Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya peningkatan kualitas hasil pendidikan di sekolah harus selalu

dilakukan. Perbaikan kualitas tersebut tidak hanya melalui peningkatan

fasilitas dan pembiayaan pendidikan, melainkan yang lebih penting adalah

proses kegiatan pembelajaran. Bahkan proses pelaksanaan pembelajaran

merupakan faktor penting yang akan menentukan kualitas hasil belajar di

sekolah.

Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran atau kegiatan

pembelajaran yang mampu membimbing siswa untuk dapat memahami

materi yang diajarkan. Pemahaman tersebut dibuktikan dengan tercapainya

target kompetensi yang ditetapkan dalam perencanaan pembelajaran. Apabila

target yang dicapai belum terpenuhi, itu berarti ada permasalahan dalam

proses kegiatan pembelajaran tersebut.

Seorang guru harus mampu melakukan evaluasi dengan benar terhadap proses

pembelajaran yang dilakukan di kelasnya.

1
Dengan kemampuan mengevaluasi diri, maka guru akan dapat melakukan

perbaikan secara kontinyu, sehingga semakin hari hasil pembelajaran akan

semakin baik.

Kurang berhasilnya pembelajaran Bahasa Indonesia pada kelas V, cukup

menarik untuk di cermati. Oleh karena itu, guru jangan terpaku pada satu

metode dan teknik mengajar saja dalam melaksanaka proses pembelajaran

dikelas.

Untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan ajar /

materi yang akan disampaikan, hendaknya seorang guru lebih kreatif, inofatif

dan terampil menggunakan berbagai macam metode dan teknik mengajar.

Dengan digunakannya metode mengajar yang bervariasi dan menarik,

diharapkan hasil belajar lebih baik, lebih berkesan dan tidak membosankan

bagi siswa, salah satu metode yang tepat untuk materi “Membaca Insentif”

adalah menggunakan metode yang bervariasi, sehingga dapat membantu

proses pemahaman siswa terhadap materi ini.

1. Identifikasi masalah

 Siswa kurang berminat belajar bahasa indonesia,


 Pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Bahasa Indonesia tentang
Membaca Insentif masih rendah
 Minimnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Bahasa
Indonesia
 Siswa kesulitan dalam memahami materi pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang disampaikan oleh guru

2. Analisis Masalah

2
Rendahnya pemahaman siswa terhadap pelajaran Bahasa indonesia

disebabkan siswa jenuh dalam pembelajaran.

3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah

Menghadirkan Media Gambar untuk meningkatkan pemahaman siswa

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD Negeri Gading

Kabupaten Tanggamus.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan identifikasi dan analisis, maka dapat dirumuskan masalah

pokoknya adalah bagaimana cara untuk membangkitkan minat, pemahaman

siswa terhadap materi pelajaran siswa kelas V tentang Membaca Insentif.

C. Tujuan Perbaikan Pembelajaran

Perbaikan pembelajaran dengan menerapkan “metode percobaan dan diskusi”

bertujuan :

1. Meningkatkan minat dan pemahaman siswa.

2. Meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia.

3. Menarik minat siswa untuk giat belajar Bahasa Indonesia.

4. Meningkatkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

5. Melatih siswa memecahkan masalah.

6. Mengefektifkan pembelajaran untuk mencapai tuntutan belajar.

D. Manfaat Perbaikan Pembelajaran

3
Dengan diterapkannya metode “percobaan dan diskusi” dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia memberikan banyak manfaat bagi guru maupun siswa.

1. Manfaat bagi guru

a. Guru lebih terarah dalam proses pembelajaran.

b. Guru lebih mudah memberikan contoh dalam pembelajaran.

c. Mempermudah pencapaian ketuntasan belajar.

2. Manfaat bagi siswa

a. Adanya peningkatan pemahaman siswa tentang membaca insentif.

b. Adanya peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia.

c. Cepat tanggap bila ada permasalahan.

d. Adanya rasa ingin tahu tentang berbagai jenis teks / bacaan.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

4
A. Pengertian Belajar Mengajar

Belajar dan mengajar adalah dua konsep yang hampir tidak dapat dipisahkan

satu dari yang lainnya, terutama dalam praktiknya di sekolah-sekolah. Bahkan

apabila keduanya telah digerakkan secara sadar tujuan, rangkaian interaksi

belajar mengajar akan segera terjadi.

Belajar akan efektif jika dilakukan dalam situasi yang menyenangkan (Peter

Kline:1999). Mengajar Bahasa Indonesia sebagai upaya dan proses yang

dilakukan guru untuk membuat siswa-siswanya belajar. Belajar merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam

pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata

(2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu

berlangsung melalui kegiatan belajar.

Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar adalah

perubahan perilaku.

Untuk mempertegas pengertian belajar penulis akan memberikan kesimpulan

bahwa belajar merupakan suatu proses lahir maupun batin pada diri individu

untuk memperoleh pengalaman baru dengan jalan mengalami atau latihan.

Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses

ini terjadi pada diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi yang

5
dimaksud dengan belajar bukan tingkah laku yang nampak, yaitu proses

terjadinya secara internal didalam diri individu dalam mengusahakan

memperoleh hubungan-hubungan baru. Agar belajar dapat diperoleh hasil

dengan baik, siswa harus mau belajar sebaik mungkin. Supaya mereka mau

belajar dengan baik yaitu belajar dengan baik dan teratur secara sendiri-

sendiri, kelompok dan berusaha memperkaya bahan pelajaran yang diterima di

sekolah dengan bahan pelajaran ditambah dengan usaha sendiri.

B. Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi dapat

dipahami bahwa media adalah perantara atau pengantar dari pengirim ke

penerima pesan. Selanjutnya akan diuraikan pengertian media menurut istilah.

Para ahli di dalam memberikan batasan media berbeda-beda pendapat, tetapi

arah dan tujuannya sama.

Media pendidikan sebagai alat bantu memiliki ciri-ciri: Media pendidikan

identik artinya dengan pengertian keparagaan yang berasal dari kata raga, suatu

benda yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan dapat diamati. Tekanan utama

terdapat pada benda atau hal-hal yang bisa dilihat dan didengar. Media

pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam pengajaran,

antara guru dengan siswa.

6
Media pendidikan sebagai alat bantu belajar mengajar, baik diluar kelas. Maka

pada dasarnya media pendidikan merupakan suatu “perantara” (medium,

media) dan digunakan dalam rangka pendidikan. Media pendidikan

mengandung aspek; sebagai alat dan sebagai teknik, yang sangat erat

pertaliannya dengan metode mengajar.

Adapun beberapa contoh alat peraga yang dapat digunakan dalam mengajar

yaitu gambar. Gambar adalah suatu bentuk alat peraga yang nampaknya saling

dikenal dan saling dipakai, karena gambar disenangi oleh anak berbagai umur,

diperoleh dalam keadaan siap pakai, dan tidak menyita waktu persiapan.

Lebih lanjut Sudrajat (2007) menuliskan tentang beberapa fungsi media

diantaranya :

1. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal

yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh peserta

didik tentang suatu objek, disebabkan :

a. objek terlalu besar;


b. objek terlalu kecil;
c. objek yang bergerak terlalu lambat;
d. objek yang bergerak terlalu cepat;
e. objek yang terlalu komplek;
f. objek yang bunyinya terlalu halus;
g. objek mangandung bajaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan nedia
yang tepat, maka semua objek dapat disajikan kepada peserta didik.
2. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara

peserta didik dengan lingkungannya;


3. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar;

7
4. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit

sampai dengan yang abstrak.

Kekuatan dan kelemahan dari metode pengajaran dengan menggunakan alat bantu

gambar :

1. Kekuatannya ialah :

a. Siswa menjadi lebih tertarik dan terinspirasi dalam belajar

b. Siswa menjadi lebih kreatif dan aktif dalam berpikir

c. Hasilnya memuaskan

2. Kelemahannya ialah :

a. Kelas menjadi lebih bising

b. Bagi siswa yang memiliki tingkat imajinasi yang lemah, maka metode ini

akan menjadikan suatu kondisi yang sangat membosankan

c. Pengajar (Guru) akan menjadi lebih sibuk dalam penyiapan materi

d. Memerlukan waktu dalam membangkitkan daya imajinasi siswa

Dari uraian kekuatan dan kelemahan media pengajaran dengan menggunakan alat

bantu gambar diatas dapat disimpulkan bahwa, jika guru ingin menerapkan

metode tersebut, maka haruslah membangkitkan daya imajinasi siswa dan aktif

8
berkounikasi baik lisan maupun tulisan, sehingga metode tersebut dapat terlaksana

dengan baik.

Penerapan media pembelajaran menggunakan media gambar diharapkan akan

membuat komunikasi dalam proses pembelajaran akan menjadi lebih hidup,

karena siswa aktif menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dengan

demikian dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek,Tempat dan waktu pelaksanaan

a. Tempat pelaksanaan perbaikan pembelajaran di SD Negeri Gading

Kabupaten Tanggamus.

9
b. Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran tanggal 28 Oktober 2013

sampai dengan 31 Oktober 2013.

1. Jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran

Tabel 1. Jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran

Jam Mata
No Hari Tanggal Kls Ket
ke Pelajaran
1 2 3 4 5 6 7
Bahasa
1 Sabtu 26 Oktober 2013 V - Observasi Kelas
Indonesia
Bahasa
2 Senin 28 Oktober 2013 V 4 Perbaikan Siklus 1
Indonesia
Bahasa
3 Kamis 31 Oktober 2013 V 1 Perbaikan siklus 2
Indonesia

2. Karakteristik kelas dan siswa yang diteliti

Kelas yang menjadi subyek penelitian adalah kelas V, salah satu rombongan

belajar SD Negeri Gading. Kelas ini menampung 17 siswa yang terdiri atas 8

siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan

Tabel 2. Data Siswa Kelas V SD Negeri Gading

No. NISN Nama siswa Jenis Kelamin

1 0013154708 Ferdiansyah L
2 007935700 Media aryanti P
3 0007935707 Tulus Abadi L
4 0006634584 Sumarni P
5 0021314762 Aprizon L

10
6 00012053119 Maryadi L
7 0015259535 Fitri damayanti P
8 0021314767 Samsuludin L
9 0037957876 Lilik Setio wati P
10 0037957918 Risa Rismawati P
11 0021314770 Dwi Susanti P
12 0020507930 Fina Alisa P
13 0037958027 Dedi Irawan P
14 0021314761 Aldi Yudistira L
15 003798034 Dewi Gita sari P
16 0037958057 Leli Puspita Wati P
17 0021299491 Anggar Putra Hendrista L
JUMLAH 17

B. Desain Prosedur Perbaikan Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan dalam sejumlah kegiatan harus dilakukan berulang-ulang,

mulai dari tahap orientasi pelaksanaan, tahapan observasi, refleksi dan revisi

yang merupakan rangkaian dari persiapan pelaksanaan perbaikan

pembelajaran.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam perbaikan pembelajaran Bahasa

Indonesia adalah :

a. Diawali dengan motifasi dan pretest sebagai langkah awal untuk

mengetahui kemampuan yang telah dimiliki siswa.

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran agar arah pembelajaran diketahui

siswa.

c. Membahas materi pelajaran dengan menrepakan “metode percobaan dan

diskusi”.

11
d. Diskusi kelompok membahas tentang manfaat membaca.

e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat rangkuman

pelajaran yang telah dipelajari.

f. Menyimpulkan materi pelajaran.

g. Memberi tugas kepada siswa untuk pekerjaan rumah.

1. Hal-hal yang menarik

Selama proses perbaikan pembelajaran berlangsung, ditemukan hal-hal yang

menarik diantaranya :

a. Siswa lebih kreatif dan bergairah dalam proses pembelajaran.

b. Rasa keingintahuan siswa cukup antusias terhadap beberapa jenis bacaan /

cerpen.

c. Kegiatan pembelajaran berjalan lebih efektif dan efisien.

d. Guru harus dapat menjadi model bagi siswanya.

2. Gambar Prosedur Penelitian

Siklus pelaksanaan perbaikan pembelajaran

R.1 R.2

L.1
L.2

M.1 M.2

12
Keterangan :

M =Merencanakan

L = Melaksanakan

R = Refleksi

C. Teknik Analisis Data

Tabel 3. Format rekapitulasi hasil pengamatan aktivitas belajar

Kelas/Semester : V (Lima) / I ( Ganjil )

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Banyak siswa yang mendapat nilai Jumlah


No Uraian A B C D
Skor
1 Jujur
2 Tanggung Jawab
3 Kedisiplinan
4 Kesetiaan
Jumlah
Persentase ktivitas Kelas
Keterangan :

Uraian : Skor :

A = Sangat Baik 4

B = Baik 3

C = Cukup Baik 2

D = Kurang Baik 1

13
Setelah mengamati aktivitas siswa, untuk melihat hasil belajar siswa

dengan melakukan tes pada setiap akhir siklus. Adapun format hasil

belajar siswa sebagai berikut :

Tabel 4. Format Hasil belajar siswa

Tuntas/
No NISN Nama Siswa KKM Nilai Tidak
Tuntas
1 0013154708 Ferdiansyah
2 007935700 Media aryanti
3 0007935707 Tulus Abadi
4 0006634584 Sumarni
5 0021314762 Aprizon
6 00012053119 Maryadi
7 0015259535 Fitri damayanti
8 0021314767 Samsuludin
9 0037957876 Lilik Setio wati
10 0037957918 Risa Rismawati
11 0021314770 Dwi Susanti
12 0020507930 Fina Alisa
13 0037958027 Dedi Irawan
14 0021314761 Aldi Yudistira
15 003798034 Dewi Gita sari
16 0037958057 Leli Puspita Wati
17 0021299491 Anggar Putra Hendrista
Jumlah
Rata-rata
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah

Refleksi

Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang

terjadi pada siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Pada

tahap refleksi ini peneliti yang dibantu Supervisor selaku observer harus

dapat menjawab pertanyaan mengapa, bagaimana dan sejauh mana

14
langkah serta hasil yang dicapai selama proses belajar berlangsung. Dalam

refleksi data hasil pengamatan menjadi acuan guna menentukan upaya dan

tindakan yan akan dilakukan selanjutnya.

Penilaian

Penilaian dengan tingkat ketuntasan sebesar 100% berarti semua siswa

tuntas dalam mengikuti pembelajaran apabila siswa telah mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) . KKM yang digunakan dalam

penelitian ini ≥ 60 dan ketuntasan klasikal yang digunakan adalah 70%.

15
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Hasil pengolahan data

Perbaikan pembelajaran dan mata pelajaran Bahasa Indonesia difokuskan

pada setiap pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi sebagai

alat pencari data.

Dari perbaikan pembelajaran ini terkumpul data kwalitatif dan kwantitatig

sebagai berikut :

a. Data kwalitatif :

 Aktivitas siswa dalam pembelajaran

 Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah.

 Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok maupun kelas.

 Motivasi menulis rangkuman.

 Cepat tanggap dalam menaggapi permasalahan.

 Antusias untuk menyelesaikan masalah.

16
b. Data kwantitatif :

Data kwantitatif diperoleh melalui penilaian terhadap pemahaman

siswa mengenai materi pembelajaran yang meliputi :

 Jawaban siswa dalam menjawab test formatif pada akhir

pembelajaran.

 Ketepatan waktu dalam mengerjakan soal.

 Ketuntasan belajar.

 Pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

 Penilaian tugas pekerjaan rumah (PR).

Tabel 5. Rekapitulasi hasil pengamatan aktivitas belajar Siklus 1

Kelas/Semester : V (Lima)/I ( Ganjil )

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Banyak siswa yang mendapat nilai Jumlah


No Uraian A B C D
Skor
1 Jujur 4 9 3 3 52
2 Tanggung Jawab 3 7 7 2 49
3 Kedisiplinan 5 5 5 4 49
4 Kesetiaan 4 9 3 3 53
Jumlah 203
Persentase Aktivitas Kelas 66,77%

Tabel 6. Rekapitulasi hasil pengamatan aktivitas belajar Siklus 2

Kelas/Semester : V (Lima)/I ( Ganjil )

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

17
Banyak siswa yang mendapat nilai Jumlah
No Uraian A B C D
Skor
1 Jujur 10 5 4 0 63
2 Tanggung Jawab 9 4 6 0 60
3 Kedisiplinan 7 5 6 1 56
4 Kesetiaan 11 6 2 0 66
Jumlah 249
Persentase Aktivitas Kelas 80,59%

1. Pra Siklus
a. Pengamatan
 Guru dalam mengajar terlihat kurang semangat dan menarik sehingga

kurang adanya perhatian siswa dalam belajar.


 Penggunaan metode masih kurang karena guru menggunakan metode

ceramah dan tugas.


 Siswa dikondisikan secara kelompok.
 Guru dalam memberikan contoh kurang bervariasi.
 Dalam memberikan pertanyaan guru tidak memberikan kesempatan

untuk berfikir dalam pertanyaanpun kurang menyeluruh.


 Pelajaran belum ada penguatan sehingga pelajaran tersebut harus

diulang.

b. Refleksi
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, maka

dapat diketahui bahwa siswa memperoleh nilai yang kurang baik dilihat

dari keberhasilan siswa memperoleh nilai kurang dari KKM.

2. Siklus I
a. Rencana Pembelajaran
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
 Menyampaikan topik yang akan dipelajari
 Menjelaskan tentang konsep pecahan dan perbandingan

 Mengadakan tanya jawab.

18
 Menyimpulkan pelajaran.

 Guru mengadakan evaluasi secara tertulis.

b. Pelaksanaan

Penulis mengajar tentang penyelesaian masalah atau soal cerita yang

berhubungan dengan perbandingan di kelas V SD Negeri Gading, dengan

indikator menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perbandingan

pecahan.

Dalam proses kegiatan belajar mengajar penulis menyampaikan tujuan

pembelajaran, melakukan apersepsi sesuai dengan materi kemudian menuliskan

topik pembelajaran.

Dalam kegiatan inti penulis memberikan contoh-contoh penyelesaian soal yang

berhubungan dengan perbandingan. Kemudian di akhir pembelajara penulis

mengadakan evaluasi tertulis.

Tabel 7 : Hasil pembelajaran pada Siklus I

Nilai Tuntas/Tidak
No. NISN Nama siswa KKM
Siklus I Tuntas
1 0013154708 Ferdiansyah 60 50 Tuntas
2 007935700 Media aryanti 60 Tidak Tuntas
3 0007935707 Tulus Abadi 50 Tidak Tuntas
4 0006634584 Sumarni 80 Tuntas
5 0021314762 Aprizon 60 Tuntas
6 00012053119 Maryadi 70 Tuntas
7 0015259535 Fitri damayanti 70 Tuntas

19
8 0021314767 Samsuludin 70 Tuntas
9 0037957876 Lilik Setio wati 60 Tuntas
10 0037957918 Risa Rismawati 90 Tuntas
11 0021314770 Dwi Susanti 80 Tuntas
12 0020507930 Fina Alisa 80 Tuntas
13 0037958027 Dedi Irawan 80 Tuntas
14 0021314761 Aldi Yudistira 90 Tuntas
15 003798034 Dewi Gita sari 80 Tuntas
16 0037958057 Leli Puspita Wati 70 Tuntas
17 0021299491 Anggar Putra H 70 Tuntas
Rata rata 72
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 50

c. Pengamatan

Guru melakukan perbaikan pembelajaran dibantu supervisor 2 sebagai

observator, pengamat mengamati tindakan yang dilakukan oleh guru dan

siswa serta mendata hasil dan kemajuan yang dicapai oleh siswa dengan

menggunakan lembar observasi. Dari hasil pengamatan pada siklus I hasil

aktivitas belajar siswa mencapai persentase 66,77%.

Adapun hasil pengamatan yang dicatat oleh observator adalah :

1. Penggunaan konsep sudah sesuai dengan materi pembelajaran.

2. Penggunaan alat peraga sudah ada tetapi kurang maksimal karena alat

peraga yang digunakan kurang terlihat dari belakang (Gambarnya Terlalu

kecil)

3. Penggunaan metode sudah bervariasi ketika menggunakan metode tanya

jawab, pernyataan guru kurang menyeluruh begitu pula ketika berdiskusi

dikelas masih ada siswa yang belum aktif mengikuti pelajaran.

4. Hasil belajar siswa belum maksimal karena masih ada siswa yang belum

mencapai nilai KKM untuk Bahasa Indonesia yaitu 60

20
b. Refleksi

Dari kajian dan pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran,

maka dapat diketahui bahwa pembelajaran meningkat kearah yang lebih baik

di antaranya:

1. Penjelasan konsep sudah sesuai dengan materi pelajaran.

2. Penggunaan alat peraga sudah ada tetapi kurang maksimal karena terlalu

kecil gambarnya sehingga siswa yang duduk dibagian belakang tidak

dapat melihat alat peraga dengan jelas. Oleh sebab itu di RPP kedua

diharapkan alat peraganya lebih baik lagi.

3. Penggunaan metode sudah cukup namun dalam metode tanya jawab,

pertanyaan guru belum menyeluruh demikian pula ketika di RPP kedua

guru dalam memberikan pertanyaan agar menyeluruh sehingga siswa aktif

dalam pembelajaran.

3. Hasil belajar siswa ada peningkatan namun belum maksimal, diharapkan

disiklus kedua hasil belajar siswa lebih maksimal lagi.

4. Aktivitas siswa sudah aktif karena guru menggunakan metode yang

benar untuk siklus kedua harus lebih aktif lagi agar hasil belajar yang

dicapai maksimal

3. Siklus II

a. Perencanaan

21
Tanya jawab untuk mengaitkan konsep sebelum dengan konsep yang akan

dipelajari.

 Menjelaskan tentang Perbandingan pecahan


 Membimbing siswa memberikan contoh soal perbandingan
 Mendiskusikan soal-soal yang berhubungan dengan perbandingan yang

berhubungan dengan kehidupan sehari hari.


 Siswa mencatat hasil diskusi kelas/tanya jawab.
 Menyimpulkan pembelajaran.
 Guru mengadakan evaluasi secara tertulis

b. Pelaksanaan

Penulis mengajar tentang membaca intensif di kelas V SD Negeri Gading,

Dalam proses kegiatan belajar mengajar penulis menyampaikan tujuan

pembelajaran, melakukan apersepsi sesuai dengan materi kemudian

menuliskan topik pembelajaran. Dalam kegiatan inti penulis menyampaikan

penjelasan dengan menggunakan media gambar, kemudian diakhir kegiatan

guru mengadakan evaluasi secara tertulis.

Tabel 8 : Hasil pembelajaran pada Siklus II

Nilai Tuntas/Tidak
No. NISN Nama siswa KKM
Siklus II Tuntas
1 0013154708 Ferdiansyah 60 70 Tuntas
2 007935700 Media aryanti 70 Tuntas
3 0007935707 Tulus Abadi 70 Tuntas
4 0006634584 Sumarni 80 Tuntas

22
5 0021314762 Aprizon 70 Tuntas
6 00012053119 Maryadi 70 Tuntas
7 0015259535 Fitri damayanti 70 Tuntas
8 0021314767 Samsuludin 70 Tuntas
9 0037957876 Lilik Setio wati 80 Tuntas
10 0037957918 Risa Rismawati 90 Tuntas
11 0021314770 Dwi Susanti 80 Tuntas
12 0020507930 Fina Anisa 100 Tuntas
13 0037958027 Dedi Irawan 80 Tuntas
14 0021314761 Aldi Yudistira 100 Tuntas
15 003798034 Dewi Gita sari 100 Tuntas
16 0037958057 Leli Puspita Wati 70 Tuntas
17 0021299491 Anggar Putra Hendrista 60 Tuntas
Rata rata 83
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60

c. Pengamatan

Dari hasil pengamatan pada siklus II hasil aktivitas belajar siswa mencapai

persentase 80,59%. Hal ini menunjukkan ada peningkatan dari hasil siklus I .

Adapun hasil pengamatan siklus II sebagai berikut :

1. Penggunaan alat peraga sudah maksimal dan lebih baik, gambar yang

ditampilkan terlihat oleh siswa yang duduk dibagian belakang.

2. Penggunaan metode sudah cukup baik dalam memberikan pertanyaan

sudah menyeluruh, ketika berdiskusi semua siswa aktif.

3. Hasil belajar siswa sudah maksimal karena siswa mencapai nilai KKM

pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 60.

d. Refleksi

Dari kajian dan pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran,

maka dapat diketahui bahwa pembelajaran diperoleh hasil yang baik. Hal ini

23
dapat dilihat dari keberhasilan dari RPP II dengan perubahan perolehan nilai

yang lebih baik. Siswa sudah mencapai KKM hingga 97% meningkat dari

RPP I yang %.

Dari uraian kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran, melalui dua siklus

tersebut terlihat adanya perubahan yang menuju kesempurnaan. Dari segi

guru, siswa dan perangkat pembelajaran, sehingga hasil yang diperoleh

memuaskan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan pengamatan pada hasil tes yang dilakukan siklus I dan siklus II

diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 9. Deskripsi per siklus

NO NISN Nama KKM Siklus 1 Siklus 2


1 0013154708 Ferdiansyah 60 50 70
2 007935700 Media aryanti 60 70
3 0007935707 Tulus Abadi 50 70
4 0006634584 Sumarni 80 80
5 0021314762 Aprizon 60 70
6 00012053119 Maryadi 70 70
7 0015259535 Fitri damayanti 70 70
8 0021314767 Samsuludin 70 70
9 0037957876 Lilik Setio wati 60 80
10 0037957918 Risa Rismawati 90 90
11 0021314770 Dwi Susanti 80 80
12 0020507930 Fina Alisa 80 100
13 0037958027 Dedi Irawan 80 80
14 0021314761 Aldi Yudistira 90 100
15 003798034 Dewi Gita sari 80 100
16 0037958057 Leli Puspita Wati 70 70
17 0021299491 Anggar Putra Hendrista 70 60
Rata rata 72 83

24
Nilai Tertinggi 90 100
Nilai Terendah 50 60
Siswa tuntas 17 19
Siswa belum tuntas 2 0
Ketuntasan klasikal 89,47 100

Dengan melihat data diatas dapat dilihat ketuntasan belajar siswa dari setiap

siklus, sebagian besar mengalami peningkatan :

- Sebelum siklus siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal hanya

64,3% atau 12, siswa dari 17 siswa.

- Pada siklus ke satu jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal

meningkat menjadi 89,47% atau 15 siswa dari 17 siswa

- Pada siklus kedua terjadi perubahan yaitu semua siswa mencapai SKBM

meningkat menjadi 100%

Dalam kegiatan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V diperlukan

suasana yang kondusif, yang dapat mencapai hasil yang optimal.

Dari uraian di atas dari setiap siklus mengalami peningkatan yang signifikan,

peningkatan yang signifikan ini terjadi karena guru telah memperbaiki kinerja

secara sistematis dan berkelanjutan dari siklus 1 sampai siklus 2.

Pada siklus 1 kinerja guru yang telah bagus adalah metode mengajar yang

digunakan sudah tepat, guru sudah menggunakan media gambar yang sesuai

dengan materi, strategi pembelajaran yang menggunakan media gambar sehingga

siswa terlihat aktif dalam pembelajaran. Pada siklus 2 guru dalam menanamkan

25
konsep dengan menggunakan media gamabar. Pada perbaikan pembelajaran ini

terlihat pula peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus sampai siklus 2.

Pada pra siklus rata-rata hasil belajar siswa hanya mencapai 61 atau yang

mencapai KKM hanya 64,3%, sedangkan pada siklus 1 rata-rata hasil belajar

meningkat menjadi 72 atau yang mencapai KKM meningkat pula menjadi

89,47%. Dan pada siklus ke-2 rata-rata hasil belajar menjadi 83. Sehingga

ketentuan Belajar Minimal menjadi 100%. Peningkatan hasil belajar siswa dari

pra siklus sampai siklus 2 terjadi karena guru telah memperbaiki kinerjanya dalam

proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan media gambar yang tepat.

Grafik 1. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

26
Keterangan :

1. Siklus I Nilai tertinggi 90, nilai

terendah 50 dengan rata-rata 72

2. Siklus II Nilai tertinggi 100, nilai

terendah 60 dengan rata-rata 83

27
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

1. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan terhadap data yang telah diperoleh selama

proses perbaikan pembelajaran, maka dengan menggunakan media gambar

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

b. Adanya peningkatan perolehan nilai test formatif.

c. Siswa menjadi lebih antusias dan aktif dalam pembelajaran.

d. Siswa terbiasa berfikir dan mudah menyelesaikan suatu masalah.

e. Pemahaman siswa terhadap materi membaca insentif

2. Saran

Dalam kesempatan yang baik ini penulis memberikan beberapa saran kepada

guru dalam proses pembelajaran sebaiknya :

a. Menggunakan metode yang bervariasi.

b. Menggunakan media gambar yang sesuai.

c. Banyak berlatih diri sehingga menjadi model bagi siswanya.

d. Selalu bekerja sama dengan siswa, rekan guru dan pengelola pendidikan

yang lain untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

28
DAFTAR PUSTAKA

DEPDIKBUD (1998) Kamus Besar Bahasa Indonesia ; Balai Pustaka.

FKIP – UT (2001) Studi Kelayakan Program S – 1 PGSD Jakarta.

Universitas Terbuka.

FKIP – UT (2009) Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta ;

Universitas Terbuka

Tim FKIP (1997) Alat Penilaian Guru, APKG, Jakarta Universitas Terbuka

Wardani,U.G.A.K ( 2004 ) Pemantapan Kemampuan Profesional, Jakarta,

Universitas Terbuka

29
30

Anda mungkin juga menyukai