Anda di halaman 1dari 83

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO

ANIMASI MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED


LEARNING BERBANTUAN APLIKASI POWTOON UNTUK
KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

Leni
NIM 19210189
S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(IKIP) SILIWANGI
CIMAHI
2023
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengembangan Media

Pembelajaran Video Animasi Menggunakan Model Problem Based Learning

Berbantuan Aplikasi Powtoon Untuk Kemampuan Menulis Puisi Kelas VIII” ini

beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan

tersebut, saya siap menanggung risiko atau sanksi apabila pada kemudian hari

ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain

terhadap keaslian karya saya ini.

Cimahi, Agustus 2023


Yang membuat pernyataan,

Leni
NIM. 19210189
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO
ANIMASI MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING BERBANTUAN APLIKASI POWTOON UNTUK
KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII

Oleh
Leni
NIM 19210189

disetujui

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Hj. Teti Sobari, M.Pd Suhud Aryana, S.Pd., M.Pd


NIDN. 0007026601 NIDN 0404109202
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO
ANIMASI MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING BERBANTUAN APLIKASI POWTOON UNTUK
KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII

Oleh
Leni
NIM 19210189

disahkan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj. Teti Sobari, M.Pd Suhud Aryana, S.Pd., M.Pd


NIDN 0007026601 NIDN 0404109202

diketahui
Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Diena San Fauziya, M.Pd.


NIDN 0429108801
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Zat yang hanya kepadanya
memohon pertolongan. Alhamdulillah atas segala pertolongan, rahmat, dan kasih
sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul
“Pengembangan Media Pembelajaran Video animasi Menggunakan Model
Problem Based Learning Berbantuan Aplikasi Powtoon untuk kemampuan
menulis teks puisi siswa kelas VIII”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna mencapai gelar sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penulis
menyadari banyak pihak yang memberikan dukungan dan bantuan selama
menyelesaikan studi dan tugas akhir ini. Oleh karena itu, sudah sepantasnya
penulis dengan penuh hormat mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Hj. Teti Sobari, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan Bapak
Suhud Aryana, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah banyak
memberi masukan dan bimbingan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Ibu Diena San Fauzia, M.Pd. selaku Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.
3. Ibu Dr. Hj. Teti Sobari, M.Pd. selaku dekan Fakultas pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia.
4. Ibu Prof. Dr. Hj. Euis Eti Rohaeti, M.Pd. selakku Rektor IKIP Siliwangi
5. Segenap Dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
mendidik dan memberikan ilmu selama kuliah yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.
6. Bapak Drs. H. Deni Jamaludin, M.Pd. selaku Kepala sekolah SMPN 2
Batujajar yang telah bersedia dan memberikan izin kepada peneliti untuk
melakukan penelitian di sekolah tersebut.
7. Kedua orang tua saya ayahanda tercinta bapak Ade dan ibunda tercinta ibu
Jiah telah menjadi orang tua yang sangat luar biasa untuk saya yang telah
mengorbankan waktu, tenaga dan uang untuk membiayai saya dari awal
Sekolah Dasar (SD) sehingga ke Perguruan Tinggi, selalu mendukung,
selalu mendoakan, dan memberikan kasih sayang yang luar biasa sehingga
saya dapat mengerjakan dan menyelesaikan skripsi ini.

Semoga segala kebaikan dan bantuan semuanya mendapat berkah dari


Allah SWT. penulis pun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, karena keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu penulis
dengan kerendahan hati mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan dapat dijadikan referensi demi pengembangan
ke arah yang lebih baik lagi
ABSTRAK

Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development (R&D), R&D adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk yang telah dibuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
media pembelajaran teks puisi dengan menggunakan metode Problem Based Learning
berbantuan aplikasi Powtoon sebagai upaya yang dilakukan oleh guru untuk
meningkatkan semangat dan motivasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah
melakukan penelitian secara langsung pada siswa kelas VIII terdapat penyebab siswa
mengalami kesulitan dalam menulis teks puisi seperti kurangnya pengetahuan siswa
mengenai cara menulis puisi dengan struktur dan kaidah kebahasaan yang sesuai,
kurangnya kegiatan membaca pada siswa sehingga membuat siswa kurang mahir dalam
menggunakan kosa kata yang menarik . berdasarkan penilaian respons siswa mengenai
media pembelajaran video animasi berbantuan aplikasi Powtoon memiliki rata-rata
penilaian secara keseluruhan adalah 76,81% atau termasuk dalam kategori layak
digunakan. Oleh karena itu pengembangan media pembelajaran video animasi dengan
menggunakan model Problem Based Learning berbantuan aplikasi Powtoon dalam
pembelajaran menulis teks puisi dapat memberikan inovasi baru kepada pembelajaran
bahasa sebagai salah satu strategi pembelajaran yang sangat efektif untuk meningkatkan
pembelajaran Bahasa Indonesia serta peningkatan kualitas pendidikan agar dapat
tercapainya tujuan pembelajaran.

Kata kunci : Media Video Animasi, Aplikasi Powtoon, Menulis Teks Puisi.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan unsur yang sangat berpengaruh dan sebagai faktor

penentu terhadap mutu dari sumber daya manusia dalam suatu negara. Pendidikan

ialah bentuk usaha dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang sudah tercantum

dalam UUD 1945 (Rosmayanti & Zanthy, 2019:58). Pendidikan memiliki tujuan

untuk mengembangkan aspek kognitif, aspek efektif, dan aspek psikomotor.

Dalam dunia pendidikan kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil jika siswa

mengalami peningkatan pengetahuan, peningkatan kedewasaan sikap, dan

peningkatan keterampilan. Begitu juga dalam proses pembelajaran Bahasa dan

berbahasa harus mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam ketiga aspek di

atas. Pembelajaran adalah proses interaksi yang terjadi antara peserta didik dengan

pendidikan dan sumber belajar di dalam suatu lingkungan belajar. Belajar adalah

suatu aktivitas di mana terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak

mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang

optimal (Khuluqo, 2017:125). Maka dapat dikatakan bahwa definisi

pembelajaran yang disampaikan di atas adalah sebuah proses untuk mendapatkan

sebuah ilmu pengetahuan yang diperoleh siswa di sekolah, salah satunya yaitu

pembelajaran Bahasa.

Pembelajaran Bahasa menekankan pada siswa untuk mampu berkomunikasi

secara lisan dan tulisan dengan baik dan benar. Pada pembelajaran Bahasa siswa

harus mampu menguasai dan mengimplementasikan empat keterampilan


berbahasa diantara-Nya yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

Menulis merupakan salah satu dari tiga ketrampilan berbahasa lainnya yang

sangat penting untuk dikuasai agar memiliki kemampuan menulis yang kreatif.

Berdasarkan sudut pandang dari Yunus, (2015:28) mengatakan bahwa menulis

kreatif dapat didefinisikan sebagai proses menulis yang bertumpu pada

pengembangan daya cipta dan ekspresi pribadi dalam bentuk tulisan yang baik

dan menarik. Menulis itu menyajikan secara runtut dan menuangkan yang terlahir

dari pikiran. Menulis dapat mengembangkan ide, menimbulkan berpikir kreatif

dan kritis pada siswa, termasuk pada menulis teks puisi. Siswa dapat melatih diri

dalam memilih diksi kata yang baik dan benar untuk pemaknaan setiap kata atau

kalimat.

Terdapat beberapa kesulitan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Batujajar dalam

menulis puisi, pertama kesulitan itu terletak pada penentuan tema dan judul yang

dikembangkan dalam puisi, kedua kesulitan dalam mengembangkan ide-ide yang

telah mereka pikirkan menjadi sebuah teks puisi, dan terakhir kesulitan siswa

dalam memilih diksi atau pemilihan kata yang indah pada teks puisi. Menurut

peneliti terdahulu Ermawati & Widowati, (2020:22) yang menyebabkan siswa

kurang mampu menulis adalah penggunaan pendekatan yang kurang tepat. Selain

itu penyampaian materi dengan metode ceramah tanpa adanya bantuan media

berdampak kurang baik pada proses pembelajaran yang cenderung tidak menarik

perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan mempengaruhi pada

kemampuan siswa dalam memahami materi juga menulis teks puisi. Faktor

tersebut yang menjadi penyebab pembelajaran menulis teks puisi kurang optimal.
Oleh sebab itu, dibutuhkan media pembelajaran yang dapat membantu siswa

untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang terjadi dan tercipta karya yang menarik

dan bermanfaat. Sehingga materi yang disampaikan akan lebih mudah dipahami

oleh siswa serta memikat daya tarik dalam proses kegiatan belajar mengajar guna

mencapai tujuan pembelajaran. Sehubungan dengan itu Moto, (2019:93)

mengemukakan bahwa pemanfaatan media pembelajaran diharapkan dapat

menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna, memfasilitasi proses

interaksi antara peserta didik dengan pendidik, sesama peserta didik dan peserta

didik dengan ahli bidang ilmu yang relevan di mana saja, serta memperkaya

pengalaman belajar. Media dalam penggunaannya dapat dilihat, didengar dan

dibaca. Media yang digunakan pada saat pembelajaran berbeda-beda, salah

satunya yaitu media video animasi. Sebagaimana yang diutarakan oleh Ningsih &

Rizal, 2022:67) bahwa video animasi adalah pergerakan satu frame dengan frame

lainnya yang saling berbeda dalam durasi waktu yang telah ditentukan, sehingga

menciptakan kesan bergerak dan juga terdapat suara yang mendukung pergerakan

gambar tersebut. Video animasi ini dapat dijadikan media audio dan media visual

yang digunakan pada presentasi pekerjaan atau pembelajaran yang dilakukan oleh

guru. Media video animasi dalam pembelajaran ini dapat membantu guru dan

siswa dalam berlangsungnya sebuah proses belajar mengajar sehingga adanya

interaksi dan tidak merasa bosan ketika menggunakan media video animasi dalam

proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis

puisi siswa dengan berbantuan aplikasi Powtoon.


Aplikasi Powtoon adalah software online yang inovatif dan sederhana

sehingga dapat membuat animasi yang menarik dengan menggunakan video

animasi (Graham, 2015:7). Hal ini sejalan dengan Trina, (2017:11) bahwa media

pembelajaran Powtoon membantu meningkatkan ketuntasan tugas individu

maupun kelompok, membantu meningkatkan kesesuaian aktivitas guru dan siswa,

meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran, serta

pembelajaran yang dilakukan lebih menarik dan mudah dipahami oleh peserta

didik. Maka dari itu, dalam memilih media video animasi dengan bantuan aplikasi

Powtoon sebagai media pembelajaran yang akan dikembangkan sehingga dapat

meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa dalam melakukan aktivitas belajar,

karena media tersebut jarang sekali digunakan oleh guru dalam proses

pembelajaran.

Pada pelaksanaan pembelajaran pastinya siswa akan mendapatkan

kemudahan atau kesulitan. Guru harus mempunyai peran penting saat proses

pembelajaran berlangsung, sehingga proses pembelajaran tersebut dapat mencapai

tujuan yang diinginkan. Sehingga, guru harus menggunakan model pembelajaran

yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Salah satu model pembelajaran yang cocok

untuk materi menulis teks puisi yaitu model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) merupakan salah satu solusi dari permasalahan-permasalahan di

atas dapat di atas i dengan berlangsungnya proses pembelajaran menggunakan

model Problem Based Learning (PBL) yang dapat diupayakan membantu siswa

untuk mengembangkan kemampuannya untuk belajar secara mandiri.


Proses penggunaan media pembelajaran yang telah dikembangkan akan

dilaksanakan dengan menggunakan Model Problem Based Learning yang

pelaksanaan pembelajarannya berbasis masalah sehingga dapat diartikan sebagai

aktivitas pembelajaran untuk menekankan kepada proses penyelesaian masalah

yang dihadapi secara ilmiah.

Menurut Anggraeni, (2017:17) Problem Based Learning adalah

pembelajaran dengan proses penyampaian informasinya dapat melalui penyajian

suatu masalah, pemberian pertanyaan dan melakukan penyelidikan. Hal ini,

sejalan dengan pendapat Muljani & Aji, (2022:23) bahwa Problem Based

Learning merupakan pembelajaran yang berbasis masalah kehidupan sehari-hari

untuk dilakukan penyelidikan, kerja sama, dan mempresentasikan hasil sebagai

bahan evaluasi. Maka, model Problem Based Learning ini dapat diupayakan

membantu siswa untuk mengembangkan kemampuannya belajar secara mandiri.

Media pembelajaran video animasi Powtoon dengan model Problem Based

Learning dapat meningkatkan kemampuan menulis teks puisi pada siswa kelas

VIII. (Suyanto, 2013:30) menjelaskan bahwa puisi adalah ragam karya sastra yang

merupakan peristiwa kebahasaan yang tersaring dengan semurni-murni untuk

mengekspresikan kepribadian dalam suatu bentuk yang tepat dan selaras dengan

watak yang diungkapkannya. Berdasarkan pendapat di atas bahwa puisi dapat

dikatakan telah menjadi kegiatan dari sebuah peristiwa nyata menjadi karangan

imajinasi yang kreatif. Kemampuan menulis puisi ini dapat mengungkapkan

sebuah gagasan atau ide yang bersifat imajinasi dengan didukung oleh ketetapan

bahasa sastra yang digunakan.


Dengan mempelajari peneliti terdahulu maka kondisi siswa dalam

mempelajari materi teks, baik teks puisi maupun teks lainnya, serta peningkatan

prestasi siswa setelah penggunaan media pembelajaran sebagai alat penyampaian

materi dan model sebagai jalannya proses pembelajaran dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam menulis teks puisi sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai.

Berdasarkan permasalahan penggunaan media video animasi berbantuan

aplikasi Powtoon dalam pembelajaran menulis teks puisi akan sangat membantu

keaktifan memunculkan ide-ide dan gagasan yang akan dikemukakan oleh peserta

didik. Dalam proses belajar mengajar pemilihan salah satu metode dan model

pembelajaran akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang hendak

digunakan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Problem

Based Learning yang dapat membantu siswa dalam membangkitkan motivasi dan

minat belajar siswa, untuk mengatasi kesulitan tersebut, pengembangan media

video animasi Powtoon yang dapat dikatakan sebuah aplikasi atau situs website

sebagai sarana pendukung dalam pengembangan media pembelajaran. Dengan

demikian, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul

“Pengembangan Media Pembelajaran Video Animasi dengan Menggunakan

Model Problem Based Learning Berbantuan Aplikasi Powtoon untuk

Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII” yang

diharapkan dapat menjadi sebuah solusi dan inovasi terbaru dalam proses kegiatan

belajar mengajar dengan menumbuhkan rasa tanggung jawab di kalangan siswa

melalui pengerjaan tugas secara berkelompok maupun individu dan produk media
yang dihasilkan sebagai sarana bagi guru untuk menyampaikan materi, serta siswa

dalam menerima juga memahami materi dengan lebih mudah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pengembangan media pembelajaran video animasi

menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan aplikasi

Powtoon untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII?

2. Bagaimana kelayakan media pembelajaran video animasi menggunakan model

problem based learning (PBL) berbantuan aplikasi Powtoon untuk

meningkatkan kemampuan menulis puisi menurut ahli dan praktisi?

3. Bagaimana respons s siswa kelas VIII terhadap media pembelajaran video

animasi menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan

aplikasi Powtoon untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi tersebut?

4. Bagaimana kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII yang media

pembelajarannya menggunakan video animasi pada materi menulis puisi

dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan

aplikasi Powtoon?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis:


1. Proses pengembangan media pembelajaran video animasi menggunakan model

Problem Based Learning (PBL) berbantuan aplikasi Powtoon untuk

meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII.

2. Kelayakan media pembelajaran video animasi materi menulis puisi siswa kelas

VIII menggunakan Problem Based Learning (PBL) berbantuan aplikasi

Powtoon menurut para ahli dan praktisi.

3. Respons siswa kelas VIII terhadap media pembelajaran video animasi materi

menulis puisi menggunakan Problem Based Learning (PBL) berbantuan

aplikasi Powtoon.

4. Kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII yang media pembelajarannya

menggunakan video animasi dengan model problem based learning (PBL)

berbantuan aplikasi Powtoon

D. Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan secara

teoretis dan praktis.

1. Manfaat teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan media

pembelajaran video animasi sesuai dengan kebutuhan peningkatan

kemampuan menulis puisi untuk siswa kelas VIII.

b. Memberikan ilmu pengetahuan dalam materi menulis puisi untuk siswa

kelas VIII dengan menggunakan pengembangan media video animasi.


c. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan pengembangan media video animasi untuk

meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII.

2. Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:

a. Bagi penulis

Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang cara

pengembangan media pembelajaran video animasi menggunakan model

Problem Based Learning (PBL) berbantuan aplikasi Powtoon untuk

meningkatkan kemampuan menulis pada siswa kelas VIII.

b. Bagi pendidik dan calon pendidik

Dapat menambah pengetahuan tentang cara pengembangan media video

visual menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan

aplikasi Powtoon untuk meningkatkan kemampuan menulis pada siswa

kelas VIII.

c. Bagi peserta didik

Peserta didik sebagai subyek penelitian, diharapkan dapat memperoleh

pengalaman langsung mengenai pembelajaran secara aktif, kreatif dan

menyenangkan sehingga peserta didik dapat tertarik dan mengembangkan

minat dan kemampuannya dalam menulis puisi.

d. Bagi peneliti

Dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi peneliti tentang

pengembangan media pembelajaran video animasi dengan menggunakan


model Problem Based Learning (PBL) berbantuan aplikasi Powtoon untuk

meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII

E. Definisi Operasional

1. Media pembelajaran adalah perantara atau alat dari pemberi pesan kepada

penerima pesan, dalam kegiatan belajar mengajar yaitu proses komunikasi

yang dilakukan guru dengan siswa dalam mencapai tujuan hasil belajar yang

baik. Hal ini berkaitan dengan materi yang diberikan harus merangsang

pemikiran, perhatian dan kemauan. Sehingga dapat berpartisipasi dalam proses

belajar mengajar, yang komponen-komponennya terdiri dari:

a. Komponen materi, yaitu kesesuaian materi yang akan disampaikan melalui

media pembelajaran berbentuk video animasi dengan Kompetensi Inti (KI),

Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator yang telah ditentukan.

b. Komponen Ilustrasi, adalah media yang digunakan harus menggunakan

ilustrasi yang relevan dengan materi dan kehidupan serta lingkungan.

c. Komponen Kualitas dan Tampilan Media, berpusat pada manfaat media

sebagai alat bantu pembelajaran. Oleh karena itu, media yang

diimplementasikan harus memiliki kualitas baik dengan tampilan media

yang tepat untuk digunakan dan tidak memberatkan guru begitu pun dengan

siswa.

d. Komponen Daya Tarik, media pembelajaran sebagai solusi dalam

mengambil perhatian siswa, sehingga media yang dikembangkan harus


memiliki daya tarik yang dapat meminimalisasi salah paham yang terjadi

pada siswa.

2. Media pembelajaran berbasis aplikasi Powtoon adalah sebagai alat atau sarana

dalam menyampaikan materi bagi guru yang dikemas dengan lebih interaktif,

menarik dan berbasis ICT berbentuk audiovisual animasi.

3. Model pembelajaran Problem Based Learning dapat diartikan sebagai

pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan pembelajaran siswa

pada masalah autentik dan dilakukan dengan berfokus pada keaktifan siswa.

Langkah-langkah dari model pembelajaran Problem Based Learning

diantaranya:

a. Orientasi siswa pada masalah

b. Mengorganisasi siswa untuk belajar

c. Membimbing penyelidikan individual dan kelompok

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

4. Kemampuan menulis adalah salah satu aspek kemampuan berbahasa yang

sangat penting dalam kehidupan manusia pada umumnya. Dengan kemampuan

menulis tersebut seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, dan perasaanya

kepada orang lain melalui tulisan. Indikator kemampuan menulis diantarannya:

a) bermakna, b) jelas, c) bulat, d) utuh.

5. Pembelajaran menulis adalah sebuah aktivitas yang dilakukan seseorang dalam

menuangkan ide atau gagasannya dengan memperhatikan pengembangan daya

cipta sehingga dapat menghasilkan karya cipta dalam bentuk tulisan yang baik
dan menarik, dengan indikator sebagai berikut: a) kesesuaian ide atau isi, b)

penggunaan Bahasa, c) kemampuan mengorganisasi isi, d) penggunaan struktur

Bahasa, dan e) penggunaan ejaan dan tata tulis.

6. Teks puisi adalah sebuah karangan yang tercipta dari ungkapan pikiran atau

perasaan penulis, yang biasanya terdapat unsur keindahan, majas serta irama.

Materi teks puisi dalam penelitian ini meliputi: a) pengertian puisi, b) jenis-

jenis puisi, c) bentuk penyampaian puisi, d) unsur pembentukan puisi, dan e)

struktur batin puisi.


BAB II

MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI, APLIKASI POWTOON,

MODEL PROBLEM BASED LEARNING, DAN MENULIS TEKS PUISI

A. MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI

1. Pengertian Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, pastinya terjadi sebuah komunikasi antara guru

dengan peserta didik, guru dalam proses pembelajaran berperan sebagai pengirim

informasi sedangkan peserta didik berperan sebagai penerima informasi. Untuk

menyempurnakan komunikasi antara pemberi dan penerima informasi agar

tercipta komunikasi yang efektif, maka diperlukan media salah satunya adalah

media pembelajaran.

Media pembelajaran menurut Munadhi, (2013:8) dapat juga dipahami

sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari

sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di

mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien.

Sejalan dengan itu, Sanaky, (2013:45) media pembelajaran adalah sebuah alat

yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.

Sementara itu, Menurut Sanjaya, (2016:57) bahwa media pada hakikatnya

merupakan perantara dari sumber informasi kepada penerima, dalam

pembelajaran media sebagai alat untuk menyajikan isi pembelajaran. Media

pembelajaran adalah pembawa informasi yang dirancang khusus untuk memenuhi

tujuan dalam mencapai sebuah keberhasilan proses belajar mengajar. Maka dapat
disimpulkan media pembelajaran dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang

bertujuan untuk menghubungkan atau memudahkan proses pembelajaran agar

mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Rohani, (2019:22) manfaat media pembelajaran adalah sebagai

berikut.

a. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan dengan bantuan media

pembelajaran, penafsiran yang berbeda antara guru dapat dihindari dan dapat

mengurangi terjadinya kesenjangan informasi siswa di mana pun berada.

b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik sehingga media dapat

menampilkan informasi melalui suara, gambar, Gerakan dan warna, baik secara

alami maupun manipulasi, yang dapat membantu guru untuk menciptakan

suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.

c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan media akan terjadinya

komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung

berbicara satu arah.

Sejalan dengan itu, manfaat media pembelajaran menurut Nurrita, (2018:23)

manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah

sebagai berikut:

a. Pengajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan

motivasi belajar.

b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami

siswa, serta memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran dengan baik.


c. Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-semata hanya komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, siswa tidak bosan, dan pengajar

tidak kehabisan tenaga.

d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang

dilakukan seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lainya.

Berhubungan dengan manfaat pembelajaran yang dikemukakan oleh dari

Rohani dan Nurrita. Menurut Abdul Istiqlal, (2018:35) Manfaat praktis media

pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:

a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi

b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih

langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk

belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang dan

waktu.

d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada

siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta

memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan

lingkungannya misalnya melalui karya wisata. Kunjungan-kunjungan ke

museum atau kebun binatang

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan ada beberapa

manfaat dari media pembelajaran, yaitu:


a. Manfaat media pembelajaran bagi guru, yaitu: memberikan pedoman bagi guru

untuk mencapai tujuan pembelajaran sehingga dapat menjelaskan materi

pembelajaran dengan urutan yang sistematis dan membantu dalam penyajian

materi yang menarik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

b. Manfaat media pembelajaran bagi siswa, yaitu: dapat meningkatkan motivasi

dan minat belajar siswa sehingga siswa dapat berpikir dan menganalisis materi

pelajaran yang diberikan oleh guru dengan baik dengan situasi belajar yang

menyenangkan dan siswa dapat memahami materi pelajaran dengan mudah.

3. Media Video Animasi

Media animasi digunakan untuk memberikan illustrasi serta informasi yang

hendak disampaikan, media animasi pula dapat menjadikan media pembelajaran

agar pembelajaran menjadi lebih efektif, efisien dan dapat menjadikan siswa lebih

tertarik terhadap materi yang disajikan (Sanjaya, 2016:231). (Dina Fitriana,

2014:10) mengemukakan bahwa media animasi pembelajaran adalah alat yang

akan dijadikan pembantu proses belajar mengajar, dan merangsang pikiran,

perasaan, motivasi peserta didik melalui illustrasi gambar yang bergerak disertai

suara narasi dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan,

sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Adapun pendapat

yang dikemukakan oleh Puspita, (2017:68) media video animasi merupakan

media jenis audiovisual yang menampilkan gambar diam seolah-olah bergerak

dan hidup. Gambar tersebut disertai dengan media teks, grafik dan suara.

Media ini dijadikan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran untuk

memperoleh suatu pemahaman mengenai materi tertentu. Selain itu, media video
animasi digunakan untuk menarik perhatian peserta didik jika digunakan secara

tepat. Sehingga penting bagi seorang pendidik untuk memilih media yang sesuai

dengan tujuan yang hendak dicapai.

Maka, animasi ini merupakan objek diam yang diproyeksikan menjadi

gambar bergerak seolah-olah hidup sesuai dengan karakter yang dibuat dari

beberapa kumpulan gambar yang berubah beraturan dan bergantian sesuai dengan

rancangan, sehingga video yang ditampilkan lebih variatif dengan gambar-gambar

menari dan berwarna yang mampu meningkatkan daya Tarik belajar peserta didik.

B. APLIKASI POWTOON

1. Pengertian Powtoon

Powtoon merupakan layanan internet yang dapat diakses melalui aplikasi

yang telah diunduh atau bisa melalui website yang menyediakan fitur animasi

dalam membuat paparan materi yang akan disampaikan melalui tampilan

berbentuk video animasi. Fitur animasi yang disediakan antara lain animasi

tulisan tangan, animasi kartun, dan efek transisi yang lebih hidup serta pengaturan

timeline yang sangat mudah.

Menurut Sukiyasa & Sukoco, (2013:3) bahwa materi pelajar yang dibuat

secara visualisasi ke dalam bentuk gambar animasi lebih bermakna dan menarik,

lebih mudah diterima, dipahami, dan lebih dapat memotivasi siswa. Sejalan

dengan pendapat sebelumnya, Menurut Widyawati, (2021:20) Powtoon adalah

sebuah aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk membuat video dengan

mudah, karena tampilan kerja Powtoon yang sangat mirip Powerpoint, serta telah
dilengkapi dengan berbagai fitur-fitur pilihan karakter, yang sangat menarik

diantaranya, animasi tulisan tangan, animasi kartun, dan efek transisi yang lebih

hidup serta pengaturan timeline yang sangat mudah, memiliki objek, latar

belakang, dan musik, sehingga pengguna dapat membuat video dengan

menggunakan fitur-fitur yang telah tersedia, selain itu pengguna juga dapat

mengimpor gambar atau audio. Serta tampilan Powtoon mirip dengan powerpoint

dan layer pengembangan yang familiar bagi pengguna, Powtoon yang memiliki

berbagai fitur-fitur pilihan yang lengkap ini dapat memudahkan pendidik

merencanakan materi video yang akan diproduksi (Ega Safitri & Titin, 2021:22).

Berdasarkan beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa aplikasi

Powtoon merupakan salah satu aplikasi website atau layanan internet yang dapat

membuat sebuah video interaktif dengan animasi berbantuan layanan internet

sehingga dapat dijadikan sebuah media pembelajaran, dengan media pembelajaran

video animasi tersebut diharapkan dapat menarik perhatian peserta didik dalam

tercapainya proses pembelajaran yang efektif, kreatif dan juga meningkatkan

kemampuan ICT pada guru.

2. Kekurangan dan Kelebihan Video Aplikasi Powtoon

Penggunaan aplikasi Powtoon berbentuk video sebagai media

pembelajaran pada saat kegiatan belajar mengajar, diperlukan untuk mengetahui

kelebihan dan kekurangan dari media tersebut agar dapat meminimalisir kendala

yang akan terjadi.

Berikut di bawah ini kelebihan dan kekurangan dari aplikasi Powtoon,

diantaranya yaitu:
a. Kelebihan aplikasi Powtoon

Menurut One, (2017:3)kelebihan media pembelajaran Powtoon sebagai

berikut:

1) Memiliki berbagai macam fitur dalam penulisan.

2) Memiliki banyak pilihan gambar pendukung.

3) Memiliki fitur animasi yang dapat dibuat sendiri sehingga dapat menyerupai

diri pembuatnya.

4) Penggunaan praktis

b. Kekurangan aplikasi Powtoon

Menurut Anam, (2019:40) kekurangan media pembelajaran Powtoon sebagai

berikut:

1) Penggunaan aplikasi memerlukan koneksi internet.

2) Perlu biaya untuk memilih akun premium sehingga dapat mengakses fitur-

fitur yang tersedia lebih banyak lagi.

C. MODEL PROBLEM BASED LEARNING

1. Pengertian Model Problem Based Learning

(Suprijono, 2013:78) mengemukakan bahwa model pembelajaran

merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi

Pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap

implementasi kurikulum dan 44 implikasinya pada tingkat operasional di kelas.

Model pembelajaran juga dapat dijadikan sebagai karangan konseptual yang

menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar.


Model pembelajaran Problem Based Learning adalah cara penyajian

bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan

masalah untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan

masalahnya. Dengan demikian, pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

Learning) adalah sebuah model pembelajaran yang memfokuskan pada pelacakan

akar masalah dan memecahkan masalah tersebut secara mandiri.

Selain itu Ngalimun, (2013:89) menyatakan bahwa Problem Based

Learning adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk

memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa

dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan

sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Sejalan dengan

pendapat dari Suprijono dan Ngalimun, Menurut Rusdiana, (2017:27)

mengemukakan bahwa Problem Based Learning adalah metode pembelajaran

yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah.

Masalah tersebut dapat ditemukan dalam proses pembelajaran.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Problem Based Learning

merupakan model pembelajaran yang berfokus pada pelacakan akar masalah

sebagai konteks pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam proses pemecahan

masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa belajar berpikir kritis

dan belajar melalui pengalaman pemecahan masalah dalam rangka memperoleh

pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

2. Konsep Dasar dan Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah

Problem Based Learning


Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai aktivitas

pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang

dihadapi secara ilmiah. Proses ini dihadapi dengan cara berpikir sistematis dan

empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan

tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada

data dan fakta yang jelas.

(Ngalimun, 2013:90) mengemukakan karakteristik model Problem Based

Learning sebagai berikut.

a. Belajar dimulai dengan suatu masalah.

b. Memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata

siswa.

c. Mengorganisasikan pelajaran di seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu.

d. Memberikan tanggung jawab yang besar kepada pelajar dalam membentuk dan

menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri.

e. Menggunakan kelompok kecil.

f. Menuntut pembelajaran untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka

pelajari dalam bentuk suatu produk atau kinerja.

Sedangkan menurut Rusmono, (2017:75) bahwa ciri-ciri Problem Based

Learning adalah sebagai berikut:

a. Menggunakan permasalahan dalam dunia nyata

b. Pembelajaran dipusatkan pada penyelesaian masalah

c. Tujuan pembelajaran ditentukan oleh siswa

d. Guru berperan sebagai fasiliator.


Sejalan dengan pendapat dari

D. KEMAMPUAN MENULIS TEKS PUISI

1. Pengertian Menulis

Menurut Zainurrahman, (2013:2) menulis merupakan salah satu dari

keempat keterampilan berbahasa yang mendasar (berbicara, mendengar, menulis

dan membaca). Sebagai bentuk keterampilan berbahasa, menulis merupakan

kegiatan yang bersifat mengungkapkan, baik berupa gagasan, buah pikiran dan

perasaan kepada orang lain. Lain halnya dengan pendapat Nurhadi, (2017:5)

menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa, di samping keterampilan

menyimak, berbicara, dan membaca. Sedangkan menurut Agustin, (2015:22)

menulis merupakan suatu kegiatan berpikir yang menyandarkan diri pada suatu

analisa dan kerangka berpikir.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran menulis merupakan salah satu bagian dari keterampilan berbahasa.

Di mana terjadi interaksi antara guru dan siswa yang di dalamnya terdapat proses

kreatif dengan cara menuangkan ide atau gagasan ke dalam sebuah tulisan.

2. Teks Puisi

Menurut Kosasih, (2012:97) puisi adalah salah satu karya sastra yang

disusun dengan menggunakan kata-kata indah dan multimakna. Sejalan dengan itu

menurut Citraningrum, (2016:42) puisi adalah ragam karya sastra menggunakan

bahasa atau peristiwa kebahasaan sebagai mediumnya sebagai usaha untuk

mengekspresikan kepribadian pengarang, bisa berisikan pesan atau gambaran


suasana tertentu, baik fisik maupun batin. Sementara menurut Padopo, (2012:13)

puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting,

diubah dalam wujud yang paling berkesan. Dapat di simpulkan dari paparan di

atas, bahwa puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan,

dipersingkat, dan diberi rima dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata

kias (imajinatif).

Kemampuan menulis puisi merupakan kemampuan yang terdapat dari

gagasan atau ide pikiran yang tiba-tiba muncul namun harus juga mementingkan

indikator yang telah di jelaskan di atas agar puisi dapat dikatakan indah dan

berirama. Dengan demikian kemampuan menulis puisi dalam penelitian ini adalah

sebagai alat dan penunjang bagi siswa untuk dapat berkreativitas menggunakan

pikiran dan gagasan idenya masing-masing.

3. Indikator Kemampuan Menulis Teks Puisi

Indikator kemampuan menulis puisi menurut (Dewita, 2015) terdiri dari:

a) diksi, b) citraan (Pengimajinasian), c) unsur bunyi dan d) pemajasan.

Sejalan dengan itu (Rosmayanti, 2019) merinci indikator kemampuan

menulis puisi dengan menambahkan aspek bahasa figuratif atau kiasan sehingga

menjadi: a) diksi, b) pengimajinasian (pencitraan), c) kata konkret, d) bahasa

figuratif atau kiasan, e) rima dan irama serta f) tipografi.

Sedikit berbeda dari (Dewita, 2015) dan (Rosmayanti, 2019), menurut

(Apriliyanti, 2020) menyatakan bahwa indikator kemampuan menulis puisi

meliputi: a) diksi, b) imaji, c) kata konkret, d) majas, e) verifikasi (meliputi rima,

ritme, metrum), f) tipografi, g) sarana retorika.


Jadi indikator kemampuan menulis puisi dalam penelitian ini meliputi: a)

tipografi, b) diksi, c) citraan (pengimajinasian), d) bunyi (rima, irama) dan e)

majas.

4. Tujuan Teks Puisi

Pada dasarnya semua teks memiliki tujuan yang sama yaitu menyampaikan

sebuah informasi kepada pembaca dan pendengar. Sama halnya dengan teks puisi

yang bertujuan untuk mengekspresikan isi hati penulis, penulis yang

menyampaikan secara lisan lalu disampaikan secara hanya dengan tulisan.

Adapun tujuan lainnya, penulis menulis teks puisi untuk kepuasan hatinya dalam

menyampaikan imajinasi atau pikirannya.

5. Ciri-ciri Teks Puisi

Pada teks puisi memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan karya sastra

lainnya, puisi memiliki ciri-ciri di antaranya.

a. Nama penulis puisi tercantum, penulis puisi biasanya dikenal oleh Sebagian

besar orang atau pembaca dan pendengar.

b. Penulisan puisi dituangkan dalam bentuk bait yang terdiri atas baris-baris

bukan bentuk paragraf.

c. Diksi yang dipakai dalam puisi biasanya bersifat kiasan, padat, jelas dan indah.

d. Penggunaan majas sangat dominan memakai bahasa puisi.

e. Pemilihan diksi yang digunakan mempertimbangkan adanya rima dan

persajakan di dalamnya.

f. Dalam puisi, setting, alur dan tokoh tidak begitu ditonjolkan dalam penokohan.
6. Unsur Pembentuk Puisi

1. Struktur Fisik Puisi

Struktur fisik puisi adalah suatu unsur pengembangan puisi yang bersifat

fisik atau terlihat dalam bentuk susunan kata-katanya. Struktur fisik puisi terdiri

dari beberapa macam yaitu.

a. Majas dan Irama

Penulisan sebuah puisi berkaitan juga dengan sebuah majas atau gaya

bahasa menjadi sebuah ciri khas di dalam penulisan puisi, majas atau gaya

bahasa mengandung makna tersirat. Sedangkan irama adalah alunan bunyi

yang teratur dan berulang-ulang. Irama berfungsi untuk memberi jiwa pada

kata-kata dalam sebuah puisi yang pada akhirnya dapat membangkitkan emosi

tertentu seperti sedih, kecewa, marah rindu dan Bahagia.

a. Penggunaan kata-kata konotasi

Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah

mengalami penambahan-penambahan, baik itu berdasarkan pengalaman,

kesan, maupun imajinasi, dan perasaan penyair.

b. Kata-kata Berlambang

Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar, tanda ataupun kata

yang menyatakan maksud tertentu.

c. Pengimajinasian dalam Puisi

Penulisan sebuah puisi berkaitan dengan pengimajinasian dan kata

konkret, di mana diksi yang dipilih harus menghasilkan kata-kata yang


menjadi lebih konkret seperti yang kita hayati dalam penglihatan, pendengaran

atau cita rasa. Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat

menimbulkan khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut,

pembaca seolah-olah merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang

diungkapkan penyair.

b. Struktur Batin Puisi

Struktur batin puisi adalah unsur pembangun puisi yang tidak tampak langsung

dalam penulisan kata-katanya. Struktur batin puisi dapat dikelompokkan sebagai

berikut.

a. Tema

Tema merupakan gagasan pokok (subject-matter) yang dikemukakan oleh

penyair. Pokok-pokok pikiran ini menjadi landasan utama dalam

pengucapannya.

b. Nada dan Suasana

Nada adalah sikap penyair terhadap pembaca, sedangkan suasana adalah

suatu keadaan jiwa yang dialami pembaca setelah membaca puisi. suasana

tersebut akan membawa psikologis pembaca untuk masuk ke dalam suasana

puisi.

c. Rasa

Rasa merupakan suasana perasaan penyair ikut diekspresikan. Ketika

mengungkapkan tema yang sama, perasaan penyair satu dengan perasaan

penyair lainnya berbeda, sehingga hasil puisi yang diciptakannya pun berbeda.

d. Amanat
Amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan

puisinya. Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh penyair

kepada pembaca melalui bahasa yang tersirat dalam puisinya.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian dan

pengembangan (Research and Develovment). metode penelitian dan

pengembangan ini digunakan untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu

produk dalam penelitian ini yaitu pengembangan Media pembelajaran Video

Animasi Menggunakan Model Problem Based Learning berbantuan Aplikasi

Powtoon Untuk Kemampuan Menulis Teks Puisi yang selanjutnya produk tersebut

akan diuji tingkat keefektifannya. Penelitian ini diawali dengan kegiatan Research

yang berarti untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan pengguna,

kemudian dilanjut dengan Develovment untuk menghasilkan produk tertentu.

Model penelitian dan pengembangan merupakan proses/metode yang digunakan

untuk memvalidasi dan mengembangkan produk.

Produk yang dihasilkan berupa media pembelajaran video animasi yang

dibuat menggunakan aplikasi Powtoon dengan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL). Mengembangkan produk dalam arti luas dapat berupa

memperbarui produk yang telah ada (sehingga menjadi lebih praktis, efektif, dan

efisien) atau menciptakan produk baru (yang sebelumnya belum pernah ada).

Perancangan dan penelitian pengembangan adalah kajian yang sistematis

tentang bagaimana membuat rancangan suatu produk,

mengembangkan/memproduksi rancangan tersebut, dan mengevaluasi kinerja


produk tersebut, dengan tujuan dapat diperoleh data yang empiris yang dapat

digunakan sebagai dasar untuk membuat produk, alat-alat dan metode yang dapat

digunakan dalam pembelajaran atau non pembelajaran.

B. SUBJEK PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Batujajar yang beralokasikan di

Batujajar, kabupaten Bandung Barat. Subjek penelitian yang dilakukan pada tahap

uji terbatas dan uji luas dalam pengembangan media video animasi berbantuan

aplikasi Powtoon menggunakan model Problem Based Learning untuk

kemampuan menulis teks puisi adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Batujajar.

Pada tahap uji coba terbatas saya melibatkan 20 orang siswa dari kelas VIII D

SMP Negeri 2 Batujajar sedangkan tahap uji coba luas melibatkan 38 orang siswa

dari kelas VIII E SMP Negeri 2 Batujajar. Sebelum tahap uji coba peneliti

melakukan studi pendahuluan penulis lakukan, siswa memiliki karakteristik

sebagai berikut. Dengan demikian, peneliti melakukan studi pendahuluan terlebih

dahulu dan peserta didik memiliki karakteristik antara lain.

a. Peserta didik mengalami kesulitan dalam memulai untuk menulis

b. Peserta didik mengalami kesulitan dalam berdiskusi untuk mengungkap

pendapat dan gagasan.

c. Peserta didik merasakan bosan dalam proses pembelajaran yang kurang adanya

diskusi atau kurang interaktif.

d. Kurangnya media berbasis teknologi yang mendukung peserta didik dalam

proses pembelajaran.

C. PROSEDUR PENELITIAN
Tahapan penelitian mengikuti tahapan pengembangan dari Borg and Gall,

terdapat langkah-langkah dalam pengembangan Model Research and

Development, diantara-Nya :

1. Research and Information (penelitian dan pengumpulan data)

2. Planning (perencanaan)

3. Preliminary Produk (pengembangan produk)

4. Expert Validation (validasi ahli)

5. Operational Product Revision (revisi produk)

6. Trial Stage (tahap uji coba)

D. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Menurut Sugiyono, (2017:102) instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati. Alat

ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi, instrumen

penelitian adalah alat yang dapat mengukur fenomena alam maupun social yang

akan diamati. Adapun yang menjadi instrumen dalam penelitian ini adalah RPP,

lembar angket dan lembar tes (soal).

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam Kemendikbud Nomor 65 Tahun 2013 menyatakan bahwa Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran langsung

yang biasa dibuat untuk satu pertemuan atau lebih. Menurut Kosasih, (2014:144)

mengemukakan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana

pembelajaran yang pengembangannya mengacu pada satu KD tertentu yang

terdapat pada kurikulum/silabus. RPP dibuat dalam rangka pedoman guru untuk
melaksanakan pembelajaran yang telah ditetapkan. Setiap guru pada satuan

Pendidikan diwajibkan untuk menyusun RPP secara lengkap dan sistematis.

Berikut tabel di bawah ini merupakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2. Lembar Angket

Lembar angket ini digunakan untuk mengetahui respons siswa terhadap

pembelajaran menulis teks puisi berbantuan aplikasi Powtoon menggunakan

model Problem Based Learning.

3. Lembar Tes

Tes adalah pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk

dapat mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2014:192). Tes yang

digunakan untuk memperoleh data seberapa jauh pemahaman, kemampuan, dan

peranan siswa dalam menulis puisi dengan menggunakan media pembelajaran

video animasi.

Lembar tes (soal) dalam penelitian ini adalah pertanyaan yang digunakan

terkait materi pembelajaran yang telah dipelajari yang bertujuan untuk mengetahui

kemampuan peserta didik yang berkenaan dengan kompetensi atau bahan ajar

yang telah dipelajari dan dipergunakan untuk menilai keberhasilan dalam kegiatan

pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning.

4. Lembar Pedoman Penilaian

Lembar ini digunakan untuk mencatat penilaian yang dilakukan

berdasarkan indikator-indikator tertentu supaya hasil penilaian objektif dan lebih

konkret.
E. TEKNIK PENGOLAHAN DATA

Teknik pengolahan data merupakan teknik atau metode yang digunakan

untuk mengumpulkan data yang diteliti. Teknik pengolahan data pada penelitian

ini menggunakan skala likert untuk menganalisis data yang telah di dapatkan dari

hasil ahli media, observasi, dan angket siswa. Artinya, teknik pengolahan data

memerlukan Langkah yang strategis dan sistematis untuk mendapatkan hasil yang

valid sesuai kenyataan yang ada di lapangan.

1. Tes

Tes yang digunakan untuk memperoleh data seberapa jauh pemahaman,

kemampuan, dan peranan siswa dalam menulis puisi dengan menggunakan media

pembelajaran video animasi.

Berikut cara pengolahan data tes pengetahuan dan keterampilan yang

digunakan oleh peneliti dengan menggunakan skala likert sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui tes pengetahuan:

Jika benar mendapatkan skor 1

Jika salah mendapatkan skor 0

b. Untuk menghitung tes keterampilan

perolehan skor
Skor Nilai Keterampilan ¿ X 100%
skor total

c. Untuk menghitung nilai akhir:

( Nilai Pengetahuan x 30 ) +(Nilai Keterampilan 70)


=
100

Pada bagian pengolahan data tes keterampilan, peneliti menggunakan pedoman

penilaian soal esai sebagai berikut.


Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Keterampilan

Pertanyaan Komponen Soal Indikator Penilaian Skor


Buatlah teks Struktur fisik Jika peserta didik mampu
puisi dengan 1. Majas dan Irama membuat teks puisi dengan
memperhatikan 2. Penggunaan kata- menyertakan struktur fisik 20
struktur fisik kata konotasi puisi secara lengkap 5-6.
dan batin puisi 3. Kata-kata
Jika peserta didik mampu
berlambang
membuat teks puisi dengan
4. Pengimajinasian 15
menyertakan struktur fisik
dalam puisi
puisi 3-4.
Jika peserta didik mampu
membuat teks puisi dengan
menyertakan dengan struktur 10
fisik puisi.
Jika peserta didik mampu
membuat teks puisi dengan
5
menyertakan satu struktur fisik
puisi.
Struktur batin Jika peserta didik mampu
1. Tema membuat teks puisi dengan
2. Nada menyertakan struktur batin 20
3. Suasana puisi secara lengkap.
4. Amanat
Jika peserta didik mampu
5.
membuat teks puisi dengan
menyertakan tiga struktur batin 15
puisi.
Jika peserta didik mampu
membuat teks puisi dengan
10
menyertakan dua struktur batin
puisi.
Jika peserta didik mampu
membuat teks puisi dengan
5
menyertakan satu struktur
batin puisi.

2. Angket/skala sikap

Teknik pengolahan data yang berupa angket ini yaitu pemberian

pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada siswa untuk memperoleh data dan

mengetahui tingkat kemenarikan produk. Berikut ini adalah pengolahan angket


dengan skala likert yang digunakan peneliti. Adapun rumus yang digunakan untuk

menghitung persentase angket sebagai berikut.

Rumus Indeks:

Hasil Pengumpulan Data


skor= x 100%
Skor Ideal

Rumus Interval

100 100
Interval= =
jumlah skor likert 4

Hasil interval = 25

Jarak interval dari terendah 0% hingga tertinggi

100%

Berikut kriteria interpretasi berdasarkan interval:

1. Angka 75% - 100% sangat tinggi

2. Angka 50% - 74.99% tinggi

3. Angka 25% - 49.99% rendah

4. Angka 0% - 24.99% sangat rendah

3. Observasi

Menurut Sugiyono, (2017:2013) mengemukakan bahwa observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai

proses biologis dan psikologis. Teknik observasi terhadap siswa kelas VIII untuk

memperoleh data dan solusi yang tepat melalui perencanaan pengembangan media

pembelajaran yang sesuai dengan persoalan di lapangan. Selain itu, teknik


observasi dilakukan untuk aktivitas siswa dan guru di kelas, dari awal sampai

akhir pembelajaran.

4. Validasi

Dalam melakukan analisis validasi harus memperhatikan prinsip validitas.

Validitas artinya bahwa evaluasi yang digunakan benar-benar mengukur apa yang

berhak diukur atau diinginkan. Tahapan untuk menganalisis tingkat validitas

sebagai berikut.

a. Melakukan penyajian data oleh validator yang diperoleh dari dosen ahli dan

guru Bahasa Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan

penilaian skor 5,4,3,2,1 berdasarkan skala pengukuran rating scale (skala

lanjutan). Skor 5 untuk kategori sangat baik, skor 4 untuk kategori baik, skor 3

untuk kategori cukup, skor 2 untuk kategori kurang dan skor 1 untuk kategori

tidak baik.

b. Perhitungan rata-rata skor tiap aspek

Tahap ini merupakan tahap yang dilakukan setelah data skor penilaian

validasi produk ditabulasi. Pada tahap ini, data skor penilaian media yang telah

ditabulasi kemudian dihitung rata-ratanya untuk setiap aspek. Rata-rata skor

tiap aspek penilaian validasi media sebagai berikut.

skor total
V= x 100
skor max

Hv 1+ Hv 2+ Hv 3
3

Keterangan :

V = Validator
Skor Total = Jumlah yang diperoleh berdasarkan hasil validator

Skor Max = Jumlah keseluruhan skor

Hv = Hasil validator

Setelah hasil validator diperoleh, lalu dijumlahkan dan dibagi sesuai dengan

jumlah validator yang menilai.

Tabel 3.2 Kriteria Validasi

Pencapaian Nilai (Skor) Kriteria Validasi


81.00% - 100.00% Sangat valid, sangat efektif, sangat
tuntas, dapat digunakan tanpa
perbaikan.
61.00% - 80.00% Cukup valid, cukup efektif, cukup
tuntas, namun perlu perbaikan kecil
41.00% - 60.00% Kurang valid, kurang efektif, kurang
tuntas, perlu perbaikan besar,
disarankan tidak dipergunakan.
21.00% - 40.00% Tidak valid, tidak efektif, tidak tuntas,
dan tidak bisa digunakan.
00.00% - 20.00% Sangat tidak valid, sangat tidak
efektif, sangat tidak tuntas, dan tidak
bisa digunakan.
(Akbar, 2013:82)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Proses Pengembangan Media Pembelajaran Video Animasi Menggunakan

Model Problem Based Learning Berbantuan Aplikasi Powtoon Untuk

Kemampuan Menulis Teks Puisi Kelas VIII

Penelitian pengembangan atau R&D (Research and Development) merujuk

pada prosedur pengembangan Bord and Gall. Pengembangan yang akan

dikembangkan pada penelitian ini adalah media video animasi berbantuan aplikasi

Powtoon sebagai penyampaian materi teks puisi pada proses pembelajaran.

Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2 Batujajar kelas VIII D dan kelas

VIII E. Sepuluh langkah penelitian pengembangan dari Borg & Gall

disederhanakan menjadi enam langkah oleh peneliti. Enam langkah tersebut

adalah penelitian dan pengumpulan data, perencanaan, pengembangan produk,

validasi ahli, revisi produk, tahap uji coba.

Berikut ini adalah penjabaran hasil penelitian berdasarkan enam langkah tersebut.

a. Penelitian dan Pengumpulan Data

Pemerolehan informasi atau data pada tahap ini dilakukan dengan

menganalisis kebutuhan yang diperlukan dalam penelitian. Analisis kebutuhan ini

dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di lapangan

berkaitan dengan kemampuan menulis siswa.


1) Observasi Lapangan

Observasi ini ditujukan kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas

VIII di SMP Negeri 2 Batujajar untuk mendapat informasi terkait dengan fokus

permasalahan yang dialami dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Fokus

permasalahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu berkaitan dengan

kemampuan menulis teks puisi siswa. Permasalahan yang dihadapi selama di

lapangan peneliti menemukan siswa kurang semangat dan konsentrasi dalam

pelaksanaan pembelajaran, siswa juga kurang memahami materi pembelajaran,

dan siswa masih kurang mampu dalam menulis teks puisi yang mengandung

unsur-unsur teks puisi, hal ini terjadi karena dalam pelaksanaan pembelajaran

guru masih menggunakan metode ceramah.

2) Tes tertulis

Tes tertulis ini dilakukan kepada siswa kelas VIII D dan VIII E, yang

bertujuan untuk mengetahui seberapa sulit permasalahan siswa ketika menulis

puisi. Tes ini berisikan sebuah soal yang harus dijawab oleh siswa sehingga

peneliti dapat mengetahui pemahaman siswa mengenai materi teks puisi.

b. Perencanaan

Berdasarkan hasil pengumpulan informasi awal yang dilakukan peneliti

melalui kegiatan observasi dan tes tertulis, maka langkah selanjutnya peneliti

melakukan perencanaan terkait pengembangan media video animasi teks puisi.

Berikut ini hasil rancangan produk media pembelajaran teks puisi.


Tabel 4.1 Rancangan Produk Media Video Animasi Powtoon

Rancangan Produk

A. Nama Produk
Pengembangan Media Pembelajaran Video Animasi Menggunakan
Model Problem Based Learning Berbantuan Aplikasi Powtoon Untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII

B. Pengguna Produk
Pengguna dari produk atau media pembelajaran video animasi yang telah
dikembangkan ini adalah media yang digunakan oleh guru untuk siswa
kelas VIII sebagai media pembelajaran penunjang tercapainya sebuah
pembelajaran.

C. Deskripsi Produk
Video animasi merupakan media yang menggabungkan media
audio dan media visual untuk menarik perhatian peserta didik, mampu
menyajikan objek secara detail dan dapat membantu memahami pelajaran
yang sifatnya sulit. Media video animasi ini menggunakan animasi
Powtoon sehingga mendia video animasi yang digunakan sebagai media
pembelajaran mengandung unsur gambar yang bergerak diiringi dengan
suara yang melengkapi seperti sebuah video atau film.
Kelebihan produk media pembelajaran video animasi ini yaitu
media pembelajaran video animasi ini meningkatkan minat belajar,
mampu memberikan rasa senang saat proses belajar mengajar
berlangsung, meningkatkan pemahan dalam proses pembelajaran.
Media pembelajaran video animasi dengan menggunakan model
yang dapat membuat suatu proyek yang dapat membuat siswa semakin
bersemangat dalam pembelajaran. Media video animasi ini menyajikan
sebuah materi teks puisi untuk kelas VIII selama pembelajaran
berlangsung.
Aplikasi video animasi Powtoon layak untuk Digunakan sebagai
salah satu media pembelajaran yang interaktif. Dengan adanya media
pembelajaran tersebut siswa lebih menambah wawasan dan
pengetahuannya terhadap teknologi juga.

D. Tujuan Pengembangan Produk


Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis:
A. Proses pengembangan media pembelajaran video animasi
menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan
aplikasi Powtoon untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi
siswa kelas VIII.
B. Kelayakan media pembelajaran video animasi materi menulis
puisi siswa kelas VIII menggunakan Problem Based Learning
(PBL) berbantuan aplikasi Powtoon menurut para ahli dan
praktisi.
C. Respons siswa kelas VIII terhadap media pembelajaran video
animasi materi menulis puisi menggunakan Problem Based
Learning (PBL) berbantuan aplikasi Powtoon.
D. Kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII yang media
pembelajarannya menggunakan video animasi dengan model
Problem Based Learning (PBL) berbantuan aplikasi Powtoon
E. Manfaat Produk
Adapun beberapa manfaat dalam penggunaan produk media video
animasi berbantuan aplikasi Powtoon yang dikembangkan, yaitu sebagai
berikut:
1. Media video animasi Powton dapat menyajikan pesan agar tidak
terlalu bersifat verbalistis atau dalam bentuk kata-kata tertulis
atau lisan.
2. Media video animasi Powtoon dapat mengatasi keterbatasan
ruang, waktu, dan daya indera seperti contohnya objek yang
terlalu besar dapat digantikan dengan realita, film, bingkai dan
gambar.
3. Dapat mengatasi gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dan
kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu dapat
ditampilkan lagi melalui rekaman film, video, film bingkai, foto
maupun secara verbal.
4. Dapat mengatasi penggunaan media pendidikan secara tepat dan
bervariasi yang dapat mengatasi sikap pasif anak seperti
kegairahan belajar, memungkinkan untuk adanya interaksi
langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan.
F. Fitur - Fitur Produk
Terdapat beberapa fitur media video animasi dengan berbantuan
Powtoon pada materi teks puisi yang dikembangkan untuk memberikan
desain khusus pada produk.
Sebelum mengembangkan produk, peneliti mencari materi teks puisi dari

berbagai sumber agar informasi yang didapatkan lebih akurat.

C. Pengembangan Produk

Produk media video animasi yang dikembangkan dibuat menggunakan

aplikasi Powtoon melalui tahapan sebagai berikut.

1) Penyusunan media video animasi menggunakan model Problem Based

Learning berbantuan aplikasi Powtoon

Penyusunan draf dilakukan dengan mencari materi menulis puisi. Draf yang

sudah tersusun kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Setelah draf

media disetujui oleh pembimbing langkah selanjutnya, peneliti mulai membuat

media pembelajaran.

2) Pembuatan media Powtoon untuk pembelajaran menulis puisi

Media Powtoon yang dibuat oleh peneliti berisi tentang materi menulis puisi

serta terdapat contoh puisi dan soal tes. Proses pembuatan media yang sudah

selesai dapat disebut dengan draf produk.


3) Hasil pengembangan media pembelajaran menggunakan model Problem Based

Learning berbantuan aplikasi Powtoon

Media pembelajaran yang telah dibuat menggunakan aplikasi Powtoon

selanjutnya dikonversikan dalam bentuk video dalam file MP4 untuk

memudahkan penyampaian materi kepada peserta didik.

Gambar di bawah ini merupakan media video animasi yang telah di buat

oleh peneliti, sebagai berikut.

Gambar 4.1 Slide Pembuka

Gambar 4.2 Slide KD dan Indikator


Gambar 4.3 Tujuan Pembelajaran

Gambar 4.4 Slide Perkenalan Materi

Gambar 4.5 Slide Contoh Puisi


Gambar 4.6 Slide Latihan Siswa

Gambar di atas merupakan hasil pengembangan media video animasi yang

telah di buat oleh peneliti menggunakan aplikasi Powtoon. Media video animasi

ini berisikan materi teks puisi yang terdiri dari pengertian, jenis-jenis dan unsur

pembentuk puisi.

D. Validasi Ahli

Tujuan dari tahap pengembangan adalah untuk memperoleh produk awal

penelitian dan pengembangan berupa media video animasi dalam pembelajaran

menulis teks puisi. Dalam rangka pencapaian tersebut maka diperlukan berbagai

tahapan-tahapan penilaian dari para ahli.

Validasi produk ini adalah aktivitas penyuntingan dan penilaian yang

dilakukan oleh validator ahli. Melalui langkah ini, diharapkan diperoleh kritik dan

saran yang jelas untuk perbaikan produk. Penyuntingan yang dilakukan dalam

langkah ini meliputi tampilan (kualitas fisik, penyajian, illustrasi dan isi).

E. Revisi Produk

Revisi dilakukan sesuai dengan masukan dari validator ahli. Revisi dalam

langkah ini adalah revisi desain sebelum uji coba produk. Hasil revisi merupakan
produk awal yang sudah tervalidasi. Produk media video animasi melakukan

tahap revisi, dari gambar, animasi, dan ilustrasi. Sehingga dengan adanya revisi

dari pengembangan produk sebelumnya, maka peneliti melakukan revisi terhadap

media video animasi sesuai dari arahan validator ahli.

Agar produk yang telah dikembangkan dapat disebut layak digunakan oleh

siswa, maka perlu di uji coba pada subjek uji coba yang dijabarkan pada tahap uji

coba.

F. Tahap Uji Coba

Tahap uji coba dalam penelitian dan pengembangan ini terdiri dari uji coba

lapangan skala kecil dan uji coba skala besar. Uji coba skala kecil dan uji coba

skala besar yaitu sebagai berikut.

Uji coba terbatas dilakukan setelah mendapatkan validasi produk dengan

subjek yang terbatas. Pada tahap ini, peneliti melaksanakan penelitian tindakan

kelas dengan menggunakan satu kelas VIII D dan mengambil sampel 15 siswa

sebagai subjek penelitian. Sedangkan uji coba luas dilaksanakan di kelas VIIIE

dengan jumlah siswa 40 orang. Saat melaksanakan pembelajaran siswa diberikan

media pembelajaran video animasi dan di akhir pembelajaran siswa memberikan

penilaian terhadap produk melalui instrumen penilaian media video animasi

berupa angket.

Pada proses penelitian ini, peneliti berperan sebagai pendidik, sedangkan

guru mata pelajaran mengamati peneliti selama kegiatan belajar mengajar.

Penelitian dilakukan secara tatap muka langsung. Adapun model pembelajaran


yang digunakan dalam penelitian yaitu model Problem Based Learning

berdasarkan kegiatan pembelajaran di dalam RPP yang sudah dibuat oleh peneliti,

sebagai berikut.

Tabel 4.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Uji Coba Terbatas dan Luas

No Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan Persiapan/orientasi 5 Menit
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam kepada peserta
didik.
2. Guru mengajak peserta didik berdoa
sebelum belajar dipimpin oleh salah satu
peserta didik.
3. Guru melakukan presensi.
Apersepsi
1. Guru menayangkan teks puisi dan
melakukan tanya jawab dengan peserta
didik tentang puisi tersebut.
2. Guru menyampaikan KD, indikator dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Motivasi
1. Guru memberikan motivasi tentang apa
yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat)
dengan mempelajari materi Teks Puisi.
Tujuan
1. Pada pertemuan satu, guru menjelaskan
tujuan dari pembelajaran menelaah Teks
puisi.
2. Pada pertemuan dua, guru menjelaskan
tujuan dari pembelajaran menyajikan
gagasan teks puisi.
2. Kegiatan Inti Pertemuan 1 35
Pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka Menit
langsung.
Sintak Model Pembelajaran 1: Orientasi
Masalah
1. Guru memaparkan materi pengantar lewat
Video Animasi Powtoon mengenai unsur-
unsur pembangun puisi.
2. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan materi teks puisi.
konteks berkaitan dengan teks puisi yang diajukan
oleh guru:
1. Apa yang kalian pahami tentang teks
puisi?
2. Apa saja unsur-unsur pembangun teks
puisi.
Sintak Model Pembelajaran 2: Mengorganisasi
Siswa Belajar
Peserta didik/kelompok menyimak penjelasan dari
guru untuk berdiskusi dan mengidentifikasi
masalah yang akan dibahas dalam lembar kerja
(tugas dalam quizziz), meliputi:
1. Menyebutkan unsur-unsur pembangun teks
puisi.
2. Menjelaskan unsur-unsur pembangun teks
puisi.
3. Menelaah unsur-unsur pembangun teks
puisi.
Sintak Model Pembelajaran 3: Membimbing
Penyelidikan Siswa Secara Mandiri Atau
Kelompok
1. Peserta didik menerima arahan dan fasilitas dari
guru untuk mengumpulkan data atau informasi
yang relevan sebanyak-banyaknya baik melalui
internet ataupun sumber lain.
2. Peserta didik mengumpulkan data atau informasi
melalui diskusi atau kegiatan lain guna
menemukan solusi masalah
3. Guru memberikan motivasi dan membimbing
peserta didik yang mengalami kendala dalam
mengumpulkan informasi.
Sintak Model Pembelajaran 4:
Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
1. Peserta didik dalam kelompok berdiskusi
untuk menghasilkan solusi pemecahan
masalah mengenai unsur-unsur pembangun
puisi.
2. Peserta didik, secara kreatif, bekerja sama,
dan penuh tanggung jawab menuliskan
hasil kerjanya pada lembar kerja.
3. Perwakilan peserta didik
mempresentasikan/mengevaluasi hasil
kerja dikelas.
Sintak Model Pembelajaran 5: Menganalisis
dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah
1. Peserta didik dan guru melakukan
simpulan dari hasil pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
2. Peserta didik kelompok lain menanggapi
hasil kerja kelompok dengan membuat
catatan tanggapan.
3. Guru memberikan penguatan terhadap
hasil diskusi peserta didik.
4. menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan 2
Pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka
langsung
Sintak Model Pembelajaran 1: Orientasi
Masalah
1. Guru memaparkan dan mengulas materi
yang telah dibahas sebelumnya.
2. Peserta didik mengamati teks puisi yang
telah di analisisnya.
3. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan materi teks puisi.
Sintak Model Pembelajaran 2: Mengorganisasi
Siswa Belajar
1. Peserta didik dibagi dalam beberapa
kelompok.
2. Guru menugaskan peserta didik untuk
membuat rancangan teks puisi sesuai
dengan unsur-unsur pembangun puisi
3. Setelah membuat rancangan, peserta didik
menyimpulkan dan mempresentasikan
hasil rancangan yang telah dibuat oleh
masing-masing kelompok.
Sintak Model Pembelajaran 3: Membimbing
Penyelidikan Siswa Secara Mandiri Atau
Kelompok
1. Peserta didik dibimbing guru
mengumpulkan data dan Informasi yang
sesuai dari berbagai referensi atau sumber,
untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah terkait tugas yang
diberikan guru.
Sintak Model Pembelajaran 4:
Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
1. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok
untuk menyajikan gagasan pendapat
bentuk teks puisi secara tulis/lisan dengan
memperhatikan unsur-unsur pembangun
puisi.
2. Peserta didik, secara kreatif, bekerja sama,
dan penuh tanggung jawab menuliskan
hasil kerjanya pada lembar kerja.
3. Peserta didik mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya masing-masing.
Sintak Model Pembelajaran 5: Menganalisis
dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah
1. Peserta didik kelompok lain menanggapi
hasil kerja kelompok dengan membuat
catatan tanggapan.
2. Guru memberikan penguatan terhadap
hasil diskusi peserta didik.
3. Memberi umpan balik terhadap proses
pembelajaran dengan cara guru
membagikan selebaran kertas yang
berisikan angket yang akan di isi oleh para
siswa

3. Kegiatan Kegiatan Guru Bersama Peserta Didik 5 Menit


Penutup 1. Membuat rangkuman/ simpulan pelajaran
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan.
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran;
Kegiatan Guru
1. Melakukan penilaian.
2. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk
banyak membaca teks puisi lainnya.
3. Menutup kegiatan belajar mengajar.
2. Kelayakan Pengembangan Media Pembelajaran Video Animasi

Menggunakan Model Problem Based Learning Berbantuan Aplikasi

Powtoon Untuk Kemampuan Menulis Teks Puisi Kelas VIII

Kelayakan terhadap pengembangan media video animasi menggunakan

model Problem Based Learning berbantuan aplikasi Powtoon dalam materi

menulis teks puisi siswa kelas VIII. Media video animasi divalidasi oleh 3 orang

validator ahli, yaitu validator 1 Ibu Teti Sobari, Validator 2 Bapak Suhud Aryana

dan Validator 3 Ibu Eva Farihah, S.Pd. Validator satu dan dua merupakan dosen

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Siliwangi,

sedangkan validator 3 merupakan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN

2 Batujajar.

Data yang diperoleh dari hasil validasi yang telah diisi oleh ketiga

validator diolah menggunakan rumus di bawah ini.

skor total
V= x 100
skor max

Hv 1+ Hv 2+ Hv 3
3

Keterangan :

V = Validator

Skor Total = Jumlah yang diperoleh berdasarkan hasil validator

Skor Max = Jumlah keseluruhan skor

Hv = Hasil validator

Setelah hasil validator diperoleh, lalu dijumlahkan dan dibagi sesuai dengan

jumlah validator yang menilai.


Tabel 4.3. Hasil Validasi Media Video Animasi dari 3 Validator

Penilaian Penilaian Penilaian


No. Aspek yang diamati Validator
Validator I Validator II
III
1 Materi
a. Media video animasi
powtoon yang digunakan
4 4 4
sesuai dengan materi
pembelajaran.
b. Media video animasi
powtoon yang digunakan
4 4 4
sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
c. Penggunaan media video
animasi powtoon yang
4 4 4
digunakan sesuai dengan
kompetensi dasar.
d. Kejelasan kerangka
materi pembelajaran
4 4 4
dalam media video
animasi powtoon.
e. Kesesuaian isi materi
pembelajaran dengan
kemampuan peserta didik 4 4 4
menggunakan media
video animasi powtoon.
2 Iilustrasi
a. Media video animasi
powtoon yang digunakan
dapat memberikan
3 4 4
illustrasi yang sesuai
dengan keadaan yang
sebenarnya.
b. Media video animasi
powtoon dapat
mempermudah peserta
4 4 4
didik dalam
membayangkan materi
pembelajaran.
c. Media video animasi
dapat mempermudah
peserta didik dalam 4 4 4
memvisualisasikan materi
pelatihan.
3 Kualitas dan tampilan media
a. Suara pada media video
animasi powtoon 4 4 4
terdengar dengan jelas.
b. Bentuk huruf pada media
video animasi powtoon 4 3 5
mudah dibaca
c. Warna pada media video
animasi powtoon sudah
3 4 4
sesuai dengan materi
pembelajaran
d. Ukuran gambar dan tata
letak tulisan pada media
4 3 5
video animasi powtoon
sudah seimbang.
e. Media video animasi
powtoon yang digunakan 3 4 4
tidak mudah rusak.
4 Daya tarik
a. Penggunaan media video 4 4 5
animasi powtoon dapat
mengurangi
ketergantungan peserta
didik pada guru.
b. Penampilan media video
animasi powtoon menarik 4 4 4
perhatian peserta didik.
c. Penggunaan media video
animasi powtoon dapat
meminimalisir kesalah 4 4 5
pahaman yang terjadi
kepada peseta didik.
d. Penggunaan media video
animasi powtoon
membangun komunikasi 4 4 5
yang efektif antara guru
dengan peserta didik.
Jumlah Skor 65 66 73
Rata-rata 4 4 4
Keterangan Cukup valid Cukup valid Sangat valid

65
VaI = x 100 = 76,47 atau 76%
85

66
VaII = x 100 = 77,64 atau 78%
85

73
VaIII = x 100 = 85,88 atau 86%
85

76+78+86 240
= = 80%
3 3

Data di atas menunjukkan nilai persentase valid yang diperoleh dari 3

validator bahwa media video animasi yang dikembangkan oleh peneliti memiliki

nilai presentasi 80% dengan kriteria cukup valid.


3. Respons siswa kelas VIII terhadap media pembelajaran video animasi

materi menulis puisi menggunakan problem based learning (PBL)

berbantuan aplikasi powtoon.

Penelitian ini menggunakan angket untuk mengetahui respons siswa

terhadap pengembangan media pembelajaran video animasi dengan menggunakan

model Problem Based Learning berbantuan aplikasi Powtoon dalam menulis teks

puisi kelas VIII. Angket yang dibuat oleh peneliti berisikan 10 pertanyaan dengan

tipe pernyataan. Angket tersebut dihitung dengan menggunakan rumus.

Hasil Pengumpulan Data


Persentase ¿ x 100%
Skor Ideal

a. Angket Respons Siswa pada Uji Terbatas

Hasil angket respons siswa pada uji terbatas terdiri dari 15 siswa. Angket

respons siswa diberikan setelah pembelajaran menggunakan media video animasi

selesai dilaksanakan untuk menilai keefektifan media video animasi materi teks

puisi digunakan dalam proses pembelajaran.

Tabel 4.4. Hasil Angket Respons Siswa Uji Terbatas

No Nama Pertanyaan
. Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3. BBS 3 4 1 4 4 3 4 4 2 4
4. CND 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3
5. FRD 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4
6. JKA 3 4 4 4 2 3 4 4 3 4
7. LNA 4 3 4 4 4 1 4 3 4 4
8. NNA 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4
9. PNT 4 4 3 3 4 4 2 3 1 3
10. RIK 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4
11. RST 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2
12. SNI 3 4 1 4 4 4 2 4 3 4
13. STI 4 3 2 3 4 3 4 3 1 4
14. TNP 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4
15. WWN 4 4 1 3 3 4 2 4 4 2
SKOR 47 48 38 46 47 46 45 48 40 46
JUMLAH 451
PERSENTASE 75,16%

Rumus perhitungan analisis data hasil respons siswa.

451 451
Persentase ¿ x 100%= x 100%= 75,16%
4 x 10 x 15 600

Berdasarkan hasil tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil angket siswa

pada uji terbatas yaitu 75,16 persen. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan media video animasi dapat dikatakan baik

dan dapat diterima oleh siswa. Dari hasil tersebut, pembelajaran menggunakan

media video animasi dapat dikatakan berhasil dan layak digunakan dalam proses

pembelajaran.

b. Angket Respons Siswa pada Uji luas

Hasil angket respons siswa terdiri dari 40 siswa. Angket respons siswa

diberikan setelah pembelajaran menggunakan media video selesai dilaksanakan

untuk menilai keefektifan media video animasi teks puisi digunakan dalam proses

pembelajaran.

Tabel 4.5. Hasil Angket Respons Siswa Uji Luas

No Nama Pertanyaan
. Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. AAL 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4
2. ANL 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4
3. APR 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3
4. ARM 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4
5. ART 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3
6. DFR 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4
7. DGS 2 4 4 3 4 4 4 4 3 4
8. DMI 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3
9. EAN 2 3 4 2 3 3 4 4 4 4
10. FNT 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3
11. HLM 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4
12. HNK 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4
13. IAM 3 4 4 3 4 4 2 4 4 3
14. LYR 4 2 3 4 3 4 4 3 4 4
15. MAS 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4
16. MFA 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
17. MHA 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4
18. MRI 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4
19. MRR 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4
20. MTR 3 4 3 3 4 4 4 4 3 1
21. NFA 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2
22. NMA 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4
23. NSZ 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4
24. RFH 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3
25. RHN 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3
26. RPB 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3
27. RPZ 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4
28. RSA 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3
29. RZT 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
30. SAL 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4
31. SDM 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
32. SNN 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4
33. SRS 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4
34. SSV 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4
35. TPR 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4
36. UTR 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3
37. VNA 4 4 3 2 3 4 4 3 3 4
38. YBA 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4
39. YNH 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3
40. ZDM 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4
14
SKOR 145 147 145 146 148 144 140 147 144
7
JUMLAH 1453
PERSENTASE 90,81%
Perhitungan analisis data hasil respons uji luas.

1453 1453
Persentase ¿ x 100%= x 100%= 90,81%
4 x 10 x 40 1600

Berdasarkan hasil tabel di atas , dapat disimpulkan bahwa hasil angket siswa

pada uji luas yaitu 90,81 persen. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran

dengan menggunakan media video animasi dapat dikatakan baik dan dapat

diterima oleh siswa. Dari hasil tersebut, pembelajaran menggunakan media video

animasi dapat dikatakan berhasil dan layak digunakan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil akhir penilaian uji coba terbatas dan uji coba luas. Media

pembelajaran video animasi menggunakan model Problem Based Learning

berbantuan aplikasi Powtoon dalam pembelajaran menulis teks puisi kelas VIII

mendapatkan respons “sangat baik” dari siswa dengan hasil persentase respons

jawaban pada uji terbatas 75,16% dan uji coba luas sebesar 90,81%.

Hasil rata-rata secara keseluruhan

uji coba terbatas+uji cobaluas 75 ,16+ 90 , 81


Rata-rata¿ = x = 76,81%
100 100

Dari hasil rata-rata keseluruhan tersebut maka dapat dikatakan bahwa media

pembelajaran video animasi layak untuk digunakan dalam pelaksanaan

pembelajaran.

4. Kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII yang media pembelajarannya

menggunakan video animasi dengan model Problem Based Learning (PBL)

berbantuan aplikasi Powtoon


Dalam penelitian ini, untuk mengetahui kemampuan menulis teks puisi

setelah diterapkannya media pembelajaran berbantuan aplikasi Powtoon, peneliti

menggunakan lembar evaluasi berupa pertanyaan yang mencakup aspek

pengetahuan dan keterampilan. Dalam penelitian ini peserta didik akan

mengerjakan tugas secara individu, jadi dapat dilihat dimanakan tingkat

pengetahuan dan keterampilan siswa semakin meningkat. Berikut peneliti

jabarkan hasil evaluasi peserta didik.

a. Hasil Penilaian Siswa dengan Media Video Animasi Materi Teks Puisi pada

Uji Coba Terbatas

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Batujajar dengan sasaran siswa kelas

VIII. Pada penelitian uji terbatas ini, peneliti menguji produk berupa media video

animasi dengan materi teks puisi pada siswa kelas VIII D dengan jumlah total

siswa 30 orang. Peneliti mengambil sampel secara acak sebanyak 15 siswa.

Tabel 4. Hasil Penilaian Pengetahuan Pilihan Ganda pada Uji Terbatas

Jawaban
Nama
No. Skor
Siswa
Benar Salah
3. BBS 9 1 90
4. CND 6 4 60
5. FRD 8 2 80
6. JKA 7 3 70
7. LNA 8 2 80
8. NNA 9 1 90
9. PNT 9 1 90
10. RIK 8 2 80
11. RST 7 3 70
12. SNI 8 2 80
13. STI 8 2 80
14. TNP 7 3 70
15. WWN 9 1 90
Rata-rata 79,2%

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa hasil penilaian pengetahuan pada uji

terbatas terdapat 10 soal pengetahuan yang berisikan pilihan ganda.

Tabel 4. Hasil Penilaian Keterampilan Uji Coba Terbatas

Aspek Yang Dinilai Skor Skor


Nama
No. Total
Siswa Struktur Struktur Maksimal Akhir
Fisik Batin
3. BBS 10 15 25 40 62,5
4. CND 15 15 30 40 75
5. FRD 10 15 25 40 62,5
6. JKA 10 20 30 40 75
7. LNA 15 15 30 40 75
8. NNA 15 10 25 40 62,5
9. PNT 20 15 35 40 87,5
10. RIK 15 15 30 40 75
11. RST 10 15 25 40 62,5
12. SNI 10 20 30 40 75
13. STI 15 15 30 40 75
14. TNP 10 20 30 40 75
15. WWN 15 15 30 40 75
Rata-rata 75,11%

Analisis rumus nilai keterampilan

perolehan skor
Skor Nilai Keterampilan ¿ X 100%
skor total

Berdasarkan hasil dari penilaian siswa dalam kompetensi dasar pengetahuan

dan keterampilan maka dapat disimpulkan bahwa setiap peserta didik sudah

memenuhi nilai KKM yaitu 75. Rata-rata nilai yang diperoleh oleh peserta didik

dalam kompetensi dasar pengetahuan 79,2% maka nilai tersebut sudah masuk

dalam kriteria “baik”. Untuk rata-rata nilai keterampilan yang diperoleh peserta
didik yaitu sebesar 75,11%, nilai tersebut juga sudah termasuk ke dalam kriteria

“baik” untuk melihat hasil akhir dari evaluasi individu ini, maka peneliti akan

membuat tabel nilai akhir dari evaluasi individu yang merupakan penggabungan

nilai dari evaluasi pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut.

Tabel 4. Hasil Akhir Penilaian Siswa Uji Coba Terbatas

Nama Nilai
No. KDP KDK
Siswa Akhir
3. BBS 90 62,5 90,6
4. CND 60 75 60,7
5. FRD 80 62,5 80,6
6. JKA 70 75 70,7
7. LNA 80 75 80,7
8. NNA 90 62,5 90,6
9. PNT 90 87,5 90,8
10. RIK 80 75 80,7
11. RST 70 62,5 70,6
12. SNI 80 75 80,7
13. STI 80 75 80,7
14. TNP 70 75 70,7
15 WWN 90 75 90,7
Rata-rata 79,90%

Analisis rumus nilai akhir.

( Nilai Pengetahuan x 30 ) +(Nilai Keterampilan 70)


Nilai Akhir=
100

Tabel di atas adalah hasil penggabungan nilai pengetahuan dan keterampilan

setiap siswa. Dari penggabungan dua kompetensi dasar tersebut dapat diperoleh

nilai rata-rata 79,90%, nilai tersebut dapat dikatakan “baik”.

b. Hasil Penilaian Siswa dengan Media Video Animasi Materi Teks Puisi pada

Uji Coba Luas


Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Batujajar dengan sasaran siswa kelas

VIII. Pada penelitian uji luas ini, peneliti menguji produk berupa media video

animasi dengan materi teks puisi pada siswa kelas VIII E dengan jumlah total

siswa 40 orang.

Tabel 4. Hasil Nilai Pengetahuan Uji Coba Luas

Jawaban
Nama
No. Skor
Siswa
Benar Salah
1. AAL 9 1 90
2. ANL 10 0 100
3. APR 8 2 80
4. ARM 9 1 90
5. ART 8 2 80
6. DFR 8 2 80
7. DGS 7 3 70
8. DMI 8 2 80
9. EAN 8 2 80
10. FNT 8 2 80
11. HLM 8 2 80
12. HNK 9 1 90
13. IAM 9 1 90
14. LYR 9 1 90
15. MAS 8 2 80
16. MFA 9 1 90
17. MHA 8 2 80
18. MRI 9 1 90
19. MRR 8 2 80
20. MTR 9 1 90
21. NFA 8 2 80
22. NMA 9 1 90
23. NSZ 8 2 80
24. RFH 9 1 90
25. RHN 9 1 90
26. RPB 9 1 90
27. RPZ 9 1 90
28. RSA 10 0 100
29. RZT 9 1 90
30. SAL 9 1 90
31. SDM 10 0 100
32. SNN 8 2 80
33. SRS 8 2 80
34. SSV 8 2 80
35. TPR 9 1 90
36. UTR 9 1 90
37. VNA 9 1 90
38. YBA 10 0 100
39. YNH 9 1 90
40. ZDM 9 1 90
Rata-rata 86,75%

Nilai rata-rata yang didapatkan oleh ke 40 siswa pada uji coba luas 86,75%,

nilai tersebut merupakan nilai pengetahuan dengan 10 soal pilihan ganda.

Sehingga dapat dikatakan bahwa dari hasil nilai tersebut termasuk kriteria “sangat

baik” dan mengalami peningkatan dari hasil penilaian pengetahuan uji coba

terbatas.

Tabel 4. Hasil Penilaian Keterampilan Uji Coba Luas

Aspek Yang Dinilai


No Nama Skor
Skor
. Siswa Struktur Struktur Akhir
Fisik Batin
1. AAL 20 15 35 87,5
2. ANL 15 15 30 75
3. APR 15 20 35 87,5
4. ARM 20 20 40 100
5. ART 10 20 30 75
6. DFR 20 15 35 87,5
7. DGS 20 15 35 87,5
8. DMI 20 20 40 100
9. EAN 15 20 35 87,5
10. FNT 15 20 35 87,5
11. HLM 15 15 30 75
12. HNK 10 20 30 75
13. IAM 15 20 35 87,5
14. LYR 20 20 40 100
15. MAS 15 20 35 87,5
16. MFA 15 15 30 75
17. MHA 20 15 35 87,5
18. MRI 20 20 40 100
19. MRR 20 20 40 100
20. MTR 15 20 35 87,5
21. NFA 20 15 35 87,5
22. NMA 20 20 40 100
23. NSZ 15 15 30 75
24. RFH 15 20 35 87,5
25. RHN 20 20 40 100
26. RPB 20 15 35 87,5
27. RPZ 20 15 35 87,5
28. RSA 10 20 30 75
29. RZT 20 20 40 100
30. SAL 15 20 35 87,5
31. SDM 20 20 40 100
32. SNN 20 15 35 87,5
33. SRS 15 20 35 87,5
34. SSV 20 20 40 100
35. TPR 20 20 40 100
36. UTR 15 20 35 87,5
37. VNA 15 20 35 87,5
38. YBA 20 15 35 87,5
39. YNH 10 20 30 75
40. ZDM 20 20 40 100
Rata-rata 88,75%

Analisis rumus penilaian keterampilan.

perolehan skor
Skor Nilai Keterampilan ¿ X 100%
skor total

Dilihat dari hasil rata-rata di atas bahwa nilai keterampilan peserta didik

pada uji coba luas dapat dikatakan “sangat baik” dan hasil persentasenya yaitu

88,75%.
Sesuai dengan hasil dari penilaian siswa dalam kompetensi dasar

pengetahuan dan keterampilan maka dapat disimpulkan bahwa setiap siswa sudah

memenuhi nilai di atas KKM. Rata-rata nilai yang diperoleh oleh siswa pada uji

luas dalam kompetensi dasar pengetahuan 86,75% maka nilai tersebut sudah

masuk dalam kriteria “sangat baik”. Untuk rata-rata nilai keterampilan yang

diperoleh peserta didik yaitu sebesar 88,75%, nilai tersebut juga sudah termasuk

ke dalam kriteria “sangat baik” untuk melihat hasil akhir dari evaluasi individu

ini, maka peneliti akan membuat tabel nilai akhir dari evaluasi individu yang

merupakan penggabungan nilai dari penilaian pengetahuan dan keterampilan

sebagai berikut.

Tabel 4. Hasil Akhir Penilaian Siswa Uji Coba Luas

NILAI
Nama KDK
No. KDP AKHIR
Siswa

1. AAL 90 87,5 90,8


2. ANL 100 75 76
3. APR 80 87,5 80.8
4. ARM 90 100 91
5. ART 80 75 80,7
6. DFR 80 87,5 80,8
7. DGS 70 87,5 70,8
8. DMI 80 100 80
9. EAN 80 87,5 80,8
10. FNT 80 87,5 80,8
11. HLM 80 75 80,7
12. HNK 90 75 90,7
13. IAM 90 87,5 90,8
14. LYR 90 100 91
15. MAS 80 87,5 80,8
16. MFA 90 75 90,7
17. MHA 80 87,5 80,8
18. MRI 90 100 91
19. MRR 80 100 81
20. MTR 90 87,5 90,8
21. NFA 80 87,5 80,8
22. NMA 90 100 91
23. NSZ 80 75 80,7
24. RFH 90 87,5 90,8
25. RHN 90 100 91
26. RPB 90 87,5 90,8
27. RPZ 90 87,5 90,8
28. RSA 100 75 76
29. RZT 90 100 91
30. SAL 90 87,5 90,8
31. SDM 100 100 100
32. SNN 80 87,5 80,8
33. SRS 80 87,5 80,8
34. SSV 80 100 81
35. TPR 90 100 91
36. UTR 90 87,5 90,8
37. VNA 90 87,5 90,8
38. YBA 100 87,5 98,2
39. YNH 90 75 90,7
40. ZDM 90 100 91
Rata-rata 86,37%

Dapat dilihat dari hasil tabel di atas, bahwa nilai pengetahuan dan keterampilan

siswa pada uji coba luas ini sudah dapat dikatakan meningkat dari uji terbatas

sebelumnya. Dan hasil dari persentase uji coba luas ini yaitu 86,37%.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hasil Pengembangan Produk

Media video animasi yang dikembangkan oleh peneliti dibuat dengan

mempertimbangkan manfaatnya untuk memudahkan siswa dalam memahami

materi. Penelitian pengembangan digunakan untuk mengembangkan media


pembelajaran berupa video animasi berbantuan aplikasi Powtoon. Kemudian

proses pengembangan media pembelajaran ini mengacu pada prosedur

pengembangan Borg and Gall. Proses pengembangan media video animasi

berbantuan aplikasi Powtoon pada pembelajaran menulis teks puisi pada siswa

kelas VIII SMPN 2 Batujajar tentunya mengacu kepada langkah-langkah

pelaksanaan model pengembangan Borg and Gall dengan penyederhanaan

tahapan atau langkah penelitian. Sehingga langkah pengembangan media

pembelajaran ini menjadi Enam langkah, yaitu penelitian dan pengumpulan data,

perencanaan, pengembangan produk, validasi ahli, revisi produk, tahap uji coba.

Berdasarkan prosedur penelitian pengembangan setelah penelitian

menganalisis dan mengumpulkan data selanjutnya peneliti melakukan

perencanaan terhadap produk yang akan dikembangkan dengan mendownload

aplikasi Powtoon menggunakan laptop. Sehingga dalam pengembangan ini

produk yang dihasilkan berupa media pembelajaran video animasi berbantuan

aplikasi Powtoon.

Setelah perencanaan dan pengembangan media di buat peneliti mengajukan

validasi produk kepada dosen ahli media dan materi pembelajaran untuk

mendapatkan nilai kelayakan, saran atau kritikan mengenai produk yang telah

dibuat. Produk media pembelajaran melalui langkah ini, diharapkan diperoleh

kritik dan saran yang jelas untuk perbaikan produk. Penyuntingan yang dilakukan

dalam langkah ini meliputi tampilan (kualitas fisik, penyajian, ilustrasi dan isi).

Setelah melakukan revisi sesuai dengan saran dan kritik dari validator ahli,

peneliti dapat menggunakan produk tersebut di lapangan untuk di uji coba.


Peneliti melakukan uji coba terbatas dan luas di SMPN 2 Batujajar dengan subjek

uji terbatas 15 siswa, dan uji luas 40 siswa. Hasil dari uji coba yang telah

dilakukan tersebut menyatakan bahwa media video animasi yang telah

dikembangkan sudah memiliki kriteria “sangat baik” sehingga tidak memerlukan

lagi revisi. Maka hasil akhir dari pengembangan media video animasi berbantuan

aplikasi Powtoon bisa di akses oleh siapa saja dan kapan saja. Berikut peneliti

lampirkan link media video animasi tersebut

2. Kelayakan Media Video Animasi

Berdasarkan hasil persentase dari validasi ahli dan respons guru terhadap

media video animasi berbantuan aplikasi Powtoon maka dapat disimpulkan bahwa

media hasil pengembangan tersebut layak digunakan dalam kegiatan

pembelajaran di dalam kelas. Rata-rata validasi ahli oleh 3 validator mendapatkan

nilai persentase 80% dengan kriteria “cukup baik” untuk memperkuat kelayakan

produk tersebut maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran video

animasi dikatakan layak digunakan sebagai alat perantara penyampaian informasi

dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan

oleh Widayanti dan Yuberti, (2018) bahwa media pembelajaran adalah sarana atau

alat pendidikan yang digunakan sebagai perantara menyampaikan informasi

materi pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas dalam mencapai tujuan

pembelajaran.

3. Respons Siswa Terhadap Media Video Animasi

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui respons siswa terhadap media

pembelajaran video animasi berbantuan aplikasi Powtoon menggunakan lembar


angket atau respons siswa. Dari perhitungan angket yang dilakukan pada uji coba

terbatas dan uji coba luas terdapat perbedaan hasil persentase, hasil dari uji coba

terbatas yang dilaksanakan oleh 15 siswa menghasilkan persentase lebih kecil

yaitu 75,16% sedangkan pada uji coba luas terhadap 40 siswa menghasilkan

persentase sebesar 90,81%.

Media pembelajaran video animasi menggunakan model Problem Based

Learning berbantuan aplikasi Powtoon dalam pembelajaran menulis teks puisi

kelas VIII mendapatkan respons s “sangat baik”.

4. Kemampuan Menulis Teks Puisi

Setelah peneliti memaparkan hasil penelitian, maka peneliti dapat menarik

kesimpulan bahwa, produk media video animasi yang dikembangkan oleh peneliti

layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran yang

dikembangkan oleh peneliti bersifat fleksibel dan efektif. Keefektifan media ini

terlihat pada hasil olah nilai pada uji coba terbatas dan uji coba luas. Uji coba

tersebut dilaksanakan di SMPN 2 Batujajar. Hasil akhir pada penelitian uji coba

terbatas mendapatkan persentase 79,90% dari hasil sampel 15 siswa, sedangkan

hasil akhir dari uji coba luas sebesar 86,37% dari nilai 40 siswa. Nilai tersebut

diperoleh dari evaluasi pengetahuan dan keterampilan yang dikerjakan secara

individu. Kemudian pada hasil nilai yang diperoleh oleh peserta didik pada uji

coba terbatas dengan produk pembelajaran media video animasi berbantuan

aplikasi Powtoon memperoleh nilai di atas KKM, keefektifan siswa dalam kelas

pun semakin bertambah ketika digunakannya media video animasi berbantuan

aplikasi Powtoon. Ditambah lagi pada penelitian ini, peneliti menggunakan model
Problem Based Learning agar peserta didik dapat mencari dan memecahkan

masalah dengan mandiri.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian dan pengembangan media video animasi menggunakan model

Problem Based Learning berbantuan aplikasi Powtoon dalam pembelajaran

menulis teks puisi siswa kelas VIII ini menggunakan langkah Borg and Gall

yang disederhanakan menurut kebutuhan peneliti. Berdasarkan hasil penelitian

dan pengembangan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai

berikut.

1. Langkah penelitian ini terdiri dari enam langkah yang pertama penelitian

dan pengumpulan data yang dilakukan dengan survei langsung ke sekolah

SMPN 2 Batujajar. Kedua yaitu perencanaan ini dilakukan untuk

menyusun dan merencanakan desain produk yang akan dikembangkan,

pengembangan produk, validasi ahli, revisi produk, tahap uji coba. Ketiga

pengembangan produk yaitu tahap pembuatan produk yang hendak

dikembangkan. Keempat validasi ahli, setelah produk selesai di buat

validasi ahli ini dilakukan berdasarkan kritik atau saran terhadap produk

yang telah dikembangkan. Kelima revisi produk yaitu produk yang telah

direvisi sesuai dengan masukan dari validator ahli. Keenam uji coba, pada

tahap ini peneliti melakukan uji coba luas dan uji coba terbatas di SMPN 2

Batujajar dengan mengambil 2 kelas untuk di lakukan penelitian.


2. Media video animasi yang dikembangkan mendapatkan persentase 80%

dengan kriteria “cukup baik” sehingga media video animasi tersebut dapat

dikatakan layak digunakan pada kegiatan pembelajaran.

3. Respons peserta didik pada media video animasi juga sangat baik, hal ini

dapat dilihat dari nilai persentase yang telah di olah oleh peneliti sehingga

memiliki kategori sangat baik”.

4. Kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam menulis teks puisi pun

sangat memuaskan. Dengan digunakannya media video animasi dalam

pelaksanaan pembelajaran maka diperoleh nilai siswa yang cukup

memuaskan yaitu sebesar 79,90% dan 86,37%.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memiliki beberapa

saran untuk perbaikan di masa mendatang, yaitu.

1. Bagi pendidik, media video animasi berbantuan aplikasi Powtoon yang

telah dibuat di uji kelayakannya, ini diharapkan dapat menjadi salah satu

alternatif bagi guru dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian guru juga

diharapkan dapat berinovasi dalam mengembang media pembelajaran

yang membuat belajar lebih interaktif.

2. Bagi pengguna media pembelajaran berbantuan aplikasi Powtoon,

sebaliknya agar lebih nyaman dalam menggunakan media ini siswa lebih

baik menggunakan laptop agar tampilan media pembelajaran lebih besar.


3. Bagi peneliti lain, hendaknya melanjutkan dalam mengembangkan media

pembelajaran semacam ini dengan cakupan materi dan bahan ajar yang

lebih luas serta menggunakan program multimedia yang lebih kompleks

dan mutakhir.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Istiqlal. (2018). Manfaat Media Pembelajaran dalam Proses Belajar dan
Mengajar. Jurnal Kepemimpinan Dan Pengurusan Sekolah, 3(2), 139–144.
Akbar, S. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Anam. (2019). Pengembangan video pembelajaran fisika channel youtube
berbantu aplikasi powtoon pada materi suhu dan kalor. 1–107.
Anggraeni, R. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis
Model Problem Based learning (PBL) Menggunakan Indikator Kemampuan
Berpikir Kritis Ennis pada Materi Biologi. 150.
Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Citraningrum, D. (2016). Menulis Puisi dengan Teknik Pembelajaran yang
Kreatif. Belajar Bahasa, 1(1), 42.
Dina Fitriana. (2014). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Animasi
Interaktif Pada Materi Sistem Peredaran darah Manusia DI MI Raudlatul
Ulum Ngijo KarangPloso Malang. 53(9), 1689–1699.
Ega Safitri, & Titin. (2021). Studi Literatur: Pengembangan Media Pembelajaran
dengan Video Animasi Powtoon. Jurnal Inovasi Penelitian Dan Pengabdian
Masyarakat, 1(2), 74–80. https://doi.org/10.53621/jippmas.v1i2.12
Ermawati, E., & Widowati, W. (2020). Implementasi Project Based Learning
Untuk Meni3ngkatkan Aktivitas dan Keterampilan Menulis Siswa SMP
Taman Dewasa Jetis. Wacana akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 4(1),
23. https://doi.org/10.30738/wa.v4i1.6052
Graham, B. (2015). Power Up Your Powtoon Studio Project. Birmingham: Packt
Publishing.
Khuluqo, I. El. (2017). Belajar dan Pembelajaran Konsep Dasar Metode dan
Aplikasi Nilai-NIlai Spritualitas dan Proses Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Kosasih, E. (2012). Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama
Widya.
Kosasih, E. (2014). Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum
2013. bandung: Yrama Widya
Moto, M. M. (2019). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran dalam Dunia
Pendidikan. Indonesian Journal of Primary Education, 3(1), 20–28.
https://doi.org/10.17509/ijpe.v3i1.16060
Muljani, S., & Aji, M. (2022). Pembelajaran Berkarakteristik dan Inovsi Abad 21
Pada Mapel Seni Budaya Dengan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Di SMK Negeri 1 Adiwerna. Jurnal Pendidikan, 199–202.
Munadhi, Y. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi.
Ngalimun, dkk. (2013). Perkembangan dan Pengembangan Kreativitas.
Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Ningsih, H. M., & Rizal, A. (2022). Edukasi Kesehatan Berbasis Video Animasi
Meningkatkan Perilaku Penggunaan Masker pada Pedagang Pasar
Panorama. 4, 113–124. https://doi.org/10.33088/jkr.v4i2.710
Nurhadi. (2017). Handbook of Writing Panduan Lengkap Menulis. Jakarta: Bumi
Aksara.
Nurrita. (2018). Kata Kunci : Media Pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa.
Misykat, 03, 171–187.
One, O. (2017). Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Audiovisual
Powtoon Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Madrasah Aliyah.
Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Untan, 6(3), 210239.
Padopo, D. . (2012). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada Yuniversity
Press.
Puspita, I. (2017). Indriana Puspita-Fitk.
Rohani. (2019). Media Pembelajaran. Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara.
Rosmayanti, D., & Zanthy, L. S. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis Visual Basic Application Powerpoint Pada Materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel. JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika
Inovatif), 2(6), 401. https://doi.org/10.22460/jpmi.v2i6.p401-414
Rusdiana, A. (2017). Digital Digital Repository Repository Universitas
Universitas Jember Jember PENGARUH MODEL PROBLEM BASED
LEARNING DENGAN Digital Digital Repository Repository Universitas
Universitas Jember Jember. Skripsi.
Rusmono. (2017). Strategi pembelajaran dengan Problem Based Learning itu
Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sanaky, H. A. . (2013). Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta:
Kaukaba.
Sanjaya, W. (2016). Media Komunikasi Pembelajaran. Prenada Media Grup.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukiyasa, K., & Sukoco, S. (2013). Pengaruh media animasi terhadap hasil belajar
dan motivasi belajar siswa materi sistem kelistrikan otomotif. Jurnal
Pendidikan Vokasi, 3(1), 126–137. https://doi.org/10.21831/jpv.v3i1.1588
Suprijono, A. (2013). Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Suyanto. (2013). Mengarang dan Mengapresiasi Puisi. Surakarta: Yuma Pustaka.
Trina, Z., Kamaruddin, T., & Rahmani, D. (2017). Penerapan Media Animasi
Audio Visual Menggunakan Software Powtoon untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPS SMP Negeri 16 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah, 2(2), 156–169.
Widyawati, E. (2021). Pengembangan Media Video Berbasis Powtoon Pada
Pembelajaran Tematik Tema Berbagai Pekerjaan Kelas IV SD/MI. UIN
Raden Intan Lampung, 11–12.
Yunus, S. (2015). Kompetensi Menulis Kreatif. Bogor: Ghalia Indonesia.
Zainurrahman. (2013). Menulis dari Teori Hingga Praktik. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai