Anda di halaman 1dari 218

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR INTERAKTIF

BERORIENTASI LITERASI DAN PENDIDIKAN KARAKTER


SISWA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
LITERASI KELAS V SDN 63 DODU
KOTA BIMA

QPROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Meraih Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

MAYA ANGRIANI
NIM. 2018070197

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) TAMAN SISWA
TAHUN 2022
LEMBARAN PERSETUJUAN

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR INTERAKTIF


BERORIENTASI LITERASI DAN PENDIDIKAN KARAKTER
SISWA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
LITERASI KELAS V SDN 63 DODU
KOTA BIMA

Oleh:

MAYA ANGRIANI
NIM.2018070197

Telah Diperiksa dan Disetujui untuk Diujikan


Pada Tanggal

Tim Pembimbing:

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Hairunisa, M.Pd. Muh.Rijalul Akbar, M.Pd.


NIDN. 0801028603 NIDN. 0820079002

Mengetahui:
Ketua Prodi PGSD

Ady Irawan, SH.MH


NIDN. 0801108604

LEMBARAN PENGESAHAN

ii
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR INTERAKTIF
BERORIENTASI LITERASI DAN PENDIDIKAN KARAKTER
SISWA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
LITERASI KELAS V SDN 63 DODU
KOTA BIMA

Oleh:

MAYA ANGRIANI
NIM.2018070197

Telah Dipertahankan di Depan Tim Penguji Skripsi


Pada hari/tanggal:

Tim Penguji:

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Ketua
Sidang (.........................) (.........................)

Penguji I (.........................) (.........................)

Penguji II (.........................) (.........................)

Mengetahui:
Ketua Prodi PGSD

Ady Irawan, SH.MH


NIDN. 0801108604
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

iii
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Maya Aangriani

NIM : 2018070197

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD0

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri dan belum

pernah di ajukan untuk memperoleh gelar pendidikan di suatu tempat Perguruan Tinggi.

Sepengatahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu didalamnya dan tertera pada

daftar pustaka. Jika dikemudian hari terbukti skripsi ini hasil jiplakan, maka saya

bersedia menerima sanksi terhadap perbuatan tersebut.

Bima,10 Mei 2022


Tanda Tangan Surat Pernyataan

Maya Angriani
NIM. 2018070197

ABSTRAK

iv
Maya Angriani (2018070197). Pengembangan Buku Cerita Bergambar Interaktif
Berorientasi Literasi dan Pendidikan Karakter Siswa Untuk
Meningkatkan Kemampuan Literasi Kelas V Sdn 63 Dodu Kota Bima.
Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD),
Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Perndidikan (Stkip) Taman Siswa.
Pembimbing I: Hairunisa, M.Pd. dan Pembimbing II Muh.Rijalul
Akbar, M.Pd.

Kata Kunci: Interaktif, Pendidikan Karakter, Literasi.


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, kelayakan, pengaruh,
dan efektivitas pengembangan buku Cerita Bergambar Interaktif Berorientasi Literasi
dan Pendidikan Karakter Siswa Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Kelas V Sdn
63 Dodu Kota Bima.
Jenis penelitian yang digunakan adalah research and development (R&D)
menggunakan model ADDIE (analysis, design, development, implementantion,
evaluation). Tekhnik pengumpulan data menggunakan angket (angket validasi, respon
guru dan respon siswa) tes dan observasi. Sedangkan tekhnik analisis data
menggunakan uji paired sample t-test dan N-gain.
Berdasarkan hasil validasi yang telah di lakukan, di peroleh data hasil validasi
ahli media, ahli materi, sedangkan hasil respon guru di peroleh dan respon siswa,

MOTTO & PERSEMBAHAN

v
Motto

Jadikan belajar sebagai kewajiban, dan tetaplah bersyukur.

Kejarlah dunia pasti tak dapat, kalaupun dapat pasti tak banyak, kalaupun

banyak pasti kau tak puas, kalaupun puas pasti takkanlah lama. Tapi kalau

akhirat kau kejar pasti dapat, sudahlah dapat pasti banyak, sudahlah banyak pasti

kau puas, sudahlah puas abadi selama lamanya.

Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,

Tuhan semesta alam.

Skripsi ini ku persembahkan

Untuk cinta pertamaku, Ayah terkerenku (Abdul Haris) yang selalu menyayangi

maya dengan penuh cinta, yang selalu mendoakan putrinya, yang memberikan

support baik dalam bentuk semangat dan finansil, semoga dengan apa yang

putrimu lakukan ini bisa membanggakan papa. I love you more papa.

Untuk separuh jiwaku, mama terhebatku (Ibu Siti Nursani) yang telah

memberikan cintanya yang luar biasa, dan selalu berjuang mendampingi

anaknya, sehingga bisa seperti ini. I love you more mama.

Saudaraku tercinta, abang terhebatku (Renaldi) terimakasi atas kasih sayang

kepada adikmu ini, terima kasih karena sudah membantu maya dalam banyak

hal. Terlihat seperti tidak menyayangi adiknya tapi dibalik itu semua selalu

memanjakan dan menyayangi adiknya. I love you more brother.

vi
Untuk kakek (Alm. Hasan arsyad & Alm. H.M Saleh) dan nenekku (Alm. Siti

haja & Alm Kamuriah) tercinta, terima kasih sudah menyayangi dan

memanjakan dengan begitu besarnya cucumu ini semasa hidup. I miss you more

and I love you.

Untuk bibiku tercinta terima kasih atas rasa sayang yang diberikan, dan terima

kasih atas semangat yang diberikan.

Untuk kakak-kakak sepupuku terima kasih sudah selalu menghibur. I love you

Semua keluarga besarku yang tidak bisa kusebutkan satu persatu terima kasih

banyak.

Semua teman-teman ruangan E yang sudah saling mendukung selama hampir

empat tahun lamanya. Terima kasih banyak semoga kita semua dapat sukses

bersama suatu hari nanti. Aamiin.

Semua teman-teman posko dodu terima kasih karena menjadikanku adek kalian,

dan selalu membantu ketika saya sedang memerlukan bantuan. I love you.

Semua teman-temanku yang tidak bisa kusebutkan satu persatu terima kasih

atas dukungannya selama ini, semoga kelak kita dapat sukses bersama. Aamiin.

Almamater Kebanggaanku.

vii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji sukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat, petunjuk, karunia, dan kemudahan sehingga skripsi berjudul “pengembangan

buku Cerita Bergambar Interaktif Berorientasi Literasi dan Pendidikan Karakter Siswa

Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Kelas V Sdn 63 Dodu Kota Bima” dapat

terselesaikan dengan baik. Salawat serta salam selalu kita panjatkan atas junjungan

Nabi Muhammad SAW, sahabat, keluarga dan pengikut-pengikutnya.

Penyelesaian skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Taman Siswa Bima. Dengan

selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak berikut

ini:

1. Bapak Alm. Drs. H. Sudirman sebagai pembina STKIP Taman Siswa Bima.

2. Bapak Muslim, S.Sos. merupakan ketua yayasan STKIP Taman Siswa Bima.

3. Bapak Dr. Ibnu Khaldun Sudirman Ismail, M.Si. selaku ketua lembaga STKIP

Taman Siswa Bima.

4. Ady Irawan, SH.MH. sebagai ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

(PGSD).

5. Ibu Hairunisa, M.Pd. selaku dosen pembimbing I, dan bapak Muh.Rijalul Akbar,

M.Pd. selaku dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan

viii
dalam teknik penyusunan skripsi, dimulai dari penyusunan proposal hingga

selesainya penulisan skripsi ini.

6. Bapak M. Safi.i, M.Pd selaku validator ahli media, dan ibu Suriya Ningsih, M.Pd

selaku validator ahli materi yang telah banyak memberikan masukan serta saran

sehingga buku cerita interaktif yang dikembangkan menjadi lebih baik.

7. Bapak Fahrul Kamil, S.Pd. merupakan Kepala Sekolah SDN 63 Dodu Kota Bima

yang telah memberikan izin melakukan penelitian di wilayah kerjanya.

8. Para guru dan siswa SDN 63 Dodu Kota Bima yang telah banyak membantu

penulis memperoleh data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.

9. Untuk papa tercinta Abdul Haris yang sudah mendukung putrinya sampai pada saat

ini, kepada mama yang selalu mendoakan putrinya. Dan kepada abangku (Rinaldi)

yang selalu membantu adiknya.

10. Sahabat-sahabat ku tersayang Tri Nurhidayah, Nurul Qhorrindha, Fira Anggriani,

dll yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman PPL-KKN posko Dodu yang membantu dalam melakukan observasi

di sekolah.

12. Berbagai pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terwujud.

Akhirnya, penulis sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan menyadari

skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena demikian, penulisw sangat

mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini. Sesungguhnya hanya

Allah SWT yang maha sempurna.

ix
Waalaikumusalam Warahmatullah Wabarakatuh

Kota Bima, 10 Mei

Maya Angriani

x
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN SAMPUL....................................................... ............................ i


LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ....................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................. iv
ABSTRAK................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................. vi
KATA PENGANTAR................................................................................. viii
DAFTAR ISI................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1


B. Identifikasi Masalah.................................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah................................................................................. 5
D. Rumusan Masalah..................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian....................................................................................... 6
F. Spesifik Produk Yang di Kembangkan..................................................... 7
G. Manfaat Penelitian..................................................................................... 8
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan................................................. 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori.............................................................................................. 11
1. Literasi ............................................................................................ 11
2. Pendidikan Karakter........................................................................ 20
3. Buku Cerita Berganbar Interaktif ................................................... 36
4. Tahap Perkembangan Anak ............................................................ 52

xi
5. Pembelajaran Indonesia .................................................................. 57
B. Penelitian yang Relevan............................................................................ 58
C. Kerangka Berpikir..................................................................................... 60
D. Pernyataan Penelitian................................................................................ 62

BAB III PENUTUP


A. Model Pengembangan............................................................................... 64
B. Prosedur Pengembangan........................................................................... 65
1. Analysis (Analisis)........................................................................... 65
2. Design (Rancangan)......................................................................... 66
3. Development (Pengembangan)........................................................ 68
4. Implementantion (Penerapan).......................................................... 69
5. Evaluation (Evaluasi)...................................................................... 70
C. Uji Coba Produk........................................................................................ 70
1. Desain Uji Coba............................................................................... 70
2. Subjek Penelitian............................................................................. 71
3. Jenis Data......................................................................................... 72
4. Instrumen Pengumpulan Data.......................................................... 72
5. Tekhnik Analisis Data..................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter.............................. 25

3.1. Perencanaan Waktu Penelitian ....................................................... 66

3.2 Intrumen Penelitian pada Produk yang Dikembangkan.................. 69

3.3 Kategori Penilaian Skala Likert....................................................... 76

3.4 Tingkat Pencapaian dan Kualifikasi Validasi Ahli........................... 78

3.5 Kategori Penilaian pada Skala Sikap................................................. 79

3.6 Kriteria Minat Membaca................................................................... 80

3.7 Kriteria Penilaian N-gain.................................................................. 85

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pikir.................................................................... 62

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus.................................................................................. 98
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran....................................... 101
3. Kriteria Kentutasan Minimal (KKM)........................................ 108
4. Kisi-Kisi Instrumen Tes............................................................ 111
5. Tes Kemampuan Literasi......................................................... 113
6. Lembar Jawaban Siswa........................................................... 119
7. Pedoman Penskoran................................................................ 120
8. Instrumen Validasi Ahli Materi................................................. 125
9. Instrumen Validasi Butir Soal.................................................. 135
10. Instrumen Validasi Respon Ahli Media..................................... 143
11. Instrumen Validasi Respon Guru............................................. 152
12. Instrumen Validasi Respon Siswa............................................. 154

xv
BAB 1
PENDAHULUAN
`

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang

mendasar. Dengan membaca siswa akan menerapkan kemampuan lainnya yaitu

berbicara dan menulis dan juga siswa yang tidak mampu membaca akan sulit

untuk memenuhi kemampuannya dalam menulis. Dari membaca, seseorang

terbantu untuk melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang. Ada banyak

manfaat membaca, Diantaranya membantu pengembangan pemikiran dan

menjernihkan cara berpikir, meningkatkan pengetahuan, meningkatkan memori

dan pemahaman. Dengan sering membaca, seseorang mengembangkan

kemampuan untuk memproses ilmu pengetahuan, mempelajari berbagai disiplin

ilmu, dan menerapkan dalam hidup (Salsabila, dkk 2020: 339-344).

Budaya literasi membaca bukanlah sebuah hal mudah untuk dibangun

karena butuh kesadaran dan semangat untuk membawa perubahan Literasi

membaca bukanlah sekedar kegiatan membaca biasa melainkan sebuah kegiatan

yang bisa membangun budaya itu sendiri. Kegiatan literasi memang merujuk pada

kemampuan dasar seseorang dalam membaca dan menulis. Sehingga selama ini,

strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan tersebut adalah

menumbuhkan minat membaca dan menulis. Budaya literasi membaca

menghasilkan dua manfaat yaitu membangun minat membaca dan membangun

1
kegiatan membaca itu sendiri. Melalui membaca sama halnya dengan

menggenggam seisi dunia, karena dalam bacaan bisa mengakses informasi dari

seluruh dunia (Lubis, dkk, 2020: 9) Bedasarkan peraturan Menteri No.22 (2006)

tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah pembelajaran

bahasa Indonesia terdiri dari aspek menyimak, menulis, membaca, dan berbicara.

(No, Permendiknas, 2006).

Mengacu pada fungsi pendidikan Nasional. UU RI No 20 tahun 2003

pasal 3 menyebutkan Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan

membantu watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi, peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kekuatan karakter akan

terbentuk dengan sendirinya jika ada dukungan dan dorongan dari lingkungan

sekitar. Peran keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat dominan dalam

mendukung dan membangun kekuatan karakter. Gunawan, dkk (2012).

Menurunnya kualitas moral dalam kehidupan manusia Indonesia dewasa

ini, terutama di kalangan siswa, menuntut diselenggarakannya pendidikan

karakter. Sekolah dituntut untuk memainkan peran dan tanggungjawabnya untuk

menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai yang baik dan membantu para

siswa membentuk dan membangun karakter mereka dengan nilai-nilai yang baik.

Pendidikan karakter diarahkan untuk memberikan tekanan pada nilai-nilai tertentu

seperti rasa hormat, tanggungjawab, jujur, peduli, dan adil dan membantu siswa

2
untuk memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai tersebut dalam

kehidupan mereka sendiri. Secara sederhana, pendidikan karakter dapat

didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi

karakter siswa. Tetapi, untuk mengetahui pengertian yang tepat, dapat

dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang disampaikan oleh Thomas

Lickona. Lickona (1991) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah suatu

usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami,

memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti. Sudrajat, dkk (2011).

Pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk menerapkan nilai -

nilai agama, moral, etika pada peserta didik melalui ilmu pengetahuan, dibantu

oleh orang tua, guru, serta masyarakat yang sangat penting dalam

pembentukan dan perkembangan karakter peserta didik. Setiap anak memiliki

potensi yang baik sejak lahir, namun potensi tersebut harus terus diasah dan

disosialisasikan dengan baik agar karakter setiap anak terbentuk dan berkembang

secara maksimal. Omeri, dkk (2015). Selanjutnya Omeri, dkk (2015)

menyebutkan pengertian pendidikan karakater Lickona (1992) menyebutkan

“character education is the deliberate effort to help people understand, care

about, and act upon core ethical values”, hal ini berarti bahwa pendidikan

karakter adalah upaya yang disengaja untuk membantu orang memahami,

peduli, dan bertindak berdasarkan nilai - nilai etika inti.

Pendidikan Karakter adalah pendidikan yang mendukung

perkembangan sosial, emosional, dan etis siswa. Semantara secara sederhana

pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai hal postif apa saja yang

3
dilakukan guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarnya.

Samani & Hariyanto, 2013 dalam (Omeri, dkk 2015). Pendidikan karakter

merupakan sebuah upaya untuk membangun karakter (character

building). Elmu barok 2008 dalam (Omeri, dkk 2015). menyebutkan bahwa

character building merupakan proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian

rupa, sehingga berbentuk unik, menarik, dan berbeda atau dapat dibedakan

dengan orang lain, ibarat sebauh huruf dalam alfabeta yang tak pernah sama

antara yang satu dengan yang lain, demikianlah orang - orang yang berkarakter

dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. Pendidikan karakter dapat disebut

juga sebagai pendidikan moral, pendidikan nilai, pendidikan dunia afektif,

pendidikan akhlak, atau pendidikan budi pekerti. Tujuan Pendidikan Karakter

Dini (2018) menyatakan bahwa Pendidikan karakter bertujuan agar peserta

didik sebagai penerus bangsa mempunyai akhak dan moral yang baik, untuk

menciptakan kehiupan berbangsan yang adil, aman dan makmur.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada saat melakukan

PPL/KKN terpadu di SDN 63 Dodu Kota Bima, sekolah menerapkan alokasi

waktu hanya 3 jam pembelajaran, hal ini dilakukan untuk meminimalisir

penyebaran Covid-19. Dengan dilakukan penerapan alokasi waktu 3 jam

pembelajaran ini berakibat pada kurangnya perhatian pada masing-masing siswa,

hal ini dilihat dari waktu bermain yang terlalu banyak dan kurangnya perhatian

dari orang tua yang tidak memperhatikan kemampuan belajar anak terutama

kemampuan membaca yang menjadi salah satu dasar utama dalam belajar.

4
Pelaksanaan pembelajaran di SDN 63 Dodu Kota Bima setelah melakukan

pra penelitian, terdapat banyak masalah yang terjadi terutama masalah pada siswa.

Masalah-masalah yang di temukan oleh peneliti antara lain yaitu, (a) kemampuan

mengenal huruf yang kurang (b) rendahnya kemampuan mengeja dan membaca

(c) kurangnya minat siswa untuk membaca dilihat dari rendahnya daya tangkap

apa yang dibaca, kurangnya respon dari pertanyaan yang diberikan oleh guru, dan

tidak serius mengikuti pembelajaran (d) ketersediaan buku yang menarik bagi

siswa sangat kurang (e) rendahnya kemampuan siswa dalam memahami apa yang

disampaikan oleh guru (f) tidak (g) memahami tugas yang diberikan oleh guru (h)

proses pembelajaran monoton pada metode ceramah, tidak bervariatif (i)

kurangnya media pada proses pembelajaran.

Masalah ini terjadi karena proses pembelajaran yang tidak efektif serta

kemampuan siswa dalam memahami apa yang disampaikan oleh guru kurang. Hal

ini menjadi kekhawatiran pada siswa yang akan melakukan ujian nasional pada

kelas VI (enam). Setelah dianalisis dari hasil observasi, kemampuan membaca

siswa sangat kurang, dari permasalahan tersebut maka peneliti akan berfokus pada

kelas V (lima) sebagai persiapan untuk mengikuti ujian nasional pada kelas VI

(enam).

Rendahnya kemampuan membaca siswa dapat dibuktikan dari daya

tangkap apa yang dibaca kurang dimengerti serta respon dan hasil belajar siswa,

dilihat dari respon siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru sangat

rendah, Siswa banyak yang bosan dan mengantuk pada saat pembelajaran. Maka

dari itu perlu dilakukan suatu inovasi dalam proses pembelajaran. Salah satu

5
inovasi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan

melakukan pengembangan buku cerita bergambar interaktif yang sesuai dengan

karakteristik anak.

Menurut (Aprilia, 2018: 12) buku cerita bergambar merupakan salah satu

media komunikasi berupa buku berjilid yang brerisi informasi dan pengetahuan

yang menyajikan suatu karangan, kisah maupun dongeng yang dilengkapi dengan

gambar-gambar untuk memperjelas teks dan untuk membantu proses pemahaman

terhadap objek yang ada didalam sebuah cerita. Buku cerita yang dikembangkan

berorientasi literasi dan pendidikan karakter siswa tema alam semesta. Alasan

memilih menggunakan buku cerita bergambar interaktif berorientasi literasi dan

pendidikan karakter siswa karena rendahnya kesadaran anak usia SD saat ini

untuk membaca dan memiliki karakter baik. Baik peserta didik maupun guru

membutuhkan media untuk menanamkan nilai-nilai baik pada anak (Reba, 2021:

218). Selain itu buku yang bergambar interaktif akan menarik minat baca siswa

kelas V SDN 63 Dodu Kota Bima. Hal ini dapat dibuktikan siswa lebih tertarik

membaca buku yang dilengkapi dengan gambar-gambar interaktif.

Dengan pengembangan buku cerita bergambar interaktif anak berorientasi

literasi dan pendidikan karakter siswa, siswa dapat membaca buku yang lebih

menarik minat, cerita yang bervariatif, desain buku yang tidak monoton, buku

yang tidak membuat bosan untuk di baca, siswa mendapat nilai karakter dari buku

yang dibaca, dan literasi pada siswa semakin meningkat.

Berdasarkan uraian tersebut, oleh karena itu peneliti ingin melakukan

kajian melalui penelitian pengembangan yang berjudul “Pengembangan Buku

6
Cerita Bergambar Interaktif yang Berorientasi Literasi Dan Pendidikan Karakter

Siswa Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Siswa pada Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia Kelas V SDN 63 Dodu Kota Bima”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka secara umum peneliti

dapat mengidentifikasi masalah pengembangan buku cerita bergambar interaktif

yang berorientasi pada literasi dan pendidikan karakter siswa kelas V SDN 63

Dodu Kota Bima sebagai berikut:

1. Kemampuan mengenal huruf yang kurang.

2. Rendahnya kemampuan mengeja dan membaca.

3. Kurangnya minat siswa untuk membaca dilihat dari rendahnya daya tangkap

apa yang dibaca, kurangnya respon dari pertanyaan yang diberikan oleh guru,

dan tidak serius mengikuti pembelajaran.

4. Ketersediaan buku yang menarik bagi siswa sangat kurang

5. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami apa yang disampaikan oleh

guru.

6. Tidak memahami tugas yang diberikan oleh guru.

7. Proses pembelajaran tidak beragam hanya berfokus pada metode ceramah,

tidak bervariatif.

8. Kurangnya media pada proses pembelajaran.

7
C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka batasan

masalah dalam penelitian ini, yaitu kurangnya minat siswa untuk membaca,

ketersediaan buku yang menarik bagi siswa sangat kurang, rendahnya

kemampuan siswa dalam memahami yang disampaikan oleh guru, kurangnya

media pada proses pembelajaran. Meskipun dibagian identifikasi masalah ada

banyak masalah yang dipaparkan, peneliti mengambil dua pokok permasalahan

hal ini dilakukan agar peneliti dalam melakukan penelitian lebih fokus, efektif,

dan efisien serta peneliti dapat melakukan penelitian dengan tuntas dalam waktu

yang singkat.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kelayakan buku cerita bergambar interaktif yang berorientasi

pada literasi dan pendidikan karakter siswa yang dikembangkan?

2. Adakah pengaruh penggunaan buku cerita bergambar interaktif yang

berorientasi pada literasi dan pendidikan karakter siswa terhadap peningkatan

kemampuan literasi siswa kelas V SDN 63 Dodu Kota Bima?

3. Bagaimanakah efektivitas buku cerita bergambar interaktif yang berorientasi

pada literasi dan pendidikan karakter siswa yang dikembangkan?

8
E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kelayakan buku cerita bergambar interaktif yang

berorientasi pada literasi dan pendidikan karakter siswa yang dikembangkan.

2. Untuk mengetahui penggunaan buku cerita bergambar interaktif yang

berorientasi pada literasi dan pendidikan karakter siswa terhadap peningkatan

kemampuan membaca siswa kelas V SDN 63 Dodu Kota Bima.

3. Untuk mengetahui efektivitas buku cerita bergambar interaktif yang

berorientasi pada literasi dan pendidikan karakter siswa yang dikembangkan.

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Mengembangkan buku cerita bergambar yang digunakan untuk

meningkatkan kemampuan literasi siswa kelas V yang akan dikembangkan

memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Buku cerita yang dikembangkan disesuaikan dengan orientasi literasi dan

pendidikian karakter siswa untuk meningkatkan kemampuan literasi.

2. Ukuran buku cerita bergambar yaitu lebar 1920 piksel dan tinggi 1080 piksel.

3. Cover buku cerita bergambar dibuat dengan tampilan yang menarik.

4. Font yang digunakan dalam buku cerita bergambar ini adalah Knewave

untuk judul buku dan Times New Roman untuk isi cerita.

5. Buku cerita bergambar dilengkapi dengan gambar-gambar dan bermacam-

macam warna untuk menarik minat siswa.

9
6. Buku cerita bergambar memuat pembelajaran nilai-nilai pendidikan karakter

(religi, jujur, tanggung jawab, toleransi, disiplin, dan peduli lingkungan).

7. Buku cerita bergambar menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh

siswa.

8. Buku cerita bergambar bersifat langsung dengan cerita yang tidak terlalu

panjang.

9. Judul setiap cerita dibuat semenarik mungkin.

10. Buku cerita bergambar memiliki gambar dan teks yang saling berhubungan.

11. Terdapat lembar refleksi di setiap cerita.

12. Ilustrasi yang terdapat pada buku cerita bergambar memperjelas latar

belakang cerita, rangkaian cerita, dan karakter.

13. Didesain dengan menggunakan canva dan powerpoint.

14. Media buku cerita bergambar interaktif didesain semudah mungkin untuk

penggunaanya sehingga siswa dapat memainkan dan terlibat langsung

dalam proses pembelajaran.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

a. Bagi Sekolah

Buku cerita bergambar yang dikembangkan dapat menjadi perangkat

pembelajaran tambahan di sekolah atau salah satu media pembelajaran

untuk menumbuhkan pendidikan karakter dan dapat menjadi salah satu

media untuk meningkatkan minat membaca siswa.

10
b. Bagi Guru

Buku cerita bergambar yang dikembangkan berorientasi literasi dan

pendidikan karakter diharapkan dapat mendorong guru untuk kreativitas

dalam merancang media pembelajaran yang inovatif serta menjadi wawasan

dan ide baru bagi guru.

c. Bagi Siswa

Melalui buku cerita bergambar yang dikembangkan ini, diharapkan

minat membaca semakin meningkat sekaligus siswa mendapat nilai karakter

yang terdapat dalam setiap cerita yang disajikan.

d. Bagi Peneliti

Pengembangan buku cerita bergambar berorientasi literasi dan

pendidikan karakter siswa dapat meningkatkan pengetahuan, wawasan, serta

pengalaman dalam berinovasi dalam merancang sebuah media

pembelajaran. Melalui penelitian ini, diharapkan peneliti dapat lebih

mengerti pentingnya media belajar, khususnya untuk mengajarkan

membaca berorientasi literasi dan pendidikan karakter guna meningkatkan

minat membaca siswa.

e. Bagi Orang Tua

Buku cerita bergambar ini dapat digunakan oleh orang tua sebagai

media meningkatakan minat membaca anaknya di rumah, sehingga

kemampuan membaca semakin meningkat.

11
f. Bagi Penelitian Lain

Melalui buku cerita bergambar ini diharapkan dapat memotivasi

peneliti lain untuk menciptakan sebuah media yang dapat meningkatkan

minat dan kemampuan membaca siswa, khususnya untuk menciptakan

budaya literasi dan pendidikan karakter siswa.

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

1. Asumsi Pengembangan

Berdasarkan latar belakang masalah di atas timbul beberapa masalah

yang terkait dengan kemampuan membaca dan minat membaca yang rendah,

yaitu kurangnya perhatian dari guru maupun orang tua, dan juga kurangnya

inovasi guru dalam meningkatkan minat dan kemampuan membaca siswa,

selanjutnya peneliti bermaksud menyelesaikan permasalah tersebut dengan

mengembangkan buku cerita bergambar interaktif yang berorientasi pada

literasi dan pendidikan karakter siswa terhadap peningkatan kemampuan

literasi siswa kelas V SDN 63 Dodu Kota Bima.

2. Keterbatasan Pengemb`angan

Dalam pengembanganbuku cerita bergambar anak interaktif

berorientasi literasi dan pendidikan karakter siswa, peneliti membatasi

masalah agar penelitian ini tidak menyimpang dari judul penelitian. Adapun

aspek-aspek yang dibatasi oleh peneliti dalam penelitian ini, yaitu sebgai

berikut:

12
a. Buku cerita bergambar dibuat untuk peningkatan kemampuan literasi

siswa kelas V.

b. penelitian ini dibatasi pada satu tema yaitu tema 8 sub tema 1.

13
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Literasi

a. Pengertian Literasi

Literasi adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan

individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan

memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan

dalam kehidupan sehari-hari (Setyawan,2018: 1)

Dalam bahasa Latin, istilah literasi disebut sebagai literatus,

artinya adalah orang yang belajar. Selanjutnya, National Institute for

Literacy menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan literasi adalah

kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung,

dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam

pekerjaan, keluarga, dan masyarakat (Wikipedia bahasa Indonesia,

ensiklopedia bebas,2021: 1).

Berdasarkan perkembangannya, pada masa awal literasi di

definisikan sebagai kegiatan pemberatasan buta aksara

(Abidin,dkk,2018:1). Abidin dkk.(2018:1) memandang literasi sebagai

bentuk kemampuan dalam membaca dan menulis sehingga orang dapat

dikatakan literasi jika sudah mampu membaca dan menulis atau yang

sering diistilahkan demgan bebas buta huruf. Selanjutnya kalantzis

14
(dalam Priyatni & Nurhadi,2017:157)berpendapat bahwa pada awal

kemunculannya, literasi dimaknai sebagai melek aksara yang fokus

utamanya merupakan dua keterampilan yang menjadi dasar untuk

memahami berbagai hal, yaitu kemampuan membaca dan menulis.

Dewayani (2017:9) mengatakan bahwa literasi adalah jalan bagi

kemajuan umat manusia dan alat bagi setiap individu untuk mewujudkan

potensinya.

Sesuai perkembangan jaman,pengertian literasi juga mengalami

perkembangan menjadi kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan

menyimak (Abidin dkk., 2018:1).Abidin dkk (2018:1) menjelaskan

literasi merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa

dan gambar dalam bentuk yang kaya dan beragam untuk membaca,

menulis, memdengarkan, berbicara, melihat, menyajikan, dan berpikir

kritis. Sesuai hal itu, Alawasilah (dalam Priyatni & Nurhadi, 2017:157)

menjelaskan bahwa literasi atau yang disebut literasi kritis memfokuskan

pada keterampilan kritis dan analitis yang diperlukanuntuk memahami

dan menginterpretasikan teks, baik teks lisan maupun teks tulis yang

dapat memecahkan permasalahan kehidupan dimasyarakat baik secara

akademis maupun sosial. Puskur (dalam Priyatni & Nurhadi, 2017:157)

memaknai literasi sebagai kemampuan individu dalam memecahkan

masalah dengan menggunakan teks sebagai alatnya. Penggunaan teks

sebagai alat pemecahan masalah juga diistilahkan sebagai kemampuan

15
tingkat tinggi dimana kegiatan literasi difokuskan pada kemampuan

individu dalam berpikir kritis (Priyatni & Nurhadi, 2017:157).

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa pengertian literasi merupakan proses belajar yang

mencakup beberapa komponen yaitu menulis, membaca, berbicara, dan

menghitung. orang dapat dikatakan literat jika sudah mampu membaca

dan menulis atau yang sering diistilahkan dengan bebas buta huruf.

Kemampuan tersebut dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari guna

memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan seperti

pekerjaan, keluarga, dan masyarakat

b. Ruang Lingkup literasi

Sesuai dengan berkembangnya paham tentang literasi, Abidin

dkk. (2018:30) berpendapat bahwa standar pembelajaran literasi juga

mengalami perkembangan. Perkembangan standar pembelajaran literasi

sejalan dengan perkembangan fokus pembelajaran literasi atau ruang

lingkup pembelajaran literasi. Menurut Abidin dkk.(2018:30), terdapat

empat fokus pembelajaran literasi.

Menurut Abidin dkk.(2018:30) Fokus pembelajaran literasi yang

pertama adalah fokus teks. Fokus teks yang dimaksud adalah penetapan

standar utama yang harus dicapai dalam pembelajaran literasi ditekankan

pada aspek linguistik dalam sebuah teks. Hal-hal yang ditekankan dalam

fokus pembelajaran ini untuk mencapai standar pembelajaran literasi

adalah sebagai berikut:

16
1) penguasaan berbagai sistem bahasa yang digunakan untuk membuat

makna;

2) penguasaan konsep tentang perbedaan bahasa tulis dan lisan; dan

3) penguasaan konsep sistem variasi bahasa yang terdapat dalam

kelompok sosial seperti etnis, budaya, kelas sosial, agama, keluarga,

rekreasi, pekerjaan, sekolah, dan pemerintah.

Fokus pembelajaran literasi yang kedua adalah fokus berpikir.

Berdasarkan fokus ini, pembelajaran literasi bertujuan untuk mencapai

beberapa standar berikut ini:

1) menjadi pembaca dan penulis yang aktif, selektif, dan konstruktif;

2) menggunakan pengetahuan awal yang relevan untuk membangun

makna baru;

3) menggunakan berbagai proses dan strategi untuk menghasilkan

makna;

4) menggunakan berbagai proses untuk mengatasi hambatan saat

membaca dan menulis; dan

5) menggunakan berbagai proses secara variatif berdasarkan

keberagaman teks, tujuan dan audiens.

Fokus pembelajaran literasi yang ketiga adalah fokus kelompok.

Dalam hal ini fokus pembelajaran literasi menetapkan sejumlah standar

pembelajaran literasi. Standar pembelajaran literasi yang dimaksud

adalah sebagai berikut:

17
1) memahami variasi tujuan dan pola praktik literasi dalam kelompok

sosial, seperti misalnya etnis, budaya, kelas sosial, agama, keluarga,

rekreasi, pekerjaan, sekolah, dan pemerintah;

2) memahami aturan dan norma dalam berinteraksi dengan bahasa tulis

dalam kelompok;

3) memahami pengetahuan tentang gaya bahasa yang terdapat dalam

berbagai teks;

4) memahami bagaimana mengaplikasikan berbagai cara penggunaan

keterampilan literasi untuk memproduksi, mengonsumsi, menjaga,

dan mengontrol pengetahuan;

5) memahami pengetahuan tentang bentuk dan fungsi literasi tertentu;

dan

6) memiliki kemampuan untuk mengritik teks.

Fokus pembelajaran literasi yang keempat adalah fokus

pertumbuhan. Fokus ini menetapkan beberapa standar pembelajaran

literasi yang berbeda dengan ketiga fokus lain. Standar-standar

pembelajaran literasi ini dipandang lebih komprehensif, jelas, dan

lengkap dibanding dengan standar fokus-fokus yang lain. Pembelajaran

literasi yang berfokus pada pertumbuhan memiliki standar sebagai

berikut:

1) berperan aktif dan konstruktif dalam mengembangkan keterampilan

literasi;

18
2) menggunakan berbagai strategi dan proses untuk membangun

dimensi literasi;

3) mengobservasi dan bertransaksi dengan produk literasi yang

digunakan pengguna yang lebih mahir di dalam dan di antara

kelompok sosial;

4) memahami dan mengaplikasi cara memanfaatkan dukungan dan

mediasi yang biasa digunakan oleh pengguna literasi yang lebih

mahir di dalam dan di antara kelompok sosial;

5) menggunakan pengetahuan yang didapat melalui membaca untuk

mendukung pengembangan menulis serta menggunakan

pengetahuan yang didapat melalui tulisan untuk mendukung

pengembangan membaca; dan

6) memahami dan mengaplikasikan cara menegosiasikan makna

tekstual, melalui penggunaan dan dukungan sistem komunikasi

alternatif, misalnya seni musik dan matematika.

Berdasarkan beberapa ruang lingkup pembelajaran literasi yang telah

dijabarkan, beberapa yang menjadi fokus pembelajaran literasi yaitu fokus

teks, fokus berpikir, fokus kelompok, dan fokus pertumbuhan. Dari fokus-

fokus tersebut memiliki masing-masing tujuan yang ingin di capai serta

memiliki ciri yang berbeda-beda.

c. Tujuan Pembelajaran Literasi

Pada masa perkembangan awal, pembelajaran literasi di sekolah

hanya ditujukan agar siswa terampil menguasai dimensi linguistik literasi

19
(Abidin dkk., 2018:22). Lingkup literasi yang diharapkan antara lain sistem

bahasa (mencakup fonem, morfem, grafonemik, morfofonemik, dan

sintaksis), konteks bahasa, dan variasi bahasa (Abidin dkk., 2018:22).

Dalam perkembangan selanjutnya, tujuan pembelajaran literasi

mengalami perkembangan yang lebih kompleks. Berdasarkan dokumen

pada tahun 1998 dari The National Literacy Strategy yang dirangkum oleh

Wray (dalam Abidin dkk., 2018:22), pembelajaran literasi bertujuan agar

siswa mampu mencapai kompetensi-kompetensi sebagai berikut:

1) percaya diri, lancar, dan paham dalam membaca dan menulis;

2) tertarik pada buku-buku, menikmati kegiatan membaca, mengevaluasi

dan menilai bacaan yang dibaca;

3) mengetahui dan memahami berbagai genre fiksi dan puisi;

4) memahami dan mengakrabi struktur dasar narasi;

5) memahami dan menggunakan berbagai teks nonfiksi;

6) dapat menggunakan berbagai macam petunjuk baca (fonik, grafis,

sintaksis, dan konteks) untuk memonitor dan mengoreksi kegiatan

membaca secara mandiri;

7) merencanakan, menyusun draf, merevisi, dan mengedit tulisan secara

mandiri;

8) memiliki ketertarikan terhadap kata dan makna, serta secara aktif

mengembangkan kosakata;

9) memahami sistem bunyi dan ejaan, serta menggunakannya untuk

mengeja dan membaca secara akurat; dan

20
10) lancar dan terbiasa menulis tulisan tangan.

Berdasarkan beberapa tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran literasi adalah mengeluarkan pendapat baik menggunakan

tulisan dan lisan. Dan beberapa komponen yang menjadi tujuan pendukung

literasi adalah membaca, menulis, menyusun kata maupun kalimat serta

memahami berbagai teks.

Sehubungan dengan itu, Abidin dkk. (2018:23) menambahkan

dengan adanya perkembangan jaman di era tahun 2000-an, pembelajaran

literasi mengalami perluasan tujuan yang terbagi sesuai jenjang sekolah.

Pada jenjang kelas rendah yaitu SD, pembelajaran literasi bertujuan

memperkenalkan anak-anak tentang dasar-dasar membaca dan menulis,

memelihara kesadaran bahasa, dan motivasi untuk belajar. Dalam memasuki

abad ke-21, Abidin dkk. (2018:25) mengemukakan setidaknya ada empat

tujuan utama untuk memberikan kesempatan atau peluang kepada siswa

dalam mengembangkan dirinya sebagai komunikator yang kompeten dalam

konteks literasi. Empat tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

1) membentuk siswa menjadi pembaca, penulis, dan komunikator yang

strategis;

2) meningkatkan kemampuan berpikir dan mengembangkan kebiasaan

berpikir pada siswa;

3) meningkatkan dan memperdalam motivasi belajar siswa; dan

4) mengembangkan kemandirian siswa sebagai seorang pembelajar yang

kreatif, inovatif, produktif, dan berkarakter.

21
Secara rinci, empat tujuan yang diungkapkan Abidin dkk.

(2018:25) di atas dapat disimpulkan bahwa (1) tujuan pertama,

pembelajaran literasi bertujuan agar siswa mampu memiliki kemampuan

mengidentifikasi tujuan teks, sasaran pembaca teks, dan implikatur teks

serta mampu membuat beragam bentuk teks; (2) tujuan kedua,

pembelajaran literasi ditujukan agar siswa mampu menjadi pembaca dan

penulis efektif dimana hal itu ditunjukkan dengan kemampuan siswa

menggunakan kemampuan berpikirnya untuk mengatur proses membaca

dan proses menulis yang dilakukannya; (3) tujuan ketiga, pembelajaran

literasi adalah untuk menanamkan apresiasi pada siswa agar mereka

memiliki motivasi untuk berliterasi sepanjang hidupnya atas kesadaran

bahwa berliterasi mampu membantu mereka mempelajari dirinya sendiri,

memecahkan masalah, mengeksplorasi, dan mempengaruhi dunia; (4)

tujuan keempat, pembelajaran literasi berupaya untuk mengembangkan

kemandirian siswa sebagai seorang pembelajar yang kreatif, inovatif,

produktif, sekaligus berkarakter.

Aspek-aspek kompetensi dasar membaca di SD antara lain (1)

membaca nyaring (2) membaca lancar (3) membaca puisi (4) membaca

dalam hati (5) membaca intensif (6) membaca dongeng (7) membaca

sekilas (8) membaca memindai (9) membaca pantun (10) membaca cepat

(11) membaca teks percakapan (12) membaca cerita dan (13) membaca

teks drama. Kemudian aspek-aspek kompetensi dasar membaca di SMP

antara lain (1) membaca memindai (2) membaca cepat (3) membaca teks

22
perangkat upacara (4) membaca intensif (5) membaca ekstensif (6)

membaca nyaring (7) membaca cerita (cerpen) (8) membaca puisi (9)

membaca teks drama dan (10) membaca novel (Hakim, 2011). 

Selanjutnya dalam penelitian ini, indikator dalam kemampuan

membaca pemahaman yang hendak dicapai adalah: a. Siswa dapat

membaca teks bacaan dengan benar dan jelas. b. Siswa dapat menjawab

pertanyaan yang berhubungan dengan teks. c. Siswa dapat menemukan

kalimat utama pada setiap paragraf dalam bacaan. d. Siswa dapat

meringkas isi bacaan. e. Siswa dapat mengartikan kata-kata sukar dalam

teks bacaan. f. Siswa dapat menuliskan informasi dalam bacaan. g. Siswa

dapat menjelaskan makna yang terdapat dalam bacaan.

2. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan merupakan sebuah proses pengembangan berbagai

macam potensi yang ada dalam diri manusia, seperti kemampuan

akademis, relasional, bakat, talenta, kemampuan fisik, atau daya seni

(Koesoema, 2007:53). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara (Kosim, 2011:87). Menurut Ki Hajar

23
Dewantara (dalam Samani & Hariyanto, 2011:33), pendidikan adalah daya

upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran, dan tubuh

anak. Samani & Hariyanto (2012:34) menambahkan, pendidikan

merupakan setiap tindakan atau pengalaman yang memberikan efek

formatif pada pikiran, karakter, atau pada kecakapan fisik seseorang.

Sedangkan menurut Dewey (dalam Listyarti, 2012:2), pendidikan adalah

salah satu proses pembaharuan makna pengalaman yang terjadi secara

terus-menerus.

Sementara itu, karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas

sebagaimana yang dikatakan oleh Fathurrohman, Suryana, & Fatriany

(2013:17) merupakan bawaan hati, jiwa, kepribadian, karakter dan akhlak

mulia, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, dan watak.

Karakter (character) mengacu pada serangkaian sikap, perilaku, motivasi,

dan keterampilan yang meliputi keinginan untuk melakukan hal yang

terbaik dalam dirinya (Zubaedi, 2011:10). Kata karakter berasal dari

bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan

bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau

tingkah laku (Zubaedi, 2011:12).

Sejalan dengan itu, Douglas (dalam Samani & Hariyanto, 2011:41)

mengatakan bahwa karakter tidak diwariskan, tetapi dibangun secara

berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan. Griek

(dalam Zubaedi, 2011:9) menambahkan bahwa karakter dapat

didefinisikan sebagai paduan dari segala tabiat manusia yang bersifat tetap

24
sehingga menjadi tanda yang khusus untuk membedakan orang yang satu

dengan yang lain.

Zubaedi (2011:11) berpendapat bahwa karakter adalah cara

berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup

dan bekerja sama dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan

negara. Individu yang berkarakter baik dinilai berdasarkan kemampuannya

dalam membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat

dari keputusan yang dibuat. Individu yang berkarakter baik juga akan

selalu berusaha melakukan hal-hal baik dengan mengoptimalkan segala

pengetahuan yang dimiliki dengan kesadaran, emosi, dan motivasi yang

baik (Zubaedi, 2011:11).

Istilah karakter erat kaitannya dengan kepribadian

seseorang.Seseorang dapat dikatakan berkarakter apabila perilakunya

sesuai dengan kaidah moral. Karakter seseorang berkembang berdasarkan

potensi yang dibawa sejak lahir atau yang dikenal sebagai karakter dasar

yang bersifat biologis. Dewantara (dalam Zubaedi, 2011:13) menyatakan

aktualisasi karakter dalam bentuk perilaku merupakan hasil perpaduan

antara karakter biologis dan hasil hubungan atau interaksi dengan

lingkungannya. Untuk itu, karakter dapat dibentuk melalui pendidikan,

karena pendidikan dipercaya merupakan alat yang paling efektif untuk

menyadarkan dan menanamkan jati diri. Dengan pendidikan akan

dihasilkan kualitas manusia yang memiliki kehalusan budi dan jiwa,

kecekatan raga, dan kesadaran akan kehidupannya. Williams (dalam

25
Zubaedi, 2011:15) menekankan, pendidikan karakter merupakan usaha

yang dilakukan oleh para warga sekolah yang bekerja sama dengan orang

tua dan anggota masyarakat, untuk membantu anak-anak remaja, agar

menjadi dan memiliki sifat peduli, berpendirian, dan bertanggung jawab.

Menurut Kusuma (dalam Zubaedi, 2011:19), pendidikan karakter

merupakan dinamika pengembangan kemampuan yang berkesinambungan

dalam diri manusia. Pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai

pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, dan

pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta

didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik,

dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan

sepenuh hati (Samani & Hariyanto, 2011:45). Sejalan dengan hal itu,

Megawangi (dalam Kesuma, Triatna, & Permana, 2011:5) mengatakan

pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk mendidik anak agar

dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam

kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang

positif kepada lingkungannya. Pendidikan karakter juga dapat dipahami

sebagai upaya yang dilakukan untuk mengembangkan karakter mulia dari

peserta didik dengan mempraktikkan dan mengajarkan nilai-nilai moral

dan pengambilan keputusan yang beradab dalam hubungannya dengan

sesama manusia maupun dengan Tuhannya (Samani & Hariyanto,

2011:44).

26
Sementara itu, Elkind dan Sweet (dalam Fathurrohman dkk.,

2013:16) berpendapat bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu

yang dilakukan oleh guru dengan sengaja dan sadar yang mampu

mempengaruhi karakter peserta didik, untuk membantu individu

memahami, peduli, dan melaksanakan nilai-nilai inti yang terkandung

dalam Pancasila. Guru dalam hal ini berperan membantu membentuk

watak peserta didik yang mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru,

cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru

bertoleransi, dan berbagai hal yang terkait lainnya. Pendidikan karakter

tidak hanya membuat individu memiliki akhlak yang mulia, namun juga

dapat meningkatkan kualitas akademiknya.

Hubungan antara keberhasilan pendidikan karakter dengan

keberhasilan akademik merupakan dua hal yang dapat menumbuhkan

suasana sekolah yang menyenangkan. Namun begitu, pendidikan karakter

harus diajarkan sesuai dengan usia peserta didik. Fathurrohman dkk.

(2013:116) mengatakan, anak yang terlalu dipaksakan untuk menguasai

kemampuan kognitif secara dini hanya akan membuat anak stres karena

terjadi ketidaksesuaian dengan usia yang seharusnya lebih banyak bermain

dan bereksplorasi. Sehubungan dengan hal itu, terlalu mengharapkan

keberhasilan akademik anak yang diukur dengan pencapaian angka dan

rangking, bukan kepada proses belajar, maka akan menyebabkan orang tua

dan guru memaksa anak untuk belajar keras karena menuntut pencapaian

target (Fathurrohman dkk., 2013:116).

27
Berdasarkan pengertian di atas, disimpulkan bahwa pendidikan

karakter adalah sutu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan

nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik.

b. Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Selama ini, karakter yang dimiliki Bangsa Indonesia menurut

Koenjaraningrat (dalam Listyarti, 2012:4) adalah meremehkan mutu,

suka menerabas, tidak percaya diri, tidak berdisiplin, mengabaikan

tanggung jawab, etos kerja buruk, suka feodalisme, dan tak punya malu.

Karakter lemah tersebut menjadi realitas dalam kehidupan bangsa

Indonesia dan sudah ada sejak bangsa Indonesia masih dijajah bangsa

asing beratus-ratus tahun yang lalu. Karakter lemah tersebut akhirnya

mengkristal dan sangat melekat pada diri warga negara Indonesia. Hal ini

yang kemudian melatarbelakangi lahirnya pendidikan karakter yang

diusung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang sejak tahun

2011 seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus menyisipkan

pendidikan berkarakter.

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (dalam

Fathurrohman dkk., 2013:19), 18 nilai yang terkandung dalam

pendidikan berkarakter bangsa adalah antara lain

28
Tabel 2.1
Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter

NILAI DESKRIPSI
1) Religius Sikap yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, menunjukkan sikap yang
toleran, dan hidup rukun dengan pemeluk agama
lain. Religius yang dimaksud adalah proses
mengikat kembali tradisi dan peribadatan kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan manusia di
lingkungannya.
2) Jujur Perilaku yang didasarkan pada usaha menjadikan
dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3) Toleransi Sikap dan tindakan yang menggambarkan
individu menghargai perbedaan agama, ras, suku,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari diri individu tersebut.
4) Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku taat, tertib,
dan patuh pada berbagai ketentuan serta peraturan.
5) Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
belajar dan tugas, serta mampu menyelesaikan
tugas dengan sebaik mungkin.
6) Kreatif Perilaku berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu
yang telah dimiliki.
7) Mandiri Sikap dan perilaku yang menggambarkan individu
tersebut tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8) Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang
menilai serta menganggap sama antara hak dan
kewajiban dirinya dengan orang lain.
9) Rasa ingin Sikap serta tindakan yang selalu berupaya untuk
tahu mengetahui hal-hal lebih mendalam atas sesuatu
yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
10) Semangat Kebangsaan cara berpikir, bertindak, berwawasan
yang menempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok.
Cinta tanah air Sudut pandang berpikir dan
bertindak, serta berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang

29
tinggi terhadap bangsa, lingkungan fisik, sosial,
budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
11) Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
prestasi untuk menghasilkan sesuatu yang berguna di
masyarakat, juga mengakui dan menghormati
keberhasilan orang lain.
12) Bersahabat Tindakan yang melibatkan rasa senang berbicara,
atau bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
komunikatif
13) Cinta damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang atas
kehadiran serta keberadaan dirinya dalam
hubungannya dengan masyarakat, lingkungan
alam, sosial, dan budaya.
14) Gemar membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang memberikan
kebajikan bagi dirinya.
15) Peduli Sikap yang selalu berupaya mencegah kerusakan
lingkungan yang terjadi di lingkungan alam sekitarnya dan
mengembangkan upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
16) Peduli sosial Sikap serta tindakan yang selalu ingin memberi
bantuan kepada orang lain dan kepada masyarakat
yang membutuhkan.
17) Tanggung Tindakan seseorang untuk melaksanakan tugas
jawab dan kewajiban yang seharusnya ia lakukan
terhadap dirinya maupun orang lain dan
lingkungan sekitarnya.

Hal ini kemudian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan karakter siswa adalah suatu sifat atau watak yang di tanamkan

oleh pihak orang tua dan guru yang meliputi religius, jujur, tanggung

jawab, toleransi, disiplin, dan peduli lingkungan.

c. Nilai Karakter yang Ditanamkan

Pada saat lahir, tiap individu membawa suatu nilai yang ada dalam

dirinya. Pada tahap itu, tiap individu akan mulai mempelajari pola-pola

30
perilaku yang berlaku dalam masyarakat dengan cara mengadakan

hubungan dengan orang lain. Nilai-nilai dan norma yang telah ada, pada

saatnya nanti tentu akan mengalami gesekan dengan nilai-nilai baru yang

mau tidak mau akan dijumpai. Pada tahap inilah diperlakukan sebuah

penanaman nilai yang perlu dibangun dan dilakukan sejak dini agar tiap

individu mampu menyaring berbagai dampak tersebut sehingga tidak akan

kehilangan jati dirinya (Fathurrohman dkk., 2013:23).

Dalam dunia pendidikan, perlu diterapkan totalitas pendidikan

yang mengandalkan keteladanan, penciptaan lingkungan, dan pembiasaan

hal-hal baik melalui berbagai tugas dan kegiatan. Pada dasarnya,

pembudayaan lingkungan di satuan pendidikan dapat dilakukan melalui

(1) penugasan, (2) pembiasaan, (3) pelatihan, (4) pengajaran, (5)

pengarahan, dan (6) keteladanan. Semuanya mempunyai pengaruh yang

kuat dalam pembentukan karakter tiap individu (Abidin dkk., 2018:23).

Lickona (dalam Rukiyati, Sutarini, & Priyoruwono, 2014:216)

berpendapat bahwa pendidikan karakter merupakan upaya

mengembangkan kebajikan sebagai fondasi kehidupan yang berguna,

bermakna, produktif, adil, penuh belas kasih, dan maju. Karakter yang

baik meliputi tiga komponen utama yaitu, moral knowing, moral feeling,

dan moral action. Moral knowing meliputi sadar moral, mengenal nilai-

nilai moral, perspektif, penalaran moral, pembuatan keputusan, dan

pengetahuan tentang diri. Moral feeling meliputi kesadaran hati nurani,

31
harga diri, empati, mencintai kebaikan, kontrol diri, dan rendah hati. Moral

action meliputi kompetensi, kehendak baik, dan kebiasaan.

Sementara itu, dalam Indonesia Heritage Foundation yang dikutip

oleh Raharjo (2010:232) mengatakan beberapa nilai karakter yang harus

ada dalam setiap individu bangsa Indonesia adalah cinta kepada Tuhan dan

alam semesta beserta isinya; tanggung jawab; disiplin dan mandiri; jujur;

hormat dan santun; kasih sayang; peduli; kerja sama; percaya diri; kreatif;

kerja keras dan pantang menyerah; kepemimpinan; rendah hati; dan

toleransi. Character counts di Amerika (dalam Raharjo, 2010:232)

menambahkan, karakterkarakter yang menjadi pilar adalah dapat dipercaya

(truszoorthines); rasa hormat dan perhatian (respect); tanggung jawab

(responsibility); jujur (fairness); peduli (caring); kewarganegaraan

(citizenship); ketulusan (honesty); berani (courage); tekun (diligence); dan

integritas.

Dalam penelitian ini, nilai karakter yang ditanamkan ada enam,

yaitu karakter religious, jujur, tanggung jawab, toleransi, di siplin, dan

peduli lingkungan.

1) Religius

Religius adalah perilaku yang mencerminkan keberimanan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku

melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut (Mulyasa,

2013:46). Religius merupakan nilai karakter dalam hubungannya

dengan Tuhan. Menurut Fathurrohman, Suryana, & Fitriani

32
(2013:124), religius merupakan segala pikiran, perkataan, dan

tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-

nilai ketuhanan atau ajaran agamanya. Berdasarkan pengertian di atas,

dapat disimpulkan bahwa religius adalah sikap atau tindakan yang

berhubungan dengan Tuhan.

Beberapa ciri yang melambangkan karakter religius menurut

Fathurrohman dkk. (2013:130) dan Marzuki & Haq (2018:85) adalah:

a) memanjatkan doa kepada Tuhan;

b) melaksanakan kewajiban ibadah sesuai dengan agama yang

dianutnya;

c) biasa mengucapkan terima kasih terhadap kebaikan yang

diterima;

d) menikmati semua karunia Tuhan;

e) selalu berdoa sebelum maupun sesudah kegiatan yang

dilakukan; dan

f) mengagumi kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai

alam semesta.

2) Tanggung jawab

Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya

dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara, dan

Tuhan Yang Maha Esa (Fathurrohman dkk., 2013: 125). Kamus Besar

33
Bahasa Indonesia mengatakan bahwa tanggung jawab merupakan

keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.

Beberapa ciri yang melambangkan karakter tanggung jawab

menurut Fathurrohman dkk. (2013:130) adalah:

a)berani menanggung risiko;

b) bisa menyelesaikan tugas dengan tepat waktu;

c) menghindari sikap ingkar janji;

d)menghindari sikap lalai; dan

e)tidak suka melempar kesalahan kepada orang lain.

3) Disiplin

Disiplin adalah bagian dari mentalitas dan kebiasaan yang harus

dibangun dengan landasan cinta dan kasih sayang. Budaya disiplin tidak

akan terwujud manakala tidak ada teladan dari seorang guru atau orang

yang lebih dewasa sebagai sosok yang dapat dicontoh seorang anak

dalam hal kedisiplinannya (Sultonurohmah, 2017:13). Disiplin

merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan yang berkenaan dengan masyarakat

dan kepentingan umum (Fathrurrohman dkk., 2013:126).

Beberapa ciri yang melambangkan karakter disiplin menurut

Fathurrohman dkk. (2013:108) dan Sultonurohmah (2017:14) adalah:

34
a) menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi

peraturan yang berlaku

b) memiliki tingkah laku dan pola hidup yang tertib dan teratur;

c) melaksanakan tugas-tugas sekolah dengan tertib;

d) mematuhi jadwal yang telah ditetapkan sendiri;

e) disiplin saat melaksanakan upacara bendera;

f) menggunakan pakaian seragam yang telah ditentukan; dan

g) selalu tepat waktu.

4) Peduli lingkungan

Peduli lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang selalu

berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang

sudah terjadi (Fathurrohman dkk., 2013:126). Hamzah (dalam Al

Anwari, 2014:228) mengatakan bahwa kepedulian lingkungan hidup

merupakan wujud sikap mental individu yang direfleksikan dalam .

Karakter peduli lingkungan bukan sepenuhnya merupakan talenta atau

insting bawaan, tetap merupakan hasil dari suatu proses pendidikan.

Lebih lanjut, Al-Anwari (2014:229) menjelaskan bahwa adanya

kesalahan dalam mendidik seorang individu dapat menghasilkan karakter

yang kurang terpuji terhadap lingkungan.

35
Beberapa ciri yang melambangkan karakter peduli lingkungan

menurut Fathurrohman dkk. (2013:112) dan Al-Anwari (2014:233)

adalah:

a) mengikuti berbagai kegiatan yang berkenaan dengan kebersihan,

keindahan, dan pemeliharaan lingkungan;

b) turut memelihara pelestarian alam sekitar;

c) buang air besar dan kecil di wc;

d) membuang sampah pada tempatnya; dan

e) tidak memetik bunga di taman sekolah.

5) Jujur

Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan

dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,

tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain (Fathurrohman

dkk., 2013: 125). Menurut Sultonurohmah (2017:11), perilaku jujur

merupakan modal dasar dalam kehidupan bersama. Nilai karakter jujur

dalam pendidikan karakter ditunjang oleh penghayatan dan pengamalan

nilai-nilai moral dan sosial budaya yang diperoleh dari kehidupan

masyarakat dan pengalaman belajar yang diperoleh seseorang.

Beberapa ciri yang melambangkan karakter jujur menurut

Fathurrohman dkk. (2013:107) dan Batubara (2015:3) adalah:

a) tidak menyontek;

b) tidak berbohong;

36
c) mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan di tempat

umum;

d) mau bercerita tentang permasalahan dirinya;

e) mengemukakan pendapat tanpa ragu tentang suatu pokok

diskusi;

f) mengemukakan rasa senang atau tidak senang terhadap pelajaran;

g) membayar barang yang dibeli di toko sekolah sesuai jumlah

harga;

h) tidak mengingkari janji; dan

i) mau mengakui kesalahan.

6. Toleransi

Toleransi adalah sikap memberikan respek atau hormat terhadap

berbagai macam hal; baik berbentuk fisik, sifat, adat, karakter, suku, dan

agama (Fathurrohman dkk., 2013:126). Sejalan dengan itu, Sari (2014:16)

berpendapat bahwa pentingnya sikap toleransi untuk diajarkan kepada

setiap individu karena adanya kesadaran bahwa kehidupan memiliki

komponen-komponen masyarakat yang berbeda dengan berbagai latar;

seperti ekonomi, lingkungan keluarga, kebiasaankebiasaan, agama,

keinginan, cita-cita, minat, dan sebagainya. Adanya berbagai perbedaan

tersebut menuntut setiap individu untuk mau menerima dan menghargai

perbedaan yang ada dengan bijak karena perbedaan-perbedaan yang ada

tidak akan luput dari benturan-benturan kepentingan pribadi, untuk itu perlu

adanya upaya terus menerus untuk mengembangkan sikap toleransi.

37
Beberapa ciri yang melambangkan karakter toleransi menurut

Fathurrohman dkk. (2013:107-108) dan Babuta & Wahyurini (2014:31)

adalah:

a) menghormati kegiatan yang sedang dilakukan oleh orang lain;

b) tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat;

c) mau menerima pendapat yang berbeda dari teman sekelas;

d) mau mendengarkan pendapat yang dikemukakan teman tentang

budayanya;

e) menghormati teman yang berbeda adat-istiadatnya

f) bersahabat dengan teman dari kelas lain;

g) bersahabat dengan teman lain tanpa membedakan agama, suku, dan

etnis;

h) senang menolong teman; dan

i) mau menyapa bila bertemu dengan orang yang dikenal.

Berdasarkan rincian nilai-nilai pendidikan karakter yang perlu

ditanamkan kepada anak, disimpulkan bahwa menurut Lickona

(dalam Rukiyati, Sutarini, & Priyoruwono, 2014:216), tiga fokus

karakter yang perlu dikembangkan yaitu moral knowing, moral

feeling, dan moral action.

Menurut Indonesia Heritage Foundation (dalam Raharjo,

2010:232), nilainilai karakter yang perlu ada dalam jati diri setiap

individu adalah cinta kepada Tuhan dan alam semesta beserta isinya;

tanggung jawab; disiplin dan mandiri; jujur; hormat dan santun; kasih

38
sayang; peduli; kerja sama; percaya diri; kreatif; kerja keras dan

pantang menyerah; kepemimpinan; rendah hati; dan toleransi.

Menurut Character counts di Amerika (dalam Raharjo, 2010:232),

nilai-nilai karakter yang menjadi pilar adalah dapat dipercaya

(truszoorthines); rasa hormat dan perhatian (respect); tanggung jawab

(responsibility); jujur (fairness); peduli (caring); kewarganegaraan

(citizenship); ketulusan (honesty); berani (courage); tekun (diligence);

dan integritas. Berdasarkan ketiga pandangan tersebut, peneliti

mengambil enam nilai karakter yang akan dikembangkan dalam

penelitian ini. Ketiga nilai karakter tersebut yaitu karakter religius,

tanggung jawab, disiplin, peduli lingkungan, jujur, dan toleransi.

3. Buku Cerita Bergambar Interaktif

a. Pengertian Buku Cerita Bergambar Interaktif

Cerita adalah uraian, gambaran, atau deskripsi tentang peristiwa atau

kejadian tertentu (Rahayu, 2013:80). Sedangkan gambar merupakan alat

peraga dalam buku yang melukiskan jalannya cerita (Rahayu, 2013:88).

Buku cerita bergambar (picture books) diartikan sebagai buku yang di

dalamnya terdapat banyak sekali gambar sebagai ilustrasi dari cerita yang

disajikan (Nurgiyantoro, 2005:152). Nurgiyantoro (2005:153) melanjutkan,

buku cerita bergambar juga diartikan sebagai jenis buku yang cara

penyampaian pesannya lewat dua cara, yaitu lewat ilustrasi dan tulisan.

Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005:153), mengungkapkan bahwa buku

cerita bergambar adalah buku yang menampilkan gambar dan teks yang

39
keduanya saling menjalin keterkaitan satu sama lain dimana baik gambar

maupun teks yang secara sendiri belum cukup mengungkapkan cerita secara

lebih mengesankan sehingga keduanya dipadukan untuk saling melengkapi

dan mengisi. Toha (2010:18) mengatakan, buku cerita bergambar

merupakan buku yang menyuguhkan cerita dengan menggunakan gambar

dimana keduanya mempunyai fungsi untuk menyampaikan kisah sehingga

kedua aspek itu hadir sama kuat untuk saling mengisi dan saling

menjelaskan. Buku cerita bergambar adalah tuturan teks cerita anak yang

dituliskan berdasarkan suatu aktivitas atau kejadian tertentu sesuai dengan

sudut pandang anak sehingga dapat menarik minat baca anak yang tersusun

atas teks dan gambar yang keduanya saling melengkapi (Krissandi,

2017:21). Menurut Rahayu (2013:91), buku cerita bergambar memuat pesan

melalui ilustrasi dan teks tertulis yang keduanya merupakan elemen penting

pada cerita. Buku-buku tersebut memuat berbagai tema yang didasarkan

pada pengalaman kehidupan sehari-hari anak dengan menggunakan manusia

atau hewan sebagai tokoh karakternya sehingga anak dapat lebih memahami

dan menghubungkannya dengan pengalaman pribadinya.

Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa buku cerita bergambar

merupakan buku yang memuat pesan melalui ilustrasi yang berupa gambar

dan tulisan,

40
b. Jenis dan Karakteristik

Buku cerita bergambar mempunyai beberapa jenis dan karakteristik.

Menurut Rahayu (2013:86) jenis-jenis buku cerita bergambar adalah

sebagai berikut:

1. Buku abjad (alphabet book)

Buku abjad merupakan buku yang di dalamnya setiap huruf abjad

dikaitkan dengan ilustrasi objek yang diawali dengan huruf. Ilustrasi yang

digunakan harus jelas dan mudah diidentifikasi. Beberapa buku abjad

diorganisasi pada sekitar tema khusus, seperti peternakan, transportasi, dan

hewan. Buku abjad bertujuan untuk membantu anak dalam pengembangan

kosa kata.

2. Buku mainan (toys book)

Buku mainan memiliki cara penyajian isi yang berbeda. Buku

mainan terdiri dari buku kartu papan, buku pakaian, dan buku pipet tangan.

Buku ini mengarahkan anak untuk lebih memahami teks, mengeksplorasi

konsep nomor, kata bersajak, dan alur cerita.Buku mainan membantu anak

mengembangkan keterampilan kognisi; meningkatkan kemampuan bahasa

dan sosial; dan mencintai buku.

3. Buku konsep (concept book)

Buku konsep merupakan buku yang menyajikan konsep dengan

menggunakan satu atau lebih contoh untuk membantu pemahaman konsep

41
yang sedang dikembangkan. Konsep-konsep tersebut diajarkan melalui alur

cerita atau dijelaskan secara repetisi dan perbandingan.

4. Buku bergambar tanpa kata (wordless picture book)

Buku bergambar tanpa kata merupakan buku yang cara

penyampaiannya melalui ilustrasi saja. Buku bergambar tanpa kata menjadi

berkembang dan populer pada generasi muda dalam beberapa bentuk visual,

seperti televisi, komik, dan lainnya. Alur cerita disajikan dengan gambar

yang diurutkan dan digambarkan dengan jelas.

5. Buku cerita bergambar

Buku cerita bergambar merupakan buku yang memuat pesan melalui

gambar dan teks tertulis. Buku ini memuat berbagai tema yang sering

didasarkan pada pengalaman hidup sehari-hari anak. Dalam buku ini

ditampilkan kualitas, karakter, dan kebutuhan manusia sehingga anakanak

dapat memahami dan menghubungkannya dengan pengalaman pribadinya.

Selain jenis-jenis buku cerita di atas, buku cerita bergambar juga

memiliki ciri khusus. Teks dalam buku cerita anak sering kali dilengkapi

dengan ilustrasi sebagai penunjang cerita. Menurut Hasanuddin (2015:5),

beberapa karakteristik buku sastra anak atau buku cerita untuk anak

antara lain:

a) tampil dalam bentuk perpaduan antara tulisan dan gambar atau ilustrasi

42
b) isi cerita dapat bersumber dari cerita rakyat (mite, legenda, dongeng),

kisah sejarah, riwayat hidup tokoh ternama, dan kisah tentang realitas

kehidupan sehari-hari;

c) untuk pembaca khusus usia pendidikan anak usia dini dan anak usia

sekolah dasar kelas awal, cerita secara keseluruhan ditulis dengan

menggunakan huruf kecil dengan ukuran huruf lebih besar dari ukuran

standar;

d) ceritanya singkat dan tidak berbelit-belit;

e) menyajikan pesan-pesan yang mendidik dan menambah wawasan

pengetahuan anak;

f) latar cerita yang digunakan adalah latar yang dikenal di dunia anak;

g) menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan teladan yang baik. Jika di

dalam cerita terdapat tokoh dengan teladan yang baik dan tokoh dengan

teladan yang tidak baik, maka tokoh dengan teladan yang baiklah yang

dimenangkan untuk menjadi teladan serta idola bagi anak;

h) bahasa yang digunakan adalah bahasa yang mudah dipahami; dan

i) pengembangan imajinasi cerita masih dalam jangkauan anak.

Berdasarkan penjelasan mengenai jenis dan karakteristik di atas,

dapat disimpulkan bahwa buku cerita bergambar untuk anak-anak adalah

buku dengan gambar dan teks yang bersama-sama, menceritakan sebuah

kisah, dengan tema yang sesuai dengan anak-anak.

43
c. Fungsi Buku Cerita Bergambar

a) Dalam memberikan buku cerita tentunya pendidik perlu memilih buku

bacaan yang sesuai dengan bacaan anak agar manfaat dan tujuan yang

diharapkan dapat langsung dirasakan oleh anak. Melalui cerita, anak-

anak dapat menerima pesan moral dengan sendirinya tanpa merasa

digurui atau dinasihati. Ampera (2010:12) menunjukkan beberapa hal

tentang fungsi dan pentingnya buku cerita bergambar bagi anak sebagai

berikut:

Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk dapat merasakan

kesenangan dan mendapatkan kenikmatan saat membaca atau

mendengarkan cerita yang dibacakan untuknya. Saat anak telah

merasakan senang dan nyaman terhadap suatu buku bacaan dan

menaruh daya tarik pada suatu cerita, maka akan mengikat emosi

pembaca yang kemudian larut dalam alur cerita yang disajikan.

Perilaku tokoh yang digambarkan pada suatu cerita akan memberi

hiburan tersendiri bagi para pembaca. Hal ini yang kemudian

membentuk dan menimbulkan minat pembaca, dalam hal ini anak-anak

terhadap bacaan.

b) Melalui membaca buku cerita bergambar, anak mampu

mengembangkan imajinasinya. Dapat dikatakan tersebut karena masa

anak-anak merupakan masa perkembangan imajinasi. Sedangkan buku

cerita memiliki daya yang kuat dengan mengandalkan kekuatan

imajinasi dengan menawarkan petualangan imajinasi kepada anak.

44
Imajinasi yang tergambar pada setiap buku cerita memiliki pengaruh

besar terhadap kemampuan anak dalam mengelola kecerdasan

imajinasinya karena secara tidak langsung membaca dapat membawa

anak untuk berpetualang ke berbagai penjuru melewati batas waktu dan

tempat sehingga pada akhirnya anak akan mendapatkan berbagai

gagasan dan hal baru yang belum didapatkan sebelumnya.

c) Melalui membaca berbagai buku cerita bergambar, anak akan

memperoleh pengalaman yang luar biasa. Pengalaman yang luar biasa

diartikan dengan pengetahuan baru tentang sebuah petualangan,

perjuangan melawan kejahatan, mengatasi berbagai rintangan dan

masalah, pertentangan antara hal yang baik dan buruk, dan pengalaman

serta pengetahuan baru lainnya yang dapat diadopsi dari kehidupan

yang sebenarnya.

d) Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk mampu

mengembangkan kemampuan intelektualnya. Selain mendapatkan

kesenangan saat membaca, anak mampu menjadikan buku cerita

sebagai sarana mengembangkan kemampuan intelektualnya. Seperti

misalnya pada buku cerita tentang binatang, anak mampu membagi

klasifikasi jenis binatang menjadi binatang buas, binatang peliharaan,

binatang liar, dan binatang unggas. Melalui bacaannya juga, anak

mampu melakukan serangkaian kegiatan kognisi dan afeksi mulai dari

interpretasi, komprehensif, hingga inferensi terhadap nilai-nilai moral

yang terkandung dalam bacaan.

45
e) Buku cerita anak dapat membantu anak untuk memiliki kemampuan

berbahasa yang meningkat. Sastra anak dapat dimanfaatkan sebagai

media untuk menunjang kemampuan anak dalam berbahasa melalui

kegiatan menyimak dan membaca, secara tidak langsung, anak akan

dibekali dan diperkaya dengan kemampuan berbahasa. Hal ini ditandai

dengan bertambahnya kosakata yang didapat dari membaca buku cerita.

Meskipun bahasa yang digunakan dalam buku cerita anak merupakan

bahasa yang sederhana dalam kosakata, struktur, dan ungkapan yang

lugas apa adanya, namun tetap mampu membuat anak mendapatkan

pengalaman berbahasa baik secara lisan maupun tertulis.

f) Buku cerita bergambar memampukan anak untuk lebih memahami

kehidupan sosial. Tokoh-tokoh yang terdapat dalam buku cerita akan

saling berinteraksi untuk melakukan sebuah kerja sama yang saling

membantu, dan saling menyayangi yang semua itu telah mewakili

penggambaran bentuk interaksi dan kehidupan bersama. Perilaku yang

digambarkan dalam cerita yang disajikan akan membentuk kesadaran

pada anak untuk mau berkehidupan sosial yang baik dalam kehidupan

bermasyarakat.

g) Melalui buku cerita bergambar anak akan mengalami nilai keindahan.

Buku cerita merupakan salah satu karya seni yang mengandung aspek

keindahan. Aspek keindahan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk

penyajian cerita yang menarik. Dalam buku cerita, anak akan

memahami adanya keindahan yang ada di dalamnya, seperti

46
pengucapan bunyi yang berbeda sesuai dengan tanda baca yang

digunakan sehingga buku cerita dapat memenuhi kebutuhan batin

seorang anak akan keindahan.

h) Buku cerita bergambar membantu anak mengenal budaya. Buku cerita

sebagai unsur budaya menyajikan keragaman budaya yang

diungkapkan dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Melalui

membaca sebuah buku cerita, anak akan menjumpai berbagai sikap dan

perilaku hidup yang mencerminkan budaya suatu kelompok

masyarakat. Melalui membaca juga, seorang anak akan memperoleh

pengetahuan dan wawasan budaya masyarakat tertentu.

Secara ringkas, fungsi buku cerita bergambar adalah untuk

meningkatkan litertasi siswa.

d. Komponen Buku Cerita Bergambar

Dalam buku cerita bergambar yang dikembangkan oleh peneliti

terdapat dua komponen yang utama, yaitu gambar dan teks. Kedua

komponen tersebut tentu memiliki unsur-unsur yang harus diperhatikan

dalam membuat, mengembangkan, dan menggunakannya sebagai media

pembelajaran agar cerita yang dibawakan sesuai dengan tingkat

perkembangan anak. Kedua komponen utama tersebut dijelaskan sebagai

berikut:

a) Gambar

Menurut Lukens (dalam Nurgiyantoro, 2005:154), ilustrasi

gambar membuat tulisan verbal menjadi lebih kelihatan, konkret, dan

47
sekaligus memperkaya makna teks. Gambar yang dibuat untuk anak usia

lebih awal penampilan gambar biasanya lebih mencolok, lebih besar,

lebih realistik, menempati separuh halaman, dan dengan warna-warni

yang menarik (Nurgiyantoro, 2005:156). Penggunaan gambar dapat

memberikan penjelasan mengenai sesuatu yang tidak dapat dijelaskan

dengan kata-kata yang sifatnya abstrak seperti suasana atau konsep.

Menurut Sadiman (2009:31), syarat untuk membuat sebuah

gambar yang baik untuk media pendidikan adalah:

a) Autentik, gambar tersebut harus jujur menggambarkan situasi

sebenarnya seperti sedang melihat benda sebenarnya.

b) Sederhana, komposisi gambar sebaiknya cukup jelas menunjukkan

poin-poin pokok dalam gambar.

c) Ukuran relatif, gambar dapat membesarkan atau memperkecil

objek atau benda sebenarnya. Dalam membuat gambar, sebaiknya

memperhatikan ukuran objek yang dibandingkan dengan objek lain

agar anak dapat membayangkan besaran objek yang belum pernah

dilihat.

d) Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. Gambar

yang baik tidaklah menunjukkan objek dalam keadaan diam tetapi

memperlihatkan aktivitas tertentu.

e) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

48
f) Gambar seharusnya memiliki kriteria bagus dari sudut seni dan

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

b) Teks

Menurut Huck (dalam Nurgiyantoro, 2005: 157), teks dalam

buku cerita bergambar sama pentingnya dengan gambar ilustrasi. Teks

akan membantu anak mengembangkan sensitivitas awal ke imajinasi

dalam penggunaan bahasa. Penggunaan gaya bahasa dalam cerita perlu

diperhatikan.

Buku bergambar yang terlalu deskriptif akan menurunkan minat

anak dalam membaca (Rahayu, 2013:85). Sejalan dengan itu,

Nurgiyantoro (2005:157) mengatakan bahwa bahasa untuk bacaan anak

harus sederhana, tetapi tidak perlu penyederhanaan yang berlebihan.

Menurut Dalman (2016:22), teks cerita dapat dikatakan efektif

setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) memiliki unsur-unsur penting atau pokok dalam setiap kalimat;

b) taat terhadap tata ujaran ejaan yang berlaku;

c) menggunakan diksi yang tepat;

d) menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikir

yang logis dan sistematis;

e) menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai;

f) melakukan penekanan ide pokok;

g) hemat dalam penggunaan kata; dan

49
h) menggunakan variasi struktur kalimat.

e. Buku Interaktif

Menurut Loarid, Waluyanto & Zacky (2015:15) buku interaktif

adalah buku yang memerlukan interaksi dan partisipasi dari pembacanya.

Interaksi tersebut dapat berupa memutar roda, membuka flap (bahan tipis

yang hanya tertempel di satu sudut pada permukaan halaman buku dan

menutupi tulisan atau gambar di bawahnya), menarik tab (bahan tipis dan

keras yang ditempelkan sedemikian rupa pada halaman buku sehingga dapat

ditarik keluar), bermain dengan pop-up, maupun 21 memainkan permainan

yang tersedia di dalam buku. Dengan buku interaktif, pembaca dapat belajar

sambil bermain. Media buku (cetak) dipilih dibandingkan media elektronik

(ebook) sebab pengalaman membaca dimana pembaca dapat menyentuh dan

membalik halaman secara langsung, serta membalik ke halaman

sebelumnya maupun ke akhir cerita, membantu otak untuk memahami dan

mengingat bacaan dengan lebih mudah dan lama (Loarid, 2015:11).

Sedangkan menurut Nurani (2014:F-14 ) buku interaktif adalah

salah satu media yang memiliki cara penyampaian informasi dengan lebih

menonjolkan unsur gambar dan konten daripada tulisan dan dilengkapi

bagian yang membutuhkan interaksi dengan pengguna. Monica (2013,3-4)

menguraikan ada berbagai jenis buku interaktif yaitu:

50
1. Colouring books: salah satu aktivitas favorit anak-anak dan bersamaan

dengan membaca cerita, kegiatan mewarnai membuat buku menjadi

lebih menarik dan anak-anak tidak akan mudah merasa bosan;

2. Pop-up books: menggunakan teknik dengan salah satu halaman yang

dilipat pada arah yang berbeda dan ketika dibuka dapat menimbulkan

efek 3D sehingga karakter tampak hidup. Beberapa teknik yang

digunakan seperti melipat, menarik, dan lainlain. Hal tersebut membuat

anak menjadi tidak bosan dan mau terus belajar;

3. Hidden objects: menemukan objek yang telah disamarkan pada bagian

halaman dan membawa cerita melalui itu;

4. Touch and feel books: biasa digunakan untuk anak usia pre-school

dengan tujuan untuk mengembangkan minat mereka dalam belajar

mengenal tekstur yang 22 berbeda, misalnya bulu halus pada gambar

burung. Membuat anak-anak menyentuhnya merupakan salah satu

cara terbaik untuk mereka belajar;

5. Lift the flap: ada halaman pada bagian buku yang dapat diangkat dan

ada sesuatu nyang tersembunyi di bawahnya. Pembaca dapat membuka

menutup halaman tersebut sesuai dengan keinginan;

6. Pull the tab: ada penutup yang ketika ditarik akan muncul sesuatu;

7. Play a sound books: sebuah buku cerita yang di dalamnya terdapat

tomboltombol yang jika ditekan akan mengeluarkan suara berkaitan

dengan tema cerita.

51
Keuntungan yang diperoleh dari buku interaktif untuk anak ialah

membantu anak dengan sebuah cerita yang menyenangkan sementara

mereka juga dapat berinteraksi dengan karakter yang membuat mereka

memiliki pengalaman yang lebih nyata dan menyenangkan. Melalui buku

interaktif mereka belajar dengan lebih baik dan membuat proses belajar

menjadi lebih menarik.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa buku interaktif

adalah buku yang menggunakan unsur gambar dan konten yang

memerlukan interaksi/ partisipasi pembaca untuk memahami alur cerita.

f. Buku Cerita Bergambar Interaktif

Waluyanto & Zacky (dalam Yulianti, 2019: 1277) menyatakan cerita

bergambar (cergam) interaktif adalah cerita yang melibatkan anak secara aktif

dalam cerita dengan menyelesaikan masalah yang dihadapi tokoh, belajar

terjadi secara menyenangkan melalui cerita yang menarik dan gambar yang

mendukung membuat materi mudah dipahami anak. Selain itu buku dilengkapi

instruksi yang perlu 23 dilakukan siswa dan terdapat permainan edukasi yang

berhubungan dengan materi terkait.

Buku cerita bergambar interaktif berisi gambar dan teks yang saling

terkait. Keduanya saling melengkapi untuk menggambarkan sebuah cerita.

Gambar pada buku cerita bergambar memberikan kesempatan bagi anak-anak

untuk berimajinasi lebih efektif (Ummah, 2017:283).

52
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa buku bergambar interaktif

adalah buku yang dilengkapi pertanyaan sederhana dan perintah yang perlu

dijawab dan dilakukan siswa. Interaksi yang dilakukan siswa akan menjadi

aktivitas lain selain membaca.

g. Kriteria Buku Cerita yang Baik Bagi Anak

Buku cerita bergambar harus disesuaikan dengan perkembangan

psikologis pembacanya yang memiliki umur berkisaran siswa SD kelas

rendah karena pembaca anak masih mengembangkan kemampuan kosakata

mereka dengan bernalar. Berdasarkan hal itu, orang tua dan guru perlu

memperhatikan kebutuhan bacaan yang baik bagi anak-anak agar mampu

menambah wawasan untuk mengenali kehidupan yang sedang mereka jalani

saat mereka mendengar atau membaca cerita itu (Hasanuddin, 2015:3).

Menurut Dewayani (2017:73) perlu dipastikan buku cerita bergambar

memiliki kriteria sebagai berikut:

a) cerita memiliki bahasa dengan struktur sederhana, kosakata dan

struktur kalimatnya repetitif sehingga polanya mudah ditebak.

Kosakata dan struktur yang sederhana ini juga dapat membantu

pembaca pemula untuk belajar membaca secara mandiri;

b) tokoh cerita harus berpikir dan bersikap layaknya pembaca berusia

siswa kelas rendah;

c) cerita yang dimuat memiliki unsur humor sehingga menarik bagi

pembaca usia siswa kelas rendah; dan

53
d) alur cerita yang disajikan memiliki ilustrasi menarik karena teks dan

ilustrasi berperan sama pentingnya dalam buku cerita untuk pembaca

usia siswa kelas rendah. Dalam memilih buku cerita bergambar yang

baik untuk pembaca anak, sedikitnya ada tiga hal yang perlu

diperhatikan, yaitu gaya visual tokoh, skema warna, serta cerita dan

gaya bahasa. Gaya visual tokoh harus memiliki ciri khas pada tiap

tokoh namun tetap tampil sederhana dan tidak terlalu banyak

menambahkan detail agar tidak membingungkan imajinasi pembaca

anak. Skema warna pada buku cerita bergambar menggunakan

pewarnaan yang lebih cerah, berwarna-warni, dan mencolok agar

menarik visual anak pada gambar. Namun begitu, pewarnaan tetap

memperhatikan warna objek yang sebenarnya agar tidak

menimbulkan kebingungan pada anak. Cerita dan gaya bahasa yang

digunakan sebaiknya tidak mengandung alur yang berkepanjangan

dan hanya berbasa-basi, pengaturan cerita padat namun tetap dapat

mengkomunikasikan pesan secara baik, dan menggunakan Bahasa

Indonesia yang baku agar membiasakan anak berbahasa Indonesia

yang baik dan benar (Babuta & Wahyurini, 2014:30).

Nurgiyantoro (2005:210) berpendapat bahwa buku cerita

bergambar yang baik untuk pembaca anak seharusnya memiliki

persyaratan sebagai berikut: (1) materi cerita mudah untuk dipahami

anak; (2) menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah untuk

dibaca dan dipahami; (3) mempertimbangkan kesederhanaan kosakata

54
dan struktur teks; dan (4) berfungsi meningkatkan kekayaan bahasa

dan kemampuan berbahasa anak.

Anggara, Waluyanto, & Zacky (2014:7) memaparkan kriteria

buku cerita anak yang baik adalah yang (1) berisi cerita yang

memberikan pelajaran mengenai nilai-nilai moral; (2) bertemakan

tentang kegiatan dan kehidupan sehari-hari; (3) dilengkapi dengan

banyak gambar ilustrasi dan teks yang lebih sedikit; (4) menggunakan

gambar yang menarik untuk memancing rasa ingin tahu pembaca

anak; (5) menggunakan warna terang dan cerah untuk menarik

perhatian anak.

Sejalan dengan itu, Effendy, Bangsa, & Yudani (2014:4)

mengatakan bahwa agar dapat dinilai baik, buku cerita bergambar

harus memiliki (1) gambar visual buku dirancang dengan tampilan

yang full color; (2) memiliki gambar yang lebih dominan dibanding

dengan tulisan; (3) narasi cerita dibentuk menggunakan kalimat yang

sederhana; (4) tampilan warna yang dipilih adalah warna-warna yang

cerah, terang, dan mencolok; (5) judul buku cerita mewakili

keseluruhan isi cerita dan menarik minat anak untuk membaca lebih

lanjut; dan (6) jenis huruf pada buku cerita memiliki tingkat

keterbacaan yang baik bagi anak.

4. Tahap Perkembangan Anak

a. Teori Perkembangan Anak Menurut Jean Piaget

55
Perkembangan kognitif anak menurut teori Piaget (dalam

Santrock, 2009:50) dibagi menjadi empat tahapan, yaitu (1) tahap

sensorimotorik yang berlangsung dari kelahiran sampai kurang lebih usia

dua tahun, (2) tahap praoperasional yang berlangsung antara usia dua

sampai tujuh tahun, (3) tahap operasional konkret yang berlangsung dari

usia tujuh sampai sebelas tahun, dan (4) tahap operasional formal yang

berlangsung pada umur sekitar sebelas tahun sampai usia dewasa.

Tahap pertama adalah tahap sensorimotorik.Pada tahap ini,

Piaget (dalam Santrock, 2009:50) mengatakan bahwa bayi membangun

suatu pemahaman tentang dunia dengan mengoordinasikan

pengalamanpengalaman sensor dengan tindakan-tindakan fisik seperti

melihat dan mendengar. Dengan berfungsinya alat-alat indra serta

kemampuan melakukan gerak motorik dalam bentuk refleks ini, maka

seorang bayi telah berada dalam keadaan siap untuk mengadakan

hubungan dengan dunianya.

Tahap kedua yaitu tahap praoperasional.Pada tahap ini anak

mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar.

Meskipun anak-anak prasekolah dapat melukiskan dunia secara simbolis,

mereka masih belum mampu melaksanakan operasi atau tindakan mental

yang diinternalisasikan sehingga memungkinkan anak melakukan secara

mental yang sebelumnya hanya secara fisik. Pada tahap ini pula, pikiran

dan komunikasi mereka cenderung egosentris, yaitu pikiran yang

terpusat tentang diri mereka sendiri.

56
Tahap ketiga yaitu tahap operasional konkret.Di tahap ketiga ini,

Piaget menganggap pada tahap ini merupakan tahap awal pemikiran

logis seorang anak yang ditandai dengan perkembangan sistem

pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan yang logis. Pada tahap ini

pula, seorang anak telah cukup dewasa untuk berpikir logis, tetapi

terbatas pada objek yang konkret saja.

Tahap keempat yaitu tahap operasional formal.Pada tahap ini,

seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak, menalar secara logis,

dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. seseorang yang

berada dalam tahap ini sudah mampu memahami hal-hal, seperti cinta,

bukti logis, dan nilai. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul

saat seseorang mengalami pubertas.Beberapa hal tersebut menandakan

masuknya seseorang ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif,

penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial.

Pada penelitian ini, yang menjadi subjek adalah anak yang

berusia kelas V SD. Anak yang berusia kelas V SD termasuk dalam

tahap perkembangan.

b. Karakteristik Usia Sekolah Dasar Kelas Tinggi

Usia anak sekolah dasar kelas rendah menurut Piaget (dalam

Santrock, 2009:37) termasuk dalam masa kanak-kanak menengah dan akhir

yang dimulai dari sekitar usia 6 sampai 11 tahun. Pada masa itu, anak-anak

menguasai keterampilan dasar membaca, menulis, dan matematika; prestasi

menjadi tema yang lebih utama; dan pengendalian diri semakin baik.Pada

57
masa itu pula, anak-anak berinteraksi dengan lingkungan sosial yang lebih

luas di luar keluarga mereka.

Sejalan dengan itu, Nurgiyantoro (2005:52) mengatakan bahwa pada

usia 7-11 tahun termasuk dalam tahap operasional konkret dimana pada tahap

ini karakteristik yang muncul adalah (1) anak mampu membuat klasifikasi

sederhana berdasarkan sifat-sifat umum seperti warna dan karakter tertentu;

(2) anak mampu membuat urutan sesuatu secara semestinya, seperti abjad,

angka, besar-kecil, dan lain-lain; (3) anak mulai mampu mengembangkan

imajinasinya ke masa lalu dan masa depan, maksudnya adalah anak mulai

mampu mengembangkan pola berpikir yang egosentris menjadi lebih mudah

untuk mengidentifikasi sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda; (4) anak

mulai berpikir argumentatif dan memecahkan masalah sederhana, ada

kecenderungan memperoleh ide-ide sebagaimana yang dilakukan oleh orang

dewasa, namun belum dapat berpikir tentang sesuatu yang abstrak karena

jalan berpikirnya masih terbatas pada situasi yang konkret.

Menurut Kartikowati & Zubaedi (2020:31), pada saat memasuki usia

7 tahun, anak akan memiliki catatan kekhasan sendiri, seperti (1) mulai

bertumbuhnya pikiran logis, (2) menghubungkan hal berdasarkan

sebabakibat, dan (3) tidak melakukan semua hal atas dasar kemauan pribadi

tanpa alasan. Pemikiran yang logis pada anak, menurut Piaget (Santrock,

2009:56) dapat dicontohkan dengan pemberian bagan pohon keluarga. Anak

yang telah memasuki tahap operasional konkret akan lebih mudah memahami

tingkatan-tingkatan dalam sebuah pohon keluarga besar.

58
masa itu pula, anak-anak berinteraksi dengan lingkungan sosial yang

lebih luas di luar keluarga mereka. Sejalan dengan itu, Nurgiyantoro

(2005:52) mengatakan bahwa pada usia 7-11 tahun termasuk dalam tahap

operasional konkret dimana pada tahap ini karakteristik yang muncul adalah

(1) anak mampu membuat klasifikasi sederhana berdasarkan sifat-sifat umum

seperti warna dan karakter tertentu; (2) anak mampu membuat urutan sesuatu

secara semestinya, seperti abjad, angka, besar-kecil, dan lain-lain; (3) anak

mulai mampu mengembangkan imajinasinya ke masa lalu dan masa depan,

maksudnya adalah anak mulai mampu mengembangkan pola berpikir yang

egosentris menjadi lebih mudah untuk mengidentifikasi sesuatu dengan sudut

pandang yang berbeda; (4) anak mulai berpikir argumentatif dan

memecahkan masalah sederhana, ada kecenderungan memperoleh ide-ide

sebagaimana yang dilakukan oleh orang dewasa, namun belum dapat berpikir

tentang sesuatu yang abstrak karena jalan berpikirnya masih terbatas pada

situasi yang konkret.

Menurut Kartikowati & Zubaedi (2020:31), pada saat memasuki usia

7 tahun, anak akan memiliki catatan kekhasan sendiri, seperti (1) mulai

bertumbuhnya pikiran logis, (2) menghubungkan hal berdasarkan sebab

akibat, dan (3) tidak melakukan semua hal atas dasar kemauan pribadi tanpa

alasan. Pemikiran yang logis pada anak, menurut Piaget (Santrock, 2009:56)

dapat dicontohkan dengan pemberian bagan pohon keluarga. Anak yang telah

memasuki tahap operasional konkret akan lebih mudah memahami

tingkatantingkatan dalam sebuah pohon keluarga besar.

59
Menurut Sahlan (dalam Reba,2021:58), yang menjadi karakteristik

anak usia sekolah dasar adalah (1) senang bermain; (2) senang bergerak; (3)

senang bekerja dalam kelompok; (4) senang merasakan, melakukan, dan

memperagakan sesuatu secara langsung; (5) senang diperhatikan; (6) masih

sulit memahami isi pembicaraan orang lain; dan (7) senang meniru.

Berdasarkan perkembangan bahasa, menurut Djiwandono (2006:76), anak-

anak usia sekolah dasar kelas rendah mulai mengatur kata-kata dalam kalimat

dengan menggunakan dua sampai lima kata yang sederhana yang disebut

telegraphic speech. Dari kata-kata tersebut, tumbuh keterampilan berbahasa

dan perbendaharaan kata sekitar 8.000 kata. Semakin bertambahnya

perbendaharaan kata pada anak dan jenjang pendidikannya, maka akan

membawa perubahan dalam perbendaharaan kata dan tata bahasa. Santrock

(2009:78) melanjutkan, anak-anak sekolah dasar kelas rendah mengalami

kemajuan kata dengan mengembangkan kata baru menjadi 22 kata sehari

yang kemudian memungkinkan anak untuk memiliki perbendaharaan kata

hingga 50.000 kata. Berdasarkan konsep yang dijelaskan di atas, dapat

disimpulkan bahwa anak usia sekolah dasar kelas rendah memiliki

karakteristik sebagai berikut

5. Pembelajaran Tematik

Asrohah, dkk (2015) menjelaskan Pembelajaran tematik adalah

program pembelajaran yang berangkat dari satu tema/topik tertentu dan

kemudian dielaborasi dari berbagai aspek atau ditinjau dari berbagai

perspektif mata pelajaran yang biasa diajarkan di sekolah. Pada dasarnya

60
pembelajaran tematik diimplementasikan pada kelas awal (kelas 1 sampai

dengan kelas 3) sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah. Implementasi yang

demikian mengacu pada pertimbangan bahwa pembelajaran tematik lebih

sesuai dengan perkembangan fisik dan psikis anak. Pembelajaran tematik

yang disebut dengan pembelajaran terpadu sebagai terjemahan dari

integrated teaching and learning. Bahkan ada juga yang menyebutnya

dengan integrated curriculum approach (pendekatan kurikulum terpadu),

atau a coherent curriculum approach (pendekatan kurikulum yang koheren).

Asrohah, dkk (2015) melanjutkan Pembelajaran terpadu/tematik

menawarkan model-model pembelajaran yang menjadikan aktivitas

pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi siswa, baik aktivitas formal

maupun informal, meliputi pembelajaran inquiry secara aktif sampai dengan

penyerapan pengetahuan dan fakta secara pasif, dengan memberdayakan

pengetahuan dan pengalaman siswa untuk membantunya mengerti dan

memahami dunia kehidupannya.

Menurut Depdiknas (Trianto, 2011: 147) yang dimaksud dengan

“pembelajaran tematik pada dasarnya adalah merupakan model

pembelajaran terpadu dengan menggunakan tema untuk mengaitkan

beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar

yang bermakna kepada siswa”. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran

yang utuh dan menyeluruh sehingga dapat mengembangkan aspek

pengetahuan, sikap serta keterampilan oleh siswa. Pembelajaran ini

menggunakan tema-tema yang dekat dengan kehidupan siswa, sehingga

61
pembelajaran dapat lebih bermakna dengan siswa mencari sendiri dan

menemukan apa yang akan mereka pelajari. Setiawan & Rifqi (2020)

melanjutkan pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga

dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

tematik merupakan strategi pembelajaran yang diterapkkan bagi anak

sekolah dasar. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang

berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau

dari berbagai mata pelajaran. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan

dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang

sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan.

Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar,

konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran

bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran tematik.

Setiawan & Rifqi (2020).

B. Penelitian yang Relevan

Adapun beberapa judul penelitian yang dilakukan oleh peneliti

sebelumnya yang dijadikan sebagai referensi oleh peneliti dalam melakukan

penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian yang di lakukan oleh Estu Gracia Tanggu Reba, pada tahun

2021 dengan judul penelitian adalah “Pengembangan Buku Cerita

Bergambar Berbasis Literasi dan Pendidikan Karakter Siswa SD Kelas II

62
Tema 4”. Hasil penelitian menujukkan mampu menarik siswa untuk

membaca mudah di pahami namun masih membutuhkan bimbingan guru

dan orang tua, dan mampu menanamkan nilai-nilai baik pada siswa.

2. Penelitian yang di lakukan oleh Nova Triana, pada tahun 2018 dengan

judul penelitian adalah “Pengembangan Buku Cerita Bergambar Untuk

Meningkatkan Minat Baca dan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV

SD”. Hasil penelitian menujukkan Buku Cerita Bergambar efektif untuk

meningkatkan minat baca dan membaca pemahaman. Kemudian,

membaca pemahaman siswa meningkat signifikan.

3. Penelitian yang di lakukan Rina Purwani,pada tahun 2020 dengan judul

penelitian adalah “ Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis

Karakter untuk Pembelajaran Membaca Siswa SD Kelas IV”. Hasil

penelitian menujukkan buku cerita bergambar telah baik dan layak sebagai

sarana sumber belajar. Selanjutnya berdasarkan hasil uji keefektifan

produk dalam pembelajaran penggunaan gambar yang menarik,kalimat

yang jelas, komunikatif juga memudahkan peserta didik dalam memahami

materi/isi buku tersebut.

4. Penelitian yang di lakukan Siwi Pawestri Apriliani & Elvira Horsein

Radia,pada tahun 2020 dengan judul penelitian adalah “Pengembangan

Media Pembelajaran Buku Cerita Bergambar untuk Meningkatkan Minat

Membaca Siswa Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menujukkan mampu

meningkatkan minat membaca siswa.

63
Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas,peneliti menemukan

persamaan dan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh bebeberapa

peneliti di atas dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Adapun

persamaanya yaitu penelitian di atas mengembangkan buku cerita

bergambar dengan model penelitian yang diambil sama-sama

menggunakan model AIDDE,selain itu variabel yang diteliti sama yaitu

berkaitan peningkatan kemampuan dan minat membaca siswa. Dan

intrumen pengempulan data yang digunakan yaitu angket, observasi dan

tes. Sedangkan perbedaanya yaitu dapat dilihat dari judul penelitian

peneliti di atas hanya mengembangkan buku cerita bergambar sedangkan

peneliti sekarang mengembangkan buku cerita bergambar interaktif

berbasis literasi dan pendidikan karakter siswa, selain itu perbedaan yang

lainnya terletak pada tema yang berbeda. Melalui ini penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwa dengan adanya buku cerita bergambar

interaktif berorientasi literasi dan pendidikan karakter dapat

meningkatkan kemampuan dan minat literasi siswa SDN 63 Dodu Kota

Bima.

C. Kerangka Pikir

Dari berbagai permasalahan yang berkaitan dengan rendahnya minat dan

kemampuan membaca siswa yang telah dipaparkan pada pembahasan

sebelumnya, diperlukan sebuah inovasi baru untuk mengatasi masalah tersebut.

Salah satu inovasi yang dikembangkan oleh peneliti yaitu mengembangkan

64
buku cerita bergambar interaktif berorientasi litrasi dan pendidikan karakter.

Buku cerita bergambar dapat meningkatkan minat dan kemampuan literasi

siswa. Dengan menggunakan buku cerita bergambar berorientasi litrasi dan

pendidikan karakter siswa dibekali dengan cerita-cerita yang menarik yang di

desain semenarik mungkin yang dilengkapi dengan gambar yang bervariatif

sehingga siswa kelas V SDN 63 Dodu Kota Bima minat dan kemampuan

literasi lebih meningkat.

Penggunaan buku cerita bergambar interaktif berorientasi litrasi dan

pendidikan karakter merupakan tindak lanjut guna peningkatan minat dan

kemampuan literasi kelas V SDN 63 Dodu Kota Bima.

Adapun alur kerangka berpikir pada penelitian ini dapat di lihat pada

bagan :

65
Siswa kelas V
SDN 63 Dodu
Kota Bima

Bahasa Indonesia

Masalah
1. Kemampuan mengenal
huruf yang kurang.
2. Kurangnya
kemampuan mengeja.
Minat dan
3. tidak mengerti apa
kemampuan
yang dibaca.
membaca
4. dan siswa tidak
mengerjakan tugas
yang di berikan.

Solusi
Buku cerita bergambar
interaktif berorientasi literasi
dan pendidikan karakter

Harapan

Meningkatkan
minat dan
kemampuan
membaca siswa

Bagan 2.1. Kerangka Berpikir

D. Pernyataan Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka dapat dirumuskan jawaban

sementara dari rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini, yaitu sebagai

berikut:

66
1. Buku cerita bergambar interaktif yang berorientasi pada literasi dan

pendidikan karakter layak digunakan untuk meningkatkan minat dan

kemampuan membaca siswa kelas V SDN 63 Dodu Kota Bima.

2. Buku cerita bergambar interaktif yang berorientasi pada literasi dan

pendidikan karakter yang dikembangkan berpengaruh terhadap

peningkatan minat dan kemampuan membaca siswa kelas V SDN 63

Dodu Kota Bima.

3. Buku cerita bergambar interaktif yang berorientasi pada literasi dan

pendidikan karakter memiliki efektivitas terhadap peningkatan minat

dan kemampuan membaca siswa kelas V SDN 63 Dodu Kota Bima.

67
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research

and Development (R&D). Research and Development adalah metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk kemudian

menguji keefektifan produk tersebut Sugiyono (dalam Reba, 2021).

Research and Development (R&D) juga diartikan sebagai suatu proses

langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat dipertanggungjawabkan

(Sukmadinata, 2008:164). Menurut Setyosari (2010:194), penelitian dan

pengembangan dipakai untuk mengembangkan serta memvalidasi produk

pendidikan. Berdasarkan tiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

penelitian dan pengembangan merupakan proses pengembangan produk baru

atau menyempurnakan produk yang telah ada dengan penuh tanggung jawab.

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengembangkan buku cerita bergambar

berbasis literasi dan pendidikan karakter untuk siswa SD kelas II tema 4.

Penelitian ini menggunakan model ADDIE yang di kembangkan oleh Robert

Maribe Branch pada tahun 2009 (Gonzha et al., 2020: 32).

Menurut Branch (Gonzha et al., 2020: 32) ADDIE (analysis-design-

development-implementation-evaluation) merupakan sebuah model penelitian

68
yang berfungsi sebagai kerangka panduan penelitian yang kompleks, sesuai di

gunakan untuk mengembangkan produk pendidikan dan sumber belajar

lainnya. Pengertian ini sejalan dengan pernyataan Molanda (Iii & Penelitian,

2016: 46) yang menyatakan bahwa model ADDIE merupakan model yang

cocok di gunakan untuk jenis penelitian pengembangan. Adapun tahapan-

tahapan model pengembangan ADDIE yaitu analysis (analisis), design

(rancangan), development (pengembangan), implementation (penerapan),

evaluation (evaluasi).

B. Prosedur Pengembangan

Adapun prosedur pengembangan buku cerita bergambar interaktif

berorientasi literasi dan pendidikan karakter siswa untuk meningkatkan

kemampuan literasi kelas V dengan menggunakan model pengembangan

ADDIE (analysis-design-development-iplementation-evalution).

Langkah-langkah yang dilakukan pada setiap tahap pengembangan

ADDIE Menurut Branch ( Gonzha et al.,2020: 33-34) adalah sebagai berikut.

1. Analyasis (Analisis)

Tahap analyasis (analisis) merupakan tahap pertama atau tahap

persiapan untuk proses pengembangan buku cerita bergambar anak

interaktif berorientasi literasi dan pendidikan karakter siswa. Kegiatan

yang dilakukan pada tahap ini meliputi kegiatan analisis kebutuhan

pembelajaran  yang sesuai dengan analisis  kurikulum, analisis

karakteristik siswa.  Untuk mengumpulkan data-data  tersebut maka

69
dilakukan  kegiatan observasi. Data hasil observasi  di deskripsikan 

menjadi sebuah informasi.

 Pada tahap ini termasuk didalamnya mengenai langkah studi

pustaka  (review literatur).  Pada tahap studi pustaka, dilakukan

pengumpulan kajian teori akan menjawab masalah yang ada, serta

menganalisis hasil-hasil penelitian yang dapat melatarbelakangi

penelitian yang dilakukan meliputi  yang teori-teori  yang mendukung 

buku cerita bergambar  anak  interaktif  berorientasi literasi  dan

pendidikan karakter siswa.

2. Design (Rancangan)

a. Perencanaan Prosedur Kerja

Setelah melakukan analisis maka disusun suatu perencanaan.

Pada tahap perencanaan disusun perencanaan prosedur kerja

penelitian, memperkirakan waktu yang dilakukan. Perencanaan waktu

dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Perencanaan Waktu Penelitian

Kegiatan Waktu
Pembuatan produk dan 18 Februari-24 April
intstrumen
Validasi produk dan intrumen 25 April-11 Mei
Revisi produk 25 April-11 Mei
Uji coba terbatas
Revisi
Uji pemakaian
Evaluasi

70
b. Perencanaan Desain Buku Cerita

Pada tahap ini akan direncanakan suatu rancangan desain yang

dimulai dari menetapkan kompetensi inti (KI) dan Kompetensi Dasar

(KD), dan tujuan pembelajaran.

c. Perencanaan Pengembangan Buku Cerita

Pada tahap ini akan direncanakan suatu draft yang akan

menghasilkan buku cerita bergambar interaktif berorientasi literasi

dan pendidikan karakter siswa. Buku cerita yang akan dibuat disusun

berdasarkan orientasi literasi dan pendidikan karakter untuk

meningkatkan kemampuan literasi siswa.

d. Perencanaan perangkat pendukung pengembangan buku cerita

Pada tahap ini direncanakan suatu draft yang menghasilkan

perangkat pendukung pelaksanaan buku cerita anak interaktif

berorientasi literasi dan pendidikan karakter yang meliputi silabus dan

RPP.

1) Silabus

Silabus yang disusun sebagai pedoman penyusunan buku

cerita atas pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses

pembelajaran. Silabus yang digunakan adalah silabus kurikulum

2013.

2) Rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP)

RPP disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran

untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. RPP dikembangkan

71
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dan

upaya pencapaian kompetensi dasar (KD).

e. Perencanaan Instrumen Penilaian

Untuk itu dibutuhkan instrumen yang tepat agar dapat

mengumpulkan data-data untuk penilaian kualitas produk yang baik.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat

dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Intrumen Penelitian pada Produk yang Dikembangkan

Kualitas Instrumen yang di gunakan

Validasi Produk 1. Instrumen kevalidan ahli media


dan ahli materi buku cerita
2. Angket respon guru dan siswa
Aspek Kemampuan Literasi Tes (Pilihan Ganda)

Hasil pada tahap ini adalah sebuah produk awal (draft 1) yakni:

(1) buku cerita anak interaktif berorientasi literasi dan pendidikan

karakter, (2) perangkat pendukung pengembangan buku cerita yakni

silabus dan RPP.

3. Development (Pengembangan)

Pada tahap ini akan mulai dikembangkan buku cerita bergambar

interaktif berorientasi literasi dan pendidikan karakter oleh peneliti sesuai

desain yang telah ditetapkan. Selanjutnya akan dilakukan validasi, ini

dimaksudkan untuk mengetahui kualitas produk awal (draft 1), yang

telah dirancang dengan meminta pertimbangan kepada dua validator

yaitu dosen ahli materi dan ahli media. Setelah dilakukan validasi oleh

72
para ahli, selanjutnya akan dilakukan evaluasi dengan menganalisis hasil

validasi. Apabila hasil data analisis produk awal adalah valid, maka

produk dapat digunakan dalam uji coba produk yaitu draft 2, namun jika

hasil analisis menunjukkan tidak valid, maka dilakukan revisi dan hasil

revisi divalidasi kembali dosen ahli materi dan ahli media hingga

diperoleh produk revisi yang valid.

4. Implementation (Penerapan)

Tahap ini produk yang sudah divalidasi akan digunakan dalam

proses pembelajaran. Pada tahap ini produk akan dilakukan uji coba

terbatas dan uji coba pemakaian. Uji coba terbatas yang dilakukan pada

draft dua dimaksudkan untuk melihat keefektifan pelaksanaan dan

penggunaan produk pengembangan di lapangan. Uji coba produk

dilakukan terhadap 1 kelompok yang terdiri dari 5 siswa kelas V SDN 63

Dodu Kota Bima. Setelah melakukan uji coba terbatas, merevisi kembali

sesuai dengan kekurangan yang ada sehingga menghasilkan draft tiga.

Setelah dilakukan uji coba pemakaian terhadap seluruh siswa kelas V

SDN 63 dodu Kota Bima. Sebelum melakukan uji coba pemakaian buku

cerita peneliti memberikan soal pre-test untuk mengukur tingkat

kemampuan literasi sebelum menggunakan buku cerita. Setelah itu

dilakukan uji coba pemakaian buku cerita bergambar interaktif

berorientasi literasi dan pendidikan karakter, akhir kegiatan diberikan

soal post-test.

73
5. Evaluation (Evaluasi)

Pada tahap terakhir, peneliti melakukan evaluasi. Evaluasi yang

dilakukan dalam bentuk menghitung hasil uji coba pre-test dan post-test

yang dikerjakan oleh siswa kelas V SDN 63 Dodu Kota Bima. Data

evaluasi tersebut digunakan untuk melihat apakah produk yang kita

kembangkan dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa kelas V

SDN 63 dodu Kota Bima.

C. Uji Coba produk

Uji coba produk dilakukan untuk mengumpulkan data dengan tujuan

untuk mengukur tingkat validitas dan menetapkan suatu kelayakan produk

yang dikembangkan. Tahap-tahap pelaksanaan desain uji coba produk adalah

desain uji coba, subjek uji coba, jenis data, instrumen pengumpulan data dan

tekhnik analisis data. Hal ini di lakukan untuk mengetahui kelayakan produk

yang akan di kembangkan.

1. Desain Uji Coba

Desain uji coba produk di lakukan dua tahap, yaitu uji coba produk

pada kelompok kecil (uji terbatas) dan uji coba lapangan (uji pemakaian).

Uji coba kelompok kecil melibatkan subjek yang terdiri dari beberapa

siswa yang belum mampu membaca yaitu 5 siswa kelas V SDN 63 Dodu

Kota Bima, sedangkan uji coba kelompok besar di lakukan dengan subjek

penelitian melibatkan 11 siswa kelas V SDN 63 Kota Bima. Validasi

produk dilakukan oleh validator dengan mengisi angket validasi guna

memperoleh data atau informasi secara deskriktif kualitatif dan kuantitatif.

74
Pada tahap validasi produk, produk divalidasikan ke dosen ahli media dan

ahli materi.

Subjek Pre-test Perlakuan Post


test

One Group O1 X O2

Keterangan:
O1 =Pre-test
O2 =Post-test
X =Perlakuan berupa penerapan buku cerita bergambar

2. Subjek Penelitian

a. Subjek Uji Coba

1) Uji Coba Terbatas

Subjek dari uji coba terbatas yaitu satu kelompok siswa

yang terdiri dari lima orang siswa kelas V SDN 63 Dodu Kota

Bima untuk mendapatkan respon tentang buku cerita bergambar.

2) Uji Efektivitas Penggunaan Buku Cerita Bergambar

Subjek uji efektivitas penggunaan buku cerita bergambar

adalah siswa kelas V SDN 63 Dodu Kota Bima dan uji ini

dilaksanakan pada proses pembelajaran dengan rancangan pre-

exprimental menggunakan pretest-posttest one group design. Uji

efektivitas dilakukan untuk melihat peningkatan kognitif dan

keaktifan siswa belajar. Adapun rancangan sebagai berikut:

75
3. Jenis Data

Jenis data yang diperoleh terdiri atas data kuantitatif dan data

kualitatif. Data ini merupakan data yang berkaitan dengan validasi dan

tanggapan dosen ahli, guru, dan tanggapan siswa tentang buku cerita yang

di kembangkan. Data kuantitatif terdiri atas data hasil penilaian validasi

dan perhitungan pretest-posttest hasil pengembangan yang telah diisi oleh

ahli bedang isi/materi dan ahli bidang media. Pada kegiatan penilaian dari

ahli dan data hasil pengujian pemakain buku cerita dengan menggunakan

rumus N-gain. Penggunan N-gain ini bertujuan untuk mengetahui

peningkatan pembelajaran sebelum menggunakan buku cerita dan sesudah

menggunakan buku cerita terhadap peningkatan kemampuan dan minat

membaca. Sedangkan data kualitatif terdiri atas tanggapan dan saran-saran

perbaikan terhadap hasil pengembangan baik dari bidang ahli isi/materi

dan ahli media.

4. Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2016: 308) teknik pengumpulan data adalah

langkah paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data. Instrumen pengumpulan data yang

digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian pengembangan buku

cerita bergambar anak interaktif berorientasi literasi dan pendidikan

karakter untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa kelas V SD yaitu :

a. Angket atau Kuesioner

76
Menurut Sugiyono (2017: 142) angket atau kuesioner adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden angket dapat berupa pernyataan tertutup dan

terbuka, dapat diberikan langsung atau dikirim melalui pos atau

internet. Angket atau kuesioner dalam penelitian pengembangan ini

menggunakan dua macam yaitu:

1) Angket Validasi

Angket penilaian kevalidan buku cerita yang dikembangkan

instrumen ini digunakan untuk menjaring data kevalidan buku

cerita yang akan dimintai pendapat kepada validator ahli media

buku cerita dan ahli materi.

a) Angket validasi ahli media buku cerita

Angket validasi ini diberikan kepada dosen sebagai

ahli media buku cerita. Angket ini digunakan untuk

mengetahui kualitas kevalidan buku cerita yang

dikembangkan berdasarkan aspek kelayakan efektivitas dan

penyajian.

b) Angket validasi ahli materi buku cerita

Angket validasi ini diberikan kepada dosen sebagai

ahli materi titik angker ini digunakan untuk mengetahui

kualitas kevalidan buku cerita yang dikembangkan

berdasarkan aspek kelayakan isi.

2) Angket Respon Guru

77
Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data tentang

respon guru mengenai produk buku cerita anak interaktif

berorientasi literasi dan pendidikan karakter yang dikembangkan.

3) Angket Respon Siswa

Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data tentang

respon siswa mengenai produk yang dikembangkan.

b. Lembar Observasi

Lembar ini berisi catatan lapangan mengenai jar siswa ketika

menggunakan buku cerita yang dikembangkan titik lembar observasi

akan diisi oleh observer. Dan hasil penilaian ini dapat dijadikan

sebagai rujukan untuk menarik kesimpulan, apakah buku cerita anak

interaktif berorientasi literasi dan pendidikan karakter dapat

meningkatkan kemampuan literasi siswa SDN 63 dodu kota Bima.

c. Tes

Tingkat pengukuran aspek kemampuan literasi menggunakan

instrumen tes, tes yang akan digunakan soal pilihan ganda untuk pre-

test dan post-test. Dan hasil penilaian ini dapat dijadikan sebagai

rujukan untuk menarik kesimpulan, apakah buku cerita bergambar

anak interaktif berorientasi literasi dan pendidikan karakter dapat

meningkatkan kemampuan literasi siswa SDN 63 dodu Kota Bima.

78
Indikator Soal Indikator Literasi Kunci Jawaban

4.8.1 dapat menemukan B, D


Menceritakan kalimat utama pada
kembali setiap paragraf
peristiwa atau dalam bacaan.
tindakan dengan Siswa dapat B, A, B, D, A, A, A, A
memperhatikan menjawab
latar cerita. pertanyaan yang
berhubungan
dengan teks.
Siswa dapat A, B
menjelaskan
makna yang
terdapat dalam
bacaan.
Siswa dapat D
meringkas isi
bacaan.

Siswa dapat C, C
mengartikan kata-
kata sukar dalam
teks bacaan.
Siswa dapat B, A, D
menuliskan
informasi dalam
bacaan.

5. Teknik Analisis Data

Semua langkah-langkah pengumpulan data dilakukan dan semua

data terkumpul langkah selanjutnya yaitu menganalisis data. Data yang

telah terkumpul dari hasil pengamatan harus secepatnya diolah dan

dimaknai sehingga segera dapat diketahui apakah tujuan pelaksanaan

penelitian tercapai atau tidak Arikunto (Trisnawati & Sari, 2019: 458).

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif

dan analisis kuantitatif.

79
a. Analisis Deskriptif Kualitatif

Analisis data dalam penelitian aktif kualitatif dilakukan sejak

awal sebelum memasuki lapangan, hingga setelah selesai di lapangan.

Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengelola hasil angket

kritik dan saran responden. Dengan mengelompokkan informasi-

informasi dari data kualitatif yang berupa saran-saran, masukan dan

kritik-kritik yang terdapat cerita. Hasil analisis data diajukan dijadikan

acuan untuk perbaikan atau revisi buku cerita bergambar anak interaktif

berorientasi literasi dan pendidikan karakter yang dikembangkan.

b. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif akan didapat dari pengumpulan data angket.

Data dari pengumpulan data angket akan dianalisis untuk mendapatkan

gambaran tentang buku cerita bergambar yang digunakan. Analisis

kuantitatif yang digunakan pada penelitian ini ada dua, yaitu sebagai

berikut:

1) Angket atau Kuesioner

a) Analisis Data Angket Validasi Buku Cerita

Validitas adalah suatu derajat ketetapan instrumen (alat

ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan betul-

betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur. Dalam

pengembangan buku cerita bergambar interaktif berorientasi

literasi dan pendidikan karakter siswa ini, validitas yang

digunakan untuk menguji kelayakan dan kesesuaian buku

80
cerita dengan KD dan KI, tampilan, kesesuaian isi, dan

kualitas instruksional. Jawaban angket validitas ahli

menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (Alvian, 2019:

16) adapun kategori skor dalam skala likert akan dijelaskan

sebagai berikut:

Tabel 3.3. Kategori Penilaian Pada Skala Likert

No Skor Keterangan
1. 5 Sangat baik
2. 4 baik
3. 3 Cukup baik
4. 2 Kurang baik
5. 1 Tidak baik

Uji angket validitas ahli pada buku cerita bergambar

anak interaktif berorientasi literasi dan pendidikan karakter ini

dapat dilakukan dengan membandingkan jumlah skor yang

diberikan oleh validator (F) dengan jumlah skor ideal yang

telah ditetapkan dalam angket validasi buku cerita menurut

Arikunto tahun 2009 (Trisnawati &sari, 2019: 458).

Adapun rumusnya sebagai berikut:

F
P= × 100 %
N

Keterangan :

P = Persentasi yang dicari (hasil dibulatkan)

F = Jumlah jawaban yang diberikan oleh validator

N = Jumlah skor maksimal/ideal

81
Penentuan kriteria validasi dalam pengembangan buku

cerita yaitu dengan menggunakan 5 (lima) cara menurut

Sudjana (Anissa IlmiYanti, 2014: 23) yaitu sebagai berikut:

i. Tentukan presentasi skor tertinggi/maksimum yaitu:

5
Skor max= × 100 %=100 %
5

ii. Tentukan presentasi skor terendah/minimum, yaitu:

1
Skor min= ×100 %=20 %
5

iii. Tentukan range, yaitu presentasi skor maksimum

dikurangi presentasi skor minimum:

Range = 100% - 20% = 80%

iv. Menetapkan banyak kelas interval, yaitu 4 kelas

(sangat layak, layak, kurang layak dan tidak layak).

v. Tentukan panjang interval, yaitu range dibagi dengan

banyak kelas interval. Banyak kelas interval yang

diambil adalah 20 dengan perhitungan sebagai berikut:

80
Panjang interval= =20 %
4

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka presentase tingkat

pencapaian dan kualifikasi validasi ahli adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.4 Tingkat Pencapaian Dan Kualifikasi


Validasi Ahli

No Tingkat Kualifikasi Keterangan


Penc apaian

82
1. 80% ≤ P < 100% Baik Sekali Sangat
layak, tidak
perlu di
revisi
2. 60% ≤ P < 80% Baik Layak, tidak
perlu di
revisi
3. 40% ≤ P < 60% Kurang Kurang
layak, perlu
di revisi
4. 20% ≤ P < 40% Kurang Tidak layak
Sekali perlu di
revisi
Keterangan: P = Persentase Skor

Untuk menentukan pengembangan buku cerita

bergambar anak interaktif berorientasi literasi dan

pendidikan karakter dinilai valid dan sangat valid atau baik

dan sangat baik oleh para ahli dan guru jika memperoleh

skor 80 % ≤ P < 100 %.

b) Analisis Angket Respon Guru Dan Siswa

Jawaban angket siswa menggunakan skala Likert.

Menurut Sugiyono (Astalini et al., 2018 : 218) adapun kategori

skor dalam skala likert akan dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kategori Penilaian Pada Skala Sikap

No Skor Keterangan
1. 5 Sangat Setuju (SS)
2. 4 Setuju (S)
3. 3 Kurang Setuju (KS)
4. 2 Tidak Setuju (TS)
5. 1 Sangat Tidak Setuju (STS)

83
Menurut Arikunto tahun 2009 (Trisnawati & Sari, 2019:

458) mengatakan bahwa presentase rata-rata komponen dihitung

menggunakan rumus:

F
P= × 100 %
N

Keterangan:

P = Presentase respon guru dan siswa

F = Jumlah skor setiap kriteria yang dipilih siswa

N = Jumlah skor ideal (skor maksimal)

Kriteria pencapaian respon siswa dapat dilihat pada tabel 3.9.

2) Analisis Lembar Observasi Kemampuan Literasi Siswa

Peningkatan Literasi siswa di ukur melalui skor lembar

observasi yang diisi oleh observer, kemudian dianalisis dengan

mencari persentase minat sebelum dan sesudah menggunakan buku

cerita bergambar anak interaktif berorientasi literasi dan

pendidikan karakter yang dikembangkan. Menurut Nuhuyanan

Theresia (2019: 108) mengatakan bahwa presentase minat

membaca siswa setiap pertemuan dihitung menggunakan rumus:

FS
Pr= ×100 %
FSS

Keterangan:

PR = Persentase minat membaca siswa

FS = Frekuensi siswa

84
Fss = Frekuensi seluruh siswa yang mungkin di seluruh menit

(pada setiap indikator)

Setelah mencari persentase minat membaca siswa untuk

setiap pertemuan, kemudian dihitung persentase keseluruhan

dengan rumus yaitu sebagai berikut:

pr 1+ pr 2+…
P=
n

Keterangan:

P = Presentase minat keseluruhan

PR = Presentase minat membaca siswa

N = Jumlah pertemuan

Dari rumus tersebut dapat disimpulkan kriteria minat

membaca siswa dapat dilihat pada tabel 3.11 berikut ini :

Tabel 3.6 Kriteria Minat Membaca

No Skor Keterangan
1. 80% < x ≤ 100% Sangat Aktif
2. 60% < x ≤ 80% Aktif
3. 40% < x ≤ 60% Cukup Aktif
4. 20% < x ≤ 40% Kurang Aktif
5. 80% < x ≤ 100% Tidak Aktif
Nuhuyanan Theresia (2019: 82)

3) Analisis Tes Kemampuan Literasi Siswa

Data hasil tes berupa skor, selanjutnya dari skor maka data

tersebut dianalisis untuk menentukan ketuntasan membaca siswa.

Secara individu maupun analisis dilakukan dengan menghitung

nilai siswa, dan nilai rata-rata siswa. Dalam menghitung nilai

85
ketuntasan siswa dan rata-rata menggunakan rumus Arikunto tahun

2009 (Trisnawati & Sari, 2019: 458).

a) Nilai ketuntasan individu

Nilai ketuntasan individu diperoleh dengan membagikan

total skor yang didapatkan siswa dengan maksimal skor dikali

dengan 100. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada rumus di

bawah ini.

X=
∑ Skor yang di perole h siswa(totak Skor ) ×100
∑ skor maksimal

Keterangan : X = nilai ketuntasan individu (respons score)

Dari nilai tersebut dapat ditentukan siswa tersebut tuntas

atau tidak. Siswa dikatakan tuntas apabila nilai yang diperoleh

≥ 68 KKM yang ditentukan untuk mata pelajaran bahasa

Indonesia.

b) Nilai rata-rata

Nilai rata-rata siswa diperoleh menggunakan rumus

Arikunto tahun 2009 (Trisnawati & Sari, 2019: 458) yaitu total

nilai siswa dibagi dengan jumlah siswa.

∑×
x=
n

Keterangan:

86
X = nilai rata-rata

∑× = total nilai siswa

N = jumlah siswa

4) Analisis Pengaruh Peningkatan Kemampuan Literasi Siswa SD

Ini rancangan yang digunakan yaitu menurut Sugiyono

(Susanto,2018: 201) pre-experimental menggunakan pretest-

posttest one group design. Untuk menghitung pengaruh

kemampuan dan minat literasi siswa menggunakan buku cerita

bergambar anak interaktif berorientasi untuk menghitung pengaruh

peningkatan literasi dan keaktifan literasi dan minat membaca

siswa menggunakan buku cerita bergambar anak interaktif

berorientasi literasi dan pendidikan karakter menggunakan uji t

sampel berpasangan (uji paired sampel t-test). Paired sampel t-test

merupakan uji beda dua sampel berpasangan. Sampel berpasangan

merupakan subjek yang sama namun mengalami perlakuan yang

berbeda.

Syarat uji paired sample t-test yaitu sebagai berikut:

i. Memenuhi asumsi berdistribusi homogenitas

ii. Memenuhi asumsi terdistribusi normalitas

Adapun rumus paired sample t-test adalah sebagai berikut:

D
t h¿
SD
√n
Di mana

87
SD =

Keterangan:

t = Uji t

D = Rata-rata selisih pengukuran 1 dan 2

SD = Standar deviasi selisih pengukuran 1 dan 2

n = Jumlah anggota sampel (Sugiono (Susanto, 2018: 201) Atau

bisa menggunakan aplikasi SPSS.

Hipotesis yang telah diuji adalah:

Ho = tidak ada pengaruh penggunaan buku cerita bergambar anak

interaktif berorientasi literasi dan pendidikan karakter untuk

meningkatkan literasi siswa SD kelas V SDN 63 Dodu Kota Bima.

Ha = terdapat pengaruh buku cerita bergambar anak interaktif

berorientasi literasi dan pendidikan karakter untuk meningkatkan

kemampuan literasi siswa SDN 63 dodu Kota Bima.

Adapun pedoman pengambilan keputusan dalam uji paired

sample t-test sebagai berikut:

i.jika nilai sig. (2-tailed) <0,05, maka Ho di tolak dan Ha di terima.

ii.jika nilai sig. . (2-tailed) >0,05, maka Ho di tolak dan Ha di

terima.

Selain membandingkan antara nilai signifikasi (sig). dengan

probabilitas 0,05, ada cara lain yang dapat dilakukan untuk

pengujian hipotesis dalam uji paired sample t-test yaitu dengan

membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel. Adapun

88
pedoman pengambilan keputusan dalam uji paired sample t-test

sebagai berikut:

i.Jika nilai t hitung >t tabel, maka Ho di tolak dan Ha di terima.

ii.Jika nilai t hitung <t tabel, maka Ho di terima dan Ha tidak di

terima.

5) Uji Efektivitas Produk

Uji efektivitas dilaksanakan pada proses pembelajaran

dengan rancangan menurut Sugiyono (Susanto,2018: 201) pre-

exsperimental menggunakan pretest-posttest one group design. Uji

efektivitas dilakukan untuk peningkatan kemampuan dan minat

literasi siswa. Adapun rancangan sebagai berikut:

Subjek Pre-test Perlakuan Post-test

One Group O1 X O2

Keterangan:

O1 = Pre-test

O2 = Post-test

X = Perlakuan berupa penerapan buku cerita

Analisis data untuk mengetahui efektivitas buku cerita

dilakukan menggunakan uji N-gain. Uji N-gain dilakukan untuk

mengetahui peningkatan dan minat literasi siswa setelah di

dibelajarkan menggunakan buku cerita bergambar anak interaktif

89
berorientasi literasi dan pendidikan karakter yang dikembangkan

peneliti. Rumus dari uji N-gain menurut Hake (Santoso & Mosik,

2019: 250) adalah sebagai berikut:

Spost−Spre
g=
Smaks−Pre

Keterangan:

g = N-gain

Spost = Skor post-test

Spre = Skor pre-test

Smaks = Skor maksimum soal

Hasil perhitungan N-gain tersebut kemudian dikategorikan

dalam kriteria sebagai berikut Hake (Santoso & Mosik,2019: 250).

Tabel 3.7. Kriteria Penilaian N-gain

Nilai Kriteria
g ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g < 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah

Pada tabel di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan,

berdasarkan kriteria Hake dibagi menjadi tiga yaitu rendah, sedang

dan tinggi. Setiap kriteria memiliki standar nilai yang berbeda, jika

hasil akhir mendapatkan nilai 0,1 maka dapat dipastikan bahwa

nilai tersebut berada pada kriteria rendah.

90
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini menghasilkan produk buku cerita berganbar interaktif

berorientasi literasi dan pendikan karakter pada tema 8 sub tema 1 yang

digunakan untuk siswa kelas V (lima) SD/MI semester II. Buku ajar disusun

berdasarkan sintak pembelajaran STAD dipadu tutorial sebaya yang terdiri dari

lima tahap yaitu memperkanalkan tutor, diskusi kelompok, evaluasi, kuis, dan

penghargaan. Sedangkan isi buku diajar disusun sesuai dengan kompetensi inti

(KI), kompetensi dasar (KD), serta sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik

siswa khususnya pada bagian gambar yang digunakan dalam buku

menggunakan gambar asli siswa SDN 37 Kendo Kota Bima yang menjadi

tempat penelitian.

Hasil penelitian diperoleh dari tahap pengumpulan data yang dilakukan di SDN

37 Kendo Kota Bima tanggal 09 Maret 2021 s/d 09 April 2021. Model

pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ADDIE yang

dikembangkan oleh Robert Maribe Branch pada tahun 2009 (Gonzha et al.,

2020: 32). Dengan Tahapan pertama yang dilakukan oleh peneliti dalam

91
mengembangkan buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya adalah tahap

analysis (analisis), design (rancangan), development (pengembangan),

implementation (penerapan), dan evaluation (evaluasi). Berdasarkan penelitian

dan pengembangan yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian sebagai

berikut:

1. Hasil Analysis (Analisis)

Tahap analisis ini merupakan tahap awal pengembangan buku ajar

berbasis STAD dipadu tutorial sebaya. Hasil analisis yang telah dilakukan

digunakan sebagai pedoman dan pertimbangan dalam menyusun buku ajar

yang dikembangkan. Analisis yang dilakukan meliputi analisis kebutuhan

pembelajaran yang sesuai dengan masa Covid-19, dan analisis karakteristik

siswa. Hasil yang diperoleh pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a. Hasil Analisis Kebutuhan Pembelajaran

Tahap analisis kebutuhan bertujuan untuk mengukur sejauh

mana pembelajaran matematika diminati oleh siswa kelas V SDN 37

Kendo Kota Bima. Pada tahap ini peneliti melaksanakan wawancara

bersama guru kelas dan guru mata pelajaran matematika serta

melaksanakan observasi di kelas V. Observasi dilaksanakan sejak bulan

September s/d Oktober pada saat melaksanakan PPL dan wawancara

dilaksanakan pada bulan November 2020 dengan narasumber Bapak R

dan Ibu KS.

92
Bersadarkan hasil observasi dan wawancara dari narasumber

diperoleh informasi bahwa SDN 37 Kendo Kota Bima pada tahun

ajaran 2020/2021 sudah menggunakan kurikulum 2013 dan pada Masa

Covid19 ini sekolah sejak tahun 2020 sudah menerapkan kebijakan

BDR secara luring. Guru R dan KS juga mengungkapkan masih

mengalami kesulitan untuk menerapkan kegiatan belajat mengajar

sesuai dengan kurikulum 2013, seperti yang kita ketahui bahwa

kurikulum 2013 menuntut siswa lebih aktif atau student center yang

artinya kegiatan pembelajaran dipusatkan di siswa. Namun pada

penerapannya hal tersebut sulit dilakukan khususnya pada masa Covid-

19 ini.

Berdasarkan hasil obervasi yang telah dilakukan oleh peneliti

mengungkapkan ada tiga faktor yang menyebabkan masalah di atas

yaitu yang pertama ketidaksesuaian model yang dipakai oleh guru

dengan karakteristik siswa yang senang berlajar bersama teman

sebayanya. Faktor kedua yaitu bahan ajar yang digunakan terlalu sulit

dari segi materi dan penggunaan kata sehingga siswa kebingungan

menggunakan buku ajar tersebut, dan faktor ketiga yaitu pembagian

kelompok BDR siswa yang tidak heterogen.

Berdasarkan apa yang ditemukan di lapangan, peneliti perlu

mengembangkan buku ajar yang dapat memfasilitasi siswa untuk lebih

aktif dalam penguasaan konsep sehingga dapat meningkatkan kognitif

dan keaktifan belajar matematika siswa. Berdasarkan hal tersebut,

93
peneliti mengembangan buku ajar dengan model kooperatif tipe STAD

dipadu tutorial sebaya.

b. Hasil Analisis Kurikulum

Pada tahap analisis kurikulum, peneliti melakukan analisis

berbagai perangkat kurikulum yang berlaku. Analisis ini bertujuan

untuk merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran berdasarkan

konpetensi intii (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang berlaku di SDN

37 Kendo Kota Bima. Pemaparan rumusan indikator dan tujuan

pembelajaran terlampir pada lampiran dua dan tiga.

c. Hasil Analisis Karakteristik Siswa

Analisis karakteristik siswa merupakan tahap yang digunakan

peneliti untuk mengetahui karakteristik siswa yang menjadi dasar

peneliti untuk menyusun buku ajar yang dikembangkan. Buku ajar yang

sesuai dengan karakteristik siswa diharapkan dapat meningkatkan

kognitif dan keaktifan belajar matematika siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan peneliti

secara umum siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan cukup

baik. Namun pembelajaran menggunakan metode ceramah membuat

siswa menjadi kurang aktif. Peneliti melihat ketika siswa tidak

memahami materi, siswa lebih dominan bertanya kepada temannya di

94
bandingkan kepada gurunya. Berdasarkan hasil observasi tersebut,

diperlukan buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya yang

memiliki pendekatan yang memacu siswa aktif dan mampu

menumbuhkan semangat siswa dalam belajar sehingga dapat

meningkatkan kognitif dan keaktifan belajar matematika siswa masa

Covid-19.

Berdasarkan uraian tentang hasil analisis baik analisis

kebutuhan pembelajaran masa Covid-19, analisis kurikulum dan

analisis karakteristik siswa, sehingga disusun sebuah buku ajar berbasis

STAD dipadu tutorial sebaya yang memiliki karakteristik sesuai dengan

hasil analisis tersebut.

Adapun karakteristik buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya

yaitu sebagai berikut:

a. Buku ajar disusun berdasarkan lima tahap pembelajaran yaitu tahap

memperkenalkan tutor, diskusi kelompok, evaluas, kuis dan

penghargaan untuk meningkatkan kognitif dan keaktifan belajar

matematika.

b. Pada tahap diskusi kelompok ada tiga kegiatan yang dilakukan

yaitu ayo mengamati, asyik mencoba dan rangkuman.

c. Pada tahap ayo mencoba dan evaluasi dilengkapi dengan cara atau

langkah-langkah mengerjakan soal tersebut.

d. Buku ajar berukuran yaitu 21 cm x 26 cm.

95
e. Gambar dalam buku ajar menggunakan gambar asli siswa SDN 37

Kendo Kota Bima.

Adapun karakteristik buku ajar berbasis STAD diapadu tutorial sebaya

dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1. Karakteristik Buku Ajar

2. Hasil Design (Rancangan)

Tahap kedua dari model pengembangan ADDIE adalah tahap design atau

rancangan. Pada tahap ini peneliti mulai merancang buku ajar yang

dikembangkan. Ada enam langkah pada tahap perancangan ini, diantaranya

penyusunan prosedur kerja, penyusunan desain buku ajar, penyusunan

pengembangan buku ajar, penyusunan perangkat pendukung pengembangan

buku ajar, dan penyusunan instrumen penelitian. Berikut adalah hasil rancangan

buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya yaitu sebagai berikut:

a. Penyusunan Prosedur Kerja

Penyusunan prosedur kerja dibuat untuk memudahkan peneliti dalam

mengefisiensikan waktu dalam membuat buku ajar berbasis STAD dipadu

tutorial sebaya. Adapun penyusunan prosedur kerja dapat dilihat pada tabel 4.2

di bawah ini.

No Tabel 4.2. Penyusunan Waktu Penelitian

Peosedur Pen emban : n

96
Analysis

Design

Development

Implementation

Evaluation

Waktu Nama Kegiatan Pelaksangan a. Kebutuhan pembelajaran masa

September-oktober Covid-19 2020 (PPL) b. Kurikulum November 2020 Cc.

Karakteristik Siswa Stud Awal

a. Prosedur Kerja b. Desain Buku Ajar Cc. Pengembangan Buku Ajar Dan)

Desember d. Perangkat Pendukung Pengembangan Buku Ajar e. Instrumen

Penelitian a. Validasi produk dan instrument 1-16 Februari b. Revisi . «uk a. U'i

coba terbatas 11-14 Maret b. Revisi 14 Maret c. U'i Pemakaian 15-28 Maret

Evaluasi Data Pretest — Postest 29 Maret

b. Penyusunan Desain Buku Ajar Penyusunan desain buku ajar menetapkan KI,

KD, tujuan pembelajaran dan petunjuk penggunaan buku ajar. Berikut adalah

tampilan desain buku ajar yaitu sebagai berikut:

1) Kompetensi Inti (KI)

Kompetensi inti berisi tentang kualitas yang harus dimiliki oleh siswa pada

jenjang pendidikan tertentu. Kompetensi inti dirancang dalam empat kelompok

yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (KI-1), sikap sosial

97
(KI-2), pengetahuan (KI-3), dan keterampilan (KI-4). Berikut adalah kompetensi

inti yang harus dimiliki oleh siswa dalam buku ajar yang dikembangkan yaitu

sebagai berikut:

Kl-1: Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

Kl-2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya

serta cinta tanah air.

Kl-3: Mahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah, di sekolah dan tempat

bermain.

Kl-4: Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis

dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak

sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan

berakhlak mulia. 2) Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator KD merupakan

kompetensi yang diturunkan dari KI, sedangkan indikator adalah perilaku yang

menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu. Berikut adalah tampilan

KD dan Indikator yang terdapat pada buku ajar yaitu sebagai berikut:

Gambar 4.1 Tampilan KD dan Indikator

98
3) Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran berisi tentang item-item yang

harus dicapai siswa dalam suatu pembelajaran tertentu. Berikut adalah tampilan

tujuan pembelajaran yang terdapat pada buku ajar yaitu sebagai berikut:

Gambar 4.2 Tampilan Tujuan Pembelajaran

Penyusunan Pengembangan Buku Ajar Penyusunan pengembangan buku ajar

draf 1 meliputi bagian awal isi dan akhir. Berikut adalah tampilan penyusunan

pengembangan buku ajar yaitu sebagai berikut:

1) Sampul

Sampul pada buku ajar terdiri dari dua jenis sampul yaitu sampul depan dan

sampul belakang. Sapul depan memuat judul buku ajar yaitu “Matematika Itu

Asyik”. Ilustrasi gambar meliputi konsentrasi untuk kelas V SD/MI, identitas

penyusun, materi utama, logo kampus STKIP Taman Siswa Bima, dan logo

Kurikulum 2013. Desain warrna dibuat full color yang disesuaikan antara warna

yang satu dengan yang lainnya serta gambar yang digunakan merupakan gambar

asli siswa SDN 37 Kendo Kota Bima. Sedangkan desain sampul belakang

disesuaikan dengan sampul depan dengan dominan warna biru. Sampul

belakang berisi foro dan rangkuman singkat tentang STAD dan tutorial sebaya.

Desain sampul yang menarik diharapkan dapat menarik minat dan semangat

siswa untuk mempelajari materi yang ada dalam buku ajar tersebut. Berikut

adalah desain sampul buku ajar yaitu:

Tabel 4.3 Tampilan Sampul Buku Ajar

99
2) Prakata Prakata berisi tentang ucapan rasa syukur kepada Allah SWT atas

kasih sayang, kesehatan, kesempatan serta karunianya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan buku Ajar berjudul “Matematika Itu Asyik” untuk

SD/MI Kelas V (Lima). Ucapan berikutnya diberikan kepada semua pihak yang

membantu dan mendukung sehingga buku ini dapat selesai.

Selain itu, prakata juga terdapat deskripsi singkat tentang STAD dan tutorial

sebaya. Deskripsi ini bertujuan untuk pembaca memiliki gambara tentang isi

buku ajar. Penulis juga menyampaikan keterbukaan menerima kritik dan saran

yang membangun dari semua pihak. Berikut adalah Prakata dari buku ajar yaitu

sebagai berikut:

Gambar 4.3 Tampilan Prakata

3) Petunjuk Penggunaan Buku Ajar Petunjuk penggunaan buku ajar bertujuan

untuk memudahkan siswa menggunakan buku ajar tersebut. Berikut tampilan

petunjuk buku ajar yaitu sebagai berikut:

Gambar 4.4 Tampilan Petunjuk Buku Ajar

4) Daftar Isi Daftar isi berisi daftar bagian-bagian buku ajar beserta halamannya.

Pemberian daftar isi diharapkan dapat membantu pengguna untuk mencari

bagian-bagian buku ajar yang diinginkan berdasarkan naa dan halaman. Berikut

adalah tampilan isi buku ajar yaitu sebagai berikut:

Gambar 4.5 Tampilan Daftar Isi

100
5) Bagian Isi Buku Ajar Buku ajar yang dikembangkan terdiri dari empat bab

yaitu bab I yang berkaitan dengan operasi hitung pecahan, bab II tentang

kecepatan dan debit, bab III tentang skala dan bab IV tentang bangun ruang.

Masing-masing bab dilengkapi dengan KD, indikator dan tujuan pembelajaran.

Pada tiap bab terdapat beberpa kegiatan yang harus dikerjakan oleh siswa baik

secara individu maupun kelompok. Berikut adalah kegiatan siswa yang harus

dikerjkan yaitu:

a) Memperkenalkan Tutor Tahap pertama dalam buku ajar ini yaitu

memperenalkan tutor yang akan membantu teman-temannya dalam belajar

berkelompok. Memperkenalkan tutor merupakan bagian implementasi dari

penggunaan metode tutor sebaya. Berikut tampilan memperkenalkan tutor yaitu

sebagai berikut:

Gambar 4.6 Tampilan Memperkenalkan Tutor

b) Diskusi Kelompok

Pada tahap diskusi kelompok untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika

siswa, terdiri dari tiga kegiatan | utama yaitu sebagai berikut: i) Ayo Mengamati

Ayo mengamati digunakan untuk mengarahkan siswa dalam mempersiapkan

pembelajaran. Berikut tampilan ayo mengamati dalam buku ajar yaitu:

Gambar 4.7 Tampilan Ayo Mengamati

i) Asyik Mencoba

101
Tahap asyik mencoba digunakan untuk memantau pemahaman siswa tentang

materi yang diajarkan. Berikut tampilan asyik mencoba dalam buku ajar yaitu:

Gambar 4.8 Tampilan Asyik Mencoba

iii) Rangkuman Pada tahap ini siswa menulis kembali materi apa yang telah

dipelajari sebelumnya. Berikut tampilan rangkuman yaitu:

Gambar 4.9 Tampilan Rangkuman

c) Evaluasi

Pada tahap evaluasi digunakan untuk membantu siswa dalam menyelesaikan

soal pada setiap uji kompetensi, karena pada tahap evaluasi di lengkapi dengan

kunci jawaban serta langkah-langkah dalam menyelesaikan soal. Berikut

tampilan evaluasi dalam buku ajar yaitu sebagai berikut:

Gambar 4.10 Tampilan Evaluasi

d) Kuis

Kuis bertujuan untuk memantau pemahaman siswa terhadap materi yang

diajarkan dan untuk menabah poin setiap kelompok. Berikut tampilan kuis

dalam buku ajar yaitu:

102
Gambar 4.11 Tampilan Kuis

e) Penghargaan

Penghargaan diberikan kepada kelompok yang paling aktif ketika : proses

pembelajaran berlangsung. Berikut tampilan penghargaan dalam buku ajar yaitu

sebagai berikut:

Gambar 4.12 Tampilan Penghargaan

6) Glosarium

Glosarium berisi daftar kata dengan penjelasannya. Berikut tampilan glosarium

dalam buku ajar yaitu:

7) Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisikan sumber buku dan sumber gambar yang digunakan

untuk membantu melengkapi buku ajar yang dikembangkan. Berikut tampilan

dari daftar pustaka: 

Gambar 4.14 Tampilan Daftar Pustaka

8) Profil Penulis Profil penulis berisikan tentang identitas penulis secara

lengkap, mulai dari nama, alamat, tempat dan tanggal lahir, NIM, fakultas

danjurusan, dan riwayat pendidikan penulis. Berikut tampilan dari profil

penulis :

Gambar 4.15 tampilan profil penulis

103
d. Penyusunan Perangkat Pendukung Pengembangan Buku Ajar 1) Silabus

Silabus merupakan garis besar, ringkasan, atau pokok-pokok isi atau materi

pelajaran”. Silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan

kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan

kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang

perlu dipelajari siswa dalam mencapai standar kompetensi dan kemampuan

dasar.

Gambar 4.17 Tampilan Silabus

2) RPP

RPP adalah pegangan seorang guru dalam mengajar di dalam kelas. RPP dibuat

oleh guru untuk membantunya dalam mengajar agar Sesuai dengan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada hari tersebut.

Gambar 4.18 Tampilan RPP

e. Penyusunann Instrumen Penelitian

1) Angket Validasi

Angket validasi digunakan untuk mengukur kelayakan produk buku ajar yang

dikembangkan. Angket validasi terdiri dari validasi materi dan media. Adapun

kerangka lembar validasi yaitu judul, hal permohonan pengisian angket,

104
petunjuk identitas validator, penilaian, masukan dan saran. Tampilan lembar

validasi terlampir pada lampiran.

2) Lembar Respon

Lembar respon terdiri dari dua yaitu respon guru dan siswa, yang digunakan

untuk mengukur kelayakan buku ajar yang dikembangkan. Adapun kerangka

lembar respon siswa yaitu judul, hal permohonan pengisian angket, petunjuk,

identitas , penilaian, masukan dan saran. Tampilan lembar respon terlampir pada

lampiran

3) Tes

Tes digunakan untuk mengukur kemapuan kognitif matematika siswa kelas V

SD masa Covid-19. Tes berjumlah 20 soal dengan cakupan materi bangun ruang

kubus dan balok. Adapun kerangka tes kognitif yaitu judul, identitas siswa,

petunjuk dan soal. Tampilan tes kognitif terlampir pada lampiran

4) Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengukur keaktifan belajar matematika

siswa menggunakan buku ajar yang dikembangkan. Lembar observasi diisi oleh

observer. Adapun kerangka lembar observasi yaitu judul, identitas observer,

105
petunjuk, penilaian, dan tanda tangan. Tampilan lembar observasi terlampir pada

lampiran

3, Hasil Development (Pengembangan)

Tahap ini bertujuan untuk melihat sejauh mana kelayakan buku ajar yang sudah

dirancang. setelah mendapatkan penilaian kelayakan, buku ajar direvisi sesuai

dengan komentar dan saran validator. Adapun yang menjadi

validator dalam penelitian ini yaitu Bapak Dr. Syarifudin, S. Si., M. Pd dan

Bapak Arif Hidayad, M. Pd. Berikut hasil validasi ahli maupun materi:

a. Hasil Validasi Ahli Materi Validasi ahli materi dilakukan dua tahap yaitu

validasi tahap pertama dilaksanakan Kamis, 4 Februari 2021 pukul 11.00 WITA.

Adapun hasil yang diperoleh validasi ahli materi tahap pertama yaitu:

Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Validasi Materi Tahap Pertama

Sumber: Lampiran 11 analisis hasil validasi ahli materi tahap pertama

Angket validasi juga dilengkapi dengan komentar dan saran dari validator yang

akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan buku ajar berbasis

STAD dipadu tutorial sebaya. Adapun revisi dari ahli materi tahap pertama

adalah sebagai berikut:

106
1) Perbaiki tata tulis yang sesuai dengan EYD.

2) Penambahan tulisan untuk di judul.

3) Mengubuh tulisan sirsak menjadi srikaya.

4) Ayo amati diubah menjadi ayo mengamati

5) Memperbaiki materi isi buku ajar yang dikembangkan.

6) Tambahkan reverensi untuk setiap gambar, atau isi buku ajar.

7) Minta surat izin orang tua atas penggunaan foto siswa dalam buku.

Setelah validasi materi tahap pertama, selanjutnya dilakukan validasi materi

tahap kedua yang dilaksanakan Senin, 8 Februari 2021 pukul 10.00 WITA.

Adapun hasil yang diperoleh dari validasi ahli materi tahap kedua sebagai

berikut:

Tabel 4.5 Hasil Rekapitulasi Validasi Materi Tahap Kedua 

Sumber: Lampiran 11 analisis hasil validasi ahli materi tahap kedua

Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh ahli materi di atas pada tahap

pertama diperoleh persentase 84 % dengan beberapa masukan dan saran

perbaikan, setelah dianalisis dan dilakuka revisi hasil penilaian dari ahli materi

pada tahap kedua terdapat peningkatan 12% dari validasi tahap pertama menjadi

96%. Skor persentase validasi materi lebih dari 80%<p<100% maka buku ajar

107
berbasis STAD dipadu tutorial sebaya yang dikembangkan dikategorikan baik

sekali atau sangat layak dan tidak perlu revisi dilihat dari segi materi.

Adapun perbandingan buku ajar dari segi validasi ahli materi sebelum dan

sesudah melakukan revisi dapat dilihat pada pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 hasil perbandingan buku ajar validasi materi

b.Hasil Validasi Ahli Media Validasi ahli media dilakukan dua tahap yaitu

validasi tahap pertama dilaksanakan Rabu 3 Februari 2021 pukul 14.00 WITA.

Adapun hasil yang diperoleh dari validasi ahli media tahap pertama yaitu:

Tabel 4.7. Hasil Rekapitulasi Validasi Media Tahap Pertama

Sumber : lampiran 13 analisi hasil validasi ahli media tahap pertama

Angket validasi juga dilengkapi dengan komentar dan saran dari validator yang

akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan buku ajar berbasis

STAD dipadu tutorial sebaya. Adapun revisi dari ahli media tahap pertama

adalah sebagai berikut:

1) Berikan pembatas (kertas) pada setiap bab.

2) Perhatikan konsistensi dalam menulis.

3) Besar kecil huruf harus di perhatikan (angka juga)

4) Buatkan profil penulis/penyusun di halaman paling belakang.

5) Perhatikan soal iji kompetensi harus sesuai dengan bahasa anak.

108
Setelah validasi ahli media tahap pertama, selanjutnya dilakukan validasi ahli

media tahap kedua yang dilaksanakan Senin 8 Februari 2021 pukul 14.00

WITA. Adapun hasil yang diperoleh dari validasi ahli media tahap kedua

sebagai berikut:

Tabel 4.8. Hasil Rekapitulasi Validasi Media Tahap Kedua

Sumber: Lampiran 11 analisis hasil validasi ahli media tahap kedua

Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh ahli media di atas pada tahap

pertama diperoleh persentase 87,5% dengan beberapa masukan dan saran

perbaikan, setelah dianalisis dan dilakuka revisi hasil penilaian dari ahli media

pada tahap kedua terdapat peningkatan 8,75% dari validasi tahap pertama

menjadi 96,25%. Skor persentase validasi media lebih dari 80%<p<100%  maka

buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya yang dikembangkan

dikategorikan baik sekali atau sangat layak dan tidak perlu revisi dilihat dari segi

media.

Tabel 4.9. Hasil Perbandingan Buku Ajar Revisi Validasi Media

C. Validasi Butir Soal

Validasi butir soal dilakukan untuk menilai kejelasan, ketetapan isi, relevansi,

dan ketetapan bahasa yang digunakan dalam soal. validasi butir soal

dilaksanakan Senin, 8 Februari 2021 pukul 11.00 WITA. Adapun hasil yang

diperoleh dari validasi butir soal sebagai berikut:

Tabel 4.10. Hasil Rekapitulasi Aspek Penilaian Validasi Butir Soal 

109
Sumber: Lampiran 12 analisis hasil validasi butir soal

Angket validasi butir soal juga dilengkapi dengan komentar dan saran dari

validator. Saran dan komentar validator akan dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dan perbaikan. Adapun masukan dan saran yang diberikan oleh

validator adalah sebagai berikut:

1) Memperbaiki soal nomor 5 tentang unsur-unsur kubus.

2) Memperbaiki gambar dalam soal.

3) Memperbaiki tata tulis.

Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh validator terhadap butir soal yang

dibuat diperoleh persentase 86.6% dengan beberapa masukan dan saran

perbaikan. Skor persentase validasi lebih dari 80%<P<100% maka butir soal

dikategorikan baik sekali atau sangat layak dan tidak perlu revisi sehingga dapat

digunakan untuk mengukur aspek kognitif siswa kelas V SDN 37 Kendo Kota

Bima.

d. Hasil Validasi Angket Respon Guru

Validasi lembar respon guru dilakukan untuk menilai kejelasan, ketetapan isi,

relevansi, dan ketetapan bahasa yang digunakan buku ajar berbasis STAD

dipadu tutorial sebaya yang dikembangkan. validasi lembar respon guru

110
dilaksanakan Selasa, 9 Februari 2021 pukul 14.00 WITA. Adapun hasil yang

diperoleh dari validasi angker respon guru sebagai berikut:

Tabel 4.11. Hasil Rekapitulasi Validasi Angket Respon Guru

Sumber: Lampiran 22 analisis hasil angket respon guru.

Angket validasi lembar respon guru juga dilengkapi dengan komentar dan saran

dari validator yang akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan.

Adapun masukan dan saran yang diberikan oleh validator adalah sebagai

berikut:

1) Buat pernyataan positif dan negative

2) Perbaiki bahasa judul dan petunjuk.

3) Masukin tanda tangan pada akhir.

Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh validator terhadap lembar respon

guru diperoleh persentase 90% dengan beberapa masukan dan saran perbaikan.

Skor persentase validasi lebih dari 80%<P< 100% maka lembar respon guru

dikategorikan baik sekali atau sangat layak dan tidak perlu revisi sehingga dapat

digunakan untuk meminta respon guru terhadap buku ajar berbasis STAD

dipadu tutorial sebaya yang dikembangkan ,

e.Hasil Validasi Angket Respon Siswa

111
Validasi lembar respon siswa dilakukan untuk menilai kejelasan, ketetapan isi,

relevansi, dan ketetapan bahasa yang digunakan buku ajar berbasis STAD

dipadu tutorial sebaya yang dikembangkan. validasi lembar respon siswa

dilaksanakan Selasa, 16 Februari 2021 pukul 14.00 WITA. Adapun hasil yang

diperoleh dari validasi lembar respon siswa sebagai berikut:

Tabel 4.12. Hasil Rekapitulasi Validasi Angket Respon Siswa

Sumber: Lampiran 15 analisis hasil angket respon siswa.

Angket validasi lembar respon siswa juga dilengkapi dengan komentar dan saran

dari validator yang akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan.

Adapun masukan dan saran yang diberikan oleh validator adalah sebagai

berikut:

1) Dikolom pilihan jawaban siswa jangan masukin keterangan angka.

2) Perbaiki petunjuk dengan jelas.

3) Beri tanda untuk pernyataan yang negatif (contohnya beri tanda miring di

nomor pernyataan negatif).

Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh validator terhadap lembar respon

siswa yang dibuat diperoleh persentase 964» dengan beberapa masukan dan

saran perbaikan. Skor persentase validasi lebih dari 80%<P<100% maka lembar

respon siswa dikategorikan baik sekali atau sangat layak dan tidak perlu revisi

sehingga dapat digunakan untuk meminta respon siswa terhadap buku ajar

berbasis STAD dipadu tutorial sebaya yang dikembangkan.

112
f.Hasil Validasi Lembar Observasi

Validasi lembar observasi dilakukan untuk menilai kejelasan, ketetapan isi,

relevansi, dan ketetapan bahasa yang digunakan untuk mengukur keaktifan

belajar siswa menggunakan buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya

yang dikembangkan. validasi lembar observasi dilaksanakan Selasa, 9 Februari

2021 pukul 14.00 WITA. Adapun hasil yang diperoleh dari validasi lembar

observasi sebagai berikut:

Tabel 4.13. Hasil Rekapitulasi Penilaian Validasi Lembar Observasi

Sumber: Lampiran 16 analisis hasil validasi lembar observasi

Angket validasi lembar obervasi juga dilengkapi dengan komentar dan saran

dari validator. Saran dan komentar validator akan dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dan perbaikan. Adapun masukan dan saran yang diberikan oleh

validator adalah sebagai berikut:

1) Perbaiki judul lembar obervasi.

2) Perbaiki petunjuk dengan jelas.

3) Masukan tanda tangan observer bagian akhir.

Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh validator terhadap lembar observasi

yang dibuat diperoleh persentase 96% dengan beberapa masukan dan saran

perbaikan. Skor persentase validasi lebih dari 80%<P< 100% maka lembar

observasi dikategorikan baik sekali atau sangat layak dan tidak perlu revisi

113
sehingga dapat digunakan untuk mengukur keaktifan belajar siswa secara

berkelompok menggunakan buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya

yang dikembangkan.

g. Hasil Validasi Kelayakan RPP Validasi kelayakan RPP dilakukan untuk

menilai format, isi, dan bahasa digunakan sebagai pedoman dalam

melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan buku ajar berbasis

STAD dipadu tutorial sebaya yang dikembangkan. validasi kelayakan RPP

dilaksanakan selasa, 9 Februari 2021 pukul 14.00 WITA Adapun hasil yang

diperoleh dari validasi kelayakan RPP sebagai berikut:

Tabel 4.14. Hasil Rekapitulasi Penilaian Kelayakan RPP

sumber: Lampiran 17 analisis hasil validasi kelayakan RPP.

Angket validasi kelayakan RPP juga dilengkapi dengan komentar dan saran dari

validator. Saran dan komentar validator akan dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dan perbaikan. Adapun masukan dan saran yang diberikan oleh

validator yaitu:

1) Tambahkan keterangan memperkenalkan tutor.

2) Saat praktek di lapangan, buat pembelajaran tidak membosankan.

Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh validator terhadap kelayakan RPP

yang dibuat diperoleh persentase 94,2% dengan beberapa masukan dan saran

perbaikan. Skor persentase validasi lebih dari 80%<P<100% maka lembar

kelayakan RPP dikategorikan baik sekali atau sangat layak dan tidak perlu revisi

114
sehingga dapat digunakan untuk dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya yang

dikembangkan. 4. Hasil Implementation (Penerapan) Pada tahap ini akan

dilakukan uji coba terbatas pada siswa kelas VI SDN 37 Kendo Kota Bima, dan

uji coba pemakaian akan dilakukan di kelas penelitian yaitu kelas V SDN 37

Kendo Kota Bima.

a. Hasil Uji Coba Terbatas

Uji coba terbatas terdiri dari 5 siswa kelas VI SDN 37 Kendo Kota Bima. Uji

coba terbatas dilakukan selama empat kali pertemuan dimulai dari hari Kamis,

10 Maret 2021 s/d Minggu, 14 Maret 2021 dari pukul 14.00 WIB s/d pukul

15.30 WIB. Kegiatan uji coba terbatas pada kelompok kecil dilakukan untuk

mengetahui tentang kekurangan atau kesulitan siswa dan respon siswa pada saat

menggunakan buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya yang

dikembangkan. Hasil uji coba terbatas digunakan sebagai masukan bagi peneliti

sebelum buku ajar diuji cobakan pada uji coba pemakaian kelas penelitian. Ada

tiga data yang dikumpulkan oleh peneliti pada tahap uji coba terbatas yaitu data

hasil observasi untuk mengetahui keaktifan belajar, tes untuk mengetahui

pengetahuan siswa dan respon siswa. Adapun hasil lembar observasi kegiatan uji

coba terbatas yaitu:

Tabel 4.15. Hasil kegiatan Observasi Uji Coba Terbatas terhadap penggunaan

buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya

115
Sumber: Lampiran 24-25 Analisis data observasi siswa

Berdasarkan hasil analisis lembar observasi keaktifan belajar siswa sebelum dan

setelah menggunakan buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya yang

dikembangkan. Sebelum menggunakan buku ajar keaktifan belajar siswa yaitu

41,20% dengan kategori cukup aktif, dan setelah menggunakan buku ajar

keaktifan belajar siswa meningkat menjadi 61,40% dengan kategori aktif.

Sedangkan hasil tes siswa kelas uji coba terbatas yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.16. Hasil Tes Kognitif Siswa Uji Coba Terbatas terhadap penggunaan

buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya

Sumber : Lampiran 26 Analisis data Hasil Tes Kognitif Siswa

Berdasarkan hasil analisis pre-test dan post-test kognitif di atas diperoleh nilai

rata-rata pretest 70 dengan keterangan tiga siswa yang tuntas dan dua siswa yang

tidak tuntas, sedangkan hasil post-test nilai rata-rata yang diperoleh siswa uji

coba terbatas sebesar 89,2 dengan keterangan lima siswa tuntas keseluruhan.

Tabel 4.17. Hasil Respon Siswa Uji Coba Terbatas terhadap buku ajar berbasis

STAD dipadu tutorial sebaya 

Sumber : Lampiran 23 Analisis data Hasil Respon siswa

116
Dari data hasil respon siswa uji coba terbatas terhadap buku ajar berbasis STAD

dipadu tutorial sebaya di atas, diperoleh persentase 82,7% dengan kategori baik

sekali. Berdasarkan persentase kelayakan mencapai 82,7% sehingga buku ajar

berbasis STAD dipadu tutorial sebaya dikatakan “sangat layak” digunakan

sebagai sumber pembelajaran matematika khususnya untuk anak kelas lima SD.

Berdasarkan evaluasi hasil uji coba terbatas walaupun dikategorikan sangat

layak untuk digunakan tetapi terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan

terdapat pada aspek penulisan isi buku ajar dan pelaksanaan proses KBM.

Adapun beberapa kekurangan pada saaat uji coba terbatas, yaitu sebagai berikut:

1) Terdapat beberapa kesalahan penulisan isi buku ajar, yang mengakibatkan

siswa bingung.

2) Proses pembelajaran menggunakan buku ajar sangat menarik tetapi membawa

sedikit dampak bagi beberapa siswa yaitu proses belajar mengajar menjadi

sedikit tidak serius, jika tutor tidak serius.

3) Siswa mengalami sedikit kesulitan dalam mengerjakan tugas ayo evaluasi

dalam buku ajar.

Berdasarkan beberapa kekurangan dari hasil uji coba terbatas di atas, peneliti

melakukan revisi, berdasarkan hasil pengamatan terhaadap siswa sebagai

responden dapat di jadikan acuan untuk perbaikan, sehingga dapat digunakan

atau di maksimalkan pada uji coba pemakaain kelas peneltian. Adapun hasil

revisi yang dilakukan yaitu perbaikan kesalahan penulisan dalam buku ajar yang

117
digunakan sebagai bahan ajar matematika untuk meningkatkan kognitif dan

keaktifan belajar siswa.

b.Hasil Uji Coba Pemakaian

Tahap uji coba pemakaian dilakukan setelah produk buku ajar berbasis STAD

dipadu tutorial sebaya direvisi berdasarkan penilaian uji coba terbatas. Pada uji

coba pemakaian dilakukan oleh seluruh peserta didik kelas V SDN 37 Kendo

Kota Bima sebanyak 16 siswa. Siswa yang melakukan uji coba pemakaian

adalah siswa dengan tingkat kemampuan yang bervariatif mulai dari rendah,

sedang dan tinggi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dampak penggunaan

buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya yang dikembangkan.

Uji coba pemakaian dilakukan selama dua minggu dimulai dari Senin, 15 Maret

2021 sampai dengan Sabtu, 27 Maret 2021. Waktu uji coba pemakaian

dilaksanakan pada hari Rabu dan Sabtu setiap pukul 16.00 WIB sampai pukul

17.30 WIB. Pada uji coba pemakaian terdapat empat data yang dikumpulkan

yaitu hasil respon siswa, respon guru, lembar observasi dan hasil tes kognitif

siswa. Hasil penilaian respon siswa pada uji coba pemakaian diperoleh data

sebagai berikut:

Tabel 4.18. Hasil Respon Siswa Uji Coba Pemakaian terhadap buku ajar

berbasis STAD dipadu tutorial sebaya

Sumber: Lampiran 23 Analisis Hasil Respon Siswa Uji Coba Pemakaian

118
Berdasarkan tabel di atas dan perhitungan tentang hasil respon siswa diperoleh

jumlah skor 1.109 untuk 15 indikator pernyataan yang tersedia di angket respon

siswa. Apabila dinilai berdasarkan persentase diperoleh 94,40Y6 dengan

keterangan baik sekali. Selain respon siswa terdapat pula hasil penilaian respon

guru yaitu sebagai berikut

Tabel 4.19. Hasil Respon Guru terhadap buku ajar berbasis STAD

Sumber : Lampiran 22 Analisis Data Hasil Respon Guru

Pada aspek respon guru diperoleh hasil penilaian 142 untuk 10 indikator.

Apabila menggunakan persentase sebesar 94,7% sehingga termasuk dalam

kriteria baik sekali. Selanjutnya hasil penilaian lembar observasi untuk

mengetahui keaktifan belajar siswa yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.20. Hasil kegiatan Observasi Uji Coba Pemakaian terhadap penggunaan

buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya

Sumber : Lampiran 24-25 Analisis data observasi siswa

Berdasarkan hasil analisis lembar observasi keaktifan belajar siswa sebelum dan

setelah menggunakan buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya yang

dikembangkan. Sebelum menggunakan buku ajar keaktifan belajar siswa yaitu

39,5%dengan kategori kurang aktif, dan setelah menggunakan buku ajar

keaktifan belajar siswa meningkat menjadi 83,87% dengan kategori sangat aktif.

Sedangkan hasil tes kognitif siswa kelas uji coba terbatas yaitu sebagai berikut:

119
Tabel 4.21. Hasil Tes Kognitif Siswa Uji Coba Pemakaian terhadap penggunaan

buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya

Sumber : Lampiran 26 Analisis data Hasil Tes siswa Uji coba terbatas

Berdasarkan hasil pre-test dan post-test kognitif siswa diperoleh nilai rata-rata

pre-test siswa yaitu 52,37 dengan keterangan empat siswa

tuntas dan tiga belas siswa tidak tuntas sedangkan nilai rata-rata post-test

kognitif siswa yaitu 86,25 dengan keterangan empat belas siswa tuntas dan dua

siswa tidak tuntas.

5. Hasil Evaluation (evaluasi)

Pada tahap terakhir, peneliti melakukan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan dalam

bentuk menghitung hasil uji coba pre-test dan post-test yang dikerjakan oleh

siswa kelas V SDN 37 Kendo Kota Bima.

a. Hasil Analisis Pengaruh Peningkatan Kognitif dan Keaktifan Belajar

Matematika Siswa SD

1) Hasil Analisis Pengaruh Peningkatan Kognitif Siswa SD Untuk menghitung

pengaruh peningkatan kognitif belajar matematika siswa menggunakan buku

ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya yaitu uji paired sampel t-test. Dalam

120
menggunakan uji paired sampel t-test terdiri dari dua syarat yaitu sebagai

berikut:

i. Memenuhi Asumsi Berdistribusi Homogenitas

Data dikatakan memenuhi asumsi berdistribusi homogenitas jika nilai sig > 

0,05. Adapun hasil perhitungannya sebagai berikut:

Tabel 4.22. Hasil Test Of Homogeneity Kognitif Siswa

Sumber: Lampiran 27 Analisis Homogencity SPSS

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai Sig sebesar 0,140 >0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa data tes aspek kognitif siswa kelas V SDN 37 Kendo Kota

Bima berdistribusi homogenitas. Dengan demikian asumsi homogenitas dalam

uji paired sample t-test sudah terpenuhi.

ii. Memenuhi Asumsi Berdistribusi normal Data dikatakan memenuhi asumsi

berdistribusi normal jika nilai sig >0,05. Adapun hasil perhitungannya sebagai

berikut:

Tabel 4.23. Hasil Test Of Normality Kognitif Siswa

Sumber : Lampiran 27 Analisis Normality SPSS 22

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai Shapiro-wilk Sig sebesar 0,102 dan

0,036 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tes aspek kognitif siswa

kelas V SDN 37 Kendo Kota Bima berdistribusi normal. Dengan demikian

asumsi normalitas dalam uji paired sampel t-test sudah terpenuhi.

121
Selanjutnya adapun hasil analisis data tes kognitif siswa kelas V yaitu sebagai

berikut:

Tabel 4.24. Hasil Paired Sampel T-test Kognitif Siswa

Sumber : Lampiran 27 Analisis Paired Sampel T-test Kognitif Siswa SPSS

Berdasarkan output tabel “paired sampel t-tesr” di atas diketahui nilai sig. (2-

railed) adalah sebesar 0,000 < 0,05, maka maka Ho, ditolak dan Ha, diterima,

selain itu diketahui nilai t hitung sebesar 12,944. Kemudian jika dilihat pada

distribusi nilai t tabel statistic, maka nilai t tabel dengan jumlah responden 16

sebesar 2.120. Oleh karena nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel yaitu

12,944 > 2.120, maka maka H, ditolak dan H, diterima yang artinya terdapat

pengaruh penggunaan buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya untuk

meningkatkan kognitif dan keaktifan belajar matematika siswa SD masa Covid-

19. Bersadarkan hasil perhitungan pre-test dan pos-test persentase pengaruh

kemapuan kognitif siswa masa Covid-19 yaitu 71,13 % sebelum dan sesudah

menggunakan buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya.

b. Hasil Uji Efektivitas Produk 1) Hasil Uji Efektivitas Kognitif Siswa SD Uji

efektivitas produk untuk mengukur aspek kognitif siswa SD menggunakan

rumus uji N-gain menurut Hake (Santoso & Mosik, 2019: 250) adalah sebagai

berikut :

122
Berdasarkan hasil perhitungan N-gain di atas, diperoleh hasil 0,71 dengan

kategori tinggi yaitu g > 0,7. Jadi buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial

sebaya memiki tingkat efektivitas tinggi dalam meningkatkan kognitif siswa

kelas V SDN 37 Kendo Kota Bima masa covid-19.

B. Pembahasan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang mengembangkan

perangkat pembelajaran berupa buku ajar yang dapat digunakan oleh guru, siswa dan

orang tua sebagai bahan pembelajaran di sekolah maupun di rumah. Buku ajar ini

dikembangkan sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah rendahnya kognitif

dan keaktifan belajar siswa khususnya pada mata pelajaran yang dianggap susah seperti

matematika. Dari berbagai permasalahan yang berkaitan dengan rendahnya kognitif dan

keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang yang telah

di paparkan pada pembahasan sebelumnya, diperlukan sebuah inovasi baru sebagai

solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu inovasi yang dikembangkan oleh

peneliti yaitu mengembangkan buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya.

Menurut Arends dalam Trianto (Hastuti, 2017: 8) salah satu model yang cocok

digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran adalah model kooperatif tipe STAD. '

Setelah dilakukan Proses pembelajaran menggunakan buku ajar berbasis STAD dipadu

tutorial sebaya pada siswa kelas V SDN 37 Kendo Kota Bima terdapat peningkatan

kognitif dan keaktifan belajar matematika sebelum dan sesudah menggunakan buku ajar

tersebut. Pada pembelajaran awal sebelum diterapkan buku ajar hasil pre-test

123
menunjukkan rata-rata penialain aspek kognitif siswa adalah 52,37 dan aspek keaktifan

belajar siswa 39,5% dengan kategori kurang aktif. Sedangkan pada pembelajaran

menggunakan buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya yang dikembangkan

hasilnya cukup memuaskan yaitu rata-rata penialain aspek kognitif siswa adalah 86,25

dan aspek keaktifan belajar siswa 83,87% dengan kategori aktif.

Hasil penelitian ini mendukung atau membuktikan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Hastuti (2017) yang meneliti tentang pengaruh pengembangan buku ajar berbasis

STAD terhadap hasil belajar siswa dan hasilnyapun terdapat peningkatan hasil belajar

siswa setelah menggunakan buku ajar tersebut, sedangkan penelitian yang dilakukan

oleh Khoiroh (2019) yang meneliti hal yang sama hasil penelitian menunjukkan

terdapat peningkatan keaktifan belajar siswa dengan perolehan 80,75% dengan kriteria

sangat tinggi, serta hasil belajar pre-test dan post-test memperoleh persentase masing-

masing sebesar 57,25% dan 84%. Dan adapun penelitian yang dilakukan oleh Mahdi

(2016) yang meneliti tentang pengaruh metode tutorial sebaya untuk meningkatkan

hasil belajar dan hasil penelitianpun terdapat peningkatan hasil belajar setelah

menggunakan metode tutorial sebaya tersebut.

Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengunaan buku ajar berbasis

STAD dipadu tutorial sebaya dapat meningkatkan aspek kognitif siswa dikarenakan

dalam desain buku ajar terdapat tahap ayo mencoba pada bagian diskusi kelompok,

tahap ini sangat membantu siswa untuk mengasah kemampuannya dalam mengerjakan

soal dikarenakan pada tahap ini terdapat langkah-langkah yang memudahkan siswa

dalam menyelesaikan soal tersebut, sebelum dilaksanakan tahap ayo mencoba siswa

terlebih dahulu mempelajari contoh soal. Setiap tahap dalam buku ajar dapat

124
meningkatkan keaktifan belajar siswa, seperti pada tahap ayo diskusi siswa dituntut

untuk aktif dalam kelompok, aktif dalam mengerjakan tugas, aktif dalam mengeluarkan

ide, aktif dalam menulis dan aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan karena

bagi kelompok yang paling aktif akan mendapatkan penghargaan pada akhir

pembelajaran, sehingga siswa termotivasi untuk lebih aktif dalam belajar dan

mendapatkan penghargaan tersebut.

C. Revisi Produk

Berdasakan masalah-masalah yang peneliti dapatkan selama proses penelitian

berlangsung, maka dengan itu peneliti berusaha memperbaiki produk buku ajar berbasis

STAD dipadu tutorial sebaya yang dikembangkan untuk mata pelajaran matematika

siswa kelas lima sehingga layak untuk digunakan. Perbaiki yang dilakukan meliputi

perbaikan baik dari segi media yaitu tampilan, warna dan gambar serta dari segi materi

atau isi yaitu berkaitan dengan tata tulis isi buku yang harus sesuai dengan EYD bahasa

Indonesia yang baik dan benar, memperbaiki kata-kata yang salah, dan menambah

keterangan pada gambar. Setelah buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya

selesai diperbaiki, maka produk layak digunakan pada siswa kelas V SDN 37 Kendo

Kota Bima masa Covid-19.

D. Kajian Produk Akhir

Produk akhir buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya yang dikembangkan

difokuskan pada materi bangun ruang yaitu kubus dan balok untuk kelas V semester

dua. Penelitin ini bertujuan untuk menghasilkan buku ajar berbasis STAD dipadu

tutorial sebaya yang layak untuk digunakan oleh guru dan siswa dalam proses

125
pembelajaran baik di masa Covid-19 ini. Produk akhir berupa buku ajar berbasis STAD

dipadu tutorial sebaya dapat dijelaskan melalui datasebagai berikut:

1. Produk akhir mengacu pada hasil komentar atau saran yang diberikan oleh ahli

materi maupun ahli media.

2. Buku ajar yang dikembangkan setelah melakukan revisi tidak terjadi banyak

perubahan yang signifikan. Perubahan yang terjadi seperti memperbaiki tata tulis

dengan benar, memperbaiki kata-kata yang salah, hal ini dilakukan berdasarkan pada

hasil saran dan masukan yang diberikan oleh ke dua validator. Perubahan produk akhir

tidak banyak berubah dari produk awa.

Berdasarkan hasil penelitian pengambangan dan pembahasan terkait dengan buku ajar

yang dikembangkan, maka disimpulkan sebagai berikut:

1. Dalam perubahan buku ajar yang dikembangkan dilakukan dengan beberapa tahapan,

yaitu dari tahap rancangan: merancang desain buku ajar, membuat buku ajar draf satu,

kemudian tahap pengembangan melakukan validasi produk, dan terakhir tahap

penerapan melakukan uji coba terbatas, kemudian merevisi dan melakukan uji coba

pemakaian. Sehingga tercipta produk akhir yang telah tervalidasi dan dapat diterima

oleh subjek uji coba.

2. Setelah dilakukan validasi dan revisi produk yang dikembangkan di uji cobakan baik

uji coba terbatas pada siswa kelas VI dan uji coba pemakaian pada siswa kelas V SDN

126
37 Kendo Kota Bima, hasilnyapun bahwa terdapat peningkatan aspek kognitif dan

keaktifan belajar siswa setelah menggunakan buku ajar tersebut.

3. Buku ajar yang dikembangkan terdiri dari materi matematika semester dua kelas

lima, terdapat empat materi yaitu operasi pecaran, kecepatan dan debit, denah dan skala

dan terakhir bangun ruang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Tentang Produk Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan yang

telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Pengembangan produk buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya memiliki

karakteristik, yaitu sebagai berikut: (a) Buku ajar disusun berdasarkan lima tahap

pembelajaran yaitu tahap memperkenalkan tutor, diskusi kelompok, evaluas, kuis dan

penghargaan untuk meningkatkan kognitif dan keaktifan belajar matematika, (b) Pada

tahap diskusi kelompok ada tiga kegiatan yang dilakukan yaitu ayo mengamati, asyik

mencoba dan rangkuman, (c) Pada tahap asyik mencoba dan evaluasi dilengkapi dengan

cara atau langkah-langkah mengerjakan soal tersebut, (d) Buku ajar berukuran yaitu 21

cm x 26 cm dan (e) Gambar dalam buku ajar menggunakan gambar asli siswa SDN 37

Kendo Kota Bima.

127
2. Hasil validator ahli materi 96Y6, validator ahli media 96,25Y4o, dan hasil respon

guru 94,79 dan respon siswa 94,40”9, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa buku

ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya dikategorikan “sangat layak” untuk

digunakan.

3. Hasil perhitungan paired sampel t-test menggunakan SPSS diperoleh nilai

sig. (2-tailed) kognitif dan keaktifan belajar siswa sebesar 0,000 « 0,05, maka maka Hp

ditolak dan H, diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh penggunaan buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya untuk

meningkatkan kognitif dan keaktifan belajar matematika siswa SD masa Covid-19.

4. Hasil perhitungan N-gain diperoleh nilai kognitif 0,71 dan nilai keaktifan belajar

siswa 0,73 berdasarkan persentase g 2 0,7 dikategorikan tinggi, sehingga dapat

disimpulkan bahwa buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya memiki tingkat

efektivitas tinggi dalam meningkatkan kognitif dan keaktifan belajar matematika siswa

kelas V SDN 37 Kendo Kota Bima masa Covid-19.

128
B. Keterbatasan Penelitian Dalam pengembangan produk buku ajar berbasis STAD

dipadu tutorial sebaya terdapat keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian yaitu

penelitian yang dilaksanakan terbatas pada materi bangun ruang tentang balok dan

kubus.

C. Saran Produk buku ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya yang dikembangkan

diharapkan dapat menunjang proses pembelajaran Matematika kelas V SD/MI. Adapun

saran-saran yang disampaikan berkenaan dengan pengembangan produk buku ajar yaitu

sebagai berikut: 1. Saran Pemanfaatan Berdasarkan hasil uji coba pemakaian yang telah

dilakukan maka untuk mengoptimalkan pemanfaatan produk buku ajar yang

dikembangkan,

peneliti menyampakaian beberapa saran yang dapat memberikan manfaat kepada pihak-

pihak terkait atas hasil penelitian ini. Adapun hal-hal yang dapat disampakan sebagai

berikut: a. Bagi Sekolah Bagi pihak sekolah buku ajar yang dikembangkan hendaknya

dapat menjadi perangkat pembelajaran tambahan yang akan digunakan oleh guru

maupun siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini bertujuan agar aspek kognitif dan

keaktifan belajar siswa dapat terus meningkat melebihi hasil penelitian yang dilakukan

oleh peneliti. b. Bagi Guru Sedangkan bagi guru hendaknya buku ajar yang

dikembangkan dapat digunakan dan dipelajari dengan baik tentang pembelajaran

menggunakan STAD maupun tutorial sebaya, sehingga proses pembelajaran menjadi

lebih bervariatif terlebih di masa Covid-19 ini. Jika guru kelas dapat menguasai proses

pembelajaran menggunakan model ini, peningkatan kognitif dan keaktifan belajar akan

129
semakin meningkat, karena guru kelas memiliki waktu pelaksanaan relatif panjang

dibandingkan waktu pelaksanaan peneliti relatif singkat. Cc. Bagi Siswa Bagi siswa

hendaknya dengan adanya buku ajar baru, yang sesuai dengan karakteristik mereka.

Mereka menjadi lebih semangat dalam mempelajarinya berdampak pada pengembangan

kognitif dan keaktifan belajar siswa di masa Covid-19 semakin meningkat.

d. Bagi Orang Tua Orang tua merupakan guru untuk anaknya di rumah hendaknya

dengan adanya buku ajar yang dikembangkan ini, orang tua dapat menggunakan buku

ini sebagai bahan untuk mengajar di rumah. e. Bagi peneliti lain Pengembangan buku

ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya masih banyak kekurangan, sehingga

disarankan kepada teman-teman yang akan meneliti jenis yang sama agar dapat lebih

mengembangkan produk ini menjadi lebih baik dari sebelumnya. 2. Saran Diseminasi

Suatu inovasi baru yang dikembangkan hendaknya perlu melakukan upaya

mensosialisasikan produk melalui berbagai macam kegiatan seperti seminar, pertemuan

ilmiah, dialog, local karya (workshop), hal ini dilakukan untuk memperoleh kirik, saran

dan masukan untuk menyempurnakan dan mengembangkan lebih lanjut produk buku

ajar yang dikembangkan. 3. Saran Pengembangan Produk Lebih Lanjut Produk buku

ajar berbasis STAD dipadu tutorial sebaya yang dikembangkan pada matapelajaran

matematika semester dua kelas V sebaiknya dikembangkan lebih lanjut pada semester

lainnya yang sesuai dengan karakteristik anak yang suka belajar bersama teman

sebayanya. Diupayakan pengembangan baru nanti memiliki tingkat inovatif yang lebih

tinggi sehingga dapat memotifasi siswa untuk terus belajar.

130
131
132
133
134
135
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y., Mulyati, T., & Yunansah, H. (2018). Pembelajaran literasi: Strategi
meningkatkan kemampuan literasi matematika, sains, membaca, dan menulis.
Jakarta: Bumi Aksara.
Al-Anwari, Amirul Mukminin.(2014). Strategi pembentukan karakter peduli
lingkungan di sekolah adiwiyata mandiri. Jurnal Ta’Adib, 9(2), 227-252. Diunduh
dari http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tadib/article/download/16/11.
Alvian, i. G. P. K. (2019) Pengaruh kualitas produk kualitas layanan tealvian, i. G. P. K.
(2019). Pengaruh kualitas produk kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen “
masalah.” Journal of chemical information ans modeling, 53 (november), 1689-
1699.
Ampera, Taufik. (2010). Pengajaran sastra: Teknik mengajar sastra anak berbasis
aktivitas. Bandung: Widya Padjadjaran.

136
Anggara, Mercia Berlian., Waluyanto, Heru Dwi., & Zacky, Aznar. (2014).
Perancangan buku cerita bergambar interaktif pendidikan karakter untuk anak
usia 4-6 tahun. Surabaya: Universitas Kristen Petra.
Anissa Ilmiyanti. (2014). Anissa Ilmiyanti, 2014 Pengembangan Buku Ajar untuk
Materi Dasar Pengolahan Bahan Hasil Pertanian D i Smk Negeri 1 Bojongpicung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.
Aprilia, Nadya. "Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan
Lingkungan Hidup Untuk Pembelajaran Membaca di Kelas II
SD." Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Lingkungan
Hidup Untuk Pembelajaran Membaca di Kelas II SD (2018).
Astalini, A., Kurniawan, D. A., Melsayanti, R., & Destianti, A. (2018). Sikap terhadap
mata pelajaran ipa di smp se-kabupaten muaro jambi. Lentera Pendidikan : Jurnal
Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 21(2), 214.
https://doi.org/10.24252/Ip.2018v21n2i7
Babuta, Yoddie.,& Wahyurini, Dwi. (2014). Perancangan buku pendidikan karakter
toleransi dan cinta damai untuk anak usia 3-5 tahun. Jurnal Sains dan Seni Pomits,
3(1), 28-32.Diunduh dari
http://publication.petra.ac.id/index.php/dkv/article/download/2130/1919.
Batubara, Juliana. (2015). Pengembangan karakter jujur melalui pembiasaan.Jurnal
Konseling dan Pendidikan, 3(1), 1-6.Diunduh dari
https://jurnal.konselingindonesia.com/index.php/jkp/article/download/120/110.
Dalman, H. (2016). Keterampilan menulis. Jakarta: Rajawali Pers.Dewayani, Sofie.
(2017). Menghidupkan literasi di ruang kelas. Yogyakarta: PT Kanisius.
Dewayani, Sofie. (2017) Menghidupkan literasi di ruang kelas. Yogyakarta: PT
Kanisius.
Djiwadono, Sri Esti Wuryani. (2006). Psikologi pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.
Effendi, Yuliana., Bangsa, Gogor., & Yunadi, Hen Dian. (2014). Perancangan buku
bergambar dang gedunai untuk anak usia 4-6 tahun. Surabaya: Universitas Kristen
Petra.
Fatturohman, Pupuh., Suryana., & Fatriani, Feni. (2013). Pengembangan pendidikan
karakter. Bandung: PT Refeika Aditama.
Gonzha, a., aprinastuti, c., & mayasar, e. D. (2020). Pengembangan Buku Panduan
Permainan Traadisional Dalam Pembelajaran Matematika Tema 2 untuk Kelas ii
SD. Seminar nasional matematika dan pendidikan matematika (5th senatik), 1,
145-154.
Gunawan, Heri. "Pendidikan karakter." Bandung: alfabeta 2.1 (2012).

137
Hakim, L. (2011). Telaah kompetensi dasar membaca dalam pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Malang).
Hasanuddin. (2015). Sastra anak: Kajian tema, amanat, dan teknik penyampaian cerita
anak terbitan surat kabar. Bandung: Angkasa.
Iii, b. A. B., & penelitian, m. (2016). Bab iiimetode penelitian trombosit. 40-49.
Kadir, Abdul, and Hanun Asrohah. "Pembelajaran tematik." (2015).
Kartikowati, Endang.,& Zubaedi. (2020). Pola pembelajaran 9 pilar karakter pada anak
usia dini dan dimensi-dimensinya. Jakarta: Prenamedia Grup.
Kesuma, Dharma., Triatna, Cepi., & Permana, Johar. (2011). Pendidikan karakter:
Kajian teori dan praktik di sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Koesoema, Doni. (2007). Pendidikan karakter: Strategi mendidik anak di zaman global.
Jakarta: Grasindo.
Kosim, Mohammad. (2011). Urgensi pendidikan karakter. Jurnal of Social and Islamic
Culture, 19(1), 84-92. doi: 10.19105/karsa.v19i1.78.
Krissandi, Apri Damai Sagita. (2017). Merancang buku cerita bergambar sebagai media
membaca anak yang berkarakter. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Listyarti, Retno. (2012). Pendidikan karakter dalam metode aktif, inovatif, dan kreatif.
Jakarta: Erlangga
Loarid, J. 2015. Perancangan Buku Cergam Interaktif Untuk Menumbuhkan Sikap
Berpikir Kritis Anak Melalui Kebiasaan Membaca. Jurnal DKV Adiwarna
1(6): 12-24.
Lubis, Silvia Sansi Wisuda. "Membangun Budaya Literasi Membaca dengan
Pemanfaatan Media Jurnal Baca Harian." (2020).
Marzuki & Haq, Pratiwi Istifany.(2018). Penanaman nilai-nila karakter religius dan
karakter kebangsaan di madrasah tsanawiyah al falah jatinagor sumedang. Jurnal
Pendidikan Karakter. 8(1), 84-94. Diunduh dari
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/download/21677/11398.

Monica, F. 2013. Perancangan Buku Cerita Rakyat Bergambar Interaktif Untuk


Menanamkan Kejujuran Pada Anak Usia 5-10 Tahun. Jurnal DKV
Adiwarna 1(2), 2-11.
Muhadjir, Noeng. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta. Rake Sarasian.
Mulyasa.(2013). Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

138
No, Permendiknas. "tahun 2006 tentang Standar Isi." Jakarta: Depdiknas (22).
Nuhuyanan Thersia, A. (2019). Peningkatan Hasil Belajar dan Keaktifan Belajar Siswa
Melalui Penggunaan Lembar Kerja Siswa Dengan Model Pengembangan CTL.
Nurani, A. 2014. Perancangan Buku Interaktif Jarimatika Penjumlahan dan
Pengurangan sebagai Alternatif Pembelajaran Matematika untuk Anak Usia
5-7 Tahun. Jurnal Sains dan Seni 3(1), F-13/17.
Nurgiyantoro, Burhan. (2005). Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Omeri, Nopan. "Pentingnya pendidikan karakter dalam dunia pendidikan." Manajer
Pendidikan 9.3 (2015).
Priyatni, Endah Tri., & Nurhadi.(2017). Membaca dan literasi kritis. Jakarta: Tsmart
Printing.
Purwanto, Galang. "Peningkatan Keterampilan Menceritakan Isi Dongeng dengan
Menggunakan Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas III SD Negeri Kintelan 1
Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017." TRIHAYU: Jurnal Pendidikan ke-SD-
an 4.1 (2017).
Raharjo, Sabar Budi. (2010). Pendidikan karakter sebagai upaya menciptakan akhlak
mulia.Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 16(3), 229-237.Diunduh dari
https://media.neliti.com/media/publications/123218-nonef8e556c8.pdf.
Rahayu, Aprianti Yofita. (2013). Anak usia tk: Menumbuhkan kepercayaan diri melalui
kegiatan bercerita. Jakarta Barat: PT INDEKS.
Reba (2021) TEMA, SISWA SD KELAS II. "Pengembangan Buku Cerita Bergambar
Berbasis Literasi dan Pendidikan Karakter."
Rukiyati., Sutarini, Nani., & Priyoruwono. (2014). Penanaman nilai karakter tanggung
jawab dan kerja sama terintegrasi dalam perkuliahan ilmu pendidikan. Jurnal
Pendidikan Karakter, 4(2), 213-224. Diunduh dari
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/download/2797/2317.
Sadiman, Arief. (2009). Media pendidikan: Pengertian, pengembangan, dan
pemanfaatannya . Jakarta: Rajawali Pers.
Salsabila, Rafifah Yumna, Sri Lestari, and Melik Budiarti. "Analisis kemampuan
membaca siswa kelas II sekolah dasar." Prosiding Konferensi Ilmiah Dasar 2
(2020): 339-344.
Santoso, s. H., & mosik, m. (2019). Kefektifan Lks berbasi stem (science technology,
engineering and mathematic) untuk melatih keterampilan berpikir kritis siswa
pada pembelajaran fisika sma. Upej unnes physic education journal, 8(3), 248-
253.

139
Samani, Muchlas.,& Hariyanto. (2011). Konsep dan model pendidikan karakter.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Santrock, John W. (Ed.). (2009). Psikologi pendidikan (edisi ketiga). Jakarta: Penerbit
Salemba Humanika.
Sari, Yuni Maya.(2014). Pembinaan toleransi dan peduli sosial dalam upaya
memantapkan watak kewarganegaraan (civic disposition) siswa.e-Jurnal
Pendidikan Ilmu Sosial, 23(1), 15-26. Diunduh dari
https://ejournal.upi.edu/index.php/jpis/article/download/2059/1450.
Septiana, Ade Ulfa, Sri Sumarni, and Rukiyah Rukiyah. "Pengembangan Buku Cerita
Bergambar Berbasis Tema Alam Semesta untuk Anak Kelompok B di Ra
Miftahul Jannah Palembang." Jurnal Pendidikan Anak 7.1 (2018): 1-10.
Setyawan (2018). Kupas Tuntas Jenis Dan Pengertian Literasi. Literasi Adalah. Diakses
tanggal 10 februari.
Setyosari Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta.
Kencana.
Sudrajat, Ajat. "Mengapa pendidikan karakter?." Jurnal Pendidikan Karakter 1.1
(2011).
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, CV.
Sukmadinata, N.S. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PPs UPI dan
Remaja Rosdakarya.
Sultonurohmah, Nina. (2017). Strategi penanaman nilai karakter jujur dan disiplin
siswa.e-Jurnal Al-Ibtida, 5(2), 1-21. Diunduh dari
http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/alibtida/article/download/
3318/2482.
Susanto, H. A. H. (2018). Efektivitas penggunaan aplikasi pembelajaran berbasis
mobile smartphone sebagai media ppengenalan lokal masa revolusi fisik di
kalimantan selatan pada siswa sekolah menengah atas helmi akmal heri susanto
abstrak pendahuluan era abad ke-21 teknologi. 6.
Toha-Sarumpaet, Riris K. (2010). Pedoman Penelitian Sastra Anak (edisi revisi).
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta.

140
Trisnawati, w. W., & sari, a. K. (2019). Integrasi keterampilan abad 21 dalam modul
sociolinguistics: keterampilan 4c (colabboration, communication, critical
thinking, dan creativity). Jurnal muara pendidikan, 4(2), 455-466.
Ummah, R. & Mustadi, A. 2017. Developing Reflective Picture Storybook Media
To Improve Students’ Tolerance In Elementary Schools. Advances in Social
Science, Education and Humanities Research, 173(1), 280-283.
Wikipedia bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. (2021) Literasi. Di Akses tanggal 10
februari 2022.
Yulianti. 2019. Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial
Berbasis Buku Interaktif Untuk Siswa Kelas V. Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar 2019 13(8), 1274-1280.
Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi Dan Aplikasinya Dalam
Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

LAMPIRAN 141
LAMPIRAN I
PERANGKAT PEMBELAJARAN
142
A. Silabus

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


C. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PERNDIDIKAN
(STKIP) TAMAN SISWA
TAHUN 2022

143
Lampiran 1

SILABUS

Satuan Pendidikan : SDN 63 Dodu Kota Bima

Kelas/Semester : V / II

Tema 8 : Lingkungan Sahabat Kita

Subtema 1 : Manusia dan Lingkungan

Kompetensi Inti (KI)

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya


2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain
4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan
kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap
perkembangannya

Mata Pelajaran dan Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar
Kompetensi Dasar Waktu
IPA  Siklus air dan  Melakukan percobaan 1. Teknik Penilaian  Buku guru
3.8 Menganalisis siklus air dan dampaknya tahap-tahap dalam siklus a. Penilaian Sikap: Lembar 18 JP  BukuSiswa
dampaknya pada peristiwa di  Siklus air air seperti evaporasi, Observasi
 Materin
bumi serta kelangsungan b. Penilaian pengetahuan: Tes
 Dampak siklus air pada kondensasi, dan presipitasi  Gambar tentang aktivitas
makhluk hidup c. Penilaian Keterampilan:
peristiwa di bumi serta  Mendiskusikan siklus air Unjuk Kerja. yang memanfaatkan
4.8 Membuat karya tentang skema kelangsungan mahluk dan dampaknya bagi Rubrik Penilaian kerja organ gerak
siklus air berdasarkan informasi hidup peristiwa di bumi serta Mempraktikkan Gerak sikap manusia
dari berbagai sumber kelangsungan mahluk tubuh (duduk, membaca,  Gambar tentang kelainan
hidup. berdiri, jalan), dan bergerak
tulang manusia, teks
secara lentur serta seimbang
(KD 3.6 dan 4.6)
IPS  Mengamati 1. Teknik Penilaian  Buku guru
3.3 Menganalisis peran ekonomi  Kegiatan ekonomi gambar/foto/ a. Penilaian Sikap: Lembar 18 JP  BukuSiswa
98
dalam upaya menyejahterakan untukmeningkatkan video/teks bacaan Observasi  Materi
kehidupan masyarakat dibidang kesejahteraan bangsa tentang kegiatan b. Penilaian pengetahuan: Tes  peta Indonesia
sosial dan budaya untuk Indonesia dalam bidang: ekonomi c. Penilaian Keterampilan:
 atlas
memperkuat kesatuan Unjuk Kerja.
 pertanian  Mengidentifikasi
danpersatuan bangsa Indonesia Rubrik Penilaian
serta hubungannya dengan  peternakan jenis-jenis kegiatan Mempraktikkan Gerak sikap
karakteristik ruang  perkebunan dan ekonomi tubuh (duduk, membaca,
4.3 Menyajikan hasil analisis tentang kehutanan  Menjelaskan berbagai berdiri, jalan), dan bergerak
peran ekonomi dalam upaya  perikanan bentuk kegiatan secara lentur serta seimbang
menyejahterakan kehidupan ekonomi beserta (KD 3.6 dan 4.6)
 pertambangan
masyarakat dibidang sosial dan
 perindustrian contohnya
budaya untukmemperkuat
kesatuan danpersatuan bangsa  Memahami penyajian
berbagai bentuk data
terkait kegiatan
ekonomi (tabel,
diagram garis, grafik
batang, gambar
PPKn  Keberagaman Sosial  Menyimak bacaan 1. Teknik Penilaian  Buku guru
1.3Mensyukuri keragaman social Budaya Masyarakat tentang keberagaman a. Penilaian Sikap: Lembar 30 JP  BukuSiswa
masyarakat sebagai anugerah sosial budaya Observasi
 Materi
Tuhan Yang Maha Esa dalam b. Penilaian pengetahuan: Tes
masyarakat  Gambar perilaku yang
konteks Bhineka Tunggal Ika c. Penilaian Keterampilan:
2.3Bersikap toleran dalam keragaman Unjuk Kerja. sesuai dan tidak sesuai
social budaya masyarakat dalam Rubrik Penilaian dengan nilai-nilai
konteks Bhineka Tunggal Ika Mempraktikkan Gerak sikap Pancasila
3.3Menelaah keragaman social tubuh (duduk, membaca,
budaya masyarakat berdiri, jalan), dan bergerak
4.3Menyelenggarakan kegiatan yang secara lentur serta seimbang
mendukung keragaman social (KD 3.6 dan 4.6)
budaya masyarakat
SBdP  Gambar ilustrasi (komik,  Menyanyikan berbagai 1. Teknik Penilaian  Buku guru
karikatur, kartun) lagu daerah dan lagu a. Penilaian Sikap: Lembar 24 JP  BukuSiswa
3.2 Memahami tangga nada  Pembuatan gambar perjuangan bertangga nada Observasi
 Contoh gambar cerita
4.2 Menyanyikan lagu-lagu dalam b. Penilaian pengetahuan: Tes
ilustrasi (komik, mayor dan minor  Peralatan menggambar
berbagai tangga nada dengan c. Penilaian Keterampilan:
iringan music karikatur, kartun)  Menuliskan perbedaan Unjuk Kerja.
 Lagu-lagu dalam antara lagu bertangga nada Rubrik Penilaian
berbagai tangga nada mayor dan minor Mempraktikkan Gerak sikap
 Pola lantai tari kreasi  Melakukan gerak tangan, tubuh (duduk, membaca,
berdiri, jalan), dan bergerak
99
daerah tungkai, dan pengambilan secara lentur serta seimbang
pernapasan dalam renang (KD 3.6 dan 4.6)
gaya punggung
Bahasa Indonesia  Teks non fiksi  Menyebutkan kembali 1. Teknik Penilaian  Buku guru
3.8 Menguraikan urutan  Teks fiksi peristiwa atau tindakan a. Penilaian Sikap: Lembar 24 JP  Buku Siswa
peristiwa atau tindakan yang dengan memperhatikan Observasi
 Materi
terdapat pada teks non fiksi. b. Penilaian pengetahuan: Tes
latar cerita  Teks bacaan
4.8 Menyajikan kembali peristiwa c. Penilaian Keterampilan:
atau tindakan dengan Unjuk Kerja.
memperhatikan latar cerita Rubrik Penilaian
yang terdapat pada teks fiksi. Mempraktikkan Gerak sikap
tubuh (duduk, membaca,
berdiri, jalan), dan bergerak
secara lentur serta seimbang
(KD 3.6 dan 4.6)

Kota Bima,9 februari 2022

Mengetahui Guru Kelas V


Kepala SDN 63 Dodu Kota Bima

FAHRUL KAMIL, S.Pd ………………………………


NIP. 19760808 200312 1 010 NIP………………………….

100
Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SDN 63 Dodu Kota Bima


Kelas /Semester : V/2 (dua )
Tema 8 : Lingkungan Sahabat Kita
Subtema 1 : Manusia dan Lingkungan
Fokus Pembelajaran : Bahasa Indonesia dan IPA
Alokasi Waktu : 6 x 35 menit(6 JP)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.


2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman,guru, dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.8 Menguraikan urutan peristiwa 3.8.1 Menceritakan kembali peristiwa atau
atau tindakan yang terdapat pada tindakan dengan memperhatikan latar
teks non fiksi. cerita
4.8 Menyajikan kembali peristiwa atau 4.8.1 Menceritakan kembali peristiwa atau
tindakan dengan memperhatikan tindakan dengan memperhatikan latar
latar cerita yang terdapat pada teks cerita
fiksi

IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.8 Menganalisis siklus air dan 3.8.1 Melakukan percobaan tahap-tahap dalam
dampaknya pada peristiwa di bumi siklus air seperti evaporasi, kondensasi,
serta kelangsungan makhluk hidup dan presipitasi
4.8 Membuat karya tentang skema siklus 4.8.1 Mendiskusikan siklus air dan dampaknya
air berdasarkan informasi dari bagi peristiwa di bumi serta
berbagai sumber kelangsungan makhluk hidup

SBdP

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.2 Memahami tangga nada 3.2.1 Memainkan alat musik sederhana untuk

101
mengiringi lagu bertangga nada mayor
dan minor
4.2 Menyanyikan lagu-lagu dalam 4.2.1Mempraktikkan gerak melangkahkan kaki
berbagai tangga nada dengan ke berbagai arah dan mengayun ke
iringan music berbagai arah mengikuti ketukan/tepuk
tangan

PPKn
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1.3.Mensyukuri keragaman social 3.3.1 • Menyusun pertanyaan tentang
masyarakat sebagai anugerah Tuhan keberagaman sosial budaya masyarakat
Yang Maha Esa dalam konteks
Bhineka Tunggal Ika
2.3.Bersikap toleran dalam keragaman
sosial budaya masyarakat dalam
konteks Bhineka Tunggal Ika
3.3.Menelaah keragaman social budaya
masyarakat
4.3.Menyelenggarakan kegiatan yang 4.3.1 Mendiskusikan isi informasi yang
mendukung keragaman sosial budaya diperoleh dari berbagai sumber terkait
masyarakat keberagaman sosial budaya masyarakat
IPS
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Menganalisis peran ekonomi dalam 3.3.1Mengamati gambar/foto/vidio/ teks bacaan
upaya menyejahterakan kehidupan tentang interaksi sosial dan hasil-hasil
masyarakat dibidang sosial dan pembangunan di lingkungan masyarakat,
budaya untuk memperkuat kesatuan
dan persatuan bangsa Indonesia
serta hubungannya dengan
karakteristik ruang
4.3 Menyajikan hasil analisis tentang 4.3.1 Mengamati gambar/foto/vidio/ teks
peran ekonomi dalam upaya bacaan tentang interaksi sosial dan hasil-
menyejahterakan kehidupan hasil pembangunan di lingkungan
masyarakat dibidang sosial dan masyarakat, serta pengaruhnya terhadap
budaya untuk memperkuat kesatuan pembangunan sosial, budaya, dan
danpersatuan bangsa ekonomi masyarakat

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan membaca buku cerita bergambar interaktif “La Golo”,
siswa dapat menemukan informasi baru pada teks cerita nonfiksi dengan
tepat.
2. Dengan membaca buku cerita bergambar interaktif “La Golo”,
siswa dapat menyimpulkan informasi baru pada teks cerita nonfiksi
dengan tepat.
3. Dengan membaca buku cerita bergambar interaktif “La Golo”,
siswa dapat menganalisis topik cerita nonfiksi dengan tepat.
4. Dengan membaca buku cerita bergambar interaktif “La Golo”,
siswa dapat menganalisis kosakata baru pada teks cerita nonfiksi dengan
tepat.

102
D. MATERI PEMBELAJARAN

- Pengetahuan baru dari teks cerita nonfiksi


- Sejarah bima “La Golo”.

E. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN

1. Pendekatan : saintifik
2. Model : PBL (Problem Based Learning)
3. Metode : tanya jawab, penugasan, diskusi,ceramah

E. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR


Media/Alat : Buku Cerita Bergambar Interaktif “Raja Purnawarman”
Bahan :-
Sumber Belajar :1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 8:Lingkungan sahabat kita. Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

F. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran pertama (Per-1)

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan 1. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, dan 15 menit
mengecek kehadiran siswa.
2. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah
seorang siswa.
3. Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab pentingnya
mengawali setiap kegiatan dengan doa. Selain berdoa,
guru dapat memberikan penguatan tentang sikap syukur.
4. Siswa diajak menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Guru
memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan
semangat kebangsaan.
5. Siswa diminta memeriksa kerapian diri dan kebersihan
kelas.
6. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan,
manfaat, dan aktivitas pembelajaran yang akan
dilakukan.
7. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya
sikap disiplin yang akan dikembangkan dalam
pembelajaran.
8. Pembiasaan membaca. Siswa dan guru mendiskusikan
perkembangan kegiatan literasi yang telah dilakukan.
9. Siswa diajak menyanyikan lagu daerah setempat untuk
menyegarkan suasana kembali.
Kegiatan inti 1. Siswa membaca buku cerita bergambar interaktif.
2. Siswa bertanya jawab mengenai isi teks .
3. Siswa diingatkan tentang informasi baru dan kosakata 15 menit
baru dalam cerita.
4. Siswa dibimbing guru mengidentifikasi informasi baru
dan kosakata baru dalam cerita

103
5. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dengan 4-5
anak per kelompok
6. Siswa diberikan LKPD 1 tentang menentukan
pengetahuan baru dan kosakata baru.
7. Siswa menuliskan pengetahuan baru, istilah dan
kosakata.
8. Siswa pada setiap kelompok berkerjasama dalam
mengerjakan
9. Siswa membacakan hasil LKPD 1 setelah selesai
dikerjakan
10. Siswa dibimbing guru mengidentifikasi topik cerita.
11. Siswa diberikan LKPD 2 tentang menentukan topik dari
teks.
12. Siswa menuliskan topik cerita .
13. Siswa pada setiap kelompok berkerjasama dalam
mengerjakan
14. Siswa membacakan hasil LKPD 2 setelah selesai
dikerjakan
Penutup 1. Siswa bersama guru melakukan refleksi atas 15 menit
pembelajaran yang telah berlangsung:
2. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran
pada hari ini.
3. Siswa menyimak penjelasan guru tentang aktivitas
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Termasuk
menyampaikan kegiatan bersama orangtua yaitu:
meminta orang tua untuk menceritakan pengalamannya
menghargai perbedaan di lingkungan sekitar rumah lalu
menceritakan hasilnya kepada guru.
4. Siswa menyimak cerita motivasi tentang pentingnya
sikap disiplin.
5. Siswa melakukan operasi semut untuk menjaga
kebersihan kelas.
6. Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah
seorang siswa.

Pembelajaran kedua (Per-2)

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan 1. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, dan 15 menit
mengecek kehadiran siswa.
2. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah
seorang siswa.
3. Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab pentingnya
mengawali setiap kegiatan dengan doa. Selain berdoa,
guru dapat memberikan penguatan tentang sikap syukur.
4. Siswa diajak menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Guru
memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan
semangat kebangsaan.
5. Siswa diminta memeriksa kerapian diri dan kebersihan
kelas.
6. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan,
manfaat, dan aktivitas pembelajaran yang akan

104
dilakukan.
7. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya
sikap disiplin yang akan dikembangkan dalam
pembelajaran.
8. Pembiasaan membaca. Siswa dan guru mendiskusikan
perkembangan kegiatan literasi yang telah dilakukan.
9. Siswa diajak menyanyikan lagu daerah setempat untuk
menyegarkan suasana kembali.
Kegiatan inti 1. Siswa membaca buku cerita bergambar interaktif.
2. Siswa bertanya jawab mengenai isi teks .
3. Siswa diingatkan tentang informasi baru dan kosakata 15 menit
baru dalam cerita.
4. Siswa dibimbing guru mengidentifikasi informasi baru
dan kosakata baru dalam cerita
5. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dengan 4-5
anak per kelompok
6. Siswa diberikan LKPD 1 tentang menentukan
pengetahuan baru dan kosakata baru.
7. Siswa menuliskan pengetahuan baru, istilah dan
kosakata.
8. Siswa pada setiap kelompok berkerjasama dalam
mengerjakan
9. Siswa membacakan hasil LKPD 1 setelah selesai
dikerjakan
10. Siswa dibimbing guru mengidentifikasi topik cerita.
11. Siswa diberikan LKPD 2 tentang menentukan topik dari
teks.
12. Siswa menuliskan topik cerita .
13. Siswa pada setiap kelompok berkerjasama dalam
mengerjakan
14. Siswa membacakan hasil LKPD 2 setelah selesai
dikerjakan
Penutup 1. Siswa bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran 15 menit
yang telah berlangsung:
2. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran
pada hari ini.
3. Siswa menyimak penjelasan guru tentang aktivitas
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Termasuk
menyampaikan kegiatan bersama orangtua yaitu:
meminta orang tua untuk menceritakan pengalamannya
menghargai perbedaan di lingkungan sekitar rumah lalu
menceritakan hasilnya kepada guru.
4. Siswa menyimak cerita motivasi tentang pentingnya
sikap disiplin.
5. Siswa melakukan operasi semut untuk menjaga
kebersihan kelas.
6. Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah
seorang siswa.

Pembelajaran ketiga (Per-3)

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan 1. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, dan 15 menit

105
mengecek kehadiran siswa.
2. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah
seorang siswa.
3. Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab pentingnya
mengawali setiap kegiatan dengan doa. Selain berdoa,
guru dapat memberikan penguatan tentang sikap syukur.
4. Siswa diajak menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Guru
memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan
semangat kebangsaan.
5. Siswa diminta memeriksa kerapian diri dan kebersihan
kelas.
6. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan,
manfaat, dan aktivitas pembelajaran yang akan
dilakukan.
7. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya
sikap disiplin yang akan dikembangkan dalam
pembelajaran.
8. Pembiasaan membaca. Siswa dan guru mendiskusikan
perkembangan kegiatan literasi yang telah dilakukan.
9. Siswa diajak menyanyikan lagu daerah setempat untuk
menyegarkan suasana kembali.
Kegiatan inti 1. Siswa membaca buku cerita bergambar interaktif.
2. Siswa bertanya jawab mengenai isi teks .
3. Siswa diingatkan tentang informasi baru dan kosakata 15 menit
baru dalam cerita.
4. Siswa dibimbing guru mengidentifikasi informasi baru
dan kosakata baru dalam cerita
5. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dengan 4-5
anak per kelompok
6. Siswa diberikan LKPD 1 tentang menentukan
pengetahuan baru dan kosakata baru.
7. Siswa menuliskan pengetahuan baru, istilah dan
kosakata.
8. Siswa pada setiap kelompok berkerjasama dalam
mengerjakan
9. Siswa membacakan hasil LKPD 1 setelah selesai
dikerjakan
10. Siswa dibimbing guru mengidentifikasi topik cerita.
11. Siswa diberikan LKPD 2 tentang menentukan topik dari
teks.
12. Siswa menuliskan topik cerita .
13. Siswa pada setiap kelompok berkerjasama dalam
mengerjakan
14. Siswa membacakan hasil LKPD 2 setelah selesai
dikerjakan
Penutup 1. Siswa bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran 15 menit
yang telah berlangsung:
2. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran
pada hari ini.
3. Siswa menyimak penjelasan guru tentang aktivitas
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Termasuk
menyampaikan kegiatan bersama orangtua yaitu:
meminta orang tua untuk menceritakan pengalamannya
menghargai perbedaan di lingkungan sekitar rumah lalu
menceritakan hasilnya kepada guru.

106
4. Siswa menyimak cerita motivasi tentang pentingnya
sikap disiplin.
5. Siswa melakukan operasi semut untuk menjaga
kebersihan kelas.
6. Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah
seorang siswa.

Kota Bima, 10 Mei 2022

Guru Kelas V Peneliti

MAYA ANGRIANI
NIP. NIM.2018070197

Mengetahui
Kepala SDN 63 Dodu Kota Bima

FAHRUL KAMIL, S.Pd


NIP. 19760808 200312 1 010

107
108
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL Lampiran 3
KURIKULUM 2013
TAHUN PELAJARAN 2021 / 2022

Nama Sekolah : SDN 63 Dodu Kota Bima


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas :V
Semester :2

Kompetensi Inti

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.

KI 4: Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Penetapan Kriteria Minimal


Nilai
TEM Intake (potensial
Kompetensi Dasar Kompleksitas Daya Dukung KKM
A siswa)
40 - 100 40 – 100 40 - 100
3.8 menguraikan urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi; 60 70 75 65
6 4.8 menyajikan kembali peristiwa atau tindakan dengan memperhatikan latar cerita
yang terdapat pada teks fiksi;
3.7 menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi; 60 70 75 65
4.7 menyajikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam
7
tulisan dengan bahasa sendiri;fiksi;

8 3.8 Menguraikan urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks non fiksi. 60 70 75 65
108
4.8 Menyajikan kembali peristiwa atau tindakan dengan memperhatikan latar cerita
yang terdapat pada teks fiksi.
3.3 meringkas teks penjelasan (eksplanasi) dari media cetak atau elektronik; 60 70 75 65
4.3 menyajikan ringkasan teks penjelasan (eksplanasi) dari media cetak atau
elektronik yang menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif secara lisan,
tulis, dan visual;
9 3.9 Mencermati penggunaan kalimat efektifdanejaan dalamsurat
undangan(ulang tahun,kegiatan sekolah, kenaikan kelas,dll.); dan
4.9 Membuat surat undangan (ulang tahun, kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dll.)
dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan.

60 70 75 65
RATA-RATA KKM
65
KKM BAHASA INDONESIA

Mengetahui Kota Bima,…………..……20….


Kepala SDN 63 Dodu Kota Bima Guru Kelas V

FAHRUL KAMIL, S.Pd


NIP. 19760808 200312 1 010 NIP.

109
LAMPIRAN I1
INSTRUMEN PENELITIAN

A. Kisi-Kisi Instrumen Tes

B. Instrumen Tes

C. Lembar Jawaban Siswa

D. Pedoman Penskoran

E. Instrumen Validasi Materi

F. Instrumen Validasi` Butir Soal

G. Intrumen Validasi Media

H. Instrumen Validasi Respon Guru

I. Instrumen Respon Siswa

J. Instrumen Validasi Observasi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PERNDIDIKAN
(STKIP) TAMAN SISWA
TAHUN 2022

110
Lampiran 4

KISI-KISI INSTRUMEN TES

Satuan Pendidikan : SDN 63 Dodu Kota Bima Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit


Kelas/Semester : V / II Jumlah Soal : 10 Soal
Tema 8 : Lingkungan Sahabat Kita Bentuk Soal : Pilihan Ganda (PG)
Subtema 1 : Manusia dan Lingkungan

Kompetensi Inti (KI) :

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya


2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangga, dan negara
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan
tempat bermain
4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas,
sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku
anak sesuai dengan tahap perkembangannya

No Kompetensi Dasar (KD) Indikator Literasi Indikator Soal Kunci Jawaban Bentuk Jumlah Level Nomor
Tes Soal Kognitif Soal
Bahasa Indonesia 4.8.1 Menceritakan
4.8 Menyajikan dapat menemukan kalimat kembali peristiwa atau B, D PG 2 C3 2,4,
kembali peristiwa utama pada setiap paragraf tindakan dengan
atau tindakan dalam bacaan.
memperhatikan latar
dengan
memperhatikan cerita.
latar cerita yang
111
terdapat pada teks B, A, B, D, A, A, A, PG 5 C4 1,5,6,
fiksi. A 11,14,
ce Siswa dapat menjawab 15,16,
pertanyaan yang 20
berhubungan dengan teks.

Siswa dapat menjelaskan A, B PG 2 C3 12,17,


makna yang terdapat dalam
bacaan.

Siswa dapat meringkas isi D PG 1 C3 8


bacaan.

Siswa dapat mengartikan C, C PG 1 C3 13,19


kata-kata sukar dalam teks
bacaan.

B, A, D PG 3,7,9,
Siswa dapat menuliskan C5 10,18
informasi dalam bacaan.

112
Lampiran 5

TES KEMAMPUAN LITERASI SISWA

Nama :
NIS :
Kelas :
Pilihlah salah satu jawab`an yang paling tepat di baah ini dengan memberikan tanda
centang (√) !!!!
1. Tokoh utama dalam cerita La Golo adalah….
a. Ibu
b. La Golo
c. Bapak
d. Raja
Perhatikan dan bacalah gambar di bawah untuk menjawab soal nomor 2
dan 3!

113
2. Tempat kutipan cerita rakyat La Golo di atas adalah....
a. Danau
b. Hutan
c. Laut
d. Sungai
3. Untuk apa la golo dan menyiapkan busur, panah, parang serta senjata lainnya...
a. Pergi berbelanja
b. Pergi berburu
c. Pergi berkeliling
d. Pergi bekerja
Bacalah paragraf di bawah untuk menjawab soal nomor 4!
Suatu hari kedua pemuda itu tiba di sebuah desa, di mana sedang diadakan
pertandingan adu ketangkasan di istana. La Golo tertarik ikut bertanding, dan
dengan mudah ia mengalahkan pesaing-pesaingnya. Pada perlombaan lari, ia
mampu berlari dengan sangat cepat. Pada perlombaan memanjat pohon, ia pun
mampu memenangkannya. Sampailah gilirannya untuk mengikuti lomba
memanah, dan ia berhasil mengalahkan para kstaria kerajaan. Raja pun terkesan
dengan kemampuan La Golo, lalu bertanya hadiah apa yang diinginkannya
selain uang.
4. Latar tempat penggalan cerita la golo di atas tersebut adalah …
a. Hutan
b. Tempat tinggal la golo
c. Desa
d. Desa dan Istana
5. Apa yang harus di hindari oleh la golo, ayahnya dan masyarakat untuk menjaga
lingkungan selama berada di hutan ….
a. Menutup lahan
b.Mengurangi penebangan pohon
c. Menjaga kebersihan
d. Menggunakan air dengan secukupnya. 

114
6. Watak tokoh la golo yang berubah menjadi anak yang berbakti terhadap orang
tua ditunjukkan oleh kalimat…
a. La Golo tak seperti harapan ayah ibunya. Sejak kecil, sudah terlihat sifat
manja dan pemalasnya.
b. La Golo pun akhirnya dapat bertemu lagi dengan kedua orangtuanya. Ia
menangis meminta maaf akan kesalahan yang diperbuatnya selama ini dan
berjanji akan menjadi anak yang baik dan berbakti.
c. Dengan perasaan kesal, La Golo pun akhirnya ikut berburu. Ia tak punya
pilihan. Kepala adat akan memberikan hukuman keras bagi pelanggar
aturan desa, demikian pula semua orang di desa, mereka akan menghinanya
seumur hidup.
d. Berhari-hari La Golo berjalan di tengah hutan. Ia makan buah apa saja yang
bisa ditemukan
7. Kalimat “Ayah, apakah tempatnya masih jauh? Aku sudah sangat lelah
berjalan.” menggambarkan perasaan La Golo yang sedang….
a. Marah
b. Senang
c. Gembira
d. Terharu
8. Cerita rakyat la golo bertema …
a. Kedua orang tua yang kesepian
b. Seorang ibu yang tidak pernah mengeluh
c. Pasangan suami istri kaya raya
d. Pemuda yang pemalas yang mendapat pengalaman

115
Percakapan untuk soal nomor 9-10

9. Percakapan di atas membahas tentang….


a. Kehilangan benda
b. Permintaan sebuah benda
c. Permohonan izin
d. Perintah seorang ayah
10. Apakah sang ayah memberikan apa yang diinginkan oleh La golo…
a. Ya
b. Tidak saat ini
c. Tidak sama sekali
d. Ya setelah 1 tahun kemudian
11. Siapa sajakah tokoh utama dalam cerita La golo?
a. Raja dan para prajurit
b. sandari (pemburu) dan raksasa
c. Ayah dan ibu La golo
d.La golo dan sandari (pemburu)
12. Pelajaran yang dapat kita ambil dari Cerita rakyat la golo tersebut adalah …
a. Mendengarkan nasehat orang tua
b. Sepasang suami istri hendaknya menasehati anaknya dengan baik
c. Seorang suami hendaknya rajin bekerja untuk mencukupi kebutuhan
keluarganya
d. Raja yang sangat bijaksana
13. Ringkasan cerita la golo adalah ….
a. Pasangan suami istri yang menanti kehadiran seorang anak.
b. Seorang pemburu pekerja keras .

116
c. Seorang anak bernama la golo yang berubah menjadi anak yang berbakti
karena mendapatkan pengalaman.
d. Raja yang sangat bijaksana..
14. Siapa yang mengantar La golo pulang kembali ke rumahnya....
a. Raja dan prajurit
b. sandari (pemburu)
c. Masyarakat
d. Raksasa
15. Watak yang dimiliki oleh ayah la golo adalah ….
a. Bertanggung jawab
b. Kasar
c. Keras kepala
d. Suka memerintah
16. Tokoh protagonis (baik) dalam cerita rakyat la golo di atas adalah ....
a. Orang tua la golo dan raksasa
b. La golo dan raja
c. Orang tua la golo dan sandari (pemburu)
d. Raksasa dan sandari (pemburu)

Bacalah paragraf di bawah untuk menjawab soal nomor 18!

Sampai suatu hari, La Golo bertemu dengan seorang pemburu bernama Sandari.
Setelah mendengar kisahnya, Sandari mengajak La Golo bertualang. Ia juga
mengajari La Golo bertahan hidup, bekerja keras mengumpulkan makanan serta
belajar berburu.

17. `Paragraf kutipan cerita la golo di atas mengandung nilai …


a. Pengetahuan
b. Tolong-menolong
c. Pendidikan
d. Agama

117
Perhatikan dan bacalah paragraf di bawah untuk menjawab soal nomor
18!

18. Kutipan teks di atas menggambarkan perasaan…


a. Gembira
b. Terharu
c. Kesal
d. Bangga
19. Apa yang membuat La Golo berubah menjadi anak yang berbakti…
a. Tidak mau hidup susah
b. Bertemu dengan raksasa
c. Pengalaman yang di dapatkan bersama sandari sang pemburu
d. Bertemu ra
20. Watak yang dimiliki oleh ayah la golo adalah
a. Bertanggung jawab
b. Kasar
c. Pengalaman yang di dapatkan bersama sandari sang pemburu
d. Bertemu raja

118
Lampiran 6

LEMBAR JAWABAN SISWA


NAMA :
NIS :
NO ABSEN :
KELAS :

Kerjakan soal di atas pada kertas ini, dengan cara memberikan tanda centang (√) pada
jawaban yang di anggap benar!!!

1.
a b c d
11. a b c d

2. a b c d 12. a b c d

3. a b c d 13. a b c d

4. a b c d 14. a b c d

5. a b c d 15. a b c d

6. a b c d 16. a b c d

7. a b c d 17. a b c d

8. a b c d 18. a b c d

9. a b c d 19 a b c d

10. a b c d 20. a b c d

Lampiran 7

119
PEDOMAN PENSKORAN

Satuan Sekolah : SDN


Tema/ Sub tema : Tema 8/ Sub tema 1
Kelas/ Semester : V (lima) / (Genap)
Bentuk Soal : Pilihan Ganda (PG)

Kompetensi Inti (KI)

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya


2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-
benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain
4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya

Kompetensi Dasar (KD)

4.8 Menyajikan kembali peristiwa atau tindakan dengan memperhatikan latar cerita

yang terdapat pada teks fiksi.

Pedoman Penskoran

Adapun petunjuk penilaian untuk tes pilihan ganda tentang materi teks fiksi yaitu

sebagai berikut :

120
No Level Kognitif Jumlah Bobot Soal Jumlah
Soal Bobot
1 C3 7 4 20
2 C4 8 4 20
3 C5 5 6 60
Jumlah skor maksimal 100

Keterangan

Jika jawaban benar maka akan mendapat skor sesuai dengan bobot soal yaitu C3 = 4,

C4 = 4, C5 = 6

Jika jawaban salah maka akan mendapatkan nilai 0

X=
∑ Skor yang diperoleh siswa (total Skor ) ×100
∑ skor maksimal

Pedoman Penskoran Jawaban Soal Pilihan Ganda

Level
No Soal Kunci Jawaban Kognitif Skor

1 Tokoh utama dalam Cerita mengankat cerita C4 4


cerita La Golo adalah….seorang anak yang aalnya
pemalas menjadi anak yang
Jawaban = b berbakti yang bernma La
golo.
2 Tempat kutipan cerita Kutipan menunjukan tempat C3 4
rakyat La Golo di atas hutan
adalah....

Jawaban = b

3 Untuk apa la golo dan Kutipan menujukan la golo C5 6


menyiapkan busur, dan ayah inigin pergi
panah, parang serta beruburu
senjata lainnya...

121
Jawaban = b
4 Latar tempat penggalan Tempat kejadian menujukan C3 4
cerita la golo di atas adanya pertandingan di
tersebut adalah … lingkungan desa tepatnya di
dalam kerjaaan
Jawaban = d

5 Apa yang harus di Beberapa hal yang harus C4 4


hindari oleh la golo, dihindari oleh la golo,
ayahnya dan masyarakat ayahnya dan masyarakat
untuk menjaga untuk menjaga lingkungan
lingkungan selama selama berada di hutan, salah
berada di hutan …. satunya adalah menutup lahan

Jawaban = a

6 Watak tokoh la golo La golo yang tersesat di hutan C4 4


yang berubah menjadi dan bertemu sandari yang
anak yang berbakti pekerja keras menyadarkan
terhadap orang tua dia untuk berubah menjadi
ditunjukkan oleh kalimat lebih baik dan berbakti
kepada kedua orang tua nya
Jawaban = b

7 Kalimat “Ayah, apakah La golo yang merasa C5 6


tempatnya masih jauh? kelelahan karena berjalan
Aku sudah sangat lelah jauh menujukan perasaa
berjalan.” marah dirinya
menggambarkan
perasaan La Golo yang
sedang….

Jawaban = a

8 Cerita rakyat la golo Cerita la golo mengankat C3 4


bertema … cerita tentang anak yang yang
pemalas kemudian tersesat di
Jawaban = d hutan yang membuatnya
sadar dan ingin merubah diri
menjadi lebih baik
9 Percakapan di atas Percakapan menujukan C5 6
membahas tentang…. perintah ayah la golo untuk
segera melakukan perburuan
Jawaban = d

10 Apakah sang ayah Ayah la golo sama sekali C5 6


memberikan apa yang tidak mengiyakan kemauan la

122
diinginkan oleh La golo di karenakan la golo
golo… akan mendapat pandangan
masyarakat sebagai laki-laki
Jawaban = d lemah dan pengecut

11 Siapa sajakah tokoh Cerita la golo dominasi oleh C4 4


utama dalam cerita La la golo dan sandari
golo?

Jawaban = d

12 Pelajaran yang dapat kita Dari cerita la golo kita dapat C3 4


ambil dari Cerita rakyat mengambil pelajaran agar
la golo tersebut adalah selalu medegarkan nasehat
… orang tua

Jawaban = a

13 Ringkasan cerita la golo Inti dari cerita la golo adalah C3 4


adalah …. seorang anak pemalas yang
mendapat pengalaman dari
Jawaban = c ulahnya sendiri, dari
pengalaman tersebut
membuatnya tersadar dan
berubah menjadi lebih baik
14 Siapa yang mengantar Yang mengantar la golo C4 4
La golo pulang kembali pulang adalah raja dan
ke rumahnya.... prajurit karena la golo
memenangkan pertandingan
Jawaban = a adu ketangksan

15 Watak yang dimiliki Ayah la golo sosok yang C4 4


oleh ayah la golo adalah pekerja keras dan
…. bertanggung jawab pada
keluarganya terutama kepada
Jawaban = a la golo

16 Tokoh protagonis (baik) Tokoh yang berperan sebagai C4 4


dalam cerita rakyat la orang baik adalah orang tua la
golo di atas adalah .... golo yang siap menerima la
golo kapanpun dan sandari
Jawaban = a yang berbaik hati menolong a
golo
17 Paragraf kutipan cerita la La golo yang tersesat dalam C3 4
golo di atas mengandung hutan kemudian bertemu
nilai … dengan sandari yang siap

123
membantu nya dalam artian
Jawaban = b sandari menolong la golo

18` Kutipan teks di atas La golo yang di paksa C5 6


menggambarkan ayahnya untuk ikut berburu
perasaan… sangat kesal karena sangat
kelelahan
Jawaban = b
19 Apa yang membuat La La golo tersesat dalam hutan C3 4
Golo berubah menjadi karena ulahnya sendiri
anak yang berbakti…

Jawaban = c

20 Watak yang dimiliki Ayah la golo sosok yang C4 4


oleh ayah la golo adalah bertanggung jawab terutama
pada la golo
Jawaban = a

Lampiran 8

INSTRUMEN ANGKET VALIDASI AHLI MATERI BUKU CERITA

124
“Penilaian Ahli Materi Pada Pengembangan Buku Cerita Bergambar Interaktif
Berorientasi Literasi Dan Pendidikan Karakter Siswa Untuk Meningkatkan
Kemampuan Literasi Kelas V Sdn 63 Dodu Kota Bima”

Hal : Permohonan Pengisian Angket


Kepada :
Yth. Ibu Suriya Ningsih, M.Pd
Di Tempat- ’

Dalam rangka penulisan skripsi untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar (PGSD), Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Perndidikan (Stkip)

Taman Siswa, peneliti mengembangkan buku Cerita Bergambar Interaktif Berorientasi

Literasi dan Pendidikan Karakter Siswa Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi

Kelas V Sdn 63 Dodu Kota Bima. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya pengembangan

buku cerita dapat menungkatkan kemampuan literasi.

Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk

memberikan penilaian dan tangggapan sesuai dengan aspek yang diteliti berkaitan

dengan konsep materi pembelajaran, yang disertai pula saran maupun komentar guna

menyempurnakan buku cerita yang dikembangkan. Adapun aspek yang dinilai beserta

skala yang di gunakan terdiri dari empat (4) kategori pilihan alternatifnya sebagai

berikut:

No Indikator Kriteria Penilaian

125
Skor 4 Skor 2 Skor 3 Skor 1

1 Isi / Materi
Sangat Baik Cukup Kurang
2 Aspek Baik Baik Baik
Kebahasaan

Jawaban, saran maupun komentar dari Bapak/Ibu sangat bermanfaat bagi

peneliti untuk perbaikan dan meningkatkan kualitas buku cerita yang dikembangkan.

Atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu, peneliti sampaikan banyak terimakasih.

Lampiran 9

126
INSTRUMEN VALIDASI AHLI MATERI TERHADAP BUKU CERITA
BERGAMBAR INTERAKTIF PADA MATERI SISWA KELAS V SD

Judul Media : Buku Cerita Bergambar Interaktif


Muatan Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Teks Fiksi
Sasaran Media : Siswa kelas V SD
Validator : Suriya Ningsih, M.Pd
Hari/tanggal Validasi Tahap 1 : 20 April 2022

Petunjuk Pengisian :
1. Bapak/Ibu diharapkan memberi koreksi dan masukan pada setiap komponen
dengan cara menuliskan pada angket yang telah tersedia.
2. Penilaian yang diberikan pada setiap komonen dengan cara membubuhkan tanda
lingkaran (O) pada rentangan angka-angka penilaian yang dianggap tepat.
Makna angka-angka tersebut adalah:
Angka 4 : Sangat Sesuai
Angka 3 : Sesuai
Angka 2 : Kurang Sesuai
Angka 1 : Tidak Sesuai

Selain mengisi angka penilaian tersebut, mohon Bapak/Ibu memberi


saran. Di samping penilaian pada format A, Bapak/Ibu diharapkan memberikan
komentar dan saran perbaikan secara umum terhadap : “Media Buku Cerita
Bergambar Interaktif Siswa Kelas V SD” yang dihasilkan. Apabila masih
terdapat kekurangan atau kesalahan, saran secara umum dapat dituliskan pada
angket format B.

A. Isi / Materi

1. Bagaimanakah kesesuaian materi dengan KI dan KD?

127
4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

2. Apakah cerita dalam materi sesuai dengan karakteristik siswa kelas V SD?

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

3. Apakah teknik penyajian materi sudah sesuai dengan karakteristik materi


yang diajarkan?

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

4. Apakah teknik penyajian materi sudah sesuai dengan karakteristik siswa


kelas V SD?

4 3 2 1

Saran masukan:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

5. Apakah teknik penyajian materi sudah sesuai dengan kebutuhan siswa?

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

128
6. Apakah urutan penyajian materi sesuai dengan karakteristik siswa kelas V
SD?

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
I
B. Aspek Kebahasaan

1. Apakah jenis cerita yang dipakai dalam penelitian sesuai untuk siswa kelas
V SD?

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

2. Apakah bahasa yang digunakan dalam cerita sesuai dengan siswa kelas V
SD?

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

3. Apakah isi cerita sesuai untuk siswa kelas V SD?

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Saran perbaikan secara umum media buku cerita bergambar interaktif


untuk materi menemukan isi cerita pada siswa kelas V SD:
………………………………………………………………………………

129
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Kesimpulan umum,

Berdasarkan penilaian kelayakan tampilan maka buku cerita bergambar


interaktif pada materi nememukan isi cerita dinyatakan:
1.Layak untuk diujicobakan di lapangan tanpa revisi
2.Layak diujicobakan di lapangan dengan revisi
3.Tidak layak diujicobakan
*) lingkari salah satu

INSTRUMEN VALIDASI AHLI MATERI TERHADAP BUKU CERITA


BERGAMBAR INTERAKTIF PADA MATERI SISWA KELAS V SD

Judul Media : Buku Cerita Bergambar Interaktif


Muatan Pelajaran : Bahasa Indonesia

130
Materi Pokok : Teks Fiksi
Sasaran Media : Siswa kelas V SD
Validator : Suriya Ningsih, M.Pd
Hari/tanggal Validasi Tahap 2 : 10 Mei 2022

Petunjuk Pengisian :
1. Bapak/Ibu diharapkan memberi koreksi dan masukan pada setiap komponen
dengan cara menuliskan pada angket yang telah tersedia.
2. Penilaian yang diberikan pada setiap komonen dengan cara membubuhkan tanda
lingkaran (O) pada rentangan angka-angka penilaian yang dianggap tepat.
Makna angka-angka tersebut adalah:
Angka 4 : Sangat Sesuai
Angka 3 : Sesuai
Angka 2 : Kurang Sesuai
Angka 1 : Tidak Sesuai

Selain mengisi angka penilaian tersebut, mohon Bapak/Ibu memberi


saran. Di samping penilaian pada format A, Bapak/Ibu diharapkan memberikan
komentar dan saran perbaikan secara umum terhadap : “Media Buku Cerita
Bergambar Interaktif Siswa Kelas V SD” yang dihasilkan. Apabila masih
terdapat kekurangan atau kesalahan, saran secara umum dapat dituliskan pada
angket format B.

A. Isi / Materi

1. Bagaimanakah kesesuaian materi dengan KI dan KD?

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………

131
………………………………………………………………………………

2. Apakah cerita dalam materi sesuai dengan karakteristik siswa kelas V SD?

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

3. Apakah teknik penyajian materi sudah sesuai dengan karakteristik materi


yang diajarkan?

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

4. Apakah teknik penyajian materi sudah sesuai dengan karakteristik siswa


kelas V SD?

4 3 2 1

Saran masukan:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

5. Apakah teknik penyajian materi sudah sesuai dengan kebutuhan siswa?

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

6. Apakah urutan penyajian materi sesuai dengan karakteristik siswa kelas V


SD?

4 3 2 1

132
Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
I
B. Aspek Kebahasaan

1. Apakah jenis cerita yang dipakai dalam penelitian sesuai untuk siswa kelas
V SD?

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

2. Apakah bahasa yang digunakan dalam cerita sesuai dengan siswa kelas V
SD?

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

3. Apakah isi cerita sesuai untuk siswa kelas V SD?

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Saran perbaikan secara umum media buku cerita bergambar interaktif


untuk materi menemukan isi cerita pada siswa kelas V SD:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

133
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Kesimpulan umum,

Berdasarkan penilaian kelayakan tampilan maka buku cerita bergambar


interaktif pada materi nememukan isi cerita dinyatakan:
1.Layak untuk diujicobakan di lapangan tanpa revisi
2.Layak diujicobakan di lapangan dengan revisi
3.Tidak layak diujicobakan
*) lingkari salah satu

Bima,..........…………….. 2022

Validator,

……………………………

Lampiran 10

INSTRUMEN VALIDASI BUTIR SOAL TERHADAP BUKU CERITA


BERGAMBAR INTERAKTIF PADA MATERI SISWA KELAS V SD

134
Judul Media : Buku Cerita Bergambar Interaktif
Muatan Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Teks Fiksi
Sasaran Media : Siswa kelas V SD
Validator : Suriya Ningsih, M.Pd
Hari/tanggal Validasi Tahap 1 : 20 April 2022

Petunjuk Pengisian :
1. Bapak/Ibu diharapkan memberi koreksi dan masukan pada setiap komponen
dengan cara menuliskan pada angket yang telah tersedia.
2. Penilaian yang diberikan pada setiap komonen dengan cara membubuhkan tanda
lingkaran (O) pada rentangan angka-angka penilaian yang dianggap tepat.
Makna angka-angka tersebut adalah:
Angka 4 : Sangat Sesuai
Angka 3 : Sesuai
Angka 2 : Kurang Sesuai
Angka 1 : Tidak Sesuai

Selain mengisi angka penilaian tersebut, mohon Bapak/Ibu memberi


saran. Di samping penilaian pada format A, Bapak/Ibu diharapkan memberikan
komentar dan saran perbaikan secara umum terhadap : “Media Buku Cerita
Bergambar Interaktif Siswa Kelas V SD” yang dihasilkan. Apabila masih
terdapat kekurangan atau kesalahan, saran secara umum dapat dituliskan pada
angket format B.

A. Kejelasan

1. Kejelasan setiap butir soal

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

135
2. Kejelasan peyunjuk pengisian soal

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

B. Ketetapan Isi

1. Ketetapan bahasa dengan tingkat perkembangan anak kelas V (Lima)

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

2. Ketetapan bentuk soal dengan KI/KD

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

3. Tingkat kebenaran butir soal

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

C. Relevansi

1. Butir soal berkaitan dengan materi

4 3 2 1

136
Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

D. Ketetapan Bahasa

1. Bahasa yang digunakan mudah di pahami

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

2. Bahasa yang di gunakan efektif

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

3. Penulisan sesuai dengan EYD

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Saran perbaikan secara umum media buku cerita bergambar interaktif


untuk materi menemukan isi cerita pada siswa kelas V SD:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

137
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Kesimpulan umum,

Berdasarkan penilaian kelayakan tampilan maka buku cerita bergambar


interaktif pada materi nememukan isi cerita dinyatakan:
1.Layak untuk diujicobakan di lapangan tanpa revisi
2.Layak diujicobakan di lapangan dengan revisi
3.Tidak layak diujicobakan
*) lingkari salah satu

INSTRUMEN VALIDASI BUTIR SOAL TERHADAP BUKU CERITA


BERGAMBAR INTERAKTIF PADA MATERI SISWA KELAS V SD

Judul Media : Buku Cerita Bergambar Interaktif


Muatan Pelajaran : Bahasa Indonesia

138
Materi Pokok : Teks Fiksi
Sasaran Media : Siswa kelas V SD
Validator : Suriya Ningsih, M.Pd
Hari/tanggal Validasi Tahap 2 : 11 Mei 2022

Petunjuk Pengisian :
1. Bapak/Ibu diharapkan memberi koreksi dan masukan pada setiap komponen
dengan cara menuliskan pada angket yang telah tersedia.
2. Penilaian yang diberikan pada setiap komonen dengan cara membubuhkan tanda
lingkaran (O) pada rentangan angka-angka penilaian yang dianggap tepat.
Makna angka-angka tersebut adalah:
Angka 4 : Sangat Sesuai
Angka 3 : Sesuai
Angka 2 : Kurang Sesuai
Angka 1 : Tidak Sesuai

Selain mengisi angka penilaian tersebut, mohon Bapak/Ibu memberi


saran. Di samping penilaian pada format A, Bapak/Ibu diharapkan memberikan
komentar dan saran perbaikan secara umum terhadap : “Media Buku Cerita
Bergambar Interaktif Siswa Kelas V SD” yang dihasilkan. Apabila masih
terdapat kekurangan atau kesalahan, saran secara umum dapat dituliskan pada
angket format B.

A. Kejelasan

1. Kejelasan setiap butir soal

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

2. Kejelasan peyunjuk pengisian soal

139
4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

B. Ketetapan Isi

1. Ketetapan bahasa dengan tingkat perkembangan anak kelas V (Lima)

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

2. Ketetapan bentuk soal dengan KI/KD

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

3. Tingkat kebenaran butir soal

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

C. Relevansi

1. Butir soal berkaitan dengan materi

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

140
D. Ketetapan Bahasa

1. Bahasa yang digunakan mudah di pahami

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

2. Bahasa yang di gunakan efektif

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

3. Penulisan sesuai dengan EYD

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Saran perbaikan secara umum media buku cerita bergambar interaktif


untuk materi menemukan isi cerita pada siswa kelas V SD:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Kesimpulan umum,

141
Berdasarkan penilaian kelayakan tampilan maka buku cerita bergambar
interaktif pada materi nememukan isi cerita dinyatakan:
1.Layak untuk diujicobakan di lapangan tanpa revisi
2.Layak diujicobakan di lapangan dengan revisi
3.Tidak layak diujicobakan
*) lingkari salah satu

Bima,..........…………….. 2022

Validator,

…………………

Lampiran 11

INSTRUMEN ANGKET VALIDASI AHLI MEDIA BUKU CERITA

142
“Penilaian Ahli Media Pada Pengembangan Buku Cerita Bergambar Interaktif
Berorientasi Literasi Dan Pendidikan Karakter Siswa Untuk Meningkatkan
Kemampuan Literasi Kelas V Sdn 63 Dodu Kota Bima”

Hal : Permohonan Pengisian Angket


Kepada :
Yth.Bapak M.Safii, M.Pd
Di Tempat- ’

Dalam rangka penulisan skripsi untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar (PGSD), Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Perndidikan (Stkip)

Taman Siswa, peneliti mengembangkan buku Cerita Bergambar Interaktif Berorientasi

Literasi dan Pendidikan Karakter Siswa Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi

Kelas V Sdn 63 Dodu Kota Bima. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya pengembangan

buku cerita dapat menungkatkan kemampuan literasi.

Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk

memberikan penilaian dan tangggapan sesuai dengan aspek yang diteliti berkaitan

dengan konsep materi pembelajaran, yang disertai pula saran maupun komentar guna

menyempurnakan buku cerita yang dikembangkan. Adapun aspek yang dinilai beserta

skala yang di gunakan terdiri dari empat (4) kategori pilihan alternatifnya sebagai

berikut:

No Indikator Kriteria Penilaian

143
Skor 4 Skor 2 Skor 3 Skor 1

1 Isi / Materi
Sangat Baik Cukup Kurang
2 Aspek Baik Baik Baik
Kebahasaan

Jawaban, saran maupun komentar dari Bapak/Ibu sangat bermanfaat bagi

peneliti untuk perbaikan dan meningkatkan kualitas buku cerita yang dikembangkan.

Atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu, peneliti sampaikan banyak terimakasih.

Lampiran 12

INSTRUMEN AHLI MEDIA TERHADAP BUKU CERITA BERGAMBAR


INTERAKTIF PADA MATERI SISWA KELAS V SD

144
Judul Media : Buku Cerita Bergambar Interaktif
Muatan Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Teks Fiksi
Sasaran Media : Siswa kelas V SD
Validator : M. Safii, M.Pd
Hari/tanggal Validasi Tahap 1 : 22 April 20222

Petunjuk Pengisian :
1. Bapak/Ibu diharapkan memberi koreksi dan masukan pada setiap komponen
dengan cara menuliskan pada angket yang telah tersedia.
2. Penilaian yang diberikan pada setiap komonen dengan cara membubuhkan tanda
lingkaran (O) pada rentangan angka-angka penilaian yang dianggap tepat.
Makna angka-angka tersebut adalah:
Angka 4 : Sangat Sesuai
Angka 3 : Sesuai
Angka 2 : Kurang Sesuai
Angka 1 : Tidak Sesuai

Selain mengisi angka penilaian tersebut, mohon Bapak/Ibu memberi


saran. Di samping penilaian pada format A, Bapak/Ibu diharapkan memberikan
komentar dan saran perbaikan secara umum terhadap : “Media Buku Cerita
Bergambar Interaktif Pada Siswa Kelas V SD” yang dihasilkan. Apabila masih
terdapat kekurangan atau kesalahan, saran secara umum dapat dituliskan pada
angket format B.

A. Bentuk, Warna, dan Bahan

1. Apakah desain buku cerita bergambar interaktif yang dikembangkan


menarik perhatian siswa?

145
4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

2. Apakah desain buku cerita bergambar interaktif sesuai dengan karakter


siswa?

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

3. Apakah ukuran buku cerita bergambar interaktif telah sesuai dengan


kebutuhan siswa?

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

4. Apakah komposisi warna buku cerita bergambar interaktif telah sesuai?

4 3 2 1

Saran masukan:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

5. Apakah media buku cerita bergambar interaktif mudah dikelola?

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

6. Apakah media buku cerita bergambar interaktif mudah perawatanya?

146
4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

7. Apakah media buku cerita bergambar interaktif mudah digunakan?

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Saran perbaikan secara umum media buku cerita bergambar interaktif


pada siswa kelas V SD:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Kesimpulan umum,

Berdasarkan penilaian kelayakan tampilan maka buku cerita bergambar


interaktif pada materi nememukan isi cerita dinyatakan:
1.Layak untuk diujicobakan di lapangan tanpa revisi
2.Layak diujicobakan di lapangan dengan revisi
3.Tidak layak diujicobakan
*) lingkari salah satu

147
148
INSTRUMEN AHLI MEDIA
TERHADAP BUKU CERITA
BERGAMBAR INTERAKTIF PADA
MATERI SISWA KELAS V SD

Judul Media : Buku Cerita Bergambar Interaktif


Muatan Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Teks Fiksi
Sasaran Media : Siswa kelas V SD
Validator : M. Safii, M.Pd
Hari/tanggal Validasi Tahap 2 : 25 April 20222

Petunjuk Pengisian :
1. Bapak/Ibu diharapkan memberi koreksi dan masukan pada setiap komponen
dengan cara menuliskan pada angket yang telah tersedia.
2. Penilaian yang diberikan pada setiap komonen dengan cara membubuhkan tanda
lingkaran (O) pada rentangan angka-angka penilaian yang dianggap tepat.
Makna angka-angka tersebut adalah:
Angka 4 : Sangat Sesuai
Angka 3 : Sesuai
Angka 2 : Kurang Sesuai
Angka 1 : Tidak Sesuai
Selain mengisi angka penilaian tersebut, mohon Bapak/Ibu memberi
saran. Di samping penilaian pada format A, Bapak/Ibu diharapkan memberikan
komentar dan saran perbaikan secara umum terhadap : “Media Buku Cerita
Bergambar Interaktif Pada Siswa Kelas V SD” yang dihasilkan. Apabila masih
terdapat kekurangan atau kesalahan, saran secara umum dapat dituliskan pada
angket format B.

A. Bentuk, Warna, dan Bahan

1. Apakah desain buku cerita bergambar interaktif yang dikembangkan


menarik perhatian siswa?

149
4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

2. Apakah desain buku cerita bergambar interaktif sesuai dengan karakter


siswa?

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

3. Apakah ukuran buku cerita bergambar interaktif telah sesuai dengan


kebutuhan siswa?

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

4. Apakah komposisi warna buku cerita bergambar interaktif telah sesuai?

4 3 2 1

Saran masukan:
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

5. Apakah media buku cerita bergambar interaktif mudah dikelola?

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

6. Apakah media buku cerita bergambar interaktif mudah perawatanya?

150
4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

7. Apakah media buku cerita bergambar interaktif mudah digunakan?

4 3 2 1

Saran masukan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Saran perbaikan secara umum media buku cerita bergambar interaktif


pada siswa kelas V SD:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Kesimpulan umum,
Berdasarkan penilaian kelayakan tampilan maka buku cerita bergambar
interaktif pada materi nememukan isi cerita dinyatakan:
1.Layak untuk diujicobakan di lapangan tanpa revisi
2.Layak diujicobakan di lapangan dengan revisi
3.Tidak layak diujicobakan
*) lingkari salah satu

151
Lampiran 13

INSTRUMEN VALIDASI RESPON GURU TERHADAP BUKU CERITA


BERGAMBAR INTERAKTIF

Nama :
NIP :
Instansi :
Petunjuk Pengisian :

1. Isilah nama, NIP, dan asal instansi pada kolom yang sudah disediakan.
2. Bacalah beberapa aspek pernyataan pada kolom di bawah ini, kemudian isilah
tanda centang (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat masing
masing.

Keterangan:
1 : Kurang Setuju
2 : Cukup
3 : Setuju
4 : Sangat Setuju

Daftar pertanyaan :

No. Pertanyaan Pilihan

1. Penampilan buku cerita bergambar interaktif


menarik dan menumbuhkan rasa ingin tahu siswa
untuk mneggunakannya sebagai media.
2. Media buku cerita bergambar interaktif sesuai
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, dan
indikator pembelajaran.
3. Buku cerita bergambar interaktif mudah digunakan
siswa dan seusai dengan tingkat perkembangan
dan pemikiran siswa Sekolah Dasar.
4. Desain buku cerita bergambar interaktif variatif
dan dapat menarik perhatian siswa.

5. Media buku cerita bergambar interaktif dapat


menumbuhkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran.
6. Media buku cerita bergambar interaktif membuat
siswa lebih percaya diri saat bercerita.
7. Dengan adanya buku cerita bergambar interaktif

152
ini memudahkan dalam proses pembelajaran .

8. Media buku cerita bergambar interaktif


memotivasi siswa dalam pembelajaran.
9. Langkah-langkah penggunaan media buku cerita
bergambar interaktif mudah dimengerti.
10 Jumlah halaman buku sudah sesuai

Saran: :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

Bima, ............................. 2022


Guru Kelas V

............................................
NIP.

Lampiran 14

INSTRUMEN ANGKET RESPON SISWA TERHADAP BUKU CERITA


BERGAMBAR INTERAKTIF

153
Nama :
No.Presensi :
Petunjuk Pengisian :

Isilah kolom berikut ini dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang
tersedia sesuai dengan pendapat masing-masing

Contoh :

Pilihan
No
.
Pertanyaan
1 2 3 4

Tampilan buku cerita bergambar


1. interaktif secara keseluruhan √
menarik.
Media buku cerita bergambar
interaktif sesuai Kompetensi Inti
2. √
dan Kompetensi Dasar, dan
indikator pembelajaran.

Keterangan:
1 : Kurang Setuju
2 : Cukup
3 : Setuju
4 : Sangat Setuju

Daftar pertanyaan :

No. Pertanyaan Pilihan

1. Penampilan buku cerita bergambar interaktif


menarik dan menumbuhkan rasa ingin tahu siswa
untuk mneggunakannya sebagai media.
2. Media buku cerita bergambar interaktif sesuai
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, dan
indikator pembelajaran.
3. Buku cerita bergambar interaktif mudah digunakan
siswa dan seusai dengan tingkat perkembangan
dan pemikiran siswa Sekolah Dasar.

154
4. Desain buku cerita bergambar interaktif variatif
dan dapat menarik perhatian siswa.

5. Media buku cerita bergambar interaktif dapat


menumbuhkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran.
6. Media buku cerita bergambar interaktif membuat
siswa lebih percaya diri saat bercerita.
7. Dengan adanya buku cerita bergambar interaktif
ini memudahkan dalam proses pembelajaran .

8. Media buku cerita bergambar interaktif


memotivasi siswa dalam pembelajaran.
9. Langkah-langkah penggunaan media buku cerita
bergambar interaktif mudah dimengerti.
10 Jumlah halaman buku sudah sesuai

Saran: :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

Bima, ............................. 2022


Guru Kelas V

............................................
NIP

PEDOMAN OBSERVASI

155
Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah mengamati partisipasi

warga sekolah dalam pelaksanaan program pendidikan inklusif di SD Negeri Gejayan

meliputi:

A. Tujuan :

Untuk memperoleh informasi dan data baik mengenai kondisi fisik maupun non

fisik pelaksanaan program pendidikan inklusif di SD Gejayan.

B. Aspek yang diamati :

1. Alamat/lokasi sekolah

2. Lingkungan fisik sekolah pada umumnya

3. Unit kantor/ruang kerja

4. Ruang Kelas

5. Laboratorium dan sarana belajar lainnya

6. Suasana/iklim kehidupan sehari-hari baik secara akademik maupun social

7. Proses kegiatan belajar mengajar di kelas

8. Siapa saja yang berperan dalam pelaksanaan program pendidikan inklusif

156

Anda mungkin juga menyukai