Anda di halaman 1dari 109

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER

BELAJAR IPA DALAM MENINGKATKAN


MINAT BELAJAR SISWA KELAS V
MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI
KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana


Pendidikan

OLEH

SANCA ZALVIARDI (204172723)

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDIN
JAMBI
2021
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun


sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya
sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip


dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemdian hari ditemukkan seluruh atau sebagian skripsi bukan


hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-
bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.

Jambi, Maret 2020

Sanca Zalviardi
NIM.204172723
ABSTRAK

Nama : Sanca Zalviardi


Program studi : Pendidikan Guruk Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul : Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPA
dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi

Dalam pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber belajar merupakan


penelitian yang akan melihat bagaimana guru dalam pembelajaran daring
mampu memenfaatkan lingkungan rumah siswa sebagai sumber belajar
IPA. Dalam penelitian ini peneliti memiliki tujuan untuk mengetahui (1)
bagaimana pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber belajar IPA
dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas v MIN Kota Jambi, (2) apa
kendala dalam Pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber belajar
IPA siswa kelas v MIN Kota Jambi, (3) apa kelebihan pemanfaatan
lingkungan rumah sebagai sumber belajar IPA siswa kelas v MIN Kota
Jambi. Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatatif.
Pengumpulan data menggunakan tekhnik wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Hasil penelitian ditemukan kendala guru dalam
pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber belajar IPA adalah
lemahnya jaringan dirumah siswa serta siswa sulit untuk bertanya
langsung karena pembelajaran dilakukan secara daring. Upaya yang
dilakukan oleh guru dalam mengatasi kendala tersebut yaitu dengan
memberikan keringanan waktu pengumpulan tugas serta memberikan
ujian ulang bagi yang tidak mengumpulkan tugas dikarenakan jaringan
lemah.
Kata kunci : Pemanfaatan lingkungan rumah, sumber belajar
ABSTRACT

Name : Sanca Zalviardi


Study program : Madrasah Ibtidaiyah Education (PGMI)
Title : Utilization of the environment as a science learning
resource in increasing student interest in class V
MIN in Jambi City

The use of the home environment as a learning resource is a research that will see
how teachers in online learning are able to take advantage of the student's home
environment as a science learning resource. In this study, the researchers aimed to
find out (1) how to use the home environment as a science learning resource in
increasing student interest in class v MIN Jambi City, (2) what are the obstacles in
utilizing the home environment as a science learning resource for class v MIN
students of Jambi City, (3) what are the advantages of using the home
environment as a learning resource for class v MIN in Jambi City. The research
used was qualitative research. Collecting data using interview techniques,
observation, and documentation. The results of the study found that the teacher's
obstacle in using the home environment as a science learning resource was the
weakness of the student's home network and the students were difficult to ask
directly because the learning was done online. Efforts made by the teacher in
overcoming these obstacles are by providing relief time for submitting
assignments and giving re-examinations for those who do not submit assignments
due to weak networks.

Keywords: Utilization of the home environment, sources of defense


KATA PENGANTAR

Asssalamualaikum wr wb

Alhandulillah puji syukur kepada allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kita rahmat dan hidayah nya dan berkat ridhanya hingga skripsi
ini dapat dirampungkan. Shalawat beriring salam selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW yang sama sama kita nantikan syafaatnya di yaumil qiamat
kelak.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat


akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari bahwa
penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari pihak yang memberikan motovasi baik
moral maupun materil, untuk itu melalu kolom ini pemulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan kepada:

1. Prof.Dr.H.Su’aidi Asy’ari, MA,Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha


Saifuddin Jambi.
2. Dr. Rofiqoh Ferawati, SE., M. EI selaku Wakil Rektor I , Dr. As’ad Isma,
M. Pd selaku Wakil Rektor II , dan Dr. Bahrul Ulum, S. Ag., MA selaku
Wakil rektor III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Dr. Hj. Fadlilah selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Dr. Risnita, M. Pd selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr. Najmul Hayat,
M. Pd.I selaku Wakil Dekan II, Ibu Dr. Yusria, S. Ag. M. Ag selaku
Wakil Deakan III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Ibu Ikhtiati, M.Pd dan ibu Nasyariah Siregar, M.Pd selaku Ketua Prodi
dan Sekertaris Jurusan jurusan PGMI UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
6. Segenap Dosen Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
7. Ibu Dra. Umil Muhsinin, M.Pd selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing dan mengarahkan
penulis dengan sabar dan penuh keikhlasan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
8. Ibu Muhaiminah Jalal, M.Pd selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing dan mengarahkan
penulis dengan sabar dan penuh keikhlasan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
9. Bapak Suyanto, M.Pd.I selaku Kepala Min Kota Jambi yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian di Madrasah Ibtidaiyah
Negeri (MIN) Kota Jambi serta telah menyempatkan waktu untuk
melakukan wawancara.
10. Ibu Zainidar, S.Ag guru kelas V.5 MIN Kota Jambi yang telah membantu
dan bekerja sama dalam melakukan penelitian.
11. Untuk keluarga dan kedua orang tua saya yang selalu memberikan doa
dan selalu memberi semangat sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.
12. Untuk teman teman seluruh prodi PGMI terkhusus untuk teman teman
PGMI D yang selalu kompak dan selalu memberi suport.
13. Untuk semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam pembuatan skripsi
ini saya ucapkan terima kasih
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan
amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pengembangan ilmu.
Jambi, februari 2021
Penulis

Sanca Zalviardi
204172723
MOTTO

          

          

Artinya : (Yaitu) Orang-orang yang mengingat Allâh sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Rabb kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka. [QS.Ali Imrân 3:191] (al – Quran
terjemahan Kementrian Keagamaan RI)
PERSEMBAHAN

Kutundukan kepalaku ku ucapkan puji syukur kepada ALLAH SWT, karena atas
ridhanyalah karya kecil ini dapat terselesaikan. Shalawat selalu kuhaturkan untuk
baginda Nabi Muhammad SAW semoga dihari kiamat kelak mendapat
syafaatnya.

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Ayahanda Joko Sabrang dan ibunda Fiha Kholidun serta untuk kakak Weni
Damayanti dan adikku Suci Grasella.

Bersama kalian terima kasih ya Allah SWT atas nikmat ukhuwah yang kami
rasakan hingga hari ini Amin

Allah itu maha mendengar berdoalah maka doamu akan dikabulkan

(INSYAALLAH)
DAFTAR ISI

NOTA DINAS ....................................................................................... ii


PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... iv
PENGESAHAN .................................................................................... v
PLAGIASI ............................................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................ vii
ABSTRACT .......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................... ix
MOTTO ................................................................................................ xi
PERSEMBAHAN ................................................................................. xii
DAFTAR ISI ........................................................................................ xiii
LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Fokus penelitian ......................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
D. Tujuan dan kegunaan penelitian ................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kajian Teori ................................................................................. 5
1. Pengertian lingkungan ................................................................. 5
2. Pengertian belajar ........................................................................ 6
3. Sumber belajar............................................................................. 7
4. Minat belajar ............................................................................... 8
5. Pembelajaran IPA SD/MI.......................................................... 18
6. Lingkungan sebagai sumber belajar .......................................... 21
7. Kelebihan dan kekurangan menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar .............................................................. 24

BAB III METODE PENELITIAN


A. Pendekatan d Peneln desain penelitian...................................... 26
B. Seting dan subjek penelitian...................................................... 28
C. Jenis dan sumber data................................................................ 29
D. Tekhnik pengumpulan data ....................................................... 29
E. Tekhnik analisis data ................................................................. 31
F. Tekhnik pemeriksaan keabsahan data ....................................... 33
G. Jadwal penelitian ....................................................................... 35
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan umum .......................................................................... 37
B. Temuan khusus dan pembahasan .............................................. 52

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 61
B. Saran .......................................................................................... 62
C. Penutup....................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 64


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ............................................................................................ 63
Lampiran 2 ............................................................................................ 68
Lampiran 3 ............................................................................................ 72
Lampiran 4 ............................................................................................ 77
Lampiran 5 ............................................................................................ 82
Lampiran 6 ............................................................................................ 84
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa indonesia juga
berdasarkan pada ancasila dan Undang – Undang Dasar (UUD) 1945.
Undang – Undang Dasar (UUD) 1945 mengamanatkan upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu sistem dalam pengajaran nasional yang diatur
dengan undang undang (Abdul majid, 2017:1)
Pendidikan merupakan jalan terbaik dalam menuju kehidupan yang
lebih baik dengan pendidikan manusia dapat menjadi manusia yang
sesungguhnya. Didalam islam itu sendiri kita diajarkan untuk menuntut ilmu
bahkan bagi orang yang menuntut ilmu diberikan tempat yang mulia dan
diberi ganjaran yang besar dari Allah dengan menuntut ilmu kita akan
mendapatkan ganjaran yang istimewa jika kita menuntut ilmu, kita
ditempatkan pada golongan orang orang yang berada di jalan Allah.
Belajar erat kaitanya terhadap sumber belajar siswa karena sumber
belajar siswa merupakan alat bantu bagi siswa untuk mendapatkan beberapa
informasi, pengetahuan, dan pengalaman. Sumber belajar tidak hanya terpaku
terhadap buku, tetapi banyak sekali sumber sumber lain yang dapat kita pakai
sebagai sumber belajar seperti tulisan, foto, gambar, benda benda, dan
lingkungan sekitar.
Sumber belajar siswa yang paling dekat adalah lingkungan. Lingkungan
sekitar adalah sumber belajar yang dapat berupa tempat ataupun alam disekitar
peserta didik yang yang mampu menjadi sumber informasi secara langsung.
Lingkungan sekitar telah menyediakan bermacam macam macam sumber informasi
yang dapat diamati dan dipelajari oleh anak sehingga anak dapat mengalami secara
langsung berkenaan berbagai jenis tumbuh tumbuhan, hewan, tanah, batu, suhu,
udara, sungai, pegunungan, air dan sebagainya (Yunanto 2004). Dalam kisah kisah
para ulama, lingkungan atau alam sekitar juga tak lepas menjadi sebuah
pembelajaran seperti kisah ibnu hadjar ketika beliau masih menimba ilmu dan
merasa sulit dalam menerima apa yang beliau pelajari, ketika beliau hampir
menyerah dan merenungi nasibnya disebuah gubuk beliau melihat sebuah batu yang
bolong terkena tetesan air. Beliaupun akhirnya mendapat pelajaran jika batu yang
keras saja dapat bolong dengan air yang lembut sedikit demi sedikit. Akhirnya
beliaupun memutuskan untuk tetap belajar hingga menjadi seorang ulama besar.
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya,
bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasikan pada penguasaan materi
terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, seperti keberhasilan
dalam menyelesaikan ujian dan memenangkan lomba cerdas cermat yang hanya
membutuhkan pengetahuan sesaat, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan
persoalan kehidupan jangka panjang. Anak tidak mampu mengaplikasikan
pengetahuan yang diperolehnya dibangku sekolah ke dalam dunia nyata pada
kehidupan sehari hari ( Abdul Majid, 2017:5
Oleh karena itu penggunaan lingkungan maupun pemanfaatannya sangat
penting guna memperkuat materi yang siswa dapatkan dan membuat siswa
mengalami secara lansung hingga tercapainya tujuan pembelajaran maupun menarik
minat siswa untuk mengikuti pelajaran.
Pada masa pandemi virus covid 19 ini maka pembebelajaran disekolahpun
tidak dapat dilakukan dilakukan dengan tatap muka, sehingga pembelajaran diganti
menjadi pembelajaran daring. Oleh sebab itulah maka guru dituntut untuk berpikir
secara kreatif agar pembelajaran daring tetap menyenangkan dan siswa tetap minat
untuk mengikuti pembelajaran. Disinila bagaimana peran lingkungan sangat penting
dalam meningkatkan minat belajar siswa terutama lingkungan rumah siswa karena
dengan memanfaatkan lingkungan rumah maka siswa lebih aktif dan tidak merasa
bosan.
Ditempat peneliti melakukan penelitian ditemukan kurangnya minat belajar
siswa terutama dipembelajaran IPA diakibatkan kurangnya variasi variasi didalam
proses pembelajaran. Penyampaian guru hanya terpaku terhadap penggunaan
aplikasi Wats App dan sanagat kurang dalam penggunaan metode dan strategi
pembelajaran sehingga jalannya pembelajaran terkesan monoton dan begitu begitu
saja.
Dari pemaparan diatas peneliti memutuskan mengambil objek
penelitian pada MIN KOTA JAMBI dan mengangkat menjadi judul
penelitian “PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER
BELAJAR IPA DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KOTA
JAMBI”

B. Fokus penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, untuk
mempermudah penelti dalam menganalisis hasil penelitian dan menghindari
penyimpangan dalam pembahasan penelitian ini, maka penelitian difokuskan
kepada pemanfaatan lingkungan terkhusus pemanfaatan lingkungan rumah.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber belajar IPA
dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas V MIN Kota Jambi ?
2. Apa saja kendala dalam pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber
belajar IPA siswa kelas V MIN Kota Jambi ?
3. Apa kelebihan pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber belajar
IPA siswa kelas V MIN Kota Jambi?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Berangkat dari rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
tujuan penelitian adalah untuk :
1. Mendeskripsikan bagaimana pemanfaatan lingkungan rumah sebagai
sumber belajar IPA dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas V
MIN Kota Jambi
2. Mendeskripsikan apa saja kendala yang ditemukan dalam
pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber belajar IPA dapat
meningkatkan minat belajar siswa kelas V MIN Kota Jambi
3. Mendeskripsikan apa saja kelebihan dalam pemanfaatan lingkungan
rumah sebagai sumber belajar IPA dapat meningkatkan minat belajar
siswa kelas V MIN Kota Jambi
2. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi pada ilmu pendidikan, khususnya dalam dunia
pendidikan di Sekolah Dasar maupun Madrasah ibtidaiyah.
bermanfaat untuk menambah pengalaman sekaligus kemampuan guru,
serta sebagai bahan masukan untuk kegiatan-kegiatan penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan kemampuan dasar mengajar dalam
mengadakan variasi pembelajaran. (Sugiyono, 2015, hlm. 397).
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
pembeaca, pendidik dan peserta didik dalam upaya pemecahan
masalah terhadap pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber
belajar IPA dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas V MIN
Kota Jambi. Adapun secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan
bermanfaat bagi praktis pendidikan, yaitu sebagai berikut:
1. siswa, yaitu dapat menumbuhkan minat belajar kepada siswa
dengan adanya pemanfaatan lingkungan rumah siswa.
2. guru, dapat menambah wawasan berkenaaan pemanfaatan
lingkungan rumah sebagai sumber belajar dimasa pandemi.
3. sekolah, dapat ikut andil dalam meningkatkan kopetensi guru.
4. peneliti, menambah pengetahuan peneliti bagaimana proses
pembelajaran di MI/SD.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI
1. Pengertian lingkungan

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang mencakup segala


keadaan alam sekitar yang memiliki peran terhadap perubahan tingkah
laku dan tumbuh kembangnya manusia. Lingkungan meliputi segala jenis
rangsangan baik dari dalam maupun dari luar diri manusia, baik bersifat
fisiologis, psikologis, maupun sosial kultural. Lingkungan memiliki
pengertian secara harfiah yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar
kehidupan, baik yang dapat dilihat (fisik) berupa segala sesuatu yang ada
dialam semesta yang dapat diamati oleh mata maupun yang tidak dapat
dilihat ( non fisik ) berupa agama, adat istiadat, kebudayaan, ilmu
pengetahuan, teknologi dan sebagaimya.

Dalam arti yang lebih luas lingkungan meliputi iklim, geografis,


adat istiadat, kebudayaan, pendidikan, alam sekitar. Sederhananya adalah
semua yang nampak yang berada disekitar kehidupan manusia yang akan
terus berkembang. Ia adalah segalanya yang sudah ada baik manusia itu
sendiri atau benda yang dibuat oleh manusia, alam yang bergerak, kejadian
yang mempunyai kaitan dengan seseorang. Seberapa besar hubungan
sesorang terhadap lingkungam sekitarnya, maka sebesar itu juga peluang
masuknya pendidikan yang akan mempengaruhinya. Meskipun yang
masuk tidak hanya hal hal yang memiliki nilai positif untuk perkembangan
seseorang justru sebaliknya(Suhada 2017:3-4)

Dari paparan diatas mengenai lingkungan peneliti menyimpulkan


bahawa lingkungan merupakan segala sesuatu yang dapat memepengaruhi
tingkah laku maupun pengetahuan manusia. Baik lingkungan yang berasal
dari diri manusia seperti psikis, fisik maupun yang diluar diri manusia
seperti alam sekitar, kultur budaya dan sebagainya yang dapat
mempengaruhi terhadap perkembangan cara berpikir dan cara bertingkah
laku.

2. Pengertian belajar

Belajar adalah kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan,


meningkatkan keterampilan, memperbaiki tingkah laku, sikap, dan
meningkatkan kepribadian. Dalam proses memperoleh pengetahuan atau
menggali ilmu, menurut pemahaman ilmiah, kontak antara manusia dan
alam disebut pengalaman (experience). Pengalaman berulang
menghasilkan pengetahuan (knowledge) atau sistem pengetahuan. Definisi
tersebut merupakan definisi umum dalam pembelajaran IPA konvensional
yang mengasumsikan bahwa pengetahuan telah tersebar di alam, hanya
sebagai cara siswa atau peserta didik untuk mengeksplorasi,
mengeksplorasi dan menemukan kemudian mengumpulkan pengetahuan
untuk memperoleh pengetahuan. (Sumani,2017:9)

Menurut pemahaman psikologis, belajar merupakan suatu proses


perubahan, yaitu perubahan perilaku yang disebabkan oleh interaksi
dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Perubahan ini
terlihat jelas di semua aspek perilaku. Pengertian belajar dapat diartikan
sebagai berikut:

"Belajar adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mengubah


perilaku seseorang agar dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
(slameto, 2013: 2)

Belajar merupakan proses perubahan perilaku yang lebih baik


sehingga siap dan berhasilmengatasi berbagai masalah individu dan
lingkungannya. Sebagai makhluk sosial yang tidak terpisahkan dari
komunitasnya, belajar dan perubahan tidak bisa dilakukan secara individu
saja tetapi juga secara bersama sama berkesinambungan, dan terus
menerus sehingga menjadi salah satu jenis budaya masyarakat(Sitepu,
2014: 3-4).

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan sehari hari. Kegiatan


belajar ini dapat dihayati( diamati) oleh orang yang sedang belajar maupun
oleh orang lain.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan


sebuah proses yang kita jalani untuk menggali pengetahuan dan upaya
untuk meningkatkan kemampuan berpikir dalam memecahkan suatu
masalah. Belajar juga merupakan proses perubahan dari tidak tahu menjadi
tahu.

3. Sumber belajar
Menurut Januszewski (dalam Arsyad 2014:8) “Istilah sumber
belajar dipahami sebagai perangkat, bahan (materi), peralatan, pengaturan,
dan orang dimana pembelajar dapat berinteraksi dengannya yang bertujuan
untuk memfasilitasi belajar dan memperbaiki kinerja”
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik
berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta
didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi
sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau
mencapai kompetensi tertentu.(ani cahyani, 2019:6)
Sumber belajar merupakan salah satu komponen dalam kegiatan
belajar yang memungkinkan individu memmperoleh pengetahuan, sikap,
keyakinan, emosi, dan perasaan. Sumber belajar memberikan pengalaman
belajar dan tanpa sumber belajar maka tidak mungkin dapat terlaksana
proses belajar dengan baik. Secara singkat, sumber belajar dapat
dirumuskan sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan untuk mendukung
dan memudahkan terjadinya proses belajar (Sitepu, 2014: 18)
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
sumber belajar merupakat segala perangkat yang berkaitan dengan siswa
yang dapat memeberikan tambahan informasi yang didalamnya terdapat
bahan atau materi pembelajaran, strategi maupun orang yang
menyampaikan materi.
4. Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar

Pengertian minat adalah sebuah preferensi, minat, ketertarikan


(Slameto, 2010), perhatian (Lin & Huang, 2016), konsentrasi,
ketekunan, usaha, pengetahuan, keterampilan (Ainley, Hillman dan
Hidi, 2002), motivasi (Krapp, Hidi dan Renninger, 1992), pengatur
perilaku (Wang dan Adesope, 2016) dan individu dengan konten atau
aktivitas tertentu atau hasil interaksi individu (Schiefele, 2001). Minat
memiliki dampak positif pada pembelajaran akademik individu, bidang
pengetahuan dan bidang penelitian tertentu (Hidi, Berndoff dan Ainley,
2002). Hidi dan Renninger percaya bahwa minat mempengaruhi tiga
aspek penting dari pengetahuan seseorang, yaitu perhatian, tujuan, dan
tingkat pembelajaran (Wang & Adesope, 2016). Berbeda dengan
motivasi sebagai faktor pendorong pengetahuan, minat tidak hanya
sebagai faktor pendorong pengetahuan, tetapi juga faktor pendorong
sikap (Hidi, 2006). Selain itu pengertian minat belajar adalah sikap
ketaatan pada kegiatan belajar, baik yang meliputi perencanaan rencana
pembelajaran maupun inisiatif untuk melakukan usaha dengan
sungguh-sungguh (Olivia, 2011).

Bergin menyebutkan bahwa konsep minat terdiri dari minat


individu (Ainley, Hillman, & Hidi, 2002)dan situasional (Lin & Huang,
2016)(Hidi, Berndoff, dan Ainley, 2002) (Krapp, 2002).Minat
individudidefenisikan sebagai minat mendalam pada suatu bidang
atau kegiatan yang timbul berdasarkan pengetahuan, emosi,
pengalaman pribadi yang sudah ada (Hidi, Berndoff, dan Ainley,
2002), dan merupakan keinginan dari dalam diri untuk memahami
sehingga menimbulkan pengalaman baru (Fryer, 2015). Selanjutnya
menurut Alexander minat situasional timbul secara spontan,
sementara (Flowerdayy & Shell, 2015)dan adanya rasa ingin tahu
yang terinspirasi atau dipengaruhi oleh lingkungan (Fryer, 2015)
(Flowerdayy & Shell, 2015)(Arnaldi, 2014). Garcia menyatakan
tigamodel sebagai faktor yang membedakan minat situasional,
pertama memicu minat situasional,keduamempertahankan
minatsituasional menyangkut perasaan dan ketiga memelihara
minatsituasional sebagainilai (Chen, Yang, & Hsiao, 2015)
Minat belajar dapat diukur melalui 4 indikator sebagaimana
yang disebutkan oleh (Slameto, 2010) yaitu:
1. Ketertarikan untuk belajar,
Ketertarikan untuk belajar diartikan apabila seseorang yang
berminat terhadap suatu pelajaran maka ia akan memiliki
perasaan ketertarikan terhadap pelajaran tersebut. Ia akan rajin
belajar dan terus memahami semua ilmu yang berhubungan dengan
bidang tersebut, ia akan mengikuti pelajaran dengan penuh
antusias dan tanpa ada beban dalam dirinya
2. Perhatian dalam belajar,
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa seseorang
terhadap pengamatan, pengertian ataupun yang lainnya dengan
mengesampingkan hal lain dari pada itu. Jadi siswa akan
mempunyai perhatian dalam belajar, jika jiwa dan pikirannya
terfokus dengan apa yang ia pelajari.
3. Motivasi belajar
Motivasi merupakan suatu usaha atau pendorong yang
dilakukan secara sadar untuk melakukan tindakan belajar dan
mewujudkan perilaku yang terarah demi pencapaian tujuan
yang diharapkan dalam situasi interaksi belajar.
4. Pengetahuan
Pengetahuan dapat diartikan bahwa jika seseorang yang berminat
terhadap suatu pelajaran maka akan mempunyai pengetahuan
yang luas tentang pelajaran tersebut serta bagaimana manfaat
dari belajar dalam kehidupan sehari-hari ( Siti Nurhasanah, A.
Sobandi, 2016:130-131)

Suatu minat dapat diekspreksikan melalui suatu


pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu
hal dari pada hal lainnya, dapat juga dimanifestasikan melalui
partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat
terhadap subjek tertentu cendrung untuk memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat tidak dibawa
sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu
dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta
mempengaruhi penerimaan minat minat baru. Jadi minat terhadap
sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar
selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan
hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi
umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang
mempelajarinya.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya


adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi
yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai
individu. Proses ini berarti menunjukan pada siswa bagaimana
pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya,
melayani tujuan tujuannya, memuaskan kebutuhan kebutuhannya.
Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk
mencapai beberapa tujuan yang dianggap penting, dan bila siswa
melihat bahwa hasil pengalaman belajarnya akan membawa
kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat (dan
bermotivasi) untuk mempelajarinya.(Slameto, 2013:180)
Dari beberapa paparan diatas peneliti mengambil
kesimpulan pengertian minat belajar adalah suatu ketertarikan,
ketekunan terhadap pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil
dan pengetahuan yang didapat didalam pembelajaran. Selain itu
ada beberapa indikator dalam minat belajar yaitu ketertarikan
belajar, perhatian belajar, motivasi belajar, dan pengetahuan. Jadi
siswa dapat dikatakan minat dalam pembelajaran jika memiliki
beberapa indikator tersebut.

2. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa


Minat belajar siswa akan menentukan keberhasilan mereka
dalam proses pembelajaran. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
minat belajar :
1) Faktor internal (dari dalam diri siswa).
Faktor internal (dari dalam diri siswa) merupakan faktor yang
mempengaruhi minat belajar peserta didik yang berasal dari siswa
itu sendiri Faktor internal meliputi:
a. Aspek Fisik. Aspek fisik meliputi kondisi fisik atau kesehatan
fisik individu siswa. Kondisi fisik yang baik sangat membantu
keberhasilan pembelajaran, dan dapat mempengaruhi minat
belajar. Namun apabila terdapat gangguan kesehatan jasmani
khususnya gangguan penglihatan dan pendengaran maka dengan
sendirinya akan mengakibatkan penurunan minat belajarnya.
b. Aspek mental (spiritual) menurut (Sardiman, 1992: 44) Faktor
psikologis meliputi perhatian dan observasi, Reaksi, fantasi,
ingatan, cara berpikir, kemampuan dan motivasi; pada
pembahasan berikut ini tidak semua faktor psikologis yang
dibahas, hanya sebagian yang berkaitan erat dengan minat
belajar.
2) Faktor eksternal ( diluar diri siswa )
Faktor eksternal adalah faktor faktor yang mempengaruhi minat
belajar siswa yang bersal dari luar diri siswa Faktor dari luar siswa
antara lain :
a. Keluarga. Keluarga berperan penting dalam merangsang minat
belajar anak. Seperti kita ketahui bersama, keluarga adalah
lembaga pendidikan pertama untuk anak. Cara orang tua
mengajar akan mempengaruhi minat belajar anak. Saat anak
membutuhkan bantuan, orang tua harus selalu siap, terutama
untuk topik yang sulit dikuasai. Perlengkapan belajar yang
dibutuhkan anak juga perlu diperhatikan oleh orang tua. Dengan
kata lain, orang tua harus terus memahami kemajuan belajar
setiap anak. Suasana rumah juga harus mendukung
pembelajaran anak, dan rumah harus tetap rapi dan tenang. Ini
dirancang untuk membuat anak merasa nyaman dan mudah
fokus pada materi yang ada.
b. Sekolah. Faktor internal sekolah meliputi metode pengajaran,
kurikulum, sarana dan prasarana belajar, sumber belajar, media
pembelajaran, hubungan siswa dengan teman, guru dan staf
sekolah, dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Pendidik juga
harus memperhatikan kondisi peserta didik saat menjalankan
pendidikan. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran akan
tercipta suasana yang menyenangkan dan tidak membosankan
bagi anak.
c. Lingkungan Masyarakat. Lingkungan komunitas atau
lingkungan masyarakat meliputi hubungan dengan teman,
aktivitas dalam komunitas, dan lingkungan tempat mereka
tinggal. Jika kegiatan akademik diimbangi dengan kegiatan di
luar sekolah, maka kegiatan akademik akan lebih baik. Banyak
kegiatan di masyarakat yang dapat merangsang minat belajar
anak. Seperti kegiatan remaja, anak-anak dapat belajar
berorganisasi di dalamnya. Namun, orang tua perlu
memperhatikan aktivitas anaknya di luar rumah dan sekolah.
Karena aktivitas yang berlebihan akan menurunkan semangat
mereka di sekolah.

Menurut JT. Loekmono (1985), faktor-faktor yang


menyebabkan siswa menurun atau kehilangan minat belajar adalah
sebagai berikut:

1. Ketidaknyamanan fisik atau kelainan pada mata, telinga, dan


kelenjar membuat anak sulit masuk kelas atau mengerjakan
PR.
2. Pembelajaran dikelas kurang merangsang rasa ingin tahu
siswa. Tingkat kemampuan anak jauh melebihi tingkat yang
dibutuhkan, dan akibatnya membuat anak merasa bosan.
3. Adanya masalah atau kesulitan psikologis yang membuatnya
menarik diri atau melarikan diri dari kenyataan. Dalam hal ini
anak akan menunjukkan gejala yang sama dimana-mana yaitu
tidak menunjukkan minat atau tidak memperhatikan segala
sesuatu di luar kelas.
4. Perhatian utama dari anak dicurahkan kepada kegiatan-
kegiatan di luar kelas, sepertiolah raga, kegiatan di
dalam kelas, bekerja yang membutuhkan keterampilan
mekanis, atau melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan
uang.
5. Sikapnya yang seakan-akan tidak mempunyai perhatian
atau minat ini sebenarnya hanya suatu sikap pura-pura.
Keadaan yang sebenarnya ialah bahwa ia ingin
memberi kesan demikian, supaya orang dapat menerima
kenyataan bahwa ia tidak berkompetisi/atau tidak mampu
berkompetisidengan orang lain, yang dipandangnya jauh
lebih mampu dari dirinya sendiri.
6. Ada konflik pribadi dengan guru, atau dengan orang tua.
Dengan menunjukkan sikap ini sebenarnya ia hendak
menunjukkan sikap melawan mereka; jadi sikap ini
merupakansatu jenis senjata untuk melawan.(Zaki Al Fuad,
Zuraini, 2016: 45-47)
3. Cara Membangkitkan Minat Belajar
Membangkitkan minat belajar siswa, merupakan hal yang
berkaitan dengan peranan seorang guru sebagai kunci dalam proses
belajar mengajar. Kalaupun kemampuan seorang guru dalam bidang
studinya ataupun pengalaman yang dimiliki mempunyai nilai lebih dari
siswanya, merupakan hal yang tidak patut diandalkan oleh seorang
guru. Karena kemampuan yang lebih tersebut belum tentu dapat
diterima oleh seorang siswa, akan menjadi sumber timbulnya rasa
simpatik siswa kepada pengetahuan yang telah diberikan. Disamping itu
kegiatan mengajar adalah suatu aktifitas yang sangat kompleks pula.
Untuk merealisir metode atau cara peningkatan minat belajar, maka
harus mengetahui prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam proses
mengajar. Menurut Roestiyah, prinsip-prinsip umum yang diberikan
adalah:
1) Sebagai Fasilitator (menyediakan situasi dan kondisi yang
dibutuhkan oleh individu yang belajar)
2) Sebagai Pembimbing (memberikan bimbingan kepada siswa dalam
interaksi belajar)
3) Sebagai Motivator (memberikan dorongan semangat)
4) Sebagai Organisator (mengorganisir kegiatan siswa maupun guru)
5) Sebagai Manusia Sumber (memberikan informasi)

Dengan prinsip-prinsip diatas, maka seorang guru akan mengetahui


adanya kesulitan-kesulitan yang telah dialami seorang siswa, dan
bagaimana pemecahannya.( slameto, 1987:67)
Dari pernyataan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa upaya
atau cara membangkitkan minat belajar yang antara lain:

a) Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi


Seorang guru harus menggunakan banyak variasi metode pada
waktu mengajar. Variasi metode mengakibatkan penyajian materi
pelajaran lebih menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa,
mudah dipahami dan suasana di kelas menjadi hidup. Metode
penyajian yang selalu sama dan monoton akan membosankan
siswa dalam belajar.
b) Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis di
sekolah Lingkungan yang saling menghormati dapat mengerti
kebutuhan anak, bertenggang rasa, memberikan kesempatan pada
anak untuk belajar sendiri, berdiskusi untuk mencari jalan keluar
bila menghadapi masalah, akan mengembangkan kemampuan
berfikir pada diri anak, cara memecahkan masalah, hasrat ingin
tahu dan menambah pengetahuan atas inisiatif sendiri.
c) Pergunakan tes dan nilai secara bijaksana Pada kenyataannya tes
dan nilai digunakan sebagai dasar berbagai hadiah sosial (seperti
pekerjaan penerimaan lingkungan dan sebagainya). Menyebabkan
tes dan nilai dapat menjadi kekuatan untuk memotovasi siswa.
Siswa belajar pasti ada keuntungan yang di asosiasikan dengan
nilai yang tinggi. Dengan demikian memberikan tesnilai
mempunyai efek untuk memotivasi belajar. Tetapi tes dan nilai
harus dipakai secara bijaksana, yaitu untuk memberi
informasiinformasi pada siswa lainnya, penyalahgunaan tes dan
nilai akan mengakibatkan menurunnya keinginan siswa untuk
berusaha dengan baik.
d) Menumbuhkan bakat, sikap dan nilai Belajar mengandung
pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang meliputi seluruh
pembinaan individu terhadap dirinya, naluri, sikap dan pembinaan
nilai-nilai sekolah jika ingin menghasilkan untuk masyarakat
sebagai warga negara yang baik dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, dan berusaha meningkatkan taraf hidupnya,
haruslah membekalinya dengan bakat yang terpuji, sikap-sikap
yang baik dan nilai-nilai yang diterima oleh masyarakat.(Zakiyah
Darajat, 1980:32)

Selain itu, pelajaran berjalan lancar bila ada minat. Anak-anak


malas, tidak belajar, gagal karena tidak adanya minat. Minat antara lain
dapat dibangkitkan dengan cara-cara berikut:

a. Bangkitkan suatu kebutuhan (kebutuhan untuk menghargai


keindahan, untuk dapat penghargaan, dan sebagainya).
b. Hubungkan dengan pengalaman yang lampau.
c. Beri kesempatan untuk mendapat hasil baik, “Nothing succeeds
like succes”. Tak ada yang lebih memberi hasil yang baik daripada
hasil yang baik. Untuk itu bahan pelajaran disesuaikan dengan
kesanggupan individu.
d. Gunakan berbagai bentuk metode mengajar seperti diskusi, kerja
kelompok, membaca, demonstrasi, dan lain sebagainya. (S.
Nasution, 1995:82)

Dengan demikian cara-cara yang harus dilakukan dalam


meningkatkan minat siswa terhadap proses belajar sebagai landasan
pengembangan pemikiran siswa yang dinamis dan produktif adalah
dengan memperhatikan beberapa hal, baik dari segi interaksi antar guru
dan siswa, segi pelajaran, dan sebagainya.

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling


efektif untuk meningkatkan minat pada suatu subyek yang baru adalah
dengan menggunakan minat minat siswa yang telah ada. Misalnya
siswa menaruh minat pada olahraga balap mobil. Sebelum
mengajarkan percepatan gerak, pengajar dapat menarik perhatian siswa
dengan menceritakan sedikit mengenai balap mobil yang baru saja
berlangsung, kemudian sedikit demi sedikit diarahkan ke materi
pelajaran yang sesungguhnya. Disamping memanfaatkan minat yang
ada, tanner & Tanner (1975) menyarankan agar para pengajar juga
berusaha membentuk minat minat baru pada diri siswa. Ini dapat
dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai
hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan
pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa dimasa
yang akan datang. Rooijakkers (1980) berpendapat hal ini dapat pula
dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu
berita sensasional yang sudah diketahui kebannyakan siswa. Siswa,
misalnya akan menaruh perhatian pada pelajaran tentang gaya berat,
bila hal itu dikaitkan dengan peristiwa mendaratnya manusia pertama
dibulan.

Bila usaha usaha diatas tidak berhasil, pengajar dapat memakai


insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif merupakan
alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu
yang tidak mau melakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan
baik. Diharapkan pemberian insentif akan membangkitkan motivasi
siswa, dan mungkin minat terhadap bahan yang diajarkan akan
muncul.

Studi studi eksperimental menunjukan bahwa siswa siswa yang


secara teratur dan sistematis diberi hadiah karena telah bekerja dengan
baik atau karena perbaikan dalam kualitas pekerjaannya, cenderung
bekerja lebih baik daripada siswa siswa yang dimarahi atau dikritik
karena pekerjaannya yang buruk atau tidak adanya kemajuan.
Menghukum siswa karena hasil kerjanya yang buruk tidak terbukti
efektif, bahkan hukuman yang terlalu kuat dan sering lebih
menghambat belajar. Tetapi hukuman yang ringan masih lebih baik
daripada tidak ada perhatian sama sekali. Hendaknya pengajar
bertindak bijaksana dalam menggunakan insentif. Insentif apa pun
yang dipakai perlu disesuaikan dengan diri siswa masing masing.
(Slameto, 2013: 181-182)

4. Pembelajaran IPA SD
a. Pengertian IPA

Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata kata


dalam bahasa inggris yaitu natural science, artinya ilmu
pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau
bersangkutan paut dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan.
Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science itu pengertiannya
dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari
peristiwa peristiwa yang terjadi di alam ini.

IPA membahas tentang gejala gejala alam yang disususun


secara stematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan
pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana
yang dikemukakan oleh Powler bahwa IPA merupakan ilmu yang
berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis
yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan
dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur) artinya
pengetahuan itu tersusun dalam satu sisitem, tidak berdiri sendiri,
satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga
seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku
umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh
seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang
sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.
Selanjutnya Winaputra mengemukakan bahwa tidak hanya
merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk
hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara
menyelesaikan masalah. ( Usman Samatowa, 2018:3)
IPA adalah kumpulan teori yang tersusun secara sistematis,
secara umum terbatas pada gejala gejala yang ada dialam,
berkembang dan lahir dari metode ilmiah seperti melakukan
eksperimen dan observasi yang melibatkan keaktifan belajar (
Trianto, 2007:136).
Dari paparan diatas penulis mengambil kesimpulanbahwa
IPA merupakan sebuah bidang ilmu yang meneliti atau
mempelajari tentang gejala gejala yang ada di alam dan hal hal
yang berkaitan dengan alam yang didapat dari berbagai observasi
dan pengamatan. Tidak hanya itu ipa merupakan bidang ilmu yang
mengajarkan cara berpikir dan cara memecahkan masalah.
b. Pembelajaran IPA SD
Setiap pembelajaran pada mata pelajaran pasti memiliki
tujuan untuk mengembangkan ketiga aspek hasil belajar siswa.
Menurut BSNP (2006), tujuan pembelajaran saintifik adalah
sebagai berikut :
1. Berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan yang
diciptakan Tuhan, percaya pada Tuhan Yang Maha Esa
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep ilmiah
yang berguna dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari
3. Menumbuhkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
akan interaksi antara makhluk hidup, lingkungan, teknologi,
dan masyarakat
4. mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki
lingkungan, memecahkan masalah dan membuat keputusan
5. Meningkatkan kesadaran untuk berpartisipasi dalam
pemeliharaan, perlindungan dan pelestarian lingkungan alam
6. Meningkatkan pengakuan bahwa menghormati alam dan
semua keteraturannya adalah salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh pengetahuan, konsep dan keterampilan ilmiah
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan di SMP / MTs.

Berdasarkan tujuan tersebut dapat diketahui bahwa dalam


pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) perlu dikembangkan
kepada tiga hasil belajar yaitu pengetahuan, sikap yang biasa
disebut sikap ilmiah dan keterampilan yang disebut proses
pembelajaran. Diharapkan ketiga unsur tersebut dapat muncul pada
diri siswa, sehingga siswa dapat mengalami keseluruhan proses
pembelajaran melalui proses pemecahan masalah, metode ilmiah,
serta meniru cara kerja dan sikap ilmuan ketika mencari fakta baru
untuk memeahami fenomena alam.

Siswa bekerja seperti ilmuan, artinya proses pembelajaran


saintifik menggunakan metode dan keterampilan proses ilmiah
dasar. Keterampilan proses ilmiah terbagi menjadi dua bagian,
yaitu keterampilan dasar dan keterampilan komprehensif. Bagi
siswa sekolah dasar diharapkan setidaknya keterampilan dasar
proses sains siswa harus dibina dalam proses pembelajaran IPA.
Hal ini dikarenakan kemampuan kognitif siswa SD tidak dapat
dibandingkan dengan dengan struktur kognitif ilmuan, sehingga
siswa perlu memiliki kesempatan untuk berlatih beradaptasi
dengan tahap perkembangan kognitif siswa SD dalam keterampilan
proses ilmiah (Farida Nur Kumala, 2016 :9-10).

Agar pelaksanaan pendidikan di SD/MI dapat mencapai


tujuan maka perlu disediakan sumber belajar untuk mendukung
kegiatan belajar dan membelajarkan untuk semua mata pelajaran.
Disamping berbagai sumber belajar yang bercirikan mata
pelajaran, perlu disediakan ruang kelas, ruang perpustakaan,
laboraturium IPA, ruang UKS dan sebagainnya. Kelengkapan
berbagai sumber belajar sering dijadikan indikator mutu
pendidikan dan sebagai daya tarik, karena tidak jarang masyarakat
menganggap, semakin lengkap dan modern sumber belajar maka
makin bermutu pendidikan sekolah itu.

Akan tetapi banyak juga SD/MI khususnya dipedesaan


tidak memiliki ruang khusus untuk berbagai sumber belajar itu.
Dimasing masing ruang kelas biasanya terdapat lemari untuk
menyimpan buku teks pelajaran dan buku buku bacaan serta alat
alat praktik IPA dan biologi, serta alat alat olahraga. Sumber
belajar itu biasanya disimpan dan dipergunakan oleh guru bidang
studi yang bersangkutan dan siswa tidak bebas
menggunakannya(Sitepu, 2014:100-101).

Oleh karena kurangnya fasilitas fasilitas sumber belajar


pada SD/MI maka pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
dapat menjadi solusi dikarenakan lingkungan telah menyediakan
berbagai sumber belajar yang tak terbatas terutama pada
pembelajaran IPA. Lingkungan juga memiliki sumber belajar yang
telah dikenal oleh siswa dan lingkungan merupakan sumber belajar
terdekan dengan siswa.

5. Lingkungan Rumah Sebagai Sumber Belajar


Beberapa jenis lingkungan yang dapat digunakan sebagai sumber
belajar adalah lingkungan alam primitif, lingkungan alam buatan dan
lingkungan sosial. Menurut Basuki (Rasdawati, 2012: 4). Tentunya
dunia pendidikan tidak dapat lepas dari lingkungan, karena dalam
rangka meningkatkan minat belajar siswa, lingkungan merupakan
sumber belajar yang sangat penting atau sangat penting. Pembelajaran
menjadikan lingkungan sebagai sumber belajar dapat memberikan
siswa suatu kehidupan yang nyata dan pengalaman langsung sehingga
dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti kegiatan mengajar
karena siswa pada sekolah dasar lebih senang jika melakukan kegiatan
kegiatan outdor dibanding di dalam ruangan. Ditambah dengan adanya
peristiwa pandemic ini maka siswa tentunya akan merasa bosan jika
pembelajaran hanya dilakukan didalam rumah. Dengan memanfaatkan
lingkungan sekitar rumah diharapkan dapat mengurangi rasa bosan
siswa dalam belajar.

Ada beberapa alasan mengapa kita dapat memilih lingkungan


sebagai sumber belajar di SD:
a. Lingkungan adalah sumber belajar yang sangat kaya
b. Lingkungan adalah tempat nyata di kehidupan siswa, jadi
diharapkan akan relevan dengan kehidupan di masa depan.
c. Lingkungan merupakan sesuatu yang dekat dengan dunia siswa dan
sudah dikenal dalam kehidupan sehari-hari. (2014, Portalet: 3).
Sebelum menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, guru
harus mempersiapkan dan menentukan beberapa hal agar dapat
memanfaatkan lingkungan dengan sebaik-baiknya dalam kegiatan
mengajarnya (Hamalik, 2012: 194).
Disiplin ilmu yang erat kaitannya dengan lingkungan adalah
disiplin ilmu sains. Karena sains adalah pembelajaran alam.
Menggunakan lingkungan sekitar untuk mempelajari sains
merupakan cara yang efektif untuk memfokuskan perhatian siswa
pada informasi spesifik dalam proses pembelajaran, dan merupakan
sumber belajar yang tidak terbatas. Dalam proses pembelajaran IPA,
lingkungan dapat dijadikan sebagai tujuan pembelajaran, sumber
belajar, dan perangkat pembelajaran. Ditegaskan pula bahwa
pedagogi dapat dikembangkan dengan memanfaatkan lingkungan
sekitar untuk pembelajaran saintifik (Usman Samatowa, 2011: 22).
Pembelajaran berbasis aneka sumber belajar tidak serta
merta didominasi oleh komputer dan internet serta mengabaikan
sumber belajar atau media sederhana. Seperti terlihat pada
perkembangan sumber belajar mulai dari manusia purba, lingkungan
dan alam tetap dijadikan sumber belajar yang andal untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu. Sebagai contoh, untuk mengetahui
sifat sifat air, pembelajar dapat mengajak pemelajar ke sungai atau
ke kali dekat tempat belajar. Pembelajar dapat memberikan petunjuk
apa yang perlu diamati, kemudian pembelajar dapat mengamati dan
mengidentifikasi sendiri sifat sifat air itu. Misalnya, mereka
menemukan air mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang
rendah, merasakan dinginnya air ketika air menyentuh kulit ,
mengetahui apa saja (fauna dan flora) yang hidup dalam air, serta
mereka dapat menggunakan air untuk membersihkan sesuatu. Lebih
jauh lagi mereka dapat mengetahui manfaat air selain minuman dan
pembersih. Dengan menggunakan sungai dan kali sebagai sumber
belajar, pembelajar tidak hanya mendengar dan menyaksikan sifat
sifat air, tetapi mereka dapat terlibat langsung mengamati,
merasakan, dan menghayati sifat sifat air itu. Mereka memperoleh
informasi langsung, mendiskusikan, mengkaji, dan
menyimpulkannya sebagai pengetahuan baru. Pengalaman nyata
demikian juga dapat menggugah mereka mencintai dan serta
kemudian memikirkan tindak lanjutnya melalui pengalaman nyata.
Itulah ciri model belajar melalui penglaman.
Contoh mempelajari sifat sifat air dengan membawa
pembelajar ke alam yang nyata juga dapat memenuhi cara belajar
yang bervariasi. Bagi yang kuat dalam spatial intelegence, mereka
dapat dengan cepat memahami dan mengingat sifat sifat air dengan
melihat bentangan sungai serta masuk kedalam sungai. Mereka yang
kuat dalam musical intelegence dapat menjelakan sifat sifat air
dengan mendengar riak air mengalir. Yang kuat dalam intra-
personal intelegence dapat dengan mudah memahami sifat sifat air
dwngan duduk merenung dibantaran sungai sambil mengamati
prilaku air. Yang kuat dalam inter-personal intelegence akan asyik
berbincang bincang dengan kawannya tentang sifat sifat air itu,
serta yang kuat dalam kinestetic intelegence dapat terjun ke air dan
bermain main di air sehingga cepat memahami dan mengingat sifat
sifat air. Dengan satu model pembelajaran, pemelajar dapat belajar
dengan gaya masing masing dan memperoleh kemampuan yang
ditargetkan.
Berkaitan dengan ilmu pengetahua alam, pemelajar dapat
mengenal dan mengamati jenis jenis tumbuhan liar, bagaimana
pertumbuhannya dan juga manfaatnya dari alam sekitarnya.
Pengetahuan yang sering diperoleh dengan pengamatan itu sering
lebih jelas daripada yang disebutkan dalam buku, serta lebih mudah
dan lebih cepat dipelajaroi daripada penjelasan guru. Seperti contoh
mengamati tanaman liar disekitar tempat tinggalnya, sebagai salah
satu kegiatan diluar sekolah atas penugasan gurunya disekolah.
Sambil mengamati, mereka juga berdiskusi berkaitan tanaman itu,
seperti namanya, warnanya, bunga atau buahnya, tingginya, jenis
mana yang paling banyak, dan lain sebagainya sesuai dengan
pengarahan guru dikelas
Menggunakan sumber belajar diluar sekolah memerlukan
pengarahan dari guru tentang aspek dan fokus pengamatan. Belajar
melalui berbagai aneka sumber memungkinkan pembelajar belajar
menurut gaya belajar masing masing, meningkatkan rasa ingin
tahunya, kemampuan berkomunikasi, belajar dalam kelompok, serta
menyusun dan memaparkan laporan hasil pengamatan secara
sistematis. Melalui metode ini berbagai metode pembelajajaran juga
dapat dilaksanakan seperti belajar berbasis masalah, belajar
kooperatif, belajar kolaboratif, dan belajar inkuiri. (Sitepu, 2014:49-
52)
Dari beberapa paparan diatas dapat disimpulkan bahwa
untuk menarik minat belajar siswa guru dapat menggunakan
lingkungan sekitar rumah sebagai sumber belajar IPA. Selain untuk
menarik minat juga untuk mengoptimalkan kegiatan belajar
mengajar dan menambah variasi dalam belajar sehingga tak hanya
berfokus pada guru dan buku saja terutama dimasa pembelajaran
daring ini.

6. Kelebihan Dan Kekurangan Menggunakan Lingkungan Sebagai


Sumber Belajar.

Keunggulan lingkungan sebagai sumber belajar Menurut


Hamzah dan Mohamad (2014: 146), menggunakan lingkungan untuk
pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

1. Membimbing siswa secara langsung ke dalam dunia konkrit materi


khayalan tentang konsep pembelajaran.
2. Lingkungan dapat digunakan kapan saja dan dimana saja sehingga
dapat digunakan setiap saat, namun tergantung dari jenis materi
yang diajarkan.
3. Menggunakan konsep pembelajaran lingkungan tanpa biaya,
karena semuanya disediakan oleh lingkungan alam.
4. Mudah bagi siswa untuk mencerna, karena yang diperlihatkan
kepada siswa adalah materi yang konkrit dan abstrak.
5. Siswa lebih termotivasi untuk belajar karena akan mengalami
suasana belajar yang berbeda dari biasanya.
6. Suasana yang nyaman membuat siswa tidak bosan saat menerima
materi. memudahkan untuk mengontrol kebiasaan buruk dari
sebagian peserta didik.
7. Memberi siswa kesempatan untuk berimajinasi.
8. Konsep pembelajaran tidak monoton.
9. Siswa lebih leluasa dalam berpikir dan cenderung menguasai
materi yang diajarkan, karena materi yang diajarkan sudah
disajikan dihadapannya (spesifik).
7. Kekurangan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Menurut penelitian Hamzah dan Mohamad (2014: 146), penggunaan
lingkungan sebagai sumber belajar memiliki beberapa kelemahan yaitu:
1. Lebih sering digunakan dalam pembelajaran IPA atau pembelajaran
sejenisnya.
2. Perbedaan kondisi lingkungan di setiap wilayah (dataran rendah dan
dataran tinggi).
3. Perubahan musim akan menyebabkan perubahan kondisi lingkungan
setiap saat.
4. Timbulnya bencana alam.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan Metode penelitian kualitatif, yang
mana metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandasakan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek alamiah, ( sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci , teknik pengumpulan
data dilakukan secara tringulasi ( gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi. ( Sugiyono,2006:9 )
Metode penelitian kualitatif juga merupakan metode penelitian
yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam
terhadap sesuatu masalah dari pada melihat permasalahan untuk penelitian
generalisasis. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik
analisis mendalam, ( indepth analysis ), yaitu mengkaji masalah secara
kasus perkasus karena metodologi kualitatif yakin bahwa sifat suatu
masalah satu akan berbeda dengan sifat masalah yang lainya. (Sandu
siyoto,2015:28).
Selain definisi diatas, ada definisi penelitian kualitatif menurut para
ahli, antara lain:
1. Bogdan dan Taylor (1995) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif
adalah rosedur penelitian yang menghasilkan dat deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat
diamati.
2. Koentjarraningrat(1983) penelitian kualitatif adalah penelitian
dibidang ilmu umani dan kemanusiaan dengan aktivitas yang
berdasrkan disiplin ilmiah untuk mengumpulkan, menganalisis, dan
menapsirkan fakta-fakta serta hubungan-hubungan antara fakta-fakta
alam, masyarakat, kelakuan dan rohani manusia guna menemukan
prinsip-prinsip pengetahuan dan metode-metode baru dalam usaha
menggapai hal-hal tersebut.
3. Erikson (1986) yang dikutip oleh tantra memberikan batasan formal
tentang penilitian kualitatif seagai suatu proses investigasi secara
itensip, dengan proses pencatatan teliti tentang apa yang terjadi
dilapangan, melalui suatu repleksi analitik terhadap dokumen, yang
menyajikan bukti-bukti dan melaporkan hasil analisis data secara
deskriptif atau langsung dengan mengutip hasil wawancara. (I Wayan
Suwendra.2018:4 )

Penelitian kualitatif tidak pernah lepas dari pendekatan


fenomenologis, yang mana menurut pandangan fenomologis peneliti
berusaha memahami arti daripada suatu peristiwa/fenomena dan kaitan-
kaitannya dengan orang-orang dalam situasi-situasi tertentu, jadi yang
tepenting adalah pemahaman. Peneliti dalam hal ini mencari makna
berdasarkan interprestasi yang diberikan oleh subyek-subyek terlibat tetapi
tidak mengabaikan realitas/kebenaran yang diluar dirinya. (I Wayan
Suwendra.2018:30)

Peneletian kualitatif juga memiliki beberpa desain diantaranya,


desain etnografi, grounded theory, studi kasus, fenomoneologi, naratif.
Untuk penjelasan lebih rinci desain tersebut di jelaskan sebagai berikut :

1. Desain etnografi
Etnografi merupakan salah satu metode kualitatif yang tertua dari riset
sosial. Metode ini sangat tepat untuk meneliti masalah budaya, dan
biasanya selau terpilih sebagai metode penelitian bidang sosial
kjususnya antropologi. Diperjelas oleh Cresswell (2011) bahwa
metode etnogrofi adalah prosedur penelitian kualitatif untuk
menggambarkan, menganalisa, dan menafsirkan unsure-unsur dari
sebuah kelompok budays seperti, pola prilaku, kepercayaan, dan
bahasa yang berkembang dari waktu ke waktu.
2. Grounded Theory
Grounded Theory salah satu model pendekatan penelitian
kualitatif yang sedang berkembang sangat pesat beberapa tahun
terakhir. Grounded theory adalah sebuah pendekatan yang refleksif dan
terbuka, dimana pengumpulan data, pengembangan data,
pengembangan konsep teoritis, dan ulasan literature berlangsung
dalam proses berkelanjutan. Desain penelitian grounded theory
merupakan seperangkat prosedur yang digunakan untuk menyusun
sebuah teori yang menjelaskan sebuah proses mengenai sebuah topic
substansif.Studi kasus yaitu strategi penelitian dimana didalamnya
peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, pristiwa, aktivitas,
proses , atau sekelompok individu.
3. Fenomenologi
Fenomenologi merupakan strategi penelitian dimana di
dalamnya peneliti mengidentifikasi hakikat pengalaman manusia
tentang suatu fenomena tertentu.
4. Naratif
Naratif adalah suatu metode penelitian didalam ilmu-ilmu
sosial, naratif adalah setudi tentang kehidupan individu, termasuk
diskusi tentang pengalaman-pengalaman bagi individu, metode ini
adalah kemampuannya untuk memahami identitas dan pandangan
dunia seorang dengan mengacu cerita-cerita yang dengarkan ataupun
dituturkan.( Fitrah dan Luthfiyah,2017:50-51)

B. Setting dan Subjek Penelitian


1. Setting Penelitian
Penelitian yang dilakukan berbentuk penelitian kualitatif,
untuk itu peneliti mempersiapkan setting penelitian berupa keterangan
lokasi penelitian, waktu penelitian, berikut penjelasan yang lebih rinci
mengenai setting penelitian diantaranya
a. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian yang dilakukan yaitu di MIN Kota Jambi
b. Waktu penelitian
Waktu penelitian dilakukan memerlukan rancangan waktu yang
sesuai sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik dan sesuai
dengan yang diharapkan sehingga memperoleh hasil yang
maksimal.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MIN Kota Jambi
dalam pembelajaran IPA. Siswa kelas V berjumlah 37 siswa yang
terdiri 15 anak laki-laki dan 22 anak perempuan.
C. Jenis dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian kualitatif diperoleh dari dua data,
yaitu data primer dan data sekunder, karena menurut teori penelitian
kualitatif, agar penelitinnya dapat betul-betul berkualitas, maka data yang
dikumpulkan harus lengkap, data tersebut yaitu data primer dan data
sekunder. (Sandu siyoto,2015:28)
1. Data Primer
Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata
yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau prilaku yang dilakukan
oleh subjek yang dapat dipercaya, dala hal ini adalh subjek penelitian
(informan) yang berkenaan denga variable yang diteliti. (Sandu
siyoto,2015:28)
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-
dokumen grafis, foto-foto, film, rekaman, video, dan benda-benda, dan
lain-lain yang dapat memperkaya data primer. (Sandu siyoto,2015:28)

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat
menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1. Metode Observasi
Syaodih Mengatakan bahwa observasi merupakan suatu teknik
atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung, margono mengatakan
bahwa observasi sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.( Djaman
Satori,2009:105) Atau definisi lain observasi adalah alat pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara
sistematika gejala-gejala yang diselidiki.( Narbuko dan
Achamadi,2012:70)
2. Metode Wawancara
Menurut sudjana wawancara adalah proses pengumpulan data
atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya dengan pihak
yang ditanya atau menjawab.( Djaman Satori,2009:130)
Pengugunaan metode wawancara secara garis besar ada dua
macam pedoman wawancara yaitu pedoman wawancara tidak
tersetruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis
besar yang akan ditanyakan, dan yang kedua adalah wawancara
tersetruktur , yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci
sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal membubuhkan
tanda v (check) pada nomor yang sesuau.(Sandu Siyoto,2015:76)
Selain itu menurut Esterberg (2002) wawancara adalah
merupakan pertemuan dua orang tua untuk bertukar informasi Dan ide
melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topic tertentu. ( Sugiyono,2015:317)
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variable yang berupa catatan, transkip ,buku, agenda, dan
sebagainya.(Sandu Siyoto,2015:77)
Metode dokumentasi dilakukan untuk megumpulkan data yang
bersumber dari arsip dokumen baik yang berada ditempat penelitian
taupun yang berada di luar penelitian, yang hubunganya diluar
penelitian tersebut.( Iskandar,2009:134 )

E. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan data.(Sandu Siyoto,2015:120)
Tidak ada cara tertentu yang dapat dipakai atau diikuti peneliti
untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri
metode apa yang cocok dengan sifat penelitian yang dilakukanya.
Berdasarkan hal diatas maka dapat dijelaskan disini bahwa, analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, pengamatan atau observasi, dan dokumentasi,
dengan cara mengklasifikasikan data kedalam kategori menjabarkan
kedalam unit-unit , menyusun kedalam pola, melakukan sintesis, memilih
dan memilah mana yang penting akan dipelajari , dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Langkah-langkah yang dipilih peneliti dalam teknik analisis data
adalah model Miles dan Huberman, yaitu aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan dilakukan secar a terus menerus
sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data
display, dan conclusion drawing/ verification , (Sugiyono,2006:246).
Adapun gambar langkah-langkah analisis data kualitaif dari Miles dan
Huberman sebagai berikut.
Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi

Reduksi Data

Memilih pokok-pokok data, mencari pola dan kategori

Data Display

Menyajikan data kedalam bentuk seperti uraian singkat, bagan

Hubungan antar kategori, dan sejenisnya


Menarik Kesimpulan

a) Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada natural setting ( kondisi
yang alamiah ), sumber data pimer, dan teknik pengumpulan data lebih
banyak pada observasi berperan serta ( in depth interview ) yaitu
peneliti akan melihatkan diri dengan kegiatan narasumber, wawancara
mendalam, dan dokumentasi. ( Sugiyono,2012:63)
b) Reduksi Data
Mereduksi data berate merangkum, memilih hal-hal yang
pokok , mefokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang leih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
(Sugiyono,2006:247)
c) Data Display
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data
ini dapat dilakukan dalam bentuk table, garfik, pictogram, dan
sejenisnya. Demikian mendisplaykan data, maka akan memudahkan
untuk memahami apa yang terajdi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. (Sugiyono, 2006:249)
d) Menarik Kesimpulan
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,
dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-
bukti yang valid dan konsisiten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data , maka kesmipulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.( Sugiyono,2006:252)
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam penelitian Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif
meliputi uji, credibility, transferability, dependability, confirmability.
Tetapi penelitian kualitatif pada proposal, mahasiswa hanya disarankan
menggunakan uji credibility.(Sugiyono,2015:366)
1. Uji Kredibilitas
Uji kredibilitas pada penelitian kualitatif dilakukan dengan
beberapa langkah diantaranya, dengan perpanjangan pengamatan,
peningkatan ketekunan dalam penelitian, tringulasi, diskusi dengan
teman sejawat, analisis kasus negative, dan member check.
a. Perpanjangan pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan berati peneliti kembali
ke lapangan , melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan
sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Beberapa
lama perpanjangan pengamatan ini dilakukan, akan sangat
tergantung pada kedalaman, keluesan dan kepastian data.(
Sugiyono,2015:369)
Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji
kredibilitas data penelitian ini, sebaiknya difokuskan pada
pengujian terhadap data yang telah diperoleh, apakah data yang
telah diperoleh, apakah data yang diperoleh itu setelah dicek
kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu
perpanjangan pengamatan dapat diakhiri. (Sugiyono,2015:370)
b. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan
lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti
dan sistematis.(Sugiyono,2015:370)
c. Tringulasi
Tringulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagi sumber dengan berbagai
cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi
sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
(Sugiyono,2006:273)
d. Analisis Kasus Negatif
Kasus negative adalah kasus yang tidak sesuai atau
berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Tetapi
bila peneliti masih mendapatkan data-data yang bertentangan
dengan temuan, brarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.(
Sugiyono,2006:275)
e. Membercheck
Membercheck adalah , proses pengecekan data yang
diperoleh peneliti kepada pemberi data, Tujuan membercheck
adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai
dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
Pelaksanaan membercheck dapat dilakukan setelah satu
periode pengumpulan data selesai, atau setelah mendapat suatu
temuan, atau kesimpulan. (Sugiyono,2006:276)
G. Jadwal Penelitian

Bulan

No Kegiatan Feb. 20 Agst. 20 Sep. 20 Nov. 20 Jan. 21 Feb. 21 Mar.21

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan √
dan Acc
Judul

2 Penyusuna √ √ √
n Proposal

3 Seminar √
Proposal

4 Perbaikan √
Hasil
Seminar
Proposal

5 Pengurusa √
n dan
penerbitan
izin
penelitian

6 Pengumpu √ √
lan data
Lapangan

7 Analisis √ √
dan
penyusuna
n laporan
penelitian

8 Seminar √
hasil ujian
skripsi

9 Perbaikan √
hasil ujian
skripsi
10 Pengesaha √
n hasil
ujian oleh
tim
penguji

11 Pengganda √
an dan
penyeraha
n laporan
BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum
1. Sejarah Berdirinya dan Letak Geografis MIN Kota Jambi
Latar belakang sejarah MIN Kota Jambi yang berada di komplek
perguruan di Jl. Adityawarman Thehok adalah berasal dari komplek
PGAN Jambi yang luasnya mencapai 4.3 Ha yang dibeli dari
Anggaran Negara melalui DIP tahun 1969 oleh Asy Ari Thoha, BA.
Pada tahun 1975 MIN Kota Jambi didirikan, awalnya MIN ini
bernama MIN 4 Jambi yang yang merupakan limpahan dari Kerinci,
karena di Jambi belum ada Madrasah Ibtidaiyah yang Negeri, maka
dari ituah MIN 4 ini dilimpahkan menjadi MIN Kota Jambi. Pada saat
itu MIN 4 masih dipandang sebelah mata, karena masih kalah saing
dengan sekolah dasar yang ada. Dengan persaingan yang ada, bahkan
dahulu untuk mencari siswa sangat sulit. Hingga guru harus
mendatangi rumah-rumah untuk mencari siswa yang mau masuk ke
MIN 4 Jambi. Akan tetapi sekarang, berbanding 360 derajat. MIN 4
atau sekarang yang disebut dengan MIN Kota Jambi telah memiliki
siswa/siswi dengan jumlah hamper 1000 siswa/siswi. Terbukti bahwa
saat ini MIN Kota Jambi adalah salah satu MIN terfavorit.
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi terletak dalam Komplek
Perguruan Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jambi yang
dipersiapkan menjadi Madarasah Unggulan. Pada Komplek ini
terdapat 4 sekolah yakni : TK/RA, MIN, MTsN Kota Jambi, dan
MAN 2 Kota Jambi. Komplek ini terletak pada daerah yang sangat
strategis, di jantung Kota Jambi dengan jarak lebih kurang 1 km dari
Pusat Perkantoran Kota, diapit oleh dua jalan protocol dan daerah jalur
angkutan kota. Penduduk lingkungan komplek ini mayoritas beragama
Islam dengan perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang cukup
tinggi.
Sejak tahun 2010 MIN Kota Jambi memiliki Predikat Akreditasi B
dengan nilai 83 dan di tahun 2015 masih memiliki Predikat Akreditasi B
dengan nilai 84.

Tabel 1 : Pergantian Nama MIN Jambi

No Tahun Nama Madrasah


1. 1975 – 1995 MIN 4 JAMBI
2. 1996 – Sekarang MIN KOTA JAMBI

Tabel 2 : Nama-nama Kepala Madrasah MIN Kota Jambi

No Tahun Nama Kepala Madrasah


1. 1975 – 1980 Hisbullah Razzaq, BA
2. 1981 – 1985 Rahman
3. 1986 – 1990 Sa’idah
4. 1991 – 1995 Artita
5. 1996 – 2005 Dra. Razni Azikar
6. 2006 – 2016 Syafrin AB, S.Pd.I
7. 2016 – Sekarang Suyanto, S.Pd.I

2. Visi dan Misi MIN Kota Jambi


Adapun Visi dan Misi MIN Kota Jambi adalah sebagai berikut :

1. Visi :
Akhlak Mulia, Cerdas, Berprestasi”
2. Misi :
1. Mewujudkan peserta didik yang berakhlak mulia.
2. Membentuk peserta didik yang cerdas, berprestasi di bidang
IMTAQ dan IPTEK.
3. Mewujudkan peserta didik yang memiliki kecakapan emosional
spiritual, sosial, dan intelektual.
4. Menciptakan hubungan kerja sama orang tua, peserta didik dan
masyarakat.
3. Tujuan :
Memberikan bekal kemampuan dasar “BACA, TULIS, HITUNG”,
Pengetahuan dan Keterampilan Dasar yang bermanfaat bagi siswa,
memberikan bekal Kemampuan Dasar tentang Pengetahuan Agama
Islam dan Pengamalannya sesuai dengan tingkat perkembangan anak
serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan pada jenjang
selanjutnya.
3. Kurikulum MIN Kota Jambi
Kurikulum yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar adalah
Kurikulum 2013 (K-13).
Untuk mencapai standar mutu pendidikan yang dapat dipertanggung
jawabkan secara nasional, kegiatan pembelajaran di MIN Kota Jambi
mengacu pada standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan oleh
BSNP sebagai berikut:

1. Berperilaku sesuai dengan nilai dan norma ajaran Islam secara kaffah.
2. Mampu mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan
kelebihan diri dan memperbaiki kekurangannya.
3. Mampu menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas
perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya.
4. Berpartisipasi dalam menegakkan aturan sosial.
5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan strata sosial
ekonomi dalam tatanan global.
6. Membangun dan mengembangkan system informasi yang logis, kritis,
kreatif, dan inovatif.
7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
dalam memacahkan masalah dan pengambilan keputusan.
8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk
pemberdayaan diri.
9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil
yang terbaik.
10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah
kompleks.
11. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.
12. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara secara demokratis dalam wadah Negara.
13. Kesatuan Republik Indonesia.
14. Mengapresiasi karya seni dan budaya dan mampu mengekspresikan diri
melalui kegiatan seni dan budaya sesuai dengan budaya dan norma-
norma Islam.
15. Menghasilkan karya kreatif baik individu maupun kelompok.
16. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta
kebersihan lingkunagan.
17. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.
18. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan
masyarakat.
19. Menunjukkan kemampuan berbahasa yang efektif baik secara lisan
maupun tulisan dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab.
20. Selalu mengikuti perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan dan
teknologi terkini, serta mengembangkannya untuk kepentingan diri
sendiri, masyarakat, bangsa, dan Negara.
21. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikan
pada jenjang pendidikan tinggi.
4. Struktur Organisasi MIN Kota Jambi

KEPALA MIN KOTA JAMBI

SUYANTO,S.Pd.I

PENGELOLA KEUANGAN

RISMALENA, S.Ag

PUSTAKAWAN TATA USAHA

1. IKA PUTRI AGUSTIN, S.Pd 1. NUR AISAH. DM, S.Pd.I

2. ANITA LISMA, S.Pd.I 2. DESI SUSANNA , S.H.I


3. FEBRYANSYAH

PRAMUBAKTI

1. SIGIT SETIA W, S.Pd.I

2. ERIKA SARI, S.Pd

WALI KELAS GURU BIDANG STUDY

1. SRI MARYATI, S.Ag 13. JALEHA YANTI, S.Ag AL-QUR’AN HADITS BAHASA ARAB

2. HADIJAH, S.Pd.I 14. NOFRIANTY, S.Pd.I, MUHAMMAD IDRUS, S.Pd.I AMUL HUZNI
M.Pd.I
3. TUTI AMSINAR, 15. MUALIMIN, S.Pd.I AKIDAH AKHLAK DIANAH MANFAATI,
S.Pd.I
4. HANUNI, S.Ag 16. TOHIROH, S.Pd.I SAFIAH, S.Pd.I SS PENJASKES

5. ASNELLY, S.Ag 17. Hj. SOPIAH, S.Pd.I ISWANTO, S. Sy HAYATULLAH, S.Pd.I


6. Dra. Hj. Atika 18. ASPAHANI, S.Pd.I
FIQIH SITI HAFSAH, S.Pd.I
7. HUSNIATI, S,Pd 19. CHAMIM, S.AG, M.Pd
NETTY SUKASIH HASIBUAN, S.Pd.I
BAHASA INGGRIS
8. YUNI NURMA 20. ERNI YUSNITA, S.Ag
NINGSIH, S.Ag SUPARLIN, S.Pd.I
SUSILAWATI, S.Pd
9. MIRA, S,Pd.I 21. DESY ANDRIANI,
S.Pd.I SKI
10. FATIMAH, S.Pd.I 22. ULFI YAMNA, S.Ag
RISMALENA, S.Ag
11. ZAINIDAR, S.Ag 23. SITI NURHANAH
MUHAMMAD RAMADHANI, S. Sy
12. ARMAYAR, S.Pd 24. SRI HAYATI, S.Pd

PELAYAN
SECURITY

SUHERMAN SISWA/SISWI ANISAH

EDWARD
5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Pendidikan
1. Keadaan Guru
Tenaga pengajar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi
mempunyai tugas utama dalam mengelola pelajaran untuk
disampaikan kepada siswa dan siswi. Selain itu Guru-guru di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi juga harus menjalankan tugas
piket dan sebagai wali kelas. Ketentuan yang menunjukkan bahwa
tenaga dalam satu lembaga pendidikan harus mempunyai Ijazah guru
untuk menjadi tenaga pengajar.
Guru adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan
dalam proses belajar mengajar. Seorang guru mempunyai tugas dan
tanggung jawab untuk membina dan mengembangkan anak-anak
didiknya. Adapun guru-guru yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Negeri
Kota Jambi berjumlah 37 orang .dari segi sumberdaya mengajar
mereka rata-rata mempunyai kualifikasi sebagai guru, baik dari
lembaga pendidikan umum maupun dari pendidikan agama. Dengan
demikian sumber daya mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota
Jambi telah mempunyai persyaratan baik dari segi pendidikan umum
mapun pendidikan agama.

Tabel 1 : Daftar Nama-nama Guru dan Pegawai MIN Kota Jambi


NO NAMA TUGAS KET
1 SUYANTO,S.Pd.I KEPALA PNS
2 SRI MARYATI, S.Ag GURU KELAS (I.2) PNS
3 HADIJAH, S. Pd.I GURU KELAS (I.1) PNS
4 TUTI AMSINAR,S.Pd.I GURU KELAS (I.3) PNS
5 HANUNI, S.Ag GURU KELAS (II.1) PNS
6 ASNELLY, S.Ag GURU KELAS (II.2) PNS
7 Dra. Hj. ATIKA GURU KELAS (III.1) PNS
8 HUSNIATI, S.Pd GURU KELAS (III.2) PNS
YUNI NURMA NINGSIIH,
9 GURU KELAS (V.3) PNS
S.Ag
10 MIRA, S.Pd.I GURU KELAS (II.3) PNS
11 FATIMAH, S. Pd.I GURU KELAS (I.4) PNS
12 ZAINIDAR, S.Ag GURU KELAS (V.5) PNS
13 ARMAYAR, S.Pd GURU KELAS (V.1) PNS
14 JALEHA YANTI,S.Ag GURU KELAS (IV.4) PNS
15 NOFRIANTY, S.Pd.I, M.Pd.I GURU KELAS (IV.2) PNS
16 MUALIMIN, S.Pd.I GURU KELAS (IV.5) PNS
17 TOHIRO, S.Pd.I GURU KELAS (VI.2) PNS
18 Hj. SOPIAH, S.Pd.I GURU KELAS (IV.1) PNS
19 ASPAHANI, S.Pd.I GURU KELAS (V.2) PNS
20 CHAMIM, S.Ag, M.Pd GURU KELAS (V.3) PNS
21 ERNI YUSNITA, S.Ag GURU KELAS (V.4) PNS
22 DESY ANDRIANI, S.Pd.I GURU KELAS (VI.3) PNS
23 ULFI YAMNA, S.Ag GURU KELAS (VI.4) PNS
24 SITI NURHANAH GURU KELAS (VI.5) PNS
25 SRI HAYATI, S,Pd.I GURU KELAS (VI.1) PNS
GURU BIDANG
MUHAMMAD IDRUS,
26 STUDYAL-QUR’AN PNS
S.Pd.I
HADITS
GURU BIDANG STUDY
27 SAFIAH, S.Pd.I PNS
AKIDAH AKHLAK
GURU BIDANG STUDY CPN
28 ISWANTO, S.Sy
AKIDAH AKHLAK S
NETTY SUKASIH GURU BIDANG STUDY
29 PNS
HASIBUAN, S.Pd.I FIKIH
GURU BIDANG STUDY
30 SUPARLIN, S.Pd.I PNS
FIKIH
GURU BIDANG STUDY
31 RISMALENA, S.Ag PNS
SKI
MUHAMMAD GURU BIDANG STUDY CPN
32
RAMADHANI. S.Sy SKI S
33 AMUL HUSNI GURU BAHASA ARAB PNS
CPN
34 DIANAH MANFAATI, SS GURU BAHASA ARAB
S
GURU BIDANG STUDY
45 HAYATULLAH, S.Pd.I PNS
PENJASKES
GURU BIDANG STUDY
46 SITI HAFSAH, S.Pd.I PNS
PENJASKES
GURU BIDANG STUDY
37 SUSILAWATI, S.Pd PNS
BAHASA INGGRIS

Nama-nama Pegawai MIN Kota Jambi

No NAMA TUGAS KET


Pengadministrasi/Tata
1 NUR ASIAH.DM,S.Pd.I PNS
Usaha
2 DESY SUSANNA, SH.I Staf Tata Usaha Honor
3 FERRYYANSYAH Staf Tata Usaha Honor
4 IKA PUTRI AGUSTIN, S.Pd Tenaga Pustakawan Honor
5 ANITA LISMA, S.Pd.I Tenaga Pustakawan Honor
SIGIT SETIA WAHYUDI,
6 Tenaga Pramubakti Honor
S.Pd.I
7 ERIKA SARI, S.Pd Tenaga Pramubakti Honor
8 SUHERMAN Security Honor
9 EDWARD Security Honor
10 ANISAH Pelayan Honor

Tabel 2 : Daftar Nama-nama Guru Imam, Pengawas, dan Pengatur Pada


saat Sholat Dzuhur

JADWAL IMAM SHOLAT DZUHUR

SENIN SELASA RABU KAMIS

1. ASPAHANI, 1. MUHAMMAD 1. CHAMIM, S.Ag, 1. SUPARLIN


S.Pd.I IDRUS, S.Pd.I M.Pd.I S.Pd.I

2. MUALIMIN, 2. HAYATULLAH, 2. ISWANTO, S.Sy 2. MUHAMMAD


S.Pd.I S.Pd.I RAMADHANI,
S.Sy
JADWAL PENGAWAS DAN PENGATUR
ANAK PADA SHOLAT DZUHUR

SENIN SELASA RABU KAMIS

SRI MARYATI, SUSLAWATI, S.Pd ZAINIDAR, S.Ag FATIMAH, S.Pd.I

S.Ag MIRA, S.Pd.I NOFRIANTY, ASNELLY, S.Ag

HANUNI, S.Ag SRI HAYATI, S.Pd S.Pd.I, M.Pd.I YUNI

NURMANINGSIH,S.Ag
TUTI Dra.Hj. ATIKA HADIJAH, S.Pd.I
HUSNIATI, S.Pd
AMSINAR, Hj. SOPIAH, S.Pd.I RISMALENA,S.Ag
SITI NURHANAH
S.Pd.I TOHIROH, S.Pd.I NETI SUKASIH.

HASIBUAN, S.Pd.I DIANAH


ULFI YAMNA, ARMAYAR, S.Pd
AMUL HUSNI MANFAATI, SS
S.Ag
SAFIAH, S.Pd.I SITI HAFSAH,
JALEHA
S.Pd.I
YANTI, S.Ag

DESY

ANDRIANI,

S.Pd.I

ERNI YUSNITA,

S.Ag

6. KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

1. SBA
Kegiatan SBA dilaksanakan satu kali dalam satu minggu, dengan dua
orang pelatih, dari kegiatan ini diharapkan siswa mampu membaca Al-
Qur’an dengn tajwid, tartil, dan tilawah yang benar.
2. TAHFIZ
Kegiatan Tahfiz dilakukan dua kali dalam satu minggu hari Senin dan
Selasa kegiatan Tahfiz dilaksanakan dengan berkelompok yaitu
sebanyak tiga kelompok dengan tiga orang pelatih. Dari kegiatan ini
diharapkan siswa mampu dan trampil dalam menghafal Al-Qur’an.
3. Da’i Cilik
Kegiatan Da’i Cilik dilaksanakan satu kali dalam satu minggu setiap
hari Sabtu dengan satu orang pelatih.
4. Hadrah
Kegiatan Hadrah dilaksanakan dua kali dalam satu minggu setiap hari
Senin dan Rabu dengan 2 orang pelatih.
5. UKS
Kegiatan UKS dilaksanakan atas bimbingan dari Petugas Puskesmas
Kebun Kopi. Oleh karena kegiatan UKS ini cukup baik, maka pihak
Puskesmas pun memberikan perhatian khusus.
6. Pramuka
Kegiatan kepramukaan dilaksanakan pada hari Sabtu setelah selesai
Proses Belajar Mengajar, kegiatan pramuka ini dibimbing oleh 1
orang Pembina PA/PI dan 2 orang Pelatih.Diharapkan dalam kegiatan
ini siswa mampu mandiri dan menunjukkan prestasi yang
menggembirakan.
7. Drum Band
Saat ini MIN Kota Jambi telah memiliki groub drum band dengan
nama Gita Bahana MIN Kota Jambi.
Peralatan yang telah dimiliki antara lain :
- 12 buah snare drum - 2 buah marimba
- 2 buah kwarto - 7 buah stank snere
- 4 buah bass drum - 3 buah stenk bass
- 2 buah tongkat mayoret - 5 buah bells
- 2 pasang sinbal - 6 buah harness
- 12 buah pionika - 3 buah stenk bells
- 10 lembar bendera CG

8. Silat/Karate
Kegiatan Silat/Karate dilaksanakan satu kali dalam satu minggu setiap
hari Jum’at dengan satu orang pelatih.
Keadaan Siswa

Jumlah murid MIN Kota Jambi 5 tahun terakhir sebagai berikut :

NO. TAHUN PELAJARAN JUMLAH MURID KET


1 2014/2015 663 orang

2 2015/2016 662 orang

3 2016/2017 763 orang

4 2017/2018 859 orang

5 2018/2019 839 orang

6 2019/2020 799 orang

Adapun jumlah siswa yang terdapat di MIN Kota Jambi dari kelas 1-6 adalah
sebagai berikut :

Tabel 4 : Daftar Keadaan siswa MIN Kota Jambi tahun 2019-2020

I II III IV V VI JUMLAH KET


Kelas
Umur L P L P L P L P L P L P L P TOTAL

6 TH 45 43 45 43 88

7TH 39 37 39 37 76

8TH 84 97 84 97 181

9TH 90 81 90 81 171

10TH 72 87 72 87 159

11TH 53 71 53 71 124

12TH

13TH
14TH

JUMLAH TOTAL 383 416 799

7. Sarana Dan Prasarana


Adapun sarana prasasarana yang terdapat di MIN Kota Jambi adalah
sebagai berikut:
1. Tanah dan Halaman
MIN Kota Jambi berdiri diatas tanah sertifikat hak milik Departemen
Agama RI dengan nomor sertifikat: luas tanah: 2.900 m2 .luas
bangunan 2000 m2 . Sekitaranya dikelilingi oleh pagar beton. Di
sebelah Barat berbatasan dengan Perkomplekan Rumah, sebelah utara
berbatasan dengan gedung RA , sebelah Timur dan Selatan berbatasan
dengan MTS N 2 Kota Jambi dan jalan Umum.
2. Gedung Madrasah
Bangunan gedung MIN Kota Jambi saat ini pada umumnya dalam
keadaan baik dan terpelihara, seluruhnya dangan konstruksi beton.
Gedung ini terdiri dari ruang kelas, fasilitas olahraga, dan ruang kantor,
termasuk fasilitas lainya dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 1 Keadaan gedung Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi tahun 2012

A. Kepemilikan Tanah (Status Kepemilikan dan penggunaannya)


1. Luas Tanah
Luas Tanah (m2) Menurut Status Sertifikat
No Belum
Bersertifikat Total
Status Kepemilikan bersertifikat
1 Hak Milik Sendiri 2.900 m2 2.900 m2
2 Wakaf
3 Hak Guna Bangunan
4 Sewa/Kontrak
5 Pinjam/Menumpang
2. Penggunaan Tanah

Luas Tanah (m2) Menurut Status Status


Sertifikat Status
No Status kepemili
Kepemilik Penggunaan
Belum Total kan
an Bersertifikat
bersertifikat

1 Bangunan 2000 2000 1 1

Lapangan
2 200 200 1 1
Olahraga

3 Halaman 700 700 1 1

Kebun/Ta
4
man

Belum
5
Digunakan

1) Status Kepemilikan : 1: Milik Sendiri


2) Status Penggunan: 1: Hanya Digunakan Sendiri

Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran


Jumlah Sarpras Jumlah Status
No Jenis Sarpras Menurut Kondisi Ideal Kepemili
Baik Rusak Sarpras kan 1)
1 Kursi siswa 762 37 799 1
2 Meja Siswa 653 37 690 1
3 Loker Siswa 0 - - -
Kursi Guru di ruang
4 19 - 24 1
kelas
5 Meja guru di ruang kelas 19 - 24 1
6 Papan tulis 19 - 24 1
7 Lemari di ruang kelas 12 1 19 1
Komputer/laptop di lab.
8 0 - - -
Komputer
9 Alat peraga PAI 0 - - -
10 Alat peraga IPA (sains) 3 - 9 1
11 Bola sepak 4 4 12 1
12 Bola Voli 5 4 1
13 Bola Basket 5 3 8 1
Meja Pingpong (Tenis
14 4 1 4 1
Meja)
Lapangan
15 1 2 1
Sepakbola/futsal
16 Lapangan Bulu tangkis 1 2 1
17 Lapangan Basket 1 2 1
18 Lapangan Bola Voli 1 2 1

Jumlah dan Kondisi Bangunan


Jumlah Sarpras Menurut Kondisi Total
Status
Rusak Luas
No Jenis Sarpras Rusak Rusak Kepemilik
Baik sedan Bangun
Ringan Berat an
g an(m2)
1 Ruang Kelas 19 - - - 1 42
Ruang Kepala
2 1 - - - 1 12
Madrasah
3 Ruang guru 1 - - - - 72
Ruang tata
4 1 - - - 1 36
usaha
Laboraorium
5 0 - - - - -
IPA (Sains)
Laboratoriium
6 0 - - - - -
Komputer
Laboratorium
7 0 - - - - -
Bahasa
8 Laboratorium 0 - - - - -
PAI
Ruang
9 1 - - - 1 36
Perpustakaan
10 Ruang UKS 1 - - - 1 6,61
Ruang
11 0 - - - - -
Keterampilan
Ruang
12 0 - - - - -
Kesenian
13 Toilet Guru 2 - - - 1 4
14 Toilet siswa 8 - - - 1 4
15 Ruang BK 0 - - - - -
Gedung serba
16 0 - - - - -
Guna (aula)
17 Ruang Osis 0 - - - - -
18 Ruang Pramuka 0 - - - - -
19 Masjid/mushola 0 - - - - -
Gedung/Ruann
20 0 - - - - -
g Olahraga
Rumah dinas
21 0 - - - - -
guru
Kamar Asrama
22 0 - - - - -
Siswa (lk)
Kamar Asrama
23 0 - - - - -
Siswa (pr)
24 Pos satpam 1 - - - 1 9
25 Kantin 1 - - - 1 9

Sarana dan Prasarana Pendukung Lainnya


Jumlah Sarpras
No Menurut Kondisi Status
Status Kepemilikan
Kepemilikan
Baik Rusak
1 Laptop (di luar yang ada di 1 1
7
Lab. Komputer)
2 Komputer (di luar yang ada di
0
lab, Komputer)
3 Printer 2 3 1
4 Televisi 1 1
5 Mesin fotocopy 0
6 Mesin fax 1
7 Mesin scanner 0
8 LCD Proyektor 3 1
9 Layar (screen) 1 1
10 Meja guru &Pegawai 42 1
11 Kursi Guru & pegawai 42 1
12 Lemari arsip 4 1
13 Kotak Obat (P3K) 20 1
14 Brankas 0
15 Pengeras suara 2 1

16 Washtafel (TempatCuci 1
2
Tangan)
17 Kendaraan Operasinal
0
(motor)
18 Kendaran Operasional(mobil) 0
19 Mobil ambulance 0
20 AC ( pendingin Ruangan) 4 1

B. Temuan Khusus dan Pembahasan


1. Temuan Khusus
Setelah pemaparan yang sudah dipaparkan diatas berkenaan
penemuan umum yang peneliti temukan di MIN Kota Jambi, untuk itu
peneliti akan memaparkan temuan khusus yang didapat saat melakukan
penelitian di MIN Kota Jambi yang telah peneliti kumpulkan. Penelitian
ini memfokuskan pada pemanfaatan lingkungan sekitar rumah sebagai
sumber belajar IPA di MIN Kota Jambi.
Pemanfaatan lingkungan disekitar rumah sesuai dengan
Kompetensi Dasar (KD) yang telah diajarkan dikels V MIN Kota Jambi,
hal ini dikaitkan dengan proses pembelajaran yang memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar. Beberapa diantaranya pemanfaatan
tumbuhan dan hewan sekitar dalam menjadi sumber belajar dalam
pembelajaran tematik tema 8 lingkungan sahabat kita subtema 1 manusia
dan lingkungan. Digunakan lingkungan rumah peserta didik sebagai
sumber belajar dengan memanfaatkan benda benda yang ada disekitar
rumah sebagai media pembelajaran. Pada materi Penyesuaian Diri
Makhluk Hidup terhadap Lingkungannya memanfaatkan hewan hewan
yang berada disekitar rumah sebagai objek pengamatan. Pada dasarnya
semua jenis lingkungan yang ada disekitar rumah peserta didik dapat
dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar terutama pada
masa covid 19 yang menharuskan pembelajaran berlangsung secara daring
sehingga dapat mengoptimalkan proses pembelajaran. Pemanfaatan
lingkungan rumah bisa menjadi pilihan yang baik saat pembelajaran tidak
bisa dilakukan secara tatap muka, selama masih relevan dengan
Kompetensi Dasar (KD). Lingkungan yang dapat dimanfaatkan disekitar
rumah sangat bervariasi seperti lingkungan alam, atau lingkungan fisik dan
lingkungan budaya. Lingkungan fisik yaitu segala sesuatu yang bersifat
alamiah atau yang telah ada dengan sendirinya, seperti flora dan fauna
(tumbuhan dan hewan), sungai, suhu, iklim, dan lain lain. Lingkungan
fisik akan lebih mudah dipelajari dan dikenal oleh peserta didik dikaren
lingkungan fisik adalah hal hal yang dekat dengan dunia anak. Peserta
didik dapat mengamati perubahan perubahan yang terjadi dan dialami
dalam kehidupan sehari hari. Dengan menjadikan lingkungan dan alam
sekitar rumah diharapkan peserta didik dapat memahami gejala gejala
alam yang terjadi dalam kehidupan sehari hari dan siswa dapat memahami
apa yang diajarkan dikarenakan siswa mengalami secdara langsung apa
yang peserta didik pelajari, lebih dari itu diharapkan dengan
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dapat menumbuhkan
kesadaran sejak dini untuk menjaga dan mencintai lingkungan alam
Hasil wawancara yang diperoleh dari guru kelas V MIN Kota
Jambi telah menerapkan pembelajaran yang memanfaatan lingkungan
rumah. Dari hasil observasi peneliti lakukan di MIN Kota Jambi sudah
menerapkan pembelajaran ipa yang memanfaatkan lingkungan rumah.
Dari pernyataan ibu zainidar selaku guru kelas V pembelajaran ipa sudah
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Hal ini
diperkuat dengan hasil observasi dan hasil penelitian menunjukan bahwa
peneliti menemukan di kelas V MIN Kota Jambi sudah memanfaatkan
lingkungan sekitar rumah sebagai sumber belajar ipa.
1. Bagaimana pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber
belajar ipa dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas V MIN
Kota Jambi.
Penyajian data yang dimaksudkan untuk menyampaikan data
yang didapat dari hasil penelitian. Peneliti melakukan wawancara
bersama kepala sekolah, guru kelas, dan siswa kelas V MIN Kota
Jambi. Selain melakukan wawancara peneliti juga melakukan
observasi yang berkenaan tentang pemanfaatan lingkungan sebagai
sumber belajar ipa di MIN Kota Jambi, serta mengambil dokumentasi
guna melengkapi data data penelitian.
Seperti wawancara berikut ini tentang bagaimana pemanfaatan
lingkungan sekitar rumah serta kendala yang ditemui saat
menggunakan lingkungan rumah sebagai sumber belajar ipa, berikut
kutipan wawancaranya.
Penggunaan lingkungan sering ibu gunakan misalnya materi
yang ibu ajarkan tentang lingkungan hidup maka ibu
memberikan tugas menanam bunga, menanam pohon. Juga
pada materi perpindahan panas ibu menyuruh siswa untuk
merebus air di wadah yang kecil dan wadah yang besar.
Penggunaan lingkungan sekitar rumah sangay efektif karena
siswa langsung mengalami apa yang mereka pelajari (Zainidar,
S.Ag tanggal 29 januari 2021. Pukul 10:56 WIB).

Hal ini diperkuat dengan hasil quisioner yang dilakukan


peneliti dengan siswa yang menjadi objek penelitian. Pada pertannyaan
apakah guru pernah memberikan tugas menanam atau pohon disekitar
rumah ? dari 24 siswa mayoritas siswa menjawab pernah dengan
persentasi 58,3% atau 14 siswa menjawab pernah.
Senada dengan wawancara diatas dari hasil observasi dengan
melihat Lembar Kerja Siswa (LKS) ditemukan bahwasanya dalam tema
8 subtema 1 pokok bahasan Manusia dan Lingkungan memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar dengan menanam bunga dan pohon.
Berikut ini lembar kerja siswa pada tema 8 subtema 1 manusia dan
lingkungan:
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

MANUSIA DAN LINGKUNGAN

Nama :
Kelas :
Waktu :

Tujuan pembelajaran :

a. Siswa mampu menjelaskan keterkaitan antara manusia dan


lingkungan.
b. Siswa mampu mengetahui dampak negatif dari pencemaran
lingkungan.
c. Siswa mampu mengidentifikasikan cara menanggulangi
pencemaran lingkungan
d. Siswa mampu menanam satu buah bibit pohon atau bunga.

Petunjuk :

1. Perhatikan gambar yang ada pada halaman 1 pada buku siswa.


2. Jawablah pertanyaan berikut secara mandiri
3. Tulislah jawaban dengan tepat dan jelas pada kolom yang sudah
disediakan.

Soal

1. Fakta-fakta apa yang ditunjukkan gambar-gambar tersebut?


Jawab : ................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................

2. Apakah lingkungan berguna bagi manusia? Mengapa


Jawab : ................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
3. Keuntungan apa yang diperoleh manusia jika menjaga lingkungan?
Jawab : ................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
4. apa akibatnya jika manusia tidak menjaga lingkungan ?
Jawab : ................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
5. bagaimana kondisi lingkungan sekitarmu?
Jawab : ................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................

Kegiatan bersama orang tua

 Tanamlah satu pohon atau bunga kemudian ambil foto bersama


hasil tanaman anda

Berdasarkan kutipan wawancara peneliti bersama narasumber


dengan hasil observasi yang pemeliti lakukan dapat dikatakan bahwa
dalam proses pemanfaatannya guru dapat memanfaatkan segala sesutu
yang berasal dari lingkungan sekitar rumah juga disesuaikan dengan
materi yang disampaikan. Namun dalm prosesnya tentu ada kendala
kendala yang ditemukan, disinilah peran seorang guru dalam
membimbing dan mengoptimalkan kendala kendala tersebut sekecil
mungkin sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Apa saja kendala dalam pemanfaatan lingkungan sekitar rumah
sebagai sumber belajar siswa
seperti dijelaskan diatas bahwasannya pemanfaatan lingkungan
rumah tak lepas dengan kendala kendala yang ditemui saat
penerapannya terutama pada pembelajaran daring saat ini, mulai dari
tidak adanya kuota internet dan sinyal sehingga berakibat kurang
maksimalnya penyampaian yang diberikan guru sehingga siswa kurang
memahami apa yang diinstruksikan oleh guru. Selain itu faktor cuaca
juga bisa menjadi kendala terhadap berjalannya proses pembelajaran
yang menggunakan lingkungan sekitar rumah sebagai sumber belajar
siwa.
Seperti wawancara yang peneliti lakukan bersama kepala
sekolah MIN Kota Jambi tentanng kendala yang ditemui saat
pembelajaran, berikut kutipan wawancaranya.
“ Pembelajaran daring merupakan solusi saat pandemi saat ini
namun ada kelemahan atau kendal yang ditemui saat pembelajaran
yaitu jika pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka guru
tidak bisa mengukur secara langsung bagaimana tingkat
pemahaman siswa dan perkembangannya itu yang pertama. Yang
kedua pembelajaran daring tentunya akan terjadi jika siswa
memiliki kuota internet guru juga memiliki kuota internet baru bisa
berlangsung proses pembelajaran namun jika salah satu saja tidak
memiliki maka tidak akan terjadi proses pembelajaran ditambah
jika ditempat tinggal siswa sinyalnya jelek maka pembelajaranpun
tidak bisa berjalan dengan maksimal. Kalau dikatakan efektif ya
efektif namun belum maksimal. Ya kita harapkan pembelajaran
dapat kembali dilakukan secara tatap muak “.(Suyanto, S.Pd.I. 02
februari 2021, pukul 09:29 WIB).

Hal yang sama juga disampaikan oleh ibu zainidar, S.Ag


selaku guru kelas 5.5 sebagai berikut kutipan wawancaranya.
“ sebenarnya dalam pembelajaran ipa itu anak minat mengikuti
pembelajaran tetapi karena pembelajaran daring ini mungkin
mereka mau bertanya langsungpun susah ditambah jaringan juga
kadang tidak stabil. Kadang juga yang namanya anak anak
mungkin ada rasa jenuhnya apalagi kalau dirumh pasti lebih senang
main mainnya”. (Zainidar, S.Ag tanggal 29 januari 2021. Pukul
10:56 WIB).

Selain mewancarai kepala sekolah dan guru kelas juga


mewancarai siswa kelas 5.5 tentang kendala yang dihadapi saat
proses pembelajaran berlangsung dan menghasilkan jawaban yang
bermacam macam ada siswa yang menjawab susah sinyal, kurang
memahami materi, tidak bisa bertanya secara langsung.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan berbagai informan


diatas dengan hasil observasi yang peneliti lakukan dapat dikatakan
bahwa dalam pemanfaatan lingkunggan rumah memiliki beberapa
kedala, namun kendala tersebut dapat disiasati dengan kebijakan
kebijakan yang diberikan oleh guru seperti yang disampaikan oleh
ibu zainidar selaku guru kelas 5.5 MIN Kota Jambi berikut
penggalan wawancaranya.
“kita bisa melakukan beberapa kebijakan seperti perpanjangan
waktu pengumpulan tugas hingga malam atau bisa juga sampai
besok paginya, juga kita sebagai guru jangan terlalu banyak
memberikan tugas karena jika terlalu banyak siswa akan merasa
jenuh dan malas untuk mengerjakan apa yang kita perintahkan.
Juga yang perlu diperhatikan kita juga harus memberikan variasi
dalam pembelajaran jangan monoton itu itu terus sehingga siswa
tidak merasa jenuh”. (Zainidar, S.Ag tanggal 29 januari 2021. Pukul
10:56 WIB).

3. Apa kelebihan pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber


belajar siswa

Selain adanya kendala yang ditemukan saat pemanfaatan


lingkungan sekitar rumah tentunya pemanfaatan lingkungan rumah
memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan metode lainnya
karena dalam pemanfaatannya siswa akan diajak langsung terjun
mengeksplorasi lingkungan sekitar sehingga siswa akan aktif bergerak
tidak hanya berdiam diri dirumah. Selain itu juga dengan pemanfaatan
lingkungan rumah dapat menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan
sekitar sehingga akan tertanam diotak peserta didik untuk menjaga dan
melestarikan lingkungan sehingga akan terbentuk satu generasi yang
tidak merusak alam dan menjaga kelestarian alam. Hal senada juga
disampaikan oleh ibu zainidar selaku guru kelas 5.5 berikut penggalan
dari wawawancaranya.
“Efektif sangat efektif apalagi saat pandemi ini pembelajaran harus
dilakukan secara daring sangat efektif karena siswa laangsung kan
maksudnya melihat dan mengalami langsung apa yang mereka
pelajari”. (Zainidar, S.Ag tanggal 29 januari 2021. Pukul 10:56 WIB).

Dari kutipan wawancara diatas dapat dikatakan bahwa


pemanfaatan lingkungan rumah dapat menjadi solusi saat
pembelajaran daring dimanadapat meningkatkan minat dan tujuan
pembelajaran dimasa pembelajaran daring. Karena walaupun
pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka tetapi siswa masih
bisa dioptimalkan ke 3 aspek kemampuan anak yaitu kognitif, afektif,
dan psikomotor karena dalam proses pembelajarannya masih
menggunakan konsep MIKIR yaitu Mengalami, Interaksi,
Komunikasi, dan Refleksi.
Selain itu diliat dari hasil wawancara peneliti bersama siswa
kelas 5.5 MIN Kota Jambi melalui quisioner yang dibagaikan saat
diberikan pilihan antara pembelajaran yang menggunakan lingkungan
dengan pembelajaran yang seperti biasa mayoritas siswa menjawab
lebih memilih pembelajaran yang mengggunakan lingkungan hal ini
dilihat dari hasil yang menunjukan dari 24 siswa 17 siswa menjawab
lebih senang menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar IPA.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terkait pemanfaatan


lingkungan rumah sebagai sumber belajar ipa siswa kela v MIN Kota
Jambi, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Bahwasannya guru sudah memanfaatkan lingkungan rumah


sebagai sumber belajar ipa dalam proses pembelajarannya. Hal ini dapat
kita lihat pada saat proses pembelajaran guru mengajak siswa untuk
menanam pohon dan bunga di rumah masing masing. Selain itu guru juga
mengajak siswa untuk mengamati lingkungan sebagai bagian dari proses
pengamatannya seperti mengamati perpindahan panas pada kegiatan
merebus air dalam wadah yang berbeda. Hal ini dapat kita lihat dari hasil
wawancara dan observasi dalam penelitian ini dapat menunjang tentang
pemanfaatan lingkungan rumah sebagai sumber belajar ipa.

Kendala yang sering ditemui saat pemanfaatkan lingkungan rumah


sebagai sumber belajar ipa adalah kurangnya kontrol guru secara langsung
terutama pada saat pembelajaran daring yang mengakibatkan siswa tidak
bisa bertanya apa yang menjadi kesulitan siswa. Selain itu kendala
jaringan disetiap daerah yang berbeda beda juga menjadi kendala utama
karena jika jaringan siswa ataupun guru bermasalah maka proses
pembelajaran tidak dapat terjadi.

Selain ada kendala kendala yang ditemukan saat pemanfaatan


lingkungan rumah sebagai sumber belajar tentunya pemanfaatan
lingkungan juga memiliki kelebihan kelebihan. Kelebihan pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar memiliki kelebihan diantaranya dapat
menarik minat belajar siswa, pembelajaran akan lebih menyenangkan,
siswa mampu memahami dan mengingat apa yang mereka pelajari karena
siswa langsung mengalami selain ditunjang dengan materi yang
diberikan guru. Dan pastinya dengan memanfaatkan lingkungan sekitar
rumah dapat menumbuhkan rasa cinta lingkungan.

B. SARAN
Dari hasil penelitian ini, peneliti peneliti memberikan saran saran sebagai
berikut:
1. Kepada kepala sekolah

Sekolah dapat memberikan dukungan dukungan kepada


guru untuk memanfaatkan lingkungan rumah sebagai sumber
belajar ipa.

2. Kepada pihak guru


Dapat memanfaatkan lingkungan yang berada disekitar
lingkungan rumah dalam proses pembelajaran, juga dapat
membimbing dalam pemanfaatannya.
3. Siswa
Diharapkan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan hati yang
senang agar apa yang diajarkan oleh guru dalam proses
pembelajarannya dapat tersampaikan dengan baik.
4. Orang tua siswa
Orang tua dapat memberikan dukungan dan memfasilitasi terhadap
proses pembelajarannya.

C. PENUTUP
Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur penulis ucapkan kepada
Allah SWT. Shalawat seiring salam selalu tercurah kepada junjungan kita
nabi Muhammad SAW. Dengan doa orang tua dan teman teman sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini meskipun jauh dari kata
sempurna.
Penulis menyadari bahwasannya dalam penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari kelemahan dan kesalahan. Kekurangan tersebut merupakan
karena terbatasnya ilmu penulis, namun jika ada yang dapat diambil
bagusnya maka itu berasal dari Allah SWT. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik saran yang membangun agar mampu menjadikan
penulis menjadi lebih baik kedepannya.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada pihak pihak yang
telah ikut andil membantu dalam pengerjaan skripsi ini. Penulis berdoa
kepada Allah semoga membalas semua kebaikan pihak pihak yang telah
memberikan dukungan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan meskipun
masih jauh dari kata sempurna. Penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat khususnya untuk penulis sendiri dan untuk orang lain pada
umumnya Amin Ya Rabbal Alamin.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. (20017). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya.

Achmadi, Abu & Narbuko, Cholid. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Ahmad Farid Wajdi. (2016). Hadits Hadits Pendidikan. Jambi : Salim Media Indonesia.

Ahmad Syarifudin. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Belajar dan


Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah
Palembang.

Al-Quran Terjemahan. 2015. Departemen Agama RI. Bandung: CV Darus


Sunnah.

Armida, dkk. 2018. Panduan Penulisan Skripsi. Jambi: Salim Media Indonesia.

Azhar Arsyad. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Badan Stantar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan penyusunan KTSP Jenjang


Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: departemen Pendidikan Nasional.

Cahyani Ani. 2019. Pengembangan Media dan Sumber Belajar: Teori dan Prosedur.
Serang baru: Laksita Indonesia

Fitrah, Muh. & Luthfiyah. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas &
Studi Kasus. Sukabumi: CV Jejak.

Hamalik, O. 2012. Proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hamzah., Mohamad. 2014. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi


Aksara.

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada Press.

Kumala Nur Farida. 2016. Pembelajaran IPA SD. Malang: Ediide Infografika.

Ngalim Purwanto.(2004). Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosda Karya

Potale, N. 2014. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada mata pelajaran
IPA di SDN 04 Batudaa Pantai. Universitas Gorontalo

Rasdawati. 2014. Meningkatkan hasil belajar IPA dengan mengoptimalkan pemanfaatan


lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar kelas IV di MAN Parigi
Kecamatan Sausu Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal kreatif taduko online. FKIP
UNTAD
S. Nasution. (1995). Didaktik ASas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta : Indeks

Samatowa,Usman. 2018. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta : Indeks

Satori, Djam’an dan Komariah, Aan.(2009). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:


Alfabeta

Sitepu. 2014. Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Siti Nurhasanah, A. Sobandi. Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil Belajar.


Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Siyoto, Sandu dan Ali Sodik.2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi
Media Publishing.

Slameto. 2013. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : PT Rineka


Cipta

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono.2006.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.Bandung:Alfabeta.

Suhada, 2017. Lingkungan Pendidikan Dalam Perspektif Al-Quran. Universitas Islam


Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Suwendra, I Wayan. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu Sosial,


Pendidikan, Kebudayaan, dan Keagamaan. Bali: Nilacakra

Tohirin. (2006). Psikologi Pembelajaran Pembelajaran Agama Islam. Jakarta PT. Raja
Grafindo Persada.

Trianto, (2007). Model-model Pembelajaran iInovatif berorientasi kontruktivistik.


Jakarta: Prestasi Pustaka

Yunanto, Sri Joko. (2004). Sumber Belajar Anak Cerdas. Jakarta: Grasindo

Zaki Al Fuad, Zuraini.( 2016). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa
Kelas1 SDN Kute Panang. Aceh : STKIP Bina Bangsa Getsempena.

Zakiyah Darajat.( 1980). Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan Bintang


Lampiran 1

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Instrumen yang utama dalam penelitian kualitatif adalah manusia atau


peneliti. Sebagai instrumen utama, peneliti dapat dibantu dengan pedoman
penelitian atau alat- alat dokumentasi dalam proses pengumpulan data di
lapangan. Berikut ini adalah beberapa instrumen yang digunakan peneliti :

A. PedomanWawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk menggali informasi dari Responden
dan informan dalam penelitian. Informan dalam penelitian ini terdiri dari
kepala sekolah, dan guru wali kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota
Jambi. Responden dalam penelitian ini antara lain kepala sekolah, , guru, dan
siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi. Pedoman wawancara
yang digunakan oleh peneliti yaitu sebagai berikut :

Tabel 1. Kisi kisi pedoman wawancara


Aspek yang Indikator yang dicari Sumber data
dikaji
Pemanfaatan 1) Pelaksanaan pembelajaran ipa yang 1) Kepala
lingkungan memanfaatkan lingkungan sebagai sekolah
rumah sumber belajar 2) Guru /
sebagai 2) Kegiatan pembelajaran terkait wali kelas
sumber pemanfaatan lingkungan rumah 3) Siswa
belajar ipa di 3) Minat belajar siswa pada
Madrasah pembelajaran ipa
Ibtidaiyah 4) Kendala dan kelebihan
Negeri Kota pemanfaatan lingkungan sebagai
Jambi sumber belajar
1) Tujuan dan manfaat penggunaan 1) Kepala
lingkungan sebagai sumber belajar sekolah
ipa 2) Guru /
Bagaimana 2) Kendala yang ditemui saat wali kelas
pemanfaatan menggunakan lingkungan sebagai 3) Siswa
lingkungan sumber belajar
dapat 3) Kelebihan menggunakan
meningkatkan lingkungan sebagai sumber belajar
minat belajar
siswa

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

1. kepala Sekolah
1) Nama bapak siapa dan sudah berapa lama menjabat menjadi kepala
sekolah?
2) Bagimana sejarah berdirinyaMadrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi?
3) Berapa jumlah siswaMadrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambi?
4) Latar penddikan guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kota Jambiini
dari mana saja pak ?
5) Ada berapa guru yang mengajar di MIN Kota Jambi pak?
6) Apa saja kendala dalam pembelajaran daring ?
7) Bagaimana proses belajar mengajar pada saat pandemi ini pak?
8) Apakah ada arahan khusus yang bapak berikan kepada guru guru disini
berkenaan proses belajar mengajar?
9) Apakah bapak menyarankan guru untuk memanfaatkan lingkungan
sekitar rumah siswa?
10) Apa kenda jika menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
terutama dimasa pandemi ini?
2. Guru
1) Nama ibu siapa dan mengajar kelas berapa?
2) Sudah berapa lama ibu mengajar di MIN ini bu?
3) Bagimana menurut ibu tentang pembelajaran daring saat ini?
4) Bagaimana cara ibu mengajar pembelajaran ipa dimasa pem,belajaran
daring saat ini?
5) Kendala apa yang sering ditemukan saat pembelajaran ipa
berlangsung?
6) Bagaimana cara ibu mengatasi kendala tersebut?
7) Bagaimana minat belajar siswa saat pembelajaran ipa berlangsung?
8) Apakah ada siswa yang tidk mengikuti pembelajaran?
9) Apa faktor yang menyebabkan kurang nya minat belajar siswa pada
pembelajaran ipa?
10) Bagaimana upaya ibu dalam mengatasi kurangnya minat belajar siswa
pada pembelajaran ipa?
11) Apakah ibu menggunakan lingkungan sekitar rumah siswa sebagai
sumber belajar ipa?
12) Bagaimana cara ibu memanfaatkan lingkungan sekitar rumah siswa?
13) Bagaimana minat belajar siswa saat pemanfaatan lingkungan sebagai
sumber belajar ipa?
14) Apa kendala yang ibu temukan saat pemanfaatan lingkungan sebagai
sumber belajar ipa?
15) Apa kelebihan pembelajaran ipa yang memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar?

3. Siswa
1) Nama adik siapa dan sekarang kelas berapa ?
2) Bagaimana pendapat adik tentang pembelajaran daring?
3) Apakah paham apa yang diajarkan oleh guru?
4) Apakah pernah tidak mengikuti pembelajaran ipa?
5) Apa kesulitan yang adik temui saat pembelajaran daring?
6) Apakah guru pernah memberikan tugas yang memanfaatkan
lingkungan rumah?
7) Apakah guru pernah memerintahkan untuk menanam bunga atau
pohon?
8) Bagaimana menurut adik pembelajaran yang memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar ipa?
9) Mana yang lebih menyenangkan pembelajaran dengan menggunakan
vidio atau pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan rumah?

B. Pedoman Observasi
Pedoman observasi berupa butir-butir pertanyaan secara garis besar
terhadap hal- hal yang akan diobservasi, kemudian diperinci dan
dikembangkan selama pelaksanaan penelitian dengan tujuan untuk
mendapatkan data yang fleksibel, lengkap, dan akurat. Berikut adalah
pedoman observasi yang digunakan peneliti di lapangan :

Table 2 kisi kisi pedoman observasi


Kegiatan
Pemanfaatan 1) Mengamati aspek fisik sekolah,
lingkungan rumah sepertigedung, sarana prasarana, kelas, ruang
sebgai sumber guru, toilet, masjid, dan lainnya
belajar ipa 2) Mengamati pelaksanaan pembelajaran daring
3) Mengamati pembelajaran ipa yang
memanfaatkan lingkungan rumah

C. Pedoman Dokumentasi
Dokumen dalam penelitian initerdiri dari dokumen peneliti(pribadi)dan
dokumen sekolah yang dapat berupa dokumen tertulismaupun dokumen tidak
tertulis. Berikut ini adalah pedomandokumentasi yang digunakan peneliti di
lapangan :
Table 3 Pedoman Dokumentasi
Aspek yang dicari Indikator
1) Profil Sekolah
a. Visi misi sekolah
b. Struktur Organisasi sekolah
c. Data pendidik, kepegawaian, dan
siswa
d. Prestasi sekolah
2) Arsip kegiatan pembelajaran daring
Dokumen tertulis a. Catatan/ notulen rapat
b. Laporan pembealjaran daring

1) Bangunan Sekolah
2) Kondisi saat pelaksanaan pembelajaran
Dokumen tidak tertulis daring
3) Sarana prasarana penunjang pembelajaran
daring
Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : MIN KOTA JAMBI


Kelas /Semester : V.5/2 (dua )
Tema 8 : Lingkungan Sahabat Kita
Subtema 1 : Manusia dan Lingkungan
Pembelajaran ke- : 1
Fokus Pembelajaran : Bahasa Indonesia dan IPA
Alokasi Waktu : -

A. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis
dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


PENCAPAIAN KOMPETENSI

Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian


Kompetensi
3.8 Menguraikan urutan peristiwa 3.8.1atau Membaca teks narasi peristiwa atau
tindakan yang terdapat pada teks tindakan yang terdapat pada teks
nonfiksi nonfiksi
4.8 Menyajikan kembali 4.8.1 Menceritakan kembali peristiwa at
peristiwa atau tindakan dengan memperhatikan
tindakan dengan memperhatikan latar cerita
latar cerita yang terdapat pada
teks fiksi
IPA

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.8 Menganalisis siklus air dan 3.8.1 Melakukan percobaan tahap-tahap
dampaknya pada peristiwa dalam siklus air seperti evaporasi,
di bumi serta kondensasi, dan presipitasi
kelangsungan makhluk hidup
4.8 Membuat karya tentang skema 4.8.1 Mendiskusikan siklus air dan
siklus air berdasarkan informasi dampaknya bagi peristiwa di bumi
dari berbagai sumber serta kelangsungan makhluk hidup

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan mengamati, siswa mampu menyebutkan peristiwa-
peristiwa atau tindakan untuk berPHBS
2. Melalui kegiatan melakukan pengamatan, siswa mampu
menyebutkan manfaat PHBS saat situasi Pandemi COVID 19.

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengetahuan faktual anak tentang COVID 19
2. Peta pikiran, video mengenai cara ber PHBS
3. Manfaat PHBS dalam situasi pandemi COVID 19

E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik (Daring)
Metode Pembelajaran : Simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan

F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR


Media/Alat : 1. Smartphone
2. Beragam benda disekitar siswa
Bahan :-
Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 6:
Panas dan Perpindahannya. Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan 1. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar siswa melalui 15 menit
Whatsapp grup kelas.
2. Guru menghimbau agar anak tetap bersemangat meski belajar
dari rumah.
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan, manfaat,
dan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
4. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya sikap
PHBS yang akan dikembangkan dalam pembelajaran.
5. Berdiskusi tentang kejadian factual di sekitar siswa. Siswa dan
guru mendiskusikan tentang perkembangan COVID 19
Kegiatan inti Proses KBM 180
menit
Kegiatan Pembuka

• Siswa mengamati gambar


yang terdapat pada halaman
1 buku siswa.

• Dengan bimbingan guru,


siswa mengidentifikasi
berbagai kondisi lingkungan
pada gambar. Guru
mengaitkan kegiatan ini
dengan judul tema
Lingkungan Sahabat Kita
serta judul subtema Manusia
dan Lingkungan.

• Guru dapat memberikan beberapa pertanyaan untuk menstimulus ketertarikan


siswa tentang topik Manusia dan Lingkungan. Pertanyaan:
1. Fakta-fakta apa yang ditunjukkan gambar-gambar tersebut?
Jawaban: Gambar atas menunjukkan lingkungan yang indah berupa areal
persawahan yang subur. Gambar bawah menunjukkan anakanak usia SD
sedang menanam bibit tanaman.
2. Apakah lingkungan berguna bagi manusia? Mengapa
Jawaban: Lingkungan berguna bagi manusia, karena lingkungan
menyediakan semua kebutuhan hidup manusia.
3. Keuntungan apa yang diperoleh manusia jika menjaga lingkungan?
Jawaban: jika manusia menjaga lingkungan, semua kebutuhan manusia dapat
tercukupi.
4. apa akibatnya jika manusia tidak menjaga lingkungan ?
Jawaban: jika manusia tidak menjaga lingkungan maka lingkungan akan rusak
dan dapat menimbulkan kerugian dan bencana bagi manusia.
5.bagaimana kondisi lingkungan sekitarmu?
Jawaban: siswa diminta menceritakan sesuai kondisi lingkungannya.

Ayo Mencoba
 Guru mengondisikan siswa untuk melakukan kegiatan menanam
pohon atau bunga

Penutup 1. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada 15 menit


hari
ini melalui WAG
2. Kelas ditutup dalam WAG

H. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap
b. Penilaian Pengetahuan
Teknik Bentuk Instrumen
Muatan Indikator
Penilaian
Bahasa Ketrampilan dalam Tes
Indonesia menyampaikan Praktik/Video
suatu kalimat
berdasarkan
peristiwa faktual
COVID 19
IPA Pertanyaan tentang topik Tes tertulis Soal uraian
Manusia dan
Lingkungan.

jambi, februari 2021


Guru Kelas V.5

Zainidar, S.Ag
NIP. 196612101994021002
Lampiran 3

Transkip wawancara

Informan

Nama : Suyanto, S.Pd.I

Jabatan : Kepala Sekolah MIN Kota Jambi

Hari, tanggal, jam : Selasa, 02 februari 2021, 09:29

Peneliti : assalamualaikum pak

Informan : waalaikumussalam

Peneliti : saya yang ingin melakukuan riset di sisni pak

Informan : oh iya yang minggu kemarin antar surat ya?

Peneliti : iya pak betul

Informan : ada yang bisa bapak bantu ?

Peneliti : begini pak jika tidak keberatan saya ingi melakukan

wawancara bersama bapak!

Informan : oh boleh, boleh

Peneliti : baik pak terima kasih bisa langsung kita mulai?

Informan : boleh silahkan

Peneliti : sebelumnya saya ucapkan terima kasih banyak karena


bapak sudah mau meluangkan waktu untuk melakukan
wawancara .

Informan : iya nak sama sama


Peneliti : baik pak untuk yang pertama bapak boleh perkenalkan
dulu nama bapak dan sudah berapa lama menjabat menjadi
kepala sekolah di MIN Kota Jambi?

Informan : nama bapak Suyanto, S.Pd.I, kalau dari PGS atau pejabat
guru sementara itu mulai 2016-2018 baru 2018 sampai
sekarang menjabat menjadi kepala sekolah.

Peneliti : bagaimana sejarah berdirinya MIN Kota Jambi ini pak?

Informan : kalau untuk detailnya nanti bisa dilihat di WEB tapi akan
bapak ceritakan singkatnya bagaimana berdirinya MIN
Kota Jambi. MIN Kota Jambi ini awalnya bernama MIN 4
Kerinci yang sebenarnya untuk kerinci tapi dialihkan ke
MIN Kota Jambi. Jadi awalnya bukan MIN Kota Jambi tapi
MIN 4 Kerinci. Kurang lebihnya tahun 1976 jadi sampai
sekarang , saya kira cukup lama ya. Dari 1976 itu sudah
mengalami perubahan dan pergantian kepala alhamdulillah
bapak menjadi kepala sekolah sekarang. Nanti secara detail
nya dapat dilihat di web ya di sana lengkap dari sejara
sampai pergantian kepala sekolah.

Peneliti : berapa luas keseluruhan MIN Kota Jambi ini pak?

Informan : saya kira untuk keseluruhan luas nya sekitar 50 an tumbuk


lah.

Peneliti : berpa jumlah keseluruhan guru di MIN Kota Jambi ini


pak?

Informan : kalau gurunya ada 36 sudah termasuk TU tetapi jika


dihitung termasuk karyawan totalnnya ada 47.

Peneliti : latar pendidikan guru yang mengajar di MIN Kota Jambi


ini dari mana saja pak?
Informan : bermacam macam saya kira ada yang dari IAIN sekarang
UIN ada juga yang dari UNJA ada juga yang dari Padang.

Peneliti : kalau untuk siswanya pak keseluruhan jumlahnya berapa?

Informan : siswanya disisni kalau tidak salah 794 menurut data yang
terakhir.

Peneliti : kalau menurut bapak bagaimana tanggapan bapak


terhadap pembelajaran saat ini

Informan : pembelajaran daring merupaknan solusi ya untuk diasaat


ini untuk dimasa masa pandemi ini. Tetapi bagaimanapun
daring itu ada kelemahan yaitu kita tidak bisa langsung
mengukur sejauh mana kemampuan anak bagaimana
perkembangan anak. Itu kita untuk mengukur kemampuan
anak itu sulit yang kedua kesulitannya itu kan ada kuota
pihak gfuru ada kuota pihak murid ada kuota jadi jika salah
satu tifdak punya kuota atau gangguan sinyal jadi tidak
terjadi pembelajaran daring. Ya kalau dikatakan efektif saat
ini ya efektif tetapi akan lebih efektif jika pembelajaran
dilakukan secara langsung.

Peneliti : bagaimana proses belajar mengajar di MIN saat ini?

Informan : untuk proses pembelajaran saat ini di MIN menggunakan


beberapa aplikasi ya seperti google metting, google foam,
juga melalui watts app tapi yang paling banyak
menggunakan vidio call untuk melakuakan proses
pembelajaran.

Peneliti : apakah ada arahan arahan yang bapak berikan kepada guru
guru di MIN ini pak?
Informan : ya saya kira arahan itu pertama arahan arahan itu
bagaimana pembelajaran tetap kita lakukan dengan
berbagai media yang sudah ada, jika menggunakan media
zoom metting tidak bisa kita gunakan media lain yang
sekirannya bisa digunakan dalam proses belajar mengajar.
Yang kedua karena pembelajaran daring ini punya berbagai
kelemahan kelemahan maka saya memberi arahan kepada
guru untuk tidak langsung men judge siswa yang belum
paham atau belum mengumpulkan tugas bahwa anak itu
tidak rajin, anak itu malas dan lain lain, mungkinitu kendala
kendala lain yang menyebabkan siswa tidak mengikuti
pembelajaran. Saya kira dua pokok itu yang paling pentinbg
dalam pembelajaran daring.

Peneliti : Apakah bapak pernah menyarankan guru disisini untuk


menggunakan lingkungan sekitar rumah anak sebagai
sumber belajar ipa?

Informan : saya rasa jika materi yang disampaikan sekirannya bisa


memanfaatkan lingkungan tentunya saya sangat
menyarankan guru untuk memanfaatkan lingkungan rumah.
Yang pastinya siswa pasti tetap dibimbing oleh guru
walaupun melalu pembelajaran daring.

Peneliti : apakah kendala yang ditemukan saat memanfaatkan


lingkungan rumah sebagai sumber belajar ipa?

Informan : untuk kendalanya sendiri mungkin yang lebih mengerti


guru kelasnya tetapi tentunya pasti ada kendala dalam
memanfaatkan lingkungan rumah seperti jaringan.

Peneliti : untuk terakhir pak apa harapan bapak kedepannya?


Informan : dalam pembelajaran daring memang memiliki beberapa
kendala tetapi bukan tidak bisa kita atasi saya kira
pepmbelajaran daring akan tetap dilakukan sampai batas
waktu yang tidak ditentukan. Kita juga berharap
kedepannya pembelajaran face to face dapat segera bisa
kita lakukan dan pandemi ini cepat selesai dengan demikian
pembelajaran secara langsung dapat kita langsungkan.
Karena ada sebuah kekhawatiran jikalau pembelajaran
daring tgerus bahkan sampai tahun depan takutnya akan ada
sebuah generasi yang mengalami yang boleh dikatakan
kemunduran karena tidak bisa melaksanakan pembelajaeran
seperti biasa. Saya kira itu harapan saya.

Peneliti : baiklah pak mungkin itu saja yang ingin saya tanyakan
saya ucapkan terima kasih

Informan : iya sama sama.


Lampiran 4

Transkip wawancara

Informan

Nama : Zainidar, S.Ag

Jabatan : guru kels V.5 MIN Kota Jambi

Hari, tanggal, jam : jumat, 29 januari 2021, 09:04

Peneliti : assalamualaikum ibu

Informan : waalaikumussalam

Peneliti : bisa langsung kita mulai bu?

Informan : bisa

Peneliti : untuk yang pertama boleh ibu kenalakan dulu nama ibu
dan mengajar dikelas berapa?

Informan : boleh, perkenalkan nama ibu Zainidar, S.Ag. M.Pd tetapi


belum disahkan hahahahaha. Dan ibu mengajar dikelas V.5

Peneliti : untuk dikelas yang ibu ajar jumlah siswanya ada berapa
bu?

Informan : untuk kelas yang ibu ajar awalnya berjumlah 37 ada 1


siswa yang pindah jadi tinggal 36. Laki laki berjumlah 18
perempuan juga berjumlah 18.

Peneliti : sudah berapa lama ibu mengajar di MIN kota jambi?

Informan : saya pindah kesisni tahun 2015 bulan november sampai


sekarang.
Peneliti : bagaimana pendapat ibu tentang pembelajaran daring saat
ini?

Informan : kalau menurut ibu tentang pembelajaran daring


sebenarnya lebih enak pembelajaran luring tetapi karena
keadaan yang tidak memungkinkan maka kita harus
melaksanakan pembelajaran daring. Namun jika kita bisa
memanfaatkan media media yang sudah ada seperti zoom
metting, power point, dan lain lain itu tidak jadi masalah
tetapi ada juga guru guru yang kurang paham berkaitan IT
maka susah juga. Tetapi jika bisa ya tidak menjadi masalah
karena pembelajaran daring memiliki beberapa kendala
seperti ada anak anak yang tidak punya HP, atau ada juga
siswa yang HP nya kongsian sama orang tuannya, atau juga
jika kita mengirimkan tugas dipagi hari orang tuanya lagi
kerja jadi terpaksa kita tunggu sampai malam, biasanya ibu
batasi sampai jam 9.

Peneliti : dengan kendala kendala yang ibu katakan tadi bagaimana


cara ibu mensiasati atau mengatasi kendala itu bu?

Informan : nah, kalau masalah mengatasinya ya mungkin dengan cara


tadi yang ibu katakan dengan cara memberi tambahan
waktu misal sampai malam atau kita berikan waktu lagi
sampai pagi. Juga kita memberikan tugas ke anak itu tidak
terlalu banyak karena ya namanya anak mungkin karena
belajar dirumah ada jenuhnya. Kemudian kita juga
memberikan variasi variasi dalam pembelajaran misal hari
ini kita menggunakan vidio besok kita foto copy buku,
mungkin besoknya dengan cara memberi permainan
pokoknya bagaimana cara kitalah bagaimana variasinya.
Peneliti : bagaimana cara ibu mengajarkan pembelajaran ipa dimasa
pembelajaran daring ini bu?

Informan : kalu ipa kan kebetulan banyak percobaan kan, biasanya


ibu mensiasatinya dengan cara anak melakukan
percobaannya dirumah sebelumnya ibu memberikan vidio
yang ibu ambil dari google atau ibu bikin sendiri nanti ibu
kirimkan ke siswa baru mereka mempraktekan dirumah.
Baru kemudian siswa menjawab pertanyaan yang ada
dibuku sesuai dengan apa yang dipraktekkan.

Peneliti :masalah apa yang sering muncul saat pembelajaran ipa ini
bu?

Informan : kalau pembelajaran ipa ini kendalanya yaitu seperti yang


ibu katakan tadi saat melakukan percobaan mungkin kalau
dirimah alat alatnya terbatas kalau kita disekolah mungkin
alatnya lengkap.

Peneliti : seberapa tinggi minat siswa pada pembelajar ipa bu?

Informan : pada pembelajaran daring ini sebenarnya siswa itu bpada


minat semua Cuma karena pandemi ini mungkinkarena
mereka tidak merasakan atmosfer belajar biasanya belajar
melalui tataop muka secara langsung sekarang paling hanya
sebatas vidio , mau bertanya langsung susah jadi mungkin
siswa kadang malas untuk mengikuti pembelajaran karena
mungkin didorong oleh kendala kendala yang ibu katakan
tadi.

Peneliti : ada tidak bu siswa yang tidak mengikuti pembelajaran


ipa?
Informan : oh ada, mungkin ada siswa yang masih dikampung karena
kan kemarin sudah libur ditambah lagi liburannya jadi
banyak yang masi malas untuk belajar tapi tidak semua
hanya beberapa siswa saja.

Peneliti : apa saja faktor yang membuat siswa malas untuk


mengikuti pembelajaran ipa.?

Informan : yah itu tadi ada beberapa faktor mungkin karena faktor
teman, faktor jaringan mungkin juga karena jenuh
melakukan pembelajaran daring. Karena bukan kita saja
yang memberikan tugas dari guru lain juga memberikan
tugas jadi tugas numpuk jadi malas untuk mengikuti
pembelajaran.

Peneliti : bagaimana cara ibu mengatasi kurangnya minat belajar


siswa terkhusus dipembelajaran ipa?

Informan : caranya saya mungkin lansung televon menanyakan


sebabnya kenapa tidak mengikuti pembelajaran, kemudian
saya langsung japri langsung sama anaknya kenapa tidak
mengumpulkan tugas. Kalau tidak langsung sama anaknya
ya ibu langsung menanyakan kepada orang tuannya apa
sebabnya anaknya tidak mengumpulkan tugas.

Peneliti : apakah ibu pernah menggunakan lingkungan sekitar


rumah anak sebagai sumber belajar ipa?

Informan : oh ya pada umumnya jika ada pembelajaran yang


berkenaan tentang lingkungan dan memanfaatkan
lingkungan sekitar maka ibu memerintahkan anak itu untuk
menanam bunga atau pohon disekitar rumah itu pada
umumnya sesuai dengan materi yang saya berikan.
Misalkan materinya tentang lingkungan hidup maka ibu
memerintahkan untuk merawat bunga atau menyapu
halaman, atau juga misalnya pada materi perpindahan panas
maka ibu memerinythkan anak untuk merebus air diwadh
yang kecil dan diwadah yang besar, bagaimana kondisisnya
yang mana yang cepat habis yang di tempat kecil atau yang
ditempat besar.

Peneliti : efektifkah bu menggunakan lingkungan rumah sebagai


sumber belajar ipa?

Informan : efektif, efektif sekali karena anak itu langsung kan


langsung melihat langsung mengalami .

Peneliti : apa kendala yang ibu temui saat penggunaan lingkungan


sebagai sumber belajar ipa?

Informan : nah kendalanya mungkin salah satunya itu tadi sinyal. Nah
saat mereka melakukan suatu percobaan sinyalnnya lemah
jadi tidak terekam sehingga kegiatan mereka tidak dapat
terarah.

Peneliti : apa harapan ibu kedepannya?

Informan : harapan ibu sangat besar sekali semoga pembelajaran


daring ini cepat selesai lah dan pembelajaran tatap mujka
dapat dilakukan karena pembelajaran daring ini banyak
suka dukanya.

Peneliti : amin semoga pandemi ini cepat berakhir ya bu. Mungkin


iu saja yang ingin saya tanyakan bu saya ucapkan terima
kasih banyak atas waktunya.

Informan : iya sama sama.


Lampiran 5

SURAT PERNYATAAN RESPONDEN / SUBJEK PENELITIAN SKRIPSI


MAHASISWA

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Suyanto, S.Pd.I

Jabatan : Kepala Sekolah MIN Kota Jambi

Dengan ini menyatakan bersedia nama saya dan nama lokasi peneitian
dicantumkan dalam laporan penelitian mahasiswa berikut ini ,

Nama : Sanca Zalviardi

Nim : 204172723

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Judul Skripsi : “PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI


SUMBER BELAJAR IPA DALAM
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
SISWA KELAS V MIN KOTA JAMBI”

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya

Jambi, 2021

Yang menyatakan

Suyanto, S.Pd.I
NIP. 196612101994021002
Lampiran 6

SURAT PERNYATAAN RESPONDEN / SUBJEK PENELITIAN SKRIPSI


MAHASISWA

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Zainidar, S.Ag

Jabatan : guru kelas V.5

Dengan ini menyatakan bersedia nama saya dan nama lokasi peneitian
dicantumkan dalam laporan penelitian mahasiswa berikut ini ,

Nama : Sanca Zalviardi

Nim : 204172723

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Judul Skripsi : “PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI


SUMBER BELAJAR IPA DALAM
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
SISWA KELAS V MIN KOTA JAMBI”

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya

Jambi, 2021

Yang menyatakan

Zainidar, S.Ag
NIP. 19760512000032003
Lampiran 7

Penyerahan surat izin riset kepada kepala sekolah MIN Kota Jambi

Wawancara bersama kepala sekolah MIN Kota Jambi


Wawancara bersama wali kelas V.5

Pembagian quisioner kepada siswa kelas V.5 yang dibantu guru kelas V.5
Quisioner siswa kelas 5.5
Siswa kelas 5.5 menanam bunga
Gedung MIN Kota Jambi tampak depan
(CURICULUM VITAE)

Nama : Sanca Zalviardi

Jenis Kelamin : Laki laki

Tempat Tanggal Lahir : 30 november 1998

Alamat Asal : Ds Mulya Jaya,

Kab. Musi Rawas Utara

Kec. Nibung

Alamat Email : sancazalfiardi86@gmail.com

No Hp : 0813-6905-9414

Pendidikan Formal

1. SDN Mulya Jaya : Tamat Tahun 2011


2. SMP Nurul Jadid : Tamat Tahun 2014
3. MA Darussalam : Tamat Tahun 2017
4. S1 PGMI : Tamat Tahun 2021

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Jambi, April 2021

SANCA ZALVIARDI
NIM. 204172723

Anda mungkin juga menyukai