sampul depan dan belakang. Isi buku ini dilengkapi dengan
92
untuk bagian sampul belakang dan judul pada bagian halaman ensiklopedia,
ukuran 14 untuk bagian kalimat dalam isi cerita, dan ukuran 13 untuk bagian kata
pengantar dan tentang penulis. Proses pengerjaan sketsa gambar berjalan selama 2
minggu, kemudian proses pewarnaan selama 2 minggu, setelah itu proses layout
bergambar dari bulan Desember sampai dengan Januari, kemudian buku dicetak 2
kali pada bulan Februari sebagai bahan validasi produk dosen ahli dan guru kelas
mengalami revisi sebelum dilakukan uji coba terbatas kepada 6 siswa kelas IIA
berupa kuesioner untuk proses validasi dan uji coba terbatas. Kuesioner
mengambil 5 dari 15 prinsip yang ada, yaitu (1) materi pembelajaran harus
percaya diri, (4) Perhatian peserta didik harus diberikan melalui penggunaan gaya
93
nilai sebesar 4,035 yang menunjukkan bahwa produk tergolong dalam kategori
“Baik” dan layak untuk dilakukan uji coba kepada siswa dengan melalui revisi
sesuai saran. Validator memberikan komentar dan saran sebagai acuan peneliti
melakukan revisi produk, seperti desain sampul masih kurang menggambarkan isi
cerita sehingga perlu dilengkapi, tata letak teks cerita yang masih terlalu pinggir,
dan kejelasan teks cerita ketika bertumpuk dengan background gambar. Peneliti
validasi. Setelah revisi selesai, peneliti mencetak 1 buku untuk dilakukan uji coba
Senin, 26 Februari 2018 pukul 07.30-09.00 WIB. Proses uji coba terbatas
Bagus). Peneliti membacakan buku hasil pengembangan di depan kelas dan siswa
membimbing satu per satu siswa dalam memberikan penilaian. Skor dan komentar
siswa terhadap buku cerita yang diujikan cukup variasi. Dari 12 aspek penilaian,
ada yang memberikan skor 5 semua yang berarti siswa merasa bahwa buku cerita
bergambar yang diujikan sangat bagus untuk dibaca. Ada juga yang memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
skor pada beberapa aspek penilaian dengan skor 2 dan 3, menurut siswa buku
cerita belum terlalu menunjukkan pada beberapa aspek penilaian yang disajikan.
Terlihat salah satu siswa memberikan skor kurang dari 4 pada aspek penilaian isi
yang mudah dipahami, jalan cerita menarik untuk dibaca lebih lanjut, dan janis
huruf menarik untuk membaca buku. Siswa pertama, ketiga, dan kelima
memberikan total skor 60 dengan rata-rata 5. Siswa kedua memberikan total skor
dengan rata-rata 4,91. Dari hasil rekapitulasi data penilaian uji coba terbatas,
dapat diketahui bahwa buku cerita bergambar tentang keragaman budaya di Pulau
jawa yang dikembangkan tergolong “Sangat Baik” karena mendapat rata-rata skor
sebesar 4,80. Buku cerita bergambar dikatakan “Sangat Baik” karena dari hasil uji
coba terbatas kepada siswa, buku menarik untuk dibaca, isi cerita sesuai dengan
prinsip pengembangan materi yang digunakan, dan desain buku mudah untuk
Dari proses validasi dan uji coba terbatas, didapat rata-rata pada masing-
masing proses. Pada proses validasi diperoleh rata-rata skor sebesar 4,035 dan
pada proses uji coba terbatas diperoleh rata-rata skor sebesar 4,8 sehingga jika
kedua skor tersebut dirata-rata kembali, memperoleh skor akhir sebesar 4,47. Skor
masuk dalam kategori “Sangat Baik” karena buku cerita bergambar layak untuk
digunakan sebagai media pembelajaran membaca untuk siswa kelas II SD. Hal itu
dilihat dari isi cerita yang sudah mencakup lima prinsip pengembangan materi
menurut Tomlinson (1998). Pertimbangan lain karena buku cerita bergambar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
dikembangkan membantu siswa dalam memahami suatu hal yang konkret menuju
ke arah yang lebih abstrak. Dari proses uji coba yang dilakukan, terlihat bahwa
kembali isi cerita yang telah dibaca. Buku cerita menyajikan kalimat-kalimat
pendek agar siswa kelas II lebih mudah dalam memahami isi cerita. Dari isi cerita
dan proses tanya jawab, siswa memberi komentar bahwa isi cerita mengajarkan
untuk membiasakan diri mengenai rasa peduli terhadap kepentingan orang lain.
bergambar ini dilakukan sampai pada tahap revisi akhir produk setelah proses uji
coba terbatas. Penelitian belum sampai pada uji coba di lapangan dengan seting
penelitian yang lebih luas dikarenakan keterbatasan waktu dan saran dari dosen
keragaman budaya di Pulau Jawa, guru dan orang tua dapat memanfaatkannya
untuk menanamkan sikap menghargai kepada siswa atau anak terhadap perbedaan
Melalui proses validasi yang telah dilakukan oleh satu dosen ahli dan guru
kelas IIA, kemudian dilakukan proses uji coba terbatas kepada 6 siswa kelas IIA
96
dan membaca.
4) Penyajian teks cerita disesuaikan dengan usia kelas rendah, yaitu teks tidak
5) Buku cerita bergambar selain sebagai media membaca untuk anak, buku ini
juga dapat digunakan guru dan orang tua untuk mengajarkan sikap
tinggalnya.
Buku ini tidak hanya memiliki kelebihan tetapi setelah dilakukan validasi,
ternyata buku cerita tentang keragaman budaya di Pulau Jawa masih memiliki
kekurangan.
ilustrasi masih gambar datar dan belum ada pertanyaan refleksi bagi siswa di
akhir cerita sebagai peneguhan siswa terhadap sikap menghargai dan toleransi
97
2) Cerita dan ilustrasi gambar dibuat sendiri oleh peneliti yang memiliki
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
oleh dosen ahli dan guru kelas. langkah kelima, peneliti melakukan revisi produk
awal hasil validasi. Langkah keenam, produk yang telah direvisi kemudian masuk
ke uji coba terbatas terhadap 6 siswa. Langkah ketujuh, peneliti melakukan revisi
keragaman budaya di Pulau Jawa untuk pembelajaran membaca siswa SD kelas II.
Dari proses validasi dan uji coba terbatas, didapat rata-rata pada masing-
masing proses. Pada proses validasi diperoleh rata-rata skor sebesar 4,035 dan
pada proses uji coba terbatas diperoleh rata-rata skor sebesar 4,8 sehingga jika
kedua skor tersebut dirata-rata kembali, memperoleh skor akhir sebesar 4,47. Skor
siswa kelas II SD. Hal itu dilihat dari isi cerita yang sudah mencakup lima prinsip
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
hal yang konkret menuju ke arah yang lebih abstrak. Dari proses uji coba yang
kebudayaan yang berada di Pulau Jawa. Ketika membaca buku tersebut, siswa
pendapat dan menceritakan kembali isi cerita yang telah dibaca. Buku cerita
memahami isi cerita. Dari isi cerita dan proses tanya jawab, siswa memberi
komentar bahwa isi cerita mengajarkan untuk membiasakan diri mengenai rasa
1. Proses riset dan pengumpulan data terbatas pada satu sekolah, satu guru
kelas, beberapa siswa secara acak sehingga potensi masalah belum tergali
secara mendalam dan cukup sempit pada satu tempat penelitian saja.
2. Proses uji coba terbatas hanya dilakukan di salah satu kelas paralel, yaitu
kelas IIA sehingga belum ada pembanding penilaian siswa terhadap buku
100
5.3 Saran
1. Ada baiknya jika riset dan pengumpulan data dilakukan kepada lebih dari
satu subyek penelitian agar data yang diperoleh lebih luas dan mendalam.
jawab, dll.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y., dkk. 2017. Pembelajaran Literasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Adler, MJ., & Charles Van Doren. 2007. How to Read A Book: Cara Jitu
Mencapai Puncak Tujuan Membaca. Jakarta: Ipublishing.
Egan, K. (2009). Pengajaran yang inovatif. Jakarta: PT Indeks.
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Toha-Sarumpet, R.K. (2010). Pedoman penelitian satra anak: edisi revisi. Jakarta:
Yayasan Pustakan Obor Indonesia.
Sumber Online:
Ermadwicitawati. (2013). Pengembangan Materi Ajar Cerita Anak yang
Mengandung pendidikan Karakter pada Pembelajaran Membaca
Cerita Anak SMPKelas VII di Singaraja. E-JournalProgram
Pascasarjana, Universitas Pendidikan Ganesha. Diunduh pada tanggal
22 April 2018, pukul 21.00 WIB.
https://media.neliti.com/media/publications/206901-none.pdf
Effendy, Y., Bangsa, G., & Yunadi, H.D. (2013). Perancangan Buku Bergambar
Dang Gedunai untuk Anak Usia 4-5 Tahun. Jurnal DKV Adiwarna,
Universitas Kristen Petra. Diunduh pada tanggal 17 Januari 2018 dari
https://www.neliti.com/publications/87190/perancangan-buku-cerita-
bergambar-dang-gedunai-untuk-anak-usia-4-6-tahun
Pram. (2013). Suku Bangsa Dunia dan Kebudayaan. Jakarta Timur: Cerdas
Interaktif. Diakses pada tanggal 18 Januari 2018 dari
https://books.google.co.id/books?id=f3YGCgAAQBAJ&printsec=front
cover&dq=suku+bangsa&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjI6Y67_-
DYAhUEpZQKHetwDroQ6AEIJjAA#v=onepage&q=suku%20bangsa
&f=false
Rohana, S. (2009). Hubungan Antar Suku Bangsa di Kota Pangkalpinang.
Tanjungpinang: Milas Grafika. Diakses pada tanggal 18 Januari 2018
dari
https://books.google.co.id/books?id=EOgvCwAAQBAJ&pg=PA28&dq
=suku+bangsa&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjI6Y67_-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
DYAhUEpZQKHetwDroQ6AEITjAJ#v=onepage&q=suku%20bangsa
&f=false
Suparlan, P. (2003). Bhineka Tunggal Ika: Keanekaragaman Sukubangsa atau
Kebudayaan?1. Jurnal Antropologi Indonesia, Universitas Indonesia.
Diunduh pada tanggal 18 Januari 2018 dari
http://journal.ui.ac.id/index.php/jai/article/viewFile/3472/2752
Widiastuti. (2013). Analisis SWOT Keragaman Budaya Indonesia. Jurnal Ilmiah,
Universitas Darma Persada. Diunduh pada tanggal 22 April 2018,
pukul 20.15 WIB.
https://e-journal.jurwidyakop3.com/index.php/jurnal-
ilmiah/article/view/21
Wigianto. (2015). Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tanggung Jawab
Untuk Perserta Didik Sekolah Dasar. E-JOURNAL. Universitas Negeri
Yogyakarta. Diunduh pada tanggal 22 April 2018, pukul 20.00 WIB.
http://eprints.uny.ac.id/30761/
http://dikdas.kemdikbud.go.id/index.php/buku-saku-gerakan-literasi-sekolah/
(diunduh pada tanggal 11 Desember 2017, pukul 15.54 WIB)
http://kelembagaan.ristekdikti.go.id (diunduh pada tanggal 16 Januari 2018, pukul
12.30 WIB)
http://www.google.co.id/url?q=http://pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/3%2520
Mulyo%2520Teguh.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwjJ9eGJzPXXAhWCkZQKHV8lA
ToQFjAJegQIChAA&usg=AOvVaw3ZDUwHfI6sjzEavNDy9GdE (diunduh pada
tanggal 6 Desember 2017, pukul 21.25 WIB)
http://www.kemendagri.go.id/news/2011/11/02/indonesia-laboratorium-bagi-
keragaman-budaya (diakses pada tanggal 7 Juni 2018, pukul 19.00 WIB)
https://nasional.kompas.com/read/2009/11/12/02532362/mengelola.keberagaman.
indonesia (diakses pada tanggal 10 Juni 2018, pukul 12.15 WIB)
https://edukasi.kompas.com/read/2016/05/13/17374591/berapa.banyak.pulau.di.in
donesia. (diakses pada tanggal 10 Juni 2018, pukul 12.45 WIB)
https://internasional.kompas.com/read/2017/06/09/16140021/intoleransi.perburuk.
prespektif.damai.di.indonesia (diakses pada tanggal 10 Juni 2018, pukul 20.10
WIB)
http://www.rmolbabel.com/read/2017/12/27/5235/1/Rajin-Membaca,-Hindari-
Radikalisme-Dan-Intoleransi (diakses pada tanggal 11 Juni 2018, pukul 08.00
WIB)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 1
106
107
Lampiran 2
108
Lampiran 3
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 4
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 5
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 6
Lampiran 7
133
Lampiran 8
134
Lampiran 9
135
Lampiran 10
136