SKRIPSI
Oleh:
HASNAWIAH
NPM. 12.601060.033
SKRIPSI
Oleh:
HASNAWIAH
NPM. 12.601060.033
ii
ABSTRACT
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
SWT atas segala nikmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi
dengan judul “Konsep Diri Negatif (Studi Kasus Siswa SMPS Nasional Plus Indo
Penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik
secara langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu, ucapan terima kasih
disampaikan kepada:
Tarakan.
Konseling FKIP UBT dan juga selaku dosen pembimbing utama yang
ini.
skripsi ini.
5. Siti Rahmi, S.Sos.I.,M.Pd dan Urotul Aliyah, M.Pd selaku penguji yang
vi
6. Bapak Abdullah, ibu Tanri serta seluruh keluarga besar atas segala do’a,
8. Massora Apolinaris, S.Pd selaku kepala sekolah SMPS Nasional Plus Indo
9. Bapak/Ibu guru SMPS Nasional Plus Indo Tionghoa Tarakan yang telah
10. Siswa SMPS Nasional Plus Indo Tionghoa Tarakan, khususnya dua siswa
2012 lokal B khususnya untuk saudara Olivia, Nabila, Yenni dan lainnya
yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu, yang selalu mau diajak
untuk bertukar pikiran dan membantu satu sama lain tanpa mementingkan
diri sendiri.
12. Kismayanti, Amd,Keb dan Zelika Indah Permata, Amd,Keb yang selalu
13. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya usulan penelitian ini
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT .................................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
viii
6. Arti Penting Konsep Diri dalam Menentukan Perilaku ................. 20
D. Subjek Penelitian.................................................................................. 27
F. Instrumen Penelitian............................................................................. 30
B. Pembahasan .......................................................................................... 42
A. Kesimpulan .......................................................................................... 46
B. Saran ..................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Hasil Wawancara.................................................................. 52
12 Dokumentasi......................................................................... 72
xii
BAB I
PENDAHULUAN
suatu cita- cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat
20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara
dapat mengenal dirinya, mengetahui segala sesuatu baik yang positif maupun
yang negatif yang terdapat pada dirinya, serta dapat mengetahui kemampuan
1
2
lingkungan fisik dan juga dapat menerima lingkungan itu secara positif.
dirinya secara negatif. Begitu pula dengan siswa, ada yang memandang
yang lain, memandang dirinya secara positif dan juga menganggap dirinya
istimewa serta dapat menerima kekurangan yang ada pada dirinya, namun ada
Indo Tionghoa Tarakan sangat tampak dari perilaku keseharian siswa tersebut
3
belajar mengajar. Hal tersebut terlihat oleh penulis pada saat berada di
lapangan selama kurang lebih 4 bulan, dimulai dari bulan Oktober 2015
bersemangat atau pesimis, tidak percaya diri yang ditunjukkan dengan tidak
adanya usaha ataupun semangat dari siswa tersebut untuk belajar karena
menurutnya belajarpun tidak akan membuat dia pintar dan dapat mengalahkan
teman-temannya yang lain dan hal ini juga diperkuat dengan pernyataan dari
wali kelas dan juga beberapa guru mata pelajaran yang mengatakan bahwa
memang ada beberapa siswa yang memiliki karakter yang berbeda dengan
teman-temannya yang lain, ada beberapa siswa yang tidak bisa dipaksa untuk
tugasnya jika dia mau, akan tetapi jika dia merasa tidak mau dia tidak akan
siswa tersebut sering dinasehati dan diberi hukuman akan tetapi kejadian
setiap siswa berbeda-beda. Oleh sebab itu, untuk mengkaji lebih dalam
melakukan penelitian dengan judul “Konsep Diri Negatif (Studi Kasus Siswa
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah diuraikan, maka yang
negatif siswa SMPS Nasional Plus Indo Tionghoa Tarakan Tahun Pelajaran
2016/2017?”.
C. Tujuan Penelitian
mengetahui bagaimana konsep diri negatif siswa SMPS Nasional Plus Indo
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
guru. Hal ini karena konsep diri merupakan salah satu variabel yang
diri didefinisikan secara berbeda oleh para ahli. Seifert dan Hoffnung
pemahaman mengenai diri atau ide tentang diri sendiri. Atwater (dalam
suatu kepercayaan mengenai keadaan diri sendiri yang relatif sulit untuk
(2001) konsep diri adalah gambaran dan penilaian tentang diri sendiri.
pribadi yang dimiliki seseorang tentang diri sendiri atau persepsi terhadap
5
6
aspek diri yang meliputi aspek fisik, aspek sosial dan aspek psikologis
negatif konsep diri seseorang, maka akan semakin sulit seseorang untuk
rasa tidak percaya diri, takut gagal, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa
selalu tertuju pada keberhasilan. Seorang siswa yang memiliki konsep diri
yang positif akan berusaha dan berjuang untuk selalu mewujudkan konsep
diri negatif cenderung lebih mudah untuk mengikuti kelompoknya hal ini
individu tersebut tidak ingin ditolak oleh lingkungan hal ini nantinya akan
Rogers (dalam Kurniawan, 2009) bahwa konsep diri yang negatif akan
diri, pengharapan yang tidak realistis, harga diri yang rendah, takut tidak
bahwa dirinya tidak akan mampu mengatasi persoalan. Orang yang kurang
Orang yang takut dalam interaksi sosial, akan menarik diri dari pergaulan,
ciri individu yang memiliki konsep diri yang positif dan negatif. Individu
yang memiliki konsep diri positif mempunyai ciri-ciri: (1) merasa yakin
akan kemampuannya; (2) merasa setara dengan orang lain; (3) menerima
pujian tanpa rasa malu; (4) menyadari bahwa setiap orang mempunyai
Sedangkan ciri-ciri individu dengan konsep diri negatif adalah: (1) peka
terhadap kritik; (2) responsif terhadap pujian; (3) tidak pandai dan tidak
lain atau hiperkritis; (4) merasa tidak disenangi oleh orang lain; (5)
disimpulkan bahwa konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang
sendiri. Konsep diri terdiri atas bagaimana cara kita melihat diri sendiri
yang kita harapkan. Konsep diri negatif merupakan pandangan yang salah
pada diri sendiri, pandangan yang hanya dapat menerima kelebihan yang
tentang diri mereka dengan kata-kata yang abstrak misalnya, dapat dilihat
dari pernyataan remaja mengenai dirinya “saya tidak tahu siapa diri saya”.
Sedangkan deskripsi idealistik dari konsep diri remaja dapat dilihat dari
remaja membedakan antara diri mereka yang sebenarnya dengan diri yang
diidamkannya.
b. Differentiated
memunculkan fluktuasi diri dalam berbagai situasi dan lintas waktu yang
yang lebih utuh, dan biasanya tidak terjadi hingga masa remaja akhir,
diri yang nyata (real self) denga diri yang ideal (ideal self) menunjukkan
(dalam Desmita, 2012) yakin bahwa adanya perbedaan yang terlalu jauh
11
f. Social Comparison
g. Self Conscious
lebih introspektif, yang mana hal ini merupakan bagian dari eksplorasi
diri.
h. Self Protrctive
merupakan salah satu aspek dari konsep diri remaja. Meskipun remaja
i. Unconscious
j. Self Integration
dimana bagian yang berbeda-beda dari diri secara sistematik menjadi satu
b. Diri sosial
c. Diri ideal
memiliki dua aspek, yaitu : a) Fisik, aspek ini meliputi sejumlah konsep
kelamin, arti penting tubuh, dan perasaan gengsi di hadapan orang lain
dengan keadaan fisik adalah daya tarik dan penampilan tubuh dihadapan
keadaan psikis dirinya, seperti rasa percaya diri, harga diri, serta
rasa percaya diri dan harga diri, sedangkan individu dengan perasaan tidak
harga diri.
a. Pengetahuan
Dimensi utama dari konsep diri adalah apa yang kita ketahui
tentang diri sendiri atau penjelasan dari “siapa saya” yang akan memberi
gambaran tentang diri saya. Gambaran diri tersebut pada gilirannya akan
pandangan kita dalam berbagai peran yang kita pegang, seperti sebagai
kita tentang watak kepribadian yang kita rasakan ada pada diri kita, seperti
tentang sikap yang ada pada diri kita; kemampuan yang kita miliki,
kecakapan yang kita kuasai, dan berbagai karakteristik lainnya yang kita
dari konsep diri mencakup segala sesuatu yang kita pikirkan tentang diri
Persepsi kita tentang diri kita sering kali tidak sama dengan
tentang diri kita sendiri. Penglihatan itu biasa sesuai atau tidak sesuai
diri yang kita miliki tentang diri kita sering kali tidak sesuai dengan
gambaran orang lain atau masyarakat tentang diri kita. Sebab, dihadapan
atau menutupi segi-segi tertentu dari diri kita untuk menciptakan kesan
15
yang lebih baik. Akibatnya, dimata orang lain atau masyarakat kita kerap
tidak tampak sebagaimana kita melihat diri sendiri Centi dalam Desmita
(2012:166).
b. Harapan
Dimensi kedua dari konsep diri adalah dimensi harapan atau diri
dambaan, aspirasi, harapan, keinginan bagi diri kita, atau menjadi manusia
seperti apa yang kita inginkan. Tetapi, perlu diingat bahwa cita-cita diri
Meskipun demikian, cita-cita diri anda akan menentukan konsep diri anda
c. Penilaian
atau kewajaran kita sebagai pribadi. Menurut Calhoun dan Acocella dalam
Desmita (2012:168) setiap hari kita berperan sebagai penilai terhadap diri
kita sendiri. Hasil dari penilaian tersebut membentuk apa yang disebut
harga diri, yaitu seberapa besar kita menyukai diri sendiri. Orang yang
yang menyukai dirinya) akan memiliki rasa harga diri yang tinggi (high
self-esteem). Sebaliknya, orang yang terlalu jauh dari standar dan harapan-
harapannya akan memiliki rasa harga diri yang rendah (low self-esteem).
seseorang.
a. Usia Kematangan
menyesuaikan diri.
b. Penampilan Diri
meskipun perbedaan yang ada menambah daya tarik fisik. Tiap cacat fisik
c. Kepatutan Seks
membuat remaja sadar diri dan hal ini membuat akibat buruk pada
perilakunya.
17
menilai namanya buruk atau bila mereka memberi nama julukan yang
bernada cemohan.
e. Hubungan Keluarga
anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini dan ingin
f. Teman Sebaya
dalam dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari
g. Kreativitas
h. Cita-cita
kepercayaan diri dan kepuasan diri yang lebih besar yang memberikan
ia lihat akan didasari oleh adanya dimensi tubuh ideal. Dimensi mengenai
lain dari waktu ke waktu. Tetapi pada umumnya bentuk tubuh ideal laki-
laki adalah atletis, berotot, dan kekar, sedangkan bentuk tubuh ideal
wanita adalah halus, lemah, dan kecil. Dengan adanya dimensi tubuh ideal
konsep diri.
mempunyai sumber konsep diri yang berbeda dengan wanita. Konsep diri
konsep diri anak. Cara orang tua memenuhi kebutuhan fisik anak dan
individu, tidak terlepas dari struktur, peran, dan status sosial yang
status sosial yang menyertai persepsi individu lain terhadap diri individu
faktor sosial.
dan pandangan yang berbeda terhadap diri mereka. Oleh karena itu, sebuah
kejadian yang sama dapat ditafsirkan secara berbeda oleh individu yang
berbeda.
harapan terhadap apa yang akan terjadi pada sesuatu yang sedang
dilakukannya.
sangat menentukan proses pendidikan dan prestasi belajar mereka. Siswa yang
konsep diri yang rendah. Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkan kualitas
untuk maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan siswa dan
atas perilakunya dapat diartikan sebagai upaya guru untuk memberi tanggung
positif terhadap kemampuan siswa ini, maka siswa juga akan berpandangan
tujuan yang realistis ini dapat dilakukan dengan mengacu pada pencapaian
negatif, dengan memandang dirinya sebagai orang yang tidak mampu. Untuk
menghindari penilaian yang negatif dari siswa tersebut, guru perlu membantu
siswa menilai prestasi mereka secara realistis, membantu rasa percaya akan
kepada siswa agar bangga dengan prestasi yang telah dicapainya. Ini adalah
penting, karena perasaan bangga atas prestasi yang dicapai merupakan salah
satu kunci untuk menjadi lebih positif dalam memandang kemampuan yang
dimiliki.
B. Kerangka Konsep
cara kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang
24
diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia
berbeda-beda, ada yang memandang dirinya secara positif namun tidak sedikit
yang memandang dirinya secara negatif. Perbedaan antara siswa yang konsep
dirinya positif dengan siswa yang konsep dirinya negatif sangat tampak dari
perilaku siswa tersebut. Hal tersebut dapat dilihat langsung oleh penulis
disalah satu SMP Swasta yang ada di kota Tarakan yaitu SMPS Nasional Plus
Indo Tionghoa Tarakan. Terdapat beberapa siswa yang memiliki konsep diri
yang negatif sehingga sering kali menampilkan perilaku yang kurang baik
pula. Masalah yang sering timbul pada siswa yang memiliki konsep diri yang
negatif adalah tidak percaya diri, pesimis, agresif baik perkataan maupun
perbuatan, malas dan menjadi tidak semangat dalam megikuti kegiatan belajar
A. Jenis Penelitian
bertujuan:
dikumpulkan.
Bogdan & Biklen (Ahmadi, 2014) adalah suatu kajian yang rinci tentang satu
latar belakang, atau subjek tunggal, atau suatu tempat penyimpanan dokumen,
atau suatu peristiwa tertentu. Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang
26
27
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada gambaran konsep diri negatif siswa dan faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi timbulnya konsep diri negatif siswa.
Konsep diri negatif merupakan pandangan yang salah pada diri sendiri,
pandangan yang hanya dapat menerima kelebihan yang ada didalam diri
dari bulan Agustus sampai bulan Oktober, adapun tempat penelitian adalah
SMPS Nasional Plus Indo Tionghoa Tarakan yang beralamat di Jln. Slamet
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa yang memiliki konsep diri
negatif, dan peneliti mengambil 2 orang siswa kelas IX yang terlihat memiliki
konsep diri negatif tersebut untuk dijadikan subjek dalam penelitian. Adapun
sering kali tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, sering
membantah dan tidak mendengarkan perintah guru, pesimis, rendah diri dan
teman yang itu-itu saja dengan kata lain AY seperti tidak ingin berbaur dengan
siswa lainnya. Dan semua hal yang telah dijelaskan dibenarkan oleh beberapa
sebagai berikut :
menemukan pemasalahn yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin
merupakan cara utama yang dilakukan oleh para ahli metodologi kualitatif
2. Dokumentasi
data primer guna membantu proses penelitian yang dilakukan peneliti. Adapun
dokumentasi yang digunakan peneliti yaitu gambar atau foto pada saat
F. Instrumen Penelitian
peneliti sendiri, bertindak sebagai observasi dan pengumpul data dibantu oleh
penelitian.
peneliti dengan pasti akan bertindak sebagai instrumen utama dalam penelitian
ini.
analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif. Oleh karena itu,
dalam penelitian kualitatif ini data harus dinilai sejak awal dengan
penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Hasil dari
data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
pada setiap kali observasi. Hasil wawancara juga dirangkum dan dibuat
(Sugiyono, 2015) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Data yang telah
direduksi dan di display oleh peneliti dibaca berulang kali untuk mendapatkan
inti dan gambaran yang jelas selanjutnya akan disimpulkan dan diberi
dinamakan keabsahan data (Moleong, 2014). Ada beberapa cara yang dapat
33
untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa
disepakati oleh pemberi data berarti data tersebut dapat dikatakan valid
2. Keteralihan ( Transferability)
dan dapat dipercaya. Dengan demikian, maka pembaca menjadi jelas atas hasil
34
A. Hasil Penelitian
dari 5 bersaudara dari pasangan bapak L (inisial) dan ibu SP (inisial). Saat
Adapun keadaan jasmani dari W yaitu tinggi badan 150cm dengan berat
45 kg kulit sawo matang, warna rambut hitam dan memiliki bentuk wajah
jasmani dari W yaitu tinggi badan 160cm dengan berat 48, kulit sawo
35
36
matang, warna rambut hitam dan keriting dan memiliki bentuk wajah
mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan dari kedua siswa tersebut,
seperti gambaran perilaku dari konsep diri negatif. Adapun perilaku yang
profesi tersebut membuat kedua orang tuanya sibuk, mereka hanya dapat
berkumpul dimalam hari ataupun ketika ada libur dan hal tersebut juga
“Saya merasa bahwa saya ini memiliki sikap yang sangat pemalas,
saya malas mengerjakan tugas yang diberikan guru, karena
kalaupun nanti saya kerjakan hasilnya pasti tidak seperti yang
saya harapkan. Teman-teman saya pintar-pintar semua, sedangkan
saya merasa sangat jauh berbeda dengan mereka. Jadinya saya
seperti tidak semangat, boleh dikatakan saya ini selalu pesimis.
Selain itu saya juga merasa kalau saya ini egois, keras kepala dan
sangat gampang marah”
W kembali menambahkan :
rasa malas, rasa malas tersebut diakibatkan karena sikap pesimis dan juga
rendah diri yang dimiliki sehingga selalu timbul pikiran bahwa apa yang ia
namun hasilnya tidak seperti yang diharapkan ia akan sangat kecewa, hal
marah. Selain itu, orang tua juga sangat berpengaruh dalam hal ini, karena
negatif adalah rasa pesimis yang dimilikinya. Sikap malas serta rendah diri
yang dimiliki karena rasa pesimis tersebut. Selain itu, W juga tidak
mengatakan bahwa:
Ditempat lain, dihari yang sama namun dalam waktu yang berbeda,
berinsial H mengatakan :
H kembali menambahkan :
Kasus yang kedua ini terjadi pada siswa yang bernama AY. AY
“Saya merasa kalau saya ini pemalas bu. dan teman-teman saya
bilang kalau saya ini pemalu bu, tapi memang benar sih saya ini
40
memang pemalu, saya suka tidak percaya diri. Apalagi kalau saya
disuruh maju kedepan tampil didepan teman-teman saya, malu lah
bu. jangankan disuruh maju, disuruh bicara ditempat atau untuk
bertanya saja saya tidak mau karena malu. Tapi teman-teman saya
memang pintar-pintar bu, tidak seperti saya”.
AY kembali menambahkan:
kepercayaan diri yang rendah. Rasa tidak percaya diri tersebut timbul
yang lain dan juga merasa takut salah, sehingga setiap kali diminta untuk
maju kedepan dia selalu menolak dengan berbagai alasan, AY juga tidak
dari rasa tidak percaya diri tersebut adalah AY merasa malu dan juga takut
temannya yang lain akan menertawakan dia jika dia melakukan kesalahan
diri negatif dalam hal ini rasa tidak percaya diri adalah adanya rasa malu
“Saya juga cukup dekat dengan AY. AY itu orangnya pendiam dan
pemalu tapi dia suka juga bicarakan orang dari belakang. Kalau
dalam kelas AY itu lebih banyak diam, tapi rajin kalau disuruh
mengerjakan tugas biasa pasti dia kerjakan terus kalau kerja
kelompok AY bisa diajak kerja samalah. Tapi itu saja, kalau ramai
dia tidak mau bicara tidak mau mengeluarkan pendapatnya, takut
salah katanya nati dia diketawai. Kalau ditunjuk maju kedepan
malu dia, kadang juga dia marah kalau disuruh maju atau disuruh
tanya”.
42
B. Pembahasan
penelitian ini. Konsep diri negatif siswa di SMPS Nasional Plus Indo
perilaku tersebut.
belajarpun tidak akan membuat dia pintar dan dapat mengalahkan teman-
temannya yang lain, selain itu subjek W juga sering kali menampilkan
emosinya dengan baik sehingga membuat ia mudah marah, egois dan kurang
diri, AY terlihat pendiam dan sangat pemalu selain itu AY juga tidak dapat
inilah yang membuat AY merasa takut dan malu untuk mencoba. Hal ini
sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh Desmita (2012) yang menjelaskan
bahwa konsep diri negatif akan mengakibatkan tumbuh rasa tidak percaya diri,
takut gagal sehingga tidak berani mencoba hal-hal baru dan menantang,
merasa diri bodoh, rendah diri, merasa tidak berguna, pesimis, serta berbagai
perasaan dan perilaku inferior lainnya. Dan pernyataan terseut diatas juga
sendiri. Orang yang tidak menyenangi dirinya merasa bahwa dirinya tidak
akan mampu mengatasi persoalan. Orang yang kurang percaya diri akan
interaksi sosial, akan menarik diri dari pergaulan, berusaha sekecil mungkin
berkomunikasi, dan akan berbicara apabila terdesak saja. Tentu tidak semua
kurangnya perhatian dari orang tua. Orang tua hanya memberikan fasilitas
lengkap namun waktu yang diberikan sangat sedikit dikarenakan orang tua
merasa kurang termotivasi dan timbullah konsep diri negatif tersebut. Pada
umumnya, motivasi sangat penting bagi siswa, baik itu motivasi dari orang tua
maupun dari guru yang ada di sekolah sehingga motivasi ini sangat
berpengaruh terhadap konsep diri siswa, seperti yang dijelaskan oleh Cawagas
konsep diri negatif siswa perlu dihilangkan atau setidaknya dikurangi dan
menyatakan bahwa lingkungan, pengalaman serta pola asuh orang tua turut
siswa. Sikap dan respon orang tua serta lingkungan akan menjadi bahan
informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya. Anak yang tumbuh dan
dibesarkan dengan kasih sayang yang kurang serta perhatian yang kurang
negatif pula. Adapun perilaku konsep diri negatif dari subjek W dan AY
A. Kesimpulan
salah pada diri sendiri, pandangan yang hanya dapat menerima kelebihan diri
namun kurang dapat menerima kelemahan diri sendiri, pesimis, malas, dan
tidak percaya diri. Pandangan siswa terhadap dirinya berbeda-beda, ada yang
sebagai berikut :
a. Malas
b. Pesimis
c. Tidak semangat
mudah marah
adalah :
46
47
B. Saran
Setyani, Uni. 2007. Hubungan antara Konsep Diri dengan Intensi Menyontek
pada Siswa SMA Negeri 2 Semarang.
https://core.ac.uk/download/pdf/11710928.pdf, diakses pada tanggal 12
April 2016.
Sisdiknas. 2003. Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Yogyakarta:
Media Abadi.
Slameto. 2010. Bejalar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Sobur, A. 2009. Psikologi Umun Dalam Lintasan sejarah. Bandung : Pustaka
Setia.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sulistyarini. 2014. Dasar-dasar Konseling. Jakarta : Prestasi Pustaka Raya.
Winkel. 2012. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta :
Media Abadi.
52
LAMPIRAN 1
kalau harus les dirumah, nanti mama harus saja, karena itulah ia malas ikut les
pulang lagi mempersiapkannya. Nanti mama di luar dan memilih les dirumah,
capek pulang balik kantor, lagian les diluar akan tetapi ibunya tidak
membolehkannya les dirumah
bisa buat kamu punya banyak teman”. Itu
dengan alasan “repot”
yang mama saya bilang, yah sudahlah saya mempersiapkannya.
malas jadinya.
Saya merasa kalau saya ini pemalas bu. dan AY mengakui bahwa ia termasuk Maka dapat disimpulkan
teman-teman saya bilang kalau saya ini orang yang sangat pemalu dan bahwa AY memang tidak
pemalu bu, tapi memang benar sih saya ini tidak percaya diri. AY sangat tidak percaya diri. kepercayaan
suka jika diminta maju kedepan, dirinya muncul karena adanya
memang pemalu, saya suka tidak percaya diri.
jangankan disuruh maju disuruh rasa malu yang berlebihan,
Apalagi kalau saya disuruh maju kedepan bertanya saja dia tidak mau. AY takut ditertawai sehingga ia
tampil didepan teman-teman saya, malu lah juga menuturkan bahwa dia lebih memilih diam dan tidak
bu. jangankan disuruh maju, disuruh bicara memiliki teman yang pintar-pintar mengerti daripada harus
ditempat atau untuk bertanya saja saya tidak tidak sepertinya. Dan AY bertanya.
mau karena malu. Tapi teman-teman saya mengakui bahwa ia kurang bisa
Subjek AY memang pintar-pintar bu, tidak seperti saya. dalam hitung-hitungan, meskipun
gurunya baik dan cara
Saya kurang bisa berhitung bu, makanya saya
mengajarnya juga bagus tapi dai
merasa sangat lemah dipelajaran yang ada sangat sulit menangkap materi dari
hitung-hitungnya. Padahal gurunya bagus kok gurunya, AY menambahkan
caranya mengajar cuma saya saja yang kurang bahwa dia memang tidak pernah
bisa menangkap, habisnya saya tidak mau mau bertanya itulah sebabnya dia
bertanya. Saya malu bu, nanti kalau saya maju tidak mengerti. AY kembali
kedepan atau kalau saya bertanya nanti menambahkan bahwa alasan ia
malu untuk bertanya adalah AY
teman-teman saya menertawai saya bu, masa
takut temannya akan
54
Saya cukup mengenal W. Dan saya sempat Salah satu teman dan pernah Maka dapat disimpulkan
bersahabat sama dia, tapi sekarang tidak lagi. bersahabat dengan W mengatakan bahwa W memiliki sikap egois,
Saya malas sama dia bu, dia itu egois, suka bahwa W itu teman yang egois, malas mengerjakan tugas dan
suka marah-marah dan suka buat kurang bisa menerima
marah-marah dan suka buat aturan sendiri
aturan sendiri yang harus dituruti. kegagalan.
Teman terus kalau kita tidak menuruti aturannya pasti H kembali menambahkan bahwa
Subjek (H) dia marah bu, pokoknya egois lah bu. W itu jarang memperhatikan guru,
Dia sering tidak memperhatikan guru, jarang kadang suka tidur kalau belajar,
mengerjakan tugas, dan kadang kalau lagi tidak fokus, dan jika nilainya tidak
belajar dia suka tidur dalam kelas. Pokoknya bagus W kurang bisa terima. Dan
dia itu tidak bisa fokus kalau belajar bu, H mengatakan bahwa W sering
56
giliran dapat nilai yang tidak bagus baru dia dipanggil wali kelas gara-gara dia
mengomel-ngomel bu. Sering dia dipanggil malas kerjakan tugas.
sama wali kelas gara-gara dia bermasalah atau
kadang gara-gara dia tidak kerjakan tugas.
Saya juga cukup dekat dengan AY. AY itu H mengakui bahwa ia juga cukup Maka dapat disimpulkan
orangnya pendiam dan pemalu tapi dia suka dekat dengan AY. H bahwa kepercayaan diri AY
juga bicarakan orang dari belakang. Kalau mengungkapkan bahwa AY adalah sangat rendah.
orang yang pendiam dan pemalu.
dalam kelas AY itu lebih banyak diam, tapi
Lebih banyak diam didalam kelas,
rajin kalau disuruh mengerjakan tugas biasa tapi rajin mengerjakan tugas, bisa
pasti dia kerjakan terus kalau kerja kelompok diajak kerja sama tapi tidak mau
AY bisa diajak kerja samalah. Tapi itu saja, mengeluarkan pendapatnya. AY
kalau ramai dia tidak mau bicara tidak mau kembali menambahkan bahwa AY
mengeluarkan pendapatnya, takut salah sangat takut salah dan takut
katanya nati dia diketawai. Kalau ditunjuk ditertawakan, dan kalau disuruh
maju AY biasanya marah.
maju kedepan malu dia, kadang juga dia
marah kalau disuruh maju atau disuruh tanya.
57
Lampiran 2
Peneliti :
Hari/Tanggal Wawancara :
Tempat :
Jam :
Lampiran 3
Peneliti :
Hari/Tanggal Wawancara :
Tempat :
Jam :
Lampiran 4
Peneliti :
Hari/Tanggal Wawancara :
Tempat :
Jam :
Lampiran 5
Peneliti :
Hari/Tanggal Wawancara :
Tempat :
Jam :
Lampiran 6
Peneliti : Hasnawiah
Jam : 09.45
mereka. Jadinya saya seperti tidak semangat, boleh dikatakan saya ini
selalu pesimis. Teman-teman saya ikut les semua, sedangkan saya tidak
mereka. Saya pernah diikutkan les, tapi lesnya ramai-ramai, saya tidak
suka seperti itu. Saya maunya guru lesnya hanya fokus ke saya, guru
lesnya datang kerumah jadi saya sendiri saja diajar. Saya sudah pernah
bilang sama mama saya, tapi dia malah marah-marah, katanya “repot kalau
Nanti mama capek pulang balik kantor, lagian les diluar bisa buat kamu
punya banyak teman”. Itu yang mama saya bilang, yah sudahlah saya
malas jadinya”.
Lampiran 7
Peneliti : Hasnawiah
Jam : 10.30
Lampiran 8
Peneliti : Hasnawiah
Jam : 09.15
Lampiran 9
Peneliti : Hasnawiah
Jam : 10.45
Lampiran 10
71
Lampiran 11
72
Lampiran 12
DOKUMENTASI
73
74
Nama : Hasnawiah
NPM : 12.601060.033
Dengan ini menyatakan bahwa tulisan skripsi saya dengan judul “Konsep
Diri Negatif (Studi Kasus Siswa SMPS Nasional Plus Indo Tionghoa Tarakan
Tahun Pelajaran 2016/2017)” adalah hasil penelitian saya dan bukan jiplakan atau
plagiat dari orang lain.
sekolah pada tahun 2004 di SDI Salukayu 1 (Mamuju, Sulawesi Barat) dan
1 (Mamuju, Sulawesi Barat) dan mendapat ijazah pada tahun 2009. Meneruskan
pendidikan di SMA Hang Tuah Tarakan dengan mengambil jurusan IPS dan
Universitas Borneo Tarakan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan masuk
di program studi Bimbingan dan Konseling melalui jalur undangan dan bidikmisi,
kemudian pada tahun 2015 melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan
Tarakan yang berada di Jl. Slamet Riyadi RT.13 No.32 Kelurahan Karang Anyar,
Kecamatan Tarakan Barat, Provinsi Kalimantan Utara pada bulan Oktober 2015