TENTANG
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
Jl. Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang, Tanggerang Selatan 15418
Telephon : 012-7490941 ( Hunting)
Faximile : 021-749014 ( Bagian Umum), 012.7434290
( Sekretaris Rektor) Laman : www.ut.ac.id
LEMBAR PERNYATAAN
DIDIK NURSAFUAN
NIM. 856972774
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vii
KATA PENGANTAR........................................................................................viii
ABSTRAK..............................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah...............................................................................1
1. Identifikasi Masalah……………………..……………….………..4
2. Analisis Masalah………………………………………………....4
3. Alternatif dan Prioritas pemecahan masalah…………………..5
B. Rumusan Masalah.......................................................................................5
C. Tujuan perbaikan.........................................................................................5
D. Manfaat Perbaikan.......................................................................................5
iv
B. Pelaksanaan Per Siklus............................................................................16
C. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data………………………....19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. RPP simulasi siklus 1, RPP simulasi siklus 2
2. Lembar refleksi
3. Link vidio
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan PKP ini. Dan
juga atas kehendaknya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir program
perkuliahan Sl-PGSD BI Universitas Terbuka pada mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP). Kemudian dengan selesainya laporan ini, penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang berjasa khususnya :
1. Bapak M. Munawar, M.Pd selaku Supervisor pembimbing mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional
2. Ibu Silvi Diyanti Mala, S.Pd selaku Pengelola S-1 PGSD Kelompok Belajar
(Pokjar) Gisting yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan untuk
melaksanakan perkuliahan dan penelitian untuk laporan ini.
3. Bapak Warsito, S.Pd selaku Kepala SD Negeri 3 Ngarip Kecamatan Ulubelu
Kabupaten Tanggamus yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada
kami untuk melaksanakan penelitian.
4. Bapak Ibu guru SD Negeri 3 Ngarip Kecamatan Ulubelu Kabupaten
Tanggamus yang telah membantu pelaksanaan observasi dalam perbaikan
pembelajaran ini.
5. Rekan-rekan Mahasiswa S-1 PGSD Pokjar Gisting sebagai rekan diskusi dalam
pelaksanaan pembelajaran dan penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan PKP ini masih jauh dari
kesempurnaan, hal ini desebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
yang penulis memiliki oleh karena itu setiap saran dan masukan dari segenap
pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan mendatang
viii
Ulubelu , 10 Juni 2021
Penulis,
DIDIK NURSAFUAN
NIM. 856972774
ABSTRAK
ix
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD
TOGETHER ( NHT) PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV
SD NEGERI 3 NGARIP KECAMATAN ULUBELU
KABUPATEN TANGGAMUS
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
OLEH :
DIDIK NURSAFUAN
NIM. 856972774
Kata Kunci : Aktivitas, Hasil belajar, model pembelajaran Numbered Head Together
(NHT)
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
diperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Dengan demikian, tugas guru adalah
membangkitkan semangat belajar siswa dan meningkatkan partisipasi mereka
dengan cara menciptakan suasana belajar yang dinamis, harmonis, menarik dan
menciptakan komunikasi dua arah. Guru harus bertindak sebagai fasilitator untuk
membentuk dan mengembangkan pengetahuan, bukan untuk memindahkan
pengetahuan. Oleh karena itu, apabila guru mengajar tanpa memperhatikan
kemampuan siswa sebelum materi diajarkan, guru tidak akan berhasil
menanamkan konsep yang benar dan hanya sebagian siswa yang mampu
memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Salah satu model pembelajaran yang dapat mengakomodasi kepentingan
untuk mengkolaborasikan pengembangan diri didalam proses pembelajaran adalah
model pembelajaran kooperatif. Ide penting dalam pembelajaran kooperatif adalah
membelajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan berkolaborasi.
Keterampilan ini sangat penting bagi siswa, karena pada dunia kerja sebagian
besar dilakukan secara berkelompok.
Dengan demikian, tugas guru adalah membangkitkan semangat belajar
siswa dan meningkatkan partisipasi mereka dengan cara menciptakan suasana
belajar yang dinamis, harmonis, menarik dan menciptakan komunikasi dua arah.
Guru harus bertindak sebagai fasilitator untuk membentuk dan mengembangkan
pengetahuan, bukan untuk memindahkan pengetahuan. Oleh karena itu, apabila
guru mengajar tanpa memperhatikan miskonsepsi siswa sebelum materi diajarkan,
guru tidak akan berhasil menanamkan konsep yang benar dan hanya sebagian
siswa yang mampu memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman sehari-hari dalam
pembelajaran IPA di SD Negeri 3 Ngarip Kecamatan Ulubelu Kabupaten
Tanggamus Tahun Pelajaran 2020/2021 kemampuan siswa dalam menguasai
materi pembelajaran belum memuaskan, terbukti dari observasi kegiatan belajar
siswa, dan hasil evaluasi yang diperoleh siswa untuk mata pelajaran IPA masih
dibawah KKM Hal ini menunjukkan tingkat kemampuan siswa rendah, salah satu
penyebabnya adalah penggunaan metode pembelajaran yang belum tepat
sehingga siswa merasa bosan dan jenuh.
2
Pada pembelajaran IPA sering ditemukan siswa yang kurang aktif dan
kurang respon terhadap materi yang diajarkan. Pelajaran juga terlihat lebih
didominasi oleh anak yang memiliki kemampuan intelektual yang lebih tinggi,
akibatnya siswa yang lemah dari sisi intelektualnya merasa terkalahkan dalam hal
ini sering menimbulkan masalah-masalah kecil dalam pembelajaran IPA di kelas,
dan pada akhirnya berdampak pada hasil pembelajaran yang tidak merata.
Salah satu model pembelajaran yang dapat mengakomodasi kepentingan
untuk mengkolaborasikan pengembangan diri didalam proses pembelajaran adalah
model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah membelajarkan
kepada siswa keterampilan bekerjasama dan berkolaborasi. Keterampilan ini
sangat penting bagi siswa, karena pada dunia kerja sebagian besar dilakukan
secara berkelompok.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif sangat menunjang dalam
proses belajar mengajar, karena siswa dapat lebih berkonsentrasi dan berinteraksi
kepada orang lain dan guru selama proses belajar mengajar berlangsung,sehingga
motivasi dan konsentrasi belajarnya lebih terfokus dan terarah. Untuk mencapai
taraf yang sesuai dengan tujuan pembelajaran seorang guru harus mampu selalu
menciptakan suasana belajar yang kondusif, menarik serta menjadikan siswa aktif
dan kreatif sesuai dengan standar kompetensi dan teknis edukatif proses belajar
mengajar.
Dalam hal ini guru membantu dan mendorong siswa untuk belajar.
Dengan demikian siswa mempunyai sifat ingin tahu, ingin mencoba, dan aktif
dalm melakukan aktifitas belajar. Oleh sebab itu, kemampuan seorang guru
meliputi juga kemamapuan memilih suatu model mengajar yang diperkirakan
sesuai untuk memberikan bantuan dalam membimibing siswanya.
Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif
adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif sangat
cocok diterapkan pada pembelajaran IPA karena dalam mempelajari IPA tidak
cukup hanya mengetahui dan menghafal konsep-konsep IPA tetapi juga
dibutuhkan suatu pemahaman serta kemampuan menyelesaikan persoalan IPA
dengan baik dan benar.
3
Melalui model pembelajaran ini siswa dapat mengemukakan
pemikirannya, saling bertukar pendapat, saling bekerja sama jika ada teman yang
mengalami kesulitan. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman siswa untuk
mengkaji dan menguasai materi pelajaran IPA sehingga nantinya akan
meningkatkan prestasi belajar IPA siswa. Oleh sebab itu, model pembelajaran
Number Head Together ( NHT) merupakan model yang dapat dijadikan alternatif
pembelajaran yang memiliki konsep memberdayakan peserta didik untuk aktif
dalam belajar. Untuk melihat keberhasilan model pembelajaran ini maka
dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan aktivitas dan hasil
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Number Head
Together ( NHT) pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 3 Ngarip
Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2020/2021.
1. Identifikasi Masalah
Dari hasil tes formatif mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri 3 Ngarip
Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus diketahui dari 17 siswa banyak yang
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ). Peneliti bersama teman
sejawat mendiskusikan hal-hal yang menyebabkan ketidak berhasilan
pembelajaran beberapa masalah tersebut adalah :
a. Perhatian siswa terhadap pelajaran kurang.
b. Motivasi belajar siswa kurang.
c. Pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan kurang.
d. Siswa terlalu pasif dalam proses pembelajaran.
e. Siswa tidak fokus dalam pembelajaran.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran yang
dilaksanakan, dan berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat maka
terungkap beberapa kekurangan yang yang menyebabkan rendahnya penguasaan
siswa terhadap pokok bahasan IPA siswa kelas IV SD Negeri 3 Ngarip
Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus adalah :
4
a. Guru kurang memotivasi siswa sehingga minat belajar siswa kurang.
b. Penjelasan guru tergesa-gesa.
c. Guru tidak memperhatikan kemampuan siswa.
d. Dalam mengelola kelas monoton.
B. Rumusan Masalah
Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Number Head Together
( NHT ) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA Kelas IV SD Negeri 3 Ngarip Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus
Tahun Pelajaran 2020/2021?.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran Number Head Together ( NHT ) pada mata pelajaran IPA
Kelas IV SD Negeri 3 Ngarip Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus
Tahun Pelajaran 2020/2021;
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran Number Head Together ( NHT ) pada mata pelajaran IPA
Kelas IV SD Negeri 3 Ngarip Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus
Tahun Pelajaran 2020/2021
5
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Manfaat penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Aktivitas Belajar
1. Pengertian Aktivitas Belajar
Pembelajaran di kelas substansi keberadaan seorang guru bukanlah
hanya sekedar mengalihkan informasi, tetapi bagaimana mendorong,
membimbing, dan memfasilitasi peserta didik agar mereka sungguh-sungguh
mau belajar. Sangat penting, mengingat substansi mengajar adalah
membimbing kegiatan belajar peserta didik sehingga mereka sungguhsungguh
mau belajar.
Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam
proses interaksi (guru dan peserta) dalam rangka mencapai tujuan belajar.
Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar
aktif, “belajar aktif adalah Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan
keaktifan peserta didik secara fisik, mental intelektual dan emosional guna
memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif,efektif, dan
psikomotorik”. Nasution (2008:15).
Anton Mulyono (2001:26) aktifitas artinya “ segala sesuatu yang
dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik,
merupakan suatu aktifitas”. Menurut Sudirman (2008:8) “belajar adalah
berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku dalam melakukan kegiatan.
Tidak belajar kalau tidak ada aktivitas”. Itulah sebabnya aktivitas merupakan
prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.
Zainal Aqip (2010:62), faktor yang mempengaruhi hasil belajar pada
pokonya memperngaruhi aktivitas belajar adalah:
1. Faktor Indogin ialah faktor yang datang dari pelajar atau siswa itu sendiri.
7
Faktor itu meliputi:
a. Faktor Biologis (faktor yang bersifat jasmaniah)
b. Faktor psychologis (faktor yang bersifat rohaniah)
2. Faktor exsogin ialah faktor yang datang dari luar pelajar atau siswa tersebut.
Faktor ini meliputi :
a. faktor lingkungan keluarga
b. faktor lingkungan sekolah
c. faktor lingkungan masyarakat aktivitas belajar banyak macamnya, sehinga
para ahli mengadakan klasifikasi.
Paul B diedrich dalam Sudirman (2004:101) menggolongkan aktivitas siswa 8
jenis kegiatan, yaitu sebagai berikut :
a. Kegiatan visual, meliputi kegiatan: membaca, melihat gambargambar,
mengamati eksperimen,pameran dan memperhatikan orang lain bekerja atau
bermain.
b. Kegiatan lisan, meliputi kegiatan: menyatakan suatu fakta atau prinsip,
menggabungkan suatu kejadian, mengajukan pernyataan, memberikan saran,
mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan intrupsi.
c. Kegiatan mendengarkan, meliputi kegiatan:mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, dan mendengarkan sutau
permainan.
d. Kegiatan menulis, meliputi kegiatan: menulis laporan, membuat rangkuman,
mengerjakan tes, menulis cerita, dan mengisi angket.
e. Kegiatan menggambar, meliputi kegiatan: menggambar, membuat grafik,
diagram peta dan pola.
f. Kegiatan metrik, meliputi kegiatan: melakukan percobaan, melaksanakan
pameran, dan membuat model.
g. Kegiatan mental, meliputi kegiatan: mengingat, memecahkan masalah,
menganalisa, dan membuat keputusan/kesimpulan.
h. Kegiatan emosional, meliputi kegiatan: minat, bersemangat, berani, tenang,
dan gugup.
8
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam interaksi (guru dan siswa)
dalam rangka mencapai tujuan belajar. Belajar pada dasarnya merupakan
akitivitas seseorang yang dapat menyebabkan perubahan pada dirinya.
Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekannya adalah pada siswa, sebab dengan
adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif,
dengan cara ini diharapkan peserta didik sungguh termotifasi untuk
mengaktualisasi potensi yang mereka miliki secara optimal, indikator
aktivitas siswa yaitu antara lain :
a. Memperhatikan penjelasan guru
b. Berani menjawab pertanyaan yang disajikan guru
c. Antusias saat kerja sama dalam kegiatan kelompok
d. Berani mempresentasikan hasil diskusi
e. Menyimpulkan pembelajaran.
Situasi belajar yang tercipta juga harus tetap pada kondisi yang memungkinkan
siswa menggali dan mengembangkan pengetahuan yang diperoleh.
B. Hasil Belajar
Winkel (2001) mengatakan bahwa belajar adalah suatu aktifitas mentalis
psikhis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap.
Selanjutnya Sudjana (2000) berpendapat bahwa belajar adalah sebagai hasil dari
praktek atau latihan. Belajar pada dasarnya adalah perubahan kelakuan yang
berkaitan dengan pengalaman dan latihan. Perubahan itu tidak hanya mengenai
jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan,
pengertian, penghargaan minat dan penyesuaian diri.
Menurut Nawawi (dalam Susanto, 2013: 5) Hasil belajar adalah tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi
pelajaran tertentu.
9
Menurut Jihad dan Haris (2012:14) hasil belajar merupakan pencapaian
bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif,
dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.
Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar
Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1980) hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang
berarti ulangan, ujian atau tes. Menurut Sudjana, 1989 : 39 Hasil belajar yang
dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan
faktor dari luar diri siswa. Ali Muhammad, 204 : 14 Belajar adalah suatu
perubahan perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya
Secara etimologis, hasil belajar merupakan gabungan dari kata hasil dan
belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kridalaksana,1990) “hasil
adalah sesuatu yang diadakan (dibuat,dijadikan) akibat usaha.” “Belajar adalah
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu untuk merubah tingkah laku atau
tanggapan yang di sebabkan pengalaman.”Berdasarkan pengertian diatas maka
dapat diperoleh suatu pengertian bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotor yang disebabkan oleh pengalaman.
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne
(Supriono,2009), hasil belajar itu berupa:
a. Informasi verbal yang kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik
terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan
manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempesentasikan konsep dan
lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,
kemampuan analitis sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip
keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan
aktivitas kognitif bersifat khas.
10
c. Stategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah
dalam memecahkan masalah.
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani
dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaianterhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi
dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-
nilai sebagai standar perilaku.
11
b. Pengajuan Pertanyaan
Langkah berikutnya adalah pengajuan pertanyaan, guru mengajukan
pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan dapat diambil dari materi
pelajaran tertentu yang memang sedang di pelajari, dalam membuat pertanyaan
usahakan dapat bervariasi dari yang spesifik hingga bersifat umum dan dengan
tingkat kesulitan yang bervariasi pula.
c. Berpikir Bersama
Setelah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa berpikir
bersama untuk menemukan jawaban dan menjelaskan jawaban kepada anggota
dalam timnya sehingga semua anggota mengetahui jawaban dari masing-masing
pertanyaan.
d. Pemberian Jawaban
Langkah terakhir yaitu guru menyebut salah satu nomor dan setiap siswa
dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban untuk seluruh kelas, kemudian guru secara random memilih kelompok
yang harus menjawab pertanyan tersebut, selanjutnya siswa yang nomornya
disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk
menjawab pertanyaan. Kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban
tersebut.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan secara sederhana langkah-langkah
yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran Numbered Head Together
adalah :
a. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan masing-masing dalam setiap
kelompok mendapatkan nomor urut.
b. Guru memberi tugas tugas masing-masing kelompok untuk mengerjakan
suatu permasalahan dalam suasana permainan ( games ) yang menyenangkan.
a. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan
setiap anggota kelompok mengetahui jawabannya.
b. Guru memanggil salah satu nomor dan siswa yang bernomor tersebut
melaporkan hasil kerja kelompoknya,
c. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
12
d. Membuat kesimpulan.
D. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam atau yang sering disebut dengan Sains berupaya
untuk membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan
pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak habis-
habisnya. BSNP (2011) menyatakan bahwa IPA berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Menurut
Hendro Darmojo menyatakan bahwa “IPA adalah pengetahuan yang rasional dan
objektif tentang alam semesta dengan segala isinya” (Samatowa 2010:2).
IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum
pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Susanto
(2013:166), Ilmu Pengetahuan Alam adalah usaha manusia dalam memahami
alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan
prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu
13
kesimpulan. Dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (2006), bahwa ”IPA
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Dari uraian tentang
pengertian IPA tersebut, dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan alam
merupakan pembelajaran berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang dapat
menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA melalui
pengamatan, diskusi dan penyelidikan sederhana.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar dan alam sekitarnya, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari
(BSNP, 2006). Menurut Susanto (2013:169) “Sikap ilmiah siswa dalam
pembelajaran IPA dapat dikembangkan melalui kegiatan diskusi, percobaan,
observasi, simulasi, atau kegiatan proyek di lapangan”.
Pembelajaran IPA di SD memberi kesempatan untuk memupuk rasa ingin
tahu siswa secara alamiah. Hal ini akan membantu siswa mengembangkan
kemampuan bertanya dan mencari jawaban berdasarkan bukti serta
mengembangkan cara berpikir ilmiah. IPA tidak hanya merupakan kumpulan
pengetahuan atau kumpulan fakta, konsep, prinsip, atau teori semata. Tetapi IPA
juga menyangkut tentang cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan masalah.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), BSNP (2011:13)
menyatakan mata pelajaran IPA di SD bertujuan agar siswa memiliki kemampuan
sebagai berikut.
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep Sains yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara Sains, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
14
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan Sains sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
15
konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.
Pembelajaran IPA menekankan kegiatan-kegiatan belajar yang memberikan
pengalaman langsung kepada siswa untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
oleh siswa. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat”
sehingga siswa dapat memperoleh pemahamannya mengenai alam di sekitarnya
dengan lebih mendalam.
16
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian perbaikan pembelajaran adalah SD Negeri 3 Ngarip
Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus.
3. Waktu Penelitian
Jadwal pelaksanaan kegiatan ini dimulai tanggal 26 April 2021 sampai
dengan 30 April 2021. penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, setiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran di kelas tersebut.
Untuk mata pelajaran IPA , jadwal penelitiannya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Mata
No. Hari Tanggal Kelas Siklus
Pelajaran
1 Senin 26 April 2021 IV IPA Prasiklus
2 Rabu 28 April 2021 IV IPA Siklus I
3 Sabtu 30 April 2021 IV IPA Siklus II
B. Pelaksanaan Persiklus
Prosedur penelitian tindakan kkelas ini dilaksanakan 4 tahapan sesuai
dengan model Jhon Elliot(Muslhudin 2009:72) yang dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun alur pelaksanaan tindakan dapat
dilihat pada gambar 3.1 berikut ini:
17
Guru/Peneliti Belum
Kondisi memanfaatkan model Siswa/yang diteliti
Awal pembelajaran NHT Aktivitas dan Hasil
Belajar siswa rendah
Menerapkan model NHT:
1. siswa menyimpulkan.
1. Guru membagi para siswa
menjadi beberapa kelompok
2. Guru memberi nomor kepada
setiap siswa dalam kelompok Menerapkan
dan nama kelompok yang model
berbeda.
Tindakan pembelajaran
3. Guru menyebut satu nomor dan
Kelas para siswa dari tiap kelompok NHT dengan
dengan nomor yang sama langkah – langkah
mengangkat tangan dan yang tepat
menyiapkan jawaban kepada
siswa di kelas.
4. Guru bersama siswa
menyimpulkan.
1. Perencanaan.
a. Merencanakan pembelajaran yang akan ditetapkan berdasarkan masalah
yang akan dipecahkan dan hipotesis yang diajukan dalam pembelajaran
b. Menentukan Kompetensi Dasar pada pelaksanaan tindakan siklus I dan
siklus II
c. Menyiapkan perangkat pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) pertemuan ke satu dan ke dua tiap-tiap siklus.
18
d. Menyiapkan bahan ajar yang berupa LKS dan tugas tugas terstruktur sesuai
dengan materi yang disampaikan, menyiapkan format evaluasi yang berupa
soal tes akhir siklus bentuk soal uraian berstruktur.
e. Menyiapkan lembar observasi pelaksanaan tindakan yang berisikan
pertanyaan tentang kegiatan siswa, guru dalam proses belajar mengajar.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan mengacu kepada rencana pembelajaran yang telah
disusun berdasarkan pertimbangan teoritik dan empirik sesuai dengan laju
perkembangan pelaksanaan kurikulum dan kegiatan pembelajaran di kelas. Pada
tahap pelaksanaan tindakan ini, peneliti merumuskan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada Kurikulum di SD Negeri 3 Ngarip.
a. Pembelajaran siklus I
1) Melaksanaan pembelajaran mengacu kepada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun.
2) Peneliti meminta siswa untuk melakukan empat struktur langkah model
Number Head Together ( NHT) yaitu: penomoran, mengajukan pertanyaan,
berpikir bersama dan menjawab/ mempresentasikan.
3) Melakukan observasi, melihat seberapa jauh pemahaman konsep siswa dalam
belajar IPA dengan menggunakan model Number Head Together ( NHT)
dan suasananya.
4) Pembelajaran diakhiri dengan adanya tes siklus I untuk melihat keberhasilan
pola penyajian materi dengan model Number Head Together ( NHT) dalam
upaya meningkatkan pemahaman Materi materi pembelajaran .
5) Peneliti melakukan tindak lanjut untuk siklus II dengan cara menyusun serta
memperbaiki rencana selanjutnya berdasarkan hasil tes dan refleksi
pelaksanaan siklus I
19
a. Membuat serta merancang siklus II yang telah di sesuaikan dengan hasil
refleksi dari siklus I.
b. Menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model Number Head Together
( NHT).
d. Memberikan tes siklus II
e. Peneliti beserta tim observer menganalisis serta merefleksi hasil pembelajaran
siklus II
f. Peneliti dan observer menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan hasil
penelitian.
3. Observasi
Pengamatan penelitian dibantu oleh 1 orang guru sebagai pengamat atau
observer. Pelaksanaan pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang sudah
dibuat. Pada tahap ini dilakukan tes akhir siklus, jurnal siswa serta lembar kerja
siswa untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan siswa dalam belajar.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan pada setiap akhir siklus tindakan, refleksi
disini mencakup beberapa hal diantaranya:
1. Mengumpulkan data hasil pengamatan.
2. Menganalisa data hasil pengamatan.
3. Keaktifan siswa dan suasana di dalam kelas
4. Tingkat pemahaman dan aktivitas siswa terhadap materi yang disampaikan
dengan menggunakan model Number Head Together ( NHT) yang
nantinya dilihat dari hasil setiap tes.
20
C. Teknik Analisi Data
1. Pengumpulan Data
Data penelitian ini diambil dengan menggunakan prosedur sebagai berikut:
a. Aktivitas Belajar
Data aktivitas belajar diperoleh dari hasil observasi perilaku siswa dan
aktivitas siswa dalam kelas yang berkaitan dengan aktivitas dalam pembelajaran
barisan dan deret pada saat pemberian tindakan. Perilaku dan aktivitas siswa
meliputi perhatian, ketekunan, konsentrasi, minat yang ditunjukan oleh diskripsi
yang telah ditentukan
Data mengenai hasil belajar sebagai dampak aktivitas yang tinggi adalah
data berupa tingkat pengusaan siswa terhadap materi yang dibahas dan
kemampuan berpikir kritis siswa dalam berdiskusi serta mempertanggung
jawabkan hasil pekerjaannya serta tugas setelah mengikuti proses pembelajaran
dengan model pembelajaran type Numbered Head Together (NHT) yang
diperoleh dari test akhir siklus dan lembar kerja serta lembar tugas yang lain.
Data tanggapan siswa terhadap model pembelajaran type Numbered Head
Together (NHT) berupa pendapat siswa setelah mengikuti proses pembelajaran
berlangsung. Data ini diambil dengan menggunakan angket pendapat siswa.
Teknik pengumpulan data yang direncanakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Tes siklus yang dilakukan pada setiap akhir siklus untuk melihat
keberhasilan penerapan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Number Head Together ( NHT) dalam meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa, dengan memberikan soal-soal tes yang
disesuaikan dengan indikator pencapaian pembelajaran.
2) Lembar observasi yang diisi oleh observer pada setiap pertemuan sebagai
salah satu bahan masukan dan perbaikan untuk pertemuan selanjutnya.
3) Sikap siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan
4) pemberian jurnal siswa.
21
2. Pengolahan Data
Langkah- langkah pengolahan data penelitian ini sebagai berikut:
Data penelitian berupa motivasi belajar, prestasi belajar serta tanggapan siswa
terhadap metode penugasan. Analisis data motivasi, prestasi dan angket dijelaskan
sebagai berikut
a. Analisis aktivitas belajar atau hasil belajar
Aktivitas belajar atau hasil belajar dianalisis secara deskriptif berdasarkan
keberhasilan tindakan yaitu frekwensi depskriptif pada lembar observasi.
Depkriptor motivasi meliputi minat, perhatian, ketekunan. Prosentase
keberhasilan tindakan dapat dihitung dengan rumus:
MP = å siswa yang responnya positif x 100%
å Seluruh siswa
b. Analisis Kemampuan siswa dan Prestasi Belajar
Kemampuan siswa dan Prestasi Belajar dianalisis dengan ketuntasan
belajar, siswa dikatakan tuntas belajar jika mencapai skor ketuntasan belajar
minimal atau KKM di SD Negeri 3 Ngarip pada mata Pelajaran IPA. Analisis
Prestasi Belajar dan Kemampuan mengolah data dihitung dengan rumus berikut:
Kb = åsiswa yang memperoleh nilai ≥79 x 100%
Åsiswa
3. Menyimpulkan data.
Menyimpulkan hasil penelitian dilihat dari prosentase motivasi Positif dan
Ketuntasan belajar. Indikator keberhasilan tindakan untuk aspek motivasi,
respon siswa dan ketuntasan belajar siswa dapat diukur dengan cara berikut:
Motivasi Positif = Prosentase Respon Positif Siklus II – Prosentase
Respon positif Siklus I
Prestasi belajar siswa = Prosentase kekuntasan Siklus II – Prosentase
Ketuntasan Siklus I
Prosentase ketuntasan siklus II – prosentase ketuntasan Siklus I
22
Jika dari selisih motivasi positif ada kenaikan maka respon siswa terhadap
Model Pembelajaran type Numbered Head Together (NHT) dapat diterima dan
jika Selisih prosentase ketuntasan siklus I, Siklus II ada peningkatan maka
penggunaan model pembelajaran type Numbered Head Together (NHT) dapat
diterima.
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
24
Tabel 4.1 : Data Hasil Belajar Siswa Pra - Siklus
Hasil Yang Di Capai
NO NISN NAMA SISWA KKM
Nilai Keterangan
1 008565995 65 50 Tidak Tuntas
2 Abdika Samando Azimi
2 008250336 80 Tuntas
1 Aditia Rahman
3 007504817 50 Tidak Tuntas
6 Ahmad Jingga Pratama
4 007179653 70 Tuntas
6 Anis Efriza
5 008206431 70 Tuntas
4 Arga Fradika
6 007534689 50 Tidak Tuntas
7 Arya Dwi Putra
7 008181472 50 Tidak Tuntas
5 Brayen Alkarim
8 008845002 80 Tuntas
5 Dani Firmansyah
9 008312874 40 Tidak Tuntas
6 Danu Alfares
10 008138446 40 Tidak Tuntas
0 Dapa Saputra
11 008461620 80 Tuntas
6 Ela Sopia
12 008449749 50 Tidak Tuntas
0 Hani Widia Ningsih
13 008429447 40 Tidak Tuntas
3 Hardin Redo
14 007792481 70 Tuntas
1 Indaka Abdurrazzaaq
15 008756950 30 Tidak Tuntas
3 M. Egi Hartono
16 008541975 80 Tuntas
1 M. Faqih Abdur Razak
17 008356596 40 Tidak Tuntas
0 Muhamad Ferdiansyah
Jumlah 970
Rata - Rata 57,05
NIlai Tertinggi 80
NIlai Terendah 40
Data – data yang di peroleh dari observasi antara lain nilai rata – rata yang di
peroleh pada pra siklus adalah 57,05 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah
25
40, hal ini menunjukan sebagian besar siswa belum memahami penjelasan guru,
kurangnya contoh, kurangnya latihan, kurangnya metode bervariatif, dan perlunya
konsep yang sudah di kuasai anak di sampaikan pada kegiatan awal.
b. Siklus 1
Setelah melakukan rancangan ulang rencana tindakan, melaksanakan
tindakan yang di rancang dan observasi pada pengamatan di peroleh data sebagai
berikut :
Nilai yang di peroleh siswa pada siklus pertama ini sudah ada peningkatan
sedikit dimana nilai rata – rata siswa mencapai 66,9 dengan nilai tertinggi 80 dan
nilai terendah 60, hal ini menunjukan bahwa sudah ada siswa yang dapat
memahami materi, meskipun masih ada beberapa siswa yang belum mencapai
ketuntasan belajar ( KKM ). Oleh kerana itu perbaikan ini di lanjutkan pada siklus
II.
c. Siklus II
Tabel 4.3 : Data Hasil Belajar Siswa Siklus 1
Hasil Yang Di Capai
No Nisn Nama Siswa Kkm
Nilai Keterangan
1 008565995 65 80 Tuntas
2 Abdika Samando Azimi
2 008250336 80 Tuntas
1 Aditia Rahman
3 007504817 65 Tuntas
6 Ahmad Jingga Pratama
4 007179653 100 Tuntas
6 Anis Efriza
5 008206431 80 Tuntas
4 Arga Fradika
6 007534689 65 Tuntas
7 Arya Dwi Putra
7 008181472 85 Tuntas
5 Brayen Alkarim
8 008845002 80 Tuntas
5 Dani Firmansyah
9 008312874 80 Tuntas
6 Danu Alfares
27
10 008138446 80 Tuntas
0 Dapa Saputra
11 008461620 100 Tuntas
6 Ela Sopia
12 008449749 90 Tuntas
0 Hani Widia Ningsih
13 008429447 80 Tuntas
3 Hardin Redo
14 007792481 80 Tuntas
1 Indaka Abdurrazzaaq
15 008756950 80 Tuntas
3 M. Egi Hartono
16 008541975 80 Tuntas
1 M. Faqih Abdur Razak
17 008356596 80 Tuntas
0 Muhamad Ferdiansyah
Jumlah 1385
Rata - Rata 81,47
NIlai Tertinggi 100
NIlai Terendah 80
Nilai yang di peroleh siswa pada siklus pertama ini sudah ada peningkatan
sedikit dimana nilai rata – rata siswa mencapai 81,47 dengan nilai tertinggi 100
dan nilai terendah 80, hal ini menunjukan bahwa sudah ada siswa yang dapat
memahami materi, meskipun masih ada beberapa siswa yang belum mencapai
ketuntasan belajar ( KKM ). Oleh kerana itu perbaikan ini di lanjutkan pada siklus
II.
Tabel 4.4 : Prosentase Kreativitas Siswa pada Mata Pelajaran IPA
Jumlah Siswa Prosentase Siswa
Siklus Pertemuan ke
yang Kreatif yang kreatif
Pra siklus 1 7 41,17 %
Siklus 1 2 8 47,05%
Siklus 2 3 17 100%
28
dilihat dari hasil ulangan yang dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus I
sampai siklus II dapat disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA
Nilai 65 Jumlah
Siklus Jumlah Rata-rata
Jumlah Siswa Prosentase Nilai
Pra Siklus 17 7 41,17 % 970 57,05
I 17 8 47,05% 1180 69,4
II 17 17 100% 1385 81,47
2. Siklus I
Berdasarkan komentar guru teman sejawat yang mendampingi bahwa pada
siklus I ini sudah ada peningkatan yang cukup baik. Pengamatan terhadap
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran oleh supervisor 2 dapat dijadikan
pertimbangan dalam merefleksi diri. Pada siklus I ini aktivitas belajar siswa dalam
belajar tercatat 47,05% untuk mata pelajaran IPA. Hal ini menunjukkan bahwa
aktivitas belajar siswa sudah ada kemajuan dan memperoleh hasil yang cukup
signifikan, walaupun belum tuntas.
Data dari tes akhir pada siklus I menunjukkan bahwa siswa memperoleh
nilai 65 ke atas pada mata pelajaran sebanyak 8 siswa dari 17 siswa atau 47,05%
29
Ini berarti kriteria pada siklus I mata pelajaran IPA maupun sudah banyak
mengalami kemajuan dan hampir memenuhi target walaupun masih harus dan
bisa ditingkatkan lagi sesuai dengan yang diharapkan, yaitu siswa yang mendapat
nilai 65 keatas sebesar 85 % atau lebih.
3. Siklus II
Berdasarkan komentar supervisor 2 yang mendampingi bahwa pada siklus
II ini sudah ada peningkatan yang cukup baik. Pengamatan terhadap aktivitas
belajar siswa dalam proses pembelajaran oleh supervisor 2 dapat dijadikan
pertimbangan dalam merefleksi diri. Pada siklus II ini aktivitas belajar siswa
dalam belajar tercatat 100% untuk mata pelajaran IPA. Hal ini menunjukkan
bahwa aktivitas belajar siswa sudah ada kemajuan dan memperoleh hasil yang
cukup signifikan, yaitu telah tuntas mencapai target yang ditentukan.
Data dari tes akhir pada siklus II menunjukkan bahwa siswa memperoleh
nilai 65 ke atas pada mata pelajaran IPA sebanyak 17 siswa atau 100 %. Ini
berarti kriteria pada siklus II sudah banyak mengalami kemajuan dan sudah
memenuhi target yang diharapkan, yaitu siswa yang mendapat nilai 65 keatas
sebesar 100 % dan hasil yang diperolehnya telah sesuai dengan target yang
diharapkan.
Pada akhir siklus II diperoleh hasil belajar siswa sudah memenuhi kriteria
keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan supervisor 2 terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu : Pengelolaan pembelajaran pada
siklus II sudah lebih baik dari siklus I, dan terjadi peningkatan hasil belajar siswa
yakni sudah memenuhi apa yang diharapkan, karena terbukti hasil yang dicapai
siswa pada mata pelajaran IPA dengan Model pembelajaran Numbered Head
Together (NHT) nilai lebih dari 65 sebanyak 17 siswa dari jumlah siswa
keseluruhan yaitu 17 anak atau mencapai 100%. Hal ini menunjukkan bahwa
peranan guru dalam proses pembelajaran bukan hanya sebagai pengajar, tetapi
lebih ditekankan sebagai fasilitator. Guru memfasilitasi siswa untuk berhasil
dengan memberikan motivasi, dorongan dan pendampingan dalam kegiatan
pembelajaran.
30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan observasi, diperoleh kesimpulan bahwa
penggunaan metode tugas disertai diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
dengan hasil sebagai berikut :
1. Penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together(NHT) dapat
mempengaruhi aktivitas dengan Rata – rata nilai aktivitas belajar siswa dalam
pelajaran eksak mengalami peningkatan dari Pra siklus ke siklus berikutnya.
Pada pra siklus sebesar 41,17 %, 47,05 % pada siklus I dan menjadi 100 %
pada siklus II.
2. Penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat
mempengaruhi hasil belajar Rata – rata hasil belajar siswa dalam pelajaran
eksak mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus berikutnya. Pada pra
siklus sebesar 41,7 % tergolong ke dalam kategori kurang baik, terjadi pada
siklus I menjadi 47,05 %. Kemudian pada siklus II juga mengalami
peningkatan menjadi 100 %.
31
c) Sebaiknya sebelum memulai pembelajaran, guru melakukan kegaiatn
motivasi pada awal pembelajaran kepada siswa agar siswa lebih tertarik
mengikuti pembelajaran.
d) Guru perlu membimbing siswa secara maksimal dalam tahap pemberian
tugas.
e) Guru seharusnya memiliki variasi pembelajaran yang banyak sehingga siswa
tidak bosan dan jenuh dengan kegiatan pembelajaran yang monoton.
32
DAFTAR PUSTAKA
Agoes Soejanto, Prof. Dr. Nasution (1989). Dasar-Dasar PBM. Bandung : Sinar
baru.
33
LAMPIRAN
34
RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 1
35
III. Indikator
IPA
3.2.1 Membandingkan siklus hidup makhluk hidup melalui diskusi dengan
tepat.
3.2.2 Menjelaskan upaya pelestarian makhluk hidup melalui diskusi dengan
tepat.
4.2.1 Membuat skema siklus hidup beberapa makhluk hidup yang ada
di lingkungan sekitarnya melalui penugasan dengan tepat.
36
VIII. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan 1. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan 15 menit
kabar, dan mengecek kehadiran siswa.
2. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh
salah seorang siswa.
3. Siswa mendengarkanpenjelasan tentang sikap
syukur.
4. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Guru
memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat kebangsaan.
5. Siswa memeriksa kerapian diri dan
kebersihan kelas.
6. Siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang tujuan, manfaat, dan aktivitas
pembelajaran yang akan dilakukan.
7. Siswa menyimak penjelasan guru tentang
pentingnya sikap disiplin dan tanggung
jawab yang akan dikembangkan dalam
pembelajaran.
8. Pembiasaan membaca. Siswa dan guru
mendiskusikan perkembangan kegiatan
literasi yang telah dilakukan.
9. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
pentingnya menjaga keseimbangan dan
kelestarian hewan kaitannya dengan
kelangkaan.
Kegiatan 1. Guru membagi peserta didik dalam kelompok 180
inti heterogen, dalam 1 kelompok beranggotakan menit
3-6 orang
37
2. Guru mempersilahkan untuk bergabung
dengan kelompoknya
3. Guru membagikan nomor kepada setiap
anggota kelompok ( peserta didik) dari no 1-5.
4. Guru memberikan bahan bacaan kepada setiap
kelompok dan mendiskusikannya
5. Guru memberikan penjelasan mengenai materi
siklus hidup
6. Guru melakukan tanya jawab kepada peserta
didik
7. Setelah itu, guru meminta masing-masing
kelompok untuk mengumpulkan hasil atau
jawabannya.
8. Guru memberikan apresiasi kepada kelompok
yang yang berhasil meneyelesaikan tugas
dengan baik.
38
berbuah. Siswa mencatat pertumbuhan biji
kacang hijau tersebut selama enam hari
dalam tabel yang tersedia.
4. Siswa menyimak cerita motivasi tentang
pentingnya sikap disiplin dan tanggung
jawab.
5. Siswa melakukan operasi untuk menjaga
kebersihan kelas.
6. Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin
salah seorang siswa.
X.PENILAIAN
Penilaian Proses Dan Hasil Belajar
1. Menyusun Tahapan Perkembangan Hewan
Bentuk penilaian: Penugasan
Instrumen Penilaian: daftar periksa/rubrik KD IPA 3.2 dan 4.2
4 3 2 1
Lampiran
Lembar Kerja Kelompok Siklus I
40
Kelas / Semester : IV/ 2 (Dua)
Fokus Pembelajaran : IPA
Nama Kelompok:
1.
2.
3.
4.
Jawaban
1.
2.
41
(1) (2) (3)
42
Kelas / Semester : IV/ 2 (Dua)
Fokus Pembelajaran : IPA
Pembelajaran ke : 2
Alokasi waktu : 2 x 35 Menit
III. Indikator
3.2.1 Membandingkan siklus hidup makhluk hidup melalui diskusi dengan
tepat.
43
3.2.2 Menjelaskan upaya pelestarian makhluk hidup melalui diskusi dengan
tepat.
4.2.1 Membuat skema siklus hidup beberapa makhluk hidup yang ada
di lingkungan sekitarnya melalui penugasan dengan tepat.
44
Pendahuluan 1. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan 15
kabar, dan mengecek kehadiran siswa. menit
2. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh
salah seorang siswa.
3. Siswa mendengarkanpenjelasan tentang sikap
syukur.
4. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Guru
memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat kebangsaan.
5. Siswa memeriksa kerapian diri dan kebersihan
kelas.
6. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
tujuan, manfaat, dan aktivitas pembelajaran
yang akan dilakukan.
7. Siswa menyimak penjelasan guru tentang
pentingnya sikap disiplin dan tanggung jawab
yang akan dikembangkan dalam pembelajaran.
8. Pembiasaan membaca. Siswa dan guru
mendiskusikan perkembangan kegiatan literasi
yang telah dilakukan.
9. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
pentingnya menjaga keseimbangan dan
kelestarian hewan kaitannya dengan
kelangkaan.
45
kelompok dan mendiskusikannya
4. Setelah semua kelompok selesai berdiskusi atau
menjawab soal, guru memanggil/menyebutkan
satu nomor tertentu, kemudian siswa yang
memiliki nomor yang telah disebutkan
mengacungkan tangan
5. Guru menunjuk salah satu peserta didik yang
telah mengacungkan tangan untuk menjawab
salah satu soal yang telah diberikan
6. Setelah siswa yang ditunjuk selesai menjawab,
guru menanyakan kepada peserta didik yang
mempunyai nomor yang sama dari tiap kelompok,
“ apakah jawabannya sudah benar atau belum?”.
Dan begitupula seterusnya
7. Setelah itu, guru meminta masing-masing
kelompok untuk mengumpulkan hasil atau
jawabannya.
8. Guru memberikan apresiasi kepada kelompok
yang yang berhasil meneyelesaikan tugas dengan
baik.
46
bersama orangtua yaitu: siswa bersama orang tua
di rumah diminta untuk menanam biji kacang
hijau. Siswa harus merawatnya tanamannya
setiap hari hingga berbuah. Siswa mencatat
pertumbuhan biji kacang hijau tersebut selama
enam hari dalam tabel yang tersedia.
4. Siswa menyimak cerita motivasi tentang
pentingnya sikap disiplin dan tanggung jawab.
5. Siswa melakukan operasi untuk menjaga
kebersihan kelas.
6. Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah
seorang siswa.
X.PENILAIAN
Penilaian Proses Dan Hasil Belajar
1. Menyusun Tahapan Perkembangan Hewan
Bentuk penilaian: Penugasan
Instrumen Penilaian: daftar periksa/rubrik KD IPA 3.2 dan 4.2
47
- Mengembangkan keterampilan siswa dalam membuat skema siklus hidup
makhluk hidup.
4 3 2 1
Lampiran
48
Lembar Penilaian Siswa Siklus 2
LEMBAR SOAL
Jawaban
1. Larva
2. Larva (ulat)
3. Tidak sempurna
4. Pupa
5. Telur-ulat-kepompong-kupu-kupu
49
RFLEKSI HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN 1
50
Setelah dilakukan penelitian didapakan data bahwa penggunaan model
pembelajaran Number Head TogetheR ( NHT) mampu meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa Kelas IV SD Negeri 3 Ngarip Kecamatan Ulubelu
Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2020/2021.
Peningkatan hasil belajar siswa setelah dilaksanakannya KBM dalam Nilai
yang di peroleh siswa pada siklus pertama ini sudah ada peningkatan sedikit
dimana nilai rata – rata siswa mencapai 66,9 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai
terendah 60, hal ini menunjukan bahwa sudah ada siswa yang dapat memahami
materi, meskipun masih ada beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan
belajar ( KKM ). Oleh karena itu perbaikan ini di lanjutkan pada siklus II.
Peningkatan hasil belajar tersebut belum sesuai dengan harapan peneliti.
Hal tersebut disebabkan saat proses pembelajaran berlangsung guru belum
mendampingi saat siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT). Hal ini menyebabkan siswa kehilangan Fokus
dalam mengerjakan tugas. Oleh karena itu sebaiknya pada siklus berikutnya guru
harus mendampingi siswa saat melakukan tugas. Pendampingan guru ini untuk
direkomendasikan pada siklus kedua.
51
RFLEKSI HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN 2
52
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini peneliti ditemani dengan
observer yang bernama Jumbadhi, S.Pd. Observer bertindak sebagai pengamat
dan perekam data penelitian sekaligus sebagai kolaborator dalam pelaksanaan
penelitian.
Setelah dilakukan penelitian didapakan data bahwa penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) mampu
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas IV SD Negeri 3 Ngarip
Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus. Peningkatan hasil belajar siswa
setelah dilaksanakannya KBM dalam Nilai yang di peroleh siswa dari tes akhir
pada siklus II menunjukkan bahwa siswa memperoleh nilai 65 ke atas pada mata
pelajaran Matematika sebanyak 17 siswa atau 100 %. Ini berarti kriteria pada
siklus II sudah banyak mengalami kemajuan dan sudah memenuhi target yang
diharapkan, yaitu siswa yang mendapat nilai 65 keatas sebesar 100 % dan hasil
yang diperolehnya telah sesuai dengan target yang diharapkan.
Peningkatan hasil belajar tersebut sudah sesuai dengan harapan peneliti.
Hal tersebut disebabkan saat proses pembelajaran berlangsung guru sudah
mendampingi saat siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT) Pada mata pelajaran IPA kelas Kelas IV SD
Negeri 3 Ngarip Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus.
53
LINK VIDIO PEMBELAJARAN
https://studio.youtube.com/video/6NBLSWSXxO4/edit
https://studio.youtube.com/video/rc6gOuxYhQ4/edit
54