PENDAHULUAN
1
yang kemudian dijabarkan lagi menjadi tujuan kurikuler yang merupakan tujuan
kurikulum sekolah yang diperinci menurut bidang studi/mata pelajaran atau
kelompok mata pelajaran (Purwanto, 1988). Tujuan instruksional dijabarkan
menjadi Tujuan Pembelajaran Umum dan kemudian dijabarkan lagi menjadi
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK).
Dalam mencapai Tujuan Pembelajaran Khusus pada mata pelajaran IPS di
SD Negeri 1, khususnya di Pulau Panggung Kecamatan Pulau Panggung
Kabupaten Tanggamus masih banyak mengalami kesulitan. Hal ini terlihat dari
masih rendahnya nilai mata pelajaran IPS dibandingkan dengan nilai beberapa
mata pelajaran lainnya, mata pelajaran IPS peringkat nilainya menempati urutan
paling bawah dari enam mata pelajaran yang diUAS kan, bertitik tolak dari hal
tersebut di atas perlu pemikiran-pemikiran dan tindakan-tindakan yang harus
dilalukan agar siswa dalam mempelajari konsep-konsep tidak mengalami
kesulitan, sehingga tujuan pembelajaran khusus yang dibuat oleh guru mata
pelajaran IPS dapat tercapai dengan baik dan hasilnya dapat memuaskan semua
pihak. Oleh sebab itu penggunaan metode pembelajaran dirasa sangat penting
untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep pembelajaran IPS.
2
pengetahuan Sosial (IPS) kelas V semester genap SD Negeri 1 Pulau Panggung
Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus.
1. Identifikasi Masalah
Setelah diidentifikasi ternyata ada beberapa masalah dalam proses pembelajaran,
yaitu:
a. Siswa kurang fokus terhadap penjelasan yang disampaikan oleh guru.
b. Siswa kurang termotivasi untuk mempelajari IPS secara sungguh-sungguh.
c. Pembelajaran yang diterima oleh siswa kurang menarik, sehingga siswa
d. Merasa kurang tertantang untuk mempelajari IPS.
2. Analisis Masalah
Dari beberapa masalah yang berhasil diidentifikasi, setelah dilakukan analisis
ternyata penyebab munculnya masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penjelasan yang diberikan oleh guru kurang dipahami karena guru menjelaskan
terlalu cepat
b. Guru kurang kreatif dalam penggunaan media pembelajaran yang relevan dan
menarik bagi siswa.
c. Guru kurang memberikan tugas yang terdapat pada buku sumber.
d. Guru kurang kompeten dalam memilih dan menggunakan metode yang tepat
dalam pembelajaran.
3
dengan menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan
Sosial (IPS) kelas V semester genap SD Negeri 1 Pulau Panggung Kecamatan
Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah Cara meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial
(IPS) kelas V semester genap SD Negeri 1 Pulau Panggung Kecamatan Pulau
Panggung Kabupaten Tanggamus ?.” Agar penelitian menjadi lebih terarah, maka
rumusan masalah masalah yang ada harus dibatasi sebagai berikut:
4
dan memungkinkan bagi dirinya memperoleh pemahaman akan konsep IPS
yang akan berguna bagi kehidupannya.
2. Bagi guru
a. Guru akan dapat membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang
akan mereka hadapi dan mendapat tambahan wawasan serta keterampilan
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu
pembelajarannya.
b. Diharapkan guru dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa dan
sebagai upaya perbaikan proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi sekolah
a. Sekolah diharapkan temuan PKP ini dapat menjadikan masukan positif
dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Untuk menjadikan kualitas pembelajaran lebih baik secara umum dan pada
akhirnya dapat meningkatkan kualitas out put maupun out come sekolah
itu sendiri.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam proses
belajar kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Lebih lanjut lagi piaget
menerangkan dalam buku Sardiman bahwa jika seorang anak berfikir tanpa
berbuat sesuatu, berarti anak itu tidak berfikir (Sardiman, 2011).
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2010) menjelaskan bahwa aktivitas belajar
dapat memberikan nilai tambah (added value) bagi peserta didik, berupa hal-hal
berikut ini:
1. Peserta didik memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai wujud
adanya motivasi internal untuk belajar sejati.
2. Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang
dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral.
3. Peserta didik belajar dengan menurut minat dan kemampuannya.
4. Menumbuh kembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang
demokratis di kalangan peserta didik.
5. Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga dapat menumbuh
kembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan
terjadinya verbalisme.
6
6. Menumbuh kembangkan sikap kooperatif dikalangan peserta didik
sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan dan serasi dengan kehidupan di
masyarakat di sekitarnya.
7
Dengan adanya pembagian jenis aktivitas di atas, menunjukkan bahwa aktivitas di
sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika kegiatan-kegiatan tersebut dapat
tercipta di sekolah, pastilah sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak
membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian HasilBelajar
Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia yang melibatkan
guru dan siswa untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Slameto (2003) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai pengalaman sendiri dan interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Kosasi (2007) belajar berarti perobahan tingkah laku atau penampilan
dengan serangkaian kegiatan, misalnya : membaca, mengamati, mendengar dan
meniru.
Sedangkan menurut Dimyati (2009) hasil belajar merupakan suatu puncak proses
belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar
8
dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring, dampak tersebut
bermanfaat terhadap guru dan siswa.
b. Faktor eksternal :
1) Faktor keluarga: berupa cara orang tua mendidik, interaksi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan fasilitas belajar.
2) Faktor sekolah: mencakup metode mengajar, kurikulum, reaksi guru dengan
siswa, reaksi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan alat
pembelajaran.
3) Faktor masyarakat: kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman
bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
B. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Menurut Djamarah (2005) demonstrasi merupakan suatu metode yang digunakan
untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda, yang berkenaan
dengan bahan pelajaran. Guru melakukan kegiatan dengan memperagakan suatu
proses dan kerja suatu benda.
9
Menurut Sumiharto (2007) demonstrasi adalah penyajian pelajaran dengan
memperagakan sesuatu proses dapat dilakukan oleh siswa atau guru dan lebih
konkrit sehingga diharapkan siswa menjadi lebih mudah memahami.
10
menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat).
b. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
c. Proses pengajaran lebih menarik.
d. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.
11
pengalaman langsung dari percobaan yang dilakukan, sebab (saya lakukan, saya
akan paham).
12
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
2. Tempat Penelitian
Siswa - siswi kelas V SD Negeri 1 Pulau Panggung Kecamatan Pulau
Panggung Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus.
3. Waktu Penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan mulai tanggal 25 April
2018 sampai dengan tanggal 3 Mei 2018, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.1 : Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
No Hari/Tanggal Kelas Siklus I Siklus II
P1 P2 P1 P2
1 Rabu V
25 April 2018 √
2 Sabtu V
28 April 2018 √ UH
3 Kamis V
3 Mei 2018 √
13
b. Supervisor 2
c. Penilai 1
d. Penilai 2
e. Kepala SD Negeri 1 Pulau Panggung Kecamatan Pulau Panggung
f. Siswa – Siswi SD Negeri 1 Pulau Panggung Kecamatan Pulau
Panggung
2. Pelaksanaan siklus I
Langkah–langkah pelaksanaan penelitian perbaikan Ilmu Pengetahuan Sosial
sebagai berikut :
14
a. Kegiatan Awal
Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama, presensi, apersepsi dan
kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran.
Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
b.Kegiatan inti
Menjelaskan secara singkat latar belakang munculnya pergerakan nasional
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
dengan mendemonstrasikan secara singkat latar belakang munculnya
pergerakan nasional
Siswa membuat profil riwayat hidup tokoh-tokoh penting pergerakan
nasional, seperti RA Kartini, Dewi Sartika, Ki Hajar Dewantara, Douwes
Dekker
Siswa mendemostrasikan profil riwayat hidup tokoh-tokoh penting
pergerakan nasional, seperti RA Kartini, Dewi Sartika, Ki Hajar Dewantara,
Douwes Dekker yang telah dibuat
Melakukan diskusi kelas dan mendemostrasikannya tentang peristiwa
sumpah pemuda khususnya tentang konggres pemuda I dan II
Menugaskan siswa membuat catatan mengenal peranan tiga tokoh penting
dalam peristiwa sumpah pemuda
Menugaskan setiap siswa menjawab pertanyaan dan kesimputan mengenai
peranan sumpah pemuda dalam mempersatukan Indonesia
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
15
Mendorong siswa untuk melakukan tugas pembiasaan agar siswa dapat
mencontoh sikap-sikap terpuji pars pahlawan pergerakan nasional
Mengadakan uji kompetensi
3. Pengamatan
Selama satu siklus dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan proses
pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. Selama pelaksanaan
penelitian peneliti juga diawasi oleh supervisor 2 yang dalam hal ini bertujuan
untuk memberikan masukan kepada peneliti dalam menyempurnakan pelaksanaan
tindakan.Pengamat yang ditunjuk adalah guru di sekolah tersebut. Hasil
pengamatan didiskusikan guna memperbaiki kelemahan pada siklus selanjutnya.
4. Refleksi
Hasil pelaksanaan tindakan dan observasi yang dilakukan peneliti, kemudian di
gunakan refleksi guna memperbaiki kelemahan-kelemahan penerapan metode
demonstrasi dalam pembelajaran. Hasil refleksi ini digunakan untuk pemanfaatan
pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan Siklus II
1) Menentukan pelaksanaan kegiatan pada tanggal 3 Mei 2018
2) Menentukan materi pelajaran sesuai dengan program
3) Menetapkan jumlah siklus II ada 1 kali pertemuan
4) Menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu silabus, RPP, LKS, dan media
pembelajaran
5) Mengumpulkan data berupa UH, Lembar Observasi siswa, dan lembar
observasi guru
6) Menetukan observer yaitu supervisor 2
7) Menetapakan Model Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
16
8) Menyiapkan alat–alat yang digunakan untuk melakukan demonstrasi,
Lembaran Kerja Siswa (LKS) dan alat evaluasi
2. Pelaksanaan siklus II
a. Kegiatan awal
Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama, presensi,
apersepsi dan kepercayaan masing-masing, untuk mengawali
pelajaran.
Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan inti
Menjelaskan secara singkat latar belakang munculnya pergerakan
nasional
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran dengan mendemonstrasikan secara singkat latar
belakang munculnya pergerakan nasional
Guru membimbing siswa tentang peristiwa sumpah pemuda
khususnya tentang konggres pemuda I dan II sebagai bahan
demonstrasi
Siswa melakukan demostrasi tentang peristiwa sumpah pemuda
khususnya tentang konggres pemuda I dan II
Menugaskan siswa membuat catatan mengenal peranan tiga tokoh
penting dalam peristiwa sumpah pemuda
Menugaskan setiap siswa menjawab pertanyaan dan kesimputan
mengenai peranan sumpah pemuda dalam mempersatukan Indonesia
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
17
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh supervisor II, pengamatan ini dilakukan berpedoman
pada instrumen berupa pengamatan observasi yang telah disediakan oleh peneliti
sebelum terjun meneliti siswa yang sedang belajar di kelas.Aspek yang diamati
antara lain : proses kegiatan belajar mengajar siswa dalam kelas yang meliputi
keaktifan dan motivasi siswa. Indikator keaktifan siswa dapat dilihat dengan
keterlibatan langsung dalam proses pembelajaran dan juga dapat dilihat dari kerja
siswa. Indikator motivasi siswa dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam
mengikuti materi pelajaran. Hasil belajar siswa diukur dengan menggunakan test
berupa soal-soal latihan.
4. Refleksi
Setelah perbaikan siklus II dilaksanakan peneliti melihat perubahan yang sangat
baik, tidak ada siswa yang ditemui di bawah KKM.
18
Daya serap di kelompokkan menjadi :
2. Ketuntasan individu
Dalam penelitian ini ketuntasan belajar siswa ditetapkan 70 yaitu penyesuaian
siswa dikatakan tuntas apabila mendapatkan nilai 70, atau 70 % dari suatu
kompetensi dasar di hitung dengan menggunakan rumus.
3.Aktifitas siswa
Aktifitas siswa diolah dan dianalisis menggunakan rumus :
Aktivitas siswa = Frekuensi aktifitas siswa : Banyak individu x 100 %.
Tabel 3.3 Frekuensi Aktifitas Siswa
% Interval Kategori
100 – 90 Amat Baik
80 - 89 Baik
70 - 79 Cukup
60 - 69 Kurang
< 59 Amat Kurang
4 . Aktifitas Guru
Aktifitas guru diolah dan dianalisis dengan menggunakan rumus :
Aktifitas guru = frekuensi aktifitas guru : jumlah aktifitas x 100 %.
19
Tabel 3.4 : Interval Kategori Aktifitas Guru
% Interval Kategori
100 – 90 Amat Baik
80 - 89 Baik
70 - 79 Cukup
60 - 69 Kurang
< 60 Amat Kurang
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ketuntasan
No Nama Nilai Belum
Tuntas
Tuntas
1 90
Abi Gustian
2 70
Andriansyah
3 90
Agung Saputra
4 60
Aldo Ananda Saputra
5 80
Alfa Reza
21
6 Ardi Irawan 90
7 Bahtiar 70
8 50
Desta
9 90
Dimas Fatahila
10 70
Desta
11 70
Dimas Fatahila
12 50
Dwi Andika
13 80
Fitriyani
14 50
Idris Setiawan
15 70
Jeri Juliansyah
16 60
Juniah
17 90
Junariah
18 50
Ali Sanjaya
19 70
Lukmila
20 80
Mifahul Janah
21 60
Rama Adi Saputra
22 70
Rendi Juniar
23 60
Reno Prasetio
24 80
Reval Andala Rama Putra
25 70
Sandi Yudha
22
26 80
Yuspa Agustin
27 60
Yusuf Setiawan
28 60
Andrian Firmansyah
29 80
M. Dedi Pratama
Jumlah Nilai 2050
Nilai Terendah 50
Nilai Tertinggi 90
2. Siklus II
Perbaikan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa 3 Mei 2018 Pada siklus II
rencana pelaksanaan perbaikan dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial dilaksanakan di Kelas V SD Negeri 1 Pulau Panggung Kecamatan Pulau
Panggung Kabupaten Tanggamus siswa sangat termotivasi dan terlihat aktif
dalam proses pembelajaran. Tetapi ditemukan sedikit permasalahan siswa yang
tidak dapat menyelesaikan kesimpulan hasil demonstrasi. Pada siklus II ini terjadi
peningkatan seperti yang diharapkan dari siklus I rata-rata meningkat menjadi
83,61. Keberhasilan pembelajaran di atas disebabkan oleh adanya dampak positif
dari penggunaan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran. Dengan
menggunakan metode demonstrasi siswa lebih aktif dan termotivasi serta mudah
memahami konsep Peranan sumpah pemuda 28 Okt 1928 dalam mempersatukan
Indonesia dalam proses pembelajaran. Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
23
Tabel 4.2
HasilEvaluasiBelajarSiklus II
Ketuntasan
No Nama Nilai Belum
Tuntas
Tuntas
1 90
Abi Gustian
2 80
Andriansyah
3 90
Agung Saputra
4 80
Aldo Ananda Saputra
5 100
Alfa Reza
6 90
Ardi Irawan
7 80
Bahtiar
8 60
Desta
9 90
Dimas Fatahila
10 80
Desta
11 80
Dimas Fatahila
12 60
Dwi Andika
13 100
Fitriyani
14 60
Idris Setiawan
15 80
Jeri Juliansyah
16 80
Juniah
24
17 90
Junariah
18 60
Ali Sanjaya
19 90
Lukmila
20 100
Mifahul Janah
21 80
Rama Adi Saputra
22 100
Rendi Juniar
23 60
Reno Prasetio
Reval Andala Rama 90
24
Putra
25 80
Sandi Yudha
26 90
Yuspa Agustin
27 60
Yusuf Setiawan
28 80
Andrian Firmansyah
29 90
M. Dedi Pratama
Jumlah Nilai 2370
Nilai Terendah 60
Nilai Tertinggi 100
25
Tabel 4.3: Perolehan Hasil Belajar Siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial
Data Awal Siklus I dan Siklus II
No Interval Kategori Data Awal Siklus I Siklus II
1 90 – 100 Amat Baik 3 (10,34%) 5 (17,24%) 13 (44,82%)
2 80 – 89 Baik 5 (17,24%) 6 (20,68%) 10 (34,48%)
3 70 – 79 Sedang 5 (17,24%) 8 (27,58%) 6 (20,68%)
4 60 – 69 Cukup 10 (34,48%) 6 (20,68%) -
5 < 59 Kurang 6 (20,68%) 4 (13,79%) -
Rata-Rata 68,89 71,67 83,61
Ketuntasan yang Digunakan 70 70 70
Ketuntasan Klasikal 52,63% 66,48% 100%
Berdasarkan tabel di atas hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial dari data awal terdapat 6 orang siswa berada pada rentang
nilai < 59 dengan kategori amat kurang (20,68%), 10 orang siswa berada pada
rentang nilai 60-69 dengan kategori kurang (34,48%) yang tidak mencapai KKM
5 orang siswa berada pada rentang nilai 70-79 dengan kategori sedang (17,24%),
5 orang siswa berada pada rentang nilai 80-89 dengan kategori baik (17,28%), 3
orang siswa berada pada rentang nilai 90-100 dengan kategori amat baik
(10,34%).
Siklus Iterdapat 4 orang siswa berada pada rentang nilai < 59 dengan kategori
amat kurang (13,79%), 6 orang siswa berada pada rentang nilai 60-69 dengan
kategori kurang (20,68%) yang tidak mencapai KKM, 8 orang siswa berada pada
rentang nilai 70-79 dengan kategori sedang (27,58%), 6 orang siswa berada pada
rentang nilai 80-89 dengan katagori baik (20,68%), 5 orang siswa berada pada
rentang nilai 90-100 dengan kategori amat baik (17,24%).
Pada siklus IItidak ada satu orang pun siswa yang berada dibawah rentang nilai
<59 dan 60-69, 6 orang siswa berada pada rentang nilai 70-79 dengan kategori
26
sedang (20,68%), 10 orang siswa berada pada rentang nilai 80-89 dengan kategori
baik (34,48%), 13 orang siswa berada pada rentang nilai 90-100 dengan kategori
amat baik (44,82%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik
histogram di bawah ini :
Dari hasil pengamatan, dan pelaksanaan siklus I dan siklus II pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial dengan penggunaan metode demonstrasi sesuai dengan
rencana perbaikan pembelajaran (RPP), proses pembelajaran berjalan baik sesuai
dengan yang diharapkan, aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dalam belajar
terlihat antusias dan bersemangat. Disebabkan karena telah terbiasa menggunakan
metode demonstrasi dalam proses pembelajaran pada siklus II, sehingga hasil
pembelajaran siswa lebih meningkat.
Maka dari itu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi Peranan
sumpah pemuda 28 Okt 1928 dalam mempersatukan Indonesia lebih efektif
menggunakan penerapan metode demonstrasi, dimana kegiatan belajar yang
dilakukan guru tidak hanya bersifat pada aktivitas guru semata, melainkan
seperangkat aktivitas yang memungkinkan peserta didik aktif di dalamnya.
27
peningkatan. Pada siklus ini siswa belum terbiasa menggunakan metode
demonstrasi Ilmu Pengetahuan Sosial . Siswa juga tampak sulit dalam
membedakan Peranan sumpah pemuda 28 Okt 1928 dalam mempersatukan
Indonesia sehingga dalam mengerjakan latihan tidak seluruh siswa dapat
menjawab dengan sempurna. Adapun perbaikan yang harus diberikan adalah
diharapkan siswa untuk lebih teliti dalam mengalisa soal-soal dan persediaan
media yang harus mencukupi.
Siklus II nilai rata-rata mengalami peningkatan dari siklus I yaitu 71,67 dengan
ketuntasan klasikal 66,48%. Meningkatnya prestasi belajar siswa pada siklus II ini
karena siswa memahami materi pelajaran yang diajarkan menggunakan metode
demonstrasi Ilmu Pengetahuan Sosial . Selain itu meningkatnya prestasi belajar
siswa tidak terlepas dari aktivitas siswa serta peranan guru memotivasi siswa agar
aktif dalam proses pembelajaran, oleh sebab itu guru dituntut mempunyai
keluwesan dan kemampuan. Metode demonstrasi adalah metode yang dapat
mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan
melakukan sesuatu kegiatan baik secara langsung maupun melalui menggunakan
media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang disajikan,
sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dalam proses pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial menurut Muthahibbin syah (2000).
28
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
dengan menggunakan metode demonstrasi siswa lebih aktif, kreatif dan terjadi
peningkatan hasil belajar, penulis dapat mengambil kesimpulan :
1. Penerapan metode demonstrasi ternyata dapat meningkatkan, baik dalam
proses maupun hasil pencapaian hasil ketuntasan belajar siswa kelas V SD
Negeri 1 Pulau Panggung Kecamatan Pulau Panggung . Dapat dilihat dari
hasil pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan 2 siklus, yaitu siklus I siswa
yang tuntas sebanyak 20 0rang (52,63%) dan siswa tidak tuntas 9 orang
(47,37%) pada siklus II siswa tuntas seluruhnya (100%).
2. Dengan menggunakan metode demonstrasi pembelajaran dapat meningkatkan
penguasaan konsep, siswa aktif dan lebih percaya diri.
3. Dengan menggunakan metode demonstrasi pembelajaran IPS dapat
memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa.
29
DAFTAR PUSTAKA
Sumiharto, 2007. Pedoman guru Dalam Pembelajaran Untuk Guru SD, Media
Swara: Sura Karta.
30
ABSTRAK
OLEH :
EKA HERNITA
NIM : 823512903
31
pembelajaran siswa lebih meningkat.
(Kata kunci : Aktivitas belajar siswa, Hasil Belajar. Metode Demonstrasi
32