Anda di halaman 1dari 129

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN APLIKASI WHATSAPP

DALAM MENDUKUNG PEMBELAJARAN SISWA


PADA MASA PANDEMI DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

OLEH
RIKA ANGGRAINI
NIM A1D117155

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN APLIKASI WHATSAPP
DALAM MENDUKUNG PEMBELAJARAN SISWA
PADA MASA PANDEMI DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Jambi
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh
Rika Anggraini
NIM A1D117155

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
ii
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal skripsi yang berjudul Implementasi Penggunaan Aplikasi

Whatsapp dalam Mendukung Pembelajaran Siswa pada Masa Pandemi di

Sekolah Dasar: Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar, yang disusun oleh Rika

Anggraini, Nomor Induk Mahasiswa A1D117155 telah dipertahankan di depan

tim penguji pada hari

Tim Penguji

1.

2.

3.

4.

5.

Mengetahui Mengetahui

Dekan FKIP Universitas Jambi Ketua Jurusan

Prof. Dr. Rer. Nat. Asrial, M.Si Dr. Yantoro, M.Pd

Didaftarkan Tanggal :

Nomor :

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal skripsi yang berjudul Implementasi Penggunaan Aplikasi

Whatsapp dalam Mendukung Pembelajaran Siswa pada Masa Pandemi di

Sekolah Dasar: Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar, yang disusun oleh Rika

Anggraini, Nomor Induk Mahasiswa A1D117155 telah dipertahankan di depan

tim penguji pada hari

Tim Penguji

1.

2.

3.

4.

5.

Mengetahui Mengetahui

Dekan FKIP Universitas Jambi Ketua Jurusan

Prof. Dr. Rer. Nat. Asrial, M.Si Dr. Yantoro, M.Pd

Didaftarkan Tanggal :

Nomor :

iv
MOTTO

“Investasikan waktumu untuk sesuatu yang bisa membuatmu bahagia”

“Orang Cerdas akan kalah karena keuletan orang bodoh”

Kupersembahkan skripsi ini untuk Bapak dan Ibu tercinta, yaitu Bapak Edi

Tukilan dan Ibu Siti Komsatun, yang dengan perjuangan kerasnya telah

mengantarkan aku untuk meraih ilmu. Semoga aku dapat menjadi anak yang

berbakti, sukses dan bermanfaat bagi banyak orang, Aamiin. Untuk Bapak dan Ibu

yang tersayang, kesabaran dan cinta kasihmu akan selalu menjadi ingatan yang

tidak pernah terlupakan dalam mengarungi kehidupan dan menggapai cita-cita.

Aku mencintaimu ayah dan ibu.

v
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangaan di bawah ini,

Nama : Rika Anggraini

Nim : A1D117155

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar-benar

karya sendiri dan bukan merupakan jiplakan dari hasil penelitian pihak lain.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini jiplakan

atau plagiat, saya bersedia menerima sanksi dicabut gelar dan ditarik ijazah.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Jambi, Februari 2021


Yang membuat pernyataan,

Rika Anggraini
Nim A1D117155

vi
ABSTRAK

Anggraini, Rika. 2021. Implementasi Penggunaan Aplikasi Whatsapp dalam

Mendukung Pembelajaran Siswa pada Masa Pandemi di Sekolah Dasar:

Skripsi, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini dan Dasar, FKIP Universitas

Jambi, Pembimbing: (1) Drs. Arsil, M. Pd., (II) Silvina Noviyanti,

S.Pd.,M.Pd.,

Kata kunci: Implementasi, Aplikasi whatsapp, Pembelajaran pada masa pandemi

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Implementasi Penggunaan

Aplikasi Whatsapp dalam Mendukung Pembelajaran Siswa pada Masa Pandemi

di Sekolah Dasar sebagai media pembelajaran di masa darurat covid-19.

Penelitian ini dilakukan di SDN 211/IX Mendalo Darat pada bulan Januari-

Februari 2021. Data penelitian diperoleh dengan cara melakukan observasi,

wawancara, dan dokumentasi mengenai Implementasi Penggunaan Aplikasi

Whatsapp dalam Mendukung Pembelajaran Siswa pada Masa Pandemi di Sekolah

Dasar. Adapun subjek dalam penelitian ini ialah guru di kelas tinggi yaitu guru

kelas VI.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa implementasi penggunaan aplikasi

whatsapp dalam mendukung pembelajaran siswa di masa pandemi dilaksanakan

melalui beberapa tahapan, diantaranya yaitu tahapan tujuan pembelajaran,

perencanaan pembelajaran, materi pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, serta

vii
evaluasi pembelajaran. Pembelajaran dilaksanakan dengan memanfaatkan fitur

grup chat pada aplikasi whatsapp. Pelaksanaan pembelajaran secara daring

dilakukan melalui kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan tanya jawab.

Tahapan terakhir yaitu tahapan evaluasi pembelajaran secara daring yang

dilaksanakan dengan kegiatan penilaian terhadap hasil kegiatan anak yang dikirim

melalui video, foto, maupun voicenote serta digunakan sebagai dasar untuk

penilaian harian, mingguan, bulanan, dan akhir semester.

viii
KATA PENGANTAR

Bismillahhirohmanirrohim, Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

skripsi yang berjudul “Implementasi Penggunaan Aplikasi Whatsapp dalam

Mendukung Pembelajaran Siswa pada Masa Pandemi di Sekolah Dasar”. Proposal

skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam mengerjakan skripsi Starta-1 di

Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Jambi.

Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Dalam penyusunan proposal

skripsi ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah terlibat. Terima kasih kepada Bapak Drs. Arsil, M. Pd sebagai

pembimbing I dan Ibu Silvina Noviyanti, S.Pd.,M.Pd sebagai pembimbing II,

yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan

proposal skripsi.

Selain itu, penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak

dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi yang telah memberikan bimbingan dan

arahan selama ini serta ilmu yang bermanfaat kepada penulis. Proposal skripsi ini

juga dapat terselesaikan dengan adanya dukungan serta semangat dari kedua

orang tua tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan kasih sayang yang

selalu tercurahkan selama ini. Terimakasih juga kepada sahabat saya yaitu Devi,

Nuki, dan Silvia serta teman-teman lainya yang telah memberikan dukungan,

ix
motivasi, serta memberikan kritik dan saran dalam penyusunan proposal skripsi

ini.

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih terdapat kekurangan

dan kesalahan. Penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk

perbaikan proposal skripsi ini. Peneliti berharap, semoga proposal skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin.

Jambi, Desember 2020

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................. iv
DAFTAR ISI.............................................................................................vi
DAFTAR TABEL...................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................. 5

BAB II KAJIAN TEORI


2.1 Pembelajaran......................................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Pembelajaran..............................................................7
2.1.2 Tujuan Pembelajaran...................................................................8
2.1.3 Komponen Pembelajaran.............................................................9
2.2 Pembelajaran Secara Daring/E-learning............................................. 10
2.2.1 Pengertian Pembelajaran Secara Daring/E-learning................ 10
2.2.2 Manfaat Pembelajaran Secara Daring/E-learning.................... 12
2.2.3 Kelebihan Pembelajaran Secara Daring/E-learning................. 13
2.2.4 Kekurangan Pembelajaran Secara Daring/E-learning.............. 14
2.3 Pengertian Media Pembelajaran..........................................................15
2.4 Pengertian Teknologi Komunikasi Dan Informasi..............................17
2.5 Aplikasi Whatsapp...............................................................................20
2.5.1 Pengertian Aplikasi Whatsapp...................................................20
2.5.2 Fungsi dan Manfaat Aplikasi Whatsapp....................................24
2.5.3 Kelebihan Aplikasi Whatsapp...................................................25
2.5.4 Kekurangan Aplikasi Whatsapp................................................27

xi
2.6 Pembelajaran Secara Daring Menggunakan Aplikasi Whatsapp.........27
2.7 Penelitian Relavan...............................................................................29
2.8 Kerangka Berfikir................................................................................30

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................31
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian......................................................... 31
3.3 Data dan Sumber Data........................................................................ 32
3.4 Teknik Sampling (Cuplikan)................................................................33
3.5 Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 33
3.6 Uji Validitas Data............................................................................... 35
3.7 Teknik Analisis Data........................................................................... 35
3.8 Prosedur Penelitian............................................................................. 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1Penyajian Hasil Penelitian......................................................................
4.1.1 Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian.........................................
4.2 Deskripsi Temuan Penelitian.................................................................
4.3 Pembahasan............................................................................................

BAB V SIMPULAN,IMPLIKASI DAN SARAN


5.1 Simpulan..................................................................................................
5.2 Implikasi..................................................................................................
5.3 Saran........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 38
LAMPIRAN..............................................................................................41
RIWAYAT HIDUP....................................................................................

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-Kisi Observasi

3.2 Kisi-kisi wawancara

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Bagan Kerangka Berfikir...................................................................30

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Lampiran 3 Pedoman Observasi

Lampiran 4 Panduan Analisis Dokumen

Lampiran 5 Bukti Observasi awal

Lampiran 6 Catatan Lapangan

Lampiran 7 Lembar Wawancara

Lampiran 8 Dokumen Foto

Lampiran 9 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian

Lampiran 10 Cek Plagiat

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

No. 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa “Pembelajaran adalah proses

interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar”.

Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang memiliki tujuan

untuk meningkatkan kemampuan dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Di dalam

dunia pendidikan, pembelajaran diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan

oleh guru yang secara sistematis didesain dengan intruksional untuk dapat

membuat peserta didik menjadi lebih aktif dalam mencapai tujuan belajar. Guru

dan peserta didik dalam hal ini memiliki peranan masing-masing. Guru sebagai

fasilitator dalam proses pembelajaran, sedangkan peserta didik sebagai pelaku

utama dalam kegiatan proses pembelajaran.

Oemar Hamalik (2011:57), menyatakan bahwa, “Pembelajaran adalah

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan

pembelajaran”. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran yang terdiri dari guru

dan peserta didik. Material, diantaranya meliputi buku-buku, papan tulis dan

media untuk proses pembelajaran. Fasilitas, diantaranya meliputi ruang kelas dan

perlengkapanya. Sedangkan prosedur, diantaranya meliputi jadwal, metode

1
2

pengajaran serta ujian. Selain itu, dalam mencapai tujuan didalam pembelajaran

diperlukan adanya komponen pendukung pembelajaran yang lain.

Menurut Martinis Yamin (2009: 32), pembelajaran merupakan

kemampuan dalam mengelola secara operasional dan efisien terhadap komponen-

komponen yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Sedangkan menurut

Suyanto dan Djihad Hisyam (2010: 81), komponen-komponen dalam

pembelajaran tersebut harus dapat saling berinteraksi dan membentuk sistem

yang saling berhubungan, sehingga mampu menciptakan sebuah proses

pembelajaran yang berkualitas. Komponen-komponen pembelajaran tersebut

diantaranya yaitu: a) tujuan pembelajaran, b) bahan pembelajaran, c) metode

pembelajaran, d) media pembelajaran, e) guru dan pendidik, f) peserta didik, g)

penilaian dan evaluasi.

Proses pembelajaran yang sebelumnya dilaksanakan secara langsung atau

tatap muka di dalam kelas dengan guru serta siswa lain, kini telah berubah

semenjak adanya Coronavirus Diseases 2019 (COVID-19) yang sudah memasuki

wilayah Indonesia pada awal bulan maret tahun 2020. Dengan adanya fenomena

Virus COVID-19 ini, tentu sangat berdampak pada berbagai bidang di kehidupan

masyarakat, khususnya pada sektor pendidikan. Banyak sekolah di berbagai

Negara yang menutup sekolah-sekolah untuk meminimalisir terjadinya

penyebaran Virus COVID-19, termasuk di Indonesia.

Melihat situasi yang seperti ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim mengeluarkan surat edaran Nomor

4 tahun 2020 pada tanggal 24 maret 2020 yang berisi Tentang “Pelaksanaan

Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat penyebaran CoronaVirus Disease


3

(Covid-19)”. Dalam surat edaran tersebut, dijelaskan pada poin ke 2 bahwa proses

pembelajaran pada saat ini akan dilaksanakan dari rumah melalui sistem secara

daring atau pembelajaran jarak jauh tanpa bertemu langsung dengan guru atau

siswa dan agar dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih berharga bagi

siswa. Pada masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, hampir pada tiap sekolah

berupaya untuk mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran secara daring. Melalui

pembelajaran secara daring, siswa diharapkan dapat mengakses setiap tugas yang

diberikan oleh guru dengan pendampingan dari orang tua.

Pembelajaran secara daring berusaha untuk memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi yang ada sebagai media dalam melaksanakan

pembelajaran yang dapat memberikan ruang bagi siswa agar dapat bereksplorasi,

berinteraksi, serta kolaborasi antar siswa dan juga guru di sekolah dasar. Media

pembelajaran yang digunakan setidaknya media yang paling umum digunakan

oleh guru dan lembaga pendidikan lainya, dengan harapan agar tidak mempersulit

guru maupun siswa dalam menggunakan media pembelajaran tersebut. Media

pembelajaran juga harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada.

Dalam salinan lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 103 tahun 2014 tentang pembelajaran pada pendidikan

dasar dan pendidikan menengah, terkait dengan prinsip pembelajaran yang

terdapat pada poin 12, telah disebutkan bahwa “Untuk mencapai suatu kualitas

yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum dan dapat meningkatkan efisiensi

serta efektivitas pembelajaran, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi”. Terkait dengan hal ini, maka

di setiap sekolah dasar dan sekolah menengah perlu untuk meningkatkan


4

keterampilan guru dan siswanya dalam memanfaatkan TIK dalam proses

pembelajaran. Berdasarkan definisi di atas, dipahami bahwa tujuan dari

pendidikan akan dapat tercapai dan terlaksana dengan adanya suatu pembaharuan

pada sistem pendidikan di Indonesia.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di sekolah ini, bahwa

pembelajaran secara daring yang dilaksanakan di sekolah ini yaitu dengan cara

mengimplementasikan penggunaan aplikasi whatsapp. Fitur yang dimanfaatkan

dalam aplikasi whatsapp yakni seperti fitur obrolan grup atau group chat. Aplikasi

whatsapp telah dipilih dengan beberapa pertimbangan, bahwa layanan ini

memiliki paling banyak pengguna dibandingkan dengan layanan lain yang sejenis,

penggunaanya yang tidak rumit serta mudah dijangkau pada semua kalangan.

Hasil observasi awal juga menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi whatsapp

paling banyak diikuti oleh peserta didik yang berada di kelas VI.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik

untuk memilih judul penelitian yaitu “Implementasi Penggunaan Aplikasi

Whatsapp dalam Mendukung Pembelajaran Siswa pada Masa Pandemi di Sekolah

Dasar”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana mengimplementasikan penggunaan aplikasi whatsapp dalam

mendukung pembelajaran siswa pada masa pandemi di sekolah dasar?


5

2. Bagaimana tahapan dan pelaksanaan pembelajaran menggunakan aplikasi

whatsapp?

3. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan

penggunaan aplikasi whatsapp dalam mendukung pembelajaran siswa

pada masa pandemi di sekolah dasar?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari

penelitian ini yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi penggunaan aplikasi

whatsapp dalam mendukung pembelajaran siswa pada masa pandemi di

sekolah dasar.

2. Untuk mendeskripsikan tahapan dan pelaksanaan pembelajaran

menggunakan aplikasi whatsapp

3. Untuk mengetahui apa saja hambatan dalam mengimplementasikan

penggunaan aplikasi whatsapp dalam mendukung pembelajaran siswa

pada masa pandemi di sekolah dasar.


6

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah wawasan, informasi, dan ilmu pengetahuan tentang

bagaimana implementasi penggunaan aplikasi whatsapp dalam mendukung

pembelajaran siswa di masa pandemi di sekolah dasar

b. Dapat menambah ilmu pengetahuan, khususnya teori-teori yang berkaitan

dengan penggunaan aplikasi whatsapp dalam mendukung pembelajaran

siswa di masa pandemi

c. Sebagai bahan kajian dan pertimbangan bagi peneliti lain yang memiliki

keinginan untuk mengkaji masalah ini di lokasi yang berbeda

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu

pengetahuan dan masukan serta pertimbangan tentang bagaimana

implementasi penggunaan aplikasi whatsapp dalam mendukung

pembelajaran siswa di masa pandemi

b. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan

menerapkan ilmu yang diperoleh bagi kemajuan ilmu pengetahuan


BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pembelajaran

2.1.1 Pengertian Pembelajaran

Menurut Gagne sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Nazarudin

(2007:162) pembelajaran dapat diartikan sebagai seperangkat acara peristiwa

eksternal yang dirancang untuk mendukung proses belajar yang sifatnya internal.

Menurut Nazarudin (2007:163) pembelajaran adalah suatu peristiwa atau situasi

yang sengaja dirancang dalam rangka membantu dan mempermudah proses

belajar dengan harapan dapat membangun kreatifitas siswa. Di dalam

pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak dapat

dipisahkan. Antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi yang saling

menunjang agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal.

Sanjaya (2011: 13-14) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu

sistem yang sangat kompleks dengan keberhasilan yang dapat dilihat dari dua

aspek, diantaranya aspek produk dan aspek proses. Keberhasilan pembelajaran

dilihat dari sisi produk maksudnya adalah keberhasilan siswa mengenai hasil yang

diperoleh dengan tidak melihat proses pembelajaranya. Sedangkan keberhasilan

pembelajaran dilihat dari sisi hasil dapat dilihat dan ditentukan kriterianya, tetapi

hal ini mudah mengurangi makna dari proses pembelajaran sebagai suatu proses

yang mengandung nilai pendidikan. Pembelajaran merupakan suatu proses atau

kegiatan yang sistematis yang bersifat interaktif dan komunikatif antara guru dan

peserta didik, sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi

7
8

yang memungkinkan terjadinya suatu tindakan belajar dari peserta didik, Arifin

(2010: 10).

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses

pembelajaran adalah suatu kegiatan interaksi antara guru dan peserta didik yang

sangat kompleks, sistematis, interaktif dan komunikatif demi terciptanya suatu

proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Sebuah proses pembelajaran

yang baik akan membentuk kemampuan intelektual, berfikir kritis dan munculnya

kreatifitas serta perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik

atau pengalaman tertentu.

2.1.2 Tujuan Pembelajaran

Menurut H. Daryanto (2005: 58) tujuan pembelajaran adalah tujuan yang

dapat menggambarkan suatu pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap

yang harus dimiliki siswa sebagai akibat dari adanya hasil pembelajaran yang

dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Sedangkan

Robert F. Meager dalam Sumiati dan Asra (2009: 10), menyatakan bahwa tujuan

pembelajaran dapat dikomunikasikan melalui suatu pernyataan dengan

menggambarkan tentang perubahan seperti yang diharapkan oleh siswa.

Pada situasi seperti ini, pembelajaran dilaksanakan dari rumah atau jarak

jauh, sehingga tujuan pembelajaran yang ingin di capai tidak sama dengan tujuan

pembelajaran tatap muka. Tujuan Pembelajaran Jarak Jauh menurut Peraturan

Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 119 Tahun 2014 Tentang

Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah

adalah untuk meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan, serta


9

dapat meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan dasar menengah. Manfaat

pembelajaran secara daring menurut Bates dan Wulf (1997:15) dalam

Mustofa,dkk.(2019:29) terdiri dari 4 hal, yaitu:

1. Meningkatkan Kadar Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan

pendidik (enhance interactivity).

2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja

(time and place flexibity).

3. Memudahkan pendidik untuk dapat menjangkau peserta didik dalam cakupan

yang lebih luas (potencial to reach a global audience) .

4. Mempermudah dalam penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of

content as well as aechivable capabillities)

Berdasarkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu upaya dalam membekali diri

seorang siswa dengan kemampuan-kemampuan yang bersifat pengalaman,

pemahaman moral dan keterampilan sehingga mengalami perkembangan yang

positif.

2.1.3. Tahapan dalam pembelajaran

1. Tahap perencanaan

Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu fungsi awal dari aktivitas

kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan

efisien (Sanjaya, 2012: hlm. 23). Perencanaan pembelajaran dapat diartikan

sebagai pengambilan keputusan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan, atau

disebut dengan suatu rencana yang bermakna. Perencanaan berupa rangkaian yang
10

saling berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen

yang ada di dalam pengajaran,seperti diantaranya mengatur, mengkordinasikan,

dan menetapkan unsur-unsur atau komponen-komponen dalam pengajaran. Unsur

atau komponen pengajaran yang dimaksud adalah kemana arah dari pengajaran

tersebut. apa yang harus dibahas dalam pengajaran, bagaimana cara melakukana

dan bagaimana pula mengetahui berhasil atau tidaknya proses pengajaran

tersebut.  Terdapat empat unsur dalam perencanaan pembelajaran, diantaranya

adanya tujuan yang harus dicapai, adanya strategi untuk mencapai tujuan, sumber

daya yang dapat mendukung dan implementasi setiap keputusan.

Pratiwi, (2020:38-39) menyatakan bahwa selama pembelajaran jarak jauh,

guru akan melakukan komunikasi secara pribadi dengan siswa untuk memastikan

bahwa mereka mampu memahami materi yang telah disampaikan dengan baik,

mengumpulkan tugas tepat waktu dan memberikan feedback tentan materi pelajaran.

Komunikasi dengan orang tua dilakukan sebagai cara pemberian pendampingan

untuk menginformasikan materi dan tugas yang disampaikan kepada siswa. Purwanto

et al., (2020:5) yang menyebutkan periapan fasilitas pembelajaran sangat penting

dalam perencanaan pembelajaran karna bermanfaat untuk menunjang kelancaran

proses belajar mengajar.

Terdapat beberapa manfaat adanya perencanaan pembelajaran, yaitu:

a. Dengan perencanaan yang matang, maka akan mempermudah guru dalam

mencapai tujuan yang ingin dicapai, sehingga guru bisa terhindar dari hasil

yang bersifat untung-untungan atau hasil yang kurang memuaskan.

b. Sebagai pemecah masalah. Dengan perencanaan yang baik maka guru akan

bisa memprediksi kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi oleh siswa dalam


11

proses pembelajaran sehingga guru akan menemukan solusi terbaik dalam

mengatasi hal tersebut.

c. Untuk memanfaatkan sumber belajar secara tepat dan bermanfaat. 

d. Perencanaan pembelajaran akan membuat sistem pembelajaran menjadi lebih

sistematis dimana pembelajaran akan berlangsung secara terarah dan

terorganisir.

2. Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu setiap hari dilakukan dengan

menggunakan tiga tahapan yaitu kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

a. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menyiapkan peserta didik secara

psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, memberi motivasi belajar

peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam

kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal,

nasional, dan internasional; mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; menjelaskan tujuan

pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan menyampaikan

cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. Menurut Nindiati

(2020:17), sebelum memberikan penugasan kepada siswa melalui internet, pendidik

diharuskan menyampaikan materi yang telah disiapkan. Dengan demikian,

penyampaian materi terlebih dahulu sebelum memberikan penugasan akan tetap

menjaga interaksi antara guru dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh

yang nantinya semangat siswa dalam belajar secara daring tetap terjaga seperti halnya

ketika belajar di sekolah karena tidak hanya menerima tugas tetapi tetap ada interaksi

dengan guru.
12

Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal

pembelajaran untuk mendorong peserta didik menfokuskan dirinya agar mampu

mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sifat dari kegiatan pembukaan

adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian

terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh

kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani sesuai

dengan tema, bernyanyi, bernyanyi sambil menari mengikuti irama musik, dan

menceritakan pengalaman.

b. Kegiatan inti

Kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk

pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dalam rangka

pengembangan sikap, maka seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada

tahapan kompetensi yang mendorong peserta didik untuk melakukan aktivitas

melalui proses afeksi yang dimulai dari menerima, menjalankan, menghargai,

menghayati, hingga mengamalkan. Untuk kompetensi pengetahuan dilakukan

melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,

mengevaluasi, hingga mencipta. Untuk kompetensi keterampilan diperoleh

melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan

mencipta. Seluruh isi materi (topik dan subtopik) mata pelajaran yang diturunkan

dari keterampilan harus mendorong peserta didik untuk melakukan proses

pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu

melakukan pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis

penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan pembelajaran yang

menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).


13

Seluruh aktivitas pembelajaran dalam kegiatan inti meliputi kegiatan mengamati,

menanya, pengumpulan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

c. Kegiatan Evaluasi

Kegiatan penutup dilaksanakan dengan mengevaluasi pembelajaran tyang

telah dilakukan pada seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil

yang diperoleh dan yang selanjutnya secara bersama-sama akan menemukan

manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Dalam mengevaluasi kegiatan pembelajaran di masa seperti saat ini,

Sari et al, (2020:8) berpendapat bahwa evaluasi pembelajaran secara daring

tentunya memerlukan komunikasi antara siswa, orang tua dan sekolah

dikarenakan terkendala jarak yang jauh dan tidak memungkinkan antara siswa

dengan sekolah untuk bertemu secara langsung, sedangkan antara orang tua

dengan sekolah lebih banyak berkonsultasi, diskusi serta sharing mengenai

perkembangan belajar anak selama pembelajaran secara daring ini.

Kegiatan evaluasi dilaksanakan dengan melakukan pengamatan terhadap

segala bentuk aktivitas kegiatan yang terjadi di dalam aplikasi online. Sedangkan

untuk penilaian didasarkan pada tugas individu peserta didik.

2.1.4 Komponen-komponen Pembelajaran

Proses pembelajaran tidak akan dapat berjalan dengan lancar apabila tidak

didukung dengan komponen-komponen yang terdapat dalam pembelajaran,

karena itu antara proses pembelajaran dengan komponen pembelajaran saling

berkaitan dan membutuhkan. Komponen dalam pembelajaran akan sangat penting

keberadaannya karena dengan pembelajaran diharapkan perilaku siswa akan


14

berubah ke arah yang positif dan diharapkan dengan adanya proses belajar

mengajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa.

Keberhasilan dari pelaksanaan proses pembelajaran merupakan indikator

pelaksanaan kurikulum yang telah dibuat oleh lembaga bimbingan belajar,

sehingga dalam setiap pembelajaran, guru dituntut untuk menciptakan suasana

belajar yang kondusif sehingga memungkinkan dan mendorong siswa untuk dapat

mengembangkan segala kreatifitasnya dengan bantuan guru. Peranan guru di sini

sangatlah penting, yaitu guru harus menyiapkan beberapa materi dan metode

pembelajaran dalam proses belajar, serta guru juga harus mengetahui dan

memahami keadaan siswanya untuk kelancaran proses pembelajaran.

Adapun komponen yang mempengaruhi berjalannya suatu pembelajaran

menurut menurut Suyanto dan Djihad Hisyam (2010: 81), Komponen-komponen

pembelajaran tersebut diantaranya yaitu: a) tujuan pembelajaran, b) bahan

pembelajaran, c) metode pembelajaran, d) media pembelajaran, e) guru dan

pendidik, f) peserta didik, g) penilaian dan evaluasi.

2.2 Pembelajaran secara Daring/E-learning

2.2.1 Pengertian Pembelajaran secara Daring/E-learning

E-learning atau pembelajaran elektronik merupakan sebuah pembelajaran

jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip di dalam suatu proses

pembelajaran dengan sebuah teknologi (Chandrawati, 2010). E-Learning

merupakan suatu sistem pembelajaran yang dilaksanakan tanpa harus bertemu

secara langsung diantara guru dengan siswa di dalam kelas (Setiawan, 2020).
15

Menurut Suyono dan Hariyanto (2014: 131) pembelajaran diartikan sebagai

sebuah kegiatan ketika guru mengajar atau membimbing siswa menuju pada

proses pendewasaan diri. Pengertian tersebut telah menekankan pada proses

pendewasaan yang mengajar dalam bentuk penyampaian materi tidak selalu serta

menyampaikan materi (transfer of knowledge), tetapi lebih kepada bagaimana

menyampaikan dan mengambil nilai-nilai (transfer of value) dari materi yang

telah diajarkan agar dengan bimbingan dari pendidik dapat bermanfaat untuk

tumbuh kembang siswa.

Berdasarkan surat edaran Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 4

Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan pada masa darurat

penyebaran Coronavirus Diease (covid-19) menyatakan bahwa, proses belajar

yang dilaksanakan di rumah dengan menggunakan metode pembelajaran secara

daring/jarak jauh yang harus dilaksanakan dengan tujuan untuk dapat memberikan

pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi setiap siswa tanpa harus merasa

terbebani dengan tuntutan untuk menuntaskan capaian kurikulum dalam kenaikan

kelas maupun pada kelulusan.

Dalam mendukung tercapainya proses pembelajaran secara daring, maka

dibutuhkan sebuah media daring. Media daring sendiri adalah sebuah perangkat

lunak yang dapat membantu sistem kerja smartphone pada perangkat keras dalam

menjalankan fungsinya sebagai media komunikasi, yang kemudian dapat

terintegrasi secara luas. Melalui media daring, komunikasi dapat diintegrasikan

dalam sebuah sistem terpadu sehingga setiap dari penggunanya dapat berbagi

informasi dengan mudah.


16

Media daring secara umum adalah segala jenis atau bentuk format dalam

media yang hanya bisa diakses melalui jalur internet seperti berupa foto, video,

suara, maupun pesan. Media daring dapat dimaknai sebagai sebuah media dalam

lingkup komunikasi publik atau massa (Romli, 2012: 34). Media daring

mempunyai potensi untuk dapat ikut serta terhadap perubahan yang mendasar

pada partisispasi pendidikan, tetapi juga perlu melihat bagaimana pola perilaku

dari pendidikan yang harus disesuaikan dengan bentuk dari penggunaan media

daring tersebut.

Di dalam bukunya “The One World Schoolhouse”, Salman Khan

mengatakan bahwa pendidikan tidak terjadi di dalam ruang antara mulut guru dan

telinga murid. Pendidikan terjadi di ruang di dalam otak masing-masing. Hal ini

sesuai dengan teori dari pembelajaran konstruktivisme yang menyatakan bahwa

ilmu pengetahuan seharusnya dibangun oleh murid melalui sebuah proses

pembelajaran, bukan hanya mengenai dipindahkan dari guru ke murid. Mengingat

akan hal tersebut, maka tidak ada alasan untuk menolak pembelajaran secara

daring. Menurut Grenville Rumble (1989) bahwa di dalam pendidikan jarak jauh

harus ada seorang guru satu atau lebih, kurikulum yang mampu di terapkan oleh

guru serta murid yang berusaha belajar dengan baik secara implisit dan explisit

antara guru murid dan lembaga institusi dalam sebuah aturan.

Secara umum, pembelajaran secara daring ini bertujuan untuk dapat

memberikan pelayanan dalam pembelajaran yang lebih bermutu secara dalam

jaringan (daring) yang bersifat terbuka untuk dapat menjangkau lebih banyak

audiens serta lebih luas.


17

Adapun manfaat pembelajaran daring secara khusus, antara lain:

1. Dapat meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan dengan cara

memanfaatkan multimedia secara efektif dalam proses pembelajaran

2. Meningkatkan keterjangkauan dari pendidikan dan pelatihan yang

bermutu melalui suatu penyelenggaraan pembelajaran secara daring

3. Menekan biaya dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang

bermutu melalui pemanfaatan sumber daya bersama.

2.2.2 Manfaat Pembelajaran Daring

Manfaat pembelajaran daring diantaranya sebagai berikut:

1. Fleksibel

Pembelajaran secara daring dapat memberikan kemudahan dalam memilih

waktu dan tempat yang tepat untuk mengakses sesuatu secara lebih mudah.

2. Belajar Mandiri

Pembelajaran secara daring dapat memberikan kesempatan kepada setiap

siswa agar dapat menjadi seorang pembelajar yang mandiri serta dapat memegang

kendali atas pencapaian keberhasilan belajarnya sendiri.

3. Efisien biaya

Pembelajaran secara daring dapat memberikan efisien biaya untuk kegiatan

administrasi terhadap penyelenggara pendidikan, efisisensi penyediaan terhadap

sarana serta fasilitas fisik untuk tempat belajar dan sangat efisiensi biaya bagi

seorang pembelajar seperti biaya akomodasi dan transportasi.

Menurut Pranoto, dkk (2009:309) manfaat E-learning yaitu:


18

1. Penggunaan E-learning dapat menunjang pelaksanaan proses pembelajaran

sehingga siswa dapat menyerap baik materi pembelajaran

2. Menumbuhkan partisipasi siswa untuk terus aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran.

3. Meningkatkan kemampuan belajar siswa secara mandiri

4. Meningkatkan kualitas materi pembelajaran dari pendidik dan pelatihan.

5. Meningkatkan keterampilan seorang guru dalam mengelola informasi

dengan sebuah perangkat teknologi informasi.

2.2.3 Kelebihan Pembelajaran Daring

E-Learning memiliki beberapa keunggulan, yaitu sebagai berikut:

1. Tersedianya fasilitas yaitu e-moderating, yaitu antara seorang

pendidik dan peserta didik untuk dapat berkomunikasi secara mudah

melalui sebuah fasilitas internet, baik secara reguler ataupun kapan

saja pada saat kegiatan berkomunikasi dilakukan tanpa merasa

dibatasi oleh sebuah jarak, tempat maupun waktu.

2. Pendidik maupun peserta didik dapat menggunakan bahan ajar yang

telah terstruktur dan terjadwal rapi melalui internet .

3. Siswa dapat belajar untuk merangkum bahan ajar setiap saat,

kapanpun dan dimana saja.

4. Jika terdapat siswa yang membutuhkan tambahan informasi berkaitan

dengan pembelajaran yang sedang dipelajarinya, maka siswa dapat

mencarinya dengan mengakses di internet.


19

5. Pendidik maupun peserta didik dapat melakukan sebuah diskusi

melalui aplikasi yang kemudian dapat diikuti oleh jumlah peserta

dengan anggota yang banyak.

6. Berubahnya perilaku siswa dari yang tidak aktif menjadi aktif.

7. Umumnya lebih efisien. Contohnya seperti saat seorang siswa yang

tinggal jauh dari perkotaan atau sekolah, setidaknya secara

konvensional akan dapat dengan mudah mengaksesnya.

2.2.4 Kekurangan Pembelajaran Daring/E-learning

1. Proses pembelajaran secara daring membutuhkan sinyal yang bagus

2. Terdapat beberapa peserta didik yang masih kurang paham dalam

mengoperasikan aplikasi yang digunakan

3. Keterbatasan kouta

4. Terdapat gangguan seperti teknis pada saat berlangsungnya

pembelajaran secara daring

5. Terdapat beberapa peserta didik yang tidak memahami isi dari materi

dengan baik

2.3 Pengertian Media Pembelajaran

Sadiman (2010: 7) mengemukakan sebuah pendapat bahwa “media

merupakan segala sesuatu yang bisa dipergunakan untuk menyampaikan pesan

dari pengirim pesan ke penerima pesan sehingga kemudian dapat merangsang

pikiran, perhatian, perasaan dan minat belajar siswa sehingga proses pembelajaran

dapat terlaksana dengan baik”. Media sangat berperan penting sebagai suatu jalan

atau perantara dari yang menyampaikan, yaitu guru sebagai pengirim dan peserta
20

didik sebagai yang menerima. Hal tersebut merupakan sebuah suatu kesatuan

yang tidak akan dapat dipisahkan di dalam prosesnya.

Di samping itu, Sudjana dan Rivai (2009: 1-2) mengungkapkan bahwa

kedudukan media di dalam proses pembelajaran sebagai suatu alat yang dapat

membantu proses belajar mengajar. Media pembelajaran sendiri dapat

mempertinggi intensitas proses belajar peserta didik dalam pembelajaran yang

diharapkan. Media di dalam pembelajaran merupakan segala dari bentuk alat

komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi dari sumber

yaitu pendidik ke peserta didik. Tujuannya adalah untuk dapat merangsang peserta

didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media.

Penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran akan sangat membantu

memperlancar penyampaian informasi kepada peserta didik sehingga media dapat

membantu proses pembelajaran.

Menurut Azhar Arsyad (2011:54) jenis media pembelajaran diklasifikasikan

menjadi empat kelompok, yaitu:

a. Media hasil teknologi cetak.

b. Media hasil teknologi audio-visual.

c. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer

d. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer

Pada masa pandemi seperti ini, pembelajaran secara daring paling banyak

dengan menggunakan teknologi audio visual dalam bentuk video pembelajaran.

Lestari & Gunawan, (2020:62) mengungkapkan bahwa guru seharusnya menjadi

semakin inovatif dalam mengemas bahan, semakin kreatif mengembangkan

metode pembelajaran untuk menarik antusiasme dari siswa. A. Kurniawati, dkk


21

(2013) menjelaskan bahwa, media video harus dibuat dengan mampu menarik

perhatian dari siswa, dalam rangka meningkatkan daya imajinasi siswa,

meningkatkan daya berpikir kritis dan memicu siswa untuk lebih berpartisipasi

serta antusias, sehingga nantinya siswa dapat lebih aktif dalam proses

pembelajaran. Selain itu, media video memiliki fungsi untuk menghadirkan

sesuatu yang konkrit, meskipun tidak berbentuk fisik. Belajar dengan

menggunakan indera ganda penglihatan dan pendengaran akan lebih dapat

memberikan keuntungan bagi siswa agar lebih mudah memahami materi yang

dijelaskan oleh guru dengan baik.

Berdasarkan beberapa pengertian dari media pembelajaran yang telah

dijelaskan, dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran ialah sarana

yang dapat digunakan guru dalam membantu proses pembelajaran dalam rangka

menyampaikan sebuah informasi dan pesan serta dapat mempertinggi intensitas

proses belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Strategi untuk dapat

menemukan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dalam proses

pembelajaran dapat dilakukan dengan memikirkan beberapa pertimbangan dalam

pemilihan media.

Berkaitan dengan hal ini, media pembelajaran yang bertujuan untuk

menambah sumber belajar mandiri peserta didik pada materi-materi yang diduga

masih minim sumber belajar, oleh karenanya masih tergolong baru dalam

kurikulum. Media dalam bentuk digital menjadi salah satu alternatif yang relatif

murah karena tidak memerlukan piranti fisik yang terlalu banyak. Dengan catatan,

bahwa beberapa komponen dari Hardware yang dibutuhkan sudah tersedia.


22

Kemudahan dalam memanfaatkan media pembelajaran yang pada umunya

juga banyak digunakaan oleh orang lain, sehingga media pembelajaran tersebut

harus mempertimbangkan dari kemampuan guru dan juga peserta didik untuk

dapat menggunakan media tersebut. Media yang sulit digunakan oleh guru atau

peserta didik, tentu tidak akan dapat menunjang proses pembelajaran.

Siregar (2011: 130) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi sumber belajar, yaitu faktor perkembangan teknologi, faktor dari

pemakai, faktor ekonomi, dan faktor dari nilai budaya setempat. Berdasarkan

faktor-faktor tersebut, dilihat dari faktor teknologi, salah satu faktor yang paling

pesat dalam proses perkembangannya adalah teknologi internet dan smartphone.

Faktor dari nilai budaya yaitu seperti, penggunaan sosial media dan layanan pesan

instan pada kalangan guru dan peserta didik di sekolah dasar yang terus

meningkat. Faktor ekonomi yang dapat menunjukkan sisi dari pembiayaan yang

terjangkau dalam operasional penggunaan layanan pesan instan sebagai media

belajar, khususnya dalam hal ini adalah seperti aplikasi whatsapp.

Jika dilihat dari segi penggunaanya, aplikasi whatsapp tidak terlalu

mengkonsumsi banyak pemakaian data internet, dan kompatibilitasnya dalam

berbagai perangkat keras sangat mudah diperoleh. Faktor pemakai yaitu seperti

pendidik dan peserta didik berdasarkan data nasional maupun berdasarkan

pengamatan dari peneliti menunjukkan bahwa, angka penggunaan teknologi

internet dan pesan instan seperti whatsapp semakin banyak dan selalu terus

bertambah. Faktor-faktor yang telah dijelaskan tersebut memperkuat alasan dari

penerapan penggunaan media layanan pesan instan whatsapp sebagai sumber


23

belajar mandiri siswa oleh guru di sekolah dasar ini dalam rangka melaksanakan

kegiatan dan proses pembelajaran.

2.4 Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi

Menurut George (2010:4) teknologi informasi mencangkup semua peralatan

yang dapat menyimpan, mengganti, memproses, menangkap, dan menggunakan

informasi. Perangkat yang dimaksud seperti komputer, server, laptop, dan PDA

(Personal digital assistant).

Menurut Kadir dan Triwahyuni (2013: 10) teknologi informasi mempelajari

bagaimana caranya menggunakan peralatan elektronik yang pada kegiatanya

untuk hal penyimpanan, analisis dan penyaluran informasi. Selanjutnya, Asmani

(2011: 99) menjelaskan bahwa teknologi informasi dan komunikasi sebagai

sebuah kegiatan mengambil, mengolah, mengumpulkan, menyebarkan,

menyimpan, dan menyajikan informasi.

Teknologi pembelajaran yang merupakan terjemahan dari intruksi teknologi

merupakan suatu teori, bidang garapan dan profesi yang sangat menaruh perhatian

dalam upaya untuk memfasilitasi proses pembelajaran untuk peserta didik dan

terus berupaya untuk meingkatkan kinerja dengan proses dan sumber belajar yang

tepat dan juga menarik. Penggembangan sekolah sebagai tempat belajar dan

pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kegiiatan integrasi teknologi di sekolah.

Berbagi kajian dalam wujud penelitian dan pengembangan menunjukan

bahwa pembelajaran yang meliputi input, proses, dan capaian dapat ditingkatkan

melalui penggunaan teknologi (Davies dan West, 2014). Integrasi teknologi di

sekolah dimaksudkan agar pembelajar perlu mengembangkan keterampilan dalam


24

pemanfaatan teknologi agar menjadi anggota yang produktif (Statti dan Torres,

2020). Solusi yang ditawarkan adalah bagaimana guru mampu menggunakan

teknologi pendidikan secara efektif di kelas dan mengajar siswanya untuk

menggunakan teknologi (Olusola, 2020).

Pemahaman secara konseptual tentang teknologi pembelajaran sebagaimana

yang telah diuraikan di atas, dapat diperoleh berdasarkan konsep tentang teknologi

pembelajaran sebagaimana yang dikemukakan oleh Association Technology for

Edicational Communication And Technology (AECT). Berdasarkan konsep

tersebut, terdapat lima wilayah dalam teknologi pembelajaran, yaitu: 1) Desain, 2)

Penggembangan, 3) Pemanfaatan, (4) Pengelolaan, 5) Evaluasi.

Memahami dari penjelasan tersebut, terlihat jelas bahwa agar siswa dapat

belajar dan guru dapat membelajarkan kepada peserta didik dengan tujuan yang

utama, terarah, dan sekaligus dapat menjadi kriteria dari keberhasilan kegiatan

teknologi pembelajaran. Seperti membantu pembelajaran, memancing dan

memacu pembelajaran, serta dapat memberikan kemudahan atau fasilitas

pembelajaran yang merupakan tujuan dari teknologi pembelajaran.

Fasilitas yang diberikan oleh teknologi pembelajaran adalah proses dan

sumber belajar. Proses dan sumber belajar yang diberikan kepada siswa harus

sesuai dengan karakteristik individualnya, minat belajar, gaya belajar, kecepatan

dalam belajar, dan lainya. Proses pembelajaran dapat dipilih sesuai dengan

karakteristik siswa, misalnya seperti pembelajaran jarak jauh.

Berdasarkan pendapat yang sudah dijelaskan oleh beberapa ahli, dapat

disimpulkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi adalah suatu alat yang di

dalamnya terdapat sebuah proses untuk menyimpan data, mengolah, pemograman,


25

serta penyaluran data melalui jaringan secara luas. Gawai yang termasuk ke dalam

perangkat keras pada teknologi informasi dan komunikasi dapat memiliki

berbagai jenis aplikasi seperti web browsing, youtube, whatsapp, dan aplikasi

lainya yang dapat menjalankan fungsinya sebagai media komunikasi yang baik

dan maksimal dalam mendukung proses pembelajaran

2.5 Aplikasi WhatsApp

2.5.1 Pengertian Aplikasi Whatsapp

Pesan instan atau instant messaging (IM) merupakan salah satu hasil dari

perkembangan internet yang dapat memungkinkan penggunanya untuk terhubung

secara terus menerus secara online atau dalam jaringan (daring). Poore (2013:

122-123) menjelaskan bahwa IM adalah singkatan dari pesan instan dan

merupakan cara-cara dalam menggunakan teks secara digital untuk dapat

berbicara dengan orang lain secara tepat waktu serta mirip dengan pesan teks

SMS karena pesan yang dikirim biasanya terdiri dari beberapa paragraf atau lebih.

Poore menyatakan bahwa obrolan dapat berupa bentuk teks sehingga

disebut dengan text speak. Pesan yang dikirim disebut instan karena proses

pengiriman antar pengguna yang terjadi secara cepat, yaitu ketika pengirim

mengirimkan pesannya, maka sesaat kemudian penerima juga sudah dapat

menerima dan membaca pesan yang telah dikirimkan oleh pengirim. Masing-

masing pengguna tersebut dapat terhubung dalam satu jaringan secara terus

menerus selama layanan pesan instan yang digunakan tetap menyala atau

diaktifkan.
26

Dikutip dari laman Google Play Store, diketahui bahwa aplikasi Whatsapp

Messenger merupakan aplikasi gratis untuk mengirim pesan yang tersedia pada

android dan smartphone serta dapat beroperasi dengan menggunakan koneksi

internet dari telepon pada sambungan 4G, 3G, EDGE atau Wi-Fi untuk membuat

penggunanya bisa mengirim, menerima pesan, panggilan suara, foto, panggilan

video, mengirim video, dokumen, dan pesan suara.

Sedangkan menurut Hadi dalam (Sa’diyah, 2019) whatsapp ialah salah

satu bagian dari smartphone yang digunakan dalam pembelajaran berbasis

teknologi atau disebut dengan pembelajarn secara e-learning. Dalam laman resmi

whatsapp untuk sistem pengoperasian di android dapat diakses secara langsung

pada aplikasi maupun laman web Play Store. Fitur-fitur yang dimiliki oleh

layanan whatsapp messenger diantaranya sebagai berikut:

1. Whatsapp menggunakan sebuah koneksi dari internet telepon

(4G/3G/2G/EDGE atau Wi-Fi) untuk mengirim pesan, foto, audio, video dan

menelepon pengguna lainya, sehingga pengguna tidak perlu menggunakan

biaya tambahan untuk setiap dari pesan atau panggilan kecuali hanya dari

biaya sambungan internet (data).

2. Kemampuan dari multimedia untuk dapat mengirim dan menerima foto,

video, dokumen, dan pesan suara.

3. Panggilan telepon secara gratis yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna

untuk menelpon pengguna lainya secara gratis bahkan untuk panggilan dari

antar negara.

4. Group chat atau obrolan di dalam grup yang dapat memungkinkan dari

penggunanya dalam melakukan percakapan di dalam grup dengan beberapa


27

kontak yang telah tersambung dengan Whatsapp sehingga akan

mempermudah proses komunikasi.

5. Whatsapp Web sendiri dapat mengirim dan menerima pesan secara langsung

dari browser atau komputer.

6. Tidak ada biaya tambahan untuk mengirim pesan atau menelepon di

whatsapp secara internasional.

7. Tidak diperlukanya kode pin atau ID karena whatsapp sudah bekerja persis

sama seperti SMS yang hanya menggunakan nomor telepon dan terhubung

dengan buku alamat pada telepon di ponsel.

8. Tidak diperlukanya log in atau log out pada perangkat karena whatsapp akan

terhubung ketika jaringan data seluler diaktifkan.

9. Kontak yang tersimpan pada telepon secara otomatis akan cepat terhubung ke

kontak yang sudah menggunakan aplikasi whatsspp.

10. Fitur lain seperti dapat mengirim/berbagi lokasi berdasarkan GPS di telepon,

saling bertukar kontak, nada pemberitahuan bisa diubah ke dalam nada

khusus, riwayat chatting akan dengan mudat tersimpan, dan dapat

membagikan pesan kepada beberapa kontak secara langsung.

Whatsapp sendiri memiliki beberapa kemiripan dengan BlackBerry

Messenger (BBM). Whatsapp pertama kali diluncurkan pada bulan Januari 2009.

Tetapi pada tahun 2014, whatsapp sudah mulai terkenal dan resmi menjadi milik

dari Facebook melalui beberapa proses selama 8 bulan. Tujuan utama dari

aplikasi whatsapp ini adalah untuk menggantikan fungsi dari SMS yang pada

penggunaanya biasa dengan mobile messenger antar platform yang bekerja pada
28

basis jaringan internet. Oleh karena hal itu, whatsapp masih membutuhkan nomor

telepon untuk saling bertukar pesan.

Rohmadi (2016: 151-154) menyatakan bahwa terdapat 6 indikator dari

penggunaan aplikasi whatsapp, yaitu grup whatsapp untuk reuni, grup whatsapp

untuk melakukan diskusi, untuk mengirim undangan acara, untuk menelepon,

untuk berbagi lokasi, dan untuk whastapp web. Salah satu indikator dari

penggunaan whatsapp yang diimplementasikan pada proses pembelajaran siswa

adalah grup whatsapp yang dimanfaatkan untuk diskusi. Hal ini dapat

dikategorikan pada indikator tersebut karena proses pembelajaran yang terjadi

dalam sebuah grup dan dengan melakukan sebuah diskusi antara peserta didik

dengan pendidik maupun diskusi antar peserta didik dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

Pada awalnya, peserta didik dimasukan ke dalam sebuah grup yang telah

dibuat oleh guru selaku admin di dalam grup. Kemudian peserta didik diberikan

arahan/sistematika mengenai sistem pembelajaran dengan menggunakan aplikasi

whatsapp. Setelah itu, guru dapat memberikan materi yang sudah dikemas dalam

bentuk dokumen, video atau gambar digital untuk kemudian diimplementasikan

dengan menggunakan fitur pengiriman pesan multimedia yang sudah disediakan

oleh layanan dari aplikasi whatsapp, sehingga dalam sekali pengiriman, setiap

anggota yang berada di dalam grup dapat langsung melihat dan membaca pesan

tersebut. Grup yang sudah terbentuk tersebut,akan dapat digunakan sebagai sarana

atau tempat berdiskusi baik antar peserta didik ataupun antara seorang guru

dengan peserta didik.


29

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa aplikasi whatsapp

messenger dan beberapa fitur-fitur lain yang dimilikinya sudah menyediakan

layanan pesan instan yang dapat berjalan pada beberapa platform seperti Android,

iOS, dan Windows yang memungkinkan bagi penggunanya untuk saling bertukar

pesan, gambar, video, dan lain sebagainya.

2.5.2 Fungsi dan Manfaat Aplikasi Whatsapp

1. Mengirim pesan secara personal ataupun di grup

Dengan adanya fitur ini, maka siswa akan dapat berikirim pesan dengan

guru ataupun siswa lain baik berupa teks, audio, video, foto maupun dokumen.

Bukan hanya dapat mengirim pesan saja secara pribadi, tetapi siswa juga dapat

membuat grup, mengundang teman untuk masuk ke dalam grup dan berbicara

dengan banyak orang dalam satu grup.

2. Media pendidikan

Pada kondisi seperti saat ini, tidak jarang orang menjadikan aplikasi

whatsapp sebagai media untuk belajar. Contohnya seperti menyimak penjelasan

yang disampaikan oleh guru melalui pesan di grup, mengumpulkan tugas, mengisi

absen secara online, dan lainya.

3. Berbagi sebuah informasi dan berita

Media whatsapp menjadi pengaruh yang cukup besar dalam penyebaran

berita dan informasi karena penyebaran informasinya dilakukan dengan cara yang

mudah seperti mengirimkan pesan pribadi atau ke dalam sebuah grup.

4. Melakukan panggilan video


30

Selain dapat untuk mengirimkan pesan dan melakukan panggilan suara,

aplikasi whatsapp juga dapat melakukan panggilan video dengan menampilkan

wajah dari kedua pengguna atau lebih dari aplikasi tersebut.

5. Media Komunitas

Seseorang dapat membuat atau memanfaatkan aplikasi whatsapp sebagai

tempat perkumpulan komunitas secara daring. Tidak hanya itu, seseorang juga

dapat memiliki relasi baik dengan anggota lainya yang belum dikenal.

2.5.3 Kelebihan Aplikasi Whatsapp

Menurut Pustikayasa (2019), aplikasi whatsapp memiliki kelebihan

sebagai media pembelajaran yaitu:

1. Adanya grup whatsapp, pendidik dan peserta didik dapat saling bertanya jawab

atau berdiskusi secara lebih tenang tanpa harus terpusat pada seorang pendidik.

Contohnya pada pembelajaran di kelas yang sering menimbulkan rasa takut

salah atau malu pada peserta didik.

2. Dengan adanya media whatsapp, pendidik dapat berkreasi dalam memberikan

materi maupun tugas tambahan kepada peserta didik.

3. Peserta didik bisa dengan mudah untuk menunjukkan keaktifan belajar, baik

berupa komentar secara langsung (chat group), gambar, video atau soft file

lainnya yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran.

4. Dengan media whatsapp, metode pembelajaran menjadi lebih ramah

lingkungan karena tidak lagi menggunakan hardcopy atau penggunaan kertas

untuk mencetak atau menulis materi pembelajaran bagi peserta didik.


31

5. Media whatsapp akan menjadi salah satu solusi untuk menyampaikan materi di

luar konteks pembelajaran.

Kelebihan dari whatsapp sebagai media pembelajarn yang lainya adalah

sebagai berikut:

1. Cara penggunaanya yang mudah

Whatsapp merupakan salah satu aplikasi yang sangat mudah sekali untuk

digunakan bagi pengguna baru sekalipun. Aplikasi ini tidak memiliki banyak fitur

yang membingungkan. Hanya cukup mendaftarkan nomor telepon agar bisa

menggunakan aplikasi whatsapp.

2. Nomor telepon dapat tersinkron secara otomatis

Seseorang tidak perlu untuk memasukkan kontak temanya satu persatu ke

dalam aplikasi Whatsapp, karena semua nomor telepon pada smartphone akan

secara otomatis dapat terhubung dan langsung masuk ke dalam aplikasi whatsapp

jika pengguna lain juga menggunakan aplikasi ini.

3. Bisa mencadangkan obrolan atau pesan

Jika akan mengganti smartphone baru, seseorang bisa mencadangkan obrolan

di whatsapp-nya. Dengan begitu, seseorang tidak akan kehilangan beberapa

obrolan whatsapp yang berada di smartphone lama.

4. Menggunakan koneksi internet

Untuk bisa menggunakan aplikasi whatsapp, seseorang hanya membutuhkan

koneksi internet. Tentu cara ini lebih hemat dari penggunaan SMS yang

membutuhkan banyak pulsa.


32

5. Dapat menarik atau membatalkan pengiriman pesan

Seseorang dapat membatalkan pengiriman pesan yang sudah dikirimkanya,

baik pada pribadil maupun pada grup obrolan dengan cara mengetuk opsi “Hapus

pesan untuk semua orang”. Jadi, pesan yang sudah di batalkan tidak akan dapat

dibaca oleh penerima.

6. Informasi pribadi dari pengguna dapat disembunyikan

Seseorang dapat menyembunyikan informasi pribadinya seperti status dan

juga foto pada profil dari pengguna lain.

2.5.4 Kekurangan Aplikasi WhatsApp

Menurut Pustikaysa (2019), Whatsapp sendiri memiliki kekurangan sebagai

media pembelajaran, yaitu:

1. Pendidik dan peserta didik harus terhubung dengan layanan internet untuk

mendapatkan informasi secara tepat waktu.

2. Komunikasi atau pembelajaran menggunakan video, gambar dan file yang

berukuran besar dapat berpengaruh pada penggunaan data (biaya).

3. Tanpa adanya sebuah aturan atau kesepakatan yang jelas oleh (pendidik)

selaku pemilik grup, maka komunikasi antara pendidik dan peserta didik

dapat keluar dari konteks pembelajaran.

Dari beberapa uraian yang telah dijelaskan, bisa diambil kesimpulan bahwa

aplikasi Whatsapp mempunyai beberapa kekurangan yang harus ditemukan solusi

untuk tetap dapat melaksanakan pembelajaran.


33

2.6 Pembelajaran Secara Daring Menggunakan Aplikasi Whatsapp

Pembelajaran secara daring pada umumnya merupakan suatu pembelajaran

yang menggunakan teknik berkomunikasi secara asinkronus. Komunikasi

asinkronus adalah suatu cara untuk berkomunikasi secara tidak langsung.

Asinkronus dapat digambarkan seperti saat seseorang menyampaikan pesan pada

pagi hari tepat pada jam 07.00, maka penerima pesan sangat dimungkinkan untuk

menerima pesan pada saat itu juga. Dilihat pada banyaknya guru yang belum

menyadari pola asinkronus yang dapat terjadi pada saat proses pembelajaran pada

masa pandemi seperti saat ini

Berdasarkan hasil survey dari Dr. Wahsun yang merupakan Pengembang

Teknologi Pembelajaran Ahli Muda (LPMP) Jawa timur, telah menyatakan bahwa

penggunaan situs sistem pembelajaran secara online paling banyak dimanfaatkan

oleh guru dengan melalui aplikasi whatsapp group dengan sebanyak 390

responden. Sama halnya dengan penelitian dari Fitri (2019), yang mengatakan

bahwa penggunaan fitur grup whatsapp pada saat ini menjadi trend bagi kalangan

guru dan wali murid siswa untuk dapat berkomunikasi secara mudah, fleksibel

dan efektif. Grup Whatsapp sangat bermanfaat sebagai media komunikasi dalam

mendukung keterlaksanaan kegiatan pembelajaran siswa di masa pandemi saat ini.

Dengan aplikasi whatsapp, guru dapat berkomunikasi dengan siswa maupun

dengan orang tua dimanapun dan kapanpun. Terdapat juga beberapa penelitian

dari orang terdahulu yang menyatakan bahwa pembelajaran melalui aplikasi

whatsapp (WA) merupakan suatu pembelajaran yang paling diminati dan

termasuk favorit. Sebab aplikasi whatsapp sudah sangat umum penggunaannya di

kalangan masyarakat dan juga orang tua siswa.


34

Whatsapp dapat menampilkan beberapa fitur yang menarik, tidak rumit serta

mudah dalam pengoperasiannya. Fitur-fitur yang ada seperti penyampaian pesan

secara perorangan, penyampaian pesan secara jelas ke dalam grup, seperti

melampirkan sebuah video, foto, file yang berupa dokumen pdf ataupun word,

melakukan panggilan suara dan video serta untuk mengirimkan pesan suara bagi

yang malas mengetik. Whatsapp relatif lebih murah jika dibandingkan aplikasi

yang lain. Meskipun begitu, siswa masih dalam masa penyesuain dengan metode

pembelajaran yang baru. Lestari & Gunawan, (2020:61) menyatakan bahwa siswa

masih terbiasa dengan sistem pembelajaran tatap muka secara langsung yang

dilakukan bersama-sama dengan guru

Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan platform atau

media pembelajaran jarak jauh oleh guru adalah dengan menggunakan aplikasi

whatsapp group.

2.7 Penelitian Relavan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan atau berkaitan dengan

penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian oleh Sri Anita (2020) dengan judul “Penerapan pembelajaran dalam

jaringan (daring) pada anak usia dini selama pandemi virus covid-19 di

kelompok a ba aisyiyah timbang kecamatan kejobong kabupaten purbalingga”.

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran dalam

jaringan (daring) pada anak usia dini di kelompok A BA Aisyiyah Timbang


35

Kecamatan Kejobong Kabupaten Purbalingga sebagai layanan pendidikan

dimasa tanggap darurat covid-19.

2. Penelitian oleh Devi Ratnasari, Ponoharjo, dan Wikan Budi Utami (2020)

dengan judul “Penerapan aplikasi whatsapp terhadap minat dan prestasi peserta

didik”. Penelitian ini dikategorikan ke dalam penelitian eksperimen dengan

pendekatan kuantitatif dan desain penelitian yang digunakan adalah desain

intact- Group Comparison. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji minat dan

prestasi belajar peserta didik yang berdasarkan dari penggunaan aplikasi

whatsapp dalam proses pembelajaranya.

3. Penelitian oleh Risa Rafiqa Ihasani (2020) dengan judul “Penerapan model

cooperative tipe make a match menggunakan whatsapp group pada

pembelajaran jarak jauh di masa pandemi covid-19”. Penelitian ini

dikategorikan ke dalam penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini

dilakukan untuk melihat bagaimana keterlaksanaan model cooperative learning

tipe make a match menggunakan aplikasi whatsapp group pada pembelajaran

jarak jauh di masa pandemi covid-19.

2.8 Kerangka Berpikir

Implementasi penggunaan aplikasi whatsapp dalam mendukung proses

pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kondisi yang

sebenarnya terjadi di lapangan dalam upaya mendeskripsikan pembelajaran secara

daring melalui aplikasi whatsaap. Adapun Implementasi penggunaan aplikasi

whatsapp dalam mendukung proses pembelajaran pada masa pandemi dapat

dilihat melalui kerangka berpikir berikut ini:


36

Surat Edaran No. 4 Tahun


2020

Pembelajaran Secara
Daring

Guru

Aplikasi Whatsapp

Deskripsi Penerapan Aplikasi


Whatsapp dalam mendukung
pembelajaran siswa secara daring

Tahap Tahap
Perencanaan Pelaksanaan

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan lokasi penelitian ini di SDN 211/IX Mendalo Darat, tepatnya

pada kelas VI. Alamat di Jl. Pertamina, Kec. Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro

Jambi, Provinsi Jambi. Dipilihnya lokasi ini karena peneliti pernah melaksanakan

kegiatan PLP sebelumnya disini, sehingga peneliti sudah mengetahui keadaan dan

hal ini akan mempermudah peneliti dalam proses pengumpulan data. Penelitian

ini dilaksanakan pada 12 januari 2021 sampai 12 Februari 2021, pada tahun ajaran

2020-2021.

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis

penelitian fenomenologi. Pendekatan kualitatif dengan menggunakan jenis

penelitian fenomenologi artinya bahwa peneliti mencoba menjelaskan dan

mengungkapkan makna konsep atau fenomena dari pengalaman yang disadari

oleh kesadaran yang terjadi pada seorang individu. Fenomenologi dilaksanakan

dalam kondisi yang alami dan memungkinkan tidak akan terdapat suatu batasan

dalam memaknai fenomena yang dikaji, sehingga peneliti bebas untuk

menghasilkan data yang diperoleh (Tuffour, 2017). Pendekatan fenomenologi

berarti melihat suatu masalah dari pengalaman hidup seseorang tentang sebuah

konsep atau fenomena.

Penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian yang akan

menghasilkan data deskriptif. Peneliti ingin berfokus untuk mendeskripsikan

37
38

bagaimana guru di kelas VI mengimplementasikan penggunaan aplikasi whatsapp

dalam mendukung pembelajaran siswa pada masa pandemi yang didalamnya

terdapat tahapan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran menggunakan

aplikasi whatsapp. Peneliti juga ingin mengetahui apa saja kendala yang dihadapi

oleh guru dalam mengimplementasikan penggunaan aplikasi whatsapp untuk

kegiatan pembelajaran siswa pada masa pandemi seperti saat ini melalui kegiatan

observasi, wawancara dan dokumentasi.

3.3 Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini terkait dengan data deskripsi tentang

implementasi penggunaan aplikasi whatsapp dalam mendukung pembelajaran

siswa pada masa pandemi di sekolah dasar. Sumber data dalam penelitian ini

adalah guru di kelas VI yang mengimplementasikan penggunaan aplikasi

whatsapp dalam mendukung pembelajaran siswa pada masa pandemi di sekolah

dasar, melalui kegiatan obsevasi, wawancara semi terstruktur secara tatap muka

maupun online dan dokumentasi.

3.4 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah informan yaitu seseorang yang akan

memberikan informasi terkait data-data yang dibutuhkan berkaitan dengan

implementasi penggunaan aplikasi whatsapp dalam mendukung pembelajaran

siswa pada masa pandemi di sekolah dasar. Informan dalam penelitian ini adalah

guru kelas tinggi yaitu guru di kelas VI.


39

3.5 Teknik Sampling (Cuplikan)

Teknik sampling atau cuplikan yang digunakan yaitu teknik “purposive

sampling” atau internal sampling, yakni pengambilan sampel karena suatu

pertimbangan tertentu. Contohnya seperti saat seseorang tersebut telah memenuhi

kriteria yang diharapkan, atau sebagai seseorang yang memiliki informasi agar

peneliti mendapatkan data yang dibutuhkan.

Dalam penelitian ini, peneliti menentukan kriteria subjek penelitian yaitu

guru di kelas VI yang mengimplementasikan penggunaan aplikasi whatsapp

dalam mendukung pembelajaran siswa pada masa pandemi di sekolah dasar.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu langkah yang paling utama

dalam sebuah penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

teknik observasi, teknik wawancara dan teknik dokumentasi dengan dibantu alat

perekam suara, perekam video, foto, lembar catatan lapangan, dan lain-lain.

3.6.1 Observasi (Pengamatan)

Observasi pada penelitian ini mengguakan observasi partisipasi pasif, yang

artinya peneliti datang pada tempat dilaksanakanya kegiatan tetapi peneliti tidak

terlibat dalam kegiatan tersebut. Peneliti melakukan pengamatan terhadap

kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung melalui aplikasi whatsapp grup

dari bulan Okotber 2020 - Januari 2021 selama masa pembelajaran daring.

Observasi ini dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran sedang berlangsung,

dari awal hingga akhir pembelajaran. Dari hasil observasi, akan ditemukan

informasi terkait jawaban dari rumusan masalah, baik dari segi penerapan
40

penggunaan aplikasi whatsapp, terkait jaringan yang digunakan, pelaksanaan

pembelajaraan, materi pembelajaran, tampilan pembelajaran dan evaluasi hasil

kegiatan anak yang dikirim melalui foto, video dan maupun perekam suara.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pedoman Observasi

No Bahan Observasi Indikatorr

1 Pelaksanaan Pembelajaran a. Rencana pelaksanaan Pembelajaran secara


Pembelajaran secara daring daring

b. Pelaksanaan pembelajaran secara daring di


grup Whatsapp

c. Evaluasi pembelajaran secara daring

3.6.2 Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini menggunakan wawancara semi

terstruktur. Artinya bahwa wawancara ini menggunakan pedoman wawancara

tetapi masih dapat dikembangkan sesuai dengan situasi yang ada. Subjek yang

akan diwawancara adalah guru di kelas VI SDN 211/IX Mendalo Darat. Melalui

wawancara secara langsung atau pun via online, peneliti memperoleh banyak

informasi yang dibutuhakn guna menjawab terkait dengan rumusan masalah.


41

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara

No Aspek Indikator Sumber data

1 Pembelajaran a. Tujuan pembelajaran Guru

menggunakan aplikasi b. Bahan pembelajaran

whatsapp grup c. Metode

pembelajaran

d. Media pembelajaran

e. Guru dan pendidik

g. Penilaian dan evaluasi.

Suyanto dan Djihad Hisyam (2010: 81)

3.6.3 Dokumentasi

Dalam penelitian ini, dokumentasi berupa implementasi penggunaan

aplikasi whatsapp dalam mendukung pembelajaran siswa pada masa pandemi di

sekolah dasar. Dokumentasi yang dilakukan guna menunjang proses peneilitian

yaitu dokumentasi yang berkaitan dengan peristiwa yang telah dilaksanakan dan

berlalu. Data yang akan diperoleh melalui teknik dokumentasi ialah gambaran

umum tentang lokasi penelitian, visi dan misi SDN 211/IX Mendalo Darat serta

gambaran tentang subjek penelitian seperti biodata diri. Peneliti juga

mendokumentasikan kegiatan pembelajaran di dalam grup whatsapp, melalui

sebuah foto screenshoot.

3.7 Uji Validitas Data


42

Uji validitas data dalam penelitian ini mengunakan triangulasi teknik,

yaitu pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber

yang sama. Peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara semi terstruktur

dan dokumentasi.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif memiliki beberapa tahapan

yang perlu dilakukan. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisis

menurut (Miles dan Huberman, 2015: 337), yaitu diantaranya:

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlanya cukup banyak, karena itu

peneliti perlu untuk mencatat secara rinci dan teliti. Untuk itu peneliti akan segera

melakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti data yang

diperoleh akan dirangkum, kemudian meneliti hal-hal yang pokok, lebih

memfokuskan lagi pada hal-hal yang lebih penting, hingga pada akhirnya peneliti

dapat mencari tema dan polanya.

2. Tahap Penyajian Data

Pada tahap penelitian kualitatif, penyajian data yang paling sering

dilakukan yaitu dalam bentuk teks naratif maupun dalam bentuk tabel. Dalam hal

ini, peneliti akan menyajikan data dalam bentuk teks untuk dapat lebih

memperjelas hasil dari penelitian. Maka dari itu, peneliti akan mencantumkan

tabel atau gambar.


43

3. Tahap Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan

masalah yang telah dirumuskan sejak awal, namun juga dapat tidak menjawab

karena rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara,

dapat berubah dengan ditemukannya bukti-bukti yang kuat untuk mendukung ke

tahap pengumpulan data berikutnya.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif ini merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan tersebut dapat mendeskripsikan atau

mengambarkan suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas atau gelap

sehingga setelah diteliti akan menjadi lebih jelas dan dapat berupa hubungan

kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

3.9 Prosedur Penelitian

Adapun prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam

pelaksanaan penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara atau

langkah yaitu dengan menyusun kisi-kisi wawancara dalam penelitian dan

mendatangi atau mengahadap kepada informan yang akan dijadikan sebagai

sumber data penelitian. Peneliti menyusun lembar wawancara semi terstruktur lalu

kemudian mendatangi informan untuk menggali informasi terkait dengan data

implementasi penggunaan aplikasi whatsapp dalam mendukung pembelajaran

siswa pada masa pandemi di sekolah dasar.


44

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahapan ini, peneliti mengumpulkan data dengan beberapa

pertanyaan-pertanyaan secara umum yang telah dirancang untuk memunculkan

jawaban atau opini dari para infroman yang sudah dipersiapkan, sehingga

kemudian peneliti dapat mengelola data, menganalisis data, dan kemudian

menyimpulkan data.

3. Tahap Penyelesaian

Pada tahap penyelesaian ini dapat dilakukan dengan menyusun data-data

yang telah diperoleh dan yang telah didapatkan dari sumber data. Kemudian dapat

dilanjutkan dengan menganalisis data dalam bentuk hasil penelitian.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyajian Hasil Penelitin

Pada BAB I, II, dan III telah dijelaskan mengenai latar belakang, kajian

teoritik serta metode penelitian sebagai pendukung utama dalam proses penelitian.

Pada BAB selanjutnya, yaitu BAB IV akan disajikan hasil dari penelitian

mengenai Implementasi Penggunaan Aplikasi Whatsapp dalam Mendukung

Pembelajaran Siswa Pada Masa Pandemi di Sekolah Dasar.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk

mengetahui dan menjelaskan data-data mengenai Implementasi Penggunaan

Aplikasi Whatsapp dalam Mendukung Pembelajaran Siswa Pada Masa Pandemi

di Sekolah Dasar. Penelitian ini dilaksanakan pada semester Genap 2020-2021

dengan subjek penelitian guru di kelas VI. Data yang dihasilkan dalam penelitian

ini berasal dari observasi, wawancara, dan dokumentasi.

4.1.1 Deskripsi Lokasi/Subjek Penelitian

4.1.1.1 Profil SDN 211/IX Mendalo Darat

SDN 211/IX Mendalo Darat berlokasi di Kecamatan Jambi Luar Kota,

Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. SDN 211/IX Mendalo Darat dipimpin

oleh seorang Kepala Sekolah yaang bernama ibu Elizona,S.Pd. SDN 211/IX

Mendalo Darat memiliki tenaga pengajar sebanyak 9 orang dan Jumlah siswa

sebanyak 159 dengan 76 siswa laki-laki dan 83 siswa perempuan. Jumlah

rombongan belajar di SDN 211/IX Mendalo Darat sebanyak 6 kelas. SDN 211/IX

Mendalo Darat merupakan salah satu sekolah yang menerapkan pembelajaran

45
46

berbasis Kurikulum 2013. SDN 211/IX Mendalo Darat memiliki kode pos

36361dan tanggal SK pendirian 1910-01-01. SDN 211/IX Mendalo Darat

menggunakan tegangan listrik/daya listrik sebanyak 1300 WAAT dan akses

internet menggunakan Telkomsel Flash.

4.1.1.2 Visi SDN 211/IX Mendalo Darat

Visi dari SDN 211/IX Mendalo Darat yaitu, sebagai berikut:

“Unggul Dalam Berwawasan Global Berdasarkan Imtak Dan Iptek”

4.1.1.3 Misi SDN 211/IX Mendalo Darat

Misi dari SDN 211/IX Mendalo Darat yaitu, sebagai berikut:

1. Menanamkan keyakinan aqidah melalui pengajaran agama islam dan budaya

sebagai sumber kearifan dalam bertindak

2. Menumbuhkan semangat keunggulan kepada seluruh warga

3. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah

dalam menyusun program kegiatan sekolah

4. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, bagi siswa sesuai

prestasi masing-masing

5. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya,

sehingga dapat dikembangkan secara optimal.

4.1.1.4 Tujuan Satuan Pendidikan

Tujuan dari SDN 211/IX Mendalo Darat yaitu, sebagai berikut:

1. Membina siswa agar memiliki pendidikan dasar

2. Mendidik siswa agar mampu membedakan mana yang terbaik diantara yang

baik

3. Siswa memiliki integritas tinggi dan disiplin


47

4. Siswa aktif dalam kegiatan dan kreatif dalam pendidikan serta terampil dalam

ilmu pengetahuan

5. Siswa memiliki dasar-dasar agama, akidah dan akhlak yang mulia

6. Siswa mencintai lingkungan yang sehat

4.1.1.5 Daftar Guru dan Tenaga Kependidikan

No Nama L/P TTL Pendidikan Jabatan TMT

1 Elizona, S.Pd p Kerinci, 24- S1 Kepala 01/09/1984


05-1963 Sekolah
2 Mariadi, S.Pd L Medan, 06- S1 Guru Kelas 01/01/1985
04-1962
3 Ahmad Yani L Belui Kerinci, SPG Guru Kelas 01/01/1985
30-01-1962
4 Juairiah, S.Pd P Jambi, 21-12- S1 Guru Kelas 01/05/1994
1967
5 Rosinah, S.Pd P Muara Bungo, S1 Guru Kelas 01/09/1997
07-11-1974
6 Ranawati, S.Pd.i P Bedaro, 26- S1 Guru PAI 01/10/1997
06-1974
7 Zulfadli L Tapus, 29-03- D11 Guru 01/05/2002
1965 PJOK
8 Janu Budi L Purworejo, S1 Guru Kelas 01/10/2011
Prasetyo S.Pd 15-01-1971
9 Jumariah P Mendalo SPG Guru Kelas 01/10/2009
Darat, 05-08-
1966
10 Eka Hardiana, P Pijoan, 14-07- S1 Guru PLH
S.Pd 1988 dan Tata
Usaha
11 Deti Seprina, S.Pd P S1 Penjaga -
Perpustaka
an
12 Muhyin L - Penjaga -
Sekolah
48

4.1.1.6 Daftar Siswa di Kelas VI

No Nama Siswa Jenis Kelamin

1 Arlinda P

2 Chelsea Purnama P

3 Darius Elian Manurung L

4 Dina Setiawati P

5 Egi Tri Hardiansyah L

6 Evi Widianti P

7 Fajri Sakinah L

8 Febriansyah Putra L

9 Frisca Febriana P

10 Hadad Robbi L

11 Ihuan Tadral Ambarita L

12 Mayfva Yutiana Girl P

13 Michael Gilbert L

14 Muhammad Agung L

15 Muhammad Nabil Kurniawan L

16 Nabila Maulidina Efendi P

17 Naisila Maulidina Efendi P

18 Najwa Hadan P

19 Najwa Rahmanindia Bilqis P

20 Natalia Nenggolan P

21 Nuraini P
49

22 Ocky Riski Yunaris L

23 Rafli Panggabean L

24 Reza Saputra L

25 Ridwan L

26 Riski Nuryanto L

27 Riski Yeheskiel L

28 Syafira Sasya Billa P

29 Syifa Auliya P

30 Yolanda P

4.1.1.6 Gambaran Subjek Penelitian

Sebelum peneliti memaparkan hasil dari penelitian yang didapatkan

memalui kegiatan observasi, wawancara dan dokumentasi, maka peneliti terlebih

dahulu memberikan gambaran tentang guru yang akan dijadikan sebagai subjek

penelitian. Peneliti menjadikan guru dikelas VI sebagai subjek dari penelitian.

Guru dikelas VI tersebut berinisial J yang sudah berusia 53 tahun dengan

pengalaman mengajar selama 27 tahun. Ibu J sudah mulai menjadi guru di SDN

211/IX Mendalo Darat sejak tahun 2012 yang terhitung sudah 8 tahun beliau

mengajar di SDN 211/IX Mendalo Darat. Ibu J menempuh pendidikan terakhir di

Universitas Batanghari dengan gelar Sarjana S1 pada tahun 1998.

4.2 Deskripsi Temuan Penelitian


50

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui kegiatan observasi,

wawancara dan dokumentasi mengenai implementasi penggunaan aplikasi

whatsapp dalam mendukung pembelajaran siswa pada masa pandemi di sekolah

dasar, maka dapat dideskripsikan sebagai berikut.

4.2.1 Implementasi penggunaan aplikasi Whatsapp

Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 3 November 2020, bahwa

pembelajaran yang diterapkan di SDN 211/IX Mendalo Darat adalah

pembelajaran yang dilaksanakan secara daring dengan menerapkan penggunaan

aplikasi whatsapp sebagai media pembelajaran jarak jauh. Fitur yang

dimanfaatkan dalam aplikasi whatsapp yaitu fitur whatsapp group. Pembelajaran

jarak jauh ini dilaksanakan sesuai dengan surat edaran Nomor 4 tahun 2020 pada

tanggal 24 maret 2020 yang berisi Tentang “Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan

dalam Masa Darurat penyebaran CoronaVirus Disease (Covid-19)” yang telah

ditentukan oleh pemerintah guna memutus mata rantai penyebaran virus covid-19.

Aplikasi whatsapp telah dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan yang

diantaranya, bahwa aplikasi ini mudah atau fleksibel dalam penggunaanya dan juga

fitur-fitur yang tersedia tidak sulit untuk dioperasikan oleh siswa maupun guru,

seperti dalam wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru di kelas VI yaitu,

sebagai berikut:

“Aplikasi-aplikasi yang gampang dan mudah dipahami untuk anak-anak

juga untuk gurunya dan untuk orang dirumahnya. Aplikasinya yang digunakan

ada whatsapp untuk pembelajaranya sedangkan WPS untuk memberikan tugas”

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama berada di

grup whatsapp kelas IV, bahwa kegiatan pembelajaran yang di terapkan oleh guru di

kelas VI SDN 211/IX Mendalo Darat yaitu dengan menggunakan video


51

pembelajaran, penugasan melalui pesan suara, penugasan secara tertulis dan juga

penugasan secara praktek, sebagai berikut:

Gambar 1
Kegiatan Pembelajaran Menggunakan video pembelajaran

Gambar 2
Penugasan secara praktik
52

Gambar 3
Penugasan secara Tertulis

Gambar 4
Penugasan menggunakan pesan suara
53

Selain fitur grup chat di Whatsapp yang diterapkan untuk kegiatan

pembelajaran, fitur panggilan suara dan chat pribadi juga digunakan oleh guru ketika

terdapat siswa yang masih lambat dalam memahami isi dari materi pembelajaran

sehingga siswa membutuhkan bimbingan langsung dari guru, seperti yang

dipaparkan oleh beliau dalam wawancara, sebagai berikut:

“Kalau misalnya kita memiliki urusan yang sangat penting dengan

seseorang anak itu, kita japri (chat pribadi), begitu juga dengan anaknya yang

memiliki kepentingan bisa chat secara pribadi ke saya, atau kita telpon langsung

kalau terdapat anak yang diantara 30 jumlah siswa kelas VI ada yang lambat dan

tidak paham, bahkan ada juga anak yang ngechat terus sehingga kita bosan

walaupun sudah dijelaskan masih tetap tidak mengerti, maka saya telepon.”

Untuk model rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang digunakan

dalam pembelajaran daring selama masa pandemi covid-19 pada kelas VI di SDN

211/IX Mendalo Darat pada awalnya masih menggunakan RPP lama yaitu RPP pada

kegiatan pembelajaran tatap muka. RPP ini digunakan pada semester ganjil tahun

ajaran 2020/2021. Namun pada saat memasuki semester genap tahun ajaran

2020/2021 seperti sekarang ini, guru sudah mulai menggunakan RPP daring sesuai

dengan anjuran pemerintah, seperti yang dipaparkan oleh ibu j dalam wawancara,

sebagai berikut:

“Untuk RPP kita pakai RPP kita dulu. Kalau awalnya menggunakan RPP

yang tatap muka, sekarang ini sudah berapa bulan pandemi belum juga

menggunakan RPP daring, namun barulah ada RPP daring, dari ini maka kita

mencoba mengguakan RPP daring kemudian dalam kegiatan pembelajaran

daring kita menggnakan semuanya sekarang ini”

.
54

4.2.2 Tahapan dan pelaksanaan pembelajaran secara daring menggunakan

aplikasi whatsapp

4.2.2.1 Tujuan Pembelajaran secara daring menggunakan aplikasi whatsapp

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

119 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Pendidikan Dasar dan

Menengah, tujuan pembelajaran jarak jauh adalah untuk meningkatkan perluasan

dan pemerataan akses pendidikan, serta meningkatkan mutu dan relevansi

pendidikan dasar menengah. Pembelajaran jarak jauh memiliki beberapa

karakteristik tersendiri, diantaranya yaitu dilaksanakan secara terbuka, belajar

mandiri, belajar tuntas, menggunakan teknologi informasi dan komunikasi

pendidikan dan/atau menggunakan teknologi lainya.

Berdasarkan hasil wawancara pada 15 Januari 2021 dengan ibu J selaku wali

kelas VI, bahwa tujuan dari pembelajaran secara daring di kelas VI adalah sebagai

berikut:

1. Memberikan kesempatan kepada setiap anak untuk dapat belajar secara

mandiri di masa pandemi Covid-19

2. Memberikan pengalaman belajar kepada siswa dengan menggunakan teknologi

3. Memberikan kemudahan dalam memantau perkembangan belajar siswa dari

jarak jauh

4. Memberikan kegiatan pembelajaran yang mudah, sederhana, dan yang diminati

oleh siswa

5. Memberikan ruang bagi siswa dan orang tua untuk dapat berkolaborsi dalam

menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan meskipun

dilaksanakan secara daring.


55

Pendidikan merupakan sebuah tanggungjawab dari setiap keluarga,

sekolah, pendidik, masyarakat dan juga dari pemerintah. Pendidikan pertama

seorang anak akan langsung didapatkan dari dalam keluarga yang terjadi melalui

proses komunikasi secara intensif dengan kedua orang tua dan anak, sehingga

bimbingan dan setiap arahan akan sangat memiliki dampak bagi proses sosialisasi

serta dasar-dasar dalam pendidikan yang akan dialami selanjutnya. Sehingga,

diharapkan bahwa pendidikan dari seorang anak dapat dilakukan di rumah dengan

bimbingan dari kedua orang tua.

Pembelajaran secara daring merupakan pembelajaran yang tidak

mengharuskan siswa dan guru untuk bertatap muka, melainkan berusaha untuk

memanfaatkan berbagai media teknologi, komunikasi dan informasi yang dapat

memudahkan antara guru dan siswa saling bertukar ilmu dan informasi. Sehingga

penerapan aplikasi whatsapp dalam mendukung pembelajaran siswa pada masa

pandemi merupakan solusi dalam melanjutkan aktivitas siswa dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran di masa pandemi yang dilakukan dengan

cara yang mudah, bermakna, menyenangkan, sederhana dan mandiri. Meskipun

begitu, siswa tetap membutuhkan peran aktif dari kedua orang tua untuk dapat

memantau, membimbing dan memahami siswa dalam pembelajaran secara daring

ini. (Wawancara dengan ibu J tanggal 15 januari 2021)

4.2.2.2 Perencanaan Pembelajaran menggunakan aplikasi Whatsapp

1. Persiapan Pembelajaran secara Daring

a. Pada persiapan pembelajaran secara daring, langkah pertama yang dilakukan

guru maupun siswa adalah membekali diri dengan memiliki sebuah


56

handphone terlebih dahulu. Setelah itu, guru akan mempersiapkan aplikasi-

aplikasi apa saja yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan

pembelajaran secara daring ini. Pemilihan aplikasi tersebut haruslah

dilakukan dengan beberapa pertimbangan, yang diantaranya bahwa aplikasi

tersebut harus mudah dalam penggunaanya serta dapat dipahami oleh siswa,

guru dan juga orangtua siswa dirumah.

b. Langkah selanjutnya yaitu pemberitahuan kepada orangtua siswa terkait

pembelajaran yang akan dilaksanakan secara daring, dimana kegiatan

pembelajaran akan dilaksanakan dari rumah dengan menggunakan aplikasi

whatsapp sebagai media pendukung dalam pembelajaran jarak jauh. Guru

akan menelepon setiap orangtua dari siswa untuk dapat datang ke sekolah

secara bergantian sesuai dengan protokol kesehatan dalam rangka

memberikan himbauan dan informasi terkait pembelajaran yang akan

dilaksanakan dari rumah dengan menggunakan media whatsapp dan juga

informasi tentang bagaimana pelaksanaan sistem kegiatan pembelajaran

secara daring selama masa pandemi ini. Informasi secara resmi dari sekolah

akan disampaikan melalui whatsApp group apabila semua siswa sudah masuk

kedalam grup whatsapp kelas, baik melalui video, file, foto maupun pesan

suara.

c. Guru mempersiapkan bahan ajar daring, yaitu RPP. Dalam wawancara yang

dilakukan peneliti kepada wali kelas VI, bahwa bahan ajar pada saat

memasuki semester genap tahun ajaran 2020-2021, guru sudah mulai

menggunakan RPP daring sesuai dengan anjuran dari pemerintah. Sedangkan

sebelumnya, untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada semester


57

ganjil tahun ajaran 2020-2021 masih menggunakan RPP yang lama, yaitu

RPP pada pembelajaran tatap muka dengan disesuaikan pada kondisi saat ini.

(wawancara dengan ibu J pada tanggal 13 Januari 2021)

Persiapan pembelajaran secara daring ini akan dilaksanakan berdasarkan

kondisi dan situasi siswa maupun para orang tua siswa. Mengetahui bahwa

pengetahuan mengenai dunia informasi dan teknologi dari setiap siswa dan orang

tua siswa yang berbeda-beda, maka setiap sekolah berupaya menemukan solusi

terbaik untuk mengatasi hal tersebut. Solusi yang diterapkan di SDN 211/IX

Mendalo Darat dalam mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan

pengggunaan aplikasi WhatsApp yang secara umum sering digunakan oleh

masyarakat luas, termasuk siswa, guru dan juga orang tua. Dari 30 jumlah siswa

yang berada di kelas VI, terdapat 29 anak yang masuk ke dalam WhatsApp Group

dan mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran dengan baik. Hanya terdapat 1 anak

yang dari awal kegiatan pembelajaran daring ini dilaksanakan tidak masuk ke

dalam grup dan tidak mengikuti kegiatan pembelajaran, dikarenakan hilang kabar.

(Wawancara dengan ibu J tanggal 13 Januari 2021).

4.2.2.3 Materi Pembelajaran secara daring menggunakan aplikasi Whatsapp

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 13 Januari 2021 dengan wali

kelas VI, bahwa materi pembelajaran secara daring yang diterapkan adalah materi

yang berasal dari buku tema dan disesuaikan dengan RPP yang waktu

pembelajaranya dipersingkat atau dipercepat. Materi pembelajaran yang

disampaikan oleh guru di dalam grup whatsapp dengan cara meminta siswa untuk
58

mengerjakan dari halaman sekian sampai pada halaman sekian. Seperti pada

wawancara berikut ini:

“Oh, materinya itu materi yang ada di buku tema. Sesuailah dengan RPP

nya. Nah cuma saya agak dipercepat istilahnya itukan. Halaman sekian sampai

sekian kamu pelajari, kamu pahami apa saja yang ada di halaman itu, setelah itu

baru diperintahkan untuk mengerjakan latihan”

Selain materi yang berasal dari buku tema, guru juga memberikan materi

yang berkaitan dengan pembiasaan dalam mencintai lingkungan, pengembangan

nilai agama dan moral melalui kegiatan menghafal surah-surah pendek,

pengembangan kreativitas anak melalui kegiatan menggambar, pengembangan

sosial emosional anak melalui kegiatan belajar mandiri dan juga pengembangan

seni anak melalui kegiatan bernyanyi. (Wawancara pada tanggal 15 Januari 2021)

4.2.2.4 Pelaksanaan Pembelajaran secara daring menggunakan aplikasi

Whatsapp

1. Kegiatan Pembukaan

Pada awal kegiatan pembukaan, guru akan memulai pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan sapa kepada siswa dengan mengirimkan pesan ke dalam

grup whatsapp kelas. Tidak lupa guru juga memberikan motivasi kepada siswa

agar tetap semangat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaan walaupun

dilaksanakan hanya dari rumah masing-masing. Setiap pada hari senin, guru akan

mengirimkan foto tabel program pembelajaran yang berisi gambaran tentang

rangkaian kegiatan, serta tugas-tugas pembelajaran selama satu minggu. Hal ini

dilakukan dengan tujuan untuk mempermudahkan siswa dalam melaksanakan


59

kegiatan pembelajaran sehingga siswa akan memahami kegiatan pembelajaran

dalam satu minggu ke depan. Bagi guru hal ini dilakukan agar dapat menghemat

waktu serta tidak mempersulit guru karena guru tidak perlu memberikan tugas

setiap harinya kepada siswa. (Wawancara dengan ibu J tanggal 13 Januari 2021).

2. Kegiatan inti /penyampaian materi

Pada kegiatan inti, guru akan memulai pembelajaran dengan membagikan

sebuah video pembelajaran berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari oleh

siswa. Guru juga terbiasa menjelaskan materi melalui pesan teks maupun pesan

suara. Setelahnya, guru akan memberikan tugas dalam bentuk teks yang harus

dikerjakan oleh siswa. Guru selalu meminta siswa untuk menyimak penjelasan

materi yang diberikan dengan baik dan jika terdapat siswa yang tidak memahami

penjelasan materi dengan baik, maka siswa akan diizinkan untuk bertanya.

(Wawancara online dengan Ibu J pada 15 Januari 2021)

Terkait dengan respon yang diberikan oleh siswa pada saat kegiatan

pembelajaran, wali kelas VI menjelaskan bahwa hal tersebut berlangsung cukup

baik, dilihat dari aktivitas obrolan yang terjadi dalam grup whatsapp kelas,

berikuthasil wawancaranya:

“Responya cepatlah anak dengan menjawab,”Oke bu”, “Makasih bu

infonya”, nah seperti itulah anak menjawab”

Terkait waktu kegiatan pembelajaranya akan dimulai pada pukul 07.30

pagi dan selesai pada pukul 12.00 siang. Selama kegiatan pembelajaran

berlangsung, siswa diminta untuk membuat laporan dengan cara mengirimkan

foto bukti kegiatan anak sedang mengerjakan tugas dari rumah. Laporan kegiatan

pembelajaran ini akan dijadikan guru sebagai absen harian siswa. Untuk
60

pengumpulan tugas secara tertulis, siswa akan di dampingi oleh orang tua untuk

datang ke sekolah mengumpulkan tugasnya. Guru memberikan waktu

pengumpulan tugas selama satu minggu setelah pemberian tugas. (Wawancara

dengan ibu J pada tanggal 13 Januari 2021)

Pada 01 Februari - 06 Februari 2021 kegiatan pembelajaran dilaksanakan

pada tema 7 tentang “Kepemimpinan” subtema 1 “Pemimpin di sekitarku”. Pada

pembelajaran di minggu ini, guru memulai kegiatan dengan menyapa siswa serta

memberikan motivasi agar siswa selalu semangat dan sehat melaksanakan

kegiatan pembelajaran dari rumah. Guru mengirimkan sebuah video pembelajaran

yang berisi lagu tentang “Ibu Kita Kartini”, “Butet” dan “Gundhul Pacul”. Guru

meminta siswa untuk menghafalkan tiga lagu tersebut lalu membuat sebuah video

dan dikirimkan ke dalam grup kelas. Guru juga mengingatkan kepada siswa agar

setiap hari siswa dapat membuat laporan kegiatan pembelajaran dengan

mengirimkan sebuah foto, yang laporan tersebut akan dijadikan sebuah absen

harian oleh guru.

3. Kegiatan Tanya Jawab

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu J pada tanggal (15 Januari 2021),

setelah kegiatan pembukaan dan kegiatan inti dilaksanakan, kegiatan selanjutnya

adalah tanya jawab dimana siswa bertanya ataupun menanggapi kiriman dari guru

di dalam grup berkaitan dengan materi dan tugas yang diberikan. Beberapa hal

penting yang biasanya siswa tanyakan diantaranya adalah tentang tempat

pengumpulan tugas, sistematika pengerjaan tugas, file yang tidak bisa dibuka dan

kendala terlambat mengirimkan laporan foto kegiatan pembelajaran. Jika guru

sedang tidak sibuk, guru akan langsung merespon pertanyaan yang diajukan oleh
61

siswa. Jika sedang sibuk, maka respon yang diberikan oleh guru tidak langsung

diberikan. Selain di dalam grup kelas, terdapat beberapa siswa yang bertanya

dengan cara mengirimkan pesan pribadi secara langsung kepada guru untuk

mendapatkan bimbingan dengan lebih jelas, seperti dalam wawancara berikut:

“ada dari jumlah anak yang diantara 30 jumlah siswa kelas VI sedikit

lambat, ada anak yang ngechat-ngechat (mengirimkan pesan pribadi) secara

terus menerus sehingga ketika sudah dijelaskan masih tidak mengerti, saya akan

telepon”

4.2.2.5 Evaluasi Kegiatan pembelajaran menggunakan aplikasi Whatsapp

Evaluasi pembelajaran dilaksanakan dengan melakukan pengamatan

terhadap segala jenis aktivitas yang terjadi didalam grup whatsapp. Aktivitas

tesebut berupa pengamatan terhadap keaktifan anak dalam mengirimkan bukti

foto laporan kegiatan belajar di rumah, kegiatan tanya jawab, menanggapi dan

merespon percakapan dari guru. Sedangkan untuk penilaian, guru melihat dari

tugas-tugas yang dikumpulkan oleh siswa ke sekolah. Tugas-tugas tersebut berupa

tugas tertulis maupun tugas praktek. Tugas tertulis berupa tugas harian siswa yang

dikumpulkan ke sekolah pada satu minggu sekali. Sedangkan kegiatan praktek

berupa video, foto maupun rekaman suara yang dikirmkan oleh siswa ke dalam

grup whatsapp.

Pengamatan ini dilihat dari berbagai aspek seperti aspek perkembanganan

nilai agama dan moral, perkembangan bahasa yang siswa gunakan selama

mengkuti kegitan pembelajaran, perkembangan sosial emosional dan

perkembangan seni dalam diri siswa. Seluruh kegiatan yang telah dilakukan oleh
62

siswa di dalam grup whastaap kelas akan masuk kedalam penilaian harian sesuai

dengan pembelajaran yang sudah dijadwalkan. Semua hasil kiriman kegiatan dari

siswa akan disimpan oleh guru untuk memudahkan penilaian oleh guru

(Wawancara tanggal 15 Januari 2021).

Setiap hari guru akan memeriksa laporan kegiatan belajar anak yang

dikirim siswa melalui bukti foto. Penilaian tertinggi diberikan kepada siswa yang

rajin mengerjakan dan mengumpulkan tugas ke sekolah, aktif dalam membuat

laporan kegiatan pembelajaran, dan yang aktif dalam merespon guru di dalam

grup whatsapp. Kegiatan pembelajaran yang dikirim oleh siswa dalam bentuk foto

dan video akan dinilai dan diberikan apresiasi secara langsung. Penilaian dengan

melihat keaktifan dan keikutsertaan dalam pembelajaran dari awal hingga selesai

pembelajaran. Apresiasi yang dilakukan oleh guru di dalam grup kelas

diantaranya memberikan dukungan semangat dalam bentuk teks.

Setiap hari guru akan selalu memantau tugas yang dikirimkan oleh anak,

baik tugas yang dikirmkan anak dengan cepat atau pun sedikit terlambat

mengirimkan. Setelah hampir semua anak mengirimkan tugas kepada guru, guru

akan memindahkan penilaian kedalam administrasi penilaian anak dengan

mencantumkan keterangan anak-anak yang sudah mengirimkan tugas ataupun

anak yang belum mengirimkan tugas (Observasi pada tanggal 16 Januar 2021).

4.2.3 Kendala dalam mengimplementasikan penggunaan aplikasi whatsapp

Pada pelaksanaan pembelajaran secara daring, seringkali guru menemui

beberapa kendala yang menyebabkan pembelajaran berlangsung tidak

menyenangkan. Berdasarkan pengalaman ibu J selaku wali kelas VI sebagai


63

pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaan secara daring, beliau

mengatakan bahwa pembelajaran secara daring ini masih belum tepat dalam

pelaksanaanya, dikarenakan pada dasarnya anak yang berada di sekolah dasar

masih membutuhkan bimbingan dan arahan secara langsung dari guru.

Pembelajaran yang dilaksanakan secara tatap muka tentunya akan lebih mudah

dipahami oleh siswa daripada yang tidak tatap muka, terutama untuk siswa yang

berada di kelas VI yang sebentar lagi akan melaksanakan ujian akhir sekolah. Ini

menjadi tantangan tersendiri bagi ibu J selaku wali kelas VI dalam mengelola

pembelajaran dengan kondisi pandemi seperti saat ini. Seperti dalam wawancara

berikut, (Wawancara pada 13 Januari 2021)

“Kalau menurut saya untuk anak SD, pembelajaran daring ini belum tepat

ya, sebab anak SD ini kan masih dasar, yang masih butuh bimbingan. Jadi kalau

untuk jarak jauh itu rasanyo itu masih banyak sekali kekurangan-kekurangan

ataupun masalah-masalah yang akan kita temui, terutamai ni bagianya kelas VI,

yang sebentar lagi dia akan menghadapi ujian akhir sekolah”

Kendala-kendala lain yang dihadapi guru selama mengimplementasikan

penggunaan aplikasi whatsaap diantaranya, sebagai berikut:

1. Guru menyadari bahwa penyampaian materi yang diberikan kurang maksimal

sehingga siswa terkadang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang

diberikan.

2. Tidak semua siswa memiliki handphone pribadi sehingga harus bergantian

dengan anggota keluarga lainya, dimana hal ini membuat siswa tidak

menyimak kegiatan pembelajaran dengan baik.

3. Pada pembelajan di semester ganjil 2020/2021 guru masih menggunakan RPP


64

lama, dimana guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

media whatsapp yang tidak tertulis dalam RPP tersebut

4. Tugas yang diberikan oleh guru dengan yang dikerjakan oleh siswa masih

belum sepenuhnya tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh guru, sehingga

guru menerima tugas dari siswa apa adanya.

5. Terdapat beberapa anak yang sama sekali tidak aktif dalam kegiatan

pembelajaran bahkan tidak mengirimkan bukti foto laporan kegiatan

pembelajaran di rumah.

6. Terdapat anak yang sudah mengirimkan tugas tetapi terkendala pada jaringan

sehingga pengiriman tugas tidak sampai di grup whatsapp kelas.

7. Terdapat handphone siswa yang tidak dapat membuka dokumen dalam bentuk

file word dikarenakan handphone siswa belum canggih, sehingga guru perlu

mengirimkan ulang tugas dengan melakukan screenshoot.

8. Guru sulit melihat hasil belajar siswa dikarenakan guru tidak melihat secara

langsung kegiatan pembelajaran siswa, apakah siswa tersebut benar-benar

mengerjakan sendiri, apakah siswa dibantu oleh orangtua atau apakah

orangtua sendiri yang mengerjakan sedangkan siswanya tidak. (Wawancara

online pada tanggal 18 Januari 2021)

4.3 Pembahasan
65

Berikut merupakan pembahasan dari implementasi penggunaan aplikasi

whatsapp dalam mendukung pembelajaran siswa pada masa pandemi di sekolah

dasar yang berasal dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.

4.3.1 Implementasi penggunaan aplikasi Whatsapp

Pembelajaran secara daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) merupakan

pembelajaran yang dilakukan tanpa harus bertatap muka secara langsung antara

guru dengan siswa. Pembelajaran secara daring merupakan solusi yang diberikan

oleh pemerintah guna memutus mata rantai penyebaran virus covid-19. Media

pembelajaran yang digunakan oleh guru dan siswa untuk melaksanakan kegiatan

pembelajaran secara daring haruslah dipilih dengan pertimbangan bahwa media

pembelajaran ini mudah dipahami oleh siswa, fiturnya tidak rumit,

menyenangkan, fleksibel, dan sesuai kondisi siswanya. Menurut Grenville

Rumble (1989) bahwa di dalam proses pendidikan jarak jauh harus ada seorang

guru, satu atau lebih, kurikulum yang mampu di terapkan oleh guru dan murid

yang berusaha belajar dengan baik secara implisit dan explisit antara guru murid

dan lembaga institusi dalam sebuah aturan.

Berdasarkan hasil observasi, bahwa pembelajaran yang diterapkan di SDN

211/IX Mendalo Darat adalah pembelajaran yang dilaksanakan secara daring

dengan menerapkan penggunaan aplikasi whatsapp sebagai media pembelajaran

jarak jauh. Fitur yang dimanfaatkan dalam aplikasi whatsapp yaitu fitur whatsapp

group. Selain fitur grup chat di Whatsapp yang diterapkan untuk kegiatan

pembelajaran, fitur panggilan suara dan chat pribadi juga digunakan oleh guru ketika

terdapat siswa yang masih lambat dalam memahami isi dari materi pembelajaran

sehingga siswa membutuhkan bimbingan langsung dari guru


66

Pelaksanaan pembelajaran adalah suatu proses yang diatur sedemikian

rupa menurut langkah-langkah yang disusun dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) agar pelaksanaan mencapai hasil yang diharapkan. Rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru selama masa pandemi ini

sama dengan pembuatan RPP pada umumnya, namun dalam pembelajaran daring

ini guru membuat RPP yang lebih ringkas yaitu penggunaan RPP daring satu

lembar sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh pemerintah.

Dalam menyampaikan materi, guru memulai pembelajaran dengan

membagikan sebuah video pembelajaran yang berisi tentang materi pembelajaran.

Guru juga menyampaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa dengan

menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah untuk dimengerti. Dalam

membuat atau membagikan video pembelajaran, guru harus lebih inovatif

sehingga dapat membuat siswa tertarik serta semangat dalam pembelajaran.

Pelatihan pembuatan video pembelajaran untuk guru juga sangat diperlukan,

sehingga sekolah dapat memfasilitasi guru-guru dengan melakukan pelatihan

pembuatan video pembelajaran yang menarik dengan menggunakan berbagai

macam aplikasi, diantaranya guru dapat membuat video pembelajaran

menggunakan aplikasi VN dan aplikasi sejenis lainnya, lalu kemudian video

pembelajaran tersebut dapat di upload ke dalam aplikasi youtube sebagai bahan

ajar daring. Hal ini dilakukan agar siswa dapat mengakses video pembelajaran

kembali melalui youtube apabila video yang dibagikan guru ke dalam grup

sebelumnya terhapus secara sengaja di handphone siswa, sehingga siswa dapat

mendownloadnya kembali untuk dipelajari secara ulang.


67

Sejalan dengan pendapat dari A. Kurniawati, dkk (2013) yang

menjelaskan bahwa, media video harus mampu menarik perhatian dari siswa,

dalam rangka meningkatkan daya imajinasi siswa, meningkatkan daya berpikir

kritis dan memicu siswa untuk lebih berpartisipasi serta antusias, sehingga

nantinya siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, media

video memiliki fungsi untuk menghadirkan sesuatu yang konkrit, meskipun tidak

berbentuk fisik. Belajar dengan menggunakan indera ganda penglihatan dan

pendengaran akan lebih dapat memberikan keuntungan bagi siswa agar lebih

mudah memahami materi yang dijelaskan oleh guru dengan baik.

4.3.2 Tujuan Pembelajaran secara Daring

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 119 Tahun 2014 yang mengatur tentang Penyelenggaraan

Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan

bahwa Pendidikan Jarak Jauh adalah Pendidikan yang antara peserta didik dan

pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui penerapan

prinsip-prinsip teknologi pendidikan dalam pembelajaran dengan tujuan untuk

memfasilitasi peserta didik dengan kegiatan pembelajaran yang bisa menjangaku

peserta didik secara luas.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu J pada tanggal 18 Januari 2021,

bahwa tujuan umum dari implementasi penggunaan aplikasi whatsapp dalam

mendukung pembelajaran siswa pada masa pandemi adalah untuk memberikan

kemudahan kepada siswa dalam melaksanaan kegiatan pembelajaran di masa

pandemi seperti saat ini. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk memberikan
68

kesempatan kepada setiap anak agar dapat belajar secara mandiri pada masa

pandemi Covid-19, memberikan pengalaman belajar kepada siswa dengan

menggunakan teknologi, memberikan kemudahan dalam memantau

perkembangan belajar siswa dari jarak jauh, memberikan media pembelajaran

yang mudah, sederhana, dan yang tentunya diminati oleh siswa serta dapat

memberikan ruang bagi siswa dan orang tua untuk dapat berkolaborsi dalam

menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan meskipun dilaksanakan

secara daring.

Dengan demikian, bahwa tujuan pembelajaran secara daring di kelas VI

sudah selaras dengan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 119

Tahun 2014, karena guru menggunakan berbagai sumber belajar, seperti video

pembelajaran yang berisi tentang materi yang sedang dipelajari maupun video

yang akan dijadikan tugas praktik untuk siswa. Guru juga menggunakan sumber

belajar lain seperti RPP daring, yang didalamnya berisi pelaksanaan pembelajaran

menggunakan aplikasi whatsaapp. Melalui penerapan prinsip-prinsip teknologi

pendidikan dalam pembelajaran, guru sudah memfasilitasi siswa dengan kegiatan

pembelajaran yang bisa menjangaku peserta didik secara luas.

4.3.3 Perencanaan Pembelajaran secara daring

Berdasarkan hasil survey dari Dr. Wahsun yang merupakan Pengembang

Teknologi Pembelajaran Ahli Muda (LPMP) Jawa timur pad tahun 2020, telah

menyatakan bahwa penggunaan situs sistem pembelajaran secara online paling

banyak digunakan oleh guru adalah dengan melalui aplikasi whatsapp group.

Sama halnya seperti yang diungkapkan oleh Fitri (2019), bahwa penggunaan fitur
69

grup whatsapp pada saat ini menjadi trend bagi kalangan guru dan wali murid

siswa untuk dapat berkomunikasi secara mudah, fleksibel dan efektif. Grup

Whatsapp sangat bermanfaat sebagai media komunikasi dalam mendukung

keterlaksanaan kegiatan pembelajaran siswa di masa pandemi saat ini. Dengan

aplikasi whatsapp, guru dapat berkomunikasi dengan siswa maupun dengan orang

tua dimanapun dan kapanpun.

Dalam merencanakan pembelajaran secara daring, maka guru perlu untuk

menyiapkan beberapa hal penting berkaitan dengan aktivitas dan keterlaksanaan

pembelajaran. Perencanaan pembelajaran berarti pengambilan keputusan tentang

apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan, (Sanjaya, 2012: hlm. 23).

Perencanaan pembelajaran adalah salah satu fungsi awal dari aktivitas kegiatan

manajemen dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Menurut ibu J selaku wali kelas VI, dalam mengimplementasikan

penggunaan aplikasi whatsapp untuk kegiatan pembelajaran secara daring, semua

siswa harus membekali diri dengan menyediakan handphone dirumah masing-

masing, lalu meminta siswa untuk mengunduh aplikasi whatsapp. Guru lalu

menghubungi masing-masing orang tua dari siswa untuk dapat datang ke sekolah

secara bergantian sesuai dengan protokol kesehatan dalam rangka memberikan

himbauann, arahan dan informasi terkait dengan pelaksanaan pembelajaran yang

akan dilakukan secara daring dari rumah masing-masing.

Dengan demikian, bahwa guru sudah melakukan pengambilan keputusan

tentang apa-apa saja yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan perencanaan di

masa pembelajaran daring ini. Keputusan tersebut diantaranya dengan meminta

siswa untuk mengunduh aplikasi whatsapp sebagai media pembelajaran di masa


70

pandemi seperti ini. Guru sudah mempertimbangkan bahwa aplikasi tersebut akan

diambil karena penggunaanya mudah dan umum digunakan oleh masyarakat luas.

Perencanaan tersebut sudah selaras dengan pendapat para ahli, karena guru sudah

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran secara

daring ini.

4.3.4 Materi Pembelajaran secara daring

Berdasarkan Surat Edaran dari Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020

tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran

Corona Virus Disease (Covid-19) mengatur tentang Belajar dari Rumah Melalui

Pembelajaran Jarak Jauh, meliputi:

a. Memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani

tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum kenaikan kelas ataupun

kelulusan.

b. Memfokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi

Covid-19.

c. Memberikan variasi aktivitas dan tugas pembelajaran belajar dari rumah antara

siswa, sesuai minat, dan kondisi masing-masing

d. Memberikan umpan balik terhadap bukti atau produk aktivitas belajar dari

rumah yang bersifat kualitatif dan berguna bagi guru, tanpa diharuskan

memberi skor/nilai kualitatif.

Menurut ibu J selaku wali kelas VI, bahwa materi yang diberikan selama

pembelajaran secara daring ini adalah materi yang berasal dari buku tema dengan

pelaksanaan kegiatan berdasarkan RPP daring. Selain materi pembelajaran yang


71

berasal dari buku tema, guru juga memberikan materi lain dengan kegiatan yang

dikembangkan oleh guru, diantaranya yaitu:

1. Pembiasaan dalam menjaga kebersihan dan mencintai lingkungan sekitar

2. Pengembangan nilai agama dan moral melalui kegiatan menghafal surah-surah

pendek

3. Pengembangan kreativitas anak melalui kegiatan menggambar

4. Pengembangan sosial emosional anak melalui kegiatan belajar mandirii selama

melaksanakan kegiatan pembelajaran secara daring ini.

5. Pengembangan seni anak melalui kegiatan bernyanyi

Dengan demikian, materi pembelajaran yang diberikan dalam

pembelajaran secara daring ini sudah cukup memenuhi standar pembelajaran

sesuai Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan

Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease

(Covid-19) yang mengatur tentang belajar dari rumah melalui pembelajaran jarak

jauh. Contohnya seperti materi pembelajaran yang berisi pembiasaan kepada

siswa untuk menjaga kebersihan dan mencintai lingkungan sesuai dengan poin b

dalam Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020.

4.3.5 Pelaksanaan Pembelajaran secara daring

Dalam pelaksanaan pembelajaran, Nindiati (2020:17) menjelaskan bahwa

sebelum memberikan penugasan kepada siswa melalui internet, pendidik

diharuskan menyampaikan materi yang telah disiapkan. Dengan menyampaikan

materi terlebih dahulu sebelum memberikan penugasan, maka akan tetap menjaga

interaksi antara guru dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh yang
72

nantinya akan berdampak terhadap semangat siswa dalam belajar secara daring.

Seperti halnya ketika belajar di sekolah karena tidak hanya menerima tugas tetapi

tetap ada interaksi yang terjadi antara siswa dengan guru

Menurut ibu J selaku wali kelas VI, bahwa pelaksanaan pembelajaran

secara daring dengan menggunakan aplikasi whatsapp dilaksanakan dengan tetap

mengacu pada kurikulum sekolah yang sudah disesuaikan dengan masa darurat

Covid-19. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan pembukaan, kegiatan

inti dan kegiatan tanya jawab.

Kegiatan pembukaan dimulai dengan salam dan sapa serta tidak lupa guru

juga memberikan motivasi kepada siswa agar tetap semangat dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaan walaupun hanya dilaksanakan daring. Guru kemudian

mengirimkan foto tabel program pembelajaran yang berisi gambaran tentang

rangkaian kegiatan, serta tugas-tugas pembelajaran selama satu minggu ke depan.

Pada kegiatan inti dilaksanakan dengan membagikan sebuah video pembelajaran

terkait dengan materi yang sedang dipelajari oleh siswa. Selain itu, guru juga

terbiasa menjelaskan materi melalui pesan teks maupun pesan suara. Setelahnya,

guru akan memberikan tugas dalam bentuk teks yang harus dikerjakan oleh siswa.

Tugas tersebut bisa berbentuk kegiatan tertulis maupun kegiatan praktek.

Selanjutnya pada kegiatan tanya jawab, dilaksanakan dengan siswa bertanya

ataupun menanggapi kiriman guru di dalam grup berkaitan dengan materi dan

tugas yang diberikan oleh guru. Beberapa hal penting yang biasanya siswa

tanyakan diantaranya adalah tentang tempat pengumpulan tugas, sistematika

pengerjaan tugas, file yang tidak bisa dibuka dan kendala terlambat mengirimkan

laporan foto kegiatan pembelajaran.


73

Kegiatan dilaksanakan dengan tetap mengedepankan hal-hal yang diminati

oleh siswa seperti contohnya kegiatan bernyanyi dan menggambar. Dengan

demikian, maka pelaksanaan pembelajaran secara daring dengan menggunakan

aplikasi whatsapp selaras dengan pendapat dari Nindiati (2020:17) yang harus

dilaksanakan dengan menyampaikan materi terlebih dahulu. Pelaksanaan

pembelajaran secara daring dengan menggunakan aplikasi whatsapp sudah hampir

memuat program-program yang disesuaikan dengan prosedur pembelajaran

dimasa pandemi darurat Covid-19.

4.3.6 Evaluasi pembelajaran secara daring

Di SDN 211/IX Mendalo Darat tepatnya pada kelas VI, evaluasi kegiatan

pelaksanaan pembelajaran daring dilaksanakan dengan tujuan agar pembelajaran

jarak jauh dapat terlaksana dengan baik. Sekolah akan melakukan komunikasi

dengan wali kelas dan orang tua mengenai hasil pencapaian siswa selama kegiatan

pembelajaran jarak jauh yang nantinya dalam prosesnya akan dibantu oleh bidang

kurikulum. Menurut Ibu J selaku wali kelas VI, Evaluasi pembelajaran yang

diberikan oleh guru kepada siswa diperoleh dari hasil pengamatan selama

kegiatan pembelajaran berlangsung di dalam grup whatsapp, dilihat dari segi

keaktifan dan juga respon yang diberikan oleh siswa. Selain itu, untuk penilaian

dilihat dari tugas-tugas yang dikirimkan oleh siswa dalam bentuk foto,video

maupun rekaman suara ke dalam grup whatsapp. Penilaian juga dilakukan dengan

melihat tugas harian yang dikumpulkan oleh siswa setiap seminggu sekali ke

sekolah. Dengan demikian,. guru akan dapat memberikan penilaian, apakah

kompetensi inti yang diharapkan sudah tercapai apa belum. Selain itu dari
74

pengamatan dan tugas yang diberikan siswa, guru dapat melihat apakah siswa

tersebut sudah dapat mencapai kompetensi inti yang diharapkan atau masih ada

yang perlu mengulang.

Hal tersebut sebagian sesuai dengan penelitian Sari et al, (2020:8) yang

menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran secara daring tentunya memerlukan

komunikasi antara siswa, orang tua dan sekolah dikarenakan terkendala jarak yang

jauh dan tidak memungkinkan antara siswa dengan sekolah untuk bertemu secara

langsung, sedangkan antara orang tua dengan sekolah lebih banyak berkonsultasi,

diskusi serta sharing mengenai perkembangan belajar anak selama pembelajaran

secara daring ini. Dengan demikian sekolah dan orang tua dapat saling membantu

dan bekerjasama dalam proses kegiatan pengawasan pembelajaran jarak jauh yang

masih diterapkan selama pandemi covid-19 serta meningkatkan dan menjaga

komunikasi antara sekolah dengan orang tua agar ketika siswa sedang belajar

tetap terawasi dengan baik.

4.3.7 Kendala dalam mengimplementasikan penggunaan aplikasi whatsapp

Dalam mengimplementasikan penggunaan aplikasi whatsapp sebagai

media dalam pembelajaran daring, tentunya tidaklah mudah. Guru seringkali

mengalami kendala berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran. Menurut ibu J

selaku wali kelas VI, kendala-kendala yang dihadapi diantaranya seperti guru

menyadari bahwa penyampaian materi yang diberikan kurang maksimal, tidak

semua siswa memiliki handphone pribadi sehingga harus bergantian dengan

anggota keluarga lainya, pada pembelajan di semester ganjil 2020/2021 guru

masih menggunakan RPP lama, dimana guru melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan media whatsapp yang tidak tertulis dalam


75

RPP tersebut, tugas yang diberikan oleh guru dengan yang dikerjakan oleh siswa

masih belum sepenuhnya tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh guru,

terdapat beberapa anak yang sama sekali tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran

bahkan tidak mengirimkan bukti foto laporan kegiatan pembelajaran di rumah,

terdapat anak yang sudah mengirimkan tugas tetapi terkendala pada jaringan

sehingga pengiriman tugas tidak sampai di grup whatsapp kelas, terdapat

handphone siswa yang tidak dapat membuka dokumen dalam bentuk file word,

serta guru yang sulit melihat hasil belajar siswa.

Dalam penelitianya, Lestari & Gunawan, (2020:61) menyatakan bahwa

siswa masih terbiasa dengan sistem pembelajaran tatap muka secara langsung

yang dilakukan bersama-sama dengan guru. Siswa juga terbiasa belajar bersama

dengan teman-teman sambil bermain. Berdasarkan pernyataan diatas dapat

disimpulkan bahwa sekolah perlu melakukan upaya untuk membantu mengatasi

kendala yang dialami oleh siswa ketika sedang melaksanakan kegiatan

pembelajaran secara daring yaitu dengan cara memberikan materi lebih dalam lagi

sehingga siswa dengan mudah akan memahami materi dan juga guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk dapat berkomunikasi dengan teman-temannya

agar tidak terlalu jenuh ketika kegiatan pembelajaran sedang dilaksanakan.

Dalam hal ini, guru juga mengatasi kendala dalam pelaksanaan

pembelajaran jarak jauh dengan cara selalu memberikan motivasi-motivasi kepada

para siswa dengan cara mengirimkan pesan teks ke dalam grup whatsapp kelas

serta memberikan apresiasi kepada setiap siswa yang mengerjakan tugas dengan

baik. Pernyataan tersebut sebagian sesuai dengan penelitian Lestari & Gunawan,

(2020:62) yang mengungkapkan bahwa guru seharusnya menjadi semakin inovatif


76

dalam mengemas bahan, semakin kreatif mengembangkan metode pembelajaran

untuk menarik antusiasme dari siswa. Dapat disimpulkan bahwa guru tetap dapat

memaksimalkan proses kegiatan pembelajaran dengan memberikan motivasi

kepada siswa melalui pesan teks dan menjadikan pembelajaran lebih inovatif.

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN


77

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, peneliti

menarik kesimpulan bahwa: Implementasi penggunaan aplikasi whatsapp dalam

mendukung pembelajaran siswa pada masa pandemi di sekolah dasar

dilaksanakan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Melalui tahap

perencanaan, guru memberikan pemberitahuan bahwa pembelajaran akan

dilaksanakan secar daring mengikuti surat edaran yang telah diumumkan. Guru

meminta siswa untuk membekali diri dengan menyiapkan handphone masing-

masing di rumah kemudian siswa diminta untuk mengunduh aplikasi whatsapp di

handphone masing-masing. Setelah itu guru mempersiapkan RPP maupun bahan

ajar daring untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran secara daring. Dalam

penyampainya, guru membagikan foto tabel program pembelajaran yang memuat

rangkaian kegiatan untuk satu minggu. Sedangkan pada tahap pelaksanaan,

pembelajaran secara daring, meliputi kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan

tanya jawab. Yang terakhir adalah tahapan evaluasi pembelajaran secara daring

yang dilaksanakan dengan mengamati seluruh aktivitas kegiatan pembelajaran di

dalam grup whatsapp. Untuk penilaian berdasarkan kegiatan tertulis maupun

kegiatan praktek. Kegiatan tertulis berupa tugas harian yang dikirimkan oleh

siswa setiap satu minggu sekali ke sekolah sedangkan kegiatan praktek.meliputi

kegiatan yang dikirim dalam bentuk video, foto, dan rekaman suara di dalam grup

whatsapp.

Kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam mengimplementasikan

penggunaan aplikasi whatsapp untuk mendukung pembelajaran siswa pada masa

pandemi adalah guru menyadari bahwa penyampaian materi yang diberikan


78

kurang maksimal, tidak semua siswa memiliki handphone pribadi sehingga harus

bergantian dengan anggota keluarga lainya, pada pembelajan di semester ganjil

2020/2021 guru masih menggunakan RPP lama, dimana guru melaksanakan

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media whatsapp yang tidak tertulis

dalam RPP tersebut, tugas yang diberikan oleh guru dengan yang dikerjakan oleh

siswa masih belum sepenuhnya tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh guru,

terdapat beberapa anak yang sama sekali tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran

bahkan tidak mengirimkan bukti foto laporan kegiatan pembelajaran di rumah,

terdapat anak yang sudah mengirimkan tugas tetapi terkendala pada jaringan

sehingga pengiriman tugas tidak sampai di grup whatsapp kelas, terdapat

handphone siswa yang tidak dapat membuka dokumen dalam bentuk file word,

serta guru yang sulit melihat hasil belajar siswa.

5.2 Implikasi

Implikasi dari dilaksanakanya penelitian dengan judul Implementasi

penggunaan aplikasi whatsapp dalam mendukung pembelajaran siswa pada masa

pandemi di sekolah dasar yaitu sebagai berikut:

1.Implikasi Teoritis

Secara teoritis, penerapan teknologi dalam dunia pendidikan memiliki

dampak yang positif terhadap perkembangan kompetensi dalam menggunakan

TIK untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Di sisi lain, penerapan teknologi

dalam pembelajaran dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam belajar

secara mandiri, inovatif, kreatif, serta bertanggung jawab dalam penggunaan TIK

untuk kegiatan pembelajaran.


79

2. Implikasi Praktis

Hasil dari penelitian ini dapat berguna untuk memberikan wawasan dan

informasi mengenai penerapan penggunaan aplikasi whatsapp dalam mendukung

kegiatan pembelajaran siswa pada masa pandemi di sekolah dasar, sehingga untuk

para guru dapat mengoptimalkan penggunaan aplikasi whatsapp sebaik mungkin

dan menjadikan aplikasi whatsapp sebagai media yang memiliki banyak manfaat

dan dampak positif dalam terhadap kegiatan pembelajaran siswa pada masa

pandemi. Penelitiaan ini juga bermanfaat sebagai masukan maupun saran bagi

pendidik untuk dapat terus meningkatkan inovasi dalam menerapkan penggunaan

aplikasi whatsapp sebagai media dalam pembelajaran daring, sehingga pada setiap

kegiatanya akan menjadi lebih menarik dan dapat membuat siswa belajar dengan

lebih aktif, mandiri serta penuh semangat.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Implementasi

penggunaan aplikasi whatsapp dalam mendukung pembelajaran siswa pada masa

pandemi di sekolah dasar, maka peneliti memberikan beberapa masukan dan saran

terkait upaya guru dalam mengimplementasikan aplikasi whatsapp untuk kegiatan

pembelajaran secara daring yaitu, sebagai berikut:

1. Kepada peserta didik, untuk tetap selalu aktif, bersemangat dan tidak mudah

menyerah dalam mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran secara daring ini.

2. Kepada guru, untuk tetap selalu semangat membimbing, mengarahkan dan

mendampingi siswa dalam kegiatan pembelajaran serta dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran, sebaiknya guru lebih kreatif dan lebih inovatif dalam
80

membuat kreasi video pembelajaran. Dalam menjelaskan materi, guru

seharusnya mengajak siswa untuk berdiskusi dengan sesama siswa lain,

sehingga pembelajaran dilaksanakan dengan tetap menjaga komunikasi dengan

teman sebayanya meskipun mereka tidak bertemu secara langsung.

DAFTAR PUSTAKA

A Kadir, TC Triwahyuni. Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi,


2013

Ade, Sanjaya. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.


81

Ahmad Rivai dan Nana Sudjana, (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo

Arifin, Zainal. 2010. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, Remaja


Rosdakarya, Bandung.

Arief S, Sadiman, (dkk). 2010. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grapindo Persada

Asep Syamsul M. Romli. 2012. Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media


Online. Bandung. : Nuansa Cendikia

Asmani dan Jamal Ma’mur. (2011). Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi


Informasi dan Komunikasi Dalam Dunia Pendidikan. Jogjakarta: Diva
Press

Berita Negara RI, 2014. Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
menengah. Diakses pada tanggal 19 Desember 2020 dari
https://portaldik.id/assets/upload/peraturan/PERMEN_20KEMENDIK
BUD_20Nomor_20103_20Tahun_202014_20PEMBELAJARAN_20PA
DA_20PENDIDIKAN_20DASAR_20DAN_20PENDIDIKAN_20MENE
NGAH.pdf

Bistari, B. (2017). Konsep dan indikator pembelajaran efektif. Jurnal Kajian


Pembelajaran dan Keilmuan, 1(2), 13-20.

Bodnar, George H., and William S. Hopwood. 2010. Accounting Information


System. Yogyakarta: ANDI

Chandrawati, S. R. (2010). Pemanfaatan E-learning dalam Pembelajaran. Jurnal


Cakrawala Kependidikan, 8(2), 218616.

Daheri, M., Juliana, J., Deriwanto, D., & Amda, A. D. (2020). “Efektifitas
WhatsApp sebagai Media Belajar Daring”. Jurnal Basicedu, 4(4), 775-
783.

Daryanto. (2005). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Davies, R. S., & West, R. E. (2014). Technology integration in schools. In


Handbook of research on educational communications and technology
(pp. 841-853). Springer, New York, NY.

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Ihsani, R. R. (2020). Penerapan model cooperative learning tipe make a match


menggunakan whatsapp group pada pembelajaran jarak jauh (pjj) di
masa pandemi covid-19 (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan
Indonesia).
82

Miles,M.B, Huberman,A.M, dkk. (2015). Qualitative Data Analysis, A Methods


Sourcebook, Edition 3. USA: Sage Publication . Terjemahan Tjetjep
Rohindi Rohidi , UI-Press

M.Romli dan Asep Syamsul, (2012).Jurnalistik Online: Panduan Praktis


mengelola Media Online. Bandung, Nuansa Cendikia. Hal 34

No, U. U. (20). Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional

Olusola-fadumiye, T. O., Harun, J. B., & Ojo, J. (2020). Challenges of learning-


based technology in the Covid-19 era through the use of social media
implementation in the educational system. Proceedings of the 2nd Early
Childhood and Primary Childhood Education (ECPE 2020), 487, 287–
291.
.
Pendidikan, M. (n.d.). Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan
Pendidikan dalam Masa Darurat CoronaVirus (COVID-19). 2020.

Pendidikan, P. M., & Nomor, K. R. I. (2016). 103 tahun 2014 tentang


Pembelajaran pada Pendidikan dasar dan Pendidikan Menengah.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pranoto, dkk. (2009). Sains dan Teknologi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Pustikayasa, I. M. (2019). Grup WhatsApp Sebagai Media Pembelajaran. Widya


Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama Dan Kebudayaan Hindu,
10(2), 53-62.

Rohmadi A. (2016). Tips Produktif Ber-Social Media. PT.Elex Media


Komputindo. Jakarta

Rustaman, N. 2001. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT. Imperial Bhakti
Utama

SE Mendikbud, 2020. Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat


Penyebaran Covid-19. Diakses pada tanggal 19 Desember 2020 dari
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/se-mendikbud
pelaksanaan kebijakan-pendidikan-dalam-masa-darurat-penyebaran-
covid19

Setiawan, P. (2019b). Pengertian E-Learning Karakteristik dan Manfaat E-


Learning terlengkap. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2020 dari
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-e-learning-karakteristik-
dan-manfaat-e-learning-terlengkap/

Siregar dan evelin, dkk. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia
83

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sumiati & Asra. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung:CV Wacana Prima

Suyanto dan Djihad Hisyam. (2010). Pendidikan Indonesia Memasuki Milenium


III. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Suyono dan Hariyanto (2014) dalam Muhammad Irhan dan Novan Ardy Wiyani
Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam proses pembelajaran.
Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA. Hal. 131.

Tuffour, Isaac. 2017. A Critical Overview of Interpretative Phenomenological


Analysis: A Contemporary Qualitative Research Approach. Journal of
Healthcare Communications. Vol. 2 No. 4, Juli 2017. DOI:
10.4172/2472-1654.100093

Utami, W. B., Ratnasari, D., & Ponoharjo, P. (2020). “Efektivitas penggunaan


aplikasi whatsapp terhadap minat dan prestasi peserta didik”. Jurnal
Edukasi dan Sains Matematika, 6(2), 129-138

Wahsun, (2020). Trend Penggunaan Platfrom Belajar Online oleh Guru di


Tengah Pandemi COVID-19. Diakses pada tanggal 25 November 2020
dari https://lpmpjatim.kemendikbud.go.id/site/detailpost/whatsapp-
paling-diminati untuk-pembelajaran-online

Yamin, Martinis. 2008. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan


Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.
84

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat Izin Penelitian


85

Lampiran 2

PEDOMAN OBSERVASI

No Bahan Observasi Indikatorr


86

1 Pelaksanaan Pembelajaran Pembelajaran secara d. Rencana pelaksanaan


daring Pembelajaran secara daring

e. Pelaksanaan pembelajaran
secara daring di grup

Whatsapp

f. Evaluasi pembelajaran secara


daring

Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA

No Bahan Wawancara Indikator


87

1. Perencanaan Pembelajaran Daring a. Persiapan Pembelajaran

selama pandemi
b. Pemberitahuan Kepada Orang

tua

2. Materi pembelajaran Daring a. Materi yang dilaksanakan

b. Isi materi pembelajaran secara daring

c. Aspek pengembangan materi

3. Pelaksanaan Pembelajaan secara


a. Kegiatan Pembukaan
Daring
b. Kegiatan inti

c. Kegiatan tanya jawab

d. Evalusi hasil pembelajaran


secara daring pada anak

e. Kendala-kendala yang

Lampiran 4

PANDUAN ANALISIS DOKUMEN


88

No Dokumen Hal yang dianalisis

1 Profil SDN 211/IX Mendalo Darat a. Gambaran umum SDN 211/IX Mendalo

Darat

b. Visi, misi dan tujuan SDN 211/IX

Mendalo Darat

c. Profil guru dan tenaga kependidikan

d. Daftar siswa kelas VI

2 Latar Belakang Guru Pendidikan dan kualifikasi guru

3 Dokumen Foto Kegiatan dan aktivitas yang berkaitan

dengan implementasi penggunaan aplikasi

whatsapp untuk mendukung pembelajaran

siswa

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


89

DI KELAS VI SDN 211/IX MENDALO DARAT

Lampiran 6
90

Penilaian Hasil Karya Anak dan foto/video kegiatan anak

Hari/Ta Hasil Karya dan Vidio Hasil KD dan Indikator


nggal Pengamatan
Selasa, 2 KD
Februari20 Foto gambar 3.3 Menggali isi teks
21 Yehezkiel sedang pidato yang didengar
mengamati dan dan dibaca
mengerjakan 4.3 Menyampaikan
tugas tema 7 pidato hasil karya
pribadi dengan
menggunakan
kosakata baku dan
kalimat efektif sebagai
bentuk ungkapan diri

Indikator
3.3.1 Mengamati teks
pidato dengan benar

4.3.1 Menyebutkan
teks isi pidato dengan
benar

Selasa, 2 KD
Februari Video Yehezkiel 3.2
2021 sedang Memahami interval
menyanyikan lagu nada
4.2
wajib nasional
Memainkan Interval
yang berjudul “Ibu nada melalui lagu
Kita Kartini” dan alat musik

Indikator
3.2.1
Menjelaskan interval
nada dengan benar
3.2.2
Mengidentifikasi
interval nada dengan
benar

Lampiran 7
91

BUKTI OBSERVASI AWAL

Gambar 4.5 Wawancara bersama informan J yang merupakan wali kelas VI


berkaitan dengan Implementasi Penggunaan Aplikasi whatsap untuk Mendukung
Pembelajaran Siswa pada Masa Pandemi di Sekolah Dasar (Rika:2020)

Lampiran 8

CATATAN LAPANGAN
92

Tanggal/Hari : Rabu, 13 Januari 2021

Pukul : 09.00 WIB

Nama Guru : Juairiah, S.Pd

Kelas : Wali Kelas VI

Kegiatan : Perencanaan Pembelajaran

Pada hari ini peneliti melaksanakan kegiatan observasi ke sekolah

mengenai perencanaan pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Terlihat bahwa

sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru menyiapkan RPP daring.

Guru menyimpan dokumen RPP Daring tersebut di dalam sebuah folder yang

berada di dalam laptop.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, terlihat bahwa perencanaan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah dengan menyiapkan RPP daring

sebelum memulai kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, guru kemudian

menyerdehanakan penggunaan RPP daring dengan membuat sebuah tabel

program pembelajaran selama seminggu. Di dalam tabel tersebut berisi tentang

kegiatan serta tugas apa saja yang harus dikerjakan oleh siswa selama satu

minggu, sehingga siswa akan mengetahui setiap kegiatan dari melihat tabel

program pembelajaran tersebut.

CATATAN LAPANGAN

Tanggal/Hari : Rabu, 13 Januari 2021


93

Pukul : 09.00 WIB

Nama Guru : Juairiah, S.Pd

Kelas : Wali Kelas VI

Kegiatan : Tentang absen siswa

Pada hari ini peneliti melaksanakan observasi mengenai kegiatan absensi

di kelas VI yang dilakukan didalam grup whatsapp. Peneliti mengamati bahwa

absensi yang dilaksanakan di kelas VI ini cukup unik, karena setiap siswa

diwajibkan untuk mengirimkan foto berupa laporan kegiatan sedang

melaksanakan pembelajaran dari rumah masing-masing. Dari bukti foto laporan

kegiatan pembelajaran dari rumah yang siswa kirimkan ini akan menjadi absensi

harian siswa. Guru melakukan hal ini dengan tujuan agar siswa benar-benar

sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran, bukan hanya sekedar absen dengan

menuliskan nama serta mengucapkan kata “Hadir”.

CATATAN LAPANGAN
94

Tanggal/Hari : Rabu, 13 Januari 2021

Pukul : 09.00 WIB

Nama Guru : Juairiah, S.Pd

Kelas : Wali Kelas VI

Kegiatan : Kendala dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan

Aplikasi whatsapp.

Pada hari ini peneliti melaksanakan kegiatan observasi mengenai kendala

dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan aplikasi whatsapp. Peneliti

mengamati, bahwa kendala yang dihadapi oleh guru diantaranya seperti

penyampaian materi yang diberikan oleh guru kurang maksimal sehingga siswa

terkadang mengalami kendala dalam mengerjakan tugas yang diberikan, terdapat

beberapa anak yang sama sekali tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran bahkan

tidak mengirimkan bukti foto laporan kegiatan pembelajaran, terdapat anak yang

sudah mengirimkan tapi terkendala di jaringan sehingga pengiriman tugas tidak

sampai di grup WA kelas.

CATATAN LAPANGAN
95

Tanggal/Hari : Senin, 25 Januari 2021

Pukul : 09.00 WIB

Nama Guru : Juairiah, S.Pd

Kelas : Wali Kelas VI

Kegiatan : Kendala dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan

aplikasi whatsapp.

Pada hari ini peneliti melaksanakan observasi mengenai kegiatan observasi

mengenai kendala dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan aplikasi

whatsapp. Peneliti mengamati, bahwa terdapat handphone siswa yang tidak dapat

membuka dokumen dalam bentuk file word dikarenakan handphone siswa belum

canggih atau belum mengunduh aplikasi wps, sehingga guru perlu melakukan

screenshoot untuk dikirim ulang ke dalam grup. Sehingga hal ini justru membuat

repot guru karna perlu mengirimkan ulang kembali ke dalam grup.

CATATAN LAPANGAN
96

Tanggal/Hari : Sabtu, 30 Januari 2021

Pukul : 09.00 WIB

Nama Guru : Juairiah, S.Pd

Kelas : Wali Kelas VI

Kegiatan : Penilaian Hasil Belajar Siswa

Pada hari ini peneliti melaksanakan observasi mengenai penilaian hasil

belajar siswa di kelas VI. Berdasarkan hasil pengamatan, guru sedikit mengalami

kesulitan dalam mengukur hasil belajar siswa, dikarenakan guru secara tidak

melihat langsung memantau kegiatan belajar siswa, sehingga guru tidak

mengetahui apakah siswa tersebut benar-benar mengerjakan seluruh tugasnya

sendiri, apakah siswa dibantu oleh orangtua atau bahkan orangtua yang

mengerjakan sendirian sedangkan siswanya tidak ikut serta. Meskipun pada saat

siswa diberikan soal ujian, siswa dapat menjawab semua pertanyaanya dengan

baik.

CATATAN LAPANGAN
97

Tanggal/Hari : Senin, 1 Februari 2021

Pukul : 09.00 WIB

Nama Guru : Juairiah, S.Pd

Kelas : Wali Kelas VI

Kegiatan : Pelaksanaan Pembelajaran

Pada hari ini peneliti melaksanakan kegiatan observasi mengenai

pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan

aplikasi whatsapp. Terlihat bahwa di dalam kegiatan pelaksanaan, guru

mengawali pembelajaran dengan kegiatan salam dan sapa serta tak lupa

menanyakan kabar siswa. Guru juga senantiasa memotivasi siswa untuk selalu

semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran walaupun hanya dilaksanakan

dari rumah masing-masing.

Setelah kegiatan pembukaan, guru mengirimkan video pembelajaran

terkait dengan materi yang sedang di pelajari. Kemudian guru meminta siswa

untuk mengamati video tersebut. Sesudah mengamati, guru meminta siswa untu

menghafal dan mempraktikan kegiatan bernyanyi sama seperti yang terdapat

dalam video. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya jawab dengan guru

apabila mengalami kendala atau kesulitan dalam memahami materi.

CATATAN LAPANGAN
98

Tanggal/Hari : Selasa, 2 Februari 2021

Pukul : 09.00 WIB

Nama Guru : Juairiah, S.Pd

Kelas : Wali Kelas VI

Kegiatan : Materi Pembelajaran

Pada hari ini, peneliti melaksanakan kegiatan observasi mengenai materi

pembelajaran secara daring ini. Peneliti mengamati bahwa pada setiap materi

pembelajaran secara daring ini didasarkan pada buku tema yang kegiatanya

didasarkan pada RPP daring dengan waktu yang dipercepat. Namun, guru juga

memberikan materi lain seperti materi yang berkaitan dengan pembiasaan anak

dalam mencintai lingkungan, pengembangan nilai agama dan moral melalui

kegiatan menghafal surah-surah pendek, pengembangan kreativitas anak melalui

kegiatan menggambar, pengembangan sosial emosional anak melalui kegiatan

belajar mandiri dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran secara daring.dan

juga pengembangan seni anak melalui kegiatan bernyanyi.

CATATAN LAPANGAN
99

Tanggal/Hari :Sabtu, 6 Februari 2021

Pukul : 09.00 WIB

Nama Guru : Juairiah, S.Pd

Kelas : Wali Kelas VI

Kegiatan : Evaluasi Pembelajaran

Pada hari ini peneliti melaksanakan kegiatan observasi mengenai evaluasi

pembelajaran yang dilakukan di kelas VI. Evaluasi pembelajaran di kelas VI

dilaksanakan berdasarkan pengamatan guru di dalam grup whatsapp. didasarkan

pada keaktifan siswa dalam merespon, tanya jawab dan mengirimkan foto bukti

laporan kegiatan pembelajaran dari rumah. Dari hal ini, guru dapat mengetahui

siapa saja siswa yang benar-benar mengikuti kegiatan pembelajaran dan siapa

yang tidak. Jika terdapat siswa yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran, maka

guru akan mengirimkan pesan pribadi dengan menanyakan kepada orangtua siswa

terkait dengan anaknya.

Untuk kegiatan penilaian, guru melihat dari setiap tugas-tugas yang siswa

kumpulkan, baik berupa foto, video kegiatan praktik siswa, rekaman suara dan

juga tugas tertulis yang dikumpulkan oleh orangtua siswa ke sekolah setiap satu

minggu sekali.

Lampiran 9
100

LEMBAR WAWANCARA

Transkrip Wawancara dengan Guru kelas VI

Nama Informan Juairiah, S.Pd

NIP 196712211993012005

Jabatan Wali Kelas VI

Tanggal Pelaksanaan 13 Januari 2021

No Pertanyaan Keterangan

1. Assalamualaikum warrahmatullahi Waalaikumsalam Warahmatullahi


wabarakatu. Selamat Pagi Ibu. Wabarakatu. Iya, Selamat Pagi
2. Perkenalkan ibu nama saya rika Ibu Juairiah
anggraini, merupakan mahasiswa pgsd
universitas jambi. Disini saya ingin
melakukan wawancara dengan ibu
terkait Implementasi penggunaan
aplikasi whatsapp dalam mendukung
pembelajaran siswa pada masa
pandemi di sekolah dasar. Sebelumnya
dengan ibu siapa?
3 Baik bu, disini saya ingin bertanya, Kalau menurut saya untuk anak SD,
Bagaimana tanggapan ibu tentang pembelajaran daring ini belum tepat ya,
pembelajaran secara daring pada masa sebab anak SD ini kan masih dasar, yang
pandemi covid seperti ini bu? masih butuh bimbingan. Jadi kalau untuk
jarak jauh itu rasonyo itu masih banyak
sekali kekurangan-kekurangan ataupun
masalh-masalah yang akan kita temui,
terutamo ni bagianyo kelas VI, sebentar lagi
dio akan menghadapi ujian akhir sekolah,
itukan kito butuh sekali tatap muka kan
pembelajaran langsung disitu banyak sekali
tanya jawab mengenai pembelajaran dari
kelas IV, V, itukan akan dibahas kan, nah
itu. Kalo seandainyo belajar daring yo, itu
agak sulit sekali walaupun kito
101

menyampaikanyo dan dio pun dak maksimal


untuk menerimanya. Itupun bagi yang
punyo HP android, nah kemaren baru-baru
itu banyak sekali yang belum punyo HP
android ya, kalau itu butuh bagi dio, penting
bagi dio, mau tak mau lah dio ntah caronyo
dio beli HP android itu. Untuk kelas VI,
hanya satu orang anak yang belum punyo
HP android, terus.
4. Bisa ibu ceritakan bagaimana Pertamo yo kito siapkan HP dulu, sudah itu
perencanaan dan persiapan aplikasi-aplikasi apo be yang bagus kito
pembelajaran secara daring ini? kasih samo anak untuk anak SD yang masih
dasar ini, kito kan samo-samo jugo
walaupun sayo gurunyo ini kan ibaratnyo
barang canggih yo dak yo, begitu jugo bagi
anak. Kito pelajari dulu, nah kemudian lah
sudah dapat aplikasinyo yo kito buka
aplikasi-aplikasi yang gampang dan mudah
dipahami untuk anak-anak juga untuk
gurunya dan untuk orang dirumahnya. Nah
itulah, yang perlu disiapkan guru. Bahan
ajarnyo untuk sementaro kito pake lah bahan
ajar yang biaso kito pake yaitu buku tema.
Nah, kemudian lagi yo tema kalo dan
perangkat guru kan.
5. Untuk RPP nya gimana bu? Untuk RPP kito pake dulu RPP kito dulu.
Kalo awalnyo kan RPP yang tatap muka.
Sekarang ini kan sudah berapo bulan
pandemi belum jugo, barulah ado RPP
daring, nah kito cubo pake RPP daring
kemduian lagi pembelajaran daring kito
pake semualah sekarang ini
6. Lalu, Media pembelajaran apa yang Media yo media whatsapp ya, sudah itu lagi
ibu terapkan dalam menunjang kalo ngasih tugas itu pake apo itu WPS yo,
pelaksanaan pembelajaran secara nak make itu sayo
daring ini?
7. Apa alasan ibu memilih aplikasi ini? Nah itulah yang rasanya tu ee gampang, ya.
Agak-agak mudah dipahami untuk semua
102

anak, ha itu.
8. Fitur apa yang ibu manfaatkan dalam Pertamo sekali ado grupnyo, grup WA di
aplikasi whatsapp tersebut, apakah kelas enam, kemudian lagi kalo misalnyo
fitur chat pribadi, obrolan grup, kito penting nian dengan seseorang anak itu
panggilan dari whatsapp, atau video kito japri begitu juga dengan anaknyo, kito
call? telpon langsung ado kalo anaknyo tu
diantaro 30 jumlah siswa kelas VI ado yang
lambat, ado dio yang ngechat-ngechat
terussehinggo kito bosan tu lahdak jugo
ngerti dio, saya telepon
9. Lalu, Bagaimana cara ibu Yo pertamo ee kan orangtuo tu waktu kito
menyampaikan kepada orang tua siswa disuruh belajar dari rumah tu kan kito kasih
terkait informasi pembelajaran secara tau dulu kalo rapat dak mungkin lagi biso
daring menggunakan aplikasi whatsapp kasih tau satu persatu orangtuonyo datang
ini? Misalnya gimana ibu tu kesini. Dalam satu persatu itulah kito
memberitahu siswa kalau terangkan samo orangtuo. “Oh bu kami dak
pembelajaranya akan pake WA gitu bu. punya HP kalo macam tu kami belilah, yo
belilah mau tak mau,haa gitu iyolah bu kalo
kayak itu. Ha, kito terangilah satu datang
kito terangi, yang belum datang, yang yang
dak paham nian kito kasih belajar luring haa
itu, yo pokoknyo gitulah kito senggo
sekarang ni kayaknyo untuk WA po tu
kayaknyo lah pas lah sudah tu kayaknyo
kan. WA anak maupun orangtunyo, cuman
kan yang zoom itu ee sebab HP ini kan
banyak satu miliknyo tu, banyaklah ado
kakaknyo di SMP itu jugo satu itu, nah dio
belum biso mampu beli satu orang satu HP,
jadi ada lagi ado pake HP bapaknyo. Nah,
bapaknyo kerjo kan, nah HP nyo dibawa
dulu bapaknyo, bapaknyo gek balik ngasih
tau samo anak nyo jadi kalo untuk zoom tu
kayaknyo belum biso memungkinkan untuk
kelas VI. Kelas VI ni sudah saya data yang
punyo HP pribadi tu ado 6 orang, nah kalo
nak zoom Cuma 6 orang itulah jadinyo kan
jadi saya ngambek langkah yang apolah be
lah biar semuo lokal sayo pun dak begitu
103

kalo ni ado zoom, ado daring, repot nian,


belum lagi yang itunyo kan yang pelaporan-
pelaporanyo. Nah terus.
10. Bagaimana tanggapan dari orang tua Kayaknyo nyambung orangtuo, nyambung
siswa terkait pembelajaran secara dio, malah kalo dak tau dio bertanyo, nah
daring menggunakan aplikasi whatsapp itu, kayaknyo itu tu ee kayak sms sms yang
ini? Waktu ibu pertama kali ngasih tau, HP HP yang apolah keknyo whatsapp itu.
gimana tanggapan orangtuaterkait
aplikasi WA ini?
11. Bisa ibu ceritakan, bagaimana Kalo sayo kelas VI pertamo sekali itu ee trik
pelaksanaan pembelajaran secara trik untuk ngajarnyo, saya buat dulu
daring ini menggunakan aplikasi program pembelajarany, saya buat dulu saya
whatsapp? Pelaksanaanya, seperti ibu ketik program pembelajaran tersebut. Hari
ngirim apa? ini buat satu minggu biak dak repot. Hari
senin pembelajaranyo ini halaman ini ee
tema ini, pembelajaranyo ini pembelajaran 1
2 misalnyo kan ataupun pembelajaran 1.
Kemudian lagi halaaman yang dipelajari
halaman 3 sampe 6. A sudah itu untuk
halaman untuk latihanyo halaman 3, a kayak
gitu sayo ngasih taunyo. E buat program,
program pembelajaran daring
12. Lalu, Bagaimana dengan materi yang Kayaknyo anak tu nyambung kito ceritakan
diajarkan selama dari program kerja tadi. “Oke bu”, ado
pembelajaran secara daring ini bu? jawab kayak gitu. Sayo tengok di buku
latihan yo bagus dio dibikinyo tugas yang
saya suruh tu dak, ha ni ha tanggal sekian
halaman 12 , nah berarti dio nyambung kan.
Nah tanggal 30 november ni tugasnyo
halaman 12 ini dio kan saya kasih kan satu
minggu. Nah kemudian lagi hlaman 13 -14 ,
nah saya tinggal ngoreksinyo nyambung dio
kan , nah gitulah seterusnya
13. Materinya apa ajabu yang dipelajari Oh, materinyo itu materi yang ado di tema.
selama daring ini bu? Sesuailah dengan RPP nyo, nah cuma sayo
agak dipercepat istilahnyo itukan. Nah
halam sekian samapi sekian kamu pelajari,
kamu pahami nian apo tu di halaman itu,
104

ado baru perintahkan latihan. Kalo dk


paham silakan tanyo. Ado “Oke” semuo dia
14. Untuk waktu kegiatan pembelajaran Ado. Dari jam kito itulah mulai dari jam
daringnya ibu? Adakah batasan waktu 07.30 sayo kasih sampe jam 12.00
nya atau tidak? silakanlah kamu dengan lagi kerjo. Tapi
kalo nanyo-nanyo terbukalah. Mau malam
kalo sekedar nanyo-nanyo tapi kalo
misalkan pelajaran itu, “ Bu pelajaran apa
hari ini” dak ado sayo balas-balas jugo, dk
ado waktunyo belajar. Ado batasnyo dak
ado pake 24 jam dak
15. Kemudian, Bagaimana respon dari Ado cepatlah dio,”Oke bu”, “makasih bu
siswa saat ibu sudah mengirimkan infonya”, nah kayak gitulah dio jawab
pemberitahuan mengenai kegiatan
pembelajaran di dalam group wa kelas
tersebut? Apakah semua siswa
merepon dengan cepat atau hanya
sebagian saja yang merespon?
16. Untuk masalah tugas, apakah semua Ooh aktif dio, pada langsunglah dio kalo
siswa aktif untuk menyetorkan atau misalnyo hari ini tugasnyo langsung, nah
tidak bu? langsung kerjokan, langsung fotonyo, “bu
ini bu,sayo namonyo ini lagi ngerjokan
tugas tematik halaman sekian, nah kayak
gitulah. Contohnyo kek inikan kalo nengok
kan, a ni grup (menunjukkan isi di dalam
grup whatsapp). “Selamat pagi bu, ini evi
sedang ngerjakan tugas”. Nah gitu dio,
kadang kito kalo sempat bilang oke,
semangat. Itu be kan
17. Bagaimana penilaian yang ibu berikan Pertamo nilai tugas anak hari ini misalnyo
kepada hasil kegiatan anak bu? nilai terus ni misalnyo ambek
18. Apakah dari keaktifan siswa saat Yang pertamo kan dari tugas. Keduo dari
mengikuti kegiatan pembelajaran aktif dio ngasih foto-foto galo nilainyo sayo
melalui grup wa atau dari setiap tugas- kasih nilai. Kalo idak pernah tu ha apo
tugas yang siswa kirimkan? sebabnyo kagek sayo tanyoi apolagi ado hp
dak ado kirim-kirim foto itu ado nilainyo
saya bilang, ee tu cari penilaianyo, kalo tadi
dak tugas harianyo sudah tugas daring ni
105

kemudian tugasnyo ngasih-ngasih ni dio lagi


tugas-tugas kemudian kito ni kan ado
ulangan tema kalo habis kan kito baru
langsung ulangan
19. Sebagai seorang guru, adakah ibu Kendalanyo tu kalo untuk sayo itu
mengalami kendala dalam kendalanyo nak ngasih zoom itunah, itu
melaksanakan kegiatan pembelajaran kendala karna semuo anak ini belum
daring menggunakan aplikasi grup semuonyo ni belum punyo hp pribadi, kalo
whatsapp ini? nak make kalo nak ngezoom bapaknyao kan
kerjo.Nah itu, kalo nak ngezoom jadi
kendalanyo belum ado punyo anak tu dewek
dibeliin dan masih banyak yang masih
bersama-sama
20. Terus apa ada kendala lain bu yang ibu Yo kito nak menjelaskan secara
alami saat ini misalnya siswanya atau mendetailnya itu dalam pelajaran tu
dari siswanya gimana? kayaknya kurang maksimal, itu kendalanyo.
Karya apo yang kito inginkan tu tercapai
sekian persen tu kayaknyo belum, susah
untuk mencapainyo, jadi kito terimo apo
adonyo, nah kayak gitu. Dak samolah kayak
tatap muka
21 Lalu, bagaimana solusi ibu dalam Solusi sayo itu tadi kalo datang, kalo dio
mengatasi kendala-kendala tersebut? ado banyak kekurangan saya jelasilah dio.
Nah, pas dio ngasih tugas nahdio ni gini gini
gini, sayo jelaskanlah sampe kekuranganyo
ini tulisanyo ngapo gini, nah biso dak
dibagusi lagi sebentar lagi kamu nak duduk
smp masak tulisanyo kayak gini ditulisnyo
kan, sulit nian ibu tu nak baconyo, a itu. Pas
dio ngantar tugas sayo ngasih penjelasan
samo dio
22. Sistem absen kelasnya itu kayak mana Absen kalo dio ngasih foto tadi, itu saya
bu? absen. Kalo dio ado belajar, itulah absenyo.
Dio ngasih ini rutin ado belajar itulah
absenyo
23. Baik bu, itu sajawawncara dari saya, Wa’alaikumslam warrahmatullahi
terimakasih. Wassalamu’alaikum wabarokatuh
warrahmatullahi wabarakatuh
106

Jambi, Januari 2021

Wali kelas VI

Juairiah, S.Pd

Transkrip Wawancara dengan Guru kelas VI

Nama Informan Juairiah, S.Pd


107

NIP 196712211993012005

Jabatan Wali Kelas VI

Tanggal Pelaksanaan 13 Januari 2021

Transkrip Wawancara online dengan Guru kelas VI

Nama Informan Juairiah, S.Pd


108

NIP 196712211993012005

Jabatan Wali Kelas VI

Tanggal Pelaksanaan 15 Januari 2021

Lampiran 10
109

Dokumen Foto: Pelaksanaan Pembelajaran secara daring menggunakan

aplikasi whatsapp grup (Rika:2021)

Kegiatan Pembukaan dan Kegiatan Inti (Rika:2021)

Kegiatan Evaluasi
110

Lampiran 11
111

Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian

Lampiran 12
112

CEK PLAGIAT

RIWAYAT HIDUP
113

Rika Anggraini di lahirkan di Musi

Banyuasin pada 16 Agustus 1999. Ia merupakan

anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan

Bapak Edi Tukilan dan Ibu Siti Komsatun. Ia

menempuh pendidikan dasar di SDN 1 Sukadamai

Baru, pendidikan menengah pertama di SMPN 3

Sungai Lilin dan pendidikan menengah atas di SMAN 1 Sungai Lilin. Tamat

sekolah dasar pada tahun 2011. Tamat sekolah menengah pertama pada tahun

2014. Tamat sekolah menengah atas pada tahun 2017.

Pada tahun 2017, ia melanjutkan pendidikan ke Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Jambi, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini dan

Dasar. Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar merupakan pilihanya untuk

melanjutkan pendidikan karena ia sangat menyukai anak-anak. Ia sangat

menyukai pelajaran dasar yang biasanya dipelajari oleh anak-anak. Anak-anak di

matanya adalah harta yang paling berharga untuk bangsa indonesia dalam

membangun manusia yang bermutu dan berkualitas. Untuk hal itu, ia ingin

menjadi salah satu bagian dari seorang pendidik yang membantu anak-anak dalam

menemukan minat dan bakatnya.

Kreativitas dan jiwa seni yang ia miliki sejak masih duduk di bangku

sekolah dasar ternyata cukup berkembang karena selama mengikuti kegiatan

perkuliahan, ia melatih dan mengembangkanya. Ia memiliki seni dalam bidang

menggambar, melukis dan membuat sebuah cerita pendek.

Anda mungkin juga menyukai