Anda di halaman 1dari 40

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran IPA di sekolah dasar telah dipelajari seorang siswa semenjak
mereka berada di kelas IV. Menurut Darmodjo dan Kaligis (1992) IPA atau IPA
berarti “ilmu” tentang “pengetahuan alam”, ilmu artinya “suatu pengetahuan yang
benar”. Pengetahuan yang benar artinya “pengetahuan yang dibenarkan menurut
tolok ukur (ketentuan) kebanaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional
artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat; sedangkan objektif artinya
sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indra”. Pengetahuan artinya
“segala sesuatu yang diketahui oleh manusia”, dan pengetahuan alam adalah
“pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya:, jadi, IPA adalah
“pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala
isinya”.

Selanjutnya agar pembelajaran IPA menjadi suatu pengetahuan dan keterampilan


bagi siswa, dan supaya siswa tidak merasa jenuh, guru harus mencarikan cara
terbaik dalam menyampaikan materi, seperti memvariasikan cara penyampaian,
salah satu cara yang dapat digunakan guru adalah dengan menggunakan media.

Azhar (2006) berpendapat, “proses pembelajaran yang terjadi di sekolah dapat


lebih dinamis dan akan mencapai sasaran yang diinginkan jika ditambahkan alat
Bantu atau media, karena dengan penggunaan alat Bantu atau media tersebut
menjadikan siswa dapat lebih memahami pembelajaran”.

Adapun kata media itu sendiri menurut Azhar (2006), berasal dari bahasa latin
yaitu medius yang secara harfiah “tengah”, “perantara”, dan “pengantar”. Jadi,
media adalah “alat yang berperan menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan
pembelajaran”, sedangkan media pembelajaran menurut Ilam (dalam
gurupaismaalmuttaqin, 2008) adalah ”segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan, merangsang pikiran, perasaaan, perhatian dan kemauan

xi
siswa sehingga dapat mendorong proses belajar, yang pada akhirnya mampu
mengantarkan siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran”.

Pemilihan metode dan penggunaan media pembelajaran sangat mempengaruhi


keberhasilan seorang guru menyampaikan pelajaran. Sekolah Dasar sebagai
tempat yang berfungsi untuk membantu menumbuh kembangkan pendidikan
dasar. Guru di sekolah dasar mempunyai peranan penting dalam memudahkan
siswa mengenal dan memahami konsep-konsep pengetahuan yang diajarkan. Guru
selain mengajar juga mendidik yang berarti guru berperan aktif dalam membantu
mendewasakan anak didik. Salah satu karakteristik yang yang harus dimiliki
guru/pendidik ialah mamiliki kemampuan memotivasi belajar peserta didiknya
(Abraham Mastow dan Carl Rogers, 1969) dalam teori Humanisme. Selain itu
guru harus memiliki sikap empati (emphatic), terbuka (open mindedness),
keaslian (genuinesess), kekonkretan (concreteness), dan kehangatan (warmth).
Oleh karena itu tenaga kependidikan di sekolah dasar dituntut harus lebih lebih
profesional. Untuk memenuhi profesionalitas itu maka guru sekolah dasar dituntut
harus lebih profesional. Untuk memenuhi profesionalitas itu maka guru sekolah
dasar dituntut untuk meningkatkan pendidikannya minimal S1.

S1 PGSD merupakan program penyelenggaraan pendidikan yang bertujuan untuk


meningkatkan profesionalisme guru sekolah dasar, mengharuskan untuk
melakukan Penelitian Tindakan Kelas, guna memperoleh pengalaman langsung
mengenai perbaikan pembelajaran, dengan tujuan meningkatkan kemampuan
profesionalnya dalam pembelajaran. Pengelaman yang diperoleh dilapangan itu
digunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan Pemantapan kemampuan
Profesional.

Untuk memenuhi tugas di atas, pelaksana perbaikan pembelajaran dilaksanakan


Kelas IV SD Negeri 2 Taman Sari dengan jumlah siswa 22 orang, yang terdiri
dari laki-laki 14 orang dan 8 orang perempuan.

xi
Dalam proses pembelajaran diketahui bahwa siswa banyak yang masih ribut
sendiri, malas-malasan sehingga pada saat diadakan ulangan harian, sebagian
siswa mendapatkan nilai rendah, hal ini diduga pembelajaran yang
dilaksanakan kurang bervariasi sehingga siswa mengalami kejenuhan dalam
belajar. Untuk itu yang diangkat sebagai fokus perbaikan pembelajaran adalah
penggunaan media visual untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Penyusunan laporan ini berdasarkan catatan yang dibuat ketika merancang


kegiatan perbaikan pembelajaran, selama pelaksanaan, hasil observasi, dan
hasil diskusi dengan Pembimbing dan Supervisor 2 mengenai pelaksanaan
perbaikan pembelajaran mata pelajaran IPA dilakukan sebanyak 2 (dua) kali
pembelajaran, dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran, teman dan hasil yang
diperoleh, kesimpulan dan saran serta tindak lanjut.

1. Identifikasi masalah
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran mata pelajaran IPA di kelas IV SD
Negeri 2 Taman Sari dan setelah dilakukan beberapa kali tes diketahui tingkat
penguasaan materi pembelajaran IPA selalu rendah, dari 22 orang siswa yang
menguasai (nilai 70 keatas ) hanya 5 siswa (25 %), dengan bantuan supervisor
dalam pembelajaran yang dilaksanakan, serta hasil diskusi bersama maka ada
beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu :
a. Rendahnya motivasi siswa terhadap materi pelajaran yang disajikan.
b. Rendahnya tingkat penguasaan materi pembelajaran.
c. Rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa.
d. Sedikit sekali siswa yang mau bertanya jika mengalami kesulitan.

2. Analisis Masalah
Dari hasil identifikasi masalah serta hasil diskusi dengan supervisor1 dan
Supervisor 2 dapat diketahui yang menjadi faktor penyebab rendahnya hasil
belajar siswa adalah :

xi
a. Penjelasan guru yang sulit dimengerti karena terlalu cepat dan
membingungkan.
b. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan.
c. Metode yang digunakan guru dalam mengajar monoton atau kurang
bervariasi sehingga menimbulkan kejenuhan bagi siswa.
d. Guru kurang memberikan tugas kepada siswa, baik secara mandiri maupun
kelompok.

B. Rumusan Masalah
Dari beberapa faktor penyebab tersebut, serta rendahnya penguasaan bagi siswa
terhadap materi pembelajaran dalam proses pembelajaran, maka perbaikan
pembelajaran ini yang menjadi fokus permasalahan adalah “Bagaimana cara
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan media visual
pada siswa kelas IV semester genap SD Negeri 2 Taman Sari Kecamatan Pugung
Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2016 / 2017?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan pembelajaran


Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru
sekolah dasar, guna memperoleh pengalaman langsung mengenai perbaikan
pembelajaran dengan tujuan meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam
pembelajaran. Pengalaman yang diperoleh dilapangan itu digunakan sebagai
bahan untuk menyusun laporan Pemantapan Kemampuan Profesional.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan agar guru dapat melaksanakan tugas lebih
secara profesional, sehingga siswa dapat meningkatkan aktivitas belajar dan
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA dan menjadikan mata
pelajaran tersebut sebagai salah satu mata pelajaran yang disukai serta dapat
memotivasi siswa untuk belajar lebih baik.

xi
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Bagi peneliti
Manambah wawasan dan pengetahuan bahwa mengajarkan materi IPA,
khususnya materi perubahan kenampakan bumi juga bias dilakukan
dengan menggunakan media visual.

2. Bagi Guru
Bahan masukan dalam mengajarkan materi IPA, sehingga diharapkan
bisa menambah ilmu dan dapat menggunakannya dalam praktek
pembelajaran.

3. Bagi Siswa
Manambah pengalaman bahwa belajar IPA tidak hanya melalui ceramah
dari guru, diskusi, maupun percobaan-percobaan, tetapi juga bias dengan
menggunakan media visual, Sehingga siswa bisa menyaksikan langsung
hal yang berbahaya bila mereka melihat langsung ke lapangan, melalui
film dokumenter yang ditampilkan.

xi
II. KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1996).

Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993) mengemukakan bahwa


pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan
sengajan dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau
mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu
proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh
proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan,
kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain. (Soetomo,
1993). Jadi pembelajaran adalah proses yang sengaja yang menyebabkan siswa
belajar pada suatu lingkungan untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.

B. Pengertian Aktivitas Belajar


Aktivitas adalah suatu proses kegiatan yang diikuti dengan terjadinya perubahan
tingkah laku, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Menurut Rohani (2004)
Belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik
maupun psikis. Aktivitas fisik ialah siswa giat, aktif dengan anggota badan,
membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan
mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktivitas psikis
(kejiwaan) adalah, jika ada jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak
berfungsi dalam rangka pembelajaran.

Saat siswa aktif jasmaninya dengan sendirinya jiwanya juga aktif, begitu juga
sebaliknya. Berdasarkan uraian diatas dapat diambil pengertian aktivitas belajar
adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dalam kegiatan

xi
belajar guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh
manfaat dari kegiatan tersebut.
C. Pengertian Hasil Belajar
Secara etimologis, hasil belajar merupakan gabungan dari kata hasil dan belajar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kridalaksana,1990) “hasil adalah
sesuatu yang diadakan (dibuat,dijadikan) akibat usaha.” “Belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu untuk merubah tingkah laku atau tanggapan
yang di sebabkan pengalaman.” Berdasarkan pengertian diatas maka dapat
diperoleh suatu pengertian bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotor yang disebabkan oleh pengalaman.

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-


sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne (Supriono,2009),
hasil belajar itu berupa:
a. Informasi verbal yang kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik
terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan
manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempesentasikan konsep dan
lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,
kemampuan analitis sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip
keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan
aktivitas kognitif bersifat khas.
c. Stategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah
dalam memecahkan masalah.
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani
dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian
terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan

xi
eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai
sebagai standar perilaku.

D. IPA
IPA atau IPA merupaka salah satu mata pelajaran penting yang terdapat di
sekolah dasar. Menurut Darmandjo dan Kaligis (1992), IPA atau IPA berarti
“ilmu” tentang “pengetahuan alam”, ilmu artinya “suatu pengetahuan yang
benar”. Pengetahuan yang benar artinya “pengetahuan yang dibenarkan menurut
tolok ukur (ketentuan) kebanaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional
artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat; sedangkan objektif artinya
sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indra”. Pengetahuan artinya
“segala sesuatu yang diketahui oleh manusia”, dan pengetahuan alam adalah
“pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya”, jadi IPA adalah
pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala
isinya”.

Nash (dalam Darmandjo dan kaligis, 1992) menyatakan bahwa ”IPA itu suatu
cara atau metode untuk mengamati alam” Bernal (dalam Darmandjo dan kaligis
1992) menyatakan bahwa ”IPA dapat dipandang sebagai a) institusi, b) metode, c)
kumpulan pengetahuan, d) suatu faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan
produksi, e) salah satu faktor penting yang mempengaruhi sikap dan pandangan
manusia terhadap alam”.

Menurut Rom Herre (dalam Darmandjo dan kaligis 1992:4) IPA adalah
”kumpulan teori yang telah diuji kebenarannya, yang menjelaskan tentang pola-
pola keteraturan dari gejala alam yang diamati secara seksama”. Jadi IPA adalah
kumpulan teori tentang pengetahuan yang rasional dan objektif yang telah diuji
kebenarannya, yang menjelaskan tentang pola-pola keteraturan dari gejala alam
semesta dan segala isinya yang diamati secara seksama.

xi
E. Media Visual
1. Pengertian Media Visual
Di dalam dunia pendidikan tentu kita mengenal media pembelajaran, media
pembelajaran merupakan saluran atau jembatan dari pesan- pesan pembelajaran
yang disampaikan oleh sumber pesan kepada penerima pesan.kemudian media
dapat di bagi dalam berbagai macam,saah satuny adalah media visual.
Media visual merupakan penyampaian pesan atau informasi secara teknik dan
kreatif yang mana menampilkan gambar, grafik serta tata dan letaknya
jelas,sehingga peneria pesan dan gagasan dapat diterima sasaran.

Apabila dikaitkan antara media visual dan pembelajaran maka pembelajaran itu
akan menarik, efektif dan efesien apabila menggunakan media visual sebagai
sebagai media pembelajaran nya.dipilih media visual karena kita harus ingat
bahwa peserta didik khususya nak-anak terutama siswa sekolah dasar karena
mereka masih berfikir konkrit, semua yang guru utarakan atau sampaikan harus
mereka buktikan sendiri dengan mata mereka, kemudia media visual
merupakansumber belajar yang berisikan pesan atau materi pelajaran yang di buat
secara menarikdalam bentuk kombinasi gambar,teks,gerak dan animasi yang di
sesuaikan dengan usia peserta didik yang dapat menarik peserta didik dalam
belajar, sehingga pembelajaran akan menyenangka dan tidak menjenuhkan.

2. Manfaat Media Visual


Manfaat media visual dalam pembelajaran sebagai berikut:
a. Media visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh
peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda tergantung dari
factor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti
ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya.media
pembelajaran dapat mengatasi hal tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin
dibawa ke objek langsung yang dipelajari.maka obyek nyalah yang di bawa ke
peserta didik. Obyek yang di maksud bisa dalam bentuk nyata,

xi
miniature,model, maupun bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan secara
audio visual dan audial.
b. Media visual memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik
dengan lingkungannya.
c. Media visual dapat menanamkan konsep dasar, yang benar ,konkrit dan
realistiskan.
d. Media visual membangkiktan .keinginan dan minat baru
e. Media visual akan mengakibatkan perubahan efektif ,kognitif dan
psikomotorik

Dengan demikian media visual sangatlah berperan penting dalam proses belajar
mengajar.karena media visual memiliki peran yaitu memudahkan dalam
penyampaian materi kepada peserta didik .peserta didik akan terbantu dalam
memahami materi yang komplek. Pemanfaatan media visual juga berperan bagi
peserta didik.

3. Kelebihan Dan Kekurangan Media Visual


Seperti kita ketahui, media merupakan alat yang menhubungkan kita dengan
dunia luar. Tanpa media, kita akan mengalami kesulitan untuk mengetahui apa
yang terjadi di sekeliling kita. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa media
adalah sumber informasi utama bagi semua orang di dunia.
Namun setiap media tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satunya
yaitu media visual.kekurangan dan kelebihan media visual dapat di kategorikan
sebagai berikut:
a. Kelebihan Media Visual:
1) Repeatable, dapat dibaca berkali-kali denga menyimpannya atau
mengelipingnya.
2) Analisa lebih tajam,dapat membuat orang benar-benr mengerti isi berita
dengan analisa yng lebih mendalam dan dapt membuat orang berfikir lebih
spesifik tentang isi tulisan.

xi
b. Kekurangan Media Visual
1) Lambat, dan kurang praktis
2) Tidak adanya udio, media visual hanya berbentuk tulisan tentu tidak dapat
Didengar sehingga kurang mendetail materi yang disampaikan.
3) Visual yang terbatas, media ini hanya dapat memberikan visual berupa
gambar yang mewakili isi berita.
4) Produksi, biaya produksi cukup mahal karena media cetak harus menyetak
dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati oleh masyarakat.

xi
III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subyek, Tempat dan Waktu Penelitian Pihak Yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek adalah guru dan siswa kelas IV
SD Negeri 2 Taman Sari Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus yang
berjumlah 22 orang terdiri dari siswa laki-laki 14 orang dan siswa perempuan
8 orang.

2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Taman Sari Kecamatan Pugung
Kabupaten Tanggamus Alasan memilih lokasi ini adalah:
a. Lokasi penelitian adalah tempat peneliti bertugas sebagai guru dan kepala
sekolah.
b. Berdasarkan observasi di SD Negeri 2 Taman Sari Kecamatan Pugung
Kabupaten Tanggamus tersebut belum pernah dilaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan media audio visual, khususnya dalam pembelajaran
IPA di kelas IV semester II.

3. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 2016-2017 di SD
Negeri 2 Taman Sari Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus, tepatnya
pada bulan April sampai Mei 2017 dengan jadwal yang telah tersusun dan di
sepakati oleh penulis dan pihak – pihak yang terkait dengan jadwal yang
tersusun sebagai berikut:
MATA
NO HARI TANGGAL KETERANGAN
PELAJARAN

1 Sabtu 22 April 2017 IPA PRA SIKLUS

3 Rabu 26 April 2017 IPA SIKLUS I

5 Rabu 3 Mei 2017 IPA SIKLUS II

xi
4. Pihak Yang Membantu
a. Supervisor 1
b. Supervisor 2
c. Penilai 1
d. Penilai 2
e. Kepala SD Negeri 2 Taman Sari
f. Siswa – Siswi SD Negeri 2 Taman Sari

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
perbaikan pembelajaran yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan
arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Adapun karateristik penelitian antara
lain:
1. Di dasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional.
2. Adanya kolaborasi dalam pelaksaannya.
3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.
4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional.
5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
Sedangkan menurut Richart Winter ada enam karateristik penelitian yaitu:
kritik refleksi, kritik dialektis, kolaboratif, resiko, susunan jamak, internalisasi
teori dan praktek. Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan makna dari
pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Taman Sari. Makna yang
dimaksud adalah proses pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk
memahami konsep. Penelitian ini lebih menekankan pada proses pembelajaran
dari pada hasil akhir pembelajaran. Proses yang diamati adalah aktivitas siswa
dalam belajar dan aktivitas guru selama melakukan kegiatan pembelajaran. Data
peristiwa yang terjadi dalam penelitian ini dianalisis secara induktif dan
dideskripsikan. Lebih lanjut dalam penelitian ini, peneliti dapat sebagai instrumen

xi
utama yaitu berperan sebagai pelaksana pembelajaran. Oleh sebab itu, rancangan
penelitian yang dipandang cocok adalah penelitian tindakan partisipan.
Hal ini diambil karena peneliti berpartisipasi langsung dalam penelitian
mulai awal sampai akhir. Peneliti bertindak sebagai perencana, perancang
pelaksana, pengumpul data, menganalisis data dan pelapor penelitian. Dalam
penelitian tindakan ini guru tidak dilibatkan dalam menyusun perencanaan,
melakukan tindakan dan refleksi terhadap praktek pembelajaran sendiri di kelas.
Jadi guru tanggung jawab penuh penelitian tindakan ini terletak pada pihak luar,
meskipun objek penelitian itu terletak di dalam kelas.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian
ini peneliti bertindak sebagai pelaksana pembelajaran. Hal ini berarti bahwa
peneliti sendiri berperan sebagai guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan
media visual gambar. Sedangkan guru hanya membantu dalam melakukan
observasi tindakan dan memberikan observasi informasi yang diperlukan peneli
Penelitian tindakan administrasi sosial eksperimental dalam penelitian
tindakan ini, guru tidak di libatkan dalam menyusun perencanaan, melakukan
tindakan dan refleksi terhadap praktek pembelajaran sendiri di kelas. Jadi guru
tidak banyak memberikan masukkan dalam proses pelaksanaan penelitian
tindakan jenis ini, tanggung jawab penuh penelitian tindakan ini terletak pada
pihak luar, meskipun objek penelitian itu terletak di dalam kelas. Rancangan
penelitian ini berpijak pada model yang disarankan oleh Kemmis dan Taggart
yakni meliputi langkah-langkah :
1. Perencanaan
2. Melaksanakan tindakan
3. Melaksanakan pengamatan
4. Mengadakan refleksi atau analisis,
Sehingga penelitian ini merupakan proses siklus spiral mulai dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan untuk modifikasi perencanaan
dan refleksi. Bagan alur rancangan siklus tindakan kelas tersebut dapat dilihat
sebagaimana disajikan pada bagan alur rancangan siklus tindakan sebagai berikut:

xi
Adapun tahapan penelitian ini digunakan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Model Perbaikan Pembelajaran

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS I PELAKSANAAN

PENGAMATAN

PERENCANAAN

PELAKSANAAN
SIKLUS II
REFLEKSI

PENGAMATAN

SIKLUS SELANJUTNYA

C. Tehnik Analisis Data


Analisis merupakan tahap akhir terhadap apa yang dilakukan selama
berada di lapangan yang disertai dengan membuat laporan penelitian tindakan
kelas. Untuk menganalisa data yang telah diperoleh melalui observasi, interview,
dan dokumentasi maka peneliti menganalisis data yang telah diperoleh untuk
memastikan bahwa dengan penggunaan media visual gambar dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa terhadap materi pelajaran IPA. Adapun tujuan dari analisis
data ini adalah sebagaimana berikut diantaranya yaitu: Mengumpulkan informasi
aktual secara terperinci yang melukiskan gejala-gejala yang ada, mengidentifikasi

xi
masalah dengan memeriksa data-data yang memperlihatkan kondisi dan praktek-
praktek yang berlaku, melakukan evaluasi atau (jika mungkin) membuat
komparasi.

1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Proses ini
berlangsung secara terus meneru selama proses penelitian berlangsung. Reduksi
data dilakukan dengan menggunakan cara pemilihan, pemusatan perhatian pada
pesederhanaan dan transformasi data yang diperoleh melalui wawancara,
observasi lapangan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi
yang jelas dari data tersebut, sehingga peneliti dapat membuat kesimpulan yang
dapat dipertanggung jawabkan.
Data-data yang direduksi adalah tes yang berkaitan dengan materi
Pengaruh gaya terhadap gerak benda , wawancara dengan peserta didik, kepala
sekolah, dan guru IPA kelas IV SD Negeri 2 Taman Sari Observasi tentang
keaktifan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran di kelas, dan
catatan lapangan yang dilakukan oleh peneliti, dan guru kelas IV SD Negeri 2
Taman Sari mengenai hal-hal atau data-data yang mendukung peneliti dalam
melakukan penelitian.

2. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan hasil reduksi
dengan cara menyusun secara narasi sekumpulan informasi yang telah diperoleh
dari hasil reduksi, sehingga dapat memberikan kemungkinan penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang sudah terorganisir ini
dideskripsikan sehingga bermakna baik dalam bentuk narasi, grafis maupun tabel.
Informasi yang dimaksud adalah uraian proses kegiatan pembelajaran, keaktifan
peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran yang diperoleh dari hasil observasi,
prestasi belajar yang diperoleh dari hasil tes, data tentang sekolah dari hasil

xi
dokumentasi, serta informasi lain yang diperoleh dari catatan lapangan dan
wawancara.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Data


Setelah data yang berasal dari lapangan dianalisis, langkah berikutnya
yang perlu dilakukan adalah melaporkan hasil penelitian atau penarikan
kesimpulan. Selanjutnya dilakukan kegiatan verifikasi yaitu kegiatan mencari
validitas kesimpulan dan kecocokan makna-makna yang muncul dari data. Untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan media visual
gambar maka data yang diperlukan berupa data hasil belajar diperoleh dari hasil
belajar/nilai tes. Hasil belajar dianalisis dengan teknik analisis hasil evaluasi
untuk mengetahui ketuntasan belajar dengan cara menganalisis data hasil tes
dengan kriteria ketuntasan belajar, prosentase hasil belajar yang diperoleh peserta
didik tersebut kemudian dibandingkan dengan KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum) yang telah ditentukan. Seorang peserta didik disebut tuntas belajar jika
telah mencapai skor 70 keatas, untuk menghitung hasil belajar dengan
membandingkan jumlah nilai yang diperoleh peserta didik dengan jumlah skor
maksimum kemudian dikalikan 100% atau digunakan rumus Percentages
Correction sebagai berikut:

S=
Keterangan:
S: Nilai yang dicari/diharapkan
R: Jumlah skor dari item/soal yang dijawab benar
N: Skor maksimal ideal dari tes tersebut
Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar peserta didik pada penelitian ini yakni dengan
membandingkan persentase ketuntasan belajar dalam penerapan media visual
gambar pada pembelajaran IPA pada siklus I dan siklus II. Sedangkan persentase
ketuntasan belajar dihitung dengan cara membandingkan jumlah peserta didik

xi
yang tuntas dengan jumlah peserta didik secara keseluruhan (peserta didik
maksimal) kemudian dikalikan 100%
Prosentase ketuntasan :
Jumlah siswa yang tuntas belajar
P= x 100%
Jumlah siswa maksimal

Dari skor yang diperoleh dapat dibuat acuan tentang ketuntasan belajar peserta
didik sebagai berikut :
1. Ketuntasan Perorangan
Seorang peserta didik dikatakan berhasil jika nilai yang diperoleh mampu
mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 70.
2. Ketuntasan Kelompok
Kelompok atau kelas dikatakan telah berhasil jika paling sedikit 75% dari
jumlah seluruh peserta didik di kelas yang nilainya di atas KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Jika 75% atau lebih dari jumlah peserta didik telah
menguasai materi maka pembelajaran yang dilaksanakan dapat dikatakan
berhasil. Tetapi jika kemampuan belajar peserta didik kurang dari 75% dari
jumlah peserta didik maka pembelajaran yang dilaksanakan belum berhasil.

xi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Pra Siklus
a. Rancangan Pre tes Pra Siklus
Pre tes dirancang dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
peserta didik terhadap situasi pembelajaran sebelumnya, yaitu pembelajaran
dengan menggunakan metode tradisional yaitu metode ceramah. Adapun
persiapan dalam pelaksanaan pre tes yaitu membuat rencana pembelajaran sebagai
berikut:
Kegiatan awal : guru memberikan salam, dan memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk menggugah semangat baru
dalam diri peserta didik.
Kegiatan inti : guru mulai bertanya sedikit tentang pelajaran
sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian
pre tes kepada peserta didik untuk mengetahui sejauh
mana tingkat pengetahuan atau daya ingat peserta
didik terhadap pembelajaran yang diperoleh selama
menggunakan metode tradisional yaitu ceramah.
Kegiatan akhir : guru memberikan pesan-pesan yang bermanfaat
sebelum meninggalkan kelas, agar peserta didik selalu
belajar, dan mengucapkan salam penutup.

b. Pelaksanaan Pre Tes


Pre tes di laksanakan pada tanggal 22 April 2017, pada jam ke 5 dan 6
tepatnya jam 9.40 sampai jam 10.50 sesudah istirahat, pre tes dilaksanakan selama
2x35 menit atau 2 jam pelajaran. Suasana dikelas mulai agak gaduh setelah
peneliti membagikan soal yang akan dijawab oleh peserta didik, banyak peserta
didik yang bertanya kepada teman sebelahnya untuk memperoleh jawaban yang
sesuai, bahkan ada yang jalan-jalan untuk mencari jawaban dari teman-temannya

xi
yang lain. Itu semua karena ketidaksiapan peserta didik dalam menjawab soal
yang diberikan oleh guru.

c. Observasi dan Hasil Pre Tes


Dilihat dari hasil pretes, banyak sekali siswa yang asal-asalan menjawab
pertanyaan yang diberikan, dan mereka kurang semangat serta kurang antusias
untuk mengerjakannya, banyak peserta didik yang putus asa dengan kemampuan
yang dimilikinya. Hal ini dapat dilihat dari ketidaksiapan mereka dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar. di lihat dari prestasi/nilai yang diperoleh, dapat
disimpulkan bahwa siswa memperoleh nilai/prestasi yang cenderung rendah.
Hasil ini menunjukkan bahwa metode ceramah saja kurang cocok jika diterapkan
dalam pembelajaran IPA. Nilai siswa menjadi rendah, dikarenakan banyak siswa
yang cenderung tidak peduli dengan jawabannya, apakah salah atau betul, tidak
adanya keinginan untuk bertanya jika mengalami kesulitan, mereka cenderung
diam, tidak peduli dengan perolehan hasil yang mereka dapatkan.
Pada saat mengerjakan pre tes, peserta didik kurang begitu semangat, dan
isi jawabannya masih ada yang kosong atau hanya separuh yang dijawab, tidak
secara keseluruhan. Hasil nilai pre tes dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.1 Hasil Pre Tes Prasiklus Siswa Kelas IV
SD Negeri 2 Taman Sari
Nomor Nilai
Nama siswa P/L
Urut NISN Pre Tes
1 45890531 Age Nurhadi L 60
2 51157293 Nurholis L 60
3 71696390 Ageng Riski Mulyanto L 40
4 76132722 Aji Pangestu L 70
5 71388323 Ardi L 80
6 77670638 Amellia Angraini p 50
7 77231223 Ana Fatonah P 70
8 75619118 Anita Rahmawati P 60

xi
9 78854549 Bryan Valentino L 40
10 63722087 Danu Duta Ramdhan L 50
11 68654361 Deby Prihasto L 40
12 73019543 Depita P 50
13 79200222 Eki Wulandari P 40
14 72575872 Endang Aulia Rahma p 70
15 74155992 Farellino Alan Saputra L 60
16 71513277 Farhan Agil Fadila L 80
17 73180450 Fanol Alfiansyah L 80
18 76626946 Fauzan Ali Mahdi L 60
19 67643668 Fia P 60
20 67645668 Finda P 80
21 54861581 Edo Setiawan L 50
22 0071149285 Diki Musonik L 40
Jumlah 1270
Nilai rata-rata 57,72

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mencapai


ketuntasan adalah 6 siswa dari 22 siswa, sedangkan 16 (72%)siswa tuntas. Semua
itu terlihat pada saat mengerjakan soal masih banyak siswa yang merasa kesulitan
dan belum mampu menyelesaikan soal-soal yang diberikan, siswa banyak yang
menengok ke kanan kiri untuk mencari jawaban dari teman, dan dari hasil yang
diperoleh masih jauh dari yang diharapkan, namun hal itu akan terus diperbaiki
karena peneliti berusaha mengamati dan memperbaiki kondisi tersebut.
Hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa masih rendah
karena hanya (27 %) siswa yang tuntas, itu dibawah ketuntasan klasikal yang
diharapkan yaitu 75%. Karena rendahnya jumlah siswa yang tuntas dalam belajar,
maka dari itu sangat perlu dilakukan perbaikan metode pembelajaran, cara
penyampaian pembelajaran dan optimalisasi penggunaan media pembelajaran.
Berdasarkan desain penelitian yang telah disusun sebelumnya. Oleh sebab itu,
langkah-langkah yang ditempuh juga harus sesuai dengan komponen-komponen

xi
Penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi,
keempat komponen tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh dalam satu siklus.

d. Refleksi Pra Siklus


Dari hasil pretes dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi tradisional dengan
metode ceramah saja, kurang mengena dan kurang cocok diterapkan dalam
pembelajaran IPA, selain tidak adanya media yang menyebabkan siswa kurang
semangat dan antusias dalam belajar, nampak pada raut wajah peserta didik yang
malas-malasan dalam menjawab soal pre tes yang diberikan oleh guru/peneliti,
dan rasa keingintahuan yang dimiliki kurang, sehingga mengakibatkan suasana
kelas menjadi pasif dan berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa. Dengan
metode ceramah ini, peserta didik hanya mengandalkan informasi dari guru saja,
padahal materi yang disajikan, dapat diakses dari berbagai sumber. Untuk
menyikapi hasil dari pre tes yang telah di laksanakan, maka perlu adanya
perbaikan atau pembenahan sebagai berikut:
1) Mengaktifkan peserta didik dengan menggunakan media dan metode yang
tepat agar nantinya prestasi belajar siswa semakin baik. Peneliti dalam hal ini
akan melakukan tindakan kepada peserta didik untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa dengan menggunakan media visual gambar .
2) Mengadakan refleksi pada setiap pertemuan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Setelah peneliti mengadakan pre tes, rencana selanjutnya adalah


menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media visual gambar sesuai
dengan tujuan kedatangan peneliti di SD Negeri 2 Taman Sari yang melakukan
penelitian tentang penggunaan media visual gambar dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas IV pada pembelajaran.

xi
2. Siklus I
a. Rencana tindakan siklus I
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti membuat perencanaan atas dasar sebagai
berikut:
1) Pengamatan peneliti dengan melihat nilai pre tes yang dilaksanakan pada
tanggal 26 April 2017, menunjukkan bahwa nilai mata pelajaran IPA yang
sangat rendah. karena tidak adanya pengguanaan metode yang cukup tepat
dan tidak adanya media yang dipergunakan oleh guru.
2) Dengan menerapkan penggunaan media visual gambar yang di dalamnya
mengikut sertakan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran,
dengan harapan kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan, dan dapat
meningkatkan prestasi dalam setiap individu peserta didik.

Pada perencanaan tindakan I, peneliti menerapkan penggunaan media


visual gambar dalam proses belajar mengajar dengan tujuan untuk mempermudah
pemahaman siswa terhadap materi IPA di kelas IV sehingga nantinya terjadi
peningkatan hasil belajar setelah diterapkannya penggunaan media visual gambar.
Siklus ini terdiri dari satu pokok bahasan, yaitu. Sebelum pembelajaran
dilaksanakan penelitian ini dimulai dari beberapa tahapan persiapan. Secara rinci
rencana pembelajaran pada siklus pertama yang terdiri dari satu kali pertemuan,
dengan menggunakan media visual gambar adalah sebagai berikut:
a) Membuat rencana pembelajaran meliputi perencanaan satuan dan analisis
program.
b) Membuat atau menyiapkan media visual gambar materi Pengaruh gaya
terhadap gerak benda
c) Membagi materi menjadi 3 pembahasan yaitu: gaya, gerak, dan benda .
d) Membagi kelas menjadi 3 kelompok untuk membahas tentang gaya, gerak,
dan benda .
e) Membuat Lembar Observasi
Lembar observasi disusun untuk menunjang data dalam penelitian ini.
Lembar observasi ini dibuat sesuai dengan RPP agar terjadi kesamaan

xi
persepsi antara peneliti dan observer. Berdasarkan rencana yang telah disusun
peneliti akan membuat pedoman observasi yang terdiri 2 pedoman observasi
yaitu:
(1) Lembar observasi yang digunakan untuk mengobservasi kegiatan guru
pada waktu mengajar. Format lembar observasi kegiatan guru (peneliti).
(2) Lembar observasi yang digunakan untuk mengobservasi kegiatan siswa
pada proses belajar mengajar. Format lembar observasi kegiatan siswa.
f) Membuat pedoman wawancara
Penyusunan pedoman wawancara ini digunakan untuk mengetahui pendapat
siswa mengenai pembelajaran dengan menggunakan media visual gambar
pada materi Pengaruh gaya terhadap gerak benda
g) Membuat soal test tentang materi Pengaruh gaya terhadap gerak benda .

Pada rencana tindakan siklus pertama ini, peneliti menerapkan


pembelajaran IPA dengan menggunakan media visual gambar. Yang diupayakan
agar siswa dapat memahami materi, dan mampu berperan aktif dalam belajar di
kelas, serta terlibat aktif dalam kerja sama antar siswa sehingga hasil nilai/prestasi
belajar mereka meningkat. Dengan penggunaan mediavisual gambar dan metode
resitasi diharapkan pengetahuan tentang pelajaran IPA menjadi maksimal, nilai
prestasi belajar siswa meningkat sehingga diharapkan agar pelajaran yang
diperoleh dari madrasah dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Siklus
pertama di laksanakan dilaksanakan pada tanggal 26 April 2017. Kegiatan
pembelajaran dirancang untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik
memahami tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda. RPP dikembangkan
berdasarkan silabus yang dipakai guru IPA di SD Negeri 2 Taman Sari selama ini.

b. Pelaksaanan Siklus I
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a) Motivasi
Mengapa ayunan dapa bergerak maju mundur ketika didorong?

xi
b) Prasyarat
Apa yang menyebabkan ayunan bergerak?

2) Kegiatan Inti (40 menit)


a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, kemudian
menyajikan materi sebagai pengantar.
b) Guru menunjukkan gambar / memperlihatkan gambar-gambar dan benda
kongkrit yang berkaitan dengan materi tentang berbagai gerak benda.
c) Guru menjelaskan pengertian gaya dan memperagakan gerak benda
melalui media visual.
d) Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok.
e) Setiap kelompok mendemonstrasikan menendang bola kearah temannya
dalam satu kelompok.
f) Peserta didik mengamati hal-hal yang terjadi

3) Kegiatan Akhir (20 menit)


a) Memberikan penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik.
b) Membimbing siswa merangkum pelajaran
c) Uji kompetensi

c. Pengamatan siklus I
Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung pertama-tama guru
menyampaikan tujuan pembelajaran IPA materi Pengaruh gaya terhadap gerak
benda kemudian guru menggunakan media visual gambar tentang gaya, gerak,
dan benda yang sesuai dengan tujuan-tujuan pelajaran, yaitu dengan cara memilih
media visual gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti pelajaran
atau pokok-pokok pelajaran, guru memilih dan menggunakan beberapa gambar
tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda yang terpadu dan menarik. Guru
kemudian menjelaskan sedikit tentang gambar-gambar tersebut, dan siswa
didorong untuk memiliki pernyataan yang kreatif, melalui media gambar para

xi
siswa akan didorong untuk mengembangkan ide dan gagasan mereka tentang
materi Pengaruh gaya terhadap gerak benda. Kemudian setelah itu guru
memberikan penugasan secara berkelompok, dan individu. Secara berkelompok
mereka bergabung dengan kelompok dan berdiskusi, kegiatan siswa terlihat
antusias, senang, semangat, dan gembira pada saat pembelajaran tersebut. Dan
siswa kemudian siswa mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memberikan
penilaian dari setiap penugasan. Hasil tes siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus 1 Kelas IV
SD Negeri 2 Taman Sari
Nomor Nilai
Nama siswa P/L
Urut Induk Pos Tes
1 45890531 Age Nurhadi L 80
2 51157293 Nurholis L 60
3 71696390 Ageng Riski Mulyanto L 90
4 76132722 Aji Pangestu L 60
5 71388323 Ardi L 80
6 77670638 Amellia Angraini p 70
7 77231223 Ana Fatonah P 80
8 75619118 Anita Rahmawati P 80
9 78854549 Bryan Valentino L 70
10 63722087 Danu Duta Ramdhan L 90
11 68654361 Deby Prihasto L 60
12 73019543 Depita P 70
13 79200222 Eki Wulandari P 80
14 72575872 Endang Aulia Rahma p 70
15 74155992 Farellino Alan Saputra L 60
16 71513277 Farhan Agil Fadila L 70
17 73180450 Fanol Alfiansyah L 80
18 76626946 Fauzan Ali Mahdi L 90
19 67643668 Fia P 60

xi
20 67645668 Finda P 80
21 54861581 Edo Setiawan L 70
22 0071149285 Diki Musonik L 90
Jumlah 1580
Nilai rata-rata 71,81

Berdasarkan hasil tes pada siklus I yang ditunjukkan tabel di atas


menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada siswa. Rata-rata nilai yang
diperoleh siswa 71,81 dan ketuntasan belajar mencapai 77,27%. Setelah siswa
menerima materi pelajaran dan melakukan diskusi, guru melakukan feed back
terhadap hasil diskusi dan memberikan penugasan individu kepada siswa dengan
memberikan soal tentang materi Pengaruh gaya terhadap gerak benda Dalam hal
ini siswa memberikan laporan tugas tertulis dari apa yang telah dikerjakannya,.
Penelitian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes, dapat diketahui hasil
peningkatan prestasi belajar siswa, menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan
siswa dalam satu kelas adalah 77,27% yakni dari 22 peserta tes, yang dinyatakan
lulus sebanyak 17 orang. Sedangkan yang gagal sebanyak 5 orang atau sebesar
22,72%, karena skor tesnya kurang dari 7. atau nilai rata-rata kelas yang diperoleh
sebesar 71,81 hasil sebelum dilakukan tindakan.
Pada siklus pertama yang berlangsung selama 2 x 35 menit untuk setiap
kali pertemuan. Pada setiap pertemuan peneliti mulai menerapkan penggunaan
media visual gambar dalam pembelajaran IPA materi “ pengaruh gaya terhadap
gerak benda ”. Adapun pembahasan adalah. Pertama guru memilih media visual
gambar yang sesuai dengan materi Pengaruh gaya terhadap gerak benda
kemudian setelah itu guru meminta siswa mengungkapkan pendapatnya tentang
materi cara pencegahan lingkungan, melalui media visual gambar yang dibawa
oleh guru, setelah itu guru membentuk 3 kelompok untuk masing-masing
kelompok diberikan tugas untuk mendiskusikan dan membuat laporan tentang
masing-masing pembahasan. Dan masing-masing kelompok diberi kesempatan
untuk membaca dan memahami sesuai dengan sub bab yang telah dibagi-bagi.
Kemudian siswa mempresentasikan hasil diskusi, dan kemudian guru memberikan

xi
tugas individu berupa tes, guru selalu memberikan pengawasan, dorongan, dan
motivasi pada setiap penugasan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan, maka
Penggunaan media visual gambar. pada siklus I berjalan dengan cukup baik.
Kemudian setelah itu dilakukan penugasan kepada siswa, siswa juga sangat
bersemangat, hal ini terlihat pada antusias siswa dalam mengikuti pelajaran dan
dalam kegiatan pembelajaran, secara umum dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
a) Guru menggunakan dan memilih media visual gambar yang menarik, sesuai
dengan tujuan dalam materi Pengaruh gaya terhadap gerak benda .
b) Memilih gambar yang terpadu, kemudian siswa mengungkapkan pendapat ide
dan gagasan melalui media yang dibawa guru.
c) Guru kemudian memberikan tugas baik secara kelompok maupun individu.
d) Guru memberikan pengawasan selalu pada setiap penugasan.
e) Siswa terlihat disiplin mengerjakan tugas.
f) Komponen pembelajaran lain seperti: alokasi waktu pembelajaran,
sumber/bahan/alat pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan
kegiatan penilaian dapat berjalan dengan baik.
g) Partisipasi siswa saat pembelajaran sudah mulai nampak jika dibandingkan
sebelum diadakan tindakan.
h) Pembelajaran dengan menggunakan media visual gambar dapat memberikan
pengalaman berharga pada para peserta didik agar yang didapat di sekolah
bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
i) Dan dari nilai prestasi siswa terlihat meningkat dari sebelum dilakukan
tindakan dengan sesudah dilakukan tindakan yaitu: (rata-rata pretes 57,72
meningkat menjadi 71,86).

Walaupun secara umum program pembelajaran berhasil dan berjalan


dengan baik, bukan berarti tidak ada tindak lanjut dalam penelitian ini, di lihat
dari hasil evaluasi yang disesuaikan dengan standar minimum kelulusan, masih
ada beberapa siswa yang tidak lulus, dan banyaknya siswa yang masih malu
mengungkap gagasan dan idenya. Dan guru ingin meningkatkan lagi hasil belajar

xi
siswa yang diperoleh. Untuk itu peneliti akan mengadakan siklus II sebagai
tindak lanjut dalam memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I.
3. Siklus II
a) Pelaksanaan siklus II
a. Kegiatan Awal (10 menit)
1. Motivasi
Mengapa ayunan dapa bergerak maju mundur ketika didorong?
2. Prasyarat
Apa yang menyebabkan ayunan bergerak?

b. Kegiatan Inti (40 menit)


1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, kemudian
menyajikan materi sebagai pengantar.
2. Guru menunjukkan gambar / memperlihatkan gambar-gambar dan
benda kongkrit yang berkaitan dengan materi tentang berbagai gerak
benda.
3. Guru menjelaskan pengertian gaya dan memperagakan gerak benda
melalui media visual.
4. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok.
5. Setiap kelompok mendemonstrasikan menendang bola kearah
temannya dalam satu kelompok.
6. Peserta didik mengamati hal-hal yang terjadi
7. Guru membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan dari
hasil pengamatan dan percobaan

c. Kegiatan Akhir (20 menit)


1. Memberikan penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik.
2. Membimbing siswa merangkum pelajaran
3. Uji kompetensi kompetensi

xi
b) Pengamatan Siklus II
Hasil dari pengamatan keseluruhan pada tahap ini, bahwa peserta didik sudah
mencapai indikator yang harus dicapai, hal ini dapat ditunjukkan dari prestasi
belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA meningkat, peserta didik lebih
bersemangat terhadap tugas yang diberikan, tergerak untuk selalu belajar,
mempunyai keinginan yang kuat terhadap sesuatu, mengikuti kegiatan belajar
mengajar dengan senang dan tidak merasa jenuh dengan pelajaran, selalu merasa
penasaran dan bertanya apabila tidak tahu.
Siklus II ini sebagai tindak lanjut atas kekurangan-kekurangan yang
ditemukan pada siklus I. Pada tahap ini, peneliti juga memberikan evaluasi
sebagai tolak ukur peningkatan keberhasilan siswa dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Hasil pegamatan yang peneliti yang peroleh pada tahap ini adalah,
pada waktu guru menjelaskan dengan menggunakan media visual gambar dengan
memilih media yang tepat, menarik, dan terpadu, siswa mulai tidak canggung
mengungkapkan pendapat dan pertanyaan, siswa begitu sangat senang dan
antusias, sehingga tercipta suasana yang menyenangkan, sedangkan pada waktu
siswa melaksanakan penugasan secra berkelompok siswa aktif, dan ketika
penugasan individu suasana kelas sepi, tidak ada yang berjalan-jalan untuk
mencari jawaban. Dan gurupun selalu memberikan dorongan, bimbingan, dan
pengawasan selalu dalam setiap mengerjakan tugas, nampak siswa lebih percaya
diri untuk menjawabnya sendiri. Keadaan ini berlangsung sampai waktu yang
ditentukan habis. Hasil evaluasi siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.3 Hasil Pos Tes Siklus II Siswa Kelas IV
SD Negeri 2 Taman Sari
Nomor Nilai
Nama siswa P/L
Urut Induk Pos Tes
1 45890531 Age Nurhadi L 90
2 51157293 Nurholis L 70
3 71696390 Ageng Riski Mulyanto L 80

xi
4 76132722 Aji Pangestu L 60
5 71388323 Ardi L 90
6 77670638 Amellia Angraini p 80
7 77231223 Ana Fatonah P 100
8 75619118 Anita Rahmawati P 90
9 78854549 Bryan Valentino L 90
10 63722087 Danu Duta Ramdhan L 60
11 68654361 Deby Prihasto L 80
12 73019543 Depita P 90
13 79200222 Eki Wulandari P 80
14 72575872 Endang Aulia Rahma p 90
15 74155992 Farellino Alan Saputra L 60
16 71513277 Farhan Agil Fadila L 90
17 73180450 Fanol Alfiansyah L 80
18 76626946 Fauzan Ali Mahdi L 100
19 67643668 Fia P 90
20 67645668 Finda P 80
21 54861581 Edo Setiawan L 70
22 0071149285 Diki Musonik L 90
Jumlah 1820
Nilai rata-rata 82,72

Berdasarkan hasil tes pada siklus I yang ditunjukkan tabel di atas


menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada siswa. Rata-rata nilai yang
diperoleh siswa 82,72 dan ketuntasan belajar mencapai 86,36%. Hasil dari
pelaksanaan evaluasi siklus II ini, menunjukkan adanya peningkatan prestasi
siswa jika dibandingkan antara hasil sebelum tindakan, dan tes siklus I yang
dilaksanakan sebelumnya. Peningkatan ketuntasan siswa yang diperoleh peserta
didik dari setiap pertemuan terus meningkat. Mulai dari tingkat keberhasilan pre
test sebesar 27,27% atau dengan nilai rata-rata 57,72 meningkat menjadi 77,27%

xi
atau dengan nilai rata-rata 71,81 dan kemudian pada siklus II meningkat lagi
menjadi 13,63%.atau dengan nilai rata-rata 82,72 Ini membuktikan upaya yang
dilakukan oleh guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa berhasil dalam
pembelajaran IPA melalui penggunaan media visual gambar ini yaitu terjadi
peningkatan dari sebelum dan sesudah dilakukan tindakan yang pada awalnya
nilai rata-rata sebesar 57,72 dapat ditingkatkan menjadi 71,81 dan meningkat lagi
sebesar 82,72 dibandingkan sebelum dilakukan tindakan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari siklus 1 dan siklus II ada
beberapa temuan yang diperoleh diantaranya sebagai berikut:
1. Ada peningkatan proses belajar siswa dalam penggunaan media visual
gambar dalam mata pelajaran IPA di siklus 1 dan siklus II pada siswa kelas
IV yang diukur dengan lembar observasi hasil pengamatan teman sejawat.
Tabel 4.4 Hasil observasi
Hasil Observasi Guru Siswa
Siklus I 87,50 80
Prosentase keberhasilan
Siklus II 91,40 93,30

2. Ada peningkatan aktivitas siswa dalam penggunaan media visual gambar, hal
ini terlihat dari antusias siswa dalam belajar.
3. Siswa terlihat lebih aktif dalam proses belajar dan senang menikmati
pelajaran.
4. Ada peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media visual
gambar di siklus 1 dan siklus II bagi siswa kelas IV yang diukur dengan soal
tes.
Tabel 4.5 Hasil Prestasi
Prosentase Nilai
Pre Tes Silkus I Siklus II
Ketuntasan Tes
Tuntas 22,27% 77,27% 86,36%

xi
Tidak Tuntas 72,72% 22,72% 13,63%

Penggunaan media visual gambar dapat meningkatkan prestasi siswa


melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media visual gambar
dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi cara pencegahan kerusakan
lingkungan berimplikasi positif pada tingkat pemahaman siswa penggunaan
media dapat meningkatkan pemahaman siswa, hal ini dapat dilihat dari
pengerjaan tes demi tes yang mampu mereka kerjakan dengan baik. Prestasi
siswa dalam penelitian ini diukur dari hasil tes individu siswa prestasi IPA siswa
meningkat dari rata-rata nilai tes 57,72 pada pre test, rata-rata nilai tes 71,81 pada
siklus 1 dan tara-rata nilai tes 82,72 pada siklus 11. Ketuntasan belajar meningkat
dari pre tes yang hanya memperoleh prosentase ketuntasan belajar 27,27%,
meningkat pada siklus 1 menjadi 77,27% dan meningkat lagi pada siklus 11
menjadi 13,63%. Hal ini sudah cukup membuktikan bahwa terdapat peningkatan
prestasi siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru.

xi
V. SIMPULAN SARAN DAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Berdasarkan semua uraian di atas, khususnya pada uraian bab IV, peneliti dapat
menyampaikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan penggunaan media visual gambar yaitu
a. Langkah pertama guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai
pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar,
b. Selanjutnya guru menggunakan media tentang cara pencegahan kerusakan
lingkungan. Siswa memberikan ide dan gagasan tentang gambar-gambar
tersebut.
c. Kemudian berikutnya guru memberi tugas, yaitu guru memberikan tugas
pada siswa baik itu secara individu maupun kelompok. Dan hasil yang
diperoleh dapat sesuai dengan yang di inginkan.
d. Berikutnya pelaksanaan tugas. Dalam pelaksanaan tugas ini. Guru selalu
memberikan bimbingan atau pengawasan, memberikan dorongan sehingga
anak mau bekerja. Diusahakan dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak
menyuruh orang lain dan siswa mencatat hasil-hasil yang mereka peroleh
dengan sistematis.
e. Siswa mempertanggung jawabkan Tugas. Dalam hal ini siswa memberikan
laporan tugas siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah
dikerjakannya, Ada tanya jawab atau diskusi kelompok.
f. Guru menyampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengecek
pemahaman mereka terhadap materi dan memberikan penghargaan baik
kepada individu maupun kelompok.

Proses Pembelajaran IPA melaui penggunaan media visual gambar dilakukan


melalui 4 tahap, meliputi:
a. Tahap perencanaan yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan akan
dilakukan tindakan kepada siswa;

xi
b. Tahap implementasi tindakan, yaitu jabaran tindakan yang akan dilakukan,
skenario kerja tindakan perbaikan, dan prosedur tindakan yang akan
diterapkan. (3) tahap observasi, yaitu kegiatan pengumpulan data pada saat
proses pembelajaran berlangsung, yang meliputi: aktivitas siswa, interaksi
siswa dengan siswa, interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan
bahan ajar dan sumber belajar lainnya, atau semua fakta yang ada selama
proses pembelajaran berlangsung;
c. Tahap refleksi, yaitu kegiatan yang difokuskan pada upaya untuk
menganalis, mensintesis, memaknai, menjelaskan dan menyimpulkan. Dan
dalam pembelajaran ini nampak siswa siswa lebih antusias dan bersemangat
untuk berpartisi dalam mengikuti proses pembelajaran, tercipta kerja sama
antar siswa pada setiap kelompoknya meskipun masih kurang maksimal,
suasana kelas lebih hidup, dan peserta didik tidak merasa jenuh selama
proses pembelajaran berlangsung.

2. Penggunaan media visual gambar dapat meningkatkan prestasi belajar dalam


pembelajaran IPA,diketahui dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di SD
Negeri 2 Tamansari Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus, hal ini
ditunjukkan dari nilai rata-rata pre tes 57,72 (27%). Pada siklus I prestasi
belajar siswa mengalami peningkatan, nilainya 71,86 (77%) ini menunjukkan
hampir mendekati nilai ketuntasan yang diharapkan. Pada siklus ke II prestasi
belajar siswa mengalami peningkatan yang baik dan sudah mencapai kriteria
ketuntasan, nilai rata-ratanya menunjukkan 82,72( 13%) .

B. Saran Tindak Lanjut


Penggunaan media visual gambar dalam pembelajaran IPA diperoleh banyak hal
yang dapat dijadikan masukan bagi penyempurnaan pelaksanaan pembelajaran.
Saran-saran berikut mungkin akan sangat berguna terutama bagi pembaca yang
tertarik untuk menerapkan penggunaan media visual gambar ini dalam
pengajarannya.

xi
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan sumbangan pemikiran
bagi institusi pendidikan yang akan memilih media untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa.

2. Bagi Kepala Sekolah.


Agar selalu diupayakan serta ditingkatkan sarana pra sarana pendidikan,
utamanya mengenai buku-buku penunjang dan alat-alat peraga atau media
pendidikan lainnya yang sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu
pendidikan.

3. Bagi Guru
a. Agar guru hendaknya selalu mempersiapkan media pengajaran dalam setiap
pembelajarannya, agar siswa tidak merasa kesulitan didalam belajar.
b. Dalam menggunakan media pengajaran diharapkan sesuai dengan topik
yang diajarkan sehingga siswa lebih maksimal dalam mengikuti proses
belajar mengajar.
c. Hendaknya guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan daya nalar, ide dan gagasan dalam memahami suatu
permasalahan.
d. Dalam pemberian tugas guru haruslah pandai-pandai mencari variasi dalam
memberikan tugas kepada siswa, sehingga diharapkan siswa dalam
mengerjakan tugasnya bisa bersemangat dan dapat memahami maksud dan
tujuan dari tugas tersebut.
e. Hendaknya guru selalu menggunakan media dalam setiap
pembelajaranmnya dan dapat lebih sering memberikan resitasi atau
penugasan terhadap siswa disetiap pembelajaran usai, hal ini sangat penting
agar siswa dapat lebih memahami materi yang telah dipelajari serta
persiapan untuk materi selanjutnya.

xi
4. Bagi Siswa
Agar siswa termotivasi dalam belajar, model pembelajaran dengan
menggunakan media visual gambar dapat menjadikan siswa lebih bersemangat
untuk belajar. Siswa hendaknyan dapat meningkatkan belajarnya demi
mencapai prestasi yang maksimal dan banyak belajar membaca buku-buku
ilmu pengetahuan.

5. Kepada Peneliti Selanjutnya


Kepada peneliti yang akan datang diharapkan agar dapat mengembangkan
pengetahuan penelitian yang berkaitan dengan siswa. Hal ini dimaksudkan agar
siswa mudah memahami dan mengerti materi pelajaran dengan baik. Serta bagi
peneliti lain hendaknya dapat dijadikan sebagai dasar penelitian lebih lanjut.

xi
DAFTAR PUSTAKA

Darmandjo, Kaligis. ( 1992 ). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi.

Kridalaksana. (1990). Belajar dan Pembelajaran 2, Universitas Terbuka. Jakarta

Rohani. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Supriono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta

Sutomo.1993. Metoda Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung:


Tarsito.

xi
FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN

xi
FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN

xi

Anda mungkin juga menyukai