Anda di halaman 1dari 32

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi
atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran.
Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan
pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai
materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral
pembelajaran.
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah
yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena
itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebeh efektif juga
menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa
senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor
diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar,
karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan
kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan
guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan
diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih
model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran
yang akan disampaikan.
Tujuan pendidikan nasional seperti yang terdapat dalam Undang-undang
Nomor 2 tahuan 1989 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat
jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab
kemasyarakatan bangsa (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998). Tujuan
pendidikan nasional ini sangat luas dan bersifat umum sehingga perlu dijabarkan
dalam Tujuan Institusional yang disesuaikan dengan jenis dan tingkatan sekolah

1
yang kemudian dijabarkan lagi menjadi tujuan kurikuler yang merupakan tujuan
kurikulum sekolah yang diperinci menurut bidang studi/mata pelajaran atau
kelompok mata pelajaran (Purwanto, 1988). Tujuan instruksional dijabarkan
menjadi Tujuan Pembelajaran Umum dan kemudian dijabarkan lagi menjadi
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK).
Dalam mencapai Tujuan Pembelajaran Khusus pada mata pelajaran IPS di
SD Negeri 1, khususnya di Pulau Panggung Kecamatan Pulau Panggung
Kabupaten Tanggamus masih banyak mengalami kesulitan. Hal ini terlihat dari
masih rendahnya nilai mata pelajaran IPS dibandingkan dengan nilai beberapa
mata pelajaran lainnya, mata pelajaran IPS peringkat nilainya menempati urutan
paling bawah dari enam mata pelajaran yang diUAS kan, bertitik tolak dari hal
tersebut di atas perlu pemikiran-pemikiran dan tindakan-tindakan yang harus
dilalukan agar siswa dalam mempelajari konsep-konsep tidak mengalami
kesulitan, sehingga tujuan pembelajaran khusus yang dibuat oleh guru mata
pelajaran IPS dapat tercapai dengan baik dan hasilnya dapat memuaskan semua
pihak. Oleh sebab itu penggunaan metode pembelajaran dirasa sangat penting
untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep pembelajaran IPS.

Metode pembelajaran jenisnya beragam yang masing-masing memiliki


kelebihan dan kelemahan, maka pemilihan metode yang sesuai dengan topik atau
pokok bahasan yang akan diajarkan harus betul-betul dipikirkan oleh guru yang
akan menyampaikan materi pelajaran.
Sedangkan penggunaan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam proses belajar
mengajar itu aktivitasnya tidak hanya didominasi oleh guru, dengan demikian
siswa akan terlibat secara fisik, emosional dan intelektual yang pada gilirannya
diharapkan konsep perubahan benda yang diajarkan oleh guru dapat dipahami
oleh siswa. Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di atas maka dalam
penelitian ini memilih judul “Meningkatkan Aktivitas dan hasil belajar siswa
dengan menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran Ilmu

2
pengetahuan Sosial (IPS) kelas V semester genap SD Negeri 1 Pulau Panggung
Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus.

1. Identifikasi Masalah
Setelah diidentifikasi ternyata ada beberapa masalah dalam proses pembelajaran,
yaitu:
a. Siswa kurang fokus terhadap penjelasan yang disampaikan oleh guru.
b. Siswa kurang termotivasi untuk mempelajari IPS secara sungguh-sungguh.
c. Pembelajaran yang diterima oleh siswa kurang menarik, sehingga siswa
d. Merasa kurang tertantang untuk mempelajari IPS.

2. Analisis Masalah
Dari beberapa masalah yang berhasil diidentifikasi, setelah dilakukan analisis
ternyata penyebab munculnya masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penjelasan yang diberikan oleh guru kurang dipahami karena guru menjelaskan
terlalu cepat
b. Guru kurang kreatif dalam penggunaan media pembelajaran yang relevan dan
menarik bagi siswa.
c. Guru kurang memberikan tugas yang terdapat pada buku sumber.
d. Guru kurang kompeten dalam memilih dan menggunakan metode yang tepat
dalam pembelajaran.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Peneliti menggunakan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran sebagai
strategi dalam pemecahan masalah yang ada di dikelas tersebut. Model
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan metode demonstrasi sebagai salah
satu model pembelajaran yang kreatif dan inovatif diperkirakan akan mampu
membantu mempermudah guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu
siswa agar lebih mudah dalam daya tangkap dan pemahaman bahan ajar.Dari
harapan dan kenyataan tersebut diatas penulis ingin mencoba untuk membahas
dan meneliti melalui judul “Meningkatkan Aktivitas dan hasil belajar siswa

3
dengan menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan
Sosial (IPS) kelas V semester genap SD Negeri 1 Pulau Panggung Kecamatan
Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah Cara meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial
(IPS) kelas V semester genap SD Negeri 1 Pulau Panggung Kecamatan Pulau
Panggung Kabupaten Tanggamus ?.” Agar penelitian menjadi lebih terarah, maka
rumusan masalah masalah yang ada harus dibatasi sebagai berikut:

1. Bagaimankahcara meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan


Metode Demonstrasi pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) kelas
V semester genap SD Negeri 1 Pulau Panggung Kecamatan Pulau Panggung
Kabupaten Tanggamus?
2. Bagaimankah cara meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan
Metode Demonstrasi pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) kelas
V semester genap SD Negeri 1 Pulau Panggung Kecamatan Pulau Panggung
Kabupaten Tanggamus?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
demonstrasi pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) kelas V semester
genap SD Negeri 1 Pulau Panggung Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten
Tanggamus.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan akan memberikan beberapa
manfaat, yaitu:
1. Bagi siswa
Siswa akan memperoleh pelajaran IPS yang lebih menarik, dan menyenangkan

4
dan memungkinkan bagi dirinya memperoleh pemahaman akan konsep IPS
yang akan berguna bagi kehidupannya.

2. Bagi guru
a. Guru akan dapat membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang
akan mereka hadapi dan mendapat tambahan wawasan serta keterampilan
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu
pembelajarannya.
b. Diharapkan guru dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa dan
sebagai upaya perbaikan proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi sekolah
a. Sekolah diharapkan temuan PKP ini dapat menjadikan masukan positif
dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Untuk menjadikan kualitas pembelajaran lebih baik secara umum dan pada
akhirnya dapat meningkatkan kualitas out put maupun out come sekolah
itu sendiri.

4. Bagi dinas pendidikan


Dapat meningkatkan prestasi pendidikan di Kabupaten Tanggamus

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Aktivitas Belajar


Belajar sangat dibutuhkan adanya aktivitas, dikarenakan tanpa adanya aktivitas
proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Pada proses aktivitas
pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek peserta didik, baik jasmani maupun
rohani sehingga perubahan perilakunya dapat berubah dengan cepat, tepat, mudah
dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif afektif maupun psikomotor
(Nanang Hanafiah, 2010).

Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam proses
belajar kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Lebih lanjut lagi piaget
menerangkan dalam buku Sardiman bahwa jika seorang anak berfikir tanpa
berbuat sesuatu, berarti anak itu tidak berfikir (Sardiman, 2011).

Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2010) menjelaskan bahwa aktivitas belajar
dapat memberikan nilai tambah (added value) bagi peserta didik, berupa hal-hal
berikut ini:
1. Peserta didik memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai wujud
adanya motivasi internal untuk belajar sejati.
2. Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang
dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral.
3. Peserta didik belajar dengan menurut minat dan kemampuannya.
4. Menumbuh kembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang
demokratis di kalangan peserta didik.
5. Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga dapat menumbuh
kembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan
terjadinya verbalisme.

6
6. Menumbuh kembangkan sikap kooperatif dikalangan peserta didik
sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan dan serasi dengan kehidupan di
masyarakat di sekitarnya.

Jenis-jenis Aktivitas Belajar


Paul B. Diedrich yang dikutip dalam Nanang hanafiah dan Cucu suhana (2010)
menyatakan, aktivitas belajar dibagi ke dalam delapan kelompok, yaitu sebagai
berikut:
1. Kegiatan-kegiatan visual (visual activities), yaitu membaca, melihat
gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan
mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral activities), yaitu mengemukakan suatu fakta
atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian mengajukan pertanyaan,
memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara diskusi dan
interupsi
3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan (listening activities), yaitu
mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi
kelompok, atau mendengarkan radio.
4. Kegiatan-kegiatan menulis (writing activities), yaitu menulis cerita,
menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat
outline atau rangkuman, dan mengerjakan tes serta mengisi angket.
5. Kegiatan-kegiatan menggambar (drawing activities), yaitu menggambar,
membuat grafik, diagram, peta dan pola.
6. Kegiatan-kegiatan motorik (motor activities), yaitu melakukan percobaan,
memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model,
menyelenggarakan permainan, serta menari dan berkebun.
7. Kegiatan-kegiatan mental (mental activities), yaitu merenungkan
mengingat, memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat
hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
8. Kegiatan-kegiatan emosional (emotional activities), yaitu minat,
membedakan, berani, tenang, merasa bosan dan gugup.

7
Dengan adanya pembagian jenis aktivitas di atas, menunjukkan bahwa aktivitas di
sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika kegiatan-kegiatan tersebut dapat
tercipta di sekolah, pastilah sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak
membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal.

B. Hasil Belajar
1. Pengertian HasilBelajar
Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia yang melibatkan
guru dan siswa untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Hakim (2002) mengemukan bahwa belajar adalah suatu proses


perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan
dalam peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
cakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir
dan lain-lain.

Menurut Slameto (2003) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai pengalaman sendiri dan interaksi dengan lingkungannya.

Pendapat Djamarah (2006) mengatakan bahwa pengertian hasil belajar merupakan


suatu yang diperoleh dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik
secara individu maupun kelompok.

Menurut Kosasi (2007) belajar berarti perobahan tingkah laku atau penampilan
dengan serangkaian kegiatan, misalnya : membaca, mengamati, mendengar dan
meniru.

Sedangkan menurut Dimyati (2009) hasil belajar merupakan suatu puncak proses
belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar

8
dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring, dampak tersebut
bermanfaat terhadap guru dan siswa.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Slameto (2003) mengatakan banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa yang dibagi menjadi dua golongan yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,
sedangkan faktor eksteral adalah faktor yang berada diluar diri individu.
a. Faktor internal meliputi faktor jasmani dan psikologis :
1) Faktor jasmani terdiri dari kesehatan dan cacat tubuh.
2) Faktor psikologis terdiri dari minat, bakat, intelegensi, perhatian, motivasi,
kematangan dan persiapan.
3) Faktor kelelahan terdiri dari kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.

b. Faktor eksternal :
1) Faktor keluarga: berupa cara orang tua mendidik, interaksi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan fasilitas belajar.
2) Faktor sekolah: mencakup metode mengajar, kurikulum, reaksi guru dengan
siswa, reaksi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan alat
pembelajaran.
3) Faktor masyarakat: kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman
bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

B. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Menurut Djamarah (2005) demonstrasi merupakan suatu metode yang digunakan
untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda, yang berkenaan
dengan bahan pelajaran. Guru melakukan kegiatan dengan memperagakan suatu
proses dan kerja suatu benda.

9
Menurut Sumiharto (2007) demonstrasi adalah penyajian pelajaran dengan
memperagakan sesuatu proses dapat dilakukan oleh siswa atau guru dan lebih
konkrit sehingga diharapkan siswa menjadi lebih mudah memahami.

2. Tujuan Metode Demostrasi


Metode demonstrasi sebagai salah satu metode yang di gunakan guru dalam
kegiatan belajar mengajar bertujuan agar mampu memberikan dorongan agar lebih
aktif dalam melaksanakan kegiatan belajar yang dapat menyerap sebanyak
mungkin materi yang diajarkan guru dan bagi siswa yang memiliki kemampuan
diharapkan agar lebih cepat memerima bahan atau materi pelajaran.

Setiap metode yang dikembangkan guru dalam proses pembelajaran memiliki


tujuan dan maksud yang hampir sama yakni bagaimana pembelajaran tersebut
dapat memudahkan siswa memahami materi yang diajarkan, disamping aspek lain
yang lebih spesifik untuk memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar.

3. Langkah-langkah Metode Demonstrasi


Menurut Ahmad Rianto (2002)
Dalam metode demonstrasi digunakan metode yang konkrit yang ada
disekitar siswa.
a. Memberi kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa.
b. Membantu siswa dalam mengungkapkan gagasannya.
c. Pemikiran siswa dapat sejalan dalam menghadapi persoalan yang baru
ditemui.
d. Siswa menyelesaikan masalah menurut cara berpikir siswa.
e. Siswa dan guru membahas konsep yang dipelajari.
f. Siswa didorong untuk menemukan atau memunculkan suatu cara.

4. Kelebihan Metode Demonstrasi


Menurut Djamarah (2005) kelebihan metode demonstrasi ini antara lain :
a. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, sehingga

10
menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat).
b. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
c. Proses pengajaran lebih menarik.
d. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.

5. Kelemahan Metode Demonstrasi


Menurut Djamarah (2005) kelemahan metode demonstrasi ini antara lain :
a. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa
ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
b. Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tdak selalu tersedia
dengan baik.
c. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping
memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil
waktu atau jam pelajaran lain.

6. Hubungan Metode Demonstrasi Dengan Peningkatan Hasil Belajar


Keberhasilansiswatidakterlepas dari upaya dan inovasi yang dilakukan oleh guru.
Siswa diharapkan dapat memahami apa yang dipelajari melalui tempat belajar
yang dilakukan oleh guru. Pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
menggunakan metode demonstrasi. Adanya percobaan yang dilakukan oleh siswa
dan bimbingan guru dapat masuk dalam memori atau ingatan untuk lebih aktif
dengan melakukan metode demonstrasi siswa dapat menemukan sendiri konsep-
konsep dan fakta pada materi “Peranan sumpah pemuda 28 Okt 1928 dalam
mempersatukan Indonesia” dan pada akhirnya akan mendapatkan pengetahuan
yang bermakna.

Penerapan metode demonstrasi dapat merangsang anak berfikir konkrit,


memfokuskan pikiran, perasaan, serta siswa merasa termotivasi dan aktif dalam
kegiatan belajar. Sehingga hasil belajar siswa lebih meningkat dan dapat
menyelesaikan soal yang berkaitan dengan materi. Karena anak telah dapat

11
pengalaman langsung dari percobaan yang dilakukan, sebab (saya lakukan, saya
akan paham).

Penggunaan metode demonstrasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa


dapat membedakan sehingga memudahkan guru dalam mengarahkan,
membimbing. Metode demonstrasi dapat mengembangkan kemampuan dan minat
siswa untuk menyenangi serta mencintai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
. Dengan metode demonstrasi timbul sikap keberanian pada siswa dan termotivasi
untuk melakukan aktivitas didepan kelas.

12
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian, Pihak Yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Dalam penelitian perbaikan pembelajaran subjek Penelitian perbaikan
adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Pulau Panggung Kecamatan Pulau
Panggung Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus, yang
diikuti oleh 29 siswa yang terdiri dari 22 orang laki-laki dan 6 orang
perempuan.

2. Tempat Penelitian
Siswa - siswi kelas V SD Negeri 1 Pulau Panggung Kecamatan Pulau
Panggung Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus.

3. Waktu Penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan mulai tanggal 25 April
2018 sampai dengan tanggal 3 Mei 2018, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.1 : Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
No Hari/Tanggal Kelas Siklus I Siklus II
P1 P2 P1 P2
1 Rabu V
25 April 2018 √
2 Sabtu V
28 April 2018 √ UH
3 Kamis V
3 Mei 2018 √

4. Pihak Yang membantu


a. Supervisor 1

13
b. Supervisor 2
c. Penilai 1
d. Penilai 2
e. Kepala SD Negeri 1 Pulau Panggung Kecamatan Pulau Panggung
f. Siswa – Siswi SD Negeri 1 Pulau Panggung Kecamatan Pulau
Panggung

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


1. Siklus I
a. PerencanaanSiklus I
1) Menetapkan pelaksanaan siklus I, yaitu tanggal 28 April 2018
2) Menetapkan jumlah siklus I ada 1 kali pertemuan
3) Menetapkan kelas penelitian yaitu kelas V SD Negeri 1 Pulau Panggung
Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus .
4) Menetapkan materi pelajaran yang disajikan Peranan sumpah pemuda 28
Okt 1928 dalam mempersatukan Indonesia pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS)
5) Mempersiapkan perangkat pembelajaran Rencana Pelaksanaan
Perbaikan Pembelajaran I (RPP I), evaluasi, LKS, dan media
pembelajaran
6) Mengumpulkan data berupa UH, Lembar observasi siswa, dan lembar
observasi guru
7) Menetapkan observer yaitu supervisor 2
8) Menetapakan Model Pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
9) Menyiapkan alat–alat yang digunakan untuk melakukan demonstrasi,
Lembaran Kerja Siswa (LKS) dan alat evaluasi.

2. Pelaksanaan siklus I
Langkah–langkah pelaksanaan penelitian perbaikan Ilmu Pengetahuan Sosial
sebagai berikut :

14
a. Kegiatan Awal
 Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama, presensi, apersepsi dan
kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran.
 Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran

b.Kegiatan inti
 Menjelaskan secara singkat latar belakang munculnya pergerakan nasional
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
dengan mendemonstrasikan secara singkat latar belakang munculnya
pergerakan nasional
 Siswa membuat profil riwayat hidup tokoh-tokoh penting pergerakan
nasional, seperti RA Kartini, Dewi Sartika, Ki Hajar Dewantara, Douwes
Dekker
 Siswa mendemostrasikan profil riwayat hidup tokoh-tokoh penting
pergerakan nasional, seperti RA Kartini, Dewi Sartika, Ki Hajar Dewantara,
Douwes Dekker yang telah dibuat
 Melakukan diskusi kelas dan mendemostrasikannya tentang peristiwa
sumpah pemuda khususnya tentang konggres pemuda I dan II
 Menugaskan siswa membuat catatan mengenal peranan tiga tokoh penting
dalam peristiwa sumpah pemuda
 Menugaskan setiap siswa menjawab pertanyaan dan kesimputan mengenai
peranan sumpah pemuda dalam mempersatukan Indonesia
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan

c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:

 Memandu siswa untuk menyimpulkan pentingnya pembentukan organisasi


pergerakan nasional

15
 Mendorong siswa untuk melakukan tugas pembiasaan agar siswa dapat
mencontoh sikap-sikap terpuji pars pahlawan pergerakan nasional
 Mengadakan uji kompetensi

3. Pengamatan
Selama satu siklus dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan proses
pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. Selama pelaksanaan
penelitian peneliti juga diawasi oleh supervisor 2 yang dalam hal ini bertujuan
untuk memberikan masukan kepada peneliti dalam menyempurnakan pelaksanaan
tindakan.Pengamat yang ditunjuk adalah guru di sekolah tersebut. Hasil
pengamatan didiskusikan guna memperbaiki kelemahan pada siklus selanjutnya.

4. Refleksi
Hasil pelaksanaan tindakan dan observasi yang dilakukan peneliti, kemudian di
gunakan refleksi guna memperbaiki kelemahan-kelemahan penerapan metode
demonstrasi dalam pembelajaran. Hasil refleksi ini digunakan untuk pemanfaatan
pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.

2. Siklus II
a. Perencanaan Siklus II
1) Menentukan pelaksanaan kegiatan pada tanggal 3 Mei 2018
2) Menentukan materi pelajaran sesuai dengan program
3) Menetapkan jumlah siklus II ada 1 kali pertemuan
4) Menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu silabus, RPP, LKS, dan media
pembelajaran
5) Mengumpulkan data berupa UH, Lembar Observasi siswa, dan lembar
observasi guru
6) Menetukan observer yaitu supervisor 2
7) Menetapakan Model Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

16
8) Menyiapkan alat–alat yang digunakan untuk melakukan demonstrasi,
Lembaran Kerja Siswa (LKS) dan alat evaluasi

2. Pelaksanaan siklus II
a. Kegiatan awal
 Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama, presensi,
apersepsi dan kepercayaan masing-masing, untuk mengawali
pelajaran.
 Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran

b. Kegiatan inti
 Menjelaskan secara singkat latar belakang munculnya pergerakan
nasional
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran dengan mendemonstrasikan secara singkat latar
belakang munculnya pergerakan nasional
 Guru membimbing siswa tentang peristiwa sumpah pemuda
khususnya tentang konggres pemuda I dan II sebagai bahan
demonstrasi
 Siswa melakukan demostrasi tentang peristiwa sumpah pemuda
khususnya tentang konggres pemuda I dan II
 Menugaskan siswa membuat catatan mengenal peranan tiga tokoh
penting dalam peristiwa sumpah pemuda
 Menugaskan setiap siswa menjawab pertanyaan dan kesimputan
mengenai peranan sumpah pemuda dalam mempersatukan Indonesia
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

17
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:

 Memandu siswa untuk menyimpulkan pentingnya pembentukan


organisasi pergerakan nasional
 Mendorong siswa untuk melakukan tugas pembiasaan agar siswa
dapat mencontoh sikap-sikap terpuji pars pahlawan pergerakan
nasional
 Mengadakan uji kompetensi

3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh supervisor II, pengamatan ini dilakukan berpedoman
pada instrumen berupa pengamatan observasi yang telah disediakan oleh peneliti
sebelum terjun meneliti siswa yang sedang belajar di kelas.Aspek yang diamati
antara lain : proses kegiatan belajar mengajar siswa dalam kelas yang meliputi
keaktifan dan motivasi siswa. Indikator keaktifan siswa dapat dilihat dengan
keterlibatan langsung dalam proses pembelajaran dan juga dapat dilihat dari kerja
siswa. Indikator motivasi siswa dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam
mengikuti materi pelajaran. Hasil belajar siswa diukur dengan menggunakan test
berupa soal-soal latihan.

4. Refleksi
Setelah perbaikan siklus II dilaksanakan peneliti melihat perubahan yang sangat
baik, tidak ada siswa yang ditemui di bawah KKM.

C. Teknik Analisis Data


1. Hasil belajar
Setelah data terkumpul melalui observasi atau pengamatan, data tersebut diolah
menggunakan teknik, sebagai berikut :
a. Daya serap
Daya serap = jawaban yang benar : jumlah soal x 100%

18
Daya serap di kelompokkan menjadi :

Tabel 3.2 Pengelompokkan Daya Serap


% Interval Kategori
100 – 90 Amat Baik
80 - 89 Baik
70 - 79 Cukup
60 - 69 Kurang
< 59 Amat Kurang

2. Ketuntasan individu
Dalam penelitian ini ketuntasan belajar siswa ditetapkan 70 yaitu penyesuaian
siswa dikatakan tuntas apabila mendapatkan nilai 70, atau 70 % dari suatu
kompetensi dasar di hitung dengan menggunakan rumus.

3.Aktifitas siswa
Aktifitas siswa diolah dan dianalisis menggunakan rumus :
Aktivitas siswa = Frekuensi aktifitas siswa : Banyak individu x 100 %.
Tabel 3.3 Frekuensi Aktifitas Siswa
% Interval Kategori
100 – 90 Amat Baik
80 - 89 Baik
70 - 79 Cukup
60 - 69 Kurang
< 59 Amat Kurang

4 . Aktifitas Guru
Aktifitas guru diolah dan dianalisis dengan menggunakan rumus :
Aktifitas guru = frekuensi aktifitas guru : jumlah aktifitas x 100 %.

19
Tabel 3.4 : Interval Kategori Aktifitas Guru
% Interval Kategori
100 – 90 Amat Baik
80 - 89 Baik
70 - 79 Cukup
60 - 69 Kurang
< 60 Amat Kurang

20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Siklus I
Dalam penelitian tindakan kelas dengan menggunakan penerapan metode
demonstrasi pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V SD Negeri 1
Pulau Panggung Kecamatan Pulau Panggung dengan materi pokok Peranan
sumpah pemuda 28 Okt 1928 dalam mempersatukan Indonesia. Pada siklus I
indikatornya dilaksanakan pada hari Senin, 25 April 2018 masih terjadi beberapa
kelemahan yang dialami, pada saat penerapan metode demonstrasi masih ada
siswa yang belum aktif, guru tidak membagi waktu untuk membimbing siswa,
sehingga tidak semua kegiatan dapat dilaksanakan tepat waktu. Pada siklus I
terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada rentang nilai < 59 dari data awal 6
orang (19,39 %), pada siklus I setelah dilakukan perbaikan menjadi 2 orang (8,31
%) dengan rata-rata naik dari data awal yaitu 68,89 menjadi 71,22.
Tabel 4.1
HasilEvaluasiBelajarSiklus 1

Ketuntasan
No Nama Nilai Belum
Tuntas
Tuntas

1 90 
Abi Gustian

2 70 
Andriansyah

3 90 
Agung Saputra

4 60 
Aldo Ananda Saputra

5 80 
Alfa Reza

21
6 Ardi Irawan 90

7 Bahtiar 70

8 50 
Desta

9 90
Dimas Fatahila 

10 70
Desta 

11 70
Dimas Fatahila 

12 50 
Dwi Andika

13 80
Fitriyani 

14 50 
Idris Setiawan

15 70
Jeri Juliansyah 

16 60
Juniah 

17 90
Junariah 

18 50 
Ali Sanjaya

19 70
Lukmila 

20 80
Mifahul Janah 

21 60
Rama Adi Saputra 

22 70
Rendi Juniar 

23 60
Reno Prasetio 

24 80
Reval Andala Rama Putra 

25 70
Sandi Yudha 

22
26 80
Yuspa Agustin 

27 60
Yusuf Setiawan 

28 60
Andrian Firmansyah 

29 80
M. Dedi Pratama 
Jumlah Nilai 2050

Nilai Rata-rata 70,68

Nilai Terendah 50
Nilai Tertinggi 90

2. Siklus II
Perbaikan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa 3 Mei 2018 Pada siklus II
rencana pelaksanaan perbaikan dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial dilaksanakan di Kelas V SD Negeri 1 Pulau Panggung Kecamatan Pulau
Panggung Kabupaten Tanggamus siswa sangat termotivasi dan terlihat aktif
dalam proses pembelajaran. Tetapi ditemukan sedikit permasalahan siswa yang
tidak dapat menyelesaikan kesimpulan hasil demonstrasi. Pada siklus II ini terjadi
peningkatan seperti yang diharapkan dari siklus I rata-rata meningkat menjadi
83,61. Keberhasilan pembelajaran di atas disebabkan oleh adanya dampak positif
dari penggunaan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran. Dengan
menggunakan metode demonstrasi siswa lebih aktif dan termotivasi serta mudah
memahami konsep Peranan sumpah pemuda 28 Okt 1928 dalam mempersatukan
Indonesia dalam proses pembelajaran. Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :

23
Tabel 4.2
HasilEvaluasiBelajarSiklus II

Ketuntasan
No Nama Nilai Belum
Tuntas
Tuntas

1 90 
Abi Gustian

2 80 
Andriansyah

3 90 
Agung Saputra

4 80 
Aldo Ananda Saputra

5 100 
Alfa Reza

6 90
Ardi Irawan 

7 80
Bahtiar 

8 60
Desta 

9 90
Dimas Fatahila 

10 80
Desta 

11 80
Dimas Fatahila 

12 60
Dwi Andika 

13 100
Fitriyani 

14 60
Idris Setiawan 

15 80
Jeri Juliansyah 

16 80
Juniah 

24
17 90
Junariah 

18 60
Ali Sanjaya 

19 90
Lukmila 

20 100
Mifahul Janah 

21 80
Rama Adi Saputra 

22 100
Rendi Juniar 

23 60
Reno Prasetio 
Reval Andala Rama 90
24
Putra 

25 80
Sandi Yudha 

26 90
Yuspa Agustin 

27 60
Yusuf Setiawan 

28 80
Andrian Firmansyah 

29 90
M. Dedi Pratama 
Jumlah Nilai 2370

Nilai Rata-rata 81,72

Nilai Terendah 60
Nilai Tertinggi 100

25
Tabel 4.3: Perolehan Hasil Belajar Siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial
Data Awal Siklus I dan Siklus II
No Interval Kategori Data Awal Siklus I Siklus II
1 90 – 100 Amat Baik 3 (10,34%) 5 (17,24%) 13 (44,82%)
2 80 – 89 Baik 5 (17,24%) 6 (20,68%) 10 (34,48%)
3 70 – 79 Sedang 5 (17,24%) 8 (27,58%) 6 (20,68%)
4 60 – 69 Cukup 10 (34,48%) 6 (20,68%) -
5 < 59 Kurang 6 (20,68%) 4 (13,79%) -
Rata-Rata 68,89 71,67 83,61
Ketuntasan yang Digunakan 70 70 70
Ketuntasan Klasikal 52,63% 66,48% 100%

Berdasarkan tabel di atas hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial dari data awal terdapat 6 orang siswa berada pada rentang
nilai < 59 dengan kategori amat kurang (20,68%), 10 orang siswa berada pada
rentang nilai 60-69 dengan kategori kurang (34,48%) yang tidak mencapai KKM
5 orang siswa berada pada rentang nilai 70-79 dengan kategori sedang (17,24%),
5 orang siswa berada pada rentang nilai 80-89 dengan kategori baik (17,28%), 3
orang siswa berada pada rentang nilai 90-100 dengan kategori amat baik
(10,34%).

Siklus Iterdapat 4 orang siswa berada pada rentang nilai < 59 dengan kategori
amat kurang (13,79%), 6 orang siswa berada pada rentang nilai 60-69 dengan
kategori kurang (20,68%) yang tidak mencapai KKM, 8 orang siswa berada pada
rentang nilai 70-79 dengan kategori sedang (27,58%), 6 orang siswa berada pada
rentang nilai 80-89 dengan katagori baik (20,68%), 5 orang siswa berada pada
rentang nilai 90-100 dengan kategori amat baik (17,24%).

Pada siklus IItidak ada satu orang pun siswa yang berada dibawah rentang nilai
<59 dan 60-69, 6 orang siswa berada pada rentang nilai 70-79 dengan kategori

26
sedang (20,68%), 10 orang siswa berada pada rentang nilai 80-89 dengan kategori
baik (34,48%), 13 orang siswa berada pada rentang nilai 90-100 dengan kategori
amat baik (44,82%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik
histogram di bawah ini :

Dari hasil pengamatan, dan pelaksanaan siklus I dan siklus II pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial dengan penggunaan metode demonstrasi sesuai dengan
rencana perbaikan pembelajaran (RPP), proses pembelajaran berjalan baik sesuai
dengan yang diharapkan, aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dalam belajar
terlihat antusias dan bersemangat. Disebabkan karena telah terbiasa menggunakan
metode demonstrasi dalam proses pembelajaran pada siklus II, sehingga hasil
pembelajaran siswa lebih meningkat.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Pada siklus I dilihat dari data awal pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
nilai rata-rata siswa 68,89 dengan ketuntasan klasikal 52,63%. Dari hasil kategori
ini tergolong belum memuaskan sehingga diperlukan usaha agar nilai siswa
meningkat pada siklus I, salah satu upaya adalah menggunakan penerapan metode
demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial . Menurut
Sumiharto (2007) demonstrasi adalah penyajian pelajaran dengan memperagakan
suatu proses dapat dilakukan oleh siswa atau guru dan lebih konkrit sehingga
diharapkan siswa menjadi lebih mudah memahami.

Maka dari itu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi Peranan
sumpah pemuda 28 Okt 1928 dalam mempersatukan Indonesia lebih efektif
menggunakan penerapan metode demonstrasi, dimana kegiatan belajar yang
dilakukan guru tidak hanya bersifat pada aktivitas guru semata, melainkan
seperangkat aktivitas yang memungkinkan peserta didik aktif di dalamnya.

Pada perbaikan pembelajaran menggunakan penerapan metode demonstrasi Ilmu


Pengetahuan Sosial dalam kegiatan pembelajaran ini siswa mengalami

27
peningkatan. Pada siklus ini siswa belum terbiasa menggunakan metode
demonstrasi Ilmu Pengetahuan Sosial . Siswa juga tampak sulit dalam
membedakan Peranan sumpah pemuda 28 Okt 1928 dalam mempersatukan
Indonesia sehingga dalam mengerjakan latihan tidak seluruh siswa dapat
menjawab dengan sempurna. Adapun perbaikan yang harus diberikan adalah
diharapkan siswa untuk lebih teliti dalam mengalisa soal-soal dan persediaan
media yang harus mencukupi.

Siklus II nilai rata-rata mengalami peningkatan dari siklus I yaitu 71,67 dengan
ketuntasan klasikal 66,48%. Meningkatnya prestasi belajar siswa pada siklus II ini
karena siswa memahami materi pelajaran yang diajarkan menggunakan metode
demonstrasi Ilmu Pengetahuan Sosial . Selain itu meningkatnya prestasi belajar
siswa tidak terlepas dari aktivitas siswa serta peranan guru memotivasi siswa agar
aktif dalam proses pembelajaran, oleh sebab itu guru dituntut mempunyai
keluwesan dan kemampuan. Metode demonstrasi adalah metode yang dapat
mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan
melakukan sesuatu kegiatan baik secara langsung maupun melalui menggunakan
media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang disajikan,
sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dalam proses pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial menurut Muthahibbin syah (2000).

28
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
dengan menggunakan metode demonstrasi siswa lebih aktif, kreatif dan terjadi
peningkatan hasil belajar, penulis dapat mengambil kesimpulan :
1. Penerapan metode demonstrasi ternyata dapat meningkatkan, baik dalam
proses maupun hasil pencapaian hasil ketuntasan belajar siswa kelas V SD
Negeri 1 Pulau Panggung Kecamatan Pulau Panggung . Dapat dilihat dari
hasil pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan 2 siklus, yaitu siklus I siswa
yang tuntas sebanyak 20 0rang (52,63%) dan siswa tidak tuntas 9 orang
(47,37%) pada siklus II siswa tuntas seluruhnya (100%).
2. Dengan menggunakan metode demonstrasi pembelajaran dapat meningkatkan
penguasaan konsep, siswa aktif dan lebih percaya diri.
3. Dengan menggunakan metode demonstrasi pembelajaran IPS dapat
memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa.

B. Saran dan Tindak Lanjut


Berdasarkan hasil penelian dan pembahasan yang telah dikemukakan maka
penulis menyampaikan saran tindak lanjut, yaitu :
1. Sebaiknya guru menerapkan metode demonstrasi sebagai salah satu alternatif
dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial , sehingga diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan
metode demonstrasi.
3. Diharapkan kepada guru yang ingin menggunakan metode demonstrasi agar
sebelumnya mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan materi
pelajaran yang diberikan, agar diperoleh hasil yang maksimal.

29
DAFTAR PUSTAKA

A.M.Sardiman. 2003.Strategi Belajar Mengajar.Bandung: CV. Pustaka Setia

Dimyati, 2009. Belajar Secara Efektif, Pustaka Swara : Jakarta.

Djamarah, 2005. Guru dan anak didik, Rineka Cipta: Jakarta

Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Ardi Maha Setia: Jakarta.

Hakim. 2002. Strategi Belajar Mengajar, Ardi Maha Setia: Jakarta.

Hakim, 2002. Belajar Secara Efektif, Pustaka Swara : Jakarta.

Hamalik, 2003. Psikologi Belajar dan Pembelajaran, Pustaka belajar:


Yogyakarta

Hanafiah, Nanang.2010.Strategi Belajar Mengajar.Bandung: Rineka Cipta

Kosasih, 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran,Grafindo: Jakarta.


Sardiman.2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta PT Bumi Aksara.

Suhana,Cucu.Hanafiah,Nanang. 2003.Strategi Belajar Mengajar.Bandung: CV.


Pustaka Setia
Slameto, 2003. Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta: Jakarta

Slameto, 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi belajar,


Rineka Cipta: Bandung.

Sumiharto, 2007. Pedoman guru Dalam Pembelajaran Untuk Guru SD, Media
Swara: Sura Karta.

Rianto Ahmad, 2003. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar, Bumi


Aksara:Jakarta.

30
ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA


DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA
MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) KELAS V
SEMESTER GENAP SD NEGERI 1 PULAU PANGGUNG KECAMATAN
PULAU PANGGUNG
KABUPATEN TANGGAMUS
TAHUN PELAJARAN 2015/2018

OLEH :
EKA HERNITA
NIM : 823512903

Program SI PGSD Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

Pengajaran IPS merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan


antara guru dan siswa secara timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui proses pengajaran
siswa data tumbuh menuju kedewasaan yang optimal, karena dalam pengajaran
dapat mengembangkan tiga kemampuan (kompetensi) antara lain: kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan).Tujuan penelitian
ini adalah Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan
metode demonstrasi pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) kelas V
semester genap SD Negeri 1 Pulau Panggung Kecamatan Pulau Panggung
Kabupaten Tanggamus. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 April 2018
sampai dengan 3 Mei 2018 di kelas IV SD Negeri 1 Pulau Panggung Kecamatan
Pulau Panggung Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus dengan
menggunakan dua siklus. Hasil pengamatan di atas menggambarkan bahwa
tingkat ketelitian siswa, Siklus Iterdapat 4 orang siswa berada pada rentang nilai
< 59 dengan kategori amat kurang (13,79%), 6 orang siswa berada pada rentang
nilai 60-69 dengan kategori kurang (20,68%) yang tidak mencapai KKM, 8 orang
siswa berada pada rentang nilai 70-79 dengan kategori sedang (27,58%), 6
orang siswa berada pada rentang nilai 80-89 dengan katagori baik (20,68%), 5
orang siswa berada pada rentang nilai 90-100 dengan kategori amat baik
(17,24%).Pada siklus IItidak ada satu orang pun siswa yang berada dibawah
rentang nilai <59 dan 60-69, 6 orang siswa berada pada rentang nilai 70-79
dengan kategori sedang (20,68%), 10 orang siswa berada pada rentang nilai 80-
89 dengan kategori baik (34,48%), 13 orang siswa berada pada rentang nilai 90-
100 dengan kategori amat baik (44,82%). Dari hasil pengamatan, dan
pelaksanaan siklus I dan siklus II pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan
penggunaan metode demonstrasi sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran
(RPP), proses pembelajaran berjalan baik sesuai dengan yang diharapkan,
aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dalam belajar terlihat antusias dan
bersemangat. Disebabkan karena telah terbiasa menggunakan metode
demonstrasi dalam proses pembelajaran pada siklus II, sehingga hasil

31
pembelajaran siswa lebih meningkat.
(Kata kunci : Aktivitas belajar siswa, Hasil Belajar. Metode Demonstrasi

32

Anda mungkin juga menyukai