Anda di halaman 1dari 117

1

PENGEMBANGANNYA BAHAN AJAR MATERI MENULIS CERITA PENDEK


DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING
BERBANTUAN AUDIO VISUAL DI KELAS X

Skripsi
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Vina Sylviana Indriawan


NIM : 18210050
S1 Pendidikan Bahasa Indonesia

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) SILIWANGI
CIMAHI
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

PENGEMBANGANNYA BAHAN AJAR MATERI MENULIS CERITA


PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED
LEARNING BERBANTUAN AUDIO VISUAL DI KELAS X

oleh

Nama : Vina Sylviana Indriawan


NIM : 18210050

Disetujui

Pembimbing I, Pembimbing II,

NIDN. NIDN
MOTTO

Jangan biarkan hari kemarin menyita terlalu waktu di hari ini

Skripsi Ini Ku Persembahkan


Kepada Ibunda dan Ayah Handa
Tercintas dan Saudara-Saudaraku
yang Telah Membantu
Menyususn Skripsi ini
PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul


“PENGEMBANGANNYA BAHAN AJAR MATERI MENULIS CERITA
PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED
LEARNING BERBANTUAN AUDIO VISUAL DI KELAS X” Sepenuhnya
adalah karya Saya sendiri dan Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, Saya siap menanggung risiko/sanksi yang akan
dijatuhkan kepada Saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran
terhadap etika keilmuan karya Saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap
keaslian karya Saya ini.

Cianjur, September 2022

Yang membuat pernyataan,

Vina Sylviana Indriawan

NIM 18210050
Vina Sylviana Indriawan (2022) Judul Pengembangannya Bahan Ajar Materi
Menulis Cerita Pendek Dengan Menggunakan Model Project Based Learning
Berbantuan Audio Visual Di Kelas X Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(IKIP) Siliwangi Cimahi.

ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi tentang Pengembangannya Bahan Ajar
Materi Menulis Cerita Pendek Dengan Menggunakan Model Project Based
Learning Berbantuan Audio Visual Di Kelas X. Tujuan penelitian.Untuk
Mendeskripsiakan kelayakan bahan ajar materi menulis cerpen tentang
permasalahan lingkungan menggunakan model Project Based Learning
berbantuan media audio visual menurut ahli dan praktisi. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian Kuantitatif dengan research and development metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji
keefektifan produk, penelitian di kelas X subjek penelitian uji terbatas adalah 15
siswa dan uji coba luas 30 siswa.Teknik pengumpulan data melalui, tes, observasi,
angket. Pembelajarannya menggunakan bahan ajar materi menulis menulis surat
pribadi dan dinas dengan mengunakan model Direct Intruction berbantuan Audio
Visual Kemampuan yang dimiliki siswa dalam menulis cerita pendek. Kelayakan
bahan ajar materi menulis menulis cerita pendek dengan mengunakan model
Project Based Learning berbantuan Audio Visual Media pembelajaran yang
dikembangkan mendapatkan nilai persentase rata-rata dari dosen 97% dan dari
praktisi sebesar 91,30%. Kedua persentase diatas masuk kategori “sangat baik”
sehingga media tersebut dikatakan sangat layak digunakan pada kegiatan
pembelajaran, Pembelajaran media Audio Visual rata-rata perolehan nilai siswa
sebesar 87. Media ini pun dapat dengan mudah digunakan melalui handphone
maupun laptop karena sudah terinstal. Di masa pandemi Corona saat ini,
penggunaan media Audio Visual sangatlah tepat. Harapannya agar siswa dapat
dengan mudah belajar menulis melalui pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan
menggunakan media ini. Walaupun tanpa tatap muka, kegiatan ini akan tetap
berjalan dengan baik karena rata-rata siswa sudah mempunyai gadget yang
mumpuni.

Kata Kunci : Bahan Ajar, Menulis Cerita Pendek, Model Project Based
Learning, Media Audio Visual

i
Vina Sylviana Indriawan (2022) Title Development of Teaching Materials for
Writing Short Stories Using Audio Visual Assisted Project Based Learning
Models in Class X Teacher Training and Education Institute (IKIP) Siliwangi
Cimahi.

ABSTRACT
The background of this research is the development of short story writing teaching
materials using the Audio Visual Assisted Project Based Learning Model in Class
X. The purpose of the research is to describe the feasibility of short story writing
teaching materials about environmental problems using the Project Based
Learning model assisted by audio visual media according to experts. and
practitioners. The research method used is quantitative research with research and
development research methods used to produce certain products and test the
effectiveness of the product, research in class X research subjects limited test is 15
students and wide trial 30 students. Data collection techniques through, tests,
observation, questionnaire. The learning uses teaching materials for writing
personal and official letters using the Direct Instruction model assisted by Audio
Visual. The students' abilities in writing short stories. The feasibility of teaching
materials for writing short stories using Project Based Learning models assisted
by Audio Visual The learning media developed got an average percentage score
of 97% from lecturers and 91.30% from practitioners. The two percentages above
are in the "very good" category so that the media is said to be very suitable for use
in learning activities, Audio Visual media learning has an average student score of
87. This media can also be easily used via cellphones or laptops because it is
already installed. In the current Corona pandemic, the use of Audio Visual media
is very appropriate. The hope is that students can easily learn to write through
distance learning (PJJ) using this media. Even without face to face, this activity
will continue to run well because the average student already has a capable
gadget.

Keywords: Eaching Materials, Writing Short Stories, Project Based


Learning Model, Audio Visual Media

ii
PRAKATA DAN UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan berbagai rahmat dan karuni-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “PENGEMBANGANNYA
BAHAN AJAR MATERI MENULIS CERITA PENDEK DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING
BERBANTUAN AUDIO VISUAL DI KELAS X”. ini dapat diselesaikan
dengan baik. Adapun penelitian skripsi penulis disusun untuk mencapai Gelar
Sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (IKIP) Siliwangi Cimahi.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan yang baik ini
perkenankan penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. ………………Selaku rektor Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(IKIP) Siliwangi Cimahi.
2. Bapak……….. selaku Dekan . Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(IKIP) Siliwangi Cimahi.
3. DR.R Wikanengsih, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis, sehingga penulis
bisa menyelesaikan skripsi dengan baik dan benar.
4. Enung Nurhayati M.A Ph.D selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dengan penuh
kesabaran.
5. Seluruh Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan doa dan dukungan.
6. Bapak Kepala sekolah dan Dewan Guru…………………. Yang telah
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini
7. Bapak ….. dan Ibu ………. selaku orang tua dan keluarga yang telah
memberikan doa dan dukungan.

iii
8. ……………………, serta sahabat yang selalu membantu dan memberikan
dukungan untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman satu Angkatan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(IKIP) Siliwangi Cimahi.
Semoga segala kebaikan yang diberikan kepada penulis selama mengikuti
perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi ini dapat mendapat imbalan yang
setimpal dari Allah SWT.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tentu tidak terlepas dari
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang sudah membantu dan menyemati Penulis dalam
menyusun skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penulisan skripsi
ini masih terdapat kekurangan-kekurangan dikarenakan keterbatasan wawasan
dan kurangnya pengalaman dalam penulisan skripsi, untuk itu saran dan kritik
penulis harapkan untuk bahan evaluasi bagi penulis. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat khususnya bagi kemajuan Penulis sendiri, serta umumnya bagi para
pembaca.

Bandung Juli 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK...................................................................................................................i

ABSTRACT................................................................................................................ii

PRAKATA DAN UCAPAN TERIMAKASIH.....................................................iii

DAFTAR ISI...............................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah Penelitian.....................................................................1


B. Rumusan Masalah Penelitian...............................................................................4
C. Tujuan Penelitian...................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian................................................................................................5
1. Manfaat Teoretis..............................................................................................5
2. Manfaat Praktis................................................................................................5
E. Definisi Operasional.............................................................................................6
1. Bahan Ajar........................................................................................................6
2. Keterampilan Menulis.....................................................................................7
3. Teks Cerita Pendek..........................................................................................7
4. Model Pembelajaran........................................................................................7
5. Media audio visual..........................................................................................7
BAB II MODEL PROJECT BASED LEARNING, MEDIA AUDIO VISUAL

DAN MENULIS CERITA PENDEK......................................................................8

A. Cerita Pendek.........................................................................................................8
1. Pengertian Cerita Pendek Atau Cerpen.........................................................8
2. Ciri-Ciri Cerita Pendek...................................................................................9
B. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)..................14
1. Pengertian Model Pembelajaran (Project Based Learning).....................14
2. Ciri-Ciri (Project Based Learning)..............................................................15

v
3. Karakteristik Berbasis Proyek (Project Based Learning).........................16
4. Keunggulan Model Berbasis Proyek (Project Based Learning)..............16
5. Model Berbasis Proyek (Project Based Learning)....................................17
C. Media Audio Visual............................................................................................18
1. Pengertian Media Audio Visual...................................................................18
2. Fungsi Media Audio visual...........................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................19

A. Metode dan Desain Penelitian...........................................................................19


1. Metode Penelitian..........................................................................................19
2. Desain Penelitian...........................................................................................20
B. Prosedur Penelitian.............................................................................................22
C. Subjek Penelitian.................................................................................................28
D. Teknik Pengumpulan Data.................................................................................29
E. Instrumen Pengumpulan Data............................................................................31
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)................................................32
2. Lembar observasi...........................................................................................37
3. Lembar Angket..............................................................................................42
4. Lembar Validasi.............................................................................................43
5. Tes...................................................................................................................45
F. Teknik Pengolahan Data.....................................................................................46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN.......................55

A. Hasil Penelitian....................................................................................................55
B. Pembahasan.........................................................................................................84
BAB V SIMPULAN DAN SARAN....................................................................100

A. Simpulan............................................................................................................100
B. Saran...................................................................................................................103
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................105

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup dua aspek, yaitu aspek

kebahasaan dan kesastraan. Keduanya tidak bisa dilepaskan begitu saja

karena saling menunjang. Keterampilan berbahasa bertujuan untuk

mengembangkan keterampilan berbahasa siswa. Terampil berbahasa berarti

terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa

Indonesia dengan baik dan benar. Pembelajaran mengandung makna kegiatan

memilih, menetapkan, dan mengembangkan model atau strategi yang optimal

untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.

Pembelajaran pada hakikatnya adalah pelaksanaan dari kurikulum

sekolah. Tujuannya untuk menyampaikan isi atau materi mata pelajaran

tertentu kepada siswa dengan segala daya upaya, sehingga siswa dapat

menunjukkan aktivitas belajar (Arief, 2016, hlm.12).

Karya sastra menawarkan sebuah potret kenyataan yang bisa menjadi

bahan perenungan bagi penikmatnya. Karya sastra memuat gambaran realitas

yang ada. Sastra dan masyarakat pada gilirannya berada dalam kaitan

dialektis. Meskipun demikian, sastra lebih banyak ditentukan oleh masyarakat

daripada menentukannya (Ratna, 2015, hlm. 26). Oleh sebab itu, pengarang

memiliki keterkaitan dengan keaadaan realitas atau sosial masyarakat dalam

menciptakan karya sastra. Hal ini terjadi karena penyair merupakan bagian

1
2

dari mobilitas sosial dan sastra merupakan refleksi dari potret kehidupan

masyarakat. Karya sastra merupakan salah satu bahasa pada pelajaran bahasa

Indonesia yang penting, baik untuk kepentingan berbahasa maupun untuk

apresiasi sastra. Pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh.

Jika cakupannya meliputi empat manfaat, yaitu membangun keterampilan

berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan

rasa, dan menunjang pembentukan watak (Heriyanto, 2016, hlm. 22).

Pengajaran sastra hendaknya mampu membina perasaan yang lebih

tajam. Sastra mempunyai kemungkinan lebih banyak dalam mengantarkan

siswa terhadap seluruh rangkaian kemungkinan hidup manusia seperti

kebahagian, kebebasan, kebanggaan diri sampai pada kelemahan, kekalahan,

kebebasan, kebencian. Kedua, bahwa pengajaran sastra hendaknya dapat

memberikan bantuan dalam usaha mengembangkan berbagai kualitas

keperibadian siswa yang antara lain meliputi ketekunan, kepandaian, dan

penciptaan, seperti cerpen.

Cerpen sebagai karya fiksi dibangun oleh unsur-unsur pembangun di

dalamnya, yaitu oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik. Cerpen memiliki unsur

peristiwa, alur, tema, tokoh, sudut pandang, dan lain-lain. Isi cerpen

menceritakan serba ringkas, tidak sampai pada detail khusus yang lebih

bersifat memperpanjang cerita. Cerpen sebagai karya sastra prosa memiliki

unsur-unsur dalam (intrinsik) yang membangunnya. Hal yang perlu

diperhatikan adalah unsur-unsur tersebut membentuk kesatuan yang utuh.

Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pembentukan sikap atau afektif.


3

Untuk pembentukan sikap tanggung jawab dan peduli, hanya aspek-aspek

seni yang mampu menjangkaunya. Menurut (Arif, 2016, hlm. 23). bahwa

“aspek sastra menjadi sesuatu yang mutlak disuguhkan kepada generasi

melalui pendidikan di kelas”. Kehadiran kurikulum baru yang pro dan kontra

ini ternyata memberikan peluang tersendiri bagi konten sastra. Meskipun

tidak semua (juga tidak mungkin untuk semua) konten pembelajaran bahasa

Indonesia adalah sastra, tetapi peluang konten pembelajaran sastra memiliki

ruang yang luas.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh Peneliti di SMA

Pasundan 2 Kabupaten Cianjur bahwa siswa kelas X kesulitan dalam menulis

cerpen, baik dari menentukan latar, alur, penokohan, seting maupun amanat,

maka guru Bahasa Indonesia menggunakan pembeljaran menulis cerpen

dengan menggunakan PBL (Project Based Learning). Untuk kelebihan dari

(Project Based Learning) adalah pembelajaran berbasis proyek dapat

meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Pembelajaran berbasis proyek

dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan membuat peserta

didik lebih aktif. Selain menggunakan PBL guru menggunakan audio visual

adalah alat peraga yang bisa di tangkap dengan Indra mata dan Indra

pendengaran, yakni mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran audio visual adalah sarana atau

perasarana yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran yang

dipergunakan.
4

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah yang

akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pengembangan bahan ajar materi menulis cerpen

tentang permasalahan lingkungan mengunakan model Project Based

Learning berbantuan media audio visual ?

2. Bagaimana kelayakan bahan ajar materi menulis cerpen tentang

permasalahan lingkungan mengunakan model Project Based Learning

berbantuan media audio visual menurut ahli dan praktisi ?

3. Bagaimana respons siswa terhadap bahan ajar materi menulis cerpen

tentang permasalahan lingkungan menggunakan model Project Based

Learning berbantuan media audio visual ?

4. Bagaimana hasil kemampuan siswa SMA kelas X menulis cerpen tentang

permasalahan lingkungan dengan menggunakan model Project Based

Learning berbantuan media audio visual ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dari permasalahan yang telah dipaparkan di atas, Maka

tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mendeskripsikan proses pengembangan bahan ajar materi menulis cerpen

tentang permasalahan lingkungan mengunakan model Project Based

Learning berbantuan media audio visual.


5

2. Mendeskripsiakan kelayakan bahan ajar materi menulis cerpen tentang

permasalahan lingkungan menggunakan model Project Based Learning

berbantuan media audio visual menurut ahli dan praktisi

3. Mendeskripsikan respons siswa terhadap bahan ajar materi menulis cerpen

tentang permasalahan lingkungan menggunakan model Project Based

Learning berbantuan media audio visual.

4. Mendeskripsikan hasil kemampuan siswa SMA kelas X menulis cerpen

tentang permasalahan lingkungan dengan menggunakan model Project

Based Learning berbantuan media audio visual.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis dapat menambah pengetahuan tentang materi bahan ajar

menulis cerpen dengan penerapan model (Project Based Learning).

Dengan berbantuan media audio visual meningkatkan kemampuan menulis

sastra dengan demikian siswa dapat dengan mudah menulis cerpen.

2. Manfaat Praktis

a. Siswa

Dari hasil penelitian ini siswa diharapkan memiliki kemampuan

menulis cerpen dengan baik dan terampil. Yang diharapkan siswa dapat

mengetahui manfaat pembelajaran apresiasi cerpen dengan dibekali

pengetahuan hakikat apresiasi dan pembelajaran (Project Based

Learning) berbantuan media audio visual meningkatkan kemampuan

menulis sastra.
6

b. Guru

Sebagai bahan masukan untuk menanamkan sikap tanggung jawab dan

peduli siswa dan memperluas pengetahuan dan wawasanya mengenai

apresiasi. Cerpen dan penarapan pembelajaran (Project Based

Learning) berbantuan media audio visual meningkatkan kemampuan

menulis sastra.

c. Peneliti

Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan hakikat dan pembelajaran

(Project Based Learning) berbantuan media audio visual meningkatkan

kemampuan menulis sastra.

E. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan pengertian dalam pelaksanaan penelitian

maka perlu disajikan pengertian istilah-istilah yang berhubungan dengan

variable-variabel penelitian sebagai berikut.

1. Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks)

yang disusun secara sistematis. Menampilkan sosok utuh dari kompetensi

yang akan dikuasai peserta didik yang digunakan dalam proses

pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi

pembelajaran.
7

2. Keterampilan Menulis

Menulis adalah suatu proses perkembangan yang menuntut pengalaman,

waktu, kesepakatan, latihan, serta memerlukan cara berpikir yang teratur

untuk mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis.

3. Teks Cerita Pendek

Cerpen merupakan suatu karya sastra dalam bentuk tulisan yang mengisahkan

tentang sebuah cerita fiksi lalu dikemas secara pendek, jelas dan ringkas.

4. Model Pembelajaran

Pembelajaran (Project Based Learning) adalah sebuah model

pembelajaran yang inovatif, dan lebih menekankan pada belajar

kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Pembelajaran

berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada pendidik atau guru untuk mengelola pembelajaran di

kelas dengan melibatkan kerja proyek.

5. Media audio visual

Media audio visual adalah alat yang bisa dilihat oleh siswa dan bisa

tersentuh oleh siswa. Media audio visual juga melibatkan dua indera

manusia yaitu indera pendengaran dan indera penglihatan yang terjadi

secara bersamaan.
BAB II

MODEL PROJECT BASED LEARNING, MEDIA AUDIO VISUAL DAN

MENULIS CERITA PENDEK

A. Cerita Pendek

1. Pengertian Cerita Pendek Atau Cerpen

Cerita pendek merupakan cerita yang hanya memiliki satu pokok

permasalahan. Cerpen juga dapat dibaca pada satu waktu dan memiliki

penyelesaian pada akhir cerita. Oleh sebab itu, pada bab ini akan

dibicarakan tentang pengertian cerpen, ciri-ciri cerpen, struktur cerpen,

struktur pembentuk cepen, nilai pendidikan, dan pembelajaran apresiasi

cerpen. Cerpen adalah singkatan dari cerita pendek. Cerpen berbentuk

cerita pendek maka yang diceritakan hanyalah salah satu segi dari

peristiwa para pelakunya. Peristiwa yang dikemukakan tidak begitu rinci

dan jumlah halamnya hanya 5-15 halaman. Cerpen adalah karya fiksi

cerita yang tekandung di dalamnya bukan kisah nyata (Abdurahman, 2017,

hlm. 26).

Berdasarkan pendapat di atas mengenai pengertian cerpen dapat

disimpulkan, cerpen adalah cerita pendek yang memiliki kebulatan ide.

Cerpen dibuat oleh pengarang tentang sesuatu hal yang pernah dialaminya

atau hanya bersifat khayalan yang memberikan kesan tunggal pada jiwa

pembaca.

8
9

2. Ciri-Ciri Cerita Pendek

Cerpen memang tidak memberikan peluang untuk terlena dan

berkepanjangan dalam penuturan. Akan tetapi, bagaimanapun juga

semuakejadian dan keadaan yang diperlukan dalam paparan cerita harus

terungkap di dalamnya.

Menurut (Sumardjo, 2006, hlm. 36) beberapa ciri dasar cerpen:

a. Cerpen adalah cerita yang pendek.

b. Cerpen bersifat rekaan (fiction) karena cerpen bukan penuturan

kejadian yang pernah terjadi, berdasrkan kenyataa kejadian yang

sebenarnya, tetapi murni ciptaan saja, direka oleh pengarangnya, tetapi

berdasarkan kenyataan kehidupan. Ceritanya tidak pernah terjadi.

c. Cerpen bersifat naratif atau penceritaan. Cerita atau narasi (bukan

analisis argumentatif) yang fiktif ( tidak benar-benar telah terjadi tetapi

dapat terjadi di mana saja dan kapan saja ).

Urain tersebut sebagai berikut :

a. cerita pendek harus pendek. Seberapa pendeknya,

b. cerita pendek mengalir untuk menciptakan efek tunggal dan unik. Di

dalam cerita pendek tak dimungkinkan terjadi aneka peristiwa digresi.

c. cerita pendek harus ketat dan padat. Setiap detail harus pada satu efek

saja yang berakhir pada kesan tunggal. Oleh sebab itu, ekonomisasi

kata dan kalimat sebagai salah satu keterampilan yang dituntut bagi

seorang cerpenis.
10

d. cerita pendek harus mampu meyakinkan pembacanya bahwa ceritanya

benar-benar terjadi, bukan suatu rekaan. Itulah sebabnya dibutuhkan

suatu keterampilan khusus, adanya konsistensi dari sikap dan gerak

tokoh, bahwa mereka benar-benar hidup, sebagaimana manusia hidup.

Kelima, cerita pendek harus menimbulkan kesan yang selesai tidak

lagi mengusik dan menggoda karena ceritanya seperti masih berlanjut.

Kesan selesai itu benar-benar meyakinkan pembaca, bahwa cerita itu telah

tamat, sampai titik akhirnya, tidak ada jalan lain lagi, cerita benar-benar

rampung berhenti di situ. Semuanya harus serba ekonomis sehingga hanya

ada satu kesan dan harus merupakan suatu kesatuan yang utuh dan

lengkap. Adapun unsur-unsur cerpen adalah peristiwa cerita (alur atau

plot), tokoh cerita (karakter), tema cerita, suasana cerita ( mood dan

atmosfier cerita), latar cerita (setting), sudut pandangan penceritaan (point

of vieu), dan gaya (style) pengarangnya (Sumardjo, 2006, hlm. 37)

Dari pendapat para ahli di atas, jelaslah bahwa cerita pendek

merupakan cerita yang singkat atau pendek, mengalir untuk menciptakan

efek tunggal dan unik, padat, rekaan, dan menimbulkan kesan yang

selesai. Cerpen yang dapat dibaca dengan satu waktu tidak berhari-hari.

Selain itu, cerpen juga memiliki satu permasalahn saja.

Menurut (Sumardjo, 2006, hlm. 52) bahwa unsur-unsur fiksi terdiri

atas plot, karakter, tema, setting, suasana, gaya, dan sudut pandang

penceritaan. Selanjutnya, (Semi, 2008, hlm. 35) berpendapat, struktur


11

intrinsik sebuah fiksi adalah tema, alur (plot), pusat pengisahan, latar, dan

gaya bahasa.

Pengkajian struktur karya sastra dapat menolong pembaca untuk

memahami tujuan pengarang dalam membuat karyanya, baik yang

menyangkut isi cerita maupun latar belakang proses penciptaan karya

tersebut. Fakta cerita meliputi plot, tokoh, dan latar. Saran cerita salah

satunya adalah sudut pandang, dan yang terakhir adalah tema. Untuk lebih

jelasnya masing-masing unsur pembangun dan pembentuk unsur fiksi

tesebut dapat dilihat dalam urain berikut.

a. Tema

Tema merupakan suatu hal yang sangat penting dalam seluruh

cerita. Dalam menulis, pengarang tidak hanya membuat atau menyusun

cerita dengan rangkaian kalimat dan gaya bahasa yang menarik, tetapi

pengarang ingin menyampaikan sesuatu kepada pembacanya. Sesuatu

itu bisa dikatakan suatu permasalahan dalam ceritanya. Menurut

(Nurgiantoro, 2010, hlm. 25) Sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema

adalah makna cerita, gagasan utama, atau dasar cerita. Hartoko dan

Rahmanto dalam (Nurgiantoro, 2010, hlm. 68) menafsirkan bahwa tema

merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra

dan yang dikandung di dalam teks. Tersebut sebagai struktur semantik

dan yang menyangkut persamaan-persamaaan dan perbedaan-

perbedaan.
12

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan

tema suatu cerita baru harus mengetahui terlebih dahulu isi keseluruhan

cerita. Dengan mencari hubungan tema dengan alur, tema dengan

tokoh, tema dengan latar, tema dengan gaya, juga tema dengan sudut

pandang.

b. Alur (plot)

Alur merupakan rangkaian peristiwa dalam cerita naratif yang

membawakan suatu tema melalui para tokoh cerita. (Aminudin, 2007,

hlm. 83) mengungkapkan bahwa dalam cerpen, drama, atau dalam

karya fiksi pada umumnya rangkain cerita yang dibentuk oleh tahapan

peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para

pelaku dalam suatu cerita. Lebih lanjut ia menyatakan istilah alur

dalam hal ini sama dengan plot maupun struktur cerita. Seperti yang

dikemukakan Abrams dalam (Nurgiantoro, 2010, hlm. 136) plot dalam

sebuah karya fiksi dikatakan memberikan kejutan jika sesuatu yang

dikisahkan atau kejadian-kejadian yang ditampilkan menyimpang, atau

.bahkan bertentangan dengan harapan kita sebagai pembaca.

c. Latar (Setting)

Segala sesuatu dalam kehidupan ini harus terjadi pada suatu tempat

dan waktu. Cerita rekaan adalah dunia kata-kata yang didalamnya

terdapat kehidupan para tokohnya dalam rentetan peristiwa. Dengan

demikian, cerpen pun tidak terlepas dari tempat dan waktu pula. Unsur

yang menunjukkan di mana dan kapan peristiwa-peristiwa dalam kisah


13

itu berlangsung disebut latar atau setting (Rahmanto 2008, hlm. 15)

Latar atau setting yang disebut pada pengertian tempat, hubungan

waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa

yang diceritakan (Nurgiyantoro, 2010 hlm. 216).

d. Sudut Pandang (Point of view)

Selanjutnya yang menjadi sudut pandang haruslah diperhitungkan

kehadirannya, bentuknya sebab pemilihan sudut pandang akan

berpengaruh terhadap penyajian cerita (Nurgiyantoro, 2010, hlm. 246).

e. Gaya

(Sumardjo, 1994, hlm. 92) berpendapat bahwa Gaya adalah sesuatu

yang lembut, rumit, dan penuh rahasia dalam karya seni”. Dengan

memahami gaya pengarang, kita akan memahami lebih baik pribadi

yang kreatif membaca biografinya yang ditulis orang lain. Selanjutnya,

(Rahmanto dan Hariyanto, 1998, hlm. 2.17) menegaskan bahwa

menganalisis gaya dalam cerita rekaan berarti menganalisis bentuk

verbal cerita tersebut.

f. Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah individu yang mengalami peristiwa atau di dalam

berbagai peristiwa dalam cerita (Sudjiman, 2008, hlm. 13). Penokohan

atau perwatakan ialah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh

di dalam karya sastra (Nurgiyantoro, 2010, hlm. 176) membedakan

tokoh dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam

cerita sebagai tokoh utama dan tokoh tambahan.Tokoh utama


14

senantiasa ada dalam setiap peristiwa di dalam cerita. Untuk

menentukan siapa tokoh utama dalam cerita, kriteria yang biasa

digunakan ialah (1) tokoh yang paling banyak berhubungan dengan

tokoh lain, (2) tokoh yang paling banyak dikisahkan oleh

pengarangnya, dan (3) tokoh yang paling banyak terlibat dengan tema

cerita.

g. Amanat

Menurut (Kosasih, 2006, hlm. 161) karya sastra, khususnya cerpen,

pada dasarnya merupakan hasil kajian pengarang terhadap apa yang

dirasakan dan dilihatnya dalam kehidupan nyata manusia. Oleh karena

itu, masalah yang diungkapkan melalui karya sastra berkisar di antara

kehidupan manusia sehari-hari. Pengarang selain ingin menyampaikan

gagasan dan pandangannya terhadap masalah-masalah kehidupan, juga

sesungguhnya ia menyampaikan harapan-harapan dan kegunaannya

kepada pembaca. Berkaitan dengan hal tersebut, pengarang sering

memasukkan pesan-pesannya ke dalam karyanya. Pesan-pesan yang

disampaikan pengarang ke dalam ceritanya itu disebut amanat.

B. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

1. Pengertian Model Pembelajaran (Project Based Learning)

Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) adalah

sebuah model pembelajaran yang inovatif. lebih menekankan pada belajar

kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks (Abdullah, 2005,

hlm. 23).
15

Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) merupakan

model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pendidik atau

guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja

proyek. Pembelajaran berbasis proyek melalui pembelajaran kerja proyek,

kreativitas, dan motivasi siswa akan meningkat. Kerja proyek dipandang

sebagai bentuk open-ended contextual activity-bases learning dan

merupakan bagian dari proses pembelajaran yang memberi penekanan

kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha kolaboratif, yang

dilakukan dalam proses pembelajaran pada periode tertentu.

2. Ciri-Ciri (Project Based Learning)

Menurut (Sumartini, 2009, hlm. 160) ciri-ciri (Project Based Learning)

diantaranya adalah :

a. Isi

Difokuskan pada ide-ide siswa, yaitu membentuk gambaran sendiri

bekerja atas topik-topik yang relevan dan minat siswa yang seimbang

dengan pengalaman siswa sehari-hari.

b. Kondisi

Maksudnya adalah kondisi untuk mendorong siswa mandiri, yaitu

dalam mengelola tugas dan waktu belajar.

c. Aktivitas

Adalah suatu strategi yang efektif dan menarik, yaitu dalam mencari

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan memecahkan masalah-

masalah menggunakan kecakapan. Aktivitas juga merupakan


16

bangunan dalam menggagas pengetahuan siswa dalam mentransfer

dan menyimpan informasi dengan mudah.

d. Hasil

Hasil di sini adalah penerapan hasil yang produktif dalam membantu

siswa mengembangkan kecakapan belajar dan mengintegrasikan dalam

belajar yang sempurna, termasuk strategi dan kemampuan untuk

mempergunakan kognitif strategi pemecahan masalah.

3. Karakteristik Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Menurut (Daryanto dan Rahardjo, 2012, hlm. 162) karakteristik

pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah:

a. Peserta didik membuat keputusan dan membuat kerangka kerja.

b. Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya.

c. Peserta didik merancang proses untuk memperoleh hasil.

d. Peserta didik bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola

informasi yang dikumpulkan.

e. Peserta didik melakukan evaluasi secara kontinyu.

f. Peserta didik secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan.

g. Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya.

h. Kelas memiliki yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan

4. Keunggulan Model Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Menurut (Hendri, 2006, hlm. 22) keunggulan model berbasis proyek

(Project Based Learning) adalah sebagai berikut:


17

a. Pembelajran berbasis proyek dapat meningkatkan motivasi belajar

peserta didik .

b. Pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemampuan

memecahkan masalah dan membuat peserta didik lebih aktif.

c. Keterampilan peserta didik untuk mencari informasi dan mendapatkan

informasi akan meningkat.

d. Berkembang dan terampilnya peserta didik dalam mempraktikkan

komunikasi.

5. Model Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Menurut (Syamsudin, 2007, hlm. 44) bahwa model pembelajaran

berbasis proyek (Project Based Learning) merupakan salah satu model

pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru sehingga secara otomatis.

Guru berarti juga menggunakan pendekatan saintifik (scientific approach)

dalam pembelajarannya.

Model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) ini,

siswa melakukan pembelajaran aktif. Mereka benar-benar akan dibuat

aktif baik secara hands on(melalui kegiatan-kegiatan fisik), maupun secara

minds on (melalui kegiatan-kegiatan berpikir/secara mental). Karena

itulah, ruh dari pelaksanaaan model pembelajaran berbasis proyek (Project

Based Learning) ini sesuai sekali dengan amanat Kurikulum 2013. Siswa,

melalui pembelajaran aktif akan melakukan 5M (mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan)

(Syamsudin, 2007, hlm. 44).


18

C. Media Audio Visual

1. Pengertian Media Audio Visual

Menurut (Wina Sanjaya 2014, hlm. 118) media audio visual adalah

jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur

gambar yang dapat dilihat, seperti misalnya rekaman video, berbagai

ukuran film, slide suara dan lain sebagainya.

2. Fungsi Media Audio visual

Fungsi media audio visual merupakan salah satu ide yang sangat tepat

dalam menyiasati kejenuhan peserta didik karena pembelajaran dengan

menggunakan media dirasa cukup efektif dan dapat menggairahkan

semangat mereka dalam mengikuti jalannya proses belajar mengajar.

Media audio visual mempunyai berbagai macam fungsi, seperti yang

disebutkan menurut (Yusuf Hadi Miarso 2007, hlm. 458-460) sebagai

berikut:

1. Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi pada otak,

sehingga otak dapat berfungsi secara optimal.

2. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh

para siswa .

3. Media dapat melampaui batas ruang kelas .

4. Media memungkinkan adanya interaksilangsung antara siswa dan

lingkungannya.

5. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.


19

6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru ?

7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar ?

8. Media memberikan pengalaman yang integral dari sesuatu yang

konkret maupun abstrak ?


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yaitu metode penelitian dan pengembangan atau

Research and Development (R&D). Metode penelitian dan pengembangan

merupakan suatu langkah atau cara ilmiah yang digunakan untuk meneliti,

merancang, memproduksi, dan menguji validitas produk yang telah

dikembangkan. Menurut Borg & Gall (Sugiyono, 2016, hlm. 9) metode

penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

digunakan untuk memvalidasi produk yang dikembangkan melalui

tahapan-tahapan penelitian dan pengembangan agar layak dan dapat

diterapkan dalam proses pembelajaran.

Metode penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian

yang digunakan untuk mengembangkan dan menghasilkan produk baru.

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini, yaitu produk yang sudah

mengalami modifikasi sehingga dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan

dan dapat dipertanggungjawabkan keilmuwan maupun kepraktisannya.

Dengan demikian, peneliti berupaya mengembangkan produk yang

berfokus pada pengembangan bahan ajar. Adapun produk yang dihasilkan,

yaitu pengembangan bahan ajar menggunakan model Project Based

Learning berbantuan Powtoon.

19
20

2. Desain Penelitian

Desain penelitian ini mengikuti tahapan penelitian dan pengembangan

dari Borg and Gall seperti pada peta konsep di bawah ini:

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan Borg and

Gall

(Sumber: Borg and Gall, 1983, hlm. 775)

a. Research and Information, penelitian dan pengumpulan informasi

merupakan tahapan pertama dalam penelitian yang meliputi kajian

pustaka dan analisis kebutuhan. Tahap penelitian dan pengumpulan

informasi juga merupakan proses pengumpulan data awal atau

informasi mengenai produk yang akan dikembangkan.

b. Planning merupakan tahapan perencanaan dalam sebuah penelitian.

Pada tahap ini, peneliti merumuskan tujuan penelitian dan

mendefinisikan keterampilan yang harus dipelajari. Tidak hanya itu,


21

tahap perencanaan juga berlangsung sampai mempersiapkan uji coba

kelayakan terhadap setiap substansi penelitian.

c. Develop Preliminary Form a Product merupakan tahapan

pengembangan produk awal yang meliputi, penentuan desain produk

yang akan dikembangkan, penyiapan materi pembelajaran, penentuan

instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian, dan penentuan tahapan

pelaksanaan uji desain produk di lapangan.

d. Preliminary Field Testing merupakan tahapan uji coba lapangan awal

secara terbatas. Pengujian lapangan awal ini dilakukan pada 1 - 3

sekolah dengan mengambil 6 - 12 subjek. Pada tahap ini, peneliti

memperoleh data dengan menggunakan teknik observasi dan

kuesioner. Kemudian, data yang sudah didapatkan, selanjutnya

dianalisis kesesuaiannya.

e. Main Product Revision merupakan tahapan perbaikan atau

penyempurnaan terhadap desain produk berdasarkan uji lapangan awal

secara terbatas. Tahapan perbaikan atau revisi ini, dilakukan

berdasarkan saran atau masukan dari uji coba di lapangan berupa

evaluasi terhadap proses penelitian.

f. Main Field Testing merupakan tahapan uji coba lapangan utama atau

uji coba luas. Uji coba luas ini dilakukan pada 5 - 15 sekolah dengan 30

- 100 subjek. Pada tahap ini, dilakukan analisis data kuantitatif terhadap

performance atau kemampuan subjek sebelum dan sesudah pelatihan

atau penelitian. Dengan demikian, hasil dari data kuantitatif yang sudah
22

dianalisis dapat dibandingkan dengan data kelompok kontrol bila

diperlukan.

g. Operational Product Revision merupakan tahapan perbaikan kedua

setelah dilakukan uji coba luas dari uji coba terbatas yang pertama.

Tahapan perbaikan kedua ini dilakukan berdasarkan saran dan masukan

dari uji coba luas untuk lebih memantapkan produk yang dikembangkan

dan sudah siap untuk dioperasionalkan.

h. Operational Field Testing merupakan uji kelayakan atau uji lapangan

operasional yang dilakukan dengan skala lebih besar. Pada tahap ini

dilakukan pada 10 - 30 sekolah dengan membutuhkan 40 - 400 subjek.

i. Final Product Revision merupakan revisi produk akhir yang dilakukan

berdasarkan saran dan masukan dari uji lapangan. Tahapan revisi akhir

ini perlu dilakukan untuk lebih menyempurnakan keakuratan produk

yang dikembangkan.

j. Dissemination and Implementation merupakan tahapan

menyosialisasikan dan mengimplementasi produk. Dissemination and

Implementation merupakan tahapan akhir dalam penelitian dengan

penerbit untuk mendistribusikan produk secara komersial. Pada tahapan

ini, produk yang sudah diimplementasikan dalam penelitian dibuat

laporan melalui forum-forum ilmiah atau pun media massa.

B. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang digunakan untuk

memperoleh data dalam penelitian guna menjawab rumusan masalah yang


23

diajukan. Peneliti mengacu pada langkah-langkah penelitian Borg and Gall

sebagai tahapan dalam prosedur penelitian. Kemudian, peneliti hanya

menggunakan lima prosedur Borg and Gall dan membaginya ke dalam empat

tahapan penelitian, seperti yang tertera pada peta konsep di atas ini.

Gambar 3.2

Prosedur penelitian atau langkah-langkah R&D yang digunakan

Adapun tahapan pelaksanaan penelitian yang sudah disesuaikan oleh

peneliti berdasarkan keadaan di lapangan, sebagai berikut:

1. Research and Information Collecting (Penelitian dan Pengumpulan

Informasi)

Pemerolehan informasi atau data pada tahap ini dilakukan dengan

menganalisis kebutuhan yang diperlukan dalam penelitian. Analisis

kebutuhan ini dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang

terdapat di lapangan berkaitan dengan kemampuan menulis siswa.

Dengan demikian, peneliti mengumpulkan informasi dari analisis

kebutuhan penelitian menggunakan cara, sebagai berikut:


24

a. Observasi lapangan

Observasi ini ditujukan kepada guru mata pelajaran bahasa

Indonesia kelas X di SMA 2 Pasundan Cianjur untuk mendapatkan

informasi terkait dengan fokus permasalahan yang dialami dalam

pembelajaran bahasa Indonesia. Fokus permasalahan yang dibutuhkan

dalam penelitian ini, yaitu berkaitan dengan kemampuan menulis siswa

dalam menulis cerpen. Adapun hasil dari kegiatan observasi lapangan

berkaitan dengan permasalahan yang dialami guru, sebagai berikut:

1) Materi cerpen merupakan materi yang dijadikan batasan oleh guru

sebagai materi terpilih yang bisa digunakan oleh peneliti dalam

mengembangkan bahan ajar berupa video pembelajaran.

2) Bahan ajar yang diterapkan masih mengandalkan buku sekolah saja.

3) Pemilihan model pembelajaran masih satu arah, artinya guru hanya

memberikan intruksi mengenai materi yang harus dipelajari oleh

siswa (pembelajaran dilakukan secara online melalui grup

whatsapp).

4) Kurangnya inovasi dalam penggunaan media pembelajaran.

b. Studi literatur

Studi literatur dilakukan untuk menghubungkan permasalahan yang

diperoleh dari kegiatan observasi lapangan dengan literatur berdasarkan

landasan teoretis. Masalah-masalah yang dihadapi guru maupun siswa

dalam pembelajaran menulis cerpen ini lebih condong pada penerapan

bahan ajar yang kurang berinovasi sebagai pengantar materi bagi siswa.
25

Maka dari itu, peneliti mengumpulkan beragam teori pengembangan

bahan ajar yang berkaitan dengan pembelajaran menulis cerpen.

Dengan demikian, pada tahap ini peneliti menghasilkan dasar teoretis

mengenai pengembangan bahan ajar, penggunaan model Project Based

Learning (PJBL), dan penggunaan media audio visual.

2. Planning & Develop Preliminary Form a Product (Perencanaan &

Pengembangan Produk Awal)

Pada tahap ini, peneliti mulai memfokuskan informasi berupa

permasalahan yang diperoleh pada tahapan sebelumnya sebagai langkah

untuk merencanakan dan mengembangkan bahan ajar menulis cerita

pendek. Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini, yaitu:

a. Membuat desain produk awal

Pada kegiatan ini, peneliti membuat produk awal berupa

pengembangan bahan ajar berbentuk video pembelajaran. Bahan ajar

yang dibentuk merupkan bahan ajar interaktif yang memanfaatkan fitur-

fitur menarik dari aplikasi audio visual. Bahan ajar ini berisikan materi

menulis cerpen, seperti pengertian, struktur, kaidah kebahasaan, contoh

cerpen, dan materi pendukung lainnya yang akan mempermudah siswa

dalam memahami materi.

b. Membuat desain instrumen pembelajaran dan penelitian

Pada kegiatan ini, peneliti membuat desain instrumen penelitian,

seperti penyusunan RPP, pembuatan lembar observasi guru dan siswa,


26

lembar angket siswa, soal pengetahuan dan keterampilan, kriteria

penilaian, dan membuat lembar validasi.

c. Validasi ahli

Pada kegiatan ini, lembar validasi yang dibuat merupakan validasi

mengenai pengembangan bahan ajar. Tujuan pembuatan lembar

validasi, yaitu sebagai kegiatan mengumpulkan data berupa penilaian

oleh validator berkenaan dengan layak atau tidaknya produk yang

dikembangkan digunakan dalam penelitian. Kemudian, validator yang

memberikan penilaian terhadap validasi produk, yaitu dua dosen

pembimbing dan praktisi atau guru mata pelajaran di sekolah tempat

penelitian.

3. Preliminary Field Testing (Uji Coba Terbatas)

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas

dengan menggunakan satu kelas di X IPS 1 dan mengambil sampel

sebanyak 15 siswa sebagai subjek penelitian. Penelitian dilakukan secara

online (sekolah masih menerapkan pembelajaran daring) melalui grup

whatsaap, google meet, dan google classroom. Penelitian uji coba terbatas

ini dilakukan dalam satu kali pertemuan pada 15 Maret 2022.

Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada penelitian di kelas uji coba

terbatas, sebagai berikut:

a. Melaksanakan tindakan kelas berupa kegiatan belajar mengajar dengan

memberikan bahan ajar berbentuk video pembelajaran yang harus

disimak dan dipelajari oleh siswa mengenai materi cerpen.


27

b. Selama pembelajaran berlangsung, peneliti menerapkan model

pembelajaran Project Based Learning (PJBL) sebagai upaya untuk

meningkatkan minat belajar siswa.

c. Peneliti memberikan lembar soal pengetahuan dan keterampilan yang

harus dikerjakan oleh siswa sebagai upaya untuk mendapatkan data

kuantitatif terhadap pemahaman siswa.

d. Peneliti memberikan angket yang harus diisi oleh siswa sebagai sarana

memperoleh data keefektifan dari pembelajaran yang diberikan.

4. Main Field Testing (Uji Coba Luas)

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas

dengan menggunakan satu kelas di X IPS 2 dan mengambil sampel

sebanyak 30 siswa sebagai subjek penelitian. Penelitian dilakukan secara

online (sekolah masih menerapkan pembelajaran daring) melalui grup

whatsaap, google meet, dan google classroom. Penelitian uji coba terbatas

ini dilakukan dalam satu kali pertemuan pada 21 Maret 2022.

Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada penelitian di kelas uji coba

luas, sebagai berikut:

a. Melaksanakan tindakan kelas berupa kegiatan belajar mengajar dengan

memberikan bahan ajar berbentuk video pembelajaran yang harus

disimak dan dipelajari oleh siswa mengenai materi cerpen.

b. Selama pembelajaran berlangsung, peneliti menerapkan model

pembelajaran Project Based Learning (PJBL) sebagai upaya untuk

meningkatkan minat belajar siswa.


28

c. Peneliti memberikan lembar soal pengetahuan dan keterampilan yang

harus dikerjakan oleh siswa sebagai upaya untuk mendapatkan data

kuantitatif terhadap pemahaman siswa.

d. Peneliti memberikan angket yang harus diisi oleh siswa sebagai sarana

memperoleh data keefektifan dari pembelajaran yang diberikan.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan sasaran penelitian yang menjadi sumber

pengambilan data. Adapun subjek dalam penelitian ini, yaitu:

1. Tingkatan atau jenjang sasaran

Tingkatan atau jenjang sasaran pada penelitian ini, yaitu siswa SMA kelas

X.

2. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian, yaitu di SMA 2 Pasundan Cianjur yang berada di Jl.

Moch. Ali No.66, Solokpandan, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa

Barat 43214.

3. Jumlah sampel

Pada penelitian ini, terdapat dua uji coba untuk pengambilan data yang

terdiri dari uji coba terbatas dan uji coba luas.

a. Kelas uji coba terbatas

Kelas terpilih untuk pengambilan data pada uji coba terbatas, yaitu

kelas X IPA 1 Jumlah pengambilan sampel sebanyak 15 siswa di

antaranya 3 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.


29

b. Kelas uji coba luas

Kelas terpilih untuk pengambilan data pada uji coba luas, yaitu kelas X

IPA 2. Jumlah pengambilan sampel sebanyak 30 siswa di antaranya 12

siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2016, hlm. 308) “Teknik pengumpulan data

merupakan suatu langkah atau cara paling utama dalam penelitian untuk

mengumpulkan data atau informasi yang valid.” Data yang dikumpulkan oleh

peneliti memiliki kegunaan sebagai fakta pendukung dalam memaparkan

penelitiannya. Pada saat melaksanakan proses pengumpulan data, peneliti

harus membuat instrumen penelitian sebagai alat yang digunakan untuk

mengumpulkan dan menganalisis data berupa masalah yang akan diteliti.

Penelitian dan pengembangan ini memiliki beberapa teknik pengumpulan

data untuk mengumpulkan informasi dan memperoleh hasil penelitian

kemudian diolah menjadi sebuah laporan penelitian. Adapun teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Hadi (Sugiyono, 2016, hlm. 203) “Observasi merupakan

suatu teknik pengumpulan data yang kompleks dan tersusun dari berbagai

proses biologis dan psikologis.” Sejalan dengan itu, menurut Sugiyono

(2016, hlm. 203) observasi merupakan teknik pengumpulan data yang

lebih spesifik jika dibandingkan dengan teknik pengumpulan data yang

lain. Kemudian, teknik ini digunakan sebagai alat pengumpulan data yang
30

mengamati perilaku manusia dan hal-hal yang berkaitan dengan objek-

objek alam.

Dengan demikian, peneliti menggunakan observasi sebagai teknik

mengumpulkan data kualitatif agar mampu memberikan solusi terhadap

permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran mata pelajaran

bahasa Indonesia. Pada pelaksanaan observasi ini, peneliti melakukan

pengamatan terhadap aktivitas proses pembelajaran guru dan siswa.

2. Kuesioner atau angket

Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan memberikan serangkaian pertanyaan atau pernyataan

secara tertulis kepada responden. Kuesioner atau angket ini merupakan

salah satu teknik pengumpulan data yang efisien untuk memperoleh data

dari responden terhadap pertanyaan atau pernyataan yang diajukan. Pada

penelitian ini, peneliti membuat angket tertutup yang mengharapkan

responden memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan

oleh peneliti. Kemudian, tipe pernyataan di dalam angket yang dibuat oleh

peneliti berbentuk kalimat positif dan negatif dengan harapan jawaban

responden terhadap setiap pernyataan dinyatakan serius dan sistematis.

3. Validasi

Validasi merupakan suatu cara untuk mendapatkan pembuktian

terhadap setiap proses, prosedur, kegiatan, dan sistem pelengkap lainnya

yang digunakan dalam memproduksi produk agar tercapai sesuai dengan

yang diharapkan peneliti. Pada kegiatan validasi ini, peneliti menyiapkan


31

lembar validasi yang digunakan untuk memperoleh data valid dari

validator berkenaan dengan kelayakan produk yang dikembangkan dalam

penelitian.

4. Tes

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti untuk

mendapatkan data kuantitatif, yaitu tes. Tes merupakan alat yang

digunakan untuk mengukur dan mengetahui sesuatu menggunakan cara

yang sudah ditentukan. Pada penelitian ini, peneliti membuat soal tes

pengetahuan dan soal uraian untuk mengukur indikator pencapaian

terhadap pengetahuan dan keterampilan siswa dalam pembelajaran

menulis cerpen setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan

pengembangan bahan ajar dan penerapan model Project Based Learning

(PJBL).

E. Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Adib (2017, hlm. 139) “Instrumen penelitian merupakan

komponen yang memiliki kedudukan penting dalam penelitian.” kemudian,

menurut Sugiyono (2016, hlm. 148) “Instrumen penelitian merupakan alat

yang digunakan untuk mengukur berbagai fenomena alam maupun sosial

yang diamati sebagai data yang akan diperoleh oleh peneliti.” Dengan

demikian, instrumen penelitian merupakan alat-alat yang harus ada dalam

penelitian dan memiliki kegunaan sebagai sarana dalam mengumpulkan data.

Pada penelitian ini, peneliti membuat instrumen penelitian, sebagai berikut:


32

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) merupakan pedoman

pembelajaran bagi guru untuk membantu proses belajar mengajar agar

sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sudah

ditentukan. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini menjadi acuan

dalam melaksanakan pembelajaran materi menulis cerita pendek.

Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) oleh peneliti

digunakan pada kelas uji coba terbatas dan uji coba luas.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA 2 Pasundan Cianjur

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X/Genap

Materi Pokok : Menulis cerita pendek

Alokasi Waktu : 60 menit (1 x pertemuan)

Model Pembelajaran : Project Based Learning (PJBL)

a. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian

Tabel 3.1 Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian

3.11 Menganalisis isi, struktur 3.11.1 Menelaah isi dari cerita pendek yang
(orientasi, pengajuan, dibaca/didengar dengan tepat.
penawaran, persetujuan, 3.11.2 Menafsirkan struktur (orientasi,
penutup) dan kebahasaan cerita pengajuan, penawaran, persetujuan,
33

pendek. penutup) dan kebahasaan cerita pendek


dengan benar.
ii. Menyimpulkan struktur (orientasi, pengajuan,
penawaran, persetujuan, penutup) dan
kebahasaan cerita pendek yang telah
dianalisis dengan sistematis secara lisan.
4.11 Mengkonstruksikan cerita 4.11.1 Menyusun konsep cerita pendek dengan
pendek dengan memerhatikan memerhatikan isi, struktur (orientasi,
isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan,
pengajuan, penawaran, penutup) dan kaidah kebahasaannya.
persetujuan, penutup) dan i. Membuat cerita pendek dengan memerhatikan
kebahasaan. isi, struktur (orientasi, pengajuan,
penawaran, persetujuan, penutup) dan
kaidah kebahasaan secara tulis.
4.11.3 Mempresentasikan cerita pendek yang
sudah disusun dengan memerhatikan isi,
struktur (orientasi, pengajuan, penawaran,
persetujuan, penutup) dan kaidah
kebahasaan secara lisan.

b. Tujuan Pembelajaran

1) Siswa mampu menelaah isi dari cerita pendek yang dibaca/didengar

dengan tepat.

2) Siswa mampu menafsirkan struktur (orientasi, pengajuan,

penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan cerita pendek

dengan benar.

3) Siswa mampu menyimpulkan struktur (orientasi, pengajuan,

penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan cerita pendek

yang telah dianalisis dengan sistematis secara lisan.

4) Siswa mampu menyusun konsep cerita pendek dengan

memerhatikan isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran,

persetujuan, penutup) dan kaidah kebahasaannya.


34

5) Siswa mampu membuat cerita pendek dengan memerhatikan isi,

struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan

kaidah kebahasaan secara tulis.

6) Siswa mampu mempresentasikan cerita pendek yang sudah disusun

dengan memerhatikan isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran,

persetujuan, penutup) dan kaidah kebahasaan secara lisan.

c. Materi Pembelajaran

1) Pengertian cerita pendek.

2) Struktur cerita pendek:

a) Orientasi;

b) Pengajuan;

c) Penawaran; dan

d) Persetujuan.

3) Kaidah kebahasaan cerita pendek:

a) Kalimat dialogis;

b) Kalimat persuasif;

c) Kalimat bersyarat; dan

d) Kalimat kausalitas.

d. Langkah-Langkah Pembelajaran

Media pembelajaran, Alat, dan Sumber Belajar

1) Media/bahan ajar : Alat komunikasi berupa whatsapp group, video

pembelajaran berbantuan powtoon, e-modul,

google meet, dan google classroom


35

2) Sumber belajar :

a) Buku Bahasa Indonesia Kelas X Edisi Revisi tahun 2019.

b) Buku 22 Jenis Teks Dan Strategi Pembelajarannya Di SMA-

MA/SMK tahun 2019.

c) Buku Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia tahun 2018.

d) Kajian Pragmatik Terhadap Kesantunan Berbahasa Berbasis

Kearifan Lokal Dalam Harian Umum Palembang Pos sebagai

Upaya Penyusunan Bahan Ajar Menganalisis Isi Struktur Cerita

pendek Bahasa Indonesia Kelas X di SMK. Jurnal Wisatara 11(2).

Tabel 3.2 Sumber Belajar


Kegiatan Pendahuluan (5 menit)

1. Guru mengondisikan siswa untuk mengikuti pembelajaran yang akan dimulai.


2. Guru mengucapkan salam pembuka untuk memulai kegiatan pembelajaran.
3. Guru menanyakan kondisi siswa dan kesiapan mengikuti pembelajaran.
4. Guru mengajak siswa untuk berdoa terlebih dahulu sesuai kepercayaan masing-masing.
5. Guru memeriksa kehadiran siswa.
6. Guru menggali pemahaman siswa terhadap materi sebelumnya.
7. Guru menyampaikan kompetensi dasar berupa tujuan dan manfaat pembelajaran yang
harus dicapai oleh siswa terhadap materi yang akan dilaksanakan, yaitu mengenai cerita
pendek.
8. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar fokus terhadap pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
Kegiatan Inti (50 menit)

1. Pertanyaan pada awal pembelajaran


a. Guru memberikan stimulus awal berupa video pembelajaran dan e-modul yang sudah
dibagikan di grup whatsaap tentang materi cerita pendek dan mengintruksikan siswa
untuk menyimak materi tersebut.
b. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa berkenaan dengan materi yang terdapat
dalam video pembelajaran, yaitu mengenai cerita pendek (pengertian, struktur, dan
kaidah kebahasaan). Pertanyaan yang diberikan bertujuan mengetahui pemahaman
dan kesiapan peserta didik untuk membuat cerita pendek.
c. Guru mengintruksikan siswa untuk menganalisis (isi, struktur, dan kaidah
kebahasaan) cerita pendek yang terdapat dalam video pembelajaran (halaman 188
atau halaman 192 jika dalam buku paket).
36

d. Guru mengintruksikan siswa untuk membuat cerita pendek. Siswa dapat memiilih
satu topik dari 3 topik yang sudah disiapkan oleh guru, antara lain: pendidikan,
keluarga, dan sosial.
2. Penyusunan proyek perencanaan
a. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok belajar.
b. siswa mendiskusikan pemahamannya bersama kelompok.
c. siswa menyusun dan membuat kesimpulan hasil analisis dari cerita pendek yang
telah diintruksikan.
d. Siswa diberikan intruksi untuk membuat tugas cerita pendek di akhir pembelajaran.
3. Penyusunan jadwal tahap kegiatan proyek
a. Guru memberikan waktu selama 15 menit untuk berdiskusi dan membuat hasil
analisis.
b. Guru memberikan waktu selama satu hari untuk membuat cerita pendek sesuai
dengan topik yang dipilih.
4. Pengawasan proyek berjalan
Guru melakukan monitoring terhadap pengerjaan dua proyek yang dikerjakan setiap
siswa di dalam kelompok. Pengawasan terhadap pengerjaan proyek dilakukan oleh guru
dengan menanyakan kendala yang dialami oleh setiap kelompok pada grup diskusi
masing-masing.

5. Penilaian
a. Guru melakukan penilaian terhadap hasil pengerjaan proyek yang telah diselesaikan
oleh peserta didik.
b. Hasil proyek dikumpulkan ke google classroom.
6. Evaluasi proyek
a. Guru mengintruksikan peserta didik untuk bergabung di google meet.
b. Setiap kelompok memaparkan hasil analisisnya di google meet.
c. Pembelajaran yang dilaksanakan di google meet, antara lain: siswa
mempresentasikan hasil diskusi bersama kelompok, guru mengintruksikan siswa
untuk mengerjakan tugas membuat cerita pendek yang bisa dikerjakan di luar jam
pelajaran, dan guru mengintruksikan siswa mengerjakan soal evaluasi yang akan
dibagikan setelah pembelajaran di google meet selesai.
d. Guru memberikan soal evaluasi berbentuk pilihan ganda (PG) diakhir pertemuan.

Kegiatan Penutup (5 menit)

1. Guru memberikan apresiasi berupa penambahan poin keaktifan kepada siswa yang
berkontribusi aktif selama pembelajaran berlangsung.
2. Guru mengagendakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
3. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

e. Penilaian

1) Penilaian Pengetahuan : Mengisi soal pengetahuan berupa


37

soal pilihan ganda (PG)


2) Bentuk Soal : Pilihan Ganda
3) Penilaian Keterampilan
Membuat cerita pendek dengan memerhatikan isi, struktur (orientasi,
pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan
dengan tema terpilih “pendidikan, keluarga, dan sosial”
4) Bentuk Soal : Unjuk Kerja
5) Penilaian Sikap : Keaktifan siswa secara verbal
(Non Tes)
6) Bentuk Penilaian : Observasi

2. Lembar observasi

Lembar observasi merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan melalui pengamatan di lapangan. Teknik observasi ini

digunakan sebagai langkah untuk meneliti proses kegiatan belajar

mengajar di sekolah yang dapat berpengaruh terhadap kemampuan

menulis siswa. Peneliti membuat lembar observasi yang ditujukan kepada

guru dan siswa.

Tabel 3.3 Format Lembar Observasi Guru


Jawaban
No Aspek yang dinilai
Ya Tidak

1 Pendahuluan

a. Guru mengucapkan salam pembuka untuk


memulai kegiatan pembelajaran.
38

b. Guru menanyakan kondisi dan kesiapan siswa


mengikuti pembelajaran.
c. Guru mengajak siswa untuk berdoa terlebih
dahulu sesuai kepercayaan masing-masing.
d. Guru memeriksa kehadiran siswa.

e. Guru menggali pemahaman siswa terhadap


materi sebelumnya.
f. Guru menyampaikan kompetensi dasar berupa
tujuan dan manfaat pembelajaran yang harus
dicapai oleh siswa terhadap materi yang akan
dilaksanakan, yaitu mengenai cerita pendek.
g. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar
fokus terhadap pembelajaran yang akan
dilaksanakan.

2 Kegiatan Inti

Pertanyaan pada awal pembelajaran

a. Guru memberikan stimulus awal berupa video


pembelajaran dan e-modul yang sudah dibagikan
di grup whatsaap tentang materi cerita pendek
dan mengintruksikan siswa untuk menyimak
materi tersebut.
b. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
berkenaan dengan materi yang terdapat dalam
video pembelajaran, yaitu mengenai cerita
pendek (pengertian, struktur, dan kaidah
kebahasaan) untuk mengetahui pemahaman dan
kesiapan peserta didik dalam membuat cerita
pendek.
c. Guru mengintruksikan siswa untuk menganalisis
(isi, struktur, dan kaidah kebahasaan) cerita
pendek yang terdapat dalam video pembelajaran
(halaman 188 atau halaman 192 jika dalam buku
paket).
Penyusunan proyek perencanaan

d. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok


belajar.
39

e. Guru mengintruksikan siswa untuk


mendiskusikan dan membuat hasil analisis dari
cerita pendek yang telah diintruksikan.
Penyusunan jadwal tahap kegiatan proyek

f. Guru memberikan waktu selama 15 menit untuk


berdiskusi dan membuat hasil analisis.
g. Guru memberikan waktu selama satu hari untuk
membuat cerita pendek sesuai dengan topik yang
dipilih.
Pengawasan proyek berjalan

h. Guru melakukan monitoring terhadap pengerjaan


dua proyek yang dikerjakan setiap siswa di
dalam kelompok melalui grup whatsapp.
Penilaian

i. Guru mengintruksikan siswa untuk


mengumpulkan proyek yang sudah selesai
dikerjakan ke google classroom.
j. Guru melakukan penilaian terhadap hasil
pengerjaan proyek yang telah diselesaikan oleh
siswa.
Evaluasi proyek

k. Guru mengintruksikan siswa untuk bergabung di


google meet.
l. Guru mengintruksikan siswa untuk memaparkan
hasil analisisnya di google meet.
m. Pada saat pembelajaran dilaksanakan di google
meet, selain mempresentasikan hasil diskusi,
guru pun mengintruksikan siswa untuk membuat
cerita pendek sebagai tugas kedua yang bisa
dilaksanakan di luar jam pelajaran.
n. Guru memberikan soal evaluasi berbentuk
pilihan ganda (PG) diakhir pertemuan.
3 Penutup

a. Guru memberikan apresiasi berupa penambahan


poin keaktifan kepada siswa yang berkontribusi
aktif selama pembelajaran berlangsung.
b. Guru mengagendakan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
c. Guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
40

JUMLAH

Tabel 3.4 Format Lembar Observasi Siswa


Skor
No Aspek yang dinilai
Ya Tidak

1. Pendahuluan

a. Siswa menjawab salam pembuka yang diucapkan


guru.
b. Siswa menjawab kesiapan belajar.

c. Siswa menanggapi guru saat memeriksa


kehadiran.
d. Siswa mengemukakan pemahamannya terkait
materi sebelumnya.
e. Siswa menanggapi kompetensi dasar berupa
tujuan dan manfaat pembelajaran yang harus
dicapai.
f. Siswa menanggapi motivasi yang diberikan guru.

2. Kegiatan Inti

Pertanyaan pada awal pembelajaran

a. Siswa menyimak video pembelajaran mengenai


materi cerita pendek yang sudah dibagikan di
grup whatsaap.
b. Siswa menanggapi pertanyaan yang diberikan
oleh guru dengan menyampaikan komentar di
grup whatsapp.
Penyusunan proyek perencanaan

c. Siswa mengerjakan atau membuat simpulan dan


analisis (proyek) sesuai dengan pembagian tugas
dalam kelompok berdasarkan waktu yang
diberikan, yaitu selama 15 menit.
d. Siswa mengerjakan tugas membuat cerita pendek
sesuai dengan intruksi yang diberikan guru.
Penyusunan jadwal tahap kegiatan proyek
41

e. Siswa mengerjakan setiap proyek sesuai dengan


waktu yang diberikan oleh guru.
Pengawasan proyek berjalan

f. Siswa mengerjakan proyek sesuai dengan intruksi


dari guru.
Penilaian

g. Siswa menyelesaikan proyek tepat waktu dengan


mengumpulkan proyek ke google classroom yang
sudah disediakan oleh guru.
Evaluasi proyek

h. Siswa bergabung ke google meet sesuai dengan


intruksi guru.
i. Siswa memaparkan hasil analisisnya di google
meet.
j. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan
oleh guru.
3. Penutup

a. Siswa dan guru memberikan apresiasi terhadap


keaktifan selama proses pembelajaran.
b. Siswa menanggapi agenda yang disampaikan
guru terkait materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
c. Siswa menjawab salam penutup yang
disampaikan guru.
JUMLAH

3. Lembar Angket

Lembar angket ini berisikan serangkaian pernyataan berkenaan

dengan permintaan persetujuan responden terhadap keefektifan produk

yang dikembangkan. Peneliti membuat angket menggunakan google form

yang dapat diakses oleh siswa kapan pun dan dimana saja.
42

Tabel 3.5 Format Angket Respons Siswa Terhadap Pengembangan Bahan Ajar Cerita
pendek

Kriteria

No Pernyataan

SS S TS STS

1. Saya memperoleh motivasi belajar dalam


pembelajaran menulis cerita pendek
menggunakan bahan ajar video pembelajaran.

2. Tampilan pada bahan ajar video pembelajaran


menulis cerita pendek membuat saya tidak
semangat belajar.

3. Saya menjadi aktif mengikuti pembelajaran


dalam memecahkan permasalahan secara
berkelompok setelah memahami materi dalam
bahan ajar video pembelajaran cerita pendek.

4. Menemukan dan memecahkan materi secara


berkelompok tidak dapat meningkatkan
keaktifan saya dalam pembelajaran menulis
cerita pendek.

5. Saya merasa sulit untuk mengemukakan hasil


diskusi bersama kelompok saat pembelajaran
materi cerita pendek.

6. Mempresentasikan hasil diskusi tidak


membuat saya sulit untuk mengemukakan
pendapat atau hasil diskusi di depan kelas.

7. Saya mendapatkan pembaharuan


pembelajaran dengan menemukan materi
secara berkelompok menggunakan bahan ajar
video pembelajaran menulis cerita pendek.

8. Materi yang disampaikan dalam bahan ajar


video pembelajaran berbantuan Powtoon
tidak dapat memberikan pembaharuan
43

pemahaman terhadap materi cerita pendek.

9. Saya senang dalam pembelajaran menulis


cerita pendek karena materi yang diberikan
menggunakan video pembelajaran sehingga
menarik dan tidak membuat bosan.

10. Penggunaan video pembelajaran berbantuan


Powtoon membuat saya bosan dalam
mengikuti pembelajaran menulis cerita
pendek.

JUMLAH

4. Lembar Validasi

Lembar validasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan memberikan format penilaian terhadap kelayakan produk yang

dikembangkan. Lembar validasi ini dibuat untuk mendapatkan validitas

produk yang dikembangkan oleh peneliti sehingga siap untuk digunakan

dalam penelitian.

Tabel 3.6 Format Lembar Validasi Terhadap Pengembangan Bahan Ajar


Nilai
Pengamatan
No Aspek yang diamati

1 2 3 4

1. Kelayakan Isi

a. Bahan ajar berupa video pembelajaran yang


digunakan memuat struktur cerita pendek yang
terdiri dari:
1) Orientasi;
2) Pengajuan;
3) Penawaran; dan
4) Persetujuan.
44

b. Bahan ajar berupa video pembelajaran yang


digunakan memuat kaidah kebahasaan cerita
pendek yang terdiri dari:
1) Kalimat dialogis;
2) Kalimat persuasif;
3) Kalimat bersyarat; dan
4) Kalimat kausalitas.
c. Bahan ajar berupa video pembelajaran yang
digunakan sudah sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
d. Materi yang disusun dalam bahan ajar berupa
video pembelajaran sudah sesuai dengan
Kompetensi Dasar (KD).
2. Keterbacaan

a. Bahan ajar berupa video pembelajaran memuat


kosakata yang dekat dengan pengetahuan dan
lingkungan pembelajar.
b. Bahan ajar berupa video pembelajaran memuat
bahasa yang sesuai dengan perkembangan
intelektual peserta didik.
c. Bahan ajar berupa video pembelajaran memuat
materi yang mudah dimengerti.
d. Latihan dalam bahan ajar berupa video
pembelajaran menggunakan instruksi yang jelas.
3. Kebahasaan

a. Bahan ajar berupa video pembelajaran


menggunakan tata bahasa yang sesuai dengan
kaidah kebahasaan.
b. Bahan ajar berupa video pembelajaran
menggunakan struktur kalimat yang tepat.
c. Bahan ajar berupa video pembelajaran
menggunakan kebakuan kata atau istilah.
d. Bahan ajar berupa video pembelajaran
menerapkan keefektifan dalam kalimat.
e. Bahan ajar berupa video pembelajaran
menggunakan diksi yang tepat.
4. Penyajian

a. Kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran telah


disajikan secara jelas.
b. Penyajian latihan sesuai dengan materi.

c. Materi yang dimuat dalam bahan ajar berupa


video pembelajaran disajikan dengan diberikan
45

unsur ilustrasi animasi untuk mempermudah


siswa memahami materi cerita pendek.
d. Materi yang dimuat dalam bahan ajar berupa
video pembelajaran disajikan dengan
menyertakan fitur animasi untuk menarik
perhatian siswa ketika pembelajaran
berlangsung.
e. Secara visual penulisan konsep, ide, dan istilah
dalam bahan ajar berupa video pembelajaran
disajikan secara jelas.
Jumlah

5. Tes

Tes dalam penelitian ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data

kuantitatif yang pembuatannya disengaja untuk mengetahui seberapa baik

suatu subjek penelitian mencapai kompetensi yang diharapkan. Lembar tes

berupa soal soal pilihan ganda (PG) dibuat sebagai langkah untuk

mengetahui pemahaman siswa dalam memahami materi pembelajaran

yang sudah diberikan. Kemudian, peneliti juga membuat tes bentuk soal

uraian untuk memperoleh data keterampilan siswa berupa hasil menulis

cerita pendek.

Tabel 3.7 Aspek Penilaian Soal Keterampilan Cerita pendek

No Pertanyaan Aspek yang dinilai

1. Buatlah cerita Kelengkapan struktur cerita pendek (orientasi,


pendek dengan pengajuan, penawaran, dan persetujuan).
memerhatikan
struktur dan kaidah Ketepatan isi pada setiap strukturnya.
kebahasaannya
sesuai dengan topik Kelengkapan dan kesesuaian bagian struktur
46

yang sudah penawaran dalam cerita pendek.


ditentukan bersama
kelompok! Kelengkapan penggunaan unsur kebahasaan
cerita pendek (menggunakan kalimat dialogis,
kalimat persuasif, kalimat bersyarat, dan
kalimat kausalitas).

Ketepatan penggunaan kata dan tanda baca.

F. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data merupakan suatu cara atau teknik menafsirkan

data dalam penelitian. Pada tahap ini, data yang diperoleh selama

melaksanakan penelitian dikonversi ke dalam bentuk numerik untuk

memudahkan peneliti dalam memperoleh kesimpulan secara keseluruhan.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik pengolahan data

kualitatif dan kuantitatif. Dengan demikian, teknik pengolahan data kualitatif

digunakan untuk mengolah data observasi guru dan siswa, sedangkan teknik

pengolahan data kuantitatif digunakan untuk mengolah data angket siswa,

lembar validasi, dan lembar tes.

Berikut rumus-rumus yang digunakan pada teknik pengolahan data,

sebagai berikut:

1. Lembar observasi guru dan siswa

Pada lembar observasi ini, peneliti memberikan sejumlah pernyataan

berkaitan dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang

berlangsung selama penelitian. Peneliti menggunakan rumus skala

Guttman untuk mengolah data lembar observasi guru dan siswa. Skala

Guttman merupakan skala dalam pengukuran yang membutuhkan jawaban


47

tegas dari respondennya. Oleh karena itu, responden diberikan pernyataan

yang harus dijawab dengan tegas. Adapun pilihan jawaban yang harus

dipilih oleh responden, yaitu jawaban “Ya atau Tidak”.

Tabel 3.8 Skala Guttman

Jawaban Responden Skor Guttman

Ya 1

Tidak 0

(Sugiyono, 2016, hlm. 139)

Data yang diperoleh selanjutnya dihitung persentasenya menggunakan

rumus, sebagai berikut:

P = ∑ Skor perolehan x 100


Keterangan : P = Persentase Skor
Skor total

2. Lembar angket siswa

Pada lembar angket siswa ini, peneliti membuat sepuluh pernyataan

berkenaan dengan keefektifan pengembangan bahan ajar yang digunakan

selama proses pembelajaran. Kemudian, data yang diperoleh dari masing-

masing jawaban siswa setelah mengisi lembar angket diolah menggunakan

rumus skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang digunakan oleh

peneliti untuk mengukur sikap atau pendapat responden berkenaan dengan

tingkat persertujuannya terhadap serangkaian pernyataan yang diberikan.

Tabel 3.9 Skala Persetujuan Responden


Pilihan Skala Skor Likert
48

Persetujuan Responden Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

(Sugiyono, 2016, hlm 135)

Data yang diperoleh selanjutnya dihitung persentasenya menggunakan rumus,

sebagai berikut:

P= X 100%

Keterangan :

P : Presentase skor

: Jumlah skor responden

Si : Skor ideal (total skor maksimal)

(Arifin, 2017, hlm. 230)

Kemudian, terdapat kriteria interval angket untuk membuat simpulan

berdasarkan persentase yang diperoleh, sebagai berikut:

Tabel 3.10 Kriteria Interval Angket Respons Siswa


Skor Kriteria

75% < x ≤ 100% Sangat Baik


49

50% < x ≤ 75% Baik

25% < x ≤ 50% Kurang Baik

0% < x ≤ 25% Tidak Baik

(Ali, 2013, hlm. 115)

3. Lembar validasi produk

Pada lembar validasi produk ini, peneliti membuat serangkaian

pernyataan berkaitan dengan kelayakan produk yang dikembangkan.

Lembar validasi ini ditujukan kepada dua dosen pembimbing dan satu

praktisi. Kemudian, peneliti menggunakan skala rating untuk mengolah

data lembar validasi produk yang telah diisi oleh dosen ahli. Skala rating

ini dipilih oleh peneliti sebagai teknik pengumpulan data yang digunakan

untuk mndapatkan rating terhadap tingkat kelayakan produk yang

dikembangkan.

Tabel 3.11 Skala Rating Validasi


Skala Rating Keterangan

1 Tidak Baik

2 Cukup

3 Baik

4 Sangat Baik

(Sugiyono, 2016, hlm. 141)

Data yang diperoleh selanjutnya dihitung persentasenya menggunakan

rumus, sebagai berikut:

Va = x 100%
50

Keterangan:

Va : Validasi ahli

TSe : Total skor empiris (skor perolehan validator)

TSh : Total skor maksimal

Jika nilai persentase validitas produk telah diperoleh, selanjutnya data

perolehan tersebut dimasukan ke dalam skor interval untuk mendapatkan

kriteria validitas. Adapun kriteria validitas produk ini, sebagai berikut:

Tabel 3.12 Interval Kriteria Validitas Produk

skor Kriteria Interpretasi

85,01%-100,00% Sangat valid Produk bisa langsung digunakan tanpa

perbaikan

70.01%-85,00% Cukup Valid Produk dapat digunakan dengan

sedikit perbaikan

50,01%-70,00% Kurang Valid Produk tidak disarankan

dipergunakan perlu perbaikan besar

01,00%-50,00% Tidak Valid Produk tidak dapat digunakan

(Akbar, 2015, hlm. 41)

4. Penilaian tes pengetahuan dan keterampilan

Lembar tes yang diberikan kepada siswa, yaitu tes pengetahuan

dengan bentuk soal pilihan ganda dan tes keterampilan dengan bentuk
51

soal uraian. Adapun teknik pengolahan data pada lembar tes, sebagai

berikut:

a. Teknik pengolahan data untuk tes pengetahuan

Nomor Soal Bobot Soal

1-20 1

Jumlah Skor Maksimal 20

Keterangan:

Jika benar mendapatkan skor 1

Jika salah mendapatkan skor 0

Nilai = X 100%

Keterangan:

Total skor perolehan : jumlah jawaban benar

Skor maksimal : 20 (Jawaban benar semua)

Rumus nilai akhir (NA) pengetahuan

NA = Nilai pengetahuan x 30%

b. Teknik pengolahan data untuk tes keterampilan

Analisis data dalam tes keterampilan menulis berpijak pada

pedoman atau rubrik penilaian yang digunakan dalam menilai sebuah


52

teks persuasif. Rubrik penilaian yang digunakan mengacu pada

beberapa aspek seperti dalam tabel dibawah:

Tabel 3.13Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Siswa

No Aspek yang dinilai Kriteria Skor

1 Kelengkapan struktur a. Terdapat empat bagian 4


cerita pendek (orientasi, struktur terpenuhi.
pengajuan, penawaran, dan b. Terdapat tiga bagian
struktur terpenuhi.
persetujuan) 3
c. Terdapat dua bagian
struktur terpenuhi.
d. Hanya satu bagian
struktur terpenuhi.
2

2 Ketepatan isi pada setiap a. Semua isi setiap struktur 4


struktur cerita pendek. sudah tepat.
b. Terdapat satu isi struktur
tidak tepat.
c. Terdapat dua isi struktur
tidak tepat.
d. Terdapat tiga isi struktur 3
tidak tepat.

3 Kelengkapan dan a. Menuliskan strukutur 4


kesesuaian bagian penawaran secara rinci.
strukutur penawaran dalam b. Hanya menuliskan
sebagian strukutur
cerita pendek.
penawaran.
c. Menuliskan strukutur
penawaran namun tidak 3
sesuai.
d. Hanya menuliskan
strukutur penawaran
53

tidak tepat.

4 Kelengkapan penggunaan a. Terdapat empat unsur 4


unsur kebahasaan teks kebahasaan terpenuhi.
persuasif (menggunakan b. Terdapat tiga unsur
kebahasaan terpenuhi.
kalimat dialogis, kaliamat
c. Terdapat dua unsur
persuasif, kalimat kebahasaan terpenuhi.
bersyarat, dan kalimat d. Terdapat satu unsur 3
kausalitas). kebahasaan terpenuhi.

5 Ketepatan pemilihan diksi a. Penggunaan kata dan 4


dan tanda baca. tanda baca sudah tepat
semua.
b. Terdapat 1-3
penggunaan kata dan 3
tanda baca yang tidak
tepat.
c. Terdapat 4-6
penggunaan kata dan
tanda baca yang tidak 2
tepat.
d. Terdapat > 6
penggunaan kata dan
tanda baca yang tidak
tepat.
1

Skor 20
Maksimal
54

Dalam menentukan nilai rat-rata hasil tes keterampilan menulis siswa

digunakan rumus:

Nilai siswa (x) = X

100%

Keterangan : M = Mean (nilai rata-rata)

= Jumlah nilai siswa

N = Jumlah siswa

(Arikunto, 2013, hlm. 299)

Rumus nilai akhir (NA) keterampilan

NA = Nilai pengetahuan x 70%

Pengolahan nilai keseluruhan (nilai pengetahuan dan nilai keterampilan)

NA = (Nilai pengetahuan x 30%) + (Nilai pengetahuan x 70%)

100
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Proses pengembangan bahan ajar menulis cerpen dengan menggunakan

model project based learning berbasis media audio visual untuk

meningkatkan keterampilan menulis cerpen siswa kelas X SMA.

a. Validitas Bahan Ajar

Validasi dilakukan oleh ahli media yaitu 2 dosen dari jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Berikut peneliti jabarkan hasil

validasi dari dosen ahli media persentase hasil penilaian produk dari

kedua dosen ahli media dan materi pembelajaran:

Tabel 4.1
Hasil Validasi Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Penilaian Penilaian
Aspek Indikator
Dosen I Dosen II

e. Penggunaan media audio visual


sehingga pembelajaran menulis 4 4

cerpen lebih menarik


f. Kesesuain pemilihan audio visual 4 3
materi pembelajaran menulis cerpen
Tampilan

g. Bahan ajar berupa media audio


visualaudio visual sesuai dengan 4 4

tujuan pembelajaran menulis cerpen

55
56

Penilaian Penilaian
Aspek Indikator
Dosen I Dosen II

h. Kesesuain pemilihan audio visual 4 3


materi pembelajaran menulis cerpen
i. Bahan ajar berupa media audio
visualaudio visual sesuai dengan 4 4

tujuan pembelajaran menulis cerpen


Tampilan

j. Audio visual yang ditampilkan materi


menulis cerpen agar lebih menarik 4 4

dan mudah dimengerti


k. Kesesuaian pemilihan audio visual
agar pembelajaran menulis cerpen 4 4

mudah dipahami
l. Kesesuaian isi media audio visual
dengan tujuan pembelajaran menulis 4 4

cerpen
m. Kemudahan pemanfaatan audio visual 4 3
dalam pembelajaran menulis cerpen
Isi Media

n. Kemampuan media audio visual


dalam mempermudah pemahaman
materi pembelajaran menulis cerpen 4 4
bagi siswa

o. Keefektifan kalimat dalam media 4 3


yang disajikan
p. Kebakuan bahasa istilah dalam
Bahasa

penyajian pembelajaran menulis 4 4

cerpen
q. Kesesuaian pada tingkat 4 4
perkembangan emosional siswa
57

Penilaian Penilaian
Aspek Indikator
Dosen I Dosen II

r. Kejelasan petunjuk media audio


visual dalam pembelajaran menulis 4 4
Pengorganisasian

cerpen
s. Kemudahan pengunaan petunjuk
audio visual pembelajaran menulis 4 4

cerpen
t. Konsistensi penggunaan aplikasi 4 4
pembelajaran menulis cerpen
u. Kesesuaian indikator materi menulis 4 4
cerpen dengan kompetensi dicapai
v. Ketepatan tujuan pembelajaran
dengan kompetensi dasar yang ingin 4 4

dicapai
w. Keruntutan materi menulis cerpen 4 4

x. Kesesuaian kegiatan pembelajaran


menulis cerpen dengan karakteristik 4 4

siswa
y. Ketepatan pemilihan media 4 4

z. Kemudahan materi menulis cerpen


dengan menggunakan media 4 4

pembelajaran
aa. Kebermanfaatan media dalam
mempermudah pemahaman konsep 4 4

dan materi menulis cerpen


bb. Ketepatan soal evaluasi dengan 4 3
materi menulis cerpen yang diajarkan
58

Penilaian Penilaian
Aspek Indikator
Dosen I Dosen II

cc. Ketepatan sumber belajar menulis 3 3

elajar
Pemb
menulis cerpen yang digunakan
Jumlah Skor 91 88

Rata-rata 4 4

Keterangan Baik Baik

Berikut peneliti paparkan persentase hasil penilaian produk dari

kedua dosen ahli media dan materi pembelajaran:

Dosen I
115

Dosen II
115
Dari 2 dosen ahli media dan materi pembelajaran yaitu

Dosen I sebesar 98,9 % sedangkan dosen 2 sebesar 95,6%. Maka secara

umum, dilihat dari persentase di atas mengatakan bahwa media

pembelajaran yang dikembangkan memiliki kategori baik Jadi rata-rata

persentase penilaian produk pembelajaran berbasis media audio visual

audio visual kategori baik dan memenuhi kelayakan sebagai media


59

yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Selain berupa skor,

penilaian yang diberikan oleh kedua dosen ahli media dan materi

pembelajaran juga memberikan tanggapan berupa saran untuk

menambahkan penjabaran IPK dalam media pembelajaran yang akan

dikembangkan.

b. Uji Coba Produk

Pengujian produk media pembelajaran berbasis media audio visual

youtobe materi menulis menulis cerpen dengan model Project Based

Learning diuji coba didua sekolah. Untuk uji coba terbatas yaitu SMA

dan untuk uji coba luas SMA Respon pendidik atau guru mata pelajaran

Bahasa Indonesia mengenai pengembangan produk media pembelajaran

berbasis media audio visual adalah:

Tabel 4.2
Respon Pendidik Terhadap Media Pembelajaran Media audio visual
(Youtube)

Penilaian Penilaian
Aspek Indikator
Guru I Guru II

5. Penggunaan Media audio visual


sehingga pembelajaran menjadi lebih 4 4

menarik
6. Kesesuain pemilihan media audio
visual dalam pembelajaran menulis 4 4

cerpen
7. Bahan ajar berupa media audio visual
sesuai dengan tujuan pembelajaran 4 3

menulis cerpen
60

Penilaian Penilaian
Aspek Indikator
Guru I Guru II

8. Desain media audio visual materi 4 3


menulis cerpen menarik
Tampilan

9. Kesesuaian pemilihan audio visual 4 4


dalam pembelajaran menulis cerpen
10. Kualitas sajian aplikasi dan penyajian 3 4
media audio visual
11. Kesesuaian bahan ajar dengan materi 4 4
pembelajaran menulis cerpen
12. Kemudahan pemanfaatan bahan ajar
4 4
Isi Media

dalam pembelajaran menulis menulis


cerpen
13. Kemampuan media dalam
mempermudah pemahaman materi 4 4

pembelajaran menulis cerpen


14. Keefektifan kalimat dalam media 4 4
audio visual yang disajikan
15. Kebakuan istilah dalam pembelajaran
Bahasa

4 4
menulis cerpen
16. Kesesuaian pada tingkat 4 4
perkembangan emosional siswa
17. Kejelasan petunjuk media 3 4
Pengorganisasian

mediamedia audio visual


18. Kemudahan pengunaan tombol 4 4
petunjuk
19. Konsistensi penggunaan tombol 4 4
petunjuk
20. Kesesuaian indikator dengan 4 3
kompetensi yang ingin dicapai
61

Penilaian Penilaian
Aspek Indikator
Guru I Guru II

21. Ketepatan tujuan pembelajaran


dengan kompetensi dasar yang ingin 4 4

dicapai
22. Keruntutan materi menulis cerpen 4 4
mudah dipahami oleh siswa
23. Kesesuaian kegiatan pembelajaran
menulis cerpen dengan karakteristik 4 4

peserta didik
24. Ketepatan pemilihan media audio
visual dengan materi pembelajaran 4 4
Pembelajaran

menulis cerpen
25. Kemudahan memahami materi
dengan menggunakan bahan ajar 4 4

menulis cerpen
26. Kebermanfaatan Bahan ajar dalam
mempermudah pemahaman konsep 4 4

dan materi menulis menulis cerpen


27. Ketepatan soal evaluasi dengan 4 3
materi menulis cerpen yang diajarkan
28. Ketepatan sumber belajar dari media
audio visual menulis cerpen yang 4 3

digunakan
Jumlah Skor 94 91

Rata-rata 3.91 3.79

Persentase 98% 95%

Total 97 %
62

Penilaian Penilaian
Aspek Indikator
Guru I Guru II

Keterangan Sangat Baik

Dari hasil persentase respon pendidik terhadap media pembelajaran

berbasis media audio visual disimpulkan bahwa media yang

dikembangkan memperoleh kualifikasi “sangat baik”, dilihat dari rata-rata

nilai yang diberikan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia guru I

penilaian 3.91 dan guru jika dipersentasekan adalah 98 %. Jadi media

pembelajaran berbasis media audio visual dapat meningkatkan potensi

dan mengurangi masalah yang ada disekolah tersebut terutama dalam

pembelajaran menulis cerpen.

2. Kelayakan Bahan Ajar Menulis Cerpen dengan Menggunakan Model

Project Based Learning Berbantuan Media Audio visual pada Siswa

Kelas X SMA.

a. Observasi Guru

Observasi guru diatas maka media pembelajaran yang digunakan

pada proses belajar mengajar dikatakan layak digunakan

Tabel 4.3
Hasil Persentase Observasi Guru
63

Penilaian Guru
Tahap Indikator
1 2

e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran


menulis cerpen menggunakan model project 4 4

based learning berbasis media audio visual


f. Guru menentukan materi menulis menulis 4 3
cerpen berbasis media audio visual
g. Mengembangkan pengetahuan awal siswa 4 4
Awal tentang menulis cerpen
h. Membentuk kelompok untuk berdiskusi 4 3
tentang menulis cerpen
i. Menjelaskan tugas individu dan kelompok 4 4
Langkah-langkah menulis cerpen
j. Memotivasi kepada siswa agar fokus pada 4 4
pembelajaran
1. Guru menanyakan aplikasi pembelajaran 4 4
menulis cerpen dengan media audio visual
2. Guru membagi 3 kelompok untuk diberikan 4 4
Inti tugas
3. Guru mengintruksikan peserta didik untuk
memaparkan hasil analisisnya di depan 4 4

kelas
Akhir 4 Guru memberikan apresiasi berupa
penambahan poin keaktifan kepada peserta 4 4
didik yang berkontribusi aktif selama
pembelajaran berlangsung
5 Guru memberikan tugas lanjutan untuk
mengukur kemampuan siswa terhadap 4 4

materi pembelajaran menulis cerpen.


6 Guru mengulan materi menulis cerpen yang 4 4
64

Penilaian Guru
Tahap Indikator
1 2

akan dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

Hasil 48 46

Rata- Rata 4 3.83

Persentase 98%

Keterangan Sangat Baik

Dari hasil observasi guru diatas maka media audio visual yang

digunakan pada proses belajar mengajar dikatakan layak digunakan,

karena pada setiap proses pembelajaran.

b. Observasi Siswa

Lembar observasi siswa kepada dua praktisi untuk memberi

penilaian terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peserta

didik dalam kegiatan belajar menggunakan media pembelajaran

berbasis media audio visual

Tabel 4.4
Hasil Persentase Observasi Siswa
Penilaian Praktisi
Tahap Indikator
1 2

Awal a. Pembelajaran menulis cerpen 4 4


menggunakan model Project Based
Learning
b. Mencari materi menulis cerpen 4 4

c. Tanya jawab seputar meteri menulis 4 4


cerpen
65

Penilaian Praktisi
Tahap Indikator
1 2

d. Siswa mengemukakan pemahaman terkait 4 3


materi sebelumnya
e. Memahami tugas menulis menulis cerpen 4 4

a. Siswa menyimak pembelajaran menulis 4 4


menulis cerpen
b. Keterlibatan menyelesaikan tugas 4 4

c. Siswa dibagi 3 kelompok dan aktivitas 4 4


Inti siswa dalam kelompok
d. Siswa melaksanakan model project based 4 4
learning sesuai arahan dosen
e. Siswa memaparkan hasil tulisan menulis 4 3
cerpen dibacakan di depan kelas
f. Keefektifan proses kelompok 4 4

Akhir a. Menanggapi evaluasi dari guru cara 4 4


penulisan menulis cerpen yang baik dan
benar
b. Menutup 4 4

Hasil 52 50

Rata- Rata 4 3.84

Persentase 98%

Keterangan Sangat Baik

Berdasarkan pada Tabel 4.4 hasil observasi siswa diatas. Praktisi

memberi penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh

peserta didik dengan hasil persentase sebesar 98% dengan kriteria

“sangat baik”.
66

3. Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar Menulis Cerpen dengan

Menggunakan Model Project Based Learning Berbantuan Media Audio

Visual Pada Siswa Kelas X SMA.

a. Respon Siswa Bahan Ajar Menulis Cerpen Uji Coba Terbatas

Angket ini dibagikan kepada 15 siswa di SMA Pasundan (sebagai

subjek untuk uji coba terbatas khusus kelas X) dan 30 siswa di SMA

Pasundan (sebagai subjek untuk uji coba luas Kelas XIPA dan XIPS).

Berikut peneliti jabarkan hasil dari lembar angket peserta didik tersebut.

Tabel 4.5
Hasil Persentase Angket atau Kuesioner Peserta Didik Uji Coba Terbatas

Rata-
Pernyataan Skor Persentase
rata

d. Pembelajaran menulis cerpen


dengan media audio visual 95 4.75 95%
lebih mudah dipahami
e. Pembelajaran menulis cerpen
menggunakan media media 91 4.75 91%
audio visual membosankan
f. Pembelajaran menulis cerpen
menggunakan media media 90 4.75 90%
audio visual tidak ada gunanya
dan membuang waktu saja
g. Bahan ajar berbantuan media
audio visual membuat saya 91 4.75 91%
menjadi pasif dalam kegiatan
pembelajaran menulis cerpen
h. Saya menyukai tampilan dalam
Bahan ajar berbantuan media 86 4.75 86%
audio visual
i. Gambar yang ditampilkan 95 4.75 95%
dalam media media audio
67

visual sangat menarik


j. Bahan ajar yang ditampilkan di
dalam pembelajar sangat
menarik ditambah dengan 94 4.75 94%
penampilan latar media audio
visualaudio visual
k. Materi menulis cerpen pada
bahan ajar berbantuan media 87 4.75 87%
audio visual dapat dipahami
dengan mudah
l. Saya tidak mengerti ketika
pembelajaran bahasa Indonesia 91 4.75 91%
menggunakan media media
audio visual
m. Saya pasrah jika saya tidak
bisa menggunakan media
Media audio visual dalam 88 4.75 88%
kegiatan pembelajaran bahasa
Indonesia
Rata-rata persentase 91,30 %

Berdasarkan perhitungan penilaian angket menggunakan skala

likert diatas, memperoleh rata-rata nilai sebesar 91,30%. Angket

tersebut diberikan kepada 15 siswa kelas X SMA dengan jumlah

pernyataan 10 butir. Maka berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh

sebesar 91,30%, jika nilai tersebut mengacu pada kriteria acuan patokan

penilaian maka respon peserta didik pada uji coba terbatas ini “sangat

baik”.

b. Angket Siswa Uji Coba Luas


68

Selain uji coba terbatas, peneliti juga membagikan lembar angket

ini kepada 30 siswa sebagai subjek uji coba luas. jumlah pernyataan

yang diberikan kepada siswa sebanyak 10 butir pernyataan. Berikut

hasil dari lembar angket siswa pada uji coba luas:

Tabel 4.6
Hasil Persentase Angket atau Kuesioner Siswa Uji Coba Luas

Rata-
Pernyataan Skor Persentase
rata

h. Pembelajaran menulis pusi


dengan media audio visual 214 4.28 85.6%
lebih mudah dipahami
i. Pembelajaran menulis cerpen
menggunakan media audio 227 4.54 90.8%
visual terlalu rumit
j. Pembelajaran bahasa Indonesia
menggunakan media audio
198 3.96 79.2%
visual tidak ada gunanya dan
membuang waktu saja
k. Bahan ajar berbantuan media
audio visual membuat saya
214 4.28 85.6%
menjadi pasif dalam kegiatan
pembelajaran Bahasa Indonesia
l. Saya menyukai tampilan dalam
bahan ajar berbantuan media 206 4.12 82.4%
audio visual
m. Gambar yang ditampilkan
dalam media audio visual 222 4.44 88.8%
sangat menarik
n. Bahan ajar yang ditampilkan 220 4.4 88%
69

Rata-
Pernyataan Skor Persentase
rata

di dalam bahan ajar sangat


menarik ditambah dengan
penampilan latar media audio
visual
o. Materi menulis pusi pada
media audio visual dapat 203 4.6 81.2%
dipahami dengan mudah
p. Saya tidak mengerti ketika
pembelajaran bahasa Indonesia
198 3.96 79.2%
menggunakan media audio
visual
q. Saya pasrah jika saya tidak
bisa menggunakan media
Media audio visual dalam 205 4.1 82%
kegiatan pembelajaran menulis
cerpen
Rata-rata persentase 83.40%

Hasil dari angket uji coba luas yang dibagikan kepada 30 orang

siswa yang ada di Kelas XIPAdan XIPS SMA Pasundan menghasilkan

rata-rata persentase sebesar 83.40%. dari nilai tersebut jika mengacu

pada kriteria acuan patokan penilaian maka media pembelajaran

berbantuan media audio visual memiliki kriteria “sangat baik”.

4. Peningkatan Penggunaan Menulis Cerpen dengan Menggunakan Model


70

Project Based Learning Berbantuan Media Audio Visual Pada Siswa

Kelas X SMA.

a. Hasil Evaluasi Pengetahuan Uji Coba Terbatas

Uji coba terbatas ini dilakukan pada 15 peserta didik di SMA

Tabel 4.7
Hasil Evaluasi Pengetahuan Individu Uji Coba Terbatas

Jawaban
No Siswa Skor
Benar Salah

1 Siswa 1 18 2 90

2 Siswa 2 18 2 90

3 Siswa 3 19 1 95

4 Siswa 4 18 2 90

5 Siswa 5 16 4 80

6 Siswa 6 18 2 90

7 Siswa 7 18 2 90

8 Siswa 8 16 4 80

9 Siswa 9 18 2 90

10 Siswa10 18 2 90

11 Siswa 11 18 2 90

12 Siswa 12 18 2 90

13 Siswa 13 16 4 80
71

Jawaban
No Siswa Skor
Benar Salah

14 Siswa 14 15 5 75

15 Siswa 15 18 2 90

Rata-rata 87

Berdasarkan data di atas hasil tes pengetahuan individu tes terbatas

bahwa peneliti memberikan 20 pertanyaan berupa pilihan berganda,

apabila betul semua maka diberikan nilai 100, nilai rata-rata dari 15

siswa adalah 87. Dengan demikian adanya peningkatan pembelajaran

Menulis cerpen Dengan Menggunakan Model Project Based Learning

Berbantuan Media audio visual Pada Siswa Kelas X SMA.

b. Hasil Evaluasi Keterampilan Uji Coba Terbatas


Tabel 4.8
Hasil Evaluasi Keterampilan Individu Uji Coba Terbatas

Hal Yang Dinilai Skor Skor


Siswa Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Maks Akhir

Siswa 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 43 44 97.73

Siswa 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43 44 97.73

Siswa 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 41 44 93.18

Siswa 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 40 44 90.91

Siswa 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 42 44 95.45
72

Siswa 6 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43 44 97.73

Siswa 7 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 40 44 90.91

Siswa 8 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 43 44 97.73

Siswa 9 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43 44 97.73

Siswa10 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 42 44 95.45

Siswa 11 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 43 44 97.73

Siswa 12 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 42 44 95.45

Siswa 13 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 41 44 93.18

Siswa 14 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 1 38 44 86.36

Siswa 15 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 40 44 90.90

Rata-rata 94.54

Berdasarkan hasil dari evaluasi individu Siswa dalam kompetensi

dasar pengetahuan dan keterampilan maka dapat disimpulkan bahwa

setiap peserta didik sudah memenuhi nilai KKM yang telah ditentukan

yaitu diatas 75. Rata-rata nilai yang diperoleh oleh peserta didik dalam

kompetensi dasar pengetahuan sebesar 86.5% maka nilai tersebut sudah

masuk kedalam kriteria “sangat baik”. Untuk rata-rata nilai

keterampilan yang diperoleh peserta didik yaitu sebesar 94.54%,


73

c. Hasil Akhir Evaluasi Individu Uji Coba Terbatas

Tabel 4.9
Hasil Akhir Evaluasi Individu Peserta Didik Uji Coba Terbatas

Siswa KDP KDK Nilai Akhir

Siswa 1 90 97.73 93.87

Siswa 2 95 97.73 96.37

Siswa 3 95 95.45 95.23

Siswa 4 80 90.91 85.46

Siswa 5 90 95.45 92.73

Siswa 6 95 97.73 96.37

Siswa 7 80 95.45 87.73

Siswa 8 80 97.73 88.87

Siswa 9 90 97.73 93.87

Siswa 10 90 95.45 92.73

Siswa 11 90 97.73 93.87

Siswa 12 95 95.45 95.23

Siswa 13 80 93.18 86.59

Siswa 14 90 86.36 88.18

Siswa 15 90 93.18 91.59

Rata-rata 91.91%
74

Diatas adalah hasil dari penggabungan nilai pengetahuan dan

keterampilan individu setiap peserta didik. Dari penggabungan dua

kompetensi dasar tersbut diperoleh nilai rata-rata 91.91%, nilai tersebut

termasuk kedalam kriteria “sangat baik”.

d. Hasil Akhir Evaluasi Kelompok Uji Coba Terbatas

Pada kegiatan kelompok ini, peserta didik dibagi menjadi 4-6 orang

dalam satu kelompok. Setiap kelompok harus mengerjakan soal yang

berisi nilai pengetahuan dan keterampilan. Dalam uji coba terbatas ini

kelompok dibagi menjadi lima kelompok, setiap kelompok

beranggotakan 3 peserta didik. Berikut peneliti jabarkan hasil dari

evaluasi yang dikerjakan oleh kelompok:

Tabel 4.10
Hasil Evaluasi Pengetahuan Kelompok Uji Coba Terbatas

Siswa Skor Kelompok

Siswa 1 94

Siswa 2 94 1

Siswa 3 94

Siswa 4 94

Siswa 5 91.5 2

Siswa 6 91.5

Siswa 7 91.5 3

Siswa 8 91.5
75

Siswa Skor Kelompok

Siswa 9 92.5

Siswa10 92.5

Siswa 11 92.5 4

Siswa 12 92.5

Siswa 13 90.5

Siswa 14 90.5 5

Siswa 15 90.5

Rata-rata 92 %

e. Hasil Akhir Evaluasi Keterampilan Kelompok Uji Coba Terbatas

Tabel 4.11
Hasil Evaluasi Keterampilan Kelompok Uji Coba Terbatas

Hal Yang Dinilai Skor Skor


Siswa Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Maks Akhir

Siswa 1 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 39 44 88.64

Siswa 2 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 39 44 88.64

Siswa 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 40 44 90.91

Siswa 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 39 44 88.64

Siswa 5 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 39 44 88.64

Siswa 6 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 39 44 88.64

Siswa 7 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 39 44 88.64
76

Hal Yang Dinilai Skor Skor


Siswa Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Maks Akhir

Siswa 8 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 39 44 88.64

Siswa 9 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 40 44 90.91

Siswa10 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 40 44 90.91

Siswa 11 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 40 44 90.91

Siswa 12 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 40 44 90.91

Siswa 13 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 39 44 88.64

Siswa 14 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 39 44 88.64

Siswa 15 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 39 44 88.64

Rata-rata 89.39
%

f. Hasil Akhir Evaluasi Kelompok Uji Coba Terbatas

Tabel 4.12
Hasil Akhir Evaluasi Kelompok Peserta Didik Uji Coba Terbatas

Skor
Siswa Skor Akhir
KDP KDK

Siswa 1 92.5 88.6 90.07

Siswa 2 92.5 88.6 90.07

Siswa 3 92.5 88.6 90.07

Siswa 4 92.5 88.6 90.07


77

Skor
Siswa Skor Akhir
KDP KDK

Siswa 5 91.5 90.9 91.71

Siswa 6 91.5 90.9 91.71

Siswa 7 91.5 90.9 91.71

Siswa 8 91.5 90.9 91.71

Siswa 9 94 90.9 92.46

Siswa10 94 90.9 92.46

Siswa 11 94 90.9 92.46

Siswa 12 94 90.9 92.46

Siswa 13 90.5 88.6 89.57

Siswa 14 90.5 88.6 89.57

Siswa 15 90.5 88.6 89.57

Rata-rata 91.04%

Berdasarkan tabel hasil akhir evaluasi yang dikerjakan oleh

kelompok diatas, diketahui pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki

setiap peserta didik sudah memenuhi kriteria yang diinginkan yaitu

91,04% “sangat baik”.


78

g. Hasil Evaluasi Uji Coba Luas

Uji coba luas ini dilaksakan di SMA dengan subjek 30 peserta didik

kelas di kelas XIPA XIPS.

1) Individu

Pada kegiatan evaluasi individu ini, peserta didik diberikan soal

pengetahuan 20 pilihan ganda, dan 1 soal keterampilan berupa

uraian. Berikut peneliti paparkan hasil dari evaluasi tersebut:

Tabel 4.13
Hasil Evaluasi Pengetahuan Individu Uji Coba Luas

Jawaban
No Siswa Skor
Benar Salah

1 Siswa 1 20 0 90

2 Siswa 2 18 2 80

3 Siswa 3 17 3 85

4 Siswa 4 20 0 85

5 Siswa 5 19 1 90

6 Siswa 6 18 2 80

7 Siswa 7 18 2 90

8 Siswa 8 18 2 100

9 Siswa 9 20 0 95

10 Siswa10 20 0 90

11 Siswa 11 18 2 80
79

Jawaban
No Siswa Skor
Benar Salah

12 Siswa 12 17 3 85

13 Siswa 13 16 4 90

14 Siswa 14 17 3 85

15 Siswa 15 17 3 75

16 Siswa 16 20 0 90

17 Siswa 17 18 2 85

18 Siswa 18 17 3 90

19 Siswa 19 16 4 80

20 Siswa 20 18 2 90

21 Siswa 21 14 6 70

22 Siswa 22 16 4 80

23 Siswa 23 19 1 95

24 Siswa 24 15 5 75

25 Siswa 25 19 1 95

26 Siswa 26 18 2 90

27 Siswa 27 19 1 95

28 Siswa 28 20 0 100

29 Siswa 29 17 3 85
80

Jawaban
No Siswa Skor
Benar Salah

30 Siswa 30 18 2 90

Rata-rata 87%

Tabel 4.14
Hasil Evaluasi Keterampilan Individu Uji Coba Luas

Hal Yang Dinilai Skor


Siswa Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Akhir

Siswa 1 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 40 90

Siswa 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 41 94

Siswa 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 40 92

Siswa 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 40 90.9

Siswa 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 42 95.4

Siswa 6 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43 97

Siswa 7 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 40 90

Siswa 8 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 43 97

Siswa 9 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 42 95

Siswa 10 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 40 90

Siswa 11 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 43 97.7

Siswa 12 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 40 90.9

Siswa 13 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 38 86.3

Siswa 14 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 1 38 86
81

Hal Yang Dinilai Skor


Siswa Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Akhir

Siswa 15 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 41 93

Siswa 16 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43 97

Siswa 17 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 42 95

Siswa 18 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 4 39 88

Siswa 19 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 42 95

Siswa 20 4 2 4 4 4 3 4 4 1 3 1 34 77

Siswa 21 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 42 95

Siswa 22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 100

Siswa 23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 43 97

Siswa 24 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43 97

Siswa 25 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 43 97

Siswa 26 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 39 88

Siswa 27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 43 97

Siswa 28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 100

Siswa 29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 100

Siswa 30 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 42 95

Rata-rata 93.44%

Tabel 4.15
Hasil Akhir Evaluasi Individu Peserta Didik Uji Coba Luas

Siswa KDP KDK Nilai Akhir

Siswa 1 95 86 90
82

Siswa KDP KDK Nilai Akhir

Siswa 2 90 90.9 90

Siswa 3 100 86.3 88

Siswa 4 95 86 90

Siswa 5 90 93 84

Siswa 6 80 97 93

Siswa 7 95 90 90

Siswa 8 100 97 98

Siswa 9 85 95 95

Siswa 10 90 90 90

Siswa 11 80 97.7 88

Siswa 12 90 90.9 90

Siswa 13 100 86.3 88

Siswa 14 95 86 90

Siswa 15 90 93 84

Siswa 16 80 97 93

Siswa 17 90 95 90

Siswa 18 90 88 89

Siswa 19 95 95 87

Siswa 20 75 77 83

Siswa 22 90 95 82
83

Siswa KDP KDK Nilai Akhir

Siswa 23 85 100 90

Siswa 24 90 97 96

Siswa 25 80 97 86

Siswa 26 90 97 96

Siswa 27 70 88 89

Siswa 28 90 97 96

Siswa 29 95 100 92

Siswa 30 95 100 92

Rata-rata 90%

Dilihat dari hasil tabel diatas, bahwa nilai pengetahuan dan

keterampilam peserta didik pada uji coba luas ini sudah memenuhi

kriteria yaitu dengan kategori “sangat baik” dan hasil persentasenya

yitu 90%. didik tidak memerlukan lembar kerja lainnya. Karena hal

yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran sudah tersedia dalam

media pembelajaran.
84

B. Pembahasan.

1. Proses dan Hasil Pengembangan Bahan Ajar Materi Menulis Menulis

cerpen dengan Mengunakan Model Model Project Based Learning

Berbantuan Media Audio Visual

Memudahkan dalam pembelajaran menulis cerpen maka guru

menggunakan media dalam pembelajaran, bahan ajar yang digunakan

untuk membantu merangsang pikiran, perasaan, kemampuan dan perhatian

siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Bahan ajar tersebut dapat

berupa alat ataupun bahan mengajar. Dalam pengertian lain, Bahan ajar

adalah bahan, alat atau segala sumber daya yang digunakan dalam proses

penyampaian informasi guru kepada murid. Produk Bahan ajar ini

dirancang mengadaptasi dari model media pembelajaran profesional,

mediayang digunakan sebagai media menulis adalah Media audio visual.

Media audio visual dapat dengan mudah dicari bahan atau materi pelajaran

menulis cerpen pembelajaran dapat dilakukan secara daring. Kelebihan

Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran yakni:   Efektif,

karena kemudahannya, media video memungkinkan peserta didik dapat

belajar kapanpun dan dimanapun saat dibutuhkan. Dapat digunakan

perkelompok atau individual    Bersifat universal, karena dapat

menjangkau seluruh ranah pembelajaran baik kognitif, psikomotor

maupun afektif   dapat di lihat secara berulang-ulang dan praktis dan

lengkap yag mudah digunakan oleh semua masyarakat    Sebagai wadah

untuk berdiskusi dan memperjelas sesuatu yang abstrak menjadi lebih


85

realistis.  Mengembangkan imaginasi dan meningkatkan kreatifitas peserta

didik. dengan adanya pengembangan bahan ajar materi menulis dengan

menggunakan model model Project Based Learning berbantuan media

audio visual untuk meningkatkan kemampuan menulis kreatif siswa.

Penggunaan media audio visual sebagai bahan ajar, digunakan untuk

classroom seperti halnya google classroom, bisa memberikan tugas dan

siswa bisa mengumpulkan tugas melalui fitur yang tersedia pada

classroom media audio visual, bisa digunakan untuk membuat presentasi

pembelajaran. presentasi pembelajaran dapat digunakan untuk membuat

presentasi pembelajaran. Membuat presentasi pembelajaran dengan

presentasi pembelajaran bisa menjadi hal yang mudah karena sistemnya

yang simple dan cepat. Bisa digunakan untuk membuat aplikasi

pembelajaran. media audio visual bisa digunakan untuk membuat aplikasi

pembelajaran. Aplikasi ini memiliki beberapa kelebihan, seperti tampilan

modern, terlihat lebih inovatif dan ia memiliki efektifitas yang tinggi

dalam merancang aplikasi pemebelajaran.

Proses belajar mengajar masalah perencanaan media pembelajaran

sangat perlu dikuasai, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

merencanakan sebuah media pembelajaran. Ada beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam merencanakan sebuah media pembelajaran yaitu : (1)

analisis karakteristik siswa, (2) tentukan tujuan yang dicapai, (3) memilih,

merubah, merencanakan materi pembelajaran, (4) pemanfaatan bahan, (5)

tanggapan (respon) yang diharapkan dari siswa, (6) evaluasi. Langkah-


86

langkah dalam pengembangan program media yaitu: (1) menganalisis

kebutuhan dan karakteritik siswa, (2) merumuskan tujuan instruksional,

(3) merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung

tercapainya tujuan, (4) mengembangkan alat pengukur keberhasilan, (5)

menulis naskah media, (6) mengadakan tes dan revisi dilakukan peneliti

mengadaptasi dari sepuluh langkah pengembangan yang dikemukakan

oleh Borg and Gall yang kemudian disederhanakan menjadi empat

langkah. Empat langkah tersebut sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi Potensi dan Masalah

Potensi dan masalah yang terdapat pada penelitian ini diperolah

dari observasi peneliti pada beberapa sekolah SMA khususnya pada

siswa kelas X. Hasil observasi yang dilakukan menunjukan bahwa

potensi siswa dominan memiliki dan membawa HP kesekolah. Dan

peserta didik memiliki ketertarikan belajar secara berkelompok.

Sedangkan masalah yang terjadi yaitu, kegiatan pembelajaran yang

masih menggunakan media pembelajaran konvensional dalam proses

belajar dikelas, guru belum memaksimalkan penggunaan media

pembelajaran yang lebih menarik agar peserta didik lebih tertarik untuk

mengikuti pembelajaran. masalah lain yang ditemui pada saat observasi

yaitu kegiatan pembelajaran masih bertumpu pada guru, peserta didik

hanya sebagai pendengar. Sehingga tidak terciptanya interaksi antar

peserat didik. Maka dengan adanya potensi dan masalah tersebut,

peneliti akan mengambangkan media pembelajaran berbasis media


87

audio visual dengan menggunakan model project based learning dalam

materi menulis cerpen kelas X.

b. Pengumpulan Data

Setelah ditemukannya potensi dan masalah, maka langkah

selanjutnya adalah mengumpulkan data berupa informasi yang akan

dijadikan sebagai penunjang untuk menyelesaikan masalah dalam

penelitian ini, pada tahap ini peneliti akan mencari informasi mengenai

materi serta komponen apa saja yang diperlukan pengembangan media

ini. Pengumpulan data di lakukan dengan tiga sumber yaitu:

1) Buku

Buku digunakan untuk mencari materi mengenai materi yang akan

diajarkan dan dipelajari pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi

menulis cerpen .

2) Jurnal

Pada jurnal peneliti akan mencari referensi mengenai cara

pengembangan media pembelajaran yang baik dan benar sehingga

nantinya layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Disini

peneliti mencari jurnal yang relavan dengan potensi dan masalah

yang ditemui oleh peneliti.

3) Internet

Sumber terakhir yang digunakan peneliti yaitu internet. Internet

digunakan untuk mencari informasi mengenai cara pengembangan

media audio visual menggunakan google aplikasi. Diinternet juga


88

peneliti mencari desain, gambar, dan aplikasi, kemudia mencari cara

menggabungkan komponen itu semua agar bisa menjadi media

pembelajaran yang berbentuk link.

4) Desain Produk

Langkah ketiga yaitu membuat desain produk media pembelajaran

menulis cerpen dengan menggunakan model Project Based

Learning desain produk yang dibuat berupa media audio visual

pembelajaran prosedur.

5) Validasi Desain

Pengembangan media audio visual menggunakan model Project

Based Learning dalam materi menulis cerpen divalidasi oleh dua

validator/penilai ahli media dan materi pembelajaran. Tahap validasi

dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari media pembelajaran

yang akan dikembangkan. Validasi dilakukan oleh ahli Bahan ajar

yaitu 2 dosen dari jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Berikut peneliti jabarkan hasil validasi dari dosen ahli bahan ajar dan

materi.

Kelebihan dari menggunakan apliksai media audio visual sebagai

media pembelajaran. Penggunaan media audio visual sebagai media

pembelajaran memiliki kelebihan yaitu: Media audio visual memiliki

tampilan yang sederhana, dan mudah di gunakan. Memudahkan Peserta

didik dalam berpartisipasi dalam proses pembelajaran melalui video.

Menghemat waktu karena tidak perlu menggunakan media lain seperti


89

televisi, laptop, ataupun projector.Memudahkan penjadwalan kegiatan

pembelajaran dan membuatnya lebih efektif. Media audio visual bisa

digunakan sebagai alat belajar ataupun sebagai media pembelajaran.

Memudahkan Peserta didik dalam berpartisipasi dalam proses

pembelajaran. Menghemat waktu karena tidak perlu menggunakan

media lain seperti televisi, laptop, ataupun projector. Memudahkan

penjadwalan kegiatan pembelajaran dan membuatnya lebih efektif

Validasi dilakukan oleh ahli media yaitu 2 dosen dari jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Berikut peneliti jabarkan hasil

validasi dari dosen ahli media persentase hasil penilaian produk dari

kedua dosen ahli media dan materi pembelajaran:

Dosen I
115

Dosen II 115

Dari 2 dosen ahli media dan materi pembelajaran yaitu Dosen I

sebesar 98,9% sedangkan dosen 2 sebesar 95,6%. Maka secara umum,

dilihat dari persentase di atas mengatakan bahwa media pembelajaran

yang dikembangkan memiliki kategori “baik” Jadi rata-rata persentase

penilaian produk pembelajaran berbasis media audio visual kategori

baik dan memenuhi kelayakan sebagai media yang akan digunakan

dalam kegiatan pembelajaran. Selain berupa skor, penilaian yang


90

diberikan oleh kedua dosen ahli media dan materi pembelajaran juga

memberikan tanggapan berupa saran untuk menambahkan penjabaran

IPK dalam media pembelajaran

Dosen ahli media dan ahli materi memberikan penelaian mengenai

produk bahan ajar menulis cerita dengan menggunakan media audio

visual, dosen ahli madia terdiri dari 2 orang memberikan penelian

modul pembelajaran apakah layak dipakai untuk pembelajaran atau

masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki Peneliti menambahkan

menu Kompetensi Dasar, Imdek Pencapaian Kompetensi, dan tujuan

yang berisi mengenai segala sesuatu yang harus dicapai oleh peserta

didik.

Penjabaran Kompetensi dasa, dan Tujuan pembelajaran, dosen ahli

materi memberikan masukan untuk menambahkan soal evaluasi yang

ada pada media agar ditambahkan menjadi 20 soal pilihan ganda dan 1

soal uraian. Karena untuk evaluasi, 10 soal saja itu dirasa kurang.

Revisi produk media pembelajaran berbasis media media audio visual

metari menulis menulis cerpen siswa kelas X dengan menggunakan

model Project Based Learning dilakukan sebanyak satu kali revisi.

Setelah dilakukannya revisi oleh peneliti maka dosen ahli media dan

materi pembelajaran memberikan izin untuk menguji cobakan produk

pengembangan tersebut karena sudah layak digunakan.


91

c. Uji Coba Produk

Pengujian produk media pembelajaran berbasis media audio visual

materi menulis menulis cerpen dengan model Project Based Learning

diuji coba didua sekolah. Untuk uji coba terbatas yaitu SMA dan untuk

uji coba luas SMA . Respon pendidik atau guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia mengenai pengembangan produk media pembelajaran

berbasis media audio visual adalah: Dari hasil persentase respon

pendidik terhadap media pembelajaran berbasis media audio visual

disimpulkan bahwa media yang dikembangkan memperoleh kualifikasi

“sangat baik”, dilihat dari rata-rata nilai yang diberikan oleh guru mata

pelajaran Bahasa Indonesia guru I penilaian 3.91 dan guru jika

dipersentasekan adalah 98 %. Jadi media pembelajaran berbasis media

audio visual dapat meningkatkan potensi dan mengurangi masalah

yang ada disekolah tersebut terutama dalam pembelajaran menulis

menulis cerpen.

Revisi Produk Hasil Uji Coba, tahap terakhir dari pengembangan

media pembelajaran berbasis media audio visual sebagai media

pembelajaran yaitu tahapan revisi produk hasil uji coba. Media

pembelajaran berbasis media media audio visual ini telah selesai

dikembangkan oleh peneliti dan sudah divalidasi oleh beberapa ahli

serta sudah diuji coba dilapangan, sehingga media pembelajaran ini

dikatakan dapat dan layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran

Bahasa Indonesia dalam materi menulis menulis cerpen. Hasil dari uji
92

coba yang dilaksanakan pada dua sekolah tersebut menyatakan bahwa

media pembelajaran yang telah dikembangkan sudah memiliki kriteria

“sangat baik” sehingga tidak memerlukan lagi revisi. Maka hasil akhir

dari pengembangan Bahan ajar berbantuan aplikasi ini berupa lembar

kerja peserta didik yang bisa digunakan dalam pembelajaran.

Hasil penilaian produk menunjukkan bahwa semua peserta mampu

menghasilkan media audio visual dengan kualifikasi cukup dengan

sungguh-sungguh mengikuti jadwal kegiatan. Dukungan guru, wakil

kepala sekolah dan kepala sekolah cukup besar selama pelaksanaan

pelatihan. Pemahaman materi melalui diskusi dan produk media audio

visual menunjukkan penguasaan dan produk cukup baik. Hasil evaluasi

terhadap produk media audio visual yang dihasilkan dari masing-

masing peserta cukup baik, dan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan

pelatihan menunjukkan bahwa pada umumnya peserta menyatakan

telah memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam

mengembangkan media audio visual untuk keperluan pembelajaran.

Media audio visual sangat bermanfaat baik untuk proses pembelajaran

baik bagi guru maupun peserta didik.

2. Kelayakan Bahan Ajar Materi Menulis Cerpen dengan Mengunakan

Model Model Project Based Learning Berbantuan Media Audio Visual

Kelayakan bahan ajar materi menulis cerpen dengan Mengunakan

Model Model Project Based Learning berbantuan media audio visual,

berdasarkan hasil persentase dari validasi ahli dan respon guru terhadap
93

media pembelajaran berbasis media audio visual maka disimpulkan

bahwa media hasil pengembangan tersebut layak digunakan dalam

kegiatan pembelajaran didalam kelas. Rata-rata persentase hasil validasi

oleh dosen ahli media dan materi pembelajaran sebesar 98% dengan

kriteria “sangat baik” sedangkan hasil rata-rata persentase respon siswa

terhadap media pembelajaran sebesar 98 % dengan kriteria “sangat baik”.

Untuk memperkuat kelayakan produk yang dikembangkan, maka peneliti

melakukan observasi yang dilakukan oleh 2 guru Bahasa Indonesia dan 2

praktisi terhadap media pembelajaran dengan menggunakan media

berbasis media audio visual dalam melakukan observasi tersebut peneliti

membagikan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa, berikut

peneliti paparkan hasil dari observasi tersebut:

Hasil observasi guru diatas maka media pembelajaran yang digunakan

pada proses belajar mengajar dikatakan layak digunakan, karena pada

setiap proses pembelajaran, guru dapat melaksanakan semua tahap

pembelajaran menulis menulis cerpen. Selain observasi guru, peneliti juga

memberikan lembar observasi siswa kepada dua praktisi untuk memberi

penilaian terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peserta

didik dalam kegiatan belajar menggunakan media pembelajaran berbasis

media audio visual.

Hasil observasi siswa diatas. Praktisi memberi penilaian terhadap

kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik dengan hasil

persentase sebesar 98% dengan kriteria “sangat baik”. Penilaian tersebut


94

didapatkan dari penilaian praktisi terhadap peserta didik yang mampu

mengikuti proses pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis media

audio visual dengan model Dscovery learning Indikator yang dapat

diikuti oleh semua peserta didik dengan sangat baik maka diberi nilai 4,

sedangkan indikator yang diberi nilai 4 artinya siswa mengikuti kegiatan

tersebut dengan baik. Maka dari hasil persentase diatas bahwa media

pembelajaran berbasis mediamedia audio visual dikatakan sangat layak

digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

3. Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar Berbantuan Media Audio Visual

dengan Menggunakan Model Project Based Learning Pada pembelajaran

Menulis Cerpen

Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap

media pembelajaran berbasis media audio visual peneliti menggunakan

instrumen berupa lembar observasi siswa yang diberikan kepada dua orang

praktisi untuk diberikan penilaian. Hasil persentase dari observasi siswa

tersebut dijabarkan di atas. Selain itu untuk melihat respon peserta didik,

peneliti juga menggunakan lembar angket/kuesioner yang harus diisi oleh

peserta didik. Lembar tersebut berisi pernyataan tanggapan mengenai

bahan ajar berbantuan media audio visual, angket tersebut terdiri dari 5

pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Angket ini dibagikan kepada

15 siswa di SMA (sebagai subjek untuk uji coba terbatas khusus kelas X)

dan 30 siswa di SMA (sebagai subjek untuk uji coba luas Kelas XIPA dan

XIPS).
95

Berdasarkan perhitungan penilaian angket menggunakan skala likert

diatas, memperoleh rata-rata nilai sebesar 91%. Angket tersebut diberikan

kepada 15 siswa kelas X SMA Negeri 4 Cikalong dengan jumlah

pernyataan 10 butir. Maka berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh

sebesar 91%, jika nilai tersebut mengacu pada kriteria acuan patokan

penilaian maka respon peserta didik pada uji coba terbatas ini “sangat

baik”. Selain uji coba terbatas, peneliti juga membagikan lembar angket

ini kepada 30 siswa sebagai subjek uji coba luas. jumlah pernyataan yang

diberikan kepada siswa sebanyak 10 butir pernyataan. Berikut hasil dari

lembar angket siswa pada uji coba luas:

Hasil dari angket uji coba luas yang dibagikan kepada 30 orang siswa

yang ada di Kelas X SMA Pasundan menghasilkan rata-rata persentase

sebesar 85%. dari nilai tersebut jika mengacu pada kriteria acuan patokan

penilaian maka media pembelajaran berbantuan media audio visual

memiliki kriteria “sangat baik”. Dari hasil perhitungan angket yang

dilakukan pada uji coba terbatas dan uji coba luas terdapat perbedaan hasil

persentase, hasil dari uji coba terbatas yang dilaksanakan oleh 15 orang

siswa menghasilkan persentase lebih besar yaitu 91.30% sedangkan pada

uji coba luas terhadap 30 orang siswa menghasilkan persentase sebesar

85%. Hal ini dikarenakan pada saat uji coba luas siswa terlalu banyak

sehingga ada beberapa peserta didik yang kurang memperhatikan

penjelasan peneliti mengenai media pembelajaran yang akan digunakan.


96

4. Kemampuan Menulis Materi Menulis Menulis cerpen Siswa Kelas X

Dengan Menggunakan Bahan ajar Berbantuan Media audio visual dengan

Menggunakan Model Project Based Learning

Kemampuan menulis cerpen setelah diterapkannya model project

based learning berbantuan media media audio visual audio visual peneliti

menggunakan lembar evaluasi berupa pertanyaan yang mencakup aspek

pengetahuan dan keterampilan, dalam penelitian ini peserta didik akan

bekerja secara kelompok maupun individu, jadi dapat dilihat dimanakah

tingkat pengetahuan dan keterampilan siswa semakin meningkat. Berikut

peneliti jabarkan hasil evaluasi peserta didik:

a. Hasil Evaluasi Uji Coba Terbatas

Uji coba terbatas ini dilakukan pada 15 peserta didik di SMA

1) Individu

Berdasarkan hasil dari evaluasi individu Siswa dalam

kompetensi dasar pengetahuan dan keterampilan maka dapat

disimpulkan bahwa setiap peserta didik sudah memenuhi nilai KKM

yang telah ditentukan yaitu diatas 75. Rata-rata nilai yang diperoleh

oleh peserta didik dalam kompetensi dasar pengetahuan sebesar 87%

maka nilai tersebut sudah masuk kedalam kriteria “sangat baik”.

Untuk rata-rata nilai keterampilan yang diperoleh peserta didik yaitu

sebesar 94.54%, nilai tersebut juga sudah termasuk kedalam kriteria

“sangat baik”. Untuk melihat hasil akhir dari evaluasi individu ini,

maka peneliti akan membuat tabel nilai akhir dari evaluasi individu
97

yang merupakan penggabungan nilai dari evaluasi pengetahuan dan

keterampilan. Di atas adalah hasil dari penggabungan nilai

pengetahuan dan keterampilan individu setiap peserta didik. Dari

penggabungan dua kompetensi dasar tersbut diperoleh nilai rata-rata

91.91%, nilai tersebut termasuk kedalam kriteria “sangat baik”.

2) Kelompok

Pada kegiatan kelompok ini, peserta didik dibagi menjadi 4-6

orang dalam satu kelompok. Setiap kelompok harus mengerjakan

soal yang berisi nilai pengetahuan dan keterampilan. Dalam uji coba

terbatas ini kelompok dibagi menjadi lima kelompok, setiap

kelompok beranggotakan 3 peserta didik. Berikut peneliti jabarkan

hasil dari evaluasi yang dikerjakan oleh kelompok:

Berdasarkan tabel hasil akhir evaluasi yang dikerjakan oleh

kelompok diatas, diketahui pengetahuan dan keterampilan yang

dimiliki setiap peserta didik sudah memenuhi kriteria yang

diinginkan yaitu 91,10% “sangat baik”.

b. Hasil Evaluasi Uji Coba Luas

Uji coba luas ini dilaksakan di SMA dengan subjek 30 peserta didik

kelas di kelas XIPAdan XIPS.

1) Individu

Pada kegiatan evaluasi individu ini, peserta didik diberikan soal

pengetahuan 20 pilihan ganda, dan 1 soal keterampilan berupa

uraian. Bahwa nilai pengetahuan dan keterampilam peserta didik


98

pada uji coba luas ini sudah memenuhi kriteria yaitu dengan kategori

“sangat baik” dan hasil persentasenya yaitu 92%. Setelah dipaparkan

beberapa data hasil penelitian diatas, maka peneliti dapat menarik

kesimpulan bahwa, produk media pembelajaran berbasis media

audio visual yang dikembangkan oleh peneliti layak digunakan

dalam kegiatan pembelajaran dalam menulis menulis cerpen. Media

pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti bersifat fleksibel

serta interaktif. Komponen yang membedakan produk yang

dikembangkan oleh peneliti dengan produk yang sudah ada yaitu

dalam produk ini peneliti menggunakan hyperlink yangn

menghubungkan materi dan evaluasi dalam satu media, sehingga

peserta didik tidak memerlukan lembar kerja lainnya. Karena hal

yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran sudah tersedia dalam

media pembelajaran.

Kelayakan media ini bisa dilihat dari hasil validasi oleh dosen

ahli di atas yang memperoleh persentase 89.39% yang menandakan

bahwa media ini masuk pada kriteria “baik”. Respon peserta didik

terhadap media yang dikembangkan juga mencapai kriteria “sangat

baik” dengan persentase 91.04%. Kemudian pada hasil nilai yang

diperoleh oleh peserta didik yang pembelajarannya menggunakan

media pembelajaran berbasis media audio visual, memperoleh nilai

diatas KKM, keaktifan siswa didalam kelaspun semakin bertambah

ketika digunakannya media pembelajaran berbasis media audio


99

visual. Ditambah lagi pada penelitin ini, peneliti menggunakan

model Project Based Learning agar peserta didik dapat bekerja

secara berkelompok.

Kelebihan dari menggunakan media audio visual sebagai media

pembelajaran. Penggunaan media audio visual sebagai media

pembelajaran memiliki kelebihan yaitu:  Efektif, karena

kemudahannya, media video memungkinkan peserta didik dapat

belajar kapanpun dan dimanapun saat dibutuhkan. Dapat digunakan

perkelompok atau individual bersifat universal, karena dapat

menjangkau seluruh ranah pembelajaran baik kognitif, psikomotor

maupun afektif, dapat dilihat secara berulang-ulang dan praktis dan

lengkap yag mudah digunakan oleh semua masyarakat  Sebagai

wadah untuk berdiskusi dan memperjelas sesuatu yang abstrak

menjadi lebih realistis.  Mengembangkan imaginasi dan

meningkatkan kreatifitas peserta didik, dengan adanya

Pengembangan Bahan Ajar Materi Menulis cerpen dengan

menggunakan model model Project Based Learning berbantuan

media audio visual untuk meningkatkan kemampuan menulis kreatif

siswa.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian maka yang menjadi kesimpulan dan saran dalam

penelitian ini adalah

A. Simpulan

Merumuskan tujuan dari pembelajaran model Project Based Learning

Berbantuan Media audio visual harus mencakup tiga domain, diantaranya

domain kognitif (pengetahuan), domain afektif (sikap), dan domain

psikomotorik (keterampilan). Pada domain kognitif berkaitan dengan

pengetahuan seperti mengingat dan menyelesaikan masalah. Domain afektif

berkaitan dengan sikap seseorang terhadap sesuatu. Penelitian dan

pengembangan media pembelajaran berbasis media audio visual

menggunakan model Project Based Learning dalam materi menulis cerpen

siswa kelas X ini menggunakan langkah Borg and Gall yang disederhanakan

menurut kebutuhan peneliti. Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan

yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses dan hasil pengembangan bahan ajar materi menulis cerpen dengan

mengunakan model Project Based Learning berbantuan media audio

visual di Kelas X langkah penelitian ini terdiri dari tujuh langkah yang (1)

identifikasi potensi dan masalah dengan cara melakukan observasi di

SMA (2) yaitu pengumpulan data dari beberapa sumber. (3) mendesain

produk dengan membuat produk media audio visual pembelajaran menulis

teks produk. (4) Validasi desain, dilakukan penilain terhadap produk atau

100
101

desain yang akan dikembangkan, apakah diperlukan revisi agar produk

menjadi lebih layak ketika digunakan pada kegiatan pembelajaran. (5)

revisi desain dilakukan berdasarkan masukan dari para ahli media dan

materi pembelajaran. (6) Uji coba produk dilakukan dua kali percobaan

yaitu uji coba terbatas dan uji coba luas. (7) yaitu revisi produk hasil uji

coba (produk akhir), produk akhir ini berupa link media pembelajaran

dengan berbantuan mediamedia audio visual.

2. Kelayakan bahan ajar materi menulis cerpen dengan mengunakan model

Project Based Learning berbantuan media audio visual yang

dikembangkan mendapatkan nilai persentase rata-rata dari guru 95 % dan

dari praktisi sebesar 93%. Kedua persentase diatas masuk kategori “sangat

baik” sehingga media tersebut dikatakan sangat layak digunakan pada

kegiatan pembelajaran. Guru bisa memberikan tugas dan siswa bisa

mengumpulkan tugas melalui fitur yang tersedia pada classroom media

audio visual. Bisa digunakan untuk membuat presentasi pembelajaran.

Presentasi pembelajaran dapat digunakan untuk membuat presentasi

pembelajaran. Membuat presentasi pembelajaran dengan presentasi

pembelajaran bisa menjadi hal yang mudah karena sistemnya yang simple

dan cepat. Bisa digunakan untuk membuat bahan ajar. media audio visual

bisa digunakan untuk membuat bahan ajar. Bahan ajar ini memiliki

beberapa kelebihan, seperti tampilan modern, terlihat lebih inovatif dan

memiliki efektifitas yang tinggi dalam merancang pemebelajaran.

Pembelajaran dengan berbantuan media audio visual youtobe mempunyai


102

kelebihan adalah  Efektif, karena kemudahannya, media video

memungkinkan peserta didik dapat belajar kapanpun dan dimanapun saat

dibutuhkan. Dapat digunakan perkelompok atau individual    Bersifat

universal, karena dapat menjangkau seluruh ranah pembelajaran baik

kognitif, psikomotor maupun afektif     Dapat di lihat secara berulang-

ulang dan praktis dan lengkap yag mudah digunakan oleh semua

masyarakat    Sebagai wadah untuk berdiskusi dan memperjelas sesuatu

yang abstrak menjadi lebih realistis.  Mengembangkan imaginasi dan

meningkatkan kreatifitas peserta didik, dengan adanya pengembangan

bahan ajar materi menulis cerpen dengan menggunakan model Project

Based Learning berbantuan media audio visual untuk meningkatkan

kemampuan menulis kreatif siswa.

3. Respon siswa kelas X terhadap pembelajaran menulis cerpen dengan

mengunakan model Project Based Learning berbantuan media audio

visual. Respon peserta didik pada media pembelajaran berbasis media

audio visual juga sangat baik. penilaian angket diatas, memperoleh rata-

rata nilai sebesar 91,30%. Angket tersebut diberikan kepada 15 siswa kelas

X SMA dengan jumlah pernyataan 10 butir. Maka berdasarkan nilai rata-

rata yang diperoleh sebesar 91,30%, jika nilai tersebut mengacu pada

kriteria acuan patokan penilaian maka respon peserta didik pada uji coba

terbatas ini “sangat baik”.

4. Hasil Kemampuan siswa dalam menulis cerpen siswa Kelas X yang

pembelajarannya menggunakan dengan mengunakan model Project Based


103

Learning berbantuan media audio visual kemampuan yang dimiliki

peserta didik dalam menulis cerpen sangat memuasakan, dengan

digunakannya media pembelajaran berbasis media audio visual rata-rata

perolehan nilai siswa sebesar 92% dan 93% dengan demikian kemampuan

menulis cerpen telah memenuhi KKM yaitu lebih dari 75 Media ini pun

dapat dengan mudah di download melalui playstore yang tersedia di gawai

android ataupun iPhone. Di masa pandemi Corona saat ini, penggunaan

media audio visual sangatlah tepat. Harapannya agar siswa dapat dengan

mudah belajar menulis melalui pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan

menggunakan mediaini. Walaupun tanpa tatap muka, kegiatan ini akan

tetap berjalan dengan baik karena rata-rata siswa sudah mempunyai gadget

yang mumpuni.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memiliki

beberapa saran untuk perbaikan dimasa mendatang, yaitu:

1. Bagi Guru dengan media pembelajaran berbasis media audio visual

sebaiknya agar lebih nyaman dalam menggunakan media dengan

menggunakan laptop dan infokus agar tampilan media pembelajaran lebih

besar dan siswa bisa melihat lampilan dengan jelas, media audio visual

dapat dijadikan media untuk memantu pembelajaran, dari hasil penelitian

terbukti bahwa hasil pembelajaran menulis cerpen meningkat setelah guru

memkai mediamedia audio visual.


104

2. Bagi Siswa media pembelajaran berbasis media audio visual yang telah

dibuat dan diuji kelayakannya ini, diharapkan dapat menjadi salah satu

alternatif bagi guru dalam mengajarkan materi menulis cerpen agar siswa

dapat lebih tertarik dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian guru juga

diharapkan dapat berinovasi dalam mengembang media pembelajaran

yang membuat kegiatan belajar lebih interaktif.

3. Bagi peneliti lain, hendaknya melanjutkan dalam mengembangkan media

pembelajaran semacam ini dengan cakupan materi dan bahan ajar yang

lebih luas serta menggunakan program multimedia yang lebih kompleks

dan mutakhir dan dapat menerapkan berbagai model dan model

pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Anas. 2008. Pengantar Pendidikan Bahasa Indonesia. Jakarta : Raja Grafindo

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian dengan Kuantitatif dan Kualitatif.


Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Hadiwirodarsono, S. 2010. Belajar Membaca dan Menulis Aksara Jawa. Solo:


Kharisma.

Http://www.trullyjogja.com. 2007. Aksara Jawa, Cikal Bakal Sejarah Jawa.


Diakses pada tanggal 3 Oktober 2013.

Harjasujana, A. S, Mulyati, Y, & Nurhayatin, T. (1988). Membaca Cerita Pendek.


Jakarta: Depdikbud.

Herliawati, L. (2015). Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Menggunakan


Model Active Learning Pada Siswa Kelas VII SMP PGRI 2 Bandung
Tahun Pelajaran 2013/2014.

Http://www.wikipediaa. 2009. Hanacaraka Dari Wikipedia Bahasa Indonesia


com Diakses pada tanggal 26 September 2013. Kunandar. 2007. Guru
Profesional. Jakarta: PT. Rajawali Press.

Istarani. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Medan :Media Persada.

Keraf, Gorys.1994. Komposisi dalam Pembelajaran Sastra. Jakarta: Nusa Indah


Mawadah,

Nurgiantoro. (2011). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.


Yogyakarta: BPFE.

Nurgiantoro. (2011). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.


Yogyakarta: BPFE.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Soeparno (2005). Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah.


Makalah Disampaikan Dalam Kegiatan Pelatihan Penulisan Bahan

105
Kuliah (Buku Pegangan Kuliah). Jurusan AP FIP UNY, 16-20 Mei
2003.

Sudiatmi, Suparmin.2013. Terampil Berbahasa Indonesia. Yogyakarta : CV Andi


Offset Sudijono,

Sugiyono. (2013). Model Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta, cv

Suherli Kusmana, (2012). Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya

Widya Fauzi. 2007. Langkah-Langkah Menulis Cerpen. Bandung : CV Armico

106

Anda mungkin juga menyukai