Anda di halaman 1dari 15

TUGAS INDIVIDU

PENERAPAN PERMAINAN BAHASA (KATARSIS) UNTUK MENINGKATKAN


KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV A SD NEGERI 01 METRO PUSAT

DISUSUN OLEH :

ZANA APRIDELIA 19060058

DOSEN PEMBIMBING :

CITRA IMELDA USMAN,M.pd,Kons

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

2020
A. COVER JUDUL

Judul Artikel :

PENERAPAN PERMAINAN BAHASA (KATARSIS) UNTUK MENINGKATKAN


KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV A SD NEGERI 01 METRO PUSAT

Nomor ISSN/E-ISSN Jurnal:

p-ISSN 2085-1243 | e-ISSN 2579-5457

Nama Jurnal :

Jurnal Pendidikan Dasar

Tahun Terbit :

Juli 2017

Volume dan Nomor :

Vol. 9. No.2

Nama penulis artikel :

Arifin Ahmad
Sub Topik Materi yang terkait :

1. Keterampilan membaca

2. Keterampilan mencatat

3. Keterampilan bertanya

4. Keterampilan menyelesaikan tugas

5. Keterampilan mengatur waktu

6. Keterampilan mengikuti ujian

B. BAGIAN ISI

Hasil Resume :

Setiap orang memiliki keterampilan yang merupakan suatu talenta dari yang maha
kuasa. Sebagian orang menyadari akan keterampilan yang dimilikinya, akan tetapi
sebagian lagi belum atau tidak menyadari keterampilan dalam dirinya sendiri.
Definisi keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal
menjadi lebih bernilai dan memiliki makna. Menggunakan keterampilan bisa saja
dengan pikiran, akal dan kreatifitas jika keterampilan itu diasah, tidak menutup
kemungkinan akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan.
Berdasarkan analisis data setiap siklus diperoleh persentase rata-rata peningkatkan
keterampilan membaca siswa siklus I terdapat 32 siswa (74,42%) meningkat
menjadi 36 siswa (83,72%) di siklus II dan meningkat kembali menjadi 39 siswa
(90,70%) di siklus III
Hasil keterampilan membaca siswa dalam proses pembelajaran dengan
menerapkan model permainan bahasa (katarsis) pada pembelajaran keterampilan
membaca siswa kelas IVA SD Negeri 01 Metro Pusat menunjukkan adanya
peningkatan dari setiap siklusnya, dan pada akhir siklus penelitian rata-rata
keterampilan membaca siswa telah mencapai angka 80,7 (Baik).
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes dan
nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui tingkat keterampilan membaca
melalui permainan bahasa (katarsis). Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat pengumpul data, yaitu data
hasil penilaian membaca. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
kuantitatif untuk data dari hasil tes.

Pembahasan :

: Pembelajaran membaca bahasa Indonesia di kelas IVA SD Negeri 01 Metro Pusat dalam
pelaksanaannya guru masih mendominasi dengan metode ceramah (teacher centered)
sehingga proses pembelajarannya belum optimal, akibatnya siswa kurang tertarik dan
kurang memperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
membaca melalui penerapan permainan bahasa (katarsis) di kelas IVA SD Negeri 01 Metro
Pusat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif melalui
lembar tes, dan lembar penilaian keterampilan membaca. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Hasil analisis data diperoleh
keterampilan membaca siswa pada siklus I (74,42%), siklus II (83,72%), mengalami
peningkatan sebesar 9,3% dan siklus III menjadi (90,70%) sehingga mengalami
peningkatan sebesar 6,98%
C. PENUTUP

Kesimpulan :

Berdasarkan paparan data dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan
bahwa: Pembelajaran menggunakan permainan bahasa (katarsis) dapat meningkatkan
keterampilan membaca siswa kelas IVA di SD Negeri 01 Metro Pusat.

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, berikut ini disampaikan saran yang
dapat diberikan. 1. Saran untuk Siswa

a. Kepada siswa, untuk senantiasa memperkaya ilmu pengetahuan dengan


membudayakan kegiatan membaca.

b. Tanamkan kebiasaan membaca sejak kecil dan jadikan sebagai hobi.

2. Saran untuk Guru

a. Bagi guru sebaiknya diusahakan dalam setiap pembelajaran selalu menggunakan


model yang inovatif, kreatif, menarik, serta menyenangkan.

b. Dalam kemampuan penggunaan model pembelajaran, sebaiknya guru benar-benar


memegang prinsipprinsip pelaksanaan serta terus mencoba, karena kemampuan
menggunakan model pembelajaran tidak cukup sekali dikuasai.

3. Saran untuk Sekolah

a. Memperbarui buku-buku yang lama dengan buku-buku yang sesuai dengan


kurikulum yang sedang dilaksanakan. Menambah ruang baca yang tepat serta nyaman
agar siswa dapat lebih tertarik serta nyaman dalam membaca.
Referensi :

Abbas, Saleh. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar.
Jakarta: Depdiknas.

Arsyad, Ashar. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Karya
Aksara

Depdiknas. (2007). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI KTSP.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar | p-ISSN 2085-1243 | e-ISSN 2579-5457
Vol. 9. No.2 Juli 2017 | Hal 75-83

PENERAPAN PERMAINAN BAHASA (KATARSIS) UNTUK


MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA
KELAS IV A SD NEGERI 01 METRO PUSAT
Oleh:
Arifin Ahmad1
Universitas Pasundan

Abstract:. Learning to read Bahasa Indonesia at grade IV A SD Negeri 01 Metro Pusat in the
implementation still dominate by teachers with Lecture Methods (teacher centered) so the learning
process is not optimal, so the students are less interested and not giving attention. This study aims
to improve reading skills through the application of language games (catharsis) at grade IV A SD
Negeri 01 Metro Pusat. The method used in this research is qualitative descriptive through the test
and reading skill assessment sheet. Data analysis techniques used are qualitative and quantitative
analysis. The result of data analysis explain that the students reading skill on cycle I (74,42%), cycle
II (83,72%), increased by 9,3% and on cycle III become (90,70%) so that it increased by 6,98 %.
Keywords: skill, reading, language game (catharsis).

Abstrak: Pembelajaran membaca bahasa Indonesia di kelas IVA SD Negeri 01 Metro Pusat dalam
pelaksanaannya guru masih mendominasi dengan metode ceramah (teacher centered) sehingga
proses pembelajarannya belum optimal, akibatnya siswa kurang tertarik dan kurang memperhatikan.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca melalui penerapan permainan
bahasa (katarsis) di kelas IVA SD Negeri 01 Metro Pusat. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu deskriptif kualitatif melalui lembar tes, dan lembar penilaian keterampilan membaca.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Hasil analisis
data diperoleh keterampilan membaca siswa pada siklus I (74,42%), siklus II (83,72%), mengalami
peningkatan sebesar 9,3% dan siklus III menjadi (90,70%) sehingga mengalami peningkatan sebesar
6,98%.
Kata kunci: keterampilan, membaca, permainan bahasa (katarsis).

PENDAHULUAN kemampuan analisis dan imajinatif dalam


Bahasa Indonesia sebagai bahasa dirinya (Depdiknas, 2007: 5).
nasional memegang peranan yang sangat Sekolah sebagai institusi
penting di dalam kehidupan manusia, baik pendidikan formal, memiliki fungsi dan
sebagai alat komunikasi maupun sebagai peran strategis dalam melahirkan generasi-
ilmu pengetahuan. Dalam dunia generasi masa depan untuk terampil
pendidikan, keterampilan berbahasa berbahasa Indonesia secara baik dan benar.
merupakan modal awal siswa untuk Melalui pembelajaran bahasa Indonesia,
menggali ilmu pengetahuan yang akan siswa diajak berlatih dan belajar berbahasa
dikembangkan dalam pendidikan formal. melalui aspek keterampilan menyimak,
Oleh karena itu tujuan pembelajaran bahasa berbicara, membaca, dan menulis. Dengan
di negara Indonesia diarahkan agar siswa menguasai keterampilan berbahasa
terampil berbahasa. Pembelajaran bahasa Indonesia dengan baik dan benar maka
tersebut diharapkan membantu siswa siswa diharapkan dapat menjadi generasi
mengenal dirinya, budayanya, dan budaya tumpuan bangsa yang dapat diandalkan di
siswa lain, mengemukakan gagasan dan masa yang akan datang (Hartati,dkk. 2006:
perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat 145).
yang menggunakan bahasa tersebut, dan Keterampilan berbahasa meliputi
menemukan serta menggunakan empat aspek keterampilan yaitu,
menyimak, berbicara, membaca, dan

1
Universitas Pasundan, Email: arifinahmad@unpas.ac.id

Arifin Ahmad: Penerapan Permainan Bahasa (Katarsis) 75


menulis (Rahim, 2007: 1). Dalam menyampaikan materi. Pada kegiatan inti
masyarakat yang semakin kompleks seperti guru menyampaikan materi dengan
sekarang ini keterampilan bahasa sangat ceramah dan siswa hanya sebagai
penting dan perlu dikuasai oleh siswa penerima, setelah penjelasan dirasa cukup,
terutama keterampilan membaca. Pertama, guru menugasi siswa mengerjakan latihan.
saat siswa dalam proses penyelesaian Pembelajaran yang dilakukan guru tersebut
studinya keterampilan membaca diperlukan membuat siswa kurang tertarik dan kurang
dalam mempelajari setiap mata pelajaran. memperhatikan pembelajaran keterampilan
Kedua, siswa berada dalam kehidupan membaca, sehingga keterampilan membaca
bermasyarakat di luar sekolah, siswa di kelas IVA SD Negeri 01 Metro
keterampilan membaca masih juga Pusat berada pada taraf yang rendah,
diperlukan. Misalnya membaca koran, aktivitas belajar siswa cenderung pasif, dan
majalah, membaca menu di restoran, hasil belajar siswa menurun.
membaca teks film, dan sebagainya. Dari hasil nilai ujian semester I
Berdasarkan hal di atas penulis Tahun Pelajaran 2009/2010, diketahui
memandang bahwa berbagai informasi bahwa dengan Kriteria Ketuntasan
yang berkembang di masyarakat menjadi Minimum mata pelajaran bahasa Indonesia
tuntutan bagi guru untuk menyiapkan kelas IVA yang telah ditentukan yaitu 68.
bacaan yang berisi informasi yang relevan Sebanyak 21 dari 43 siswa telah tuntas
untuk peserta didik. Selain itu perlu adanya belajar, sedangkan 22 siswa belum tuntas
pembiasaan dan pembelajaran yang belajar (lebih dari 50% jumlah seluruh
ditanamkan oleh guru kepada peserta didik siswa belum tuntas belajar). Nilai rendah
agar peserta didik terbiasa dan menyenangi tersebut diperoleh oleh siswa karena dalam
kegiatan membaca. Untuk melatih dan tes kemampuan membaca siswa dalam
menanamkan kebiasaan membaca tidaklah pelafalan dan intonasi kurang tepat, siswa
mudah, namun perlu adanya pembiasaan masih sulit menggunakan tanda baca, siswa
dan pembelajaran membaca sedini masih sering mengulang kata-kata dan
mungkin, terutama pada jenjang sekolah kecepatan membaca siswa belum tepat.
dasar. Untuk melaksanakan hal tersebut Untuk mengatasi masalah
perlu adanya sebuah inovasi dan cara baru pembelajaran di atas, diperlukan model
untuk mendapatkan pembelajaran pembelajaran yang mampu mewujudkan
membaca yang disenangi siswa, salah situasi pembelajaran yang aktif dan
satunya dengan menerapkan model menyenangkan. Salah satu model
pembelajaran yang membuat pembelajaran pembelajaran tersebut adalah model
membaca menjadi lebih menarik. permainan bahasa (katarsis), karena dengan
Kenyataan di lapangan ditemukan model permainan bahasa (katarsis) siswa
bahwa dari hasil observasi peneliti di kelas diajak untuk belajar dalam suasana yang
IVA SD Negeri 01 Metro Pusat pada menarik, dan menyenangkan. Hal tersebut
tanggal 12 Oktober 2009, guru bahasa sesuai dengan pendapat Suyatno (2005: 1)
Indonesia kurang menggunakan model bahwa dalam pembelajaran itu harus
pembelajaran yang bervariatif, dan menarik dan menyenangkan, karena
menyenangkan. Guru bahasa Indonesia di pembelajaran yang menarik berarti
kelas IVA SD Negeri 01 Metro Pusat masih mempunyai unsur yang menggelitik bagi
menerapkan model pembelajaran yang siswa untuk terus diikuti, siswa mempunyai
cenderung membosankan karena berpusat motivasi untuk terus mengikuti
pada guru (teacher centered). Guru pembelajaran. Pembelajaran yang
mengawali pembelajaran dengan langsung menyenangkan berarti pembelajaran sesuai
mengajak siswa mempelajari materi yang dengan suasana yang terjadi pada diri
akan dilaksanakan tanpa menggunakan siswa. Dengan harapan, pembelajaran
apersepsi, tidak ada pengantar sebelum keterampilan membaca pun menjadi sajian

76 EduHumaniora: Vol. 9 No. 2, Juli 2017


materi yang selalu menarik dan ditunggu- memiliki unsur kesenangan dan melatih
tunggu oleh siswa. Tujuan penelitian ini keterampilan berbahasa. Selain itu juga
adalah: Meningkatkan keterampilan dapat digunakan sebagai alat untuk
membaca siswa melalui penerapan mencapai tujuan pembelajaran dengan cara
permainan bahasa (katarsis) pada yang menyenangkan.
pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas
IVA SD Negeri 01 Metro Pusat. B. Keterampilan Membaca
1. Pengertian Keterampilan
TINJUAN PUSTAKA Menurut Kamus Bahasa Indonesia
A. Permainan Bahasa (Katarsis) (KBI) keterampilan adalah kecakapan
1. Pengertian Permainan Bahasa untuk menyelesaikan tugas (Qodratillah,
(Katarsis) 2008: 1505). Dari pengertian keterampilan
Menurut Soeparno (dalam Djuanda, 2006: menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBI)
94) pada hakikatnya, permainan merupakan tersebut terdapat dua komponen yang
suatu aktivitas untuk memperoleh suatu saling berkaitan yaitu kecakapan dan tugas
keterampilan tertentu dengan cara yang atau pekerjaan.
menggembirakan. Apabila keterampilan Jadi dari pengertian di atas dapat
yang diperoleh dalam permainan itu berupa disimpulkan bahwa keterampilan adalah
keterampilan bahasa tertentu, permainan itu kemampuan lebih yang ada pada diri
dinamakan permainan bahasa. Sebenarnya seseorang untuk menyelesaikan atau
dalam pembelajaran, guru sering melakukan pekerjaan. Jika pekerjaan itu di
meggunakan permainan, tetapi pada dalam pembelajaran, maka pekerjaan itu
umumnya masih sebagai pengisi waktu berupa tugas-tugas dalam belajar.
saja. Hanya sebagian guru yang tertarik
untuk menerapkannya sebagai teknik 2. Pengertian Membaca
pembelajaran bahasa. Pengertian atau definisi membaca
Selanjutnya pengertian permainan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
bahasa adalah permainan untuk kelompok besar. Pertama, pengertian
memperoleh kesenangan dan untuk melatih membaca yang ditarik dari interpretasi
keterampilan berbahasa (menyimak, pengalaman membaca itu bermula dari
berbicara, membaca dan menulis). Apabila penemuan dan berawal dengan pengelolaan
suatu permainan menimbulkan kesenangan tanda-tanda berbagai benda (membaca itu
tetapi tidak memperoleh keterampilan berawal dari tanda dan bertanda). Kedua,
berbahasa tertentu, maka permainan pengertian membaca yang ditarik dari
tersebut bukan permainan bahasa. interpretasi lambang grafis; membaca
Sebaliknya, apabila suatu kegiatan melatih merupakan upaya pemerolehan makna dari
keterampilan bahasa tertentu, tetapi tidak untaian huruf tertentu. Ketiga, pengertian
ada unsur kesenangan maka bukan disebut membaca yang ditarik dari keduanya, yakni
permainan bahasa. Dapat disebut membaca merupakan perpaduan dari
permainan bahasa, apabila suatu aktivitas pengalaman dan upaya memahami
tersebut mengandung kedua unsur lambang-lambang grafis atau halaman
kesenangan dan melatih keterampilan bercetakan (Harras, 2009: 3).
berbahasa (menyimak, berbicara, membaca Crawley dan Mountain (dalam
dan menulis). Setiap permainan bahasa Rahim, 2007: 2) mengatakan bahwa
yang dilaksanakan dalam kegiatan membaca hakikatnya adalah sesuatu yang
pembelajaran harus secara langsung dapat rumit yang melibatkan banyak hal, tidak
menunjang tercapainya tujuan hanya melafalkan banyak tulisan, tetapi
pembelajaran (Hrbrata, 2009: 7) juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,
Dari pengertian di atas dapat psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai
disimpulkan bahwa permainan bahasa proses visual membaca merupakan proses

Arifin Ahmad: Penerapan Permainan Bahasa (Katarsis) 77


menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke Dari penjelasan mengenai jenis-
dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses jenis membaca di atas peneliti
berpikir, membaca mencakup aktivitas menyimpulkan bahwa kegiatan membaca
pengenalan kata, pemahaman literal, dapat dibedakan menjadi dua yaitu
interpretasi, membaca kritis, dan membaca ditinjau dari terdengar atau
pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa tidaknya suara dan membaca berdasarkan
berupa aktivitas membaca kata-kata dengan cakupan bahan bacaan. Membaca
menggunakan kamus. berdasarkan terdengar atau tidaknya suara
Dari pengertian di atas terlihat dibedakan menjadi dua yaitu membaca
bahwa membaca adalah aktivitas yang nyaring dan membaca dalam hati.
melibatkan banyak hal terutama Sedangkan membaca berdasarkan cakupan
keterampilan dalam diri pembaca. Hal itu bahan bacaan terdiri dari membaca
sesuai dengan pendapat Abbas (2006: 101) ekstensif dan membaca intensif. Dalam
menurut para pakar yang menganalisis penelitian ini jenis membaca berdasarkan
membaca sebagai suatu keterampilan, terdengar atau tidaknya suara termasuk
memandang hakikat membaca itu sebagai dalam jenis membaca nyaring, dan bila
proses atau kegiatan yang menerapkan ditinjau berdasarkan cakupan bahan bacaan
seperangkat keterampilan dalam mengelola maka penelitian ini termasuk dalam jenis
hal-hal yang dibaca yang menangkap membaca intensif.
makna. Sedangkan para pakar yang
mengutamakan psikolinguistik, menyikapi 4. Langkah-langkah Pembelajaran
membaca itu sebagai proses merekontruksi Membaca dengan Permainan Bahasa
informasi yang terdapat dalam bacaan atau (Katarsis)
sebagai suatu upaya untuk mengelola Langkah-langkah pembelajaran
informasi dengan menggunakan membaca dengan permainan bahasa
pengalaman atau kemampuan pembaca dan (katarsis) adalah:
kompetensi bahasa yang dimiliki secara
kritis. a. Kegiatan Awal
1. Guru merencanakan dan menyiapkan
3. Jenis-jenis Membaca diri sebelum pembelajaran, baik itu
Harras (2009: 5) berpendapat kesiapan mental maupun materi. Hal
bahwa dilihat dari cakupan bahan bacaan yang dipersiapkan yaitu melengkapi
yang dibaca, secara garis besar membaca perangkat pembelajaran meliputi
dapat digolongkan menjadi dua: membaca program semester, silabus, rencana
ekstensif (extensive reading) dan membaca pelaksanaan pembelajaran dan Lembar
intensif (intensive reading). Ada tiga jenis Kerja Siswa.
membaca ekstensif, yakni membaca survei 2. Guru mengawali pembelajaran dengan
(survei reading), membaca sekilas membuka pelajaran dan memotivasi
(skimming), dan membaca dangkal siswa untuk semangat belajar,
(superficial reading). Sedangkan membaca kemudian membangkitkan kesiapan
intensif dibagi menjadi dua, yakni siswa. Siswa dituntut memiliki
membaca telaah isi (content study reading) kesiapan untuk membaca, selanjutnya
dan membaca telaah bahasa (linguistic guru menyampaikan apersepsi dan
study reading). Membaca telaah isi dibagi menginformasikan tujuan pembelajaran
lagi menjadi membaca telaah teliti, yang akan dicapai melalui kegiatan
membaca pemahaman, membaca kritis dan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
membaca ide. Membaca telaah bahasa
dibagi menjadi membaca bahasa asing dan b. Kegiatan Inti
membaca sastra. 1. Siswa dibentuk menjadi beberapa
kelompok, kemudian guru memberi

78 EduHumaniora: Vol. 9 No. 2, Juli 2017


penjelasan dan contoh cara melakukan yang dilaksanakan yaitu kegiatan awal,
permainan bahasa yang akan dilakukan kegiatan inti, dan kegiatan akhir serta
dalam pembelajaran keterampilan beberapa hal yang harus dilakukan dan
membaca. dipersiapkan sehingga nantinya dalam
2. Setelah penjelasan dan contoh selesai pelaksanaan kegiatannya benar-benar
dilaksanakan, guru memberi sesuai dengan rencana yang diharapkan.
kesempatan untuk bertanya jawab
apabila ada siswa yang belum paham. C. Pelaksanaan Pembelajaran Membaca di
3. Siswa dituntun untuk membaca teks Sekolah Dasar dengan Permainan
wacana dengan permainan bahasa agar Bahasa (Katarsis)
mereka mengerti dan senang dengan Dalam pelaksanakan pembelajaran
belajar membacanya, sehingga tidak membaca di Sekolah Dasar dengan
jenuh dan bosan serta berdiskusi permainan bahasa perlu diperhatikan
kelompok dengan mengajukan beberapa hal yaitu, (1) standar kompetensi
pertanyaan apabila ada yang belum dan kompetensi dasar (2) tujuan
paham. pembelajaran, (3) metode pembelajaran, (4)
4. Guru berkeliling dan memfasilitasi materi pembelajaran, (5) jenis permainan
pertanyaan-pertanyaan atau kesulitan- yang digunakan, (6) kondisi siswa, (7)
kesulitan yang muncul atau dialami kondisi kelas.
oleh para siswa sekaligus mengontrol
jalannya proses interaksi antarsiswa. 1) Standar Kompetensi dan Kompetensi
5. Siswa mengerjakan tugas permainan Dasar
bahasa pada lembar kerja sesuai soal- Sebelum melaksanakan
soal perintah dalam permainan bahasa pembelajaran membaca bahasa Indonesia
yang dilakukan. di kelas IV, hal yang harus dilakukan
6. Masing-masing kelompok adalah melihat standar kompetensi dan
mengumpulkan hasil kerja kompetensi dasar yang ada, agar dalam
kelompoknya. pelaksanaan pembelajaran membaca sesuai
dengan kurikulum yang ditetapkan dan juga
c. Kegiatan Akhir memudahkan guru untuk menentukan
1. Siswa bersama guru menyimpulkan tujuan pembelajaran yang akan
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
dilaksanakan secara bersama-sama dan
menjadikan lebih bermakna dalam 2) Tujuan Pembelajaran
kehidupan sehari-hari siswa. Setelah mengetahui standar
2. Siswa diberi penguatan dengan harapan kompetensi dan kompetensi dasar maka
siswa akan termotivasi untuk langkah selanjutnya adalah penetapan
mempelajari lebih banyak tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai
pelajaran membaca bahasa Indonesia dalam pembelajaran. Dengan mengetahui
dengan membaca buku bacaan di tujuan pembelajaran yang harus dicapai
perpustakaan, membaca buku teks yang peserta didik, maka akan memudahkan
berkaitan, atau melakukan kegiatan lain dalam penetapan materi pembelajaran yang
yang berkaitan dengan materi akan diberikan.
pembelajaran membaca bahasa
Indonesia (Adaptasi dari Arsyad, 2004: 3) Metode Pembelajaran
46). Metode pembelajaran adalah cara
Dari penjelasan di atas dapat pembelajaran yang digunakan guru dalam
disimpulkan bahwa dalam melaksanakan menyampaikan pesan/materi pembelajaran
pembelajaran membaca dengan permainan agar mencapai tujuan pembelajaran. Berbagai
bahasa (katarsis), ada tiga langkah kegiatan metode pembelajaran dapat digunakan oleh

Arifin Ahmad: Penerapan Permainan Bahasa (Katarsis) 79


guru, baik metode ceramah, tanya-jawab, (6) Kondisi Siswa
diskusi, demonstrasi, eksperimen, pemberian Selain penetapan tujuan
tugas, inquiry, problem solving, kerja pembelajaran, materi pembelajaran, dan
kelompok, karyawisata, resitasi dsb. Oleh jenis permainan yang digunakan, hal yang
sebab itu sebelum pembelajaran perlu diperhatikan dalam pembelajaran
dilaksanakan, guru sebaiknya memilih membaca di Sekolah Dasar dengan
metode pembelajaran yang tepat. Artinya permainan bahasa adalah melihat kondisi
metode pembelajaran yang sesuai dengan siswa seperti melihat tingkat pemahaman
tujuan, materi pelajaran, karakteristik siswa, atau daya tangkap siswa dan tingkat
dan ketersediaan fasilitas pendukungnya, psikologisnya. Dengan demikian, apakah
serta ketersediaan waktu. Pertimbangan yang
bisa diterapkan atau tidak permainan yang
terpenting dalam memilih metode
telah dirancang sehingga dalam
pembelajaran adalah metode harus mampu
mengaktifkan siswa, yaitu mengaktifkan
pelaksanaannya tidak mengalami kesulitan.
mental emosional siswa dalam proses
pembelajaran. (7) Kondisi Kelas
Hal terakhir yang perlu diperhatikan
(4) Materi Pembelajaran adalah melihat kondisi kelas. Apakah
Setelah ditentukan tujuan memungkinkan dilaksanakan pembelajaran
pembelajaran yang akan dicapai oleh membaca di kelas tersebut dengan
peserta didik, langkah selanjutnya adalah permainan bahasa yang telah direncanakan,
penetapan materi yang cocok dengan tujuan seperti kedisiplinan kelas yang bagus,
pembelajaran yang telah ditetapkan. Materi antusias siswa yang tinggi dan lainnya.
itu sebaiknya tidak berlebihan disesuaikan Kemudian bagaimana dengan kondisi
dengan tingkat perkembangan siswa bangunan dan faktor lingkungan kelas,
sehingga memudahkan guru maupun siswa apakah terganggu atau tidak pembelajaran
dalam pembelajaran. membaca dengan permainan bahasa yang
akan dilaksanakan tersebut.
(5) Jenis Permainan yang Digunakan Dari penjelasan di atas dapat
Jenis permainan yang dapat disimpulkan bahwa untuk memilih dan
digunakan dalam penelitian adalah menentukan jenis permainan dalam
melengkapi kalimat dengan teks wacana pembelajaran membaca di Sekolah Dasar,
yang berjudul “Bertanam Sayuran dalam guru perlu mempertimbangkan tujuan
Pot” dan “Koperasi”, sedangkan untuk kata pembelajaran, materi pembelajaran dan
dari wacana teks wacananya berjudul kondisi siswa maupun kelas. Dalam tujuan
“Bahaya Merokok” dan “Halilintar dan pembelajaran, guru dapat mengembangkan
Petir”, dan untuk stabilo kalimat teks salah satu aspek kognitif, psikomotor atau
wacananya berjudul “Atlet Bersepeda sosial atau memadukan berbagai aspek
Indonesia Unggul di Asia” dan “Sesudah tersebut. Guru juga perlu
Suatu Kegagalan”, jenis permainan ini mempertimbangkan materi pembelajaran,
digunakan karena jenis permainan ini tepat karena bentuk permainan tertentu cocok
untuk membelajarkan keterampilan untuk materi tertentu (modifikasi Djauhar,
membaca wacana secara intensif. Buku 2008: 1-16).
yang digunakan untuk rujukan teks wacana
dalam permainan bahasa tersebut adalah D. Penilaian Keterampilan Membaca
buku bahasa Indonesia kelas 4 SD karangan dalam Pembelajaran
Kaswan Darmadi, dan Rita Nirbaya, yang Dalam kegiatan keterampilan
diterbitkan oleh Depdiknas di Jakarta tahun membaca harus diadakan penilaian,
2008 dengan judul bukunya “Bahasa sehingga perkembangan keterampilan
Indonesia untuk SD dan MI kelas IV”. membaca dapat terlihat, apakah mengalami
peningkatan atau tidak. Berbagai strategi

80 EduHumaniora: Vol. 9 No. 2, Juli 2017


penilaian dalam kegiatan keterampilan Provinsi Lampung. Subjek penelitian
membaca yang bisa dilakukan guru adalah siswa kelas IVA SD Negeri 01
mencakup observasi dan dokumentasi Metro Pusat yang berjumlah 43 siswa,
secara periodik, konferensi, portofolio, terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 21 siswa
menilai diri sendiri, tes dan ujian (Pappas perempuan.
dalam Rahim, 2007: 142). Teknik pengumpulan data yang
Dari beberapa strategi penilaian digunakan pada penelitian ini adalah teknik
yang telah dikemukakan di atas, maka tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk
teknik penilaian yang akan dilakukan mengetahui tingkat keterampilan membaca
dalam penelitian ini adalah menggunakan melalui permainan bahasa (katarsis).
tes keterampilan membaca siswa karena Teknik pengumpulan data yang digunakan
yang dinilai adalah tentang tingkat dalam penelitian ini adalah dengan
keterampilan membaca siswa, meliputi: 1) menggunakan alat pengumpul data, yaitu
lafal dan intonasi, 2) penggunaan tanda data hasil penilaian membaca.
baca, 3) tidak mengulang kata-kata dan 4) Teknik analisis data yang digunakan adalah
kecepatan membaca. Adapun alat yang analisis kuantitatif untuk data dari hasil tes.
digunakan adalah dengan lembar penilaian
proses membaca wacana. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
2. Macam-macam Permainan Bahasa Berdasarkan analisis data setiap siklus
(Katarsis) diperoleh persentase rata-rata peningkatkan
keterampilan membaca siswa siklus I
Permainan bahasa memiliki berbagai terdapat 32 siswa (74,42%) meningkat
macam dan model. Macam dan model menjadi 36 siswa (83,72%) di siklus II dan
permainan bahasa memiliki cara yang meningkat kembali menjadi 39 siswa
berbeda dalam pelaksanaanya. Berdasarkan (90,70%) di siklus III
hal tersebut berikut ini macam-macam a. Peningkatan Hasil Keterampilan
permainan bahasa yang berkaitan dengan Membaca Siswa dalam Proses
keterampilan membaca antara lain, baca Pembelajaran
dan perbuat, tali kata, kata dari wacana, Hasil keterampilan membaca siswa
baca koran yuk, membaca tanpa melihat, dalam proses pembelajaran dengan
stabilo kalimat, cari kata, aku seorang menerapkan model permainan bahasa
ditektif, baca lakukan, melengkapi kalimat, (katarsis) pada pembelajaran keterampilan
dan meloncat bulatan kalimat (Djuanda, membaca siswa kelas IVA SD Negeri 01
2006: 96-97). Dari macam-macam Metro Pusat menunjukkan adanya
permainan yang berkaitan dengan peningkatan dari setiap siklusnya, dan pada
keterampilan membaca tersebut, maka akhir siklus penelitian rata-rata
yang akan dilaksanakan dalam penelitian keterampilan membaca siswa telah
ini mulai dari siklus I, II, dan seterusnya mencapai angka 80,7 (Baik). Hal tersebut
yaitu: (1) melengkapi kalimat (2) kata dari dapat dilihat pada tabel rekapitulasi hasil
wacana (3) stabilo kalimat. Ketiga keterampilan membaca siswa sebagai
permainan tersebut dirasa tepat dan sesuai berikut.
dengan tujuan penelitian ini. Tabel 1. Rekapitulasi peningkatan nilai hasil
keterampilan membaca siswa dalam proses
pembelajaran.
METODOLOGI PENELITIAN Keberhasilan Membaca
Metode yang digunakan dalam penelitian Sikl Berhasil Tidak Berhasil
ini adalah metode kualitatif yaitu melalui us Juml Persent Juml Persent
penelitian tindakan kelas (classroom action ah ase (%) ah ase (%)
research). Penelitian ini mengambil lokasi I 32 74,42 11 25,58
di SD Negeri 01 Metro Pusat, Kota Metro II 36 83,72 7 16,28
III 39 90,70 4 9,30

Arifin Ahmad: Penerapan Permainan Bahasa (Katarsis) 81


kreatif, menarik, serta
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa menyenangkan.
dengan menenerapkan model permainan b. Dalam kemampuan penggunaan
bahasa (katarsis) dapat meningkatkan hasil model pembelajaran, sebaiknya guru
keterampilan membaca siswa. Jika pada benar-benar memegang prinsip-
siklus I persentase keberhasilan sebesar prinsip pelaksanaan serta terus
74,42% meningkat pada siklus II menjadi mencoba, karena kemampuan
83,72%, mengalami peningkatan sebesar menggunakan model pembelajaran
9,3% dan meningkat lagi pada siklus III tidak cukup sekali dikuasai.
menjadi 90,70% mengalami peningkatan 3. Saran untuk Sekolah
sebesar 6,98%. Hal tersebut dapat a. Memperbarui buku-buku yang lama
diperjelas pada grafik di bawah ini. dengan buku-buku yang sesuai
dengan kurikulum yang sedang
dilaksanakan.
Menambah ruang baca yang tepat serta
nyaman agar siswa dapat lebih tertarik serta
nyaman dalam membaca.

DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Saleh. (2006). Pembelajaran Bahasa
Indonesia yang Efektif di Sekolah
Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Arsyad, Ashar. (2002). Media
Grafik 1. Rekapitulasi peningkatan nilai keberhasilan Pembelajaran. Jakarta: PT Raja
keterampilan membaca Grafindo Persada
Karya Aksara.
Depdiknas. (2007). Standar Kompetensi
KESIMPULAN dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI
Berdasarkan paparan data dan KTSP. Jakarta: Departemen Pendidikan
pembahasan yang telah diuraikan, dapat Nasional.
disimpulkan bahwa: Djauhar, M. Siddiq. dkk. (2008).
Pembelajaran menggunakan permainan Pengembangan Bahan Pembelajaran
bahasa (katarsis) dapat meningkatkan SD. Jakarta:
keterampilan membaca siswa kelas IVA di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
SD Negeri 01 Metro Pusat. Djuanda, Dadan. (2006). Pembelajaran
Berdasarkan kesimpulan hasil Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan
penelitian di atas, berikut ini disampaikan Menyenangkan. Jakarta: Departemen
saran yang dapat diberikan. Pendidikan Nasional.
1. Saran untuk Siswa Harras, A Kholid. (2009). Membaca 1.
a. Kepada siswa, untuk senantiasa Pusat Layanan Pustaka Universitas
memperkaya ilmu pengetahuan Terbuka.
dengan membudayakan kegiatan (http://pustakaut.ac.id). Diakses 17
membaca. Maret 2010.
b. Tanamkan kebiasaan membaca sejak Hartati, Tatat, dkk. (2006). Pendidikan
kecil dan jadikan sebagai hobi. Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
2. Saran untuk Guru Rendah. Bandung: UPI Press.
a. Bagi guru sebaiknya diusahakan Hrbrata. (2009). Permainan dalam
dalam setiap pembelajaran selalu Pembelajaran Bahasa di Kelas
menggunakan model yang inovatif, Awal.(http://hrbrata.blog.plasa.com/200
9/05/18/). Diakses 29 Mei 2009.

82 EduHumaniora: Vol. 9 No. 2, Juli 2017


Qodratillah, Meity Taqdir. Dkk. (2008).
Kamus Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa
Depdiknas. Jakarta.
Rahim, Farida. (2007). Pengajaran
Membaca di Sekolah Dasar. Padang:
Bumi
Aksara.
Wardhani, IGAK. dkk. (2007). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Arifin Ahmad: Penerapan Permainan Bahasa (Katarsis) 83

Anda mungkin juga menyukai