SEMINAR NASIONAL
Inovasi Pembelajaran dan Penguatan Pendidikan
Karakter Berorientasi Merdeka Belajar
31 Mei 2022
UNIVERSI
asi Pembelajaran dan Penguatan Pendtdikan Karakter
Berorientasi Merdeka Belajar
UNILA
Prosiding
Tema:
“Inovasi Pembelajaran dan Penguatan Pendidikan Karakter Berorientasi Merdeka
Belajar” Bidang Kajian:
1. Pengembangan dan Inovasi Teknologi Pembelajaran
2. Pengembangan Kurikulum
3. Asessmen dan Evaluasi Pendidikan
4. Pendidikan Berbasis Merdeka Belajar
5. Pendidikan Karakter
6. Pendidikan Sosial, Humaniora, dan Kearifan Lokal
7. Pengasuhan dan Perkembangan Anak
8. Bimbingan Konseling
9. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
10. Pengembangan Desain Intruksional
11. Manajemen Pendidikan
Tim Penyusun
Pelindung:
Dr. Riswandi, M.Pd.
Reviewer:
Dr. Fatkhur Rohman, M.Pd.
Lungit Wicaksono, M.Pd.
Ketua Editor:
Ismu Sukamto, M.Pd.
Wakil Ketua:
Dr. Handoko, S.T., M.Pd.
Editor Pelaksana:
Ujang Efendi, M.Pd.I
Alief Luthvi Azizah, M.Pd.
Sheren Dwi Oktaria, M.Pd.
Destiani, M.Pd.
Editor Pengelola:
Yoga Fernando Rizqi, M.Pd.
Jody Setya Hermawan, M.Pd.
Nindy Profithasari, M.Pd.
Roy Kembar Habibie, M.Pd.
Diterbitkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro No.1, Gedong Meneng, Rajabasa, Bandar Lampung,
Lampung 35141, Indonesia
Email: seminarnasional.ip@fkip.unila.ac.id
Prosiding
Seminar
Nasional
Jurusan Ilmu
Pendidikan
2022
II
Prosiding Seminar Nasional Jurusan Ilmu Pendidikan 2022
Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Model Problem Based Learning Pada
Mata Pelajaran Matematika
Vani Novianto, Rusmawan, Dan MM Suyatini ..........................................................................196
Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Bebas
Siswa Di SDN 10 Sigaol Simbolon
Ester ................................................................................................................................. 222
Analisis Karakter Rasa Ingin Tahu Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika di SMAN 11 Kota
Jambi
Fhadira Insani Putri, Febri Masda, Maison, Dwi Agus Kurniawan .........................................228
Pentingnya Penerapan Model Pembelajaran Kolaboratif Saat Proses Kegiatan Belajar Mengajar
di Kelas Agar Menciptakan Suasana Kelas Yang Tidak Monoton
Figo Sakifli Rahmatulloh ....................................................................................................... 234
Desain Bahan Ajar Menggunakan Model ADDIE untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis dan
Literasi Digital Mahasiswa
Havizul .............................................................................................................................. 242
Mengembangkan Sikap Rasa Ingin Tahu Siswa Pada Materi Fisika Menggunakan Media Phet
Krisdayanti Firdayana Br Silaban, Maison, Dwi Agus Kurniawan, Tutri ................................281
Efektifitas Aplikasi Quizizz dalam Pembelajaran IPS Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 60
Prabumulih di Masa Daring
Natasya Helsi Febiani, Annisa Putri Aisyah, Nadia Sahilah,Yoga Fernando Rizqi ...............286
vi
Prosiding Seminar Nasional Jurusan Ilmu Pendidikan 2022
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
Havizul
Institut Agama Islam Negeri Pontianak
* E-mail: havizul@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar yang dapat meningkatkan kemampuan menulis dan
literasi digital mahasiswa dengan menggunakan model ADDIE. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Research & Development (R&D). Adapun model pengembangan instruksional yang digunakan adalah
model ADDIE dimana mengandung lima elemen inti dari fase pengembangan instruksional, yaitu Analisis, Desain,
Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi. Penelitian ini menghasilkan sebuah bahan ajar untuk mendukung
pembelajaran berbasis multimedia sehingga dapat meningkatkan kemampuan menulis dan literasi digital
mahasiswa. Kesimpulan: Bahan ajar ini sangat cocok digunakan pada pembelajaran berbasis multimedia (google
classroom, wordpress, dan media cetak) yang dikolaborasikan dengan strategi dan metode pembelajaran yang
tepat..
Kata kunci: Perancangan Bahan Ajar, Model ADDIE, Menulis Ilmiah, Literasi Digital.
Abstract
This study aimed to develop instruction material which is able to improve college student writing skills and digital
literacy by using ADDIE model. The method used in this study is research & development (R&D). The instructional
development model used is ADDIE model which consists of five core elements of instructional development phase,
those are Analyze, Design, Develop, Implement, and Evaluate. This study generates an instruction material that
can improve college students writing skill and digital literacy. This instruction material is suitable for use in
multimedia-based learning (google classroom, wordpress, and print media) in collaboration with appropriate
learning strategies and methods.
Keywords: Design of Instruction Material, ADDIE Model, Writing Skills & Digital Literacy.
instansi pendidikan terkait (Fernando & Anjaya, sistematika penulisan, teknik pengutipan,
2022). Dari sini tampak betapa pentingnya plagiarisme, dan lain-lain. Fernando & Carolina
kemampuan menulis untuk dimiliki oleh (2022) menyatakan, fakta di lapangan
mahasiswa atau bahkan dosen. Dengan menunjukkan banyak mahasiswa yang belum
memiliki kemampuan menulis yang baik, maka memiliki kemampuan membuat Karya Tulis
mahasiswa dapat berkontribusi melalui Ilmiah (KTI), bahkan muncul keluhan di
publikasi ilmiah (jurnal dan proceeding), kalangan mahasiswa bahwa mereka merasa
sehingga dapat meningkatkan reputasi mereka tertekan ketika mereka diberikan tugas KTI oleh
dan perguruan tinggi. dosen. Now-a-days, students are lacking writing
Disisi lain, kemampuan di bidang literasi skills as they spend most of their time in using
digital juga sangat penting untuk dimiliki their equipped smart phones, and they depend
mahasiswa terlebih pada era revolusi industri on electronic devices or gadgets which provide
4.0 saat ini. Dengan memiliki kemampuan instant or readymade answers/results available
literasi digital yang memadai, mahasiswa dapat in the internet. They use their valuable time in
mencari, mengeksplorasi, menyeleksi, searching what others are doing, instead of
mengevaluasi, kemudian menggunakan atau learning the language skills (Durga, 2018). Many
mengomunikasikan data-data yang diperoleh studies have emphasised the difficulties that
dan berasal dari dunia maya atau internet. Hal ini Latin-American students have when it comes to
sangat berguna bagi mahasiswa agar mampu dealing with typical reading and writing tasks in
mendapatkan sumber-sumber referensi yang higher education (e.g., Lacon de De Lucia &
valid dan kredibel untuk mendukung dalam Ortega de Hocevar, 2004; Parodi, 2003, 2005;
penulisan karya ilmiah. Zabidi & Tamami (2021) Carlino, 2005; Piacente & Tittarelli, 2006; García
menyatakan, literasi digital erat kaitannya & Álvarez, 2009, 2010; As cited in Alvarez,
dengan kemampuan memperoleh informasi 2012).
serta bagaimana cara mendalami dan Permasalahan yang kedua, mahasiswa
mengevaluasinya. Listyotami & Reznani (2022) tidak memiliki kemampuan di bidang literasi
menerangkan bahwa STIE Dwi Sakti Baturaja digital yang memadai. Hal ini menyebabkan
akan selalu menyiapkan mahasiswa-mahasiswa mereka kesulitan untuk mencari, memperoleh,
dengan kompetensi yang unggul salah satunya menyaring, dan menilai sumber-sumber
adalah memiliki kemampuan menuangkan ide referensi yang valid dari internet. Internet yang
dan gagasan melalui tulisan ilmiah guna juga dikenal sebagai dunia maya atau terkadang
menghadapi persaingan yang sangat berat di disebut dunia digital, menyediakan begitu
era sekarang maupun ke depan. Digital literacy banyak informasi, berita, data, dan sebagainya
is a key component for college students in yang bercampur aduk antara yang valid dan
academic world, lack of sufficient information tidak valid, antara yang fakta dan yang hoaks,
literacy skills will result in serious problems faced antara yang bermanfaat dan siasia, antara yang
by college students in the form of graduation baik dan tidak baik, antara asli dan yang palsu,
delays to the threat of dropouts (Betaubun, dan seterusnya. Oleh sebab itu, dibutuhkan
2020). Digital literacy is the ability to properly use kemampuan untuk mencari, mengeksplorasi,
and evaluate digital resources, tools and menyeleksi, menyaring, menilai, dan
services, and apply it to lifelong learning mengevaluasi data-data yang diperoleh dari
processes (Paul Gilster, 1997; As Cited by internet. Terkait dengan kemampuan membuat
Falloon, 2020). tulisan ilmiah, mahasiswa harus mampu menilai,
Permasalahan yang seringkali ditemui menyeleksi, dan mengevaluasi data yang
dari mahasiswa adalah belum mengerti cara diperoleh sesuai dengan tingkat kevalidannya
membuat tulisan ilmiah yang baik dan benar, untuk digunakan sebagai sumber referensi yang
baik dari mahasiswa semester awal maupun jelas dalam penelitian. Most college students
akhir, mahasiswa S1 bahkan S2. Masalah yang have obstacles in finding material for writing
dialami juga bervariasi, mulai dari thesis (Hyland & Shaw, As cited in Betaubun,
permasalahan terkait dasar penulisan, 2020)
244 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
as they do not have adequate information kedua dilakukan dengan mengacu pada hasil
literacy skills (Betaubun, 2020). observasi, kegiatan pre-test dan post-test. Hasil
analisis kedua ini akan didapatkan data yang
METODE PENELITIAN faktual dan aktual tentang karakteristik awal
peserta didik, sehingga penelitian dapat
Metode yang digunakan dalam penelitian dilanjutkan pada tahap perancangan,
ini adalah penelitian dan pengembangan, pengembangan, bahkan implementasi.
dimana akan menghasilkan sebuah rancangan
bahan ajar untuk meningkatkan kemampuan
menulis dan literasi digital mahasiswa. Model
pengembangan instruksional yang digunakan
adalah model ADDIE. Penelitian dilakukan di
IAIN Pontianak pada semester genap tahun
ajaran 2021/2022. Subjek penelitian melibatkan
mahasiswa semester IV program studi PAI,
yang terdiri dari tiga kelas, yaitu kelas 4A
sebanyak 40 mahasiswa, kelas 4B sebanyak 38 Gambar 1. Core Elements of Instructional
mahasiswa, dan kelas 4I sebanyak 29 Development (Diadopsi dari: Gustafson
mahasiswa, sehingga jumlah total mahasiswa & Branch, 2002:3)
sebagai subjek penelitian adalah sebanyak 107
orang yang terdiri dari jenis kelamin baik lakilaki HASIL DAN PEMBAHASAN
maupun perempuan.
Data dikumpulkan melalui beberapa HASIL
kegiatan pre-test, post-test, tanya jawab Berikut ini akan disajikankan data-data
langsung, dan observasi untuk mengetahui yang diperoleh dari hasil penelitian, baik dalam
kemampuan awal mahasiswa. Data yang bentuk tabel, gambar, maupun deskriptif
diperoleh kemudian dianalisis dan dilakukan kualitatif. Data-data yang akan disajikan terdiri
interpretasi untuk mendapatkan fakta yang atas beberapa bagian berdasarkan fase-fase
aktual. Setelah didapat fakta aktual, maka akan atau langkah-langkah dalam model ADDIE, yaitu
dibandingkan dengan fakta atau kondisi yang data hasil analisis (Analyze), data hasil desain
diharapkan, sehingga diperoleh sejumlah GAP (Design), dan data hasil pengembangan
yang terjadi dalam pembelajaran. Langkah (Development).
selanjutnya adalah melakukan proses
perancangan bahan ajar dengan mengikuti Analyze
tahapan-tahapan dalam model ADDIE, yaitu: 1) Langkah analisis model ADDIE dalam
Analyze, 2) Design, 3) Develop, 4) Implement, penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yaitu: 1)
dan 5) Evaluate. Analisis Front-End (mengidentifikasi tujuan
Dengan menggunakan model ADDIE, umum pembelajaran), 2) Analisis
proses evaluasi bisa dilakukan disepanjang pembelajaran, dan 3) Analisis Karakteristik
tahap perancangan ataupun pengembangan, Mahasiswa dan Konteks. Tahap satu analisis
sehingga proses revisi juga bisa dilakukan (analisis front-end) dapat langsung dirumuskan
dengan segera, baik pada tahap analisis, tujuan umum pembelajaran sesuai dengan
perancangan, pengembangan, maupun konteks dalam penelitian ini, yaitu: 1)
implementasi. Hal ini dapat dilihat sebagaimana mahasiswa mampu menerapkan dasar-dasar
digambarkan dalam gambar 1. Adapun dalam penulisan ilmiah, dan 2) mahasiswa mampu
penelitian ini, analisis terhadap karakteristik membangun literasi digital untuk mendapatkan
awal mahasiswa dilakukan dalam 2 tahap. informasi yang valid dari internet. Dua tujuan
Analisis pertama dilakukan dengan mengacu pembelajaran ini juga dikenal sebagai
pada kurikulum dan karakteristik secara umum kompetensi umum. Kemudian, tahap dua
mahasiswa dengan level pendidikan semester analisis adalah analisis pembelajaran, dimana
IV. Sedangkan analisis berisikan daftar seluruh sub-sub kompetensi
Desain Bahan Ajar Menggunakan Model ADDIE untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis dan 245
Literasi Digital Mahasiswa
Havizul
yang berada di bawah kompetensi umum, baik kali, disebut sebagai analisis siklus awal dan
yang sudah dikuasai maupun yang belum analisis siklus akhir. Hasil dari analisis siklus
dikuasai oleh mahasiswa. Dan yang terakhir, awal sebagaimana ditampilkan dalam tabel 1,
tahap tiga analisis adalah melakukan analisis dan hasil dari analisis siklus akhir sebagaimana
karakteristik mahasiswa dan konteks. Adapun ditampilkan dalam tabel 2.
tahap tiga analisis ini dilakukan sebanyak dua
1 Nama Kelas 4A 4B 4I
2 Populasi (orang) 40 38 29
3 Analisis KKemampuan Awal dan Konteks
konteks
a. Lingkungan belajar & fasilitas Baik
b. Kemampuan awal mahasiswa:
Kemampuan literasi digital Baik/Sangat Baik 1. Mengacu pada kurikulum, RPS, dan hasil analisa
Kemampuan literasi digital Sedang kemampuan mahasiswa semester IV secara
Kemampuan literasi digital kurang/sangat umum
kurang 2. Sesuai Hasil observasi yang telah dilakukan
c. Karakteristik Mahasiswa:
1 Nama Kelas 4A 4B 4I
2 Populasi (orang) 40 38 29
c. Karakteristik Mahasiswa:
populasi sampel 3 kelas, yaitu kemampuan di berlandaskan hasil analisis pada langkah
bidang kompetensi menulis ilmiah dan literasi sebelumnya. Dari hasil analisis tersebut, maka
digital. Tahap kedua adalah mengembangkan strategi pembelajaran disini akan
instrumen penilaian, dalam hal ini adalah tes memanfaatkan media google classroom beserta
acuan patokan, dimana dalam penyusunannya fitur-fitur dan layanan-layanan yang terintegrasi
mengacu pada tujuan performansi atau dengannya, media wordpress, dan media cetak.
kompetensi-kompetensi yang harus dicapai Sehingga, model pembelajaran yang digunakan
oleh mahasiswa setelah mengikuti adalah model pembelajaran berbasis
pembelajaran. Dan tahap yang terakhir dalam multimedia, dimana disini dominan
langkah desain ini adalah tahap tiga, yaitu mengandalkan teknologi ICT, tujuannya agar
mengembangkan strategi pembelajaran. mahasiswa terbiasa berinteraksi secara benar
Strategi pembelajaran ini dikembangkan dan terarah di dunia maya / internet.
1 4A 4B 4I -
Nama Kelas
2 Populasi (orang) 40 38 29 -
2 Populasi (orang) 40 38 29 -
information presented, d. Unclear examples), 5) dievaluasi oleh ahli materi, ahli desain
Unclear test questions, test situations, or test pembelajaran, ahli media dan ahli teknologi
directions, 6) Faulty wording or unclear informasi, dimana hasil akhir evaluasi tersebut
passages (Dick, Carey, & Carey, 2015:301- secara ringkas sebagaimana ditampilkan dalam
302). Rancangan bahan ajar disini akan tabel 6.
Tugas dalam
Mengikuti pedoman pembelajaran di bahan ajar, bentuk media cetak
mempelajari materi-materi dari bahan ajar, diberikan sebanyak
Tugas Media 4x 2 - 4 kali dalam 2 - 4
4 mengerjakan tugas-tugas dalam bahan ajar, membuat
Cetak Pertemuan pertemuan. (Juga
media pembelajaran sederhana dari bahan-bahan yang
terintegrasi dengan
tersedia/ditemui di lingkungan sekitar.
tugas classrom dan
wordpress)
250 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Nilai
No
35124
Ketepatan Analisis Pembelajaran
1
Implement
Langkah implementasi dilakukan apabila
bahan ajar sudah selesai disusun dan dicetak
menjadi sebuah buku ajar. Implementasi disini
adalah mengimplementasikan produk (bahan
ajar) ke lapangan atau ke dalam kegiatan belajar
mengajar yang konkrit. Oleh sebab itu, langkah
implementasi ini dimulai dari langkah evaluasi
formatif tahap 2 hingga tahap 4. Implementasi
pertama, melakukan evaluasi formatif tahap 2,
yaitu evaluasi satu-satu pada mahasiswa,
kemudian dilanjutkan tahap 3 (evaluasi
kelompok kecil, +- 8-12 mahasiswa), dan tahap
4 (evaluasi lapangan, +- 30 mahasiswa).
Pengumpulan data dapat menggunakan
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Belajar dari Edgar instrumen lembar observasi, angket, atau
Gale (Sumber: Flores (2020), https://lean- pedoman wawancara. Setelah produk lolos
melewati tahap 4 evaluasi formatif, maka telah
analytics.org/)
selesai rangkaian pengembangan produk
pembelajaran, dalam konteks penelitian ini
adalah bahan ajar, kemudian selanjutnya produk
sudah siap disebar luaskan ke lingkungan
pembelajaran yang nyata dalam lingkup yang
besar, yang mana hal ini merupakan langkah
paling akhir dalam suatu sistem pengembangan
produk, yaitu evaluasi sumatif. Sebagai catatan,
dikarenakan penelitian ini bukanlah
pengembangan yang sampai pada
Gambar 2. Model ADDIE (Sumber: Pribadi, penyususunan bahan ajar, namun
2016:30) pengembangan yang hanya sampai pada tahap
draft rancangan bahan ajar, maka
252 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
langkah implementasi (evaluasi formatif tahap 2, by experts), (2) evaluasi satu-satu oleh peserta
tahap 3, dan tahap 4) dalam penelitian ini tidak didik (one-to-one evaluation by learners), (3)
dapat dilakukan, karena draft rancangan bahan evaluasi kelompok kecil (small group
ajar hanya bisa dievaluasi atau di-review oleh evaluation) oleh peserta didik (8-20 peserta
para ahli (evaluasi formatif tahap 1), bukan oleh didik), (4) Uji coba lapangan (field tryout atau
mahasiswa (evaluai formatif tahap 2, 3, dan 4), field testing) (30 peserta didik). Oleh sebab itu,
dan lebih jauh bahwa evaluasi oleh para ahli ada 4 tahap sempurna dalam langkah evaluasi
bukanlah termasuk kedalam bentuk formatif.
implementasi produk, melainkan termasuk pada Dalam penelitian ini, hanya sampai pada
tahap terakhir langkah pengembangan. langkah develop atau pengembangan, dan
evaluasi formatif tahap 1 (one-to-one evaluation
Evaluate by experts). Sebab, evaluasi untuk sebuah draft
Langkah Evaluasi dan Revisi dalam rancangan bahan ajar disini hanya dapat
model ADDIE dilakukan disepanjang empat dilakukan oleh para ahli, dan tidak dapat
langkah yang lebih awal, yaitu langkah analisis, dilakukan oleh peserta didik atau mahasiswa.
langkah desain, langkah pengembangan, dan Dan oleh sebab itu, dalam model ADDIE ini,
langkah implementasi. Hal ini sebagaimana pada penelitian ini, langkah pengembangan
tampak dalam gambar 2. Suparman (2014) akan berakhir pada evaluasi formatif tahap 1,
menyebutkan bahwa tahap evaluasi formatif sedangkan langkah implementasi akan dimulai
yang lengkap dalam model Dick & Carey dari evaluasi formatif tahap 2 dan berakhir pada
memiliki empat langkah, yaitu: (1) evaluasi satu- evaluasi formatif tahap 4. Perhatikan gambar 3.
satu oleh para ahli (one-to-one evaluation
Gambar 3. Model ADDIE dengan Empat Tahap Evaluasi Formatif Dick & Carey
berkaitan. Dalam model ADDIE, langkah hingga sangat baik (0%), dalam populasi
evaluasi dan revisi dapat dilakukan dimana saja sampel 3 kelas ini. Kedua permasalahan yang
di sepanjang empat langkah awal (Analisa, menonjol ini masuk dalam ranah kognitif dan
Desain, Pengembangan, dan Implementasi), psikomotorik atau dikategorikan sebagai
sebagaimana telah diterangkan dan ditampilkan knowledge dan skills. Selanjutnya adalah
dalam gambar 1. Hasil evaluasi dan revisi dalam permasalahan yang tidak terlalu menonjol
langkah desain ini, disajikan dalam tabel 2, sebagaimana dalam tabel 2, yaitu keaktifan
dimana disini telah didapat data yang jelas dan mahasiswa dan motivasi belajarnya. Dua hal ini
pasti terkait kemampuan awal dan karakteristik adalah merupakan bagian yang dianalisis dari
mahasiswa dari total tiga kelas (4A, 4B, dan 4I). karakteristik siswa, yang mana masuk dalam
Dalam tabel 2 tampak bahwa rata-rata ranah afektif atau dikategorikan sebagai
mahasiswa dari tiga kelas tersebut dengan attitude. Hal yang paling menonjol dalam
kemampuan menulis sedang adalah sebanyak konteks ini adalah mahasiswa dengan
+- 6%, dan selebihnya +- 94% memiliki kemampuan sedang, pada aspek motivasi
kemampuan kurang atau sangat kurang. belajar mencapai sekitar 84% mahasiswa, dan
Adapun di bidang literasi digital, mahasiswa pada aspek tingkat keaktifan mencapai sekitar
dengan kemampuan sedang terdapat sebanyak 68%, kemudian disusul dengan tingkat
+- 60%, dan selebihnya +- 40% dengan kemampuan tinggi hingga sangat tinggi, pada
kemampuan kurang atau sangat kurang. aspek tingkat keaktifan sebanyak sekitar 21%
Sedangkan hasil analisis terhadap karakteristik mahasiswa dan pada aspek motivasi belajar
mahasiswa menunjukkan bahwa, mahasiswa sebanyak sekitar 11%. Hasil akhir dari langkah
dengan karakteristik aktif atau sangat aktif desain ini adalah berupa interpretasi terhadap
adalah sekitar 21%, dengan karakteristik dua aspek, interpretasi terhadap data hasil
keaktifan sedang adalah sebanyak kurang lebih analisis kemampuan awal mahasiswa
68%, dan selebihnya sekitar 11% dengan (knowledge dan skills), dan interpretasi
keaktifan kurang atau sangat kurang. Adapun terhadap karakteristik mahasiswa (attitude).
mahasiswa dengan karakteristik motivasi belajar Interpretasi pertama akan menjadi landasan
tinggi atau sangat tinggi adalah sekitar 11%, dalam desain dan pengembangan bahan ajar,
dengan karakteristik motivasi belajar sedang sedangkan interpretasi kedua akan menjadi titik
adalah sekitar 84%, dan selebihnya sekitar 5% tolak utama dalam menentukan strategi,
dengan karakteristik motivasi kurang atau metode, media, dan model pembelajaran yang
sangat kurang. Interpretasi ini menunjukkan akan dilakukan.
bahwa mahasiswa semester 4 pada prodi PAI, Langkah Design. Pada tahap pertama
dari tiga kelas ini memiliki kemampuan awal dan data disajikan dalam tabel 3 dan 4. Dari kedua
karakteristik yang identik dalam hal kemampuan tabel tersebut dapat dilihat kemampuan awal
menulis, literasi digital, tingkat keaktifan, dan mahasiswa di bidang karya tulis ilmiah dan
motivasi belajar. Permasalahan yang paling literasi digital. Data penelitian (tabel 3)
menonjol adalah kemampuan menulis ilmiah, menunjukkan bahwa dari populasi sampel tiga
dimana sekitar 94% mahasiswa semester 4 kelas mahasiswa semester 4 prodi Pendidikan
dalam populasi sampel ini memiliki kemampuan Agama Islam, kemampuan mereka dalam
menulis ilmiah yang kurang hingga sangat menulis ilmiah juga identik, nilai rata-rata
kurang. Kemudian disusul dengan mereka adalah 40,6 (D) atau kurang hingga
permasalahan kedua yang menonjol yaitu di sangat kurang. Sedangkan dari sisi
bidang literasi digital, dimana mahasiswa kemampuan di bidang literasi digital (tabel 4),
memiliki kemampuan kurang hingga sangat mahasiswa dalam populasi sampel memiliki
kurang mencapai sekitar 40% dan selebihnya kemampuan rata-rata dengan nilai 48 (D) atau
memiliki kemampuan sedang, dengan kata lain kurang hingga sangat kurang. Namun perlu
tidak ada mahasiswa semester 4 yang memiliki diingat disini, walaupun kemampuan rata-rata
kemampuan digital literasi dengan level baik mahasiswa tersebut sama-sama mendapatkan
nilai huruf D untuk kemampuan menulis
254 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
maupun literasi digital, akan tetapi sehingga menjadi sebuah buku ajar dalam
pendistribusiannya berbeda. Dari aspek bentuk cetak. Lebih lanjut, melihat data-data
kemampuan menulis, hampir 95% mahasiswa yang disajikan dalam tabel 5, pemanfaatan
populasi sampel mendapatkan nilai D dan media google classroom beserta layanan yang
sisanya 5% mendapat nilai C. Sedangkan dari terintegrasi dengannya berguna untuk
aspek literasi digital, hanya sekitar 40% mendorong mahasiswa membangun
mahasiswa yang mendapatkan nilai D, kemampuannya di bidang literasi digital,
sedangkan sisanya 60% mendapatkan nilai C. sedangkan pemanfaatan media wordpress
Inilah representasi kemampuan mahasiswa untuk mendorong atensi mahasiswa terhadap
yang sesungguhnya dari aspek keterampilan dasar-dasar penulisan ilmiah. Adapun
menulis ilmiah maupun literasi digital. pemanfaatan media cetak berguna untuk
Representasi inilah nantinya yang akan menjadi memperkuat pemahaman mahasiswa terhadap
acuan untuk menentukan strategi pembelajaran tujuan performansi yang akan dicapai, melalui
yang akan digunakan. pengalaman belajar langsung. Dengan
Langkah Develop. Hasil dari langkah pengalaman belajar langsung, mahasiswa lebih
pengembangan ini disajikan dalam tabel 5 dan mudah dan kuat dalam mengingat materimateri
tabel 6. Data pertama dari langkah pembelajaran (tujuan performansi) yang
pengembangan ini dapat dilihat pada tabel 5 bersifat abstrak. Hal ini sebagaimana
yang merupakan draft rancangan bahan ajar, ditunjukkan dalam kerucut pengalaman Edgar
dimana informasi yang disajikan terdiri atas pada gambar 1, Do The Real Thing adalah
materi utama, sub-sub materi, dan alokasi pengalaman belajar yang paling konkrit,
waktu pembahasannya. Materi utama terbagi sehingga menurut Edgar seseorang yang
menjadi 7 bagian (sebagaimana dalam tabel 5), melakukan pembelajaran seperti ini, setelah
dan masing-masing memiliki sub-sub materi dua minggu ia tetap akan dapat mengingat
dengan jumlah alokasi waktu pembahasan yang sekitar 90% apa yang telah diucapkan dan
telah ditentukan. Alokasi waktu terbanyak dilakukan dalam pembelajaran. Beberapa
adalah 14 kali pertemuan, ini menandakan media cetak yang digunakan dalam model
bahwa materi ini adalah mata kuliah yang pembelajaran ini adalah media papan tulis,
menjadi materi pokok dalam pembelajaran ini, kliping pendapat ahli, pembuatan media
sedangkan selain itu mendapatkan alokasi pembelajaran sederhana, dan bahan ajar itu
waktu pembahasan sebanyak 10 dan 4 kali sendiri yang merupakan konteks untuk
pertemuan, yang mana ini merupakan materi dirancang atau dikembangkan dalam penelitian
terkait untuk meningkatkan kemampuan ini. Dari kolaborasi penggunaan beberapa jenis
menulis dan literasi digital mahasiswa, yang media tersebut, diantaranya media google
juga merupakan materi pengayaan classroom, media wordpress, dan media cetak,
sebagaimana yang sebelumnya telah maka dalam konteks yang berbeda hal ini juga
disinggung tentang kedudukan materi disebut sebagai model pembelajaran Blended
keterampilan menulis dan literasi digital ini. Learning atau Hybrid Learning, yaitu model
Kemudian, data kedua dari langkah pembelajaran yang menggabungkan antara
pengembangan ini dapat dilihat pada tabel 6, pembelajaran online dan pembelajaran tatap
dimana merupakan hasil evaluasi satu-satu muka langsung. Blended learning, also called
oleh para ahli. Dari tabel 6 tampak bahwa as hybrid learning, is a learning approach that
rancangan bahan ajar yang telah dibuat combines face-to-face learning with online
mendapatkan nilai Baik hingga Baik Sekali oleh learning (Ma & Lee, 2021). Blended learning
para ahli dari berbagai aspek penilaian, defined as learning that happens in an
sehingga rancangan bahan ajar ini dapat instructional context which is characterized by a
dilanjutkan ke langkah pengembangan dan deliberate combination of online and
implementasi. Pengembangan disini bukanlah classroom-based interventions to instigate and
pengembangan desain atau draft rancangan support learning (Ameloot, Rotsaert, &
bahan ajar, akan tetapi pengembangan tahap Schellens, 2021). Sepanjang tahap desain ini,
selanjutnya, yaitu menyusun materi bahan ajar evaluasi dan revisi juga dapat dilakukan sesuai
Desain Bahan Ajar Menggunakan Model ADDIE untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis dan 255
Literasi Digital Mahasiswa
Havizul
aktivitas pembelajaran online dan tatap muka yang sejenis, yang dominan bersifat teoritis,
langsung, yang dapat mengonstruksi secara mengasah kemampuan verbal, melatih
sistematik kemampuan menulis dan literasi kemampuan berfikir kritis dan ilmiah, dan yang
digital mahasiswa. Dalam perspektif yang relevan dengan konteks kemampuan menulis
berbeda, model pembelajaran ini juga dapat ilmiah atau literasi digital. Di sisi lain, untuk
disebut blended learning model. Di lain sisi, penelitian berikutnya, draft atau rancangan
secara perspektif sistem pembelajaran, model bahan ajar ini dapat diteruskan dengan konteks
pembelajaran berbasis multimedia yang penelitian “Pengembangan Bahan Ajar”.
sedang kita bicarakan disini akan terdiri atas: 1) Sehingga langkah penelitian akan dimulai dari
Model Pembelajaran, 2) Strategi Pembelajaran, tahap ke empat model ADDIE namun bukan
3) Bahan Ajar. Dari sini juga kita dapat melihat perancangan bahan ajar, akan tetapi dimulai
kedudukan “bahan ajar” yang telah penulis dari menyusun bahan ajar atau merealisasaikan
rancang dalam penelitian ini. Model rancangan bahan ajar hingga berbentuk media
Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, dan cetak berupa buku ajar atau modul. Setelah
Bahan Ajar disini merupakan komponen- bahan ajar berhasil disusun, maka masuk ke
komponen integral dalam suatu sistem tahap lima model ADDIE, yaitu
pembelajaran. Adapun rancangan model “Implementation”, dengan evaluasi formatif
pembelajaran berbasis multimedia yang tahap 2 hingga 4. Evaluasi formatif dimulai dari
relevan dengan bahan ajar ini, juga telah evaluasi satu-satu pada mahasiswa, evaluasi
peneliti tuliskan dalam manuskrip yang kelompok kecil (8-12 mahasiswa), dan uji coba
berbeda. lapangan (+- 30 mahasiswa atau satu kelas).
Bahan ajar dalam penelitian ini dirancang Evaluasi formatif 2, 3, dan 4 inilah yang
dengan menggunakan model ADDIE, dimana merupakan tahap implementasi dalam model
merupakan model yang mengandung lima ADDIE, karena pada fase ini produk
elemen, yang juga merupakan elemen inti dalam instruksional yang telah dikembangkan
suatu model pengembangan instruksional. diimplementasikan pada mahasiswa, baik
Tahapan-tahapan model ADDIE yang dilakukan secara individu, kelompok kecil, maupun
dalam perancangan bahan ajar ini hanya sampai kelompok besar / uji coba lapangan.
pada langkah ke empat, “Development” dengan
evaluasi formatif tahap satu, yaitu “evaluasi
satu-satu oleh para ahli”, hal ini dikarenakan REFERENCES
penelitian ini merupakan suatu rancangan atau
Articles in Periodicals
draft bahan ajar. Bahan ajar ini berisi materi-
Articles in Journal Paginated by Volume
materi pokok yang mengacu pada kurikulum
Alvarez, G. (2012, July). New Technologies in the
mata kuliah Media Pembelajaran PAI. Adapun University Context: The Use of Blogs for
materi terkait dasar menulis ilmiah dan literasi Developing Students’ Reading and Writing
digital merupakan materi pengayaan, yang Skills. (U. O. (Barcelona), Penyunt.) RUSC.
disisipkan sebagai tugas yang terintegrasi Universities and Knowledge Society Journal,
dengan keseluruhan materi pokok. Meskipun 9(2), 167-168.
materi dasar menulis dan literasi digital dalam doi:http://dx.doi.org/10.7238/rusc.v9i2.1160
mata kuliah Media Pembelajaran PAI, namun Ameloot, E., Rotsaert, T., & Schellens, T. (2021, July
18). The supporting role of learning analytics
mendapatkan porsi yang besar dalam
for a blended learning environment: Exploring
pembelajaran dikarenakan kegiatan menulis dan
students' perceptions and the impact on
literasi digital disini menjadi perangkat relatedness. Journal of Computer Assisted
fundamental untuk mendorong pemahaman Learning, 90-102. doi:10.1111/jcal.12593
terhadap materi pokok itu sendiri. Betaubun, M. (2020, November 24). Self Assessment
Perancangan bahan ajar ini tidak terbatas on Students' Digital Competency in Academic
untuk mata kuliah media pembelajaran PAI saja, Writing Course in Papua Context. Jurnal
namun bersifat fleksibel dan dapat Pendidikan Progresif, 10(3), 404-416.
menyesuaikan dengan mata kuliah lainnya doi:10.23960/jpp.v10.i3.202003
Durga, M. V., & Rao, D. C. (2018, January).
Developing Students' Writing Skills in English
Desain Bahan Ajar Menggunakan Model ADDIE untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis dan 257
Literasi Digital Mahasiswa
Havizul