SDN GUNUNGGEDANGAN 2
Lingkungan Kedungsari No. 305 Kota Mojokerto
LEMBAR PENGESAHAN
SDN GUNUNGGEDANGAN 2
Laporan ini telah disusun berdasarkan hasil analisis konteks dengan mempertimbangkan kondisi
lingkungan dan karakteristik siswa dengan harapan dapat digunakan sebagai pedoman untuk
melaksanakan proses pembelajaran yang efektif selama satu tahun kedepan yaitu tahun 2022-2023 pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 30 Juni 2022
Pukul : 14.00
Tempat : SDN Gununggedangan 2
Kecamatan : Magersari
Kota : Mojokerto
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah, SWT atas terselesainya Laporan Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) di SD Negeri Gununggedangan 2 Kecamatan Magersari Kota Mojokerto yang disusun
berdasarkan program sekolah disusun sebagai pedoman dan acuan dalam pengelolaan sekolah dan
pengelolaan pembelajaran.
Laporan ini disusun dan dikembangkan secara berdiversifikasi dengan maksud agar
memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan
potensi yang ada di daerah serta peserta didik. Program dikembangkan dan dilaksanakan ditingkat satuan
pendidikan. SD Negeri Gununggedangan 2 Kecamatan Magersari Kota Mojokerto ini disusun
berdasarkan Permendikbud Nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti dan Visi-Misi
sekolah.
Kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepala Dinas Pendidikan Kota Mojokerto yang telah memberi motivasi dalam penyusunan
kurikulum.
2. Pengawas SD Kota Mojokerto
3.Serta semua pihak yang telah membantu terselesainya Kurikulum ini.
Saran dan masukan sangat diharapkan untuk kesempurnaan program ini. Semoga Program Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) di SDN Gununggedangan 2 Kota Mojokerto dapat digunakan sebagai pedoman
pengembangan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Gununggedangan 2 Kota Mojokerto dan dunia
pendidikan pada umumnya.
Wassalam,
Tim Penyusun
LAPORAN KEGIATAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH
SDN GUNUNGGEDANGAN 2
I. PENDAHULUAN
Rendahnya literasi membaca tersebut akan berpengaruh pada daya saing bangsa dalam persaingan
global. Hal ini memberikan penguatan bahwa pembiasaan wajib baca sangat penting diterapkan dalam
pendidikan di Indonesia. Disebabkan karena wajib baca mempunyai tujuan yang sangat luas dan
mendasar yakni : a) membentuk budi pekerti luhur; b) mengembangkan rasa cinta membaca; c)
merangsang tumbuhnya kegiatan membaca di luar sekolah; d) menambah pengetahuan dan pengalaman;
e) meningkatkan intelektual; f ) meningkatkan kreativitas; g) meningkatkan kemampuan literasi tinggi.
Gerakan Literasi Sekolah sangat diperlukan terutama untuk menyambut era digital. Adanya
Program GLS akan meningkatkan mutu literasi dikalangan Pendidikan tidak terkecuali pada
pendidikan Khusus dan akhirnya meningkatkan kwalitas layanan Pendidikan Khusus itu
sendiri. Keberadaan pusat dan kantong literasi yang bermutu dapat meningkatkan kwalitas pembelajaran
pendidikan di SLB.
Beranjak dari permasahan yang ditemukan dilapangan TIM GLS SDN Gununggedangan 2 Kota
Mojokerto mencoba merumuskan Program GLS. Sebuah program sederhana yang ditekuni tidak hanya
sesaat. Namun TIM ingin mencoba menerapkannya secara kontiniu tanpa terputus-putus yang dimulai
dari dalam kelas.
II. TUJUAN
Kegiatan kaya literasi di SDN Gununggedangan 2 ini mempunyai beberapa tujuan untuk menciptakan iklim
literasi di sekolah dasar yang meliputi:
2. Lingkungan sosial dan afektif dukungan dan partisipasi aktif semua warga sekolah dalam
melaksanakan kegiatan literasi SLB.
3. Lingkungan akademik adanya program literasi yang nyata dan bisa dilaksanakan oleh seluruh warga
sekolah.
III. MANFAAT
Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari kegiatan kaya literasi di SDN Gununggedangan 2 yaitu :
1. Pemahaman seputar kegiatan literasi sekolah yang bisa dilakukan oleh semua lingkungan.
2. Menumbuhkan semangat berkarya bagi pendidik yang bermuara kedalam hal literasi
IV. DASAR HUKUM
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan pemerintah No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/Kota
4. Peraturan pemerintah No 23 Tahun 2014 tentang perubahanatas atas Peraturan pemerintah No. 38
tahun 2007 tentang Pembagian Urusan pemerintah Antara pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi
dan Pemerintah Daerah kabupaten/ Kota.
5. Peraturan Pemerintah No.17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
8. Permendikbud No 21 tahun 2016 Tentang standar Isi. Styandar Isi dikembangkan untuk menentukan
kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang
dirumuskan pada Standar kompetensi Lulusan, yakni sikap. Pengetahuan dan keterampilan.
VISI
Menciptakan suasana literasi bagi siswa dalam mengakses , memahami dan menggunakan informasi
yang berada di sekitarnya untuk mengatasi permasalahan hidup
MISI
Menumbuhkan semangat literasi untuk berkembang sesuai tahap perkembangan yang dapat
diprediksi
Tidak ada istilah terlalu banyak untuk membaca dan menulis yang bermakna
Program literasi sekolah dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangan kesiapan sekolah.
Adapun tahap berikut adalah:
Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan
membaca dalam diri warga sekolah. Penumbuhan inat baca merupakan hal fundamental bagi
pengembangan kemampuan literasi.
Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan mengembangkan kemampun mengembangkan bacaan dan
mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis dan mengolah kemampuan komunikasi
secara kreatif.
VII. BENTUK KEGIATAN
Banyak cara yang mungkin dapat dilakukan dalam melaksanakan suatu kegiatan, sekolah literasi.
Namun secara bertahap bentuk kegiatan yang akan dilakukan dikemas sedemikian rupa untuk dapat
disesuaikan dengan visi dan misi yang diemban. Adapun bentuk kegiatan tersebut adalah sebagai
berikut:
1.Tahap Pembiasaan
e) Membacakan cerita.
Program ini bertujuan memotivasi peserta didik membaca lebih banyak lagi
1)Guru memilih buku/cerita yang bermanfaat dan menarik untuk dibacakan di depan
peserta didik.
2)Guru membacakan cerita dengan ekspresi dan penghayatan yang tepat.
3)Tanya jawab dengan peserta didik tentang cerita yang telah dibacakan.
4)Pada tahap berikutnya, peserta didik secara bergiliran diminta membaca cerita menarik
lain di hadapan teman sekelas.
5)Diadadakan lomba membaca cerita bagi peserta didik setiap tahun.
2. Tahap Pengembangan
d. Duta Literasi
Duta literasi merupakan peserta didik terpilih yang bertugas untuk mengembangkan program literasi di
sekolah. Beberapa kegiatan duta literasi dapat dilakukan, antara lain:
1) Wali kelas mengadakan seleksi duta literasi.
2) Wali kelas memilih tiga duta literasi .
3) Duta literasi dilatih dan dibekali keterampilan membaca dan menulis.
4) Duta literasi wajib menjadi teladan membaca dan menulis.
5) Duta literasi bertugas memotivasi peserta didik lainnya agar gemar membaca.
6) Duta literasi bertugas mengelola sudut baca.
7) Duta literasi bertugas mengelola majalah dinding (mading) kelas. Kartu Mandiri Kartu mandiri
berguna untuk memonitor target buku bacaan peserta didik.
8) Kartu mandiri berisi catatan buku yang sudah dibaca peserta didik.
9) Peserta didik bersama guru menentukan target minimal buku, misalnya minimal 25 buku
h. Penghargaan Membaca
Penghargaan ini bertujuan meningkatkan motivasi membaca peserta didik. Kegiatan penghargaan
membaca yang dapat dilakukan antara lain:
1) Guru bekerja sama dengan pengelola perpustakaan sekolah untuk menyediakan catatan
kunjungan peserta didik ke perpustakaan.
2) Guru menyosialisasikan kepada seluruh peserta didik tentang program Pembaca Terbaik yang
akan dilaksanakan setiap bulan.
3) Peserta didik akan berkompetisi membaca di perpustakaan sebanyak-banyaknya setiap saat.
Kunjungan peserta didik ke perpustakaan sekolah dapat dilakukan ketika jam istirahat atau
waktu senggang.
4) Setiap bulan, guru akan memilih pembaca terbaik di sekolah kemudian diberi hadiah buku dan
tercatat di papan Pembaca Terbaik Bulan Ini.
5) Pembaca terbaik dipilih berdasarkan frekuensi kunjungan peserta didik ke perpustakaan, jumlah
buku yang dipinjam, dan jenis buku-buku yang dibaca serta dipinjam peserta didik.
6) Jika sudah berjalan satu tahun, guru atau sekolah akan memilih pembaca terbaik selama satu
tahun.
7) Pemilihan Pembaca Terbaik dapat dilakukan pada setiap jenjang.
3. Tahap Pembelajaran
c. Diorama Cerita
Kegiatan ini bertujuan membiasakan peserta didik untuk membaca sastra. Kegiatan dalam diorama
cerita, antara lain:
1) peserta didik berkelompok 2–3 peserta didik,
2) membaca buku cerita,
3) mendiskusikannya dalam kelompok,
4) membuat diorama cerita,
5) peserta didik bercerita di depan teman dengan bantuan diorama cerita.
d. Piramida Cerita
Kegiatan ini membiasakan peserta didik untuk membaca sastra. Berikut ini contoh kegiatan dalam
piramida cerita yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
1) berkelompok 2–3 peserta didik;
2) membaca buku cerita bersama;
3) diskusi menentukan bagian-bagian penting cerita;
4) mengambar piramida di kertas;
5) menulis bagian awal, inti, dan akhir cerita di tiga sisi piramida;
6) peserta didik bercerita di depan teman dengan bantuan piramida.
Berkunjung ke perpustakaan
Guru Pustaka Guru Kelas
2 Senin sekolah II
Berkunjung ke perpustakaan
Guru Pustaka Guru Kelas
4 Rabu sekolah IV
Berkunjung ke perpustakaan
Guru Pustaka Guru Kelas
5 Kamis sekolah V
Berkunjung ke perpustakaan
Guru Pustaka Guru Kelas
6 Jum’at sekolah VI
IX. PESERTA
XI. SUMBER DANA
Merupakan bentuk sarana agar mudah diakses untuk mendapatkan informasi. Tempat yang akan
dipergunakan.
Ruang majelis guru telah tersedia lemari kaca sebagai tempat menyimpan dan menata buku-buku
karya guru atau buku-buku yang diperlukan berkaitan dengan Pengembangan Diri dan Publikasi Ilmiah
guru serta buku-buku penunjang pembelajaran siswa. Sebagian buku-buku penunjang merupakan hasil
karya guru siswa diberi kesempat untuk membaca buku-buku tersebut.
Terciptanya pojok literasi disetiap kelas yang merupakan bentuk kegiatan yang melibatkan guru dan
siswa sebagai sasaran kegiatan dengan menata pojok Literasi di kelas.Guru dan siswa berkreasi menghias
pojok literasi kelas dan memajang bukunya sedemikian rupa sehingga memudahkan siswa dalam membaca.
Guru telah mendata seluruh buku yang ada serta mencatat buku yang dibaca oleh siswa hari itu.. Pemberian
hadiah untuk pojok literasi kepada kelas yang baik.
3. Mading
Merupakan bentuk kegiatan internal yang melibatkan seluruh elemen yang ada di SLBN I Padang
Telah ditempatkan tiga buah mading dilorong sekolah. Satu buah di ruang tunggu orang tua. Satu lagi di
ruang majelis guru yang dikelola oleh pengurus GLS. Juga disediakan mading tempat memampangkan
karya-karya guru dan kepala sekolah.
Pada ruang tunggu orang tua murid juga telah tersedia mading untuk memuat karya orang tua sehingga
ruang tunggu menjadi tempat yang mengasyikan.Ada sebagian orang tua yang telah mengisi mading
tersebut dengan karya-karyanya.
4. Memanfaatkan teknologi dan media sosial
Telah dimanfaatkannya meda Whatsapp sebagai bentuk wadah tempat meninformasikan dan tempat
membuat karya sastra ( cerpen, puisi, dan Pantun serta foto-foto kegiatan literasi di SDN Gunungedangan
2. Hasil karya yang dibuat dipajang di mading guru dan kepala sekolah dan diterbitkan di Jurnal ber-
ISSN.
Untuk menambah minat membaca dan menulis guru maka GLS SLBN I Padang telah mengantar tulisan
kepala sekolah dan guru kepenerbit untuk di terbitkan
a. Puisi
b. Cerpen
XIV. PENUTUP
Demikian laporan kegiatan GLS SDN Gununggedangan 2 Kota Mojokerto yang kami susun berdasarkan
program kegiatan Literasi SDN Gununggedangan 2 yang dimusyawarahkan dalam rapat pengurus GLS.
Terima kasih atas bantuan moral dan material serta kerja sama yang baik sehingga terlaksananya program
kegiatanGerakan Literasi Di SDN Gununggedangan 2.