Anda di halaman 1dari 168

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

PADA MATA PELAJARAN PJOK SMA NEGERI 4 TEBO

DI MASA PANDEMI COVID -19

DISUSUN OLEH:

M IKBAL

K1A117076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
i
ii
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : M IKBAL
NIM : K1A117076
Program Studi : Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar-benar

karya sendiri dan bukan merupakan jiplakan dari hasil penelitian pihak lain.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini

merupakan jiplakan, saya bersedia menerima sangsi sesuai peraturan yang

berlaku.

Demikianlah pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tangung jawab.

Jambi, Juli 2021


Yang membuat pernyataan

M IKBAL
NIM:K1A117076

iii
MOTTO

“Jika tidak ada jalan lain, maka buatlah tanda dengan satu koma,Lalu
lanjutkan kembali”

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan


cinta dan kasih sayang Mu telah memberikanku kekuatan,
membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta.
Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya
skripsi yang sederhana ini dapat terselasaikan. Shalawat dan salam
selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW.

Ku persembahkan karya ini kepada orang terkasih dan kusayangi.

Ibunda dan Ayahanda Tercinta : Amran & Aina

Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang


tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibu dan
Ayah yang telah memberikan kasih sayang, secara dukungan, ridho,
dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat
kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata
persembahan.

Pacar & Temen terdekatku. Terima kasih telah memberikan


semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Semoga doa dan semua hal yang terbaik yang engkau berikan
menjadikan ku orang yang baik pula.

Tanpa mereka, karya ini tidak akan pernah tercipta.

iv
ABSTRAK
M ikbal, 2021 : “IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED
LEARNING PADA MATA PELAJARAN PJOK SMA NEGERI 4 TEBO DI
MASA PANDEMI COVID-19”.Pembimbing: 1. Dr. Sukendro, M.Kes, AIFO
2. Adhe Saputra, S.Pd, M.Pd
Kata Kunci: blended learning, tatap muka dan online
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi model
pembelajaran blended learning pada mata pelajaran pjok SMA NEGERI 4 TEBO
di masa pandemi covid- 19. Penelitian ini dilaksanakan di SMA NEGERI 4
TEBO di kelas XI IPS 2 pada Februari-maret 2021. Metode penelitian
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Data
dalam penelitian ini berupa deskripsi tentang implementasi model pembelajaran
blended learning yang diperoleh melalui metode wawancara dan observasi sebagai
data utama dan dokumentasi sebagai data penunjang. Dengan subjek penelitian
kepala sekolah, guru PJOK dan siswa kelas XI IPS 2. Setelah dilakukan
pengumpulan data, kemudian dilakukan analisis data secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran
blended learning di SMA NEGERI 4 TEBO pada masa pandemi covid-19 sudah
terlaksana dimulai dari perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru seperti
perangkat pembelajaran, mengatur jadwal pembelajaran antara tatap muka dan
online, dan bahan ajar untuk pembelajaran blended learning. Pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan sintaks blended learning yaitu seeking of information,
acquisition of information dan shyntesizing of knowledge yang dilakukan baik
pada pembelajaran online maupun tatap muka.
Penilaian pembelajaran blended learning meliputi penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang diamati pada pembelajaran online dan tatap
muka dengan cara-cara tertentu. Adapun kendala dalam penerapan model blended
learning adalah akses internet yang tiba- tiba mengalami gangguan pada saat
melakukan pembelajaran online.
Sedangkan pada pembelajaran tatap muka terkadang masih ada siswa yang
lupa memakai protokol kesehatan seperti masker. Kesimpulan yang didapat dari
penelitian ini bahwa implementasi model blended learning pada mata pelajaran
PJOK dapat dilihat melalui kegiatan perencanaan bahwa guru sudah menyiapkan
perangkat pembelajaran, jadwal dan bahan ajar. Pada kegiatan pelaksanaan sudah
sesuai dengan sintaks blended learning. Pada kegiatan penilaian dilakukan secara
tatap muka dan online.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul: “.IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED

LEARNING PADA MATA PELAJARAN PJOK SMA NEGERI 4 TEBO DI

MASA PANDEMI COVID-19”. Penyususnan skripsi ini bertujuan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar (S1) dibidang pendidikan

Olahraga dan Kesehatan dalam Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas

Jambi.

Selama penulisan ini tentunya banyak kesulitan dan hambatan yang

penulis hadapi, baik dari segi moril maupun material. Namun berkat bantuan dan

bimbingan dari semua pihak, penulis dapat menyelesaikannya. Dengan segala

kerendahan hati penulis ucapkan terimakasih serta penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D Selaku Rektor Universitas Jambi.

2. Bapak Prof. Dr. M. Rusdi, S.Pd,.M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan

Dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.

3. Bapak Dr.Palmizal, S.Pd., M.Pd, Selaku Ketua Jurusan Ilmu Keolahragaan

Universitas Jambi.

4. Bapak Roli Mardian, S.Pd, M.Pd Selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan.

vi
5. Bapak Dr. Sukendro, M.Kes, AIFO selaku Pembimbing I yang telah

memberi arahan yang turut meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan, ide, masukan yang sangat bermakna dalam kesempurnaan

pembuatan skripsi ini

6. Bapak Adhe Saputra, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing II yang turut

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan masukan yang

sangat bermakna dalam kesempurnaan pembuatan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen serta Staff Tata Usaha FKIP UNJA. Ayah & Ibu, serta

keluaragaku yang tak pernah putus mendoakan dan memberi semangat

demi kelancaran dalam menyelesaikan perkuliahan ini.

Akhir kata Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada

semua pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung yang sudah banyak

membantu yang telah memberikan ide dan gagasan dalam menyelesaikan skripsi

ini. Tiada kata sudah do’a dengan harapan semoga skripsi ini diterima dan

bermanfaat bagi semua pihak.

Jambi, Juli 2021


Penulis

M IKBAL
NIM:K1A117076

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SURAT PERNYATAAN .......................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

ABSTRAK ....................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 8

1.3 Batasan Masalah ................................................................................ 9

1.4 Rumusan Masalah ............................................................................. 10

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................... 10

viii
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pendidikan Jasmani ......................................................... 11

2.2 Pandemi Covid-19 ............................................................................ 18

2.3 Pengertian Model Pembelajaran ....................................................... 19

2.3.1 Ciri-ciri Model Pembelajaran…………………………………... 20

2.4 Pengertian Blended Learning............................................................ 22

2.4.1 Tujuan Dan Karekteristik Blended Learning…………………... 23

2.4.2 Ruang Belajar Blended Learning………………………………. 25

2.4.3 Kompenen Blended Learning…………………………………… 28

2.4.4 Pengembangan Blended Learning……………………………… 39

2.4.5 Perencanaan Pembelajaran Blended Learning…………………. 30

2.4.6 Tahapan Dalam Blended Learning……………………………... 32

2.4.7 Penilaian BlendedLearning…………………………………….. 35

2.4.8 Indikator Blended Learning…………………………………….. 36

2.5 Penelitian Yang Relevan…………………………………… ……... 38

2.6 Kerangka Berfikir…………… ……………………………………. 39

ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian........................................................... 42

3.2 Pendekatan dan jenis penelitian ........................................................ 42

3.3 Data dan Sumber Data ...................................................................... 43

3.3.1 Data............................................................................................. 43

3.3.2 Sumber Data................................................................................ 44

3.4 Populasi dan Sampel ........................................................................ 44

3.4.1 Populasi ...................................................................................... 44

3.4.2 Sampel......................................................................................... 44

3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 44

3.5.1 Observasi..................................................................................... 45

3.5.2 Wawancara.................................................................................. 46

3.5.3 Dokumentasi............................................................................... 48

3.5.4 Uji validitas Data........................................................................ 48

3.5.5 Tringulasi Teknik........................................................................ 49

3.5.6 Tringulasi Sumber....................................................................... 49

3.6 Teknik Analisis Data......................................................................... 49

x
3.7 Prosedur Penelitian............................................................................ 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi / Objek Penelitian ................................................. 52

4.2 Deskripsi Temuan Penelitian ........................................................... 54

4.2.1 Perencanaan Pembelajaran Blended Learning………………… 55

4.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning ( Pembelajaran Online

Dan Pembelajaran Tatap Muka………………………………… 58

4.2.3 Penilaian Pembelajaran Blended Learning…………………….. 69

4.3 Pembahasan……………………………………………………. 75

BAB V SIMPULAN,IMPLIKASI,DAN SARAN

5.1 Simpulan .......................................................................................... 81

5.2 Implikasi ........................................................................................... 82

5.3 Saran……………………………………………………………….. 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Sintak Seeking Of Information ................................................................. 33

3.1 Kisi-Kisi Instrumen Observasi ................................................................ 45

3.2 Kisi-Kisi InstrumenWawancara ............................................................... 47

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Diagram Ruang Belajar Blended learning ............................................... 25

2.2 Bagan Kerangka Berpikir........................................................................ 41

3.1 Bagan Prosedur Penelitian ....................................................................... 52

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Instrumen Pengumpulan Data .................................................... 88

Lampiran 2 Lembar Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah……….. 90

Lampiran 3 Lembar Pedoman Wawancara dengan Guru…………………... 92

Lampiran 4 Lembar Pedoman Wawancara dengan Siswa………………….. 95

Lampiran 5 Hasil Temuan Observasi……………………………………….. 97

Lampiran 6 Hasil Temuan Wawancara Dengan Kepala Sekolah…………. 102

Lampiran 7 Hasil Temuan Wawancara Dengan Guru…………………….. 110

Lampiran 8 Hasil Temuan Wawancara (1) Dengan Siswa………………... 115

Lampiran 9 Hasil Temuan Wawancara (2) Dengan Siswa………………… 124

Lampiran 10 Hasil Temuan Wawancara (3) Dengan Siswa………………... 132

Lampiran 11 persetujuan pembimbing skripsi……………………………… 140

Lampiran 12 Halaman persetujuan pembimbing………………………….. 141

Lampiran 13 surat izin penelaitian……………………………………….. .. 142

Lampiran 14 Surat bukti penelitian………………………………………... 143

Lampiran 15 persetujuan pembelajaran tetap………………………………. 144

xiv
Lampiran 16 RRP Blended…………………………………………………... 145

Lampiran 17 Pendokumentasian…………………………………………….. 146

Lampiran 18 Cek Turnitin…………………………………………………… 151

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Covid-19 merupakan penyakit menular yang berasal dari jenis coronavirus

baru yakni SarsCoV-2 (serever acute resipiratory syndrome coronavirus 2), yang

dilaporkan berawal dari Wuhan, Tiongkok pada 31 Desember 2019. Penyakit ini

menimbulkan gejala seperti demam diatas 38o C, batuk, gangguan pernafasan pada

manusia. Selain itu, dapat disertai dengan kondisi tubuh yang lesu, nyeri otot dan

diare. Berdasarkan data WHO diperoleh bahwa telah menjadi pandemic global

dengan 29.737.453 terkonfirmasi positif dari 216 negara di seluruh dunia (update:

17-09-2020). Virus ini menyebar dengan sangat cepat dengan skala yang luas.

Terkonfirmasi masuk ke Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020, yang berawal dari

dua orang yang sudah terinfeksi dari warga negara Jepang.

Sementara penyebaran virus corona saat ini terus melonjak sejak masuk ke

Indonesia. Sehingga jumlah pasien Covid-19 juga terus meningkat dengan jumlah

yang besar. Menurut Sari dan Maharani (2020) dalam berita harian

nasional.kompas.com bahwa hingga 18 September 2020 total kasus positif corona

di Indonesia mencapai 236.519 orang, terhitung sejak diketahui pasien pertama

pada Maret 2020. Hal inilah yang membuat pemerintah Indonesia terus bergerak

untuk menanggulangi pandemi Covid-19 saat ini dengan melakukan berbagai

upaya seperti menerapkan social distancing, phsycal distancing, PSBB, lockdown,

protocol kesehatan yang ketat dan berbagai upaya lainnya.

1
2

Berbagai kebijakan pemerintah tersebut tentunya sangat berpengaruh pada

berbagai sektor kehidupan, khususnya pada sektor pendidikan di Indonesia.

Berdasarkan situs resmi Kemdikbud.go.id, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia menerbitkan Surat Edaran No. 4 Tahun 2020 tentang

pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19 yang

dikeluarkan pada tanggal 24 Maret 2020. Seperti yang telah dijalankan saat ini,

pembelajaran dilakukan secara daring (dalam jaringan) atau dari rumah (jarak

jauh) untuk seluruh siswa hingga mahasiswa karena adanya pembatasan sosial

sebagai upaya untuk mengatasi atau setidaknya memperkecil angka penyebaran

virus corona.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada Pendidikan Tinggi menjelaskan

bahwa pendidikan jarak jauh yang selanjutnya disebut PJJ adalah pendidikan yang

peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan

berbagai sumber belajar melalui teknologi informasi dan komunikasi, dan media

lain. Pembelajaran jarak jauh merupakan suatu sistem yang sengaja dirancang

untuk berbagai keperluan yang belum terpenuhi oleh pendidikan reguler (Munir,

2012:122). Hal ini sesuai dengan yang terjadi pada dunia pendidikan saat ini

dimana terdapat kendala dalam melakukan proses pembelajaran. Menurut Sadikin

dan Hamidah, (2020:215) pembelajaran daring atau dalam jaringan adalah proses

pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan koneksi internet dengan 3

konektivitas, fleksibilitas, aksesibilitas dan kemampuan untuk memunculkan dan

menciptakan beberapa interaksi dalam proses pembelajaran. Sehingga untuk


3

menerapkan pembelajaran secara daring, semua pihak yang terlibat dalam proses

pembelajaran harus memiliki kesiapan seperti jaringan internet dengan

konektivitas yang memadai serta fasilitas lainnnya yang dapat menunjang agar

proses pembelajaran secara daring dapat dilaksanakan dengan baik.

Dewi (2020: 58) mengatakan bahwa pembelajaran dalam jaringan

diterapkan dengan menyeseuaikan kesiapan dari sekolah itu sendiri. Namun tidak

bisa kita pungkiri bahwa tidak semua siswa, guru ataupun pihak sekolah memiliki

kemampuan atau kesiapan untuk melakukan pembelajaran secara daring. Selain

itu bagaimanapun baiknya proses pembelajaran daring dilaksanakan, belum

mampu menggantikan proses pembelajaran tatap muka secara langsung karena

pelaksanaan pembelajaran tatap muka masih lebih efektif dibandingkan

pembelajaran secara daring. Meskipun pembelajaran secara daring memfasilitasi

siswa untuk memperoleh pembelajaran dimana saja dan kapan saja dengan

mudah, namun siswa sebagai manusia tetap memiliki keinginan untuk berada

dalam suatu kelompok belajar yang sesungguhnya (Rusman, 2018: 306).

Disamping itu, Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, dalam wawancara

telekonferensi menyebutkan bahwa terdapat beberapa daerah yang memungkinkan

memulai pembelajaran tatap muka dengan persyaratan protokol kesehatan yang

ketat. Selain itu kebijakan untuk melakukan pembelajaran tatap muka berada di

tangan kepala daerah, kepala sekolah, dan orang tua siswa agar mendapat

kesepakatan bersama untuk melakukan pembelajaran tatap muka. Meskipun zona

4 ditentukan per kabupaten/kota, ada kecamatan atau desa yang relatif aman dari

covid-19.
4

Perencanaan pembelajaran pada masa pandemi covid-19 saat ini tentu saja

perlu dipersiapkan dengan perencanaan yang tepat sasaran agar dapat digunakan

dan membantu siswa memperoleh pembelajaran. Salah satu upaya untuk

memenuhi kebutuhan belajar siswa pada kondisi pandemi saat ini yaitu dengan

membuat perencanaan pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran

secara daring dan tatap muka dengan merancang model pembelajaran yang bisa

diterapkan saat ini. Model pembelajaran perlu dirancang dan dikembangkan

sedemikian rupa untuk mendukung jalannya proses belajar mengajar dengan baik

(Darmawan dan Wahyudin, 2018: 1). Model pembelajaran memilki peran yang

besar terhadap prestasi maupun motivasi belajar siswa. Terlebih lagi pada masa

pandemi Covid-19 saat ini. Guru harus pandai memodifikasi pembelajaran dengan

model yang inovatif dan kreatif. Pembelajaran yang diterapkan harus bisa

digunakan oleh siswa dan guru dan mematuhi standar protokol kesehatan. Model

pembelajaran yang dapat dilakukan pada kondisi saat ini salah satunya adalah

model pembelajaran kombinasi atau yang dikenal dengan istilah blended learning.

Onta (2018:2) menyebutkan bahwa blended learning merupakan

pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisional tatap

muka dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan media pembelajaran

berbasis online. Munir (2017: 63) juga mengungkapkan bahwa blended learning

adalah pembelajaran yang mengkombinasikan strategi penyampaian pembelajaran

menggunakan kegiatan tatap muka, pembelajaran berbasis komputer (offline), dan

komputer secara online (internet dan mobile learning). Hal ini dapat dimanfaatkan

5 sebagai upaya untuk menggabungkan keunggulan dari dua jenis metode yang
5

digunakan. Sehingga pembelajaran yang terjadi akan semakin lebih baik dalam

penguasaan materi sekaligus pada penguasaan teknologinya. Karena blended

learning ini bukan hanya sebagai model pembelajaran yang inovatif dalam

mengkombinasikan pelaksanaan pembelajaran. Namun juga sebagai inovasi untuk

mengenalkan kemajuan teknologi dalam bidang pendidikan melalui model

pembelajaran. Dwiyanto (2020: 4) juga mengatakan bahwa blended learning

sebagai solusi menjawab tantangan dalam merangkai pembelajaran dan

pengembangan individu siswa. Sehingga sangat tepat digunakan pada situasi saat

ini.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Rully Amrizal (2016) dengan

judul “Implementasi Pembelajaran Berbasis Blended pada Mata Pelajaran

Matematika Kelas VIII Mts Negeri Pemalang Tahun Ajaran 2015/2016”

menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran blended learning pada

mata pelajaran matematika dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Kemudan hasil penelitian oleh Ahmad Rusdiana, dkk (2020) dengan judul

“Penerapan Model POE2WE berbasis Blended learning Google classroom pada

pembelajaran masa WFH pandemi Covid-19” menunjukkan bahwa pembelajaran

berbasis blended learning google classroom dengan model POE2WE dapat

dimanfaatkan sebagai solusi dari permasalahan dalam proses pembelajaran masa

pandemi covid-19.Pada tanggal 22 januari 2021 peneliti melakukan observasi dan

wawancara terlebih dahulu kepada kepala sekolah dan salah satu guru PJOK

SMA N 4 Tebo. Dari informasi yang didapatkan, diketahui bahwa sekolah

tersebut telah menerapkan model pembelajaran blended learning atau lebih


6

dikenal di sekolah tersebut dengan istilah pembelajaran kombinasi yaitu

penggabungan antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online. Dimana

pembelajaran tatap muka dilakukan dua kali dalam seminggu dengan menerapkan

protokol kesehatan. Sementara pembelajaran daring dilakukan secara fleksibel

melalui media online. Tahapan pembelajaran yang dilakukan meliputi pencarian

informasi baik secara mandiri ataupun dibantu oleh guru (seeking of information),

diskusi bersama kelompok baik secara online ataupun saat pembelajaran tatap

muka di kelas (acquisition of information), dan demonstrasi hasil diskusi atau

hasil pembelajaran yang telah dilakukan baik secara langsung di depan kelas saat

tatap muka ataupun melalui pengunggahan tugas secara online (synthesizing

knowledge).

Menurut guru PJOK SMA NEGERI 4 TEBO, Model pembelajaran

blended learning atau kombinasi ini diterapkan, karena tidak semua materi

pembelajaran bisa disampaikan secara online mengingat tidak semua siswa

mempunyai akses dan kemampuan yang sama. Pembelajaran tatap muka yang

dilakukan merupakan hasil keputusan bersama yang dilakukan oleh pengawas

sekolah, kepala sekolah dan orang tua siswa, dimana pembelajaran tatap muka

yang boleh dilakukan adalah 1 jam 35 menit tanpa istirahat. Sehingga penerapan

model pembelajaran blended learning juga didasari atas kesepakatan bersama dari

berbagai pihak, salah satunya orang tua/wali siswa. Oleh sebab itu kepala Sekolah

telah menyiapkan surat pernyataan dari semua wali siswanya sebagai bukti bahwa

tidak ada paksaan dalam penerapan model pembelajaran blended learning atau

kombinasi ini. Artinya banyak pihak yang menyetujui penerapan model


7

pembelajaran blended learning atau kombinasi ini karena mereka merasa terbantu

dengan adanya model pembelajaran ini.

Melalui penerapan model pembelajaran blended learning ini, guru menilai

siswa akan lebih leluasa untuk mempelajari materi secara mandiri dengan

memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online, siswa dan guru juga

dapat melakukan diskusi kapanpun dan dimanapun. Guru juga lebih mudah

mempraktikkan pembelajaran dengan lebih mudah. Apa lagi pembelajaran PJOK

yang memang lebih cepat di pahami dengan praktik secara lansung. Selain itu,

sumber belajar juga menjadi tidak terbatas. Siswa tidak hanya menguasai materi

pembelajaran namun siswa juga menguasai teknologi yang didapatkan dari

pengalaman belajar dengan model ini. Oleh sebab itu guru merasa proses

pembelajaran lebih bervariasi, efektif dan efisien dengan penerapan model

pembelajaran blended learning ini, karena dinilai dapat memudahkan siswa dalam

memperoleh pembelajaran serta bisa lebih mengetahui tata cara melakukan

pelajaran PJOK dengan bisa mengukur kemampuan masng-masing pada masa

pandemi covid-19.

Pendidikan jasmani olahraga kesehatan (PJOK) merupakan bagian dari

salah satu pendidikan secara umum dan salah satu dari sub system pendidikan.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang dilakukan di sekolah memiliki

peranan yang sangat penting yaitu memberi pengalaman kepada para peserta

didik. Pendidikan jasmani olahraga kesehatan adalah proses pendidikan yang

memanfaatkan aktifitas jasmani yang direncanakan secara sistematis bertujuan

untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organic,


8

neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem

pendidikan nasional (Rosdiani, 2013:23). Pendidikan jasmani olahraga kesehatan

merupakan wahana pendidikan, yang memberikan kesempatan bagi anak untuk

mempelajari hal-hal yang penting.Pelajaran pendidikan jasmani tidak kalah

penting dibandingkan dengan pelajaran lain. Berbagai pengalaman belajar melalui

aktivitas jasmani olahraga dan kesehatan yang dilakukan secara sistematis.

Pengalaman belajar di tujukan untuk mengarahkan pertumbuhan fisik dan

pengembangan psikis yang lebih baik sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

segar.

Menurut Kristyandaru (2010:33), pendidikan jasmani adalah bagian

pendidikan dari keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan

pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental,

sosial, dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang.Berkaitan dengan latar

belakang maka diadajan penelitian ini dengan judul “Implementasi Model

Pembelajaran Blended Learning Pada Mata Pelajaran PJOK di SMA NEGERI 4

TEBO masa pandemi Covid-19”.

1.2 Identifikasi masalah

1. Lemahnya akses internet sehingga sulit melakukan pembelajaran daring.

2. Tidak di temukan kreatifitas siswa saat melakukan pembelajaran online

atau daring .

3. Masih ada siswa yang belum memiliki smartphone untuk menunjang

proses pembelajaran daring.


9

1.3 Batasan Masalah

Dari berbagai uraian diatas maka perlu adanya pembatas masalah agar

tidak tejadi penafsiran yang berbeda dan tidak adanya persepsi yang sama dalam

menelaah penelitian ini. Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penelitian ini

difokuskan pada “implementasi model pembelajaran blended learning pada mata

pelajaran PJOK di SMA NEGERI 4 TEBO di masa pandemi covid-19”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan

masalah diatas, maka peneliti mengambil penelitian dengan rumusan masalah

yaitu : Bagaimana implementasi model pembelajaran blended learning pada mata

pelajaran PJOK di SMA NEGERI 4 TEBO pada masa pandemi Covid-19?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang diambil oleh peneliti, maka

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi model

pembelajaran blended learning di SMA 4 Tebo pada masa pandemi Covid-19.

1.6 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan agar hasil penelitian dapat memberikan

manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapakn dapat menambah wawasan

pengetahuan dan pengalaman dalam mendeskripsikan implementasi model


10

pembelajaran Blended learning pada mata pelajaran PJOK di SMA N 4

TEBO pada masa pandemi Covid-19.

2. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memudahkan siswa

memperoleh pembelajaran di masa pandemi Covid-19 khususnya

pembelajaran PJOK, serta melatih siswa untuk menggunakan dan

melibatkan teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran.

3. Bagi Guru

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

kepada guru sebagai bahan pertimbangan untuk memilih model

pembelajaran yang efektif pada masa pandemi Covid-19 dan memberikan

gambaran dalam perancangan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran

dengan model pembelajaran yang inovatif dan kreatif.


BAB II

KAJIAN TEORITIK

2.1 Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani sebagai komponen secara keseluruhan dari pendidikan

telah disadari manfaatnya oleh banyak kalangan. Tetapi mereka mempunyai

perbedaan pendapat dalam memahami pengertian tentang Penjas. Perbedaan

pendapat itu wajar, yang terpenting sesorang harus melakukan pembatasan

pengertian yang dianut secara jelas dan konsisten. Dalam KTSP tahun 2006

(Depdiknas, 2006: 204) diuraikan tentang Penjas sebagai berikut : Penjasorkes

merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

mengembangkan aspek kesegaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan

berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan

moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas

jasmani, olahraga, dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis

dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Sedangkan menurut beberapa ahli seperti Rusli Lutan (2000: 1) Penjas

merupakan wahana dan alat untuk membina anak agar kelak mereka mampu

membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan

menjalani pola hidup. Menurut Subagiyo dkk (2008: 18) pendidikan jasmani

adalah latihan jasmani yang dimanfaatkan, dikembangkan, dan didayagunakan

dalam pendidikan.Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa pendidikan jasmani adalah usaha sadar yang dilakukan guru untuk

mengembangkan dan meningkatkan kebugaran jasmani, kemampuan motorik,

11
12

kemampuan berpikir dan sikap positif melalui berbagai bentuk aktivitas

permainan, olahraga, dan pendidikan kesehatan sehingga anak dapat menjalani

pola hidup sehat sepanjang hayatnya.

Tujuan Pendidikan Jasmani Dalam kurikulum Penjasorkes dijelaskan

bahwa tujuan pendidikan jasmani , olahraga, dan kesehatan adalah membantu

siswa untuk mempunyai tujuan seperti yang tertera dalam buku KTSP tahun 2006

(Depdiknas, 2006: 205), sebagai berikut:

a. Mengembangkan ketrampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kesegaran jasmani serta pola hidup sehat

melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.

b. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih

baik.

c. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar.

d. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-

nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan

kesehatan.

e. Mengembangakan sikap positif, jujur, disiplin, dan bertanggung jawab,

kerjasama, percaya diri, dan demokratis

f. Mengembangkan ketrampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,

orang lain dan lingkungan.

g. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang

bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang


13

sempurna, pola hidup dan kesegaran, terampil, serta memiliki sikap yang

positif.

Sedangkan menurut Samsudin (2008: 3) tujuan pendidikan jasmani adalah:

a. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam

pendidikan jasamani.

b. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap

sosial, dan toleransi.

c. Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui tugas pembelajaran

pendidikan jasmani.

d. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,

kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani.

e. Mengembangkan ketrampilan gerak dan ketrampilan teknik.

f. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup

sehat.

g. Mengembangkan ketrampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan

orang lain.

h. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi

untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat.

i. Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat

rekreatif.

Secara umum tujuan pendidikan jasmnai adalah memacu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang selaras dalam upaya
14

membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai,

sikap, dan mebiasakan hidup sehat (Subagiyo, 2008: 107). Tujuan Penjas harus

sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.Salah satu tujuan pendidikan nasional

seperti yang tertuang dalam UUD 1945 adalah untukmembentuk manusia

Indonesia yang sehat jasmani dan rohani. Sehingga mata pelajaran Penjasorkes

adalah salah satu mata pelajaran mempunyai peran utama untuk membentuk dan

meningkatkan kesegaran jasmani peserta didiknya dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan nasional.

Materi Pendidikan Jasmani Dalam pembelajaran Penjasorkes, seorang

guru Penjasorkes harus milihan materi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan

individual sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Materi pelajaran

11 merupakan bahan yang digunakan untuk mencapai atau untuk mewujudkan

terselenggaranya tujuan yang telah dirumuskan (Subagiyo, dkk 2008: 134).Materi

pendidikan jasmani sangat beragam dan semuanya saling berkaitan. Menurut

Samsudin (2008: 5) materi mata pelajaran Penjasorkes meliputi pengalaman

mempraktikan keterampilan dasar permainan dan olahraga, aktivitas

pengembangan, uji diri atau senam, aktivitas ritmis, akuatik (aktivitas air), dan

pendidikan luar kelas. Sehingga seorang guru harus menetapkan tujuan yang

bersifat umum menjadi yang bersifat khusus, serta memilih materi pelajaran yang

sesuai dan paling baik untuk mencapai tujaun yang telah ditetapkan.

Pengertian Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani menurut pusat

pengembangan kualitas jasmani (2002: 1), adalah kemampuan tubuh seseorang

untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang


15

berarti. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness),

yakni kemampuan seseorang untuk dapat melakukan kerja sehari-hari secara

efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat

menikmati waktu luangnya.Kesegaran jasmani menurut R.S Harisenja (1993: 1)

adalah kemampuan sesorang untuk melakukan pekerjaan berat sehari-hari dengan

mudah tanpa merasa cepat lelah dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga

untuk menikmati waktu senggang atau untuk keperluan sewaktu-waktu dapat

digunakan. Dian Herlinawati di artikelnya menerangkan bahwa kebugaran

jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (

adaptasi ) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya tanpa

menimbulkan kelelahan yang berlebihan.

Thompson yang dikutip Suryanto (2003: 27), kesegaran jasmani ialah

keadaan kardiovaskuler baik, memiliki kekuatan otot, daya tahan dan kelentukan

yang baik serta perbandingan lemak tubuh seimbang. Hal yang sama

dikemukakan oleh Rusli Lutan (2002: 7) bahwa kebugaran jasmani adalah

kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan,

daya tahan dan fleksibilitas.Jadi kesegaran jasmani adalah aspek-aspek

kemampuan fisik yang menunjang kesuksesan seseorang dalam melakukan

berbagai aktivitas dalam kehidupannya. Semakin tinggi tingkat kesegaran jasmani

seseorang, maka semakin besar pula kemungkinannya untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan dan semakin besar pula untuk menikmati kehidupan. Berdasarkan

beberapa pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa kesegaran jasmani

adalah kemampuan sesorang untuk melakukan kegiatan dalam waktu tertentu


16

tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan orang tersebut masih mempunyai

cadangan tenaga untuk melakukan aktivitas yang dikehendakinya.

Komponen-Komponen Kesegaran Jasmani Seseorang ingin mencapai

kondisi kesegaran jasmani yang prima perlu melakukan latihan fisik yang

melibatkan komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan yang benar.

Komponen-komponen kesegaran jasmani dikelompokan menurut Wahjoedi

(1994) yang dikutip oleh Dwi Cahyo adalah:

1. Kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan (physical fitness related

health) dan

2. Kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan (physical fitness

related skill). Kompone

3. n kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan menurut Rusli

Lutan (2002: 8), komponen dasar kesegaran jasmani terdiri dari : a) daya

tahan aerobik b) kekuatan otot c) daya tahan otot d) fleksibelitas Hal

senada juga dikemukakan oleh Len Kravitz (1997: 5), terdapat 5

komponen utama dari kebugaranyang harus diperhatikan: a) daya tahan

kardiorespirasi; b) kekuatan otot; c) daya tahan otot; d) keleturan; dan e)

komposisi tubuh.

Sedangkan komponen kesegaran jasmani yang berhubungan dengan

ketrampilan diuraikan oleh Mutohir dan Gusril (2004 :72) yang dikutip di

http://www.sarjanaku.com/2011/09/kesegaran-jasmanipengertian-fungsi.html

terdiri dari kecepatan, power, keseimbangan, kelincahan, koordinasi dan

kecepatan reaksi.
17

Apabila sesorang sudah 14 memiliki komponen kesegaran jasmani yang

berhubungan dengan kesehatan maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut

bugar. Sedangkan orang yang ingin memperbaiki ketrampilan maka orang

tersebut harus melatih komponen yang berhubungan dengan ketrampilan. Ada

beberapa komponen kesegaran jasmani dan itu sangat penting untuk diketahui

karena komponen-komponen tersebut merupakan penentu baik buruknya tingkat

kesegaran jasmani seseorang.Secara keseluruhan komponen kesegaran jasmani

diuraikan oleh Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani (2002: 1), kesegaran

jasmani terdiri dari beberapa komponen yaitu: a. Daya tahan kardiovaskuler

(Cardiovasculer endurance) b. Daya tahan otot (Muscle endurance) c. Kekuatan

otot (Muscle strength) d. Kelenturan (Flexsibility) e. Komposisi tubuh (Body

Composition) f. Kecepatan Gerak (Speed of movement) g. Kelincahan (Agility) h.

Keseimbangan (Balance) i. Kecepatan reaksi (Reaction time) j. Koordinasi

(Coordination).

Sedangkan menurut Len Kravitz (1997: 5), terdapat 5 komponen utama

dari kebugaranyang harus diperhatikan: a) daya tahan kardiorespirasi; b) kekuatan

otot; c) daya tahan otot; d) keleturan; e) komposisi tubuh. Dari pendapat-

pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa komponen kesegaran jasmani adalah

unsur-unsur yang dimiliki oleh jasmani dan mampu berfungsi dengan baik untuk

menuju kondisi jasmani yang baik pula. Dari kesimpulan di atas, dapat dikatakan

bahwa 15 komponen-komponen tersebut bersifat saling melengkapi dan untuk

memperbaiki kesegaran jasmani setidaknya kita harus melatihnya. Ada lima

komponen terpenting yang minimal dapat meningkatkan kesegaran jasmani yaitu


18

daya tahan kardiorespirasi, daya tahan otot, kekuatan otot, kecepatan, dan daya

ledak.

2.2 Pandemi Covid -19

Covid-19 atau Coronavirus Disaeses-19 merupakan jenis penyakit baru

yang belum pernah terjadi pada manusia. Covid-19 adalah keluarga besar virus

yang dapat menimbulkan penyakit ringan seperti pilek hingga penyakit serius

seperti MERS dan SARS. Astini (2020:16) mengatakan dua jenis coronavirus

yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat yaitu

Midde East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute

RespiratorySyndrome (SARS). Virus penyebab Covid -19 ini dinamakan Sars-

CoV-2.Wabah coronavirus ini diketahui berasal dari Wuhan, Tiongkok, yang

ditemukan pada akhir Desember 2019 dan terkonfirmasi masuk ke Indonesia pada

tanggal 2 Maret 2020. Supriyatna (2020) mengatakan bahwa organisasi kesehatan

dunia (WHO) mengumumkan wabah coronavirus 2019-2020 sebagai Kesehatan

Masyarakat Darurat Internasional (PHEIC) pada 30 Januari 2020, dan

mendeklarasikan wabah coronavirus sebagai pandemi pada 11 Maret 2020

mengingat wabah ini telah sampai pada tingkat penyebaran dan keparahan yang

mengkhawatirkan. Wabah ini sangat mengguncang warga dunia, mengingat

hampir 200 negara terjangkit oleh virus ini termasuk Indonesia.

Menurut situs WHO, gejala Covid-19 yang paling umum adalah kelelahan,

batuk kering dan demam. Sebagian orang merasakan gejala-gejala tersebut,

namun ada juga sebagian orang yang terinfeksi tanpa merasakan gejala apapun.
19

Astini (2020:16) juga mengungkapkan bahwa ciri-ciri yang pada umunya terjadi

pada pasien Covid-19 seperti sesak napas, batuk, demam dengan masa inkubasi

rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.Menurut WHO,

coronavirus pada manusia menyebar dari orang ke orang melalui cairan yang

keluar dari hidung atau mulut ketika orang tersebut batuk, bersin atau

mengembuskan nafas. Kemudian orang tersebut menyentuh mata, hidung atau

mulut.

2.3 Pengertian Model Pembelajaran

Model dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan

sebagaipola dari sesuatu yang akan dihasilkan atau dibuat. Model dapat dikatakan

sebagai kerangka konseptual yang dijadikan sebagai fondasi ketika melaksanakan

suatu kegiatan (Syarifuddin, 2019:23). Selanjutnya Indrawati (2011:15),

mengungkapkan bahwa suatu rencana dan susunan yang digunakan sebagai

pondasi dalam merancang pembelajaran di kelas disebut dengan model

pembelajaran. Prosedur yang digunakan sebagai pedoman agar tercapainya tujuan

pembelajaran secara maksimal diantaranya yaitu seperti strategi, teknik, metode,

media dan lain-lain (Affandi, dkk 2013:16)

Model pembelajaran akan merujuk pada pendekatan pembelajaran yang

digunakan yaitu tujuan pembelajaran, tahapan pembelajaran, lingkungan

pembelajaran dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat dijadikan pola

pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan

efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya (Rusman, 2012:133).Dari uraian

diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran adalah seluruh


20

susunan penyajian materi pembelajaran yang meliputi segala aspek baik sesudah

ataupun sebelum melakukan pembejaran yang akan dilakukan oleh guru serta

fasilitas-fasilitas yang berkaitan untuk menunjang proses pembelajaran baik

secara langsung ataupun tidak langsung agar pembelajaran tersusun secara

sistematis dan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu model

pembelajaran dijadikan sebagai acuan atau pedoman untuk membuat, merancang

atau melaksanakan sesuatu kegiatan agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.

2.3.1 Ciri-ciri model pembelajaran

Sebuah pembelajaran perlu perencanaan pembelajaran dari beberapa teori

untuk menyusunnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat

memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran (Amiruddin, 2016:4). Sehingga

diperlukan sebuah model pembelajaran yang dapat dijadikan acuan atau pedoman

dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran adalah salah satu bagian yang

paling berperan dalam suatu pembelajaran. Berangkat dari prinsip-prinsip dan

teori belajar, model pembelajaran disajikan sedemikian rupa sehingga memilki

ciri-ciri khusus yang tidak terdapat pada strategi, metode atau prosedur

pembelajaran. Menurut Rusman (2012:136), adapun ciri-ciri model pembelajaran

adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Misalnya

model penelitian kelompokm disusun oleh Herbert Thelen dan berdasarkan

teori John Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisispasi dalam

kelompok secara demokratis.


21

2. Mempunyai misi dan tujuan pendidikan tertentu. Misalnya model berpikir

induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.

3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Misalnya model synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam

pelajaran mengarang.

4. Memilki bagian-bagian model yang dinamakan : (a) urutan langkah-langkah

pembelajaran (syntax); (b) adanya prinsip-prinsip reaksi; (c) sisitem sosial;

dan (d) sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman

praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.

5. Memilki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dapak tersibt

meliputi : (1) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur; (2)

dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.

6. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model

pembelajaran yang dipilihnya.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran

merupakan perencanaan pembelajaran yang paling utama. Sehingga dalam sebuah

model pembelajaran, sudah termasuk di dalamnya strategi, metode dan teknik

dalam pembelajaran. Oleh sebab itu ketika kita menggunakan model

pembelajaran, maka secara otomatis kita akan mengetahui strategi, metode dan

teknik yang akan digunakan dalam pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa strategi, metode, teknik yang digunakan pada pembelajaran bergantung

pada model pembelajaran yang digunakan.


22

2.4 Pengertian Blended learning

Istilah blended learning merupakan istilah yang berasal dari bahasa Inggris

yang dimana terdiri dari dua suku kata yaitu blend artinya campuran, maksudnya

terdapat beberapa pola pembelajaran yang diintegrasikan, dan learning yang

artinya belajar. Secara umum model pembelajaran blended learningadalah

pembelajaran kombinasi, sehingga siswa akan mendapatkan pengalaman

pembelajaran online yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun dan

pengalaman belajar tatap muka yang terhubung secara langsung dengan guru.

Blended learning adalah kombinasi dari dua instruksi model pembelajaran

yaitu sistem pembelajaran tradisional dan sistem pembelajaran yang menekankan

pada peran teknologi komputer atau lebih dikenal dengan pembelajaran online

(Hendarita, 2018:2). Sementara Munir (2017:62) menyebutkan bahwa yang

dimaksud dengan pembelajaran berbasis blended learning yaitu pembelajaran

bukan hanya berbasis pada tatap muka, tetapi dikombinasikan dengan sumber

ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat online maupun offline. Sedangkan

Onta (2018:2) menyebutkan bahwa blended learning adalah pendekatan

pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisional tatap muka dan

pembelajaran jarak jauh yang menggunakan media pembelajaran berbasis online

dan berbagai macam alat komunikasi yang mendukung komunikasi antara siswa

dan guru.

Dengan demikian peneliti dapat merangkum bahwa blended learning

adalah perencanaan atau pendekatan pembelajaran yang menggabungkan antara


23

pembelajaran langsung tatap muka dengan pembelajaran secara online yang

memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan tujuan siswa tidak hanya menguasai

materi pembelajaran namun siswa juga menguasai teknologi yang didapatkan dari

pengalaman belajar dengan model ini. Oleh karena itu kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran juga sudah mulai diarahkan ke arah blended learning

sehingga terjadi pembelajaran yang lebih bermakna (Dwiyogo, 2018:83)

2.4.1 Tujuan dan Karakteristik Blended learning

Dalam pelaksanaan pembelajaran, Blended learning memiliki beberap

tujuan. Onta (2018:22) menyebutkan tujuan dari model pembelajaran blended

learning adalah :

1. Membantu siswa agar dapat memperoleh pembelajaran lebih baik yang

disesuaikan dengan gaya belajar dan kebutuhan belajarnya.

2. Menyediakan peluang bagi pendidik dan siswa untuk pembelajaran secara

mandiri, bermanfaat dan terus berkembang.

3. Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi siswa, dengan menggabungkan

aspek tatap muka dan online.

4. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para siswa dalam

pengalaman interaktif.

5. Kelas online memberikan siswa konten multimedia yang kaya akan

pengetahuan pada setiap saat dan dimana saja selama siswa memilki akses

internet.

Selain tujuan pembelajaran, Onta (2018:23) juga menyebutkan

karakteristik dari model pembelajaran blended learning sebagai berikut :


24

1. Blended learning memupuk kemandirian siswa karena lebih banyak waktu

dihabiskan untuk mencoba latihan secara mandiri sebelum konsultasi dan

melatih siswa untuk melakukan penilaian terhadap diri sendiri.

2.Siswa harus memilki keterampilan dalam manajemen waktu dan

menyesuaikan jadwal belajar dengan sifat pekerjaan sesuai dengan

kecepatan mereka sendiri.

3.Siswa merasakan lingkungan belajar terpadu sebagai lingkungan yang

membutuhkan lebih banyak tanggung jawab

4.Model blended learning mengajarkan siswa untuk disiplin karena siswa

bekerja lebih teratur dan aktif dalam latihan soal secara online.

Berdasarkan tujuan dan karakteristik dari model pembelajaran blended

learning yang telah diuraikan dapat kita ketahui bahwa model pembelajaran ini

sangat solutif dan tepat untuk diterapkan pada masa pandemi Covid-19 saat ini.

Hal ini diikarenakan model pembelajaran blended learning menawarkan

kemudahan untuk memperoleh pembelajaran jarak jauh yaitu salah satunya

dengan memanfaatkan kemajuan dan kecanggihan teknologi

Penerapan model pembelajaran blended learning ini tidak hanya menjadi

solusi untuk proses pembelajaran pada masa pandemi Covid-19, namun juga dapat

dilihat sebagai inovasi untuk mengintegrasikan kemajuan teknologi pada era

revolusi industri 4.0. Blended learning menggabungkan ciri-ciri terbaik dari

pembelajaran di kelas (tatap muka) dan ciri-ciri terbaik pembelajaran online untuk

meningkatkan pembelajaran mandiri secara aktif oleh siswa dan mengurangi

jumlah waktu tatap muka (Husamah, 2014: 7). Oleh sebab itu banyak sekali
25

manfaat dan pengalaman yang akan didapatkan oleh siswa, guru ataupun sekolah

pada penerapan model pembelajaran blended learning ini.

2.4.2 Ruang Belajar Blended learning

Dwiyanto (2020:4) berpendapat bahwa terdapat empat ruang belajar

dalam blended learning yaitu sinkron langsung (live synchronous), sinkron

virtual(virtual syinchronous), asinkron mandiri (self-paced asynchronous) dan

asinkron kolaboratif (collaborative asynchronous).

• Learning at the • learning at the


same time and same time, but
space different space

live virtual
synchronous synchronous

BLENDE
D
self-directed collaborative
asynchronous asynchronous

• self-directed • learning
learning anytime and
anytime and anywhere with
anywhere other

Gambar 2.1 Diagram Ruang Belajar Blended learning


26

Dari diagram diatas, terlihat jelas terdapat empat ruang belajar yang dapat

diuraikan sebagai berikut :

a. Sinkron langsung (live synchronous) merupakan proses pembelajaran yang

terjadi secara tatap muka pada tempat dan waktu secara bersamaan.

Dimana siswa dan guru berada pada satu ruangan atau kelas untuk

melakukan pembelajaran. Pembelajaran seperti ini biasanya sering disebut

dengan pembelajaran konvensional atau tradisional yang biasanya

dilakukan di sekolah.

b. Sinkron virtual (virtual synchronous) merupakan proses pembelajaran

yang terjadi secara tatap maya. Dimana pembelajaran terjadi pada waktu

yang sama namun dalam tempat yang berbeda-beda satu sama lain.

Pembelajaran ini menggunakan berbagai macam teknologi video

conference seperti zoom meeting, google meet, dan lainnya.

c. Asinkron mandiri (self- directed asynchronous) adalah proses

pembelajaran yang terjadi secara mandiri kapanpun dan dimanapun.

Sehingga proses pembelajaran tidak terikat oleh waktu dan tempat. Siswa

secara mandiri memenuhi kebutuhan belajarnya dengan difasilitasi bahan

ajar digital atau learning object dalam berbagai jenis media audio, video,

teks dan lainnya.

d. Asinkron kolaboratif (collaborative asynchronous) adalah proses

pembelajaran yang terjadi kapan saja dan dimana saja untuk saling

mendiskusikan,mengkritisi ataupun mengevaluasi dengan memanfaatkan

teknologi kolaboratif. Misalnya melakukan diskusi, tanya jawab pada


27

forum diskusi online seperti Google classroom, whatsapp group dan

lainnya.

Komposisi blended learning yang sering digunakan yaitu 50 berbanding

50, artinya dari alokasi waktu yang disediakan, 50% untuk kegiatan pembelajaran

tatap muka 50% untuk pembelajaran secara online atau dalam jaringan. Namun

ada pula yang menggunakan komposisi 75 berbanding 25, yang artinya 75%

untuk pembelajaran tatap muka dan 25% untuk pemeblajaran secara online.

Begitu pula sebaliknya pada komposisi 25 berbanding 75 yaitu, 25% untuk

pembelajaran tatap muka sedangkan untuk pembelajaran secara online 75 %.

Pertimbangan untuk menentukan komposisi yang digunakan pada

pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran seperti kompetensi

yang akan dihasilkan, lokasi pembelajar, kemampuan siswa dan guru serta sumber

belajar yang cocok (Munir, 2017:64). Seperti kondisi yang sedang terjadi saat ini,

dimana komposisi yang paling tepat untuk digunakan adalah 25 berbanding 75,

dimana guru dan siswa lebih banyak melakukan proses pembelajaran secara

daring dibandingkan tatap muka dikarenakan mempertimbangkan kondisi yang

terjadi saat ini yaitu pandemi Covid-19. Namun apapun bentuk dan komposisi

kombinasinya, penyelenggraan pembelajaran berbasis blended learning senantiasa

bertujuan untuk memfasilitasi siswa dalam mencapai kompetensi yang diperlukan

(Pribadi, 2017:226).
28

2.4.3 Komponen Blended learning

Model pembelajaran blended learning memilki 3 komponen pembelajaran

yang digabungkan menjadi satu bentuk pembelajaran blended learning

(Istiningsih dan Hasbullah, 2015: 68). Komponen-komponen tersebut diantara

sebagai berikut :

1. Online learning adalah lingkungan pembelajaran yang menggunakan

teknologi internet dalam mengakses materi pembelajaran dan

memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran antara sesama siswa dan

guru dimana saja dan kapan saja.

2. Pembelajaran tatap muka (face to face learning) Pembelajaran tatap muka

merupakan model yang sampai saat ini masih terus dilakukan dan sangat

sering dalam proses pembelajaran. Pembelajaran tatap muka merupakan

salah satu bentuk model pembelajaran konvensional, yang berupaya untuk

menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pembelajaran tatap muka akan

mempertemukan guru dengan siswa dalam satu ruangan untuk belajar.

Dengan pembelajaran tatap muka, siswa bisa lebih memperdalam apa yang

telah dipelajari melalui online learning, atau sebaliknya online learning

untuk lebih memperdalam materi yang diajarkan melalui tatap muka.

3. Belajar Mandiri (individualizad learning) yaitu siswa dapat belajar

mandiri dengan caramengakses informasi atau materi pembelajaran secara

online via internet. Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri, belajar

mandiri berarti belajar secara berinisiatif, dengan ataupun tanpa bantuan

orang lain dalam belajar. Sehingga proses belajar mandiri adalah proses
29

belajar dimana siswa memegang kendali atas pengambilan keputusan

terhadap kebutuhan belajarnya dengan sedikit memperoleh bantuandari

guru.

Pada umumnya komponen-komponen blended learning yang telah

dipaparkan diatas, merupakan komponen dalam pembelajaran blended learning

yang paling sering digunakan. Namun tidak menutup kemungkinan masih terdapat

komponen yang dapat dilaksanakan selain yang telah dipaparkan. Pada masa

pandemi covid-19, komponen-komponen ini terlaksana pada rentang waktu paling

lama satu minggu.

2.4.4 Pengembangan Blended learning

Model pembelajaran blended learning memiliki bentuk pembelajaran yang

bervariasi sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dalam kondisi apapun.

Ansori (2018:127) mengatakan secara umum terdapat empat model

pengembangan blended learning, yaitu :

1. Face to face driver model, merupakan model yang menggunakan

teknologi hanya sebagai pendukung pembelajaran tatap muka. Jadi

pembelajaran tatap muka adalah pembelajaran utama sementara online

learning hanya sebagai pelengkap pembelajaran.

2. Rotation model, merupakan model kombinasi yang terstruktur, dimana

pembelajaran secara tatap muka dan online memiliki jadwal masing-

masing sehingga kedua tipe pembelajan ini benar-benar terpisah.


30

3. Flex model, merupakan model blended learning yang memusatkan pada

pembelajaran secara mandiri melalui online learning. Guru dalam model

ini hanya sebagai fasilitator.

4. Online lab school model, merupakan model pembelajaran yang dilakukan

di ruang laboratorium digital dan sepenuhnya menggunakan pembelajaran

online. Sementara guru hanya sebagai fasilitator yang memandu jalannya

pembelajaran dalam laboratorium tersebut.

Pengembangan dari model pembelajaran blended learning diatas

digunakan dan disesuaikan dengan kebutuhan dari pihak yang akan melaksanakan

pembelajaran. Karena pada dasarnya tujuannya sama yaitu untuk memudahkan

siswa dan guru untuk melakukan proses pembelajaran. Pada masa pandemi saat

ini, model yang dapat digunakan pada umumnya adalah rotation model dan flex

model.

2.4.5 Perencanaan Pembelajaran Blended learning

Blended learning merupakan sebuah model pembelajaran yang dirancang

untuk memudahkan proses pembelajaran pada masa pandemi covid-19 dan

merupakan salah satu inovasi pengintegrasian kemajuan teknologi dalam

pendidikan atau proses pembelajaran. Proses pembelajarannya lebih mendorong

siswa pada digitalisasi dan pemanfaatan teknologi. Sebuah penelitian yang

dilakukan oleh Edwards, Williams dan Roderick menunjukkan bahwa penggunaan

berbagai media (multimedia) dalam proses belajar menunjukkan hasil belajar yang

signifikan lebih baik dibandingkan proses belajar yang hanya menggunakan media

tradisional seperti buku teks (Munir, 2015: 22).Oleh sebab itu guru harus
31

menyiapkan perencanaan pembelajaran blended learning dengan memadukan

proses pembelajaran daring yang memanfaatkan berbagai media online dengan

pembelajaran tatap muka yang disesuaikan dengan keadaan saat ini. Husamah

(2014:27) menyebutkan ada enam tahapan dalam merancang pembelajaran

blended learning agar hasilnya optimal. Adapun tahapan yang dapat dilakukan

adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan macam dan materi bahan ajar.

Dalam tahapan ini perlu dipersiapkan bahan ajar yang memenuhi

syarat pembelajaran jarak jauh (PJJ). Karena pada model pembelajaran

blended learning, bahan ajar sebaiknya dirancang agar dapat dipelajari

sendiri oleh siswa, dapat dipelajari dengan cara berinteraksi melalui tatap

muka dan dapat dipelajari dengan cara berinteraksi melalui pembelajaran

online.

2. Menetapkan rancangan blended learning yang digunakan.

Dalam tahapan ini rancangan pembelajaran harus dapat memuat

komponen pembelajaran daring atau PJJ dan pembelajaran tatap muka.

Oleh sebab itu perlu disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang

berbasis pada model pembelajaran blended learning.

3. Tetapkan format pembelajaran online.

Pada tahapan ini perlu diidentifikasi media online apa yang akan

digunakan pada pembelajaran daring.

4. Lakukan uji coba terhadap rancangan yang dibuat.


32

Hal ini perlu dilakukan agar dapat diketahui apakah

rancangan pembelajaran yang dibuat dapat terlaksana dengan

mudah atau sebaliknya

5. Menyelenggarakan blended learning dengan baik

6. Menyiapkan kriteria untuk melakukan evaluasi pelaksanaan

blended learning.

2.4.6 Tahapan dalam Blended learning

Menurut Hendarita (2018) terdapat tiga tahapan dasar dalam model

blended learning yang mengacu pada pembelajaran berbasis ICT, yaitu sebagai

berikut :

1. Seeking of information

Mencakup pencarian informasi dari berbagai sumber

informasi yang tersedia secara online maupun offline dengan

berdasarkan pada kebutuhan belajar. Guru atau fasilitator

berperan memberi masukan bagi siswa untuk mencari informasi

yang efektif dan efisien.

2. Acquisition of information

Siswa secara individu ataupun kelompok berupaya untuk

menemukan, memahami serta mengkonfigurasikannya dengan ide atau

gagasan yang telah ada dalam pikiran siswa sebelumnya. Kemudian siswa

menginterpretasikan informasi atau pengetahuan dari berbagai sumber yang

tersedia, sampai mereka mampu mengkomunikasikannya kembali dan


33

menginterpretasikan ide dan hasil interpretasinya menggunakan fasilitas

online atau offline.

3. Synthesizing of knowledge

Pada tahap ini siswa mengkonstruksi/merekonstruksi pengetahuan

melalui proses asimilasi dan akomodasi bertolak dari hasil analisis, diskusi

dan perumusan kesimpulan dari informasi yang diperoleh kembali dan

menginterpretasikan ide-ide dan hasil interpretasinya menggunakan fasilitas

online atau offline.

Tahapan dalam blended learning ini pada umumnya merupakan langkah-

langkah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru pada proses pembelajaran.

Tahapan ini dapat dilakukan secara daring ataupun tatap muka dengan

menyeseuaikan kebutuhan dari proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Selain itu, tahapan ini juga dapat disederhanakan mengingat kondisi saat

ini lebih banyak mengurangi jam pembelajaran khususnya pada pembelajaran

tatap muka.

Tabel 2.1 Sintak Seeking Of Information

Sintak Seeking Of Information

Aktifitas Pembelajaran

Offline Online

Tatap muka : Mandiri :


34

Siswa mendengarkan penjelasan Siswa secara mandiri mencari

dari guru terkait materi yang akan materi yang relevan tentang topik

dipelajari dan mencoba menjawab yang dibahas melalui sumber

pertanyaan yang diajukan oleh guru belajar online atau offline

terkait materi

Pengalaman Belajar

1. Mendorong kreatifitas siswa mencari sumber belajar yang sesuai

topik

2. Mendorong proses berpikir kritis siswa

3. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menghubungkan topik

yang akan dibahas dengan kehidupan sehari-hari.

4. Menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa

Kompetensi Abad 21

1. Critical thinking : berpikir kritis untuk dapat menggali jawaban

terhadap pertanyaan dari guru

2. Creative : kreatif untuk mencari jawaban dengan melakukan

browsing sumber-sumber informasi secara luas.

3. Communication : berlatih percaya diri untuk berkomunikasi


35

dengan guru atau sesama siswa

Pendekatan Saintifik

1. Mengamati

2. Mengasosiasi

3. Mendiskusikan

4. Mengkomunikasikan

Sumber (Hendarita, 2018)

2.4.7 Penilaian Blended learning

Penilaian dalam pembelajaran blended learning tentu saja berbeda dengan

penilaian pembelajaran tatap muka. Pada dasarnya penilaian dalam pembelajaran

blended learning mencakup pembelajaran tatap muka dan online. Bentri,

Hidayati, dkk (2018: 8), mengungkapkan adapun sejumlah teknik efektif yang

dapat dilakukan untuk membuat penilaian belajar online yaitu sebagai berikut :

1. Menyediakan penilaian biasa, berkomunikasi terus menerus dengan umpan

balik kepada siswa sebagai sarana untuk menambah penilaian dalam

pembelajaran itu sendiri,

2. Masukkan interaksi yang dinamis yang didefinisikan dengan

menggunakan kerja kelompok, kolaborasi dan interaksi tingkat tinggi

melalui diskusi,

3. Memodifikasi alat penilaian tradisional seperti esai, jawaban pertanyaan

dari diskusi dan proyek-proyek yang memerlukan


36

4. Demonstrasi akuisisi dan kemampuan memecahkan masalah dan

penggunaan penilaian alternatif seperti penilaian kinerja, penilaian otentik

dan penggunaan e-portofolio.

Penilaian otentik dapat diartikan sebagai proses penilaian perilaku kinerja

siswa secara multidimensional pada situasi nyata sedangkan penilaian kinerja

diartikan sebagai penilaian terhadap proses perolehan (Yuniarto, 2015: 79).

Penilaian kinerja akan memungkinkan untuk guru agar mengamati siswa dalam

menerapkan keterampilan dalam setiap tindakan mereka.Hasilnya dapat berupa

karya atau produk yang dihasilkan atau dikembangkan oleh siswa. Kemudian

penilaian otentik memungkinkan siswa untuk bekerja dalam kondisi yang sama

dengan menggunakan bahan yang sama seperti mereka dalam dunia nyata.

Selanjutnya penilaian portofolio, penilaian ini memungkinkan siswa untuk

menunjukkan kemajuan dari waktu ke waktu melalui lembar kerja, pekerjaan

rumah, jurnal atau sejenisnya yang disimpan secara elektronik.

2.4.8 Indikator Blended learning

Hendarita (2018: 5) mengatakan terdapat lima kunci utama dalam

proses pembelajaran blended learningdengan menerapkan teori pembelajaran

Keller, Gagne, Bloom, Merrill, Clark dan Gery yaitu :

1. Live event, pembelajaran langsu ng atau tatap muka secara sinkronous

dalam waktu dan tempat yang sama atau waktu yang sama namun tempat

berbeda.

2. Self-paced learning, yaitu mengkombinasikan dengan pembelajaran

mandiri sehingga siswa belajar kapan saja dan dimana saja secara online.
37

3. Collaboration, mengkombinasikan kolaborasi antara siswa dengan guru

maupun siswa dengan siswa.

4. Assessment, guru mampu meramu kombinasi jenis assessmen online dan

offline

5. Performance Support Materials, bahan ajar disiapkan dalam bentuk digital

dan dapat diakses oleh siswa baik secara online maupun offline.

Pendapat yang sama terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh

Akkoyunlu dan Soylu pada tahun 2008 yang berjudul Development of a Scale On

Learners’ Views On Blended learning And Its Implementation Process, bahwa

terdapat enam indikator utama dalam pelaksanaan blended learning yaitu dalam

Live Event (pembelajaran tatap muka), Self Paced Learning (pembelajaran

mandiri dengan dengan media online dan offline), Performance Support

Materials, Collaboration, Assesment dan penilaian umum. Adapun indikator dari

model pembelajaran blended learning pada penelitian ini diambil dari penelitian

yang relevan dan kajian teori yang sudah dipaparkan pada sub-sub bab

sebelumnya. Sehingga peneliti dapat merangkum teori-teori yang berasal dari

berbagai sumber untuk mendukung indikator dari model pembelajaran blended

learning pada penelitian ini. Berikut indikator dari model pembelajaran blended

learning pada penelitian ini :

1. Perencanaan pembelajaran blended learning

2. Online learning

3. Pembelajaran tatap muka

4. Belajar mandiri
38

5. Penilaian pembelajaran blended learning

2.5 Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh beberapa peneliti

dan membahas topik yang sama dengan penelitian ini, diantaranya sebagai

berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Eri Ariesca Sari (2016) dengan judul

“Penerapan Model Blended learning untuk Meningkatkan Keaktifan

Belajar pada Mata Pelajaran TIK”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penerapan model blended learning dapat meningkatkan keaktifan siswa

dengan cara melibatkan siswa dalam pembelajaran pada saat pembelajaran

offline dan online. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan dari

indikator keaktifan siswayang dapat dicapai pada siklus

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rully Amrizal (2016) dengan judul

“Implementasi Pembelajaran Berbasis Blended pada Mata Pelajaran

Matematika Kelas VIII Mts Negeri Pemalang Tahun Ajaran 2015/2016”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran

matematika kelas VIII menggunakan model pembelajaran blended

learning dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.

Dimana pembelajaran konvensional digunakan sebagai pematangan teori

sedangkan pengayaannya menggunakan online learning.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Rusdiana, Moh. Sulhan, dkk

(2020) dengan judul “Penerapan Model POE2WE Berbasis Blended

learning Google classroom pada pembelajaran masa WFH Pandemic


39

Covid-19”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model

POE2WE berbasis Blended learning dengan media Google classroom

dapat dimanfaatkan sebagai solusi masalah dalam proses pembelajaran

masa WFH Pandemic Covid-19.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Yuyu Yuliati dan Dudu Suhandi Saputra

(2020) dengan judul “Membangun Kemandirian Belajar Mahasiswa

Melalui Blended learning di Masa Pandemi Covid-19”. Hasil penelitian

menunjukkan blended learning efektif meningkatkan kemandirian belajar

mahasiswa dan dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dapat

digunakan pada masa pandemi covid 19.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Vicky Dwi Wicaksono dan Putri

Rachmadyanti dengan judul “Pembelajaran Blended learning Melalui

Google classroom di Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penggunaan Google classroom dapat memberikan akses terhadap

siswa dalam melakukan pembelajaran daring.

2.6 Kerangka Berpikir

Seperti yang telah kita ketahui bersama Pandemi Covid-19 memberikan

banyak dampak pada semua aspek kehidupan salah satunya aspek pendidikan. Hal

inilah yang mendasari dikeluarkannya Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang

pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19 dan

Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang pedoman penyelenggaraan

pembelajaran belajar dari rumah dalam masa darurat penyebaran Covid-19 oleh

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).Pembelajaran dilakukan


40

secara daring dengan memanfaatkan berbagai macam teknologi. Namun dengan

mempertimbangkan kembali bahwa tidak semua pihak memilki kemampuan yang

sama untuk melakukan pembelajaran secara daring, maka perlu dirancang model

pembelajaran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan belajar dan dapat diterapkan

pada situasi saat ini dengan mempertimbangan kemampuan semua pihak yang

terlibat dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah model pembelajaran

Blended learning yang memadukan proses pembelajaran konvensional dan online.

Model pembelajaran blended learning dinilai sangat efektif untuk diterapkan

pada masa pandemi Covid-19 saat ini. Seperti penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya oleh Ahmad Rusdiana, Moh. Sulhan, dkk (2020) dengan judul

“Penerapan Model POE2WE Berbasis Blended learning Google classroom pada

pembelajaran masa WFH Pandemic Covid-19” menunjukkan bahwa penerapan

model POE2WE berbasis Blended learning dengan media Google classroom

dapat dimanfaatkan sebagai solusi masalah dalam proses pembelajaran masa

WFH Pandemic Covid-19.Mengingat kebijakan pemerintah yang mengharuskan

semua peserta didik termasuk siswa sekolah dasar untuk melaksanakan

pembelajaran secara daring serta pertimbangan dari kemampuan pihak yang

berbeda-beda, maka model pembelajaran blended learning dapat dijadikan

alternatif pembelajaran saat ini. Berikut alur kerangka berpikir yang ditetapkan

oleh peneliti.
41

Pandemi Covid - 19

Surat Edaran Nomor


4 Tahun 2020

Implementasi Model
pembelajaran
Blended learning

Pembelajaran Pembelajaran

konvensional / tradisonal Daring / online

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA NEGERI 4 TEBO pada semester

ganap pada tahun ajaran 2021. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

berdasarkan wawancara dan observasi awal yang dilakukan peneliti pada kepala

sekolah dan salah satu guru maupun siswa dan siswi tentang proses pelaksanaan

pembelajaran pada masa pandemi Covid-19. Kemudian peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di SMA NEGERI 4 TEBO.

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan penelitian yang menggambarkan

suatu kejadian, kondisi atau situasi sosial tertentu secara benar yang

dideskripsikan menggunakan kata-kata (Satori dan Komariah (2017:25). Oleh

sebab itu peneliti memilih pendekatan kualitatif dalam proses penelitian ini untuk

menghasilkan data tentang implementasi model pembelajaran blended learning di

SMA NEGERI 4 TEBO pada masa pandemi Covid 19 yang dipaparkan secara

deskriptif berupa tulisan-tulisan yang diperoleh dari sumber data. Dimana data

yang diperoleh haruslah berupa informasi yang sahih dan dapat dipertanggung

jawabkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Setyosari (2015:18) bahwa penelitian

pendidikan merupakan suatu cara yang digunakan oleh para peneliti pendidikan

untuk memperoleh informasi yang siginifikan dan dapat dipertanggung jawabkan

secara ilmiah.

42
43

Jenis penelitian yang digunakan adalah fenomenologi. (Helaluddin,

2017:13) berpendapat bahwa fenomenologi merupakan pendekatan penelitian

yang mencoba menggali dan menemukan pengalaman hidup manusia terhadap

diri dan hidupnya. Dari penjelesan tersebut dapat diketahui bahwa jenis penelitian

ini didasari oleh suatu fenomena. Sehingga jenis penelitian ini sesuai dengan

fenomena yang akan diteliti yaitu untuk mendeskripsikan implementasi model

pembelajaran Blended learning di SMA NEGERI 4 TEBO pada masa pandemi

Covid-19.

3.3 Data dan Sumber Data

3.3.1 Data

Data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data

sekunder. Menurut Arifin (2015:45) data primer adalah data yang diperoleh

langsung dari sumber data kepada pengumpul data, sedangkan data sekunder

diperoleh secara tidak langsung yang biasa berupa data dokumentasi. Data primer

dalam penelitian ini berupa catatan yang mendeskripsikan tentang implementasi

model pembelajaran blended learning yang dapat diperoleh dari hasil observasi

dan hasil wawancara yang dilakukan peneliti, dimana peneliti mewawancarai guru

yang menerapkan model pembelajaran blended learning saat mengajar dan

mewawancarai siswa untuk mengetahui model pembelajaran yang biasa dilakukan

pada masa pandemi covid-19. Sedangkan data sekunder yang digunakan berupa

dokumen-dokumen seperti RPP, prota, promes, laporan mingguan, jurnal

penilaian dan dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan dengan penelitian.


44

3.3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru mata pelajaran

PJOK di SMA NEGERI 4 TEBO yang menjadi sasaran penelitian dari

implementasi model pembelajaran blended learning di sekolah mengah atas pada

masa pandemi Covid-19.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut Arikunto (2013:173) “populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian”. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan guru di SMA

NEGERI 4 TEBO yang menerapkan model pembelajaran blended learning.

3.4.2 Sampel

Menurut Arikunto (2013:174) “sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang di teliti”. Apabila jumlah responden kurang dari 100, sampel

diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Di dalam

penelitian ini peneliti akan melakukan observasi dan wawancara kepada siswa dan

guru pjok SMA NEGERI 4 TEBO yang berjumlah 33 orang .

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpukan data merupakan prosedur atau cara yang digunakan

peneliti untuk mendapatkan data di lapangan. Dalam penelitian ini teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :


45

3.5.1 Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik

secara langsung ataupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus

dikumpulkan dalam penelitian. Pada penelitian ini jenis observasi yang digunakan

adalah observasi terstruktur yaitu dimana semua kegiatan yang dilakukan peneliti

ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja yang telah ditentukan

kategorisasinya (Arifin, 2011:231).

Sehingga kegiatan peneliti akan lebih fokus untuk memperoleh data yang

diperlukan.Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung

pada hari dimana siswa dan guru melakukan pembelajaran tatap muka yang

biasanya dilaksanakan minimal satu kali dalam seminggu. Kemudian melakukan

pengamatan pada pembelajaran secara daring dengan mengamati guru secara

langsung saat melakukan pembelajaran dan ikut serta dalam pembelajaran daring

yaitu ikut bergabung pada whatsapp group atau video conference sebagai

pengamat.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Observasi

Aspek yang Butir


Indikator
amati Instrumen

Model Perencanaan

pembelajaran pembelajaran blended 1, 2, 3

blended learning

learning Online Learning 4, 5, 6


46

Pembelajaran tatap 7, 8, 9

muka

10, 11, 12
Belajar mandiri

Penilaian pembelajaran
13, 14
blended learning

Sumber : dimodifikasi dari ( Amrizal : 2016)

3.5.2 Wawancara

Sugiyono (2017:231), mengungkapkan wawancara dilakukan sebagai

teknik Pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti atau untuk mengetahui

informasi yang kebih mendalam. Dengan wawancara, peneliti akan mengetahui

hal-hal yang lebih mendalam tentang informasi dalam menginterprestasikan

situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui

observasi (Maryono, Budiono, dkk, 2018:27)

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman

wawancara yang telah dibuat sebelumnya berdasarkan kisi-kisi wawancara.

Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan guru dan beberapa siswa di

SMA NEGERI 4 TEBO. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan

wawancara semi-terstruktur. Karena peneliti ingin menemukan permasalahan

secara lebih terbuka dari informasi yang dimintai pendapat dan ide-idenya.
47

Sehingga pertanyaan yang diajukan dapat berkembang dari instrumen wawancara

yang telah dipersiapkan.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara

Sumber Aspek yang Indikator Butir

data diamati Instrumen

Perencanaan

pembelajaran blended
1, 2, 3
learning

Online learning 4, 5, 6,

7, 8

Guru Pembelajaran tatap muka


Model 9, 10, 11

pembelajaran
Belajar mandiri 12, 13,
blended
14, 15
learning
Penilaian Pembelajaran

blended learning 16, 17, 18

Online learning 1, 2,

3, 4

Siswa Pembelajaran tatap muka


5, 6, 7

Belajar mandiri 8, 9, 10
48

Sumber : dimodifikasi dari (Rully Amrizal :2016)

3.5.3 Dokumentasi

Teknik dokumentasi berarti peneliti memperoleh informasi bukan dari

orang sebagai informan. Informasi yang diperoleh bisa berupa macam-macam

sumber tertulis atau dokumen yang ada pada informan. Teknik dokumentasi

merupakan pelengkap dari penggunaan teknik wawancara dan observasi. Hasil

wawancara dan observasi akan lebih kredibel atau dapat dipercaya jika didukung

dengan dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik

dokumentasi untuk mendapatkan informasi melalui dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan penelitian (Hariandi, Irawan, 2016: 182). Dokumen tersebut

dapat berupa RPP, prota, promes, laporan mingguan dan dokumen-dokumen

lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang mendukung data pada penelitian

mengenai implementasi model pembelajaran blended learning pada mata

pelajaran PJOK di SMA NEGERI 4 TEBO pada masa pandemi Covid-19.

3.5.4 Uji Validitas Data

Uji validitas data digunakan untuk mengukur tingkat keabsahan data. Uji

validitas data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan triangulasi.

Triangulasi merupakan pengecekan data dari berbagai sumber, berbagai cara dan

waktu. Adapun jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

triangulasi teknik dan sumber.


49

3.5.5 Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik adalah penggunaan beragam teknik pengungkapan data

yang dilakukan kepada sumber data. Dalam hal ini dilakukan pengecekan dan

perbandingan informasi yang diperoleh mengenai implementasi model

pembelajaran blended learning pada masa pandemi Covid-19 melalui teknik

wawancara, observasi dan dokumentasi untuk mendukung hasil wawancara dan

observasi.

3.5.6 Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara memeriksa data yang didapatkan

dari berbagai sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan pemeriksaan data yang

diperoleh melalui hasil wawancara dengan siswa dan hasil wawancara dengan

guru mengenai implementasi model pembelajaran blended learning.

3.6Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tahapan analisis

data yang diadopsi oleh Miles dan Huberman. Adapun langkah-langkah analisis

data berdasarkan model Miles dan Huberman yaitu data reduction, data display,

dan concluction drawing/verification (Sugiyono, 2017:246).

1. Data Reduction (Reduksi data)

Reduksi data berarti merangkum, memilih pokok permasalahan,

fokus pada data yang diteliti dan membuang data yang tidak diperlukan.

Tahap reduksi data dalam penelitian ini meliputi:


50

a. Melakukan observasi dan wawancara awal dengan kepala sekolah dan

salah satu guru PJOK di SMA NEGERI 4 TEBO untuk mengetahui

implementasi model pembelajaran blended learning di sekolah pada

masa pandemi Covid-19.

b. Menentukan subjek penelitian yang akan dijadikan sebagai informan.

c. Melakukan observasi mengenai implementasi model pembelajaran

blended learning yang di laksanakan oleh guru mata kuliah PJOK.

d. Melakukan wawancara mendalam dengan jenis wawancara semi-

terstruktur kepada subjek penelitian untuk mengetahui implementasi

model pembelajaran blended learning pada masa pandemi Covid-19.

e. Mecatat atau menyusun hasil catatan lapangan yang dilakukan selama

melakukan penelitian ke dalam bentuk yang lebih sederhana dan

mudah dipahami.

2. Data Display (Penyajian Data) Setelah data direduksi, maka langkah

selanjutnya mendisplaykan atau menyajikan data. Penyajian data dalam

penelitian ini berbentuk teks naratif. Data yang diperoleh disusun dalam

uraian singkat agar data mudah dipahami dan memudahkan peneliti untuk

merencanakan langkah selanjutnya.

3. Concluction/verification (Kesimpulan dan verifikasi) Langkah terakhir

dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan

pada penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan data yang

diperoleh berupa hasil wawancara siswa dan guru dan observasi mengenai
51

implementasi model pembelajaran blended learning di dalam mata

pelajaran PJOK pada masa pandemi Covid-19.

3.7 Prosedur Penelitian

Adapun prosedur dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan

yaitu tahap perencanan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian dengan

penyusunan laporan. Pada tahap pertama yaitu tahap perencanaan diawali

dengan menentukan tempat penelitian yaitu SMA NEGERI 4 TEBO.

Pemilihan sekolah tersebut didasari pada landasan dalam penelitian ini yaitu

sekolah yang telah menerapkan model pembelajaran blended learning pada

masa pandemi Covid-19. Selanjutnya menentukan permasalahan dalam

penelitian yaitu implementasi model pembelajaran blended learning di

sekolah dasar pada masa pandemi Covid-19 yang akan dilakukan pada mata

pelajaran PJOK . Kemudian peneliti membuat instrumen pengumpulan data

berupa instrumen wawancara dan observasi.

Pada tahap pelaksanaan, peneliti mengumpulkan data dengan berbagai

teknik yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Setelah data diperoleh,

data tersebut dianalisis dengan menggunakan model miles dan huberman

dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.

Selanjutnya tahapan terakhir yaitu tahap penyelesaian, peneliti

pelakukan penyusunan laporan berdasarkan data yang diperoleh dan telah

dianalisis. Selain itu hasil penelitian akan menjawab rumusan masalah yang

telah dibuat.
52

Penentuan tempat Faktur masalah penelitian


penelitian

Pelaksanaan penelitian Pembuatan instrument


penelitian

Penyusunan laporan

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .

4.1. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian

SMA Negeri 4 TEBO mulai beroperasi pada tahun 1986. Sebelumnya

sekolah ini bernama Tsanawiyah Swasta Teluk Rendah, yang mana saat itu

kabupaten Tebo masih bergabung dengan kabupaten Muaro Bungo. Kemudian

pada tahun 1986 pula berdasarkan SK Bupati Kabupaten Tebo Nomor 333 Tahun

2006 tentang Penetapan Penggantian nomor-nomor SMA dalam Kabupaten Tebo ,

maka SMA Negeri yang awalnya tidak memiliki nomor menjadi SMUN 1 Tebo

Ilir. SMA Negeri 4 TEBO terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Berbagai macam prestasi terus diraih baik di bidang akademik maupun non

akademik. SMA Negeri 4 Tebo pada awalnya dipercaya menjadi sekolah standar

nasional (2009), kemudian meningkat menjadi sekolah rintisan internasional

(2010), selanjutnya SMA Negeri 4 Tebo terpilih menjadi Sekolah Rujukan

Nasional (2017).

Sejalan dengan perkembangan waktu, SMA Negeri 4 tebo menata diri

menuju sekolah unggulan yang terdiri dari sekolah sehat (UKS) dan berbudaya

lingkungan (adiwiyata). Hingga sekarang SMA Negeri 4 Tebo terakreditasi A.

Dibandingkan dengan tahun pertama berdiri, SMA Negeri 4 Tebo mengalami

kemajuan yang sangat signifikan dalam hal sarana dan prasarana. Pada awalnya

SMA Negeri 4 Tebo hanya memilki 6 kelas dan 1 ruang kepala sekolah.

53
54

Sementara sekarang SMA Negeri 4 Tebo sudah memiliki 22 ruang kelas, 1

ruang kanor, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 3 ruang laboratorium, 1 ruang

UKS,1 musholla, WC siswa dan guru serta kantin sehat. SMA Negeri 4 Tebo

dengan luas tanah 10882 m2 memiliki batas wilayah sebagai berikut :

1) Sebelah Utara berbatasan dengan rumahwarga

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan rumahwarga

3) Sebelah Barat berbatasan dengan jalanraya

4) Sebelah Timur berbatasan dengan persawahan

4.2 Deskripsi Temuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPS 2 pada tanggal 22 Maret mulai

dari pengantaran surat izin penelitian ke sekolah terkait hingga terlaksananya

penelitian sampai tanggal 28 maret 2021 dengan subjek penelitian yaitu kepala

sekolah, guru PJOK dan perwakilan siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Tebo.

Untuk mendapatkan data tentang implementasi model pembelajaran blended

learning di kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 4 Tebo pada masa pandemi covid-19

terdapat empat indikator yang akan digunakan peneliti yaitu perencanaan

pembelajaran blended learning, pembelajaran online, pembelajaran tatap muka,

penilaian pembelajaran blended learning. Data diperoleh melalui observasi

terhadap proses implementasi model pembelajaran blended learning di kelas XI

ips 2 SMA Negeri 4 Tebo pada masa pandemi covid-19. Dalam pembelajaran

peneliti mengamati secara langsung mulai dari pembelajaran tatap muka hingga
55

pembelajaran secara online. Kemudian pada tahap wawancara peneliti melakukan

wawancara kepada informan yang telah ditentukan sebelumnya yaitu kepala

sekolah, guru PJOK dan beberapa siswa kelas XI IPS 2. Kemudian pada tahap

dokumentasi peneliti mengumpulkan dokumen- dokumen yang berkaitan dengan

implementasi model pembelajaran blended learning sebagai penguat data

wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil temuan dari penelitian yang

dilakukan peneliti bahwa SMA Negeri 4 Tebo khususnya di kelas XI IPS 2 telah

menerapkan model pembelajaran blended learning. Hal ini dapat dilihat dari

perencanaan, pelaksanaan dan penilaian yang dilakukan pada implementasi model

pembelajaran blended learning di kelas XI IPS 2 pada masa pandemicovid-19.

Berikut ini data hasil temuan yang diperoleh peneliti dari informan di lapangan

selama proses penelitian.

4.2.1 Perencanaan Pembelajaran Blended Learning

Setiap pembelajaran pada dasarnya perlu perencanaan terlebih dahulu.

Apapun bentuk model pembelajarannya. Peran yang dilakukan oleh guru dalam

melakukan perencanaan pembelajaran adalah dengan membuat perangkat

pembelajaran. Perangkat pembelajaran minimal terdiri dari prota, promes, silabus,

RPP. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 22 maret 2021,

dapat diketahui guru sudah menyiapkan perangkat pembelajaran di kelas seperti

biasanya yaitu berupa prota, promes, silabus, RPP hingga LKPD. RPP yang

digunakan di kelas XI IPS 2 memuat tahapan model pembelajaran blended

learning. Terdapat tahapan seeking of information, acquisition of information dan

synthesizing of knowledge dalam kegiatan pembelajaran. Meskipun tidak tertulis


56

secara langsung sintaks blended learning, namun kegiatan-kegiatan

pembelajarandalam RPP merupakan bagian dari tahapan atau sintaks dari blended

learning. RPP yang dibuat didesain untuk rencana pembelajaran dari rumah atau

online. Namun pengimplementasiannya dapat dilakukan secara online maupun

tatap muka. Guru juga membagi waktu antara belajar tatap muka dan online

secara terpisah. Dimana pembelajaran secara tatap muka dilakukan dengan dua

shift yaitu pada hari selasa dan kamis sehingga jumlah siswa di dalam kelas tidak

terlalu ramai. Pembelajaran tatap muka hanya dilakukan selama 1 jam 35 menit

tanpa istirahat.

Selebihnya pembelajaran dilakukan secara online. Selain itu, bahan ajar

yang digunakan dalam penerapan model blended learning ini berupa media online

dan offline seperti buku siswa dan buku guru, video pembelajaran, artikel dan

sesekali guru juga menggunakan bahan ajar yang dirancang menggunakan power

point. Namun kebanyakan bahan ajar yang digunakan oleh guru adalah video

pembelajaran dariyoutube. Penerapan blended learning di sekolah ini juga didasari

beberapa alasan. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang telah dilakukan

peneliti sebanyak 3 kali kepada kepala sekolah dan guru kelas XI IPS 2 mengenai

perencanaan pembelajaran blended learning bahwa:

“Jadi kita terapkan blended learning ini kepada siswa yang dimulai dari

sosialisasi kepada wali murid bahwa dalam sistem pembelajaran pada masa

pandemi ini kita terapkan model pembelajaran blended learning. Persiapan yang

kami lakukan, kami waktu itu membuat jadwal jadi senin guru diberikan

kesempatan untuk mempersiapkan materi pembelajaran, kemudian dihari selasa


57

hingga jumat dilakukan pembelajaran baik secara online ataupun tatap muka

kemudian di hari sabtu diadakan evaluasi bersama apa kekurangannya atas

pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mempersiapkan materi pembelajaran

sesuai dengan kebutuhan siswa. Nah disini guru menyederhanakan materi yang

diberikan sesuai dengan kebutuhan siswa agar tidak membebani siswa. Jadi disini

guru menyederhanakan kurikulum sesuai dengan kebutuhan siswanya”.

(sriastuti.S.Pd, 22 Maret2021).

Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh guru kelas XI IPS 2

mengenai perencanaan pembelajaran blended learning bahwa : “Sebenarnya

persiapan pada model blended learning hampir sama seperti model pembelajaran

lainnya. Jadi setiap guru itu harus mempunyai prota, promes, silabus, RPP,

jadwal-jadwal dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan proses

pembelajaran atau dengan kata lain guru harus mempersiapkan perangkat

pembelajarannya. Namun disini tugasnya sedikit ditambah karena ada dua metode

pembelajaran yaitu tatap muka dan online. untuk online tentunya kita harus

menyiapkan media atau bahan ajar yang berbeda. Dan RPP yang digunakan

disederhanakan sesuai kebutuhan siswa” (suryono, S.Pd, 22 Maret 2021).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa alasan

diterapkannya model pembelajaran blended learning ini pada dasarnya untuk

membantu siswa dalam memperoleh pembelajaran dengan baik karena tidak

semua pihak dapat melakukan pembelajaran secara full daring atau online.

Sebelum itu penerapan model blended learning diawali dengan sosialisasi dan

rapat kepada orang tua tentang pembelajaran kombinasi atau blended learning.
58

Kemudian orang tua siswa sebagian besar bahkan hingga 100 % setuju terhadap

pembelajaran yang dilakukan karena menurut orang tua, siswa akan kesulitan jika

siswa hanya melakukan pembelajaran secara online. Selain itu, dapat diketahui

bahwa perencanaan pembelajaran blended learning meliputi persiapan perangkat

pembelajaran, pembuatan jadwal antara pembelajaran tatap muka dan online dan

persiapan bahan ajar khusus pada pembelajaran online.

Pemberian materi sesuai dengan kebutuhan siswa. Selanjutnya guru juga

menjelaskan bahwa perencanaan pembelajaran pada model blended learning

sebenarnya hampir sama dengan pembelajaran lainnya. Hanya saja terletak pada

penyampaiannya yang dikombinasikan dengan pembelajaran online.

4.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning (Pembelajaran Online

dan Pembalajaran Tatap Muka)

Dalam sebuah model pembelajaran haruslah terdapat langkah atau

tahapan dalam melakukan proses pembelajaran. Model pembelajaran blended

learning terdiri dari pembelajaran online dan tatap muka. Model pembelajaran

blended learning memilki tahapan atau sintaks dalam pelaksanaannya.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti beberapa kali, dapat diketahui

sintaks pembelajaran blended learning terlaksana secara bertahap. Maksudnya,

tahapan-tahapan blended learning terlaksana melalui dua metode pembelajaran

yaitu pembelajaran online dan tatap muka. Berdasarkan observasi yang dilakukan

peneliti beberapa kali dapat diketahui bahwa tahapan-tahapan pembelajaran

blended learning sudah terlaksana di kelas XI IPS 2, dimana siswa dan


59

melakukan taguruhapan tersebut secara bertahap. Senin, 22 Maret 2021 terlaksana

tahapan seeking of information dan acquisition of information pada pembelajaran

online, kemudian pada hari selasa 23 Maret 2021 terlaksana tahapan acquisition of

information dansynthesizingof knowledge pada pembelajaran tatap muka. Namun

juga tidak menutup kemungkinan bahwa tahapan blended learning dapat

terlaksana dalam satu hari khususnya pada pembelajaran online.

Hal ini sesuai dengan observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 2

februari 2021 pada pembelajaran online¸seluruh tahapan blended learning sudah

dilakukan dimulai dari seeking of information, guru meminta siswa mengamati

video yang telah disediakan kemudian guru juga meminta siswa untuk mencari

informasi yang terdapat dalam video tersebut, kemudian pada tahapan acquisition

of knowledge, disini siswa dan guru berdiskusi membahas materi pembelajaran

yang telah diamati melalui video pembelajaran, mereka saling bertanya jawab.

Guru selalu memancing siswa untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat.

Namun terkadang masih ada beberapa siswa yang pasif.

Selanjutnya pada tahapan synthesizing of knowledge, guru dan siswa

menyimpulkan pembelajaran bersama-sama melalui zoom meeting tersebut.

Siswa bergantian ingin mengemukakann hasil refleksi pembelajaran yang telah

dilakukan. Pada komponen pembelajaran online sudah memuat tahapan seeking of

information dan acquisition of information. Kemudian pada komponen

pembelajaran tatap muka, tahapan yang biasanya dilakukan adalah acquisition of

information dan synthesizing of knowledge. Namun terkadang jika waktu masih

panjang pada pembelajaran online akan terlaksana seluruh tahapan blended


60

learning. Penggunaan media online dalam proses pembelajaran online sudah

cukup bervariasi, Sebagaimana yang diungkapkan oleh kepala sekolah bahwa :

“Pembelajaran daring yang dilakukan di sekolah ini bervariasi ada

sebagian guru yang menggunakan zoom, ada yang menggunakan wa, ada juga

yang memanfaatkan youtube, kemudian ada juga yang live streaming melalui

facebook. Tapi kebanyakan mayoritas menggunakan wa”. (Sriastuti.S.Pd, 22

maret 2021)

Seperti pada pengamatan peneliti pada 24 Maret 2021, dimana guru PJOK

melakukan pembelajaran secara online melalui grup whatsapp dan zoom meeting

pada hari Rabu. Saat itu materi pembelajaran yang sedang dipelajari adalah tema

permainan lari estafet. Pada pembelajaran tersebut, melalui whatsapp group, guru

meminta siswa mengamati gambar dan memahami bahan bacaan yang terdapat

pada buku siswa. Kemudian guru meminta siswa mencari informasi melalui link

mengenai video pembelajaran yang sudah disediakan. Namun guru juga meminta

siswa untuk mencari informasi lain mengenai materi pembelajaran. Kemudian

peneliti memberi pernyataan tentang pembelajaran online sebagai berikut :

“Disuruh cari video atau materi tentang pembelajaran yang sedang dipelajari,

terus dibahas sama-sama dengan bapak sama teman-teman yang lain juga melalui

grup wa atau youtube”. (Bunga,andre,aldi 24 maret 2021)

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, dapat diketahui

bahwa siswa boleh mencari informasi lain seperti melalui youtube, artikel di

internet atau melalui buku-buku yang dimiliki siswa. Setelah siswa selesai
61

mengamati video pembelajaran dan mencari informasi, siswa dan guru melakukan

diskusi atau tanya jawab melalui zoom meeting mengenai video pembelajaran

yang telah diamati dan mendiskusikan informasi yang telah mereka dapatkan.

Disini siswa bebas mengeluarkan pendapat dan bertanya kepada guru. Setelah itu

guru menginformasikan tugas yang perlu siswa kerjakan. Kemudian berdasarkan

waktu yang telah disepakati, siswa pun mengunggah tugasnya melalui whatsapp

group atau dikumpulkan saat pembelajaran tatap muka. Selanjutnya peneliti

mewawancari kepala sekolah mengenai sarana dan prasarana yang menunjang

untuk melakukan pembelajaran secara online yang dilakukan beberapa kali

sebagai berikut :

“Sebelum pandemi, guru-guru sudah diberikan laptop. Kemudian sekarang

ada kuota gratis. Kemarin kita sudah kerja sama dengan Smartfren. Jadi wali

murid diberi kartu satu per satu lalu setiap bulan diisi. Ini sudah dimulai sejak

Agustus. Kuota ini sebenarnya ya dari pemerintah, tapi yang mencari,

mengupayakan adalah sekolah”. (sriastuti.S.Pd,, 22 Maret 2021)

Selanjutnya peneliti mewawanncari guru untuk membandingkan hasil

wawancara yang didapatkan sebelumnya. Dimana guru juga mengungkapkan

bahwa ada kuota gratis dari pemerintah yang dapat dimanfaatkan untuk

melakukan pembelajaran secara online. Selain itu guru juga terbantu dengan

adanya bantuan dari teman-teman sejawat yang lebih mengerti tentang IT.

Sehingga mereka bisa saling belajar. Selain kuota, kondisi atau keadaan sekolah

juga menunjang untuk melakukan pembelajaran online seperti tersedianya semua

operator jaringan internet di area sekolah. Guru-guru juga diberikan fasilitas


62

seperti laptop. Guru PJOK juga memilki fasilitas pribadi untuk melakukan

pembelajaran secara online seperti android. Jika ditinjau dari kemampuan guru,

pembelajaran online di SMA Negeri 4 Tebo ini berjalan cukup baik karena

sebagian guru termasuk salah satunya guru PJOK sudah memilki kemampuan

untuk mengelola pembelajaran secara online melalui beberapa media online.

Sehingga tidak ada kendala dari guru PJOK dalam melaksanakan pembelajaran

secara online.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh guru PJOK bahwa:

Insyaallah tidak ada karena banyak bantuan yang saya dapatkan seperti dari

teman, jadi insyaallah kendala dari saya sendiri sebagai guru tidak ada. Karena

fasilitas sudah ada, tinggal kitanya saja yang rajin belajar menggunakan IT.

Karena kalau sudah terbiasa maka tidak akan jadi kendala atau hambatan. Tapi

kendala yang tidak dapat kita hindari ya itulah seperti jaringan internet yang

mungkin terkadang ada gangguan, tapi alhamdulillah sangat jarang terjadi.

(Suryono, 22 Maret 2021)

Ada beberapa siswa yang mengaku bahwa kesulitan dengan pembelajaran

online untuk memahami saat pelajaran silat karna harus menghafal berakan. Ada

pula yang masih kesulitan terhadap jaringan internet yang masih kurang stabil di

sekitar rumahnya. Dari beberapa kendala tersebut tentunya pihak sekolah akan

mengupayakan agar kendala-kendala tersebut diatasi. Seperti halnya yang

dilakukan oleh guru PJOK XI IPS 2 untuk siswa-siswa yang tidak memilki akses

internet atau kadang kesulitan memahami materi yang disampaikan, guru

membagi siswa menjadi kelompok- kelompok kecil atau sering disebut sebagai
63

tutor sebaya. Jadi siswa berkumpul dengan kelompoknya disalah satu rumah

siswa, kemudian siswa yang lebih paham akan menjadi tutor yang akan

mengajarkan temannya. Setelah itu akan dilanjutkan dengan diskusi bersama guru

melalui media online.

Hal ini sesuai dengan pernyataan dari perwakilan siswa bahwa: Kalau

signalnya lagi susah kadang saya keluar rumah pak untuk mencari signal atau

kadang ke rumah teman untuk belajar bersama kalau ada materi yang susah

misalnya pelajaran matematika jadi kami mengejakannya sama-sama biar cepat

selesai dan juga bisa tanya sama teman yang lebih tau jadi mudah pak. ( Rangga,

22 maret 2021)

Upaya tersebut dilakukan untuk membantu dan memudahkan siswa dalam

melakukan proses pembelajaran. Intinya upaya apapun akan dilakukan oleh guru

agar siswanya dapat memperoleh pembelajaran dengan baik di masa pandemi

covid-19 ini. Guru PJOK memberikan kebebasan kepada siswa untuk bertanya

kapan pun mereka ingin bertanya melalui media online misalnya chat pribadi di

whatsapp. Guru akan menjawab pertanyaan siswa tersebut saat mereka melihat

pesan masuk kapan pun itu. Selain itu pihak sekolah juga mengupayakan agar

guru yang belum menguasai pembelajaran online untuk dapat belajar

menggunakan IT agar tidak kebingungan menggunakannya. Seperti pernyataan

yang dijelaskan oleh kepala sekolah berikut: Seperti kemarin kami membuat surat

kepada Tanoto atau fasilitator supaya guru-guru ini diberikan pelatihan untuk

belajar bagaimana proses pembelajaran ini tetap berjalan dan agar mereka bisa

menggunakan media online untuk belajar daring.


64

Dengan adanya pelatihan, guru setidaknya memilki gambaran untuk

menerapkan atau mengelola pembelajaran di kelasnya. Tinggal bagaimana guru

mengkombinasikannya dengan pembelajaran tatap muka. Jadi sebenarnya itu

guru-guru di sekolah ini sudah paham dengan pembelajaran daring namun ya

mungkin belum sangat menguasai, untuk beberapa guru masih butuh bimbingan

agar lebih baik lagi. (sriastuti.S.Pd, 22 maret 2021) Dari beberapa pernyataan

diatas, dapat dijelaskan bahwa upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala

pembelajaran online sudah cukup baik. Baik kendala dari guru ataupun siswanya.

Namun guru PJOK kelas XI IPS 2 sudah cukup menguasai IT atau media online

dalam pembelajaran, maka tidak ada kendala dari guru tersebut kecuali kendala

yang tidak dapat dihindari seperti akses internet atau jaringan yang tiba-tiba

mengalami gangguan. Meskipun begitu, guru PJOK XI IPS 2 tetap mengikuti

pelatihan yang diadakan agar menambah wawasan guru tersebut. Pembelajaran

tatap muka merupakan salah satu komponen dari pembelajaran dengan model

blended learning yang peneliti amati atau teliti terkait implementasinya di kelas

XI IPS 2 SMA NEGERI 4 TEBO.

Berdasarkan observasi selanjutnya pada pembelajaran tatap muka yang

biasanya dilaksanakan pada hari selasa dan kamis dimulai pada pukul 09.00 –

10.30 WIB. Pada pembelajaran tatap muka, siswa dan guru kelas XI IPS 2 lebih

membahas mengenai materi yang tidak dipahami pada saat pembelajaran secara

online. Misalnya pada mata pelajaran matematika. Sebelumnya guru sudah

meminta siswa untuk menandai pada halaman mana materi yang belum siswa

pahami. Sehingga pada saat pembelajaran di sekolah, mereka mengungkapkan


65

halaman-halaman yang belum mereka pahami. Kemudian guru mencatat di papan

tulis halaman yang harus dibahas. Setelah itu guru dan siswa pun berdiskusi

membahas satu persatu halaman- halaman tersebut (acquisition of information).

Kemudian guru akan meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi atau

menjelaskan apa yang telah mereka pelajari di depan kelas (synthesizing

knowledge).

Hal ini sesuai dengan penjelesan oleh guru PIOK XI IPS 2 bahwa:

Tahapan tatap muka pada masa pandemi tentu berbeda dengan pembelajaran

sebelumnya. Biasanya kan ada kegiatan pembuka, namun karena hanya tersedia

waktu 1 jam 35 menit jadi langsung pada kegiatan inti saja seperti memulai

diskusi tentang pembelajaran sebelumnya kemudian demonstrasi atau

mengemukakan hasil diskusi di depan kelas oleh siswa-siswa. Kurang lebih sama

tahapannya pada pembelajaran daring hanya saja prosesnya berbeda. (suryono, 22

maret2021)

Peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa siswa, dimana siswa

mengungkapkan hal yang sama dengan guru sebagai berikut Bahas materi yang

belum dipahami terus diskusi kemudian terkadang maju kedepan kelas untuk

menjelaskan hasil diskusi (Syifa, 22 maret 2021)

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan

pembelajaran tatap muka telah memuat beberapa tahapan atau sintaks dari

pembelajaran blended learning. Proses pembelajaran tatap muka yang boleh

dilakukan hanya 1 jam 35 menit sesuai dengan kesepakatan bersama. Sehingga


66

kegiatan yang di lakukan di sekolah langsung masuk pada kegiatan inti yang

membahas materi pembelajaran. Dalam kegiatan inti inilah tahapan blended

learning terlaksana. Diantaranya tahapan acquisition of information dan

syinthesizing of knowledge. Tahapan acquisition of information terlihat saat

mereka berdiskusi, dimana mereka saling bertukar pendapat baik dengan guru

atau sesama teman. Sebagian besar siswa terlihat antusias dalam melakukan

pembelajaran. Hal ini dikarenakan mereka memang benar-benar ingin memahami

materi tersebut. Karena pada saat pembelajaran daring mereka tidak memahami,

oleh sebab itu para siswa memanfaatkan kesempatan untuk belajar tatap muka

sebaik-baiknya. Tahapan syinthesizing of knowledge dilakukan saat mereka telah

menyelesaikan tahapan sebelumnya yaitu acquisition of information.

Dari diskusi yang dilakukan, kemudian guru PJOK XI IPS 2 akan meminta

siswanya untuk mempresentasikan atau mengungkapkan apa yang telah mereka

pelajari atau pahami di depan kelas. Terkadang mereka juga mempraktekkan hasil

diskusi kelompok ke depan kelas secara bersama-sama. Tahapan ini dapat

dinamakan dengan syinthesizing of knowledge. Sementara untuk tahapan seeking

of information, jarang dilakukan pada saat pembelajaran tatap muka karena

mengingat waktunya yang singkat. Sehingga tahapan seeking of information lebih

sering dilakukan saat pembelajaran online. Adanya pembelajaran tatap muka di

sekolah ini merupakan hasil kesepakatan bersama yang tujuannya untuk

memudahkan siswa dalam memperoleh pembelajaran di masa pandemi ini.

Karena siswa tidak bisa sepenuhnya melakukan pembelajaran secara online. hal

ini sesusai dengan penjelasan dari kepala sekolah bahwa : Karena anak-anak ini
67

kesulitan dalam mengerjakan tugas jika dilakukan pembelajaran secara daring

atau online secara terus menerus karena mereka tidak bisa bertanya secara

langsung. Bisa bertanya lewat hp tapi lama karena guru juga tidak selalu

memegang hp akhirnya terhambat juga proses belajar mereka. Kemudian tatap

muka ini kami lakukan dengan shif. Dimana satu siswa itu bertemu dengan

gurunya minimal satu kali dalam seminggu untuk bisa berkomunikasi.

(Sriastuti.S.Pd, 22 maret 2021)

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dipaparkan dapat

disimpulkan bahwa protokol kesehatan di SMA Negeri 4 Tebo khususnya di kelas

XI IPS 2 sudah memenuhi protokol kesehatan dan sudah merupakan kesepakatan

bersama untuk dilakukan. Oleh sebab itu pembelajaran tatap muka diperkirakan

masih tetap berjalan hingga akhir semester ini. Menurut kepala sekolah penerapan

pembelajaran tatap muka mengalami sedikit kendala pada waktu pelaksanaannya

karena dinilai terlalu singkat. Berikut penjelasannya : Kalau pada pembelajaran

tatap muka ini sebenarnya ini solusi dari pembelajaran daring. karena terkendala

pada pembelajaran daring, maka disempurnakan atau dilengkapi dengan

pembelajaran tatap muka. Nah mungkin kendalanya disini kita kurang banyak

waktu karena sesuai kesepakatan, bahwa pembelajaran tatap muka dilakukan

hanya boleh 1 jam 35 menit. Tapi ya bagaimana lagi hanya boleh begitu. Daripada

tidak dilakukan sama sekali jadi kita jalankan saja sesua waktu yang telah

disepakati. (sriastuti.S.Pd, 22 Maret2021)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh perwakilan siswa yang mengatakan

bahwa: Kadang tidak sempat bertanya pak, tapi waktu pembelajarannya sudah
68

habis. Terus juga tidak ada jam istirahat. Jadi setelah belajar langsung dijemput

pulang. (Bunga, 23 maret 2021 ) Sementara peneliti mewanwacarai guru kelas XI

IPS 2 yang mengungkapkan bahwa : Sebenarnya tidak ada hambatan. Karena

inikan pembelajaran blended learning yang mana memang dikombinasikan

dengan pembelajaran daring. jadi untuk waktu pembelajaran tatap muka yang

telah disepakati itulah yang kita gunakan sebaik-baiknya meskipun sedikit

waktunya. Karena kan ini bedasituasinya. Jika Pembelajaran yang dilakukan full

tatap muka dengan waktu 1jam35 menit, nah tu baru bisa saya katakan

hambatannya kekurangan waktu dalam proses pembelajaran . (suryono.S.Pd, 22

Maret 2021 )

Dari wawancara yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa sebenarnya

waktu yang singkat dalam pembelajaran tatap muka bukanlah suatu hambatan.

Karena proses pembelajaran yang dilakukan merupakan pembelajaran berbasis

model blended learning yang memadukan antara pembelajaran tatap muka dan

pembelajaran secara online. Sehingga waktu untuk belajar terbagi dua yaitu di

sekolah dan di rumah. Waktu yang diberikan untuk belajar di sekolah yaitu 1 jam

35 menit tanpa jam istirahat sudah dirasa cukup oleh guru PJOK untuk melakukan

proses pembelajaran karena masih ada pembelajaran secara online. Mengenai

waktu yang dinilai cukup singkat pada pembelajaran tatap muka, maka disini guru

harus memanfaatkannya sebaik mungkin untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Seperti yang dijelaskan oleh guru PJOK berikut: Pastinya saya akan menggunakan

kesempatan belajar tatap muka ini sebaik mungkin meskipun singkat, tujuan

pembelajaran harus tetap tercapai. Atau kadang jika dirasa masih belum cukup
69

waktunya, maka kami sebagai guru yang datang ke rumah siswa untuk belajar

bersama. Jadi siswa yang rumahnya deketan bisa berkumpul di satu rumah dan

saya datang ke rumah siswa itu. Istilahnya itu home visit.

Tapi ini dilakukan jarang sekali karena biasanya pembelajaran sudah

tuntas saat menggunakan pembelajaran online kemudian disempurnakan dengan

tatap muka meskipun tidak semaksimal pembelajaran kita pada umumnya

sebelum pandemi. (suryono.S.pd, 22 Maret 2021).

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa guru akan mengupayakan

agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat

tercapai. Guru akan datang ke rumah siswa atau istilahnya guru akan melakukan

home visit ke tempat siswa yang telah ditentukan sebelumnya untuk berkumpul

membahas apa yang memang belum tuntas saat pembelajaran online dan tatap

muka telah dilakukan. Sehingga waktu yang singkat bukanlah suatu hambatan

karena hal itu sudah merupakan kesepakatan bersama untuk dilaksanakan dan

dipatuhi. Maka dari itu guru PJOK mencari solusi lain yaitu dengan melakukan

home visit. Jadi antara pembelajaran online dan tatap muka saling melengkapi

sehingga siswa akan tetap memperoleh pembelajaran dengan baik di masa

pandemi covid-19 ini.

4.2.3 Penilaian Pembelajaran Blended Learning

Penilaian menjadi hal penting dalam suatu pembelajaran, begitu pula

dengan pembelajaran berbasis model blended learning. Berdasarkan observasi

yang dilakukan peneliti penilaian yang dilakukan oleh guru kelas XII ips 2 juga
70

meliputi penilaian secara online dan penilaian pada saat tatap muka. Pada proses

pembelajaran online baik melalui zoom meeting, wa group dan video call, guru

selalu mengamati sikap atau tingkah laku siswa. Dari mulai kehadiran siswa,

kedisiplinan siswa saat masuk room zoom sesuai waktu yang ditentukan,

keaktifan siswa selama proses pembelajaran, respon siswa, hingga bagaimana

posisi duduk siswa dalam pembelajaran. Selain itu pada pembelajaran tatap muka

juga dilakukan penilaian sikap dari proses pembelajaran yang dilakukan di kelas.

Baik saat diskusi, mengemukakan pendapat dan kegiatan-kegiatan lainnya

yang bisa diamati. Seperti yang dijelaskan oleh guru PJOK sebagai berikut :

“Kalau pada pembelajaran tatap mukanya ada penilaian pada proses

pembelajaran, ada penilaian melalui jurnal, lisan atau tulisan. Yang tidak bisa

dilakukan tatap muka, bisa dilakukan melalui daring seperti melalui grup wa atau

video call dan zoom dari situ kita juga bisa melakukan penilaian misalnya pada

penilaian sikap, bagiamana sikap siswa dalam proses pembelajaran, disitu saya

akan menilai mana yang aktif, yang sering merespon dan yang sopan meskipun

pembelajaran dilakukan secara online. ada juga penilaian melalui google form.

Siswa menjawab soal yang ada di google form. Selain itu pengumpulan tugas juga

ada ketentuan waktunya. Jadi dari situ saya juga bisa menilai. Meskipun tugasnya

bener semua tapi tidak mengumpulkan tepat waktu maka nilainya tentu berbeda”

(Suryono.S.Pd,22 Maret 2021)

Berdasarkan penjelasan dari guru PJOK kelas XI ips 2 diatas, penilaian

sikap juga dilaksanakan pada saat proses pembelajaran secara online. Jadi

sebelum memulai pembelajaran biasanya guru mengingatkan bahwa sikap siswa


71

dalam proses pembelajaran akan dinilai oleh guru. Kemudian juga ada

penggunaan google form untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi

yang telah dipelajari. Dalam google form terdapat soal-soal mengenai

pembelajaran yang telah dilakukan. Soal yang dikerjakan siswa merupakan

modifikasi dari soal yang terdapat pada LKPD . Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan peneliti beberapa kali, guru PJOK kelas XI ips 2 juga menilai

kedisiplinan siswa dalam mengumpulkan tugas. Jadi siswa yang mengumpulkan

tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan akan berbeda dengan siswa yang

mengumpulkan tugas melewati batas aturan waktu. Sedangkan penilaian

keterampilan dapat diamati saat melakukan kegiatan praktik di sekolah. Selain itu

dapat pula dilihat dari karya atau produk yang dihasilkan oleh siswa berdasarkan

tugas yang diberikan yang kemudian diunggah siswa melalui media online atau

dikumpulkan kepada guru saat pembelajaran tatap muka. Berdasarkan observasi

yang telah dilakukan oleh peneliti beberapa kali, diketahui bahwa guru PJOK

kelas XI ips 2 melakukan penilaian yang dilakukan pada umumnya yaitu

mencakup penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Yang mana pengamatannya dilakukan secara online dan tatap muka. Guru

memodifikasi alat penilaian untuk menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Guru

menggunakan google form untuk mengevaluasi pemahaman siswa. Penilaian

sikap diamati guru pada saat pembelajaran tatap muka dan pembelajaran

online.Pada pembelajaran online guru akan mengamati tingkah laku serta respon

siswa selama pembelajaran online. Selain itu guru juga tetap memilki jurnal

penilaian sikap yang berisi catatan guru mengenai sikap siswa baik pada
72

pembelajaran tatap muka maupun online yang diamati guru secara mendetail.

Sementara penilaian keterampilan diamati guru melalui kegiatan praktik yang

dilakukan pada saat pembelajaran tatap muka. Guru juga melakukan penilaian

melalui kinerja atau hasil produk yang telah siswa buat pada tugas tertentu.

(Observasi, 22 maret 2021 ).

Dalam melakukan penilaian pada masa pandemi covid-19 ini guru kelas

sedikit terkendala jika siswa tidak mengikuti pembelajaran yang dilakukan.

Seperti yang dikatakan oleh guru PJOK kelas XI ips 2 berikut: “Saya kesulitan

melakukan penilaian jika siswanya tidak pernah hadir. Pada pembelajaran online

jarang ikut, terus pada pembelajaran tatap muka juga jarang ikut. Kadang

alasannya tidak masuk akal, ada yang bilang jaga adik lah. Adalah beberapa siswa

yang seperti itu”. (Suryono.S.Pd, 22 maret 2021 )

Jika siswa tidak ikut dalam proses pembelajaran, tentu saja guru akan

bingung bagaimana cara guru akan memberikan nilai pada siswa tertsebut. Dari

mana nilai itu akan diperoleh. Hal ini dikarenakan motivasi belajar siswa pada

masa pandemi covid -19 memang berbeda pada saat pembelajaran konvensional

biasanya. Meskipun pada pembelajaran blended learning juga terdapat

pembelajaran tatap muka, kadang siswa juga ada yang tidak datang. Karena

situasinya berbeda dari yang biasanya setiap hari ke sekolah, kemudian saat ini

hanya hari-hari tententu. Sehingga membuat siswa terbiasa untuk tidak datang ke

sekolah. Namun ini hanya terjadi pada beberapa siswa. Oleh sebab itu diperlukan

peran orang tua dalam memberikan motivasi dan perhatian orang tua/wali siswa

untuk memperhatikan pendidikan anaknya. Inilah salah satu upaya yang dilakukan
73

guru PJOK untuk mengatasi masalah kehadiran siswa. Lebih lengkapnya sebagai

berikut : “Kalau masalah itu saya sih biasanya memanggil orang tuanya,

memberikan nasihat pada mereka untuk memperhatikan pendidikan anaknya.

Karena orang tuanya lah yang bisa memantau siswa di rumah. Nah semenjak saya

beri nasihat itulah, ada perubahan pada siswa itu. Jadi intinya peran orang tua

sangat penting”. (suryono.S.Pd, 22 maret 2021)

Sebenarnya penilaian pembelajaran blended learning ini sama saja seperti

penilaian pada pembelajaran pada umumnya. Hanya saja saat ini sedang berada di

masa pandemi sehingga guru kadang kesulitan untuk mengamati siswa.

Kesempatan untuk mengamati siswa sangat terbatas. Oleh sebab itu guru PJOK

kelas XI ips 2 selalu menggunakan setiap kesempatan belajar sebaik-baiknya.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan beberapa kali mengenai hasil

penilaian dari pembelajaran blended learning, guru mengungkap kan bahwa: “Jika

dibandingkan dengan hasil pembelajaran di masa normal dalam satu minggu,

memang hasilnya tidak seoptimal pada pembelajaran masa normal. Tapi dengan

penggunaan model ini ada belajar pakai wa, zoom terus tatap muka jadi hasilnya

alhamdulillah tidak terlalu menurun karena kegiatannya cukup memadai untuk

nilai yang baik”. ( 22 maret 2021) Pembelajaran dengan model blended learning

memfasilitasi siswa untuk memperoleh pembelajaran dengan baik di masa

pandemi.

Meskipun nilai siswa lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai siswa di

masa normal. Karena pada dasarnya keadaan pandemi ini membuat semua

kegiatan belajar mengajar menjadi berubah sehingga siswa perlu penyesuaian


74

terlebih dahulu. Namun setidaknya dengan model pembelajaran ini, hasil belajar

siswa tidak jauh menurun dikarenakan adanya pandemi covid-19. Model blended

learning ini dijadikan alternatif atau solusi dalam pembelajaran di masa darurat

covid-19 untuk dapat memperoleh pembelajaran dengan optimal. Model

pembelajaran blended learning ini dinilai cocok atau tepat untuk diterapkan saat

ini. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari kepala sekolah mengenai penerapan

model pembelajaran blended learning bahwa : “Karena masanya pandemi jadi ya

itulah jalan keluar mau tidak mau harus kita jalankan agar siswa dapat terus

belajar, meskipun hasilnya tidak semaksimal pembelajaran pada masa sebelum

pandemi. Namun blended learning adalah yang terbaik dilakukan saat ini”. (22

maret 2021)

Berdasarkan beberapa wawancara yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran blended learning merupakan jalan terbaik

atau jalan keluar yang dapat dilakukan saat ini. Semua pihak menanggapi dengan

baik proses pembelajaran blended learning yang dilakukan.Tidak terkecuali para

siswa yang rata-rata mengungkapkan bahwa mereka menyukai proses

pembelajaran yang djalankan saat ini. Karena menurut perwakilan siswa jika

belajar di rumah terus akan menjadi bosan. Selain itu, siswa dapat memperoleh

pembelajaran dengan baik melalui pembelajaran secara online dengan berbagai

media online seperti zoom meetings , wagroup ,video call dilanjutkan dengan

pembelajaran tatap muka sesuai waktu yang telah ditentukan meskipun tidak

seoptimal pada pembelajaran di masa normal.


75

4.3 Pembahasan

Dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa di masa pandemi covid-19,

maka diperlukan model pembelajaran yang dapat diterapkan dimasa pandemi saat

ini. Menurut Dwiyanto (2020:3), pembelajaran yang bisa dilakukan guru dan

siswa dengan mudah serta memenuhi standar protokol kesehatan, salah satunya

yang dapat diterapkan pada masa pandemi ini adalah blended learning.

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian yang dilakukan peneliti bahwa SMA

NEGERI 4 TEBO khususnya di kelas XI ips 2 telah menerapkan model

pembelajaran blended learning.

Hal ini dapat dilihat dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian yang

dilakukan pada implementasi model pembelajaran blended learning di kelas XI

ips 2 pada masa pandemi covid-19. Penerapan model pembelajaran blended

learning di kelas XI ips 2 bertujuan untuk memperoleh kemudahan proses

pembelajaran selama masa pandemi covid- 19 dengan memanfaatkan kemajuan

dan kecanggihan teknologi. Hal ini sesuai dengan pendapat Husamah (2014:7)

“blended learning menggabungkan ciri-ciri terbaik dari pembelajaran di kelas

(tatap muka) dan ciri-ciri terbaik pembelajaran online untuk meningkatkan

pembelajaran mandiri secara aktif oleh siswa dan mengurangi jumlah waktu tatap

muka”. Dengan adanya model pembelajaran blended learning yang diterapkan,

sehingga memberikan peluang bagi siswa dan guru untuk melakukan

pembelajaran secara mandiri. Jadwal pembelajaran terbagi antara pembelajaran

tatap muka dan online. Dimana pembelajaran tatap muka digunakan guru untuk

melibatkan siswa pada pengalaman interaktif seperti diskusi atau kerja sama.
76

Sedangkan pembelajaran online digunakan guru untuk pemberian materi

dengan sumber belajar yang sangat luas. Siswa boleh mencari sumber belajar

dimana pun. Berdasarkan hasil temuan peneliti pada observasi yang dilakukan

tanggal 2 februari 2021, dapat diketahui guru sudah menyiapkan perangkat

pembelajaran di kelas seperti biasanya yaitu berupa prota, promes, silabus, RPP

hingga LKPD. RPP yang digunakan di kelas XI ips 2 memuat tahapan model

pembelajaran blended learning. Terdapat tahapan seeking of information,

acquisition of information dan synthesizing of knowledge dalam kegiatan

pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran merupakan hal yang paling mendasar dalam

sebuah proses pembelajaran. Peran yang dilakukan oleh guru dalam melakukan

perencanaan pembelajaran adalah dengan membuat perangkat pembelajaran. Hal

ini sesuai dengan pendapat oleh Hilayati 2013: 24) bahwa perangkat pembelajaran

merupakan beberapa persiapan yang disusun oleh guru agar pelaksanaan dan

evaluasi pembelajaran dapat dilakukan secara sistematis dan memperoleh hasil

seperti yang diharapkan. Dalam konferensi pers 7 Agustus lalu, Mendikbud

Nadiem Makarim menyampaikan bahwa sekolah memilki tiga opsi kurikulum

yang dapat diambil dalam kondisi darurat atau kondisi khusus di tengah

pelaksanaan pembelajaran pada masa pandemi covid-19, diantaranya :

a. Tetap menggunakan dan mengacu pada keseluruhan KD dalam Kurikulum

2013 yang tertuang dalam Permendikbud No. 37 tahun 201

b. Menggunakan dan mengacu pada Kompetensi Dasar yang di sederhanakan

Kepmen No. 719/P/2020 dan SK Balitbang 018/H/KR/2020.


77

c. Menggunakan dan mengacu pada Kompetensi Dasar hasil penyederhanaan

kurikulum secaramandiri. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan

oleh peneliti pada tanggal 22 maret 2021, SMA NGERI 4 TEBO di kelas

XI IPS 2, guru memilih opsi ketiga yaitu menggunakan dan mengacu pada

Kompetensi Dasar hasil penyederhanaan kurikulum secara mandiri.

Hal ini dapat dilihat dari RPP yang digunakan guru tersebut. Guru

menyederhanakan tujuan pembelajaran untuk menyesuaikan kondisi saat ini

dengan kebutuhan siswanya. Guru juga menyediakan bahan ajar yang dapat

digunakan pada model pembelajaran blended learning. Guru juga mendesain

sendiri bahan ajar melalui berbagai media online atau offline. Misalnya bahan ajar

yang digunakan dapat diakses oleh siswa, seperti video pembelajaran atau power

point yang berisi rangkumanmateri. Husamah (2014: 27) menyebutkan ada enam

tahapan dalam merancang pembelajaran blended learning agar hasilnya optimal.

Adapun tahapan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan macam dan materi bahan ajar. Dalam tahapan ini perlu

dipersiapkan bahan ajar yang memenuhi syarat pembelajaran jarak jauh

(PJJ). Karena pada model pembelajaran blended learning, bahan ajar

sebaiknya dirancang agar dapat dipelajari sendiri oleh siswa, dapat

dipelajari dengan cara berinteraksi melalui tatap muka dan dapat dipelajari

dengan cara berinteraksi melalui pembelajaran online.

2. Menetapkan rancangan blended learning yang digunakan. Dalam tahapan

ini rancangan pembelajaran harus dapat memuat komponen pembelajaran

daring atau PJJ dan pembelajaran tatap muka perlu disusun Rencana
78

Pelaksanaan Pembelajaran yang berbasis pada model pembelajaran

blended learning.

3. Tetapkan format pembelajaranonline. Pada tahapan ini perlu diidentifikasi

media online apa yang akan digunakan pada pembelajaran daring.

4. Lakukan uji coba terhadap rancangan yang dibuat. Hal ini perlu dilakukan

agar dapat diketahui apakah rancangan pembelajaran yang dibuat dapat

terlaksana dengan mudah atau sebaliknya

5. Menyelenggarakan blended learningdengan baik

6. Menyiapkan kriteria untuk melakukan evaluasi pelaksanaan blended

learning.

Berdasarkan teori perencanaan diatas, peneliti telah melakukan

pengamatan terhadap guru PJOK kelas XI ips 2. Dimana guru sudah menetapkan

materi dan bahan ajar yang akan digunakan yang tentunya dapat diakses oleh

siswa. Guru menetapkan rancangan pembelajaran blended learning yang memuat

pembelajaran tatap muka dan online. Guru PJOK kelas XI IPS 2 juga telah

menetapkan format pembelajaran online yang digunakan yaitu menggunakan

media online seperti zoom meeting, whatsapp group dan video call. Selain itu

guru juga menyiapkan penilaian pembelajaran dengan menggunakan googleform.

Dari beberapa kali pengamatan yang telah dilakukan peneliti dapat diketahui

bahwa kemampuan guru PJOK kelas XI IPS 2 dalam merencanakan

pembelajaran blended learning sudah cukup baik.

Guru memilki keterampilan yang baik dalam menyiapkan pembelajaran.

Hal ini sesuai dengan teori oleh Husamah yang telah dipaparkan. Namun
79

berdasarkan pengamatan peneliti, kemampuan guru dalam menyiapkan bahan ajar

masih terbatas karena bentuk atau bahan ajar yang ditampilkan kurang bervariasi.

Misalnya saat guru menggunakan ppt sebagai bahan ajar, maka untuk muatan

pembelajaran yang lain biasanya guru juga menggunakan template ppt yang sama

sehingga siswa akan bosan jika melihat tampilan yang sama meskipun materi

yang akan disampaikan berbeda. Namun keterampilan guru sudah dinilai cukup

baik dalam menyiapkan pembelajaran. Karena guru PJOK kelas XI Ips 2 tidak

bosan untuk terus belajar menggunakan teknologi dan terus berusaha menyiapkan

pembelajaran blended learning yang optimal. Berdasarkan hasil pengamatan yang

dilakukan oleh peneliti beberapa kali, diketahui bahwa penerapan model blended

learning di kelas XI ips 2 telah mencakup semua komponen dalam pembelajaran

blended learning yaitu pembelajaran online yang dilakukan dengan menggunakan

media online seperti zoom meeting, video call melalui whatsapp dan whatsapp

group. Siswa dan guru berinteraksi secara tidak langsung melalui media-media

tersebut dan melaksanakan pembelajaran dengan tahapan blended learning.

Komponen pembelajaran tatap muka dilakukan untuk pendalaman materi

apabila masih ada materi yang belum dipahami pada pembelajaran online. Selain

itu, pembelajaran tatap muka juga dimanfaatkan untuk kegiatan praktik.

Sementara untuk komponen belajar mandiri, siswa diminta untuk mengerjakan

tugas yang biasanya dijemput di hari Senin atau juga dapat mengerjakan tugas

yang diberikan melalui media online Namun dalam penelitian ini peneliti

menggabungkan komponen pembelajaran online dengan belajar mandiri. Karena

pada dasarnya belajar mandiri akan mengarah pada pembelajaran jarak jauh yang
80

nantinya juga melibatkan penggunaan media online dalam proses

pembelajarannya. Hasil pengamatan tersebut sesuai dengan pendapat oleh

Istiningsih dan Hasbullah (2015: 68) yang menyebutkan bahwa komponnen-

komponen pembelajaran blended learning diantaranya :

a. Online learning yaitu lingkungan pembelajaran yang menggunakan

teknologi internet dalam mengakses materi pembelajaran,

b. Pembelajaran tatap muka (face to face learning) mempertemukan guru

dengan siswa dalam satu ruangan untuk belajar

c. Belajar mandiri (individualizad learning) yaitu siswa dapat belajar

mandiri dengan cara mengakses informasi atau materi pembelajaran

secara online via internet.


BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai implementasi model pembelajaran

blended learning pada mata pelajaran PJOK di SMA NEGERI 4 TEBO di masa

pandemi covid- 19 dapat disimpulkan bahwa : Model pembelajaran blended

learning dinilai dapat dijadikan alternatif atau solusi pembelajaran di masa

pandemi covid-19. Perencanaan pembelajaran disusun secara sistematis oleh guru.

Dimulai dari menyiapkan perangkat pembelajaran seperti Prota, Promes, Silabus,

RPP hingga LKPD yang sesuai dengan pembelajaran blended learning. Guru juga

mengatur jadwal pembelajaran antara pembelajaran online dan tatap muka.

Bahkan guru juga menyiapkan media belajar khusus untuk pembelajaran online

seperti video pembelajaran dari youtube dan power point. Guru selalu mengecek

kelengkapan protokol kesehatan siswa pada saat pembelajara tatap muka.

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di kelas XI b sudah sesuai

dengan sintaks pada pembelajaran blended learning. Baik pada pembelajaran tatap

muka maupun pada pembelajaran secara online sudah memenuhi sintaks atau

tahapan dalam pembelajaran blended learning yaitu, seeking of information,

acquisition of information dan shyntesizing of knowledge . Guru menyusun

langkah kegiatan pembelajaran dengan sistematis dan teratur. Selanjutnya pada

penilaian pembelajaran blended learning, guru melakukan penilaian seperti biasa

yaitu penilaian sikap, pengetahuan maupun keterampilan yang diamati secara

81
82

online dan tatap muka. Seperti penilaian pengetahuan diamati melalui instrumen

soal di google form, sikap siswa diamati baik pada pembelajaran online maupun

tatap muka dan guru memilki jurnal mengenai penilaian sikap siswa. Penilaian

keterampilan diamati melalui kegiatan praktik yang dilakukan pada saat

pembelajaran tatap muka. Guru juga melakukan penilaian melalui kinerja atau

hasil produk yang telah siswa buat pada tugas tertentu. Siswa dapat memperoleh

pembelajaran dengan baik meskipun tidak seoptimal pada pembelajaran di masa

normal. Namun proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dengan model

pembelajaran blended learning ini. Oleh sebab itu model pembelajaran blended

learning ini dapat dapat dikatakan sebagai solusi pembelajaran di masa pandemi

covid-19.

5.2 Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, adapun implikasi dari skripsi ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagi sekolah dapat dijadikan sebagai acuan dalam menerapkan kebijakan

pembelajaran kombinasi atau blended learning yang terdiri dari

pembelajaran tatap muka dan online.

2. Menambah pengetahuan guru tentang implementasi model pembelajaran

blended learning di sekolah dasar pada masa pandemi covid-19.

3. Skripsi ini menjadi sumber referensi bagi penelitian yang berkaitan dengan

implementasi model pembelajaran blended learning di sekolah dasar.


83

5.3 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang

penulis ingin sampaikan sebagai berikut :

1. Bagi sekolah hendaknya dapat memaksimalkan sarana dan prasarana

sekolah dalam penerapan model pembelajaran blended learning,

khususnya dimasa pandemi ini, hendaknya sekolah menyediakan wifi

untuk meningkatkan konektivitas agar dapat dimanfaatkan dalam

pembelajaran online .

2. Dikarenakan model pembelajaran blended learning, dapat dijadikan

alternatif atau solusi pembelajaran dimasa pandemi covid-19, maka guru

harus ikut berperan dalam mensosialisasikan konsep model pembelajaran

blended learning kepada warga sekolah agar penggunaan model ini dapat

diimplementasikan oleh guru lainnya.

3. Penelitian ini bagi lembaga terkait khususnya lembaga pendidikan dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan-

kebijakan baru dalam dunia pendidikan. Misalnya dapat dijadikan dasar

dalam penyusunan pembelajaran yang terintegrasi dengan nilai-nilai

teknologi edukasi.
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, M., Chamalah, E., Wardani, O. P. 2013. Model dan metode pembelajaran
di sekolah. Semarang: Unissula Press.
Akkoyunlu, B., & Yılmaz-Soylu, M. (2008). Development of a scale on learners'
views on blended learning and its implementation process. The
Internet and Higher Education, 11(1), 26-32.
Alfabeta Onta, M. R. 2018. Efektivitas Penerapan Model Blended learning
Dengan Menggunakan Media Pembelajaran Quipper School
Ditinjau Dari Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X
Tkj-A Smk Asisi Jakarta Tahun Ajaran 2017/2018.
Alfabeta Sadikin, A., & Hamidah, A. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah
Wabah Covid-19. Biodik, 6(2), 214-224.
Amrizal, R. (2016). Implementasi Pembelajaran Berbasis Blended Pada Mata
Pelajaran Matematika Kelas Viii Mts Negeri Pemalang Tahun
Ajaran 2015/2016 (Doctoral dissertation, Universitas Negeri
Semarang).
Ansori, M. (2018). Desain dan Evaluasi Pembelajaran Blended Learning Berbasis
Whatsapp Group (WAG).
Astini, N. K. S. (2020). Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
Tingkat Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid- 19.
LAMPUHYANG, 11(2), 13-25.
Bentri, A., Hidayati, A., & Rahmi, U. (2018). Model Instrumen Penilaian Blended
learning Di Perguruan Tinggi.
Dewi, W. A. F. (2020). Dampak Covid-19 terhadap implementasi pembelajaran
daring di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1),
55-61.
Dirasah: Jurnal Studi Ilmu dan Manajemen Pendidikan Islam, 1(1), 120-134.
Arifin, Zainal.2011. Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Dwiyanto. Menyiapkan Pembelajaran dalam memasuki”New Normal” dengan
Blended learning. Diakses pada 12 September 2020 dari :
Hendarita, Y. Model pembelajaran blended learning dengan media blog. diakses
pada 21 September 2020 dari
Hilayati, H. (2013). Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kecamatan Tanjung Lubuk
Kabupaten Ogan Komering Ilir (Doctoral Dissertation, Universitas
Islam Negeri Raden Fatah Palembang).
Hilayati,H.(2013). Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kecamatan Tanjung Lubuk
Kabupaten Ogan Komering Ilir (Doctoral Dissertation, Universitas
Islam Negeri Raden Fatah Palembang).Husamah,H.2014.
Pembelajaran bauran (Blended learning). Malang: Prestasi Pustaka.
http://lpmplampung.kemdikbud.go.id/po-
content/uploads/New_Normal_Blended_Learning_artikel_sec.pdf.

84
85

https://sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif/assets/file_upload/pengantar/pdf/p
engantar_3.pdf
Husamah, H. 2014. Pembelajaran bauran (Blended learning).Malang: Prestasi
Pustaka.
Indrawati.2011. Model-model pembelajaran implementasinya dalam
pembelajaran fisika. Jember: Universitas Jember.
Indrawati.2011.Model-model pembelajaran implementasinya dalam pembelajaran
fisika. Jember: Universitas Jember.
Irwandi (2019) SURVEI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
JASMANI DAN OLAHRAGA DI SMA NEGERI 2 CAMBA
KABUPATEN MAROS (Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Negeri Makassar )
Istiningsih,S.,& Hasbullah, H. (2015).Blended learning, Trend Strategi
Pembelajaran Masa Depan. Jurnal Elemen, 1(1), 49-56. Maryono,
M., Budiono, H., & Okha, R. (2018). Implementasi Pendidikan
Karakter Mandiri Di Sekolah Dasar. Jurnal Gentala Pendidikan
Dasar, 3(1), 20-38.
Komariah, A. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Setyosari, P.
2015. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Malang :
Prenamedia Group. Sugiyono. 2017. Metode penelitian kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Munir. 2012. Pembelajaran Jarak jauh Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Bandung : Alfabeta.
Munir. 2012.Pembelajaran Jarak jauh Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Bandung : Alfabeta.
Munir. 2015. Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung :
Alfabeta. Munir. 2017.Pembelajaran Digital. Bandung:
Sari, Maharani. Update Kasus Covid-19 di Indonesia. Diakses pada 18 September
2020 dari
https://nasional.kompas.com/read/2020/09/18/15161651/update-
bertambah-3891-kini-ada-236519-kasus-covid-19-di-
indonesia?page=all Satori,D.,
Satori, D., Komariah, A. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Setyosari, P. 2015. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Malang :
Prenamedia Group. Sugiyono. 2017. Metode penelitian kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Syarifuddin, S. (2019). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Talking Stick pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Di Kelas X SMA Negeri 19 Makassar (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).
Syarifuddin, S. (2019). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Talking Stick pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Di Kelas X SMA Negeri 19 Makassar (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).
Yantoro, Y., & Kurniawan, A. R. (2020). Implementasi Pak Buya (Pembelajaran
Aktif dan Budaya Baca) Mewujudkan Excelennce School di
86

Sekolah Dasar. ELSE (Elementary School Education Journal):


Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 4(2), 144-156.
Yuniarto, E. (2015). Penerapan Evaluasi pada Blended learning Berbasis Moodle
dalam Pembelajaran Kimia di Perguruan Tinggi. Likhitaprajna,
17(2), 65- 85.
Yuniarto, E. (2015). Penerapan Evaluasi pada Blended learning Berbasis Moodle
dalam Pembelajaran Kimia di Perguruan Tinggi. Likhitaprajna,
17(2), 65- 85.
LAMPIRAN

87
88

Lampiran 1 Instrumen pengumpulan data

No Indikator Sub indikator Hasil pengamatan

Rencana pelaksanaan

1 pembelajaran (RPP) model

Perencana pembelajaranblende

an learning.

pembelajar Pembagian waktu dalam

2 an blended pembelajaran blended

learning learning.

Sarana dan prasarana yang

3 Dibutuhkan untuk

pembelajaran dengan

model blended learning.

Seeking of information

4 (pencarian informasi)

Acquisition of information
Pembelajar
5 (mendiskusikan informasi)
an
Synthesizing of knowledge
online
6 (mengkonstruksi/merekonstr

uksi pengetahuan)

Seeking of information
89

7 (pencarian informasi)

Pembelajaran Acquisition of information

8 tatap muka (mendiskusikan informasi)

Synthesizing of knowledge

9 (mengkonstruksi/merekonstr

uksi pengetahuan)

10 Penilaian sikap

Penilaian

11 pembelajar Penilaian

an blended pengetahuan

learning

12 Penilaian

keterampilan
90

Lampiran 2: Instrumen ( Wawancara dengan Kepala Sekolah)

Nama Informan

NIP

Jabatan

Tgl. Pelaksanaan

No. Pertanya Keterangan

an

1 Apa alasan ibu menerapkan model

pembelajaran blended learningdi sekolah

ini pada masa pandemi

covid-19

2 Apa saja yang perlu dipersiapkan untuk

proses pembelajaran menggunakan model

blended learning ?

3 Bagaimana perencanaan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran blended

learning?

4 Bagaimana proses pembelajaran

pembelajaran online yang dilakukan di

sekolah ini?

5 Menurut ibu, apa saja sarana dan prasarana


91

sekolah yang mendukung pembelajaran

pembelajaran online?

6 Apa kesulitan yang ibu jumpai dalam

penerapanpembelajaran pembelajaran

online?

7 Apa saja upaya yang ibu dilakukan sebagai

kepala sekolah untuk mengatasi kendala

dalam pembelajaran pembelajaran online?

8 Apa alasan ibu menerapkan pembelajaran

tatap muka di tengah pandemi covid-19?

9 Menurut ibu apa sekolah memenuhi kriteria

untuk melakukan pembelajaran tatap

muka pada masa pandemi covid-19?

10 Apa saja hambatan atau kendala yang ibu

hadapi dalam penerapan pembelajaran tatap

muka di masa pandemi ini?

11 Bagaimana upaya yang ibu lakukan untuk

mengatasi kendala dalam pembelajaran tatap

muka ?

12 Apa tanggapan ibu mengenai proses

pembelajaran yang dilakukan dengan

menggunakan model pembelajaran

blended learning?
92

Lampiran 3: (Lembar Pedoman Wawancara dengan Guru)

Nama Informan

NIP

Jabatan

Tgl. Pelaksanaan

No. Pertanya Keterangan

an

1 Apa alasan ibu menggunakan model

pembelajaran blended learningpada masa

pandemi covid-19

2 Apa saja yang perlu dipersiapkan untuk

proses pembelajaran menggunakan model

blended learning ?

3 Bagaimana perencanaan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran blended

learning?

4 Bagaimana proses pembelajaran

pembelajaran online yang ibu lakukan ?

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang

dilakukan pada pembelajaran online masa


93

pandemi covid-19?

6 Menurut ibu, apa saja sarana dan prasarana

sekolah yang mendukung pembelajaran

online?

7 Apa kesulitan yang ibu jumpai

dalam penerapanpembelajaran

online?

8 Apa saja upaya yang dilakukan ibu untuk

mengatasi kendala dalam pembelajaran

pembelajaran online?

9 Apa alasan ibu menerapkan pembelajaran

tatap muka di tengah pandemi covid-19?

10 Apa saja tahapan pembelajaran yang

dilakukan pada pembelajaran tatap

mukamasa pandemi covid-19?

11 Menurut ibu apa sekolah memenuhi kriteria

untuk melakukan pembelajaran tatap

muka pada masa pandemi covid-19?

12 Apa saja hambatan atau kendala yang ibu

hadapi dalam penerapan pembelajaran tatap

muka di masa pandemi ini?

13 Bagaimana upaya yang ibu lakukan untuk


94

mengatasi kendala dalam pembelajaran tatap

muka ?

14 Bagaimana sistem penilaian yang dilakukan

pada model pembelajaran blended learning?

15 Bagaimana hasil penilaian dari pembelajaran

blended learning?

16 Apa kesulitan yang ibu hadapi dalam

melakukan penilaian dengan model

pembelajaran blended learning?

17 Bagaimana upaya yang ibu lakukan untuk

mengatasi kendala dalam penilaian

pembelajaran blended learning?

18 Apa tanggapan ibu mengenai proses

pembelajaran yang dilakukan dengan

menggunakan model pembelajaran blended

learning?
95

Lampiran 4: (Lembar Pedoman Wawancara dengan Siswa)

Nama Informan

Kelas

Tgl. Pelaksanaan

No. Pertanya Keterangan

an

1 Apa saja tahapan pembelajaran yang

dilakukan pada pembelajaran pembelajaran

online pada masa pandemi covid-19?

2 Menurut ananda apa saja sarana dan

prasarana sekolah yang mendukung

pembelajaran pembelajaran online?

3 Apa kesulitan yang ananda jumpai dalam

penerapan pembelajaran pembelajaran

online?

4 Apa saja upaya yang dilakukan ananda

untukmengatasi kendala dalam pembelajaran

pembelajaran online?

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang

dilakukan pada pembelajaran tatap

mukamasa pandemi covid-19?


96

6 Menurut ananda mengapa diperlukan

pembelajaran tatap muka pada masa pandemi

covid-19?

7 Menurut ananda apa sekolah memenuhi

kriteria untuk melakukan pembelajaran

tatap muka pada masa pandemi covid-19?

8 Apa kendala atau hambatan yang ananda

temui pada pembelajaran tatap muka?

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan oleh

ananda untuk mengatasi kendala yang ada ?

10 Bagaimana pendapat ananda tentangproses

pembelajaran blended learning yang sedang

dilakukan saat ini?


97

Lampiran 5: Hasil Temuan Observasi 2 (22-28 maret 2021)

No Indikator Sub indikator Hasil pengamatan

Perangkat pembelajaran RPP yang digunakan dikelas XI

blended learning. ips 2 menggunakan model

pembelajaran blended learning.

Dalam langkah kegiatannya


1
sudah termuat tahapan belajar

blended learning yaitu seeking

of information, acquisition of

information, synthesizing

knowledge.

Pembagian waktu Pembagaian waktu antara belajar

Perencana dalam pembelajaran secara online dan tatap muka

an blended leairning. dibagi dalam hari yang berbeda.

pembelajar Yaitu dimana pembelajaran tatap

2 an blended muka dilakukan pada hari selasa

learning dan kamis, selebihnya dilakukan

pembelajaran secara online.

untuk pembelajaran tatap muka

hanya 1 jam 35 menit


98

Bahan ajar yang Bahan ajar yang digunakan

digunakan untuk dalam penerapan model blended

pembelajaran dengan learning ini cukup bervariasi.

3 model blended learning. Mulai dari buku siswa dan buku

guru, video pembelajaran dari

guru, dan sumber belajar online

seperti youtube

Seeking of information Pada pembelajaran online atau,

(pencarian informasi) tahapan ini digunakan saat guru

meminta siswa mencari

4 informasi terkait materi

pembelajaran yang sedang

dilakukan, dan biasanya siswa

mencari informasi tentang

pembelajaran di youtube.

Acquisition of Tahapan ini dilakukan setelah

information tahapan seeking of information

Pembelajar (mendiskusikan dilakukan, dimana setelah siswa

an informasi) mencari informasi tentang materi


5
online pembelajaran, maka guru akan

mengajak siswa untuk berdiskusi

bersama. Biasanya dilakukan di

wa dan zoom meeting.


99

Synthesizing of Tahapan ini dilakukan untuk

knowledge mengetahui pemahaman siswa

(mengkonstruksi/mereko terhadap pembelajaran yang

6 nstr uksi pengetahuan) dilakukan. Dimana bentuk

kegiatanya berupa

pengunggahan tugas baik berupa

video atau rangkuman materi

pembelajaran

melalui media online.

Seeking of Tahapan ini jarang terjadi pada

information (pencarian pembelajaran tatap muka karena

informasi) lebih sering dilakukan pada saat

belajar secara online. Hal ini

dikarenakan waktu yang

7 digunakan cukup singkat pada

pembelajaran tatap muka. Oleh

sebab itu lebih sering digunakan

untuk berdiskusi tentang materi

yang belum tuntas atau belum

dimengerti pada pembelajaran

secara online.
100

Pembelajaran Acquisition of Tahapan ini benar-benar

tatap muka information dimanfaatkan saat belajar tatap

(mendiskusikan muka. dimana siswa sangat

informasi) antusias mengungkapkan hal-hal

yang memang belum mereka


8
pahami. Terlihat mereka benar-

benar menandai halaman-

halaman pada buku siswa

tentang materi yang belum

mereka pahami yang

kemudian dibahas hingga tuntas

bersama guru dan siswa yang

lain.

Synthesizing of Pada tahapan ini siswa

knowledge mendemostrasikan tentang apa

9 (mengkonstruksi/mereko yang telah mereka pahami

nstr uksi pengetahuan) seperti mempresentasikannya ke

depan kelas.

Penilaian sikap dapat diamati

saat melakukan pembelajaran

secara online yaitu dengan

mengamati tingkah laku siswa

10 Penilaian Penilaian sikap selama proses pembelajaran


101

pembelajar berlangsung menggunakan

an blended media online. namun pada saat

learning pembelajaran tatap muka,

penilaian sikap juga diamati oleh

guru meskipun

waktunya terbatas.

Penilaian pengetahuan yang

dilakukan guru saat ini

menggunakan google form untuk

menilai pemahaman siswa pada


Penilaian pengetahuan
materi yang telah dipelajari. Soal
11
di google form diambil dari lkpd

yang kemudian dimodifikasi dan

dimasukkan ke google form.

Penilaian keterampilan diamati

melalui kegiatan praktik baik

12 Penilaian keterampilan dilakukan secara online ataupun

pada saat pembelajaran tatap

muka.
102

Lampiran 6: Hasil Temuan Wawancara (1) dengan Kepala Sekolah

Nama Informan Sri Astuti

NIP 197508212005012003

Jabatan Kepala Sekolah

Tgl. Pelaksanaan 7 febuari 2021

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa alasan ibu menerapkan model Karena untuk memenuhi kebutuhan

pembelajaran blended learning di belajar siswa kan dilarang melakukan

sekolah ini pada masa pandemi pembelajaran tatap muka .dalam skala

covid- 19 besar makanya dilakukan pembelajaran

kombinasi antara tatap muka dan online

2 Apa saja yang perlu dipersiapkan Kami mengatur jadwal pembelajaran

untuk proses pembelajaran blended learning. Karena ini merupakan

menggunakan model blended salah satu bagian penting dalam

learning ? penerapan blended learning. Nah untuk

perangkat pembelajaran dipersiapkan

oleh gurunya sesuai dengan kebutuhan

di kelasnya masing-masing.

3 Bagaimana perencanaan Jadi disini guru menyederhanakan

pembelajaran menggunakan kurikulum sesuai dengan kebutuhan

model pembelajaran blended siswanya. Kemudian guru juga

learning? menyiapkan perangkat pembelajaran

seperti biasanya namun disesuaikan


103

dengan kebutuhan pembelajaran

kombinasi.

4 Bagaimana proses pembelajaran Ada sebagian guru yang menggunakan

pembelajaran online yang zoom, ada yang menggunakan wa, ada

dilakukan di sekolah ini? juga yang memanfaatkan youtube,

kemudian ada juga yang live streaming

melalui facebook. Tapi kebanyakan

mayoritas menggunakan wa.

5 Menurut ibu, apa saja sarana dan Salah satunya kuota gratis. Kuota ini

prasarana sekolah yang sebenarnya ya dari pemerintah, tapi

mendukung pembelajaran yang mencari, mengupayakan adalah

pembelajaran online? sekolah. Sebelumnya masa pandemi

juga guru- guru sudah diberikan laptop

dari sekolah.

6 Apa kesulitan yang ibu jumpai Kesulitannya berasal dari siswanya,

dalam penerapan pembelajaran sementara dari guru hanya sebagian

pembelajaran online? kecil seperti guru yang belum belajar

menggunakan IT sehingga masih

sedikit kebingungan dengan

pembelajaran online. Tapi ini hanya

sebagian kecil. Selain itu masalah


104

koneksi yang kadang tiba-tiba

gangguan.

7 Apa saja upaya yang ibu Kami selalu mengupayakan agar guru

dilakukan sebagai kepala sekolah dapat terus belajar menggunakan

untuk mengatasi kendala dalam teknologi melaui pelatihan-pelatihan.

pembelajaran

pembelajaran online?

8 Apa alasan ibu menerapkan Untuk memenuhi kekurangan dari

pembelajaran tatap muka di belajar online. Karena anak-anak ini

tengah pandemi covid-19? kesulitan dalam mengerjakan tugas jika

dilakukan pembelajaran secara daring

atau online secara terus menerus karena

mereka tidak bisa bertanya secara

langsung

9 Menurut ibu apa sekolah Sudah memenuhi kriteria. Kami dsudah

memenuhi kriteria untuk melakukan rapat dengan orang tua dan

melakukan komite sekolah dan sebagian besar

pembelajaran tatap muka pada meminta untuk dilakukan tatap muka.

masa pandemi covid-19? kami sudah menyiapkan protokol

kesehatan.seperti pencuci tangan,

handsanitizer dan membagikan masker.


105

10 Apa saja hambatan atau kendala Mungkin kendalanya disini kita kurang

yang ibu hadapi dalam penerapan banyak waktu karena sesuai

pembelajaran tatap muka di masa kesepakatan, bahwa pembelajaran tatap

pandemi ini? muka dilakukan hanya boleh 1 jam 35

menit.

11 Bagaimana upaya yang ibu Kita harus memanfaatkan waktu yang

lakukan untuk mengatasi kendala kita punya itu semaksimal mungkin.

dalam pembelajaran tatap muka ? Jadi guru harus pandai menyusun

pembelajaran dengan baik agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan

waktu yang kita miliki tersebut. Intinya

guru harus pandai memanajemen waktu

yang ada.
106

12 Apa tanggapan ibu mengenai Karena masanya pandemi jadi ya itulah

proses pembelajaran yang jalan keluar mau tidak mau harus kita

dilakukan dengan menggunakan jalankan agar siswa dapat terus belajar,

model pembelajaran blended meskipun hasilnya tidak semaksimal

learning? pembelajaran pada masa sebelum

pandemi. Namun blended learning

adalah yang terbaik dilakukan saat ini

13 Bagaimana upaya yang bapak Pastinya saya akan menggunakan

lakukan untuk mengatasi kendala kesempatan belajar tatap muka ini

dalam pembelajaran tatap muka ? sebaik mungkin meskipun singkat,

tujuan pembelajaran harus tetap

tercapai. Atau kadang jika dirasa masih

belum cukup waktunya, maka kami

sebagai guru yang datang ke rumah

siswa untuk belajar bersama. Jadi siswa

yang rumahnya

deketan bisa berkumpul di satu rumah

dan
107

saya datang ke rumah siswa itu.

Istilahnya itu home visit. Tapi ini

dilakukan jarang sekali karena biasanya

pembelajaran sudah tuntas saat

menggunakan pembelajaran online

kemudian disempurnakan dengan tatap

muka meskipun tidak semaksimal

pembelajaran kita pada umumnya

sebelum pandemi

14 Bagaimana sistem penilaian yang Kalau pada pembelajaran tatap

dilakukan pada model mukanya ada penilaian pada proses

pembelajaran blended learning? pembelajaran, ada penilaian melalui

jurnal, lisan atau tulisan. Yang tidak

bisa dilakukan tatap muka, bisa

dilakukan melalui daring seperti melalui

grup wa atau video call dan zoom dari

situ kita juga bisa melakukan penilaian

misalnya pada penilaian sikap,

bagiamana sikap siswa dalam proses

pembelajaran, disitu saya akan menilai

mana yang aktif, yang sering merespon

dan yang sopan meskipun pembelajaran

dilakukan secara online. ada juga


108

penilaian melalui google form. Siswa

menjawab soal yang ada di google

form.

15 Bagaimana hasil penilaian dari Jika dibandingkan dengan hasil

pembelajaran blended learning? pembelajaran di masa normal dalam

satu minggu, memang hasilnya tidak

seoptimal pada pembelajaran masa

normal. Tapi dengan penggunaan model

ini ada belajar pakai wa, zoom terus

tatap muka jadi hasilnya alhamdulillah

tidak terlalu menurun karena kegiatanya

cukup memadai untuk nilai yang baik.

16 Apa kesulitan yang bapak hadapi Saya kesulitan melakukan penilaian jika

dalam melakukan penilaian siswanya tidak pernah hadir. Pada

dengan model pembelajaran pembelajaran online jarang ikut, terus

blended learning? pada pembelajaran tatap muka juga

jarang ikut. Kadang alasannya tidak

masuk akal, ada yang bilang jaga adik

lah. Adalah beberapa siswa yang seperti


109

itu.

17 Bagaimana upaya yang bapak Kalau masalah itu saya sih biasanya

lakukan untuk mengatasi kendala memanggil orang tuanya, memberikan

dalam penilaian pembelajaran nasihat pada mereka untuk

blended learning? memperhatikan pendidikan anaknya.

Karena orang tuanya lah yang bisa

memantau siswa di rumah. Nah

semenjak saya beri nasihat itulah, ada

perubahan pada siswa itu. Jadi intinya

peran

orang tua sangat penting.

18 Apa tanggapan bapak mengenai Kalau menurut saya karena inilah yang

proses pembelajaran yang paling baik dilakukan saat pandemi

dilakukan dengan menggunakan yaitu pembelajaran dengan blended

model pembelajaran blended learning atau

learning? kombinasi karena paling cocokdan tepat

di keadaan saat ini.


110

Lampiran 7: Hasil Temuan Wawancara (3) dengan Guru

Nama Informan Suryono.S.Pd

NIP 196210281982032003

Jabatan Guru Kelas

Tgl. Pelaksanaan 13 februari 2021

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa alasan bapak menggunakan Untuk memenuhi kebutuhan belajar

model pembelajaran blended siswa dengan kondisi saat ini yang

learning pada masa pandemi tidak memadai untuk melakukan

covid-19 pembelajaran seperti biasanya yaitu

full tatap muka. Namun juga tidak

memadai untuk dilakukan

pembelajaran full daring. makanya

lebih tepat dikombinasikan

2 Apa saja yang perlu dipersiapkan Perangkat pembelajarannya dari

untuk proses pembelajaran prota, promes, silabus, pemetaan

menggunakan model blended sampai dengan alat evaluasinya.

learning ? Sama halnya dengan pembelajaran

seperti biasa.

3 Bagaimana perencanaan Perencanaannya sesuai dengan apa

pembelajaran menggunakan yang telah dipersiapkan dari

model pembelajaran blended perangkat pembelajaran yang telah


111

learning? disiapkan. Hanya saja disini ada dua

metode yaitu daring dan tatap muka.

4 Bagaimana proses pembelajaran menggunakan media online berupa

pembelajaran online yang ibu zoom dan wa. Siswa diberikan tugas

lakukan ? seperti mencari informasi atau materi

yang akan dipelajari dan ketika siswa

kesulitan boleh dibantu oleh orang

tua, namun jika masih kesulitan

siswa dibentuk menjadi kelompok

kecil dengan tutor sebaya untuk

dilakukan diskusi, kemudian sebagai

tindak lanjut berikutnya akan

dilakukan pembahasan bersama dan

pelaporan hasil diskusi pada

pembelajaran tatap muka.

5 Apa saja tahapan pembelajaran Kalau online saya biasanya meninta

yang dilakukan pada siswa mengamati video yang saya

pembelajaran online masa berikan atau mencari informasi

pandemi covid-19? terkait materi setelah itu tanya jawab

bersama.

6 Menurut bapak, apa saja sarana sudah ada kuota belajar yang dapat

dan prasarana sekolah yang membantu guru untuk mencari

mendukung pembelajaran online? sumber belajar secara online


112

sementara sumber belajar offline

sudah banyak disediakan di lab

sekolah.

7 Apa kesulitan yang ibu jumpai Kendala utama masih sama ya itulah

dalam penerapan pembelajaran koneksi internet jadi terkadang sulit

online? untuk tersambung dengan zoomnya.

Tapi sekarang jarang terjadi

gangguan

8 Apa saja upaya yang dilakukan Saya akan lebih giat belajar

ibu untuk mengatasi kendala menggunakan IT karena saya sangat

dalam pembelajaran pembelajaran ingin pembelajaran daring ini

online? berjalan dengan maksimal jadi upaya

ynag bisa saya lakukan akan saya

lakukan. Kalau ada siswa kesulitan

maka saya akan bagi menjadi

kelompok dengan tutor sebaya agar

lebih mudah siswa untuk saling

berkomunikasi.

9 Apa alasan bapak menerapkan Karena pembelajaran online yang

pembelajaran tatap muka di memilki keterbatasan dari siswa yang

tengah pandemi covid-19? kurang memliki fasilitas dan materi

pembelajaran yang belum

tersampaikan sepenuhnya secara


113

daring.

10 Apa saja tahapan pembelajaran Seperti biasanya pastinya kami

yang dilakukan pada mengecek kelengkapan protokol

pembelajaran tatap muka masa kesehatan. Seperti biasa disampaikan

pandemi covid-19? terlebih dahulu

tujuan

pembelajarannya lalu dilanjutkan

langsung pada kegiatan inti saja

seperti memulai diskusi tentang

pembelajaran sebelumnya kemudian

demonstrasi atau mengemukakan

hasil diskusi di depan kelas oleh

siswa-siswa.

11 Menurut bapak apa sekolah Sudah. Protokol kesehatan yang ada

memenuhi kriteria untuk di sekolah ini bisa dilihat secara

melakukan pembelajaran tatap langsung. Kami sudah menyediakan

muka pada masa pandemi covid- tempat pencuci tangan beserta sabun,

19? di beberapa bagian sekolah,

kemudian siswa dan guru harus

selalu menggunakan masker atau

face shield,
114

12 Apa saja hambatan atau kendala Masih ada siswa yang lupa memakai

yang bapak hadapi dalam masker ke sekolah.

penerapan pembelajaran tatap

muka di masa pandemi ini?

13 Bagaimana upaya yang bapak Menggunakan kesempatan belajar

lakukan untuk mengatasi kendala tatap muka ini sebaik mungkin

dalam pembelajaran tatap muka ? meskipun singkat, tujuan

pembelajaran harus tetap tercapai.

Atau kadang jika dirasa masih belum

cukup waktunya, maka kami sebagai

guru yang datang ke rumah siswa

untuk belajar bersama.

14 Bagaimana sistem penilaian yang Penilaian dilakukan secara langsung

dilakukan pada model saat tatap muka dan saat belajar

pembelajaran blended learning? online. semua aspek akan dinilai

selama proses pembelajaran

berlangsung.

15 Bagaimana hasil penilaian dari Hasil belajar siswa cukup baik untuk

pembelajaran blended learning? pembelajaran di masa pandemi. Tapi

jika dibandingkan dengan

pembelajaran di masa normal tentu

saja masih kurang


115

Lampiran 8: Hasil Temuan Wawancara (1) dengan Siswa

Nama Informan Cici

Kelas XI ips 2

Tgl. Pelaksanaan 23 Maret 2021

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran Video call lewat wa, terus diskusi

yang dilakukan pada tentang materi pembelajaran, kadang

pembelajaran pembelajaran g diskusi dengan kelompok kecil

online pada masa pandemi covid- misalnya ngumpul dirumah satu

19? orang

2 Menurut ananda apa saja sarana Sudah karena ada kuota dari

dan prasarana sekolah pemerintah yang dijelaskan dari

yang mendukung sekolah

pembelajaran pembelajaran

online?

3 Apa kesulitan yang ananda Kesulitannya pada pembelajara

jumpai dalam matematika

penerapanpembelajaran kalo daring jadi kurang paham

pembelajaran online?

4 Apa saja upaya yang ananda Belajar terus dengan rajin bertanya

untuk mengatasi kendala dalam sama orang tua, teman dan guru.

pembelajaran pembelajaraonline?
116

5 Apa saja tahapan pembelajaran Bahas materi yang belum dipahami

yang dilakukan pada pembelajaran terus diskusi kemudian terkadang

tatap mukamasa pandemi covid- maju kedepan kelas untuk

19? menjelaskan hasil diskusi

6 Menurut ananda mengapa Karena sebagai pelengkap dari

diperlukan pembelajaran tatap belajar daring, jadi kalau tidak

muka pada masa pandemi covid- paham pas belajar daring bisa

19? dibahas

saat belajar tatap muka

7 Menurut ananda apa sekolah Sudah, kami selalu pakai masker dan

memenuhi kriteria untuk cuci tangan

melakukan pembelajaran

tatap muka pada

masa pandemi covid-19?

8 Apa kendala atau hambatan yang Tidak ada kendala pak, malah lebih

ananda temui pada pembelajaran enak belajar sama- sama di sekolah

tatap muka?

9 Bagaiamana upaya yang Kalo misalnya tidak tau tentang

dilakukan oleh ananda untuk materi pembelajaran.

mengatasi kendala yang ada ? Saya akan langsung bertanya kepada

guru

10 Bagaimana pendapat ananda Suka karena ada belajar dirumah

tentang proses pembelajaran mengguanakan hp dan disekolah jadi


117

Nama Informan Ulan

Kelas XI ips 2

Tgl. Pelaksanaan 23 Maret 2021

No. pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran Disuruh cari video atau materi

yang dilakukan pada pembelajaran tentang pembelajaran yang sedang

pembelajaran online pada masa dipelajari, terus dibahas sama-sama

pandemi covid-19? dengan bapak sama teman-teman

yang lain juga melalui grup wa

2 Menurut ananda apa saja sarana dan Sudah ada kuota internet yang

prasarana sekolah yang mendukung diberikan setiap bulan

pembelajaran pembelajaran online?

3 Apa kesulitan yang ananda Kadang kurang mengerti sama

jumpai dalam materinya

penerapanpembelajaran

pembelajaran online?

4 Apa saja upaya yang dilakukan Bertanya sama orang tua atau bapak

ananda untuk mengatasi kendala guru

dalam pembelajaran pembelajaran

online?

5 Apa saja tahapan pembelajaran Belajar bersama seperti diskusi dan

yang dilakukan pada pembelajaran membahas materi yang belum


118

tatap mukamasa pandemi covid- paham saat daring

19?

6 Menurut ananda mengapa Biar lebih mengerti materi

diperlukan pembelajaran tatap pembelajarannya lebih dijelaskan

muka pada masa pandemi covid- waktu belajar tatap

19? Muka

7 Menurut ananda apa sekolah Sudah karena memenuhi standar

memenuhi kriteria untuk protokol kesehatan

melakukan pembelajaran tatap

muka pada

masa pandemi covid-19?

8 Apa kendala atau hambatan yang Kadang tidak sempat bertanya pak,

ananda temui pada pembelajaran tapi waktu pembelajarannya sudah

tatap muka? habis. Terus juga tidak ada jam

istirahat. Jadi setelah belajar

langsung dijemput pulang

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan Kadang bapak guru langsung

oleh ananda untuk mengatasi menegur yang ribut pak. Kalau

kendala yang ada ? sudah tidak ribut baru boleh

bertanya.

10 Bgmn pendapat ananda tentang Senang pak karena bisa bertemu

proses pembelajaran blended sama temen dan bisa belajar di kls

learning yang dilakukan saat ini? sama sama walaupun sebentar


119

Nama Informan Aji

Kelas XI ips 2

Tgl. Pelaksanaan 23 Maret 2021

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran Diskusi di wa dan zoom pak, kadang

yang dilakukan pada pembelajaran belajar melalui video

pembelajaran online pada masa Pembelajaran

pandemi covid-19?

2 Menurut ananda apa saja sarana Ada video pembelajaran terus kuota

dan prasarana sekolah juga ada pak

yang mendukung

pembelajaran pembelajaran online?

3 Apa kesulitan yang ananda Kadang jaringannya itu

jumpai dalam penerapan susah pak saat belajar daringnya

pembelajaran pembelajaran online?

4 Apa saja upaya yang dilakukan Kalau signalnya lagi susah kadang

ananda untuk mengatasi kendala aji keluar rumah pak untuk mencari

dalam pembelajaran pembelajaran signal atau kadang ke rumah teman

online? untuk belajar bersama

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang Menjawab pertanyaan lalu diskusi

dilakukan pada pembelajaran tatap tentang tugas yang diberikan

mukamasa pandemi covid-19? sebelumnya dan kadang kami


120

mempraktikan materi yang di

berikan.

6 Menurut ananda mengapa Supaya bisa lebih mengerti pak

diperlukan pembelajaran tatap muka karena waktu belajar daring Aji

pada masa pandemi covid-19? kadang kurang paham apalagi materi

Praktik

7 Menurut ananda apa sekolah Karena kami menerapkan protokol

memenuhi kriteria untuk kesehatan seperti masker, cuci

melakukan pembelajaran tatap tangan pak

muka pada masa pandemi covid-

19?

8 Apa kendala atau hambatan yang Kendalanya tidak ada sepertinya pak

ananda temui pada pembelajaran karena belajarnya lancar-lancar saja

tatap muka? tidak ada gangguan pak. Tapi tu

kadang ada kawan yang lupa pakai

masker, jadi bapak guru terus

mengingatkan.

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan Mematuhi semua protokol kesehatan

oleh ananda untuk mengatasi pak, supaya belajar tatap muka terus

kendala yang ada ? boleh dilakukan.


121

10 Bagaimana pendapat ananda Enak pak karena bisa belajar seperti

tentang proses pembelajaran biasa walaupun waktunya cuman

blended learning yang sedang sedikit. Terus juga bisa belajar lewat

dilakukan saat ini? youtube kan biasanya tidak pernah..

Nama Informan Kheysha

Kelas XI ips 2

Tgl. Pelaksanaan 23 Maret 2021

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran Video call lewat wa, kadang

yang dilakukan pada pembelajaran menggunakan zoom juga, terus

pembelajaran online pada masa diskusi tentang materi pembelajaran

pandemi covid-19? kadang diskusi dengan kelompok

kecil misalnya ngumpul dirumah satu

orang

2 Menurut ananda apa saja sarana Sudah karena ada kuota dari

dan prasarana sekolah yang pemerintah yang dijelaskan dari

mendukung pembelajaran sekolah

pembelajaran online?
122

3 Apa kesulitan yang ananda Kesulitannya pada pembelajaran

jumpai dalam matematika karena saat belajar tatap

penerapanpembelajaran muka seperti biasa aja kadang

pembelajaran online? kurang paham, apalagi saat belajar

daring seperti ini jadi kurang paham.

4 Apa saja upaya yang dilakukan Belajar terus dengan rajin bertanya

ananda untuk mengatasi kendala sama orang tua, teman dan guru.

dalam pembelajaran online?

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang Bahas materi yang belum dipahami

dilakukan pada pembelajaran tatap terus diskusi kemudian terkadang

mukamasa pandemi covid-19? maju kedepan kelas untuk

menjelaskan hasil diskusi

6 Menurut ananda mengapa Karena sebagai pelengkap dari

diperlukan pembelajaran tatap muka belajar daring, jadi kalau tidak

pada masa pandemi covid-19? paham pas belajar daring bisa

dibahas saat belajar tatap muka

7 Menurut ananda apa sekolah Sudah, kami selalu pakai masker dan

memenuhi kriteria cuci tangan

untuk melakukan pembelajaran

tatap muka pada masa pandemi

covid-19?
123

8 Apa kendala atau hambatan yang Waktu belajarnya cuman sebentar

ananda temui pada pembelajaran pak, tidak ada istirahat Sudah selesai

tatap muka? belajar langsung disuruh pulang

sama bapak guru.

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan Menggunakan waktu yang ada untuk

oleh ananda untuk mengatasi menanyakan materi yang belum saya

kendala yang ada ? pahami sampai saya mengerti pak.

10 bagaimana pendapat ananda Suka karena ada belajar dirumah

tentang proses sedang mengguanakan hp dan di sekolah

berlakunya pembelajaran jadi tidak bosan belajarnya kalau

blended learning yang di di

lakukan saat ini rumah terus.


124

Lampiran 9: Hasil Temuan Wawancara (2) dengan Siswa

Nama Informan Melta

Kelas XI ips 2

Tgl. Pelaksanaan 23 Maret 2021

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran Mengamati video terus diskusi sama-

yang dilakukan pada pembelajaran sama pak baru disimpulkan

pembelajaran online pada masa

pandemi covid-19?

2 Menurut ananda apa saja sarana Sudah karena ada kuota dari pemerintah

dan prasarana sekolah yang dijelaskan dari sekolah

yang mendukung

pembelajaran pembelajaran online?

3 Apa kesulitan yang ananda jumpai Kadang suka macet-macet bu zoomnya.

dalam penerapan pembelajaran Jadi terputus-

pembelajaran online? Putus

4 Apa saja upaya yang dilakukan Cari tempat yang signalnya bagus pak

ananda untuk mengatasi kendala

dalam pembelajaran pembelajaran

online?
125

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang Bahas materi yang belum dipahami terus

dilakukan pada pembelajaran tatap diskusi kemudian terkadang maju

muka masa pandemi covid-19? kedepan kelas untuk menjelaskan hasil

diskusi

6 Menurut ananda mengapa Karena kalau belajar online terus ada

diperlukan pembelajaran tatap muka yang tidak paham pak. Terus juga lebih

pada masa pandemi covid-19? enak bertanya dan dijelaskan guru secara

langsung

7 Menurut ananda apa sekolah Sudah, kami selalu pakai masker dan cuci

memenuhi kriteria untuk melakukan tangan

pembelajaran tatap muka pada masa

pandemi covid-19?

8 Apa kendala atau hambatan yang Kurang lama waktunya bu, dan kadang

ananda temui pada pembelajaran suka lupa bawa masker jadi balik lagi

tatap muka? ambil masker tapi rumah saya dekat pak.

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan Kalo misalnya tidak tau tentang materi

oleh ananda untuk mengatasi pembelajaran.

kendala yang ada ? Saya akan langsung bertanya kepada guru

lewat wa

10 Bagaimana pendapat ananda Suka karena ada belajar dirumah

tentang proses pembelajaran mengguanakan hp dan disekolah jadi

blended learning yang sedang tidak bosan belajarnya kalo di rumah

dilakukan saat ini? terus.


126

Nama Informan Nadya

Kelas XI ips 2

Tgl. Pelaksanaan 23 Maret 2021

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran Pertama kadang bapak guru menyuruh

yang dilakukan pada pembelajaran menonton video atau mencari materi

pembelajaran online pada masa tentang pembelajaran, terus dibahas

pandemi covid-19? sama-sama dengan bapak sama teman-

teman yang lain juga melalui grup wa dan

zoom meeting

2 Menurut ananda apa saja sarana dan kuota internet yang diberikan setiap bulan

prasarana sekolah yang mendukung

pembelajaran pembelajaran online?

3 Apa kesulitan yang ananda Kurang mengertisama materinya

jumpai dalam penerapan karena jaringan kadang kadang

pembelajaran pembelajaran online? gangguan .

4 Apa saja upaya yang dilakukan Kalau tidak paham materi langsung tanya

ananda untuk mengatasi kendala orang tua baru tanya guru

dalam pembelajaran pembelajaran

online?

5 Apa saja tahapan pembelajaran Belajar bersama seperti diskusi dan

yang dilakukan pada pembelajaran membahas materi yang belum paham


127

tatap muka masa pandemi covid-

19?

6 Menurut ananda mengapa Biar lebih mengerti materi

diperlukan pembelajaran tatap pembelajarannya lebih dijelaskan waktu

muka pada masa pandemi covid- belajar tatap Muka

19?

7 Menurut ananda apa sekolah Sudah karena memenuhi standar protokol

memenuhi kriteria untuk kesehatan seperti ada pencuci tangan

melakukan pembelajaran tatap dimana mana.

muka pada masa pandemi covid-

19?

8 Apa kendala atau hambatan yang Tidak sempat bertanya pak, tapi waktu

ananda temui pada pembelajaran pembelajarannya sudah

tatap muka? habis.

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan Kadang ibu guru langsung menegur yang

oleh ananda untuk mengatasi ribut pak. Kalau sudah tidak ribut baru

kendala yang ada ? boleh bertanya.

10 Bagaimana pendapat ananda tentang Senang pak bisa belajar di kelas walaupun

proses cumen sebentar

Pembelajaran blended learning

yang sedang dilakukan

saat ini?
128

Nama Informan Pramuja

Kelas XI ips 2

Tgl. Pelaksanaan 23 Maret 2021

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran Diskusi di wa dan zoom lalu

yang dilakukan pada pembelajaran menyimpulkan

pembelajaran online pada masa

pandemi covid-19?

2 Menurut ananda apa saja sarana Kuota belajar bu

dan prasarana sekolah

yang mendukung

pembelajaran

pembelajaran online?

3 Apa kesulitan yang ananda Jaringannya kadang hilang jadi macet-

jumpai dalam macet zoomnya pak

penerapanpembelajaran

pembelajaran online?

4 Apa saja upaya yang dilakukan Aji keluar bu untuk mencari signal atau

ananda untuk mengatasi kendala kadang ke rumah teman untuk belajar

dalam pembelajaran pembelajaran bersama

online?
129

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang Menjawab pertanyaan lalu diskusi tentang

dilakukan pada pembelajaran tatap tugas yang diberikan sebelumnya dan

mukamasa pandemi covid-19? kadang kami maju ke depan kelas

menjelaskan hasil belajar atau setoran

misalnyahafalan

6 Menurut ananda mengapa Supaya bisa lebih mengerti pak karena

diperlukan pembelajaran tatap muka waktu belajar daring Aji kadang kurang

pada masa pandemi covid-19? paham apalagi materi

matematika

7 Menurut ananda apa sekolah Karena kami menerapkan protokol

memenuhi kriteria untuk kesehatan sepertmasker, cuci tangan pak

melakukan pembelajaran tatap

muka pada masa pandemi covid-

19?

8 Apa kendala atau hambatan yang Kadang ada kawan yang lupa pakai

ananda temui pada pembelajaran masker, jadi ibu guru terus mengingatkan.

tatap muka?

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan Mematuhi semua protokol kesehatan

oleh ananda untuk mengatasi pak, supaya belajar tatap muka terus

kendala yang ada ? boleh dilakukan.

10 Bgmn pendapat ananda ttg proses Menyenangkan pak bisa belajar seperti

pembelajaran blended learning biasa walaupun waktunya cuman sedikit.

yang sedang dilakukan saat ini?


130

Nama Informan Mega

Kelas XI ips 2

Tgl. Pelaksanaan 25 Maret 2021

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran Kadang menggunakan zoom, Video call

yang dilakukan pada pembelajaran lewat wa terus diskusi tentang materi

pembelajaran online pada masa pembelajaran, kadang diskusi dengan

pandemi covid-19? kelompok kecil

2 Menurut ananda apa saja sarana dan Sudah karena ada kuota dari pemerintah

prasarana sekolah yang mendukung yang dijelaskan dari sekolah

pembelajaran pembelajaran online?

3 Apa kesulitan yang ananda jumpai Kesulitannya pada pembelajaran

dalam penerapan pembelajaran matematika pak, susah pahami materi

pembelajaran online? lewat online

4 Apa saja upaya yang dilakukan Bertanya sama orang tua, teman dan guru.

ananda untuk mengatasi kendala intinya rajin bertanya

dalam pembelajaran pembelajaran

online?

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang Diskusi kemudian terkadang maju

dilakukan pada pembelajaran tatap kedepan kelas untuk menjelaskan hasil

muka masa pandemi covid-19? diskusi


131

6 Menurut ananda mengapa Karena pembelajaran tatap muka untuk

diperlukan pembelajaran tatap muka membantu kami yang belum paham terus

pada masa pandemi covid-19? ada juga yang tidak punya HP waktu

belajar online pak

7 Menurut ananda apa sekolah Sudah karena bapak guru selalu

memenuhi kriteria untuk mengingatkan kami untuk

melakukan pembelajaran tatap memperhatikan protokol kesehatan

muka pada masa pandemi covid-

19?

8 Apa kendala atau hambatan yang Tidak ada kendala pak

ananda temui pada pembelajaran

tatap muka?

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan Selalu ingat tentang pentingnyamemenuhi

oleh ananda untuk mengatasi protokol kesehatan

kendala yang ada ?

10 Bagaimana pendapat ananda Sangat membantu kami pak

tentang proses

pembelajaran blended

learning

Yang sedang dilakukan saat ini?


132

Lampiran 10: Hasil Temuan Wawancara (3) dengan Siswa

Nama Informan Agus

Kelas XI ips 2

Tgl. Pelaksanaan 25 Maret 2021

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran Menonton video lalu dibahas sama-sama

yang dilakukan pada pembelajaran pak

pembelajaran online pada masa

pandemi covid-19?

2 Menurut ananda apa saja sarana Sudah karena ada kuota dari pemerintah

dan prasarana sekolah yang dijelaskan dari sekolah

yang mendukung

pembelajaranpembelajaran online?

3 Apa kesulitan yang ananda jumpai Kadang suka macet-macet bu

dalam penerapan pembelajaran zoomnya.Jadi

pembelajaran online? terputus- putus.jadi kadang Cuma

diakasih tugas

4 Apa saja upaya yang dilakukan Cari tempat yang signalnya bagus pak.

ananda untuk mengatasi kendala

dalam pembelajaran pembelajaran

online?
133

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang Bahas materi yang belum dipahami terus

dilakukan pada pembelajaran tatap diskusi kemudian terkadang maju

muka masa pandemi covid-19? kedepan kelas untuk menjelaskan hasil

diskusi

6 Menurut ananda mengapa Karena kalau belajar online terus ada yang

diperlukan pembelajaran tatap muka tidak paham pak.

pada masa pandemi covid-19?

7 Menurut ananda apa sekolah Sudah, kami selalu pakai masker dan cuci

memenuhi kriteria untuk tangan

melakukan pembelajaran

tatap muka pada masa pandemi

covid-19?

8 Apa kendala atau hambatan yang Tidak ada kendala bu, kadang suka lupa

ananda temui pada pembelajaran bawa masker jadi balik lagi ambil masker

tatap muka? tapi rumah saya dekat pak.

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan Kalo misalnya tidak tau tentang materi

oleh ananda untuk mengatasi pembelajaran. Saya akan langsung

kendala yang ada ? bertanya

kepada guru lewat wa

10 Bagaimana pendapat ananda Sangat membantu bu kami bisa belajar

tentangproses dengan online dan tatap muka

pembelajaranm blended learning

yang sedang dilakukan saat ini?


134

Nama Informan Aldi

Kelas XI ips 2

Tgl. Pelaksanaan 25 Maret 2021

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran Kami mencari materi tentang

yang dilakukan pada pembelajaran pembelajaran dan kami juga menonton

pembelajaran online pada masa video pembelajaran yang ada, terus

pandemi covid-19? dibahas sama- sama dengan bapak sama

teman- teman yang lain juga melalui grup

wa dan zoom meeting

2 Menurut ananda apa saja sarana dan Kuota internet yang diberikan setiap bulan

prasarana sekolah yang pak

mendukung

pembelajaran

pembelajaran online?

3 Apa kesulitan yang ananda Jaringan kadang kadang gangguan pak

jumpai dalam penerapan

pembelajaran pembelajaran online?

4 Apa saja upaya yang dilakukan Bertanya atau telpon bapak guru

ananda untuk mengatasi

kendala dalam

pembelajaran
135

pembelajaran online?

5 Apa saja tahapan pembelajaran Belajar bersama seperti diskusi dan

yang dilakukan pada pembelajaran membahas materi yang belum paham

tatap muka masa pandemi covid- kadang kami presentasi ke depan kelas.

19?

6 Menurut ananda mengapa Biar lebih mengerti materi

diperlukan pembelajaran tatap pembelajarannya lebih dijelaskan waktu

muka pada masa pandemi covid- belajar tatap muka

19?

7 Menurut ananda apa sekolah Sudah karena memenuhi standar protokol

memenuhi kriteria untuk kesehatan seperti ada pencuci tangan

melakukan pembelajaran tatap dimana mana.

muka pada masa pandemi covid-

19?

8 Apa kendala atau hambatan yang Kadang suka lupa membawa masker

ananda temui pada pembelajaran

tatap muka?

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan Selalu pakai masker dan mengingatkan

oleh ananda untuk mengatasi teman untuk membawa masker.

kendala yang ada ?

10 Bagaimana pendapat anandatentang Senang bu bisa belajar di kelas walaupun

proses pembelajaran cumen sebentar


136

Nama Informan Andre

Kelas XI ips 2

Tgl. Pelaksanaan 25 Maret 2021

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran Mengamati video lalu tanya jawab pak

yang dilakukan pada pembelajaran pembelajaran online pada masa

pandemi covid-19?

2 Menurut ananda apa saja sarana Kuota belajar pak

dan prasarana sekolah

yang mendukung

pembelajaran

pembelajaran online?

3 Apa kesulitan yang ananda Jaringaya kadang hilang jadi macet-macet

jumpai dalam zoomnya bu

penerapanpembelajaran

pembelajaran online?

4 Apa saja upaya yang dilakukan rangga keluar pak untuk mencari signal

ananda untuk mengatasi kendala atau kadang ke rumah teman untuk

dalam pembelajaran online? belajar bersama

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang Mempraktikkan pembelajaran yang di

dilakukan pada pembelajaran tatap berikan guru, dan melakukan

mukamasa pandemi covid-19? pembelajaran melalui handphone.


137

6 Menurut ananda mengapa Supaya bisa lebih mengerti pak karena

diperlukan pembelajaran tatap muka waktu belajar daring rangga kadang

pada masa pandemi covid-19? kurang paham apalagi materinya praktik

pak.

7 Menurut ananda apa sekolah Karena kami menerapkan protokol

memenuhi kriteria untuk kesehatan seperti masker, cuci tangan pak

melakukan pembelajaran tatap

muka pada masa pandemi covid-

19?

8 Apa kendala atau hambatan yang Kadang ada kawan yang lupa pakai

ananda temui pada pembelajaran masker, jadi bapak guru terus

tatap muka? mengingatkan.

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan Mematuhi semua protokol kesehatan

oleh ananda untuk mengatasi pak, supaya belajar tatap muka terus

kendala yang ada ? boleh dilakukan.

10 Bagaimana pendapat ananda Menyenangkan pak karena bisa belajar

tentang proses pembelajaran seperti biasa walaupun waktunya cuman

blended learning yang sedang sedikit. Terus juga bisa belajar lewat

dilakukan saat ini? youtube kan biasanya tidak pernah..


138

Nama Informan Linda

Kelas XI ips 2

Tgl. Pelaksanaan 25 Maret 2021

No. Pertanyaan Keterangan

1 Apa saja tahapan pembelajaran Menonton video dan dibahas sama-sama

yang dilakukan pada pembelajaran mengenai apa yang terdapat dalam video

pembelajaran online pada masa

pandemi covid-19?

2 Menurut ananda apa saja sarana dan Sudah karena ada kuota dari pemerintah

prasarana sekolah yang mendukung yang dijelaskan dari sekolah

pembelajaran pembelajaran online?

3 Apa kesulitan yang ananda jumpai Kadang ada materi yang tidak paham

dalam penerapan pembelajaran apalagi kalo jaringannya ganggaan

pembelajaran online? zoomnya jadi macet

4 Apa saja upaya yang dilakukan Bertanya sama orang tua, teman dan guru.

ananda untuk mengatasi kendala intinya rajin bertanya

dalam pembelajaran pembelajaran

online?

5 Apa saja tahapan pembelajaran yang Diskusi kemudian terkadang maju

dilakukan pada pembelajaran tatap kedepan kelas untuk menjelaskan hasil

muka masa pandemi covid-19? diskusi


139

6 Menurut ananda mengapa Menyempurna kan pembelajaran

diperlukan pembelajaran tatap muka daring

pada masa pandemi covid-19?

7 Menurut ananda apa sekolah Sudah karena ibu guru selalu

memenuhi kriteria untuk mengingatkan kami untuk

melakukan pembelajaran tatap memperhatikan protokol kesehatan

muka pada masa pandemi covid-

19?

8 Apa kendala atau hambatan yang Tidak ada kendala

ananda temui pada

pembelajaran tatap muka?

9 Bagaiamana upaya yang dilakukan Menggunakanprotokol kesehatan yang

oleh ananda untuk mengatasi lengkap

kendala yang ada ?

10 Bagaimana pendapat ananda Kami sangat suka pembelajaran tatap

tentang proses muka dan daring

pembelajaran blended

learning

yang sedang dilakukan saat ini?


140

Lampiran 11. persetujuan pembimbing skripsi


141

Lampiran 12. Halaman persetujuan pembimbing


142

Lampiran 13, surat izin penelaitian


143

Lampiran 14. Surat bukti penelitian


144

Lampiran 15. persetujuan pembelajaran tetap


145

Lampiran 16. RPP BLENDED


146

Lampiran 17 pendokumentasian

Wawancara dengan kepala sekolah

Wawan cara dengan kepala sekolah

Wawancara dengan guru PJOK


147

Wawancara (1) dengan siswa Wawancara (2) dengan siswa

Wawancara (3) dengan siswa Wawancara (4) dengan siswa


148

Wawancara (5) dengan siswi Wawancara (6) dengan siswa

Wawancara (7) dengan siswi Wawancara (8) dengan siswa maupun siswi
149

Selesai wawancara dengan siswa siswi memberi arahan

Dokumentasi setelah arahan Memberikan arahan


150
151

Lampiran 18 : Cek turnitin


152

CURICULUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama : M IKBAL

Tempat Tanggal Lahir : Sungai Bengkal Barat, 02-01-1999

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Fakultas/Prodi : FKIP/ Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Alamat : Dusun Tanjung Bungo

No. Handphone : 082297492566

Email : Kball2237@Gmail.com

Status Perkawinan : Belum Menikah

Status Kewarganegaraan : Indonesia

Gol. Darah : O+

Nama Orang Tua :

Ayah : Amran

Ibu : Aina

Pekerjaan Orang Tua :

Ayah : Tani

Ibu : Ibu Rumah Tangga

RIWAYAT PENDIDIKAN
- SD Negeri 48 Kabupaten Tebo

- MTS Negeri 6 Kabupaten Tebo

- SMA NEGERI 4 Kabupaten Tebo

- UNIVERSITAS JAMBI

Anda mungkin juga menyukai