Anda di halaman 1dari 7

Vol. 5 – No.

2, year (2021), page 166-172


| ISSN 2548-8201 (Print) | 2580-0469) (Online) |

PENERAPAN METODE SAS UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA KELAS I
SEKOLAH DASAR

Maimana1, M. Syahrul Rizal2, Nurhaswinda3*


1
(PGSD, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau).
2,3
(Dosen PGSD, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau).

* Corresponding Author. E-mail: 1 maimanayaru6@gmail.com

Receive: 13/05/2021 Accepted: 23/08/2021 Published: 01/10/2021

Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan membaca siswa di kelas I SDN 009 Pulau
Jambu Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah
dengan menggunakan metode structural analitik sintetik (SAS). Tujuan penelitian ini untuk
mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca permulaan siswa dengan menggunakan metode
structural analitik sintetik (SAS) pada siswa kelas I SDN 009 Pulau Jambu. Metode penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari
dua pertemuan dan empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Subjek penelitian
ini siswa kelas I SDN 009 Pulau jambu yang berjumlah 20 siswa. Teknik pengumpulan berupa
observasi, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca
permulaan kelas I SDN 009 Pulau Jambu pada siklus I siswa yang tuntas 12 siswa atau 60%, dan
pada siklus II siswa yang tuntas secara keseluruhan adalah 17 siswa atau 85%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode structural analitik sintetik (SAS) dapat
meningkatkan kemampuan membaca permulaan kelas I SDN 009 Pulau Jambu.

Kata Kunci : Membaca Permulaan, Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

Application of Synthetic SAS to Improve Beginning Reading Ability of Elementary


School Students

Abstract
This research is motivated by the low reading ability of students in class I SDN 009 Pulau Jambu,
Kuok District, Kampar Regency. One solution to solve this problem is to use the synthetic structural
analysis (SAS) method. The purpose of this study was to describe the improvement of students' initial
reading skills using the synthetic structural analytical method (SAS) in first grade students of SDN 009
Pulau Jambu. This research method is Classroom Action Research (CAR) which is carried out in two
cycles. Each cycle consists of two meetings and four stages, namely planning, implementation,
observation, reflection. The subjects of this study were the first grade students of SDN 009 Pulau
Jambu, totaling 20 students. The collection technique is in the form of observation, test, and
documentation. The results of this study can be concluded that the ability to read at the beginning of
class I SDN 009 Pulau Jambu in the first cycle of students who completed 12 students or 60%, and in
the second cycle students who completed the whole were 17 students or 85%. Thus, it can be
concluded that using the synthetic structural analytical method (SAS) can improve reading ability at
the beginning of class I at SDN 009 Pulau Jambu.

Copyright © 2021 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 5 (2), Year 2021 - 167
(Maimana, M. Syahrul Rizal, Nurhaswinda)

Keywords : Beginning Reading, Synthetic Structural Analytical Method (SAS)

Pendahuluan suatu model pembelajaran pada pengajaran


Undang-undang No. 20 Tahun 2013 bahasa Indonesia, dipandang sebagai
pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional tuntutan kebutuhan yang sangat mendasar.
merumuskan tujuan Pendidikan Nasional Berkaitan dengan itu, Sekolah Dasar atau
yang berfungsi “mengembangkan MI dapat menghasilkan lulusan yang
kemampuan dan membentuk watak serta memiliki dasar-dasar karakter, kecakapan,
peradaban bangsa yang bermartabat dalam keterampilan, dan pengetahuan yang
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, memadai untuk mengembangkan potensi
bertujuan untuk berkembangnya potensi dirinya secara optimal. Variabel yang dapat
peserta didik agar menjadi manusia yang menentukan keberhasilan pembelajaran
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang bahasa Indonesia ditentukan oleh pengajar,
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, pembelajar, bahan ajar, proses
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga pembelajaran, dan penilaian.
negara yang demokratis serta bertanggung Berdasarkan rumusan di atas,
jawab”. Untuk mencapai tujuan itu, sekolah kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia
dasar sebagai sebuah lembaga formal dalam hendaknya mampu mengembangkan dan
memberikan layanan pendidikan berperan mengarahkan siswa dengan segala potensi
mendorong tumbuh kembang anak, yang dimilikinya secara optimal, yaitu guru
termasuk meningkatkan keterampilan dapat mendorong siswa untuk berpikir
berbahasa, khususnya dalam membaca dan secara kritis. Keberhasilan pelaksanaan
menulis permulaan. proses pembelajaran di kelas, terkait
Mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan kemampuan guru, baik sebagai
mempunyai fungsi yang strategis, yakni perancang pembelajaran maupun
sebagai sarana pembinaan kesatuan dan pelaksanaan di lapangan. Guru dituntut
persatuan bangsa, sarana peningkatan mampu melakukan pembaharuan
pengetahuan dan keterampilan dalam khususnya dalam pembelajaran bahasa
rangka pelestarian dan pengembangan Indonesia, yaitu dengan merancang
budaya, sarana peningkatan pengetahuan pembelajaran berdasarkan pengalaman
dan keterampilan untuk meraih dan belajar bagi siswa sehingga menghasilkan
mengembangkan ilmu pengetahuan, pembelajaran yang bermakna.
teknologi, dan seni, saran penyebarluasan Pembelajaran bermakna apabila
pemakaian bahasa Indonesia yang baik mengarah pada pendekatan pembelajaran
untuk berbagai keperluan menyangkut yang menunjang penciptaan belajar siswa
berbagai masalah, sarana pengembangan secara aktif dan kreatif, akan dapat
penalaran, dan sarana pemahaman beragam memotivasi siswa dalam kegiatan
budaya Indonesia melalui khazanah belajarnya. Kebermaknaan proses dan hasil
kesusastraan Indonesia (Kurikulum 2013, pembelajaran ditentukan pula oleh kinerja
Depertemen 2013). guru dalam unjuk kemampuan
Untuk mencapai target tujuan di atas, profesionalismenya di lapangan, mulai
Depdiknas merumuskan Kompetensi Dasar menyusun rancangan pembelajaran hingga
mata pelajaran Bahasa Indonesia SD dan pada tingkat operasionalnya dapat
MI, adalah sebagai berikut ; 1) menggunakan keragaman metode, media,
mendengarkan; 2) berbicara; 3) membaca; sumber pembelajaran, serta penilaian yang
dan 4) menulis. Dalam upaya penerapan dikembangkan.
Kurikulum 2013, pemikiran tentang Kecenderungan yang terjadi di
pentingnya keberadaan pengembangan lapangan, setelah dilakukan pengamatan

Copyright © 2021 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 5 (2), Year 2021 - 168
(Maimana, M. Syahrul Rizal, Nurhaswinda)

terhadap proses pembelajaran yang membaca belum tepat. Faktor penyebab


berlangsung di kelas l, guru masih lain rendahnya kemampuan membaca siswa
“gramatika centris”. Guru banyak diantaranya minat baca siswa masih sangat
mengajarkan gramatika (struktur bahasa) kurang. Hal ini dibuktikan oleh masih
untuk diketahui dan dihafalkan siswa. banyaknya siswa yang malas membaca baik
Padahal struktur bahasa diajarkan untuk disekolah maupun dirumah. Bimbingan dari
dipahami, dengan cara siswa dilatih keluarga dan motivasi yang diberikan
menyusun kata membentuk kalimat. Guru kepada siswa baik dari guru maupun
yang menggunakan metode pembelajaran keluarga masih kurang, serta teknik
secara konvensional tidak akan pembelajaran yang digunakan guru masih
memberikan kesempatan kepada siswa secara konvensial.
untuk berekspresi, berkreasi, eksplorasi, Oleh karena itu, penelitian ini
dan berinovasi, sehingga tidak merangsang diharapkan bisa memecahkan masalah yang
siswa untuk membangkitkan minat, dan terjadi, guna untuk meningkatkan
gairah untuk belajar. Penggunaan bacaan kemampuan membaca permulaan siswa
teks oleh guru, menyebabkan kadar daya kelas I SD Negri 009 Pulau Jambu. Dari
menyimak siswa rendah. Dalam uraian permasalahan diatas, maka
pengelolaan kelas, guru lebih mendominasi diperlukan suatu metode yang dapat
pembelajaran daripada siswa, sehingga memperbaiki permasalahan tersebut. Salah
tidak terwujud pola interaksi antara guru- satu metode yang dapat digunakan guru
siswa serta siswa dengan siswa lainnya. sebagai cara dalam memecahkan
Berdasarkan observasi peniliti pada permasalahan tersebut adalah menggunakan
tanggal 03 Maret dan 05 Maret 2021, metode Struktural Analitik Sintetik ( SAS ).
permasalahan yang terjadi adalah Penggunaan metode SAS dalam
menunjukkan bahwa kemampuan membaca pembelajaran membaca dan menulis
permulaan siswa masih rendah, khususnya permulaan di kelas awal, merupakan salah
siswa kelas I SDN 009 Pulau Jambu yang satu alternatif dalam membantu atau
kemampuan membaca permulaannya masih membimbing siswa ke arah penemuan
sangat rendah, hal ini dibuktikan oleh hasil sendiri, yaitu dengan menggunakan bantuan
belajar siswa dalam kemampuan membaca alat peraga/ media. Pembelajaran bahasa
permulaan masih dibawah kriteria sejak dini memang tidak dapat diabaikan
ketuntasan minimum (KKM) yang telah begitu saja, yaitu seharusnya dimulai pada
ditetapkan sekolah dasar sebesar 70. Dari usia atau kelas awal sekolah dasar.
15 siswa, hanya 3 siswa yang mampu Pembelajaran ini merupakan sarana yang
membaca dengan baik (20%), sedangkan 12 strategis sebagai awal dalam memperoleh
siswa masih belum mampu membaca pengetahuan tentang kata, dan kalimat
dengan baik (80%). 12 siswa yang belum selanjutnya dapat berkembang terus sejalan
mampu membaca dengan baik itu terbagi dengan pertumbuhan dan perkembangan
dalam beberapa kategori diantaranya, daya nalar siswa.
belum mengenal huruf dan tidak lancar Metode Struktural Analitik dan
mengucapkan huruf, tidak bisa mengeja Sintetik (SAS) merupakan salah satu jenis
huruf menjadi suku kata, tidak bisa mengeja metode yang bisa digunakan untuk proses
suku kata menjadi kata, dan masih banyak pembelajaran membaca menulis permulaan
yang belum lancar dalam membaca sebuah bagi siswa pemula. Menurut (Solchan,
kalimat. Faktor penyebab masih rendahnya 2014:22) menyatakan bahwa pembelajaran
hasil kemampuan membaca siswa membaca dan menulis permulaan dengan
disebabkan karena kemampuan membaca meetode ini mengawali pelajarannya
siswa masih sangat kurang, seperti dengan menampilkan dan memperkenalkan
kefasihan dalam membaca kurang lancar, sebuah kalimat utuh. Metode Struktural
selain itu pelafalan dan intonasi dalam Analitik dan Sintetik (SAS) merupakan

Copyright © 2021 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 5 (2), Year 2021 - 169
(Maimana, M. Syahrul Rizal, Nurhaswinda)

metode yang dikhususkan untuk belajar masyarakat yang memiliki kemampuan


membaca dan menuli permulaan di kelas membaca. Membaca merupakan bagian
rendah, meskipun demikian, metode terpenting dalam perkembangan akademik
struktural analitik dan sintetik (SAS) dapat seorang anak pada usia sekolah. Menurut
dipergunakan dalam berbagai bidang Far dalam H. Dalman mengungkapkan
pengajaran khususnya bahasa indonesia. “reading is the hear of education” artinya
Metode SAS adalah pembelajaran membaca merupakan jantung pendidikan.
membaca permulaan menggunakan proses Fase perkembangan anak-anak tengah dan
penguraian kalimat menjadi kata, kata akhir anak sekolah dasar berlangsung pada
menjadi suku kata, suku kata menjadi usia (6 sampai 11 tahun), mereka mulai
huruf/fonem itu kemudian dilanjutkan harus menguasai keterampilan-
dengan proses sintetik. Hasil penguraian keterampilan dasar membaca, menulis dan
tadi dikembalikan mengikuti urutan sebagai berhitung, memasuki dunia yang lebih luas
berikut : dari huruf/fonem yang berupa dengan budayanya dan mulai
suku kata, gabungan suku kata menjadi memperhatikan pencapaian prestasi serta
kata, dan gabungan kata menjadi kalimat pengendalian diri khususnya dalam hal
semula. Metode SAS adalah salah satu membaca.
metode yang memiliki 3 proses penting Penelitian lain yang relevan pernah
dengan menghubungkan huruf menjadi kata dilakukan sebelumnya oleh peneliti Ernalis
kemudian kata tersebut diuraikan dan yang hasil penelitian menunjukkan bahwa :
menggabungkan kembali huruf pada (1) guru telah menguasai keterampilan
struktur semula. merancang pembelajaran membaca dan
Lamb dan Arnold (Rahim, 2011) menulis permulaan di sekolah dasar dengan
2011:16) mengemukakan faktor menggunakan metode SAS ; 2) komponen-
penghambat membaca permulaan berasal komponen pembelajaran seperti aspek:
dari fisiologis, intekektual, lingkungan dan materi, strategi, metode, media, sumber
psikologis. Masa anak-anak merupakan belajar serta evaluasi yang dikembangkan
masa peka untuk menerima berbagai guru telah merujuk pada tuntutan metode
macam rangsangan dari lingkungan dengan SAS; 3) metode SAS dalam pembelajaran
menunjukkan kepekaan-kepekaan suatu membaca dan menulis permulaan, dapat
masa perkembangan dimana anak usia dini diimplementasikan guru dengan siswa kelas
memperoleh informasi-informasi baru satu sekolah dasar yang ditunjukkan peran
melalui pengalamannya. Informasi tersebut aktif siswa kelas satu sekolah dasar; 4)
diperoleh dengan melihat, mendengar dan penerapan metode SAS mampu
mencoba hal-hal baru. Dari berbagai hal-hal meningkatkan aktivitas guru dan kreativitas
tersebut akan berdampak positif terhadap siswa dalam proses pembelajaran.
pertumbuhan dan perkembangan. Seperti Berdasarkan latar belakang di atas
perkembangan fungsi verbal dan motorik peneliti tertarik melakukan penelitian
halusnya dan keterampilan yang menyatu dengan judul “Penerapan Metode SAS
antar otot halus dan panca indra, seperti Untuk Meningkatkan Kemampuan
pertumbuhan kosa kata dan mulai Membaca Permulaan Siswa Kelas I Sekolah
tersusunnya kalimat-kalimat yang Dasar 009 Pulau Jambu”.
diperlukan untuk persiapan menulis dan
Metode
membaca.
Perwujudan pendidikan bermutu Metode yang digunakan dalam
memiliki relevansi dengan kebutuhan dan penelitian ini adalah penelitian tindakan
karakteristik peserta didik yang mampu kelas. Penelitian tindakan kelas adalah
bersaing dalam perkembangan ilmu penelitian yang menggunakan seluruh siswa
pengetahuan dan teknologi di era sebagai subjeknya ek yang dilakukan oleh guru
globalisasi, serta mampu menciptakan di dalam kelas dengan tujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan proses

Copyright © 2021 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 5 (2), Year 2021 - 170
(Maimana, M. Syahrul Rizal, Nurhaswinda)

pembelajaraan (Marta, 2017: 76). Penelitian berupa membahas hasil dan mengevaluasi
ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 009 hasil pembelajaran.
Pulau Jambu Kecamatan Kuok pada Kelas I Teknik pengumpulan data dalam
dengan jumlah 20 siswa. Penelitian ini penelitian ini berupa observasi (berasal dari
dilaksanakan pada semester I tahun ajaran hasil lembar observasi), tes (dengan
2020/2021. Dalam penelitian ini yang memberikan beberapa kalimat sederhana
menjadi subjek penelitian adalah siswa dan kepada siswa sesuai dengan materi
guru kelas I Sekolah Dasar Negeri 009 pelajaran untuk mengukur hasil
Pulau Jambu. Dengan mata pelajaran yang kemampuan membaca permulaan siswa
diambil dalam penelitian ini adalah mata yang diberikan dalam bentuk lisan di kelas).
pelajaran Bahasa Indonesia. Dan dokumentasi (yang berasal dari
Instrumen penelitian yang digunakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk
dalam penelitian ini terbagi menjadi dua memperkuat hasil penelitian).
kategori yakni instrumen perangkat Teknik analisis data yang digunakan
pembelajaran berupa silabus dan RPP, dan dalam penelitian ini adalah data kualitatif
instrumen pengumpulan data berupa lembar dan data kuantitatif. Teknik analisis data
observasi dan tes kemampuan membaca kualitatif berupa deskripsi mengenai segala
permulaan. hal yang ditemui peneliti selama proses
penelitian. Teknik analisis data kuantitatif
Prosedur pelaksanaan penelitian diperoleh berdasarkan tes yang diberikan
tindakan kelas ini melalui 4 tahapan pada kepada siswa. Analisis data kuantitatif
setiap siklus. Setiap siklus berisi empat dilakukan dengan melihat ketuntasan
langkah yaitu: tahap perencanaan, tahap belajar setelah menjawab soal tes yang
pelaksanaan, tahap observasi dan tahap diberikan. Tes yang dilakukan berbentuk
refleksi. Secara rinci tahapan penelitian ini tes lisan adalah ketuntasan klasikal tersebut
dapat dijabarkan dalam gambar 1 berikut dengan menggunakan rumus:
ini:

Jika ketuntasan klasikal siswa


mencapai 75% dari seluruh siswa, maka
kemampuan membaca permulaan siswa
secara klasikal meningkat. Adapun kriteria
kemampuan membaca permulaan dapat
dilihat dari tabel berikut :

Tabel 1. Kategori Membaca Permulaan


Interval (%) Kategori
85-100 Sangat baik
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan
71-84 Baik
Kelas (Arikunto, 2017:42)
65-70 Cukup
Adapun prosedur penelitian dimulai Kurang dari 65 Kurang
dari persiapan instrumen penelitian berupa
RPP, Silabus, pembuatan lembar observasi,
pembuatan media pembelajaran, tahap Hasil dan Pembahasan
pelaksanaan berupa pelaksanaan proses Hasil Penelitian
pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
Hasil penelitian pada siklus I dapat
dibuat, tahap observasi berupa
jelas terlihat pada tabel 3 berikut ini :
memonitoring kegiatan siswa, tahap refleksi
Tabel 2. Hasil Penelitian Siklus I

Copyright © 2021 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 5 (2), Year 2021 - 171
(Maimana, M. Syahrul Rizal, Nurhaswinda)

Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini


dilakukan di SDN 009 Pulau Jambu,
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan membaca
permulaan siswa. Kegiatan dilakukan dalam
dua siklus, masing-masing siklus terdiri
Berdasarkan tabel 2, secara dari dua kali pertemuan. Sebagaimana
keseluruhan diketahui bahwa presentase diketahui bahwa pada siklus I hasil
ketuntasan siswa pada siklus I mencapai membaca permulaan siswa telah
70% atau 14 siswa yang tuntas. Persentase menunjukkan peningkatan dari sebelum
siswa yang tidak tuntas adalah 30% atau 6 tindakan, siswa yang tuntas hanya 3 siswa
siswa. Rata-rata hasil belajar pada siklus I hal ini disebabkan guru belum
mencapai 76,5 dengan kategori baik. menggunakan metode yang sesuai dengan
Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa kompetensi yang akan dicapai.
pada siklus I, dapat disimpulkan bahwa Untuk mengatasi kelemahan yang
keberhasilan kemampuan membaca terjadi pada pratindakan, maka perlu
permulaan siswa kelas I SDN 009 Pulau dilakukan metode pembelajaran yang dapat
Jambu telah melebihi kriteria ketuntasan meningkatkan membaca permulaan siswa.
minimal (KKM) adalah 70. Walaupun Salah satu metode yang dapat digunakan
sudah melebihi KKM untuk lebih jelasnya adalah metode struktural analitik sintetik
penelitian ini dilanjutkan dengan siklus II. (SAS) yang dapat membuat siswa lebih
aktif dan tertarik pada pembelajaran dengan
Tabel. 3 Hasil Penelitian Siklus II menggunakan media gambar dan
melibatkan siswa dalam pembelajaran.
Peneliti juga melakukan pembanding
dengan penelitian lainnya yang sama-sama
menggunakan metode struktural analitik
sintetik (SAS) dan proses peningkatan
kemampuan membaca permulaan sama-
sama menggunakan siklus dan pada setiap
siklus mengalami peningkatan, pada siklus
I 76% dan pada siklus II meningkat menjadi
84%. Dari hasil ini menunjukkan bahwa
penggunaan metode struktural analitik
Berdasarkan table 3, secara sintetik (SAS) dikatakan berhasil. Dengan
keseluruhan diketahui bahwa presentase demikian terdapat peningkatan kemampuan
ketuntasan siswa pada siklus II mencapai membaca permulaan pada siswa SDN 009
85% atau 17 siswa yang tuntas. Persentase Pulau Jambu dengan menggunakan metode
siswa yang tidak tuntas adalah 15% atau 3 struktural analitik sintetik (SAS).
siswa. Rata-rata hasil belajar pada siklus II
mencapai 84% dengan kategori baik.
Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa Simpulan
pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan hasil analisis dan
keberhasilan kemampuan membaca pembahasan seperti disampaikan pada bab
permulaan siswa kelas I SDN 009 Pulau IV dapat disimpulkan bahwa penerapan
Jambu telah melebihi kriteria ketuntasan metode struktural analitik sintetik (SAS)
minimal (KKM) adalah 70. dapat meningkatkan kemampuan membaca
permulaan siswa SDN 009 Pulau Jambu.
Hal ini disebabkan adanya peningkatan baik

Copyright © 2021 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 5 (2), Year 2021 - 172
(Maimana, M. Syahrul Rizal, Nurhaswinda)

aktivitas guru maupun aktifitas siswa dan Jurnal Pendidikan Matematika,


seiring meningkatnya kemampuan 1(2), 74–79.
membaca permulaan siswa dengan [3] Rahim, F. (2011). Pengajaran
menggunakan metode struktural analitik
Membaca di Sekolah Dasar. Bumi
sintetik (SAS).pada siklus I yang tuntas 12
siswa atau 60%, berdasarkan dari 12 yang Aksara.
tuntas dikategorikan 7 siswa yang sangat [4] Solchan. (2014). Pendidikan Bahasa
baik, 5 siswa baik. Pada siklus II yang Indonesia di SD. Universitas
tuntas 17 siswa atau 85%. Berdasarkan 17 Terbuka.
siswa yang tuntas dapat dikategorikan dari
15 siswa sangat baik, 2 siswa baik dalam
membaca. Profil Penulis
Maimana, lahir di Pulau Jambu,
Daftar Pustaka Kecamatan Kuok pada tanggal 31 Mei
1997, anak kelima dari lima bersaudara,
[1] Arikunto, S. (2017). Prosedur pasangan Ya'kub dan Ruwaida. Penulis
Penelitian Suatu Pendekatan mulai menempuh pendidikan sekolah dasar
Praktik. Rineka Cipta. (2005-2011), Sekolah Menengah Pertama
(2011-2014), sekolah Menengah Atas
[2] Marta, R. (2017). Peningkatan Hasil
(2014-2017). Pada tahun 2017 kuliah di
Belajar Matematika Dengan Model Universitas Pahlawan jurusan S1 PGSD
Kooperatif Tipe Think Pair Share Di sampai tahun 2021.
Sekolah Dasar. Jurnal Cendekia:

Copyright © 2021 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)

Anda mungkin juga menyukai