Anda di halaman 1dari 96

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING

PADA MASA PANDEMI COVID-19


DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

OLEH
DEWI FATIMAH
NIM A1D117098

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
JANUARI, 2021
ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING
PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Jambi
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

OLEH
DEWI FATIMAH
A1D117098

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
JANUARI, 2021

ii
iii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Daring Pada Masa


Pandemi Covid-19 Di Sekolah Dasar: Skripsi Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, yang disusun oleh Dewi Fatimah, Nomor Induk Mahasiswa
A1D117098 Telah dipertahankan di depan tim penguji.

Tim Penguji

1. Drs. Faizal Chan, S.Pd., M.Si Ketua


NIP. 196311081988061001

2. Muhammad Sofwan, S.Pd., M.Pd Seketaris


NIP 198007112008121001

3. Drs. H. Syahrial, M.Ed., Ph.D Penguji Utama


NIP. 19641231190031037

4. Drs. Maryono, M.Pd Anggota


NIP. 196107071986031003

5. Dr. Dra. Destrinelli, M.Pd Anggota


NIP. 196509011997022001

Mengetahui, Mengetahui,
Dekan FKIP Universitas Jambi Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Prof. Dr. Rer. Nat. Arsial, M.Si Dr. Yantoro, M.Pd


NIP. 196308071990031002 NIP. 1966121994121002

iv
v
MOTTO

“Permudahlah urusan orang lain, maka Allah akan mempermudah urusanmu, bantu

orang lain yang membutuhkan bantuanmu maka Allah akan membantumu,

manfaatkan waktumu sebaik mungkin untuk selalu melakukan kebaikan, jangan

pernah puas dengan segala kebaikan yang sudah kamu lakukan”.

Kupersembahkan skripsi ini untuk ayah dan ibu tercinta yang dengan doa dan
perjuangannya dapat mengantarkan ku pada tahap ini. Semoga aku mampu menjadi
lebih baik lagi dan dapat membahagiakan kedua orang tuaku. Kasih sayang serta
doa yang tulus selalu menjadi semangat untukku dalam segala hal. Tak akan cukup
apapun untuk aku dapat membalas jasa dan jerih payahmu. Semoga surga diberikan
kepadamu dari Allah SWT.

vi
ABSTRAK

Fatimah, Dewi 2020, “Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Daring Pada Masa


Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar”. Skripsi, Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Jambi. Dosen Pembimbing (1)
Drs. Faizal Chan, M.S.I., (II) Muhammad Sofwan, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci: Analisis, Pembelajaran daring, Covid-19

Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup besar dalam kehidupan


masyarakat Indonesia, salah satunya dalam aspek pendidikan. Dengan adanya
pandemi ini mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan tentang
pelaksanaan pembelajaran di Indonesia yaitu pembelajaran harus dilaksanakan
secara daring atau jarak jauh.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran


daring pada masa pandemi Covid-19 di SDIT Ahmad Dahlan tepatnya pada kelas
V A.

Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian fenomenologi, yang


mendeskripsikan segala bentuk tindakan dan juga fenomena yang dilakukan oleh
subjek yang diteliti dalam pelaksanaan pembelajaran daring, Adapun teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan
dokumentasi.

Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa pelaksanaan pembelajaran daring di


SDIT Ahmad Dahlan tepatnya pada kelas V A sudah terlaksana cukup baik,
peserta didik dan guru telah memiliki fasilitas-fasilitas dasar yang dibutuhkan,
hal itu menggambarkan kesiapan pelaksanaan pembelajaran daring. Dalam
pelaksanaan pembelajaran daring guru sudah melakukan perencanaan
pembelajaran dan sudah melaksanakan pembelajaran dengan baik yaitu
menggunakan media pembelajaran, strategi, metode dan pendekatan
pembelajaran yang disesuaikan dengan peserta didik. Pembelajaran daring
memiliki fleksibilitas dalam pelaksanaannya dan mampu mendorong guru untuk
lebih kreatif dalam mengajar selain itu siswa dituntut untuk lebih mandiri dan
termotivasi untuk lebih aktif belajar. Namun, pembelajaran daring memiliki
kendala dalam pelaksanaannya kondisi jaringan yang tidak stabil dan kesulitan
peserta didik memahami materi pembelajaran adalah tantangan tersendiri dalam
pembelajaran daring.

vii
PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji dihaturkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Universitas Jambi dengan judul skripsi Analisis Pelaksanaan

Pembelajaran Daring Pada masa Pandemi Covid-19 Di Sekolah Dasar.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat beberapa kekurangan pada

penulisan skripsi ini. Melalui hal tersebut, penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran dari berbagai pihak dengan tujuan untuk menyempurnakan skripsi ini agar

menjadi lebih baik. Penulisan tugas akhir skripsi ini tidak lepas dari kerjasama,

bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terimakasih yang paling utama kepada kedua orang tua tercinta

Bapak Suparno dan Ibu Munfarida yang telah memberikan dorongan dan

pengorbanan baik moril maupun materil selama penyelesaian skripsi ini.

Penulisan proposal skripsi ini tidak terlepas dari arahan dan bimbingan

semua pihak, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimaksih kepada Bapak

Prof. Dr. rer. nat. Asrial, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Jambi, Bapak Drs.

Syahrial, M.Ed., Ph.D., selaku Wakil Dekan I yang selalu memberikan yang terbaik

bagi mahasiswanya, Bapak Dr. Yantoro, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

anak usia dini dan dasar, Bapak Drs. Faizal Chan, S.Pd., M.Si.,selaku Ketua

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Dosen Pembimbing (I) yang

selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada seluruh jajaran mahasiswa dan

mahasiswa bimbingannya, Bapak Muhammad Sofwan, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen

viii
Pembimbing (II) yang telah meluangkan waktu memberikan bimbingan,

pengetahuan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini, untuk seluruh

bapak/ibu dosen PGSD FKIP Universitas Jambi yang telah membimbing dan

memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis. Bapak Drs. Faizal Chan, M.Si

selaku pembimbing skripsi I dan Bapak Muhammad Sofwan, S.Pd, M.Pd selaku

pembimbing skripsi II yang dengan kesabaran dan keiklasannya telah

membimbing, memotivasi, dan memberikan arahan kepada penulis untuk

menyelesaikan proposal skripsi ini.

Serta penulis mengucapkan terimakasih kepada segenap keluarga tercinta

(Kakak dan adik) yang senantiasa memotivasi, selalu memberikan bantuan baik

dikala susah maupun senang serta selalu mendoakan kelancaran studi hingga skripsi

ini terselesaikan. Terima kasih juga kepada seluruh teman-teman serta sahabat-

sahabatku mahasiswa angkatan 2017 yang selalu memotivasi serta selalu

menginspirasi.

Penulis dengan penuh kesadaran diri bahwa dalam penyusunan skripsi ini

masih banyak kekurangan dan kesalahan, dengan keterbatasan kemampuan dan

kedangkalan ilmu yang penulis miliki. Penulis sangat membutuhkan kritik dan

saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini. Semoga kebaikan yang telah

diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT dan semoga Allah

SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Jambi, 4 Januari 2021

Dewi Fatimah

ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL SKRIPSI ................................................................. i
HALAMAN JUDUL SKRIPSI ..................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
PERNYATAAN ............................................................................................ v
MOTTO ........................................................................................................ vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
PRAKATA .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1.2 Fokus Penelitian.............................................................................. 5
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORETIK
2.1 Penelitian Relevan ........................................................................... 7
2.2 Kajian Teori ..................................................................................... 9
2.1.1 Pengertian Pembelajaran ....................................................... 9
2.1.2 Tahapan Pembelajaran ........................................................... 9
2.1.3 Pembelajaran Dalam Jaringan................................................. 14
2.1.4 Sistem Pembelajaran Daring ................................................... 15
2.1.5 Penyelenggaraan Pembelajaran Daring ................................... 16
2.1.6 Media Pembelajaran Daring ................................................... 18
2.2.7 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring ................. 19
2.2.8 Covid-19 ................................................................................ 20
2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................... 25
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian ...................................................... 25
3.3 Data dan Sumber Data.................................................................... 25
3.3.1 Data ....................................................................................... 25
3.3.2 Sumber Data .......................................................................... 26
3.4 Informan Penelitian ........................................................................ 26
3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 26
3.5.1 Observasi ............................................................................... 26

x
3.5.2 Wawancara............................................................................. 27
3.5.3 Dokumentasi .......................................................................... 28
3.6 Uji Validitas Data ........................................................................... 29
3.7 Teknik Analisis Data ....................................................................... 29
3.8 Prosedur Penelitian ......................................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Dekripsi Lokasi/Objek Penelitian .................................................... 32
4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah............................................... 32
4.2 Deskripsi Temuan ........................................................................... 34
4.3 Pembahasan .................................................................................... 51
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 57
5.2 Implikasi ......................................................................................... 58
5.3 Saran............................................................................................... 59
DAFTAR RUJUKAN ................................................................................... 60
LAMPIRAN .................................................................................................. 63
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... 82

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-Kisi Pedoman Observasi .................................................................... 27


3.2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ................................................................. 28

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Berpikir .......................................................................... 22

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Temuan Hasil Observasi .............................................................. 64


Lampiran 2 Hasil Wawancara Guru ................................................................ 66
Lampiran 3 Hasil Wawancara Peserta Didik MF ............................................. 68
Lampiran 4 Hasil Wawancara Peserta Didik SC .............................................. 69
Lampiran 5 Hasil Wawancara Peserta Didik FA.............................................. 70
Lampiran 6 Surat Izin Melakukan Penelitian ................................................... 71
Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Peneltian ......................... 72
Lampiran 8 Dokumentasi Wawancara Dengan Guru ....................................... 73
Lampiran 9 Dokumentasi Wawancara Dengan Siswa ...................................... 74
Lampiran 10 Dokumentasi Perencanaan Pembelajaran .................................... 76
Lampiran 11 Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Daring......................... 78
Lampiran 12 Bukti Plagiat .............................................................................. 81

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 “Pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara”.

Saat ini dunia dihadapkan dengan wabah penyakit yang disebabkan oleh virus

yang bernama Coronavirus Diseases atau dikenal dengan istilah Covid-19. Pada

tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan sebagai kedaruratan kesehatan

masyarakat yang meresahkan dunia. Dampak Covid-19 di Indonesia saat ini cukup

besar bagi seluruh masyarakat. Dengan terus melonjaknya kasus positif virus

corona di Indonesia mendesak pemerintah Indonesia untuk segera menangani

pandemi Covid-19 dengan membuat berbagai kebijakan seperti menerapkan

phsycal distancing, PSBB (pembatasan sosial berskala besar), dan lockdown.

Dengan adanya kebijakan pemerintah tersebut tentu menimbulkan dampak yang

besar diberbagai aspek kehidupan, khususnya pada aspek pendidikan di Indonesia.

Dengan diterapkannya pembatasan sosial berskala besar mendorong pemerintah

untuk mengeluarkan kebijakan terhadap pelaksanaan pendidikan di Indonesia,

karena bagaimanapun proses pembelajaran harus tetap berlangsung agar tujuan dari

proses pembelajaran dapat tercapai secara utuh.

1
2

Pada tanggal 24 Maret, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

mengeluarkan surat edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan

pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19, dalam surat edaran tersebut

dijelaskan bahwa proses pembelajaran dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran

daring atau dalam jaringan. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran

virus corona. Untuk memperkuat surat edaran ini Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia menerbitkan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020

tentang pedoman penyelenggaraan pembelajaran dari rumah dalam masa darurat

penyebaran Covid-19. Adanya pandemi Covid-19 ini menuntut lembaga pendidikan

untuk melakukan inovasi dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk inovasi

tersebut adalah dengan melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau dalam

jaringan (daring).

Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 15, dijelaskan

bahwa PJJ adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan

pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi

komunikasi, informasi dan media lain. Dalam pelaksanaannya, PJJ dibagi menjadi

dua pendekatan, yaitu pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring) dan

pembelajaran jarak jauh luar jaringan (luring). Dalam pelaksanaan PJJ, satuan

pendidikan dapat memilih pendekatan (daring atau luring atau kombinasi

keduanya) sesuai dengan karakteristik dan ketersediaan, kesiapan sarana dan

prasarana. Dari paparan di atas, salah satu jenis PJJ adalah pembelajaran daring.

Menurut Asmuni (2020) “sistem pembelajaran daring merupakan sistem

pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antar guru dan peserta didik,

melainkan secara online yang menggunakan jaringan internet”.


3

Menurut Thome “pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dalam

proses pembelajarannya menggunakan teknologi multimedia, kelas virtual, video,

teks online animasi, email, pesan suara, telepon konferensi, dan video streaming

online” (Kuntarto, 2017:101). Sejalan dengan pendapat Moore dkk, (2011)

mengatakan “pembelajaran daring adalah pembelajaran yang memanfaatkan

jaringan internet dengan aksesibilitas, fleksibilitas, konektivitas, dan kemampuan

untuk menumbuhkan interaksi pembelajaran yang beragam”. Menurut Enriquez

(2014) “dalam pembelajaran daring guru dan peserta didik melakukan

pembelajaran bersama, waktu yang sama, dengan menggunakan berbagai aplikasi,

seperti Whatsapp, Edmodo, Telegram, Zoom Meeting, Google Meet, Google

Classroom, Quiepper School, Ruang Guru dan aplikasi lainnya”.

Pembelajaran daring merupakan sebuah tantangan baru bagi para tenaga

pendidik dimasa pandemi ini, yang mengharuskan mereka para guru mampu

menggunakan media pembelajaran online, untuk dapat melaksanakan pembelajaran

secara online dan diharapkan mampu meningkatkan kreativitasnya dalam proses

pembelajaran. Untuk melaksanakan pembelajaran dalam jaringan atau daring,

seluruh pihak yang ikut berperan dalam proses pembelajaran harus memiliki

kesiapan seperti jaringan internet dengan konektivias yang memadai serta fasilitas

lainnya yang dapat menunjang agar proses pembelajaran secara daring dapat

dilaksanakan dengan baik dan efektif. Menurut Mulyasa (2013:100) “guru harus

menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena

melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis secara bersamaan”. Oleh

karena itu, pembelajaran daring bukan sekedar materi yang dipindah melalui media
4

internet, bukan juga sekedar tugas dan soal-soal yang dikirimkan melalui aplikasi

sosial media.

Pembelajaran daring harus direncanakan, dilaksanakan, serta dievaluasi sama

halnya dengan pembelajaran yang terjadi di kelas. Majid (2011:17) “mengatakan

bahwa perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran,

penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran,

dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan”.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru wali kelas V A di

Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan di kelas V A penulis memperoleh

hasil temuan bahwa pelaksanaan pembelajaran secara dalam jaringan atau daring di

sekolah tersebut sudah terlaksana, pada pembelajaran daring di kelas V A biasanya

guru menggunakan Whatsapp dan Zoom. Didukung dengan fasilitas yang

menunjang pembelajaran daring, selain itu guru melakukan persiapan sebelum

proses pembelajaran berlangsung. Guru kelas V A tersebut juga membuat video

pembelajaran atau mendownload video dari internet sebagai media belajar bagi

peserta didik, dan beberapa kali dalam seminggu guru kelas V A melaksanakan

pembelajaran melalui Zoom untuk menjelaskan materi pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “Pelaksanaan Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 di

Sekolah Dasar”.
5

1.2 Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada “Pelaksanaan pembelajaran daring pada masa

pandemi Covid-19 di kelas V A Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan dan

hanya terfokus pada pelaksanaan pembelajaran daring yang dilakukan oleh guru

dan peserta didik.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut :

“Bagaimana Pelaksanaan Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19

Di Kelas V A Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan?”

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19

di kelas V A Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian yang telah diperoleh penulis berharap dapat

menambah khasanah keilmuan dalam bidang pendidikan secara teoritis

mengenai pelaksanaan pembelajaran daring dimasa pandemi Covid-19 serta

dapat dijadikan sebagai bahan kajian teori untuk mengetahui dan memahami

konteks penelitian.
6

1.5.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat menjadi sumber masukan bagi pihak

sekolah untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran daring pada

masa pandemi, sehingga dapat dijadikan pedoman dan masukan

untuk melaksanakan pembelajaran daring yang lebih baik.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat menjadi sumber masukan dan bahan

refleksi bagi guru tentang pelaksanaan pembelajaran secara daring

pada masa pandemi Covid-19.

c. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi siswa mengenai

pelaksanaan pembelajaran daring sehingga dapat tetap aktif belajar

meskipun pembelajaran dilakukan secara daring.

e. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menyuguhkan informasi kepada peneliti

sebagai calon pendidik tentang pelaksanaan pembelajaran daring

pada masa pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar


BAB II

KAJIAN TEORITIK

2.1 Penelitian Relevan

Untuk menghindari duplikasi, penulis perlu melakukan penelusuran

terhadap penelitian terdahulu. Dari hasil penelusuran tersebut, diperoleh

informasi beberapa penelitian yang relevan. Penelitian relevan yang penulis

kaji sesuai dengan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pertama penelitian yang dilakukan Nova Irawati Simatupang, dkk,

2020 tentang “Pelaksanaan Pengajaran Online Pada Masa Pandemi Covid-19

dengan Metode Survey” dengan hasil masih diperlukan usaha ekstra dari

pemerintah dan segala pihak yang berkaitan agar guru terbiasa menggunakan

teknologi dalam proses pembelajaran. Selain itu sarana dan prasarana untuk

pelaksanaan pembelajaran online juga perlu mendapat perhatian khusus dari

pemerintah dan pihak terkait. Persamaan penelitian ini dengan penulis adalah

pada variabel yang hendak diamati yaitu pelaksanaan pembelajaran daring

dimasa pandemi Covid-19. Perbedaan penelitian ini dengan penulis adalah

tempat dan waktu penelitian, pada penelitian ini menggunakan metode survey

dan angket dalam pengumpulan datanya, sedangkan penulis menggunakan

teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi.

Kedua penelitian yang dilakukan oleh Nadif Ulfia, 2020 tentang

“Pembelajaran Daring Dimasa Pandemi Covid-19:Refleksi Para Siswa”,

dengan hasil kondisi fasilitas dan infrastruktur oleh pelajar maupun pengajar

cukup menggambarkan kesiapan pelaksanaan pembelajaran daring.

7
8

Persamaan penelitian ini dengan penulis adalah pada variabel yang akan

diamati yaitu pelaksanaan pembelajaran daring dimasa pandemi Covid-19.

Sedangkan Perbedaan dengan penulis yaitu waktu dan tempat penelitian

tersebut dilakukan, objek penelitian dalam penelitian ini yaitu siswa SMA

sedangkan penulis meneliti siswa sekolah dasar.

Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Redita Wiguna, dkk, 2020

tentang “Analisis Proses Pembelajaran Siswa Berbasi Online (Daring) Di

Kelas Rendah Pada Masa Pandemi Covid-19”, dengan hasil pelaksanaan

pembelajaran daring di Sekolah SDN Brawijaya mengalami beberapa kendala

dan belum berjalan secara efektif khususnya di kelas rendah, karena tidak

semua peserta didik paham dan melaksanakan proses pembelajaran sesuai

dengan arahan yang diberikan guru. Persamaan penelitian ini dengan penulis

adalah pada variabel yang diamati yaitu pelaksanaan pembelajaran daring di

sekolah dasar. Perbedaan penelitian ini dengan penulis adalah pada waktu dan

tempat penelitian, dan pada subjek penelitian dimana penelitian tersebut

meneliti kelas rendah sedangkan penulis meneliti kelas tinggi.


9

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Pengertian Pembelajaran

Menurut undang-undang No. 20 tahun 2003 “pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar”. Sejalan dengan pendapat Azhar (2011) “menjelaskan

bahwa pembelajaran adalah interaksi yang berlangsung antara guru dan peserta

didik yang di dalamnya membawa informasi dan pengetahuan”. Sejalan

dengan pernyataan Sagala (2010) “pembelajaran adalah mengajarkan siswa

menggunakan prinsip-prinsip pendidikan dan teori-teori belajar yang

merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”.

Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan penulis dapat

menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah internalisasi ilmu pengetahuan ke

dalam diri siswa, melalui proses interaksi antar siswa dengan pendidik. dalam

pembelajaran terdapat aktivitas siswa sebagai pelajar dan guru sebagai

pendidik. Pembelajaran dilakukan dengan tahap perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi oleh guru selaku pendidik yang kemudian diterapkan melalui

pertemuan klasikal dengan didukung fasilitas yang memadai.

2.2.2 Tahapan Pembelajaran

Tahapan pembelajaran ada tiga fase yaitu perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.

1. Perencanaan Pembelajaran

Menurut Rahmawati (2009:14) “perencanaan merupakan tahap paling

awal dan penentu dari seluruh kegiatan pembelajaran oleh karena itu,
10

perencanaan memiliki peran utama dalam suatu kegiatan yang akan

dilaksanakan”. Menurut Hamzah (2006: 2) “pembelajaran memiliki hakekat

perencanaan atau perancangan desain sebagai upaya untuk membelajarkan

siswa”. Itulah sebabnya siswa dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi

dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi

dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang diinginkan.

Upaya perbaikan pembelajaran dilakukan dengan asumsi, untuk

perbaikan kualitas pembelajaran diawali dengan perencanaan pembelajaran

yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran. Dasar dari program

kegiatan pembelajaran adalah satuan pelajaran yang diambil dari kurikulum.

Menurut Harjanto (1997: 222) “materi pelajaran berada dalam ruang lingkup

isi kurikulum, karena itu pemilihan isi pelajaran tentu saja harus sejalan dengan

ukuran atau kriteria-kriteria yang digunakan untuk isi kurikulum bidang studi

bersangkutan”. Dalam hal ini perlu dirumuskan pokok materi pembelajaran

yang akan diberikan kepada siswa sesuai dengan jenis-jenis kegiatan belajar

yang telah ditetapkan.

Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan

sebenarnya mengandung aspek-aspek seperti siswa sebagai individu yang

memiliki tingkat kesiapan yang memadai, langkah pengambilan keputusan,

sasaran tujuan tertentu yang akan dicapai, cara atau tindakan yang diambil,

bagaimana menilai hasil belajar siswa, serta apa saja yang harus diperlukan

dalam upaya pencapaian tujuan. Perencanaan pengajaran dibuat untuk

antisipasi dan perkiraan tentang apa yang akan dilakukan dalam pengajaran,
11

sehingga tercipta situasi yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran

yang inovatif dalam upaya pencapaian tujuan yang diharapkan..

2. Proses Pembelajaran

Dalam Tsalasa (2007: 33) Ahmad Rohani (1995) menjelaskan

“pelaksanaan pembelajaran adalah proses realisasi dari perencanaan

pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan,

atau dengan kata lain pelaksanaan pengajaran selayaknya berpegang pada apa

yang tertuang dalam perencanaan”. Proses pengajaran itu dilandasi oleh

prinsip-prinsip yang fundamental yang akan menentukan apakah pengajaran

itu berjalan secara wajar dan berhasil. Sedangkan Rahmawati (2009:17)

“menjelaskan proses pengajaran merupakan interaksi antara row input,

instrumental input dan pengaruh lingkungan”. Dari kedua pendapat di atas

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran diselenggarakan sesuai dengan apa

yang tertuang dalam perencanaan pembelajaran. Situasi pengajaran itu sendiri

dipengaruhi oleh beberapa faktor, ada faktor internal atau dari peserta didik

sendiri dan faktor eksternal atau dari lingkungan pembelajaran. Faktor-faktor

tersebut lebih rinci dijelaskan sebagai berikut:

a. Faktor Siswa

Menurut Hamalik (2001: 99) “murid adalah unsur penentu dalam proses

pembelajaran. Muridlah yang membutuhkan pengajaran, bukan guru, guru

hanya berusaha memenuhi kebutuhan yang ada pada murid”. Muridlah yang

belajar, karena itu maka muridlah yang membutuhkan bimbingan. Sehingga


12

murid merupakan komponen terpenting dalam hubungan proses belajar

mengajar.

b. Faktor Guru/ Tenaga Pengajar

Keberhasilan tujuan pendidikan di sekolah ada di tangan guru, karena guru

berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan,

keterampilan, sikap dan pandangan hidup peserta didik. Oleh karena itu guru

harus mempunyai kompetensi profesional (penguasaan mata pelajaran),

pedagogik, kepribadian dan sosial. Menurut Sopian (2016:96) “guru dalam

melaksanakan tugasnya harus memiliki seperangkat kemampuan di bidang

yang akan disampaikan serta harus memiliki penguasaan materi agar mudah

diterima peserta didik yang meliputi kemampuan mengawasi, melatih,

mengembangkan personalia serta keterampilan profesional dan sosial”.

c. Faktor Kurikulum

Kurikulum dan pengajaran merupakan dua hal yang berbeda namun erat

kaitannya antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum pada dasarnya

merupakan suatu perencanaan yang mencakup kegiatan dan pengalaman yang

perlu disediakan yang memberikan kesempatan secara luas bagi siswa untuk

belajar. Menurut Hamalik (2001:1) “Semua proses mengajar atau pengajaran,

atau pelajaran senantiasa berpedoman pada kurikulum tertentu sesuai dengan

tuntutan lembaga pendidikan/sekolah dan kebutuhan masyarakat serta faktor-

faktor lainnya”

Dari teori tersebut diketahui bahwa, bahan pelajaran sebagai isi kurikulum

mengacu pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Oleh karena itu,
13

tujuan yang hendak dicapai itu secara khusus menggambarkan perubahan

tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai siswa dalam proses belajar-

mengajar.

d. Faktor Sarana dan Prasarana

Menurut Barnawi & Arifin (2014:40) “sarana pendidikan adalah segala

sesuatu berupa peralatan dan perlengkapan secara langsung, sedangkan

prasarana pendidikan mencakup seluruh peralatan dan perlengkapan yang

secara tidak langsung menunjang proses pendidikan”.

3. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran merupakan bagian integral dari proses

pembelajaran, artinya dalam pembelajaran akan melibatkan tiga aktifitas yaitu

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pengukuran dalam bahasa inggris

diartikan measurement, dapat diartikan sebagai kegiatan untuk “mengukur”

sesuatu. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar

ukuran tertentu. Penilaian berarti, menilai sesuatu, sedangkan menilai itu

mengandung arti: mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan

diri atau berpegang pada ukuran tertentu.

Menurut Sugandi (2006: 109) “evaluasi pengajaran merupakan suatu

komponen dalam sistem pengajaran, sedang sistem pengajaran itu sendiri

merupakan implementasi kurikulum, sebagai upaya untuk menciptakan belajar

di kelas”. Sedangkan menurut Hamalik (2001: 145) “proses evaluasi umumnya

berpusat pada siswa, ini berarti evaluasi dimaksudkan untuk menngamati hasil

belajar siswa dan berupaya menentukan bagaimana kesempatan belajar”. Dari


14

dua pendapat di atas evaluasi dimaksudkan untuk mengamati suatu proses

pengajaran, di dalamnya meliputi peranan guru, strategi pengajaran, materi

kurikulum, dan prinsip-prinsip belajar yang diterapkan pada pengajaran. Itu

sebabnya evaluasi menempati kedudukan penting dalam rancangan kurikulum

dan rancangan pengajaran. Dalam melakukan evaluasi hasil belajar dituntut

mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik dari segi

pemahamannya terhadap materi yang telah diberikan (aspek kognitif), maupun

dari segi penghayatan (segi afektif) dan pengalamannya (aspek psikomotorik).

2.2.3 Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring)

Menurut Thome “pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang

dalam pelaksanaanya memanfaatkan teknologi multimedia, kelas virtual,

video, teks online animasi, email, pesan suara, telepon konferensi, dan video

steraming online” (Kuntarto, 2017:101). Menurut Bilfaqih & Qomarudin

(2015:1) “Pembelajaran daring merupakan program pelaksana kelas belajar

untuk mencapai kelompok yang kuat dan luas melalui jaringan internet dengan

jumlah peserta yang tidak terbatas pembelajaran dapat dilaksanakan secara

kuat dan dapat dilakukan secara gratis maupun berbayar”. Menurut Moore dkk,

(2011) “pembelajaran daring adalah pembelajaran yang memanfaatkan

jaringan internet dengan aksesibilitas, fleksibilitas, konektivitas, dan

kemampuan untuk menciptakan beragam jenis interaksi pembelajaran”.

Menurut Bilfaqih (2015:4) “dalam pembelajaran daring siswa diberikan

materi berupa rekaman video atau slideshow, dengan tugas mingguan yang

harus diselesaikan siswa dengan batas waktu yang telah ditentukan”.


15

Pembelajaran daring memilki kelebihan mampu menumbuhkan sikap mandiri

pada siswa saat belajar (self regulated learning).

Bedasarkan pemaparan yang telah uraikan penulis dapat menyimpulkan

pembelajaran daring atau dalam jaringan adalah pembelajaran yang dalam

penerapannya memanfaatkan jaringan internet, intranet dan ekstranet atau

komputer yang terhubung langsung dan cakupannya luas. Dalam pembelajaran

secara daring siswa belajar menggunakan aplikasi online sehingga mampu

meningkatkan kemandirian siswa saat belajar.

2.2.4 Sistem Pembelajaran Daring

Pendidikan jarak jauh atau daring dilaksanaakan dalam berbagai bentuk

pembelajaran yang pada dasarnya membutuhkan ketersediaan berbagai sumber

belajar. Menurut Rahmawati (2009:23) “pola pembelajaran ini mencakup

penyelenggaraan program pembelajaran melalui pendidikan tertulis atau

korespondensi, bahan cetak (modul), radio, audio/ video, TV, berbantuan

komputer, dan atau multimedia melalui jaringan computer”.

Menurut Warsita (2007:16) sistem pembelajaran dalam pendidikan jarak

jauh atau daring adalah:

“ (1) peserta didik belajar mandiri baik secara individual maupun kelompok dengan
bantuan minimal dari orang lain, (2) materi pembelajaran disampaikan melalui
media yang sengaja dirancang untuk belajar mandiri. internet dimanfaatkan sebagai
media untuk penyampaian materi pembelajaran dalam pendidikan jarak jauh atau
Daring, (3) untuk mengatasi masalah belajar diupayakan komunikasi dua arah antara
peserta didik dengan tenaga pengajar atau lembaga penyelenggara. Komunikasi dua
arah ini dapat berupa tatap muka maupun komunikasi melalui media elektronik atau
sering disebut sebagai tutorial elektronik, (4) untuk mengukur hasil belajar secara
berkala diadakan evaluasi hasil belajar, baik yang sifatnya mandiri maupun yang
diselenggarakan di institusi belajar, (5) pada dasarnya peserta pendidikan jarak jauh
dituntut untuk belajar mandiri, belajar dengan kemauan dan inisiatif sendiri”.
16

2.2.5 Penyelenggaraan Pembelajaran Daring

Pembelajaran dalam jaringan atau daring pada dasarnya adalah

pembelajaran yang dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi virtual yang

tersedia, meski demikian, pembelajaran secara daring harus tetap

memperhatikan kompetensi yang hendak disampaikan dan diajarkan kepada

siswa. Menurut Mulyana (2013:100) “Guru harus memahami bahwa

pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat kompleks karena melibatkan

aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis secara bersamaan”. Oleh karena itu,

pembelajaran daring bukan hanya pembelajaran yang memindahkan materi

melalui media internet, dan guru bukan hanya sekedar memberikan tugas dan

soal-soal yang dikirimkan melalui aplikasi sosial media (online), pembelajaran

daring harus tetap dipersiapkan, dilaksanakan, serta dievaluasi sama halnya

dengan pembelajaran tatap muka.

Dalam pembelajaran daring guru harus tetap menjelaskan materi yang

akan dipelajari oleh peserta didik meskipun tidak secara maksimal, oleh karena

itu penggunaan metode ceramah perlu diterapkan dalam pembelajaran daring.

Menurut Tambak (2014:378) “metode ceramah adalah metode penyampaian

pelajaran atau materi dengan penuturan lisan secara langsung maupun

perantara untuk mencapai indikator atau tujuan pembelajaran yang

diinginkan”. Setelah diberikan penjelasan materi tentu peserta didik akan lebih

mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga peserta didik

mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru. Karena dalam pembelajaran

daring ini guru selalu memberikan tugas untuk mengukur pemahaman peserta

didik. Menurut Suparti (2014:58-59) “metode penugasan adalah metode


17

pengajaran dengan pemberian tugas pada peserta didik agar melakukan

kegiatan belajar untuk dapat dipertanggung jawabkan dalam rentang waktu

yang telah ditentukan”.

Menurut Majid (2011:17) “perencanaan dapat diartikan sebagai proses

penyusunan bahan ajar, menggunakan media, menggunakan pendekatan dan

metode pembelajaran, serta mengevaluasi dalam kurun waktu tertentu untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan”. Berdasarkan pernyataan

ini, perencanaan pembelajaran daring yang ideal harus mengikuti pola yang

telah disebutkan yaitu:

“1.Perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses menyiapkan materi


pembelajaran. 2. Penggunaan media, media pembelajaran merupakan alat bantu
yang digunakan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi
pembelajaran. 3. Penggunaan pendekatan, mencerminkan cara berpikir dan sikap
seorang pendidik dalam menyelesaikan permasalahan yang ditemui ketika
kegiatan pembelajaran berlangsung. 4. Penggunaan metode pembelajaran , suatu
proses pemberian bahan ajar secara teratur dan sistematis kepada siswa oleh guru
atau pengajar. 5. Mengevaluasi dalam jangka waktu tertentu, kemudian
melaksanakan dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan”.

Hal utama yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran adalah

menyiapkan materi dan menyusun materi yang sesuai. Materi pembelajaran

berasal dari indikator pencapaian kompetensi, sehingga rangkaian materi yang

disampaikan guru mampu menerapkan standar isi pada kurikulum 2013.

Menurut Syarifudin (2020) “teori kontruktivisme yang memungkinkan siswa

berperan aktif harus tetap diperhatikan dalam materi pembelajaran daring, oleh

karena itu materi yang diberikan bukan materi yang utuh atau materi yang

kompleks, melainkan materi berupa rangsangan atau stimulus untuk

mengarahkan siswa menarik sebuah kesimpulan dari kompetensi yang hendak

dikuasai”. Untuk mempermudah proses pembelajaran maka penggunaan media


18

dalam pembelajaran daring harus tetap diperhatikan. Pendekatan dan metode

pembelajaran harus berdasarkan kebutuhan virtual, karena tidak semua metode

konvensional dapat digunakan dalam pembelajaran daring, sehingga perlu

dilakukan modifikasi terlebih dahulu.

Menurut Dillon dkk terdapat tiga hal yang dapat memberikan efek

terhadap pembelajaran daring yaitu:

“1.Teknologi, jaringan harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat dilakukannya


pertukaran sinkronisasi dan asinkronisasi, siswa harus memiliki akses yang mudah
(misalnya melalui akses jarak jauh) dan jaringan harus mengambil waktu paling
sedikit untuk bertukar dokumen. 2. Kharakteristik pengajar, pengajar memiliki
peran utama dalam keefektifan pembelajaran secara daring. Siswa yang hadir dalam
kelas dengan instruktur atau pengajar yang memiliki sifat positif terhadap
penyaluran materi dan memahami tentang teknologi akan mampu menghasilkan
pembelajaran yang positif. 3. Kharakteristik siswa, Leidner mengungkapkan bahwa
siswa yang tidak memiliki keterampilan dasar serta kedisiplinan yang tinggi akan
lebih baik menggunakan pembelajaran secara konvensional, sedangkan siswa yang
memiliki kedisiplinan dan kepercayaan diri akan mampu untuk melaksanakan
pembelajaran secara daring”.

Bahan belajar harus dijamin sampai pada sasaran peserta didik sebelum

waktu digunakan. Pelayanan dukungan belajar (student support service) perlu

dikembangkan, mengingat dalam pendidikan jarak jauh atau daring peserta

didik perlu lebih banyak bantuan belajar. Penilaian peserta didik dapat dilihat

dari keberhasilan pendidikan jarak jauh atau daring yang diukur dari seberapa

baik produk dari sistem tersebut. Untuk itu penilaian yang teratur hendaknya

dilakukan sepanjang proses pembelajaran dan di akhir satu satuan waktu

pendidikan. Penilaian yang dimaksud hendaklah beracuan patokan (Criterian

Reference Evaluation) adil dan tidak kompromis.

2.2.7 Media Yang Digunakan Dalam Pembelajaran Daring

Menurut Tafonao (2018:105) “media adalah alat bantu dalam proses

pembelajaran yang mana dengan adanya media dapat merangsang peserta didik
19

melakukan sesuatu, memotivasi pola pikir, kemampuan dalam diri, serta

keterampilan yang dimiliki sehingga dapat mendorong proses belajar”.

Menurut Yohana dkk, (2020) “salah satu media yang bisa digunakan dalam

pembelajaran adalah media daring, pembelajaran daring (online learning)

merupakan model pembelajaran yang berbasis ICT (Information

Communication Technology)”. Pembelajaran daring termasuk model

pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dengan demikian, siswa dituntut

mandiri dan bertanggung jawab terhadap proses pembelajarannya.

Dengan demikian, jelas bahwa keaktifan peserta didik dalam belajar

daring sangat menentukan hasil belajar yang mereka peroleh. Semakin ia aktif,

semakin banyak pengetahuan atau kecakapan yang akan diperoleh. Biasanya

media yang banyak digunakan dalam belajar daring adalah menggunakan

media Smartphone berbasis Android, Laptop ataupun komputer.

2.2.8 Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Daring

Menurut Suhery dkk, (2020) pembelajaran secara daring memiliki

kelebihan diantaranya:

a. Pengajar dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui internet secara kapan
saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.
b. Pengajar dan siswa dapat menggunakan bahan ajar yang teratur dan terjadwal melalui
internet. c. Siswa dapat mengulang materi setiap saat dan dimana saja apabila
diperlukan. Siswa akan lebih mudah mendapatkan tambahan informasi yang berkaitan
dengan bahan ajar yang dipelajarinya dengan mengakses internet. d. Pengajar maupun
siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang bisa diikuti dengan jumlah siswa
yang banyak. e. Siswa yang pasif bisa menjadi aktif. f. Pembelajaran menjadi lebih
efisien karena dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja terutama bagi mereka yang
tempat tinggalnya yang lebih jauh.

Menurut Suhery dkk, (2020) kelebihan pembelajaran daring juga tidak

terlepas dari berbagai kekurangan, yaitu sebagai berikut:


20

a. Interaksi secara tatap muka yang terjafi antara pengajar dan siswa menjadi atau
bahkan antara siswa itu sendiri. b. Pembelajaran daring lebih banyak ke aspek bisnis
daripada sosial dan akademik. c. Pembelajaran yang dilakukan cenderung lebih ke
tugas yang diberikan guru melalui buku yang diberikan. d. Pengajar dituntut untuk
lebih menguasai teknik pembelajaran dengan menggunakan ICT (Information
Communication Technology). e. Siswa yang kurang mempunyai motivk2asi belajar
cenderung gagal. f. Belum meratanya fasilitas internet yang tersedia di tempat yang
bermasalah dengan listrik, telpon dan komputer.

Pembelajaran daring terkadang juga ada kelebihan dan kekurangan yang

dialami oleh peserta didik. Kekurangan yang paling menonjol adalah pengajar

dan siswa tidak terbiasa dengan pembelajaran daring. Apalagi dalam

pembelajaran daring menggunakan aplikasi melalui Smarthphone ataupun

Laptop karena tidak semua peserta didik bisa menggunakannya terutama

untuk anak tingkat Sekolah Dasar yang masih minim pengetahuan

menggunakan media elektronik.

2.1.9 COVID-19 (Coronavirus Diseases)

Pada awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan mewabahnya suatu

penyakit yang disebabkan oleh sebuah virus yang bernama corona atau dikenal

dengan istilah Covid-19 (Coronavirus Diseases),diketahui asal muasal virus ini

yaitu berasal dari Wuhan, Tiongkok, ditemukan pada akhir tahun 2019.

Coronavirus adalah sekelompok besar virus yang menyebabkan penyakit

ringan hingga kematian pada penderitanya. Coronavirus Diseases 2019

(Covid-19) adalah penyakit yang sebelumnya tidak pernah ditemukan pada

manusia karena tergolong penyakit jenis baru yang disebabkan oleh virus.

Gejala umum infeksi Covid-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut

seperti batuk, demam, dan sesak napas.

Masa inkubasi virus ini sekitar 5-6 hari dengan masa inkubasi

terpanjang yaitu 14 hari. Infeksi Covid-19 dapat menimbulkan gejala ringan,


21

sedang atau berat. Gejala klinis yang timbul yaitu demam (suhu >38℃), batuk

dan kesulitan bernafas. Selain itu dapat disertai dengan sesak nafas memberat,

fatigue, myalgia, gejala gastrointestinal seperti diare serta gejala saluran nafas

lain. Setengah dari beberapa pasien timbul sesak dalam satu minggu.

Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi:

a. Tidak berkomplikasi

Kondisi ini merupakan suatu kondisi yang terbilang kondisi

teringan. Gejala yang muncul merupakan gejala yang tidak spesifik. Gejala

utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat disertai dengan nyeri

tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala, dan nyeri otot.

b. Pneumonia Ringan

Gejala utama yang muncul seperti demam, batuk, dan sesak.

Namun tidak ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan

pneumonia ringan ditandai dengan batuk dan susah bernapas.

c. Pneumonia berat, pada pasien dewasa:

Gejala yang mucul diantaranya demam atau infeksi saluran nafas

dengan tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: 30x/menit),

distress pernapasan berat atau saturasi oksigen pasien <90% udara luar.

Virus ini semakin cepat menyebar keberbagai negara lainnya yang dibawa

oleh para wisatawan atau orang-orang yang berkunjung ke negara lain

yang tanpa sadar telah terpapar virus corona sehingga mereka

menyebarkannya ke orang lain yang belum terpapar. Hal inilah yang

menjadi salah satu penyebab virus corona menyebar dengan sangat cepat

di Negara-negara lain. Salah satu negara yang terdampak adalah negara


22

Indonesia. Kasus penyebaran virus corona ini semakin bertambah setiap

harinya di negara Indonesia. Akibatnya banyak sektor-sektor yang

terhambat salah satu contohnya yaitu dalam sektor pendidikan. Sekolah-

sekolah serta kampus-kampus seluruhnya diliburkan terkait dengan corona

virus tersebut. Salah satunya yaitu sekolah dasar. Pembelajaran di sekolah

dasar menjadi terhambat karena mengikuti instruksi pemerintah yang

mengharuskan libur sekolah dan menyuruh siswanya untuk belajar di

rumah masing-masing. Melihat kondisi ini pemerintah menerapkan

pembelajaran jarak jauh.

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, dapat diketahui bahwa penulis

akan mengungkapkan pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi

Covid-19 di sekolah dasar.


23

Pandemi

Covid-19

Kebijakan
Pemerintah Surat
Edaran Nomor 4
Tahun 2020

Pelaksanaan
Pembelajaran
Daring

Perencanaan Proses Evaluasi


Pembelajaran Pembelajaran pembelajaran

Gambar 2.1 Kerangka berfikir

Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup besar dalam dunia

pendidikan, dengan adanya pandemi mengharuskan pemerintah untuk

mengeluarkan kebijakan agar pembelajaran tetap dapat berlangsung dengan baik

karena pembelajaran harus tetap dilakukan. Oleh karena itu pemerintah

mengeluarkan Surat Edaran nomor 4 yang menyatakan bahwa pembelajaran harus

dilaksanakan secara daring untuk mencegah penyebaran Covid-19. Pembelajaran


24

harus tetap berlangsung dengan baik meskipun dilakukan secara daring. Agar

pembelajaran daring dapat berlangsung dengan baik maka pembelajaran harus

tetap direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi oleh guru atau pendidik sehingga

tujuan pembelajaran tetap tercapai meskipun pembelajaran dilakukan secara

daring.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelas V A Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad

Dahlan Jl. Enggano, Handil Jaya, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, Provinsi Jambi

dengan jumlah siswa 23 orang di kelas V A. Waktu penelitian dilaksanakan pada

semester ganjil tahun ajaran 2020.

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah pendekatan

Kualitatif, dengan jenis penelitian fenomenologi, hal ini didapati dari sebuah

fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar sehingga menghasilkan suatu

informasi yang diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

mengenai hasil penelitian yang membahas tentang pelaksanaan pembelajaran

daring siswa kelas V A pada masa pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar.

3.3 Data dan Sumber Data

3.3.1 Data

Data dalam penelitian ini berupa teks deskripsi tentang pelaksanaan

pembelajaran daring siswa kelas V A dimasa pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar

Islam Terpadu Ahmad Dahlan yang diperoleh penulis dari hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi.

25
26

3.3.2 Sumber Data

Sumber data adalah semua hal yang dapat memberikan informasi mengenai

data. Terdapat dua sumber data dalam penelitian ini yaitu Data primer dan data

sekunder. Data primer berasal dari narasumber yaitu guru kelas V A Sekolah Dasar

Islam Terpadu Ahmad Dahlan, dan siswa kelas V A. Data sekunder dalam

penelitian ini berupa arsip, data tertulis dan dokumen yang digunakan sebagai

penguat data yang telah didapat sebelumnya.

3.4 Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini yaitu Ibu M yang merupakan wali kelas V A

Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan Kota Jambi dan 3 orang siswa yang

diambil berdasarkan siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Ibu M dipilih

karena di Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan Kota Jambi beliau

merupakan guru yang cukup berpengalaman yang sudah lama mengajar di sekolah

tersebut.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan yang kompleks, suatu proses yang

terangkai dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik observasi dilakukan

apabila berkaitan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila

responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2013:145). Dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan observasi Non partsipan dimana peneliti tidak terlibat

langsung dengan aktivitas subjek yang diamati, tetapi hanya sebagai pengamat

independent (Sugiyono, 2013:145). Observasi yang diambil yaitu observasi


27

terstruktur, dimana observasi dirancang secara sistematis tentang apa yang akan

diamati, kapan dan dimana tempatnya (Sugiyono, 2013: 145).

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi


Variabel Indikator Sub Indikator No
Item
Perencanaan 1. Membuat RPP pembelajaran daring
pembelajaran 2. Membuat media pembelajaran
3. Menyiapkan materi atau bahan ajar

Pelaksanaan Proses pembelajaran 4. Kesiapan guru dalam pembelajaran


Pembelajaran 5. Metode yang digunakan guru
Daring 6. Media yang digunakan guru dalam
pembelajaran daring
7. Karakteristik peserta didik
8. Kesiapan peserta didik dalam
pembelajaran daring
9. Sarana dan prasarana dalam
pembelajaran daring
10. Kesulitan dalam pembelajaran
daring
11. Pendekatan yang dilakukan guru
Evaluasi Pembelajaran 12. Bentuk evaluasi dalam
pembelajaran daring

Sumber : Dimodifikasi dari Rahmawati (2009) dan Majid (2011)

3.5.2 Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

gagasan melalui tanya jawab, sehingga dapat dibangun sebuah makna dalam suatu

topik. Wawancara digunakan sebagai kegiatan dalam rangka pengumpulan data jika

seorang peneliti ingin mengadakan kajian awal untuk menemukan permasalahan

yang hendak diteliti, dan juga jika peneliti ingin mengetaui hal-hal dari responden

yang lebih mendalam. (Sugiyono, 2013: 231).

Jenis wawancara yang dilakukan pada penelitian ini yakni wawancara

terstruktur artinya, wawancara yang menggunakan pedoman wawancara yang

disusun secara sistematis untuk pengumpulan data.


28

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Wawancara

Variabel Indikator Sub Indikator No


Item
Perencanaan 1. Membuat RPP pembelajaran daring
pembelajaran 2. Membuat media pembelajaran
3. Menyiapkan materi atau bahan ajar

Pelaksanaan Proses pembelajaran 4. Kesiapan guru dalam pembelajaran


Pembelajaran 5. Metode yang digunakan guru
Daring dalam pembelajaran daring
6. Media yang digunakan guru dalam
pembelajaran daring
7. Karakteristik peserta didik
8. Kesiapan peserta didik dalam
pembelajaran daring
9. Sarana dan prasarana dalam
pembelajaran daring
10. Kesulitan dalam pembelajaran
daring
11. Pendekatan yang digunakan guru
dalam pembelajaran daring
Evaluasi Pembelajaran 12. Bentuk evaluasi dalam
pembelajaran daring

Sumber: Dimodifikasi dari Rahmawati (2009) dan Majid (2011)

3.5.3 Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan perlengkapan dari penggunaan teknik

pengumpulan data melalui wawancara pada jenis penelitian kualitatif (Sugiyono

2013:240). Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai

permasalahan dalam penelitian sehingga menambah pembuktian terhadap suatu

kejadian. Pengambilan data dokumentasi dilakukan saat berlangsungnya kegiatan

wawancara dan observasi, bertujuan untuk memberi penguatan pada penelitian.

Dalam penelitian ini dokumen yang dibutuhkan yang berhubungan dengan

pelaksanaan pembelajaran daring yang dilakukan guru kelas V A Sekolah Dasar

Islam Terpadu Ahmad Dahlan, datanya dapat berupa foto ketika guru sedang

mengajar secara daring dan dokumen lainnya yang mendukung penelitian. Data ini
29

digunakan untuk melengkapi data sebelumnya yang belum lengkap atau sebagai

data pendukung.

3.6 Uji Validitas Data

Setelah mendapatkan data-data, selanjutnya peneliti menguji data yang telah

diperoleh dengan melakukan triangulasi data. Penelitian kualitatif harus bisa

mendapatkan data yang kredibel, untuk itu sangat perlu dilakukannya uji kevalidan

data yang diperoleh. Uji validitas data dalam penelitian kualitatif bisa dengan

perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, diskusi

bersama teman sejawat, dan analisis kasus negatif (Sugiyono, 2013: 270). Uji

validitas yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah triangulasi. Triangulasi

yaitu teknik pengumpulan data dimana teknik ini sifatnya yaitu mengkorelasikan

dari berbagai teknik pengumpulan data serta sumber data yang telah ada. Dimana

dalam penelitian ini penulis akan melakukan triangulasi sumber yakni dengan cara

mengecek data yang telah didapatkan dari beberapa sumber data. Kemudian

triangulasi teknik dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama

tetapi dengan teknik yang berbeda.

3.7 Teknik Analisis Data

Data yang sudah terkumpul setelah melakukan proses observasi dan

wawancara, penulis harus melakukan analisis data. Dalam hal ini penulis

menggunakan teknik analisis data model Miles and Huberman dimana aktivitas

dalam analisis data kualitataif dilakukan secara interaktif dan berkelanjutan hingga

datanya jenuh Miles and Huberman dalam Sugiyono (2013: 246).


30

Adapun langkah analisis datanya yaitu reduksi data, penyajian data, serta

pengambilan kesimpulan.

1. Reduksi data

Kegiatan reduksi data yaitu merangkum hal-hal pokok dan memfokuskan

kepada titik yang dianggap penting kemudian dicari tema polanya. Dengan

demikian data akan memberikan gambaran yang lebih jelas sehingga penulis tidak

kesulitan dalam mengumpulkan data selanjutnya. Dalam mereduksi data, penulis

akan diarahkan kepada hasil akhir atau tujuan dari penelitian, yaitu tujuan pada

penemuan.

2. Penyajian data

Setelah data direduksi kemudian dilakukan penyajian data, penyajian data

dapat dilakukan dengan memperlihatkan semua data yang dikelompokkan dalam

bentuk deskriptif dan ditarik kesimpulannya. Dengan penulis menyajikan data, hal

ini tentunya akan memudahkan penulis untuk memahami apa yang terjadi, dan

kemudian bisa merencanakan kegiatan apa yang akan dilakukan selanjutnya.

3. Pengambilan kesimpulan

Kesimpulan awal pada penyajian data masih bersifat sementara dan akan

berubah jika tidak didukung dengan bukti yang kuat untuk mendukung data awal

yang telah terkumpul. Tetapi jika kesimpulan yang penulis temukan pada tahap

awal telah didukung dengan bukti-bukti yang valid, maka kesimpulan tersebut

merupakan kesimpulan yang bersifat kredibel.


31

3.8 Prosedur Penelitian

Berikut tahap penelitian yang penulis gunakan adalah:

1. Tahap persiapan

1). Menyusun instrumen penelitian

Di dalam menyusun instrument penelitian, penulis mengumpulkan data

melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

2). Mendatangi informan

Untuk memperoleh data yang lengkap maka penulis harus mendatangi

responden agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam melakukan suatu

penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahapan ini adalah proses pengumpulan data dengan menggunakan

instrumen-instrumen yang sudah dipersiapkan, mengelola data, menganalisis

data dan menyimpulkan data. Pada tahap ini, kegiatan yang penulis lakukan

adalah melakukan observasi dan wawancara dengan guru kelas V A, dan 3

siswa kelas V A di Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan.

3. Tahap penyelesaian

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah menyusun data-data

yang telah diperoleh serta menganalisis dalam bentuk laporan hasil penelitian
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian

4.1.1 Profil Sekolah

Penelitian yang berjudul Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Daring Dimasa

Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar ini dilakukan di Sekolah Dasar Islam Terpadu

Ahmad dahlan Kota Jambi. Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan

merupakan sekolah dasar yang berada di Kelurahan Handil Jaya, Kecamatan

Jelutung, Kabupaten Kota Jambi Provisi Jambi. Sekolah ini berdiri pada tahun 2007

dengan luas tanah 198 m2. Sekolah Dasar ini memiliki status akreditasi “A”. Saat

ini Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan ini dipimpin oleh Bapak Mariyadi

S.Ag dimana beliau menjabat sebagai Kepala Sekolah.

4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan

1. Visi

Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahamad Dahlan memiliki Visi “Anggun

dalam berbudi, unggul dalam berprestasi, mandiri serta berlandaskan Al-

Qur’an dan sunnah”.

2. Misi

Misi Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan adalah sebagai

berikut:

1. Membiasakan peserta didik untuk berakhlakul karimah secara continu.

2. Menumbuhkan semangat keunggulan dan islami.

3. Meningkatkan kecintaan murid terhadap Al-Qur’an.

32
33

4. Menyelenggarakan pembelajaran efektif dan efisien.

5. Menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan terhadap minat bakat

siswa.

6. Menyelenggarakan bimbingan baca Al-Qur’an dengan benar.

7. Meningkatkan kompetensi SDM di lingkungan.

8. Meningkatkan profesionalisme dan sertifikasi guru.

9. Menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhksn baik akademis

maupun non akademis.

10. Menerapkan sikap percaya diri dan pantang menyerah dalam

menghadapi tantangan.

11. Menumbuhkan kembangkan sikap cinta dan peduli terhadap lingkungan.

12. Menyelenggarakan pendidikan kemuhammadiyahan.

3. Tujuan Sekolah

Tujuan Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan adalah sebagai

berikut:

1. Membangun peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia serta sehat jasmani dan

rohani.

2. Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak

mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.

3. Peserta didik memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dan

mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.


34

4. Peserta didik memiliki kemampuan megapresiasi nilai sosial budaya

daerah maupun budaya nasional.

5. Menghasilkan lulusan yang siap melanjutkan di tingkat Pendidikan

lanjutan.

6. Menjadikan peserta didik yang kreatif, terampil dan mandiri untuk

dapat mengembangkan diri.

7. Menghasilkan kader muhammadiyah.

4.2 Deskripsi Temuan

Pada BAB I, BAB II Dan BAB III telah menjelaskan mengenai latar

belakang, kajian teoritik, serta metode penelitian sebagai penunjang utama pada

proses penelitian. Pada BAB IV akan disajikan hasil penelitian mengenai analisis

pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 di sekolah dasar.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk

mengetahui dan menjelaskan data-data mengenai pelaksanaan pembelajaran daring

pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil

2020 dengan subjek penelitian satu orang guru wali kelas V A dan 3 orang siswa

kelas V A. Data analisis pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi

Covid-19 di sekolah dasar diperoleh berdasarkan observasi, wawancara, dan

dokumentasi dengan hasil temuan sebagai berikut.

4.2.1 Perencanaan Pembelajaran Daring

Berdasarkan hasil observasi terlihat guru dalam pembelajaran daring

melakukan perencanaan pembelajaran agar dalam proses belajar mengajar menjadi

lebih terarah. Perencanaan pembelajaran daring dibuat dengan guru mempersiapkan

RPP daring, membuat media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang
35

akan dipelajari dan mempersiapkan bahan ajar yang akan disampaikan dalam

proses pembelajaran.

a. Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran daring (RPP Daring)

Berdasarkan hasil temuan observasi yang penulis temukan terlihat guru M

sudah membuat RPP daring yang digunakan untuk mengajar. Guru M membuat

RPP daring dengan melihat internet, dan berdiskusi dengan guru lain, RPP

daring yang dibuat guru terdiri dari pembukaan atau pendahuluan, kegiatan inti

dan penutup. Penulis melakukan wawancara dengan subjek penelitian guru M

untuk menggali lebih dalam mengenai data yang telah diperoleh. Berikut

merupakan jawaban dari pertanyaan yang diajukan penulis mengenai

perencanaan pembelajaran daring beliau mengatakan:

“Dalam pembelajaran secara daring ini, ibu selalu membuat rpp daring yang
biasanya rpp dibuat dari awal semester. Untuk rpp daring ini ibu buat dalam bentuk
satu lembar yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup, untuk isi dari komponen rppnya ibu buat berdasarkan contoh rpp daring
yang ibu liat dari internet”.

Selama pembelajaran dilakukan secara daring guru M selalu membuat

RPP daring satu lembar. Guru M membuat RPP daring sebagai pedoman untuk

mengajar sehingga pembelajaran menjadi lebih terarah dan sistematis. Sebagai

guru yang profesional maka guru harus melaksanakan kewajibannya dengan

membuat perencanaan pembelajaran dengan baik, karena itu sangat penting

sehingga proses pembelajaran akan lebih terarah dan dapat berjalan dengan baik.

b. Mempersiapkan media pembelajaran

Perencanaan pembelajaran selanjutnya yaitu membuat media pembelajaran,

dari hasil observasi guru terlihat sudah mempersiapkan dan membuat media

pembelajaran berupa video pembelajaran yang di uploud ke youtobe. Video

pembelajaran dibuat berdasarkan materi yang akan dipelajari, namun jika guru
36

tidak membuat video pembelajaran guru tetap akan mencari video lain di

Youtobe yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Biasanya guru akan

mengirimkan link video pembelajaran tersebut ke grup Whatsapp wali murid

dua hari sebelum pembelajaran dilaksanakan. Hal itu dilakukan agar peserta

didik dapat mempelajari video tersebut sebelum pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan wawancara dengan subjek penelitian Ibu M diperoleh data

sebagai berikut:

“Dalam pembelajaran daring ini ibu membuat media pembelajaran berbasis online
karena memang pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara online menggunakan
Zoom jadi media pembelajaran yang ibu buat pun berbasis online yaitu video
pembelajaran yang ibu uploud ke youtobe ibu dan kemudian ibu bagikan linknya di
grup wali murud kelas V A, biasanya jika ibu tidak membuat video pembelajaran
sendiri ibu akan mencari video pembelajaran di Youtobe yang kira-kira sesuai dengan
materi Ibu, kemudian ibu bagikan linknya”.

Pembuatan media pembelajaran berupa video ini dilakukan agar peserta

didik lebih mudah memahami materi pembelajaran yang akan disampaikan

guru nantinya melalui Zoom.

c. Mempersiapkan bahan ajar

Perencanaan pembelajaran selanjutnya yaitu mempersiapkan bahan

ajar berupa video pembelajaran yang telah dibuat atau di download dari

Youtube dan mempersiapkan materi pelajaran yang akan dijarkan kepada

peserta didik dengan membaca buku dan mempelajari video yang sudah

dibagikan ke peserta didik, hal itu dilakukan agar saat proses pembelajaran

berlangsung guru dapat menguasai semua materi pelajaran. dari hasil

wawancara guru telah mempersiapkan bahan ajar yang disiapkan sebelum

proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan wawancara dengan subjek penelitian M diperoleh data

sebagai berikut:
37

“Biasanya ibu mempersiapkan bahan ajar yang akan ibu sampaikan pada proses
pembelajaran itu dimalam hari, persiapannya dengan membaca buku dan
mempersiapkan apa saja yang akan diajarkan besok dipagi harinya, seperti
mempersiapkan materi pembelajaran, serta media pembelajaran yang ibu
bagikan sehari sebelum proses pembelajaran berlangsung supaya sebelum
pembelajaran berlangsung mereka sudah melihat dan belajar melalui video yang
saya buat jadi waktu proses pembelajaran berlangsung mereka akan lebih mudah
mengerti materi yang saya sampaikan”.

4.2.2 Pelaksanaan proses pembelajaran daring oleh guru

a. Aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran daring

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan penulis dalam

pelaksanaan pembelajaran daring terlihat guru menggunakan Whatsapp

dan Zoom dalam pembelajaran daring. Whatsapp digunakan untuk

berkomunikasi dengan wali murid dan pesera didik. Melalui Whatsapp

guru memberikan arahan dan informasi mengenai pelaksanaan

pembelajaran daring. Whatsaap digunakan karena semua wali murid dan

juga peserta didik sudah terbiasa dan mampu menggunakannya, melalui

Whatsapp peserta didik atau wali murid dapat mengirimkan kembali tugas

yang telah dikerjakan oleh anaknya. Sedangkan Zoom digunakan untuk

proses pembelajaran daring, sehingga guru dapat menjelaskan materi

kepada peserta didik dengan mudah. Meskipun awalnya ada beberapa

peserta didik yang tidak paham menggunakan Zoom, namun lama kelamaan

mereka terbiasa dengan diajari oleh orang tua mereka. Karena rata-rata

orang tua di kelas tersebut masih muda dan tidak gagap teknologi sehingga

mereka mampu mengajari anaknya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek penelitian yakni Ibu M

diperoleh data sebagai berikut:

“Dalam pembelajaran daring ini Ibu menggunakan Whatsapp dan Zoom nak,
Whatsapp digunakan untuk berkomunikasi dengan peserta didik dan orang
tuanya. Melalui Whatsapp juga ibu memberikan informasi tentang
38

pelaksanaan pembelajaran daring, dan ibu mengirimkan link video


pembelajaran dan segala informasi yang dibutuhkan peserta didik. Kalau
Zoom Ibu biasanya menggunakan untuk menjelaskan materi pembelajaran”.

b. Metode yang digunakan dalam pembelajaran daring

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis dalam pelaksanaan

pembelajaran daring terlihat guru banyak menggunakan metode ceramah

dan penugasan disaat melakukan pembelajaran melalui Zoom ataupun

Videocall. Metode ceramah digunakan untuk menjelaskan materi yang

akan dipelajari oleh peserta didik sehingga peserta didik akan lebih mudah

memahami materi pembelajaran, diakhir pembelajaran biasanya guru akan

memberikan tugas sebagai latihan dari materi yang sudah dipelajari, namun

tugas yang diberikan tidak seperti pada pembelajaran tatap muka. Dalam

pembelajaran daring ini peserta didik diberi tugas hanya beberapa soal saja,

karena dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini guru tidak boleh

memberikan tugas terlalu banyak kepada peserta didik, biasanya guru

hanya memberikan tugas berjumlah lima soal.

Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek penelitian yakni Ibu M

diperoleh data sebagai berikut:

“Metode dalam pembelajaran daring ini lebih banyak menggunakan metode


ceramah karena lebih memudahkan peserta didik untuk memahami materi
pembelajaran, mereka bisa bertanya apapun yang mereka belum mengerti.
Biasanya di akhir pembelajaran ibu memberikan tugas tentang materi yang
telah dipelajari, namun tugas yang diberikan tidaklah banyak paling hanya lima
soal karena sekarang ini kan daring jadi guru tidak boleh memberikan tugas
terlalu banyak”.

Metode digunakan guru sebagai suatu langkah untuk menyampaikan

materi pembelajaran kepada peserta didik agar dalam pelaksanaan

pembelajaran peserta didik dapat dengan mudah memahami materi

pembelajaran.
39

c. Menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran daring

Dari hasil observasi yang telah penulis lakukan terlihat guru sudah

menggunakan media pembelajaran berupa video pembelajaran yang telah

dibuat atau di download dari Youtobe sebelum proses pembelajaran

berlangsung, video pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

selalu disesuaikan dengan materi pembelajaran. Meskipun pembelajaran

dilakukan secara daring tetap dibutuhkan media pembelajaran untuk

mempermudah peserta didik memahami materi yang disampaikan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek penelitian yakni Ibu M

diperoleh data sebagai berikut:

“Ibu selalu menggunakan media pembelajaran dalam pelaksanaan


pembelajaran daring ini, media yang ibu gunakan berupa video
pembelajaran baik yang ibu cari di youtobe kemudian ibu bagikan
linknya ataupun yang ibu buat sendiri berdasarkan materi yang akan
diajarkan kemudian ibu bagikan video itu melalui Whatsapp grup.

Video pembelajaran digunakan sebagai media pembelajaran karena guru

merasa akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik, karena dalam video

pembelajaran tersebut sudah ada penjelasan lengkap disertai latihan soal yang

bisa dipelajari oleh peserta didik secara rinci.

d. Kesiapan peserta didik dalam pembelajaran secara daring

Dari hasil observasi dan wawancara yang telah penulis lakukan terlihat

bahwa kesiapan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran daring sudah

cukup baik, lima menit sebelum pembelajaran dimulai semua peserta didik

sudah masuk link Zoom yang telah dibuat oleh guru. Mereka telah

menyiapkan buku dan segala macam yang diperlukan dalam proses

pembelajaran dengan dibantu oleh orang tua.


40

Berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis lakukan dengan Ibu M

diperoleh data berikut:

“Kesiapan peserta didik dalam pembelajaran daring ini menurut ibu


cukup baik, mereka sudah mempersiapkan segala macam yang
diperlukan dalam proses pembelajaran dibantu oleh orang tua mereka.
Karena memang ibu malam harinya sudah menyampaikan digrup
walimurid kelas V A jika besok akan dilakukan pembelajaran melalui
Zoom, sehingga mereka sudah mempersiapkan segala sesuatunya.

e. Kesiapan Guru dalam melaksanakan pembelajaran secara


daring

Dari hasil observasi yang telah penulis lakukan terlihat bahwa

kesiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran daring sudah cukup

mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Guru mempersiapkan

sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran

daring selain itu sekolah juga telah memfasilitasi guru untuk melakukan

pembelajaran secara daring. Bahkan sekolah memberikan pelatihan

tentang penggunaan media elektronik untuk membekali guru dalam

melaksanakan pembelajaran daring.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu M diperoleh

data berikut:

“Dalam pelaksanaan pembelajaran daring ibu sudah melakukan


persiapan. Karena kami para guru sudah mengikuti pelatihan guru
kreatif dimasa pandemi yang diadakan sekolah. Biasanya ada
perwakilan guru yang mengikuti pelatihan guru kreatif, yang kemudian
perwakilan guru tersebut mengajari guru-guru lain yang tidak
mengikuti pelatihan. Jadi kami sudah memiliki bekal untuk
melaksanakan pembelajaran daring karena kami sudah belajar tentang
teknologi memanfaatkan media elektronik dalam pembelajaran
daring”.
41

f. Ketersediaan Jaringan Internet

Dari hasil observasi yang telah penulis lakukan penulis memperoleh

data bahwa ketersediaan jaringan internet di sekolah tersebut sudah

cukup menunjang pelaksanaan pembelajaran daring. Dari pihak sekolah

sudah memfasilitasi para guru untuk melaksanakan pembelajaran daring

dengan memberikan kuota kepada setiap guru. Begitu juga ketersediaan

jaringan internet di rumah sudah mumpuni untuk melaksanakan

pembelajaran daring dan di sekolah pun sudah disediakan Wifi untuk

melakukan pembelajaran daring.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu M

diperoleh data berikut:

“Kebetulan di sekolah ini disediakan Wifi sehingga guru dalam


melaksanakan pembelajaran daring di sekolah bisa menggunakan Wifi
sekolah. Selain itu guru juga diberikan kuota oleh sekolah sehingga saat
melakukan pembelajaran dimanapun kita tetap bisa. Sejauh ini untuk
jaringan internet baik di sekolah ataupun di rumah guru sudah tersedia
dan cukup mendukung untuk melaksanakan pembelajaran daring”.

g. Ketersediaan media untuk melaksanakan pembelajaran daring

Dari hasil observasi yang telah penulis lakukan penulis memperoleh

data bahwa ketersediaan media untuk belajar seperti Laptop,

Handphone, dan sumber belajar lainnya di sekolah tersebut sudah

tersedia dan cukup menunjang pelaksanaan pembelajaran daring.

Karena semua guru sudah memiliki Handphone Android dan Laptop

untuk melaksanakan pembelajaran daring. Begitu juga ketersediaan

sumber belajar lainnya seperti buku paket juga sudah tersedia dan

memang sekolah sudah memfasilitasi segala sesuatu yang dibutuhkan

untuk melaksanakan pembelajaran daring.


42

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu M

diperoleh data berikut:

“Kebetulan sekolah sudah menyediakan dan memfasilitasi sarana dan


prasarana dalam pembelajaran daring. Sumber belajar seperti buku
paket baik dari pemerintah ataupun dari Yayasan sudah tersedia di
sekolah. Selain itu kami para guru juga sudah memiliki Handphone dan
Laptop untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran daring.

h. Kesulitan dalam pembelajaran daring

Dari hasil observasi yang telah penulis lakukan terlihat bahwa

dalam pelaksanaan dalam pembelajaran daring guru sudah mulai

terbiasa dalam melaksanakan pembelajaran daring. Guru sudah terbiasa

menggunakan media elektronik dalam pembelajaran, meskipun awalnya

guru merasa kesulitan seiring berjalannya waktu guru sudah mulai

terbiasa. Selain itu sekolah juga memberikan pelatihan guru kreatif

untuk membekali guru dalam melaksanakan pembelajaran daring,

sehingga guru dapat melaksanakan pembelajaran daring dengan baik .

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu M

diperoleh data berikut:

“Untuk awal pelaksanaan pembelajaran daring iya ibu merasa kesulitan nak,
karena belum terbiasa menggunakan media elektronik dalam pembelajaran
daring namun lama kelamaan ibu sudah terbiasa, karena kami para guru
mengikuti pelatihan guru kreatif dalam menggunakan media elektronik yang
diadakan oleh sekolah disitu guru diajari bagaimana cara mengajar dalam
pembelajaran daring, sehingga itu dapat membekali para guru dalam
melaksanakan pembelajaran daring”.

i. Kemampuan Peserta didik dalam menggunakan media

pembelajaran online

Dari hasil observasi dengan mengikuti proses pembelaajran melalui

Zoom terlihat bahwa peserta didik di kelas tersebut sudah mampu

menggunakan dan mengoperasikan media pembelajaran online seperti


43

Handphone dan Laptop. Namun kebanyakan dari mereka lebih suka

menggunakan Handhone dari pada Laptop. Dari segi peserta didiknya

sudah mampu melaksanakan pembelajaran secara daring.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu M

diperoleh data berikut:

“Rata-rata peserta didik sangat mumpuni menggunakan media


pembelajaran Online seperti Handphone dan Laptop. Namun
kebanyakan dari mereka lebih suka menggunakan Handphone karena
dianggap lebih praktis. Dulu pertama kali pembelajaran dilakukan
melalui Zoom memang mereka sedikit kebingungan tapi untungnya
orang tua mereka bisa dan tidak gaptek teknologi, sehingga bisa
membantu anaknya dan lama kelamaan mereka pun terbiasa.

j. Karakteristik peserta didik dalam pembelajaran daring

Dari hasil observasi yang telah penulis lakukan dengan mengikuti

proses pembelajaran melalui Zoom, penulis memperoleh data bahwa

kharakteristik peserta didik di kelas tersebut sangat bermacam-macam-

macam karakter. Ada peserta didik yang belajar dengan kesadaran diri

mereka masing-masing, ada juga yang memang karena dibujuk atau

disuruh orang tuanya, ada peserta didik yang mudah memahami materi

pembelajaran ada juga yang sulit memahami materi pembelajaran

selama pembelajaran dilaksanakan secara daring.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu M

diperoleh data berikut:

“Bermacam-macam kharakter peserta didik yang ibu temukan dalam


pembelajaran daring ini, ada anak yang memang belajar karena
kesadaran diri masing-masing, adajuga yang belajar karena disuruh
orang tuanya. Karena memang anak itu terkadang malas belajar apalagi
jika belajar dilakukan secara online seperti saat ini. Jadi memang kami
para guru harus berkomunikasi dengan para orang tua peserta didik
untuk mendiskusikan tentang anaknya. terkadang jika mereka terlambat
mengikuti pembelajaran melalui Zoom, ibu akan menelfon orang
tuanya untuk kembali mengingatkan anaknya”.
44

k. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran daring

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis dalam

pelaksanaan pembelajaran daring terlihat guru menggunakan

pendekatan pembelajaran dengan memberikan motivasi untuk

semangat belajar kepada peserta didik dan memberikan reward bagi

peserta didik yang rajin dan disiplin dalam proses pembelajaran daring.

Karena dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini peserta didik sangat

membutuhkan motivasi serta dorongan agar tetap semangat belajar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek penelitian yakni Ibu M

diperoleh data sebagai berikut:

“Dalam proses pembelajaran daring ini ibu selalu memberikan motivasi


kepada para peserta didik untuk tetap semangat belajar. Meskipun secara
daring, ibu juga memberikan reward bagi siswa yang rajin dan disiplin
selama proses pembelajaran daring sehingga mereka akan lebih antusias
dalam proses pembelajaran, pendekatan itulah biasanya ibu lakukan dalam
proses pembelajaran daring. Akan tetapi terkadang mereka ada yang ribut
dan tidak fokus sehingga ibu tegur untuk kembali memperhatikan ketika
ibu menjelaskan materi”.

4.2.3 Pelaksanaan proses pembelajaran daring oleh peserta didik

a. Tanggapan peserta didik tentang pelaksanaan pembelajaran


daring

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan penulis dalam

pelaksanaan pembelajaran daring melalui Zoom terlihat peserta didik

sudah terbiasa melakukan pembelajaran secara daring. Meskipun

awalnya banyak dari mereka yang mengeluhkan pelaksanaan

pembelajaran dilakukan secara daring karena mereka merasa bosan dan

kuarang bersemangat mengikuti pembelajaran. Karena mereka terbiasa

melakukan pembelajaran tatap muka, namun seiring berjalannya waktu

mereka sudah mulai terbiasa dan menikmati pelaksanaan pembelajaran


45

secara daring. Untuk memperoleh data lebih mendalam mengenai

pelaksanaan pembelajaran daring penulis melalukan wawancara dengan

tiga orang peserta didik yaitu dengan MF, SC, dan FA.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan bersama peserta didik

MF diperoleh data berikut:

“Saya merasa bosan kak kalau belajar online, karena harus selalu di rumah
tidak bisa bertemu dengan teman-teman yang lain. Tapi kadang saya juga
suka belajar online karena bisa dilakukan dimana saja kita berada”.

Berbeda dengan peserta didik MF, peserta didik SC dan peserta

didik FA justru menyukai pembelajaran dilakukan secara online karena

mereka merasa bebas bisa belajar kapan saja mereka mau. Berikut hasil

wawancara dengan peserta didik SC:

“Saya suka belajar Online Ustadzah, karena saya bisa belajar dari rumah.
Dan bisa di temani kakak atau nenek jika belajar dilakukan secara online.
Tapi kadang saya juga bosan ingin bertemu dengan teman-teman”.

Berikut hasil wawancara yang penulis lakukan dengan peserta

didik FA:

“Saya senang belajar daring kak, karena waktu belajarnya bebas. tapi
terkadang saya ingin ke sekolah bertemu dengan teman-teman kak,
karena kalo di rumah saya tidak bisa bermain dengan temanteman”.

b. Kesulitan dalam pembelajaran daring

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan penulis dalam

pelaksanaan pembelajaran daring melalui Zoom terlihat peserta didik

sudah cukup antusias mengikuti pembelajaran. Meskipun ada beberapa

peserta didik yang terkadang kurang memahami materi yang

disampaikan oleh guru, namun guru akan menjelaskan ulang materi

pembelajaran jika masih ada peserta didik yang belum memahami

pembelajaran. Selain itu orang tua peserta didik selalu mendampingi


46

anaknya ketika proses pembelajaran berlangsung, hal itu bertujuan agar

orang tua dapat membantu anaknya ketika mengalami kesulitan.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan bersama peserta

didik MF diperoleh data berikut:

“Terkadang kami kurang paham kalau dijelaskan secara online kak. tapi
Ustadzah selalu mengulang penjelasan materi yang disampaikan dan
biasanya bunda ngajarin kami lagi mengulang materi yang sudah dijelaskan
Ustadzah.

Berbeda dengan peserta didik MF , peserta didik SC dan FA dia

merasa pembelajaran tetap mudah meskipun dilakukan secara online.

berikut hasil wawancara dengan peserta didik SC:

“Kami merasa senang kak, dan tidak ada kesulitan yang kami temui ketika
belajar online, karena Mama selalu bantuin kami belajar. menjelaskan ulang
materi yang disampaikan ustadzah kalau kami masih bingung”.

Berdasarkan wawancara dengan peserta didik FA diperoleh data

berikut:

“Kami senang kak belajar online, biasanya kami ditemani mama kalau
belajar. Tapi kadang kalau belajar matematika secara online merasa kurang
paham kak jadi mama kadang jelasin ulang apa yang sudah dijelaskan
ustadzah sampai kami paham kak.”

Terlihat bahwa ada peserta didik yang menikmati pembelajaran

secara daring dan ada juga peserta didik yang menemukan kesulitan

ketika pembelajaran dilakukan secara daring, namun orang tua mereka

selalu mengawasi dan mendampingi mereka sehingga mereka dapat

mengatasi kesulitan yang mereka temui dalam memahami materi

pembelajaran.
47

c. Kemampuan peserta didik dalam menggunakan media elektronik

dalam pembelajaran daring

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis terhadap peserta

didik pada proses pembelajaran daring melalui Zoom,terlihat bahwa

peserta didik mampu menggunakan media pembelajaran online seperti

Handphone dan Laptop. Namun kebanyakan dari mereka lebih menyukai

Handphone dibandingkan dengan Laptop, karena Handphone dianggap

lebih praktis.

Berdasarkan wawancara dengan peserta didik MF diperoleh data

berikut:

“Kami sudah biasa menggunakan Handphone kak, jadi dalam pembelajaran


daring ini kami sudah terbiasa mengguanakan Handphone untuk belajar.
Kami jarang menggunakan Laptop, karena biasanya Laptopnya dipakek
mama”.

Berdasarkan wawancara dengan peserta didik SC diperoleh data

berikut:

“Sudah bisa kak, kami biasanya menggunkan Handphone dalam


pembelajaran online ini. Kami jarang menggunakan Laptop karena Laptop
ayah dipakai untuk kerja”.

Berdasarkan wawancara dengan peserta didik FA diperoleh data


berikut:

“Bisa kak, kami sering main Handphone jadi kami sudah terbiasa
menggunakan Handphone ketika belajar online. Kadang kami pakai Laptop
kalau laptopnya tidak dipakai Papa kerja”.

d. Kesiapan peserta didik dalam pembelajaran daring

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap peserta

didik pada proses pembelajaran melalui Zoom terlihat bahwa peserta

didik sudah mempersiapkan diri sebelum pembelajaran daring dimulai.

lima menit sebelum pembelajaran dimulai semua peserta didik sudah


48

masuk link Zoom untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu mereka pun

sudah mempersiapkan buku dan alat tulis lainnya untuk belajar. Dalam

pembelajaran daring ini siswa terlihat antusias dan semangat.

Berdasarkan wawancara dengan peserta didik MF diperoleh data

berikut:

“Biasanya mamah selalu mengingatkan kami malam harinya kak kalau besok
pagi akan ada pembelajaran melalui Zoom, jadi kami selalu mempersiapkan
diri dan alat tulis serta buku lainnya untuk belajar”.

Berdasarkan wawancara dengan peserta didik SC diperoleh data

berikut:

“Kami selalu menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk belajar kak
seperti buku, pensil dan lain sebagainya. biasanya sebelum proses
pembelajaran berlangsung Ibu menyuruh kami melihat video yang Ustadzah
bagikan jadi waktu ustadzah jelaskan materi kami sudah sedikit mengerti”.

Berdasarkan wawancara dengan peserta didik FA diperoleh data

berikut:

“Kami selalu siap kak kalau pembelajaran daring akan dilaksanakan. Mama
selalu mengingatkan kami untuk mempersiapkan diri karena akan ada
pembelajaran online melalui Zoom”.

e. Ketersediaan media pembelajaran daring

Dari hasil observasi yang telah penulis lakukan dengan mengikuti

proses pembelajaran daring yang dilakukan melalui Zoom terlihat bahwa

sarana dan prasarana dalam pembelajaran daring sudah tersedia disetiap

rumah peserta didik, orang tua mereka sudah memiliki Handphone

android dan memiliki Laptop. bahkan beberapa dari peserta didik

memiliki Handphone sendiri. Hal itu terlihat dari kesiapan para peserta

didik dalam mengikuti pembelajaran daring, mereka semua hadir setiap

proses pembelajaran daring berlangsung baik menggunakan Handphone

ataupun Laptop dalam mengikuti pembelajaran.


49

Berdasarkan wawancara dengan peserta didik MF diperoleh data

berikut:

“Untuk media pembelajaran daring kami menggunakan Handphone kak,


kebetulan kami sudah memeiliki Handphone sendiri. Tapi terkadang kami
memakai laptop Bunda untuk belajar”.

Berdasarkan wawancara dengan peserta didik SC diperoleh data

berikut:

“Ada kak, kami pakai Handphone kak buat belajar online, soalnya lebih enak
pakai Handphone dari pada pakai Laptop kak, biasanya kami kalua
Laptopnya tidak dipakai Ibu, ya kami pakek Laptop”.

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan siswa FA

diperoleh data berikut:

“Ada kak, kebetulan kami sudah memiliki Handphone sendiri untuk belajar
online. Karena kadang Handphone dan Laptop Mama dipakek kerja jadi
kami dibelikan Handphone sendiri kak”.

f. Ketersediaan jaringan internet untuk pembelajaran daring

Dari hasil observasi yang telah penulis lakukan dengan mengikuti

proses pembelajaran daring yang dilakukan melalui Zoom terlihat bahwa

ketersediaan jaringan internet di rumah peserta didik sudah mendukung

pelaksanaan pembelajaran daring. Karena peserta didik tinggal di kota

yang memang jaringan internetnya sudah cukup bagus. Namun ada

beberapa peserta didik yang menggunakan Wifi di rumahnya, sehingga

ketika mati lampu akan mengganggu pelaksanaan pembelajaran daring.

Berdasarkan wawancara dengan peserta didik MF diperoleh data

berikut:

“Sinyal di rumah kami bagus kak, dan lancar jadi kami tidak merasa
terganggu oleh jaringan dalam pembelajaran online. selama pembelajaran
online ini jaringan internet di rumah selalu lancar”.

Berdasarkan wawancara dengan peserta didik SC diperoleh data

berikut:
50

“Jaringan di rumah cukup bagus kak, karena kami pakai Wifi tapi
terkadang mati lampu kak, jadi koneksi internetnya kadang langsung
hilang, kalo Wifi mati biasanya kami pakai paket internet orang tua”.

Berdasarkan wawancara dengan peserta didik FA diperoleh data

berikut:

“Sinyal di rumah kami bagus kak, selama ini kami belajar online lancar,
tapi terkadang kalau mati lampu sinyalnya agak susah kak jadi untuk Zoom
putus-putus”.

4.2.4 Bentuk evaluasi pembelajaran daring

a. Bentuk evaluasi pembelajaran daring

Dari hasil observasi yang telah penulis lakukan dengan mengikuti

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru melalui Zoom terlihat

bahwa dalam pembelajaran guru sering mengulangi penjelasan materi

jika masih terdapat peserta didik yang belum memahami materi tersebut.

Hal itu dilakukan guru karena dalam mengajar melalui daring

membutuhkan kesabaran dan kosentrasi yang lebih sehingga peserta

didik dapat memahami materi yang diajarkan. Selain itu dalam

pelaksanaan pembelajaran daring ini guru memberikan tugas kepada

peserta didik dan akan mengirimkan kembali tugas setiap peserta didik

yang sudah diberi nilai. Di akhir penjelasan materi guru terlihat selalu

menanyakan kepada peserta didik tentang apa yang sudah dijelaskan hal

itu bertujuan untuk mengukur sampai mana pemahaman peserta didik.

Selain itu melalui Whatsapp guru biasanya menyampaikan koreksi dan

evaluasi tentang pembelajaran yang telah dilakukan guru akan

menyampaikan kepada orang tua tentang bagaimana pembelajaran yang

dilakukan oleh anaknya apakah sudah memberikan hasil yang baik atau

justru masih perlu dibimbing lagi.


51

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu M

diperoleh data berikut:

“Dalam pembelajaran daring ini saya selalu mengulangi penjelasan


materi yang saya sampaikan karena tidak semua anak memiliki
kemampuan yang sama dalam memahami materi. kita juga akan
memberikan nilai sesuai dengan apa yang peserta didik kerjakan, jika
memang mereka disiplin dan memahami materi yang disampaikan tentu
ibu akan menyampaikan pencapaian peserta didik itu kepada orang
tuanya. Namun jika peserta didik tersebut tidak disiplin ibu akan
menyampaikan kepada orang tuanya untuk lebih membimbing dan
mendampingi anakanya dalam pembelajaran daring agar lebih
memahami pembelajaran yang disampaikan.

Dari Hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan

terlihat bahwa guru memberikan penilaian pembelajaran daring yang

dilakukan oleh peserta didik dalam bentuk lisan ataupun tulisan yang

disampaikan melalui Whatsapp.

4.3 Pembahasan

Dalam pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 di Sekolah

Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan tepatnya di kelas V A sudah terlaksana

dengan cukup baik. Dalam pembelajaran daring guru selalu membuat

perencanaan pembelajaran dengan membuat RPP daring dengan melihat

internet dan berdiskusi dengan guru lain, RPP daring yang dibuat guru terdiri

dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Selain itu guru selalu

mempersiapkan bahan ajar dengan mempelajari kembali materi yang akan

diajarkan, hal itu dilakukan agar guru dapat menguasai materi pembelajaran

dengan sempurna. Selain materi pelajaran, guru juga mempersiapkan media

berupa video pembelajaran sebelum pembelajaran daring berlangsung.

Perencanaan pembelajaran merupakan komponen paling penting dalam

proses pembelajaran, dengan adanya perencanaan yang baik maka proses


52

pembelajaran akan menjadi lebih terarah dan sistematis. Menurut Majid

(2011:17) perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan bahan

ajar, menggunakan media, menggunakan pendekatan dan metode

pembelajaran, serta mengevaluasi dalam kurun waktu tertentu untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Selanjutnya pelaksanaan pembelajaran daring dilaksanakan dengan

menggunakan aplikasi Zoom dan Whatsapp. Zoom digunakan untuk

menjelaskan materi pelajaran, sedangkan Whatsapp digunakan untuk

berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua mengenai pelaksanaan

pembelajaran daring, selain itu guru juga mengirimkan informasi mengenai

pembelajaran daring melalui Whatsapp. Selanjutnya dalam pelaksanaan

pembelajaran daring guru menggunakan media pembelajaran berupa video

pembelajaran yang diupload dan dibagikan melalui Whatsapp, penggunaan

media pembelajaran ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik dalam

memahami materi pembelajaran yang disampaikan. Menurut Majid (2011),

media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan untuk

mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran.

Selanjutnya dalam pelaksanaan pembelajaran daring metode yang

digunakan guru merupakan metode ceramah dan penugasan. Metode

ceramah dirasa paling efektif untuk menyampaikan materi pembelajaran

kepada peserta didik. Menurut Tambak (2014:378) metode ceramah adalah

metode penyampaian pelajaran atau materi dengan penuturan lisan secara

langsung maupun perantara untuk mencapai indikator atau tujuan

pembelajaran yang diinginkan. Selain itu metode penugasan merupakan


53

metode yang sering digunakan guru yaitu dengan memberikan tugas kepada

peserta didik, hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman

peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan. Menurut Suparti

(2014:58-59) metode penugasan adalah metode pengajaran yang dengan

pemberian tugas pada peserta didik agar melakukan kegiatan belajar untuk

dapat dipertanggung jawabkan dalam rentang waktu yang telah ditentukan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran daring kesiapan peserta didik sudah

cukup baik, mereka mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam

pembelajaran daring seperti buku, pensil, Handphone atau Laptop yang

dibantu oleh orang tua mereka dalam mempersiapkan semuanya. Begitu

juga dengan guru yang telah melakukan persiapan dalam pembelajaran

daring, mereka mengikuti pelatihan guru kreatif yang diselenggarakan di

sekolah sehingga guru dapat belajar menggunakan media elektronik.

Pelatihan guru kreatif ini bertujuan untuk membekali guru dalam

melaksanakan pembelajaran daring, sehingga guru tidak gagap teknologi

dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Menurut Sopian (2016:96) guru

dalam melaksanakan tugasnya harus memiliki seperangkat kemampuan di

bidang yang akan disampaikan serta harus memiliki penguasaan materi agar

mudah diterima peserta didik yang meliputi kemampuan mengawasi,

melatih serta memiliki keterampilan profesional dan sosial.

Selanjutnya dalam pelaksanaan pembelajaran daring guru juga

melakukan pendekatan dalam pembelajaran berupa pemberian motivasi

agar semangat belajar peserta didik tetap tinggi, sehingga peserta didik tetap

aktif dalam proses pembelajaran meskipun belajar dilakukan secara daring.


54

Selain itu guru juga memberikan reward bagi peserta didik yang rajin dan

disiplin dalam proses pembelajaran daring, hal itu dilakukan agar peserta

didik dapat selalu menerapkan sikap disiplin saat proses pembelajaran

berlangsung. Dalam pembelajaran daring dibutuhkan motivasi dan

dorongan yang kuat sehingga peserta didik tetap semangat belajar. Menurut

Majid (2011) penggunaan pendekatan mencerminkan cara berpikir dan

sikap seorang pendidik dalam menyelesaikan permasalahan yang ditemui

ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.

Selanjutnya ketersediaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran

daring di sekolah sudah terpenuhi, baik dari segi guru maupun peserta didik.

Sekolah telah memberikan fasilitas berupa Wifi, kuota internet untuk guru

sehingga guru tidak mengeluarkan uang pribadinya untuk membeli paket

selain itu buku paket dan fasilitas lainnya yang dibutuhkan oleh guru sudah

disediakan oleh sekolah. Selain itu guru dan siswa sudah memiliki media

yang digunakan dalam pembelajaran berupa Handphone dan Laptop. Namun

dari segi peserta didik terkadang peserta didik terkendala jaringan internet,

karena jika mati lampu jaringan di rumah mereka menjadi terganggu. Pada

pelaksanaan pembelajaran daring ini peserta didik lebih suka menggunakan

Handphone karena dianggap lebih praktis. Dalam pelaksanaan pembelajaran

daring ketersediaan sarana dan prasarana merupakan hal utama untuk

menunjang keberhasilan pelaksanaan pembelajaran daring. Menurut Barnawi

dan Arifin (2016:40) sarana pendidikan adalah segala sesuatu berupa

peralatan dan perlengkapan secara langsung, sedangkan prasarana pendidikan


55

mencakup seluruh peralatan dan perlengkapan yang secara tidak langsung

menunjang proses pendidikan.

Selanjutnya dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini guru dan peserta

didik sudah mampu menggunakan media pembelajaran online seperti

Handphone dan Laptop. Sehingga mereka tidak kesulitan dan gagap

teknologi dalam pembelajaran daring, dan kebanyakan dari peserta didik

mereka sudah terbiasa menggunakan Handphone sehingga mereka tidak

kesulitan ketika pembelajaran dilakukan melalui media elektronik

Selanjutnya untuk bentuk evaluasi dan teknik penilaian terhadap peserta

didik dimasa pandemi dilakukan melalui aplikasi Whatsapp dalam menilai

tugas harian siswa. Tugas dikirim kembali ke Whatsapp pribadi orang tua

peserta didik dengan membubuhkan nilai yang didapat. Selain itu guru akan

memberikan penilaian disetiap akhir pembelajaran berupa kritikan kepada

peserta didik tentang perilakunya selama proses pembelajaran yang

disampaikan kepada wali murid melalui Whatsapp. Penilaian merupakan

salah satu hal penting dalam pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian

peserta didik dalam pembelajaran. Selain itu dengan adanya penilaian akan

memotivasi peserta didik untuk terus belajar sehingga mendapatkan nilai

yang memuaskan. Hamalik (2001: 145) menyatakan, proses evaluasi

umumnya berpusat pada siswa, ini berarti evaluasi dimaksudkan untuk

mengamati hasil belajar peserta didik dan berupaya menentukan bagaimana

kesempatan belajar yang dilakukan peserta didik.

Dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini guru dan peserta didik

sudah mulai terbiasa dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga guru tidak


56

menemukan kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran, karena sekolah

telah membekali guru dengan memberikan pelatihan guru kreatif, guru diajari

bagaimana cara dalam melakukan pembelajaran daring dan bagaimana

memanfaatkan media elektronik dalam pembelajaran. Pelaksanaan

pembelajaran daring di Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan

memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan dalam pembelajaran daring ini

guru menjadi lebih kreatif dan mampu menggunakan media elektronik dalam

pembelajaran. Sedangkan kekurangan pembelajaran daring ini yaitu peserta

didik mengalami kendala yaitu tidak semua peserta didik dapat dengan mudah

memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, karena setiap

peserta didik memiliki kharakteristik yang berbeda ada yang cepat

menangkap materi pembelajaran dan ada juga yang justru lambat memahami

materi. Menurut Dillon dkk, kharakteristik siswa yang tidak memiliki

keterampilan dasar serta kedisiplinan yang tinggi akan lebih baik

menggunakan pembelajaran secara konvensional karena mereka akan

kesulitan dalam memahami materi, sedangkan siswa yang memiliki

kedisiplinan dan kepercayaan diri akan mampu untuk melaksanakan

pembelajaran secara daring.


BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan pembelajaran daring di Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad

Dahlan Kota Jambi sudah terlaksana dengan cukup baik. Dalam pelaksanaan

pembelajaran daring guru dan peserta didik menggunakan Whatsapp dan Zoom.

Meskipun pembelajaran dilakukan secara daring guru tetap melakukan perencanaan

pembelajaran dengan membuat RPP daring, mempersiapkan bahan ajar berupa

media pembelajaran dan mempersiapkan bahan ajar sebelum proses pembelajaran

berlangsung. Dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini guru lebih sering

menggunakan Whatsapp untuk berkomunikasi dengan peserta didik dan orang

tuanya, selain itu Whatsapp digunakan guru untuk membagikan informasi yang

berkaitan dengan pembelajaran. Sedangkan dalam pelaksanaan pembelajaran

daring guru menggunakan Zoom untuk penyampaian materi pembelajaran.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan media berupa video,

penggunaan media pembelajaran berupa video pembelajaran bertujuan untuk

mempermudah peserta didik dalam memahami materi. Startegi yang digunakan

guru dalam pembelajaran daring berupa pemberian waktu untuk diskusi dan tanya

jawab kepada peserta didik sebagai suatu cara untuk melakukan pendekatan sehigga

peserta didik dapat berinteraki dengan baik. selain itu metode yang digunakan guru

yaitu disesuaikan dengan kharakteristik peserta didik, guru menggunakan metode

ceramah karena dinilai lebih efektif untuk menjelaskan materi pembelajaran, karena

meskipun belajar secara online peserta didik tetap membutuhkan penjelasan materi

57
58

oleh guru. Selain itu guru juga menggunakan metode penugasan untuk mengukur

sejauh mana pemahaman peserta didik, sebelum memberikan tugas guru akan

memberikan penjelasan mengenai tugas tersebut kemudian mengirimkannya

melalui Whatsapp.

Dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini guru menggunakan pendekatan

dengan peserta didik melalui videocall dan Zoom dengan memberikan motivasi

serta selalu menanyakan keluhan peserta didik terkait pelaksanaan pembelajaran

daring ini. Selanjutnya untuk penilaian dan evaluasi guru menggunakan aplikasi

Whatsapp, untuk mengirim kembali tugas peserta didik yang telah dikoreksi. Selain

itu guru juga memberikan penilaian tentang kedisiplinan peserta didik dalam

mengumpulkan tugas. Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini yaitu

tidak stabilnya jaringan internet sehingga terkadang peserta didik kesulitan untuk

belajar. Selain itu peserta didik juga terkadang mengalami kesulitan dalam

memahami materi pembelajaran, namun guru selalu memberikan waktu lebih

dengan menanyakan kepada peserta didik jika memang masih ada peserta didik

yang belum mengerti tentang materi tersebut maka guru akan dengan sabar

memberikan penjelasan ulang.

5.2 Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi sekolah dapat menjadi pedoman dan gambaran dalam pelaksanaan

pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19

2. Bagi guru dapat menambah pengetahuan dan pengalamannya dalam

melaksanakan pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 di sekolah

dasar
59

3. Dapat mengenal lebih dalam mengenai karakteristik peserta didik

dalam pembelajaran daring

5.3 Saran

1. Sekolah hendaknya lebih memfasilitasi guru dalam pelaksanaan

pembelajaran terutama pada pelaksanaan pembelajaran daring seperti

sekarang ini.

2. Pemerintah hendaknya lebih gencar lagi memberikan dukungan terhadap

peserta didik dan guru dalam melaksanakan pembelajaran daring pada masa

pandemi Covid-19.

3. Guru dapat lebih mengembangkan pembelajaran yang dapat membuat

kondisi belajar tetap efektif walaupun dilakukan dalam jaringan, lebih

sering berkomunikasi dengan peserta didik. Guru hendaknya lebih

meningkatkan kreativitasnya sebagai pendidik untuk menjadi guru yang

lebih profesional.

4. Peserta didik lebih diberikan motivasi dalam belajar agar pada saat

pelaksanaan belajar melalui dalam jaringan peserta didik tetap memiliki

semangat yang tinggi dan dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai di kelas.


DAFTAR RUJUKAN

Ameli, A., Hasanah, U., Rahman, H., & Putra, A. M. (2020). Analisis Keefektifan
Pembelajaran Online di Masa Pandemi Covid-19. Mahaguru: Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2(1), 28-37.
Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rajawali Pers.
Arifin M, Barnawi. 2014. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Jogjakarta:
Ar-Ruzz-Media
Arizona, K., Abidin, Z., & Rumansyah, R. (2020). Pembelajaran Online Berbasis
Proyek Salah Satu Solusi Kegiatan Belajar Mengajar Di Tengah Pandemi
Covid-19. Jurnal Ilmiah Profesi pendidikan, 5(1), 64-70.
Asmuni, A. (2020). Problematika Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19
dan Solusi Pemecahannya. Jurnal Paedagogy, 7(4), 281-288.
Bilfaqih, Y., & Qomarudin, M. N. (2015). Esensi Pengembangan Pembelajaran
Daring. Yogyakarta: Deepublish.
Dewi, W. A. F. (2020). Dampak Covid-19 terhadap implementasi pembelajaran
daring di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 55-61.
Enriquez, M. A. S. (2014). Students ’ Perceptions on the Effectiveness of the Use
of Edmodo as a Supplementary Tool for Learning. DLSU Research Congress.
Fathiyah Isbaniah, d. (Maret 2020). Pedoman Pencegahan Pengendalian
Coronavirus Disease (COVID-19). Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Hamalik, Oemar.2001. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Hamdani, A. R., & Priatna, A. (2020). Efektifitas Implementasi Pembelajaran
Daring (full online) dimasa pandemi Covid-19 pada Jenjang Sekolah Dasar
di Kabupaten Subang. Didaktik: Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang, 6(1), 1-
9.
Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Harjanto. 1997. Perencanaan pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hewitt, D. (2008). Undertanding Effective Learning. Strategies for The Classroom.
NY: McGraw-Hill Education, Open University Press.
Kuntarto, E. (2017). Keefektifan Model Pembelajaran Daring dalam Perkuliahan
Bahasa Indonsesia di Perguruan Tinggi. Indonesian Language Education and
Literature, 3(1), 99-110. 10.24235/ileal.v3i1.1820.

60
61

Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosadakarya.


Mansyur, A. R. (2020). Dampak COVID-19 Terhadap Dinamika Pembelajaran Di
Indonesia. Education and Learning Journal, 1, 113-123.
Menteri Pendidikan. (2020). Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang
Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat CoronaVirus (COVID-19).
Moore, J. L., Dickson-Deane, C., & Galyen, K. (2011). E-Learning, online learning,
and distance learning environments: Are they the same? Internet and Higher
Education
Nasution, M. I. P. (2016). Strategi pembelajaran efektif berbasis mobile learning
pada sekolah dasar. IQRA': Jurnal Perpustakaan dan Informasi, 10(1).
Nursobah, A., Dedih, U., Hapid, H., & Nurhamzah, N. Dampak pembelajaran
daring terhadap penguatan literasi informasi dalam budaya akademik
mahasiswa.
Rahmawati, D. S (2009). Kendala Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh Melalui
Internet Pada Mahasiswa PJJ S1 PGSD Universitas Negeri Semarang.
Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang: Semarang

Rohmawati, A. (2015). Efektivitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Usia Dini,


9(1), 15-32.

Sadikin, A., & Hamidah, A. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-
19. Jurnal Biodik, 6(2), 214-224.

Sari, D. P., & Sutapa, P. (2020, August). Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh
Dengan Daring Selama Pandemi Covid-19 Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga Dan Kesehatan (Pjok). Seminar Nasional Olahraga (Vol. 2, No. 1).

Simatupang, N. I., Sitohang, S. R. I., Situmorang, A. P., & Simatupang, I. M.


(2020). Efektivitas Pelaksanaan Pengajaran Online Pada Masa Pandemi Covid-
19 Dengan Metode Survey Sederhana. Jurnal Dinamika Pendidikan, 13(2),
197-203.
Sopian, A. (2016). Tugas, Peran, dan Fungsi Guru dalam Pendidikan. Raudhah
Proud To Be Professionals: Jurnal Tarbiyah Islamiyah, 1(1), 88-97.

Sugandi, Ahmad, dkk. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang: UNNES Perss.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
Supardi. Sekolah Efektif, Konsep Dasar dan Praktiknya. Jakarta: Rajawali Pers,
2013.

Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020. (2020). Kriteria Pembatasan Perjalanan


Orang dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019
(COVID-19). Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
62

Syarifudin, A. S. (2020). Impelementasi Pembelajaran Daring Untuk


Meningkatkan Mutu Pendidikan Sebagai Dampak Diterapkannya Social
Distancing. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua, 5(1),
31-34.

Tafonao, T. (2018). Peranan media pembelajaran dalam meningkatkan minat


belajar mahasiswa. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2(2), 103-114.

Tsalasa, Ahmad Nashir. Pembelajaran Bertaraf Internasionaldi Sma Semesta


Bilingual Boarding School Gunungpati Semarang (Studi Deskriptif Kualitatif
Proses Perencanaan, Pelaksanaan, Dan Evaluasi Hasil Belajar). Skripsi,
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Semarang.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional


Ulfia, N. (2020). Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19:Refleksi Para
Siswa. Prosiding Nasional Pendidikan:LPPM IKIP PGRI Bojonegoro, 1(1).
Wiguna, R., Sutisnawati, A., & Lyesmaya, D. (2020). Analisis Proses Pembelajran
Siswa Berbsis Online Di Kelas Rendah Pada Masa Pandemic Covid-19. Jurnal
Perseda: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 3(2), 75-79.
Warsita. 2007. ”Peranan TIK Dalam penyelenggaraan PJJ”. Jurnal Teknodik.
April 2007. Nomor 20: 9 – 41. Jakarta: Pustekkom depdiknas.
LAMPIRAN

63
Lampiran 1

Temuan Hasil Observasi

No Aspek Indikator Deskripsi

1. Perencanaan Membuat RPP Guru sudah membuat RPP Daring, yang terdiri dari
pembelajaran pembelajaran daring kegiatan pendahuluan,kegiatan inti dan penutup

Membuat media Guru sudah membuat media pembelajaran berupa


pembelajaran video pembelajaran yang dibuat berdasarkan materi
yang akan dipelajari kemudian menguploud ke
youtobe, terkadang guru juga mencari video di
youtobe yang kemudian di download dan dibagikan
ke peserta didik
Mempersiapkan Guru selalu mempesiapkan bahan ajar berupa media
bahan ajar pembelajaran, dan mempersiapkan materi
pembelajaran yang akan diajarkan kepada peserta
didik
2. Proses Kharakteristik peserta Kharakteristik peserta didik bermacam-macam, ada
pembelajaran didik dalam peserta didik yang disiplin dalam belajar ada juga
pembelajaran daring peserta didik yang kurang disiplin, ada peserta didik
yang mudah memahami materi pembelajaran dan ada
juga peserta didik yang sulit memahami materi
pembelajaran.
Kesiapan peserta Dalam pembelajaran daring ini peserta didik cukup
didik mengikuti baik dalam mempersiapkan diri, peserta didik
pembelajaran melakukan persiapan dengan menyiapkan alat tulis
dan lain sebagainya dan dibantu oleh orang tuanya
Kesulitan yang Dalam pembelajaran daring awalnya guru kesulitan
ditemui guru dan dalam menggunakan media elektronik, namun lama
peserta didik kelamaan guru terbiasa dengan mengikuti pelatihan
yang ada di sekolah guru diajari menjadi guru kreatif
dimasa pandemic. Guru dibekali ilmu dalam
melaksanakan pembelajaran.
Sedangkan dari segi peserta didik yaitu peserta didik
terkadang mengalami kesulitan dalam memahami
materi, namun dengan didampingi orang tua mereka
dapat mengatasi kesulitan tersebut.
Kemampuan peserta Peserta didik rata-rata sudah mampu menggunakan
didik menggunakan media pembelajaran daring, karena mereka sudah
media pembelajaran terbiasa menggunakan Handphone
daring
Ketersediaan media Dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini media
untuk pembelajaran pembelajaran berupa Handphone dan Laptop sudah
daring tersedia baik dari segi peserta didik maupun dari segi
guru
Ketersediaan jaringan Jaringan internet di sekolah dan di rumah guru sudah
internet cukup bagus, di sekolah tersedia Wifi. Kondisi
jaringan internet di rumah peserta didik juga sudah
cukup baik, namun terkadang jika mati lampu
jaringan hilang sehingga membuat peserta didik
terkendala dalam pembelajaran daring.
Media yang Dalam pembelajaran daring guru menggunakan
digunakan guru dalam media berupa video pembelajaran yang dibuat sendiri
pembelajaran daring ataupun di download dari internet yang kemudian

64
dibagikan kepada peserta didik melalui Whatsapp
grup
Metode yang Dalam pembelajaran daring guru menggunakan
digunakan guru metode ceramah dan penugasan. metode ceramah
dilakukan agar peserta didik dapat memahami materi
dengan dijelaskan oleh guru. sedangkan metode
penugasan diberikan untuk mengukur pemahaman
peserta didik setalah mengikuti pembelajaran.
Kesiapan guru dalam Dalam melaksanakan pembelajaran daring guru
melaksanakan sudah melakukan persiapan dengan mengikuti
pembelajaran daring pelatihan guru kreatif yang diadakan oleh sekolah
untuk membekali guru dalam melaksanakan
pembelajaran daring.
Guru memantau Dalam pelaksanaan pembelajaran daring guru selalu
pembelajaran daring mengawasi peserta didik, dengan menegur peserta
melalui Zoom didik yang berisik saat proses pembelajaran
berlangsung
Evaluasi Bentuk evaluasi Dalam pembelajaran daring ini guru melakukan
Pembelajaran pembelajaran daring penilaian melalui Whatsapp, dengan mengirimkan
kembali tugas peserta didik yang telah diberi nilai,
selain itu dalam pembelajaran daring ini guru selalu
memberikan penilaian tentang kedisiplinan peserta
didik dalam proses pembelajaran yang kemudian
guru sampaikan kepada orang tua peserta didik
melalui Whatsapp.

65
Lampiran 2

Hasil Wawancara Guru Kelas V A


No Pertanyaan Deskripsi

1. Dalam pembelajaran daring ibu menggunakan Biasanya ibu menggunakan


aplikasi apa? Whasapp dan Zoom, tapi untuk
berkomunikasi dengan peserta
didik dan orang tua ibu
menggunakan Whatsapp.
2. Apa ibu sudah membuat RPP pembelajaran daring, Dalam pembelajaran secara
sebelum pembelajaran secara daring berlangsung, daring ini, ibu selalu membuat
RPP daring yang biasanya rpp
dibuat dari awal semester.
Untuk rpp daring ini ibu buat
dalam bentuk satu lembar, untuk
isi dari komponen rppnya
berdasarkan contoh rpp daring
yang ibu liat dari panduan dan
dari internet
3. Apa dalam pembelajaran daring ibu mempersiapkan Sudah, ibu membuat video
media pembelajaran? pembelajaran atau kadang ibu
mencari video pembelajaran di
youtobe yang sesuai dengan
materi kemudian ibu bagikan
melalui Whatsapp
4. Apa ibu sudah mempersiapkan bahan ajar berupa Sudah, saya mempersiapkan
materi pembelajaran sebelum proses pembelajaran media dan materi yang akan
berlangsung? saya sampaikan
5. Metode pembelajaran apa yang ibu gunakan dalam Metode yang ibu gunakan yaitu
pembelajaran daring? metode ceramah dan metode
penugasan
6. Pendekatan apa yang ibu gunakan dalam Pendekatan yang ibu lakukan
pembelajaran daring? yaitu dengan memberikan
motivasi agar peserta didik tetap
semngat meskipun belajar
online. karena motivasi peserta
didik cenderung menurun
7. Bagaimana kesiapan siswa dalam pembelajaran secara Kesiapan siswa sudah cukup
daring? baik. setiap pembelajaran
mereka selalu melakukan
persiapan seperti buku,
Handphone dan alat tulis
lainnya
8. Apa kendala yang ibu temui dalam pembelajaran Kendala yang ibu temui sejauh
daring? ini tidak ada nak, karena kami
sudah mengikuti pelatihan guru
kreatif yang diadakan sekolah,
sehingga kami sudah memiliki
bekal.
9. Bagaimana kesiapan ibu dalam melaksanakan Kesiapan guru yaitu dengan
pembelajaran secara daring? mengikuti pelatihan guru kreatif
yang diadakan di sekolah, hal itu
dilakukan untuk membekali
guru dalam melaksanakan
pembelajaran daring

66
Bagaimana koneksi internet di sekolah dan di rumah Cukup bagus kalau di sekolah di
10. ibu, apakah mendukung proses pembelajaran secara sediakan Wifi, sedangkan di
daring? rumah menggunakan paket
pribadi dan kondisi jaringan
internet di rumah juga cukup
bagus
12. Apakah sarana dan prasana seperti handphone dan Sudah, semua sarana dan
laptop sudah tersedia? prasarana sudah tersedia
13. Bagaimana kemampuan siswa dalam menggunakan Peserta didik sudah cukup mahir
media pembelajaran Online? menggunakan media elektronik
seperti handphone karena
mereka memang sudah terbiasa
menggunakan handphone dalam
kesehariannya
14. Bagaimana kharakteristik siswa dalam pembelajaran Ada yang disiplin dalam
daring? pembelajaran. ada juga yang
sulit di atur dan harus dibujuk
orang tuanya
15. Ketika proses pembelajaran daring berlangsung Iya. ibu selalu memantau
melalui video call atau zoom apakah ibu mengawasi peserta didik dalam
setiap siswa? pembelajaran daring
16. Bagaimana bentuk penilaian/evaluasi yang dilakukan Pelaksanaan evaluasi dilakukan
guru dalam pembelajaran daring? melalui Whatsapp.

67
Lampiran 3

Hasil Wawancara Peserta Didik MF


No Pertanyaan Deskripsi

1. Bagaimana perasaan Ananda ketika pembelajaran Saya merasa bosan kak kalau
dilakukan secara daring? belajar online, karena harus
selalu di rumah tidak bisa
bertemu dengan teman-teman
yang lain. Tapi kadang saya
juga suka belajar online
karena bisa dilakukan dimana
saja kita berada
2. Apa kesulitan yang Ananda temui ketika pembelajaran Terkadang kami kurang
daring? paham kalau dijelaskan secara
online kak. tapi Ustadzah
selalu mengulang penjelasan
materi yang disampaikan dan
biasanya bunda ngajarin kami
lagi mengulang materi yang
sudah dijelaskan Ustadzah
3. Apa Ananda dapat menggunakan media pembelajaran Kami sudah biasa
online? menggunakan Handphone
kak, jadi dalam pembelajaran
daring ini kami sudah terbiasa
mengguanakan Handphone
untuk belajar. Kami jarang
menggunakan Laptop, karena
biasanya Laptopnya dipakek
mama
4. Bagaimana kesiapan ananda dalam pembelajaran Biasanya mamah selalu
daring? mengingatkan kami malam
harinya kak kalau besok pagi
akan ada pembelajaran
melalui Zoom, jadi kami selalu
mempersiapkan diri dan alat
tulis serta buku lainnya untuk
belajar
5. Apa Sarana dan prasarana dalam pembelajaran daring Untuk media pembelajaran
di rumah Ananda sudah tersedia semua, sepert daring kami menggunakan
Handphone, buku sebagai sumber belajar, Laptop, dan Handphone kak, kebetulan
Jaringan internet? kami sudah memeiliki
Handphone sendiri. Tapi
terkadang kami memakai
laptop Bunda untuk belajar
6. Bagaimana kondisi jaringan internet di rumah Ananda? Sinyal di rumah kami bagus
kak, dan lancar jadi kami tidak
merasa terganggu oleh
jaringan dalam pembelajaran
online. selama pembelajaran
online ini jaringan internet di
rumah selalu lancar

68
Lampiran 4

Hasil Wawancara Peserta Didik SC


No Pertanyaan Deskripsi

1. Bagaimana perasaan Ananda ketika pembelajaran Saya merasa bosan kak kalau
dilakukan secara daring? belajar online, karena harus
selalu di rumah tidak bisa
bertemu dengan teman-teman
yang lain. Tapi kadang saya
juga suka belajar online
karena bisa dilakukan dimana
saja kita berada
2. Apa kesulitan yang Ananda temui ketika pembelajaran Kami merasa senang kak, dan
daring? tidak ada kesulitan yang kami
temui ketika belajar online,
karena Mama selalu bantuin
kami belajar. menjelaskan
ulang materi yang
disampaikan ustadzah kalau
kami masih bingung
3. Apa Ananda dapat menggunakan media pembelajaran Bisa kak, kami sering main
online? Handphone jadi kami sudah
terbiasa menggunakan
Handphone ketika belajar
online. Kadang kami pakai
Laptop kalau laptopnya tidak
dipakai Papa kerja
4. Bagaimana kesiapan ananda dalam pembelajaran Kami selalu menyiapkan
daring? segala sesuatu yang
dibutuhkan untuk belajar kak
seperti buku, pensil dan lain
sebagainya. biasanya sebelum
proses pembelajaran
berlangsung Ibu menyuruh
kami melihat video yang
Ustadzah bagikan jadi waktu
ustadzah jelaskan materi kami
sudah sedikit mengerti
5. Apa Sarana dan prasarana dalam pembelajaran daring Ada kak, kami pakai
di rumah Ananda sudah tersedia semua, sepert Handphone kak buat belajar
Handphone, buku sebagai sumber belajar, Laptop, dan online, soalnya lebih enak
Jaringan internet? pakai Handphone dari pada
pakai Laptop kak, biasanya
kami kalua Laptopnya tidak
dipakai Ibu, ya kami pakek
Laptop
6. Bagaimana kondisi jaringan internet di rumah Ananda? Jaringan di rumah cukup
bagus kak, karena kami pakai
Wifi tapi terkadang mati
lampu kak, jadi koneksi
internetnya kadang langsung
hilang, kalo Wifi mati
biasanya kami pakai paket
internet orang tua

69
Lampiran 5

Hasil Wawancara Peserta Didik FA

No Pertanyaan Deskripsi

1. Bagaimana perasaan Ananda ketika pembelajaran Saya senang belajar daring


dilakukan secara daring? kak, karena waktu belajarnya
bebas. tapi terkadang saya
ingin ke sekolah bertemu
dengan teman-teman kak,
karena kalo di rumah saya
tidak bisa bermain dengan
temanteman
2. Apa kesulitan yang Ananda temui ketika pembelajaran Kami senang kak belajar
daring? online, biasanya kami
ditemani mama kalau belajar.
Tapi kadang kalau belajar
matematika secara online
merasa kurang paham kak jadi
mama kadang jelasin ulang
apa yang sudah dijelaskan
ustadzah sampai kami paham
kak
3. Apa Ananda dapat menggunakan media pembelajaran Bisa kak, kami sering main
online? Handphone jadi kami sudah
terbiasa menggunakan
Handphone ketika belajar
online. Kadang kami pakai
Laptop kalau laptopnya tidak
dipakai Papa kerja
4. Bagaimana kesiapan ananda dalam pembelajaran Kami selalu siap kak kalau
daring? pembelajaran daring akan
dilaksanakan. Mama selalu
mengingatkan kami untuk
mempersiapkan diri karena
akan ada pembelajaran online
melalui Zoom
5. Apa Sarana dan prasarana dalam pembelajaran daring Ada kak, kebetulan kami
di rumah Ananda sudah tersedia semua, sepert sudah memiliki Handphone
Handphone, buku sebagai sumber belajar, Laptop, dan sendiri untuk belajar online.
Jaringan internet? Karena kadang Handphone
dan Laptop Mama dipakek
kerja jadi kami dibelikan
Handphone sendiri kak
6. Bagaimana kondisi jaringan internet di rumah Ananda? Sinyal di rumah kami bagus
kak, selama ini kami belajar
online lancar, tapi terkadang
kalau mati lampu sinyalnya
agak susah kak jadi untuk
Zoom putus-putus

70
Lampiran 6

Surat Izin Melakukan Penelitian

71
Lampiran 7

Surat Keterangan Telah melakukan Penelitian

72
Lampiran 8

Dokumentasi Wawancara

Dewi (2020)
Gambar 1 Wawancara Dengan Informan M

Dewi (2020)
Gambar 2 Wawancara Dengan Informan M

73
Lampiran 9

Dokumentasi Wawancara Peserta Didik

Dewi (2020)
Gambar 3 Wawancara Bersama Informan CA

Dewi (2020)
Wawancara Bersama Informan FA

74
Dewi (2020)
Wawancara bersama informan MF

75
Lampiran 10

Perencanaan Pembelajaran

Dewi (2020)

Rencana pelaksanaan pembelajaran daring kelas V A tema 1 sub tema 1

Dewi (2020)
Guru mempersiapkan bahan ajar

76
Dewi (2020)
Video pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

Dewi (2020)
Guru membagikan link video pembelajaran dari Youtobe

77
Lampiran 11

Pelaksanaan pembelajaran daring

Dewi (2020)
Proses pembelajaran melalui Zoom

Dewi (2020)
Proses pembelajaran melalui Zoom

78
Dewi (2020)
Kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

Dewi (2020)
Kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

79
Dewi (2020)
Pemberian tugas melalui Whatsapp grup

Dewi (2020)

Penilaian tugas yang telah dikerjakan peserta didik

80
Lampiran 12

81
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Dewi Fatimah dilahirkan di Merangin, Kecamatan Tabir ilir, Kabupaten


Merangin, Provinsi Jambi pada tanggal 12 Februari 1999. Penulis merupakan anak
kelima dari pasangan Bapak Suparno dan Ibu Munfarida. Penulis merupakan warga
negara Indonesia yang bertempat tinggal di RT 05 RW 01 Desa Rejosari, Kuamang
kuning, Kecamatan Tabir ilir, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Memulai
Pendidikan dari jenjang Taman kanak-kanak pada tahun 2005 kemudian penulis
melanjutkan sekolah ke jenjang Sekolah Dasar pada tahun 2006 di SDN 258/IV
Desa Rejosari. Setelah lulus di jenjang sekolah dasar penulis melanjutkan sekolah
pada jenjang sekolah menengah pertama di SMPN 18 Merangin pada tahun 2011.
Kemudian penulis melanjutkan belajar pada jenjang sekolah menengah atas di
SMAN 1 Pelepat Ilir yang sekarang berubah nama menjadi SMAN 3 Bungo dan
selesai pada tahun 2017, selanjutnya penulis melanjutkan studi di Uniersitas Jambi
jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada tahun 2017.

Selama bersekolah di SD, SMP, SMA penulis merupakan siswa yang


berprestasi hal itu dibuktikan dengan selalu masuk peringkat tiga besar di kelas dan
juara umum di SMPN 18 Merangin. Selain itu penulis juga ikut aktif dalam
kegiatan ekstra kurikuler dan Organisasi di sekolah seperti Pramuka dan OSIS.
Selanjutnya penulis pernah berpartisipasi dalam Olimpiade fisika jenjang SMP dan
memeperoleh juara 3. Mengikuti lomba cerdas cermat jenjang SMP tingkat
kabupaten dan menjadi perwakilan siswa untuk mengikuti jambore tingkat
kabupaten jenjang SMP.

82

Anda mungkin juga menyukai