Anda di halaman 1dari 116

UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM

MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA DI


SMPN 27 DEPOK

Skripsi
diajukan untuk melengkapi
persyaratan mencapai
gelar sarjana

NAMA : AULIA AZZAHRAH WULANDARI

NPM : 201901500148

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2023

i
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Nama : Aulia Azzahrah Wulandari

NPM : 201901500148

Program Studi : Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial

Fakultas : Bimbingan dan Konseling

Judul : Upaya guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan


disiplin belajar siswa di SMPN 27 Depok

Telah diperiksa dan disetujui untuk dinilai

Pada tanggal………………………………

Pembimbing Materi, Pembimbing Teknik,

(Riska Andriani, M.Pd.) (Tanti Ardianti, M.Pd., Kons.)

i
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Aulia Azzahrah Wulandari

NPM : 201901500148

Program Studi : Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial

Fakultas : Bimbingan dan Konseling

Judul : Upaya guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan


disiplin belajar siswa di SMPN 27 Depok

Tim Penilai

Ketua : Prof. Dr. H. Sumaryoto ………………………

Sekretaris : H. Taufik, S.Pd., M.Hum. ………………………

Anggota :

No. Nama Tanda Tangan

1. Riska Andriani, M.Pd.

2. Tanti Ardianti, M.Pd., Kons.

3.

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Aulia Azzahrah Wulandari

NPM : 201901500148

Program Studi : Bimbingan dan Konseling

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul Upaya guru Bimbingan dan
Konseling dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di SMPN 27 Depok beserta
seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu
yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran
etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini sesuai
dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab VI Pasal 25 ayat 2 dan Bab XX Pasal 70. Demikian
pernyataan ini saya buat untuk dimanfaatkan sesuai dengan keperluan.

Jakarta,…………………..
Yang menyatakan,

(Aulia Azzahrah Wulandari)

iii
ABSTRAK

A. Aulia Azzahrah Wulandari, NPM: 201901500148


B. Upaya Guru Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan Disiplin
Belajar Siswa di SMPN 27 Depok. Skripsi: Jakarta: Fakultas Ilmu
Pendidikan dan Pengetahuan Sosial: Program Studi Bimbingan dan
Konseling: Universitas Indraprasta PGRI, Juli, 2023.
C. xiii + 5 bab + 99 halaman + 18 tabel
D. Kata-kata kunci : Upaya Guru Bimbingan dan Konseling, Disiplin Belajar.
E. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang upaya guru bimbingan
dan konseling dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di SMPN 27
Depok.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif yaitu merupakan cara pengumpulan data yang nyata,
apa adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru bimbingan
dan konseling, dan siswa kelas VIII di SMPN 27 Depok yang seluruhnya
berjumlah 158 siswa dan tidak seluruh siswa diterapkan menjadi sumber
data penelitian karena jumlahnya cukup banyak, dalam penelitian ini
sumber data ditetapkan sebanyak 6 siswa sesuai dengan rekomendasi guru
bimbingan dan konseling.

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Teknik analisis data yang peneliti lakukan adalah dengan cara menarik
kesimpulan dari semua hasil wawancara yang telah dilakukan.

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa upaya guru bimbingan dan


konseling dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di SMPN 27 Depok
Cukup Baik namun Belum Maksimal

F. Daftar Pustaka : 1. Buku : 13 (2004-2022)


2. Jurnal : 18 (2013-2022)
3. Internet : 1 (2019)
G. Pembimbing Materi : Riska Andriani, M.Pd.

Pembimbing Teknik : Tanti Ardianti, M.Pd., Kons.

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Bila pengalaman adalah guru terbaik maka menjadi guru adalah

pengalaman yang terbaik”

Skripsi ini saya persembahkan khususnya untuk orangtuaku tercinta, keluargaku

dan sahabat-sahabatku yang selalu mendukung,

dan untuk diriku sendiri yang telah berjuang untuk memulai pengalaman baru.

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat

Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penelitian yang berjudul,

“Upaya Guru Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan Disiplin Belajar

Siswa di SMPN 27 Depok” dapat diselesaikan. Dan dalam penyusunan skripsi ini,

peneliti banyak mendapat arahan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu

sebagai ungkapan rasa terima kasih peneliti sampaikan kepada yang terhormat:

1. Ibu Riska Andriani, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Materi Universitas

Indrapasta PGRI.

2. Ibu Tanti Ardianti, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Teknik Universitas

Indrapasta PGRI.

3. Ibu Afiatinnisa, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Penasihat Akademik kelas XB

Universitas Indrapasta PGRI.

4. Bapak Prof. Dr. H Sumaryoto, S.E., M.M. selaku Rektor Universitas Indraprasta

PGRI.

5. Bapak Dr. H. Taufik, M.M., Hum., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan dan

Pengetahuan Sosial (FIPPS) Universitas Indrapasta PGRI.

6. Ibu Sabrina Dachmiati., M.Pd., Kons., selaku Ketua Program Studi Bimbingan

dan Konseling Universitas Indraprasta PGRI.

vi
7. Kepala SMPN 27 Depok, Bapak/Ibu Guru BK serta karyawan, yang telah

memberikan kesempatan dan bantuan kepada peneliti untuk mengadakan

penelitian di SMPN 27 Depok.

8. Ayahanda April dan Ibunda Dwi yang telah banyak memberikan do’a dan

dorongan secara moril dan materil demi terselesaikannya penulisan skripsi ini.

9. Kepada Mas Ferdi yang selalu memberikan dukungan dan menjadi tempat

berkeluh kesah dan selalu mendoakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Semua teman-teman di Universitas Indraprasta PGRI khususnya program studi

bimbingan dan konseling kelas XB ekstensi yang telah menemani selama 8

semester yang selalu memberi dukungan dan mendoakan peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga segala bantuan dan bimbingan serta dorongan yang diberikan oleh

semua pihak, mendapat balasan yang sepantasnya dari Allah SWT.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih ada kemungkinan

kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan

masukan dari semua pihak. Harapan peneliti semoga penelitian ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua.

Jakarta, Juli 2023

Aulia Azzahrah Wulandari

vii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI ............................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iii

ABSTRAK .................................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ................................................................ 7

D. Rumusan Masalah .................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 8

F. Kegunaan Penelitian ................................................................. 8

G. Sistematika Penelitian .............................................................. 9

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR ................. 10

A. Landasan Teori ......................................................................... 10

1. Guru bimbingan dan konseling ............................................ 10

viii
2. Disiplin belajar..................................................................... 19

3. Upaya guru bimbingan dan konseling dalam membina disiplin

belajar siswa .............................................................................. 28

B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 30

C. Kerangka Berpikir .................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 36

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 36

1. Tempat penelitian ................................................................ 36

2. Waktu penelitian .................................................................. 36

B. Metode Penelitian ..................................................................... 36

C. Data dan Sumber Data .............................................................. 37

D. Instrumen Penelitian ................................................................. 39

1. Wawancara........................................................................... 39

2. Observasi ............................................................................. 47

3. Dokumentasi ........................................................................ 47

E. Teknik Pencatatan Data ............................................................ 48

1. Data hasil wawancara .......................................................... 48

2. Data hasil dokumentasi ........................................................ 48

F. Teknik Analisis Data ................................................................ 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 52

A. Pengumpulan Data.................................................................... 52

1. Persiapan Penelitian ............................................................. 52

2. Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 53

ix
3. Temuan Umum .................................................................... 54

B. Pengolahan Data ....................................................................... 58

C. Interprestasi Data ...................................................................... 58

D. Hasil Wawancara ...................................................................... 59

E. Hasil Dokumentasi ................................................................... 79

F. Pembahasan .............................................................................. 81

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 86

A. Simpulan ................................................................................... 86

B. Saran ......................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 88

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3. 1............................................................................................................... 39

Tabel 3. 2............................................................................................................... 40

Tabel 3. 3............................................................................................................... 41

Tabel 3. 4............................................................................................................... 42

Tabel 3. 5............................................................................................................... 43

Tabel 3. 6............................................................................................................... 45

Tabel 3. 7............................................................................................................... 46

Tabel 4. 1............................................................................................................... 56

Tabel 4. 2............................................................................................................... 57

Tabel 4. 3............................................................................................................... 60

Tabel 4. 4............................................................................................................... 62

Tabel 4. 5............................................................................................................... 66

Tabel 4. 6............................................................................................................... 70

Tabel 4. 7............................................................................................................... 71

Tabel 4. 8............................................................................................................... 72

Tabel 4. 9............................................................................................................... 74

Tabel 4. 10............................................................................................................. 75

Tabel 4. 11............................................................................................................. 77

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2. 1 ........................................................................................................... 34

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pengajuan Judul Skripsi/Tugas Akhir .............................................. 92

Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Penelitian Ke Sekolah ................................. 93

Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ........................................ 94

Lampiran 4. Kartu Asistensi Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing Materi ...... 95

Lampiran 5. Kartu Asistensi Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing Teknik ..... 96

Lampiran 6. Dokumentasi ..................................................................................... 97

Lampiran 7. Daftar Riwayat Hidup ..................................................................... 100

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah merupakan tempat di mana siswa dapat belajar secara formal,

serta tempat atau lembaga yang dirancang atau dibuat untuk pengajaran siswa

di sekolah, yang dibimbing oleh seorang guru. Disiplin sangatlah penting

dalam proses pendidikan, maka dari itu setiap sekolah yang ada, pasti memiliki

sebuah aturan yang harus diikuti serta diterapkan oleh setiap guru, siswa, dan

seluruh personil sekolah. Pada dasarnya, menurut Soeharto (dalam Fiana,

Daharnis, dan Ridha, 2013: 28) “semua orang sejak lahir sudah mengerti dan

terkena disiplin karena dalam kehidupannya, manusia peranannya penting

sekali dalam berhubungan dengan kelompok atau manusia lain.” Disiplin

berperan penting dalam kesuksesan seseorang. Untuk mencapai kesuksesan,

pendidikan menjadi alat untuk alat untuk membenuk pribadi manusia perlu

diterapkan kedisiplinan. “Manusia dapat mengontrol apa yang harus dilakukan

dengan menjalani kehidupan yang teratur dan disiplin, oleh karena itu kedisiplinan

harus ditanamkan dalam pribadi setiap siswa” (dalam Anwaroti dan Humaisi,

2020: 116).

Setiap sekolah yang ada, selalu berusaha untuk memelihara dan

senantiasa membina perilaku siswa agar tidak menyimpang. Pembinaan yang

dilakukan oleh sekolah tersebut sebagai upaya bagi siswa agar mereka dapat

berperilaku sesuai dengan norma, peraturan, dan tata tertib yang berlaku di

sekolah, sehingga kedisiplinan dapat terjaga dengan baik. Hal tersebut sangat

1
penting dilakukan guna mencapai kesuksesan dan kelancaran dalam proses

belajar mengajar di sekolah.

Seorang siswa ketika mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan

dapat luput dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di

sekolahnya. Mereka dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan

serta tata tertib yang berlaku di sekolahnya. Abdul Aziz Hasibuan (2019: 25)

mengungkapkan bahwa akhir-akhir ini banyak perilaku siswa yang

mengkhawatirkan, sehingga cenderung ke arah negatif seperti:

Kehidupan seks bebas, keterlibatan dalam narkoba, geng motor, serta


berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal lainnya, yang tidak
hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga dapat merugikan
masyarakat pada umumnya. Pada lingkungan internal sekolah pun
pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih
sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran tingkat ringan
sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti: kasus bolos,
perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk
penyimpangan perilaku lainnya. Tentu saja semua itu membutuhkan
upaya pencegahan dan penanggulangannya, dan di sinilah arti penting
disiplin sekolah

Munculnya perilaku negatif seperti tampak pada penjabaran Abdul

Aziz Hasibuan tersebut diatas, minimnya sikap disiplin siswa merupakan

permasalahan yang penting dalam perjalanan pendidikan di Indoensia dewasa

ini. Sikap tidak disiplin yang telah ditunjukkan oleh siswa bahwasanya tersirat

pengetahuan yang didapatkan siswa selama di sekolah yang terkait dengan

kedisiplinan nampak jelas tidak membawa perubahan positif dalam perilaku

siswa sehari-hari, baik itu perilaku di dalam lingkungan sekolah maupun di luar

lingkungan sekolah. Siswa sadar bahwa perilaku yang mereka lakukan itu tidak

baik dan salah, namun pada sisi yang lain siswa tidak memiliki kemampuan

2
untuk membiasakan diri sendiri guna menghindari perilaku yang tidak benar

(Wuryandani, dkk., dalam Chalista, Suhartono, dan Ngatman, 2020: 359).

Perlunya membiasakan sikap disiplin bagi diri sendiri dan juga bagi diri

siswa disampaikan oleh Nurma dan Suryanti (2022: 30) bahwa “perilaku

disiplin dapat menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan dorongan secara

internal berusaha dan bertanggungjawab dalam melaksanakan apa yang sudah

di rencanakan”. Perilaku disiplin sangatlah diperlukan bagi siapa saja tanpa

terkecuali, dimanapun, dan kapanpun. Hal demikian karena perilaku disiplin

dapat menentukan kelancaran seseorang guna menggapai tujuan hidup.

Permasalahan disiplin jika dikaitkan dengan dunia pendidikan, khususnya

perilaku disiplin siswa di sekolah, maka hal tersebut dapat menentukan

bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan siswa di lingkungan sekolah

dapat berjalan dengan baik atau tidak.

Tindakan disiplin belajar memerlukan prinsip agar pembelajaran

berhasil maka semua pihak harus memperhatikan dan memahami prinsip-

prinsip belajar. Khususnya bagi siswa sebelum melaksanakan proses

pembelajaran agar pembelajaran nantinya dapat berhasil maka siswa harus siap

belajar, memberikan perhatian terhadap materi yang dipelajari, memiliki

motivasi untuk belajar agar siswa dapat aktif pada saat proses pembelajaran

berlangsung, siswa diberikan materi pelajaran yang menantang dengan metode

pembelajaran yang tepat sehingga siswa termotivasi untuk belajar secara

mandiri (Yuliantika, 2017: 36).

3
Seorang siswa yang mempunyai kebiasaan belajar yang baik

dimungkinkan mempunyai disiplin belajar yang baik pula. Siswa yang memiliki

disiplin akan menunjukkan ketaatan dan keteraturan terhadap perannya sebagai

seorang siswa yaitu belajar secara terarah dan teratur. Pada akhirnya siswa yang

berdisiplin akan lebih mampu mengarahkan dan mengendalikan perilakunya.

Tujuan pembinaan disiplin belajar bagi siswa yang melanggar peraturan dan tata

tertib sekolah adalah memperbaiki dan mendidik siswa yang melakukan

pelanggaran disiplin. Mangkunegara (dalam Rahmawati, Karno, dan Nia, 2020:

135), mengungkapkan bahwa tindakan yang dapat dilakukan dalam pembinaan

disiplin yakni:

a) Pemberian peringatan. Siswa yang melanggar disiplin belajar perlu


diberikan peringatan. Tujuan pemberian peringatan adalah agar siswa
yang bersangkutan menyadari pelanggran yang telah dilakukannya. Di
samping itu pula surat peringatan tersebut dapat dijadikan bahan
pertimbangan penilaian siswa; b) Pemberian Sanksi. Siswa yang
melanggar disiplin belajar secara terus menerus harus diberikan sanksi
yang sesuai dengan peraturan sekolah yang berlaku. Tujuannya, agar
siswa yang bersangkutan memahami sanksi pelanggaran yang berlaku
di sekolah. Pemberian sanksi kepada siswa yang tidak disiplin harus
konsisten. Hal ini bertujuan agar siswa sadar dan menghargai peraturan-
peraturan yang berlaku pada sekolah. Ketidak konsistenan pemberian
sanksi dapat mengakibatkan siswa merasakan adanya diskriminasi
siswa, ringannya sanksi, dan pengabaian disiplin

Menyikapi fenomena pelanggaran perilaku disiplin yang ditunjukan

siswa, tentu dibutuhkan guru yang berkompeten untuk dapat membantu

membina perilaku disiplin mereka agar dapat kembali normatif. Kewajiban

guru sebagai pendidik menurut Agbenyega (dalam Nurbaiti, 2020: 2) yakni:

Memberi bimbingan untuk siswa atas dasar norma-norma yang berlaku,


baik norma agama, adat, hokum, dan kebiasaan-kebiasaan lain. Oleh
sebab itu maka, siswa perlu ada yang mengontrol, karena proses belajar
mengajar tidak akan efektif jika tidak ada yang mengontrol. Bentuk
kontrol yang dilakukan sekolah terhadap siswa dapat dilihat melalui

4
sikap kedisiplinan. Melalui sikap disiplin prestasi belajar siswa dapat
meningkat, karena melalui sikap disiplin siswa, maka tercipta suasana
belajar yang kondusif. Disiplin siswa dapat dilihat melalui ketaatan
siswa dalam melaksanakan disiplin sekolah.

Guru yang berkompeten di sekolah tidak hanya berasal dari guru bidang

studi saja, namun terdapat juga guru bimbingan dan konseling atau konselor

sekolah yang juga harus memiliki kompetensi yang baik agar dapat membantu

siswa dalam hal memberi bimbingan dan konseling di sekolah ketika mereka

mengalami masalah perilaku disiplin di sekolah. Terkait dengan kondisi

demikian, maka guru bimbingan dan konseling dapat memainkan perannya

untuk menjalankan program bimbingan dan konseling yang disesuaikan

dengan masalah disiplin sekolah, temasuk disiplin belajar siswa di sekolah.

Guru bimbingan dan konseling merupakan tenaga profesional yang telah

dipersiapkan oleh lembaga atau instansi pendidikan berwenang agar dapat

membantu siswa dalam membimbing dan memecahkan masalah-masalah, baik

masalah pribadi, sosial, belajar, maupun karier. Terkait dengan bimbingan belajar,

guru bimbingan dan konseling juga memberikan pelayanan di sekolah untuk

membantu siswa agar dapat meningkatkan kualitas diri, sikap, dan kebiasaan

belajar yang baik agar dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan serta

menyiapkan diri pada studi lanjutan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

Fenomena yang peneliti temukan di SMPN 27 Depok ketika melakukan

studi pendahuluan (survey awal) saat hendak menentukan judul skripsi

penenlitan ini, yakni ditemukan pada SMPN 27 Depok, bahwa masih banyak

siswa yang tidak mengikuti kedisiplinan di sekolah, khusunya masalah disiplin

belajar, seperti: ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas, namun

5
siswa malah asik mengobrol dengan temannya, asik dengan imajinasinya

sendiri, bercanda dengan temannya, tidak memperhatikan guru saat guru

sedang menjelaskan materi, dan banyak hal lainnya.

Penerapan layanan bimbingan dan konseling yang tepat guna oleh guru

bimbingan dan konseling sangatlah dibutuhkan oleh siswa, sebagaimana yang

telah dikemukakan oleh Agustina, Daharnis, dan Hariko (2019: 17) bahwa

Bimbingan dan konseling merupakan profesi yang hadir sebagai respon


terhadap kebutuhan individu untuk memahami diri, lingkungan, serta
hal lain yang terkait dengan kehidupannya dan secara umum fokus pada
upaya-upaya memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Sebagai pengampu layanan bimbingan dan konseling, konselor
bertanggungjawab menyelenggarakan berbagai pelayanan yang bersifat
bantuan terhadap siswa sebagai upaya untuk mengentaskan
permasalahan dan membantu perkembangan optimal siswa.

Usaha pembinaan tingkah laku terhadap siswa sangat penting

dilaksanakan di sekolah oleh guru bimbingan dan konseling. Tak dapat

dipungkiri adanya bahwa kecenderungan dalam pelanggaran disiplin,

khususnya disiplin belajar masih saja terjadi di banyak sekolah. Adanya ambisi

dan emosi individu atau kelompok untuk berprestasi dengan menghalalkan

segala cara, tentu dapat menimbulkan konflik fisik maupun psikis, serta dapat

menimbulkan kecenderungan dan akibat-akibat yang tidak diinginkan. Hal

demikian tentu akan berdampak buruk bagi interaksi dan proses belajar siswa

di sekolah diantara siswa-siswa tersebut.

Perlu adanya guru bimbingan dan konseling yang berkompeten agar

dapat membantu mengatasi permasalahan siswa di sekolah, khususnya

berkaitan dengan masalah disiplin belajar siswa di sekolah. Berdasarkan latar

belakang tersebut, maka peneliti hendak mengadakan penelitian yang

6
dituangkan ke dalam skripsi skripsi berjudul “Upaya Guru Bimbingan dan

Konseling dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa di SMPN 27 Depok”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Pembinaan disiplin belajar siswa merupakan masalah yang harus

mendapatkan perhatian segera.

2. Layanan bimbingan dan konseling yang tepat sangat dibutuhkan guna

membantu meningkatkan disiplin belajar siswa di SMPN 27 Depok yang

diperlukan.

3. Kurangnya kedisiplinan siswa di sekolah akan menyebabkan siswa tidak

mencapai prestasi di sekolah.

4. Kompetensi guru bimbingan dan konseling yang memadai sangat

membutuhkan untuk membantu siswa dalam meningkatkan disiplin belajar

siswa.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, peneliti

membatasi lingkup masalah agar dalam pembahasannya tidak meluas sehingga

menjadi bias. Masalah dalam penelitian ini dibatasi lingkupnya pada “Upaya

guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di

SMPN 27 Depok”.

7
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang ditetapkan di atas, peneliti

dapat merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana upaya guru

bimbingan dan konseling dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di SMPN

27 Depok ?”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang upaya guru

bimbingan dan konseling dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di SMPN

27 Depok.

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini dimaksudkan untuk beberapa pihak, yakni

sebagai berikut:

1. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengatahuan

khusunya dalam bidang ilmu bimbingan dan konseling mengenai upaya guru

bimbingan dan konseling dalam meingkatkan disiplin belajar siswa di SMPN

27 Depok.

2. Praktis

a. Kegunaan bagi sekolah agar menjadi bahan masukan tentang pentingnya

upaya guru bimbingan dan konseling di sekolah.

b. Keguaan bagi siswa untuk menyadari bahwa pentingnya disiplin belajar

untuk mencapai prestasi di sekolah.

c. Kegunaan bagi mahasiswa berikutnya yang meneliti dengan permasalahan

yang sama, kiranya dapat menjadi sumber yang bermanfaat.

8
G. Sistematika Penelitian

Bab I Pendahuluan, berisi: Latar belakang penelitian, identifikasi

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II Landasan teori dan kerangka berpikir, berisi: Landasan teori yang

terkait dengan: Pengertian guru bimbingan dan konseling,

Kompetensi dan kualifikasi guru bimbingan dan konseling di

sekolah, Tugas dan tanggung jawab guru bimbingan dan

konseling di sekolah, Pengertian disiplin, Pengertian belajar,

Pengertian disiplin belajar, Fungsi disiplin belajar di sekolah,

Ciri-ciri kedisiplinan belajar di sekolah, dan Upaya guru

bimbingan dan konseling dalam meningkatkan disiplin belajar

siswa di sekolah. Kemudian pembahasan terkait dengan hasil

penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.

Bab III Metode penelitian, berisi: Tempat dan waktu penelitian, Metode

penelitian, Data dan sumber data, Instrumen penelitian melalui

wawancara, observasi, dan dokumentasi, Teknik pencatatan data,

dan Teknik analisis data.

Bab IV Hasil penelitian dan Pembahasan terdiri dari pengumpulan data

pengolahan data, interpretasi data, hasil wawancara dan hasil

dokumetasi, pembahasan, keterbatasan penelitian,

Bab V Simpulan dan saran, berisi simpulan dan saran yang berkaitan

dengan hasil penelitian..

9
BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Landasan Teori

1. Guru bimbingan dan konseling

a. Pengertian guru bimbingan dan konseling

Guru mempunyai peran dan kedudukan kunci dalam keseluruhan

proses pendidikan terutama dalam pendidikan formal, termasuk juga

dengan guru bimbingan dan konseling di sekolah. Beriku peneliti

paparkan beberapa pengertian guru bimbingan dan kosneling di sekolah

yang bersumber dari pendapat ahli, sebagai berikut.

Hartono (2020: 2) mengartikan guru bimbingan dan konseling

sebagai atau konselor sekolah sebagai:

Pendidik profesional yang memiliki keahlian dalam bidang


bimbingan dan konseling yang diwujudkan dalam penguasaannya
terhadap standar kompetensi konselor berdasarkan amanat
Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang standar kualifikasi
akademik dan standar kompetensi konselor. Menurut pasal 9
Undang- Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, Guru bimbingan dan konseling sekurang-kurangnya
lulusan pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma
empat. Berdasarkan pasal 8 Undang-Undang tersebut, guru
bimbingan dan konseling wajib memiliki kualifikasi akademik,
menguasai standar kompetensi, memiliki sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta mampu

Selanjutnya Setiadi, M. Sholihun, dan Nurma Yuwita (2020: 99)

mengartikan guru bimbingan dan konseling sebagai “seorang pendidik

yang memiliki tugas membantu siswa dalam mengatasi masalah yang

10
sedang dialami siswa di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan

sekolah”.

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian guru

bimbingan dan konseling, dapat peneliti simpulkan bahwa: “guru

bimbingan dan konseling sebagai sosok pendidik professional dengan

tugas utama ialah membimbing dan memberi pelayanan konseling yang

tepat guna bagi siswa di sekolah, baik mereka yang memiliki masalah

ataupun yang tidak memiliki masalah”.

b. Kompetensi profesional dan kualifikasi guru bimbingan dan

konseling

Supriatna (dalam Taher, Aditama, dan Syam, 2021: 96-98)

memaparkan kompetensi profesional guru bimbingan dan konseling

yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

27 Tahun 2008 mencakup.

Seorang guru bimbingan dan konseling yang menguasai konsep

dan praksis asesmen untuk memahami kondisi kebutuhan, dan

masalah konseli; menguasai kerangka teoritik dan praksis

bimbingan dan konseling; merancang program bimbingan dan

konseling; mengimplementasikan program bimbingan dan

konseling yang komprehensif; menilai proses dan hasil kegiatan

bimbingan dan konseling; memiliki kesadaran dan komitmen

terhadap etika professional; menguasai konsep dan praksis

penelitian dalam bimbingan dan konseling. Adapun penjabaran

11
kompetensi professional secara lebih rinci dalam lampiran

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008

yaitu:

1) Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami

kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli.

Pada aspek ini adapun indikator seorang guru bimbingan dan

konseling mampu menguasai konsep dan praksis asessmen

untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli

adalah sebagai berikut: a) Menguasai hakikat asesmen, b)

Memilih teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan pelayanan

bimbingan dan konseling, c) Menyusun dan mengembangkan

instrumen asesmen untuk keperluan bimbingan dan konseling,

d) Mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan

masalahmasalah konseli, e) Memilih dan mengadministrasikan

teknik asesmen pengungkapan kemampuan dasar dan

kecenderungan pribadi konseli, f) Memilih dan

mengadministrasikan instrumen untuk mengungkapkan kondisi

aktual konseli berkaitan dengan lingkungan, g) Mengakses data

dokumentasi tentang konseli dalam pelayanan bimbingan dan

konseling, h) Menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan

bimbingan dan konseling dengan tepat, i) Menampilkan

tanggung jawab profesional dalam praktik asesmen.

12
2) Menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan

konseling.

Aspek teoritik bimbingan dan konseling merupakan hal yang

paling mendasar dalam pelayanan bimbingan dan konseling.

Namun penguasaan pada aspek teoritik ini tidak akan fungsi dan

manfaatnya apabila tidak diaplikasikan. Berikut indikator yang

termasuk dalam aspek penguasaan kerangka teoritik dan praksis

bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut: a)

Mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan dan konseling,

b) Mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan konseling, c)

Mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan bimbingan dan

konseling, d) Mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan

konseling sesuai kondisi dan tuntutan wilayah kerja, e)

Mengaplikasikan pendekatan /model/jenis pelayanan dan

kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, f)

Mengaplikasikan dalam praktik format pelayanan bimbingan

dan konseling.

3) Merancang program bimbingan dan konseling

Pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan secara

efektif dan efisien dengan adanya program yang dibuat oleh

guru bimbingan dan konseling. Dengan adanya program

bimbingan dan konseling maka kegiatan yang dilakukan oleh

guru bimbingan dan konseling akan terarah. Oleh karena

13
pentingnya adanya program bimbingan dan konseling, seorang

guru bimbingan dan konseling harus mampu merancang

program bimbingan dan konseling. Adapun indikator seorang

guru BK dapat merancang program bimbingan dan konseling

dengan baik adalah sebagai berikut: a) Menganalisis kebutuhan

konseli, b) Menyusun program bimbingan dan konseling yang

berkelanjutan berdasar kebutuhan peserta didik secara

komprehensif dengan pendekatan perkembangan, c) Menyusun

rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling, d)

Merencanakan sarana dan biaya penyelenggaraan program

bimbingan dan konseling.

4) Mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang

komprehensif.

Rancangan program bimbingan dan konseling tidak akan ada

artinya jika tidak ada implementasinya. Demikian indikator

seorang guru bimbingan dan konseling yang dapat dikatakan

mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang

komprehensif adalah a) Melaksanakan program bimbingan dan

konseling, b) Melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam

pelayanan bimbingan konseling, c) Memfasilitasi

perkembangan akademik, karier, personal, dan sosial konseli, d)

Mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseling.

5) Menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling.

14
Penilaian adalah suatu kegiatan yang memiliki tahapan tertentu

(berproses: mekanisme, prosedur, dan instrumen yang

digunakan), dengan mengetengahkan pengumpulan dan

pengolahan akan berbagai informasi. Kegiatan penilaian proses

dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling pada hakikatnya

bertujuan untuk mengetahui atau memperoleh gambaran

bersifat informasi akurat tentang keefektifan dan efisiensi

sesuatu yang telah dilaksanakankan. Informasi berkenaan

dengan keefektifan dan keefisiensian ini selanjutnya akan

melahirkan suatu keputusan tertentu. Selain itu penilaian

dilakukan sebagai perbaikan, pengendalian proses dan mutu

pelayanan bimbingan dan konseling. Berikut indikator dalam

penilaian proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling

yaitu: a) Melakukan evaluasi hasil, proses, dan program

bimbingan dan konseling, b) Melakukan penyesuaian proses

pelayanan bimbingan dan konseling, c) Menginformasikan hasil

pelaksanaan evaluasi pelayanan bimbingan dan konseling

kepada pihak terkait, d) Menggunakan hasil pelaksanaan

evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program

bimbingan dan konseling.

15
6) Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional.

Guru bimbingan dan konseling/ konselor merupakan sebuah

profesi professional. Sebagai sebuah profesi, guru bimbingan

dan konseling memiliki sebuah etika profesi. “Etika profesi

bimbingan dan konseling adalah kaidah-kaidah perilaku yang

menjadi rujukan bagi konselor dalam melaksanakan tugas atau

tanggung jawabnya memberikan pelayanan bimbingan dan

konseling kepada konseli.

Kemudian, terkait dengan kualifikasi guru bimbingan dan

konseling, Sari dan Hartati (2017: 57) menganalisa Peraturan Pemerintah

Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan

Kompetensi Konselor (SKAKK) Pasal 1 Ayat 1, yang berbunyi:

Untuk menjadi seorang guru bimbingan dan konseling profesional,


seseorang wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan
kompetensi. Adapun standar kualifikasi akademik guru BK dalam
satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non-formal
adalah sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan
konseling dan berpendidikan profesi konselor. Sedangkan
kompetensi guru bimbingan dan konseling mencakup kompetensi
paedagogik, pribadi, sosial, dan profesional.

16
c. Tugas dan tanggung jawab guru bimbingan dan konseling

Engles dan Dameron (dalam Yusri, 2019: 190-191), memperinci

kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang konselor profesional dalam

pelayanan konseling sebagai berikut:

1) Seorang konselor professional harus memahami prinsip-prinsip

dasar pertumbuhan dan perkembangan manusia dan bagaimana

hal tersebut mempengaruhi proses konseling;

2) Memahami dan mampu menjelaskan bagaimana budaya yang

bervariasi dapat mempengaruhi proses konseling;

3) Memahami teori-teori konseling yang utama dan hubungan

antara prosedur dan teknik-nya;

4) Pendekatan yang digunakan dalam konseling konsisten dengan

nilai dan keyakinan konselor;

5) Membangun, dan memelihara hubungan yang terjalin baik

dengan konseli;

6) Menerapkan keterampilan dasar konseling;

7) Melakukan interview saat konseling;

8) Melakukan sesi konseling dengan tahapan-tahapan kerja;

9) Keterampilan mengakhiri hubungan konseling;

10) Mengases konseli dengan selayaknya;

11) Melihat konseling sebagai hal yang mempengaruhi konseli;

12) Menyadari dan merespon selayaknya keterbatasan pribadi dan

keterbatasan profesional;

17
13) Menjaga kode etik dan standar resmi dan membangun

kepercayaan.

Selanjutnya, Robert L. Gibson dan Marianne H. Mitchell (dalam

Yusri, 2013: 38) mengungkapkan para profesional merupkan perwakilan

aktif penuh waktu bagi profesinya, karena itu mereka menerima

tanggung jawab akan sebuah profesionalisme. Tanggung jawab para

konselor profesional meliputi hal-hal berikut:

1) Para konselor profesional harus terlatih sepenuhnya dan


berkualifikasi agar sanggup memenuhi kebutuhan populasi
klien yang mereka tangani atau yang dipercayakan padanya.
2) Para konselor profesional secara aktif harus mencari dan
mendapatkan sertifikasi atau lisensi yang tepat sesuai
pelatihan, latar belakang dan lingkup praktiknya.
3) Para konselor profesional perlu berkomitmen secara pribadi
dan profesional untuk terus memperbaharui dan meningkat-
kan keahlian dan pengetahuan mereka sebagai cerminan dan
representasi kemajuan terbaru bidang profesi mereka.
4) Para konselor profesional menyadari dan berkontribusi bagi
pengembangan profesi dengan melakukan dan berpartisipasi
dalam studi riset yang dirancang untuk meningkatkan
pengetahuan tentang profesinya.
5) Para konselor profesional adalah anggota yang berpartisipasi
aktif di dalam organisasi profesi yang tepat di semua tingkatan.
6) Para konselor profesional sadar betul dan taat kepada rambu-
rambu legal dan etis profesi dan praktik konseling.

Berdasarkan hal-hal tersebut dapat disimpul kan bahwa seorang

guru pembimbing sebagai pelaksana kegiatan konseling perorangan di

sekolah, haruslah benar-benar memahami.

18
2. Disiplin belajar

a. Pengertian disiplin

Siswa jika ingin mendapat presatsi dan keteraturan dalam proses

belajar, maka hendaknya ia selalu menanamkan perilaku disiplin. Berikut

peneliti kemukakan tiga pengertian disiplin yang telah disadur dari

pendapat para ahli. Penjelasannya nya sebagai berikut.

Penggunaan istilah disiplin mulanya berasal dari bahasa latin

“disciplina” yang merujuk kepada kegiatan belajar dan mengajar. Istilah

tersebut sama dengan istilah dalam bahasa inggris “disciple” yang

berarti mengikuti orang untuk belajar dibawah pengawasan seorang

pemimpin.

Imron (dalam Sahputra dan Hutasuhut, 2019: 36) menyatakan

bahwa “disiplin merupakan suatu keadaan di mana sesuatu itu berada

dalam keadaan tertib, teratur dan semestinya, serta tidak ada suatu

pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung”.

Kemudian, Rose Mini (2011: 7) menyatakan bahwa disiplin

merupakan.

Proses bimbingan yang bertujuan menanamkan pola perilaku


tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu atau membentuk manusia
dengan ciri-ciri tertentu. Terutama, yang meningkatkan kualitas
mental dan moral. Jadi inti dari disiplin ialah membiasakan anak
untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan aturan yang ada
dilingkungannya.

Pendapat lainnya mengenai definisi disiplin dikemukakan oleh

Poto dan Kuncoro (2020: 3), bahwa disiplin merupakan

19
Kontrol diri dalam mematuhi aturan baik yang dibuat oleh diri
sendiri maupun diluar diri baik keluarga, lembaga pendidikan,
masyarakat, bernegara maupun beragama. Disiplin juga merujuk
pada kebebasan individu untuk tidak bergantung pada orang lain
dalam memilih, membuat keputusan, tujuan, melakukan perubahan
perilaku, pikiran maupun emosi sesuai dengan prinsip yang
diyakini dari aturan moral yang dianut.

Disiplin perlu ditegakkan, karena disiplin memiliki berbagai

manfaat. Manfaat disiplin, diantaranya:

Pertama, memberikan rasa aman dan memberikan rambu-rambu


terhadap apa yang dapat diperbuat dan yang tidak dapat diperbuat.
Kedua, disiplin memungkinkan seseorang untuk hidup sesuai
standar yang disepakati oleh lingkungan sosial. Ketiga,
memungkinkan seseorang belajar untuk bersikap sesuai aturan,
yang merupakan bagian dari penyesuaian diri terhadap lingkungan
sekitar. Keempat, disiplin yang dilakukan, memiliki fungsi sebagai
motivasi bagi ego yang mampu mendorong seseorang untuk
mencapai hal-hal apa yang diharapkannya. Disiplin memiliki
banyak manfaat, sehingga disayangkan untuk mengabaikan
kedisiplinan. Maka dari itu, penegakan disiplin serta konsistensi
untuk berperilaku disiplin sangat penting untuk dilakukan (dalam
Fitriana, 2021: 57).

Berdasarkan pendapat tersebut diatas, peneliti dapat menyimpul-

kan bahwa disiplin merupakan suatu kepatuhan dan ketaatan pada tata

tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok”.

Perilaku disiplin timbul dari dalam jiwa karena adanya dorongan untuk

menaati tata tertib tersebut serta adanya kesadaran yang disebabkan oleh

faktor seseorang yang sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan

didapatkan keberhasilan dalam segala hal, keteraturan dalam kehidupan,

dan lain sebagainya.

20
b. Pengertian belajar

Aktivitas belajar merupakan aktivitas rutin yang dijalankan oleh

siswa di sekolah. Aktivitas ini harus dilakukan dengan sungguh-singguh

jika siswa ingen mendapatkan prestasi di sekolah. Berikut peneliti

kemukakan tiga pengertian belajar menurut para ahli yang telah di sadur

dari beberapa literatur ilmiah mengenai belajar.

Istilah belajar telah banyak di kemukakan oleh para ahli. Berikut

peneliti kemukakan pendapat belajar yang bersumber dari beberapa

pendapat ahli.

Djamaluddin dan Wardana (2019: 6) menyatakan bahwa belajar

merupakan “segala aktivitas psikis yang dilakukan oleh setiap individu

sehingga tingkah lakunya berbeda antara sebelum dan sesudah belajar.

Perubahan tingkah laku atau tanggapan, karena adanya pengalaman baru,

memiliki kepandaian/ ilmu setelah belajar, dan aktivitas berlatih”.

Yahdinil Firda Nadira (2014: 71-72) menyatakan bahwa belajar

merupakan

Perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap


sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif. Namun, perubahan tingkah laku yang
timbul akibat proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah, dan
jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.

Selanjutnya Afi Parnawi (2020: 2) menyatakan bahwa belajar

merupakan

Suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu


jiwa dan raga. Hal tersebut dipahami bahwa belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam

21
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif,
afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diatas, istilah belajar dapat

peneliti simpulkan bahwa belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan

oleh individu (siswa) dalam perubahan tingkah lakunya, baik melalui

latihan maupun melalui pengalaman yang menyangkut tiga aspek, yakni:

1) aspek kognitif, 2) aspek afektif dan 3) aspek psikomotor guna

memperoleh tujuan tertentu

c. Pengertian disiplin belajar

Pencapan pada tujuan belajar dan prestasi belajar tidak akan di

dapat dengan mudah oleh siswa jika siswa tidak menjalani disiplin

belajar dengan baik di sekolah. Berikut penjelasan mengenai tiga

pengertian disiplin belajar yang telah peneliti sadur dari beberapa sumber

ilmiah.

Purbianti (dalam Yulasri, dkk., 2021: 313) menyatakan bahwa

“disiplin belajar merupakan rangkaian perilaku seseorang dalam

melaksanakan ketertiban terhadap peraturan yang berlaku di sekolah

yang bersangkutan”.

Pendapat selanjutnya dikemukakan oleh Mulyawati, dkk. (2019: 6)

menyatakan bahwa “disiplin belajar merupakan perilaku yang

menunjukkan nilai-nilai ketaatan, ketepatan dan kepatuhan terhadap

peraturan yang telah ditetapkan, dengan tujuan agar siswa mempunyai

sikap tangung jawab dalam proses belajar”.

22
Kemudian, Sumantri (dalam Handayani dan Subakti, 2021: 152)

menjelasakan bahwa “disiplin belajar merupakan kepatuhan dari semua

siswa untuk melaksanakan kewajiban belajar secara sadar sehingga

diperoleh perubahan pada dirinya, baik itu berupa pengetahuan,

perbuatan maupun sikap baik yang baik”.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat peneliti simpulkan

bahwa “Disiplin belajar merupakan suatu perilaku yang terbentuk

melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan adanya

nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban

dalam belajar.” Dalam hal ini yaitu tentang kepatuhan siswa terhadap

waktu belajar, disiplin dalam waktu belajar, disiplin dalam mengikuti

pelajaran, dan disiplin dalam mengikuti semua mata pelajaran.

d. Fungsi disiplin belajar di sekolah

Fungsi disiplin belajar memang sangat penting sekali di sekolah.

Dengan sikap disiplin berarti seseorang dapat belajar mematuhi

peraturan atau tata tertib yang berlaku. Seseorang yang telah berdisiplin

dalam belajar, maka dengan sendirinya telah memperoleh sebagian hasil

dari belajarnya. Untuk mematuhi peraturan atau tata tertib, kadang-

kadang seseorang masih mengalami kedisiplinan. Hurlock (2010: 83)

fungsi pokok disiplin adalah mengajar anak menerima pengekangan

yang diperlukan dan membantu mengarahkan energi anak ke dalam jalur

yang berguna dan diterima secara sosial. Disiplin akan membentuk

perilaku siswa sedemikian rupa sehingga siswa akan sesuai dengan

23
peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat siswa itu

diidentifikasi. Disiplin dapat membelajarkan siswa bagaimana

berperilaku dengan cara yang sesuai dengan standar kelompok sosial

tempat mereka berada.

Tu’u (2004: 38) memaparkan beberapa fungsi dari disiplin, yakni:

1) menata kehidupan bersama; 2) membangun kepribadian; c) melatih

kepribadian; 3) pemaksaan; e) hukuman; dan e) menjaga lingkungan

kondusif. Berikut penjelasan point-point yang dimaksud oleh Tu’u

tersebut diatas:

1) Menata kehidupan bersama.

Disiplin berguna untuk menyadarkan seseorang bahwa dirinya

perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi

peraturan yang berlaku.

2) Membangun kepribadian.

Pertumbuhan kepribadi seseorang biasanya dipengaruhi oleh

faktor lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan

masyarakat, dan lingkungan sekolah. Disiplin yang diterapkan

di masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi

pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena itu, dengan

disiplin seseorang dibiasakan mengikuti, mematuhi, menaati

aturan-aturan yang berlaku.

24
3) Melatih kepribadian.

Sikap, perilaku, dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin

tidak terbentuk dalam waktu singkat. Namun terbentuk melalui

satu proses yang membutuhkan waktu yang panjang. Salah satu

proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan

dengan melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang

tertib, teratur, patuh, perlu dibiasakan dan dilatih. Pola hidup

seperti itu mustahil dapat terbentuk begitu saja.

4) Pemaksaan.

Disiplin dapat pula terjadi karena adanya unsur pemaksaan dan

tekanan dari luar. Misalnya ketika seorang siswa yang kurang

disiplin masuk ke satu sekolah yang berdisiplin baik, terpaksa

harus menaati dan mematuhi tata tertib yang ada disekolah

tersebut.

5) Hukuman.

Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal yang harus dilakukan

oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang

melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi atau hukuman

sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan

bagi siswa untuk menaati dan mematuhinya.

6) Menjaga lingkungan kondusif.

Sekolah sebagai ruang lingkup pendidikan perlu menjamin

terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Kondisi yang

25
baik bagi proses tersebut adalah kondisi aman, tenteram, tenang,

tertib, dan teratur, saling menghargai, dan hubungan pergaulan

yang baik.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa fungsi disiplin belajar di sekolah berguna untuk

membiasakan diri serta memahami dan menghargai orang lain serta

melatih dan mendidik siswa supaya dapat menggunakan waktu belajar

dengan sebaik-baiknya guna untuk kelancaran proses belajar mengajar.

e. Ciri-ciri kedisiplinan belajar di sekolah

Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin

menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata tertib

kehidupan berdisiplin yang akan mengatur seorang siswa sukses dalam

belajar. Menurut Djamarah (2002: 13) ciri-ciri siswa yang mempunyai

disiplin belajar yang tinggi adalah: a) adanya keadaran; b) adanya

semangat menghargai waktu; selalu menempatkan disiplin diatas semua

tindakan dan perbuatan; dan d) mempunyai semangat yang tinggi dalam

segala tindakan dan perbuatan.

Berikut penjelasan point-point menurut Djamarah tersebut:

1) Adanya kesadaran.

Guna menegakkan disiplin tidak selamanya harus melibatkan

orang lain, tetapi melibatkan diri sendiri juga bisa. Bahkan yang

melibatkan diri sendirilah yang lebih penting. Sebab penegakan

26
disiplin karena melibatkan diri sendiri berarti disiplin yang timbul

itu adalah karena kesadaran.

2) Adanya semangat menghargai waktu.

Disiplin dapat melahirkan semangat menghargai waktu, bukan

menyia-nyiakan waktu berlalu dalam kehampaan. Budaya jam

karet adalah musuh besar bagi mereka yang mengagungkan

disiplin.

3) Selalu menempatkan disiplin di atas semua tindakan dan

perbuatan.

Orang-orang yang berhasil dalam belajar dan berkarya

disebabkan mereka selalu menempatkan disiplin di atas semua

tindakan dan perbuatan. Semua jadwal kegiatan yang telah

disusun mereka taati dengan ikhlas. Mereka melaksanakannya

dengan penuh semangat. Rela mengorbankan apa saja demi

perjuangan menegakkan disiplin pribadi.

4) Mempunyai semangat yang tinggi dalam segala tindakan dan

perbuatan.

Orang yang penuh semangat biasanya penuh energi. Jika

seseorang yang telah mempunyai semangat yang tinggi untuk

berbuat dan bekerja, maka otomatis ia akan dapat mengusir,

menghilangkan rintangan-rintangan seperti malas, santai, mudah

mengantuk, melamun, lesu, bosan dan sebagainya.

27
Sementara itu, ciri-ciri orang yang memiliki kedisiplinan belajar

dijelaskan oleh Tu’u (2004: 35) sebagai berikut:

“a) patuh pada ketentuan belajar di sekolah, siswa menaati seluruh


perintah dan tugas dari guru yang diberikan kepadanya baik berupa
tugas rumah ataupun tugas di sekolah; b) mendukung kegiatan
belajar di sekolah, siswa aktif mencari bahan atau literatur untuk
menunjang keberhasilan belajarnya baik dari perpustakaan atau
sumber-sumber yang lain, misalnya internet; c) mempertahankan
tegaknya peraturan yang berlaku dalam proses pembelajaran di
sekolah, siswa menaati seluruh peraturan dan tata tertib yang ada
di kelas dan di sekolah dan menaati aturan belajar untuk dirinya;
dan d) adanya rasa tanggung jawab dalam belajar, siswa
bertanggung jawab dalam proses pembelajaran, aktif dalam belajar
sehari-hari, dan aktif dalam proses belajar dan pembelajaran di
sekolah”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri

kedisiplinan belajar siswa adalah adanya kesadaran, adanya semangat

menghargai waktu, adanya penempatan disiplin di atas semua tindakan

dan perbuatan, adanya semangat yang tinggi dalam segala tindakan dan

perbuatan, dan adanya motivasi berpikir dan berprakarsa. Dari ciri-ciri

kedisiplinan belajar siswa ini akan dijadikan indikator penelitian oleh

peneliti.

3. Upaya guru bimbingan dan konseling dalam membina disiplin belajar

siswa

Kedisiplinan perlu ditanamkan pada seorang anak sejak dini, karena

dengan disiplin tujuan hidup akan mempunyai arah dan makna. Bagi orang

tua yang menyekolahkan anaknya untuk di didik menjadi pribadi yang baik

di lembaga pendidikan baik di lembaga negeri maupun di swasta adalah agar

semata-mata anak dapat menjadi orang yang cerdas dan menguasai ilmu

28
pengetahuan yang dapat berguna bagi dirinya sendiri maupun berguna bagi

agama dan bangsanya.

Membina kedisiplinan tidak harus dengan cara yang otoriter dan

paksaan, karena akan menjadi anak keras kepala dan semaunya sendiri.

Membina kedisiplinan sangat baik dengan menggunakan pendekatan

persuasif dan dengan penuh kasih sayang serta tanggung jawab. Agar siswa

dapat mempunyai perilaku disiplin maka:

a. Pihak sekolah memberlakukan disiplin tata tertib tidak hanya kepada

siswa melainkan terhadap kepala sekolah, guru-guru dan para staf

sekolah. Dalam pemberlakuan disiplin disini agar siswa dapat

mengikuti apa yang telah diberikan contoh oleh kepala sekolah dan

kepada seluruh komponen sekolah baik dari kepala sekolah sampai

tukang kebun sekolah.

b. Kebiasaan perilaku disiplin baik lebih efektif di mulai dari

lingkungan rumah mulai dari pengarahan para orang tua masing-

masing siswa. Kemudian di sekolah mencetak sumber daya manusia

yang memiliki kepribadian yang baik dengan metode yang lebih

terarah. Di sekolah inilah layanan bimbingan dan konseling

menerapkan perilaku disiplin agar berjalan dengan baik dan sesuai

apa yang telah diharapkan dengan pelaksanaanya oleh guru

pembimbing dan beserta asistennya.

Maka dari itu kedisiplinan belajar di dalam lingkungan di sekolah

maupun di lingkungan keluarga sangat penting di laksanakan, kerena

29
kedisiplinan belajar merupakan cara untuk mendidik anak agar mereka

senantiasa mentaati sesuatu peraturan yang ada dalam proses belajar, dan

menjadikan anak atau individu sebagai insan berprestasi dan berguna.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan berkenaan dengan layanan

bimbingan dan konseling untuk membantu disiplin belajar siswa diantaranya;

1. Zulfa Tri Hartini (2019). Upaya Guru Bimbingan dan Konseling dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa di Sekolah Menengah Atas

Negeri 1 Jorong. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa upaya guru

BK dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di Sekolah

Menengah Atas Negeri 1 Jorong, Keadaan siswa di Sekolah Menengah

Atas Negeri 1 Jorong sesuai dengan observasi yang peneliti lakukan

masih banyak yang tidak disiplin khususnya di kelas X IPA 1, IPA 2,

IPA 3, dan IPA 4. Ada siswa yang terlambat masuk sekolah, keluar

masuk pada saat jam pelajaran, keterlambatan mengumpulkan tugas,

dan terjadinya membolos atau tidak berhadir di sekolah tanpa adanya

keterangan (izin). Upaya guru bimbingan dan konseling dalam

meningkatkan kedisiplinan belajar siswa yaitu dengan memberikan

layanan informasi (teori), memberikan pujian dan konsekuensi baik

secara verbal dan non verbal untuk siswa supaya memelihara

kedisiplinan belajarnya, bekerja sama dengan wali kelas dan guru mata

pelajaran untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa dengan

pemberian strategi dalam belajar, memberikan layanan konseling

30
individual dengan nasehat-nasehat yang memotivasi dan layanan

konseling untuk siswa yang didampingi orang tua dalam memberikan

pengarahan serta pendampingan untuk membantu siswa keluar dari

permasalahannya, serta memberikan bimbingan klasikal, dan juga

hambatan yang didapati guru bimbingan dan konseling dalam

meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di Sekolah Menengah Atas

Negeri 1 Jorong ialah kurangnya kemauan atau kesadaran belajar siswa

dan lingkungan sekolah yang kurang aman serta lingkungan keluarga

yang kurang kondusif.

2. Sulistri (2014). Upaya Guru Pembimbing untuk Meningkatkan

Kedisiplinan Siswa dalam Belajar di MTs Negeri Kepahiang. Hasil

penelitian ini ialah memberi gambaran ketidak disiplinan siswa dalam

belajar adalah kurang disiplin dalam mengerjakan tugas (PR), keluar

masuk pada saat jam pelajaran berlangsung dan membolos pada saat

pelajaran yang kurang disukai. Layanan yang diberikan guru

pembimbing untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dalam belajar

adalah memberikan layanan konseling individu dan layanan bimbingan

belajar. Sedangkan hambatan yang dialami guru pembimbing adalah

tidak memiliki alokasi waktu dari pihak sekolah, sarana dan prasarana

yang kurang memadai, dan kurangnya guru pembimbing di sekolah ini.

3. Padil dan Nasruddin (2021). Implementasi Layanan Bimbingan

Kelompok dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa di

Sekolah. Hasil penelitian ini ialah bahwa pelaksanaan kegiatan layanan

31
bimbingan kelompok dalam mengatasi pelanggaran disiplin di sekolah

dilaksanakan melalui bebrapa tahapan yaitu: tahapan pembukaan,

tahap penjelasan dan penguatan masalah, tahap kegiatan atau tahap

pengakhiran. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling tersebut

didukung dengan upaya guru bimbingan dan konseling dengan cara

yaitu: pemantauan diri, penguatan positif, kontrak atau perjanjian

dengan diri sendiri.

4. Chintya, Akmal Sutja, dan Freddi Sarman. (2022). Komunikasi

Persuasif Guru BK dalam Pembinaan Disiplin Belajar Siswa di SMP

Negeri 25 Kota Jambi. Hasil penelitian ini ialah bahwa komunikasi

persuasif yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling di SMP

Negeri 25 Kota Jambi, mengajak siswa untuk disiplin belajar

menggunakan kata atau pesan yang mudah dipahami oleh siswa,

menunjukan ekspresi yang penuh kelembutan dan empati, mem-berikan

pesan yang bernada ajakan, informasi tentang disiplin belajar, motivasi,

pandangan kepada siswa dengan contoh realita nyata, gambaran tentang

masa depan, gambaran keadaan orang tua, sehingga siswa memiliki

kesadaran dari dalam dirinya sendiri untuk bertanggung jawab akan

tugas-tugas sebagai siswa dan melakukan perubahan. Penyampaian

pesan persuasif dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling

menggunakan teknik asosiasi, integrasi, ganjaran, tataan dan red-

hearing.

32
5. Atikah Fauziah. (2019). Upaya Guru Bimbingan Konseling Dalam

Meningkatkan Disiplin Belajar Di Sma Negeri 1 Solok. Hasil penelitian

ini bahwa guru bimbingan dan konseling melaksanakan tindakan

preventif dengan layanan orientasi, bersifat korektif diberikan dalam

bentuk melaksanakan layanan konten dengan teknik layanan

perseorangan dan layanan kelompok dan adanya penerapan role model

untuk menerapkan keteladanan disiplin belajar bagi peserta didik yang

berdisiplin belajar rendah. Selanjutnya upaya yang dilakukan guru

Bimbingan Konseling berpengaruh pada peningkatan disiplin belajar

peserta didik. Karena bagi peserta didik layanan bimbingan konseling

memberikan kesadaran diri, rasa malu dan takut dikeluarkan dari

sekolah.

33
C. Kerangka Berpikir

Terdapat beberapa siswa


yang terlambat datang
Kondisi sekolah, tidak hadir tanpa Disiplin belajar
keterangan, tidak membuat rendah
Awal tugas, bermain ponsel
ketika belajar, kurang
perhatian ketika guru
menerangkan pelajaran,
serta tidak peduli dengan
tugas yang diberikan guru

Preventif
(pencegahan).
Meningkatkan disiplin
Tindakan Kuratif (perbaikan),
belajar siswa dari dalam
diri siswa (intrinsik) dan preserevatif
dari luar diri siswa (pemeliharaan),
(ekstrinsik) developmental
(pengembangan)

Siswa memiliki disiplin belajar


yang tinggi atau disiplin
Kondis belajarnya semakin meningkat.
i Akhir

Gambar 2. 1
Kerangka Berpikir

Penelitian ini dilakukan berdasarkan kondisi awal siswa SMPN 27

Depok yang memiliki disiplin belajar rendah dapat terlihat dari perilaku

mereka, seperti beberapa siswa yang terlambat datang sekolah, tidak hadir

tanpa keterangan, tidak membuat tugas, bermain ponsel ketika belajar, kurang

perhatian ketika guru menerangkan pelajaran, serta tidak peduli dengan tugas

yang diberikan guru. Salah satu faktor yang menyebabkan menurunnya disiplin

34
belajar siswa karena lemahnya disiplin diri siswa yang berasal dari dari dalam

diri siswa itu sendir dan juga dari luar diri siswa, sehingga siswa tidak

memperdulikan kondisi belajar nay di sekolah. Oleh karena itu, tindakan yang

diberikan adalah meningkatkan disiplin belajar siswa, dari faktor intrinsik dan

ekstrinsik melalui tindakan perbaikan, pencegahan, pemeliharaan, dan

pengembangan yang dilakukan guru bimbingan dan konseling atau konselor

sekolah, sehingga kondisi akhir yang dicapai adalah siswa memiliki disiplin

belajar yang tinggi dan semakin meningkat.

Dengan demikian, keberhasilan proses belajar di sekolah, dapat diraih oleh

siswa dengan baik dan disiplin belajar pun dapat terjaga dengan baik.

35
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat penelitian berlokasi di SMPN 27 Depok, yang beralamat di Jl.

Pondok Pesantren Nurul Huda, RT. 01/13, Pasir Gunung Selatan, Kec.

Cimanggis, Kota Depok Prov. Jawa Barat.

2. Waktu penelitian

Penelitian yang peneliti lakukan dimulai pada bulan Februari 2023

sampai Juli 2023

B. Metode Penelitian

Kegiatan peneliti dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data dan

informasi tentang fenomena dan kondisi yang erat hubungannya dengan

masalah yang akan diteliti. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

dimaksudkan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai keadaan

serta gejala yang ada menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.

Penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian yang ditujukan

untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial,

sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun

kelompok”.

Melalui metode ini peneliti berusaha mengumpulkan data sebanyak

mungkin yang berhubungan dengan yang sedang diteliti yaitu tentang “Upaya

36
Guru Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa

di SMPN 27 Depok”. Selanjutnya data tersebut dianalisis, diolah,

diinterpretasikan, dan kemudian disimpulkan sebagai hasil penelitian.

C. Data dan Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini ialah manusia, situasi/peristiwa, dan

dokumentasi (Moleong, 2011: 157). Terdapat 2 jenis sumber data, yaitu: 1)

sumber data berupa kata-kata dan tindakan sumber data pribadi yang

memberikan data dalam bentuk lisan atau wawancara, 2) sumber data suasana/

peristiwa yang berbentuk suasana yang bergerak ataupun yang diam. Peneliti

memperoleh data utama dari perkataan dan perilaku orang terkait dengan upaya

guru bimbingan dan konseling untuk meningkaykan disiplin belajar siswa di

sekolah.

Terdapat 2 sumber data pada penelitian ini, yakni 1) sekunder dan 2)

primer. Berikut penjelasannya:

1. Data primer.

Sumber data pertama yang diamati, dicatat dan diambil langsung dari

sumbernya (Marzuki, 2005: 60). Data primer merupakan sumber data yang

memberikan langsung data penelitian kepada peneliti. Oleh karena itu, data

primer merupakan data yang diperoleh dari lapangan yang diberikan kepada

orang-orang yang membutuhkan informasi.

Data utama penelitian ini adalah wawancara langsung peneliti bersama

6 siswa kelas VIII SMPN 27 Depok, guru bimbingan dan konseling, dan

kepala sekolah.

37
2. Data sekunder.

Data sekunder merupakan sumber data dari tangan kedua (Ulya, 2010:

28). Data sekunder diberikan secara tidak langsung yang diberikan kepada

peneliti, melalui orang lain dan dokumen organisasi (Sugiyono, 2016: 308).

Data sekunder diperoleh dari sumber data yang diterima melalui format

lengkap.

Data ini berasal dari artikel, skripsi serta dokumen-dokumen lainnya

yang ada di SMPN 27 Depok.

Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian data ini yakni

menggunakan purpose sampling. Hal tersebut sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2016: 218-219) bahwa:

Purpose sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber


data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini,
misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang
kita harapkan, atau mungkin sebagai penguasa sehingga akan
memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang
diteliti.

Berdasarkan rekomendasi dari guru bimbingan dan konseling SMPN

27 Depok, peneliti mengambil sampel sebanyak 6 orang siswa kelas VIII

dari jumlah keseluruhan 64 siswa yang dimana siswa tersebut mempunyai

catatan-catatan perilaku dan berdasarkan dari pengamatan guru bimbingan

dan konseling terkait dengan siswa yang disiplin belajarnya rendah.

38
Tabel 3. 1
Jumlah Siswa Kelas VIII
Kelas Jumlah siswa
VIII 3 32
VIII 5 32
Jumlah 64

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data atau alat pengumpulan

data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi.

1. Wawancara

Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin

mengeksplorasi informasi secara jelas dari informan. Pada penelitian ini,

peneliti telah menyiapkan pedoman wawancara yang telah disusun,

sehingga responden memberikan jawabannya secara bebas sesuai dengan

pemahaman atau pengetahuannya masing-masing.

Interview/ wawancara, yaitu suatu percakapan tanya jawab lisan antara

dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada

suatu masalah tertentu. Dalam hal ini, peneliti menggunakan seperangkat

pertanyaan baku kepada narasumber yang dianggap berkompeten

dibidangnya diharapkan dapat memberikan jawaban dan data secara

langsung, jujur, dan valid.

Pada penelitian ini, peneliti melakaukan wawancara kepada kepala

sekolah, guru bimbingan dan konseling, serta siswa terkait dengan upaya

guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan disiplin belajar siswa.

39
Tabel 3. 2
Kisi-kisi Instrumen Wawancara

Subyek interviewee : Kepala Sekolah SMPN 27 Depok

Tujuan Wawancara : Mengetahui kinerja dan upaya guru bimbingan dan

konseling dalam meningkatkan disiplin belajar siswa

No Pertanyaan No.
Item

1 Keberadaan guru bimbingan dan konseling 1,2

2 Kualifikasi guru bimbingan dan konseling 3,4

3 Dukungan program kerja guru bimbingan dan 5


konseling terkait persoalan disiplin belajar siswa

4 Evaluasi dan tindak lanjut program bimbingan dan 6


konseling

5 Pembinaan terhadap guru bimbingan dan konseling 7

6 Sarana dan prasarana untuk bimbingan dan konseling 8

7 Hubungan antara guru bimbingan dan konseling, 9,10


dengan rekan sejawat, dan orangtua

8 Pemahaman tentang disiplin belajar siswa 11,12

9 Upaya guru bimbingan dan konseling di sekolah 13


dalam menyelesaikan suatu permasalahan siswa

10 Penanganan masalah disiplin belajar oleh guru 14,15


bimbingan dan konseling

40
Tabel 3. 3
Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah

Tanggal/ hari
Nama
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana tanggapan bapak mengenai
keberadaan guru bimbingan dan
konseling di sekolah? Apakah penting?
2. Ada berapa jumlah guru bimbingan dan
konseling di sekolah ini?
3. Apakah guru bimbingan dan konseling
sudah memenuhi standar kualifikasi
sebagai seorang guru bimbingan dan
konseling sesuai dengan peraturan
kementrian Nomor 111 Tahun 2014
yang mewajibkan guru bmbingan dan
konseling menempuh pendidikan
akademik minimal Sarjanah Pendidikan
(S1) dalam bidang bimbingan dan
konseling ?
4. Menurut Bapak/Ibu, apakah penting
seorang guru bimbingan dan konseling
harus memiliki kualifikasi akademik
sesuai dengan pertanyaan nomor 4? jika
iya atau tidak, berikan alsannya!
5. Apakah Bapak/Ibu membuat suatu
kebijakan tertentu untuk mendukung
program guru bimbingan dan konseling
dalam upaya meningkatkan disiplin
belajar siswa?
6.. Selaku Kepala Sekolah, bagaimanakah
bentuk evaluasi dan tindak lanjut yang
Bapak/Ibu lakukan terhadap program
bimbingan dan konseling?
7. Bagaimana bentuk pembinaan yang
bapak lakukan kepada guru bimbingan
dan konseling?
8 Apakah di sekolah yang Bapak/Ibu
pimpin ini memiliki ruangan untuk
bimbingan dan konseling? jika iya
apakah sudah memadai?
9 Bagaimana hubungan/ kerjasama antara
guru BK dengan rekan sesama guru?
10 Bagaimana hubungan/kerjasama guru
BK dengan orangtua siswa?

41
11 Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu tentang
kondisi disiplin belajar siswa di sekolah
saat ini ?
12 Apakah di sekolah ini terdapat kasus
yang berkaitan dengan disiplin belajar
siswa?
13 Seberapa penting upaya guru bimbingan
dan konseling dalam mengatasi
permasalahan yang dialami oleh siswa?
14 Menurut Bapak/Ibu apakah yang harus
dilakukan oleh guru bimbingan dan
konseling jika terdapat masalah yang
berkaitan dengan disiplin belajar siswa
yang rendah?
15 Apakah Bapak/Ibu turut membantu guru
bimbingan dan konseling dalam
memberikan upaya pencegahan maupun
penyelesaian terkait masalah disiplin
belajar siswa selama ini?

Tabel 3. 4
Kisi-kisi Instrumen Wawancara

Subyek interviewee : Guru Bimbingan dan Konseling

Tujuan Wawancara : Mengetahui upaya guru bimbingan dan konseling

dalam meningkatkan disiplin belajar.

No Variabel Indikator No. Item


Menyusun 1,2,3
program
bimbingan dan
konseling

1. Upaya Guru Bimbingan dan Memberikan 4,5,15


Konseling layanan
bimbingan dan
konseling

Mengevaluasi 6,16
layanan
bimbingan dan
konseling

42
Mengadakan 7,17
tindak lanjut
pelaksanaan
bimbingan dan
konseling

Memahami 8,9
konsep belajar

2. Disiplin Belajar Memahami 10,11


disiplin belajar

Memahami 12, 13, 14


manfaat disiplin
belajar bagi
siswa

Tabel 3. 5
Pedoman Wawancara dengan Guru Bimbingan dan Konseling

Hari/ tanggal
Nama
No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah guru bimbingan


konseling memiliki program
bimbingan konseling yang
lengkap?
2. Dalam bentuk apa perencanaan
program bimbingan dan
konseling yang guru bimbingan
konseling susun?

3. Apakah program kerja yang


disusun guru bimbingan
konseling dapat terlaksana
dengan baik?

4 Bagaimana pelaksanaan layanan


bimbingan konseling di sekolah
selama ini?

5. Apakah fasilitas yang ada di


sekolah ini menunjang dalam

43
pelayanan bimbingan konseling
di sekolah?

6. Seperti apakah bentuk evaluasi


terhadap pelayanan bimbingan
konseling di sekolah?

7. Bagaimana upaya tindak lanjut


yang diberikan guru bimbingan
konseling setelah memberikan
layanan kepada siswa?

8. Apa yang Bapak ketahui tentang


belajar ?

9 Bagaimana tanggapan Bapak


mengenai kondisi belajar siswa
saat ini ?

10 Apa yang bapak ketahui tentang


disiplin belajar?

11 Apakah terdapat siswa yang


mengalami masalah dalam
disiplin belajar ?

12 Apakah menurut bapak, upaya


meningkatkan disiplin belajar
siswa di sekolah merupakan hal
yang penting?
13 Apakah terdapat siswa yang
enggan dibantu dalam
meningkatkan disiplin belajarnya
disekolah selama ini ?
14 Manfaat apa yang siswa peroleh
ketika disiplin belajarnya baik?

15 Adakah layanan bimbingan dan


konseling yang bapak berikan
sebagai upaya dalam
meningkatkan disiplin belajar?

44
16 Menurut bapak apakah segala
upaya yang telah bapak lakukan
dalam meningkatkan disiplin
belajar siswa sudah mencapai
tingkat keberhasilan?
17 Bagaimana tindak lanjut yang
bapak lakukan sebagai guru
bimbingan dan konseling setelah
berbagai upaya penanganan
masalah disiplin belajar diberikan
terhadap siswa?

Tabel 3. 6
Kisi-kisi Instrumen Wawancara

Subyek interviewee : Siswa


Tujuan Wawancara : Mengetahui upaya guru bimbingan dan
konseling dalam meningkatkan disiplini belajar
siswa.

No Variabel Indikator No. item


Mensosialisasikan 1,2
program
bimbingan dan
1. Upaya Guru Bimbingan konseling.
dan Konseling Memberikan 11,12,13,14
layanan
bimbingan dan
konseling
Memahami 3
disiplin belajar
Memahami 4,6
2. Disiplin Belajar disiplin belajar
Memahami 5,7,8,9,10
manfaat disiplin
belajar bagi siswa

45
Tabel 3. 7
Pedoman Wawancara dengan Siswa

Tanggal/ hari
Nama
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah guru bimbingan dan konseling
di sekolah, melakukan sosialisasi
terkait program bimbingan dan
konseling kepada siswa?
2. Bagaimana tanggapan Anda terhadap
pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah selama ini?
3. Apa yang Anda ketahui tentang
belajar?
4. Apa yang Anda ketahui tentang disiplin
belajar?
5. Apakah menurut Anda disiplin belajar
itu penting?
6. Apa yang biasanya Anda lakukan jika
disiplin belajar kamu sedang menurun?
7. Apa manfaat disiplin belajar menurut
Anda?
8. Apakah kamu pernah mengalami
kesulitan dalam mengelola disiplin
belajar ?
9. Apakah guru bimbingan dan konseling
pernah memberi pengetahuan seputar
pentingnya disiplin belajar? jika iya,
seperti apa contohnya ?
10. Apakah Anda pernah mencoba
berkonsultasi dengan guru bimbingan
dan konseling tentang permasalahan
disiplin belajar yang kamu alami?
11. Bagaimana sikap atau respon yang di
tunjukan oleh guru bimbingan dan
konseling terhadap masalah yang kamu
alami?
12 Layanan apa yang diberikan oleh guru
bimbingan dan konseling dlam
membantu meningkatkan disiplin
belajar?
13 Apakah Anda merasa terbantu dengan
upaya yang diberikan oleh guru
bimbingan dan konseling berkenaan

46
dengan masalah disiplin belajar yang
Anda alami?

14 Apa harapan kamu terhadap kenerja


guru bimbingan dan konseling di
sekolah ?

2. Observasi

Observasi yaitu kegiatan dengan menggunakan pancaindera,

penglihatan, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan

untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas,

kejadian, peristiwa, objek, kondisi dan perasaan emosi seseorang.

Observasi diperlukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa

untuk menjawab pertanyaan.

3. Dokumentasi

Dokumen yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, sejarah

kehidupan, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk

gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain.

Dokumen yang berbentuk karya, misalnya karya seni, yang berupa

gambar, dan lain sebagainya.

47
E. Teknik Pencatatan Data

1. Data hasil wawancara

Setelah peneliti menyelesaikan wawancara dengan para responden,

maka hasil wawancara yang didapat harus segera dicatat agar tidak lupa dan

hilang. Dalam hal ini peneliti membuat rangkuman yang lebih sistematis

terhadap hasil wawancara. Dari berbagai sumber data, perlu dicatat mana

yang dianggap penting.

Pencatatan data yang dilakukan dalam wawancara adalah hasil

pencatatan atau perekaman proses wawancara, diketik dalam bentuk dialog

dapat dibantu dengan alat perekam untuk memperkuat dan memperjelas

informasi yang hendak didapat, mengidentifikasi dan mengelompokkan

jawaban kepala sekolah, guru bimbingan dan konseling, serta siswa yang

sesuai dengan pokok pikiran pada pedoman wawancara dan pencapaian

tujuan yang ditetapkan, Menganalisis dan menyintesis hasil jawaban kepala

sekolah, guru bimbingan dan konseling, serta siswa yang sesuai dengan

tujuan wawancara kemudian menarik simpulan berdasarkan hasil sintesis

dari berbagai jawaban kepala sekolah, guru bimbingan dan konseling, serta

siswa.

2. Data hasil dokumentasi

Pada penelitian, dokumentasi peneliti melakukan pencatatan

pengolahan data dengan tahapan peneliti menentukan data dokumen beserta

sumber data lembaga pendidikan yang dibutuhkan pada laporan penelitian,

48
memperoleh secara sah salinan dokumen dari sumber data yang dibutuhkan,

mengumpulkan data-data dokumentasi berbentuk tulisan.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya daftar nama guru, jadwal

pengajar para guru dan absensi siswa ataupun data-data dokumentasi

berbentuk gambar. Dokumen yang berbentuk gambar missal-nya foto,

video, dan sketsa, menulusuri serta menelaah terkait dokumen yang

diperoleh peneliti, peneliti melakukan penarikan data dengan mengutip

sebagai isi dokumen yang akan dibutuhkan dalam bentuk laporan data,

mencantumkan sumber data dokumen dalam laporan penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Setelah proses pengumpulan data dilakukan, proses selanjutnya adalah

melakukan analisis data. Analisis atau penafsiran data merupakan proses

mencari dan menyusun secara sistematis catatan temuan penelitian melalui

pengamatan dan wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman

penelitian tentang fokus yang dikaji dan menjadikannya sebagai temuan untuk

orang lain, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, dan menyajikannya.

Berikut langkah-langkah dalam proses analisis data yang akan digunakan

mencakup:

1. Reduksi data.

“Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, cari tema dan polanya. Dengan

demikian gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

49
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan”

(Sugiyono, 2016:338).

2. Perpanjang keikutsertaan

Sebagaimana sudah dikemukakan, peneliti dalam penelitian kualitatif

adalah instrument itu sendiri, keikutsertaan peneliti sangat menentukan

dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak dilakukan dalam

waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjang keikutsertaan peneliti pada

latar belakang peneliti.

Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memumgkinkan derajat

kepercayaan data yang dikumpulkan, karena peneliti dengan perpanjangan

keikutsertaan akan banyak mempelajari “Fenomena yang ada”, dapat

menguji ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan oleh distorsi, baik

yang berasal dari diri sendiri maupun responden, dan membangun subjek.

3. Ketekunan pengamatan

Seperti yang telah diuraikan, maksud perpanjangan keikutsertaan ialah

untuk memungkinkan peneliti terbuka terhadap pengaruh ganda yaitu

faktor-faktor kontekstual dan pengaruh bersama pada peneliti dan subjek

yang akhirnya mempengaruhi fenomena yang diteliti. Peneliti hendaknya

mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan

terhadap faktor-faktor yang menonjol seperti faktor apa yang melatar

belakangi persepsi citra negatif guru bimbingan dan konseling. Untuk

keperluan itu teknik ini menuntut agar peneliti mampu menguraikan secara

rinci bagaimana proses penemuan secara rinci tersebut dapat dilakukan.

50
Ketekunan pengamatan dimaksudkan untuk menemukan ciri-ciri dan

unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan yang

sedang dicari dan kemudian memusatkan peneliti untuk memperoleh

kedalam data yang disesuaikan dengan masalah yang diteliti.

Peneliti disini melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan

siswa dan guru bimbingan dan konseling dalam proses objektivitas.

51
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengumpulan Data

1. Persiapan Penelitian

Agar penelitian ini berjalan sesuai dengan rencana dan mendapatkan

hasil yang diinginkan, peneliti terlebih dahulu melakukan persiapan

sebagai berikut:

a. Memilih masalah yang akan diteliti dan merumuskannya dalam bentuk

judul penelitian. Kemudian judul penelitian tersebut diajukan ke Ketua

Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk mendapatkan

persetujuan sekaligus mendapatkan petunjuk dosen pembimbing materi

dan dosen pembimbing teknik oleh Wakil Dekan I Bidang Akademik

Falkutas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial (FIPPS) Universitas

Indraprasta PGRI.

b. Setelah mnedapatkan persetujuan dari Wakil Dekan I Bidang

Akademik, selanjutnya didaftarkan ke Sekertaris Falkutas Ilmu

Pendidikan dan Pengetahuan Sosial (FIPPS) untuk dibuatkan surat izin

penelitian yang ditujukan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri

(SMPN) 27 Depok

c. Surat permohonan izin penelitian disampaikan kepada kepala sekolah

yang dituju dan selanjutnya dibicarakan kapan penelitian dapat

dilakukan.

52
d. Selanjutnya kepala sekolah menyerahkan kepada guru bimbingan dan

konseling untuk menentukan waktu penelitian, siswa dan kelas yang

akan dijadikan sumber data penelitian.

e. Penyusunan Instrumen Penelitian

Setelah mendapat persetujuan dari semua pihak kemudian menyusun

instrument penelitian yang berupa pedoman wawancara dan pedoman

observasi yang sebelumnya dikonsultasikan dengan dosen

pembimbing, setelah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing,

peneliti menghubungi kepala sekolah dan guru bimbingan dan

konseling untuk menetapkan waktu penyebaran angket.

f. Penelitian ke Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 27 Depok ini

dilakukan pada bulan Februari-Juli (6 bulan) dengan meminta ijin

terlebih dahulu kepada pihak sekolah melalui guru BK sekolah tersebut.

g. Setelah mendapatkan persetujuan dari pihak sekolah untuk melakukan

penelitian, peneliti kemudian menentukan serta menyepakati waktu

penelitian bersama guru BK dan kepala sekolah.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian secara keseluruhan dilaksanakan pada bulan Februari sampai

dengan Juli 2023 di SMP Negeri 27 Depok. Adapun pelaksanaan penelitian

dalam melakukan pengumpulan data, yakni sebagai berikut.

a. Wawancara dengan siswa dilakukan pada hari Senin 22 Mei 2023,

Rabu 24 Mei 2023 dan Kamis 25 Mei 2023 Jumlah siswa yang

diwawancarai oleh peneliti berjumlah 6 orang siswa. Siswa yang dipilih

53
secara purposive oleh peneliti dan merupakan sampel yang akan

memberikan data secara maksimal.

b. Wawancara dengan siswa dilakukan di SMPN 27 Depok dan juga

melalui online via chat whatsapp sesuai dengan pedoman wawancara

yang telah disiapkan sebelumnya.

c. Wawancara dengan guru bimbingan dan konseling yaitu dengan ibu

Titin Suprihatini, S.Pd. dan ibu Famila Suryani, S.Pd.I., M.Pd.

dilaksanakan pada hari jumat, 26 Mei 2023 bertempat di ruang guru

SMP Negeri 27 Depok.

d. Wawancara dengan kepala sekolah yaitu bapak Ahmad Muhtar, S.Si.,

M.Pd. dilaksanakan pada hari Senin 29 Mei 2023 bertempat di ruang

kepala sekolah.

3. Temuan Umum

a. Letak Geografis Sekolah

SMP Negeri 27 Depok berlokasi di Jl. Pondok Pesantren Nurul

Huda RT 01/13 Pasir Gunung Selatan, Kecamatan Cimanggis, Kota

Depok, Provinsi Jawa barat. Sekolah ini berada dalam lingkungan

sangat strategis dari jalan utama sehingga mudah untuk ditemukan

dikaranakan lokasinya tidak jauh dari jalan utama, suasana sekolah

cukup tenang karena lokasi sekolahnya tidak begitu dekat dengan jalan

raya dan banyak perkebunan warga sekitar sehingga tidak terlalu bising

dari keramaian.

54
Visi

Visi dari SMP Negeri 27 Depok adalah CEKATAN yaitu Cerdas,

Berkarakter, Terampil, Andal dan Berwawasan Lingkungan serta

Berkewirausahaan.

Misi

1) Mewujudkan peserta didik yang unggul dalam ilmu pengetahuan

dan teknologi

2) Mewujudkan profil pelajar Pancasila yang mandiri, dan kreatif

sehingga mampu mengkreasi ide dan keterampilan yang inovatif

3) Mewujudkan kemandirian peserta didik melalui kegiatan

pembiasaan dan pengembangan diri yang terencana dan

berkesinambungan

4) Mewujudkan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

efektif dan menyenangkan

5) Mewujudkan warga sekolah yang berperilaku hidup bersih dan

sehat

6) Mewujudkan partisipasi aktif orang tua dan masyarakat dalam

keberagaman yang mewadahi kreatifitas pelajar berjiwa kompetitif

dan kewirausahaan

55
b. Daftar Nama Guru

Pada tahun ajaran 2022-2023 jumlah Guru yang mengajar di

SMP Negeri 27 Depok berjumlah 19 orang dan berikut adalah daftar

nama-nama guru di SMP Negeri 27 Depok.

Tabel 4. 1
Daftar nama-nama Guru SMP Negeri 27 Depok
No Nama Guru Jabatan

1. Ahmad Muhtar, S.Si., M.Pd. Kepala Sekolah

Waka
2. Kurniasih, S.Pd.
Kurikulum/Guru

3. Titin Suprihatini, S.Pd. Waka Humas/ Guru

4. Hana Natalia Desi, S.Pd. Bendahara/Guru

5. Henry Gunawan, S.Pd. Waka Sarpras/Guru

6. Muhammad Muhyidin, S.Pd.I. Guru

7. Afrida Setiawan, S.Pd. Guru

8. Hari Purnomo, S.Pd. Guru

9. Mashithoh Nur ‘Azizah, S.Pd. Guru

10, Rotua Nababan, S.Pd. Guru

11. Fonta Lismasyta, S.Pd. Guru

12. Supriyantoro, S.E. Guru

13. Nandang Permana, S.Pd. Guru

14. Famila Suryani, S.Pd.I., M.Pd. Guru

15. Riski Wulandari, S.Pd. Guru

16. Heni Septiani, S.Pd. Guru

17. Ruth Eka Putri, S.Mus. Guru

18. Muhammad Irfan Jundullah, S.Si. Guru

56
19. Permata Risa Pebrianti, S.Pd. Guru

20. Siti Utufina Widuri, S.Pd. Guru

c. Jumlah Siswa

Pada tahun ajaran 2021-2023 jumlah siswa yang terdaftar di

SMP Negeri 27 Depok berjumlah sebanyak 183 siswa berikut adalah

rincian jumlah siswa.

Tabel 4. 2
Jumlah Siswa SMP Negeri 27 Depok
Jenis Kelamin Jenis kelamin
No Kelas Jumlah
laki-laki perempuan
1. VII.1 17 17 34

2. VII.2 18 15 33

3. VII.3 19 15 34

4. VII.4 17 15 32

5. VII.5 19 14 33

6. VII.6 14 18 32

7. VIII.1 18 14 32

8. VIII.2 17 13 30

9. VIII.3 16 16 32

10. VIII.4 19 13 32

11. VIII.5 18 14 32

57
B. Pengolahan Data

Dalam melakukan pengolahan data, peneliti menggunakan pedoman

wawancara terstruktur yang peneliti ajukan kepada beberapa responden

sebagai sumber data. Dalam pedoman wawancara, peneliti telah menyiapkan

beberapa pertanyaan yang akan dijawab oleh para responden untuk mendapat

hasil jawaban terkait dengan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

Pada saat kegiatan wawancara berlangsung, peneliti merekam hasil

wawancara dengan handphone serta mengumpulkan jawaban responden

sebanyak-banyaknya dan serinci-rincinya mengenai topik penelitian yang

sedang diteliti oleh peneliti. Ketika jawaban responden telah terkumpul, lalu

peneliti melakukan analisis dengan menarik semua kesimpulan dari semua

jawaban responden.

Dengan adanya pengolahan data yang baik, maka peneliti

mendapatkan hasil penelitian yang diharapkan berdasarkan topik permasalahan

yang diteliti.

C. Interprestasi Data

Layanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru bimbingan

dan konseling dalam membantu meningkatkan disiplin belajar siswa

menggambarkan bahwa layanan bimbingan dan konseling di SMPN 27 Depok,

sudah berjalan dengan baik tetapi belum maksimal.

Hal ini terlihat dari simpulan hasil wawancara yang peneliti lakukan

terhadap beberapa sumber data terkait dengan masih terdapatnya hambatan-

hambatan, kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan

58
konseling dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di sekolah. Selain itu,

walaupun dokumen-dokumen dan catatan-catatan khusus yang dimiliki guru

bimbingan dan konseling beserta pendukung didalamnya cukup lengkap,

namun dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling itu sendiri belum

dilakukan secara maksimal di SMPN 27 Depok. Hal ini dikarenakan jadwal

masuk kelas guru bimbingan dan konseling yang terlalu singkat dan sedikit

yaitu hanya 1 jam pelajaran (30 menit) tiap kelas dalam seminggu.

Masih kurangnya penunjang atau sarana prasarana baik dalam

menunjang pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, sehingga

layanan bimbingan dan konseling belum terlalu maksimal dalam membantu

siswa dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di SMPN 27 Depok.

D. Hasil Wawancara

1. Wawancara dengan Guru Bimbingan dan Konseling

Guru Bimbingan Konseling di SMPN 27 Depok terdapat 2 guru

perempuan yang pertama ialah Ibu Titin Suprihatini, S.Pd. beliau sudah

mengajar sejak tahun 2021 atau selama 3 tahun di SMPN 27 Depok. Dan

yang kedua adalah Ibu Famila Suryani, S.Pd.I., M.Pd. beliau mengajar

sejak tahun 2022 atau selama 2 tahun di SMPN 27 Depok. Saya

memberikan 17 pertanyaan seputar disiplin belajar untuk membuktikan

apakah upaya guru BK dalam meningkatkan disiplin belajar siswa berjalan

sesuai ekspetasi atau tidak.

Dalam memberikan pertanyaan wawancara yang saya lakukan pada

tanggal 26 Mei 2020 yang dilakukan di SMPN 27 Depok durasi lamanya

59
wawancara kurang lebih 2 jam sambil membicarakan situasi sekolah. Dari

17 pertanyaan yang saya berikan, nampaknya pada SMPN 27 Depok kedua

guru bimbingan dan konseling memiliki karakter yang lembut, ramah dan

easy going kepada semua siswanya, sehingga kedekatan siswa dengan guru

bimbingan dan konseling berjalan sesuai yang di harapkan.

Tabel 4. 3
Hasil Wawancara dengan Guru Bimbingan dan Konseling
Hari/tanggal : Kamis, 18 Mei 2023
Nama : Titin Suprihatini, S.Pd.
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah guru bimbingan konseling “Ya sudah suatu kewajiban/keharusan
memiliki program bimbingan guru BK memiliki program BK yang
konseling yang lengkap? lengkap sebagai dasar kerjanya”.
2. Dalam bentuk apa perencanaan “Dalam penyusunan program terlebih
program bimbingan dan konseling dulu dilakukan need assessment terhadap
yang guru bimbingan konseling peserta didik, sarpras dan lingkungan.
susun? Selanjutnya dibuat program beserta RPL
untuk layanan”.
3. Apakah program kerja yang “Dalam hal pelaksanaan tentunya
disusun guru bimbingan konseling diupayakan sesuai perencanaan meski
dapat terlaksana dengan baik? proses dan hasil akan bervariatif, ada
yang bisa berjalan baik adapula yang
perlu diperbaiki”.
4 Bagaimana pelaksanaan layanan “Harus diakui belum semua program /
bimbingan konseling di sekolah pelaksanaan layanan dapat terlaksana,
selama ini? masih ada beberapa yang terkendala”.
5. Apakah fasilitas yang ada di “Dalam hal fasilitas karena sekolah ini
sekolah ini menunjang dalam masih baru beroperasional, maka belum
pelayanan bimbingan konseling di semua fasilitas terpenuhi”.
sekolah?
6. Seperti apakah bentuk evaluasi “Untuk evaluasi layanan dilakukan
terhadap pelayanan bimbingan melalui penilaian proses dan hasil.
konseling di sekolah? Adapun evaluasi secara keseluruhan
dilakukan melalui skala kepuasan”.
7. Bagaimana upaya tindak lanjut “Dalam setiap layanan yang diberikan
yang diberikan guru bimbingan kepada siswa tentunya melihat penilaian
konseling setelah memberikan proses. Ketika diperlukan tindaklanjut
layanan kepada siswa? maka di upayakan ada layanan
tindaklanjut sesuai kebutuhan”.

60
8. Apa yang Ibu ketahui tentang “Belajar merupakan suatu proses untuk
belajar ? meningkatkan wawasan dari segi
pengetahuan, sikap dan keterampilan”.
9 Bagaimana tanggapan Ibu “Kondisi belajar siswa saat ini sebagian
mengenai kondisi belajar siswa besar masih bersifat sekedar
saat ini ? kewajiban/tugas, belum dirasakan
sebagai sebuah kebutuhan”.
10 Apa yang Ibu ketahui tentang “Disiplin belajar busa diartikan kondisi
disiplin belajar? kepatuhan/ketaatan dalam melakukan
belajar”.
11 Apakah terdapat siswa yang “Sepertinya masih banyak peserta didik
mengalami masalah dalam yang bermasalah dengan disiplin
disiplin belajar ? belajar”.
12 Apakah menurut Ibu, upaya “Hal tersebut sepertinya suatu
meningkatkan disiplin belajar keniscayaan / sudah seharusnya. Karena
siswa di sekolah merupakan hal tugas seorang pelajar adalah belajar.
yang penting? Maka disiplin belajar menjadi salah satu
pendukung kesuksesan belajar”.
13 Apakah terdapat siswa yang “Jika dikatakan enggan dibantu secara
enggan dibantu dalam tersurat tidak. Siswa-siswa hanya belum
meningkatkan disiplin belajarnya mengerti mengapa harus disiplin
disekolah selama ini ? belajar”.
14 Manfaat apa yang siswa peroleh “Murid dapat mengikuti alur
ketika disiplin belajarnya baik? pembelajaran dengan baik, lebih teratur,
lebih dapat berpeluang untuk
berprestasi”.
15 Adakah layanan bimbingan dan “Layanan BK dalam upaya
konseling yang bapak berikan meningkatkan disiplin belajar dibuat
sebagai upaya dalam dalam bentuk layanan bimbingan
meningkatkan disiplin belajar? klasikal dan bimbingan kelompok”.

16 Menurut Ibu apakah segala upaya “Masih diakui upaya yang dilakukan
yang telah bapak lakukan dalam belum seutuhnya mencapai tingkat
meningkatkan disiplin belajar keberhasilan. Ada beberapa faktor yang
siswa sudah mencapai tingkat mempengaruhi tingkat keberhasilan
keberhasilan? belajar”.
17 Bagaimana tindak lanjut yang “Upaya tindaklanjut yang dilakukan
bapak lakukan sebagai guru setelah terlaksana bimbingan klasikal
bimbingan dan konseling setelah dan bimbingan kelompok akan
berbagai upaya penanganan ditindaklanjut dengan layanan konseling
masalah disiplin belajar diberikan individual atau perencanaan individual
terhadap siswa? maupun konseling kelompok dan bisa
juga ditambah dengan layanan
pustakaan, biografi, papana bimbingan
ataupun tutor peer sebaya

61
Tabel 4. 4
Hasil Wawancara dengan Guru Bimbingan dan Konseling
Famila Suryani, S.Pd.
Kamis, 18 Mei 2023
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah guru bimbingan
konseling memiliki program Iya, disini kami memiliki program bk yg
bimbingan konseling yang lengkap
lengkap?
2. Dalam bentuk apa perencanaan
program bimbingan dan Program tahunan, program semesteran,
konseling yang guru bimbingan bulanan dan program mingguan
konseling susun?
3. Apakah program kerja yang Tentang terlaksana atau tidaknya
disusun guru bimbingan mungkin tidak semuanya terlaksana
konseling dapat terlaksana dengan baik karena ada beberapa faktor
dengan baik? yang bisa mempengaruhui tidak
berjalannya bbrp yg telah kita susun,
misalkan sekarang ini posisinya sekolah
kita sedang numpang di sekolah lain
sehingga alokasi waktu pelajaran
dipersingkat untuk jam BK alhamdullilah
mendapat 1 jam perminggu. untuk
mencari waktu di luar jam pelajaran
harus mensiasati dengan baik. Terkadang
mensiasati waktu seperti itu memiliki
kendala-kendala.
4 Bagaimana pelaksanaan layanan Pelaksanaan di sekolah selama ini
bimbingan konseling di sekolah berjalan dengan baik kita diberi waktu ke
selama ini? kls 1 jam perminggu. Untuk layanan
yang lain kita lakukan di luar jam
pelajaran.
5. Apakah fasilitas yang ada di Jika berbicara fasilitas mungkin jujur ya
sekolah ini menunjang dalam sekolah kita belum ada ruangan BK yang
pelayanan bimbingan konseling permanen kita masih sekat-sekat. Jadi
di sekolah? cari ruangan yang kosong untuk BK.
Semoga pembangunan sekolah kita
sudah jadi insya allah sekolah kita sudah
memiliki ruang BK yang permanen.
6. Seperti apakah bentuk evaluasi Jika evaluasi pelayanan BK berpedoman
terhadap pelayanan bimbingan dari proses dan hasil dari program yg
konseling di sekolah? dilakukan selama 1tahun. Dari penilaian
proses kita melihat apakah program ini
efektif atau tidak program yang kita
susun dan materi yg kita berikan.
Kemudian dari penilaian hasil bagaimana

62
kira2 dari program dan materi yg kita
berikan, layanan2 yg kita berikan itu
hasilnya efektif atau tidak lalu
memberikan hasil yang baik atau tidak,
ada umpan balik dari siswanya juga
sehingga kita lihat dari penilaian proses
dan penilaian hasil.
7. Bagaimana upaya tindak lanjut Tindak lanjut diberikan kepada siswa
yang diberikan guru bimbingan tergantung dengan masalah yang dialami
konseling setelah memberikan dan kondisi siswa. Ada tindak lanjut kita
layanan kepada siswa? memberi materi di kelas ternyata ada
siswa yang tertarik untuk membahas
materi itu lebih dalam atau membahas
lebih luas kita lanjutkan dengan
bimbingan kelompok atau ada juga
penanganannya dengan konseling
individu
atau tindak lanjutnya kita bs melakukan
pemanggilan orangtua jika seandainya itu
dibutuhnya.
8. Apa yang Ibu ketahui tentang Belajar adalah proses mentransfer ilmu.
belajar ? belajar adalah dari yang tahu menjadi
tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa
dari yang tidak biasa menjadi biasa.
9 Bagaimana tanggapan Ibu Kalau kita lihat dari kondisi siswa saat ini
mengenai kondisi belajar siswa karena penggunaan gadget yg begitu
saat ini ? bebas bahkan sekarang ke sekolah pun
siswa diperbolehkan untuk membawa
gadget dengan catatan itu dipergunakan
untuk proses pembelajaran namun
kenyataannya banyak diantara siswa
dipergunakan untuk kesenangan belaka,
bermain sosmed sehingga menurut saya
kondisi belajar siswa saat ini pengaturan
diri dalam belajar agak lemah, kurang
terkontrol karena tidak ada perencanaan
yg baik, tidak adanya pelaksanaan yg
baik, tidak terorganisir sehingga siswa
banyak yg tidak menyelesai tugas, siswa
banyak yg tidak memahami apa tujuan
dari pelajaran dr guru di kelas, mereka
hanya mengejar nilai tuntas dpt nilai
diatas kkm sudah habis gitu
.
10 Apa yang Ibu ketahui tentang Disiplin belajar itu menaati aturan dalam
disiplin belajar? proses belajar sehingga tujuan dari

63
pembelajaran itu bisa dicapai & dimiliki
oleh siswa. Bisa kita lihat dari bentuk
pemahamannya, pengetahuannya,
tingkah lakunya, sikapnya.
11 Apakah terdapat siswa yang
mengalami masalah dalam Iyaa ada..
disiplin belajar ?
12 Apakah menurut Ibu, upaya Menurut saya ini adalah hal yg sangat
meningkatkan disiplin belajar penting karena tugas siswa dan tujuan
siswa di sekolah merupakan hal siswa datang ke sekolah itu pertamanya
yang penting? adalah untuk belajar. Dari belajar itu kita
mengharapkan adanya perubahan pd diri
siswa, baik itu dari tingkah lakunya
maupun dari pengetahuannya. Jika siswa
tidak memiliki sikap disiplin terhadap
belajar bagaimana mereka akan bs
menerima informasi yg diberikan oleh
guru sehingga tdk akan terlihat
perubahannya dari bentuk perilaku
ataupun pengetahuannya.
13 Apakah terdapat siswa yang Sejauh ini tidak ada cuma dalam hal
enggan dibantu dalam mendisiplinkan anak-anak pasti ada
meningkatkan disiplin belajarnya kendala. Ya namanya siswa wajar
disekolah selama ini ? mungkin ada rasa malas, jenuh dan susah
dibilangin dibutuhkan beberapa kali
nasehat jadi memang harus butuh tenaga,
pikiran dan juga kesabaran yang ekstra
dalam menghadapi siswa yang
mengalami masalah dalam belajar
terutama mendisiplinkan siswa dalam
belajar
14 Manfaat apa yang siswa peroleh Banyak. Siswa akan bisa mengatur
ketika disiplin belajarnya baik? dirinya, meregulasi dirinya dalam
belajar, sebelum belajar siswa terbiasa
melihat materinya terlebih dahulu, tidak
menunda-nunda tugas
15 Adakah layanan bimbingan dan Salah satu layanan klasikal melalui
konseling yang bapak berikan informasi yaitu tentang kiat efektif dalam
sebagai upaya dalam belajar juga kita bisa memberikan
meningkatkan disiplin belajar? biasanya dalam layanan konseling
kelompok ataupun layanan bimbingan
kelompok

64
16 Menurut Ibu apakah segala upaya Kalau menurut saya sejauh ini usaha
yang telah bapak lakukan dalam dalam mendisiplinkan siswa dalam
meningkatkan disiplin belajar belajar belum mencapai hasil yang
siswa sudah mencapai tingkat maksimal karena yang sering kita temui
keberhasilan? di akhir semester atau ujian di tengah
semester itu masih ada siswa yang
diburu-buru dengan tugas, nilai yang
belum lengkap, tugas yang belum
dikumpulkan semua itu karena yaaa
kelalaian siswa yang tidak tepat waktu
dan tidak disiplin dalam belajar sehingga
sudah diakhir tugas masih banyak yang
kosong, nilai ulangan masih ada yang
belum dilengkapi sehingga bisa dilihat
upaya mendisiplinkan siswa belum
maksimal tetapi tidak sedikit siswa
mengalami perubahan dalam cara
belajarnya terutama dalam disiplin
belajar
17 Bagaimana tindak lanjut yang Tindak lanjut yang diberikan pada upaya
bapak lakukan sebagai guru yang dilakukan, jenis layanan yang
bimbingan dan konseling setelah diberikan adalah pemantauan kepada
berbagai upaya penanganan siswa tersebut sehingga kami tidak
masalah disiplin belajar diberikan melepaskan begitu saja, tidak hanya guru
terhadap siswa? bk saja tetapi turut andil guru mata
pelajaran, dan juga wali kelas. Dan juga
untuk tindak lanjutnya kira-kira untuk
menyusun program selanjutnya apa jenis
layanan, materi yang diberikan kepada
siswa untuk menunjukkan disiplin
belajar itu

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh oleh peneliti, pada

responden menilai program guru bimbingan dan konseling di SMPN 27

Depok sudah berjalan dengan baik tetapi belum maksimal. Layanan

bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru bimbingan dan

konseling di sekolah terutama dalam membantu siswa meningkatkan

disiplin belajar siswa seperti layanan informasi, layanan bimbingan

kelompok dan layanan konseling perorangan yang diberikan masih

65
memiliki kekurangan-kekurangan seperti terbatasnya waktu pemberian

layanan dan fasilitas pendukung yang kurang memadai.

2. Wawancara dengan Kepala Sekolah

Ketika bulan Mei 2023 peneliti mewawancarai kepala sekolah yang

bernama Ahmad Muhtar, S.Si., M.Pd. beliau adalah kepala sekolah baru di

tahun 2023. Karena sekolah yang saya jadikan tempat penelitian ini

merupakan sekolah baru maka kamipun mendapatkan kepala sekolah yang

baru. Dalam wawancara yang peneliti lakukan ada 15 pertanyaan yang

peneliti berikan kepada kepala sekolah.

Tabel 4. 5
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah
Kepala Sekolah
Ahmad Muhtar S.Si., M.Pd.
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana tanggapan bapak mengenai “Ya sangat penting untuk setiap
keberadaan guru bimbingan dan sekolah syarat untuk membuka
konseling di sekolah? Apakah penting? sekolah salah satunya ada
mempunyai guru BK”.
2. Ada berapa jumlah guru bimbingan dan “Disini kami memiliki 2 orang
konseling di sekolah ini? guru BK”.
3. Apakah guru bimbingan dan konseling Sudah kedua guru BK disini
sudah memenuhi standar kualifikasi menempuh Pendidikan akademik
sebagai seorang guru bimbingan dan S1 Bimbingan dan Konseling
konseling sesuai dengan peraturan
kementrian Nomor 111 Tahun 2014 yang
mewajibkan guru bmbingan dan
konseling menempuh pendidikan
akademik minimal Sarjanah Pendidikan
(S1) dalam bidang bimbingan dan
konseling ?
4. Menurut Bapak/Ibu, apakah penting Ya sangat penting. Sesuai dengan
seorang guru bimbingan dan konseling standart kualifikasi Pendidikan
harus memiliki kualifikasi akademik S1 bidang BK untuk
sesuai dengan pertanyaan nomor 4? jika membimbing dan mengarahkab
iya atau tidak, berikan alsannya! siswa untuk dapat meraih prestasi

66
dan memperbaiki diri ke arah
yang lebih baik
5. Apakah Bapak/Ibu membuat suatu Membuat media penghubung
kebijakan tertentu untuk mendukung antara siswa dan guru secara
program guru bimbingan dan konseling online melalui sebuah wev atau
dalam upaya meningkatkan disiplin blog yang didalamnya berisi hal-
belajar siswa? hal positif dan memotivasi yang
membangun dan mengajak siswa
untuk berbuat yang lebih baik
lagi
6.. Selaku Kepala Sekolah, bagaimanakah Secara periodik melakukan
bentuk evaluasi dan tindak lanjut yang supervisi dan melakukan
Bapak/Ibu lakukan terhadap program komunikasi nonformal untuk
bimbingan dan konseling? memberi kesempatan guru BK
berdiskusi dan konsultasi
7. Bagaimana bentuk pembinaan yang Melakukan pertemuan
bapak lakukan kepada guru bimbingan koordinasi secara rutin sebulan
dan konseling? sekal
8 Apakah di sekolah yang Bapak/Ibu Belum, sekarang ini kami
pimpin ini memiliki ruangan untuk menumpang di sekolah SD
bimbingan dan konseling? jika iya karena sedang ada pembangunan
apakah sudah memadai? gedung SMP kami. Yang insya
allah Gedung kami yang baru ada
ruangan pribadi untuk BK
9 Bagaimana hubungan/ kerjasama antara Berjalan dengan baik dan
guru BK dengan rekan sesama guru? komunikatif
10 Bagaimana hubungan/kerjasama guru BK Ada hambatan dari orang tua
dengan orangtua siswa? yang belum bisa terbuka
seutuhnya dalam menyampaikan
informasi kead
11 Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu tentang Sudah cukup baik, tinggal
kondisi disiplin belajar siswa di sekolah diperbaiki dalam hal konsistensi
saat ini ? membimbing siswa dan
menemukan kesulitan belajar
siswa di kelas
12 Apakah di sekolah ini terdapat kasus Ada, guru-guru biasanya
yang berkaitan dengan disiplin belajar mengeluhkan bahwa siswanya
siswa? masih belum sadar akan tugas-
tugasnya, sering terlambat atau
bahkan tidak mengerjakan tugas
dari guru
13 Seberapa penting upaya guru bimbingan Sangat penting mengingat
dan konseling dalam mengatasi terkadang guru mata pelajaran
permasalahan yang dialami oleh siswa? kesulitan
14 Menurut Bapak/Ibu apakah yang harus Guru mapel berkomunikasi dan
dilakukan oleh guru bimbingan dan berkoordinasi dengan guru BK

67
konseling jika terdapat masalah yang untuk mencoba mengobservasi
berkaitan dengan disiplin belajar siswa masalah yang timbul dan mencari
yang rendah? solusi
15 Apakah Bapak/Ibu turut membantu guru Guru Mapel dan wali kelas turut
bimbingan dan konseling dalam membantu mengawasi
memberikan upaya pencegahan maupun perkembangan siswa saat di kelas
penyelesaian terkait masalah disiplin dan melaporkannya pada guru
belajar siswa selama ini? BK

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah

SMPN 27 Depok, diketahui bahwa beliau sangat mendukung dengan

adanya layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Beliau berpendapat

bahwa tugas pokok bimbingan dan konseling di sekolah adalah memberi

pembinaan kepada siswa di dalam kelas dan membantu siswa dalam

meningkatkan disiplin belajarnya di sekolah. Kepala sekolah juga

mengatakan bahwa layanan bimbingan dan konseling di SMPN 27 Depok

sudah dapat berjalan dengan baik tetapi belum terlalu sempurna. Layanan

bimbingan dan konseling dapat dibuktikan dengan adanya layanan

bimbingan dan konseling yang diberikan kepada siswa.

Pemberian materi tentang pentingnya meningkatkan disiplin

belajar kepada siswa melalui layanan klasikal di dalam kelas berupa

layanan informasi dan layanan konseling perorangan pada penanganan

siswa yang bermasalah, serta melakukan pemberian motivasi yang tepat

pada siswa yang nilai mata pelajarannya mengalami penurunan, atau

kurangnya disiplin belajar, menunjukan bahwa guru bimbingan dan

konseling telah berupaya semaksimal mungkin memberikan layanan

bimbingan dan konseling dan pemberian motivasi kepada siswa guna

68
pentingnya meningkatkan disiplin belajar kepada siswa dengan bekerja

sama dengan beberapa pihak seperti orang tua siswa, wali kelas, guru mata

pelajaran dan kepala sekolah. Serta pantauan terkait dengan melihat

peningkatan nilai siswa dalam setiap semesternya. Sehingga guru

bimbingan dan konseling dapat memperoleh laporan terkait dengan

informasi mengenai peningkatan disiplin belajar siswa.

3. Hasi Wawancara dengan Siswa

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada 6 orang siswa

dengan 14 pertanyaan wawancara yang telah disiapkan oleh peneliti.

Pertanyaan yang disiapkan sesuai dengan indikator dan kisi-kisi yang telah

dibuat. Pertanyaan yang diajukan terkait dengan peran guru bimbingan dan

konseling dalam meningkatkan disiplin belajar. Siswa tersebut adalah LP,

NM, DR, MA, MRS, dan ZA. Nama siswa yang tercantum diatas diurutkan

berdasarkan kelas, yaitu kelas VIII.3 dan VIII.5 yang merupakan di SMPN

27 Depok. Pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara dan respon

siswa adalah sebagai berikut:

69
Tabel 4. 6
Hasil Wawancara dengan Siswa (LP)
Hari/Tanggal : Senin, 22 Mei 2023
Nama : LP
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah guru bimbingan dan Iya guru BK di sekolah saya
konseling di sekolah, melakukan melakukan mesosialisasi terkait
sosialisasi terkait program bimbingan program BK
dan konseling kepada siswa?
2. Bagaimana tanggapan Anda terhadap Sangat amat penting dan amat sangat
pelayanan bimbingan dan konseling seru untuk patner curhat, sharing dan
di sekolah selama ini? lain-lain
3. Apa yang Anda ketahui tentang Menurut saya belajar adalah suatu
belajar? menempuh atau menuntut ilmu baik
disekolah, dirumah atau ditempat
lain
4. Apa yang Anda ketahui tentang Disiplin Belajar tentang adanya
disiplin belajar? peraturan-peraturan yang diadakan
oleh guru terhadap murid-muridnya
untuk dipatuhi saat pembelajaran
berlangsung
5. Apakah menurut Anda disiplin Ya, menurut saya itu sangat penting
belajar itu penting?
6. Apa yang biasanya Anda lakukan Melakukannhal-hal yang saya
jika disiplin belajar kamu sedang gemari sebelum waktu pembelajaran
menurun? dimulai seperti mendengar music,
ngobrol dengan teman-teman yang
ada di sekitar, bersosialisasi atau
makan dan lain-lain
7. Apa manfaat disiplin belajar menurut Menurut saya supaya kita tau apa itu
Anda? sopan santun, menghargai orang
yang sedang berbicara di depan kita
dan lebih tua
8. Apakah kamu pernah mengalami Ya saya pernah, tapi saya selalu tahu
kesulitan dalam mengelola disiplin bagaimana cara saya supaya
belajar ? menumbuhkan mood saya
9. Apakah guru bimbingan dan Iya, contohnya seperti menasehati
konseling pernah memberi saat ada murid yang tidak pernah
pengetahuan seputar pentingnya melakukan atau sedang melanggar
disiplin belajar? jika iya, seperti apa disiplin
contohnya ?
10. Apakah Anda pernah mencoba Tidak pernah mungkin nanti saya
berkonsultasi dengan guru akan berkonsultasi
bimbingan dan konseling tentang
permasalahan disiplin belajar yang
kamu alami?

70
11. Bagaimana sikap atau respon yang di Sangat baik dan sangat amat terbuka,
tunjukan oleh guru bimbingan dan memberikan saya solusi dan nasihat
konseling terhadap masalah yang yang sangat baik yang membuat
kamu alami? saya lebih baik
12 Layanan apa yang diberikan oleh Kuis belajar, game belajar,
guru bimbingan dan konseling dlam sosiodrama, memberikan tips-tips
membantu meningkatkan disiplin bagaimana disiplin belajar, dan
belajar? nonton video motivasi
13 Apakah Anda merasa terbantu Untuk saat ini saya belum
dengan upaya yang diberikan oleh menceritakan masalah saya tentang
guru bimbingan dan konseling disiplin belajar mungkin nanti saya
berkenaan dengan masalah disiplin akan berkonsultasi
belajar yang Anda alami?
14 Apa harapan kamu terhadap kenerja Semoga menjadi guru BK yang lebih
guru bimbingan dan konseling di baik lagi dan lebih asyik
sekolah ?

Tabel 4. 7
Hasil Wawancara dengan Siswa (MN)
Tanggal/hari : Senin, 22 Mei 2023
Nama :MN
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah guru bimbingan dan konseling di Iya, guru BK saya di sekolah
sekolah, melakukan sosialisasi terkait selalu mesosialisasikan terkait
program bimbingan dan konseling program BK
kepada siswa?
2. Bagaimana tanggapan Anda terhadap Sangat berguna apalagi untuk
pelayanan bimbingan dan konseling di murid seperti saya yang mungkin
sekolah selama ini? sangat kurang dalam hal ini

3. Apa yang Anda ketahui tentang belajar? Suatu proses yang harus dilalui
untuk mendapatkan perubahan
dalam diri
4. Apa yang Anda ketahui tentang disiplin Suatu kesediaan untuk menepati
belajar? atau mematuhi selama proses
belajar
5. Apakah menurut Anda disiplin belajar itu Ya, menurut saya itu sangat
penting? penting karena dengan adanya
disiplin belajar para siswa-siswi
akan mematuhi peraturan-
peraturan yang sudah diterapkan
6. Apa yang biasanya Anda lakukan jika Saya akan menonton video
disiplin belajar kamu sedang menurun? motivasi yang itu akan membuat
saya menjadi lebih baik

71
7. Apa manfaat disiplin belajar menurut Bisa meningkatkan ketekunan
Anda? dalam belajar
8. Apakah kamu pernah mengalami Pernah, seperti saya suka malas
kesulitan dalam mengelola disiplin belajar
belajar ?
9. Apakah guru bimbingan dan konseling Iya, seperti menjelaskan
pernah memberi pengetahuan seputar mengepa kita harus
pentingnya disiplin belajar? jika iya, mendisiplinkan belajar
seperti apa contohnya ?
10. Apakah Anda pernah mencoba Belum pernah
berkonsultasi dengan guru bimbingan dan
konseling tentang permasalahan disiplin
belajar yang kamu alami?
11. Bagaimana sikap atau respon yang di Guru BK sangat terbuka dan
tunjukan oleh guru bimbingan dan sangat baik responnya kepada
konseling terhadap masalah yang kamu murid-murid
alami?
12 Layanan apa yang diberikan oleh guru Bermain drama dan menonton
bimbingan dan konseling dlam video motivasi
membantu meningkatkan disiplin belajar?
13 Apakah Anda merasa terbantu dengan Sedikit membantu dari materi
upaya yang diberikan oleh guru yang diberikan oleh guru BK
bimbingan dan konseling berkenaan
dengan masalah disiplin belajar yang
Anda alami?
14 Apa harapan kamu terhadap kenerja guru Semoga ke depannya lebih
bimbingan dan konseling di sekolah ? berinteraksi lagi dengan murid

Tabel 4. 8
Hasil Wawancara dengan Siswa (DR)
Tanggal/hari : Rabu, 24 Mei 2023
Nama : DR
No Pertanyaan Jawaban
Apakah guru bimbingan dan Iya, guru BK mesosialisasikan
konseling di sekolah, melakukan terkait program BK
1. sosialisasi terkait program
bimbingan dan konseling kepada
siswa?
Bagaimana tanggapan Anda Sangat berguna apalagi untuk
2. terhadap pelayanan bimbingan dan murid-murid yang diam
konseling di sekolah selama ini?
Apa yang Anda ketahui tentang Suatu proses yang harus dilalui
3. belajar? untuk mendapatkan perubahan pada
diri

72
Apa yang Anda ketahui tentang Suatu kesediaan untuk menepati
4. disiplin belajar? atau mematuhi selama proses
belajar
Apakah menurut Anda disiplin Ya, menurut saya itu sangat penting
belajar itu penting? karena dengan adanya disiplin
5.
belajar para siswa-siswi akan tertib
dalam disiplin belajar
Apa yang biasanya Anda lakukan Saya bercerita kepada teman saya
6. jika disiplin belajar kamu sedang agar kita belajar bersama
menurun?
Apa manfaat disiplin belajar Bisa meningkatkan ketekunan
7.
menurut Anda? dalam belajar
Apakah kamu pernah mengalami Pernah, seperti saya suka kurang
8. kesulitan dalam mengelola disiplin bisa mengelola waktu belajar
belajar ?
Apakah guru bimbingan dan Iya, seperti menjelaskan mengapa
konseling pernah memberi kita harus mendisiplinkan belajar
9. pengetahuan seputar pentingnya
disiplin belajar? jika iya, seperti apa
contohnya ?
Apakah Anda pernah mencoba Belum pernah
berkonsultasi dengan guru
10. bimbingan dan konseling tentang
permasalahan disiplin belajar yang
kamu alami?
Bagaimana sikap atau respon yang Guru BK sangat terbuka dan sangat
di tunjukan oleh guru bimbingan baik responnya kepada murid-murid
11.
dan konseling terhadap masalah
yang kamu alami?
Layanan apa yang diberikan oleh Bermain drama dan menonton video
guru bimbingan dan konseling dlam motivasi
12
membantu meningkatkan disiplin
belajar?
Apakah Anda merasa terbantu Ya sangat membantu
dengan upaya yang diberikan oleh
13 guru bimbingan dan konseling
berkenaan dengan masalah disiplin
belajar yang Anda alami?
Apa harapan kamu terhadap kenerja Semoga ke depannya guru BK
14 guru bimbingan dan konseling di tempat atau ruang BK lebih
sekolah ? nyaman…

73
Tabel 4. 9
Hasil Wawancara dengan Siswa (MA)
Tanggal/hari : Rabu, 24 Mei 2023
Nama : MA
No Pertanyaan Jawaban
Apakah guru bimbingan dan konseling Iya, guru BK mensosialisasikan
di sekolah, melakukan sosialisasi program BK ke murid-murid
1.
terkait program bimbingan dan
konseling kepada siswa?
Bagaimana tanggapan Anda terhadap Pembelajaran BK ini sangat
pelayanan bimbingan dan konseling di penting bagi murid-murid karena
2. sekolah selama ini? dapat membantu murid-murid
dalam menyelesaikan masalah dan
mengembangkan potensinya
Apa yang Anda ketahui tentang Belajar adalah suatu kejadian atau
belajar? setiap proses yang harus dilalui
untuk mencapai perubahan di
3.
dalam diri untuk menjadi perilaku
yang lebih baik ataupun perubahan
tingkah laku
Apa yang Anda ketahui tentang Suatu kesediaan untuk mematuhi
disiplin belajar? peraturan selama proses belajar
4. sehingga terjadi perubahan tingkah
laku dan berupa kecakapan sikap,
kebiasaan, dan kepandaian
Apakah menurut Anda disiplin belajar Ya karena dapat menciptakan
5. itu penting? sesuatu lingkungan belajar yang
nyaman dan tentram di dalam kelas
Apa yang biasanya Anda lakukan jika Saya biasanya menanyakan kepada
disiplin belajar kamu sedang orang tua dan guru BK untuk
6.
menurun? memberikan solusi yang terbaik
untuk saya
Apa manfaat disiplin belajar menurut Dapat meningkatkan prestasi, lebih
7. Anda? percaya diri dan lebih menguasai
materi
Apakah kamu pernah mengalami Ya pernah. Saya kesulitan dalam
8. kesulitan dalam mengelola disiplin memanagemen waktu
belajar ?
Apakah guru bimbingan dan konseling Pernah, seperti memberikan materi
pernah memberi pengetahuan seputar menaati peraturan saat belajar
9. pentingnya disiplin belajar? jika iya, mengajar, mengerjakan tugas dan
seperti apa contohnya ? mengumpulkan tugas tepat waktu,
datang ke sekolah tepat waktu
Apakah Anda pernah mencoba Pernah
10.
berkonsultasi dengan guru bimbingan

74
dan konseling tentang permasalahan
disiplin belajar yang kamu alami?
Bagaimana sikap atau respon yang di Guru BK disini memberikan
tunjukan oleh guru bimbingan dan respon yang baik dengan
11. konseling terhadap masalah yang memberikan solusi yang
kamu alami? bermanfaat bagi saya untuk
mengatasi masalah itu
Layanan apa yang diberikan oleh guru Bermain drama, memberikan
bimbingan dan konseling dlam konseling individu, konseling
12
membantu meningkatkan disiplin klasikal di dalam kelas
belajar?
Apakah Anda merasa terbantu dengan Ya terbantu.
upaya yang diberikan oleh guru
13 bimbingan dan konseling berkenaan
dengan masalah disiplin belajar yang
Anda alami?
Apa harapan kamu terhadap kenerja Saya harap guru BK dapat berbagai
14 guru bimbingan dan konseling di ilmu yang dapat membantu para
sekolah ? murid selalu

Tabel 4. 10
Hasil Wawancara dengan Siswa (MRS)
Tanggal/hari : Kamis, 25 Mei 2023
Nama : MRS
No Pertanyaan Jawaban
Apakah guru bimbingan dan konseling Iya guru BK disekolah saya
di sekolah, melakukan sosialisasi melakukan sosialisasi terkait
1.
terkait program bimbingan dan program BK
konseling kepada siswa?
Bagaimana tanggapan Anda terhadap Sangat bermanfaat dan memotivasi
2. pelayanan bimbingan dan konseling di seluruh siswa di sekolah saya
sekolah selama ini?
Apa yang Anda ketahui tentang Belajar adalah suatu hal yang
belajar? dilakukan seseorang untuk
mencapai sesuatu/ memecahkan
3. masalah dan dapat dikatakan sudah
belajar jika orang tersebut sudah
menunjukan perubahan antara cara
berpikir atau tingkah laku
Apa yang Anda ketahui tentang Perilaku seseorang yang mentaati
disiplin belajar? tata tertib maupun disekolah atau
4. dirumah dan org tersebut memiliki
jadwal tersendiri untuk belajar dan
org itu mentaati aturannya

75
Apakah menurut Anda disiplin belajar Sangat penting karena disiplin
itu penting? belajar dapat menentukan dan
5. mengubah pola piker seseorang,
lebih muda memahami materi yang
sedang dipelajari
Apa yang biasanya Anda lakukan jika Memaksakan diri untuk disiplin
6. disiplin belajar kamu sedang belajar dan belajar dengan lebih
menurun? rajin lagi
Apa manfaat disiplin belajar menurut Untuk melatih sikap kedisiplinan
7.
Anda? dalam belajar
Apakah kamu pernah mengalami Iya terkadang dalam membagi
8. kesulitan dalam mengelola disiplin waktu belajar
belajar ?
Apakah guru bimbingan dan konseling Seperti memberikan motivasi,
pernah memberi pengetahuan seputar manfaat dalam disiplin belajar
9.
pentingnya disiplin belajar? jika iya, melalui PPT atau terkadang video
seperti apa contohnya ?
Apakah Anda pernah mencoba Untuk disiplin belajar belum
berkonsultasi dengan guru bimbingan pernah
10.
dan konseling tentang permasalahan
disiplin belajar yang kamu alami?
Bagaimana sikap atau respon yang di Jika masalah lain, guru BK sangat
tunjukan oleh guru bimbingan dan terbuka untuk murid-muridnya
11.
konseling terhadap masalah yang
kamu alami?
Layanan apa yang diberikan oleh guru Biasanya dengan video motivasi,
bimbingan dan konseling dalam lalu dengan bimbingan klasikal
12
membantu meningkatkan disiplin
belajar?
Apakah Anda merasa terbantu dengan Saat ini saya belum pernah cerita
upaya yang diberikan oleh guru ke guru BK terkait disiplin belajar
13 bimbingan dan konseling berkenaan
dengan masalah disiplin belajar yang
Anda alami?

Apa harapan kamu terhadap kenerja Sudah keren! Guru BK disini baik
14 guru bimbingan dan konseling di dan terbuka
sekolah ?

76
Tabel 4. 11
Hasil Wawancara dengan Siswa (ZA)
Tanggal/hari : Kamis, 25 Mei 2023
Nama : ZA
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah guru bimbingan dan konseling Iya guru BK disekolah saya
di sekolah, melakukan sosialisasi melakukan sosialisasi terkait
terkait program bimbingan dan program BK
konseling kepada siswa?
2. Bagaimana tanggapan Anda terhadap Sangat bermanfaat dan memotivasi
pelayanan bimbingan dan konseling di seluruh siswa di sekolah saya
sekolah selama ini?
3. Apa yang Anda ketahui tentang Belajar adalah suatu hal yang
belajar? dilakukan seseorang untuk
mencapai sesuatu/ memecahkan
masalah dan dapat dikatakan sudah
belajar jika orang tersebut sudah
menunjukan perubahan antara cara
berpikir atau tingkah laku
Apa yang Anda ketahui tentang Perilaku seseorang yang mentaati
disiplin belajar? tata tertib maupun disekolah atau
dirumah dan orang tersebut
4.
memiliki jadwal tersendiri untuk
belajar dan orang itu mentaati
aturannya
Apakah menurut Anda disiplin belajar Sangat penting karena disiplin
itu penting? belajar dapat menentukan dan
5. mengubah pola pikir seseorang,
lebih mudah memahami materi
yang sedang dipelajari
Apa yang biasanya Anda lakukan jika Memaksakan diri untuk disiplin
6. disiplin belajar kamu sedang belajar dan belajar dengan lebih
menurun? rajin lagi
Apa manfaat disiplin belajar menurut Untuk melatih sikap kedisiplinan
7.
Anda? dalam belajar
Apakah kamu pernah mengalami Iya terkadang dalam membagi
8. kesulitan dalam mengelola disiplin waktu belajar
belajar ?
Apakah guru bimbingan dan konseling Seperti memberikan motivasi,
pernah memberi pengetahuan seputar manfaat dalam disiplin belajar
9.
pentingnya disiplin belajar? jika iya, melalui PPT atau terkadang video
seperti apa contohnya ?
Apakah Anda pernah mencoba Pernah
berkonsultasi dengan guru bimbingan
10.
dan konseling tentang permasalahan
disiplin belajar yang kamu alami?

77
Bagaimana sikap atau respon yang di Guru BK sangat terbuka untuk
tunjukan oleh guru bimbingan dan murid-muridnya
11.
konseling terhadap masalah yang
kamu alami?
Layanan apa yang diberikan oleh guru Biasanya dengan video motivasi,
bimbingan dan konseling dalam lalu dengan konseling klasikal di
12 membantu meningkatkan disiplin kelas dan biasanya jika mengalami
belajar? kesulitan dalam disiplin belajar
saya, saya akan konseling individu
Apakah Anda merasa terbantu dengan Saat ini saya belum pernah cerita
upaya yang diberikan oleh guru ke guru BK terkait disiplin belajar
13 bimbingan dan konseling berkenaan
dengan masalah disiplin belajar yang
Anda alami?
Apa harapan kamu terhadap kenerja Sudah keren! Guru BK disini baik
14 guru bimbingan dan konseling di dan terbuka
sekolah ?

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap

responden yaitu 6 orang siswa kelas VIII, mereka menyatakan bahwa peran

guru bimbingan dan konseling sangat penting keberadaanya bagi siswa,

terlihat perubahan siswa yang semakin membaik setelah guru bimbingan

dan konseling memberikan layanan-layanan bimbingan dan konseling

sesuai dengan permasalahan siswa. Sehingga siswa dapat terbantu

menyelesaikan permasalahan yang dialami dirinya. Terutama dalam

meningkatkan disiplin belajar siswa, siswa terlihat lebih bersemangat dalam

belajarnya.

78
E. Hasil Dokumentasi

Berdasarkan penelusuran dokumen yang dilakukan peneliti di SMPN

27 Depok, menunjukkan bahwa adanya kelengkapan dokumen yang dimiliki

oleh guru bimbingan dan konseling sebagai panduan dan pedoman dalam

melaksanakan layanan bimbingan dan konseling. Hal ini dapat dibuktikan

dengan guru bimibngan dan konseling yang selalu mencatat dan mengarsipkan

berbagai hal penting terkait dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan

konseling di sekolah.

Hasil penelusuran dokumen yang peneliti lakukan di SMPN 27 Depok,

mencakup adanya program bimbingan dan konseling yang terdiri dari program

tahunan mengenai program-program yang harus dilaksanakan guru bimbingan

dan konseling selama satu tahun, program semesteran yang berisi kegiatan

yang harus dilakukan guru bimbingan dan konseling dalam sata semester,

program bulanan yang menunjukan adanya aktifitas dan kegiatan yang

dilakukan guru bimbingan dan konseling setiap bulannya, program mingguan

yang berkaitan dengan rutinitas serta kewajiban setiap guru bimbingan dan

konseling setiap minggunya, serta program harian yang berisi tugas guru

bimbingan dan konseling yang harus dijalankan setiap harinya di sekolah.

Guru bimbingan dan konseling juga memiliki struktur layanan

konseling, catatan konseling, catatan home visit, catatan konferensi kasus,

laporan bulanan kegiatan bimbingan dan konseling, catatan wawancara,

catatan observasi dan angket siswa.

79
Semua catatan-catatan yang dimiliki oleh guru bimbingan dan

konseling di SMPN 27 Depok, dapat memberikan gambaran bahwa secara

administratif selama menjalankan tugas dan memberikan layanan kepada

siswa, guru bimbingan dan konseling selalu mengisi dan mencatat berbagai hal

yang telah dilaksanakan. Selain itu, guru bimbingan dan konseling selalu

mencatat permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa di sekolah dengan

lengkap. Catatan kasus yang dimiliki guru bimbingan dan konseling, memuat

tentang adanya layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada siswa

dan tindak lanjut yang diberikan dalam menangani permasalahan siswa beserta

paraf untuk kepala sekolah, orang tua dan guru bimbingan dan konseling, serta

keterangan tanggal pemberian layanan dan penanganan kasus yang tertata

dengan baik dan rapih. Dokumen lainnya seperti atribut, mekanisme.

Walaupun dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling guru

bimbingan dan koseling sering memiliki hambatan seperti kurangnya

dukungan pihak tertentu dan kurangnya ketersediaan fasilitas serta sarana dan

prasarana, tetapi guru bimbingan dan konseling memiliki panduan yang

lengkap terkait dengan prosedur kerja guru bimbingan dan konseling di

sekolah, yang membuktikan bahwa adanya peningkatan mutu dan kualitas

yang dimiliki guru bimbingan dan konseling dalam pelaksanaan bimbingan dan

konseling.

80
F. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di atas yang peneliti lakukan di SMPN 27

Depok maka peneliti ingin membahas sebagai berikut:

1. Strategi guru BK dalam disiplin belajar

Berdasarkan hasil temuan di lapangan dari observasi dan wawancara

strategi guru bimbingan dan konseling dalam penerapan disiplin siswa

mengunakan tiga pendekatan dalam menerapkan disiplin siswa yaitu:

a. Pembiasaan
b. Contoh teladan
c. Menegur/ nasehat

Pertama pembiasaan perilaku terpuji sebagai bentuk latihan berdisiplin

secara konsisten, adapun prilaku terpuji yang dibiasakan guru bimbingan

dan konseling kepada siswa ialah tidak buah sampah sembarangan,

melakukan tugas piket sesuai dengan jadwalnya, tidak pernah datang

terlambat kesekolah, siswa dan perlengkapan belajar sudah berada lima

menit sebelum bel berbunyi, melukan tugas piket kebersihan kelas sesuai

dengan jadwal yang telah ditentukan. Kedua contoh teladan yang

diperlihatkan oleh guru bimbingan dan konseling kepada siswa kerapihan

dalam berpakaian, tatakrama sopan santun, dan cara menghormati guru.

ketiga penyadaran berupa teguran guru bimbingan konseling kepada siswa

mengenai dengan tingkah laku yang rentang kapada pelangaran seperti

membuly kawanya sendiri dan lain-lain.

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan di atas maka dapat

diketahui bahwa strategi guru bimbingan dan konseling dalam menerapakan

81
disiplin siswa sudah dilakukan dengan baik hal ini sesuai dengan teori

sebagai berikut:

Menurut Akh. Muwafik (2012 : 297) mengatakan metode pendidik

dalam membiasakan disiplin yaitu

a. Disiplin merupakan suatu siklus kebiasaan yang kita lakukan secara


berulang-ulang dan terus-menerus secara berkesinambungan
sehingga menjadi suatu hal yang biasa kita lakukan. Disiplin dalam
melakukan suatu tindakan yang dilakukan secara konsisten dan
berkesinambungan akan menjadi suatu kebiasaan yang mengarah
pada tercapainya keunggulan
b. Keteladanan memberikan gambaran secara nyata bagaimana
seseorang harus bertindak. Keteladanan berarti kesediaan setiap
orang untuk menjadi contoh dan miniature yang sesungguhnya dari
sebuah perilaku.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi guru bimbingan

dan konseling dalam menerapakan disiplin siswa di sekolah SMPN 27

Depok dengan membiasakan prilaku terpuji sebagai bentuk latihan kepada

siswa agar memiliki karakter disiplin dalam setiap aktivitas mereka, teladan

atau contoh yang baik, teguran dan pengawasan.

82
2. Upaya guru BK dalam penerapan disiplin belajar

Dari data observasi dan wawancara peneliti lakukan di lapangan tentang

solusi terhadap kendala dalam penerapan disiplin siswa di sekolah yaitu:

a. Pemberian reward dan punishment.


b. Komunikasi antar warga sekolah.

Pertama solusi dari kendala dalam penerapan disiplin siswa SMPN 27

Depok yaitu pemberian reward kepada siswa yang berprestasi dalam belajar

dan kepada siswa yang teladan, kedua punishment juga diberlakukan kepada

siswa-siswa yang melanggar aturan-atauran yang telah ditetapkan oleh

sekolah seperti telat datang dalam upacara akan dikenakan sanksi dijemur

di lapangan sesuai dengan durasi selesai upacara dan diberi sanksi

mengahafalan ayat-ayat alqur’an. Ketiga komunikasi antara guru bimbingan

dan konseling dan guru-guru yang bertugas mengajar.

Menurut M. Ngalim Purwanto (2007:189), bentuk punishment dapat

dikategorikan kedalam dua bentuk, diantaranya:

1. Punishment (hukuman) preventiif

Punishment preventif dilakukan dengan maksud agar tidak atau

jangan terjadi pelanggaran. Punishment ini bermaksud untuk

mencegah jangan sampai terjadi pelanggaran sehingga hal itu

dilakukan tentunya sebelum pelanggaran dilakukan. Punishment

prenventif bisa berupa, tata tertib, larangan, paksaan, disiplin, dan

lain-lain.

83
2. Punishment represif

Punishment represif dilakukan karena adanya pelanggaran yang

telah diperbuat. Jadi, punishment diberlakukan setelah terjadi

pelanggaran atau kesalahan. Secara umumnya dapat kita pahami

bahwa punishment jenis represif ini lebih mengarah kepada sanksi

materilnya yang bersifat fisik.

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan di atas maka dapat

diketahui bahwa solusi terhadap kendala dalam penerapan disiplin di SMPN

27 Depok yaitu belum dilakukan secara maksimal oleh guru bimbingan dan

konseling hal ini sesuai dengan pernyataan S Nasution memerinci hal-hal

yang harus diketahui guru tentang diri siswanya diantaranya ialah

memberikan layanan penempatan dan penyaluran sebagai seorang siswa

yang memiliki tanggung jawab dan tugas sebagai siswa. Dan berikan

instrumentasi non tes berupa angket yang berkaitan tentang disiplin siswa,

sehingga konselor mengetahui siapa saja siswanya yang mengalami

permasalahan dalam kedisiplinan.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa solusi terhadap kendala

dalam penerapan disiplin siswa di SMPN 27 Depok ialah pemberian reward

dan punishment dan komunikasi antar warga sekolah, reward digunakan

untuk memperkuat perilaku siswa yang ditetapkan oleh sekolah sementara

punishment dipakai untuk mengurangi perilaku yang akan dihilangkan.

84
G. Keterbatasan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dan menggunakan data

primer yang diperoleh melalui wawancara mendalam. Keterbatasan pada

penelitian ini meliputi subyektifitas yang ada pada peneliti. Pelaksanaan

penelitian ini telah dilakukan dengan cermat dan sesuai dengan metode dan

prosedur dalam jenis penelitian ini. Namun, peneliti menyadari bahwa

masih adanya keterbatasan dalam proses penelitian di antaranya sebagai

berikut.

1. Pertama adalah kurangnya eksplorasi teori yang dapat memperkaya

penelitian dan hasil dari penelitian itu sendiri. Peneliti sadar akan hal

ini karena keterbatasan waktu dan juga kesibukan lain yang menyita

waktu dan pikiran. Menurut peneliti, eksplorasi teori penting untuk

menambah khasanah ilmu komunikasi di Indonesia, khususnya dalam

mempelajari media.

2. Kendala teknis di lapangan yang secara tidak langsung membuat

peneliti merasa penelitian ini kurang maksimal. Ketika memutuskan

untuk memakai metode penelitian kualitatif, peneliti sadar akan

banyaknya interaksi yang harus dibangun dengan subyek dan obyek

penelitian. Kemudian ditambah karena penelitian ini terjadi di tempat

kerja peneliti, maka waktu dalam penelitian pun terbagi untuk

melakukan aktifitas bekerja.

85
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan di sekolah tentang upaya guru

bimbingan dan konseling dalam meningkatkan disiplin belajar siswa di SMPN

27 Depok, hasil wawancara melalui wawancara langsung di SMPN 27 Depok

dan juga via online whatsapp, peneliti dapat kemukakan beberapa simpulan

sebagai berikut:

1. Strategi guru bimbingan dan konseling dalam menerapkan disiplin

siswa di SMPN 27 Depok antara lain menamamkan disiplin siswa

dengan mengunakan metode. Pertama, pembiasaan, pembiasaan

dilakukan untuk membentuk perilaku siswa sebagai latihan diri bagi

siswa dalam mewujudkan perilaku disiplin. Kedua, contoh teladan,

sebagai model dalam memperagakan sikap disiplin. Ketiga,

menegur/menasehati setiap perilaku yang menyimpang. Keempat,

pengawasan terhadap siswa yang tidak disiplin. Kelima, evaluasi

setiap perkembangan siswa.

2. Solusi terhadap kendala dalam penerapan disiplin siswa antara lain.

Pertama, reward dan punishment. Kedua, komunikasi antar warga

sekolah. Pemberian penghargaan kepada siswa yang yang sudah

memiliki kebiasaan disiplin untuk memperkuat karakternya.

86
B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut di atas, maka peneliti

menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk kepala sekolah diharapkan agar menyesuaikan tenaga guru

bimbingan dan konseling dengan jumlah siswa yang ada di sekolah.

Menyesuaikan pendekatan dengan karakter siswa di SMPN 27 Depok.

2. Kepada guru bimbingan dan konseling diharapkan mampu

melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsinya di sekolah dan

menyesuaikan program dengan siswa-siswa.

3. Untuk siswa diharapkan meningkatkan disiplin belajar dengan baik

agar mendapatkan nilai yang semakin meningkat. Siswa juga

diharapkan mampu memperbaiki prestasi dan hasil belajarnya

sehingga tercapai hasil yang sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan.

4. Untuk peneliti selanjutnya yang akan melakukan kajian yang sama

dapat mengembangkan dan memperluas variabel penelitian yang

digunakan sehingga menghasilkan penelitian yang lebih akurat. Dan

juga sample yang digunakan bisa lebih luas dan ditambahkan metode

wawancara agar memperkuat argument.

87
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, A.H. (2019). Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi guru
terhadap disiplin belajar siswa di sekolah. Al Amin: Jurnal kajian ilmu dan
budaya islam. Vol. 2, (1), hal. 23-37

Agustina, L. D. & Rezki H. (2019). Peran konselor dalam meningkatkan disiplin


siswa: Tinjauan berdasarkan persepsi siswa. Jurnal konseling andi matappa.
Vol. 3, (1), Agustus, hal. 15-22

Alvi, A. & Ma’fufah H. (2019). Stigma guru bimbingan konseling, mengubah


mainset peserta didik terhadap guru bimbingan konseling melalui
keterampilan komunikasi interpersonal. Jurnal Bikotetik. Vol. 03, (01)
hal,11-14

Anwaroti, I. & Syafiq H. (2020). Meningkatkan disiplin belajar melalui konsep diri
siswa. Asanka: Journal of Social Science and Education. Vol. 1, (2), hal. 115-
126

Azizah B. dkk., (2022). Peran guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi
mengatasi kecanduan game online pada siswa di smk swakarya Binjai. Jurnal
Serunai Bimbingan dan Konseling. Vol. 11. (2), Oktober, hal 67-73

Chalista, A.S. & Ngatman. (2020). Analisis kedisiplinan belajar siswa kelas tinggi
sd negeri 1 Panjer tahun pelajaran 2019/2020. Kalam Cendekia: Jurnal
Ilmiah Kependidikan. Vol. 8, (3), hal. 358-364

Chintya, A. S. & Freddi S. (2022). Komunikasi persuasif guru BK dalam


pembinaan disiplin belajar siswa di smp negeri 25 kota Jambi. Jurnal
pendidikan dan konseling, Vol. 4, (6), hal. 9516-9523

Fiana, F.J. D. & Mursyid R. (2013). Disiplin siswa di sekolah dan implikasinya
dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Konselor: Jurnal ilmiah
konseling. Vol. 2 (23), April, hal. 26-33

Fitriana, A. (2021). Pengaruh kinerja guru bimbingan dan konseling terhadap


kedisiplinan siswa smk al-huda sumbernangka larangan pamekasan. Edu
consilium: Jurnal bimbingan konseling pendidikan islam. Vol. 2, (1) Februari,
hal 48-61

Hartini, Z.T. (2019). Upaya guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan
kedisiplinan belajar siswa di sekolah menengah atas negeri 1 jorong. Skripsi.
Banjarmasin: UIN Antasari. (Tidak diterbitkan)

88
Hartono. (2020). Kedudukan dan peran guru bimbingan dan konseling di sekolah.
(Suatu kajian berdasarkan kebutuhan peserta didik di era new normal kasus
pandemi covid-19). Makalah seminar dan workshop nasional, eksistensi
peran bimbingan dan konseling berbasis hots di era new normal, 15-17 Juni
2020.

Marjo, H.K. & Darojaturroofi’ah S. (2022). Etika dan kompetensi konselor sebagai
profesional (Suatu pendekatan literatur sistematis). Jurnal paedagogy. Vol.
9, (1), Januari, hal. 86-93

Marzuki. (2005). Metodologi Riset Panduan Penelitian Bidang Bisnis dan Sosial.
Yogyakarta: Ekonisia

Mini, R. (2011). Disiplin pada anak. Jakarta: Direktorat pembinaan pendidikan


anak usia dini, direktorat jenderal pendidikan anak usia dini nonformal dan
informal, kementerian pendidikan nasional

Nadira, Y.F. (2014). Psikologi belajar dan mengajar. Banten: Cahaya minolta

Nurbaiti. (2020). Disiplin pendidikan dalam perspektif islam. Tangerang: Cv


Qalbun salim.

Nurma & Suryanti. (2022). Analisis disiplin belajar siswa selama pembelajaran
daring kelas viii smp pada mata pelajaran ipa. Jurnal perspektif pendidikan
dan keguruan. Vol. 13, (2), hal. 29-35

Padil & Nasruddin. (2021). Implementasi layanan bimbingan kelompok dalam


meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di sekolah. Jubikops: Jurnal
bimbingan konseling dan psikologi. Vol. 1, (1), Maret, hal 25-36

Rahmawati, L. E.K. & Murni N. (2020). Peran guru dalam pembinaan disiplin
belajar siswa sma negeri 1 Wawonii Tenggara kabupaten Konawe
Kepulauan. Jurnal online program studi pendidikan ekonomi. Vol. 5. (3), hal.
133-139.

Sari, N. & Maria T.S.H. (2017). Kinerja konselor ditinjau dari kompetensi
profesional di sma negeri se-kabupaten batang. Indonesian journal of
guidance and counseling: Theory and application. Vol. 2, (4), hal. 56-62.

Setiadi, G. (2020). Peranan guru bimbingan dan konseling dalam memotivasi


peserta didik selama masa pandemi covid-19 di sma darut taqwa Pasuruan.
Al-Isyrof: Jurnal bimbingan konseling islami. Vol. 2, (1), Juni, hal. 89-107.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

89
Sulistri. (2019). Upaya guru pembimbing untuk meningkatkan kedisiplinan siswa
dalam belajar di mts negeri 02 Kepahiang. Skripsi. Curup: IAIN Curup
(Tidak diterbitkan).

Ulya. (2010). Metode Penelitian Tafsir. Kudus: Nora Media Enterprise.

Yulastri, R.E, dkk. (2022). Disiplin belajar siswa di sekolah menengah kejuruan
negeri. Journal of education administration and leadership. Vol. 2, (3), hal.
312-316.

Yuliantika, S. (2017). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar


siswa kelas x, xi, dan xii di sma bhaktiyasa Singaraja tahun pelajaran
2016/2017. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha. Vol. 9, (1), hal. 35-44.

Yusri, F. (2013). Perkembangan profesional konselor untuk memenuhi kebutuhan


masyarakat industri. Jurnal konseling dan pendidikan. Vol. 1, (1), Februari,
hlm. 36-42.

Poto, L.M.A. & Wahyu K. (2020). Pembinaan kedisiplinan peserta didik. Jakarta:
Direktorat sekolah menengah kejuruan, direktorat jendral pendidikan vakasi,
kementrian pendidikan dan kebudayaan.

Akh. Muwafik S. (2012). Membangun Karakter dengan Hati Nurani; Pendidikan


Karakter untuk Generasi Bangsa. Jakarta: Erlangga.

M. Ngalim P. (2007). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

90
LAMPIRAN

91
Lampiran 1. Pengajuan Judul Skripsi/Tugas Akhir

92
Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Penelitian Ke Sekolah

93
Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah

94
Lampiran 4. Kartu Asistensi Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing Materi

95
Lampiran 5. Kartu Asistensi Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing Teknik

96
Lampiran 6. Dokumentasi

97
98
99
Lampiran 7. Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi
Nama : Aulia Azzahrah Wulandari
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Depok, 25 Maret 1995
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pekapuran Gg. Swadaya RT 5/7 No. 78B Kab.
Bogor, Cibinong 16916
Handphone : 085885738534
Email : auliazzwd@gmail.com
Status : Belum Menikah

Riwayat Pendidikan
SD : MI Al-Muhajirin Depok
SMP : SMP Negeri 211 Jakarta
SMK : SMK Broadcasting Cempaka Nusantara Depok
Perguruan Tinggi : Universitas Indraprasta PGRI

100

Anda mungkin juga menyukai