Anda di halaman 1dari 84

PENERAPAN MODUL LITERASI DIGITAL BERBASIS

BUDAYA LOKAL MADIUN UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN LITERASI SISWA KELAS V
SDN 02 KLEGEN MADIUN

SKRIPSI

Disusun oleh :
DAFFA ADHIZA ILFANI
1902101148

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

2023
PENERAPAN MODUL LITERASI DIGITAL BERBASIS BUDAYA
LOKAL MADIUN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI
SISWA SDN 02 KLEGEN MADIUN

SKRIPSI

Diajukan kepada UNIVERSITAS PGRI MADIUN untuk

Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program

Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh :
DAFFA ADHIZA ILFANI
1902101148

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

2023

ii
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

iii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

v
MOTTO DAN KATA PERSEMBAHAN

“Selalu ada harga yang dibayar akan setiap perubahan dalam hidup, nikmatilah
proses lelah,dan lebarkan lagi rasa sabar. Semua akan kau invertasikan menjadi
dirimu yang lebih baik, mungkin semua tak akan berjalan lancar tapi ombak
halangan itu yang nanti dapat diceritakan kepada masa depanmu kelak”

“Lelahkan badanmu untuk hal yang berguna dan jangan goyahkan impianmu
hanya karena keadaan tidak sesuai harapan, karena percayalah ridho ne gusti
Allah selalu ada untuk semua hambanya”

“Kita bukan lagi anak kecil, kita bukan lagi beban orang tua, dan kita bukan
sampah masyarakat tapi kita adalah anak yang dilahirkan pantas untuk
mendapatkan cita-cita dan mencapai puncak impian yang dimana hanya diri
sendiri yang mampu mencapainya”

(DAFFA ADHIZA ILFANI)

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

Allah SWT sebagai wujud rasa bersyukur hambamu ini atas ilmu dan pengalaman
yang telah diberikan.
Bapak KATUJI dan Ibu SUTINI sebagai support system utama saya yang telah
memberikan kasih sayang, doa dan membimbing saya dari kejamnya dunia
fana.
Adik Raihana Dwi Rahmawati dan Arya Putra Dirgantara sebagai penyemangat
kakak untuk menjadi lebih baik dan pantang menyerah.
Dosen-dosen baik yang telah saya kenal dan selalu membimbing saya untuk
menjadi mahasiswa yang labih baik, berprestasi dan memiliki pengalaman
yang luar biasa
Teman dan kating HIMADIGSAR yang telah memberikan saya pengalaman
berkesan dan dukungan satu sama lain untuk bisa mencapai segala tujuan.
Ilham Hadiwinata, Muklas Adi dan Moh Luthki Azhari yang sudah seperti
saudara yang memberikan dukungan, semangat, arti hidup, dan pengalaman
hidup yang baik bagi saya.
Seseorang yang menjadi motivasi saya untuk menjadi lebih baik dari diriku
dimasa lalu.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,
taufid, serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul "Penerapan Modul Literasi Digital Berbasis Budaya Lokal Madiun
Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Siswa Kelas V SDN 02 Klegen
Madiun" dengan baik dan tepat waktu. Sholawat serta salam tak lupa peneliti
curahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membawa
petunjuk kebenaran hingga dinantikan syafaatnya kelak di yaumul qiyamah.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Sastra 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Madiun. Peneliti menyadari bahwa tanpa
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung, penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik dan lancar.
Dengan penuh keikhlasan dan kerendahan dalam hati, peneliti haturkan banyak
terima kasih kepada:

1. Dr. H. Supri Wahyudi Utomo, M.Pd selaku Rektor Universitas PGRI Madiun

2. Dr. Sardulo Gembong, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas PGRI Madiun

3. Dr. Endang Sri Maruti, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas PGRI Madiun

4. Vivi Rulviana, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Dr. Sri Budyartati, M.Pd
selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar dan telaten memberikan saran
dan nasihat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.

5. Sumarsih, S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah dan Sri Suestik, S.Pd selaku wali
kelas V di SDN 02 Klegen yang senantiasa membantu peneliti dalam
mengumpulkan berbagai macam informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

vii
6. Segenap dosen beserta staff FKIP Universitas PGRI Madiun, tak terkecuali
dosen beserta staff Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

7. Seluruh teman-teman PGSD angkatan 2019, dan yang paling khusus teman-
teman PGSD kelas F.

8. Bapak Katuji dan Bu Sutini selaku orang tua yang telah memberikan dukungan
serta doanya.

9. Wulan Apriliana W P dan Azzahra Maharani sebagai patner yang telah


memberikan waktu, semangat, doa dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Binti Isticomah, Galuh Mei, Sita Lufiah, dan Mudyah sebagai kating dan
mbak-mbak yang sering membantu dan memberikan masukan dalam pengerjaan
skripsi ini.

11. Serta seluruh pihak yang telah memotivasi dalam penyusunan skripsi dan
tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, penulisan, dan bahasan. Oleh
karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna menjadi acuan serta bekal pengalaman untuk lebih baik di masa yang akan
datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya
bagi peneliti sendiri.

Madiun, 10 Juli 2023


Peneliti,

Daffa Adhiza Ilfani


NIM. 1902101148

viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN ........................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................................ v
MOTTO DAN KATA PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
KATA PENGANTAR................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xiii
ABSTRAK .................................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 5
C. Rumusan Masalah dan Alternatif Pemecahannya ....................................... 5
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
E. Kegunaan Penelitian .................................................................................. 6
F. Definisi Istilah ........................................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN ...................................... 10
A. Kajian Pustaka ........................................................................................ 10
1. Modul................................................................................................................ 10
2. Literasi .............................................................................................................. 11
3. Literasi Digital .................................................................................................. 13
4. Budaya Lokal .................................................................................................... 16
5. Kemampuan Literasi Siswa................................................................................ 17
6. Modul Literasi Digital Berbasis Budaya Lokal Madiun ...................................... 19
B. Kajian Penelitian yang Relevan ............................................................... 21
C. Kerangka Berfikir.................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 24
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 24
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian .............................................................. 25
C. Prosedur Penelitian .................................................................................. 26

ix
D. Indikator Kinerja ..................................................................................... 30
E. Sumber Data ........................................................................................... 31
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 32
G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 39
A. Deskripsi Situasi dan Kondisi Tempat Penelitian ..................................... 39
B. Hasil Penelitian ....................................................................................... 40
C. Pembahasan ............................................................................................ 60
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 66
A. Simpulan ................................................................................................. 66
B. Saran ....................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................................71

RIWAYAT HIDUP..........................................................................................................116

x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ................................................................................25

Tabel 3.2 Indikator Kinerja ................................................................................30

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian................................................................................31

Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Test .........................................................................33

Tabel 3.5 Kisi-kisi Wawancara ..........................................................................35

Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus .....................................................................41

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siklus I ..........................................................................48

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus II ........................................................................56

xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ...........................................................................23

Gambar 3.1 Siklus Kegiatan Penelitian .............................................................27

Gambar 3.2 Analisis Data Model Interaktif ........................................................36

Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa ......................................61

xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pre Test ...........................................................................................72

Lampiran 2 Nama Siswa dan Hasil Nilai Pra Siklus ...........................................74

Lampiran 3 Rencana Pembelajaran Pelaksanaan Siklus I....................................75

Lampiran 4 Nama Siswa dan Hasil Siklus I ........................................................86

Lampiran 5 Hasil Obervasi Siklus I ....................................................................87

Lampiran 6 Rencana Pembelajaran Pelaksanaan Siklus II ..................................88

Lampiran 7 Nama Siswa dan Hasil Siklus I ...................................................... 101

Lampiran 8 Hasil Observasi Siklus II .............................................................. 102

Lampiran 9 Hasil Wawancara Wali Kelas V ................................................... 103

Lampiran 10 Modul Literasi Digital Berbasis Budaya Lokal Madiun .............. 104

Lampiran 11 Surat Usulan Judul ..................................................................... 105

Lampiran 12 Surat Izin Penelitian ................................................................... 106

Lampiran 13 Surat Keterangan Sudah Penelitian ............................................. 107

Lampiran 14 Validasi Daftar Pustaka .............................................................. 108

Lampiran 15 Berita Acara Validasi Pustaka .................................................... 114

Lampiran 16 Dokumentasi .............................................................................. 115

xiii
ABSTRAK

Daffa Adhiza Ilfani. 2023. Penerapan Modul Digital Berbasis Budaya Lokal
Madiun Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Siswa Kelas V SDN 02
Klegen Madiun. Skripsi. Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP,
Universitas PGRI Madiun. Pembimbing (1) Vivi Rulviana, M.Pd. , (II) Dr.
Sri Budyartati, M.Pd.

Modul merupakan suatu bahan ajar yang dikemas secara utuh dan
sistematis yang berisi tentang pengalaman belajar yang terencana dan didesain
untuk membantu siswa dalam belajar. Modul literasi digital adalah sebuah
pengembangan model literasi yang didesain dengan IT untuk lebih menarik dan
lebih mudah untuk diakses dimanapun dengan alat elektronik. Penelitian ini
dilakukan disekolah SDN 02 Klegen dengan sasaran siswa kelas V. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana penerapan modul literasi digital
berbasis budaya lokal Madiun untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa
kelas V SDN 02 Klegen Madiun dan keuntungan yang diperoleh dari penerapan
modul tersebut. Penelitian ini melibatkan guru kelas dan 28 siswa kelas V SDN 02
Klegen. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan
pendekatan kualitatif. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes,
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pada pra skilus hasil nilai ketuntasan
hanya 7% setelah dilakukan penerapan hasil siklus I dengan nilai rata-rata 71,3
atau 54% mencapai ketuntasan kemudian dilanjutkan siklus II mendapatkan nilai
rata-rata 82,35 atau 96% mencapai ketuntasan. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa penerapan modul literasi digital berbasis budaya lokal Madiun dapat
meningkatkan kemampuan literasi siswa kelas V SDN 02 Klegen. Keuntungan
yang diperolah dalam penelitian ini meningkatkan kemampuan literasi siswa,
menambahkan pengetahuan budaya lokal Madiun, meningkatkan kemampuan IT
siswa, dan menambah media belajar literasi siswa.

Kata kunci : Modul Literasi Digital, Budaya Lokal, Kemampuan Literas

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Minat baca yang rendah di Indonesia memang sering dihubungkan oleh

lingkungan sekitar dengan kemauan literasi yang kecil. Dalam PIRLS rata-

rata kemampuan membaca siswa Indonesia tahun 2017 berada dilevel rendah

(Tensa Novela & Widyastono, 2022). Dalam UNESCO literasi di indonesia

dalam jurnal Ninawati & Wahyuni, (2020) berisi tentang setiap penduduk

dengan perbandingan seribu banding satu penduduk yang memiliki

kemampuan literasi baik dan dari Central Connecticut State University

(CCSU) dengan dasar "Negara Kebanyakan Literasi di Dunia" pada bulan

maret 2016 mendapatkan data bahwa Indonesia menduduki peringkat 60 dari

61 negara yang telah diteliti. Pada jurnal Ninawati & Wahyuni, (2020)

terdapat sebuah survey yang dilakukan oleh Center For Strategic And

International Studies(CSIS) pada bulan November 2017 mendapatkan data

bahwa generasi Y atau anak milenial memiliki minat tulis yang rendah dan

dapat menjadi problematika dimasa depan nanti.

Secara umum kebutuhan literasi pada tingkat sekolah dasar sangatlah

penting untuk meningkatkan kemampuan membaca, menulis, menyimak,

berfikir dan berhitung Amalia Syahrial et al., (2021). Pada jurnal Lufiah,

(2022) berpendapat bahwa dalam literasi dalam bahasa inggris menjadi

1
2

literacy dengan bahasa latin litterat (huruf) yang mengartikan bahwa

menguasai sistem penulisan dan aturan yang terkait. Literasi dekat dan

berkaitan dengan kemahiran berbicara. Literasi secara tidak langsung

bermakna sebagai kemampuan seseorang dalam bahasa seperti kemahiran

mendengar, membaca, menulis, berbicara, dan befikir yang termasuk

komponen dari literasi sendiri. Literasi dalam model pembelajaran

menitikberatkan pada penggunaan keterampilan berbahasa dalam proses

pembelajaran. Kemampuan berbahasa dengan bentuk model pembelajaran

literasi selalu berkaitan dalam konteks, budaya, dan media dengan

keterampilan menulis, membaca, mendengarkan, dan berbicara. Pada jurnal

Lufiah et al., (2022) diketahui hasil survei Program for Internasional Student

Asesmen (PISA) tahun 2015 tingkat literasi di Indonesia menduduki

peringkat 62 dari 70 negara dengan rata-rata 397 dengan golongan yang

relatif rendah. Mengembangkan literasi pada siswa memang bukanlah sesuatu

yang mudah untuk di implementasikan karena memerlukan pendekatan ekstra

sehingga siswa dapat memahami dengan mudah dan mau belajar sehari-hari.

Pengetahuan literasi tentang budaya daerah pada zaman sekarang

mengalami penurunan yang sangat memperihatinkan, dikarenakan kemajuan

zaman yang terus berkembang. Pada kesempatan observasi yang dilakukan di

SDN 02 Klegen Madiun dengan melibatkan beberapa siswa dan guru kelas V,

mendapatkan sebuah permasalahan berupa kurang pengetahuan tentang


3

kebudayaan daerah yang dimiliki oleh daerah sekitar tempat tinggal mereka.

Dengan adanya permasalahan ini dapat digunakan sebagai dasar untuk

meningkatkan literasi budaya lokal bagi sekolah tersebut dengan penggunaan

modul literasi digital tersebut.

Pada era teknologi literasi sudah mulai meningkat bersamaan dengan

meningkatnya peradapan dunia. Sudah ada berbagai pengembangan literasi

yang berbasis teknologi yang biasa disebut literasi digital. Definisi literasi

digital merupakan penggunaan teknologi untuk mencari, memakai dan

menyampaikan informasi di dunia digital. Dalam literasi digital memiliki

kemampuan memahami, menganalisis, mengavaluasi, dan memprogram

informasi teknologi digital. Mendalami literasi digital dapat memungkinkan

individu untuk berkomunikasi, bekerja lebih efisien, lebih produktif, terutama

dengan mereka yang memiliki tingkatan keterampilan yang sama.

Kemampuan menggunakan teknologi, menafsirkan, dan memahami konten

digital serta menilai kemampuan menggunakan alat digital merupakan tiga

keterampilan dalam literasi digital Yulisnawati Tuna & Kualitas (2021).

Literasi digital berbasis budaya lokal merupakan sebuah inovasi baru

yang telah diciptakan dalam dunia pendidikan dalam menunjang minat

literasi dan mengembangkan pemahaman orang-orang tentang budaya yang

ada daerah masing-masing. Kelebihan dari literasi digital berbasis budaya

lokal yang pertama budaya lokal membantu mempermudah tujuan

pembelajaran karena anak dapat mudah mengetahui, memahami dan

mengembangkan unsur di lingkungannya, kedua budaya lokal membantu


4

menciptakan secara alami bagi anak sehingga mereka mudah menerima

pembelajaran, yang ketiga budaya lokal menjadi modal pendidik dalam

mendekatkan lingkungan pada anak. Penelitian yang telah dilakukan

menunjukan bahwa kemampuan anak menngkat 97,73% jika diajarkan

berdasar dengan budaya lokal Khotimah, (2016). Siagian (dalam jurnal

Ninawati & Wahyuni, 2020) mendapatkan hasil pembelajaran dengan budaya

lokal meningkatkan keterampilan tulis hingga 14,7% dengan tingkat sangat

baik, 55,8% dengan tingkat baik dan 29,5% dengan tingkat cukup.

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 02 Klegen, yang akan di fokuskan

pada siswa kelas V dengan dasar siswa kelas tinggi karena sudah memiliki

pemahaman tentang literasi digital menjadi bentuk pengetahuan yang

memang harus mereka tahu. Bentuk pemikiran siswa kelas V sudah lebih

matang dan pemikiran kritis, sehingga penerapan modul literasi digital dapat

meningkatkan kemampuan literasi mereka.

Media yang akan digunakan adalah media yang telah dikembangkan dan

diteliti oleh mahasiswa dari kampus Universitas PGRI Madiun yang

mengembangkan sebuah modul literasi digital berbasis budaya lokal Madiun.

Pada kenyataan yang ada di lapangan mendorong untuk melaksanakan

penelitian karena terdapat siswa yang kurang mengetahui berbagai budaya

lokal disekitar daerah tempat tinggal mereka. Media ini dikembangkan

melalui sebuah penelitian yang dilakukan dengan menyesuaikan dengan

kompetensi dasar yang membahas tenang budaya dimana sudah sangat sesuai

jika digunakan untuk meningkatkan kemampuan literasi pada peserta didik.


5

Media ini sudah melewati berbagai tahap validitas dan uji kelayakan sehingga

dapat sangat yakin bahwa modul ini layak untuk digunakan untuk

meningkatkan kemampuan literasi peserta didik. Di dalam modul ini berisi

tentang tempat-tempat bersejarah, dan makanan-makanan khas dari daerah

lokal Madiun itu sendiri. Berdasar pada latar belakang yang telah diuraikan

maka peneliti membuat penelitian berjudul “Penerapan Modul Literasi

Digital Berbasis Budaya Lokal Madiun Untuk Meningkatkan Literasi

Siswa Kelas V SDN 02 Klegen Madiun”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan yang telah diuraikan dilatarbelakang tersebut, masalah

yang terjadi adalah kurangnya literasi budaya lokal yang melibatkan guru

dan siswa saat dilakukannya observasi, sehingga menyebabkan literasi

mereka rendah terhadap literasi budaya daerah mereka.

C. Rumusan Masalah dan Alternatif Pemecahannya

Pada penjelasan di atas terdapat hambatan yang terjadi di lapangan

maka dari itu dapat di rumuskan dalam permasalahan penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana penerapan modul literasi digital berbasis budaya lokal

Madiun untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa kelas V SDN

02 Klegen Madiun ?

2. Apakah keuntungan melakukan penerapan modul literasi digital

berbasis budaya lokal Madiun pada siswa kelas V SDN 02 Klegen

Madiun ?
6

Upaya dalam pemecahan masalah mengenai rendahnya literasi siswa

sekolah dasar, maka dalam proses pembelajaran akan diterapkan modul

literasi digital berbasis budaya lokal yang akan sangat membantu dalam

meningkatkan kemampuan literasi siswa kelas V SDN 02 Klegen Madiun,

sehingga mereka akan bisa menambah pengetahuan literasi mereka pada

budaya daerah.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan kemampuan literasi siswa kelas V SDN 02 Klegen

Madiun dengan melakukan penerapan modul literasi digital berbasis

budaya lokal Madiun.

2. Untuk menjelaskan keuntungan melakukan penerapan mudul literasi

berbasis budaya lokal Madiun pada siswa kelas V SDN 02 Klegen

Madiun.

E. Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi ilmiah dalam

bidang literasi yang berkaitan dengan penerapan modul literasi digital

berbasis budaya lokal Madiun khususnya untuk meningkatkan kemampuan

literasi dan menambah pengetahuan budaya daerah pada siswa sekolah

dasar.
7

2. Secara Praktis

a. Bagi guru

Manfaat bagi guru ialah sebagai rekomendasi pembaharuan dalam

seleksi dan penerapan media yang inovatif untuk meningkatkan

kemampuan literasi siswa sekaligus mengenalkan budaya lokal daerah

Madiun agar tidak hilang ditelan zaman.

b. Bagi siswa

Manfaat bagi siswa ialah sebagai sarana untuk meningkatkan

kemampuan literasi sekaligus mempelajari budaya lokal Madiun agar

tetap lestari dan nanti dimasa mendatang mereka bisa menjaga budaya

daerah tersebut.

c. Bagi Sekolah

Manfaat dari penelitian ini bagi sekolah terutama sekolah dasar ialah

dapat memberikan motivasi sekolah untuk meningkatkan kemampuan

literasi pada guru agar memiliki kesadaran bahwa budaya lokal harus

tetap dilestarikan dan dijaga agar tidak hilang dalam pengetahuan siswa

disekolah dasar, dan dapat dijadikan evaluasi dalam peningkatan

kualitas literasi dipembelajaran dikelas.

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini dilakukan untuk menyelesaikan studi dan untuk meraih

gelar sarjana (S1) pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas PGRI Madiun. Penelitian ini dapat dijadikan sarana untuk

menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam


8

penerapan ilmu dan pengetahuan yang sudah didapatkan selama kuliah

serta menjadi pedoman untuk menghadapi masalah didunia pendidikan

secara nyata.

F. Definisi Istilah

Supaya tidak menimbulkan kesalahan penafsiran dalam penelitian

maka akan dijelaskan dalam definisi istilah penerapan modul literasi

berbasis budaya lokal daerah untuk meningkatkan kemampuan literasi

siswa kelas V SDN 02 Klegen Madiun. Pada penelitian ini memiliki

definisi istilah sebagai berikut :

1) Modul

Modul merupakan alat sarana belajar yang telah dibuat dengan

materi, metode, ketentuan yang telah diciptakan pendidik yang disusun

secara sistematis dan menarik agar mencapai kompetensi dengan

tingkatan kompleksitas yang mampu dipahami sendiri oleh peserta

didik (Puspitasari, 2019).

2) Literasi

Literasi adalah keterampilan yang memiliki kaitan dengan

kemampuan menulis, membaca, dan berfikir dengan tujuan untuk

meningkatkan keterampilan memahami informasi secara kritis, reflktif

dan kreatif Lufiah et al.,(2022).

3) Modul Literasi Digital

Modul literasi digital merupakan pengembangan suatu media

belajar yang dibuat sistematis dengan berisi tentang pengetahuan


9

membaca, menulis, berbicara dengan di desain untuk membantu siswa

dengan menggunakan kemampuan teknologi yang dapat di akses

menggunakan smartphone atau leptop sehingga bisa mempermudah

akses dimana saja pada era digital saat ini.

4) Budaya Lokal Madiun

Budaya lokal Madiun adalah sebuah kekayaan budaya yang di

miliki wilayah Madiun dengan berbagai destinasi tempat, kesenian, dan

aneka kuliner khas. Kebudayaan Madiun memiliki kesenian, aneka

makanan khas Madiun, tempat-tempat bersejarah peninggalan belanda

yang sekarang beberapa ada yang dijadikan kantor pemerintahan dan

memiliki transportrasi darat kereta api yang dinaungi oleh PT KAI.

5) Hasil Peningkatan Literasi

Hasil peningkatan literasi pada penelitian ini adalah meningkatnya

kemampuan literasi berupa membaca, menulis, berbicara, dan

pengetahuan budaya lokal Madiun yang dicapai oleh peserta didik

sekolah dasar melalui penerapan modul literasi digital berbasis budaya

lokal Madiun. Hasil peningkatan tersebut dapat diperlihatkan dengan

jelas dan dapat di ukur dengan teknik penilaian yang telah digunakan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Modul

a. Definisi Modul

Modul merupakan suatu media belajar yang dibuat dengan sistematis

yang berisi tentang pengetahuan belajar yang tersusun dengan desain

meringankan siswa memahami tujuan belajar lebih mudah. Modul ini

merupakan bahan belajar yang berisi metode, materi, dan ketentuan yang

dibuat oleh guru dengan sistematis dan menarik sehingga dapat mencapai

tingkat kompleksitas sehingga siswa dapat belajar sendiri Puspitasari,

(2019). Modul menjadi media belajar yang berperan dalam pembelajaran

dan memecahkan masalah yang dihadapi siswa Hamid et al., (2017).

Modul adalah bahan ajar yang dibuat dalam bentuk belajar kecil yang

memudahkan siswa mempelajari sendiri dalam waktu tertentu hingga

menguasai kompetensi yang di inginkan Ramadhan, (2017). Dalam modul

dapat menjadi media berisi metode, ketentuan, materi dan dengan

penilaian sistematis sesuai tingkat kompleksitas Ahdhianto et al., (2021).

Pada perkembangan zaman sekarang modul tidak hanya berbentuk sebuah

buku cetak tetapi sudah dikembangkan dengan dapat digunakan memakai

smartphone yang disebut dengan modul elektronik yang menjadi lebih

10
11

simple dan efisien. Elektronik modul merupakan sumber belajar yang

disusun berdasarkan kurikulum dan tidak dicetak tapi dilihat melalui alat

elektronik Rahayu & Sukardi, (2021).

b. Jenis-jenis Modul

Dalam dunia pendidikan sekarang pengembangan modul yang banyak

ada 2 yaitu modul cetak dan elektronik Puspitasari, (2019). Peningkatan

dalam hasil belajar siswa menentukan bahan ajar yang tepat bisa berupa

modul digital atau cetak Siti M, Herimanto, (2018). Modul cetak adalah

alat bantu pembelajaran yang berbentuk kertas informasi, di jilid, dan di

beri cover yang dapat digunakan peserta didik secara mandiri. Modul

elektronik atau digital merupakan pengembangan dari modul cetak yang

bisa digunakan pada alat elektronik (Smartphone, laptop, dll) yang

dikemas secara sistematis, efisien dan interaktif supaya peserta didik dapat

memahami modul secara lebih mudah.

2. Literasi

a. Definisi Literasi

Menurut Priyatni (dalam Amalia Syahrial et al., 2021) literasi adalah

integritas kemampuan memahami, menulis, membaca dan berbicara.

Lufiah et al., (2022) mendefiniskan literasi berupa keterampilan memakai

bahasa dengan gambar untuk melihat, membaca, mendengarkan, berbicara,

dan menulis. Dalam kutipan diatas dapat diambil kesimpulan literasi

adalah kegiatan melakukan keterampilan menyimak, berbicara, menulis,


12

membaca, dan berfikir kritis dengan menggunakan bahasa serta

gambar yang menarik untuk meningkatkan keterampilan tersebut.

b. Jenis-jenis Literasi

Menurut Clay dan Ferguson (dalam Pujiati et al., 2022) menjabarkan

bahwa literasi memiliki banyak jenis sebagai berikut :

1. Literasi dini adalah kemampuan memahami bahasa lisan, mendengar

dan berkomunikasi melalui gambar dan bahasa yang terbentuk dari

pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sosial di rumah.

Pengalaman berkomunikasi bahasa asli siswa merupakan landasan

untuk mengembangkan kemampuan literasi dasar.

2. Literasi dasar merupakan kemampuan menulis, membaca, berbicara,

mendengar, dan berhitung dalam perhitungan berdasarkan

pemahaman memahami informasi, mengkomunikasi, dan menjelaskan

informasi dengan pemahaman diri sendiri.

3. Literasi perpustakaan merupakan pemahaman cara membedakan fiksi

dan tidak fiksi, memanfaatkan bibliografi dan jurnal, memahami

Sistem Desimal Dewey sebagai taksonomi pengetahuan yang

memudahkan penggunaan perpustakaan, menggunakan katalog, dan

mengindeks pengetahuan tentang pemahaman informasi saat telah

menyelesaikan penelitian, bekerja, tulisan dan memecahkan masalah.

4. Literasi media adalah kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk

media seperti media cetak, media elektronik (media radio dan media
13

5. televisi) dan media digital (media internet) berserta pemahaman tujuan

media tersebut.

6. Literasi teknologi adalah kemampuan untuk memahami tingkat

kesempurnaan teknologi mulai dari perangkat lunak, perangkat keras,

dan etika tata krama saat penggunaan teknologi. Bidang literasi

teknologi karena membutuhkan penggunaan teknologi dan berupa

perangkat lunak.

7. Literasi visual merupakan pemahaman lanjuran antara literasi

teknologi dan media yang mengembangkan keterampilan dan

kebutuhan belajar melalui penggunaan materi visual dan audiovisual

secara kritis dan bermartabat.

Penjelasan jenis-jenis literasi diatas diketahui bahwa literasi memilki

berbagai macam jenis dan bentuk yang dibuat dan disesuaikan dengan

kebutuhan yang ada. Pengetahuan tentang jenis literasi akan selalu

memiliki makna kemampuan menyimak, berbicara, membaca, menulis,

dengan kemampuan analisis untuk menghitung, memahami dan menarik

kesimpulan terkait informasi berdasarkan pemahaman pribadi.

3. Literasi Digital

a. Definisi Literasi Digital

Literasi digital adalah salah satu indikator dalam pendidikan dan

kebudayaan untuk menciptakan cara berfikir peserta didik yang kritis dan

kreatif Laela, (2022). Pengertian literasi digital yaitu adanya kemampuan


14

menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menemukan,

mengevaluasi, memanfaatkan, membuat, dan mengkomunikasikan konten

atau informasi dengan kecakapan kognitif etika, sosial emosional, dan

aspek teknis tekonologi Pangaribuan et al., (2022). Literasi digital adalah

suatu bentuk kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi

yang berasal dalam bentuk digital Naufal, (2021). Literasi digital bukan

hanya sekedar kemampuan mencari, menggunakan dan menyebarkan

informasi akan tetapi juga diperlukan kemampuan ketepatan membuat

informasi, evaluasi krisis, dan pemahaman menedalam dari isi informasi

yang terkandung dalam konten tersebut (Maulana, 2015). Dilihat dari

beberapa pemahaman para ahli literasi digital bisa diartikan kemampuan

yang mencangkup menemukan, pemahaman, memanfaatkan,

mengkomunikasikan, dan menggunakan informasi dalam penggunaan

teknologi. Literasi digital memang sangat erat dengan kemajuan teknologi

dimana dalam pelaksanaan akan selalu menggunakan tekonologi digital.

Zaman sekarang literasi digital memang sangat dibutuhkan karena

kemajuan teknologi sekarang sangatlah pesat hingga banyak tercipta

teknologi canggih yang digunakan dalam literasi.

b. Manfaat Literasi Digital

Menurut Brian Wright (dalam Maulana, 2015) ada 10 manfaat

penting dari literasi digital sebagai berikut :

1. Menghemat waktu, artinya ketika peserta didik mendapatkan tugas

dari pendidik mereka akan mudah mengetahui informasi terpercaya


15

dan mempersingkat waktu karena dapat mengakses secara online

dan tidak harus mengunjungi ketempat langsung.

2. Belajar lebih cepat, artinya peserta didik akan lebih cepat belajar

dengan mengkases aplikasi seperti glosarium yang bermanfaat

berisi istilah-istilah penting tanpa harus ke perpustakaan mencari

buku.

3. Menghemat uang, artinya dengan mengakses secara online peserta

didik tidak akan memakan biaya tranporterasi dan lain-lain.

4. Membuat lebih aman, artinya sumber informasi sangat banyak

sehingga akan sangat aman jika peserta didik akan pergi ke suatu

tempat jauh dan akan aman jika mencari informasi terlebih dahulu

sebelum kesana.

5. Selalu memperoleh informasi terkini, artinya informasi yang

didapatkan akan selalu diperbarui setiap saat.

6. Selalu terhubung, artinya akan selalu menghubungkan jika peserta

didik melakukan proses komunikasi dan hal lainnya.

7. Membuat keputusan lebih baik, artinya dengan mencari informasi,

mempelajari, menganalisis, dan membandingkan dari literasi

digital, maka akan bisa mendapatkan keputusan tepat ketika ada

masalah.

8. Dapat membuat anda bekerja, artinya dengan literasi digital akan

sangat membantu pekerjaan sehari-hari yang berhubungan dengan

teknologi, seperti membuat jurnal, buku dan lain-lain


16

9. Membuat lebih bahagia, artinya literasi digital banyak memberikan

konten dan informasi yang bersifat menghibur seperti wadpad,

gambar lucu dan lain-lain

10. Mempengaruhi dunia, artinya literasi digital dapat mempengaruhi

pemikiran pembaca dengan media massa yang memberikan

kontribusi terhadap perkembangan dan perubahan dinamika

kehidupan sosial.

4. Budaya Lokal

Budaya lokal adalah budaya yang dimiliki oleh masyarakat yang

menempati lokalitas atau daerah tertentu yang berbeda dari budaya yang

dimiliki oleh masyarakat yang berada di tempat lain Setiyawan, (2013).

Budaya lokal merupakan bagian dari masyarakat yang tidak dapat dipisahkan

karena diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui

cerita mulut ke mulut Siahaan, (2018). Budaya lokal mencangkup norma,

kebiasaan, dan nilai bersama yang dianut secara dinamis oleh masyarakat

tertentu Juhanda, (2019). Dari penjelasan diatas disimpulkan bahwa budaya

lokal merupakan normadan kebiasaan, dan ajaran yang dianut serta diwariskan

turun temurun yang terdapat pada daerah tertentu.

Daerah Madiun memiliki berbagai budaya yang sangat kaya akan tradisi

dan tempat wisata yang menjadi daya tarik wilayah Madiun. Menurut data dari

Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Madiun, terdapat

destinasi wisata yang dimiliki Kota dan Kabupaten Madiun. Di kota Madiun

memiliki kebudayaan dan kesenian yang melekat hingga sekarang seperti


17

kesenian dongkrek dan pencak silat. Bahkan kepopuleran pencak silat yang di

miliki Kabupaten Madiun bisa memberikan julukan yang sangat spesial yang

disebut dengan nama Kampung Pesilat dan Kota Madiun yang memiliki

julukan Kota Pendekar. Menurut Aristono et al., (2021) secara resmi

pemerintah Kabupaten Madiun menetapkan peraturan bupati No 22 tahun 2019

mengangkat budaya pencak silat sebagai city branding dan memiliki slogan

“Kabupaten Madiun Kampung Pesilat Indonesia”. Sedangkan menurut

Rahmawati & Gunansyah, (2021) dongkrek dikenal sebagai kearifan lokal

yang diciptakan oleh Eyang Palang, yang digunakan sebagai tolak bala dan

pengusir wabah pageblug yang dilesatarikan sebagai kebudayaan asli Desa

Mejayan Kabupaten Madiun. Tidak hanya kesenian dan pencak silat di Madiun

juga memiliki makanan yang terkenal yaitu brem dan nasi pecel Madiun.

Makanan ini memiliki cita rasa yang khas yang bisa dirasakan ketika berada di

kota Madiun. Dalam wilayah kota Madiun terdapat juga bangunan lama atau

gedung-gedung bersejarah yang dulunya peninggalan penjajahan yang

sebagian di rawat serta ada beberapa yang direnovasi untuk dijadikan kantor

pemerintahan. Terakhir kota Madiun juga miliki kerata api yang dinaungi oleh

PT KAI yang menjadi pilihan alat transportrasi darat jika ingin berpergian jauh

antar kota.

5. Kemampuan Literasi Siswa

Menurut Kharizmi, (2015) menyatakan kemampuan literasi dimaknai

sebagai kemampuan membaca, menulis, memandang, dan merancang suatu hal

dengan disertai kemampuan berfikir kritis yang menyebabkan seseorang dapat


18

berkomunikasi dengan efektif dan efisien. Hasil riset PIRLS (Progress in

Internasional Reading Literacy Study) melakukan evaluasi kemampuan

membaca siswa kelas IV, menunjukan bahwa kategori membaca Indonesia

menempati urutan ke 45 dari 48 negara yang diriset Harahap et al., (2022).

Tingkat literasi Indonesia berada di peringkat 64 dari 65 peringkat literasi baca

didunia Setiawan & Sudigdo, (2019). Dapat dipahami bahwa kemampuan

literasi di Indonesia masih bisa dibilang rendah berdasarkan peringkat yang

dimiliki.

Pendidikan dalam suatu bangsa akan semakin baik seiring dengan

meningkatnya kualitas bangsa itu sendiri. Dalam pendidikan pengaruh yang

paling signifikan adalah tingkat kemampuan seseorang dan minat baca, karena

membaca adalah jendela dunia yang dapat menjadi pijakan kita untuk terus

mengembangkan sebuah pola fikir yang luas dan berpengetahuan tinggi.

Dengan membaca setiap orang bisa mendapatkan informasi dari berbagai

belahan dunia dengan cara hanya dengan membaca, namun tidak banyak orang

yang memiliki kebiasaan membaca secara teratur di Indonesia Setiawan &

Sudigdo, (2019).

Kegiatan literasi pada sekolah dasar merupakan hal yang penting karena

untuk menumbuhkan kemampuan literasi dan minat baca pada peserta didik

sejak dini. Kemampuan literasi akan sangat membantu peserta didik dalam

mengembangkan pola berfikir dan meningkatkan pengetahuan. Dalam

meningkatnya minat baca literasi akan sangat baik bagi peserta didik dan

kemampuan kognitifnya dalam menyelesaikan sebuah masalah. Keadaan


19

rendahnya minat pada kegiatan literasi ini akan sangat memperihatinkan jika

tidak cepat dilakukannya penanganan bagi generasi muda saat ini.

6. Modul Literasi Digital Berbasis Budaya Lokal Madiun

Menurut Lufiah, (2022) Modul pembelajaran berbasis budaya lokal

adalah pendidikan yang mengajarkan peserta didik untuk selalu lekat dengan

situasi konkret yang mereka hadapi. Bahan ajar berbasis kearifan lokal

mengaitkan materi pembelajaran dengan potensi-potensi budaya sekitar,

sehingga siswa lebih mudah memahami materi dari lingkungan terdekatnya

Ninawati & Wahyuni, (2020). Modul literasi digital berbasis budaya lokal

Madiun ini merupakan sebuah inovasi yang menghadirkan literasi digital

dalam pembelajaran sekolah dasar yang dikolaborasikan dengan budaya lokal

Madiun. Inovasi ini memiliki tujuan untuk tetap melestarikan budaya dan

tradisi daerah yang ada agar tidak dimakan zaman ditengah meningkatnya

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Budaya lokal pada suatu

daerah merupakan kebudayaan masyarakat sekitar yang dijunjung sebagai

suatu ciri khas atau identitas daerah tersebut. Budaya lokal menjadi bangsa

Indonesia begitu beraneka ragam, hal ini karena indonesia terdiri dari berbagai

suku bangsa dan setiap daerahnya memiliki kebudayaan mereka masing-

masing. Budaya lokal menjadi nilai luhur atau tradisi yang diantaranya

makanan khas, pencak silat, peninggalan sejarah, adat istiadat, dan bahasa yang

dimiliki setiap daerah tersebut.

Mempelajari dan mengenalkan budaya lokal merupakan suatu kewajiban

yang harus dilakukan oleh masyarakat yang sadar akan pentingnya sebuah
20

budaya, karena jika tidak dilestarikan maka budaya itu akan perlahan hilang

dimakan zaman. Modul literasi berbasis budaya lokal madiun berisi tentang

budaya-budaya yang ada di kota Madiun dan terdiri dengan adanya lima bab

literasi yang dapat dipelajari oleh peserta didik. Bab pertama pada modul ini

membawa budaya kota pendekar yang dimana sebagai salah satu sebutan dari

kota madiun dan memiliki icon patung pendekar di simpang lima jalan tamrin.

Kota Madiun mendapat julukan kota pendekar karena banyak pencak silat yang

tumbuh dan berkembang besar di kota Madiun. Bab kedua membawa materi

kuliner yaitu nasi pecel dan brem madiun. Pecel madiun merupakan makanan

khas dari kota Madiun yang berisi banyak sayur-sayuran diberikan sambal

kacang dan biasanya diberikan lauk tempe goreng, peyek serta tambahan

berupa olahan tempe dan serundeng. Sedangkan brem merupakan makanan

khas madiun yang berasal dari sari tape ketan putih yang di olah sedemikian

rupa dirubah menjadi makanan khas brem. Bab tiga membawa materi kesenian

dongkrek yang berasal dari daerah Caruban kota Madiun. Kesenian ini

diciptakan Ngabehi Lho Prawiro Dipoero tahun 1867, kesenian ini

menampilkan cerita rakyat yang berisi gendruwo, roro perot, roro ayu dan

palang. Kesenian dongkrek biasa lakukan ketika adanya wabah penyakit

(pageblug) yang menyerang. Bab empat membawa materi gedung

pemerintahan kota yang berdiri sejak hindia-belanda sehingga memiliki nilai

sejarah yang tinggi. Gedung pemerintahan kota berdiri pada 20 Juni 1918

kemudia baru diresmikan pada 1 Agustus 1930. Gedung pemkot ini menjadi

icon dari kota Madiun dan selalu dilestarikan agar tetap indah dan terjaga. Bab
21

lima membawa materi pencak silat yang menjadikan kota Madiun mendapat

julukan kampung pesilat. Pembahasan pada bab ini menjelaskan berbagai

macam jenis perguruan pencak silat yang tergabung pada organisasi IPSI

(Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia).

B. Kajian Penelitian yang Relevan

1. Penelitian Lufiah, (2022) dengan judul skripsi Pengembangan Modul

Literasi Digital Berbasis Budaya Lokal Madiun Untuk Siswa Sekolah

Dasar. Menjelaskan tentang beberapa argumen yang berkaitan dari

pengembangan peneliti ini yang akan gunakan dalam penelitian yang

dikembangkan saat ini. Pada penelitian ini mengembangkan berupa

modul literasi digital yang memiliki muatan yang sama yaitu muatan

budaya lokal daerah. Dibuktikan bahwa penelitian ini bertujuan untuk

melestarikan budaya lokal daerah agar tidak hilang dimakan zaman.

Perbedaan dari penelitian ini terletak pada metode penelitian yang

peneliti ini buat adalah pengembangan dan penelitian yang akan

dikembangan berupa penelitian tindakan kelas.

2. Penelitian Ninawati & Wahyuni, (2020) dengan judul Efektivitas

Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal Terhadap Kemampuan Literasi

Menulis Siswa Sekolah Dasar. Tujuan penelitian ini yaitu

mengembangkan bahan ajar berbasis kearifan lokal yang memenuhi

kriteria valid, praktis, dan efektif di dalam meningkatkan kemampuan

literasi menulis siswa. Persamaan dari penelitian ini dapat diketahui

bahwa menganalisis sebuah kefektifan sebuah media pembelajaran yang


22

berbasis kearifan lokal yang berpengaruh sama pada literasi siswa

sekolah dasar. Berdasarkan pengamatan penelitian ini relevan dengan

penelitian yang akan dibuat karena tujuan penelitian yaitu nguji tingkat

keberhasilan media pembelajarn yang digunakan.

3. Penelitian Sleman, (2022) dengan judul Analisis Tingkat

Kemampuan Literasi Budaya Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri di

Kecamatan Sleman. Mahasiswa Universitas Sananta Dharma

Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif deskriptif

bertujuan untuk mendapatkan hasil tentang kegiatan literasi budaya,

kemampuan membaca buku, tingkat partisipasi dalam kegiatan budaya,

penghormatan keragaman budaya, pemahaman siswa terhadap budaya

daerah, penggunaan budaya daerah, penggunaan bahasa daerah, dan

pembuatan produk budaya. Penelitian ini dibuktikan dengan data

observasi dan wawancara yang telah dilakukan.

4. Penelitian Aristono et al., (2021) dengan judul Pengembangan Kampung

Pesilat sebagai Wisata Budaya Kabupaten Madiun. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan kasus

tunggal. Peneliti ini mengembangkan sebuah budaya lokal yang dijadikan

sebuah upaya untuk meningkatkan kegiatan promosi dan penyebaran

informasi terkait city branding melalui media masa. Berkaitan dengan

penelitian ini karena sama mengambil sebuah pengembangan budaya

daerah yang menghasilkan peningkatan dalam sektor penyebaran


23

informasi melalui media masa untuk lebih mudah diketahui masyarakat

lain

C. Kerangka Berfikir

Pembelajaran literasi budaya

Siswa kelas V Pre test

Penerapan modul literasi


Post test digital berbasis budaya
lokal Madiun

Peningkatan kemampuan literasi siswa kelas V


dengan penerapan modul literasi digital berbasis
budaya lokal Madiun

Gambar 2.1 Krangka Berfikir Penerapan Modul Literasi Digital

Modul literasi digital berbasis budaya lokal Madiun ini merupakan sebuah

inovasi yang menghadirkan literasi digital dalam pembelajaran sekolah dasar yang

dikolaborasikan dengan budaya lokal. Berasal dari permasalahan tersebut maka

inovasi ini sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan literasi budaya lokal

daerah. Solusinya dengan implementasi modul literasi digital berbasis budaya

lokal madiun kepada siswa maka akan dapat meningkatkan berbagai nilai-nilai

budaya lokal.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 02 Klegen yang berada di jalan

Wiyata Wijaya No. 1, Klegen, Kec Katoharjo, Kota Madiun. Sekolah ini

memiliki luas bangunan 3570 m2. Penelitian ini akan dilakukan pada siswa

kelas V tahun ajaran 2022/2023 dengan pertimbangan memilih lokasi

tersebut berdasarkan penerapan modul literasi digital belum banyak

dilakukan disekolah tersebut. Sekolahan tersebut memiliki kemampuan

sarana dan prasarana yang mumpuni untuk dilakukannya penerapan modul

literasi digital yang akan dilakukan, seperti ruang lab komputer, ruang

kelas, UKS, kantin, dan lain-lain.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

2022/2023 dengan waktu pelaksanaan 3-4 bulan, mulai dari bulan maret

2023 dengan bulan Juni 2023. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan

diawali kegiatan persiapan mulai dari pengajuan judul, penyusunan bab I,

bab II, bab III pada bulan Maret hingga bulan April dengan banyak waktu

terpotong karena berbarengan adanya bulan suci ramadhan sehingga

membuat sedikit memakan waktu. Pelaksanaan penelitian diawali dengan

pengajuan izin penelitian di Bulan Mei. Pelaksanaan siklus I dan siklus II

24
25

pada bulan Mei 2023. Kegiatan pengumpulan data pada minggu ke-2

hingga ke-4 di bulan Mei, berlanjut kegitan menganalisis data masih pada

minggu ke-4 di bulan Mei. Penyusunan bab IV, bab V dan penyusunan

laporan penelitian pada bulan Juni. Penelitian dilaksanakan secara

bertahap, berikut jadwal penelitian :

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

No. Kegiatan Penelitian Bulan dan Tahun Penelitian


Maret April Mei Juni Juli
2023 2023 2023 2023 2023
1 Pengajuan Judul
2 Pengajuan Proposal
Penelitian
3 Pengajuan BAB I
4 Pengajuan BAB II
5 Pengajuan BAB III
6 Pengajuan Surat Izin
Penelitian
7 Pelaksanaan Penelitian
8 Pengambilan Data
Penelitian
9 Analisis data penelitian
10 Pengajuan BAB IV
11 Pengajuan BAB V
12 Pengajuan kelengkapan
laporan penelitian

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Berdasarkan rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Juanda,

(2016) penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan
26

oleh guru dikelas sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati,

dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan

partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses

pembelajaran dikelas. Dalam penerapannya, penelitian ini mendeskripsikan

tentang pemanfaatan modul literasi digital berbasis budaya lokal Madiun untuk

meningkatkan kemampuan literasi siswa, meningkatkan motivasi siswa dalam

melesarikan budaya lokal daerah, dan untuk meningkatkan minat baca mereka

secara bertahap. Melalui tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi yang

dilakukan untuk mejelaskan pada peserta didik tentang pengetahuan budaya

lokal yang ada di Madiun baik secara lisan atau tertulis. Penggunaan deskriptif

pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan data secara nyata, tidak

rekayasa, dan manipulatif data.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam kegiatan penelitian ini

menggunakan model siklus dan setiap siklus terdapat satu pertemuan yang

melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,dan refleksi. Secara lebih

rinci dapat digambarkan melalui bagan model dari tahapan penelitian tersebut.
27

Gambar 3.1 Siklus Kegiatan Penelitian Nanda et al., (2021)

Berdasarkan pada gambar diatas tahapan penelitian tindakan awali

dengan melakukan pendahuluan dengan berupa siklus. Dalam siklus ini terdiri

dari empat tahapan, kemudian dilanjut dengan melakukan analisis dan refleksi

pada tindakan I (siklus I). Dilanjut kemudian tahap tindakan II dan jika hasil

yang diperoleh masih memerlukan perbaikan maka akan dianjurkan tindakan

III. Berikut langkah-langkah pada setiap siklus sebagai berikut :

SIKLUS I

1. Perencanaan Tindakan

Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah

menganalisis kurikulum untuk mencari kompetensi dasar kemudian

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan materi

atau modul yang akan digunakan, menyiapkan sarana dan prasarana yang
28

sesuai dengan kebutuhan, menyiapkan lembar tes untuk siswa dan lembar

observasi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada penerapan modul literasi digital berbasis

budaya lokal madiun disesuaikan dengan tujuan dari peneliti yang telah

disusun didalam RPP. Tindakan yang dilakukan mulai dari kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan awal guru membuka

kegiatan dengan mengucapkan salam, meminta ketua kelas memimpin

berdoa, kemudian absensi, setelah itu guru mempersiapkan modul dan

dilanjutkan menjelaskan langkah-langkah penerapan. Pada kegiatan inti

guru membagi siswa secara berkelompok kemudian memberikan setiap

kelompok satu materi didalam modul, memberikan tugas membuat

rangkuman secara berkelompok, setelah selesai kelompok akan

membacakan hasil kerja kelompok didepan kelas, kemudian guru

memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya jawab, setelah selesai

kelompok yang maju kembali ke tempat duduk dan diberikan tepuk

tangan. Kegiatan penutup guru memberikan penguatan materi dan

memberikan kesimpulan pada materi yang telah dipelajari. Kemudian

dilanjutkan dengan menyuruh ketua kelas memimpin berdoa dan memberi

salam.

3. Observasi

Selama proses penerapan literasi digital dilaksanakan, maka

peneliti melakukan observasi untuk mengetahui penerapan modul literasi


29

berbasis budaya lokal Madiun. Pengamatan yang dilakukan yaitu

mengenai bagaimana kondisi guru dan siswa selama penerapan literasi,

langkah-langkah proses pembelajaran, aktivitas siswa, hasil belajar siswa

dan menilai penerapan jika terjadi hambatan dalam penerapan modul

literasi digital berbasis budaya lokal Madiun .

4. Refleksi

Tahapan ini peneliti menganalisis dan mengevaluasi hasil dari

penerapan literasi digital berbasis budaya lokal Madiun yang telah

dilakukan. Mencari kekurangan kemudian memahami kemampuan siswa

selama pelaksanaan dan mencatat hambatan yang ada selama pelaksanaan

tindakan siklus I. Apabila hasil penelitian siklus I mengalami peningkatan

tetapi belum memuaskan, maka dapat dianalisis kembali letak kesalahan

dan hambatan dalam penerapan modul literasi digital berbasis budaya

lokal Madiun dan kemudian mencari tindakan lebih baik lagi di siklus II.

SIKLUS II

Pelaksanaan siklus II akan dilakukan ketika siklus I terdapat kekurangan

terhadap indikator ketuntasan yakni 75% dari total siswa. Sehingga jika

presentase ketuntasan seluruh siswa tidak mencapai KKM yang ditentukan

maka siklus ini akan dilanjutkan ke siklus selanjutnya. Siklus akan berhenti

ketika sudah presentasi ketuntasan siswa memenuhi 75% dengan nilai KKM

yaitu ≥75.
30

D. Indikator Kinerja

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan

literasi siswa melalui penerapan modul literasi digital berbasis budaya lokal

madiun yang dilihat selama proses penerapan dan hasil dari data yang

diperoleh. Peningkatan kemampuan literasi dikatakan berhasil ketika nilai yang

diperoleh telah memenuhi KKM (≥75). Penerapan dikatakan tuntas apabila

peserta didik yang mendapat nilai ketuntasan mencapai 75%. Indikator

keberhasilan juga dilihat dari aktivitas dan pemahaman peserta didik melalui

wawancara singkat bersama peserta didik yang mengikuti proses penerapan.

Kelas dapat dibilang tuntas jika mendapatkan skor rata-rata 75% dari

keseluruhan nilai peserta didik.

Tabel 3.2 Indikator Kinerja

Aspek Pencapaian Siklus yang Cara Mengukur


di Harapkan
Kemampuan literasi 75 % dapat menjawab Diambil dari
siswa pertanyaan yang dokumentasi nilai tes,
diajukan observasi dan
wawancara dengan
siswa.
Kemampuan literasi 75 % nilai rata-rata Diambil dari
budaya lokal siswa menjawab dokumentasi nilai tes,
pertanyaan observasi dan
wawancara dengan
diberikan

Penilaian selama kinerja penerapan modul literasi digital berbasis budaya

lokal madiun digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan literasi

siswa setelah dilakukannya penerapan modul literasi digital. Penilaian untuk

mengetahui hasil peserta didik sebagai berikut :


31

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian

No. Kriteria Bobot


Soal
1. Jawaban benar ......................................................... 25 25
Jawban mendekati benar ......................................... 15
Jawaban salah atau tidak menjawab ........................ 2
2. Jawaban benar ..........................................................15 15
Jawban mendekati benar ..........................................10
Jawaban salah atau tidak menjawab ........................2
3. Jawaban benar ..........................................................20 20
Jawban mendekati benar ..........................................10
Jawaban salah atau tidak menjawab ........................ 2
4. Jawaban benar ......................................................... 25 25
Jawban mendekati benar ......................................... 15
Jawaban salah atau tidak menjawab .........................2
5. Jawaban benar ........................................................ 15 15
Jawban mendekati benar ........................................ 10
Jawaban salah atau tidak menjawab ...................... 2
Nilai Maksimum 100

E. Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber data sangat dibutuhkan oleh peneliti. Menurut

Arikunto, (2013) yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah

subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini dapat

diperoleh melalui hasil tes, observasi, wawancara dan dokumentasi pada

informan untuk mengetahui penerapan modul literasi digital berbasis budaya

lokal madiun untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa kelas V sekolah

dasar. Sumber data di ambil dari pendidik dan siswa kelas V di SDN 02 Klegen

selaku informan dari penelitian ini. Subjek yang terdapat pada penelitian ini

adalah guru dan siswa kelas V yang nantinya akan melalui pendataan dari tes,

observasi, wawancara, dan dokumentasi yang kemudian hasil akan dianalisis

dalam pembuatan hasil kesimpulan. Dari uraian di atas, maka sumber data

dalam penelitian ini adalah :


32

1. Siswa menjadi sumber data yang didapatkan dari hasil penilaian tes

dan observasi tentang modul literasi digital berbasis budaya lokal

madiun.

2. Guru menjadi sumber data yang didapatkan dari wawancara dan

observasi ketika penerapan modul literasi digital budaya lokal madiun

tersebut

3. Data dokumen menjadi sumber data diperoleh dari daftar peserta didik,

daftar nilai peserta didik yang diperoleh pada saat sebelum dan saat

penelitian penerapan modul literasi digital berlangsung. Selain itu

diperoleh dari data kondisi lingkungan sekolah, data guru, data peserta

didik dan organisasi sekolah tersebut.

F. Teknik Pengumpulan Data

Mencapai tujuan penelitian makan diperlukan adanya teknik pengumpulan

data secara tepat agar bisa mempermudah analisis data. Teknik pengumpulan

data adalah kegiatan yang dilakukan dengan mengumpulkan data yang

dibutuhkan berdasarkan aspek yang digunakan untuk mencapai tujuan

penelitian Arikunto, (2013). Dalam peneltian ini menggunakan tes, observasi,

wawancara, dan dokumentasi sebagai instrumen utama yang berisikan tentang :

1. Tes

Tes merupakan data berdasarkan fakta, pendapat, dan kemampuan

yang diukur berdasarkan kemampuan objek yang diteliti (Arikunto, 2013).

Tes ini akan berguna untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa

dalam aspek yang dibutuhkan dalam penelitian peningkatan kemampuan


33

literasi dengan modul literasi digital. Dalam tes ini hasil akan dinilai dan

dianalisis berdasarkan kriteria penilaian. Setelah melakukan tes ini maka

peningkatan kemampuan literasi budaya lokal siswa akan terlihat.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Tes

Nomor

No Kompetensi Dasar Indikator Kisi-kisi Soal Soal

1. 3.4 Menganalisis 3.4.1 Disajikan dua kutipan 1


informasi yang Membaca teks cerita (Tugu
disampaikan modul informasi Pendekar), siswa
literasi media cetak terkait literasi dapat menjelaskan
atau elektronik. budaya lokal perbedaan antara
seperti tugu kedua teks tersebut
pendekar, berdasarkan 5W+1H
makanan khas, Disajikan teks ( Pecel 2
tempat makanan khas
bersejarah, dan madiun), siswa dapat
pencak silat menentukan makna
(C1) kalimat yang dicetak
tebal dengan tepat
Disajikan ilustrasi 3
gambar (kesenian
dongkrek), siswa
mampu menyebutkan
dan menjelaskan
peran sesuai pada
gambar yang disajikan
dengan benar
2. 3.5 Menggali 3.5.1 Membuat Disajikan ilustrasi 4
informasi penting 5W+1H sebuah gambar
dari teks narasi dengan bangunan bersejarah
sejarah yang informasi (gedung pemerintahan
disajikan secara terkait literasi kota Madiun), siswa
lisan dan tulis budaya lokal mampu menuliskan
menggunakan seperti tugu apa yang disajikan
aspek : apa, pendekar, Disajikan kalimat 5
dimana, kapan, makanan khas, (pencak silat), siswa
siapa, mengapa, tempat dapat menjawab
bagaimana bersejarah, dan pengertian dari
pencak silat kalimat yang disajikan
34

(C6) dengan tepat

2. Observasi

Observasi yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari

informan dalam sebuah proses penelitian. Penerapan modul literasi digital

yang diamati dilaksanakan oleh guru, sedangkan pengamatan siswa akan

dilakukan selama penerapan modul literasi digital tersebut berlangsung.

Observasi adalah suatu usaha yang digunakan untuk mengumpulkan data

yang dilakukan secara sistematis dengan standar prosedur yang di

inginkan Arikunto, (2013). Dalam penelitian ini peneliti akan

mengobservasi secara sistematis pada peserta didik ketika melakukan

pembelajaran disekolah. Dalam observasi termasuk pengamatan pada

setiap pelaksanaan tes yang dilakukan untuk mendapatkan nilai

kemampuan literasi pada peserta didik.

3. Wawancara

Wawancara adalah pemberian pertanyaan kepada responden dan

menghendaki jawaban dengan bertatap muka Arikunto, (2013). Dalam

wawancara berisi tentang pengambilan informasi yang didapatkan dari

narasumber yang bersangkutan dengan wawancara tidak terstruktur berupa

menyiapkan pertanyaan yang nantinya akan dijawab, kemudian peneliti

akan bisa mendapatkan data yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Dalam wawancara informan cukup menjawab pertanyaan yang diberikan

untuk menjaga kebenaran atau keabsahan data dari peneliti


35

Tabel 3.5 Kisi-kisi Wawancara

Nomor

No Kompetensi Dasar Indikator Kisi-kisi Soal Soal

1. Modul literasi Keadaan Disajikan soal tentang 1


digital berbasis literasi budaya pentingnya literasi
budaya lokal lokal budaya lokal, guru
Madiun untuk dapat menentukan
meningkatkan keadaan literasi siswa
kemampuan literasi dengan tepat.
siswa Keberadaan Disajikan soal tentang 2
modul literasi modul literasi digital,
digital guru dapat
memberikan
tanggapan terhadap
modul dengan tepat.
2. Penerapan modul Keuntungan Disajikan soal tentang 3
literasi digital modul literasi keuntungan modul
berbasis budaya digital berbasis literasi digital, guru
lokal Madiun budaya lokal dapat menjelaskan
keuntungan modul
tersebut dengan tepat.
Hasil Disajikan soal tentang 4
penerapan hasil penelitian, guru
modul literasi dapat menjelaskan
digital hasil penerapan modul
tersebut dengan tepat.

4. Dokumentasi

Pada penelitian metode dokumentasi merupakan proses

pengumpulan data dengan mencari variabel berupa catatan, transkip,

gambar, dan buku Arikunto, (2013). Hal ini digunakan untuk

memperdalam pemahaman yang nantinya akan berguna untuk mejabarkan

objek penelitian secara jelas. Dokumentasi juga bisa digunakan sebagai

perbandingan jika terdapat data lapangan yang cocok dengan data yang

telah peneliti data.


36

G. Teknik Analisis Data

Memperoleh data maka akan dilakukan analisis data untuk mendapatkan

kesimpulan yang tepat dalam penelitian. Teknis Analisis data adalah upaya

yang dilakukan oleh peneliti untuk merangkum data secara akurat dengan data

yang telah dikumpulkan dalam bentuk dapat dipercaya atau benar Juanda,

(2016). Pada penelitian ini analisis data menggunakan teknik kualitatif dengan

menggunakan data penelitian berupa hasil tes, observasi, wawancara dan

dokumentasi selama proses penelitian. Data tersebut akan dianalisis dengan

mendeskripsikan hasil data selama tindakan kelas berlangsung.

Teknik analisis data dengan kualitatif yang akan digunakan oleh peneliti

sekarang adalah analisis data model interaktif yang terdiri dari pengumpulan

data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Gambar 3.2 Analisis data model interaktif (Dr. Umar Sidiq, M.Ag Dr. Moh.
Miftachul Choiri, 2019)

1. Tahap pertama yang dilakukan yaitu pengumpulan data setelah melakukan

penelitian sehingga seluruh data yang didapatkan akan dikumpulkan,

mulai dari tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengumpulan data


37

adalah kegiatan yang dilakukan dengan mengumpulkan data yang

dibutuhkan berdasarkan aspek yang digunakan untuk mencapai tujuan

penelitian Arikunto, (2013).

2. Tahap reduksi data merupakan tahapan untuk memfokuskan penelitian

dengan memilih data agar lebih terperinci dan fokus dengan apa yang akan

diteliti. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan hal-hal penting, dicari tema dan polanya Sugiyono, (2013).

Pada tahapan ini peneliti mempusatkan fokus penelitian pada penerapan,

pengamatan, kemampuan literasi siswa dan kemampuan literasi budaya

lokal dalam penggunaan modul literasi digital berbasis budaya lokal

Madiun. Melalui google classroom siswa dapat mengakses modul literasi

digital berasis budaya lokal madiun dalam pembelajaran di sekolah SDN

02 Klegen kelas V, sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan

literasi dan literasi budaya lokal.

3. Tahap penyajian data merupakan tahapan memahami informasi setelah

melakukan tindakan kelas dengan menyajikan data sesuai dengan

kebutuhan penelitian. Penyajian data adalah kegiatan menyusun data

mentah yang berserakan menjadi lebih teratur sehingga mudah dibaca,

dipahami, dan dianalisis Juanda, (2016). Melalui data yang telah

dikumpulkan selama penelitian, maka peneliti dapat menyajikan hasil

penelitian dalam penerapan modul literasi digital berbasis budaya lokal

Madiun pada siswa kelas V SDN 02 Klegen, sehingga siswa dapat

meningkatkan kemampuan literasi dan literasi budaya lokal. Pada tahapan


38

penyajian data peneliti dapat mengidentifikasi hasil melalui data-data yang

telah dikumpulan.

4. Penarikan Kesimpulan merupakan tahapan terakhir dalam analisis data

untuk memutuskan sebuah hasil dari penelitian yang berdasar pada

pengumpulan data, reduksi data, dan penyajian data sehingga dapat

menjawab rumusan masalah dari penelitian ini. Hasil dari analisis belajar

siswa dalam penerapan modul literasi digital berbasis budaya lokal madiun

akan dibandingkan dengan KKM yang telah ditetapkan, sehingga jika

presentase rata-rata ketuntasan siswa dapat mencapai 75% maka akan

dapat ditarik kesimpulan penerapan modul literasi berbasis budaya lokal

madiun dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Situasi dan Kondisi Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Klegen yang beralamat di jalan

Wiyata Wijaya No. 1, Klegen, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun.

Penelitian ini dilakukan disemester genap tahun pelajaran 2022/2023 dengan

subjek penelitian kelas V dengan jumlah siswa 28 anak. Ditinjau dari aspek

geografi, lokasi SDN 02 Klegen sangat strategis karena berada di dekat jalan

raya sehingga akses jalan ke sekolah tidak sulit. Dalam penelitian ini akan

memberikan manfaat sebuah inovasi baru untuk meningkatkan kemampuan

literasi sehingga siswa pada zaman sekarang akan lebih mengenal literasi

budaya lokal mereka serta dapat menjelaskan budaya yang mereka miliki

dimasa depan. Hasil dari peningkatan kemampuan literasi karena adanya

modul literasi digital yang memberikan kemudahan pada siswa dalam

memahami literasi budaya lokal dan meningkatkan kemampuan mereka

dalam menulis, membaca serta merangkai sebuah deskripsi sesuai dengan

yang mereka pelajari.

Pada tanggal 17 Mei 2023 peneliti mendapatkan informasi SDN 02

Klegen Kota Madiun memiliki sarana dan prasarana yang memadai dengan

kondisi sekolah yang sangat lengkap seperti ruang kepala sekolah, ruang

guru, perpustakaan, lab komputer, akses internet, ruang kelas, kantin, dan

39
40

kamar mandi dengan kondisi yang baik. Didukung dengan memiliki 6 guru

kelas, staff pengelola lab komputer dan perpustakaan, dan tenaga kebersihan.

Pada penelitian ini peneliti dan guru bekerja sama untuk mengatur

strategi mulai dari menyusun RPP dan langkah tindakan penerapan. Subjek

yang penelitian yaitu siswa kelas V SDN 02 Klegen yang berjumlah 28 siswa.

penelitian ini terbantu dengan adanya akeses internet yang ada di dalam kelas

dan leptop pribadi dari bantuan pemerintah yang khusus diberikan pada kelas

V untuk pembelajaran. Akses penelitian ini menggunakan google classroom

untuk mengakses modul literasi digital berbasis budaya lokal Madiun yang

nantinya akan diterapkan pada siswa kelas V.

Berdasarkan observasi siswa kelas V masih banyak yang belum

mengetahui literasi budaya lokal yang mereka miliki di kota Madiun. Bahkan

ketika di suruh untuk memberikan gamabaran literasi budaya lokal mereka

masih belum tau dan belum bisa untuk menyampaikan pendapat mereka.

Berdasarkan hasil observasi tersebut peneliti ingin melakukan penerapan

modul digital berbasis budaya lokal Madiun kepada siswa kelas V tersebut.

Guru kelas V juga tertarik terhadap modul digital tersebut sehingga kami

sepakat untuk bisa melakukan penerapan modul literasi digital berbasis

budaya lokal Madiun.

B. Hasil Penelitian

1. Pra Siklus

Tahap ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kelas V SDN

02 Klegen, diketahui saat akan dilakukan pelaksanaan penelitian


41

mengadakan observasi singkat yang menghasilkan sebuah fakta bahwa

siswa masih banyak yang belum mengetahui tentang literasi digital

berbasis budaya lokal Madiun. Hal ini menyebabkan rendahnya tingkat

literasi siswa tentang budaya yang ada disekitar mereka bahkan banyak

yang bingung apa saja literasi budaya lokal yang ada disekitar tempat

tinggal mereka.

Pra siklus pada tanggal 19 Mei 2023, peneliti melakukan pre test

dengan muatan modul literasi berbasis budaya lokal Madiun pada siswa

kelas V dengan hasil masih belum memenuhi standar presentase KKM.

Setelah melakukan pre test peneliti mendapatkan data dari kelas V berupa

hasil pre test yang telah dilakukan sebelum pelaksanaan penerapan modul

literasi digital berbasis budaya lokal Madiun. Berikut tabel hasil pre test

pada tahap pra siklus yang telah dilakukan :

Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus

No. Nama Nilai Keterangan


1 AND 64 Tidak Tuntas
2 AWA 77 Tuntas
3 ALW 64 Tidak Tuntas
4 AWA 56 Tidak Tuntas
5 BCA 46 Tidak Tuntas
6 CIY 59 Tidak Tuntas
7 DKPA 64 Tidak Tuntas
8 DA 59 Tidak Tuntas
9 GAP 41 Tidak Tuntas
10 GKRP 59 Tidak Tuntas
11 MSP 59 Tidak Tuntas
12 MF 46 Tidak Tuntas
13 M RN 55 Tidak Tuntas
14 MRS 56 Tidak Tuntas
15 NRM 64 Tidak Tuntas
42

16 NCP 59 Tidak Tuntas


17 RNS 51 Tidak Tuntas
18 RAF 46 Tidak Tuntas
19 S PA 46 Tidak Tuntas
20 SAT 64 Tidak Tuntas
21 VR 56 Tidak Tuntas
22 YNR 46 Tidak Tuntas
23 AMSS 77 Tuntas
24 MAA 54 Tidak Tuntas
25 ADK 51 Tidak Tuntas
26 NRK 56 Tidak Tuntas
27 BR 51 Tidak Tuntas
28 FJ 59 Tidak Tuntas
Jumlah Nilai 1585
Nilai Rata - Rata Siswa 56,6071
Jumlah Siswa yang Tuntas 2
Presentase Tuntas 7%
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 93%

Ditunjukan pada tabel 4.1 bahwa hasil yang didapatkan ketika

kemampuan literasi siswa masih sangat rendah. Data yang didapatkan

diketahui bahwa siswa yang tuntas dalam kemampuan literasi hanya

terdapat 2 siswa atau sekitar 7% sedangkan jumlah siswa yang tidak

tuntas kemampuan literasi berjumlah 26 siswa atau 93%. Selain itu

diketahui bahwa rata-rata siswa 56,6071 sedangkan nilai KKM yang telah

ditetapkan oleh guru kelas V adalah ≥ 75,0 maka dapat dikatakan tingkat

ketuntasan dalam keterampilan literasi siswa masih rendah dari target

yang ingin dicapai.

Dari hasil penelitian diatas, peneliti melakukan penelitian tindakan

kelas dengan penerapan modul literasi digital berbasis budaya lokal


43

Madiun untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa kelas V SDN

Klegen 02.

2. Siklus I

a. Perencanaan

Sebelum melakukan tindakan kelas siklus I, peneliti melakukan

observasi persiapan siklus I untuk membuat rencangan kegiatan yang

akan dilakukan dengan hasil kesimpulan observasi persiapan siklus I

yang mendapatkan data sebagai berikut :

1. Menganalisis kurikulum untuk digunakan sebagai kompetensi

dasar yang akan digunakan dalam penerapan modul literasi digital

berbasis budaya lokal Madiun.

2. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam

penerapan modul literasi digital berbasis budaya lokal madiun.

3. Menyiapkan modul literasi berbasis budaya lokal Madiun.

4. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi modul

literasi digital berbasis budaya lokal Madiun.

5. Membuat alat evaluasi berupa post test dalam proses pembelajaran

serta lembar observasi.

b. Tindakan

1. Pada pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2023 pada

pukul 12.15-13.45 (90 menit). Kegiatan ini disesuaikan dengan

RPP yang telah disusun sebelumnya, berikut kegiatan yang

dilaksanakan pada siklus I pertemuan 1 :


44

a) Kegiatan awal, guru didampingi peneliti mengucapkan salam

dan dilanjutkan berdoa dipimpin ketua kelas. Dilanjutkan

absensi dan kemudian memberikan gambaran manfaat, langkah-

langkah pemakaian modul literasi digital yang dipelajari.

b) Kegiatan inti, sebelum memulai kegiatan guru dan peneliti

menyiapkan modul literasi digital berbasis budaya lokal madiun

di leptop siswa masing-masing. Kemudian guru membuat

kelompok siswa menjadi 5 kelompok dengan pembagian 1

kelompok memegang 1 tema di modul literasi digital tersebut.

setiap kelompok memiliki tugas berdiskusi dan merangkum

dengan ketentuan 5W+1H. Kemudian dilanjutkan membaca

rangkuman setiap kelompok kedepan kelas. Guru memotivasi

siswa untuk yang ingin bertanya yang berhubungan dengan

materi yang disampaikan. Guru memberikan tepuk tangan

setelah kelompok siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka.

c) Kegiatan penutup, guru memberikan penguatan materi dan

penyimpulan materi yang telah dipelajari bersama. Memberikan

waktu bertanya bagi yang belum jelas, kemudian guru

mengakhiri dan menyuruh ketua kelas untuk berdoa lalu

memberi salam.

2. Pada pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2023 pada

pukul 12.15-13.45 (90 menit). Kegiatan ini disesuaikan dengan


45

RPP yang telah disusun sebelumnya, berikut kegiatan yang

dilaksanakan pada siklus I pertemuan 2 :

a) Kegiatan awal, guru didampingi peneliti mengucapkan salam

dan dilanjutkan berdoa dipimpin ketua kelas. Dilanjutkan

absensi dan kemudian memberikan gambaran manfaat, langkah-

langkah pemakaian modul literasi digital yang dipelajari.

b) Kegiatan inti, guru dibantu peneliti menyiapkan media modul

literasi berbasis budaya lokal Madiun. Kemudian guru

menunjuk siswa untuk membaca materi pada modul tersebut,

ketika sudah mendapatkan satu paragraf guru menyuruh siswa

bergantian membaca ke paragraf berikutnya. Jika ada siswa

yang berbicara sendiri atau tidak mendengarkan maka siswa

tersebut akan mendapatkan hukuman membaca lanjutan materi.

Setelah selesai siswa diberikan sebuah soal post test. Ketika

sudah selesai siswa disuruh mengumpulkan lembar post tes ke

meja guru.

c) Kegiatan Penutup, guru memberikan penguatan materi dan

penyimpulan materi yang telah dipelajari bersama. Memberikan

waktu bertanya bagi yang belum jelas kemudian guru

mengakhiri dan menyuruh ketua kelas untuk berdoa lalu

memberi salam.
46

c. Observasi

1. Hasil Observasi Siswa Siklus I

Observasi yang dilakukan selama penerapan pada siklus I

terdapat delapan indikator yang diamati untuk mengetahui

peningkatan kemampuan literasi siswa kelas V SDN 02 Klegen.

Berikut hasil pengamatan berdasarkan delapan indikator yang

diamati :

a) Pada kode pertanyaan pertama observasi siklus I mendapatkan

data bahwa siswa dapat melakukan indikator tersebut dengan

baik dan siap untuk menerima pembelajaran.

b) Pada kode pertanyaan kedua observasi siklus I mendapatkan

data bahwa masih banyak siswa yang masih bingung apa itu

literasi budaya lokal dan masih belum mengenal budaya lokal

yang ada disekitar mereka.

c) Pada kode pertanyaan ketiga observasi siklus I mendapatkan

data bahwa pembelajaran berjalan dengan kurang baik karena

masih ada beberapa siswa yang masih kesusahan untuk

mengakses modul digital tersebut.

d) Pada kode pertanyaan keempat observasi siklus I mendapatkan

data bahwa penerapan metode yang digunakan pada siklus ini

ada ceramah, diskusi, kelompok, tanya jawab dan penugasan.

e) Pada kode pertanyaan kelima observasi siklus I mendapatkan

data bahwa penerapan modul literasi digital masih belum bisa


47

maksimal karena masih banyak siswa yang belum paham

dengan penerapan modul ini.

f) Pada kode pertanyaan keenam observasi siklus I mendapatkan

data bahwa aktivitas yang dilakukan siswa seperti tugas

rangkuman berkelompok, membaca materi didalam modul

literasi digital dan mengerjakan post test.

g) Pada kode pertanyaan ketujuh observasi siklus I mendapatkan

data bahwa penyampaian materi siswa kurang berjalan baik

karena kemampuan literasi siswa yang kurang baik dalam

memahami dan menyampaikan materi modul digital tersebut.

h) Pada kode pertanyaan kedelapan observasi siklus I mendapatkan

data bahwa hasil penerapan modul kemampuan literasi masih

belum memuaskan atau mencapai ketuntasan yang diinginkan.

Berdasarkan penjabaran hasil observasi siklus I dapat

diketahui bahwa penerapan modul literasi berbasis budaya lokal

Madiun masih mengalami beberapa kendala yang memang harus

diperbaiki pada siklus selanjutnya. Akan tetapi kemampuan literasi

siswa pada siklus I sudah terlihat adanya peningkatan tetapi belum

memenuhi kriteria KKM yang telah ditetapkan, sehingga masih

harus dilakukan pada siklus berikutnya.

2. Hasil Belajar Siklus I

Pengambilan hasil belajar siswa siklus I setelah proses

pembelajaran menggunakan modul literasi digital berbasis budaya


48

lokal Madiun berdasarkan post test yang dilakukan pada pertemuan

2 siklus I diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siklus I

No. Nama Nilai Keterangan


1 AND 77 Tuntas
2 AWA 82 Tuntas
3 ALW 77 Tuntas
4 AWA 80 Tuntas
5 BCA 75 Tuntas
6 CIY 77 Tuntas
7 DKPA 75 Tuntas
8 DA 70 Tidak Tuntas
9 GAP 56 Tidak Tuntas
10 GKRP 75 Tuntas
11 MSP 70 Tidak Tuntas
12 MF 64 Tidak Tuntas
13 M RN 65 Tidak Tuntas
14 MRS 60 Tidak Tuntas
15 NRM 77 Tuntas
16 NCP 75 Tuntas
17 RNS 60 Tidak Tuntas
18 RAF 60 Tidak Tuntas
19 S PA 65 Tidak Tuntas
20 SAT 75 Tuntas
21 VR 72 Tidak Tuntas
22 YNR 65 Tidak Tuntas
23 AMSS 85 Tuntas
24 MAA 75 Tuntas
25 ADK 65 Tidak Tuntas
26 NRK 75 Tuntas
27 BR 70 Tidak Tuntas
28 FJ 75 Tuntas
Jumlah Nilai 1997
Nilai Rata - Rata Siswa 71,3214
Jumlah Siswa yang Tuntas 15
Presentase Tuntas 54%
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 46%
49

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa hasil tes

menunjukan kemampuan literasi siswa terhadap penerapan modul

literasi digital berbasis budaya lokal Madiun sudah mengalami

peningkatan tetapi belum sesuai dengan indikator pencapaian yang

ditetapkan. Pada siklus I siswa yang tuntas KKM sebanyak 15

siswa atau 54% presentase tuntas sedangkan siswa yang tidak

tuntas ada 13 siswa atau 46%. Nilai rata-rata siswa 71,32

sedangkan nilai KKM siswa ≥75 sehingga dinyatakan tuntas ketika

75% dari jumlah siswa bisa mencapai kriteria tersebut. Kenyataan

bersadarkan fakta nilai siklus I belum berhasil sehingga perlu

adanya penerapan pada siklus II.

d. Refleksi Siklus I

Berdasarkan hasil yang didapatkan pada siklus I, dapat ditarik

sebuah kesimpulan pada tahap selanjutnya peneliti melakukan

evaluasi mengenai kekurangan yang terdapat pada siklus I. Pada siklus

I terdapat data kekurangan yang dilakukan sebagai berikut :

1. Beberapa siswa masih kurang paham bagaimana penerapan

modul literasi digital berbasis budaya lokal Madiun.

2. Masih ada beberapa siswa kurang mengerti penggunaan laptop

sebagai sarana penerapan modul literasi digital berbasis budaya

lokal Madiun.
50

3. Beberapa siswa masih belum mampu menyelesaikan

permasalahan mengenai mendeskripsikan 5W+1H dengan benar

4. Guru belum mampu menguasai kelas ketika penerapan modul

literasi digital sehingga pembelajaran masih belum berjalan

maksimal.

5. Pemahaman secara individu siswa masih kurang sehingga belum

bisa secara maksimal dalam penerapan modul literasi digital

berbasis budaya lokal Madiun.

Berdasarkan refleksi siklus I diatas tindakan yang akan

dilakukan peneliti pada siklus II yaitu :

1. Guru dan peneliti memberikan penjelasan lebih terperinci tentang

penggunaan modul literasi digital berbasis budaya lokal Madiun.

2. Guru dan peneliti memberikan arahan secara lebih mendetail bagi

siswa yang masih kurang paham dalam penggunaan leptop.

3. Guru memberikan sebuah penjelasan khusus untuk siswa pada

bagian penggunaan 5W+1H dengan materi yang mudah

dimengerti siswa.

4. Peneliti memberikan bantuan untuk guru untuk mengkondisikan

kelas supaya lebih terkontrol dan bisa menerima pembelajaran

dengan kondusif.

5. Guru memberikan sebuah tugas individu kepada siswa untuk

membuat rangkuman agar melatih kemampuan literasi individu


51

mereka dan supaya bisa memahami materi modul literasi digital

dengan baik.

3. Siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus II peneliti telah melakukan observasi

dan refleksi siklus I untuk bisa diperbaiki pada siklus II, berdasarkan

data yang diperoleh dari observasi dan refleksi siklus I maka

perencanaan pada siklus II sebagai berikut :

1. Merancang kembali RPP yang akan digunakan, dengan

berpedoman pada perbaikan dari penerapan siklus I

2. Mempersiapkan kembali modul literasi digital beserta arahan yang

lebih jelas dari penerapan sebelumnya

3. Memberikan metode khusus membahas 5W+1H kedalam RPP

untuk membantu pemahaman siswa.

4. Menyiapkan lembar evaluasi berupa post test untuk mengetahui

peningkatan keterampilan literasi siswa.

b. Tindakan

Tindakan pada siklus II dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan

1. Pada pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 2023 pada

pukul 12.15-13.45 (90 menit). Kegiatan ini disesuaikan dengan

RPP yang telah dibuat pada waktu perencanaan. Berikut kegiatan

yang dilaksanakan pada siklus II pertemuan 1:


52

a) kegiatan awal, guru didampingi peneliti mengucapkan salam

kemudian dilanjutkan berdoa dipimpin ketua kelas, setelah itu

absensi. Dilanjutkan guru memberikan pengarahan ulang secara

terperinci tentang penerapan modul literasi digital mulai dari

manfaat, cara penggunaan, dan langkah-langkah pemakaian

modul tersebut.

b) Kegiatan Inti, guru memberikan instruksi untuk menyiapkan

lembar kertas dengan diberikan nama dan absen. Kemudian guru

memberikan penjelasan ulang materi tentang 5W+1H dengan

cara yang mudah dipahami, setelah itu siswa diminta untuk

membuat rangkuman secara individu dengan materi di modul

literasi yang dibagikan secara merata. Setelah selesai siswa

secara acak akan membacakan rangkuman tersebut didepan

kelas. Untuk melatih respon siswa guru memberikan waktu bagi

siswa untuk bertanya jika ada yang belum paham. ketika selesai

siswa diberikan tepuk tangan lalu kembali ke meja dan

bergantian dengan yang lain.

c) Kegiatan penutup, guru memberikan penguatan materi tentang

5W+1H untuk memperkuat pemahaman siswa dan kesimpulan

pembelajaran, dilanjutkan pemberian waktu untuk siswa

bertanya jika ada yang belum dipahami. Kemudian guru

meminta ketua kelas memimpin berdoa dan memberi salam.


53

2. Pada pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2023 pada

pukul 12.15-13.45 (90 menit). Kegiatan ini disesuaikan dengan

RPP yang telah dibuat pada waktu perencanaan. Berikut kegiatan

yang dilaksanakan pada siklus II pertemuan 2:

a) Kegiatan awal, guru didampingi peneliti mengucapkan salam

kemudian dilanjutkan berdoa dipimpin ketua kelas, setelah itu

absensi. Dilanjutkan guru memberikan pengarahan ulang

tentang penerapan modul literasi digital mulai dari manfaat, cara

penggunaan, dan langkah-langkah pemakaian modul tersebut.

b) Kegiatan inti, guru masuk ke inti pembelajaran dengan meminta

siswa untuk membaca materi kesenian dongkrek, diberikan

waktu 5 menit siswa membaca materi sejarah kesenian

dongkrek. Ketika sudah guru membagi kelompok belajar terdiri

4 orang lalu memberikan LKPD dengan materi kesenian

dongkrek pada siswa. Ketika selesai lembar LKPD dikumpulkan

didepan kelas. Kemudian guru memberikan lembar post test dan

dikerjakan sesuai arahan guru. Untuk memancing semangat

memberikan sebuah hadiah khusus supaya mereka semangat

untuk mengerjakan lebih baik lagi. Ketika selesai lembar post

test dikumpulkan ke meja guru.

c) Kegiatan penutup, guru memberikan penguatan dan

penyimpulan materi yang telah dipelajari bersama. Memberikan

waktu bertanya bagi siswa yang belum jelas, kemudian guru


54

mengakhiri dangan menyuruh ketua kelas untuk berdoa lalu

memberi salam.

c. Observasi

1. Hasil Observasi Siswa Siklus II

Observasi yang yang dilakukan selama penerapan pada siklus

II terdapat delapan indikator yang diamati untuk mengetahui

peningkatan kemampuan literasi siswa kelas V SDN 02 Klegen.

Berikut hasil pengamatan berdasarkan delapan indikator yang

diamati :

a) Pada kode pertanyaan pertama lembar observasi siklus II

mendapatkan data bahwa siswa dapat melakukan indikator

tersebut dengan sangat baik dan bersemangat menerima

pembelajaran.

b) Pada kode pertanyaan kedua lembar observasi siklus II

mendapatkan data bahwa siswa sudah memahami apa itu literasi

budaya lokal dan sudah mengenal beberapa budaya lokal yang

ada disekitar mereka.

c) Pada kode pertanyaan ketiga lembar observasi siklus II

mendapatkan data bahwa pembelajaran sudah berjalan sangat

baik karena siswa sudah bisa mengakses dan memahami

penerapan modul literasi digital berbasis budaya lokal tersebut.

d) Pada kode pertanyaan keempat lembar observasi siklus II

mendapatkan data bahwa penerapan metode yang digunakan


55

pada siklus II ini ada ceramah, diskusi, kelompok, tanya jawab,

penugasan dan penghargaan.

e) Pada kode pertanyaan kelima lembar observasi siklus II

mendapatkan data bahwa penerapan modul literasi digital sudah

bisa dikatakan baik karena banyak siswa yang sudah paham

dengan penerapan modul literasi digital ini.

f) Pada kode pertanyaan keenam lembar observasi siklus II

mendapatkan data bahwa aktivitas yang dilakukan siswa yaitu

dengan melakukan tugas rangkuman individu, membaca

rangkuman, membaca materi didalam modul, mengerjakan

LKPD, dan mengerjakan post test dengan memberikan hadiah

kepada 10 siswa yang mendapatkan nilai terbaik.

g) Pada kode pertanyaan ketujuh lembar observasi siklus II

mendapatkan data bahwa pemahaman materi siswa sudah

berjalan baik dengan kemampuan literasi siswa yang sudah

meningkat dari pertemuan sebelumnya.

h) Pada kode pertanyaan kedelapan lembar observasi siklus II

mendapatkan data bahwa berdasarkan hasil penerapan modul

literasi digital dan keadaan dikelas kemampuan literasi siswa

sudah meningkat dengan melihat dari bisa mengerjakan semua

penugasan dari rangkuman, LKPD dan post test.


56

2. Hasil Belajar

Pengambilan hasil belajar siswa kelas V pada siklus II

setelah proses pembelajaran menggunakan modul literasi digital

berbasis budaya lokal Madiun berdasarkan post tes yang dilakukan

pada pertemuan ke-2 siklus II dapat diperoleh data, sebagai

berikut :

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus II

No. Nama Nilai Keterangan


1 AND 85 Tuntas
2 AWA 95 Tuntas
3 ALW 90 Tuntas
4 AWA 90 Tuntas
5 BCA 82 Tuntas
6 CIY 90 Tuntas
7 DKPA 85 Tuntas
8 DA 77 Tuntas
9 GAP 62 Tidak Tuntas
10 GKRP 80 Tuntas
11 MSP 82 Tuntas
12 MF 77 Tuntas
13 M RN 75 Tuntas
14 MRS 75 Tuntas
15 NRM 90 Tuntas
16 NCP 82 Tuntas
17 RNS 80 Tuntas
18 RAF 75 Tuntas
19 S PA 90 Tuntas
20 SAT 80 Tuntas
21 VR 80 Tuntas
22 YNR 77 Tuntas
23 AMSS 95 Tuntas
24 MAA 75 Tuntas
25 ADK 75 Tuntas
26 NRK 90 Tuntas
57

27 B R 82 Tuntas
28 F J 90 Tuntas
Jumlah Nilai 2306
Nilai Rata - Rata Siswa 82,3571
Jumlah Siswa yang Tuntas 27
Presentase Tuntas 96%
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 4%

Berdasarkan hasil tabel 4.3 dapat diketahui bahwa hasil post test

menunjukan kemampuan literasi siswa terhadap penerapan modul

literasi berbasis budaya lokal Madiun sudah mengalami peningkatan

dengan sudah melebihi indikator pencapaian yang telah ditetapkan.

Dilihat dari nilai hasil post test pada siklus II mengalami peningkatan

dibandingkan siklus I. Dibuktikan dengan rata-rata nilai siswa 82,35

dengan KKM ≥75 dan siswa yang tuntas mencapai 27 siswa atau 96%

ketuntasan dan siswa yang tidak tuntas ada 1 siswa atau 4%. Sesuai

dengan indikator ketuntasan hasil belajar siswa jika siswa

mendapatkan nilai lebih tinggi dari KKM yaitu nilai rata-rata 82,35

atau 96% dengan 75 atau 75% sebagai KKM maka dapat dinyatakan

28 siswa telah tuntas. Maka siklus II pada hasil belajar siswa dapat

dikatakan mengalami peningkatan dari siklus I dan hasil belajar

dikatakan tuntas, sehingga peneliti tidak perlu menerapkan siklus

berikutnya.

d. Refleksi Siklus II

Tahap refleksi adalah tahapan terakhir setelah melakukan

perencanaan, tindakan dan observasi. Kegiatan refleksi dapat

digunakan untuk mengetahui apakah pada siklus II telah mengalami


58

peningkatan dari siklus I. Pada siklus I terdapat point yang menjadi

bahan untuk menjadi rekomendasi pada siklus II yang digunakan

sebagai dasar untuk melakukan proses pembelajaran penerapan modul

literasi digital berbasis budaya lokal Madiun agar dapat mencapai

indikator yang harus terpenuhi. Hal tersebut terlihat dari hasil belajar

siswa setelah dilakukan penerapan modul literasi digital berbasis

budaya lokal Madiun, dengan penerapan ini dapat memberikan daya

tarik dan pemahaman tentang literasi budaya lokal kepada siswa.

Daya tarik dan pemahaman yang ditimbulkan dapat membuat siswa

bisa meningkatkan keterampilan literasi mereka menjadi lebih baik

dengan ditunjukan hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan.

4. Hasil Wawancara Wali Kelas

Pengambilan wawancara wali kelas ini dilakukan untuk

mendapatkan data bagaimana pelaksanaan penerapan modul literasi

digital berbasis budaya lokal madiun dan mengetahui keuntungan apa

yang didapatkan ketika penerapan modul literasi digital berbasis budaya

lokal Madiun. Wawancara wali kelas dilaksanakan pada hari Rabu, 31

Mei 2023. Berikut hasil wawancara dengan wali kelas V yang telah

dilakukan dengan data yang diperoleh sebagai berikut :

a. Pada lembar wawancara soal pertama peneliti bertanya “Menurut ibu

seberapa penting literasi budaya lokal untuk siswa sekolah dasar

pada zaman sekarang ?”,dari hasil wawancara wali kelas mengatakan

“Menurut ibu penting karena zaman sekarang banyak siswa yang


59

tidak mengetahui budaya lokal mereka, karena mereka jarang

melihat atau membaca hal-hal yang berkaitan tentang budaya lokal”.

b. Pada lembar wawacara soal kedua peneliti bertanya “Apa tanggapan

ibu tentang adanya modul literasi digital berbasis budaya lokal

madiun ?”, dari hasil wawancara wali kelas mengatakan “Tanggapan

ibu mengenai modul literasi digital ini sangat bagus karena dengan

modul ini bisa meningkatkan pengetahuan dan kemampuan literasi

mereka terhadap budaya lokal Madiun”.

c. Pada lembar wawancara soal ketiga peneliti bertanya “Menurut ibu

apa keuntungan yang didapatkan pada penerapan modul literasi

digital berbasis budaya lokal madiun pada siklus I ?”, dari hasil

wawancara wali kelas mengatakan “Menurut saya keuntungan yang

diberikan berupa peningkatan kemampuan dan pengetahuan siswa,

menambah media pembelajaran, meningkatkan kemampuan IT

siswa, menambah wawasan budaya lokal meningkatkan kemampuan

membaca, menulis dan mendengar”.

d. Pada lembar wawancara soal keempat peneliti bertanya “Menurut

ibu setelah melakukan penerapan modul literasi digital berbasis

budaya lokal madiun ini, apakah siswa mengalami peningkatan

terhadap kemampuan literasi mereka ?”, dari hasil wawancara wali

kelas mengatakan “Menurut ibu kemampuan literasi mereka pasti

meningkat karena selama penerapan mereka melakukan kegiatan


60

membaca, menulis, mendengar, dan merangkum. Sehingga mereka

akan lebih terlatih dalam kemampuan literasi”.

Berdasarkan hasil wawancara wali kelas dapat dikatakan bahwa

penerapan modul literasi digital berbasis budaya lokal Madiun

memberikan siswa pemahaman tentang pentingnya literasi budaya lokal

bagi siswa zaman sekarang, memberikan guru media yang bagus untuk

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan literasi siswa, memberikan

banyak keuntungan yang memang dibutuhkan siswa, dan memberikan

peningkatan kemampuan literasi selama proses penerapan mulai dari

menulis, membaca, mendengar dan merangkum materi.

C. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan di kelas V SDN 02

Klegen peneliti dapat memberikan jawaban untuk rumusan masalah

dengan hasil penemuan selama proses penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan modul literasi digital berbasis budaya lokal

Madiun untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa kelas V

SDN 02 Klegen Madiun ?

Selama proses penerapan modul literasi digital berbasis budaya

lokal Madiun terjadi perubahan pada kemampuan literasi yang

mengalami peningkatan, dari yang belum mengetahui literasi budaya

lokal menjadi tahu dan bisa menceritakan kembali sesuai apa yang telah

mereka pelajari. Pada hasil belajar yang dilakukan menggunakan tes

berupa post test yang dilakukan pada akhir siklus yang berisi 5 soal
61

essay dengan level HOTS. Pada pra siklus tanggal 19 Mei 2023 siswa

diberikan soal tersebut untuk mengetahui tingkat kemampuan literasi

siswa terhadap materi yang akan diterapkan pada modul literasi digital

berbasis budaya lokal Madiun. Hasil belajar siswa ketika melakukan

penerapan (pra siklus), siklus I dan siklus II mengalami peningkatan

yang dapat dilihat dari diagram berikut :

Hasil Belajar
120%

100%

80%

60%
Hasil Belajar
40%

20%

0%
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Dari gambar 4.1 dapat dilihat terdapat peningkatan hasil belajar

siswa yang berawal dari pra siklus yaitu sebelum adanya tindakan dan

setelah ada tindakan pada siklus I dan siklus II mengalami sebuah

peningkatan. Pada pra siklus nilai ketuntasan hanya ada 2 siswa atau

7%, sedangkan pada siklus I hasil siswa yang mencapai tuntas

mengalami kenaikan menjadi 15 anak atau 54% dan pada siklus II

siswa yang tuntas mencapai 27 anak atau 96%.


62

Pada siklus I tanggal 22 dan 23 Mei 2023 hasil belajar siswa sudah

mengalami peningkatan akan tetapi masih kurang dari indikator

ketuntasan yang dikarenakan penerapan RPP masih belum berjalan

maksimal. Karena dalam penerapan modul literasi digital, masih ada

beberapa siswa yang kurang mengerti penggunaan laptop untuk

penerapan modul literasi digital, pemahaman siswa tentang materi juga

masih kurang, dan guru belum mampu menguasai kelas ketika

melakukan penerapan modul literasi digital tersebut, sehingga

menyebabkan penerapan modul pada siklus I kurang maksimal, serta

ketika dilakukan post test nilai siswa masih banyak yang belum

memenuhi KKM. Maka dari itu ketika melakukan refleksi peneliti

mencari kekurangan dalam penerapan dan memperbaiki di siklus II.

Pada siklus II tanggal 29 dan 30 Mei 2023 hasil belajar siswa

mengalami peningkatan yang sesuai keinginan, karena mulai dari RPP

yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan siswa setelah siklusi I

kemudian penggunaan metode dan penguasaan kelas guru yang telah di

perbaiki dalam penerapan modul literasi digital berbasis budaya lokal

Madiun sehingga berjalan baik dan lancar. Faktor pendukung

peningkatan keterampilan literasi siswa yaitu dengan mempersiapkan

segala kebutuhan sarana dan prasarana, memberikan arahan yang

mudah dimengerti, memahami keadaan siswa, cara belajar

(mengerjakan tugas berkelompok dan individu), bertanya jawab jika

masih belum paham, memberikan motivasi dan penghargaan bagi


63

siswa. sehingga ketika mereka mengerjakan lembar post test siswa

menjadi lebih bersemangat, percaya diri dan antusias.

Berdasarkan hasil penelitian telah diketahui bahwa proses

penerapan modul literasi digital berbasis budaya lokal Madiun mampu

meningkatkan kemampuan literasi siswa kelas V 02 Klegen. Hal

tersebut diperkuat dengan hasil post test pada siklus II yang telah

memenuhi indikator presentase ketuntasan 96% dengan nilai rata-rata

82,35 sehingga dapat dinyatakan bahwa penerapan modul literasi digital

berbasis budaya lokal Madiun dapat meningkatkan keterampilan literasi

siswa kelas V SDN 02 Klegen. Hal tersebut sejalan dengan penelitian

relevan yang menyatakan bahwa bahan ajar berbasis kearifan lokal

tidak hanya mampu menumbuhkan nilai-nilai luhur didalam diri siswa

namun juga mampu meningkatkan kemampuan literasi siswa sekolah

dasar Ninawati & Wahyuni, (2020). Kemudian diperkuat dengan hasil

pembelajaran menggunakan modul digital efektif diterapkan yang

membuat siswa senang membaca materi pada modul literasi digital

sehingga hasil belajar dapat lebih baik Siti M, Herimanto, (2018).

2. Apakah keuntungan melakukan penerapan modul literasi

digital berbasis budaya lokal Madiun pada siswa kelas V SDN 02

Klegen ?

Menganalisis untuk mengetahui keuntungan dalam penerapan

modul literasi digital berbasis budaya lokal Madiun yang diterapkan


64

kepada siswa kelas V SDN 02 Klegen dengan berdasarkan kegiatan

penelitian yang telah dilakukan berikut keuntungan yang diperoleh :

a. Kemampuan literasi siswa meningkat

Berdasarkan hasil belajar pada pra siklus nilai ketuntasan

hanya ada 2 siswa atau 7%, sedangkan pada siklus I hasil siswa yang

mencapai tuntas mengalami kenaikan menjadi 15 anak atau 54% dan

pada siklus II siswa yang tuntas mencapai 27 anak atau 96%. Hal

tersebut memperkuat dari hasil post test siklus II yang telah

memenuhi indikator presentase ketuntasan 96% dengan nilai rata-

rata 82,35 sehingga dapat dinyatakan bahwa penerapan modul

literasi digital berbasis budaya lokal Madiun dapat meningkatkan

keterampilan literasi siswa kelas V SDN 02 Klegen. Sejalan dengan

penelitian sebelumnya mengatakan hasil penerapan literasi digital

dapat meningkatkan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik

siswa Awaliyah, (2019).

b. Menambah pengetahuan budaya lokal Madiun

Berdasarkan kegiatan ketika melakukan penerapan modul

literasi digital berbasis budaya lokal Madiun siswa mendapatkan

banyak sekali pengetahuan dan pemahaman tentang budaya lokal

Madiun. hal tersebut dibuktikan dengan kegiatan merangkum

kelompok maupau individu di siklus I dan II siswa sudah

mempelajari materi literasi budaya lokal Madiun mulai dari literasi

tugu pendekar, makanan khas madiun berupa nasi pecel dan brem,
65

sejarah kesenian dongkrek, gedung bersejarah, dan pencak silat.

Semua itu terkandung kedalam modul literasi digital berbsis budaya

lokal Madiun yang dikemas sedemikian rupa untuk meningkatkan

kemampuan literasi. Maka dari itu penelitian ini dapat menambah

pengetahuan budaya lokal Madiun bagi siswa kelas V SDN 02

Klegen.

c. Meningkatkan kemampuan IT siswa

Berdasarkan penerapan modul literasi digital berbasis budaya

lokal Madiun ketika penggunaan pasti memerlukan sarana dan

prasarana teknologi digital seperti smartphone, laptop, komputer dan

lain”. Sehingga ketika penerapan siswa akan mampu meningkatkan

kemampuan IT mereka dalam bidang literasi untuk mengakses

modul literasi digital tersebut.

d. Menambah media belajar literasi siswa

Berdasarkan penerapan modul literasi digital berbasis budaya

lokal Madiun merupakan sebuah media belajar literasi yang

dikembangkan dalam bentuk media literasi digital sehingga menjadi

inovasi baru yang bisa mempermudah siswa atau orang lain

mengakses dan belajar literasi menggunakan modul tersebut.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti selama

tiga minggu pada bulan Mei di SDN 02 Klegen, dapat disimpulkan bahwa

penerapan modul literasi berbasis budaya lokal Madiun dapat

meningkatkan kemampuan literasi dan memberikan keuntungan bagi siswa

berupa kemampuan literasi meningkat, menambah pengetahuan dalam

literasi budaya lokal Madiun, meningkatkan kemampuan IT, dan

menambah media belajar literasi siswa. Hal tersebut terbuktikan dengan

hasil belajar siswa dari pra siklus hanya mendapatkan nilai ketuntasan 7%

atau 2 siswa yang tuntas itu dikarenakan belum ada penerapan modul

literasi digital berbasis budaya lokal Madiun, sedangkan dengan penerapan

modul literasi digital setiap siklus kemampuan literasi siswa mengalami

peningkatan, pada siklus I nilai presentase ketuntasan siswa mencapai 54%

atau 15 anak mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata 71,3 tetapi belum

mencapai nilai KKM yang ditentukan sehingga melakukan refleksi di

siklus I dan melakukan perbaikan, kemudian setelah diperbaiki dan

dimaksimalkan pada siklus II nilai presentase ketuntasan siswa mencapai

96% atau 27 siswa mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata 82,35 maka

dengan demikian peningkatan kemampuan siswa telah mencapai KKM

yang telah ditetapkan dan dapat dikatakan meningkat.

66
67

B. Saran

Berdasarkan penelitian tindakan kelas sebagai upaya meningkatkan

kemampuan literasi siswa kelas V di SDN 02 Klegen tahun 2022/2023

memberikan saran sebagai tindak lanjut setelah melakukan penelitian,

antara lain :

1. Bagi sekolah

Disarankan untuk sekolah dapat memfasilitasi guru dalam memanfaatkan

modul literasi digital berbasis budaya lokal Madiun untuk bisa digunakan

sebagai variasi dalam pembelajaran dikelas.

2. Bagi guru

Disarankan bagi guru hendaknya mampu memberikan inovasi dalam

kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan modul literasi digital

berbasis budaya lokal Madiun agar proses belajar mengajar lebih menaik

dan bervariasi sehingga siswa tidak bosan dan lebih fokus dalam belajar.

3. Bagi siswa

Disarankan siswa dapat menggunakan modul literasi digital berbasis

budaya lokal Madiun sebagai media belajar literasi dengan arahan yang

telah diberikan sehingga hasil belajar dan kemampuan literasi dapat

meningkat.

4. Bagi peneliti lain

Disarankan bagi peneliti lain bisa termotivasi untuk memperbaiki

penelitian ini dengan menerapkan modul literasi digital berbasis budaya

lokal sebagai media meningkatkan keterampilan literasi yang lain.


DAFTAR PUSTAKA
Ahdhianto, E., Putra, Y. D., Thohir, M. A., & Mas’Ula, S. (2021). MBCL
(metacognition based contextual learning)-based e-module development for
elementary school students. Education and Technology, 18(2), 194–198.
https://doi.org/10.1109/ICET53279.2021.9575119
Amalia Syahrial, A., Demisawati, Sapiroh, Junike, W., & Satria Budi, M. (2021).
Penerapan the Graphics Interchange Format untuk Memotivasi Siswa
Berliterasi di Pembelajaran Daring SD Kota Jambi. Penerapan the Graphics
Interchange, 1, 2–6.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Aristono, T., Sugiyanto, S., & Syaifullah, R. (2021). Pengembangan Kampung


Pesilat sebagai Wisata Budaya Kabupaten Madiun. … : Journal of
Hospitality & Tourism Innovation, 5(2), 80–87.
Awaliyah, A. N. (2019). Literasi Digital Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Seni Budaya Kelas VIII SMPN 27 Makassar. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Dr. Umar Sidiq, M.Ag Dr. Moh. Miftachul Choiri, M. (2019). Metode Penelitian
Kualitatif di Bidang Pendidikan. In CV.Nata Karya (Vol. 53, Issue 9).
http://repository.iainponorogo.ac.id/484/1/METODE PENELITIAN
KUALITATIF DI BIDANG PENDIDIKAN.pdf
Hamid, M. A., Aribowo, D., & Desmira, D. (2017). Development of Learning
Modules of Basic Electronics-Based Problem Solving in Vocational
Secondary School. Jurnal Pendidikan Vokasi, 7(2), 149.
https://doi.org/10.21831/jpv.v7i2.12986
Harahap, D. G. S., Nasution, F., Nst, E. S., & Sormin, S. A. (2022). Analisis
Kemampuan Literasi Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(2), 2089–
2098. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i2.2400
Juanda, A. (2016). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). In
Yogyakarta.
Juhanda. (2019). Menjaga Eksistensi Budaya Lokal Dengan Pendekatan
Komunikasi Lintas Budaya. Jurnal Pariwisata, 2(1), 56.
https://doi.org/10.32528/sw.v2i1.1825
Kharizmi, M. (2015). Kesulitan Siswa Sekolah Dasar Dalam Meningkatkan
Kemampuan Literasi. Jupendas: Jurnal Pendidikan Dasar, 2(2), 11–21.
Khotimah, H. (2016). Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan
Melalui Model Cooperative Script Dengan Media Flashcard Berbasis
Kearifan Lokal Pada Siswa Kelas Iv Sdn 2 Panjer Tahun Ajaran 2015/2016.

68
Jurnal Pendidikan, 28(2), 250–250.
https://doi.org/10.4234/jjoffamilysociology.28.250
Laela, N. A. (2022). Literasi Digital Dalam Lingkugan Sekolah. In M. P. Dr.
Herman, S.Pd. (Ed.), PT. Global Eksekutif Teknologi (Ari Yanto,). PT.
Global Eksekutif Teknologi.
Lufiah, S. (2022). Pengembangan Modul Literasi Digital Berbasis Budaya Lokal
Madiun Untuk Siswa Sekolah Dasar. Pengembangan Modul, I(1), 1–117.
Lufiah, S., Retno, R. S., & Dewi, C. (2022). Pengembangan Modul Literasi
Digital Berbasis Budaya Lokal Madiun Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Sekolah Dasar. Prosiding Konferensi Ilmiah …, 3.
http://prosiding.unipma.ac.id/index.php/KID/article/view/3045%0Ahttp://pro
siding.unipma.ac.id/index.php/KID/article/download/3045/2407
Maulana, M. (2015). Definisi, Manfaat dan Elemen Penting Literasi Digital.
Pendidikan, 1(2), 1–12. https://www.muradmaulana.com/2015/12/definisi-
manfaat-dan-elemen-penting-literasi-digital.html
Nanda, I. N., Sayfullah, H., Pohan, R., Windariyah, D. S., Fakhrurrazi,
Khermarinah, & Mulasi, S. (2021). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru
Inspiratif. In CV Adanu Abimata.
Naufal, H. A. (2021). Literasi Digital. Perspektif, 1(2), 195–202.
https://doi.org/10.53947/perspekt.v1i2.32
Ninawati, M., & Wahyuni, N. (2020). Efektivitas Bahan Ajar Berbasis Kearifan
Lokal Terhadap Kemampuan Literasi Menulis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Pemikiran Dan Pengembangan Sekolah Dasar (JP2SD), 8(1), 51–59.
https://doi.org/10.22219/jp2sd.v8i1.12056
Pangaribuan, R. K., Simanjuntak, H. C., & Medan, U. N. (2022). Literasi digital
dalam mengenalkan pengetahuan warisan budaya. Pengembangan, I(1), 1–5.
http://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/7033
Pujiati, D., Basyar, M. A. K., & Wijayanti, A. (2022). Analisis Gerakan Literasi
Sekolah di Sekolah Dasar. Pedagogik Journal of Islamic Elementary School,
5(1), 57–68. https://doi.org/10.24256/pijies.v5i1.2615
Puspitasari, A. D. (2019). Penerapan Media Pembelajaran Fisika Menggunakan
Modul Cetak dan Modul Elektronik Pada Siswa SMA. Jurnal Pendidikan
Fisika, 7(1), 17–25. http://journal.uin-
alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika
Rahayu, I., & Sukardi, S. (2021). The Development Of E-Modules Project Based
Learning for Students of Computer and Basic Networks at Vocational
School. Journal of Education Technology, 4(4), 398–403.
https://doi.org/10.23887/jet.v4i4.29230

69
Rahmawati, H. L., & Gunansyah, G. (2021). Kesenian Dongkrek Desa Mejayan
Kabupaten Madiun Sebagai Sumber Belajar Berbasis Etnopedagogi Di
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 2883–2894.
https://core.ac.uk/download/pdf/482196065.pdf
Ramadhan, S. F. S. S. R. (2017). Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis
Keterampilan Literasi. Pengembangan Modul, VI(2), 316–335.
Setiawan, A. A., & Sudigdo, A. (2019). Penguatan Literasi Siswa Sekolah Dasar
Melalui Kunjungan Perpustakaan. Prosiding Seminar Nasional PGSD, 2015,
24–30.
Setiyawan, A. (2013). Budaya lokal dalam perspektif agama: Esensia,
XIII(Humaniora), 1–20.

Siahaan, N. (2018). Model Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal


Prociding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Medan, 2, 649–651.
Siti M, Herimanto, A. A. M. (2018). Efektivitas Model Pembelajaran Mandiri
Menggunakan Modul Digital Dan Modul Cetak Terhadap Hasil Belajar
Sejarah Ditinjau Dari Minat Baca Siswa. Education, 18(2), 29–43.
Sleman, D. I. K. (2022). Analisis Tingkat Kemampuan Literasi Budaya Siswa
Kelas V Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Sleman. Pendidikan,
01(Tingkat Kemampuan Literasi Budaya), 01–149.
Sugiyono, D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Tensa Novela, G., & Widyastono, H. (2022). Student’s Reading Literacy:
Opportunities and Characteristic for Instructional Media Development.
Journal of Education Technology, 6(1), 140–148.
https://dx.doi.org/10.23887/jet.v6i1.42
Yulisnawati Tuna, & Kualitas, P. (2021). Literasi Digital Dalam Pembelajaran di
SD Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pendidik. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Dasar, 2005(November), 388–397.

70

Anda mungkin juga menyukai