Anda di halaman 1dari 499

Prosiding Seminar Nasional Jurusan Ilmu Pendidikan 2022

Prosiding

Seminar Nasional Jurusan Ilmu Pendidikan

Tema:
“Inovasi Pembelajaran dan Penguatan Pendidikan Karakter Berorientasi Merdeka Belajar”
Bidang Kajian:
1. Pengembangan dan Inovasi Teknologi Pembelajaran
2. Pengembangan Kurikulum
3. Asessmen dan Evaluasi Pendidikan
4. Pendidikan Berbasis Merdeka Belajar
5. Pendidikan Karakter
6. Pendidikan Sosial, Humaniora, dan Kearifan Lokal
7. Pengasuhan dan Perkembangan Anak
8. Bimbingan Konseling
9. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
10. Pengembangan Desain Intruksional
11. Manajemen Pendidikan

Bandar Lampung, Juli 2022


Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
2022

i
Prosiding Seminar Nasional Jurusan Ilmu Pendidikan 2022

Tim Penyusun

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Ilmu Pendidikan 2022


“Inovasi Pembelajaran dan Penguatan Pendidikan Karakter Berorientasi Merdeka Belajar”

Pelindung:
Dr. Riswandi, M.Pd.

Reviewer:
Dr. Fatkhur Rohman, M.Pd.
Lungit Wicaksono, M.Pd.

Ketua Editor:
Ismu Sukamto, M.Pd.

Wakil Ketua:
Dr. Handoko, S.T., M.Pd.

Editor Pelaksana:
Ujang Efendi, M.Pd.I
Alief Luthvi Azizah, M.Pd.
Sheren Dwi Oktaria, M.Pd.
Destiani, M.Pd.

Editor Pengelola:
Yoga Fernando Rizqi, M.Pd.
Jody Setya Hermawan, M.Pd.
Nindy Profithasari, M.Pd.
Roy Kembar Habibie, M.Pd.

Diterbitkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro No.1, Gedong Meneng, Rajabasa, Bandar Lampung,
Lampung 35141, Indonesia
Email: seminarnasional.ip@fkip.unila.ac.id

ii
Prosiding Seminar Nasional Jurusan Ilmu Pendidikan 2022

Kata Pengantar

Puji Syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunianya yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga Prosiding hasil Seminar Nasional
Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang
diselenggarakan pada tanggal 31 Mei 2022 di Aula Gedung K FKIP Universitas Lampung
dapat terwujud. Prosiding ini memuat sejumlah artikel hasil penelitian yang berkaitan dengan
Pendidikan. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa, dosen, guru, dan tamu undangan dari Provinsi
Lampung maupun dari luar Provinsi Lampung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
perkenankan kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Lampung, Prof. Dr. Karomani, M.Si., yang telah memfasilitasi semua
kegiatan Seminar Nasional Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., yang telah
memberikan dukungan terhadap Seminar Nasional Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama, Prof. Dr. Sunyono, M.Si., Wakil Dekan
Bidang Keuangan, Umum dan Kepegawaian, Drs. Supriyadi, M.Pd., Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Riswanti Rini, M.Si., yang telah memberikan
dukungan terhadap Seminar Nasional Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
4. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Dr. Riswandi, M.Pd., yang telah memberikan masukan
sekaligus dukungan terhadap Seminar Nasional Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Teman-teman segenap panitia terhadap Seminar Nasional Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, yang telah meluangkan waktu,
tenaga, dan pemikirannya demi suksesnya kegiatan ini.
6. Bapak/Ibu dosen, mahasiswa, dan tamu undangan peserta Seminar Nasional Ilmu
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah
mengirimkan artikel hasil penelitiannya.
Semoga Prosiding ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, untuk kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di samping itu, diharapkan juga dapat
menjadi referensi bagi upaya pembangunan bangsa dan negara. Terakhir, kami segenap panitia
Editorial Team Prosiding terhadap Seminar Nasional Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung mohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan.
Saran dan kritik yang membangun tetap kami tunggu demi kesempurnaan prosiding ini.

Bandar Lampung, Juli 2022

Editorial Team

iii
Prosiding Seminar Nasional Jurusan Ilmu Pendidikan 2022

Daftar Isi
Halaman Sampul .............................................................................................................................. i
Tim Penyusun .................................................................................................................................. ii
Kata Pengantar ................................................................................................................................ iii
Daftar Isi ........................................................................................................................................... iv
Analisis Kesiapsiagaan Siswa Terhadap Bencana Gempa Bumi Pada Mata Pelajaran IPS di
Sekolah Dasar
Annisa Salsabila, Fauzan Al Aziz, Dan Mela Andyni, Yoga Fernando Rizqi ........................... 1

Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Model Poems For Two Voices Dan
Melihat Alam Sekitar
Timbul Amar Hotib, Elly Prihasti W, Dan Mara Untung Ritonga .............................................. 8

Media Pembelajaran Video Animasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika SMA Materi Gerak
Parabola
Alfia Riza Oktiany, Dwi Agus Kurniawan, Dan Maison ............................................................. 13

Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Android Menggunakan Ispring Pada


Materi Azas Black
Ayu Purnamasari Dan Elsa Melinda ............................................................................................ 19

Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Literasi Matematika Peserta Didik


Dini Wahyu Mulyasari, Gunarhadi, Dan Roemintoyo ................................................................ 24

Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Peningkatan Mutu Hasil Belajar IPS
Fani Marlina Sari, Mellyza Azzara, Nora Wyrentia Suhaili ........................................................ 33

Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Di PAUD


Inarotul Wahdiyah ......................................................................................................................... 41

Produk Masker Wajah Berbasis Etnosains Sebagai Bentuk Pengembangan Media Ajar Materi
Sistem Ekskresi Manusia
Ira Oktavia, Asiyah, Ahmad Walid ............................................................................................... 48

Analisis Upaya Menarik Minat Belajar Siswa Introvert Melalui Pembelajaran IPS
Maya Marisa, Rara Satriana, Dan Yessi Desmatala Sari ........................................................... 59

Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada
Siswa Kelas IV SD
Ronny Sitanggang, Elly Prihasti W, Dan Mara Untung Ritonga ............................................... 67

Nettiquette Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Fenomenologi Pembelajaran Daring Prodi
PGSD UPI Kampus Sumedang)
Nurdinah Hanifah, Ani Nur Aeni, Isrokatun ................................................................................ 74

Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Kerja Keras Siswa Kelas X
Rifani Septya Putri, Defri Melisa, Maison, Dan Dwi Agus Kurniawan ...................................... 83

Implementasi Manajemen Kurikulum Pesantren Berbasis Modern Di SMAIT Darul Quran Mulia
Rubiko Ihsan, Hasyim Asya’ari, Dan Sita Ratnaningsih ........................................................... 91

iv
Prosiding Seminar Nasional Jurusan Ilmu Pendidikan 2022

Alternatif Pembiayaan Pendidikan: Pengelolaan Pendidikan Islam Melalui Wakaf


Rubiko Ihsan, Robiatul Adawiah, Dan R Yulia Fadlilla .............................................................. 97

Urgensi Pendidikan Karakter Antara Cita Dan Realita


Siti Nurhaliza Rambe, Miswati, Siti Halija ................................................................................... 108

Persepsi Guru PAI Tentang Media Pembelajaran PAI Di SD


Ani Nur Aeni, Dadan Djuanda, Dan Maulana .............................................................................. 113

Pengembangan LKPD Berbasis Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan


Berpikir Kritis Peserta Didik
Dwi Yulianti, Doni Andra, Dan Vika Nadiana .............................................................................. 122

Penerapan Project Based Learning untuk Peningkatan Kompetensi Kewirausahaan Di AKS-


AKK Yogyakarta
Eka Rachmawati, Titik Sulistyani, Lina Mufidah, Heppi Marta Cristina ................................... 128

Analisis Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Fisika
Eva Astetika Aulia, Vetty Milyani, Maison, Dan Dwi Agus Kurniawan .................................... 133

Analisis Survei Dampak MBKM Terhadap Persepsi Dosen dan Mahasiswa Farmasi Universitas
Ma Chung
Godeliva Adriani Hendra, Martanty Aditya, Dan Fibe Yulinda Cesa ........................................ 137

Pembelajaran Berbasis Pendekatan STEM untuk Mengembangkan Keterampilan 4C


Luthfi Rafifah ................................................................................................................................. 141

Perkembangan Anak-Anak Selama Masa Di Sekolah Dasar


Maria Nanda Sitohang .................................................................................................................. 147

Pembelajaran Sejarah Berbasis Media Katalog Digital Dalam Meningkatkan Kesadaran Sejarah
Siswa
Nanik Zubaidah, Akhmad Arif Musadad, Sudiyanto .......................................................... 153

Efektivitas Penggunaan Produk Masker Wajah Berbasis Etnosains Sebagai Media Ajar
Terhadap Hasil Belajar Siswa
Prisca Agustina Lestari, Irwan Satria, Ahmad Walid ................................................................. 160

Efektivitas Pembelajaran Tatap Muka Pada Era Pandemi Covid-19


Putri Oktaria ................................................................................................................................... 167

Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar


Rahma Sukmawati, Riswandi, Ujang Efendi, Dan Herpratiwi ................................................... 173

Analisis Profesionalitas Guru Fisika Sebagai Fasilitator di SMA Negeri 2 Sarolangun


Rendi Septian, Herry Setyawan, Dwi Agus Kurniawan, Dan Maison ....................................... 182

Analisis Sistem Pembelajaran Inovatif Flipped Classroom dengan CIPP Evaluation Model
Roma Mantin, Sholeh Hidayat, Dan Robinson Situmorang ...................................................... 190

v
Prosiding Seminar Nasional Jurusan Ilmu Pendidikan 2022

Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Model Problem Based Learning Pada
Mata Pelajaran Matematika
Vani Novianto, Rusmawan, Dan MM Suyatini ............................................................................ 196

Pengembangan Media Pembelajaran Jilbab Berbasis Science Entrepreneurship dalam


Meningkatkan Minat Berwirausaha Mahasiswa
Yesy Afriansari, Khairiah, Dan Ahmad Walid ............................................................................. 202

Efektifitas Pengunaan Model Pembelajaran Open Ended dalam Membangkitkan Motivasi


Belajar Peserta Didik Di SMPN 7 Batanghari Pada Pembelajaran IPA
Bob Widodi, Desmi Yetti, MaisoN, Dwi Agus Kurniawan .......................................................... 213

Penggunaan Media Liveworksheet untuk Evaluasi Pembelajaran Sejarah


Brigida Intan Printina .................................................................................................................... 218

Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Bebas
Siswa Di SDN 10 Sigaol Simbolon
Ester ............................................................................................................................................... 222

Analisis Karakter Rasa Ingin Tahu Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika di SMAN 11 Kota
Jambi
Fhadira Insani Putri, Febri Masda, Maison, Dwi Agus Kurniawan ........................................... 228

Pentingnya Penerapan Model Pembelajaran Kolaboratif Saat Proses Kegiatan Belajar Mengajar
di Kelas Agar Menciptakan Suasana Kelas Yang Tidak Monoton
Figo Sakifli Rahmatulloh .............................................................................................................. 234

Desain Bahan Ajar Menggunakan Model ADDIE untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis dan
Literasi Digital Mahasiswa
Havizul ............................................................................................................................................ 242

Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini


Indri Febriyanti .............................................................................................................................. 258

Implementasi Manajemen Pendidikan Karakter Melalui Metode Pembiasaan di Sekolah Dasar


K.A. Rahman, Novia Khairun Nisa, Muazza ................................................................................ 265

Pengembangan Adaptive Learning untuk Bidang Studi Keperawatan


Kahfi Azzuhry ................................................................................................................................ 275

Mengembangkan Sikap Rasa Ingin Tahu Siswa Pada Materi Fisika Menggunakan Media Phet
Krisdayanti Firdayana Br Silaban, Maison, Dwi Agus Kurniawan, Tutri ................................. 281

Efektifitas Aplikasi Quizizz dalam Pembelajaran IPS Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 60
Prabumulih di Masa Daring
Natasya Helsi Febiani, Annisa Putri Aisyah, Nadia Sahilah,Yoga Fernando Rizqi ................ 286

Model Partisipasi Masyarakat Melalui Komite Sekolah dalam Melaksanakan Manajemen


Berbasis Sekolah (MBS) untuk Menciptakan Sekolah Efektif Pada Sekolah Dasar di Bandar
Lampung
Riswandi, Nur Ridha Utami .......................................................................................................... 294

vi
Prosiding Seminar Nasional Jurusan Ilmu Pendidikan 2022

Kesalahan Pembuatan Rubrik Majalah Yang Dibuat Mahasiswa dalam Pembelajaran Majalah
Sekolah
RR. Dwi Astuti, Umi Kholidah, Dwi Fitriyani ............................................................................... 303

Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik
Peserta Didik
Chintia Maharani, Muncarno, Fatkhur Rohman ......................................................................... 308

Analisis Efikasi Diri dan Sikap Siswa Pada Pembelajaran Fisika XI SMAN 8 Kota Jambi
Elza Triani, Juita, Maison Dan Dwi Agus Kurniawan ................................................................ 315

Analisis Strategi Pembelajaran Fisika dalam Meningkatkan Inovasi Pendidikan di Era 4.0
Sri Aini Septia, Maison, Dwi Agus Kurniawan, Dan Agustian .................................................. 321

Bahan Ajar Digital Sebagai Inovasi dalam Dunia Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 (Studi
Literatur)
Suci Prihatiningtyas, Fitri Umardiyah, Dan Dian Kusuma Wardani ......................................... 327

Dampak Pembelajaran Online Terhadap Kualitas Belajar Mahasiswa


Meilla Dwi Nurmala, Septi Kuntari ............................................................................................... 340

Implementasi Nilai Kejujuran Melalui Media Permainan Pada Siswa Pendidikan Anak Usia Dini
Ayu Laras Gouvany ...................................................................................................................... 345

Pemanfaatan Media Quizizz Pada Mata PelajaranEkonomi di SMA Negeri 4 Banda Aceh
Nana Suraiya, Ismail, Affra Titania Mirna .................................................................................... 353

Pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan Sosial Terhadap Hasil Belajar Tematik Kelas IV SD
Negeri
Dayu Rika Perdana, Siti Nuraini .................................................................................................. 360

Pengaruh Media Pembelajaran Daring Terhadap Keterampilan Siswa Pada Pembelajaran


Fisika SMAN 3 Sungai Penuh
Asy-Syifa Ainil Umayroh, Maison, Dwi Agus Kurniawan .......................................................... 366

Pengaruh Model Pembelajaran SFE Terhadap Kemampuan Konsep Siswa Kelas V SDN 16
Kota Bengkulu
Indri Dwi Astuti, Buyung Surahman, Dan Ahmad Walid ........................................................... 371

Penggunaan Model Pembelajaran Role Playing untuk Menggali Nilai-Nilai Kebangsaan


Soekarno
Agustina Ardhianti, Advent Christian Abdi, Arya Punadi Sadewa, Putra Medi Pangihutan
Harianja, Dan Pius Giri Sugiharta ................................................................................................ 378

Urgensi Pembelajaran IPS Sebagai Pendidikan Karakter Melalui Model Discovery Learning di
Sekolah Dasar
Yoga Fernando Rizqi, Putri Karlinda, Nabila Nur Fauzia, Dan Yulianti ................................... 384

vii
Prosiding Seminar Nasional Jurusan Ilmu Pendidikan 2022

Sejarah Pembentukan Budi Utomo dalam Platform Timeline dan Eclipse Crossword Sebagai
Media Pembelajaran
Muhammad Irsyad Majid, Akbar Nurrudin Wijaya, Marcelino Bramasta, Dan Chintya Ayu
Anggraeni ....................................................................................................................................... 392

Mengupas Pusaka Nusantara di Museum Keris Solo Berbasis Video Blog Peeling The
Archipelago Heritage At The Solo Keris Museum Based On Video
Kevin Gustaf Anmartha Dewa, Robertus Rendy Gasella Lemambang, Cicilia Novita Ika
Savira, dan Inez Ardya Pramesti ................................................................................................. 398

Analisis Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PJBL) Terhadap Karakter Kerjasama Siswa
Pada Mata Pelajaran Fisika
Miftahul Zannah Azzahra, Ranti Ernawati, Maison, dan Dwi Agus Kurniawan ....................... 404

Pengembangan Pendidikan Karakter Dalam Dunia Sekolah


Nizmi Putri ...................................................................................................................................... 409

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas X MIPA Pada Materi Kinematika Gerak Di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung
Barat
Fitria Anjani, Dian Adila, Maison, dan Dwi Agus Kurniawan .................................................... 414

Penerapan Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran PPKN SD


Gabriela Anjelika Br Sebayang .................................................................................................... 421

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menceritakan Kembali Cerita Yang di Dengarnya Melalui


Media Gambar Berseri Pada Anak Di TK Character And Education Center T.A 2021/2022
Eva Martina Simatupang, Elly Prihasti W., Mara Untung Ritonga ............................................ 428

Efektifitas Pendekatan Pragmatik untuk Mengukur Kemampuan Siswa dalam Menentukan


Watak Tokoh Cerita Fiksi Bahasa Indonesia Kelas IV SDN 250/VI Sinar Gading II
Agung Wibowo, Elly Prihasti W, Dan Mara Untung Ritonga .................................................... 435

Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Picture And Picture dan Metode Demonstrasi
untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Dialog Sederhana Siswa Kelas V SDN 101927
Sekip Kec. Lubuk Pakam
Aulia Rahman, Elly Prihasti W., Mara Untung ............................................................................ 442

Meningkatkan Pengenalan Kosakata Bahasa Indonesia Melalui Permainan Kartu Bergambar


Pada Kelompok B di Tk Negeri 1 Air Merah Kampung Rakyat
Desi Murniati Siregar, Elly Prihasti W, dan Mara Untung Ritonga ........................................... 449

Pengukuran Pengaruh Dialek Melayu Terhadap Perkembangan Bahasa Pada Siswa Kelas III
Dengan Kartu Dialog SDN 056587 Pantai Sampah
Muhammad Ishaq, Elly Prihasti, dan Mara Untung ................................................................... 454

Investigasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Fisika di SMA Negeri 8 Muaro Jambi
Gita Inriani Marpaung, Liza Agustina, Dwi Agus Kurniawan, dan Maison .............................. 459

viii
Prosiding Seminar Nasional Jurusan Ilmu Pendidikan 2022

Hakikat Manusia Dalam Berbagai Pandangan


Salsabila, Aisah Marshanda Putri, dan Dwi Putri Nabila ........................................................... 465

Identifikasi Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Karakter Disiplin dan KPS Peserta
Didik Pada Mata Pelajaran Fisika di SMAN 10 Kota Jambi
Sabila Eka Septi, Deswalman, Maison, Dwi Agus Kurniawan .................................................. 471

Analisis Bibliometrik Pendidikan Karakter Masa Pandemi


Jasril Riandi, Aulia Safitri, dan Bardan Salsabil ........................................................................ 478

Pengaruh Media Animasi Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik dalam
Pembelajaran Fisika di MAN 2 Sarolangun
Rosaliani, Maison, dan Dwi Agus Kurniawan ............................................................................ 483

ix
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

ANALISIS KESIAPSIAGAAN SISWA TERHADAP BENCANA GEMPA


BUMI PADA MATA PELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

Annisa Salsabila1, Fauzan Al Aziz2, dan Mela Andyni3, Yoga Fernando Rizqi4
1234 Prodi PGSD Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
*E-mail: annisa.salsabila21@students.unila.ac.id.

Abstrak
Kesiapsiagaan terhadap bencana gempa bumi penting untuk dipelajari agar mengurangi terjadinya banyak korban.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengarahan kepada peserta didik agar selalu
meningkatkan kesiapsiagaan sejak dini mengenai bencana alam gempa bumi dalam pembelajaran IPS di Sekolah
Dasar. Guru mempunyai peran penting untuk merancang materi mengenai kesiapsiagaan gempa bumi sebagai
komplemen dalam pembelajaran IPS guna memperluas pengetahuan siswa terhadap kesiapsiagaan gempa bumi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan analisis fenomenologi.
Hasil penelitian ini mencatat bahwa, guru perlu menyiapkan tiga tahapan pokok pembelajaran kesiapsiagaan
bencana gempa bumi melalui kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan pemantapan sehingga, peserta didik lebih
interaktif dalam mengenal apa itu bencana gempa bumi serta persiapan apa saja yang harus di lakukan sebelum,
ketika, dan setelah gempa terjadi. Dengan demikian, sangat penting sekali mempelajari kesiapsiagaan gempa
bumi bagi peserta didik agar selalu meningkatkan kesiapannya dalam menghadapi ancaman gempa bumi.
Kata kunci: Kesiapsiagaan, Pembelajaran IPS, Gempa bumi.

Abstract
Preparedness for earthquake disasters it is important to study in order to reduce the occurrence of many victims.
This study aims to provide understanding and direction to students to always improve preparedness from an early
age regarding earthquake natural disasters in social studies learning in elementary schools. Teachers have an
important role in designing materials on earthquake preparedness as a complement to social studies learning in
order to expand students' knowledge of earthquake preparedness. The method used in this study is a qualitative
method with a phenomenological analysis approach. The results of this study note that teachers need to prepare
3 main stages of earthquake disaster preparedness learning through initial activities, core activities, and
stabilization activities so that students are more interactive in recognizing what an earthquake disaster is and what
preparations must be done before, when, and after the earthquake occurred. Thus, it is very important to study
earthquake preparedness for students to always improve their readiness to face the threat of earthquakes.
Keywords: Preparedness, Social studies learning, Earthquakes.

belajar dalam diri peserta didik (Sadiman dkk,


PENDAHULUAN 1986:7).

Belajar dan pembelajaran merupakan Keberhasilan dalam proses belajar dan


dua hal yang sangat erat hubungannya dan pembelajaran dapat diketahui melalui tingkat
tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan keberhasilan dalam mencapai tujuan
pendidikan. Belajar dapat diartikan sebagai pendidikan. Guru dapat dikatakan berhasil
proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dalam mengajar apabila, tujuan pembelajaran
interaksi individu dengan lingkungan (Slameto, telah tercapai. Dengan demikian, efektivitas
1995: 2). Perubahan perilaku terhadap hasil suatu proses belajar dan pembelajaran
belajar bersifat berkesinambungan, fungsional, ditentukan oleh interaksi antara komponen-
positif, aktif, dan terarah. Selanjutnya, komponen tersebut. Dalam hal ini, Ilmu
pengertian pembelajaran merupakan usaha- Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah
usaha yang terencana dalam memanipulasi satu mata pelajaran di Sekolah Dasar yang
sumber-sumber belajar agar terjadi proses mengkaji tentang rangkaian peristiwa, fakta,
2 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

konsep, dan generalisasi yang berkaitan menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang
dengan masalah sosial. Mata pelajaran IPS ini rawan bencana letusan gunung api, gempa
meliputi geografi, sejarah, sosiologi, dan bumi, dan tsunami. Namun, di sisi lain
ekonomi. menjadikan Indonesia sebagai wilayah subur
Menurut Hasan (2010: 1) menyatakan dan kaya secara hayati. Ardhianto Septiadhi
bahwa, pembelajaran IPS harus dapat menjelaskan bahwa, Pulau Lombok sangat
mempersiapkan, membina, dan membentuk rentan akan terjadinya gempa bumi. Hal ini
kemampuan siswa untuk menguasai karena, di bagian selatan terdapat zona
pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan subduksi atau pertemuan lempeng, sedangkan
dasar yang diperlukan untuk kehidupan di di bagian utara ada zona patahan naik busur
masyarakat. Lebih lanjut Hermana (2005) belakang dan juga sesar lokal. Pada tahun
mengungkapkan bahwa IPS yang diajarkan di 2018 antara bulan Juli sampai Agustus, Pulau
Sekolah Dasar, ditujukan agar siswa menjadi Lombok diguncang 5 kali gempa bumi
manusia dan warga negara yang baik, seperti berkekuatan besar, yaitu 29 Juli 2018 kekuatan
yang diharapkan oleh dirinya sendiri, orang tua, 6,4 SR ; 5 Agustus 2018 kekuatan 7 SR ; 9
masyarakat, dan agama. Dengan demikian, Agustus 2018 kekuatan 6,2 SR ; dan 19
pembelajaran IPS di sekolah dasar pada Agustus 2018 berkekuatan 6,3 SR dan 7 SR
dasarnya bertujuan untuk mengembangkan ditambah dengan rentetan gempa susulan
pengetahuan, sikap, nilai moral, dan yang mencapai 2500 kali. Hal ini berdampak
keterampilan siswa agar menjadi manusia dan luar biasa pada masyarakat di Pulau Lombok
warga negara yang baik, seperti yang terutama di daerah pantai, pegunungan, dan
diharapkan oleh dirinya sendiri, orang tua, perkotaan yang ditandai dengan hancurnya
masyarakat, dan agamanya. bangunan dan infrastruktur sehingga, ratusan
Mata pembelajaran IPS mendukung korban jiwa meninggal pada rentetan gempa
terciptanya manusia yang memiliki kesadaran Lombok ini.
moral dan dapat juga diimplementasikan dalam Kesiapsiagaan merupakan serangkaian
beberapa hal seperti kasus sosial mengenai kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana alam gempa bumi dan kesiapsiagaan bencana melalui pengorganisasian serta
siswa dalam menghadapinya. Hal ini berkaitan melalui langkah yang tepat guna dan berdaya
dengan tema pembelajaran IPS kelas 1 dalam guna (Undang-Undang No. 24 Tahun 2007).
subtema 4 tentang Bencana Alam. Bencana Lebih lanjut, Carter (1991) dalam LIPI-
alam adalah suatu bencana yang terjadi di alam UNESCO/ISDR (2006) mengungkapkan
yang bisa timbul karena adanya kerusakan bahwa, kesiapsiagaan adalah tindakan-
lingkungan ataupun terjadi secara naluriah tindakan yang memungkinkan pemerintah,
(Poerwadarminta, 2006). Mata pelajaran organisasi, keluarga, dan individu untuk
mengenai bencana alam ini wajib diberikan mampu menanggapi suatu situasi bencana
pada siswa Sekolah Dasar agar peserta didik secara cepat dan tepat guna mengurangi
paham bagaimana kesiapsiagaan dalam kerugian maupun korban jiwa. Tindakan
menghadapi bencana alam. Pada subtema 4 kesiapsiagaan ini meliputi, penyusunan
kelas 1 ini membahas mengenai cara peserta rencana penanggulangan bencana,
didik ketika menghadapi gempa diantaranya pemeliharaan sumber daya, serta pelatihan
yaitu, berlindung dibawah meja, melindungi personil. Kemampuan untuk melakukan
kepala dengan tas, serta berkumpul di tempat tindakan persiapan dalam menghadapi kondisi
evakuasi. Dengan pemahaman kesiapsiagaan darurat saat bencana secara cepat dan tepat
bencana gempa bumi sejak dini, hal tersebut sangat ditekankan dalam konsep
dapat mencegah terjadinya korban jiwa, benda, kesiapsiagaan.
maupun harta. Oleh karena itu, peran guru Manfaat kesiapsiagaan bagi siswa
sangat penting dalam merancang materi adalah; (1) meminimalisir dampak kerugian dari
mengenai kesiapsiagaan gempa bumi sebagai bencana; (2) meminimalisir kerugian melalui
komplemen dalam pembelajaran IPS guna tindakan tindakan cepat, tepat, dan efektif
memperluas pengetahuan siswa terhadap (Maryani, 2008); (3) meminimalisir kematian
gempa bumi. dan kerusakan fisik yang terjadi; (4)
Indonesia dikelilingi oleh Cincin Api meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan
Pasifik karena berada di jalur gempa teraktif di terhadap bencana dengan cara membangun
dunia serta berada di atas tiga tumbukan partisipasi semua pihak: (5) untuk
lempeng benua yakni, Indo-Australia dari mengantisipasi ancaman bencana dan
sebelah selatan, Eurasia dari utara, dan Pasifik meminimalkan korban jiwa, korban luka,
dari timur. Kondisi geografis ini, disatu sisi maupun kerusakan infrastruktur.
Analisis Kesiapsiagaan Siswa terhadap Bencana Gempa Bumi pada Mata Pelajaran IPS di 3
Sekolah Dasar
Annisa Salsabila1, Fauzan Al Aziz2, dan Mela Andyni3

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini pembelajaran IPS di SD (Nurrahmah, 2015).


bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan Melalui pendekatan ini diharapkan peneliti
pengarahan terhadap peserta didik di Sekolah dapat menggali informasi mengenai
Dasar sehingga peserta didik mampu kesiapsiagaan siswa terhadap gempa bumi
mengaplikasikan atau mempraktekkannya jika pada mata pelajaran IPS di sekolah dasar.
terjadi bencana alam secara tiba-tiba.

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode penelitian merupakan cara ilmiah HASIL


untuk memperoleh data dengan maksud Data penelitian dapat disimpulkan
tertentu. Penelitian yang dilakukan ini bahwa, pendidikan mitigasi bencana di Sekolah
menggunakan metode penelitian kualitatif Dasar ini perlu diajarkan kepada peserta didik
dengan pendekatan analisis fenomenologi. dengan cara memberikan materi ataupun
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mempraktekkan secara langsung bagaimana
bertujuan untuk memahami fenomena tentang melakukan pencegahan gempa bumi. Dalam
apa yang dirasakan oleh subjek penelitian hal ini, guru perlu menyiapkan tiga tahapan
seperti perilaku, motivasi, persepsi, tindakan, pokok pembelajaran kesiapsiagaan bencana
dan lain-lain (Moleong, 2013). Fokus dari gempa bumi melalui kegiatan awal, kegiatan
penelitian kualitatif ini adalah memahami arti inti, dan kegiatan pemantapan sehingga,
pengalaman dari perspektif individu. Sejalan peserta didik lebih interaktif dalam mengenal
dengan hal itu, metode kualitatif digunakan apa itu bencana gempa bumi serta persiapan
untuk mendapatkan data berupa pemahaman apa saja yang harus dilakukan sebelum, ketika,
makna yang mendalam. Metode kualitatif yang dan setelah gempa terjadi. Pada kegiatan awal,
digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis peserta didik diharapkan dapat tertarik untuk
dan diskusi kelompok. mengikuti tahap pembelajaran kesiapsiagaan
Fenomenologi didefinisikan sebagai gempa bumi selanjutnya. Setelah itu, pada
suatu studi yang memberikan gambaran kegiatan inti, materi kesiapsiagaan gempa bumi
tentang suatu makna mengenai konsep yang telah diberikan oleh guru harus dapat
tertentu dari beberapa pengalaman- menjadi pembelajaran yang inovatif, kreatif,
pengalaman individu (Polkinghorne 1989 dan menyenangkan. Terakhir yaitu kegiatan
dalam Herdiansyah 2015). Lebih lanjut, Danim pemantapan, peserta didik dapat
(2003) menjelaskan bahwa tujuan dari mengimplementasikan pengetahuan, sikap,
penelitian fenomenologi adalah menjelaskan dan keterampilan mengenai kesiapsiagaan
interaksi yang dialami oleh seseorang di dalam dalam menghadapi gempa bumi yang telah
kehidupan ini, termasuk pengalamannya dipelajari sebagai wujud untuk meminimalisir
dengan orang lain. terjadinya banyak korban bencana alam gempa
Peneliti mengidentifikasi tiga tahap bumi. Dengan demikian, sangat penting sekali
dalam menjelaskan fenomenologi yaitu : (1) mempelajari kesiapsiagaan gempa bumi bagi
intuisi (intuiting), (2) analisis (analyzing), dan peserta didik agar selalu meningkatkan
(3) menggambarkan (describing) (Streubert & kesiapannya dalam menghadapi ancaman
Carpenter, 2003). Tahap pertama yaitu intuisi, gempa bumi.
5

peneliti sepenuhnya terlibat dalam


mengidentifikasi suatu jurnal secara sistematis PEMBAHASAN
mengenai kasus gempa bumi yang pernah
terjadi di Indonesia. Tahap kedua yaitu analisis. A. Kasus Gempa Bumi di Indonesia
Tahap ini melibatkan pemahaman esensi dari Dilansir dari website The Conversation
fenomena yang diteliti berdasarkan data yang oleh Zulfakriza (2019), pada akhir Juli hingga
diperoleh dan data yang disajikan. Dalam tahap pertengahan Agustus 2018 terjadi rangkaian
ini, peneliti menganalisis keterkaitan kasus gempa di Lombok. Gempa tersebut tergolong
gempa bumi dalam pembelajaran IPS SD langka karena pola seismisitas (getaran di
terhadap kesiapsiagaan siswa. Lalu tahap yang bagian kerak bumi) yang tidak lazim. Pola
terakhir yaitu deskripsi, merupakan bagian tersebut dikatakan pola tidak biasa karena,
integral dari intuisi dan analisis. Pada tahap gempa terjadi secara beruntun dengan
deskripsi, peneliti akan mengkomunikasikan magnitudo yang besar dan merusak (energi
dan menjelaskan mengenai manfaat seismik). Dalam kasus gempa Lombok, pola
mempelajari kasus gempa bumi dalam
4 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

seismisitasnya terlihat lebih fluktuatif dan 2018. Para ahli seismologi kemudian
guncangan gempa makin kuat setelah gempa menyadari bahwa gempa 29 Juli 2018 dan
pertama pada 29 Juli 2018, bukan semakin gempa-gempa susulan merupakan gempa
lemah seperti gempa-gempa biasanya. pembuka (foreshock). Sedangkan dua gempa
Serangkaian gempa yang terjadi di pada tanggal 5 dan 19 Agustus 2018
Lombok disebabkan oleh aktivitas sesar merupakan dua gempa utama (main shock).
(patahan) aktif. Sesar adalah zona rekahan
pada batuan yang mengalami pergeseran. B. Kesiapsiagaan Siswa terhadap Kasus
Adanya Flores Back Arc Thrust (Sesak Naik Gempa Bumi dalam Pembelajaran IPS di
Flores) di utara Lombok, telah memicu Sekolah Dasar
serangkaian gempa di Lombok. Rangkaian
gempa yang terjadi di Lombok pada tahun 2018 Beberapa kasus gempa bumi tersebut
terjadi secara beruntun. Berdasarkan data yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran
dikeluarkan oleh United States Geological IPS mengenai kesiapsiagaan peserta didik
Survey (USGS), setidaknya ada lima kejadian dalam menghadapinya. Pada tema 4 subtema
gempa dengan kekuatan yang signifikan. 4 kelas 1 membahas mengenai bencana alam
salah satunya gempa bumi. Gempa bumi
Gempa yang dirasakan pertama kali
merupakan getaran pada bumi yang terjadi
pada 29 Juli 2018 berkekuatan 6,4 SR pada
akibat pelepasan energi secara tiba-tiba yang
kedalaman 14 kilo meter. Gempa tersebut
terakumulasi dalam batuan sehingga
menyebabkan kerusakan bangunan rumah di
mengalami deformasi (Noor, 2006: 136-137).
Obel-Obel Lombok Timur. Gempa kedua terjadi
Pendidikan mitigasi bencana di Sekolah Dasar
pada 5 Agustus 2018 dengan kekuatan 6,9 SR
ini diberikan oleh guru kepada peserta didik
pada kedalaman 34 km. Magnitudo gempa
dengan cara memberikan materi ataupun
kedua ini lebih besar daripada gempa pertama.
mempraktekkan secara langsung bagaimana
Hal ini menyebabkan dampak kerusakan
melakukan pencegahan (Purwandari, 2018).
bangunan lebih luas termasuk di Kota
Peserta didik dituntut untuk lebih interaktif
Mataram. Bahkan, beberapa bangunan
dalam mengenal apa itu bencana gempa bumi
pemerintah Provinsi NTB mengalami
dan persiapan apa saja yang harus dilakukan
kerusakan. Berikutnya pada 9 Agustus 2018,
sebelum, ketika, dan setelah gempa terjadi.
wilayah utara Pulau Lombok kembali
Terdapat 3 pokok pembelajaran kesiapsiagaan
diguncang gempa dengan kekuatan 5.9 SR.
bencana gempa bumi, yaitu : (1) kegiatan awal,
Posisi sumber gempa berada sekitar 20 km
(2) kegiatan inti, serta (3) kegiatan pemantapan
arah barat laut dari gempa 5 Agustus. Dua
(Ayub, 2020: 68). Masing-masing kegiatan
gempa selanjutnya terjadi pada 19 Agustus
pada tahapan ini mempunyai tujuan tertentu.
2018 dengan kekuatan 6,3 dan 6,9 SR.
Episentrum kedua gempa ini terlacak di 1. Kegiatan Awal
Kecamatan Belanting dengan kedalaman yang
relatif dangkal, yaitu kurang dari 25 km. Kegiatan awal pada pembelajaran
Gempa Lombok yang kelima mempunyai kesiapsiagaan gempa bumi di sekolah dasar
pola seismisitas yang unik dan tidak biasa. bertujuan untuk memotivasi peserta didik agar
Biasanya, setelah terjadi gempa dengan tertarik dan dapat mengikuti materi
kekuatan yang besar, pasti diikuti oleh gempa- pembelajaran mengenai kesiapsiagaan gempa
gempa susulan yang kekuatannya cenderung bumi. Hal tersebut sangat penting dilakukan
melemah. Pada gempa Lombok, yang terjadi agar dapat memunculkan semangat peserta
justru sebaliknya, gempa kelima ini terjadi didik dalam belajar terutama mengenai materi
secara fluktuatif dan kekuatan gempa setelah kesiapsiagaan bencana. Guru dapat
gempa pertama cenderung lebih kuat. menggunakan banyak alternatif kegiatan dalam
Sesaat setelah gempa terjadi pada 29 menyampaikan materi kesiapsiagaan gempa
Juli 2018, para ahli seismologi menduga bahwa bumi ini agar dapat memotivasi peserta didik.
gempa itu adalah gempa utama (mainshock). Adapun alternatif kegiatan yang dapat dipilih
Gempa utama merupakan gempa pembuka guru pada kegiatan awal ini yaitu : (1) guru
yang memiliki kekuatan gempa lebih besar. dapat mendemonstrasikan sesuatu yang
Asumsi ini diperkuat dengan beberapa gempa dibawanya dalam kelas mengenai gempa bumi,
yang memiliki magnitudo lebih kecil yang terjadi (2) guru melakukan pemutaran video, (3) guru
di sekitar gempa utama. Gempa kecil ini bercerita mengenai kejadian gempa bumi, (4)
disebut gempa susulan (aftershock). Namun, guru bernyanyi (sesuai dengan materi gempa
dua gempa lagi berkekuatan 6,9 SR terjadi di bumi yang diberikan), (5) guru melakukan
lokasi yang relatif dekat dengan gempa 29 Juli review/melanjutkan pelajaran terdahulu yang
Analisis Kesiapsiagaan Siswa terhadap Bencana Gempa Bumi pada Mata Pelajaran IPS di 5
Sekolah Dasar
Annisa Salsabila1, Fauzan Al Aziz2, dan Mela Andyni3

kurang lengkap, (6) guru Peserta didik juga perlu diajarkan untuk
mengamati/membahas penerapan teknis di menggunakan alat pemadam kebakaran dan
lingkungan, (7) guru menyajikan fenomena, (8) mencatat nomor penting yang dapat di hubungi
guru menggali pengetahuan awal peserta didik ketika terjadi gempa bumi seperti PMI, rumah
dengan bertanya, serta (9) guru dapat juga sakit, pemadam kebakaran, polisi, dan lain-lain.
menampilkan poster/gambar tentang gempa Selanjutnya pada saat terjadi bencana, guru
bumi. dapat melakukan praktek dengan mengajarkan
Inti dari kegiatan awal yang dirancang kepada peserta didik untuk melindungi bagian
oleh guru ini yaitu, peserta didik mampu badan dan kepala dengan berlindung di bawah
menemukan permasalahan mengenai meja atau berlindung menggunakan tas yang
keinginan tahuannya terhadap kesiapsiagaan mereka miliki untuk berlari keluar menghindari
gempa bumi secara mandiri terhadap pelajaran reruntuhan gedung. Pada proses
yang akan diajarkan. Sebagai contoh, untuk penyelamatan diri dari gempa bumi, peserta
membuat peserta didik tertarik terhadap materi didik harus memperhatikan keadaan agar
kesiapsiagaan ini, guru perlu mempersiapkan dapat menghindari benda-benda yang jatuh
media belajar seperti pemutaran video seperti menghindari berada di dekat jendela
mengenai proses terjadinya gempa bumi dan kaca, tiang/pilar, lemari, dan lain-lain. Guru juga
dampak apa saja yang ditimbulkan. Lalu, dapat mengajarkan hal apa saja yang harus
setelah pemutaran video, guru mengajukan dilakukan saat sampai di daerah aman yaitu
beberapa pertanyaan yang dapat menggiring segera mencari bantuan melalui tim SAR atau
peserta didik terhadap permasalahan pada dari TNI untuk mendapatkan bahan logistik
pembelajaran tersebut. Contoh pertanyaan seperti bahan makanan, minuman, pakaian,
yang dapat diajukan guru yaitu "Di Indonesia selimut, tenda-tenda, ataupun alat untuk
sering terjadi bencana alam salah satunya bersekolah. Terakhir, pertolongan pertama
gempa bumi, mungkin kata gempa bumi sudah pada korban bencana dapat dilakukan dengan
tidak asing lagi bagi kalian. Apa yang kalian mengajarkan kepada peserta didik untuk
rasakan ketika melihat gempa bumi? Apakah belajar menggunakan alat P3K dan selalu
kalian merasakan getaran dan benda-benda menyiapkan alatnya jika dibutuhkan.
disekitar kalian ikut bergoyang karena gempa? Alternatif kegiatan pembelajaran yang
Lalu ketika gempa terjadi kalian berada di mana dapat dipilih guru dalam menjelaskan materi
dan sedang melakukan kegiatan apa? Apakah kesiapsiagaan gempa bumi tersebut yaitu (1)
gempa dapat terjadi ketika kita melakukan guru melaksanakan praktek, (2) guru
pembelajaran di kelas seperti sekarang?" melakukan permainan/simulasi, (3) guru
Pertanyaan tersebut diharapkan dapat melakukan klasifikasi/pengelompokan peserta
memancing peserta didik untuk lebih didik, (4) guru memeriksa peta evakuasi, (5)
mengetahui mengenai dampak yang guru memeriksa alat teknis pertolongan
ditimbulkan dari gempa bumi serta langkah pertama pada korban, serta (6) guru mengajak
penyelamatan diri dari gempa bumi. Dengan peserta didik untuk menganalisis gambar/foto
demikian, diharapkan peserta didik dapat terkait gempa bumi (Ayub, 2020: 69). Dengan
tertarik untuk mengikuti tahap pembelajaran demikian, diharapkan pembelajaran mengenai
kesiapsiagaan gempa bumi selanjutnya. kesiapsiagaan gempa bumi bagi peserta didik
ini dapat menjadi pembelajaran yang inovatif,
2. Kegiatan Inti kreatif, dan menyenangkan.

Kegiatan inti dalam pembelajaran 3. Kegiatan Pemantapan


kesiapsiagaan gempa bumi perlu
memperhatikan beberapa hal, antara lain Kegiatan pemantapan dalam
proses sebelum terjadi bencana, saat terjadi pembelajaran kesiapsiagaan, guru kembali
bencana, proses penyelamatan diri dari mengulang simulasi langkah-langkah
bencana, saat sampai di daerah aman, dan penyelamatan bila terjadi gempa bumi di dalam
saat pertolongan pertama pada korban. kelas. Untuk mengakhiri pembelajaran serta
Mitigasi bencana sebelum terjadi nya gempa lebih memantapkan konsep kesiapsiagaan
bumi dapat dilakukan dengan mengajarkan gempa bumi, guru mengajak peserta didik
kepada peserta didik untuk mengenali tempat untuk sama-sama bernyanyi lagu
tinggal seperti memperhatikan letak pintu, penyelamatan dari gempa bumi.
jendela, serta tangga darurat agar dapat
mencari tempat aman untuk berlindung. Lirik lagunya yaitu :
6 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

(Irama lagu "Pelangi-Pelangi karya A.T. didik yang pernah maupun belum pernah
Mahmud) mengalami gempa bumi membuat peserta
sedikit tau tentang gempa bumi. Manfaat dari
Kalau ada gempa pembelajaran kasus gempa bumi bagi peserta
didik ialah untuk mengetahui ciri-ciri bencana
Lindungi Kepala dan tindakan yang tepat sebelum, saat dan
setelah terjadi, serta tempat berlindung ketika
Kalau ada gempa bencana. Selain itu, juga mendorong peserta
didik untuk terus meningkatkan kesiapannya
Jauhilah kaca
dalam menghadapi ancaman gempa bumi.
Jangan lupa doa

Bersiaplah antri
KESIMPULAN DAN SARAN
Berbaris keluar Guru memiliki peran penting dalam
merancang materi mengenai kesiapsiagaan
Kumpul di lapangan gempa bumi sebagai komplemen pada
pembelajaran IPS guna memperluas
pengetahuan siswa terhadap kesiapsiagaan
Kegiatan pemantapan ini, ada beberapa gempa bumi. Dalam hal ini, guru perlu
hal yang harus dilakukan oleh guru, mempersiapkan tiga tahapan pokok
diantaranya yaitu: (1) guru melakukan pembelajaran kesiapsiagaan bencana gempa
penerapan mengenai kesiapsiagaan terhadapi bumi melalui kegiatan awal, kegiatan inti, dan
gempa (berhubungan dengan lingkungan kegiatan pemantapan sehingga, peserta didik
peserta didik), (2) guru menjawab pertanyaan lebih interaktif dalam mengenal apa itu
yang diajukan oleh peserta didik, (3) guru bencana gempa bumi serta persiapan apa saja
membimbing peserta didik untuk membuat yang harus dilakukan sebelum, ketika, dan
ringkasan, dan (4) guru memberikan pekerjaan setelah gempa terjadi. Dengan demikian,
rumah. Guru sangat berperan penting dalam sangat penting sekali mempelajari
mentransfer pengetahuan, sikap, dan kesiapsiagaan gempa bumi bagi peserta didik
keterampilan dalam diri peserta didik sehingga agar selalu meningkatkan kesiapannya dalam
timbul tingkat kesadaran dalam menghadapi menghadapi ancaman gempa bumi serta dapat
kesiapsiagaan gempa bumi. Dengan demikian, meminimalisir dampak kerugian dari bencana.
pengetahuan, sikap, dan keterampilan Peneliti berharap guru dapat
mengenai kesiapsiagaan dalam menghadapi mengimplementasikan tiga tahapan pokok
bencana merupakan kemampuan yang harus pembelajaran mengenai kesiapsiagaan gempa
dimiliki oleh setiap individu termasuk peserta bumi serta dapat menggunakan berbagai
didik sebagai wujud untuk meminimalisir alternatif kegiatan yang dapat memotivasi
terjadinya banyak korban bencana alam gempa peserta didik untuk lebih interaktif ketika
bumi. belajar.

C. Manfaat Pembelajaran IPS mengenai


Kesiapsiagaan Siswa terhadap Gempa REFERENCES
Bumi Ayub, Syahrial., Kosim, K., Gunada, I. W., & Zuhdi,
Gempa bumi merupakan bencana yang M. (2020). Model Pembelajaran
patut diantisipasi kedatangannya, terkadang Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi di
Sekolah Dasar. ORBITA: Jurnal Kajian,
manusia tidak mengetahui kapan datangnya
Inovasi dan Aplikasi Pendidikan Fisika,
suatu bencana tersebut, manusia hanya dapat 5(2), 65-72.
mengantisipasi dan mempersiapkan suatu Danim, Sudarwan. (2003). Riset Keperawatan:
waktu bencana datang menimpa. Melakukan Sejarah dan Metodologi. Jakarta: EGC.
pelatihan simulasi penyelamatan diri ketika Hasan, Hamid. (2010). Inovasi Pembelajaran IPS :
terjadinya bencana alam yang disebut mitigasi Implementasi Pembelajaran IPS dalam
bencana, hal ini bertujuan menambah Menghadapi Tantangan Global. Bandung:
pemahaman dan wawasan bagi peserta didik Rizqi Press.
dasar yang belum mengetahui apa yang harus Herdiansyah, Haris. (2015). Metodologi Penelitian
dilakukan ketika terjadi gempa bumi. Kualitatif untuk Ilmu Psikologi. Jakarta:
Faktor emosional pengalaman peserta Selemba Humanika.
Analisis Kesiapsiagaan Siswa terhadap Bencana Gempa Bumi pada Mata Pelajaran IPS di 7
Sekolah Dasar
Annisa Salsabila1, Fauzan Al Aziz2, dan Mela Andyni3

Hermana, Somantri. (2005). Pengetahuan Sosial


dan Ilmu-Ilmu Sosial dalam Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Program Studi PIPS
PPS UPI.
LIPI-UNESCO/ISDR. (2006). Kajian Kesiapsiagaan
Masyarakat dalam Mengantisipasi
Bencana Gempa Bumi dan Tsunami.
Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,
Jakarta.
Maryani, Enok. (2008). Model Sosialisasi Mitigasi
pada Masyarakat Daerah Rawan Bencana
di Jawa Barat. Penelitian Hibah DIKTI.
Moleong, Lexy J. (2013). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Noor, Djauhari. (2006). Geologi Lingkungan
(Cetakan Pertama, Edisi Pertama).
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nurrahmah, Widyani. (2015). Pengalaman
kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi
Bencana Banjir di RT 001 RW 012
Kelurahan Bintaro Kecamatan
Pesanggrahan Jakarta Selatan. Skripsi.
Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Poerwadarminta, W.J.S. (2006). Kamus Umum
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Purwandari, E.P., Winarni, E. W., Andreswari., &
Andrian, D. (2018). Animasi Edukasi
Kesiapsiagaan Gempa Bumi sebagai
Sumber Literasi Bencana . Seminar
Nasional Teknologi Informasi dan
Komunikasi (SEMNASTIK), 1(1): 750-756.
Sadiman, S. Arief. (1986). Media Pendidikan :
Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali.
Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Streubert, H.J. & Carpenter, R.R. (2003). Qualitative
Research in Nursing : Advancig the
Humanistic Imperative. Philadelphia: PA :
Lippinctt.
Undang-Undang tentang Mitigasi Bencana Gempa
atau Penanggulangan Bencana, UU No. 24
Tahun 2007.
Zulfakriza dan Kusumawati, Dian. (2019). Mengapa
Pola Goncangan Gempa Lombok 2018
bisa Fluktuatif dan Tidak Lazim? Retrieved
Maret 7, 2022, from The Conversation :
https://theconversation.com/mengapa-
pola-goncangan-gempa-lombok-2018-
bisa-fluktuatif-dan-tidak-lazim-108603
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN


MODEL POEMS FOR TWO VOICES DAN MELIHAT
ALAM SEKITAR

Timbul Amar Hotib 1*, Elly Prihasti W2, dan Mara Untung Ritonga3
1 SD Negeri 11 Pekan Tolan, 23Universitas Negeri Medan
* E-mail: amarharahap78@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pembelajaran Poems for Two Voices (PTV) yang terdiri
dari (a) tahap pra menulis adalah membuat beberapa akrostik, (b) tahap menulis untuk
mendeskripsikan akrostik, dan (c) tahap pasca menulis untuk membaca puisi secara berpasangan;
pada siswa kelas VI SD Negeri 11 Pekan Tolan. Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian
tindakan kelas dan pendekatan kualitatif . Data proses dari penelitian ini berupa data hasil observasi,
wawancara, dan rubrik penilaian menulis puisi. Data hasil dari penelitian ini berupa (karya siswa)
dalam menulis puisi menggunakan Model Poems For Two Voices dan melihat alam sekitar. Hasil dari
penelitian ini diketahui bahwa Model Poems For Two Voices dan melihat alam sekitar meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis puisi.
Kata kunci: menulis puisi, dan Poems for Two Voices.

Abstract
The purpose of this study is to describe the Poems for Two Voices (PTV) learning which consists of (a) the pre-
writing stage is to make some acrostic, (b) the writing stage to describe the acrostic, and (c) the post-writing stage
to read poetry in pairs; in grade VI SD Negeri 11 Pekan Tolan. This research uses classroom action research and
a qualitative approach. Process data from this research are in the form of data from observations, interviews, and
an assessment rubric for writing poetry. The data from this research are in the form of (student work) in writing
poetry using the Poems For Two Voices Model and seeing the natural surroundings. The results of this study
showed that the Poems For Two Voices Model and seeing the natural surroundings increased students' ability to
write poetry.

Keywords: writing poetry, and Poems for Two Voices.

PENDAHULUAN yang wajar karena menulis puisi membutuhkan


proses yang lama dan siswa butuh latihan”
“Menulis merupakan menuangkan suatu (Magdalena et al., 2021). Berdasarkan
pemikiran, gagasan atau ide dalam bentuk pengamatan penulis di kelas VI SDN 11 Pekan
teks” (Drani et al., 2021). Menulis itu bertujuan Tolan Tahun Pelajaran 2021/2022
menggoreskan isi pikiran ke dalam kertas atau menunjukkan bahwa guru kelas tidak ada
mengetikkan huruf demi huruf di komputer, memberikan petunjuk atau metode yang
Laptop atau lain sebagainya. Lebih lanjut memudahkan siswa untuk menulis puisi, siswa
menulis puisi pada anak sekolah dasar tidaklah langsung diarahkan untuk menulis puisi
semudah membalikkan telapak tangan. semampunya, sehingga puisi anak-anak
“Banyak kendala yang dialami guru ketika begitu-begitu saja atau tanpa ada peningkatan
mengajarkan pembelajaran menulis puisi. kualitas isi puisi dari sebelumnya. Dalam pretes
Siswa juga tidak tertarik mengikuti yang dilaksanakan sebelum tindakan diperoleh
pembelajaran menulis puisi. Bagi siswa, dari rata-rata nilai siswa belum memenuhi kriteria
keempat keterampilan bahasa, yang paling ketuntasan belajar minimal, hal ini dapat
dianggap sulit adalah menulis. Begitu juga dibuktikan bahwa rata-rata kelas yaitu 65. Hal
dengan menulis puisi” (Purwaningsih, 2020). tersebut diketahui berdasarkan hasil menulis
“Kesulitan siswa tersebut merupakan hal puisi diperoleh 15 siswa atau 46,88% yang
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL POEMS 9
FOR TWO VOICES DAN MELIHAT ALAM SEKITAR
Timbul Amar Hotib *, Elly Prihasti W2, dan Mara Untung Ritonga3
1

memenuhi KKM, dan 53,22% atau 20 orang tipe Poems for Two Voices (PTV) dengan
belum mendapatkan ketuntasan kriteria melihat alam sekitar siswa sangat tepat
minimal. Keadaan ini jika dibiarkan akan digunakan siswa karena memudahkan siswa
mempengaruhi pemahaman materi siswa di dalam menulis puisi sesuai tahapan-tahapan.
hari berikutnya, dan siswa mengalami Menurut (Ruslan & Nazriani, 2019) menyatakan
ketertinggal penguasaan materi yang “Menulis puisi secara kooperatif (berpasangan)
menyebabkan kebosanan siswa. akan menjadi pengalaman baru yang
Hasil belajar yang rendah tersebut perlu menyenangkan dan pembelajaran menjadi
dicari jalan keluar pemecahannya dengan lebih bermakna bagi siswa”. Selain itu alam
salah satu usaha yang dilakukan adalah sekitar sekolah yang dimaksudkan adalah di
dengan menerapkan model pembelajaran halaman sekolah akan terlihat Taman Sekolah.
kooperatif secara berpasangan dan melihat Misalnya dibuat judul, Puisi oh…Tamanku atau
alam sekitar sekolah. Menulis puisi yang dilihat sekitar sekolah banyak Kelapa sawit,
dimaksudkan adalah siswa secara bersama- maka dapat dibuatkan judul, “Oh Sawit yang
sama mencari ide. “Pembelajaran kooperatif lahal”. Tahap pramenulis membuat puisi
tipe Poems for Two Voices (PTV) yang dengan akrostik. Tahap menulis
dikembangkan oleh Kagan merupakan model mendeskripsikan akrostik misalnya “ Ayah,
pembelajaran menulis puisi secara Ayahku berkeriput, yang berusaha siang dan
berpasangan dalam menuangkan ide dan malam, agar dapur keluarga tetap berasap dan
gagasannya dalam menulis puisi”. Diharapkan tahap pascamenulis adalah membacakan puisi
dengan model tersebut siswa mudah dan lebih secara berpasangan. Berdasarkan paparan di
fokus dalam menemukan ide gagasan tanpa atas dapat sajikan rumusan masalah:
kebingungan. Siswa dapat bekerja sama, tukar Bagaimana peningkatan kemampuan menulis
pendapat dengan pasangan kerjanya. “Hasil puisi dan melihat alam sekitar di kelas VI SDN
puisi yang ditulis siswa akan lebih bermakna 11 Pekan Tolan setelah menggunakan model
dan sesuai dengan unsur dalam puisi dan pembelajaran tipe Poems for Two Voices (PTV)
siswa lebih termotivasi dan senang dalam dengan melihat alam sekitar?.
menulis puisi” (Purwaningsih, 2020).
Pada peningkatan kemampuan menulis METODE RISET
puisi dengan dibantu dengan pengamatan dan Riset ini menggunakan kualitatif dan
pengimajinasian terhadap benda-benda di jenis penelitiannya TK yang terdiri dari
sekitar anak. Hal tersebut dilakukan karena perencanaan, pelaksanaan observasi, dan
otak manusia lebih mudah berimajinasi dengan refleksi. rubrik penilaian menulis puisi. Subyek
melihat benda langsung. Dengan mengamati penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VI
alam sekitar, maka siswa akan lebih mudah dengan jumlah 32 orang, yang terdiri 15 laki -
menyusun, mengembangkan dan mengingat laki, dan 17 perempuan. Lokasi riset adalah SD
informasi (Hidajati, 2014). Negeri 11 Pekan Tolan. Waktu penelitian
Model kooperatif tipe Poems for Two adalah dilaksanakan mulai bulan Maret sampai
Voices (PTV) dengan melihat alam sekitar dengan April semester II tahun pelajaran
siswa kelas VI SDN 11 Pekan Tolan. Hal ini 2021/2022.
bermaksu agar memudahkan siswa dalam
menulis puisi, lebih bermakna dan
menyenangkan bagi siswa. Hal ini sejalan
dengan pendapat (Fitri, 2017) “Pembelajaran
ini merangsang siswa untuk semangat menulis
puisi diawali menulis puisi secara berpasangan
dan menampilkannya ke depan untuk dibaca
dengan dua suara”
Pembelajaran menggunakan kooperatif “Alam sekitar 1. Bagan PTK Kemmis &
10 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

MCTaggart (Hopkins, 2004)” pasangan A, begitu juga dengan pasangan B.


(7) Setiap pasangan membaca puisi dengan
PEMBAHASAN beberapa kali latihan; (8) Setiap pasangan
“Puisi adalah karya sastra dengan membaca dengan intonasi, lafal, dan ekspresi
bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan yang tepat; (9) Selanjutnya masing-masing
diberi irama dengan bunyi yang padu dan pasangan di depan kelas membaca puisi, dan
pemilihan kata-kata kias atau imajinatif” siswa memajang hasil ciptaan puisi.
(Ardiansyah & Suryana, 2018). Hal ini senada “Pengimajinasian menulis puisi juga
dengan pendapat (Ahyar, 2019) “Puisi dibantu pemetaan pikiran. Pemetaan pikiran
merupakan genre sastra yang amat adalah suatu teknik grafis yang memungkinkan
memperhatikan pemilihan aspek kebahasaan anak-anak untuk mengeksplorasikan seluruh
sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa puisi kemampuan otaknya untuk keperluan berpikir
adalah bahasa yang ‘tersaring’ dan belajar” (Wibowo et al., 2017).
penggunaannya”. Berdasarkan pendapat Melihat alam sekitar merupakan
tersebut di atas, dapat dinyatakan bahwa perantara yang paling sering dipakai guru
proses terciptanya puisi diawali dari ide yang dalam membelajarkan puisi, guru
muncul dalam pikiran, menuliskan ide, mengarahkan siswa keluar ruangan, kemudian
membaca puisi yang ditulis, merampungkan siswa melihat lingkungan terdekat seperti apa
dan merapikan puisi, dan menuliskan puisi yang ada di halaman sekolah atau di depan
yang sudah direvisi. sekolah. Contohnya melihat kebun Kelapa
Pembelajaran Model tipe Poems for Two sawit atau kebun Karet..
Voices (PTV) merupakan cara menulis puisi imajinasinya akan lebih mudah hadir
dengan menuangkan ide yang digagas oleh ketika langsung melihat alam sekitar. Dengan
Kagan. Model (PTV) ini mengarahkan siswa melihat alam sekitar tersebut, siswa pada
lebih fokus dan memudahkan siswa awalnya merasa kesulitan dalam memulai
menemukan gagasan atau ide lebih cepat. menulis puisi akan menjadi lebih mudah.
Penerapan model ini membuat peserta didik Hasil persentase ketercapaian
bertukar pendapat, bekerja sama, lebih pelaksanaan model PTV dengan melihat alam
bermakna, dan membuat siswa merasa senang sekitar dapat disajikan dalam Tabel 1 berikut.
dalam menulis puisi. “Dalam pembelajaran
kooperatif tipe Poems for Two Voices (PTV) ini, Tabel 1 Persentase Ketercapaian Siklus I
keterampilan sosial yang diharapkan meliputi:
keterampilan social (social skill), keterampilan Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I
berkomunikasi (communication skill), membuat
Rata-rata Skor*) Rata-rata*) Rata-rata %*)
keputusan (decision-making), membangun
pengetahuan (knowledge building), dan 85,5 4,2 85,5%
menyampaikan informasi (presenting info)”
(Putri, 2018).
Adapun tahapan pembelajaran tipe Keterangan: % = Persentase, Skor Maksimal=
Poems for Two Voices adalah ; (1) Guru 100, Skor Indikator maksimalnya= 5, *) =
mengondisikan siswa membentuk kelompok Nilai rerata dan persentase diperoleh dari
berpasangan dengan pasangan A dengan rerata observasi hasil selama 2 kali pertemuan
pasangan B); (2) Setiap pasangan dapat
menerima dan memilih tema dari guru Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat
berbentuk alam sekitar; (3) Guru mengarahkan dinyatakan hasil observasi ketercapaian model
siswa untuk memperhatikan alam sekitar tema; PTV dengan melihat alam sekitar dalam
(4) Berdasarkan tema alam sekitar dengan meningkatkan kemampuan menulis puisi di
menggunakan pilihan kata yang sesuai; (5) kelas VI SDN 11 Pekan Tolan pada pertemuan
Setiap pasangan dalam menulis puisi dengan I diperoleh 85, pada pertemuan 2 diperoleh
kolaborasi; (6) setiap siswa dalam pasangan hasil sebesar 92%. Sedangkan rata- rata
menandai larik puisi yang akan dibacanya persentase ketercapaian pembelajaran di
siklus I mencapai sebesar 85,5%.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL POEMS 11
FOR TWO VOICES DAN MELIHAT ALAM SEKITAR
Timbul Amar Hotib *, Elly Prihasti W2, dan Mara Untung Ritonga3
1

Selanjutnya hasil analisis menulis puisi di membacakan puisi dengan deklamasi.


siklus I diperoleh nilai rata-rata dikategori baik
yaitu sebesar 75. Peningkatan kemampuan PENUTUP
menulis puisi dibandingkan antara pra siklus Pelaksanaan pembelajaran model
dengan siklus I dinyatakan pada Tabel 2 di kooperatif tipe poems for two voices (PTV)
bawah ini: dengan melihat alam sekitar dari (a) tahap pra
menulis adalah membuat beberapa akrostik,
Tabel 2. Peningkatan hasil Prasiklus (b) tahap menulis untuk mendeskripsikan
ke Siklus I akrostik, dan (c) tahap pasca menulis untuk
Kelompok membaca puisi secara berpasangan; pada
Prasiklus Siklus I Peningkatan (%) siswa kelas VI SD Negeri 11 Pekan Tolan.
Terteliti
Hasil pada pertemuan I diperoleh 85,
Tinggi 72 82 10
pada pertemuan 2 diperoleh hasil sebesar
Sedang 64 73 12 92%. Sedangkan rata- rata persentase
Rendah 54 64 10 ketercapaian pembelajaran di siklus I mencapai
Rata-rata 62 72 10 sebesar 85,5%.
Peningkatan hasil menulis puisi pada Peningkatan hasil menulis puisi pada
prasiklus dibandingkan siklus I sebagai berikut. prasiklus dibandingkan siklus I sebagai berikut.
meningkat sebesar 12% pada kelompok tinggi, meningkat sebesar 12% pada kelompok tinggi,
meningkat sebesar 8% pada kelompok sedang, meningkat sebesar 8% pada kelompok sedang,
dan meningkat 10% pada kelompok rendah. dan meningkat 10% pada kelompok rendah.
Hasil pengamatan ketercapaiaan Hasil pengamatan ketercapaiaan
hasilpembelajaran pada siklus II diperoleh rata- hasilpembelajaran pada siklus II diperoleh rata-
rata 94 dengan besar persentase rata 94 dengan besar persentase
keterlaksanaan mencapai 94%. Berdasarkan keterlaksanaan mencapai 94%. Berdasarkan
hasil tersebut terbukti peran peneliti dalam hasil tersebut terbukti peran peneliti dalam
pelaksanaan pembelajaran model tipe PTV pelaksanaan pembelajaran model tipe PTV
dengan melihat alam sekitar dengan langkah- dengan melihat alam sekitar dengan langkah-
langkah-langkah model PTV. langkah-langkah model PTV.

Tabel 3. Hasil Keterlaksanaan Siklus I dan II REFERENCES

Keterlaksanaan Pembelajaran Ahyar, J. (2019). Apa Itu Sastra?


Ardiansyah, D., & Suryana, Y. (2018). Meningkatkan
Siklus I Siklus II Peningkatan
Keterampilan Menulis Puisi Bebas
Persentase Persentas Persentase Menggunakan Teknik Pancingan Kata Kunci di
Skor Skor Skor
(%) e (%) (%) Kelas 5 SD. PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5(1), 43–52.
85,5 85,5% 92 92% 5,5 5,5%
Drani, A., Adisaputera, A., & Wuriyani, E. P. (2021).
Effectiveness of Using Folklore Text-Based
Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat Learning Media Literacy in Class X Students of
dinyatakan bahwa ada peningkatan sebesar MAN Tg. Pura. Budapest International
2,5 poin atau peningkatan persentase Research and Critics in Linguistics and
keterlaksanaan pada dari siklus I ke siklus II Education (BirLE) Journal, 4(1), 377–391.
sebesar 5,5%. https://doi.org/10.33258/birle.v4i1.1625
Penerapan model PTV dengan melihat Fitri, S. (2017). Menggunakan Metode Kooperatif
alam sekitar memperoleh respon positif dari Tipe Think Pair Share ( Berpikir , Berpasangan
, Dan Berbagi ) Pada Siswa. Jurnal Retorika,
siswa. Berdasarkan wawancara dengan siswa,
10(1), 49–55.
bahwa siswa merasa tertarik, guru memberi
Hidajati, R. L. (2014). Penggunaan Media Alam
contoh terdekat dengan siswa, guru sekitar Berseri Untuk Meningkatkan
memberikan contoh puisi yang sudah ada, guru
12 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas Iv


Sdn Putat Gede Ii / 95 Surabaya. Jurnal
Unesa, 1–4.
Hopkins, D. (2004). Action Research and Classroom
research by teachers. A Teacher’s Guide to
Classroom Research, 47–58.
Magdalena, I., Ulfi, N., & Awaliah, S. (2021). Analisis
Pentingnya Keterampilan Berbahasa pada
Siswa Kelas IV di SDN Gondrong 2. Jurnal
Edukasi Dan Sains, 3(2), 243–252.
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/edisi/arti
cle/view/1336
Purwaningsih, U. (2020). Peningkatan Keterampilan
Menulis Puisi Dengan Media Film Kritik Sosial.
Metafora: Education, Social Sciences and,
02(01),64–70.
https://journal.unesa.ac.id/index.php/metafora
/article/view/10684%0Ahttps://journal.unesa.a
c.id/index.php/metafora/article/download/1068
4/4499
Putri, D. (2018). Improving News Writing Skill by
Using Cooperative Type Group Investigation
Strategy. Curricula, 3(2), 78–86.
https://doi.org/10.22216/jcc.2018.v3i2.2878
Ruslan, R., & Nazriani, N. (2019). Pelatihan Menulis
Puisi Siswa Kelas Vi Sdn 1 Baubau. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat
MEMBANGUN NEGERI, 2(1), 64–71.
https://doi.org/10.35326/pkm.v2i1.206
Wibowo, R., Widiati, U., & Santoso, A. (2017). Bahan
Ajar Tematik Materi Puisi Kelas V SD dengan
Pemanfaatan Peta Pikiran dan Lingkungan
Sekitar. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian,
Dan Pengembangan, 2(6), 743–750.
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/v
iew/9324/4453
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN


HASIL BELAJAR FISIKA SMA MATERI GERAK PARABOLA

Alfia Riza Oktiany1*, Dwi Agus Kurniawan2, dan Maison3


12 Universitas Jambi, 3 SMA Negeri 03 Kota Jambi
* E-mail: alfiaizaa03@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media pembelajaran video animasi dalam upaya
meningkatkan hasil belajar fisika di SMAN 03 Kota Jambi pada siswa kelas X tahun pelajaran 2021/2022. Dengan
mengunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan 2 siklus dengan 2 kali pertemuan dalam setiap siklusnya.
Instrumen pengumpulan data menggunakan observasi berupa lembar pelaksanaan pembelajaran dan ujian
tertulis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pelajaran
fisika ketuntasan belajar dari siklus 1 sampai siklus 2 mencapai 75%. Selain itu, hasil belajar siswa juga meningkat
dengan perolehan hasil ujian tertulis dari rata-rata 68,25 menjadi 83,24. Penggunaan media pembelajaran video
animasi dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa di SMAN 03 Kota Jambi pada materi gerak parabola.

Kata kunci: Video animasi, hasil belajar, fisika.

Abstract
This review plans to decide the viability of utilizing enlivened video learning media with an end goal to further
develop physical science learning results at SMAN 03 Jambi City in class X understudies in the 2021/2022
scholastic year. By utilizing the Study hall Activity Exploration technique withh22 cycless with 2 gatherings inneach
cycle. The information assortment instrument involved perceptions through learning execution sheets and
composed tests to decide the iimprovement of understudy learning results. The outcomes showed that the gaining
culmination in material science examples from cycle 11 to cycle 23 came to 275%. Likewise, understudy learningg
results additionally expanded with the procurement of assessment results from a normal of 68.25 to 83.24. The
utilization of vivified video learning media can further develop understudy physical science learning results at
SMAN 03 Jambi City on explanatory movement material.

Keywords: Animated videos, learning outcomes, physics.

pendidikan di Indonesia banyak menimbulkan


PENDAHULUAN perubahan yang baik dalam rangka
kesempurnaan agar dapat menyesesuaikan
Kemajuan teknologi dan ilmu dengan kebutuhan pembangunan dan
pengetahuan di abad 21 berkembang begitu perkembangan suatu bangsa. Dalam dunia
cepat. Sehingga membuahkan hasil pendidikan. kita dituntut untuk dapat
pembaruan pada teknologi komputer baik dari menyesuaikan diri terhadap majunya dunia
hardware dan software-nya. Hal tersebut juga teknologi dalam peningkatan mutu pendidikan.
beriringan dengan perubahan pola pikir Mutu pendidikan yang semakin
manusia ke arah yang lebih baik dan lebih meningkat dengan adanya teknologi sejalan
maju. Penyebabnya adalah banyaknya dengan pembelajaran yang bervariasi. Salah
kebutuhan dalam teknologi yang terbukti satunya adalah pembelajaran berbasis jarak
membantu manusia dalam mengolah informasi jauh atau jaringan dikarenakan adanya wabah
sehingga dapat tersampaikan secara mudah, penyakit di seluruh dunia yaitu Covid-19. Dalam
tepat dan cepat. hal tersebut realisasi sistem dengan
Dengan berkembangnya teknologi yang pembelajaran jarak jauh menimbulkan
tepat dan cepat menyebabkan semakin maju beberapa kesulitan lainnya seperti dalam
pula kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia. materi yang disajikan dengan sistem yang
Pendidikan sangat berperan penting dalam berbeda dibandingkan dengan pelaksanaan
membentuk manusia yang berkualitas. Praktik pembelajaran interaksi langsung.
14 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

(Pardanjac,2009) menyatakan beberapa jarang menggunakan media pembelajaran


permasalahan ketika pembelajaran dilakukan yang memudahkan dan memotivasi siswa
dengan sistem daring yaitu kemampuan dalam dalam belajar. Dibuktikan dengan nilai hasil
penggunaan sistem, keselarasan antar evaluasi yang telah dilakukan secara daring
program pengajaran dengan mata pelajaran dengan standar KKM sekolah 70, menunjukkan
dan masalah eksternal turut menjadi kendala bahwa rata-rata nilai yang terdiri dari 35 siswa
dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. tidak mencukupi nilai KKM tersebut dengan
Permasalah komunikasi seperti kurangnya presentase ketuntasan belajar sebesar
kemampuan guru dalam pemanfaatan 51,42%. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah
teknologi informasi dan komunikasi yang ada, dilakukan, perlunya pengembangan media
pendampingan orang tua yang dibutuhkan oleh pembelajaran dengan sajian materi secara
siswa, sarana dan prasarana yang kurang daring dengan kemasan yang tidak
mendukung juga turut menyertai dalam membosankan sehingga siswa dapat
permasalahan ketika pembelajaran dilakukan memahami materi pembelajaran. Media
secara daring. Kekreatifan dan keinovatifan pembelajaran berupa video animasi menjadi
guru dalam pembelajaran sangat berpengaruh salah satu inovasi dalam sistem pembelajaran
terhadap pembelajaran dilakukan secara jarak jauh dan diharapkan dapat
daring agar kompetensi, tujuan dan hasil menyelesaikan permasalahan yang ada.
belajar siswa dapat memuaskan. Video animasi yang bisa diakses tanpa
Terdapat 6 faktor yang mempengaruhi batasan waktu dan tempat sehingga
hasil belajar siswa, yaitu : kurikulum, siswa, memudahkan siswa dalam hal belajar dan
guru, metode dan media pembelajaran serta berdampak pada hasil belajar siswa. Penelitian
lingkungan sekitar. Media menjadi salah satu ini yang menerapkan media pembelajaran
faktor yang dapat meningkatkan rasa , berupa video animasi diharapkan dapat
menimbulkan motivasi , serta membawa meningkatkan hasil belajar siswa pada
pengaruh terhadap siswa berupa psikologis. pelajaran Fisika dan respon siswa ketika
Selain itu media pembelajaran juga dapat diterapkan inovasi pembelajaran berupa media
menunjang dalam meningkatkan pemahaman, animasi.
memberikan data menarik yang dapat
memudahkan kita dalam penyajian suatu METODE PENELITIAN
informasi. Pembelajaran fisika perlu dilengkapi
dengan media karena penggunaan alat bantu Penelitian Tindakan Kelas dengan 2
ini dapat menggugah, memicu imajinasi siswa siklus dengan 2 pertemuan setiap siklusnya
untuk membayangkan peristiwa fisika yang yang dilaksanakan di SMAN 03 Kota Jambi.
dipelajarinya deng 3an media pembelajaran. Dideksripsikan tingkat efektifitas dari media
Pemilihan media pembelajaran harus pembelajaran ditinjau dari pemanfaatannya
diseleksi, disaring serta sejalan dengan arah dengan hasil belajar dan respon siswa yang
yang mau dicapai. Oleh karena itu, pemilihan terdiri dari 35 orang siswa kelas X pada
media harus yang menarik perhatian siswa. semester genap tahun ajaran 2021/2022.
Penggunaaan media harus akurat, artinya Instrumen yang digunakan berupa
ketika materi yang dibahas selaras dengan lembar observasi, ujian tertulis, dan angket.
media pembelajaran yang digunakan maka Lembar observasi digunakan untuk mengetahui
media akan berfungsi memperjelas keterangan keterlaksanaan proses pembelajaran. Ujian
yang disajikan oleh guru ketika pembelajaran tertulis berbentuk pilihan ganda menjadi
berlangsung. instrumen dalam penelitian ini. Peneliti
Berdasarkann hasill wawancaraa yang membuat tautan googleform sebagai ujian
dilakukann padaa siswaa kelas X SMAN 03 tertulis yang dikerjakan secara daring. Untuk
Kota Jambi, pembelajaran masih dilakukan mengetahuii peningkatan dan perkembangan
secara konvensional dengan guru yang hasil belajar siswa setelah dilakukannya
menggunakan metode ceramah sehingga tindakan, peneliti melaksanakan ujian tertulis
Media Pembelajaran Video Animasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika SMA 15
Materi Gerak Parabola
Alfia Riza Oktiany*, Dwi Agus Kurniawan 2, dan Maison3

pada siswa setiap awal dan akhir siklus setelah Siklus I


dilakukan tindakan. Siswa mengisi angket
untuk mengetahui respon siswa terhadap a. PerencanaanN PembelajaranN
tindakan yaitu media pembelajaran video Pada tahap ini peneliti melakukan
animasi. perencanaan berupa menganalisis dan
Tindakan dilakukan 2 siklus, dengan menilai metode yang digunakan untuk
masing-masing siklus 2 pertemuan. mencapai tujuan pembelajaran dengan
Perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan kompetensi dasar, standar kompetensi,
refleksi merupakan tahapan tiap siklusnya. membuat RPP dan pembuatan media
Setelah refleksi, kekurangan yang ada pada pembelajan berupa video animasi gerak
pelaksanaan siklus I akan diperbaiki dengan parabola.
rencana pembelajaran pada siklus berikutnya. b. Pelaksanan Pembelajaran
Rata-rata yang dicapai siswa mencapai nilai Sulitnya siswa dalam memahami materi
KKM yaitu 70 menjadi indikator keberhasilan pembelajaran secara daring menjadi salah
tindakan. satu penyebab siswa kurang antusias
Teknik analisis data yang digunakan ketika pelaksanaan pembelajaran.
dalam penelitian salah satunya adalah gain Kegiatan pembelajaran adalah sebagai
yang dihitung dengan meningkatnya nilai dari berikut: (1) Tujuan pembelajaran dan
siklus I dan siklus II untuk menganalisis hasilll langkah langkah pembelajaran dijelaskan
belajar siswa. Sedangkan teknik deskriptif oleh guru melalui WA grup. (2) Salam
kualitatif digunakan untuk menganalisis lembar pembuka menjadi tanda bahwa kelas telah
observasi dan teknik deskriptif kuantitatif dimulai dengan mengecek kehadiran
digunakan untuk menganalisis hasil respon siswa dan menanyakan kabar siswa yang
siswa. hadir. (3) Materi sebelumnya akan
dihubungkan dengan materi yang akan
HASILL DAN PEMBAHASAN dipelajari serta mengaitkan materi
terhadap pengalaman siswa. 4)
HASIL Dijelaskannya manfaat dari pelajaran
Deskripsi Pra Siklus dalam kehidupan sehari-hari. (5) Siswa
membaca materi gerak parabola (6) Siswa
Kuesioner diberikan kepada siswa secara mengamati video animasi gerak parabola.
daring untuk mengawali penelitian dan (7) Siswa mencari informasi dari berbagai
berdasarkan hasil kuesioner yang dilakukan sumber mengenai gerak parabola. (8)
peneliti terhadap 35 orang siswa kelas X Siswa kemudian menulis dan
SMAN 03 Kota Jambi pada awal semester II merumuskan tinggi maksimum dan posisi
tahun ajaran 2021/2022, benda pada ketinggian maksimum pada
Dengan banyaknya siswa yang merasa gerak parabola. (9) Siswa mengerjakan
pembelajaran secara daring sulit dilakukan soal gerak parabola (10) Kesimpulan, doa
maka hal tersebut menjadi salah satu faktor dan salam sebagai penutup pelaksanaan
yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar pembelajaran.
siswa dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian. c. Pengamatan
Keterlaksanaan pembelajaran yang telah
Tabel 1. Rekap Data Hasil Belajar Sebelum direncanakan dan perilaku siswa dalam
Tindakan (pra siklus)
pembelajaran akan diamati menggunakan
Rentang Jumlah lembar observasi.
Kriteria Ketuntasan
Nilai Siswa d. Refleksi
Sangat Agar pelaksanaan pembelajaran fisika
85-100 3
Baik
51,42 % dengan menggunakan video animasi
75-84 Baik 8
(18 Siswa)
70-74 Cukup 7 dinilai telah meningkat dianalisis dengan
<70 Kurang 17
16 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

hasil pengamatan yang telah dilakukan permasalahan yang berhubungan dengan


sebelumnya sehingga bisa direfleksikan gerak parabola. (9) Siswa mengerjakan
ke dalam tindakan selanjutnya. Beberapa soal gerak parabola (10) Kesimpulan, doa
hal penting tersebut diantaranya: dan salam sebagai penutup pelaksanaan
1. Singkatnya durasi video pembelajaran.
pembelajaran membuat kejelasan c. Pengamatan
materi dinilai masih kurang baik. Keterlaksanaan pembelajaran yang telah
2. Perlunya variasi tambahan berupa direncanakan dan perilaku siswa dalam
gambar dan video. pembelajaran akan diamati menggunakan
Tabel 2. Rekap Data Hasil Belajar Siklus I lembar observasi.
Rentang
Kriteria
Jumlah
Ketuntasan
d. Refleksi
Nilai Siswa Agar pelaksanaan pembelajaran fisika
Sangat
85-100 6 dengan menggunakan video animasi
Baik
68,57 %
75-84 Baik 11 dinilai telah meningkat dianalisis dengan
(24 Siswa)
70-74 Cukup 7 hasil pengamatan yang telah dilakukan
<70 Kurang 11
sebelumnya sehingga bisa direfleksikan
ke dalam tindakan selanjutnya. Beberapa
Siklus II
hal penting tersebut diantaranya:
a. PerencanaanN Pembelajaran 1. Kejelasan materi yang lengkap
Pada tahap ini peneliti melakukan dan baik sudah dimuat dalam
perencanaan berupa menganalisis dan durasi video pembelajaran yang
menilai metode yang digunakan untuk lebih panjang dari sebelumnya.
mencapai tujuan pembelajaran dengan 2. Gambar yang bervariasi
kompetensi dasar, standar kompetensi, ditambahkan untuk membuat
membuat RPP dan pembuatan media kemasan video animasi lebih
pembelajan berupa video animasi gerak menarik.
parabola.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Tabel 3. Rekap Data Hasil Belajar Siklus II
Sulitnya siswa dalam memahami materi Rentang Jumlah
Kriteria Ketuntasan
Nilai Siswa
pembelajaran secara daring menjadi salah
Sangat
satu penyebab siswa kurang antusias 85-100 7
Baik
85,71 %
ketika pelaksanaan pembelajaran. 75-84 Baik 12
(30 Siswa)
70-74 Cukup 11
Kegiatan pembelajaran adalah sebagai
<70 Kurang 3
berikut: (1) Tujuan pembelajaran dan
langkah langkah pembelajaran dijelaskan
oleh guru melalui WA grup. (2) Salam PEMBAHASAN
pembuka menjadi tanda bahwa kelas telah Hasil Belajar Siswa
dimulai dengan mengecek kehadiran
siswa dan menanyakan kabar siswa yang Adanya peningkatan hasil belajar
hadir. (3) Materi sebelumnya akan merupakan hasil dari analisis data yang
dihubungkan dengan materi yang akan dilakukan terhadap penerapan media
dipelajari serta mengaitkan materi pembelajaran. Dengan membandingkan data
terhadap pengalaman siswa. 4) sebelum dilakukannya tindakan dan sebelum
Dijelaskannya manfaat dari pelajaran dilakukannya tindakan menunjukkan bahwa
dalam kehidupan sehari-hari. (5) Siswa hasil belajar siswa yang sebelumnya
membaca materi gerak parabola (6) Siswa mendapatkan rata-rata dibawah nilai KKM
mengamati video animasi gerak parabola. dengan nilai 68,52 presentase ketuntasan
(7) Siswa mencari informasi dari berbagai belajar 51,42% dari 18 siswa meningkat setelah
sumber mengenai gerak parabola. (8) dilakukannya tindakan pada siklus I nilai rata-
Siswa kemudian menganalisis rata hasil belajar siswa menjadi 75,62 dengan
Media Pembelajaran Video Animasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika SMA 17
Materi Gerak Parabola
Alfia Riza Oktiany*, Dwi Agus Kurniawan 2, dan Maison3

ketuntasan belajar 68,67% dari 24 siswa. proses belajar mengajar tidak membosankan.
Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata hasil Dengan inovasi media pembelajaran berupa
belajar siswa menjadi 83,42 dengan ketuntasan animasi dikreasikan dan dibungkus secara
belajar 85,71% dari 30 siswa. menarik, maka pembelajaran fisika yang
membosankan akan menjadi lebih efektif.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah


dilakukan serta pembahasan di atas, peneliti
menyimpulkan bahwasanya penggunaan
media pembelajaran seperti video animasi
yang telah dilakukan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa SMAN 03 Kota Jambi pada materi
Gambar 1.Perkembangan hasil belajar siswa gerak parabola, serta diterapkannya inovasi
pembelajaran seperti media dengan video
Ditampilkan pada gambar 1 merupakan animasi mendapatkan respon yang baik
data hasil belajar yang menunjukkan adanya terhadap siswa dan sekolah sehingga
peningkatan dari sebelum diterapkannya media pelaksanaan pembelajaran menggunakan
pembelajaran berupa video animasi dengan media lebih disukai oleh siswa dibandingkan
sesudah diterapkannya media pembelajaran dengan pembelajaran yang hanya
berupa video animasi. Sehingga dapat menggunakan metode konvensional. Dengan
disimpulkan bahwa media pembelajaran demikian, peneliti menyarankan bahwa
berupa video animasi dapat membuat siswa pembuatan media pembelajaran berupa video
lebih memahami materi pelajaran. animasi membutuhkan kerjasama bersama
Angket Respon Siswa Terkait Pembelajaran guru dan sekolah dalam penggunaan media
pembelajaran agar siswa lebih memahami
Data menunjukkan bahwa siswa 100% materi pelajaran.
menyukai dan memberikan respon positif
terhadap inovasi yang diberikan berupa media REFERENCES
pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa
Alya, Q. (2019). Kamus Bahasa Indonesia untuk
salah satu hal yang disukai siswa ketika
Pendidikan Dasar. INDAHJAYA
pembelajaran adalah diterapkannya media Adipratama.
pembelajaran berupa animasi dan hal tersebut Aryanti, S., Nurrizalia, M., Setiyo, E., Helmi, H., &
sejalan dengan pencapaian hasil belajar siswa. Azhar, S. (2022). Powtoon-Based Learning
Kontribusi yang ditunjukkan terhadap Videos to Improve Learning Outcomes At
pelaksanaan pembelajaran menjadikan media Background Services In Elementary School
Students. Halaman Olahraga Nusantara,
pembelajaran merupakan salah satu
5(1).
komponen yang sangat baik digunakan dalam Donna, R., Egok, A. S., & Febriandi, R. (2021).
pembelajaran. (Suryani et al, 2018), Pengembangan Multimedia Interaktif
menjelaskan media pembelajaran menjadi Berbasis Powtoon pada Pembelajaran
komponen penting karena manfaatnya Tematik di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu,
terhadap siswa, antara lain : 1) Keingintahuan 5(5), 3799– 3813.
siswa untuk belajar menjadi terdorong , 2) https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i5.138
2
mendorong semangat siswa untuk belajar, 3)
Halimah, L. (2019). Keterampilan Mengajar Sebagai
dalam hal memahami pembelajaran dapat Inspirasi untuk Menjadi Guru yang Excellent
memudahkan siswa, 4) media pembelajaran di Abad Ke-21. PT Refika Aditama.
yang menarik memberikan suasana yang Juliani, W. iffah, & Widodo, H. (2019). Integrasi
membuat siswa menjadi antusias sehingga Empat Pilar Pendidikan (Unesco) Melalui
Pendidikan Holistik Berbasis Karakter Di
18 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Smp Muhammadiyah 1 Prambanan. Jurnal


Pendidikan Islam, 10(2), 65–74.
https://doi.org/10.22236/jpi.v10i2.3678
Pardanjac, M., Radosav, D., & Jokic, S. (2009).
Difficulties and possibilities of distance
learning. SISY 2009 - 7th International
Symposium on Intelligent Systems and
Informatics.
https://doi.org/10.1109/SISY.2009.529113
3
Pramana, C. (2021). Distance Learning In Primary
Schools During The Covid-19 Pandemic In
Indonesia: Challenges, Solutions, And
Projections. Turkish Journal of Computer
and Mathematics Education (TURCOMAT),
12(4).
https://doi.org/10.17762/turcomat.v12i4.50
2
Puspitarini, Y. D., Akhyar, M., & . D. (2019).
Development of Video Media Based on
Powtoon in Social Sciences. International
Journal of Educational Research Review,
198– 205.
https://doi.org/10.24331/ijere.518054
Shahroom, A. A., & Hussin, N. (2018). Industrial
Revolution 4.0 and Education. International
Journal of Academic Research in Business
and Social Sciences, 8(9).
https://doi.org/10.6007/ijarbss/v8-i9/4593
Suryani, N., Setiawan, A., & Putria, A. (2018). Media
Pembelajaran Inovatif dan
Pengembangannya (Pipih Latifah (ed.). In
Sifonoforos.
Tafakur, Moch. Solikin, A. S. D. (2021). Student’s
Perception on Online Instructional Media
Effectiveness in Automotive Field.
JOURNAL OF MECHANICAL
ENGINEERING EDUCATION, 6(2), 156–
170.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30870/va
no s.v6i2.12233
Wulandari; Ruhiat, Y., & Nulhakim, L. (2020).
PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO
BERBASIS POWTOON PADA MATA
PELAJARAN IPA DI KELAS V Yani
Wulandari *, Yayat Ruhiat , Lukman
Nulhakim. 8, 269–279.
https://doi.org/10.24815/jpsi.v8i2.16835
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS


ANDROID MENGGUNAKAN ISPRING PADA MATERI AZAS BLACK

Ayu Purnamasari1* dan Elsa Melinda2


12Universitas Sebelas Maret

*E-mail: ayupurnama@student.uns.ac.id

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan media pembelajaran berbasis android menggunakan Ispring
pada mata materi Azas Black dan untuk mengetahui tingkat kelayakan media pembelajaran berbasis android
menggunakan Ispring pada mata materi Azas Black. Penelitian ini menggunakan teknik penelitian R&D yang
dilakukan dengan pengembangan media pembelajaran berbasis aplikasi Android. Proses pengembangan media
pembelajaran dilakukan melalui: 1) Tahap studi pendahuluan dilakukan dengan studi lapangan dan studi literatur.
(2) Tahap desain dilakukan dengan pembuatan storyboard media dan draft desain berupa isi materi, video,
gambar, dan evaluasi. (3) Tahap pengembangan antara lain : penyusunan media pembelajaran kemudian
dilakukan validasi dan revisi media pembelajaran. Validasi penilaian dilakukan oleh salah satu guru fisika SMA
dan 15 siswa fisika UNS untuk menilai kelayakan media pembelajaran yang telah dibuat. (4) Pembahasan
merupakan tahap akhir dari proses pengembangan terkait kelayakan media dan produk akhir media pembelajaran
berbasis android menggunakan Ispring pada materi Azas Black. Berdasarkan hasil penilaian oleh guru fisika SMA
dan mahasiswa pendidikan fisika diperoleh persentase tingkat kelayakan media pembelajaran berbasis android
menggunakan Ispring pada materi Azas Black yang dikembangankan adalah sebesar 86,6% termasuk kategori
sangat layak, penilaian pada aspek materi diperoleh persentase sebesar 88,3 % termasuk kategori sangat layak,
penilaian pada aspek tampilan dengan persentase sebesar 85,1 % termasuk kategori sangat layak, penilaian pada
aspek bahasa dengan persentase sebesar 86,4 % termasuk kategori sangat layak.

Kata kunci: media, pembelajaran, Ispring, Azas Black, android.

Abstract
The purpose of this study was to produce android-based learning media using Ispring on the black principle subject
and to determine the feasibility level of android-based learning media using Ispring on the black principle subject.
This study uses R&D research techniques carried out by developing learning media based on Android applications.
The process of developing learning media is carried out through: 1) The preliminary study stage is carried out by
field studies and literature studies. (2) The design stage is carried out by making media storyboards and design
drafts in the form of material content, videos, pictures, and evaluations. (3) The development stage includes:
preparation of learning media then validation and revision of learning media are carried out. The validation of the
assessment was carried out by one high school physics teacher and 15 UNS physics students to assess the
feasibility of the learning media that had been made. (4) The discussion is the final stage of the development
process related to the feasibility of the media and the final product of android-based learning media using Ispring
on black principle material. Based on the results of the assessment by high school physics teachers and physics
education students, the percentage of the feasibility level of android-based learning media using Ispring on the
black principle developed was 86.6% including the very feasible category, the assessment of the material aspect
obtained a percentage of 88.3% including very decent category, the assessment on the aspect of the display with
a percentage of 85.1% is included in the very feasible category, the assessment on the language aspect with a
percentage of 86.4% is included in the very feasible category.

Keywords: media, learning, Ispring, black principle, android.

untuk membekali siswa dengan pengetahuan,


PENDAHULUAN pemahaman dan kemampuan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan
Arkundanto (2007) menyatakan fisika teknologi. Dalam pelaksanaannya, proses
merupakan salah satu mata pelajaran yang belajar mengajar dilakukan secara secara teori
diajarkan di sekolah untuk mempelajari dan praktik. Supaya proses pembelajaran
peristiwa alam. Pembelajaran fisika bertujuan menjadi efektif, kualitas pendidikan perlu
20 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

ditingkatkan. yang menarik dapat memotivasi siswa untuk


Peningkatan mutu pendidikan tercapai belajar. Salah satu contoh media pembelajaran
apabila proses pembelajaran di kelas benar- yang memanfaatkan perkembangan teknologi
benar efektif dan bermanfaat untuk mencapai dalam dunia pendidikan adalah media
kemampuan pengetahuan, sikap dan pembelajaran berbasis android dengan
keterampilan yang diharapkan. Pada dasarnya software Ispring.
proses belajar mengajar merupakan inti dari Himmah (2017) menyatakan Ispring
keseluruhan proses pendidikan. Namun dalam merupakan software yang dapat mengubah file
rangka meningkatkan mutu pendidikan, masih presentasi menjadi format Flash sehingga tidak
terdapat permasalahan dan kendala dalam dapat diedit oleh programmer lain. Selain itu
proses pembelajaran yang dihadapi guru di Fadillah, dkk (2021) menyatakan bahwa
sekolah sehingga mengakibatkan hasil belajar software Ispring dapat digunakan untuk
siswa yang kurang baik (Zaki A. & Yusri D., menambah kuis, audio, maupun merekam
2020). video. Oleh karena itu, setiap produk yang
Pendidikan memegang peranan penting dihasilkan memiliki keunikan tersendiri.
dalam menghasilkan sumber daya manusia Software Ispring dapat membuat file
yang berkualitas. Melalui pendidikan maka presentasi menjadi lebih menarik. Wagino, dkk,
semua orang didorong untuk belajar. Dalam (2015) juga menyatakan bahwa software
keseluruhan proses pendidikan sekolah, Ispring dapat mengonversi file presenter ke
proses pembelajaran merupakan tujuan dalam bentuk Scorm/AICC yang dapat
pendidikan tergantung bagaimana siswa digunakan dengan LMS e-learning (learning
mengalami proses belajar sebagai anak didik management system). Fitur ini memudahkan
untuk meningkatkan semnagat belajar siswa pengguna untuk menggunakan Ispring sebagai
(Zaki A. & Yusri D., 2020). perangkat dalam kegiatan belajar online.
Salah satu cara agar proses Berdasarkan penjelasan di atas, maka
pembelajaran dapat membangkitkan semangat dapat diketahui tujuan dari penelitian ini adalah
belajar siswa adalah dengan menggunakan untuk membuat sebuah media pembelajaran
media pembelajaran. Menurut Smaky, media berbasis android menggunakan Ispring pada
pembelajaran adalah alat yang berfungsi dan materi Azas Black dan untuk mengetahui
berguna untuk mengkomunikasikan pesan tingkat kelayakan media pembelajaran
pembelajaran (Suryani dkk., 2018). Media berbasis android pada mata materi Azas Black.
pembelajaran berfungsi dan dapat digunakan
untuk menyampaikan pesan selama METODE PENELITIAN
pembelajaran.
Selain itu, penggunaan media Metode yang digunakan dalam penelitian
pembelajaran dalam proses pembelajaran ini adalah metode penelitian dan
dapat membangkitkan keinginan dan minat pengembangan (Research and Development).
baru, menimbulkan motivasi dan rangsangan Penelitian yang dikembangkan ini merupakan
belajar, bahkan memberikan dampak media pembelajaran berbasis Android yang
psikologis bagi siswa (As-Syifa, 2018). menggunakan software Ispring pada materi
Berdasarkan beberapa definisi di atas, media Azas Black. Langkah-langkah penelitian
pembelajaran adalah alat yang digunakan oleh mengikuti metode R&D berikut (Sugishirono,
guru untuk menyampaikan pesan 2014) :
pembelajaran kepada siswa. 1. Potensi dan Masalah
Adanya media pembelajaran membuat 2. Pengumpulan Data
proses pembelajaran menjadi lebih menarik 3. Desain Produk
dan meningkatkan semangat belajar siswa, 4. Validasi Desain
misalnya dari segi tampilan yang dipadukan 5. Uji Coba Pemakaian
dengan beberapa gambar, animasi maupun 6. Revisi Produk
video ilustrasi. Tampilan media pembelajaran 7. Uji Coba Produk
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android Menggunakan Ispring pada 21
Materi Azas Black
Ayu Purnamasari1* dan Elsa Melinda2

8. Revisi Desain 50,01-70,00% Kurang Layak


9. Revisi Produk 01.00-50,00% Tidak Layak
10. Produk Massal
Perancangan kegiatan pada penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
ini hanya sampai uji kelayakan media
pembelajaran yang dilanjutkan dengan Pelaksanaan penelitian dilakukan
pembahasan produk akhir. Dengan demikian, dalam tiga tahap, antara lain adalah :
dilakukan penyederhanaan metode penelitian
oleh peneliti yaitu dengan membagi penelitian 1. TAHAP STUDI PENDAHULUAN
menjadi empat bagian, yaitu: tahap studi Pada tahap ini dilakukan adanya studi
pendahuluan, tahap desain, tahap lapangan dan analisis kebutuhan untuk
pengembangan, dan tahap pembahasan. mengidentifikasi masalah yang muncul
Haryono (2008) menyatakan bahwa dalam proses kegiatan belajar mengajar
instrumen penelitian adalah alat untuk dan media pembelajaran yang perlu
mengumpulkan data dalam penelitian, dikembangkan untuk mendukung proses
menentukan kualitas penelitian, validitas hasil kegiatan belajar mengajar bersama siswa.
penelitian, instrumen harus standar (baku); Selain itu, studi literatur dilakukan untuk
dikembangkan melalui prosedur baku dan mencari informasi dan referensi untuk
memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. mengatasi permasalahan yang terjadi.
Penilaian media pembelajaran berbasis
Android diberikan kepada satu guru fisika SMA 2. TAHAP DESAIN
dan 15 siswa fisika UNS. Kelayakan media Pada tahap desain dilakukan dua
pembelajaran diukur dengan menggunakan tahapan dalam menyusun desain media,
skala likert, yaitu skala pengukuran. Variabel antara lain adalah :
yang akan diukur kemudian dijabarkan menjadi
a. Menyusun storyboard media.
indikator variable dan dijadikan sebagai titik
Penyusunan storyboard media
tolak untuk menyusun item-item instrumen
dilakukan sebagai acuan
yang berupa pernyataan. Jawaban setiap item
tampilan/visual dalam pengembangan
instrumen yang menggunakan skala likert
media pembelajaran.
dengan empat jawaban alternatif berdasarkan
b. Menyusun draft media
Sugiyono (2013:136), yaitu : skor 1 = sangat
Peyusunan draft media merupakan
tidak baik, skor 2 = kurang baik, skor 3 = baik,
konsep media berupa konten materi,
dan skor 4 = sangat baik).
video, gambar, dan evaluasi.
Untuk mengetahui kelayakan sebuah
media pembelajaran dapat menggunakan
3. TAHAP PENGEMBANGAN
metode persentase dengan menganalisis skor
Pada tahap pengembangan terdiri dari
yang diperoleh dari persamaan sebagai berikut
dua tahap yang terdiri dari :
:
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Presentase kelayakan (%) = x100% a. Penyusunan media pembelajaran
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
Aminah dan Irawati dalam Akbar (2018: menggunakan software iSpring. Isi
140) menyataan bahwa kriteria kelayakan media terdiri dari dua bagian seperti
media yang telah dimodifikasi adalah sebagai gambar di bawah ini::
berikut :

Tabel 1. Kriteria Kelayakan Media

Presentase Penilaian Tingkat Kelayakan


85,01-100,00% Sangat Layak
70,01-85,00% Layak Gambar 1. Cover Media Pembelajaran
22 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Validasi penilaian terdiri dari 43 butir


pertanyaan yang terdiri dari aspek materi,
aspek tampilan, dan aspek bahasa.
Berdasarkan hasil analisis pada Gambar 3,
aspek penilaian sebesar 88,3%, aspek
tampilan 85,1%, dan aspek bahasa 86,4%.
Apabila dirata-rata, persentase kelayakan
Gambar 2. Menu Utama media pembelajaran fisika berbasis android
menggunakan Ispring pada materi Azas Black
Pada cover media adalah sebesar 86,6%.
pembelajaran terdapat judul media
yang berfungsi untuk mengetahui isi 4. PEMBAHASAN
media pembelajaran yang akan Kelayakan media pembelajaran fisika
ditampilkan. Pada menu utama berbasis Android dengan menggunakan Ispring
terdapat lima menu utama antara lain pada materi Azas Black yang divalidasi oleh
yaitu menu KD dan tujuan satu orang guru fisika SMA dan 15 orang
pembelajaran, menu video mahasiswa pendidikan fisika UNS melalui
pendahuluan, menu materi validasi penilaian berupa instrumen validasi
pembelajaran "Azas Black", menu ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
evaluasi, dan menu daftar pustaka..
Tabel 2. Kelayakan Media Pembelajaran
b. Validasi dan revisi media
Berdasarkan Instrumen Penilaian
pembelajaran.
Validasi dilakukan oleh satu No Indikator Hasil Keterangan
orang guru fisika di SMAN 3 Surakarta 1 Materi 88,3% Sangat Layak
2 Tampilan 85,1% Sangat Layak
dan 15 siswa di pendidikan fisika UNS.
3 Bahasa 86,4% Sangat Layak
Penilain media pembelajaran terdiri
dari tiga kategori yaitu penilaian materi, Produk akhir media pembelajaran
penilain tampilan, dan penilaian adalah tahap akhir yang diperoleh setelah
bahasa. Validasi dilakukan dengan melalui tahap validasi dan tahap revisi.
menggunakan konsep skala Likert Pengembangan media pembelajaran ini
yang mana menggunakan empat dirancang untuk menggabungkan gambar,
jawaban alternatif. Skor 1 = sangat video, dan tulisan menjadi satu kesatuan.
buruk, skor 2 = tidak baik, skor 3 = baik,
skor 4 = sangat baik. Penyajian data PENUTUP
hasil penilaian media pembelajaran
dijelaskan pada Gambar 3 berikut ini : SIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian dan
analisis data yang telah diuraikan pada bab
89
88 Hasil dan Pembahasan, media pembelajaran
PERSENTASE

87 media pembelajaran fisika berbasis android


86 menggunakan Ispring pada materi Azas Black
85 yang dikembangkan sangat layak digunakan
84 sebagai media pembelajaran dalam menunjang
83
kegiatan belajar mengajar di kelas berdasarkan
Materi Tampilan Bahasa
hasil validasi dari guru fisika SMA dan
ASPEK PENILAIAN
mahasiswa fisika UNS.

Gambar 3. Diagram Penilaian Media SARAN


Pembelajaran Produk media pembelajaran yang
dikembangkan masih kekurangan.
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android Menggunakan Ispring pada 23
Materi Azas Black
Ayu Purnamasari1* dan Elsa Melinda2

Kedepannya diharapkan peneliti lain akan terus Swasta Darussa'adah Kec. pangkalan Susu.
mengembangkan media pembelajaran Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan, 7(2), 810-
berbasis android dengan menggunakan 811.
https://doi.org/10.32505/ikhtibar.v7i2.618
software lain untuk membuat media
.
pembelajaran yang lebih interaktif dan
menarik.

REFERENCES

Aminah, N. dan Irawati. (2018). Pengembangan


Perangkat Pembelajaran dengan
Pendekatan Kontekstual pada Materi Kubus
dan Balok. Jurnal Teori dan Riset Matematika
(TEOREMA), 3(2): 137-144
Arkundanto, A. (2007). Pembaharuan dalam
Pembelajaran Fisika. Jakarta: Universitas
Terbuka.
As-Syifa, D. (2018). Media Pembelajaran. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
https://doi.org/10.31227/osf.io/34rhg
Fadillah, A., Bilda, W., Saleh, H., & Yenni. (2021).
Design of Interactive Learning Media In The
Covid-19 Pandemic Time Using Ispring.
Prima: Jurnal Pendidikan Matematika, 5(1),
1-10. http://jurnal.umt.ac.id/index.php/prima
Haryono. (2008). Pengumpulan Data. Makalah
disampaikan pada lokakarya penyusunan
instrumen ujicoba MPI, Semarang.
Himmah, F. (2017). Pengembangan Multimedia
Interaktifm Menggunakan Ispring Suite 8
Pada Sub Materi Zat Aditif untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP Kelas
VIII. PENSA E JURNAL: PENDIDIKAN
SAINS, 5(2), 73–82.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.ph
p/pensa/article/view/18834
Sugiyono. (2013). “Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryani, N., Setiawan, A., & Putria, A. (2018). Media
Pembelajaran Inovatif dan
Pengembangannya. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Wagino, Nur Alamsyah, &, & Zaenuddin. (2015).
Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif
Dengan Perangkat Lunak Ispring Presenter
Di SMAN 4 Banjarmasin. Jurnal Pengabdian
Al-Ikhlas Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjary, 1(1), 19–22.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31602/jpai.
v1i1.297
Zaki, A., & Yusri, D. (2020). Penggunaan Media
Pembelajaran Untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa Pada Pelajaran PKN Di SMA
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KEMAMPUAN


LITERASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK

Dini Wahyu Mulyasari1*, Gunarhadi2, dan Roemintoyo3


123 Program Studi Magister Teknologi Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
E-mail*: Diniisaura@gmail.com

Abstrak
Hasil penilaian PISA (Programme for International Student Assessment) menunjukkan selama keikutsertaan
Indonesia sejak tahun 2000 melaporkan tingkat literasi matematika siswa Indonesia selalu berada di posisi
sepuluh terbawah dari seluruh negara yang berpatisipasi. Tujuan penelitian berfokus pada penemuan sejumlah
faktor serta teori yang relevan penyebab dari rendahnya literasi matematika siswa di Indonesia. Metode penelitian
adalah studi literatur dengan cara mengadakan kajian mendalam terhadap buku, artikel, catatan, laporan dan
sumber informasi lain yang berkaitan dengan penyebab rendahnya literasi matematika siswa. Hasil analisis data
menemukan setidaknya terdapat tiga faktor yang mempengaruhi rendahnya literasi matematika siswa yakni faktor
personal berkaitan dengan kecemasan siswa terhadap matematika, faktor lingkungan berkaitan dengan fasilitas,
sumber belajar, kualitas SDM guru, dan faktor instruksional berkaitan dengan strategi yang digunakan oleg guru
yang menyebabkan rendahnya pemahaman konsep dan penalaran matematika siswa. Faktor-faktor tersebut
setidaknya harus menjadi perhatian penting selama proses pengembangan literasi matematika siswa.

Kata kunci: Literasi matematika, Dimensi, Faktor Literasi Matematika.

Abstract
The results of the PISA (Program for International Student Assessment) assessment show that during Indonesia's
participation since 2000, Indonesia's students have always been in the bottom ten of all participating countries.
The research objective focuses on finding a number of factors and relevant theories that cause the low
mathematical literacy of students in Indonesia. The research method is a literature study by conducting an in-depth
study of books, articles, notes, reports and other sources of information related to the causes of students' low
mathematical literacy. The results of data analysis found that there were at least three factors that influenced
students' low mathematical literacy, namely personal factors related to students' anxiety towards mathematics,
environmental factors related to facilities, learning resources, quality of teacher human resources, and instructional
factors related to the strategies used by teachers which caused low understanding of students' mathematical
concepts and reasoning. These factors should at least be an important concern during the process of developing
students' mathematical literacy.

Keywords: Mathematical literacy, Dimensions, Determinant factor for improving Mathematical Literacy.

kepada pendidikan untuk memberikan


PENDAHULUAN perubahan dasar dalam pendidikan salah
satunya matematika. Sebagai salah satu bekal
Ciri masyarakat modern di abad ini individu abad 21 siswa perlu memiliki
tidak hanya membutuhkan pengetahuan keterampilan matematika yang tidak hanya
konten, tetapi juga membutuhkan keterampilan mengacu pada perhitungan dasar, tetapi juga
termasuk berpikir kritis, pemecahan masalah, cara menggunakan angka untuk menganalisis
kreativitas, inovasi, komunikasi, kolaborasi, masalah yang rumit, untuk mencapai solusi
fleksibilitas, kemampuan beradaptasi, inisiatif, logis, dan untuk memperkirakan efisiensi
pengalihan diri, sosial, lintas budaya, berbagai cara memecahkan masalah (Magen-
produktivitas dan akuntabilitas, kepemimpinan Nagar, 2016).
dan tanggung jawab, serta literasi informasi Keterampilan yang dimaksud tersebut
(Rizki & Priatna, 2019). Abad 21 dengan segala adalah literasi matematika. Literasi matematika
kecepatan teknologi memberikan tuntunan didefinisikan sebagai kapasitas seseorang
Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Literasi Matematika Peserta Didik 25
Dini Wahyu Mulyasari1*, Gunarhadi2, dan Roemintoyo3

untuk mengidentifikasi, memahami, dan terlibat matematika siswa masih buruk (Hawa & Putra,
dalam matematika serta membuat penilaian 2018). Berdasarkan hal tersebut, upaya
yang beralasan tentang peran matematika pengembangan dan perbaikan kemampuan
dalam kehidupan individu saat ini dan masa literasi matematika siswa sebagai bekal dalam
depan, dalam kehidupan sosialnya dan sebagai memenuhi salah satu kompetensi abad 21
warga negara yang konstruktif dan reflektif menjadi sangat penting. Demi melaksanakan
(OECD., 2019). Jika di telaah lebih dalam, upaya pengembangan dan perbaikan
literasi matemtika mencakup dua komponen kemampuan literasi matematika siswa terlebih
utama yakni: kemampuan dasar untuk dahulu perlu diidentifikasi faktor-faktor
melakukan operasi matematika, dan penyebab rendahnya keterampilan literasi
kemampuan untuk menerapkan pengetahuan matematika pada peserta didik di Indonesia
matematika dalam memecahkan masalah sehingga dapat memunculkan ide atau
dalam berbagai situasi (Dubinksy, 2000). gagasan baru sebagai solusi dari
Pentingnya penguasaan keterampilan permasalahan tersebut.
literasi matematika terhadap dimensi
kehidupan dan perubahan teknologi dunia METODE PENELITIAN
ternyata belum dikuasai dengan baik oleh para
siswa di Indonesia. Hasil penilaian yang Penelitian ini merupakan penelitian
dilaksanakan oleh PISA (Programme for studi literatur. Peneliti berusaha menelaah dari
International Student Assessment) sebuah berbagai sumber baik dari buku, hasil penelitian
lembaga penilaian bidang pendidikan yang dari berbagai artikel, serta dokumen yang
fokus pada bidang evaluasi sistem pendidikan berhubungan dengan tema yang diangkat yakni
dengan mengukur kinerja siswa tingkat faktor penyebab rendahnya literasi matematika
menengah. PISA melaksanakan penilaian siswa. Tujuan penelitian studi literatur ini
terhadap sistem pendidikan setiap tiga tahun adalah sebagai langkah awal menyiapkan
sekali dan berfokus pada tiga bidang penilaian kerangka penelitian yang akan dilaksanakan
yakni matematika, ipa dan membaca. Mulai dan rekomendasi mengenai solusi paling
tahun 2015 kerangka penilaian PISA terhadap relevan terhadap permasalahan rendahnya
tiga bidang tersebut diperluas yakni: literasi matematika siswa.
menguraikan pengetahuan konten yang perlu
diperoleh siswa di setiap domain, proses yang HASIL DAN PEMBAHASAN
harus dapat dilakukan siswa, dan konteks
pengetahuan dan keterampilan ini diterapkan di HASIL
situasi kehidupan. Hasil literasi matematika siswa Indonesia
Pada tahun 2018 PISA merilis skor berdasarkan PISA
hasil literasi matematika siswa Indonesia Hasil literasi matematika siswa
berada di urutan 72 dari 78 negara yang Indonesi berdasarkan PISA disetiap edisi
berpartisipasi pada penilaian PISA (OECD., masih sangat tergolong rendah. Hal tersebut
2019). Hasil rerata skor literasi metematika dapat dilihat dari skor rerata disetiap edisi
Indonesia pada edisi ini bahkan lebih rendah penilaian selalu berada di posisi sepuluh
jika dibandingkan dengan hasil rerata literasi terbawah dari seluruh negara yang
matematika PISA pada edisi sebelumnya. berpartisipasi. Pada tahun 2000 tahun pertama
Tahun 2015 rerata skor literasi matematika Indonesia mengikuti penilaian PISA skor rerata
siswa Indonesia 386 sedangkan pada tahun literasi matematika siswa 367. Tahun 2003
2015 rerata skor literasi matematika siswa 379. capaian skor rerata matematika menurun di
Fakta bahwa Indonesia selalu mendapatkan angka 360. Tahun ketiga mengikuti penilaian
skor rendah dalam semua bidang penialain PISA 2006 skor rerata literasi matematika
PISA sejak keikutsertaannya pada tahun 2000 siswa naik menjadi 396. Selanjutnya laporan
menunjukkan bahwa memang kualitas skor literasi matematika pada tahun 2009
pembelajaran dan pengembangan literasi menunjukkan tren penurunan menjadi 371.
26 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

No Negara Skor No Negara Skor


Pada tahun 2012 skor rerata literasi 18. Denmark 501 54. Bulgaria 420
matematika siswa sebesar 375. Hasil literasi 19. Norway 499 55. Jordan 419
20. Germany 498 56. Malaysia 415
matematika siswa mengalami kenaikan pada 21 Slovenia 495 57. Brazil 413
tahun 2015 menjadi 386. Pada edisi terakhir di 22. Belgium 493 58. Colombia 412
tahun 2018, skor literasi matematika siswa 23. France 493 59. Brunei 408
Darussalam
kembali menurun menjadi 379. Untuk 24. Portugal 492 60. Qatar 407
menunjukkan prestasi literasi matematika 25. Czech 490 61. Albania 405
Indonesia secara lebih spesifik, berikut daftar Republic
26. Netherland 485 62. Bosnia & 403
skor rerata literasi matematika Indonesia mulai s Herzegovina
tahun 2000 sampai 2018: 27. Austria 484 63. Argentina 402
28. Switzerland 484 64. Peru 401
Tabel 1. Rerata dan peringkat literasi Indonesia 29. Croatia 479 65. Saudi Arabia 399
menurut PISA 30. Latvia 479 66. Thailand 393
31. Russia 479 67. North 393
Tahun Rerata dan Rerata Jumlah Macedonia
peringkat PISA Partisipan 32. Italy 476 68. Baku 389
Indonesia (Azerbaijan)
2000 367/39 500 41 33. Hungary 476 69. Kazakhstan 387
2003 360/38 500 40 34. Lithuania 476 70. Georgia 380
2006 396/50 500 56 35. Iceland 474 71. Panama 377
2009 371/61 500 65 36. Belarus 474 72. Indonesia 371
2012 375/64 500 65 37. Israel 470 73. Morocco 359
2015 386/63 500 69 38. Luxembour 470 74. Lebanon 353
2018 379/73 500 77 g
39. Ukraine 466 75. Kosovo 353
Pada tahun 2018 seiring dengan 40. Turkey 466 76. Dominican 342
Republic
semakin banyaknya negara peserta yang 41. Slovak 458 77. Philippines 340
mengikuti penilaian PISA dengan tujuan Republic
mengetahui kemajuan dari sistem pendidikan di 42. Greece 457 67. North 393
Macedonia
negaranya. Dengan semakin banyaknya 43. Chile 452 68. Baku 389
negara yang berpartisipasi tersebut tentunya (Azerbaijan)
dapat dijadikan tolak ukur bagi negara 44. Malta 448 69. Kazakhstan 387
45. Serbia 439 70. Georgia 380
Indonesia untuk segera berbenah dalam sistem 46. UEA 432 71. Panama 377
pendidikan. Melalui tabel yang diurutkan 47. Romania 428 72. Indonesia 371
berdasarkan dari peringkat tertinggi hingga 48. Uruguay 427 73. Morocco 359
49. Costa Rica 426 74. Lebanon 353
terendah berikut, dapat terlihat dengan jelas 50. Cyprus 424 75. Kosovo 353
gambaran persaingan kualitas pendidikan 51. Moldova 424 76. Dominican 342
setiap negara khususnya bidang literasi Republic
52. Montenegr 421 77. Philippines 340
matematika: o
53. Mexico 420
Tabel 1. Skor dan peringkat literasi matematika
peserta PISA tahun 2018 Berdasarkan data dari seluruh negara
No Negara Skor No Negara Skor yang bepartisipasi dalam penilaian PISA 2018
1. China 555 9. Korea 514 khususnya pada bidang literasi matematika,
2. Singapore 549 10. Poland 512 jelas tergambar bahwa keterampilan literasi
3. Macau 525 12. New 506
Zeland
matematika siswa Indonesia sangat rendah,
4. Hongkong 524 13. United 505 bahkan jika melihat hasil negara-negara asia
States tenggara Indonesia berada di bawah Malaysia,
5. Estonia 523 14. United 504
Kingdom
Thailand dan Sangat tertinggal jauh oleh
6. Canada 520 15. Japan 504 Singapura. Hasil penilaian PISA pada tahun
7. Finland 520 16. Australia 503 2018 harus dijadikan dasar untuk pembentukan
8. Ireland 518 17. Chinese 503
Taipei
sistem atau program pendidikan yang baru dan
berkualitas sehingga sumber daya manusia di
Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Literasi Matematika Peserta Didik 27
Dini Wahyu Mulyasari1*, Gunarhadi2, dan Roemintoyo3

negara kita mampu bersaing dan beradaptasi (Khasawneh et al., 2021). Kecemasan
baik di tingkat asia tenggara maupun dunia. matematika dapat terjadi pada semua
jenjang pendidikan mulai dari pendidikan
Faktor penyebab rendahnya keterampilan dasar hingga perguruan tinggi.
literasi matematika siswa Menurut Khasawneh (2021) upaya
Pada penelitian ini, peneliti berusaha dalam mengatasi masalah kecemasan
untuk merumuskan beberapa faktor umum matematika seorang siswa harus mendapat
akan tetapi bersifat spesifik yang dianggap bantuan dari beberapa orang diantaranya:
memiliki pengaruh besar terhadap (1) peran guru dalam menciptakan
pengembangan literasi matematika siswa. Hal lingkungan belajar menjadi lebih menarik
tersebut didasarkan pada alasan bahwa proses dan memberikan harapan positif tentang
pengembangan literasi matematika siswa di matematika dapat mengurangi kecemasan;
Indonesia dilaksanakan bersamaan dengan (2) peran orang tua dalam mengidentifikasi
proses pembelajaran di dalam kelas, maka penyebab kecemasan matematika yang
faktor yang disebutkan dalam penelitian ini dirasakan oleh anak sehingga dapat
merupakan faktor yang berkaitan dengan mencegah berkembangnya kecemasan
program pembelajaran di sekolah. Hal tersebut belajar yang mungkin dihadapi siswa di
jelas berbeda dengan keterampilan membaca kemudian hari; (3) peran teman sebaya
yang berusaha dikembangkan melalui program dalam memberikan dukungan positif kepada
lain seperti GLS (Gerakan Literasi Sekolah) siswa yang mengalami kecemasan
yang dilaksanakan diluar jam pembelajaran. matematika.
a. Mathematics anxiety/Kecemasan Salah satu strategi yang dapat
matematika digunakan oleh guru dalam upaya
Kecemasan matematika mengurangi kecemasan matematika serta
didefinisikan sebagai perasaan panik, tidak meningkatkan kepercayaan diri siswa yakni
berdaya, kelumpuhan dan disorganisasi menerapkan matematika dan statistik untuk
mental yang muncul di antara beberapa contoh kehidupan nyata (menggunakan
orang ketika mereka diminta untuk contoh yang relevan dengan kehidupan
memecahkan masalah matematika (Núñez- sehari-hari untuk menjelaskan prinsip
Peña et al., 2013). Individu yang memiliki matematika). Terdapat beberapa model
kecemasan matematika akan merasakan belajar dengan sistem tersebut seperti:
tegang, ketakutan dan kecemasan sehingga pembelajaran berbasis masalah,
dapat mengganggu kemampuan kinerja pembelajaran kontekstual, pembelajaran
matematika manipulasi angka dan matematika realistik dan berbagai model
pemecahan masalah matematika dalam pembelajaran lain yang berorientasi pada
berbagai kehidupan biasa dan situasi pemecahan masalah dunia nyata.
akademik hal tersebut yang menjadi b. Stratergi Pembelajaran Selama Proses
penyebab terhambatnya proses Pembelajaran
pengembangan literasi matematika siswa. Penelitian telah menunjukkan
Kecemasan matematika berasal bahwa salah satu faktor utama yang
dari faktor emosional secara personal. berkontribusi terhadap keberhasilan dalam
Penyebab dari kecemasan matematika matematika adalah memilih strategi yang
dapat terjadi karena dua hal yakni efisien untuk memecahkan masalah. Dalam
kecemasan matematika terjadi pada orang proses pengembangan literasi matematika
yang memiliki kemampuan untuk siswa, strategi yang digunkanan guru harus
mempelajari dengan baik matematika akan sesuai dengan prinsip literasi matematika.
tetapi tidak menyukai matematika dan Penelitian yang dilaksanakan oleh
selanjutnya kecemasan matematika terjadi Magen dan Nagar (2016) menemukan tiga
karena seorang individu memiliki kesulitan strategi yang secara signifikan berpengaruh
dalam mempelajari matematika terhadap literasi matematika siswa yaitu
28 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

strategi menghafal, strategi elaborasi dan menghubungkan konsep yang sedang


strategi kontrol. Pembelajaran matematika dipelajari dengan konsep yang telah
dengan menggunakan strategi menghafal diketahui.
konsep atau formula berdampak pada c. Sumber Belajar Selama Proses
rendahnya literasi matematika siswa, hal Pengembangan Literasi Matematika
tersebut dikarenkan menggunakan strategi Learning resources atau sumber
menghafal tidak cukup memberikan belajar merupakan komponen penting dan
kemampuan siswa dalam memahami memiliki peranan yang sangat penting
prinsip literasi matematika seperti dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
menganalisis, menalar, dan berkomunikasi (Pratama & Saregar, 2019). Urgensi
secara efektif dalam situasi matematika penggunaan sumber belajar dalam proses
(Magen-Nagar, 2016). pembelajaran adalah membantu pendidik
Strategi elaborasi merupakan cara menyampaikan pesan dan materi pelajaran
siswa atau guru untuk mencoba kepada peserta didik secara efektif dan
menghubungkan materi baru yang sedang efisien. Salah satu penyebab dalam
dipelajari dengan konsep yang telah mereka terhambatnya pengembangan literasi
pelajari di mata pelajaran lain, atau di masa matematia siswa belum terbiasanya siswa
lalu, atau dengan apa yang sudah mereka menyelesaikan soal kontekstual model PISA
ketahui (Hernaeny & Alfin, 2016). (Kamaliyah et al., 2013).
Menerapkan strategi elaborasi dalam Sumber belajar yang digunakan
pembelajaran matematika memberikan siswa tidak memberikan stimulus dalam
dampak positif dalam literasi matematika pengembangan literasi matematika. Sumber
siswa hal tersebut dikarenakan secara tidak belajar seperti buku teks atau lembar kerja
langsung siswa distimulus untuk siswa tidak memberikan contoh dan melatih
mengekstrak informasi yang relevan dari cara berpikir kritis siswa dalam
suatu sumber. Dengan strategi tersebut memecahkan permasalahan. Ilustrasi,
siswa terbiasa dalam melakukan penalaran contoh dan soal yang disajikan di sekolah
langsung dan membuat interpretasi literal lebih bersifat konseptual yang
terhadap suatu konteks permasalahan. menyebabkan siswa tidak mampu untuk
Strategi kontrol merupakan salah menyelesaikan ketika terdapat soal yang
satu strategi yang digunakan guru dengan bersifat kontekstual. Dari uraian tersebut
cara memberikan pertanyaan kepada siswa memberikan pemahaman bahwa sumber
dengan tujuan menstimulus untuk berpikir belajar yang digunakan oleh guru harus
kritis serta mencari tahu secara detail dalam mendukung pengembangan literasi
upaya memecahkan pertanyaan tersebut matematika.
(Magen-Nagar, 2016). Menerapkan strategi d. Rendahnya Pemahaman Konsep
kontrol dalam pembelajaran matematika Matematika dan Kemampuan Penalaran
memberikan dampak positif dalam literasi Matematika Siswa
matematika siswa hal tersebut dikarenakan Pemahaman konsep diartikan
siswa distimulus untuk mempelajari secara sebagai kemampuan seorang individu
mendalam suatu konsep matematika serta dalam menguasai suatu ide dan
mempelajari relevansi matematika dan menghubungkan keterkaitan antar ide
penerapannya. matematik sehingga terbangun pemahaman
Dari ketiga strategi tersebut dapat menyeluruh (Kharis et al., 2021).
diketahui bahwa selama upaya Pemahaman konsep merupakan landasan
pengembangan literasi matematika strategi yang sangat penting yang harus dikuasai
pembelajaran atau model pembelajaran siswa. Penguasaan konsep yang baik dan
yang digunakan guru harus mampu benar akan memudahkan siswa dalam
menstimulus siswa dalam upaya memahami matematika dan memiliki
pemecahan masalah, berpikir kritis, dan kemampuan dasar dalam menguasi
Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Literasi Matematika Peserta Didik 29
Dini Wahyu Mulyasari1*, Gunarhadi2, dan Roemintoyo3

konsep-konsep lain matematika. e. Lingkungan Belajar Siswa


Pemahaman konsep matematika Lingkungan dan iklim belajar di
merupakan dasar untuk belajar matematika sekolah mempengaruhi variasi skor literasi
secara bermakna (NCTM, 1988). Penalaran siswa. Demikian juga keadaan infrastruktur
matematika merupakan suatu keterampilan sekolah, sumber daya manusia sekolah dan
dasar seorang individu dalam tipe organisasi serta manajemen sekolah,
mennggunakan konsep, gagasan dan sangat signifikan pengaruhnya terhadap
prosedur matematis dalam upaya prestasi literasi siswa (Fuadi et al., 2020).
memecahkan suatu permasalahan Kemampuan sekolah dalam menyediakan
matematika. sumber dan fasilitas belajar berpengaruh
Pemahaman konsep yang baik terhadap keterampilan literasi siswa. Dan
berpengaruh positif terhadap literasi kemampuan guru dalam menciptakan
matematika siswa, karena kemampuan lingkungan belajar yang baik juga
memahami konsep matematika merupakan mempengaruhi kualitas pembelajaran.
kemampuan kognitif siswa untuk dapat Maka dalam menciptakan
memahami konsep yang mendasari untuk lingkungan belajar untuk mengembangkan
dapat mempelajari, mengolah atau literasi matematika, guru perlu memahami
memperoleh konsep lebih lanjut (Kharis et konsep dan berbagai strategi dalam
al., 2021). Penguasaan konsep akan mengembangkan pembelajaran berbasis
membantu siswa dalam memecahkan literasi matematika. Hasil Penelitian Genc
masalah matematika. Seorang siswa untuk dan Erbas (2020) menyatakan bahwa
memecahkan masalah matematika harus sebagian besar guru mengakui bahwa
mengetahui aturan yang relevan dan aturan mereka cukup sadar akan kurangnya
ini didasarkan pada konsep yang dia kualifikasi mereka untuk mengajar
dapatkan. Begitupula dengan penalaran matematika yang menekankan literasi
matematis siswa juga berpengaruh matematika. Sangat sulit bagi banyak guru
terhadap kemampuan literasi matematika. untuk mengajar dalam konteks literasi
Hal tersebut berpengaruh karena penalaran matematika karena telah terbiasa dengan
matematis diperlukan agar dapat hafalan dan pengajaran ekspositori mulai
memecahkan masalah dalam berbagai dari awal tahun sekolah dasar.
situasi dan konteks yang berbeda (Kharis et
al., 2021). Dengan demikian, penalaran PEMBAHASAN
matematis dibutuhkan seorang individu
untuk memahami, dan memecahkan Secara umum terdapat beberapa
masalah matematika dalam berbagai kompetensi utama literasi matematika yang
konteks. harus dimiliki oleh setiap siswa yakni (Rizki &
Masalah yang sering terjadi bahwa Priatna, 2019): (1) mathematical thinking and
siswa di Indonesia bahwa siswa belum reasoning; berkaitan dengan kemampuan
memahami konsep secara menyeluruh individu untuk mengeksplorasi, menyusun
dengan baik dan tidak memiliki kemampuan konjektur, dan memberikan alasan secara
dalam penalaman matematika. Kedua hal logis; (2) mathematical argumentation,
tersebut dapat terjadi karena beberapa berkaitan dengan kemampuan individu untuk
faktor seperti: adanya target kurikulum dan membuktikan hasil penalaran yang telah
tuntutan kompetensi yang harus dirumuskan dengan tujuan mendukung atau
diselesaikan, bahan ajar yang tidak sesuai, menentang sebuah klaim matematika; (3)
strategi guru selama proses pembelajaran, mathematical communication, berkaitan
lingkungan belajar, fasilitas pembelajaran dengan kecakapan individu dalam
dll. mengungkapkan gagasan mereka serta
mampu untuk mendengarkan, menafsirkan,
bertanya, serta menginterpretasikan beberapa
30 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

ide sebagai solusi dari suatu masalah; (4) matematika dalam hal strategi pembelajaran
modelling; berkaitan dengan kemampuan lingkungan belajar yang diciptakan selama
individu dalam merepresentasikan suatu situasi proses pembelajaran sejalan dengan sejalan
dengan sejumlah faktor determinan dalam
secara simbolik, secara grafik, dan atau secara capaian literasi matematika yang dapat
numerik untuk menguatkan suatu aspek yang berpengaruh terhadap proses
pokok permasalahan yang sedang diselsaikan; pengembangannya, yaitu faktor personal,
(5) problem posing and solving; berkaitan faktor instruksional, dan faktor lingkungan
dengan kemapuan individu dalam merumuskan (Mahdiansyah & Rahmawati, 2014). Faktor
personal berkaitan dengan persepsi siswa
pertanyaan dari situasi matematika yang terhadap matematika dan kepercayaan diri
diberikan, memodifikasi pertanyaan siswa terhadap kemampuan matematis. Faktor
berdasarkan situasi matematika dan Lingkungan berkaitan dengan karakteristik guru
pemecahan masalah; (6) representation, dan keberadaan sumber dan media belajar di
symbols, and tools and technology, berkaitan sekolah. Dan faktor instruksional berkaitan
dengan intensitas, kualitas, dan metode
dengan berkaitan dengan kemampuan individu pengajaran, yang meliputi strategi, dan
dalam merepresentasikan simbol, alat serta pendekatan pembelajaran. Faktor tersebutlah
teknologi yang dapat digunakan dalam proses yang menyebabkan rendahnya kemampuan
pemecahan masalah matematika. Keenam siswa dalam menguasai komponen literasi
kompetensi literasi matematika tersebut yang matematika siswa yang menjadi penyebab
rendahnya literasi matematika siswa.
harus dikuasai oleh siswa Indonesia. Hasil dari beberapa penelitian di skala
Hasil PISA menyebutkan bahwa internasional menemukan dua faktor yang
kemampuan literasi matematika selama mempengaruhi literasi matematika di kalangan
keikutsertaan Indonesia selalu berada di level 1 pelajar, temuan dari penelitian ini merupakan
yang memiliki makna bahwa siswa Indonesia hal mendasar dari sebuah program
hanya mampu menjawab pertanyaan yang pembelajaran yakni sumber daya sekolah
melibatkan konteks yang sudah dikenal di (fasilitas dan program sekolah) dan sumber
mana semua informasi yang relevan hadir dan pendukung dari lingkungan rumah (Lara-Porras
pertanyaannya didefinisikan dengan jelas. et al., 2019). Selama proses penelitian tidak
Mereka mampu mengidentifikasi informasi dan hanya mengukur level dan skor literasi
melaksanakan prosedur rutin sesuai dengan matematika siswa akan tetapi juga meneliti
instruksi langsung dalam situasi eksplisit. penyebab paling umum dari pengembangan
Siswa dapat melakukan tindakan yang hampir literasi matematika diseluruh negara partisipan.
selalu jelas dan langsung mengikuti Terdapat 3 faktor yang dianggap PISA
rangsangan yang diberikan. Penelitian oleh mempengaruhi proses pengembangan literasi
Rahmawati dan Fitriana (2021) menemukan yakni: sekolah, rumah, dan konteks sosial
bahwa siswa yang memiliki pemahaman dan ekonomi siswa (OECD, 2019). Faktor lain yang
kemampuan matematika tinggi dapat mempengaruhi pengembangan literasi
menjelaskan prosedur penuh dan disertai matematika konsep yang dibangun pada saat
dengan alasan yang tepat, dapat siswa dijenjang sebelumnya (OECD, 2019).
menggunakan pemikiran mereka secara luas
dan dapat menggabungkan keterampilan dan
pengetahuan matematika mereka.
Sejalan dengan hasil penelitian yang PENUTUP
ditemukan, Styawati dan Nursyahida (2017)
merumuskan setidaknya terdapat enam faktor Selama hampir 20 tahun terakhir
umum yang dapat berpengaruh terhadap keikutsertaan Indonesia dalam penilaian sistem
rendahnya keterampilan literasi matematika pendidikan oleh PISA dengan mengukur
siswa, diantaranya: (1) materi yang dipilih; (2) melalui tiga domain yakni membaca, sains, dan
pembelajaran yang diberikan oleh guru; (3) matematika. Prestasi Indonesia tidak
lingkungan kelas; (4) dukungan lingkungan memuaskan, literasi matematika Indonesia
keluarga; (5) kesiapan dalam pelaksanaan tes selalu berada di posisi sepuluh terbawah dari
dan (6) kemampuan yang dimiliki setiap siswa seluruh negara yang berpartisipasi, bahkan di
sendiri. Keenam faktor tersebut selaras dengan lingkup asia tenggara Indonesia tertinggal dari
temuan penyebab rendahnya literasi Malaysia, Thailand bahkan sangat jauh
matematika terkait dengan sumber belajar tertinggal oleh Singapura.
selama proses pengembangan, Jika diteliti lebih jauh terdapat tiga
Penyebab rendahnya literasi faktor yang mempengaruhi rendahnya literasi
matematika siswa yakni faktor personal,
Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Literasi Matematika Peserta Didik 31
Dini Wahyu Mulyasari1*, Gunarhadi2, dan Roemintoyo3

lingkungan dan instruksional. Faktor personal Series, 1747(1), 12042.


yang berpengaruh terhadap rendahnya literasi Khasawneh, E., Gosling, C., & Williams, B.
matematika adalah kecemasan dari dalam diri (2021). What impact does maths anxiety
siswa ketika berhadapan dengan persoalan have on university students? BMC
yang berkaitan dengan matematika. Faktor psychology, 9(1), 1–9.
lingkungan yang berpengaruh terhadap Lara-Porras, A. M., del Mar Rueda-García, M.,
rendahnya literasi matematika adalah & Molina-Muñoz, D. (2019). Identifying the
lingkungan belajar, sumber belajar, fasilitas factors influencing mathematical literacy
pembelajaran dan kualitas SDM guru. Faktor in several Spanish regions. South African
instruksional yang berpengaruh terhadap Journal of Education, 39.
rendahnya literasi matematika adalah strategi Magen-Nagar, N. (2016). The Effects of
dan model pembelajaran guru dalam Learning Strategies on Mathematical
menanamkan konsep serta penalaran Literacy: A Comparison between Lower
matematika kepada siswa. and Higher Achieving Countries.
Beberapa faktor yang telah ditemukan International Journal of Research in
tersebut merujuk pada perbaikan dan inovasi di Education and Science, 2(2), 306–321.
bidang pembelajaran. Untuk membentuk Mahdiansyah, M., & Rahmawati, R. (2014).
lingkungan belajar yang mendukung Literasi matematika siswa pendidikan
pengembangan literasi matematika siswa, menengah: Analisis menggunakan desain
hendaknya guru dan sekolah melakukan tes internasional dengan konteks
sebuah inovasi di beberapa aspek tersebut Indonesia. Jurnal Pendidikan Dan
seperti perbaikan kualitas SDM dan sumber Kebudayaan, 20(4), 452–469.
belajar. Mathematics, R. A. C. of the N. C. of T. of.
(1988). NCTM curriculum and evaluation
REFERENCES standards for school mathematics:
Responses from the research community.
Dubinksy, E. (2000). Mathematical literacy and Journal for Research in Mathematics
abstraction in the 21st century. School Education, 338–344.
Science and Mathematics, 100(6), 289– Núñez-Peña, M. I., Suárez-Pellicioni, M., &
297. https://doi.org/10.1111/j.1949- Bono, R. (2013). Effects of math anxiety
8594.2000.tb17322.x on student success in higher education.
Fuadi, H., Robbia, A. Z., Jamaluddin, J., & Jufri, International Journal of Educational
A. W. (2020). Analisis faktor penyebab Research, 58, 36–43.
rendahnya kemampuan literasi sains OECD. (2019). PISA 2018 assessment and
peserta didik. Jurnal Ilmiah Profesi analytical framework. OECD publishing.
Pendidikan, 5(2), 108–116. OECD. (2019). PISA 2018 results: Combined
https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.122 executive summaries. J. Chem. Inf.
Genc, M., & Erbas, A. K. (2020). Exploring Model., 53(9), 1689–1699.
Secondary Mathematics Teachers’ Pratama, R. A., & Saregar, A. (2019).
Conceptions of the Barriers to Pengembangan Lembar Kerja Peserta
Mathematical Literacy Development. Didik (LKPD) Berbasis Scaffolding Untuk
International Journal for Mathematics Melatih Pemahaman Konsep. Indonesian
Teaching and Learning, 21(2), 143–173. Journal of Science and Mathematics
Hawa, A. M., & Putra, L. V. (2018). PISA untuk Education, 2(1), 84–97.
siswa Indonesia. Janacitta, 1(1). Rahmawati, W. A., & Fitriana, B. U. L. (2021).
Hernaeny, U., & Alfin, E. (2016). Pengaruh Mathematical Literacy of Students Who
Strategi Pembelajaran Elaborasi terhadap Have High Mathematical Disposition in
Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Solving PISA-Like Mathematics
Motivasi Belajar. Formatif: Jurnal Ilmiah Problems. International Conference of
Pendidikan MIPA, 5(3). Mathematics and Mathematics Education
Kamaliyah, K., Zulkardi, Z., & Darmawijoyo, D. (I-CMME 2021), 281–287.
(2013). Developing the sixth level of PISA- Rizki, L. M., & Priatna, N. (2019). Mathematical
like mathematics problems for secondary literacy as the 21st century skill. Journal of
school students. Journal on Mathematics Physics: Conference Series, 1157(4),
Education, 4(1), 9–28. 42088.
Kharis, S. A. A., Salsabila, E., & Haeruman, L. Styawati, R. D., & Nursyahida, F. (2017). Profil
D. (2021). Effect of Mathematical Concept Kemampuan Literasi Matematika Siswa
Understanding and Mathematical Berkemampuan Matematis Rendah
Reasoning on Mathematical Literacy Dalam Menyelesaikan Soal Berbentuk
Abilities. Journal of Physics: Conference PISA. AKSIOMA: Jurnal Matematika dan
32 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Pendidikan Matematika, 8(2), 33–42.


SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


TERHADAP PENINGKATAN MUTU HASIL BELAJAR IPS

Fani Marlina Sari1, Mellyza Azzara2, Nora Wyrentia Suhaili3


Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung
* E-mail: fanimarlinasari99@gmail.com

Abstrak
Kekompakan dalam pembelajaran menjadi ciri dan karakteristik dalam model pembelajaran kooperatif, peserta
didik dituntut aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan
dan implementasi model pembelajaran kooperatif, faktor-faktor yang berperan meningkatkan hasil belajar IPS,
serta bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif saat diterapkan kepada siswa. Keunggulan model
pembelajaran cooperative learning dapat meningkatkan semangat belajar peserta didik , pembelajaran kooperatif
juga membangun keaktifan dan aktifitas peserta didik dikelas . Metode penelitian pada penulisan ini melalui
metode analisis data kualitatif pada aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa yang digali dari sumber
tersurat. Peningkatan mutu dalam hasil belajar siswa diharapkan menjadi hasil dalam penelitian ini dengan hasil
belajar telah mencapai ketuntasan baik berdasarkan individu pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif, Hasil Belajar, Pembelajaran IPS.

Abstract

Cohesiveness in learning is a hallmark and characteristic of the cooperative learning model, where students learn
to be active and creative in learning. Writing this article aims to determine the advantages and factors of the
implementation of cooperative learning models, the factors that play a role in improving social studies learning
outcomes, and how the effect of cooperative learning models when applied to students. The advantages of
cooperative learning models can increase students' enthusiasm for learning in class, learning models on student
activity and building activities together. The research method at this writing is through qualitative data analysis
methods on teacher activities, student activities, and student learning outcomes extracted from written sources..
Quality in student learning outcomes is expected to be the result in this study with learning outcomes that have
achieved good completeness based on individuals in social studies learning.

Keywords: Cooperative Learning, Learning Outcomes, Social Studies Learning.

PENDAHULUAN menurut para ahli, dapat dikatakan menurut


Pendidikan tentunya kita kenal dengan Ihsana (2017:4) “Belajar merupakan suatu
kata “Belajar dan Pembelajaran” yang dimana aktivitas di mana terdapat sebuah proses dari
kata belajar bisa menggambarkan di dalam tidak paham menjadi paham, tidak mengerti
kelas ataupun yang berhubungan dengan menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk
pendidikan juga pelajaran, seperti halnya mencapai hasil yang terbaik”. Menurut Syaiful
dalam pelajaran IPS yang membantu anak dan Aswan (2014:5) “Belajar adalah perubahan
membangun karakter sosial nya. Namun perilaku berkat pengalaman dan latihan, artinya
demikian, pernahkan kita mempertanyakan ke adalah perubahan tingkah laku, pengetahuan,
diri kita, apa sebenarnya makna belajar dan keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi
pembelajaran itu. Apakah terdapat perbedaan segenap aspek organisme atau pribadi yang
antara belajar dan pembelajaran. saling bertaut”.
Belajar merupakan perubahan yang Pembelajaran dapat diartikan secara
berhubungan dengan perilaku atau potensi umum yakni, pembelajaran merupakan
perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau bantuan yang diberikan pendidik agar dapat
latihan yang dibangun. Sedangkan pengertian terjadi proses dapatnya ilmu dan pengetahuan,
34 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

penguasaan kemahiran dan budi pekerti, serta Nomor 3390).


pembentukan sikap dan kepercayaan peserta Pemanfaatan model pembelajaran
didik. Maka, pembelajaran adalah sistem untuk sangat penting untuk meningkatkan aktivitas
membantu peserta didik agar dapat belajar dan hasil belajar siswa. Metode pembelajaran
dengan baik. Dalam pasal 1 butir 20 UU No 20 sangat diperlukankan dalam sekolah,
tahun 2003 tentang sikdiknas “pembelajaran khususnya bagi pembelajaran di dalam kelas.
adalah proses interaksi peserta didik dengan Trianto (2010), menyebutkan bahwa model
pendidik, dan sumber belajar pada suatu pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
pembelajaran”. rancangan yang digunakan sebagai penuntun
Menurut Wingkel dalam Elveline Siregar dalam merencanakan pembelajaran di kelas
dkk (2010:12), mendefinisikan “pembelajaran atau pembelajaran tutorial. Pupuh dan Sobry S
adalah segala tindakan yang dirancang untuk (2010) berpendapat semakin tepat metode
mendukung proses belajar siswa, dengan yang dipilih oleh guru dalam mengajar,
mempertimbangkan kejadian-kejadian ekstrim diharapkan semakin efektif pula pencapaian
yang berperan terhadap rangkaian kejadian- tujuan rencana pembelajaran.
kejadian intern yang berlangsung dan dijalani Model pembelajaran kooperatif inilah
oleh peserta didik. Menurut Pribadi (2009:10) yang akan memberikan kesempatan pada
menguraikan, “Pembelajaran adalah cara atau siswa untuk belajar dengan sesama siswa
proses yang terencana untuk menciptakan dalam tugas-tugas yang terstruktur. Melalui
terjadinya aktivitas belajar dalam individu. pembelajaran kooperatif pula, seorang siswa
Sedangkan menurut Gegne (dalam Pribadi, akan menjadi sumber belajar bagi temannya
2009:9) menjelaskan “pembelajaran adalah yang lain. Jadi pembelajaran kooperatif
serangkaian kegiatan yang sengaja diciptakan dikembangkan dengan dasar asumsi bahwa
dengan tujuan untuk memudahkan terjadinya proses belajar akan lebih bermakna jika
peningkatan belajar siswa.” peserta didik dapat saling mengajari. Walaupun
Didukung oleh Sistem Pendidikan dalam pembelajaran kooperatif siswa dapat
Nasional yang diatur dengan Undang-Undang. belajar dari dua sumber belajar utama, yaitu
Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan pengajaran dan teman belajar lain (Wena,
Nasional disahkan oleh Presiden Megawati 2009: 11). Hal ini didukung dengan penelitian
Soekarnoputri pada tanggal 8 Juli 2003. UU 20 yang dilakukan (Panggayuh, 2018) tentang
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan implementasi pembelajaran kooperatif pada
Nasional diberlakukan setelah diundangkan mata pelajaran pendidikan agama Islam di
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo
Tahun 2003 Nomor 78, dan Penjelasan Atas menerangkan bahwa penerapan model
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pembelajaran kooperatif menjadikan siswa
tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam bertambah aktif dan lebih fokus kepada
Tambahan Lembaran Negara Republik pelajaran yang telah disampaikan.
Indonesia Nomor 4301 oleh Sekretaris Negara Pembelajaran kooperatif merupakan
Republik Indonesia Bambang Kesowo pada sebuah strategi pembelajaran yang melibatkan
tanggal 8 Juli 2003 di Jakarta. siswa yang bekerja secara kolaborasi untuk
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mencapai tujuan bersama. Pembelajaran
tentang Sistem Pendidikan Nasional atau UU kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk
Sisdiknas mencabut: 1.) Undang-undang meningkatkan partisipasi siswa, menfasilitasi
Nomor 48/Prp./1960 tentang Pengawasan siswa dengan pengalaman sikap
Pendidikan dan Pengajaran Asing (Lembaran kepemimpinan dan membuat keputusan dalam
Negara Tahun 1960 Nomor 155, Tambahan kelompok serta memberikan kesempatan pada
Lembaran Negara Nomor 2103); 2.) Undang- siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-
undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem sama yang berbeda latar belakangnya (Afandi,
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun Chamalah, & Wardani, 2013:53). Diharapkan
1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara dapat membantu siswa untuk belajar konsep
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENINGKATAN 35
MUTU HASIL BELAJAR IPS
Fani Marlina Sari1, Mellyza Azzara2, dan Nora Wyrentia Suhaili3

IPS dengan aktif, keratif, dan menyenangkan memperkuat laporan penelitian. Menurut Miles,
dan memperoleh informasi atau makna yang reduksi data adalah proses pemilihan,
mudah dipahami. pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
Penyebab terdapatnya pengaruh pengabstrakan, dan transformasi data kasar
terhadap prestasi belajar siswa di sekolah yang muncul dari data-data yang ada.
adalah motivasi belajar. Motivasi belajar yang Indikator keberhasilan dalam penelitian
tinggi berkorelasi dengan hasil belajar yang ini dilihat dari dua aspek, yaitu keberhasilan
baik, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk dari segi proses pembelajaran dan hasil
meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah belajar, indikator keberhasilan tersebut dapat
. Jika motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan, diuraikan sebagai berikut:
maka dapat diharapkan bahwa prestasi belajar Proses pembelajaran, yaitu proses
siswa juga akan meningkat, dan begitu pula pembelajaran dikategorikan berhasil bila
sebaliknya apabila motivasi belajar siswa tidak minimal 80% pelaksanaanya telah sesuai
ditingkatkan maka prestasi belajar siswa juga dengan rencana pembelajaran. Untuk
mengalami penurunan. mengukur presentase keberhasilan dalam
Motivasi belajar merupakan antusiasme proses belajar mengajar sesuai kriteria. Hasil
mental yang mendorong terjadinya proses belajar, dimana hasil belajar siswa berhasil
belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat apabila terdapat 80% siswa yang memperoleh
melemah, lemahnya motivasi, atau tiadanya nilai minimal 70 pada pembelajaran IPS melalui
motivasi belajar akan menurunkan kegiatan model Pembelajaran Kooperatif, maka kelas
belajar, selanjutnya, mutu hasil belajar akan dianggap tuntas secara klasikal.
menjadi rendah. Oleh sebab itu motivasi belajar
pada diri siswa perlu diperkuat dan HASIL DAN PEMBAHASAN
dikembangkan terus menerus. Agar siswa Model Pembelajaran Kooperatif
memiliki motivasi belajar yang kuat, pada menurut para ahli, sebagai berikut :
tempatnya diciptakan suasana belajar yang a. Menurut Warsono & Hariyanto (2014:161)
menggembirakan dengan model pembelajaran Pembelajaran kooperatif adalah metode
kooperatif pada pembelajaran IPS. pembelajaran yang melibatkan sejumlah
kelompok kecil siswa bekerja sama dan belajar
METODE PENELITIAN bersama dengan saling membantu secara
interaktif untuk mencapai tujuan pembelajaran
Metode penelitian pada penulisan ini
yang dirumuskan.
melalui analisis data kualitatif. Analisis data
b. Komalasari,(2013 : 57)
kualitatif merupakan sebuah teknik kajian yang
Model pembelajaran pada dasarnya
digunakan pada data kualitatif. Data kualitatif
merupakan bentuk pembelajaran yang
merupakan data yang bukan dalam bentuk nilai
tergambar dari awal sampai akhir yang
atau bilangan dan biasanya berupa data
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata
informasi yang berbentuk tertulis, kalimat
lain, model pembelajaran merupakan bungkus
verbal maupun narasi.
atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
Metode ini dipilih untuk mendeskripsikan,
metode, dan teknik pembelajaran.
aktivitas peserta didik, dan hasil belajar siswa
c. Joyce dan Weil dalam (Rusman, 2011: 133),
yang digali dari sumber tertulis. dalam
Berpendapat bahwa modell
mengikuti proses pembelajaran IPS dan
pembelajaran adalah suatu gaya atau pola
aktivitas pendidik dalam menerapkan model
yang dapat digunakan untuk membentuk
Pembelajaran Kooperatif. Dengan teknik
kurikulum (rencana pembelajaran jangka
pengumpulan data melalui Reduksi dan
panjang), merancang bahan-bahan
Kategorisasi Data.
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran
Sesuai dengan namanya, dengan
di kelas atau yang lain. Model pembelajaran
melakukan reduksi data yaitu memilih data
dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru
mana saja yang relevan digunakan untuk
36 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

boleh memilih model pembelajaran yang sesuai keberhasilan dalam belajar, disamping itu juga
dan efisien untuk mencapai tujuan bisa melatih siswa untuk keterampilan, baik
pendidikannya. keterampilan berfikir (thinking skill) maupun
d. Isjoni, (2007: 15) keterampilan social (social skill) seperti
Kooperatif berasal dari bahasa Inggris keterampilan mengemukakan pendapat,
yaitu Cooperate yang berarti bekerja bersama- menerima saran dan masukan dari orang lain,
sama dengan saling membantu satu sama lain. bekerjasama, rasa setia kawan, dan
Dalam kegiatan kooperatif, siswa secara mengurangi timbulnya perilaku yang
individual mencari hasil yang menguntungkan menyimpang dalam kehidupan kelas.
bagi seluruh anggota kelompoknya. i. Sopriya dkk, (2007: 112)
e. Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2007: 15) Berdasarkan beberapa definisi diatas,
Pembelajaran kooperatif (cooperative dapat dipahami bahwa pada hakekatnya
learning) suatu model pembelajaran dimana pembelajaran cooperative learning adalah
siswa belajar dan bekerja sama dalam siswa dituntut untuk bekerja sama dan
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif konsisten untuk menyelesaikan tugas yang
yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur diberikan oleh guru, dengan menciptakan
kelompok beragam. Tetapi belajar kooperatif kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar
lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja yang maksimak. untuk melibatkan siswa dalam
kelompok saja karena dalam belajar kooperatif diskusi tentang pelajaran yang sedang
ada bentuk dorongan atau tugas yang bersifat berlangsung dan memecahkan permasalahan
kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya pembelajaran secara bersama-sama, sehingga
interaksi secara terbuka dan hubungan yang mereka berpikir secara bebas, meningkatkan
bersifat interdepensi efektif diantara anggota motivasi belajar siswa dan memberikan
kelompok (Sugandi. 2002: 14). peluang kepada siswa untuk menerangkan,
f. Hamzah, (2011: 120) menjelaskan, atau mengulang pelajaran dalam
Hal yang penting dalam model berkomunikasi dengan temannya yang belum
pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa memahami pelajaran serta menghapus
dapat belajar dengan cara bekerjasama persaingan didalam kelas sehingga seluruh
dengan teman. Bahwa teman yang lebih anggota kelompok dapat menguasai materi
mampu dapat menolong teman yang lemah. pelajaran dengan baik.
Setiap anggota kelompok tetap memberi Pembelajaran kooperatif memiliki
sumbangan pada prestasi kelompok. Para keunggulan – keunggulan dalam
siswa juga mendapat kesempatan untuk pembelajarannya, antara lain : (a.) Dengan
bersosialisasi. pembelajaran kooperatif maka setiap anggota
g. Lie (2008: 18) dapat saling melengkapi dan membantu dalam
Berpendapat bahwa ”Sistem pengajaran menyelesaikan setiap materi yang diterima
cooperative learning bisa didefinisikan sebagai sehingga setiap siswa tidak akan merasa
sistem kerja atau belajar kelompok yang terbebani sendiri apabila tidak dapat
terstruktur”. Stahl (dalam Etin, 2005: 4) mengerjakan suatu tugas tertentu. (b.) Karena
mengatakan bahwa model pembelajaran keberagaman anggota kelompok maka
kooperatif laerning menempatkan siswa memiliki pemikiran yang berbeda – beda
sebagai bagian dari suatu sistem kerjasama sehingga pemikirannya menjadi luas dan
dalam mencapai suatu hasil yang terbaik dalam mampu melihat dari sudut pandang lain untuk
belajarnya. Model pembelajaran ini berpangkal melengkapi jawaban yang lain. (c.)
dari asumsi mendasar dalam kehidupan Pembelajaran kooperatif cocok untuk
masyarakat, yaitu “getting better together” atau menyelesaikan masalah – masalah yang
“raihlah yang lebih baik secara bersama-sama”. membutuhkan pemikiran bersama. (d.) Dalam
h. Stahl dalam (Isjoni, 2007: 35) pembelajaran kooperatif para paserta didik
Pelaksanaan model pembelajaran dapat lebih mudah memahami materi yang
kooperatif siswa memungkinkan dapat meraih disampaikan karena bekerja sama dengan
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENINGKATAN 37
MUTU HASIL BELAJAR IPS
Fani Marlina Sari1, Mellyza Azzara2, dan Nora Wyrentia Suhaili3

teman – temannya. (e.) Dalam pembelajaran jika siswa dapat mencapai kemajuan yang lebih
kooperatif memupuk rasa pertemanan dan cepat maka tidak perlu menunggu anggota
solidaritas sehingga diantara anggotanya akan kelas lainnya.
terjadi hubungan yang positif. Pembelajaran kooperatif di atas, dalam
Menurut Slavin (2005: 11-17) terdapat penelitian ini, menjadi sarana model koopeatif
beberapa tipe pembelajaran kooperatif yaitu; untuk memotivasi siswa supaya dapat saling
a. Student Teams Achievement Divisions mendukung dan membantu satu sama lain
(Pembagian Pencapaian Tim Siswa). dalam menguasai materi yang diajarkan oleh
STAD merupakan model pembelajaran guru dalam kelompoknya masing-masing.
kooperatif yang paling sederhana. Ide pokok Sehingga suasana kelas akan menjadi lebih
dari STAD adalah untuk memotivasi siswa hidup, siswa bersemangat dan hasil belajar
supaya dapat saling mendukung dan akan meningkat.
membantu satu sama lain dalam menguasai Langkah-langkah atau sintak
materi yang diajarkan oleh guru dalam pembelajaran cooperative learning Ibrahim
kelompoknya masing-masing. (2000: 56) :
b. Team Games Tournament (Turnamen 1. Present goals and set
Game Tim). Indikator menyampaikan tujuan dan
TGT pada awalnya dikembangkan oleh memotivasi peserta didik . Tingkah laku
David De Vries dan Keith Edward yang pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran
merupakan model pembelajaran pertama dari dan mengkomunikasikan kompetensi dasar
John Hopkin. Model ini hampir sama dengan yang akan dicapai serta memotivasi siswa.
STAD tapi menggantikan kuis atau tes 2. Present information
individual dengan turnamen mingguan, dimana Indikator menyajikan informasi. Tingkah
siswa memainkan game akademik dengan laku pendidik menyajikan informasi kepada
anggota tim lain untuk menyumbangkan skor peserta didik mengenai materi yang akan
bagi tim atau kelompoknya. disampaikan.
c. Jigsaw (Teka-teki). 3. Into learning teams
Jigsaw diluaskan oleh Aronson. Pada Indikator mengorganisasikan peserta
awalnya siswa ditugaskan untuk mempelajari didik ke dalam kelompok-kelompok belajar.
suatu materi. Setiap anggota dari kelompok Tingkah laku pendidik menginformasikan
ditugaskan secara acak untuk menjadi ahli pengelompokan berapa jumlah kelompok dan
penguasaan materi tertentu. Kemudian para berapa anggota setiap kelompoknya.
ahli mendiskusikan materi yang sedang 4. Assist team work and study
dibahas yang selanjutnya materi tersebut Indikator membimbing kelompok belajar.
diajarkan kepada teman satu kelompoknya. Tingkah laku pendidik memotivasi serta
d. Cooperative Integrated Reading and memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok-
Composition (Mengarang dan Membaca kelompok belajar.
Terintegrasi yang Kooperatif). 5. Test on the materials
Tipe ini merupakan program Indikator evaluasi. Tingkah laku pendidik
komprehensif untuk mengajarkan membaca mengevaluasi hasil belajar tentang materi
dan menulis. Dalam kegiatannya, siswa pembelajaran yang telah dilaksanakan.
mengikuti serangkaian pengajaran guru, praktik 6. Provide recognition
dalam kelompok, pra-penilaian tim dan kuis. Indikator memberikan pengakuan atau
e. Tim Accelerated Instruction (Percepatan penghargaan. Tingkah laku pendidik
Pengajaran Tim). memberikan penghargaan individual atau
Model ini menggabungkan pembelajaran kelompok baik berupa ucapan maupun hadiah.
kooperatif dengan pengajaran individual. Analisis manfaat model pembelajaran
Karena dalam TAI, para siswa belajar pada kooperatif. Lie (2004) mengatakan di dalam
tingkat kemampuan sendiri-sendiri. Selain itu, pembelajaran kooperatif terdapat elemen-
38 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

elemen yang berkaitan, yaitu: (1) saling komunikasi guru dengan peserta didik, interaksi
ketergantungan positif, (2) interaksi tatap muka, dan komuniksasi antara peserta didik dengan
(3) akuntabilitas individual, dan (4) peserta didik. Fungsi dalam tujuan pengajaran
keterampilan menjalin hubungan antar pribadi. kooperatif salah satunya, yaitu menjadi titik
Dari kajian elemen-elemen yang di atas sentral perhatian dan pedoman dalam
pertama, pembelajaran kooperatif guru melaksanakan aktivitan atau interaksi belajar
menciptakan suasana yang mendorong agar mengajar. Interaksi terdiri dari kata inter (antar),
siswa merasa saling membutuhkan. Kedua, dan aksi (tingkah). Jadi, interaksi adalah
interaksi tatap muka memaksa siswa saling kegiatan yang saling berbalik. Dari segi
bertatap muka sehingga mereka akan terminologi “interaksi” berarti hal saling
berdialog. Ketiga, dimaksud dari akuntabilitas melakukan aksi; berhubungan; mempengaruhi;
individual adalah pem- belajaran kooperatif antar hubungan. Interaksi akan selalu
merupakan penilaian kelompok yang bersangkutan dengan istilah komunikasi atau
didasarkan pada rata-rata penguasaan semua hubungan.
anggota secara individual. Keempat, Hasil analisis kami mengenai manfaat
pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada metode pembelajaran kooperatif bahwa model
peserta didik keterampilan sosial dalam pembelajaran kooperatif ini meningkatkan
menjalin hubungan antar siswa. aktifitas belajar, dimana berdasarkan penelitian
Johnson and Roger (2002) me- yang dilakukan oleh Muhammad Tommy Fimi
nyebutkan ada 4 unsur dalam model Putra, Arianti, dan Elbadiansyah di sekolah
pembelajaran kooperatif, yaitu (1) positive Dasar Negeri 1 (SDN 1) Ujoh Bilang Kelas VI
interdependence (saling ketergangtungan dengan model Pembelajaran Kooperatif
positif), (2) personal responsibility (tang- gung membuktikan bahwa mempengaruhi sebesar
jawab perorangan), (3) face to face promotive 90% yang tuntas dan Siklus II sebesar 100%
interaction (interaksi promotif) dan (4) hal ini berarti kenaikan ketuntasan dalam
interpersonal skill ( kemahiran komunikasi antar belajar hanya berkisar sebesar 10% yang
anggota/keterampilan). Empat unsur ini berarti dalam model Pembelajaran Kooperatif
menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif perserta didik sangat tepat untuk di terapkan.
memberikan pertanggung- jawaban kelompok, Model pembelajaran kooperatif dalam
tanggung jawab individu, meningkatkan pembelajaran IPS. Ilmu Pengetahuan Sosial di
interaksi dan komunikasi antarindividu dan Sekolah Dasar menurut Suhanadji dan
grup. Waspodo (2003:1) adalah mata pelajaran yang
Suprijono (2006) menyebutkan ada tiga mempelajari manusia dalam semua aspek
tujuan pembelajaran kooperatif antara lain (1) kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat.
meningkatkan hasil belajar akademik, (2) Tantangan yang akan dihadapi siswa sebagai
penerimaan terhadap keragaman, (3) warga negara di masa depan menghendaki
pengembangan keteram- pilan sosial. pengajaran IPS yang berkualitas. Menurut
Pembelajaran kooperatif bukan hanya sekedar Trianto (2007: 124) IPS merupakan integrasi
bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dari beberapa cabang ilmu-ilmu sosial seperti
dalam tugas – tugas, melaikan juga lebih dari sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
itu. Pembelajaran kooperatif mengajarkan hukum, dan budaya.
kepada siswa keterampilan kerja sama dan Tujuan pengajaran IPS seperti yang
kolaborasi untuk saling berinteraksi dengan dikemukakan oleh Suhanadji dan Waspodo
teman yang lain. (2003:7) yaitu “untuk membentuk dan
Banyak sumber yang telah menyatakan mengembangkan pribadi warga negara yang
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan baik (good citizen)”. Sedangkan tujuan khusus
interaksi dan komunikasi antara pendidik dan Ilmu Pengetahuan Sosial dapat dikelompokkan
peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran menjadi 4 (empat) komponen : (a) Memberikan
kooperatif sangat erat hubungannya dengan kepada siswa pengetahuan (knowledge)
interaksi dan komunikasi, baik interaksi dan tentang pengalaman manusia dalam kehidupan
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENINGKATAN 39
MUTU HASIL BELAJAR IPS
Fani Marlina Sari1, Mellyza Azzara2, dan Nora Wyrentia Suhaili3

masyarakat pada masa lalu, masa sekarang, sesuai dengan target yang diharapkan yaitu ≥
dan masa depan. (b) Menolong siswa untuk 80 % dan hasil belajar siswa mengalami
mengembangkan keterampilan (skills) untuk peningkatan selama 3 siklus. Hal ini
mencari, mengolah, dan memproses informasi. ditunjukkan bahwa observasi awal ketuntasan
(c) Menolong siswa untuk mengembangkan klasikal hasil belajar siswa hanya 43,75%,
sikap (value) demokrasi dalam kehidupan mengalami peningkatan di siklus I menjadi
masyarakat. (d) Menyediakan kesempatan 59,38%, pada siklus II mencapai hasil 78,13%,
pada siswa untuk mengambil bagian atau dan siklus III mencapai hasil 93,75%. Hasil tes
berperan serta dalam kehidupan sosial (social menunjukkan semakin meratanya siswa yang
participation). mencapai skor Kriteria Ketuntasan Minimal
Model pembelajaran kooperatif dalam (KKM) yang telah ditentukan ≥ 70. Persentase
pembelajaran IPS di desain untuk ketuntasan klasikal hasil belajar siswa
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa mengalami peningkatan sesuai target yaitu ≥
secara mandiri juga dituntut saling 80%.
ketergantungan yang positif (saling memberi Berdasarkan hasil analisis data kualitatif
tahu) terhadap teman satu kelompoknya. tersebut menyatakan bahwa pembelajaran
Selanjutnya di akhir pembelajaran, siswa diberi kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar
soal secara individu yang mencakup semua peserta didik disekolah dasar, sehingga
materi yang telah dibahas. Kunci model mendapatkan ketuntasan dalam pembelajaran
pembelajaran kooperatif pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
IPS adalah interpedensi setiap siswa terhadap
anggota tim yang memberikan informasi yang PENUTUP
diperlukan dengan tujuan agar siswa dapat
mengerjakan soal dengan tepat. Berdasarkan hasil penelitian yang
Berdasarkan hasil analisis data dan diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa
pembahasan dalam penelitian yang dilakukan penerapan model pembelajaran Kooperatif
oleh Maria Kristiana yang dilaksanakan di SDN dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan
Dukuh KupangV / 534 Surabaya. Subjek mutu hasil belajar Peserta didik di sekolah
penelitian adalah siswa kelas V berjumlah 32 dasar. Hal ini dibuktikan dengan hasil aktivitas
siswa. Penelitian ini yakni Penelitian Tindakan guru dan siswa serta hasil belajar siswa dalam
Kelas (PTK). Dasar pelaksanaan penelitian ini pembelajaran IPS dengan menerapkan model
adalah perbaikan, baik terhadap proses pembelajaran Kooperatif terjadi kenaikan.
maupun hasil. Perbaikan proses dilakukan Siswa menjadi lebih semangat dan aktif saat
dengan tindakan, yaitu memberikan perlakuan proses pembelajaran.
terhadap kelas terpilih di SD yang akan diteliti Uraian peningkatan dapat dilihat dari
dengan menerapkan model pembelajaran setiap siklus. Pada siklus I aktivitas mengajar
kooperatif sebagai upaya memperbaiki aktivitas guru dan siswa berada pada kategori cukup
guru dan aktifitas siswa dalam proses mengalami peningkatan di siklus II menjadi
pembelajaran , sehingga pada akhirnya dapat baik. Dan pada siklus III siswa mengalami
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata peningkatan yang sangat baik. Hasil belajar
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bagi siswa pada siklus I belum berhasil mencapai
siswa kelas V SDN Dukuh Kupang V/534 ketuntasan klasikal siswa yang ditentukan dan
Surabaya. ,maka dapat disimpulkan bahwa berada pada kategori kurang, sedangkan pada
Dengan diterapkannya model pembelajaran siklus II hasil belajar siswa sudah meningkat,
kooperatif aktivitas siswa mengalami hal itu dilihat dari nilai rata-rata yang mengalami
peningkatan. Hal ini dibuktikan dari hasil peningkatan dan berada pada kategori baik.
persentase aktivitas siswa siklus I sebesar Dan hasil belajar pada siklus III siswa sudah
61%, menjadi 76% pada siklus II, dan melebihi ketuntasan yang ditetapkan pendidik.
mencapai 89% di siklus III. Hasil tersebut sudah Sehubung dengan kesimpulan
40 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

penelitian di atas, maka diajukan saran sebagai Hasanah, Z. (2021). Model Pembelajaran Kooperatif
berikut: Dalam Menumbuhkan Keaktifan Belajar
Siswa. Irsyaduna: Jurnal Studi
1. Kepala sekolah hendaknya selalu
Kemahasiswaaan, 1(1), 1-13.
memberikan pembinaan dan pengawasan
Hidayati, Mujinem, & Anwar Senen. (2008).
terhadap pelaksanaan tugas mengajar Pengembangan Pendidikan IPS SD.
guru, di antaranya dalam penggunaan Yogyakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
model pembelajaran. Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
2. Guru kelas, agar dapat menggunakan Isjoni. (2010). Coopertive Learning. Bandung:
model pembelajaran Kooperatif dalam Alfabeta
Kristiana, M. (2014). Penggunaan Model
proses belajar mengajar pada
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada
pembelajaran IPS sehingga siswa dapat Mata Pelajaran IPS Untuk Peningkatan
aktif dalam pembelajaran, karena model Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN
ini dapat memotivasi siswa untuk belajar, Dukuh Kupang V/534 Surabaya (Doctoral
serta dapat membantu siswa memahami dissertation, State University of Surabaya).
materi pelajaran. Nasution, M. K. (2018). Penggunaan metode
pembelajaran dalam peningkatan hasil
3. Siswa, penerapan model pembelajaran
belajar siswa. Studia Didaktika, 11(01), 9-
Kooperatif dapat memberikan kesempatan 16.
kepada mereka untuk aktif dalam Nazar, M. (2017). Peningkatan motivasi belajar
kegiatanpembelajaran. siswa melalui penerapan model
4. Peneliti yang ingin melakukan penelitian pembelajaran kooperatif tipe number head
yang sama hendaknya hasil penelitian ini together (nht) pada mata pelajaran ips kelas
iii mi miftahul falah Jakarta Selatan
dapat dijadikan sebagai panduan, dimana
(Bachelor's thesis, UIN Syarif Hidayatullah
kekurangan-kekurangan dan kelebihan- Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
kelebihan yang terdapat pada penelitian Keguruan, 2017).
ini dapat dijadikan sebagai bahan refleksi Nur, G. D. L. (2014). Pembelajaran Vokal Grup
demi penyempurnaan penelitian di masa- Dalam Kegiatan Pengembangan Diri Di
masa berikutnya. Smp Negeri 1 Panumbangan Ciamis
(Doctoral dissertation, Universitas
Pendidikan Indonesia).
REFERENCES
Putra, M. T. F., Arianti, A., & Elbadiansyah, E.
(2019). Analisis Penerapan Model Dan
Agus Suprijono. (2009). Cooperative Learning (Teori
Metode Pembelajaran Tepat Guna Pada
dan Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta:
Daerah 3t (Terdepan, Terpencil Dan
Pustaka Pelajar.
Tertinggal) Di Kabupaten Mahakam Ulu.
Etin Solihatin & Raharjo. (2009). Cooperative
Sebatik, 23(2), 317-323.
Learning Analisis Pembelajaran IPS.
Rahmawati, B. F., & Zidni, Z. (2019). Identifikasi
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Permasalahan-Permasalahan dalam
Evitasari, M. (2019). Model Pembelajaran
Pembelajaran IPS. Fajar Historia: Jurnal
Contexstual Teaching And Learning (Ctl)
Ilmu Sejarah dan Pendidikan, 3(1), 1-10.
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Suprijono, Agus. 2006 . Cooperative Learning ( Teori
Islam (PAI) Untuk Meningkatkan
& Aplikasi PAIKEM ).
Profesionalisme Guru Di SDN
TEGALOMBO I (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Ponorogo).
Fauziah, I. (2017). Penggunaan Model
Pembelajaran Discovery Learning Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iv
Pada Subtema Keragaman Suku Bangsa
Dan Agama Di Negeriku (Penelitian
Tindakan Kelas Pada Sub Tema
Keragaman Suku Bansa dan Agama Di
Negeriku Kelas IV SDN Bhinangkit
Kabupaten Subang Tahun Ajaran
2016/2017) (Doctoral dissertation, FKIP
Unpas).
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI METODE


BERMAIN DI PAUD

Inarotul Wahdiyah*
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
* E-mail: inarotulwahdiyah02@mail.com

Abstrak
Pendidikan karakter sangat penting untuk diajarkan kepada anak sejak usia dini, agar penanaman moral yang
terkandung dalam pendidikan karakter tersebut bisa diterapkan dan menjadi pedoman hidup manusia. Metode
yang digunakan dalam paper ini adalah studi literatur. Tujuan pendidikan karakter pula sebagai benteng
pertahanan manusia untuk menghadapi tantangan teknologi dan perubahan zaman yang terus terjadi semakin
cepat, selain itu pendidikan karakter juga ditujukan untuk anak bisa berprilaku yang baik dan melakukan hal positif
serta bisamenghndari hal negative. Untuk mendukung pendidikan karakter pada anak usia dini, diperlukan metode
ajar yang teapt dan bisa cepat dierima oleh anak, salah satunya menggunakan metode bermain. Metode bermain
sendiri ada banyak macamnya, dari jenisnya dapat dibedakan menjadi 2 kegiatan yaitu: bermain aktif dan bermain
pasif.

Kata kunci: Pendidikan Karakter, Anak Usia Dini, Metode Bermain.

Abstract
Character education is very important to be taught to children from an early age, so that the moral cultivation
contained in character education can be applied and become a guideline for human life. The method used in this
paper is the study of literature. The purpose of character education is also as a bulwark of human defense to face
technological challenges and changing times that continue to occur faster, besides that character education is also
intended for children to behave well and do positive things and can avoid negative things. To support character
education in early childhood, a teapt teaching method is needed and can be quickly rhymed by children, one of
which is using the play method. The method of playing itself there are many kinds, of its kind can be divided into
2 activities, namely: active play and passive play.

Keywords: Character Education, Early Childhood, Playing Methods

PENDAHULUAN bukanlah hanya tugas orang tua saja, tetapi


Pendidikan karakter selalu menjadi sekolah dan lingkungan menjadi sangat
pembahasan menarik dikalangan masyarakat berpengaruh untuk membentuk seorang anak
umum. Hal ini dikarenakan terus meningkatnya dengan karakter yang positif. Pada anak usia
angka kejahatan da pergaulan bebas dini pendidikan karakter didukung dengan
dikalangan anak usia dini sampai usia remaja adanya program pembelajaran Pendidikan
yang disebabkan kurangnya nilai pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD sendiri didirikan
karakter sejak usia dini yang dimana itu untuk mempersiapkan anak didik melanjutkan
menjadi tanggung jawab bersama dalam ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, PAUD
membentuk karakter seorang anak. merupakan suatu bentuk penyelenggaraan
Pendidikan karakter sangat penting pendidikan yang memfokuskan pada
untuk dipelajari oleh anak sejak dini, agar pertumbuhan dan perkembangan fisik,
penanaman moral yang terkandung dalam kecerdasan, sosio emosional, komunikasi dan
pendidikan karakter tersebut bisa diterapkan bahasa.
dan menjadi pedoman hidup manusia, serta Berdasarkan hasil penelitian Osbon,
menjadi pertahanan yang kuat dalam White, dan Bloom (2004), di bidang Neurologi,
menghadapi dampak negative dari tantangan “ditemukan fakta bahwa perkembangan
perkembangan zaman dan teknologi. kecerdasan anak mencapai 50 % pada usia 0-
Membentuk karakter seorang anak 4 tahun, 80 % pada usia 4-8 tahun, dan 100 %
42 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

pada usia 8-18 tahun. Sedangkan tata cara pembelajaran yang digunakan oleh
pertumbuhan fisik anak usia 0 tahun mencapai pembimbing dan upaya bela alat peraga atau
25 %, 6 tahun mencapai 90 %, dan 12 tahun fasilitas yang bisa merabut ketertarikan dan
mencapai 100 %.” Sebab itu, usia anak sejak ambisi belajar anak didik merupakan
dini adalah waktu yang sangat pas bagi komponen yang berlaku terus dalam usaha
perkembangan hidup anak dikemudian hari. edukasi. Dalam hal ini ketelitian tata cara,
Pendidikan kanak-kanak sejak dini fasilitas dan ambisi yang tinggi akan
menerima stimulasi bilang peluasan enam segi meningkatkan ikhtiar pencapaian dan
perputaran yang kedapatan hadirat kanak- pengertian terhadap subjek edukasi tersebut.
kanak yang tergabung bagian dalam Sebuah tempat pendidikan yang
pembelajaran sekolah PAUD. Diantaranya membentuk karakter anak disebut Pendidikan
segi yang bekerja kehendak peluasan yaitu Anak Usia Dini (PAUD). Slogan “ Belajar sambil
segi etika dan ideal-ideal agama. Aspek etika bermain, bermain seraya belajar” sebuah
menangkap hadirat segi acara keagamaan, prinsip yang digunakan di PAUD. Dengan
ideal, dan sopan santun kanak-kanak. Karakter menerapkan metode bermain, anak-anak juga
yang akan dibahas lebih hanyut dihubungkan bisa sambil belajar.
pakai sopan santun kaum yang dikembangka Sebelumnya sudah banyak kajian
hadirat kanak-kanak sejak pagi-pagi agar tentang metode pembelajaran pada anak usia
bekerja kebiasaan yang menyelap hadirat dini ini, beberapanya banyak membahas
gairah kanak-kanak. Dalam memberikan tentang bagaimana penerapan media
edukasi yang akan dikembangkan, diutamakan pembelajaran permainan tradisional maupun
dalam hal sopan santun yang baik bekerja dengan media puzzle. Tapi dalam hal ini
dengan garis besar kanak-kanak, digunakan membahas tentang bagaimana berbagai
petunjuk yang sesuai. Penyampaian peraturan macam metode bermain tersebut dan
yang cocok akan dapat mewujudkan orientasi pengaruhnya untuk membangun karakter anak
seumpama sopan santun terhadap sopan sejak dini.
santun yang akan ditanamkan. Karakter akan
bekerja gairah kanak-kanak, jika bagian dalam METODE PENELITIAN
penyampaiannya menyenangkandan
mencabar menjelang dipelajari bilang kanak- Metode yang dipakai untuk pembahasan
kanak, tunduk infak dugaan maupun hadirat ini yaitu studi literatur. Penulis membuat topik
penghijauan kelakuan laku. apa saja yang akan dibahas dalam penelitian
Proses pendidikan yang sangat penting dengan mengumpulkan beberapa referensi
pada taraf hidup manusia adalah pada saat yang sesuai dengan topik. Adapun beberapa
usia dini. Pengalaman yang didapaatkan referensi ysng dipakai yaitu dari jurnal serta
anak berasal dari lingkungan mencakup buku yang berkaitan dengan pendidikan
stimulasi yang dibentuk oleh individu di karakter, metode bermain dan PAUD. Penulis
sekitarnya, dapat berpengaruh pada keaktifan melakukan analisa dari berbagai referensi
anak yang akan datang. Oleh sebab itu tersebut untuk mengkaji pendidikan karakter
dibutuhkan usaha yang dapat memnuhi pada anak usia dini dalam lingkup metode
fasilitas anak dalam pertumbuhannya berupa bermain yang digunakan oleh Pendidikan Usia
kegiatan pendidikan dan edukasi yang sesuai dini (PAUD).
umur keperluan dan keinginan anak. Dalam
rentang kehidupan rentang awal inilah pondasi HASIL DAN PEMBAHASAN
berpokok keaktifan seorag individu dibangun.
PENDIDIKAN KARAKTER
Kemampuan emosional, fisik, kognitif, sosial
Kata budi pekerti sangat tidak asing
dan bahasa anak berkembang dengan
didengar oleh kalangan umum. Dalam acara
cepat, sehingga masa ini disebut seperti
sehari-budi pekerti sangat tidak asing didengar
pakai istilah “Golden Age” atau “Masa-Masa
oleh kalangan umum. Sudaryanti (2012) bagian
Emas” dalam kehidupan individu.
dalam tesaurus draf tonjolan Indonesia, ”budi
Agar kanak-kanak menggapai
pekerti diartikan seumpama peraturan-
perkembangan yang optimal oleh karena itu
peraturan kejiwaan, akhlak, atau renungan
PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERMAIN DI PAUD 43
Inarotul Wahdiyah

pekerti. Karakter juga bisa diartikan seumpama Tahap pendirian karakter dimulai dengan
tabiat, yaitu karakter atau korenah yang selalu situasi diri orang tua serupa teladan yang
di bikin atau kebiasaan.” Dalam Slamet mempunyai dampak sebagai menjadi
Suyanto (2012) “budi pekerti diartikan pemimpin, panutan, dan diidolakan atau
seumpama pandangan hidup-pandangan dicontoh anak-anak. Sifat serta kebiasaan
hidup, sikap, dan tata krama yang bisa orang tua sehari-hari menjadikan pelajaran
berjawab oleh publik format, sebagai etis, karakter yang permanen berkelanjutan dalam
demokratis, hormat, bertanggung jawab, bisa petualangan umur anak.
dipercaya, adil dan fair, kintil peduli, yang Pendidikan karakter ini pada dasarnya
berpangkal terbit pandangan hidup-pandangan dibentuk untuk menanamkan pemahaman
hidup kemasyarakatan, haluan negara, dan tentang berprilaku baik sesuai dengan norma
kewarganegaraan, pandangan hidup- yang ada untuk mengetahui mana prilaku yang
pandangan hidup kultur bangsa, agama, dan benar dan yang salah.
bani yang berjawab oleh publik Indonesia Menurut Rukiyanto mengatakan jika
secara format sehingga tidak memunculkan “perkembangan intelektual sudah seyogyanya
konlfik. (Darmiyati Zuchdi, dkk.2015).” diiringi dengan pendidikan karakter yang
Menurut Asmani dalam (Ary Kristiyani, dilakukan sejak usia dini.” dikarenakan hadirat
2014: 253-254) untuk nilai-nilai sila bisa awalnya manusia tidak lebih semata-mata
dikelompokkan jadi lima nilai, yaitu: mempunyai bekal edukasi dalam perkara
Nilai karakter yang berkaitan dengan pemikir saja tetapi ia juga harus bisa edukasi
Tuhan, yaitu: prilaku individu diusahakan selalu dari aspek agama dan moralnya. Anak didik
berlandasan pada nilai-nilai keimanan atau yang memadukan pelajaran susila dalam
aliran agama, pikiran, dan perkataan. sepanjang hidupnya akan mempunyai
Nilai karakter yang berkaitan dengan kepribadian baik sehingga mempunyai
raga sendiri, serupa: jujur, bertanggung jawab, kesetimbangan antara daya pikir pemikir dan
kehidupan sehat, patuh, kerja keras, yakin daya pikir emosinya.
raga, berjiwa wirausaha, bergerak Pendidikan karakter yang diterapkan sejak
logis,swatantra. kanak-kanak umur dini sapat menjadikan
Nilai karakter berkaitan dengan seorang individu yang mempunyai kebolehan
sesama, yaitu sadar akan kepunyaan dan untuk bisa menangani emosinya dengan baik
tanggung jawab diri dan kelompok lain, sehingga menjadi orang yang lebih sedia untuk
mempelajari etika-etika sosial, mampu berlomba dengan tantangan di era depan.
berempati dan belas kasihan untuk manusia
lainnya. METODE BERMAIN
Nilai karakter berkaitan dengan Ada beberapa metode yang dapat
semesta, yaitu bergandengan dengan diterapkan pada pembelajaran anak usia dini,
perhatian terhadap sosial dan semesta Menurut penjelasan dari Depdikbud pada tahun
contohnya memelihara lingkungan serta tidak 1998, Sabil Risaldy (2014: 30-32) serta
merusaknya. Direktorat PAUD tahun 2001 menerangkan
Nilai kebangsaan, yaitu berkaitan beberapa metode pembelajaran yang dapat
dengan mencantumkan keefektifan bangsa dan dilakukan di antaranya yaitu:
negara di atas kepentingan individu dan
kelompok. Nilai karakter serupa patriot dan 1. Bercerita
menghargai keberagaman Bercerita yaitu menceritakan atau
Nana Prasetyo (2011: 8-14) membacakan cerita yang memiliki nilai-nilai
menjelaskan bahwa “ada dua faktor yang pendidikan. Melalui cerita imajinasi anak
mempengaruhi pembantukan karakter, yaitu dapat ditingkatkan. Bercerita dapat
bawaan dari dalam diri anak dan pandangan dibarengi dengan gambar maupun dalam
anak terhadap dunia yang dimilikinya, seperti bentuk lainnya seperti panggung boneka.
pengetahuan, pengalaman, prinsip-prinsip Dalam bercerita penanaman pendidikan
moral yang diterima, bimbingan, pengarahan karakter yang diperoleh adalah gemar
dan interaksi (hubungan) orang tua anak”. membaca serta meningkatnya rasa ingin
44 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

tahu anak didik. Cerita sebaiknya diberikan 6. Pemberian Tugas


secara menarik dan membuka kesempatan Pemberian tugas adalah metode yang
bagi anak untuk bertanya dan memberikan menyerahkan peluang untuk kanak-kanak
tanggapan setelah cerita selesai. Cerita menjelang melaksanakan tugas
tersebut akan lebih bermanfaat juka berlandasan instruksi langsung yang telah
dilaksanakan sesuai dengan minat, dipersiapkan sehingga kanak-kanak bisa
kemampuan dan kebutuhan anak. menempuh secara konkret dan melakukan
penugasan dengan tuntas. Tugas bisa
2. Bernyanyi diberikan secara berbaur ataupun
Bernyanyi yaitu kegiatan yang individual.
melagukan pesan-pesan yang
mengandung unsur edukasi. Dengan 7. Latihan
bernyanyi nilai pendidikan karakter yang Kegiatan yang dilakukan agar melatih
terkandung yaitu seorang anak bisa anak untuk bisa menguasai kemampuan
terbawa kearah situasi yang sentimental psikomotorik yang menuntut koordinasi
seperti gembira dan sedih. Rasa estetika antara otak dan otot-otot mata disebut
juga bisa timbul dalam diri anak dalam latihan. Latihan diberikan tepat dengan
metode bernyanyi ini. langkah-langkah secara bertahap.

3. Berdarmawisata Dari berbagai metode edukasi anak usia


Darmawisata yaitu melakukan dini, metode bermain lebih sering digunakan
kunjungan secara lanjut ke berbagai oleh pendidik karena selain membuat kondisi
obyek-objek yang sepikiran dengan bahan ruang kelas yang menjadi aktif, metode ini juga
kesibukan yang sedang dikaji di lingkungan terbukti memberikan dampak pembentukan
perkembangan anak. Kegiatan itu karakter analk dan peningkatan kecerdasan
dilakukan di bagian luar ruangan terutama anak yang cukup signifikan. Dimana saat
untuk, mendengar, melihat, merasakan, bermain anak bisa langsung mempraktekan
mengalami langsung berbagai suasana apa yang ia pelajari dan dapat menerapkan
atau kejadian dilingkungannya. Hal ini bisa pendidikan karakter yang sudah dipelajari.
diwujudkan sela lain melewati darmawisata Metode ini menjadi salah satu metode yang
ke pasar, sawah, pantai, kebun, dan yang membantu para pendidik dalam
lainnya. memberikan pembelajaran pada anak usia dini.
Ada dua tipe dan jenis kegiatan bermain
4. Bermain Peran anak usia dini, yaitu:
Bermain peran yaitu pertunjukan yang A. Bermain Aktif
dilakukan untuk menyandang tokoh, Anak melakukan kegiatan gerakan yang
benda, dan peran terbatas seputar anak. berkaitan dengan segala anggota badannya
Bermain peran adalah agenda mengikuti dalam bermain aktif. Adapun jenis permainan
perilaku individu lainnya. Dengan bermain yang dapat dilakukan diantarnya:
peran, kebiasaan dan kegemaran kanak-
kanak kepada menggandakan akan 1. Tactile Play
terlampiaskan serta bisa meluaskan daya Kegiatan bermain yang
khayal (imajinasi) dan pendalaman memperkuatkan kemahiran jari jemari
terhadap sosok agenda yang kanak-kanak turut membantu kanak-
dilaksanakan. kanak mendeteksi bumi sekitarnya melalui
perlengkapan perabaan dan
5. Peragaan/Demonstrasi.
penglihatnnya. Pendidikan karakter yang
Peragaan merupakan agenda dimana
tertuang dalam permainan ini adalah
kekuatan tutor/pembimbing menyerahkan
seorang anak dibiarkan mengembangkan
contoh lebih dulu, nanti ditirukan anak-
kreatifitasnya dalam mengenal bentuk
anak. Peragaan ini sepikiran kepada
serta sentuhan ketika bermain Tactile
membimbing kemahiran dan yang
Play, selain kreatifitas pendidikan karakter
berkeinginan contoh yang benar.
yang ada pada permainan ini adalah
PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERMAIN DI PAUD 45
Inarotul Wahdiyah

seorang anak akan lebih peka terhadap 6. Play Games


lingkungannya, anak akan semakin Permainan yang dilakukan
mengenal berbagai bentuk dan zat pada menurut aturan tertentu dan bersifat
benda-benda Tactile Play. kompetisi/ persaingan. Pada permainan
2. Functional Play karakter ini hal yang bisa di pelajari yaitu
Bermain Fungsional/Functional sikap jujur, disiplin, kerja keras dan
Play adalah “kegiatan bermain yang menghargai prestasi orang lain saat
melibatkan panca indera dan kemampuan seorang anak tidak mendapatkan predikat
gerakan motorik dalam rangka juara.
mengembangkan aspek motorik anak.”
(Charlotte Buhler). Dalam permainan ini B. Bermain Pasif
pendidikan karakter yang terkandung yaitu Kegiatan bermain pasif tidak merembet
bersahabat dan komunikatif, rasa berlebihan aktivitas badan kanak-kanak,
tanggung jawab, dan disiplin. Dalam tetapi semata-mata merembet separuh
permainan ini seorang anak usia dini indera saja terutama pendengaran dan
sudah bisa berinteraksi dengan orang lain penglihatan.
dan mampu mampu melakukan uji coba Receptive Play adalah salah satu
dengan bahan-bahan disekitar dan contoh permainan dalam bermain pasif,
mampu mematuhi peraturan dalam yaitu permainan kanak-kanak yang dapat
sebuah permainan. meyakini kesan-kesan yang membentuk
3. Constructive Play dirinya sendiri bekerja aktif (bukan tubuh
Permainan ini mengatas yang aktif) menelusuri mendengarkan dan
utamakan anak agar dapat membentuk mengerti apa yang di dengar dan dilihat.
atau membangun sebuah bangunan Pada permaianan ini sikap dasar keingin
dengan media balok, lego dan lainnya. tahu yang tinggi berperan salah satu
Dengan cara seperti ini anak dapat pendidikan karakter yang ada
mengembangan aspek kognitif
(memperhatikan dan membentuknya), PENUTUP
motorik (koordinasi antara mata dan Dari pembahasan diatas dapat
tangan), sosial emosional (dengan telaten disimpulkan bahwasannya pendidikan karakter
dan sabar). Dalam permainan ini pada anak usia dini sangat diutamakan, karena
pendidikan karakter yang terkadung yaitu sifat dan sikap anak dapat dinilai dari seberapa
seorang anak diajarkan untuk kreatif dalam ia memahami pendidikan karakter itu.
dalam menyusun bentuk bangunan Tujuan pendidikan karakter pula sebagai
dengan media yang ada tersebut. benteng pertahanan manusia untuk
4. Creative Play menghadapi tantangan teknologi dan
Permainan yang memungkinkan perubahan zaman yang terus terjadi semakin
anak menciptakan berbagai kreasi dari cepat, selain itu pendidikan karakter juga
imajinasinya sendiri. Penilaian karakter ditujukan untuk anak bisa berprilaku yang baik
yang terkandung dalam permainan ini dan melakukan hal positif serta
yaitu meningkatkan rasa kreatifitas dan bisamenghndari hal negative. Untuk
rasa ingin tahu anak didik. mendukung pendidikan karakter pada anak
5. Symbolic /Dramatic Play usia dini, diperlukan metode ajar yang teapt
Permainan dimana anak dan bisa cepat dierima oleh anak, salah
memegang suatu peran tertentu dab satunya menggunakan metode bermain.
berunteraksi dengan orang lain. Metode bermain sendiri ada banyak
contohnya dalam bermain peran tentang macamnya, dari jenisnya dapat dibedakan
bagaimana cara adab berbicara kepada menjadi 2 kegiatan yaitu: bermain aktif dan
orang tua. Pada permainan ini pendidikan bermain pasif.
karakter yang terkandung yaitu Bermain aktif ini memilliki banyak
bersahabat dan komunikatif, mandiri, permaianan yang mendukung pendidikan
toleransi dsb. karakter anak diantaranya yaitu: (1). Tactile
46 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Play yaitu: pendidikan karakter yang ada pada Siliwangi, I. K. I. P. (2018). PENINGKATAN
permainan ini adalah seorang anak akan lebih KECERDASAN SPIRITUAL MELALUI
peka terhadap lingkungannya, anak akan METODE ROLE PLAYING UNTUK ANAK
USIA DINI. CERIA (Cerdas Energik
semakin mengenal berbagai bentuk dan zat
Responsif Inovatif Adaptif), 1(3), 37-41.
pada benda-benda Tactile Play serta dapat
Badiah, U. K. R., Elshap, D. S.,
mengembangkan kreatifitas anak.(2). AlbidayahCangkorah, R. A., No, J. R. B., &
Functional play, dalam permainan ini Siliwangi, I. K. I. P. (2018). PENINGKATAN
pendidikan karakter yang terkandung yaitu KECERDASAN SPIRITUAL MELALUI
bersahabat dan komunikatif, rasa tanggung METODE ROLE PLAYING UNTUK ANAK
jawab, dan disiplin. (3). Constructive Play, USIA DINI.
pendidikan karakter yang terkadung yaitu Carmanah, C., & Juherna, E. (2017). Peningkatan
seorang anak diajarkan untuk kreatif dalam Kecerdasan Interpersonal Anak Usia Dini
melalui Permainan Tradisional Kucing dan
menyusun bentuk bangunan dengan media
Tikus. Jurnal Pelita PAUD, 2(1), 34-50.
yang ada tersebut. (4). Creative Play, Penilaian
CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif),
karakter yang terkandung dalam permainan ini 1(3), 37-41.
yaitu meningkatkan rasa kreatifitas dan rasa Darmawan, D., Sasmita, K., Rosmilawati, I., &
ingin tahu anak didik. Hidayatullah, H. Pengembangan Pendidikan
(5). Symbolic /Dramatic Play, pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah-
karakter yang terkandung yaitu bersahabat dan Komunitas Pada Satuan Pendidikan
komunikatif, mandiri, toleransi dsb. (6). Play Nonformal. In Prosiding Seminar Nasional &
Games, permainan karakter ini hal yang bisa di Temu Kolegial Jurusan PLS Se-Indonesia
(pp. 10-16).
pelajari yaitu sikap jujur, disiplin, kerja keras
Darmiyati Zuchdi, dkk. 2015. Pendidikan Karakter
dan menghargai prestasi.
Konsep Dasar dan Implementasi di
Untuk bermain pasif sendiri penilaian Perguruan Tinggi. Yogyakarta: UNY Press
pendidikan karakter yang terdapat dalam Hidayah, A. N. (2013). Peningkatan Kecerdasan
permainnya yaitu keingin tahuan yang tinggi. Spiritual Melalui Metode Bermain Peran Pada
biasanya permainan yang dilakukan yaitu Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Usia Dini,
Receptive Play. 7(1), 85-108.
Haryati, N. A., & Sundari, S. H. (2013). Upaya
REFERENCES Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak
Usia Dini Melalui Metode Out Bond Di
Anita, A., Risyak, B., & Surahman, M. (2015). Kelompok Bermain Putra Bangsa Pasungan,
Implementasi bermain balok unit dalam Ceper, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013
meningkatkan kecerdasan visual spasial (Doctoral dissertation, Universitas
anak usia dini. Jurnal Pendidikan Anak, 1(6). Muhammadiyah Surakarta).
Andriani, T. (2012). Permainan tradisional dalam Haryani, C., Wadin, W., & Sofino, S. (2014).
membentuk karakter anak usia dini. Sosial Penerapan metode bermain dengan media
Budaya, 9(1), 121-136. playdough dalam meningkatkan kemampuan
Anggraini, R. (2017). Upaya meningkatkan mengenal konsep bilangan dan lambang
kecerdasan interpersonal anak melalui bilangan pada anak usia dini (Doctoral
metode bermain peran pada anak kelompok dissertation, Universitas Bengkulu).
B TK Mutiara Bangsaku Langkapura Bandar Junaidi, S., & Nugroho, I. H. (2014). Permainan
Lampung (Doctoral dissertation, UIN Raden Tradisional “Betengan” sebagai Metode
Intan Lampung). Permainan untuk Pengembangan
Anggraini, W., & Putri, A. D. (2019). Penerapan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini.
metode bermain peran (role playing) dalam Nusantara of Research: Jurnal Hasil-hasil
mengembangkan kognitif anak usia 5-6 Penelitian Universitas Nusantara PGRI
tahun. JECED: Journal of Early Kediri, 1(1).
Ary Kristiyani. 2014. Implementasi Pendidikan Juniarti, F., Jumiatin, D., & Ariyanto, A. A. (2019).
Karakter Pada Pembelajaran Bahasa Di PG- Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal
TPA Alam Uswatun Khasanah Sleman melalui Metode Bermain Peran Pada Anak
Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Karakter, Usia Dini di RA Al Hidayah Bandung. CERIA
Tahun IV, Nomor 3 Oktober 2014. (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif),
Badiah, U. K. R., Elshap, D. S., 1(5), 1-6.
AlbidayahCangkorah, R. A., No, J. R. B., & Khamidah, K. (2012). Meningkatkan Kecerdasan
PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERMAIN DI PAUD 47
Inarotul Wahdiyah

Kinestetik Melalui Permainan Menangkap Implementasi penggunaan simulasi phET


Bola Memantul Pada Anak Kelompok B TK dan KIT sederhana untuk mengajarkan
ABA Sajen I Tahun Ajaran 2011/2012 keterampilan psikomotor siswa. , Prosiding
(Doctoral dissertation, Universitas Seminar Nasional IPA IV . Semarang:
Muhammadiyah Surakarta). Program Studi Pendidikan IPA S1 FMIPA
Khaironi, M. (2017). Pendidikan karakter anak usia UNNES.
dini. Jurnal Golden Age, 1(02), 82-89. Sudaryanti. 2012. Pentingnya Pendidikan Karakter
Mas’udah, K. (2021). IMPLEMENTASI METODE bagi Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak,
BERMAIN PERAN DALAM Volume 1, Edisi 1 Juni 2012.
MENGEMBANGKAN KECERDASAN Suryaningsih, N. M. A., Cahaya, I. M. E., & Poerwati,
SPIRITUAL PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN. C. E. (2016). Implementasi Pembelajaran
Al-Athfal, 1(01), 77-102. Inkuiri Terbimbing Berbasis Permainan
Mudita, K. E., Suarni, N. K., Tirtayani, L. A., & Psi, S. Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak Usia
(2016). PENERAPAN METODE BERMAIN Dini. JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia), 5(2),
DENGAN MEDIA PUZZLE GAMBAR UNTUK 212-220.
MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA Zaini, A. (2015). Bermain sebagai metode
MATEMATIKA ANAK KELOMPOK B pembelajaran bagi anak usia dini. Jurnal
SEMESTER I DI PAUD PRADNYA Thufula, 3(3), 130-131.
PARAMITA PENARUNGAN SINGARAJA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, 4(3).
Maryatun, I. B. (2016). Peran pendidik PAUD dalam
membangun Karakter Anak. Jurnal
Pendidikan Anak, 5(1).
Nana Prasetyo. 2011. Seri Bacaan Orang Tua:
Membangun Karakter Anak Usia Dini.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia
Dini.
Nurdiani, Y. (2013). Penerapan Prinsip Bermain
Sambil Belajar Dalam Mengembangkan
Multiple Inteligencia Pada Pendidikan Anak
Usia Dini (Study Kasus Di PAUD Daarul Piqri
Kelurahan Leuwigajah Cimahi Selatan).
EMPOWERMENT: Jurnal Ilmiah Program
Studi Pendidikan Luar Sekolah, 2(2), 85-93.
Rocmah, L. I. (2016). Peningkatan Kecerdasan
Naturalis Melalui Bermain Messy Play
terhadap Anak Usia 5-6 Tahun.
PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan, 5(1), 47-56.
Saleh, S. M., & Sugito, S. (2015). Implementasi
metode bermain peran untuk meningkatkan
kecerdasan interpersonal anak usia 5-6 tahun
di TK Barunawati. JPPM (Jurnal Pendidikan
dan Pemberdayaan Masyarakat), 2(1), 85-93.
Slamet Suyanto. 2012. Pendidikan Karakter untuk
Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak,
Volume 1, Edisi 1 Juni 2012
Srianis, K., Suarni, N. K., Ujianti, P. R., & Psi, S.
(2014). Penerapan metode bermain puzzle
geometri untuk meningkatkan perkembangan
kognitif anak dalam mengenal bentuk. Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, 2(1).
Sriwahyuni, E., Asvio, N., & Nofialdi, N. (2017).
Metode Pembelajaran yang Digunakan
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Permata
Bunda. ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan
Guru Raudhatul Athfal, 4(1), 44-62.
Suci, P., Tjipto, P., & Budi, J. (Eds.). (2013).
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PRODUK MASKER WAJAH BERBASIS ETNOSAINS SEBAGAI


BENTUK PENGEMBANGAN MEDIA AJAR MATERI SISTEM
EKSKRESI MANUSIA

Ira Oktavia1*, Asiyah2, Ahmad Walid3


1Mahasiswa Tadris Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Negeri (UIN) Fatmawati Sukarno Bengkulu
2 Dosen Fakultas Tarbiyah dan Tadris Universitas Islam Negeri (UIN) Fatmawati Sukarno Bengkulu
3 Dosen Tadris Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Negeri (UIN) Fatmawati Sukarno Bengkulu
* E-mail: Oktaviaira93@gmail.com

Abstrak
Pembelajaran yang menarik merupakan pembelajaran yang mampu menumbuhkan daya tarik dan minat siswa
dalam pembelajaran. Salah satu media yang bisa dikaitkan dalam pembelajaran yang akan menarik minat siswa
adalah penggunakan media pembelajaran berupa masker wajah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
media pembelajaran berupa masker wajah berbasis Etnosains serta untuk mengetahui kepraktisan dari media
yang dikembangkan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan
Research and Development. Model R&D yang akan digunakan adalah 4D oleh Thiagarajan. Model ini terdiri dari
4 tahap pengembangan, yaitu pendefinisian (define), perancanaan (design), pengembangan (develope), dan
penyebaran (disemminate). Hasil penelitian yang didapat pada penelitian ini yaitu persentase ahli materi 83%,
ahli bahasa 92% dan ahli media 85% (kategori sangat layak) . Sedangkan uji respon siswa dilakukan terhadap 10
orang siswa kelas VIII memperoleh presentase 90,2% dan 2 guru IPA di SMP Negeri 13 Bengkulu Utara dengan
persentase 90% kategori sangat layak.

Kata kunci: Etnosains, Masker Wajah, Pengembangan, Sistem Ekskresi.

Abstract
Interesting learning was learning that is able to grow the attractiveness and interest of students in learning. One
of the media that can be linked in learning that will attract students' interest is the use of learning media in the form
of face masks. This study aims to develop learning media in the form of ethnoscience-based face masks and to
determine the practicality of the developed media. The method used in this research is the research and
development method of Research and Development. The R&D model that would be used is 4D by Thiagarajan.
This model consists of 4 stages of development, namely defining, designing, developing, and disseminating. The
results obtained in this study are the percentage of material experts 83%, linguists 92% and media experts 85%
(very feasible category). Meanwhile, the student response test was conducted on 10 students of class VIII who
obtained a percentage of 90.2% and 2 science teachers at SMP Negeri 13 Bengkulu Utara with a percentage of
90% in the very appropriate category.

Keywords: Ethnoscience, Face Masks, Development, Excretory System.

PENDAHULUAN melalui naskah kuno yang ditulis dalam papirus


atau yang dipahat pada dinding-dinding
Akhir-akhir ini dunia kecantikan sering piramida mengenai tentang bahan-bahan
dibicarakan dan pada akhirnya bermunculan pembuatan kosmetik baik itu berasal dari
alat-alat kecantikan yang biasa dikenal dengan bahan alami yang terdiri dari tumbuh-
alat-alat make up atau kosmetik. Kosmetik tumbuhan, hewan maupun bahan alami lainnya
berasal dari kata yunani “kosmein” artinya misalnya tanah liat, lumpur, arang, batu bara,
berhias. Kosmetik digunakan secara luas baik bahkan pasir dan sinar matahari.(Ayu, 2017)
untuk kecantikan maupun untuk kesehatan. Pengetahuan kosmetik tersebut
Kosmetik sudah dikenal sejak zaman 3500 kemudian menyebar keseluruh penjuru dunia
tahun SM di mesir. Hal ini dapat diketahui
Produk Masker Wajah Berbasis Etnosains Sebagai Bentuk Pengembangan Media Ajar 49
Pada Materi Sistem Ekskresi Manusia
Ira Oktavia1*, Asiyah2, Ahmad Walid3

melalui jalur komunikasi yang terjadi dalam berlebihan. (Yokri, V., 2020)
kegiatan perdagangan, agama, kebudayaan, Dalam pembelajaran IPA lingkungan
politik, dan militer. Tidak dapat disangkal lagi menjadi peranan penting dalam proses
bahwa produk kosmetik sangat diperlukan oleh pembelajaran hal ini dikarenakan IPA
manusia, baik laki-laki maupun perempuan. merupakan pembelajaran yang tidak luput dari
Kosmetik selain untuk mempercantik juga lingkungan. Sebagaimana yang telah
melindungi kulit dari pengaruh cuaca atau dicantumkan pada Kurikulum 2013 yang
serangga serta untuk tujuan ritual keagamaan. mendukung pembelajaran dengan
(Surtiningsih, 2018). memanfaatkan budaya. Kurikulum harus
Selain itu, berdasarkan penelitian yang tanggap terhadap perkembangan ilmu
dilakukan oleh Amelia Putri yang menyatakan pengetahuan, budaya, teknologi dan seni yang
bahwa sebanyak 195 orang yang terdiri dari dapat membangun rasa ingin tahu dan
responden diantara 187 perempuan dan 8 kemampuan peserta didik untuk memanfaatkan
orang laki-laki memakai kosmetik. Maka dari itu secara tepat. Kenyataannya pembelajaran
media masker wajah sekarang bisa dijadikan sains disekolah kurang memperhatikan budaya
dan dikembangkan sebagai media ajar untuk lokal yang berkembang di masyarakat, karena
pembelajaran. (Putri, 2018) keterbatasan guru dalam mengkaitkan konsep,
Melayanti dan dwiyanti dalam jurnalnya proses dan aplikasinya terhadap pelestarian
menyebutkan bahwa Masker wajah merupakan nilai-nilai kebudayaan disosialisasikan kepada
kosmetik yang digunakan untuk merawat peserta didik melalui proses
kondisi wajah seseorang agar tetap sehat serta pembelajaran.(Sudarman, 2015)
penggunaannya dapat mengatasi masalah- Menggunakan media sebagai alat bantu
masalah kulit wajah seperti jerawat. Masker akan lebih efektif dalam menyampaikan pesan
wajah ternyata dapat dijadikan sebagai media atau informasi yang berisi materi pelajaran.
pembelajaran, Khususnya pada materi Sistem Seperti yang diketahui bahwa media
Ekskresi. Pada materi ini siswa dapat pembelajaran membuat peserta didik menjadi
memahami bagaimana kegunaan masker antusias dan semangat dalam belajar hal ini
wajah dalam menjaga dan merawat kulit, dari akan berdampak pada meningkatnya hasil
penerapan praktikum pembuatan masker belajar peserta didik. Oleh sebab itu,
wajah siswa jadi memahami bahwa dalam diperlukannya media pembelajaran yang dapat
menjaga system ekskresi khususnya siswa menarik perhatian peserta didik untuk
bisa menggunakan bahan alami yang ada di mempelajari suatu topik materi pelajaran, salah
lingkungan sekitar. (Purwaka, 2018) satunya dengan menggunakan media ajar
Dengan adanya praktikum ini maka masker wajah berbasis etnosains. (Hidayah,
siswa akan terlibat langsung dalam proses 2017)
pembelajaran dan dengan begitu siswa akan Etnosains adalah cabang pengkajian
lebih memahami tujuan dan materi budaya yang berusaha memahami bagaimana
pembelajaran dengan baik. Praktikum ini juga manusia memahami alam mereka. Manusia
nanti tujuannya untuk meningkatkan jiwa biasanya memiliki ideologi dan falsafah hidup
konservasi siswa, karena siswa akan paham yang mempengaruhi mereka salah satu bentuk
bahwa bahan yang mereka gunakan untuk etnografi baru (the new etnography).(Purwaka,
membuat masker wajah tersebut merupakan 2018). Etnosains merupakan salah satu
bahan yang berasal dari alam dan sudah trobosan baru dengan kurikulum dan
hampir punah keberadaannya, untuk itu siswa karakteristik siswa. Kata etnoscience
akan mengerti dan memahami bahwa (etnosains) berasal dari kata ethno (bahasa
tumbuhan tersebut harus dilestarikan dan tidak yunani) yang berarti bangsa, dan scientia
boleh di ambil dan digunakan secara (bahasa lain) artinya pengetahuan. Etnosains
50 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh pengembangan media ajar pada pengaruh
suatu komunitas budaya, kemudian ilmu ini masker wortel terhadap kecerahan kulit wajah.
mempelajari atau mengkaji sistem Hasil penelitiannya diperoleh bahwa bahan
pengetahuan tipe-tipe kognitif budaya tertentu. yang digunakan wortel dan madu dengan
Penekanan pada pengetahuan asli dan khas komposisi 6 gr : 6 ml (1:1) dan wortel yang
dari suatu komunitas budaya. (Yuliana, 2017) digunakan jenis imperator, wortel lokal berumbi
Penelitian Pengembangan Produk sedang dengan bentuk memanjang seperti
Masker Wajah Berbasis Etnosains Sebagai kerucut dan ujung memanjang (Ayu, 2017).
Media Ajar Pada Materi Sistem Ekskresi Penelitian ini membahas tentang media ajar
Manusia penting dilakukan mengingat masih masker wajah tetapi metode penelitiannya
kurangnya daya tarik siswa dalam mengikuti berbeda, penelitian ini menggunakan metode
pembelajaran, hal ini dibuktikan pada penelitian kualitatif deksriptif sedangkan penelitian saya
awal yang dilakukan di salah satu SMP Negeri menggunakan model pengembangan dan
Bengkulu Utara yang didapat bahwa saat Research and Development (R&D) yaitu 4D.
proses pembelajaran berlangsung sebagian Selain itu penelitian ini hanya melihat
anak tidak merespon apa yang dijelaskan guru, bagaimana pengaruh masker wajah wortel
siswa sering mengantuk dikelas, kadang juga terhadap kecerahan kulit wajah sedangkan
melakukan aktivitas yang tidak berkaitan peneliti lebih menekankan pada
dengan pembelajaran seperti keluar masuk pengembangan media ajarnya melalui masker
kelas. Proses belajar mengajar yang monoton wajah berbasis etnosains untuk meningkatkan
berakibat pada kurangnya minat siswa dalam jiwa konservasi siswa tidak hanya berfokus
proses pembelajaran dan besar kemungkinan pada produknya saja tetapi dengan media
hal ini juga akan berakibat pada hasil belajar ajarnya juga.
siswa.
Selain itu berdasarkan beberapa METODE
penelitian sebelumnya, seperti penelitian yang Metode yang digunakan pada penelitian
berjudul: media ajar untuk inovasi pembuatan ini adalah metode penelitian dan
masker wajah dari bahan dasar wortel dan pengembangan Research and Development.
beras untuk semua jenis kulit. Hasil Jenis penelitian yang dipakai merupakan
penelitiannya diperoleh bahwa untuk penelitian pengembangan atau Research and
menetahuai kelayakan media ajar masker Development (R&D) model R&D yang akan
wajah dari bahan dasar wortel dan beras untuk digunakan adalah 4D oleh Thiagarajan. Model
semua jenis kulit pada mahasiswa fakultas ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu
teknik Universitas Makasar jurusan pendidikan pendefinisian (define), perancanaan (design),
kesejahteraan keluarga dalam bidang pengembangan (develope), dan penyebaran
kecantikan.(Nadya, 2019). Dalam penelitian ini (disemminate) (Kurniawan, 2017). Penelitian
membahas tentang media ajar masker wajah pengembangan ini dengan menggunakan
tetapi metode penelitiannya berbeda, penelitian pendekatan R&D dengan instrumen yang
ini menggunakan metode kualitatif deksriptif digunakan angket dan tes. Data yang diperoleh
sedangkan penelitian saya menggunakan dari instrumen tes di analisis secara kuantitatif,
model pengembangan dan Research and dan instrumen angket dianalisis secara
Development (R&D) yaitu 4D. Peneliti lebih kualitatif. (Sugiono, 2017).
menekankan pada pengembangan media ajar Prosedur penelitian pada metode ini
masker wajah berbasis etnosains untuk yaitu langkah pertama peneliti melakukan
meningkatkan jiwa konservasi sedangkan analisis data awal baik secara studi literatur
penelitian ini hanya menganalisis kelayakan maupun observasi langsung ke sekolah.
media ajar masker wajah untuk inovasi Selanjutnya setelah permasalahan di temukan
pembuatannya pada semua jenis kulit. langkah selanjutnya pengembangan prototipe,
Kemudian penelitian yang berjudul: langkah awal dalam prosedur ini yaitu
Produk Masker Wajah Berbasis Etnosains Sebagai Bentuk Pengembangan Media Ajar 51
Pada Materi Sistem Ekskresi Manusia
Ira Oktavia1*, Asiyah2, Ahmad Walid3

pemilihan media ajar yang digunakan. Media manusia. Penelitian dilakukan dengan
yang dipilih pada penelitian ini yaitu masker beberapa tahapan dan uji coba serta validasi
wajah berbasis etnosains sebagai bahan ajar dari beberapa ahli. Adapun hasil dari penelitian
pada materi sistem ekskresi. Selanjutnya yaitu sebagai berikut:
pemilihan format atau desain, hal ini memuat Tahap Pengembangan Produk
rancangan atau gambaran prosedur a. Define (Mendefinisikan)
pembuatan produk. Desain harus sesuai Pengembangan produk dilakukan
dengan materi yang dipilih.(Boone, Jr., Harry.N, dengan 4 tahapan yaitu pendefinisian,
2012) perancangan, pengembangan dan
Tahap selanjutnya pengembangan, penyebaran. Tahap pendefinisian
tahap pengembangan terdiri dari tahap validasi dilakukan dengan analisis kebutuhan awal
yang dilakukan oleh beberapa ahli seperti ahli yang dilakukan di SMP Negeri 13
materi, ahli desain, dan ahli bahasa. Validasi Bengkulu Utara. Responden dalam
dilakukan oleh dosen dan juga guru, validasi ini penelitian ini yaitu guru IPA dan siswa
bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap kelas VIII. Analisis kebutuhan ini dilakukan
produk baik dari segi materi, desain ataupun menggunakan angket yang melibatkan
bahasa yang digunkan pada prosedur guru mata pelajaran IPA dan siswa kelas
pembuatan masker wajah. Setelah tahap VIII SMP Negeri 13 Bengkulu Utara. Hasil
validasi, berikutnya revisi produk. Dari hasil analisis kebutuhan berdasarkan angket
validasi ahli didapat beberapa saran perbaikan yang diberikan kepada guru mata
yang nantinya akan menjadi acuan dalam pelajaran IPA dapat dilihat pada tabel 1
pembuatan produk agar lebih baik. Selanjutnya berikut ini:
hasil revisi produk dilakukan uji coba dengan
melibatkan 2 orang guru mata pelajaran IPA Tabel 1. Hasil Analisis Kebutuhan Guru
dan beberapa siswa yang dapat mewakili No Aspek Yang
Hasil Analisa
populasi produk, dan tahap terakhir dalam Ingin
Kebutuhan Guru
penelitian ini yaitu revisi produk dari hasil uji Diketahui

coba produk (Ariningtyas, 2017). Pengumpulan 1. Penggunaan Responden memiliki


data, pada penelitian ini dilakukan dengan sumber belajar buku pendukung lain,
menggunakan teknik wawancara dan materi sistem responden guru belum
observasi, angket kelayakan desain, ahli ekskresi memiliki produk media
bahasa dan ahli materi dan angket siswa dan manusia ajar yang bermuatan
sistem ekskresi
guru. (Khusniati, 2017)
manusia. buku
Angket yang digunakan untuk pegangan yang
mengumpulkan data menggunakan skala Likert dimiliki kurang
dengan skor 1, 2, 3,4 dan 5. Skala likert manarik dan monoton,
mempunyai empat atau lebih butirbutir terlalu instan sehingga
pertanyaan yang dikombinasikan sehingga membuat siswa
merasa bosan dan
membentuk sebuah skor/nilai yang
tidak berminat dalam
merepresentasikan sifat individu, misalkan
pembelajaran.
pengetahuan, sikap, dan perilaku.(Budiaji, Responden guru juga
2021) menyatakan tidak
menggunakan
alternatif produk
HASIL DAN PEMBAHASAN
media ajar untuk
Penelitian ini menghasilkan media mengatasi
pembelajaran berupa masker wajah berbasis permasalahan
etnosains pada materi sistem ekskresi
52 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

tersebut. maksimalnya penggunaan media


pembelajaran dikelas. Selain itu banyak
siswa yang belum mengetahui produk
masker wajah berbasis etnosains sebagai
2. Pelaksanaan Responden guru media ajar yang bisa membantu siswa
kegiatan menyatakan belum agar senang, termotivasi, dan
pembelajaran pernah mengajarkan bersemangat dalam pembelajaran sistem
pada materi materi sistem ekskresi
ekskresi manusia.
sistem ekskresi manusia dengan
b. Desain (Perancangan)
manusia mengaitkan
etnosains, melainkan Spesifikasi produk yang akan
guru hanya dikembangkan adalah media
menggunakan metode pembelajaran yang dapat membantu guru
ceramah saja dengan dan siswa dalam proses pembelajaran.
bantuan buku paket
Berikut adalah perencanaan
IPA terpadu.
pengembangan media pembelajaran
3. Kebutuhan Guru membutuhkan materi sistem ekskresi manusia berupa
akan produk produk masker wajah produk masker wajah berbasis etonosains
masker wajah berbasis etnosains sebagai media ajar pada materi sistem
berbasis sebagai media ajar ekskresi manusia. Proses pembuatan
etnosains yang menarik agar
media pembelajaran berupa produk
sebagai media siswa merasa tertarik
ajar dan senang dalam masker wajah berbasis etonosains
mempelajari materi sebagai media ajar pada materi sistem
sistem ekskresi ekskresi manusia. Ini melalui beberapa
manusia. Produk tahap, yaitu tahap pertama pemilihan
masker wajah bahan ajar, bahan-bahan yang digunakan
berbasis etnosains
dalam sub pokok bahasan dikumpul dari
sebagai media ajar ini
agar dapat membantu
berbagai sumber, mulai dari buku, internet
siswa memahami dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut yaitu
konsep IPA, materi, gambar dan fenomena sains.
membantu Tahap kedua pemilihan format,
meningkatkan minat Desain pertama yang dilakukan yaitu
belajar siswa dan
membuat konsep, cover dan gambar yang
membantu siswa
berkaitan dengan materi serta berbasis
untuk melatih
kemampuan dalam etnosains. Bagian depan produk masker
mengkaitkan materi wajah berbasis etnosains sebagai media
dengan kehidupan ajar dilengkapi dengan konsep desain
sehari-hari siswa. sampul yang kreatif dan menarik, gambar
yang disajikan sangat jelas dan menarik,
(Sumber: Angket Analisis Kebutuhan Guru,
2022) bahasa yang digunakan sesuai dan
mudah dibaca, dan bagian belakang
Dari tabel di atas dapat diketahui produk masker wajah berbasis etnosains
bahwa guru mengalami kesulitan dalam sebagai media ajar dilengkapi dengan
mengajarkan materi sistem ekskresi petunjuk pemakaian, manfaat dari produk
manusia sehingga siswa tidak berminat masker wajah berbasis etnosains.
dan kurang antusias mengikuti Tahap ketiga rancangan awal,
pembelajaran, hal ini salah satunya berdasarkan analisis yang telah dilakukan
disebabkan oleh tidak adanya diperoleh rancangan perangkat
eksperimen/praktikum yang dilakukan pembelajaran yaitu produk masker
oleh guru dan siswa, dan juga belum berbasis etnosains sebagai media ajar.
Produk Masker Wajah Berbasis Etnosains Sebagai Bentuk Pengembangan Media Ajar 53
Pada Materi Sistem Ekskresi Manusia
Ira Oktavia1*, Asiyah2, Ahmad Walid3

c. Development (pengembangan)
Tahap selanjutnya adalah Ahli Saran
melakukan uji validasi. Uji validasi Materi
dilakukan kepada validator yang
1. kesalahan minor dalam
merupakan dosen ahli dibidangnya
hal penulisan perbaiki
masing-masing, dengan menggunakan Erik dan cek kembali.
lembar validasi yang telah disiapkan. Perdana 2. Sudah layak digunakan
Putra, dilapangan.
1. Ahli materi yaitu dari dosen UIN Kota
Bengkulu Fakultas Tarbiyah dan Tadris M.Pd
bapak Erik Perdana Putra, M.Pd.
(Sumber : Analisis Hasil Angket Validasi
2. Ahli media yaitu dari dosen UIN Kota Ahli Materi)
Bengkulu Fakultas Tarbiyah dan Tadris
ibu Naintyn Novitasari, M.Pd. Dari hasil validasi diatas
3. Ahli bahasa bahasa yaitu dari dosen produk masker wajah berbasis
UIN Kota Bengkulu Fakultas Tarbiyah etnosains sebagai media ajar dapat
dan Tadris ibu Risti Novitasari, M.Si. digunakan untuk media pembantu
a) Hasil Validasi Ahli Materi praktikum dengan skor 83% kategori
Tahap Validasi ahli materi sangat baik berdasarkan hasil
dilakukan pada tanggal 14 Februari validasi materi dan layak digunakan.
2022 di Ruangan Pasca Sarjana UIN Berdasarkan penelitian yang
Bengkulu untuk Validasi Materi dari dilakukan oleh Ulyanti Suraimah
Dosen Biologi yaitu Bapak Erik Hani, dengan skor 96,3% kategori
Perdana Putra, M.Pd. Hasil validasi sangat valid. Hal ini menunjukan
materi sebagai berikut: bahwa materi produk masker wajah
berbasis etnosains sebagai media
Tabel 2 Hasil Validasi Materi ajar dapat digunakan sebagai media
Nama Jumlah Presentase pembelajaran dengan kategori nilai
Ahli Hasil kurang baik, cukup baik, dan sangat
Respon baik.(Suraimah, 2017)
b) Hasil Validasi Ahli Bahasa
Bapak 50 83% Proses validasi bahasa yang
Erik
dilakukan pada tanggal 16 Februari
Perdana
Putra,
2022 di Ruangan Program Studi
M.Pd. Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
UINFAS Bengkulu untuk validator
(Sumber: Analisis Hasil materi dari Dosen Bahasa yaitu ibu
Validasi Ahli Materi) Risti Novitasari, M.Si. Berikut adalah
Dari hasil yang diperoleh
tabel hasil validasi bahasa sebagai
dapat diketahui bahwa media
berikut:
pembelajaran produk masker wajah
berbasis etnosains sebagai media
Tabel 4 Hasil Validasi Bahasa
ajar pada materi sistem ekskresi
manusia mendapatkan kategori layak
Nama Jumlah Presentase
dari ahli materi dengan presentase Ahli Hasil
83%. Adapun saran yang diberikan Respon
oleh validator ahli materi yaitu :
Ibu Risti 65 92%
Tabel 3 Saran Perbaikan Materi Novitasari,
54 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

M.Si. M.Pd.

(Sumber : Analisis Hasil Validasi Ahli (Sumber : Analisis Hasil Validasi Ahli
Bahasa) media)

Berdasarkan hasil validasi di Dapat diketahui hasil dari validator media


atas didapat hasil 92% dengan ajar produk masker wajah berbasis etnosains
kriteria sangat baik, sehingga dari sebagai media pembelajaran IPA pada Materi
hasil itu mengacu pada tabel saran Sistem Ekskresi Manusia diperoleh hasil 85%.
oleh validator pada materi sistem Sehingga hari hasil mengacu pada tabel saran
eksresi manusia. Adapun saran yang oleh validator pada materi Sistem Ekskresi
diberikan oleh validator ahli bahasa Manusia. Berikut adalah beberapa saran yang
yaitu: diberikan oleh validator ahli media yaitu:

Tabel. 5 Saran Pebaikan Bahasa Tabel. 7 Saran Perbaikan Dari Ahli Media
Ahli Saran
Ahli Saran
Risti Perbaiki sesuai
Novitasari, saran yang telah Naintyn Novitasari, Perbaiki gambar dari
M.Si disampaikan jika M.Pd produk masker wajah
perlu berbasis etnosains
yang lebih baik lagi
(Sumber : Analisis Hasil Angket
Validasi Ahli Bahasa) (Sumber : Analisis Hasil Angket Validasi Ahli
media)
Dari hasil validasi diatas
diperoleh hasil 92% bahwa bahasa Menurut validator media yang, produk
produk masker wajah berbasis masker wajah berbasis etnosains yang dibuat
etnosains dapat digunakan untuk sudah baik dengan penjelasan mekanisme
media pembantu praktikum dan layak
digunakan semua ejaan baik bahasa cara penggunaan produk masker wajah
yang digunakan sudah sangat baik. berbasis etnosains oleh peneliti, Menurut fitriah
Sesuai dengan riset yang dilakukan dkk pedukung pembelajaran yang baik adalah
oleh Novian Purnomo Dkk, diperoleh dengan batuan alat peraga karena alat peraga
hasi uji isi adalah sebesar 90,83 % merupakan media pembelajaran yang efektif,
dengan kategori sangat baik dan
layak untuk digunakan untuk efiseien dan menarik. ((Utami, 2020).
membantu proses pembelajaran. Berdasarkan hasil uji validasi produk masker
(Purnomo, 2021) wajah berbasis etnosains memperoleh hasil
c) Hasil Validasi Ahli Media layak digunakan dilapangan, dengan kreteria
Proses validasi media penilaian cukup, baik, dan sangat baik.
dilakukan pada tanggal 18 Februari
2022 di Ruangan LPPM UIN
Bengkulu. Produk ini menghasilkan Hasil Uji Lapangan
produk masker wajah berbasis Uji lapangan dilakukan untuk
etnosains yang divalidasi oleh ibu mengetahui kelayakan dan kepraktisan produk
Naintyn Novitasari, M.Pd. Hasil yang dibuat, uji lapangan dilakukan
validasi media dapat dilihat pada menggunakan angket kelayakan, angket
tabel berikut:
tanggapan guru terhadap kepraktisan produk
Tabel 6 Hasil Validasi Media masker wajah berbasis etnosains sebagai
media ajar dan respon siswa. Angket
Nama Ahli Jumlah persentase kepraktisan dilakukan dengan melibatkan dua
Hasil orang guru IPA SMPN 13 Bengkulu Utara. Uji
coba terbatas atau uji coba skala kecil
Naintyn 51 85%
melibatkan 10 orang siswa kelas VIII SMPN 13
Novitasari,
Produk Masker Wajah Berbasis Etnosains Sebagai Bentuk Pengembangan Media Ajar 55
Pada Materi Sistem Ekskresi Manusia
Ira Oktavia1*, Asiyah2, Ahmad Walid3

Bengkulu Utara dengan menggunakan angket 1. Eka Yulia 45


respon siswa yang didapat hasil sebagai Maryanti S.Pd
berikut :
2. Endang Monica 45
S.Pd
Tabel. 8 Data Kelayakan Hasil Respon
Siswa Jumlah 90
No Nama Jumlah Skor (Sumber: Analisis Data Respon Guru IPA)
Responden
Siswa Berdasarkan pada tabel diatas
menyatakan bahwa respon guru dan peserta
didik terhadap produk masker wajah berbasis
1. Cerli Narcelina 44
etnosains sebagai media pembelajaran IPA
khususnya pada materi sistem ekskresi
2. Abelio Adha 47
manusia dengan presentase guru 90% dan
Vinuche presentase peserta didik 92,2% tergolong
dalam kategori “sangat praktis”. Pada proses
3. Erik Sandia 44 pembelajaran bisa menggunakan media ajar
produk masker wajah berbasis etnosains ini
4. Bustaman 45 sebagai alternatif pendukung proses
Ramadani pembelajaran.

5. Jhonson. S 46 PEMBAHASAN
Uji coba produk masker wajah berbasis
6. Celsi Romalili 49 etnosains ini untuk mengetahui kelayakan
Br. Manurung produk masker wajah. Kelayakan dilakukan
agar sebelum produk di ujicobakan di lapangan
7. Intan Permata 47 produk sudah layak berdasarkan penilaian dari
Sari ahli. Produk dikatakan layak apabila sudah
mendapatkan hasil validasi dari validator ahli.
8. Cindy Claudya 47 Validator ahli antara lain ahli materi, ahli media
C. Laoly dan ahli bahasa. hasil validasi ahli, ahli bahasa,
dan ahli media maka secara keseluruhan dapat
9. Arel Aleski 45 dilihat pada diagram berikut:

Hasil Validasi
10. Farel Pratama 47

Jumlah 461 100 92,8% 85% 83%


90
(Sumber: Analisis Data Hasil Respon 80
Siswa) 70
60
50
Data Angket Respon guru IPA SMPN 40
13 Bengkulu Utara terhadap produk masker 30
20
wajah berbasis etnosains sebagai media ajar 10
pada materi sistem ekskresi manusia didapat 0
hasil berikut ini: Ahli Ahli Ahli
Bahasa Media Materi
Tabel 9 Data Respon Guru IPA Gambar. 1 Hasil Validasi Ahli

No Nama Jumlah Skor Data hasil analisis yang dilakukan


Responden oleh peneliti dari respon uji validasi materi
Guru diperoleh sebesar 83% dengan kriteria
56 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

sangat layak. Berdasarkan penelitian yang


dilakukan oleh Widyaloka Kusumasari Dkk, Hasil Respon Guru dan
diperoleh hasil validasi materi sebesar 3,45 Siswa
92,2
90
dari 4 dengan skor rata-rata yang 100 %
%
didapatkan dengan kreteria sangat layak. 80
Berdasarkan skor tersebut peneliti 60
menyimpulkan dari hasil uji validasi materi
40
menunjukan materi buku petunjuk telah
20
teruji dan sangat layak untuk digunakan
sebagai pendukung penggunaan produk 0
masker wajah berbasis etnosains saat Respon Respon
praktikum. (Widyaloka, 2021) Guru Siswa
Selanjutnya berdasarkan hasil Gambar 2 Hasil Uji Kepraktisan
analisis perhitungan yang dilakukan oleh
peneliti mengenai uji validasi bahasa Dari hasil uji kepraktisan diperoleh
indonesia diperoleh hasil sebesar 92% respon guru sebesar 90%. Hasil ini juga
dengan kreteria sangat layak. Sesuai diperkuat dengan penelitian Bintiningtiyas dan
dengan riset yang dilakukan oleh Novian lufti, media pengembangan dikatakan praktis
Purnomo Dkk, diperoleh hasi uji isi adalah apabila persentase mencapai rentang 61-80%
sebesar 90,83 % dengan kategori sangat dengan kriteria praktis. Berdasarkan hasil uji
baik dan layak untuk digunakan untuk coba produk dengan menggunakan angket
membantu proses pembelajaran. respon siswa terhadap produk masker wajah
Berdasarkan penelitian tersebut peneliti berbasis etnosains, maka dapat disimpulkan
menyimpulkan bahwa bahasa yang bahwa produk masker wajah berbasis
digunakan pada produk masker wajah etnosains sebagai media ajar pada materi
berbasis etnosains petunjuk praktikum sistem ekskresi manusia yang dikembangkan
berdasarkan hasil validasi tersebut sudah sangat praktis dengan total nilai 92,2%.
baik dan sesuai dengan kaidah bahasa (Ningsih, 2016)
indonesia. (Purnomo, 2021)
Dari hasil perhitungan respon uji PENUTUP
validasi media diperoleh skor sebesar 85% Produk masker wajah berbasis
dengan kategori sangat layak. Berdasarkan etnosains sebagai media ajar pada materi
penelitian yang dilakukan oleh Novian sistem ekskresi manusia dilakukan dengan
Purnomo Dkk diperoleh hasil 4.0 dengan metode pengembangan 4D yang terdiri dari
kreteria sangat layak, menunjukan bahwa define (pendefinisian), design (perencanaan),
produk penelitian yang dikembangkan oleh development (pengembangan), dan
peneliti tersebut untuk kelayakan media desemminate (penyebaran). yang mana produk
termasuk kreteria sangat valid. Berdasarkan masker wajah berbasis etnosains sebagai
penelitian diatas peneliti menyimpulkan media ajar yang di desain oleh peneliti ini patut
bahwa hasil uji validasi media yang dipergunakan saat praktikum pelajaran IPA
diperoleh pada penelitian ini dikategorikan dengan materi sistem ekskresi manusia pada
sangat baik dan layak untuk di uji cobakan siswa kelas VIII SMP N 13 Bengkulu Utara.
dengan siswa. (Purnomo, 2021) Berdasarkan hasil validasi dari 3 dosen
Sedangkan untuk uji kepraktisan yang Universitas Islam Negeri Bengkulu yaitu ahli
dilakukan dengan melibatkan guru dan siswa materi, ahli bahasa, dan ahli media untuk
didapat hasil sebagaimana pada gambar menguji kelayakan desain produk masker
berikut ini: wajah berbasis etnosains sebagai media ajar
pada materi sistem ekskresi manusia untuk
Siswa Kelas VIII yang dikembangkan setelah
Produk Masker Wajah Berbasis Etnosains Sebagai Bentuk Pengembangan Media Ajar 57
Pada Materi Sistem Ekskresi Manusia
Ira Oktavia1*, Asiyah2, Ahmad Walid3

melakukan revisi dinyatakan sangat layak Jakarta: GP Press Grup


untuk digunakan dengan persentase ahli materi Nadya, N. (2019). Media ajar untuk Inovasi
83%, ahli bahasa 92% dan ahli media 85% Pembuatan Masker wajah Dari Bahan Dasar
Wortel dan Beras Untuk Semua Jenis Kulit.
(kategori sangat layak) . Sedangkan uji respon
Universitas Negeri Makassar.
siswa dilakukan terhadap 10 orang siswa kelas
Ningsih, B. (2016). Pengembangan Permainan
VIII memperoleh presentase 90,2% dan 2 guru Varmintz Chemistry Sebagai Media
IPA di SMP Negeri 13 Bengkulu Utara dengan Pembelajaran pada Materi Sistem Periodik
persentase 90% kategori sangat layak. Unsur. Unesa Journal of Chemical Education,
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan 5(2).
dapat mencoba mengembangkan media ajar Purnomo, N. (2021). Pengembangan Kamus IPA
serupa pada materi yang berbeda sesuai Berbasis Microsoft Excel Sebagai Suplemen
kebutuhan. Buku IPA Materi Sistem Eksresi Manusia.
Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Sains,
DAFTAR PUSTAKA 4(1), 1–36.
Purwaka, S. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Al-
Qur‟an Hadis Madrasah Ibtidaiyah (Materi
Ahmad, Sopian. (2016). Tugas, Peran, Dan
Huruf Hijaiyah Kelas I Semester I). MIDA.
Fungsi Guru dalam Pendidikan P-
Jurnal Pendidikan Dasar Islam, (Online), 1(2).
ISSN: Salatiga
Putri, A. (2018). Perkembangan penggunaan produk
Ariningtyas, A. (2017). Efektivitas Lembar Kerja
kosmetik di indonesia 2016. Jurnal Ilmiyah
Siswa Bermuatan Etnosains Materi Hidrolisis
Mahasiswa Universitas Surabaya, 7(1).
Garamuntuk Meningkatkan Literasi Sains
Ramayulis. (2015). Dasar-Dasar Kependidikan.
Siswa SMA. Journal of Innovative Science
Jakarta: Kalam Mulia
Education, 2(2).
Rima, W.E. (2016). Ragam Media
Ayu, B. (2017). Pengembangan media ajar masker
Pembelajaran. Jakarta: Cv.Solusi
wajah kombinasi arang aktif, tepung beras dan
Distribusi.
madu sebagai alternatif perawatan kulit wajah
Sudarman, K. mahendrani &. (2015).
secara alam. Universitas Negeri Makassar.
Pengembangan Booklet Etnosains Fotografi
Boone, Jr., Harry.N, and D. (2012). Analyzing Likert
Tema Ekosistem Untuk Meningkatkan Hasil
Data. Journal of. .Extension, 50(2).
Belajar Pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan
Budiaji, W. (2021). Skala Pengukuran Dan Jumlah
IPA Terpadu Universitas Semarang, 4(2).
Respon Skala Likert. Jurnal Ilmu Pertanian
Suraimah. (2017). Pengembangan media
Dan Perikanan. (Online), 2(2).
pembelajaran sebagai alat peraga penerapan
Hidayah, N. (2017). Pengembangan Media
Hukum Pascal Untuk peserta didik Kelas VIII
Pembelajaran Berbasis Komik Pada Mata
SMP. Raden Intan Lampung.
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan
Mi Nurul Hidayah Roworejo Negerikaton
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Pesawaran. Jurnal Pendidikan Dan
Bandung: Alfabeta.
Pembelajaran Dasar, 4(1).
Utami, F. L. S. (2020). Pengembangan Alat Peraga
Khusniati, M. (2017). Model Pembelajaran Sains
Fisika Berbasis Home Material Materi Suhu
Berbasis Kearifan Lokal dalam Menumbuhkan
dan Kalor. Jurnal Orbita, 6(1).
Karakter Konservasi. Jurnal Indonesian
Wahab, J. (2017). Paradigma pembelajaran
Journal of Conservation, 3(1).
Sains Abad 21, Bandung:Pustaka
Karo, k, dkk. (2018). Manfaat media dalam
Reka Cipta.
pembelajaran. AXIOM: Jurnal
Walid, A. (2017). Pengembangan Modul
Pendidikan Dan Matematika 7(1)
Berbasis Challenge Based Learning
Kurniawan, D. (2017). Pengembangan
Materi Lingkungan Untuk
Perangkat Pembelajaran Dengan
Memberdayakan Kemampuan
Media Screencasto-Matic Mata Kuliah
Interpretasi Dan Sikap Peduli
Kalkulus 2 Menggunakan Model 4-D.
Lingkungan Siswa. At-Ta’lim. 16 (2)
Jurnal Siliwangi. 3(1)
Yokri, V., & S. (2020). LKPD Matematika Berbasis
Munadhi, Yudi. (2013). Media Pembelajaran.
Inquiry untuk Meningkatkan Kemampuan
58 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

Pemecahan Masalah Peserta didik SMK Kelas


X. Jurnal Equation: Teori Dan Penelitian
Pendidikan Matematika, 3(1).
Yuliana, W. (2017). Pembelajaran Berbasis
Etnosains Disekolah Dasar. Jurnal Inovasi
Pendidikan Dasar, 1(2).
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

ANALISIS UPAYA MENARIK MINAT BELAJAR SISWA


INTROVERT MELALUI PEMBELAJARAN IPS

Maya Marisa1*, Rara Satriana2, dan Yessi Desmatala Sari3


123Universitas Lampung
* E-mail: marisamaya074@gmail.com ,

Abstrak
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui upaya menarik minat belajar siswa introvert melalui pembelajaran IPS.
Metode Penelitian ini menggunakan metode tinjauan literature (library research) yaitu penelitian yang
didasarkan pada pendapatan-pendapat ahli. Hasil analisis ini menemukan bahwa terdapat interaksi antra model
pembelajaran yang diterapkan dengan tipe kepribadian dalam pengaruhnya terhadap hasil belajar IPS. Lebih
jauh dapat dilihat bahwa apabila dalam pelaksanaan pembelajaran siswa diklasifikasikan menurut tipe
kepribadian, maka ditemukan bahwa model pembelajaran berbasis masalah berbantuan media audio visual
dan model pembelajaran konvensional memberikan pengaruh yang berlawanan. Dengan tipikal seperti itu, hasil
belajar peserta didik dengan tipe kepribadian introvert lebih menurun apabila menggunakan model
pembelajaran yang aktif seperti model pembelajaran problem based learning. Dengan sifat yang sulit
mengekspresikan dirinya, peserta didik dengan tipe kepribadian introvert cenderung tidak aktif bahkan malas
bertanya apabila ada materi yang dirasa kurang mengerti dan mereka cenderung menjadi sielent reader tanpa
bersosialisasi dengan teman lainnya.
Kata kunci: Introvert, IPS, Minat Belajar.

Abstract
This analysis aims to determine the efforts to attract introverted students' interest in learning through social
studies learning. Methods This research uses a literature review method, namely research based on expert
opinions. The results of this analysis found that there was an interaction between the applied learning model
and personality type in its influence on social studies learning outcomes. Furthermore, it can be seen that if in
the implementation of learning students are classified according to personality type, it is found that problem-
based learning models assisted by audio-visual media and conventional learning models have the opposite
effect. With a typical like that, the learning outcomes of students with introverted personality types are lower
when using active learning models such as problem based learning models. With traits that are difficult to
express themselves, students with introverted personality types tend to be inactive and even lazy to ask if there
is material they feel they don't understand and they tend to be sielent readers without socializing with other
friends.
Keywords: Introvert, Social Studies, Interest in Learning.

Tujuan pendidikan adalah untuk


PENDAHULUAN mengarahkan manusia pada kehidupan yang
baik, menyangkut derajat kemanusiaan
Pendidikan ini memiliki suatu peranan sehingga mencapai tujuan hidupnya sesuai
yang cukup penting dalam kehidupan sekarang dengan asal kejadiannya (Kompri, 2016:17).
ini dimana semakin maju dan modern. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan
Pendidikan merupakan tempat yang bertujuan orang dewasa (Pendidik) dalam
untuk membentuk dan meningkatkan Sumber menyelenggarakan kegiatan pengembangan
Daya Manusia. Pendidikan yang ada di diri peserta didik agar menjadi manusia yang
Sekolah Dasar sendiri bertujuan untuk paripurna sesuai dengan tujuan yang telah
memberikan kemampuan dasar kepada para ditentukan sebelumnya. Pendidikan bisa
peserta didik dimana sebelum memasuki membatu manusia mengangkat harkat dan
pendidikan lanjutan. martabat nya dibandingkan dengan manusia
60 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

lainnya yang tidak berpendidikan (Kompri, 2016 didik (Ulya, 2016). Kepribadian merupakan
: 15) . suatu unsur dimana yang terdapat didalam diri
Mata pelajaran yang salah satunya atau individu seseorang. Kepribadian ini yang
diajarkan pada sekolah-sekolah yaitu Ilmu mencerminkan bagaimana respon seseorang
Pengetahuan Sosial (IPS). Dimana IPS ini dengan tingkah laku dan juga cara berpikirnya.
memiliki peran yang cukup besar dalam Kepribadian merupakan suatu sistem dalam diri
pembentukan dari segi Sumber Daya individu sebagai wujud dari pengorganisasian
Manusianya. IPS mengajarkan tentang dirinya. Sistem tersebut bersifat dinamis, yaitu
berbagai ilmu yang berkaitan dengan mengikuti keadaan mental seseorang dan
kehidupan sosial di masyarakat yang kemudian bersifat unik atau khas. Eysenck yang
diolah berdasarkan prinsip pendidikan untuk membagi tipe kepribadian menjadi dua, yakni
dijadikan program pembelajaran pada tingkat extrovert (cenderung berorientasi ke luar) dan
persekolahan. Metode pembelajaran IPS yang introvert (cenderung berorientasi ke dalam).
baik dan tepat juga sangat diperlukan agar Penggunaan model pembelajaran yang bersifat
pembelajaran juga dapat berlangsung dengan pasif contohnya seperti model pembelajaran
baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. konvensional yang dimana kemungkinan besar
Namun, dari pembelajaran IPS yang memberikan pengaruh terhadap peningkatan
berlangsung di sekolah saat ini yang umumnya hasil belajar peserta didik yang introvert,
masih bersifat sederhana. Maksudnya guru karena pada saat proses pembelajaran peserta
masih menggunakan metode pembelajaran didik introvert cenderung bersifat pasif dan
yang monoton dan kurang menarik perhatian lebih suka bekerja sendirian. Sedangkan
atau minat siswa. Biasanya guru masih penggunaan model pembelajaran yang bersifat
menggunakan metode ceramah dan aktif memberikan pengaruh terhadap hasil
memberikan penugasan kepada siswa melalui belajar peserta didik extrovert, karena peserta
buku ajar . Dimana pada kegiatan tersebut didik extrovert cenderung bersifat aktif dan
membuat siswa kurang senang atau kurang lebih kooperatif (Ulya, 2016).
bersemangat dengan pembelajaran yang Kepribadian atau personality merupakan
sedang diberikan oleh guru. Menurut Winkel suatu aspek yang cukup penting dalam
dalam Safitri (2016), minat merupakan kehidupan manusia karena dapat
kecenderungan manusia untuk merasa tertarik mempengaruhi perilaku sehingga mudah
pada suatu pembelajaran atau bidang tertentu menarik perhatian. Kepribadian adalah suatu
sehingga merasa tertarik untuk pola perilaku dan cara berpikir khas dari
mempelajarinya. Menurut Dalyono dalam Safitri seseorang yang dimana menentukan
(2015), untuk mengetahui minat belajar anak penyesuaian diri seseorang terhadap
dalam pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas lingkungan. Disamping itu, kepribadian
anak saat pembelajaran, lengkapnya catatan, merupakan konsep abstrak dan komplek yang
dan memperhatikannya anak saat memadukan berbagai aspek dan karakteristik
pembelajaran. seseorang sehingga sulit untuk menemukan
Tentunya hasil dari belajar siswa ini tidak definisi yang sederhana, bahkan definisi-
mutlak dari pengaruh faktor internal yang definisi yang dikemukakan oleh para ahli
beruapa model pembelajaran dan media sangat beragam.
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Kepribadian manusia dipandang sebagai
Terdapat faktor lain, yaitu adanya faktor internal sistem terbuka yang batas potensinya tidak
yang mempengaruhi hasil belajar siswa. diketahui. Teori Skinner menyatakan bahwa
Dimana faktor internal tersebut diantaranya studi kepribadian ditujukan pada penemuan
inteligensi, tipe kepribadian, bakat, minat, pola yang khas dan berkaitan dengan tingkah
motivasi, sikap, dan lain-lain. Penelitian ini laku organisme dan konsekuensi-konsekuensi
membahas bakat tipe kepribadian siswa yang diperkuatnya (Hamzah Uno, 2006: 24).
kaitannya dengan hasil belajar IPS. Terdapat Seseorang yang introvert cenderung akan lebih
hal lain yang tidak dapat diabaikan yaitu dalam banyak menyimpan rahasia tentang persoalan
menerapkan model pembelajaran perlu dirinya, serta banyak menjaga rahasia
mempertimbangkan tipe kepribadian peserta persoalan dari orang lain. Seorang introvert
Analisis Upaya Menarik Minat Belajar Siswa Introvert Melalui Pembelajaran IPS 61
Maya Marisa1*, Rara Satriana2, dan Yessi Desmatala Sari3

juga dikenal sebagai sosok yang pendiam dan Data sekunder yang digunakan dalam
sukar, serta sering menarik diri dari suasana penelitian ini adalah dengan menggunakan
yang ramai. Akan tetapi ketika ditimpa rasa studi dokumen sebagai instrument utamanya.
sedih, tidak mudah baginya akan Sumber data formalnya terutama berupa
mendatangkan ide-ide (Tim Psikologi, 2012: pendapat para ahli (doktrin) yang tertulis dalam
136). Pengalaman dirinya adalah kekuatan buku-buku teks dan juga berasal dari buku-
untuk melakukan sesuatu. Baginya, banyak buku teks.
berinteraksi dengan orang lain hanya
membuang waktu saja. Di dalam suasana HASIL DAN PEMBAHASAN
keramaian sekalipun, seperti pesta pernikahan,
ia lebih nyaman berbincang hanya dengan dua 1. Upaya dalam Menarik Minat Belajar
atau tiga orang. Ketika bertemu dengan orang Siswa untuk Aktif Menurut Ahli. melalui
yang baru dikenal, seseorang yang memiliki Pembelajaran.
pribadi introvert cenderung akan menunggu Model pembelajaran berbasis
untuk disapa dahulu daripada menyapa terlebih masalah berbantuan media audiovisual
dahulu. berorientasi pada pembelajaran yang
Seorang yang introvert juga akan lebih berbasis pada siswa (student centred),
memikirkan risiko yang akan terjadi sebelum suasana belajar yang aktif sehingga terjadi
mengambil suatu tindakan. Orang introvert peningkatan pemahaman (bukan ingatan).
lebih suka menyelesaikan pekerjaan daripada Siswa belajar atas inisiatifnya sendiri,
berkelompok, walaupun penyelesaian dimana peran guru sekarang ini hanyalah
pekerjaan itu membutuhkan waktu yang cukup membimbing, mengarahkan siswa
panjang. Maka dari hal itu orang dengan tipe sehingga terjadi suatu pertukaran
diri ini cenderung memiliki prinsip “saya pengetahuan antara guru dengan siswa,
menyendiri, lalu saya mengerti”. Tipe introvert bukan hanya transfer pengetahuan.
ini sering memperlihatkan kecenderungannya Dalam hal ini di dukung dengan adanya
untuk mengembangkan gejala dari ketakutan, suasana belajar yang menyenangkan dan
depresi, yang ditandai oleh perasaan mudah kesadaran emosional pada keadaan tidak
tersinggung, gugup, melamun, sulit tidur, dan dalam kondisi tertekan. Berdasarkan hasil
rendah diri (Hambali, 2013: 17) . pengujian secara statistik yang terbukti
Beberapa cara yang dapat dilakukan guru bahwa kemungkinan untuk siswa memiliki
untuk menarik minat siswa adalah menerapkan tipe kepribadian introvert ini, karena dapat
metode pembelajaran IPS yang kreatif dan bisa diliat dari perbedaan hasil belajar IPS
membuat siswa introvert untuk lebih aktif dalam antara siswa yang mengikuti dengan
pembelajaran. Guru dapat menghubungkan model pembelajaran berbasis masalah
materi pembelajaran dengan kehidupan siswa yang dibantu oleh media audiovisual dan
sehari-hari serta dapat menciptakan lingkungan siswa yang mengikuti model pembelajaran
belajar yang kondusif bagi siswa. konvensional.
Pembelajaran konvensional adalah
suatu pembelajaran yang biasa dilakukan
oleh guru dalam proses pembelajaran di
METODE PENELITIAN dalam kelas. Pembelajarannya lebih
berorientasi pada materi yang ada pada
Metode penulisan yang digunakan dalam buku teks. Pembelajaran seperti ini lebih
penelitian ini adalah penelitian deskriptif. dikenal dengan gaya bank sehingga
Penelitian ini adalah penelitian yang mencoba kemungkinan besar akan gagal
mendeskripsikan variable yang diteliti secara menghasilkan peserta didik yang aktif,
mandiri tanpa dikaitkan dengan variabel- kreatif dan inovatif. Karena peserta didik
variabel lain, baik yang bersifat akan berhasil mengingat jangka pendek
membandingkan maupun menghubungkan. tetapi untuk kedepannya gagal dalam
Penelitian ini menggunakan metode tinjauan membekali peserta didik dalam
literature (library research) yaitu penelitian yang memecahkan persoalan dalam
didasarkan pada pendapatan-pendapat ahli. kehidupannya jangka panjang.
62 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Pembelajaran ini bersumber dari teori sesuatu dengan berhati-hati, sebelum


stimulus-response. Pembelajaran melangkah dan tidak mudah percaya kata
konvensional mengarahkan proses belajar hati. Dia tidak menyukai keramaian,
mengajar pada “aliran informasi” atau menanggapi semua masalah dalam hidup
“transfer” pengetahuan dari guru ke siswa. dengan serius, dan menyukai kehidupan
Penekanan pembelajaran adalah suatu yang teratur. Individu yang introvert selalu
hal yang diperolehnya dari menyembunyikan perasaannya, akan
kemampuannya dalam mengingat jarang bertindak agresif, dan tidak mudah
(memorizing) berupa fakta-fakta sehingga kehilangan kesabaran pada dirinya. Orang
kemampuan yang dimiliki siswa bersifat seperti ini dapat dipercaya namun akan
faktual bukan konseptual. sedikit pesimis.
Sedangkan, problem based learning Dengan tipikal seperti itu, hasil belajar
adalah suatu model pembelajaran yang peserta didik dengan tipe kepribadian
menggunakan masalah dunia nyata introvert lebih menurun apabila
sebagai suatu konteks bagi peserta didik menggunakan model pembelajaran yang
untuk belajar tentang cara berpikir kritis aktif seperti model pembelajaran problem
dan keterampilan pemecahan masalah, based learning. Hal ini karena model
serta jika untuk memperoleh pengetahuan pembelajaran problem based learning
serta konsep yang esensial dari suatu menuntut peserta didik untuk menjadi aktif,
materi pelajaran. Model pembelajaran ini ditambah lagi pembentukan kelompok
menuntut peserta didik untuk terlibat aktif belajar yang memerlukan pendekatan
dalam pembelajaran baik mengajukan sosial baik peserta didik dengan peserta
maupun menyelesaikan permasalahan didik maupun peserta didik dengan guru,
dunia nyata. Terdapat faktor dominan sangat berbeda dengan tipe kepribadian
yang mempengaruhi hasil belajar dari introvert yang cenderung menutup diri.
peserta didik yang tidak semata-mata Bahkan, dalam menggunakan media
model pembelajaran yang tepat saja, akan aduaiovisual, peserta didik dengan tipe
tetapi ada faktor lain yaitu faktor kepribadian introvert tetap tidak aktif
kepribadian dari peserta didik itu sendiri. dalam proses belajar mengajar. Hal ini
Kepribadian ini dibagi menjadi dua, yaitu: disebabkan karena media aduaiovisual
extrovert (berorientasi keluar) dan introvert merupakan media pembelajaran yang
(berorientasi kedalam). Menurut Eysenck mengharuskan peserta didik turut aktif
gambaran individu yang termasuk dalam proses belajar mengajar. Karena
kecenderungan introvert adalah sifat yang sulit mengekspresikan dirinya,
memperlihatkan kecenderungan bersifat peserta didik dengan tipe kepribadian
murung, cemas, kaku, bijaksana, pesimis, introvert cenderung tidak aktif bahkan
pendiam, sulit bergaul, tenang, pasif, hati- malas bertanya apabila ada materi yang
hati, tenang dan dapat dipercaya (Pervin, dirasa kurang mengerti dan mereka
2012). cenderung menjadi sielent reader tanpa
Secara singkat individu introvert bersosialisasi dengan teman lainnya.
merupakan individu yang cenderung akan Model pembelajaran konvensional
menarik diri dari persinggungan sosial. adalah model pembelajaran yang biasa
Individu yang intrivert akan melakukan digunakan guru pada saat membahas
sesuatu menurut caranya sendiri, serta suatu materi pembelajaran dikelas,
akan menutup diri terhadap pengaruh dari dimana model pembelajaran ini lebih
dunia luar. Hall dan Lindzey (dalam menekankan pada guru, dimana guru
Mularsih, 2010) yang menambahkan dijadikan sebagai pusat pembelajaran dan
bahwa karakteristik dari introvert adalah sebagai sumber infomasi, sedangkan para
pemalu, introspektif, menyukai buku-buku peserta didik bertindak sebagai individu
daripada manusia, suka menyendiri dan yang pasif hanya dengan mendengarkan
tidak ramah kecuali pada teman dekatnya. materi dan mencatat materi saja, sehingga
Dia cenderung merencanakan segala pembelajaran berjalan secara monooton
Analisis Upaya Menarik Minat Belajar Siswa Introvert Melalui Pembelajaran IPS 63
Maya Marisa1*, Rara Satriana2, dan Yessi Desmatala Sari3

dan membosankan. Dimana pembelajaran memiliki kemampuan untuk mengutarakan


pengajaran tradisional tersebut masih ide dan tanggapan tentang materi
sepenuhnya berpusat pada guru (teacher pelajaran, karena pada model
center), yaitu guru hanya menyampaikan pembelajaran ini guru akan memberikan
materi pelajaran secara verbal (ceramah) informasi kepada peserta didik agar tujuan
dan peserta didik hanya sebatas dari pembelajaran tersebut dapat tercapai
mendengarkan materi yang diberikan oleh dan materi pembelajaran tersebut dapat
guru, sehingga hasil belajar peserta didik dikuasi oleh peserta didik. Model
dengan tipe kepribadian introvert akan pembelajaran langsung mendukung
cenderung lebih meningkat apabila peserta didik yang memiliki kepribadian
menggunakan model pembelajaran introvert untuk dapat menguasai suatu
konvensional, karena peserta didik materi dengan baik tanpa memaksa
dengan tipe kepribadian introvert lebih mereka untuk melakukan komunikasi yang
nyaman mendengarkan pembelajaran intens kepadasesama peserta didik
secara satu arah atau pasif dibandingkan maupun guru.
dengan harus turut aktif dalam proses
pembelajaran karena mereka ini 2. Analisis upaya Menarik Minat Belajar
cenderung memiliki kesulitan dalam Siswa Introvert melalui Pembelajaran
bergaul. IPS
Hal ini didukung juga dengan adanya Siswa dengan tipe kepribadian
penelitian yang dilakukan oleh Sari (2012) introvert akan memperoleh nilai hasil
menyebutkan bahwa peserta didik dengan belajar yang lebih tinggi jika diajar dengan
tipe kepribadian introvert menunjukkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
hasil belajar yang lebih tinggi bila diajarkan Jadi, interaksi model pembelajaran
dengan model pembelajaran langsung. kooperatif dan tipe kepribadian dapat
Suryabrata (Madinatus Sholihah, 2012), meningkatkan kemampuan siswa dalam
mengemukakan bahwa orang dengan memperoleh hasil belajar IPS Terpadu
kepribadian Introvert yang memiliki yang lebih baik. Siswa dapat dikatakan
inteligensi yang relatif tinggi dan memiliki memiliki tipe kepribadian introvert itu
perbendaharaan kata yang banyak. Heni karena sulit dalam hal membuat hubungan
Mularsih (2010) dalam penelitiannya sosial dengan lingkungannya. Pada siswa
tentang strategi pembelajaran dan tipe yang memiliki tipe kepribadian introvert ini
kepribadian terhadap hasil belajar bahasa akan mengalami kesulitan dalam
Indonesia, diperoleh hasil bahwa orang melakukan interaksi dengan orang lain.
dengan kepribadian introvert lebih cocok Siswa yang memiliki tipe kepribadian
dengan metode pembelajaran individual introvert cenderung tidak suka tampil di
ditandai dengan rata-rata hasil belajar depan kelas sehingga tidak terlalu aktif
yang diperolehnya lebih tinggi dari siswa dalam pembelajaran sehingga dapat
yang bertipe kepribadian ekstrovert yang dikatakan bahwa siswa yang memiliki tipe
menggunakan metode pembelajaran kepribadian introvert sangat tepat apabila
individual. dilaksanakan dengan menggunakan
Hal ini sangat beralasan karena model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
model pembelajaran ini berpusat pada Karena siswa yang memiliki tipe
guru. Pada sistem pengelolaan dalam kepribadian introvert ini memiliki suatu
proses pembelajaran yang dilakukan oleh kesulitan dalam memahami pelajaran
guru harus menjamin terjadinya yang ada, jika dibandingkan dengan siswa
keterlibatan peserta didik secara yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert.
langsung, terutama melalui kegiatan Dengan demikian, dapat disimpulkan
memperhatikan, mendengarkan, dan bahwa siswa dengan tipe kepribadian
resitasi atau tanya jawab yang terencana. ekstrovert jika dibelajarkan dengan model
Dari hal tersebut model pembelajaran ini pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka
sesuai untuk peserta didik yang kurang hasil belajarnya akan lebih tinggi daripada
64 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

siswa dengan tipe kepribadian introvert tidak dituntut melakukan presentasi di


jika dibelajarkan dengan model depan kelas dan hanya menjawab
pembelajaran kooperatif. pertanyaan dari guru seandainya tim atau
Siswa yang memiliki tipe kepribadian kelompoknya di perintahkan oeleh guru.
ekstrovert adalah siswa yang mempunyai Siswa yang memiliki tipe kepribadian
ciri-ciri diantaranya yaitu, kondisi introvert jika dilakukan pembelajaran
seseorang yang suka bergaul dan dengan menggunakan model
bersama orang lain, tidak memiliki rasa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw akan
terpaksa pada saat bersama orang lain, lebih cepat merasa bosan dan jenuh, hal
dan tidak merasakan canggung untuk ini dapat terjadi karena dipengaruni
berbicara didepan orang banyak yang dengan siswa yang memiliki kepribadian
belum dikenalnya, namun sebaliknya tipe introvert karena lebih menyukai diskusi
kepribadian introvert adalah siswa yang kelompok yang tidak bervariasi. Dengan
mempunyai ciri-ciri diantaranya yaitu, demikian, dapat disimpulkan bahwa siswa
merupakan tipe kepribadian di mana yang memiliki kepribadian introvert lebih
seseorang kurang menyenangi saat cocok diajarkan dengan model
bersama orang lain, dan lebih suka pembelajaran kooperatif tipe STAD
menyendiri dibandingkan dengan model
Kenyataan yang ada di lapangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
menunjukkan bahwa ternyata siswa yang
memiliki kepribadian introvert akan lebih 3. Analisis Manfaat Pembelajaran
cenderung bosan apabila dilakukan Pembelajaran IPS dalam Meningkatkan
pembelajaran dengan model upaya Menarik Belajar Siswa yang
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Introvert Menjadi Extrovert.
Karena pada saat diskusi kelompok ini Siswa dengan tipe kepribadian
berlangsung akan membutuhkan keaktifan introvert cenderung menahan diri dan
siswa pada saat diskusi kelompok karena tertutup, pendiam, berpikir sendiri, berpikir
terdapat tim ahli dan tim asal yang akan dulu baru bertindak atau bicara, senang
terbentuk. Siswa yang memiliki berduaan saja dan senang pada satu hal.
kemampuan tinggi akan lebih merasa Selain itu, siswa dengan kepribadian
termotivasi akan tetapi sebaliknya saat introvert cenderung tidak suka berinteraksi
siswa yang memiliki kemampuan rendah dengan orang lain. Jika hal ini
akan merasa enggan melakukan kegiatan dihubungkan dengan model pembelajaran
diskusi kelompok dan akan lebih cepat kooperatif, maka tipe kepribadian
merasa jenuh dengan pelajaran yang ekstrovert akan cenderung lebih
diterimanya. Dari hal tersebut dapat diuntungkan. Siswa yang memiliki tipe
disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kepribadian ekstrovert dimana akan lebih
tipe kepribadian ekstrovert saat proses terlihat aktif pada saat proses
pembelajaran berlangsung dengan pembelajaran kooperatif karena
menggunakan model pembelajaran kepribadiannya yang suka dengan
kooperatif tipe jigsaw tidak ada kegiatan berbicara dan berinteraksi
perbedaan, namun jika dibandingkan tipe dengan orang lain sesuai dengan tujuan
kepribadian introvert jika proses pembelajaran kooperatif yang menuntut
pembelajaran dengan menggunakan banyak kegiatan berinteraksi dan juga
model pembelajaran kooperatif tipe STAD. berpartisipasi dari siswa. Hal ini sesuai
Siswa yang memiliki tipe kepribadian dengan yang dikemukakan oleh Jung
introvert akan lebih cenderung nyaman bahwa kepribadian individu dapat
dengan kondisi pembelajaran kooperatif dibedakan antara dua sisi introvert dan
STAD dibandingkan dengan pembelajaran ekstrovert. Pada diri individu yang memiliki
kooperatif jigsaw, karena pada saat kepribadian introvert yang umumnya
kegiatan diskusi berlangsung hanya terjadi memiliki sifat-sifat cenderung menarik diri,
dalam satu kelompok. Siswa yang lain suka bekerja sendiri, tenang, pemalu, hati-
Analisis Upaya Menarik Minat Belajar Siswa Introvert Melalui Pembelajaran IPS 65
Maya Marisa1*, Rara Satriana2, dan Yessi Desmatala Sari3

hati dalam mengambil keputusan dan kepribadian introvert akan cenderung


cenderung tertutup secara sosial (Djaali, menunggu untuk disapa terlebih dahulu
2011). Individu yang memiliki kepribadian daripada menyapa dahulu. Seorang yang
ekstrovert ini pada umumnya akan introvert juga akan lebih memikirkan risiko
memiliki ciri-ciri diantaranya yaitu, suka yang akan terjadi sebelum mengambil
berpandangan keluar, bebas dan terbuka suatu tindakan. Jadi, di dalam
secara sosial, sigap dan tidak sabar dalam pembelajaran, adanya hubungan yang
menghadapi suatu pekerjaan yang lama erat antara tipe kepribadian dengan hasil
dan suka melakukan kerja kelompok. belajar. Kepribadian dari setiap siswa
Dari pernyataan diatas, peneliti dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
berasumsi bahwa kemampuan seseorang
yang berkepribadian introvert dalam hal PENUTUP
berprestasi lebih tinggi dikarenakan Kesimpulan
penerapan metode pembelajaran Hasil analisis ini menemukan bahwa
individual yang lebih menekankan dalam terdapat interaksi antara model pembelajaran
pemberian tugas bagi mahasisiwa- yang diterapkan dengan tipe kepribadian dalam
mahasisiwi dalam kaitannya untuk pengaruhnya terhadap hasil belajar IPS. Lebih
meningkatkan pengetahuan lebih baik jauhnya dapat dilihat bahwa apabila dalam
dalam hubungannya dengan karakter pelaksanaan pembelajaran siswa
khas mahasisiwa-mahasisiwi yang diklasifikasikan menurut tipe kepribadian, maka
berkepribadian introvert yakni suka ditemukan bahwa model pembelajaran
membaca buku, lebih suka menulis, berbasis masalah berbantuan media audio
intelegensia relatif tinggi, kemampuannya visual dan model pembelajaran konvensional
dalam berpikir sangat baik. memberikan pengaruh yang berlawanan.
Kelompok siswa yang memiliki tipe kepribadian
4. Analisis Manfaat Pembelajaran Siswa ekstrovert, maka hasil belajar IPS siswa yang
Yang Extrovert menggunakan model pembelajaran berbasis
Proses pembelajaran pada masalah berbantuan media audiovisual akan
hakekatnya untuk mengembangkan lebih baik daripada hasil belajar IPS siswa yang
aktivitas dan kreatifitas peserta didik menggunakan model pembelajaran
melalui berbagai interaksi dan konvensional. Namun sebaliknya, jika
pengalaman belajar. Suatu proses kelompok siswa yang memiliki tipe kepribadian
pembelajaran akan dapat berjalan lancar, introvert, maka hasil belajar IPS siswa yang
efektif, dan efisien apabila terdapat mengikuti model pembelajaran konvensional
interaksi positif antara berbagai komponen akan lebih baik daripada hasil belajar IPS siswa
yang terkandung di dalam sistem yang mengikuti model pembelajaran berbasis
pengajaran. Komponen di dalam sistem masalah berbantuan media audiovisual.
pembelajaran meliputi tujuan pendidikan,
peserta didik, pendidik, bahan atau materi Berdasarkan uraian di atas, maka
pelajaran, pendekatan atau metode, kesimpulan dalam penelitian ini adalah model
media atau alat, sumber belajar atau pembelajaran yang berbasis masalah dengan
evaluasi. Semua komponen dalam sistem berbantuan media audiovisual akan lebih
pembelajaran saling berhubungan dan unggul dibandingkan dengan model
saling mempengaruhi untuk mencapai pembelajaran konvensional pada hasil belajar
hasil belajar sesuai tujuan pembelajaran. IPS. Agar diperoleh hasil yang maksimal,
Menurut Tim Psikologi (2012: 136), dalam pembelajaran IPS, tipe kepribadian
seorang introvert juga dikenal sebagai siswa harus dipertimbangkan. Berkenaan
sosok pendiam dan sukar diduga serta dengan hasil penelitian yang diperoleh,
sering menarik diri dari suasana yang disarankan agar model pembelajaran berbasis
ramai. Apabila saat bertemu atau masalah berbantuan media audiovisual perlu
berhadapan langsung dengan orang yang dikenalkan dan dikembangkan lebih lanjut
baru dikenal, siswa yang memiliki kepada para guru, siswa dan praktisi
pendidikan lainnya sebagai salah satu alternatif
66 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

pembelajaran. Supriadi, Sujana, dan Wiarta. 2013. Model


Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Saran Berbantuan Media Audiovisual Berpengaruh
Dalam lingkup pendidikan dalam Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Sd
pengajaran IPS perlu adanya proses klasifikasi Gugus Ubud Gianyar. e-jurnal. Undiksha.
terlebih dahulu sebelum dilakukannya proses Diakses Tanggal 28 Juli 2017.
Ulya, Nur Maziyah. 2016. Pengaruh Metode
pembelajaran agar menciptakan kesesuaian
Pembelajaran dan TipeKepribadian Terhadap
antara model pembelajaran dengan proses Hasil Belajar Bahasa Arab (Studi Eksprerimen
kesigapan siswa dalam menangkap atau Pada MAN 1 Semarang). Jurnal Pendidikan
memahami pembelajaran yang berjalan. Maka Islam Vol. 10 Nomor 1. Semarang: UIN
dari itu proses dalam pengklasifikasian memilih Walisongo Semarang.
model pembelajaran khususnya pembelajaran UMSIDA Press Harjanto. 2005. Perencanaan
IPS sangat perlu dilakukan. Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah berbantuan media
audiovisual lebih unggul dibandingkan model
pembelajaran konvensional dalam hal hasil
belajar IPS. Maka dari itu perlu adanya
perhatian khusus untuk menerapkan hal ini di
ranah pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diinginkan serta harus adanya
dukungan dari banyak pihak agar hal ini dapat
terjalan dengan baik.

REFERENCES

Amir, M. F., & Sartika, S. B. (2017). Metodologi


Penelitian Dasar Bidang Pendidikan. Sidoarjo:
Lestari, Ni Nyoman Sri. 2015. Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) dan Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Fisika Bagi Siswa
Kelas VII SMP. e-jurnal. Pascasarjana
Undiksha. Diakses Tanggal 28 Juli 2017.
Mularsih, Heni. 2010. Strategi Pembelajaran, Tipe
Kepribadian, dan Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Pada Siswa Sekolah Menengah
Pertama. Makara, Sosial Humaniora Vol. 14
No. 1 Tahun 2010. Depok: Universitas
Indonesia.
Rasmianti, Ike. Raga, Gede., Agustiana, I. G. A. Tri.
2013. Pengaruh Metode Pembelajaran
Problem Posing Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas
IV SD Gugus VI Kecamatan Banjar. Jurnal
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol. 1
Tahun 2013. Singaraja: Undiksha.
Safitri, Dyah. (2016). Penerapan Model Mind
Mapping Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas V SD Balangan 1
Sani, Abdullah Ridwan. 2014. Pembelajaran Saintifik
Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. (2008) Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana Prenada Media Grouf.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI


PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA
KELAS IV SD

Ronny Sitanggang1*, Elly Prihasti W2, dan Mara Untung Ritonga3


1 SD Negeri 6 Sideak, 23Universitas Negeri Medan
*Email : ronnysitanggang70@gmail.com

Abstrak
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis puisi melalui metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada murid kelas IV SD Negeri 6 Sideak Tahun Pelajaran 2021/2022.
Berdasarkan hasil data awal yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kemampuan menulis puisi masih rendah.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan kelas (PTK). Analisa data dilakukan dengan mereduksi
data dan memaparkan data dalam bentuk tabel, sehingga dapat dicari nila rata-rata dan persentase ketuntasan
belajar. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas VI SD Negeri 6 Sideak Tahun Pelajaran 2021 /
2022 yang berjumlah 12 orang murid, diantaranya terdiri dari 7 murid laki-laki dan 5 muridperempuan. Hasil
penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa persentase ketuntasan dalam keterampilan menulis puisi yaitu
(75,00%) murid yang tuntas dalam belajarnya. Hasil Siklus II menunjukkan bahwa persentase ketuntasan dalam
keterampilan menulis puisi yaitu (92 %) muridyang tuntas dalam belajarnya. Berdasarkan penelitian ini
disimpulkan bahwa menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat memberikan dampak yang sangat
besar dan signifikan terhadap hasil kemampuan menulis puisi murid kelas VI SDN 6 Sideak TP 2021/2022.

Kata Kunci: Keterampilan menulis puisi, Pembelajaran Kooperatif STAD.

Abstract
The purpose of this study was to determine the improvement of poetry writing skills through the STAD type
cooperative learning method in fourth grade students of SD Negeri 6 Sideak in the 2021/2022 academic year.
Based on the results of the initial data that has been carried out, it shows that the ability to write poetry is still low.
This research uses classroom action research (CAR). Data analysis is done by reducing the data and presenting
the data in tabular form, so that the average value and the percentage of learning completeness can be found.
The subjects in this study were all sixth grade students of SD Negeri 6 Sideak for the academic year 2021/2022,
totaling 12 students, including 7 boys and 5 girls. The results of the research in the first cycle showed that the
percentage of completeness in poetry writing skills was (75.00%) students who completed their studies. The results
of Cycle II show that the percentage of completeness in poetry writing skills is (92%) of students who are complete
in their studies. Based on this study, it was concluded that using STAD type cooperative learning could have a
very large and significant impact on the results of the sixth grade students' poetry writing skills at SDN 6 Sideak
TP 2021/2022.
.
Keywords: Poetry writing skills, STAD Cooperative Learning.

melalui pembinaan dan pembekalan untuk


PENDAHULUAN melatih keterampilan menulis supaya
muriddapat menuangkan ide, pikiran ,
Salah satu aspek yang diperlukan perasaan maupun gagasan dalam berbagai
dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah karya sastra terutama puisi. Dewasa ini
keterampilan menulis.Keterampilan menulis keterampilan menulis dianggap sebuah
berkaitan dengan pengungkapkan gagasan / keunggulan yang unik karena memiliki
ide,pikiran , perasaan melalui karangan yang keterampilan menulis bukanlah hal yang
bersifat nyata maupun hayalan. Kegiatan gampang. Melainkan keterampilan menulis
menulis tidak dapat dipisahkan dari setiap sering juga dikaitkan dengan bakat seseorang.
aspek kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Akan tetapi dengan ketekunan dan literasi yang
Berdasarkan hal tersebut, keterampilan luas keterampilan menulis dapat berkembang
menulis sangat perlu diajarkan sejak dini meskipun tidak ada bakat yang melekat dalam
68 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

diri seseorang jika keterampilan tersebut satu factor penyebab kemalasan ini adalah
diasah dengan baik sejak usia sekolah dasar. kurangnya literasi muridsehingga
Pada usia sekolah dasar terutama perbendaharaan kata – kata yang dimiliki masih
pada kelas tinggi mengasah keterampilan belum luas. Sehingga ketika guru meminta
menulis sudah sebaiknya dilakukan guru murid menulis puisi bebas ataupun dengan
secara berkelanjutan. Karena pada kelas tinggi tema tertentu muridcenderung bingung dan
yakni kelas 4 sampai 6 muridsudah memiliki kehilangan ide.Hal serupa juga dialami
kemampuan membaca yang baik.Salah satu oleh.Sebahagian besar muridterlihat bingung
keterampilan menulis yang dapat ditanamkan dan tidak menuliskan apa – apa bahkan ketika
adalah keterampilan menulis puisi. Menulis diminta menulis puisi beberapa orang
puisi salah satu keterampilan yang dapat muridmalah membuat kegiatan sendiri seperti
digunakan muriduntuk mengasah keterampilan menggambar, memainkan pulpennya dan
menulis. Penulisan puisi berdasarkan mengobrol dengan temannya.
pengalaman muriddalam kehidupan sehari – Meskipun bagi sebahagian muridkelas
hari. Guru dapat menggali pengalaman tinggi yang sudah terbiasa dengan menulis
muriduntuk dituangkan kedalam karya puisi puisi merupakan kegiatan yang dianggap
yang bersifat sederhana. Kemudian guru mudah. Akan tetapi masih banyak
membimbing untuk memperbaiki pemakaian muridSekolah Dasar Negeri 6 Sideak yang
kata diksi murid.Guru juga dapat masih kesulitan dalam menulis puisi. Hal ini
mengembangkan imajinasi muridmelalui cerita menyebabkan sebahagian muridyang belum
atau dengan memberikan video pembelajaran. tertarik dalam menulis puisi sehingga hasil
Melalui cerita dan video pembelajaran akan belajar yang diperoleh muridmenjadi
semakin memperkaya literasi muriduntuk rendah(tidak mencapai KKM).Hal yang paling
mendukungnya memiliki keterampilan menulis menonjol dari berbagai puisi hasil karya murid
terutama menulis puisi. adalah dalam pemakaian kata diksi dan
Puisi adalah hasil pemikiran, persajakan puisi. Puisi yang ditulis murid
perasaan, dan pengalaman penulis yang cenderung memakai kata – kata yang
diungkapkan melalui media yang unik sederhana bahkan terkadang dicampur dengan
(Ristavida:2020).Dalam mengembangkan bahasa daerah. Disamping itu juga
keterampilan menulis puisi guru membimbing persajakannya juga tidak teratur dan sama
muriduntuk dapat menuangkan pikiran, sekali tidak ada persajakan.
perasaan dan pengalamannya ke dalam Berdasarkan hasil pengamatan di
sebuah karya puisi.Menulis puisi merupakan kelas SD Negeri 6 Sideak, guru melihat
proses kegitan menulis kreatif yang rendahnya hasil belajar pencapaian
membutuhkan intelektual, yaitu kegiatan yang muriddalam menulis puisi yaitu 50, 40 dengan
mengharuskan seseorang memiliki kecerdasan hasil belajar terendah 30,00 dan hasil belajar
penguasaan wawasan dan bahasa yang luas tertinggi 70,00. Sedangkan hasil belajar
serta memiliki kepekaan perasaan. ketuntasan yang ingin dicapai 75,00 sehingga
Keterampilan menulis puisi bermula dari proses hasil belajar muridtidak mencapai ketuntasan
kreatif, imajinasi mengembangkan fakta yang diharapkan.Setelah melakukan refleksi
empiris dan menerjemahkannya ke dalam pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa faktor
puisi. Bahasa yang digunakan untuk menulis yang menyebabkan muridbelum mampu
puisi pendek, padat dan jelas. Pada umumnya menulis puisi dengan menggunakan kata – kata
banyak yang menggunakan kiasan atau dikte yang tepat, yaitu (1) muridmengalami kendala
(Wicaksono:2014) dalam menentukan kata-kata yang tepat pada
Kebanyakan siswa merasa malas saat menulis puisi, (2) rendahnya
dalam menulis, apalagi menulis puisi. Siswa perbendaharaan kata yang dimiliki murid, (3)
biasanya kesulitan menemukan ide dan kosa kurangnya minat muridterhadap strategi
kata yang dapat disatukan dalam puisi yang mengajar guru(4) kurangnya kesempatan yang
indah. Selain itu, saya ragu untuk menulis puisi diberikan kepada muriduntuk berkreasi, (5)
karena masih sedikitnya kata dan pilihan kata Materi yang diberikan masih belum memadai
di kalangan siswa. (Maimanah :2021).Salah (6) Kepercayaan diri muridyang masih rendah
Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe 69
STAD Pada Siswa Kelas I SD Negeri 6 Sideak Tahun Pelajaran 2021/2022
Ronny Sitanggang1*, Elly Prihasti W2, dan Mara Untung Ritonga3

dalam menampilkan karyanya dan (7) berbeda – beda, selanjutnya guru membagi
Kurangnya literasi murid lembaran kegiatan yang berisi pertanyaan, dan
Penulisan puisi terkadang berkembang seluruh anggota memahaminya,
seiring dengan berkembangnya rasa dan menyelesaikan seluruh bahan yang diberikan.
konsep penyair tentang keindahan berubah. Lembaran pertanyaan yang diberikan
Memahami puisi membutuhkan perspektif dimaksudkan untuk memandu muriduntuk
lama, esai yang terikat pada bait, baris, jumlah dapat memahami penulisan puisi dengan
kata, dan pola rima, tetapi memahami puisi dari tepat.Kemudian melalui lembaran tersebut
perspektif puisi modern bukanlah bentuk muriddapat menulis puisi dengan tepat. Tujuan
formal. Tetapi berdasarkan esensi. Dari sini kita belajar dengan model kooperatif tipe STAD
dapat menyimpulkan bahwa puisi adalah untuk memaksimalkan nilai prestasi belajar ,
ucapan atau ekspresi tidak langsung. keaktifan dalam diskusi, membiasakan
(Zainuddin :2015). Puisi bisa menggambarkan menggunakan waktu dalam belajar dengan
pengalaman hidup seseorang. Tetapi dituliskan tepat,dan membuat muridbersemangat dalam
secara singkat dengan pilihan kata yang tepat mengikuti pembelajaran. Setiap
dan akurat serta menggunakan kata kiasan. muridmemberikan partisipasi dalam
Puisi juga dapat ditulis berdasarkan kejadian kelompoknya tentang bagaimana menulis puisi
yang dilihat oleh penulis di lingkungan yang tepat. Murid juga diajak menceritakan
sekitarnya atau berdasarkan imajinasi penulis. pengalamannya masing masing untuk dapat
Yang utama dalam penulisan puisi adalah diubah menjadi sebuah karya puisi yang indah
pemilihan kata diksi yang tepat untuk dengan pemakaian kata kiasan yang tepat dan
menggambarkan makna yang akan menarik.
disampaikan penulis kepada pembaca. Strategi ini dipilih karena pembelajaran
Dalam teknik menulis puisi,sebuah kooperatif dengan tipe STAD mengutamakan
puisi itu ditulis dari buah pikiran, hal – hal yang pada keaktifan dan kerjasama muriduntuk
membuat terkesan dan hal hal yang pernah saling mendorong dan berbagi ilmu dalam
dialami (Rohilah:2020). Berdasarkan analisis memahami teknik menulis puisi yang tepat agar
pendapat para peneliti dalam menumbuhkan hasil belajarnya optimal. Dengan demikian
keterampilan menulis puisi pada muridyang masih memiliki kemampuan rendah
muriddibutuhkan kemampuan guru untuk dapat saling melengkapi untuk memperoleh
menggali pengalaman maupun imajinasi yang hasil belajar yang optimal. Karena setiap
ada dalam diri muriduntuk dituangkan kedalam muridberpartisipasi agar hasil prestasi belajar
bentuk puisi dengan pilihan kata yang singkat, muriddapat meningkat.Berdasarkan itulah guru
padat, jelas, serta menarik.Dalam membimbing mencoba melakukan PTK dengan judul:
muriduntuk dapat memilih kata yang tepat pada “Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi
tahapan awal guru dapat meminta Melalui Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
muridmenuliskan pengalaman singkat dengan pada Kelas IV Murid SDN 6 Sideak Tahun
tema tertentu dalam bentuk cerita. Kemudian Pelajaran 2021/2022.
cerita tersebut diubah ke dalam bentuk puisi
dengan pemilihan kata yang singkat, padat , METODE PENELITIAN
jelas dan menarik. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 6
Untuk mengatasi permasalahan belajar Sideak yang beralamat di Desa Sideak
tersebut, guru mencoba menerapkan model Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir. Subjek
pembelajaran kooperatif tipe STAD. dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
Pembelajaran kooperatif STAD merupakan IVyang berjumlah 12 orang siswa. Dengan
pembelajaran yang mengajak muridaktif dalam rincian 5 siswa perempuan dan 7 siswa laki-
diskusi di mana guru menggunakan proses laki. Data dalam penelitian ini adalah adat hasil
belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Murid nilai keterampilan menulis puisi pada kelas IV
dibagi ke dalam kelompok dengan jumlah 4 SD Negeri 6 Sideak.
orang per kelompok, dengan kemampuan yang
70 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Sumber data yang digunakan adalah keterampilan menulis puisi masih rendah.
tempat dan peristiwa proses pembelajaran Dengan hasil belajar rata – rata 65,58 dari
menulis puisi di kelas IV SD Negeri 6 Sideak, persentase ketuntasan keterampilan menulis
informan, dokumen. Teknik pengumpulan data puisi muridkelas IV SD Negeri 6 Sideak adalah
dalam penelitian ini yaitu instrumen tes dan 48 %.
instrumen non tes yang terdiri dari: (1)
observasi, dan (2) wawancara. Uji validitas Diagram.1.1 Distribusi Hasil Hasil belajar
yang ada pada penelitian ini yaitu triangulasi Tes Pada Parsiklus
sumber data, triangulasi model pengumpulan
data, review informan dan tes. Chart Title
Teknik analisis data yang digunakan 100
untuk menganalisis data yang telah 80
dikumpulkan antara lain dengan menggunakan 60
teknik deskriptif komparatif (statistik deskriptif 40
komparatif) dan teknik analisis kritis. Prosedur 20
penelitian dalam penelitian ini mencakup 0

memanto

tasya

Roel
vritjen

Rona
olivia
Anri

diva

gabe

Ita
Bonar

lionel
beberapa tahap, yakni : 1) perencanaan
tindakan (planning), 2) pelaksanaan tindakan
(acting), 3) observasi dan interpretasi
(observing), 4) analisis dan refleksi (reflecting). Nilai KKM Keterangan

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Prasiklus 2. Siklus I
Prasiklus dilaksakan pada hari Senin, a. Tahap Perencanaan
7 Pebruari 2022 pukul 08.00-09.10 WIB pada Adapun langkah dalam perencanaan
saat pembelajaran Tema 6 Cita-citaku, Sub yang dilakukan guru adalah : 1. membuat
thema 1 Aku dan Cita-citaku , Pembelajaran 5 sillabus dan RPP, 2).mempersiapkan
Membuat puisi sendiri, dan mengungkapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD,
makna yang terkandung dalam puisi secara 3).Mempersiapkan alat, bahan , dan media ,
lisan maupun tulisan Dalam kegiatan prasiklus sumber belajar, 4). Menyusun format atau
ini, guru sebagai peneliti melaksanakan proses lembar observasi yang digunakan untuk
pembelajaran di kelas seperti biasa. Prasiklus mengobservasi guru dan siswa, 5) menyusun
dimaksudkan untuk melihat kemampuan tes atau alat evaluasi untuk mengukur hasil
muridsebelum melakukan tindakan.Kegiatan belajar siswa selama tindakan diterapkan, 6).
pembelajaran yang dilaksanakan guru dalam Menyiapkan lembar kerja siswa dalam kegiatan
tahap ini 1. Guru memberikan penjelasan kelompok
terkait materi, 2. Melakukan tanya jawab b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
tentang cita – cita peserta didik, 3.Menjelaskan Tindakan dilaksanakan dimulai dari
tatacara penulisan puisi dan memberikan kegiatan awal selam 15 menit, kemudian
contoh puisio yang dibuat oleh guru, 4. Guru kegiatan inti pada kegiatan inti guru membagi
bersama siswa sepakat tentang tema puisi siswa ke dalam 3 kelompok yang heterogen ,
sesuai dengan tema pada buku siswa yaitu guru menjelaskan materi teknik menulis puisi
cita- cita, 4. Siswa diminta menuliskan puisi yang baik dan benar kemudian guru
sesuai dengan tema yang disepakati, 5. Siswa memberikan lembar kerja kepada setiap
diminta membacakan puisi hasil karyanya di kelompok dan diminta untuk didiskusikan
depan kelas dengan lafal dan intonasi yang secara bersama - sama. Skeranio dalam
tepat. kegiatan pembelajaran muriddibagi ke dalam
Berdasarkan observasi dan kelompok yang heterogen. Tujuannya agar
pengumpulan data setelah melakukan kegiatan muridyang memiliki kemampuan yang lebih
pembelajaran di kelas tahap prasiklus baik dalam menulis puisi dapat memberikan
diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar penjelasan kepada muridlain yang memiliki
muridkelas V SD Negeri 6 Sideak dalam kerukangan dalam menulis puisi.Berdasarkan
hasil pehasil belajaran yang diperoleh pada
Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe 71
STAD Pada Siswa Kelas I SD Negeri 6 Sideak Tahun Pelajaran 2021/2022
Ronny Sitanggang1*, Elly Prihasti W2, dan Mara Untung Ritonga3

siklus I, hasil belajar rata – rata muridsebesar b. Tahap Tindakan


78 dengan persentase ketuntasan Siklus II dilaksanakan hari Senin, 21
muridsebesar 75%. Pebruari 2022 dalam 2 jam pelajaran.Dalam
kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai
Diagram 1.2 Distribusi Hasil Hasil dengan perbaikan pada refleksi pada hasil
belajar Tes Pada Siklus 1 pelaksanaan pada Siklus II dengan menyajikan
beberapa Video pembelajaran tentang Profesi
Chart Title yang menjadi cita-cita muriddi Kelas IV SD
100 Negeri 6 Sideak.Pelaksanaan tindakan pada
80 siklus II seperti pelaksanaan tindakan pada
60 siklus I dengan Adapun kompetensi yang
40
diharapkan mampu dicapai murid adalah
20
muriddapat membuat puisi sendiri, dan
mengungkapkan makna yang terkandung
0
dalam puisi secara lisan maupun tulisan
dengan tema Cita – citaku menggunakan
pembelajaran Kooperatif tipe STAD .Hasil
pehasil belajaran yang diperoleh dalam
Nilai KKM Keterangan
keterampilan puisi pada siklus II, diperoleh hasil
c. Tahap Observasi belajar rata – rata sebesar 85 dan dengan
Observasi dilaksanakan oleh dua orang ketuntasan murid sebesar 92 %. Perolehan
pengamat yakni Kepala Sekolah dan salah satu hasil belajar tersebut telah melebihi ketuntasan
Guru SD Negeri 6 Sideak pada saat proses yang ditentukan yaitu sebesar 70 %.
pembelajaran berlangsung. Observasi
dilakukan dengan menggunakan daftar ceklist Diagram 1.3 Distribusi Hasil Hasil belajar Tes
terhadap proses pembelajaran dengan Pada Siklus 2
menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD yang meliputi observasi terhadap
guru dan siswa. Chart Title
d. Tahap Refleksi 120
Pada akhir siklus diadakan refleksi
terhadap hasil yang diperoleh melalui proses 100
pembelajaran dengan model kooperatif tipe
80
STAD dan selanjutnya dilakukan pos test untuk
mengetahui pemahaman siswa terhadap 60
materi yang diajarkan pada Kelas IV SD Negeri
6 Sideak karena pada siklus I masih terdapat 5 40
dari 12 orang siswa yang belum tuntas maka
20
guru dan 2 orang pengamat melanjutkan
tindakan ke siklus II. 0

3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan analisis pos test pada Nilai KKM Keterangan
siklus I diperoleh masih ada beberapa siswa
yang belum aktif dalam pembelajaran sehingga c. Tahap Observasi
hasil yang diperoleh belum mencapai Dalam proses pembelajaran terlihat
ketuntasan yang ditetapkan. Perolehan hasil keterampilan muriddalam menulis puisi sudah
belajar siswa masih terdapat 5 orang siswa maksimal, muridjuga semakin termotivasi dan
yang hasil belajarnya di bawah 70. semangat dalam menulis puisi, muridsemakin
72 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

aktif dalam pembelajaran dengan memberikan muridseperti : Video pembelajaran yang dapat
pertanyaan kepada guru, demikian juga dalam menarik perhatian muridterhadap materi yang
kelompok berpartsipasi aktif. disampaikan.Guru sebagai peneliti menyusun
seperangkat rencana pembelajaran lengkap
PEMBAHASAN dengan media pembelajaran. Peningkatan
Sebelum melaksanakan tindakan guru pada siklus II yaitu sebanyak 11 orang murid(92
sebagai peneliti melakukan refleksi terhadap %) terampil menulis puisi dan 1 murid(8 %)
pembelajaran dan menyusun perencanaan dapat menulis puisi meskipun pilihan kata –
perbaikan pembelajaran di setiap katanya belum memenuhi kriteria.
siklusnya.Melalui tindakan yang dilakukan guru Berdasarkan analisis data di atas,
pada siklus I masih ditemukan diperoleh kesimpulan pelaksanaan penelitian
kelemahan.Melaui refleksi peneliti simpulkan tindakan kelas dapat meningkatkan kualitas
kelemahan tersebut berasal dari guru dan hasil belajar dalam menulis puisi Tema 6 Cita-
peserta didik.Kemampuan guru mengelola citaku, Sub thema 1 Aku dan Cita-citaku ,
kelas belum maksimal, sedangkan pada Pembelajaran 5 Membuat puisi sendiri, dan
muriddalam proses pembelajaran masih mengungkapkan makna yang terkandung
ditemukan sebagian besar muridaktif dan dalam puisi secara lisan maupun tulisan dapat
kurang memahami penjelasan yang diberikan maksimal. Kualitas hasil belajar yang diperoleh
oleh guru karena sibuk dengan kegiatan sendiri yang berupa keterampilan muriddalam menulis
seperti menggambar ketika guru sedang puisi dalam menghasilkan sebuah tulisan
menjelaskan. berupa puisi.Hasil belajar dalam setiap siklus
Maka berdasarkan hasil refleksi mengalami peningkatan.Puisi hasil karya
peneliti sebagai guru merancang pembelajaran muridlebih baik dalam setiap siklusnya baik
untuk tindakan siklus I. Dalam tindakan siklus I dalam pemakaian kata diksi, kesesuaian puisi
menggunakan pembelajarn Koperatif Tipe dengan tema/judul , persajakan serta makna
STAD ini diharapkan mampu mengatasi yang terkandung dalam puisi tersebut.
permasalahan yang terjadi pada kelas IV SD Hasil penelitian ini membuktikan
Negeri 6 Sideak. Berdasarkan hasil bahwa menggunakan pembelajaran kooperatif
pengamatan yang dilakukan pada Siklus I tipe STAD membuat murid termotivasi belajar
masih terdapat kekurangan sehingga hasil karena muridterlibat aktif dalam proses
yang dicapai belum maksimal.Hasil pehasil pembelajaran. Pembelajaran dengan
belajaran yang diperoleh pada siklus I dari 12 menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
orang murid yang mendapat hasil belajar STAD di kelas dapat meningkatkan
mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak keterampilan menulis puisi muridkelas IV SD
7 orang peserta didik, dan 5 orang muridlainnya Negeri 6 Sideak Tahun Pelajaran 2021/2022.
bekum mencapai kriteria ketuntasan minimal.
Meskipun perolehan hasil belajar dalam
keterampilan menulis puisi pada siklus I lebih PENUTUP
baik dari prasiklus tetapi masih ditemukan KESIMPULAN
beberapa muridyang merasa bingung dalam 1. Metode pembelajaran Kooperatif dengan
menemukan gagasan, mengembangkan tipe STAD adalah suatu metode
imajinasi serta memilih kata kiasan yang tepat pembelajaran yang mampu menciptakan
untuk menjadi sebuah puisi yang indah.Peneliti pembelajaran yang lebih menarik karena
memberikan kemakluman atas hasil perolehan dapat berdiskusi dan menyenangkan untuk
hasil belajar karena pelaksanaan tindakan memperoleh hasil belajar yang maksimal
kelas masih pada siklus I.Melalui hasil refleksi dalam keterampilan menulis puisi Kelas IV
guru sebagai peneliti akan melakukan SD Negeri 6 Sideak.
perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan 2. Melalui metode pembelajaran kooperatif
pada siklus II. Tipe STAD diperoleh hasil belajar yang
Pelaksanaan tindakan perbaikan yang semakin meningkat dengan persentase
pada siklus II adalah dengan penggunaan ketuntasan prasiklus 48 % dengan hasil
media pembelajaran untuk menarik perhatian belajar rata – rata yang diperoleh 65, 58
Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe 73
STAD Pada Siswa Kelas I SD Negeri 6 Sideak Tahun Pelajaran 2021/2022
Ronny Sitanggang1*, Elly Prihasti W2, dan Mara Untung Ritonga3

dengan jumlah muridyang tuntas hanya ada Nur, dkk. 2000. Pembelajaran kooperatif. Surabaya:
5 orang saja, selanjutnya dalam siklus I UNESA UNIVERSITY PRESS
diperoleh hasil belajar rata –rata muridyang Purwanto. 2009. Psikologi pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya Slameto. 2003. Belajar dan
hanya 78 dengan persentase ketuntasan
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
sebesar 75 % dengan jumlah muridyang
Rineka Cipta.
tuntas hanya 7 orang, dan selanjutnya Ristavida, D. (2020). Pengembangan Media
dalam Siklus II diperoleh hasil belajar rata - Diorama untuk Pembelajaran Keterampilan
rata 85 dengan persentase ketuntasan Menulis Puisi MuridKelas IV Sekolah
sebesar 92 % dengan jumlah muridyang Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru
tuntas 11 orang dan yang tidak tuntas hanya Sekolah Dasar, 8(3).
1 orang peserta didik. Muridyang belum Rohilah, R., Asri, S. A., & Ayuningrum, S. (2020,
tuntas tersebut memang masih mengalami December). Meningkatkan Keterampilan
Menulis Puisi Pada Mata Pelajaran Bahasa
keterlambatan dalam belajar yakni belum
Indonesia Melalui Metode Estafet Writing.
lancer membaca.
In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
STKIP Kusuma Negara III (pp. 148-155).
Saran Syah Muhibbin. 2003. Pskologi Belajar. Jakarta:
1. Sebagai guru sebaiknya memiliki PT Raja Grapindo.
kemampuan dalam memvariasikan metode Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran
pembelajarn yang dapat membuat Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada
muridberpartisipasi aktif , Media Group.
menarik,menyenangkan dan disesuaikan Zainudin, Z. (2015). Meningkatkan Kemampuan
Menulis Puisi Bagi MuridKelas IV SDN1 Dongko
dengan kebutuhan peserta didik.
Dengan Metode Praktek. Jurnal Kreatif
2. Bagi sekolah agar kiranya menyediakan
Tadulako, 4(9), 109111.
sarana dan prasarana guna mendukung
terciptanya pembelajaran yang bervariasi.

REFERENCES

Abdurrahman Mulyono. 2003. Pendidikan bagi


Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta
Bukhari, B. (2021). Dampak Media Gambar
Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Oleh
Murid Kelas IV SD Negeri 29 Banda
Aceh. Jurnal Pesona Dasar, 9(1).
Djamarah Bahri Syaiful. 2006. Strategi belajar
Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Isjoni.
2003. Cooperative Learning. Bandung:
Alpa Beta
Maimanah, S. (2021). Pengaruh Penerapan Model
Student Achievement Divison (STAD) Terhadap
Keterampilan Menulis Puisi MuridKelas IV
SD/MI (Doctoral dissertation, UIN SMH
BANTEN).Wicaksono, Andri. 2014. Menulis
Kreatif Sastra. Jakarta: Garudhawacana
Mulyasa, 2007. Menjadi Guru Profesional, Bandung:
Rosdakarya
Munandar. 2003. Evaluasi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

NETTIQUETTE PADA MASA PANDEMI COVID-19


(STUDI FENOMENOLOGI PEMBELAJARAN DARING PRODI PGSD
UPI KAMPUS SUMEDANG)

Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd1*; Dr. Ani Nur Aeni, M.Pd2;Dr. Isrokatun, M.Pd3
123UPI Kampus Sumedang,
*
E-mail : nurdinah.hanifah@upi.edu

Abstrak
Komunikasi virtual merupakan suatu new habit yang berlangsung ketika masa pandemic covid-19 yang dilakukan
dengan menggunakan media sosial. Dunia virtual CMC (Computer Mediatied Communication) memfasilitasi
manusia supaya dapat saling berinteraksi meskipun todak berada lokasi yang sama, namun ekspresi, emosi tidak
dapat ditampilkan secara langsung secara keseluruhan, dikarena proses komunikasi yang terjadi hanya melalui
layar (face-to screen). Munculnya pandemic Covid-19 dipandang mengubah pila-pola komunikasi. Komunikasi
yang biasanya dilakukan secara tatap muka, berbincang secara langsung, diskusi dalam suatu ruang yang sama
tidak berbatas secara mata, kemudian berubah harus dilakukan secara virtual, karena adanya kebijakan social
distancing dari pemerintah. Prosedur, tata komunikasi secara virtual sebetulnya tidak jauh berbeda dengan
komunikasi secara face to face, yang membedakan adanya media social digital yang digunakan untuk
memudahkannya. Secara umum siapapun yang menjadi bagian dari komunitas yang melakukan komunikasi baik
itu virtual maupun face to face memiliki kode etik yang berlaku di lingkungan tersebut, dan Netiquette merupakan
panduan untuk bersikap dan berprilaku sesuai dengan kaidah normative di lingkungan internet. Penelitian ini
merupakan penelitian fenomenologi, dengan tujuan untuk mendeskripsikan netiquette mahasiswa PGSD Prodi
UPI Kampus Sumedang ketika pelaksanaan perkuliahan pada masa pandemic covid-19 yang dianalisis dengan
menggunakan etika komunikasi secara deskriptif dan normatif dalam media komunikasi virtual seperti zoom,
google classroom, WAD dan SPADA

Kata kunci : Komunikasi virtual, Netiquette, Fenomenologi.

Abstract
Virtual communication is a new habit that is carried out during the COVID-19 pandemic virtually or indirectly
through social media. In the virtual world of CMC (Computer Mediatied Communication) a person can interact with
each other even though they are not in the same location, but expressions and emotions of a person are not fully
represented because the communication process is only through the screen (face-to-screen). The Covid-19
pandemic is considered to have changed people's communication patterns. Communication, which normally can
be done face-to-face, now has to be done virtually due to the government's social distancing policy. How to
communicate can not only be done face to face, but can be done virtually to facilitate and take advantage of the
existing social media. In general, anyone who feels part of a community on the internet is obliged to comply with
the code of ethics that applies in that environment, and netiquette is a guide to behaving and behaving in
accordance with normative rules in the Internet environment. This study uses phenomenological research, with
the aim of describing the nettiquette of PGSD students at the UPI Campus of Sumedang during the Covid-19
pandemic in terms of Communication Ethics, namely descriptive and normative, in virtual communication media
that are often used in lectures during the Covid-19 pandemic such as zoom, Google classroom, WAG.

Keywords: virtual communication, netiquette, phenomenology.

sektor kehidupan, termasuk di dalamnya dunia


PENDAHULUAN pendidikan. Melalui SE Mendikbud RI Nomor 3
Tahun 2020 merupakan tahun mengenai Pencegahan covid-19 dalam satuan

penanda virus corona menyerang dunia, 2020, pendidikan, sepertinya mengharuskan adanya

termasuk Indonesia, sehingga membuat semya revolusi dalam proses perkuliahannya. Melalui
surat edaran tersebut menggerakan semua
Nettiquette Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Fenomenologi Pembelajaran Daring 75
di Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang)
Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd1; Dr. Ani Nur Aeni, M.Pd2;Dr. Isrok’atun, M.Pd3

unsur pendidikan tinggi di Indonesia untuk telegram, google classroom, google meet,
melakukan tindakan control penyebaran virus zoom dll. Penggunaan teknologi digital
dengan melakukan semua aktiviras kegiatan di merupakan suatu inovasi dalam pendidikan
dalam rumah, baik itu kegiatan belajar maupun untuk menjawab tantangan menjaga kualitas
bekerja, sehingga kegiatan akademik yang perkuliahan selama pandemic. Pembelajaran
biasanya diselenggarakan secara tatap muka dengan menggunakan internet dengan
di kampus, saat pandemic harus dilakukan dari aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas dan
rumah. Hal tersebut tentunya berdampak kemampuan untuk memunculkan berbagai
sangat luar biasa karena seolah-olah memaksa jenis interaksi pembelajaran merupakan
dunia pendidikan merubah proses perkuliahan penggunaan teknologi digital yang
yang konvensional menjadi rposes perkuliahan memungkinkan untuk dosen dan mahasiswa
dengan mendasarkan pada sinkronus maupun melaksanakan pembelajaran walaupun di
asinkronus (daring). Daring merupakan salah tempat yang berbeda, Milman, (2020); Lashley
satu metode pembelajaran berbasis teknologi (2014); Moore, Dickson-Deane, & Gaylen
dengan memanfaatkan perangkat digital yang (2011).
dihubungkan langsung dengan jaringan Belajar pada masa pandemic
internet. (Hoi and Lu, 2018). menggambarkan suatu kondisi shock culture
Pembelajaran daring dinilai dengan kebiasaan baru, dalam hal ini belajar
memberikan manfaat bagi dosen maupun secara online, Sri Kuning (2021); Muttaqin el
mahasiswa (Singh, Donoghue, and Worton, al., (2021); Maisaroh and Ali (2021). Penelitian
2005). Bagi mahasiswa pembelajaran berbasis mengenai pembelajaran online atau
daring membantu mahasiswa membentuk pembelajaran dalam jaringan menemukan
kemandirian dalam belajar, tidak suatu fakta bahwa, pembelajaran dengan tatap
mengharuskan mereka untuk hadir langsung di muka masih lebih baik (Wiley and Hilton III,
kelas, dan juga mendorong interaksi secara 2018). Melalui pembelajaran secara darig
tidak langsung dengan mahasiswa yang mahasiswa justru mengalami tekanan atau
berjarak jauh dengan tidak beresiko terdampak stess, (Maulana dan Iswari, 2020). Kendali-
virus, sedang bagi dosen, pembelajaran kendala dalam pembelajaran online misalnya
dengan metode daring mengubah gaya belajar berkaitan dengan kondisi sinyal, kuota, jenis
yang awalnya jarang berhubungan dengan media digital yang digunakan (Agus Susilo,
teknologi, sekarang sepertinya harus lekat 2013) dan bertambahnya biaya pengeluaran di
dengan teknologi, mengubah gaya mengajar tingkat keluarga mahasiswa (Setiani, 2021),
konvensional yang tentunya berdampak pada sehingga pembelajaran secara onlilne dinilai
profesionalitas. tidak efektif. sehingga pembelajaran secara
Melalui pembelajaran berbasis daring online dinilai tidak efektif. Dewi (dalam Hanifah
mahaiswa dan dosen menggunakan beberapa 2021) mengungkapkan bahwa dari semua
aplikasi yang paling mudah sampai dengan literatur e-learning mengindikasikan bahwa
yang komplek, sedikit nilai interaksi dan yang tidak semua peserta didik akan sukses dalam
kental interaksinya, seperti whatsapp group pembelajaran online, hal ini dikarenakan faktor
76 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

dari lingkungan dan karakteristik peserta didik tindakan. Pengetahuan mengenai etika di dunia
itu sendiri. Permasalahan yang timbul dari maya (netiket) haruslah dimiliki oleh orang-
model pembelajaran daring ini dirasakan orang yang menghabiskan banyak waktunya di
secara teknis dan non teknis. Pembelajaran dunia maya. Karena, sama halnya dengan
yang tercipta seperti formalitas dengan dunia nyata, etika menjadi panduan kita apa
memberikan penugasan tanpa ada yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika kita
pencerdasan, karena secara virtual proses berhubungan dengan orang lain. Artikel ini
pembelajaran menjadi searah dan menganalisis Nettiquette dari sisi Etika
memunculkan pembatasan ruang aktivitas Komunikasi yaitu secara deskriptif dan
sosial dan intelektual pebelajar, yang notabene normatif.
lepas dari nilai-nilai humanisme yang
seharusnya diusung oleh pendidikan (Hanifah, METODE PENELITIAN
2021).
Pendekatan kualitatif yang digunakan
Secara umum siapapun yang merasa
dalam penelitian ini didasarkan pada dua
menjadi bagian dari suatu komunitas di internet
alasan. Pertama, permasalahan yang dikaji
wajib untuk mematuhi kode etik yang berlaku di
dalam penelitian ini yaitu bagaimana
lingkungan tersebut. Sebenarnya netiquette
nettiquete Mahasiswa dalam perkuliahan
adalah hal yang umum dan biasa, sama halnya
daring yang membutuhkan sejumlah data
dengan aturan-aturan biasa ketika kita
lapangan yang aktual. Kedua, karena
memasuki komunitas umum dimana informasi
didasarkan pada keterkaitan masalah yang
sangat banyak dan terbuka. Pada dasarnya
dikaji dengan sejumlah data primer dari
netiquette merupakan panduan untuk bersikap
subjek penelitiannya yang tidak dapat
dan berperilaku sesuai dengan kaidah normatif
dipisahkan dari kehidupan sehari-hari
di lingkungan Internet. Dengan mematuhi
masyarakat tersebut. Metode-metode untuk
peraturan ini, maka akan sangat bermanfaat
mengeksplorasi dan memahami makna yang-
dan membantu dalam berkomunikasi dan
oleh sejumlah individu atau sekelompok
berinteraksi dengan orang lain tanpa harus
orang-dianggap berasal dari masalah sosial
mengalami masalah atau tanpa harus
atau kemanusiaan. Creswell (2010, hlm. 4).
mengalami salah pengertian dengan orang lain.
Kerangka Fenomenologi digunakan untuk
Interaksi dosen dengan mahasiswa dapat
mengkaji cara-cara anggota masyarakat
berupa interaksi asosiatif dan juga disosiatif
menyusun dan membentuk ulang alam
Rijal, (2021); Hajiah & Amri, (2018). Interaksi
kehidupan sehari-hari (Denzin, 2009, hlm.
asosiatif terwujud dalam bentuk saling
336).
bekerjasama, saling memahami, rukun dan
Fenomenologi berfokus pada
damai (Lamanepa et al., 2016); Iskandar et al.,
bagaimana orang mengalami fenomena
(2019). Kebalikannya dengan interaksi
tertentu, artinya orang mengalami sesuatu
disosiatif yang menggambarkan hubungan
bukan karena pengalaman tetapi karena
negatif yang saling merugikan kedua belah
fenomena yang terjadi di kehidupannya.
pihak. Penyimpangan yang dilakukan dapat
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah
terwujud dalam bentuk ucapan maupun
peneliti sendiri yang terjun ke lapangan untuk
Nettiquette Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Fenomenologi Pembelajaran Daring 77
di Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang)
Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd1; Dr. Ani Nur Aeni, M.Pd2;Dr. Isrok’atun, M.Pd3

mencari informasi melalui observasi, angket


dan studi dokumentasi kepada mahasiswa Tabel.1 Pemaknaan Etika Komunikasi
Prodi PGSD yang berjumlah 161 di Kampus Etika Penjelasan
Sumedang tingkat III yang dilakukan secara Komunikasi

online. Data yang diperoleh kemudian diuji Deskriptif etika deskriptif, yang berusaha
dengan metode triangulasi Selanjutnya teknik meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan pola perilaku
analisis data yang dikembangkan oleh Miles
manusia dan apa yang dikejar
dan Huberman, yaitu tiga tahap analisis data oleh manusia dalam hidup ini
yang dilakukan secara interaktif dan saling sebagai sesuatu yang bernilai.
berhubungan baik selama ataupun sesudah Etika deskriptif berbicara
mengenai fakta apa adanya,
pengumpulan data.
yaitu mengenai nilai dan pola
perilaku manusia sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN suatu fakta yang terkait dengan
situasi dan realitas konkret
HASIL yang membudaya. Ia berbicara
Data hasil penelitian ini akan terurai mengenai kenyataan
berdasarkan fokus penelitian, dalam hal ini penghayatan nilai, tanpa
menilai, dalam suatu
etika Komunikasi yang dianalisis berdasarkan
masyarakat, tentang sikap
etika deskriptif dan normatif. orang menghadapi hidup ini,
Dabbagh dan Ritland (2005, hlm. 15) dan tentang kondisi-kondisi
yang memungkinkan manusia
pembelajaran online adalah sistem belajar
bertindak secara etis
yang terbuka dan tersebar dengan
menggunakan perangkat pedagogi (alat bantu Normatif etika normatif, yang berusaha
menetapkan berbagai sikap
pendidikan), yang dimungkinkan melalui
dan pola perilaku ideal yang
internet dan teknologi berbasis jaringan untuk seharusnya dimiliki manusia,
mempasilitasi pembentukan proses belajar dan atau apa yang seharusnya
dijalankan oleh manusia, atau
pengetahuan melalui aksi dan interaksi yang
apa yang seharusnya diambil
berarti. Menurut Bertens (2004) etika untuk mencapai apa yang
komunikasi ialah dikaitkan dengan watak atau bernilai dalam hidup ini. Etika
normatif berbicara mengenai
kesusilaan yang menentukan benar atau
norma-norma yang menuntun
tidaknya cara penyampaian pesan kepada tingkah laku manusia, serta
orang lain yang dapat mengubah sikap, memberi penilaian dan
pendapat, atau perilaku baik secara lisan himbauan kepada manusia
untuk bertindak sebagaimana
ataupun tidak langsung. Teori yang digunakan seharusnya berdasarkan
pada penelitian ini adalah Etika Komunikasi norma- norma. Ia menghimbau
deskriptif dan normatif. Etika Deskriptif adalah manusia untuk bertindak yang
baik dan menghindari yang
mengenai nilai dan pola perilaku manusia
jelek.
sebagai suatu fakta, sedangkan Etika Normatif
Sumber: Salam (1997). Etika Sosial Asas Moral
berbicara tentang norma atau aturan yang
dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: PT Rineka
menuntun perilaku manusia Salam (1997). Cipta
78 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

salam jika ngirim teks email, chat kepada


Deskripsi mengenai etika Komunikasi secara
dosen, ada sekitar 145 orang yang mengatakan
deskriptif yaitu.
selalu mengucapkan salam.

Diagram 2. Mengucapkan Salam Kalau


Mengirim Teks Email, Chat untuk Dosen
Gambar 1. Mematikan Kamera ketika
Media komunikasi yang digunakan
Perkuliahan
pada selama perkuliahan umumnya
Analisis prilaku mahasiswa yang
menggunakan aplikasi pesan teks seperti
mematikan kamera ketika perkuliahan
whatsapp, SMS, dan email. Gambar di bawah
dilakukan dengan beberapa pertimbangan,
merupakan ilustrasi pola komunikasi dosen dan
diantaranya sinyal tidak bagus, karena lagi
mahasiswa yang terjadi ketika perkuliahan
sakit dan pada umumnya mereka meminta ijin
daring.
dahulu untuk mematikan kamera video mereka
selama perkuliahan. Jika dilihat data angket
dalam rentang selalu, sering, kadang-kadang,
jarang dan tidak pernah. Ada sekitar 70 orang
mahasiswa menyatakan jarang mematikan
kamera video mereka.

Diagram. 1 Mematikan Kamera Ketika


Gambar 2. Interaksi Mahasiswa dan Dosen
Perkuliahan
melalui chat WA

Perubahan pola komunikasi ketika


masa pandemi tentu menjadikan mahasiswa
dengan dosen menjadi terbiasa berkomunikasi
melalui media digital. Komunikasi antara
mahasiswa dengan dosen semakin dibuat
mudah karena kini banyak dosen yang dengan

Diagram. 6 Raise Hand Jika akan mengajukan sengaja memberikan kontaknya kepada
Pertanyaan mahasiswa dan tidak keberatan untuk
dihubungi. Seorang dosen yang memberikan
Selanjutnya mengenai mengucapkan
kontaknya kepada para mahasiswa tentu
Nettiquette Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Fenomenologi Pembelajaran Daring 79
di Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang)
Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd1; Dr. Ani Nur Aeni, M.Pd2;Dr. Isrok’atun, M.Pd3

menyiratkan kesiapannya untuk dihubungi oleh Pernyataan selanjutnya mengenai


banyak mahasiswa. Umumnya mahasiswa dosen yang mengingatkan mahasiswa
menghubungi dosen untuk urusan akademik mengenai etika berkomunikasi ketika
seperti bimbingan, mengirim tugas, perbaikan berkuliahan daring, ada 78.9% mahasiswa
nilai. Di bawah ini merupakan grafik yang menyatakan dosen sering mengingatkan
mengilustrasikan etika mengenai waktu mereka mengenai etika dalam berkomunikasi.
berkomunikasi dengan dosen, 93.2%
menyatakan selalu memperhatikan waktu
ketika akan melakukan komunikasi dengan
dosennya.

Diagram. 7 Dosen mengingatkan para


mahasiswa mengenai etika berkomunikasi
ketika perkuliahan daring

PEMBAHASAN
Diagram. 3 Memperhatikan waktu ketika akan
berkirim pesan atau menelpon Kepada dosen Suatu tindakan pendidikan
(pedagogical encounter) merupakan suatu
Etika normatif yang menjadi pedoman
tindakan rasional etis. Hal ini membedakan
bagi manusia untuk bertindak. Norma-norma
manusia dengan binatang yang tindakan-
tersebut sekaligus menjadi dasar penilaian bagi
tindakannya berdasarkan insting dan bukan
manusia baik atau buruk, salah atau benar.
berdasarkan pertimbangan rasional serta
Pada penelitian ini etika normatif mengacu
disadarkan pada etika. Manusia hidup untuk
pada tata tertib ketika perkuliahan daring di
kebaikan dan oleh sebab itu pertimbangan-
kampus, sanksi, dll.
pertimbangan etis ditunjukkan pada perbaikan
Selanjutnya paparan mengenai data etika
manusia sebagai mahluk yang baik, ini yang
Komunikasi yaitu secara normatif. Gambar
disebut manusia sebagai mahluk etis (Tilaar,
diagram di bawah ini memperlihatkan
2009, hlm. 242).
mengenai keberadaan tata tertib panduan
Etika ialah menetapkan sikap dan pola
perkuliahan daring.
perilaku yang ideal yang seharusnya dimiliki
oleh manusia dalam bertindak. Jadi etika ini
berbicara tentang Norma-norma yang
menuntun perilaku manusia serta memberi
penilaian dan hiambauan kepada manusia
untuk bertindak sebagaimana seharusnya
Dengan Demikian etika normatif memberikan

Diagram. 4 Di Kampus ada Tata Tertib petunjuk secara jelas bagaimana manusia
panduan perkuliahan daring harus hidup secara baik dan menghindari diri
80 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

dari yang jelek. (Sulianti,2021). melakukan komunikasi, itu merupakan bagian-


Komunikasi melibatkan interaksi antar bagian penting ketika akan berkomunikasi dan
anggota masyarakat. Interaksi memerlukan mereka memperhatikan itu. Sehingga tujuan
norma-norma atau aturan-aturan yang dari etika komunikasi dapat tercapai.
berfungsi untuk pengendalian yang tujuannya Etika komunikasi memiliki tujuan yang
adalah untuk tercapainya Ketertiban dalam ingin dicapai, diantaranya adalah, 1) Membantu
masyarakat. Salah satu, upaya mewujudkan individu atau kelompok dalam masyarakat
tertibnya masyarakat adalah adanya etika untuk bertindak secara bebas tapu dapat
komunikasi yakni kajian tentang baik buruknya dipertanggungjawabkan; 2) Membantu individu
suatu tindakan komunikasi yang dilakukan atau kelompok dalam masyarakat untuk dapat
manusia, suatu pengetahuan rasional yang mengambil sikap atau tindakan secara tepat;
mengajak manusia agar dapat berkomunikasi 3). Menciptakan rasa saling menghormati dan
dengan baik, Setiyani (2013). menghargai. (Kemendikbud.co.id).
Proses pendidikan seyogyanya Penelitian mengenai beretika dalam
dijalankan dengan etika yang baik dan benar, komunikasi sebagai faktor kemajuan
karena pendidikan bukan saja berbicara dari pendidikan karena dalam berkomunikasi tidak
sisi penananam nilai yang baik melalui saja harus menampilkan etika tapi juga estetika
pembelajaran tetapi juga berbicara dari sisi serta mengharuskan adanya keterlibatan
penerapan etika baik kepada pendidik maupun pendidik dalam berbagai aktivitas peserta
peserta didik. dididik sehingga memberikan banyak
Etika deskriptif dalam perkuliahan daring kemungkinan dalam proses belajar dan
dalam berbagai platform berbicara mengenai menjadikan pendidikan semakin terbuka (Aulia,
etika komunikasi dari dosen kepada Suwatno dan Santoso, 2018, hlm. 110)
mahasiswa maupun sesama mahasiswa Etika normatif dapat dilihat dalam suatu
misalnya, ketika akan bertanya atau berbicara kegiatan perkuliahan misalkan ketika
meminta ijin dulu jika menggunakan zoom ada menggunakan aplikasi zoom, para peserta
fitur raise hand, atau ijin melalui chatbox, tidak dalam zoom memahami peraturan yang harus
mematikan kamera, mematikan audio yang dipatuhi bersama demi menjaga keamanan dan
ada jika perkuliahan dimulai dst. Jika melihat ketertiban perkuliahan, menjadi pedoman bagi
data yang dihasilkan secara keseluruhan mahasiswa maupun dosen untuk bertindak,
mahasiswa prodi PGSD UPI Kampus berprilaku, menjadi dasar penilaian bagi dosen
Sumedang memilliki kesadaran tinggi dalam tentang baik atau buruk, salah dan benar, salah
beretika ketika melaksanakan perkuliahan atau benar, etika normative ini ditegakkan
daring. untuk menjaga kedisiplinan dan kelancaran
Pola komunikasi yang muncul proses perkuliahan. Di Prodi UPI Kampus
memperlihatkan etika komunikasi yang mereka Sumedang sudah ada tata tertib yang mengatur
pahami secara bersama, dalam hal ini mengenai perkuliahan, sanksi yang ada bukan
penggunaan bahasa yang baik merupakan hal tegas tertuang dalam suatu aturan tapi lebih
yang dinilai penting sekali dalam etika pada sanksi sosial yang muncul dalam
komunikasi, memperhatikan waktu ketika akan kesadaran moral para mahasiswa.
Nettiquette Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Fenomenologi Pembelajaran Daring 81
di Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang)
Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd1; Dr. Ani Nur Aeni, M.Pd2;Dr. Isrok’atun, M.Pd3

PENUTUP Nasional Kurikulum Merdeka Belajar-


Kampus Merdeka Berbasis Integrasi
Pada dasarnya komunikasi dapat dilakukan Keilmuan Di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru
ISSN: 2662-0121 Edisi: Juni 2021
secara tatap muka, bermedia, melalui tulisan Hanifah, N. (2021). Merdeka Belajar Menurut
Perspektif Ajaran Kihajar Dewantara (Dalam
ataupun secara isyarat. Keberhasilan proses Bunga Rampai Implementasi dan Problematika
komunikasi dapat ditentukan juga dari etika Merdeka Belajar. Akademia Pustaka: Tulung
Agung.
berpesan, karena pesan yang disampaikan Hoi, S. C. H., Sahoo, D., Lu, J., & Zhao, P. (2018).
Online learning: A comprehensive survey. ArXiv,
dapat dipahami dengan dengan baik apabila 1, 1–100
komunikasi dapat dilakukan bersamaa dengan Iskandar, A. M., Zainuddin, R., Makassar, U. M., &
Bosowa, U. (2019). Interaksi dan
etika. Komunikasi Dosen dan Mahasiswa dalam
Proses Pendidikan. Jurnal Dakwah Dan
Saran yang akan disampaikan dalam Sosial Keagamaan, 5(1).
artikel ini difokuskan pada Etika komunikasi Lamanepa, A., Budjang, G., & Salim, I. (2016).
Interaksi Sosial Antar Mahasiswi Asrama
dalam perkuliahan daring. Mengingat Etika Putri Kabupaten Kapuas Hulu di Kota
Pontianak. Jurnal Penddikan Dan
komunikasi dapat menjadikan proses belajar Pembelajaran Khatulistiwa, 5(7), 1–13.
mengajar menjadi lebih efektif jika dosen https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/arti
cle/view/15983/13927
menjadi lebih di apresiasi jika mahasiswanya Lashley, Y. (2014). Integrating computer technology
in the teaching of Biology. DOI:
memberikan umpan balik yang baik. Konsisten 10.20876/ijobed.93986
dalam menetapkan aturan. Mempertegas Maulana, H. A., & Iswari, R. D. (2020). Analisis
Tingkat Stres Mahasiswa Terhadap
aturan-aturan yang sudah ada agar mahasiswa Pembelajaran Daring Pada Mata Kuliah
Statistik Bisnis Di Pendidikan Vokasi.
dapat lebih disiplin dan patuh terhadap aturan- Khazanah Pendidikan, 14(1).
aturan yang sebaiknya tertuang dalam bentuk http://www.jurnalnasional.ump.ac.id/
index.php/khazanah/article/download
buku panduan, supaya berlaku sama bagi d/8479/3391
Miles, M. B., & Huberman, M. (1994). Qualitative
setiap dosen dan mahasiswa. Data Analysis Second Edition. SAGE
Publications. Milman, N. B. (2015). Distance
Education. In International Encyclopedia of
REFERENCES the Social & Behavioral Sciences: Second
Edition. https://doi.org/10.1016/B978-0-08-
Agus Susilo, F. (2013). Peningkatan Efektivitas Pada 097086-8.92001-4
Proses Pembelajaran. MATHEdunesa, 2(1). Moore JL, Dickson-Deane C, Galyen K. 2011, E-
Bertens, K. (2004). Etika. Jakarta: PT Gramedia Learning, online learning, and distance learning
Pustaka Utama. environments: Are they the same, The Internet
Creswell, J. W. (2010). Research design: and Higher Education.;14(2):129-35.
pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Muttaqin, M., Idris, U., KFrank, S., Ilham, I.,
Yogjakarta: PT Pustaka Pelajar. Akhmad, A., & Tibul, S. (2021). Cultural
Dabbagh, N., & Bannan Ritland, B. (2005). Online Shock of College Students on Facing Online
Learning : Concept, Strategies, and Learning System During Pandemic Covid-19
Application. New Jersey : Pearson in Papua. March 2020.
Education, Inc. https://doi.org/10.4108/eai.25-11-
Denzin & Lincoln. (2009). Handbook of Qualitative 2020.2306700
Research. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Rijal, S. (2021). Nuansa Edukasi Islami Interaksi
Hajiah, & Amri, A. (2018). Pola Interaksi Sosial Sosial Dosen Dan Mahasiswa. Journal of
Mahasiswa Luar Aceh dan Mahasiswa Aceh Education Science, 6(2).
di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik http://jurnal.uui.ac.id/index.php/jes/article/vie
Universitas Syiah Kuala. Jurnal Ilmiah w/1166
Mahasiswa FISIP Unsyiah, 3(1). Salam, Burhanuddin. (1997). Etika Sosial Asas
http://www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP/article/vie Moral dalam Kehidupan Manusia. Jakarta:
w/6170/2748 PT Rineka Cipta.
Hanifah, N. (2021) Refleksi Pendekatan Humanis Setyani, 2013. Penggunaan Media Sosial sebagai
Dalam Memandang Pembelajaran Daring Sarana Komunikasi bagi Komunitas (Studi
Dari Sisi Mahasiswa. E-Prosiding Seminar Deskriptif Kualitatif Penggunaan Media
82 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Sosial Twitter, Facebook, dan Blog sebagai


Sarana Komunikasi bagi Komunitas
Akademi Berbagi Surakarta). Skripsi.
Surakarta : Akademi Berbagi Surakarta.
Singh, G., O ’donoghue, J., & Worton, H. (2005). A
Study Into The Effects Of eLearning On
Higher Education. Journal Journal of
University Teaching & Learning Practice, 2(1).
Retrieved from http://ro.uow.edu.au/jutlp
Sri kuning, D. (2021). Culture Shock: Online
Learning in the Covid-19 Pandemic Phase.
Jurnal Humaniora Dan Ilmu Pendidikan,
1(1), 55–62
https://doi.org/10.35912/jahidik.v1i1.357
Sulianti, N., Asnawati., Yanto. (2021).
Communication Ethics In Online Learning
Throungh The Zoom Application. Sengkuni
Journal: Social Sciences and Humanities
Vol. 2 No. 1 2021 page: 80–88. DOI:
https://doi.org/10.37638/sengkuni.2.1.81-88
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM


MENINGKATKAN KERJA KERAS SISWA KELAS X

Rifani Septya Putri1*, Defri Melisa2, Maison3, dan Dwi Agus Kurniawan4
134 Universitas Jambi, 2 Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Batang Hari
*E-mail: rifaniseptyaputri@gmail.com

Abstrak
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan pengalaman
hidup. Maka dari itu keberlangsungan pendidikan semestinya berkaitan erat dengan kurikulum yang digunakan.
Kurikulum adalah salah satu instrumen penting dalam pendidikan. Mempelajari berbagai ilmu pengetahuan salah
satu ilmu yang dipelajari adalah Ilmu Fisika. Fisika adalah salah satu bidang mata pelajaran penting. Oleh karena
itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerja keras dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif
learning pada mata pelajaran fisika kelas X MIPA 1 dan MIPA 2 SMA N 10 Batang Hari. Penelitian ini termasuk
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara
dan penyebaran kuisioner atau angket, serta dianalisis dengan uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, jika nilai Cronbach Alpha>rtabel dengan taraf signifikasi 5% maka pernyataan tersebut
reliabel. Dan diperoleh perhitungan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,379 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
model pembelajaran kooperatif learning dapat meningkatkan kerja keras siswa dalam pembelajaran fisika.

Kata kunci: Pendidikan, pembelajaran, fisika, kooperatif learning, kerja keras.

Abstract
Education is all learning experiences that take place in all environments and life experiences. Therefore, the
continuity of education should be closely related to the curriculum used. The curriculum is one of the important
instruments in education. Studying various sciences, one of the sciences studied is Physics. Physics is one of the
important subject areas. Therefore, this study aims to determine the hard work in using the cooperative learning
model for physics subjects in class X MIPA 1 and MIPA 2 at SMA N 10 Batang Hari. This research includes
descriptive research with a quantitative approach. Data were collected using the interview method and the
distribution of questionnaires or questionnaires, and analyzed by using validity and reliability tests. The results
showed that, if the Cronbach Alpha value> rtable with a significance level of 5%, the statement is reliable. And
obtained the calculation of the Cronbach Alpha value of 0.379 so that it can be concluded that the cooperative
learning model can increase students' hard work in learning physics.

Keywords: Education, learning, physics, cooperative learning, hard work.

belajar bisa dikatakan sebagai pendidikan.


PENDAHULUAN Pendidikan bukan kegiatan yang hanya duduk
di dalam kelas dan mendengarkan
Menurut Nurkholis (2013) Pendidikan penyampaian dari guru saja, tetapi makna
merupakan suatu proses yang mencakup tiga pendidikan tersebut sangatlah luas.Salah satu
dimensi, individu, masyarakat atau komunitas jenjang pendidikan yang memperoleh sumber
nasional dari individu tersebut, dan seluruh daya manusia yang berkualitas adalah
kandungan realitas, baik material maupun SMA(Hidayatullah, Yushardi dan Sri :
spiritual yang memainkan peranan dalam 2015).Setiap siswa yang memiliki SDM
menentukan sifat, nasib, bentuk manusia berkualitas dapat ditunjukkan dari sisi
maupun masyarakat. Menurut Maunah (2009) penguasaan ilmu dan karakter yang melekat
pendidikan adalah segala pengalaman belajar pada dirinya (Kurniawan, Astalini, dan
yang berlangsung dalam segala lingkungan Kurniawan : 2019). Maka dari itu
dan pengalaman hidup. Semua pengalaman keberlangsungan pendidikan semestinya
yang dialami seseorang dan semua yang berkaitan erat dengan kurikulum yang
melibatkan seseorang dalam suatu kejadian
84 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

digunakan. dengan fenommena dalam kehidupan sehari-


Menurut Ahmad suryadi (2020) hari. Permasalahan dalam kegiatan
Kurikulum adalah salah satu instrumen pembelajaran fisika di sekolah sering dijumpai
penting dalam pendidikan. Ada tiga ranah ketika siswa mengalami kesulitan dalam
penting dalam kurikulum yakni muatan/isi belajar (Pathoni, Pujaningsih, Hendri, Maison,
kurikulum, strategi dan evaluasi. Sering dan Nehru: 2019) karena materi fisika
bergantian kurikulum di sekolah disebabkan memuat hal-hal yang abstrak dan sulit
karena sesuai atau tidak sesuai kurikulum dipahami (Sari, Hidayat, dan Kurniawan :
saat diterapkan, Kurikulum yang berlaku saat 2019). Dengan demikian mata pelajaran
ini adalah Kurikulum 2013, sehingga pesera fisika membutuhkan karakter yang
didik diharapkan memiliki sikap yang ilmiah serius,tekun,banyak latihan soal, serta
dalam pembelajaran. Dalam pendidikan di karakter kerja keras.
Indonesia sendiri, terdapat beberapa Kerja keras adalah semangat berkobar
tingkatan, salah satunya Tingkat Sekolah untuk mecapai target yang dianggap melebihi
Menengah Atas. Sekolah Menengah Atas batas kemampuan kita. Kerja keras
merupakan tingkat pendidikan yang wajib di merupakan salah satu karakter yang harus
tempuh, sebelum melanjutkan ketahap ditanamkan pada siswa.(Saleh,2014).
pendidikan selanjutnya ketingkat yang lebih Hidayatullah (2010: 29) mengemukakan kerja
tinggi. Dalam tingkat pendidikan sekolah keras sebagai kemampuan mencurahkan
menengah atas, mempelajari berbagai ilmu atau mengerahkan seluruh usaha dan
pengetahuan salah satu ilmu yang dipelajari kesungguhan, potensi yang dimiliki sampai
adalah Ilmu Fisika. akhir masa suatu urusan hingga tujuan
Fisika adalah salah satu bidang mata tercapai. Adapun indikator pendidikan
pelajaran penting karena ilmu fisika karakter kerja keras adalah bekerja ikhlas dan
berkembang dengan kemajuan ilmu sungguh-sungguh, bekerja melebihi target,
pengetahuan dan teknologi. Dalam jenjang dan produktif. Maka dari itu, berikut hasil dari
pendidikan SMA, ilmu fisika merupakan salah wawancara yang telah dilakukan.
satu ilmu pengetahuan yang dipelajari dalam Berdasarkan Hasil wawancara yang
kegiatan pembelajaran sekolah. (Dani, Latifah, telah dia lakukan terhadap salah satu siswa
dan Putri : 2019). Menurut Hamalik (2009) Kelas X MIPA 2 di SMA N 10 Batang Hari,
Pembelajaran fiska mengembangkan rasa meraka mengatakan bahwasannya Kerja
ingin tahu melalui penemuan pengalaman keras yang mereka lakukan memang kurang
secara langsung dengan cara melalui kerja maksimal hal ini dikarenakan siswa tidak
ilmiah memanfaatkan fakta, membangun memiliki kemampuan atau keahlian khusus
konsep, prinsip, teori dan metodologi keilmuan. dalam bidang fisika karena fisika menurut
Melalui pembelajaran fisika dapat mereka adalah salah satu mata pelajaran
menumbuhkan kemampuan berpikir peserta paling berat dalam menempuh pendidikan.
didik memecahkan masalah dalam kehidupan Perilaku yang Nampak pada siswa yang
sehari-hari. Jadi pembelajaran fisika suatu kurang mengembangkan karakter kerja keras
pembelajaran tentang gejala dan fenomena ini seperti mencontek pekerjaan teman (copy
alam dalam kehidupan sehari-hari dapat paste) tanpa memperdulikan prosesnya, dan
ditinjau melalui kegiatan seperti pengalaman, akhirnya mereka tidak mau bersusah payah
observasi dan eksperimen yang dilandasi sikap mengerjakan tugas mereka masing-masing
ilmiah untuk meningkatkan keterampilan tetapi malah mengandalkan temannya saja.
proses sains. Hal ini terjadi karena perkembangan teknologi
Fisika sebagai cabang ilmu IPA adalah yang semakin pesat. Perkembangan
salah satu mata pelajaran wajib di Sekolah teknologi memang mempermudah
Menengah Atas (SMA). Pembelajaran Fisika penyelesaian tugas-tugas, namun terkadang
menjadi sngat penting untuk di Programkan malah disalah gunakan.
pada sekolah formal karena fisika merupakan Berdasarkan masalah tersebut perlu
bagian dari kehidupan manusia yang melekat diperbaiki proses pembelajaran . Salah
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Learning dalam Meningkatkan Kerja 85
Keras Siswa Kelas X MIPA 1 dan MIPA 2 SMA N 10 Batang Hari
Rifani Septya Putri1*, Defri Melisa2, Maison3, dan Dwi Agus Kurniawan4

satunya yaitu memperbaiki model populasi. Penelitian yang memiliki populasi


pembelajaran yang biasannya diterapkan yang besar tentu akan mempersulit peneliti
dalam pembelajaran di SMA N 10 Batang Hari dalam pengambilan data dikarenakan
yaitu seperti menggunakan direct Intraction, terbatasnya biaya, waktu, dan tenaga.
discovery Learning menjadi model Sehingga perlu dilakukan teknik pengambilan
Pembelajaran Kooperatif Learning tipe sampel agar mempermudah peneliti dalam
Jigsaw di terapkan di kelas X MIPA 1 dan pengambilan data.
kooperatif Learning Tipe Number Head Berdasarkan teori diatas, karena
Together (NHT) di terapkan di Kelas X MIPA populasi dalam penelitian ini lebih dari 100
2. Karena dengan menggunakan model maka sampel diambil 10% dari jumlah siswa
pembelajaran kooperatif Learning diatas kelas X MIPA. Untuk menentukan banyaknya
dapat meningkatkan Kerja keras siswa dalam sampel yang dibutuhkan dapat menggunakan
proses pembelajaran. rumus slovin
Berdasarkan uraian diatas, 𝑁
𝑛= (1)
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian 2
1+(𝑁×𝑒 )
Dimana :
yang berjudul “Model Pembelajaran
n = Ukuran sampel
Kooperatif Learning Dalam Meningkatkan
N = Populasi (133 responden)
Kerja Keras Siswa Kelas X MIPA SMA N 10
e = Tingkat kesalahan dalam pengambilan
Batang Hari”.
sampel (10%)

METODE PENELITIAN
Pada penelitian dilakukan teknik
probability sampling yaitu teknik pengambilan
Penelitian ini termasuk penelitian
sampel yang memberikan peluang yang sama
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Data
bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dikumpulkan dengan menggunakan metode
dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono,
wawancara dan penyebaran kuisioner atau
2016). Dimana menggunakan teknik simple
angket, serta dianalisis dengan uji validitas dan
random samping yaitu pengambilan anggota
reabilitas. Penelitian ini dilakukan di SMA N 10
sampel dari populasi dilakukan secara acak
Batang Hari lebih tepatnya di kelas X MIPA 1
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
dan X MIPA 2 SMA N 10 Batang Hari.
populasi itu (Sugiyono, 2016). Untuk
Populasi dalam penelitian ini
menentukan jumlah sampel yang diambil dari
merupakan seluruh siswa kelas X di SMA N
s kelas dalam penelitian ini digunakan rumus
10 Batang Hari tahun pelajaran 2021/2022.
sampling strata yang dijelaskan :
Menurut Sugiyono (2016) populasi adalah 𝑁𝑖
wilayah generalisasi yang terdiri atas 𝑛𝑖 = ×𝑛 (2)
𝑁
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan Dimana :
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh ni = Jumlah sampel menurut stratum
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik n = Jumlah sampel seluruhnya
kesimpulannya. Oleh karena jumlah populasi Ni = Jumlah populasi menurut stratum
dalam penelitian ini banyak, maka digunakan N = Jumlah populasi seluruhnya
teknik sampel. Sampel adalah bagian dari
jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
tersebut (Sugiyono, 2016). Sampel dalam (KBBI) kuisioner atau angket adalah alat riset
penelitian ini yaitu siswa kelas X MIPA 1 dan atau survei yang terdiri atas serangkaian
X MIPA 2 SMA N 10 Batang Hari. pertanyaan tertulis, bertujuan mendapatkan
Alfianika (2018) menjelaskan bahwa tanggapan dari kelompok orang terpilih melalui
jika jumlah populasi kurang dari 100 maka wawancara pribadi atau melalui daftar
seluruh populasi dijadikan subjek penelitian, pertanyaan.
sedangkan jika jumlah populasi lebih dari 100 Angket disebarkan kepada siswa.
maka sampel bisa diambil 10-30% dari jumlah Pengisian angket dilakukan dengan memilih
86 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

jawaban berupa pilihan ganda yang telah


disediakan untuk menunjukkan kecenderungan Keterangan :
siswa yang dapat mengidentifikasi kerja keras r11 : reliabilitas instrumen
siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 SMA N 10 k : banyaknya butir pertanyaan atau
Batang Hari. Pemberian skor pada angket banyaknya soal
berpedoman pada pilihan ganda. Bentuk ∑𝜎𝑏2 : jumlah varians butir
pernyataan pada angket yaitu pernyataan 𝜎𝑡2 : varians total
positif dan pernyataan negatif. Pemberian skor
pada pernyataan positif yaitu 5, 4, 3, 2, 1 dari Model pembelajaran kooperatif
bentuk jawaban sangat setuju, setuju, ragu- dikembangkan untuk mencapai paling sedikit
ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Dan tiga tujuan penting: prestasi akademis,
untuk pernyataan negatif pemberian skor yaitu toleransi dan penerimaan terhadap
1, 2, 3, 4, 5 dari bentuk jawaban sangat setuju, keanekaragaman, pengembangan
setuju, ragu- ragu, tidak setuju, dan sangat keterampilan sosial. Selanjutnya Eggen &
tidak setuju. Kauchak (2012:124) menambahkan bahwa
Data dalam suatu penelitian harus sudah “Groupwork, cooperative learning, and
teruji kebenarannya dan sesuai dengan discussions can increase student motivation
keadaan yang sebenarnya. Data yang sesuai by capitalizing on the motivation effects of
dengan keadaan sebenarnya adalah data yang social interaction and involvement”.
valid, dan data yang dapat dipercaya disebut Kerjasama tim, pembelajaran kooperatif, dan
data yang reliabel. Menurut Afiyanti (2008) diskusi dapat meningkatkan motivasi peserta
penilaian validitas dan dan reliabilitas data didik dengan memanfaatkan efek dari
suatu penelitian merupakan syarat yang harus interaksi dan keterlibatan sosial.
dilakukan untuk menilai kualitas suatu hasil Analisis data adalah suatu kegiatan
penilaian. yang dilakukan untuk mengolah data agar
Dalam penelitian ini uji validitas yang data yang diperoleh dapat dipahami orang
digunakan yaitu uji validitas konstrak lain. Menurut Sugiyono (2013) dalam
(construck validity), dengan menggunakan penelitian kuantitatif, analisis data merupakan
pendapat para ahli (judgment experts). kegiatan setelah data dari seluruh responden
Setelah angket dikonstruksi tentang aspek atau sumber lain terkumpul. Setalah data
yang akan diukur dengan berlandaskan teori dikelompokkan dan dianalisis untuk melihat
tertentu, selanjutnya dikonsultasikan dengan fakta yang terjadi di lapangan sesuai data
para ahli. Setelah uji konstrak dengan ahli yang diperoleh, maka perlu diberi penjelasan
selesai, dilanjutkan dengan uji coba instrumen dan penguatan dengan mendeskripsikan data
yang diuji cobakan pada sampel yang bukan tersebut. Setelah itu berdasarkan hasil
sampel sesungguhnya dari populasi. Dengan penjelasan tersebut dibuatlah kesimpulan dan
menggunakan perhitungan koefisien korelasi saran untuk kebijakan selanjutnya.
product moment yang dikemukakan oleh Salah satu model yang pembelajaran
Arikunto (2013) yaitu: yang dapat dikembangkan untuk
N ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 = (3) membelajarkan siswa adalah model
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 (∑ 𝑌)2 }
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Model
Keterangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah
rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y model pembelajaran yang mampu
N : jumlah responden membelajarkan siswa melalui pendekatan
X : jumlah jawaban item struktur serta meningkatkan keterampilan
Y : jumlah item keseluruhan sosial dalam berbagai kelompok adalah
Sedangkan untuk uji reliabilitas model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
menggunakan koefisien rumus Alpha Cronbach Dalam model pembelajaran kooperatif tipe
(Arikunto, 2013) yaitu: jigsaw, para siswa mempelajari bagian-
𝑛 ∑ ơ2 bagian yang berbeda dengan yang dipelajari
𝑖
r11 = (𝑛−1) (1 − ) (4) oleh teman satu timnya. Hal ini berguna untuk
ơ2
𝑡
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Learning dalam Meningkatkan Kerja 87
Keras Siswa Kelas X MIPA 1 dan MIPA 2 SMA N 10 Batang Hari
Rifani Septya Putri1*, Defri Melisa2, Maison3, dan Dwi Agus Kurniawan4

membantu para ahli menguasai informasi rtabel = 0,329. Jika nilai Cronbach Alpha>rtabel
yang unik, sehingga membuat tim sangat dengan taraf signifikasi 5% maka pernyataan
menghargai kontribusi tiap anggotanya. tersebut reliabel. Dan diperoleh perhitungan
(Sukarmini, 2016:2-3). Numbered Head nilai Cronbach Alpha sebesar 0,379.
Together (NHT) adalah model pembelajaran
kooperatif yang menekan pada tanggung
jawab secara individu dan kelompok untuk
memahami materi yang dipelajari sehingga
siswa berperan secara aktif dalam proses
pembelajaran yang berdampak pada
meningkatnya hasil belajar siswa. (Marhadi, Gambar 1. Statistik Reliabilitas
2014:74).
PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis data kuantitatif yang digunakan
pada penelitian ini yaitu statistik deskriptif.
HASIL Menurut Sugiyono (2016) statistik deskriptif
Pada perhitungan uji validitas angket merupakan statistik yang digunakan untuk
digunakan software IBM SPSS Statistics 23. menganalisis data dengan cara
Dengan jumlah sampel 28 siswa dan diketahui mendeskripsikan atau menggambarkan data
rtabel = 0,373. Jika rhitung>rtabel dengan taraf yang telah terkumpul sebagaimana adanya
signifikasi 5% maka pernyataan tersebut valid tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
dan jika sebaliknya maka pernyataan tersebut berlaku untuk umum. Dalam statistik deskriptif
tidak valid. Dan diperoleh perhitungan uji penyajian data antara lain melalui tabel, grafik,
validitas sebagai berikut: diagram lingkaran, piktogram, perhitungan
modus, media, mean, perhitungan desil,
Tabel 1. Perhitungan uji Validitas persentil, perhitungan penyebaran data melalui
No. rhitung rtabel Keterangan perhitungan rata-rata dan standar deviasi, serta
Pertanyaan perhitungan persentase.
1 0,389 0, 279 Valid Indikator mencapai tujuan hingga
2 0,370 Valid tercapai mempunyai jumlah item sebanyak 6
3 0,367 Valid butir. Nilai terendah skala angket sebesar 1,
4 0,423 Valid nilai tertinggi skala angket sebesar 5. Sehingga
5 0,293 Valid jika untuk nilai tertinggi didapatkan dengan
6 0,340 Valid mengkalikan jumlah item (6 butir) dengan nilai
7 0,395 Valid tertinggi angket (5) didapatkan hasil 30. Nilai
8 0,377 Valid terendah didapatkan dari jumlah item (6 butir)
9 0,366 Valid dikalikan dengan nilai terendah skala angket (1)
10 0,444 Valid di dapatkan hasil 6. Jadi, didapatkan panjang
11 0,300 Valid interval setiap kategori adalah sebesar 5.
12 0,399 Valid Indikator pantang menyerah mempunyai
13 0,429 Valid jumlah item sebanyak 5 butir. Nilai terendah
14 0,293 Valid skala angket sebesar 1, nilai tertinggi skala
15 0,357 Valid angket sebesar 5. Sehingga jika untuk nilai
16 0,351 Valid tertinggi didapatkan dengan mengkalikan
17 0,345 Valid jumlah item (5 butir) dengan nlai tertinggi
18 0,328 Valid angket (5) didapatkan hasil 25. Nilai terendah
19 0,369 Valid didapatkan dari jumlah item (5 butir) dikalikan
20 0,361 Valid dengan nilai terendah skala angket (1)
Pada perhitungan uji validitas angket didapatkan hasil 5. Jadi, didapatkan panjang
digunakan software IBM SPSS Statistics 23. interval setiap kategori adalah sebesar 4.
Dengan jumlah sampel 28 siswa dan diketahui Indikator Indikator Tidak mudah
88 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

menyerah dalam menghadapi masalah tugas dari gurunya akan memperoleh hasil
mempunyai jumlah item sebanyak 5 butir. Nilai yang memuaskan dan tidak mudah lalai
terendah skala angket sebesar 1, nilai tertinggi terhadap tugas yang diberikan padanya.
skala angket sebesar 5. Sehingga jika untuk Penelitian yang dilakukan oleh Riska
nilai tertinggi didapatkan dengan mengkalikan Fitriani, dkk (2021) Di SMAN 1 KOTA JAMBI
jumlah item (5 butir) dengan nlai tertinggi dengan judul “Analisis Karakter Kerja Keras
angket (5) didapatkan hasil 25. Nilai terendah Siswa Kelas XI IPA Di SMAN 1 Kota Jambi”
didapatkan dari jumlah item (5 butir) dikalikan dapat disimpulkan bahwa kerja keras siswa
dengan nilai terendah skala angket (1) IPA kelas XI SMA Negeri 1 Kota Jambi pada
didapatkan hasil 5. Jumlah kelas interval mata pelajaran Fisika diperoleh data bahwa
sebanyak 5. Jadi, didapatkan panjang interval kerja keras siswa dominan berkategori baik,
setiap kategori adalah sebesar 4. dengan kata lain siswa di SMA Negeri 1 Kota
Penelitian ini dilakukan oleh Retno Jambi secara keseluruhan telah
Triwoelandari dan Afiyanti Fadilah (2015) menanamkan karakter kerja keras dalam
dengan judul “Pengaruh model mata pelajaran Fisika. Hal tesebut tampak
pembelajaran Kooperatif Learning tipe pada tabel angket yang menunjukkan bahwa
Numbered Heads Together (NHT) Terhadap banyak siswa memilih setuju dari 25
tanggung jawab dan Kerja keras siswa.”. pernyataan yang diberikan. Karakter kerja
Dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata tes keras tersebut dipengaruhi oleh beberapa
kelas eksperimen dan kelas kontrol sama- faktor yang menyebabkan mereka memiliki
sama mengalami kenaikan dari tes sebelum karakter kerja keras yang baik salah satunya
dan sesudah penerapan model berupa dorongan dari dalam diri siswa sendiri
pembelajaran. Hanya saja perbandingan yang merupakan hal penting untuk
kenaikan nilai tes tersebut sangatlah tipis. menumbuhkan semangat kerja keras dan
Hasil uji t memperlihakan bahwa hasil tes pantang menyerah dalam diri setiap siswa.
siswa kelas eksperimen lebih besar (8,492) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
daripada hasil tes siswa kelas kontrol (7,300). berkontribusi untuk meningkatkan kerja keras
Hal ini berarti penerapan model pembelajaran belajar siswa dalam pembelajaran fisika.
kooperatif tipe NHT dapat memengaruhi hasil Penelitian ini dilakukan oleh Komang
tes siswa. Jika dihubungkan dengan nilai dina yanti,dkk (2016) dengan judul “Pengaruh
tanggung jawab dan kerja keras siswa baik di Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
kelas eksperimen maupun di kelas kontrol Numbered Head Together (NHT) Terhadap
terdapat perubahan yang signifikan. Hasil uji t Hasil Belajar Ipa”. dapat disimpulkan bahwa
diperoleh bahwa nilai tanggung jawab dan terdapat perbedaan yang signifikan hasil
kerja keras siswa kelas eksperimen lebih belajar IPA antara siswa yang mengikuti
besar (8,477 dan 6,675) daripada nilai pembelajaran dengan model pembelajaran
tanggung jawab dan kerja keras siswa kelas kooperatif tipe Numbered Head Together
kontrol (4,946 dan 3,335). Hal ini berarti (NHT) dengan siswa yang mengikuti
penerapan model pembelajaran kooperatif pembelajaran dengan model pembelajaran
tipe NHT dapat lebih memengaruhi nilai konvensional pada siswa kelas IV semester II
tanggung jawab dan kerja keras siswa kelas di Gugus XIV Kecamatan Buleleng,
IV pada mata pelajaran matematika di MI Al Kabupaten Buleleng, tahun pelajaran
Madani Tajurhalang, Bogor dalam konsep 2015/2016, yang diperoleh dari hasil
bangun ruang sekalipun siswa merasa perhitungan uji-t, thitung sebesar 20,58
memiliki nilai tanggung jawab dan kerja keras sedangkan ttabel dengan db = 24 + 21 – 2 =
yang tinggi dalam dirinya. 43 pada taraf signifikansi 5% adalah 2,021.
Menurut Purwati (2016) kerja keras Hal ini berarti, (thitung> ttabel) atau (20,58 >
siswa sangat penting dalam meningkatkan 2,021), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
kualitas pembelajaran yang akan berdampak Adanya perbedaan yang signifikan
pada kualitas siswa itu sendiri, siswa yang menunjukkan bahwa penerapan model
bekerja keras dalam menyelesaikan semua pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Learning dalam Meningkatkan Kerja 89
Keras Siswa Kelas X MIPA 1 dan MIPA 2 SMA N 10 Batang Hari
Rifani Septya Putri1*, Defri Melisa2, Maison3, dan Dwi Agus Kurniawan4

Together (NHT) berpengaruh terhadap hasil pengetahuannya sendiri, sedangkan guru


belajar IPA dibandingkan dengan model berperan sebagai fasilitator.
pembelajaran konvensional, yang dapat
dilihat dari nilai rata-rata ( X ) eksperimen > REFERENCES
rata-rata ( X ) kontrol yaitu ( 21,50 > 17,28).
Dari pernyataan diatas dapat Afiyanti, Y. (2008). Validitas dan reliabilitas dalam
penelitian kualitatif. Jurnal Keperawatan
disimpulkan bahwa Karakter kerja keras
Indonesia, 12(2), 137-141.
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor
Ahmad Suryadi.(2020). Pengembangan Kurikulum
yang menyebabkan mereka memiliki karakter jilid I. Sukabumi:CV jejak.
kerja keras yang baik salah satunya berupa Alfianika, N. (2018). Metode Penelitian Pengajaran
dorongan dari dalam diri siswa sendiri yang Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
merupakan hal penting untuk menumbuhkan Deepublish.
semangat kerja keras dan pantang menyerah Arikunto,S.2013. Prosedur penelitian suatu
dalam diri setiap siswa. Hasil dari penelitian pendekatan praktik. Edisi Revisi. Jakarta:
ini diharapkan dapat berkontribusi untuk PT Rineka Cipta.
Dani, R., Latifah, N,A., Putri, S,.A.(2019).
meningkatkan kerja keras belajar siswa
Penerapan Pembelajaran Berbasis
dalam pembelajaran fisika.
Discovery Learning Melalui Metode Talking
Stick untuk Meningkatkan Pemahaman
PENUTUP Konsep Gerak Lurus, Edufisika : Jurnal
Pendidikan Fisika. Vol 4(2), 24-30.
Dengan demikian, setelah guru Fitriani., R, Kholilah, dkk. (2021). Analisis Karakter
menerapkan model pembelajaran Kooperatif Kerja Keras Siswa Kelas XI IPA Di SMAN 1
learning tipe jigsaw dan Numbered Head Kota Jambi. Journal of Science Education.
Together (NHT) diharapkan siswa akan lebih Vol (5(2) ISSN : 2086-9363. 188-194.
aktif, terjalin komunikasi antar siswa maupun Hamalik, Oenar.(2009). Kurikulum dan
guru dengan siswa sehingga suasana kelas Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
akan menjadi kondusif untuk belajar. Pada Hidayatullah, Furqon. (2010). Pendidikan karakter:
Membangun Peradapan Bangsa.
kondisi akhir diharapkan motivasi dan hasil
Surakarta:UNS Press&Yuma Pustaka.
belajar siswa akan meningkat. Bertolak dari Hidayatullah, A.H., Yushardi., & Wahyuni, S.
kerangka berpikir tersebut makammelalui (2015). Pengembangan Bahan Ajar
penerapan model pembelajaran Kooperatif Berbasis Web Interaktif Dengan Aplikasi E-
learning tipe jigsaw dan Numbered Head Learning Model Pada Pokok Bahasan
Together (NHT) diharapkan dapat Besaran Dan Satuan Di SMA. Jurnal
meningkatkan motivasi dan Hasil belajar Pendidikan Fisika. Vol 2(2) 153-163.
siswa. Kurniawan, D.A., Astalini., & Kurniawan, N. (2019).
Sebaiknya guru lebih berperan aktif Sikap Siswa Terhadap Pelajaran IPA di
Smp Kabupaten Muaro Jambi Provinsi
didalam kelas keika menyampaikan materi
Jambi. Journal Of Teaching And Learning.
sehingga menyebabkan siswa menjadi pasif Vol 4(3) 111-127.
dan merasa bosan untuk mengikuti pelajaran Marhadi, H.(2014). Penerapan Model
yang disampaikan oleh guru,bahkan ada pula Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
yang tidak merespon sama sekali. Hal Heads Together (NHT) Untuk
tersebut menjadi menjadi aktivitas belajar Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Vd
siswa kurang efektif seperti bertanya, Sdn 184 Pekanbaru. Jurnal Primary
menjawab pertanyaan, mengemukakan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
pendapat, berkomunikasi dan sebagainya. Dasar. Vol 3(2) ISSN: 2303-1514. 73-81.
Maunah, B. 2009. Landasan Pendidikan. TERAS,
Aktivitas siswa yang kurang optimal seperti ini
Yogyakarta. ISBN 979-20-2711-4.
menyebabkan hasil belajarnya pun kurang
Nurkholis.(2013). Pendidikan dalam Upaya
optimal. Aktivitas siswa dalam pembelajaran Memajukan Teknologi. Jurnal pendidikan.
merupakan hal penting yang sangat Vol.1(1). 24-44.
diperlukan agar siswa mampu mengkontruksi Pathoni, H., Pujaningsih, F,B., Hendri, M., Maison.,
& Nehru. (2019). Pelatihan Pengembangan
90 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Content E-learning untuk Guru IPA Se-


jaluko. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Berkemajuan. 3(1) 120-123.
Purwanti, E. (2016). Implementasi Penggunaan
SSP (Subject Specific Pedagogy) Tematik
Integrative Untuk Menanamkan Tanggung
Jawab, Kerja Keras, Dan Kejujuran. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. Vol
3(2) 1-23.
Saleh.M. Pengaruh Motivasi, factor keluarga,
lingkungan kampus dan aktif berorganisasi
terhadap prestasi akademik. Jurnal
Phenomenon. Vol 4(2) 109-141.
Sari, D.A.P., Hidayat, M., & Kurniawan, W. (2019).
Pengembangan Modul Elektronik Fisika
Berbasis Pendekatan Saintifik Materi
Getaran Harmonis Menggunakan Kvisoft
Flipbook Maker. Edufisika : Jurnal
Pendidikan Fisika.Vol 4(1). 79-91.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukarmini, N. N., Suharsono, N., Sudarma, I
K.(2016). Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Motivasi
Berprestasi Terhadap Hasil Belajar
Ekonomi Kelas X Sma Negeri 1 Manggis.
Journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha. Vol 6 : 1-8.
Triwoelandari., R, Fadilah., A. (2015). Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together (NHT)
Terhadap Tanggung Jawab dan Kerja
Keras Siswa. Journal Uieka Bogor. Vol 1(1).
33-50.
Yanti, Komang Dina, dkk.(2016). Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT) Terhadap Hasil
Belajar IPA. E-Juournal.Vol 4(1).

.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM PESANTREN


BERBASIS MODERN DI SMAIT DARUL QURAN MULIA

Rubiko Ihsan1*, Hasyim Asya’ari2, dan Sita Ratnaningsih3


123Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
*E-mail: rubiko.ihsan20@mhs.uinjkt.ac.id

Abstrak
Pendidikan Islam sampai saat ini dinilai masih belum mampu melahirkan manusia-manusia yang kompetitif.
Pendidikan Islam perlu mengintegrasikan antara pendidikan agama dan teknologi. Penelitian ini memiliki tujuan
untuk mengetahui pola implementasi manajemen kurikulum pondok pesantren berbasis modern di SMAIT Darul
Quran. Metode penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian
yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa implementasi manajemen kurikulum pesantren berbasis
modern di SMAIT Darul Quran Mulia terbagi menjadi tiga bidang studi yaitu tahfidz, bidang umum dan ulum
syar’i yang telah dikemas secara baik sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman. Proses pembelajaran
dilakukan menggunakan alat belajar sehingga dapat memmbatu siswa untuk memaksimalkan kegiatan
pembelajaran, disisi yang berbeda terdapat beberapa kendala seperti padatnya kegiatan pembelajaran dan
pemberlakuan kurikulum darurat, Sehingga pengelolaan manajemen kurikulum pesantren berbasis modern di
SMAIT Darul Quran ini perlu dikemas dengan baik dan ditata kembali sesuai dengan visi pesantren modern
serta di implentasikan secara optimal.

Kata kunci: Manajemen, Kurikulum, dan Pondok Pesantren Modern.

Abstract
Islamic education is currently considered still not able to produce competitive human beings. Islamic education
needs to integrate religious education and technology. The purpose of this study was to determine the
implementation of modern-based Islamic boarding school curriculum management at SMAIT Darul Quran. The
research method used is descriptive research with a qualitative approach. Based on the results of the research
that has been carried out, it can be concluded that the implementation of modern-based pesantren curriculum
management at SMAIT Darul Quran Mulia is divided into three fields of study, namely tahfidz, general fields and
ulum syar'i which have been packaged well according to the needs and demands of the times. The learning
process is carried out using learning tools so that it can help students to maximize learning activities, on the
other hand there are several obstacles such as the density of learning activities and the implementation of an
emergency curriculum. with the vision of a modern boarding school and implemented optimally.

Keywords: Management, Curriculum, and Modern Islamic Boarding School.

suatu negara mampu menerapkan manajemen


PENDAHULUAN kurikulum yang tepat dan sesuai serta dapat
memacu rasa ingin tahu peserta didik.
Perkembangan ilmu pengetahuan saat Dalam meningkatkan mutu pendidikan
ini telah mengalami perubahan dan yang lebih baik maka diperlukan adanya
peningkatan yang sangat signifikan. sistem yang tepat. Sistem manajemen yang
Peningkatan ini telah telah memberikan efek tepat menjadi faktor aktif dalam kemajuan dan
besar dalam berbagai bidang kehidupan, salah keberhasilan perubahan baik suatu lembaga
satunya adalah bidang pendidikan (Bahriah, pendidikan (Kokom & Suryana 2019).
2015). Pendidikan merupakan salah satu Manajemen sangat dibutuhkan agar suatu
aspek dalam membangun suatu bangsa. lembaga pendidikan dapat terkoordinir efisien
Pendidkkan bertujuan untuk menggali ilmu serta dapat mengarah pada kepentingan
pengetahuan dan membuka wawasan bersama pendidikan. Hal ini sesuai dengan
seseorang. Berkembang atau tidak suatu rumusan visi pendidikan nasional yang
kesatuan dapat diamati melalui keberadaan tertuang dalam undang-undang yang
bidang pendidikan, keberadaan itu muncul jika
92 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

mengaturnya. sekolah umum lainnnya, fungsi kontrol inilah


Perkembangan ini berbanding lurus yang menjadikan pondok pesantren sebagai
dengan perkembangn zaman tanpa lembaga penting yang dipercaya sampai saat
menghilangkan nilai karakter suatu bangsa, ini oleh masyarakat setempat dalam mendidik
salah satu karakter itu adalah karakter religius. dan mempersiapkan peserta didik menghadapi
Pendidikan islam digadang dapat menciptakan derasnya kemajuan Ilmu pengatauan dan
pelajar yang memiliki keunikan positif atau teknologi atau IPTEK dan arus informasi diera
karakter yang kuat dalam melanjutkan estafet globalisasi. Pesantren merupakan lembaga
kepemimpinan bangsa. tidak sedikit pihak pendidikan yang telah berperan dan
yang menilai bahwa karakter yang diharapkan membuktikan diri sebagai salah satu wadah
itu mulai sulit di cari pada pelajar sekolah pada terpenting dalam meningkatkan kecerdasan
umumnya. Hal ini sesuai dengan hasil masyarakat terutama yang terintergrasi
wawancara dengan salah satu guru ulum dengan ilmu keagamaan (Ulfah, Novianni, &
syar’i SMA IT Darul Quran Mulia yang Fithriyah, 2021).
menyebutkan bahwa pendidikan karakter atau Eksistensi dan kualitas lembaga
akhlak saat ini sudah mulai terdegradasi pesantren perlu dibina secara khusus dan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan terus menerus kearah yang lebih baik agar
yang lain. hal ini juga ditandai dengan secara terus menerus juga dapat mencetak
banyaknnya peserta didik yang terlibat para generasi muslim yang berakhlak atau
aktivitas buruk seperti tawuran, penggunaan bermoral, bertaqwa, dan memiliki karakter
obat terlarang, pergaulan bebas dan yang tanggung jawab. Disisi yang beberda
sebagainya. Selaras dengan yang terjadi banyak juga masyarakat yang menilai pondok
beberapa tahun terakhir KPAI merilis data pesantren sudah tidak relevan lagi dengan
mengenai kekerasan didunia pendidikan yang perkembangan zaman. Perkembangan
tersebar di banyak daerah sebanyak 127 teknologi informasi menuntut lembaga
kasus, diantaranya adalah tawuran antar pendidikan islam untuk bergerak cepat dan
pelajar. sesuai dengan berita yang di rilis oleh dinamis agar mampu beradaptasi dengan
detik news (2021) sejumlah kasus tawuran segala dinamika perubahan. Para stakeholder
pelajar berujung maut kerap terjadi beberapa lembaga pendidikan harus mampu melakukan
bulan terakhir di sukabumi. berbagai terobosan dalam mengembangkan
Fenomena yang terus berkembang pembelajaran agar mampu mengembangkan
serta menurunnya moral pelajar sekarang dan bakat dan minat siswa, sehingga lulusan
krisis multidimensional yang sedang dihadapi, lembaga pendidikan islam memiliki
Berdasarkan kajian diberbagai ilmu kompetensi atau kualitas yang dibutuhkan
kedisiplinan, memiliki kesamaan perspektif untuk hidup di zamannya (Ilham & Suyatno
yaitu krisis ini berpangkal dan berujung pada 2020).
akhlak dan moral (Ihsan & Chusnul, 2020). Menyadari bahwa dari masalah yang
Dibutuhkan kesadaran tingkat tinggi bagi dihadapi mengharuskan pondok pesantren
seluruh stakeholder pendidikan dalam untuk berbenah diri dengan mencari cara atau
menangani dan membuat terobosan baru alternatif solusi dengan mengadakan inovasi
untuk pendidikan berbasis religius, lembaga atau pembaharuan serta melakukan
pendidikan tersebut dirasa mampu menjadi pengembangan disetiap aspek pendidikan,
contoh bagi lembaga lain karena eksintensinya agar pesantren tidak terisolasi dari dunia
di masyarakat yang berfokus pada bidang pendidikan. Menurut Tolkhah dan Barizi dalam
tersebut ialah pesantren. Pesantren Hakim (2018) bahwa kurikulum pendidikan
merupakan lembaga yang memiliki berbagai Islam, selain adanya kelemahan yang telah
jenis program yang sesuai dengan pembinaan disebutkan sebelumnya, masih terdapat
karakter yang sangat kuat dan religius. beberapa kekurangan atau titik lemah jika
Pesantren memiliki fungsi untuk dihadapkan oleh perkembangan modernisasi,
meningkatkan kecerdasan ataupun kontrol diantara kelemahan tersebut adalah: 1).
moral. Kontrol moral dan ilmu agamalah yang Pendidikan Islam dianggap sudah tidak
menjadi pembeda dibandingkan dengan relevan dizaman yang penuh modernitas dan
Implementasi Manajemen Kurikulum Pesantren Berbasis Modern SMAIT Darul Quran 93
Rubiko Ihsan1*, Hasyim Asya’ari2, dan Sita Ratnaningsih3

dipenuhi oleh pengetahuan teknologi dan pengembangan sumber daya manusia dan
reformasi diberbagai sektor, disebabkan hanya ekonomi. Berakibat kepada konsumen atau
lebih fokus terhadap urusan agama saja, (2). komite berasal dari golongan ekonomi kelas
Pendidikan Islam sampai saat ini dinilai masih bawah. (2) Program pesantren, oleh sebagian
belum mampu melahirkan manusia-manusia konsumen dianggap kurang berkualitas
yang kompetitif yang penuh dengan teknologi sehingga ketertarikan untuk memasukkan
dan informasi, sehingga yang menjadi anak kedalam pesantren menurun, (3)
tantangan adalah bagaimana pendidikan Islam manajemen kurikulum yang belum terealisasi
mampu mengintegrasikan antara pendidikan dengan baik di lingkungan pesantren
agama dan teknologi, (3). sistem pendidikan (Muhtifah, 2016). Penataan dan
Islam yang sampai saat ini hanya pengembangan kurikulum modern bisa
mengarahkan peserta didiknya hanya untuk menjadi solusi bagi lembaga pendidikan islam.
menghafal (memorizing) sudah tidak sesusai Selain penataan ulang dalam
perkembangan zaman saat ini. Dari sekian mengembangkan kurikulum pondok pesantren
banyaknya perubahan dan tuntutan modern, pimpinan sekolah perlu mempunyai
masyarakat, pesantren harus segera berbenah kualtitas atau pendekatan manajemen yang
dan mengembankan berbagai aspek baik. Pendekatan manajemen kurikulum di
terkmasuk kurikulum. bidang pendidikan merupakan upaya dalam
Kurikulum merupakan sebuah alat terselenggara kurikulum dalam mencapai visi
pendidikan untuk mencapai mencapai yang dicita-citakan. Syamsuddin (2017)
perkembangan dan kemajuan kualitas sumber menyebutkan jika umumnya pada manajemen
daya (SDM). Kurikulum sebagai alat penyedia merupakan proses merancang perencanaa,
berbagai bentuk pilihan yang beragam bagi target dan visi serta menentukan pilihan jalan
pelajar untuk dapat merasakan kegiatan atau dan sumber untuk digunakan dalam mencapai
proses belajar mengajar atau pendidikan untuk visi.
mencapai tujuan nasional. Kurikulum Merujuk pada Fathurrochman et al.
merupakan aspek yang paling berpengaruh (2021) yang menyebutkan bahwa di indonesia
terhadap kualitas pendidikan, Dengan hal ini dari 34 provinsi terdapat 26.974 pondok
lembaga pendidikan islam atau pondok pesantren dan 12.668 satuan pendidikan
pesantren perlu mengembangkan kurikulum sejenis. Aplikasi dalam implemetasi
modern yang dapat memfasilitasi segala manajemen kurikulum sangat perlu dilakukan.
bentuk perubahan dan tuntutan yang ada. Fokus Manajemen terhadap pilihan-pilihan
erkembangan kurikulum modern merupakan yang diambil oleh eksekutor pendidikan dalam
bentuk ikhtiar dalam mengkombinasikan atau memastikan bahwa pendidikan dapat
mengintergrasikan kultur pesantren tradisional diterapkan sesuai rencana atau rancangan
terhadap perubahan zaman. Integrasi yang sudah ditentukan. Langkah-langkah itu
kurikulum pendidikan pesantren dan secara umum adalah Penerapan fungsi
pendidikan nasional perlu ditata ulang sebagai manajemen diantaranya adalah
upaya untuk mengkolaborasikan konsep merencanakan, melakukan organisasi,
pendidikan Islam berbasis Al-Quran dan penerapan dan memberikan kontrol dalam
Sunnah dengan pendidikan modern. Dengan organisasi agar mengarah terhadap tujuan
demikian, dengan pendidikan integratif ini yang diharapkan (Syamsuddin, 2017).
siswa mampu terbuka dengan ilmu alam, Salah satu fungsi manajemen
sosial, humaniora, serta IPTEK yang berbasis utamanya adalah implementasi, pelaksanaan
budaya. (Ilham & Suyatno, 2020). kegiatan kurikulum harus dapat di eksekusi
Kurikulum pesantren perlu ditata ulang dengan tepat dan sesuai rencana. Khususnya
dan diperbaiki serta didasari oleh beberapa pada lembaga pendidikan islam seperti
pertimbangan seperti: (1) lembaga pesantren pondok pesantren modern yang memliki
memiliki kekurangan dari segi kepemimpinan, kurikulum yang lebih kompleks dibandingkan
manajemen dan adanya disorientasi dengan sekolah umum. Harus memadukan
94 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

pelajaran umum dan pelajaran pesantren yang evaluasi kurikulum yang bertujuan untukk
memilikin karakteristik masing-masing. Sesuai seluruh program kegiatan pembelajaran
dengan uraian singkat yang disajikan di terlaksana secara berhasil dan berdaya fungsi
paragraf-paragraf sebelumnya peneliti ingin dalam Pendidikan (Ibrahim, 2017).
mengkaji dan menetapkan tujuan penlitian Manajemen merupakan seni dalam mengatur
yaitu untuk mengetahui implementasi segala bentuk pelaksanaan kegiatan
manajemen kurikulum pesantren berbasis kurikulum. Salah satunya adalah
modern di SMAIT Darul Qur’an Mulia. implementasi. implementasi harus dapat
dieksekusi dengan tepat dan sesuai rencana.
METODE PENELITIAN Khususnya pada lembaga pendidikan islam
seperti pondok pesantren modern yang
Tempat penelitan yang dipilih dan di memliki perencanaan kurikulum yang lebih
resa tapat untuk membahas atau mengkaji kompleks.
penelitian ini adalah SMAIT Darul Qur’an Pesantren Modern
Mulia yang beralamat di Jl. Puspitek Pesantren modern berfokus pada
Pembangunan Kp. Cikarang, Gunung Sindur, mengintegrasikan secara penuh sistem
Bogor. Waktu pelaksanaan penelitan ini sekolah lama (klasikal) dan sekolah baru
dilakukan dalam kurun waktu satu minggu, 6- (umum) ke dalam sartuan pokok program
11 Desember 2021. Target dalam penelitian pondok pesantren. Mebahas kitab-kitab klasik
ini adalah bagian-bagian strategis manajer tidak lagi menjadi yang utama, bahkan hanya
kurikulum pondok pesantren SMAIT Darul menjadi tambahan saja, melainkan dilengkapi
Quran Mulia. Dengan sampel yang diambil atau menjadi mata pelajaran atau bidang
yaitu Pimpinan Sekolah, Bidang Kurikulum studi. Pesantren modern memuat banyak
dan Kesiswaan, serta beberapa tenaga sekali bidang studi, dalam merancang
pengajar Pondok pesantren SMAIT Darul kurikulum, perancang kurikulum harus dapat
Quran Mulia. mengkaji atau menganalisis segala bidang
Metode dan pendekatan penelitian ini studi untuk memperoleh, mengeliminasi
menggunakan digunakan penelitian deskriptif- ataupun mengadaptsi bidang studi yang tepat.
kualitatif yang berfungsi untuk menerangkan Pesantren modern kerap membuat terobosan-
atau membuat deskripsi suatu situasi objek terobosan baru diantaranya menurut asmani
dan subjek penelitian Dan metode pendekatan dalam Tolib (2015) adalah adanya
penelitian kualitatif merupakan langkah- pengembangan kurikulum berdasarkan
langkah penelitian yang inputnya adalah data kebutuhan ataupun keinginan, melengkapi
deskriptif seperi kata-kata tertulis atau lisan sarana penunjang proses pembelajaran dan
dari orang yang diamati prilakunya. Ditambha memberi keleluasaan kepada pelajar yang
dengan penelitian kualitatif merupakan ingin mengembangkan talentanya sesuai
penelitian yang dilakukan pada kondisi dengan keinginan atau bakatnya serta
alamiah atau natural. (Sugiyono, 2009). Data memfasilitas wadah aktualisasi diri di
pada penelitian ini diadaptakan melalui alat lingkungan sekitar atau masyarakat.
yang meliputi observasi, wawancara, dan Implementasi Kurikulum Pesantren Modern
studi dokumentasi. Smait Darul Quran
Implementasi kurikulum salah satunya
HASIL DAN PEMBAHASAN adalah kegiatan pembelajaran di kelas.
Pembelajaran di kelas merupakan aplikasi
Manajemen kurikulum merupakan utama kurikulum dan dapat menguji kurikulum
suatu bentuk pengelolan program yang itu berlangsung. Pembelajaran selalu
sistematis dan tersusun berdasarkan berkaitan dengan konsep, prinsip, nilai,
pertimbangan-pertimbangan, kooperatif, pengetahuan, metode, alat dan kemampuan
komprehensif dan sistemik mewujudkan guru diuji dalam bentuk perbuatan, yang akan
tercapaian tujuan kurikulum. Manajemen mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata.
kurikulum juga merupakan sebuah perangkat Dalam implementasi kurikulum, guru
kemampuan dalam mengelola kurikulum, menjadi pelaku utama yang menerapkan
yang diawali perencanaan sampai kepada
Implementasi Manajemen Kurikulum Pesantren Berbasis Modern SMAIT Darul Quran 95
Rubiko Ihsan1*, Hasyim Asya’ari2, dan Sita Ratnaningsih3

secara nyata perencanaan pembelajaran. seluruh kompentensi dasar dan hanya


Guru bertindak sebagai perencana, menyesuaikan dengan kompetensi dasar
pelaksana, dan penilai serta pengembang dalam kurikulum darurat yang sudah
kurikulum yang sebenarnya (Rusman, 2009, disepakati dalam forum MGMP daerah
hal. 74). sekitar.
Perencanaan atau penataan Melalui observasi yang dilakukan
kurikulum di bidang pembelajaran di SMAIT ditemukan beberapa hal diantaranya adalah
Darul Quran Mulia tidak terlalu berbeda proses pembelajaran terlaksana dengan baik,
dibandingkan dengan pondok pesantren pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan
modern lainnya. Setiap pondok pesantren menggunakan smart classroom (TV) dengan
modern memiliki ciri khas masing-masing alat belajar tab untuk masing-masing siswa
berdasarkan analisis kebutuhan internal dan guru selalu menyiapkan administrasi
maupun eksternal lembaga pendidikannya. kegiatan belajar mengajar seperti RPP dan
Secara umum implementasi pembelajarannya bahan ajar yang sesuai dan telah diverikiasi
terbagi menjadi tiga bidang studi yaitu tahfidz, oleh bagian kurikulum. Melalui hasil
bidang umum dan ulum syar’i. Ketiga bidang wawancara yang dilakukan dengan bagian
tersebut telah dikemas secara baik agar bidang kurikulum, menyampaikan bahwa
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan tenaga pendidik dalam melaksanakan
zaman. Seperti pada kasus bidang studi tugasnya atau prosesnya dibebaskan untuk
umum dan pesantren ada beberapa bidang berkreasi dan berinovasi sesuai dengan
yang dieliminasi untuk menyesuaikan beban bidangnya masing-masing, bagian kurikulum
belajar yaitu Penjasorkes dan Tashawuf. hanya memverifikasi dan menentukan kriteria
Eliminasi tersebut tidak mengurangi nilai-nilai untuk membantu mengarahkan guru agar
yang ada pada kurikulum pesantren maupun tetap sesuai dengan visi dan perencanaan
umum. sekolah. Guru berperan menjadi perencana,
Melalui hasil wawancara dengan pelaku, penilai serta pengembang program
pimpinan sekolah, menyebutkan bahwa kurikulum yang senyatanya di kelas (Rusman,
bagian yang paling esensial dalam 2009, hal. 74).
pengembangan kurikulum modern adalah Berdasarkan hasil pengamatan aktifitas
dengan tetap menjaga nilai-nilai ataupun siswa dan wawancara yang dilakukan secara
karakteristik dari pesantren itu sendiri, random, sebagian siswa yang merasa jenuh
Menurut Ardi wibowo dalam Abdurrahman akibat dari padatnya kegiatan formal maupun
(2017) pesantren mempunyai peran utama non formal. Salah satu faktor penyebabnya
yaitu sebagai bagian dari pendidikan yang adalah kegiatan yang dilakukan setiap pekan
mempunyai kekhasan atau keuinikan. sama dan monoton. berkenaan dengan
Pesantren memiliki budaya/tradisi keilmuan jawaban yang diberikan oleh bagian
yang tidak sama dengan budaya/tradisi kesiswaan yang merangkap tugas sebagai
keilmuan yang ada pada lembaga pendidikan guru bahwa kegiatan pembelajaran yang perlu
umumya, diantaranya adalah madrasah atau ditempuh oleh siswa cukup padat.
sekolah. Berdasarkan hasil pengamatan yang
Pada tahun ini SMAIT Darul Quran dilakukan program kegiatan yang diterapkan
Mulia sedikit merancang dan menata ulang cukup padat diantranya adalah kehgiatan
kurikulum berdasarkan kurikulum yang di pembelajaran umum, ulum syari dan
sesuaikan yaitu kurikulum darurat yang tambahan kewajiban menghafal quran,
digunakan di kondisi khusus pandemi yang sehingga jadwal padat setiap harinya sudah
diterbitkan oleh satuan pendidikan. Pilihan menjadi branding bagi SMAIT Darul Quran.
yang dipilih oleh sekolah adalah dengan Hal ini sudah menjadi konsekuensi bagi siswa
melakukan penyederhanaan capaian belajar untuk tetap melaksanakan setiap kegiatan
atau kompetensi dasar. Sehingga guru tidak pembelajaran tersebut. Rencana kegiatan
memiliki kewajiban untuk menyampaikan pembelajaran sudah dirancang sebaik
96 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

mungkin oleh sekolah dan bagian mutu Educational Management, 2(2), 123-135.
pesantren dengan tetap memperhatikan Ilham, D., & Suyatno, S. 2020. “Pengembangan
banyak aspek. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran di
Pondok Pesantren. Jurnal Akuntabilitas
Manajemen Pendidkan, 8(2), 186-195.
PENUTUP
Kokom, E., & Yaya, S. 2017. “Manajemen
Kurikulum di Pesantren”. Jurnal Islamic
Melalui kajian dan data yang
Education Manajemen, 2(1), 39-48.
didapatkan serta penelitian yang telah Muhtifah, L. 2016. Pola Pengembangan Kurikulum
dilakukan dapat hasil penelitian dapat di Pesantren Kasus Al-Mukhlishin Mempawah
deskirpsikan yaitu pola implementasi Kalimantan Barat. Jurnal Pendidikan Islam,
manajemen kurikulum pesantren berbasis 2.
modern di SMAIT Darul Quran Mulia terbagi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
menjadi tiga bidang studi yaitu tahfidz, bidang Tentang Standar
umum dan ulum syar’i yang telah dikemas Isi. Tahun 2006.
secara baik agar sesuai dengan Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta:
Rajawali Press.
perkembangan zaman. Proses pembelajaran
Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif
yang terlaksana sudah sangat baik, dimana dan Kuantitaif. Bandung: Alfabeta.
pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan Syamsuddin. 2017. “Penerapan Fungsi-Fungsi
menggunakan smart classroom (TV) dengan Manajemen dalam Meningkatkan Mutu
alat belajar tab untuk masing-masing siswa. Pendidikan”. Jurnal Idaarah, I (1), 60-73.
Namun ditemukan beberapa hal yang menjadi Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan
perhatian khusus diantaranya yaitu terlalu Pembelajaran. (2013). Kurikulum dan
padatnya kegiatan pembelajaran baik di Pembelajaran Cetakan Ke-3. Jakarta: PT.
sekolah maupun di pesantren yang RajaGrafindo Persada.
Tolib, Abdul. 2015. “Pendidikan di Pondok
menyebabkan siswa merasa jenuh. Sehingga
Pesantren Modern”. Jurnal Risaalah, 1(1).
manajemen kurikulum pesantren berbasis Ulfah, Y., F., Novianni, A., & Fithriyah, N., H. 2021.
modern di SMAIT Darul Quran ini perlu “Strategi Pengembangan Kurikulum Pondok
dikemas dengan baik dan ditata kembali Pesantren Modern Islam Assalam Surakarta.
sesuai dengan visi pesantren modern. Jurnal Pendidikan Islam, 9(1), 67-75.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
REFERENCES Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. 2010. Bandung: Fokus Media.
Abdurrahman. 2017. “Implementasi Manajemen
Kurikulum Pesantren Berbasis Pendidikan
Karakter”. Jurnal At-Turas, IV(2), 279-297.
Bahriah, E. S. 2015. “Peningkatan Literasi Sains
Calon Guru Kimia pada Aspek Konteks
Aplikasi dan Proses Sains”. EDUSAINS,
7(1), 11-17.
Fathurrochman, I., et. Al. 2021. “Theoretical Review
of The Implementation Islamic Boarding
School Curriculum Management in
Indonesia”. IJERD: International Journal of
Education Research and Development, I (1),
1-15.
Hakim, A., & Hani H. 2018. “Manajemen Kurikulum
Terpadu di Pondok Pesantren Modern
Daarul Huda Banjar”. Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam, 6(1).
Ibrahim, N. 2017. “Manajemen Kurikulum: Sebuah
Kajian Teoritis”. Jurnal Idaarah, I (2), 318-
330.
Ihsan, Z., & Chusnul, M. 2020. “Manajemen
Kurikulum Kitab Kuning di Pondok
Pesantren”. Indonesian Journal of
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

ALTERNATIF PEMBIAYAAN PENDIDIKAN: PENGELOLAAN


PENDIDIKAN ISLAM MELALUI WAKAF
Rubiko Ihsan1*, Robiatul Adawiah2, dan R Yulia Fadlillah3
1,2,3 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
*E-mail: rubiko.ihsan20@mhs.uinjkt.ac.id

Abstrak
Masalah pendidikan merupakan masalah sosial yang terjadi di Indonesia. Banyak sekolah yang ambruk dan
rusak, anak-anak putus sekolah, dan guru yang kehabisan nafas karena tercekik ekonomi adalah potret buram
pendidikan di Indonesia. Meski pemerintah telah menetapkan anggaran pendidikan sebesar 20% dari total
APBN, realisasinya masih belum optimal. Keterbatasan biaya pendidikan selalu menjadi penyebab kegagalan
dalam dunia pendidikan, khususnya di lembaga pendidikan Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualittatif dengan pendekatan library research (studi pustaka). Dengan tujuan untuk mengetahun
alternatif pembiayaan pendidikan islam, Salah satu alternatif pembiayaan pendidikan yang dapat menjadi solusi
adalah wakaf. Sumber harta wakaf pada umumnya diperoleh dari tiga kategori yaitu individu organisasi dan
perusahaan atau pemerintah, untuk dapat memanfaatkan wakaf dengan baik maka diperlukan pengelolaan dan
pengelolaan wakaf yang baik. Tujuan artikel ini adalah untuk menjawab tiga permasalahan utama, yaitu:
Pertama, pengetahuan tentang wakaf sebagai alternatif pembiayaan pendidikan. Kedua, bagaimana
pemberdayaan wakaf tunai bagi lembaga pendidikan Islam di Indonesia. Ketiga, apa pengaruh pemberdayaan
wakaf tunai terhadap perkembangan lembaga pendidikan Islam di Indonesia.

Kata kunci: Pendidikan, Pembiayaan, dan Wakaf.

ABSTRACT
The issue of education is a social problem that occurs in Indonesia. Many schools have collapsed and been
damaged, children have dropped out of school, and teachers who have run out of breath due to the suffocation
of the economy are blurry portraits of education in Indonesia. Although the government has set the education
budget to be 20% of the total APBN, its realization is still not optimal. The limited cost of education has always
been the cause of failure in the world of education, especially in Islamic education institutions. One The
research method used a library research approach (library study).With the aim of knowing the alternative
financing of Islamic education, of the education financing alternatives that can be a solution is waqf. The sources
of waqf assets are generally obtained from three categories, namely individual organizations and companies or
governments, to be able to properly utilize waqf, it is necessary to have good management and management of
waqf. The purpose of this article is to answer three main problems, namely: First, knowledge about waqf as an
alternative to education financing. Second, how to empower cash waqf for Islamic educational institutions in
Indonesia. Third, what is the effect of empowering cash waqf on the development of Islamic educational
institutions in Indonesia.

Keywords: Education, Finacing, Waqf.

PENDAHULUAN merupakan potret buramnya pendidikan di


Indonesia.
Pendidikan merupakan aset suatu Permasalahan di Indonesia masih
bangsa dan bagian investasi sumber daya sangat sulit untuk dibenahi dikarenakan
manusia yang berkualitas, kualitas sumber masyarakat Indonesia masih mengalami
daya manusia akan menjadi solusi bagi berbagai hambatan misalnya: biaya
tantangan abad ke-21 meliputi ilmu pendidikan semakin tinggi dan biaya untuk
pengetahuan dan teknologi, Persoalan membangun sekolah yang berkualitas cukup
pendidikan merupakan permasalahan sosial besar. Dari kedua hambatan tersebut,
yang kerap terjadi di Indonesia. Banyak permasalahan yang ada didasarkan kepada
sekolah-sekolah roboh, rusak dan tidak kebutuhan dana yang tinggi untuk
layak, anak-anak yang putus sekolah karena pendidikan, sehingga dapat disimpulkan
biaya yang mahal, dan guru-guru yang sudah bahwa akar dari permasalahan pendidikan
kehabisan nafas karena tercekik ekonomi pada umumnya adalah pembiayaan (Tho’in,
98 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

2017). pendidikan. Kedermawanan berbasis


Walaupun pemerintah menetapkan keagamaan inilah yang bisa menjadi
anggaran pendidikan menjadi 20% dari alternatif pembiayaan atau alternatif
keseluruhan APBN, akan tetapi penyaluran pendanaan pendidikan. Hal ini tidak terjadi
atau realisasinya masih belum sesuai dan saat ini saja tetapi sudah berlangsung lama,
optimal, karena banyak faktor seperti terutama dalam sejarah peradaban umat
birokrasi dan korupsi serta pemotongan islam yaitu mengembangkan sektor wakaf
anggaran yang dilakukan oleh pembuat (Tho’in, 2017).
kebijakan sehingga anggaran yang diberikan Salah satu upaya strategis untuk
tidak diterima sebagaimana yang meningkatkan kualitas pendidikan umat Islam
dianggarkan, sehingga dapat di simpulkan adalah meningkatkan kesejahteraan guru
bahwa jika hanya mengandalkan biaya dari dan dosen, memperbaiki sarana dan
pemerintah pelaksanaan pendidikan menjadi prasarana, meningkatkan kualitas tenaga
tidak berkualitas atau hanya sekedar kependidikan, perbaikan kurikulum dan
berjalan, untuk mengatasi permasalahan perbaikan manajemen pendidikan, serta
atau hambatan pendidikan tersebut perlu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
adanya alternatif pembiayaan pendidikan penyelenggaraan pendidikan. Wakaf dalam
yang mampu membantu menutupi masalah bidang pendidikan telah menjadi bagian
tersebut. penting dari sejarah perwakafan Islam.
Keterbatasan biaya pendidikan Keberadaan wakaf telah membantu
selalu menjadi sebab kegagalan dalam dunia penyediaan fasilitas-fasilitas publik di bidang
pendidikan terutama pada Lembaga pendidikan, seperti madrasah, pondok-
pendidikan Islam, padahal keberhasilan pondok pesantren, ma’had. Langkah yang
sebuah lembaga pendidikan dalam harus dilakukan untuk memberdayakan dana
menyelenggarakan pendidikan yang bermutu wakaf untuk pendidikan diprioritaskan
juga tidak terlepas dari perencanaan kepada pembangunan (Pesantren, Madrasah
anggaran yang mantap, alokasi yang tepat dan Perguruan Tinggi Islam, Lembaga riset
sasaran dan efektif sehingga membuat untuk masyarakat dan Perpustakaan) dan
seluruh komponen lembaga pendidikan Pemberdayaan dan Pengembangan
tersebut bersinergi dan memberikan hasil (Kurikulum, Sumber Daya Manusia, Proyek-
yang optimal dalam pencapaian tujuan. proyek riset teknologi tepat guna). (Direktorat
Salah satu alternatif pembiayaan Pemberdayaan Wakaf, 2017).
pendidikan yang bisa menjadi solusi adalah Berdasarkan dengan permasalahan
wakaf. Wakaf dapat menjadi salah satu di atas, penulis tertarik untuk membahas
sumber dana dalam memajukan pendidikan mengenai alternatif pembiayaan pendidikan,
Islam, yang semakin tertinggal jika dibanding tujuan penulis menyusun karya tulis ilmiah ini
dengan pendidikan Barat. Salah satu upaya adalah untuk menjawab tiga pokok masalah,
strategis untuk meningkatkan tingkat yaitu: Pertama, pengetahuan mengenai
pendidikan umat Islam tersebut adalah wakaf sebagai alternatif pembiayaan
melalui gerakan pemberdayaan wakaf pendidikan. Kedua, Bagaimana
produktif bagi pendidikan. pemberdayaan pemberdayaan wakaf tunai untuk lembaga
dan penyaluran wakaf merupakan instrumen pendidikan Islam di Indonesia. Ketiga, Apa
ekonomi khas Islam yang strategis (Hadi A, pengaruh pemberdayaan wakaf tunai
2009). terhadap perkembangan lembaga pendidikan
Sesuai dengan UU No. 20 tahun Islam di Indonesia.
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada pasal 46 itu merupakan manifestasi METODE PENLITIAN
legitimasi bagi gerakan yang sudah dilakukan Dalam penelitian ini menggunakan
dan dikembangkan oleh pribadi maupun metodelogi penelitian kualitatif dengan
lembaga dalam mengatasi pengurangan pendekatan library research (studi pustaka).
ketergantungan terhadap biaya pendanaan Untuk metodelogi penelitian studi pustaka,
maka penggalian sumber-sumber informasi
Alternatif Pembiayaan Pendidikan: Pengembangan Pendidikan Islam Melalui Wakaf 99
Rubiko Ihsan1*, Robiatul Adawiah2, dan R Yulia Fadlillah3

didapat melalui telaah dan analisis buku- dipergunakan secara bersama demi untuk
buku atau artikel yang berkaitan dengan kepentingan dan kemaslahatan umat Islam
pembiayaan pendidikan. Dari literatur yang dikelola oleh orang yang ditunjuk atau
tersebut dapat ditemukan berbagai pendapat lembaga yang berwenang untuk
yang digunakan untuk menganalisis dan mengelolanya (Rahim, 2019). Pada
menjawab permasalahan penelitian. penjelasan lain wakaf adalah perbuatan
Berdasarkan jenis data, penelitian ini seseorang atau sekelompok orang atau wakif
adalah penelitian kualitatif. Karakteristik untuk memisahkan atau menyerahkan
penelitian kualitatif antara lain; Pertama, lebih sebagian harta benda miliknya untuk
bersifat deskriftif. Kedua, data yang dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka
terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, waktu tertentu sesuai dengan
sehingga tidak menekankan pada angka. kepentingannya guna keperluan ibadah atau
Ketiga, penelitian kualitatif lebih menekankan kesejahteraan umum menurut Syariah.
pada proses daripada produk atau outcome. Dalil Alquran dan hadist yang dapat
Keempat, lebih menekankan makna dijadikan sumber hukum wakaf satu surat Al-
(Sugiyono, 2016). Peneliti membagi Sumber imran ayat 92 yang artinya kamu sekali-kali
data menjadi dua, yaitu: sumber data primer tidak sampai kepada kebajikan yang
(utama), dan sumber data sekunder sempurna sebelum kamu menafkahkan
(penunjang). Dalam penelitian ini, sebahagian harta yang kamu cintai dan apas
dipergunakan dua sumber pengumpulan saja yang kamu nafkahkan maka
data, yaitu pengumpulan data primer dan sesungguhnya Allah maha mengetahui.
pengumpulan data sekunder, Sumber data Hadis Rasulullah yang diriwayatkan dari Abi
primer adalah sumber data yang langsung Hurairah radhiallahu Anhu Rasulullah
memberikan data kepada pengumpul data. shallallahu alaihi wasallam bersabda apabila
Sumber data sekunder adalah sumber data manusia meninggal putuslah amal
yang tidak langsung memberikan data perbuatannya kecuali 3 hal shadaqah jariyah
kepada pengumpul data, tetapi melihat orang ilmu yang bermanfaat dan anak yang
lain atau dengan dokumen. (Sugiyono, mendoakan (Aizid, 2018).
2016).
Rukun dan Tujuan wakaf
HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama Wakif atau orang yang
mewakafkan harta. Syarat waqif ada 4 yaitu:
Wakaf dalam Al-Quran dan Hadist pertama Orang yang berwakaf memiliki
Wakaf menurut bahasa Arab berarti secara penuh harta yang diwakafkan. Kedua
habs (menahan) dikatakan waqafa yaqifu berakal, ketiga baligh, dan yang ke empat
waqfan artinya habasa- yahbisu - habsan. orang yang mewakafkan adalah orang yang
Menurut bahasa waqafa berarti menahan mampu bertindak secara hukum (rasyid).
atau mencegah Menurut Abu Hanifah wakaf Kedua maukuf bih artinya barang atau harta
adalah harta benda orang yang diwakafkan harta yang diwakafkan ketiga maukuf alaih
(wakif) yang kemudian ia menghasilkan atau pihak yang diberikan waqaf atau
manfaat. Abu Yusuf dan Muhammad peruntukan waqaf atau disebut juga Nazir.
mengartikan wakaf adalah menahan Keempat shigat (penyataan atau ikrar wakif
kepemilikan wakif kemudian harta itu menjadi sebagai suatu kehendak untuk mewakafkan
milik Allah Wakaf menurut imam malik adalah sebagian hartanya (Direktorat Penerangan
harta benda yang diserahkan kepada wakif Agama Islam, 2019).
tetapi hak miliknya masih tetap namun tidak Jenis wakaf ada dua yaitu wakaf ahli
boleh dijual belikan, dihibahkan dan atau wakaf dzurri dan wakaf Khairi. Wakaf
diwariskan. Selain Imam Malik para ulama Dzurri adalah waqaf yang ditujukan kepada
Mazhab sepakat bahwa wakaf berwujud bila orang-orang tertentu saja seorang ataupun
orang yang mewakafkan harta atau barang lebih, baik keluarga si wakif atau bukan.
nya untuk selama-lamanya, terus menerus. Sedangkan wakaf Khairi adalah wakaf yang
Jadi wakaf merupakan milik umat yang dapat diperuntukkan bagi kepentingan umum dapat
100 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

dinikmati oleh seluruh masyarakat dengan benda tidak bergerak dan benda
tidak terbatas penggunaannya yang bergerak selain uang
mencakup semua aspek untuk kepentingan 4. Peraturan Menteri agama No.4 tahun
dan kesejahteraan umat manusia pada 2009 tentang administrasi pendaftaran
umumnya kepentingan itu bisa untuk jaminan wakaf uang
sosial, pendidikan kesehatan, keamanan dan 5. Peraturan Badan wakaf Indonesia No. 1
lain-lain. tahun 2008 tentang prosedur
Wakaf memiliki dua tujuan yaitu penyusunan rekomendasi terhadap
memperkuat hubungan dengan Ilahi permohonan penukaran/perubahan
(hablumninallah) melaksanakan anjurannya status harta benda wakaf.
untuk memberikan manfaat dari harta yang 6. Peraturan badan wakaf Indonesia No. 3
kita miliki untuk kepentingan agama maupun tahun 2008 tentang tata cara
kepentingan social, dan habluminannas yaitu pendaftaran dan penggantian nadzir
tebentuknya hubungan yang baik denga harta benda wakaf tidak bergerak
sesame manusia. Wakaf juga berupa tanah
bertujuan.memperkuat persaudaraan dan 7. Peraturan Badan wakaf Indonesia No.1
menanamkan nilai kesetiakawanan dan tahun 2009 tetnang pedoman
solidaritas sosial dalam rangka meraih pengelolaan dan pengembangan harta
keridhaan Allah SWT benda waka berupa uang.
Badan wakaf indonesia adalah
Regulasi dan Badan Wakaf di Indonesia Lembaga negara yang independent yang
Sumber harta wakaf umumnya terbentuk berdasarkan Undang- Undang
diperoleh dari tiga kategori yaitu individu nomor 41 tahun 2004 tentang waaf.
organisasi dan perusahaan atau pemerintah. Keeradaan badan wakaf ini ukan serta merta
Wakaf dari individu adalah cara yang telah untuk menganmbil asset wakaf yang selama
lama diamalkan sejak dahulu dan ini adalah ini di Kelola oleh nadzir, akan tetapi BWI
sumber utama. Sumber dari individu membantu nadzir dalam meningkatkan
biasanya terbangun karena termotivasi untuk produktifitas harta wakaf agar lebih
melihat perkembangan syiar Islam. Kedua bermanfaat untuk kepentingan umat. BWI
harta wakaf dari organisasi atau perusahaan diangkat dan diberhentikan oleh presiden
wakaf yang dilakukan kebanyakan oleh dengan masa jabatan 3ahun. Adpun tugas
serikat-serikat yang terlibat dengan proyek BWI diantaranya adalah melakukan
atau perkhidmatan yang diberikan kepada pembinaan terhadap nadzir dalam mengelola
pesantren yang kita kenali dengan istilah harta wakaf, embuat pedoman pengelolaan
CSR (corporate social responsibility). dan pengembangan harta benda wakaf.
Sumber ketiga harta wakaf pesantren adalah Melakukan pengelolaan dan pengembangan
dari kerajaan dari dalam ataupun luar negeri harta benda wakaf berskala nasional dan
sebagai contoh kerajaan Indonesia ada yang Internasional serta harta benda terlantar.
menawarkan harta wakaf yang besar melalui Dalam kaitan nya dengan wakaf Pendidikan
BWI ( Badan Wakaf Indonesia) kepada kita sering kali jumpai sekolah yang
pesantren tertentu kerajaan-kerajaan Islam didapatan dari hasil wakaf kurang
yang kaya seperti Arab Saudi, Qatar, Kuwait berkembang secara aksimal dengan
dan emirat juga sering memberikan berbagai factor penyebab, tak jarang sekolah
sumbangan wakaf untuk kemajuan banyak atau Lembaga Pendidikan tersebut tak
pesantren di Indonesia (IMAF, 2014) terurus dikarenaan nadzirnya telah wafat,
Regulasi wakaf di Indonesia: dan ini sangat disayangkan mengingat nilai
1. UU No. 41 tahun 2004 tentang wakaf ibadah yang diharapak wakif dan mehalnya
2. Peraturan Pemerntah No. 42 tahun asset wakaf tersebut.
2006 tentang pelaksanaan UU No. 41
tahun 2004 wakaf Problematika dan Peranan Wakaf di
3. Peraturan Menteri Agama No. 73 tahun Indonesia
2013 tentang tatacara perwakafan Menurut data statistiik Bimas Islam
Alternatif Pembiayaan Pendidikan: Pengembangan Pendidikan Islam Melalui Wakaf 101
Rubiko Ihsan1*, Robiatul Adawiah2, dan R Yulia Fadlillah3

kementerian Agama Republik Indonesia, luas kapasitas sekolah negeri dengan kebutuhan
tanah wakaf yang terdapat di Indonesia masyarakat, dan kenyataan bahwa
mencapai 80.824.725 m2 dan tersebar membangun sekolah berkualitas memang
dieseluruh wilayah diIndonesia. Sayangnya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
keberadaan wakaf ini belum mampu Disinilah peranan pemerintah dibutuhkan
menunjukkan kesuksesan dengan sebagai pengejawantahan dari tanggung
pemanfaatan yang maksimal dari harta wakaf jawab negara terhadap pendidikan
tersebut. Diataranya adalah masyarakat warganya.
banyak yang belum memahami paradigma
baru wakaf seperti yang teruang dalam UU Urgensi Wakaf Dalam Pendidikan Islam
No. 41 tahun 2014, belum optimalanya Optimalisasi pemanfaatan wakaf
serifikasi untuk tanah wakaf, selanjutnya menjadi salah satu opsi yang potensial
tanah wakaf belum dikelola secara produktif, dalam menanggulangi persoalan
ditambah lagi kurangnya pemahaman para pembiayaan dan pemerataan pendidikan di
nadzir akan pengelolaan harta wakaf Indonesia. Terdapat banyak sekali manfaat
tersebut,belum maksimalnya database wakaf yang disebutkan dalam Al qur’an dan
tentang wakaf yang ada di Indonesia sera hadist diantaranya memberikan manfaat
belum optimalnya pengelolaan dan yang banyak kepada orang lain dan pahala
pengembangan wakaf yang berupa uang. yang yang tak terputus kepada yang
Pendidikan sebagai salah satu tujuan berwakaf selama barang yang diwakafkan
Bangsa Indonesia yang tercantum dalam masih dinikmati orang lain, sehingga anjuran
pembukaan UUD 1945 pada alinea ke-4 untuk berwakaf pun sangat ditekankan
berbunyi: yaitu: (1). Melindungi segenap seperti dalam firman Allah SWT:
bangsa Indonesia dan tumpah darah “Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-
Indonesia. (2). Memajukan kesejahteraan orang yang mati dan Kami menuliskan apa
umum. (3). Mencerdaskan kehidupan yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas
bangsa. (4). Ikut melaksanakan ketertiban yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu
dunia. yang Kami kumpulkan dalam Kitab induk
Maka pada tujuan ketiga yaitu yang nyata (lauh mahfuz)”. (QS.
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai Yassin:36:12). Ayat ini mengandung makna
amanat pembukaan UUD 1945 yang sudah anjuran berwakaf, dimana Allah SWT
baku dan tidak boleh dirubah oleh siapapun menyebut bahwa apa yang dilakukan
termasuk pemimpin tertinggi dan tinggi seseorang sebelum meninggal, akan
negara bahkan siapapun pemimpin bangsa memberikan pahala bagi al-marhum setelah
ini, harus berjuang sekuat tenaga, untuk ia meninggal jika manfaatnya masih
membuat bangsa Indonesia cerdas. Cerdas dirasakan oleh orang lain. Allah SWT
salah satu sarana utamanya adalah menyebutnya dengan “atsar” atau bekas-
berpendidikan, yang juga sesuai dengan isi bekas, yang ditafsirkan oleh ulama dengan
pasal 31 UUD 1945 yang berbunyi: (1) Setiap wakaf.
warga negara berhak mendapat pendidikan. Adapun landasan hadits dari Abi
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti Hurairoh, Rasululloh SAW bersabda: “Jika
pendidikan dasar dan pemerintah wajib meninggal seorang hamba maka akan
membiayainya. Tapi dalam kenyataannya terputus amalnya kecuali 3 hal, amal jariyah,
tidak semua anak bangsa memiliki ilmu bermanfaat, atau anak sholeh yang
kesempatan untuk mengikuti pendidikan mendoakannya”.(HR. Muslim). Karenanya
yang layak. Tidak sedikit dari rakyat dapat diuraikan keistimewaan wakaf sebagai
Indonesia mengalami berbagai kendala berikut (Anwar, 2007):
dalam menempuh pendidikannya seperti: 1. Pahalanya terus mengalir sekalipun
tingginya biaya pendidikan, meningkatnya yang berwakaf sudah meninggal
biaya pendidikan yang tidak diiringi dengan karena manfaat dari wakafnya masih
meningkatnya pendapatan masyarakat terus diamalkan.
secara signifikan, tidak berimbangnya
102 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

2. Terus menerus manfaatnya walau memberikan manfaat dalam waktu


generasi berganti tanpa mengurangi yang lama.
hak atau merugikan generasi Pendayagunaan Wakaf dalam Pendidikan
sebelumnya. Rasulullah SAW di Indonesia.
bersabda: “Tidaklah orang yang mau Pendidikan merupakan fondasi
membeli sumur rumah kemudian peradaban dan wakaf menjadi bagian
menjadikan embernya bersama penting untuk memastikan generasi bangsa
ember kaum muslimin (yaitu mendapat pendidikan yang layak demi
menjadikannya sebagai wakaf dan membangun peradaban yang kuat. Contoh
dia tetap bisa mengambil air darinya) pemanfaatan wakaf yang begitu fenomenal
itu akan hingga saat ini adalah Institusi pendidikan Al
mendapat balasan lebih baik Azhar Cairo yang konsisten
dari sumber tersebut di surga.” mengembangkan pendidikan yang semua
Sahabat Utsman mengatakan, sarana dan prasarananya berasal dari wakaf.
“Akupun membelinya dari harta Penyaluran dana wakaf pendidikan
pribadiku.” (HR. At Tirmidzi dan dioptimalkan untuk sarana dan prasarana
dinyatakan hasan Asy-Syaikh al- sekolah, meliputi pembangunan ruang kelas
Albani) atau sekolah, memberikan penunjang
3. Wakaf mempunyai watak abadi tidak kegiatan belajar mengajar meliputi meja,
akan habis sampai hari akhir, ketika bangku dan buku-buku pelajaran. Selain
umat berwakaf maka sarana dan prasarana sekolah, dana wakaf
pengelola/nadzir mempunyai juga dapat disalurkan untuk pembangunan
kewajiban untuk menjaga wakaf masjid atau mushola di madrasah-madrasah
tersebut dari masa ke masa, artinya sebagai pusat edukasi agama dan karakter
wakaf tidak akan berkurang bahkan para siswa di sekolah.
bisa terus bertambah. Kesetaraan akan keutamaan
4. Menjadi solusi yang disediakan Allah pendidikan dengan perekonomian untuk
SWT dalam bidang pendidikan dan kemajuan peradaban bangsa sudah tidak
sosial khususnya, terutama untuk diragukan lagi karena profit atau sumber
mengantisipasi kondisi layanan daya alam yang tinggi jika tidak dikelola dan
pendidikan yang belum merata atau diimbangi dengan teknologi dan sumber daya
terjangkau, kesenjangan sosial, manusia yang cakap lambat laun bisa
kemiskinan ataupun untuk menjadi devisit sedangkan pendidikan yang
mengokohkan kemandirian finansial berkualitas akan menghasilkan sumber daya
suatu lembaga, masyarakat kampus manusia yang menghasilkan profit dan
dll apabila edukasi sistem wakaf dan devisa negara yang menguntungkan berkali
dampaknya dapat disosialisasikan lipat. Investasi dalam bidang pendidikan yang
sehingga masyarakat memiliki bermutu menentukan kualitas kehidupan
pemahaman yang baik tentang wakaf bangsa yang bermutu pula sebaliknya
dan melahirkan gerakan nyata investasi yang rendah akan menyebabkan
kegiatan amal wakaf yang mutu kehidupan bangsa menjadi rendah.
terintegrasi. Karena itu keinginan yang kuat untuk
5. Fleksibel, dimana pada masa menginvestasikan pendidikan yang bermutu
Rasulullah SAW wakaf masih dalam yang dilaksanakan secara terencana,
bentuk barang yang bertahan lama, sistematis dan berkesinambungan pun
seperti wakaf tanah, sumur, tempat difasilitasi oleh Pemerintah dengan anggaran
ibadah dll, namun seiring pendapatan sebesar 20% dari Anggaran
perkembangan waktu, ulama’ telah Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),
membolehkan wakaf tunai, dengan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang
syarat, dana wakaf tersebut berasal dari pemerintah pusat dan Bantuan
digunakan untuk program yang Operasional Sekolah yang berasal dari
Pemerintah Daerah (BOSDA) serta berbagai
Alternatif Pembiayaan Pendidikan: Pengembangan Pendidikan Islam Melalui Wakaf 103
Rubiko Ihsan1*, Robiatul Adawiah2, dan R Yulia Fadlillah3

kebijakan lainnya menunjukkan bukti yang imbalannya disalurkan oleh Nazhir


jelas bahwa investasi di bidang pendidikan (pengelola dana dan kegiatan wakaf)
merupakan pilihan yang paling strategis yang untuk membiayai program sosial dan
akan menentukan nasib masa depan pemberdayaan ekonomi umat. Diantara
bangsa. Itupun masih belum memadai dan program sosial yang bisa dikembangkan
merata bagi seluruh lapisan masyarakat adalah pembiayaan pendidikan di
khususnya para duru, dosen dan peserta madrasah.
didik untuk mendapat pengetahuan kognitif, Pemerintah secara resmi
afektif dan psikomotorik yang terintegrasi membuka masa penawaran Cash Waqf
dengan baik dikarenakan kebutuhan Linked Sukuk (CWLS) Ritel seri
menuntut ilmu tidak cukup hanya dengan SWR001 kepada wakif (pembeli)
terpenuhinya SPP dan buku-buku pelajaran individu dan institusi pada November
saja tetapi lebih luas lagi sejalan dengan 2020 lalu. Sebelumnya, pemerintah juga
kesediaan dan perjuangan para guru untuk telah melakukan penerbitan CWLS seri
memberikan pendidikan di daerah-daerah SW001 (nonritel) dengan cara private
sehingga pemerataan pendidikan bisa placement sebesar Rp 50,84 miliar pada
dilakukan dimanapun tidak hanya untuk awal Maret 2020. CWLS Ritel
mereka diperkotaan. merupakan salah satu bentuk Gerakan
Untuk membantu upaya pemerintah Wakaf Nasional guna membantu
dalam pemerataan pembiayaan pendidikan pengembangan investasi sosial, salah
dimadrasah-madrasah seluruh Indonesia, satunya di bidang pendidikan dan
disinilah peranan wakaf sangat dirasakan. pengembangan SDM.
Potensi wakaf yang dapat mewujudkan 3. Wakaf melalui manfaat asuransi syariah.
potensi dan manfaat ekonomis harta benda Ada banyak perusahaan
wakaf untuk pembiayaan pendidikan di asuransi syariah yang menawarkan
madrasah dan pesantren-pesantren, asuransi yang berorientasi wakaf,
kepentingan ibadah dan untuk memajukan dimana manfaat yang didapat oleh
kesejahteraan umum dan kesehatan dapat nasabah, nantinya akan langsung
juga dimanfaatkan untuk pemberian bantuan digunakan untuk program-program
kepada fakir miskin, anak terlantar, putus wakaf seperti pembangunan sekolah
sekolah, yatim piatu, beasiswa dan lain-lain dan madrasah. Seperti asuransi jiwa,
bisa diterapkan pola atau skema subsidi dimana nasabah membayar premi
silang dalam lembaga pendidikan seperti tersebut hingga masa tertentu, di saat
penjelasan dibawah ini. kematian, keluarga yang harusnya
Banyak alternatif wakaf tunai atau menerima santunan kematian, uangnya
uang yang ditawarkan sebagai sarana langsung dimanfaatkan untuk wakaf
pembiayaan pendidikan khususnya di pembangunan madrasah.
madrasah, antara lain : Mungkin bagi sebagian
1. Para orangtua yang berkecukupan kalangan, wakaf dengan jumlah yang
(aghniya), para dermawan atau sangat besar yang bernilai ratusan juta
perusahaan tertentu diajak berwakaf akan sulit terealisasi, namun dengan
tunai dengan akad untuk wakaf dari manfaat asuransi hal tersebut
pengembangan aset wakaf produktif terasa begitu mudah. Karena premi
yang dimiliki lembaga pendidikan maka yang dibayarkan relatif kecil, namun
pahalanya akan mengalir terus berbeda manfaat yang didapat bisa mencapai
jika akadnya hanya untuk biaya ratusan juta yang bisa langsung
pendidikan maka hanya akan sampai dialokasikan untuk program wakaf.
disitu saja. Tidak hanya asuransi jiwa, tapi juga
2. CWLS yaitu Cash Waqf Linked Sukuk. asuransi tenaga kerja, asuransi
Cash Waqf Linked Sukuk Ritel kecelakaan dll yang semuanya bisa
(CWLS Ritel) adalah investasi wakaf dilakukan dengan bekerjasama dengan
uang pada sukuk negara yang perusahaan asuransi syariah, bahkan
104 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

non syariah. dilakukan berbagai lembaga international


4. Wakaf melalui bagi hasil tabungan dan masih menunjukkan bahwa kualitas Bangsa
deposito. Indonesia masih tertinggal. Sehingga sudah
Banyak nasabah perbankan syariah saatnya dipikirkan adanya sebuah strategi
yang memiliki deposito milyaran, dimana ia yang tepat agar investasi dan pembiayaan
mendapatkan bagi hasil yang tidak sedikit, dalam bidang pendidikan yang dilakukan
bisa dimanfaatkan utk program wakaf oleh pemerintah melalui dana dari
pembiayaan di madrasah. Tidak harus ia masyarakat.
wakafkan secara keseluruhan dari bagi Oleh karena itu sebagai salah satu
hasilnya, bisa setengahnya atau bahkan 25% upaya untuk dapat meningkatkan kualitas
darinya. Walau dananya sedikit yang pendidikan, pendayagunaan wakaf dengan
dihimpun dari setiap nasabah, namun bisa baik diperlukan dengan adanya pengelolaan
menjadi besar jika bisa meyakinkan ribuan dan manajemen wakaf yang baik pula. Di
nasabah prioritas di setiap lembaga Indonesia saat ini masih kurang maksimal
perbankan. dalam hal manajemen wakaf. Sebagai
Hal diatas dapat terealisasi dengan akibatnya cukup banyak harta wakaf terlantar
sosialisasi manfaat wakaf kepada seluruh dalam pengelolaannya, salah satu
nasabah prioritas di perbankan syariah, dan penyebabnya adalah umat Islam pada
meyakinkan kepada mereka, bahwa wakaf umumnya hanya mewakafkan tanah dan
adalah instrumen ibadah sosial yang bangunan sekolah, dalam hal ini wakif atau
pahalanya sangat besar, karena akan terus penerima wakaf kurang memikirkan biaya
mengalir walau wakif telah wafat. operasional sekolah, dan nazhirnya kurang
Pendayagunaan wakaf dapat profesional. Pengelolaan wakaf secara
menjadi salah satu anternatif bagi produktif memiliki 3 (tiga) aspek yang harus
pembiayaan pendidikan di Indonesia, biaya diperhatikan, ketiga aspek tersebut akan
pendidikan adalah seluruh pengeluaran baik dijelaskan sebagai berikut:
yang berupa uang maupun bukan uang
sebagai ungkapan rasa tanggung jawab 1. Aspek Kelembagaan Wakaf.
semua pihak (masyarakat, orang tua, dan Adanya Badan Wakaf Indonesia
pemerintah) terhadap pembangunan (BWI) merupakan perwujudan amanat
pendidikan agar tujuan pendidikan yang yang digariskan dalam Undang-Undang
dicita-citakan tercapai secara efisien dan Nomer 41 Tahun 2004 tentang wakaf.
efektif, yang harus terus digali dari berbagai Kehadiran BWI, sebagaimana dalam
sumber, dipelihara, dikonsolidasikan, dan Pasal 47 adalah untuk memajukan dan
ditata secara administratif sehingga dapat mengembangkan perwakafan di
digunakan secara efisien dan efektif. Indonesia. Disini BWI merupakan
Pembiayaan pendidikan yang berasal dari lembaga independen untuk
wakaf didapatkan dari seluruh elemen dan mengembangkan perwakafan di
lapisan masyarakat dan pendayagunaan Indonesia yang dalam melaksankan
wakaf di Indonesia perlu dikelola dan tugasnya bersifat bebas dari pengaruh
dioptimalkan dengan baik. Pendayagunaan kekuasaan manapun, serta bertanggung
wakaf jika dapat dioptimalkan dalam jawab kepada masyarakat (Soemitra,
mewujudkan kualitas pendidikan dapat 2017). Oleh karena itu orang-orang
menghasilkan sumber daya manusia yang yang duduk dalam lembaga tersebut
lebih baik dan berkualitas. harus benar-benar orang yang memiliki
Sejauh ini kualitas kehidupan kemauan dan kemampuan dalam
Bangsa Indonesia dilihat secara internal dari mengelola wakaf dan hal-hal yang
waktu kewaktu senantiasa mengalami terkait dengan wakaf. (Direktorat
peningkatan dan hal ini tidak tidak bisa Pemberdayaan Wakaf, 2006)
dilepaskan dari peran pendidikan namun jika
2. Aspek Akuntansi
dilihat secara eksternal masih belum
Dalam pengertian yang paling
membanggakan. Berbagai hasil survei yang
Alternatif Pembiayaan Pendidikan: Pengembangan Pendidikan Islam Melalui Wakaf 105
Rubiko Ihsan1*, Robiatul Adawiah2, dan R Yulia Fadlillah3

sederhana, akuntansi dapat dipahami yang tidak bertentangan dengan syariah.


sebagai kegiatan pencatatan kegiatan Agar wakaf tunai dapat memberikan manfaat
usaha bisnis, baik komersial ataupun dalam waktu yang lama, ulama’
bukan, untuk tujuan tertentu. Oleh mensyaratkan agar pendayagunaannya
karena itu, aspek akuntansi ini sangat disalurkan untuk program bisnis yang tidak
dibutuhkan dalam pengelolaan wakaf spekulatif atau berpotensi kerugian yang
secara produktif sehingga apa yang besar, sebagai langkah antisipasi agar dana
menjadi tujuan dari pemberdayaan wakaf dapat bertahan dan wakif atau
benda wakaf tersebut tercapai sesuai pemberi wakaf mendapatkan pahala yang
dengan yang diharapkan. Disamping itu, terus menerus dari harta yang ia wakafkan.
harus memperhatikan apa yang menjadi Pendayagunan harta, sebagaimana
tuntutan akuntansi yang dipandang lebih biasanya, akan menemui dua hal,
mendekati dengan prinsip syariah baik keuntungan atau kerugian. Karena harta
dari aspek tujuan dan aspek metode wakaf adalah termasuk harta umat yang
tekniknya. memiliki fungsi sosial umum. Atas dasar ini,
para ahli fiqih mensyaratkan pendayagunaan
3. Aspek Auditing harta wakaf dengan syarat sebagai berikut:
Auditing dalam bahasa Pertama, Memilih jenis usaha yang aman
Indonesia biasanya diartikan sebagai dan tingkat resikonya paling kecil, atau
pemeriksaan dan secara harfiah yaitu melengkapinya dengan system
bahwa pihak tertentu melaporkan penjaminannya secara syariah. Dan
secara terbuka tugas atau amanah yang penjaminan seperti ini dibenarkan menurut
diberikan kepadanya, dan pihak yang Majma Al-Fiqhiy Al-Islamy (Lembaga Fiqih
memberi amanah mendengarkan. Jadi, Internasional). Penjaminan ini biasa
ini merupakan manifestasi pertanggung didapatkan dari pihak ketiga terhadap
jawaban pihak tertentu yang diberi saham-saham sektor bisnis. Atau penjamin
tanggung jawab kepada pihak yang biasanya dari pihak pemerintah. Kedua,
memberi amanah. Dalam kontek Usaha tersebut dikelola oleh para profesional
lembaga wakaf secara umum dibentuk dan ahli sehingga menutup kemungkinan
dan didirikan adalah mengelola sebuah terjadinya kerugian, setidaknya, kerugian
atau sejumlah kekayaan wakaf, agar dapat diantisipasi sedini mungkin. Ketiga,
manfaat maksimalnya dapat dicapai Melalui planning atau perencanaan,
untuk kesejahteraan umat umumnya, antisipasi, supervisi, dan kontrol atau audit
dan menolong mereka yang kurang internal terhadap kegiatan bisnis tersebut.
mampu. Dalam proses auditing tidak Keempat, Memperhatikan Fiqh Aulawiyat
boleh melanggar asas-asas syariah, (fiqih prioritas), dimana usaha yang
disini diperlukan segera upaya untuk dijalankan memberi manfaat secara luas
melakukan penyempurnaan agar kepada penerima wakaf.
bagian-bagian yang tidak islami dapat Beberapa jenis usaha yang
dikurangi. mungkin dikelola dari dana wakaf yang
Pengelolaan dan pengembangan masuk katagori beresiko kecil: (1) Bisnis
harta benda wakaf dilakukan secara produktif sewa gedung. (2) koperasi atau mini market
dapat dilakukan dengan berbagai cara. yang menjual kebutuhan sehari-hari dan alat-
Kategori produktif yang dapat dilakukan alat sekolah. (3) Bisnis jasa, baik dibidang
antara lain (UU No. 41 Tahun 2004) : cara event organizer, catering, pendidikan,
pengumpulan, investasi, penanaman modal, layanan jenazah, layanan kesehatan, lapak,
produksi, kemitraan, perdagangan, percetakan dll. Untuk optimalisasi peran
agrobisnis, pertambangan, perindustrian, wakaf di masyarakat, agar lembaga-lembaga
pengembangan teknologi, pembangunan wakaf, melakukan sosialisasi wakaf di
gedung, apartemen, rumah susun, pasar kalangan masyarakat, agar masyarakat
swalayan, pertokoan, perkantoran, sarana memahami urgensi wakaf dalam Islam dan
pendidikan, sarana kesehatan, usaha-usaha mengembangkan usaha pendayagunaan
106 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

harta wakaf, agar lebih inovatif dan REFERENCES


manfaatnya lebih luas.
A Chairul Hadi. “Peluang Wakaf Produktif untuk
Dalam pengelolaan dan
Pembiayaan Pendidikan Islam.” Jurnal
pengembagan benda wakaf secara produktif, Turats Vol. 5 No. 1 (2009): 14-23.
seorang Nazhir memiliki peran dan fungsi A. H. Sanaky. ”Permasalahan Dan Penataan
yang sangat fundamental. Oleh karena itu, Pendidikan Islam Menuju Pendidikan Yang
seorang Nazhir harus memiliki integritas dan Bermutu.” Jurnal Al-Tarbawiy Vol 1, N0.
profesional dalam mengelola dan (2008).
mengembangkan benda wakaf. Dengan Abdan Rahim. “Peran Wakaf Dalam
demikian, seorang Nazhir dituntut untuk Pengembangan Pendidikan Islam.” Jurnal
memiliki keahlian dalam berbagai bidang Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan
Vol. 13, No. 1, (2019).
keilmuan, diantanya seorang Nazhir memiliki
Aizid, Rizem. Fiqih Keluarga Lengkap. Jogja:
ahli dalam bidang hukum positif dan hukum Laksana, 2018.
Islam tentang perwakafan, ahli dalam bidang Al Nawawi, Yahya ibn Syarof, Raudhah at
bisnis dan ekonomi syariah, serta memiliki Tholibin, jilid 5, Mesir, Dar al Kutub al
kemampuan manajemen yang baik selain Ilmiyah, tth h.342, Imam Ibnu Qudamah, Al-
harus memenuhi beberapa syarat yang telah Mughni.
ditetapkan dalam Undang-Undang. Andri Soemita, “Bank & Lembaga Keuangan
Syariah” Jakarta: Prenadamedia, 2009.
PENUTUP Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam
Kesimpulan dalam pembahasan Direktorat Pemberdayaan Wakaf. “Pedoman
pembahasa kajian ini yaitu wakaf merupakan Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf.”
Jakarta: Depag RI, 2006.
salah salah altenatif yang dapat digunakan
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, “Strategi
dalam pembiayaan pendidikan. Wakaf dalam
Pengembangan Wakaf Tunai Di Indonesia,”
bidang pendidikan telah menjadi bagian Jakarta: Depag RI RI (2007).
penting dari sejarah perwakafan Islam. Direktorat Penerangan Agama Islam. “Modul
Keberadaan wakaf telah membantu Pelaksanaan Tugas Penyuluh Agama Islam
penyediaan fasilitas-fasilitas publik di bidang Non Pegawai Negri Sipil” Jakarta: Ditjen
pendidikan, seperti madrasah, pondok- Bimas Islam Kementerian Agama RI, 2019.
pondok pesantren, ma’had. Langkah yang Martin. Manajemen Pembiayaan Pendidikan,
harus dilakukan untuk memberdayakan dana Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014.
Muslim”Shohih Muslim, Kitab Wasiat, bab Pahala
wakaf untuk pendidikan diprioritaskan
untuk mayit”, 3/1255, No. Hadist. 1631
kepada pembangunan (Pesantren, Madrasah
H. Abuddin Nata.”Investasi di Bidang Pendidikan
dan Perguruan Tinggi Islam, Lembaga riset Menentukan Kualitas kehidupan Bangsa.”
untuk masyarakat dan Perpustakaan) dan Jakarta, 2013.
Pemberdayaan dan Pengembangan Http://bwi.go.id/4030/2019/11/20/mengenal-lebih-
(Kurikulum, Sumber Daya Manusia, Proyek- dekat-cash-wakaf-linked-sukuk/
proyek riset teknologi tepat guna). Untuk Muhammad Tho’in, “Pembiayaan Pendidikan
dapat mendayagunakan wakaf dengan baik melalu Sektor Zakat,” Jurnal Al-Amwal Vol.
diperlukan adanya pengelolaan dan 9 No.2 (2017).
Proceeding of The International Conference on
manajemen wakaf yang baik pula. Di
Masjid, Zakat and Waqaf, IMAF, 2014.
Indonesia saat ini masih kurang maksimal
Syamsul Anwar. Study Hukum Islam
dalam hal manajemen wakaf. Sebagai Kontemporer.Jakarta: Penerbit Almahira,
akibatnya cukup banyak harta wakaf terlantar 2010.
dalam pengelolaannya, salah satu Tim Ilmu Educenter,” UUD 1945 & Amandemen”.
penyebabnya adalah umat Islam pada Indonesia: Ilmu, 2016.
umumnya hanya mewakafkan tanah dan UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf pasal 43
bangunan sekolah, dalam hal ini wakif atau ayat (2).
penerima wakaf kurang memikirkan biaya Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan R&D, Bandung: ALFABETA, 2016.
operasional sekolah.
Yayasan Asrama Pelajar Islam,”Al Majid, Alqur’an
Terjemah dan Tajwid Warna,” Penerbit:
Alternatif Pembiayaan Pendidikan: Pengembangan Pendidikan Islam Melalui Wakaf 107
Rubiko Ihsan1*, Robiatul Adawiah2, dan R Yulia Fadlillah3

Beras (2014)
Undang-undang No. 20 Tahun 2003,” Sisdiknas,
”Bandung: Fokus Media, 2010
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER ANTARA CITA DAN REALITA

Siti Nurhaliza Rambe1*, Miswati2, Siti Halija3


123Program Studi Manajemen Universitas Dharmawangsa
*E-mail: rambesitinurhaliza@gmail.com

Abstrak
Apa pentingnya pendidikan karakter Bukankah selama ini peserta didik dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan
telah mendapat pendidikan agama dan pendidikan kewargaan Pendidikan karakter bertujuan membentuk bangsa
yang tangguh, kompetitif, berakhlaq mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang
dinamis, berorentasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan
yang maha Esa berdasarkan Pancasila.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang artinya penelitian ini
bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan
dalam penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan ialah data sekunder (secondary data), data ini diperoleh
dari berbagai sumber seperti buku-buku, artikel, ilmiah, jurnal, internet serta data lainnya sebagai pelengkap
kesesuaian fokus penelitian. Namun sumber yang digunakan pada penelitian kali ini hanya melalui jurnal dan
internet. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara study pustaka (library research), yang salah satu nya
melakukan penelusuran terhadap sumber-sumber jurnal dan internet data lainnya sebagai pelengkap kesesuaian
fokus penelitian. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam
mencapai tujuan pencerdasan dan pengembangan kecerdasan manusia untuk meningkatkan taraf hidup dan
kehidupan yang lebih baik. Sistem Pendidikan Nasional mencita-citakan kecerdasan penuh yang nantinya akan
dimiliki oleh semua anak bangsa melalui proses pendidikan yang dijalankan di Indonesia. Cita-cita itu
diamanahkan dalam undang-undang sebagai landasan pelaksanaan pendidikan. Cita-cita dapat diartikan juga
sebagai tujuan atau pedoman hidup.Pendidikan karakter merupakan hal yang tidak bisa dipandang dengan
sebelah mata. Berbagai kasus amoral yang melanda negeri ini terlebih para pelakunya berasal dari kalangan
pelajar mengindikasikan bahwa bangsa ini sedang menderita krisis karakter.

Kata Kunci : Urgensi Pendidikan Karakter, Cita-Cita, Realita.

Abstract
What is the importance of character education? Haven't all this time been that students in every type and level of
education have received religious education and civic education? Character education aims to form a nation that
is strong, competitive, has noble character, has morality, is tolerant, works together, has a patriotic spirit, develops
dynamically, is science oriented. knowledge and technology, all of which are inspired by faith and piety to God
Almighty based on Pancasila. This research is a qualitative research, which means that this research is descriptive
and tends to use analysis. Process and meaning (subject perspective) are more highlighted in qualitative research.
The data source used is secondary data, this data is obtained from various sources such as books, articles,
scientific journals, internet and other data as a complement to the suitability of the research focus. However, the
sources used in this study were only through journals and the internet. The data collection technique was carried
out by means of library research, one of which was to conduct searches on journal sources and other internet data
as a complement to the suitability of the research focus. Education is a conscious and planned effort made by
individuals or groups in achieving the goals of intelligence and the development of human intelligence to improve
the standard of living and a better life. The National Education System aspires to full intelligence which will later
be possessed by all children of the nation through the educational process carried out in Indonesia. These ideals
are mandated in the law as the basis for the implementation of education. Ideals can also be interpreted as goals
or guidelines for life. Character education is something that cannot be underestimated. Various immoral cases that
have hit this country, especially the perpetrators from among students, indicate that this nation is suffering from a
character crisis.

Keywords:Urgensi of Character Education, Ideals, Reality.

PENDAHULUAN pendidikan nasional yang tertuang dalam


Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Apa pentingnya pendidikan
sangatlah ideal yaitu“Pendidikan nasional
karakter? Bukankah selama ini peserta didik
berfungsi mengembangkan kemampuan
dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan
telah mendapat pendidikan agama dan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka
pendidikan kewargaan? Bahkan tujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa,
URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER ANTARA CITA DAN REALITA 109
Siti Nurhaliza Rambe1, Miswati2, Siti Halija3

bertujuan untuk berkembangnya potensi memperhalus perasaan.” Pendidikan


peserta didik agar menjadi manusia yang menjadi sentral utama dalam
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang menumbuhkan pengetahuan dan kesadaran
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, manusia akan jati diri dan potensi yang
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga dimilikinya. Persoalan pendidikan
negara yang demokratis serta bertanggung hakikatnya adalah persoalan masa depan,
jawab”. dan peradaban bangsa. Hal ini selaras
INDONESIA dewasa ini dihadapkan dengan konstitusi bangsa Indonesia yang
pada ragam persoalan internal dan ekternal berbasis pada pendidikan mencerdaskan
yang ditimbulkan oleh berbagai macam kehidupan bangsa. “Ki Hadjar Dewantara
perubahan, seperti perubahan teknologi, (1977) memaknai pendidikan sebagai daya
perubahan sosial dan perubahan budaya upaya untuk memajukan bertumbuhnya
yang terutama membawa dampak dalam budi pekerti, pikiran dan tubuh anak”.
berbagai kemajuan dan perkembangan Bagian-bagain itu tidak boleh dipisahkan
pendidikan. Pembangunan karakter harus agar kita dapat memajukan kesempurnaan
didahulukan dari semua pembangunan hidup anak-anak bangsa. “Nuarani
yang ada agar bangsa ini bisa menjadi Soyomukti (2015) dalam bukunya teori-teori
bangsa yang besar. Sebuah bangsa yang pendidikan mendefinisikan bahwa,
dihargai dan dijunjung tinggi oleh bangsa pendidikan sebagai proses untuk
lain, bukan bangsa yang hanya sekedar memberikan manusia berbagai macam
menjadi kuli yang dipandang rendah oleh situasi yang bertujuan memberdayakan diri
bangsa lain. Saat ini keberagaman sering yang meliputi penyadaran, pencerahan,
dipandang sebagai perbedaan, perbedaan pemberdayaan, dan perubahan perilaku”.
semakin dipertajam dan sering Karenanya, pendidikan berkaitan dengan
dimanfaatkan sebagian orang untuk bagaimana manusia dipandang. Dalam hal
memenuhi ambisi dan kepentingan pribadi ini, pandangan ilmiah tentang manusia
atau golongannya. Ini menimbulkan konflik sebagai makhluk Allah dengan segala
horizontal maupun vertikal yang keunikan yang dimilikinya. Memandangnya
menyebabkan terpuruknya bangsa harus komprehensif dengan cara-cara yang
Indonesia dan menimbulkan kerusuhan dan juga manusiawi.
permusuhan terjadi dimana-mana.
Perguruan tinggi sebagai institusi METODE PENELITIAN
mempunyai fungsi tidak hanya sekedar
transfer of knowledge tetapi lebih penting Penelitian ini merupakan penelitian
lagi sebagai transfer of values. Faktualitas kualitatif, yang artinya penelitian ini bersifat
perbedaan etnis, agama, ras dan budaya, deskriptif dan cenderung menggunakan
justru dapat dijadikan pembelajaran dalam analisis. Proses dan makna (perspektif
membangun pengetahuan, keterampilan subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian
dan sikap subyek belajar. Menggunakan kualitatif. Sumber data yang digunakan ialah
sistem Pendidikan multikultural dapat data sekunder (secondary data), data ini
menjadi salah satu strategi untuk diperoleh dari berbagai sumber seperti
mengembangkan kesadaran atas buku-buku, artikel, ilmiah, jurnal, internet
kebanggaan seseorang terhadap serta data lainnya sebagai pelengkap
bangsanya (the pride in ones’s home kesesuaian fokus penelitian. Namun sumber
nation). Multikulturalisme merupakan yang digunakan pada penelitian kali ini
ragam kekayaan bangsa yang tak ternilai hanya melalui jurnal dan internet.
harganya, sebagai potensi yang harus Teknik pengumpulan data dilakukan
dikembangkan dan dibina. Sebaliknya dengan cara study pustaka (library
apabila keberagaman ini tidak research), yang salah satu nya melakukan
dimanfaatkan, dan dibina secara benar akan penelusuran terhadap sumber-sumber
berkembang menjadi sesuatu yang jurnal dan internet data lainnya sebagai
menakutkan. Salah satunya ialah memicu pelengkap kesesuaian fokus penelitian.
timbulnya konflik horizontal dan vertikal. Teknik analisis data yang digunakan ialah
Pendidikan merupakan sarana dengan teknik deskriptif kualitatif yang
transformasi menuju hakikat kemanusiaan berbentuk kata-kata dan bukan dalam
yang sesungguhnya. Sebagaimana bentuk angka-angka (Meleong, 1977:6)
dikatakan “Tan Malaka (2019) bahwa, dengan mengikuti pola Miles dan Huberman
tujuan pendidikan adalah mempertajam (Upe, 2010) yang dimulai dari pengumpulan
kecerdasan, memperkukuh kemauan, dan
110 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

data yang relevan dengan fokus penelitian agar menjadi manusia yang beriman dan
(colecttion), kemudian dilakukan pemilihan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan penyederhanaan data (reduction) yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
dilakukan penarikan kesimpulan dari data kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang telah ditemukan. Semua data yang yang demokratis serta bertanggungjawab.
diperoleh lalu dikumpulkan dan dianalisis Dari tujuan pendidikan nasional
secara sistematis dengan mendalam, dalam tersebut dapat diketahui bahwa kecerdasan
bentuk narasi atau kalimat. intelektual bukanlah hal pertama yang
hendak dicapai dari pendidikan bangsa ini,
HASIL DAN PEMBAHASAN namun justru akhlak mulialah yang harus
Pendidikan secara umum bertujuan diraih terlebih dahulu. Hal tersebut ternyata
membantu manusia menemukan hakekat senada dengan tujuan yang hendak dicapai
kemanusiaannya, maksudnya pendidikan dari pendidikan karakter yakni menjadikan
harus mampu mewujudkan manusia manusia yang berakhlak mulia. Menurut
seutuhnya, melalui pendidikan dapat Creasy sebagaimana dikutip oleh Zubaedi
dilakukan penyadaran terhadap manusia (2011:6) menjelaskan bahwa melalui
atau individu untuk mengenal, mengerti dan pendidikan karakter perserta didik didorong
memahami realitas kehidupan dan agar tumbuh dan berkembang dengan
lingkungannya. Pendidikan merupakan kompetensi berpikir dan berpegang teguh
proses memanusiakan manusia baik dalam pada prinsip-prinsip moral dalam hidupnya
bentuk formal maupun informal, pendidikan serta mempunyai keberanian melakukan
dalam bentuk formal adalah pengajaran yaitu yang benar, meskipun dihadapkan pada
proses transfer pengetahuan atau usaha berbagai tantangan.
mengembangkan potensi intelektualitas Menurut Mohammad Athiyah al
dalam diri manusia, namun pengetahuan dan Abrasyi sebagaimana yang dikutip oleh Moh.
intelektualitas tersebut belum sepenuhnya Roqib (2009: 28) bahwa tujuan pendidikan
mewakili manusia. Oleh karena itu adalah untuk membentuk akhlak mulia,
pendidikan bukan sekedar transfer ilmu saja persiapan untuk menghadapi kehidupan
tetapi juga mampu mengetahui dan dunia dan akhirat, persiapan untuk mencari
memahami potensi dalam diri manusia itu rizki, menumbuhkan semangat ilmiah, dan
sendiri. Proses memanusiakan manusia menyiapkan profesionalisme subyek didik
berujung pada pembebasan dalam sehingga jelas sudah bahwa tujuan
mengekspresikan kemampuan dan pendidikan karakter khususnya dan
kreativitas dalam diri. pendidikan secara umum ialah untuk
Pendidikan adalah usaha sadar dan membentuk pribadi yang berakhlak mulia.
terencana yang dilakukan oleh individu atau Tindakan-tindakan amoral yang justru
kelompok dalam mencapai tujuan pelakunya berasal dari kalangan para
pencerdasan dan pengembangan pelajar, mulai dari kebiasaan menyontek
kecerdasan manusia untuk meningkatkan yang kini telah membudaya, minum minuman
taraf hidup dan kehidupan yang lebih baik. keras/alkohol, merokok di lingkungan
Mencerdaskan kehidupan dalam cita-cita sekolah, narkoba, pergaulan dan seks bebas,
pendidikan nasional mencakup seluruh tawuran antarpelajar hingga peredaran video
elemen masyarakat dan juga mencakup porno di kalangan pelajar.
kecerdasan intelektual, kecerdasan spritual, Sistem Pendidikan Nasional mencita-
dan kecerdasan emosional. Karena pada citakan kecerdasan penuh yang nantinya akan
dasarnya ketiga kecerdasan ini tidak dapat dimiliki oleh semua anak bangsa melalui proses
dilepaspisahkan. Jika salah satu diantara tiga pendidikan yang dijalankan di Indonesia. Cita-
kecerdasan ini tidak dimiliki maka cita itu diamanahkan dalam undang-undang
kecerdasan akan menjadi cacat atau penulis sebagai landasan pelaksanaan pendidikan.
menyebutnya sebagai cacat kecerdasan. Cita-cita dapat diartikan juga sebagai tujuan
Dalam Undang-undang Nomor 20 atau pedoman hidup. Beberapa definisi tujuan
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan atau pedoman hidup menurut beberapa ahli :
Nasional pada Bab 2 Pasal 3 menjelaskan 1) Ken Mcelroy (1992)
tentang fungsi dan tujuan pendidikan Tujuan merupakan langkah pertama
nasional bahwa pendidikan nasional dalam proses mencapai kesuksesan
berfungsi mengembangkan kemampuan dan dan tujuan juga merupakan kunci
membentuk watak serta peradaban bangsa mencapai kesuksesan.
yang bermartabat dalam rangka 2) Jemsly H & Martani H (2006)
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan Tujuan merupakan sesuatu yang mungkin
untuk berkembangnya potensi peserta didik untuk dicapai, bukan sesuatu yang utopis.
URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER ANTARA CITA DAN REALITA 111
Siti Nurhaliza Rambe1, Miswati2, Siti Halija3

Cita cita sering disebut juga mimpi, Thomas Luckmann (1990), realitas adalah
seorang yang memiliki banyak cita cita kualitas yang berkaitan dengan fenomena
biasanya disebut sebagai pemimpi. Namun yang kita anggap berada di luar kemauan
jangan sampai kita hanya memiliki cita cita kita (sebab ia tidak dapat dienyahkan)”.
tanpa usaha untuk mewujudkannya, karena Menurut “Émile Durkheim (1939): realitas
hal tersebut merupakan istilah bagi seorang sosial adalah cara bertindak, apakah tetap
pengkhayal. Secara umum, dibutuhkan atau tidak, yang bisa menjadi pengaruh atau
banyak persiapan untuk menyelesaikan dan hambatan eksternal bagi seorang individu”.
meraih cita cita yang kita impikan. Bahkan, Maksudnya adalah sesuatu yang dianggap
tidak sedikit orang yang gagal hingga akhir nyata adalah produk dari persepsi dan hasil
hayatnya untuk mewujudkan cita cita yang interpretasi terhadap apa yang nyata.
telah lama ia impi impikan. Biasanya anak Pencerdasan dan pemanusiaan
kecil akan lebih mudah mengatakan cita manusia Indonesia dilakukan dengan bekal
citanya karena kepercayaan dirinya masih ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh
tinggi. Namun sayangnya biasanya saat pelaksana pendidikan. Hal ini memberikan
beranjak dewasa setelah mengalami isyarat kepada semua pelaksana
beberapa tekanan banyak orang akan pendidikan agar terus meningkatkan
meninggalkan cita cita yang diinginkannya kompetensi yang dimiliki sehingga tidak
karena merasa kemampuannya tidak tertinggal jauh dalam hal pendidikan dan
memenuhi hal dan kriteria tersebut. ilmu pengetahuan. Sebagai suatu cita-cita
Dunia pendidikan memang semakin maka, mencerdaskan kehidupan bangsa
maju dan tidak bisa dipungkiri banyak ditafsirkan dalam ranah pencerdasan
upaya- upaya yang dilakukan untuk kognitif, afektif dan psikomor. Artinya bahwa
meningkatkan kualitas pendidikan tetapi itu proses pencerdasan bukan sekedar mengisi
semua masih belum merata, kondisi otak peserta didik dengan ilmu dan
pendidikan zaman now tidak hanya pengetahuan yang sifatnya materialistik
menyentuh sisi kemanusiaan tetapi juga semata, tetapi juga diimbangi dengan
menjadi tamparan keras, banyak kita pendidikan agama dan moral. Antara ranah
menemui anak yang tidak bersekolah tetapi ini akan saling mendukung perkembangan
yang lebih menyedihkan mereka malah anak didik, menuju kepada bangsa yang
menjadi pengamen atau bekerja di jalanan bermartabat.
bahkan terpaksa putus sekolah. Pendidikan tidak hanya sebagai
Realita dalam pendidikan lainnya suatu rutinitas, tetapi juga pendidikan yang
yaitu masyarakat yang masih saja kurang operasional, mengacu pada prosesnya.
peduli tentang apa yang anak-anak mereka Rata-rata orang tua memiliki pola pikir yang
pelajari, mereka berpikir apabila anaknya salah, sebagian besar orang tua
telah melakukan studi maka mereka akan memandang pendidikan hanya dilakukan di
mendapatkan sertifikat atau biasa kita sebut sekolah dan diserahkan
dengan ijazah, yang notabene sertifikat itu
dianggap sebagai alat utama dalam mencari PENUTUP
pekerjaan yang diharapkan dapat Pendidikan karakter merupakan hal
membantu memperbaiki kehidupannya di yang tidak bisa dipandang dengan sebelah
masa depan. Sertifikasi tersebut dianggap mata. Berbagai kasus amoral yang melanda
sebagai hasil nyata dari proses pendidikan negeri ini terlebih para pelakunya berasal
padahal pendidikan bukan hanya sekedar dari kalangan pelajar mengindikasikan
untuk mendapatkan ijazah saja, tetapi bahwa bangsa ini sedang menderita krisis
bagaimana individu dapat memaknai dan karakter. Apabila hal tersebut tidak segera
memahami setiap hal yang diperoleh dalam diselesaikan, maka masa depan dan nasib
proses pendidikan, bagaimana individu bangsa serta anak cucu kitalah yang
belajar untuk memahami realitas kehidupan nantinya akan menanggung segala akibat.
dan beradaptasi, bagaimana mereka Untuk itu, agar harapan dari pelaksanaan
nantinya akan mengaplikasikan ilmu-ilmu pendidikan karakter dapat terwujud yakni
yang mereka peroleh untuk kehidupannya di terciptanya generasi yang berakhlak mulia
masa depan. Anggapan-anggapan tersebut maka perlu dilaksanakan pendidikan
menjadikan sistem pendidikan melenceng karakter yang efektif sebagaimana yang
dari tujuannya yaitu untuk memanusiakan telah dipaparkan pada pembahasan
manusia. sebelumnya. Akhirnya, karakter merupakan
Sebelumnya, Pengertian realitas mustika hidup yang membedakan antara
menurut beberapa ahli, “Berger, Peter L dan
112 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

manusia dengan binatang dan manusia Saturadar, 2019, Pengertian Realitas


yang sudah tidak memiliki karakter yang Sosial Adalah,
mulia adalah manusia yang sudah https://www.saturadar.com/2021/03/Pen
“membinatang”. gertian-Realitas-Sosial.html
Si Manis, 2020, Pengertian Realitas Sosial,
REFERENCES https://www.pelajaran.co.id/realitas- sosial/
, 2 Juli Mohammad Kosim, 2011, Urgensi
Alpert Harry, Emile Durkheim and His Pendidikan Karakter, Jurnal Sosial
Sociology, New York: Colombia dan Budaya Keislaman, Vol. IXI No. 1, 8
University Press, 1939. halaman
Ana Indriana & Kenlies Era Rosalina Soyomukti, Nuraini. (2015). Teori-Teori
Marsudi, 2020, Urgensi Pendidikan Dari Tradisional, (Neo)
Pembentukan Karakter Kewargaan Liberal, Marxis- Sosialis, Hingga
Multikultural Melalui Program Postmodern. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Kurikuler Di Indonesia, El Wahdah Sutrimo Purnomo, 2014, PENDIDIKAN
Jurnal Pendidikan, Vol. I No. 2, 23 KARAKTER DI INDONESIA : Antara
halaman Asa dan Indonesia, Jurnal Pendidikan,
Aswadi, 2009, Antara Cita-cita dan Realita, Vol. II No. 2, 28 halaman
Ulumuna, Vol. XIII No. 2, 21 halaman Syafruddin Munir. Tan Malaka: Kisah Cinta dan
Baso Iping dan Haeran, 2021, Pemikiran-Pemikirannya. Yogyakarta:
PERKULIAHAN DARING DAN TATAP Araska. 2019.
MUKA : Antara Cita dan Realita, Zubaedi, 2011. Desain Pendidikan Karakter :
Jurnal Inovasi Penelitian, Vol. II No. 2, Konsepsi dan Aplikasinya Dalam
10 halaman Lembaga Pendidikan. Jakarta:
Berger, Peter L dan Thomas Luckmann. Kencana Prenada Media Group.
1990. Tafsir Sosial atas Kenyataan.
Jakarta. LP3ES
Hutabarat, Jemsly dan Huseini,
Martini. 2006. Proses, Formasi &
Implementasi.
Jagad.id, 2020, Cita-cita adalah : Pengertian
dan Contoh, https://jagad.id/cita-
cita-adalah- pengertian-dan-
contoh/
Ki Hadjar Dewantara. 1977. Karya Ki Hadjar
Dewantara: Bagian I-Pendidikan.
Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan
Taman Siswa.
McElroy, J.C., & Stark, E. 1992. A thematic
approach to leadership training.
Journal of Managerial Issues.
Munirah Munirah, 2015, Antara
Keinginan dan Realita, Alauddin Jurnal
Pendidikan Dasar Islam, Vol.II No. 2, 13
halaman
Redaksi, 2020, Realitas Pendidikan di
Indonesia, https://gheroy.com/realitas-
pendidikan-di- indonesia/ , 2
Desember
Rofiana Fika Sari, 2019,Cita-cita
Menurut Umum dan Para Ahli,
https://www.idpengertian.net/pengertian-
cita-cita/ , 27 Desember
Roqib, Moh, Ilmu Pendidikan Islam;
Pengembangan Pendidikan
Integratif di Sekolah, Keluarga, dan
Masyarakat, Yogyakarta: LkiS,
2009.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PERSEPSI GURU PAI TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN PAI


DI SD

Ani Nur Aeni1*, Dadan Djuanda2, dan Maulana3


1,2,3Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang
*E-mail: aninuraeni@upi.edu

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang menariknya pembelajaran PAI di SD, pembelajaran hanya focus pada
buku, pelafalan surat pendek dan kurangnya penggunaan media. Kondisi ini menyebabkan materi PAI kurang
dapat tersampaikan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat guru PAI tentang media
pembelajaran PAI di SD. Data diperoleh dari 670 responden melalui angket online kepada guru PAI SD se-
Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pembelajaran PAI yang menyenangkan adalah games, karena
dapat memotivasi dan memudahkan siswa dalam memahami materi, 2) Games yang pernah digunakan guru
adalah games berbasis web berupa quiziz, kahoot, wordwall, educandy, 3) Desain games berbasis web yang
diharapkan adalah yang warnanya menarik, kontennya berisi soal latihan, durasi waktunya antara 10-15 menit,
interaktif, menarik, menyenangkan, meningkatkan minat dan motivasi siswa, memudahkan siswa memahami
materi dan menjadikan siswa berakhlak mulia. Berdasarkan hasil tersebut dapat direkomendasikan bahwa
Games berbasis Web, salah satunya adalah wordwall sebagai media pembelajaran PAI di SD

Kata kunci: wordwall, pembelajaran PAI, Media Pembelajaran

Abstract
This research was motivated by the lack of interest in PAI learning in elementary schools, learning only focused
on books, the pronunciation of short letters and the lack of use of media. This condition causes pai material to not
be delivered properly, this study aims to find out the opinions of PAI teachers about PAI learning media in
elementary schools. Data was obtained from 670 respondents through an online questionnaire to elementary
school PAI teachers throughout Indonesia. The results showed that: 1) Fun PAI learning is a game, because it can
motivate and make it easier for students to understand the material, 2) Games that have been used by teachers
are web-based games in the form of quiziz, kahoot, wordwall, educandy, 3) The expected web-based game design
is the one with interesting colors, the content contains practice questions, the duration of time is between 10-15
minutes, interactive, interesting, fun, increases student interest and motivation, makes it easier for students to
understand the material and makes students have a noble character. Based on these results, it can be
recommended that Games are web-based, one of which is wordwall as a learning medium for PAI in elementary
schools

Keywords: wordwall, PAI learning, Learning Media

untuk peningkatan mutu pembelajaran. Bagi


PENDAHULUAN guru media pembelajaran ini dapat
mempermudah dalam penyampaian materi
Pendidikan Agama Islam (PAI) pembelajaran, dan siswapun dapat
merupakan mata pelajaran yang sangat memahaminya dengan mudah (Achsin, A,
penting bagi siswa. Penelitian ini 1986) dan bagi siswa media pembelajaran ini
dilatarbelakangi oleh kondisi pembelajaran PAI dapat meningkatkan motivasi dan antusiasme
di SD yang disampaikan kurang menarik, dalam mengikuti pembelajaran sehingga
pembelajaran hanya focus pada buku guru dan pembelajaran berlangsung secara
pelafalan surat-surat pendek. Kondisi ini meyenangkan dan bermakna. Hal ini
menyebabkan materi-materi PAI kurang dapat sebagaimana yang dinyatakan oleh Sudjana &
tersampaikan kepada siswa dengan baik, Rivai (2001) bahwa penggunaan media
salah satu sebabnya karena kurangnya pembelajaran itu bertujuan agar: 1) pengajaran
penggunaan media dalam pembelajaran PAI. akan lebih menarik perhatian siswa sehingga
Media pembelajaran sangat dibutuhkan
114 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

menimbulkan motivasi, 2) bahan pelajaran 19,2% 6-10 tahun


akan jelas maknanya sehingga dapat lebih 18,3% 11-15 tahun
mudah difahami, 3) metode mengajar akan 14,4% 16-20 tahun
lebih bervariasi, 4) siswa lebih banyak 6,7% >25 tahun
melakukan kegiatan belajar. Tuntutan di era 4,8 21-25 tahun
digital ini tentunya media pembelajaran yang 4 status 63,8% honorer
dibuat oleh guru harus media pembelajaran kepegawaian 30,7% PNS
yang berbasis teknologi baik yang yang 5,5,% Sukwan
terintegrasi dengan jaringan internet (online) .
maupun yang tidak terintegrasi dengan jaringan Analisis data dilakuan dengan
internet (offline). Media pembalajaran ini dapat menginterpretasikan persentase jawaban
dibuat sendiri oleh guru, atau dapat pula responden ke dalam pedoman interpretasi
dengan memanfaatkan media yang sudah berikut ini:
tersedia, atau mengembangkan media yang
sudah ada. Salah satu media yang dapat Tabel 2. Interpretasi Persentase
dikembangkan oleh guru adalah media No % Interpretasi
berbasis aplikasi. 1 X=0 Tidak ada seorangpun
Penelitian ini bertujuan untuk 2 0<X<25 Sebagian kecil
mengetahui pendapat para guru PAI tentang 3 25<X<50 Hampir setengahnya
media pembelajaran PAI di SD. 4 X=50 Setengahnya
Masalah penelitian dirumuskan kedalam 5 50<X<75 Sebagian besar
point-point pertanyaan berikut ini: 1) 6 75<X<100 Hampir seluruhnya
Bagaimana proses pembelajaran PAI di SD 7 X=100 Seluruhnya
yang menyenangkan 2) Apa jenis games yang
pernah digunakan oleh guru PAI SD?, 3)
Bagaimana desain games berbasis web yang HASIL DAN PEMBAHASAN
diharapkan oleh guru PAI SD?
HASIL
METODE PENELITIAN 1. Pembelajaran PAI di SD yang
menyenangkan
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif, dengan Teknik analisis data berupa
deskriptif. Data diperoleh melalui survey
dengan instrument angket yang disampaikan
secara online pada google form dari 670
responden.
Responden adalah guru PAI SD di
seluruh wilayah Indonesia dengan karakteristik Gambar 1. Jawaban Responden Tentang
sebagai berikut Metode Pembelajaran PAI yang
Menyenangkan
Tabel 1. Karakteristik responden
No Unsur Jumlah
1 Jenis Kelamin 67,1% laki-laki
32,9% perempuan
2 Usia 34,6% 25-30 tahun
30,6% 36-45 tahun
18,3% 46-55
9,9% <25 tahun Gambar 2. Jawaban Responden Tentang
6,6% > 55 tahun Media Games dapat memotivasi belajar
3 Masa kerja 36,6% < 5 tahun siswa
Persepsi Guru PAI Tentang Media Pembelajaran PAI di SD 115
Ani Nur Aeni1*, Dadan Djuanda2, dan Maulana3

Gambar 3. Jawaban Responden Tentang


Media Games memudahkan siswa dalam
memahami materi

2. Jenis Games yang pernah digunakan oleh Gambar 6. Jawaban Responden Tentang
guru PAI di SD Desain Games dalam PAI

Gambar 4. Jawaban Responden tentang


Games yang pernah digunakan dalam PAI
Gambar 7 Jawaban Responden tentang
Konten Games PAI

Gambar 5. Jawaban Responden Tentang


Jenis Games Berbasis Web yang pernah Gambar 8. Jawaban Responden tentang
digunakan dalam PAI Durasi Waktu Games PAI

3. Desain games berbasis web yang


diharapkan oleh guru PAI di SD
116 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

meningkatkan motivasi siswa dan dapat


mempermudah siswa memahami materi, dan
inilah yang diakui oleh 97,6%. Artinya hampir
seluruh responden, yaitu 657 responden
menyatakan bahwa games dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa dan dapat
memudahkan siswa dalam memahami materi
pelajaran (Gambar 2 dan 3). Hal ini senada
dengan yang dinyatakan oleh Puspitasari, dan
Anggaraeni (2019) tentang pendekatan games
Gambar 9. Jawaban Responden tentang dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
Kelayakan Durasi Waktu Games PAI bagi Disamping games, jawaban paling
Siswa banyak kedua yang dipilih oleh responden
adalah demonstrasi. Demontrasi dalam
pembelajaran dilakukan dengan cara guru
PEMBAHASAN memperlihatkan atau mempraktikan
1. Pembelajaran PAI di SD yang serangkaian tindakan berupa gerakan yang
menyenangkan memperlihatkan cara kerja atau rangkaian kerja
Berdasarkan gambar 1. diketahui dari sutau kegiatan (Anggraini, 2019)
bahwa responden lebih dominan menjawab Demonstrasi ini diperlukan terutama untuk
metode pembelajaran PAI di SD yang materi-materi pembelajaran yang memerlukan
menyenangkan itu adalah yang disampaikan contoh nyata dalam praktiknya, misalnya
melalui games (permainan). Hal ini ditunjukkan tentang praktik ibadah pada materi shalat,
dengan angka 77,8%. Artinya hampir seluruh wudlu, adzan, iqomat, dll. Demontsrasi ini
reponden sepakat bahwa games itu adalah sangat penting dalam pembelajaran PAI,
dapat membuat pemberajaran PAI karena selain konsep yang harus dikuasai oleh
menyenangkan. Kenapa games ini menjadi siswa, siswa juga harus dapat melakukan
menyenangkan? Hal ini sejalan dengan yang praktik ibadah dengan benar. Untuk dapat
dinyatakan oleh Dewi dan Listiowarni (2019) melakukan praktik ibadah denan benar ini
pada hasil penelitiannya tentang games pada siswa memerlukan contoh nyata yang benar,
pembelajaran Bahasa Inggris bahwa pengguna dengan cara demonstrasi yang dilakukan oleh
menjadi lebih senang belajar Bahasa Inggris. guru PAI. Fungsi demonstrasi dalam
Selain itu games ini cocok diterapkan untuk pembelajaran dapat memperjelas materi yang
siswa SD mengingat siswa SD berada pada tadinya tidak difahami oleh siswa, hal ini
usia bermain, dan permainan dalam sebagaimana yang dinyatakan oleh Dewanti
pembelajaran itu dapat membuat siswa tidak dan Fajriwati ( 2020).
jenuh dan menyenangkan. Ada banyak games
yang dapat digunakan dalam pembelajaran 2. Jenis Games yang pernah digunakan oleh
PAI, baik games yang sifatnya tradisional guru PAI di SD
maupun yang modern. Games dalam Pada gambar 4. terlihat bahwa 47%
pembelajaran ini digunakan dengan tujuan agar (315) responden pernah mengunakan
pembelajaran menjadi lebih menarik dan permainan tradisional dalam pembelajaran PAI.
mempermudah proses pembelajaran (Hakim, Artinya hampir setengahnya guru PAI di SD
2017). Sesuai dengan usianya, anak-anak menggunakan permainan tradisional dalam
menyukai games. Jika pembelajaran pembelajaran PAI. Permainan tradisional
disampaikan dengan metode yang mengena didefiniskan sebagai bentuk permainan yang
dengan karakteristik siswa yang juga menyukai bercirikan kedaerahan dan merupakan
games maka pembelajaran dapat diterima oleh kegiatan permainan dan atau olahraga yang
siswa (Olisna, Zannah, Sukma, Aeni, 2022), berkembang dari suatu kebiasaan masyarakat
sehingga melalui games ini diharapkan dapat tertentu (Septarina, 2014) dan hampir
Persepsi Guru PAI Tentang Media Pembelajaran PAI di SD 117
Ani Nur Aeni1*, Dadan Djuanda2, dan Maulana3

setengahnya lagi (42,4%) atau sekitar 284 guru lebih aktif dalam pembelajaran (Umardulis,
SD memilih permainan berbasis web/internet 2019). Keterampilan guru dalam penguasaan
ketika mengajar PAI, namun ada juga yang teknologi merupakan salah satu ciri dari
tidak pernah menggunakan permainan dalam keterampilan abad 21. Keterampilan abad 21
pembelajaran PAI. Walaupun jumlah yang tidak yang harus dikuasai guru adalah creativity
pernah ini hanya 10,6% (71 orang), angka ini (kreativitas). Kreativitas ini dapat diwujudkan
menunjukkan bahwa masih ada guru yang tidak dengan berinovasi dalam pembelajaran
menggunakan games dalam pembelajaran dengan menciptakan pembelajaran yang
PAI. Padahal sebagaimana dikatakan oleh didukung oleh media-media yang berbasis
Hidayatulloh, Praherdhiono, Wedi, (2020) web/internet.
bahwa games ini dapat memotivasi belajar 3. Desain games berbasis web yang
siswa dan dapat meningkatkan pemahaman diharapkan oleh guru PAI di SD
siswa terhadap materi, karena games sesuai Berdasarkan gambar 5. terlihat bahwa
dengan usia siswa yang sedang berada pada guru PAI SD mengharapkan games yang
masa bermain. Hasil penelitian lain dibuat guru untuk siswa SD adalah yang
menunjukan bahwa games dalam menarik dari sisi tampilan warnanya (73,2%),
pembelajaran ini berpengaruh terhadap minat terdapat audio dan video (65,1%),
dan hasil belajar siswa (’Aini, 2018). mengandung unsur pendidikan (65%), mudah
Berdasarkan gambar 4. diketahui bahwa digunakan (64,4%), menggunakan animasi
hampir setengahnya guru pernah (54,6%), melibatkan interaksi dengan
menggunakan media games berbasis pengguna (54,6%). Semua jawaban responden
web/internet dalam pembelajaran PAI, dan tersebut berada diatas angka 50%, ini artinya
pada gambar 5 diperjelas lagi bahwa jenis hampir semua responden sepakat menyatakan
games yang paling banyak dipilih oleh para bahwa desain games untuk siswa SD ini
guru quiziz (60,7%). Quiziz ini banyak dipilih tampilan warananya harus menarik, terdapat
karena memiliki kelebihan-kelebihan yang audio dan video, mudah digunakan, terdapat
dengan mudah dapat dimanfaatkan selain animasinya, interaktif, dan edukatif. Tampilan
sebagai media dan materi.pembelajaran juga pada games untuk siswa SD memang
dapat digunakan untuk evaluasi pembelajaran warnanya harus menarik, hal ini sejalan dengan
(Salsabila et al., 2020). Sementara jenis karakteristik siswa SD yang masih sangat
games berbasis web yang lainnya adalah menyukai warna-warna. Penggunaan warna ini
kahoot, wordwall, quizlet, Educandy, Qodlu, merupakan bentuk komunikasi (Aflah, 2020).
Qizalize, Bambozle, Quiznetik, Sedangkan Desain warna ini sangat membantu bagi siswa
yang belum pernah menggunakan games yang memiliki gaya belajar visual. Gaya belajar
berbasis web ini jumlahnya 183 guru, jumlah ini visual membantu siswa dapat mengingat materi
lebih besar dibandingkan dengan jumlah guru pelajaran yang sudah dilihatnya (Bire, Geradus,
yang pernah menggunakan game berbasis Bire, 2014). Untuk membantu siswa yang
web/internet. Hal ini menunjukkan bahwa memiliki gaya belajar visual ini maka guru harus
kemampuan guru dalam bidang IT atau TIK menciptakan media pembelajaran yang
sudah terlihat, karena penggunaan games menarik siswa untuk memfokuskan indra
berbasis internet memerlukan Keterampilan penglihatnya, salah satunya adalah tampilan
guru di bidang IT. Keterampilan di bidang IT ini warnanya menarik, terdapat video dan
sangat penting untuk meningkatkan animasinya, seperti media Edukasi Beta
profesionalisme guru. Penguasaan terhadap (Belajar dari Peta) yang dibuat oleh (Aeni,
bidang IT ini dapat memberikan dampak yang Erlina, Dewi, Hadi, (2022), yaitu sebuh media
positif terhadap guru, guru menjadi termotivasi yang mengandung video animasi untuk belajar
untuk melaksanakan proses pembelajaran, menghafal doa-doa harian. Media
guru merasa diuntungkan dengan pembelajaran video animasi mengandung
menggunakan IT karena menjadi efektif dan unsur audio dan visual sangat membantu
efisien waktu, demikian juga menjadikan siswa siswa, misalnya media video animasi berupa
118 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

lagu “malaikatku” yang terbukti telah anak-anak usia SD berada pada masa digital,
meningkatkan daya ingat siswa, dapat dimana usia mereka sudah sangat menganal
meningkatkan kemampuan focus belajar, dan terbiasa dengan teknologi, salah satunya
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, adalah HP. Anak-anak usia SD sudah tidak
dan dapat meningkatkan daya imajinasi siswa asing lagi mengoperasikan HP yang terkoneksi
(Aeni, Aulia, Fauziah, Fernando, 2022). internet, sehingga sangat memungkinkan bagi
Sedangkan bagi siswa yang memiliki gaya mereka dapat mengakses game-game online
belajar auditori dapat dibantu dengan membuat dari Internet. Melihat kondisi ini terjadi sebuah
media pembelajaran yang banyak melibatkan kekhawatiran jika anak-anak tanpa bimbingan,
arahan dan pengawasan orang dewasa dalam
pendengaran, dan untuk itulah pada media
mpenggunaan HP, karena mereka dapat
pembelajaran ini harus mengandung audio.
mengakses game online yang tidak sejalan
Contoh media pembelajaran yang
dengan usia mereka, dan tidak mengandung
mengandung unsur audio adalah podcast. Kini
unsur pendidikan, salah satu dampak buruknya
podcast bukan hanya digunakan untuk
adalah motivasi belajar siswa menurun (Ismi,
keperluan entertainment saja, namun juga
Akmal, 2020). Untuk itu orang tua di rumah
sudah dimanfaatkan di dunia pendidikan untuk senantiasa dapat memberikan bimbingan dan
pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengawasan kepada anak-anaknya dalam
penelitian yang dilakukan oleh (Mayangsari, penggunaan HP dan guru-guru di sekolah
Dewi. Tiara, 2019) tentang podcast sebagai harus kreatif dalam mengajar, dengan
media pembelajaran di era milenial. membuat games edukatif, sehingga menjadi
Desain games untuk siswa SD juga alternative games yang dapat diakses oleh
harus interaktif. Games interaktif artinya siswa-siswa. Cara ini dapat dilakukan untuk
melibatkan interaksi pengguna, jadi siswa SD mengcounter dampak buruk dari penggunaan
sebagai pengguna dari games tersebut dapat HP. Dampak negative penggunaan gadget atau
langsung berinteraksi dengan aplikasi games HP bagi anak adalah anak jadi kurang istirahat,
tersebut ketika mereka menggunakan games. anak jadi lebih malas, membahayakan
Dalam hal ini posisi pengguna bukan hanya kesehatan mata akibat dari radiasi, anak lebih
sebagai pendengar saja, namun juga sering menyendiri dengan gadgetnya (Nafaida,
memberikan respon dari apa yang mereka 2020).
dengar. Pengguna bukan hanya menonton
Games yang dibuat juga harus mudah
saja, namun ada aktivitas yang dilakukan
digunakan oleh pengguna (user friendly), baik
sebagi bentuk respon dari apa yang dia tonton,
oleh siswa maupun oleh guru. Cara
demikian pula pengguna tidak hanya sekedar penggunaan yang sulit akan mengakibatkan
membaca teks-teks yang ada pada games games yang dibuat tidak efektif, dan akhirnya
tersebut, tetapi ada reaksi berupa tindakan akan ditinggalkan atau tidak digunakan.
yang dilakukan sebagai respon dari apa yang Karaktereistik game yang mudah digunakan itu
dibacanya. Games interaktif ini memiliki misalnya, 1) dapat diakses melalui handphone,
kelebihan karena dapat mengatasi kebosanan karena handphone merupakan perangkat IT
siswa saat menghadapi pembelajaran. yang sudah banyak digunakan, 2) gratis atau
Unsur lain yang harus dipenuhi dalam tidak berbayar, 3) menu-menu yang tersedia
games bagi siswa SD ini adalah yang dapat diklik dengan mudah, 4) intruksi dalam
mengandung unsur pendidikan. Jadi games ini aplikasi tersebut jelas sehingga mudah
dibuat bukan untuk sekedar permainan belaka difahami dan diikuti, 5) Bahasa yang digunakan
yang hanya menginginkan siswa “happy” tetapi sesuai dengan akrakteristik siswa SD, 6) tidak
yang terpenting yang mengandung unsur memerlukan banyak perangkat untuk
Pendidikan. Ada nilai-nilai yang diusung dalam mengaksesnya.
games ini. Sehingga secara tidak langsung
dalam games ini mentrasnfer nilai yang harus Desain games berikutnya adalah dilihat
dimiliki oleh siswa. Pembentukan karakter dari konten, berdasarkan gambar 7, hampir
dapat dilakukan melalui berbagai metode dan setengah dari responden (45,3%)
media pembelajaran (Aeni, 2014). Saat ini menginginkan yang berisi soal-soal latihan.
Persepsi Guru PAI Tentang Media Pembelajaran PAI di SD 119
Ani Nur Aeni1*, Dadan Djuanda2, dan Maulana3

Biasanya siswa malas untuk mengerjakan soal- Pada gambar tersebut terlihat bahwa sebagian
soal latihan karena hanya merupakan kegiatan besar responden (62,5%) atau sebanyak 420
yang menjemukan mengisi soal-soal dengan guru PAI SD menyatakan bahwa durasi waktu
jawaban yang harus sesuai dengan materi untuk games itu cukup antara 10-15 menit, hal
pelajaran, dalam pembelajaran konvensional, ini sejalan dengan pendapat mereka bahwa
biasanya kegiatan ini dilakukan dengan siswa SD bisa bertahan selama 10-15 menit
menjawab pada selembar kertas putih yang dalam menggunakan game edukatif berbasis
harus ditandai dengan lingkaran atau cros internet ini. Hal ini ditunjukkan oleh gambar 9.
pada jawaban yang benar, belum lagi tamplan Durasi 10-15 menit ini dianggap cukup
dari soal tersebut kurang menarik, karena memadai, karena jika siswa terlalu lama
hanya mengandung teks soal tanpa ada variasi menggunakan game berbasis web/internet
warna, gambar, bahkan suara dan animasi akan memberikan dampak yang buruk.
bergerak. Hal ini berbeda jika soal-soal latihan
tersebut dibuat dalam bentuk games interaktif Berdasarkan gambar 6,7,8 dan 9
berbasis web, yang dapat memadukan audio diperoleh data bahwa desain games berbasis
visual bahkan animasi, sehingga sangat cocok web/internet untuk siswa SD pada mata
digunakan untuk siswa SD. Hal ini dapat pelajaran PAI adalah yang:
mengatasi kejenuhan dan kemalasan siswa
1. Tampilan warnanya menarik
dalam mengisi soal-soal latihan. Pada gambar
2. Terdapat audio dan video
7 juga terlihat jelas bahwa hampir setengahnya
3. Mudah digunakan
(33,8%) guru PAI SD menyebukan bahwa
games itu berisi materi pelajaran. Ruang 4. Menggunakan animasi
lingkup materi PAI di SD yaitu Al-Qur’an, 5. interaktif
akidah, akhlak, fiqh/ibadah, dan sejarah 6. Mengandung unsur Pendidikan
kebudayaan Islam. Pembahasan tentang fiqh 7. Kontennya berisi soal-soal latihan dan
atau ibadah dapat dimasukkan pada ruang materi pelajaran
lingkup akhlak, yaitu akhlak kepada Allah SWT, 8. Durasi waktunya antara 10-15.
akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap Selain delapan hal tersebut berdasarkan
sesama, dan akhlak terhadap lingkungan. Pada jawaban singkat dari para responden juga
materi sejarah terdapat sejarah para nabi, baik diperoleh data bahwa desain game itu harus:
nabi-nabi yang terhimpun dalam ulul azmi (Nabi
Nuh as, Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as, Nabi 1. Menyenangkan
Isa as, dan Nabi Muhammad SAW), maupun 2. Meningkatkan minat dan motivasi siswa
nabi lainnya di luar ulul azmi, seperti Nabi Adam 3. Mudah difahami
as, Nabi Hud as, Nabi Shaleh as, Nabu Ya’kub 4. Memudahkan siswa memahami materi
as, Nabi Ismail as, Nabi Ishak as, Nabi Ayub as, 5. Menjadikan siswa berakhlak mulia.
Nabi Harun, Nabi Yusuf as, Nabi Syuaib as,
Nabi Daud as, Nabi Sulaiman as, Nabi Ilyas dan
ilyasa. Media pembelajaran inovatif seperti E- PENUTUP
book yang berisi materi pembelajaran tentang
Berdasarkan hasil penelitian, dapat
kisah para nabi dapat memudahkan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, seperti desain E- disimpulkan bahwa: 1) Proses pembelejaran
book yang telah dibuat oleh Wahidah, Lathipah, PAI yang menyenangkan adalah berupa
Indaryanti, Fadilah, (2022). Selain materi games, karena dapat memotivasi siswa dan
tentang sejarah para nabi, pada materi PAI di memudahkan siswa dalam memahami materi,
SD juga mengandung sejarah kebudayaan 2) Jenis games yang pernah digunakan oleh
Islam di Indonesia, yaitu kisah para wali yang guru adalah games berbasis web berupa
terhidmpun dalam wali sanga. quiziz, kahoot, wordwall, educandy, 3) Desain
games berbasis web yang diharapkan adalah
Dilihat dari durasi waktu maka desain yang tampilan warnanya menarik, kontennya
games untuk siswa SD ini adalah antara 10-15 berisi soal-soal latihan, durasi waktunya antara
menit. Hal ini sesuai dengan jawaban 10-15 menit, interaktif, menarik,
responden yang ditunjukkan pada gambar 7.
120 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

menyenangkan, meningkatkan minat dan 9.13-24


Bire, Arylien Ludji. Geradus, U. B. J. (2014).
motivasi siswa, mudah difahami, memudahkan
Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial dan
siswa memahami materi dan menjadikan Kinestetik Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
siswa-siswa berakhlak mulia. Jurnal Kependidikan: Penelitian Inovasi
Pembelajaran, 44(2), 168–174.
Dari penelitian ini disampaikan
https://doi.org/https://doi.org/10.21831/jk.v44i
rekomendasi berupa: 1) kepada guru PAI SD, 2.5307
hendaknya meningkatkan kreativitas dalam Dewanti, Rahma dan Fajriwati, A. (2020). Metode
Demonstrasi DAlam Peningkatan
mengajar PAI dan membuat sebuah inovasi
Pembelajaran Fiqih. Jurnal Pilar: Jurnal Kajian
dalam pembelajaran PAI, salah satunya Islam Kontemporer, 11(1), 88–98.
dengan membuat media pembelajaran yang file:///C:/Users/g/Downloads/4906-15294-1-
PB.pdf
berbasis IT, 2) Kepada para pimpinan sekolah,
Dewi, Nindian Puspa dan Listiowarni, I. (2019).
hendaknya dapat memfasilitasi para guru Implementasi Game Based Learning pada
dalam meningkatkan inovasi pembelajaran, Pembelajaran Bahasa Inggris. Resti
(Rekayasa Sistem Dan Teknologi Informasi),
misalnya dengan menyediakan fasilitas yang
3(2), 124–130.
dibutuhkan atau mengikutsertakan para guru Hakim, M. L. (2017). Pemanfaatan Media
dalam pelatihan-pelatihan pembuatan media Pembelajaran Game Interaktif DAlam
PEmbelajaran Kosakata Bahasa Arab. Arabi :
pembelajaran inovasi.
Journal of Arabic Studies, 2(2), 156–162.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.24865/ajas.
v2i2.56
REFERENCES Hidayatulloh, Syarif. Praherdhiono, Henry. Wedi, A.
(2020). Pengaruh Game Pembelajaran
Terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Aini, F. N. (2018). Pengaruh Games Based Learning Pemahaman Ilmu Pengetahuan Alam. JKTP:
Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Pada Mata Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 3(2), 199–
Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS. JUPE, 206.
6(3), 249–255. https://doi.org/10.17977/um038v3i22020p199
https://core.ac.uk/download/pdf/230754087.p Ismi, Nurul. Akmal, A. (2020). Dampak Game Online
df Terhadap Perilaku Siswa di Lingkungan SMA
Achsin, A. (1986). Media Pendidikan dalam kegiatan Negeri 1 Bayan. JCE: Journal of Civic
Belajar Mengajar. IKIP Ujung Pandang Press. Education, 3(1), 1–10.
Aeni, Ani Nur. Aulia, Corry Rahma, Fauziah, Nur https://doi.org/https://doi.org/10.24036/jce.v3i
Eka, Fernando, Y. (2022). Pengembangan 1.304
Lagu “Malaikatku” Sebagai Media Edukasi Mayangsari, Dewi. Tiara, D. R. (2019). Podcast
Mengenalkan Malaikat Allah dalam Islam bagi Sebagai Media Pembelajaran Di Era Milenial.
Siswa Sekolah Dasa. Besicedu, 6(3), 4549– Jurnal Golden Age Universitas Hamzanwadi,
4557. 3(2), 126–135.
file:///C:/Users/g/Downloads/1720-5751-2-
https://doi.org/https://doi.org/10.31004/basice
PB.pdf
du.v6i3.2722 Nafaida, R. N. N. (2020). Dampak Penggunaan
Aeni, Ani Nur. Erlina, Tiara, Dewi, Diana Puspita, Gadget Terhadap Perkembangan Anak. Best
Hadi, Luqman Fakhri, Ramadhani, S. (2022). Journal (Biology Education Science &
Aplikasi BETA (Belajar dari Peta): Media Technology), 3(2), 57–61.
Edukasi Doa-Doa Harian Siswa SD Kelas file:///C:/Users/g/Downloads/2807-7993-2-
Rendah. Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, PB.pdf
9(1), 101–113. Olisna. Zannah, Milhatun. Sukma, Auliani. Aeni, A.
https://doi.org/https://doi.org/10.21831/jitp.v9i N. (2022). Pengembangan GameInteraktif
1.49203 Wordwalluntuk Meningkatkan Akhlak Terpuji
Aeni, N. A. (2014). PENDIDIKAN KARAKTER Siswa Sekolah Dasa. Basicedu, 6(3), 4133–
UNTUK SISWA SD DALAM PERSPEKTIF 4143.
ISLAM. Mimbar Sekolah Dasar, 1(1), 50–58. https://doi.org/https://doi.org/10.31004/basice
https://doi.org/10.17509/mimbar-sd.v1i1.863 du.v6i3.2737
Aflah, S. Z. A. (2020). Analisis Warna dan Bentuk Puspitasari, Tita, dan D. A. (2019). Pendekatan
terhadap Kemampuan Visual Anak Autis Pada Games Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Fasilitas Pendidikan. Jurnal Linears, 3(1), 01– Siswa Bagi Relawan Gemma Insani
19. https://doi.org/https://doi.org/10.26618/j- Indonesia. Jurnal Komunitas: Jurnal
linears.v3i1. Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 16–21.
Anggraini, D. dan S. (2019). Metode Demonstrasi ttp://ojs.stiami.ac.id
sebagai Peningkatan Perkembangan Kognitif Salsabila, U. H., Lestari, W. M., Habibah, R., &
Anak. Golden Age: Jurnal Tumbuh Kembang Andaresta, O. (2020). Pemanfaatan Teknologi
Anak Usia Dini, 4(1), 13–24. Media Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-
https://doi.org/https://doi.org/10.14421/jga.201 19. Trapsila: Jurnal Pendidikan Dasar, 2(2), 1–
Persepsi Guru PAI Tentang Media Pembelajaran PAI di SD 121
Ani Nur Aeni1*, Dadan Djuanda2, dan Maulana3

13. file:///C:/Users/HP/Downloads/1070-3861-
1-PB.pdf
Septarina, S. W. dan N. N. (2014). Mengenal
Permainan Tradisional Indonesia Dalam
Bentuk Sebuah Buku Edukasi Seti:
Katangkasan Outdoor. Jurnal Ruparupa, 3(1),
76–86. file:///C:/Users/g/Downloads/155-597-
1-PB.pdf
Sudjana, N., & Rivai, A. (2001). Media Pengajaran.
Sinar Baru.
Umardulis. (2019). Peningkatan Kompetensi Guru
Menggunakan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) DAlam Pembelajaran di
Sekolah Dasar Melalui Supervisi Klinis. Jurnal
Pajar (Pendidikan Dan Pengajaran), 3(4),
870–878.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3
i4.7539
Wahidah, Siti Anisa Nur. Lathipah, Lulu. Indaryanti,
Desti, Fadilah, Z. P. (2022). Cerita Ihsan: E-
book Interaktif sebagai Upaya Pengembangan
Materi Ulul Azmi di Sekolah Dasar. Basicedu,
6(3).
https://doi.org/https://doi.org/10.31004/basice
du.v6i3.2778
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING


UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
PESERTA DIDIK

Dwi Yulianti1*, Doni Andra2, dan Vika Nadiana3


1,2 Dosen Pascasarjana FKIP Universitas Lampung
3 Mahasiswa Pascasarjana FKIP Universitas Lampung
*E-mail: vikanadianaa@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan produk berupa Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis Problem Based Learning yang valid, menarik, mudah, bermanfaat dan efektif
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Jenis penelitian yang digunakan merujuk pada teori
Borg & Gall. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas IV SD Nurul Huda Islamic School Semester Genap
Tahun Pelajaran 2021/2022. Data penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara, dan tes kemampuan
berpikir kritis peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk LKPD berbasis Problem Based Learning
valid, menarik, mudah, bermanfaat dan efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Kata kunci: berpikir kritis, LKPD, problem based learning

Abstract
This research is a research development that aims to produce a product in the form of a Student Worksheet
(LKPD) based on Problem Based Learning that is valid, interesting, easy, useful and effective to improve students'
critical thinking skills. The type of research used refers to the theory of Borg & Gall. The research subjects were
fourth grade students of SD Nurul Huda Islamic School Even Semester for the 2021/2022 Academic Year. The
research data were obtained through observation, interviews, and tests of students' critical thinking skills. The
results showed that the LKPD products based on Problem Based Learning were valid, interesting, easy, useful
and effective to improve students' critical thinking skills.

Keywords: critical thinking, student worksheet, problem based learning

melibatkan proses kognitif peserta didik secara


PENDAHULUAN aktif sehingga peserta didik dapat memahami
dengan baik konsep-konsep yang disampaikan
Pendidikan memegang peranan penting oleh pendidik melalui proses berpikir secara
dalam perkembangan suatu bangsa. Proses mendalam dan tingkat tinggi. Proses berpikir
pendidikan di kelas yang melibatkan antara secara mendalam tersebut salah satunya
kegiatan pendidik dan peserta didik dibutuhkan dengan berpikir kritis agar dapat
upaya yang baik untuk menciptakan suasana mengkrontruksi pengetahuannya sehingga
belajar yang menyenangkan dan kondusif. lebih baik lagi.
Kurikulum 2013 menginginkan proses Hasil analisis kebutuhan berdasarkan
pembelajaran yang lebih berpusat pada pra survey berupa test mengenai kemampuan
peserta didik untuk mengembangkan berpikir kritis dengan subjek 82 peserta didik
kreativitas, menciptakan kondisi yang kelas IV SD Nurul Huda Islamic School sebesar
menyenangkan, menantang dan kontekstual 43 peserta didik memiliki nilai rendah. Hal ini
(Irmayanti, 2015). Hal inilah yang menuntut menandakan bahwa tingkat kemampuan
proses pembelajaran untuk selalu mengubah berpikir kritis masih tergolong rendah dan
konsep berpikir peserta didik, oleh karena itu belum mencapai indikator keberhasilan.
dalam kegiatan proses pembelajaran tidak Sejalan dengan Kusuma (2017: 1) menyatakan
hanya sekedar mentransfer pengetahuan bahwa sebagian besar peserta didik di
pendidik ke peserta didik, namun harus Indonesia masih memiliki kemampuan yang
123 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

rendah, jika dilihat dari aspek kognitif pendidik.


(mengetahui, menerapkan, menalar). Hasil analisis kebutuhan yang di berikan
Hasil observasi pendukung lainnya kepada pendidik mengenai LKPD menunjukkan
membuktikan bahwa rendahnya kemampuan perlu adanya pengembangan LKPD sebagai
berpikir kritis peserta didik dipengaruhi oleh bahan ajar peserta didik. Berdasarkan hasil
beberapa aspek seperti penggunaan sumber interview dengan pendidik menyatakan bahwa
belajar belum difungsikan secara optimal, terdapat 70% belum menggunakan LKPD,
pendidik juga hanya menggunakan metode bahkan hanya 30% LKPD yang sudah memuat
ceramah secara klasikal, pembelajaran masih instrumen tes yang berlandaskan KI, KD,
berpusat pada pendidik (teacher centered), Indikator dan tujuan pembelajaran. Selain itu
beberapa peserta didik tidak memperhatikan sebanyak 100% LKPD yang digunakan belum
pendidik saat menjelaskan materi pelajaran menggunakan model PBL. Hal tersebut yang
sehingga mempengaruhi hasil belajar peserta mendasari pendidik setuju jika dikembangkan
didik dan berakibat tujuan pembelajaran tidak bahan ajar berupa LKPD sebagai media untuk
tercapai. digunakan pada peserta didiknya. Model PBL
Proses pembelajaran akan berjalan adalah model pengajaran yang bercirikan
efektif dan efisien apabila didukung dengan adanya permasalahan nyata sebagai konteks
tersedianya bahan ajar sebagai media untuk para peserta didik belajar berpikir kritis
pembelajaran yang menunjang. Upaya dan keterampilan memecahkan masalah serta
mewujudkan pembelajaran yang menarik dan memperoleh pengetahuan.
efektif, seorang pendidik dituntut menguasai Salah satu alternatif yang dapat
beberapa strategi dan bahan ajar yang dapat digunakan oleh pendidik untuk dapat
memberikan penguatan berpikir pada diri meningkatkan kemampuan berpikir kritis
peserta didik. Namun, pada kenyataan yang peserta didik yaitu dengan mengembangkan
terjadi sebaliknya, rendahnya kreativitas bahan pembelajaran berupa LKPD berbasis
pendidik dalam mengembangkan dan PBL. LKPD dapat bermanfaat dalam hal
menggunakan bahan ajar sehingga belum prestasi akademik, misalnya sebagai
dikembangkan LKPD dalam pembelajaran. pendukung buku teks (Lee, 2014:96). Oleh
Pendidik bukan saja menguasai konten tetapi karena itu, penerapan model PBL dapat
membelajarkan peserta didik agar mencapai meningkatkan kemampuan berpikir kritis
kemampuan berpikir kritis. Johnson (2014) peserta didik.
mendefinisikan berpikir kritis adalah sebuah Berdasarkan dari masalah-masalah yang
proses terorganisasi yang memungkinkan telah diuraikan peneliti ingin berinovasi untuk
peserta didik untuk mengevaluasi bukti, menjadikan pelaksanaan di sekolah dasar yang
asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari tepat sasaran pada tujuan pendidikan nasional,
pernyataan orang lain. Pendapat tersebut maka peneliti ingin mengembangkan salah satu
sesuai dengan pendapat Karim (2011) yang jenis bahan ajar berupa LKPD berbasis
menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan problem based learning yang dapat digunakan
suatu proses berpikir yang terjadi pada untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
seseorang serta bertujuan untuk membuat peserta didik.
keputusan- keputusan yang masuk akal
mengenai sesuatu yang diyakini kebenarannya
serta akan dilakukan nanti.
METODE PENELITIAN
Salah satu alternatif yang dapat
Metode penelitian ini adalah penelitian
digunakan oleh pendidik untuk dapat
dan pengembangan (research and
meningkatkan kemampuan berpikir kritis
development) yang dilakukan dengan
peserta didik yaitu mengembangkan bahan
mengacu pada prosedur R&D. Penelitian dan
pembelajaran berupa LKPD. Pengembangan
pengembangan adalah metode penelitian
LKPD selain digunakan sebagai petunjuk
yang digunakan untuk menghasilkan produk
melakukan kegiatan, panduan diskusi maupun
tertentu, dan menguji kefektifan produk
ilmiah lain, LKPD juga sangat penting dalam
tersebut. Pada penelitian ini, peneliti
penjabaran konsep pengetahuan oleh
bertujuan untuk menghasilkan atau
Pengembangan LKPD Berbasis Problem Based Learning untuk Meningkatkan 124
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Dwi Yulianti1*, Doni Andra2, dan Vika Nadiana3

mengembangkan suatu produk, yaitu LKPD mengganti tulisan yang dianggap kurang tepat
yang sesuai dengan model Problem Based oleh validator. Hasil revisi dilakukan secara
Learning. terus menerus sesuai dengan saran dari
Subjek studi pendahuluan penelitian validator.
dan pengembangan pada tahap analisis Uji pelaksanaan lapangan dilakukan
kebutuhan LKPD dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan dua kelas dimana
pendidik di kelas IV SD Nurul Huda Islamic satu kelas menggunakan LKPD berbasis
School. Subjek validasi LKPD pada tahap model Problem Based Learning dan kelas lain
validasi adalah enam orang ahli yang terdiri tidak menggunakan LKPD berbasis model
atas dua ahli materi, dua ahli desain, dan dua Problem Based Learning. Pada kelas
ahli bahasa. eksperimen semua peserta didik dibagikan
Subjek uji coba produk LKPD dalam masing-masing satu LKPD.
penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas Hasil analisis terhadap tes kemampuan
eksperimen dan kelas kontrol yang berasal dari berpikir kritis dilakukan uji N-Gain dengan
populasi yang berdistribusi normal dan diperoleh nilai sebesar 0,55 di kelas
homogen, serta memiliki kemampuan awal eksperimen dan 0,20 di kelas kontrol. Hal ini
yang sama. Populasi pada uji coba produk menunjukkan rerata kelas eksperimen lebih
LKPD ini adalah peserta didik kelas IV SD tinggi jika dibandingkan dengan rerata kelas
Nurul Huda Islamic School tahun pelajaran kontrol. Artinya penggunaan LKPD berbasis
2021/2022. Kelas eksperimen merupakan Problem Based Learning pada kelas
kelas yang dalam pembelajarannya eksperimen dpat meningkatkan kemampuan
menggunakan LKPD berbasis model Problem berpikir kritis peserta didik. Berdasarkan hasil
Based Learning dan terpilihlah kelas IV B. uji hipotesis uji t, diperoleh thitung = 8,14
Kelas kontrol merupakan kelas yang dalam sedangkan ttabel sebesar 2,006. Dengan
pembelajarannya tidak menggunakan LKPD demikian, H0 ditolak artinya pembelajaran
berbasis Problem Based Learning dan terpilih tematik dengan menggunakan LKPD model
kelas IV C. Waktu penelitian dilaksanakan di Problem Based Learning memberikan hasil
semester genap tahun pelajaran 2021/2022. kemampuan berpikir kritis yang lebih tinggi
bila dibandingkan dengan pembelajaran
HASIL DAN PEMBAHASAN tematik yang tidak menggunakan LKPD
model Problem Based Learning. Hal tersebut
HASIL tersaji pada tabel berikut.
Pengembangan LKPD untuk
pembelajaran dengan model Problem Based Tabel 1. Hasil Uji Hipotesis T-Test
Learning pada pembelajaran tematik kelas IV Karakteristik Kesimpulan
diawali dengan studi pendahuluan yang ttabel thitung Indeks
dilakukan untuk mengetahui kebutuhan LKPD
2,006 8,14 ttabel < thitung Ha diterima
dan karakteristik peserta didik.
Berdasarkan hasi studi pendahuluan, Kesesuaian keputusan uji hipotesis
diketahui bahwa LKPD di sekolah masih belum penelitian dikarenakan selama pembelajaran
terintegrasi sepenuhnya dengan Kurikulum peserta didik dibiasakan dengan masalah yang
2013. LKPD yang telah disusun mencakup dekat dengan kehidupan mereka sehingga
komponen-komponen sampul luar, kata peserta didik merasa tidak asing dengan
pengantar, fitur LKPD, materi pembelajaran, adanya pemberian masalah dan peserta didik
evaluasi, dan daftar pustaka. dapat mengetahui manfaat dari materi yang
LKPD yang telah disusun tersebut dipelajarinya. Hal ini sejalan dengan teori
kemudian diserahkan kepada ahli materi dan Piaget dalam Fitri (2011) yang menyatakan
ahli desain untuk mendapatkan validasi. Revisi bahwa dengan adanya pemberian masalah
dilakukan berdasarkan saran, masukan, dan dapat meningkatkan motvasi untuk menggali
komentar dari para validator. Revisi dilakukan lebih informasi yang secara otomatis dapat
dengan memperbaiki LKPD baik dengan cara mengembangkan kemampuan berpikir
125 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

peserta didik khususnya manfaat mempelajari 1. Produk LKPD Berbasis PBL yang valid
materi tersebut. pada pembelajaran tematik
Pengembangan LKPD berbasis PBL
Banyak penelitian mengenai model mengadaptasi 9 langkah R&D oleh Borg &
Problem Based Learning yang menunjukkan Gall. Tahap pertama menerapkan potensi
kelebihannya. Dedeh (2013) memberikan dan masalah, setelah peneliti mengetahui
kesimpulan bahwa pembelajaran dengan masalah yang terjadi, peneliti melakukan
model Problem Based Learning mampu pengumpulan data untuk melakukan
meningkatkan kemampuan berpikir peserta pengembangan LKPD yang akan
didik, dimana ketika pemberian masalah digunakan peserta didik sehingga dapat
matematika pe-serta didik dituntut untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
mampu memahami, bernalar, berpikir dalam yang dilihat dari hasil tes kemampuan
memecahkan masalah. Ketika berdiskusi, berpikir kritis. Selanjutnya peneliti
peserta didik juga dilatih untuk berkomunikasi, menyusun desain produk awal LKPD,
mengemukakan ide dan pendapatnya kepada dalam langkah ini peneliti menuangkan
teman atau pendidik. Problem Based Learning pola pengembangan yang akan dilakukan
ini dikemas dalam bahan ajar LKPD. dalam LKPD berbasis PBL. Tahap
selanjutnya adalah validasi desain. Pada
Penelitian oleh Vitasari (2010) bahkan tahap ini peneliti melakukan uji validasi. Uji
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan validasi dilakukan oleh tujuh orang
menggunakan model Problem Based Learning validator ahli yaitu ahli materi, ahli media,
mampu meningkatkan keaktifan peserta didik ahli bahasa dan pendidik kelas IV dengan
di dalam kelas sebesar 19% dari semula tujuan untuk memvalidasi produk yang
sebesar 61% menjadi 90% dan hasil belajar dikembangkan apakah sudah sesuai
meningkat sebesar 31% dari awal sebesar dengan syarat-syarat pengembangan
54% menjadi 85%. Peningkatan tersebut sehingga layak untuk di uji cobakan.
terjadi karena pembelajaran dengan model Kevalidan lembar kegiatan peserta didik
Problem Based Learning melibatkan dapat dilihat dari masing-masing validator
kontekstual peserta didik sehingga lebih dengan rata-rata 89,98.
mudah memahami soal dan materi
matematika. Penggunaan model Problem 2. Produk LKPD Berbasis PBL yang
Based Learning menjadikan pembelajaran Menarik, Mudah dan Bermanfaat pada
lebih aktif dan me-nyenangkan bagi peserta Pembelajaran Tematik
didik karena lebih mengerti tentang hal-hal Pada pengembangan LKPD berbasis PBL
yang sering ditemui dalam kehidupan sehari- peneliti melakukan beberapa langkah
hari. Hal tersebut didukung oleh penelitian pengembangan menurut Borg & Gall.
yang dilakukan oleh Setyorini (2011) yang Peneliti sudah membuat produk LKPD
menyatakan bahwa model Problem Based berbasis PBL sesuai dengan langkah-
Learning dapat meningkatkan kemampuan langkah pengembangan LKPD dan sudah
berpikir kritis peserta didik, dengan melakukan validasi oleh para ahli.
persentase 75% peserta didik yang memiliki Kemudian pada tahap berikutnya setelah
kemampuan berpikir kritis, dan 7,5% peserta peneliti melakukan uji validasi oleh para
didik memiliki kemampuan sangat kritis. ahli dan sudah melakukan revisi produk
atas saran-saran dan komentar dari
PEMBAHASAN validator. Selanjutnya, peneliti
memberikan angket respon untuk
Berdasarkan penelitian yang telah
mengetahui kemenarikan, kemudahan dan
dilakukan menunjukkan bahwa hasil penelitian
kebermanfaatan produk LKPD yang
mengalami peningkatan dalam penelitian
dikembangkan.
pretest dan posttest pada uji coba lapangan.
Berikut pembahasan dari pengembangan
Berdasarkan uji kemudahan yang
LKPD berbasis PBL.
diberikan kepada 8 orang peserta didik.
Pengembangan LKPD Berbasis Problem Based Learning untuk Meningkatkan 126
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Dwi Yulianti1*, Doni Andra2, dan Vika Nadiana3

Peserta didik merasa tertarik untuk belajar belajar yang dirangkai menjadi sebuah
dengan menggunakan LKPD berbasis PBL paket yang multi-sensori, multi-kecerdasan
dan tertarik untuk mengerjakan soal dari dan kompatibel dengan otak, mencakup
informasi pendukung yang ada di dalam petunjuk spesifik untuk menciptakan
LKPD berbasis PBL sehingga diperoleh lingkungan belajar yang efektif, merancang
skor 3,85 dengan kategori sangat menarik. kurikulum, menyampaikan isi dan
Selanjutnya diperoleh skor 3,72 dengan memudahkan proses belajar.
kategori sangat mudah dan skor 3,81
dengan kategori sangat bermanfaat. Peningkatan berpikir kritis untuk setiap
Peserta didik merasa mudah memahami isi indikator juga mengalami peningkatan.
materi dengan menggunakan LKPD Berdasarkan tabel (halaman) tentang
berbasis PBL serta termotivasi untuk perolehan nilai rata-rata per indikator
mempelajari pembelajaran tematik dengan kemampuan berpikir kritis peserta didik
menggunakan LKPD berbasis PBL. pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Pada kelas eksperimen perolehan rata-
3. Produk LKPD Berbasis PBL yang efektif rata tertinggi sebesar 83,33 yaitu terdapat
untuk Meningkatkan Kemampuan pada aspek menginferensi. Hal ini
Berpikir Kritis menunjukkan kemampuan peserta didik
Hasil penelitian dan pengembangan ini terbilang baik. Sedangkan indicator yang
bahwa LKPD berbasis PBL yang terendah adalah aspek mengevaluasi
dikembangkan menunjukkan adanya sebesar 75,93. Rekapitulasi nilai rata-rata
perbedaan efektivitas kemampuan berpikir perindikator kemampuan berpikir kritis
kritis menggunakan pengembangan LKPD tertinggi pada kelas kontrol terdapat pada
berbasis PBL dengan yang tidak aspek menginterpretasi sebesar 69,14.
menggunakan pengembangan LKPD pada Sedangkan indikator terendah adalah
peserta didik kelas IV SD Nurul Huda aspek mengevaluasi yaitu sebesar 54,94.
Islamic School.
Selanjutnya dilakukan pengujian untuk
Kemampuan berpikir kritis peserta didik membuktikan signifikansi perbedaan
diketahui dari nilai rata-rata N- Gain yang kedua kelompok menggunakan
diperoleh pretest dan posttest kemampuan Independent Sample T test. Hasil uji t
berpikir kritis yang telah dilakukan pada dapat dilihat pada tabel (halaman), bahwa
kelas eksperimen dan kelas kontrol hasil hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh
yang diperoleh sangatlah berbeda, untuk hasil thitung = 8,14 sedangkan ttabel = 2,006.
kelas eksperimen rata-rata nilai pretest Karena thitung > ttabel yaitu 8,14 > 2,006 maka
sebesar 58,49 sedangkan untuk posttest Ho ditolak dan Ha diterima.
sebesar 81,17 dengan N- Gain 0,53
dengan kategori sedang. Sedangkan kelas Perbedaan yang terjadi karena faktor
kontrol rata-rata nilai pretest sebesar 53,21 penggunaan LKPD berbasis PBL pada
dan posttest sebesar 61,73 dengan N- kelas eksperimen. Terbukti bahwa
Gain 0,16 dengan kategori rendah. Hal ini penggunaan LKPD menjadi faktor yang
membuktikan bahwa perolehan nilai membuat peserta didik dapat memahami
kemampuan berpikir kritis kelas materi dengan lebih baik. Hal itu sejalan
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas dengan Toman (2013) yang
kontrol. mengembangkan LKPD untuk membantu
peserta didik berpartisipasi aktif selama
Hasil peningkatan N- Gain untuk pembelajaran. LKPD membantu peserta
kemampuan berpikir kritis yang didik memahami materi dengan lebih baik
menggunakan LKPD berbasis PBL sejalan dan LKPD dapat meningkatkan
dengan Daryanto (2017: 238) model yang kemampuan peserta didik. Efektivitas
digunakan dalam rancangan penyajian penggunaan bahan ajar LKPD berbasis
127 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

PBL juga diperkuat oleh hasil penelitian Universitas Negeri Makassar.


yang dilakukan oleh Zeybek (2020) hasil
Johnson, Elaine B. 2014. CTL;Contextual Teaching
penelitian menunjukkan bahwa model PBL
and Learning. Bandung: MLC.
telah membantu peserta didik untuk
meningkatkan hasil belajar, telah Karim, Asrul. 2011. Penerapan Metode Penemuan
mempengaruhi sikap peserta didik Terbimbing dalam Pembelajaran
terhadap pelajaran secara positif, telah Matematika untuk Meningkatkan
meningkatkan tingkat kesiapan mereka Pemahaman Konsep dan Kemampuan
dan membuat pembelajaran yang nyaman Berpikir Kririts Peserta didik Sekolah
Dasar. Prosiding Seminar Nasional
karena mengatur lingkungan belajar untuk
Matematika dan Terapan 2011
mengatasi berbagai indera pembelajaran.
Universitas Al-muslim.

Kusuma. 2017. The Development of Higher Order


PENUTUP Thinking Skiil Instrument Assesment in
Physics Study. Journal of Research & Method
KESIMPULAN in Education (IOSR-JRME). 7(1), 26-32.
Berdasarkan analisis data hasil
Lee. 2014. Worksheet Usage, Reading
penelitian dan pengembangan dengan judul
Achievement, Classes’ Lack of Readiness,
“Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
and Science Achievement: A Cross-Country
Berbasis Problem Based Learning untuk Comparison. International Journal of
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Education in Matematics, Science and
Peserta Didik Kelas IV SD Nurul Huda Islamic Technology. 2(2), 96-106.
School” dapat disimpulkan bahwa produk
LKPD berbasis PBL yang dikembangkan valid Setyorini, U. 2011. Penerapan Model Problem
digunakan, menarik, mudah bermanfaat dan Based Learning Untuk Meningkatkan Ke-
mampuan Berpikir Kritis Sis-wa SMP. Jurnal
efektif digunakan dalam proses pembelajaran
Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 52-
pada peserta didik kelas IV SD Nurul Huda 56.
Islamic School untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis. Toman. 2013. Extended Worksheet Developed
According to Model Based on Contructivist
Approach. International Journal on New
REFERENCES Trends in Education and Their Implications,
4(4), 173-183.
Daryanto. 2017. Pembelajaran Abad 21. Gava
Vitasari. 2010. Peningkatan Keaktifan dan Hasil
Media. Yogyakarta.
Belajar Matematika Melalui Model Problem
Dedeh. 2013. Peran Pembelajaran Berbasis Based Learning Peserta didik Kelas V
Masalah Untuk Meningkatkan SD Negeri 5 Kutosari. Jurnal Pendidikan
Kemampuan Komunikasi dan Berpikir Universitas Sebelas Maret. UNNES.
serta Disposisi Matematis Peserta didik
Zeybek. 2017. An Investigation on Quantum
SMA. Jurnal Ilmiah Prodi Matematika
Learning Model. International Journal of
STKIP Siliwangi Bandung. Vol.2, No 2.
Modern Education Studies. Vol. 1(1): 16-
Fitri. 2011. Pengembangan Perangkat 27.
Pembelajaran Statistika Dasar Bermuatan
Karakter dengan Metode Problem Based
Learning. Jurnal PP volum 1. No 2 ISSN
2089-3639.

Irmayanti. 2015. Pengaruh Penilaian Portofolio


dalam Model Pembelajaran Advanced
Organizer dan Kemampuan Awal terhadap
Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar
Kimia Peserta didik kelas XI SMA Negeri 12
Makassar. Program Pascasarjana
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN


KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DI AKS-AKK YOGYAKARTA

Eka Rachmawati1*, Titik Sulistyani2, Lina Mufidah3, Heppi Marta Cristina4


1Universitas Negeri Yogyakarta
1,2,3,4 AkademiKesejahteraan Sosial “AKK” Yogyakarta
* E-mail: eckha.rachma@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) peningkatan aktivitas pembelajaran dengan
model project based learning 2) peningkatan kompetensi kognitif untuk pencapaian
pembelajaran kewirausahaan 3) peningkatan kompetensi afektif untuk pencapaian sikap
pembelajaran 4) peningkatan kompetensi psikomotor dalam pencapaian keteramiplan
pembelajaran kewirausahaan. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research
(CAR) dengan mengacu desain penelitian dari Mc Taggart. Subjek penelitian adalah
mahasiswa semester V yang mengikuti mata kuliah manajemen usaha makanan dan
minuman. Data penelitian dikumpulkan melalui dokumentasi, observasi, angket pre-test dan
post-test. Teknik analisis data menggunakan ITEMAN dan statistik deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa:1) peningkatan aktivitas pembelajaran sebesar 22%. 2)
peningkatan kompetensi kognitif sebesar 82.2%; 3) peningkatan kompetensi afektif sebesar
35.02%; dan 4) peningkatan kompetensi psikomotor sebesar 10%. Simpulan penelitian ini
bahwa model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan kompetensi
kewirausahaan mahasiswa secara signifikan dan mahasiswa mampu mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah dan menciptakan produk baru.

Kata kunci: Project Based Learning, kompetensi, kewirausahaan

Abstract
This research aims to find: 1) enhancement learning activities with the project based
learning model 2) enhancement cognitive competencies for the achievement of
entrepreneurial learning 3)enhancement affective competencies for attaining learning
attitudes 4) enhancement psychomotor competencies in achieving entrepreneurship learning
skill. This study uses Classroom Action Research (CAR) by referring to the research design
of Mc Taggart. The subjects of the study were the fifth semester students who took courses in
food and beverage business management. Research data were collected through
documentation, observation, pre-test and post-test questionnaires. Data analysis techniques
using ITEMAN and descriptive statistics. The results showed that: 1) an increase in learning
activities by 22%. 2) increased cognitive competence by 82.2%; 3) increase affective
competence by 35.02%; and 4) increased psychomotor competence by 10%. The conclusion
of this research is that the Project Based Learning learning model can significantly enhance
student entrepreneurship competencies and students are able to develop creative thinking
skills in solving problems and creating new products

Keywords: Project Based Learning, Competence, Entrepreneurship

banyak orang menyadari bahwa sekedar


PENDAHULUAN mengetahui tidak cukup untuk dapat berhasil
menghadapi hidup. Dewasa ini keberhasilan
Masyarakat saat ini semakin menyadari hidup seseorang juga tergantung pada pola
pentingnya menyiapkan generasi muda yang pikir dan cara pandang menghadapi masalah
luwes, kreatif dan proaktif. Kenyataanya hal ini sangat penting dimiliki oleh seorang
129 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

peserta didik. Pentingnya pembelajaran yaitu kewirausahaan hanya sebatas teoritis saja.
membentuk peserta didik yang terampil Dari permasalahan yang muncul dalam mata
memecahkan masalah dan bijak membuat kuliah kewirausahaan di atas maka harus
keputusan, berpikir kreatif, mampu menemukan pendekatan yang tepat untuk
mengkomunikasikan gagasannya dengan memecahkan masalah mengenai situasi
efektif serta mampu bekerja secara individu tersebut. Pendekatan yang tepat untuk
maupun kelompok. permasalahan kompetensi kewirausahaan
Pembelajaran yang bijak yaitu di adalah pendekatan yang di dalamnya dapat
dalamnya mampu menyeimbangkan antara mengubah pola pikir ke aarah berpikir kreatif
pembelajaran berbasis guru dan pembelajaran serta dapat menyelesaikan permasalahan yang
berbasis siswa. Pembelajaran tersebut menjadi ada dan pada akhirnya akan tercapainya tujuan
smemecahkan masalah, keterampilan dalam pembelajaran kewirausahaan. Pendekatan
menggunakan teknologi dan media informasi, yang tepat pada pembelajaran kewirausahaan
serta dapat bekerja, dan bertahan dengan harus menggiring mahasiswa memiliki
menggunakan keterampilan untuk hidup (life pemikiran yang kritis dan kreatif serta memiliki
skills). Keterampilan hidup atau life skills inovasi dalam berwirausaha. Pendekatan yang
tersebut didapatkan dari pendidikan formal di tepat adalah dengan pembelajaran berbasis
perguruan tinggi. proyek pada pembelajaran kewirausahaan.
Perguruan tinggi vokasi merupakan Pembelajaran berbasis proyek
penghasil pekerja yang dibutuhkan oleh dunia merupakan pendekatan pembelajaran yang di
industri, sehingga perguruan tinggi vokasi dalamnya berisi langkah pembelajaran yang
harus dapat meningkatkan kualitas lulusannya mengaktifkan konsep berpikir mahasiswa
agar dapat digunakan dan terserap oleh sehingga pola pikir peserta didik bekerja secara
industry. Pengetahuan dan keterampilan yang kreatif dan inovatif. Pembelajaran berbasis
relevan dengan dunia industri, harus proyek berawal dari sebuah permasalahan
ditanamkan pada setiap mata kuliah yang yang nantinya akan di wujudkan menjadi
relevan sebagai bekal masuk di dunia industry. sebuah proyek hasil karya mahasiswa.
Kenyataan yang ada di lapangan sesuai Pembelajaran berbasis proyek menekankan
dengan observasi mengajar mahasiswa belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan
semester IV di temukan beberapa kendala yang kompleks seperti memberi kebebasan
yang terjadi. Kendala atau permasalahan mahasiswa untuk bereksplorasi merencanakan
tersebut adalah pada saat pembelajaran aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara
kewirausahaan mahasiswa kesulitan dalam kolaboratif, dan menghasilkan suatu produk.
membuat pertanyaan yang terkait dalam Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang
pembelajaran tersebut karena kesulitan dalam untuk permasalahan komplek yang diperlukan
mencari bahan pembelajaran kewirausahaan. mahasiswa dalam melakukan insvestigasi dan
Selain bahan pembelajaran yang sulit untuk memahaminya.
ditemukan, permasalahan selanjutnya adalah Menurut Boss & Kraus (2007:11)
kurangnya kemampuan mahasiswa dalam “Project-based learning powered by
menemukan dan mengelola informasi yaitu colltemporary technologies-is a strategy certain
merupakan dampak dari keterbatasan to turn traditional classrooms upside down.
informasi yang didapat akibatnya belum Then students learn by engaging in real-world
mampu dalam menemukan formulasi projects. nearly every aspect of their
pemecahan masalah dan mengembangkan experience changes”.Sependapat dengan
permasalahan tersebut menjadi sebuah ide Internasional Journal of Technology and
inovasi usaha. Dalam mengembangkan Education (2003) “Project-based learning (PBL)
sebuah ide, kemampuan mahasiswa masih is a well known method for imparting thinking
minim pada terbentuknya sebuah produk competencies and creating flexible learning
usaha, sehingga masih sebatas teoritis saja environments”. ProjectBased Learning (PjBL)
dalam mengimplentasikannya. adalah sebuah model atau pendekatan
Pada kenyataanya pembelajaran pembelajaran yang inovatif, yang menekankan
kewirausahaan belum melakukan praktek belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan
Penerapan Project Based Learning Untuk Peningkatan Kompetensi Kewirausahaan Di 130
Aks-Akk Yogyakarta
Eka Rachmawati1*, Titik Sulistyani2, Lina Mufidah3, Heppi Marta Cristina4

yang kompleks. pengumpul data yang tepat memungkinkan


diperolehnya data yang objektif. Secara garis
METODE PENELITIAN besar, Suharsimi Arikunto (2006 : 150)
membedakan metode pengumpulan data
Jenis penelitian yang digunakan pada dalam penelitian menjadi dua, yaitu tes dan non
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas tes. Pada penelitian ini digunakan metode
(PTK) dengan desain dari McTaggart, R. observasi langsung, angket, pretest-postest
Penelitian tindakan kelas, yakni pencermatan serta dokumentasi.
terhadap kegiatan belajar berupa tindakan Data yang telah diperoleh dalam
yang fokus pada upaya untuk merubah kondisi penelitian adalah data kualitatif dan kuantitatif.
ril ke kondisi yang diharapkan. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian
kasus disuatu kelas yang hasilnya tidak untuk
digeneralisasikan, maka analisis data cukup
dengan mendeskripsikan data yang terkumpul.
Teknik statis yang digunakan adalah statistik
deskriptif (Pardjono, dkk, 2007:57). Data
penelitian dianalisis dengan menyajikan tabel
dan prosentase. Data dalam prosentase
dideskripsikan dan diambil kesimpulan tentang
masing-masing komponen dan indikator
berdasarkan kriteria yang ditentukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Aktivitas mahasiswa dalam
pembelajaran PjBL terdiri dari 7 (tujuh)
indikator. Data yang diperoleh dapat
diklasifikasikan kedalam kategori perolehan.
Skor aktivitas mahasiswa dalam PjBL pada
kategori sangat tinggi yaitu 30 mahasiswa
(76.9%). Mesikpun kebanyakan mahasiswa
pada kategori tinggi namun masih ada
beberapa yang belum memenuhi aktivitas
Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas
dalam PjBL. Sehingga dalam pembelajaran
(McTaggart, R., 1993:4)
perlu ditingkatkan agar terlibat aktif dalam
pelaksanaan PjBL.
Subyek penelitian dalam penelitian ini
adalah mahasiswa seni kuliner semester IV
HASIL
dengan jumlah 38 orang yang sedang Hasil penelitian mengenai, data
menempuh mata kuliah kewirausahaan. Lokasi peningkatan aktivitas peserta didik ditampilkan
penelitian bertempat di Akademi Kesejahteraan pada tabel 1:
Sosial “AKK” Yogyakarta beralamat di Jalan
Nitikan no 69 Umbulharjo, Yogyakarta. Tabel 1. Hasil Aktivitas Peserta Didik
Perguruan tinggi vokasi yang memiliki tiga N Indikator Siklus I Siklus %
No II Capaian
bidang studi yaitu seni kuliner, desain busana Belajar
1 dalam 76,32 % 82,89% 6,57%
dan tata rias. Penelitian dilaksanakan pada .1 lingkungan
bulan Februari – April 2021. kelompok
Bekerjasama
2 80,26 % 89,47% 9,21%
Penelitian disamping dengan 2. dalam
menggunakan metode yang tepat, juga perlu mendefinisikan
permasalahan dan
memilih teknik dan alat pengumpulan data yang mengambil
relevan. Penggunaan teknik dan alat keputusan
alternative
131 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

pemecahan Peningkatan kompetensi kognitif siklus


masalah
Menentukan
3 76,32 % 90,78% 14,46% II terkait dengan meningkatnya penguasaan
.3 kegiatan dan pada pelaksanaan pembelajaran dalam PjBL.
langkah yang
akan diambil
Selain itu pada siklus II mahasiswa terlibat aktif
dalam pengerjaan dalam pelaksanaan PjBL. Adanya keaktifan
proyek tersebut, meningkatkan pengetahuan yang
Merencanakan
4 68,42 % 89,47% 21,05%
.4 waktu pengerjaan dikuasai. Sesuai tabel diatas, maka dapat
Menyiapkan
5 73,68 % 89,47% 15,79% terlihat peningkatan yang signifikan yang terjadi
.5 laporan dan
presentasi pada kognitif dimulai dengan pretest siklus I
Melakukan
6 refleksi 77,63 % 88,15% 10,52% sampai dengan postest siklus II. Peningkatan
.6 terhadap aktivitas
dan hasil proyek ini terjadi karena pengetahuan akan semakin
yang sudah terkonsep dengan adanya pemberian materi
dijalankan yang dilakukan secara terus menerus.
Evluasi
7 selama 71 % 89,47% 18,47 %
7. proses
menyelesaikan PEMBAHASAN
proyek
Total 66,46 % 88, 46% 22 % Berdasarkan hasil observasi yang
dilaksanakan selam proses pembelajaran
Perolehan skor masing-masing menggunakan metode PjBL berlangsung,
mahasiswa dalam pelaksanaan PjBL juga kegiatan yang diobservasi yaitu 6 fase yang
mengalami peningkatan. Pada akhir siklus II dijabarkan dalam 15 pernyataan dan
aktivitas mahasiswa dalam melaksanakan PjBL dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Bersadarkan
berada pada kategori tinggi. hasil observasi kegiatan selama pembelajaran
menggunakan merode PjBL, prosentase
Tabel 2. Kategori Aktivitas aktivitas guru pada siklus I sebesar 87% dan
Skor Peserta Kategori Frekuensi Frekuensi
didik Siklus I Siklus II siklus II sebesar 100%.
X ≥ 10,3 Sangat 11 34 Berdasarkan hasil tersebut dapat
Tinggi disimpulkan bahwa telah melaksanakan
10,3 > X ≥ 9,5 Tinggi 9 4
9,5 > X ≥ 8,7 Rendah 12 0 aktivitas yang diharapkan dalam pelaksanaan
X < 8,7 Sangat 6 0 pembelajaran PjBL. Dengan kata lain, sangat
Rendah
Total 38 38 memahami tahapan metode PjBL tersebut.
Dosen telah melaksanakan tahap orientasi
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan tentang proyek kepada mahasiswa selama
bahwa pada akhir siklus II seluruh mahasiswa proses pembelajaran berlangsung.
telah melaksanakan PjBL dengan baik. Hal ini Berdasarkan hasil observasi menunjukkan
menunjukkan dengan perolehan skor pada bahwa aktivitas dosen dalam proses
kategori tinggi sebanyak 38 orang. pembelajaran praktik menggunakan metode
PjBL telah selesai.
Kompetensi Kognitif Kewirausahaan Berdasarkan hasil observasi yang telah
Hasil kemampuan kognitif pre test dilaksanakan oleh dosen dan kolabolator
dilaksanakan di awal pembelajaran sebelum selama proses pembelajaran menggunakan
melaksanakan proses PjBL, sehingga metode PjBL berlangsung, kegiatan
mahasiswa belum memperoleh pengalaman mahasiswa yang diobservasi yaitu ada 7
materi sebelumnya, sedangkan untuk post test aktivitas yang dijabarkan menjadi 13 peryataan
dilaksanakan setelah penerapan pembelajaran dan dilaksanakan selama 2 siklus yaitu siklus I
berbasis proyek. Penigkatan kompetensi dan siklus II. Berdasrkan hasil observasi
kognitif dapat dilihat pada tabel 3: aktivitas mahasiswa selama pembelajaran
menggunakan metode PjBL, prosentase
Tabel 3. Peningkatan Kompetensi Kognitif
No Tingkat Siklus I Siklus II aktivitas mahasiswa siklus I sebesar 64,66%
Kemampuan Pretes Postes Pretest Postest
Kognitif t t Dan siklus II sebesar 88,46%. Keberhasilan
1. Mengingat 67% 74% 73% 87.82% aktivitas mahasiswa dalam melaksanakan PjBL
2. Memahami 70% 75% 77% 79,91%
3. Menerapkan 76% 77% 76% 78,87% dengan melihat aktivitas mahasiswa secara
keseluruhan dan dinyatakan berhasil apabila
Penerapan Project Based Learning Untuk Peningkatan Kompetensi Kewirausahaan Di 132
Aks-Akk Yogyakarta
Eka Rachmawati1*, Titik Sulistyani2, Lina Mufidah3, Heppi Marta Cristina4

seluruh mahasiswa telah melaksanakan


aktivitas mahasiswa dengan kategori tinggi.
Sesuai dengan penjelasan diatas maka
aktivitas mahasiswa tersebut mengalami
peningkatan, dan seluruh mahasiswa telah
melakukan aktivitas mahasiswa dengan
kategori tinggi. Berdasarkan hasil observasi
menunjukkan bahwa aktivitas mahasiswa
dalam proses pembelajaran kewirausahaan
menggunakan metode PjBL telah tercapai.

PENUTUP

Apabila akan menerapkan metode PjBL


dalam pembelajaran, sebaiknya dosen
membuat perencanaan dan persiapan
pelaksanaan PjBL dengan baik dengan waktu
pelaksanaan yang cukup serta pemilihan
materi yang tepat, karena tidak semua materi
cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran
menggunakan metode PjBL. Dosen membuat
suatu panduan tertulis terhadap langkah-
langkah PjBL, aktivitas apa saja yang akan
dilakukan, jadwal pelaksanaan serta perangkat
yang dibutuhkan sehingga melalui panduan
tersebut dosen akan lebih mudah
mensosialisaikan pada mahasiswa dan
mahasiswa dapat mempelajari terlebih dahulu
sebelum menerapkan PjBL.

REFERENCES

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu


praktik, Rineka Cipta, Jakarta.
Boss, S., & Krauss, J. (2007). Reinventing Project-
Based Learning. New York: ISTE.
Mc. Taggaret, Robin and Kemmis. S. (1993). The
Action Resech Planer. Victoria: Deakin
University.
Pardjono. (2007). Panduan penelitian tindakan
kelas. Yogyakarta. Lembaga Penelitian UNY
The George Lucas Educational Foundation. (2003).
Instructional Module Project Based Learning.
http://www.edutopia.org/modules/PBl.php.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP


MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA

Eva Astetika Aulia1*, Vetty Milyani2, Maison3, dan Dwi Agus Kurniawan4
1,3,4 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi, Jambi, Indonesia
2 SMA Negeri 5 Batanghari
*E-mail: eva.aulia.rbj@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk dapat menganalisis penggunaan media pembelajaran terhadap minat belajar dalam
pembelajaran fisika. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian yaitu
studi kasus. Purposive sampling merupakan cara yang digunakan untuk pengambilan sampel yaitu dengan kriteria
guru fisika yang sedang mengajar di kelas XI. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara. Miles dan
Huberman merupakan teknik analis data yang digunakan. Setelah penelitian dilakukan, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran berperan dalam peningkatkan minat belajar pada siswa.

Kata kunci: Media pembelajaran, minat belajar, Fisika

Abstract
The purpose of this study was to analyze the use of instructional media on interest in learning in physics learning.
In this research, the method used is qualitative with the type of case study which is a case study. Objective
sampling is the method used for sampling. That is, using the standards taught by physics teachers in class XI.
How to collect data by interview. The data analysis technique used is Miles and Huberman. After the research is
conducted, the researcher can conclude that the use of learning media plays a role in increasing students' interest
in learning.

Keywords: Instructional Media, interest in learning, Physics

belajar mengajar menjadi mudah (Salsabila


PENDAHULUAN dkk, 2020). Dalam pembelajaran tidak dapat
dipisahkan dengan faktor-faktor yang
Pendidikan menjadi salah satu aspek berpengaruh pada pelaksanaanya.
terpenting dalam kehidupan. Pendidikan Faktor yang berpengaruh dalam
merupakan cara penting dalam peningkatkan ketercapaian tujuan suatu pembelajaran salah
kualitas sumber daya manusia, terutama dalam satunya adalah media. Proses belajar yang
kemajuan bangsa serta negara (Alannasir, baik dapat tercipta dengan adanya media
2018). Pendidikan merupakan salah satu cara pembelajaran yang mendukung (Faradila &
untuk mengembangkan potensi individu Aimah, 2018). Media pembelajaran yaitu
(Nawahdani et al., 2022). Dalam dunia sarana bagi guru yang memudahkan pendidik
Pendidikan, tantangan guru menjadi bertambah ketika menyampaikan informasi kepada siswa
karena adanya kemajuan dalam ilmu dalam proses pembelajaran (Audie, 2019).
pengetahuan serta teknologi. Lingkungan belajar merupakan cara
Perkembangan teknologi dan ilmu memvisualisasikan proses belajar dan sering
pengetahuan saat ini dapat digunakan sebagai digunakan untuk mengajar fisika (Supardi et al.,
cara untuk peningkatan kualitas pembelajaran 2015).
di kelas (Al Farizi et al., 2019). Teknologi Fisika merupakan mata pelajaran yang
menjadikan segala kebutuhan dalam kegiatan
134 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

tidak hanya berisi persamaan matematis dan pengumpulan data dalam penelitian ini.
teori yang dihafal, tetapi juga membutuhkan Menurut (Mulyadi, 2011), Metode penelitian
pemahaman serta penerapan konsep, kualitatif ditekankan pada dialog (wawancara)
sehingga menghasilkan proses pembelajaran dan observasi di lapangan serta data dianalisis
yang mengesankan (Al Farizi et al., 2019). secara tidak statistik.
Pada umumnya banyak siswa yang Teknik analisis data pada penelitian ini
beranggapan bahwa fisika merupakan digunakan teknik analisis data Miles dan
pelajaran yang sulit dan berisi rumus yang Huberman. Teknik ini terdiri dari beberapa
banyak, sehingga siswa sulit memahami materi tahap, yaitu reduksi data atau data reduction,
yang diberikan guru (Setia et al., 2017). kemudian penyajian data atau data display
Dengan penggunaan media, maka guru akan serta conclusiondrawing/verification (Nurani
berusaha memberikan kesan pada siswa dkk, 2020).
bahwa fisika tersebut adalah menyenangkan
(Oktalia dkk, 2017). HASIL DAN PEMBAHASAN
Faktor penting bagi keberhasilan
akademik adalah minat belajar (Dalimunthe, HASIL
dkk, 2021). Ketika siswa suka dengan Berikut ini merupakan tabel hasil
pelajaran, mereka akan cepat memahami wawancara guru dengan indikator media
materi yang diajarkan guru. Faktor utama yang pembelajaran dan minat siswa dalam belajar :
menentukan keefektifan siswa adalah minat,
Tabel 1. Hasil wawancara guru dengan
sehingga mempunyai pengaruh besar, jika
indikator media pembelajaran dan minat
topik yang diajarkan tidak sesuai dengan minat belajar siswa
yang dimiliki siswa maka siswa tidak dapat
belajar dengan baik, karena tidak menarik bagi Pernyataan Jawaban
siswa. (Sirait, 2016). Oleh karena itu, guru 1 Apa saja Media pembelajaran yg biasa
dapat menciptakan suasana kelas yang Media digunakan yaitu media
pembelajaran pembelajaran konvensional, seperti
nyaman agar mudah dipahami saat mengajar yang media tiga dimensi (alat peraga) dan
fisika. diterapkan ibu media visual (powerpoint/buku).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian dalam
mengajar ?
yang dilakukan (Shafira Puspa Faradila, Siti 2 Bagaimana Minat belajar fisika siswa kelas XI
Aimah, 2018). Dalam penelitian ini ditemukan minat belajar MIA cukup baik, hal ini dibuktikan
bahwa media sangat berpengaruh terhadap ketika siswa dgn nilai kompetensi mereka
belajar fisika di semakin hari semakin meningkat.
minat belajar siswa. Penelitian ini memiliki kelas XI mia ?
perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu 3 Apakah siswa Cukup aktif. Saat proses
pada lokasi penelitian dan metode aktif ketika pembelajaran berlangsung mereka
belajar fisika ? rajin bertanya dan mampu
penelitiannya. Penelitian ini memiliki tujuan merespon pembelajaran dengan
untuk menganalisis penggunaan dari media baik.
pembelajaran terhadap minat belajar siswa 4 Apakah Ya. Proses pembelajaran
menurut ibu menggunakan media apapun
dalam pembelajaran fisika. kegiatan terutama media tiga dimensi
belajar yang ataupun media animasi akan cukup
METODE PENELITIAN akan efektif efektif jika diterapkan dalam proses
ketika pembelajaran fisika. Namun saat di
menggunakan lapangan, mengingat berbagai
Penelitian ini menggunakan metode media macam kendala yg dihadapi, jadi
metode kualitatif. Jenis penelitian yang pembelajaran proses pembelajaran saat ini untuk
digunakan yaitu studi kasus. Penelitian ini ? sementara masih menggunakan
media pembelajaran konvensional.
dilakukan di SMA Negeri 5 Batanghari. Sampel
5 Menurut ibu Dengan menciptakan metode,
yang digunakan guru kelas XI. Purposive bagaimana media, dan strategi pembelajaran yg
sampling digunakan untuk mengambil sampel cara menarik dan tidak monoton. Dengan
meningkatkan begitu peserta didik akan merasa
yaitu dengan kriteria guru fisika sedang
minat belajar bahwa pembelajaran fisika tidak
mengajar di kelas XI. siswa ? terlalu sulit dan mereka tertarik untuk
Wawancara merupakan metode terus mempelajarinya.
Analisis Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata 135
Pelajaran Fisika
Eva Astetika Aulia1*, Vetty Milyani2, Maison3, dan Dwi Agus Kurniawan4

PEMBAHASAN masing siswa. Menurut Supriyono (2018),


Berdasarkan hasil dari wawancara yang pembelajaran dengan media dapat
telah dilakukan Bersama guru fisika kelas XI mempermudah, terutama dengan
SMA Negeri 5 Batanghari terkait analisis menampaikan hal-hal baru kepada siswa.
penggunaan media pembelajaran terhadap Hal ini sejalan dengan mata pelajaran
minat belajar siswa dalam belajar dapat dilihat fisika yang banyak mengandung hal asing bagi
pada table di atas. Pada kegiatan belajar di siswa, sehingga penggunaan media
kelas, guru menggunakan media pembelajaran pembelajaran sangat diperlukan. Selain itu, hal
yang terdiri dari beberapa macam seperti ini sesuai dengan pernyataan Arsyad (2010)
media tiga dimensi dan media visual. Hal ini bahwa penggunaan media dalam proses
bertujuan untuk menunjang aktivitas kegiatan pembelajaran dapat membangkitkan atau
pembelajaran agar lebih menarik. Selain itu meningkatkan keinginan dan minat siswa untuk
penggunaan media pembelajaran dinilai cukup belajar.
efektif untuk diterapkan dalam kegiatan belajar
mengajar. Namun dalam penggunaan media PENUTUP
pembelajaran terdapat beberapa kendala saat
diterapkan di kelas sehingga saat ini masih KESIMPULAN
menggunakan media tiga dimensi (alat peraga)
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
dan media visual (powerpoint/buku). bahwa penggunaan media pembelajaran dapat
Pada proses pembelajaran di yang meningkatkan minat belajar siswa.
terjadi di kelas, guru meningkatkan minat
belajar dengan cara menciptakan metode, SARAN
media, dan strategi pembelajaran yg menarik
dan tidak monoton. Karena banyak siswa yang Saran dari penulis dalam penelitian ini
yaitu langkah pertama, guru dapat mengetahui
menganggap bahwa fisika sulit, hal ini bisa
tingkat minat belajar siswa pada fisika.
menjadi untuk siswa tertarik untuk
Kemudian dapat menggunakan media
mempelajarinya. Minat belajar siswa pada mata
pembelajaran ketika mengajar untuk
pelajaran fisika dinilai cukup dapat dibuktikan
meningkatkan dari sisi akademik maupun minat
dengan nilai kompetensi yang semakin
belajar siswa.
meningkat. Hasil menunjukkan bahwa
penggunaan media pembelajaran dapat REFERENCES
meningkatkan minat belajar bagi siswa.
Menurut hasil studi pendahuluan, tidak Al Farizi, Z., Sulisworo, D., Hasan, M. H., & Rusdin,
semua siswa sangat tertarik untuk mempelajari M. E. (2019). Pengembangan Media Animasi
Fisika. Beberapa siswa memiliki minat yang untuk Mendukung Pembelajaran Berbasis
TPACK dengan POWTOON pada Materi
berbeda dalam analisis ini. Beberapa siswa
Torsi SMA Kelas XI. Jurnal Penelitian
juga mengalami kesulitan sehingga yang Pembelajaran Fisika, 10(2), 108-113.
mempengaruhi pemahaman konsep yang
diajarkan oleh guru. Dengan ini maka perlu Alannasir, W. (2018). Pengaruh Penerapan Media
adanya media belajar yang berbeda untuk Animasi Terhadap Motivasi Belajar Dalam
Pembelajaran IPASiswa Kelas IV SD Inpres
meningkatkan minat siswa dalam belajar fisika.
Sudiang. Jurnal Ilmu Pendidikan
Mengenai efektivitas dari penggunaan Dasar.1(1).23-30.
media yang digunakan pada proses
pembelajaran, Depdikbud (1992) mengatakan Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT
bahwa dalam penggunaan media pada saat Raja Grafindo Persada.
proses pembelajaran dapat meningkatkan
Audie, N. (2019). Peran media pembelajaran
minat serta motivasi siswa, nalar yang teratur meningkatkan hasil belajar peserta didik.
dan sistematis, serta menumbuhkan pengertian In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
dan pengembangan nilai-nilai pada diri masing- FKIP, 2(1), 586-595.
136 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Dalimunthe, R. R., Harahap, R. D., & Harahap, D. A. hasil belajar fisika. Formatif: Jurnal Ilmiah
(2021). Analisis minat belajar siswa sekolah Pendidikan MIPA, 2(1).
dasar terhadap mata pelajaran IPA pada Supriyono, S. (2018). Pentingnya Media
masa pandemi Covid-19. Jurnal Pembelajaran Untuk Meningkatkan Minat
Basicedu, 5(3), 1341-1348. Belajar Siswa Sd. Edustream: Jurnal
Pendidikan Dasar, 2(1), 43-48.
Depdikbud. (1992). Materi Latihan Kerja Guru PMP Syahfitri, Y. (2013). Teknik Animasi dalam Dunia
SLTP. Penerbit Dirjen Pendidikan Dasar dan Komputer. Jurnal SAINTIKOM. 10(3). 1-3.
Menengah : Jakarta.

Faradila, S. P., & Aimah, S. (2018). Analisis


Penggunaan Media Pembelajaran untuk
Meningkatkan Minat Belajar Siswa di SMA N
15 Semarang. In Prosiding Seminar Nasional
Mahasiswa Unimus (Vol. 1).

Mulyadi, M. (2011). Penelitian kuantitatif dan


kualitatif serta pemikiran dasar
menggabungkannya. Jurnal studi komunikasi
dan media, 15(1), 128-137.

Nawahdani, A. M., Kurniawan, D. A., & Melisa, D.


(2021). Analisis Model Project Based
Learning Terhadap Keterampilan Proses
Sains Peserta Didik Pada Mata Pelajaran
Fisika. In Prosiding Seminar Nasional
Matematika dan Sains (Vol. 3, No. 1, pp. 348-
354).

Nurani, N. I., Uswatun, D. A., & Maula, L. H. (2020).


Analisis Proses Pembelajaran Matematika
Berbasis Daring Menggunakan Aplikasi
Google Classroom Pada Masa Pandemi
Covid-19. Jurnal PGSD, 6(1), 50-56.

Oktalia, Y., Sakti, I., & Hamdani, D. (2017). Pengaruh


minat dan motivasi pada penerapan model
diskoveri berbantuan media animasi
terhadap hasil belajar fisika di SMA negeri 4
kota Bengkulu. Amplitudo: Jurnal Ilmu dan
Pembelajaran Fisika, 1(1).

Salsabila, U. H., Sari, L. I., Lathif, K. H., Lestari, A.


P., & Ayuning, A. (2020). Peran Teknologi
Dalam Pembelajaran Di Masa Pandemi
Covid-19. Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian
Dan Kajian Sosial Keagamaan, 17(2), 188-
198.

Setia, M. O., Susanti, N., & Kurniawan, W. (2017).


Pengembangan media pembelajaran dengan
menggunakan adobe flash cs 6 pada materi
hukum newton tentang gerak dan
penerapannya. EduFisika, 2(02), 42-57.
Sirait, E. D. (2016). Pengaruh minat belajar terhadap
prestasi Belajar Matematika. Formatif: Jurnal
Ilmiah Pendidikan MIPA, 6(1), 35-43.
Supardi, S. U., Leonard, L., Suhendri, H., &
Rismurdiyati, R. (2015). Pengaruh media
pembelajaran dan minat belajar terhadap
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

Analisis Survei Dampak MBKM terhadap Persepsi Dosen dan


Mahasiswa Farmasi Universitas Ma Chung

Godeliva Adriani Hendra1*, Martanty Aditya2, Dan Fibe Yulinda Cesa3


1,2 Fakultas Sains dan Teknologi, Program Studi Farmasi, Universitas Ma Chung
* E-mail: godeliva.adriani@machung.ac.id

Abstrak
Survei dampak MBKM di Program Studi Farmasi Universitas Ma Chung bertujuan untuk mengetahui persepsi
dosen dan mahasiswa terkait program MBKM. Penelitian ini ditampilkan dalam bentuk deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif yang dilakukan secara survei menggunakan aplikasi SPADA DIKTI. Hasil survei terhadap
dosen yang mempunyai persepsi positif berupa pengetahuan MBKM, program internal MBKM, dan kesediaan
merekomendasikan program MBKM. Sedangkan, dosen yang mempunyai persepsi negatif berupa sumber
informasi MBKM, jumlah SKS MBKM, panduan dan kurikulum MBKM, rancangan MBKM bersama mitra, proses
pembelajaran mahasiswa, peningkatan kapasitas dosen, pemenuhan CPL, peningkatan softskill mahasiswa,
hambatan prodi. Hasil survei terhadap mahasiswa yang mempunyai persepsi positif berupa program terdahulu
yang mirip MBKM. Sebaliknya, mahasiswa yang mempunyai persepsi negatif berupa pengetahuan MBKM,
informasi MBKM melalui kanal daring perguruan tinggi, panduan dan kurikulum prodi, kesiapan individu, dampak
masa studi, dampak wawasan dan kompetensi, serta minat mahasiswa terhadap MBKM. Kesimpulan, persepsi
tentang program MBKM di prodi farmasi tergolong persepsi negatif.

Kata kunci: persepsi, MBKM, prodi farmasi, Universitas Ma Chung

Abstract
The ICLP impact survey at the Faculty of Pharmacy at Ma Chung University aimed to know the perception of
lecturers and students related to the ICLP program. This research is descriptive, with a quantitative approach
carried out in a survey using the SPADA DIKTI application. The results of a survey of lecturers with a positive
perception of ICLP knowledge, internal program ICLP, and willingness to recommend ICLP programs. Meanwhile,
lecturers with negative perceptions of ICLP information sources, number of ICLP credits, ICLP guidelines and
curriculum, ICLP design with partners, student learning process, lecturer capacity building, CPL fulfillment, student
soft skills improvement, study program barriers. A survey of students with a positive perception of previous
programs similar to ICLP. On the other hand, students with negative perceptions of ICLP knowledge, ICLP
information through online college channels, study program guides and curriculum, individual readiness, the
impact of the study period, insight and competence, and student interest in ICLP. In conclusion, the perception of
the MBKM program in the pharmacy study program is negative.

Keywords: survey, ICLP, pharmacy study program, University of Ma Chung

Saat ini yang dibutuhkan adalah


PENDAHULUAN menjawab perubahan zaman yang dinamis dan
bukan persaingan. Dengan adanya kerjasama
Program Merdeka Belajar-Kampus banyak pihak sehingga Kemendikbud
Merdeka (MBKM) telah diluncurkan oleh mengembangkan program MBKM (Kamalia &
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun Andriansyah, 2021). Melalui program MBKM,
2020. Dengan adanya program MBKM ini, mahasiswa berkesempatan untuk satu
lulusan pendidikan tinggi harus siap semester atau setara dua puluh SKS studi di
menghadapi perubahan. Perubahan yang luar program studi di perguruan tinggi yang
terjadi pada lulusan pendidikan tinggi sama; dan paling lama dua semester atau
membawa dampak positif dalam menciptakan setara dengan empat puluh SKS belajar pada
karakter mahasiswa dan professional program studi yang sama di perguruan tinggi
(Pangruruk, Siregar, Illya, Arifin, & Agatha, yang berbeda, belajar di tempat yang berbeda
2022). program studi di perguruan tinggi yang
138 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

berbeda; dan atau belajar di luar perguruan MBKM berisi tentang pengetahuan program
tinggi MBKM. Penilaian persepsi dilihat dari seberapa
Berdasarkan literatur yang ada, paham dosen dan mahasiswa mengetahui
menunjukkan bahwa kesiapan perguruan tinggi program MBKM. Penilaian diambil dari data
beserta dosen dan mahasiswanya serta survei dosen dan mahasiswa yang mempunyai
dukungan pemerintah dapat mempengaruhi persepsi positif/negatif. Persepsi positif
pelaksanaan program MBKM, namun belum ditunjukkan dengan banyaknya dosen dan
ada penelitian yang menganalisis secara mahasiswa yang memilih jawaban dari
mendalam pengaruh aspek kesiapan dan pertanyaan yang diajukan tentang program
bagaimana aspek tersebut dapat membantu MBKM (70% - 100%) sedangkan persepsi
mencapai tujuan program MBKM (Yusuf, negatif ditunjukkan dengan sedikitnya dosen
2021). dan mahasiswa yang memilih jawaban dari
Akhir tahun 2021 Universitas Ma Chung pertanyaan yang diajukan tentang program
mendapatkan hibah program MBKM. Hibah MBKM (<70%).
tersebut berupa penelitian MBKM dan
pengabdian berbasis hasil penelitian Diktiristek HASIL DAN PEMBAHASAN
2021. Dari hibah tersebut pula, Universitas Ma
Chung melakukan penelitian terkait dampak Berdasarkan pengisian data survei
MBKM yang tersebar di masing-masing MBKM melalui SPADA DIKTI, peneliti ingin
fakultas dan program studi. Dari latar belakang menganalisis data survei MBKM hanya pada
di atas, peneliti ingin mengetahui persepsi dosen dan mahasiswa di program studi (Prodi)
dosen dan mahasiswa di Fakultas Sains dan farmasi Universitas Ma Chung. Hasil survei
Teknologi pada program studi Farmasi (UB, dampak MBKM dosen dan mahasiswa
2021). ditampilkan dalam bentuk deskriptif.

HASIL
METODE PENELITIAN
Tabel 1 di bawah ini berisi tentang data survei
Penelitian ini menggunakan penelitian dosen program studi farmasi Universitas Ma
deskriptif dengan menggunakan pendekatan Chung.
secara kuantitatif. Penelitian deskriptif yang
hasilnya berupa deskriptif (penggambaran) Tabel 1. Hasil Persepsi Survei Dosen Program
Studi Farmasi
keadaan obyek peneliti tanpa memberikan No Pertanyaan Jawaban
kesimpulan yang berlaku umum (Masturoh & T, 1 Level pengetahuan Dosen 100%
2018). Pengumpulan data dilakukan secara terkait MBKM
2 Sumber informasi MBKM 40%
survei yang dilaksanakan secara online 3 Jawaban jumlah SKS MBKM 20%
menggunakan aplikasi dari SPADA DIKTI. - Prodi
Survei dilakukan dari tanggal 15 - 19 Desember 4 Program internal MBKM – 100%
(Prodi)
2021. Populasi penelitian diambil di semua 5. Pengetahuan Dosen terkait 33%
fakultas Universitas Ma Chung. Sampel Panduan dan Kurikulum
penelitian berupa dosen dan mahasiswa di MBKM
6 Persiapan dosen dalam 33%
fakultas sains dan teknologi pada program studi rangka implementasi MBKM
farmasi. Terdapat 10 dosen dan mahasiswa 7 Proses pembelajaran
dari tahun 2015 – 2021. mahasiswa MBKM 57%
8 Peningkatan kapasitas
Terdapat 12 pertanyaan untuk dosen dan dosen 44%
8 pertanyaan untuk mahasiswa. Teknik analisis 9 Pemenuhan CPL
data dimulai dari pengumpulan data, kemudian 10 Peningkatan softskill 56%
mahasiswa 56%
dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian 11 Kesediaan
digunakan untuk melihat persepsi dosen dan merekomendasikan program 89%
mahasiswa tentang program MBKM. MBKM
12 Hambatan prodi 24%
Pertanyaan yang terdapat pada program
Analisis Survei Dampak MBKM terhadap Persepsi Dosen dan Mahasiswa Farmasi 139
Universitas Ma Chung
Godeliva Adriani Hendra1*, Martanty Aditya2, dan Fibe Yulinda Cesa3

Tabel 2 di bawah ini berisi tentang data survei sosialisasi Kemendikbud, sosialisasi PT, media
mahasiswa program studi farmasi Universitas massa. Kegiatan sosialisasi Kemendikbud
Ma Chung. merupakan sumber informasi yang lebih
banyak diketahui oleh dosen di program studi
Tabel 2. Hasil Persepsi Survei Mahasiswa
farmasi. Terkait SKS MBKM bagi mahasiswa
Program Studi Farmasi
dapat mengambil SKS di luar perguruan tinggi
No Pertanyaan Jawaban paling lama 2 semester atau setara dengan 40
1 Level pengetahuan 50% SKS. Selain itu, mahasiswa dapat mengambil
mahasiswa tentang
MBKM SKS di Prodi yang berbeda di perguruan tinggi
2 Jawaban benar terkait 29,66% yang sama sebanyak 1 semester atau setara
pengetahuan MBKM dengan 20 SKS (Prahani et al., 2020). Hanya
3 Sumber media informasi 25,52%
– kanal daring perguruan sedikit dosen Prodi farmasi yang menjawab
tinggi dengan benar terkait jumlah SKS MBKM.
4 Program terdahulu yang 79,31% Terkait program internal MBKM
mirip MBKM
5 Keberadaan panduan 44,14% menunjukkan bahwa seluruh dosen prodi
dan kurikulum prodi farmasi telah mengetahui adanya program
6 Kesiapan individu 38,62% internal yang mirip dengan program MBKM.
mahasiswa
7 Persepsi dampak masa 62,76% Program internal di Universitas Ma Chung
studi berupa program pengembangan desa mitra,
8 Persepsi dampak 67,24% program kuliah kerja nyata Pembelajaran dan
wawasan dan
kompetensi Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM),
9 Minat mahasiswa 52,76% rencana pembangunan jangka menengah desa
terhadap MBKM (RPJMDes), sarana pengembangan tri dharma
perguruan tinggi, dll. Pengetahuan dosen
farmasi terkait panduan dan kurikulum MBKM
Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 di atas, hasil hanya sebagian kecil yang menyatakan bahwa
survei dampak MBKM dosen dan mahasiswa panduan dan kurikulum MBKM di Universitas
menunjukkan persepsi yang negatif. Persepsi Ma Chung telah ada dan sah, sebagian besar
negatif dilihat dari banyaknya jawaban dosen dosen farmasi menjawab panduan dan
dan mahasiswa yang menjawab dengan hasil kurikulum MBKM hanya dalam bentuk draf. Hal
<70%. ini disebabkan karena sosialisasi program
MBKM masih belum total di tahun 2021.
PEMBAHASAN Pertanyaan berupa persiapan dosen
Hasil survei MBKM dosen farmasi dalam rangka implementasi MBKM berupa
membagi level pengetahuan menjadi 3 bagian keselarasan capaian pembelajaran (CPL),
yaitu: sedikit, sebagian, seluruh yang merancang program MBKM bersama mitra,
mengetahui program MBKM. Level pembimbingan mahasiswa, matakuliah, dll.
pengetahuan dosen farmasi Universitas Ma Dosen prodi farmasi menilai kegiatan
Chung berada di level hanya sebagian dosen merancang program MBKM bersama mitra
farmasi mengetahui program MBKM. Program merupakan hal yang cukup penting untuk
utama MBKM berupa kemudahan pembukaan dipersiapkan dalam rangka implementasi
program studi baru, perubahan sistem MBKM. Hal ini juga berkaitan dengan
akreditasi perguruan tinggi, kemudahan pandangan dosen farmasi dengan
perguruan tinggi negeri menjadi PTN berbadan meningkatkan kompetensi dan pengalaman
hukum, dan hak belajar tiga semester di luar dosen bersama mitra dapat meningkatkan pula
program studi (Kemdikbud RI, 2020). proses pembelajaran mahasiswa. Dosen prodi
Sumber informasi MBKM berupa kanal farmasi menilai program MBKM sangat
kemendikbud, kanal Perguruan Tinggi (PT), bermanfaat dalam upaya pemenuhan capaian
140 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

pembelajaran (CPL) serta dapat meningkatkan dimana dari 9 pertanyaan yang terjawab hanya
softskill mahasiswa. Hal ini, yang mendorong 1 jawaban yang masuk dalam persepsi positif.
dosen prodi farmasi bersedia
merekomendasikan program MBKM kepada
mahasiswa. Namun, terdapat beberapa REFERENCES
hambatan dalam mengimplementasikan
Kamalia, P. U., & Andriansyah, E. H. (2021).
MBKM, terutama pada penyesuaian kurikulum Independent Learning-Independent Campus
prodi. (MBKM) in Students’ Perception. Jurnal
Level pengetahuan mahasiswa prodi Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian Dan
Kajian Kepustakaan Di Bidang Pendidikan,
farmasi dari angkatan tahun 2015 hingga tahun Pengajaran Dan Pembelajaran, 7(4), 857–
2021 menunjukkan bahwa banyaknya 867. https://doi.org/10.33394/jk.v7i4.4031
mahasiswa yang menjawab benar terkait
Kemdikbud RI, D. J. P. T. (2020). Buku Panduan
pengetahuan program MBKM. Hal ini pun, Merdeka Belajar - Kampus Merdeka.
mahasiswa mendapatkan sumber informasi https://doi.org/10.31219/osf.io/ujmte
terkait program MBKM sebagian besar dari
Masturoh, I., & T, N. A. (2018). Metodologi Penelitian
kanal daring perguruan tinggi, seperti: website, Kesehatan. In Kementerian Kesehatan
media sosial, dll. Terdapat program terdahulu Republik Indonesia.
yang mirip dengan MBKM, salah satunya
Pangruruk, F. A., Siregar, B., Illya, G., Arifin, A., &
berupa PKL di tempat industri/RS, pengabdian Agatha, D. A. (2022). Analisis Hasil Survei
kepada masyarakat ke desa mitra, dll. Kebijakan dan Implementasi Merdeka Belajar
Beberapa angkatan mahasiswa sebagian kecil Kampus Merdeka (MBKM) Di Universitas
Matana. Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
telah mengetahui adanya panduan dan Indonesia, 7(2), 2331–2342.
kurikulum prodi.
Sebagian kecil mahasiswa telah siap Prahani, B. K., Utama Alan Deta, Mochammad Yasir,
Sri Astutik, Paken Pandiangan, Sayidah
untuk kegiatan yang terdapat pada program Mahtari, & Husni Mubarok. (2020). The
MBKM. Hal ini dikarenakan banyak mahasiswa Concept of “Kampus Merdeka” in Accordance
di setiap angkatan yang belum mengetahui with Freire’s Critical Pedagogy. Studies in
Philosophy of Science and Education, 1(1),
tentang program MBKM. Adanya beberapa 21–37. https://doi.org/10.46627/sipose.v1i1.8
angkatan mahasiswa prodi farmasi yang
mempunyai persepsi adanya dampak dengan UB, A. T. of F. of A. T. (2021). Implementation
Handbook: Freedom To Learn – Independent
masa studi dimana masa studi menjadi lama Campus ( Merdeka Belajar- Kurikulum
bila mengikuti program MBKM. Namun, Merdeka - Mbkm ) (U. of Brawijaya, ed.).
sebagian besar mahasiswa menjawab tetap Retrieved from https://tp.ub.ac.id/wp-
content/uploads/2021/09/MBKM-
lulus tepat waktu walau mengikuti program HANDBOOK-FAT-UB-2020.pdf
MBKM. Mahasiswa prodi farmasi mempunyai
persepsi dengan mengikuti program MBKM Yusuf, F. A. (2021). The independent campus
program for higher education in indonesia:
akan berdampak pada peningkatan wawasan The role of government support and the
dan kompetensi dengan mengikuti program readiness of institutions, lecturers and
MBKM. Hal ini meningkatkan minat/ketertarikan students. Journal of Social Studies Education
Research, 12(2), 280–304.
mahasiswa untuk mengikuti program MBKM.

PENUTUP

Analisis survei dampak MBKM terhadap


persepsi dosen dan mahasiswa farmasi
Universitas Ma Chung dapat disimpulkan
bahwa persepsi dosen tergolong persepsi
negative dimana dari 12 pertanyaan yang
terjawab hanya 3 jawaban yang masuk dalam
persepsi positif. Begitu pula, persepsi
mahasiswa juga masuk persepsi negatif
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN STEM UNTUK


MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN 4C

Luthfi Rafifah
Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
* Email: luthfi6@student.uns.ac.id

Abstrak
Penulisan artikel penelitian dimaksudkan untuk memaparkan pendekatan STEM dan implementasinya dalam
pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan 4C kepada peserta didik. Penelitian dikembangkan dengan
metode kualitatif dengan triangulasi sumber dari dua belas artikel, makalah, dan skripsi menjadi satu kesimpulan
yang saling mendukung. Hasil yang diperoleh dari penelitian yaitu pendekatan STEM dapat diterapkan dalam
pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan 4C (critical thinking-problem solving, collaboration, creativity,
and communication), kemampuan representasi, motorik, dan muatan karakter dalam diri peserta didik.
Keterampilan tersebut ditanamkan agar peserta didik mendapat pengalaman belajar untuk menantang era
Revolusi Industri 4.0 yang dilanjutkan era Smart Society 5.0. Perangkat pembelajaran, bahan ajar, dan media
pembelajaran berbasis pendekatan STEM perlu dikembangkan sebagai variasi pembelajaran.

Kata kunci: Pendidikan, Pendekatan, STEM, 4C

Abstract
Writing research articles is intended to describe the STEM approach and its implementation in learning to develop
4C skills to students. The research was developed using a qualitative method by triangulating sources from twelve
articles, papers, and theses into one mutually supportive conclusion. The results obtained from the research are
that the STEM approach can be applied in learning to develop 4C skills (critical thinking-problem solving,
collaboration, creativity, and communication), representational, motoric, and character loading skills in students.
These skills are instilled so that students get a learning experience to challenge the Industrial Revolution 4.0 era
which was followed by the Smart Society 5.0 era. Learning devices, teaching materials, and learning media based
on the STEM approach need to be developed as a variation of learning.

Keywords: Education, Approach, STEM, 4C

terstruktur dan terdiri atas jenjang-jenjang mulai


PENDAHULUAN dari (pendidikan untuk anak usia dini formal,
pendidikan dasar, pendidikan menengah
Pendidikan memiliki peranan tersendiri (pertama dan akhir), dan pendidikan tinggi)
dalam perkembangan individu untuk mencapai yang terlaksana di sekolah atau perguruan
kedewasaannya. Pengalaman belajar individu tinggi (Tafonao, 2018). Penyelenggaraan
mulai dari pendidikan formal hingga nonformal pendidikan pada jalur formal berpedoman pada
dan bahkan informal secara tidak langsung seperangkat rencana dan pengaturan
melatih dan membentuk karakter individu yang mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
mempengaruhi kehidupannya di kemudian hari. serta cara yang digunakan dalam pembelajaran
Menurut Pratama & Mulyati (2020), pendidikan yang ditetapkan pemerintah suatu negara
memiliki arti serangkaian usaha yang untuk mencapai taraf pendidikan dengan tujuan
terlaksana secara sadar (bukan khayalan) dan tertentu. Pedoman penyelenggaraan
terencana secara sistematis dengan tujuan pendidikan disebut dengan kurikulum (Republik
memberikan bimbingan demi mengembangkan Indonesia, 2021). Sejak kemerdekaan Republik
potensi jasmani serta rohani kepada anak Indonesia, terdapat sepuluh kurikulum yang
untuk mencapai kedewasaan sehingga mampu mendasari penyelenggaraan pendidikan,
berkecimpung dalam masyarakat. Pendidikan sebagai berikut: (1) Rentjana Pelajaran Tahun
formal adalah jalur pendidikan yang umumnya 1947; (2) Rentjana Pelajaran Terurai Tahun
142 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

1952; (3) Rentjana Pendidikan Tahun 1964; (4) METODE PENELITIAN


Kurikulum Tahun 1968 (Correlated Subject
Curriculum); (5) Kurikulum Tahun 1975; (6) Penelitian dan penulisan artikel
Kurikulum Tahun 1984 (Cara Belajar Siswa dilaksanakan menggunakan metode kualitatif.
Aktif/CBSA); (7) Kurikulum Tahun 1994; (8) Menurut Sugiyono (2013), metode kualitatif
Kurikulum Tahun 2004 (Kurikulum Berbasis digunakan dalam penelitian obyek alamiah dan
Kompetensi/KBK); (9) Kurikulum Tahun 2006 tunggal yang bertujuan untuk mendapatkan
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP); gambaran dan pemahaman mendalam dengan
dan (10) Kurikulum Tahun 2013 beserta menempatkan peneliti sebagai inti penelitian.
revisinya (Harbani, 2021). Analisis dalam metode kualitatif ditekankan
Perubahan kurikulum yang ditujukan pada proses penyimpulan deduktif, induktif,
agar mengikuti naik turunnya perkembangan dan hubungan antaraspek yang diamati
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di menggunaan logika ilmiah (Azwar, 1998).
suatu negara bahkan dunia. Menurut Novrizaldi Data dikumpulkan dengan teknik
(2021), sebagai antisipasi dampak era Revolusi triangulasi sumber. Karakteristik dari teknik
Industri 4.0 yang menitikberatkan hilangnya triangulasi sumber yaitu menggabungkan
peran manusia dan jati diri kemanusiaan. berbagai data yang ada (Hardani dkk, 2020).
Adapun saat ini sudah diperkenalkan konsep Data diambil dari artikel, makalah, dan skripsi
Smart Society 5.0, dimana peran manusia dengan pokok bahasan pembelajaran berbasis
sebagai tokoh utama dengan keterampilan 4C, pendekatan STEM untuk mengembangkan
yaitu creativity (kreatif), critical thinking-problem keterampilan 4C. Sumber data yang terkumpul
solving (berfikir kritis), communication dianalisis sesuai tiga alur kegiatan analisis,
(komunikasi), and collaboration (kolaborasi). menurut Miles and Huberman dalam Hardani
Hal ini menjadi tantangan utama bagi dkk (2020), dengan rincian: a. mereduksi data
pemerintah, pendidik, dan tenaga kependidikan (data reduction); b. menyajikan data (data
non pendidik untuk menyiapkan dan display); dan c. menarik kesimpulan. Langkah-
memberikan kenangan berharga bagi pelajar langkah penelitian ialah sebagai berikut (1)
sesuai kebutuhan. Mengidentifikasi permasalahan sebagai bahan
Salah satu pendekatan dalam kajian penelitian; (2) menentukan metode,
pembelajaran yang dipercaya mampu teknik pengumpulan dan analisis data; (3)
memberikan kenangan berbeda dan berharga melaksanakan kajian pustaka dan reduksi data;
untuk pelajar dengan keterampilan 4C adalah (4) menyajikan data dalam tabel; (5) menarik
pendekatan STEM (Mulyani, 2019). Artikel ini kesimpulan.
menitikberatkan penelirian dengan rumusan
masalah sebagai berikut: adalah “Bagaimana
keterampilan 4C (creativity, critical thinking, HASIL DAN PEMBAHASAN
communication, and collaboration) dapat
ditanamkan dalam pembelajaran berbasis Sumber-sumber data yang sudah dikaji
pendekatan STEM?”. Pemaparan mengenai dan dirangkum berdasarkan rumusan masalah
pendekatan STEM dan implementasinya dalam dalam penelitian kemudian disajikan dalam
pendidikan menjadi tujuan utama dari tabel. Komponen yang dijabarkan dalam tabel
penulisan artikel “Pembelajaran Berbasis terbagi menjadi tiga kolom, yaitu Penulis,
Tahun, dan Keterangan. Berdasarkan sumber-
Pendekatan STEM untuk Mengembangkan
sumber data yang terkumpul, diambil dua belas
Keterampilan 4C”.
data yang terdiri atas artikel jurnal, artikel
prosiding, dan skripsi. Sumber yang diambil
diterbitkan pada tahun 2018 hingga 2022
dengan pokok bahasan yang sama yaitu
pendekatan STEM. Hasil Kajian dari Berbagai
Sumber Data.
Pembelajaran Berbasis Pendekatan STEM untuk Mengembangkan Keterampilan 4C 143
Luthfi Rafifah

desain baru melalui


PEMBAHASAN multidisiplin ilmu
a. Pendekatan STEM menjadi lebih kreatif
dan inovatif
STEM atau dari Science, Technology,
4 Matematika Kemampuan
Engineering, and Mathematics, ialah salah satu (Mathematics) menganalisis,
pendekatan yang menggabungkan empat menyampaikan
disiplin ilmu ke dalam pembelajaran dengan gagasan dan rumusan,
metode pembelajaran berbasis masalah serta menyelesaikan
(Problem Based Learning) (Mulyani, 2019). permasalahan aplikasi
Selain menggunakan metode tersebut, matematika
pendekatan STEM dapat diterapkan dalam
pembelajaran dengan proyek (Project Based Pendidikan dengan pendekatan STEM
Learning) dan pembelajaran kooperatif memiliki tujuan utama untuk memberikan
(Permanasari, 2016). pengalaman belajar bagi peserta didik dengan
literasi STEM, dengan rincian:
Berdasarkan Kapila & Iskander (2014)
(1) Tertanam pemikiran untuk memecahkan
dalam Riyanto dkk (2021), pendekatan STEM
masalah dalam kehidupan, mengidentifikasi
dikembangkan oleh Nasional Science
fenomena alam sekitar, menyusun desain
Foundation (NSF), Amerika Serikat, dengan
prototipe, dan membuat suatu kesimpulan
tujuan menarik minat peserta didik untuk
berdasarkan bukti nyata; (2) Peserta didik
berkarir dalam keempat bidang keilmuwan
memahami karakteristik keempat disiplin ilmu
tersebut. Sekitar tahun 1990-an, istilah SMET
dalam STEM sebagai pengetahuan, penelitian,
menjadi istilah pertama yang dikemukakan oleh
dan desain; (3) peserta didik memahami
NSF dengan penjabaran “Science,
bagaimana keempat aspek STEM membangun
Mathematics, Engineering, & Technology”.
komponen material, intelektual, dan kultural
Akan tetapi karena pelafalalan SMET hampir
dalam kehidupan; serta (4) Peserta didik
menyerupai SMUT, istilah tersebut diganti
tertarik untuk mengkaji permasalahan dengan
menjadi STEM (Science, Technology,
gagasan STEM (Bybee, 2013).
Engineering, and Mathematics) (Ansar, 2020).
Menurut Syukri (2013), tahapan dalam
Definisi dari keempat disiplin ilmu dalam
pembelajaran STEM terbagi menjadi lima
pendekatan STEM menurut Gonzales & Kuenzi
tahap, yaitu : (1) Observe (pengamatan);
(2012) dipaparkan dalam Tabel 1.1 Literasi
peserta didik mengamati berbagai fenomena di
Pendekatan STEM.
sekitar mereka baik secara langsung maupun
Tabel 1.1. Literasi Pendekatan STEM secara online melalui teknologi internet; (2)
New Idea (ide baru): peserta didik menentukan
No STEM Keterangan hal unik atau baru dari fenomena yang diamati
1 Sains Kemampuan individu melalui analisis dan keterampilan berfikir kritis;
(Science) mengidentifikasi (3) Innovation (inovasi): peserta didik
permasalahan dan
menguraikan bagaimana ide baru dapat
informasi ilmiah,
kemudian diaplikasikan melalui kegiatan diskusi atau
mengaplikasikan kolaborasi; (4) Creativity (kreasi): peserta didik
dalam kehidupan melaksanakan hasil diskusi mengenai aplikasi
sehari-hari. dari ide baru; dan (5) Society (nilai): peserta
2 Teknologi Keterampilan didik menganalisis dan mengevaluasi nilai guna
(Technology) memanfaatkan, produk yang dikembangkan serta
mengembangkan, dan
mempresentasikan hasil pekerjaannya.
menganalisis berbagai
teknologi untuk
Pendapat lain dari Siew (2013),
mengasah pemikiran
peserta didik implementasi pendekatan STEM dalam
3 Teknik Kemampuan pembelajaran dapat diterapkan dalam tujuh
(Engineering) mengembangkan tahapan, yang dikenal dengan STEM-
teknologi dengan
144 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Engineering Design Process (STEM-EDP). berbicara, tetapi membutuhkan keterampilan


Tahapan dalam STEM-EDP memfokuskan berbahasa, pemahaman konteks kalimat, dan
pemikiran kritis peserta didik yang memicu kemampuan membaca pendengar
pada solusi pemecahan masalah yang kreatif (memastikan pendengar memahami inti dari
untuk membangun prototipe sebagai solusi dari pesan yang disampaikan) (Saifullah, 2020).
permasalahan yang ditemui (Gambar 1.1.
Tahapan STEM-EDP). c. Pembelajaran Berbasis Pendekatan STEM
untuk Mengembangkan Keterampilan 4C
Berdasarkan dua belas artikel yang
dikaji, pembelajaran dengan pendekatan STEM
dapat diterapkan untuk mengembangkan
keterampilan 4C. Peserta didik dibiasakan
berhadapan dengan permasalahan yang dalam
kehidupan dan mengkaitkannya dengan
keempat disiplin ilmu dalam STEM, sehingga
memicu keterampilan berfikir kritis dalam diri
peserta didik. Keterampilan berfikir kritis juga
diterapkan melalui soal evaluasi yang mengacu
C4, C5, dan C6 dalam Taksonomi Bloom.
Setelah ditemukan akar permasalahan
dan kaitannya dengan aspek dalam STEM,
Gambar 1.1. Tahapan STEM-EDP peserta didik menyiapkan lebih dari satu sketsa
solusi atas permasalahan dan memilih solusi
b. Keterampilan 4C terbaik. Hal ini dilakukan dalam kelompok atau
Pendekatan STEM diagagas dapat group untuk membiasakan peserta didik
menyiapkan individu dengan keterampilan 4C berkolaborasi atau bekerja sama dengan orang
untuk menantang era Revolusi Industri 4.0 lain. Ide/solusi terbaik kemudian dirancang dan
bahkan Smart Society 5.0. Salah satu dikembangkan menjadi sebuah prototipe, entah
keterampilan 4C adalah critical thinking atau itu alat, poster, video, dan sebagainya dengan
berfikir kritis yang mana berkaitan erat dengan memperhatikan aspek STEM. Dalam hal ini,
kemampuan pemecahan masalah. Apabila
dibutuhkan kreativitas dari peserta didik agar
seseorang berkemampuan baik dalam
ide/solusi dapat terealisasi. Peserta didik
pemecahan masalah, itu menandakan bahwa
bertanggungjawab untuk menguji fungsi dan
dirinya terbiasa berfikir kritis dalam
manfaat dari pengembangan prototipe, serta
mengeksplorasi alternatif solusi. Adapun
mengkomunikasikan solusi tersebut kepada
aktivitas pemecahan masalah menjadi pemicu
orang lain.
dan dapat melatih perkembangan potensi
berfikir kritis dari seseorang (Cahyono, 2015). Pembelajaran yang dikemas dengan
Kemudian creativity atau berfikir kreatif, yaitu STEM dapat memberikan pengalaman bagi
keterampilan individu yang dapat berfikir tanpa peserta didik untuk mengasah kemampuan
dibatasi aturan dan terbiasa melihat masalah multirepresentasi, motorik, dan muatan
dengan lebih dari satu sudut pandang demi karakter meliputi religius, disiplin, rasa ingin
mencari solusi. Keterampilan berikutnya adalah tahu, serta peduli sosial.
collaboration atau berkolaborasi atau bekerja
sama. Keterampilan ini menekankan individu PENUTUP
untuk menemukan solusi terbaik atas suatu
masalah dan dapat diterima semua anggota Berdasarkan paparan tersebut,
kelompok. Keterampilan 4C terakhir yaitu pembelajaran berbasis STEM (Science,
communication atau berkomunikasi, yaitu Technology, Engineering, and Mathematisc)
keterampilan dalam menyampaikan gagasan dapat diterapkan untuk mengembangkan
secara cepat, jelas, dan efektif. Dalam keterampilan 4C (critical thinking, creativity,
berkomunikasi, individu tidak hanya asal collaboration, and communication).
Pembelajaran Berbasis Pendekatan STEM untuk Mengembangkan Keterampilan 4C 145
Luthfi Rafifah

Keterampilan 4C diperlukan individu untuk https://www.detik.com/edu/sekolah/d-


menantang era Revolusi Industri 4.0 yang 5837185/kurikulum-baru-terbit-2022-intip-
perjalanan-kurikulum-indonesia-dari-1947
kemudian berubah menjadi era Smart Society
Hardani dkk. (2020). Metode Penelitian Kualitatif &
5.0. Selain itu, kemampuan multirepresentasi,
Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Ilmu Group
motorik, dan muatan karakter dapat Yogyakarta.
ditanamkan pula kepada peserta didik. Indarwati dkk. (2021). Implementasi Pendekatan
Pengembangan perangkat pembelajaran, STEM pada Mata Pelajaran Komputer dan
bahan ajar, dan media pembelajaran dengan Jaringan Dasar untuk Meningkatkan Hasil
pendekatan STEM diperlukan sebagai variasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Baras Mamuju
Utara. Jurnal MediaTIK: Jurnal Media
pembelajaran demi mengembangkan
Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer,
keterampilan 4C bagi peserta didik. 23 - 29.
Kapila, V. & Iskander, M. (2014). Lessons Learned
from Conducting a K-12 Project to Revitalize
REFERENCES Achievement by Using Instrumentation in
Science Education. Journal of STEM
Alifa, D. M. dkk. (2018). Penerapan Metode STEM Education, 15 (1), 46 - 51.
(Science, Technology, Engineering, Kirana, S. A. dkk. (2022). Pengembangan Modul
Mathematic) Berbasis Proyek untuk Elektronik dengan Pendekatan STEM pada
Meningkatkan Kreativitas Siswa SMA Kelas Materi Vektor dan Kinematika Gerak Lurus
XI pada Materi Gas Ideal. Seminar Nasional Fisika SMA. Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Sains (SNPS) (hal. 88 - 109). Fisika SNF2022, 10 (hal. 57 - 62). Jakarta:
Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Universitas Negeri Jakarta.
Ansar, M. A. dkk. (2020). Pengembangan Perangkat Maulana. (2020). Penerapan Model Project Based
Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Science, Learning Berbasis STEM pada Pembelajaran
Technology, Engineering, and Mathematic Fisika Siapkan Kemandirian Belajar Siswa.
(STEM) Berbantuan Android pada Materi Jurnal TEKNODIK, 24 (1), 37 - 48.
Listrik Dinamis. Jurnal Riset Pendidikan Mulyana, K. M. dkk. (2018). Implementasi
MIPA, 4 (1), 1 - 11. Pendekatan Science, Technology,
Azwar, S. (1998). Metode Penelitian. Yogyakarta: Engineering, and Mathematics (STEM) untuk
Pustaka Pelajar. Menumbuhkan Skill Multireprentasi Siswa
Bybee, R. W. (2013). The Case for STEM Education: SMA pada Materi Hukum Newton tentang
Challenges and Opportunities. Arlington, Gerak. Jurnal Pendidikan Fisika, 7 (2), 69 -
Virginia: NSTA Press. 75.
Cahyono, B. (2015). Korelasi Pemecahan Masalah Mulyani, T. (2019). Pendekatan Pembelajaran
dan Indikator Berfikir Kritis. Phenomenon: STEM untuk Menghadapi Revolusi Industri
Jurnal Pendidikan MIPA, 5 (1), 15 - 24. 4.0. Seminar Nasional Pascasarjana, 453 -
Chania, D. M. P. dkk. (2020). Pengembangan Bahan 460.
Ajar Fisika melalui Pendekatan STEM Muyassarah, A. dkk. (2019). Pengaruh
Berorientasi HOTS pada Materi Usaha dan Pembelajaran Fisika Berbasis STEM
Energi. Jurnal Kumparan Fisika, 3 (2), 109 - terhadap Kemampuan Motorik Siswa.
120. Prosiding Seminar Nasional Fisika dan
Dewi, M. dkk. (2018). Penerapan Pembelajaran Aplikasinya (SNFA) (hal. 1 - 6). Surakarta:
Fisika Menggunaan Pendekatan STEM untuk Universitas Sebelas Maret.
Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Novrizaldi. (2021, Desember 3). Pendidikan
Masalah Siswa pada Materi Listrik Dinamis. Berperan Penting dalam Menyongsong
Prosiding Seminar Nasional Quantum (hal. Smart Society 5.0. Diambil kembali dari
381 - 385). Bandung: Universitas Pendidikan KEMENKO PMK:
Indonesia. https://www.kemenkopmk.go.id/pendidikan-
Gonzales, H.B. & Kuenzi, J. J. (2012). Science, berperan-penting-dalam menyongsong-
Technology, Engineering, and Mathematics smart-society-50
(STEM) Education: A Primer. Congressional Permanasari, A. (2016). STEM Education: Inovasi
Research Service, 120 (8), 76 - 90. dalam Pembelajaran Sains. Seminar
Harbani, R. I. (2021, Desember 2). Kurikulum Baru Nasional Pendidikan Sains, 23 - 34 .
Terbit 2022, Intip Perjalanan Kurikulum Pratama, R. E., & Mulyati, S. (2020). Pembelajaran
Indonesia dari 1947. Diambil kembali dari Daring dan Luring pada Masa Pandemi
detikedu: Covid-19. Jurnal Gagasan Pendidikan, 1 (2),
146 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

49 - 59.
Republik Indonesia. (2021). Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia.
Riyanto, dkk. (2021). Model STEM (Science,
Technology, Engineering, and Mathematics)
dalam Pendidikan. Bandung: Penerbit Widina
Bhakti Persada Bandung.
Saifullah. (2020, November 19). Pentingnya Konsep
4C dalam Pembelajaran Abad 21. Diambil
kembali dari Balai Pengembangan
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat Provinsi Aceh:
https://pauddikmasaceh.kemdikbud.go.id/ind
ex.php/hidden-artikel/38-pentingnya-konsep-
4c-dalam-pembelajaran-abad-21
Siew, M. N. dkk. (2016). Integrating STEM in an
Engineering Design Process: The Learning
Experience of Rural Secondary School
Students in an Outreach Challenge Program.
Journal of Baltic Science Education, 15 (4),
477 - 493.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan:
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Syahiddah, D. S. dkk. (2021). Pengembangan E-
Modul Fisika Berbasis STEM (Science,
Technology, Engineering, and Mathematics)
pada Materi Bunyi di SMA/MA. Jurnal Literasi
Pendidikan Fisika, 2 (1), 1 - 8.
Syukri, M. dkk. (2013). Pendidikan STEM dalam
Enterpreneurial Science Thinking "ESciT":
Satu Perkongsian Pengalaman dari UKM
untuk Aceh. Aceh Development International
Conference (hal. 105 - 112). Kuala Lumpur:
University of Malaya.
Tafonao, T. (2018). Peranan Media Pembelajaran
dalam Meningkatkan Minat Belajar
Mahasiswa. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2
(2), 103 - 114.
Waluyo, R. (2020). Pengembangan Bahan Ajar
Fisika Berbasis STEM (Science,
Technology, Engineering, and
Mathematics) Terintegrasi Keterampilan
Abad 21 dan Muatan Karakter. Semarang:
Program Sarjana Universitas Negeri
Semarang.
Wibowo, I. G. (2018). Peningkatan Keterampilan
Ilmiah Peserta Didik dalam Pembelajaran
Fisika melalui Penerapan Pendekatan
STEM dan E-Learning. Journal of
Education Action Research, 2 (4), 315 -
321.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PERKEMBANGAN ANAK-ANAK SELAMA MASA DI SEKOLAH


DASAR

Maria Nanda Sitohang


Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen Wamena (STKIP KW)
* E-mail: mariaoktaviasitohang@gmail.com

Abstrak
Pendidikan merupakan pengaruh yang diberikan orang dewasa terhadap orang yang belum dewasa dan orang,
dalam hal ini adalah pendidikan yang diberikan oleh guru terhadap anak dalam rangka membantu
perkembangannya. Karakteristik perkembangan anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada
pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan
masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak
perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal. Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu,
dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol
tubuh dan keseimbangannya. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan
kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan objek, berminat terhadap angka dan tulisan,
meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya
pemahaman terhadap ruang dan waktu.

Kata Kunci: Perkembangan, Karakter, Sekolah Dasar

Abstract
Education is the influence given by adults to people who are not yet adults and people, in this case is the education
given by teachers to children in order to help their development. Characteristics of the development of children
who are in the early grades of elementary school are children who are in the early age range. Early childhood is a
short period of child development but is a very important period for his life. Therefore, at this time all the potential
of the child needs to be encouraged so that it will develop optimally. Characteristics of the development of children
in grades one, two and three elementary school are usually physical growth has reached maturity, they have been
able to control the body and balance. For the development of intelligence, early grade elementary school children
are shown by their ability to serialize, classify objects, have an interest in numbers and writing, increase
vocabulary, enjoy speaking, understand cause and effect and develop an understanding of space and time.

Keywords:Development, Character, Primary School.

dalam kemampuan dan minat. Tingkat


PENDAHULUAN kemampuan, perkembangan, dan gaya belajar
yang berbeda sudah harus diperkirakan,
Peserta didik bukanlah orang dewasa. diterima dan digunakan untuk merancang
Anak-anak akan berpikir dengan berbeda, kurikulum.
anak-anak melihat dunia ini dengan berbeda,
dan mereka hidup dengan prinsip-prinsip moral Anak-anak diharapkan untuk maju
dan etika yang berbeda dari orang dewasa. dengan keceptan mereka sendiri dalam
(Robert E. Slavin, 2008, h. 40). Masing-masing mempelajari kemampuan-kemampuan yang
anak dipandang sebagai orang yang unik penting, termasuk kemampuan menulis,
dengan pola waktu pertumbuhan masing- membaca, mengeja, matematika, ilmu-ilmu
masing. Dalam proses pendidikan kurikulum sosial, ilmu pengetahuan alam, seni, musik,
dan pengajaran idealnya harus tanggap dari kesehatan, dan kegiatan fisik. Mereka harus
perbedaan yang dimiliki setiap anak, baik berkembang sesuai dengan kecerdasan yang
148 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

mereka miliki. Meskipun alam telah sebenarnya sangat berguna demi kelancaran
memberikan peluang yang besar dalam proses proses pembelajaran. Dengan kurang
perkembangan manusia, akan tetapi peluang fahamnya pendidik dengan pola pertumbuhan
itu akan banyak tergantung pada apa yang maupun perkembangan peserta didiknya maka
dipelajarinya. Dengan belajar itulah manusia akan terjadi beberapa hambatan dalam proses
dapat menyelesaikan berbagai masalah pembelajaran seperti : kurang difahaminya
kehidupannya. materi yang disampaikan pendidik.
Karakteristik perkembangan anak yang berada
Di samping itu, masyarakat makin lama di kelas awal SD adalah anak yang berada
makin maju sejalan dengan perkembangan pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini
ilmu pengetahuan dan teknologi, maka merupakan masa perkembangan anak yang
manusia ditantang untuk terus menerus belajar pendek tetapi merupakan masa yang sangat
dalam menyesuaikan diri dengan perubahan penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu,
dan tantangan yang terjadi. Keberhasilan pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki
dalam proses pembelajaran akan membawa anak perlu didorong sehingga akan
kepada keadaan kebahagian hidup, dan berkembang secara optimal. Karakteristik
sebaliknya proses pembelajaran yang tidak perkembangan anak pada kelas satu, dua dan
efektif akan berpengaruh pada proses tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah
perkembangan. mencapai kematangan, mereka telah mampu
mengontrol tubuh dan keseimbangannya.
PEMBAHASAN Untuk perkembangan kecerdasannya anak
usia kelas awal SD ditunjukkan dengan
Kesempatan yang begitu besar
kemampuannya dalam melakukan seriasi,
terbentang bagi setiap manusia berproses
mengelompokkan obyek, berminat terhadap
untuk mengisi hidup dan kehidupannya,
angka dan tulisan, meningkatnya
menyesuaikan diri sesuai dengan tuntutan
perbendaharaan kata, senang berbicara,
lingkungan dan zaman. Periode usia antara 6-
memahami sebab akibat dan berkembangnya
12 tahun merupakan masa peralihan dari pra-
pemahaman terhadap ruang dan waktu. Anak
sekolah ke masa Sekolah Dasar (SD). Masa ini
usia SD (6-12 tahun) disebut sebagai masa
juga dikenal dengan masa peralihan dari
anak-anak (midle childhood). Pada masa inilah
kanak-kanak awal ke masa kanak-kanak akhir
disebut sebagai usia matang bagi anak-anak
sampai menjelang masa pra-pubertas. Pada
untuk belajar. Hal ini dikarenakan anak-anak
umumnya setelah mencapai usia 6 tahun
menginginkan untuk menguasai kecakapan-
perkembangan jasmani dan rohani anak telah
kecakapan baru yang diberikan oleh guru di
semakin sempurna (Suara Muhammadiyah,
sekolah, bahwa salah satu tanda permulaan
Vol. 89 2004, h. 17).
periode bersekolah ini ialah sikap anak
Pertumbuhan fisik berkembang pesat terhadap keluarga tidak lagi egosentris
dan kondisi kesehatannyapun semakin baik, melainkan objektif dan empiris terhadap dunia
artinya anak menjadi lebih tahan terhadap luar.
berbagai situasi yang dapat menyebabkan
Jadi dapat disimpulkan bahwa telah ada
terganggunya kesehatan mereka. Dengan kita
sikap intelektualitas sehingga mas ini disebut
mengetahui tugas perkembangan anak sesuai
periode intelektual. Hal ini sejalan dengan
dengan usianya maka sebagai orangtua
pendapat bahwa masa usia sekolah ini sering
maupun guru dapat memenuhi kebutuhan apa
disebut sebagai masa intelektual atau masa
yang diperlukan dalam setiap
keserasian sekolah (Lara Fridani, 2009 h. 26).
perkembangannya agar tidak terjadi
Pada masa ini secara relatif anak-anak mudah
penyimpangan perilaku. Karakteristik
untuk di didik daripada masa sebelumnya dan
Perkembangan Anak-Anak Usia Sekolah Dasar
sesudahnya. Memahami tentang murid berarti
Dewasa ini banyak para pendidik yang kurang
memahami gejala atau kondisi yang dimiliki.
perhatian dalammempelajari pola pertumbuhan
Untuk mengetahui karakteristik gerak siswa
maupun perkembangan peserta didik yang
SD, terlebih dahulu perlu untuk memahami
Perkembangan Anak-Anak Selama Masa Di Sekolah Dasar 149
Maria Nanda Sitohang

tingkat perkembangan siswa SD menurut e. Aktif bersemangat terhadap bunyi-


tingkat usianya. bunyian yang teratur
2. Karakteristik kecerdasan
Secara umum sifat siswa SD antara lain:
a. Kurangnya kemampuan pemusatan
1. Belajar membentuk sikap yang sehat
perhatian
terhadap dirinya sendiri sebagai mahluk
b. Kemauan berpikir sangat terbatas
biolgis, belajar bergaul dengan teman
c. Kegemaran untuk mengulangi
sebaya
macam-macam kegiatan
2. Belajar memainkan peranan sesuai
3. Karakteristik sosial
dengan jenis kelaminnya
a. Hasrat besar terhadap hal-hal yang
3. Belajar keterampilan dasar dalam
bersifat drama
membaca, menulis dan berhitung
b. Berkhayal dan suka meniru. Gemar
4. Belajar mengembangkan konsep sehari-
akan keadaan alam
hari
c. Senang akan cerita-cerita
5. Mengembangkan kata hati
d. Sifat pemberani
6. Belajar memperoleh kebebasan yang
e. Senang mendapat pujian
bersifat pribadi
7. Mengembangkan sifat positif. (Sudarwan
Danim, 2010, h. 84) Kegiatan gerak yang dilakukan (1)
8. Mempunyai sifat patuh terhadap aturan. Menirukan.Anak-anak SD pada tingkat rendah,
9. Kecenderungan untuk memuji diri sendiri. dalam bermain senang menirukan sesuatu
10. Suka membandingkan diri dengan orang yang dilihatnya. Gerak-gerak apa yang dilihat di
lain. TV ataupun gerak-gerak yang secara langsung
11. Jika tidak dapat menyelesaikan tugas, dilakukan oleh orang lain, teman ataupun
maka tugas tersebut dianggap tidak binatang. (2) Manipulasi. Anak-anak kelas
penting. rendah secara spontan menampilkan gerak-
12. Realistis, dan rasa ingin tahu yang besar. gerak dari objek yang diamatinya. Tetapi dari
13. Kecenderungan melakukan kegiatan pengamatan objek tersebut anak menampilkan
kehidupan yang bersifat praktis dan nyata gerak yang disukainya. b. Masa kelas tinggi
SD, kira-kira umur 9 tahun atau 10 tahun - umur
(Depdikbud, 1978)
12 tahun atau 13 tahun. Sedangkan
14. Menjelang akhir masa ini telah ada minat
karakteristik anak SD pada tingkat tinggi
kepada hal-hal yang khusus pada mata
memiliki sedikit persamaan dengan kelas
pelajaran, bakat dan minat
rendah. Karakteristik kelas tinggi yang
15. gemar membentuk kelompok teman
dimaksud antara lain: 1) Karakteristik umum a)
sebaya untuk bermain bersama.
Waktu reaksinya cepat b) Koordinasi otot
(Mohammad Surya, 2013, h. 30 ) sempurna c) Gemar bergerak dan bermain 2)
Pada jenjang pendidikan SD dapat Karakteristik kecerdasan a) Mempunyai
diperinci menjadi dua fase, yaitu: kemampuan pemusatan perhatian b)
a. Masa kelas rendah SD, kira-kira umur 6 Kemampuan berpikir lebih banyak 3)
tahun atau 7 tahun - umur 9 tahun atau 10 Karakteristik sosial a) Tidak suka pada hal-hal
tahun. Secara khusus karakteristik siswa yang bersifat drama b) Gemar pada lingkungan
SD kelas rendah (kelas 1, kelas 2, dan sosial c) Senang pada cerita-cerita lingkungan
kelas 3) adalah sebagai berikut: sosial d) Sifat pemberani tetapi masih
1. Karakteristik umum menggunakan logika 4) Kegiatan gerak yang
a. Waktu reaksinya lambat dilakukan a) Anak memiliki kemamouan dalam
b. Koordinasi otot tidak sempurna menampilkan suatu kegiatan yang lebih tinggi.
c. Suka berkelahi Jadi mempunyai kemampuan untuk
d. Gemar bergerak, bermain, mengekspresikan dari kegiatan yang dilakukan.
memanjat b) Artikulasi (articulation). (H. Sunarto, 1995)
150 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Tugas-tugas perkembangan selama masa mulai dengan pertumbuhan pesat lengan dan
sekolah dasar Anak-anak yang memasuki kaki. Pada saat ini tidak ada perubahan yang
kelas satu sekolah dasar berada dalam periode menyertainya dalam ukuran bagian badan.
transisi dari pertumbuhan pesat masa anak- Hasilnya ialah penampilan yang kurus atau
anak awal ke fase perkembangan yang lebih yang seluruhnya terdiri atas lengan dan kaki.
bertahap. Karena pertumbuhan tulang ini terjadi sebelum
perkembangan otot dan tulang rawan terkait,
Perubahan dalam perkembangan mental anak-anak pada tahap pertumbuhan ini untuk
maupun sosial menjadi ciri khas masa-asa sementara kehilangan beberapa koordinasi
sekolah awal. Beberapa tahun kemudian, ketik dan kekuatan tubuh.
anak-anak mnecapai kelas sekolah dasar yang
lebih tinggi, mereka mendekati akhir masa Pada awal kelas lima, hampir semua
anak-anak dan memasuki masa pra-remaja. anak perempuan memulai dorongan
Keberhasilan anak-anak di sekolah khususnya pertumbuhan mereka. Selain itu, pertumbuhan
berperan penting selama masa-masa sekolah. otot dan tulang rawan anggota tubuh mulai
Awal, karena pada saat sekolah dasarlah terjadi dalam diri wanita mengalami
mereka terutama mendefinisikan diri sebagai kedewasaan lebih awal, dan mereka
siswa (Carnegie Corporation of New York, mendapatkan kembali kekuatan dan koordinasi
1996). mereka. Pada akhir kelas lima, anak
perempuan biasanya akan lebih tinggi, lebih
Ketika anak-anak melewati kelas-kelas berat dan lebih kuat daripada anak laki-laki.
sekolah dasar, perkembangan fisik mereka Pria berada 12 hingga 18 bulan di belakang
mengalami perlambatan kalau dibandingkan wanita dalam pertumbuhan, sehingga bahkan
dengan masa anak-anak lebih awal. Anak-anak anak laki-laki yang mengalami kedewasaan
berubah relatif sedikit dalam ukuran tubuh awal tidak memulai dorongan pertumbuhan
selama masa-masa sekolah dasar. Untuk mereka hingga usia 11 tahun. Karena itu, pada
menggambarkan anak khas pada masa-masa awal kelas enam, kebanyakan anak
sekolah dasar, kita harus menggambarkan perempuan akan mendekati puncak dorongan
seorang anak dalam kondisi fisik yang baik. pertumbuhan mereka, dan semua anak laki-laki
Anak perempuan sedikit lebih pendek dan lebih yang mengalami kedewasaan awal akan
ringan daripada anak laki-laki hingga sekitar melanjutkan pertumbuhan lambat dan tetap
usia 9 tahun, ketika tinggi dan bobot badan masa-masa anak-anak akhir. Anak perempuan
kirakira sama untuk laki-laki dan perempuan. biasanya akan memulai periode menstruasi
Perkembangan otot dikalahkan perkembangan mereka pada usia 13 tahun.
tulang dan kerangka. Hal ini dapat
menyebabkan penyakit yang umumnya dikenal Bagi anak laki-laki, akhir masa praremaja
sebagai growing pain (penyakit kaki anak-anak dan permulaan awal remaja diukur oleh
yang sedang mengalami pertumbuhan). Juga, ejakulasi pertama, yang terjadi antara usia 13
otototot yang sedang tumbuh membutuhkan dan 16 tahun. Tugas Perkembangan Anak Usia
banyak olahraga, dan kebutuhan ini mungkin Sekolah Dasar Periode usia antara 6-12 tahun
saja mempunyai andil bagi ketidakmampuan merupakan masa peralihan dari pra-sekolah ke
anak sekolah dasar berdiam dengan tenang masa Sekolah Dasar (SD). Makin tinggi kelas
dalam waktu lama. anak (usia) makin jelas ciri khas permainan
mereka. Implikasinya tyerhadapa sekolah
Pada saat anak-anak memasuki sekolah adalah bahwa sekolah berkewajiban untuk
dasar, mereka telah mengembangkan banyak membantu anak untuk mencapai tugas
kemampuan motorik dasar yang mereka perkembangan ini secara optimal. Untuk itu ada
butuhkan untuk keseimbangan, berlari, beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
melompat, dan melempar. Selama bagian pendidik untuk mengoptimalkan pencapaian
terakhir kelas empat, banyak anak perempuan tugas. a. Merencanakan dengan serius
memulai dorongan pertumbuhan utama yang pemberian kesempatan-kesempatan kepada
akan berhenti hingga masa puber. Dorongan ini anak untuk melakukan aktivitas-aktivitas fisik
Perkembangan Anak-Anak Selama Masa Di Sekolah Dasar 151
Maria Nanda Sitohang

atau bermain. b. Dalam belajar membatasi PENUTUP


gerakan-gerakan anak secara ketat tidaklah
pantas dibandingkan tuntutan tugas KESIMPULAN
perkembangan mereka. c. Usaha yang Pendidikan merupakan pengaruh yang
terencana dan serius dalam menanggulangi diberikan orang dewasa terhadap orang yang
gangguan perkembangan fisik anak. Sangat belum dewasa, dalam hal ini adalah pendidikan
diharapkan dari sekolah anak-anak yang sakit yang diberikan oleh guru terhadap anak dalam
harus diobati atas prakarsa sekolah. Perlu rangka membantu perkembangannya. Oleh
disadari betul oleh sekolah, bahwa anak yang sebab itu, pendidikan harus diberikan kepada
sakit fisik sangat terganggu perkembangan anak. Sebagaimana yang telah dibicarakan
mentalnya, yaitu anak menjadi pemurung, sebelumnya bahwa anak tanpa bantuan dari
rendah diri dan kegairahan belajarnya orang lain atau guru tidak akan bisa
berkurang, bahkan dapat hilang sama sekali. 2. berkembang atau menjadi dewasa sendiri.
Membina sikap hidup yang sehat terhadap diri Oleh sebab itu, keberadaan orang tua atau
sendiri, sebagai individu yang sedang guru di sekolah dalam perkembangan anak
berkembang. Anak hendaknya mampu sangat menentukan. Orang tua harus dapat
mengembangkan kebiasaan untuk hidup sehat melayani tugas perkembangan anak dengan
dan melakukan berbagai kebiasaan untuk sebaik-baiknya. Misalnya menanamkan
memelihara keselamatan, kesehatan dan kebiasaan untuk bangun pagi, shalat, makan
kebersihan diri sendiri. Anak telah tahu bahaya pada waktunya, kebiasaan belajar, bermain,
dan penderitaan yang dialami, apabila ia istirahat dan lain-lain. Sebagai orang tua perlu
bertingkah laku yang membahayakan memberikan aturan-aturan yang sesuai dengan
kesehatan dirinya sendiri. 3. Belajar bergaul norma dan adat istiadat yang berlaku untuk
dengan teman sebaya Anak hendaknya masing-masing lingkungan. Demikan juga guru
mampu membina keakraban dengan orang lain di sekolah yaitu dengan menanamkan hidup
diluar lingkunagn keluarga. bersih dan teratur, menciptakan lingkungan
yang menunjang, kebiasaan dan disiplin yang
Anak mampu menguasai pola pergaulan tinggi, memberikan tanggung jawab terhadap
yang penuh kasih sayang, keramahan dan semua anak, membina kerjasam yang baik,
memehami perasaan orang lain, khusunya tenggang rasa, peercaya diri melalui mdel-
teman sebaya, sifat suka menolong, model dan lain-lain. Kepada anak diberikan
bertenggang rasa, dan jujur perlu dipelajari fasilitas dan kesempatan yang cukup dalam
anak. 4. Mulai mengembangkan peran sesuai memberdayakan alat-alat yang ada di sekolah,
dengan jenis kelamin secara tepat Pada usia 9 di bawah pengawasan dan bimbingan guru.
dan 10 tahun anak mulai menyadari peranna Guru harus dapat membina kerjasama yang
sesuai dengan jenis kelaminnya. Annak wanita baik dengan orang tua siswa, masyarakat dan
menampilkan tingkah lakunya sesuai dengan semua orang-orang yang terlibat dalam
yang diharapkan masyarakat sebagai wanita, kelancaran proses pendidkan di sekolah. Baik
demikian juga dengan anak pria. 5. orang tua maupun guru dalam melayani
Mengembangkan keterampilan dasar untuk perkembangan tersebut janganlah bersikap
membaca, menulis dan berhitung Karena otoriter, karena tipe yang demikian akan
perkembangan intelektual dan biologis sudah menghambat tugas perkembangan anak.
matang untuk bersekolah, maka anak telah Setiap kegiatan anak dapat diajak untuk
mampu belajar di sekolah. bekerjasama dan bermusyawarah. Dengan
sikap demikian sangat menentukan
Anak dapat belajar membaca, menulis keberhasilan anak.
dan berhitung, karena kemampuan berfikirnya
yang memungkinkan memahami konsep-
konsep dan simbol-simbol. 6. Mengembangkan
konsep-konsep yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari.
152 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

REFERENCES

Danim, Sudarwan, dan H. Khairil, Psikologi


Pendidikan dalam Perspektif Baru,
(Bandung, Alfabeta, 2010)
Santrock, John W., Child Development Eleventh
Edition, alih bahasa Mila Rachmawati dan
Anna Kuswanti dengan judul Perkembangan
Anak, (Jakarta, Erlangga, 2002)
Slavin, Robert E., Educational Psycology : Theory
and Practice, diterjemahkan oleh : Marianto
Samosir dengan judul : Psikologi Pendidikan
: Teori dan Praktik, (Jakarta, PT. Indeks,
2008).
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS MEDIA KATALOG DIGITAL


DALAM MENINGKATKAN KESADARAN SEJARAH SISWA

Nanik Zubaidah1*, Akhmad Arif Musadad2, Sudiyanto3,


1,2,3
Universitas Sebelas Maret Surakarta
* E-mail: Nanikzubaidah02@gmail.com

Abstrak

Pembelajaran sejarah merupakan bidang ilmu yang bertujuan untuk membangun kesadaran siswa mengenai
pentingnya waktu dan tempat sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa depan. Kesadaran siswa
akan sejarah menunjukkan dirinya bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air
yang dapat diimplementasikan dalam berbagai kehidupan baik nasional maupun internasional. Artikel ini bertujuan
untu membahas pembelajaran sejarah berbasis media katalog digital yang begitu penting dalam proses belajar
mengajar untuk mempermudah siswa dalam memahami pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran sejarah
dalam dirinya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action
research. Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa pembelajaran sejarah sangat penting bagi siswa,
penggunaan media katalog dalam pembelajaran sejarah sangat membantu untuk mempermudah proses belajar
mengajar dan menolong siswa untuk mengetahui dan memehami serta menerapakan sikap sadar akan sejarah
dalam kehidupan sehari-hari.

Kata Kunci: Media Katalog Digital, Pembelajaran Sejarah, Sadar Sejarah Siswa.

Abstract

Historical learning is a field of science that aims to build student awareness about the importance of time and
place of a process from the past, present and future. Student awareness of history shows itself to be part of the
Indonesian nation that has a sense of pride and love of the homeland that can be implemented in various national
and international lives. This article aims to discuss historical learning based on digital catalog media that is so
important in the teaching and learning process to make it easier for students to understand learning to increase
historical awareness in themselves. The type of research used is classroom action research or classroom action
research. The results of this study suggest that historical learning is very important for students, the use of catalog
media in historical learning is very helpful to facilitate the teaching and learning process and help students to know
and understand and understand the attitude of history in everyday life.

Keywords: Digital Catalog Media, Historical Learning, Student History Awareness.

dimasa sekarang harus memperhatikan kondisi


PENDAHULUAN masyarakat yang ada disekitar siswa, dapat
mengkaji apa yang terjadi dan menerapkan apa
Pembelajaran sejarah pada dasarnya yang dipelajari dari materi pelajaran sejarah
menjadi wahana bagi siswa dalam penanaman dalam kehidupan sehari-hari (Setiadi, 2012).
nilai moral, semangat kebangsaan dan Selaras dengan ini, Jumardi dan Pradita
wawasan kepribadian bangsa yang kokoh, mengatakan dalam pelajaran sejarah terdapat
berorientasi kemasa depan dan sikap mandiri. nilai-nilai yang sangat khas dan
Hal ini melalui pemahaman substansi dan membedakannya dengan mata pelajaran lain.
model pembelajaran sejarah yang Nilai-nilai yang terkandung dalam mata
mengembangkan materi pengetahuan sejarah pelajaran sejarah dapat dikelompokkan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan pada menjadi nilai keilmuan, nilai informatif, nilai etis,
matapelajaran sejarah sesuai kurikulum. nilai budaya, nilai politik, nilai nasionalisme,
Menurut Sulaiman pembelajaran sejarah nilai internasional, dan nilai kerja (Pradita,
154 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Jumardi, & Mei, 2017). Hamid Hasan ada dalam diri siswa seperti semangat
menegaskan bahwa pembelajaran sejarah kebangsaan, nasionalisme, patriotisme atau
adalah pelajaran yang memiliki potensi besar cinta tanah air. Kesadaran sejarah dalam
untuk mengembangkan karakter siswa dalam konteks cinta tanah air, nasionalisme, dan
kehidupan sehari-hari (Hasan, 2012). Dengan patriotisme, dapat dirinci dalam beberapa hal
demikian, dapat dipahami bahwa pembelajaran seperti (a) di ruang kelas dipajang foto presiden
sejarah memiliki arti strategis dalam dan wakil presiden, foto pahlawan, lambang
pembentukan watak (karakter) siswa yang negara, dan peta Indonesia (b) meletakkan
bermartabat dan mejadi manusia Indonesia bendera di depan kelas, disiplin masuk kelas,
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah tepat waktu menyelesaikan tugas, Antusias dan
air. tidak mudah menyerah dalam mengerjakan
Dalam hal ini, pembelajaran sejarah tugas, mau bekerjasama dan terbuka
mempunyai peranan untuk membentu karakter menerima perbedaan, menggunakan bahasa
bangsa dan menanamkan nilai budaya bagi Indonesia yang baik dan benar ketika
siswa dengan tujuan untuk menanamkan mengemukakan pendapat.
semangat kebangsaan, cinta tanah air, bangsa Untuk meningkatkan kesadaran sejarah
dan Negara. Oleh sebab itu, Zahrora siswa melalui pembelajaran sejarah maka perlu
mengatakan materi dalam pembelajaran pendekatan yang tepat dalam proses belajar
sejarah harus mampu untuk mengembangkan mengajar. Dalam hal ini, media katalog digital
potensi siswa sehingga lebih mengenal nilai- merupakan pendekatan yang mempermudah
nilai bangsa yang diperjuangkan pada masa guru dan siswa dalam proses belajar belajar
lampau, dipertahankan, dan disesuaikan untuk mengajar. Yusufhin mengatakan katalog
masa yang kini dan dikembangkan dimasa merupakan daftar buku atau media lain dengan
yang akan dating. Bagi Zahora materi sejarah segenap keterangan kelengkapannya (data
juga harus dipaparkan mengenai berbagai bibliografisnya) dari buku atau media yang
peristiwa dan kejadian nyata yang telah terjadi didaftarnya ini. Sebagai alat bantu penelusuran
dimasa lampau, bukan hanya karangan fiktif informasi, katalog secara lengkap memuat
belaka, seperti kegigihan para pejuang seluruh keterangan tentang kondisi buku dan
melawan penjajah dalam mempertahankan media lain secara fisik sehingga isi yang
harga diri bangsa (Zahroa, Sumardib, & dibahas dalam buku atau media lain ini dapat
Marjono, 2017). Menurut Khotijah Andayan diketahui dengan jelas (Yusufhin & Fridinanti,
pembelajaran sejarah tidak semata-mata 2017). Artinya katalog dilengkapi dengan
berfungsi memberi pengetahuan sejarah keterangan judul buku, pengarang, edisi,
sebagai kumpulan informasi fakta sejarah, penerbit, tahun terbit, tempat terbit, penampilan
tetapi juga bertujuan menyadarkan siswa untuk fisik, bidang subjek, ciri-ciri khusus, dan tempat
membangkitkan kesadaran kesejarahannya buku atau bahan ini disimpan. Senada dengan
(Andayan & Khotijah, 2018). Artinya sejarah ini, Mastutik mengatakan katalog adalah
tidak boleh hanya dipahami sebagai sarana metode penyusunan item (berisi informasi atau
transfer of knowledge melainkan sekaligus keterangan tertentu) dilakuka secara
sebagai media penyadaran sejarah. Senada sistemmatik baik menurut abjad maupun urutan
dengan ini, Sulhan mengatakan kesadaran yang lain (Nur, 2014). Noorbella mengatakan
sejarah pada siswa dapat dilihat dari aspek katalog adalah untuk memungkinkan
kecintaan terhadap tanah air atau sikap seseorang menemukan suatu dokumen dan
nasionalisme dan patriotisme mencerminkan untuk membantu pemilihan dokumen, benda
kesadaran sejarah (Sulhan, 2014). Artinya atau barang mengenai edisi tertentu dan jenis
konsep-konsep kesadaran sejarah tersebut tertentu (Noorbella & Putri, 2018). Dengan
diperhadapkan pada siswa, maka niscaya demikian, dapat dipahami katalog berfungsi
siswa secara verbal menyatakan bahwa sebagai sarana untuk menemukan kembali
mereka memiliki rasa cinta tanah air, informasi, yakni informasi yang tersimpan di
nasionalisme, dan patriotism. Dengan dalam koleksi suatu barang atau benda.
demikian, unsur-unsur kesadaran yang harus Dalam penelitian ini merujuk pada
Pembelajaran Sejarah Berbasis Media Katalog Digital Dalam Meningkatkan 155
Kesadaran Sejarah Siswa
Nanik Zubaidah1*, Akhmad Arif Musadad2, Sudiyanto3

beberapa penelitian yang relevan dengan sejarah dengan baik dan benar untuk
konsep dan permasalahan tersebut yaitu: (a) memahami dan sadar bahwa kesadaran
penelitian Dika Agustina dan Kian Amboro sejarah sangat penting bagi mereka sebagai
tentang pengembangan media pembelajaran generasi penerus bangsa.
berbasis katalog peninggalan sejarah lokal
untuk menguatkan pemahaman sejarah lokal
siswa di SMA Negeri 3 Menggala Tulang METODE PENELITIAN
Bawang. Penelitian ini menggunakan riset
Sugiono dan hasil penelitian menunjukkan Jenis penelitian yang digunakan adalah
bahwa tingkat pemahaman terhadap sejarah penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom
lokal dapat dikategorikan rendah (Agustina & action research. Menurut Parnawi Penelitian
Amboro, 2018). (b) penelitian Emy Yunita tindakan kelas adalah suatu kegiatan atau
Rahma Pratiwi tentang upaya meningkatkan tindakan pencermatan terhadap kegiatan
kesadaran sejarah nasional di era globalisasi. pembelajaran dengan sebuah tindakan yang
Penelitian ini menggunakan metode library riset sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
dan hasil penelitian menunjukkan kelas secara bersamaan (Parnawi, 2020).
pembelajaran sejarah harus menekankan pada Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
aspek kemampuan dan orientasi pembelajaran tindakan kelas dengan pendekatan kualitatif
sejarah pada orientasi masa depan (Pratiwi, deskriptif artinya prosedur penelitian yang
2018). (c) Herry Porda Nugroho Putro, model menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
pembelajaran sejarah untuk meningkatkan tertulis atau lisan tentang perilaku yang diamati
kesadaran sejarah melalui pendekatan inkuiri. dan dapat diterima oleh akal sehat. Menurut
Penelitian ini menggunakan -metode research Wiriaatmadja penelitian tindakan kelas
and development (R dan D) dan hasil penelitian termasuk dalam penelitian kualitatif meskipun
menunjukkan bahwa model inkuiri efektif untuk data yang dikumpulkan dapat bersifat
digunakan dalam pembelajaran untuk kuantitatif, serta uraian bersifat deskriptif dalam
meningkatkan kesadaran sejarah siswa (Putro, bentuk kata-kata (Rochiati, 2020). Oleh sebab
2012). Dalam hal ini, penelitian terdahulu itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji teks,
menekankan pada pembelajaran sejarah buku, dan jurnal ilmiah mengenai pembelajaran
berbasis katalog media katalog untuk sejarah, penggunaan media katalog digital dan
pengembangan sejarah siswa, pembelajaran kesadaran sejarah siswa. Sumber data yang
sejarah sebagai upaya meningkatkan digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
kesadaran sejarah nasional di era globalisasi hasil data-data penelitian terdahulu yang
dan pembelajaran sejarah untuk meningkatkan relevan dengan pembahasan ini. Pengumpulan
kesadaran sejarah melalui pendekatan inkuiri. data dalam penilitian secara pustaka,
Sedangkan penelitian ini menekankan pada membaca, membandingkan literatur-literatur
pembelajaran sejarah berbasis media katalog lalu di olah dan menghasilkan kesimpulan. Data
digital untuk meningkatkan kesadaran sejarah yang digunakan dalam penelitian ini adalah
siswa. data sekunder yang diperoleh dari buku-buku,
Penelitian ini bertujuan untuk jurnal ilmiah, serta artikel ilmiah lainnya yang
memberikan pemahaman kepada masyarakat berkaitan dengan konsep dalam kajian ini.
pada umumnya bahwa kesadaran sejarah Penelitian ini merupakan analisis kebutuhan
merupakan hal yang sangat penting, untuk yang nantinya digunakan sebagai acuan dalam
memberikan pemahaman kepada guru-guru pembelajaran sejarah di sekolah dengan
yang mengajar sejarah bahwa merekalah yang menggunakan media katalog digital untuk
memiliki peran penting dalam mengajarkan meningkatkan kesadaran sejarah siswa.
sejarah dengan memberikan pemahaman yang
membuat siswa sadar sejarah, untuk
memberikan pemahaman dan kesadaran
kepada siswa bahwa mereka harus belajar
156 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

HASIL DAN PEMBAHASAN bangsa Indonesia melalui sejarah yang


panjang dan masih berproses hingga masa kini
Problematika Kesadaran Sejarah dan masa yang akan datang. Dalam hal ini,
Permasalahan dalam pembelajaran dapat dipahami bahwa pembelajaran sejarah
sejarah sekolah yang dilakukan di sekolah akan membuat siswa mengambil nilai-nilai dari
terlihat adanya kecenderungan transfer kehidupan masa lampau untuk direfleksikan
informasi dari guru ke siswa. Guru dalam pada kehidupan saat ini. Artinya pembelajaran
mengajar sejarah kurang memperhatikan sejarah harus mampu membuat siswa
ketrampilan intelektual dan peningkatan bijaksana dalam mengambil sebuah
kesadaran sejarah siswa. Menurut Pratiwi keputusan. Menurut Umamah dkk.,
seharusnya pembelajaran sejarah di sekolah pembelajaran sejarah adalah pembelajaran
memiliki arti strategis dalam pembentukan yang mampu menumbuhkan kemampuan
watak dan peradaban bangsa yang siswa dalam mengambil konstruksi masa
bermartabat sebagai manusia Indonesia yang lampau menjadi topik pembelajaran sejarah
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah dengan mengaitkan pada kondisi sekarang
(Pratiwi, 2018). Namun pada kenyataan kurang (Umamah, Sumardi, & Wahyuni, 2017).
mengetahui dan menghargai sejarah Dengan demikian, dapat di pahami bahwa
bangsanya sendiri dan lebih cenderung pada pembelajaran sejarah dapat diajarkan kepada
hal-hal dari negara lain. Artinya bahwa siswa siswa sejak duduk di bangku Sekolah Dasar
melupakan bahwa sejarah dasar dari secara bertahap. Sejarah diajarkan lebih umum
terbinanya identitas nasional yang menjadi di Sekolah Dasar kemudian kemudian materi
salah satu modal utama dalam membangun sejarah diperdalam pada Sekolah Menengah
bangsa di masa kini maupun yang akan datang. Pertama dan Atas.
Permasalahan lain dalam pembelajaran Jumardi dan Silvi Mei Pradita
sejarah di sekolah guru lebih banyak mengatakan pembelajaran sejarah memiliki
menekankan hapalan dan menggunakan nilai-nilai yang sangat khas dan membedakan
metode ceramah sehingga membosankan dengan mata pelajaran lain. Nilai-nilai yang
siswa. Dalam hal ini, perlu diketahui bahwa terkandung dalam mata pelajaran sejarah
pembelajaran sejarah sebenarnya penuh dapat dikelompokan menjadi nilai keilmuan,
dengan muatan makna di balik peristiwa nilai informatif, nilai etis, nilai budaya, nilai
sejarah terdapat nilai-nilai dan ide-ide yang politik, nilai nasionalisme, nilai internasional,
berguna dalam memberikan solusi bagi siswa dan nilai kerja (Jumardi & Pradita, 2017).
dalam mempersiapkan diri untuk masa yang Artinya bahwa pembelajaran sejarah memiliki
akan datang. Oleh sebab itu Pratiwi arti strategis dalam pembentukan watak yang
mengatakan terjadi kekeliruan dalam bermartabat serta membentuk manusia
pembelajaran sejarah di sekolah yang sering di Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan
lakukan hanya sebatas hapalan mengenai cinta tanah air. Senada dengan ini, Hamit
tokoh-tokoh sejarah, peristiwa-peristiwa Hassan mengatakan pembentukan karakter
sejarah, waktu peristiwa dan kejadian-kejadian yang dinyatakan dalam Peraturan Mendiknas,
(Pratiwi, 2018). Dengan demikin, dapat pendidikan sejarah, baik sebagai bagian IPS
dipahami bahwa rendahnya kesadaran sejarah maupun sebagai mata pelajaran merupakan
siswa dipengaruhi dipengaruhi oleh kondisi dan salah satu mata pelajaran yang memiliki
perilakunya sendiri, dipengaruh oleh potensi besar dalam mengembangkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan karakter (Hassan, 2012). Dengan
teknologi, dan di pengaruhi oleh situasi dan demikian, Susanto mengatakan bahwa
kondisi lingkungan siswa. pendidikan sejarah merupakan penanaman
rasa waktu pada siswa sehingga tidak
Pembelajaran Sejarah di Sekolah kehilangan orientasi temporal (Heri, 2014).
Pembelajaran sejarah bertujuan untuk Artinya siswa mempelajari sejarah adalah
menumbuhkan pemahaman siswa terhadap diri mempelajari bagaimana menghargai waktu,
sendiri, masyarakat dan proses terbentuknya menghargai peristiwa-peristiwa yang telah
Pembelajaran Sejarah Berbasis Media Katalog Digital Dalam Meningkatkan 157
Kesadaran Sejarah Siswa
Nanik Zubaidah1*, Akhmad Arif Musadad2, Sudiyanto3

terjadi dan menjadikan sebagai pembelajaran tertentu dari benda atau barang yang didaftar.
untuk kehidupan mereka saat ini dan yang akan Katalog juga merupakan metode penyusunan
datang. aitem (berisi informasi atau keterangan
Dalam hal ini, pembelajaran sejarah di tertentu) yang dilakukan secara sistematik
sekolah harus berpatokan pada tujuan secara abjad dan lainnya (Nur, 2014). Katalog
pembelajaran sejarah sehingga tepat sasaran berperan sebagai penggali koleksi dan katalog
atau mencapai tujuan yang diharapkan. yang moderen sebagai alat yang dapat
Susanto menguraikan beberapa hal sebagai diandalkan untuk menyampaikan gagasan atau
tujuan dari pembelajaran sejarah nasional subyek yang dibahas dalam buku atau bacaan
yaitu: (a) membangkitkan, mengembangkan, lain. artinya bahwa seseorang yang belum
memelihara semangat kebangsaan, (b) memeriksa katalog, berarti belum manfaatkan
membangkitkan hasrat mewujudkan cita-cita koleksi secara efektif.
kebangsaan dalam segala lapangan, (c) Fatmasari mengatakan katalog media
membangkitkan hasrat mempelajari sejarah pembelajaran merupakan media yang
kebangsaan dan mempelajarinya sebagai menyerupai buku, di dalamnya terdapat
bagian dari sejarah dunia, (d) menyadarkan informasi mengenai materi yang disertai
siswa tentang cita-cita nasional (Pancasila dan dengan gambar-gambar sesuai dengan
Undang-Undang Pendidikan) dan perjuangan indikator pemahaman konsep dan dilengkapi
tersebut untuk mewujudkan cita-cita itu desain grafis dengan leyout yang menarik
sepanjang masa (Heri, 2014). Dengan (Fatmasari, SD, & Rahayu, 2017). Selaras
demikian, dapat dipahami bahwa pembelajaran dengan ini, menurut Nuhidayah dan Haryunita,
sejarah nasional yang di ajar kepada siswa di media pembelajaran berbasis katalog harus
sekolah untuk menanamkan nilai-nilai karakter dikembangkan sendiri oleh guru sesusi dengan
yang kuat, mampu mewujudkan cita-cita kebutuhan dan kondisi siswa di sekolah mulai
nasional, membangkitkan hasrat untu memiliki dari bahan ajar, materi, batasan-batasan,
kesadaran dan kepedulian terhadap sejarah, rancangan evaluasi yang sistematis dan
semangat kebangsaan terhadap tanah air, menarik untuk mencapai tujuan yang diharapan
bangsa dan negaranya. (Nurhidayah, 2020). Atinya dalam penerapan
pembelajaran sejarah berbasis katalog digital,
Penggunaan Media Katalog Digital dalam membutuhkan kreatifitas dan inovatif dari guru
Pembelajaran Sejarah itu sendiri yang mana guru merancang sesuai
Penggunaan media katalog digital dalam dengan situasi dan kebutuhan yang ada di
pembelajaran sejarah di sekolah sangat sekolah. Merujuk pada penelitian yang
membantu guru dalam proses belajar dilakukan oleh Widalismana tentang
mengajar. Dalam hal ini, media pembelajaran pengembangan media pembelajaran berbasis
berbasis katalog digital harus dikembangkan katalog, hasil penelitian menunjukkan bahwa
oleh guru sesuai dengan kebutuhan dan media pembelajaran berbasis katalog terjadi
kerakteristik siswa. Menurut Widalismana dan hasil peningkatan yang sangat baik
Sawiji penerapan media digital dalam (Widalismana et al., 2016). Dengan demikian,
pembelajaran sejarah berbasi katalog digital dapat dipahami bahwa penggunaan media
dapat mempermuda proses belajar mengajar katalog digital dalam pembelajaran sejarah
sehingga kegiatan pembelajaran lebih akan mendorong siswa untuk berpikir kritis,
terencana, baik, mandiri, dan dengan hasil aktif dalam belajar, dan meningkatkan
output yang jelas (Widalismana, Baedhowi, & pemahaman.
Sawaji, 2016). Artinya melalui pembelajaran
sejarah berbasis katalog digital maka dapat Pentingnya Kesadaran Sejarah Siswa
menfasilitasi siswa sehingga lebih tertarik untuk Pembelajaran bertujuan agar siswa
belajar sejarah dan meningkatkan kesadaran memiliki kemampuan dalam membangun
sejarahnya. Menurut Naposo katalog adalah kesadaran dirinya tentang pentingnya waktu
suatu daftar yang terurut berisi informasi dan tempat yang merupakan sebua proses dari
158 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

masa lampau, masa kini, dan masa depan tentu tidak akan pernah terlepas dari sejarah
dengan melatih daya kritis untuk memahami bangsa Indonesia itu sendiri. Artinya melalui
fakta sejarah secara benar. Eryana dkk., pemahaman sejarah yang baik pada siswa
mengatakan kesadaran sejarah merupakan maka akan muncul bentuk penyadaran dalam
sumber inspirasi dan aspirasi, keduanya sangat dirinya bahwa sejarah yang membentuk
potensian untuk membangkitkan sense of kehidupan di masa sekarang akan turut
peride (kebanggaan) dan sense of obligation menentukan kehidupan yang akan datang
(tanggung jawab dan kewajiban) (Eryana, (Firdaus, Purnomo, & Ahmad, 2018). Dalam hal
Suryani, & Pelu, 2016). Artinya apabila ini, kesadaran sejarah merupakan kesadaran
kesadaran sejarah siswa telah tumbuh di dalam akan adanya sejarah dan peristiwa. Kesadaran
dirinya maka dalam kehidupan sehari-hari akan sejarah siswa harus lebih dari sekedar
muncul dengan sendirinya sikap peduli mengetahui fakta-fakta sejarah dan kesadaran
lingkungan sekitar, menghargai dan sejarah harus dimulai dengan mengetahui
melestarikan kebudayaan yang dimilikinya dan fakta-fakta sejarah (Syahputra, Sariyatun, &
memberikan kontribusi untuk lingkungan Ardianto, 2020). Namun siswa yang
sekitar. mengatahui tentang faktas sejarah saja dan
Dalam hal ini, kesadaran sejarah siswa mengingat akan fakta-fakta tersebut belum
merupakan apresiasi dan penghargaan menjamin tertanamnya kesadaran dalam
terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti dirinya. Sebab kesadaran sejarah siswa tidak
peradaban bangsa indonesia di masa lampau. lain sikap mental, jiwa pemikiran yang dapat
Kesadaran sejarah juga dapat menumbuhkan membawa mereka untuk tetap berada pada
pemahaman siswa terhadap terbentuknya rotasi sejarah (Warto, 2017). Dengan demikian,
bangsa indonesia melalui terbentuknya bangsa dapat dipahami bahwa adanya kesadaran
Indonesia melalui sejarah yang panjang dan siswa, maka harus menjadi semakin arif dan
masih berproses hingga masa kini dan masa bijaksana dalam memaknai kehidupannya.
yang akan datang. Menurut Gafur
menumbuhkan kesadaran sejarah dalam diri PENUTUP
siswa sebagai bagian dari bangsa Indonesia
yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air KESIMPULAN
yang dapat diimplementasikan dalam berbagai Penggunaan media katalog dalam
bidang kehidupan baik nasional maupun pembelajaran sejarah dapat mempermuda
internasional (Gafur, 2012). proses belajar mengajar. Guru menggunakan
Untuk itu, dalam meningkatkas media katalog digital untuk mendesain materi
kesadaran sejarah siswa melalui pembelajaran pembelajaran sesuai denga situasi dan
sejarah dengan mengajak mereka berpikir kritis kebutuhan siswa. Dengan menerapkan
dan memetik manfaat dari belajar sejarah pembelajaran sejarah berbasis katalog maka
sehingga tumbuh dan berkembang kesadaran siswa akan terdorong untuk berpikir kritis, aktif,
sejarahnya. Hal ini tentu akan menuntut guru kreati dan mampu menjelaskan kembali apa
untuk menggunakan model pembelajaran yang yang dipelajari. Penerapan katalog digital yang
tepat dalam pembelajaran sejarah. Sulhan efektif akan membantu siswa dalam belajar
mengatakan kesadaran sejarah merupakan sejarah sehingga memiliki kesadaran sejarah.
kondisi kejiwaan yang menunjukkan tingkat Siswa yang sadar akan sejarah akan
penghayatan pada makna hakikat sejarah bagi menunjukkan sikap nasionalisme dalam
masa kini dan masa yang akan datang (Sulhan, kehidupan sehari-hari.
2014). Dengan demikian, kesadaran sejarah
mempunyai arti penting dalam kepribadian REFERENCES
siswa untuk menciptakan sebua identitas diri
dalam masyarakat. Agustina, D., & Amboro, K. (2018). Pengembangan
Kesadaran sejarah merupakan sebuah Media Pembelajaran Berbasis Katalog
Peninggalan Sejarah Lokal Untuk
kebutuhan yang mendesak bagi bangsa
Menguatkan Pemahaman Sejarah Lokal
Indonesia, yang dimana dalam pembinaannya
Siswa Di SMA Negeri 3 Menggala Tulang
Pembelajaran Sejarah Berbasis Media Katalog Digital Dalam Meningkatkan 159
Kesadaran Sejarah Siswa
Nanik Zubaidah1*, Akhmad Arif Musadad2, Sudiyanto3

Bawang. Jurnal Swanadwipa, 2(3), 165–178. Pelajaran Sejarah dalam Pengembangan


Andayan, & Khotijah. (2018). Meningkatkan Motivasi Karakter Siswa Melalui Pembelajaran
dan Prestasi Belajar Sejarahdengan Metode Berbasis Nilai Sejarah Lokal di SMA Negeri
Cerita Bergambar pada Siswa Kelas XI SMA 65 Jakarta Barat. Jurnal Pendidikan Sejarah,
Negeri 1 Blitar. Jurnal Pendidikan: Riset & 6(2), 1–11.
Konseptual, 2(2), 184–188. Pratiwi, E. Y. R. (2018). Upaya Meningkatkan
Eryana, D. Y., Suryani, N., & Pelu, M. (2016). Kesadaran Sejarah Nasional Di Era
Kesadaran Sejarah Siswa Sma Negeri Globalisasi. Civic Edu: Jurnal Pendidikan
Gondangrejo Ditinjau Dari Keberadaan Kewarganegaraan, 2(1), 1–11.
Museum Sangiran Dan Minat Belajar. Putro, H. P. N. (2012). Model Pembelajaran Sejarah
Surakarta: UNS. Untuk Meningkatkan Kesadaran Sejarah
Fatmasari, S., SD, E. R., & Rahayu, P. (2017). melalui Pendekatan Inkuiri. Paramita, 22(2),
Pengaruh Media Katalog terhadap 207–216.
Pemahaman Konsep dan Berfikir Kritis Siswa Rochiati, W. (2020). metode penelitian tindakan
pada Materi Sistem Regulasi di SMA. kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Semnas Sains Dan Entrepreneurship IV, Setiadi, S. (2012). Pendekatan Konsep dalam
315–322. pembelajaran sejarah. Jurnal Sejarah Lontar,
Firdaus, A. H., Purnomo, A., & Ahmad, T. A. (2018). 9(1), 9–21.
Kesadaran Sejarah Siswa Terhadap Sulhan. (2014). Peningkatan Kesadaran Sejarah
Ketokohan dan Keteladanan Sunan Kudus Di Siswa Melalui Pemanfaatan Sumber Isu
MA Qudsiyyah Kudus Tahun Pelajaran Kontroversial Pada Mata Pelajaran IPS di SMP
2017/2018. Indonesian Journal of History Negeri 4 Palu. E Jurnal Katalogis, 4(9), 156–
Education, 6(2), 150–161. 167.
Gafur, A. (2012). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Syahputra, M. A. D., Sariyatun, & Ardianto, D. T.
Penerbit Ombak. (2020). Peranan Penting Sejarah Lokal
Hasan, H. (2012). Sejarah Indonesia : Isu dalam Ide Sebagai Objek Pembelajaran Untuk
dan Pembelajaran. Bandung: Rizqi Press. Membangun Kesadaran Sejarah. HISTORIA:
Hassan, H. (2012). Sejarah Indonesia : Isu dalam Ide Jurnal Pendidik Dan Peneliti Sejarah, 4(1), 85–
dan Pembelajaran. Bandung: Rizqi Press. 94.
Heri, S. (2014). Seputar Pembelajaran Sejarah, Isu, Umamah, N., Sumardi, & Wahyuni, E. S. (2017).
Gagasan Dan Strategi Pembelajaran. Pengembangan Cerita Sejarah Gaya Sri Tri
Yogyakarta: Aswaja Presindo. Wahyuni Rajapatni Perempuan Pembangun
Jumardi, & Pradita, S. M. (2017). Peranan Pelajaran Imperium Majapahit pada Mata Pelajaran
Sejarah dam Pengembangan Karakter Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Dan Humaniora,
melalui Pembelajaran berbasis Nilai Sejarah 55(1), 63–68.
Lokal di SMA Negeri 65 Jakarta Barat. Jurnal Warto. (2017). Menumbuhkan Kesadaran Sejarah
Pendidikan Sejarah, 6(2), 1–11. Generasi Muda. Yogyakarta: Universitas
Noorbella, & Putri, M. D. (2018). Pengembangan Negeri Yogyakarta.
Media Katalog Bahan Utama Untuk Mata Widalismana, M., Baedhowi, & Sawaji, H. (2016).
Pelajaran Tekstil Di Smk Negeri Pengembangan Media Pembelajaran
Pringkukupacitan. Program Studi Pendidikan Berbasis Katalog Untuk Meningkatkan Hasil
Teknik Busana Fakultas Teknik universitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di
Negeri Yogyakarta. SMA Negeri 5 Surakarta. Surakarta: UNS.
Nur, M. S. (2014). Pengembangan Media Katalog Yusufhin, & Fridinanti. (2017). Katalogisasi di Era
Pemilihan Bahan Utama Testilkelas X Digital. PUSTABIBLIA Journal of Library and
Busana Butik SMK Negeri 6 Yogyakarta. Information Science, 1(2), 49–60.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Zahroa, Sumardib, M., & Marjono. (2017). The
Nurhidayah. (2020). Pengembangan Katalog Implementation Of The Character Education In
Jaringan Hewan sebagai Media History Teaching. Jurnal Historica, 1(2), 1–10.
Pembelajaran Materi Jaringan Hewan di SMA
Indonesian. Journal of Educational, 2(2), 99–
107.
Parnawi. (2020). penelitian tindakan kelas.
Yogyakarta: Deepublish.
Pradita, Jumardi, & Mei, S. (2017). Peranan
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PRODUK MASKER WAJAH


BERBASIS ETNOSAINS SEBAGAI MEDIA AJAR TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA

Prisca Agustina Lestari1*, Irwan Satria2, Ahmad Walid3


1,2,3Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Islam Fatmawati Sukarno Bengkulu
* E-mail: priscaagustina11@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini yang pertama, untuk melihat media ajar masker wajah berbasis etnosains yang efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem ekskresi manusia. Kedua, untuk mengetahui perbedaan
signifikan hasil belajar siswa dengan menggunakan media ajar masker wajah berbasis etnonsains pada materi
sistem ekskresi manusia dengan siswa tanpa menggunakan media pembelajaran. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode Kuasi Eksperimen (Quasi Experiment).
Hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 14 Seluma, maka efektivitas penggunaan produk masker
wajah berbasis etnosains sebagai media ajar terhadap hasil belajar siswa SMP kelas VIII pada materi sistem
ekskresi dengan thitung > ttabel (0,662 > 0,0396) yang berarti hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini dapat
diterima yaitu terdapat perbedaan antara penggunaan media ajar produk masker wajah berbasis etnosains.

Kata kunci: Efektivitas, Masker Wajah, Etnosains, Hasil Belajar.

Abstract
The purpose of this research is the first, to see the teaching media of face masks based on ethnoscience which is
effective to improve student learning outcomes on the material of the human excretory system. Second, to find
out the significant difference in student learning outcomes using ethnon - science - based face mask teaching
media on the human excretory system material with students without using learning media . The type of research
used in this research is quantitative research with the method of Quasi Experiment (Quasi Experiment). The
results of the research conducted at junio high school 14 Seluma, the effectiveness of the use of ethnoscience-
based face mask products as a teaching medium on the learning outcomes of class VIII SMP students on excretory
system material with tcount > ttable (0.662 > 0.0396) which means the working hypothesis (Ha) in This research
can be accepted, namely that there is a difference between the use of teaching media for ethnoscience-based
face mask products.

Keywords: Efectiviness, Face Masks, Ethnosciensce, Learning Outcomes.

era global yang diperkirakan ketat dengan


PENDAHULUAN persaingan disegala bidang kehidupa,
khususnya dunia kerja yang semakin kompetitif
Pendidikan Indonesia dihadapkan tidak ada alternatif lain selain pendidikan di
dengan sejumlah tantangan dan peluang yang setiap jenjang pendidikan guna tercapainya
tentunya berbeda dengan zaman-zaman tujuan yang harus didukung dengan
sebelumnya, guna mengantisipasi dan pengembangan program dan kurikulum
menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan sekolah. Pendidikan merupakan suatu proses
dan dinamika perubahan yang sedang mempersiapkan kualitas manusia dan
berlangsung di abad ke-21 yaitu bangsa mengantarkan manusia dalam menguasai ilmu
Indonesia harus mengasah kemampuan yang pengetahuan dan teknologi yang dapat
dibutuhkan untuk menghadapi setiap revolusi diimplementasikan dalam sebuah
pada pendidikan di abad ke-21. Menghadapi pembangunan karakter bangsa. Selain itu,
161 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

pendidikan menjadi salah satu sarana untuk bidang Sains Indonesia mendapatkan skor 397
meningkatkan kepribadian, peradaban, dan dengan memperoleh nomor urut 45 dari 48
kemajuan bangsa di masa yang akan datang. negara pada tahun 2015. Rendahnya hasil
belajar sains disebabkan karena kurang
Undang-Undang No 20 tahun 2003 tepatnya penggunaan media pembelajaran
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal (1) yang dipilih dalam proses pembelajaran,
berbunyi bahwa: “Pendidikan adalah usaha kurikulum yang padat, dan kurangnya
sadar dan terencana untuk mewujudkan keselarasan siswa itu sendiri, atau sifat
suasana belajar dan proses pembelajaran agar konveksional dimana siswa kurang terlibat
peserta didik secara aktif mengembangkan dalam proses pembelajaran secara langsung.
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual Upaya untuk meningkatkan kualitas
keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, pembelajaran salah satunya yaitu melalui
akhlak mulia, serta keterampilan yang penggunaan media pembelajaran. Media
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan pembelajaran merupakan seperangkat alat
negara”. bantu yang dapat digunakan sebagai sumber
belajar oleh guru dalam menyampaikan materi
Pemerintah Indonesia terus berupaya
kepada siswa secara efektif dan efisien. Media
memperbaiki pendidikan yang masih belum
pembelajaran juga dapat membantu siswa
ideal untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
berkonsentrasi dan fokus terhadap materi
Dengan salah satunya dengan penerapan
pelajaran. Dalam hal pemanfaatan media
Kurikulum 2013, pemerintah mengharapkan
pembelajaran, selain kreativitas pendidik,
Kurikulum 2013 ini mampu menjadi wadah
pertimbangan instruksional juga menjadi salah
untuk mengembangkan dan meningkatkan
satu faktor yang menentukan.
kualitas pendidikan berbasis kompetensi dan
Penggunaan media pembelajaran
karakter. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum
berkaitan erat dengan peningkatan kualitas
yang dikembangkan untuk menyempurnakan
belajar sehingga dapat meningkatkan hasil
kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat
kognitif pada siswa. Saat ini guru belum mampu
Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang
menggunakan media pembelajaran secara
dianggap belum mampu menjawab tantangan
optimal, tanpa mempertimbangkan kemudahan
perkembangan zaman. Tujuan dari Kurikulum
penggunaan serta keefektivan dan keefisienan.
2013 adalah untuk mengatasi masalah dan
Media pembelajaran memiliki manfaat khusus
tantangan berupa kompetisi riil yang
yang dapat dijadikan pertimbangan sebagai
dibutuhkan oleh dunia kerja, globalisasi
bahan penelitian, diantaranya: (1)
ekonomi pasar bebas, membangun kualitas
Penyampaian materi dapat diseragamkan, (2)
manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik,
menjadi warga negara yang bertanggung
(3) Proses belajar siswa, mahasiswa lebih
jawab.
interaktif, (4) Jumlah waktu belajar mengajar
Proses pembelajaran pada Kurikulum
dapat dikurangi, (5) Proses belajar dapat terjadi
2013 dilaksanakan menggunakan pendekatan
dimana saja dan kapan saja, (6) Kualitas
saintifik. Pendekatan saintifik pada Kurikulum
belajar siswa dapat ditingkatkan, (7) Peran guru
2013 menekankan dimensi pedagogik modern
dapat berubah kearah yang positif dan lebih
dalam pembelajaran dengan menggunakan
produktif.
pendekatan ilmiah. Adapun pendekatan
Media pembelajaran merupakan alat
saintifik dalam pembelajaran meliputi sebagai
bantu guru untuk dapat menyampaikan materi
berikut: mengamati, menanya, mencoba,
dalam proses pembelajaran dengan cara
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan
menarik siswa. Media pembelajaran
mengomunikasikan dalam semua mata
mempunyai banyak peran dalam proses
pelajaran. Pelaksanaan dalam pendidikan
pembelajaran diantaranya adalah menarik
selalu menghadapi kendala misalnya dalam hal
perhatian siswa agar dapat memancing minat
rendahnya mutu pendidikan. Rendahnya mutu
belajar siswa dan salah satu media
pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari survei
pembelajaran yang dapat digunakan yaitu
yang dilakukan oleh Trends in International
pembelajaran berbasis etnonsains pada media
Mathematics and Science Study (TIMSS), pada
Efektivitas Penggunaan Produk Masker Wajah Berbasis Etnosains Sebagai Media Ajar 162
Terhadap Hasil Belajar Siswa
Prisca Agustina Lestari1*, Irwan Satria2, Ahmad Walid3

ajar masker wajah. METODE PENELITIAN


Masker wajah adalah jenis kosmetika
tradisional untuk perawatan wajah yaitu Penelitian ini merupakan jenis penelitian
melidungi kesehatan kulit wajah. Bahan-bahan kuantitatif yang menggunakan uji statistik data
alami masker wajah yang berguna untuk numerik. Metode penelitian yang digunakan
mengurangi keriput pada wajah. Bahan alami adalah metode Kuasi Eksperimen (Quasi
yang harus mengandung vitamin A, C, E dan Experiment), adalah penelitian yang mendekati
zinc sehingga mampu menggurangi keriput percobaan sungguhan dimana peneliti tidak
pada wajah. Masker wajah yaitu berasal dari memungkinkan untuk mengontrol atau
tepung beras, kunyit dan lemon. Masker kulit memanipulasikan semua variabel yang relevan
wajah berfungsi meningkatkan taraf kebersihan kecuali dari beberapa variabel tersebut.
kulit, kesehatan kulit, kecantikan kulit, Pelaksanaan penelitian ini, sampel akan di bagi
memulihkan dan merangsang aktivitas sel-sel menjadi dua yaitu kelompok eksperimen yang
kulit. Bahan untuk membentuk masker kulit diberikan perlakuan dengan menggunakan
wajah bermaksud untuk menyegarkan, media ajar masker wajah berbasis etnosains
mengencangkan kulit, dan sebagai antioksidan. dan kelompok kontrol diberikan perlakuan
Pemakaian masker wajah yang teratur juga dengan menggunkaan metode caramah.
dapat membantu mencegah penuaan dini dan Kemudian setelah diberikan perlakuan kedua
mengurangi munculnya keriput dan garis-garis kelompok tersebut diberikan tes akhir. Desain
halus. Masker wajah alami juga sangat penelitian yang digunakan yaitu Control-Group
bermanfaat yaitu untuk menggurangi Pretest-Posttest Design yaitu terdapat dua
penggunaan bahan kimia berbahaya yang kelompok yang dipilih secara random,
dapat merusak kulit wajah. Dengan ini kemudian diberi pre-tes untuk mengetahui
penelitian meneliti berupa media ajar masker keadaan awal, adakah perbedaan antara
wajah berbasis etnonsains. kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Etnosains selaras dengan tuntutan Hasil pre-tes yang baik adalah apabila nilai
Kurikulum 2013 bahwa pembelajaran kelompok eksperimen dan nilai kelompok
seharusnya berbasis kontekstual guna kontrol tidak berbeda secara signifikan.
membantu siswa dalam mengonstruksi
pengetahuannya sendiri, hendaknya HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran dikaitkan dengan pengetahuan
budaya yang melekat pada kehidupan sehari- HASIL
hari siswa atau yang biasa disebut etnosains.
Etnosains merupakan kegiatan 1. Teknik Analisis Data
mentransformasikan antara sains asli Teknik analisis data yang
masyarakat dengan sains ilmiah. Pengetahuan digunakan dalam penelitian ini
sains asli terdiri atas seluruh pengetahuan yang menggunakan uji-t. Uji-t adalah salah
menyinggung mengenai fakta masyarakat. satu teknik analisis data yang
Sains asli masyarakat tercermin dalam kearifan digunakan untuk menguji kesamaan
lokal sebagai suatu pemahaman terhadap alam dua rata-rata yang digunakan untuk
dan budaya yang berkembang dikalangan mengetahui ada atau tidaknya
masyarakat. Pembelajaran berpendekatan perbedaan antara dua buah data.
etnosains lebih menekankan tercapainya Kriteria penetapan dan penolakan
pemahaman yang terpadu dari pada sekedar hipotesis dalam penelitian ini adalah
pemahaman mendalam. dengan analisis uji-t. Ada beberapa
Berdasarkan uraian di atas, penulis persyaratan yang harus dipenuhi
berinisiatif melakukan penelitian tentang bahan sebelum uji-t dilakukan antara lain:
ajar berupa masker wajah berbasis etnosains A. Uji Normalitas
pada pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil uji
normalitas diketahui nilai
signifkansi 0.200 lebih besar dari
0,05. Maka dapat disimpulkan
163 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

bahwa nilai berdistribusi normal. dikalangan masyaraka.


B. Uji Homogenitas
Berdasarkan tabel uji Nilai Pretest
homogenitas diketahui nilai
signifikasi 1,000 lebih besar dari 20
0,05. Maka dapat disimpulkan 10
bahwa distribusi data adalah Nilai
homogen. 0 Posttest

C. Uji-t
Berdasarkan signifikansi 5%
Gambar 1. Hasil Pretest Kelas VIII B
yaitu 0,396. Dengan demikian thitung
> ttabel (0,396 > 0,662) yang berarti
hipotesis kerja (Ha) dalam
penelitian ini diterima yaitu hasil Nilai Posttest
belajar IPA siswa kelas VIII yang 20
diajarkan dengan menggunakan
media ajar produk masker wajah 10
Nilai
berbasis etnosains lebih baik dari Posttest
0
pada siswa tidak menggunakan
media ajar produk masker wajah
berbasis etnosains di SMP Negeri
14 Seluma, sedangkan Ho ditolak, Gambar 2. Hasil Belajar Posttest Kelas VIII A
hasil belajar IPA berbasis ceramah
tidak lebih baik dari pada siswa Berdasarkan gambar hasil belajar
yang diajarkan dengan pretest dan posttest diketahui hasil belajar
menggunakan media ajar produk siswa pada materi sistem ekskresi dengan
masker wajah berbasis etnosains menggunakan media ajar produk masker wajah
di SMP Negeri 14 Seluma. dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Sedangkan hasil belajar siswa pada materi
PEMBAHASAN sistem ekskresi tanpa menggunakan media
1. Media ajar masker wajah berbasis ajar masih rendah.
etnosains dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi sistem Hasil penelitian tersebut sejalan dengan
ekskresi manusia teori yang dijelaskan oleh ahli bahwa hasil
Media yaitu suatu upaya untuk belajar berkaitan dengan sumber belajar yaitu
meningkatkan kualitas pembelajaran segala sesuatu yang dapat memberikan
melalui penggunaan media kemudahan kepada siswa dalam memperoleh
pembelajaran yang dapat digunakan sejumlah informasi, pengetahuan dan
sebagai sumber belajar dalam keterampilan dalam proses belajar mengajar.
menyampaikan materi kepada siswa Sumber belajar yang dimanfaatkan guna
secara efektif, efisien dan media kepentingan proses belajar mengajar baik
pembelajaran juga dapat membantu secara langsung maupun tidak langsung.
siswa dalam berkonsentrasi dan fokus
Penggunaan produk masker wajah
terhadap materi pembelajaran. Materi
berbasis etnosains sebagai media belajar juga
yang disampaikan juga dikaitakan
dapat dijadikan sebagai sumber belajar dengan
dengan pengetahuan budaya yang
menekankan pengetahuan asli dan khas dari
melekat pada kehidupan sehari-hari
suatu budaya.
dan materi yang disampaikan juga
berdasarkan fakta kearifan lokal Etnosains yaitu suatu kegiatan yang
sebagai suatu pemahaman terhadap memadukan antara budaya lokal dengan
alam dan budaya yang berkembang pembelajaran guna membantu siswa dalam
Efektivitas Penggunaan Produk Masker Wajah Berbasis Etnosains Sebagai Media Ajar 164
Terhadap Hasil Belajar Siswa
Prisca Agustina Lestari1*, Irwan Satria2, Ahmad Walid3

mempelajari materi pembelajaran yang berlangsung. Sedangkan hasil belajar siswa


sebenarnya dengan siswa dan dikaji secara tanpa menggunakan media pembelajaran
ilmiah sehingga proses belajar lebih optimal. masih rendah.
Sehingga dengan adanya media pembelajaran
dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu Hasil penelitian tersebut sejalan dengan
dengan siswa yang lebih memiliki motivasi dan teori yang dijelaskan oleh ahli bahwa terjadi
semagat belajar yang tinggi dengan media perbedaan signifikan yang terjadi pada siswa
yang digunakan guru pada saat proses yang menggunakan media pembelajaran pada
pembelajaran belangsung. saat proses pembelajaran berlangsung. Media
pembelajaran merupakan salah satu dampak
Hasil belajar merupakan suatu dari perkembangan teknologi, media
perubahan tingkah laku siswa yang terjadi pembelajaran dianggap penting penting karena
berdasarkan pengalaman belajar serta dengan adanya media dapat menyampaikan
kemampuan siswa dalam memenuhi suatu materi menjadi lebih jelas karena siswa akan
tahapan pencapaian pengalaman belajar lebih mudah memahami materi yang
dalam suatu kompetensi dasar. disampaikan oleh guru.

Hasil belajar juga berfungsi sebagai Pembelajaran IPA merupakan


petunjuk tentang perubahan perilaku yang akan pembelajaran yang penting sebagai bekal ilmu
dicapai oleh siswa sehubungan dengan dengan mengkaitkan peristiwa-peristiwa
kegiatan belajar yang dilakukan. Hasil belajar tentang alam dituangkan dalam pembelajaran
bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan untuk memperoleh pemahaman tentang alam,
maupun sikap. kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap
ilmiah. Dengan media pembelajaran juga dapat
2. Perbedaan signifikan hasil belajar mengajak siswa untuk memahami
siswa dengan menggunakan media pembelajaran dengan memusatkan perhatian
ajar masker wajah berbasis etnosains siswa, siswa lebih mudah memahami materi,
pada materi siswa ekskresi manusia mengilustrasikan fakta dan informasi untuk
dengan siswa tanpa menggunakan dapat membantu hasil belajar siswa menjadi
media pembelajaran lebih maksimal.
100
Sehingga dengan media dapat
50 mengatasi permasalahan dalam permasalahan
Kelas VIII dalam proses pembelajaran berlangsung.
0 A
Produk masker wajah berbasis etnosains yaitu
Kelas VIII pembelajaran yang seharusnya berbasis
B kontekstual guna membantu siswa dalam
mengontruksi pengetahuannya sendiri.
Hasil Belajar Siswa
Pembelajaran dengan mengkaitkan
pengetahuan budaya yang melekat pada
Gambar 3. Hasil Belajar Siswa Kelas kehidupan sehari-hari.
VIII A dan VIII B
Etnosains yaitu suatu kegiatan yang
Berdasarkan gambar hasil belajar siswa mentransformasikan antara sains asli
diketahui bahwa terdapat perbedaan signifikan masyarakat dengan sains ilmiah. Pengetahuan
yaitu terhadap hasil belajar siswa sains asli terdiri atas seluruh pengetahuan yang
menggunakan media ajar masker wajah menyinggug mengenai fakta masyarakat. sains
berbasis etnosains sehingga dengan adanya asli masyrakat yaitu mencerminkan kearifan
media yang digunakan oleh guru dapat lokal sebagai pemahaman terhadap alam dan
meningkatkan konsentrasi dan fokus siswa budaya yang berkembang dikalangan
terhadap materi yang disampaikan oleh masyarakat. Sehingga dengan adanya media
seorang guru pada proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu
165 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

siswa memiliki motivasi dan semangat yang SARAN


tinggi dalam proses pembelajaran yang
diberikan oleh guru di dalam kelas dengan cara Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
guru melibatkan siswa secara keatif dalam penulis memberi saran sebagai berikut :
proses pembelajaran untuk mengembangakan Bagi peneliti yang akan datang diharapkan
kemampuan berpikir sehingga terjadi menggunakan periode pengamatan yang lebih
peningkatan hasil belajar pada siswa. panjang dengan tujuan untuk memperoleh hasil
yang lebih baik.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
penulis simpulkan bahwa dengan adanya REFERENCES
media ajar produk masker wajah berbasis
etnosains dalam kegiatan pembelajaran sangat A Machin, ‘Implementasi Pendekatan Saintifik,
Penanaman Karakter Dan Konservasi Pada
membantu meningkatkan hasil belajar IPA
Pembelajaran Materi Pertumbuhan’ , Jurnal
Kelas VIII A dan B, seperti yang telah penulis
Pendidikan IPA Indonesia, 3.1 (2014), 28-35.
implementasikan dalam kegiatan penelitian
dengan menggunakan media ajar masker A Wahab Jufri and others, ‘Peningkatan Kompetensi
wajah berbasis etnosains dapat dengan mudah Guru IPA Kota Mataram Dalam Mefasilitasi
di pahami oleh peserta didik. Sehingga dengan Penguasaan Keterampilan Abad Ke 21 Siswa
adanya media ajar masker wajah berbasis SMP’, Jurnal Pengabdian Magister
Pendidikan IPA, 1.1 (2018), 1-6.
etnosains tersebut sangat membantu siswa
untuk merespon dan cepat memahami materi Ahmad Khoiri and Widha Sunarno, ‘Pendekatan
dengan baik. Etnosains Dalam Tinjauan Filsafat’ ,Spekta :
Jurnal Kajian Pendidikan Sains, 4.2 (2018),
PENUTUP 145.

KESIMPULAN Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Kuantitatif


Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Pt
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Rineka Cipta.
dilakukan di SMP Negeri 14 Seluma, maka
Ary Yanuarti and A. Sobandi, ‘Upaya Meningkatkan
dapat ditarik kesimpulan bahwa efektivitas
Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model
penggunaan produk masker wajah berbasis
Pembelajaran Quantum Teaching’, Jurnal
etnosains sebagai media ajar terhadap hasil Pendidikan Manajemen Perkantoran, 1.1
belajar siswa SMP kelas VIII pada materi (2016), 11.
sistem ekskresi dengan dibuktikan dari hasil
pengujian uji “t” diperoleh thitung = 0,662 Berkebutuhan Khusus, ‘Efektivitas Penggunaan
sedangkan ttabel df 25 pada taraf signifikan 5% Bahan Ajar Digital Berbasis Andorid Dalam
Pembelajaran Ipa Pada Siswa Berkebutuhan
yaitu 0,396. Dengan demikian thitung > ttabel
Khusus’, Journal Of Education And
(0,662 > 0,0396) yang berarti hipotesis kerja
Instruction, 4 (2016), 1–23.
(Ha) dalam penelitian ini dapat diterima yaitu
terdapat perbedaan antara penggunaan media Bobi Erno Rusadi. 2019. Analisis Learning and
ajar produk masker wajah berbasis etnosains Inovation Skill Mahasiswa PAI Melalui
dengan tanpa menggunakan media ajar produk Pendekatan Saintifik dalam Implementasi
masker wajah berbasis etnosains atau metode Keterampilan Abad 21. Jurnal Conciencia.
ceramah terhadap hasil belajar kelas VIII A di Vol. 10 (2).
SMP N 14 Seluma. Hal ini terbukti penggunaan D Paradilla, N Hidayah, and D Atmanto, ‘Bedak
produk masker wajah sebagai media ajar telah Dingin Campuran Tepung Beras Dan Kunyit
meningkatkan hasil belajar siswa dan siswa Sebagai Pengurangan Jerawat Pada Kulit
juga lebih bersemangat mengikuti Wajah’ ,Jurnal, 3 November (2020), 161-69.
pembelajaran. Dibuktikan dengan nilai rata-rata
hasil belajar IPA posttest kelas VIII A lebih Dhestha Hazilla Aliputri, ‘Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
tinggi dibandingkan kelas VIII B yaitu posttest
Berbantuan Kartu Bergambar Untuk
85,12 > pretest 67,16.
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa’, Jurnal
Bidang Pendidikan Dasar, 2.1A (2018), 70–
Efektivitas Penggunaan Produk Masker Wajah Berbasis Etnosains Sebagai Media Ajar 166
Terhadap Hasil Belajar Siswa
Prisca Agustina Lestari1*, Irwan Satria2, Ahmad Walid3

77. Periwisatan, ‘Penelitian Ini Bertujuan Untuk 1


) Menganalisis Cara Pembuatan Masker
Edang Komara, ‘Penguatan Pendidikan Karakter Daun Jambu Biji Dengan Penambahan
Dan Pembelajaran Abad 21’, Sipatahoenan: Tepung Beras Untuk Perawatan Kulit Wajah
South-East Journal For Youth, Sports & Berjerawat , 2 ) Menganalisis Kandungan
Health Education, 4.1 (2018), 17-26. Vitamin C Dan Flavonoid Pada Masker Daun
Jambu Biji , 3 ) Menganalisis’, 3.1 (2021), 9–
Euis Ismayati, ‘Pengembangan Media Pembelajaran 16.
Menggunakan Model CAI Sebagai Upaya
Memperbaiki Kualitas Pembelajaran Pada Ratnawaty Mamin and rifda nur hikmawati Arif,
Mata Kuliah Fisika Optik’, Innovation of ‘Efektivitas Media Pembelajaran Video
Vocational Technology Education, 7.1 Tutorial Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa
(2017), 13–28. Pada Matakuliah IPA Sekolah’, Prosiding
Seminar Nasional Lembaga Penelitian
Euis Ismayati, ‘Pengembangan Media Pembelajaran Universitas Negeri Makassar, 2018, 348–52.
Menggunakan Model CAI Sebagai Upaya
Memperbaiki Kualitas Pembelajaran Pada Rizki Wahyuningtyas and Bambang Suteng
Mata Kuliah Fisika Optik’ ,Innovation Of Sulasmono, ‘Pentingnya Media Dalam
Vocation Technology Education, 7.1 (2017), Pembelajaran Guna Meningkatkan Hasil
23-27. Belajar Di Sekolah Dasar’, Edukatif : Jurnal
Ilmu Pendidikan, 2.1 (2020), 23–27.
Ghery Priscylio, ‘Pengembangan Bahan Ajar Fisika
Kontekstual Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Rumin Husain. 2021. Menghadapi Era abad 21
Materi Rotasi’, Journal of Teaching and Tantangan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Learning Physics, 4.1 (2019), 65–73. di Kabupaten Bone Bolango. Jurnal Obsesi.
Vol.5 (1).
Malfi Arip and Hijrawatil Aswat, ‘Media Pop Book
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Sri Khanifah and others, ‘Pemanfaatan Lingkungan
Pelajaran IPA Di Sekolah Dasar’ , Edukatif : Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk
Jurnal Ilmu Pendidikan, 3.1 (2021), 216-68. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa’, Unnes
Journal of Biology EducationJ.Biol.Educ.
Malfia Arip and Hijrawatil Aswat, ‘Media Pop Up Unnes Journal of Biology Education, 1.11
Book Untuk Meningkatkan Hasil Belajar (2012), 66–73.
Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Sekolah
Dasar’, Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3.1 Sudi Dul Aji, ‘Etnosains Dalam Membentuk
(2021), 261–68. Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kerja Ilmiah
Siswa’, Jurnal Imliah, 1.1 (2017), 7–11.
Meningkatkan Hasil and others, ‘Pengembangan
Model Pembelajaran IPA Terintegrasi Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif,
Etnosains Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Dan Kemampuan Berpikir Kreatif’, Journal of
Innovative Science Education, 6.1 (2017), Sukardi. 2009. Metode Penelitian Pendidikan.
116–28. Jakarta : Bumi Perkasa.

Mufattihah; Puspitorini Yuliansari Arita, ‘Proses Sugiyono.2016. Metode Penelitian Pendidikan :


Pembuatan Masker Bunga Rosella Dan Pendekaran Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Tepung Beras Sebagai Pencerahan Kulit Bandung : Alfabeta.
Wajah’, Jurnal Tata Rias, 09.Vol 9, No 2
(2020) (2020), 367–76. Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung
: Alfabeta.
Niken Purnama Sari, Suhirman Suhirman, and
Ahmad Walid, ‘Pengembangan Modul Tamariska Febri Kristiana and Elvira Hoesein Radia,
Pembelajaran IPA Berbasis Etnosains Materi ‘Meta Analisis Penerapan Model Problem
Interaksi Makhluk Hidup Dengan Based Learning Dalam Meningkatkan Hasil
Lingkungannya Untuk Menanamkan Jiwa Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar’, Jurnal
Konservasi Siswa Kelas VII SMP’, Bio-Edu: Basicedu, 5.2 (2021), 818–26.
Jurnal Pendidikan Biologi, 5.2 (2020), 63–74.

Prodi Pendidikan, Tara Rias, and Fakultas


SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN TATAP MUKA PADA ERA


PANDEMI COVID-19
Putri Oktaria
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Lampung
* E-mail: poktaria1@gmail.com

Abstrak
Masalah pada penelitian merupakan belum adanya kesiapan siswa kelas V didalam mengelola penjemputan dari
dekat dan pribadi selama masa pandemi virus corona di SD Negeri 01 Bawang Sakti Jaya Kabupaten Tulang
Bawang. Penelitian ini berencana memutuskan status belajar mahasiswa dengan pembelajaran jarak dekat dan
personal di masa pandemi virus corona. Strategi pemeriksaan ini adalah jenis expost facto dari hubungan kedua
item individual. Tes digunakan yaitu 48 peserta didik kelas VA dan VB, sampel ditentukan dengan purposive
sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner jenis skala likert dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah
terdapat hubungan yang signifikan antara kesiapan peserta didik dengan Pembelajaran Tatap Muka peserta didik
kelas V SD N 01 Bawang Sakti Jaya, Kabupaten Tulang Bawang, ditunjukkan dengan hasil dari penghitungan
korelasi product moment yaitu 0,587, jika dilihat dari tabel interval koefisien berarti terdapat hubungan yang
sedang.

Kata Kunci: Covid-19, Kesiapan Peserta Didik, Pembelajaran Tatap Muka.

Abstract
The problem with the research is that there is no readiness for fifth grade students in managing pick-ups up close
and personal during the corona virus pandemic at SD Negeri 01 Bawang Sakti Jaya, Tulang Bawang Regency.
This study plans to decide the status of student learning by close and personal learning during the corona virus
pandemic. This checking strategy is an expost facto type of relationship between the two individual items. The test
used was 48 students in class VA and VB, the sample was determined by purposive sampling. Data were collected
by using a Likert scale type questionnaire and documentation. The results of this study are that there is a significant
relationship between student readiness and face-to-face learning for fifth grade students at SD N 01 Bawang Sakti
Jaya, Tulang Bawang Regency, as indicated by the results of calculating the product moment correlation, which
is 0.587, when viewed from the coefficient interval table, it means that there are moderate relationship.

Keywords : covid-19, face to face learning,student readiness.

terungkapnya Covid-19, telah menyebar luas


PENDAHULUAN hingga menjadikan pandemi secara
keseluruhan yang bertahan hingga saat ini.
Belajar (Ainurrahman, 2013: 36) adalah Salah satu dampak dari pandemi penyakit
suatu proses kemajuan yang terjadi pada Corona 2020 adalah persiapan secara
individu setelah melakukan latihan belajar, menyeluruh, yang telah memprovokasi
dimana latihan ini dilaksanakab oleh seseorang penutupan sekolah Islam, madrasah,
dimana mengetahui ataupun bertujuan didalam universitas, dan sekolah live-in yang jauh
pengalaman yang berkembang. Pengalaman jangkauannya.
yang berkembang kini banyak terjadi berubah,
ini karena episode Covid-19. Covid adalah satu Terkait pergantian peristiwa Dengan
lagi jenis Covid yang ditemukan di Wuhan, demikian, Kementerian Pendidikan dan
Hubei, China pada tahun 2019, diberi nama Kebudayaan (Kemendikbud) pun mengakui
Coronavirus disorder 2019 yang dikontrak teknik tersebut sebagai penunjang dalam
sebagai Covid-19 (Science, 2020: 19). Sejak pengawasan penyakit di tingkat unit persiapan
168 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

(Kemendikbud, 2020). Mempertimbangkan Namun ketika covid-19 ini berlangsung


Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan ternyata dengan melalui study daring atau
Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2020 tentang pembelajaran jarak jauh membuat banyak
standar penyelesaian mudik di masa krisis peristiwa perubahan yang berbeda dalam
Covid-19, serta Surat Edaran Nomor 4 Tahun siswa dalam pengalaman yang berkembang,
2020 yang menegaskan Surat Edaran seiring berjalannya waktu dan mengurangnya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. pasien yang terpapar virus covid-19 akhirnya
Nomor 15 Tahun 2020 tentang pemerintah memberikan izn untuk seolah
Penyelenggaraan Diklat Selama Krisis COVID- melakukan kembali kegiatan pembelajaran
19 (Kemendikbud, 2020). Eksekusi gain from tatap muka, namun perlu diperhatikan kembali
home merupakan prosedur yang dilakukan oleh kegiatan pembelajaran tatap muka ini perlu
open expert dalam mengatasi masa pandemi di adanya kesiapan dari segala aspek, yaitu dari
ranah persiapan. pendidik maupun peserta didik.

UNESCO (United Nations Educational, Dari hasil pemeriksaan dasar yang


Scientific and Cultural Organization) sejak 4 diarahkan oleh para ilmuwan di SD Negeri 01
Maret 2020 juga telah mengusulkan Bawang Sakti Jaya, Kecamatan Banjar Baru,
pemanfaatan pembelajaran jarak jauh dan Kabupaten Tulang Bawang, banyak sekali
membuka tahapan pembelajaran yang dapat peserta didik yang belum memilki kesiapan
dimanfaatkan oleh sekolah dan instruktur untuk dalam melakukan proses pembelajaran terlihat
menjangkau siswa dari jarak jauh dan pada data nilai yang di ambil oleh peneliti,
memecahkan masalah pembelajaran dimana peneliti mewawancarai guru kelas V
(UNESCO, 2020 ). Sehingga pembelajaran menyadari bahwa terdapat beberapa
jarak jauh dipandang sangat menarik dan permasalahan dari dampak belum adanya
bermanfaat dalam pengalaman instruktif kesiapan peserta didik di SD Negeri 01 Bawang
sehingga pengalaman instruktif tetap berjalan Sakti Jaya dalam melakukan pemebalajaran
selama pandemi COVID-19. Pembelajaran tatap muka yang mengakibatkan rendahnya
jarak jauh yakni pengalaman dimana otoritas hasil belajar siswa.
berkembang di mana tak ada kontak langsung
dan pribadi antara pendidik dan siswa. Selanjutnya adalah hasil belajar siswa
Korespondensi terjadi dalam dua judul yang kelas V SD Negeri 01 Bawang Sakti Jaya
dihubungkan oleh media seperti PC, TV, radio, Kecamatan Banjar Baru Kabupaten Tulang
telepon, web, video, dll. Bawang yang disajikan pada Tabel 1 berikut ini.

Lebih lanjut (Munir, 2019: 44).


Pembelajaran jarak jauh diselesaikan untuk Tabel 1. Ketuntasan Peserta Didik pada
mengalahkan rintangan jarak, tempat, waktu di MID Semester Ganjil Kelas V SD Negeri 01
melakukan pengalaman pendidikan. Dengan Bawang Sakti Jaya, Kabupaten Tulang Bawang
cara ini, perolehan jarak memiliki kualitas atau Tahun Pelajaran 2021/2022.
atribut yang unik dalam kaitannya dengan
Mata Kelas
sistem persekolahan jarak dekat dan pribadi Pelajaran
reguler. Pemisahan pendidik dan siswa karena VA Persentase VB Persentase
(%) (%)
rumah siswa yang jauh dari yayasan
pendidikan, atau karena lokasi rumah yang PPKn T 12 50 10 73,68

dekat dengan lembaga instruktif namun belum


TT 12 50 14 26,32
memiliki pilihan untuk mengambil bagian dalam
pembelajaran langsung berhasil. Untuk B. Indo. T 14 41,67 8 57,89
mengatasi batasan non-up close dan personal
TT 10 58,33 11 42,11
distance recognition, pembelajaran jarak jauh
dilengkapi dengan pemanfaatan media seperti IPA T 8 66,67 7 63,16
Android dan PC yang memungkinkan.
komunikasi antar pengajar serta siswa.
Efektivitas Pembelajaran Tatap Muka Pada Era Pandemi Covid-19 169
Putri Oktaria

TT 16 33,33 12 36,84 peserta didik. Oleh karena itu, analis tertarik


untuk mengarahkan pemeriksaan di SD Negeri
IPS T 10 41,67 14 73,68
01 Bawang Sakti Jaya, Kecamatan Banjar
TT 14 58,33 5 26,32 Baru, Kabupaten Tulang Bawang untuk
meneliti mengetahui lebih lanjut bagaimana
SBDP T 16 66,67 13 68,42
“Hubungan kesiapan peserta didik kelas v
TT 8 33,33 6 31,58 dalam menghadapi pembelajaran tatap muka
pada era pandemi covid-19 di sd negeri 01
Jumlah 24 100 % 24 100 %
bawang sakti jaya”
(Sumber: Dokumentasi dari guru kelas V SD
Negeri 01 Bawang Sakti Jaya, Kabupaten
METODOLOGI PENELITIAN
Tulang Bawang Tahun Pelajaran 2021/2022)

Ket. Berdasarkan permasalahan dan sasaran


T = Tuntas pemeriksaan, penelitian ini menggunakan
TT = Tak Tuntas metode penyelidikan kuantitatif. Menurut Noor
(2011: 38), penyelidikan kuantitatif adalah
Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil strategi untuk menguji spekulasi tertentu
belajar siswa kelas V SD 01 Bawang Sakti dengan memeriksa hubungan antar faktor.
Jaya, Kabupaten Tulang Bawang tergolong Variabel ini dievaluasi (sebagian besar dengan
rendah dilihat dari persentase nilai ketuntasan, instrumen penelitian) sehingga informasi yang
Bisa dilihat dari tabel 1 menunjukkan bahwa terdiri dari angka-angka dapat diisolasi
belum adanya kesiapan dari diri peserta dalam mengingat kerangka yang dapat diukur.
pembelajaran tatap muka, dat nilai tersebut Penilaian semacam ini terkait dengan
menjelaskan peserta didik masih perlu untuk poin kedua dengan expost facto, penyelidikan
beradaptasi kembali dengan Pembelajara ini dilakukan sambil masih memantau
Tatap Muka. hubungan antara situasi dengan siswa kelas V
Namun tidak hanya merujuk pada hasil dan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) selama
belajar siswa yang terdampak dari pandemi ini, pandemi Covid-19. Arikunto (2013: 166)
Kesiapan peserta didik juga harus dilihat pada menyatakan bahwa penelitian asosiasi adalah
saat mereka harus mematuhi protokol survei yang dipandu oleh peneliti untuk memilih
kesehatan misalnya memakai masker, tingkat hubungan antara tidak kurang dari dua
menggunakan cairan antiseptik, serta menjaga elemen, tanpa membuat perubahan,
jarak antar peserta didik, tidak hanya itu penambahan atau kontrol terhadap data saat
Kesiapan peserta didik pada penelitian ini.
pendahuluan yang dilakukan peneliti peserta
didik dalam menghadapi pembelajaran masih Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian
tergolong belum siap, misalnya pada kesiapan 1. Tempat Penelitian
psikis peserta didik, masih banyak peserta didik Penilaian ini ditujukan kepada SD Negeri 01
yang belum terbiasa memakai masker, Bawang Sakti Jaya, Kecamatan Banjar
mencuci tangan, serta selalu diminta untuk Baru, Kabupaten Tulang Bawang. Klarifikasi
menggunakan cairan antiseptik, peserta didik peneliti yang mendorong penjelajahan di
juga belum terbiasa atau kaku akan adanya sekolah tersebut dengan penjelasan bahwa
pembelajaran tatap dikarenakan selama 2 para ilmuwan diharapkan dapat melihat
tahun menjalankan pembelajaran jarak jauh, lebih jauh pengaturan siswa dalam
Namun tidak hanya merujuk pada peserta didik melakukan pertemuan pembelajaran jarak
Kesiapan Sekolah, Kepala sekolah serta dekat selama pandemi infeksi Corona-19
Pendidik dalam pembelajaran tatap muka juga seperti ini.
harus diperhatikan, Bagaimana cara mereka 2. Waktu Penelitian
untuk memberikan penguatan positif kepada Eksplorasi ini selesai pada semester gasal
170 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

2021/2022 sampai akhir eksplorasi. MID Semester Genap peserta didik yang
rendah pula. Peserta didik yang memiliki
Populasi Penelitian kesiapan terhadap suatu pembelajaran maka
Populasi yang diambil pada penelitian ini akan memberikan perhatian lebih terhadap
adalah peserta didik kelas V SD Negeri 01 pembelajaran tersebut sehingga hasil
Bawang Sakti Jaya Kecamatan Banjar Baru belajarnya pun tinggi serta terciptanya
Kabupaten Tulang Bawang Tahun Ajaran Pembelajaran Tatap muka yang berjalan
2021/2022 dengan jumlah 48 peserta didik. dengan baik. Hal ini terjadi karena kesiapan
belajar peserta didik timbul saat peserta didik
Sampel Penelitian merasa bahwa pembelajaran yang akan
Sampel adalah gambaran dari populasi dipelajari tersebut memberikan makna
atau yang mewakili populasi untuknya sehingga pembelajaran yang didapat
keseluruhan.Pengambilan sampel pada akan mencapai sesuai tujuan pembelajaran
penelitian ini yaitu secara tidak random tatap muka di era pandemi covid-19.
dilakukan dengan teknik purpose sampling, Sesuai dengan Menurut Slameto
yaitu melalui pertimbangan-pertimbangan (2010:113) yang mengungkapkan bahwa:
sesuai dengan tujuan penelitian. Status belajar adalah keadaan umum
Jumlah keseluruhan populasi kelas V SD seseorang yang mempersiapkan dirinya untuk
Negeri 01 Bawang Sakti Jaya Kecamatan menjawab/membalas dengan tujuan tertentu
Banjar Baru Kabupaten Tulang Bawang adalah dalam pikirannya terhadap suatu keadaan.
44 peserta didik. Sampel yang digunakan yaitu Perubahan kondisi sekaligus akan membuat
dengan purpose sampling. Dalam penelitian ini perbedaan atau kecenderungan untuk
sampel yang diambil yaitu kelas VA dan VB , menjawab, sedangkan menurut Thorndike
karena peserta didik pada kelas VA dan VB yang dikutip dalam Slameto (2010:114) status
memiliki Kesiapan dalam proses Pembelajaran merupakan hal yang esensial untuk
Tatap Muka yang tergolong rendah, hal ini menghasilkan pembelajaran.
dapat dilihat dari keaktifan, hasil nilai belajar, Senada dengan menurut Hamalik
serta kepatuhan mereka terhadap protokol (2003:41) menyatakan bahwa persiapan
kesehatan peserta didik dikelas. Tujuan adalah kondisi limit yang ada pada siswa
penelitian ini yaitu mengetahui Hubungan sebanding dengan tujuan pendidikan yang
kesiapan peserta didik kelas v dalam eksplisit. Selanjutnya Menurut Djamarah
menghadapi pembelajaran tatap muka pada (2002:35) menyatakan bahwa status belajar
era pandemi covid-19 di SD Negeri 01 bawang adalah keadaan diri yang telah diatur untuk
sakti jaya, Maka dari itu dipilihlah kelas V SD melakukan gerakan. Selain itu juga Menurut
Negeri 01 Bawang Sakti Jaya, Kabupaten Thorndike yang dikutip dalam Slameto (2010:
Tulang Bawang dengan tujuan mengetahui 114), ia memulai beberapa pemikiran penting
hubungan Kesiapan peserta didik dengan yang berkaitan dengan hukum pengambilan,
Proses Pembelajaran Tatap Muka pada kelas termasuk hukum persiapan. Dalam hukum
tersebut. status ini, semakin siap suatu bentuk
Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah kehidupan untuk mendapatkan penyesuaian
peserta didik kelas VA dan VB yaitu berjumlah perilaku, pelaksanaan perilaku akan
44 orang peserta didik. mendorong pemenuhan individu dengan tujuan
bahwa afiliasi akan lebih sering diperkuat. Jadi,
HASIL PENELITIAN semakin siap seseorang untuk mengakui atau
menindaklanjuti sesuatu, semakin baik hasilnya
Hasil penelitian ini adalah terdapat akan mendorong perasaan puas. Sebagai
hubungan yang signifikan Kesiapan Peserta pedoman utama hipotesis koneksionisme
Didik dengan Efektivitas Pembelajaran Tatap adalah bahwa belajar adalah gerakan untuk
Muka didik kelas V Sekolah Dasar. Hal ini membingkai afiliasi (asosiasi) antara lima
dibuktikan dengan hasil jawaban angket fakultas dan kecenderungan untuk bertindak.
peserta didik yang rendah serta dilihat dari nilai Masalah utama, hukum persiapan adalah
Efektivitas Pembelajaran Tatap Muka Pada Era Pandemi Covid-19 171
Putri Oktaria

bahwa jika ada kecenderungan untuk bertindak menjadi individu yang berkualitas sesuai
dan seseorang mewujudkannya, dia akan dengan tujuan diklat Nasional, sedangkan
merasa puas. Dengan demikian dia tidak akan menurut Abu Ahmadi (2019: 205) siswa adalah
melakukan langkah lain; Masalah berikutnya, manusia. tokoh sebagai orang/orang (seluruh
jika ada kecenderungan untuk bertindak, individu). . Orang-orang dicirikan "orang
namun tidak mewujudkannya, maka muncullah seorang tidak tergantung dari orang lain, dalam
rasa kecewa. Selanjutnya dia akan melakukan arti benar-benar seorang pribadi yang
berbagai gerakan untuk mengurangi atau menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari
menghilangkan kekecewaannya; Masalah luar, mempunyai sifat-sifat dan keinginan
ketiga, ketika tidak ada kecenderungan untuk sendiri".
bertindak kecuali ada kebutuhan untuk Kemudian Menurut Hasbullah (2019 :
menyelesaikannya, maka pada saat itulah 207) berpendapat bahwa siswa sebagai siswa
kekecewaan muncul. Karenanya dia akan adalah salah satu sumber data yang
melakukan berbagai gerakan untuk menentukan kemajuan sistem pelatihan tanpa
mengurangi atau menghapus kekecewaannya. siswa, sebenarnya tidak akan ada siklus
Secara keseluruhan, cenderung pengajaran. Penjelasannya karena para siswa
dianggap bahwa dengan asumsi seseorang membutuhkannya mendidik dan bukan
siap untuk menindaklanjuti dengan sesuatu dan pendidik, pengajar hanya berusaha menjawab
dia mewujudkannya, maka kepuasan yang dia permasalahan yang ada pada siswa. Dilihat
dapatkan. Juga, sebaliknya, yang membuatnya dari definisi di atas, dapat dikatakan bahwa
mencapai sesuatu yang berbeda untuk mencari mahasiswa adalah individu/orang yang
pemenuhan. Bagaimanapun, jika seseorang mendapatkan administrasi edukatif sesuai
tidak siap untuk melakukannya sesuatu dan dia karunia, minat, dan kapasitas untuk
menuntut untuk mewujudkannya, maka berkembang dan tumbuh secara tepat juga,
kesalahannya adalah akan muncul. Jadi hukum memiliki kepuasan dalam mendapatkan
persiapan ini menyatakan bahwa seorang ilustrasi yang diberikan oleh instruktur.
siswa atau anak-anak akan menemukan Sejak terungkapnya Coronavirus, telah
kesederhanaan dan pemenuhan atau hasil menyebar luas membuat pandemi keseluruhan
dalam pengalaman pendidikan ketika dia dalam yang bertahan sampai sekarang. Salah satu
kondisi siap untuk mendapatkan reaksi atau di dampak dari pandemi kontaminasi Corona
sisi lain perasaan tentang siklus. 2020 adalah persiapan menyeluruh,
Peserta didik sebagai pelaku pencari menghasut musnahnya madrasah, madrasah,
pengetahuan memerlukan seseorang yang universitas, dan sekolah komprehensif. Sejalan
membantunya dalam melaksanakan tugasnya dengan Menurut Rustaman (2013 : 461)
sebagai manusia. Pendidik memegang Pengalaman yang berkembang adalah siklus di
peranan penting dalam proses pembelajaran, mana ada latihan kolaborasi antara siswa
karena ia mendidik dari tidak bisa menjadi bisa. pendidik dan korespondensi proporsional yang
Pendidik mentransferkan ilmu, pengetahuan, terjadi dalam situasi instruktif untuk mencapai
serta keterampilan atau kemahiran kepada tujuan pembelajaran). Dalam pengalaman yang
peserta didik. Pendidik yang kreatif dan proses berkembang, pendidik dan siswa adalah dua
pembelajaran yang menyenangkan dapat bagian yang tidak dapat dipisahkan. Di antara
membangkitkan kesiapan belajar peserta didik. dua bagian ini, biasanya hubungan yang kuat
Tetapi pada kenyatannya di lapangan, pendidik harus diletakkan sehingga hasil belajar siswa
tidak menggunakan model dan metode dapat dicapai secara ideal. Sedangkan
pembelajaran sehingga peserta didik merasa Menurut pendapat Bafadal (2015 : 11),
jenuh terhadap pembelajaran tatap muka. pembelajaran dapat diartikan sebagai
Sejalan dengan Oemar Hamalik (2019 : 204) "pekerjaan apa pun atau mendidik dan
mencirikan siswa sebagai bagian informasi mengembangkan pengalaman untuk membuat
dalam sistem sekolah, yang kemudian pengajaran dan pengalaman pendidikan yang
ditangani dalam siklus pembelajaran, sehingga sukses dan efektif". Sejalan dengan itu,
172 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Jogiyanto (2017:12) juga berpendapat bahwa REFERENCES


belajar dapat dicirikan sebagai siklus di mana
suatu tindakan dimulai atau berubah melalui Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian:
respons terhadap keadaan yang dialami dan Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta,
Jakarta.
kualitas penyesuaian gerakan tidak dapat
Cahyani aditya, Diah Listiana Iin, Putri Sari. 2020.
dipahami. mengingat kecenderungan Jurnal: motivasi belajar siswa SMA pada
tanggapan pertama, perkembangan atau pembelajaran daring dimasa pandemi covid-
perubahan yang tidak kekal. 19”. Jurnal pendidikan islam, Volume.3 No.
Berdasarkan menurut penilaian para ahli 01
di atas, cenderung beralasan bahwa Fatimah, Siti. 2016. Minat dan motivasi belajar
pembelajaran dekat dan pribadi adalah matematika siswa kelas V SD Negeri 03
serangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk Banda Aceh (Skripsi). Universitas Syiah
membantu pengalaman pendidikan siswa Kuala, Aceh.
Kasmadi dan Sunariah, Nia Siti.2014. Panduan
secara tatap muka, mengingat kesempatan luar
Modern Penelitian Kuantitatif. Alfabeta,
yang berperan dalam pengalaman pendidikan Bandung.
antara guru dan siswa. Dengan pembelajaran Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian.
mata ke mata selama pandemi COVID-19, Kencana, Jakarta.
penting untuk merencanakan siswa dalam Wardiana, I Putu Arya, dkk. 2014. Hubungan antara
pengalaman yang berkembang untuk Adversity Quotient (AQ) dan Minat Belajar
mencapai tujuan pembelajaran yang dekat dan dengan Prestasi Belajar Matematika pada
pribadi sesuai dengan konvensi kesehatan. Siswa Kelas V SD di Kelurahan Pedungan.
Mengingat konsekuensi dari estimasi dan Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan
Ganesha.
pemeriksaan informasi, sangat mungkin ditutup
bahwa ada hubungan kritis antara status
pelajar dengan pembelajaran tatap muka pada
siswa kelas V SD.

PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan mengenai kesiapan peserta didik
dengan Pembelajaran Tatap Muka kelas V
Sekolah Dasar maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara
kesiapan peserta didik dengan Pembelajaran
Tatap Muka kelas V Sekolah Dasar. Hal
tersebut dibuktikan dengan hasil nilai dari
penghitungan korelasi product moment yaitu
0,587, jika dilihat dari tabel interval koefisien
berarti terdapat hubungan yang sedang antara
minat belajar dan hasil belajar peserta didik
kelas V sekolah dasar, maka tolak ho dan ha
diterima. Hasil signifikansi t hitung =
4,9172>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,013 berarti signifikan, maka
terdapat hubungan yang signifikan antara minat
belajar dengan hasil belajar peserta didik kelas
V sekolah dasar.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PELAKSANAAN PENILAIAN PEMBELAJARAN DARING DI


SEKOLAH DASAR

Rahma Sukmawati1, Riswandi2, Ujang Efendi3, dan Herpratiwi4


1,2 Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar, Universitas Lampung
* E-mail: rahmasukmawatii@gmail.com

Abstrak
Penelitian bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan penilaian pembelajaran daring oleh pendidik kelas IV. Metode
penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Pengumpulan data penelitian menggunakan wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Sumber data penelitian ini meliputi ketua pengembang kurikulum, pendidik, peserta
didik, dan orang tua. Teknik analisis data yang digunakan deskriptif kualitatif. Keabsahan data menggunakan
triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Fokus dalam penelitian ini adalah studi deskriptif pelaksanaan penilaian
pembelajaran daring oleh pendidik kelas IV SD Negeri 1 Pringsewu Selatan. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu
perencanaan penilaian pembelajaran daring oleh pendidik kelas IV belum terlihat dalam perancangan bentuk dan
teknik penilaian. Pelaksanaan penilaian kompetensi pengetahuan berasal dari penilaian harian, penilaian tengah
semester, dan penilaian akhir semester yang menggunakan teknik tes tertulis dan penugasan dalam bentuk soal
pilihan ganda dan uraian. Pelaksanaan kompetensi keterampilan menggunakan teknik penilaian praktik dan
produk. Pengolahan nilai kompetensi pengetahuan menggunakan pembobotan PH 50%: PTS 25%: PAS 25%,
sedangkan kompetensi keterampilan menggunakan nilai rata-rata atau nilai optimum, untuk predikat dan deskripsi
rapor di sekolah berdasarkan KKM satuan pendidikan, kegiatan remedial dan pengayaan masih belum terlaksana.

Kata kunci: keterampilan, pembelajaran daring, pengetahuan, penilaian.

Abstract
The research aims to explain the implementation assessment of used online learning by teacher to the fourth-
grade students of SD Negeri 1 Pringsewu Selatan. The research method is a qualitative research type. Research
data collecting is using interviews, observation, and documentation. The data sources of this research include
curriculum developers, educators, students, and parents. The analytical technique used is descriptive qualitative.
The validity of the data is used technical triangulation and source triangulation. The focus of this research is a
descriptive study of assessment of online learning by teacher to the fourth-grade students of SD Negeri 1
Pringsewu Selatan. The results obtained are the implementation assessment of online learning activities by grade
IV educators from the assessment plan that has not been seen in the design of forms and techniques, the
implementation of knowledge expectations from daily assessment, middle assessment, and post assessment,
using written test techniques and assignments in the form of choice questions and explanations. Implementation
of skills competency using practice and product assessment techniques. Processing the value of knowledge using
weighting PH 50%: PTS 25%: PAS 25%, while skill competency uses the average value or optimal value, for
predicate and description of report cards in schools based on KKM education units, improvement and enrichment
activities are still not implemented.

Keywords: assessment, online learning, knowledge, skills

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara


PENDAHULUAN serta unsur keagamaan untuk membentuk
karakter peserta didik yang berkarakter. Sesuai
Sistem pendidikan di Indonesia saat ini juga dengan permendikbud No.21 tahun 2016
menggunakan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 tentang standar isi semakin tinggi tingkat
ini melatih peserta didik untuk menumbuhkan kompetensi, semakin kompleks intensitas
keberanian dalam dirinya, lebih dituntut untuk pengalaman belajar peserta didik dan proses
berpikir kreatif, inovatif, serta cepat tanggap pembelajaran serta evaluasi.
juga memasukan unsur-unsur kehidupan
174 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Proses pembelajaran yang biasa Pendidik diberikan kebebasan oleh sekolah


dilakukan di sekolah yaitu dengan tatap muka. untuk melakukan penilaian sesuai dengan
Menurut Anggrawan, A (2019: 340) teknik pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
“pembelajaran tatap muka merupakan Maka dari itu pendidik memiliki langkah dalam
pembelajaran yang mengharuskan kehadiran melaksanakan penilaian yaitu dengan
secara fisik seseorang dan terlibat dalam perencanaan penilaian, pelaksanaan penilaian
komunikasi verbal spontan pada lingkungan dan pengolahan penilaian pembelajaran
fisik permanen yang akan menimbulkan daring, sehingga dapat menggambarkan
interaksi yang bermakna”. Namun pelaksanaan penilaian pembelajaran daring
pembelajaran tatap muka harus dihentikan yang dilakukan untuk mengetahui
untuk sementara karena adanya virus Covid-19 perkembangan kemampuan peserta didik
dan beralih ke pembelajaran daring. dalam pembelajaran.

Darurat Virus Covid-19 ini berpengaruh Dari uraian yang telah dipaparkan,
terhadap pembelajaran peserta didik juga akan peneliti melakukan penelitian mengenai
berpengaruh pada penilaian yang dilakukan “pelaksanaan penilaian pembelajaran daring
pendidik sesuai dengan pendapat Rigianti peserta didik kelas IV oleh pendidik di SD
(2020: 300), teknik penilaian yang guru Negeri 1 Pringsewu Selatan”. Penelitian ini
dilakukan mendadak mengalami perubahan diharapkan dapat mendeskripsikan
karena pembelajaran daring. Masalah yang pelaksanaan penilaian pembelajaran daring
dihadapi pendidik dalam melakukan penilaian peserta didik kelas IV oleh pendidik di SD
di masa pandemi ini adalah mengukur tingkat Negeri 1 Pringsewu Selatan.
pemahaman peserta didik, proses belajar
peserta didik dan perkembangan sikap peserta METODE PENELITIAN
didik. Karena pendidik tidak dapat melakukan
pengamatan langsung seperti belajar mengajar Bentuk penelitian menggunakan metode
yang ada di sekolah. Penilaian yang dilakukan deskriptif. Sugiyono (2017: 15) menyatakan
oleh pendidik untuk mengetahui perkembangan bahwa “penelitian deskriptif yaitu penelitian
belajar peserta didik, mulai dari sebelum yang berusaha menuturkan pemecahan
pembelajaran, proses pembelajaran dan akhir masalah yang ada berdasarkan data”. Sumber
pembelajaran. Pendidik dapat memanfaatkan data dalam penelitian ini adalah ketua
media aplikasi yang terhubung dengan jaringan pengembang kurikulum, pendidik sebanyak 3
internet untuk melakukan penilaian dan orang, peserta didik sebanyak 3 orang, dan 3
evaluasi hasil belajar secara daring. orangtua peserta didik. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini yaitu: (1) Observasi;
Berdasarkan hasil wawancara peneliti (2) Wawancara; dan (3) Dokumentasi. Analisis
dengan pendidik Ibu Dian, S.Pd. pembelajaran data menggunakan model interaktif Miles dan
daring untuk kelas IV dilaksanakan pukul 08.00 Huberman yang memiliki empat tahap yaitu; (1)
sampai pukul 12.00, dari hasil wawancara yang Pengumpulan data; (2) Reduksi data; (3)
diperoleh pendidik merasa kesulitan saat Penyajian data; dan (4) Verifikasi/ penarikan
pembelajaran daring mulai dari pemberian kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan
materi yang kurang maksimal dalam hal data dalam penelitian ini menggunakan
penyampaian karena jam pelajaran yang triangulasi sumber dan teknik. Triangulasi
berkurang hingga penilaian yang harus teknik yang digunakan dalam penelitian ini
disesuaikan. Hal itu pun berpengaruh dalam yaitu; (1) Observasi; (2) Wawancara; dan (3)
proses penilaian peserta didik dalam Dokumentasi.
pembelajaran daring pendidik lebih berfokus
pada penilaian pengetahuan dan keterampilan
peserta didik, tidak begitu berfokus pada
penilaian sikap. Penilaian di SD Negeri 1
Pringsewu Selatan dilakukan tanpa membatasi
bentuk penilaian dari masing-masing pendidik.
Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar 175
Rahma Sukmawati1, Riswandi2, Ujang Efendi3, dan Herpratiwi4

HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan penilaian pendidik


menggunakan Penilaian Harian (PH), Penilaian
HASIL Tengah Semester (PTS) dan Penilaian Akhir
1. Pelaksanaan Penilaian Kompetensi Semester(PAS). Pendidik menggunakan tes
Pengetahuan tertulis dan penugasan dalam penilaian peserta
Berdasarkan hasil paparan data penelitian didik dengan bentuk instrumen pilihan ganda
terdapat beberapa penilaian kompetensi dan essay. Pendidik memberikan soal PH
pengetahuan di SD Negeri 1 Pringsewu menggunakan google form dengan bentuk
Selatan dalam melaksanakan proses penilaian pilihan ganda namun ada juga yang
pembelajaran daring diawali dengan memberikan melalui Whatsapp, pendidik bebas
perencanaan penilaian pengetahuan yang memberikan soal melalui aplikasi atau media
dilakukan oleh Kelompok Kerja Guru (KKG) apasaja asal tetap penilaian mengacu pada
sekolah saat libur akhir semester. KKG sekolah tujuan KD yang ingin dinilai.
sendiri terdiri dari guru-guru SD N 1 Pringsewu
Selatan. Pendidik dalam perencanaan SD Negeri 1 Pringsewu Selatan dalam
penilaian pengetahuan menyiapkan beberapa pengolahan nilai menggunakan aplikasi yang
hal yaitu pembuat program tahunan, program dibuat oleh sekolah, hasil penilaian
semester, pemetaan KD, penentuan KKM, dan pengetahuan diolah secara kuantitatif dengan
perancangan bentuk dan teknik penilaian. menggunakan angka (bilangan bulat skala 0-
100), predikat, dan deskripsi. Deskripsi berupa
Program tahunan dibuat dengan kalimat positif terkait capaian kemampuan
pendidik melihat jumlah tema dan subtemanya peserta didik dalam setiap muatan pelajaran
setelah itu menghitung jumlah minggu belajar yang mengacu pada setiap KD. Peserta didik
efektif dalam satu tahun dan bagi waktu minggu yang mendapatkan hasil nilai suatu KD
belajar efektif kedalam subtema. Kemudian dibawah KKM KD maka perlu dilakukan
untuk program semester perlu melihat kalender remedial. Penghitungan nilai akhir (NA) untuk
pendidikan, hari-hari libur, permulaan tahun setiap KD dapat dilakukan sesuai dengan
pelajaran, minggu pembelajaran efektif, dan kegiatan penilaian yang dilakukan dan
waktu pembelajaran efektif, menghitung jumlah pembobotan. Nilai tersebut diperoleh dari
hari belajar efektif dan jam belajar efektif setiap kegiatan ulangan harian dan tugas yang
bulan dan semester dalam satu tahun, dan bagi disebut nilai harian. Kemudian nilai Penilaian
waktu yang disediakan untuk suatu sub tema Tengah Semester dan Penilaian Akhir
dan mempertimbangkan waktu untuk ulangan. Semester. Bobot penilaian di SD N 1 Pringsewu
Selatan PH 50%: PTS 25%: PAS 25%, Predikat
Saat penentuan KKM juga dilakukan dan deskripsi rapor di sekolah berdasarkan
sebelum mulai tahun ajaran baru yang terlibat KKM satuan pendidikan, untuk menuliskan
didalamnya yaitu kepala sekolah, guru deskripsi rapor, dimulai dari menganalisis
didampingI oleh pengawas sekolah, dalam capaian nilai KD tertinggi dan terendah.
menentukan KKM perlu memperhatikan
karakteristik peserta didik (intake), karakteristik 2. Pelaksanaan Penilaian Kompetensi
muatan/mata pelajaran (kompleksitas), dan Keterampilan
kondisi satuan pendidikan (pendidik dan daya Berdasarkan hasil paparan data penelitian
dukung) kemudian untuk menentukan KKM terdapat beberapa penilaian kompetensi
satuan pendidikan yang diperoleh dari KKM keterampilan di SD Negeri 1 Pringsewu Selatan
mata pelajaran yang paling kecil. Perancangan dalam melaksanakan proses penilaian
instrumen dan teknik penilaian berdasarkan pembelajaran daring pada penilaian
pengembangan silabus berpatokan dengan KD keterampilan diawali perencanaan penilaian
sebagai pertimbangan dalam memilih dan yang dilakukan oleh Kelompok Kerja Guru
menentukan instrumen dan teknik penilaian (KKG) sekolah saat libur akhir semester.
apa yang tepat. Pendidik dalam perencanaan penilaian
keterampilan menyiapkan beberapa hal yaitu
176 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

pembuat program tahunan, program semester, SD Negeri 1 Pringsewu Selatan dalam


pemetaan KD, penentuan KKM, dan pengolahan nilai menggunakan aplikasi yang
perancangan bentuk dan teknik penilaian. dibuat oleh sekolah. Nilai keterampilan diolah
secara kuantitatif dengan menggunakan
Program tahunan dibuat dengan bilangan bulat pada skala 0 sampai dengan 100
pendidik melihat jumlah tema dan subtemanya serta dibuatkan deskripsi capaian kemampuan
terus hitung jumlah minggu belajar efektif peserta didik. Deskripsi tersebut berupa kalimat
dalam satu tahun dan bagi waktu minggu positif terkait capaian kemampuan peserta didik
belajar efektif kedalam subtema. Kemudian dalam setiap muatan pelajaran yang mengacu
untuk program semester perlu melihat kalender pada setiap KD pada muatan pelajaran.
pendidikan, hari-hari libur, permulaan tahun
pelajaran, minggu pembelajaran efektif, dan Penilaian keterampilan dapat disajikan
waktu pembelajaran efektif, menghitung jumlah dalam bentuk nilai rata-rata dan/atau nilai
hari belajar efektif dan jam belajar efektif setiap optimum, sedangkan nilai akhir penilaian
bulan dan semester dalam satu tahun, dan bagi keterampilan dihitung dari rerata nilai seluruh
waktu yang disediakan untuk suatu sub tema KD. Nilai optimum diberlakukan apabila
dan mempertimbangkan waktu untuk ulangan. penilaian dilakukan terhadap KD pada materi
dan teknik penilaian yang sama dan penilaian
Saat penentuan KKM juga dilakukan dilakukan lebih dari satu kali. Peserta didik
sebelum mulai tahun ajaran baru yang terlibat yang mendapatkan hasil nilai pada suatu KD
didalamnya yaitu kepala sekolah, guru dibawah KKM KD maka perlu dilakukan
didampingI oleh pengawas sekolah, dalam remedial. Penentuan rentang predikat
menentukan KKM perlu memperhatikan menyesuaikan dengan cara penentuan rentang
karakteristik peserta didik (intake), karakteristik predikat untuk penilaian pengetahuan. Predikat
muatan/mata pelajaran (kompleksitas), dan ketercapain kompetensi ditentukan oleh KKM.
kondisi satuan pendidikan (pendidik dan daya
dukung) kemudian untuk menentukan KKM PEMBAHASAN
satuan pendidikan yang diperoleh dari KKM 1. Pelaksanaan Penilaian Kompetensi
mata pelajaran yang paling kecil. Perancangan Pengetahuan
instrumen dan teknik penilaian berdasarkan Setelah proses penelitian melalui
pengembangan silabus berpatokan dengan KD observasi, wawancara dan dokumentasi
sebagai pertimbangan dalam memilih dan peneliti menggali informasi bagaimana
menentukan instrumen dan teknik penilaian pelaksanaan penilaian kompetensi
apa yang tepat. pengetahuan pada pembelajaran daring pada
kelas IV di SD Negeri 1 Pringsewu Selatan.
Pelaksanaan penilaian keterampilan
Hasil penelitian menunjukan bahwa guru kelas
pendidik menggunakan penilaian praktik dan
menyusun perencanaan pembelajaran berupa
penilaian produk tidak menggunakan portofolio.
program tahunan (prota), program semester
Pendidik menilai kompetensi keterampilan dari
(promes), pemetaan KD, penentuan KKM, dan
hasil foto/video produk yang dikirimkan dari WA
perancangan bentuk dan teknik penilaian.
peserta didik. Selain itu peserta didik juga
Penyusunan perencanaan penilaian disusun
mengirimkan demonstrasi unjuk kerja praktik
oleh pendidik dengan tingkat yang sama.
yang telah ditugaskan oleh pendidik. Penilaian
Penyusunan perencanaan pembelajaran di SD
praktik yang dilakukan peserta didik berupa
Negeri 1 Pringsewu Selatan ini dirancang
menghafal perkalian sedangkan penilaian
sebelum kegiatan sekolah aktif tepatnya
produk berupa foto/video membuat kolase dari
sewaktu libur tahun ajaran baru. Langkah yang
bahan-bahan alam, gambar bagian dari hewan.
dilakukan guru dalam perencanaan pertama
Pelaksanaan penilaian keterampilan pendidik
membuat program tahunan untuk memetakan
tidak menggunakan rubrik namun sudah
kompetensi inti dan dasar dalam satu tahun
memiliki patokan sendiri dalam penilaian baik
pembelajaran. Beberapa hal perlu diperhatikan
kinerja praktik maupun produk.
saat membuat program tahunan yaitu melihat
jumlah tema dan subtema kemudian
Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar 177
Rahma Sukmawati1, Riswandi2, Ujang Efendi3, dan Herpratiwi4

menghitung waktu minggu belajar efektif. Dari Kompetensi dasar merupakan


hasil dokumentasi dari pendidik program kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa
tahunan buatan pendidik sama dengan dalam suatu mata pelajaran. Karakteristik mata
panduan penilaian untuk sekolah dasar (SD) pelajaran merupakan tingkat kesulitan
pada bagian identitas maupun format isian. kompetensi dasar yang harus dicapai siswa.
Padahal tidak masalah jika pendidik ingin Tingkat kesulitan kompetensi dasar dapat
mengembangkan penyusunan program dilihat dari tingkat kesulitan kata kerja maupun
tahunan. Hal ini sesuai dengan pernyataan tingkat kesulitan materi. Untuk ranah kognitif
Kemendikbud (2018:36) bahwa “dalam tingkat kesulitan kata kerja dapat
perkembangan dan pengkajian penyusunan menggunakan tingkatan kognitif menurut
program tahunan, terdapat beragam alternative taksonomi Bloom. Tingkat kesulitan materi
format program tahunan. Dengan demikian dapat diukur melalui jenis materi yang jika
pendidik memiliki kebebasan dalam diurutkan dari rendah ke tinggi yaitu materi
menentukan format program tahunan. faktual, materi konsep, materi prinsip, dan
materi prosedur. Semakin tinggi tingkat
Setelah program tahunan tersusun maka kesulitan maka semakin tinggi skor untuk KKM.
selanjutnya menyusun promes yaitu program Karakteristik siswa (intake) merupakan
semester yang dilakukan untuk semester ganjil kemampuan rata-rata siswa yang dapat dilihat
dan semester genap. Dari masing masing dari penilaian awal dan nilai rapor sebelumnya.
promes tersebut akan di-brackdown ke dalam Kondisi satuan pendidikan merupakan sumber
silabus pada setiap tema dan sub tema. daya yang dapat digunakan untuk mendukung
Dengan disusunnya silabus itu nanti akan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, seperti
tergambarkan kegiatan apa saja yang akan ketersediaan tenaga pendidik serta sarana dan
dicapai dalam setiap pembelajaran. Hasil prasarana. Apabila sekolah memiliki sarana
dokumentasi dari pendidik program tahunan prasarana dan guru mampu melakukan
buatan pendidik sama dengan panduan kegiatan pembelajaran dengan baik maka skor
penilaian untuk sekolah dasar (SD) pada untuk KKM tinggi. Sebaliknya apabila sekolah
bagian identitas maupun format isian. Sama tidak mempunyai sarana prasarana atau guru
dengan program tahunan, tidak masalah jika belum mampu melakukan kegiatan
pendidik ingin mengembangkan penyusunan pembelajaran dengan baik maka skor untuk
program semester. Hal ini sejalan dengan KKM rendah.
pernyataan Kemendikbud (2018: 38) bahwa
“Seperti program tahunan, program semester Berdasarkan hasil wawancara
juga banyak alternatifnya”. Hal ini mendapatkan bahwa guru dalam melakukan
mengindikasikan bahwa dalam penyusunan perancangan dan bentuk penilaian ke dalam
program semester terdapat banyak alternatif silabus, namun belum di silabus belum terlihat
yang dapat digunakan oleh guru. Guru pendidik melakukan perencanaan teknik dan
dibebaskan untuk menentukan format program bentuk penilaian. tidak adanya perencanaan
semester. Berdasarkan observasi dan teknik dan bentuk penilaian tentu akan
dokumentasi oleh pendidik untuk pemetaan KD berdampak pada penilaian yang nanti akan
sudah sesuai untuk format isi namun masih guru lakukan. Perencanaan teknik dan bentuk
kurang bagian identitas seperti satuan penilaian perlu dibuat agar nantinya kegiatan
pendidikan, kelas dan tahun ajaran yang tidak penilaian dapat dilakukan secara terarah serta
dicantumkan. hasilnya sesuai dengan kompetensi yang akan
dinilai. Perencanaan teknik dan bentuk
Berdasarkan Panduan Penilaian untuk penilaian yang dibuat akan disesuaikan dengan
Sekolah Dasar (SD) terdapat berbagai kompetensi dasar, tema dan subtema setiap
pertimbangan untuk penetapan KKM antara mata pelajaran. Selain itu, perencanaan bentuk
lain, karakteristik muatan pelajaran dan penilaian hendaknya dibuat berdasarkan
(kompleksitas), karakteristik siswa (intake), kemampuan akademis siswa, tingkat kesulitan
kondisi satuan pendidikan.
178 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

indikator dan sarana dan prasarana yang ada menggunakan angka (bilangan bulat skala 0-
di sekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat 100), predikat, dan deskripsi. Deskripsi berupa
Arliyanti, Kresnadi, dan Suparjan (2021:6) yang kalimat positif terkait capaian kemampuan
menyatakan bahwa “Sudut pandang yang peserta didik dalam setiap muatan pelajaran
digunakan dalam penetapan teknik penilaian yang mengacu pada setiap KD. Apabila peserta
adalah tingkat kemampuan akademis peserta didik yang mendapatkan hasil nilai dibawah
didik, kompleksitas indikator dan daya dukung KKM maka perlu dilakukan remedial, jika diatas
pendidik”. KKM dilakukan pengayaan. Menurut
Kemendikbud (2018), “Program remedial
Pelaksanaan penilaian pendidik dilakukan untuk memfasilitasi peserta didik
menggunakan Penilaian Harian (PH), Penilaian dalam mencapai hasil belajar yang optimal”.
Tengah Semester (PTS) dan Penilaian Akhir Pemberian remedial memungkinkan siswa
Semester(PAS). Kemudian untuk PH memperbaiki hal yang sekiranya belum
dilaksanakan setelah menyelesaikan memenuhi apa yang diharapkan dalam proses
pembelajaran satu tema sedangkan PTS dan pembelajaran. Dengan pemberian remedial
PAS dilaksanakan setelah menyelesaikan siswa akan memperoleh pemahaman
separuh dan seluruh dari jumlah tema per mengenai materi yang belum dikuasai.
semester, dengan bentuk penilaian tes dan Penghitungan nilai akhir untuk setiap KD dapat
instrumennya pilihan ganda dan uraian. dilakukan sesuai dengan kegiatan penilaian
Pendidik juga menggunakan tes tertulis dan yang dilakukan. Bobot penilaian di SD N 1
penugasan dalam penilaian peserta didik. Pringsewu Selatan PH 50%: PTS 25%: PAS
Pendidik memberikan soal PH menggunakan 25%, Predikat dan deskripsi rapor di sekolah
google form dengan mengirimkan link melalui berdasarkan KKM satuan pendidikan, untuk
Whatsapp group, dengan bentuk soal pilihan menuliskan deskripsi rapor, dimulai dari
ganda dengan jumlah 10 soal, namun terdapat menganalisis capaian nilai KD tertinggi dan
juga pendidik yang memberikan soal uraian terendah. Berdasarkan hasil wawancara dan
dengan jumlah 5 langsung melalui Whatsapp, dokumentasi belum terlaksana dengan
pendidik bebas memberikan soal melalui efektifnya remedial dan pengayaan karena
aplikasi atau media apasaja asalkan tetap guru mengambil nilai remedi dari tugas-tugas
penilaian mengacu pada tujuan KD yang ingin yang diberikan sebelumnya. Pendidik perlu
dicapai. Whatsapp menjadi aplikasi yang paling melakukan penilaian untuk mengetahui
banyak digunakan dalam pembelajaran daring capaian pembelajaran siswa selama proses
mulai dari pemberian soal sampai pembelajaran pada masa pandemi
pengumpulan jawaban melalui whatsapp, berlangsung. Hal ini untuk memastikan bahwa
sejalan dengan penelitian yang dilakukan siswa secara pengetahuan memiliki
Rigianti (2020: 299) mengatakan bahwa media kemampuan untuk memahami suatu materi
pembelajaran yang dapat efektif digunakan pembelajaran yang disampaikan. Agar orang
dalam pembelajaran dan banyak digunakan tua serta siswa dapat mengetahui hasil dari
dalam pembelajaran daring yaitu Whatsapp. pembelajaran selama satu semester dalam
Saat pengumpulan pendidik memberikan waktu raport anak. Dengan pembagian rapor tersebut
yang flexible mulai dari sore harinya sampai diharapkan orang tua dan siswa dapat
seminggu sesuai dengan tingkat tugas dan soal mengetahui kelebihan dan kekurangan yang
yang diberikan. Peserta didik yang lewat dari dimiliki oleh siswa dalam aspek kognitif.
waktu pengumpulan dapat melakukan
konfirmasi kepada pendidik, karena Pembahasan merupakan bagian
pembelajaran daring supaya memudahkan terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah.
peserta didiknya. Tujuan pembahasan adalah: menjawab
masalah penelitian, menafsirkan temuan-
SD Negeri 1 Pringsewu Selatan dalam temuan, mengintegrasikan temuan dari
pengolahan nilai menggunakan aplikasi yang penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan
dibuat oleh sekolah, hasil penilaian yang telah ada, menyusun teori baru atau
pengetahuan diolah secara kuantitatif dengan memodifikasi teori yang sudah ada.
Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar 179
Rahma Sukmawati1, Riswandi2, Ujang Efendi3, dan Herpratiwi4

2. Pelaksanaan Penilaian Kompetensi merupakan kemampuan yang harus dikuasai


Keterampilan oleh siswa dalam suatu mata pelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dan Karakteristik mata pelajaran merupakan tingkat
dokumen yang ada, terlihat bahwa kesulitan kompetensi dasar yang harus dicapai
perencanaan penilaian keterampilan sama siswa. Tingkat kesulitan kompetensi dasar
dengan perencanaan penilaian pengetahuan, dapat dilihat dari tingkat kesulitan kata kerja
seperti menyusun perencanaan pembelajaran maupun tingkat kesulitan materi. Untuk ranah
berupa program tahunan (prota), program kognitif tingkat kesulitan kata kerja dapat
semester (promes), pemetaan KD, penentuan menggunakan tingkatan kognitif menurut
KKM, dan perancangan bentuk dan teknik taksonomi Bloom. Tingkat kesulitan materi
penilaian. Penyusunan perencanaan dapat diukur melalui jenis materi yang jika
pembelajaran di SD Negeri 1 Pringsewu diurutkan dari rendah ke tinggi yaitu materi
Selatan ini dirancang sebelum kegiatan faktual, materi konsep, materi prinsip, dan
sekolah aktif tepatnya sewaktu libur tahun materi prosedur. Semakin tinggi tingkat
ajaran baru. Setelah program tahunan tersusun kesulitan maka semakin tinggi skor untuk KKM.
maka selanjutnya menyusun promes yaitu Karakteristik siswa (intake) merupakan
program semester yang dilakukan untuk kemampuan rata-rata siswa yang dapat dilihat
semester ganjil dan semester genap. Dari dari penilaian awal dan nilai rapor sebelumnya.
masing masing promes tersebut akan dibagi ke Kondisi satuan pendidikan merupakan sumber
dalam silabus pada setiap tema dan sub tema. daya yang dapat digunakan untuk mendukung
Dengan disusunnya silabus itu nanti akan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, seperti
tergambarkan kegiatan apa saja yang akan ketersediaan tenaga pendidik serta sarana dan
dicapai dalam setiap pembelajaran. Dari hasil prasarana. Apabila sekolah memiliki sarana
dokumentasi dari pendidik program tahunan prasarana dan guru mampu melakukan
buatan pendidik sama dengan panduan kegiatan pembelajaran dengan baik maka skor
penilaian untuk sekolah dasar (SD) pada untuk KKM tinggi. Sebaliknya apabila sekolah
bagian identitas maupun format isian. Sama tidak mempunyai sarana prasarana atau guru
dengan program tahunan, tidak masalah jika belum mampu melakukan kegiatan
pendidik ingin mengembangkan penyusunan pembelajaran dengan baik maka skor untuk
program semester. Hal ini sejalan dengan KKM rendah.
pernyataan Kemendikbud (2018:38) bahwa
“Seperti program tahunan, program semester Berdasarkan hasil wawancara
juga banyak alternatifnya”. Hal ini mendapatkan bahwa guru dalam melakukan
mengindikasikan bahwa dalam penyusunan perancangan dan bentuk penilaian ke dalam
program semester terdapat banyak alternatif silabus, namun belum di silabus belum terlihat
yang dapat digunakan oleh guru. Guru pendidik melakukan perencanaan teknik dan
dibebaskan untuk menentukan format program bentuk penilaian. tidak adanya perencanaan
semester. Berdasarkan observasi dan teknik dan bentuk penilaian tentu akan
dokumentasi oleh pendidik untuk pemetaan KD berdampak pada penilaian yang nanti akan
sudah sesuai untuk format isi namun masih guru lakukan. Perencanaan teknik dan bentuk
kurang bagian identitas seperti satuan penilaian perlu dibuat agar nantinya kegiatan
pendidikan, kelas dan tahun ajaran yang tidak penilaian dapat dilakukan secara terarah serta
dicantumkan. hasilnya sesuai dengan kompetensi yang akan
dinilai. Perencanaan teknik dan bentuk
Berdasarkan Panduan Penilaian untuk penilaian yang dibuat akan disesuaikan dengan
Sekolah Dasar (SD) terdapat berbagai kompetensi dasar, tema dan subtema setiap
pertimbangan untuk penetapan KKM antara mata pelajaran. Selain itu, perencanaan bentuk
lain, karakteristik muatan pelajaran dan penilaian hendaknya dibuat berdasarkan
(kompleksitas), karakteristik siswa (intake), kemampuan akademis siswa, tingkat kesulitan
kondisi satuan pendidikan. Kompetensi dasar indikator dan sarana dan prasarana yang ada
180 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

di sekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat dalam setiap muatan pelajaran yang mengacu
Arliyanti, Kresnadi, dan Suparjan (2021:6) yang pada setiap KD pada muatan pelajaran.
menyatakan bahwa “Sudut pandang yang
digunakan dalam penetapan teknik penilaian Penilaian keterampilan dapat disajikan
adalah tingkat kemampuan akademis peserta dalam bentuk nilai rata-rata dan/atau nilai
didik, kompleksitas indikator dan daya dukung optimum, sedangkan nilai akhir penilaian
pendidik”. keterampilan dihitung dari rerata nilai seluruh
KD. Nilai optimum diberlakukan apabila
Dalam penilaian keterampilan pada penilaian dilakukan terhadap KD pada materi
daring sangat berpengaruh bagaimana cara dan teknik penilaian yang sama dan penilaian
guru melakukan penilaian karena keadaan dilakukan lebih dari satu kali. Peserta didik
terbatas yang membuat penilaian dibuat yang mendapatkan hasil nilai dibawah KKM
menyesuaikan keadaan, penilaian maka perlu dilakukan remedial. Berdasarkan
keterampilan hanya dilihat antara lain dengan hasil wawancara dan dokumentasi belum
kinerja praktik dan kinerja produk dengan terlaksana dengan efektifnya remedial dan
mengirimkan dalam bentuk foto, video atau pengayaan karena guru mengambil nilai remedi
laporan. Sebagaimana menurut Flinders dari tugas-tugas yang diberikan sebelumnya.
university Riyana (2019:28) yaitu 1) Penentuan rentang predikat menyesuaikan
pembelajaran individu, 2) terstruktur dan dengan cara penentuan rentang predikat untuk
sistematis, 3) mengutamakan keaktifan siswa, penilaian pengetahuan. Predikat ketercapain
4) keterhubungan. Peserta didik kompetensi ditentukan oleh KKM.
mendemonstrasikan sesuai dengan KD yang
akan dinilai walau ada peserta didik yang telat PENUTUP
dalam mengirimkan tugas, dikarenakan HP
dipakai milik orangtuanya. Penilaian diberikan KESIMPULAN
dalam bentuk individu selama pembelajaran
Berdasarkan hasil dari penelitian tentang
daring ini, karena dalam keadaan masih
Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran Daring
pandemi untuk menghindari adanya cluster
Kelas IV oleh Pendidik di SD Negeri 1
penyebaran covid-19 baru.
Pringsewu Selatan, dapat disimpulkan sebagai
Namun penilaian keterampilan ini tidak berikut:
sesuai dengan RPP, dalam dokumen RPP
pendidik mencantumkan bahwa menggunakan 1. Pelaksanaan Penilaian Kompetensi
rubrik sedangkan dalam wawancara dan Pengetahuan
observasi pendidik mengungkapkan bahwa Pelaksanaan kompetensi pengetahuan
dalam penilaian daring tidak menggunakan diawali dengan menyusun perencanaan
rubrik, namun guru sudah memiliki patokan pembelajaran berupa program tahunan,
dalam diri dalam menilai keterampilan atau program semester, pemetaan KD, penentuan
melihat dari buku guru hanya tidak dibuat KKM, dan perancangan bentuk dan teknik
administrasinya. Padahal dalam keterampilan penilaian, namun masih belum terlihat pada
rubrik diperlukan agar penilaian lebih dapat perancangan bentuk dan teknik penilaian.
objektif sesuai dengan kriteria penilaian yang Pelaksanaan penilaian menggunakan
ingin dinilai. Penilaian Harian, PTS, dan PAS yang
berbentuk pilihan ganda dan essay. Penilaian
SD Negeri 1 Pringsewu Selatan dalam pengetahuan menggunakan teknik tes tertulis
pengolahan nilai menggunakan aplikasi yang dan penugasan. Penugasan dilaksanakan
dibuat oleh sekolah. Nilai keterampilan diolah meliputi pemberian soal-soal maupun tugas
secara kuantitatif dengan menggunakan pekerjaan rumah pada buku siswa. Penilaian
bilangan bulat pada skala 0 sampai dengan 100 menggunakan aplikasi whatsapp dan google
serta dibuatkan deskripsi capaian kemampuan form namun kelas 4C hanya menggunakan
peserta didik. Deskripsi tersebut berupa kalimat whatsapp saja. Pengolahan nilai menggunakan
positif terkait capaian kemampuan peserta didik pembobotan PH 50%: PTS 25%: PAS 25%,
Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar 181
Rahma Sukmawati1, Riswandi2, Ujang Efendi3, dan Herpratiwi4

Predikat dan deskripsi rapor di sekolah REFERENCES


berdasarkan KKM satuan pendidikan, untuk
remedial dan pengayaan masih kurang Anggrawan, A. 2019. Analisis Deskriptif Hasil Belajar
terlaksana. Pembelajaran Tatap Muka dan Pembelajaran
Online Menurut Gaya Belajar Mahasiswa.
2. Pelaksanaan Penilaian Kompetensi MATRIK : Jurnal Manajemen, Teknik
Informatika Dan Rekayasa Komputer, 18(2),
Keterampilan 339–346.
Pelaksanaan kompetensi keterampilan
dimulai dengan menyusun perencanaan Arliyanti, D., Kresnadi, H., & Suparjan. 2019.
pembelajaran berupa program tahunan, Deskripsi Penilaian Kognitif dalam
Pembelajaran Tematik Siswa Kelas V SD
program semester, pemetaan KD, penentuan
Negeri 27 Pontianak Utara, 18, 87–96.
KKM, dan perancangan bentuk dan teknik
penilaian, namun masih belum terlihat pada Kemendikbud. 2018. Panduan Penilaian untuk
perancangan bentuk dan teknik penilaian. Sekolah Dasar. Journal of Chemical
Penilaian keterampilan dilaksanakan Information and Modeling, (9), 1–124.
menggunakan teknik praktik dan produk.
Penilaian keterampilan peserta didik Permendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 21
Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan
mendemonstrasikan apa yang ada di dalam KD dasar dan Menengah. Salinan Lampiran
tertentu, Dalam RPP perencanaan penilaian Permendikbud RI.
menggunakan rubrik namun dalam wawancara
dan observasi tidak menggunakan rubrik, Rigianti, H. A. 2020. Kendala Pembelajaran Daring
Guru Sekolah Dasar di Kabupaten
hanya menggunakan hasil laporan atau bentuk
Banjarnegara. Orphanet Journal of Rare
foto video yang dikirimkan peserta didik. Diseases, 21(1), 1–9.
Pengolahan nilai menggunakan nilai rata-rata
atau nilai optimum, predikat dan deskripsi rapor Riyana, C. 2019. Produksi Bahan Pembelajaran
di sekolah berdasarkan KKM satuan Berbasis Online. Universitas Terbuka, 1–29.
pendidikan, untuk remedial dan pengayaan
masih belum terlaksana. Sugiyono, D. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

SARAN
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian
dan pembahasan, maka peneliti memberikan
saran kepada beberapa pihak antara lain
pendidik hendaknya merencanakan penilaian
dengan matang yang akan diterapkan dalam
pelaksanaan sehingga tujuan pembelajaran
akan tercapai dengan maksimal. Sedangkan
kepala sekolah sebaiknya selalu mengawasi
dan memberikan pelatihan dalam
pembelajaran daring salah satunya bagaimana
dalam melakukan penilaian pada masa
pembelajaran daring bagi pendidik perlu
adanya evaluasi selama pembelajaran daring
ini apakah sudah efektif atau belum. Bagi
peneliti lain diharapkan terkait dengan
kompetensi sikap pada penelitian di kelas
rendah dapat menjadi acuan untuk penelitian
selanjutnya.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

ANALISIS PROFESIONALITAS GURU FISIKA SEBAGAI


FASILITATOR DI SMA NEGERI 2 SAROLANGUN

Rendi Septian1*, Herry Setyawan2, Dwi Agus Kurniawan3, dan Maison4


1,2,3Universitas Jambi

* E-mail: resep2916@gmail.com

Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mendapatkan hasil dari analisis profesionalitas guru fisika sebagai fasilitator di SMA
Negeri 2 Sarolangun. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi kasus. Penelitian dilakukan di SMA
Negeri 2 Sarolangun dengan melakukan wawancara salah satu guru fisika pada semester genap tahun ajaran
2021/2022. Data penelitian diperoleh melalui hasil wawancara dari 10 pertanyaan yang diajukan. Penelitian ini
mengkaji profesionalitas guru dan seberapa berhasil dikaitkan peran guru sebagai fasilitator guna meningkatkan
kualitas pendidikan Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa profesionalitas guru fisika sebagai fasilitator
di SMA Negeri 2 Sarolangun umumnya telah terimplementasi secara baik. Hal ini dinilai berasal dari kelima indikator
didalam melakukan tugas sebagai pengajar profesional.

Kata kunci: analisis, pendidikan, profesionalitas, fasilitator.

Abstract
This study aims to obtain results from the analysis of the professionalism of physics teachers as facilitators at SMA
Negeri 2 Sarolangun. This research is a qualitative research with a case study. The research was conducted at SMA
Negeri 2 Sarolangun by interviewing one of the physics teachers in the even semester of the 2021/2022 academic
year. Research data obtained through interviews from 10 questions asked. This study examines the professionalism
of teachers and how successful the teacher's role as a facilitator is in improving the quality of Indonesian education.
The results of this study indicate that the professionalism of physics teachers as facilitators at SMA Negeri 2
Sarolangun in general has been implemented well. This is assessed from the five indicators in carrying out their
duties as professional teachers.

Keywords: analysis, education, professionalism, facilitator.

proses pembelajaran merupakan salah satu


PENDAHULUAN elemen dari standar proses yang mengalami
perubahan guna pencapaian keberhasilan
Pendidikan adalah suatu kebutuhan pembelajaran dan menciptakan kemampuan
mutlak yang sangat penting dan harus peserta didik yang baik. Adapun isikan berasal
terpenuhi. menurut Undang-Undang melalui standardisasi sebuah sistem seperti
SISDIKNAS yang terdapat dalam bab I pasal pada Permendikbud No. 65 Tahun 2013
1 bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan menjelaskan bahwa di dalam
terencana untuk mewujudkan suasana belajar mengimplementasikan proses pembelajaran
dan proses pembelajaran agar siswa secara di kurikulum 2013 pada satuan pendidikan
aktif mengembangkan potensi untuk sebaiknya diselenggarakan secara interaktif,
mempunyai kebolehan spiritual keagamaan, inspiratif, menyenangkan, menantang,
pengendalian diri, sikap pribadi, kecakapan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,
berpikir, ahklak yang baik, serta keterampilan serta mengimbuhkan area yang memadai bagi
proses yang berguna bagi pribadi, masyarakat prakarsa, kreativitas, dan kemandirian cocok
umum, bangsa dan tanah air Oleh karena itu dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
setiap manusia diharuskan mengalami proses serta psikologissiswa.
pendidikan baik itu pendidikan secara formal Pada penelitian kali ini difokuskan pada
maupun non formal. Dalam Kurikulum 2013, pembelajaran fisika. Pembelajaran fisika
183 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

memiliki tujuan yakni menambah keahlian terhadap siswa. Misalkan saja dalam
siswa dalam berpikir, supaya mereka tidak pengembangan bahan ajar maupun media
hanya mampu dan cekatan didalam bidang belajar untuk menambah semangat dalam
psikomotorik dan kognitif, melainkan terhitung belajar dan menghilangkan mindset yang
mampu mendukung berpikir sistematis, membudidaya pada pendidikan indonesia
objektif dan kreatif. Sistem belajar fisika yang yang menjadikan fisika sebagai momok dalam
kurang baik bersama hakikat belajar mata belajar. Guru harus membuat siswa berminat
pelajaran fisika tidak cukup hanya dengan dalam bealajar fisika dan mengubah yang
berikan kesempatan kepada peserta didik awalnya tidak menyenangkan menjadi
untuk terlibat aktif didalam proses-proses pembelajaran fisika menyenangkan dan
ilmiah, keterampilan proses sains, dan tidak mudah dipahami.
cukup melatih keterampilan higher order Sesuai dengan hasil wawancara pada
thinking skills. Sejalan dengan pendapat seorang guru fisika di SMA Negeri 2
Azizah, R., Yuliati, L., & Latifah, E (2015) Sarolangun. Menurut keterangan beliau
“Pada pembelajaran fisika, kemampuan “Mengubah mindset siswa tentang bagaimana
menyelesaikan masalah siswa masih cara belajar. Siswa harus belajar dengan
tergolong rendah”. Pada umumnya ketika senang hati dan meyakini ini akan dibutuhkan
diminta guru fisika untuk mengerjakan soal kelak akan mampu terlaksana dengan baik,
latihan ataupun kuis, siswa seringkali hanya tetapi jika mindset awal masih tertanam bhwa
menggunakan rumus yang sudah jadi dan belajar itu hanya datang, duduk dan
menyamakan soal satu dengan soal lainnya mendengarkan tanpa mengubah cara berpikir,
yang mirip padahal soal itu berbeda dan mengubah perilaku, dan mengubah akhlak itu
cenderung tidak ada analisis soal terlebih akan percuma”. Hal ini menunjukan
dahulu, mengira-ngira rumus mana yang bahwasanya mindset siswa terhadap
dipakai pada soal tersebut. Sebagian siswa pembelajaran fisika belum menunjukan
juga menyamakan soal sebelumnya dan soal indikasi keberhasilan tujuan belajar fisika
selanjutnya namun berbeda. Maka dari itu dikarenakan siswa belum mengerti bagaimana
proses pembelajaran fisika di berbagai cara belaja fisika yang menyenangkan dan
sekolah masih berjalan belum semestinya. baik dilakukan bagi mereka.
Mata pelajaran fisika merupakan mata Guru yang memiliki profesionalitas
pelajaran yang sebagian besar siswa kurang ketika menciptakan system belajar berkwalitas
menyukainya. Tak cuma siswa, tapi terhitung terlalu sebagai akibat dari berhasilnya
penduduk pada umumnya juga beranggapan pendidikan menyeluruh. Hal ini juga didukung
demikian, fisika dianggap paling sulit dan oleh kemampuan pribadai yang baik,
cenderung dihindari. Pada obeservasi di kemampuan pedagogik dan sikap sosialis
sekolah juga menunjukan bahwa siswa sulit antar sesama. Kemampuan-kemampuan
untuk dipelajari dan dipahami. Tidak hanya selanjutnya harus diupayakan pada sistem
sulit dipelajari, fisika bahkan menjadi salah untuk belajar dengan berkelanjutan. Ada
satu mata pelajaran yang dibenci oleh siswa empat fungsi guru dalam kepemimpinan di
(samudra, G. B., Suastra, I. W., & Suma, K. kelas yaitu, sebagai motivator, fasilitator,
2014). Menanggapi pernyataan tersebut, pemacu maupun pemberi inspirasi. Kualitas
siswa masih sangat kesulitan dalam guru dapat ditinjau dari dua segi, dari segi
mempelajari konsep-konsep fisika secara proses dan hasil (Sabandi, A. 2013). Suatu
utuh. Maka dari itu diperlukan peran guru prinsip mutlak ketika memperbaiki mutu kulitas
dalam membimbing dan menuntun siswa guna pendidikan Indonesia ialah guru yang
meningkatkan semanagat dan hasil belajar profesional. Maka dari itu, sudah sewajarnya
siswa. seandainya dewasa ini apresiasi dan
Untuk itu pihak sekolah beserta dewan penghormatan pada profesi guru makin lama
guru harus bekerja sama dalam memperbaiki semakin membaik, diawali dengan
kualitas pendidikan indonesia. Perlunya dilahirkannya Undangundang Nomor 14
peningkatan guru profesional yang juga akan Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen, yang
berimbas kepada perbaikan pelayanan segera diikuti dengan peraturan perundang-
Analisis Profesionalitas Guru Fisika Sebagai Fasilitator Di Sma Negeri 2 Sarolangun 184
Rendi Septian1, Herry Setyawan2, Dwi Agus Kurniawan3, dan Maison4

undangan yang terkait (Pangestika, R. R., & didik atas pandangan/opininya mengenai
Alfarisa, F. 2015). pelajaran fisika. Maka dari itu, pada penelitan
Pada umumnya seorang guru ini akan dianalisis bagaimana profesionalitas
seharusnya perlu mencukupi setidaknya 2 seorang guru fisika untuk memfasilitasi
karakteristik yakni punyai capability dan peserta didik.
loyality, yaitu seorang guru perlu memiliki
kekuatan pada pengetahuan yang dikuasai Hasi wawancara juga menunjukan
dan diajarkan, memiliki kekuatan teoritis “guru menggunakan problem based learning
bagaimana mengajari siswa dengan dan inkuiri. Guru menginginkan siswa ikut
maksimal, bermula jadi perencanaan, berperan aktif, student center diutamakan”
implementasi hingga evaluasi, serta punyai hasil wawancara ini sejalan dengan pendapat
loyalitas seorang guru, yaitu loyalitas pada Rahmawati, M., & Suryadi, E (2019)
kewajiban-kewajiban seorang guru bukan menyatakan bahwa“dewasa ini guru bukan
hanya kegiatan di ruang kelas, namun lagi sebagai satu-satunya sumber informasi
sebelum itu serta setelah kelas. Supriadi pada bagi peserta didik. Penekanan bahwa guru
Lubis, S. (2012) menyatakan bahwasanya sekarang lebih berperan sebagai fasilitator”.
untuk menjadi profesional seorang guru Sejalan dengan pendapat tersebut, bertujuan
dituntut memiliki sikap yang profesional. agar siswa bersemangat di kelas dan bersaing
Profesionalisme seorang guru adalah : secara sehat. Siswa pada hal ini diharapkan
lebih banyak melakukan kegiatan fisik maupun
1. Guru mempunyai komitmen pada non fisik guna meningkatkan mental siswa.
siswa dan proses belajarnya Hal itu terhitung secara spontan dapat
memperbaiki sistem yang pada mulanya
2. Guru menguasai secara mendalam belajar berpusat pada guru menjadi berpusat
bahan/mata pelajaran yang pada siswa. Guru mempunyai fungsi benar-
diajarkannya serta cara mengajarnya benar penting di dalam kesuksesan sistem
kepada siswa belajar siswa. Tingkat berhasilnya guru pada
sistem belajar siswa mampu diamati pada
3. Guru bertanggung jawab memantau
terlaksananya obyek belajar siswa. Salah satu
hasil belajar siswa melalui berbagai
tercapainya tujuan pembelajaran adalah siswa
cara evaluasi
dapat memahami dan mengerti mengenai
4. Guru mampu berfikir sistematis materi yang disampaikan oleh guru
tentang apa yang dilakukannya dan (Purwaningsih, E. 2016).
belajar dari pengalamannya
METODE PENELITIAN
5. Guru seyogyanya merupakan bagian
dari masyarakat dalam lingkungan Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2
profesi mengajarnya. Sarolangun melalui penelitian kualitatif
bersama metode studi kasus. Menurut
Seorang guru profesional tentunya Sugiyono (2007), Metode Peneltian Kualitatif
mengetahui apa yang dibutuhkan siswa dan merupakan suatu penelitian yang digunakan
bisa menfasilitasi siswa dengan baik. Demi untuk meneliti pada objek yang alamiah
meningkatkan kualitas pendidikan di dimana peneliti adalah sebagai instrumen
Indonesia, dibutuhkan sebanyak mungkin kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
sosok guru profesional fungsi secara gabungan dan analisis data bersifat
menjebembatani siswa dalam pemahaman induktif. . Metode penelitian studi kasus
konsep pembelajaran. Kali ini yang menjadi adalah langkah yang tepat untuk digunakan
fokus utamanya yaitu pada pembelajaran didalam penelitian yang manfaatkan
fisika yang dinilai sulit dan membosankan. pertanyaan penelitian utama “bagaimana”
Sosok guru profesional berdampak besar atau “mengapa”, (Nur’aini, R. D. 2020). Pada
terkait hasil belajar pada siswa apalagi pada penelitian melalui metode studi kasus dengan
saat belajar fisika. Peran guru fisika sangat mewawancarai guru fisika di SMA Negeri 2
krusial untuk mengubah pola pikir peserta Sarolangun. Beberapa pertanyaan yang
185 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

diajukan mengacu pada beberapa aspek 4. Bagaimana Ada beberapa


seperti cara mengajar, penggunaan bahan cara guru metode, seperti
ajar dan media pembelajaran serta membuat melakukan
permasalahan siswa di sekolah. Analisis yang suasana pembelajaran
dilakukan berfokus pada profesionalitas guru kelas lebih diagnosis kepada
ditinjau dari beberapa aspek tersebut. kondusif saat peserta didik di kelas.
belajar Dengan melakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN pembelajaran
diagnosis kita akan
HASIL menemukan apa saja
yang dibutuhkan di
dalam kelas.
No Pertanyaan Jawaban Diagnosis yang
berhasil yaitu bisa
menterjemahkan apa
1. Apakah Sudah diterapkan
yang dibutuhkan di
kurikulum sejak 2013, diterapkan
kelas sehingga siswa
2013 sudah sudah baik dengan
merasa dilayani dan
digunakan di presentase 90%
dituntun dengan
sekolah ini
maksimal sehingga
2. Ketika proses Ada beberapa hal meingkatkan kualitas
belajar yang digunakan siswa
mengajar tergantung kopetensi 5. Guru Tergatung KD yang
dilakukan, dasar yang digunakan. menggunaka digunakan, ada yang
cara Misalkan n bahan dan menggun akan
mengajar menggunakan media ajar ceramah namun untuk
seperti apa problem based apa materi yang abstrak
yang biasa learning dan inkuiri. biasanya
digunakan Guru menginginkan menggunakan bahan
siswa ikut berperan ajar yang guru buat di
aktif, student center lab atau menggunakan
diutamakan. permodelan phet
3. Kendala Mengubah mindset simulation. Tujuan
seperti apa siswa tentang menggunakan
yang dialami bagaimana cara simulasi phet yaitu
saat proses belajar. Siswa harus untuk meyakinkan dan
belajar belajar dengan senang melihat fenomena-
mengajar hati dan meyakini ini fenomena yang tidak
akan dibutuhkan kelak bisa dilihat secara
akan mampu langsung
terlaksana dengan 6 Apakah Cukup efektif karena
baik, tetapi jika bahan ajar mampu
mindset awal masih dan media mendelegasikan
tertanam bahwa pembelajaran kejadian
belajar itu hanya sudah efektif sesungguhnya. Fisika
datang, duduk dan untuk bukan hanya rumus,
mendengarkan tanpa diterapkan angka tetapi ada juga
mengubah cara secara konseptualnya
berpikir, mengubah 7 Bahan ajar Kami di sekolah
perilaku, dan dan media memiliki tim untuk
mengubah akhlak itu pembelajaran mendiskusikan hal itu,
akan percuma. apa semua KD dalam
Analisis Profesionalitas Guru Fisika Sebagai Fasilitator Di Sma Negeri 2 Sarolangun 186
Rendi Septian1, Herry Setyawan2, Dwi Agus Kurniawan3, dan Maison4

dibutuhkan pembelajaran memiliki PEMBAHASAN


siswa bahan ajar dan media
tersendiri yang cocok Setelah diidentifikasi masalah yang
untuk digunakan. Jadi terjadi melalui jawaban dari wawancara maka
menyesuaikan KD dapat diketahui bagaimana profesionalistas
yang harus dikuasai guru sebagai fasilitator bagi siswa. Berdasar
siswa. Guru harus pada hasil penelitian oleh peneliti tentang
menuntun siswa agar Analisis profesionalitas guru pada mata
siswa mengerti apa pelajaran fisika di SMA Negeri 2 Sarolangun
yang dia butuhkan secara lazim mampu diasumsikan sudah
8 Bagaimana Ada dua sifat antusias, terlaksana cukup bagus. Hal demikian mampu
dicermati berasal melalui pemaparan guru
cara guru yang pertama siswa
yang sudah pasti berdasarkan 5 indikator
untuk yang antusias secara
kompetensi profesional seperti yang
memunculka sepontan harus
dikemukakan oleh Supriadi dalam Lubis, S.
n sikap dituntun dan diarahkan
(2012).
antusias guru. Kedua, siswa
siswa untuk yang berimajinasi Berikut uraian menganai kelima
aktif dalam tinggi yang harus indikator guru profesional;
pembelajaran diarahkan dengan baik
1. Menguasai landasan pendidikan dan
dan lebih hati-hati agar prinsip
tidak terjadi
Semua upaya penindakan guru
miskonsepsi guna
ditujukan pada target agar siswa dapat
mampu
jalankan bermacam guna cocok
mengoptimalkan
bersama dengan statusnya, dan
kemampuannya.
tentunya berdasarkan nilai-nilai dan
9 Apakah Iya, seperti ketika norma-norma yang diakui. Penguasaan
dalam belajar mencari referensi lain, landasan pendidikan da prinsip oleh
menggunaka menggunakan untuk guru mata pelajaran fisika di sini dapat
n media simulasi ataupun dikatakan bagus, dilihat melalui jawaban
seperti ketika ujian
wawancara yaitu “dari segi penerapan
komputer menggunakan
kurikulum Sudah diterapkan sejak
atau gawai komputer
2013, diterapkan sudah baik dengan
10 Apakah Sangat efektif, karena presentase 90%”. Hal demikian
dalam bisa mensimulasikan menunjukan guru sudah memiliki
menggunaka suatu yang abstrak landasan pendidikan dan berkomitmen
n media dan dengan waktu terhadap pembaruan kurikulum beserta
seperti yang efisien. Selain itu, penerapannya yang hampir sempurna.
komputer kendala dalam Selain itu, terdapat keterangan cara
atau gawai menggunakannya jika mengajar yang baik dengan jawaban
efektif bisa diatas dengan “menggunakan problem based
diterapkan baik. Semangat siswa learning dan inkuiri. Guru
dalam menggunakan menginginkan siswa ikut berperan
teknologi juga sangat aktif, student center diutamakan”. Hal
antusias karena ini meunujukan komitmen dan tanggung
teknologi memang jawab guru untuk melakukan
sangat dibutuhkan pengajaran bervariasi.
oleh mereka. Siswa
2. Guru menguasai secara mendalam
mampu menjadi lebih
bahan/mata pelajaran
terampil dan
Menguasai materi dan bahan
menguasai konsep
pengajaran adalah kewajiban bagi guru
pembelajaran dengan
dalam bidangnya sebagai upaya
baik.
pelaksanaan kompetensi profesional.
187 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Setiap guru yang profesional harus untuk digunakan. Jadi menyesuaikan


menguasai bahan ajar sesaui dengan KD yang harus dikuasai siswa. Guru
bidang mata pelajarannnya. Jika tidak harus menuntun siswa agar siswa
menguasainya tentu akan kesulitan mengerti apa yang dia butuhkan”.
dalam penyampain materi. Pada Dengan begitu peneliti mendapatkan
indikator ini, guru fisika di SMAN 2 informasi bahawasanya dalam
Sarolangun telah mencapai kompetensi penyusunan pengajaran dilakukan
yang baik karena dilihat dari latar dengan baik karena terdapat tim khusus
pendidikan beliau yang meraih gelar untuk mendiskusikan bagaimana
Magister S2 papa bidang yang linier program pengajaran terlaksana dengan
dengan pendidikan. Hal ini merupakan baik.
suatu kelebihan tenaga pendidik. 4. Pelaksanaan program pengajaran yang
Sesuai dengan hasil wawancara juga sistematis dan belajar berasal dari
menyatakan” Tergatung KD yang pengalaman untuk menciptakan situasi
digunakan, ada yang menggun akan belajar mengajar yang tepat
ceramah namun untuk materi yang Berdasarkan data hasil penelitanm
abstrak biasanya menggunakan diperoleh jawaban dari responden
bahan ajar yang guru buat di lab atau “Mengubah mindset siswa tentang
menggunakan permodelan phet bagaimana cara belajar. Siswa harus
simulation. Tujuan menggunakan belajar dengan senang hati dan
simulasi phet yaitu untuk meyakini ini akan dibutuhkan kelak
meyakinkan dan melihat fenomena- akan mampu terlaksana dengan baik,
fenomena yang tidak bisa dilihat tetapi jika mindset awal masih
secara langsung”. Dapat dilihat, guru tertanam bahwa belajar itu hanya
sudah baik dalam penguasaan bahan datang, duduk dan mendengarkan
ajar dan pengajaran melalui variasi cara tanpa mengubah cara berpikir,
mengajar dan bahan ajar yang mengubah perilaku, dan mengubah
digunakan berdasarkan KD yang ingin akhlak itu akan percuma”.
dicapai. Jawaban lainnya juga Menunjukan bahwa preoses
menyatakan pembelajaran pebelajaran berjalan dengan sistematis
menggunkan bahan ajar yang dignakan dan melihat dari pengalaman
dinilai sudah efektif namun masih perlu sebelumnya. Guru menjadikan
peningkatan kembali dengan berbagai pengalaman sebagai tolak ukur untuk
pengembangan bahan ajar maupun mengambil tindakan kedepannya.Selain
media pembelajaran. itu hasil wawancara lainnya juga
3. Penyusunan program pengajaran, menunjukan “Ada beberapa metode,
memantau hasil belajar, dan melakukan seperti melakukan pembelajaran
evaluasi diagnosis kepada peserta didik di
Penyusunan program studi termasuk kelas. Dengan melakukan
aktivitas merumuskan tujuan pembelajaran diagnosis kita akan
pembelajaran, merumuskan isikan / menemukan apa saja yang
materi pelajaran yang kudu dipelajari, dibutuhkan di dalam kelas. Diagnosis
merumuskan aktivitas studi dan yang berhasil yaitu bisa
merumuskan sumber studi / media menterjemahkan apa yang
pembelajaran yang dapat digunakan dibutuhkan di kelas sehingga siswa
serta merumuskan evaluasi studi. merasa dilayani dan dituntun dengan
Berdasarkan wawancara, peneliti maksimal sehingga meingkatkan
memperoleh informasi yaitu” Kami di kualitas siswa”. Guru menjadika
sekolah memiliki tim untuk pembelajaran menyesuaikan dengan
mendiskusikan hal itu, semua KD kebutuhan siswa menggunakan skema
dalam pembelajaran memiliki bahan diagnosis. Hal ini menununjukan
ajar dan media tersendiri yang cocok pembelajaran yang berjalan dengan
Analisis Profesionalitas Guru Fisika Sebagai Fasilitator Di Sma Negeri 2 Sarolangun 188
Rendi Septian1, Herry Setyawan2, Dwi Agus Kurniawan3, dan Maison4

berdasarkan pengalaman pendidik lalu mencukupi standar namun tetap mesti ada
menerapkannya. upaya untuk menambah minat dan dorongan
5. Guru seyogyanya merupakan bagian belajar siswa. Selain itu tetap diupayakan agar
dari masyarakat siswa mengubah pola pikir atau
Dari indikator kelima ini, guru harus pandangannya terhadap mata pelajaran fisika
memiliki rasa sosial yang tinggi ditandai yang sulit dan membuat bosan menjadi mata
dengan guru melakukan pendekatan pelajaran yang menyenangkan dan ringan
diagnosis pada siswa yang artinya guru untuk dipahami.
memperhatikan apa yang dibutuhkan
siswa dan memfasilitasi kebutuhan
tersebut melalui diskusi bersama tim. REFERENCES

Azizah, R., Yuliati, L., & Latifah, E. (2015). Kesulitan


Guru sangatlah memiliki pengaruh serta
pemecahan masalah fisika pada siswa SMA.
memainkan peran paling vital dalam
Jurnal penelitian fisika dan aplikasinya
implementasi program terencana oleh pihak (JPFA), 5(2), 44-50.
sekolah, mengambil andil yang paling utama
dalam mencapai target pendidikan itu sendiri Lubis, S. (2012). Analisis Profesionalisme Guru
yang diharapkan oleh semua pihak. Disini Berdasarkan Undang-Undang RI No. 14
guru menjadi faktor pertama dan utama dalam Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen.
Jurnal Administrasi Publik: Public
menciptakan siswa-siswa berprestasi. Guru
Administration Journal, 2(1), 52-66.
harus berkompeten terutama dalam
bidangnya dan umumnya dalam mendidik Naibaho, D. (2018). Peranan guru sebagai fasilitator
siswa dengan baik . Gurulah yang dalam perkembangan peserta didik. Jurnal
membimbing peserta didik untuk belajar Christian Humaniora, 2(1), 77-86.
mengenal, memahami dan menghadapi
dunia dimana tempatnya berada (Naibaho, Nur’aini, R. D. (2020). Penerapan metode studi
kasus YIN dalam penelitian arsitektur dan
D.2018). Guru sebagai fasilitator ditandai
perilaku. INERSIA: lNformasi dan Ekspose
dengan mengajarkan siswanya untuk belajar hasil Riset teknik SIpil dan Arsitektur, 16(1),
madiri serta diarahkan agar tidak terjadi 92-104.
miskonsepsi. Guru harus menunjukan jalan
yang harus dilalui dan mengajak agar siswa Pangestika, R. R., & Alfarisa, F. (2015). Pendidikan
bisa mandiri dalam melaluinya. Berdasarkan profesi guru (PPG): Strategi pengembangan
hasil penelitan, guru seringkali memberikan profesionalitas guru dan peningkatan mutu
pendidikan Indonesia. In Makalah Prosiding
konsep pembelajaran melalui media dan
Seminar Nasional (Vol. 9).
bahan ajar bervarasi dan memberikan tugas
mandiri seperti misalnya melakukan pratikum Purwaningsih, E. (2016). Peranan Guru Sebagai
secara mandiri menggunakan permodelan Fasilitator dan Motivator dalam
simulasi aplikasi phet. Namun yang perlu Meningkatkan Hasil Belajar di Kelas XI
digaris bawahi peenguasaan konsep siswa Smk. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
harus sudah baik. Khatulistiwa, 5(10).

Rahmawati, M., & Suryadi, E. (2019). Guru sebagai


PENUTUP fasilitator dan efektivitas belajar siswa. Jurnal
Pendidikan Manajemen Perkantoran
Berdasarkan hasil penelitian dan (JPManper), 4(1), 49-54.
pembahasan yang udah dilaksankan oleh
peneliti maka bisa dimengerti bahwa Sabandi, A. (2013). Supervisi pendidikan untuk
profesionalitas guru fisika sebagai fasilitator di pengembangan profesionalitas guru
SMA Negeri 2 Sarolangun terhadap umunya berkelanjutan. Pedagogi: Jurnal Ilmu
telah terimplementasi secara baik. Hal ini Pendidikan, 13(2), 1-9.
dinilai dari kelima indikator didalam melakukan
Samudra, G. B., Suastra, I. W., & Suma, K. (2014).
tugas sebagai pengajar profesional. Dari Permasalahan-permasalahan yang dihadapi
kelima indikator selanjutnya seutuhnya telah siswa SMA di kota singaraja dalam
189 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

mempelajari fisika. Jurnal pendidikan dan


pembelajaran IPA Indonesia, 4(1).

Sugiyono. 2017. Metode penelitian kuantitatif,


kualitatif R&D . Bandung: Alfabeta.

Supriadi dalam Lubis, S. (2012). Analisis


Profesionalisme Guru Berdasarkan Undang-
Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru
Dan Dosen. Jurnal Administrasi Publik:
Public Administration Journal, 2(1), 52-66.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18


Tahun 2002, Sistem Nasional
Penelitian,Pengembangan,dan Penerapan
ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, Bab I
Pasal I ayat 5. h. 2.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

ANALISIS SISTEM PEMBELAJARAN INOVATIF FLIPPED


CLASSROOM DENGAN CIPP EVALUATION MODEL

Roma Mantin1*, Sholeh Hidayat 2, Dan Robinson Situmorang3


1Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Indonesia
2Guru Besar Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Indonesia
3Guru Besar Universitas Negeri Jakarta, Indonesia
* E-mail: 7782200022@untirta.ac.id

Abstrak
Penelitian ini merupakan analisis terhadap penerapan model pembelajaran inovatif yang dilaksanakan ditengah
maraknya pandemi covid-19. dan dengan model evaluasi CIPP. Penelitian diterapkan di SMP Negeri 6 Kota
Serang dengan mengaplikasikan dua materi pembelajaran pada mata pelajaran IPA Biologi kelas VIII yaitu sistem
pernapasan dan gangguan pada system pernapasan. Berdasarkan penelitian, dapat direkomendasikan bahwa
model pembelajaran flipped classroom layak diteruskan dan digunakan pada sistem pembelajaran pada materi
lain dan pada mata pelajaran lainnya dengan hasil penelitian: a. Analisis terhadap sistem pembelajaran dengan
model pembelajaran inovatif flipped classroom dapat berjalan dengan efektif meskipun dilaksanakan dengan
metode online, dengan hasil evaluasi secara umum yaitu 95,7% menyatakan pembelajaran mudah difahami. b)
Hasil evaluasi terhadap manajemen atas sistem pembelajaran berjalan dengan baik dan semua kebutuhan
pembelajaran tersedia dan terfasilitasi dengan baik.

Kata kunci: Pembelajaran Inovatif, Flipped Classroom, CIPP Evaluation Model

Abstract
This research is an analysis of the application of an innovative learning model that was carried out in the midst of
the COVID-19 pandemic and the CIPP evaluation model. The research was applied at SMP Negeri 6 Serang City
by applying two learning materials in the Science of Biology subject for class VIII, namely the respiratory system
and disorders of the respiratory system. Based on the research, it can be recommended that the flipped classroom
learning model deserves to be continued and used in learning systems on other materials and in other subjects
with the results of the research: a. Analysis of the learning system with the innovative flipped classroom learning
model can run effectively even though it is carried out using the online method, with the general evaluation results,
namely 95.7% stating that learning is easy to understand. b) The results of the evaluation of the management of
the learning system went well and all learning needs were available and well facilitated.

Keywords: Innovative Learning, Flipped Classroom, CIPP Evaluation Model

menciptakan pembelajaran yang


PENDAHULUAN menyenangkan ini harus terus diupayakan.
Saat ini, inovasi yang dapat dilakukan adalah
Sistem pembelajaran di sekolah, terus dengan penerapan Model pembelajaran flipped
didesain dengan inovasi yang menarik dan classroom. Model pembelajaran ini dapat
menyenangkan agar tercapai tujuan membantu siswa meningkatkan sikap positif
pembelajaran. Model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran. Dalam arti luas, kegiatan
(kekinian ataupun klasikal) dapat didesain flipped classsroom di luar kelas tidak saja
dengan sistem pembelajaran yang hanya menonton video pembelajaran tetapi
menyenangkan yang tentu saja membuat guru juga harus menjawab soal-soal latihan yang
dituntut untuk berpikir keras tentang apa yang bersifat tertutup, dan ketika di dala kelas
harus dilakukan agar layanan pendidikan tetap dilakukan aktivitas tanya jawab serta
berjalan dengan baik. Guru harus terus pembelajaran kelompok untuk memecahkan
berupaya menemukan model pembelajaran Model pembelajaran flipped
efektif dan efisien dan dalam hal ini termasuk classroom (pembelajaran terbalik) adalah
dalam pemilihan metodenya dan media yang model pembelajaran dengan menuntut siswa
digunakan. Peranan dan kreativitas guru untuk mempelajari materi lebih dahulu sesuai dengan
191 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

tugas yang diberikan oleh guru, dan hal yang model evaluasi yang menggunakan
utama yakni menuntut siswa aktif terlibat pada pendekatan yang berorientasi pada
pembelajaran. manajemen (management-oriented evaluation
approach) atau dapat dikatakan sebagai bentuk
METODE PENELITIAN evaluasi manajemen program (evaluation in
program management). (Owen 1993).
Penelitian ini akan menganalisis proses Model CIPP mengacu pada pandangan
pembelajaran di SMP Negeri 6 kelas VIII bahwa tujuan terpenting dari pelaksanaan
semester II yaitu pelajaran IPA Biologi, materi evaluasi program bukan untuk membuktikan (to
bab 6 Sistem Pernapasan Manusia. Model prove), melainkan meningkatkan (to improve).
pembelajaran inovatif yang dipilih adalah Model CIPP digunakan untuk mendukung
flipped classroom yang disebut juga dengan pengembangan organisasi dan membantu
model pembelajaran terbalik. Selanjutnya pemimpin organisasi dalam mendapatkan dan
dilakukan evaluasi atas pembelajaran dengan juga menggunakan masukan secara sistematis
CIPP evaluation model dan mengacu pada supaya lebih mampu memenuhi kebutuhan-
oriented-management approach. kebutuhan penting atau, minimal, bekerja
Evaluasi terhadap satu sistem sebaik-baiknya dengan sumber daya yang ada.
pembelajaran adalah satu rangkaian proses (Stufflebeam, Madaus, and Kellaghan 2006).
sistematis yang dapat mengukur sejauh mana Pada penelitian ini, dilakukan evaluasi input
tujuan dari suatu program tercapai atau disebut untuk menganalisis pelaksanaan sistem
berhasil melalui proses penilaian (assessment) pembelajaran dengan flipped classroom.
dan pengukuran (measurement) agar dapat
mengambil keputusan sesuai yang diharapkan HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam tujuan program. Woolfolk dan Nicolich
dalam buku Educational Psychologies for HASIL
teachers mengemukakan bahwa penilaian atau Penelitian ini merupakan studi
evaluasi merupakan suatu proses pendahuluan bagi penelitian berikutnya
membandingkan informasi dengan kriteria, sehingga dalam penelitian ini juga banyak
kemudian membuat pertimbangan; yakni melakukan kajian literatur (literatur review) dan
membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai hasil penelitian ini diharapkan dapat
(Woolfolk and Nicolich 1990). memberikan gambaran bagi pelaksanaan
Terdapat berbagai macam model evaluasi atas penyelenggaraan sistem
evaluasi program yang dapat digunakan, pembelajaran dengan model inovatif lainnya.
meskipun antara satu dengan yang lainnya Beberapa penelitian sebelumnya
berbeda, tetapi beberapa memiliki kesamaan menunjukkan bahwa evaluasi program
pandangan yaitu untuk melakukan pembelajaran dengan model CIPP dinyatakan
pengumpulan data atau informasi, berkaitan cukup efektif (Bhakti 2017). Model CIPP juga
dengan objek yang dievaluasi, dengan tujuan digunakan untuk mengevaluasi pembelajaran
untuk menyediakan bahan acuan bagi di PAUD inklusif menghasilkan evaluasi setiap
pengambil keputusan dalam menentukan komponen cukup baik (Junanto and Kusna
tindak lanjut pelaksanaan suatu program atau 2018). Penelitian lain dengan model CIPP juga
kebijakan tersebut (Abdullah 2014). Selain itu, dilakukan Agus Ramdan Rukmana dalam
model evaluasi juga diartikan sebagai suatu Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal dan hasil
desain evaluasi yang dikembangkan oleh para penelitian menunjukan bahwa Evaluasi proses
ahli yang biasanya akan dinamakan sesuai penggunaan dana bantuan Teaching Factory
dengan nama tokoh perancangnya atau di SMK Jakarta Pusat 1 telah berjalan sesuai
tahapan pelaksanaannya (Tayibnapis 2008). dengan Peraturan Kuasa Pengguna Anggaran
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, Satuan Kerja Direktorat Pembinaan SMK
pendekatan evaluasi dilakukan berbasis (Rukmana et al. 2021). Sedikit berbeda
manajemen (Management-Oriented Approach) dengan penelitian yang dilakukan Darul
yang dikembangkan oleh Stufflebeam dan Alkin Prayogo dalam jurnal yang berjudul Evaluation
(1960). Model CIPP merupakan salah satu of CIPP in Distance Learning. Berdasarkan
Analisis Sistem Pembelajaran Inovatif Flipped Classroom Dengan CIPP Evaluation 192
Model
Roma Mantin1*, Sholeh Hidayat2, Robinson Situmorang3

hasil evaluasi pada evaluasi produk, hampir fasilitator di kelas dan menanyakan di kelas
setengah responden menyatakan terkait kesiapan tugas mandiri atau tugas
pembelajaran jarak jauh tidak baik. (Rukmana kelompok. Ada tugas atau praktek mandiri
et al. 2021). yang dilakukan siswa seperti menghitung
Model pembelajaran flipped classroom frekwensi nafas. Hal ini dilakukan dengan
merupakan solusi dari permasalahan random saja karena waktu sangat terbatas
pembelajaran diera digital yang sekarang apabila menanyakan semua siswa. Guru
sedang dipertimbangkan (Purwitha 2020). lebih banyak berdiskusi dan menanyakan
Proses pembelajaran dengan model siswa terkait capaian pembelajaran, karena
pembelajaran flipped classroom dapat materinya sudah diberikan oleh guru
dilaksanakan secara on-line sehubungan sebelum kelas dimulai (pre-class)
masa Pandemi Covid 19, sebagai 3. Penugasan akan diberikan oleh guru
pelaksanaan dari Surat Keputusan Bersama setelah kelas berakhir (out of class). Peserta
Kementerian pendidikan dan Kebudayaan, didik mengerjakan penugasan yang
Kementerian Agama, Kementerian diberikan oleh guru; terutama untuk tugas
Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri kelompok yang membuat mereka harus
tentang Panduan Penyelenggaraan membentuk whatsapp grup agar mudah
Pembelajaran pada Tahun Ajaran dan Tahun dalam berkomunikasi; Pada pertemuan
Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-19, selanjutnya akan dibentuk sesi presentasi
yang mengharuskan penyelenggaran atas hasil diskusi masing masing kelompok
pendidikan dan pembelajaran dilaksanakan 1, 2 dan 3.
secara online dan dihimbau untuk tidak
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran Hasil analisis terhadap proses
tatap muka (Kemendikbud 2020). Pembelajaran dengan model flipped
Pelaksanaan evaluasi dinilai sangat classroom adalah bahwa pembelajaran dapat
penting untuk dilaksanakan untuk mengetahui berjalan dengan lancar terlebih karena guru
proses pembelajaran tersampaikan pada sudah menyiapkan sendiri: 1) Slide presentasi
siswa untuk mengukur target dan tujuan dengan power point 2) Video pembelajaran
program serta apakah telah atau belum yang disiapkan sendiri oleh guru dengan
maksimal dalam mencapai tujuan program aplikasi kinemaster 3) Modul pembelajaran
yang diharapkan. yang dibuat untuk dua materi yang berurutan
yaitu system pernapasan dan gangguan
PEMBAHASAN /kelainan pada system pernapasan 4) Daftar
A. Analisis Sistem Pembelajaran Link youtube lainnya sebagai sumber belajar
Analisis terhadap sistem pembelajaran atau referensi bagi siswa.
yang dilakukan melalui daring karena adanya Siswa terlihat antusias terutama
pembatasan sebagi akibat dari adanya karena mereka yakin hal yang telah mereka
pandemic covid-19 dengan model flipped pelajari di rumah (pre class). Sementara di
classroom terdiri dari tiga bagian yaitu: kelas, in class, guru dapat lebih leluasa
1. Guru telah memberikan (sudah disematkan melakukan diskusi dan tanya jawab dan yang
pada link youtube, bagian description dapat lebih penting lagi, guru dapat mengamati
di download dari drive): a) Slide presentasi anak didik sesuai dengan kemampuannya
(ppt) b) Video pembelajaran yang disiapkan sehingga anak didik di kelas inklusi dapat
sendiri oleh guru dengan aplikasi mereas sejajar dengan rekannya.
kinemaster c) Modul pembelajaran yang Terkait dengan pembelajaran, juga
dibuat dua materi yang berurutan yaitu telah dilakukan uji terbatas terhadap 23 orang
system pernapasan dan gangguan atau siswa dan rekan sejawat dan hasilnya
kelainan pada sistem pernapasan d) Link menunjukkan bahwa siswa mampu
youtube lainnya sebagai sumber belajar menyimpulkan video yang disiapkan. Modul
atau referensi bagi siswa. pembelajaran yang disiapkan oleh guru juga
2. Saat kelas dimulai (in-class), guru menjadi sangat membantu peserta didik karena
193 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

disana sudah terdapat langkah-langkah percobaan dan rasa ingin tahu atau karakter
pembelajaran termasuk lembar kerja dan motivasi dan kemauan yang kuat
latihan yang dapat dikerjakan oleh siswa (perseverance) untuk memperoleh hasil yang
pada saat after class dirumah masing- maksimal dan karakter tanggung jawab dalam
masing. menyelesaikan penugasan yang diberikan baik
Hasil Pembelajaran dikaitkan dengan secara kelompok atau pun melakukannya
karakter didapatkan dari evaluasi yang secara perorangan dengan menunjukkan sikap
dilakukan sebagai berikut: 1) Penilaian dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
terhadap aspek pengetahuan, dapat dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
jelas terlihat melalui score pada lembar kerja yang menunjukkan siswa dengan karakter
siswa, hasil kerja kelompok dan ulangan mandiri
harian. Nilai akan dibuat dalam bentuk angka Refleksi Hasil pembelajaran dapat
yang kemudian selanjutnya akan dihitung dan dinyatakan sebagai berikut:
dikonversi ke dalam bentuk huruf juga 1. Refleksi dengan video pembelajaran
disesuaikan dengan penilaian KKM. 2) Dengan mengambil dokumentasi saat
Penilaian terhadap aspek keterampilan, dapat pembelajaran yaitu dengan cara
diamati dari hasil kerja kelompok dan rekaman merekam langsung zoom atau google
video yaitu penilaian terhadap aspek meet atau bahkan sudah tersedia
keterampilan, dibuat dengan instrumen banyak aplikasi rekam layar yang
penilaian dengan Kriteria: dapat memutar video pembelajaran
secara utuh.
No Bentuk penilaian Penget Ketera Karak
otentik ahuan mpilan ter 2. Refleksi melalui lisan
  merupakan refleksi hampir pasti
1 Pengisian Lembar
kerja siswa (Individu) dilaksanakan oleh guru yakni dengan
yang dikirim melalui melakukan pengamatan secara lisan
google classroom
kepada semua siswanya meskipun
2 Pengamatan   terkadang tidak perlu menanyakan
terhadap hasil kerja
kelompok yaitu
keseluruhan satu persatu tetapi diambil
kesimpulan praktek sampling saja. Refleksi lisan dilakukan
(Kelompok) yang dengan mengajukan pertanyaan
dikirim melalui email
kepada siswa secara langsung untuk
3 Analisis terhadap   dimintai pendapat atau menjawab
rekaman video saat
melakukan
pertanyaan yang sudah disiapkan pada
praktek/percobaan Latihan mandiri di modul
(Kelompok) pembelajaran. Hal lainnya juga dapat
4 Score Ulangan  berupa pertanyaan bagaimana
Harian yang pendapat siswa tentang cara mengajar
dilakukan melalui
google form guru, suasana selama proses belajar
mengajar.
3. Refleksi menggunakan catatan harian
Apabila hasil pembelajaran dikaitkan Refleksi dengan cara ini sangat
dengan 18 Pendidikan karakter yang diperlukan terutama pada masa
dikeluarkan oleh kementerian Pendidikan pembelajaran online, sehingga guru
nasional, yakni dalam rangka lebih juga dapat memonitor kosentrasi siswa
memperkuat pelaksanaan Pendidikan. selama proses pembelajaran daring.
Karakter yang yang dapat dicapai pada proses
pembelajaran ini yaitu: penilaian terhadap B. Evaluasi Sistem Pembelajaran
aspek karakter, dapat tampak pada pengisian Penelitian terhadap sistem
LKS yaitu karaker disiplin dengan pengiriman pembelajaran dilakukan dengan Evaluasi
tepat waktu dan karakter jujur dengan tidak Context yang merupakan bagian dari model
melakukan manipulasi data saat melakukan CIPP. Tujuan penelitian difokuskan untuk
Analisis Sistem Pembelajaran Inovatif Flipped Classroom Dengan CIPP Evaluation 194
Model
Roma Mantin1*, Sholeh Hidayat2, Robinson Situmorang3

menjelaskan sistem pembelajaran flipped b. Hasil evaluasi terhadap manajemen atas


classroom yang diharapkan dapat sistem pembelajaran berjalan dengan baik
menjelaskan gambaran pelaksanaan sistem dan semua kebutuhan pembelajaran
pembelajaran. Variabel yang akan dievaluasi tersedia dan terfasilitasi dengan baik
adalah sumber daya manusia dan sarana sehingga sebahagian besar peserta didik
prasarana pendukung. menyatakan model flipped classroom
Komponen context sistem pembelajaran adalah satu hal yang menyenangkan.
model flipped classroom tergolong baik, c. Berdasarkan penelitian direkomendasikan
dibuktikan dengan hasil uji terbatas terhadap bahwa flipped classroom layak diteruskan
23 orang siswa dan rekan sejawat dengan pada sistem pembelajaran pada materi
menggunakan google formulir berikut: lain dan pada mata pelajaran lainnya.

Mudah dipahami REFERENCES

Abdullah, Ma’ruf. 2014. “Manajemen Dan Evaluasi


Kurang dipahami
Kinerja Karyawan.”
Agusta, Yudi. 2007. “K-Means–Penerapan,
Tidak dipahami Permasalahan Dan Metode Terkait.” Jurnal
Sistem Dan Informatika 3(1):47–60.
Arikunto, Suharsimi, and Safruddin Abdul Jabar.
Sebesar 95,7% menyatakan sistem 2009. “Cepi. 2014.” Evaluasi Program
pembelajaran dengan model flipped classroom Pendidikan.
adalah mudah dipahami sementara 4,3 % Ario, Marfi, and Azmi Asra. 2018. “Pengaruh
Pembelajaran Flipped Classroom Terhadap
menyatakan menyatakan sistem pembelajaran
Hasil Belajar Kalkulus Integral Mahasiswa
kurang dipahami.
Pendidikan Matematika.” Anargya: Jurnal
Sistem pembelajaran dengan model Ilmiah Pendidikan Matematika 1(2):82–88.
flipped classroom tergolong baik, artinya Bergmann, Jonathan, and Aaron Sams. 2012. Flip
program ini berhasil mencapai tujuannya. Your Classroom: Reach Every Student in
Semua kebutuhan terhadap pelaksanaan Every Class Every Day. International society
sistem pembelajaran tersedia dan terfasilitasi for technology in education.
dengan baik, artinya sebagian besar peserta Bhakti, Yoga Budi. 2017. “Evaluasi Program Model
didik merasa model pembelajaran flipped CIPP Pada Proses Pembelajaran IPA.”
JIPFRI (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Dan
classroom sebagai satu hal yang
Riset Ilmiah) 1(2):75–82.
menyenangkan.
Darodjat, D., and W. Wahyudhiana. 2015. “Model
Evaluasi Program Pendidikan.” Islamadina:
Jurnal Pemikiran Islam 1–23.
PENUTUP Dewi, Silvana, and Muhammad Syahril Harahap.
2019. “Efetivitas Model Pembelajaran Flipped
Hasil penelitian berdasarkan pada Classroom Terhadap Kemampuan Penalaran
analisis, dihasilkan suatu simpulan dan Matematis Siswa.” Jurnal MathEdu 2(3):96–
rekomendasi pada akhir proses penelitian 102.
Endrizal, Endrizal. 2021. “Evaluasi Program
secara objektif melalui pengolahan data dan
Pembelajaran Pemeliharaan Kelistrikan
dievaluasi yaitu:
Sepeda Motor Menggunakan Model CIPP.”
a. Analisis terhadap sistem pembelajaran Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran
dengan model pembelajaran inovatif 5(1):17–26.
flipped classroom dapat berjalan dengan Jumari, M. Pd I., and M. Suwandi. 2021. EVALUASI
efektif meskipun dilaksanakan dengan PROGRAM PENDIDIKAN MADRASAH
metode online dapat tergambar hasil RAMAH ANAK: Tinjauan Teoretis Dan
evaluasi secara umum yaitu 95,7% Praktis Berbasis CIPP Model. Penerbit Adab.
menyatakan pembelajaran mudah Junanto, Subar, and Nur Arini Asmaul Kusna. 2018.
“Evaluasi Program Pembelajaran Di PAUD
difahami.
195 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Inklusi Dengan Model Context, Input, Yancy, Clyde W., Mariell Jessup, Biykem Bozkurt,
Process, and Product (CIPP).” INKLUSI Javed Butler, Donald E. Casey, Mark H.
Journal of Disability Studies 5(2):179–94. Drazner, Gregg C. Fonarow, Stephen A.
Kemendikbud. 2020. “Revisi SKB 4 Menteri PTM.” Geraci, Tamara Horwich, and James L.
Https://Www.Kemdikbud.Go.Id/ 1–41. Januzzi. 2013. “2013 ACCF/AHA Guideline
Maghfiroh, Eva, and Syamsul Arifin. 2021. for the Management of Heart Failure: A
“Implementasi Pembelajaran Menyenangkan Report of the American College of Cardiology
Dengan Model Teams Games Tournament Foundation/American Heart Association Task
(TGT) Untuk Memudahkan Pembelajaran IPA Force on Practice Guidelines.” Journal of the
Terhadap Peserta Didik.” Bidayatuna: Jurnal American College of Cardiology
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 62(16):e147–239.
4(2):213–31.
Mukhlis, Suhardi, And Nurbaiti Usman Siam. 2021.
“Evaluasi Program Bantuan Stimulan
Perumahan Swadaya (Bsps) Pada Kelurahan
Tanjung Unggat.” Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik 2(2):445–60.
Owen, John M. 1993. “Program Evaluasi: Forms
and Approaches.”
Prihatna, Henky, and Kiat Praktis Menjadi
Webmaster Profesional. 2005. “Jakarta: Elex
Media Komputindo Kelompok Gramedia.”
Anggota IKAPI.
Purwitha, Dewa Gede. 2020. “Model Pembelajaran
Flipped Calssroom Sebagai Pembelajaran
Inovatif Abad 21.” Jurnal Pendidikan Dasar
5(1):49–55.
Raka Joni, T. 2008. “Model Pendidikan Guru Dan
Pendidikan Dosen, Pra-Jabatan.”
Rukmana, Agus Ramdan, Andita Rahmawati,
Jamas Sari Murni, and Via Halida Adzani.
2021. “Evaluasi Program Bantuan
Pelaksanaan Teaching Factory Di SMK
Jakarta Pusat 1.” 07(03):959–66.
Shoimin, Aris. 2014. “Guru Berkarakter Untuk
Implementasi Pendidikan Karakter.”
Yogyakarta: Gava Media.
Siti, Musarofah. 2020. “Evaluasi Program
Keagamaan Dalam Kelas Khusus Di SMK
Ma’arif 1 Kroya (Study Evaluatif
Menggunakan Model CIPP).”
Stufflebeam, Daniel L., George F. Madaus, and
Thomas Kellaghan. 2006. Evaluation Models:
Viewpoints on Educational and Human
Services Evaluation. Vol. 49. Springer
Science & Business Media.
Stufflebeam, Daniel L., and Anthony J. Shinkfield.
1985. “An Analysis of Alternative Approaches
to Evaluation.” Pp. 45–68 in Systematic
Evaluation. Springer.
Surya, Hendra. 2013. Strategi Jitu Mencapai
Kesuksesan Belajar. Elex Media Komputindo.
Tayibnapis, Farida Yusuf. 2008. “Evaluasi Program
Dan Instrumen Evaluasi Untuk Program
Pendidikan Dan Penelitian.”
Woolfolk, Anita, and Lorraine Mc Cune Nicolich.
1990. “Educational Psychologies for
Teachers.”
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN


MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA

Vani Novianto 1*, Rusmawan2, dan MM Suyatini3


1,2 Program Studi PPG Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma
3 SD Negeri Kentungan

* E-mail: vaninovianto@gmail.com

Abstrak
Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan untuk
menghasilkan produk mulai dari merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan dan melaporkan hasil
kegiatan berupa produk dan laporan pelaksanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan
prestasi belajar siswa melalui penerapan model Problem Based Learning. Penelitian dilakukan pada 19 siswa
kelas II SDN 1 Bumi Nabung Utara dengan desain Penelitian Tindakan Kelas. Ada empat kegiatan utama dalam
penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada tahap pelaksanaan peneliti membagi
penelitian dalam 2 siklus. Instrumen Penelitian berupa tes, wawancara, kuisioner, dan dokumentasi. Teknik
analisis data pada penelitian ini yaitu analisis minat belajar dan analisis prestasi siswa. Peneliti menyimpulkan
bahwa penggunaan model Problem Based Learning dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan minat dan
prestasi belajar siswa menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku yang digunakan pada siswa kelas II
SDN 1 Bumi Nabung Utara tahun ajaran 2021/2022.

Kata kunci: Minat, Prestasi Belajar, dan Problem Based Learning.

Abstract
Problem Based Learning (PBL) is a learning model that involves students in an activity to produce products ranging
from planning, designing, implementing and reporting the results of activities in the form of products and reports
on their implementation. This study aims to increase student interest and achievement through the application of
the Problem Based Learning model. The study was conducted on 19 grade II students of SDN 1 Bumi Nabung
Utara with a Classroom Action Research design. There are four main activities in research, namely planning,
implementation, observation and reflection. In the implementation stage, the researcher divided the research into
2 cycles. Research instruments in the form of tests, interviews, questionnaires, and documentation. The data
analysis technique in this study is the analysis of interest in learning and analysis of student achievement. The
researcher concludes that the use of the Problem Based Learning model in the learning process can increase
students' interest and learning achievement using non-standard and standard length measuring instruments used
in second grade students of SDN 1 Bumi Nabung Utara in the academic year of 2021/2022.

Keywords: Interest, Learning Achievement, and Problem Based Learning.

aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik


PENDAHULUAN (Susanto, 2013).
Matematika merupakan salah satu mata
Pendidikan adalah upaya yang pelajaran penting di sekolah dasar. Matematika
terorganisasi, berencana, dan berlangsung adalah salah satu disiplin ilmu pasti yang
secara terus-menerus sepanjang hayat untuk mengungkapkan ide-ide abstrak yang berisi
membina siswa menjadi manusia yang dewasa simbol-simbol yang terdapat aktivitas berhitung
dan berbudaya. Upaya ini berorientasi pada dan mampu meningkatkan kemampuan
asas pendidikan yang mengembangkan berpikir dan berpendapat dalam memecahkan
seluruh aspek potensi siswa, diantaranya
197 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

masalah dalam kehidupan bermasyarakat ulangan harian SDN 1 Bumi Nabung Utara
sehari-hari (Susanto, 2013). Mata pelajaran kelas II tahun 2020/2021 sebagai kondisi awal
matematika pada jenjang Sekolah Dasar adalah 60,91. Jumlah siswa yang mencapai
merupakan modal atau dasar bagi siswa untuk KKM adalah 6 siswa dari 14 siswa (42,86%),
melanjutkan pengetahuan ke tingkat sedang KKM nilai matematika yang ditetapkan
berikutnya. Mata pelajaran matematika adalah 62.
mengajarkan kita untuk dapat mengenal angka Peneliti melakukan penyebaran kuisioner
dan mengoperasikannya. Disamping itu, mata pada tanggal 5 Januari 2022 untuk
pelajaran matematika berkaitan dengan dunia memperkuat data kondisi awal siswa.
sekitar kita. Kita mampu mengukur benda yang Berdasarkan kuisioner yang telah disebar,
ada di sekitar kita dengan matematika. diperoleh data rata-rata semua siswa yang
Tujuan pembelajaran yang jelas akan berdasarkan ciri-ciri minat siswa yang dijadikan
memperjelas proses belajar mengajar dalam sebagai indikator yang mempengaruhi minat
arti situasi dan kondisi yang harus diperbuat siswa. Berdasarkan data keempat indikator
dalam proses belajar mengajar. Kemampuan minat dapat disimpulakan bahwa siswa tidak
dan kualifikasi siswa maupun guru berbeda- berminat terhadap pembelajaran matematika.
beda, sehingga pemilihan model pembelajaran Peneliti memilih menggunakan model
yang tepat juga akan mengalami kesukaran Problem Based Learning untuk mengatasi
karena tujuan yang berhubungan dengan rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran
emosi, perasaan, atau sikap dan tujuan yang matematika. Model Problem Based Learning
beraspek afektif sulit dirumuskan dan sukar belum pernah diterapkan dalam pembelajaran
diukur keberhasilannya (Siswidyawati, 2009). matematika di kelas II SDN 1 Bumi Nabung
Model pembelajaran yang efektif dapat Utara. Pada penelitian ini peneliti akan
digunakan guru untuk mentransfer ilmu dengan melakukan pembelajaran dengan
baik dan benar, baik secara langsung maupun menggunakan model Problem Based
tidak langsung. Model pembelajaran akan Learning, karena dengan pembelajaran yang
efisien jika menghasilkan kemampuan siswa lebih bervariasi dapat meningkatkan minat dan
seperti yang diharapkan dalam tujuan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
sesuai dengan target perhitungan dalam segi matematika di kelas.
materi dan waktu. Seorang guru sebaiknya
mampu memilih model yang tepat bagi siswa
didiknya (Rahayuningsih, 2015). METODE PENELITIAN
Salah satu model pembelajaran yang
dapat diterapkan untuk meningkatkan Metode yang digunakan dalam penelitian
pemahaman dan minat siswa adalah model adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Penelitian Tindakan Kelas merupakan cara
(Istiatutik, 2017). guru untuk mengorganisasikan pembelajaran
Pengukuran dalam hal ini mengukur berdasarkan pengalamannya sendiri atau
menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan pengalamannya berkolaborasi dengan guru
baku. Pemahaman siswa pada materi lain, Lewin (dalam Arifin, 2011: 96). Peneliti
pengukuran menggunakan alat ukur panjang Tindakan kelas adalah suatu proses
tidak baku dan baku pada siswa kelas II masih penyelidikan ilmiah dalam bentuk refleksi diri
kurang, di lain sisi pelajaran matematika yang melibatkan guru dalam situasi pendidikan
dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit tertentu dengan tujuan memperbaiki
dipelajari khususnya pada materi mengukur pemahaman situasi atau praktik pendidikan
menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan (Arifin, 2011: 98).
baku. Hasil observasi dokumen yang dilakukan Dapat disimpulkan bahwa PTK adalah
oleh peneliti di SDN 1 Bumi Nabung Utara, penelitian yang bersifat reflektif (Mereview apa
Bumi Nabung, Lampung Tengah pada tanggal yang telah dilakukan), yang dilakukan oleh guru
4 Januari 2022 yaitu hasil rata-rata nilai berdasarkan pengalamannya sendiri atau
Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Model Problem Based Learning 198
(PBL) pada Mata Pelajaran Matematika Kelas II SDN 1 Bumi Nabung Utara
Vani Novianto1*, Rusmawan2, dan MM Suyatini3

pengalamannya berkolaborasi dengan guru HASIL


lain dalam pembelajaran yang bertujuan untuk Minat Belajar Siswa
memperbaiki praktik pendidikan.
Model yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu model penelitian Kemmis dan M.
Taggart yang terdiri dari perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi dalam satu
sistem siklus yang saling terkait antara satu
langkah dengan langkah berikutnya (Sukardi,
2003: 214).

Gambar 2. Grafik persentase peningkatan


jumlah siswa tergolong kriteria minimal
berminat pada siklus I dan siklus II

Berdasarkan grafik tersebut terlihat


peningkatan jumlah siswa tergolong kriteria
minimal berminat pada siklus II ditunjukkan
dengan jumlah siswa yang termasuk kriteria
berminat pada siklus II mencapai 89,47% yaitu
berarti mengalami peningkatan sebesar
47,36% dari kondisi awal 42,11%. Berdasarkan
hasil minat pada siklus II dapat diketahui bahwa
Gambar 1. Siklus Penelitian Tidakan Kelas jumlah siswa tergolong kriteria minimal
berminat siswa dapat ditingkatkan lagi
Teknik pengumpulan data yang berdasarkan hasil minat pada siklus I yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi tes, mencapai 78,95%. Dari grafik diatas juga
wawancara, kuesioner dan dokumentasi.Tes membuktikan bahwa model Problem Based
diberikan dalam bentuk butir soal pilihan ganda Learning dapat meningkatkan presentase
dilakukan pada setiap akhir siklus.
siswa yang tergolong dalam kriteria minimal
berminat siswa terhadap pembelajaran
HASIL DAN PEMBAHASAN
matematika.
Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Bumi
Nabung Utara. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas II SDN 1 Bumi Nabung Utara Tahun
Pelajaran 2021/2022. Obyek penelitian ini
adalah minat dan prestasi belajar pada siswa
kelas II SDN 1 Bumi Nabung Utara mata
pelajaran matematika Kompetensi Dasar
Menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan
baku (cm, m) menggunakan model Problem Gambar 3. peningkatan rata-rata nilai minat
Based Learning. Penelitian ini dilakukan pada siswa siklus I dan siklus II
tanggal 03-29 Januari 2022 Tahun Ajaran
2021/2022. Berdasarkan grafik tersebut terlihat
peningkatan rata-rata nilai minat pada siklus II
ditunjukkan dengan rata-rata nilai siswa yang
termasuk kriteria berminat pada siklus II
mencapai 90,13 berarti mengalami
199 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

peningkatan sebesar 43,39 dari kondisi awal


46,74. Berdasarkan hasil minat pada siklus II
dapat diketahui bahwa rata-rata nilai minat
siswa dapat ditingkatkan lagi berdasarkan hasil
rata-rata nilai minat pada siklus I yang
mencapai 71,53. Dari grafik diatas juga
membuktikan bahwa model Problem Based
Learning dapat meningkatkan rata-rata nilai
minat siswa terhadap pembelajaran Gambar 5. Grafik peningkatan nilai rata-
matematika. rata siswa siklus I dan siklus II

Prestasi Belajar Berdasarkan grafik tersebut terlihat


peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus II
mencapai 78,63 berarti mengalami
peningkatan sebesar 15,69 dari kondisi awal
62,94. Berdasarkan hasil nilai rata-rata siswa
pada siklus II dapat diketahui bahwa nilai rata-
rata siswa dapat ditingkatkan lagi berdasarkan
hasil nilai rata-rata siswa pada siklus I yang
mencapai 69,42. Dari grafik diatas juga
membuktikan bahwa model Problem Based
Learning dapat meningkatkan nilai rata-rata
siswa terhadap pembelajaran matematika.
Gambar 4. Grafik persentase peningkatan
jumlah siswa yang mencapai KKM siklus I dan PEMBAHASAN
siklus II Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas yang terdapat dua siklus.
Berdasarkan grafik tersebut terlihat
Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan yang
peningkatan persentase peningkatan jumlah
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
siswa yang mencapai KKM pada siklus II
observasi dan refleksi. Nurhadi dalam Trianto
ditunjukkan dengan jumlah siswa yang
(2009:96) mengemukakan bahwa “Model
mencapai KKM pada siklus II mencapai 94,74%
yaitu berarti mengalami peningkatan sebesar Problem Based Learning merupakan model
47,68% dari kondisi awal 47,06%. Berdasarkan pembelajaran yang melibatkan siswa dengan
peningkatan persentase peningkatan jumlah masalah nyata yang sesuai minat dan
siswa yang mencapai KKM pada siklus II dapat perhatiannya yang memberdayakan daya fikir,
diketahui bahwa peningkatan persentase kreativitas, dan partisipasi siswa dalam
peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM pembelajaran sehingga motivasi dan rasa ingin
siswa dapat ditingkatkan lagi berdasarkan hasil tahu menjadi meningkat”. Oleh karena itu,
prestasi belajar pada siklus I yang mencapai siswa dapat mengembangkan cara berfikir dan
57,89%. Hasil peningkatan persentase keterampilan yang lebih tinggi.
peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM Penerapan model Problem Based
pada siklus II ini sudah mencapai target yang Learning menghadapkan siswa pada suatu
sudah diharapkan, maka peneliti tidak permasalahan sehingga mereka termotivasi
melanjutkan penelitian lagi pada siklus untuk mencari jawaban dengan cara berulang-
berikutnya. Dari grafik diatas juga membuktikan ulang memecahkan masalah yang dihadapinya
bahwa model Problem Based Learning dapat yang pada akhirnya dapat menyelesaikan
meningkatkan prestasi belajar siswa. masalah tersebut sehingga dapat
meningkatkan rasa percaya diri siswa akan
kemampuannya. Peningkatan rasa percaya diri
siswa akan kemampuannya dapat membuat
siswa menjadi lebih aktif dan berpartisipatif
Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Model Problem Based Learning 200
(PBL) pada Mata Pelajaran Matematika Kelas II SDN 1 Bumi Nabung Utara
Vani Novianto1*, Rusmawan2, dan MM Suyatini3

dalam proses pembelajaran karena siswa siswa kelas II SDN 1 Bumi Nabung Utara tahun
merasa tertantang untuk menyelesaikan setiap ajaran 2021/2022. Model Problem Based
tugas yang diberikan oleh guru dan membuat Learning dilaksanakan dengan memperhatikan
siswa menjadi lebih yakin dapat meraih prestasi 5 tahap, yaitu tahap 1: mengorganisasikan
belajar yang lebih tinggi daripada pencapaian siswa kepada masalah, tahap 2:
sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan mengorganisasikansiswa untuk belajar, tahap
bahwa model Problem Based Learning dapat 3: Membantu penyelidikan mandiri dan
meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelompok, tahap 4: Mengembangkan dan
kelas II SDN 1 Bumi Nabung Utara. Hal ini mempresentasikan hasil karya serta pameran,
dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata
dan tahap 5: menganalisis dan mengevaluasi
siswa pada kondisi awal, siklus I dan siklus II
proses pemecahan masalah. Data minat siswa
yang mencapai atau melampaui target.
diperoleh dari lembar kuisioner minat yang
dibuat peneliti dan telah divalidasi oleh ahli.
Tabel 1. Perbandingan Capaian Peubah
Penelitian Berdasarkan penelitian yang sudah
dilaksanakan, peneliti memberikan saran
Peubah Indikator Kondisi Siklus Siklus semoga dapat bermanfaat bagi peneliti
keberhasilan awal I II
Minat Presentase 42,11% 78,95% 89,47 selanjutnya. Peningkatan minat siswa
jumlah siswa % sebaiknya dinilai bukan hanya dari hasil lembar
yang
mencapai kuisioner saja, melainkan dengan
target menggunakan observasi pengamatan secara
berminat
Nilai rata-rata 46,74 71,53 90,13
langsung agar diperoleh data yang akurat.
minat siswa Peningkatan prestasi belajar siswa sebaiknya
Prestasi Presentase 47,06% 57,89% 94,74%
Belajar jumlah siswa
dinilai bukan hanya dari soal evaluasi akhir
yang siklus saja, melainkan juga dari latihan soal dan
mencapai
KKM
lembar kerja peserta didik yang di berikan pada
Nilai rata-rata 62,94 69,42 78,63 setiap pertemuan agar terlihat perkembangan
kelas siswa secara bertahap.

Berdasarkan tabel tersebut dapat REFERENCES


dilihat bahwa pencapaian jumlah siswa yang
Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan ,
termasuk kriteria berminat pada siklus I
Metode, dan Paradigma Baru.
mencapai 78,95%, yaitu mengalami
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
peningkatan sebesar 36,84% dari kondisi awal Istiatutik. (2017). Penerapan Metode Problem Based
42,11%, sedangkan pada sikus II mencapai Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar
89,47 % yaitu berarti mengalami peningkatan Pelajaran Ekonomi. Jurnal Pendidikan
sebesar 47,36% dengan kondisi awal 42,11%. Riset & Konseptual, 1(1), 45–51.
Dapat dilihat pula peningkatan prestasi belajar Rahayuningsih, M. (2015). Peningkatan Motivasi
siswa yang mencapai KKM pada siklus I Dan Hasil Belajar Akuntansi Jasa dengan
mencapai 57,89%, yaitu mengalami Problem Based Learning. Indoensian
Journal of Education and Learning, 1(2),
peningkatan sebesar 10,83% dari kondisi awal
43–51
47,06%, sedangkan pada siklus II mencapai Siswidyawati, N. (2009). IMplikasi Model Problem
94,74% meningkat 47,68% dari kondisi awal Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil
47,06%. Belajar Siswa Pada Pelajaran Biologi Kelas
VII-A SMP Negeri 1 Gesi Tahun Ajaran
PENUTUP 2007/2008. Surakarta : Universitas Sebelas
Maret.
Pelaksanaan pembelajaran matematika Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan
menggunakan model Problem Based Learning Kompetensi dan Praktiknya.
dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar Jakarta : Bumi Aksara.
201 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Supriyanto, A., Hartini, S., Syamsudin, S., & Sutoyo,


A. (2019). Indicators of professional
competencies in research of Guidance and
Counseling Teachers. Counsellia: Jurnal
Bimbingan dan Konseling, 9(1), 53-64.
Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan
Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta : Kencana.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran
Inovaatif Progresif: Konsep,
Landasa dan Implementasinya pada
Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta: Kencana.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN JILBAB BERBASIS


SCIENCE ENTREPRENEURSHIP DALAM MENINGKATKAN MINAT
BERWIRAUSAHA MAHASISWA

Yesy Afriansari1, Khairiah2, dan Ahmad Walid3


1Mahasiswa Jurusan IPA UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu
2,3Dosen Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu
* E-mail: yessyafriansari@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengembangan media pembelajaran berupa jilbab berbasis Science Entrepreunership
yang diarahkan dalam meningkatkan minat berwirausaha bagi mahasiswa. Media jilbab dilakukan uji kelayakan
dan kepraktisannya bagi mahasiswa Tadris IPA UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu. Metode penelitian
menggunakan metode Research And Development (rnd) dengan model pengembangan ADDIE yang dibatasi
pada 4 tahap yaitu yaitu analisis (Analysis), perencanaan (design), pengembangan (development), dan
implementasi ( implementation). Pengembangan dilakukan pada 3 bidang kajian IPA yaitu biologi, kimia dan fisika,
akan tetapi uji lapangan hanya pada desain motif kimia dengan struktur karbohidrat. Hasil pengembangan
dilakukan uji validasi pada 3 dosen ahli yaitu media, materi dan desain grafis dengan skor masing-masing 81,53%,
82,10% dan 94,11% dengan kategori layak. Sedangkan uji respon dosen mendapat skor 95,29% dengan kategori
sangat baik dan menarik. Kemudian hasil respon dari 10 mahasiswa terhadap media dengan rata-rata skor
sebesar 92,76% dan minat wirausaha mengalami kenaikan dari skor 60% menjadi 90,66%.

Kata kunci: Science Entrepreunership, Minat Berwirausaha , Jilbab, Media Pembelajaran.

Abstract
This research aims to develop learning media in the form of Hijab-based Science Entrepreunership which is
directed at increasing entrepreneurial interest for students. Hijab media conducted a feasibility and practicality test
for students of Tadris IPA UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu. Research methods using the Research and
Development (rnd) method with the ADDIE development model which is limited to 4 stages, namely analysis,
design, development and implementation. Development is carried out in 3 fields of science studies, namely
biology, chemistry and physics, but field tests are only on the design of chemical motifs with carbohydrate
structures. The development results were conducted validation tests on 3 expert lecturers, namely media,
materials and graphic design with scores of 81.53%, 82.10% and 94.11% respectively with worthy categories.
While the lecturer response test got a score of 95.29% with an excellent and interesting category. Then the results
of the response of 10 students to the media with an average score of 92,76% and entrepreneurial interest
increased from a score of 60% to 90.66%.

Keywords: Science Entrepreneurship, Entrepreneurial Interests, Hijab, Learning Media.

masyarakat, bangsa, dan Negara.


PENDAHULUAN Pembelajaran yang baik dan inovatif tidak
terlepas dari penggunaan media pembelajaran.
Dalam Undang- undang No. 20 Tahun Media merupakan sesuatu yang bersifat
2003 disebutkan bahwa proses pembelajaran menyalurkan pesan dan dapat merangsang
dilakukan agar peserta didik secara aktif pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki dapat mendorong terjadinya proses belajar
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, akan memungkinkan siswa untuk belajar lebih
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, baik dan dapat meningkatkan performa mereka
203 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai menekankan lulusannya menjadi gugu tetapi
(Usman, 2002). Penggunaan media juga dapat berwirausaha sebagaimana capaian
pembelajaran sangat membantu keefektifan pembelajaran yang telah ditetapkan program
proses pembelajaran, membangkitan motivasi, studi.
minat, pemahaman dan penafsiran belajar Permasalahan yang dihadapi sekarang
sehingga proses belajar mengajar dapat lebih adalah walaupun sudah adanya mata kuliah
bermakna. Mengingat arus globalisasi, IPTEK, kewirausahaan yang menunjang akan tetapi
kebutuhan dan persaingan dalam tuntutan minat berwirausaha mahasiswa masih sangat
zaman yang semakin kompleks sehingga rendah. Banyak pula terlihat mahasiswa yang
mengharuskan pembelajar mempunyai baru menyelesaikan pendidikan mereka
kompetensi yang unggul termasuk kecakapan kebingungan harus bekerja apa dan bahkan
Hard Skill dan Soft Skill. banyak yang menganggur karena tidak
Minat berwirausaha merupakan salah seimbangnya antara lowongan pekerjaan yang
satu unsur dalam membangun life skill berupa tersedia dengan pencari kerja yang ada, hal ini
kecakapan vokasional untuk bekerja dan usaha terlihat ketika banyaknya fresh graduate yang
mandiri (Adining, 2016). Minat berlomba mencari pekerjaan dibandingkan
berwirausaha merupakan keinginan, dengan menciptakan lapangan pekerjaan.
keterkaitan, dan kesediaan untuk bekerja keras Berdasarkan hasil observasi terkait minat
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Autio, wirausaha berupa angket minat wirausaha
2014). Minat tersebut dapat dimulai dari yang diberikan kepada 10 mahasiswa IPA
perhatian seseorang terhadap suatu objek, didapatkan persentase sebesar 60 % dengan
yang akhirnya menimbulkan suatu ketertarikan kriteria cukup.
untuk mempunyai perilaku, akan tetapi perlu Untuk mengintegrasikan antara sains
diingat bahwa minat seseorang tidak muncul dan kewirausahaan agar dapat berjalan
secara langsung melainkan perlahan melalui beriringan maka diperlukannya media lain
stimulus yang mendorongnya. Stimulus sebagai sarana alat bantu, salah satu caranya
tersebut dapat berupa sarana dan alat dengan melakukan pengembangan media
pendukung lainnya yang mempunyai maksud berbasis science entrepreneurship. Science
dalam meningkatkan minat wirausaha. entrepreneurship merupakan pembelajaran
Wirausaha sendiri adalah suatu dengan mengaplikasikan konsep IPA ke dalam
semangat, kemampuan dan perilaku individu kehidupan sehari-hari melalui perancangan
yang berani menanggung resiko, baik itu resiko dan pembuatan produk yang bernilai ekonomi
finansial, psikologikal, maupun sosial dalam dan sesuai dengan perkembangan lingkungan.
melakukan suatu proses penciptaan sesuatu Pembelajaran berbasis science
yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu entrepreneurship ini dianggap mampu
yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi) membekali mahasiswa baik ilmu pengetahuan
dengan menerima hasil berupa imbalan maupun teknologi secara teoritis maupun
moneter dan kepuasan pribadi (Adining,2016). praktik. Pembelajaran berbasis science
Perguruan tinggi Universitas Islam entrepreneurship dapat memberikan
Negeri (UIN) Fatmawati Soekarno Bengkulu pembekalan dalam mengembangkan
sudah memberikan mata kuliah kewirausahaan keterampilan proses mahasiswa dan juga
pada Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam minatnya menerapkan berbagai konsep sains
(IPA) di semester V (lima), hal ini dimaksudkan sebagai acuan atau dasar menghasilkan
juga untuk memberikan kompetensi tambahan produk bermanfaat bagi manusia.(Alfiatun dkk.
bagi lulusan Prodi IPA, selain kompetensi 2017). Sebagaimana penelitian yang dilakukan
profesional sesuai dengan bidang keahlian oleh (Putut Martin 2012) menunjukkan bahwa
yang dituntut sesuai program studi di bangku pengembangan media pembelajaran berbasis
kuliah, namun mahasiswa juga dibekali science entrepreneurship mampu mendorong
kompetensi tambahan di bidang wirausaha. mahasiswa merancang produk inovatif bernilai
Sehingga lulusan Prodi IPA tidak hanya ekonomi dalam bentuk proposal program
204
Pengembangan Media Pembelajaran Jilbab Berbasis Science Entrepreneurship Dalam
Meningkatkan Minat Berwirausaha Mahasiswa
Yesy Afriansari1, Khairiah2, dan Ahmad Walid3

kreativitas mahasiswa (PPKM)”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui


Jilbab merupakan kerudung lebar yang bagaimana kelayakan dari media pembelajaran
dipakai perempuan muslim untuk menutupi jilbab yang dikembangkan.
kepala, leher, sampai dada. Pemilihan jilbab
sebagai medianya dilihat dari penggunaan
jilbab sudah menjadi trend fashion dengan METODE PENELITIAN
corak dan warna yang semakin berkembang
sehingga membuat jilbab merebah hampir Penelitian ini menggunakan metode
semua kalangan baik tua maupun muda. penelitian Research and Development (R&D)
Motif jilbab saat ini sangat beragam dan yang dilaksanakan pada semester genap tahun
terus berkembang mulai dari yang tidak ajaran 2022. Uji coba terbatas dilakukan di UIN
bermotif (polosan) sampai dengan beragam Fatmawati Soekarno Bengkulu. Subjek
motif yang disesuaikan oleh orang yang penelitian ini adalah mahasiswa semester 4
mendesain dan tentu harganya sangat program studi IPA dengan media pembelajaran
bervariasi sesuai dengan kualitas bahan dan jilbab berbasis Science Entrepreneurship.
juga motif. Pengembangan motif jilbab ini Penelitian ini mengacu pada model
peneliti terinspirasi dari motif sains kimia. pengembangan ADDIE yang digagas oleh
Pemilihan motif sains dilihat dari tingkat Robert Maribe Brach (2009). Model
keunikan dan keindahan serta struktur gambar pengembangan ADDIE ada 5 tahap yaitu (
untuk diaplikasikan menjadi motif jilbab seperti Analysis, Design, Development,
struktur glukosa sebagai senyawa organik yang Implementation, Dan Evaluation), akan tetapi
ada didalam tubuh manusia. karena keterbatasan waktu yang biaya yang
Yang dapat dikemas sedemikian rupa dimiliki peneliti maka hanya dibatasi pada 4
supaya terlihat lebih estetik dan berbeda dari (empat) tahap saja, yaitu analisis (Analysis),
motif-motif jilbab yang sudah ada sehingga perencanaan (design), pengembangan
dapat menambah nilai jualnya. Adanya unsur (development), dan implementasi (
sains yang dituangkan kedalam sebuah motif implementation).
jilbab dapat dimanfaatkan sebagai media Hasil yang diharapkan dalam penelitian
belajar serta sumber informasi sains bagi orang ini sebuah media pembelajaran yang dapat
yang melihat sehingga menjadi keunggulan mengintegrasikan antara pembelajaran IPA
produk yang dikembangkan. Pengembangan dan wirausaha, yang memiliki kelayakan, dan
motif jilbab ini merupakan produk yang multi kepraktisan dalam menunjang pembelajaran
fungsi karena bisa dimanfaatkan sebagai pada konsep karbohidrat, menumbuhkan minat
media ajar serta digunakan sebagai fashion wirausaha mahasiswa serta meningkatkan
dan tentunya mempunyai nilai ekonomi. antusias belajar dengan media yang lebih
Pengembangan media pembelajaran variatif.
berupa jilbab berbasis science Instrumen pengumpulan data yang
entrepreneurship ini masih terbilang baru dan digunakan dalam penelitian ini adalah
belum pernah terlihat khususnya di daerah angket/kuesioner dengan skala likert dengan
Bengkulu, hasil pengembangan ini diharapkan rentang skor 1-5. Skala likert adalah skala
mahasiswa dapat terinspirasi dan berkesan pengukuran yang dikembangkan oleh Likert
bahwasannya rumus dan struktur dan teori yang merepresentasikan sifat individu,
sains yang ada di buku dapat dimodifikasi misalkan pengetahuan, sikap, dan perilaku.
menjadi lebih indah dan bermakna dan Instrumen yang digunakan ada empat yaitu
tentunya dapat meningkatkan minat angket keterbutuhan awal, lembar validasi ahli,
wirausahanya sesuai yang diharapkan peneliti. angket respon dosen dan mahasiswa, angket
minat berwirausaha mahasiswa. Angket
205 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

keterbutuhan awal digunakan untuk 55 ≤ P ≤ 60% Tidak Praktis


mengetahui tingkat kebutuhan dosen dan 0 ≤ P ≤ 55% Sangat Tidak Praktis
mahasiswa terhadap media jilbab yang (sumber : sugiono.2017)
dikembangkan. Lembar validasi digunakan
untuk mengukur kelayakan media yang dibuat HASIL DAN PEMBAHASAN
oleh peneliti, validasi media dilakukan dengan
melibatkan 3 orang dosen ahli, yaitu 1 orang Penelitian pengembangan media
ahli media pembelajaran, 1 orang ahli materi pembelajaran jilbab berbasis Science
dan 1 orang ahli desain. Kepraktisan media Entrepreunership ini menggunakan model
yang dibuat dapat diketahui dengan pengembangan Robert Maribe Brach yang
menggunakan angket respon dosen dan dibatasi pada 4 tahap, yaitu Analysis, Design,
mahasiswa. Development, Implementation.
1. Teknik analisis data
a. Analisis validasi media HASIL
Hasil penilaian validator dianalisis
menggunakan rumus berikut: 1. Hasil analisis (analysis)
P = F/N x 100% Analisis merupakan kebutuhan awal
dalam prosedur pengembangan dalam
Keterangan:
penelitian ini. Peneliti terlebih dahulu
P : Angka persentase data angket
melakukan observasi berupa wawancara
F : Jumlah skor yang diperoleh
angket terhadap mahasiswa dan dosen. Angket
N: Jumlah skor maksimum
kebutuhan dosen dan mahasiswa diberikan
Dengan kriteria kelayakan sebagai
kepada dosen ipa pada matakuliah biokimia
berikut:
dan mahasiswa IPA semester 4 (empat), untuk
Penilaian Kriteria Interpretasi mahasiswa diberikan dua jenis angket yang
81% – 100% Sangat Layak berbeda. Angket pertama yaitu angket
61% – 80% Layak kebutuhan media pembelajaran kemudian yang
41% – 60% Cukup kedua adalah angket minat wirausaha
21% – 40% Tidak Layak mahasiswa yang digunakan untuk mengetahui
0% – 20 % Sangat Tidak Layak seberapa tinggi minat wirausaha yang sudah
(sumber : sugiono.2017)
dimiliki mahasiswa.
Hasil analisis validasi sudah dapat Berdasarkan hasil angket yang diberikan
dikatakan valid atau layak karena masing- kepada dosen dan mahasiswa, dapat diketaui
masing validator adalah orang yang bahwa dosen hanya memanfaatkan sarana
berkompeten dan ahli dalam bidangnya. yang diberikan pihak kampus seperti
penggunaan LCD proyektor, menampilkan
Adapun catatan dan saran yang diberikan
validator menjadi revisi terhadap media powerpoint serta makalah, papan tulis dan
pembelajaran jilbab berbasis Science peralatan pratikum lainnya. Tidak hanya itu
Entrepreunership dilakukan hingga berdasarkan hasil wawancara yang juga
mendapatkan suatu media yang layak. dilakukan kepada dosen mereka masih belum
mengintegrasikan pembelajaran dengan
b. Analisis kepraktisan media kewirausahaan hal ini masih dirasa berat
Hasil penilaian yang diberikan dosen karena untuk mencapai hasil pembelajaran
dan mahasiswa pada angket respon saja mahasiswa masih kewalahan, sedangkan
media diinterpretasikan dengan kriteria untuk kewirausahaan itu sudah ada mata
berikut: kuliahnya tersendiri.
Sehingga hal tersebut mengakibatkan
mahasiswa merasa bosan karena media yang
digunakan dianggap monoton bagi mereka.
Penilaian Kriteria Interpretasi
Minat berwirausaha yang dimiliki mahasiswa
85 ≤ P ≤ 100% Sangat Praktis
75 ≤ P ≤ 85% Praktis masih dalam kategori rendah, padahal minat
60 ≤ P ≤ 75% Cukup Praktis berwirausaha merupakan salah satu unsur
206
Pengembangan Media Pembelajaran Jilbab Berbasis Science Entrepreneurship Dalam
Meningkatkan Minat Berwirausaha Mahasiswa
Yesy Afriansari1, Khairiah2, dan Ahmad Walid3

dalam membangun Life Skill yang sangat karbohidrat dilihat dari keunikan dan keindahan
diperlukan sebagai seorang mahasiswa dalam strukturnya, kemudian ditambah dengan motif
menghadapi perubahan zaman yang begitu lain seperti bunga Rafflesia Arnoldi bentuk garis
pesat. Dijelaskan bahwa sebenarnya media dan desain abstark lainnya sebagai tambahan
pembelajaran perlu dilakukan pengembangan motif pengembangan jilbab. Memilih warna
yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin background dasar pada jilbab serta warna pada
disampaikan, sehingga dosen dan tenaga gambar yang digunakan. Desain disesuaikan
pengajar dianjurkan untuk dapat dengan sub materi dan tujuan pembelajaran
mengembangkan media pembelajaran yang Ketiga, proses penggabungan dilakukan
inovatif, kreatif dan efektif sehingga dapat dengan memadu-padankan gambar-gambar
dipahami oleh mahasiswa. Akan tetapi hal ini yang telah dipilih dengan bantuan aplikasi
masih bertolak belakang dengan situasi yang Photoshop Cs6 pada masing-masing motif
ada di lapangan. yang dirancang di awal. Setelah semua desain
sudah benar-benar sesaui maka desain media
2. Hasil perencanaan (Design) jilbab dicetak agar dapat dilakukan proses
Berdasarkan perolehan data awal validasi guna mengetahui kelayakan media
observasi, maka penelitian yang dilakukan pembelajaran jilbab.
akan di awali dengan membuat spesifikasi
produk yang akan dikembangkan yaitu media
pembelajaran berupa jilbab, jilbab tersebut
memuat unsur sains meliputi gambar dan
struktur materi pembelajaran yang dapat
digunakan untuk membantu dosen dan
mahasiswa dalam proses belajar-mengajar,
serta dapat mengarahkan stimulus dalam
meningkatkan minat wirausaha mahasiswa.

3. Tahap pengembangan (Development)


Berdasarkan tahap perencanaan media
pembelajaran jilbab yang sesuai dengan
kebutuhan dosen dan mahasiswa guna
memudahkan proses belajar mengajar. Media
jilbab didesain dengan bentuk persegi dengan
ukuran 110 cm X 110 cm, untuk bahan yang Gambar 1. Desain Media Jilbab
digunakan adalah kain voal premium yang
biasa digunakan oleh industrial pembuatan a. Uji coba awal
jilbab. Proses pembuatan media pembelajaran Desain media pembelajaran jilbab
jilbab berbasis Science Entrepreunership ini berbasis science entrepreunership yang sudah
melalui beberapa tahapan, yaitu: disusun dan sudah dikonsultasikan kepada
Pertama, pengumpulan bahan. Bahan dosen pembimbing selanjutnya dilakukan uji
yang dibutuhkan meliputi gambar digunakan validasi. Kegiatan validasi dilakukan untuk
untuk menyusun media motif jilbab didapatkan mengetahui tingkat kelayakan dari
dari berbagai sumber, mulai dari buku dan pengembangan produk yang sedang
internet. berlangsung, dilakukan nya uji validasi juga
Kedua, melakukan desain motif jilbab, bertujuan untuk mengetahui kekurangan dari
desain dirancang dengan memilih gambar yang produk sebelum di uji cobakan di lapangan.
akan dijadikan sebagai motif utama dan motif Validasi dilakukan oleh 3 orang dosen ahli
tambahan, disini peneliti memilih struktur dibidangnya, yaitu ahli media, ahli materi dan
207 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

ahli desain. Skor Maksimal 95


Penilaian validator terhadap produk Presentase 82,10 %
pengembangan media pembelajaran jilbab Sangat
Kriteria
berbasis science entrepreunership akan Layak
menghasilkan data hasil uji kevalidan produk.
Instrumen validasi produk dilakukan 3. Hasil validasi desain
menggunakan angket, sehingga data yang Validasi desain untuk menilai layak atau
akan disajikan merupakan hasil penilaian tidaknya desain pengembangan produk media
validator terhadap pengembangan media pembelajaran jilbab berbasis science
pembelajaran jilbab berbasis science entrepreunership. Proses validasi dilakukan
entrepreunership. oleh Ibu Sheren Dwi Oktaria, M.Pd

1. Hasil validasi ahli media Tabel 3. Hasil Validator Ahli Desain


Validasi media dilakukan oleh Ibu Naintyn No Aspek yang diamati Jumlah skor
Novitasari, M.Pd untuk menilai layak atau 1. Tampilan umum 23
tidaknya produk pengembangan media 2. Tampilan khusus 34
pembelajaran jilbab berbasis science 3. Aspek grafis 23
entrepreunership. Hasil penilaian ahli media Jumlah Skor 80
Skor Maksimal 85
dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
Presentase 94,11 %
Kriteria Sangat Layak
Tabel 1. Hasil Validator Ahli Media
No Aspek yang diamati Jumlah skor
Berdasarkan hasil analisis angket
1. Tampilan Gambar 15
validasi ahli desain yang dapat dilihat di atas,
2. Tampilan Media 12
3. Kualitas Media 8 dapat diketahui bahwa desain media
4. Manfaat Media 10 pembelajaran jilbab berbasis science
5. Serta Daya Tarik 8 entrepreunership dalam meningkatkan minat
Media berwirausaha mahasiswa mendapat
Jumlah Skor 53 presentase skor sebesar 94,11 % dan dapat
Skor Maksimal 65 dikategorikan sangat layak.
Presentase 81,53 % Dari analisis pada tabel 1, tabel 2, dan
Kriteria Sangat Layak tabel 3 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata uji
validasi media pembelajaran jilbab adalah
2. Hasil validasi ahli materi 85,91 % yang terletak antara rentang 81% -
Validasi materi untuk menilai layak atau 100%. Sehingga kategori validasi dapat
tidaknya materi yang dicantumkan dalam dikriteriakan sangat layak. Hasil presentase
produk pengembangan media pembelajaran skor validasi yang telah diberikan oleh validator
jilbab berbasis science entrepreunership oleh ahli media, ahli materi dan ahli desain dapat
Bapak Erik Perdana Putra, M.Pd. Hasil dilihat secara keseluruhan pada diagram
penilaian ahli materi dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:
sebagai berikut:
81,53 % 82,10 % 94,11 %
Tabel 2. Hasil Validator Ahli Materi
No Aspek yang diamati Jumlah skor 100
1. Materi 26 80
2. Kesesuaian Gambar 8 60
3. Kemutakhiran 7 40
4. Merangsang Minat 16 20
Melalui Science 0
Entrepreunership validasi validasi validasi
5. Mengembangkan 17 ahli media ahli materi ahli desain
Kecakapan Hidup Gambar 2. Diagram Perbandingan Hasil
6. Wawasan 4 Validasi
Kontekstual
Jumlah Skor 78
208
Pengembangan Media Pembelajaran Jilbab Berbasis Science Entrepreneurship Dalam
Meningkatkan Minat Berwirausaha Mahasiswa
Yesy Afriansari1, Khairiah2, dan Ahmad Walid3

Semua validasi dilakukan hanya 1 kali Kriteria Sangat Layak


dengan catatan dari masing-masing validator
adalah sebagai berikut: Berdasarkan hasil validasi oleh satu
orang dosen IPA pada tabel diatas dapat
Validator Catatan Hasil revisi terlihat bahwa diperoleh jumlah skor total 81
Naintyn Silahkan
sedangkan skor maksimal adalah 85, sehingga
Novitasari, digunakan di
M.Pd lapangan - setelah dilakukan penghitungan berdasarkan
tanpa rumus yang tertera diperoleh presentase
perbaikan sebesar 95,29 % dan dinyatakan dalam
Erik Silahkan Penulisan- keterangan baik dan menarik. Adapun catatan
Perdana digunakan di penulisan yang diberikan oleh dosen mata kuliah dapat
Putra, M.Pd lapangan dan yang keliru dilihat pada tabel 5 berikut:
cek kembali sudah
penulisan- diperbaiki
Tabel 5 saran perbaikan dan hasil perbaikan
penulisan
respon dosen
yang masih
keliru Validator Catatan Hasil Revisi
Sheren Dwi Pemilihan Gambar Qomariah Untuk Catatan
Oktaria, motif dan tata sudah hasanah, M. gambar yang
M.Pd letak gambar diperbaiki Si struktur diberikan
silahkan dosen sudah
lebih sesuai
diperhatikan arahan untuk lebih diperbaiki
diperjelas dengan
lagi validator.
lagi semestinya
b. Uji respon dosen
4. Tahap Implementasi (Implementation)
Uji respon dilakukan kepada dosen pada
Pada tahap ini dilakukan uji coba produk
mata kuliah biokimia oleh Ibu Qomariah
skala kecil dengan melibatkan 10 orang
Hasanah, M. Si seorang dosen IPA di UIN
mahasiswa Tadris IPA semester IV (empat). Uji
Fatmawati Sukarno Bengkulu. Hal ini dilakukan
coba terbatas/skala kecil dilakukan untuk
untuk melihat bagaimana respon dosen
mengetahui kepraktisan media pembelajaran
terhadap produk pengembangan media
jilbab dan untuk melihat ada tidaknya
pembelajaran jilbab berbasis Science
perubahan pada sisi minat wirausaha
Entrepreunership. Hasil penilaian dari respon
mahasiswa, sehingga pada uji terbatas
dosen dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
diberikan 2 angket berbeda kepada
mahasiswa. Angket pertama berisi pertanyaan
terkait media pembelajaran jilbab diberikan
ketika peneliti mendemonstrasikan media,
setelah proses pembelajaran selesai lalu
Tabel 4. Hasil penilaian Respon Dosen
No Aspek yang diamati Jumlah skor peneliti memberikan angket kedua tentang
1. Penyajian 20 minat wirausaha.
2. Tampilan media 12 Respon mahasiswa terhadap media
3. Ketertarikan 15 pembelajaran jilbab berbasis Science
4. Penggunaan media 15 Entreperunership dapat dilihat pada tabel 6
5. Membangun 19 sebagai berikut:
Kecakapan Diri
Melalui Science Tabel 6. Hasil Respon Mahasiswa Terhadap
Entrepreunership Media Jilbab
Jumlah Skor 81 Responden Skor Presentase
Skor Maksimal 85 Re 1 61 93,84 %
Presentase 95, 29 % Re 2 56 86,15 %
209 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Re 3 61 93,84 % 100% Respon…


Re 4 61 93,84 % 95% Respon…
Re 5 59 90,76 %
Re 6 62 95,38 % 90%
Re 7 59 90,76 % 85%
Re 8 62 95,38 %
Re 9 62 95,38 % 80%
Re 10 60 92,30 % 75%

Re1
Re2
Re3
Re4
Re5
Re6
Re7
Re8
Re9
Re10
Rata-Rata Presentase Skor 92,76 %
Kriteria Sangat
Layak Gambar 3. Diagram Hasil Respon Angket
Masing-Masing Mahasiswa
Sedangkan untuk hasil analisis angket Sedangkan untuk perbandingan secara
respon terhadap minat berwirausaha keseluruhan dari hasil respon mahasiswa
mahasiswa dapat dilihat pada tabel 7 sebagai terhadap media pembelajaran dan tingkat
berikut: minat wirausaha dapat dilihat pada diagram
berikut:
Tabel 7. hasil Angket Minat Berwirausaha
Mahasiswa 92,76% 90,66 %
Responden Skor Presentase
100%
Re 1 116 96,66 %
Re 2 105 87,5 %
Re 3 106 88,33 %
50%
Re 4 107 89,16 %
Re 5 114 95 %
Re 6 111 92,5 %
Re 7 112 93,33% 0%
Re 8 100 83,33 % respon media respon minat
Re 9 103 85,83 % pembelajaran berwirausaha
Re 10 114 95 %
Rata-Rata Presentase Skor 90,66 % Gambar 4. Diagram Perbandingan Hasil
Kriteria Sangat baik Respon Mahasiswa

Berdasarkan hasil perhitungan yang


dapat dilihat pada ke 2 tabel di atas dapat kita PEMBAHASAN
lihat bahwa mahasiswa memberikan respon
yang positif terhadap media pembelajaran Hasil akhir penelitian pengembangan ini
jilbab berbasis Science Entrepreunership adalah sebuah media pembelajaran yang
dengan skor yang diperoleh sebesar 92,76 % dikemas semenarik mungkin kedalam
sehingga dapat dikategorikan baik dan perwujudan sebuah jilbab, yang memiliki ciri
menarik. Media jilbab berbasis Science khasnya sendiri dibanding dengan jilbab-jilbab
Entrepreunership juga dapat memberikan yang beredar di khalayak ramai saat ini.
stimulus yang positif terhadap minat terkhusus pada motif jilbab yang memuat unsur
berwirausaha mahasiswa sebagaimana sains berupa struktur glukosa dipilih
perolehan rata-rata presentase skor sebesar berdasarkan tingkat keunikan berdasarkan
90,66% dengan kategori juga sangat baik. Hasil perspektif peneliti, kemudian dipadu padankan
presentase dari angket respon terhadap media dengan bunga Rafflesia Arnoldi dan unsur garis
pembelajaran dan minat berwirausaha dapat dan abstrak lainnya yang dapat menambah
dilihat pada diagram berikut ini: nilai keindahan pada motif jilbab.
Selama ini masyarakat hanya
mengetahui peranan jilbab sebagai model
fashion, sebagai penutup kepala dan penutup
aurat bagi wanita muslim, menggunakan jilbab
juga merupakan kewajiban bagi wanita muslim,
210
Pengembangan Media Pembelajaran Jilbab Berbasis Science Entrepreneurship Dalam
Meningkatkan Minat Berwirausaha Mahasiswa
Yesy Afriansari1, Khairiah2, dan Ahmad Walid3

sebagaimana perintah Allah SWT dalam Q. S validasi dapat dikriteriakan sangat layak dan
Al-Ahzab: 59 yang artinya: dapat digunakan dalam proses belajar.
“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri- Kepraktisan media pembelajaran jilbab
isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri- diperoleh dari data respon dosen dengan skor
isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka perolehan sebesar 95,29% dikategorikan
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh dengan sangat baik, kemudian dengan melihat
mereka", yang demikian itu supaya mereka hasil respon dari 10 orang mahasiswa
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka diperoleh skor rata-rata 92,76%, terlihat bahwa
tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha dosen dan mahasiswa sama-sama
Pengampun lagi Maha Penyayang. memberikan respon positif terhadap
Media pembelajaran jilbab berbasis pengembangan media jilbab.
science entrepreunership merupakan media Media pembelajaran yang berbasis
pembelajaran yang dikembangkan dengan kewirausahaan juga mampu memberikan
memuat konsep IPA dalam merancang dan dampak positif terhadap minat wirausaha,
membuat produk yang punya nilai ekonomi. terlihat dari hasil angket minat wirausaha yang
Media jilbab ini selain dapat digunakan sebagai diberikan kepada mahasiswa diperoleh skor
media pembelajaran juga mempunyai nilai presentase sebesar 90,66 % dengan kategori
ekonomi yang dapat diperjual belikan dan sangat baik. Minat wirausaha yang dimiliki
memang sedang berkembang dalam dunia mahasiswa di awal sebelum adanya media
industri pakaian saat ini. Sebagai media jilbab berbasis Science Entrepreunerhsip
pembelajaran, pengembangan media jilbab adalah sebesar 60 % dengan kategori cukup,
sudah melewati proses uji validasi yang sehingga kita dapat melihat jarak signifikan
dilakukan oleh 3 dosen ahli, yaitu ahli media, antara sebelum dan sesudah adanya media
ahli materi dan ahli desain. Tiga orang validator berbasis Science Entrepreunerhsip.
merupakan orang sudah berkompeten dan ahli Pengintegrasian pengetahuan sains secara
pada bidangnya masing-masing. inovatif dan kreatif dengan pemikiran yang
Data validasi diberikan dalam bentuk berorientasikan kewirausahaan mampu
angket kepada validator sehingga nilai yang memberikan konsep pembelajaran dan
diperoleh merupakan murni data angket, dari pengajaran sains yang dapat menghasilkan
masing-masing validator diperoleh presentase peserta didik yang mempunyai pemikirian
skor yaitu, ahli media memberikan skor sebesar kewirausahaan (M. Syukri, 2013).
81,53 % dengan kategori sangat layak sesuai Sampai disini kita bisa melihat bahwa
dengan riset yang dilakukan oleh Indra Kusuma penggunaan media belajar pada proses belajar
dkk (2017) diperoleh hasil uji validasi media mengajar bisa membangkitkan minat dan
diperoleh skor sebesar 0,75 dalam kategori hasrat yang baru, membangkitkan motivasi
tinggi sehingga sangat membantu siswa dalam serta rangsangan aktivitas belajar bahkan
memahami pembelajaran. Ahli materi dapat memberikan dampak dan efek psikologi
memberikan skor sebesar 82,10 % dengan terhadap peserta didik. Penggunaan media
katergori sangat layak berdasarkan penelitain belajar sangat membantu keefektifan kegiatan
Novitasari (2018) hasil uji ahli materi pada pembelajaran dan penyampaian isi pelajaran.
aspek kualitas isi memperoleh rata-rata skor Di samping itu penggunaan media yang tepat
3,67 dari empat skor rata-rata dengan kriteria mampu membangkitkan motivasi dan minat
sangat baik, dan ahli desain dengan skor 94,11 peserta didik, sabagaimana Arsyad (1997)
dapat dikategorikan sangat layak. mengungkapkan bahwa “Media pembelajaran
Dari hasil presentase skor yang dapat meningkatkan dan mengarahkan
diberikan validator diperoleh rata-rata perhatian anak sehingga dapat menimbulkan
presentase sebesar 85,91 % yang terletak motivasi belajar”.
antara rentang 81% - 100%. Sehingga kategori Media jilbab yang dikembangkan juga
211 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

termasuk kedalam jenis media grafis yaitu model pengembangan ADDIE yang dibatasi
suatu media visual yang menyajikan fakta, ide pada 4 (empat) tahap saja, yaitu analisis
atu gagasan melalui penyajian kata-kata, (Analysis), perencanaan (design),
kalimat angka-angka, dan simbol atau gambar. pengembangan (development), dan
Mempunyai fungsi dapat memperjelas implementasi ( implementation).
penyajian pelajaran, menarik perhatian, Kelayakan media berdasarkan dari
mengilustrasikan suatu informasi atau konsep perolehan skor validasi masing-masing ahli
yang biasanya mudah terlupakan apabila yaitu, ahli media sebesar, 81,53%, ahli materi
hanya dilakukan melalui penerangan verbal. sebesar 82,10% dan ahli desain sebesar
Jika ditinjau sacara garis besar, 94,11%. Sehingga didapatkanlah rata-rata uji
pengembangan media pembelajaran jilbab validasi media pembelajaran jilbab adalah
berbasis Science Entreperunership memiliki 85,91 % yang terletak antara rentang 81% -
beberapa kelebihan dan kekurangan. 100%. Sehingga kategori validasi dapat
Kelebihan dari media pembelajaran jilbab dikriteriakan sangat layak. Sedangkan untuk
berbasis Science Entrepreunership adalah: kpraktisan presentase skor yang didapatkan
pertama, media dapat memberikan kesan yang adalah sebesar 95,29%.
berbeda, pembelajaran yang biasanya Hasil uji lapangan terbatas dinyatkan
menggunakan media cetak, sekarang dapat praktis dengan respon positif yang diberikan
melakukakun pembelajaran melalui media mahasiswa dengan melibatkan 10 orang
yang berebntuk grafis dengan lebih ashtetic. mahasiswa IPA semester 4 dengan rata-rata
Gambar struktur dapat dilihat dari motif-motif presentase skor sebesar 92,76% dengan
pada jilbab. kedua, media ini masih terasa kriteria presentase sangat praktis dan menarik,
asing, sehingga mahasiswa sangat antusias kemudian untuk minat wirausaha mahasiswa
pada saat dilakukannnya demonstrasi dalam meningkat dari 60% menjadi 90,66% sehingga
proses pembelajaran. ketiga, media yang dapat dikategorikan sangat baik.
sifatnya multifungsi, selain digunakan untuk
media pembelajaran dapat juga digunakan SARAN
sebagai bentuk fashion. keempat, memiliki nilai Berdasarkan data hasil perolehan
jual sehingga dapat dimanfaatkan sebagai penelitian, maka saran yang dapat diberikan
produk wirausaha. kelima, media menjadi salah oleh peneliti adalah sebagai berikut yaitu:
satu referensi dalam mengintegrasikan Pertama Bagi mahasiswa hasil penelitian ini
pembelajaran dengan kewirausahaan. dapat dijadikan sebagai media belajar yang
Kekurangan dari media pembelajaran menarik dan menyengkan dalam kegiatan
jilbab berbasis Science Entrepreunership: pembelajaran. Kemudian yang kedua Bagi
pertama, materi yang dapat ditampilkan dosen hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan
terbatas hanya pada satu pokok bahasan saja. atau referensi dalam mengintgerasikan
, kedua keterbatasan tempat percetakan untuk pembelajan ipa dan kewirausahaan. Dan ketiga
di wilayah Bengkulu itu sendiri. Untuk penelitian selanjutnya silahkan untuk
mengembangkan media dengan teori lainnya.

PENUTUP REFERENCES

KESIMPULAN Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional.
Berdasarkan hasil analisis data dan Tafsir dan terjemah Al qur’an surat al-ahzab ayat 59
pembahasan penelitian pengemabangan
media pembelajaran jilbab berbasis Science Electronic Books
Entreperunership dalam meningkatkan minat Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta:Ciputat
Pers.
berwirausaha dengan model pengembangan
Arsyad, A. 1997. Media Pengajaran. Jakarta: PT.
Robert Maribe Brach yang telah diuraikan di Raja Grafindo Persada
atas, maka dapat kita ditarik kesimpulan yaitu; Prof. Dr Sugiono, (2017),Metode Penelitian dan
Media pembelajaran jilbab berbasis Science Pengembangan Research and Development.
Entreperunership dikembangkan berdasarkan Bandung: Alfabeta Bandung,
212
Pengembangan Media Pembelajaran Jilbab Berbasis Science Entrepreneurship Dalam
Meningkatkan Minat Berwirausaha Mahasiswa
Yesy Afriansari1, Khairiah2, dan Ahmad Walid3

Https://scienceedujournal.org/index.php/PSE
A Translation J/article/view/81/51
Autio, E., Keeley, R. H., Klofsten, M., & Ulfstedt, T. Indra Kusuma Harta, I Gede Nurhayata, Luh
(1997). Entrepreneurial intent among Krisnawati. 2017. Pengembangan Prototype
students: Testing an intent model in Asia, Egg Boiler Sebagai Media Pembelajaran
Scandinavia and USA. Babson College Prakarya Dan Kewirausahaan Untuk Materi
Frontiers of Entrepreneurship Research. Teknologi Tepat Guna Kelas XI Mia SMA
Diakses 20 April 2021 Negeri 4 Singaraja Tahun Ajaran 2016/2017.
https://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/downlo https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPT
ad?doi=10.1.1.475.5851&rep=rep1&type=pd K/article/view/11104
f Novitasari Supardi, Achi Rinaldi. 2018.
Robert, Maribe Branch. Instructional Design: The Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
ADDIE Approach. Department Of Educational Berbasis Kegiatan Transaksi Kewirausahaan
Psychology And Instructional Technology. Matero Sistem Persamaan Linier Dua
Universitas Of Georgia. 604 Aderhold Hall Variabel. Decimal:
Athens, GA 30602 USA. http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/de
https://books.google.co.id/books?id=mHSwJ simal/article/view/2012
PE099EC&printsec=copyright&hl=id#v=onep F. Putut Martin Hb (2012). Pengembangan Bahan
age&q&f=false Ajar Science Entrepreneurship Berbasis Hasil
Penelitian Untuk Mendukung Program
Newspaper Article Kreativitas Mahasiswa. Jurusan Biologi,
Rensis Likert, Ph, D. 1932. A technique for the Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
measurement of attitudes. New York Alam, Universitas Negeri Semarang
University. Archives Of Psychology https://media.neliti.com/media/publications/1
http://well.blogs.nytimes.com 26014-ID-pengembangan-bahan-ajar-
science-entrepre.pdf
Skripsi Muhammad Syukri Dkk. 2013.Pendidikan Stem
Adining Astuti (2016). Pelatihan Kecakapan Hidup Dalam Entrepreneurial Science Thinking
(Life Skill) Dalam Membangun Sikap “Escit”: Satu Perkongsian Pengalaman Dari
Kewirausahaan (Studi Pada Pusat Ukm Untuk Aceh
Pengembangan Anak (Ppa) Io-583 https://www.academia.edu/28202744/Pendid
Condrokusumo, Kota Semarang) Jurusan ikan_STEM_dalam_Entrepreneurial_Scienc
Pendidikan Nonformal Fakultas Ilmu e_Thinking_ESciT_Satu_Perkongsian_Peng
Pendidikan, UNNES, Semarang. alaman_dari_UKM_untuk_ACEH

Conference Proceedings
Prof.Dr.Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc.agr.(2014)
Entrepreunership melalui Sains dan
pembelajaran Sains dalam mengoptimalkan
sumber daya manusia: Lessons Learnt
Implementasi di Fakultas Peternakan
Universitas Jenderal Soedirman”. Fakultas
Peternakan Universitas Jenderal Soedirman

Article From an Online Periodical with no DOI


Assigned
Ulfiatun.dkk. Efektivitas Penggunaan LKS IPA
Terpadu Bervisi Salingtemas (Sains
Lingkungan-Teknologi-Masyarakat) Berbasis
Science Entrepreneurship terhadap
Keterampilan Komunikasi Ilmiah dan Minat
Berwirausaha Siswa. Program Studi
Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Negeri
Semarang, Indonesia.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

EFEKTIFITAS PENGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN


ENDED DALAM MEMBANGKITKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA
DIDIK DI SMPN 7 BATANGHARI PADA PEMBELAJARAN IPA

Bob Widodi*, Desmi Yetti2, Maison3 dan Dwi Agus Kurniawan4


1,3,4Universitas
Jambi
2 SMPN 7 Batanghari
* E-mail: Bob.widodi8@gmail.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat keefektifan model pembbelajaran open ended dalam meningkatkan
motivasi belajar peserta didik. pada pembelajaran IPA. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif tipe studi
kasus. SMPN 7 Batanghari adalah tempat pelaksanaan penelitian. Sampel yang digunakan adalah peserta didik
dan guru pengampu pelajaran IPA di Sekolah menengah pertama negeri 7 Batanghari. Teknik pengumoulan data
berupa wawancara. Dengan menggunkan model Miles dan Huberman sebagai teknik analisis data. Hasil
darinpenelitian ini yaitu motivasi belajar siswa di SMPN 7 Batanghari masih tergolong rendah dan perlu
ditingkatkan. Penelitian ini berkesimpulan bahwa dalam sebuah pembelajaran, sangat penting jika peserta didik
memilki motivasi belajar yang kuat. Motivasi belajar tersebut bisa ditingkatkan dengan beberapa cara salah
satunya menerapkan model open ended pada saat pembelajaran. Model pembelajaran open ended sangat efektif
digunakam untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Kata kunci: Model Pembelajaran open-ended, Motivasi belajar, IPA

Abstract

The purpose of this study was to see the effectiveness of the open-ended learning model in increasing students'
learning motivation. in science learning. This research uses a qualitative case study type. SMPN 7 Batanghari is
where the research is carried out. The sample used was students and teachers of science lessons at the 7
Batanghari State Junior High School. The technique of collecting data is in the form of interviews. By using the
Miles and Huberman model as a data analysis technique. The result of this research is that students' learning
motivation at SMPN 7 Batanghari is still relatively low and needs to be improved. This study concludes that in
learning, it is very important if students have strong learning motivation. This learning motivation can be increased
in several ways, one of which is applying the open-ended model during learning. The open-ended learning model
is very effectively used to increase students' learning motivation.

Keywords: Open-ended learning, learning motivation, science

Masyarakat, dan pemerintah bertanggung


PENDAHULUAN jawab atas keberlangsungan pendidikan (Adi
,2022). Pentingnya pendidikan tentunya juga
Pendidikan dianggap sebagai suatu hal berkaitan dengan sekolah, terutama pendidikan
yang penting dalam kehidupan manusia. yang ada di SMP atau Sekolah menengah
Menurut Kholilah et al (2020) Karena bersifat pertama.
sangat penting, sehingga pendidikan tidak Pendidikan tentunya berkaitan dengan
terlepas dari kehidupan manusia. Dan sumber sebuah pembelajaran, salah satu pembelajaran
daya manusia yang berkualitas dapat dibentuk di SMP yaitu Pembelajaran IPA. Menurut Putri
melalui pendidikan. baik dalam membentuk et al (2021) IPA atau Ilmu pengetahuan alam
perilaku maupun pengetahuan (fitriani et adalah Kumpulan dari ilmu-ilmu yang
al.,2021). Berlangsungnya pendidikan itu serumpun dan membahas fenomena fenomena
seumur hidup baik dalam lingkungan Keluarga, yang terjadi di alam. Beberapa materi IPA tidak
Sekolah atau masyarakat. Sehingga Keluarga,
214 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

bisa diamati langsung oleh peserta didik dalam diberikan (Muazaroh & Abadi,2020).
kehidupan sehari-hari, sehingga beberapa Pemberian masalah terbuka atau open ended
materi IPA dianggap abstrak oleh peserta didik dapat membuat siswa lebih aktif dan dapat
(Wulandari & Mudinillah,2022). Karena materi menyampaikan idenya, termotivasi dalam diri
IPA itu abstrak, sehingga diperlukan untuk menjelaskan dan mendapat pengalaman
Kemampuan berfikir tingkat tinggi di dalam untuk menyelesaikan suatu permasalahan
pembelajaran IPA. Oleh karena itu banyak (Wiyasa,2018). Peserta didik bisa menjadi
siswa yang menganggap Pembelajaran IPA itu lebih aktif berpartisipasi di dalm kelas dengan
sulit dan membosankan. (Yunarti,2021). Oleh diterapkannya model pembelajaran open
karena itu, Dalam pembelajaran IPA peserta ended. Karena peserta didik mempunyai
didik memerlukan motivasi belajar yang tinggi. kesempatan yang lebih banyak dalam
Pemahaman Peserta didik pada memanfaatkan pengetahuan dan
pembelajaran IPA dapat ditingkatkan dengan keterampilannya secara menyeluruh
Motivasi belajar yang tinggi. Dalam melakukan (Sholikhah et al,2018). Sehingga peserta dapat
aktivitas belajar tertentu baik itu berasal dari lebih antusias dan bersemangat untuk
dalam maupun dari luar individu diperlukan mengikuti kegiatan pembelajaran IPA dengan
daya pendorong yang disebut motivasi belajar. diterapkannya Model pembelajaran Open
Dengan daya pendorong tersebut dapat ended.
menumbuhkan semangat peserta didik dalam Berdasarkan pemaparan diatas maka
belajar (Andriani & Rasto ,2019). Aktivitas dapat dilihat penting nya penerapan model
belajar akan terasa senang dengan adanya pembelajaran yang tepat demi tercapainya
dorongan dari motivasi belajar (Arianti,2019). tujuan pembelajaran terutama dalam
Oleh karena itu, agar Peserta didik termotivasi meningktakan motivasi belajar peserta didik.
dalam belajar maka Motivasi belajar dalam diri Sehingga, peneliti melakukan penelitian ini
peserta didika harus dibangkitkan dengan tujuan untuk melihat seberapa
(Emda,2018). Penggunaan model efektifnya model pembbelajaran open ended ini
pembelajaran yang tepat dan menarik akan dalam meningkatkan motivasi belajar Peserta
membantu membangkitkan motivasi belajar didik.
peserta didik.
Model pembelajaran yang tepat dan METODE PENELITIAN
menarik dapat membantu peserta didik agar
lebih mudah memahami materi pelajaran. Metode penelitian yang digunakan dalam
Model pembelajaran merupakan kerangka penelitian ini adalah metode penelitian kulitatif
konseptual yang menggambarkan langkah- tipe studi kasus. Studi kasus adalah strategi
langkah yang terstruktur dalam menyusun penelitian yang didalamnya peneliti meneliti
pengalaman pembelajaran agar tujuan suatu program,peristiwa,aktivitas, proses, atau
pembelajaran dapat tercapai dan dapat sekelompok individu secara cermat
dijadikan pedoman bagi para pengajar dan (Fitrah,2018). Penelitian ini dilakukan pada
perancang dalam merencanakan sebuah awal bulan april 2022 di SMPN 7 Batanghari.
pembelajaran (Seragih et al.,2021). Tujuan Teknik pengambilan sampel penelitian
pembelajaran akan tercapai dengan mudah jika menggunakan teknik purposive sampling.
dalam proses pembelajaran menerapkan Dengan Instrumen penelitian yang digunakan
model pembelajaran yang efektif berupa lembar wawancara yang dilakukan
(Asyafah,2019). model Pembelajaran Open- kepada guru mata pelajaran IPA di SMPN 7
ended merupakan Salah satu model Batanghari. Dan menggunakan teknik Miles
pembelajaran yang efektif di terapkan untuk dan Hubermann sebagai teknik analisis
membangkitkan motivasi belajar peserta didik. datanya.
Model Open ended adalah sebuah Proedur penenelitian diawali dengan
model pembelajaran mempunyai bermacam mengajukan surat permohonan observasi.
cara penyelesaian dan jawaban yang benar Setelah memperoleh izin observasi dimulai
didalam sebuah permasalahan atau soal yang dengan pengamatan pembelajaran di kelas,
Efektifitas Pengunaan Model Pembelajaran Open Ended dalam Membangkitkan 215
Motivasi Belajar Peserta didik di SMPN 7 Batanghari pada Pembelajaran IPA
Bob Widodi1, Desmi Yetti2, Maison3 dan Dwi Agus Kurniawan4

lalu wawancara terhadap guru pengampu mata dalam meningkatkan motivasi belajar Peserta
pelajaran IPA. dari sample yang telah dipilih, didik. Semua balik lagi ke guru ya.
setelah itu dilanjutkan dengan mengolah data
serta kesimpulan penelitian Q6: bagaimana motivasi belajar siswa di dalam
kelas?
HASIL DAN PEMBAHASAN
A6: Beberapa peserta didik memang punya
keinginan belajar yang sangat tinggi dan juga
HASIL
ada peserta didik yang kesekolah hanya untuk
Berdasarkan wawancara yang telah
duduk aja dikelas.
dilakukan bersama guru mata pelajaran IPA di
SMPN 7 Batangharai. Adapun hasil wawancara Q7: menurut ibu bagaimana motivasi belajar
guru pengampu Mata pelajaran IPA Sebagai siswa setelah diterapkan model pembelajaran
berikut : open ended ini ?
Q1: bagaimana cara ibuk menyampaikan
materi kepada siswa ? A7 :Untuk menerapkan model pembelajaran
tersebut sebenarnya butuh proses yang sangat
A1: Lebih sering dengan diskusi, agar anak panjang. Dimana kita perlu melatih siswa dulu
bisa berbagi ilmu dengan siswa yang lain, jadi pelan pelan. Setelah semua siswa dirasa sudah
ilmu tidak harus selalu didapatkan dari guiru. siap menggunakan model pembelajaran ini
maka saya rasa motivasi atau semangat belajar
Q2 : Model Pembelajaran apa yang diterapkan
siswa akan meningkat.
dikelas ?
Q8: kira kira untuk kedepannya ibuk tertarik
A2 :Model yang diskusi, eksperimen dan
tidak untuk menggunakan model pembelajaran
demonstrasi agar materi pelajaran lebih mudah
open ended ?
dipahami siswa.
A8: Sangat tertarik, dengan syarat kita harus
Q3: Apakah ibuk pernah menerapkan model
melatih siswa terlebih dahulu agar siswa siap
pembelajaran open ended?
dengan model pembelajaran yang baru.
A3: Jarang menggunakan tapi pernah
PEMBAHASAN
menggunakan.
Berdasarkan Hasil wawancara guru IPA
Q4: Menurut ibuk apakah Efektif penerapan SMPN 7 Batanghari, dapat diketahui bahwa
model pembelajaran open ended di dalam model pembelajaran open ended adalah model
pembelajaran ? pembelajaran yang bagus diterapkan di dalam
pembelajaran untuk meningkatkan notvasi
A4 :Sebenarnya bisa efektif tergantung peserta belajar siswa. model pembelajaran open ended
didik. Ada beberapa peserta didik yang merupakan model pembelajaran yang bagus
memang paham tapi juga ada peserta didik digunakan dalam meningkatkan motuvasi
yang benar benar tidak tahu. Jadi untuk belajar siswa. Namun, sebelum menerapkan
menggunakan model pembelajaran ini masih model pembelajaran tersebut perlu adanya
tergolong susah. penyesuian diri dulu bagi siswa agar siswa tidak
kaget dengan model pembelajaran yang baru.
Q5: Menurut ibuk dapatkah model Model pembelajaran open ended ini akan
pembelajaran open ended itu meningkatkan sangat efektif digunakan untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta didik.? motivasi belajar jika guru yang menyajikan nya
juga paham dengan karakter siswa dikelas.
A5: Tergantung bagaimana cara guru
Dan perlu ada tahapan yang panjang sebelum
menyajikannya. Kalau guru nya tau cara
memggunakan model pembelajaran tersebut.
menyajikannya maka akan sangat membantu
216 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Contohnya ada semacam pretest sebagai PENUTUP


bentuk pemanasan yang dilakukan sebelum
Pembelajaran. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu
Didalam sebuah pembelajaran,motivasi belajar
Model pembelajaran open ended sangat dan semangat belajar yang tinggi sangat
membantu meningkatkan keingnan, semangat diperlukan oleh peserta didik .Motivasi belajar
dan motivasi belajar siswa. Dilihat dari sistem peserta didik tersebut nisa ditingkatkan dengan
belajarnya dimana siswa akan lebih antusias beberapa cara salah satunya menerapkan cara
dalam belajar. Karena pusat pembelajaran ada mengajar atau model pemeblajaran yang tepat.
pada siswa. Dengan model pembelajaran open Agar bisa meningkatkan motivasi belajar dari
ended dapat menggali kreatufitas di dalam diri peserta didik. open ended sangat cocok dan
siswa, yang menyelesaikan permasalahan sangat efektif digunakan dalam sebuah
dengan berbagai jawaban yang bervariasi. pembelajaran. Dimana dengan suatu
Pernyataan ini diperkuat dengan pernyataan permasalahan atau pertanyaan yang memiliki
menurut Rahayu & Festiyed (2019) berbagai macam solusi yang benar dapat
menyatakan bahwa terdapat suatu pendekatan meningkatkan semangat,keinginan dan
yang memungkinkan peserta didik untuk motivasi belajar siswa.
mengembangkan pola pikirnya sesuai minat
dan bakat Peserta didik , dihadapkan REFERENCES
dengan masalah terbuka, dengan tujuan
Adi, L. (2022). Pendidikan keluarga dalam perspektif
utamanya bukan hanya untuk mendapatkan
Islam. jurnal pendidikan ar-rasyid, 7(1), 1-9.
jawaban tetapi lebih menekankan pada cara
bagaimana peserta didik sampai pada suatu Andriani, R., & Rasto, R. (2019). Motivasi belajar
jawaban. Pendekatan itu adalah Model sebagai determinan hasil belajar
pembelajaran open-ended. siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen
Perkantoran (JPManper), 4(1), 80-86.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang diteliti oleh Nada et al., Arianti, A. (2019). Peranan Guru dalam
(2018) yang meneliti tentang model open meningkatkan motivasi belajar
ended problems dan kemampuan berpikir siswa. Didaktika: Jurnal Kependidikan, 12(2),
kreatif peserta didik. tetapi bedanya dari 117-134.
penelitian ini yaitu terletak pada subjek
Asyafah, A. (2019). Menimbang Model
penelitian yang berbeda dan juga penelitian ini
Pembelajaran (Kajian Teoretis-Kritis atas
lebih fokus pada keefektifan penggunaan Model Pembelajaran dalam Pendidikan
model pembelajarannya dalammenumbuhkan Islam). TARBAWY: Indonesian Journal of
semangat atau motivasi belajar dari peserta Islamic Education, 6(1), 19-32.
didik.
Penelitian yang dilakukan oleh Djami & Djami, S. R., Ain, N., & Sundaygara, C. (2020).
Sundaygara (2020) yaitu meneliti tentang pengaruh model pembelajaran open-ended
Motivasi dan Prestasi belajar siswa yang problem terhadap motivasi dan prestasi
belajar fisika siswa kelas viii smp negeri 2
dipengaruhi oleh Model pembelajaran Open
Malang. Rainstek: Jurnal Terapan Sains dan
ended juga sejalan dengan penelitian ini.
Teknologi, 2(1), 17-22.
Namun perbedaan dari penelitian sebelumnya
yaitu fokus penelitian ini lebih ke pengaruh Emda, A. (2018). Kedudukan motivasi belajar siswa
model pembelajaran open ended terhadap dalam pembelajaran. Lantanida
motivasi belajar siswa. Sedangkan yang Journal, 5(2), 172-182.
sebelumnya lebih meneliti perbadingan Fitrah, M. (2018). Metodologi penelitian: penelitian
motivasi belajar kelas yang konvensional kualitatif, tindakan kelas & studi kasus. CV
dengan kelas yang menerapkan model open Jejak (Jejak Publisher).
ended.
Fitriani, R., Putri, W. A., Rini, E. F. S., Sehab, N. H.,
& Pratiwi, M. R. (2021). Pengaruh Kerja
Efektifitas Pengunaan Model Pembelajaran Open Ended dalam Membangkitkan 217
Motivasi Belajar Peserta didik di SMPN 7 Batanghari pada Pembelajaran IPA
Bob Widodi1, Desmi Yetti2, Maison3 dan Dwi Agus Kurniawan4

Keras terhadap Hasil Belajar Siswa IPA di


SMAN 1 Kota Jambi. SAP (Susunan Artikel Wulandari, T., & Mudinillah, A. (2022). Efektivitas
Pendidikan), 5(3). Penggunaan Aplikasi CANVA sebagai Media
Pembelajaran IPA MI/SD. Jurnal Riset
Kholilah, K., Ramadhanti, A., Fitriani, R., Febri, E., & Madrasah Ibtidaiyah (JURMIA), 2(1), 102-
Pratiwi, M. R. (2020). hubungan kerja keras 118.
dan hasil belajar fisika di sma negeri 1 kota
jambi. journal of science education and Yunarti, N. (2021). Analisa Kesulitan Dalam
practice, 4(1), 41-48. Pembelajaran IPA Pada Siswa SMP Negeri 1
Rambang. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 7(4),
Muazaroh, A. N., & Abadi, I. B. G. S. (2020). 1745-1749.
Efektifitas Model Pembelajaran Open ended
Berbantuan Lembar Kerja Siswa Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif. MIMBAR PGSD
Undiksha, 8(3), 372-384. Putri, W. A., Fitriani,
R., Rini, E. F. S., Aldila, F. T., & Ratnawati, T.
(2021). Pengaruh Motivasi terhadap Hasil
Belajar Siswa IPA di SMAN 6 Muaro
Jambi. SAP (Susunan Artikel
Pendidikan), 5(3).

Nada, I., Utaminingsih, S., & Ardianti, S. D. (2018).


Penerapan model open ended problems
berbantuan CD pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa kelas IV SD 1 golantepus. JPsd (Jurnal
Pendidikan Sekolah Dasar), 4(2), 216-227.

Rahayu, C., & Festiyed, F. (2019). Validitas


perangkat pembelajaran fisika SMA berbasis
model pembelajaran generatif dengan
pendekatan open-ended problem untuk
menstimulus keterampilan berpikir kritis
peserta didik. JPF (Jurnal Pendidikan Fisika)
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, 7(1), 1-6.

Saragih, L. M., Tanjung, D. S., & Anzelina, D. (2021).


Pengaruh Model Pembelajaran Open ended
terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Pembelajaran Tematik. Jurnal
Basicedu, 5(4), 2644-2652.

Sholikhah, Z., Kartana, T. J., & Utami, W. B. (2018).


Efektifitas Model Pembelajaran Open-Ended
terhadap prestasi belajar matematika ditinjau
dari kreativitas siswa. Jurnal Edukasi dan
Sains Matematika (JES-MAT), 4(1), 35-46.

Wiyasa, I. K. N. (2018). Pengaruh Model


Pembelajaran Open ended Berbasis
Penilaian Proyek Terhadap Kompetensi
Pengetahuan PPKn Siswa. Jurnal Imiah
Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(2).
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PENGGUNAAN MEDIA LIVEWORKSHEET UNTUK EVALUASI


PEMBELAJARAN SEJARAH

Brigida Intan Printina


Universitas Sanata Dharma
*
E-mail: brigidaintan91@gmail.com

Abstrak

Dalam pembelajaran sejarah, implementasi teknologi telah menjadi tuntutan bagi para pendidik. Tidak hanya
memiliki keterampilan berteknologi dalam sarana pembelajaran, bahkan dalam evaluasi pembelajaran, pendidik
sejarah harus mampu menggali berbagai teknologi sebagai sarana evaluasi pembelajaran Sejarah. Artikel ini
bertujuan untuk memaparkan penggunaan media Liveworksheet untuk Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Metode
penulisan artikel ini ialah metode kualitatif meliputi observasi, studi pustaka, dan kritik sumber. Hasil dari
penelitian ini yang pertama ialah menguraikan konsep media belajar Liveworksheet. Kedua penggunaan
liveworksheet dalam evaluasi pembelajaran Sejarah. Harapannya dengan media liveworksheet ini dapat
membantu pendidik sejarah dalam mengimplementasikan evaluasi pembelajaran sejarah yang tanggap zaman
dan inovatif.

Kata kunci: Media Liveworksheet, Evaluasi Pembelajaran Sejarah

Abstract

In history learning, the implementation of technology has become a demand for educators. Not only having
technological skills in learning facilities, even in evaluating learning, history educators must be able to explore
various technologies as a means of evaluating history learning. This article aims to describe the use of
Liveworksheet media for Evaluation of History Learning. The method of writing this article is a qualitative method
including observation, literature study, and source criticism. The first result of this research is to describe the
concept of Liveworksheet learning media. The second is the use of live worksheets in the evaluation of History
learning. It is hoped that this live worksheet media can help history educators in implementing an evaluation of
historical learning that is responsive to the times and innovative.

Keywords: Liveworksheet Media, Evaluation of History Learning

maupun dalam evaluasi pembelajaran. Hal ini


PENDAHULUAN sebagai upaya salah satunya menarik motivasi
belajar.
Penggunaan berbagai media sebagai
sarana belajar menjadi pendukung proses Dalam meracik pembelajaran sejarah
pembelajaran. Hal ini menjadi tantangan para pendidik selain dibekali kemampuan
sekaligus peluang yang harus dihadapi para pedagogi namun juga ditantang untuk memiliki
pendidik dalam menghadapi proses kemampuan memilah media yang sesuai
pembelajaran agar mampu dipahami serta dengan materi sejarah, motivasi belajar
digali peserta didik. peserta didik yang dinamis, serta tuntutan
digital yang semestinya bukan lagi menjadi
Tidak hanya itu tantangan era disrupsi tantangan namun menjadi peluang untuk
menjadikan banyak pendidik untuk mencoba mengemas pembelajaran sejarah yang inovatif
berbagai sarana belajar khususnya media dan inspiratif.
digital baik dalam kegiatan pembelajaran
Penggunaan Media Liveworksheet untuk Evaluasi Pembelajaran Sejarah 219
Brigida Intan Printina

Adapun penulisan artikel ini dilandas METODE PENELITIAN


oleh pelatihan media pembelajaran
Subjek penelitian ini adalah guru MGMP
Liveworsheet untuk evaluasi pembelajaran
Sejarah di Yogyakarta, pada tahun 2021 dalam
sejarah kepada guru MGMP Sejarah Se-DIY.
pelatihan evaluasi pembelajaran
Dalam sesi diskusi banyak guru merasakan
menggunakan liveworksheet. Penelitian ini
bahwa untuk mencoba media pembelajaran
menggunakan metode penelitian kualitatif
baru perlu banyak waktu, sedangkan di
Pada penerapannya penelitian ini lebih
sekolah sudah ada banyak tawaran media dan
menekankan pada proses melihat, memotret,
perlu waktu untuk penguasaan terhadap
dan menganalisis kegiatan serta informasi
implementasi media tersebut.
tentang keadaan (kasuistis) yang sedang
Menurut Edgar Dale (2004:161) dalam berlangsung bertujuan memperoleh gambaran
kerucut pengalaman belajar dari pengalaman proses dan makna dari suatu peristiwa atau
abstrak ke konkret, ada berbagai sarana media kejadian.
yang dapat meningkatkan pengalaman belajar
Creswell (2018) menjelaskan studi
peserta didik. Pengalaman demonstrasi
kasus merupakan salah satu jenis pendekatan
merupakan sarana belajar yang menempati
kualitatif yang menelaah sebuah “kasus”
posisi 70% untuk menangkap pengetahuan
tertentu dalam konteks atau setting kehidupan
dan pengalaman peserta didik.
nyata kontemporer.
Kemudian beberapa penelitian relevan
Sumber data penelitian terdiri atas yaitu
dapat menjadi dasar dari penulisan ini
diantaranya penelitian oleh Lisnuriyanih (2021) 1) kasus hasil observasi langsung saat
yang mengungkapkan bahwa media pelatihan guru-guru MGMP Sejarah di
liveworksheet adalah suatu platform sebagai Yogyakarta, 2) informasi dari informan guru
penyedia sarana untuk membuat LKPD digital. sejarah, 3) dokumen meliputi buku, jurnal,
Hal ini sejalan dengan pernyataan (Darusman, makalah, dan bahan lainnya yang relevan, 4)
2008) bahwa LKPD dapat dibuat secara dokumentasi berupa foto saat proses
terprogram untuk menjadi pedoman siswa observasi. Adapun teknik pengumpulan data
dalam mengisi evaluasi pembelajaran. meliputi; 1) observasi dilapangan yaitu
workshop evaluasi pembelajaran sejarah
Di lain hal dengan menggunakan kajian
dengan media liveworksheet 2) depth interview
penelitian kuantitatif di SMP N 1 Selat Nasik
dengan guru sejarah, dan 3) studi dokumen
ada sebesar 48,44% siswa yang
yang mendukung jalannya penelitian.
menggunakan media konvensional dan ada
74,29% siswa senang menngunakan media Data-data yang sudah diperoleh
liveworksheet. (Hazlita, 2021) kemudian oleh peneliti dilakukan trianggulasi
data. Teknik trianggulasi dilakukan guna
Namun, dengan berbagai sarana yang
memeriksa keabsahan data. Keabsahan perlu
ditawarkan dalam media liveworksheet ada
dilakukan terkait dengan kepercayaan
beberapa hal yang dapat dipaparkan dalam
terhadap hasil penelitian. Hasil penelitian
artikel ini khususnya sebagai sarana evaluasi
dikatakan valid apabila dilaksanakan
belajar sejarah.
pemeriksaan secara cermat dan
Tujuan penulisan ini ialah yang pertama menggunakan teknik yang tepat. Menurut
memaparkan konsep media liveworsheet, Sugiyono (2010) ada tiga trianggulasi yang
memaparkan aplikasi liveworksheet untuk harus dilakukan yaitu 1) Trianggulasi sumber:
evaluasi pembelajaran sejarah, yang terakhir mengecek data dari berbagai sumber. Dalam
memaparkan keunggulan dan keterbatas penelitian ini data observasi dicocokan dengan
media liveworksheet. wawancara dan dokumen; 2) Trianggulasi
Teknik : mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda. Dalam
penelitian ini data wawancara dicocokan
220 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

antara satu informan dengan informan lainnya;


3) Trianggulasi waktu : mengecek data antara
rentan waktu yang berbeda. Dalam penelitian
ini melihat observasi pembelajaran daring
antara hari satu dengan lainnya, serta hasil
wawancara antara hari satu dengan
berikutnya. Sedangkan analisis data
menggunakan analisis mengalir interaktif. Gambar 2. Tutorial Liveworksheet dapat
dilihat di youtube atau google
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebagai untuk mengunggah materi para
HASIL pendidik hanya harus menuliskan soal/LKPD
Pada pertengahan tahun 2021, para dalam bentuk word/pdf dan mengunggah
dosen dan alumni Pendidikan Sejarah dalam aplikasi liveworksheet sesuai tutorial.
Universitas Sanata Dharma melakukan
pelatihan dan observasi kepada para guru Setelah itu membuka aplikasi pada
MGMP Sejarah di Yogyakarta dan sebagian menu teachers. Berikut merupakan tampilan
besar merasa kesulitan mempelajari media untuk evaluasi pembelajaran sejarah.
baru hal ini menjadi landasan penggunaan
media liveworsheet sebagai salah satu sarana
evaluasi pembelajaran sejarah.

Gambar 1. Hasil Observasi sebagai


Gambar 3. Tampilan soal objektif Sejarah
Landasan Penggunaan Media Liveworksheet
Indoensia
Dari pertanyaan ini lebih dari setengah
menjawab sering menggunakan media
evaluasi pembelajaran bahkan secara daring.
Maka ini menjadi tantangan bagi pemateri,
meski aplikasi liveworksheet jarang bahkan
tidak pernah digunakan, seringkali para
peserta apalagi guru dengan segala
administrasinya akan banyak
mempertimbangkan untuk menggunakan
aplikasi baru.

Adapun langkah-langkah menggunakan


liveworksheet ada pada tutorial yang Gambar 4. Tampilan soal tebak gambar tokoh
ditawarkan internet dan dapat membuka penjelajahan samudera
aplikasi liveworksheet.com
Penggunaan Media Liveworksheet untuk Evaluasi Pembelajaran Sejarah 221
Brigida Intan Printina

dari abstrak ke konkret salah satunya


pengalaman demonstrasi yaitu untuk melihat
seberapa tinggi pemahaman peserta didik
pada suatu materi.

PENUTUP

Kesimpulan dari penulisan artikel ini


ialah bahwasanya pendidik tidak hanya
menguasai media untuk mengolah aktivitas
belajar namun juga media untuk evaluasi
pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk
membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
Secara khusus dalam tulisan ini untuk
memaparkan implementasi media
liveworksheet dalam pembelajaran sejarah.

REFERENCES

Gambar 5. Tampilan soal menjodohkan Creswell, John W. (2018). Penelitian


Kualitatif dan Desain Riset: Memilih Di Antara Lima
Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hazlita, S, JIRA. (2021). Jurnal Inovasi dan


Riset Akademik, diunduh tanggal 10 Desember
2021 Keputusan Balitbang dan Perbukuan
Kemendikbud No 018/H/KR/2020. 2020.Ringkasan
KI dan KD K-13: Jakarta
Gambar 6. Tampilan soal isian singkat
Kara Dawson dan Ann Kovalchick.ed,
Untuk hasil akhir dapat terlihat setelah Education and technology: an encyclopedia
(California: ABC- CLIO, Inc. 2004), 161.
peserta didik dapat meng-klik finish.
Lisnuriyanih, Siska. (2021). Membuat Bahan
Adapun keunggulan dari aplikasi ini
Ajar Inovatif dengan Aplikasi Liveworksheet.
ialah dapat dengan mudah diunggah diunduh tanggal 12 Mei 2022
menggunakan format word/pdf. Para
editor/pendidik juga dapat mengedit apakah Sugiyono. (2010). Metode Penelitian:
skor akhir dapat dilihat langsung oleh peserta Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
didik.

Sedangkan kelemahan dari aplikasi ini


ialah jumlah halaman mungkin akan terbatas
jika tidak berbayar.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
dinyatakan bahwa media evaluasi
pembelajaran sejarah liveworsheet merupakan
media yang mampu menggali pemahaman dan
motivasi belajar sejarah peserta didik. Hal ini
sejalan dengan kerucut pengalaman Edgar
Dale bahwa media liveworsheet menempati
posisi 70% penggalian pengalaman belajar
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK UNTUK


MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA DI
SDN 10 SIGAOL SIMBOLON
Ester
Universitas Negeri Medan
Ester.nainggolan27@gmail.com

Abstrak
Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk meilihat hasil akhir dari penggunaan model pembelajaran
sinektik terhadap kemampuan memulis puisi bebas siswa sekolah dasar yang dibandingkan dengan model
pembelajran konvensional. Penelitian ini dilaksanakan SDN 10 Sigoal Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir.
Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan pengunaan desain kuasi eksperimen sebagai cara
pengambilan data. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat hasi tes kemampuan menulis
puisi bebas. Dengan uji independent sampel t tes sebagai teknis pengumpulan data. Hasil akhir dari penelitian ini
adaah terlihatya perubahan yang signifikan antara rata-rata kemampuan menulis puisi bebas siswa yang diajar
dengan model pembelajaran sinektik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional (Fhitung = 4,005; sig.
= 0,004).

Kata Kunci: Model Sinektik, Menulis Puisi Bebas

Abstract

The ultimate goal of this research is to see the final result of using the synectic learning model on the ability to write
free poetry for elementary school students compared to conventional learning models. This research was
conducted at SDN 10 Sigoal, Palipi District, Samosir Regency. The approach used is quantitative with the use of
a quasi-experimental design as a way of collecting data. Data collection in this study was done by looking at the
results of the free poetry writing ability test. With independent test sample t test as a technical data collection. The
final result of this study is that there is a significant change between the average ability to write free poetry of
students who are taught with the synectic learning model compared to the conventional learning model (Fcount =
4.005; sig. = 0.004).

Keywords: Synectic Model, Free Poetry Writing

PENDAHULUAN reseptif yang terdiri dari keterampilan


menyimak & membaca. Selanjutnya pada
Pada dasarnya ada beberapa kemampuan produktif terdiri dari kemampuan
pembelajaran disekolah dasar harus selalu berbicara & menulis. Sehingga pada ke empat
diobservasi salah satunya pembelajaran keterampilan tadi mempunyai aneka macam
bahasa Indonesia. Di sekolah dasar macam konflik yang dialami sang murid.
pembelajaran bahasa indonesia terdiri dari Secara generik konflik yang dialami saat
beberapa kategori keterampilan berbahasa keberlangsungan proses belajar bahasa pada
diantaranya ada berbicara, mendengarkan, sekolah dasar adalah materi aspek
membaca, & menulis. Pada hakikatnya dalam keterampilan menulis. Rendahnya kemampuan
proses keterampilan berbahasa, seseoarang murid pada aktivitas menulis terlihat, lantaran
harus mampu membrikan stimulus intraksi kesulitan murid pada membicarakan ide,
yang bagus sehingga keterampilan berbicara gagasan, & perasaan pada bentuk tulisan.
tercapai antara satu sama lain. Hal ini sejalan Sebagaimana sudah dikemukakan sang Taufik
dengan Syarif (2009:1) yang memberikan Ismail (2003:9) bahwa bangsa Indonesia tidak
pengertian bahwa pada dasarnya dalam terlalu tertarik dengan keterampilan bahas
kemampuan berbahasa terdapat beberapa indonesia yang mengharuskan siswa untuk
jesin kemampuan diantaranya kemampuan membaca dan menulis. Sehingga dapat
Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis 223
Puisi Bebas Siswa Di Sdn 10 Sigaol Simbolon
Ester

diartikan secara global pendidikan khususnya (pilihan istilah), imajinasi, tipografi, & amanat,
murid sekolah dasar berdasarkan kelas satu (4) kurangnya pengajar berdiskusi beserta
hingga kelas enam belum sanggup menulis sebagai akibatnya anak didik nir mengetahui
secara berdikari menggunakan output yang kekurangan pada menulis puisi. , terutama
memuaskan, termasuk pada menulis sastra. pada diksi (pilihan). istilah), citraan, tipografi, &
amanat.
Siswa mengapresiasi puisi melalui ide
atau penghayatan & pemahaman, namun pula Model sinektik adalah contoh
mempunyai impak mengasah kepekaan pembelajaran yang bisa dikembangkan pada
perasaan, nalar, & keperdulian terhadap proses pembelajaran menulis puisi & berpikir
sesama. Kemampuan ini sangat dipegaruhi kreatif yang dimulai menggunakan
oleh beberapa faktor yangterdiri dari faktor menggambarkan situasi yang berkaitan
krusila diantara faktir tersebut terdapat menggunakan visualisasi & perasaan,
beberapa cara dalam menulis pusi diantaranya menciptakan analogi buat bisa mengkaji balik
menerapkan model, metode & taktik yang tugas-tugas yang sudah dikerjakannya. Model
tepat, yang pula sangat memilih merupakan sinektik ini jua bisa menaruh anak didik
kiprah pengajar pada proses pembelajaran keleluasaan buat berpikir kreatif yang
bagi murid. Hal ini diperkuat sang Slameto mengarahkan anak didik buat bisa mmiliki cara
(2003:11) yang menyatakan bahwa metode berpikir tang sesuai dengan perkembangan
pedagogi bisa mensugesti proses siswa yang disesuaikan dengan taraf tinggi hal
pembelajaran. Cara mengajar guru yang ini sejalan dengan pernyataan Gordon (Joyce,
kurang tepat sangat memberikan dampak yang 2011: 34) yang berasusmsi bahwa pada
kurang baik terhadap kemampuan menulis akhirnya pembelajaran sinektik ini sangat baik
puisi bebas. jika diterapkan pada pendidikan sekolah dasar
terutama dalam melihat kemampuan menulis
Dalam upaya meningkatkan kemmpuan puisi bebas siswa.
menulis puisi bebas ada beberapa cara yang
bisa dilakukkan. Peneliti perlu melakukan METODE PENELITIAN
pemugaran yaitu menggunakan memakai
contoh pembelajaran yang bisa menaruh anak penelitian ini merupakan penelitian
didik kemampuan menulis puisi & berpikir kuantitatif menggunakan desain eksperimen
kreatif sebagai akibatnya proses belajar semu. Penelitian ini dilaksanakan pada
sebagai lebih menyenangkan. Sekolah Dasar Negeri 10 Sigoal 2021/2022.
Jumlah sampel yang diteliti berjumlah 60 anak
Berdasarkan observasi pada lapangan
didik. Ke-60 anak didik tadi terdiri menurut 30
pada Sekolah Dasar Negeri 10 Sigoal, masih
anak didik dalam kelas eksperimen & 30 anak
terlihat ada beberapa kendala yang menjadi
didik dalam kelas kontrol. Alat pengumpulan
hambatan dalam keberlangsungan
data yang dipakai pada penelitian ini
pembelajaran Bahasa Indonesia materi
merupakan tes kemampuan menulis puisi
kemampuan menulis puisi bebas. Diantaranya
bebas. Serta penguji hipotesis dalam penelitian
: yaitu: (1) rendahnya focus siswa pada saat
ini menggunakan T test.
proses belajar sedang berlangsung, sehingga
berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN
(2) jarangnya pembelajaran menulis puisi di
kelas berakibat pada kesulitan ana dalam
HASIL
membuat puisi dikarenakan sulitnya mencari
a) Deskripsi Data
inspirasi dalam menulis puisi. (3) anak didik
1. Pre Test Kemampuan Menulis Puisi
gundah pada menentukan istilah yang
Bebas Kelas Eksperimen
sempurna pada membangun puisi. Saat anak
Nilai terendah yang diperoleh siswa
didik menulis puisi, peneliti melihat kurangnya
adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 70 dengan
kemampuan anak didik dalam aspek diksi
rata-rata yang diperoleh adalah 60,65;
224 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

mediannya adalah 60,00; dan modusnya 3. Post-Test Kemampuan Menulis Puisi


adalah 60; standar deviasi 5,70; dan Bebas Kelas Eksperimen
variansnya adalah 32,51. Distribusi frekuensi Nilai terendah yang didapat siswa adalah
nilai kemampuan menulis puisi bebas kelas 70, dan nilai tertinggi yaitu 95, Berdasarkn hasil
eksperimen disajikan pada gambar berikut: pre tes data terakhir yang didapatkan dari hasil
kmampuan menulis puisi bebas 83,70; varian
sebesar 43,68 dan standar deviasi sebesar
10 9 6,61. Distribusi frekuensi nilai kemampuan
menulis puisi bebas kelas eksperimen disajikan
8 pada gambar berikut:

6 5
4 9
10
4 3
2 8
2
0 6 5
0
50-53 54-57 58-61 62-65 66-69 70-73 4 3 3
2
2 1
Gambar 1 Histogram Pre Test Kemampuan
Menulis Puisi Bebas Kelas Eksperimen 0

2. Pre Test Kemampuan Menulis Puisi


Gambar 3 Histogram Post-Test Kemampuan
Bebas Kelas Kontrol
Menulis Puisi Bebas Kelas Eksperimen
Nilaii terendahi yangi didapat siswai adalah
45 dan nilai tertinggii adalah 70. Berdasarkani 4. Post-Test Kemampuan Menulis Puisi
hasil pre tes data rata-rata yangi diperoleh Bebas Kelas Kontrol
58,91; mediani 60,00; dan modusi yaitu 60; Nilaii terendahi yang didapati siswa adalah
standari deviasii sebesar 7,06; dan variani 60, dan nilai tertinggii yaitu 95, Berdasarkani
sebesar 49,90. Distribusii frekuensii hasil pre tes data rata-ratai yang diperoleh
kemampuani menulis puisi bebasi kelas kontroli 76,30; variani sebesar 93,68 dan standar
disajikan padai gambari berikut ini. deviasii sebesar 9,68. Distribusii frekuensii
kemampuani menulisi puisii bebas kelas kontrol
disajikani pada gambar berikut ini
10 9
5 5
8 5 4
6
4 3 3 3
6
4 3
4 2
2 1
2 1 1 0

0
45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74

Gambar 4 Histogram Post-Test Kemampuan


Gambar 2 Histogram Pre Test Kemampuan Menulis Puisi Bebas Kelas Kontrol
Menulis Puisi Bebas Kelas Kontrol
Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis 225
Puisi Bebas Siswa Di Sdn 10 Sigaol Simbolon
Ester

b) Uji Prasyarat 0,052 > 0,05, dengani demikian idapat


a. Uji Normalitas idisimpulkan bahwa kelompok data penelitian
Tests of Normality bersifat homogen.

Kolmogorov- c) Uji Hipotesis


Smirnova Shapiro-Wilk Pengujiani hipotesisi penelitiani ini
menggunakani independenti sampel t test.
S Datai pengujiani hipotesis dapati dilihat pada
i tabel berikut ini:
Stat d Si Stat d g
istic f g. istic f . Tabel 2 Output SPSS Uji Independen Sampel
T-test Kemampuan Menulis Puisi
Kelas , Bebas
Ekspe ,20 2 ,0 ,93 2 1
rimen 4 3 14 0 3 0
8

Kelas ,
,2
Kontr ,12 2 ,96 2 5
00
ol 7 3 * 5 3 6
6

*. This is a lower bound of the true


Tabel 3 Perbandingan nilai akhir dari siswa
significance.
terhadap Kemampuan Menulis Puisi
a. Lilliefors Significance Correction Bebas Siswa Kelas A dan Kelas B

Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan


bahwa hasil pengujian normalitas data kelas
eksperimen memperoleh nilai sig. sebesar Hipotesis Penelitian
0,108 > 0,05, dan kelas control 0,566 > 0,05
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho : µA1 = µA2
data penelitian berdistribusi dengan normal.
Ha : µA1 ≠ µA2
b. Uji Homogenitas
Pada akhirnya nilai akhir dari spss pada
Levene's Test of Equality of Error
pada tabel 4.13, memiliki nilai F hitung yitu senilai
Variancesa
4,005 dan nilai signifikan yaitu 0,004 dengan α
Dependent Variable: Kemampuan Menulis = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai
Puisi Bebas signifikan 0,004 < 0,05 sehingga pada hasil
akhir dari nilai terakhir ialah hipotesis menolak
F df1 df2 Sig. Ho dan menerima Ha. Dengan demikian dapat
dapat dilihat bahwa pada halilatnya terjadi
4,005 1 44 ,052 sebuah perubahan antara hasil akhir yang
diteliti dari kemampuan menulis puisi bebas
siswa yang berlakukanya proses pembelajaran
yang menggunakan model pembelajaran
BerdasarkaniTabel di atasi sinektik dibandingkan dengan model
menunjukkani bahwa pengujiani homogenitasi pembelajaran konvensional.
data penelitian diperoleh nilai sig. sebesar
226 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Berdasarkan hasil penelitian dilihat bahwa PEMBAHASAN


dengan menggunakan model pembelajaran
sinektik mendapatkan skror 83,70 pada Model pembelajaran sinektik diartikan
kemampuan menullis puisi bebas siswa. sebagai pembelajaran yang mampu
Sedangkan dengam menngunakan model membentuk siswa dalam menuslis secara
konvensional mendapatkan skor 76,30 pada kreatif. Ada beberapa hal yang harus
kemampuan menulis puisi bebas siswa. dikembangkan secara focus dalam
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa pembelajaran ini. Yang peretama bahwa dalam
hasil akhir yang diperoleh berdasarkan pembelajaran siswa harus memiliki kreativitas
kemampuan menulis anak didik yang yang baik, yang pada akhirnya mampu
dibelajarkan menggunakan contoh meningkatkan kapasitas kfreatifitas siswa. yang
pembelajaran sinektik lebih tinggi dibandingkan kedua adalah pentingnya kemampuan irasional
menggunakan contoh pembelajaran yang dimiliki siswa agar pembelajaran berjalan
konvensional menggunakan nilai Mean dengan lancer. Yang terakhir bahwa
Difference sebanyak 7,40. emosionaljuga harus terjaga dalam proses
pembelajaran menggunakan pembelajaran
Berdasarkan hasil SPSS, output sinektik. Ketiga hal tersebut sangat mampu
perhitungan ANOVA dalam Tabel dua untuk memingkatkan prestasi belajar siswa
dihasilkan nilai Fhitung = 21.164 & nilai sig. (Joyce et al, 2009: 253).
contoh pembelajaran 0,000 < 0,05. Sehingga
dengan demikian, dikatakan bahwa masih ada Model sinektik dianggap sebagai
disparitas yang signifikan antara nlai rata-rata pembelajaran yang bagus dalam melihat
output belajar anak didik yang dibelajarkan kemampuan menulis puisi siswa. kebebasan
menggunakan contoh pembelajaran sinektik dalam pembelajaran menjadikan model ini
dibandingkan menggunakan pendekatan sangat diminati oleh guru dan siswa dalam
konvensional. Selanjutnya, menurut hasil mengungkapkan inspirasi dan ide tanpa
SPSS tentang perbandingan output berpikir, merapikan bahasa, cara memulai
kemampuan menullis puisi bebas menurut menulis, dll. Secara konkret, penerapan
contoh pembelajaran dalam Tabel dua pembelajaran diarahkan pada penerapan
diperoleh bahwa nilai rata-rata anak didik yang perilaku analogi & metaforis pada kemampuan
diberlakukan pembelajaran menggunakan menulis puisi. Pada dasarnya kemampuan
model pembelajaran sinektik memiliki hasil menulis puisi bebas didwa dapat dilihat dari
87,417. Sedangkan nilai yang dihasilkan saat diantaranya setiap menulis puisi harus memiliki
mengunakan pendekatan konvensional konsep analogi dan metafora atau sering
merupakan 78.516. Hal ini dapat ditarik sebuah disebut dengan erm play, sehingga nanti pada
kesimpulan bahwa anak yang diberlakukan akhir pembelajaran menulis puisi bebas akan
pembelajaran dengan menggunakan model diarahkan sesuai dengan metode yang
pembelajaran sinektik lebih mengalamii digunakan. Tujuan akhir yang akan dicapai
peningkatan dibandingkan dengan pada kegiatan tersebut adalah ingi
menggunakan model pembelajaran menggembangkan kreativitas siswa dalam hal
konvensiaonal. menulis puisi bebas sesuai dengan
kemampuan masing-masing siswa namun
Sehingga pengujian hipotesis menolak mampu memberikan istilah-istilah yang luar
Ho & mendapat Ha. Dengan demikian, bisa biasa pada puisi, kemampuan berimajinasi
disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi menggunakan istilah, dan menggali kedalaman
anak didik yang diberlakukan menggunakan karya sastra melalui bahasa yang digunakan.
model pembelajaran sinektik lebih tinggi
dibandingkan menggunakan anak didik yang Berdasarkan obeservasi kondisi pertama
dibelajarkan menggunakan pendekatan siswa pada kegiatan menulis puisi bebas baik
konvensional. pada kels kontril maupun kelas eksperiman
memiliki nilai yang kurang bgus hal ini dilihat
dari pretest menulis puisi. Kegiatan pretest
Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis 227
Puisi Bebas Siswa Di Sdn 10 Sigaol Simbolon
Ester

yang dilaksanakan kepada siswa, yang puisi murid dalam gerombolan kontrol &
dilakukan di kelas A dan kelas B, dilakukan gerombolan eksperimen nir terdapat disparitas
dalam bentuk latihan menulis puisi individu. yang signifikan antara ke 2 gerombolan tadi.
Pada saat berlangsungnya pretest pada Hal ini memperlihatkan bahwa ke 2 gerombolan
kemampuan menulis puisi bebas siswa, dari mempunyai keterampilan awal menulis puisi
beberapa siswa dalam menulis puisi bebas yang setara.
mereka sudah memperhatikan apa-apa yang
harus dipenuhi dalam menulis puisi bebas PENUTUP
diantaranya dilihat dari kemenarikan sebuah
KESIMPULAN
puisi, makna, tema, gaya Bahasa saat
Berdasarkan hasil akhir dari sebuah
menampilkan dan kesesuaian kata dalam gaya
penellitian disimpulkan bahwa terdapat
Bahasa. Berikut ini adalah model puisi yang
perubahan yang nyata dalam kemampuan
ditulis siswa di kelas eksperimen.
menulis puisi bebas yang diajarkan model
Ibu.... sinektik dan pembelajaran konvensional hal ini
dilihat dari semakin meningkatnya kemampuan
Jasa mu begitu berharga menulis puisi siswa dari sebelumnya hal ini di
buktikan dengan (Fhitung = 4,005; sig. =
Kasih sayangmu tak pernah tergantikan 0,004).
Belaian lembut mu sunguh sangat
REFERENCES
kurindukan
Joyce, Bruce.,dkk. 2011. Models of teaching. New
Caramu berbicara tak pernah aku
Jersey: Pearson Education Inc.
hilangkan
Slameto. 2003. Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi
Puisi pada atas memperlihatkan bahwa Aksara.
waktu pretest murid telah tahu penggunaan
unsur citraan pada puisi. Selain telah tahu Syarif, E, dkk. 2009. Pembelajaran menulis. Jakarta:
unsur citraan, murid pula telah tahu Depdiknas.
kesesuaian antara tema menggunakan isi atau
Tarigan, H. G. 2008. Menulis sebagai suatu
makna yang wajib dimunculkan pada puisi.
keterampilan berbahasa. Bandung:
Percetakan Angkasa.
Pada ketika pretest, sebagian besar
murid kelas eksperimen & kelas kontrol belum
begitu tahu unsur rima atau suara. Rima atau
suara krusial terdapat dalam puisi buat
memperindah & menaruh kesan puitis yang
tidak biasa dalam sebuah karya. Unsur ini
kurang terlihat dalam sebagian akbar karya
murid.

Berdasarkan operhitungan akhir melalui


spss. Skor yang tertinggi dalam pretes
kemampuan menulis puisi bebas siwa ialah 70
& nilai terendah merupakan 40 menggunakan
nilai mean 58,91, nilai median 60, & nilai modus
60. Sedangkan nilai tertinggi yang dicapai
gerombolan eksperimen merupakan 70 & nilai
terendah 50 menggunakan nilai mean 60,65,
nilai modus 60, & nilai median 60,00. Hasil
perhitungan akhir pada kemampuan menulis
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

ANALISIS KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA TERHADAP


PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN 11 KOTA JAMBI

Fhadira Insani Putri1*, Febri Masda2, Maison3, Dwi Agus Kurniawan4


1,3,4 Universitas
Jambi, Jl Lintas Jambi -Muara Bulian Km.15, Jambi 36361
2 Guru fisika, SMA Negeri 11 Kota Jambi, Jl. l. Sersan Anwar Bay,Jambi 36129.
* E-mail: fhadira17@gmail.com

Abstrak
Pembelajaran fisika menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung kepada siswa tentang konsep,
prinsip, dan proses penemuan dalam materi-materi fisika. Maka pentingnya penelitian ini bertujuan agar dapat
mengetahui bagaimana karakter rasa ingin tahu yang dimiliki siswa di SMAN 11 Kota Jambi terhadap
pembelajaran fisika. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui wawancara dengan teknik
analisis yang digunakan adalah miles dan huberman. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa siswa di SMA
Negeri 11 Kota jambi memiliki karakter rasa ingin tahu yang cukup baik dalam pembelajaran fisika. Hal ini
diperjelas dari hasil wawancara guru, dimana siswa perempuan lebih menonjolkan karakter rasa ingin tahu
belajar fisika ketimbang laki-laki dan cenderung siswa mencari tahu bagaimana materi dari mata pelajaran fisika
sehingga dengan keingintahuan yang dimiliki, akan tumbuh rasa minat dalam diri siswa yang dapat
mempermudah memahami pembelajaran fisika.

Kata kunci: Karakter rasa ingin tahu, Fisika, Pendidikan.

Abstract
The study of physics emphasizes the giving of experience directly to students about concepts, principles, and
the discovery process in physics materials. The importance of this research is to be able to determine how the
curious character of the students of physics at SMAN 11 Jambi city. The study employed qualitative descriptive
methods through interviews with analysis techniques used by miles and huberman. The result of this study was
that students at SMAN 11 Jambi City had a fairly good curiosity about physics. This is made clear by teacher
interviews, where female students highlight the character curiosity of learning physics over men and tend to find
out how materials are made from physics so that with the knowledge available, there will be an interest in
students that will make learning physics easier.

Keywords: Curious character, physics, education


adalah salah satu ilmu pengetahuan yang
PENDAHULUAN penting untuk dipelajari (Joneska et al., 2016).
Fisika merupakan ilmu yang
Pendidikan dapat diartikan sebagai mempelajari tentang bagaimana alam bekerja
proses memperoleh dan menanamkan (Hekmah et al., 2019). Di pendidikan
keterampilan yang dilakukan oleh siswa. menengah, fisika merupakan salah satu mata
Kegiatan pembelajaran diselenggarakan pelajaran wajib, namun fisika termasuk mata
bertujuan untuk membentuk karakter, pelajaran yang kurang disukai siswa (Astalini
membangun pengetahuan, sikap dan et al., 2019). Selain itu siswa harus menguasai
kebiasaan untuk meningkatkan kualitas hidup beragam rumus kemudian mengaplikasikan
siswa (Novelyya, 2019). Karakter merupakan dalam perhitungan (Oktaviana et al., 2016),
cara berpikir dan berperilaku tiap individu yang sehingga siswa kesulitan memahami konsep
menjadi ciri khas untuk hidup dan bekerja materi karena sulit dan memuat hal-hal yang
sama, baik dalam lingkup keluarga, bersifat abstrak (Priyadi et al., 2019).
masyarakat, bangsa dan negara (Suradi, Untuk meningkatkan kualitas
2017). Pendidikan karakter merupakan proses pembelajaran fisika, maka pemahaman
membentuk lingkungan sekolah yang dapat konsep terhadap objek fisika mutlak diperlukan
membantu siswa dalam pengembangan (Sarjana et al., 2016). Tidak dapat dipungkiri
karakter yang baik serta bertanggung jawab bahwa pemahaman konsep merupakan aspek
(Wulandari & Kristiawan, 2017). Dalam tingkat penting dalam mencapai tujuan pendidikan
pendidikan sekolah menengah atas, fisika
Analisis Karakter Rasa Ingin Tahu Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika di SMAN 11 229
Kota Jambi
Fhadira Insani Putri *, Febri Masda , Maison , Dwi Agus Kurniawan4
1 2 3

yang dilaksanakan. Salah satu aspek adaptasi siswa tersebut merupakan bentuk dari minat
terhadap pertumbuhan siswa adalah aspek belajar yang dimilikinya (Hudaya, 2018).
keingintahuan atau curiosity (Muldayanti, Sehingga minat siswa mempengaruhi keadaan
2013). belajar, bila mana siswa merasa bosan dalam
Keingintahuan merupakan suatu faktor belajar, siswa akan kesulitan menerima dan
yang diyakini dapat mempengaruhi hasil memahami pelajaran yang telah disampaikan
belajar peserta didik (Nehru & Irianti, 2019). oleh guru (Ardila & Hartanto, 2017).
Sifat keingintahuan meliputi kemauan peserta Peneliti juga mewawancarai salah satu
didik untuk mengekspolarasi hal-hal baru dan guru fisika di SMAN 11 Kota Jambi.
dan keinginan untuk menemukan sesuatu Menurutnya, siswa perempuan cenderung
yang tidak diajarkan dikelas dan untuk lebih memiliki rasa ingin tahu saat belajar
mencarinya secara mandiri dari berbagai fisika. Fisika mendorong mereka untuk lebih
sumber yang tersedia. Peserta didik yang mengembangkan keterampilan dan
mempunyai keingintahuan yang tinggi pengetahuan mereka. Siswa perempuan akan
cenderung berusaha untuk memperoleh apa terus belajar jika tidak memahami mengenai
yang mereka inginkan dari proses materi fisika. Dan tidak sedikit pula siswa laki-
pembelajaran yang mereka alami. Dengan laki akan terus belajar bila mereka belum
rasa ingin tahu, peserta didik menggunakan memahami mengenai materi fisika. Dari
berbagai macam sumber belajar untuk penjelasan guru pun sesuai dengan hasil
memuaskan rasa ingin tahunya. Menurut observasi yang dilakukan. Guru fisika
Setiyani (2020) segala sesuatu atau daya mengatakan bahwa siswanya begitu aktif
yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik dalam pembelajaran fisika sehingga hasil dari
gabungan maupun terpisah, guna kepentingan observasi pun terlihat saat terjadi tanya jawab
pembelajaran bertujuan meningkatkan antara guru dan siswa. Dari hasil tersebut,
efisiensi dan efektifitas tujuan pembelajaran rasa ingin tahu siswa menjelaskan bahwa
adalah sumber pembelajaran. Peserta didik sesulit apapun pelajaran yang dipelajari oleh
akan memanfaatkan sumber belajar seperti siswa terutama pelajaran fisika, siswa akan
internet dan media baca lainnya untuk terus berusaha dalam pembelajaran agar
menunjang kemampuan intelektualnya jika siswa tersebut tidak menjadikan dirinya yang
tingkat keingintahuan dan minat yang pemalas dan mudah putus asa. Cara siswa
dimilikinya tinggi (Teguh, 2017). yang terus bertanya saat memahami materi
Berdasarkan observasi yang telah fisika tentu saja itu menjadikan point utama
dilakukan, terlihat karakter rasa ingin tahu dalam meningkatkan rasa ingin tahu (Hakim &
terhadap pembelajaran fisika di SMA Negeri Marzuki, 2019). Oleh karena itu, guru harus
11 Kota Jambi cukup baik, fenomena yang melakukan upaya dalam meningkatkan rasa
terjadi didalam kelas bahwa dalam ingin tahu siswa terhadap permbelajaran
pembelajaran fisika terdapat beberapa siswa khususnya fisika.
yang aktif dalam belajar. Seperti aktif Upaya yang harus dilakukan agar siswa
melakukan tanya jawab dan fokus dapat memiliki rasa ingin tahu yang baik dalam
memperhatikan guru mengajar. Kebanyakan pembelajaran fisika dengan memberikan
dari mereka, siswa perempuan cenderung pendekatan-pendekatan (Nursamsudin, 2016).
bertanya. Sedangkan siswa laki-laki Seperti memberikan siswa kesempatan pada
cenderung mendengarkan dan memperhatikan untuk belajar dalam lingkungan yang
guru saat menjelaskan. Tidak jarang siswa mendukung. Siswa akan merasa bosan jika
laki-laki maupun perempuan memiliki sikap belajar dengan keadaan yang sama. Sehingga
acuh tak acuh dalam pembelajaran fisika. Hal guru dapat mengajak siswa untuk belajar di
ini disebabkan karena belajar fisika sangat perpustakaan atau diluar (Hidayah et al.,
sulit dipahami dan banyak mengalami kendala 2020). Selain itu guru dapat menggunakan
dalam memecahkan soal fisika (Mattingly & berbagai macam bentuk dan teknik dalam
Kraiger, 2019). Sikap yang ditunjukkan pada mengajar individual anak didik, agar anak
230 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

dengan mudah memahaminya. partisipan terhadap siswa selama proses


Oleh karena itu, rasa ingin tahu pembelajaran, melakukan wawancara untuk
mempunyai peran yang sangat penting dalam memperoleh data yang akurat dan sesuai.
lingkungan belajar siswa. Rasa ingin tahu Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai
yang rendah akan sulit untuk memusatkan seorang guru fisika dan siswa untuk
perhatian pada proses belajar mengajar. Jadi mengkarakterisasi rasa ingin tahu siswa.
rasa ingin tahu pada siswa harus menjadi Metode analisis data yang digunakan
perhatian khusus bagi guru dalam proses adalah metode Miles and Huberman yaitu
pembelajaran fisika. menentukan informan dengan memilih
Berdasarkan uraian diatas, peneliti informan sesuai dengan kriteria dan
memutuskan untuk mengkaji karakter rasa kebutuhan penulis penelitian (Kurniawan et al.,
ingin tahu siswa dalam belajar, terutama 2019). Proses survei ini dimulai dengan
karakter rasa ingin tahu siswa dalam penyusunan pertanyaan. Langkah selanjutnya,
pembelajaran fisika. Dengan demikian peneliti mengajukan surat permohonan izin ke
penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar sekolah yang diteliti, setelah mendapatkan izin
dapat mengetahui bagaimana karakter rasa peneliti melakukan wawancara kepada guru
ingin tahu yang dimiliki siswa SMAN 11 Kota fisika. Setelah wawancara kepada guru,
Jambi dalam pembelajaran fisika. Sehingga peneliti menggunakan metode miles dan
hasil penelitian ini yang sekiranya mampu huberman untuk melanjutkan ke tahap analisis
digunakan sebagai informasi bahan ajar yang data. Adapun alur dari penelitian yang
sesuai dengan kebutuhan siswa. dilakukan tercantum pada gambar berikut :

METODE PENELITIAN Wawancara

Penelitian ini menggunakan metode


kualitatif deskriptif. Metode kualitatif adalah Kesimpulan Analisis
suatu proses, prinsip, atau prosedur untuk
mengatasi suatu masalah dan menemukan
jawabannya. Intinya, penelitian kualitatif Hasil
mengamati siswa saat pembelajaran dan
lingkungan sekitar (Sidiq & Choiri, 2019). Gambar 1. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 11 Kota
Jambi. Total keseluruhan siswa dalam
penelitian ini berjumlah 60 siswa. Dimana 30 HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa berasal dari kelas X MIPA 3 dan 30
lainnya berasal dari kelas X MIPA 4. Populasi HASIL
merupakan sekumpulan subjek penelitian Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
yang akan diteliti (Tegeh et al., 2019). Sampel wawancara dengan guru guna melihat
merupakan sebagian dari populasi yang ingin karakter rasa ingin tahu siswa dari pandangan
diambil (Rukin, 2019). Sampel yang digunakan guru yang mengajar. Peneliti juga
dalam penelitian ini tercantum pada tabel 1: mewawancarai siswa untuk melihat bagaimana
Tabel 1. Sampel Penelitian karakter rasa ingin tahu siswa dari siswanya
X MIPA 3 X MIPA 4 JUMLAH secara langsung. Adapun bentuk percakapan
30 30 60 yang dilakukan pada wawancara ini sebagai
berikut. P merupakan peneliti, G merupakan
Instrumen yang digunakan adalah guru yang mengajar dan S merupakan siswa.
penggunaan lembar wawancara. Dimana butir P : Bagaimana karakter rasa ingin tahu yang
pertanyaan yang digunakan terkait karakter dimiliki siswa saat pembelajaran fisika ?
rasa ingin tahu.Teknik pengumpulan data G : Karakter rasa ingin tahu yang dimiliki siswa
dalam penelitian kualitatif adalah dengan cukup baik. Ada beberapa siswa yang
melakukan observasi dan wawancara. antusias dan ingin tahu dalam dalam
Observasi dilakukan melalui observasi non pembelajaran fisika, para siswa tidak malu
Analisis Karakter Rasa Ingin Tahu Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika di SMAN 11 231
Kota Jambi
Fhadira Insani Putri *, Febri Masda , Maison , Dwi Agus Kurniawan4
1 2 3

untuk bertanya dan menjawab sehingga aktif karena mereka adalah pembelajar yang serius
dalam diskusi dan lain- lain. Jika diperhatikan dan aktif. Pada saat pembelajaran, para siswa
siswa perempuan cenderung memiliki rasa tampak fokus ketika guru sedang mengajar.
ingin tahu yang lebih menonjol dalam Sebagian besar anak laki-laki yang lebih
mempelajari fisika dari pada siswa laki -laki. memperhatikan apa yang dijelaskan guru
P : Apa yang menyebabkan rasa ingin tahu daripada mencatat materi yang dijelaskan oleh
belajar siswa tinggi atau rendah? guru. Saat belajar, siswa suka bertanya
G : Untuk rasa ingin tahu belajar siswa yang kepada guru. Hal ini menunjukkan bahwa
tinggi, tergantung dari siswanya sendiri, selain siswa mengetahui materi. Dalam
itu bisa juga dari faktor cara mengajar guru, pembelajaran, guru menjelaskan materi
media yang digunakan dalam pembelajaran menggunakan alat bantu yang diperlihatkan
fisika, serta materi pembelajaran. kepada siswa. Untuk dapat menarik perhatian
P : Bagaimana cara menumbuhkan rasa ingin siswa selama pembelajaran.
tahu belajar siswa? Guru dapat memberikan pendekatan
G : Menumbuhkan rasa ingin tahu belajar yang dapat merangsang rasa ingin tahunya
siswa selalu berusaha memberikan apersepsi jika siswa merasa belum aktif belajar. Rasa
dan mengaitkan materi yang akan diajarkan ingin tahu siswa tidak hanya lahir dari
dalam kehidupan sehari hari, sehingga siswa pelajaran, tetapi juga dapat siswa dengan cara
akan termotivasi dalam mengikuti guru menjelaskan sesuatu dari pelajaran.
pembelajaran. Faktor penting yang dapat meningkatkan
P : Bagaimana perasaan yang rasakan saat karakter rasa ingin tahu siswa di SMA Negeri
pembelajaran fisika berlangsung? 11 Kota Jambi yaitu : (1) Kesediaan dari dalam
S : Senang saat pembelajaran fisika namun diri siswa untuk berusaha mengubah
terkadang tergantung pada materi yang persepsinya bahwa fisika itu sulit. (2) Sarana
diajarkan. dan prasarana merupakan faktor penting.
P : Kapan adik-adik merasa senang saat Siswa cenderung tertarik belajar diluar model
pembelajaran fisika berlangsung? pembelajaran yang dimana guru berceremah
S : Saat pratikum berlangsung lebih mudah dan cenderung siswa lebih senang saat
dalam memahami materi dan juga membuat belajar pratikum atau dengan video
suasana belajar tidak bosan. pembelajaran.
P : Bagaimana cara adik-adik menumbukan Adapun kendala yang yang membuat
rasa ingin tahu dalam pembelajaran fisika siswa tidak tertarik untuk belajar fisika adalah:
S : Saya biasanya mencari tahu terlebih (1) kebiasaan belajar siswa yang disebabkan
dahulu materi yang akan dipelajari oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap
sebelumnya, sehingga saat guru menjelaskan materi fisika. Artinya, muncul kebiasaan
saya jadi lebih mengerti dengan belajar yang buruk mempengaruhi
penjelasannya. pengetahuan mereka. (2) keterbatasan
Berdasarkan hasil tersebut, dapat sumber dalam belajar, siswa yang kurang
menjelaskan bahwa sesulit apapun pelajaran berminat cenderung kurang berusaha untuk
yang dipelajari oleh siswa terutama pelajaran mencari pengetahuan pengetahuan lebih
fisika. Siswa selalu ingin mencari tahu apa banyak pada sumber yang relavan. Dalam hal
yang mereka pelajari. ini, sulit untuk menumbuhkan karakter jika
siswa merasa tidak memahami materi fisika
PEMBAHASAN dan ada batasan dari sumber dan buku. Oleh
Dari hasil wawancara dengan guru, karena itu, siswa di SMAN 11 Kota Jambi
siswa belajar fisika karena tertarik dengan ilmu perlu mencari informasi yang lebih dalam
fisika. Menurutnya, siswa perempuan memiliki untuk mendapatkan pengetahuan diluar
rasa ingin tahu yang lebih menonjol dalam penjelasan guru. Siswa di SMAN 11 Kota
mempelajari fisika. Hal ini bukan karena siswa Jambi sangat aktif dalam diskusi. Kegiatan ini
perempuan menganggap fisika mudah, tetapi terlihat dari penjelasan guru bahwa siswa
232 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

diorganisasikan kedalam kelompok-kelompok hasil wawancara guru. Dimana siswa


untuk memcahkan masalah, dan ada perempuan lebih menonjolkan karakter rasa
beberapa siswa dalam kelompok ini yang ingin tahu dalam pembelajaran fisika
saling berpendapat. ketimbang laki-laki. Terlihat dari penjelasan
Berdasarkan dari hasil wawancara yang di jelaskan oleh guru fisika bagaimana
dapat dikatakan bahwa karakter rasa ingin keseriusan siswa belajar. Dari keseriusan
tahu siswa di SMAN 11 Kota Jambi terbilang belajar tersebut menimbulkan beberapa
cukup baik. Siswa perempuan lebih pertanyaan yang membuat siswa gemar
menonjolkan karakter rasa ingin tahunya bertanya kepada gurunya. Hal ini menandakan
ketimbang laki-laki. Terlihat dari penjelasan bahwa siswa memiliki ketertarikan untuk
yang di jelaskan oleh guru fisika bagaimana mengetahui materi tersebut. Oleh karena itu
keseriusan siswa belajar. Sebagian siswa dibutuhkan faktor penting yang dapat
memiliki karakter rasa ingin tahu dalam meningkatkan karakter rasa ingin tahu yaitu
pembelajaran fisika karena isi dari kemauan dari dalam diri siswa dan sarana dan
materi fisika merupakan suatu prasana yang mendukung kegiatan belajar
pengetahuan yang terus mendorong rasa mengajar.
penasaran siswa sehingga membuat siswa
untuk terus mempelajarinya. Sebagian siswa REFERENCES
lain memiliki karakter rasa ingin tahu dalam
pembelajaran fisika karena gurunya. Saat Ardila, A., & Hartanto, S. (2017). Faktor yang
gurunya mengajar siswa termotivasi untuk Mempengaruhi Rendahnya Hasil Belajar
Matematika Siswa MTS Iskandar Muda
terus belajar walau baginya fisika merupakan
Batam. PYTHAGORAS: Jurnal Program Studi
suatu mata pelajaran yang sulit. Akan tetapi
Pendidikan Matematika, 6(2), 175–186.
ada sebagian kecil siswa yang kurang memiliki https://doi.org/10.33373/pythagoras.v6i2.966
karakter rasa ingin tahu dalam pembelajaran
fisika. Hal itu disebabkan karena siswa yang Astalini, Kurniawan, D. A., Perdana, R., & Pathoni,
tidak paham dan cepat putus asa dalam H. (2019). Identifikasi Sikap Peserta Didik
belajar fisika dari kejadian tersebut bisa terhadap Mata Pelajaran Fisika di Sekolah
berdampak dengan pencapaian dari hasil yang Menengah Atas Negeri 5 Kota Jambi. Unnes
diperolehnya. Inti dari penelitian ini adalah Physics Education Journal, 8(1), 34–43.
untuk menyelidiki bagaimana karakter rasa
Hakim, L., & Marzuki, I. (2019). Pendidikan Karakter
ingin tahu siswa pada saat proses
Rasa Ingin Tahu Melalui Pembelajaran
pembelajaran berlangsung. Implikasi dari Konstruktif Dalam Kisah Musa Dan Khidir.
penelitian ini dijadikan sebagai suatu tolak Jurnal Kajian Islam Dan Pendidikan Tadarus
ukur bagi guru yang mengajar untuk Tarbawy, 1(2), 138–151.
meningkatkan rasa ingin tahu siswa
khususnya dalam pembelajaran fisika. Hekmah, N., Wilujeng, I., & Suryadarma, I. G. P.
Keterbatasan dalam penelitian ini (2019). Web-LKS IPA terintegrasi lingkungan
adalah dilakukan ditingkat SMA, bukan di dua untuk meningkatkan literasi lingkungan siswa.
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 5(2), 129–138.
sekolah. Hanya satu variabel yang
https://doi.org/10.21831/jipi.v5i2.25402
dibandingkan dalam penelitian ini, sedangkan
variabel lainnya belum. Oleh karena itu, Hidayah, B., Ariyanto, A. A., & Hariyadi, S. (2020).
peneliti merekomendasikan untuk melakukan Apakah emotional intelligence dipengaruhi
penelitian pada variabel lain dan dibeberapa gender?: Analisis perbedaan kecerdasan
sekolah untuk mengetahui bagaimana karakter emosi kaitannya dengan manajemen konflik
rasa ingin tahu siswa ketika pembelajaran suami-istri dalam masa kritis perkawinan.
fisika. Jurnal Psikologi Udayana, 7(2), 43–51.
https://doi.org/10.24843/JPU.2020.v07.i02.p0
PENUTUP 5

Karakter rasa ingin tahu siswa di SMAN Hudaya, A. (2018). Pengaruh Gadget Terhadap
Sikap Disiplin Dan Minat Belajar Peserta
11 Kota Jambi dalam pembelajaran fisika
Didik. Research and Development Journal of
terbilang cukup baik. Hal ini diperjelas dari
Analisis Karakter Rasa Ingin Tahu Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika di SMAN 11 233
Kota Jambi
Fhadira Insani Putri *, Febri Masda , Maison , Dwi Agus Kurniawan4
1 2 3

Education, 4(2), 86–97. Pengembangan Kuis Interaktif Pembelajaran


https://doi.org/10.30998/rdje.v4i2.3380 Fisika pada Materi Hukum Newton tentang
Gravitasi dengan Menggunakan Program
Joneska, A., Astalini, & Susanti, N. (2016). Wondersharequiz Creator 4.5.1 Rian. Tesis,
Perbandingan Hasil Belajar Fisika Universitas Jambi. Jambi.
Menggunakan Strategi Pembelajaran
Crossword Puzzle Dan Index Card Match Sarjana, I. K. D., Margunayasa, I. G., & Sumantri,
Pada Materi Cahaya Kelas VIII SMP Negeri 3 M. (2016). Pengaruh Model Pogil, Gaya
BatangHari. Jurnal EduFisika, 01(01), 28–31. Kognitif, Dan Motivasi Berprestasi Terhadap
Pemahaman Konsep Ipa Siswa Kelas V Sd.
Kurniawan, D. A., Astalini, A., Darmaji, D., & Jurnal PGSD, 4(1), 1–10.
Melsayanti, R. (2019). Students’ attitude https://doi.org/10.23887/jppundiksha.v49i1.90
towards natural sciences. International 06
Journal of Evaluation and Research in
Education (IJERE), 8(3), 455–460. Setiyani, R. (2020). Pemanfaatan Internet Sebagai
https://doi.org/10.11591/ijere.v8i3.16395 Sumber Belajar. Jurnal Pendidikan Ekonomi
Dinamika Pendidikan, 2(1), 117–133.
Mattingly, V., & Kraiger, K. (2019). Can emotional https://doi.org/10.31004/jpdk.v1i2.603
intelligence be trained? A meta-analytical
investigation. Human Resource Management Sidiq, U., & Choiri, M. (2019). Metode Penelitian
Review, 29(2), 140–155. Kualitatif di Bidang Pendidikan. In CV.Nata
https://doi.org/10.1016/j.hrmr.2018.03.002 Karya.

Muldayanti, N. D. (2013). Pembelajaran biologi Suradi. (2017). Pembentukan Karakter Siswa


model STAD dan TGT ditinjau dari melalui Penerapan Disiplin. BRILIANT:Jurnal
keingintahuan dan minat belajar siswa. Jurnal Riset Dan Konseptual, 2(4), 522–533.
Pendidikan IPA Indonesia, 2(1), 12–17.
https://doi.org/10.15294/jpii.v2i1.2504 Tegeh, I. M., Simamora, A. H., & Dwipayana, K.
(2019). Pengembangan Media Video
Nehru, N., & Irianti, E. (2019). Analisis hubungan Pembelajaran Dengan Model Pengembangan
rasa ingin tahu dengan hasil belajar. 7(1), 53– 4D Pada Mata Pelajaran Agama Hindu.
59. Jurnal Mimbar Ilmu, 24(2), 158–166.
https://doi.org/10.23887/mi.v24i2.21262
Novelyya, S. (2019). Pengaruh Karakter Rasa Ingin
Tahu Siswa Terhadap Hasil Belajar Mata Teguh, M. (2017). Gerakan Literasi Sekolah Dasar.
Pelajaran IPA Fisika di SMP Negeri 08 Muaro Jurnal Pendidikan Dasar Flobamorata, 1(2),
Jambi. BRILIANT:Jurnal Riset Dan 1-9., 1(2), 18–26.
Konseptual, 4(2), 174–181.
Wulandari, Y., & Kristiawan, M. (2017). Strategi
Nursamsudin, I. (2016). Konsep dan karakteristik Sekolah Dalam Penguatan Pendidikan
pendekatan pembelajaran SETS (science, Karakter Bagi Siswa Dengan Memaksimalkan
environment, technology, society) pada Peran Orang Tua. JMKSP (Jurnal
pelajaran kimia SMA. Jurnal Pembelajaran Manajemen, Kepemimpinan, Dan Supervisi
Fisika, 4(5), 450–461. Pendidikan), 2(2), 290–303.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPF/article/v https://doi.org/10.31851/jmksp.v2i2.1477
iew/3616

Oktaviana, D., Jufrida, & Darmaji. (2016).


Penerapan RPP Berbasis Multiple
Intellegences Untuk Meningkatkan Aktivitas
dan Hasil Belajar Fisika Siswa pada Materi
Kalor dan Perpindahan Kalor Kelas X MIA 4
SMA Negeri 3 Kota Jambi. Jurnal EduFisika,
01(01), 7–12.

Priyadi, R., Maison, & Kurniawan, W. (2019).


SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PENTINGNYA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN


KOLABORATIF SAAT PROSES KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
DI KELAS AGAR MENCIPTAKAN SUASANA KELAS YANG TIDAK
MONOTON
Figo Sakifli Rahmatulloh
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Raya Palka No.Km 3, Panancangan, Kec. Cipocok Jaya, Kabupaten Serang, Banten 42124
* E-mail: figoskfl@gmail.com

Abstrak
Di era globalisasi sekarang ini, penyiapan segala sesuatu yang berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM)
sangat penting dan strategis dalam menghadapi tantangan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin maju dan canggih. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa kita ke era dimana
masyarakat tidak dapat berkembang tanpa ilmu pengetahuan. Karena setiap usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup memerlukan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di era Revolusi Industri, kita
membutuhkan orang-orang dengan kepemimpinan. Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses mengarahkan
dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas oleh anggota tim. Pemimpin bertanggung jawab
untuk membangun komunikasi, memotivasi anggota tim, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Model pembelajaran kolaboratif menekankan bahwa model pembelajaran kolaboratif yang bekerja
sama untuk memecahkan masalah dapat menanamkan keterampilan kepemimpinan pada siswa.

Kata kunci: kolaboratif, keterampilan, pengetahuan

Abstract
In the current era of globalization, the preparation of everything related to human resources (HR) is very important
and strategic in facing the challenges of the development of increasingly advanced and sophisticated science and
technology. The development of science and technology has brought us to an era where society cannot develop
without science. Because every effort to improve the welfare of life requires the help of science and technology.
In the era of the Industrial Revolution, we need people with leadership. Leadership is defined as the process of
directing and influencing task-related activities by team members. The leader is responsible for establishing
communication, motivating team members, and working together to achieve set goals. The collaborative learning
model emphasizes that collaborative learning models that work together to solve problems can instill leadership
skills in students.

Keywords: collaborative, skill, knowledge

tentang Pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional


PENDAHULUAN menyatakan: Pendidikan nasional memiliki
tujuan agar mempunyai jiwa pemimpin,
Belajar adalah kegiatan pendidikan yang berakhlak mulia, sehat, berani, kreatif, mandiri,
kompleks karena tidak hanya tentang demokratis, dan berkewajiban.
bagaimana siswa menerima pengetahuan yang Istilah belajar sering disamakan
diberikan oleh guru tetapi juga bagaimana dengan pendidikan. Hal ini juga tercermin
siswa dapat mengembangkan pengetahuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32
tersebut. Oleh karena itu, pendidikan dapat Republik Indonesia Tahun 2013, pasal 19 ayat
membantu manusia berkembang agar mampu 1 tentang “Proses pembelajaran dalam
menghadapi segala perubahan dan lembaga Pendidikan dengan cara yang
permasalahan. Pendidikan tidak statis atau
menyenangkan, mengedepankan partisipasi
tetap, tetapi dinamis dan membutuhkan
aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
perubahan dan peningkatan yang konstan.
kreativitas serta kemandirian sesuai
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
menggunakan talenta, minat,dan
Pentingnya Penerapan Model Pembelajaran Kolaboratif Saat Proses Kegiatan 235
Belajar Mengajar Di Kelas Agar Menciptakan Suasana Kelas Yang Tidak Monoton
Figo Sakifli Rahmatulloh

perkembangannya serta kesehatan fisik Kegiatan pendidikan yang seharusnya


mental siswa”. mengintegrasikan aspek kognitif, afektif dan
Guru sebagai komponen memegang psikologis diabaikan begitu saja dan ternyata
peranan yang sangat penting dalam beberapa kegiatan pendidikan kita di sekolah
menentukan hasil belajar yang diharapkan hanya menekankan pada aspek pelatihan
siswa. Oleh karena itu, guru dituntut untuk lebih kognitif. Karena alasan bahwa waktu yang
kreatif dan inovatif dalam menyusun RPP di tersisa sangat sedikit dibandingkan dengan
kelas, sehingga dapat menarik minat siswa materi program yang lengkap, oleh karena itu
untuk berpartisipasi dalam pembelajaran guna waktu dan energi guru dikhususkan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa sesuai konten kognitif materi. Selanjutnya, cara guru
dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. mengajar siswa hanya mentransmisikan
Menurut A.J. Romizowsky, hasil belajar siswa pengetahuan tanpa memberikan kesempatan
diterjemahkan ke dalam perubahan yang kaya bagi siswa untuk mencerna
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap pengalaman belajar mereka.
mereka. Di era globalisasi saat ini,
Keberhasilan akademik adalah hasil dari mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan
proses belajar. Hasil belajar yang diharapkan dengan sumber daya manusia (SDM)
adalah mahasiswa mampu memahami materi memegang peranan yang sangat penting dan
yang disampaikan oleh pengajar dan memiliki strategis. Perkembangan ilmu pengetahuan
keterampilan yang dikembangkan oleh mata dan teknologi telah membawa kita ke era
pelajaran tersebut. Salah satu faktor dari luar dimana masyarakat tidak dapat berkembang
yang mempengaruhi hasil belajar adalah tanpa ilmu pengetahuan. Karena setiap usaha
pemilihan model pembelajaran yang tepat. guna meningkatkan kesejahteraan hidup
Guru bukan satu-satunya sumber memerlukan adanya ilmu pengetahuan dan
belajar, oleh karena itu sebagai seorang teknologi.
pendidik, sangat penting bagi guru untuk terus Perkembangan ilmu pengetahuan dan
berupaya mengembangkan keterampilan dan teknologi serta kebutuhan globalisasi
kemampuan siswanya. Menurut Maslow menyebabkan persaingan yang semakin ketat
(dalam Anita Lie: 5), guru harus berupaya akan tuntutan terhadap sumber daya manusia
mengembangkan keterampilan dan yang berkualitas. Untuk memanusiakan atau
kemampuan siswa. membudayakan orang pendidikan adalah
Kegiatan belajar mengajar harus proses sosialisasi menuju kedewasaan
menekankan proses daripada hasil intelektual, sosial dan moral, sesuai dengan
berdasarkan fakta bahwa setiap orang memiliki kapasitas dan martabat manusia. Bahkan
potensi. Sebagai gambaran, model lama pendidikan dianggap sebagai kunci sukses di
mengelompokkan siswa berdasarkan tipe kompetisi nanti.
kinerja seperti dalam penilaian penilaian dan Tantangan abad 21 yang bisa kita lihat
nilai ujian. Model lama ini memperlakukan ialah meningkatnya kebutuhan akan
kemampuan sebagai sesuatu yang sudah pendidikan yang bisa menjawab tuntutan dunia
mapan dan tidak terkekang oleh usaha dan yaitu menuntut individu untuk tampil sebagai
pendidikan. Model baru mengembangkan insan cerdas. Dengan kata lain, pendidikan di
kapasitas dan potensi siswa dengan prinsip abad 21 merupakan perkembangan
bahwa usaha dan pendidikan dapat kecerdasan/intelijen yang menuntut individu
meningkatkan kemampuan mereka. dibekali kecerdasan dalam rangka
Saat ini proses pelaksanaan dan memecahkan masalah-masalah kehidupan.
pendidikan yang berlangsung, khususnya di Salah satu prinsip belajar adalah
sekolah, cenderung semakin mengabaikan belajar harus menyenangkan dan berlangsung
unsur pendidikan dan pendidikan seolah-olah dalam suasana yang menyenangkan agar
digantikan oleh kegiatan, lebih fokus pada penerimaan informasi baru lebih luas dan
aspek-aspek tersebut yaitu pelatihan otak. tersimpan di memori otak dengan baik. Siswa
236 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

yang melakukan aktivitasnya dengan senang tugas dan pemecahan masalah.


hati akan belajar secara alami dan tanpa (3) Siswa dari berbagai latar
beban, sehingga hasilnya akan sangat belakang. siswa berbeda dalam banyak aspek,
produktif. Hal ini dapat terjadi jika kasih sayang seperti latar belakang, gaya belajar,
antara pendidik dan peserta didik tidak dapat pengalaman, dan aspirasi.
dipisahkan, kegiatan bermasin dan belajar
menjadi satu kesatuan. METODE PENELITIAN
Dimulai dengan kelas yang umumnya
bersifat heterogen, kemudian melaksanakan Dalam jurnal ini menggunakan metode
pelajaran atau perkuliahan di kelas seperti itu penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan
menjadi tantangan tersendiri bagi setiap guru untuk memberi gambaran umum tentang model
atau instruktur. Tantangan terbesar adalah pembelajaran kolaboratif yang bertujuan untuk
bagaimana guru dapat merancang dan melindungi siswa dari sikap pasif dan
mengimplementasikan pelajaran yang ketergantungan pada guru yang bertanggung
menjamin hak setiap siswa untuk mendapatkan jawab serta memberikan pemaknaan tentang
pembelajaran yang bermakna. Ini bukan hal pembelajaran kolaboratif sebagai kegiatan
yang mudah bagi guru. pembelajaran yang memberikan ruang seluas-
Metode pembelajaran dimana hanya luasnya kepada siswa untuk aktif dalam proses
yang memberikan pengetahuan, menurut Hiltz pembelajaran.
dalam Apriono (2011) mengatakan adalah tidak
bisa mengerti kondisi pembelajaran yang HASIL DAN PEMBAHASAN
dimana tidak memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berinteraksi dan bertransaksi antar Dasar pembelajaran kolaboratif adalah
siswa, yang membuat siswa melakukan agar siswa menguasai materi, guru perlu
pemborosan waktu mereka dalam menyediakan segala sesuatu yang berkaitan
mendapatkan atau mengalirkan pengalaman dengan materi dan materi pendukung
belajarnya. pembelajaran, dan keterampilan guru
Dalam perkembangan proses belajar diperlukan untuk menarik perhatian peserta
mengajar saat ini harus mengutamakan didik. Pembelajaran kolaboratif bisa
interaksi dua arah yaitu dari interaksi siswa dikembangkan dengan cara desain kasus yang
dengan guru dan sebaliknya. Selain itu, dalam menghubungkan materi yang tertulis pada
kegiatan pembelajaran perlunya untuk lembar kerja siswa (LKS) ke diskusi kelompok
mendapatkan pengalaman belajar yang di mana siswa belajar bersama dan bisa
memiliki arti bagi siswa. bertukar pendapat masing-masing lalu bisa
Pendekatan kolaboratif didasari pada dipahami (Schwarz, de Groot, Mavrikis, &
pemikiran tentang proses belajar siswa sebagai Dragon, 2015).
berikut (Semiawan, 1992): Kriteria model pembelajaran kolaboratif
(1) Pembelajaran aktif dan meliputi:
konstruktif. Untuk mempelajari materi 1. Menumbuhkan partisipasi siswa. Suatu
pelajaran, siswa harus berpartisipasi aktif proses pembelajaran untuk membantu setiap
dalam materi tersebut. Peserta didik perlu siswa dalam suasana yang nyaman,
mengintegrasikan materi baru ini dengan mengidentifikasi kelemahan dan kelebihannya,
pengetahuan mereka yang sudah ada. Peserta serta secara aktif mengukur dirinya untuk
didik membangun makna dan menciptakan mencapai hasil belajar yang optimal, tanpa
makna baru yang berkaitan dengan materi harus merasa tidak percaya pada dirinya.
pembelajaran Kerjasama siswa dapat menumbuhkan
(2) Belajar tergantung pada kepositifan dan kemampuan atau keterampilan
konteksnya. Kegiatan pembelajaran yang diperlukan untuk saling memahami dan
memaparkan siswa pada tugas dan masalah percaya, berkomunikasi dengan jelas dan
terkait konteks yang akrab bagi mereka. Siswa tegas, dapat menerima dan mendukung satu
secara langsung terlibat dalam penyelesaian sama lain.
2. Pembelajaran yang berpusat pada
Pentingnya Penerapan Model Pembelajaran Kolaboratif Saat Proses Kegiatan 237
Belajar Mengajar Di Kelas Agar Menciptakan Suasana Kelas Yang Tidak Monoton
Figo Sakifli Rahmatulloh

peserta didik berbeda dengan pembelajaran yg siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi,
berpusat di pengajar (teacher centered). bertanggung jawab atas keberhasilan
Pembelajaran yang berpusat di anak akademik mereka sendiri, dan menantang
melibatkan anak pada proses belajar dari awal mereka untuk menjadi pemikir.
sampai akhir dalam bentuk pembelajaran aktif Pembelajaran kolaboratif bisa
yang menempatkan siswa sebagai pusat meningkatkan cara berpikir kritis. Hal ini
pembelajaran. Proses pembelajaran dikarenakan dalam proses pembelajaran ini,
menggunakan Student Centered Approach dengan dukungan peran guru sebagai mitra
(SCA), dan inisiatif anak lah merupakan faktor belajar dan fasilitator proses pembelajaran,
penting dalam keberlangsungan proses kemampuan berpikir siswa berkembang secara
pembelajaran. Peserta didik bereksplorasi optimal dalam ZPD (zona perkembangan
dengan lebih mengutamakan lingkungan dan proksimal).
tidak didominasi oleh pengajar. Pembelajaran kolaboratif dicapai
3. Menumbuhkan keterampilan sosial. dengan tiga prinsip, yaitu:
Model pembelajaran kolaboratif dapat 1) Kemampuan bekerja sama untuk
mengembangkan keterampilan sosial siswa berpikir, bertindak, dan bereaksi.
untuk menghadapi masalah dalam kehidupan. 2) Suasana kelas selalu senang untuk
Keterampilan sosialnya ialah kemampuan berkumpul.
siswa untuk menghadapi dan beradaptasi 3) Setiap individu memiliki tanggung
dengan situasi baru dan tuntutan lingkungan jawab pribadi dan sosial.
yang baru secara cepat, tepat dan efektif. Pembelajaran kolaboratif merupakan
Era revolusi industri membutuhkan proses sosial yang dinamis dalam kelompok.
tipikal manusia yang memiliki kualitas Pembelajaran kolaboratif adalah metode
kepemimpinan. Kepemimpinan didefinisikan pembelajaran dimana siswa dengan
menjadi proses memberi arahan serta kemampuan dan latar belakang yang berbeda
mempengaruhi aktivitas yg berhubungan bekerja sama dalam kelompok kecil untuk
menggunakan tugas oleh anggota tim. meningkatkan kualitas proses pembelajaran
Pemimpin berperan untuk membangun dan mencapai hasil. Pembelajaran kolaboratif
komunikasi, memotivasi anggota tim, dan menyoroti proses pembelajaran yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang membutuhkan integrasi motivasi intelektual,
ditetapkan. Ini membantu untuk menanamkan sosial dan emosional siswa dan guru. Teori ini
keterampilan kepemimpinan pada siswa. didasarkan bahwa belajar itu konstruktif dan
Soebagio A. dari Mujamil Qomar (2010), aktif, mengharapkan siswa untuk secara aktif
melalui pendidikan, kami menyiapkan tenaga- dalam proses pembelajaran, mendorong dan
tenaga terampil yang terlatih dan siap menghargai inisiatif siswa.
memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karena Model pembelajaran kolaboratif
itu perlu adanya pembinaan kepada siswa berfokus pada pembelajaran yang berpusat
dengan cara belajar bersama dalam kelompok pada siswa untuk belajar bersama dan
belajar. membangun pengetahuan bersama seperti
Pembelajaran kolaboratif adalah yang dikatakan Wiersma, menetapkan filosofi
pembelajaran dimana siswa saling belajar pembelajaran kolaborasi adalah bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil untuk secara bersama, belajar bersama, membangun
bersama-sama meningkatkan hasil belajar pengetahuan bersama, membuat perubahan
yang dicapai dalam proses pembelajaran. bersama, dan memiliki peningkatan bersama.
Pembelajaran kolaboratif melibatkan Pembelajaran kolaboratif membandingkan
pertukaran ide di antara anggota kelompok, upaya kompetitif dan individu, memiliki banyak
yang tidak hanya meningkatkan minat siswa manfaat dan mengarah pada hasil yang lebih
dalam belajar, tetapi juga meningkatkan baik dan produktivitas yang lebih tinggi, lebih
keterampilan berpikir kritis. Berbagi perhatian, dukungan dan komitmen,
pengetahuan memberikan kesempatan kepada manajemen kesehatan mental yang baik,
238 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

kompetensi sosial dan harga diri. 2. Peningkatan rasa hormat terhadap orang
Manfaat model pembelajaran lain.
kolaboratif yang ditunjukkan oleh Gokhale 3. Pelatihan kecerdasan emosional.
(1995) adalah sebagai berikut: 4. Mengutamakan kepentingan kelompok.
1) Membantu memahami, membantu siswa 5. Melatih kecerdasan interpersonal.
menemukan pemahaman dalam pembelajaran. 6. Melatih keterampilan kerja tim.
2) Berbagi pengetahuan dan pengalaman, 7. Berlatih mendengarkan pendapat orang lain.
belajar secara kolaboratif membekali siswa 8. Berlatih manajemen konflik.
dengan pengetahuan dan pengalaman 9. Melatih keterampilan dalam berkomunikasi.
belajar bersama. 10. Siswa tidak malu bertanya kepada
3) Menerima feedback yang membantu, temannya.
membantu siswa menemukan umpan balik 11. Kecepatan dan prestasi belajar meningkat
atau rangsangan belajar; pesat.
4) Merangsang cara berpikir, pembelajaran 12. Meningkatkan daya ingat terhadap materi
kooperatif dapat merangsang berpikir siswa yang dipelajari.
sehingga dapat berpikir kritis. 13. Meningkatkan motivasi dan suasana
5) Memiliki perspektif baru, siswa memiliki belajar.
perspektif baru dalam belajar. Pembelajaran kolaboratif dapat
6) Suasana lebih santai yang memfasilitasi didefinisikan sebagai filsafat pembelajaran
pemecahan masalah, suasana santai dalam yang memfasilitasi peserta didik untuk bekerja
pembelajaran akan memfasilitasi pemecahan sama juga memberikan pelajaran serta
masalah. berubah bersama. Jelas belajar kolaborasi
7) Pembelajaran yang menyenangkan, lebih dari sekedar kooperatif. Jika
memberikan kesenangan belajar bagi siswa. pembelajaran kooperatif adalah teknik untuk
8) Tanggung jawab yang lebih besar terhadap mencapai hasil tertentu lebih cepat, lebih baik,
diri sendiri dan kelompok, siswa akan memiliki maka pembelajaran kolaboratif mencakup
rasa tanggung jawab yang lebih besar terhadap seluruh proses, proses belajar, siswa saling
diri sendiri dan kelompok. mengajar. Karena bukan tidak mungkin, ada
9) Menambah relasi, siswa mendapat teman saatnya dimana siswa bisa untuk mengajar
baru, karena pembelajaran dilakukan secara gurunya juga.
berkelompok. Untuk melaksanakan pembelajaran
9) Mengembangkan keterampilan masa depan. kolaboratif, menurut Driver and Leach (1993)
Bruffee menambahkan bahwa dan Connor (1990), Waras (1997) harus
pembelajaran kolaboratif bertujuan untuk menciptakan lingkungan kelas dengan
melindungi siswa dari ketergantungan mereka perspektif konstruktivis, antara lain sebagai
pada mata pelajaran dan guru. Didefinisikan berikut:
juga sebagai kegiatan belajar kelompok yang 1. Siswa tidak dilihat sebagai pasif, tetapi aktif
tidak selalu diawasi oleh guru, tetapi guru lebih dalam aktivitasnya. pembelajaran sendiri.
memiliki peran dan tanggung jawab sebagai Dimana mereka menempatkan wawasan
anggota yang memahami kemampuan yang mereka ke dalam situasi belajar.
dimiliki siswanya. 2. Mengutamakan proses pembelajaran yang
Inti dari pembelajaran kolaboratif membentuk makna positif siswa, seringkali
dalam pembelajaran adalah menemukan solusi contohnya melalui negosiasi interpersonal
yang sesuai dengan mata pelajaran. Tujuannya 3. Pengetahuan tidak “di luar sana”, tetapi
adalah untuk mengembangkan kemampuan dibangun di atas aspek individu dan sosial.
berpikir mandiri dan meminimalkan idealisme 4. Guru juga menempatkan perspektif mereka
pembelajaran kolaboratif (Barkley, 2007: 6). sendiri tentang situasi belajar, tidak hanya
Nilai-nilai lain dari pembelajaran tentang pengetahuan mereka, tetapi juga
kolaboratif (Adi W. Gunawan, 2006: 127128) tentang bagaimana pendapat mereka tentang
diantaranya: belajar dan mengajar dapat mempengaruhi
1. Kepedulian dan kemauan untuk berbagi. bagaimana mereka berinteraksi, berinteraksi
Pentingnya Penerapan Model Pembelajaran Kolaboratif Saat Proses Kegiatan 239
Belajar Mengajar Di Kelas Agar Menciptakan Suasana Kelas Yang Tidak Monoton
Figo Sakifli Rahmatulloh

dengan siswa di kelas. dalam hal:


5. Mengajar tidak mentransmisikan 1) Pengakuan akan perbedaan.
pengetahuan, tetapi melibatkan situasi kelas 2) Pengakuan individualitas.
dan desain latihan yang memfasilitasi 3) Rasa tanggung jawab.
pencarian makna bagi siswa. 4) Mengembangkan kerjasama untuk
6. Kurikulum bukanlah sesuatu untuk dipelajari, mencapai tujuan bersama.
tetapi program tugas pembelajaran, dokumen, 5) Membantu satu sama lain dan
sumber daya lain, dan dari mana siswa memahami masalah yang dihadapi dan
membangun pengetahuannya. mencari solusi.
Jadi, dalam pembelajaran kolaboratif, 6) Memberikan tanggapan positif kepada
lingkungan sosial yang kondusif untuk interaksi pihak lain.
diciptakan yang menggabungkan semua 7) Mengembangkan perspektif umum
keinginan dan kemampuan siswa untuk belajar. tentang kerja kolaboratif.
Lingkungan dibentuk sebagai kelompok- 8) Saling ketergantungan.
kelompok kecil yang terdiri dari empat atau lima Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
siswa di setiap kelas dengan anggota kelompok dalam model pembelajaran kolaboratif, yaitu
yang seheterogen mungkin. Dengan kata lain, peran peserta didik dan peran pendidik. Peran
anggota kelompok antara lain adalah anak laki- peserta didik yang harus dikembangkan
laki dan perempuan, siswa yang relatif aktif dan diantaranya:
kurang aktif, siswa yang relatif cerdas, dan (1) Memimpin, yaitu menyiapkan rencana yang
siswa yang kurang cerdas. Dengan pola seperti akan dilaksanakan dan menyarankan alternatif
itu diharapkan peran tutor dan interaksi antar pemecahan masalah yang dihadapi.
teman dalam setiap kelompok dapat (2) Menjelaskan, yaitu memberikan penjelasan
diharapkan. atau kesimpulan kepada anggota kelompok
Pembelajaran kolaboratif harus lain.
diterapkan di sekolah. Pendekatan (3) Mengajukan pertanyaan, yaitu bertanya.
pembelajaran kolaboratif ini lebih memberikan pertanyaan untuk mengumpulkan informasi
motivasi atau mendorong siswa untuk aktif dan yang ingin diketahui.
interaktif serta kooperatif untuk menyelesaikan 4) Review, yaitu mengajukan sanggahan, dan
tugas-tugas pembelajaran di ruang kelas. memberikan alasan atas
Dengan demikian, pembelajaran kolaboratif saran/pendapat/pernyataan.
pada dasarnya berbeda dengan pendekatan (5) Merangkum, yaitu menarik kesimpulan dari
konvensional tradisional yang selama ini hasil diskusi atau penjelasan yang diberikan,
ditempuh, yaitu model "transmisi langsung" (6) Mencatat, yaitu merekam segala sesuatu
atau "transmisi satu arah". yang terjadi dan diterima oleh kelompok
Pembelajaran kolaboratif memandang (7) Mediasi, yaitu mengurangi konflik dan
proses pembelajaran sebagai 'berpusat pada berusaha meminimalkan ketegangan yang
peserta didik', bukan 'berpusat pada guru'. timbul antar anggota kelompok (Jeong et al.,
Pengetahuan dilihat sebagai konstruksi sosial, 2019 ; van Leeuwen dan Janssen, 2019).
difasilitasi oleh interaksi kelompok, evaluasi,
dan kerjasama. Oleh karena itu, peran peserta Dalam pembelajaran kolaboratif,
didik telah bergeser dari transmisi informasi pendidik tidak lagi hadir di depan kelas tetapi
(mentransfer pengetahuan), menjadi fasilitator dapat bertindak sebagai fasilitator dengan
dalam diri peserta didik untuk membangun memberikan fasilitas yang mendukung proses
pengetahuan. Pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran, memodifikasi lingkungan fisik,
yang dipraktikkan di sekolah memiliki sejumlah menyediakan atau menampilkan sumber
keunggulan dalam mempersiapkan siswa untuk informasi, menciptakan lingkungan yang
masa depan. mendukung yang dapat mendorong siswa
Manfaat yang dapat kita peroleh dari untuk memiliki sikap dan perilaku tertentu, dan
pembelajaran tentang kerjasama terutama merancang tugas (Akiba et al., 2019; Bhat et
240 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

al., 2020). peran dan tanggung jawab lebih dengan


Pendidik juga dapat menjadi figur, sebagai anggota dalam mempelajari
secara aktif berusaha menjadi figur dalam pengetahuan siswa.
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang Inti dari pembelajaran kolaboratif dalam
efektif, seperti menggambarkan penggunaan pembelajaran adalah menemukan solusi yang
strategi pembelajaran atau ekspresi mencapai sesuai dengan mata pelajaran. Tujuannya
secara verbal pemikiran yang dapat membantu adalah untuk mengembangkan kemampuan
proses pembangunan pengetahuan (de Jong et berpikir mandiri dan meminimalkan idealisme
al., 2019). pembelajaran kolaboratif.
Pendidik dapat menjadi instruktur yang Jadi, dalam pembelajaran kolaboratif,
memberikan bimbingan, umpan balik, dan lingkungan sosial yang kondusif untuk interaksi
bimbingan atas upaya belajar siswa (Haataja et diciptakan yang menggabungkan semua
al., 2019). Peserta didik terus berusaha keinginan dan kemampuan siswa untuk belajar.
memecahkan masalah sebelum berkonsultasi Pendekatan pembelajaran kolaboratif ini lebih
dengan guru. memberikan motivasi atau mendorong siswa
untuk aktif dan interaktif serta kooperatif untuk
PENUTUP menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran di
ruang kelas.
Pembelajaran kolaboratif adalah Perlunya penerapan pembelajaran
pembelajaran dimana siswa saling belajar dan kolaboratif, karena pendidik bisa tidak lagi hadir
bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil di depan kelas tetapi dapat bertindak sebagai
untuk bersama-sama meningkatkan hasil fasilitator dengan memberikan fasilitas yang
belajar yang dicapai dalam proses mendukung proses pembelajaran,
pembelajaran. Berbagi pengetahuan dalam memodifikasi lingkungan fisik, menyediakan
pembelajaran kolaboratif memberikan atau menampilkan sumber informasi,
kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi menciptakan lingkungan yang mendukung
dalam diskusi, bertanggung jawab atas yang dapat mendorong siswa untuk memiliki
keberhasilan akademik mereka sendiri, dan sikap dan perilaku tertentu, dan merancang
menantang mereka untuk menjadi pemikir. tugas.
Pembelajaran kolaboratif diartikan Pendidik juga dapat menjadi figur, secara
sebagai kegiatan pembelajaran yang aktif berusaha menjadi figur dalam
memberikan ruang seluas-luasnya kepada melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
siswa untuk aktif pada proses pembelajaran. efektif, seperti menggambarkan penggunaan
Pengajar lebih terlibat dan bertanggung jawab strategi pembelajaran atau ekspresi mencapai
menjadi anggota dalam proses pencarian secara verbal pemikiran yang dapat membantu
pengetahuan siswa. Pembelajaran kolaboratif proses pembangunan pengetahuan.
memaksimalkan proses kolaboratif yang terjadi
secara alami pada peserta didik. Menciptakan REFERENCES
lingkungan belajar yang berpusat pada siswa,
kontekstual, integratif, dan kolaboratif Agustini, L. I. (2016). Model Pembelajaran
memberikan kesempatan kepada siswa untuk Kolaboratif dan asesmen autentik pada
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. pembelajaran bahasa Inggris. Jurnal
Evaluasi Pendidikan, 7(2), 86-94.
Pembelajaran kolaboratif adalah model
pembelajaran dimana siswa belajar bersama
Apriono, D. (2013). Pembelajaran kolaboratif: Suatu
dalam kelompok dan diarahkan untuk landasan untuk membangun kebersamaan
mencapai tujuan bersama. Lingkungan belajar dan keterampilan. Diklus, 17(1).
yang menekankan pembelajaran bersama
dapat membantu siswa mengembangkan Barkley, E Elizabeth. 2014. Collaborative Learning
keterampilan kepemimpinan. Techniques. Jossey-Bass. A Wiley Imprint.
Pembelajaran kolaboratif didefinisikan
sebagai kegiatan belajar kelompok yang tidak Dewi, M. R., Mudakir, I., & Murdiyah, S. (2016).
Pengaruh Model Pembelajaran Kolaboratif
selalu diawasi oleh guru, tetapi guru memiliki
Pentingnya Penerapan Model Pembelajaran Kolaboratif Saat Proses Kegiatan 241
Belajar Mengajar Di Kelas Agar Menciptakan Suasana Kelas Yang Tidak Monoton
Figo Sakifli Rahmatulloh

berbasis Lesson Study terhadap pendekatan CSCL (computer supported


Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal collaborative learning) pada fakultas teknik
Edukasi, 3(2), 29-33. Universitas Negeri Makassar. Jurnal MEKOM
(Media Komunikasi Pendidikan Kejuruan),
Dewi, N. W. I. S., Suarsana, I. M., & Suryawan, I. P. 3(2).
P. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran
Kolaboratif Berbantuan Masalah Autentik Rosmilawati, I., Meilya, I. R., & Darmawan, D.
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah (2020). Kompetensi Tutor Satuan Pendidikan
Matematika. Wahana Matematika dan Sains: Nonformal dalam Penerapan Model
Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajaran Reflektif. Journal of Nonformal
Pembelajarannya, 12(1), 26-41. Education and Community Empowerment,
114-122.
Diana, P. Z., Sulistiyono, R., & Pradan, R. A. (2019).
Implementasi Model Pembelajaran Suharno. 1997. Belajar dan Pembalajaran.
Kolaboratif pada Mata Kuliah Bahasa Surakarta: UNS Press.
Indonesia di Perguruan Tinggi. Bahasa:
Jurnal Keilmuan Pendidikan Bahasa dan Sunu, I. G. K. A. (2021). MENGELOLA E-LEARNING
Sastra Indonesia, 1(1), 60-70. MELALUI PEMBELAJARAN KOLABORATIF
DI DALAM KELAS YANG MULTIKULTURAL.
Hamid Hasan. 1993. Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan
(buku I). Bandung : Jurusan Sejarah FIPS Undiksha, 9(2), 318-330.
IKIP Bandung
Susanti, S., Prasetyo, T., & Nasution, S. A. (2017).
Handayani, B. D. (2011). Efektivitas Pembelajaran Model Pembelajaran Kolaboratif sebagai
Aktif Melalui Penerapan Model Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Kolaboratif (Collaborative Learning) Untuk Sosial. DIDAKTIKA TAUHIDI: Jurnal
Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 4(1).
Sektor Publik Pokok Bahasan Akuntansi
Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah Ulfa, I. S. K., Trapsilasiwi, D., & Yudianto, E. (2018).
(SKPKD). Dinamika Pendidikan, 6(1), 62-77. Profil Berpikir Kritis Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Fungsi Komposisi
Irham, Muhamad dan Novan Ardy Wiyani. melalui Model Pembelajaran Kolaboratif.
2013.Psikologi Pendidikan: Teori dan Jurnal Didaktik Matematika, 5(1), 40-53.
Aplikasi dalam Proses Pembelajaran.
Jogjakarta: Ar – Ruzz Media. Utomo, B. T. 2011. Penerapan Pembelajaran
Kolaboratif dengan Asessmen Teman
Margowati, D. (2010). Penerapan model Sejawat pada Mata Pelajaran Matematika
pembelajaran kolaboratif disertai strategi SMP. Jurnal Pendidikan. 1 (1): 55.
quantum learning dalam meningkatkan hasil
belajar biologi. Widjajanti, D. B. (2008). Strategi pembelajaran
kolaboratif berbasis masalah. Semnas
Marhamah, M., Mustafa, M., & Melvina, M. (2017). Matematika dan Pendidikan Matematika.
Pengaruh Model Pembelajaran Kolaboratif https://eprints. uny. ac. id/6910/1/P-8%
Berbasis Lesson Study Learning Community 20Pendidikan, 20.
(LSLC). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan
Fisika, 2(3), 277-282. Winata, K. A. (2020). Model Pembelajaran
Kolaboratif Dan Kreatif Untuk Menghadapi
Pandie, S. G., & Manapa, I. Y. H. (2021). Tuntutan Era Revolusi Industri 4.0.
Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa SCAFFOLDING: Jurnal Pendidikan Islam dan
Menggunakan Model Pembelajaran Multikulturalisme, 2(1), 12-24.
Kolaboratif dengan Pendekatan Blended
Learning. SAP (Susunan Artikel Pendidikan),
6(1).

Purnamawati, P., & Jaya, H. (2016). Pengembangan


model pembelajaran kolaboratif melalui
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

DESAIN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN MODEL ADDIE UNTUK


MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DAN LITERASI DIGITAL
MAHASISWA

Havizul
Institut Agama Islam Negeri Pontianak
* E-mail: havizul@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar yang dapat meningkatkan kemampuan menulis dan
literasi digital mahasiswa dengan menggunakan model ADDIE. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Research & Development (R&D). Adapun model pengembangan instruksional yang digunakan adalah
model ADDIE dimana mengandung lima elemen inti dari fase pengembangan instruksional, yaitu Analisis, Desain,
Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi. Penelitian ini menghasilkan sebuah bahan ajar untuk mendukung
pembelajaran berbasis multimedia sehingga dapat meningkatkan kemampuan menulis dan literasi digital
mahasiswa. Kesimpulan: Bahan ajar ini sangat cocok digunakan pada pembelajaran berbasis multimedia (google
classroom, wordpress, dan media cetak) yang dikolaborasikan dengan strategi dan metode pembelajaran yang
tepat..

Kata kunci: Perancangan Bahan Ajar, Model ADDIE, Menulis Ilmiah, Literasi Digital.

Abstract
This study aimed to develop instruction material which is able to improve college student writing skills and digital
literacy by using ADDIE model. The method used in this study is research & development (R&D). The instructional
development model used is ADDIE model which consists of five core elements of instructional development phase,
those are Analyze, Design, Develop, Implement, and Evaluate. This study generates an instruction material that
can improve college students writing skill and digital literacy. This instruction material is suitable for use in
multimedia-based learning (google classroom, wordpress, and print media) in collaboration with appropriate
learning strategies and methods.

Keywords: Design of Instruction Material, ADDIE Model, Writing Skills & Digital Literacy.

dihasilkannya. ‘The research identified that


PENDAHULUAN scientific publication in higher education level
has highly contribution on promoting university
Kemampuan menulis ilmiah sangat scientific reputation. Publication is one of
penting untuk dimiliki oleh mahasiswa, praktisi, essential component in university, as it can
maupun professional. Bagi seorang increase the university’s reputation.
mahasiswa, salah satu syarat utama untuk Universities are supposed to increase their
lulus dari perguruan tinggi dan meraih gelar scientific publication frequency where all of
sarjana adalah melakukan sebuah penelitian, lecturers should be active in writing the
kemudian mampu menuangkannya menjadi scientific journal’ (BICED 2019). Writing is very
sebuah karya tulis ilmiah. Student need important that communication is transmitted
effective writing skills to meet their academic more through writing than any other type of
needs and workplace requirements (Durga, media. So, students need effective writing skills
2018). When producing academic writing such to meet their academic needs and workplace
as a dissertation,....(University of York, 2022). requirements (Durga, 2018). Strong writing
One of scientific writing style is writing an skills may enhance student’s chances for
argument using academic writing rule success (Durga, 2018:1). Program Magister
(University of Salford, 2019). Kualitas seorang Aktif Menulis (MAM) sangat penting
mahasiswa, dosen dan instansi pendidikan diselenggarakan karena kemampuan menulis
juga dinilai dari produktifitas tulisan yang telah menjadi indikator kualitas mahasiswa dan
Desain Bahan Ajar Menggunakan Model ADDIE untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis dan 243
Literasi Digital Mahasiswa
Havizul

instansi pendidikan terkait (Fernando & Anjaya, sistematika penulisan, teknik pengutipan,
2022). Dari sini tampak betapa pentingnya plagiarisme, dan lain-lain. Fernando & Carolina
kemampuan menulis untuk dimiliki oleh (2022) menyatakan, fakta di lapangan
mahasiswa atau bahkan dosen. Dengan menunjukkan banyak mahasiswa yang belum
memiliki kemampuan menulis yang baik, maka memiliki kemampuan membuat Karya Tulis
mahasiswa dapat berkontribusi melalui Ilmiah (KTI), bahkan muncul keluhan di
publikasi ilmiah (jurnal dan proceeding), kalangan mahasiswa bahwa mereka merasa
sehingga dapat meningkatkan reputasi mereka tertekan ketika mereka diberikan tugas KTI oleh
dan perguruan tinggi. dosen. Now-a-days, students are lacking
Disisi lain, kemampuan di bidang literasi writing skills as they spend most of their time in
digital juga sangat penting untuk dimiliki using their equipped smart phones, and they
mahasiswa terlebih pada era revolusi industri depend on electronic devices or gadgets which
4.0 saat ini. Dengan memiliki kemampuan provide instant or readymade answers/results
literasi digital yang memadai, mahasiswa dapat available in the internet. They use their valuable
mencari, mengeksplorasi, menyeleksi, time in searching what others are doing, instead
mengevaluasi, kemudian menggunakan atau of learning the language skills (Durga, 2018).
mengomunikasikan data-data yang diperoleh Many studies have emphasised the difficulties
dan berasal dari dunia maya atau internet. Hal that Latin-American students have when it
ini sangat berguna bagi mahasiswa agar comes to dealing with typical reading and
mampu mendapatkan sumber-sumber writing tasks in higher education (e.g., Lacon de
referensi yang valid dan kredibel untuk De Lucia & Ortega de Hocevar, 2004; Parodi,
mendukung dalam penulisan karya ilmiah. 2003, 2005; Carlino, 2005; Piacente & Tittarelli,
Zabidi & Tamami (2021) menyatakan, literasi 2006; García & Álvarez, 2009, 2010; As cited
digital erat kaitannya dengan kemampuan in Alvarez, 2012).
memperoleh informasi serta bagaimana cara Permasalahan yang kedua, mahasiswa
mendalami dan mengevaluasinya. Listyotami & tidak memiliki kemampuan di bidang literasi
Reznani (2022) menerangkan bahwa STIE Dwi digital yang memadai. Hal ini menyebabkan
Sakti Baturaja akan selalu menyiapkan mereka kesulitan untuk mencari, memperoleh,
mahasiswa-mahasiswa dengan kompetensi menyaring, dan menilai sumber-sumber
yang unggul salah satunya adalah memiliki referensi yang valid dari internet. Internet yang
kemampuan menuangkan ide dan gagasan juga dikenal sebagai dunia maya atau
melalui tulisan ilmiah guna menghadapi terkadang disebut dunia digital, menyediakan
persaingan yang sangat berat di era sekarang begitu banyak informasi, berita, data, dan
maupun ke depan. Digital literacy is a key sebagainya yang bercampur aduk antara yang
component for college students in academic valid dan tidak valid, antara yang fakta dan
world, lack of sufficient information literacy skills yang hoaks, antara yang bermanfaat dan sia-
will result in serious problems faced by college sia, antara yang baik dan tidak baik, antara asli
students in the form of graduation delays to the dan yang palsu, dan seterusnya. Oleh sebab
threat of dropouts (Betaubun, 2020). Digital itu, dibutuhkan kemampuan untuk mencari,
literacy is the ability to properly use and mengeksplorasi, menyeleksi, menyaring,
evaluate digital resources, tools and services, menilai, dan mengevaluasi data-data yang
and apply it to lifelong learning processes (Paul diperoleh dari internet. Terkait dengan
Gilster, 1997; As Cited by Falloon, 2020). kemampuan membuat tulisan ilmiah,
Permasalahan yang seringkali ditemui mahasiswa harus mampu menilai, menyeleksi,
dari mahasiswa adalah belum mengerti cara dan mengevaluasi data yang diperoleh sesuai
membuat tulisan ilmiah yang baik dan benar, dengan tingkat kevalidannya untuk digunakan
baik dari mahasiswa semester awal maupun sebagai sumber referensi yang jelas dalam
akhir, mahasiswa S1 bahkan S2. Masalah yang penelitian. Most college students have
dialami juga bervariasi, mulai dari obstacles in finding material for writing thesis
permasalahan terkait dasar penulisan, (Hyland & Shaw, As cited in Betaubun, 2020)
244 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

as they do not have adequate information kedua dilakukan dengan mengacu pada hasil
literacy skills (Betaubun, 2020). observasi, kegiatan pre-test dan post-test. Hasil
analisis kedua ini akan didapatkan data yang
METODE PENELITIAN faktual dan aktual tentang karakteristik awal
peserta didik, sehingga penelitian dapat
Metode yang digunakan dalam penelitian dilanjutkan pada tahap perancangan,
ini adalah penelitian dan pengembangan, pengembangan, bahkan implementasi.
dimana akan menghasilkan sebuah rancangan
bahan ajar untuk meningkatkan kemampuan
menulis dan literasi digital mahasiswa. Model
pengembangan instruksional yang digunakan
adalah model ADDIE. Penelitian dilakukan di
IAIN Pontianak pada semester genap tahun
ajaran 2021/2022. Subjek penelitian melibatkan
mahasiswa semester IV program studi PAI,
yang terdiri dari tiga kelas, yaitu kelas 4A
sebanyak 40 mahasiswa, kelas 4B sebanyak Gambar 1. Core Elements of Instructional
38 mahasiswa, dan kelas 4I sebanyak 29 Development (Diadopsi dari: Gustafson &
mahasiswa, sehingga jumlah total mahasiswa Branch, 2002:3)
sebagai subjek penelitian adalah sebanyak 107
orang yang terdiri dari jenis kelamin baik laki- HASIL DAN PEMBAHASAN
laki maupun perempuan.
Data dikumpulkan melalui beberapa HASIL
kegiatan pre-test, post-test, tanya jawab Berikut ini akan disajikankan data-data
langsung, dan observasi untuk mengetahui yang diperoleh dari hasil penelitian, baik dalam
kemampuan awal mahasiswa. Data yang bentuk tabel, gambar, maupun deskriptif
diperoleh kemudian dianalisis dan dilakukan kualitatif. Data-data yang akan disajikan terdiri
interpretasi untuk mendapatkan fakta yang atas beberapa bagian berdasarkan fase-fase
aktual. Setelah didapat fakta aktual, maka akan atau langkah-langkah dalam model ADDIE,
dibandingkan dengan fakta atau kondisi yang yaitu data hasil analisis (Analyze), data hasil
diharapkan, sehingga diperoleh sejumlah GAP desain (Design), dan data hasil pengembangan
yang terjadi dalam pembelajaran. Langkah (Development).
selanjutnya adalah melakukan proses
perancangan bahan ajar dengan mengikuti Analyze
tahapan-tahapan dalam model ADDIE, yaitu: 1) Langkah analisis model ADDIE dalam
Analyze, 2) Design, 3) Develop, 4) Implement, penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yaitu: 1)
dan 5) Evaluate. Analisis Front-End (mengidentifikasi tujuan
Dengan menggunakan model ADDIE, umum pembelajaran), 2) Analisis
proses evaluasi bisa dilakukan disepanjang pembelajaran, dan 3) Analisis Karakteristik
tahap perancangan ataupun pengembangan, Mahasiswa dan Konteks. Tahap satu analisis
sehingga proses revisi juga bisa dilakukan (analisis front-end) dapat langsung dirumuskan
dengan segera, baik pada tahap analisis, tujuan umum pembelajaran sesuai dengan
perancangan, pengembangan, maupun konteks dalam penelitian ini, yaitu: 1)
implementasi. Hal ini dapat dilihat mahasiswa mampu menerapkan dasar-dasar
sebagaimana digambarkan dalam gambar 1. penulisan ilmiah, dan 2) mahasiswa mampu
Adapun dalam penelitian ini, analisis terhadap membangun literasi digital untuk mendapatkan
karakteristik awal mahasiswa dilakukan dalam informasi yang valid dari internet. Dua tujuan
2 tahap. Analisis pertama dilakukan dengan pembelajaran ini juga dikenal sebagai
mengacu pada kurikulum dan karakteristik kompetensi umum. Kemudian, tahap dua
secara umum mahasiswa dengan level analisis adalah analisis pembelajaran, dimana
pendidikan semester IV. Sedangkan analisis berisikan daftar seluruh sub-sub kompetensi
Desain Bahan Ajar Menggunakan Model ADDIE untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis dan 245
Literasi Digital Mahasiswa
Havizul

yang berada di bawah kompetensi umum, baik kali, disebut sebagai analisis siklus awal dan
yang sudah dikuasai maupun yang belum analisis siklus akhir. Hasil dari analisis siklus
dikuasai oleh mahasiswa. Dan yang terakhir, awal sebagaimana ditampilkan dalam tabel 1,
tahap tiga analisis adalah melakukan analisis dan hasil dari analisis siklus akhir sebagaimana
karakteristik mahasiswa dan konteks. Adapun ditampilkan dalam tabel 2.
tahap tiga analisis ini dilakukan sebanyak dua

Tabel 1. Analisis Siklus Awal Terhadap Karakteristik Mahasiswa dan Konteks


No Aspek Penilaian Jumlah / Nilai

1
Nama Kelas 4A 4B 4I
2
Populasi (orang) 40 38 29

3 Analisis KKemampuan Awal dan Konteks


konteks
a. Lingkungan belajar & fasilitas Baik

b. Kemampuan awal mahasiswa:

1. Mengacu pada kurikulum, RPS, dan hasil analisa


Kemampuan menulis Baik/Sangat Baik
kemampuan mahasiswa semester IV secara
Kemampuan menulis sedang
umum
Kemampuan menulis kurang/sangat kurang
2. Sesuai Hasil observasi yang telah dilakukan

Kemampuan literasi digital Baik/Sangat Baik 1. Mengacu pada kurikulum, RPS, dan hasil analisa
Kemampuan literasi digital Sedang kemampuan mahasiswa semester IV secara
Kemampuan literasi digital kurang/sangat umum
kurang 2. Sesuai Hasil observasi yang telah dilakukan

c. Karakteristik Mahasiswa:

1. Mengacu pada kurikulum, RPS, dan hasil analisa


Aktif/Sangat Aktif
kemampuan mahasiswa semester IV secara
Keaktifan Sedang
umum
Kurang/Sangat Kurang Aktif
2. Sesuai Hasil observasi yang telah dilakukan

1. Mengacu pada kurikulum, RPS, dan hasil analisa


Motivasi belajar Baik/Sangat Baik
kemampuan mahasiswa semester IV secara
Motivasi belajar Sedang
umum
Motivasi belajar Kurang/Sangat Kurang
2. Sesuai Hasil observasi lebih lanjut
246 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Tabel 2. Analisis Siklus Akhir Terhadap Karakteristik Mahasiswa dan Konteks


No Aspek Penilaian Jumlah / Nilai

1 Nama Kelas 4A 4B 4I

2 Populasi (orang) 40 38 29

3 Analisis Kemampuan Awal dan Konteks

a. Lingkungan belajar & fasilitas Baik

b. Kemampuan awal mahasiswa:

Kemampuan menulis Baik/Sangat Baik 0% 0% 0%

Kemampuan menulis sedang 5.00% 5.26% 6.89%

Kemampuan menulis kurang/sangat kurang 95.00% 94.74% 93.11%

Kemampuan literasi digital Baik/Sangat Baik 0% 0% 0%

Kemampuan literasi digital Sedang 60.00% 57.89% 62.07%

Kemampuan literasi digital kurang/sangat


40.00% 42.11% 37.93%
kurang

c. Karakteristik Mahasiswa:

Aktif/Sangat Aktif 25.00% 21.05% 17.24%

Keaktifan Sedang 62.50% 68.42% 72.41%

Kurang/Sangat Kurang Aktif 12.50% 10.53% 10.34%

Motivasi belajar Baik/Sangat Baik 12.50% 10.53% 10.34%

Motivasi belajar Sedang 82.50% 86.84% 82.76%

Motivasi belajar Kurang/Sangat Kurang 5.00% 2.63% 6.90%

Design performansi hanyalah yang sesuai dengan


Langkah desain pada model ADDIE hasil analisis karakteristik mahasiswa dan
dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yaitu: konteks, sedangkan sub-sub kompetensi yang
1) merumuskan tujuan performansi, 2) tidak sesuai akan dieliminasi. Secara umum,
mengembangkan instrumen penilaian, dan 3) daftar sub-sub kompetensi untuk kemampuan
mengembangkan strategi pembelajaran. menulis mahasiswa sebagaimana ditampilkan
Tahap pertama, tujuan performansi dirumuskan dalam tabel 3, sedangkan untuk kemampuan di
berdasarkan hasil analisis pembelajaran dan bidang literasi digital ditampilkan dalam tabel 4.
hasil analisis karakteristik mahasiswa dan Pada kedua tabel ini juga sekaligus
konteks. Sub-sub kompetensi dalam analisis menampilkan hasil pre-test terhadap
pembelajaran yang dirumuskan dalam tujuan kemampuan awal mahasiswa semester IV dari
Desain Bahan Ajar Menggunakan Model ADDIE untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis dan 247
Literasi Digital Mahasiswa
Havizul

populasi sampel 3 kelas, yaitu kemampuan di berlandaskan hasil analisis pada langkah
bidang kompetensi menulis ilmiah dan literasi sebelumnya. Dari hasil analisis tersebut, maka
digital. Tahap kedua adalah mengembangkan strategi pembelajaran disini akan
instrumen penilaian, dalam hal ini adalah tes memanfaatkan media google classroom
acuan patokan, dimana dalam penyusunannya beserta fitur-fitur dan layanan-layanan yang
mengacu pada tujuan performansi atau terintegrasi dengannya, media wordpress, dan
kompetensi-kompetensi yang harus dicapai media cetak. Sehingga, model pembelajaran
oleh mahasiswa setelah mengikuti yang digunakan adalah model pembelajaran
pembelajaran. Dan tahap yang terakhir dalam berbasis multimedia, dimana disini dominan
langkah desain ini adalah tahap tiga, yaitu mengandalkan teknologi ICT, tujuannya agar
mengembangkan strategi pembelajaran. mahasiswa terbiasa berinteraksi secara benar
Strategi pembelajaran ini dikembangkan dan terarah di dunia maya / internet.
Tabel 3. Tujuan Performansi Kemampuan Menulis Ilmiah
No. Aspek Penilaian Jumlah / Nilai Rata-rata Nilai

1 Nama Kelas 4A 4B 4I -

2 Populasi (orang) 40 38 29 -

Kemampuan menulis daftar pustaka


3 32.00 24.00 19.00 D
dengan benar (0-100)

Kemampuan mengutip pendapat ahli


4 30.00 27.00 23.00 D
(0-100)

Kemampuan mengumpulkan pendapat


5 30.00 24.00 20.00 D
ahli (0-100)

Kemampuan menyimpulkan dan


6 mengembangkan 20.00 19.00 17.00 D
ide/gagasan/paragraf (0-100)

Kejelasan dan parsialisasi antara


7 ide/gagasan ahli yang dikutip dengan 12.00 10.00 10.00 D
ide/gagasan sendiri (0-100)

Kerapian dan sistematika penulisan (0-


8 75.00 75.00 70.00 B
100)

9 Tingkat plagiarisme (%) 85 90 90 D

Tabel 4. Tujuan Performansi Kemampuan di Bidang Literasi Digital


No. Aspek Penilaian Jumlah / Nilai Rata-rata Nilai

1 Nama Kelas 4A 4B 4I -

2 Populasi (orang) 40 38 29 -

Kemampuan mengoperasikan internet


3 74.00 74.00 72.00 B
secara umum (0-100)

Kemampuan membuat & menggunakan


4 77.00 75.00 75.00 B
e-mail (0-100)
248 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Kemampuan membuat blog wordpress


5 68.00 65.00 60.00 C
(0-100)

Kemampuan mengoperasikan blog


6 60.00 60.00 60.00 C
wordpress (0-100)

Kemampuan berinteraksi menggunakan


7 70.00 70.00 70.00 B
google classroom sebagai siswa (0-100)

Kemampuan berinteraksi menggunakan


8 10.00 10.00 10.00 D
google classroom sebagai guru (0-100)

Kemampuan memfilter informasi hoaks


9 55.00 57.00 55.00 C
(0-100)

Kemampuan mengidentifikasi sumber


10 17.00 17.00 18.00 D
data valid di internet (0-100)

Kemampuan mencari data Jurnal /


11 12.00 11.00 11.00 D
Paper / Artikel yang kredibel (0-100)

Develop kebenaran instrumen penilaian yang


Langkah pengembangan adalah dikembangkan, dan 6) bahan ajar yang
kegiatan inti dalam penelitian ini. Yang dirancang ini sesuai dengan kebutuhan
dikembangkan adalah rancangan atau desain pembelajaran terdahulu dan yang akan datang.
bahan ajar, oleh sebab itu langkah Adapun hasil yang diharapkan dari
pengembangan yang dilaksanakan dalam pelaksanaan evaluasi formatif satu-satu (one-
penelitian ini berakhir sampai pada draft to-one formative evaluation) yaitu: 1) informasi
rancangan bahan ajar, dengan evaluasi kesalahan terkait analisis pembelajaran, 2)
formatif satu-satu oleh para ahli. Adapun informasi terkait kesalahan menentukan
rancangan bahan ajar ini sebagaimana kemampuan awal mahasiswa, 3) informasi
ditampilkan dalam tabel 5. Bahan ajar ini terkait rumusan tujuan pembelajaran yang tidak
dirancang berlandaskan strategi pembelajaran, tepat dan tidak jelas, 4) informasi terkait
tujuan performansi, analisis karakteristik contoh-contoh, sajian materi, dan deskripsi
mahasiswa dan kontek, dan tujuan umum. yang tidak tepat (misalnya: a. analogi, grafik,
Setelah draft atau kerangka bahan ajar atau ilustrasi yang terlalu abstrak, b. terlalu
selesai dirancang, langkah selanjutnya dalam banyak atau terlalu sedikit informasi dalam satu
tahap pengembangan ini adalah melakukan waktu, c. kesalahan dalam pengurutan materi,
evaluasi formatif tahap 1, yaitu evaluasi satu- d. contoh-contoh atau analogi yang tidak jelas),
satu oleh para ahli. Terdapat empat kelompok 5) infromasi terkait arahan, kondisi, atau
ahli yang terlibat dalam me-review rancangan pertanyaan-pertanyaan dalam tes yang tidak
bahan ajar ini, yaitu ahli materi, ahli desain jelas, 6) infromasi terkait penggunaan
pembelajaran, ahli media, dan ahli teknologi kosakata, istilah, atau kalimat yang tidak tepat.
informasi & komunikasi. Ada enam aspek Outcomes of one-to-one formative evaluation
penilaian yang diharapkan dari para ahli, yaitu: cover: 1) Faulty instructional analysis, 2) Errors
1) pernyataan tujuan pembelajaran khusus, 2) in judgment about entry skills of learners in the
analisis pembelajaran, 3) ketepatan dan target population, 3) Unclear or inappropriate
kebaharuan materi, 4) kevalidan elemen bahan objectives and expected outcomes, 4)
ajar yang mencakup kosakata yang digunakan, Inadequate information presentation and
urutan materi pelajaran, daya tarik, struktur examples (a. Examples, graphs, or illustrations
penulisan, dan keterlibatan siswa dalam that are too abstract, b. Too much or too little
kegiatan pembelajaran, 5) kejelasan dan information at one time, c. Wrong sequence of
Desain Bahan Ajar Menggunakan Model ADDIE untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis dan 249
Literasi Digital Mahasiswa
Havizul

information presented, d. Unclear examples), 5) dievaluasi oleh ahli materi, ahli desain
Unclear test questions, test situations, or test pembelajaran, ahli media dan ahli teknologi
directions, 6) Faulty wording or unclear informasi, dimana hasil akhir evaluasi tersebut
passages (Dick, Carey, & Carey, 2015:301- secara ringkas sebagaimana ditampilkan
302). Rancangan bahan ajar disini akan dalam tabel 6.

Tabel 5. Draft Rancangan Bahan Ajar


Alokasi
No Aspek Materi Detail Materi Keterangan
Waktu

Konsep Dasar Media Pembelajaran, Kedudukan dan


Fungsi Media Pembelajaran, Kriteria dan Prinsip
Pemilihan Media Pembelajaran, Sumber Belajar Sebagai Terdapat 12 BAB
media Pembelajaran, Evaluasi Media Pembelajaran, materi pokok yang
Bahan Ajar Dalam Pembelajaran PAI, Pemanfaatan akan disampaikan
Materi Inti Media Pembelajaran Dengan Model ASSURE, 14 x dalam
1
Pembelajaran Pengembangan Media Pembelajaran Dengan Model Pertemuan pembelajaran.
MPI, Pembuatan Media Pembelajaran PAI Sederhana, Keseluruhannya
Perancangan Pembelajaran Online Berbasis Google diulas dalam 14 kali
Classroom, Perancangan Web Pembelajaran Dengan pertemuan.
Wordpress, Pengembangan Video Pembelajaran
Interaktif

Membuat akun gmail dan google classrom, bergabung


ke dalam kelas sebagai siswa, membaca notifikasi
aktivitas classroom, membuat pengumuman (stream) di Interaksi intensif
Tugas Google 10 x
2 classroom, berinteraksi di forum classroom, membaca melalui kelas
Classroom Pertemuan
dan mengerjakan tugas di classroom, melihat member / virtual.
siswa yang tergabung dalam classroom, berinteraksi
melalui private comment.

Membuat blog pribadi dengan wordpress, membuat


Mengelola secara
postingan publik (perkenalan diri), memposting artikel-
intensif informasi di
Tugas artikel yang dipublikasikan di blog pribadi terkait materi- 10 x
3 dunia maya melalui
Wordpress materi pelajaran, mengumpulkan pendapat-pendapat Pertemuan
blog pribadi /
ahli di blog, menubah tema blog wordpress, menginstal
wordpress.
fitur-fitur di wordpress.

Tugas dalam
bentuk media cetak
Mengikuti pedoman pembelajaran di bahan ajar,
diberikan sebanyak
mempelajari materi-materi dari bahan ajar, mengerjakan
Tugas Media 4x 2 - 4 kali dalam 2 - 4
4 tugas-tugas dalam bahan ajar, membuat media
Cetak Pertemuan pertemuan. (Juga
pembelajaran sederhana dari bahan-bahan yang
terintegrasi dengan
tersedia/ditemui di lingkungan sekitar.
tugas classrom dan
wordpress)
250 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Tugas Terintegrasi dengan


Menjawab soal-soal latihan terkait dengan materi pokok, 10 x
5 Menjawab tugas classrom dan
kemampuan menulis, dan literasi digital Pertemuan
Essay wordpress

Mengumpulkan minimal 5 pendapat ahli menjadi satu


paragraf, membuat kliping pendapat ahli, menulis dua
paragraf yang terdiri dari satu paragraf berisi 5 pendapat
ahli dan satu paragraf berisi kesimpulan / ide atau
gagasan baru, menulis 6 paragraf terdiri atas lima
paragraf masing-masing paragraf satu pendapat ahli dan
Terintegrasi dengan
paragraf ke enam merupakan kesimpulan atau gagasan 10 x
6 Tugas Menulis tugas classrom dan
baru, mengumpulkan 5 pendapat ahli dalam satu Pertemuan
wordpress
paragraf kemudian mengembangkan ide atau gagasan
baru menjadi 2 hingga 4 paragraf, membuat tulisan
ilmiah yang berisi minimal 5 pendapat ahli dan gagasan
baru dari sumber referensi minimal 2 buku dan 3 jurnal,
mengumpulkan pendapat ahli dari buku elektronik dan
jurnal terakreditasi Sinta 4/3/2.

Perancangan Kelas Virtual Menggunakan Google


Tugas Media 4x
7 Classroom, Membuat Web Pembelajaran Menggunakan Tugas & Praktik
Berbasis ICT Pertemuan
Wordpress

Tabel 6. Hasil Akhir Evaluasi Satu-satu Oleh Para Ahli


Nilai

No Aspek Penilaian
1 2 3 4 5
1 Ketepatan Analisis Pembelajaran

2 Ketepatan dalam merumuskan kemampuan


awal mahasiswa

3 Kejelasan dan ketepatan rumusan tujuan


pembelajaran

4 Ketepatan informasi yang disajikan:

a. analogi, contoh, grafik, ilustrasi tidak


terlalu abstrak
Desain Bahan Ajar Menggunakan Model ADDIE untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis dan 251
Literasi Digital Mahasiswa
Havizul

b. informasi yang disajikan dalam satu


waktu sesuai porsi (tidak terlalu banyak
dan tidak terlalu sedikit)

c. materi disajikan dengan urutan yang


benar

d. contoh dan analogi yang dibuat sangat


jelas

5 Instrumen tes (arahan, kondisi, soal-soal)


benar dan jelas

6 Kalimat, kosakata, dan istilah yang


digunakan tepat dan benar

Implement
Langkah implementasi dilakukan apabila
bahan ajar sudah selesai disusun dan dicetak
menjadi sebuah buku ajar. Implementasi disini
adalah mengimplementasikan produk (bahan
ajar) ke lapangan atau ke dalam kegiatan
belajar mengajar yang konkrit. Oleh sebab itu,
langkah implementasi ini dimulai dari langkah
evaluasi formatif tahap 2 hingga tahap 4.
Implementasi pertama, melakukan evaluasi
formatif tahap 2, yaitu evaluasi satu-satu pada
mahasiswa, kemudian dilanjutkan tahap 3
(evaluasi kelompok kecil, +- 8-12 mahasiswa),
dan tahap 4 (evaluasi lapangan, +- 30
mahasiswa). Pengumpulan data dapat
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Belajar dari Edgar menggunakan instrumen lembar observasi,
angket, atau pedoman wawancara. Setelah
Gale (Sumber: Flores (2020), https://lean-
produk lolos melewati tahap 4 evaluasi formatif,
analytics.org/)
maka telah selesai rangkaian pengembangan
produk pembelajaran, dalam konteks penelitian
ini adalah bahan ajar, kemudian selanjutnya
produk sudah siap disebar luaskan ke
lingkungan pembelajaran yang nyata dalam
lingkup yang besar, yang mana hal ini
merupakan langkah paling akhir dalam suatu
sistem pengembangan produk, yaitu evaluasi
sumatif. Sebagai catatan, dikarenakan
penelitian ini bukanlah pengembangan yang
Gambar 2. Model ADDIE (Sumber: Pribadi, sampai pada penyususunan bahan ajar, namun
2016:30) pengembangan yang hanya sampai pada
tahap draft rancangan bahan ajar, maka
252 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

langkah implementasi (evaluasi formatif tahap by experts), (2) evaluasi satu-satu oleh peserta
2, tahap 3, dan tahap 4) dalam penelitian ini didik (one-to-one evaluation by learners), (3)
tidak dapat dilakukan, karena draft rancangan evaluasi kelompok kecil (small group
bahan ajar hanya bisa dievaluasi atau di-review evaluation) oleh peserta didik (8-20 peserta
oleh para ahli (evaluasi formatif tahap 1), bukan didik), (4) Uji coba lapangan (field tryout atau
oleh mahasiswa (evaluai formatif tahap 2, 3, field testing) (30 peserta didik). Oleh sebab itu,
dan 4), dan lebih jauh bahwa evaluasi oleh para ada 4 tahap sempurna dalam langkah evaluasi
ahli bukanlah termasuk kedalam bentuk formatif.
implementasi produk, melainkan termasuk Dalam penelitian ini, hanya sampai pada
pada tahap terakhir langkah pengembangan. langkah develop atau pengembangan, dan
evaluasi formatif tahap 1 (one-to-one
Evaluate evaluation by experts). Sebab, evaluasi untuk
Langkah Evaluasi dan Revisi dalam sebuah draft rancangan bahan ajar disini hanya
model ADDIE dilakukan disepanjang empat dapat dilakukan oleh para ahli, dan tidak dapat
langkah yang lebih awal, yaitu langkah analisis, dilakukan oleh peserta didik atau mahasiswa.
langkah desain, langkah pengembangan, dan Dan oleh sebab itu, dalam model ADDIE ini,
langkah implementasi. Hal ini sebagaimana pada penelitian ini, langkah pengembangan
tampak dalam gambar 2. Suparman (2014) akan berakhir pada evaluasi formatif tahap 1,
menyebutkan bahwa tahap evaluasi formatif sedangkan langkah implementasi akan dimulai
yang lengkap dalam model Dick & Carey dari evaluasi formatif tahap 2 dan berakhir pada
memiliki empat langkah, yaitu: (1) evaluasi evaluasi formatif tahap 4. Perhatikan gambar 3.
satu-satu oleh para ahli (one-to-one evaluation

Gambar 3. Model ADDIE dengan Empat Tahap Evaluasi Formatif Dick & Carey

PEMBAHASAN mata kuliah “Media Pembelajaran Pendidikan


Langkah Analyze. Pada langkah ini, Agama Islam (Media Pembelajaran PAI)”.
tahap 1 dan 2 hasilnya disajikan secara Sedangkan tahap dua yang juga disajikan
deskriptif pada sub bagian hasil. Tahap satu secara deskriptif pada bagian hasil, datanya
adalah merumuskan kompetensi umum, sudah cukup jelas, yaitu seluruh sub
dimana dengan mudah diidentifikasi dengan kompetensi yang berada di bawah kompetensi
melihat konteks dalam penelitian ini. Dalam umum. Kemudian yang terakhir adalah tahap
perspektif yang berbeda, kompetensi umum ini tiga, dimana data-data hasil penelitian disajikan
merupakan materi pengayaan dalam konteks dalam bentuk tabel, yaitu tabel 1 dan tabel 2.
pembelajaran. Oleh sebab itu, materi Dalam tabel 1 tampak bahwa kemampuan awal
kemampuan menulis ilmiah dan literasi digital (kompetensi umum) dan karakteristik
ini dapat dimasukkan ke dalam mata kuliah mahasiswa belum dapat diidentifikasi secara
apapun terutama yang menekankan pada pasti, masih dalam bentuk analisis umum yang
penguasaan teoritis dan kemampuan verbal. dasarkan pada informasi dalam kurikulum,
Dalam penelitian ini, dua kompetensi umum ini RPS, observasi sederhana, dan wawancara
dimasukkan sebagai materi pengayaan pada secara umum kepada pihak-pihak yang
Desain Bahan Ajar Menggunakan Model ADDIE untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis dan 253
Literasi Digital Mahasiswa
Havizul

berkaitan. Dalam model ADDIE, langkah hingga sangat baik (0%), dalam populasi
evaluasi dan revisi dapat dilakukan dimana saja sampel 3 kelas ini. Kedua permasalahan yang
di sepanjang empat langkah awal (Analisa, menonjol ini masuk dalam ranah kognitif dan
Desain, Pengembangan, dan Implementasi), psikomotorik atau dikategorikan sebagai
sebagaimana telah diterangkan dan knowledge dan skills. Selanjutnya adalah
ditampilkan dalam gambar 1. Hasil evaluasi permasalahan yang tidak terlalu menonjol
dan revisi dalam langkah desain ini, disajikan sebagaimana dalam tabel 2, yaitu keaktifan
dalam tabel 2, dimana disini telah didapat data mahasiswa dan motivasi belajarnya. Dua hal ini
yang jelas dan pasti terkait kemampuan awal adalah merupakan bagian yang dianalisis dari
dan karakteristik mahasiswa dari total tiga kelas karakteristik siswa, yang mana masuk dalam
(4A, 4B, dan 4I). Dalam tabel 2 tampak bahwa ranah afektif atau dikategorikan sebagai
rata-rata mahasiswa dari tiga kelas tersebut attitude. Hal yang paling menonjol dalam
dengan kemampuan menulis sedang adalah konteks ini adalah mahasiswa dengan
sebanyak +- 6%, dan selebihnya +- 94% kemampuan sedang, pada aspek motivasi
memiliki kemampuan kurang atau sangat belajar mencapai sekitar 84% mahasiswa, dan
kurang. Adapun di bidang literasi digital, pada aspek tingkat keaktifan mencapai sekitar
mahasiswa dengan kemampuan sedang 68%, kemudian disusul dengan tingkat
terdapat sebanyak +- 60%, dan selebihnya +- kemampuan tinggi hingga sangat tinggi, pada
40% dengan kemampuan kurang atau sangat aspek tingkat keaktifan sebanyak sekitar 21%
kurang. Sedangkan hasil analisis terhadap mahasiswa dan pada aspek motivasi belajar
karakteristik mahasiswa menunjukkan bahwa, sebanyak sekitar 11%. Hasil akhir dari langkah
mahasiswa dengan karakteristik aktif atau desain ini adalah berupa interpretasi terhadap
sangat aktif adalah sekitar 21%, dengan dua aspek, interpretasi terhadap data hasil
karakteristik keaktifan sedang adalah sebanyak analisis kemampuan awal mahasiswa
kurang lebih 68%, dan selebihnya sekitar 11% (knowledge dan skills), dan interpretasi
dengan keaktifan kurang atau sangat kurang. terhadap karakteristik mahasiswa (attitude).
Adapun mahasiswa dengan karakteristik Interpretasi pertama akan menjadi landasan
motivasi belajar tinggi atau sangat tinggi adalah dalam desain dan pengembangan bahan ajar,
sekitar 11%, dengan karakteristik motivasi sedangkan interpretasi kedua akan menjadi titik
belajar sedang adalah sekitar 84%, dan tolak utama dalam menentukan strategi,
selebihnya sekitar 5% dengan karakteristik metode, media, dan model pembelajaran yang
motivasi kurang atau sangat kurang. akan dilakukan.
Interpretasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa Langkah Design. Pada tahap pertama
semester 4 pada prodi PAI, dari tiga kelas ini data disajikan dalam tabel 3 dan 4. Dari kedua
memiliki kemampuan awal dan karakteristik tabel tersebut dapat dilihat kemampuan awal
yang identik dalam hal kemampuan menulis, mahasiswa di bidang karya tulis ilmiah dan
literasi digital, tingkat keaktifan, dan motivasi literasi digital. Data penelitian (tabel 3)
belajar. Permasalahan yang paling menonjol menunjukkan bahwa dari populasi sampel tiga
adalah kemampuan menulis ilmiah, dimana kelas mahasiswa semester 4 prodi Pendidikan
sekitar 94% mahasiswa semester 4 dalam Agama Islam, kemampuan mereka dalam
populasi sampel ini memiliki kemampuan menulis ilmiah juga identik, nilai rata-rata
menulis ilmiah yang kurang hingga sangat mereka adalah 40,6 (D) atau kurang hingga
kurang. Kemudian disusul dengan sangat kurang. Sedangkan dari sisi
permasalahan kedua yang menonjol yaitu di kemampuan di bidang literasi digital (tabel 4),
bidang literasi digital, dimana mahasiswa mahasiswa dalam populasi sampel memiliki
memiliki kemampuan kurang hingga sangat kemampuan rata-rata dengan nilai 48 (D) atau
kurang mencapai sekitar 40% dan selebihnya kurang hingga sangat kurang. Namun perlu
memiliki kemampuan sedang, dengan kata lain diingat disini, walaupun kemampuan rata-rata
tidak ada mahasiswa semester 4 yang memiliki mahasiswa tersebut sama-sama mendapatkan
kemampuan digital literasi dengan level baik nilai huruf D untuk kemampuan menulis
254 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

maupun literasi digital, akan tetapi sehingga menjadi sebuah buku ajar dalam
pendistribusiannya berbeda. Dari aspek bentuk cetak. Lebih lanjut, melihat data-data
kemampuan menulis, hampir 95% mahasiswa yang disajikan dalam tabel 5, pemanfaatan
populasi sampel mendapatkan nilai D dan media google classroom beserta layanan yang
sisanya 5% mendapat nilai C. Sedangkan dari terintegrasi dengannya berguna untuk
aspek literasi digital, hanya sekitar 40% mendorong mahasiswa membangun
mahasiswa yang mendapatkan nilai D, kemampuannya di bidang literasi digital,
sedangkan sisanya 60% mendapatkan nilai C. sedangkan pemanfaatan media wordpress
Inilah representasi kemampuan mahasiswa untuk mendorong atensi mahasiswa terhadap
yang sesungguhnya dari aspek keterampilan dasar-dasar penulisan ilmiah. Adapun
menulis ilmiah maupun literasi digital. pemanfaatan media cetak berguna untuk
Representasi inilah nantinya yang akan memperkuat pemahaman mahasiswa terhadap
menjadi acuan untuk menentukan strategi tujuan performansi yang akan dicapai, melalui
pembelajaran yang akan digunakan. pengalaman belajar langsung. Dengan
Langkah Develop. Hasil dari langkah pengalaman belajar langsung, mahasiswa lebih
pengembangan ini disajikan dalam tabel 5 dan mudah dan kuat dalam mengingat materi-
tabel 6. Data pertama dari langkah materi pembelajaran (tujuan performansi) yang
pengembangan ini dapat dilihat pada tabel 5 bersifat abstrak. Hal ini sebagaimana
yang merupakan draft rancangan bahan ajar, ditunjukkan dalam kerucut pengalaman Edgar
dimana informasi yang disajikan terdiri atas pada gambar 1, Do The Real Thing adalah
materi utama, sub-sub materi, dan alokasi pengalaman belajar yang paling konkrit,
waktu pembahasannya. Materi utama terbagi sehingga menurut Edgar seseorang yang
menjadi 7 bagian (sebagaimana dalam tabel 5), melakukan pembelajaran seperti ini, setelah
dan masing-masing memiliki sub-sub materi dua minggu ia tetap akan dapat mengingat
dengan jumlah alokasi waktu pembahasan sekitar 90% apa yang telah diucapkan dan
yang telah ditentukan. Alokasi waktu terbanyak dilakukan dalam pembelajaran. Beberapa
adalah 14 kali pertemuan, ini menandakan media cetak yang digunakan dalam model
bahwa materi ini adalah mata kuliah yang pembelajaran ini adalah media papan tulis,
menjadi materi pokok dalam pembelajaran ini, kliping pendapat ahli, pembuatan media
sedangkan selain itu mendapatkan alokasi pembelajaran sederhana, dan bahan ajar itu
waktu pembahasan sebanyak 10 dan 4 kali sendiri yang merupakan konteks untuk
pertemuan, yang mana ini merupakan materi dirancang atau dikembangkan dalam penelitian
terkait untuk meningkatkan kemampuan ini. Dari kolaborasi penggunaan beberapa jenis
menulis dan literasi digital mahasiswa, yang media tersebut, diantaranya media google
juga merupakan materi pengayaan classroom, media wordpress, dan media cetak,
sebagaimana yang sebelumnya telah maka dalam konteks yang berbeda hal ini juga
disinggung tentang kedudukan materi disebut sebagai model pembelajaran Blended
keterampilan menulis dan literasi digital ini. Learning atau Hybrid Learning, yaitu model
Kemudian, data kedua dari langkah pembelajaran yang menggabungkan antara
pengembangan ini dapat dilihat pada tabel 6, pembelajaran online dan pembelajaran tatap
dimana merupakan hasil evaluasi satu-satu muka langsung. Blended learning, also called
oleh para ahli. Dari tabel 6 tampak bahwa as hybrid learning, is a learning approach that
rancangan bahan ajar yang telah dibuat combines face-to-face learning with online
mendapatkan nilai Baik hingga Baik Sekali oleh learning (Ma & Lee, 2021). Blended learning
para ahli dari berbagai aspek penilaian, defined as learning that happens in an
sehingga rancangan bahan ajar ini dapat instructional context which is characterized by
dilanjutkan ke langkah pengembangan dan a deliberate combination of online and
implementasi. Pengembangan disini bukanlah classroom-based interventions to instigate and
pengembangan desain atau draft rancangan support learning (Ameloot, Rotsaert, &
bahan ajar, akan tetapi pengembangan tahap Schellens, 2021). Sepanjang tahap desain ini,
selanjutnya, yaitu menyusun materi bahan ajar evaluasi dan revisi juga dapat dilakukan sesuai
Desain Bahan Ajar Menggunakan Model ADDIE untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis dan 255
Literasi Digital Mahasiswa
Havizul

kebutuhan dan temuan dilapangan. principle refers to the rapid development in


Langkah Implement. Tahap communication and information technology that
implementasi adalah menerapkan bahan ajar can connect distant places to be close and can
yang telah dikembangkan pada kegiatan have an effect on value friction or cultural
pembelajaran yang konkrit. Dalam setiap model exchange, whether intentional or not, which can
pengembangan instruksional yang mengadopsi influence human attitudes and behavior in a
4 tahap evaluasi formatif model Dick & Carey, nation (Mialiawati, 2020). Oleh sebab itu,
tidak terkecuali model ADDIE, maka tahap kemampuan menulis dan literasi digital yang
implementasi ini akan dimulai dari langkah dimiliki mahasiswa dapat membendung dan
evaluasi formatif yang kedua model Dick & menyaring derasnya informasi yang masuk dari
Carey, yaitu evaluasi satu-satu pada peserta dunia global melalui internet, sehingga hanya
didik. Dalam model Dick & Carey, empat informasi yang baik, positif, bermanfaat, valid,
tahapan sempurna evaluasi formatif adalah aktual, dan faktual saja yang akan masuk ke
evaluasi satu-satu oleh para ahli, evaluasi satu- tengah-tengah masyarakat, baik dalam wilayah
satu pada peserta didik, evaluasi kelompok teritorial nyata maupun dalam ranah psikologi
kecil, dan uji coba lapangan. Formative masyarakat itu sendiri. Sedangkan di bidang
evaluation activities include One-to-One akademik, kemampuan menulis dan literasi
Evluation (Participation by Subject Matter digital yang memadai dapat membawa
Experts and Participation by Learners), Small- mahasiswa pada keberhasilan dalam
Group Evaluation, and Field Trial (Dick, Carey, menempuh pendidikannya, dan meningkatkan
& Carey, 2015). Disebabkan tidak adanya kualifikasi akademisnya di dunia kerja.
langkah implementasi, sehingga tidak ada data Information and communication technology
yang diperoleh, maka tidak ada pula (ICT) is pervasive in the workplace and there is
interpretasi yang akan dilakukan pada langkah a high demand for ICT-proficient employees
implementasi ini. (Laar, Deursen, Dijk, & Haan, 2020). The
results of regression analysis show that
PENUTUP technology literacy and technology integration
have a significant influence on students’
Kemampuan menulis ilmiah dan literasi teaching competencies. (Santoso & Lestari,
digital merupakan dua keterampilan yang 2019).
memiliki kaitan erat terlebih di era digital seperti Rancangan bahan ajar yang
saat ini. Sebagai mahasiswa sangat penting dikembangkan dalam penelitian ini,
untuk menguasai kedua keterampilan ini, selain diperuntukkan digunakan dalam model
untuk mendukung perannya dalam mengabdi pembelajaran berbasis multimedia untuk
pada masyarakat, juga untuk membantu dirinya meningkatkan kemampuan menulis dan literasi
dalam mencapai kualifikasi akademik yang digital mahasiswa. Dalam model pembelajaran
ditetapkan. Dengan menguasai keterampilan tersebut sudah terintegrasi dengan strategi
menulis ilmiah dan literasi digital, mahasiswa pembelajaran yang sesuai, yang relevan
bisa menjadi tokoh, panutan, innovator atau dengan multimedia yang digunakan (media
pelopor di tengah-tengah masyarakat untuk google classroom dan layanan terintegrasinya,
memimpin generasi muda membangun dan media wordpress, dan media cetak). Dan
melestarikan budaya, pendidikan, teknologi bahan ajar yang dirancang disini merupakan
dan ilmu pengetahuan di era globalisasi dan salah satu komponen pendamping dalam
digitalisasi seperti saat ini, dimana penyebaran sistem pembelajaran yang bersifat integral. Di
berbagai jenis informasi masuk dengan bebas, dalam bahan ajar ini mencakup rencana
hampir tidak memiliki batas dan koridor. pembelajaran dan tujuan pembelajaran,
Akibatnya bukan hanya menimbulkan dampak petunjuk pelaksanaan pembelajaran berbasis
yang positif bagi masyarakat, namun juga multimedia, instrumen tes, dan tugas
memiliki potensi menimbulkan dampak yang terstruktur di setiap bab pembahasan materi
negatif dan tidak diharapkan. Globalization is a pokoknya. Kesemuanya terintegrasi ke dalam
process of spreading worldwide habits, which in
256 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

aktivitas pembelajaran online dan tatap muka yang sejenis, yang dominan bersifat teoritis,
langsung, yang dapat mengonstruksi secara mengasah kemampuan verbal, melatih
sistematik kemampuan menulis dan literasi kemampuan berfikir kritis dan ilmiah, dan yang
digital mahasiswa. Dalam perspektif yang relevan dengan konteks kemampuan menulis
berbeda, model pembelajaran ini juga dapat ilmiah atau literasi digital. Di sisi lain, untuk
disebut blended learning model. Di lain sisi, penelitian berikutnya, draft atau rancangan
secara perspektif sistem pembelajaran, model bahan ajar ini dapat diteruskan dengan konteks
pembelajaran berbasis multimedia yang penelitian “Pengembangan Bahan Ajar”.
sedang kita bicarakan disini akan terdiri atas: 1) Sehingga langkah penelitian akan dimulai dari
Model Pembelajaran, 2) Strategi Pembelajaran, tahap ke empat model ADDIE namun bukan
3) Bahan Ajar. Dari sini juga kita dapat melihat perancangan bahan ajar, akan tetapi dimulai
kedudukan “bahan ajar” yang telah penulis dari menyusun bahan ajar atau
rancang dalam penelitian ini. Model merealisasaikan rancangan bahan ajar hingga
Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, dan berbentuk media cetak berupa buku ajar atau
Bahan Ajar disini merupakan komponen- modul. Setelah bahan ajar berhasil disusun,
komponen integral dalam suatu sistem maka masuk ke tahap lima model ADDIE, yaitu
pembelajaran. Adapun rancangan model “Implementation”, dengan evaluasi formatif
pembelajaran berbasis multimedia yang tahap 2 hingga 4. Evaluasi formatif dimulai dari
relevan dengan bahan ajar ini, juga telah evaluasi satu-satu pada mahasiswa, evaluasi
peneliti tuliskan dalam manuskrip yang kelompok kecil (8-12 mahasiswa), dan uji coba
berbeda. lapangan (+- 30 mahasiswa atau satu kelas).
Bahan ajar dalam penelitian ini dirancang Evaluasi formatif 2, 3, dan 4 inilah yang
dengan menggunakan model ADDIE, dimana merupakan tahap implementasi dalam model
merupakan model yang mengandung lima ADDIE, karena pada fase ini produk
elemen, yang juga merupakan elemen inti instruksional yang telah dikembangkan
dalam suatu model pengembangan diimplementasikan pada mahasiswa, baik
instruksional. Tahapan-tahapan model ADDIE secara individu, kelompok kecil, maupun
yang dilakukan dalam perancangan bahan ajar kelompok besar / uji coba lapangan.
ini hanya sampai pada langkah ke empat,
“Development” dengan evaluasi formatif tahap
satu, yaitu “evaluasi satu-satu oleh para ahli”, REFERENCES
hal ini dikarenakan penelitian ini merupakan
suatu rancangan atau draft bahan ajar. Bahan Articles in Periodicals
Articles in Journal Paginated by Volume
ajar ini berisi materi-materi pokok yang
Alvarez, G. (2012, July). New Technologies in the
mengacu pada kurikulum mata kuliah Media
University Context: The Use of Blogs for
Pembelajaran PAI. Adapun materi terkait dasar Developing Students’ Reading and Writing
menulis ilmiah dan literasi digital merupakan Skills. (U. O. (Barcelona), Penyunt.) RUSC.
materi pengayaan, yang disisipkan sebagai Universities and Knowledge Society Journal,
tugas yang terintegrasi dengan keseluruhan 9(2), 167-168.
materi pokok. Meskipun materi dasar menulis doi:http://dx.doi.org/10.7238/rusc.v9i2.1160
dan literasi digital dalam mata kuliah Media Ameloot, E., Rotsaert, T., & Schellens, T. (2021, July
Pembelajaran PAI, namun mendapatkan porsi 18). The supporting role of learning analytics
for a blended learning environment: Exploring
yang besar dalam pembelajaran dikarenakan
students' perceptions and the impact on
kegiatan menulis dan literasi digital disini
relatedness. Journal of Computer Assisted
menjadi perangkat fundamental untuk Learning, 90-102. doi:10.1111/jcal.12593
mendorong pemahaman terhadap materi Betaubun, M. (2020, November 24). Self
pokok itu sendiri. Assessment on Students' Digital Competency
Perancangan bahan ajar ini tidak in Academic Writing Course in Papua
terbatas untuk mata kuliah media pembelajaran Context. Jurnal Pendidikan Progresif, 10(3),
PAI saja, namun bersifat fleksibel dan dapat 404-416. doi:10.23960/jpp.v10.i3.202003
menyesuaikan dengan mata kuliah lainnya Durga, M. V., & Rao, D. C. (2018, January).
Developing Students' Writing Skills in English
Desain Bahan Ajar Menggunakan Model ADDIE untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis dan 257
Literasi Digital Mahasiswa
Havizul

- A Process Approach. Journal for Research Department of Education - Institute of


Scholars and Professionals of English Education Sciences.
Language Teaching, 2(6), 1-5. Retrieved from Pribadi, Benny A. (2016). Desain dan
http://www.jrspelt.com/ Pengembangan Program Pelatihan Berbasis
Falloon, G. (2020, March 29). From Digital Literacy Kompetensi – Implementasi Model ADDIE.
to Digital Competence: The Teacher Digital Jakarta: Prenada Media Group.
Competency (TDC) Framework. Education Suparman, M. Atwi. (2014). Desain Instruksional
Tech Research Dev 68, 2449–2472. Modern – Panduan Para Pengajar Dan Inovator
doi:https://doi.org/10.1007/s11423-020- Pendidikan, Jakarta: Penerbit Erlangga.
09767-4
Fernando, A., & Anjaya, C. E. (2022, Januari). Electronic Sources (Web Publications)
Evaluasi Program Belajar Literasi-Menulis di Article From an Online Periodical with DOI
Prodi Magister PAK STT Ekumene Jakarta Assigned
Melalui Model CIPP. Jurnal Salvation, 2(2), Laar, E. v., Deursen, A. J., Dijk, J. A., & Haan, J. d.
125-134. Diambil kembali dari (2020). Determinants of 21st-Century Skills
http://jurnal.sttbkpalu.ac.id/index.php/salvatio and 21st-Century Digital Skills for Workers: A
n/index Systematic Literature Review. SAGE Open,
Listyotami, M. K., & Reznani, N. S. (2022, Maret). 1-14. doi:10.1177/2158244019900176
Meningkatkan Produktivitas Menulis Karya
Tulis Ilmiah bagi Mahasiswa di Era Digital. Article From an Online Periodical with no DOI
Empowerment: Jurnal Pengabdian Assigned
Masyarakat, 1(2), 253-259. Diambil kembali University of Salford. (2019, July -). Welcome to The
dari University of Salford. Dipetik 05 06, 2022, dari
https://journal.sinergicendikia.com/index.php Scientific-Writing-Skills.pdf:
/emp https://www.salford.ac.uk/sites/default/files/2
Ma, L., & Lee, C. S. (2021, June 25). Evaluating the 020-06/Scientific-Writing-Skills.pdf
effectiveness of blended learning using the
ARCS model. Journal of Computer Assisted Newspaper Article
Learning, 37(5). Flores, M., & Maklin, D. (2020, July 20). Are Serious
doi:https://doi.org/10.1111/jcal.12579 Game a New Approach to Learn About Lean
Mialiawati, I. (2020). The Effect of Globalization on ? A Story from Pratt & Whitney. Dipetik May
Culture, Information Technology, and 05, 2022, dari Lean Analytics Associations:
Education. The 3rd ICTESS 2020, 767-783. https://lean-analytics.org/are-serious-games-
Diambil kembali dari a-new-approach-to-learn-about-lean-a-story-
https://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/proictss/ from-pratt-whitney/
article/view/5086/3806 University of York. (2022, 05 04). Academic Writing -
Santoso, A., & Lestari, S. (2019, 03 24). The Roles Skill Guides - Subject Guides of University of
of Technology Literacy and Technology York. (U. Library, Produser, & University of
Integration to Improve Students’ Teaching York) Cited on 05 06, 2022, from University of
Competencies. KnE Social Sciences - 3rd York:
ICEEBA, 11(3), 243-256. https://subjectguides.york.ac.uk/skills/writing
doi:10.18502/kss.v3i11.4010
Zabidi, M. N., & Tamami, A. B. (2021, Januari). Other Print Sources
Keefektifan Upaya Meningkatkan Literasi Conference Proceedings
Digital Pada Pesantren Rakyat Di Al-Amin BICED 2019. (2019). Proceedings of the 1st EAI
Sumber Pucung Malang. Jurnal Pendidikan Bukittinggi International Conference on
Indonesia, 2(1), 48-58. Cited on 05 08, 202 Education (BICED). Dalam S. Hanani, H. E.
Putri, V. Roza, M. Arif, & F. Anas (Penyunt.),
Books BICED 2019 (hal. 67-68). Bukittinggi: 2019
Edited Book with an Author or Authors EAI. doi:10.4108/eai.17-10-2019.2289763
Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. (2015). The
Systematic Design of Instruction (8th ed.).
Boston, USA: Pearson.
Gustafson, K. L., & Branch, R. m. (2002). Survey of
Instructional Development Models. USA: U.S.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI

Indri Febriyanti
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten
* E-mail: indriff02@gmail.com

Abstrak
Anak usia dini merupakan masa yang melandasi kehidupan manusia selanjutnya. Masa ini, yang biasa disebut
dengan Golden Age, merupakan masa keemasan anak-anak yaitu masa dimana anak pada usia dini dapat
dengan mudah meniru dan menyerap berbagai pengetahuan di lingkungannya. Atas dasar inilah perlu kiranya
dilakukan pendidikan karakter, baik dilakukan oleh pendidik/guru maupun orangtua selaku pendidik utama di
dalam kehidupan anak. Metodologi dalam penelitian ini merupakan library research yaitu serangkaian kegiatan
yang berkaitan dengan metode perpustakaan dalam pengumpulan data, pembacaan dan pencatatan, maupun
laporan hasil penelitian terdahulu serta pengolahan bahan penelitian. Ada 4 metode dan 12 strategi yang perlu
dilakukan oleh pendidik/guru dan orangtua dalam menerapkan pendidikan karakter bagi anak sejak usia dini.
Pendidikan yang dilaksanakan secara terus menerus akan membentuk karakter anak hingga beranjak dewasa,
karena pembentukan kepribadian anak tidak hanya karena gen, tetapi juga dipengaruhi juga oleh lingkungan.

Kata kunci: Pendidikan, Karakter, Anak Usia Dini

Abstract
This section Early childhood is the period that underlies the next human life. This period, which is commonly
referred to as the Golden Age, is the golden age of children, namely a period where children at an early age can
easily imitate and absorb various knowledge in their environment. On this basis, it is necessary to carry out
character education, both by educators/teachers and parents as the main educators in children's lives. The
methodology in this research is library research, namely a series of activities related to library methods in data
collection, reading and recording, as well as reports on previous research results and processing research
materials. There are 4 methods and 12 strategies that need to be carried out by educators/teachers and parents
in implementing character education for children from an early age. Education that is carried out continuously will
shape the character of children until they grow up, because the formation of a child's personality is not only due
to genes, but is also influenced by the environment.

Keywords: Education, Character, Early Childhood

perilaku seks bebas, pembunuhan, kekerasan


l l l

PENDAHULUAN yang merajalela, perilaku sosial yang l l

menyimpang dari orientasi nilai moral, oleh


l l l l

Pendidikan Indonesia sekarang ini l l l


karena itu pendidikan karakter menekankan l l

banyak memuat ilmu pengetahuan dan


l l l
dimensi etis-religius sebagai sebuah pilihan
l l l

tuntutan terhadap trend global modern yang


l l l l
yang tepat dan relevan untuk diterapkan.
l l l

meniadakan nilai-nilai moral dan budi pekerti l l l


Penguatan karakter bangsa merupakan
dalam membentuk
l kepribadian siswa, l l
salah satu elemen dari Nawachita yang
sehingga menghasilkan siswa yang cerdas
l l l l
dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo
tetapi tidak berakhlak atau tidak bermoral.
l l l
melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental
Dengan demikian, situasi ini menjadikan l
(GNRM). Untuk memasuki era globalisasi,
sebagai tantangan dalam dunia pendidikan l l l l
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan
untuk menjadi wadah yang melahirkan
l l l
salah satu strategi dasar untuk l

generasi anak bangsa yang berkarakter. Di


l l l
mempersiapkan generasi negara yang l l

era global yang semakin mengedepankan


l l l
bermartabat dan berkarakter,
l tentang l

ilmu pengetahuan & teknologi canggih tanpa l l l


perlunya pendidikan karakter juga tertuang
l l l

disadari juga memberikan dampak yang


l l
dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
l l l

besar. Efek negatif yang dirasakan saat ini


l l l l
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
l l l

antara lain yaitu, kegagalan moralitas bangsa,


l l l
Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini 259
Indri Febriyanti

pasal 3 yang menyatakan bahwa Pendidikan


l l l dikembangkan dalam kepribadian seseorang
nasional berfungsi l mengembangkan l sehingga menjadi perilaku tersebut. Mendidik
kemampuan dan membentuk karakter serta l l l karakter juga menjadi bagian penting, selain
peradaban bangsa yang bermartabat dalam l l mengajar anak dengan materi, juga harus
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
l l l membekali anak dengan karakter nyata yang
bertujuan untuk berkembangnya potensi
l l siap menghadapi tantangan ke depan.
peserta didik agar menjadi manusia yang
l l l Kemetrian Pendidikan Nasional (2010) l l

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang


l l l memaparkan 18 nilai karakter yang disusun l l l

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,


l l l melalui Badan Penelitian dan Pengembangan
l l l

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga


l l l Pusat Kurikulum, yang diharapkan untuk
l l

negara yang demokratis serta bertanggung


l l l disampaikan kepada peserta didik yaitu: 1) l l l l

jawab.
l Religius, 2) Jujur, 3) Toleransi, 4) Kerja
l l l l

Pendidikan Karakter atau kepribadian l l Keras, 5) Kreatif, 6) Mandiri, 7) Demokratis, 8)


l l l l

untuk Pendidikan Anak Usia Dini dirancang l l l Disiplin, 9) Bersahabat/ Komunikatif, 10) Rasa
l l l l

untuk mengajarkan nilai-nilai yang baik ketika


l l l Ingin Tahu, 11) Menghargai Prestasi, 12)
l l l

seorang anak tumbuh dewasa atau menjadi Gemar


l Membaca, 13) Semangat l l

kebiasaan di jenjang pendidikan berikutnya. Kebangsaan, 14) Cinta Tanah Air, 15) Cinta
l l l l

Menurut pendapat Mulyasa (2012) pendidikan l Damai, 16) Peduli Lingkungan, 17) Peduli
l l l l

karakter bagi anak usia dini mempunyai l l l Sosial, 18) Tanggung Jawab.
l l l

makna yang lebih tinggi dari pendidikan moral l l l Usia Keemasan Anak (Golden Age),
karena tidak hanya berkaitan dengan masalah
l l l masa dimana anak memiliki potensi
benar-salah, tetapi bagaimana menanamkan
l l l perkembangan yang sangat baik. Pada titik ini,
kebiasaan (habit) tentang berbagai perilaku
l l l adalah saat yang tepat untuk menanamkan
yang baik dalam kehidupan sehingga anak l l l statistik karakter yang baik yang diharapkan
memiliki kesadaran dan komitmen untuk l l dapat membentuk kepribadian nantinya.
menerapkan kebajikan dalam kehidupn l l Disinilah kemudian besarnyal peran l

sehari-hari. Pendidikan karakter sejak dini


l l l l pendidikan karakter dalam proses pendidikan l l l

memang merupakan awal yang tepat karena


l l l l yaitu guru dapat memanfaatkan masa
l l l

usia ini merupakan tahapan perkembangan


l l l keemasan anak dalam menanamkan nilai-nilai l l l

yang sangat penting dalam kehidupan l l karakter sampai pembentukan karakter.


l l l

manusia. Pertumbuhan dan perkembangan


l l Pembentukan karakter ini harus ditanamkan l

anak pada masa ini terjadi dengan sangat


l l l l pada anak sejak usia dini, khususnya masa
cepat dan akan menentukan karakteristik l l keemasan ketika pembentukan kepribadian
anak ketika menjadi dewasa. Pendidikan
l l sangat penting, hal ini diharapkan dapat l l

karakter sejak dini akan mampu membentuk membentuk generasi, sebagai penerus l l

generasi penerus bangsa yang berkarakter bangsa yang berkepribadian kuat yang
l l l

kuat yang karakternya mencerminkan karakter mencerminkan karakter anak Indonesia, dan l l l

bangsa Indonesia itu sendiri. Selain itu, untuk mempersiapkan diri pada jenjang
l l

pembentukan karakter pada usia dini pendidikan berikutnya oleh karena itu l l l

merupakan tahap persiapan untuk masuk ke penamanam pendidikan karakter anak usia l l

jenjang sekolah selanjutnya. dini begitu penting.


l

Anak usia dini cenderung meniru apa


yang dilakukan orang-orang di sekitarnya, baik METODE PENELITIAN
kerabat terdekat maupun orang tuanya,
bahkan apa yang mereka lihat di televisi. Penelitian ini menggunakan pendekatan
Pendidikan karakter bertujuan untuk deskriptif kualitatif dan jenis penelitian yang
memperkuat keterampilan dasar digunakan adalah studi kepustakaan, yaitu
mempersiapkan kehidupan anak dan kumpulan data atau kajian akademik yang
beradaptasi dengan lingkungan. Menurut berkaitan dengan objek penelitian. Penelitian
Gafar (2012:5) Pendidikan karakter l l kepustakaan atau library research adalah l

merupakan proses transformasi nilai-nilai l l serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan l l l

kehidupan yang ditanamkan l dan metode perpustakaan dalam pengumpulan


l l
260 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

data, pembacaan dan pencatatan, maupun


l l lebih banyak berurusan dengan kata kerja,
laporan hasil penelitian terdahulu serta sedangkan karakter adalah sifatnya. Artinya
pengolahan bahan penelitian. Ini adalah melalui proses pendidikan ini dapat dibentuk
pencarian yang menggunakan dan karakter yang baik. Karakter diartikan sebagai
memanfaatkan sumber daya perpustakaan hasil pembentukan lingkungan, sehingga
untuk mengambil data penelitian. dapat dibudidayakan dan dipelajari. Oleh
Berdasarkan hal tersebut, pengumpulan l l karena itu, Pendidikan Karakter ini merupakan
data untuk penelitian ini adalah dengan
l l l l upaya untuk menyampaikan, mengarahkan,
meninjau atau menelusuri beberapa jurnal,
l l membentuk dan mengembangkan kepribadian
buku, dan dokumen baik cetak maupun
l l l l seseorang dan sekelompok orang. Sedangkan
elektronik, serta sumber data atau informasi
l l l menurut pendapat Suryanto (Wibowo, 2012),
yang dianggap relevan dengan penelitian ini.
l l l l kepribadian dapat didefinisikan sebagai
gagasan dan perilaku yang menjadi ciri l l

individu yang hidup bersama dalam kerangka


l l l

HASIL DAN PEMBAHASAN keluarga, masyarakat, negara, atau bangsa.


l l l

Anak usia dini adalah individu yang


l l l l
Menurut kamus besar bahasa
l l

sedang melalui proses pertumbuhan dan Indonesia,


l pendidikan adalah proses l

perkembangan, yang merupakan dasar untuk pengubahan sikap dan tata laku seseorang
l l l

kelangsungan hidup di masa depan. ada Pada atau lkelompok orang dalam usaha l l

usia dini, anak akan mengalami mendewasakan manusia melalui upaya l l

perkembangan dan pertumbuhan fisik dan pengajaran dan pelatihan, proses, cara, l l

mental yang cukup besar. Pada usia ini, anak- perbuatan mendidik. Jadi pendidikan bisa
l l l

anak merespon dengan cepat dan memproses diartikan menjadi proses pengembangan diri
l l l

semua yang mereka terima. Pentingnya seorang melalui upaya pengajaran, bimbingan
l l

pendidikan di usia dini yaitu untuk membekali dan l pelatihan sebagai akibatnya l

sedini mungkin pendidikan berkarakter agar mengakibatkan sesorang sebagai lebih l l

dalam perjalanan usianya akan dapat dewasa. Dewasa disini bukan diartikan l l l

menjalani pendidikan selanjutnya dengan baik. berdasarkan segi fisik, melainkan lebih dalam l l l

perilaku dan sifatnya. l

Anak usia dini adalah tahapan dalam


l l l

masa emas/ golden age yang memerlukan


l l l
Dalam pendidikan karakter, Lickona
pelayanan lebih, secara khusus dan langsung
l l l
(1992) menekankan pentingnya tiga unsur
bila dibandingkan jenjang pendidikan lain.
l l l
kepribadian yang baik pendidikan karakter
Anak usia dini merupakan masa emas atau
l l l
mencakup tiga hal yaitu mengetahui kebaikan
yang biasa disebut golden age yang hanya
l
(knowing the good), mencintai kebaikan
ada sekali periode dalam kehidupannya dan (desiring the good), dan melakukan kebaikan
tidak dapat diulang kembali. (doing the good). Hal ini diperlukan agar anak
dapat memahami, merasakan dan
Menurut Megawangi, anak akan mengerjakan sekaligus nilai-nilai kebijakan.
tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika
dibesarkan dalam lingkungan yang l
Secara umum fungsi pendidikan
berkarakter, sehingga fitrah suci setiap anak
l l l
kepribadian sejalan dengan fungsi pendidikan
yang dilahirkan dapat segera berkembang
l l l
nasional, pendidikan karakter adalah untuk
secara optimal. Hal ini juga karena lingkungan
l l l l
mengembangkan keterampilan dan
anak bukan hanya lingkungan rumah yang
l l l
membentuk kepribadian bangsa yang
bersifat mikro, tetapi semua keluarga,
l l
bermartabat dalam rangka mencerdaskan
sekolah, media massa, komunitas bisnis, dan
l l l l
kehidupan bangsa. Pada hakikatnya tujuan l

lain-lain yang berkontribusi pada pendidikan karakter terutama ditujukan untuk l l

perkembangan kepribadian/karakter anak. membentuk bangsa yang tangguh, berdaya l l

saing, berakhlak mulia, bermoral, toleran, l l

Pendidikan karakter terdiri dari dua gotong royong, patriotik, pembangunan


l l

kata yaitu pendidikan dan karakter. Kedua dinamis, berorientasi pada ilmu pengetahuan,
l l l l

kata ini memiliki arti tersendiri, Pendidikan berorientasi intelektual dan teknologi, l
Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini 261
Indri Febriyanti

semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa


l l l penerapan aturan sederhana, perilaku l l

kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan


l l l guru yang selalu tepat waktu,orang l l

Pancasila.
l tua mengantar dan menjemput anak
ke sekolah tapat waktu itu
Adapun menurut Nuraeni (2014) nilai karakter
menunjukkan bahwa kita tidak l l l

untuk anak usia ada beberapa point yaitu


mengulur ulur suatu aktivitas. l l

sebagai berikut:
c. Toleransi l

a. Kejujuran l
Toleransi adalah sikap peduli l l

Kejujuran merupakan salah satu l l


terhadap orang lain, memberikan l l l

karakter yang harus dimiliki oleh l l l


mereka kesempatan untuk l

seorang individu karena l


mengembangkan diri, dan l l

mempengaruhi hubungannya dengan l l


memberikan bentuk kepedulian lain l l

individu lain. Semakin jujur seseorang, l


terhadap kemanusiaan. Semakin anak
semakin disukai oleh orang lain dan l l l l l
tumbuh dalam lingkungan yang
orang-orang di sekitarnya. Di sisi lain, menanamkan toleransi di masyarakat,
lingkungan tidak akan menyukai l l l l
maka sikap toleransi semakin
orang yang berprilaku tidak jujur dan l l l
meningkat. Oleh karena itu, anak perlu
curang. Kejujuran harus ditanamkan
l l
meniru panutan atau role model agar l

pada anak sejak dini, melalui l l l


dapat mengembangkan sikap toleran. l l

perkataan dan tindakan yang diwakili l l


d. Kemandirian l

oleh orang dewasa, baik guru


l l l
Kemandirian adalah sikap yang l l l

maupun orang tua, harus dilakukan l l


dibutuhkan individu. Kemandirian l

secara terus menerus


l dan l
dapat membantu lseseorang l

menanamkan sikap jujur pada anak l


berkembang atas inisiatifnya sendiri. l l

sejak dini. Hasil dari menanamkan Sikap mandiri seseorang dapat l l

sikap jujur tidaklah singkat, tetapi mengurangi ketergantungannya pada l

membutuhkan proses yang cukup l l l


orang lain. Melalui berbagai aktivitas
l l

panjang untuk menghasilkan anak l l l


anak di rumah dan di PAUD, individu
yang berkepribadian jujur. Oleh l l
harus diajarkan sikap mandiri sejak
karena itu Pendidikan karakter harus l l
dini.
dilakukan sejak usia dini agar Ketika l l l l
Pendidikan karakter harus diajarkan
anak tumbuh menjadi dewasa anak
l l l l
sejak usia dini melalui proses yang sesuai
l l l

akan menjadi generasi yang l l


dengan tingkat perkembangan anak. Hal ini
l l l

berkarakter.
l
menunjukkan bahwa pendidik membutuhkan
b. Kedisiplinan l
kesabaran dan ketelatenan untuk membentuk
Disiplin merupakan salah l satu l
karakter anak didiknya, dan harus didukung l l

perilaku yang penting dan harus l l l


oleh keseimbangan antara parenting di rumah l l l l

dimiliki seseorang jika ingin memiliki l


dan parenting di sekolah. Orang tua adalah l l

kehidupan yang baik. Disiplin akan l l l


pendidik pertama dan utama dari anak karena l l

membantu seseorang untuk mengatur l l


dari merekalah anak-anak mulai mengenyam
l l l

segala sesuatu yang akan dilakukan


l l l
pendidikan. Oleh karena itu, orang tua harus
l l l l

dalam hidupnya. Sikap disiplin l


berhati-hati dalam tindakan dan kata-kata
l l l

seseorang tidak langsung terbentuk, mereka, karena semua yang didengar dan l l l

setiap individu membutuhkan proses


l l l
dilihat akan ditiru oleh anak. Dengan
l l l

untuk menjadi pribadi yang disiplin. l l l


demikian, orang tua dan pendidik berperan
l l l

Disiplin dapat ditanamkan kepada l


penting dalam pembentukan kepribadian dan
l l

anak sejak dini. Pembinaan sikap


l l l
karakter anak.
l l

disiplin tidak hanya bersifat sementara


l l
Pembentukan karakter anak usia dini baik l l l

atau temporer, tetapi pembinaan di


l l
di rumah maupun di lingkungan pendidikan
l l

bidang harus dilakukan secara l l


harus memiliki metode yang jelas dan
l l l l

berkesinambungan sejak dini. Disiplin l l


dilakukan semaksimal mungkin tergantung l

dapat ditanamkan pada anak melalui


l l l
pada tahap perkembangannya. Ini diharapkan
l l
262 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

dapat membantu anak-anak mendapatkan l identifikasi diri, dan memperkaya l l

dan menerima Pendidikan karakter dengan


l l pengalaman batin serta dapat l l

baik. Fadlillah & Khorida (2013, hlm. 166188) digunakan untuk hiburan dan l

mengemukakan beberapa metode l menandai karakter anak. l l

pembelajaran yang dapat diterapkan pendidik


l l l d. Metode karyawisata l l

menyesuaikan dengan perkembangan anak l l Karyawisata atau Kunjungan lapangan l

dan memperkenalkan pembentukan karakter l l sebagai metode pengajaran


l l

sejak dini. Metode tersebut meliputi:


l l memungkinkan anak untuk l

mengamati. Dengan cara ini, anak


l l l

a. Metode Keteladanan l l
mendengar, merasakan, melihat, dan l l

Metode keteladanan atau ilustrasi


l l
melakukan.
l Berkat kunjungan
cara ini dianggap paling ampuh
lapangan, semua indera dapat l l

karena berhasil mempersiapkan dan


diaktifkan. Selain itu, melalui l l

membentuk mental dan moral sosial


karyawisata,
l anak dapat l

anak. Cara ini cocok untuk l


mengembangkan rasa minat dan rasa l l

menanamkan nilai moral dan sosial l l l


ingin tahunya terhadap sesuatu. Hal
l l l

pada anak, seperti menunjukkan


l
ini dimungkinkan karena anak terlibat l l

contoh untuk dilihat seorang anak.


secara langsung dan sungguh- l l

Metode dapat diilustrasikan dalam


sungguh. Pembelajaran di luar
pembelajaran di kelas melalui cerita. l l l
sekolah juga dapat mengajarkan anak l

Metode keteladanan ini dapat l l


untuk disiplin, lmengenal dan l

diterapkan oleh seorang guru atau l l


menghargai alam, menghargai teman, l l l

pendidik yang memberi contoh l l


mengembangkan sikap positif l

kepada seorang anak. l


terhadap lingkungan, dan bekerja l l

b. Metode pembiasaan
sama dengan mereka.
l Melalui l

Cara yang mungkin untuk


karyawisata, juga dapat memunculkan
l l

mengenalkan anak berpikir, bertindak


kreativitas dan keaktifan kegiatan l l

dan bertindak sesuai dengan ajaran


belajar anak-anak.
l l

agama. Cara ini dinilai sangat praktis


Konsisten dengan pendekatan atau metode l l

untuk mendorong perkembangan


ini, menurut Andrianto (2011, hlm. 119), ada
l l l

kepribadian anak usia dini dan


strategi yang harus dilaksanakan untuk
l l l

meningkatkan kebiasaan saat


mengembangkan karakter seperti: l l

melakukan kegiatan di sekolah.


Pembiasaan adalah latihan untuk 1) Penerapan model pembelajaran yang l l

menumbuhkan keterampilan melibatkan partisipasi aktif siswa l l

melakukan dan mengatakan sesuatu khususnya metode dapat l

sehingga seorang anak dapat meningkatkan motivasi siswa karena l l l

menguasainya dengan cara yang semua aspek manusia terlibat secara l l

benar. aktif dengan memberikan materi l l

c. Metode bercerita l l pembelajaran tertentu yang bermakna l l l

Cerita merupakan metode atau


l l l dan relevan. l

sarana untuk menarik perhatian anak. l l 2) Ciptakan lingkungan belajar yang l l

Metode mendongeng merupakan cara


l l l kondusif untuk belajar sehingga anak- l l l

penyampaian materi pembelajaran l l anak dapat belajar secara efektif l l l

melalui cerita yang dapat menarik


l l l dalam suasana yang terasa aman, l l l

perhatian siswa. Keunggulan metode l l saling menghormati, tidak mengancam


mendongeng untuk pendidikan anak l dan memberikan semangat.
l l

usia dini adalah menjalin kontak


l l l 3) Menyelenggarakan pendidikan l

internal. Anak dengan orang tua dan l l l karakter secara jelas, sistematis, dan l l

pendidik, media penyampaian pesan l l berkesinambungan yang meliputi l

kepada anak, pendidikan imajinatif l l aspek knowing the good, loving the
l l l

atau imajinasi anak melatih emosi dan


l l l good, dan acting the good.
l l l

perasaan anak, mendukung proses


l l l
Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini 263
Indri Febriyanti

4) Metode pembelajaran mewujudkan l anak sejak dini dilakukan oleh pendidik/guru


l l l l

keunikan setiap anak, khususnya


l l maupun orang tua, karena orang tua
l

mengadopsi program yang melibatkan l merupakan pendidik utama dalam kehidupan


sembilan dimensi kecerdasan l l anak, pendidik dan orang tua disini berperan
manusia. l sebagai role model bagi anak. Memanfaatkan
5) Menerapkan prinsip-prinsip praktik l l masa keemasan ini sebagai masa pelatihan, l l

yang sesuai dengan perkembangan. p engarahan,


l pendampingan dan l

6) Menjalin hubungan suportif dan peduli pembentukan karakter bagi anak sejak dini. l l l

di dalam kelas dan di seluruh l l l Tujuan pendidikan karakter anak dirancang l l

lingkungan sekolah, yang terpenting l untuk mengajarkan nilai-nilai yang baik agar
l l l l

lingkungan sekolah harus bercirikan l l dapat menjadi kebiasaan di masa dewasa l l l

rasa aman dan saling percaya, saling l l l atau jenjang pendidikan selanjutnya. Anak
l l

menghormati dan peduli terhadap l usia dini adalah waktu yang tepat untuk
l l l l

kebahagiaan orang lain. membangun karakter karena anak tersebut l l

7) Model perilaku positif tidak banyak terkena dampak negatif dari


8) Memberikan kesempatan kepada dunia luar dan lingkungan.
siswa untuk aktif dan bermakna, l l l Ada empat metode dan dua belas
termasuk dalam kehidupan kelas dan l l l strategi yang harus dilaksanakan oleh
sekolah. l pendidik/guru dan orang tua untuk
9) Ajarkan keterampilan sosial dan l l melaksanakan pendidikan karakter bagi anak l l

emosional yang penting. l sejak dini. Pendidikan yang dilaksanakan


l l l

10) Libatkan siswa dalam wacana moral. l l l secara terus menerus akan membentuk
l l

Masalah moral adalah inti dari l l karakter anak hingga beranjak dewasa,
l l l

membesarkan anak untuk menjadi l l karena pembentukan kepribadian anak tidak l l

pribadi yang bermoral. hanya karena gen, tetapi juga dipengaruhi


l l l

11) Membuat tugas pembelajaran l l oleh lingkungan.


l l

bermakna dan relevan. l l

12) Tidak ada yang diabaikan. l l

Pendidikan karakter mengacu pada l l REFERENCES


proses yang harus dilakukan terus menerus l l l

dengan bantuan orang-orang di sekitarnya.


l l
Cahyaningrum, E. S., Sudaryanti, S., & Purwanto,
N. A. (2017). Pengembangan nilai-nilai
Jiwa dengan karakter tidak hanya dipengaruhi
l l l

karakter anak usia dini melalui pembiasaan


oleh gen tetapi juga oleh lingkungan yaitu
l l l l
dan keteladanan. Jurnal Pendidikan Anak,
pendidikan.
l Menurut Andrianto 2011, 6(2), 203-213.
Pendidikan karakter yang dibutuhkan sejak
l l

usia dini bukan hanya sebatas pengetahuan


l l l Darmawan, D., Sasmita, K., Rosmilawati, I., &
dan jenjang pendidikan belaka, melainkan Hidayatullah, H. Pengembangan Pendidikan
pendidikan yang dapat menjangkau ranah Karakter Berbasis Budaya Sekolah-
emosional anak. Komunitas Pada Satuan Pendidikan
Nonformal. In Prosiding Seminar Nasional &
Temu Kolegial Jurusan PLS Se-Indonesia
PENUTUP
(pp. 10-16).
Anak usia dini merupakan masa yang l l l

Darmawan, D., & Rosmilawati, I. (2020).


melandasi kehidupan manusia selanjutnya. l l
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
Masa ini, yang biasa disebut dengan Golden
l l l l
MELALUI KEGIATAN PEMBIASAAN PADA
Age, merupakan masa keemasan anak-anak
l l l
PROGRAM PAKET C DI LEMBAGA PKBM
yaitu masa dimana anak pada usia dini dapat l l l
NEGERI 21 TEBET TIMUR JAKARTA.
dengan mudah meniru dan menyerap
l l l Jurnal Eksistensi Pendidikan Luar Sekolah
berbagai pengetahuan di lingkungannya. l l (E-Plus), 5(1).
Berdasarkan hal tersebut, penting untuk
memberikan pendidikan karakter pada anak l l
Devianti, R., Sari, S. L., & Bangsawan, I. (2020).
Pendidikan Karakter untuk Anak Usia Dini.
usia dini untuk memaksimalkan kemampuan
l l l

Mitra Ash-Shibyan: Jurnal Pendidikan dan


dan potensi anak. pendidikan karakter pada
l l l
264 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Konseling, 3(02), 67-78.

Hadisi, L. (2015). Pendidikan karakter pada anak


usia dini. Al-TA'DIB: Jurnal Kajian Ilmu
Kependidikan, 8(2), 50-69.

Iswantiningtyas, V., & Wulansari, W. (2018).


Pentingnya penilaian pendidikan karakter
anak usia dini. Proceedings of the ICECRS,
1(3), v1i3-1396.

Surya, Y. F. (2017). Penggunaan Model


Pembelajaran Pendidikan Karakter Abad
21\pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi:
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 52-
61.

Widianto, E. (2015). Peran Orangtua Dalam


Meningkatkan Pendidikan Karakter Anak
Usia Dini Dalam Keluarga. Jurnal PG-PAUD
Trunojoyo: Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Anak Usia Dini, 2(1), 31-39.

Yati, P. (2016). Pendidikan karakter anak usia dini


melalui metode pembelajaran field trip.
Lentera, 18(1).
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI


METODE PEMBIASAAN DI SEKOLAH DASAR

K.A. Rahman1*, Novia Khairun Nisa2, dan Muazza3


1,2,3 Universitas
Jambi
Jln. Raya Jambi - Ma. Bulian, Mendalo Indah, Jambi
*ka_rahman@unja.ac,id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan penerapan manajemen pendidikan karakter melalui
metode pembiasaan serta menganalisis faktor pendukung dan faktor penghambat di SDN 028/V Beram Itam
Kanan. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian ini (1)
perencanaan pendidikan karakter melalui metode pembiasaan memiliki beberapa tahapan yaitu, observasi
keadaan sekolah, rapat koordinasi dan memberikan sosialisasi, (2) proses pengorganisasian yaitu dengan
pembagian tugas, menentukan struktur organisasi dan jadwal piket, (3) tahapan pelaksanaan melalui kegiatan
rutin harian, spontan dan kegiatan yang terintegrasi ke dalam kurikulum, (4) adanya proses pengawasan dengan
supervisi dan bersifat langsung, (5) beberapa hambatan dan pendukung dalam implementasi pendidikan karakter
melalui metode pembiasaan yaitu sarana prasarana, tenaga pendidik dan peserta didik itu sendiri.

Kata kunci: Manajemen, Pendidikan Karakter, Pembiasaan.

Abstract
This study aims to describe the implementation of character education management through the habituation
method and analyze the supporting and inhibiting factors in SDN 028 / V Beram Itam Kanan. This research is a
qualitative research. The method used is a case study. The results of this study (1) character education planning
through the habituation method has several stages, namely, observing the state of the school, coordinating
meetings and providing socialization, (2) the organizing process, namely the division of tasks, determining the
organizational structure and picket schedule, (3) the stages of implementation through daily routine activities,
spontaneous and activities that are integrated into the curriculum, (4) there is a supervision process with
supervision and is direct, (5) some obstacles and supporters in the implementation of character education through
the habituation method that is infrastructure, educators and students themselves.

Keywords: Management, character education, habituation.

Kebudayaan (Permendikbud) No. 23 Tahun


PENDAHULUAN 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti atau
Karakter, pada pasal 1 ayat (4) yang berbunyi:
Pendidikan karakter adalah sebuah gagasan Pembiasaan adalah serangkaian kegiatan yang
dari Kementrian Pendidikan Nasional harus dilakukan oleh siswa, guru dan tenaga
(Kemendiknas) yang melibatkan pemerintah kependidikan yang bertujuan untuk
daerah, masyrakat dan/atau orang tua. Sekolah menumbuhkan kebiasaan yang baik dan
sebagai salah satu tempat untuk mewujudkan membentuk generasi berkarakter positif. Pola
karakter seharusnya menjadi tempat yang pembiasaan tersebut dianggap pentingsebagai
nyaman bagi warga sekolah. Dibutuhkan salah satu metode untuk menumbuhkan budi
strategi yang tepat untuk mewujudkan hal pekerti atau karakter.
tersebut. Salah satu strategi yang dianggap
penting yaitu dengan pembiasaan. Karena Dalam praktik pendidikan nasional dewasa ini,
dengan pembiasaan, sikap dan perilaku posiif terdapat distorsi antara cita-cita pendidikan
di sekolah adalah sebuah cerminan dari nilai nasional dengan realitas nasional dengan
Pancasila. Oleh karena itu, pemerintah dengan realitas sosial yang terjadi. Berbagai fenomena
tegas mengatur tentang pentingnya pola nasional menunjukkan gejala-gejala yang
prmbiasaan di sekolah sebagaimana telah mengkhawatirkan terkait dengan karakter
diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan generasi dan elit bangsa. Hal yang lebih
266 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

mengkhawatirkan lagi adalah bahwa anomali pengendalian menjadi suatu rangkaian


karakter bangsa tersebut tidak sedikit yang kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat
terjadi dalam lingkungan pendidikan itu sendiri, mendasar dan menyeluruh dalam proses
bahkan dilakukan oleh pelaku pendidikan. pendayagunaan sumber daya secara efisien
Fenomena yang mengkhawatirkan tersebut disertai penetapan cara pelaksanaan oleh
dapat dilihat dengan kasat mata. Diantaranya, seluruh jajaran dalam suatu organisasi untuk
peserta didik kurang mempunyai rasa hormat mencapai tujuan organisasi.
terhadap guru. Fenomena selanjutnya yaitu
hilangnya kebangsaaan. Kebanggaan Pendidikan karakter adalah gerakan nasional
terhadap kebangsaan ini tidak sedikit yang menciptakan sekolah yang membina etika,
mengalami pergeseran sehingga beralih pada bertanggung jawab dan merawat orang-orang
kebanggaan pada bangsa lain. Hal ini dapat muda dengan pemodelan dan mengajarkan
dilihat pada makin banyaknya peserta didik karakter baik melalui penekanan pada
yang lebih suka menggunakan produk luar universal, nilai yang kita semua yakini
negeri dibandingkan produk dalam negeri. (Damayanti, 2014). Menurut Helmawati (2017)
Dewasa ini, rasa kebangsaan dalam diri anak tujuan dari pendidikan karakter adalah untuk
bangsa banyak yang tergerus oleh pengaruh menyempurnakan akhlak. Tujuan dari
perubahan pola kehidupan. Sebagai contoh, pendidikan karakter adalah untuk menjadikan
saat memperingati hari jadi Kabupaten Tanjung manusia seutuhnya; manusia yang beradab
Jabung Barat, sebagian besar siswa tidak dan bermatabat. Dengan peneladanan,
mengetahui lagu daerah dari Tanjung Jabung pembiasaan serta motivasi dan pengawasan
Barat. akhlak akan terbentuk dengan baik.

Salah satu cara untuk membangun karakter Menurut Foerster dalam Muslich (2011),
bangsa indonesia yaitu melalui pembiasaan. pencetus dan pedagog Jerman, terdapat empat
Pembiasaan menurut Mulyasa (2012) adalah ciri dasar dalam pendidikn karakter. Pertama,
“sesuatu yang dilakukan secara rutin dan terus keteraturan interior dimana setiap tindakan
menerus agar menjadi kebiasaan”. diukur berdasar hierarki nilai. Nilai menjadi
Pembiasaan (habituation) merupakan proses pedoman normative setiap tindakan. Kedua,
pembentukan sikap dan perilaku yang relative koherensi yang memberikan
menetap dan bersifat otomatis melalui proses keberanian,membuat seseorang teguh pada
pembelajaran (Faturrohman, 2018). prinsip, tidak mudah terombang-ambing pada
Pembiasaan merupakan suatu keadaan situasi baru atau takut resiko. Koherensi
dimana seseorang mengaplikasikan perilaku- merupakan dasar yang membangun rasa
perilaku yang belum pernah atau jarang percaya satu sama lain. Ketiga, otonomi. Disitu
dilaksanakan menjadi sering dilaksanakan seseorang menginternalisasikan aturan dari
hingga pada akhirnya menjadi kebiasaan luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadi. Ini
(Helmawati, 2017). Pembiasaan yang dapat dilihat lewat penilaian atas keputusan
dilakukan di SDN 028/V Beram Itam Kanan pribadi tanpa terpengaruh atau desakan pihak
tentu telah melalui perencanaan yang matang, lain. Keempat, keteguhan merupakan daya
pengorganisasian yang tepat, serta tahan seseorang guna menginingi apa yang
pelaksanaan yang dilakukan secara terus dipandang baik dan kesetiaan merupakan
menerus dan pengawasan yang dilakukan dari dasar bagi penghormatan atas komitmen yang
berbagai pihak demi menjaga komitmen yang dipilih.
telah dibuat sejak dulu. Dengan kata lain, SDN
Penelitian yang dilakukan oleh Maisaro,
028/V Beram Itam Kanan telah menggunakan
Wiyono, Arifin (2018) yang berjudul
manajemen pendidikan karakter dengan
“Manajemen Program Penguatan Pendidikan
metode pembiasaan.
Karakter Di Sekolah Dasar”. Hasil dari
Menurut Rohmah dan Fanani (2017) penelitian ini adalah (1) perencanaan program
menjelaskan bahwa konsep manajemen penguatan pendidikan karakter memiliki
adalah menjalankan fungsi perencanaan, beberapa tahapan, yaitu observasi, rapat
pengorganisasian, penggerakan dan koordinasi, menyusun program kerja,
Implementasi Manajemen Pendidikan Karakter Melalui Metode Pembiasaan Di 267
Sekolah Dasar
K.A. Rahman1*, Novia Khairun Nisa2, dan Muazza3

pelaksanaan program, pengawasan, serta METODE PENELITIAN


evaluasi, (2) kepala sekolah dibantu oleh tim
pengembang sekolah dan koordinator sekolah, Penelitian ini kualitatif dengan pendekatan studi
(3) pelaksanaan program melalui empat tahap kasus. Penelitian ini dilaksanakan di SDN
kegiatan, yaitu pengintegrasian, 028/V Beram Itam Kanan. Teknik pengumpulan
pembudayaan, keteladanan, dan kerjasama data yang digunakan berupa wawancara,
dengan orang tua, (4) proses pengawasan dokumen, dan data demografik peserta
program bersifat langsung, (5) evaluasi penelitian. Tahapan analisis data
program melalui empat tahapan yaitu menggunakan tiga langkah yaitu: Manajemen
menyusun rencana evaluasi, mengawasi, data, pengkodean dan pembuatan tema, dan
mengolah data, dan rapat perbaikan. penyajian hasil.

Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional Pada penelitian studi kasus ini peneliti memilih
(2007) menyebut habituasi sebagai menggunakan stretegi sampling Maximum
pembiasaan yang artinya “merupakan proses Variation dan Criterion, dimana peneliti memilih
pembentukan sikap dan perilaku yang relatif sample berdasarkan karakteristik yang
menetap dan bersifat otomatis melalui proses ditentukan oleh peneliti yang dapat membantu
pembelajaran yang berulang-ulang”. menjawab pertanyaan penelitian dan
Lanjutannya bahwa sikap atau perilaku yang menentukan sample berdasarkan orang yang
menjadi kebiasaan mempunyai ciri-ciri sebagai paling banyak mengetahui informasi tentang
berikut: (a) Perilaku tersebut relatif menetap. kasus tersebut. Peneliti memilih kepala
(b) Pembiasaan umumnya tidak memperlukan sekolah, kemudian guru yang berjumlah empat
fungsi berpikir yang cukup tinggi. (c) Kebiasaan orang. Partisipan dipilih yang bertanggung
bukan sebaga hasil dari proses kematangan, jawab dalam Manajemen Pendidikan Karakter
tetapi sebagai akibat atau hasil pengalaman melalui kegiatan pembiasaan, karena dianggap
atau belajar. mampu menjawab pertanyaan penelitian yang
diuraikan dalam penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif. Menurut Creswell (2014) penelitian Tabel 1.1 Jumlah Responden
kualitatif merupakan metode-metode untuk
mengeksplorasi dan memahami makna yang - Partisipan Jabatan Jenis
oleh sejumlah individu atau sekelompok orang- Kelamin
dianggap berasal dari masalah sosial atau
kemanusiaan. Penelitian ini bertujuan untuk Partisipan 1 Kepala sekolah Perempuan
mendapatkan gambaran tentang Implementasi
Partisipan 2 Guru 1 Perempuan
Manajemen Pendidikan Karakter peserta didik
melalui metode pembiasaan di SDN 028/V Partisipan 3 Guru 2 Perempuan
Beram Itam Kanan. Data yang akan
dikumpulkan adalah tentang perencanaan, Partisipan 4 Guru 3 Laki-laki
pengorganisasian, pelaksanaan, pengontrolan
atau pengawasan. Dengan demikian, penelitian Partisipan 5 Guru 4 Perempuan
ini lebih sesuai menggunakan metode
penelitian kualitatif pendekatan studi kasus
dengan latar belakang untuk mendapatkan
Secara umum dalam penelitian kualitatif,
pemahaman dan penafsiran yang mendalam
langkah-langkah pengumpulan data meliputi
mengenai makna, fakta yang menyeluruh
usaha membatasi penelitian, mengumpulkan
tentang manajemen pendidikan karakter
informasi melalui observasi dan wawancara,
peserta didik.
baik yang terstruktur maupun tidak,
dokumentasi, materi-materi visual, serta usaha
merancang protokol untuk merekam/mencatat
informasi dan juga menggunakan demografik
268 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

angket peserta penelitian untuk mendata latar sekolah. Pertama kepala sekolah bertindak
belakang mereka (Creswell, 2014). sebagai pengawas atau pengontrol jalannya
proses perencanaan tersebut, kedua guru-guru
HASIL DAN PEMBAHASAN di dini sebagai pembimbing, pengarah dan
pengontrol jalannya suatu kegiatan
Perencanaan pembiasaan yang menumbuhkan nilai-nilai
karakter peserta didik, dan ketiga, orangtua
Perencanaan yang baik dan komitmen sangat berperan dalam langsung untuk
menjalankan dengan serius akan menumbuhkan nilai-nilai karakter Hoyle (2010).
menghasilkan sesuatu yang baik (Kurniadin &
Machali, 2016). Perencanaan dalam konteks Langkah perencanaan di SDN 028/V Beram
pendidikan menunjukkan bahwa sebuah Itam Kanan manajemen pendidikan karakter
perencanaan yang baik akan menghasilkan melalui metode pembiasaan yaitu mengadakan
sesuatu yang baik pula. Melalui perencanaan observasi lapangan keadaan sekolah terlebih
inilah akan dianalisis kemungkinan- dahulu yang meliputi keadaan sekolah, sarana
kemungkinan yang akan terjadi di masa yang prasarana sekolah, ketersediaan peserta didik
akan datang dan kemudian dipersiapkan dan kependidikan, dan keadaan perilaku
strategi menghadapinya. Hal ini sejalan dengan peserta didik di sekolah. Kemudian tahapan
apa yang disampaikan Zubaedi (2011) kedua mengadakan rapat koordinasi kepala
Pendidikan karakter dimaknai sebagai sekolah sebagai pemimpin dalam musyawarah
pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai dengan guru, dengan cara menentukan
dan karakter peserta didik sehingga mereka program kerja apa yang dilakukan dalam
memiliki nilai dan karakter sebagai karakter rangka pembentukan karakter peserta didik.
dirinya, menciptakan nilai-nilai tersebut dalam Pada tahapan ketiga memberikan sosialisasi
kehidupan dirinya dengan demikian pendidikan dan diskusi juga dengan komite sekolah.
karakter adalah upaya yang dilakukan yang Kemudian komite sekolah yang
mampu mempengaruhi karakter peserta didik. menyampaikan kepada komite kelas melalui
rapat bulanan. Hal itu dilakukan, agar kegiatan
Untuk menumbuhkan karakter peserta didik, pembiasaan dalam rangka membentuk
perlu adanya pembiasaan dalam proses karakter peserta didik kedepannya dapat
pembiasaan dalam proses pembentukan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan
karakter peserta didik, memberikan yang telah ditentukan.
pengetahuan yang baik untuk peserta didik,
koordinasi antara orangtua dan peserta didik. Hasil penelitian ini berhubungan dengan
Pelaksanaan adalah tindakan untuk penelitian model pendidikan karakter yang
mengusahakan agar semua anggota kelompok sudah pernah dilakukan dengan Judul
mau dan berusaha sekuat tenaga untuk “Manajemen Pendidikan Karakter” Kumendong
mencapai tujuan para anggota yang (2012). Dari penelitian tersebut, disimpulkan,
menyebabkan para anggota mau untuk pertama, perencanaan pendidikan karakter di
mencapai tujuan-tujuan tersebut (Terry, 1991, SMA Lokon St. Nikolus Tumohon dibuat oleh
dikutip dalam Kurniadin & Machali, 2016). masing-masing unit dan sub unit yang ada di
lembaga pendidikan Lokon dan kemudian
Melalui proses perencanaan yang bertujuan dirumuskan bersama dalam rapat koordinasi
untuk mengelola organisasi dengan efektif dan antarunit, yakni sekolah, asrama dan yayasan.
efisien. Terkait temuan dari penelitian ini, Perencanaan
secara umum perencanaan pendidikan
karakter peserta didik, perencanaan Perencanaan yang baik dan komitmen
merupakan keseluruhan proses pemikiran. menjalankan dengan serius akan
Adapun proses perencanaan dalam menghasilkan sesuatu yang baik (Kurniadin &
mengembangkan pendidikan karakter di Machali, 2016). Perencanaan dalam konteks
sekolah, di dalam proses perencanaan dimulai pendidikan menunjukkan bahwa sebuah
dari kepala sekolah, guru, serta orangtua perencanaan yang baik akan menghasilkan
adanya proses kegiatan-kegiatan yang ada di sesuatu yang baik pula. Melalui perencanaan
Implementasi Manajemen Pendidikan Karakter Melalui Metode Pembiasaan Di 269
Sekolah Dasar
K.A. Rahman1*, Novia Khairun Nisa2, dan Muazza3

inilah akan dianalisis kemungkinan- observasi lapangan keadaan sekolah terlebih


kemungkinan yang akan terjadi di masa yang dahulu yang meliputi keadaan sekolah, sarana
akan datang dan kemudian dipersiapkan prasarana sekolah, ketersediaan peserta didik
strategi menghadapinya. Hal ini sejalan dengan dan kependidikan, dan keadaan perilaku
apa yang disampaikan Zubaedi (2011) peserta didik di sekolah. Kemudian tahapan
Pendidikan karakter dimaknai sebagai kedua mengadakan rapat koordinasi kepala
pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai sekolah sebagai pemimpin dalam musyawarah
dan karakter peserta didik sehingga mereka dengan guru, dengan cara menentukan
memiliki nilai dan karakter sebagai karakter program kerja apa yang dilakukan dalam
dirinya, menciptakan nilai-nilai tersebut dalam rangka pembentukan karakter peserta didik.
kehidupan dirinya dengan demikian pendidikan Pada tahapan ketiga memberikan sosialisasi
karakter adalah upaya yang dilakukan yang dan diskusi juga dengan komite sekolah.
mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Kemudian komite sekolah yang
menyampaikan kepada komite kelas melalui
Untuk menumbuhkan karakter peserta didik, rapat bulanan. Hal itu dilakukan, agar kegiatan
perlu adanya pembiasaan dalam proses pembiasaan dalam rangka membentuk
pembiasaan dalam proses pembentukan karakter peserta didik kedepannya dapat
karakter peserta didik, memberikan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan
pengetahuan yang baik untuk peserta didik, yang telah ditentukan.
koordinasi antara orangtua dan peserta didik.
Pelaksanaan adalah tindakan untuk Hasil penelitian ini berhubungan
mengusahakan agar semua anggota kelompok dengan penelitian model pendidikan karakter
mau dan berusaha sekuat tenaga untuk yang sudah pernah dilakukan dengan Judul
mencapai tujuan para anggota yang “Manajemen Pendidikan Karakter” Kumendong
menyebabkan para anggota mau untuk (2012). Dari penelitian tersebut, disimpulkan,
mencapai tujuan-tujuan tersebut (Terry, 1991, pertama, perencanaan pendidikan karakter di
dikutip dalam Kurniadin & Machali, 2016). SMA Lokon St. Nikolus Tumohon dibuat oleh
masing-masing unit dan sub unit yang ada di
Melalui proses perencanaan yang bertujuan lembaga pendidikan Lokon dan kemudian
untuk mengelola organisasi dengan efektif dan dirumuskan bersama dalam rapat koordinasi
efisien. Terkait temuan dari penelitian ini, antarunit, yakni sekolah, asrama dan yayasan.
secara umum perencanaan pendidikan
karakter peserta didik, perencanaan
merupakan keseluruhan proses pemikiran. Pelaksanaan
Adapun proses perencanaan dalam
mengembangkan pendidikan karakter di Adapun proses pelaksanaan dalam
sekolah, di dalam proses perencanaan dimulai implementasi pendidikan karakter melalui
dari kepala sekolah, guru, serta orangtua metode pembiasaan di SDN 028/V Beram Itam
adanya proses kegiatan-kegiatan yang ada di Kanan yaitu melaksanakan kegiatan rutin
sekolah. Pertama kepala sekolah bertindak harian yang dilaksanakan setiap hari efektif
sebagai pengawas atau pengontrol jalannya Senin-Sabtu. Kegiatan rutin hari Senin yaitu
proses perencanaan tersebut, kedua guru-guru Upacara Bendera. Kegiatan ini untuk
di dini sebagai pembimbing, pengarah dan menumbuh kembangkan peserta didik terkait
pengontrol jalannya suatu kegiatan dengan nasionalisme atau cinta tanah air.
pembiasaan yang menumbuhkan nilai-nilai Selasa, pembacaan puisi dan sholawat.
karakter peserta didik, dan ketiga, orangtua Kegiatan rutinitas seperti ini untuk
sangat berperan dalam langsung untuk membiasakan siswa agar tumbuh rasa percaya
menumbuhkan nilai-nilai karakter Hoyle (2010). diri untuk tampil di depan orang banyak. Rabu,
menyanyikan lagu wajib nasional ataupun
Langkah perencanaan di SDN 028/V Beram menyanyikan lagu daerah. Kegiatan
Itam Kanan manajemen pendidikan karakter pembiasaan ini juga berkaitan dengan
melalui metode pembiasaan yaitu mengadakan nasionalisme siswa. Dengan membiasakan
270 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

peserta didik untuk menyanyikan lagu wajib dukungan dari lapisan masyarakat termasuk
nasional, peserta didik dapat mengetahui dan pemerintah daerah. Hal inilah yang mulai
menjaga budaya daerah yang ada di Indonesia. menggalakkan PPK secara bertahap oleh
kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pelaksanaan pembiasaan hari Kamis, yaitu untuk diterapkan dan dilaksanakan pada
pembacaan surah pendek ataupun ayat peserta didik. Penguatan pendidikan karakter
pendek. Kegiatan pembiasaan ini akan merupakan proses pembentukan, transformasi
menumbuh kembangkan rasa cinta terhadap dan pengembangan potensi peserta didik di
agamanya. Karena, semua warga sekolah SDN seluruh Indonesia agar senantiasa berpikiran
028/V Beram Itam Kanan beragama Islam. baik, berhati baik, dan berperilaku baik dengan
Selain kegiatan pembiasaan di hari Kamis, menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang
kegiatan di Hari Jumat juga berkaitan dengan menciptakan rasa religius, nasionalis, mandiri,
kerohanian karena kegiatan di hari Jumat yaitu gotong royong dan integritas pada peserta
yasinan bersama warga sekolah. Kegiatan didik. Berdasarkan hal tersebut, SDN 028/V
pembiasaan hari Sabtu yaitu Senam yang Beram Itam Kanan mengimplementasikan
dilanjutkan dengan pemeriksaan kuku dan pendidikan karakter terhadap peserta didik
rambut peserta didik, dalam hal ini akan dengan metode pembiasaan. Sejalan dengan
menumbuhkan pola hidup bersih dan sehat program pemerintah tersebut, SDN 028/V
peserta didik. Beram Itam Kanan membentuk kegiatan
pembiasaan untuk meningkatkan rasa religius,
Selain kegiatan rutinitas harian, kegiatan
nasionalis, mandiri, gotong royong dan
pembiasaan mingguan juga dilaksanakan di
integritas pada peserta didik.
SDN 028/V Beram Itam Kanan yaitu kegiataan
ekstrakulikuler Pramuka. Dengan kegiatan Pelaksanaan pembiasaan yang berkaitan
pembiasaan ini, akan menumbuhkan tanggung dengan religius peserta didik di SDN 028/V
jawab peserta didik terhadap tugas-tugasnya. Beram Itam Kanan, yaitu pembacaan surah
Selain itu juga membiasakan peserta didik pendek, ayat pendek, sholawat dan Yasinan
untuk meningkatkan disiplin terhadap bersama. Pelaksanaan pembiasaan berkaitan
kegiatannya sehari-hari. Kegiatan pembiasaan dengan religius, dilaksanakan pada hari Kamis
bulanan yang dilaksanakan di SDN 028/V dan Jumat. Hari Kamis pembacaan surah
Beram Itam Kanan yaitu berupa Jumat Bersih. pendek dan sholawat yang dilaksanakan oleh 2
Kegiatan ini dilakukan di minggu pertama atau orang perwakilan dari masing-masing kelas IV,
minggu kedua setiap bulannya. Kegiatan ini V dan VI sebagai petugas membacakan surat
dilaksanakan oleh semua warga sekolah pendek dan 2 orang orang perwakilan dari
dengan cara bergotong royong. Hal ini dapat masing-masing kelas I, II dan III membacakan
meningkatkan rasa kebersamaan peserta didik sholawat. Selain itu, hari Jumat juga berkaitan
untuk menyelesaikan permasalahan secara dengan menumbuhkan jiwa religius peserta
bergotong royong. Hal ini sejalan dengan didik maupun guru karena kegiatan pada Hari
penelitian yang dilakukan oleh Hanafi (2015) Jumat yaitu Yasinan bersama antara guru dan
bahwa pelaksanaan manajemen pendidikan peserta didik. Kegiatan pembiasaan ini tentu
karakter siswa telah berjalan dengan baik dapat meningkatkan jiwa religius peserta didik
melalui kegiatan pengorganisasian semua terhadap agama, khususnya agama Islam.
unsur pelaksana kegiatan, pengarahan pada
semua warga sekolah dan tindakan yang Hal ini sejalan dengan yang dituangkan oleh
berfokus pada penerapan nilai-nilai karakter Sriwulujeng (2017) bahwa religius merupakan
peserta didik. sikap patuh melaksanakan ajaran agama yang
dianut, toleran terhadap penganut agama lain
Penguatan pendidikan karakter (PPK) dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
bukanlah program baru pemerintah. Program Pelaksanaan pembiasaan yang berkaitan
ini sudah menjadi gerakan yang diterapkan dengan karakter nasionalis yang dilaksanakan
pada berbagai lini lembaga pendidikan. Mulai di SDN 028/V Beram Itam Kanan, yaitu
dari TK, SD, SMP dan SMA. Program kegiatan Upacara Bendera yang dilaksanakan
pendidikan karakter secara intensif mendapat setiap hari Senin. Sebagai petugas upacara
Implementasi Manajemen Pendidikan Karakter Melalui Metode Pembiasaan Di 271
Sekolah Dasar
K.A. Rahman1*, Novia Khairun Nisa2, dan Muazza3

bendera dilaksanakan secara bergantian oleh bersih yang dilaksanakan di hari Jumat setiap
kelas IV, V dan VI. Selain itu, kegiatan yang bulannya pada minggu pertama atau minggu
dapat meningkatkan nasionalis peserta didik kedua. Disesuaikan dengan situasi dan kondisi
dilaksanakan pada hari Rabu yaitu di sekolah.
menyanyikan lagu wajib nasional ataupun lagu
daerah. Petugasnya yaitu perwakilan masing- Berdasarkan hal tersebut, sejalan dengan yang
masing kelas tinggi sebanyak 2 orang. dikatakan oleh Sriwilujeng (2017) gotong
royong mencerminkan tindakan menghargai
Berdasarkan hal tersebut, sejalan dengan yang semangat kerjasama dan bahu-membahu
dikatakan oleh Sriwilujeng (2017) nasionalis menyelesaikan masalah bersama, senang
merupakan sikap yang menunjukkan bergaul dan bersahabat dengan orang lain
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan serta memberi bantuan pada mereka yang
terhadap bahasa; lingkungan fisik, sosial, miskin, tersingkir, dan membutuhkan
budaya dan politik bangsa; serta menempatkan pertolongan.
kepentingan bangsa di atas kepentingan diri
dan kelompok. Pelaksanaan pembiasaan yang berkaitan
dengan karakter integritas yang dilaksanakan
Pelaksanaan pembiasaan yang berkaitan di SDN 028/V Beram Itam Kanan, salah
dengan karakter mandiri yang dilaksanakan di satunya menanamkan kedisiplinan pada
SDN 028/V Beram Itam Kanan, yaitu pada hari peserta didik. Hal ini dapat dilihat pada jam
Selasa menampilkan puisi yang telah dibuat masuk sekolah. Tepat pada pukul 07.00
atau dicari oleh peserta didik secara mandiri di peserta didik wajib berada di sekolah dan pintu
rumah. Selain itu, kegiatan pembiasaan lainnya gerbang akan ditutup. Bagi peserta didik yang
yaitu membiasakan peserta didik untuk terlambat masuk, mereka akan menunggu
melaksanakan tugas piket kelas. Secara diluar gerbang dan masuk setelah pembiasaan
mandiri, siswa yang mendapat giliran piket, selesai. Untuk memberikan efek jera kepada
mereka akan melaksanakan tugasnya peserta didik, biasanya peserta didik akan
membersihkan kelas. Peserta didik disini setiap diberi hukuman yang mendidik, seperti
paginya juga dibiasakan oleh guru menyiram tanaman, memungut sampah, atau
pembimbingnya untuk selalu memungut disesuaikan dengan kondisi dan situasi di
sampah-sampah di lingkungan sekolah. sekolah. Dengan hukuman ini, peserta didik
Karena ini sudah menjadi kebiasaan dan pun melaksanakan perintah guru dengan
budaya sekolah ini. Secara tidak langsung, hal penuh tanggung jawab.
ini juga mengajarkan siswa tentang
kemandirian. Dengan kegiatan pembiasaan yang berkaitan
dengan meningkatkan integritas tersebut, SDN
Berdasarkan kegiatan pembiasaan di atas, 028/V Beram Itam Kanan mendapat bintang 1
sejalan dengan yang dikatakan oleh Sriwilujeng kantin sehat. Pada tahun 2014 juga menjadi
(2017) mandiri merupakan sikap tidak perwakilan Lomba Sekolah Sehat (LSS) dari
bergantung pada orang lain, tenaga, pikiran, Tanjung Jabung Barat.
waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi
dan cita-cita. Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran Merespons sejumlah kelemahan
Pelaksanaan pembiasaan yang berkaitan dalam pelaksanaan pendidikan akhlak dan budi
dengan karakter gotong royong yang pekerti (pendidikan karakter), terutama melalui
dilaksanakan di SDN 028/V Beram Itam Kanan dua mata pelajaran Pendidikan Agama dan
dilakukan setiap hari efektif. Peserta didik Pendidikan Kewarganegaraan, telah
secara bersama-sama setiap pagi memungut diupayakan inovasi pendidikan karakter.
sampah kemudian membuangnya ke tempat Inovasi tersebut adalah:
pembuangan sampah yang telah disediakan.
Selain itu, gotong royong disini juga dilakukan 1. Pendidikan karakter dilakukan secara
setiap bulannya, yang disebut dengan Jum’at terintegrasi ke dalam semua mata
272 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

pelajaran. Integrasi yang dimaksud meliputi pelajaran.


pemuatan nilai nilai ke dalam substansi
pada semua mata pelajaran dan Pengawasan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
memfasilitasi dipraktikkannya nilai-nilai Pengawasan (Controlling) adalah bagian
dalam setiap aktivitas di dalam dan di luar terakhir dari fungsi manajemen. Menurut
kelas untuk semua mata pelajaran. Stoner dan Winkel pengawasan berarti para
2. Pendidikan karakter juga diintegrasikan ke manajer berusaha untuk meyakinkan bahwa
dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan organisasi bergerak dalam arah atau jalur
peserta didik. tujuan. Apabila salah satu bagian dalam
3. Selain itu, pendidikan karakter organisasi menuju jalan yang salah, para
dilaksanakan melalui kegiatan pengelolaan manajer berusaha untuk mencari sebabnya
semua urusan di sekolah yang melibatkan kemudian mengarahkan kembali ke jalur yang
semua warga sekolah (Dit. PSMP benar (Rohmah & Fanani, 2017). Dalam
Kemdiknas, 2010). pengawasan ini ada usaha pengendalian yang
dilaksanakan oleh pimpinan organisasi dengan
Dari ketiga bentuk inovasi di atas yang paling standar pengukuran tertentu untuk
penting dan langsung bersentuhan dengan mengevaluasi seberapa besar tingkat
aktivitas pembelajaran sehari-hari adalah keberhasilan yang dicapai oleh suatu
pengintegrasian pendidikan karakter dalam organisasi dan untuk memperoleh berbagai
proses pembelajaran. informasi secara berkala, berkesinambungan
dan menyeluruh tentang proses dan hasil
Pengintegrasian pendidikan karakter melalui
pertumbuhan serta perkembangan karakter
proses pembelajaran semua mata pelajaran di
yang dicapai peserta didik, tujuan penilaian
sekolah sekarang menjadi salah satu model
dilakukan untuk mengukur seberapa jauh nilai-
yang banyak diterapkan. Model ini ditempuh
nilai yang dirumuskan sebagai standar minimal
dengan paradigma bahwa semua guru adalah
yang telah dikembangkan dan ditanamkan di
pendidik karakter (character educator). Semua
sekolah serta dihayati dan diterapkan dan
mata pelajaran juga disasumsikan memiliki misi
dipertahankan oleh peserta didik dalam
dalam membentuk karakter mulia para peserta
kehidupan sehari-hari.
didik (Mulyasa, 2011)

Di samping model ini, ada juga model Pengawasan yang dilaksanakan di SDN 028/V
lain dalam pendidikan karakter di sekolah, Beram Itam Kanan yaitu kepala sekolah
seperti model subject matter dalam bentuk mengontrol guru piket yang mendapat tugas
mata pelajaran sendiri, yakni menjadikan piket pada hari tersebut. Selain itu Kepala
pendidikan karakter sebagai mata pelajatan Sekolah juga melakukan supervisi dengan
tersendiri sehingga memerlukan adanya mengontrol kebersihan setiap kelas. Kemudian
rumusan tersendiri mengenai standar isi, hasil pengawasan ini selalu di bahas di rapat
standar kompetensi dan kompetensi dasar, rutin bulanan antara kepala sekolah dan majelis
silabus, RPP, bahan ajar, strategi guru agar kegiatan pembiasaan ini dapat selalu
pembelajaran, dan penilaiannya di sekolah. di tingkatkan. Selain pengawasan dari kepala
Model ini tidaklah gampang dan akan sekolah dan guru, pengawasan juga dilakukan
menambah beban peserta didik yang sudah oleh pihak luar, seperti Puskesmas dan Dinas
diberi sekian banyak mata pelajaran. Karena Kesehatan yang selalu mengontrol kebersihan
itulah, model integrasi pendidikan karakter di lingkungan sekolah.Hal ini sejalan dengan
dalam mata pelajaran dinilai lebih efektif dan penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2018),
efisien dibanding dengan model subject pengawasan pendidikan karakter di SMP Islam
matter.Integrasi pendidikan karakter di dalam Andalusia, diantaranya: Pengawasan
proses pembelajaran di sekolah dilaksanakan pelaksanaan pendidikan karakter melibatkan
mulai dari tahap perencanaan, semua komponen sekolah. Pengawasan
pengorganisasian, pelaksanaan, hingga dilakukan dalam pengamatan perilaku siswa
pengawasan pembelajaran pada semua mata dalam keseharian di sekolah, baik kegiatan
belajar di kelas, di sekolah maupun kegiatan
Implementasi Manajemen Pendidikan Karakter Melalui Metode Pembiasaan Di 273
Sekolah Dasar
K.A. Rahman1*, Novia Khairun Nisa2, dan Muazza3

ekstrakurikuler di luar sekolah. Serta pembiasaan secara maksimal. Karena masih


bekerjasama dengan guru, wali kelas, guru BK ditemukan peserta didik ketika membaca
untuk memantau perkembangan karakter sholawat bersama, dan saat yasinan peserta
siswa. didik tidak serius dan gaduh saat pelaksanaan
pembiasaan. Selain itu, sarana dan prasarana
Penelitian merupakan suatu usaha untuk yang kurang memadai yang dapat
memperoleh berbagai macam informasi menghambat pelaksanaan pembiasaan di
tentang berbagai macam proses pembiasaan sekolah ini yaitu adanya musholla yang belum
dalam pembentukan karakter peserta didik di bisa digunakan secara maksimal pada saat
SDN 028/V Beram Itam Kanan. Dengan kegiatan keagamaan. Karena, kondisi musholla
adanya proses pengawasan yang dilakukan di tidak sesuai dengan jumlah peserta didik.
SDN 028/V Beram Itam Kanan, maka dapat
diketahui beberapa faktor pendukung dan Sedangkan faktor pendukung pelaksanaan
penghambat dalam pelaksanaannya. Dalam kegiatan pembiasaan di SDN 028/V Beram
hal ini manajemen pendidikan karakter dengan Itam Kanan yaitu adanya sarana dan prasarana
metode pembiasaan di sekolah melibatkan yang cukup memadai. Contohnya tersedianya
semua warga sekolah dan semuanya bekerja lapangan yang cukup dengan jumlah peserta
sama dalam melaksanakan kegiatan didik untuk pelaksanaan kegiatan pembiasaan,
pembiasaan. Guru dan Kepala Sekolah tersedianya listrik dan pengeras suara yang
melakukan kegiatan secara bersama-sama cukup memadai untuk pelaksanaan
dalam melaksanakan melaksanakan kegiatan- pembiasaan. Selain itu, guru yang kreatif juga
kegiatan yang sudah direncanakan menjadi faktor pendukung pada pelaksanaan
sebelumnya. pembiasaan. Karena guru yang kreatif akan
membuat pembiasaan menjadi lebih menarik
Terdapat beberapa faktor penghambat dan setiap harinya bagi peserta didik.
faktor pendukung dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter Hal ini sejalan dengan penelitian yang
melalui metode pembiasaan di SDN 028/V dilakukan oleh Harahap (2019) yang berjudul
Beram Itam Kanan. Faktor penghambat “Manajemen Program Penguatan Pendidikan
pembiasaan yaitu sarana yang tidak memadai Karakter di SDN 47 Kota Jambi” bahwa yang
untuk melaksanakan pembiasaan. Jika terjadi menjadi faktor penghambatnya yaitu
pemadaman listrik, pengeras suara tidak dapat prasarananya yaitu kurang luasnya musholla
digunakan, sehingga penampilan peserta didik yang ada ketika melaksanakan sholat dzuhur
tidak maksimal karena pengeras suara tidak berjamaah disekolah, dan kurangnya
dapat digunakan. Kurang sadarnya peserta pembiayaan dalam pelaksanaan PPK melalui
didik akan pentingnya pembiasaan dan masih kegiatan ekstrakulikuler, yang hanya sebagian
adanya sebagian orang tua yang kurang kegiatan ekstrakulikuler saja yang ditanggung
memberikan perhatian kepada anaknya oleh pemerintah melalui dana BOS. Serta
mengenai pentingnya pembiasaan yang dapat sulitnya mengendalikan siswa pada saat
membentuk karakter anak menjadi lebih baik kegiatan PPK pada pagi hari.
lagi. Selain itu cuaca yang tidak bagus, juga
dapat menghambat pelaksanaan pembiasaan. KESIMPULAN
Hal tersebut sejalan dengan Pengawasan yang
masih kurang dari guru kepada peserta didik Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1)
yang tidak mengikuti pembiasaan secara perencanaan pendidikan karakter melalui
maksimal. Karena masih ditemukan peserta metode pembiasaan memiliki beberapa
didik ketika membaca sholawat bersama, dan tahapan yaitu, observasi keadaan sekolah,
saat yasinan peserta didik tidak serius dan rapat koordinasi dan memberikan sosialisasi,
gaduh saat pelaksanaan pembiasaan. (2) proses pengorganisasian yaitu dengan
pembagian tugas, menentukan struktur
Pengawasan yang masih kurang dari guru organisasi dan jadwal piket, (3) tahapan
kepada peserta didik yang tidak mengikuti pelaksanaan melalui kegiatan rutin harian,
274 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

spontan dan kegiatan yang terintegrasi ke Jakarta: Bumi Aksara


dalam kurikulum, (4) adanya proses
Muslich, M. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab
pengawasan dengan supervisi dan bersifat
Tantangan Krisis Multidimensional.
langsung, (5) beberapa hambatan dan
Jakarta:PT Bumi Aksara.
pendukung dalam implementasi pendidikan
karakter melalui metode pembiasaan yaitu Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87
sarana prasarana, tenaga pendidik dan peserta Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
didik itu sendiri. Karakter. Program Penguatan Pendidikan
Karakter. (Online), (http://setkab.go.id/wp-
REFERENCES content/uploads/2017/09/Perpres_
Nomor_87_Tahun_2017.pdf), diakses 25
Creswell, John W. (2019). Research Design. Januari 2018.
Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif dan
Campuran. Edisi keempat. SAGE Rohmah, N., Fanani, Z. (2017). Pengantar
Publication: Inc. Manajemen Pendidikan: Konsep dan Aplikasi
Fungsi Manajemen Pendidikan Perspektif
Damayanti, Deni. (2014). Panduan Implementasi Islam. Malang: Madani.
Karakter di Sekolah. Jogjakarta: Araska.
Sriwilujeng, D. (2017). Panduan Implementasi
Penguatan Pendidikan Karakter. Esensi:
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Undang-
Erlangga.
undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan
Nasional) UU RI No. 20 tahun 2003 dan
undang-undang Guru dan dosen UU RI No.
14 tahun 2005. Jakarta

Faturrohman, M. (2008). Mengenal Lebih Dekat


Pendekatan dan Model Pembelajaran;
membuat proses pembelajaran Lebih
menyenangkan dengan pengelolaan yang
bervariasi. Yogyakarta: Kalimedia

Hanafi. (2015). Vol 9. No 5. Manajemen Pendidikan


Karakter Siswa Di Sekolah Dasar.

Harahap, Alvie Rahmadani. 2019. Manajemen


Program Penguatan Pendidikan Karakter di
SDN 47 Kota Jambi. Tesis. Program Studi
Manajemen Pendidikan. Universitas Jambi.

Helmawati. (2017). Pendidikan Kelurga. Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya.

Kumendong, Riny Cintya. (2012). Manajemen


Pendidikan Karakter Siswa Berasrama: Studi
Kasus Pada SMA Lokon St. Nikolaus
Tomohon. Pasca Sarjana UNIMA.

Kurniadin, D. Machali, I. (2016). Manajemen


Pendidikan: konsep & Prinsip Pengelolaan
Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Maisaro, Wiyono, Arifin (2018). Manajemen program


penguatan pendidikan karakter di sekolah
dasar. Jurnal Adminitrasi dan Manajemen
Pendidikan. 1(3), 302-312. diunduh tanggal
20 Desember 2020.

Mulyasa. (2012). Manajemen Pendidikan Karakter.


SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PENGEMBANGAN ADAPTIVE LEARNING UNTUK BIDANG STUDI


KEPERAWATAN

Kahfi Azzuhry
Universitas Negeri Jakarta
E-mail: azzuhrykahfi@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman mahasiswa selama pembelajaran secara daring sebagai
bentuk analisis kebutuhan untuk mengembangkan pembelajaran adaptif. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian
pengembangan ADDIE melalui tahapan analisis menggunakan metode survei yang dilaksanakan di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh. Hasil penelitian ini menunjukan dari dimensi instruksional dan konten dapat
dikatakan baik memperoleh 75,5%, pada dimensi karakteristik mahasiswa dapat dikatakan baik memperoleh 53%,
kemudian terdapat informasi dari hasil diskusi yang perlu di tindak lanjuti untuk pengembangan pembelajaran
adaptif yaitu pada konteks teori dan praktik, kesenjangan sumber belajar, dan ujian kompetensi. Kesimpulan
penelitian ini dibutuhkan dalam menunjang pembelajaran yang adaptif yaitu dengan mengembangakan sebuah
panduan digital untuk pembelajaran yang menyesuaikan kondisi dalam konteks teori dan praktik mahasiswa
keperawatan.

Kata kunci: Pembelajaran Adaptif, ADDIE, Media Digital.

Abstract
This study aims to determine student experiences during online learning as a form of needs analysis to develop
adaptive learning. This type of research is ADDIE development research through the analysis phase using a survey
method which was carried out at the Bani Saleh School of Health Sciences. The results of this study show that
from the instructional and content dimensions it can be said to be good at getting 75.5%, the student characteristics
dimension can be said to be good at getting 53%, then there is information from the results of the discussion that
needs to be followed up for the development of adaptive learning, namely in the context of theory and practice.
gaps in learning resources, and competency exams. The conclusion of this research is needed to support adaptive
learning, namely by developing a digital guide for learning that adapts to conditions in the context of theory and
practice of nursing students.

Keywords: Adaptive Learning, ADDIE, Media Digital.

asinkron menggunakan perangkat yang


PENDAHULUAN berbeda. Lingkungan ini, peserta didik dapat
berinteraksi dengan pengajajar dan peserta
Melihat kondisi Pandemi COVID-19 dari didik lainya tanpa Batasan ruang dan waktu
segi Pendidikan pergeseran dari pembelajaran secara mandiri (Singh & Thurman, 2019).
tatap muka sampai kelas online adalah satu- Lingkungan belajar sinkron dalam arti
satunya solusi yang telah dilakukan. Mengingat bahwa peserta didik menghadiri kuliah
dalam hal tersebut institusi akademik tidak langsung, ada interaksi real-time antara
akan dapat mengubah semua kurikulum pendidik dan peserta didik, dan ada
perguruan tinggi mereka menjadi sumber daya kemungkinan umpan balik secara langsung,
online dalam semalam (Dhawan, 2020). Jarak, sedangkan lingkungan belajar asinkron dalam
skala, dan belajar & pembelajaran yang lingkungan belajar ini, konten pembelajaran
dipersonalisasi adalah tiga tantangan terbesar tidak tersedia dalam bentuk kuliah dan tidak
untuk pembelajaran online (Liguori & Winkler, ada umpan balik secara langsung (Dhawan,
2020). Perlu dipahami tentang pembelajaran 2020; Chaeruman, 2015). Jika dilihat
jarak jauh atau disebut dengan pembelajaran pembelajaran asinkron menyamai istilah
online dalam Singh dan Thurman pembelajaran pembelajaran adaptif dikarenakan aktivitas
online sebagai suatu pengalaman belajar di pembelajaran asinkron dimana situasi belajar
lingkungan dalam bentuk aktivitas sinkron dan mandiri secara daring
276 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Topik pembelajaran adaptif menarik bagi berbasis ceramah tradisional dengan


peneliti dari literatur review yang dilakukan oleh penguatan materi melalui kegiatan di kelas dan
(Martin, Dennen, et al., 2020) tentang suka menjawab pertanyaan penilaian
lingkungan belajar dan teknologi yang muncul menggunakan ALT tetapi lebih suka konten
dalam Teknologi Pendidikan salah satunya disampaikan secara berbeda.
pembelajaran adaptive. Bahwasanya konsep Sementara (Sfenrianto et al., 2018)
pembelajaran adaptif, dijelaskan sebagai cara melakukan pengmbangan pembelajaran
menyampaikan materi pembelajaran secara adaptif dengan framework adaptive learning
online (Kerr, 2016). systems-knowledge level (ALS-KL) untuk
Pembelajaran Adaptif merupakan pembelajaran bahasa Inggris, menghasilkan
pengalaman belajar yang dibuat sesuai dengan system tersebut meningkatkan kecakapan
kebutuhan individu pebelajar melalui feedback Bahasa Inggris pengguna secara signifikan..
yang cepat, arahan dan sumber belajar Berbeda yang dilakukan (Shelle et al., 2018)
dibandingkan dengan pengalaman belajar untuk meninjau Brightspace LeaP
terpusat. Sebagaimana Martin dan Moskal dari mendapatkan nilai keefektifan rata-rata, peneliti
dua artikel berbeda menjelaskan Pembelajaran berkesimpulan dan menyarankan bahwa
adaptif dijelaskan sebagai proses dinamis implementasi pembelajaran adaptif, atau
menyesuaikan dengan interaksi siswa dan pengembangan kursus berbasis web,
tingkat kinerja, menyampaikan jenis konten membutuhkan praktik desain instruksional yang
dalam urutan yang sesuai yang dibutuhkan baik penelitian di masa depan dapat mencakup
setiap peserta didik (Martin, Dennen, et al., penyelidikan alat atau metode pembelajaran
2020; Moskal et al., 2017). adaptif yang hemat biaya yang dapat
Pembelajaran adaptif adalah salah satu digunakan dalam Penyuluhan dan eksplorasi
teknik untuk memberikan pembelajaran yang keefektifan metode pembelajaran adaptif dalam
dipersonalisasi, yang bertujuan untuk disiplin ilmu lain.
menyediakan jalur pembelajaran yang efisien, Beberapa studi menunjukan perbedaan
efektif, dan disesuaikan untuk melibatkan hasil yang beragam dengan masing-masing
setiap siswa. Sistem pembelajaran adaptif metode yang berbeda, berdasarkan situasi
penggunaan serta pengambilan keputusan tersebut refleksi dari bagaimana suatu
berdasarkan data, dari suatu kasus, perencanaan dalam mengembangkan
pendekatan nonlinier untuk instruksi dan pembelajaran adaptif . (Peng et al., 2019)
remediasi.(Kinshuk, 2016; Moskal et al., 2017). melaporkan hasil literatur review pembelajaran
Beberapa artikel menunjukan bagaimana adaptif yang dipersonalisasi dapat dibangun
pembelajaran adaptif diterapkan, dari (Bower, dari empat aspek berikut, yaitu, profil peserta
2020) melakukan penelitian pembelajaran didik, perkembangan berbasis kompetensi,
adaptif melalui konferensi web yang dilaporkan pembelajaran pribadi, dan lingkungan belajar
lebih akurat dalam mengukur pemahaman yang fleksibel.
siswa. Sementara (Siddique et al., 2019) Dari berapa literatur tentang
melaporkan bahwa pembelajaran ini memiliki pembelajaran adaptif merupakan istilah dari
daya untuk mengombinasikan prior knowledge pembelajaran personalisasi dengan memiliki
(PK), working memory capacity (WMC), dan pengertian tersendiri, pembelajaran adaptif
learning style (LS) meskipun mata pelajarannya sering di ulas sebagai pembelajaran
berbeda. Pembelajaran adaptif dengan moodle komputerisasi dengan mempertimbangkan
dapat dilakukan secara berkelompok dan macam-macam karakteristik, latar belakang
individual baik pada penyampaian materi dan peserta didik, efisensi biaya, kemudahan
pemberian umpan baik (Yang et al., 2014) device/alat dan metode.
(Toth et al., 2021) mengevaluasi Mendukung hal tersebut penelitian ini
perubahan siswa dalam self-directed learning mengacu kepada kerangka pembelajaran
(SDL) dalam kursus Pharmacists’ Patient Care adaptif dari (Martin, Chen, et al., 2020) antara
Process (PPCP) menggunakan adaptive lain Learner model mengacu pada karakteristik
learning technology (ALT) menyimpulkan pembelajar meliputi atribut pembelajar,
bahwa siswa lebih menyukai pembelajaran preferensi pembelajar, pengetahuan dan
Pengembangan Pembelajaran Adaptif Untuk Bidang Studi Keperawatan 277
Kahfi Azzuhry

kemahiran pembelajar, aspek motivasi atau mahasiswa selama pembelajaran daring yang
emosional dari perilaku pembelajar, dan telah berjalan selama kurang lebih satu tahun,
perbedaan individu yang digunakan untuk dengan angket dan kuesioner dalam bentuk
pembelajaran. Content model model ini dapat skala likert memperhatikan literatur yang telah
melibatkan konsep yang saling membangun dijelaskan sebelumnya yaitu aspek model
dan mencakup peta pembelajaran dengan instruksional, model konten yang digunakan
hubungan antara ide-ide yang berbeda dan dan karakteristik untuk model pebelajar.
bagaimana konten kursus disampaikan kepada Teknik analisis data dengan statistic
pebelajar. Instructional model model ini deskriptif dengan menggunakan presentase
memberikan dasar untuk memutuskan konten dimana penyajian data pada penelitian ini
apa yang disajikan kepada pembelajar. dilakukan dengan cara mencari frekuensi
relatifnya atau persentase dengan menghitung
jumlah pilihan dibagi dengan jumlah responden
METODE PENELITIAN kemudian di kali seratus, kemudian di
interpretasikan berdasarkan tabel berikut.
Studi ini termasuk penelitian Research
and Development (R&D) dengan Tabel 1. Kriteria penialaian
menggunakan model ADDIE dengan Langkah Kategori Interval
analysis, design, development, Baik Sekali 76% - 100%
implementation, and evaluation untuk Baik 51% - 75%
mengembangkan pembelajaran adaptif untuk Cukup Baik 26% - 50 %
program studi Keperawan Diploma III di Kurang Baik 1% - 25%
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh.
Fokus dalam studi ini untuk menganalisis
kebutuhan dalam mengembangkan
pembelajaran adaptif sebagai langkah awal HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk mengetahui apa yang diperlukan, maka
dilakukan survei bertujuan mengukur dari HASIL
pengalaman mahasiswa yang muncul dan Tahapan pertama analisis instruksional
menggunakan data hasil penelitian untuk dibagi menjadi tiga komponen: analisis bahan
pemecahan masalah. Analisis untuk ajar, analisis siswa, dan analisis teknologi.
pengembangan pembelajaran adaptif Analisis bahan ajar dimulai dengan maksud
berdasarkan pengalaman pembelajaran online atau tujuan program atau mata kuliah dalam
yang sudah di laksanakan sebelumnya terdiri keseluruhan kurikulum. Banyak tujuan dan
dari dua dimensi yaitu instruksional dan konten sasaran kursus online diubah dari kursus tatap
lalu karakteristik mahasiswa, dimensi muka. Program online dapat dikategorikan
isntruksional dan konten memiliki empat sebagai kursus dasar, analisis/sintesis, dan
indicator diantaranya pemberian pokok-pokok keterampilan.
materi, penggunaan berbagai metode Berdasarkan dimensi instruksional dan
pembelajaran, penggunaan berbagai media, konten serta karakteristik mahasiswa untuk
dan umpan balik. Untuk dimensi karakteristik memperoleh pengalaman mahasiswa selama
mahasiswa dua indicator antara lain motivasi pembelajaran daring semasa pandemik. Teknik
dan aksesbilitas berkenaan dengan alat analisis berdasarkan kuesioner menggunakan
pendukung mahasiswa. statistic deskriptif, perolehan data kuantitatif
Mengumpulkan data dengan Teknik diolah menjadi data kualitatif dalam bentuk
purposive sampling dikarenakan penelitian ini presentase dan setelah diketahui hasil nilai
diseuaikan dengan tujuan penelitian ini presentase tersebut dapat di interpretasikan.
dilakukan. Melakukan wawancara terhadap 3 Berdasarkan kriteria di atas, untuk
dosen untuk menanggapi bagaimana kondisi dimensi instruksional dan konten sejumlah 34
pembelajaran daring baik tantangan dan mahasiswa secara 75,5% dapat dikatakan baik,
masukan. Memberikan angket atau kuesioner Dari segi dimensi karakteristik mahasiswa
tentang motivasi dan pengalaman terhadap 34 dengan kondisi yang membedakan masing-
278 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

masing individu dalam tingkat motivasi dan kurangnya anggota tenaga ahli kependidikan
aksesbilitas perangkat mereka dalam dan pengalaman siswa dalam pendidikan
pembelajaran secara hasil memeperoleh 53% online (Farooq et al., 2020). Tantangan lain
dapat dikatakan baik. yang dihadapi peserta dalam
mengimplementasikan pembelajaran online
adalah kurangnya sumber daya e-learning,
infrastruktur, kualitas dan aksesibilitas internet
(Al-Balas et al., 2020; Mansbach & Austin,
2018; Marek et al., 2021)

PENUTUP

Pengalaman mahasiswa dan dosen


mereka memiliki keterbatasan dalam
pembelajaran daring dan desain instruksional
khususnya dalam era digital, kelemahan yang
masih sulit di tangani dalam kontribusi
pembelajaran daring yaitu dalam
mengembangkan dan memanfaatkan macam-
macam konten media digital untuk
Gambar 1. Kesenjangan indicator motivasi dan memfasilitasi keterampilan dan sikap saat
aksesbilitas konteks pembelajaran kearah praktik klinis
mahasiswa. Mereka embutuhkan pendidikan
dan pelatihan lebih lanjut dalam pendidikan
PEMBAHASAN online khususnya pada perencanaan dan
Meninjau dari segi global beberapa pelaksanaan pembelajaran virtual sekaligus
studi para peserta didik karena krisis COVID strategi untuk memfasilitasi siswa mencapai
dengan mengadopsi pedagogi e-learning pembelajaran yang diinginkan berdasarkan
namun karena urgensi situasi harus hasil belajar yang mencakup tiga domain:
memanfaatkan yang tersedia dan pada pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam
platform conferencing yang paling layak dan hal ini apa yang dibutuhkan dalam menunjang
dapat diakses untuk menggantikan pengaturan pembelajaran yang adaptif yaitu dengan
kelas tatap muka tradisional. Dalam studi mengembangakan sebuah panduan digital
(Crawford et al., 2020) mereka menemukan untuk pembelajaran yang menyesuaikan
bahwa beberapa negara mengadopsi kondisi dalam konteks teori dan praktik
pendekatan pengajaran dan pembelajaran mahasiswa keperawatan. Untuk penelitian
penuh secara online menggunakan teknologi berikutnya berdasarkan penentuan media
yang tersediadan menghadapi tantangan digital perlu dikembangkan dan dilakukan uji
serupa yang dilaporkan dalam penelitian, Ini coba kualitas dan kelayakan dalam
tantangan terkait dengan sumber daya, pembelajaran keperawatan.
infrastruktur, internet dan ketersediaan
peralatan untuk dosen dan mahasiswa di REFERENCES
rumah, dan fakultas serta keterampilan
Al-Balas, M., Al-Balas, H. I., Jaber, H. M., Obeidat,
mahasiswa sepenuhnya terlibat dalam
K., Al-Balas, H., Aborajooh, E. A., Al-Taher,
pembelajaran online. Beberapa tantangan R., & Al-Balas, B. (2020). Correction to:
untuk memberikan e-learning efektif yang Distance learning in clinical medical
dialami oleh para peserta dalam hal ini education amid COVID-19 pandemic in
penelitian yang sesuai dengan literatur Jordan: current situation, challenges, and
tantangan tersebut adalah beban fisik, perspectives (BMC Medical Education,
psikologis, dan keuangan, kurangnya pelatihan (2020), 20, 1, (341), 10.1186/s12909-020-
dan waktu untuk kualitas desain, jumlah waktu 02257-4). BMC Medical Education, 20(1), 1–
7. https://doi.org/10.1186/s12909-020-
yang digunakan dalam e-learning, dan
02428-3
Pengembangan Pembelajaran Adaptif Untuk Bidang Studi Keperawatan 279
Kahfi Azzuhry

Career and Senior Faculty Voices Reflecting


Bower, M. (2020). A Framework for Adaptive on Academic Work in the Digital Age.
Learning Design in a Web-Conferencing Innovative Higher Education, 43(4), 257–
Environment. Learning Design, 2016(1), 272. https://doi.org/10.1007/s10755-018-
235–267. 9424-4
https://doi.org/10.4324/9781315693101-16
CHAERUMAN, U. A. (2015). Model Desain Sistem Marek, M. W., Chew, C. S., & Wu, W. C. V. (2021).
Pembelajaran Blended. In Acta Universitatis Teacher experiences in converting classes
Agriculturae et Silviculturae Mendelianae to distance learning in the covid-19
Brunensis (Vol. 53, Issue 9). pandemic. International Journal of Distance
http://publications.lib.chalmers.se/records/fu Education Technologies, 19(1), 89–109.
lltext/245180/245180.pdf%0Ahttps://hdl.han https://doi.org/10.4018/IJDET.20210101.oa
dle.net/20.500.12380/245180%0Ahttp://dx.d 3
oi.org/10.1016/j.jsames.2011.03.003%0Ahtt
ps://doi.org/10.1016/j.gr.2017.08.001%0Ahtt Martin, F., & Betrus, A. K. K. (2019). Digital media for
p://dx.doi.org/10.1016/j.precamres.2014.12 learning: Theories, processes, and solutions.
In Digital Media for Learning: Theories,
Crawford, J., Butler-henderson, K., Rudolph, J., Processes, and Solutions.
Malkawi, B., Glowatz, M., Magni, P. A., & https://doi.org/10.1007/978-3-030-33120-7
Sophia Lam. (2020). COVID-19: 20
countries’ higher education intra-period Martin, F., Chen, Y., Moore, R. L., & Westine, C. D.
digital pedagogy responses. Journal of (2020). Systematic review of adaptive
Applied Learning & Teaching, 3(1). learning research designs, context,
https://doi.org/10.37074/jalt.2020.3.1.7 strategies, and technologies from 2009 to
2018. Educational Technology Research
Dhawan, S. (2020). Online Learning: A Panacea in and Development, 68(4), 1903–1929.
the Time of COVID-19 Crisis. Journal of https://doi.org/10.1007/s11423-020-09793-2
Educational Technology Systems, 49(1), 5–
22. Martin, F., Dennen, V. P., & Bonk, C. J. (2020). A
https://doi.org/10.1177/0047239520934018 synthesis of systematic review research on
emerging learning environments and
Farooq, F., Rathore, F. A., & Mansoor, S. N. (2020). technologies. Educational Technology
Challenges of online medical education in Research and Development, 68(4), 1613–
Pakistan during COVID-19 pandemic. 1633. https://doi.org/10.1007/s11423-020-
Journal of the College of Physicians and 09812-2
Surgeons Pakistan, 30(1), S67–S69.
https://doi.org/10.29271/jcpsp.2020.Supp1. Mayer, R. E. (2003). The promise of multimedia
S67 learning: using the same instructional design
methods across different media. Learning
Kerr, P. (2016). Adaptive learning. ELT Journal, and Instruction, 13(2), 125–139.
70(1), 88–93. https://doi.org/10.1016/s0959-
https://doi.org/10.1093/elt/ccv055 4752(02)00016-6

Kinshuk. (2016). Designing Adaptive and Moskal, P., Carter, D., & Johnson, D. (2017). 7
Personalized Learning Environments. In Things you should know about adaptive
Designing Adaptive and Personalized learning. Educause Learning Initiative, 2.
Learning Environments. https://library.educause.edu/resources/2017
https://doi.org/10.4324/9781315795492 /1/7-things-you-should-know-about-
adaptive-learning
Liguori, E., & Winkler, C. (2020). From Offline to
Online: Challenges and Opportunities for Peng, H., Ma, S., & Spector, J. M. (2019).
Entrepreneurship Education Following the Personalized Adaptive Learning: An
COVID-19 Pandemic. Entrepreneurship Emerging Pedagogical Approach Enabled
Education and Pedagogy, 3(4), 346–351. by a Smart Learning Environment. Lecture
https://doi.org/10.1177/2515127420916738 Notes in Educational Technology, 171–176.
https://doi.org/10.1007/978-981-13-6908-
Mansbach, J., & Austin, A. E. (2018). Nuanced 7_24
Perspectives about Online Teaching: Mid-
280 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Sfenrianto, S., Hartarto, Y. B., Akbar, H., Mukhtar,


M., Efriadi, E., & Wahyudi, M. (2018). An
adaptive learning system based on
knowledge level for English learning.
International Journal of Emerging
Technologies in Learning, 13(12), 191–200.
https://doi.org/10.3991/ijet.v13i12.8004

Shelle, G., Earnesty, D., Pilkenton, A., & Powell, E.


(2018). Adaptive learning: An innovative
method for online teaching and learning.
Journal of Extension, 56(5).

Siddique, A., Durrani, Q. S., & Naqvi, H. A. (2019).


Developing Adaptive E-Learning
Environment Using Cognitive and
Noncognitive Parameters. In Journal of
Educational Computing Research (Vol. 57,
Issue 4).
https://doi.org/10.1177/0735633118769433

Singh, V., & Thurman, A. (2019). How Many Ways


Can We Define Online Learning? A
Systematic Literature Review of Definitions
of Online Learning (1988-2018). American
Journal of Distance Education, 33(4), 289–
306.
https://doi.org/10.1080/08923647.2019.166
3082

Toth, J., Rosenthal, M., & Pate, K. (2021). Use of


Adaptive Learning Technology to Promote
Self-Directed Learning in a Pharmacists’
Patient Care Process Course. American
Journal of Pharmaceutical Education, 85(1),
7971. https://doi.org/10.5688/ajpe7971

Yang, Y. T. C., Gamble, J. H., Hung, Y. W., & Lin, T.


Y. (2014). An online adaptive learning
environment for critical-thinking-infused
English literacy instruction. British Journal of
Educational Technology, 45(4), 723–747.
https://doi.org/10.1111/bjet.12080
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

MENGEMBANGKAN SIKAP RASA INGIN TAHU SISWA PADA


MATERI FISIKA MENGGUNAKAN MEDIA PHET

Krisdayanti Firdayana Br Silaban1*, Maison2, Dwi Agus Kurniawan3, dan Tutris4


1,2,3Universitas Jambi
4 SMAN 5 Kota Jambi
* E-mail: krisdayantisil1307@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah media simulasi pembelajaran kooperatif berbasis virtual dapat
meningkatkan rasa ingin tahu siswa tentang fisika pada materi getaran harmonik. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 5 Kota Jambi Tahun
Pelajaran 2021/2022. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu Simulasi PhET berbasis pembelajaran
kooperatif, variabelnya berupa rasa ingin tahu siswa. Pengambilan data menggunakan instrumen non tes berupa
wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa media PhET dapat meningkatkan rasa
ingin tahu siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 5 Kota Jambi pada pelajaran fisika.
.
Kata kunci: Sikap rasa ingin tahu siswa, media pembelajaran, media PhET

Abstract
This study aims to determine whether virtual-based cooperative learning simulation media can increase students'
curiosity about physics on harmonic vibration material. This type of research is descriptive qualitative. The
population in this study were students of class X MIA 4 SMA Negeri 5 Jambi City in the 2021/2022 academic year.
The variables of this study consisted of the independent variable, namely the PhET Simulation based on
cooperative learning, the variable in the form of student curiosity. Collecting data using non-test instruments in the
form of interviews and observations. Based on the results of the study, it is known that the PhET media can
increase the curiosity of class X MIA 4 students at SMA Negeri 5 Jambi City in physics lessons.
Keywords: Student curiosity attitude, learning media, PhET

yang membosankan. Hal ini sejalan dengan


PENDAHULUAN penelititian yang dilakukan oleh Indriani (2021),
ia mengungkapkan bahwa rendahnya minat
Salah satu pelajaran yang berhubungan baca yang dilakukan oleh siswa selama
dengan konsep ilmiah adalah pelajaran fisika. pebelajaran dan akan mengalami keterpurukan
Pelajaran fisika berkaitan erat dengan aktivitas yang cukup signifikan menyebabkan
kehidupan sehari – hari yang dilakukan oleh rendahnya pengetahuaan siswa terhadap
manusia (Astalini et al., 2018) ). Oleh karena pelajaran khususnya materi fisika.
itu, pelajaran fisika sangat berperan penting Rendahnya pengetahuaan siswa pada
demi berlangsungnya kehidupan yang pelajaran fisika disebabkan juga karena tidak
berkualitas. Untuk mencapai hal tersebut, adanya rasa ingin tahu yang dimilliki oleh
pelajaran fisika dapat dimanfaatkan karena siswa. Dalam Depdiknas, rasa ingin tahu
mengandung banyak konsep yang harus diartikan selaku sikap dan tindakan yang
dimengerti lebih luas lagi (Rozi & Kristari, 2020) senantiasa berusaha untuk mengetahui lebih
Berdasarkan wawancara yang peneliti dalam serta luas mengenai suatu hal yang
lakukan terhadap guru di kelas X MIA SMA sedang dipelajari.Astrianal dkk. (2019)
Negeri 5 Kota Jambi, Ibu Tutris, S.Pd, diperoleh mengemukakan bahwa rasa ingin tahu adalah
hasil bahwa media pembelajaran yang kerap keinginan yang muncul pada pribadi guna
kali ia gunakan adalah buku. Menurut beliau menyelidiki dan mencari pemahaman tentang
buku adalah media pembelajaran sangat fenomena alam atau peristiwa sosial tertentu
mudah didapat melalui perpustakaan. Namun, yang sedang atau sudah berlangsung.
pada saat melakukan pra-penelitian banyak Kurangnya rasa ingin tahu siswa
siswa merasa tidak tertarik untuk membaca terhadap pelajaran fisika disebabkan karena
buku karena menurut mereka membaca itu hal pelajaran fisika mengandung banyak rumus.
282 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Sehingga kebanyakan dari siswa kurang memudahkan siswa dalam melakukan


menguasai konsep fisika yang dipelajari. Selain percobaan, simulasi, dan demonstrasi.
itu adanya anggapan siswa yang menyebutkan Sehingga permasalahan yang dialami siswa
bahwa pelajaran fisika sangat sulit untuk pada pelajaran fisika dapat diatasi dengan
dipahami. Kesulitan yang dialami siswa menggunakan media PhET (Saputra et al,
berdampak pada materi selanjutnya yang 2017).
mengakibatkan kurangnya rasa ingin tahu Simulasi PhET merupakan simulasi
siswa, maka permasalahan ini akan terus interaktif yang dapat diakses tanpa
berlanjut. mengeluarkan biaya di website resminya
Karakter rasa ingin tahu merupakan https://phet.colorado.edu (Putri et al., 2018).
suatu hal paling dasar yang wajib dimiliki oleh Pada penelitian yang dilakukan oleh Fithriani et
seorang peserta didik dalam belajar (Setiyadi, al. (2016) menyebutkan beberapa manfaat
2018). Menurut (Harianja, 2020)), sikap rasa media PhET, yaitu: 1) menumbuhkan sifat
ingin tahu adalah salah satu faktor yang interaktif siswa, 2) memberi umpan balik, 3)
menyebabkan hasil belajar yang diperoleh menciptakan siswa agar mempunyai pemikiran
peserta didik saat belajar. yang konstruktif siswa 4) menciptakan keadaan
Dengan masalah yang telah disebutkan belajar yang interaktif dan meningkatkan rasa
diatas, dapat diatasi dengan dengan ketertarikan siswa 5) mengandung materi
memanfaatkan media pembelajaran berbasis fisika.
internet karena guru tidak bisa hanya Simulasi PhET Berhubungan hubungan
mengandalkan buku saja menjadi perantara fenomena kehidupan nyata dan ilmu yang
sebagai alat belajar . Media pembelajaran mendasari dan konstruktivitas dan
adalah sarana yang berguna untuk menyediakan tempat kerja kreatif (Muzana et
menjelaskan materi pembelajaran kepada al., 2021).
peserta didik serta merangsang siswa dalam
belajar dan dalam mencapai tujuan METODE PENELITIAN
pembelajaran dan digunakan juga untuk
memperagakan fakta, konsep, prinsip atau Penelitian ini menggunakan pendekatan
prosedur tertentu sehingga dapat terlihat lebih kualitatif dan penelitian deskriptif. Deskripsi
nyata/konkrit (Fahmy et al., 2021). kualitatif bertujuan untuk menjelaskan suatu
Pembelajaran fisika melibatkan objek yang diteliti secara mendalam sehingga
keterampilan untuk melakukan kegiatan peneliti juga harus memiliki pemahaman
percobaan. Metode praktikum adalah cara mengenai objek. Metode penelitian kualitatif
penyajian pelajaran dengan menggunakan adalah metode yang berlandaskan pada filsafat
percobaan untuk mengasah keterapilan ptpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
siswa(E. Rahayu, H. Susanto, 2012) Pada kondisi objek yang alamiah, sebagai lawannya
zaman sekarang media simulasi virtual sangat (eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
berguna bagi siswa yang dapat memudahkan instrument kunci.
dalam memecahkan permasalahan terutama Variabel penelitian ini terdiri dari variable
pada pelajaran fisika. bebas yaitu PhET Simulation berbasis
Berdasarkan permasalah tersebut, maka cooperative learning, variable terikat yaitu
tujuan penelitian adalah untuk mengetahui berupa sikap rasa ingin tahu siswa
dengan menggunakan media simulasi virtual Populasi penelitian adalah siswa kelas X
dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa MIA 4 SMA 5 Kota Jambi yang berjumlah 25
sebagai salah satu standar kompetensi dalam siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan
pembelajaran dan untuk meningkatkan hasil dengan melakukan wawancara pada siswa
belajar siswa. digunakan untuk menilai perkembangan rasa
Agustina et al. (2020), menyebutkan ingin tahu sebagai hasil implementasi media
bahwa media simulasi virtual dapat diakses Phet berbasis cooperative learning. Disamping
menggunakan komputer maupun android. itu peneliti juga melakukan observasi terhadap
Aplikasi ini bernama Physics Education tindakan siswa terhadap media PhET.
Technology (PhET). Media PhET dapat
Mengembangkan Sikap Rasa Ingin Tahu Siswa Pada Materi Fisika Menggunakan 283
Media Phet
Krisdayanti Firdayana Br Silaban 1*, Maison2, dan Dwi Agus Kurniawan3

HASIL DAN PEMBAHASAN memberikan tuntuan kepada siswa untuk


berperan aktif saat berlangsungnya
HASIL pembelajaran baik secara individu maupun
kelompok.
Data hasil penelitian menjelaskan tentang
1) Media PhET dapat digunakan sebagai Tabel 1. Data observasi Sikap Rasa Ingin
perantara saat belajar untuk melakukan Tahu Siswa
simulasi virtual pada materi fisika di SMA
Negeri 5 Kota Jambi Kriteria Uraian Persentase
2) Respon siswa ketika menggunakan
Media PhET sebagai media pembelajaran Kurang 0 0&
Cukup 3 12%
3) Kelebihan dan kekurangan media
Baik 9 36%
pembelajaran. Sangat 13 52%
Berdasarkan studi awal yang dilakukan di Baik
SMA Negeri 5 Kota Jambi diperoleh hasil
melalui wawancara guru kelas X MIA 4, bahwa Data hasil observasi diatas terlihat
saat melakukan pembelajaran yang digunakan bahwa jumlah siswa yang mempunyai
hanya buku sebagai media ajar. Kurangnya keinginan belajar yang sangat baik sebanyak
variasi media pembelajaran mengakibatkan 13 siswa atau 52 %, jumlah siswa yang
kurangnya rasa ingin tahu siswa terhadap mempunyai keingintahuan belajar yang baik
pelajaran fisika. Guru hanya memanfaatkan sebanyak 9 siswa atau 36%, jumlah siswa
buku sebagai media pembelajaran. yang mempunyai dan jumlah siswa yang
Pada penelitian ini peneliti memanfaatkan mempunyai rasa keingintahuan belajar yang
penggunaan media PhET sebagai media cukup yang cukup sebesar 3 siswa atau 12%.
pembelajaran. Media PhET dapat Tidak ada siswa yang memiliki sikap ingin tahu
dimanfaatkan karena memiliki banyak pada kriteria kurang. Data yang diperoleh dari
kelebihan salah satunya ialah memberikan observasi di lapangan memperlihatkan terdapat
pengalaman secara langung , Penerapan yang kesesuaian dalam meningkatkan sikap
bersifat nyata dan dapat terhindar dari keingintahuan seperti yang direncanakan.
verbalisme dan media tersebut dapat
memperlihatkan objek secara keseluruhan
konstruksi dan cara langkah penerapannya. PEMBAHASAN
(Khoiriyah et al., 2015) Hasil penelitian ini menunjukkan
Pada saat berlangsungnya penelitian tercapainya tujuan penelitian yang
disana terdapat perubahan terhadap karakter dilaksanakan oleh peneliti. Hasil tersebut
yang dimiliki oleh siswa. Perubahan ini terbukti dengan adanya observasi yang telah
merupakan bukti tercapainya tujuan dari dilaksanakan oleh peneliti di kelas X MIA 4
penelitian. Dengan adanya Media PhET SMA Kota Jambi, dimana hampir seluruh
menciptakan sikap rasa ingin tahu siswa subjek mengalami rasa ingin tahu yang baik
semakin baik. Peristiwa tersebut sama halnya pada materi fsika pokok bahasan getaran
dengan tujuan yang sudah direncakan harmonis menggunakan media PhET .
sebelumnya. Kegiatan pembelajaran sesuai Dengan adanya hasil yang telah
dengan kegiatan yang telah direncanakan di diperoleh dapat dinyatakan bahwa bahwa
dalam kelas sesuai dengan kegiatan yang telah media PhET dapat meningkatkan sikap rasa
digariskan dalam rencana perencanaan ingin tahu siswa pada pelajaran fisika. Pada
pembelajaran (RPP). saat pra penelitian dan penelitian terlihat
Berdasarkan kegiatan pembelajaran perbedaan respon siswa pada pelajaran fisika.
yang telah dilakukan di dalam kelas, diperoleh Pada saat pra penelitian, peneliti melakukan
dari respon siswa pada media PhET berbasis observasi di kelas X MIA 4, banyak siswa diam
cooperative learning sebagai media pada saat pelajaran, selain itu siswa merasa
pembelajaran. Cooperative learning ngantuk karena guru hanya sebagai media
284 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

pembelajaran. Beda halnya dengan saat yang dimiliki siswa.


observasi, dimana peneliti menggunakan Perangkat pembelajaran cooperative learning
media pembelajaran yang dapat meningkatkan dengan simulasi PhET meningkatkan rasa ingin tahu
antusius siswa dalam belajar. Media PhET siswa ini dapat dijadikan sebagai referensi guru fisika
SMA Negeri 5 Kota Jambi.
sangat berguna bagi siswa dalam
meningkatkan rasa ingin tahu siswa pada
pelajaran fisika materi getaran harmonis. REFERENCES
Selain media pembelajaran, model
pembelaran juga memengaruhi rasa ingin tahu Agustina, K., Sahidu, H., & Gunada, I. W. (2020).
siswa. Model yang digunakan ialah cooperative Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
learning, dimana siswa dapat berinteraksi Terbimbing Berbantuan Media PheT Terhadap
dengan siswa lainnya sehingga dapat memicu Kemampuan Pemecahan Masalah dan
Berpikir Kritis Fisika Peserta Didik SMA. Jurnal
rasa tertarik belajar siswa dan tidak merasa
Pendidikan Fisika Dan Teknologi, 6(1), 17–24.
bosan saat belajar. Selain itu adanya https://doi.org/10.29303/jpft.v6i1.1514
keterlibatan siswa dalam belajar yang
mengakibatkan peenguasaan konsep materi Astalini, A., Maison, M., Kurniawan, D. A., &
getaran harmonis. Yuniyarsih, S. (2018). Students Attitude of
Model coopeereative learning yang Physics Lesson in Senior High School.
diterapkan peneliti menggunakan teknik group Edusains, 10(1).
https://doi.org/10.15408/es.v10i1.7214
investigation (invsetigasi kelompok). Siswa
diberikan kebebasan untuk berkelompok dan Astrianal, A., Waluyo, S. B., & Siswanto, B. (2019).
berkomunikasi antar sesama kelompok untuk Upaya Meningkatkan Kemampuan
melakukan percobaan menggunakan media Pemahaman Konsep Matematis dan Rasa
PhET dan berkreasi untuk memunculkan Ingin Tahu Siswa Kelas X MIPA 9 SMA N 4
kreativitas masing – masing siswa. Model ini Semarang Melalui Model Problem Based
juga memberikan sikap pembiasaan kerja Learning Berbantuan Kartu Soal. PRISMA,
sama dan menghormati pendapat orang lain Prosiding Seminar Nasional Matematika, 2,
893–898.
hal inilah yang dapat membawa perubahan
sikap ke arah lebih positif. Sama halnya dengan E. Rahayu, H. Susanto, D. Y. (2012). Pembelajaran
penelitian yang dilakukan Meuthia dimana ia Sains Dengan Pendekatan Keterampilan
berpendapat bahwa model cooperative Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan
learning dapat meningkatkan keterampilan dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Jurnal
kerjasama kelompok (Meuthia, n.d. 2010) Pendidikan Fisika Indonesia, 7(2), 106–110.
Hasil penelitian ini didukung oleh
Fahmy, Z., Purwo Yudi Utomo, A., Edy Nugroho, Y.,
pendapat Kurniawan et al. (2020)bahwa media
Tetty Maharani, A., Akhla Alfatimi, N., Izmi
PhET adalah media pembelajaran yang dapat Liyana, N., Galih Kesuma, R., & Titi Wuryani,
menarik perhatian siswa untuk kegiatan dan. (2021). Dampak Pandemi Covid-19
praktikum pada materi listrik statis yang dapat terhadap Minat Baca Siswa Sekolah Dasar.
dilakukan secara daring. Sehingga peneliti Jurnal Sastra Indonesia, 10(2), 121–126.
menarik kesimpulan bahwa media PhET https://doi.org/10.15294/jsi.v10i2.48469
merupakan satu dari banyak media
Fithriani, S., Halim, A., & Khaldun, I. (2016).
pembelajaran yang dapat mendukung
Penggunaan Media Simulasi PhET dengan
keberhasilan dalam belajar melalui rasa ingin Pendekatan Inkuiri Terbimbing untuk
tahu yang dimiliki siswa . Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa pada Pokok Bahasan Kalor di SMA
PENUTUP NEGERI 12 BANDA ACEH. Jurnal Pendidikan
Sains Indonesia, 4(2), 45–52.
Berdasarkan hasil penelitian, maka
dibuat kesimpulan bahwa media PhET Harianja, J. K. (2020). Mengembangkan Sikap Rasa
merupakan perangkat pembelajaran getaran Ingin Tahu (Curiosity) Pada Pelajaran Fisika
harmonis X MIA 4 dinyatakan tepat karena Menggunakan Model Pembelajaran Flipped
Classroom. Jurnal Pendidikan Fisika Dan
dapat meningkatkan rasa ingin tahu belajar dan
Teknologi, 6(1), 121–130.
melatih siswa dalam memunculkan kreativitas
Mengembangkan Sikap Rasa Ingin Tahu Siswa Pada Materi Fisika Menggunakan 285
Media Phet
Krisdayanti Firdayana Br Silaban 1*, Maison2, dan Dwi Agus Kurniawan3

https://doi.org/10.29303/jpft.v6i1.1738

Indriani, lani. (2021). Pembelajaran Mengidentifikasi


Teks Prosedur Menggunakan Metode Poster
Comment Untuk Peningkatan Hasil Belajar
Dan Kemampuan Literasi Informasi Pada
Peserta Didik Kelas Xi Sma Pgri 2 Kota
Bandung Tahun Pelajaran 2019/2020.
Wistara: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan
Sastra Indonesia, 4(2), 179–187.
https://doi.org/10.23969/wistara.v4i2.4875

Khoiriyah, I., Rosidin, U., & Suana, W. (2015).


Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan
PhET Simulation dan KIT Optika melalui Inkuiri
Terbimbing. Jurnal Pembelajaran Fisika, 3(5),
97–107. http://phet.colorado.edu.

Kurniawan, R. A., Rifa’i, M. R., & Fajar, D. M. (2020).


Analisis Kemenarikan Media Pembelajaran
Phet Berbasis Virtual Lab pada Materi Listrik
Statis Selama Perkuliahan Daring Ditinjau dari
Perspektif Mahasiswa. VEKTOR: Jurnal
Pendidikan IPA, 1(1), 19–28.
https://doi.org/10.35719/vektor.v1i1.6

Meuthia, I. D. (n.d.). Pengaruh Metode Belajar


Jigsaw Terhadap HubunganInte rpersonal
dan Kerjasama Kel padaMahasiswaFakultasP
...

Muzana, S. R., Lubis, S. P. W., & Wirda. (2021).


Penggunaan Simulasi PhET terhadap
Efektivitas Belajar IPA. Jurnal Dedikasi
Pendidikan, 5(1), 227–236.
http://jurnal.abulyatama.ac.id/index.php/dedik
asi

Putri, E. M. E., Koto, I., & Putri, D. H. (2018).


Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan
Penguasaan Konsep Gelombang Cahaya
dengan Penerapan Model Inkuiri Berbantuan
Simulasi PhET di Kelas XI MIPA E SMAN 2
Kota Bengkulu. Jurnal Kumparan Fisika, 1(2),
46–52. https://doi.org/10.33369/jkf.1.2.46-52

Rozi, F., & Kristari, A. (2020). Pengembangan Media


Pembelajaran Game Edukasi Berbasis
Android Pada Mata Pelajaran Fisika Untuk
Siswa Kelas Xi Di Sman 1 Tulungagung. JIPI
(Jurnal Ilmiah Penelitian Dan Pembelajaran
Informatika), 5(1), 35.
https://doi.org/10.29100/jipi.v5i1.1561
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

EFEKTIFITAS APLIKASI QUIZIZZ DALAM PEMBELAJARAN IPS


KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 60 PRABUMULIH
DI MASA DARING
Natasya Helsi Febiani1*, Annisa Putri Aisyah2, Nadia Sahilah3
dan Yoga Fernando Rizqi4
1,2,3,4
Universitas Lampung
* E-mail: natasyahelsi0704@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi pada penggunaan media pembelajaran Quizizz dalam pembelajaran daring.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif pengamatan alami. Penelitian
pengamatan alami merupakan jenis penelitian kualitatif dengan melakukan observasi menyeluruh pada sebuah
latar tertentu tanpa sedikit pun mengubahnya. Dalam hal ini peneliti akan melakukan pengamatan terhadap
efektivitas aplikasi Quizizz dalam pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri 60 Prabumulih di masa daring. Pada
pembelajaran daring ini Penggunaan Quizizz sedang menjadi tren dalam dunia pendidikan. Hasil penelitian
mengenai menganalisis media pembelajaran Quizizz dalam pembelajaran daring di Sekolah Dasar Negeri 60
Prabumulih bahwa menggunakan aplikasi Quizizz dapat menumbuhkan motivasi dan minat belajar siswa.
Menggunakan aplikasi Quizizz juga menjadikan proses pembelajaran daring lebih menyenangkan dan mudah
diterima dan diingat oleh siswa. Hasil belajar siswa juga semakin meningkat. Adapun kendala dalam penggunaan
aplikasi Quizizz adalah jaringan internet. Kemudian Adapun manfaat ketika menggunakan aplikasi Quizizz adalah
membuat proses pembelajaran daring lebih variatif dan efisien.

Kata kunci: Ilmu Pengetahuan Sosial, Motivasi dan minat belajar, Quizizz, Media Pembelajaran, Pembelajaran
daring, Covid-19

Abstract
This research is based on the use of Quizizz learning media in online learning. The method used in this study is a
qualitative analysis method of natural observation. Natural observation research is a type of qualitative research
by conducting thorough observations on a certain setting without changing it in the slightest. In this case, the
researcher will observe the effectiveness of the Quizizz application in social studies learning for class IV SD Negeri
60 Prabumulih in the online period. In this online learning, the use of Quizizz is becoming a trend in the world of
education. The results of the research on analyzing the Quizizz learning media in online learning at the 60
Prabumulih State Elementary School that using the Quizizz application can grow students' motivation and interest
in learning. Using the Quizizz application also makes the online learning process more fun and easy for students
to accept and remember. Student learning outcomes are also increasing. The obstacle in using the Quizizz
application is the internet network. Then, the benefit of using the Quizizz application is that it makes the online
learning process more varied and efficient.

Keywords: Sosial science, Motivation and interest in learning, Quizizz, Learning media, Online learning,
Covid-19

suatu daya tarik yang menantang untuk


PENDAHULUAN menjadi terampil sehingga dapat
mengantarkan seseorang menuju kesuksesan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan dalam kehidupannya.
teknologi telah mengubah tatanan hidup
masyarakat. Terutama pada abad ke-21 yang Manusia berlomba-lomba untuk maju
ditandai dengan terciptanya kecerdasan buatan bersama dengan menciptakan berbagai
serta inovasi dalam berbagai aspek kehidupan. macam alat untuk memenuhi kebutuhan hidup
Teknologi yang berkembang pesat menjadikan sehari-hari dengan harapan dapat
Efektifitas Aplikasi Quizizz Dalam Pembelajaran Ips Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 60 287
Prabumulih Di Masa Daring
Natasya Helsi Febiani1, Annisa Putri Aisyah2, Nadia Sahilah3 dan Yoga Fernando
Rizqi4

menyongsong kehidupan yang lebih baik. Tak dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial
selalu sisi yang baik, nyatanya saat ini Bangsa yaitu sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
Indonesia tengah dihadapkan dihadapkan politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.
dengan tantangan globalisasi yang diiringi oleh
kehadiran revolusi industri 4.0. Sudah diketahui Menurut Supardi (2011: 182),
bersama perihal semakin majunya zaman mendefinisikan Pendidikan IPS di sekolah
semakin banyak pula tantangan yang harus adalah suatu penyederhanaan disiplin ilmu-
dihadapi dan bukanlah suatu hal yang tabu ilmu sosial, psikologi, filsafat, ideologi Negara
ketika perkembangan zaman selalu diiringi dan agama yang diorganisasikan dan disajikan
dengan tantangan-tantangan baru. secara ilmiah dan psikologi untuk tujuan
pendidikan. Melalui mata pelajaran
Perubahan yang mendadak dan tanpa pengetahuan sosial siswa diarahkan,
adanya prediksi telah terjadi, tak hanya dibimbing, dan dibantu untuk menjadi warga
Indonesia saja yang mengalami melainkan Negara Indonesia dan warga dunia yang baik.
semua negara yang ada di muka bumi. Menjadi warga Negara dan warga dunia yang
Kehadirannya tidak pernah dinanti dan baik merupakan tantangan yang berat karena
keberadaannya sangat tidak disyukuri. masyarakat global selalu mengalami
Pandemi Covid-19 yang turut andil dalam perubahan setiap saat.
menciptakan berbagai macam perubahan di
semua aspek kehidupan. Perubahan yang Beberapa definisi di atas dapat
terjadi menuntut semua orang untuk disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial
menciptakan pembaharuan agar dapat adalah ilmu yang mempelajari masalah-
bertahan dalam menghadapi situasi yang tidak masalah sosial yang didalamnya merupakan
pernah diinginkan. penyederhanaan dari berbagai ilmu sosial
seperti: antropologi, geografi, sejarah, hukum,
Kehadiran Pandemi Covid-19 ilmu-ilmu polotik dan humaniora yang terpadu
membuat proses pendidikan seorang pendidik dan terseleksi untuk mencapai tujuan
maupun lembaga pendidikan harus pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar
mentransformasikan media pembelajaran dan menengah.
untuk digunakan sekarang. Pendidik harus
mampu menciptakan inovasi dalam proses Tujuan pembelajaran IPS di Sekolah
pembelajaran sehingga peserta didik merasa Dasar berharap agar para peserta didik dapat
terpacu, bersemangat serta bergairah untuk memiliki pengetahuan dan wawasan tentang
mengikuti pembelajaran, dan materi yang konsep-konsep dasar ilmu sosial dan
disampaikan guru akan lebih optimal serta humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran
diterima oleh peserta didik. terhadap masalah sosial di lingkungannya,
serta memiliki ketrampilan mengkaji dan
Trianto (2010: 171) menyatakan bahwa memecahkan masalah-masalah sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan tersebut. Pasal 37 UU NO 5 tahun 2003
integrasi dari berbagi cabang-cabang ilmu-lmu SISDIKNAS mengemukakan bahwa mata
sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, pelajaran IPS merupakan muatan wajib yang
ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar
Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar dan menengah. Dengan adanya ketentuan
realitas dan fenomena sosial masyarakat yang undang-undang tersebut yang mewajibkan IPS
diwujudkan dalam satu pendekatan sebagai mata pelajaran dalam sistem
interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang pendidikan di Indonesia telah menjadikan
ilmu sosial. IPS atau studi sosial merupakan kedudukan IPS semakin jelas dan kokoh.
bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan Tetapi dengan perkembangan zaman yang
288 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

semakin pesat, belum banyak muncul Beberapa peneltian-penelitian sebelumnya


kesadaran yang tinggi di kalangan pendidik di melaporkan temuan mereka bahwa
persekolahan untuk mengajar para siswa penggunaan Quizizz telah berhasil memotivasi
dengan menggunakan media-media yang peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
dapat menarik respon untuk meningkatkan juga efektif dalam penilaian atau ulangan yang
minat belajar siswa. Salah satu cara yang diadakan guru untuk mengevaluasi proses dan
dilakukan guru agar dapat mencapai tujuan hasil pembelajaran siswa baik asesmen
pembelajaran yaitu dengan mengemas formatif di tengah-tengah proses pembelajaran,
pembelajaran menjadi pembelajaran yang aktif, maupun asesmen summatif di akhir semester.
inovatif, kreatif, efektif. (Khairiyah dkk, 2021)

Proses pendidikan saat ini yang tidak Penelitian ini akan dilaksanakan pada
lagi dapat dilakukan secara tatap muka kelas IV Sekolah Dasar Negeri 60 Prabumulih
melainkan dengan metode daring sehingga untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
mengharuskan lembaga pendidikan dan Implementasi aplikasi Quizizz diharapkan
tenaga pendidik untuk tetap bisa meningkatkan dapat memotivasi siswa dalam kegiatan
minat belajar siswa yaitu dengan cara belajar-mengajar daring dan. Hasil penelitian ini
menggunakan metode pembelajaran yang nantinya diharapkan dapat menjadi role model
aktif, inovatif, kreatif, efektif,dan yang bukan hanya untuk mata pelajaran Ilmu
menyenangkan agar tetap mencapai tujuan Pengetahuan Sosial saja, tetapi juga pada
pembelajaran (Khairiyah dkk, 2021). mata pelajaran lainnya di Sekolah Dasar Negeri
60 Prabumulih dan sekolah dasar lainnya di
Salah satu cara yang dilakukan tenaga seluruh Indonesia.
pendidik untuk menarik minat belajar siswa dan
membantu peserta didik dalam tujuan METODE PENELITIAN
pembelajaran adalah dengan menggunakan
metode pembalajaran berupa aplikasi Quizizz. Metode yang digunakan dalam
Quizizz merupakan aplikasi permainan penelitian ini adalah metode Analisis Kualitatif
pendidikan yang sifatnya naratif dan fleksibel. Pengamatan Alami (Natural Observation).
Selain dapat digunakan sebagai sarana Penelitian pengamatan alami merupakan jenis
menyampaikan materi dan evaluasi, Quizizz penelitian kualitatif dengan melakukan
juga dapat menjadi sarana guru dalam observasi menyeluruh pada sebuah latar
memberikan tugas pekerjaan rumah dengan tertentu tanpa sedikitpun mengubahnya. Dalam
tetap melakukan pengawasan secara daring hal ini peneliti akan melakukan pengamatan
dan menghindari terjadinya siswa yang terhadap efektifitas aplikasi Quizizz dalam
menyontek. pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri 60
Prabumulih di masa daring.
Setiap siswa mendapatkan soal kuis
yang berbeda-beda dalam mengerjakan kuis, 1. Jenis dan Sifat Penelitian
karena telah di acak secara otomatis, sehingga
a. Jenis Penelitian
meminimalisir kecurangan (Ida dkk, 2021).
Quizizz memberikan dampak positif terhadap Pada karya ilmiah ini, penulis
pembelajaran siswa. Melalui media menggunakan metode pengamatan
pembelajaran berupa aplikasi permainan alami (natural observation) terhadap
Quizizz dapat menumbuhkan dan efektifitas aplikasi Quizizz dalam
meningkatkan kemampuan siswa baik dari segi pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri
afektif, kognitif dan psikomotoriknya. Selain itu 60 Prabumulih di masa daring.
aplikasi Quizizz memudahkan guru dalam
membuat soal.Penggunaan Quizizz sedang b. Sifat Penelitian
menjadi tren dalam dunia pendidikan di seluruh
dunia dan hasil penelitian menunjukkan Penelitian pengamatan alami
efektivitas pembelajaran berbasis daring. merupakan jenis penelitian kualitatif
Efektifitas Aplikasi Quizizz Dalam Pembelajaran Ips Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 60 289
Prabumulih Di Masa Daring
Natasya Helsi Febiani1, Annisa Putri Aisyah2, Nadia Sahilah3 dan Yoga Fernando
Rizqi4

dengan melakukan observasi masihlah menerapkan metode ceramah yang


menyeluruh pada sebuah latar berfokus pada guru (Teacher Centered), dan
tertentu tanpa sedikitpun peserta didik hanya perlu mendengarkan
mengubahnya. Metode pengamatan penjelasan, mencatat, dan meniru apa yang
alami ini menggunakan subjek yang dilakukan oleh guru. Dengan demikian, strategi
apa adanya dalam setting yang pembelajaran konvensional membentuk
alamiah, maka hasil yang didapatkan peserta didik bersikap pasif, represif dan
pun akan alami. kurang mendapakan kesempatan dalam
mengambil inisiatif (Sukardi, 2019).
2. Sumber Data
Pembelajaran IPS yang terjadi hingga
a. Data Primer saat ini belum mampu membekali keterampilan
sosial (social skill) dan kepekaan sosial (social
Data yang diperoleh secara langsung
sensitivity) kepada peserta didik yang dapat
dari objek yang akan diteliti. Yang
diwujudkan ke dalam kehidupan sehari-hari.
termasuk dalam hal ini adalah siswa-
Sehingga sampai saat ini citra mata pelajaran
siswi kelas IV SD Negeri 60
pendidikan IPS, baik di kalangan peserta didik
Prabumulih mengenai efektivitas
maupun masyarakat luas terkesan kurang
aplikasi Quizizz di masa daring.
menggembirakan.
b. Data Sekunder
Pendidikan IPS tergolong sebagai
Data yang diperoleh dari orang tua / mata pelajaran yang tidak populer dan sangat
wali siswa-siswi kelas IV SD Negeri 60 membosankan dimata peserta didik, karena
Prabumulih. pembelajaran IPS mengharuskan peserta didik
menghafal materi dan peristiwa sosial yang
3. Teknik Pengumpulan Data terjadi serta hanya berfokus pada guru yang
menerangkan materi yang sudah jelas ada di
Untuk memperoleh data yang berkenaan buku (text book) sehingga kebanyakan dari
dengan penelitian ini, peneliti peserta didik merasa jenuh dan bosan dan
menggunakan pengumpulan data dengan berakhir pada asik dengan aktivitasya sendiri
teknik observasi yaitu mengadakan maupun mengobrol dengan temannya.
pengamatan secara langsung ke lokasi
dan objek penelitian. Dengan observasi Masa pandemi Covid-19 sekarang ini,
tersebut peneliti mencatat informasi mengharuskan pembelajaran dilakukan secara
sebagaimana yang disaksikan selama daring demi memutus mata rantai penyebaran
penelitian. Penyaksian peristiwa tersebut virus Covid-19. Selama pembelajaran
dapat dilakukan dengan melihat, dilaksanakan secara daring, maka guru
mendengar, dan merasakan yang sebagai tenaga pendidik haruslah berpikir
kemudian dicatat seobjektif mungkin. secara kreatif dan inovatif agar tetap bisa
meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa
terutama pada mata pelajaran IPS. (Ichsan dkk,
HASIL DAN PEMBAHASAN 2022) Sehingga dalam hal ini guru harus
membekali para siswa dengan pendidikan dan
Pembelajaran IPS di berbagai jenjang keterampilan yang tidak hanya meliputi
pendidikan terutama di Sekolah Dasar pada keterampilan bertahan hidup tapi juga
umumnya masih menggunakan strategi keterampilan berpikir kritis, konstruktif, inovatif
pembelajaran secara konvensional. Dimana dan berkarakter. Guru harus kreatif dan tepat
dalam pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas dalam memilih media pembelajaran agar hasil
290 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

belajarnya memuaskan. Media itu merupakan terjadi saat ini. Selain itu dengan hadirnya
alat bantu dalam proses belajar mengajar media pembelajaran berbasis e-learning ini,
(Ekayani, 2017). Minat belajar siswa bisa diharapkan dapat mengikuti adanya arah
tumbuh jika suasana kelas dibuat perkembangan zaman yang ada. Untuk
menyenangkan. Media yang digunakan harus perkembangan zaman yang ada saat ini masuk
menarik sehingga siswa mudah memahami ke dalam perubahan zaman era teknologi yang
dan mempelajari bahan pelajaran (Solikah, semakin canggih, dimana guru memiliki peran
2020). penting dalam mendidik dan memberikan
ilmunya kepada peseta didik (Rahmawati,
Pada saat pembelajaran online 2019).
(daring) , optimalisasi dalam komunikasi jarak
jauh tidak terlepas dengan penggunaan Menurut Purba, media aplikasi Quizizz
handphone, tablet, atau laptop serta koneksi merupakan sebuah media permainan kuis
internet yang dapat dimanfaatkan sebagai interaktif yang di dalamnya terdapat bentuk
bagian dari kegiatan pembelajaran. Hal ini gambar, suara, dan audio yang dapat
menjadi tantangan untuk guru agar tetap dapat digunakan peserta didik dalam menunjang
menciptakan pembelajaran yang pembelajaran yang ada di kelas (Purba, 2019).
menyenangkan, menarik, aktif dan tetap dapat
mencapai tujuan pembelajaran. Mengingat Semester satu tahun 2021/2022 kelas
akan adaptasi baru, yang mau tidak mau harus IV SDN 60 Prabumulih yang berjumlah 20
bisa di terima dengan sedemikian rupa. Salah siswa, pada muatan pelajaran Ilmu
satu media pembelajaran yang menarik, Pengetahuan Sosial tema Peta dan
memiliki sifat interaktif yang mengutamakan Komponennya terdapat materi yang cukup luas
kerjasama, komunikasi, dan bisa menimbulkan yaitu tentang Membaca dan Menggambar Peta.
interaksi antar siswa adalah melalui permainan, Sehingga bagi pengajar untuk dapat
yang mempunyai karakteristik untuk mengomunikasikan materi menggunakan
menciptakan motivasi dalam belajar, yaitu PowerPoint yang ditampilkan melalui Google
khayalan (fantasy), tantangan (challenges) dan Meet , dan evaluasi dilakukan dengan aplikasi
keingintahuan (curiosity) (Irwan dkk, 2019). google form yang mudah dikerjakan oleh siswa
dari rumah. Meski demikian, beberapa siswa
Guru harus menerapkan sebuah media masih mengalami kesulitan dalam memahami
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, materi Membaca dan Menggambar Peta,
dan menyenangkan agar tetap mencapai cenderung merasa jenuh dengan pembelajaran
tujuan pembelajaran saat melaksanakan yang dilaksanakan. Sehingga guru
pembelajaran daring salah satunya adalah menggunakan menggunakan Quizizz sebagai
menerapkan media pembelajaran berbasis e- strategi pembelajaran yang dapat
learning. Media pembelajaran berbasis e- meningkatkan minat belajar siswa.
learning adalah suatu media belajar yang
menggunakan jaringan elektronik. Adapun Masa pandemi banyak sekali
salah satu media pembelajaran berbasis e- ditemukan kesulitan-kesulitan dalam proses
learning adalah Quizizz. pembelajaran yang dirasakan oleh guru dan
siswa. Hilangnya motivasi belajar membuat
Pembelajaran media berbasis e- siswa merasa jenuh dan malas mengerjakan
learning ini sangat mudah dipakai dan mudah tugas yang diberikan sehingga siswa
dijangkau oleh semua orang khususnya di mengalami perkembangan kognitif dengan
masa pandemi Covid-19 saat ini karena, media baik. Namun dengan penggunaan media
berbasis e-learning sangat mudah digunakan pembelajaran berbasis games yang diberikan
oleh siapa saja, bisa juga dilakukan kapan saja, oleh guru sangatlah tepat untuk permasalahan
serta bisa langsung terkoneksi melalui hp yang terjadi pada siswa saat pembelajaran di
ataupun laptop, sehingga tidak menuntut rumah.
kemungkinan dan menjadi penghalang dengan
hadirnya pembelajaran daring (online) yang Media aplikasi Quizizz yang
Efektifitas Aplikasi Quizizz Dalam Pembelajaran Ips Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 60 291
Prabumulih Di Masa Daring
Natasya Helsi Febiani1, Annisa Putri Aisyah2, Nadia Sahilah3 dan Yoga Fernando
Rizqi4

memberikan banyak fitur menyenangkan bagi Saat mengerjakan tugas maupun soal-
siswa karena mempermudah pembelajaran soal di aplikasi Quizizz siswa akan merasa
jarak jauh. Sehingga sangatlah efektif bersemangat dan tidak jenuh karena terdapat
digunakan guru untuk mengetahui peningkatan banyak sekali fitur-fiur yang menarik di dalam
perkembangan kognitif siswa. Selama masa aplikasi Quizizz yang sama ketika kita sedang
pandemi berlangsung, penggunaan media bermain game seperti terdapat musik, meme
pembelajaran online menjadi satu-satunya lucu, penambah waktu, penghapus pilihan
solusi yang dapat diterapkan selama kegiatan jawaban, penambah skor, dan masih banyak
belajar-mengajar. Hadirnya bermacam-macam lagi. (Wahyudi dkk, 2020) Pada aplikasi Quizizz
media pembelajaran online sangatlah siswa juga tidak dapat menyontek temannya,
memudahkan guru untuk menyampaikan karena soal yang diberikan kepada siswa satu
materi yang akan diajarkan kepada siswanya dengan siswa yang lainnya diacak. Siswa dapat
(Hidayati and Aslam 2021) menyesuaikan waktu pertanyaan sehingga
tidak dapat bertanya kepada orang terdekat
Quizizz merupakan sebuah web tool atau melihat buku catatan mereka.
untuk membuat permainan kuis interaktif yang
digunakan dalam pembelajaran di kelas virtual. Setelah menyelesaikan kuis, siswa
Ada empat kemungkinan jawaban untuk kuis akan mempelajari peringkat yang mereka
interaktif. Berisi jawaban yang benar dan dapat terima dari semua siswa yang mengerjakan
menambahkan gambar ke latar belakang soal. Siswa juga mengetahui soal dan jawaban
pertanyaan pada aplikasi quizizz. Quizizz dapat yang benar dari soal yang diolah. Kelebihan
langsung memberikan data dan statistik hasil Quizizz untuk guru adalah memiliki penilaian
kinerja siswa. Quizizz tidak hanya dapat otomatis. Quizizz membuat analisis butir soal,
dikerjakan saat pembelajaran di kelas, tetapi yang semuanya dapat diunduh berupa file
juga dapat dibuat soal untuk PR. Sehingga excel. Setiap siswa akan menerima laporan
dapat dimainkan kapan saja dan di mana saja terkait jawaban benar dan salah semua siswa,
oleh siswa asalkan tidak melebihi batas waktu serta persentase nilai kuis.
yang telah ditentukan.
Penelitian juga membuktikan dengan
Hasil penelitian membuktikan pada Quizizz pembelajaran menjadi lebih
aplikasi Quizizz siswa akan merasa lebih menyenangkan dan siswa lebih bersemangat.
bersemangat dalam melaksanakan Yang terpenting, pembelajarannya mudah
pembelajaran yang dilaksanakan secara diterima dan diingat oleh siswa. Hal ini juga
daring. Hal ini dikarenakan ketika guru meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan
memberikan tugas kepada siswa untuk prestasi siswa, khususnya dalam ilmu-ilmu
dikerjakan, maka akan terdapat skor yang sosial, adalah kekuatan pendorong untuk
muncul ketika siswa menjawab secara tepat pemahaman yang lebih baik dari sumber dan
dan cepat. Kecepatan dan akurasi jawaban mata pelajaran lain. Terutama dalam
memiliki skor atau bonus tambahan. Akan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi
tetapi, ketika siswa lama dalam menjawab seperti sekarang ini.(Wahyudi dkk, 2020)
pertanyaan dan jawabannya tersebut tidak
tepat maka skor yang sudah dikumpulkan akan PENUTUP
berkurang. Selain itu, terdapat persaingan
ketika kita mengerjakan tugas di Quizizz karena Pandemi Covid-19 menjadikan
terdapat ranking yang bersifat live sehingga kita pembelajaran dilaksanakan secara daring.
bisa tau sudah berada di posisi berapa dan juga Selama pembelajaran dilaksanakan secara
mengetahui perolehan skor tertinggi dari lawan. daring maka tenaga pendidik memikirkan suatu
media pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
292 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

dan menyenangkan untuk dapat menarik minat Quizizz Secara Daring Terhadap
belajar siswa terutama terhadap pembelajaran Perkembangan Kognitif Siswa’, Jurnal
IPS yang kerap kali dianggap sebagai pelajaran Pedagogi Dan Pembelajaran, 4.2 (2021), 251
<https://doi.org/10.23887/jp2.v4i2.37038>
yang membosankan dan juga agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Ida, Putu, Arsani Dewi, Perkuliahan Daring, and
Dalam hal ini guru menggunakan media Pusat Penjaminan Mutu, ‘PINTU : Pusat
pembelajaran berupa suatu aplikasi yang Penjamin Mutu Volume : 2 , No 2 , Oktober
bernama Quizizz. 2021 ISSN : 2746-7074 PINTU : Pusat
Penjamin Mutu Volume : 2 , No 2 , Oktober
Penggunaan aplikasi Quizizz selama 2021 ISSN : 2746-7074’, 2.2 (2021)
pembelajaran IPS yang dilaksanakan secara
daring dapat berlangsung lebih efektif lagi Irwan, I., Luthfi, Z. F., & Waldi, A. Efektifitas
karena siswa lebih tertarik untuk belajar, Penggunaan Kahoot! untuk Meningkatkan
membuat siswa lebih mudah memahami dan Hasil Belajar Siswa [Effectiveness of Using
juga mengingat materi yang diajarkan sehingga Kahoot! to Improve Student Learning
Outcomes]. Pedagogia : Jurnal Pendidikan 1.8
dapat meningkatkan hasil belajar. Selain itu,
(2019)
motivasi belajar siswa semakin meningkat. Hal
ini disebabkan dalam Quizizz terdapat banyak Khairiyah, Ummu, Silviana Nur Faizah, and Awaliah
sekali fitur-fitur yang menarik, selain itu Quizizz Dea Lestari, ‘Pendampingan Pembuatan Kuis
juga membuat siswa tidak dapat menyontek. Dengan Aplikasi Quizizz Bagi Guru Sekolah
Dasar Di Desa Made Lamongan’, Wikrama
Diadakannya penelitian ini diharapkan Parahita : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 5.2
dapat membantu guru sebagai pengajar juga (2021), 25–31
murid sebagai pelajar untuk sadar akan <https://doi.org/10.30656/jpmwp.v5i2.2690>
pentingnya Quizizz dalam pembelajaran daring
serta efektifitas aplikasi Quizizz dalam Of, Effectiveness, Using Quizizz, Application In,
Evaluation Online, M I Al, and Ihsan Damarsi,
membantu dan mendukung pembelajaran
‘Effectiveness of Using Quizizz Application in
daring. Hal yang harus diingat bahwa Quizizz
Evaluation Online Learning of Natural
ini tidak hanya mampu dilakukan di masa Sciences (Ipa) Materials of Various Styles
pandemi saja, akan tetapi dalam kegiatan Class Iv Mi Al Ihsan Damarsi’, 1 (2022), 31–39
pembelajaran sehari-hari turut berperan
penting. Selain itu, untuk pendidik diharapkan Rahmawati, dan Mz. (2019). Peran Guru Dalam
dapat menerapkannya dalam kegiatan Penggunaan Multimedia Interaktif di Era
pembelajaran dengan baik dan benar. Revolusi Industri 4.0 Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Pascasarjana
Universitas PGRI Palembang, 45-50.

REFERENCES Solikah, H. (2020). Pengaruh Penggunaan Media


Pembelajaran Interaktif Quizizz terhadap
Anggun, A. (2021). Penerapan media pembelajaran Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Materi
game edukasi Quizizz untuk meningkatkan Teks Persuasif Kelas VIII di SMPN 5 Sidoarjo
keaktifan belajar siswa selama masa Tahun Pelajaran 2019/2020. BAPALA, 7(3).
pandemi Covid-19 (Doctoral dissertation,
Universitas Pelita Harapan). Sukardi, Tanto. (2019). Revitalisasi Pendidikan IPS
http://repository.uph.edu/id/eprint/43719 di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ekayani, P. (2017). Pentingnya penggunaan media Supardi. (2011). Dasar-dasar Ilmu Sosial.
pembelajaran untuk meningkatkan prestasi Yogyakarta: Ombak.
belajar siswa. Jurnal Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Trianto. (2010). Model-model Pembelajaran Inovatif.
Singaraja, 2(1), 1–11. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Hidayati, Issrina Dwika, and Aslam Aslam, Purba, L. S. (2019). Peningkatan Konsentrasi Belajar
‘Efektivitas Media Pembelajaran Aplikasi Mahasiswa Melalui Pemanfaatan Evaluasi
Efektifitas Aplikasi Quizizz Dalam Pembelajaran Ips Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 60 293
Prabumulih Di Masa Daring
Natasya Helsi Febiani1, Annisa Putri Aisyah2, Nadia Sahilah3 dan Yoga Fernando
Rizqi4

Pembelajaran Quizizz Pada Mata Kuliah Kimia


Fisika I JDP. Jurnal Media, 12 (1), 29.

Wahyudi, Wahyudi, Intan Sari Rufiana, and Dwi Avita


Nurhidayah, ‘Quizizz: Alternatif Penilaian Di
Masa Pandemi Covid-19’, Jurnal Ilmiah
Soulmath : Jurnal Edukasi Pendidikan
Matematika, 8.2 (2020), 95–108
<https://doi.org/10.25139/smj.v8i2.3062>
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

MODEL PARTISIPASI MASYARAKAT MELALUI KOMITE SEKOLAH


DALAM MELAKSANAKAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
(MBS) UNTUK MENCIPTAKAN SEKOLAH EFEKTIF PADA
SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

Riswandi1* Dan Nur Ridha Utami2


1,2Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung
* E-mail: riswandi.1976@fkip.unila.ac.id

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk merumuskan model partisipasi masyarakat melalui komite sekolah dalam
melaksanakan manajemen berbasis sekolah (MBS) dan menciptakan sekolah efektif pada sekolah dasar di
Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Pengumpulan data
menggunakan angket, observasi, wawancara, dan mengumpulkan dokumen yang relevan. Analisis data kuantitatif
menggunakan statistik deskriptif sedangkan data kualitatif menggunakan konsep Miles dan Huberman. Hasil
penelitian yaitu produk model partisipasi masyarakat melalui Komite Sekolah dalam melaksanakan Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) untuk menciptakan sekolah efektif di sekolah dasar. Kesimpulannya bahwa tahapan
pengembangan model terdiri dari tiga bagian yang didahului dengan melakukan identifikasi masalah, pelaksanaan
fungsi manajemen, penyusunan RKS/RKT/RKAS, dan melaksanakan komponen MBS untuk mencapai sekolah
efektif.

Kata kunci: Komite sekolah, manajemen berbasis sekolah, partisipasi masyarakat, sekolah efektif.

Abstract
The purpose of this study is to formulate a model of community participation through school committees in
implementing school-based management (SBM) and create effective schools at elementary schools in Bandar
Lampung. This research uses research and development (R&D) methods. Collecting data using questionnaires,
observations, interviews, and collecting relevant documents. Analysis of quantitative data using descriptive
statistics while qualitative data using the concept of Miles and Huberman. The results of the research are the
product of the community participation model through the School Committee in implementing School-Based
Management (SBM) to create effective schools at elementary schools. The conclusion is that the model
development stage consists of three parts, which are preceded by identifying problems, implementing
management functions, preparing RKS/RKT/RKAS, and implementing the SBM component to achieve effective
schools.

Keywords: School committee, school-based management, community participation, effective school.

pelayanan dengan membentuk Komisi


PENDAHULUAN Sekolah/Madrasah sebagai lembaga
independen, memberikan asuhan kepada staf,
Pendidikan merupakan faktor dalam sarana dan prasarana, pembinaan, dukungan
mendukung pengembangan sumber daya dan pengawasan pendidikan. membaik. Di
manusia di sekolah. Pengembangan ini tingkat satuan pendidikan. Dalam undang-
merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas undang tersebut disebutkan bahwa
pendidikan di Indonesia (Kurniasari, 2021; peningkatan mutu pendidikan tidak hanya
Yasin et al., 2021). Pasal 20 dan 54 Undang- menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi
Undang Republik Indonesia Tahun (2003) juga tanggung jawab masyarakat. Berdasarkan
menyatakan bahwa (1) peran serta dalam undang-undang di atas, Kementerian
penyelenggaraan pendidikan melibatkan Pendidikan dan Kebudayaan akan memperluas
berbagai aspek masyarakat. (2) Masyarakat dan mendistribusikan akses pendidikan,
dapat berperan serta sebagai sumber, meningkatkan kualitas, relevansi dan daya
pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan. saing pendidikan, serta meningkatkan tata
Secara khusus, Pasal 56 (3) adalah mutu kelola, akuntabilitas, dan citra publik pendidikan
Model Partisipasi Masyarakat melalui Komite Sekolah dalam melaksanakan 295
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) untuk menciptakan Sekolah Efektif pada Sekolah
Dasar di Bandar Lampung
Riswandi1*, Nur Ridha Utami2

dari tahun ke tahun. mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan


Upaya ini sesuai pula dalam pasal 51 masyarakat di satuan pendidikan.
butir 1 Undang-Undang Republik Indonesia Pembentukan organisasi komite sekolah
Nomor 20 tahun (2003) tentang Sistem dilakukan secara transparan, akuntabel, dan
Pendidikan Nasional yaitu pelaksanaan prinsip demokratis (Nurbaeti et al., 2021; Somali et al.,
manajemen berbasis sekolah (MBS) dikelola 2021). Transparan artinya komite sekolah
oleh satuan pendidikan yang dimulai dari harus dibentuk secara terbuka dan diketahui
tingkat PAUD hingga SMA/SMK. Manajemen oleh masyarakat secara luas. Akuntabel
berbasis sekolah merupakan suatu langkah maksudnya panitia persiapan hendaknya
yang tepat dalam peningkatan kualitas menyampaikan laporan penanggungjawaban
pendidikan dengan cara memberikan kinerjanya maupun penggunaan dana
kewenangan penuh kepada sekolah untuk kepanitiaan. Demokratis artinya dalam proses
melaksanakan management yang sesuai pemilihan anggota dan pengurus dilakukan
dengan kebutuhan sekolahnya (Azhara, 2022; dengan musyawarah mufakat.
Frémont et al., 2022). MBS yang diterapkan di Komite sekolah dalam menjalankan
sekolah akan menciptakan kemandirian tugasnya memegang prinsip partisipasi,
sehingga sekolah akan memiliki prestasi yang transparansi, dan akuntabilitas (Prasetyo &
tinggi. Mulyani, 2019; Ramli, 2021). Ketiga prinsip
Pemerintah telah men-support untuk tersebut merupakan bagian dari good
menerapkan MBS di seluruh sekolah governance atau tata layanan yang baik.
Indonesia. Rencana Strategis Kementerian Artinya dalam pengelolaan sekolah, kepala
Pendidikan Nasional 2004-2009, MBS telah sekolah bekerja sama dengan stakeholders
menjadi kebijakan nasional dan salah satu untuk memajukan sekolah. Secara khusus,
target yang ingin dicapai pada akhir tahun untuk terlaksananya asas partisipasi maka
2009. Program MBS meliputi Rencana Kerja dituntut adanya pelibatan dan pemberdayaan
Sekolah (RKS), Rencana Kegiatan dan stakeholders. Partisipasi merupakan suatu
Anggaran Sekolah (RKAS), penguatan komite keterlibatan mental/emosi seseorang dan
sekolah, mahir menggunakan perangkat sebagai proses komunikasi dua arah antara
teknologi, dan leadership skill. pihak pemerintah dan masyarakat terhadap
Komite sekolah dibentuk untuk pencapaian tujuan serta ikut bertanggung
mendukung pelaksanaan penerapan MBS. jawab didalamnya (Davis & Newstorm, 2002;
Tidak hanya itu saja, komite sekolah sebagai Laily, 2015; Nahdliyah & Hasanah, 2021).
suatu badan yang berada di satuan pendidikan Dengan demikian, partisipasi dari setiap
berguna untuk meningkatkan mutu, efisiensi, stakeholders memberikan dampak yang baik
dan mencapai demokratisasi (Jamaluddin, bagi sekolah untuk terwujudnya kemajuan
2022; Nurafni et al., 2022; Nurhasanah et al., pendidikan.
2021). (Keputusan Menteri Pendidikan Hal ini sejalan pula dengan hakikat MBS
Nasional Republik Indonesia, 2002) komite yang meliputi partisipasi, transparansi, dan
sekolah bertujuan (1) Menerima aspirasi akuntabilitas untuk meningkatkan kualitas
masyarakat dalam kebijakan operasional dan sekolah dengan baik. Proses pelaksanaan
program pendidikan di satuan pendidikan; (2) ketiga prinsip diatas mengedepankan prinsip
Bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kemandirian, keluwesan, dan fleksibilitas
pendidikan; (3) Menciptakan suasana dan melalui komunitas pendidikan di sekolah.
kondisi yang transparan, akuntabel, demokratis Artinya dalam pengelolaan sekolah, kepala
di satuan pendidikan. sekolah bekerja sama dengan stakeholders
Lebih lanjut lagi dalam keputusan untuk memajukan sekolah (Minsih et al., 2019).
Mendiknas tersebut bahwa peran komite Komite sekolah akan dapat
sekolah yaitu sebagai pemberi pertimbangan melaksanakan peran dan fungsinya apabila
(advisory agency), pendukung (supporting didukung oleh partisipasi aktif dari masyarakat.
agency), pengontrol (controlling agency), dan Dengan mengoptimalkan peran dan fungsi
296 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

komite sekolah maka akan memberikan yang bersifat menganalisis kebutuhan dan
jaminan pelibatan stakeholders pendidikan menguji keefektifan produk tersebut agar dapat
dalam mendukung proses pendidikan berfungsi secara luas. R&D diarahkan mencari
(Fathurrahman, 2020). Kerjasama antara temukan, merumuskan, memperbaiki,
komite sekolah dan sekolah akan terwujudnya mengembangkan, menghasilkan, menguji
tanggung jawab sebagai mitra kerja dalam keefektifan produk, model,
membangun pendidikan (Majir, 2018). metode/strategi/cara, jasa, prosedur tertentu
Partisipasi masyarakat dalam komite sekolah yang lebih unggul, baru, efektif, efisien,
dapat mewujudkan keefektifan sekolah. produktif, dan bermakna (Putra, 2013).
Keefektifan sekolah merupakan proses Prosedur penelitian pengembangan
pemanfaatan seluruh sumber daya sekolah tersusun dalam beberapa tahap yaitu: (1)
yang dilakukan melalui tindakan yang rasional Research and Information Collecting; (2)
dan sistematik (perencanaan, Planning; (3) Develop Preliminary Form of
pengorganisasian, pengarahan tindakan, dan Product; (4) Preliminary Field Testing; (5) Main
pengendalian) untuk mencapai tujuan sekolah Product Revision; (6) Main Field Testing; (7)
secara efektif dan efisien (Riswandi, 2015). Operational Product Revision; (8) Operational
Efektivitas sekolah mengacu pada kinerja Field Testing; (9) Final product Revision; (10)
sekolah. Sedangkan kinerja sekolah dapat Dessimination and Distribution (Borg & Gall,
ditunjukkan melalui output sekolah yang diukur 2003). Selanjutnya langkah-langkah
sesuai dengan prestasi rata-rata siswa pada penggunaan metode R&D yang dikemukakan
akhir masa pendidikan formal mereka. Kriteria oleh (Sugiyono, 2006) terdiri dari (1) potensi
efektivitas sekolah adalah produktivitas, dan masalah; (2) pengumpulan data; (3) desain
kemampuan beradaptasi, keterlibatan, produk; (4) validasi desain; (5) revisi desain; (6)
kesinambungan, dan responsivitas stakeholder uji coba produk; (7) revisi produk; (8) uji coba
eksternal (Alfiansyah et al., 2021). Dengan pemakaian; (9) revisi produk; dan (10) produksi
menetapkan dan melaksanakan kriteria masal.
efektivitas maka akan diperoleh sekolah efektif. Berdasarkan langkah-langkah penelitian
Sekolah yang baik adalah terletak dalam dan pengembangan (R&D) yang dikemukakan
kwadran nilai – tinggi/ kapasitas – tinggi, diatas, penelitian ini dirancang dengan
sekolah yang kurang efektif/mandek berada langkah-langkah penelitian yaitu (1) Tahap
dalam kwadran nilai – rendah/kapasitas – studi pendahuluan terdiri dari studi literatur,
rendah (MacBeath & Mortimore, 2001). Kriteria studi lapangan, deskripsi dan analisis temuan.
sekolah efektif tersebut dikategorikan untuk Studi literatur yaitu sebelum melaksanakan
mengetahui apakah di suatu sekolah termasuk penelitian terlebih dahulu menelaah, mengkaji,
kategori sekolah yang baik, efektif, atau dan menganalisis literatur dari berbagai
rendah. Kondisi yang diharapkan ini tidak referensi (terutama jurnal) yang relevan untuk
semuanya terlaksana. Karena ada banyak mengkonstruksikan konseptual teoretis
komponen yang memberikan kontribusi untuk penelitian. Studi lapangan, peneliti terlebih
dapat mencapai keefektifan sekolah. Oleh dahulu menentukan lokasi dan objek penelitian
karena itu, penekanan yang akan dilakukan (sampel penelitian; sekolah) yang tepat dan
pada penelitian ini adalah penguatan partisipasi layak dijadikan sebagai responden penelitian.
masyarakat melalui komite sekolah. Deskripsi dan analisis temuan menghasilkan
model faktual yang diangkat dari data-data
METODE PENELITIAN lapangan. Produk tersebut masih dalam bentuk
model awal.
Penelitian ini termasuk penelitian dan (2) Tahap studi pengembangan terdiri
pengembangan atau Research and dari temuan draf desain, penyusunan
Development (R&D). Penelitian dan perangkat model, validasi ahli. Temuan draf
pengembangan adalah metode penelitian desain merupakan desain awal berupa produk
untuk menghasilkan produk tertentu dan pertama yang dihasilkan berbasis kajian
menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, literatur dan dukungan data lapangan.
2006). Penelitian menggunakan penelitian Penyusunan perangkat model, suatu model
Model Partisipasi Masyarakat melalui Komite Sekolah dalam melaksanakan 297
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) untuk menciptakan Sekolah Efektif pada Sekolah
Dasar di Bandar Lampung
Riswandi1*, Nur Ridha Utami2

akan memerlukan perangkat tambahan untuk sedangkan data kualitatif dianalisis dengan
memperkuat konstruksi logika berpikir dan menggunakan konsep (Miles & Huberman,
keterlaksanaan model tersebut. Tahap ini akan 1984) yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang
diidentifikasi perangkat yang dibutuhkan untuk terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data,
memperkuat model tersebut. Validasi ahli penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau
merupakan tahapan melengkapi model untuk verifikasi.
menentukan tingkat kesesuaian model dengan
sistem nyata yang direpresentasikan. Terdapat HASIL DAN PEMBAHASAN
empat domain dalam proses memvalidasi
model yaitu validasi konseptual, validasi logikal, Penelitian ini untuk menghasilkan
validasi eksperimental, dan validasi produk model partisipasi masyarakat melalui
operasional. Komite Sekolah dalam melaksanakan
Selanjutnya adalah seminar di Forum Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) untuk
Group Discussion (FGD), hasil model yang menciptakan sekolah efektif pada sekolah
telah divalidasi oleh ahli selanjutnya dasar. Model dikembangkan berdasarkan data-
diseminarkan pada FGD bersama kepala data yang dikumpulkan dari lapangan yaitu dari
sekolah, pengawas, guru-guru SD, Dinas guru-guru, kepala sekolah, orangtua/komite
Pendidikan, dan akademisi. Evaluasi dan sekolah SD sesuai dengan kondisi riil faktual
penyempurnaan digunakan untuk perbaikan empiris. Mengacu kepada data faktual empiris
dan penyempurnaan model produk tersebut yang ada, dilanjutkan dengan melakukan
dibutuhkan dalam rangka untuk menetapkan pengkajian kesesuaian dan ketepatan secara
sebagai model hipotetik. Model hipotetik, konseptual teoretis. Mengkaji secara
setelah diperoleh data empiris dan kesesuaian konseptual teoretis berarti menggali konsep-
dengan konsep teoretis topik penelitian serta konsep dan teori-teori yang berkaitan dengan
divalidasi oleh ahli maka penelitian ini telah kesesuaian topik penelitian di atas yang
menghasilkan model hipotetik penelitian. Model disatukan dalam wujud model hipotetik. Oleh
hipotetik penelitian ini sudah dapat dipastikan karena itu, dapat dinyatakan bahwa produk
secara substansi sesuai dengan data empiris model ini akan diimplementasikan karena
dan kajian konseptual teoretis. sesuai dengan kebutuhan riil dan kesesuaian
(3) Tahap evaluasi terdiri dari dengan teori-teori yang mendukung.
implementasi model dan model final. Sebelum menghasilkan model, penelitian
Implementasi model, produk akhir penelitian ini ini telah didahului melakukan kajian lapangan
perlu diketahui tingkat keberhasilannya. Oleh untuk melakukan analisis kebutuhan terkait
karena itu, model produk penelitian ini akan dengan partisipasi masyarakat, pelaksanaan
diimplementasikan ke beberapa sekolah dasar MBS, dan penciptaan sekolah efektif. Untuk
di Bandar Lampung yang sesuai dengan menggali dan mendapatkan data faktual
tuntutan karakteristik sekolah yang diinginkan. tersebut peneliti telah memperoleh data-data
Model final, produk akhir penelitian yang akan berikut ini yang telah dianalisis.
dicapai adalah model partisipasi masyarakat Tabel 1. Analisis kebutuhan partisipasi
melalui komite sekolah dalam melaksanakan masyarakat
manajemen berbasis sekolah (MBS) untuk
No Partisipasi Penjelasan
menciptakan sekolah efektif pada sekolah Masyarakat
dasar di Bandar Lampung. 1 Makna partisipasi Semua
Ditinjau dari teknik pengumpulan data, masyarakat menyepakati perlu
terdapat dua jenis data yang akan dianalisis adanya partisipasi
yaitu data yang diperoleh dari angket dan data masyarakat dalam
yang dikumpulkan melalui observasi, membangun
wawancara, dan dokumen. Berdasarkan jenis sekolah
data tersebut, dalam menganalisis data 2 Urgensi partisipasi Semua setuju,
masyarakat bagi bahwa keterlibatan
kuantitatif menggunakan statistik deskriptif
sekolah masyarakat pada
298 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

sekolah penting terjadi adalah komite sekolah hanya sebagai


apapun juga mitra untuk mendapatkan legalitas formal saja.
bentuknya Secara organisasi kurang terlibat dan berperan
3 Kondisi di sekolah Belum sepenuhnya
dalam melaksanakan tugasnya. Semestinya
saat ini terkait dan semuanya
komite sekolah sebagai mitra sekolah
partisipasi masyarakat ikut
masyarakat serta dalam melaksanakan peran dalam memberi
berpartisipasi dalam pertimbangan (advisory agency), memberi
membantu sekolah dukungan (supporting agency), mengontrol
4 Kebutuhan Sebagian besar (controlling agency), dan menjadi penghubung
masyarakat untuk masyarakat (mediator agency) (Pratiwi et al., 2016; Safitri et
berpartisipasi menyampaikan al., 2020). Sedangkan yang diinginkan adalah
kepada sekolah bahwa sekolah perlu adanya peran nyata dan optimal yang
kurang melibatkan
ditunjukkan oleh komite sekolah dalam rangka
komite sekolah dan
menciptakan sekolah efektif.
orangtua dalam
membantu sekolah, Selanjutnya analisis kebutuhan
dalam artian pelaksanaan MBS yang ditunjukkan oleh tabel
mereka jarang 2 berikut ini.
diajak untuk
berpartisipasi Tabel 2. Analisis kebutuhan pelaksanaan MBS
5 Keikutsertaan Mereka amat
komite sekolah sangat jarang No Pelaksanaan MBS Penjelasan
pada mengikuti 1 Makna MBS bagi Bagi sekolah MBS
program/kegiatan program/kegiatan sekolah adalah sebuah
sekolah atau pertemuan model manajemen
yang ada kaitannya untuk mengelola
dengan komite sekolah secara
sekolah mandiri sesuai
6 Usaha yang perlu Hal penting yang dengan kondisi
dilakukan untuk perlu dilakukan sekolah
meningkatkan adalah dengan sesungguhnya
partisipasi melaksanakan 2 Urgensi Menjadi suatu
masyarakat/ perannya sebagai pelaksanaan MBS kemutlakan bagi
komite sekolah komite sekolah di sekolah setiap sekolah
untuk
Berdasarkan paparan data diatas maka melaksanakan MBS
dapat disimpulkan bahwa komite bila menginginkan
sekolah lebih baik
sekolah/masyarakat memiliki posisi yang
pengelolaannya
strategis dalam menciptakan sekolah efektif.
3 Implementasi Belum secara
Sekolah efektif berusaha untuk menciptakan MBS di sekolah optimal sekolah
pemanfaatan yang optimal dari seluruh mengimplementasi-
komponen sekolah (Sunaengsih et al., 2019). kan tujuh komponen
Komponen sekolah diharapkan dapat MBS
mendukung jalannya proses pendidikan 4 Kebutuhan untuk Setiap sekolah
dengan baik. mengimplemen- membutuhkan MBS
Keberadaan komite sekolah bukan tasikan MBS
hanya sebagai mitra sekolah untuk 5 Kendala sekolah • Kurangnya
mengimplemen- pemahaman
mendapatkan legalitas formal belaka. Akan
tasikan MBS kepala sekolah
tetapi eksistensinya sangat dibutuhkan untuk
dan guru tentang
menciptakan sekolah yang efektif (Basith & implementasi
Rahmawati, 2020; Bisri, 2020). Pelaksanaan MBS
peran dan fungsi yang melekat pada komite • Keterbatasan
sekolah diupayakan untuk dapat mencapai sumber daya
tujuan tersebut. sekolah untuk
Akan tetapi kondisi yang sesungguhnya mengimplemen-
Model Partisipasi Masyarakat melalui Komite Sekolah dalam melaksanakan 299
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) untuk menciptakan Sekolah Efektif pada Sekolah
Dasar di Bandar Lampung
Riswandi1*, Nur Ridha Utami2

tasikan sekolah daya yang ada


• Kurangnya 3 Faktor pendukung Kepala sekolah,
dukungan dan untuk guru, dan tenaga
partisipasi menciptakan kependidikan,
masyarakat dan sekolah efektif komite sekolah
orang tua siswa (orangtua dan
• Minimnya masyarakat), dan
dana/pembiayaan peserta didik
untuk membantu 4 Upaya untuk Melaksanakan
mengimplemen- menciptakan fungsi-fungsi
tasikan MBS sekolah efektif manajemen secara
optimal,
Berdasarkan data faktual diatas kepemimpinan
sekolah yang
menunjukkan bahwa sekolah menyadari
efektif, kesiapan
sesungguhnya MBS menjadi pilihan yang tepat
guru untuk
untuk dilaksanakan dalam mengelola sekolah melaksanakan
secara mandiri sesuai dengan sumber daya pembelajaran, dan
yang dimilikinya. MBS menjadi keharusan fokus kepada tujuan
untuk diimplementasikan oleh setiap sekolah 5 Kesiapan untuk Secara
karena diyakini bahwa sekolah dipastikan akan menciptakan komprehensif
membutuhkan MBS. Namun demikian, ketika sekolah efektif sekolah belum siap
sekolah mengimplementasikan MBS terdapat pada aspek sumber
daya untuk
banyak kendala yang dihadapi. Kendala
menciptakan
tersebut bervariasi, mulai dari kurangnya
sekolah efektif.
pemahaman kepala sekolah, keterbatasan Kepemimpinan
sumber daya sekolah, hingga kurangnya belum kuat untuk
dukungan partisipasi masyarakat dan melaksanakan
pembiayaan. fungsi-fungsi
Kemudian analisis kebutuhan penciptaan manajemen
sekolah efektif ditunjukkan pada tabel 3 berikut
ini.
Tabel 3. Analisis kebutuhan penciptaan Berdasarkan data-data diatas
sekolah efektif menunjukkan bahwa sekolah efektif dimaknai
sebagai sekolah yang berkualitas dan diyakini
No Sekolah Efektif Penjelasan setiap sekolah semestinya harus
1 Makna sekolah Sekolah efektif mengusahakan untuk menciptakan sekolah
efektif merupakan efektif dengan memanfaatkan sumber daya
cerminan sekolah yang dimiliki. Menciptakan sekolah efektif perlu
yang berkualitas. memiliki sumber daya pendukung seperti
Sekolah efektif
kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan,
ditinjau dari level
komite sekolah dan peserta didik
sekolah,
pembelajaran, dan (Riyatuljannah, 2020). Sumber daya sekolah
prestasi peserta tersebut dapat melaksanakan fungsi-fungsi
didik manajemen secara optimal, kepemimpinan
2 Urgensi meraih Semestinya setiap kepala sekolah yang efektif, perlu adanya
sekolah efektif sekolah harus kesiapan guru untuk melaksanakan
berusaha untuk pembelajaran, dan fokus pada tujuan sekolah.
menciptakan Rancangan model merupakan kerangka
sekolah efektif
konseptual teoretis berdasarkan fakta empiris
dengan
yang mendeskripsikan prosedur sistematis
memanfaatkan
semua sumber partisipasi masyarakat melalui komite sekolah
dalam melaksanakan MBS untuk menciptakan
300 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

sekolah efektif pada sekolah dasar. Prosedur sekolah; (5) Komponen MBS, ketujuh
sistematis tersebut mengatur langkah-langkah komponen MBS tersebut dimasukan kedalam
operasional yang dipersyaratkan seperti RKS/RKT/RKAS yang akan menjadi program
gambar 1 berikut ini. dan kegiatan sekolah; (6) Sekolah efektif,
menjadi hasil yang diperoleh sekolah manakala
adanya dukungan partisipasi dari komite
sekolah yang melaksanakan perannya
sebagaimana mestinya. Selanjutnya komite
sekolah melalui perannya memuat dan
memasukkan kedalam RKS/RKT/RKAS untuk
menjadi program dan kegiatan yang
mendukung keterlaksanaan MBS. Dengan
demikian, akan diperoleh sekolah efektif.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dapat


disimpulkan bahwa tahapan pengembangan
model terdiri dari tiga bagian yang didahului
dengan melakukan identifikasi masalah,
pelaksanaan fungsi manajemen untuk
memperhatikan peran komite sekolah,
penyusunan RKS/RKT/RKAS, dan
melaksanakan komponen MBS serta meraih
sekolah efektif. Model yang dikembangkan
pada penelitian ini belumlah maksimal adanya,
Gambar 1. Model partisipasi komite sekolah sehingga masih perlu diujicobakan secara
dalam melaksanakan MBS untuk menciptakan masif.
sekolah efektif Adapun beberapa saran guna
menciptakan sekolah efektif di sekolah yaitu
Berdasarkan gambar diatas dapat melalui komite sekolah diharapkan dapat
dijelaskan rasional Model Partisipasi Komite meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi
Sekolah dalam Melaksanakan MBS untuk pengelolaan pada satuan pendidikan.
Menciptakan Sekolah Efektif sesuai dengan Selanjutnya bagi kepala sekolah diharapkan
kajian konseptual teoretik sebagai berikut: (1) mampu melaksanakan ketujuh komponen
Identifikasi masalah, pada tahap awal manajemen berbasis sekolah (MBS) sehingga
dilakukan secara komprehensif masalah- perwujudan sekolah efektif bisa segera
masalah yang ada terkait dengan partisipasi tercapai. Dan bagi pendidik bisa menjadi bahan
masyarakat (komite sekolah) dalam masukan untuk terus meningkatkan kualitas
melaksanakan MBS di sekolahnya; (2) mengajarnya di kelas. Tidak hanya itu saja,
Perencanaan, merencanakan sesuatu sesuai pendidik juga perlu mendukung setiap kegiatan
dengan hasil identifikasi masalah yang ada yang dilakukan sekolah untuk mencapai
terkait dengan partisipasi komite sekolah; (3) sekolah efektif di sekolah dasar.
Menganalisis peran komite sekolah, tahap ini
adalah mencermati hingga menganalisis peran
yang telah dilaksanakan oleh komite sekolah REFERENCES
dalam mendukung sekolah secara keseluruhan
Alfiansyah, M., Nazaruddin, & Afrilita, Y. (2021).
dan secara khusus dalam menyusun dan Desain manajemen kurikulum sekolah umum.
melaksanakan RKS, RKT, dan RKAS; (4) At-Tafkir, 14(1), 116–133.
RKS/RKT/RKAS, menjadi produk utama komite https://doi.org/10.32505/at.v14i2.2591
sekolah yang menunjukkan partisipasinya
dalam melaksanakan perannya sebagai mitra Azhara, R. (2022). Peran kepala sekolah dalam
implementasi manajemen berbasis sekolah.
Model Partisipasi Masyarakat melalui Komite Sekolah dalam melaksanakan 301
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) untuk menciptakan Sekolah Efektif pada Sekolah
Dasar di Bandar Lampung
Riswandi1*, Nur Ridha Utami2

Management of Education: Jurnal Manajemen 303.


Pendidikan Islam, 8(1), 15–21.
MacBeath, J., & Mortimore, P. (2001). Improving
Basith, A., & Rahmawati, I. (2020). Kontribusi kinerja school effectiveness. UK: McGraw-Hill
komite sekolah terhadap peningkatan mutu Education.
sarana prasarana pendidikan. J-MPI (Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam), 5(1), 14–25. Majir, A. (2018). Rekonstruksi hubungan komite
https://doi.org/10.18860/jmpi.v5i1.8611 sekolah dan sekolah upaya meningkatkan
mutu pendidikan era pendidikan abad ke-21.
Bisri, A. M. (2020). Studi analisis komite Buana Pendidikan: Jurnal Fakultas Keguruan
sekolah/madrasah dalam mengawal kualitas Dan Ilmu Pendidikan, 14(26), 105–119.
pendidikan. Munaddhomah: Jurnal https://doi.org/10.36456/bp.vol14.no26.a1675
Manajemen Pendidikan Islam, 1(1), 51–64.
https://doi.org/10.31538/munaddhomah.v1i1.3 Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1984). Qualitative
1 data analysis a sourcebook of new methode.
London: Sage Publications.
Borg, W. R., & Gall, M. D. (2003). Educational
research: An introduction fifth edition. New Minsih, Rusnilawati, & Mujahid, I. (2019).
York: Longman. Kepemimpinan kepala sekolah dalam
membangun sekolah berkualitas di sekolah
Davis, K., & Newstorm, J. W. (2002). Organizational dasar. Profesi Pendidikan Dasar, 6(1), 29–40.
behavior at work 11 edition. New York: Mc https://doi.org/10.23917/ppd.v1i1.8467
Graw Hill.
Nahdliyah, A., & Hasanah, A. U. (2021). Manajemen
Fathurrahman. (2020). Optimalisasi kinerja komite hubungan masyarakat (humas) dalam
sekolah dalam pengolahan satuan unit meningkatkan partisipasi masyarakat di MTs
pendidikan. Reforma: Jurnal Pendidikan Dan Al-Amiriyyah blokagung banyuwangi. Jurnal
Pembelajaran, 9(1), 40–50. Manajemen Pendidikan Islam Darussalam
https://doi.org/10.30736/rf.v9i1.251 (JMPID), 3(2), 193–207.

Frémont, P., Esposito, F. P., Castonguay, E., & Nurafni, K., Saguni, F., & Hasnah, S. (2022).
Carson, J. D. (2022). Assessment of a Pengaruh kinerja komite sekolah dan
collaborative concussion management kepemimpinan kepala sekolah terhadap
strategy in a school-based sport program: peningkatan mutu pembelajaran pendidikan
Prospective cohort study. Canadian Family agama islam. Jurnal Ilmu Pendidikan Islam
Physician, 68(3), e100–e106. Dan Multikultural (JIMPE), 1(1), 43–68.
https://doi.org/10.46747/cfp.6803e100
Nurbaeti, Fitria, H., & Fitriani, Y. (2021). Peran
Jamaluddin, H. (2022). Partisipasi komite sekolah komite sekolah dalam meningkatkan kualitas
terhadap pengelolaan pendidikan di pelayanan pendidikan di sekolah dasar. Jurnal
kecamatan panakkukang kota makassar. Nine Pendidikan Tambusai, 5(1), 1102–1109.
Stars Education: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan https://doi.org/10.35316/jpii.v1i2.45
Keguruan, 2(1), 26–40.
Nurhasanah, R., Adriani, Bilqis, B., & Putri, A. A.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik (2021). Peran komite sekolah dalam
Indonesia. (2002). Keputusan Menteri peningkatan mutu pendidikan. MAPPESONA
Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Jurnal Mahasiswa Manajemen Pendidikan
Nomor 044/U/2002. Islam), 3(1), 22–33.

Kurniasari, D. M. (2021). Kebijakan pemerintah Prasetyo, I., & Mulyani, S. (2019). Kinerja komite
dalam penjaminan mutu pendidikan. sekolah dalam rangka meningkatkan mutu
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan pendidikan di SDIT Al-Azhar 2 kecamatan
Islam, 5(1), 1–14. sekupang kota batam provinsi kepulauan riau.
MAP (Jurnal Manajemen Dan Administrasi
Laily, E. I. N. (2015). Partisipasi masyarakat dalam Publik), 2(2), 152–162.
perencanaan pembangunan partisipatif.
Kebijakan Dan Manajemen Publik, 3(3), 299– Pratiwi, Ig. A. A., ZM, H., & Muntari. (2016). Peran
302 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

komite sekolah dalam meningkatkan mutu 6305–6312.


layanan pendidikan di sekolah dasar negeri
se-kecamatan cakranegara. Jurnal Ilmiah
Profesi Pendidikan, 1(1), 91–98.
https://doi.org/10.29303/jipp.v1i1.7

Putra, N. (2013). Research and development


penelitian dan pengembangan: Suatu
pengantar. Jakarta: Rajawali Press.

Ramli. (2021). Peran komite sekolah dalam


peningkatan mutu pendidikan madrasah.
Tadabbur: Jurnal Peradaban Islam, 3(1), 147–
163.
https://doi.org/10.22373/tadabbur.v3i1.155

Riswandi. (2015). Pelatihan manajemen sekolah


sebagai upaya untuk menciptakan sekolah
efektif pada Sekolah Dasar di Kabupaten
Tanggamus. Tarbiyah (Jurnal Kependidikan
Dan Keislaman), 22(1), 45–64.

Riyatuljannah, T. (2020). Peran dan fungsi kepala


sekolah dalam mewujudkan sekolah efektif di
lingkungan sekolah dasar. Al-Aulad: Journal of
Islamic Primary Education, 3(2), 56–68.
https://doi.org/10.15575/al-aulad.v3i2.6686

Safitri, A., Handika, I., & Rahim, A. (2020). Peran


komite dalam mengontrol penggunaan dana
BOS pada satuan pendidikan tingkat dasar di
kabupaten sumbawa. Jurnal Kependidikan,
4(2), 1–11.

Somali, S. G., Parsono, S., & Yudhakusuma, D.


(2021). Peranan komite sekolah dalam
mendukung proses kegiatan belajar mengajar
di sekolah. Jurnal Pengabdian Tri Bhakti, 3(2),
143–148.

Sugiyono. (2006). Metode penelitian kuantitatif,


kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunaengsih, C., Anggarani, M., Amalia, M.,


Nurfatmala, S., & Naelin, S. D. (2019).
Principal leadership in the implementation of
effective school management. Mimbar
Sekolah Dasar, 6(1), 79–91.
https://doi.org/10.17509/mimbar-
sd.v6i1.15200

Undang-Undang Republik Indonesia. (2003).


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.

Yasin, M., Aswasulasikin, Apriana, D., & Sururuddin,


M. (2021). Pola komunikasi sekolah dengan
komite sekolah dalam peningkatan mutu
pendidikan. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3),
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

KESALAHAN PEMBUATAN RUBRIK MAJALAH YANG DIBUAT


MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN MAJALAH SEKOLAH

Rr. Dwi Astuti1*, Umi Kholidah2, Dan Dwi Fitriyani3


1,2,3 Universitas Muhammadiyah Pringsewu
* Email: dwiastuti@umpr.ac.id

Abstrak
Mengembangkan minat dan bakat siswa dapat dilakukan dengan mengunakan media penerbitan antaralain
majalah sekolah, namun membuat rubrik majalah sekolah harus memiliki kemamapuan dalam pembuatannya.
Atas dasar tersebut peneliti tertarik untuk meneliti apakah rubrik yng dibuat sudah sesuai dengan kaidah yang
benar. Dalam sebuah majalah terdapat banyak rubrik salah satunya cover majalah, ada banyak hal yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan sebuah cover majalah. Atas dasar tersebut peneliti tertarik untuk menganalisis
cover najalah yang telah dibuat mahasiswa semester V dalam Pembeljaran Pembinaan Majalah Sekolah.
Penelitian ini berjudul “Kesalahan dalam Pembuatan Rubrik yang dibuat Mahasiswa dalam Pembelajaran
Pembinaan Majalah Sekolah”. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menjalaskan kesalahan yang terdapat
dalam pembuatan rubrik dalam majalh yang telah dubuat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan teoritis. Metode yang digunakan dalam penelitia ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data dalam
penelitian ini adalah cover dalam majalah sekolah karya mahasiswa semester v tahun ajaran 221/22. . Data yang
dikumpulkan dianalisis sesuai dengan teori yang ada kemudian dicari kesalahan yang ada dan disimpulkan.

Kata Kunci: kesalahan cover majalah

Abstract
Developing students' interests and talents can be done by using publishing media, including school magazines,
but making a school magazine rubric must have the ability to make it. On this basis, the researcher is interested in
examining whether the rubric made is in accordance with the correct rules. In a magazine there are many rubrics,
one of which is a magazine cover, there are many things that need to be considered in making a magazine cover.
On this basis, the researcher is interested in analyzing the cover of the magazine that has been made by the fifth
semester students in the Learning of School Magazine Development. This research is entitled "Errors in Making
Rubrics Made by Students in School Magazine Development Learning". This study aims to describe and explain
the errors contained in the making of the rubric in the magazine that has been made. The approach used in this
research is a theoretical approach. The method used in this research is a qualitative descriptive method. The data
in this study is the cover of the school magazine by the fifth semester students of the academic year 221/22. . The
data collected was analyzed in accordance with the existing theory then looked for existing errors and concluded.
Keywords: magazine cover error
penerbitan majalah sekolah sangat beragam,
diantaranya sebagai penunjang keterampilan
PENDAHULUAN dalam pengajaran bahasa indonesia, baik oleh
siswa maupun guru. Manfaat yang paling
Majalah (magazine) merupakan menonjol penerbitan majalah sekolah yakni
penerbitan berkala yang berisi artikel,cerita, menjadi sarana ekspresi siswa serta aktivitas
dan sebagainya. Sedangkan majalah sekolah produktif dan kreatif sanggar sastra
merupakan majalah yang diterbitkan dan ekstakurikuler yang erat kaitannya dengan
dikelola oleh sekolah. Keberadaan majalah pembelajaran bahasa dan sasatra indonesia di
sangat penting sebagai media penampung sekolah.
karya siswa sekaligus sebagai media Majalah sekolah bersifat informatif,
komunikasi.Majalah sekolah menjadi salah edukatif, dan rekreatif. Sebagai media yang
satu kebutuhan penting bagi siswa. Majalah bersifat informatif dan edukatif, majalah
sekolah merupakan media komunikasi yang sekolah juga dapat dimanfaatkan untuk
diterbitkan di lingkungan sekolah. Isi majalah keperluan pembelajaran sebagai media
sekolah berkaitan dengan kepentingan pembelajaran.Majalah sekolah memiliki fungsi
komunikasi pendidikan dan pengajaran di yang bermanfaat yang dapat mendukung
sekolah. Manfaat yang didapatkan dari
304 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

keberhasilan siswa dalam belajar. Fungsi itu HASIL DAN PEMBAHASAN


diantanya adalah sebagai media informasi,
wadah kreativitas, penumbuh minat siswa Cover biasanya menampilkan nama
dalam berkreatifitas, dan pendorong untuk media beserta moto (visi-misi), judul dari topik
membaca. utama edisi itu, dan beberapa judul tulisan lain
Majalah relatif tebal dari pada buletin, selain itu yang menarik. Di sini biasanya juga ditampilkan
rubrik didalamnya lebih banyak. Demikian juga foto atau gambar yang relavan. Cover harus
ragam tulisannya yang bisa dimuat. Bisa dirancang dengan sebaik mungkin sehingga
berupa features, berita, artikel, cerpen, puisi, bisa menarik, dan memiliki ciri khas. Di sinilah,
kartun, dan sebagainya. Majalah sekolah media pertama kali akan memberi kesan pada
memang penting. Majalah sekolah bukan pembacanya. Kalau kesan pertama sudah
hanya memberikan informasi belaka, “menggoda”, selanjutnya pembaca tentu akan
melainkan juga terdapat fungsi estetis yang melirik isinya.
dapat memberikan kepuasan kepada Majalah dengan judul “Santri Hebat “
pembaca. Dengan adanya majalah sekolah Tidak mencantumkan moto atau visi dan misi
maka identitas sekolah, kebudayaan sekolah, namun sudah mencantumkan rubrik yang
kesenian sekolah, kekreatifitasan sekolah, menarik untuk dibaca, Warna yang digunakan
akan terlihat. dalam mencetak majalah sudak cukup menarik
dan beragam dimana disitu mengunakan warna
Dalam penerbitan majalah sekolah dasar biru dan huruf dengan berbagai warna
terdapat beberapa pilihan bentuk salah satu sehingga tidak membosankan dan kurang
contohnya yaitu rubrikasi. Rubrikasi merupakan menarik perhatian. Judul tidak mengandung
wadah bagi sekelompok tulisan atau gambar akronim atau singkatan tetapi sudah mewakili
dengan karakteristik dan tujuan tertentu. Dalam tema yang disajikan yaitu tema agamis. Judul
sebuah majalah, misalnya ada rubrik lintasan dengan rubrik yang ditulis dalam cover sudah
peristiwa yang berisi tentang peristiwa dan sesuai dengan mengangkat hari santri
kegiatan yang dilakukan oleh siswa, baik sehingga membatasi dalam penulisan
disekolah maupun di luar sekolah. Selain itu rubriknya.
terdapat macam-macam rubrik yang lain Majalah dengan judul “Kemah “
seperti sastra, humor, profil, dan resensi. Mencantumkan moto namun tidak
Dalam proses pembuatan majalah sekoah mencantumkan rubrik yang dimuat sehingga
tentu bukan hal yang mudah, harus ada pembaca tidak tahu apa isi dari majalah
pembelajaran tentang seluk buluk pembuatan tersebut bila tidak membaca iainya., Warna
dan pengelolaan majalah sekolah ,hal ini ada yang digunakan dalam mencetak majalah tidak
dalam kurikulum semester 5 tahun ajaran menarik karana mengunakan warna dasat putih
2021/2022. Untuk mengetahui kesalahan apa yang dominan dan terkesan suram dan ditak
saja yang dibuat mahasiswa dalam pembuatan menarik. Judul mengandung akronim KEMAH
sebuah majalah maka peneliti tertarik untuk diartikan dengan KEutaMAan bersedekaH
mendekripsikan hasil pembuatan majalah oleh namun jedul tersebut terlalu terlalu khusus
semaster 5 agar bermanfaat untuk sehingga seperti buku hanya memuat perihal
pembelajaran Pembinaaan Majalah Sekolah sedekah saja, seharusnya lebih umum lagi.
pada tahun ajaran selanjutnya. singkatan tetapi sudah mewakili tema yang
disajikan yaitu tema agamis.
METODE PENELITIAN Majalah dengan judul “CERPEN “ judul
diambil dengan akronim CERita PENdidikan.
Metode penelitian yang digunakan dalam
Tidak mencantumkan moto atau visi dan misi
meneliti pengunaan metode deskriptif kualitatif.
serta tidak mencantumkan rubrik yang menarik
Peneliti melakukan penelitian dengan
untuk dibaca, Warna yang digunakan dalam
mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian
mencetak majalah tidak menarik terkesan
dianalisis agar tercapai hasil penelitian yang
bladus sehingga membosankan dan tidak
benar-benar objektif.
menarik perhatian. Judul mengandung
Kesalahan Pembuatan Rubrik Majalah Yang Dibuat Mahasiswa Dalam Pembelajaran 305
Majalah Sekolah
Rr. Dwi Astuti1, Umi Kholidah2, Dwi Fitriyani3

akronim yang disajikan yaitu tema pendidikan cerah dan kuarng menarik dalam hal pemilihan
. walau sebenarnya tugas yang diberikan warna. . Judul dengan rubrik yang ditulis dalam
harusnya bertema keagamaan. Jadi untuk cover sudah sesuai dengan mengangkat tema
majalah ini keluar dari tema yang diharuskan. yang ditentukan.
Majalah dengan judul “MAKER“ judul Majalah dengan judul “ SEDEKAH “
diambil dengan akronim MAjalah caver majalah ini tidak mencantumkan moto
KEbeRsihan. Tidak mencantumkan moto atau atau visi dan misi namun sudah mencantumkan
visi dan misi serta mencantumkan rubrik yang rubrik yang menarik untuk dibaca, majalah ini
menarik untuk dibaca, Warna yang digunakan hanya mencantumkan MOTO majalah ini yaitu
dalam mencetak majalah tidak menarik SEDEKAH ITU BERKAH secara sekilas tidak
terkesan bladus sehingga membosankan dan ada yang salah . Namun bila digolongkan
tidak menarik perhatian. Judul mengandung dalam ciri caver ini lebih tepat untuk judul buku
akronim yang disajikan yaitu tema kesehatan . bukan untuk majalah, karena hanya membahas
walau sebenarnya tugas yang diberikan tentang sedekah saja , maka akan lebih bagus
harusnya bertema keagamaan. Jadi untuk bila diganti dengan judul yang lebih umum agar
majalah ini keluar dari tema yang diharuskan. isinya lebih beragam dan luas, Warna yang
Majalah dengan judul “KUDAKI “ digunakan dalam mencetak majalah sudak
merupakan akronim dari KUmpulan DoA-doa cukup menarik dan beragam dimana disitu
Islam judul sudah bagus namun bila dilihat dari mengunakan warna dasar biru dan huruf
akronimnya tidak tepat karena dengan akronim dengan berbagai warna sehingga tidak
tersebut berarti majalah ini hanaya membahas membosankan dan cukup menarik perhatian.
tentang kumpulan doa saja sedangkan yang Judul tidak mengandung akronim atau
ditentukan adalah tema agama. Maka judul ini singkatan tetapi sudah mewakili tema yang
kurang tepat malah lebih tepat untuk judul buku disajikan yaitu tema agamis. Judul lebih baik
bukan majalah. Tidak mencantumkan moto diganti agar sesuai dengan tema dan isinya
atau visi dan misi namun sudah mencantumkan lebih beragam .
rubrik yang menarik untuk dibaca, Warna yang Majalah dengan judul “REMI “ caver
digunakan dalam mencetak majalah sudak majalah ini tidak mencantumkan moto atau visi
cukup menarik dan beragam dimana disitu dan misi namun sudah mencantumkan rubrik
mengunakan warna dasar biru dan huruf yang menarik untuk dibaca, majalah ini hanya
dengan berbagai warna sehingga tidak mencantumkan akronim majalah ini yaitu
membosankan dan cukup menarik perhatian. REMaja Islam secara garis besar sudah bagus
Judul harus diganti agar sesuai dengan tema untuk judul sebuah najalah bertema agama.
yang ditentukan dan sesuai dengan rubrik yang Warna yang digunakan dalam mencetak
diajukan, majalah sudak cukup menarik dan beragam
Majalah dengan judul “DEdeQU “ dimana disitu mengunakan warna pink untuk
mejalah tersebut merupakan akronim dari warna dasar dan biru dan huruf dengan
DEkat DEngan al QUran. Dengan judul dan berbagai warna sehingga tidak membosankan
akronim tersebut sudah menggambarkan dan cukup menarik perhatian. Judul
bahwa tema majalah ini adalah keagamaan mengunakan tema agamis yang umum
dan bisa digunakan dalam sebuah majalah sehingga bisa memuat rubrik yang lebih luas.
dengan tema tersebut. Tidak mencantumkan Judul sudah baik sesuai dengan tema dan
moto atau visi dan misi namun sudah isinya lebih beragam .
mencantumkan rubrik yang menarik untuk Majalah dengan judul “ KEBUD “ caver
dibaca, Warna yang digunakan dalam majalah ini tidak mencantumkan moto atau visi
mencetak majalah kurang menarik dan dan misi namun sudah mencantumkan rubrik
beragam dimana disitu mengunakan warna yang menarik untuk dibaca, majalah ini hanya
dasar kuning temu lawak dan Warna tulisan mencantumkan akronim dari judul tersebut
kuning juga sehingga sulit dibaca secara yaitu KEutamaan BUlan Dhulhijah. Secara
sekilas karena tidak jelas, dan terkesan tidak sekilas tidak ada yang salah . Namun bila
306 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

digolongkan dalam ciri caver ini lebih tepat yang digunakan.Warna yang digunakan dalam
untuk judul buku bukan untuk majalah, karena mencetak majalah sudak cukup menarik dan
hanya membahas tentang keutamaan bulan beragam dimana disitu mengunakan warna
dhulhijah saja. maka akan lebih bagus bila dasar puith dan huruf dengan berbagai warna
diganti dengan judul yang lebih umum agar tetapi kurang menarik karena tidak menambah
isinya lebih beragam dan luas, Warna yang gambar sehingga akan membuat lebih menarik
digunakan dalam mencetak majalah sudak perhatian. Judul tidak mengandung akronim
cukup menarik dan beragam dimana disitu atau singkatan tetapi sudah mewakili tema
mengunakan warna dasar biru, hijau dengan yang disajikan yaitu tema agamis. Judul lebih
huruf berbagai warna sehingga tidak baik diganti dengan memperhatikan desain
membosankan dan cukup menarik perhatian. yang lebih menarik.
rubrik sudah mewakili tema yang disajikan yaitu Majalah dengan judul “ PATTA “ caver
tema agamis. Judul lebih baik diganti agar majalah ini tidak mencantumkan moto atau visi
sesuai dengan tema dan isinya lebih beragam . dan misi namun sudah mencantumkan rubrik
Majalah dengan judul “ Serial Cerita yang menarik untuk dibaca, majalah ini
Anak Interaktif “ caver majalah ini tidak Mencantumkan akronim yaitu Panduan Tahsin
mencantumkan moto atau visi dan misi juga dan Tajuih AL-Quran secara sekilas tidak ada
tidak mencantumkan rubrik yang ada dalam yang salah . Namun bila digolongkan dalam ciri
majalah ini, hanya mencantumkan isinya yaitu caver ini lebih tepat untuk judul buku bukan
cerita tentang Nabi Nuh AS. Secara sekilas untuk majalah, karena hanya membahas
tidak ada yang salah . Namun bila digolongkan tentang Tahsin dan Tajuih Al-Quran, maka
dalam ciri caver ini lebih tepat untuk judul buku akan lebih bagus bila diganti dengan judul yang
bukan untuk majalah, karena hanya membahas lebih umum agar isinya lebih beragam dan luas,
tentang cerita Nabi NUh As saja , maka akan Warna yang digunakan dalam mencetak
lebih bagus bila diganti dengan judul yang lebih majalah sudak cukup menarik dan beragam
umum agar isinya lebih beragam dan luas, dimana disitu mengunakan warna dasar hijau
Warna yang digunakan dalam mencetak dan putih dan huruf dengan berbagai warna
majalah terkesan kusam karena mengunakan sehingga tidak membosankan dan cukup
warna abu-abu dan putih sehingga kurang menarik perhatian. Judul mengandung akronim
menarik dan beragam. Judul tidak atau singkatan tsudah mewakili tema yang
mengandung akronim atau singkatan tetapi disajikan yaitu tema agamis. Judul lebih baik
sudah mewakili tema namun akan lebih bagus diganti agar sesuai dengan tema dan isinya
bila diubah yang lebih umhm sehingga tidak lebih beragam .
membatasi rubrik dalam majalah tersebut.
Judul lebih baik diganti agar sesuai dengan
PENUTUP
tema dan isinya lebih beragam .
Majalah dengan judul “MAJALAH
Berdasarkan hasil penelitian, dapat
SEKOLAH “ caver majalah ini tidak
disimpulkan beberapa hal mengenai kesalahan
mencantumkan moto atau visi dan misi namun
yang dilakukan dalam pembuatan caver
sudah mencantumkan rubrik yang menarik
majalah. Dari 11 majalah hanya ada 5 yang
untuk dibaca, dibawah judul tertulis CEDER
menarik dan serasi. Yaitu majalah MAKER,
kemudian dibawahnya lagi tertulis akronom
KUDAKI, SEDEKAH,REMI,KEBUD, beberapa
CErdas beRiman pembuat caver salah
kesalahan yang dilakukan antara lain:
dalam menempatkan judul sehingga
a. Warna yang digunakan dalam mencetak
terkesan judul majalah ini adalah MAJALAH
majalah kurang menarik.
SEKOLAH, padahal yang dimaksud
b. Judul yang dibuat tidak sesuai dengan
aajudulnya adalah CEDER. makanya harus
ketentuan dan standar jidul atau caver
diperhatiakan tata letak, besar kecil huruf, dan
yang baik dan menarik.
jenis huruf yang digunakan agar tidak salah
c. Judul menggunakan akronim atau
tafsir. , maka akan lebih bagus bila diganti
singkatan yang tidak sesuai tema
dengan memperbaiki tata letak dan jenis huruf
Kesalahan Pembuatan Rubrik Majalah Yang Dibuat Mahasiswa Dalam Pembelajaran 307
Majalah Sekolah
Rr. Dwi Astuti1, Umi Kholidah2, Dwi Fitriyani3

d. Tidak ada kesesuaian judul dengan rubrik


yang ditulis dalam cover hal ini ada dalam
majalah

REFERENCES

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian


(Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka
Cipta.
Kartono, Bambang, M.A.[et.al], (2014). Bunga
Rampai Penelitian, Bandarlampung: Kantor
Bahasa Propinsi Lampung
Mulyoto. (2007). Hari Gini Gak Punya Majalah
Sekolah? Bikikin Yuk. Yogyakarta: Andi
Offfset.
Realdi, S., & Suyanto, S. (2018). Manajemen
Redaksional Rubrik Zetizen Riau Pos
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2003:
1066).
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK PESERTA DIDIK

Chintia Maharani1*, Muncarno2, dan Fatkhur Rohman3


1,2.3
FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soematri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung
*
E-mail: chintiamaharani77@gmail.com

Abstrak
Kerendahan hasil belajar tematik peserta didik kelas VI di SD Negeri 3 Rajabasa Jaya, menjadi permasalahan
yang dibahas pada penelitian ini. Adapun tujuannya yakni menganalisis penerapan model pembelajaran mind
mapping dalam peningkatan hasil belajar tematik peserta didik. Metode yang digunakan adalah Quasi
Experimental Group Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 52 orang, sampel ditentukan dengan teknik sampling non problity sampling. Data dikumpulkan dengan
teknik tes, dokumentasi, dan observasi, kemudian dianalisis melalui uji regresi linear sederhana diperoleh r hitung
0,888 dengan n = 26 untuk α = 0,05 diperoleh rtabel 0,374, sehingga rhitung > rtabel = 0,888 > 0,374. Hasil penelitian
menampilkan adanya pengaruh signifikan dari model pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar tematik
peserta didik kelas VI SD Negeri 3 Rajabasa Jaya.

Kata kunci: hasil belajar, mind mapping, model pembelajaran

Abstract
The problem in this study is the low learning outcomes of students grade VI at SD Negeri 3 Rajabasa Jaya. The
purpose of research is to analyze the influence of applying of mind mapping learning model in improving students
thematic learning outcomes. The research method used in this study was quasi-experimental group design, which
the type used was nonequivalent control group design. The sample in this study was 52 students. The sample was
determined using non-probability sampling technique. Then, the data were collected through test technique,
documentation, and observation. The data is in the analysis using simple linear regression test to get r hitung 0,888
with n = 26 for α = 0,05 to get rtabel 0,374, so that rhitung > rtabel = 0,888 > 0,374.

Keywords: learning outcomes, mind mapping, learning models.

Hidayatullah (2016:1) menyatakan bahwa


untuk dapat mengatasi berbagai masalah
PENDAHULUAN
yang akan dihadapi dikehidupan masa
depan, harus dilakukan pengembangan
Pembangunan sebuah negara
potensi diri sejak dini yang dapat diperoleh
memerlukan adanya suatu pelatihan. Sesuai
lewat pendidikan.
undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang
Dalam rangka meningkatkan Sifat
sistem pendidikan nasional, menyatakan
persekolahan esensial dan penunjang,
bahwa pelatihan adalah pekerjaan yang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
diselenggarakan guna menciptakan suasana
(Kemendikbud) telah melakukan
belajar dan pengembangan pengalaman
penyempurnaan rencana pendidikan, dan
sedemikian rupa agar siswa dapat
saat ini program pendidikan yang
mengembangkan kemampuan secara efektif
digunakan adalah rencana pendidikan
untuk memiliki kekuatan, kelemahan,
2013. Untuk situasi ini, guru berperan
karakter, wawasan, rasa hormat untuk
signifikan dalam bekerja dengan
kepribadian dan kemampuan tanpa orang
peningkatan siswa. Guru harus membuat
lain, daerah, negara dan negara.
siswa menggunakan otak kanan dan otak
Pendidikan sudah menjadi salah satu
kiri dengan baik. Menurut Windura (2013:
kebutuhan yang penting untuk
19) menyatakan bahwa kemampuan otak
keberlangsungan hidup manusia. Menurut
Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar 309
Tematik Peserta Didik
Chintia Maharani1*, Muncarno2, dan Fatkhur Rohman3

kiri dalam menangani data berupa kata, pembelajaran reguler dengan strategi bicara,
angka, alasan, susunan, garis, catatan, dan sehingga siswa kurang dinamis dalam
perkiraan yang bersifat kekinian. pengalaman yang berkembang.
Sedangkan kemampuan otak besar yang Model pembelajaran mind mapping
tepat dalam penanganan gambar, ketukan, dapat menjadi dapat menjadi solusi yang
variasi, aspek, pikiran kreatif dan jarak jauh. trpat untuk persoalan tersebut. Menurut
Selanjutnya, guru perlu memanfaatkan Fathurrohman (2020:206) model
model pembelajaran imajinatif dalam pembelajaran mind mapping adalah
pengalaman yang berkembang, tidak penyajian data dihubungkan dengan titik
hanya menggunakan model pembelajaran fokus, seperti kata kunci, gambar
konvensional. (images), dan ragam sehingga data dapat
Pendidik juga harus memahami dipelajari dan diingat kembali dengan
karakteristik siswa, dan memahami apa yang cepat dan mahir. Terlebih lagi, sesuai
mahasiswa butuhkan. Hal ini dimaksudkan Windura (2013:12) perencanaan pikiran
untuk mencapai target pembelajaran yang adalah kerangka belajar dan berpikir yang
telah ditetapkan. Jika target pembelajaran merampingkan elemen otak kiri dan
telah tercapai, siswa akan mendapatkan hasil pikiran kanan.
belajar yang maksimal. Fatimah (2013: 1) mengutarakan
Mengingat dampak dari ujian yang mengenai pemanfaatan model
dipimpin di kelas VI SD Negeri 3 Rajabasa pembelajaran brain planning dalam
Jaya, bahwa ada beberapa masalah dengan pengalaman pendidikan dapat lebih
siswa dalam pengalaman yang berkembang. mengembangkan hasil belajar siswa. Tak
Perolehan hasil belajar siswa tidak mencapai hanya itu, Astawa (2019:94), Lestari
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), hal ini (2021: 130) dan
sebab beberapa dari mereka mengalami Syam (2015:184) memaparkan
kesulitan untuk paham pada materi yang bahwa hasil dari belajar siswa dapat
gurunya sajikan. Berikutnya adalah hasil dikembangkan melalui pemanfaatan
belajar siswa kelas VI SD Negeri 3 Rajabasa model pembelajaran psyche planning.
Jaya : Mengingat gambaran dasar
Tabel 1. Persentase Hasil Evaluasi Tematik permasalahan tersebut, para ilmuwan
Peserta Didik Kelas VI SD Negeri 3 perlu memimpin penelitian yang
Rajabasa Jaya sepenuhnya bertujuan untuk membedah
dampak penggunaan model
Nilai Ket. VI % VI % pembelajaran psyche planning bagi hasil
A B dari proses belajar topikal siswa.
≥70 Tuntas 12 46,15% 15 57,30%
METODE PENELITIAN
<70 Tidak 14 53,85% 11 42,30%
Tuntas
Jenis Penelitian
jumlah 26 100% 26 100% Jenis yang dipakai pada penelitian
ini, yakni quasy eksperimen design
dengan pendekatan kuantitatif. Desain
Tabel tersebut, menampilkan nilai dari
desain penelitiannya yakni non-
kebanyakan siswa yang belum mencapai
equivalent control design. Kelas yang
KKM. Kelas VI A ada sekitar 53,85% siswa
dipaki pada penelitian ini terdiri dari dua
yang belum mengikuti KKM, sementara di
kelas, yaitu kelas eksperimen yang
kelas VI B ada 42,30% siswa yang belum
mendapatkan perlakuan (treatment)
mengikuti KKM.
berupa model pembelajaran mind
Demikian pula guru belum
mapping serta kelas kontrol yang tidak
melaksanakan model pembelajaran kreatif
mendapatkan perlakuan.
dan masih memanfaatkan model
310 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Tempat dan Waktu Penelitian Teknik Analisis Data


SD Negeri 3 Rajabasa Jaya Kecamatan Data penelitian dianalisis dengan
Rajabasa Kota Bandar Lampung dijadikan teknik kuantitatif, lewat tiga prasyarat analisis
tempat dalam melaksanakan penelitian ini. yakni, uji normalitas, uji homogenitas, dan uji
Kerangka waktu eksplorasi selesai pada tahun hipotesis. Uji normalitas dalam penelitian ini
pembelajaran 2021/2022. berupa uji liliefors yang kriteria pengujiannya
Populasi dan Sampel yaitu ketika 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka data
Seluruh siswa kelas VI SD Negeri 3 Rajabasa berdistribusi normal, namun apabila 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
Jaya yang terdiri dari kelas VI An dan VI B dipilih > 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka data tidak berdistribusi normal.
sebagai populasi pada penelitian ini. Setiap kelas Uji homogenitas dalam penelitian ini
memiliki 26 siswa, sehingga jumlah seluruhnya menggunakan rumus uji-F dengan kriteria
52 siswa siswa. Jenis tes yang digunakan dalam pengujian apabila 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka data
ulasan ini adalah contoh basah. Mengingat homogen, namun apabila 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka
prosedur ini, jumlah tes dalam tinjauan ini adalah data tidak homogen. Sedangkan rumus uji
26 siswa kelas VI A dan 26 peserta didik kelas VI regresi linear sederhana dipakai dalam
B, sehingga keseluruhan sampel yang dipakai menguji hipotesis. Adapaun hipotesis
yakni 52 orang. penelitian ini, yakni adanya pengaruh model
pembelajaran mind mapping terhadap hasil
Teknik Pengumpulan Data belajar tematik peserta didik kelas VI SD
Prosedur pemilahan informasi dalam Negeri 3 Rajabasa Jaya.
review ini adalah: persepsi, tes, dan dokumentasi.
Persepsi dibuat ketika analis menyelesaikan HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian di SD Negeri 3 Rajabasa Jaya.
Prosedur dokumentasi digunakan untuk HASIL
menentukan nilai siswa hasil belajar dan Eksplorasi ini dipimpin di SD Negeri
mendapatkan gambar atau foto selama latihan 3 Rajabasa Jaya kelas VI. Informasi yang
penelitian. diambil sebagai hasil belajar mental siswa
Prosedur tes digunakan sebagai bagian pada topik 6 (Menuju Masyarakat Sejahtera),
dari hasil belajar siswa kelas VI dalam ruang mata pelajaran 3 (Masyarakat Sejahtera,
mental. Kerangka inkuiri tes dalam review ini Negara Kuat), pembelajaran 3. Eksplorasi ini
menggunakan topik 6 (Menuju Masyarakat diarahkan pada April 2022 untuk 2
Sejahtera), mata pelajaran 3 (Masyarakat pertemuan di setiap kelas uji coba dan kelas
Sejahtera, Negara Kuat), yang di dalamnya kontrol.
terdapat tiga jenis mata pelajaran yakni Bahasa Pada pengalaman pendidikan, kelas
Indonesia, SBdP, dan IPA.. eksplorasi diberikan aplikasi sebagai model
Jenis jamak (banyak keputusan) dipakai pembelajaran brain planning, sedangkan
dengan menambahkan hingga 25 pertanyaan. untuk kelas kontrol tidak diterapkan model
Skor 1 akan diberikan pada jawaban benar pembelajaran mind mapping. Pretest
sementara skor 0 akan diberikan pada jawaban dilakukan sebelum pembelajaran
off-base. Siswa diberi dua kali tes, khususnya tes berlangsung, sedangkan posttest dilakukan
sebelum pengalaman pendidikan terjadi (pretest) menjelang akhir pengalaman pendidikan
dan tes menjelang akhir pembelajaran (pasca pada pertemuan berikutnya. Berikut hasil
tes). yang didapatkan dari kelas uji coba dan kelas
Instrumen pendahuluan diuji coba pada kontrol.
kelas VI SD Tri Sukses Calling, Natar. Hasil tes
legitimasi diperkirakan berdasarkan koneksi
product moment pearson, sedangkan uji
reliabilitas menggunakan KR-20 dan memperoleh
hasil 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 0,853 > 0,374.
Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar 311
Tematik Peserta Didik
Chintia Maharani1*, Muncarno2, dan Fatkhur Rohman3

Tabel 2. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Uji Syarat Analisis Data
Eksperimen dan Kelas Kontrol
KE KK Data yang diperoleh dari uji
Nilai Pretest Posttest Pretest Posttest normalitas pretest dan posttest pada kelas
F % F % F % F % eksperimen yakni:
6 23 19 73 6 23 12 46 Tabel 3. Hasil Data Uji Normalitas
≥70
Kelas Eksperimen
(Tuntas)
<70 20 77 7 27 20 77 24 54 Data 𝑳𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝑳𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keputusan
(Belu
m
Pretest 0,1086 0,1738 Distribusi
Tuntas
) Normal
Jumlah 26 100 26 100 26 100 26 100
Postest 0,1255 0,1738 Distribusi
Σ 56,154 74 61,692 63,385
Normal
Sumber : Hasil Penelitian 2022
Sumber : Hasil Penelitian 2022
Mengingat konsekuensi dari
eksplorasi di atas, sangat baik dapat Tabel tersebut menampilkan data
digambarkan pada histogram sebagai pretest dan posttest pada kelas eksperimen
berikut: yang berdistribusi normal karena nilai 𝑳𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
<𝑳𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈. Pada data pretest yaitu 0,1086 <
Pretest Kelas Eksperimen 0,1738 dan data posttest 0,1255 < 0,1738.
Posttest Kelas Eksperimen
Pretest Kelas 61,692 dan nilai posttest sebanyak 46%
Kontrol dengan nilai rata-rata 63,385.
63,385
61,692
74

Posttest Hasil uji normalitas pretest dan


56,154

Kelas Kontrol posttest pada kelas kontrol, yakni:


Tabel 4. Hasil Data Uji
20
20
19

12

14

Normalitas Kelas
7
6

Kontrol

Data 𝑳𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝑳𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keputusan

Pretest 0,1314 0,1738 Distribusi


Gambar 1. Histogram Nilai Pretest dan Postest Normal

Gambar di atas menampilkan Postest 0,1236 0,1738 Distribusi


peningkatan nilai yang terjadi pada kedua Normal
kelas tersebut. Ini tampak dari persentase
kelas eksperimen yang tuntas pada nilai
pretest yaitu sebesar 23% dengan nilai rata- Dari tabel tersebut dapat diketahui
rata 56,154 dan nilai posttest sebesar 73% bahwa data pretest dan posttest pada kelas
dengan rata-rata nilai 74, sedangkan kontrol berdistribusi normal karena nilai
persentase hasil belajar peserta didik pada 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔< 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒 . Pada data pretest yaitu 0,1314
kelas kontrol yang tuntas pada nilai pretest < 0,1738 dan data posttest 0,1236 < 0,1738.
yaitu sebesar 23% dengan rata-rata nilai Hasil uji homogenitas memperoleh
data sebagai berikut:
312 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Tabel 7. Hasil Perhitungan Effect Size
dan Posttest
Pretest Posttest ( ) 𝒙̅ 𝑺𝒈𝒂𝒃 Effect
̅𝒙 𝑮𝑵 𝒆𝒌𝒔𝒑𝒆𝒓𝒊𝒎𝒆𝒏
Ket. KE KK (𝑮𝑵)𝑲𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍 Size
Varians 227,18 144,94 141,12 268,41
42,872 7,1 2259, 42,869
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 1,57 1,90
2
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 1,96 1,96
Kriteria Fhitung < Ftabel = homogeny Interpretasi Effect Size Efek
Keputusan Homogen Homogen Besar
Sumber: Hasil Penelitian 2022
Sumber: Hasil Penelitian 2022

Kelas eksperimen memiliki data pretest


Dari table di atas, dapat dikemukakan
dan posttest yang sifatnya homogen ini artinya
bahwa efek dari model pembelajaran mind
Fhitung < Ftabel, hal ini dapat dilihat pada table di
mapping sangat besar bagi hasil belajar
atas. Pada kelas eksperimen, menunjukkan data
peserta didik kelas VI SD Negeri 3 Rajabasa
pretest yakni Fhitung sebesar 1,57 kelas kontrol
Jaya.
sebesar 144,94, sementara data posttest pada
kelas eksperimen sebesar 141,12 dan kelas Uji Hipotesis
kontrol sebesar 268,41. Kemudian, pada kelas Rumus regresi linear sederhana
eksperimen dan kelas control dilakukan uji digunaan untuk menguji hiptesis, yang
normal gain (N-Gain) dengan perolehan data bertujuan guna memperoleh data mengenai
sebagai berikut: pengaruh dari model pembelajaran mind
Tabel 6. Hasil Uji Normal Gain (N- mapping bagi hasil belajar tematik peserta
Gain) Kelas Eksperimen didik.
dan Kelas Kontrol Dari perhitngan yang telah dilakukan
dengan memakai rumus uji regresi linear
Frekuensi Rata-rata
Klasifikasi
sederhana diketahui bahwa 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
KE KK KE KK
N-Gain > 70 - - > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 0,888 > 0,374 yang berarti H𝑎,
(tinggi) artinya pada model pembelajaran mind
30 ≤ N-Gain 24 1 42,872 7,1
mapping ada pengaruh yang diberikan untuk
hasil belajar tematik siswa kelas VI SD Negeri
≤ (sedang) 3 Rajabasa Jay
N-Gain < 30 2 25
(rendah)
Sumber: Hasil Penelitian 2022
Dilihat dari tabel di atas, terdapat 24 siswa PEMBAHASAN
yang mendapatkan urutan sedang dan 2 siswa Mengingat efek samping dari ujian yang
mendapatkan pengelompokan rendah pada dipimpin di kelas eksplorasi dan kelas kontrol,
kelas eksplorasi dengan nilai normal sebesar disadari bahwa ada kontras pada hasil belajar
42,872. Sementara di kelas kontrol ada 1 siswa siswa. Sebelum diberikan perlakuan, siswa di
yang mendapat pengelompokan sedang dan 25 kelas uji coba mendapat nilai pretest yang lebih
siswa yang mendapat urutan rendah dengan rendah dari kelas kontrol.
normal 7,1. Mengingat perkiraan ini, dapat Nilai topikal pretes pada kelas uji
dikatakan bahwa model pembelajaran mind coba sebesar 56.154 sedangkan di kelas
mapping dalam pembelajaran topikal telah kontrol sebesar 61.692. Informasi berharga
memadai. itu kemudian dicoba untuk biasa
Selain itu, besar ukuran pengaruh dari menggunakan resep Liliefors. Berdasarkan
model pembelajaran mind mapping dapat perhitungan tersebut, maka hasil uji
dianalisis menggunakan ukuran efek atau effect keteraturan pretest pada kelas eksploratori
size. Berikut adalah tabel data perhitungan ukuran memperoleh informasi sebesar 0,1086 <
efek atau effect size yaitu : 0,1738 dan posttest setelah pengungkapan
Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar 313
Tematik Peserta Didik
Chintia Maharani1*, Muncarno2, dan Fatkhur Rohman3

perlakuan memperoleh informasi sebesar diarahkan oleh Astawa (2019: 94) yang
0,1255 < 0,1738. Sedangkan konsekuensi merekomendasikan bahwa dengan
pretest ordinarness test pada kelas kontrol menerapkan model pembelajaran
diperoleh informasi 0,1314 < 0,1738 dan perencanaan jiwa (kelas percobaan),
informasi posttest diperoleh 0,1236 < 1738. diperoleh hasil rata-rata sebanyak 73,05
Kemudian dalam perhitungan uji yang lebih besar dari nilai khas.
homogenitas pretest dengan persamaan uji- Kemudian pada penerapan model
F. Pada kelas uji informasi pretest diperoleh pembelajaran tradisional (kelas kontrol)
informasi Fhitung < Ftabel yaitu 1,57 < 1,96, dipeoleh rata-rata 60,63. Berdasarkan
sedangkan informasi posttest diperoleh pada penegasan di atas, model pembelajaran
kelas kontrol 1,9 < 1.96. Mengingat efek psyche planning berpengaruh terhadap
samping dari perhitungan di atas, ini hasil belajar siswa.
menunjukkan bahwa kedua kelas biasanya Melihat gambaran di atas,
tersebar dan memiliki perubahan yang cenderung dianggap bahwa spekulasi
homogen. yang dikemukakan oleh para ilmuwan
Selain itu, para ilmuwan memimpin dalam tinjauan ini dapat diakui mengingat
tes penambahan biasa (N-Gain) dan tes fakta bahwa rhitung > rtabel = 0,888 > 0,374,
ukuran dampak di dua kelas. Hasil uji sehingga dalam tinjauan ini terdapat
tambahan tipikal pada kelas uji normal dampak dari model pembelajaran brain
sebesar 42,872 pada kelas sedang, planning pada hasil belajar topikal siswa
sementara, untuk kelas kontrol memiliki nilai kelas VI SD Negeri 3 Rajabasa Jaya.
normal sejumlah 7,1 pada klasifikasi rendah.
Mengenai hasil ukuran dampak, informasi PENUTUP
yang didapat adalah 42.869 dengan
klasifikasi dampak yang sangat besar. KESIMPULAN
Menguji spekulasi dalam ulasan ini, ahli Dari hasil penelitian ini,
menggunakan resep kekambuhan lurus ditemukan adanya perbedaan. Kelas
dasar. Dari hasil pengujian spekulasi dengan kontrol mendapat nilai pretest yang lebih
menggunakan pengujian spekulasi langsung tinggi dari kelas eksperimen, sedangkan
diperoleh rhitung 0,888 dengan n = 26 untuk = untuk posttest kelas eksperimen
0,05 diperoleh rtabel 0,374, sehingga rhitung > mendapat nilai lebih tinggi dibandingkan
rtabel = 0,888 > 0,374. Berdasarkan kelas kontrol. Sesuai dengan hasil
perhitungan tersebut, ditemukan hasil belajar pengujian hipotesis, peneliti dapat
topikal siswa yang dipengaruhi oleh model menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang
pembelajaran psyche planning. Model diberikan oleh model pembelajaran mind
pembelajaran mind mapping adalah mapping pada hasil belajar tematik
kerangka belajar dan berpikir dengan peserta didik kelas VI SD Negeri 3
memperkenalkan data secara sukses dan Rajabasa Jaya
produktif sebagai semboyan, gambar
(images), dan ragam yang dapat mencakup SARAN
dua sisi pikiran. Sejalan dengan hal itu, a. Bagi Peserta didik
Fathurrohman (2015:206) berasumsi Diharapkan mereka mampu
mengenai perencanaan jiwa yang meningkatkan motivasi dalam diri masing-
merupakan pengenalan data yang masing agar tetap semangat dalam
berhubungan dengan pokok bahasan, dalam pembelajaran kapan pun dan di mana
semboyan, gambar (images), dan ragam pun.
sehingga data dapat dipelajari dan b. Bagi Pendidik
dikumpulkan kembali dengan sukses dan Model pembelajaran mind mapping
efektif diharapkan dapat diterapkan dalam
Dampak lanjutan dari tinjauan proses belajar guna meningkatkan hasil
ini diperkuat dengan adanya ujian-ujian belajar dan aktivitas para peserta didik.
penting, yaitu eksplorasi spesifik yang Selain itu, pendidik juga disarankan untuk
314 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

senantiasa menapresiasi positif respon Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial


yang diberikan oleh peserta didik dan tak Siswa Kelas IV SDN 54 Kota Parepare.
lupa untuk memberi motivasi pada peserta Jurnal Publikasi Pendidikan. Vol. 5, No.
3. 184-197.
didik agar mereka bisa semakin rajin
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,
dalam belajar.
Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
c. Bagi Kepala Sekolah Jakarta. Dirjen Dikti Depdiknas.
Guna membantu pendidik dalam Windura, Susanto. 2013. 1st Mind Map Untuk
proses pembelajaran demi meningkatkan Siswa, Guru, dan Orang Tua. Jakarta:
kualitas belajar khususnya di sekolah dan Gramedia.
bidang pendidikan, diharapkan kepala
sekolah dapat menyarankan para tenaga
pendidik untuk menerapkan model
pembelajaran mind mapping.
d. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan penelitian ini bisa menjadi
tambahan acuan untuk melakukan
berbagai penelitian terkait model
pembelajaran utamanya mind mapping.

REFERENCES

Astawa, D. N. W. (2019). Influence Of Mind


Mapping Method Implementation On
Learning Results Social Science Is
Required From Students Interest.
International research journal of
management, IT and social sciences,
6(3), 94-100.
Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-
Model Pembelajaran. ArRuzz Media,
Yogyakarta
Fathurrohman, Muhammad. 2020. Model-
model Pembelajaran Inovatif. ArRuzz
Media, Yogyakarta.
Fatimah, Feti. 2013. Penggunaan Model Mind
Mapping dalam Peningkatan
Pembelajaran PKn Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar. Kalam Cendekia. Vol. 1,
No. 4. 1-7.
Hidayat, Fajar Makkih (2016). Penerapan
Pembelajaran Mind Mapping untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Mata
Pelajaran IPS di Sekolah Dasar. JPGSD.
Vol. 04, No. 02. 121-131.

Lestari, A. S., Nur, R., & Ruslan, D. (2021). The


Influence Of Mind Mapping Model And
Motivationon The Learning Outcomes Of
PPKn Class III Students Of SDN 05
Mesjid Lama, Batu Bara Regency
2020/2021. Sensei International Journal
of Education and Linguistic, 1(1), 130-
153.
Syam, Natriani. 2015. Penerapan Model
Pembelajaran Mind Mapping dalam
Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

ANALISIS EFIKASI DIRI DAN SIKAP SISWA PADA


PEMBELAJARAN FISIKA XI SMAN 8 KOTA JAMBI

Elza Triani1, Juita2, Maison3 dan Dwi Agus Kurniawan4


1,3,4 Universitas Jambi
2 SMAN 8 Kota Jambi
* E-mail: elzatriani01@gmail.com

Abstrak
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu guna mendapatkan data yang menggambarkan mengenai efikasi diri
dan sikap siswa pada pembelajaran fisika. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kulitatif tipe deskriftif.
Penelitian dilakukan di SMAN 8 Kota Jambi dengan sampel penelitian siswa kelas IX IPA serta guru pengampu
mata pelajaran fisika dengan teknik pengambilan sample yaitu purposive sampling. Teknik pengumpulan data
berupa wawancara. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Diperoleh hasil penelitian
bahwa efikasi diri siswa dikelas XI IPA SMAN 8 Kota Jambi perlu ditingkatkan dan sikap siswa dalam belajar
fisika perlu dipandu secara berkelanjutan serta efikasi diri yang tinggi dapat memberikan dampak positif
terhadap sikap siswa pada pembelajaran fisika. Kesimpulannya efikasi diri yang baik dapat memberikan
dampak yang baik pula pada sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran fisika. Sikap yang baik atau itu berupa
mampu mengimplikasikan sikap sosial pada pembelajaran fisika, memiliki kesenangan belajar fisika dan
ketertarikan memperbanyak waktu untuk belajar fisika.

Kata kunci: Efikasi diri, Sikap,Pembelajaran, Fisika

Abstract
The purpose of this research is to obtain data that describes the self-efficacy and attitudes of students in
learning physics. This research uses descriptive type qualitative research method. The research was
conducted at SMAN 8 Jambi City with research samples of class IX science students and teachers of physics
subjects with a sampling technique that is purposive sampling. Data collection techniques in the form of
interviews. The data analysis technique uses the Miles and Huberman model. The results showed that the
self-efficacy of students in class XI IPA SMAN 8 Jambi City needs to be improved and student attitudes in
learning physics need to be guided on an ongoing basis and high self-efficacy can have a positive impact on
student attitudes in learning physics. In conclusion, good self-efficacy can have a good impact on students'
attitudes in participating in physics learning. A good attitude or that is in the form of being able to implicate
social attitudes in learning physics, having fun learning physics and being interested in increasing time to learn
physics.

Keywords: Self efficacy, Attitude, Learning, Physics.

bagi guru untuk menyampaikan ilmu kepada


PENDAHULUAN siswa (Tafonao, 2018). Dimana pendidikan
disekolah terbagi menjadi beberapa jenjang
Pendidikan menjadi salah satu cara yaitu sekolah dasar, sekolah menengah
untuk meningkatan kualitas setiap individu pertama, sekolah menengah atas.
manusia. Negara Indonesia
menyelenggarakan pendidikan sesuai Di sekolah menengah atas siswa
dengan kurikulum yang berlaku (Aulia et al., mempelajari beberapa mata pelajaran yang
2019). Pendidikan menjadi suatu proses penting salah satunya yaitu pelajaran fisika
belajar yang nyata untuk dapat yang erat kaitannya dalam kehidupan sehari-
mengembangkan kemampuan kognitif serta hari. Pembelajaran fisika akan meningkatkan
pengendalian diri (Putra & Hidayusa, 2019). kemampuan berpikir siswa untuk
Sehingga pendidikan merupakan hal yang mengembangkan kemampuan nalarnya
sangat penting bagi kehidupan (Winarni et dalam melakukan eksperimen (Nasution,
al., 2022). Pendidikan sekolah merupakan 2018). Belajar fisika tidak terlepas dari
wadah bagi siswa untuk mencari ilmu dan penguasaan konsep dan pengaplikasiannya
316 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

untuk memecahkan masalah fisika dan memperbanyak waktu untuk belajar fisika
bekerja secara ilmiah. Proses belajar fisika (Astalini et al., 2018). Dengan mengadopsi
yang dilaksanakan oleh siswa sebagai subjek sikap ilmiah dalam pembelajaran, siswa akan
pembelajar tentunya dipengaruhi oleh memiliki sikap positif dalam belajar (Perdana
beberapa faktor, baik faktor internal siswa et al., 2019). Sehingga dalam kegiatan
maupun faktor dari lingkungan (Sari & pembelajaran sikap positif harus dimiliki
Sunarno, 2018). Dimana faktor internal yang siswa yang nantinnya akan berguna dalam
mempengaruhi proses belajar siswa yaitu kehidupan sehari-hari siswa.
yang berasal dari dalam diri siswa sendiri.
Berdasarkan pemaparan dan
Faktor internal tersebut diantaranya pemahaman akan pentingnya sikap dan
adalah efikasi diri (self-efficacy) siswa dalam efikasi diri dimiliki oleh setiap peserta didik
mengikuti pembelajaran terutama pada maka hal ini perlu diperhatikan tenaga
pembelajaran fisika. Self-efficacy adalah pendidik dalam mengampu dan mengajar
salah satu kemampuan yang dimiliki setiap dikelas. Oleh karena itu, peneliti melakukan
individu secara naluriah dan juga dapat penelitian ini Guna untuk mendapatkan data
membantu seseorang untuk berkomunikasi yang menggambarkan mengenai efikasi diri
dengan lingkungannya (Meidayanti et al., dan sikap siswa pada pembelajaran fisika
2019). Keyakinan diri akan berdampak pada dikelas XI. Sehingga, diharapkan penelitian
beberapa bagian dari kognisi dan sikap ini dapat digunakan sebagai pertimbangan
seseorang, sehingga perilaku suatu manusia untuk mengambil langkah lebih lanjut oleh
akan berbeda dengan manusia yang lain guru dalam proses kegiatan belajar mengajar
(Basito et al., 2018). Self-efficacy diperlukan berlangsung.
sebab dapat berpengaruh terhadap kognisi
dan perilaku seseorang misalnya memilih METODE PENELITIAN
perilaku mana yang akan dilakukan atau
dihindari, keyakinan atau kepercayaan Penelitian ini menggunakan metode
terhadap kemampuannya (Kaharuddin et al., penelitian kulitatif tipe deskriftif. Penelitian
2020). Dimana aspek-aspek efikasi diri terdiri kulitatif tipe deskriptif adalah pengumpulan
dari 1) magnitude, yaitu aspek yang berkaitan data menggunakan lingkungan alamiah
dengan kesulitan tugas; 2) generality, yaitu sebagai sumber data dengan maksud
aspek yang berhubungan dengan luas menafsirkan fenomena yang terjadi dan
bidang tugas dan 3) strength, yaitu aspek peneliti sebagai instrumen kunci dimana data
yang berhubungan dengan tingkat kekuatan disajikan dalam bentuk tulisan naratif berisi
atau kemantapan seseorang terhadap kutipan-kutipan yang mendukung data (fakta)
keyakinannya (Sulistiawan & Nurussaniah, dilapangan (Anggito & Setiawan, 2018).
2019). Dan dengan tingginya efikasi diri yang Penelitian ini dilakukan pada maret 2022
dimiliki siswa dapat menimbulkan dampak dengan sasaran penelitian yaitu siswa kelas
positif pada proses pembelajaran salah XI IPA di SMAN 8 Kota Jambi.
satunya pada sikap ilmiah peserta didik.
Teknik pengambilan sampel yang
Sikap ilmiah peserta didik tentunya di digunakan yaitu purposive sampling. Teknik
tumbuh dan kembangkan pada kegiatan pengumpulan data yang digunakan berupa
pembelajaran yang berlangsung terutama wawancara. Dengan instrumen penelitian
pembelajaran sains. Sikap adalah pikiran dan berupa wawancara kepada siswa kelas XI
perasaan seseorang untuk mengenali IPA dan guru pengampu mata pelajaran fisika
beberapa aspek lingkungan yang sulit di SMAN 8 Kota Jambi. Adapun efikasi diri
mereka ubah (Putra & Hidayusa, 2019). siswa pada pembelajaran fisika yaitu
Sikap siswa terhadap fisika yang akan kepercayaan diri atas kemampuan yang
didiskusikan pada fokus penelitian ini dimiliki siswa dan sikap siswa pada
berhubungan dengan beberapa indikator pembelajaran fisika yaitu diantaranya
diantaranya indikator implikasi sosial
terhadap fisika, adopsi dari sikap ilmiah,
kesenangan belajar fisika dan ketertarikan
Analisis Efikasi Diri Dan Sikap Siswa Pada Pembelajaran Fisika XI SMAN 8 Kota Jambi 317
1 2 3 4
Elza Triani , Juita , Maison dan Dwi Agus Kurniawan

diantara teman-teman saya yang


indikator implikasi sosial terhadap
kurang aktif dan kurang menyukai
fisika, adopsi dari sikap ilmiah, kesenangan
pembelajaran fisika maka saya
belajar fisika dan ketertarikan memperbanyak
kurang percaya diri untuk
waktu untuk belajar fisika. Teknik analisis
menyampaikan pendapat atau
data menggunakan model miles dan
pemikiran saya saat dikelas, kalau
huberman yang dilakukan secara menerus
ditunjuk guru barulah saya
sampai tuntas yang dimulai dengan
sampaikan”
mereduksi data lanjut penyajian data dan
b. Faktor apa yang mempengaruhi
menarik kesimpulan.Proedur penelitian ini
efikasi diri anda saat pembelajaran
diawali dengan mengajukan suat
fisika berlangsung?
permohonan observasi dan pengambilan
• S1 “ yang pastinya ketertarikan
data setelah memperoleh izin dilanjutkan
dalam diri saya untuk mengikuti
dengan melakukan observasi yaitu
wawancara terhadap siswa yang belajar pembelajaran”
pelajaran fisika dan guru pengampu mata • S2 “ yaitu dari dalam diri saya,
pelajaran fisika dari sample yang telah dipilih, keadaan kelas, lingkungan/ teman
dilanjutkan dengan mereduksi dan penyajian belajar saya, dan cara guru
data serta penarikan kesimpulan. mengajar, serta cepat tanggap guru
dalam merespon kami”
HASIL DAN PEMBAHASAN • S3 “keinginan saya mengikuti
pembelajaran & teman belajar
HASIL saya”
Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil 2. Indikator Sikap
wawancara berasama guru dan siswa a. Bagaimana sikap anda saat
mengeni efikasi diri dan sikap siswa pada mengikuti pembelajaran fisika?
pembelajaran fisika. Adapun hasil • S1 “Sikap saya biasa-biasa saja,
wawancara bersama siswa kelas XI IPA di dan cenderung pasif”
SMAN 8 Kota Jambi mengenai efikasi diri dan • S2 “Sikap saya cenderung tertarik
sikap belajar fisika disajikan pada tabel mengikuti pembelajaran fisika jika
berikut: Data hasil Wawancara berdasarkan materinya saya mudah
Indikator memahaminya kemudian cara
1. Indikator Efektifitas Diri guru mengajar baik
a. Bagaimana efikasi diri menyenangkan”
(keyakinan/kepercayaan diri) anda saat • S3 “sikap saya mengikuti
mengikuti pembelajaran fisika saat? pembelajaran fisika cenderung
• S1 “Saat pembelajaran fisika untuk belajar madiri, dan meminta
berlangsung saya memiliki
pembenaran atau koreksi dari guru
kepercayaan diri yang cukup
jika kurang paham”
rendah karena saya kurang
b. Apakah anda bisa menerapkan
berminat pada pelajaran fisika, dan
implikasi sosial dari fisika?
saya sering ragu dalam menjawab
• S1 “ implikasi sosial yang saya
pertanyaan saat diskusi”
terapkan dari belajar fisika yaitu
• S2 “Saya merasa tertantang saat
dengan bekerja sama pada saat
mengikuti pembelajaran fisika
kerja kelompok”
karena banyak yang menganggap
pembelajaran fisika itu sulit • S2 “Implikasi sosial yang saya
sehingga dengan cara mengajar terapkan pada pembelajaran fisika
guru yang cepat tanggap dalam yaitu saat praktikum dan kerja
merespon saya menjadi percaya kelompok adalah berkomunikasi
diri dan mencoba untuk aktif” dengan baik, kerja sama , dan
• S3 “Dikarenakan saya berada menghargai kawan-kawan yang
318 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

lainnya” • Efikasi diri siswa pada


• S3“Cenderung menghargai pembelajaran fisika di pengaruhi
pendapat saja” oleh faktor internal dan eksternal
c. Apakah anda memiliki kesenangan siswa, faktor internai tersebut yitu
belajar fisika dan ketertarikan yag berasal dari dalam diri siswa
memperbanyak waktu untuk belajar dan untuk faktor eksternal efikasi
fisika? diri siswa yaitu dari stimulus yang
• S1 “Saya kurang yakin dengan diberikan oleh guru, respon dan
kemampuan saya pada pelajaran tanggapan yang baik dan cepat
fisika sehingga waktu untuk dari guru serta model
memperbanyak belajar fisika saya pembelajaran yang tidak monoton.
hanya saat mengerjakan PR saja” Dimana guru memberikan contoh-
• S2 “Saya tertarik belajar fisika dan contoh yang berkaitan langsung
dengan kehidupan sehari-hari
saya akan mempelajari materi yang
siswa yang tentunya masuk akal
belum saya mengerti secara
atau nalarnya siswa.
mendiri seperti belajar di
perpustakaan dan menanyakan 2. Indikator Sikap
kembali ke guru saat kembali a. Bagaimana sikap siswa saat
beajar” mengikuti pembelajaran fisika?
• S3 “Saya kurang tertarik dan tidak
• Sikap siswa saat mengikuti
berminat memperbanyak waktu
pembelajaran fisika cenderung
belajar fisika.”
aktif saat materi yang disampaikan
Selanjutnya hasil wawancara bersama atau dipelajari menarik dan
guru terhadap efikasi diri siswa dan sikap berkaitan langsung dalam
belajar fisika siswa kelas XI IPA di SMAN 8 kehidupan sehari-hari siswa
Kota Jambi yang disajikan pada tabel berikut: contohnya pada materi getaran
1. Indikator Efikasi diri dan gelombang

a. Bagaimana efikasi diri (keyakinan/ b. Apakah siswa mampu untuk


kepercayaan diri) siswa saat mengimplikasikan sikap sosial dari
mengikuti pembelajaran fisika saat fisika?
anda mengajar? • Tentunya siswa telah mengetahui
• Efikasi diri siswa kelas 11 IPA saat pengimplikasian sikap sosial pada
saya mengajar itu tergantung dari saat pembelajaran fisika namun
stimulus yang saya berikan atau beberapa siswa juga masih kurang
guru berikan, dan dengan mampu untuk mengimplikasikan
setimulus yang baik dan respon sikap sosial dari fisika karena saat
yang cepat serta baik dari saya / kerja kelompok masih ada atau
guru maka kepercayaan diri siswa kebanyakan kelompok yang hanya
akan meningkat namun tentunya mengandalkan sebagian teman
masih ada siswa yang tidak kelompoknya
memiliki efikasi diri yang baik/tinggi c. Apakah siswa memiliki kesenangan
dimana siswa menunggu ancaman belajar fisika dan ketertarikan
seperti pengurangan nilai dan memperbanyak waktu untuk belajar
menunggu di tunjuk oleh saya baru fisika?
berani untuk menyampaikan
• Ya, seperti yang kita lihat dan
pemikirannya
ketahui bahwasnya mata pelajaran
b. Faktor apa yang mempengaruhi fisika merupakan mata pelajaran
efikasi diri siswa saat pembelajaran yang dianggap sulit oleh siswa,
fisika berlangsung? dan untuk kesenangan siswa
Analisis Efikasi Diri Dan Sikap Siswa Pada Pembelajaran Fisika XI SMAN 8 Kota Jambi 319
1 2 3 4
Elza Triani , Juita , Maison dan Dwi Agus Kurniawan

Dari wawancara bersama guru juga diketahui


• dalam belajar fisika itu kembali lagi
bahwasannya siswa juga membutuhkan
pada internal siswa dan stimulus
panduan dan verifikasi serta pengawasan
yang diberikan oleh guru saat
dalam menerapkan ilmu fisika seperti saat
mengajar bagaimana cara
melakukan percobaan ataupun tugas mandiri.
mengajar guru dan lingkuangan
sehingga hanya beberapa siswa Dalam menerapkan sikap sosial saat
yang tertarik untuk memperbanyak belajar fisika siswa diarahkan untuk berkerja
waktu belajar fisika. sama, berkomunikasi dengan baik sesama
teman belajar dan kemandirian siswa dalam
PEMBAHASAN
mengerjakan tugas kelompok. Dimana tidak
Berdasarkan hasil wawancara siswa
hanya mengandalkan sebagian anggota
dikelas XI IPA dan guru pengampu mata
kelompoknya. Namun berdasarkan hasil
pelajaran fisika di SMAN 8 Kota Jambi yang
wawancara bersama guru bahwa beberapa
telah disajikan pada tabel dapat diketahui
siswa kurang mampu untuk mengimplikasikan
bahwasannya inisiatif siswa dalam menjawab
sikap sosial dari fisika karena saat kerja
pertanyaan atau bertanya selama proses
kelompok masih ada atau kebanyakan
pembelajaran sukar ditemukan, hanya
kelompok yang hanya mengandalkan sebagian
beberapa kelas tertentu saja yang siswanya
teman kelompoknya Pembelajaran fisika
aktif. Hal tersebut dipengaruhi oleh keyakian
merupakan pelajaran yang sulit anggapan dari
atau kepercayaan diri yang dimiliki oleh siswa
beberapa siswa, sehingga untuk kesenangan
yang rendah. Efikasi diri peserta didik
siswa dalam belajar fisika itu kembali lagi pada
dipengaruhi oleh faktor internal faktor yang
internal siswa dan stimulus yang diberikan oleh
muncul dari dalam diri individu dan faktor
guru saat mengajar bagaimana cara mengajar
eksternal faktor yang muncul dari luar diri
guru dan lingkuangan sehingga hanya
individu (Mukti & Tentama, 2019). Seperti yang
beberapa siswa yang tertarik untuk
disampaikan oleh guru yang mengajar bahwa
memperbanyak waktu belajar fisika.
efikasi diri siswa dipengaruhi dari stimulus yang
diberikan oleh guru, kemudian cepat tanggap Dari hasil wawancara siswa bahwa
guru dalam merespon siswa dengan baik,dan benar siswa membutuhkan suasanya kelas
dapat memberikan suasana belajar yang tidak yang tidak monoton, kemudian respon yang
monoton. baik dari guru serta cepat tanggapnya guru
agar dapat meningkatkan efikasi dirinya.
Sebagaimana diungkapkan oleh
Lanjutnya efikasi diri siswa yang masih rendah
Subiyantoro dan Sri Mulyani (2017) yakni
seperti ketidakyakinan dirinya atas kemampuan
dengan adanya kuis membuat peserta didik
yang dimilikinya membuat sikap positif dalam
mampu mengetahui tiingkat pemahamannya
belajar fisika juga rendah. Selaras dengan
sendiri, dan interaktivitas dari kuis yang
penelitian sebelumnya bahwa efikasi diri
disajikan menjadikan peserta didik lebih focus.
mempunyai pengaruh langsung positif
Masalah yang dihadapi dalam pembelajaran
terhadap sikap ilmiah siswa (Muthmainna,
fisika di Indonesia adalah penguasaan mata
2020). Maka efikasi diri siswa sangat penting
pelajaran fisika yang masih kurang, rendahnya
untuk ditumbuhkan dalam diri siswa agar siswa
penguasaan fisika oleh peserta didik Indonesia
mampu menyampaikan pendapat mereka dan
tercermin dalam rendahnya prestasi belajar
memberikan respon berupa sikap yang positif
fisika para peserta didik Indonesia. Oleh sebab
dalam mengikuti pembelajaran fisika.
itu, perlu adanya upaya dari guru untuk mampu
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
meningkatkan kualitas dan semangat belajar
sebelumnya yang meneliti mengenai efikasi diri
fisika sehingga prestasi belajar pun meningkat.
siswa.
Salah satu inovasi teknologi agar pembelajaran
menjadi interaktif, menarik, serta dapat Penelitian sebelumnya diperoleh hasil
membantu pengajar membuat evaluasi bahwa penggunaan model pembelajaran
penilaian terhadap peserta didik (Rudi, 2020). dalam pembelajaran fisika berpengaruh
320 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

terhadap efikasi diri siswa (Ratu et al., 2021). Hubungan Efikasi Diri Terhadap Kemampuan
Penelitian berikutnya yang sejalan dengan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMK Program
penelitian ini yaitu mengenai efikasi diri siswa Keahlian Teknik Bangunan Pada Mata
Pelajaran Mekanika Teknik. Jurnal PenSil,
dan sikap ilmiah siswa pada pembelajaran
7(1), 21–34.
fisika. Dimana diperoleh hasil penelitian bahwa
https://doi.org/10.21009/pensil.7.1.3
terdapat pengaruh yang signifikan efikasi diri Kaharuddin, Ali, M. S., & Muhammad, A. (2020).
terhadap sikap ilmiah siswa SMA (Adinugraha, Pengaruh Efikasi Diri Dan Perhatian Orang
2017). Bedanya penelitian ini dengan penelitian Tua Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada
sebelumnya berada pada lokasi dan sample Peserta Didik SMA Negeri 3 Wajo. Doctoral
penelitian serta waktu penelitian. Maka efikasi Dissertation, Universitas Negeri Makassar, 3,
diri siswa yang tinggi akan memberikan 103–111.
dampak yang positif pada sikap beajar fisika http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/18773
Meidayanti, P. M., Parno, P., & Hidayat, A. (2019).
siswa. Sehingga peneliti merekomendasikan
Analisis Efikasi Diri Siswa pada Pembelajaran
untuk penelitian selanjutnya dapat meneliti
Sains Berdasarkan Kuesioner yang
mengenai sikap dan efikasi diri lebih dalam dan Dikembangkan Lin dan Tsai. Jurnal
rinci lagi pada jenjang yang berbeda. Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan
Pengembangan, 4(5), 556.
PENUTUP https://doi.org/10.17977/jptpp.v4i5.12381
Mukti, B., & Tentama, F. (2019). Faktor-faktor yang
Kesimpulan dari penelitian yang telah mempengaruhi efikasi diri akademik. Prosiding
dilakukan yaitu efikasi diri penting untuk Seminar Nasional Magister Psikologi
dimiliki setiap siswa. Efikasi diri siswa perlu Universitas Ahmad Dahlan, 0(0), 341–347.
untuk ditingkatkan, melalui stimulus yang http://seminar.uad.ac.id/index.php/snmpuad/a
diberikan guru atau cara mengajar guru serta rticle/view/3442
Muthmainna, A. (2020). Pengaruh Lokus
lingkungan yang mendukung. Efikasi diri
Pengendalian, Efikasi Diri Dan Sikap Ilmiah
yang baik dapat memberikan dampak sikap Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Dahzain
yang positif kepada siswa dalamm mengikuti Nur: Jurnal Pendidikan, Keislaman Dan
pembelajaran fisika dengan baik. Sikap yang Kemasyarakatan, 10(2), 27–38.
positif itu berupa mampu mengimplikasikan Nasution, S., W., R. (2018). Penerapan Model Inkuiri
sikap sosial pada pembelajaran fisika, terbimbing (guided inquiry) dalam
memiliki kesenangan belajar fisika dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada
ketertarikan memperbanyak waktu untuk pembelajaran fisika. Jurnal Education and
belajar fisika. Development, 3 (2), 1-1.
Perdana, R., Subiyantoro, C., & Anggraini, L. (2019).
Sikap dan Motivasi pada Mata Pelajaran
REFERENCES Fisika. SPEKTRA : Jurnal Kajian Pendidikan
Sains, 5(2), 178.
Adinugraha, F. (2017). Pengaruh Model
https://doi.org/10.32699/spektra.v5i2.102
Pembelajaran Dan Efikasi Diri Terhadap Sikap
Putra, D. S., & Hidayusa, W. O. (2019). Analisis
Ilmiah Siswa SMA Peminatan MIPA. Jurnal
Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika
Pro-Life, 4(3), 441–455.
di SMA Ferdy Ferry Putra Kota Jambi. UPEJ
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi
Unnes Physics Education Journal, 8(3), 299–
penelitian kualitatif. CV Jejak (Jejak
311.
Publisher).
Ratu, T., Sari, N., Aziz, W., Mukti, H., & Erfan, M.
Astalini, A., Kurniawan, D. A., & Sumaryanti, S.
(2021). Efektivitas Project Based Learning
(2018). Sikap Siswa Terhadap Pelajaran
Terhadap Efikasi Diri dan Kemampuan
Fisika di SMAN Kabupaten Batanghari. JIPF
Berpikir Kritis Peserta Didik. JURNAL FISIKA
(Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika).
DAN PENDIDIKAN FISIKA, 6(1), 1–10.
https://doi.org/10.26737/jipf.v3i2.694
http://jurnalkonstan.ac.id/index.php/jurnal%0A
Aulia, L. N., Susilo, S., & Subali, B. (2019). Upaya
Efektivitas
peningkatan kemandirian belajar siswa
Sari, N., & Sunarno, W. (2018). Sekolah Menengah
dengan model problem-based learning
Atas the Analysis of Students Learning
berbantuan media Edmodo. Jurnal Inovasi
Motivation on Physics Learn- Ing in Senior
Pendidikan IPA, 5(1), 69–78.
Secondary School. Jurnal Pendidikan Dan
https://doi.org/10.21831/jipi.v5i1.18707
Kebudayaan, 3(1), 17–32.
Basito, M. D., Arthur, R., & Daryati, D. (2018).
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

ANALISIS STRATEGI PEMBELAJARAN FISIKA DALAM


MENINGKATKAN INOVASI PENDIDIKAN DI ERA 4.0

Sri Aini Septia1*, Maison2, Dwi Agus Kurniawan3, Agustian4


1,2,3Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Jambi
4SMAN 2 Tanjung Jabung Barat
* E-mail: sriainiseptia1@gmail.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk siswa bisa menguasai konsep fisika dan memahami rumus – rumus fisika
dengan mudah dan praktis, dengan memanfaatkan gadget atau laptop. Metode penelitian adalah penyebaran
wawancara dan kuesioner. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA SMA Negeri 2 Tanjung Jabung
Barat dengan jumlah sampel 52 orang. Penelitian ini menggunakan angket untuk mengukur kesulitan siswa.
Materi yang dibahas adalah materi Gerak Lurus. Pada analisis materi dilakukan kepada siswa, dengan
penyebaran angket dan di dapat hasil siswa yang mengalami kesulitan pada materi fisika khususnya materi
gerak lurus 59,6% dan yang tidak mengalami kesulitan 40,4%. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
berdasarkan analisis maka bisa disimpulkan menjadi berikut: Dengan strategi pembelajaran yang inovasi
khususnya dalam utama bahasan gerak lurus bisa mengatasi kesulitan belajar siswa.

Kata kunci: Inovasi, Pendidikan, Strategi Pembelajaran.

Abstract
The purpose of this research is for students to be able to master the concepts of physics and understand physics
formulas easily and practically, by using a gadget or laptop. The research method is the distribution of interviews
and questionnaires. The population of this study were students of class X MIPA SMA Negeri 2 Tanjung Jabung
Barat with a total sample of 52 people. This study uses a questionnaire to measure students' difficulties. The
material discussed is Straight Motion material. In the analysis of the material carried out on students, with the
distribution of the questionnaire and the results experienced by students who had difficulty in physics material,
especially in straight motion material, 59.6% and those who did not experience difficulties, 40.4%. Based on the
research results obtained based on the analysis, it can be as follows: With innovative learning strategies,
especially in the main language, straight motion to overcome students' learning difficulties.

Keywords: Innovation, Education, Learning Strategy

membantu siswa beradaptasi sebanyak


PENDAHULUAN mungkin dengan lingkungannya dan
membuat perbedaan bagi dirinya sendiri
Undang-Undang Sistem Pendidikan (Siregar & Harahap, 2016). Dengan cara ini,
Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 dapat memotivasi siswa untuk belajar,
menciptakan lingkungan dan proses belajar terutama di SMA, untuk mempelajari materi
untuk mengembangkan pendidikan secara fisika.
aktif, potensi siswa dengan kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, budi pekerti Dalam proses belajar, siswa harus
dan kecerdasan, dan moralitas. Usaha sadar berperan aktif, termasuk kegiatan penemuan.
dan sistematis untuk dilakukan. Bukan hanya Guru yang pertama bertindak sebagai
mulia, tetapi keterampilan yang diperlukan sumber belajar, menjadi fasilitator kegiatan
untuk diri sendiri, masyarakat, negara dan pembelajaran dan membimbing siswa untuk
bangsa (U.S. Supardi, 2015). Pendidikan memecahkan masalah yang dihadapi dalam
merupakan yang paling penting bagi semua kegiatan pembelajaran. pembelajaran
negara untuk berkembang pesat (Kanza et al., 2020). Pembelajaran fisika
(Megawanti, 2012). Pendidikan adalah merupakan bagian menurut pelajaran ilmu
proses pendidikan yang bertujuan untuk alam (Armandita et al., 2017). Fisika
322 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

termasuk sains, adalah bentuk ilmu yang pendidikan dapat memperbaharui semua
mempelajari fenomena alam dan benda sistem pendidikan yang dapat mendongkrak
(Azmanita & Festiyed, 2019). Pembelajaran kemajuan pembangunan bangsa dan dapat
fisika memungkinkan siswa untuk menjawab semua persoalan dan
mendapatkan pengalaman langsung, yang menyelesaikan segala permasalahan dan
meningkatkan kemampuan mereka untuk tantangan yang kita hadapi saat ini dan di
menyerap, melestarikan dan menerapkan masa depan (Mawati, 2020:115).
konsep-konsep yang telah mereka pelajari.
Menurut Hasbullah (2008:194) dalam
Pencapaian tujuan pembelajaran
buku Ananda (2017:7) menjelaskan
memerlukan strategi pembelajaran yang
setidaknya ada empat faktor yang berperan
disesuaikan dengan situasi siswa.
penting dalam mempengaruhi kebutuhan
Strategi pembelajaran yang baik inovasi pendidikan. Keempat faktor tersebut
tentu strategi yang sanggup memfasilitasi & adalah visi pendidikan, faktor pertumbuhan
menaruh ruang pada siswa seluas-luasnya penduduk, perkembangan ilmu pengetahuan
buat berbagi semua domain kompetensinya, dan kebutuhan pendidikan. Sampai saat ini,
mulai berdasarkan kognitif, afeftif, banyak upaya telah dilakukan di bidang
psikomotori, hardskill & soft skill siswa (Lubis pendidikan terhadap kegiatan pendidikan
et al., 2020). Penggunaan strategi atau inovatif. Inovasi di bidang pendidikan
pembelajaran juga perlu untuk menarik seperti manajemen pendidikan, metode
perhatian siswa pada proses pembelajaran pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan
(Asiah, 2017). Strategi pembelajaran sangat guru, implementasi kurikulum, dll.
penting karena dapat mempercepat proses (Syafarudin, 2012:63). Inovasi biasanya
pembelajaran untuk hasil yang maksimal muncul dari ketakutan pihak tertentu
(Halim, 2012). terhadap penyelenggaraan pendidikan. Misal
ecemasan guru terhadap pelaksanaan
Dibutuhkan inovasi strategi
pendidikan dan pembelajaran. Ini dianggap
pembelajaran dengan menggunakan media
kurang berhasil (Mawati, 2020:114).
teknologi informasi yang berkembang pesat
di era 4.0 untuk meningkatkan kualitas Beberapa ditemukan penelitian yang
pembelajaran (Syamsuar & Reflianto, 2018). relevan yang peneliti temukan tentang
Pendidikan 4.0 merupakan pendidikan yang strategi pembelajaran dengan inovasi
dipengaruhi oleh Revolusi Industri 4.0 yang pendidikan yaitu dengan memanfaatkan
menggunakan teknologi digital (networking) gadget. Penelitian yang dilakukan oleh Bakar
dalam proses pembelajarannya (Surani, & Kaddas (2021). Penelitian ini bertujuan
2019). Di era milenial, kita sudah sangat untuk mengetahui manfaat penggunaan
dekat menggunakan produk berbasis gadget, pengetahuan terhadap minat belajar,
teknologi. Dengan menggunakan gadget dan dan pengaruh penggunaan gadget terhadap
media sosial, dapat mengembangkan minat belajar. Penelitian ini memakai
berbagai perangkat lunak untuk mengatasi pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang
masalah pendidikan, terutama dalam proses dipakai pada penelitian ini merupakan Ex
pembelajaran. (Setiawan et al., 2019). Post Fact. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pengaruh gadget terhadap siswa
Ciri-ciri inovasi pendidikan melekat
sangat baik karena siswa menggunakan
pada inovasi pendidikan itu sendiri, sehingga
gadget untuk mencari berita, sedangkan
begitu pendidik memahami sejumlah ciri
beberapa siswa yang menggunakan gadget
inovasi pendidikan, inovasi tersebut dapat
untuk melacak waktu harus mendapat
bekerja dan menghasilkan sesuatu yang
dukungan dan bimbingan agar siswa dapat
positif dan lebih baik (Munib, 2016). Dalam
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
inovasi pendidikan, ide-ide baru yang muncul
Fifit Firmadani dalam penelitiannya,
dari desain ulang harus memecahkan
menjelaskan bahwa keberadaan media
masalah yang tidak dapat diselesaikan
pembelajaran berbasis teknologi memiliki
dengan metode tradisional (Ananda, 2017:4).
banyak manfaat yang tidak hanya
Dengan adanya suatu inovasi dalam dunia
merangsang minat belajar siswa, tetapi juga
Analisis Strategi Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Inovasi Pendidikan Di Era 323
4.0
Sri Aini Septia1, Maison2, Dwi Agus Kurniawan3, Agustian4

meningkatkan hasil belajar. Oleh karena itu, dan perguruan tinggi adalah mengelola masa
diharapkan media pembelajaran berbasis depan, bukan sekedar menjaga dan
teknologi dapat digunakan dalam proses memelihara tradisi masyarakat, namun kita
pembelajaran. perlu menghadirkan pola pendidikan yang
dapat menjawab tantangan tersebut.
Bagus Aditya Hutomo dalam
penelitiannya, menjelaskan bahwa media Tujuan dari penelitian ini agar
sosial merupakan sarana komunikasi yang siswakelas X MIPA SMA Negeri 2
ampuh digunakan oleh siswa dan seorang TanjungJabung Barat bisa memahami
guru di era Revolusi Industri 4.0. Kehadiran konsep fisika dan memahami rumus – rumus
media sosial tersedia untuk guru untuk fisika dengan mudah dan praktis, dengan
belajar tanpa batasan ruang dan waktu. memanfaatkan gadget atau laptop. Sehingga
Seiring kemajuan teknologi, guru menantang siswa bisa belajar di berbagai tempat yang
pengembangan berbagai jenis media pastinya tempat tersebut nyaman, dengan
pembelajaran. Salah satunya adalah begitu dapat memotivasi siswa untuk belajar
perkembangan teknologi komputer dan dengan giat.
gadget. Perkembangan teknologi komputer
dapat digunakan untuk mendukung produksi METODE PENELITIAN
bahan ajar, dan gadget dapat digunakan
untuk mendukung penerapan bahan ajar Penelitian ini merupakan penelitian
tersebut. deskriptif kualitatif dimana semua data
Jika ingin berdaya saing di era digital ini, dikumpulkan berdasarkan fakta-fakta yang
Indonesia akan menjadi operator dan analis diperoleh.Penelitian ini dilakukan pada SMA
Negeri 2 Tanjung Jabung Barat. Subjek pada
yang handal sebagai penggerak industri untuk
penelitian ini merupakan murid kelas X MIPA
secara instan meningkatkan keterampilan dan
SMA Negeri 2 Tanjung Jabung Barat.
kemampuan sumber daya manusia melalui
Responden pada penelitian ini berjumlah 52
pendidikan untuk mencapai daya saing dan
orang. Kuesioner dan wawancara digunakan
produktivitas yang tinggi. Hal ini tidak menutup
sebagai alat penelitian. Kuesioner adalah
kemungkinan Indonesia bertransformasi
teknik pengumpulan data melalui form yang
menjadi negara maju dalam revolusi industri
(Syamsuar & Reflianto, 2018). Inovasi berisi pertanyaan-pertanyaan yang ditulis
pembelajaran di era digital saat ini sangat oleh seseorang untuk mendapatkan jawaban.
Wawancara dilakukan oleh guru dan siswa
penting bagi semua institusi, dan metode lama
yang mengajar mata pelajaran fisika.
(tradisional) mulai sedikit banyak mulai
ditinggalkan, namun seiring dengan adaptasi
institusi, mereka tetap menggunakan metode
HASIL DAN PEMBAHASAN
lama dan melanjutkan dengan yang baru (Azis,
HASIL
2019). Karena pendidikan merupakan cara
Penelitian ini menggunakan angket
untuk membentuk manusia yang siap
untuk mengukur pemahaman dan kesulitan
menghadapi tantangan zaman, dan pendidikan
siswa. Materi yang akan dibahas adalah
yang dapat beradaptasi dengan perubahan
materi Gerak Lurus. Pada analisis materi
zaman juga diperlukan, dan inovasi dalam
dilakukan kepada siswa, dengan penyebaran
pendidikan global sangat diperlukan. (Kadi &
angket dan di dapat hasil seperti di bawah ini:
Awwaliyah, 2017).
Tabel 2.1 Analisis Pemahaman Materi
Kemajuan teknologi telah memberikan Fisika
dampak yang cukup luas pada semua bidang Aspek Responden %Kesulitan
kehidupan manusia, termasuk pendidikan.
Dalam artikel yang ditulis oleh Hendra Paham 31 59,6
Swardana mengutip pendapat pakar
pendidikan Malik Fajar, peran lembaga Tidak Paham 21 40,4
pendidikan karena hakikat mengelola sekolah
324 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Tabel 2.2 Kesulitan Siswa Terhadap siswa masih mengalami kesulitan tentang
Materi Fisika materi fisika khususnya materi Gerak Lurus.
Dalam kesulitan yang sering ditemukan pada
Aspek Responden %Kesuli saat pembelajaran berlangsung adalah tentang
tan pemahaman soal terdapat 20 siswa yang
belum paham tentang soal fisika. Sebanyak 44
X X X siswa juga berharap adanya multimedia
MIPA MIP MIP pembelajaran tentang fisika. Untuk
1 A2 A3 memecahkan masalah tersebut guru dapat
menggunakan inovasi pendidikan untuk
Pemaham 8 6 5 26,9 membuat media pembelajaran yang interaktif
an konsep dengan memanfaatkan inovasi pendidikan
dengan membuat sebuah media
Pemaham 1 2 5 34,6 pembelajaranyang mana telah dilengkapi
an materi dengan materi, contoh soal, gambar ataupun
animasi dan video. Dengan perkembangan
Pemaham 5 10 10 38,5 teknologi yang semakin maju, guru dituntut
an soal untuk dapat berinovasi dalam membuat bahan
ajar yang dapat beradaptasi dengan
perkembangan zaman. Beberapa alat bantu
PEMBAHASAN belajar dapat digunakan, antara lain alat bantu
Memiliki strategi pembelajaran sebelum audio, alat bantu visual, dan alat bantu
memulai PBL dikelas sangat dibutuhkan. Akan audiovisual.
tetapi, seperti yang peneliti alami saat
observasi di SMA Negeri 2 Tanjung Jabung Di era revolusi industri 4.0, kebutuhan
Barat, siswa merasa bosan dan tidak tertarik pendidikan tidak hanya menjadikan siswa
pelajaran fisika. Berdasarkan hasil wawancara menjadi pembelajar yang pasif, tetapi
peneliti dengan salah satu guru pengajar fisika sebaliknya, pembelajaran yang berpusat pada
di SMA Negeri 2 Tanjung Jabung Barat siswa, di mana siswa memiliki kesempatan
mengatakan bahwa: “Siswa mudah bosan untuk menggali berbagai jenis ilmu
dalam belajar fisika dan juga memiliki waktu pengetahuan secara mandiri melalui teknologi
yang cukup singkat untuk mengajar akibatnya, yang berkembang saat ini. Saat ini mahasiswa
nilai siswa akan berada di bawah KKM”. harus dibekali dengan 4 kemampuan yaitu
Peneliti juga mewawancarai salah satu siswa. kreativitas, komunikasi, berpikir kritis dan
kerjasama. Oleh karena itu, peran teknologi
Siswa tersebut mengatakan bahwa: sangat penting dalam mendukung kapasitas
“Saya masih belum memahami tentang rumus tersebut. Kelebihan dengan memanfaatkan
– rumus fisika, sehingga saat saya inovasi pendidikan terlebih dengan teknologi
mengerjakan soal mengalami kesulitan”. dengan penggunaan gadget adalah sangat
Berdasarkan observasi, media pembelajaran efektif digunakan oleh guru untuk mendukung
yang beliau gunakan adalah PPT. Tetapi masih guru dalam proses pembelajaran. Aplikasi
saja siswa tersebut belum bisa memahami pendidikan memiliki banyak keunggulan
konsep fisika dan memahami penggunaan teknologi, tetapi tidak menutup kemungkinan
rumus – rumus fisika. Oleh karena itu, kekurangan dan potensi kerugian dari
diperlukan inovasi pendidikan dalam teknologi. Contoh kelemahannya adalah
pembelajaran fisika yaitu perubahan media penggunaan Internet sebagai sumber yang
pembelajaran. Sehingga peneliti luas, belum tentu keandalannya. Sisi lainnya
memanfaatkan inovasi pendidikan 4.0 adalah berdampak pada kurangnya sosialisasi
menciptakan media pembelajaran yang kreatif interaksi dengan orang lain.
dan inovatif.
Penggunaan juga membutuhkan
Berdasarkan hasil penelitian jaringan yang maksimal. Namun siswa SMA
menggunakan angket yang dilakukan oleh Negeri 2 Tanjung Jabung Barat sebagian tidak
Analisis Strategi Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Inovasi Pendidikan Di Era 325
4.0
Sri Aini Septia1, Maison2, Dwi Agus Kurniawan3, Agustian4

memiliki gadget/handphone sehingga menjadi terbiasa menjadi mencipta. Seiring berjalannya


tantangan untuk guru, bagaimana waktu, tantangan yang dihadapi guru di dalam
memaksimalkan inovasi pendidikan tersebut. kelas akan semakin meningkat. Guru dituntut
Penelitian tentang dengan memaksimalkan untuk banyak belajar dan beradaptasi.
inovasi pendidikan dengan memanfaatkan Misalnya, belajar dengan teknologi, membuat
teknologi sudah banyak dilakukan. media yang menarik bagi siswa, dan
Berdasarkan penelitian oleh Trise Nurul Ain membangun hubungan dengan generasi siswa
melakukan penelitian dengan gunakan saat ini. Inovasi pendidikan diharapkan dapat
visualisasi video eksperimen aliran gravitasi memberikan dampak positif bagi masyarakat
materi Tekanan Hidrostatik untuk dalam mengembangkan disiplin ilmu ekonomi,
Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika. sosial dan lainnya, terutama keterampilan
Hasil dari penelitian ini adalah penggunaan pendidikan. Berpikir kritis, kreativitas,
media pembelajaran ini secara signifikan kecerdikan, keahlian, dan kecerdasan
meningkatkan pemahaman konsep siswa. emosional adalah kunci keberhasilan inovasi.

Pada penelitian Muhammad Fathul PENUTUP


Mubarrok dengan memanfaatkan inovasi
pendidikan dengan menggunakan hasil Media KESIMPULAN
simulasi Pembelajaran PheT untuk Berdasarkan hasil penelitian yang
meningkatkan pemahaman konsep siswa diperoleh berdasarkan hasil analisis maka bisa
menjelaskan bahwa hasil belajar siswa pada disimpulkan menjadi berikut : (1) Dengan
kelas eksperimen lebih baik daripada di kelas strategi pembelajaran yang penemuan
kontrol. Diharapkan media simulasi PhET dapat khususnya dalam utama bahasan gerak lurus
meningkatkan pemahaman siswa tentang bisa mengatasi kesulitan belajar siswa. (2)
konsep cahaya. Pada penelitian Nisa Nafa Hafi Untuk meningkatkan pemahaman, siswa
dengan mengembangan buku saku fisika membutuhkan sebuah multimedia
menggunakan teknologi augmented reality pembelajaran fisika, khususnya pokok
berbasis Android tentang pemanasan global, bahasan gerak lurus, dengan menambahkan
dinyatakan layak dan dapat sebagai bahan sebuah video, soal dan pembahasan. (3)
belajar karena dilihat dari validitas nilai Pembelajaran dengan menggunakan website
pelaksanaan pembelajaran dengan evaluasi mampu menimbulkan kesan bahwa
observer adalah 95,3% termasuk dalam pembelajaran fisika itu menyenangkan, dari
kategori sangat baik, dan nilai kegiatan PD oleh pada pembelajaran secara konvensional.
observer adalah 100%, yang menjadikan media SARAN
ini praktis. Berdasarkan kesimpulan yang dijelaskan,
maka saran adalah sangat penting sebuah
Oleh karena itu guru perlu merubah strategi pembelajaran dengan memanfaatkan
penggunaan media pembelajaran tradisional inovasi pendidikan di era 4.0. Bagi guru dapat
menjadi modern dengan memanfaatkan lebih kreatif dan inovatif untuk menciptakan
teknologi yaitu media pembelajaran dengan sebuah strategi pembelajaran.
meningkatkan inovasi pendidikan di era 4.0.
Pembelajaran berbasis teknologi siswa tidak REFERENCES
hanya akan sekedar mendengarkan materi,
deskripsi guru, akan tetapi siswa juga Ain, T. N. (2013). Pemanfaatan Visualisasi Video
diharapkan dapat berkegiatan seperti Percobaan Gravity Current Untuk
mendemostrasikan, melakukan, mengamati Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika
Pada Materi Tekanan Hidrostatis. Jurnal
dan lainnya. Sehingga inovasi pendidikan di era
Inovasi Pendidikan Fisika, 02(02), 97–102.
4.0 dapat terwujud. Era Revolusi Industri 4.0
mengubah pandangan kita tentang pendidikan. Ajizah, I. (2021). Urgensi Teknologi Pendidikan :
Tantangan dunia pendidikan di era revolusi Analisis Kelebihan Dan Kekurangan Teknologi
industri 4.0 adalah pendidik atau guru harus Pendidikan Di Era Revolusi Industri 4.0.
mampu menggeser pola pikir peserta didik dari Journal of Chemical Information and Modeling,
326 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

53(9), 1689–1699. (2020). Analisis Keaktifan Belajar Siswa


Menggunakan Model Project Based Learning
Ananda, R., & Amiruddin. (2017). Inovasi Pendidikan Dengan Pendekatan Stem Pada
: Melejitkan Potensi Teknologi dan Inovasi Pembelajaran Fisika Materi Elastisitas Di
Pendidikan. Medan : CV. Widya Puspita. Kelas Xi Mipa 5 Sma Negeri 2 Jember. Jurnal
Pembelajaran Fisika, 9(2), 71.
Armandita, P., Wijayanto, E., Rofiatus, L., & Susanti, https://doi.org/10.19184/jpf.v9i1.17955
A. (2017). Analisis Kemampuan Berpikir Lubis, R. R., Mahrani, N., & Nasution, L. M. (2020).
Kreatif Pembelajaran Fisika Di Kelas XJ Mia 3 Alternatif strategi pembelajaran selama
Sma Negeri 11 Kota Jambi. Penelitian Ilmu pandemi covid-19 di STAI Sumatera Medan.
Pendidikan, 10(2). ANSIRU PAI: Pengembangan Profesi Guru
Asiah, N. (2017). Analisis kemampuan praktik Pendidikan Agama Islam, 4(1), 1–16.
strategi pembelajaran aktif ( active learning ) http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/ansiru/articl
mahasiswa PGMI Fakultas Tarbiyah dan e/view/8065
Keguruan IAIN Raden Intan Lampung. Mawati. (2020). Inovasi Pendidikan : Konsep,
TERAMPIL Jurnal Pendidikan Dan Proses, dan Strategi. Bandung : Yayasan Kita
Pembelajaran Dasar, 4(1), 22, 24. Penulis.
Azis, T. N. (2019). Strategi Pembelajaran Era Digital. Megawanti, P. (2012). Permasalahan Pendidikan
Annual Conference on Islamic Education and Dasar Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Social Sains (ACIEDSS 2019), 1(2), 308–318. MIPA, 2(3), 227–234.
Azmanita, Y., & Festiyed. (2019). Analisis Kebutuhan Mubarrok, M. F. (2014). Penerapan pembelajaran
Media untuk Pengembangan E-Book Tema fisika pada materi cahaya dengan media PhET
Abrasi pada Pembelajaran Fisika Era 4.0. simulations untuk meningkatkan pemahaman
Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika -, 5(1), konsep siswa di SMP. Inovasi Pendidikan
9–16. Fisika, 03(01), 76–80.
Bagus Aditya Hutomo, D. (2021). INOVASI https://jurnal.unesa.ac.id/index.php/inovasi-
PEMBELAJARAN PPKN PADA ERA 4.0 pendidikan-fisika/article/view/7400
Bagus. Jurnal Pendidikan Edutama, 1–11. Munib, A. (2016). Karakteristik Inovasi Pendidikan di
http://repository.ikippgribojonegoro.ac.id/id/ep Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Jurnal
rint/1626 Al-Ulum, 3(1), 75–85.
Setiawan, R., Mardapi, D., Pratama, A., & Ramadan,
Bakar, I. P. S., & Kaddas, B. (2021). Pengaruh
S. (2019). Efektivitas blended learning dalam
penggunaan gadget terhadap minat belajar
inovasi pendidikan era industri 4.0 pada mata
siswa kelas V MIN 1 Kota Makassar. Dirasat
kuliah teori tes klasik. Jurnal Inovasi Teknologi
Islamiah: Jurnal Kajian Keislaman, 2(1), 57–
Pendidikan, 6(2), 148–158.
66.
https://doi.org/10.21831/jitp.v6i2.27259
Firmadani, F. (2020). Media Pembelajaran Berbasis
Siregar, E., & Harahap, M. B. (2016). Pengaruh
Teknologi Sebagai Inovasi Pembelajaran Era
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Revolusi Industri 4.0. Prosiding Konferensi
Investigation (Gi) Terhadap Pengetahuan
Pendidikan Nasional, 2(1), 93–97.
Konseptual Siswasma Muhammadiyah 2
Hafi, N. N., & Supardiyono. (2018). Pengembangan Medan T.P. 2015/2016. INPAFI (Inovasi
buku saku fisika dengan teknologi augmented Pembelajaran Fisika), 4(4).
reality berbasis android pada materi https://doi.org/10.24114/inpafi.v4i4.5634
pemanasan global. Inovasi Pendidikan Fisika,
Surani, D. (2019). Studi literatur: Peran teknolog
07(02), 306–310.
pendidikan dalam pendidikan 4.0. Prosiding
Halim, A. (2012). Pengaruh Strategi Pembelajaran Seminar Nasional Pendidikan FKIP, 2(1), 456–
dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar 469.
Fisika Siswa SMPN 2 Secanggang Kabupaten Syafaruddin., Asrul., & Mesiono. (2012). Inovasi
Langkat. Jurnal Tabularasa PPS UNIMED, Pendidikan (Suatu Analisis Terhadap
9(2), 141–158. Kebijakan Baru Pendidikan). Medan : Perdana
Kadi, T., & Awwaliyah, R. (2017). Inovasi Publishing.
Pendidikan : Upaya Penyelesaian U.S, S. (2015). Arah Pendidikan di Indonesia dalam
Problematika Pendidikan Di Indonesia. Jurnal Tataran Kebijakan dan Implementasi.
Islam Nusantara, 1(2), 144–155. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA,
https://doi.org/10.33852/jurnalin.v1i2.32 2(2), 111–121.
Kanza, N. R. F., Lesmono, A. D., & Widodo, H. M. https://doi.org/10.30998/formatif.v2i2.9
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

BAHAN AJAR DIGITAL SEBAGAI INOVASI DALAM DUNIA


PENDIDIKAN DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 (STUDI LITERATUR)

Suci Prihatiningtyas 1*, Fitri Umardiyah 2, dan Dian Kusuma Wardani 3


1,2,3 Universitas KH. A. Wahab Hasbullah
* E-mail: suciningtyas@unwaha.ac.id*

Abstrak
Pendidik diharapkan mampu menyusun bahan ajar yang inovatif sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan
perkembangan teknologi informasi, salah satunya bahan ajar digital. Penelitian ini merupakan penelitian jenis
kualitatif yang dilakukan dengan pendekatan penelitian yang berupa studi kepustakaan (library research) atau
studi literatur. Teknik dokumentasi digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini. Content Analysis
(analisis isi) merupakan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Bahan ajar digital adalah
perangkat bahan ajar yang berisi materi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dituangkan
dalam media digital (ICT). Bahan ajar digital meliputi audio (suara), audio visual (suara dan gambar) dan
multimedia (gabungan lebih dari dua media). Bahan ajar digital sangat bermanfaat dalam pembelajaran
diantaranya memudahkan pendidik menyampaikan materi, memberikan pengalaman belajar yang bervariasi
dan menarik untuk merangsang minat belajar peserta didik, memudahkan peserta didik memahami materi yang
diajarkan, akses informasi yang sangat luas dan mudah diakses dimana saja dan kapan saja.

Kata kunci: Bahan ajar digital, inovasi pembelajaran, audio, video, multimedia.

Abstract
Educators are expected to be able to compile innovative teaching materials according to the needs of students
and the development of information technology, one of which is digital teaching materials. This research is a
qualitative type of research conducted with a research approach in the form oflibrary researchor literature study.
Documentation techniques are used in data collection in this study. Content Analysis (content analysis) is a data
analysis technique used in this study. Digital teaching materials are teaching materials that contain learning
materials to achieve learning objectives as outlined in digital media (ICT). Digital teaching materials include
audio (sound), audio-visual (sound and images) and multimedia (a combination of more than two media). Digital
teaching materials are very useful in learning, including making it easier for educators to convey material,
providing varied and interesting learning experiences to stimulate students' interest in learning, making it easier
for students to understand the material being taught, access to very broad and easily accessible information
anywhere and anytime.

Keywords digital teaching materials, learning innovation, audio, video, multimedia

proses belajar maka harus ada aktifitas dari


PENDAHULUAN peserta didik yang dapat mengakibatkan
perubahan tingkah laku guna mencapai
Pembelajaran adalah proses tujuan pembelajaran. Pendidik sangat
interaksi antara peserta didik dengan berperan penting dan totalitas dalam
pendidik dan sumber belajar pada suatu memotivasi dan mendorong peserta didik
lingkungan belajar. Interaksi yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Sebagai
tidak hanya terjadi di sekolah saja (tatap pendidik sudah menjadi kewajiban untuk
muka) atau jarak jauh tetapi dapat dilakukan menyiapkan strategi dalam proses
di tiga pusat yang lazim dikenal dengan tri pembelajaran diantaranya dengan
pusat pendidikan. Tri pusat pendidikan memanfaatkan media pembelajaran sebagai
merupakan tempat dimana peserta didik alat bantu dalam menyampaikannya sesuai
mendapatkan pengajaran baik secara dengan perkembangan ilmu dan teknologi di
langsung maupun tidak langsung dalam era revolusi industri 4.0.
kehidupan keluarga (informal), sekolah
(fomal) maupun masyarakat (non formal) Revolusi industri 4.0 merupakan
(Fathurrohman, 2015). Oleh karena itu dalam perubahan industri yang ditandai dengan
328 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

lompatan besar teknologi bagi sektor industri Media pembelajaran inovatif sebagai
dimana perkembangan teknologi informasi salah satu jembatan dalam menghadapi era
dan komunikasi begitu cepat dimanfaatkan revolusi industri 4.0. Banyak dijumpai di Era
sepenuhnya secara optimal, sehingga Revolusi Industri 4.0 berkembang aplikasi
revolusi industri 4.0 memberikan pengaruh baru yang menyajikan penawaran
atau dampak yang besar terhadap dunia pembelajaran yang lebih menarik dan secara
digital. Peran manusia tergeser oleh tidak langsung sedikit mengganti peran
teknologi sehingga mengubah cara kerja, pendidik dalam pemberian ilmu pengetahuan
bekerja, dan berhubungan satu dengan yang Astuti, Waluya & Asikin, 2019). Smartphone
lain (Tritularsih & Sutopo, 2017). Era Revolusi merupakan media yang sesuai dengan
Industri 4.0 ini juga merupakan peralihan perkembangan teknologi yang memudahkan
antara Generasi Z dan Generasi Alfa. peserta didik mengakses aplikasi atau materi
Generasi Z adalah sebutan untuk anak-anak pembelajaran yang diberikan oleh pendidik.
yang lahir sekitar tahun 1990-an hingga Peserta didik mampu menentukan waktu dan
2015-an (Mccrindle, 2014). Generasi Z tempat sesuai yang diinginkan. Hal ini tidak
dicirikan dengan karakter yang kurang fokus didapatkan di dalam pembelajaran di
ketimbang generasi milenial, tetapi lebih sekolah. Banyak dijumpai, di sekolah
serba praktis; lebih individual, lebih global, pembelajaran menggunakan banyak buku,
lebih berpikiran terbuka, lebih cepat terjun ke pelaksanaan pembelajaran terbatas tempat
dunia kerja, lebih banyak yang berwirausaha, dan waktu, serta penyajian materi kurang
dan tentu saja lebih ramah teknologi (Adam, menarik. Oleh karena itu, pendidik harus
2018). Sedangkan generasi alpha adalah memiliki kompetensi inti dalam melakukan
generasi yang lahir di jaman yang serba layar proses pembelajaran meliputi: kemampuan
kaca dan multi-tugas. Tidak seperti media mengembangkan kurikulum yang terkait
konvensional kertas, layar kaca telah menjadi dengan bidang pengembangan yang diampu,
media baru untuk penyebaran konten yang menyelanggarakan kegiatan pengembangan
bersifat kinestetik, visual, interaktif, yang mendidik untuk kompetensi pedagogik,
terhubung dan portable (Mccrindle, 2019). mengembangkan materi pembelajaran yang
diampu secara kreatif, memanfaatkan
Era baru Industri 4.0 akan membawa
teknologi informasi dan komunikasi untuk
perubahan besar dalam dunia fisik seperti
berkomunikasi dan mengembangkan diri
pada fasilitasi virtual yang dimungkinkan oleh
untuk kompetensi profesional. Untuk
koneksi digital yang memperkecil jarak,
memenuhi kompetensi ini pendidik dituntut
menghilangkan perbedaan, dan melakukan
untuk menyusun bahan ajar yang inovatif
transfer pengetahuan waktu nyata dan
sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan
transfer material secara global
perkembangan teknologi informasi.
(Umachandran, Jurcic, Ferdinand-James,
Said, & Rashid, 2018).Oleh karena itu Bahan ajar merupakan segala
lembaga pendidikan dasar dan menengah bentuk bahan yang disusun secara sistematis
berbenah, bahkan mengevaluasi sistem yang memungkinkan peserta didik dapat
pembelajaran setiap bidang studi yang belajar secara mandiri dan dirancang sesuai
diajarkan sudah sesuai dengan dengan kurikulum yang berlaku
perkembangan zaman baik dilihat dari (Magdalena,dkk 2020). Dalam merancang
kurikulum, teknologi pendidikan dan lainnya bahan ajar, pada umumnya pendidik harus
yang nantinya output yang dihasilkan bisa melakukan analisis tugas, pengetahuan,
sesuai (Dito & Pujiastuti, 2021). Pendidik serta keterampilan yang diperlukan dalam
harus mengubah cara pembelajaran yang rangka penentuan jenis bahan pembelajaran
konvensional menjadi pembelajaran berbasis apa yang nanti dikembangkan.
digital. Pendidik harus mampu memilih Selanjutnya,pendidik mengembangkan
strategi pembelajaran dan media bahan ajar sesuai prosedur masing-masing
pembelajaran yang inovatif agar sesuai bahan ajar, hingga cara penyebaran bahan
dengan tuntutan perkembangan zaman saat ajar tersebut. Untuk menyampaikan bahan
ini. ajar biasanya pendidik menggunakan
Bahan Ajar Digital Sebagai Inovasi Dalam Dunia Pendidikan Di Era Revolusi Industri 329
4.0 (Studi Literatur)
Suci Prihatiningtyas 1, Fitri Umardiyah 2, dan Dian Kusuma Wardani 3

beragam metode dan media agar peserta penelitian serupa yang telah dilakukan
didik dapat lebih mudah dalam menerima sebelumnya, artikel, catatan, serta berbagai
materi ajar. Bahan ajar banyak sekali jurnal yang bersangkutan dengan
jenisnya mulai dari bahan ajar cetak, audio, permasalahan yang ingin diselesaikan
visual dan multimedia interaktif. Pendidik (Melinda & Zainil, 2020). Studi literatur yang
dapat menggunakan proyektor, laptop, digunakan berasal dari artikel jurnal nasional
website, media sosial dan masih banyak terindeks Sinta (S1-S6). Rentang pencarian
lainnya. artikel antara tahun 2016-2021. Artikel
tersebut dicek kesesuaian dengan tema yang
Bahan ajar dapat berupa bahan ajar
akan dibahas yaitu bahan ajar digital dan
cetak dan non-cetak. Pada artikel ini, akan
pengaruhnya dalam pembelajaran.
dibahas bahan ajar non-cetak atau sering
Penelitian dengan studi literatur dilakukan
disebut dengan media ajar digital karena
dengan langkah-langkah sebagai berikut, (1)
bahan ajar yang disusun dan dikembangkan
menentukan gagasan umum tentang tema
dengan menggunakan alat bantu Information
penelitian, (2) mencari informasi yang
and Communication Technology (ICT).
berhubungan dengan tema yang akan
Harapannya bahan ajar digital
dibahas, (3) spesifikasikan inti penelitian, (4)
memungkinkan peserta didik mempelajari
meneliti dan memperoleh bahan bacaan
materi secara runtut, sistematis, interaktif dan
yang diperlukan dan mengklasifikasikan
inovatif, sehingga semua kompetensi
bahan bacaan tersebut, (5) memahami dan
tercapai secara utuh dan terpadu. Beberapa
membuat catatan penelitian, (6) merevisi dan
karakteristik bahan ajar digital antara lain:
menambah bahan bacaan, dan (7) menyusun
memanfaatkan media digital, teknologi
kembali bahan bacaan dan mulai menulis
multimedia, teknologi elektronik ataupun
laporan. (Sari, 2020). Teknik dokumentasi
teknologi jaringan (computer network),
digunakan dalam pengumpulan data pada
menggunakan bahan ajar bersifat mandiri
penelitian ini. Teknik dokumentasi digunakan
(self learning materials) yang disimpan di
untuk menelusuri dokumen tentang sesuatu
komputer sehingga dapat diakses oleh
atau variabel dalam bentuk catatan, buku,
pendidik dan peserta didik kapan saja dan
makalah atau artikel, jurnal, dan sebagainya
dimana saja, dan Memanfaatkan pertukaran
(Sari, 2020). Content Analysis (analisis isi)
data (Information sharing) yang secara
merupakan teknik analisis data yang
interaktif dapat dilihat setiap saat di
digunakan dalam penelitian ini. Analisis isi
komputer.
difokuskan kepada karakteristik media yang
Bahan ajar digital merupakan sebuah memiliki pengaruh positif dalam
inovasi baru dalam dunia pendidikan yang pembelajaran. Hasil dari penggunaan teknik
tidak melibatkan media-media cetak seperti analisis ini sebagai bahan untuk menjawab
buku, modul, handout, wallchart, brosur, pertanyaan penelitian yang selanjutnya
leaflet, dan lainnya. Bahan ajar digital yang dibahas pada bagian pembahasan
dibahasa dalam artikel ini yaitu audio, audio (Amaliyah, dkk 2021).
visual, dan multimedia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN
HASIL
Penelitian ini merupakan penelitian Berdasarkan studi literatur yang
jenis kualitatif yang dilakukan dengan dilakukan oleh peneliti, ditemukan beberapa
pendekatan penelitian yang berupa studi penggunaan bahan ajar digital yang
kepustakaan (library research) atau studi digunakan sebagai inovasi dalam
literatur. Studi literatur adalah kegiatan pembelajaran di era revolusi 4.0. Adapun
penelitian yang dilakukan dengan bahan ajar digital yang akan dibahas antara
menerapkan teknik pengumpulan informasi lain sebagai berikut:
dan data melalui buku referensi, hasil
330 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

1. Bahan Ajar Audio dan efektif untuk diterapkan pada


pembelajaran anak tunanetra
Bahan ajar audio adalah bahan ajar
2. Efi Fadilah, Pandan Yudhapramesti,
yang mengandung pesan dalam bentuk
Nindi Aristi. 2017. Podcast sebagai
auditif (pita suara atau piringan suara) yang
Alternatif Distribusi Konten Audio.
dapat merangsang pikiran dan persaan
Dengan hasil Hasil penelitian
sehingga terjadinya proses belajar
menunjukkan bahwa strategi optimalisasi
(Legendari & Raharjo, 2016). Kegiatan
Podcast audio mencakup pengembangan
pembelajaran yang dilakukan menggunakan
bahan podcast; pendekatan Dan
audio, secara langsung melibatkan semua
distribusi konten yang sesuai dengan
sistem yang menggunakan gelombang
kebutuhan, keinginan, serta Cara
suara. Bahan ajar audio terdiri dari:
khalayak mengonsumsi konten audio;
a. Kaset/piringan hitam/compact disk (CD) serta kesesuaian konten Dengan karakter
dapat berisi dialog, musik, dan suara. dan orientasi media..
Media audio juga digunakan dalam 3. Ana Rafikayati, Sambira, Muhammad
latihan soal TOEFL pada bagian Muhyi. 2020. Dengan hasil Dengan
listening. Contoh lain digunakan di kelas adanya bahan ajar audio ini diharapkan
kesenian atau musik untuk belajar nada, mahasiswadapat belajar secara daring
tari, dan sebagainya. dengan lebih optimal.
b. Radio adalah media dengar yang dapat 4. Rif’atul Himmah, Deony Dewanggi
dimanfaatkan sebagai bahan ajar. Mulyono. 2021. Podcast Sebagai Media
Radio yang sesuai dengan era revolusi Suplemen Pembelajaran Jarak Jauh Di
industri 4.0 dikenal dengan nama Era Pandemi. Dengan hasil Hasilnya
Podcast. Podcast dapat didefinisikan menunjukkan bahwa podcast dalam
sebagai program dalam bentuk digital dunia pendidikan dapat
(bisa audio maupun video) yang bisa diimplementasikan ke berbagai konteks
diunduh dari internet Himmah & dan tujuan pembelajaran tentunya
Mulyono, 2021). Hampir sama dengan dengan memperhatikan format dan jenis
radio, podcast membawakan acara podcast itu sendiri. Di samping itu,
dengan berbagai topik. Pada umumnya, podcast juga berfungsi dalam
satu topik bahasan atau diskusi meningkatkan kemampuan komunikasi,
dibawakan dalam satu episode. Jika motivasi belajar, dan kepercayaan diri
dilihat dari sisi pendengar, podcast peserta didik.
memberikan kebebasan untuk memilih 2. Bahan Ajar Audio Visual
topik yang akan didengarkan. Dengan
Bahan ajar audio visual atau dikenal
kata lain, topic yang disajikan dalam
dengan video adalah media yang menyajikan
podcast disesuaikan dengan kebutuhan
audio dan visual yang berisi pesan-pesan
pendengar (Kencana, 2020).
pembelajaran baik yang berisi konsep,
Penelitian yang mengkaji tentang prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan
penggunaan bahan ajar audio dapat dilihat untuk membantu pemahaman terhadap
pada Tabel 1 berikut ini: suatu materi pembelajaran (Riyana, 2007).
1. Azhari Munif, Hadi Susanto, Susilo (2016) Adanya gabungan antara visual dan audio
dengan judul Pengembangan Bahan Ajar membuat peserta didik lebih mudah dalam
Audio Berbasis Inkuiri Berbantuan Alat menerima pembelajaran karena tak hanya
Peraga Pada Materi Gerak Untuk Anak satu panca indera yang terlibat. Video
Tunanetra Kelas VII SMP/Mts LB. Hasil pembelajaran dapat berupa video tutorial.
kajian Hasil uji peningkatan hasil belajar Video tutorial adalah rangkaian gambar hidup
diperoleh rata-rata N-gain sebesar (0,6) yang ditayangkan oleh seorang pengajar
dengan kategori sedang. Berdasarkan yang berisi pesan-pesan pembelajaran untuk
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa membantu pemahaman terhadap suatu
bahan ajar audio berbasis inkuiri dan alat materi pembelajaran sebagai bimbingan atau
peraga yang dikembangkan sangat layak bahan pengajaran tambahan kepada
Bahan Ajar Digital Sebagai Inovasi Dalam Dunia Pendidikan Di Era Revolusi Industri 331
4.0 (Studi Literatur)
Suci Prihatiningtyas 1, Fitri Umardiyah 2, dan Dian Kusuma Wardani 3

sekelompok kecil peserta didik. d. Sparkol videoscribe merupakan aplikasi


lunak yang hasilnya berbentuk video
Penerapan penggunaan bahan
yang bisa digabungkan dengan peta
pembelajaran berbentuk video dapat melalui
konsep, gambar – gambar, suara, dan
dua cara, yaitu:
musik yang bisa menarik dan
a. Synchronous (langsung), yakni meningkatkan peserta didik untuk
merupakan pembelajaran yang terjadi mengamati pelajaran secara aktif.
melalui sarana elektronik dengan akses
e. Pen tablet dapat dimanfaatkan untuk
kecepatan internet tinggi yang bersifat
menulis di layar laptop layaknya menulis
realtime (dijadwal dalam satu waktu yang
di kertas. Penggunaan aplikasi
sama), kolektif, atau kolaboratif dengan
tambahan screen recording dan suara
ada peserta didik , fasilitator, dan
penjelasan tentang materi yang ditulis
instruktur.
maka tulisan-tulisan yang dibuat di layar
b. Asynchronous (tidak langsung), yakni laptop tersebut dapat direkam.
menggunakan bahan ajar video yang Perpaduan tulisan dan suara penjelasan
dapat diakses kapan saja, tidak harus di tersebut akan menjadi sebuah video
waktu yang sama dengan perekaman pembelajaran.
video.
f. Virtual fieldtrip menyajikan video yang
Adapun macam-macam aplikasi yang dimana memiliki tujuan memberikan
dapat digunakan untuk membuat video kesempatan pengamatan dan
pembelajaran interaktif: menganalisa yang dilakukan tanpa harus
a. Macromedia Flash adalah suatu softwere berada di tempat sebenarnya atau
animasi media pembelajaran untuk memiliki kesempatan untuk mendapat
membantu pendidik dalam penjelasan dari ahlinya. Dengan
menyampaikan pembelajaran agar lebih menggunakan video ini peserta didik
menarik dan mudah di pahami Peserta mampu memahami informasi di suatu
didik dan penerapannya menggunakan wilayah tanpa mereka mengunjungi
komputer dan imager proyektor dan tidak tempat atau kejadian fenomena secara
dapat diterapkan pada smartphone. langsung

b. Adobe flash adalah sebuah program g. Augmented Reality sebagai sebuah


yang ditujukan pada pengaplikasian teknologi yang menggabungkan dunia
animasi kartun, animasi interaktif, efek nyata dan dunia virtual, dengan lebih
animasi, banner iklan, website,presentasi berisi tentang objek nyata daripada objek
untuk tujuan bisnis, maupun proses virtual.
pembelajaran hingga pembuatan games h. Animasi, teks, model 3 dimensi, atau
yang interaktif serta tujuan-tujuan lain video merupakan objek virtual yang
yang lebih spesifik. dapat digunakan apabila digabungkan dengan lingkungan
untuk membuat dalam game, presentasi, sebenarnya (nyata), akan membuat
dan lain sebagainya. Adobe flash dapat pengguna merasakan obyek virtual
menghasilkan media pembelajaran berada di lingkungannya. Penelitian yang
interaktif yang sudah dapat berjalan pada mengkaji tentang penggunaan bahan
smartphone android. ajar audio visual dapat dilihat pada Tabel
c. Camtasia Studio adalah sebuah studio Tabel 2. Penelitian yang mengkaji
video yang berisi beberapa konversi penggunaan bahan ajar audio visual
mengedit, merekam dan menangkap alat
1. Widyastuti Akhmadan. 2017.
untuk desain profesional video, demo
Pengembangan Bahan Ajar Materi Garis
dan presentasi. Dengan antarmuka yang
Dan Sudut Menggunakan Macromedia
disempurnakan diharapkan pengguna
Flash Dan Moodle Kelas VII Sekolah
baru akan lebih mudah belajar.
Menengah Pertama. Dengan hasil
332 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Berdasarkan proses pengembangan 4. Ilmawan Mustaqim, Nanang Kurniawan.


diperoleh bahwa prototype bahan ajar 2017. Pengembangan Media
yang dikembangkan memiliki efek Pembelajaran Berbasis Augmented
potensial terhadap hasil belajar peserta Reality. Dengan hasil Melaui Augmented
didik , dimana diperoleh nilai rata-rata Reality, pendidik dapat membuat media
peserta didik sebesar 79,56 dengan pembelajaran yang menyenangkan,
kategori baik. interaktif, dan mudah digunakan.
Augmented Reality juga dapat
2. Riyanto, As’ad Samsul Arifin, Boby
menggantikan modul pembelajaran yang
Ardiyansah. 2017. Penerapan Media
belum ada di sekolah dalam bentuk
Karikatur Berbasis Sparkol Video Scribe
virtual atau maya. Peserta didik tetap
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
dapat melihat dan menggunakan modul
Kognetif Pada Matakuliah Genetika
seperti modul aslinya, namun dalam
MahasiswaBiologi Kalas-A Angkatan
bentuk virtual. Melaui terobosan baru ini,
2014-IBU. Dengan hasil Hasil Penelitian
semakin banyak variasi media
Tindakan Kelas siklus II menunjukkan
pembelajaran yang dapat dibangun
ketuntasan klasikal hasil belajar berupa
untuk mendukung kegiatan
tes termasuk ke dalam kategori ‘Baik’
pembelajaran di sekolah, terutama SMK
karena mampu mencapai 82% dengan
yang membutuhkan modul pembelajaran
rata-rata hasil tes adalah 73,6, dan
praktikum.
persentase ketuntasan ini telah melewati
standar ketuntasan klasikal minimal 80%. 5. Untung Joko Basuki, Muhammad
Keaktifan mahasiswadalam proses Sholeh. 2018. Pengembangan Bahan
belajar mengajar pun meningkat dari Ajar Pendidikan Pancasila Berbasis
siklus ke siklus, yaitu rata-rata Multimedia Dengan Menggunakan
persentase mahasiswayang aktif pada Aplikasi Sparkol Videoscribe. Dengan
siklus I hanya mencapai 44,21%, hasil Bahan ajar berupa video
sedangkan pada siklus II meningkat memudahkan pengguna tanpa harus
menjadi 58,42%. Sesuai dengan hasil menginstall aplikasi dan dapat langsung
analisis data tersebut maka dapat melihat hasil video yang dibuat.
disimpulkan bahwa melalui media
6. Susanna Dwi Yulianti Kusuma. 2018.
karikatur berbasis sparkol video scribe
Perancangan Aplikasi Augmented
dapat meningkatkan hasil belajar
Reality Pembelajaran Tata Surya
kognetif mahasiswa Biologi kelas A
Dengan Menggunakan Marker Based
angkatan 2014 IKIP Budi Utomo Malang.
Tracking.
3. Rasyid Hardi Wirasasmita, Yupi
a. Dengan adanya aplikasi Tata Surya
Kuspandi Putra. 2017. Pengembangan
AR yang berbentuk 3D, maka objek
Media Pembelajaran Video Tutorial
3 Dimensi yang timbul bisa
Interaktif Menggunakan Aplikasi
dijadikan sebuah alat peraga virtual
Camtasia Studio Dan Macromedia Flash.
untuk menggantikan alat peraga
Media pembelajaran berbasis video CD
fisik yang tidak ada. Sementara itu,
tutorial interaktif ini dapat menjadi
video bisa menambah wawasan
suplemen bagi mahasiswawalaupun
tentang tata surya dengan cara
sifatnya hanya pilihan tapi dapat
menonton video. Ketidak adaan alat
dimanfaatkan juga untuk menambah
peraga dapat digantikan melalui
pengetahuan, wawasan khususnya
aplikasi augmented reality.
tentang matakuliah bahasa
pemrograman visual materi bahasa b. Tata Surya AR menarik untuk
pemrograman delphi serta memudahkan digunakan dalam pembelajaran
proses belajar mengajar serta objek-objek tata surya dengan
meningkatkan kualitas pembelajaran dan menggunakan objek 3D yang
prestasi belajar mahapeserta didik. muncul dari aplikasi sebagai
modelnya yang mempunyai
Bahan Ajar Digital Sebagai Inovasi Dalam Dunia Pendidikan Di Era Revolusi Industri 333
4.0 (Studi Literatur)
Suci Prihatiningtyas 1, Fitri Umardiyah 2, dan Dian Kusuma Wardani 3

animasi pergerakan rotasi pada individual di kelas atau dimanapun.


setiap objek planet. Objek yang
9. I G. Adi Aryana, L. J. E. Dewi, I N. Pasek
timbul di aplikasi berbentuk 3
Nugraha. 2019. Pengembangan Media
Dimensi dan video.
Pembelajaran Berbasis Video Animasi
c. Marker yang digunakan adalah Software Solidworks 2014 Dan Adobe
buku pelajaran itu sendiri, jadi Flash CS3 Pada Mata Pelajaran
peserta didik bisa menggunakan Teknologi Dasar Otomotif (TDO) Materi
aplikasi sambil belajar. Sehingga Motor Bakar. Dengan hasil Pada
dengan ini peserta didik dapat penelitian ini baru dilakukan 3 tahap,
belajar sambil melihat bentuknya Hasil validitas dari 1) Ahli materi yaitu
secara 3D. sangat layak dengan persentase
85.33%, 2) Ahli media memberikan hasil
7. Vannisa Aviana Melinda, I Nyoman
dengan persentase sebesar 90%
Sudana Degeng, Dedi Kuswandi. 2018.
sehingga kriteria dari segi media sangat
Pengembangan Media Video
layak, 3) Uji coba kelompok kecil
Pembelajaran IPS Berbasis Virtual Field
memperoleh persentase sebesar 86.5%,
Trip (VFT) Pada Kelas V SDNU
sehingga dapat dinyatakan dalam kriteria
Kratonkencong. Keberadaan media
sangat layak, 4) Uji coba kelompok besar
sangat penting dalam membantu proses
mendapatkan kriteria sangat layak
belajar mengajar, karena merupakan
dengan persentase sebesar 89.2%.
jembatan komunikasi antara pendidik
Berdasarkan hasil pembahasan dari
dan peserta didik. Untuk itu media
penelitian dan pengembangan ini dapat
pembelajaran perlu diadakan atau
dinyatakan sangat layak dari segi materi,
digunakan pada saat proses
dan media serta tanggapan dari siswa,
pembelajaran. Pengembang melakukan
sehingga media ini dapat dinyatakan
pengembangan produk berupa video
sangat layak digunakan untuk
pembelajaran berbasis Virtual Field Trip
pembelajaran.
(VFT) ini sebagai salah satu bentuk
strategi penyampaian pesan 10. Hade Afriansyah. 2019. Pengembangan
pembelajaran. Model Pembelajaran Virtual
(Mpv)Berbasis Video E-Learning Moodle.
8. Novi Dwi Hapsari, Anselmus J.E.
Dengan hasil Hasil penelitian ini adalah
Toenlioe, Yerry Soepriyanto. 2018.
tersedianya sebuah model pembelajaran
Pengembangan Augmented Reality
berbasis video e learning. Model
Video Sebagai Suplemen Pada Modul
pembelajaran ini cukup efektif bila
Bahasa Isyarat. Dengan hasil Suplemen
dibandingkan dengan metode
Augmented Reality Video pada modul
pembelajaran secara konvensional.
bahasa Isyarat dikembangkan sebagai
Setelah diujicobakan penerapannya,
sumber belajar dengan mengalami
terdapat perbedaan hasil belajar yang
penyesuaian-penyesuaian tertentu,
lebih baik dari mahasiswayang mendapat
media ini digunakan sebagai tambahan
sajian materi dengan menggunakan
yang bersifat opsional bagi
metode video e learning bila
mahasiswauntuk mempelajari bahasa
dibandingkan dengan mahasiswayang
isyarat. Keterbatasan mahasiswadalam
mendapat materi secara konvensional.
memvisualisasikan isyarat yang ada
pada modul bisa dibantu dengan 11. Warkintin, Yohanes Berkhamas Mulyadi.
suplemen video berteknologikan 2019. Pengembangan Bahan Ajar
Augmented Reality. Video Berbasis CD Interaktif Power Point Untuk
berteknologikan Augmented Reality atau Meningkatkan Hasil Belajar Peserta
bisa juga disebut dengan Augmented didik. Dengan hasil Bahan ajar CD
Reality Video ini membantu interaktif materi perkembangan teknologi
mahasiswaagar bisa belajar secara produksi, komunikasi dan transportasi
334 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

dapat meningkatkan hasil belajar peserta a. Ms. Powerpoint merupakan salah satu
didik . Hal ini dapat dilihat dari skor yang bahan ajar yang menampilkan sebuah
diperoleh yaitu sebesar 63% peserta presentasi dengan berbagai ilustrasi,
didik pada uji coba skala kecil memenuhi gambar, teks, audio, dan video.
kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥ 75). Keunggulan dari bahan ajar Power
Sedangkan skor yang diperoleh pada uji Point ialah mudahnya penggunaan
coba skala luas yaitu sebesar 100% sisa aplikasi dan dapat menggabungkan
sudah memenuhi kriteria ketuntasan teks, audio, dan video secara
minimal (KKM ≥ 75). bersamaan dalam satu berkas.
12. Marfi Ario, Annajmi, Ratri Isharyadi. b. modul elektronik menggunakan Flip PDF
2020. Pengembangan Video Professional Bahan ajar modul elektronik
Pembelajaran Kalkulus Diferensial merupakan bahan ajar non-cetak yang
Berbasis Pen Tablet. Dengan hasil bertujuan agar peserta didik mampu
Secara keseluruhan hasil penelitian ini belajar mandiri. Modul ini bersifat
menunjukkan bahwa video pembelajaran lengkap yang menyajikan tiap detail dari
kalkulus diferensial berbasis pen tablet materi berbentuk elektronik atau digital.
yang dikembangkan valid, praktis, dan Modul elektronik dapat dibuat
efektif. Nilai validitas video masuk pada menggunakan software Microsoft
kategori sangat baik sedangkan Words.Tak hanya modul cetak, dalam
praktikalitas dan efektifitas masuk pada modul elektronik, juga harus ada tiga
kategori baik. video pembelajaran efektif komponen penting, yakni bahan belajar,
untuk penguasaan materi mahapeserta panduan belajar, dan petunjuk belajar.
didik . Namun demikian, hasil yang Perlu diketahui terdapat tahapan dalam
diperoleh ini masih belum ideal karena pengembangan modul non-cetak.
masih terdapat 20% mahasiswayang
1. Purwaningtyas, Wasis D. Dwiyog, Imam
memperoleh nilai rendah (C) dan masih
Hariyadi. 2017. Pengembangan Modul
sedikit (22,50%) mahasiswayang
Elektronik Mata Pelajaran Pendidikan
memperoleh nilai A.
Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
3. Multimedia Kelas XI Berbasis Online Dengan
Program Edmodo. Dengan hasil Setelah
Multimedia merupakan perpaduan
melaksanakan pengembangan modul
antara berbagai media (format file) yang
elektronik mata pelajaran PJOK kelas XI
berupa teks, gambar, grafik, musik, animasi,
berbasis online dengan program edmodo
video, interaksi dan lain-lain, yang telah
dapat disimpukan bahwa pengembangan
dikemas menjadi file digital (komputerisasi),
tersebut dapat menjawab permasalahan
serta digunkan untuk menyampaikan pesan
yang disebabkan oleh minimnya bahan
kepada pengguna. Multimedia yang sesuai
ajar yang digunakan. Kreativitas
dengan perkembangan peserta didik adalah
pemanfaatan teknologi online dengan
multimedia interaktif. Multimedia
program edmodo dalam pembelajaran
pembelajaran yang digunakan dalam proses
PJOK di kelas sebagai media
pembelajaran digunakan untuk menyalurkan
pembelajaran di abad 21 dapat
pesan (pengetahuan, ketrampilan dan sikap)
membantu pengajar untuk memfasilitasi
serta dapat merangsang pikiran, perasaan,
peserta didik yang memiliki karakteristik
perhatian dan kemauan yang belajar
belajar dan kecepatan beajar yang
sehingga secara sengaja proses belajar
berbeda-beda dan memiliki rasa malu
terjadi, bertujuan dan terkendali (Nugraha,
mengutarakan pendapat dalam kelas
Binadja, & Supartono, 2013). Multimedia
konvensional. Dengan demikian, para
interaktif memiliki sifat komunikasi dua arah,
tenaga pengajar dapat memanfaatkan
yakni antara peserta didik dan bahan ajar itu
media pembelajaran sebagai alternatif
sendiri (Agnezi, & Khair, N. (2019). Adapun
untuk membangun pembelajaran
contoh multimedia interaktif antara lain:
blended learning yang sesuai dengan
karakteristik, kebutuhan lingkungan
Bahan Ajar Digital Sebagai Inovasi Dalam Dunia Pendidikan Di Era Revolusi Industri 335
4.0 (Studi Literatur)
Suci Prihatiningtyas 1, Fitri Umardiyah 2, dan Dian Kusuma Wardani 3

belajar yang dapat digunakan dimanapun pembelajaran, maka dari itu sangat
dan kapanpun. dianjurkan bagi pendidik untuk
menggunakan e-modul
2. Wulan Sari, Jufrida, dan Haerul Pathoni.
etnokonstruktivisme ini di dalam
2017. Pengembangan Modul Elektronik
pembelajarannya.
Berbasis 3D Pageflip Professional pada
Materi Konsep Dasar Fisika Inti dan 4. Tasya Febrina, Leonard), & Maya
Struktur Inti Mata Kuliah Fisika Atom dan Masitha Astriani. 2020. Pengembangan
Inti. Dengan hasil Berdasarkan hasil Modul Elektronik Matematika Berbasis
pengembangan dan uji coba modul Web. Produk ini dilengkapi dengan
elektronik maka dihasilkan modul konten simulasi UNBK yaitu pengerjaan
elektronik berbasis 3D Pageflip soal matematika berbasis komputer guna
Professional pada materi konsep dasar melatih peserta didik untuk menghadapi
fisika inti dan struktur inti, mata kuliah Ujian Nasional Berbasis Komputer
fisika atom dan inti yang valid dan layak (UNBK) atau juga dikenal dengan
digunakan. Modul elektronik dibuat Computer Based Test (CBT) Modul ini
dengan menggunakan aplikasi 3D dirancang untuk memenuhi kebutuhan
Pageflip Professional. Modul elektronik bahan ajar yang membuat peserta didik
yang telah selesai dikembangkan dapat belajar dengan mandiri dan
memiliki format .exe yang dapat nyaman (modul berbasis web yang
dijalankan pada PC/laptop. Modul dikembangkan dan telah mendapatkan
elektronik ini juga dilengkapi dengan penilaian dari para ahli sudah mencapai
uraian materi, animasi, video, lembar kategori sangat layak dan dengan
jawaban, dan soal tes formatif akhir. beberapa perbaikan berdasarkan saran
Modul elektronik ini telah divalidasi dan dari para ahli, maka produk yang
dinyatakan valid dengan skor ahli materi dikembangkan dapat digunakan dalam
sebesar 52 dan skor validasi ahli media pembelajaran. modul elektronik
sebesar 74,7 yang termasuk dalam matematika ini layak digunakan untuk
kategori sangat baik. Selanjutnya, skor pembelajaran di sekolah maupun
hasil persepsi mahasiswaterhadap individu dirumah.
modul elektronik yaitu 74,67 dan
5. Aufa Hilman Furqon, Laksmi Dewi &
dikategorikan sangat baik
Linda Setiawati. 2020. Pengaruh
3. Syahrial1, Arial, Dwi Agus Kurniawan, Penggunaan Bahan Ajar Berprogram
Suci Okta Piyana. 2019. E-Modul Tipe Bercabang Berbasis Powerpoint
Etnokontruktivisme: Implementasi Pada terhadap Kemandirian Belajar Peserta
Kelas V Sekolah Dasar Ditinjau Dari didik. Dengan hasil Kemandirian belajar
Persepsi, Minat Dan Motivasi.. dengan peserta didik yang menggunakan bahan
hasil Penelitian ini menghasilkan bahan ajar berprogram tipe bercabang berbasis
ajar berupa modul elektronik PowerPoint lebih tinggi dibandingkan
etnokontruktivisme berbasis 3D Pageflip dengan peserta didik yang
yang telah di uji coba oleh parah ahli dan menggunakan bahan ajar buku teks pada
sangat layak digunakan dan memiliki mata pelajaran IPS peserta didik kelas
daya tarik bagi peserta didik . VIII MTs Al-Kautsar.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
6. Nur Afifatus Sakiah, Kiki Nia Sania
dilakukan, ddapat dilihat bahwa peserta
Effendi. 2021. Analisis kebutuhan
didik memiliki persepsi, minat dan
multimedia interaktif berbasis
motivasi yang baik setelah diperkenalkan
PowerPoint materi aljabar pada
e-modul etnokonstruktivisme di dalam
pembelajaran matematika SMP.
pembelajaran. Dengan menggunakan e-
Multimedia interaktif berbasis Powerpoint
modul etnokonstruktivisme ini membuat
dapat menjadi solusi yang tepat untuk
peserta didik lebih tertarik didalam
digunakan sebagai media pembelajaran
336 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

matematika materi aljabar kelas VII saat peserta didik tunanetra dapat lebih
pembelajaran tatap muka maupun memahami materi yang disampaikan.
pembelajaran jarak jauh. Sehingga b. Bahan ajar audio efektif untuk
peneliti dapat menyimpulkan dalam meningkatkan penguasaan materi,
penelitian ini bahwa dibutuhkan meningkatkan kemampuan komunikasi,
multimedia interaktif berbasis Powerpoint motivasi belajar, dan kepercayaan diri
pada materi aljabar untuk mempermudah peserta didik
pendidik dan peserta didik dalam c. dapat digunakan dalam pembelajaran
kegiatan pembelajaran matematika kelas daringDapat digunakan sabagai alat revisi
VII SMP. yang lebih efektif daripada modul dan lebih
efisien daripada catatan mereka sendiri
7. Sumiati Wulandari, Dina Octaria, Anggria
dalam membantu mereka belajar
Septiani Mulbasari. 2021.
d. bahan ajar audio bersifat fleksibilitas
Pengembangan E-Modul Berbantuan
kapan, di mana, dan bagaimana
Aplikasi Flip Pdf Builder Berbasis
digunakan.
Contextual Teaching and Learning.
e. bahan ajar audio memiliki potensi signifikan
Bahan ajar e-modul berbantuan aplikasi
sebagai alat pembelajaran inovatif
flip pdf builder berbasis contextual
Melatih konsentrasi peserta didik dan
teaching and learning (CTL) pada materi
membuat atensi peserta didik lebih fokus. Media
himpunan yang dihasilkan telah
ini juga mudah ditemui dan diunduh di berbagai
dikembangkan dengan model ADDIE
website, mudah dibuat dengan merekam
memenuhi kriteria sangat valid, sangat
penjelasan materi Keunggulan dari bahan ajar
praktis, dan sangat efektif. Sehingga e-
audio visual antara lain:
modul dikatakan berkualitas baik dan
a. mudah dipahami dan meningkatkan
layak digunakan dalam pembelajaran. E-
minat peserta didik .
modul ini diharapkan dapat
b. lebih praktis dalam pelaksanaan
meningkatkan pemahaman konsep
peserta didik, menyenangkan peserta
peserta didik serta menjadi daya tarik
didik , tidak klasik, dan membosankan.
bagi peserta didik untuk belajar
Peserta didik dapat mengukur tenaga
matematika khususnya materi himpunan.
yang harus ia keluarkan untuk
8. Suci Prihatiningtyas, Siti Alimah. 2021. mendapatkan nilai yang baik, dapat
Rekontruksi E-Modul Gerak Melingkar dipantau oleh pendidik, menumbuhkan
Berbasis Inkuiri Terbimbing. Dengan pemahaman tentang materi secara
hasil Secara keseluruhan E-Modul Gerak menyenangkan.
Melingkar Berbasis Inkuiri Terbimbing c. video menjadi alat yang berguna bagi
yang dikembangan sangat layak untuk para pendidik untuk membuat peserta
digunakan dalam pembelajaran materi didik berpikir sungguh-sungguh dan
gerak melingkar pada kelas X SMK. E- memberikan lingkungan yang lebih
Modul Gerak Melingkar Berbasis Inkuiri dinamis dibandingkan melalui tulisan
Terbimbing merupakan media yang langsung.
dapat menarik perhatian peserta didik. d. penggunaan video pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar dan
PEMBAHASAN keaktifan belajar peserta
Berdasarkan dari hasil penelitian yang didik/mahasiswa
terdapat pada Tabel 1 dapat diketahui e. membuat pembelajaran lebih interaktif,
efektivitas pemanfaatan bahan ajar audio Efektif dalam penggunaan, dapat
antara lain: diimplementasikan secara luas dalam
a. dapat digunakan untuk membantu peserta berbagai media, Modeling obyek yang
didik yang mengalami tunanetra, peserta yang sederhana, karena hanya
didik tunanetra lebih termotivasi dan dapat menampilkan beberapa obyek,
mudah memahami pembelajaran, serta f. mudah dioperasikan dan tidak
dapat belajar dan membayangkan suara memerlukan banyak biaya untuk
yang didengar dengan audio sehingga
Bahan Ajar Digital Sebagai Inovasi Dalam Dunia Pendidikan Di Era Revolusi Industri 337
4.0 (Studi Literatur)
Suci Prihatiningtyas 1, Fitri Umardiyah 2, dan Dian Kusuma Wardani 3

datang/melihat ke lokasi yang informasi yang sangat luas dan mudah


dimaksud dalam materi diakses dimana saja dan kapan saja.Saran
g. video dapat menggambarkan suatu
objek yang bergerak bersama-sama REFERENCES
dengan suara alamiah atau suara yang
sesuai. Kemampuan video melukiskan Agnezi, L. A., & Khair, N. (2019). PENGERTIAN,
JENIS-JENIS DAN KARAKTERISTIK
gambar hidup dan suara memberinya
BAHAN AJAR NON CETAK (ICT).
daya tarik tersendiri Afriansyah, H. (2019). Pengembangan Model
Keunggulan yang terdapat pada Pembelajaran Virtual (MPV) Berbasis Video
multimedia interaktif yaitu E-Learning Moodle. Bahana Manajemen
Pendidikan, 8(1), 1-7.
a. pembelajaran lebih inovatif dan Akhmadan, W. (2017). Pengembangan Bahan Ajar
interaktif sehingga menambah motivasi Materi Garis dan Sudut Menggunakan
peserta didik Macromedia Flash dan Moodle Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama. Jurnal
b. Mampu menggabungkan antara teks, Gantang, 2(1), 27-40.
gambar, audio, musik, animasi gambar Amaliyah, T. K., Hakim, S., & Sampoerno, P. D.
atau video dalam satu kesatuan yang (2021). Studi Literatur: Peran Bahan Ajar
saling mendukung sehingga tercapai Berbasis Realistic Mathematics Education
tujuan pembelajaran. Pada Pembelajaran Matematika Peserta
didik SMP. Risenologi, 6(2), 83-92.
c. Mampu menvisualisasikan materi yang Ario, M., Annajmi, A., & Isharyadi, R. (2020).
abstrak. Pengembangan Video Pembelajaran
Kalkulus Diferensial Berbasis Pen
d. Media penyimpanan yang relative
Tablet. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan
gampang dan fleksibel.
Matematika, 4(2), 1129-1142.
e. Membawa obyek yang sukar didapat Aryana, I. A., Dewi, L. J. E., & Nugraha, I. P. (2019).
atau berbahaya ke dalam lingkungan Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis Video Animasi Software Solidworks
belajar.
2014 Dan Adobe Flash Cs3 Pada Mata
f. Menampilkan obyek yang terlalu besar Pelajaran Teknologi Dasar Otomotif (TDO)
atau teralalu kecil kedalam kelas. Materi Motor Bakar. Jurnal Pendidikan Teknik
Mesin Undiksha, 7(3), 99-110
g. Dapat diakses dengan mudah kapan Astuti, A., Waluya, S. B., & Asikin, M. (2019). Strategi
saja dan dimana saja pembelajaran dalam menghadapi tantangan
era revolusi industri 4.0. In Prosiding Seminar
PENUTUP Nasional Pascasarjana
(PROSNAMPAS) (Vol. 2, No. 1, pp. 469-
Berdasarkan pembahasan pada bab 473).
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Basuki, U. J., & Sholeh, M. (2018). Pengembangan
bahan ajar digital adalah perangkat bahan Bahan Ajar Pendidikan Pancasila Berbasis
ajar yang berisi materi pembelajaran untuk Multimedia dengan Menggunakan Aplikasi
Sparkol Videoscribe. Jurnal Disprotek, 9(1).
mencapai tujuan pembelajaran yang
Dito, S. B., & Pujiastuti, H. (2021). Dampak Revolusi
dituangkan dalam media digital (ICT). Bahan
Industri 4.0 Pada Sektor Pendidikan: Kajian
ajar digital meliputi audio (suara), audio visual Literatur Mengenai Digital Learning Pada
(suara dan gambar) dan multimedia Pendidikan Dasar dan Menengah. Jurnal
(gabungan lebih dari dua media). Bahan ajar Sains dan Edukasi Sains, 4(2), 59-65.
digital sangat bermanfaat dalam Fadilah, E., Yudhapramesti, P., & Aristi, N. (2017).
pembelajaran diantaranya memudahkan Podcast sebagai Alternatif Distribusi Konten
pendidik menyampaikan materi, memberikan Audio. Jurnal Kajian Jurnalisme, 1(1).
pengalaman belajar yang bervariasi dan Febrina, T., Leonard, L., & Astriani, M. M. (2020).
Pengembangan Modul Elektronik
menarik untuk merangsang minat belajar
Matematika Berbasis Web. JKPM (Jurnal
peserta didik, memudahkan peserta didik
Kajian Pendidikan Matematika), 6(1), 27-36.
memahami materi yang diajarkan, akses Furqon, A. H., Dewi, L., & Setiawati, L. (2020).
338 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Pendidikan Tambusai, 4(2), 1526-1539.


Berprogram Tipe Bercabang Berbasis Munif, A., Susanto, H., & Susilo, S. (2016).
Powerpoint terhadap Kemandirian Belajar Pengembangan Bahan Ajar Audio Berbasis
Siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan, 20(2), Inkuiri Berbantuan Alat Peraga Pada Materi
174-182. Gerak Untuk Anak Tunanetra Kelas Vii
Hapsari, N. D., Toenlioe, A. J., & Soepriyanto, Y. Smp/Mts Lb. UPEJ Unnes Physics Education
(2018). Pengembangan Augmented Reality Journal, 5(3), 1-11.
Video Sebagai Suplemen Pada Modul Mustaqim, I. (2017). Pengembangan media
Bahasa Isyarat. JKTP: Jurnal Kajian pembelajaran berbasis augmented
Teknologi Pendidikan, 1(3), 185- reality. Jurnal Edukasi Elektro, 1(1).
194.Fathurrohman, M. (2015). Model-Model Nugraha, D. A., Binadja, A., & Supartono. (2013).
Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz media. Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks
Hidayati, F., & Pribadi, T. A. (2014). Pengembangan Bervisi SETS, Berorientasi Konstruktivistik.
Media Audio Characteristics Of Organism Journal of Innovative Science Education, 28.
Song Education (Chosen) Pada Prihatiningtyas, S., & Alimah, S. (2021).
Pembelajaran IPA Biologi Di SMPLB-A Reconstruction of E-Module of Circular
(Tunanetra). Journal of Biology Education, Motion Based Guided Inquiry. SEJ (Science
3(2). Education Journal), 5(1), 59-73.
Himmah, R. A., & Mulyono, D. D. (2021). Podcast Purwaningtyas, P., Dwiyogo, W. D., & Hariyadi, I.
Sebagai Media Suplemen Pembelajaran (2017). Pengembangan modul elektronik
Jarak Jauh di Era Pandemi. JIKE: Jurnal Ilmu mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga,
Komunikasi Efek, 5(1), 25-36. dan kesehatan kelas XI berbasis online
Kencana, W. H. (2020). PLATFORM DIGITAL dengan program Edmodo. Jurnal Pendidikan:
SIARAN SUARA BERBASIS ON DEMAND: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 2(1),
STUDI DESKRIPTIF PODCAST DI 121-129.
INDONESIA. Commed: Jurnal Komunikasi Rafikayati, A., Sambira, S., & Muhyi, M. (2020).
dan Media, 4(2), 191-207. Pengembangan bahan ajar audio dalam
Kurniawan, D. A., & Piyana, S. O. (2019). E-Modul pembelajaran daring untuk mahasiswa
etnokontruktivisme: implementasi pada Kelas tunanetra di Universitas PGRI Adi
V Sekolah Dasar ditinjau dari persepsi, minat Buana. Jurnal Ortopedagogia, 6(2), 120-124.
dan motivasi. JTP-Jurnal Teknologi Riyana, Cheppy. 2007. Pedoman Pengembangan
Pendidikan, 21(2), 165-177. Media Video. Jakarta: P3AI UPI.
Kusuma, S. D. Y. (2018). Perancangan Aplikasi Riyanto, R., & Ardiyansah, B. (2017). Penerapan
Augmented Reality Pembelajaran Tata Surya Media Karikatur Berbasis Sparkol Video
dengan Menggunakan Marker Based Scribe Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Tracking. Jurnal Informatika Universitas Kognetif Pada Matakuliah Genetika
Pamulang, 3(1), 33-38. Mahasiswa Biologi Kalas-A Angkatan 2014-
Legendari, M. A., & Raharjo, H. (2016). IBU. Edubiotik: Jurnal Pendidikan, Biologi
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Audio Dan Terapan, 2(02), 18-25.
Visual terhadap Hasil Belajar Siswa pada Sakiah, N. A., & Effendi, K. N. S. (2021). Analisis
Materi Pokok Bangun Ruang Kubus dan Kebutuhan Multimedia Interaktif Berbasis
Balok Kelas VIII SMP N 1 Ciledug. EduMa, PowerPoint Materi Aljabar Pada
5(1), 73.Magdalena, I., Sundari, T., Pembelajaran Matematika SMP. JP3M
Nurkamilah, S., Nasrullah, N., & Amalia, D. A. (Jurnal Penelitian Pendidikan Dan
(2020). Analisis Bahan Pengajaran Matematika), 7(1), 39-48.
Ajar. NUSANTARA, 2(2), 311-326. Saputri, D. S. C. (2017). Penggunaan Augmented
Melinda, V. A., Degeng, N. S., & Kuswandi, D. Reality untuk Meningkatkan Penguasaan
(2018). Pengembangan Media Video Kosa Kata dan Hasil Belajar. Jutisi: Jurnal
Pembelajaran Ips Berbasis Virtual Field Trip Ilmiah Teknik Informatika Dan Sistem
(Vft) Pada Kelas V Sdnu Informasi, 6(1), 1357-1366.
Kratonkencong. JINOTEP (Jurnal Inovasi Sari, W., & Pathoni, H. (2017). Pengembangan
dan Teknologi Pembelajaran): Kajian dan modul elektronik berbasis 3d pageflip
Riset Dalam Teknologi Pembelajaran, 3(2), professional pada materi konsep dasar fisika
158-164. inti dan struktur inti mata kuliah fisika atom
Melinda, V., & Zainil, M. (2020). Penerapan model dan inti. EduFisika, 2(01), 38-50.
project based learning untuk meningkatkan Tritularsih, Y., & Sutopo, W. (2017). Peran Keilmuan
kemampuan komunikasi matematis peserta Teknik Industri Dalam Perkembangan Rantai
didik sekolah dasar (studi literatur). Jurnal Pasokan Menuju Era Industri 4 . 0. Seminar
Bahan Ajar Digital Sebagai Inovasi Dalam Dunia Pendidikan Di Era Revolusi Industri 339
4.0 (Studi Literatur)
Suci Prihatiningtyas 1, Fitri Umardiyah 2, dan Dian Kusuma Wardani 3

Dan Konferensi Nasional IDEC, 507–517.


Umachandran, D. K., Jurcic, I., Ferdinand-James, D.,
Said, M. M. T., & Rashid, A. A. (2018).
Gearing Up Education Towards Industry 4.0.
International Journal of Computers &
Technology, 17(2), 7305–7311.
https://doi.org/10.24297/ijct.v17i2.7754
Warkintin, W., & Mulyadi, Y. B. (2019).
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis CD
Interaktif Power Point Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa. Scholaria: Jurnal
Pendidikan Dan Kebudayaan, 9(1), 82-92.
Wirasasmita, R. H., & Putra, Y. K. (2017).
Pengembangan media pembelajaran video
tutorial interaktif menggunakan aplikasi
camtasia studio dan macromedia
flash. EDUMATIC: Jurnal Pendidikan
Informatika, 1(2), 35-43.
Wulandari, S., Octaria, D., & Mulbasari, A. S. (2021).
Pengembangan E-Modul Berbantuan
Aplikasi Flip Pdf Builder Berbasis Contextual
Teaching and Learning. JNPM (Jurnal
Nasional Pendidikan Matematika), 5(2), 389-
402.
.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

DAMPAK PEMBELAJARAN ONLINE TERHADAP KUALITAS


BELAJAR MAHASISWA

Meilla Dwi Nurmala1* dan Septi Kuntari2


1Pendidikan Bimbingan dan Konseling, 2Pendidikan Sosiologi , Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
* E-mail: meilla.dwi.nurmala@untirta.ac.id

Abstrak
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan senantiasa berubah, berkembang, dan meningkat
mengikuti perkembangan di segala bidang kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu bidang di dalamnya.
Pada tahun 2020, seluruh dunia termasuk Indonesia sedang mengalami krisis kesehatan yaitu pandemi Covid-
19. Dengan munculnya pandemi COVID-19, kegiatan belajar mengajar yang awalnya dilaksanakan di kampus
kini menjadi home learning melalui pembelajaran online. Hal ini juga dapat menyebabkan kesulitan belajar yang
terjadi. Pembelajaran online dilakukan dengan kepasitas masing-masing universitas. Pembelajaran online
dapat menggunakan bantuan teknologi digital seperti google classroom, home learning, zoom, video
conference, phone atau live chat, dll. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kualitas pembelajaran di
era pandemi COVID -19 . Pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus dilakukan pada tiga mahasiswa
jurusan Bimbingan dan Konseling UNTIRTA. Temuan memperlihatkan adanya dampak COVID -19 pada
pembelajaran online dapat mempengaruhi kualitas belajar siswa. Hal tersebut menyebabkan kesulitan belajar
yang terjadi pada siswa. Seperti ketersediaan kualitas internet yang ada, fasilitas pembelajaran yang memadai,
dan penyampaian informasi yang belum merata. Hal ini juga mempengaruhi kualitas belajar siswa.

Kata kunci: Dampak COVID -19, Kesulitan Belajar , Perguruan Tinggi Mahasiswa.

Abstract
Education is a human need. Education is constantly changing, developing, and improving following
developments in all areas of life. Education is one of the areas in it. In 2020, the whole world, including Indonesia,
is experiencing a health crisis that is the Covid-19 pandemic. With the emergence of the COVID-19 pandemic,
teaching and learning activities that have initially been implemented on campus are now becoming home
learning through online learning. It can also cause learning difficulties that occur. Online learning is conducted
with the ability of each university. Online learning can use digital technologies such as google classroom, home
learning, zoom, video conference, phone or live chat, etc. The purpose of this study is to see the quality of
learning in the era of pandemic COVID-19. A qualitative approach with a case study method was conducted on
three students majoring in guidance and counseling UNTIRTA. The findings show that the impact of COVID-19
on online learning can affect the quality of student learning. That causes learning difficulties that occur in
students. Such as the availability of existing internet quality, adequate learning facilities, and the delivery of
information that has not been evenly distributed. It also affects the quality of student learning.

Keywords: Impact of COVID-19, Learning Difficulties, College Student.

tentunya untuk meningkatkan kualitas


PENDAHULUAN Pendidikan terhadap perkembangan dalam
semua aspek kehidupan manusia. Sistem
Pendidikan senantiasa berubah, pendidikan nasional harus terus-menerus
berkembang, dan meningkat menyesuaikan dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan dan
dengan tingkat perkembangan zaman dalam hasil yang terjadi di tingkat terdekat, umum
kehidupan di masyarakat. Adapun yang atau nasional, dan seluruh dunia (2006: 4).
berubah meliputi aspek pendidikan yang
dimana termasuk setiap bagian di dalamnya. Tahun 2020 merupakan tahun di mana
Adanya usaha untuk merubah dari metode seluruh dunia begitu pula Indonesia
maupun strateginya ke yang lebih kreatif dan mengalami wabah yaitu pandemi Covid-19.
inovatif. Usaha dari adanya suatu perubahan Pandemi Covid-19 merupakan darurat
bertujuan untuk memunculkan kualitas dalam kesehatan yang melanda hampir semua sisi
bidang pendidikan di negara kita dan dunia Purwanto dkk., (2020:1). Pandemi
Dampak Pembelajaran Online Terhadap Kualitas Belajar Mahasiswa 341
Meilla Dwi Nurmala1, Septi Kuntari2

memberikan dampak di berbagai bidang, Karena setiap individu memiliki potensi


salah satunya pada bidang pendidikan. belajar yang berbeda-beda, termasuk
Banyak negara yang memutuskan untuk masalah dalam menyerap informasi yang
menutup sementara sekolah-sekolah dan dianggap sulit, maka sarana penunjang
kampus selama pandemi covid-19. Setiap pembelajaran online dan informasi yang
negara membuat pendekatan untuk disampaikan pihak sekolah dan universitas
menyelesaikan masalah yang terjadi saat ini. belum merata, ketersediaan internet yang
Dalam menangani wabah pandemi ini, di dianggap sulit akan juga mempengaruhi
setiap negara melakukan penerapan gerakan kesulitan belajar dan secara otomatis
menjaga jarak sosial untuk menghindari mempengaruhi kualitas belajar siswa.
adanya kontak langsung dengan orang-orang
Kesulitan belajar dapat mencapai
dalam jangkauan yang lebih kuas Wilder-
seseorang untuk waktu yang lama. Beberapa
Smith & Freedman (2020:2). Pembatasan
hal menunjukkan bahwa kesulitan belajar
jarak sosial tentunya memiliki pengaruh
berpengaruh terhadap aspek-aspek
terhadap proses berlangsungnya belajar
kehidupan individu, seperti di sekolah,
mengajar khususnya pada perguruan tinggi,
perkuliahannya, pekerjaannya, pada
karena pembelajaran kini tidak lagi bisa
kesehariannya, hingga pada kehidupan
dilaksanakan secara langsung.
keluarga, atau bahkan kadang-kadang terjadi
Akibat pandemi Covid-19, yang pada hubungan persahabatan dan
diumumkan menjadi kejadian luar biasa lingkungan bermainnya. Sebagian penderita
(KLB) menimbulkan permasalahan terutama memberikan pernyataan bahwa kesulitan ini
di dunia pendidikan, sekolah, kampus berdampak hingga pada kebahagiaan
dicairkan, aktivitas pembelajaran di sekolah mereka. Sedangkan bagi penderita lainnya,
dan juga di kampus menjadi terganggu, gangguan ini dapat memperlambat proses
akhirnya untuk sementara pembelajaran belajarnya, tentunya juga akan
yang awalnya dilakukan dengan tatap muka - mempengaruhi aspek kehidupan lainnya.
wajah tidak mumpuni dilakukan. Diperlukan Dibawah ini merupakan beberapa kesulitan
perubahan terhadap desain model dalam dalam pembelajaran secara online pada
belajar mengajar untuk menanggulangi tahun 2020. Banyak mahasiswa yang merasa
permasalahan tersebut, dengan menghindari tidak terbiasa atau aneh dengan
pembelajaran tatap muka sehingga pembelajaran yang berubah drastis menjadi
penyebaran wabah virus covid-19 dapat secara online karena mereka terbiasa
berkurang. Kementerian Pendidikan bertemu secara langsung di dalam
menerbitkan surat edaran Nomor 4 Tahun perkuliahan kelas. Hal ini juga terkadang
2020 mengenai pelaksanaan kebijakan menjadi suatu masalah bagi mahasiswa. (2).
pendidikan dalam keadaan genting Mahasiswa masih banyak yang tidak
jangkauan penyakit virus corona (Covid-19), termotivasi belajar online dari rumah masing-
yang salah satu poinnya adalah tindakan masing, bagi mereka hal yang mudah ketika
belajar mengajar dapat dilakukan dari rumah menerima materi saat pembelajaran di dalam
dengan cara online seperti pembelajaran kelas biasa. (3). Banyak mahasiswa yang
jarak jauh. Di masa pandemi ini, merasa jenuh dengan belajar online. Hal ini
pembelajaran online sekarang telah karena mereka sulit menangkap materi yang
dilaksanakan hampir-hampir ke seluruh dunia disampaikan lewat online. (4). Dalam belajar
(Goldschmidt (2020: 88 ). Sehingga semasa online tentunya harus didukung dengan
pandemi Covid-19 ini tiap-tiiap sekolah dan fasuilitas penunjang seperti laptop, komputer
universitas melangsungkan tindakan , hp dan juga sinyal internet yang memadai
pendidikan melalui pembelajaran jarak jauh. untuk emudahkan pembelajaran, akan tetapi
hal ini kadang menjadi kendala karena ada
Pembatasan kegiatan belajar mengajar
yang belum memiliki salah satu media digital
dengan berpindah- pindah ke online
tersebut dan terkadang juga, kondisi sinyal
menimbulkan kesulitan bagi mahasiswa,
yang tidak mendukung belajar online
siswa, dan pihak sekolah dan kampus.
sehingga beberapa mahsiswa harus pergi
342 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

dari rumah mereka untuk mencari tempat memutuskan rantai virus Covid-19 yang
yang emmiliki sinyal mendukung saat mereka tersebar di Indonesia. Model online yang
belajar. digunakan digunakan dalam pembelajaran
biasanya dengan menggunakan WhatsApps
(WA), Google Form, Google Classroom, dll
Semua informasi disampaikan melalui media
METODE PENELITIAN yang menghubungkan segala sesuatu
secara online.
Penelitian ini memakai metode kualitatif.
Kualitatif adalah salah satu strategi inkuiri Selama pembelajaran online ini,
untuk dapat menemukan adanya makna beberapa hal terkait dengan kesulitan belajar
maupun beragamnya suatu fenomena- yang dialami mahasiswa khususnya
fenomena. Kualitatif diambil karena penelitian mahasiswa bimbingan dan konseling di
ini lebih ke arah studi kasus yang lebih ke Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dari
pencarian suatu makana dari suatu data informasi yang diberikan saat proses
empiris, yang dimana tujuan dari penelitian wawancara online kepada tiga mahasiswa
yaitu masalah yang ada pada saat sekarang BK Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ,
ini. ketiganya menyebutkan kendala yang hampir
sama saat menghadapi pembelajaran online
Ruang lingkup pada penelitian ini yaitu
adalah terberantasnya kesulitan yang dialami
untuk melihat dampak pembelajaran online
berupa lambatnya informasi yang diterima
terhadap kesulitan belajar pada siswa
karena kendala jaringan, akses internet yang
Bimbingan dan Konseling Universitas Sultan
tidak merata untuk setiap wilayah, kesulitan
Ageng Tirtayasa, Serang. Adapun data hasil
memperoleh materi yang dianggap sulit,
penelitian ini bukan berupa numerik akan
keterlambatan dalam mengumpulkan tugas.
tetapi berupa gambaran tentang kesulitan
karena kendala sinyal, mengalami kejenuhan
belajar yang dialami , yaitu dampak yang
dalam belajar, konsentrasi dan motivasi
terjadi selama aktivitas belajar mengajar
belajar di rumah dan di kampus niscaya akan
secara online sebab pandemi Covid-19.
terdapat perbedaan, hal tersebut dapat
Dalam penelitian ini, data dikumpulkan
mengakibatkan rendahnya engagement dan
dengan triangulasi data. Raharjdo (2010: 1),
motivasi mahasiswa. Selain itu belum adanya
memaparkan bahwa triangulasi merupakan
evaluasi bersama yang dilakukan oleh guru
suatu pendekatan multimetode yang
sehingga para siswa juga tidak mengetahui
dilakukan peneliti waktu mengumpulkan serta
benar atau salah dari yang dipelajari, dan
menganalisis. Peneliti menggunakan
siswa merasa kurang kondusif jika
Instrumen berupa hasil observasi dan
pembelajaran dilakukan di rumah. Kesulitan
wawancara dilakukan dengan cara
belajar yang terjadi akan membuat kualitas
wawancara langsung, semi terstruktur, dan
belajar menjadi rendah.
formal. Poin penting lainnya dari penelitian
kualitatif yaitu validitas data penelitian. Mellon
PEMBAHASAN
(Hadi, 2016: 75) menyebutkan perluasan
Coronavirus merupakan sekelompok
partisipasi, ketekunan observasi, triangulasi,
besar virus yang mampu menyebabkan
peer check, kecukupan referensi, studi kasus
berbagai penyakit, mulai dari efek samping
negatif, member check, dan deskripsi rinci.
yang ringan hingga ekstrem. Terdapat dua
Penelitian ini menggunakan teknik
jenis virus corona yang diketahui dapat
pengecekan keabsahan data penelitian
menyebabkan kondisi efek samping ekstrem,
dengan teknik triangulasi.
seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory
HASIL DAN PEMBAHASAN Syndrome (SARS). Coronavirus Diseases
2019 (COVID-19) adalah suatu macam
HASIL
penyakit baru yang belum pernah
Model pembelajaran online menjadi teridentifikasi atau dikenali sebelumnya pada
pilihan utama penanggulangan dan upaya manusia. WHO sebagai Organisasi
Dampak Pembelajaran Online Terhadap Kualitas Belajar Mahasiswa 343
Meilla Dwi Nurmala1, Septi Kuntari2

Kesehatan Dunia mendeklarasikan kondisi adanya perubahan dalam pembelajaran yang


gawat darurat kesehatan masyarakat dunia dilaksanakan secara online, buka secara
pada 30 Januari dan pandemi pada 11 Maret. tatap muka langsung. Tentunya ini
Per 1 Juni 2020, lebih dari 6,24 juta kasus mengakibatkan perubahan dalam segala
COVID-19 telah dilaporkan di lebih dari 188 aspek, terutama aspek pendidikan . Guru,
negara dan wilayah, mengakibatkan lebih dosen, mahasiswa, dan siswa diberikan
banyak dari 374.000 kematian (WHO, 2020). tanggungjawab untuk dapat melangsungkan
Adapun tanda dan gejala umum seseorang pembelajaran berbasis online. Hambatan
yang terinfeksi COVID-19 meliputi gejala lainnya pun tercipta dari teknologi yang tidak
gangguan pada pernapasan akut meliputi memadai. Tidak semua mahasiswa dan
demam, batuk, dan sesak napas. Masa dosen dapat mengendalikan proses
inkubasi rata-rata 5-6 hari, dengan waktu pendidikan daring ditambah begitu buruknya
inkubasi paling lama 14 hari. Yurianto, teknologi dan jaringan internet yang tersedia.
Ahmad (2020) Adanya penyebaran virus Begitu banyak permasalahan pada kesulitan
corona ini awalnya berdampak signifikan belajar siswa yang dialami selama belajar di
terhadap lesunya perekonomian dunia. rumah secara online. Dalam kasus seperti itu,
Namun, kini pengaruhnya juga dirasakan perlu untuk memberikan pengobatan
oleh dunia pendidikan. Banyak negara alternatif yang tepat untuk rasa sakit. Hasil
termasuk Indonesia yang ditempuh dengan yang diperoleh melalui wawancara dan
mengucurkan segala kegiatan pendidikan, observasi yang dapat dilakukan yaitu dengan
membuat pemerintah dan instansi terkait menyediakan suatu media pembelajaran
menciptalkan proses pendidikan alternatif yang mana juga harus diperhatikan oleh
untuk peserta didik dan peserta didik yang dosen dalam pembelajaran berbasis online.
tidak dapat berproses dalam pendidikan di Dosen sebaiknya memanfaatkan media
lembaga pendidikan. Kehadiran pandemi pembelajaran yang tepat saat pembelajaran
COVID-19, menjadikan kegiatan online. Hal tersebut dilakukan agar
pembelajaran yang awalnya terlaksana di mempermudahkan proses belajar-mengajar
sekolah-sekolah saat ini berubah jadi belajar dan memudahkan siswa dalam menangkap
di rumah secara online atau daring. Gejala informasi yang disampaikan melalui media
umum berupa demam, batuk, kelelahan, yang disediakan, menarik perhatian siswa
sesak napas, serta kehilangan indra agar semangat dalam berdiskusi dan
penciuman. Komplikasi seperti pneumonia mempelajari materi yang dibahas, pemberian
dan sindrom gangguan pernapasan akut juga tugas yang tidak terlalu banyak, atau porsi
dapat terjadi. Adanya gejala ini timbul pada materi yang diberikan . Selain pihak kampus,
waktu lima sampai empat belas hari Belum perhatian pemerintah dalam menangani
ditemukan vaksin atau perawatan antivirus ketersediaan internet dan pemerataan
yang unik. Pada saat yang sama, pembagian kuota internet secara merata baik
pengobatan ini adalah pengobatan utama bagi mahasiswa maupun dosen
dari terapi simtomatik dan suportif (CDC, memudahkan mereka dalam melakukan
2020). Adapun Langkah dari pencegahan pembelajaran online.
yang dapat dilakukan yaitu mencuci tangan Dari penjelasan dan pembahasan
dengan bersih dan benar, menutup mulut sebelumnya, pembelajaran tidak selamanya
ketika batuk, menjaga jarak dengan orang merugikan belajar siswa. Melalui pendapat
lain ketika berada di kerumunan, memakai tersebut dapat diketahui bahwa
masker di tempat umum, serta melakukan pembelajaran online dapat menambah
pemantauan dan isolasi mandiri bagi orang wawasan maupun pengetahuan serta tingkat
yang diduga terpapar virus. pemahaman dari mahasiswa. Dari belajar
Dampak adanya pandemi covid-19 secara online, mahasiswa dapat mandiri
terhadap pendidikan di Indonesia membuat dalam mencoba memahami materi yang
pemerintah untuk menutup kegiatan belajar belum dikuasai. Pengetahuan yang dipelajari
dan mengajar di sekolah dan seluruh mahasiswa akan lebih bermakna karena
universitas. Hal ini juga berkaitan dengan hasilnya bukan berupa hafalan. Dan tidak
344 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

selalu diberikan dengan metode Hadi, S. (2016). Penyelidikan dari Validitas _ dari
pembelajaran konvensional seperti ceramah Kualitatif Data Penelitian tentang tesis . jurnal
dalam pemberian materi pembelajaran.. dari Sains Pendidikan , 74-79.
Kayu , Derek. et Al. (2007). Tips untuk Mengatasi
Sedang belajar Gangguan . Yogyakarta:
PENUTUP
Katahati .
Mulyasa . (2006). Menjadi Guru Profesional
Berdasarkan pembahasan yang telah
Menciptakan Kreatif Sedang belajar dan
dipaparkan, dapat diberi kesimpulan bahwa Menyenangkan . Bandung: Penerbit PT
dampak pandemi Covid-19 terhadap Remaja Rosdakarya .
pembelajaran online dapat mempengaruhi Purwanto, A., Pramono, R., Asbari , M., Priyono Budi
kualitas belajar siswa. Masalah yang Santoso, LMW, Hyun , CC, & Princess, RS
dihadapi oleh mahasiswa maupun siswa (2020). Studi Eksploratif _ itu Dampak dari
dalm belajar online adalah teknologi pandemi COVID- 19 pada Pembelajaran
pembelajaran online yang belum Online Proses di SD Sekolah . jurnal
mendukung, kurang memahami materi Pendidikan Psikologi dan Konseling , 2 (1), 1–
12.
tertentu, dan suasana belajar di rumah yang
Rahardjo. (2010). Triangulasi dalam Kualitatif
kurang kondusif. Dengan adanya Penelitian . 1-3.
pembekalan pembelajaran, media Sugihartono . et Al. (2007). Psikologi Pendidikan .
seharusnya juga diamati oleh dosen dalam Yogyakarta: Pers UNY .
pembelajaran online, dan dosen seharusnya Wicaksono, VD, & Rachmadyanti , P. (2016).
dapat menyesuaikan dengan media dan Campuran Sedang belajar melalui Google
metode yang tepat mengenai pembelajaran Classroom di SD Sekolah . Seminar Nasional
online. Hal ini dilakukan agar pembelajaran tentang Pendidikan PGSD UMS &H DPGSDI
dapat berjalan lancar, serta memudahkan Wilayah Timur .
Wilder -Smith, A., & Freedman , LAKUKAN (2020).
mahasiswa menerima informasi dan juga
Isolasi , karantina , sosial menjauhkan dan
menarik perhatian mahasiswa agar masyarakat penahanan : penting wewenang
semangat dalam berdiskusi dan mempelajari untuk gaya lama publik kesehatan langkah -
materi yang dibahas, pemberian tugas yang langkah dalam wabah novel coronavirus (
tidak terlalu banyak, atau dengan porsi materi 2019 -nCoV) . jurnal Kedokteran Perjalanan ,
yang diberikan. Metode dan media yang 1-4 .
digunakan juga harus disesuaikan dengan Yaumi, Muhammad. (2018). Media Dan Teknologi
kebutuhan belajar online. Oleh karena itu Pembelajaran . Jakarta : PRENADAMEDIA
harus diperbaharui dulu agar dapat Group.
Yurianto, Ahmad, Bambang Wibowo, KP (2020).
memahami pembelajaran dengan cepat.
PEDOMAN PENCEGAHAN DAN
Selain pihak kampus, perhatian pemerintah PENGENDALIAN PENYAKIT
dalam menangani ketersediaan internet dan CORONAVIRUS (COVID-19 ) (MI Listiana
pemerataan pembagian kuota internet Azizah, Adistikah Aqmarina (ed.)).
secara merata baik bagi mahasiswa maupun
dosen memudahkan mereka dalam .
melakukan pembelajaran online.

REFERENCES

Centers untuk Penyakit Kontrol dan Pencegahan


(CDC). Diperoleh 1 Juni 2020, dari situs web
cdc.gov :
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-
ncov/faq.html
Djamarah , S. Bahri. (2010). Pengajaran dan Sedang
belajar Strategi . Jakarta: Rineka Cipta.
Goldschmidt , K. (2020). Pandemi Covid-19 :
Teknologi yang digunakan ke mendukung itu
kesejahteraan dari anak -anak . jurnal dari
anak Keperawatan , 88-90.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

IMPLEMENTASI NILAI KEJUJURAN MELALUI MEDIA PERMAINAN


PADA SISWA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Ayu Laras Gouvany
Universitas Sultan Ageng Tirtayasaama
* E-mail: ayugouvany@mail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan permainan-permainan untuk meningkatkan karakter jujur anak.
Dengan demikian, saat bermain permainan baik secara mandiri maupun kelompok, anak-anak telah belajar cita-
cita etika dan moral yang penting untuk membangun karakter. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif jenis penelitian literature.Teknik pengambilan sample menggunakan teknik
purposive sampling yang dimana teknik pengumpulan data dengan penelusuran google schoolar. Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan, dapat di ambil simpulan bahwa penerapan kegiatan pembelajaran dengan
bermain sangat efektif untuk meningkatkan karakter jujur pada siswa dengan tahapan-tapahan kegiatan yang
diawasi dan dibimbing oleh guru sebagai motivator agar tetap berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Kata kunci: Pendidikan Karakter, Nilai jujur, PAUD, Permainan.

Abstract
This research aims to introduce game play to improve the honest character of children. Thus, when playing
games both independently and in groups, children have learned ethical and moral ideals that are important for
building character. The methodology used in this research is a qualitative approach to the type of literature
research. Sampling techniques use purposive sampling techniques where data collection techniques with
google schoolar searches. Based on the results of research and discussion, it can be concluded that the
application of learning activities by playing is very effective to improve honest character in students with the
stages of activities that are supervised and guided by teachers as motivators to keep running in accordance
with learning goals.

Keywords: Character Education, Honest Grades, PAUD, Games.

yang semakin kesini dianggap sepele dan


PENDAHULUAN yang nantinya akan menjadi kebiasaan
buruk.
Membahas mengenai pembentukan
perilaku seseorang, terdapat peranan Kini banyak siswa yang kurang
pendidikan didalamnya yang sangat penting bimbingan dari orang tua serta keterlibatan
karena mempengaruhi perkembangan orang tua dan guru kurang baik. Selain itu
jiwanya dan pembentukan perilaku. Dari pula pendidikan saat ini banyak mengabaikan
proses pendidikan perilaku seseorang akan beberapa hal penting seperti spiritual siswa.
terbentuk menjadi manusia yang Maka dari itu kemerosotan pada karakter
sesungguhnya, hal ini terjadi akibat proses siswa semakin terlihat atau menonjol
pendidikan yang sudah terjalin semenjak dikalangan para siswa seperti mencontek.
didalam kandungan hingga akhir hayat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
manusia terus mengalami proses pendidikan. merupakan suatu proses pembinaan tumbuh
Namun ada beberapa fakta kembang anak dari mulai lahir sampai
menyebutkan bahwa masih terdapat manusia dengan umur 6 tahun secara merata dengan
yang tidak berperilaku dengan baik seperti melingkupi berbagai aspek dari mulai fisik
mencuri, berbohong dan lain sebagainya. maupun sampai dengan non fisik dengan
Belum lagi seiring berkembangnya zaman cara menstimulus anak pada pertumbuhan
banyak dijumpai kecurangan-kecurangan jasmani, rohani (moral dan spiritua),
emosional dan lain sebagainya sehingga
346 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

anak dapat berkembang secara optimal. siap dalam memulai berbeagai macam
Anak usia dini menjadi masa yang dimana kegiatan guna memahami dan beradaptasi di
anak mulai tumbuh dan berkembang, pada lingkungannya.
masa tersebut menjadi masa keemasan bagi Pada masa peka inilah anak siap
seorang anak untuk mendapat stimulus merespon pola perilakunya sehari-hari.
dengan sangat baik Maka dari itu orang tua Peningkatan perilaku jujurlah yang tepat untuk
dan guru memiliki peran penting dalam diterapkan pada usia tersebut, Mengingat
pemberian pendidikan sejak anak usia dini kesiapan anak untuk menanggapi stimulus,
untuk menciptakan generasi dimasa depan adalah adil untuk mendorong lebih banyak
yang baik dan juga nantinya anak tidak kejujuran pada usia itu. Bermain adalah salah
terjerumus dalam pergaulauan atau perilaku satu rangsangan yang dapat digunakan
yang tidak baik. dengan anak-anak. Pada usia itu, itu adalah
Untuk mengatasi permasalahan hobi sehari-hari yang menawarkan
tersebut, pemerintah telah mengembangkan kebahagiaan dan kegembiraan. Permainan
pendidikan karakter yang disebut dengan membutuhkan kejujuran, akuntabilitas,
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). PPK semangat yang sehat, kompeten, kesabaran,
bertujuan untuk melaksanakan Nawacita harmoni, sportivitas, distribusi peran yang adil,
Presiden era Joko Widodo dan Jusuf Kalla dan rasa hormat terhadap alam, di antara
dalam system pendidikan nasional. Nawacita kebajikan moral lainnya.
sendiri memiliki arti yang dimana arti 9
prioritas pembangunan nasional pada era Hardiyanti Pratiwi (2015:33-34)
kepresidenan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. berpendapat bahwa ada beragam permainan
Pada pelaksanaannya PPK menerapkan nilai untuk dimainkan oleh anak sehingga dapat
yang tertera dalam pancasila, serta juga membuat suasana hati anak akan menjadi
dalam pendidikan karakter yang melingkupi bahagiam gembira dan senang serta didalam
nilai jurjur, nasionalis dan lain sebagainya. permainan tersebut anak dapat mendapatkan
Salah satu karakter baik adalah perilaku sebuah pembelajaran. Anak dapat berkembang
jujur. Hal ini sesuai dengan yang melalui bermainan, hal ini dikarekanakan pada
disampaikan oleh Najib Sulhan dalam Zainal saat bermain berbagai aspek-aspek yang
Aqib (2012:3-4), definisi jujur adalah : “(1) apa distimulus oleh anak dari mulai aspek fisik
yang dilakukan berdasarkan kenyataan, (2) motoric, moral dan lain sebagainya terangsang
hati dan ucapannya sama, dan (3) apa yang dengan baik., aspek sosial emosional, dan
dikatakannya benar”. Sementera pendapat aspek seni.
lain menurut Zainal Aqib (2012:42) “jujur
merupakan salah satu nilai-nilai karakter Dalam hal ini peneliti akan
dimana jujur adalah perilaku yang didasarkan memperkenalkan permainan-permainan
pada upaya menjadikan dirinya sebagai untuk meningkatkan karakter jujur siswa,
orang yang selalu dapat dipercaya dalam sebab dalam permainan baik secara individu
perkataan, tindakan dan pekerjaan, baik maupun berkelompok akan sangat
terhadap dirinya sendiri maupun orang lain”. bermanfaat untuk perkembangan anak dari
Mengingat pentingnya pendidikan karakter mulai tidak berbohong saat bermain, tidak
dalam diri terutama perilaku jujur, sebab dari melakukan hal curang dan lain sebagainya
itu pendidikan karakter harus diberikan sehingga hal tersebut dapat melatih motoric
semenjak anak usia dini, pada saat tersebut anak yang nantinya pula akan berpengaruh
anak mengalami proses perkembangan untuk masa depan si anak.
untuk kehidupan selanjutnya. Montessori
dalam Yuliani Nurani Sujiono (2009:54)
mengatakan bahwa “masa ini merupakan
METODE PENELITIAN
periode sensitif (sensitive periods), selama
masa inilah anak secara khusus mudah
menerima stimulus-stimulus dari
lingkungannya”. Pada masa itulah anak akan
Implementasi Nilai Kejujuran Melalui Media Permainan Pada Siswa Pendidikan Anak 347
Usia Dini
Ayu Laras Gouvany

Metodologi yang digunakan dalam pada sumber data yang difokuskan pada
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
jenis penelitian literature. Menurut penulis
buku Metode Penelitian, M. Nazir, yang
dimaksud dengan : “Studi kepustakaan
adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap
buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan,
dan laporan-laporan yang ada hubungannya
dengan masalah yang dipecahkan”.
Sesuai dengan permasalahan yang
dibahas oleh peneliti, yaitu implementasi nilai
kejujuran melalui media permainan pada
siswa pendidikan anak usia dini, literatur
yang dipelajari sesuai dengan topik
pembahasan tentang implementasi nilai
kejujuran melalui media permainan pada tujuan dari penelitian.
siswa pendidikan anak usia dini, dengan total
tiga sumber data yang relevan dan terbitan Dari hasil table yang telah ditunjukkan
diatas, dijelaskan hasil analisis dari 3 sumber
sepuluh tahun terakhir
data pustaka. Dari hasil perolehan analisis
Populasi yang digunakan adalah tersebut yaitu:
dokumen tertulis mengenai penelitian Menurut hasil penelitian yang dilakukan
“IMPLEMENTASI NILAI KEJUJURAN oleh Fitria Carli Wiseza pada tahun 2017
MELALUI MEDIA PERMAINAN PADA dengan judul “PENGARUH PERMAINAN
SISWA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI”. TRADISIONAL CONGKLAK TERHADAP
Teknik dalam pengambilan sample yakni KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA DAN
menggunakan teknik purposive sampling KARAKTER JUJUR ANAK DI PAUD SELVA
yang dimana teknik pengumpulan data BUANA KOTA BENGKULU”, hasil penelitian
dengan penelusuran google schoolar ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan
menggunakan kata kunci "Pendidikan pembentukan karakter siswa pada saat
Karakter Nilai Jujur" serta "Pendidikan bermain permainan congklak sangat
Karakter Pada PAUD". Tahapan dalam berpengaruh serta meningkatkan karakter
penelitian diawali dengan pemilihan sumber jujur siswa, sebab pada saat bermain
data yang sesuai dengan topik pembahasan, permainan congklak siswa dapat bermain
yang kemudian sumber data disederhanakan sambil belajar dan saat bermain siswa
sehingga dapat diambil kesimpulan. Dalam diajarkan untuk tidak berbohong, biasanya
uji keabsahan data, penelitian ii ada saja siswa berbohong saat membagi biji
menggunakan uji kredibilat serta uji dakuan. Hal tersebut membuktikan bahwa
dependalitas. Dari data yang dikumpulkan permainan memiliki pengaruh besar dalam
selanjutnya dianalisis dengan menerapkan meningkatkan tumbuh kembang karakter
model analisis data menurut Miles Hubermen jujur anak.
yaitu “data condensation, data display, dan
Menurut hasil penelitian yang dilakukan
conclusing drawing/verifictoin”.
oleh Yosevin Evi, M. Syukri, dan Indri Astuti
pada tahun 2015 dengan judul
HASIL DAN PEMBAHASAN
“PENINGKATAN PERILAKU JUJUR
HASIL MELALUI PERMAINAN RAKYAT PADA
ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD DIPASIDI”,
Temuan penelitian ini disajikan berupa hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
sebuah display, yang didasarkan dari hasil adanya peningkatan siswa dalam berperilaku
analisis data dengan melakukan penelitian jujur, pada pelaksanaan permainan rakyat di
348 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

PAUD Dipasidi dilakukan dengan beberapa adalah : “(1) apa yang dilakukan berdasarkan
pertemuan serta pula dibagi menjadi tiga kenyataan, (2) hati dan ucapannya sama, dan
aspek penilaian yakni dari mulai siklus 1 dan (3) apa yang dikatakannya benar”. Jujur
pertemuan 1 sampai dengan siklus 2 merupakan salah satu karakter penting yang
pertemuan 2: pada saat tersebut dilihat dari harus dimiliki seseorang. Karakter jujur harus
kemampuan siswa bagaimana ia ditanamkan sejak anak usia dini, hal ini akan
menunjukkan perilaku jujur (tidak curang) membiasakan siswa untuk berani alam
saat permainan berlangsung, dapat dilihat menyampaikan ide-ide, gagasan serta
bahwa terdapat peningkatan yang signifikan menyelesaikan masalah yang dihadapi.
serta dinilai baik yakni siswa mampu
Selain itupula, karakter jujur pada siswa akan
menerima kekalahan. Selanjutnya terdapat
membentengi diri dari melakukan perilaku-
peningkatan secara fluktuatif namun masih
perilaku tidak terpuji. Pada pendidikan
dapat dinilai baik dari siswa dapat berkata
karakter dibagian nilai kejujuran terdapat
jujur yakni tidak berbohong pada saat
indicator pencapaian, menurut David
bermain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Chairilsyah (2016:9-10) seorang siswa dapat
adanya peningkatan dalam perilaku jujur
siswa melalui permainan rakyat dapat dinilai dikatakan sebagai individu yang jujur bila
sudah cukup baik dan sesuai. siswa tersebut memiliki ciri-ciri, seperti:
1.Tidak berpura-pura
Menurut hasil penelitian yang dilakukan 2.Mengatakan apa adanya
oleh Endah Hendarwati, Wahono, dan Aris
3.Tidak berbohong
Setiawan pada tahun 2021 dengan judul
4.Tidak membohongi orang lain
“IMPLEMENTASI NILAI KEJUJURAN PADA
5.Mau mengakui kelebihan orang lain
ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA ULAR
6.Tidak mengambil milik orang lain
TANGGA”, hasil penelitian menyatakan
Dari keenam ciri tersebut tersebut seorang
bahwa strategi yang diterapkan olehh guru
siswa akan mudah dikatakan orang yang jujur
dengan memanfaatkan media bermain ular
tangga untuk penanaman karakter jujur pada dan orang jujur dapat dikategorikan dengan
siswa di PAUD Cahaya dapat dinyatakan orang yang baik. Maka dari itu seorang siswa
terdapat pengaruh besar sehingga dalam harus memiliki karakter jujur. Selain itupula
kegiatannya mampu merangsang siswa terdapat faktor yang mempengaruhi
untuk mengeksplorasi media pembelajaran perkembangan karakter juju siswa, yakni:
tersebut. Pada saat bermain siswa mampu 1. Keluarga
mengikuti alur serta mentaati peraturan dari Keluarga merupakan tempat pertam aserta
permainan seperti tidak berlaku curang dan paling utama dimana seorang siswa dididik
juga tidak berbohong, sehingga hal tersebut dan dibesarkan. Segala karakter dan
menjadi sebuah pembiasaan pada siswa kepribadian siswa terbentuk sebab dari pola
ntuk terbiasa berperilaku jujur. asuh yang diterapkan oleh orang tua dalam
kehidupannya sehari-hari.
PEMBAHASAN 2. Sekolah
Berdasarkan temuan analisis dokumen, Sekolah menjadi tempat yang strategis
kompatibilitas ditemukan antara studi saat ini dalam mengembangkan karakter siswa, hal
dan penelitian sebelumnya yang berfungsi tersebut dikarenakan siswa pastinya akan
sebagai sumber data. mengenyam pendidikan. maka dari itu dapat
KARAKTER JUJUR SISWA dikatakan bahwa sekolah dapat
Karakter jujur menurut Zainal Aqib mempengaruhi pembentukan karakter serta
(2012:42) merupakan “perilaku yang kepribadian siswa.
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya 3. Masyarakat
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya Dalam pembentukannya, karakter siswa
dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan, diharuskan secara menyeluruh baik keluarga
baik terhadap diri sendiri, maupun orang lain”. pada masyarakat terkadang kurang efektif
Sementara Najib Sulhan dalam Zainal Aqib dalam membentuk karakter dan kepribadian
(2012:4) berpendapat bahwa perilaku jujur
Implementasi Nilai Kejujuran Melalui Media Permainan Pada Siswa Pendidikan Anak 349
Usia Dini
Ayu Laras Gouvany

siswa. Sehingga dibutuhkan pendidikan arahan, siswa pada saat kegiatan bermain
karakter dari sekolah maka dari itu diberikan arahan oleh guru dengan
masyarakat harus peduli terhadap sekolah mengajarkan cara bermain yang bisa jadi
dalam membangun karakter peserta didiknya. guru memberikan contoh pada saat
melakukan permainan. Pada saat bermain
KEGIATAN BERMAIN SISWA terdapat salah satu karakter yang dapat
Kata permainan merupakan berasal dari dikembangkan yakni karakter jujur, pada saat
kata main yang memiliki arti bahwa suatu tersebut karakter jujur siswa dilatih dari segi
perbuatan yang dapat membahagiakan hati. perkataan serta perbuatannya.
Permainan menurut Mumpuniarti (2003:104) IMPLEMENTASI NILAI KEJUJURAN
adalah “aktivitas rekreasi yang melibatkan MELALUI MEDIA PERMAINAN PADA
peranperan yang pasti dan melibatkan SISWA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
kompetisi atau kerjasama beberapa orang Pelaksanaan pendidikan karakter dengan
atau lebih”. Eliasa (2014:200) “permainan memanfaatkan media permainan sangat
adalah kegiatan yang disusun sedemikian efektif dalam meningkatkan karakter jujur
rupa yang merupakan aktualisasi diri siswa. Hal ini terjadi secara bertahap namun
terhadap kegiatan yang disukai, melalui peningkatannya cukup baik. Pada penerapan
permainan dapat membangun diri, pembelajaran dalam penggunaan media
pengenalan, dan juga dapat permainan, siswa akan mengeksplorasi serta
mengekspresikan diri, dalam proses belajar berinteraksi dengan siswa lain dengan cara
maka bebarapa tujuan belajar dapat mengikti peraturan yang ada dalam
tercapai”. permainan. Adanya bimbingan serta
Dunianya anak merupakan bermain, hal ini pengarahan dalam permainan menjadikan
terjadi dikarenakan beberapa alas an yakni guru memiliki peran penting untuk
pertama: kegiatan bermain merupakan menerapkan media permainan ini. Selain
kegiatan yang dapat menyenangkan hati, bimbingan dan arahan, guru juga
kedua: permainan dalam penerapannya memberikan motivasi dalam mencapai suatu
mudah dimainkan serta tidak memiliki tujuan tujuan baik dari jangka pendek sampai
yang rumit, ketiga: permainan dilakukan dengan jangka panjang. Hal tersebut
secara spontan dan juga secara bebas dalam dilakukan dengan pemberian fasilitas penuh
pemillihan pemain, dan terakhir: permainan oleh guru dengan memberikan pengalaman
menjadikan seluruh pemain aktif. Selain itu belajar yang baik dengan memberikan
pula, konsep bermain disekolah dibagi bantuan dalam membangun karakter siswa
menjadi tiga yakni bermain bermain secara seperti perkataan, perbuatan. Sebelum
bebas, bermain dengan adanya bimbingan memasuki kegiatan inti terdapat tahapan-
dari seseorang, serta bermain dengan tahapan yang akan diberikan oleh guru untuk
adanya arahan. Arti dari bermain bebas yaitu menstimulus siswa sehingga kegiatan yang
dalam kegiatan bermain siswa dapat bebas akan dilaksanakan hasilnya nanti akan
untuk menggunakan berbagai alat yang dapat maksimal dalam pembentukan karakter jujur
dipilih serta dalam penggunaannya siswa pada siswa.
bebas menggunakan cara tersendiri untuk Tahap pertama, pada tahap ini guru
melakukan sebuah permainan. Bermain mengenalkan pada siswa tentang nilai
dengan adanya bimbingan oleh seseorang, kejujuran yang terkandung dalam permainan.
seseorang yang dimaksud merupakan Ditahap ini terdapat tiga tahap yang akan
seorang guru yang nantinya guru tersebut dilakukan oleh guru untuk membentuk
akan membimbing siswa dalam pemilihan alat karakter jujur siswa dimulai dengan
sehingga seorang siswa dapat penggunaan pengenalan tentang contoh perilaku baik dan
alat permainan siswa dapat menemukan buruk saat bermain seperti berbuat jujur dan
konsep tertentu. Bermain dengan adanya berbohong (tidak melakukan kecurangan).
350 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Hal ini dilakukan dengan metode nasehat. dilakukan tentunya perlu sebuah media
Penggunaan metode nasehat akan lebih yang akan digunakan serta diharuskan
efektif digunkan secara spontan ketika siswa aman dan mudah dalam
sedang bermain, pada saat siswa penggunaannya.
menampilkan perilaku baik maupun buruk. 2. Kedua: guru memberikan bimbingan
Pada tahap kedua guru menjelaskan pada siswa mengenai permain yang
kebermanfaatan dari kejujuran dengan tujuan benar dan juga guru mencontohkan cara
agar siswa menjadi tahu dan dapat bermain yang baik dan benar selanjutnya
memahami kebermanfaatan yang didapat diberlakukan tanya jawab mengenai
dari perbuatan jujur, sehingga nantinya siswa permainan tersebut guna siswa yang
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan. belum memahami permainan tersebut
Berikutnya yang terakhir yaitu tahap ketiga, dapat paham.
pada tahap ini dijelaskan akibat dari 3. Terakhir yakni ketiga: sepanjang
perbuatan tidak jujur dengan guru jalannya permainan guru bertindak
mengungkapkan akibat apabila siswa sebagai motivator yang memberikan
melakukan perbuatan tidak jujur melalui instruksi saat diperlukan, hal ini
kejadian yang riil dilingkungannya. dibutuhkan agar tidak mengurangi
Tahap kedua, pada tahap ini guru makna dan tujuan permainan.
memberikan dorongan untuk mewujudkan Pada kegiatan penutup guru merefleksikan
nilai kejujuran pada saat bermain. Pada tahap hasil pembelajaran melalui sesi tanya jawab
ini diberi penjelasan mengeni peraturan dan apa yang didapat selama kegiatan
cara bermain, hal ini dilakukan guna pembelajaran berlangsung. Beraneka ragam
menumbuhkan minat pada diri siswa untuk permainan yang dapat dimainkan oleh siswa,
bermain. Selain itu pula, dilakukan dengan tentunya aman dan mudah untuk
pemberian hadiah dan hukuman seperti dilaksanakan seperti: petak umpat, congklak,
pemberian pujian, makanan dan lain ular tangga, dan lain sebagainya. Salah satu
sebagainya. Sedangkan untuk hukuman contoh media permainan yakni permainan
diberikan berupa teguran. congklak, congklak merupakan permainan
Pada tahapa terakhir yakni tahapan ketiga tradisional yang dalam meningkatkan
dilakukan dengan pemberian petunjuk untuk karakter siswa dapat bermanfaat yaitu pada
menampilkan perilaku jujur pada saat saat bermain siswa dapat sebuah
bermain. Terdapat tiga tahapan yang pembelajaran untuk bermain secara jujur
dilakukan oleh guru, pertama pemberian dalam artian tidak berbohong, tidak curang
contoh perilaku jujur secara langsung yang dan juga siswa dapat belajar untuk
nantinya siswa akan mengamati dan menghargai teman serta kegiatan permainan
kemudian memahami apa yang dijelaskan ini dapat melatih motorik halus siswa.
oleh guru. Nantinya siswa akan lebih mudah Adapun salah satu contoh permainan yang
menirunya dalam kehidupan sehari-hari. diambil yaitu conglak, congklak sendiri
Kedua, melibatkan siswa untuk berbuat jujur merupakan sebuah permainan tradisional
pda saat bermain dengan pemberian contoh dengan menggunakan sebuah papan yang
yang nantinya guru akan menindaklanjuti terdapat beberapa lubang bulat dengan
dengan memberikan arahan pada siswa jumlah 14 sampai dengan 16 lubang serta
untuk berbuat jujur. Dalam pelaksanaan juga pada masing-masing pada ujungnya
kegiatan inti pada pembelajaran juga terdapat terdapat lubang bulat lebih besar. Congklak
tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh ini secara sederhana dimankan dengan cara
guru pada penggunaan media permainan. memasukkan biji pada lubang-lubang yang
1. Pertama: guru menyediakan dan telah tersedia dengan jumlah yang sama
menuiapkan ruang sesuai dengan namun pada bagian lubang besar hanya
keperluan dalam kegiatan permainan memasukkan lubang yang miliknya karena
yang dimana saat kegiatan permainan dua lubang besar tersebut masing-masing
Implementasi Nilai Kejujuran Melalui Media Permainan Pada Siswa Pendidikan Anak 351
Usia Dini
Ayu Laras Gouvany

dimiliki oleh lawan pemain, biji ini dapat anak yakni tidak berkata ataupun berbuat
berupa biji-bijian ataupun batu dan juga bisa bohong seperti curang saat melakukan
yang lainnya. pembagian biji pada lubang congklak. Selain
Congklak memiliki sebutan lain seperti itu juga siswa dapat pembelajaran mengenai
dakon dan juga badaku dalam bahasa banjar. perbedaan perilaku baik dan buruk pada saat
Dari kata “badaku” sendiri, diambil dari kata permainan berlangsung.
“daku” dengan menambahkan kata “ba” yang Dari pelaksanaan kegiatan bermain
memiliki arti yaitu melakukan sebuah tersebut terdapat tiga aspek penilaian dari
permainan dengan menggunakan alat yang guru yang harus diperhatikan yakni:
disebut dengan “padakuan”.
1. Kemampuan siswa untuk bermain jujur
Cara bermainnya yaitu dengan
(tidak curang).
memasukkan biji-biji kecil pada setiap lubang
dengan jumlah yang sama. Pada setiap 2. Kemampuan siswa untuk menerima
lubang pada awal permainan dapat diisi kekalahan.
sesuai dengan jumlah lubang (kecuali lubang 3. Kemampuan siswa mengatakan yang
rumah), jika terdapat 10 lubang dapat diisi sebenarnya (tidak bohong).
dengan 5 biji pada setiap lubang kecil namun Dengan memanfaatkan media permainan
apabila terdapat 14 lubang kecil maka pada guru dapat menanamkan kebiasaan pada
setiap lubang dapat diisi dengan 7 biji. Pada siswa untuk berperilaku jujur seperti berkata
saat ini congklak sudah tersedia di berbagai jujur, tidak berbuat kecurangan, siswa
toko permainan dengan terbuat dari kayu dan mengakui kesalahan maupun kekalahan
juga plastil. Adapun langkah-langkah dalam serta siswa mampu memaafkan kesalahan
permainan congklak seperti: temannya. Seperti pada permainan congklak
1. Permainan dilakukan oleh dua orang dan juga ular tangga, siswa diajarkan untuk
berpasangan. bertanggungjawab dalam membereskan
bekas dari bermain dan merawat alat-alat
2. Terdapat dua sisi pada congklak
yang digunakan untuk bermain misalnya pada
sehingga pada setiap sisi menjadi hak
permainan congklak biji maupun papan harus
milik dari setiap pemain dengan masing-
disimpan kembali dan dirapihkan serta harus
masing satu lubang besar (rumah).
dirawat tidak boleh dirusak ataupun di coret.
3. Untuk memutuskan siapa yang bermain Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan
duluan, terlebih dahulu pemain Gerlach dan Ely (Sanjaya, 2010), yaitu
melakukan suit atau kertas gunting batu. “bahwa media adalah seseorang, substansi,
4. Dengan cara suit yang menang dapat atau peristiwa yang menciptakan keadaan
bermain pertama. bagi siswa untuk memperoleh informasi,
keterampilan, atau sikap”.
5. Pada permulaan pemain A dapat
mengambil biji pada wilayahnya dengan
mengisi biji-biji pada lubang di PENUTUP
wilayahnya sampai ataupun melewati
Dapat disimpulkan berdasarkan pada
“rumah” miliknya sampai biji habis.
hasil penelitian bahwa pada penerapan
6. Jika pemain memasukkan biji pada pembelajaran dengan memanfaatkan media
lubang kosong maka pemain akan permainan dinilai lebih efektif untuk
dianggap “mati”. pembentukan karakter jujur siswa dengan
tahapan-tapahan kegiatan yang diawasi dan
7. Setelah pemain A “mati” maka akan
dibimbing oleh guru guna pada saat
dilanjutkan oleh pemain B.
permainan berlangsung tetap sesuai dengan
Pada saat kegiatan bermain congklak ini
tujuan awal dari pembelajaran. Pada
terdapat makna-makna dalam pembentukan
kegiatan permainan ini terdapat tiga kegiatan
karakter yang dapat diambil oleh seorang
352 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

dengan masing-masing memiliki kegiatan Hendarwati, E., Wahono, & Setiawan, A. (2019).
tersendiri seperti kegiatan awal, kegiatan inti IMPLEMENTASI NILAI KEJUJURAN PADA
dan juga kegiatan penutup. Dilain sisi ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA ULAR
TANGGA. MOTORIC: (Media of Teaching
terdapat tiga aspek penilaian yakni (1)
Oriented and Children), 3 (1), 26-39.
Kemampuan siswa untuk bermain jujur (tidak
https://doi.org/10.31090/m.v3i1.884
curang), (2) Kemampuan siswa untuk
menerima kesalahan dankekalahan, serta (3) Nazipah, N. (2020). MENANAMKAN SIKAP JUJUR
Kemampuan siswa mengatakan yang PADA ANAK USIA DINI MELALUI
sebenarnya (tidak bohong). PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK DI
Namun pada saat ini masih banyak kita TAMAN KANAK-KANAK
jumpai siswa dengan karakter tida jujur ITTIHADULKHOIRIYAH MUARA JAMBI
(Skripsi). Universitas Islam Negeri Sultan
seperti mencontek, mencuri dan lain
Thaha Saifuddin Jambi
sebagainya. Selama ini baik orang tua
maupun guru kebanyakan hanya memikirkan Rahmawati, D. (2015). PENANAMAN KEJUJURAN
untuk menumbuhkan kecerdasan dari segi ANAK MELALUI KANTIN KEJUJURAN DI TK
akademik saja tanpa memikirkan adanya TERUNA DESA TAMBAHREJO,
peluang terjadinya kemerosotan karakter KECAMATAN PAGERUYUNG, KABUPATEN
pada siswa. Seiring berkembangnya zaman KENDAL (Skripsi). Universitas Negeri
Semarang
karakter yang dimiliki siswa semakin terlihat
tidak berkarakter baik, permasalahan ini Septariani, Imron, A., & Husin, A. (2018).
semakin hari semakin menjadi-jadi dari mulai PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK
banyaknya kasus dari seorang maupun USIA DINI (Studi Kasus di PAUD Mawar I
segerombolan siswa. Maka dari itu perlunya SKB Ogan Ilir). JPPM: Jurnal Pendidikan dan
adanya pemecaha permasalahan secara Pemberdayaan Masyarakat, 5 (1), 94-108,
berkelanjutan baik dari pemerintah, orang tua
https://doi.org/10.36706/jppm.v5i1.8302
maupun guru melalui pendidikan karakter.
Sumarsono, A. (2017). IMPLEMENTASI MODEL
REFERENCES PEMBELAJARAN ATLETIK MELALUI
PERMAINAN BERBASIS ALAM. JURNAL
Chairoh, H. (2020) MENANAMKAN NILAI MAGISTRA, 4 (2), 70-83,
KARAKTER KEJUJURAN MELALUI
PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG https://doi.org/10.35724/magistra.v4i2.697
SODOR PADA KELOMPOK B RAUDHATUL
ATHFAL AL USMANI SUMBER WRINGIN – Witasari, O., & Wiyani, N. A. (2020). Permainan
SUKOWONO – JEMBER (Skripsi). Institut Tradisional untuk Membentuk Karakter Anak
Agama Islam Jember Usia Dini. JECED: Journal of Early Childhood
Education and Development, 2(1), 52-63.
Desari, U. (2018). PENGARUH PERMAINAN
TRADISIONAL CONGKLAK TERHADAP https://media.neliti.com/media/publications/4
KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA DAN 0427-ID-permainan-tradisional-dalam-
KARAKTER JUJUR ANAK DI PAUD SELVA membentuk-karakter-anak-usia-dini.pdf
BUANA KOTA BENGKULU. AN-NIZOM:
Jurnal Penelitian Manajemen Pendidikan
Islam, 3 (3).

http://dx.doi.org/10.29300/nz.v3i3.1946

Evi, Y., Syukri, M., & Asuti, I. (2015). PENINGKATAN


PERILAKU JUJUR MELALUI PERMAINAN
RAKYAT PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI
PAUD DIPASIDI. JJPK: Jurnal Pendidikan
dan Pembeajaran Khatulistiwa, 5 (3), 1-10

http://dx.doi.org/10.26418/jppk.v5i3.14174
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PEMANFAATAN MEDIA QUIZIZZ PADA MATA PELAJARAN


EKONOMI DI SMA NEGERI 4 BANDA ACEH

Nana Suraiya1*, Ismail2, Affra Titania Mirna3


123
Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Syiah Kuala
* E-Mail: nana@unsyiah.ac.id

Abstrak
Tujuan penelitian untuk mengetahui pemanfaatan media quizizz oleh guru dan siswa, hasil belajar serta respon
siswa terhadap penggunaan media quizizz pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Banda Aceh.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Subjek penelitian yaitu guru dan siswa.
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi dan wawancara . Hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan
media quizizz oleh guru 1) sebagai alat untuk me-review materi dan mengetahui penguasaan materi oleh siswa
. 2) alat penilaian UTS maupun UAS. 3) Memaksimalkan penggunaan Smartphone. Manfaat kepada siswa 1)
meningkatkan motivasi belajar dan membuat siswa tertantang dalam belajar 2) mudah dan memiliki fitur yang
menarik. Persepsi penggunaan Media Quizizz dapat memberikan dampak yang baik terhadap hasil belajar siswa.
Respon siswa menunjukkan antusiasme terhadap media quizizz karena dapat dikelola dengan mudah, dapat
digunakan kapan dan dimana saja, secara daring maupun luring, lebih tertantang, pembelajaran lebihaktif, fitur
menarik, lebih berfikir kritis, menyenangkan, termotivasi dalam belajar.

Kata kunci: Pemanfaatan Media Quizizz, Mata Pelajaran Ekonomi.

Abstract
The purpose of the study was to determine the use of quizizz media by teachers and students, learningoutcomes
and student responses to the use of quizizz media in economics subjects at SMA Negeri 4 Banda Aceh. This
study uses a qualitative approach with a descriptive type. The research subjects areteachers and students. Data
collection techniques with documentation and interviews. The results of the study show the use of quizizz media
by teachers 1) as a tool to review the material and determinethe mastery of the material by students. 2) UTS
and UAS assessment tools. 3) Maximize the use of Smartphones. Benefits to students 1) increase learning
motivation and make students challenged in learning 2) easy and has interesting features. Perceptions of using
Quizizz Media can have a good impact on student learning outcomes. Student responses showed enthusiasm
for quizizz media because it can be managed easily, can be used anytime and anywhere, online or offline, more
challenged, more active learning, interesting features, more critical thinking, fun, motivated in learning.

Keywords: Utilization, Media, Quizizz, Economic Subjects

Dampak positif dari teknologi


PENDAHULUAN
munculnya berbagai media yang
Era ini menjadikan semua aspek dikembangkan sehingga dapat membantu
kehidupan harus mampu beradaptasi dengan peningkatan pemahaman dan ketrampilan
perkembangan teknologi, tanpa terkecuali peserta didik dalam mencapai kompetensi
dalam aspek pendidikan. Kemajuan teknologi belajar yang ingin dicapai. Pengembangan
sudah banyak terbukti mempengaruhi media teknologi yang terus dimanfaatkan berlanjut
pembelajaran yang bisa diterapkan di menghasilkan media pembelajaran yang
sekolah. Pencapaian kompetensi 4C (Critical efektif dan efisien berbasis TIK. Salah
Thinking, Collaboration, Communication, and satunya dengan pemanfaatan media
Creativity) yaitu dengan kompetensi berpikir pembelajaran yang memanfaatkan teknologi
kritis, berkolaborasi, berkomunikasi dan yaitu Quizizz.
kreatif dari pembelajaran yang diupayakan Menurut Purba (2019) Quizizz adalah
dalam rangka mengikuti perkembangan aplikasi penilaian pendidikan berbasis game,
zaman. yang membawa aktivitas peserta didik ke
ruang kelas online. Dengan menggunakan
354 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Quizizz, peserta didik dapat melakukan pemanfaatan quizizz di lingkungan SMA


latihan di dalam kelas pada perangkat Negeri 4 Banda Aceh khususnya dalam
elektronik masing- masing peserta didik. pembelajaranekonomi untuk mengetahui ada
Tidak seperti aplikasi pendidikan lainnya, pemanfaatan lainya dalam penggunaan
Quizizz memiliki karakteristik permainan quizizz ini sendiri.
seperti avatar, tema, meme, dan musik
Berdasarkan latar belakang yangdiatas,
menghibur dalam proses evaluasi
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
pembelajaran.
yang berjudul : “Pemanfaatan Quizizz Pada
Quizizz ini sangat menarik karena dapat Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 4
langsung diakses melalui browser, juga dapat Banda Aceh”.
diunduh melalui playstore atau app store .
Tujuan penelitian ini adalah untuk
kelebihan lainya dari quizizz ini, guru dapat
mengetahui 1). Pemanfaatan dan manfaat
menentukan waktu pengerjaan ditiap item
media quizizz pada mata pelajaran ekonomi
soal, dapat mengetahui jumlah peserta didik
di SMA Negeri 4 Banda Aceh. 2). persepsi
yang sudah login, mengetahui hasil peserta
terhadap hasil belajar siswa/I setelah
didik, menyimpan, mencetak, serta
menggunakan quizizz pada mata pelajaran
mengirimkan hasil tugas peserta didik
ekonomi di SMA Negeri 4 Banda Aceh. 3).
kepada orangtua dalam bentuk file Excel
Respon siswa/i setelah menggunakan media
(Ningsih,2020).
quizizz pada mata pelajaran ekonomi di
Oleh karena itu pemilihan media quizizz SMA
ini dapat meningkatkan antusias peserta
didik ketika dilakukanya evaluasi terhadap
pembelajaran, terutama untuk anak- anak
yang phobia terhadap ulangan, beberapa
anak yang kurang memiliki semangat belajar
ketika akan menghadapi tes atau ulangan
harian akhirnya menjadi memiliki semangat,
mampu meningkatkan konsentrasi peserta
didik saat mengikuti penilaian hasil belajar,
menumbuhkan rasa bersaing antara siswa
Bagan 1: Kerangka Pemikiran
dan membuat mereka ingin menjadi yang
terbaik di kelas dan juga tidak membuat Berdasarkan bagan di atas, salah satu
siswa gugup ketika melaksanakan evaluasi. komponen proses belajar mengajar adalah
Adapun beberapa penelitian media pembelajaran. Pemilihan media
sebelumnya yang berhubungan dengan pembelajaran dalam proses belajar mengajar
quizizz yang pertama yaitu penelitian yang dapat membangkitkan minat dan keinginan
dilakukan oleh Azzah Amany (2020) yang baru, membangkitkan motivasi dan
pelaksanaan ujian atau penilaian harian rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
dapat dilakukan melalui Quizizz. Evaluasi membawa pengaruh psikologis terhadap
pembelajaran melalui Quizizz dapat pembelajar. Penggunaan media
memudahkan guru dalam melakukan pembelajaran pada tahap orientasi
penilaian secara detail dan obyektif. pengajaran akan sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran dan
Kendati demikian, berdasarkan
penyampaian pesan dan isi pelajaran pada
pengalaman awal ketika melaksanakan PLP
saat itu (Wiratmojo,P dan Sasonohardjo,
2 di SMA Negeri 4 Banda Aceh, terdapat
2002).
beberapa hal yang terjadi pada pengunaan
quizizz sebagai media dimana quizizz hanya Penggunaan media pembelajaran juga
dipakai sebagai game dalam mendukung berpengaruh terhadap hasil pembelajaran yang
proses pembelajaran ekonomi. maka dari hal dilakukan oleh guru. Media pembelajaran
tersebut peneliti tertarik untuk melakukan harus memberikan pengalaman yang
penelitian yang bertujuan menginvestigasi menyenangkan dan memenuhi kebutuhan
Pemanfaatan Media Quizizz Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Sma Negeri 4 Banda 355
Aceh
Nana Suraiya1, Ismail2, Affra Titania Mirna3

siswa untuk mencapai hasil yang pembelajaran yang dihasilkan memberikan


direncanakan. Hal lainmedia tidak bisa luput model pembelajaran yang inovatif, kreatif dan
dari pembahasan sistem pembelajaran menyenangkan. Ini terkait erat dengan
secara menyeluruh. pembelajaran yaitu bagaimana guru
berperan dalam pembelajaran yang
Pemanfaatan media seharusnya
memungkinkan untuk siswa terjadi
merupakan bagian yang harus mendapat
pembelajaran yang efektif atau bisa
perhatian dalam setiap kegiatan
mencapai hasil sesuai tujuan (Sumiati dan
pembelajaran jenis media yang bisa dipilih,
Asra, 2008).
dikembangkan dan dimanfaatkan sesuai
dengan kondisi,waktu, biaya maupun tujuan Konsep dari penelitian ini yaitu untuk
pembelajaran yang dikehendaki. Setiap jenis mengetahui pemanfaatan media Quizizz oleh
media memiliki karakteristik tertentu yang guru dan manfaat yang dirasakan siswa
perlu kita pahami, sehingga kita dapat terkaitpenggunaan media quizizz pada mata
memilih media yag sesuai dengan kebutuhan pelajaran ekonomi, persepsi terhadap hasil
dan kondisi yang ada di lapangan belajar setelah menggunakan quizizz dan
((Wiratmojo,P dan Sasonohardjo, 2002). respon terhadap penggunaan quizizz pada
mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS di
Menurut Azhar Arsyad (2013:2)
SMA Negeri 4 Banda Aceh.
perkembangan media pembelajaran setelah
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai berikut: Perkembangan METODE PENELITIAN
ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
mendorong upaya upaya pembaharuan Penelitian ini dilakukan secara kualitatif
dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi deskriptif. menurut Basrowi & Suwandi
(2008:2), melalui penelitian kualitatif peneliti
dalam proses belajar mengajar. Para guru
dapat mengenali subjek,merasakan apa yang
dituntut agar mampu menggunakan alat-alat
dialami subjek dalam kehidupan sehari-hari.
yang dapat disediakan oleh sekolah, dan
tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat Menurut Sugiono (2010) penelitian
tersebut sesuai dengan perkembangan dan kualitatif sebagai human instrument,
tuntutan zaman. berfungsi menetapkan fokus penelitian,
Salah satu media yang berbasis memilih informasi sebagai sumber data,
teknologi adalah media Quizizz. Menurut melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas data, analisis data,menafsirkan data,
Suharsono (2020) Quizizz adalah alat
dan membuat kesimpulan atas temuannya.
penilaian formatif berupa webquiz bersifat
multiplayer yang berfungsi disemua Peneliti menggunakan beberapa hasil
perangkat (komputer, smartphone, tablet) wawancara dengan tujuan agar dapat
dalam berbagai sistem operasi. Quizizz memberikan data kualitatif yang lebih akurat.
menyenangkan karena menggunakan Peneliti menggunakan wawancara dengan
elemen-elemen kreatif seperti meme, game, jumlah 4 pertanyaan wawancara untuk siswa
avatar dalam proses belajar mengajar, hal ini serta 4 pertanyaan wawancara mendalam
yang membuat siswa tertarik dan semangat. untuk guru. 30 orang responden siswa dan 1
Quiziz bisa menampilkan hasil kerja masing- orang Guru yang diwawancarai langsung.
masing peserta kuis secara rinci, online serta
Sumber Data adalah obyek atau materi
dapat diunduh dalam bentuk file excel.
yang akan diteliti dalam suatu penelitian.
Pemanfaatan media pembelajaran Dalam penelitian ini, sumber data yang akan
Quiziz merupakan salah satu upaya peneliti gunakan adalah sumber data primer
mengkoordinir permasalahan media dan sumber data sekunder. “Sumber data
pembelajaran yang masih konvensional primer adalah sumber data yang langsung
dengan pembelajaran berbasis TIK untuk diberikan data kepada pengumpul data, dan
peningkatan kompetensi dan motivasi sumber data sekunder merupakan sumber
belajar peserta didik karena media data tidak langsung memberikan data kepada
356 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

pengumpul data, misalnya lewat orang lain seseorang(Sugiyono,2010).


atau lewat dokumen (Sugiono: 2019).
Maka dari hal tersebut teknik
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dokumentasi digunakan peneliti untuk tujuan
dalam penelitian ini yang menjadi sumber melengkapi dan memperkuat hasil
data primer dalam yaitu berdasarkan hasil wawancara maupun memperoleh data yang
wawancara siswa dan guru mata pelajaran tidak didapatkan oleh peneliti melalui
ekonomi. Sedangkan sumber data sekunder wawancara. Seperti profil lembaga, visi dan
yang digunakan yaitu berdasarkan jurnal misi, kegiatan- kegiatan pembelajaran
karya ilmiah atau artikel-artikel terpercaya lainnya yang dilakukan oleh guru ataupun
yang relevan dan buku teks lain yang peserta didik, serta gambar- gambar yang
berhubungan dengan permasalahan yang memiliki kaitan dengan dengan quizizz
menjadi pokok bahasan skripsi ini. tersebut.
Subyek penelitian adalah benda, hal Analisis data adalah proses mencari dan
atau orang, tempat data untuk variabel menyusun secara sistematis data yang
penelitian melekat yang dipermasalahkan diperoleh dari hasil wawancara, catatan
(Arikunto,2010) Ada beberapa subyek lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga
penelitian yang diambil oleh peneliti, antara dapat mudah difahami, dan temuannya dapat
lain Dalam penelitian ini, guru dan peserta diinformasikan kepada orang lain
didik menjadi sumber informasi penting untuk (Sugiyono,2010).
mengetahui bagaimana perencanaan dan
Analisis data dalam penelitian kualitatif
pelaksanaan serta hasil dari media
dilakukan sejak sebelum memasuki
pemanfaatan quizizz sebagai salah satu
lapangan, selama dilapangan, dan setelah
media dalam menunjang proses belajar
selesai di lapangan. Sebagaimana
mengajar ekonomi.
dikemukakan oleh Miles and Huberman
Penelitian ini menggunakan pendekatan (2002) bahwa aktivitas dalam analisis data
deskriptif kualitatif. peneliti menggunakan kualitatif dilakukan secara interaktif dan
teknik pengumpulan data menggunakan berlangsung secara terus menerus sampai
wawancara dan dokumentasi. tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
a. Wawancara Adapun dalam proses analisis datanya dapat
Wawancara dilakukan dengan petunjuk menggunakan tiga langkah, antara lain:
umum, Menurut Patton, dalam Basrowi & a. Pengumpulan Data
Suwandi, (2008:127) Meskipun urutan Peneliti mencatat semua data secara
pertanyaan dapat bersifat fleksibel, disesuaikan objektif, teliti, terperinci dan apa adanya
dengan alur pembicaraan yang berlangsung sesuai dengan hasil pengamatan secara
dan kondisi informan yang diwawancarai. tinjauan pustaka yaitu dari jurnal penelitian
Petunjuk umum berfungsi untuk menjaga yang sudah ada sebelumnya, pendapat para
agar pokok pembicaraan yang direncakan ahli, media massa dan internet.
dapat tercakup secara keseluruhan, dan b. Data Reduction (Reduksi Data)
pembicaraan tidak keluar dari topik dan Mereduksi data mengandung arti
kerangka besar yang direncanakan. merangkum, memilih hal yang paling pokok,
b. Dokumentasi fokus pada hal-hal yang penting, dan dicari
Dokumentasi juga dilakukan peneliti tema serta polanya. Reduksi data dilakukan
yaitu dengan mengumpulkan dan secara berkala dan terus menerus selama
mendownload jurnal ilmiah yang relevan proses penelitian masih berlangsung. Yang
yang diperoleh dari berbagai tempat yaitu artinya peneliti harus merangkum, memilih
perpustakaan, google scholar, serta web hal yang pokok sehingga dapat
resmi lainnya. Dokumen merupakan sebuah menyederhanakan, memfokuskan dan
catatan peristiwa yang sudah terjadi atau mengabstrasikan data serta peniliti dapat
berlalu, yang dapat berupa tulisan, gambar, mengubah data yang muncul dalam catatan
atau karya-karya monumental dari lapangan.
Pemanfaatan Media Quizizz Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Sma Negeri 4 Banda 357
Aceh
Nana Suraiya1, Ismail2, Affra Titania Mirna3

c. Data Display (Penyajian Data) memiliki fitur yang Menarik.


Penyajian data dalam Pendapat tersebut didukung kembali
penelitian kualitatif ini bisa dilakukan dalam oleh Sarah Amaliyah dan Lisnawati (2018),
bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram, Pengaruh dapat dilihat dari nilai rata – rata
dan sejenisnya, Sugiyono (2013). Jadi post- test peserta didik dengan
penyajian datanya dal am bentuk teks mengimplementasikan Media Quizizz
naratif yang penyajiannya urut sesuai dibanding peserta didik yang menggunakan
dengan data yang ada di lapangan. pembelajaran langsung yaitu nilai post test
d.Verification (Penarikan Kesimpulan). kelas eksperimen sebesar 81,03 dan nilai
Merupakan penjelasan tentang post test kelas kontrol sebesar 75,13. Dapat
kesimpulan dari data yang dapat menjawab disimpulkan bahwa nilai rata – rata kelas
dari rumusan masalah, sehingga dapat eksperimen lebih tinggi daripada kelas
diajukan proposisi yang terkait dengan alur control.
kalusanya. Dengan menggunakan ketiga Selain itu, Firman, A.M. Irfan Taufan
langkah diatas, maka keseluruhan data Asfar, dan Suhardiman (2019) Berdasarkan
penelitian yang diperoleh dapat diolah dan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa
akan menghasilkan kesimpulan atau dapat implementasi media pembelajaran berbasis
diverifikasi dengan mendalam, bermakna android dengan menggunakan Media Quizizz
dan komprehensip. sebagai sistem Fast Respond Evaluation
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN belajar mahasiswa Teknologi Pendidikan
semester 3 STKIP Muhammadiyah Bone
Pemanfaat Media Quizizz Pada Mata ditandai dengan hasil (gain) belajar
Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 4 Banda mahasiswa meningkat dari 44% (kategori
Aceh. sedang) menjadi97% (kategori tinggi) .
Berdasarkan hasil yang telah peneliti
HASIL temukan, maka dapat disimpulkan Secara
Hasil wawancara dikembangkan dari garisbesar, penelitian ini menyatakan bahwa
hasil penelitian pada 31 orang responden terdapat Pemanfaatan lainya dan
yangterdiri dari 1 orang guru mata pelajaran memberikan banyak kebermanfaatan terkait
ekonomi dan 30 orang siswa/I kelas IPS SMA Media Quizizz pada pembelajaran Ekonomi
Negeri 4 Banda Aceh yang disajikan di SMA Negeri 4 Banda Aceh. Jika dilihat dari
dalam bentuk reduksi data berdasarkan 5 respon yang di tunjukan oleh responden
item untuk guru dan 4 item untuk siswa/i melalui data hasil wawancara yang diperkuat
pertanyaan wawancara mendalam yang dengan dukungan dari beberapa jurnal yang
akan menjawab rumusan masalah. relevan. Penggunaan Media Quizizz yang
Berdasarkan Hasil penelitian dapat ditunjukan oleh beberapa jurnal dengan
dijelaskan bahwa pemanfaatan media quizizz ketercapaian tujuan penelitian ini.
yang dimanfaatkan oleh guru pada mata Persepsi penerapan media Quizizz
pelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Banda terhadap hasil belajar siswa/I pada mata
Aceh diantaranya ialah (1) Alat untuk me- pelajaran ekonomi.
review materi dan mengetahui sejauh mana
materi yang telah siswa/I kuasai (2) Alat PEMBAHASAN
Evaluasi/ penilaian UTS atau UAS untuk Hasil dari wawancara mengenai persepsi
melihat hasil belajar siswa/I (3) penerapan media quizizz terhadap hasil
Memaksimalkan Penggunaan Smartphone belajar terbukti memberikan dampak yang
Siswa/I ketika pembelajaran berlangsung. bagus terhadap hasil belajar siswa/i,
Adapun hasil penelitian manfaat yang dibuktikan dengan 27 responden dari 30
dirasakan guru dan siswa dalam penggunaan responden siswa/I menyatakan peningkatan
quizizz yaitu (1) Meningkatkan Motivasi terhadap hasil belajar mereka secara tegas
Belajar siswa/I dan membuat siswa/I dan tanpa ragu sedangkan 3 responden
tertantang , (2) Media Quizizz mudah dan
358 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

lainya memberikan jawaban “biasa saja, antusiasme siswa dalam penggunaan media
lumayan, dan tergantung materi”, hal quizizz sebagai berikut.
tersebut membuktikan bahwa 27 siswa/I dari
30 siswa/I secara tidak langsung memberikan
pengaruh terhadap hasil belajar mengunakan
quizizz.
Hal yang sama dinyatakan oleh Rafika
(2021), suasana kelas yang menyenangkan
dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa, semakin tinggi mativasi belajar
siswa maka semakin baik hasil belajar yang
diperolehsiswa/i.
literatur lainya juga dinyatakan oleh Halik
& Aini (2019), Aplikasi quizizz dapat
Gambar 2 : persentase Antusias siswa
digunakan oleh guru sebagai alternatif
dalam penggunaan quizizz.
pembelajaran IPS yang menyenagkan,
karena pengalaman model pembelajaran,
Berdasarkan beberapa pendapatan
metode, dan strategi pembelajaran yang
yang telah diteliti bahwa respon terhadap
tepat secara optimal didukung oleh media
penggunaan media quizizz dalam mata
interaktif telah dikembangkan untuk
pelajaran ekonomi sangatlah disambut
meningkatkan minat, aktivitas pembelajaran,
antusias baik oleh guru maupun oleh
motivasi, dan hasil belajar siswa.
siswa/I dalam mata pelajaran ekonomi.
Berdasarkan hasil wawancara dan
Beberapa respon atau tanggapan yang
diperkuat beberapa jurnal diatas dapat
diperoleh adalah rasa suka, rasa tertantang,
disimpulkan bahwa penggunaan media
seru, bagus, mudah ,menarik, senang dan
quizizz dalam mata pelajaran khususnya
tanggapan lainya yang menunjukan respon
ekonomi dapat memberikan pengaruh
atau tanggapan yangpositif terhadap media
terhadap hasil belajar siswa/I.
quizizz dalam proses pembelajaran ekonomi.
Respon Siswa/I Terhadap Penggunaan
Media Quizizz Dalam Pembelajaran
PENUTUP
Ekonomi. Hasil dari wawancara mengenai
respon/tanggapan terhadap pengunaan Berdasarkan serangkaian penelitian
media quizizz dalam pembelajaran ekonomi yang telah dilakukan dapat disimpulkan
disambutbaik oleh 31 responden yang terdiri bahwa beberapa hal diantaranya adalah
dari 1 guruekonomi dan sisanya siswa/I kelas sebagai berikut:
XI.IPS yangmenyatakan penggunaan media
1. Adapun pemanfaatan lainya oleh guru
quizizz dalam pelajaran ekonomi mudah
dan manfaat yang dirasakan oleh siswa
digunakan, memotivasi belajar siswa,
terkait penerapan media quizizz pada
membuat siswa tertantang dalam belajar dan
mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 4
hal- hal lain yang mengarah kepada menyukai
Banda Aceh. Dapat peneliti rangkum
penerapan quizizz dalam pembelajaran
sebagai berikut:
ekonomi.
a. Pemanfaatan lainya oleh guru yaitu
Menurut Afdhal (2015:196) Antusiasme
1) Guru menjadikan Media Quizziz
siswa diukur berdasarkan beberapa indikator
sebagai alat untuk me-review materi
yaitu respon, perhatian, konsentrasi,
dan mengetahui sejauh mana materi
kemauan, dan kesadaran untuk melibatkan
yang telah siswa/I kuasai. 2) Media
diri Indikator antusiasme yang pertama
Quizziz dijadikan sebagai Alat
adalah respon siswa. Dalam jurnal Lailatul
Evaluasi/Penilian baik UTS maupun
Asria, dkk ( 2021) yang berjudul “Analisis
UAS. 3) Memaksimalkan
Antusiasme Siswa Dalam Evaluasi Belajar
penggunaan Smartphone siswa/I
Menggunakan Platform Quizizz”. Adapun
saat pembelajaran berlangsung.
Persentase tiap indikator dalam mengukur
b. Manfaat yang dirasakan siswa yaitu:
Pemanfaatan Media Quizizz Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Sma Negeri 4 Banda 359
Aceh
Nana Suraiya1, Ismail2, Affra Titania Mirna3

1) Meningkatkan Motivasi Belajar Evaluation. In Seminar Nasional Hasil


dan membuat siswa/I tertantang Penelitian & Pengabdian
dalam belajar sehingga memicu KepadaMasyarakat. (SNP2M) (pp. 183-
186).
peningkatan konsentrasi belajar,
Halik, A., & Aini, Z. (2020). Analisis keaktifan siswa
peningkatan pemahaman, dan
dalam proses pembelajaran daring di masa
menumbuhkan sikap berfikir kritis. 2) pandemi covid-19. ENLIGHTEN: Jurnal
Penggunaan Media Quizizz mudah Bimbingan Konseling Islam, 3(2), 131-141.
dan memiliki fitur yang menarik Huberman, M., & Miles, M. B. (2002). The qualitative
2. Persepsi penggunaan Media Quizizz researcher companion. Sage.
terhadap hasil belajar siswa/I SMA Ningsih, T. 2011. Implementasi Pendidikan
Negeri 4 Banda Aceh yang dibuktikan Multikultural Pada Pembelajaran
oleh penggunaan Media Quizizz ini dapat pendidikan Moral. Jurnal of JPP Vol. 3, No.
02.
memberikan dampak yang baik terhadap
Patton, M.Q. 2006. Metode Evaluasi Kualitatif (B.P.
hasil belajar siswa yang dibuktikan
Priyadi (ed); cet-1). Pustaka Pelajar.
dengan hasil wawancara yang Purba, L.S.L. 2019. Pengingkatan Konsentrasi
menyatakan adanya peningkatan hasil Belajar mahapeserta didik Melalui
belajar oleh 27 responden dari 30 Pemanfaatan Evaluasi Pembelajaran
responden. Quizizz Pada Mata Kuliah Fisika Kimia I.
3. Respon terhadap penggunaan media Journal of Dinamika Pendidikan, Vol. 12,
quizizz pada mata pelajaran ekonomi di No.1.
SMA Negeri 4 Banda Aceh sebagai Rafika, R. 2021. Pengaruh penggunaan media game
edukasi quizizz terhadap motivasi dan hasil
berikut yaitu: 1) Antusiasme siswa
belajar IPS siswa SMP Al- Rifa'ie (Doctoral
terhadap media quizizz seperti: dapat
dissertation, Universitas Islam Negeri
dikelola dengan mudah, dapat digunakan Maulana Malik Ibrahim).
kapan dan dimana saja, dapat digunakan Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
secara daring maupun luring, 2) lebih Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
tertantang, 3) membuat pembelajaran Alfabeta.
lebih aktif, 4) fitur menarik, 5) lebih berfikir Wiratmojo,P dan Sasonohardjo, 2002. Media
kritis Pembelajaran Bahan Ajar Diklat
Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat
Pertama, Lembaga Administrasi Negara.
REFERENCES

Amany, A. 2020. Quizizz sebagai Media


Evaluasi Pembelajaran Daring
Pelajaran Matematika. Buletin
Pengembangan Perangkat
Pembelajaran.
Amaliyah, S. 2019. Pengaruh Implementasi
Aplikasi Quizizz Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sman 32
Jakarta. In Prosiding Seminar
Nasional Berseri (pp. 842-849).
Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Arsyad, A. 2013. Media Pembelajaran; Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Basrowi dan Suwandi.2008. Memahami
Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka
Cipta.
Firman, F., Asfar, A. I. T., & Suhardiman, S. (2019,
December). Implementasi Media Pembelajaran
Berbasis Android Sebagai Sistem Fast Respond
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN SOSIAL


TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK KELAS IV SD NEGERI

Dayu Rika Perdana1*, Siti Nuraini2


1,2 Universitas
Lampung
* E-mail: dayurika.perdana@fkip.unila.ac.id

Abstrak
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar tematik peserta didik kelas IV SD Negeri Rayon
Kagungan Ratu Kecamatan Tulang Bawang Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
perilaku disiplin belajar dan lingkungan sosial terhadap hasil belajar tematik. Desain penelitian yang digunakan
adalah non eksperimental dengan pendekatan penelitian survey explanatory. Penelitian ini menggunakan
proporsionate stratified random sampling dengan subjek penelitian semua peserta didik kelas IV SD Negeri 1
dan SD Negeri 3 Kagungan Ratu dengan total 44 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan non-tes,
analisis data menggunakan regresi linier sederhana dan berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh perilaku disiplin belajar dan lingkungan sosial terhadap hasil belajar tematik peserta didik
kelas IV SD Negeri 1 dan SD Negeri 3 Kagungan Ratu.

Kata kunci: disiplin belajar, hasil belajar, lingkungan sosial.

Abstract
The problem in this research is the low the thematic learning outcomes of the fourth grade students of SD
Negeri Rayon Kagungan Ratu Kecamatan Tulang Bawang Tengah. The purpose of this study was to
determine the effect of learning discipline behavior and social environment on thematic learning outcomes.
The research design used was non-experimental with a survey explanatory research approach. This study
used proportional stratified random sampling with the research subjects of all fourth grade students of SD
Negeri 1 and SD Negeri 3 Kagungan Ratu with a total of 44 people. Data collection techniques using non-test,
data analysis using simple and multiple linear regression. The results showed that there was an influence of
the learning discipline behavior and social environment on the thematic learning outcomes of the fourth grade
students of SD Negeri 1 and SD Negeri 3 Kagungan Ratu.

Keywords: learning discipline, learning outcomes, social environment.

mental pada ranah kognitif, afektif, dan


PENDAHULUAN psikomotorik. Adapun kegiatan yang
dilakukan selama proses belajar biasa kita
Disiplin dan lingkungan sosial saat ini sebut dengan kegiatan belajar. Kegiatan
menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam belajar tidak dapat dilakukan seorang diri,
belajar. Disiplin dapat membentuk peserta maka dari itu dibutuhkan partner dan fasilitas
didik menjadi pribadi yang taat pada yang menunjang kegiatan belajar mengajar.
peraturan serta lingkungan sosial yang baik Salah satu fasilitas yang menyelenggarakan
pun bisa berdampak pada hasil belajar siswa. kegiatan belajar adalah sekolah.
Siswa bisa menunjukan sikap disiplin
berdasarkan bawaan dari setiap individu atau Pendidikan menjadi prioritas utama
didikan dari orang tua maupun lingkungan dalam menghadapi tantangan dunia, dimana
sosial sekitar untuk diterapkan pada kegiatan dengan berjalannya waktu kualitas
belajar. Belajar menurut Aunurrahman seseorang dibutuhkan dalam menghadapi
(2012: 55) merupakan sebuah upaya internal perkembangandan kemajuan IPTEK . Hal ini
yang kompleks, yang melibatkan seluruh sejalan dengan pendapat Dini (2018: 309),
bahwa : Education is also expected to
Pengaruh Disiplin Belajar Dan Lingkungan Sosial Terhadap Hasil Belajar Tematik Kelas 361
IV SD Negeri
Dayu Rika Perdana1, Siti Nuraini2

change the mindset and human behavior to bahwa masih banyaknya siswa yg belum bisa
be better. Education is essential to create menyebarkan potensi dirinya lantaran
intelligent, qualified, insightful human beings kurangnya pendidik pada menguasai kelas
in order to create an advanced and waktu pembelajaran sebagai akibatnya
prosperous nation. The evidence of someone mengakibatkan siswa pasif pada waktu
who has learned is characterized by a change pembelajaran berlangsung.
in attitude and behavior that is reflected in his
Pembelajaran kurikulum 2013 didesain
daily life.
menurut tema-tema tertentu. Dalam
Pendapat di atas diartikan bahwa pembahasanya, tema itu dicermati menurut
pendidikan diharapkan mampu merubah pola aneka macam mata pelajaran. Dalam
pemahaman dan sikap manusia. Pendidikan kurikulum pula masih ada bentuk
juga mampu menciptakan manusia yang penyusunan bahan pembelajaran yg akan
cerdas, berkualitas, dan berwawasan guna disampaikan pada siswa. Kurikulum sangat
menciptakan manusia yang maju dan bangsa erat herbi tujuan pendidikan yg hendak
yang sejahtera. Bukti bahwa seseorang telah dicapai. Sedangkan menurut output
belajar adalah perubahan sikap dan perilaku observasi & wawancara menggunakan
yang tercermin dalam kehiupan sehari- pendidik kelas IV Sekolah Dasar Negeri
harinya. Rayon Kagunganratu diperoleh berita bahwa
output belajar siswa dalam pembelajaran
Keberhasilan pada proses pembelajaran
tematik masih tergolong rendah atau belum
pada sekolah bisa dicermati menurut disiplin
dapat mencapai KKM yg sudah ditentukan,
belajar & lingkungan sosial siswa. Khususnya
yaitu 70.
pada hal ini merupakan output belajar tematik
siswa pada sekolah dasar. Hasi otodidak Rendahnya persentase siswa dalam
adalah hal yg nir bisa dipisahkan menurut menguasai pembelajaran tematik karenakan
proses belajar yg dijalani sang siswa masih ada beberapa kasus yg muncul baik
dibangku pendidikan. Tinggi rendahnya ditimbulkan sang faktor internal yaitu poly
output belajar siswa yg mengambarkan taraf siswa yg belum menerapkan disiplin waktu
keberhasilan belajar, bisa ditentukan sang belajar. Selain itu faktor eksternal yaitu
beberapa faktor, baik menurut pada (internal) lingkungan sosial siswa pula kurang
juga menurut luar (eksternal) siswa. mendukung siswa buat belajar. Sehingga
Wasliman pada Susanto, (2013: 12) beropini siswa masih lalai waktu pendidik
bahwa: Hasil belajar yg dicapai sang siswa menyebutkan dalam proses pembelajaran
adalah output hubungan aneka macam faktor juga waktu siswa ditugaskan agar dapat
yg menghipnotis, baik faktor internal maupun mengerjakan tugas individu maupun
eksternal. Penjelasan tentang faktor internal kelompok dan Hasil belajar siswa masih
& eksternal menjadi berikut. (1) faktor rendah.
internal; bersumber menurut pada siswa, yg
Pembelajaran tematik adalah
menghipnotis keterampilan belajarnya,
pembelajaran yang menggunakan tema
meliputi: kepintaran, minat & perhatian,
dengan menghubungkan beberapa mata
konduite disiplin belajar, dan syarat fisik &
pelajaran seperti bahasa Indonesia, IPS, IPA,
kesehatan. (2) faktor eksternal; luar siswa yg
PPKn, dan SBdP sebagai akibatnya suatu
menghipnotis output belajar yaitu keluarga,
keterpaduan yg bisa menaruh pengalaman
sekolah & masyarakat.
bermakna pada siswa & jua melatih konduite
Pembelajaran tematik yg diterapkan disiplin siswa waktu belajar, sang karenanya
sang pendidik pada pembelajaran, dari data presentase output belajar siswa
seharusnya mengakibatkan siswa bisa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Rayon
menggali potensi, kreatifitas, kegiatan & Kagungan Ratu. Output belajar siswa,
menaikkan output belajar siswa pada kelas, konduite disiplin & lingkungan sosial perlu
tetapi dalam fenomena pada lapangan ditingkatkan supaya siswa bisa mencapai
362 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

nilai KKM. Ratu Untuk keperluan penelitian, penelitian


ini memerlukan penelitian yang hal ini
Berdasarkan uraian latar belakang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi
masalah tersebut, judul harus mengkaji sikap
atau data yang diperlukan untuk menyelidiki
disiplin belajar dan dampak lingkungan sosial
dampak perilaku disiplin belajar dan
terhadap hasil belajar berjudul “Pengaruh
lingkungan sosial terhadap hasil belajar
Disiplin Belajar dan Lingkungan Sosial
siswa.
Terhadap Hasil Belajar Tematik Peserta Didik
Kelas IV SD Negeri Rayon Kagunganratu Populasi dan Sampel Penelitian
Kecamatan Tulang Bawang Tengah”.
a. Populasi Penelitian

METODE PENELITIAN Populasi adalah seluruh objek yang


diteliti. Menurut Sugiyono (2015:117),
Penelitian ini peneliti memakai bahan populasi adalah domain umum yang terdiri
non eksperimental yaitu naratif verifikatif dari N sifat tertentu dan suatu objek/subyek Y
menggunakan pendekatan penelitian dengan sifat-sifat yang skor kajiannya
informasi lapangan explanatory. Penelitian terbesar dan skornya ditetapkan oleh peneliti
naratif adalah penelitian yg bertujuan untuk untuk disimpulkan. Populasi survei ini adalah
menampilkan citra lengkap mengenai apa yg yang terkecil dari SD Negeri Rayon sekolah,
tengah diuji lantaran penelitian ini bertujuan yaitu Rerata Kagungan Ratu Kecamatan
supata dapat mengatasi hipotesis yg Tulang Bawang Tengah.
berkaitan menggunakan keadaan atau b. Sampel Penelitian
insiden sekarang. Penelitian deskritif ini
ditujukan buat memperoleh citra tentang Sampel adalah seluruh populasi atau
disiplin belajar,lingkungan sosial & prestasi sebagian dari sampel. Menurut Sugiyono
belajar peserta didik. Sedangkan verifikatif (2017: 118), sampel adalah bagian dari
dari Arikunto (2013: 8) “adalah metode tuk jumlah dan karakteristik populasi. Yusuf
menguji kebenaran menurut suatu hipotesis (2014:150) menjelaskan bahwa sampel
yg dilaksanakan melalui pengambilan data adalah bagian dari populasi yang dipilih dan
pada lapangan”. Upaya pembuktian dibuat mewakili populasi.
dengan maksud untuk menguji kebenaran c. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian
teori menurut hasil yg dijabarkan bahwa
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar
output belajar ditentukan disiplin belajar &
Negeri Rayon Kagungan Ratu kecamatan
lingkungan sosial. Adapun penelitian
Tulang Bawang Tengah yang terdiri dari 2
informasi lapangan dari Kerlinger pada
sekolah yaitu : Sekolah Dasar Negeri 1
Sugiyono (2015: 3), yaitu. Penelitian yg
Kagungan Ratu dan Sekolah Dasar Negeri 3
dikerjakan dalam rumpun akbar juga kecil,
Kagungan Ratu. Berikut profil sekolah lokasi
namun data yg didapat merupakan sampel yg
penelitian secara ringkas.
diambil menurut populasi tersebut, sebagai
akibatnya ditemukan insiden-insiden relatif,
HASIL DAN PEMBAHASAN
distribusi, & interaksi-interaksi antar variabel,
sosiologi juga psikologis. HASIL
Menurut Singarimbun dan Effendi Hasil Analisis Data Penelitian
(2016:3), “Studi Survei adalah studi yang
mengambil sampel dari suatu populasi dan 1. Data Variabel Penelitian
menggunakan kuesioner sebagai alat Berdasarkan hasil instrumen angket
pengumpulan data primer. Penjelasannya yang diberikan kepada peserta didik kelas IV
adalah “Hubungan kausal antar variabel Sekolah Dasar Negeri Rayon Kagungan Rati
dengan pengujian hipotesis. pada tanggal 24 – 26 Februari 2021 serta
Penjelasan”.Singarimbun dan Effendi (2016: hasil belajar peserta didik kelas IV yang
23). Penelitian ini dilakukan kepada peserta diperoleh dari nilai ujian tengah semester
didik kelas IV SD Negri Rayon Kagungan ganjil tematik tahun pelajaran 2020/2021,
Pengaruh Disiplin Belajar Dan Lingkungan Sosial Terhadap Hasil Belajar Tematik Kelas 363
IV SD Negeri
Dayu Rika Perdana1, Siti Nuraini2

didapati data sebagai berikut. 4 58 – 63 20,00 Kagungan Ratu


didapatkan nilai
Tabel 1. Data Variabel X dan Y 5 64 – 69 6.67
Data SDN 1 Kagungan Ratu SDN 3 6 70 – 75 6.67 persamaan
regresinya
Kagungan Ratu
X1 X2 Y X1 X2 Berdasarkan tabel distribusi di atas dapat
23 23 23 21 21 21 dilihat bahwa frekuensi terbanyak peserta
87 87,5 85 85 82,5 82,5 didik terdapat pada nilai 52 – 57 sebanyak 9
67 57,5 55 63 50 55 orang peserta didik. dan frekuensi terendah
1729 1645 1628,75 1511 1385 1380 terdapat pada interval nilai 70 - 75 sebanyak
75,17 71,52 70,81 71,95 65,95 65,71 2 orang pserta didik. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar
Sumber: Data studi dokumentasi dan peserta didik masih memiliki hasil belajar
angket yang rendah
Pada tabel 8 pada SDN 1 Kagungan Ratu
Tabel 2. Distribusi Nilai UTS Kelas IV SD
Menunjukkan bahwa nilai maksimum dari data
Negeri 1 Kagungan Ratu
variabel hasil pelatihan (Y) adalah 87 dan nilai
minimum adalah 67. Sedangkan pada variabel Peserta didik, serta terdapat pengaruh
disiplin belajar (X1) memiliki skor terbesar 87,5 antara disiplin belajar dan lingkungan belajar
dan skor terkecil 57,5 Skor totalnya adalah bersama-sama dengan hasil belajar tematik
1645 dan rata-ratanya adalah 71,52. peserta didik kelas IV SD Negeri Rayon
Sedangkan nilai variabel lingkungan sosial (X2) Kagungan Ratu Kecamatan Tulang Bawang
tertinggi sebesar 87,5, terendah sebesar 57,5, Tengah. Perincian lebih jelasnya dapat dilihat
dan nilai keseluruhan sebesar 1628,75 dengan pada penjelasan di bawah ini.
rata-rata 70,81. Kemudian pada SDN 3
Kagungan Ratu hal ini menunjukkan bahwa
data untuk variabel hasil belajar (Y) memiliki 3. Pengaruh Disiplin Belajar dan
skor 85 dan skor 63. Sedangkan variabel Lingkungan Sosial Terhadap Hasil
disiplin belajar (X1) memiliki nilai maksimal 82,5 Belajar
dan minimal 50, dengan nilai keseluruhan 1385 Berdasarkan output perhitungan dalam
dan rata-rata 65,95. Sedangkan untuk variabel Sekolah Dasar Negeri 1 Kagungan Ratu,
lingkungan sosial (X2) skor tertinggi sebesar diperoleh r hitung 0,904 menggunakan N =
82,5, terendah 55, dan skor keseluruhan 1380, 23 buat 𝛼 = 0,05 diperoleh r tabel 0,433;
dengan rata-rata 65,71. sebagai akibatnya 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,904 >
0, 433. Selanjutnya, R-square adalah nilai
koefisien determinasi (kemampuan
2. Data Hasil Belajar
mendukung/mendukung) variabel bebas
Data hasil belajar peserta didik kelas IV (perilaku belajar, disiplin, dan lingkungan
di SDN 1 dan SDN 3 Kagungan Ratu diambil sosial) saat memprediksi atau memilih besar
dari nilai hasil Ujian Tengah Semester (PTS) kecilnya variabel terikat (hasil belajar siswa)
Semester Ganjil T. A. 2020/2021. Adapun adalah. 0,894 atau 89,4%. Sisanya 10,6%
distribusi nilai hasil belajar peserta didik ditentukan oleh faktor atau variabel lain yang
sebagai berikut : belum diteliti. Oleh karena itu, setelah
No Interval Pre-test Keterangan dilakukan perhitungan regresi linier
Kelas
sederhana, dapat disimpulkan bahwa 0
1 40 – 45 6,67 variabel lain yang
tidak diteliti ditolak dan diterima.
2 46 – 51 16,67 Sedangkan Hal ini pula relevan menggunakan
berdasarkan hasil penelitian yg dilaksanakan sang Damayanti
belajar
(2014) pada penelitiannya menyimpulkan
3 52 – 57 30,00 peserta didik kelas
IV SD Negeri 3 bahwa masih ada imbas positif disiplin belajar
364 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

& lingkungan sosial terhadap output belajar angka. Terdapat pengaruh antara
siswa. maka dibutuhkan anak didik buat lebih lingkungan sosial dengan hasil belajar
menaikkan minat belajar, norma belajar, & tematik peserta didik, dibuktikan dengan nilai
disiplin belajarnya yaitu menggunakan koefisien sebesar 0,897 di SD Negeri 1
mencari surat keterangan selain kitab harus Kagunganratu dan sebesar 0,719 di SD
yg dipakai sang pengajar yg bertujuan buat Negeri 3 Kagunganratu. Terdapat pengaruh
menunjang prestasi belajar anak didik. antara disiplin belajar dan lingkungan belajar
Berdasarkan hal tadi bisa diketahui bahwa dengan hasil belajar tematik peserta didik,
masih ada imbas antara disiplin belajar & dibuktikan dengan nilai koefisien sebesar
lingkungan sosial terhadap output belajar 0,904 di SD Negeri 1 Kagunganratu dan
tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri sebesar 0,855 di SD Negeri 3 Kagunganratu
Rayon Kagungan Ratu Kecamatan Tulang
Bawang Tengah. REFERENCES

PEMBAHASAN Amri, S. 2013. Pengembangan & Model


Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013. PT.
Berdasarkan hasil perhitungan Prestasi Pustakakarya, Jakarta.
uji hipotesis, dapat diketahui bahwa terdapat Arikunto, S. 2016. Prosedur Penelitian Suatu
pengaruh antara disiplin belajar terhadap Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta,
hasil belajar tematik peserta didik. Terdapat Jakarta.
pengaruh antara lingkungan sosial terhadap Asep Jihad dan Abdul Haris. 2012. Penelitian
hasil belajar mata pelajaran dan nilai Tindakan Kelad (PTK). Bumi Aksara: Jakarta.
Aunurrahman, 2012. Belajar dan Pembelajaran.
koefisien determinasi (daya dukung/daya
Alfabeta, Bandung.
dukung) variabel bebas (perilaku disiplin
Daryanto. 2013. Inovasi Pembelajaran. Efektif,
belajar) ketika memprediksi atau Bandung
menentukan besar kecilnya variabel terikat ( Dimyati, & Mudjiono. 2013. Belajar Dan
siswa) terdapat hasil belajar) sebesar 0,719 Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta.
atau 71,9%. Sisanya 28,1% dipengaruhi oleh Dini, & Ega, S. 2018. The Influence of Parent’s
faktor atau variabel lain yang belum diteliti. attention, Parents Educational Background
Contoh dari faktor atau variabel lain yang Learning Facilities and Learning Motivation
tidak diteliti adalah bisa dipengaruhi oleh toward Student Learning Achievement.
PICEEBA, Padang
faktor fisiologis atau psikologis peserta didik
Djamarah, SB. 2012. Psikologi Belajar. Rineka Cipta,
itu sendiri. Seperti minat, kecerdasan, bakat,
Jakarta.
dan motivasi belajar yang dimiliki oleh Fathurrohman, Muhammad, & Sulistyorini. 2012.
peserta didik. Belajar dan Pembelajaran : Membantu
Meningkatkan Mutu Pembelajaran sesuai
Hal tersebut terkait dengan studi yang
Standar Nasional. Teras, Yogyakarta.
dilakukan oleh Ningsih pada (2017). Hal ini
Hamalik,Oemar. 2012. Manajemen Pengembangan
didukung dengan hasil perhitungan thitung > Kurikulum. Remaja Rosdakarya, Bandung.
ttabel (1,813 > 1,65), H0 ditolak dan H1 Kartika Sari. 2012. Pengaruh Kinerja Guru dan
diterima. Selain itu, kita dapat menyimpulkan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar
bahwa hipotesis yang diajukan dapat Akuntansi Keuangan Siswa Kelas XI Program
diterima. Keahlian Akuntansi SMK Negeri Koperasi
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
PENUTUP (Skripsi). Pendidikan Akuntansi FE UNY,
Yogyakarta.
Berdasarkan hasil penelitian dan Kemendikbud. 2016. Peringkat dan Capaian PISA
pembahasan tentang perilaku disiplin belajar Indonesia Mengalami Peningkatan. Dikti
Depdiknas, Jakarta.
dan dampak lingkungan sosial terhadap hasil
Mulyasa. E. 2013. Praktik Penelitian Tindakan Kelas.
belajar mata pelajaran SD Negeri Rayon
Rosdakarya, Bandung.
Kagungan Ratu kelas IV, perilaku disiplin Parwati, Ni Nyoman. dkk. 2018. Belajar dan
belajar dan SD Negeri 1 Kagungan ratu Pembelajaran. Raja Grafindo Persada,
0,894, SD Negeri 3 Kagungan ratu 0,719 Jakarta.
Hasil belajar tematik siswa dibuktikan dengan
Pengaruh Disiplin Belajar Dan Lingkungan Sosial Terhadap Hasil Belajar Tematik Kelas 365
IV SD Negeri
Dayu Rika Perdana1, Siti Nuraini2

Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil belajar. Pustaka


Pelajar, Yogyakarta.
Resmini, Novi . dkk. 2018. Membaca dan Menulis di
SD Teori dan. Pengajarannya. Teras,
Bandung
Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru
Pembelajaran. Kencana, Jakarta.
Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan. Kencana
Prenadamedia Group, Jakarta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta, Jakarta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
ALFABETA, Bandung
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan
Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Prenadamedia.Group Jakarta.
Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Pendidikan,
Dengan Pendekatan Baru. PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Tu’u, Tulus. 2014. Peran Disiplin Pada Prilaku dan
Prestasi Siswa. PT Gramedia Widiasarana,
Jakarta
keterampilan psikomotor siswa. , Prosiding Seminar
Nasional IPA IV . Semarang: Program Studi
Pendidikan IPA S1 FMIPA UNNES.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DARING TERHADAP


KETERAMPILAN SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA SMAN 3
SUNGAI PENUH

Asy-syifa Ainil Umayroh1*, Maison2, Dwi Agus Kurniawan3


1,2,3 Universitas Jambi
* E-mail: asysyifaainilumayroh@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keterampilan siswa terhadap media pembelajaran daring
pada pembelajaran fisika di SMAN 3 Sungai Penuh. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah mic method
yang terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif hanya sebagai pendukung penelitian. Data kuantitatif
diperoleh dari instrumen berupa instrumen angket respon peserta didik. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini yaitu purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah pesrta didik di SMAN 3 Kota Sungai
Penuh dengan sampel penelitian sebanyak 60 siswa. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu data
kuantitatif diolah menggunakan statistik deskriptif melalui aplikasi SPSS dan data kualitatif menggunakan
metode Mils dan Huberman. Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sebanyak (0%)
sangat tidak baik, sebanyak (10%) tidak baik, sebanyak (25%) baik, dan sebanyak (65%) sangat baik. Dari data
yang dihasilkan diatas dapat dikatakan bahwa ketertarikan siswa dalam pembelajaran fisika masih banyak
walaupun pembelajaran melalui daring ataupun online. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi lagi bagi
pendidikan dan dalam proses pembelajaran disekolah”.

Kata kunci: Pendidikan; Media Pembelajaran; Pembelajaran Fisika.

Abstract
This study aims to find out how students' skills towards learning media are brave in learning physics at SMAN
3 Sungai Penuh. The type of research used is the mic method which consists of quantitative data and
qualitative data only as research support. The quantity of data obtained from the instrument in the form of a
questionnaire instrument for student responses. The sampling technique in this research is purposive
sampling. The population in this study were students at SMAN 3 Sungai Penuh City with a research sample
of 60 students. The data analysis technique in this research is quantitative data which is processed using
descriptive statistics through the SPSS application and qualitative data using the Mils and Huberman method.
The results of the research that have been carried out show that as many as (0%) are not very good, as many
as (10%) are not good, as many as (25%) are good, and as many as (65%) are very good. From the data
generated above, it can be said that students' interest in learning physics is still a lot even though learning is
through challenges or online. This research is expected to contribute again to education and in the learning
process in schools".

Keywords: Education, Learning media, Physiscs learning.

semesta untuk berelatih berpikir dan


PENDAHULUAN bernalar, melalui kemampuan penalaran
seseorang yang telah dilatih sehingga
Fisika merupakan ilmu pengetahuan semakin berkembang, maka orang tersebut
yang mempelajari bagian-bagian alam dan akan bertambah daya pikir dan
interaksi yang ada di dalamnya. Melalui pengetahuannya (Rahman, 2015).
interaksi ini, ilmu fisika membantu
mengungkap dan memahami tabir misteri Menurut Utami (2014) di jurnal
alam semesta. Selain itu, Fisika merupakan (Rahman, 2015) fisika mempelajari tentang
pelajaran fisika merupakan pelajaran yang fenomena alam pada tingkat dasar, logikanya
memberikan pengetahuan tentang alam sangat masuk akal karena sangat sesuai
Pengaruh Media Pembelajaran Daring Terhadap Keterampilan Siswa Pada 367
Pembelajaran Fisika Sman 3 Sungai Penuh
Asy-syifa Ainil Umayroh1, Maison2, Dwi Agus Kurniawan3

dengan pengalaman kita sehari-hari, Pada masa pandemi Covid-19 ini


sedangkan pada tingkat lanjut fisika dapat Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang
dimanfaatkan untuk memprediksi perilaku bagaimana pelaksanaan pembelajaran
alam dan gejala alam yang akan terjadi. Agar daring dan luring. Dalam Kamus Besar
pembelajarn fisika lebih menarik diperlukan Indonesia diartikan dalam jaringan,
media pembelajaran yang lebih menarik. terhubung melalui jejaring komputer, internet,
dan sebagainya. Pembelajaran during
Pelajaran fisika merupakan salah satu
dilaksanakan sebagai langkah tepat untuk
mata p pelajaran dalam rumpun sains yang
dapat mencegah dan menekan penularan
sangat erat kaitannya dengan kehidupan
virus Covid-19, pun peserta didik tidak akan
sehari-hari. Secara umum siswa SMA
ketinggalan pelajaran sebagaimana yang
menganggap mata pelajaran fisika
telah direncanakan dalam kurikulum selama
merupakan salah satu bidang ilmu
satu tahun ajaran.
pengetahuan alam yang sulit untuk dipahami,
sehingga peserta didik kurang berminat untuk Walupun pemerintah sudah
mengikuti pelajaran fisika. mengeluarkan kebijakan New Normal yang
tujuannya adalah mengidupkan kembali
Pembelajaran fisika seharusnya
sektor perekonomian yang sudah kurang
pembelajaran yang melatih peserta didik
lebih 3 bulan lumpuh akibat dampak Covid-
untuk mengembangkan keterampilan proses
19, akan tetapi sektor pendidikan khususnya
mereka. Pembelajaran sains khususnya
pembelajaran di sekolah belum sepenuhnya
fisika merupakan pembelajaran yang
berani dibuka oleh pemerintah. Hal ini
berbasis konsep dan keterampilan proses.
dikarenakan anak usia sekolah adalah anak
Keterampilan proses sains merupakan yang cendrung masih labil dan senang akan
keseluruhan keterampilan ilmiah yang berkumpul dengan teman-temannya
terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) sehingga memungkinkan terjadinya
yang dapat digunakan untuk menemukan penyebaran virus tersebut. Oleh karena itu
suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk pembelajaran yang dilakukan saat ini bersifat
mengembangkan konsep yang telah ada during yang sifatnya jarak jauh (Eka, 2020).
sebelumnya, ataupun untuk melakukan
Dari hasil angket yang diberikan kepada
penyangkalan terhadap suatu
siswa tentang keterampilan siswa dalam
penemuan/klasifikasi. Dengan kata lain
pembelajaran fisika sebagian besar
keterampilan ini dapat digunakan sebagai
menyatakan bahwa fisika itu sulit dan
wahana penemuan dan pengembangan
memebosankan dan ada juga siswa yang
konsep yang telah ditemukan atau
menyukai fisika dan menganggap fisika itu
dikembangkan ini akan memantapkan
asik. Kesulitan siswa yang menganggap
pemahaman tentang keterampilan proses
fisika itu sulit di sebabkan oleh dua yaitu
tersebut (Karsimen, dkk.2019).
materi fisika yang padat, menghapal, dan
Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Kota menghitung, serta pembelajaran fisika
Sungai Penuh merupakan sekolah disalah dikelas yang tidak kontekstual apalagi
satu wilayah Provinsi Jambi. Lokasi sekolah pembelajara melalui daring. Siswa yang
yang berada di lingkungan yang bisa disebut menganggap fisika itu asik dan menarik
ramai dan padat penduduk menjadikan karena ilmu yang menjelaskan bagaimana
sekolah mempunyai siswa yang relatif semua di alam semesta ini terjadi sehingga
banyak. Kondisi yang tidak memungkinkan membuat siswa tertarik untuk belajar fisika.
untuk tatap muka dengan semua siswa maka
Berdasarkan penjelasan di atas dapat
kepala sekolah menerapkan kebijakan
kita simpulkan bahwa dalam pembelajaran
pembelajaran blanded learning. Dalam
fisika sangat dibutuhkan keterampilan
seminggu siswa mendapatkan shift
untuk pembelajaran fisika apalagi
pembelajaran tatap muka dan pembelajaran
pembelajaran melalui daring. Seperti
daring secara bergilir.
keterampilan guru dalam mengajar ataupun
368 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

keterampilan siswa dalam belajar agar siswa HASIL DAN PEMBAHASAN


lebih tertarik belajar fisika dan pembelajaran
yang dilakukan lebih menarik. HASIL
Pada penjelasan diatas peneliti Adapun hasil dari penelitian terhadap
bertujuan untuk mengetahui pengaruh media keterampilan proses pembelajaran secara
pembelajaran daring terhadap keterampilan daring kepada siswa SMAN 3 Kota Sungai
siswa pada pembelajaran fisika di SMAN 3 Penuh yang telah dilakukan dengan
Kota Sungai Penuh dan untuk memberikan menyebarkan angeket keterampilan. Dengan
gambaran inovasi guru dalam proses demikian diperoleh data angket yang telah
pembelajaran dirumah agar tetap diisi sebagai berikut :
menyenangkan.

METODE PENELITIAN
TB Diagram STB
Bagian metode ditulis dengan panjang
15 – 20% dari panjang artikel, berisi 10%
rancangan penelitian, teknik pengumpulan
data dan sumber data serta cara analisis
data. Jika kajian artikel berupa filsafat, dan 25% SB
teori pembelajaran, maka sub metode
penelitian tidak perlu di paparkan. 65%
Gunakan Satuan Internasional (MKS)
atau CGS sebagai unit satuan dimensi Gambar : Hasil angket respon siswa terhadap
(dianjurkan SI unit). Sistem besaran Inggris keterampilan pembelajaran fisika di SMAN 3
bisa digunakan sebagai besaran sekunder Kota Sungai Penuh
yang ditulis di dalam tanda kurung. Adapun hasil angket dan dilihat dari
Penomoran persamaan dilakukan diagram pada saat mengidentifikasi angket
secara berurutan, dengan nomor persamaan dengan menggunakan SPSS di dapatkan
ditulis di dalam tanda kurung dan rata kanan, sebanyak (0%) sangat tidak baik, sebanyak
contohnya (1). Untuk penulisan kuantitas dan (10%) tidak baik, sebanyak (25%) baik,
variabel gunakan simbol Italic Roman. sebanyak (65%) sangat baik. Pada diagram
Gunakan tanda dash (–) untuk menandakan hasil angket yang telah di berikan kepada
tanda minus. Gunakan tanda kurung ( ) siswa SMAN 3 Kota Sungai Penuh masih
bagian penyebut atau pembagi untuk banyak yang tertarik belajar fisika maupun
menghindarkan kekeliruan. Berilah tanda secara daring dilakukan.
baca koma pada persamaan jika persamaan Pada tabel dibawah ini yaitu hasil dari
tersebut berada dalam kalimat. Misalnya angket terhadap keterampilan pembelajaran
persamaan (1): fisika di SMAN 3 Kota Sungai Penuh yang
=  terdiri dari 60 orang atau 2 kelas yaitu kelas
XII Mia 1 dan kelas XII mia 2. Pada tabel
dibawah ini dapat kita simpulkan yaitu siswa
masih banyak yang tertarik dengan pelajaran
fisika atau digolongkan dengan sangat baik
dan baik.
Pengaruh Media Pembelajaran Daring Terhadap Keterampilan Siswa Pada 369
Pembelajaran Fisika Sman 3 Sungai Penuh
Asy-syifa Ainil Umayroh1, Maison2, Dwi Agus Kurniawan3

Tabel kategori angket respon siswa mampu mengetahui tiingkat pemahamannya


terhadap keterampilan pembelajaran fisika sendiri, dan interaktivitas dari kuis yang
di SMAN 3 Kota Sungai Penuh disajikan menjadikan peserta didik lebih
Interval Persen Frekuensi Kategori focus. Masalah yang dihadapi dalam
21-35 0% 0 Sangat pembelajaran fisika di Indonesia adalah
Tidak Baik penguasaan mata pelajaran fisika yang masih
36-50 10% 6 Tidak Baik kurang, rendahnya penguasaan fisika oleh
51-65 25% 15 Baik
peserta didik Indonesia tercermin dalam
rendahnya prestasi belajar fisika para peserta
66-80 65% 39 Sangat didik Indonesia. Oleh sebab itu, perlu adanya
Baik
100% 60 upaya dari guru untuk mampu meningkatkan
kualitas dan semangat belajar fisika sehingga
Selanjutnya setelah dilihat dari deskriptif prestasi belajar pun meningkat. Salah satu
freuensi didapat presentasi yaitu sebesar 0% inovasi teknologi agar pembelajaran menjadi
untuk kategori sangat tidak baik dengan interaktif, menarik, serta dapat membantu
frekuensi 0 siswa dari sampel 60 siswa, 10% pengajar membuat evaluasi penilaian
untuk kategori tidak baik dengan frekuensi 6 terhadap peserta didik (Rudi, 2020).
siswa dari sampel 60 siswa, 25% untuk
kategori baik dengan frekuensi 15 siswa dari PENUTUP
sampel 60 siswa, dan 65% untuk kategori
sangat baik dengan frekuensi 39 siswa dari Berdasarkan hasil analisis data yang
sampel 60 siswa. diperoleh pada penelitian ini, maka dapat
disimpulkan bahwa salah satu upaya yang
PEMBAHASAN dapat dilakukan untuk meningkatkan
Sistem pembelajaran fisika dimasa keterampilan siswa dalam pembelajaran
pandemi dengan bantuan perangkat fisika yaitu guru yang mengajar agar dapat
pendukung memudahkan guru dalam mengubah suasana kelas menjadi lebih
menyiapkan media pembelajaran dan menarik dan penuh semangat untuk belajar.
menyusun langkah-langkah pembelajaran Agar siswa tidak mudah bosan dan
yang akan diterapkan, media pembelajaran mengantuk saat belajar dan dapat mengikuti
yang tersedia secara online sangat beragam pebelajaran secara baik dan terampil.
dan senantiasa berkembang. Keberadaan Walaupun belajar secara daring atau disebut
media tersebut sangat membantu guru dengan dalam jaringan ataupun secara
terutama guru fisika dalam proses online.
pembelajaran dikelas tanpa disibukkan Dengan data yang diperoleh pada
dengan kegiatan membuat media itu sendiri, angket yang telah disebarkan sebesar 25%
guru fisika dapat memanfaatkan aplikasi siswa kategori baik dan 65% siswa dengan
video pengajaran yang menampilkan wajah kategori sangat baik dan dapat kita simpulkan
guru sehingga lebih efektif dalam bahwa masih ada dan banyak siswa yang
penyampaian informasi ke pada peserta didik tertarik dengan pembelajaran fisika walaupun
daripada hanya sekedar narasi informasi. belajar secara daring.
Pemanfaatan fitur pengiriman pesan Saran yang dapat peneliti berikan yaitu
(messegeboard) juga dapat digunakan guru yang mengaja dikelas dapat membuat
sebagai sarana diskusi, guru juga dapat atau merencanakan pembelajaran yang
memanfaatkan media pembelajaran sebagai sangat menari agar peserta didik tertarik dan
sarana evaluasi penilaian di akhir bersemangat dalam pembelajaran dan tidak
pembelajaran (Rudi, 2020). mudah bosan.

Sebagaimana diungkapkan oleh


Subiyantoro dan Sri Mulyani (2017) yakni
dengan adanya kuis membuat peserta didik
370 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

REFERENCES

Eka., W. S. 2020. Pendidikan Karakter pada


Pembelajaran Daring. Indonesian Values
and Character Education Journal. Vo. 3
No. 1. ISSN : 2615-6938.
Karismen., dkk. 2019. Analisis Kemampuan
Menafsirkan dalam Pembelajaran Fisika
Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 12
Makassar. Jurnal Sains dan Pendidikan
Fisika. Vol. 15 No. 3. ISSN : 2548-6373.
Rahman, A. A. 2015. Pengembangan Media
Pembelajaran Fisika Berbasis Animasi
Flash Topik Bahasan Usaha dan
Energi. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 3
No.2. ISSN : 2442-4838.
Rudi, Haryadi., dkk. 2020. Pembelajaran Daring
Fisika Pada Siswa Sekolah Menengah Atas
(SMA). Jurnal Edumaspul. Vol. 4 No. 2.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SFE TERHADAP


KEMAMPUAN KONSEP SISWA KELAS V SDN 16 KOTA
BENGKULU

Indri Dwi Astuti1*, Buyung Surahman2, Dan Ahmad Walid3


1,2.3 Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu
* E-mail: indridwiastutiii@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses penerapan model pembelajaran Student Facilitator
and Explaining pada mata pelajaran IPA kelas V serta apakah terdapat pengaruh dari penggunaan model
pembelajaran Students Facilitator and Explaining (SFE) terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa pada
mata pelajaran IPA kelas V di SDN 16 Kota Bengkulu. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan metode Kuasi Eksperimen (Quasy Experiment). Hasil penelitian yang
dilakukan di SDN 16 Kota Bengkulu menunjukkan bahwa pengolahan data menggunakan Uji hipotesis Paired
Sample t-test diperoleh nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 dan 0,001 < 005 untuk pretest dan posttest
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima karena nilai Sig. (2-tailed) < α
atau (0,000 < 0,05) dan (0,001 < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari penggunaan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) terhadap kemampuan
pemahaman konsep siswa kelas V di SDN 16 Kota Bengkulu pada mata pelajaran IPA dengan materi “Sifat dan
Perubahan Wujud Benda”.

Kata kunci: Model Pembelajaran SFE, Kemampuan Pemahaman Konsep.

Abstract
This study aims to find out how the process of implementing the Student Facilitator and Explaining learning
model in science class V subjects and whether there is an influence from the use of the Students Facilitator
and Explaining (SFE) learning model on the ability to understand students' concepts in science class V
subjects at SDN 16 Kota Bengkulu. The type of research used in this research is quantitative research with
the method of Quasi Experiment (Quasy Experiment). The results of research conducted at SDN 16 Bengkulu
City showed that data processing using the Paired Sample t-test hypothesis test obtained sig. (2-tailed) of
0.000 < 0.05 and 0.001 < 005 for the pretest and posttest in the control class and experimental class, which
means that H0 is rejected and Ha is accepted because of the value of Sig. (2-tailed) < or (0.000 < 0.05) and
(0.001 < 0.05). Thus, it can be concluded that there is a significant influence from the use of the Student
Facilitator and Explaining (SFE) learning model on the ability to understand concepts of fifth grade students
at SDN 16 Bengkulu City in science subjects with the material "The Nature and Change of Objects".

Keywords: SFE Learning Model, Concept Understanding Ability..

membantu peserta didik dalam


PENDAHULUAN mengelaborasi potensi pada dirinya. Untuk
menjalankan fungsi tersebut, pemerintah
Pendidikan merupakan faktor utama menyelenggarakan suatu sistem pendidikan
dalam pembentukan pribadi manusia, yang nasional sebagaimana yang tercantum dalam
memiliki peranan dalam kemajuan teknologi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
yang cepat. Pendidikan yang terarah 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
merupakan pendidikan yang berbasis pada Nasional.
prinsip-prinsip hakikat fitrah manusia dalam
pendidikan. Pendidikan juga sering diartikan Dalam Undang-Undang Nomor 20
sebagai memanusiakan manusia, karena Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
pada dasarnya pendidikan beritikad Nasional dirumuskan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk
372 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran IPA.


pembelajaran agar peserta didik secara aktif
Untuk mengatasi hal tersebut, perlu
mengembangkan potensi dirinya untuk
adanya inovasi dan upaya yang dilakukan
memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
dalam proses pembelajaran. Dengan
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
menggunakan model pembelajaran yang
akhlak mulia, serta keterampilan yang
bervariasi dan kreatif dapat menjadi solusi
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
terbaik untuk meningkatkan keberhasilan
negara.
dalam proses pembelajaran karena pada
Pendidikan sekolah dasar (SD) pada dasarnya pengaplikasian model
saat ini menekankan proses pembelajaran pembelajaran yang tepat dapat
berpusat pada siswa yaitu memeberanikan mempengaruhi ketercapaian dan
siswa untuk otonomi dalam belajar dan untuk keberhasilan peserta didik dalam suatu
mengubah peran guru dari mengajar menjadi proses pembelajaran. Salah satu model
fasilitator, contohnya seperti pembelajaran pembelajaran yang dapat meningkatkan
kooperatif yang mendorong komunikasi dua kemampuan pemahaman konsep dalam
arah antara siswa dengan siswa dan siswa suatu pembelajaran yaitu salah satunya
kepada guru. Dalam konteks ini melalui penggunaan model pembelajaran
pembelajaran harus mempunyai yang Student Facilitator and Explaining (SFE).
namanya “strategi”, aktivitas guru dan siswa
Student facilitator and explaining (SFE)
di dalam perwujudan kegiatan belajar
adalah model pembelajaran yang
mengajar harus saling berkaitan. Artinya
memberikan kesempatan kepada peserta
interaksi belajar mengajar berlangsung
didik untuk menjelaskan kepada teman
dalam pola yang digunakan secara
sekelasnya. Dalam penerapan model
bersamaan oleh guru dan juga siswa.
pembelajaran Student Facilitator and
Salah satu masalah yang dihadapi Explaining (SFE) ini pada dasarnya guru
dalam dunia pendidikan pada saat ini adalah yang pertama menjelaskan dan menyajikan
masalah lemahnya pelaksanaan proses materi didepan siswa kemudian memberikan
pembelajaran yang diterapkan oleh para mereka kesempatan untuk menjelaskan
pendidik disekolah. Proses pembelajaran kepada teman-temannya apa yang sudah
yang terkesan monoton dan hanya disampaikan oleh guru pada tahap awal.
menggunakan model pembelajaran yang Peran guru dalam proses pembelajaran
kurang bervariatif dimana siswa hanya terutama pada pembelajaran IPA menurut
diarahkan untuk menghafal informasi, otak teori behaviorisme adalah membuat suatu
siswa dipaksa hanya untuk mengingat dan stimulus yang mempu menciptakan respon
menimbun berbagai infomasi tanpa dituntut peserta didik agar tertarik dengan konsep
untuk memahami informasi yang diperoleh IPA. Stimulus yang dimaksud dapat berupa
untuk menghubungkan dengan situasi nyata penyajian materi yang menarik, aplikasi
dalam kehidupan sehari-hari. dalam kehidupan sehari-hari peserta didik,
dan mengoptimalkan peserta didik agar
Kondisi ini juga memperlihatkan dalam
terlibat aktif.
mata pelajaran IPA di sekolah dasar. Masih
banyak proses pembelajaran yang hanya Selain model ini mengajak peserta didik
dilakukan dengan menggunakan media terlibat aktif, peserta didik juga diajak untuk
gambar dan metode ceramah saja sebagai berperan dalam pembelajaran dan peserta
fasilitas untuk menyampaikan materi kepada didik berperan aktif dalam menyampaikan
siswa sehingga ketersampaian konsep idenya kepada teman-temannya. Dalam hal
pembelajaran IPA dinilai cukup rendah dan ini peserta ddik berperan sebagai fasilitator
siswa menjadi cepat bosan pada saat yang berbagi pengetahuan kepada peserta
pembelajaran berlangsung. Selain itu didik lainnya sehingga tercipta pembelajaran
ketidakmampuan siswa dalam menemukan yang menyenangkan, mengesankan, berani
kembali konsep akan berdampak pada dan bermakna serta dapat memahami
kemampuan pemecahan masalah pada konsep materi yang sedang dipelajari dan
Pengaruh Model Pembelajaran SFE Terhadap Kemampuan Konsep Siswa Kelas V SDN 16 373
Kota Bengkulu
Indri Dwi Astuti1, Buyung Surahman2, Dan Ahmad Walid3

dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa Facilitator and Explaining


pada saat proses pembelajaran berlangsung. (SFE) terhadap kemampuan
pemahaman konsep siswa
Dengan penggunaan model
kelas V
pembelejaran, diharapkan peserta didik
O2 : Nilai Posttest sesudah
dapat memberikan pengalaman bermakna
diberikan treatment
sehingga ketercapaian materi ajar dan
pemahaman konsep yang di sampaikan
HASIL DAN PEMBAHASAN
berpengaruh terhadap proses pembelajaran
dan juga di harapkan dapat membantu guru
HASIL
dalam menerapkan model pembelajaran
1. Teknik Analisis Data
yang lebih bervariasi dan kreatif pada saat
proses belajar mengajar. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu menggunakan
Berdasarkan uraian diatas, penulis
rumus uji-t. Uji-t adalah salah satu teknik
tertarik untuk melaksanakan suatu penelitian
analisis data untuk menguji bagaimana
dengan menerapkan model pembelajaran
pengaruh masing-masing variabel bebasnya
Students Facilitator and Explaining (SFE)
secara sendiri-sendiri terhadap variabel
terhadap kemampuan pemahaman konsep
terikatnya. Maka kriteria penetapan dan
siswa dalam mata pelajaran IPA.
penolakan pada hipotesis dalam penelitian ini
adalah dengan melihat hasil dari uji-t. Adapun
METODE PENELITIAN persyaratan yang harus dipenuhi sebelum
melakukan uji-t adalah sebagai berikut:
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan A. Uji Normalitas
adalah metode Kuasi Eksperimen (Quasy Tabel 1. Uji Normalitas
Experiment). Dalam pelaksanaan penelitian Kelas Kolmogrov-Smirnov Shapiro-Wilk
ini, jenis sample yang digunakan adalah
Statistic Df Sig Statistic df Sig
menggunakan simple random sampling
Eks .135 28 .200 .949 28 .192
(sampel acak) dimana dalam sampel ini akan Kon .173 28 .032 .907 28 .016
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen yang diberikan perlakuan Berdasarkan uji normalitas diatas
dengan menggunakan model pembelajaran diketahui nilai signifikansi lebih besar dari
Student Facilitator and Explaining (SFE) dan 0,05 yaitu Kalmogrov Smirnov dan Shapiro
kelompok kontrol yang tidak mendapatkan Wilk 0,200 dan 0,192 pada kelas
perlakuan dengan menggunakan metode eksperimen dan 0,032 dan 0,16 pada kelas
konvensional (ceramah). Kemudian setelah kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai
diberikan perlakuan kedua kelompok tersebut berdistribusi normal.
maka akan diberikan tes akhir (Posttest). B. Uji Homogenitas
Desain dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 Levene Statictic df1 df2 Sig.
tahapan yakni pretest, treatment (perlakuan) .669 1 54 .417
dan posttest. Tabel desain peneltian dapat
dilihat di bawah ini : Berdasarkan uji homogenitas diatas
Pretest Treatment Posttest diketahui nilai signifikansi 0,417 lebih besar
O1 X O2 dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
O1 O2 distribusi data adalah homogen.

Keterangan C. Uji-t
O1 : Nilai Pretest sebelum
Berdasarkan hasil pengolahan data uji-t
diberikan treatment dengan menggunakan paired sample t test
X : Perlakuan (treatment) yang
diperoleh nilai sig.(2-tailed) = 0,000 dan
diberikan yaitu penggunaan 0,001 dengan demikian H0 ditolak dan Ha
model pembelajaran Student diterima karena nilai sig.(2-tailed) < α atau
374 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

(0,000 < 0,05) dan (0,001 < 0,05). Dengan memperbanyak pengalaman serta
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat meningkatkan motivasi belajar yang
pengaruh yang positif dari penggunaan mempengaruhi hasil belajar dan keaktifan
model pembelajaran Student Facilitator and siswa yaitu dengan menerapkan model
Explaining (SFE) terhadap kemampuan pembelajaran Student Facilitator and
pemahaman konsep siswa kelas V pada Explaining (SFE). Oleh sebab itu, sangat
pembelajaran IPA di SDN 16 Kota Bengkulu. cocok dipilih guru untuk digunakan karena
mendorong siswa dalam menguasai
PEMBAHASAN beberapa kemampuan, salah satunya adalah
kemampuan pemehaman terhadap materi
Penggunaan model pembelajaran (konsep).
Student Facilitator and Explaining (SFE) Secara umum pemahaman konsep
berpengaruh terhadap kemampuan dapat diartikan sebagai kemampuan peserta
pemahaman konsep siswa kelas V pada didik berupa penguasaan sejumlah materi
pembalajaran IPA materi sifat dan perubahan pelajaran, dalam hal ini peserta didik tidak
wujud benda. hanya sekedar mengetahui atau mengingat
Dengan menerapkan model sejumlah konsep yang dipelajari selama
pembelajaran dalam proses pembelajaran proses pembelajaran, tetapi mampu
adalah cara yang dipergunakan pendidik mengungkapkan kembali dalam bentuk
dalam mengadakan hubungan dengan siswa lainnya yang mudah di mengerti, memberi
pada saat berlangsungnya pengajaran. Ada interpretasi data dan mampu
banyak sekali model pembelajaran yang mengaplikasikan konsep yang sesuai
dapat digunakan oleh guru untuk dengan struktur kognitif yang dimilikinya.
mempermudah proses pembelajaran salah Struktur kognitif yang dimaksud ini
satunya adalah model pembelajaran Student adalah dapat membantu peserta didik dalam
Facilitator and Explaining (SFE). memahami dan juga menafsirkan kejadian di
Model pembelajaran Student Facilitator alam sekitarnya. Kemampuan pemahaman
and Explaining (SFE) yaitu salah satu tipe konsep yang baik akan memperudah siswa
pembelajaran kooperatif yang menekankna untuk menyampaikan ide atau pendapatnya
pada struktur khusus yang dirancang untuk di dalam kelas maupun pada saat pengerjaan
meningkatkan penguasaan materi. tes. Biasanya dalam hal ini untuk mengukur
Penerapan model pembelajaran Student kemampuan pemahaman konsep dari
Facilitator and Explaining yaitu sebagai peserta didik itu sendiri adalah dengan
berikut: memberikan soal dalam bentuk berupa soal
1. Pendidik menyampaikan kompetensi pilihan ganda atau uraian.
yang ingin dicapai atau KD kepada Tabel 3. Hasil Uji Paired Sample
peserta didik Statistik Kelas Eksperimen
2. Pendidik mendemonstrasikan atau Mean N Std. Std. Error
menyajikan materi di awal pembelajaran Deviation Mean
3. Memberikan kesempatan kepada Pretest 69,11 28 10,097 1,908
peserta didik untuk menjelaskan kepada Posttest 78,39 28 8,057 1,523
peserta didik lainnya. Tabel 4. Hasil Uji Paired Sample Statistik
4. Guru menyimpulkan ide atau pendapat Kelas Kontrol
dari peserta didik Mean N Std. Std. Error
5. Guru menerangkan semua materi yang Deviation Mean
Pretest 69,64 28 11,936 2,256
disajikan saat itu
Posttest 76,43 28 6,506 1,230
6. Penutup/evaluasi
Dengan menggunakan model
Berdasarkan tabel hasil uji paired
pembelajaran ini dapat meningkatkan
sample statistik pada kelas eksperimen dan
antusias, motivasi, keaktifan dan rasa
kelas kontrol diketahui rata-rata nilai pretest
senang. Seperti yang dikemukakan oleh
dan posttest siswa pada pembelajaran IPA
Adam dan Mbirimujo bahwa untuk
materi sifat dan perubahan wujud benda
Pengaruh Model Pembelajaran SFE Terhadap Kemampuan Konsep Siswa Kelas V SDN 16 375
Kota Bengkulu
Indri Dwi Astuti1, Buyung Surahman2, Dan Ahmad Walid3

dengan menggunakan model pembelajaran model pembelajaran SFE ini sangat


Students Facilitator and Explaining membantu siswa dalam berfikir, bertukar
meningkat sebesar 9,28. Sedangkan rata- pendapat bahkan membuat siswa menjadi
rata nilai pretest dan posttest siswa pada lebih aktif pada saat proses pembelajaran.
pembelajaran IPA materi sifat dan perubahan Setiap tahap dalam model pembelajaran SFE
wujud benda tanpa mendapatkan perlakuan ini menuntut siswa dalam memperoleh
atau mengguanakan metode konvensional pengetahuan yang lengkap dan mudah
(ceramah) meningkat sebesar 6,78. dipahami. Pengetahuan yang lengkap dan
Artinya jika dilakukan suatu mudah dipahami akan mempengaruhi
perbandingan antara dua pretest dan pemahaman peserta didik dalam
posttest dari kelas eksperimen dan kelas menemukan sebuah konsep dan akan
kontrol, maka terdapat selisih nilai yang berdampak positif pada hasil belajar peserta
cukup signifikan yaitu sebesar 2,5. Hal ini didik.
menunjukkan pada kelas eksperimen lebih Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
unggul diangka 2,5 yang menggunakan penulis simpulkan bahwa dengan adanya
model pembelajaran SFE pada pembelajaran model pembelajaran student facilitator and
IPA materi sifat dan perubahan wujud benda explaining (SFE) ini dapat memperbanyak
dibandingkan kelas kontrol yang pengalaman serta meningkatkan motivasi
menggunakan model pembelajaran belajar yang mempengaruhi hasil belajar dan
konvensional (ceramah). keaktifan peserta didik. Tidak hanya itu model
pembelajaran SFE ini juga dirancang untuk
meningkatkan penguasaan materi pada saat
proses pembelajaran. Sehingga dengan
adanya model pembelajaran SFE ini dapat
membantu siswa untuk mudah memahami
materi pelajaran dengan baik.

PENUTUP

Kesimpulan
Gambar 1. Grafik Persentase Kemampuan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Pemahaman Konsep dilaksanakan di SDN 16 Kota Bengkulu,
maka dapt ditarik kesimpulan bahwa proses
Berdasarkan gambar grafik persentase penerapan model pembelajaran Student
kemampuan pemahaman konsep diatas Facilitator and Explaining (SFE) ini bisa
menyatakan bahwa pada kelas eksperimen dilakukan dengan cara berikut ini: 1) pendidik
mengalami peningkatan sebesar 84% yang menyampaikan kompetensi atau KD yang
berarti sangat efektif dan 52% pada kelas ingin dicapai kepada peserta didik; 2)
kontrol yang berarti cukup efektif. pendidik mendemonstrasikan atau
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun menyajikan materi di awal pembelajaran; 3)
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol guru memberikan kesempatan kepada
sama-sama meningkat tetapi pada kelas peserta didik untuk menjelaskan kepada
eksperimen lebih unggul dengan peserta didik lainnya; 4) guru menyimpulkan
menggunakan model pembelajaran Student ide atau pendapat dari peserta didik; 5) guru
Facilitator and Explaining pada saat proses menerangkan semua materi yang disajikan
pembelajaran dibandingkan dengan kelas pada saat itu; 6) penutup/evaluasi.
kontrol yang menggunakan metode cermah Maka dalam hal tersebut dapat
(konvensional). disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penggunaan model pembelajaran Student
teori yang dijelaskan oleh para ahli bahwa Faacilitator and Explaining (SFE) terhadap
376 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

kemampuan pemahaman konsep siswa Arikunto. (2019). Prosedur Penelitian Suatu


kelas V pada pembelajaran IPA materi sifat Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
dan perubahan wujud benda dibuktikan Bayuaji, Putut, Hikmawati dan Satutik Rahayu.
(2017). Pengaruh Model Pembelajaran
dengan hasil pengujian uji t yang diperoleh
Kooperatif Tipe Student Facilitator and
nilai sig.(2-tailed) = 0,000 dan 0,001 dengan
Explaining (Sfae) Dengan Pendekatan
demikian H0 ditolak dan Ha diterima karena Saintifik Terhadap Hasil Belajar Fisika.
nilai sig.(2-tailed) < α atau (0,000 < 0,05) dan Jurnal Pijar Mipa 12(1).
(0,001 < 0,05). Dengan demikian dapat Friani Indah Fajar, Sulaiman, dkk. (2018). Kendala
dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang Guru Dalam Menerapkan Model
positif dari penggunaan model pembelajaran Pembelajaran pada Pembelajaran
Student Facilitator and Explaining (SFE) Temaatik Berdasarkan Kurikulum 2013 DI
terhadap kemampuan pemahaman konsep sd Negeri Kota Banda Aceh. 2(1).
H. Darmadi. (2017). Pengembangan Model dan
siswa kelas V pada pembelajaran IPA di SDN
Metode Pembelajaran dalam Dinamika
16 Kota Bengkulu. Hal tersebut juga
Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish.
diperkuat dengan hasil observasi siswa yang Masek, A. (2019). Mode and Dimension of Facilitator
menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen in Student-Centred Learning Approch: A
yaitu sebesar 84% dan pada kelas kontrol Comparison of Teaching Experience.
52%. International Journal of Active Learning.
Hal ini juga terbukti bahwa dengan 4(1)
penggunaan model pembelajaran Student Muslim Sisika Ryne. (2015). Pengaruh Penggunaan
Facilitator and Explaining meningkatkan Metode Student Facilitator and Explaining
dalam Pembelajaran Kooperatif terhadap
motivasi belajar yang mempengaruhi hasil
Kemampuan Pemecahan Masalah
belajar yang positif dan keaktifan peserta
Matematika siswa SMK di Kota
didik. Tidak hanya itu model pembelajaran Tasikmalaya. JP3M Jurnal Penelitian
SFE ini juga dirancang untuk meningkatkan Pendidikan dan Pengajaran Matematika.
penguasaan materi pada saat proses 1(1)
pembelajaran. Dibuktikan dengan hasil rata- Siti Bayyinah. (2018). Pengaruh Penerapan Model
rata nilai pretest dan posttest peserta didik Pembelajaran Student Facilitator and
dengan menggunakan model pembelajaran Explaining Terhadap Hasil Belajar Siswa di
SFE lebih unggul 2,5 di bandingkan dengan MI Ikhlasiyah Palembang. Skripsi.
Palembang: UIN Raden Fatah.
kelas yang menggunakan metode ceramah
Sudarman., Vahlia. (2016). Efektifitas Penggunaan
(konvensional).
Metode Pembelajaran Quantum Learning
Saran terhadap kemampuan pemahaman konsep
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka matematis mahasiswa. Jurnal Pendidikan
penulis memberi saran yaitu untuk peneliti Matematika. Vol. 7
lain dapat melakukan penelitian sejenis, Susanto, Ahmad. (2016). Teori Belajar dan
diharapkan dapat menambah materi Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
pelajaran IPA yang bervariasi agar dapat Prenadamedia Grup.
menguatkan hasil yang diperoleh. Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran
Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
REFERENCES
Sudjana, Nana. (2004). Dasar-Dasar Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesiondo
Ahmad Walid, Erik Perdana Putra, Asiyah. (2019).
Sundari Hanna. (2015). Model-model Pembelajaran
Pembelajaran Biologi Menggunakan
dan Pemerolehan Bahasa Kedua/Asing.
Problem Solving di sertai Diagram Tree
Jurnal Pujangga. 1(2)
untuk memberdayakan Kemampuan
Trianto. (2014). Mendesain Model Pembelajaran
Berpikir Logis dan Kemampuan
Inovatif, Progresif, dan Kontekstual:
Menafsirkan Siswa. Indonesian J.
Konsep, Landasan dan Implementasi pada
Integr.sci.Education/IJISEdu.1(1).
Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik
Anwar, Chairul. (2018). The Efectiveness of islamic
Integratif/TKI). Jakarta: Pranamedia Group.
Religious Education in The Universsities:
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendekatan
The Effect on The Students’ Characters in
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung
the Era Industry 4.0 II Tadris: Jurnal
Alfabeta.
Keguruan dan Ilmu Tarbiyah. 3(1)
Pengaruh Model Pembelajaran SFE Terhadap Kemampuan Konsep Siswa Kelas V SDN 16 377
Kota Bengkulu
Indri Dwi Astuti1, Buyung Surahman2, Dan Ahmad Walid3

Walid, Ahmad. (2017). Strategi Pembelajaran IPA.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Anggota
IKAPI)
Widyastuti, Nur Sri, Pratiwi Pujiastui. (2014).
Pengaruh Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI) Terhadap Pemahaman
Konsep dan Berpikir Logis Siswa. Jurnal
Prima Edukasia. 2(2)
Wulandari, Yuli Sasmita, Dadang Rahman
Munandari. (2019). Identifikasi
Kemampuan Pemahaman Konsep
Terhadap Gaya Kognitif Siswa SMP
dengan Materi Kubus dan Balok. Journal
homepage. Karawang
Zein Abdur Rahman, Joko. (2012). Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Facilitator and Explaining (SFAE) Terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Standart
Kompetensi Menafsirkan Gambar Teknik
Listrik di SMKN 2 Pamekasan. Jurnal
Pendidikan Elektro. 1(2)
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK


MENGGALI NILAI-NILAI KEBANGSAAN SOEKARNO

Agustina Ardhianti1, Advent Christian Abdi2, Arya Punadi Sadewa3, Putra Medi
Pangihutan Harianja4, dan Pius Giri Sugiharta5
Universitas Sanata Dharma
Email: ardhianti882@gmail.com

Abstrak
Dalam penerapan nilai-nilai karakter, semestinya kita harus banyak melihat secara lebih kompleks kepada
contoh-contoh nyata para tokoh yang tentunya berperan sebagai para pendiri bangsa. Eksistensi para
pendahulu yang sangat nampak, khususnya dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Keberadaan mereka
dapat memberikan teladan yang berguna bagi kemajuan bangsa serta sebagai tuntunan di generasi mendatang.
Salah satu dari tokoh besar dalam sejarah perjuangan bangsa adalah Soekarno. Sebagai bapak Proklamator,
banyak nilai yang dapat digali dalam diri Soekarno. Menggali nilai kebangsaan tersebut dapat dilakukan melalui
model pembelajaran role playing. Dengan metode tersebut, siswa dapat belajar secara aktif dan mendapat
ide/gagasan baru dalam proses pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan rasa nasionalisme. Berdasarkan
masalah tersebut artikel ini bertujuan menguraikan Penggunaan Model Pembelajaran Role Playing untuk
Menggali Nilai-Nilai Kebangsaan Soekarno. Metode penulisan ini ialah kualitatif dengan metode studi pustaka
dan analisis berpikir kritis. Hasil dari artikel ini diantaranya; 1) menguraikan model pembelajaran role playing;
2) menguraikan materi nilai - nilai Soekarno sebagai Bapak Bangsa; 3) implementasi model pembelajaran role
playing untuk menggali nilai kebangsaan Soekarno. Dengan demikian, dalam proses pembentukan karakter
siswa, guru dapat menggunakan model pembelajaran role playing untuk dapat menggali nilai-nilai kebangsaan
dalam sosok Soekarno.

Kata kunci: Nilai Kebangsaan; Role Playing; Soekarno.

Abstract
Looking at the application of character values, we should have looked more complexly at real examples of
figures who certainly played a role as the founders of the nation. The existence of the predecessors is very
visible, especially in the history of the struggle of the Indonesian people. Their existence can provide a useful
example for the progress of the nation and as a guide for future generations. One of the great figures in the
history of the nation's struggle is Soekarno. As the father of the Proclaimer, there are many valuesthat can be
explored in Soekarno. Exploring these national values can be done through a role playing learning model.
With this method, students can learn actively and get new ideas/ideas in the learning process so that they can
foster a sense of nationalism. Based on this problem, this article aims to describe the use of the Role Playing
Learning Model to Explore Soekarno's National Values. This writing method is qualitative with literature study
method and critical thinking analysis. The results of this article include; 1) describe the role playing learning
model; 2) describe Soekarno's material values as the Father of the Nation; 3) implementation of role playing
learning model to explore Soekarno's national values. Thus, in the process of forming student character,
teachers can use a role playing learning model to be able to explore national values in the figure of Soekarno..

Keywords: Character; National Value; Role Playing; Soekarno.

Model pembelajaran memiliki beberapa


PENDAHULUAN macam yang salah satunya adalah model
pembelajaran role playing. Model
Model pembelajaran adalah suatu pembelajaran role playing biasa diterapkan
perencanaan atau suatu pola yang akan dalam pembelajaran yang menekankan pada
menjadi bahan dasar atau pedoman guru aspek motorik dan kognitif. Aspek motorik
pada saat pembelajaran di dalam kelas. ialah aspek yang menekankan pada gerak
Penggunaan Model Pembelajaran Role Playing Untuk Menggali Nilai-Nilai 379
Kebangsaan Soekarno
Agustina Ardhianti1, Advent Christian Abdi2, Arya Punadi Sadewa3, Putra Medi
Pangihutan Harianja4, Pius Giri Sugiharta5

tubuh secara fisik dan dalam pembelajaran konteks pelajaran yang dipelajari. Sosok
role playing, dikhususkan sebuah bentuk aksi Soekarno sebagai tokoh bangsa yang
secara langsung khususnya dalam terkenal sebagai sang proklamator sekaligus
pembelajaran role playing. Sedangkan aspek menjadi bapak bangsa Indonesia merupakan
kognitif lebih kepada penekanan nilai-nilai salah satu contoh yang dapat digunakan
yang terkandung dalam sebuah sebagai acuan pembelajaran role playing.
pembelajaran itu sendiri. Banyak nilai-nilai, tindakan, sikap dan
karakter Soekarno yang dapat digali dalam
METODE PENELITIAN menemukan nilai-nilai kebangsaan yang
beliau miliki.
Model penelitian yang dilakukan adalah
1. Pengertian Role Playing
penelitian kualitatif studi pustaka dimana
dengan melakukan riset dengan mencari Role Playing pada hakikatnya merupakan
sebuah makna dari suatu peristiwa atau metode untuk menghadirkan peran-peran
sebuah interaksi dari mahluk hidup secara yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu
kualitatif serta dengan melakukan kajian pertunjukan peran di dalam sebuah
pada bacaan serta literatur studi pustaka. pembelajaran yang kemudian dapat dijadikan
Adapun langkah - langkah yang ditempuh sebagai bahan refleksi bagi peserta didik
dalam model penelitian kualitatif studi agar dapat memberikan penilaian, baik
pustaka adalah sebagai berikut: berupa keunggulan maupun kelemahan
masing-masing peran tersebut dan kemudian
1. Menentukan jenis pustaka yang
memberikan saran/alternatif pendapat bagi
dibutuhkan
pengembangan peran-peran tersebut.
2. Melakukan pengkajian pada sumber Metode pembelajaran ini lebih menekankan
pustaka yang akan diteliti terhadap masalah yang diangkat dalam
pertunjukan, dan bukan pada kemampuan
3. Menyajikan hasil studi kepustakaan
pemain dalam melakukan permainan peran.
Menurut Zaini (2008) di dalam metode
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran ini terdapat aspek-aspek yang
Model pembelajaran Role Playing atau perlu diperhatikan, yaitu:
bermain peran merupakan salah satu model a. Menngambil Peran
pembelajaran yang menjadi favorit dalam
pembelajaran sejarah. Dalam model Mengambil peran disini yang dimaksud
pembelajaran role playing terdapat dua adalah tekanan atau permintaan
aspek yang lebih ditekankan yakni aspek penonton atau audience dalam melihat
motorik dan aspek kognitif. Aspek motorik peran yang dilakoni. Seperti misal, jika
lebih menekankan pada gerak, gestur, mimik seorang siswa mendapat lakon seorang
atau lebih tepatnya mengarah kepada polisi, maka siswa tersebut harus
memerankan sebuah tokoh/ atau melakukan tugas-tugas polisi
merekonstruksi ulang suatu kejadian atau dikehidupan sehari-hari.
peristiwa. Sedangkan aspek kognitif adalah b. Membuat Peran
nilai, makna atau pelajaran yang dapat
Membuat Peran artinya sebuah riset
dijadikan suatu bahan pembelajaran tertentu
yang dilakukan oleh sang lakon, contoh
dalam pembelajaran. Dan model role playing
misal siswa A mendapat lakon seorang
merupakan model pembelajaran yang sangat
polisi, maka ia harus riset mengenai
cocok bagi pembelajaran sejarah karena
tugas-tugas polisi.
konteks pembelajaran sejarah dapat
dipraktekan dan direkonstruksikan secara c. Tawar Menawar Peran
langsung berdasarkan dengan materi dan
Sebuah tingkat dimana peran-peran
380 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

dinegosiasikan dengan pemegang- • Siswa terjun langsung dalam


pemegang peran yang lain dalam pembelajaran. Artinya siswa
parameter dan hambatan interaksi mencari informasi mengenai lakon
sosial. yang ia akan lakoni
Adapun langkah-langkah dalam • Meningkatkan optimisme siswa
pelaksanaan metode pembelajaran Role dalam mendalami nilai-nilai historis
Playing adalah sebagai berikut :
b. Kekurangan
a. Guru menyusun/menyiapkan skenario
• Role Playing membutuhkan
yang akan ditampilkan;
persiapan yang cukup panjang.
b. Menunjuk beberapa siswa untuk Seperti misal jika 1 materi itu bisa 1
mempelajari skenario dua hari sebelum Minggu persiapan, maka role
KBM; playing bisa saja dipersiapkan
c. Guru membentuk kelompok siswa yang selama 1 bulan
anggotanya 5 orang; • Jika pelaksanaan role playing
d. Memberikan penjelasan tentang eksekusinya gagal, maka tidak
kompetensi yang ingin dicapai; berkesan bagi siswa, malah dinilai
buang waktu
e. Memanggil para siswa yang sudah
ditunjuk untuk melakonkan skenario • Tidak semua materi dapat
yang sudah dipersiapkan; mencakup dalam pembelajaran role
playing
f. Masing-masing siswa duduk di
kelompoknya, masing-masing sambil
memerhatikan mengamati skenario 2. Biografi Singkat Soekarno
yang sedang diperagakan;
Siapa yang tidak tahu dengan bapak
g. Setelah selesai dipentaskan, masing- Proklamator Indonesia? Ya, pasti nya semua
masing siswa diberikan kertas sebagai sudah mengetahuinya. Ir. H. Soekarno yang
lembar kerja untuk membahas; memiliki nama lahir Koesno Sosrodihardjo
h. Masing-masing kelompok lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Surrabajya,
menyampaikan hasil kesimpulannya; Jawa Timur dan meninggal 21 Juni 1970
ketika umurnya menginjak 69 tahu. Beliau
i. Masing-masing kelompok
merupakan bapak Proklamator, sekaligus
menyampaikan hasil kesimpulannya;
presiden pertama Indonesia. Nama Kusno
j. Guru memberikan kesimpulan secara sendiri diberikan oleh kedua orangtuanya,
umum; namun waktu Soekarno sering sakit pada
umur sebelas tahun namanya pun diubah.
k. Evaluasi
Pada awalnya Kusno diubah menjadi
l. Penutup Soekarno oleh ayahnya. Ayahnya Soerkano
Sama seperti metode belajar yang lain, sendiri bernama Raden Soekemi
metode belajar role-playing juga memiliki Sosrodihardjo dan Ibunya adalah Ida Ayu
kelebihan dan kekurangan, seperti: Nyoman Rai.

a. Kelebihan Selain itu Soerkano memiliki nama lain


yakni Ahmad Soekarno, jadi beberapa
• Dapat berkesan bagi siswa, karena negara barat memanggil atau menulis nama
siswa selain membaca, siswa juga Soekarno menjadi Ahmad Soekarno. Bung
mempraktekan karno adalah anak dari pasangan Raden
• Kelas berjalan dengan dinamis, Soekami Sosrodiharjo dan Ida Ayu Nyoman
karena siswa mengikuti Rai. Semasa kecil pada era tahun 1906
pembelajaran dengan antusias Soekarno menghabiskan masa kecilnya
bersama bapak ibunya hingga remaja di
Penggunaan Model Pembelajaran Role Playing Untuk Menggali Nilai-Nilai 381
Kebangsaan Soekarno
Agustina Ardhianti1, Advent Christian Abdi2, Arya Punadi Sadewa3, Putra Medi
Pangihutan Harianja4, Pius Giri Sugiharta5

Blitar. Soekarno hanya sebentar tinggal Kebangsaan Soekaro


dengan kedua orang tuanya di Blitar.
Koesno Sosrodihardjo atau yang lebih
Kemudian beliau pindah ke Surabaya untuk
dikenal luas sebagai Ir Soekarno seorang
menamatkan SD. Selama di Surabaya, Bung
tokoh pendiri bangsa yang jasa-jasanya tidak
Karno tinggal di kediaman Haji Oemar Said
akan pernah bisa dilupakan oleh masyarakat
Tjokroaminoto. Setelah tamat, Bung karno
Indonesia, siapa yang mengira bahwa tokoh
melanjutkan pendidikan di HBS (Hoogere
ini merupakan salah satu orang yang memiliki
Burger School). Lulus tahun 1920, Soekarno
peranan penting khususnya dalam lahirnya
melanjutkan pendidikan di THS (Technische
nilai-nilai kebangsaan di Nusantara.
Hoogeschool) di Bandung. THS ini
Perjuangan bapak pendiri bangsa ini dalam
merupakan cikal bakal Institut Teknologi
menegakkan nilai-nilai kebangsaan tidaklah
Bandung.
mudah beliau harus melewati jalan yang terjal
Soekarno lulus pada 25 Mei 1926 dan untuk bisa mencapai titik tersebut ditambah
mendapat gelar "Ir". Setelah lulus, Soekarno dengan masih adanya rasa belum percaya
mendirikan Biro Insinyur bersama dengan Ir. satu sama lain menjadi cobaan lain bagi
Anwari tahun 1926. Selama di Bandung, beliau dalam proses menciptakan nilai
Bung Karno aktif dalam banyak organisasi. kebangsaan yang kokoh untuk Indonesia.
Beliau juga mendirikan Partai Nasional
Sejak masih kecil Soekarno sendiri
Indonesia pada 4 Juli 1927. Setelah lulus,
selalu memikirkan nasib bangsa Indonesia
Soekarno mendirikan Biro Insinyur bersama
hal tersebut terbukti dengan ketika masih
dengan Ir. Anwari tahun 1926. Selama di
duduk di bangku SMA Sukarno mulai
Bandung, Bung Karno aktif dalam banyak
memikirkan tentang kemerdekaan Hindia
organisasi. Beliau juga mendirikan Partai
Belanda hal itulah yang pada akhirnya
Nasional Indonesia pada 4 Juli 1927.
menyebabkan dia harus dipenjara selama
PNI adalah partai yang bertujuan untuk empat tahun di Penjara Sukamiskin di
memerdekakan bangsa Indonesia. Karena Bandung akibat dari serangkaian pidato
tujuan inilah Soekarno di penjara pada 29 politik yang berapi-api melawan imperialisme
Desember 1929 di penjara Sukamiskin. Bung pidato-pidatonya begitu mengesankan juga
Karno kemudian berulang kali dipenjara menjadi sangat populer di kalangan
karena beliau tetap teguh memperjuangkan masyarakat Indonesia sehingga ia begitu
kemerdekaan Indonesia. didambakan sebagai seorang pemimpin bagi
Indonesia, Soekarno bagaikan secercah
Perjuangan Soekarno cukup panjang
cahaya di gelapnya malam hal tersebut tidak
sebelum akhirnya mampu menyatakan
terlepas dari keinginan masyarakat untuk
kemerdekaan Indonesia. Tentunya julukan
lepas dari segala penderitaan yang dialami.
bapak Proklamasi bukan sembarang saja.
Soekarno merupakan seorang tokoh Soekarno sendiri bukan seorang yang
nasionalisme yang membacakan teks mudah menyerah dalam memperjuangkan
Proklamasi kemerdekaan Indonesia. Selain apa yang dia inginkan, dia merupakan sosok
itu Soekarno juga merancang rumusan yang tidak kenal takut dalam menghadapi
rumusan teks proklamasi bersama ketidakadilan dimana selepas kepergian
Muhammad Hatta. Dengan sifat semangat Belanda di Nusantara wilayah Indonesia
mewujudkan kemerdekaan Indonesia dapat jatuh ke tangan imperialisme Jepang yang
membangun warga Indonesia untuk berjuang terkenal sangat kejam dan tidak segan-segan
bersama sama melawan Jepang. Hingga melakukan segala cara demi kepentingan
akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI untuk memenangkan pertempuran Asia
memilih Soekarno untuk menjadi presiden Timur Raya namun hal tersebut tidak
pertama Indonesia. membuat sikap Soekarno terhadap para
penjajah berubah melainkan sikap akan nilai
3. Fakta dan Bukti Sejarah Nilai-Nilai
382 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

kebangsaan semakin tumbuh tinggi baik itu kegiatan role playing, mendiskusikan
untuk Soekarno maupun kalangan permainan, penilaian terhadap kegiatan yang
masyarakat, Selain itu Soekarno juga dilakukan, membuat kesimpulan dan saran
dari kegiatan role playing. Contoh peristiwa
merupakan sosok yang pandai
yang bisa dijadikan contoh misalnya
memanfaatkan peluang yang ada hal peristiwa detik-detik proklamasi pada tanggal
tersebut terlihat jelas ketika Indonesia 17 Agustus 1945. Hal ini bisa dijadikan acuan
mengalami vacum of power yang disebabkan seorang guru sebagai contoh penerapan
pasukan Jepang kalah dalam Perang Dunia nilai-nilai Soekarno sebagai sang
II yang berujung pada kemerdekaan bangsa proklamator sekaligus bapak bangsa
Indonesia. Terlepas dari semua itu bukti Indonesia. Nilai-nilai semangat kemerdekaan
juga menjadikan pembelajaran dalam
nyata bahwa Soekarno merupakan salah
konteks historis semakin dapat dirasakan
satu sosok pencetus nilai kebangsaan dalam pembelajaran role playing.
Indonesia adalah dengan dibuatnya
Pancasila sebagai dasar pedoman hidup PENUTUP
bagi masyarakat Indonesia Pada bulan Juni
1945, Soekarno memperkenalkan Pancasila Pembelajaran Role Playing boleh
yang meliputi lima poin dasar, atau prinsip- dikatakan salah satu alternatif dari model
prinsip Indonesia merdeka. Diantara-Nya pembelajaran yang menarik dalam proses
adalah kepercayaan kepada Tuhan tetapi pembelajaran khususnya dalam konteks
toleransi terhadap semua agama, pembelajaran sejarah. Pengunaan role
internasionalisme dan kemanusiaan yang playing yang lebih menyasar kepada praktek
adil, persatuan seluruh Indonesia, demokrasi langsung daripada pembelajaran secara
melalui konsensus, dan keadilan sosial untuk klasikal atau ala dongeng guru diharapkan
semua. Peranan Pancasila sendiri sangatlah mampu menghadirkan langsung esensi dari
penting bagi perkembangan bangsa konteks historis. Soekarno sebagai salah
Indonesia hal itu dikarenakan didalamnya satu tokoh terkemuka sekaligus menjadi
meliputi berbagai macam aspek yang secara salah satu contoh yang digunakan dalam
tidak langsung merupakan jati diri bangsa pembelajaran role playing. Nilai -nilai
tanpa adanya Pancasila maka bisa saja kebangsaan yang dapat dilihat dari riwayat
semangat persatuan dan kesatuan di hidup Soekarno dapat diimplementasikan
Indonesia tidak akan bisa menjadi seperti dalam pembelajaran sejarah. Diharapkan,
sekarang. nilai-nilai tokoh Soekarno akan diketahui dan
dirasakan secara langsung oleh perserta
4. Implementasi pada Pembelajaran Role didik sehingga mereka mampu meneledani
Playing
sikap-sikap nasionalis bagi kemajuan
Jika dilihat secara seksama nilai-nilai bangsa. Dengan demikian, model
kebangsaan Soekarno sanggatlah pembelajaran role playing memberikan ruang
bermanfaat bagi kita semua oleh karena itu bagi sejarah untuk dapat direalisasikan
alangkah lebih baik jika kita bisa secara secara lebih nyata melampaui ruang dan
langsung menerapkan ataupun
waktu.
mempelajarinya dengan cara model
pembelajaran Role Playing sebuah metode
pembelajaran dengan menghadirkan peran- REFERENCES
peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam
suatu pertunjukan peran di dalam kelas yang Abdullah, Taufik. 2004. “Soekarno, Presiden
kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi Pertama (1945-1967)”,
agar siswa dapat memberikan penilaian http://lipi.go.id/berita/soekarno-
terhadap pembelajaran. Pada dasarnya presiden-pertama-1945-1967/248
untuk menerapkannya dibutuhkan beberapa diakses pada tanggal 23 Mei pukul 21.26.
hal yang mencakup beberapa hal Amel. 2016. Soekarno Sang Singa Podium. Gowa:
diantaranya menentukan topik, topik yang Pustaka Taman Ilmu.
akan dipilih pada kali ini adalah penerapan Djaja, Wahjudi. 2018. Seri Pahlawan
nilai-nilai kebangsaan Soekarno setelah Nasional: Ir. Soekarno. Klaten:
memilih topik kita dapat memilih para pelaku Penerbit Cempaka Putih.
menentukan jalan cerita, pelaksanaan Fathurrohman,Muhammad. 2015. Model- Model
Penggunaan Model Pembelajaran Role Playing Untuk Menggali Nilai-Nilai 383
Kebangsaan Soekarno
Agustina Ardhianti1, Advent Christian Abdi2, Arya Punadi Sadewa3, Putra Medi
Pangihutan Harianja4, Pius Giri Sugiharta5

Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-


Ruzz Media.
Wirakusuma, Yudha. 2010. “Soekarno, Sang
Pemimpin Revolusioner”,
https://nasional.okezone.com/read/2
010/06/17/337/343963/soekarno- sang-
pemimpin-revolusioner diakses pada
tanggal 23 Mei 2022 pukul 15.35.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

URGENSI PEMBELAJARAN IPS SEBAGAI PENDIDIKAN


KARAKTER MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI
SEKOLAH DASAR

Yoga Fernando Rizqi1, Putri Karlinda2, Nabila Nur Fauzia3, dan Yulianti4
1,2,3,4 Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan,Universitas Lampung
* E-mail: yoga.fernando@fkip.unila.ac.id

Abstrak
Urgensi pendidikan karakter di latar belakangi karena permasalahan krisis moral yang berdampak pada
penurunan nilai karakter pada perilaku dan kehidupan sehari-hari dalam kehidupan di sekolah dan
bermasyarakat, untuk itu pendidikan karakter diperlukan guna mencapai manusia yang memiliki integritas
nilai-nilai moral sehingga peserta didik menjadi hormat terhadap sesama, jujur, dan peduli dengan lingkungan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pandangan atau gambaran terkait urgensi pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai pendidikan karakter agar peserta didik mampu menjadi pribadi yang
berperilaku terpuji sejalan dengan nilai-nilai karakter dan nilai sosial melalui pembelajaran penemuan. Metode
penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi pustaka. Hasil yang diperoleh dalam penelitian
ini menyimpulkan bahwa mengingat dahsyatnya penurunan karakter di era kemajuan zaman yang lebih
mengarah pada sikap negatif, pembelajaran IPS dengan penanaman pendidikan karakter melalui model
discovery learning di sekolah dasar sangat diperlukan dengan harapan para peserta didik dapat hidup sesuai
dengan aturan yang ditetapkan dengan mengamalkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari.

Kata kunci: Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Karakter, Discovery Learning.

Abstract
The urgency of character education in the background due to the problem of moral crises that have an impact
on the decline of character values in behavior and daily life in life in school and society, for that character
education is needed to achieve humans who have the integrity of moral values so that students become
respectful of others, honest, and care about the environment.The purpose of this research is to provide a view
or overview related to the urgency of learning Social Sciences as character education so that students are
able to become individuals who behave commendably in line with character values and social values through
discovery learning.This research method uses qualitative research methods of library studies. The results
obtained in this study concluded that given the enormity of character decline in the era of the progress of the
times that leads to negative attitudes, IPS learning by planting character education through the discovery
learning model in elementary school is needed in the hope that learners can live according to the rules set by
practicing character values in everyday life.

Keywords: Social Science, Character Education, Discovery Learning.

Pembelajaran dapat dijelaskan secara


PENDAHULUAN
umum, yaitu bantuan yang diberikan oleh
Pembelajaran adalah interaksi yang pendidik agar terjadi proses dimana siswa
terjadi selama proses belajar. Interaksi memperoleh pengetahuan dan pengetahuan,
dilakukan oleh individu dengan sumber memperoleh keterampilan dan watak, serta
belajar atau lingkungan yang mengarah pada membentuk sikap dan keyakinan. Dengan
perubahan perilaku. Menurut Surya kata lain, belajar adalah proses membantu
(2014:111), “Pembelajaran adalah proses siswa belajar dengan baik. Dalam Pasal 1
dimana seorang individu mencapai Nomor 20 UU. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
perubahan perilaku secara keseluruhan Pendidikan Nasional “Pembelajaran adalah
sebagai hasil interaksi individu dengan proses interaksi antara peserta didik dan
lingkungan” pendidik, sumber belajar dalam suatu
lingkungan belajar”.
Urgensi Pembelajaran Ips Sebagai Pendidikan Karakter Melalui Model Discovery 385
Learning Di Sekolah Dasar
Yoga Fernando Rizqi1, Putri Karlinda2, Nabila Nur Fauzia3, dan Yulianti4

Pembelajaran secara luas dapat Proses pembelajaran harus dipandang


diartikan sebagai proses interaktif antara sebagai stimulus yang menantang siswa
komponen-komponen suatu sistem untuk terlibat dalam kegiatan belajar. Peran
pembelajaran, yang bertujuan untuk guru adalah memantapkan diri sebagai
mencapai hasil belajar (Fujiawati, F. S., mentor atau pemimpin pembelajaran dan
2016). Artinya pembelajaran merupakan fasilitator. Oleh karena itu, siswa lebih
proses timbal balik antara pendidik, peserta cenderung memecahkan masalah secara
didik, materi, media, alat, program dan individu atau kelompok kecil di bawah
proses pembelajaran untuk mencapai bimbingan guru.
perubahan yang holistik bagi peserta didik.
Menurut Sund (dalam Asyari D.N
Menurut Pribadi (dalam Andri, R., 2018), 2019:128), prinsip inti dari Discovery
“Pembelajaran adalah proses yang dirancang Learning adalah proses menganalisis,
untuk menciptakan aktivitas belajar dalam diri menggolongkan, membuat suatu dugaan,
seorang individu. Sementara itu, menurut menjelaskan, mengukur, dan membuat
Gagne (Pribadi 2009, dalam Andri, R., 2018) kesimpulan dimana siswa
”Pembelajaranr adalah serangkaian kegiatan mengasimilasi/menghafal konsep atau
yang sengaja dibuat yang dirancang untuk prinsip tertentu.
memfasilitasi proses belajar”
Model Discovery Learning dapat dilihat
Tujuan pembelajaran dalam paradigma sebagai prosedur untuk mengajar yang
pendidikan baru untuk membentuk suatu menekankan instruksi individual dalam
karakter dan pola pikir secara profesional manipulasi objek dan keterampilan terkait
yang berwawasan luas/global. Sedangkan lainnya sebelum mencapai generalisasi.
metode, strategi dan pendekatan Menurut Sund (dalam Wasi, M., 2017),
pembelajaran mengacu pada konsep discovery learning adalah proses mental di
konstruktivisme yang mendorong dan mana peserta menganalisis suatu konsep
mengapresiasi usaha dan upaya belajar atau prinsip. "Discovery learning" adalah
peserta didik melalui proses pembelajaran proses pengajaran yang memungkinkan
inkuiri dan penemuan (discovery learning). siswa untuk belajar tentang konsep yang
sebelumnya tidak mereka pahami dan
Model Discovery Learning adalah
menjadi berpengetahuan luas dengan
proses belajar yang menekankan peserta
melakukan semacam analisis dan penelitian
didik harus mampu mengorganisasikan diri
tentang masalah yang diberikan kepada
ketika tidak melihat pelajaran dalam bentuk
mereka oleh guru mereka untuk memastikan
akhirnya. Dalam strategi pembelajaran,
bahwa mereka akan berhasil dalam
Discovery learning lebih menekankan pada
pengajaran di kelas.
ditemukannya konsep atau prinsip yang
sebelumnya tidak diketahui (Purwaningrum, Dirjen Dikti (dalam Barnawi &M. Arifin,
J. P. 2016:150). Dalam menerapkan model 2013:24), pendidikan karakter dapat
discovery learning, guru berperan sebagai dikategorikan sebagai pendidikan nilai,
pemandu, memberikan kesempatan kepada pendidikan budi pekerti, pendidikan moral,
siswa berdasarkan tujuannya. Dalam hal ini, dan pendidikan watak, yang semuanya
kita perlu mengubah kegiatan pengajaran memiliki tujuan untuk meningkatkan
yang berpusat pada guru menjadi pengajaran kemampuan siswa didik untuk memberikan
yang berpusat pada siswa. keputusan baik-buruk, mengidentifikasi apa
yang benar, Selain itu, Pendidikan karakter
Sagala (dalam Suardi, M., 2018)
adalah metode yang efektif untuk membuat
meyakini bahwa titik tolak model ini adalah
siswa menjadi individu yang
siswa sebagai subjek dan objek
berpengetahuan, disiplin, dan introspektif
pembelajaran memiliki kemampuan dasar
sehingga mereka siap untuk bertindak
untuk mengoptimalkan perkembangan
sebagai insan kamil. Hal ini sejalan dengan
sesuai dengan kemampuannya sendiri.
teori Ellen, yang menurutnya pengembangan
386 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

karakter merupakan tujuan mendasar dari Karakter melalui Model Discovery Learning di
sistem pendidikan yang sehat (Setiawati, R., Sekolah Dasar”
& Dewi, 2021). Oleh karena itu, pendidikan
bukan hanya sarana untuk mewariskan METODE PENELITIAN
pengetahuan; itu juga berfungsi sebagai
sarana budayaan dan penyaluran nilai. Metode penelitian yang penulis
gunakan adalah analisis kualitatif studi
Upaya untuk pendidikan karakter
pustaka, yaitu dengan telaah pustaka. Teknik
merupakan proses yang dapat
pengumpulan data ini menggunakan
membangkitkan kegiatan belajar yang
literature yang dikumpulkan sesuai dengan
bertujuan menanamkan nilai dan karakter
objek pembahasan yang dimaksud.
kepada setiap peserta didik yang meliputi
aspek pengetahuan, kesadaran atau Penelitian ini ditulis untuk mengetahui
kemauan dan tindakan untuk melaksanakan tentang Urgensi Pembelajaran IPS sebagai
Pendidikan Karakter melalui Discovery
nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang
Learning di Sekolah Dasar. Penulis
Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
melakukan telaah melalui jurnal dan buku
lingkungan maupun kebangsaan, sehingga
yang dapat dipercaya terkait dengan
menjadi manusia yang berkualitas akhlaknya.
pembahasan yang diambil. Kemudian dikaji,
Sebagai urgensi khususnya pengumpulan data, dan dilanjutkan dengan
pembelajaran IPS di SD, ilmu pengetahuan menganalisis data lalu disimpulkan dengan
sosial, juga dikenal sebagai "IPS" adalah menjelaskan faktor- faktor umum yang
pengetahuan yang erat kaitannya dengan mengarah ditemukannya hasil dan
kehidupan sehari-hari masyarakat umum dan pembahasan serta kesimpulan.
lingkungan sosial secara keseluruhan. Ilmu
Pengetahuan Sosial adalah jenis PEMBAHASAN
pengetahuan yang berfokus pada hubungan Permasalahan pendidikan karakter
antar manusia, baik di dalam maupun di luar selalu menjadi sorotan, baik di bidang
masyarakat umum. Aspek pendidikan yang akademik maupun lingkungan masyarakat.
paling penting dan perlu sekarang adalah Mengingat pendidikan karakter merupakan
pada saat peserta didik menginjak faktor terpenting bagi kemajuan dan kualitas
pendidikan di Sekolah Dasar. suatu bangsa. Sebagaimana yang
Pendidikan di Sekolah Dasar diungkapkan oleh Faiz (2019 : 1) bahwa
merupakan jenjang pendidikan formal untuk pendidikan karakter merupakan pondasi
mengembangkan potensi dan pengalaman yang penting bagi keberlangsungan
setiap siswa, Pendidikan Sekolah Dasar peradaban sebuah bangsa, karena kualitas
berfungsi sebagai ruang terstruktur untuk karakter menentukan eksistensi sebuah
pengajaran. Pendidikan di sekolah dasar bangsa. Namun saat ini karakter peserta
didik peserta akan diarahkan dan didik mengalami penurunan, terutama pada
dikembangkan potensinya yang ada dalam masa pandemi (covid-19).
diri peserta didik kearah perkembangan yang Saat ini, banyak artikel berita yang
berkembang. Selain potensinya, diterbitkan yang menggambarkan
pengembangan karakter siswa harus dimulai perkembangan suatu karakter. Informasi
sedini mungkin, bahkan sebelum memasuki tentang bullying, tekanan teman sebaya,
taman kanak-kanak. Pentingnya IPS sebagai perkelahian, pencurian, tawuran antar
model penanaman karakter siswa yang sekolah, pacaran, dan bahkan mungkin
sesuai dengan masyarakat umum yang pelecehan pada anak-anak sekolah dasar
tentunya sejalan dengan pengajaran IPS di (Rahayuningtyas & Mustadi, 2018). Tak bisa
Sekolah Dasar. dipungkiri, dalam hidup akan selalu ada
masalah, tetapi fakta ini menunjukkan bahwa
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti masyarakat Indonesia saat ini sedang
tertarik untuk melakukan penelitian lebih berurusan dengan masalah sosial yang perlu
mendalam dengan judul “Urgensi segera ditangani.
Pembelajaran IPS sebagai Pendidikan
Urgensi Pembelajaran Ips Sebagai Pendidikan Karakter Melalui Model Discovery 387
Learning Di Sekolah Dasar
Yoga Fernando Rizqi1, Putri Karlinda2, Nabila Nur Fauzia3, dan Yulianti4

Sejalan dengan pendapat Budiarto umum adalah masalah bullying antar siswa,
(2020), mayoritas generasi muda saat ini maraknya kenakalan siswa, serta masalah
cenderung masih belum memiliki landasan kedisiplinan siswa yang begitu kurang baik.
moral yang kuat mengingat kenyataan yang Sebagai hasil dari globalisasi yang sedang
ada di media massa. Hal ini menunjukkan berlangsung dan lebih jelas, para siswa moral
bahwa telah terjadinya penurunan nilai-nilai saat ini menderita penurunan karakter yang
karakter siswa di masa kini. sangat menyedihkan. Oleh karena itu
Masalah pendidikan, khususnya pendidikan karakter ini sangat penting
masalah sekolah dasar, menjadi salah satu diterapkan dalam pendidikan di Indonesia.
penyebab masalah negara ini. Jika tidak, kita Seorang siswa tidak cukup hanya
sering menjumpai siswa berbohong, diberikan materi pembelajaran, tetapi juga
berkelahi, tidak menghormati orang tua dan memiliki pendidikan karakter yang baik, yang
guru, mengucapkan kata-kata kasar dalam tentunya berguna untuk menjadi pribadi yang
komunikasi, dan sering menggunakan kata- berkarakter baik di masa depan. Pendidikan
kata kasar atau bahkan makian. Yang lebih karakter harus ditanamkan sejak kecil dan
mengkhawatirkan, 68% siswa sekolah dasar terutama oleh keluarga.
(SD) sudah aktif mengakses pornografi Berdasarkan penelitian (Saleh, 2020)
(Zubaidah dalam sindonews.com., 2013). pandemi Covid-19 telah mengalihkan gaya
Tidak hanya itu, siswa bahkan melakukan hidup manusia khususnya di bidang
tindakan kriminal seperti melakukan pendidikan. Karena mengharuskan
pencurian, pencabulan, bullying/kekerasan, pendidikan beradaptasi dengan cepat untuk
yang mengakibatkan kematian siswa lainnya. berubah menjadi sistem belajar online/daring
Menurut Daniel Goleman dalam atau Work From Home (WFH). Kebijakan
(Muslich, 2011:30), banyak orang dewasa tersebut memiliki dampak yang besar
merasa sulit untuk memahami karakter anak terhadap perubahan diri seseorang terutama
mereka, baik karena kurangnya pemahaman dalam hal penurunan perilaku atau karakter
atau karena perkembangan kognitif anak yang mengakibatkan siswa kurang bisa
menjadi lebih ditekankan. Namun terlepas menghargai guru, karena dari mereka ada
dari ini, situasinya dapat ditingkatkan dengan yang mengabaikan pekerjaan rumah yang
memperkenalkan pendidikan karakter di ditugaskan oleh guru mereka.
sekolah. Robandi dan Mudjiran (2020)
Permasalahan era globalisasi saat ini menyatakan bahwa sistem belajar daring
sedang mengalami kelunturan karakter. membuat siswa menjadi bingung, stress,
Disadari atau tidak, pada titik ini, siswa kurang kreatif, tidak produktif, serta
mengalami kekurangan karakter yang sangat menyebabkan minat baca siswa menjadi
kuat. Berbagai penyimpangan perilaku terjadi lebih berkurang dikarenakan tidak ada
akhir-akhir ini, seperti kekerasan, tawuran tekanan dari sekolah kepada siswa.
pelajar, pelecehan seksual, pemerkosaan, Penelitian mengatakan nilai dari
korupsi, kriminalitas, narkoba, pemerkosaan, pembelajaran online ini bisa dipakai dengan
pembunuhan dan pencabulan, korupsi, dan baik oleh siswa tanpa kekurangan arti belajar
lain-lain. Fauzi, Arianto & Solihatin (2013) itu sendiri, namun yang terjadi saat ini adalah
menjelaskan mengenai kenakalan remaja di banyak siswa yang mengabaikan kelas
era modern ini yang telah sangat melebihi online dan berakibat pada penurunan
batas. Hal tersebut dapat menjadi sebuah karakter dari perilaku dan sikap siswa itu
bukti bahwa saat ini pemahaman akan nilai- sendiri.
nilai karakter pada peserta didik mulai Massie, A. Y., & Nababan, K. R. (2021)
memudar dan bahkan hampir tidak ada. dalam penelitiannya mengemukakan bahwa
Septi Wahyu Utami (2019) dalam karakter siswa dalam kelas online saat
penelitiannya menyatakan Dalam kondisi pandemi Covid-19 ini yaitu menurun.
pendidikan saat ini, banyak masalah berbeda Keseluruhan nilai moral dan karakter yang
sedang dihadapi. Salah satu yang paling ada, hanya nilai kreativitas yang meningkat
388 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

karena dibarengi dengan Iptek di tangan terhadap anak-anak muda bangsa dalam
siswa. Kurangnya pengawasan dari guru dan segala bidang usaha. (Wantu, dalam
orang tua, kurangnya kesadaran diri, Purnomo, E., & Wahyudi, A., 2020).
adaptasi lingkungan, serta kemajuan Masa pandemi mengharuskan peserta
teknologi menjadi penyebab turunnya didik untuk belajar di rumah sehingga
karakter siswa. mengakibatkan kurangnya penanaman
Dewasa ini, karakter pendidikan karakter secara akademik. Bukan hanya itu,
secara konsisten memberikan materi kemajuan zaman juga merupakan faktor
instruktif bagi guru, berfungsi sebagai sumber pendukung penurunan karakter peserta didik.
untuk semua persoalan yang tersedia. Melalui model Discovery Learning pendidik
Pengembangan karakter dan karakterisasi diharapkan mampu meningkatkan karakter
sangat penting karena mereka harus siswa. Menurut paradigma saat ini, Discovery
mematuhi standar kualitas tertentu. Namun, Learning adalah proses untuk
saat ini, pendidikan karakter telah memasuki mengembangkan generalisasi tertentu.
era baru dan fase baru. Selain berurusan Penemuan adalah proses mendefinisikan
dengan efek dari kemajuan teknologi dunia kategori, atau lebih sering dikenal sebagai
modern, pendidikan karakter di SD juga pengkodean sistem-sistem (Kemendikbud,
berurusan dengan dampak Pandemi Covid- 2013: 2).
19 yang berdampak negatif terhadap Pembelajaran IPS melalui Discovery
pelaksanaan pembelajaran dan Learning dalam konteks ini, tidak hanya
perkembangan karakter siswa. Akibatnya, di dilakukan dengan mendengarkan, namun
masa sekarang, ada banyak kasus kasus juga terjadi adanya proses pencarian
yang melibatkan siswa tidak mencerminkan masalah secara mandiri oleh peserta didik.
nilai-nilai pendidikan karakter. Melalui penerapan metode Discovery
Berdasarkan hasil penelitian Ai Nurul Learning, pendidik mampu meningkatkan
Nurohmah dan Dini Anggraeni Dewi, (2021) rasa tanggung jawab peserta didik, membuat
mengatakan selama pandemi berlangsung, peserta didik menerapkan nilai-nilai sosial di
beberapa contoh hambatan sosial pada masyarakat yang merupakan bagian dari
anak-anak telah terjadi di mana-mana pendidikan karakter di sekolah dasar.
sebagai akibat dari penurunan karakter. Ini Penelitian oleh Diana Fatihatul, U., &
secara signifikan meningkatkan kesadaran Maridi, Y. R. (2015) mengatakan bahwa
publik akan pentingnya pendidikan. penerapan model Discovery Learning
Masyarakat umum kini prihatin dengan meningkatkan sikap berani siswa dalam
laporan seorang pemuda kelahiran Aceh memberikan pertanyaan dengan
yang ditahan polisi setelah merilis beberapa mengutamakan nilai karakter, sehingga
foto yang tidak senonoh yaitu foto mantan banyak siswa yang memberikan/mengajukan
kekasihnya. Ada juga seorang remaja asal pertanyaan sebagai penunjang rasa ingin
Tangerang. Remaja yang berinisial OR yang tahu mereka sesuai dengang sikap sopan
berumur kurang dari tujuh belas tahun ini santun.
meninggal karena kasus pelecehan seksual Indarti (2014) dalam penelitiannya
yang digilir oleh delapan orang. menunjukkan hasil bahwa model Discovery
Wijayanti & Uswatun (2019) Learning dapat meningkatkan retensi dan
menyatakan bahwa perundungan (bullying) karakter pengetahuan karena model ini
tidak memandang usia pada korban atau mencakup kegiatan pembelajaran
pelaku, bahkan kasus bullying sering terlihat berkelanjutan yang berfokus pada retensi
di kalangan siswa dalam pendidikan sekolah pengetahuan jangka panjang dan membantu
dasar (SD). Pendidikan karakter mendapat siswa lebih memahami konsep yang mereka
perhatian lebih sebagai pertahanan terhadap pelajari.
erosi kualitas program. Situasi ini dapat Discovery Learning dapat diterapkan
dijadikan gambaran krisis moral yang pada pembelajaran IPS, melalui penerapan
beragam yang mempengaruhi masyarakat model ini, rasa ingin tahu peserta didik akan
Indonesia, yaitu kurangnya rasa hormat lebih tinggi dan lebih kreatif dalam mencari
Urgensi Pembelajaran Ips Sebagai Pendidikan Karakter Melalui Model Discovery 389
Learning Di Sekolah Dasar
Yoga Fernando Rizqi1, Putri Karlinda2, Nabila Nur Fauzia3, dan Yulianti4

tahu suatu masalah yang telah dibebankan dan sampai di Perguruan Tinggi. Nyatanya
kepada mereka. Misalnya dalam masyarakat, media dan negara harus bekerja
pembelajaran IPS pada materi “Rukun dan sama dalam mewujudkan kehidupan sosial
kasih sayang”, dengan diterapkannya model yang berkarakter (Kosim, 2012 : 91).
discovery learning maka peserta didik akan Pendidikan karakter merupakan aspek
mencari sendiri materi yang diberikan, penting yang harus ditanamkan pada setiap
dengan cara bertanya, membaca dan cara- individu seperti peserta didik. Pembentukan
cara lain untuk mendapatkan informasi. karakter tidak hanya berguna bagi diri
Dalam proses tersebut, dapat memicu rasa peserta didik itu sendiri, melainkan berguna
peduli, sopan dan santun, menghargai, dan bagi kemajuan dan kualitas bangsa.
tanggap peserta didik akan lebih terangsang. Pendidikan karakter sangat penting untuk
Sehingga dapat dikatakan bahwa urgensi diterapkan pada generasi muda saat ini.
pembelajaran IPS sebagai pendidikan Manfaat dari Pendidikan karakter yaitu
karakter melalui model Discovery Learning ini mempersiapkan mental siswa dalam
benar-benar mampu meningkatkan rasa menghadapi dunia kerja dan dunia usaha
ingin tahu, peduli, sopan santun, menghargai, yang membutuhkan attitude dalam bersikap
dan tanggung jawab peserta didik. (Hadion. W 2019 : 318). Melalui
Samani & Hariyanto (dalam Pratiwi, E. pembelajaran IPS sebagai pendidikan
F., & Dewi, D. A. (2021) Saat ini, ada karakter di SD diharapkan peserta didik
kebutuhan besar akan pendidikan karakter di mampu secara mandiri meningkatkan dan
sekolah dasar. Untuk alasan ini, sifat utama menggunakan pengetahuannya, mengkaji,
karakter adalah pondasi, yang menginternalisasi, mempersonalisasi nilai
memungkinkan orang untuk hidup selaras moral dan karakter serta akhlak mulia hingga
satu sama lain dan menciptakan dunia penuh terwujud dalam perilaku sehari- hari.
kabajikan, kebaikan, tidak terjadi kerusakan Pendidikan karakter pada intinya
moral dan kekerasan. Membentuk karakter adalah membentuk bangsa yang tangguh,
itu dibaratkan mengukir pada batu permata kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
yang sangat keras yang artinya harus dengan bertoleransi, gotong royong, berjiwa politik,
perlahan (Komalasari, & Saripudin, 2017). berkembang dinamis, berorientasi ilmu
Realita pendidikan Indonesia saat ini pengetahuan dan teknologi yang semuanya
sebagian besar fokus pada perkembangan dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Tuhan
kognitif, yang berdampak buruk pada Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila dan
perkembangan moral dan afektif anak-anak. kebudayaan Indonesia (Darmiatun &
Meskipun belum secara eksplisit dinyatakan Daryanto, 2013: 41).
oleh organisasi pendidikan, fakta ini Discovery Learning mampu
menunjukkan bahwa lembaga pendidikan membentuk karakter siswa yang peduli,
Indonesia berjalan dengan baik dalam hal displibn, dan bertanggung jawab. Dengan
memadukan sifat-sifat karakter dan adanya sikap peduli dan rasa tanggung
kesadaran multikultural (Zubaedi, 2011). jawab akan menambah kepekaan individu
Latar belakang diperlukannya dalam menghadapi tantangan di era
pendidikan karakter, yaitu masyarakat kemajuan zaman. Pendidikan karakter juga
sekarang mengalami permasalahan mampu membentuk karakteristik diri peserta
mengenai krisis moral yang akhirnya didik, melatih mental dan moral, serta mampu
memberikan dampak pada penurunan nilai melatih generasi yang berintegritas. Dari
karakter yang tercermin dalam perilaku dan hasil yang dibentuk dari Pendidikan karakter
kehidupan sehari-hari. Pola hidup itulah yang sangat berhubungan dengan model
harus diperbaiki demi keberlangsungan discovery learning yaitu mampu membentuk
kehidupan bangsa yang lebih baik. karakter peserta didik dengan menguatkan
Pendidikan karakter haruslah di mental dan melatih moral peserta didik.
berikan dan ditanamkan ditengah kehidupan Melalui pembelajaran IPS dengan
bermasyarakat sejak PAUD, SD, SMP, SMA penanaman pendidikan karakter melalui
390 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

model discovery learning di SD dalam REFERENCES


pembelajaran sangat diperlukan. Mengingat
pentingnya pendidikan karakter, para peserta Andri, R. (2018). Pengaruh Penerapan Model
didik harus mampu hidup sesuai dengan Pembelajaran Problem Based Lerning (Pbl)
Dengan Media Kartu Masalah Terhadap
aturan yang ditetapkan baik di lingkungan
Kemampuan Analisis Siswa Pada Mata
sekolah maupun dalam lingkungan Pelajaran Ekonomi Di Sma Negeri 3
bermasyarakat. Mengingat ganas nya Tapung (Doctoral dissertation, Universitas
perubahan karakteristik para individu Islam Riau). Retrieved from
(peserta didik) di era kemajuan zaman yang http://repository.uir.ac.id/id/eprint/4645
lebih mengarah pada sikap negatif ini. Oleh Barnawi & Arifin, M. (2013). Strategi & Kebijakan
karena itu, pembelajaran IPS sebagai Pembelajaran Pendidikan Karakter.
pendidikan karakter melalui discovery Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.
learning sangat diperlukan agar peserta didik Budiarto, G. (2020). Indonesia dalam Pusaran
Globalisasi dan Pengaruhnya Terhadap
dapat menanamkan rasa ingin tahu yang
Krisis Moral dan Karakter. Pamator Journal,
tinggi, sopan dan santun, saling menghargai,
13(1), 50–56.
jujur, disiplin berakhlak mulia dalam https://doi.org/10.21107/pamator.v13i1.691
kehidupan sehari-hari. 2
Cahyo, E. D. (2017). Pendidikan karakter guna
PENUTUP menanggulangi dekadensi moral yang
terjadi pada siswa sekolah
Permasalahan pendidikan karakter dasar. EduHumaniora| Jurnal Pendidikan
selalu menjadi sorotan, baik di bidang Dasar Kampus Cibiru, 9(1), 16-26.
akademik maupun lingkungan masyarakat. Diana Fatihatul, U., & Maridi, Y. R. (2015). The
Mengingat pendidikan karakter merupakan Influence of Guided Discovery Learning
Model on Biology Result Study at SMA N 2
faktor terpenting bagi kemajuan dan kualitas
Sukoharjo Academic Year
suatu bangsa. Problematika pendidikan
2013/2014. Pendidikan Biologi, 7(2).
mengenai permasalahan saat ini sedang Darmiatun & Daryanto, (2013). Pendidikan Karakter
mengalami kelunturan karakter. Diakui atau Disekolah. Yogyakarta: Gava Media
tidak bahwa saat ini para peserta didik Faiz, A. (2019). Program Pembiasaan Berbasis
mengalami kelunturan karakter yang sangat Pendidikan Karakter Di Sekolah Aiman Faiz
dashyat. Penanaman dan pembentukkan karena kualitas karakter menentukan.
karakter memang sangatlah penting, karena PGSD Universitas Muhammadiyah
menyangkut dengan kualitas suatu bangsa. Cirebon, 5(20).
https://doi.org/htps://doi.org/10.32534/jps.v
Pembelajaran IPS melalui Discovery
5i2.741
Learning dalam konteks ini, tidak hanya
Fujiawati, F. S. (2016). Pemahaman konsep
dilakukan dengan mendengarkan, namun kurikulum dan pembelajaran dengan peta
juga terjadi adanya proses pencarian konsep bagi mahasiswa pendidikan
masalah secara mandiri oleh peserta didik. seni. JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian
Melalui penerapan metode Discovery Seni), 1(1).
Learning, pendidik mampu meningkatkan Wijoyo, H. (2019). Peranan Lohicca Sutta Dalam
rasa tanggung jawab peserta didik, membuat Peningkatan Pendidikan Karakter Dosen Di
peserta didik menerapkan nilai-nilai sosial di STMIK Dharmapala Riau. JGK (Jurnal
Guru Kita), 3(4), 315-322.
masyarakat yang merupakan bagian dari
Indarti, N. (2014). Upaya Meningkatkan motivasi
pendidikan karakter di sekolah dasar. Dan
belajar siswa melalui metode pembelajaran
melalui Melalui pembelajaran IPS dengan discovery pada pembelajaran IPA kelas iv
penanaman pendidikan karakter melalui SDN Gawanan 02 Colomadu tahun
model discovery learning di SD dalam 2013/2014 (Doctoral dissertation,
pembelajaran, diharapkan para peserta didik Universitas Muhammadiyah Surakarta).
dapat hidup sesuai dengan aturan yang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013).
ditetapkan dengan mengamalkan nilai Kurikulum 2013: Kompetensi Dasar SD/MI.
karakter dan sosial dalam kehidupan sehari- Jakarta: Pus-Kur Kemeneterian Pendidikan
dan Kebudayaan RI.
hari.
Komalasari, K & Saripudin, D. (2017). Pendidikan
Urgensi Pembelajaran Ips Sebagai Pendidikan Karakter Melalui Model Discovery 391
Learning Di Sekolah Dasar
Yoga Fernando Rizqi1, Putri Karlinda2, Nabila Nur Fauzia3, dan Yulianti4

Karakter Konsep dan Aplikasi Living Values Pengembangan Karakter pada Peserta
Education. Bandung: PT. Refika Aditama Didik melalui Pendidikan
Kosim, M. (2012). Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Pendidikan
Karakter. Karsa: Journal of Social and Tambusai, 5(1), 897–903. Retrieved from
Islamic Culture, 19(1), 84-92. https://jptam.org/index.php/jptam/article/vie
https://doi.org/10.19105/karsa.v19i1.78 w/1050
Massie, A., & Nababan, K. (2021). Dampak Suardi, M. (2018). Belajar & pembelajaran.
Pembelajaran Daring terhadap Pendidikan Deepublish.
Karakter Siswa. Satya Widya, 37(1), 54-61. Utami, S. W. (2019). Penerapan pendidikan karakter
Retrieved from melalui kegiatan kedisiplinan siswa. Jurnal
https://ejournal.uksw.edu/satyawidya/articl Pendidikan, 4(1), 63-66.
e/view/4988 https://doi.org/10.26740/jp.v4n1.p63-66
Muslich, Mansur. (2011). Pendidikan Karakter: Wasi, M. (2017). Pembelajaran Matematika dengan
Menjawab Tantangan Krisis Metode Guided Discovery Learning untuk
Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
Nurohmah, A. N., & Dewi, D. A. (2021). Penanaman Kelas Iv Mi Tarbiyatul Banin
Nilai Moral dan Karakter di Era Pandemi Cerme (Doctoral dissertation, Universitas
melalui Pendidikan dengan Muhammadiyah Gresik).
Mengimplementasikan Nilai-Nilai Wijayanti, C. P., & Uswatun, A. T. (2019, July).
Pancasila. EduPsyCouns: Journal of Perangi Tindak Perundungan (Bullying)
Education, Psychology and dengan Penanaman Pendidikan Karakter
Counseling, 3(1), 119-127. Retrieved from Sejak Dini Pada Peserta Didik Sekolah
https://ummaspul.ejournal.id/Edupsycouns/ Dasar. In Prosiding Seminar Nasional
article/view/1305 Pagelaran Pendidikan Dasar Nasional
Pratiwi, E. F., & Dewi, D. A. (2021). Urgensi (PPDN) 2019 (Vol. 1, No. 1, pp. 16-26).
Memahami dan Mengimplementasikan Wijoyo, H. (2019). Peranan Lohicca Sutta Dalam
Nilai Pancasila di Era Globalisasi dalam Peningkatan Pendidikan Karakter Dosen Di
Membentuk Karakter Anak Bangsa. STMIK Dharmapala Riau. JGK (Jurnal
Konstruksi Sosial : Jurnal Penelitian Ilmu Guru Kita), 3(4), 315-322.
Sosial, 1(7). Retrieved from Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter:
https://journal.actualinsight.com/index.php/ Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
konstruksi-sosial/article/view/236 Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Purnomo, E., & Wahyudi, A. (2020). Nilai Pendidikan
Karakter dalam Ungkapan Hikmah di SD
se-Karesidenan Surakarta dan
Pemanfaatannya di Masa
Pandemi. QALAMUNA: Jurnal Pendidikan,
Sosial, Dan Agama, 12(2), 183-193.
https://doi.org/10.37680/qalamuna.v12i2.5
61
Rahayuningtyas, D. I., & Mustadi, A. (2018). Analisis
muatan nilai karakter pada buku ajar
kurikulum 2013 pegangan guru dan siswa
sekolah dasar. Jurnal Pendidikan
Karakter, 8(2).
Robandi, D., & Mudjiran, M. (2020). Dampak
Pembelajaran Dari Masa Pandemi Covid-
19 terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP di
Kota Bukittinggi. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 4(3), 3498–3502.
https://doi.org/10.31004/jptam.v4i3.878
Saleh, A. M. (2020). Problematika Kebijakan
Pendidikan Di Tengah Pandemi Dan
Dampaknya Terhadap Proses
Pembelajaran Di Indonesia.
https://doi.org/10.31219/osf.io/pg8ef
Setiawati, R., & Dewi, D. A. (2021). Hubungan
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

SEJARAH PEMBENTUKAN BUDI UTOMO DALAM PLATFORM


TIMELINE DAN ECLIPSE CROSSWORD SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN

Muhammad Irsyad Majid1*, Akbar Nurrudin Wijaya 2, Marcelino Bramasta3


dan Chintya Ayu Anggraeni4
Universitas Sanata Dharma
* E-mail:
m411026@mail.com

Abstrak

Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang berdirinya Budi Utomo dengan menggunakan
media pembelajaran digital melalui platform timeline dan aplikasi Eclipse Crossword. Eclipse Crossword
merupakan aplikasi pembuat teka teki silang (TTS) yang cepat, mudah plus gratis. Siswa juga dapat saling berbagi
TTS yang telah mereka buat kepada teman sebagai bentuk pengukuran terhadap capaian kemampuan
pemahaman yang siswa peroleh. Selain itu, metode ini dapat menjadi hal baru dalam pelaksanaan pembelajaran
berbasis digital khususnya pada mata pelajaran sejarah. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah
penulisan kualitatif dengan tahapan-tahapan Heuristik, teori, dan kritik. Hasil dari artikel ini diantaranya adalah :
1) mendeskripsikan sejarah pembentukan Budi Utomo; 2) media Timeline dan eclipse crossword sebagai sarana
menguraikan sejarah pembentukan Budi Utomo. Dengan tulisan ini diharapkan dapat menbangkitkan rasa dan
semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik
Indonesia, sebagai cikal bakal lahirnya perkerakan nasional Indonesia.

Kata kunci: Eclipse Crossword, Timeline, Media Pembelajaran.

Abstract

Writing this article aims to find out the background of the establishment of Budi Utomo by using digital learning
media through the timeline platform and the Eclipse Crossword application. Eclipse Crossword is a fast, easy and
free crossword maker (TTS) application. Students can also share their crossword puzzles with friends as a form
of measuring the achievement of students' understanding abilities. In addition, this method can be a new thing in
the implementation of digital-based learning, especially in history subjects. The method used in this article is
qualitative writing with the stages of heuristics, theory, and criticism. The results of this article include: 1) describing
the history of the formation of Budi Utomo; 2) Timeline media and crossword puzzles as a means to describe the
history of Budi Utomo's formation. With this paper, it is hoped that it can evoke a sense and spirit of unity, unity
and nationalism as well as awareness to fight for the independence of the Republic of Indonesia, as the forerunner
of the birth of the Indonesian national movement.

Keywords: Eclipse Crossword Puzzle, Timeline, Instructional Media.

sumber daya manusia dan upaya mewujudkan


PENDAHULUAN cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan
Perkembangan zaman sekarang yang kehidupan bangsa.
semakin canggih, teknologi dipercaya mampu Pendidikan yang berlangsung di
memberikan penyampaian paling baik untuk lingkungan sekolah didukung oleh beberapa
mencapai sasaran dan peningkatan mutu komponen yang dapat membentuk proses
pendidikan. Pendidikan mempunyai peran yang pembelajaran. Komponen-Komponen tersebut
sangat penting dalam meningkatkan kualitas diantaranya ialah kurikulum, guru, sarana dan
Sejarah Pembentukan Budi Utomo Dalam Platform Timeline Dan Eclipse Crossword 393
Sebagai Media Pembelajaran
Muhammad Irsyad Majid1*, Akbar Nurrudin Wijaya2, Marcelino Bramasta3 dan
Chintya Ayu Anggraeni4

prasarana, peserta didik, dan sebagainya. melakukan kunjungan ke sekolah


Pada pembelajaran didalam kelas seharusnya almamaternya dan bertemu dengan para
peserta didik aktif belajar sehingga mempunyai mahasiswa STOVIA. School tot Opleiding van
kemampuan untuk mengembangkan kreatifitas Indische Artsen (STOVIA) adalah sekolah
dan lebih dapat memahami pelajaran serta dokter untuk Bumi Putera atau penduduk asli
terampil dalam menyelesaikan suatu masalah. Indonesia. Lalu, Wahidin menyerukan
Pembelajaran didalam kelas seharusnya lebih usulannya terkait membentuk organisasi yang
mengarahkan dan memotivasi peserta didik dapat mengangkat derajat bangsa. Melalui
untuk lebih kepada lingkungan sosial gagasan tersebut, Sutomo dan teman-
disekitarnya. temannya pun berusaha mengembangkan
Kebangkitan nasional adalah masa gagasan itu sampai 20 Mei 1908, hari
dimana bangkitnya rasa dan semangat berdirinya Budi Utomo.
persatuan, kesatuan dan nasionalisme serta Melalui informasi mengenai Sejarah
kesadaran untuk memperjuangkan Pembentukan Budi Utomo yang akan dibuat
kemerdekaan Republik Indonesia. Bangkitnya dan dijelaskan ke dalam media pembelajaran
nasionalisme di Indonesia dan tumbuhnya dalam Platform Timeline Dan Eclipse
pergerakan nasional Indonesia itu, tidak hanya Crossword yang bertujuan untuk
dipengaruhi adanya pengaruh dari luar menumbuhkan cara berpikir dan ketertarikan
Indonesia saja, melainkan munculnya siswa saat mengikuti proses pembelajaran.
pergerakan nasional di Indonesia, disebabkan
oleh 2 (dua) faktor yaitu ada faktor dari dalam
negeri (internal) dan faktor luar negeri METODE PENELITIAN
(external). Tetapi faktor dari dalam negeri
(internal) lebih menentukan dibanding dengan Subjek penelitian ini adalah mahasiswa
faktor yang timbul dari luar negeri (eksternal). angkatan tahun 2020 prodi pendidikan sejarah
Fungsi dan peranan faktor dari luar negeri ,fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
(eksternal) hanya bersifat mempercepat proses Universitas Sanata Dharma..Lokasi penelitian
timbulnya pergerakan nasional. Hal ini berarti ini bertempat di Universitas Sanata Dharma
bahwa sebenarnya tanpa adanya faktor dari yang berlokasi di Jl. Affandi, Mrican,
luar, pergerakan nasional juga akan muncul, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman,
hanya waktunya agak lambat. Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini
Suatu keyakinan bahwa pergerakan menggunakan metode penelitian kualitatif yang
nasional lebih ditentukan oleh faktor dari dalam menganalisis Tindakan dan minat mahasiswa
negeri (internal) dan akan muncul dengan terhadap penggunaan media baru dalam
sendirinya tanpa pengaruh dari luar, karena pembelajaran sejarah. Pada penerapannya,
ditandai dengan perjuangan bangsa Indonesia penelitian ini menerapkan kepada proses
yang secara terus menerus dilancarkan oleh observasi atau mengamati subjek, dan
rakyat Indonesia yang silih berganti. Hal ini menganalisis kegiatan serta mengamati minat
telah membuktikan nyata adanya semangat mahasiswa dari media pembelajaran yang
nasionalisme telah lambat laun telah bergejolak digunakan.
pada bangsa Indonesia sebagai reaksi Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong,
terhadap penderitaan lahir dan batin akibat 2007), penelitian kualitatif didefinisikan sebagai
kolonialisme. Budi Utomo yaitu organisasi sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan
nasional pertama di Indonesia, dikarenakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
ada nilai-nilai yang sudah dipandang sebagai lisan dari orang-orang dan perilaku yang
bibit pergerakan nasional ini yaitu adanya diamati.
penyadaran tentang pendidikan dan budaya. Dalam penelitian ini, tentu data yang
Pada tahun 1907, Wahidin Sudirohusodo akan diambil oleh peneliti bersumber dari
394 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

pihak-pihak yang terkait dalam penerapan senggang (tidak ada pelajaran) dengan
penggunaan media pembelajaran Timeline dan mengambil tempat di salah satu ruang, yaitu
aplikasi Eclipse Crossword dalam Ruang Anatomi STOVIA dengan hasil
pembelajaran sejarah khususnya pada topik pertemuan itu berdirinya organisasi yang diberi
Sejarah Kemerdekaan Indonesia. nama "Perkumpulan Budi Utomo", sehingga
Sumber data penelitian yang kami ambil Budi Utomo pun berdiri pada tanggal 20 Mei
terdiri atas 1) data hasil observasi langsung 1908 di Jakarta. Hari berdirinya Budi Utomo
saat pembelajaran sedang berlangsung di berasal dari bahasa Sansekerta,
kelas, 2) contoh hasil projek yang oleh yaitu bodhi atau budhi artinya keterbukaan jika,
mahasiswa berupa timeline yang membahas pikiran, kesadaran, akal, atau pengadilan.
tentang topik sejarah Budi Utomo beserta Sementara itu Budi Utomo memiliki tujuan
produk dari aplikasi Eclipse Crossword. secara umum antara lain :
1) Menyadarkan kedudukan masyarakat
Jawa, Sunda, dan Madura pada diri
HASIL DAN PEMBAHASAN sendiri.
2) Berusaha meningkatkan kemajuan
Sejarah Pembentukan Budi Utomo mata pencaharian serta penghidupan
Budi Utomo merupakan sebuah bangsa dengan memperdalam
organisasi atau perkumpulan yang didirikan kesenian dan kebudayaan.
oleh para pelajar STOVIA (School tot Opleiding 3) Menjamin kehidupan sebagai bangsa
van Inlandsche Artsen) di bawah pimpinan Dr. yang terhormat.
Soetomo. “Sebelum R. Soetomo dkk. 4) Fokus pada masalah pendidikan,
mendirikan Perkumpulan Budi Utomo, terlebih pengajaran, dan kebudayaan.
dahulu terjadi pertemuan antara Dr. Wahidin 5) Membuka pemikiran penduduk Hindia
Sudirohusodo dengan R. Soetomo dan M. seluruhnya tanpa melihat perbedaan
Soeradji pada akhir tahun 1907, di dalam keturunan, kelamin, dan agama.
gedung STOVIA. Dalam pertemuan tersebut Organisasi ini tenyata merupakan
Dr. Wahidin banyak mengemukakan tentang organisasi moderen, karena memiliki susunan
ide-ide untuk mencerdaskan kehidupan bangsa pengurus secara lengkap dan tujuan organisasi
melalui "studiefonds" (dana pendidikan). Kalau secara jelas yang dituangkan ke dalam
bangsa sudah cerdas maka banyak wawasan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
yang timbul, sehingga tidak mudah untuk diadu Budi Utomo. Adapun kepengurusan Budi
domba dan diatur oleh pihak penjajah. Utomo saat berdirinya adalah sebagai berikut:
Sedangkan dari pihak R. Soetomo dan para Ketua : R. Soetomo
pelajar STOVIA telah tertanam rasa Wakil Ketua : M. Soelaiman
nasionalisme, untuk berbangsa dan bernegara. Sekretaris I : Soewarno I (Gondo
Hal ini disebabkan bahwa para pelajar STOVIA Soewarno)
telah banyak mengetahui perjuangan di Sekretris II : M. Goenawan
negara-negara lain, melalui berbagai buku Bendahara : R. Angka
bacaan yang diperolehnya. Dengan demikian Komisaris : M. Soeradji. M. Moh. Saleh,
antara gagasan Dr. Wahidin dengan gagasan Soewarno II (M. Soewarno) dan R.M Goembrek
R. Soetomo dan kawan kawan itu sangat cocok (Sudiyo dkk.1977, 22)
bagaikan tumbu menemukan tutupnya" (Sudiyo Kongres I Budi Utomo diselenggarakan
dkk. 1977, 21). pada tanggal 3-8 Oktober 1908 di Kota
Tidak lama kemudian, akhirnya Dr. Yogyakarta. Pada kongres I ini, Budi Utomo
Soetomo dengan M. Soeradji berhasil telah memiliki tujuh cabang di beberapa kota,
mengadakan pertemuan dengan kawan-kawan yakni Batavia, Bogor, Bandung, Magelang,
pelajar STOVIA lainnya, untuk membicarakan Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo.
tentang berdirinya organisasi yang bersifat “Setelah cita-cita Budi Utomo mendapat
nasional itu. Pertemuan tersebut dukungan yang makin meluas di kalangan
diselenggarakan secara non-formal pada hari
Sejarah Pembentukan Budi Utomo Dalam Platform Timeline Dan Eclipse Crossword 395
Sebagai Media Pembelajaran
Muhammad Irsyad Majid1*, Akbar Nurrudin Wijaya2, Marcelino Bramasta3 dan
Chintya Ayu Anggraeni4

cendikiawan Jawa, pelajar mulai menyingkir


dari barisan depan karena mempunyai Media Timeline Sebagai Sarana
keinginan agar generasi tua dapat memegang Menguraikan Sejarah Pembentukan Budi
peran bagi gerakan itu. Ketika kongres Budi Utomo
Utomo di buka di Yogyakarta pimpinan beralih
kepada generasi yang lebih tua. Jumlah Media Timeline dalam pembelajaran
anggotanya meningkat dari 650 menjadi 1.200 sejarah merupakan media yang cocok untuk
anggota, di mana 700 anggota di antaranya menumbuhkan cara berpikir dan ketertarikan
“pejabat dan orang-orang pribumi” (bukan siswa saat mengikuti proses pembelajaran.
siswa). Dengan meningkatnya persentase Garis waktu yang digunakan juga dapat
anggota yang bukan siswa, pengaruh para menumbuhkan ide-ide siswa untuk lebih
siswa pun berangsur-angsur menjadi semakin antusias dalam memahami sebuah peristiwa
lemah. Dalam pertemuan pada 8 Agustus sejarah, menggunakan garis waktu juga sangat
1908, para pemimpin Boedi Oetomo penting bagi para siswa untuk memahami
memutuskan Yogyakarta sebagai tempat sebuah simbol, letak dan terjadinya peristiwa
kongres pertama. Penetapan ini, bukan karena sejarah secara kronologis. Penggunaan media
Yogyakarta merupakan tempat kelahiran Timeline dengan bentuk dan bahan pembuatan
Wahidin tetapi karena Yogyakarta dipandang yang sederhana dapat membantu guru
sebagai ‘tempat denyut jantungnya Jawa’” mengoptimalkan pembelajaran sejarah di
(Harun 2016, 08). Hasil Kongres I Budi Utomo kelas. Selain itu, media Timeline dapat
di Yogyakarta berisi: membantu mengefektifkan dalam
1) Organisasi Budi Utomo tidak berpolitik. penyampaian materi pembelajaran yang luas.
2) Kegiatannya ditujukan pada bidang Media Timeline dalam pembelajaran
sosial, budaya, dan pendidikan. sejarah merupakan media yang cocok untuk
3) Ruang geraknya hanya terbatas pada menumbuhkan cara berpikir dan ketertarikan
Jawa dan Madura. siswa saat mengikuti proses pembelajaran.
4) Terpilihnya Tirto Kusumo (Mantan Garis waktu yang digunakan juga dapat
Bupati Karanganyar) sebagai ketua menumbuhkan ide-ide siswa untuk lebih
Budi Utomo pusat. antusias dalam memahami sebuah peristiwa
Meskipun Budi Utomo memiliki peranan sejarah, menggunakan garis waktu juga sangat
penting dalam pendidikan karena terdiri dari penting bagi para siswa untuk memahami
para pelajar STOVIA, namun perkembangan sebuah simbol, letak dan terjadinya peristiwa
organisasi ini tidaklah pesat. Organisasi ini sejarah secara kronologis.
hanya terfokus pada Jawa dan Madura Dalam membuat media pembelajaran Timeline
saja. Pada waktu yang sama, organisasi yang ini yaitu dengan menentukan topik dan
berkembang di Indonesia juga ada Serikat mengumpulkan data serta informasi yang
Islam, di mana Serikat Islam terbuka secara nantinya dibuat menggunakan aplikasi Canva
keanggotaan bagi kalangan masyarakat tanpa dengan menentukan template dan tulisan yang
ada batasan wilayah. Hal ini mengakibatkan sudah disesuaikan. Contoh Timeline sebagai
organisasi Budi Utomo mengalami media pembelajaran:
kemunduran.
Sementara itu Kongres II diselenggarakan
pada tanggal 16-24 Desember 1934 di Solo
terjadilah fusi (penggabungan) antara PBI
dengan Budi Utomo menjadi satu dengan nama
"Partai Indonesia Raya" (PARINDRA),
terbentuknya partai baru ini juga menjadi akhir
dari Budi Utomo.
396 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

dia akan mudah melupakan informasi yang


disampaikan oleh guru. Berbeda halnya ketika
siswa ikut berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran. Dia akan mencari sendiri
pengertian dan membentuk pemahamannya
sendiri dalam pikiran mereka. Sehingga
pengetahuan baru yang disampaikan oleh guru
dapat diinterpretasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Gambar 1. Contoh Hasil Timeline Buatan Dalam membuat media pembelajaran
Mahasiswa Tentang Sejarah Budi Utomo berupa Teka-teki Silang yaitu dengan

Media Eclipse Crossword Sebagai Media


Pembelajaran Sebagai Sarana Menguraikan
Sejarah Pembentukan Budi Utomo

Metode pembelajaran Teka teki silang


merupakan sistem pembelajaran yang
memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengingat pelajaran yang berlangsung baik
menginstal aplikasi Eclipse Crossword dan
mengikuti panduan yang ada didalamnya yang
nantinya ditujukan untuk membuat pertanyaan
dan jawaban singkat yang berupa Teka-teki
Silang. Media pembelajaran TTS nantinya di
cetak secukupnya yang biasanya diterapkan
saat belajar luring tatap muka. Contoh Eclipse
Crossword (Teka-Teki Silang) sebagai Media
Pembelajaran:
secara individu maupun dengan bekerja sama.
Teka teki silang dapat digunakan sebagai
Gambar 2. Bentuk Hasil Projek Mahasiswa
strategi pembelajaran yang baik dan
Menggunakan Aplikasi Eclipse Crossword
menyenangkan tanpa meninggalkan esensi
belajar yang sedang berlangsung. Proses
PENUTUP
pembelajaran tidak harus berasal dari guru
menuju siswa, tetapi antar siswa juga dapat Informasi Sejarah Pembentukan Budi
saling mengajar. Utomo yang akan di paparkan dan dijelaskan
Tujuan dari Teka teki silang adalah melalui media media Timeline dalam
untuk membina dan mengembangkan pembelajaran sejarah yang dimana sebuah
kemampuan berpikir khususnya dalam ranah media yang cocok untuk menumbuhkan cara
kognitif. Selama ini proses pembelajaran yang berpikir dan ketertarikan siswa saat mengikuti
berlangsung banyak diarahkan kepada proses proses pembelajaran. Garis waktu yang
mendengarkan dan menghafalkan informasi digunakan juga dapat menumbuhkan ide-ide
yang disajikan oleh guru, siswa bersifat pasif siswa untuk lebih antusias dalam memahami
dalam proses pembelajaran, sehingga siswa sebuah peristiwa sejarah, menggunakan garis
hanya memperoleh kemampuan intelektual waktu juga sangat penting bagi para siswa
(kognitif) saja. Idealnya proses pembelajaran untuk memahami sebuah simbol, letak dan
itu menghendaki hasil belajar yang seimbang terjadinya peristiwa sejarah secara kronologis.
antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan aplikasi Eclipse Crossword
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, untuk membuat Teka-teki Silang (TTS)
ketika siswa dalam keadaan pasif menerima merupakan salah satu media yang bisa kita
pelajaran, maka tidak menutup kemungkinan
Sejarah Pembentukan Budi Utomo Dalam Platform Timeline Dan Eclipse Crossword 397
Sebagai Media Pembelajaran
Muhammad Irsyad Majid1*, Akbar Nurrudin Wijaya2, Marcelino Bramasta3 dan
Chintya Ayu Anggraeni4

kombinasikan dalam pembelajaran sejarah,


dengan kombinasi pertanyaan dan kotak
jawaban akan membuat siswa lebih mudah
fokus dalam berusaha menjawab pertanyaan
melalui membaca teks, materi, buku, sumber
internet. Dalam media TTS ini maka tuntutan
siswa untuk membaca materi pelajaran secara
menyeluruh akan terpenuhi dengan metode
Teka-teki Silang ini, sehingga minat baca siswa
juga akan menjadi lebih berkembang dengan
baik.

REFERENCES

Bogdan dan Taylor, 1975 dalam J. Moleong,


Lexy. 1989. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remadja Karya

Sudiyo, Dalimun Santano, Agus Nugroho, Edy


Suwardi. 1977. SEJARAH
PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA
Dari Budi Utomo sampai dengan
Pengakuan Kedaulatan. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
http://repositori.kemdikbud.go.id/12972/
1/Sejarah%20pergerakan%20nasional%
20indonesia%20dari%20budi%20utomo
%20sampai%20dengan%20pengakuan
%20kedaulatan.pdf

Kartodjo, Sartono, Pengantar Sejarah


Indonesia Baru Jilid 1, Jakarta:
Gramedia,1999.

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah,


Yogyakarta: Bintang Budaya, 1995.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

MENGUPAS PUSAKA NUSANTARA DI MUSEUM KERIS SOLO


BERBASIS VIDEO BLOG PEELING THE ARCHIPELAGO HERITAGE
AT THE SOLO KERIS MUSEUM BASED ON VIDEO

Kevin Gustaf Anmartha Dewa1*, Robertus Rendy Gasella Lemambang2, Cicilia Novita
Ika Savira3, dan Inez Ardya Pramesti4
Universitas Sanata Dharma
* Email: safiranovita11@gmail.com

Abstrak
Makalah ini bertujuan untuk mengembangkan minat dan pengetahuan yang berjudul “Mengupas Pusaka
Nusantara di Museum Keris Solo berbasis Video Blog” dengan bidang kajian Pendidikan Kearifan Lokal. Agar
memudahkan siswa untuk mengenal dan memahami keberagaman keris sebagai Pusaka Nusantara. Melalui
Bidang Kajian Pendidikan Kearifan Lokal yang berjudul “Mengupas Pusaka Nusantara di Museum Keris Solo”
diharapkan dapat mengembangkan daya tarik siswa pada peninggalan benda pusaka bersejarah. Selain itu,
siswa diharapkan agar mampu melestarikan peninggalan benda pusaka bersejarah di Museum Keris Solo dengan
memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan informasi tersebut kepada masyarakat luas.
Metode Penelitian ini adalah penelitian Kualitatif. Di mana metode ini menggunakan teknik pengumpulan data
seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi secara langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aneka
ragam keris di Nusantara memiliki kekhasannya masing-masing sehingga mampu menjadi daya tarik bagi siswa
dan masyarakat luas. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah video blog. Dengan demikian, Video Blog
yang berjudul “Mengupas Pusaka Nusantara di Museum Keris Solo berbasis Video Blog” layak menjadi media
informasi dalam pelestarian benda-benda Pusaka di Nusantara.

Kata Kunci: Media, Museum Keris, Video Blog

Abstract
This paper aims to develop interest and knowledge entitled "Peeling the Archipelago Heritage at the Solo Keris
Museum based on Video Blog" with a study of Local Wisdom Education. In order to make it easier for students to
recognize and understand the diversity of kris as an archipelago heritage. Through the Study of Local Wisdom
Education entitled "Peeling the Archipelago Heritage at the Solo Keris Museum" to develop students' interest in
historical heirlooms. In addition, it is hoped that historical heirlooms at the Solo Keris Museum will not be able to
use social media as a means to disseminate this information to the wider community. Methods This research is a
qualitative research. Where this method uses data collection such as direct observation, interviews, and
documentation. The results of the study show that the various kerises in the archipelago have their own
characteristics so that they can become an attraction for students and the wider community. The media used in
this research is a video blog. Thus, the Video Blog entitled "Peeling the Archipelago Heritage at the Solo Keris
Museum based on the Video Blog" deserves to be a medium of information in the preservation of heritage objects
in the archipelago

Keywords: Media, Keris Museum, Blog Video.

PENDAHULUAN bahwa kebudayaan dari satu daerah dengan


Indonesia merupakan negara dengan daerah lainnya juga sangat beragam dan
keberagaman budayanya yang memiliki nilai berbeda-beda. Setiap kebudayaan yang
sejarah. Keragaman budaya tersebut berupa adat istiadat maupun tradisi mampu
terbentang dari Sabang sampai Merauke. memberikan corak tersendiri bagi
Kebudayaan dapat tercipta dari adaptasi para perkembangan Indonesia agar dapat unggul di
manusia purba yang berkembang dan mata negara lain.
dilestarikan hingga saat ini. Dapat diketahui Kebudayaan dapat dicerminkan
Mengupas Pusaka Nusantara di Museum Keris Solo berbasis Video Blog Peeling the 399
Archipelago Heritage at the Solo Keris Museum based on Video
Kevin Gustaf Anmartha Dewa1, Robertus Rendy Gasella Lemambang 2

melalui benda-benda peninggalan bersejarah Penelitian dilaksanakan di Museum


salah satunya keris. Keris diakui sebagai Keris Nusantara yang beralamat di Jalan
simbol doa yang berwujud benda. Biasanya Bhayangkara No.2 Sriwedari, Kecamatan
keris digunakan sebagai simbol dalam kitab- Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah pada
kitab ajaran yang mengandung unsur Selasa, 24 Mei 2022. Subyek utama penelitian
spiritualitas, berperang, dll. Keris menjadi salah pengembangan minat dan pengetahuan
satu peninggalan budaya khas Indonesia yang sejarah berbasis video blog ini adalah berbagai
mana keris menjadi warisan karya seni bernilai peninggalan benda pusaka di Museum Keris
luhur yang ditetapkan pada 25 November 2005 Nusantara dan Bapak Jajang selaku staf
lalu di Paris, Perancis. Selain itu, keris koservatif Museum sebagai informan.
Indonesia juga diakui UNESCO sebagai
mahakarya warisan non-bendawi. Dari PEMBAHASAN
banyaknya penghargaan yang diterima keris 1) Multidimensional keris
Indonesia, maka dibangunlah Museum Keris Asal usul adanya keris masih simpang
Nusantara yang terletak di Jalan Bhayangkara siur kebenarannya karena sampai saat ini
No.2, Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Kota belum ditemukan data yang valid maupun
Solo, Jawa Tengah. Dapat diketahui Museum sumber-sumber tertulis yang mampu
Keris Nusantara diresmikan oleh Ir.Joko membuktikan kebenaran adanya keris tersebut.
Widodo selaku Presiden Republik Indonesia) Akan tetapi, di dalam prasasti dari abad ke-9
pada tanggal 9 Agustus 2017 lalu. Masehi menjelaskan bahwa asal usul keris
Kebudayaan Indonesia yang berupa berasal dari singkatan bahasa Jawa yaitu
keris menjadi sebuah kebudayaan yang kaya “Mlungker-mlungker kang bisa ngiris” artinya
akan nilai-nilai tradisi, yang nantinya dapat sebuah benda yang berliku-liku yang
diperbaiki dan dikembangkan menjadi sebuah digunakan untuk mengiris maupun membelah
kebudayaan baru yang memiliki nilai-nilai sesuatu. Setiap keris yang telah dibuat tentu
tradisi dan kekhasan Indonesia. Nilai-nilai memiliki ciri khasnya tersendiri dan memiliki
tersebut nantinya diharapkan dapat melakukan sebuah pelindung (wadah) untuk menaruh keris
segala sesuatu maupun perbuatan yang baik yang biasa disebut dengan warangka.
dan menghindari perbuatan buruk atas Warangka biasanya dibuat dengan ukiran yang
kesalahan-kesalahan yang dilakukan. Selain indah dan tentunya terdapat makna
itu, nilai arsitektur yang terdapat dalam keris didalamnya.
juga memiliki makna dan alasannya tersendiri. Di Indonesia, keris menjadi salah satu
peninggalan benda bersejarah dan pusaka
METODE PENELITIAN Nusantara yang sarat akan fungsi dan
Metode penelitian yang digunakan maknanya yang sangat kental terutama dalam
dalam pengembangan minat dan pengetahuan nilai historis dan religiusnya. Dapat diketahui
sejarah berbasis video blog adalah penelitian bahwa sejak zaman dahulu sudah banyak
kualitatif. Tujuan utama dari metode penelitian tokoh-tokoh penting di Indonesia yang
ini untuk mengembangkan produk yang sudah mengoleksi keris salah satunya Presiden RI
ada yang bermanfaat dalam pengembangan pertama yaitu Ir. Soekarno.
minat dan pengetahuan mengenai peninggalan Keris memiliki corak/ciri khasnya
benda pusaka di Nusantara. Produk yang tersendiri sesuai dengan permintaan atau
dikembangkan dalam penelitian ini adalah kebutuhan dari si pembuat. Pada zaman
video blog yang berisi tentang hal menarik yang dahulu keris biasanya digunakan untuk
ditemui dalam Museum Keris Nusantara. peperangan, pertempuran maupun
Metode penelitian yang digunakan perkelahian. Namun, seiring dalam
menggunakan teknik pengumpulan data yaitu perkembangannya keris memiliki fungsi yang
observasi untuk mendapatkan informasi yang berbeda yaitu ditetapkan sebagai
akurat, wawancara untuk mendapatkan data a. Tosan aji
dari sumber terpercaya, dan dokumentasi Tosan berarti besi dan aji berarti lebih.
secara langsung. Dikatakan lebih karena kelebihannya produk
400 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

seni tempa pamor berbeda dengan penghidupan. Candi Prambanan dan Candi
persenjataan biasa. Tosan aji dapat Borobudur menjadi bukti perkembangan pesat
menghasilkan kualitas persenjataan yang lebih peradaban pada masa itu. Selain itu, di Kali
kuat, lebih tajam dan lebih indah. Dapat Progo juga ditemukan berbagai macam
diketahui bahwa produk tosan aji adalah peninggalan kuno salah satunya keris.
senjata berpamor berupa tombak, pedang,
mata panah, senjata tusuk, termasuk keris. 2) Esensi tersembunyi dibalik keris
b. Bagi pengguna keris sebagai pusaka Nusantara
Pada zaman dahulu keris di Indonesia Keris memiliki peranan penting dalam
berfungsi sebagai senjata yang dimiliki oleh kebudayaan Jawa yang masih ada hingga saat
semua kaum pria dewasa, keris tak dapat ini. Keris menjadi media pembawa pesan dari
dipisahkan dari pemiliknya. Keris dipakai di leluhur kita, dalam berbagai macam bentuk
wilayah Jawa, Madura, Bali, Sumatera, yang memiliki banyak artinya masing-masing
Lombok, dan Sulawesi. Dapat diketahui bahwa mulai dari falsafah kehidupan sampai menjadi
keris termasuk dalam kelengkapan pribadi media penyebaran kitab ajaran-ajaran yang
sejiwa dan seraga bagi pemiliknya artinya keris ada pada masa itu. Karena pada masa itu yang
tidak akan pisah, serta dinilai seperti jiwa dan bisa mengakses bahan literasi atau buku, serta
raga seseorang. Selain itu, senjata lainnya tulisan-tulisan hanya bisa diakses oleh para
seperti pedang dan tombak dapat dipisahkan, bangsawan saja, sehingga agar rakyat biasa
ditinggal, dan diletakkan ataupun dibawa orang bisa mendapat ajaran-ajaran tersebut para
lainnya sedang keris dipastikan selalu dibawa empu atau pembuat keris menuangkan ajaran-
dan disandang oleh pemiliknya. ajarannya melalui keris. Maka sering dikatakan
Keris merupakan salah satu bahwa kepingan jiwa dari si pembuat ikut
peninggalan pusaka Nusantara dikenal sebagai terlebur dalam keris tersebut.
salah satu integritas hidup masyarakat Jawa. Keris dianggap sebagai sebuah
Selain digunakan untuk keperluan senjata tajam yang bahkan senjata tajam
persenjataan (peperangan), esensi sendiri juga menyimbolkan sebuah kengerian
tersembunyi dibalik keris sebagai pusaka dan keseraman, namun memperhatikan bentuk
Nusantara terutama dalam kebudayaan Jawa, keris berbagai kesan tersebut menjadi tidak
karena pada dasarnya setiap manusia ada. Keris yang dibentuk dengan berbagai
terutama manusia Jawa pasti memiliki model, dengan berbagai hiasan dengan teknik
simbolisasinya. Sebagai contoh: ketika kita penggarapan yang luar biasa, kesan keris
berkunjung ke Kraton Yogyakarta terdapat sebagai senjata tajam pun menjadi hilang.
orang yang memakai blangkon yang terdiri dari Keberadaan dapur dan pamor keris yang
17 lipatan dengan arti agar selalu mengisyaratkan adanya tuah tertentu,
melaksanakan 17 rakaat sholat. Yang mana hal sesungguhnya adalah sebuah pengakuan
tersebut mulai muncul pada Era Mataram kelemahan kekuatan manusia, serta
Islam, sehingga dicantumkan nilai-nilai Islam. pengakuan dan pengharapan limpahan
Ketika agama digunakan sebagai sarana untuk kekuatan transenden. Sang empu pembuat
melegitimasi kekuasaan maka syariat agama keris hanyalah berikhtiyar dengan segenap
digunakan sebagai suatu sistem pemerintahan. laku spiritual memohon kepada penguasa alam
Dapat diketahui bahwa dalam kebudayaan agar keris ciptaannya diberikan kekuatan yang
Islam tidak diperbolehkan mengaplikasikan bisa memberikan kebaikan bagi sang
benda hidup pada benda mati, maka pada keris pemesan. Kesadaran ini tentunya sebagai
yang bercorak Islam memiliki ukiran tumbuhan. upaya pengakuan bahwa ketentuan penguasa
Contoh lain yaitu pada Kali Progo, menurut alam tidak ada yang bisa menandinginya.
para ahli Kali Progo menjadi pusat peradaban Ajaran pentingnya sikap dan sifat religius juga
Hindhu-Budha pada masa itu. Kali Progo tercermin dari peran dan fungsi keris pada asal
memiliki peran seperti Sungai Indus dan Sungai muasalnya. Salah satu fungsi keris adalah
Gangga di Asia Selatan. Karena tidak dapat sebagai benda sesaji, keberadaan benda sesaji
dipungkiri, bahwa sungai memiliki peranan memberikan pengetahuan bahwa masyarakat
penting dalam suatu peradaban sebagai Jawa mengakui keberadaan kekuatan diluar
Mengupas Pusaka Nusantara di Museum Keris Solo berbasis Video Blog Peeling the 401
Archipelago Heritage at the Solo Keris Museum based on Video
Kevin Gustaf Anmartha Dewa1, Robertus Rendy Gasella Lemambang 2

dirinya, untuk memperoleh keamanan, melalui tahap identifikasi, analisis, dan


kenyamanan dan keselamatan maka manusia konservasi agar layak pajang. Sebelumnya
hendaklah menyelaraskan diri dan benda pusaka telah disimpan di rumah walikota
kekuatannya dengan kekuatan diluar dirinya. setelah itu pada tahun sekitar 2015-2016
Pamor keris merupakan wujud dan seluruh artefak di taruh di museum. Koleksi
cerminan dari keinginan, harapan, dan tujuan. museum tidak hanya berasal dari hibahan ada
Pamor keris didalamnya tersirat berbagai juga keris-keris sitaan dari bandara soekarno-
keinginan, kekuatan tekad, dan cita-cita, hatta yang akan dibawa keluar Indonesia yang
namun berbagai hal tersebut tidak di tunjukkan tertangkap lalu di bawa ke museum, kemudian
secara terbuka. Karena setiap orang harus juga ada itu hibahan dari rakyat biasa terus itu
mengungkapkan makasud dari simbolisasi tokoh-tokoh Indonesia seperti Bapak Fadli Zon,
terssebut agar terlihat lebih indah, dan lain-lain.
sebaagaimana keindahan yang terdapat pada Museum Keris Nusantara tentunya
bilah keris yang dihasi dengan pamor. berisi koleksi dari berbagai keris dari penjuru
Indonesia ada di sini baik Empu Era
3) Museum sebagai media bagi Purwacarita sampai Empu Era Milenial serta
masyarakat untuk lebih mengenal pusaka keris yang memiliki filosofi hingga cerita sejarah
Nusantara yang unik. Pada intinya banyak hal yang bisa
Berawal dari sejarah awalnya, jadi ditemui di Museum Keris Nusantara. Museum
pada tahun 2005 di Paris Perancis pemerintah ini terdiri dari lima lantai dengan penataan dan
Indonesia mendapatkan kebanggaan yaitu fungsinya masing-masing. Lantai 1 Area Parkir,
keris sebagaimana kebudayaan asli Indonesia area parkir ini dilengkapi dengan area yang
itu dinyatakan oleh UNESCO menjadi benda memadai, baik untuk roda dua ataupun empat.
peninggalan dan kebudayaan dunia secara Lantai 2 Wedaring Wacana, selain sebagai lobi,
bendawi dan non bendawi. Sebagai tindak konter loket dan informasi, di lantai ini
lanjut pemerintah Indonesia ingin mendirikan pengunjung akan disambut dengan berbagai
tempat untuk merawat dan menyimpan benda- koleksi karya empu di era kerajaan. Dimana
benda peninggalan sejarah yang berguna masing-masing koleksi memiliki cerita dan
untuk ilmu pengetahuan. Akhirnya baru keindahan karya seni tersendiri. Lantai 3
terealisasi tahun 2014 dimulai adanya Purwaning Wacana, mengenal lebih dalam
pembangunan museum. Setelah itu diresmikan bagian-bagian dan fungsi keris, disini
pada tanggal 9 Agustus tahun 2017. Museum tempatnya. Terdapat fasilitas perpustakaan
keris di bangun sebagai tempat untuk merawat, dengan koleksi beragam. Mulai dari buku
menyimpan, dan mengembangkan benda- pustaka hingga literatur kebudayaan Jawa.
benda peninggalan sejarah yang berguna Tentunya seputar keris dan perkembangannya.
untuk ilmu pengetahuan. Lantai 4 Cipta Adihing Luhung, di lantai ini
Museum Keris Nusantara telah terdapat diorama rumah prosesi pembuatan
mendapatkan sertifikasi UNESCO, pemerintah keris. Selain itu pengunjung juga dapat
Kota Solo itu sangat senang karena museum mempelajari cara memakai keris dalam busana
dapat digunakan sebagai media selain edukasi Jawa. Lantai 5 Esthining Lampah, di lantai ini
dan untuk pariwisata. Selain itu, museum juga terdapat berbagai Mahakarya para Empu
sebagai sarana bagi akademisi untuk terdahulu berada. Berbagai koleksi-koleksi
mengimplementasi kebudayaan Nusantara. masterpieces buah tangan Empu ternama
Pemerintahan Kota Surakarta dibantu dijajar. Selain itu terdapat ruang audiovisual
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan layaknya bioskop, yang dapat digunakan untuk
membuat sosialisasi ke seluruh Indonesia menikmati film dokumenter prosesi pembuatan
untuk masyarakat yang menghibahkan pusaka keris.
pusakanya untuk disimpan di museum. Pusaka Dengan adanya museum ini,
yang di akan masuk museum sekitar tenggang diharapkan dapat mengubah pandangan
3 tahun disimpan di rumah dinas Walikota masyarakat tentang keris yang sangat erat
kaitannya dengan mistik atau supranatural. Di
Surakarta. Jadi ketika barang datang itu harus
sini kami tidak ingin menghilangkan unsur
402 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

tersebut. Akan tetapi, kami ingin menambahkan


atau melibatkan ilmu modern dalam kajian kami
kali ini. Dengan ini, pihak museum berharap
adanya kolaborasi antara pihak museum
dengan para akademisi untuk saling bersinergi
mengembangkan kebudayaan Nusantara kita.
Jika ilmu modern dijadikan instrumen analisis
maka hasil kajian tersebut akan menjadi
edukasi bagi para pembaca.
Dokumentasi

KESIMPULAN
Sejarah adalah peristiwa yang pernah
terjadi yang terkadang belum banyak diketahui
oleh masyarakat. Peristiwa sejarah yang terjadi
pada masa lampau dan peninggalannya tidak
selalu meninggalkan bukti tertulis. Keris adalah
benda pusaka peninggalan sejarah khas
Indonesia yang dilengkapi dengan sarung atau
wadah yang dikenal dengan warangka.
Peninggalan senjata keris tentu memiliki fungsi
dan makna yang kental dengan nilai histori dan
religi. Dalam perkembangannya, keris memiliki
fungsi yang beragam sebagai Tosan aji
(persenjataan yang kuat dan indah), sebagai
simbol kepahlawanan dan sikap ksatria,
sebagai pedoman dalam kehidupan dan
beragama. Esensi keris selain menjadi benda
pusaka Nusantara, keris digunakan sebagai
sarana menyampaikan pesan dari leluhur yang
digambarkan dalam bermacam bentuk dengan
makna kehidupan di dalamnya. Keris juga
digunakan sebagai media penyebaran kitab
ajaran-ajaran yang diyakini pada masa itu.
Museum adalah lembaga yang
diperuntukkan bagi masyarakat umum.
Museum berfungsi mengumpulkan, merawat,
dan menyajikan serta melestarikan warisan
budaya masyarakat untuk tujuan studi,
penelitian dan kesenangan atau hiburan. Tetapi
tidak hanya museum yang memiliki kewajiban
dalam melestarikan warisan budaya Nusantara
melainkan seluruh masyarakat karena museum
Mengupas Pusaka Nusantara di Museum Keris Solo berbasis Video Blog Peeling the 403
Archipelago Heritage at the Solo Keris Museum based on Video
Kevin Gustaf Anmartha Dewa1, Robertus Rendy Gasella Lemambang 2

difungsikan sebagai media bagi masyarakat


untuk lebih mengenal pusaka Nusantara. Oleh
sebab itu, adanya makalah ini diharapkan
masyarakat tidak hanya melestarikan sejarah
nasional saja namun juga dalam lingkup
sejarah lokal.

Link Videohttps://youtu.be/aZlp8xa-l5c
https://youtu.be/aZlp8xa-l5c

https://youtu.be/ixnLgl-jJjM

Daftar Pustaka
Dokumentasi Pribadi
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PJBL)


TERHADAP KARAKTER KERJASAMA SISWA PADA MATA
PELAJARAN FISIKA

Miftahul Zannah Azzahra1*, Ranti Ernawati2, Maison3, dan Dwi Agus Kurniawan4
1,3,4 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi, Jambi, Indonesia
2 SMA Negeri 2 Kota Jambi

*E-mail: miftahulzannah2018@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis proyek (Project Based Learning) terhadap karakter kerjasama peserta didik pada mata pelajaran
fisika. Dengan menggunakan metode kualitatif tipe studi kasus dalam penelitian ini diperoleh data wawancara
berupa tulisan. Teknik yang digunakan dalam pegambilan sampel yaitu purposive sampling. Pada penelitian ini
teknik analisis data yang digunakan yaitu miles dan Huberman. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan,
dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) dapat
menumbuhkan atau meningkatkan karakter kerjasama peserta didik.

Kata kunci: Project Based Learning, Karakter kerjasama, Fisika.

Abstract
This study aims to analyze the learning process using a project-based learning model on the cooperative
character of students in physics subjects. The method used in this research is qualitative with the type of case
study, where the data from the interviews are in the form of writing. The sampling technique used is purposive
sampling. In this study, the data analysis techniques used were Miles and Huberman. Based on the research
that has been done, it can be concluded that the project-based learning model can grow or improve the
cooperative character of students.

Keywords: Project Based Learning, Cooperation character, Physics.

peserta didik dan pada akhirnya peserta didik


PENDAHULUAN diharapkan mampu mencapai hasil belajar
yang memuaskan. (Salamah, 2020). Dalam
Proses pembelajaran merupakan proses proses pembelajaran diperlukan karakter yang
interaksi peserta didik dengan pendidik dalam penting untuk dimiliki oleh setiap peserta didik,
upaya mencapai tujuan pendidikan. salahsatunya yaitu karakter kerjasama.
Pembelajaran mengandung makna proses kerjasama adalah sebuah kegiatan yang
peserta didik untuk mendapatkan ilmu dilakukan secara bersama – sama untuk
pengetahuan dan potensi bagi pengembangan mencapai suatu tujuan yang telah di tetapkan
diri serta mempelajari sesuatu kemampuan bersama. Karakter kerjasama sangat
dan nilai-nilai yang baru (Ramadhani et al., diperlukan untuk anak dalam kehidupan sehari
2020). Menurut (Sumantri & Syarif, 2015) hari supaya tercipta suatu keharmonisan
proses pembelajaran dapat diartikan sebagai hubungan anatara anak dengan orang lain
sebuah kegiatan dimana terjadi penyampaian yang menghasilkan sikap saling membantu,
materi pembelajaran dari seorang tenaga tolong menolong dan saling menghargai
pendidik kepada para peserta didik yang (Wulandari & Suparno, 2020a). Manusia
dimilikinya. Dalam pembelajaran seharusnya memiliki keterbatasan kamampuan, Dengan
berorientasi pada peserta didik sehingga dapat kerjasama, keterbatasan tersebut dapat diisi
mengembangkan kemampuan berpikir pada oleh kemapuan orang lain dan berorganisasi
Analisis Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) Terhadap Karakter Kerjasama Siswa 405
Pada Mata Pelajaran Fisika
Miftahul Zannah Azzahra1*, Ranti Ernawati2, Maison3, dan Dwi Agus Kurniawan4

untuk mencapai tujuan (Efendi & Sudarwanto, Penelitian ini sama seperti penelitian
2018). Salah sau solusi untuk meningkatkan yang pernah diteliti oleh (Rahayu et al., 2020).
atau mengembangkan karakter kerjasama Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa
peserta didik adalah dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek meberi
model pembelajaran. pengaruh pada karakter kerjasama siswa,
Agar proses pembelajaran lebih penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dkk
bermakna tenaga pengajar menggunakan (2020) ini hanya pada jenjang sekolah dasar.
metode berupa model pembelajaran. Menurut Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan di
(Rosmala, 2021) Model pembelajaran adalah jenjang sekolah menengah atas pada mata
bentuk pembelajaran yang disajikan oleh guru, pelajaran fisika. Maksud dilaksanakan
agar siswa dapat memahami materi yang penelitian ini guna menganalisis proses
disampaikan. Ada berbagai macam model belajar-mengajar dengan menggunakan
pembelajaran yang dapat menumbuhkan strategi pembelajaran berbasis proyek
pemahaman konsep dan cara berpikir peserta terhadap karakter kerjasama siswa pada mata
didik, dan karakter kerjasama peserta didik pelajaran fisika.
salah satunya adalah model pembelajaran
project based learning. Pembelajaran berbais METODE PENELITIAN
proyek aalah bentuk pengajaran yang
berpusat pada siswa aktif yang dicirikan oleh Metode yang digunakan pada penelitian
otonomi siswa, penyelidikan konstruktif, ini yaitu metode kualitatif dengan jenis studi
penetapan tujuan, kolaborasi, komunikasi, dan kasus, dimana data berupa hasil wawancara
refleksi dalam praltik dunia nyata (Kokotsaki et yang berbentuk tulisan. Menurut (Mulyadi,
al., 2016)Model pembelajaran berbasis proyek 2011) Metode penelitian kualitatif menekankan
menciptakan tantangan dan kolaborasi. observasi lapangan dan survei dialog
Peserta didik dipaksa untuk bekerja sama dan (wawancara rinci), dan data dianalisis dengan
melatih kemampuan untuk meningkatkan cara non-statistik. Penelitian ini dilakukan di
empati dan kolaborasi di antara mereka. (Lilik SMAN 2 Kota Jambi, yang menjadi sampel
Handayani, 2020). Diantanya metode pada penelitian yaitu guru kelas XI yang
pembelajaran yang diperlukan dalam proses mengajar mata pelajaran fisika. Pengambilan
pembelajaran fisika adalah suatu proyek. sampel menggunakan teknik purposive
Ilmu yang mempelajari tentang suatu sampling dengan kriteria guru kelas XI yang
benda beserta geraknya dan kegunaannya mengajar mata pelajaran fisika.
dalam kehidupan ialah fisika. Dalam Instrumen yang digunakan pada
mempelajari fisika perlu didasari dengan penelitian ini yaitu model project based
sikapilmiah seperti rasa ingin tahu, jujur, learning dan karakter kerjasama peserta didik.
tanggungjawab, bersikap objektif, terbuka, Pengumpulan data dilakukan melalui
dan juga maumendengarkan pendapat orang wawancara dengan sampel penelitian.
lain (Nasution, 2018). Pembelajaran fisika Menggunakan metode Miles dan Huberman
merupakan proses konstruktif yang tidak untuk analisis data.
hanya belajar dalam bentuk transfer
pengetahuan, tetapi juga memfasilitasi peserta HASIL DAN PEMBAHASAN
didik untuk melatih keterampilannya,
membangun kemampuan kognitifnya sendiri, Sebagai berikut hasil wawancara tenaga
dan mendorong sikap positif (Kurniawan, pendidik dengan indikator model pembelajaran
berbasis proyek dan karakter kerjasama
2014). Dikarenakan banyak yang
peserta didik.
beranggapan bahwa pembelajaran fisika itu
sulit, maka diperlukan karakter kerjasama Tabel 1. Hasil wawancara tenaga pendidik dengan
untuk mempermudah menyelesaikan masalah indikator model pembelajaran berbasis proyek dan
tentang fisika. karakter kerjasama peserta didik
406 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Pertanyaan Jawaban ceramah, diskusi dan eksperimen. Selain itu


Metode Banyak metode yang guru juga sesekali menerapkan model
pembelajaran apa berulang saya pakai,
saja yang sering seperti metode
pembelajaran berbasis proyek, dengan cara
1. memberikan tugas proyek kepada peserta
ibu gunakan dalam ceramah, diskusi, dan
proses eksperimen didiknya dalam materi tertentu untuk peserta
pembelajaran? didik tidak merasa bosan dengan proses
Tentu saja, saya sering
menugaskan peserta pembelajaran yang monoton. Saat proses
didik untuk membuat pembelajaran di kelas, karakter kerjasama
project dalam materi penting dimiliki peserta didik karena dengan
Apakah ibu pernah
tertentu. Dalam project
menggunakan adanya karakter tersebut dapat membuat
tersebut peserta didik
2. model hubungan antar peserta didik lebih baik lagi
akan diberikan lkpd
pembelajaran
agar dapat membantu dan dapat meningkatkan rasa peduli terhadap
berbasis proyek?
mereka dalam sesama dan rasa ingin tahu bersama. Karakter
mengerjakan atau
menyelesaikan tugas kerjasama peserta didik sangat bermacam-
yang saya berikan macam, dikarenakan kurangnya interaksi antar
Tentu saja penting, sesama mereka dan kurangnya metode atau
karakter tersebut dapat model pembelajaran yang memfasilitasi
membuat peserta didik
Menurut ibu mereka untuk meningkatkan karakter
lebih dekat dengan
apakah karakter kerjasama mereka. Pada masalah tersebut
temannya, dapat
3. kerjasama penting
menjaga komunikasi guru memiliki solusi untuk meningkatkan
dimiliki peserta
antar mereka dan
didik? karakter kerjasama peserta didik yaitu dengan
meningkatkan rasa
pedul terhadap cara memberikan tugas project tadi, dengan
sesama. adanya tugas berkelompok tersebut peserta
Karakter kerjasama didik diarahkan untuk bekerjasama dengan
peserta didik
bermacam-macam
sesama anggota kelompoknya untuk
dikarenakan kurangnya menyelesaikan tugas atau project yang sudah
Menurut ibu
interaksi antar sesama diberikan.
bagaiamana
mereka dan kurangnya
4. karakter kerjasama
metode atau model Berdasarkan hasil studi pendahuluan
peserta didik di
pembelajaran yang
kelas? yang dilakukan oleh peneliti, peneliti melihat
memfasilitasi mereka
untuk meningkatkan bahwa karakter kerjasama siswa masih
karakter kerjasama tergolong rendah, itu dikarenakan kurangnya
mereka.
rasa peduli terhadap sesama dan terhadap
Dengan cara
memberikan tugas tugas kelompok yang diberikan. Seperti yang
project tadi, dengan kita ketahui sebagaian peserta didik
adanya tugas berpendapat bahwa fisika adalah pelajaran
Menurut ibu
berkelompok tersebut
bagaimana cara yang sulit, oleh karena itu alangkah lebih
peserta didik diarahkan
5. meningkatkan baiknya penyelesaian soal atau permasalahan
untuk bekerjasama
karakter kerjasama
peserta didik?
dengan sesama tentang fisika diselesaikan secara bersama-
anggota kelompoknya sama agar dapat saling membantu satu sama
untuk menyelesaikan
tugas atau project yang lain. Maka dari itu diperlukan fasilitas untuk
sudah diberikan. meningkatkan karakter kerjasama peserta
Berdasarkan hasil wawancara yang didik.
telah dilakukan terhadap guru mata pelajaran
fisika kelas XI di SMAN 2 Kota Jambi pada Metode atau model pembelajaran yang
indikator model pembelajaran berbasis proyek digunakan tenaga pendidik dapat menjadi
dan karakter kerjasama peserta didik fasilitas untuk meningkatkan atau
didapatkan hasil seperti tabel diatas. Pada mengembangkan karakter kerjasama peserta
saat pelaksanaan prose belajar mengajar di didik. Berdasarkan hasil wawancara peneliti
kelas, tenaga pendidik banyak melakukan atau dengan guru, dapat dismpulkan bahwa model
menerapkan berbagai macam metode pembelajaran yang dapat meningkatkan
pembelajaran untuk menunjang aktivitas karakter kerjasama peserta didik salahsatunya
proses pembelajaran tersebut seperti metode yaitu model pembelajaran berbasis proyek.
Analisis Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) Terhadap Karakter Kerjasama Siswa 407
Pada Mata Pelajaran Fisika
Miftahul Zannah Azzahra1*, Ranti Ernawati2, Maison3, dan Dwi Agus Kurniawan4

Kerjasama merupakan sebuah bentuk proyek (Project Based Learning).


kegiatan yang dilakukan secara bersama-
sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah REFERENCES
ditetapkan bersama (Wulandari & Suparno,
2020b) Azis, a., yulianti, d., & handayani, l. (2006).
Penerapan model pembelajaran kooperatif
Karakter kerjasama penting dimiliki dan dengan memanfaatkan alat peraga sains
diterapkan oleh setiap siswa untuk mengikuti fisika (materi tata surya) untuk meningkatkan
hasil belajar dan kerjasama siswa. Jurnal
proses pembelajaran, sebab dengan memiliki
pendidikan fisika indonesia, 4(2), 94–99.
karakter kerjasama tersebut dapat membuat
Efendi, y., & sudarwanto. (2018). Penguatan
hubungan antar peserta didik lebih baik dalam karakter mandiri, disiplin, kerjasama dan
mengerjakan suatu project atau tugas yang kreatif (“marikerja kreatif”) melalui lesson
diberikan oleh guru. Hal ini searah dengan study pada pembelajaran teknologi sepeda
penelitian yang dilakukan oleh (Azis et al., motor. Jurnal pendidikan vokasi otomotif,
2006) yang menyatakan bahwa dengan 1(1), 89–99.
kerjasama antar peserta didik diharapkan Kokotsaki, d., menzies, v., & wiggins, a. (2016).
dapat saling meambantu dan saling Project-based learning: a review of the
literature. Improving schools, 19(3), 267–277.
memberikan motivasi, sehingga terjadi
Kurniawan, d. T. (2014). Model pembelajaran
interaksi positif. (Mararengga, 2019) juga
berbasis masalah berbantuan website
menyatakan bahwa karena tidak sedikit yang interaktif pada konsep fluida statis untuk
berpendapat bahwa fisika sebagai mata meningkatkan penguasaan konsep dan
pelajaran yang susah maka kerjasama sangat keterampilan proses sains siswa kelas xi.
dibutuhkan. Oleh karena itu agara Jurnal pengajaran mipa, 19(2), 206–2013.
pembelajaran fisika terasa lebih mudah, maka Lilik handayani. (2020). Peningkatan motivasi
dibutuhkan kerjasama dalam upaya belajar ipa melalui model pembelajaran
penyelesaiannya. project based learning pada masa pandemi
covid-19 bagi siswa smp negeri 4 gunungsari.
Pekerjaan proyek yang dilakukan Jurnal paedagogy: jurnal penelitian dan
secara berkelompok adalah bagian dari proses pengembangan pendidikan, 7(3), 168–174.
Https://e-
pembelajaran yang berfokus pada pemecahan
journal.undikma.ac.id/index.php/pedagogy
masalah dengan cara kerjasama. Dalam Mararengga, d. G. (2019). Gambaran kerjasama
model pembelajaran berbasis proyek, peserta siswa dalam pembelajaran fisika di kelas ix
didik mengembangkan penelitiannya sendiri smpn 5 muaro jambi. Briliant: jurnal riset dan
dengan kelompok atau secara individu, konseptual, 4, 189–197.
sehingga peserta didik secara otomatis Mulyadi, m. (2011). Penelitian kuantitatif dan
mengembangkan karakter kerjasmanya. kualitatif serta pemikiran dasar
Untuk tugas proyek secara berkelompok yang menggabungkannya. Jurnal studi komunikasi
kelompoknya terdiri dari karakter peserta didik dan media, 15(1).
Https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31445/jskm
yang heterogen, mereka dilatih untuk saling
.2011.150106
melengkapi dan memberi, menciptakan Nasution, s. W. R. (2018). Enerapan model inkuiri
persatuan dan kesatuan untuk berhasil terbimbing (guided inquiry)dalam
menyelesaikan proyek yang diberikan (Pratiwi meningkatkan kemampuan berpikir kritispada
et al., 2018). pembelajaran fisika. Jurnal education and
development, 3(1), 1–5.
PENUTUP Pratiwi, i. A., ardianti, s. D., & kanzunnudin, m.
(2018). Peningkatan kemampuan kerjasama
Berdasarkan penelitian yang telah melalui model project based larning (pjbl)
dilakukan, maka peneliti menarik kesimpulan berbantuan metode edutainment pada mata
pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Jurnal
bahwa karakter kerjasama peserta didik dapat
refleksi edukatika, 8(2).
ditingkatkan atau dikembangkan melalui Rahayu, d., puspita, a. M. I., & puspitaningsih, f.
penerapan model pembelajaran berbasis (2020). Keefektifan model project based
408 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

learning untuk meningkatkan sikap kerjasama


siswa sekolah dasar. Pedagogi : jurnal
penelitian pendidikan, 7(2).
Ramadhani, r., masrul, m., nofriansyah, d., hamid,
m. A., ketut, s. I., sahri, s., simarmata, j.,
safitri, m., & suhelayanti, s. (2020). Belajar
dan pembelajaran: konsep dan
pengembangan (t. Limbong (ed.)). Yayasan
kita menulis.
Rosmala, a. (2021). Model-model pembelajaran
matematika. Bumi aksara.
Salamah, w. (2020). Deskripsi penggunaan aplikasi
google classroom dalam proses
pembelajaran. Jurnal penelitian dan
pengembangan pendidikan, 4(3), 533–538.
Sumantri, & syarif, m. (2015). Strategi
pembelajaran. Pt raja grafindo persada.
Wulandari, a., & suparno, s. (2020a). Pengaruh
model problem based learning terhadap
kemampuan karakter kerjasama anak usia
dini. Jurnal obsesi : jurnal pendidikan anak
usia dini, 4(2), 862.
Https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i2.448
Wulandari, a., & suparno, s. (2020b). Pengaruh
model problem based learning terhadap
kemampuan karakter kerjasama anak usia
dini. Jurnal obsesi : jurnal pendidikan anak
usia dini, 4(2), 862–872.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM DUNIA


SEKOLAH

Nizmi Putri
PGSD Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara
* Email: nizmiputri2017@gmail.com

Abstrak
Sampai saat ini Pendidikan Nasional Indonesia masih menghadapi berbagai masalah. Capaian hasil pendidikan
masih belum memenuhi hasil yang diharapkan. Pendidikan Karakter Benar-benar diperlukan tidak hanya di
sekolah tetapi juga di rumah, serta dilingkungan sosial. Pendidikan yang harus menjadikan generasi muda cerdas
dan bermoral. Pengembangan pendidikan karakter di sekolah yang insentif merupakan usaha untuk
membangkitkan dan meningkatkan kegiatan belajar secara efektif dalam menanamkan nilai dan karakter kepada
setiap warga sekolah yang meliputi aspek-aspek pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan guna
melaksanakan nilai-nilai yang terkait dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan
dan kebangsaan, sehingga diharapkan menjadi generasi yang berkualitas tindakan, akhlak, iman dan taqwa
dalam kehidupan nyata sebagai warga negara Indonesia.

Kata kunci: Pendidikan karakter, Dunia pendidikan.

Abstract
Until now, Indonesian National Education is still facing various problems. The educational outcomes still do not
meet the expected results. Character education is really needed not only at school but also at home, as well as in
the social environment. Education that must make the younger generation smart and moral. The development of
character education in schools with incentives is an effort to generate and improve learning activities effectively in
instilling values and character in every school member which includes aspects of knowledge, awareness or
willingness and action to implement values related to God Almighty. , oneself, fellow human beings, environment
and nationality, so that they are expected to become a generation of quality actions, morals, faith and piety in real
life as Indonesian citizens.

Keywords: Character education, Education world.

sesuai dengan tujuan. Proses pendidikan tidak


PENDAHULUAN hanya membentuk insan Indonesia yang
cerdas, namun perlu memiliki kepribadian atau
Dunia Pendidikan hingga kini masih berkarakter, sehingga nantinya akan lahir
dipercaya sebagai media yang sangat ampuh generasi generasi bangsa yang tumbuh dan
dalam membangun kecerdasan, keterampilan berkembang dengan karakter bernafaskan
sekaligus kepribadian anak manusia menjadi nilai-nilai luhur bangsa dan agama.
lebih baik. Oleh karena itu pendidikan secara Upaya untuk pengembangan pendidikan
terus menerus dibangun dan dikembangkan karakter di sekolah merupakan proses yang
agar dalam proses pelaksanaannya dapat membangkitkan kegiatan belajar yang
menghasilkan generasi yang diharapkan. efektif bertujuan menanamkan nilai dan
Lembaga pendidikan dalam karakter kepada setiap warga sekolah yang
mengembangkan proses belajar mengajar meliputi aspek pengetahuan, kesadaran, atau
tidak hanya memperhatikan kemampuan kemauan dan tindakan untuk melaksanakan
kognitif dan psikomotor, namun juga nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang
mengembangkan sikap mental/kepribadian Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
yang paripurna atau berakhlak mulia. Kegiatan lingkungan maupun kebangsaan, sehingga
pendidikan merupakan proses yang memiliki menjadi manusia yang berkualitas akhlaknya.
konsistensi, intensitas dan berkesinambungan Sekolah merupakan suatu tempat atau
agar proses transformasi ilmu menjadi tuntas
410 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

lembaga yang mengelola dan mengungkapkan bahwa pendidikan karakter


menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar merupakan nilai-nilai dasar yang harus dihayati
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam jika sebuah masyarakat mau hidup dan bekerja
system pendidikan nasional. Hendriana (2017: sama secara damai. Nilai-nilai seperti
25-29) bahwa, dilingkungan sekolah kebijaksanaan, penghormatan terhadap yang
pendidikan karakter harus melibatkan semua lain, tanggung jawab pribadi, perasaan
komponen pendidikan yang ada. Diantara senasib, sependeritaan, pemecahan konflik
komponen yang ada itu adalah tujuan secara damai, merupakan nilai-nilai yang
pengajaran, isi kurikulum pendidikan, proses semestinya diutamakan dalam pendidikan
belajar mengajar, pengelolaan mata pelajaran, karakter.
penilaian, manajemen sekolah, kegiatan Pendidikan karakter bertujuan
ekstrakurikuler di sekolah, perlengkapan, memfalitasi siswa agar mampu menggunakan
sarana dan prasarana serta penggunaannya pengetahuan,mengkaji dan menginternalisasi
dan semua yang terlibat dalam kegiatan serta memersonalisasikan nilai,
pendidikan di sekolah. mengembangkan keterampilan social yang
Pendidikan karakter merupakan memungkinkan tumbuh dan berkembangnya
penciptaan lingkungan sekolah yang akhlak mulia dalam diri siswa serta
membantu siswa dalam perkembangan etika, mewujudkannya dalam perilaku sehari-hari,
tanggung jawab melalui model, dan pengajaran dalam berbagai konteks social budaya yang
karakter yang baik melalui nilai-nilai universal berbhineka sepanjang hayat ( Putri Palupi,
(Wulandari & Kristiawan, 2017:2). Nilai-nilai 2018:2580). Sementara itu Setiawan
karakter ini sudah seharusnya ditanamkan (2021:2656) mengatakan pendidikan karakter
kepada siswa sehingga mereka mampu bertujuan membina terbentuknya perilaku
menerapkan dalam kehidupannya baik di siswa yang baik bagi setiap orang. Artinya,
keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara pendidikan nilai karakter bukan sekadar
sehingga dapat memberikan kontribusi yang memahami tentang aturan benar dan salah
positif kepada lingkungannya. atau mengetahui tentang baik dan buruk, tetapi
Pendidikan karakter mempunyai tujuan harus benar-benar meningkatkan perilaku
penanaman nilai dalam diri siswa dan moral seseorang.
pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih Penjelasan diatas mengarahkan bahwa
menghargai kebebasan individu, selain itu, pendidikan karakter harus didasarkan pada
pendidikan karakter bertujuan meningkatkan prinsip-prinsip sebagai berikut. Pertama,
mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai
disekolah yang mengarah pada pencapaian basis karakter. Kedua, mengidentifikasi
pembentukan karakter dan akhlak mulia siswa karakter seacara komprehensif supaya
secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku.
dengan standar kompetensi lulusan ( Samani Ketiga, menggunakan pendekatan yang tajam,
dan Hariyanto, 2012; 42-23). proaktif dan efektif untuk membangun karakter.
Karakter berasal dari nilai tentang Keempat, menciptakan komunitas sekolah
sesuatu. Suatu karakter akan melekat dengan yang mempunyai kepedulian. Kelima, memberi
nilai dari perilaku seseorang. Karena itu, dalam kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan
perspektif pendidikan karakter tidak ada perilaku yang baik. Keenam, memiliki cakupan
perilaku anak yang tidak bebas dari nilai terhadap kurikulum yang bermakna dan
(Kesuma, dkk., 2011:2). Nilai-nilai pendidikan menantang yang menghargai semua siswa,
karakter yang dikembangkan Kementerian membangun karakter mereka, dan membantu
Pendidikan dan Kebudayaan ada delapan untuk sukses. Ketujuh, mengusahakan
belas karakter. Nilai-nilai tersebut bersumber tumbuhnya motivasi diri pada para siswa.
dari agama, Pancasila, budaya dan tujuan Kedelapan, memfungsikan seluruh staf sekolah
pendidikan nasional. sebagai komunitas moral yang berbagi
Muchtarom (2019: 147-61) tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan
Pengembangan Pendidikan Karakter Dalam Dunia Sekolah 411
Nizmi Putri

setia pada nilai dasar yang sama. Kesembilan, nilai karakter mandiri, nilai karakter
memfungsikan keluarga dan anggota demokratis,nilai karakter rasa ingin tahu, nilai
masyarakat sebagai mitra dalam usaha karakter semangat kebangsaaan, nilai karakter
membangun karakter. Kesepuluh, cinta tanah air, nilai karakter menghargai
mengevaluasi karakter sekolah, fungsi sekolah, prestasi,nilai karakter bersahabat/komunikatif,
fungsi staff sekolah sebagai guru-guru karakter nilai karakter cinta damai, nilai karakter gemar
dan manifestasi karakter positif dalam membaca, nilai karakter peduli lingkungan, nilai
kehidupan siswa. karakter peduli social, dan nilai karakter
tanggung jawab. Pelaksanaan pendidikan
METODE PENELITIAN Karakter di SDN 101788 dan SDN 101789
Medan telah dilaksanakan dengan baik melalui
Pendekatan penelitian yang digunakan kegiatan intakulikuler ekstrakurikuler.
dalam peneliti ini adalah pendekatan kualitatif. Pendidikan karakter dalam lingkup
Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yaitu: intrakulikuler diimplementasikan melalui
SDN 101788 dan SDN 101789 Medan. perangkat pembelajaran yang terintegrasi pada
Dalam penelitian ini data primer semua bidang mata pelajaran. Pengelolaan
diperoleh peneliti dari hasil wawancara tersebut dilaksanakan secara intensif dengan
mendalam (indept interview) dengan informan menggunakan perencanaan pendidikan
kunci (key informan), yaitu: kepala sekolah, wali karakter, pelaksanaan pendidikan karakter.
kelas, dan siswa di dua lokasi penelitian.
Setelah data terkumpul dianalisis dengan PEMBAHASAN
menggunakan langkah: reduksi data (data Pertama, perencanaan pendidikan
reduction), penyajian data (data display), dan karakter di SDN 101788 dan SDN 101789
verifikasi data (conclusion drawing/verification). Medan dilakukan ketika penyusunan rencana
pembelajaran, yakni silabus dan RPP. Seluruh
HASIL DAN PEMBAHASAN silabus dan RPP dipastikan telah memasukkan
muatan-muatan pendidikan karakter. Kedua,
HASIL pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan
Bentuk penanaman pendidikan melalui tatap muka di dalam kelas dan kegiatan
karakter di SDN 101788 dan SDN 101789 mandiri di luar kelas. Kegiatan ini dilaksanakan
Medan dilaksanakan terintegrasi kedalam visi melalui enam belas nilai karakter. Pelaksanaan
nilai jujur dengan cara dalam ulangan siswa
dan misi sekolah yang diimplementasikan
dilatih jujur dengan tidak ada pengawas.
melalui pembelajaran disemua bidang mata
Pelaksanaan nilai toleransi dengan cara
pelajaran dan melalui kerjasama dengan
menghormati dengan teman yang berbeda
keluarga, orang tua siswa dan masyarakat.
pendapat atau paham.
Pendidikan karakter di kedua sekolah tersebut
dimaknai dengan suatu system penanaman Pelaksanaan nilai disiplin dengan cara
nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang masuk sekolah tepat waktu, masuk kelas
meliputi komponen pengetahuan, kesadaran, setelah istirahat tepat waktu, pergantian guru
atau kemauan dan tindakan untuk mengajar tepat waktu, dan pulang sekolah
melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap tepat waktu. Pelaksanaan nilai kerja keras
Allah Swt., diri sendiri, sesama lingkungan, dengan cara belajar keras dan mengerjakan
maupun kebangsaan. tugas hingga selesai tanpa mengenal lelah.
Adapun pelaksanaan pendidikan Pelaksanaan nilai kreatif dengan cara guru
karakter di SDN 101788 dan 101789 Medan memberikan kebebasan berkreasi siswa,
adalah dengan memasukkan delapan belas begitu juga siswa boleh mengerjakan tugas
nilai karakter jujur, nilai karakter dalam semua sesuai dengan kreativitas masing-masing.
materi pembelajaran yaitu : nilai karakter jujur, Pelaksanaan nilai mandiri dengan cara mencari
nilai karakter toleransi, nilai karakter disiplin, sumber belajar secara mandiri, baik di
perpustakaan, di internet, mewawancarai
nilai karakter kerja keras, nilai karakter kreatif,
narasumber, dan berbagai kegiatan yang
412 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

melatihkan kemandirian; Pelaksanaan nilai saat mengerjakan tugas individu maupun


karakter demokratis dengan cara malatih siswa kelompok. Ketiga, evaluasi pelaksanaan
bermusyawarah, melibatkan siswa dalam rapat pendidikan karakter dilaksanakan dengan cara
sekolah, melibatkan siswa dalam proses menilai secara langsung dan pengamatan.
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan Penilaian secara langsung dilakukan dengan
siswa. cara memasukkan unsur pendidikan karakter
dalam soal kuis, ulangan harian, ulangan
Pelaksanaan nilai rasa ingin tahu tengah semester, dan ulangan akhir semester.
dilakukan dengan cara memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertanya, memberikan Selain itu, penilaian pendidikan
remedial, dan memberikan pengayaan materi karakter juga dilakukan dengan cara
pembelajaran. Pelaksanaan nilai semangat pengamatan terhadap sikap siswa. Sikap siswa
kebangsaan dengan cara memperkenalkan yang dinilai meliputi: (1) sikap siswa dengan
ragam budaya nasional, dan membentuk guru, kepala sekolah, tenaga pendidikan dan
kelompok untuk bekerja sama dengan teman sesama siswa; (2) ketaatan siswa dalam
sekelas yang berbeda suku, agama, ras, dan memenuhi tata tertib sekolah; (3) kedisiplinan
status sosial-ekonomi. Pelaksanaan nilai cinta dalam mengikuti upacara bendera; (4)
tanah air dengan cara memasang peta kedisiplinan dalam mengikuti senam pagi; (5)
Indonesia, lambang burung garuda, foto kedisiplinan dalam mengikuti gotong-royong
presiden dan wakil presiden, dan bendera, piket di sekolah; (6) kedisiplinan dalam
serta mendorong siswa agar cinta produk mengikuti ibadah secara berjamaah; dan (7)
Indonesia. Pelaksanaan nilai menghargai kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan
prestasi dengan cara memberikan apresiasi ekstrakurikuler. Seluruh nilai tersebut dikurangi
kepada siswa yang mendapat prestasi baik dengan jumlah pelanggaran yang dilakukan
akademik maupun non akademik. siswa, seperti jumlah terlambat masuk sekolah,
jumlah meninggalkan sekolah tanpa ijin, dan
Pelaksanaan nilai jumlah pelanggaran terhadap tata tertib
bersahabat/komunikatif dengan cara sekolah lainnya. Berdasarkan hasil penilaian
melakukan interaksi antar-peserta didik, tersebut, proses pelaksanaan pendidikan
peserta didik dengan guru, peserta didik karakter di dua sekolah yang menjadi fokus
dengan kepala sekolah, peserta didik dengan penelitian dapat dipahami bahwa pendidikan
tenaga administrasi, peserta didik dengan karakter di dua sekolah tersebut termasuk baik.
komite sekolah, dan peserta didik dengan Hal ini bisa dilihat dari segi nilai mata pelajaran
masyarakat luas. Pelaksanaan nilai cinta damai baik pemahaman materi maupun sikap.
dilakukan dengan cara saling berjabat tangan
saat masuk sekolah, saling senyum, sapa, dan PENUTUP
salam saat berjumpa dan sebagainya.
Pelaksanaan nilai gemar membaca dengan Berdasarkan uraian di atas, dapat
cara mendorong siswa agar senang membaca disimpulkan seperti berikut. Pertama,
baik sebelum atau sesudah pembelajaran, pembentukan karakter anak dapat dilakukan
mendorong siswa untuk gemar ke melalui dua strategi, yaitu internal sekolah dan
perpustakaan, memberi tugas kepada siswa eksternal sekolah. Kedua, strategi internal
untuk membuat kliping, dan membuat majalah sekolah dapat dilakukan melalui empat pilar,
dinding. yakni kegiatan proses belajar mengajar di
kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk
Pelaksanaan nilai peduli lingkungan
dengan cara menanam pohon di lingkungan budaya sekolah, kegiatan pembiasaan,
sekolah, dan membuang sambah sesuai kegiatan ko-kurikuler dan ekstra kurikuler.
dengan jenisnya ke tempat sampah. Ketiga, strategi eksternal dapat dilakukan
Pelaksanaan nilai peduli sosial dengan cara melalui keluarga dan masyarakat. Keempat,
mendoakan, membesuk, dan spontanitas infak ketika seluruh strategi tersebut dapat
untuk teman yang mendapatkan musibah, dan dilaksanakan dengan baik, maka karakter anak
membantu siswa yang mengalami kesulitan akan menjadi terbentuk dan kuat.
Pengembangan Pendidikan Karakter Dalam Dunia Sekolah 413
Nizmi Putri

REFERENCES

Hendriana. (2017). Pendidikan Karakter Di Sekolah


Melalui Keteladanan Dan
Pembiasaan. (Jurnal Pendidikan Dasar
Indonesia) Page, 25-29

Wulandari, Kristiawan (2017) Strategi Sekolah


Dalam Penguatan Pendidikan Karakter
Bagi Siswa Dengan Memaksimalkan Peran
Orang Tua. (Jurnal Kepemimpinan dan
Supervisi Pendidikan ) Volume 2, No. 2

Muchtarom. (2019). Implementasi penguatan


Pendidikan Karakter Untuk
Mengembangkan Kecerdasan Moral Di
Sekolah . (Jurnal Pancasila Dan
Kewarganegaraan) Page, 61-147

Putri Palupi. (2018). Pendidikan Karakter Anak


Sekolah Dasar di Era Digital. (Jurnal
Pendidikan Dasar) Page, 2580-3611

Setiawan Agus. (2021). Pendidikan Karakter Pada


Peserta Didik di Masa Pandemi Covid-
19. (Jurnal Ilmiah Mandala Education)
Page, 2656-5862

Samani, Hariyanto, 2012. Pendidikan Karakter


Bandung : Remaja Rosdakarya

Kesuma, DKK, 2011. Pendidikan Karakter Kajian


Teori Dan Praktik Di Sekolah Bandung :
Remaja Rosdakarya
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH


(PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI KINEMATIKA GERAK DI
SMA NEGERI 1 TANJUNG JABUNG BARAT

Fitria Anjani1, Dian Adila2, Maison3, dan Dwi Agus Kurniawan4


1,3 4 Universitas Jambi
2 SMAN 1 Tanjung Jabung Barat
* E-mail: fitriaanjani52@gmail.com

Abstrak
Penelitian yang dilakukakan kali ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Desain penelitian Posttest-Only
Control Design. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas X MIPA 3 dan X MIPA 4 SMA Negeri 1 Tanjung
Jabung Barat , X-4 sebagai kelas Eksperimen dan X-3 sebagai kelas Kontrol. Hasil analisis deskriptif
menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebesar 52,6 dan kelas kontrol sebesar 41,8 dengan
standar deviasi berturut-turut adalah 14,93876389 dan 13,06076 dengan ketuntasan hasil belajar siswa sebesar
35,29% untuk kelas eksperimen dan 23,52% untuk kelas kontrol. Hasil pengujian hipotesis dengan uji-t pada
taraf signifikan, α = 0,05 diperoleh nilai t hitung (2,721) > t tabel (1,67722) menunjukkan hipotesis diterima.

Kata kunci: pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran fisika, kinematika gerak

Abstract
The research that was conducted this time used a quantitative descriptive method. Research design Posttest-
Only Control Design. The population in this study was class X MIPA 3 and X MIPA 4 SMA Negeri 1 Tanjung
Jabung Barat, X-4 as the Experiment class and X-3 as the Control class. The results of the descriptive analysis
showed the average value of the experimental class learning outcomes was 52.6 and the control class was 41.8
with a standard deviation of 14.93876389 and 13.06076, respectively, with the completeness of student learning
outcomes of 35.29% for the experimental class. and 23.52% for the control class. The results of hypothesis
testing with t-test at a significant level, = 0.05, the value of t count (2.721) > t table (1.67722) indicates that the
hypothesis is accepted.

Keywords: problem-based learning, physics learning, motion kinematics

untuk pengembangan sumber SDM sehingga


PENDAHULUAN pendidikan sangat berperan aktif dalam
meningkatkan kualitas dan kuantitas pola pikir
Pendidikan merupakan proses peserta didik (Utama, 2018). Kedudukan
memperbaiki kualitas kehidupan dan pendidikan berpengaruh pada pembentukan
menanamkan keterampilan untuk dilakukan SDM (sumber daya manusia) yang baik dan
oleh peserta didik (Kurniawan, 2018). bermutu (Jannah, 2020). Jika sumber daya
Pendidikan dapat diartikan sebagai proses manusia (SDM) dianggap kurang baik maka
memperbaiki tingkah laku supaya menjadi diperlukan peningkatan dalam kualitas
lebih baik (Putra, 2019). Pendidikan pendidikan, karena SDM yang baik tentu
memegang peranan penting dalam kehidupan, sangat berpengaruh pada kemajuan dari suatu
dengan adanya pendidikan akan membuat negara (Syahrial , 2019).
seseorang mampu menempatkan dirinya
dengan layak di lingkungan masyarakat Pembelajaran merupakan cara
(Astalini, 2018). memberikan edukasi kepada siswa tentang
apa yang direncanakan, dilaksanakan dan
Pendidikan merupakan ujung tombak dievaluasi (Pathoni, 2019). Belajar di abad ke-
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap 415
Hasil Belajar Siswa Kelas X MIPA Pada Materi Kinematika Gerak di SMA Negeri 1
Tanjung Jabung Barat
Fitria Anjani1, Dian Adila2, Maison3, dan Dwi Agus Kurniawan4

21 memperkenalkan bentuk baru pendidikan setiap siswa mempunyai hasil yang berbeda-
yaitu sistem pembelajaran yang berpusat pada beda, tidak semua siswa rajin dan tidak semua
siswa (Nehru, 2017). Setelah mengikuti KBM siswa mampu melakukan penyesuaian diri
(Kegiatan Belajar Mengajar), Anda akan dengan situasi mereka belajar. Ada siswa
mencapai tujuan belajar Anda yang yang giat belajar, ada siswa pura-pura belajar
merupakan tujuan pembelajaran yang akan dan ada pula siswa yang tidak mau belajar
dicapai (Chotimah, 2018). Faktor-faktor yang sehingga diperlukan perubahan dalam
menjadi penghambat kompetensi melalui paradigma pembelajaran.
kegiatan belajar mengajar di kelas adalah
faktor lingkungan belajar (Maison, 2019). Pembelajaran di SMA Negeri 1
Kurikulum adalah suatu sistem untuk Tanjung Jabung Barat masih cukup dominan
membantu guru dalam melaksanakan proses berorientasi teacher centered dengan
kegiatan belajar dan mengajar (Astalini, 2018). penggunaan model pembelajaran
Sejumlah kegiatan yang diberikan kepada konvensional. Hasil wawancara dengan salah
siswa dinamakan kurikulum. Kegiatan tersebut seorang Guru fisika di SMAN 1 Tanjung
berupa penyajian bahan ajar yang bertujuan Jabung Barat diperoleh bahwa Salah satu
agar siswa menerima, menguasai dan masalah yang dihadapi oleh guru dan siswa
mengembangkan bahan ajar tersebut (Utami, yaitu rendahnya hasil belajar fisika yang
2017). diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran
fisika. Berdasarkan hasil observasi bahwa nilai
Keberhasilan terhadap proses ulangan tengah semester kelas X SMAN 1
pembelajaran dapat ditunjukkan pada Tanjung Jabung Barat dengan Kriteria
tercapainya kompetensi belajar. Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70
Pengembangan pembelajaran pada setiap diperoleh nilai rata-rata siswa pada pelajaran
siswa tingkat menengah perlu memperhatikan fisika sebesar 60,00 dimana nilai tertinggi
strategi belajar mengajar yang tepat. Strategi siswa sebesar 80 dan nilai terendah sebesar
belajar mengajar mempengaruhi tingkat 30 yang sangat jauh dari KKM. Salah satu
efektifitas dan keberhasilan dalam belajar. faktor yang menyebabkan rendahnya
strategi pembelajaran tidak hanya membantu ketuntasan hasil belajar yang diperoleh siswa
siswa mendapatkan nilai yang lebih baik, adalah siswa kurang aktif dalam pelajaran,
tetapi juga membantu mereka mencapai kurang percaya diri dan tidak berani
tujuan utama yang disajikan kurikulum. mengajukan pertanyaan jika terdapat hal yang
Sehingga berkaitan langsung dengan belum dipahami. Oleh karena itu, dibutuhkan
kurikulum. Kurikulum layaknya seperti kompas suatu model pembelajaran yang dapat
yang memandu kapal, sehingga kurikulum membuat siswa lebih aktif di kelas dan mampu
berperan penting dalam mengatur, mengajukan pertanyaan ketika belum
mengarahkan, dan membimbing kegiatan memahami materi serta mampu menjawab
pembelajaran. Kurikulum pendidikan pada pertanyaan ketika diajukan pertanyaan kepada
umumnya berisi tentang panduan dalam siswa tersebut.
pembelajaran. Maka kurikulum dan pendidikan
seharusnya menjadi perhatian khusus Suatu proses pembelajaran harus
(Kurniawan, Astalini, Kurniawan, dan Pathoni, diberikan suatu alternatif yang memungkinkan
2019). dikembangkannya keterampilan berpikir siswa
(penalaran, komunikasi, dan koneksi) dan
Sikap siswa yang pasif saat proses dapat membuat suasana belajar yang lebih
pembelajaran juga menjadi salah satu faktor menyenangkan, aktif serta dapat menimbulkan
penyebab rendahnya hasil belajar siswa. minat belajar siswa terhadap pelajaran kimia
Dalam proses belajar mengajar, setiap siswa dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
mempunyai kesempatan yang sama untuk Salah satunya adalah dengan menggunakan
mengembangkan dirinya secara optimal. model PBL.
Namun, kenyataannya menunjukkan bahwa
416 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Rendahnya hasil belajar aspek kognitif sumbangan model PBL dalam hal ini aktivitas
peserta didik dikarenakan peserta didik belum eksperimen siswa terhadap kemampuan
maksimal terlibat secara aktif dalam proses kognitif siswa sebesar 23,2%.
pembelajaran. Hal ini ditunjukkan saat Berdasarkan kedua penelitian di atas,
mengikuti proses belajar di kelas, peserta didik tentunya selama melakukan penelitian
ada tidak memperhatikan saat guru tersebut memiliki kekurangan yakni dalam
meneangkan pelajaran, suka mengganggu pelaksanaannya waktu yang diperlukan dalam
teman, sibuk dengan kepentingannya sendiri proses pembelajaran relative lama. Hal ini
seperti bermain hp, berbicara dengan teman disebabkan saat melakukan diskusi siswa
sebangkunya. Pembelajaran fisika diharapkan cenderung asyik berdiskusi dengan teman
menjadi pembelajaran yang aktif , efektif, dan sekelompok sehingga waktu pembelajaran jadi
menyenangkan. Oleh karena itu perlu adanya tidak efektif. Siswa juga mengalami kesulitan
inovasi dalam kegiatan pembelajaran saat diadakan posttest karena kurang
khususnya mata pelajaran fisika dikelas. efektifnya proses pembelajaran dan
Inovasi tersebut dapat berupa model penyampaian informasi (pesan dan isi
pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik pelajaran) pada saat itu. Dan untuk mengatasi
dalam proses pembelajaran. Salah satu model kekurangan tersebut peneliti berencana
pembelajaran yang dapat digunakan untuk menggunakan media selama proses
mengatasi permasalahan adalah model PBL. pembelajaran.
Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Kinematika gerak adalah bagian dari
Based Learning (PBL) adalah salah satu mekanika klasis yang menjelaskan gerak
model pembelajaran inovatif yang memberikan sebuah titik ataupun benda dengan tidak
kondisi belajar aktif pada peserta didik memperhitungkan penyebab benda itu
(Nisa,2015: 3). Menurut Utrifani A dan Turnip bergerak . kinematika mempelajari gerak
M. Betty (2014) PBL merupakan model sebagai fungsi waktu. Besaran – besaran
pembelajaran yang melibatkan peserta didik fisika yang dipelajari dalam kinematika adalah
untuk memecahkan suatu masalah melalui posisi, jarak, perpindahan, kecepatan,
tahap metode ilmiah sehingga peserta didik kelajuan, percepatan, dan waktu. Oleh karena
dapat mempelajari pengetahuan yang itu, untuk memahami materi tersebut,
berhubungan dengan masalah tersebut serta dibutuhkan model pembelajaran yang
memiliki keterampilan untuk memecahkan menuntut siswa secara aktif terlibat
masalah. berkomunikasi, mengembangkan daya pikir,
mencari dan mengolah data, menyusun
Keberhasilan pembelajaran dengan kesimpulan dan menyelesaikan masalah.
menggunakan model PBL sudah banyak yang Salah satu model pembelajaran yang dapat
meneliti diantaranya Rosidah (2014), dimana mengaktifkan siswa adalah model PBL (Wina,
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hasil 2009).
belajar siswa dengan penerapan model Adapun tujuan penelitian ini adalah
pembelajaran PBL dilengkapi dengan LKS untuk mengetahui Pengaruh Positif Model PBL
dikategorikan baik dengan skor rata-rata terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X MIPA
pencapaian hasil belajar siswa setiap pada materi KInematika Gerak di SMA Negeri
siklusnya yaitu 78 pada siklus I dan 81 pada 1 Tanjung Jabung Barat.
siklus II.
METODE PENELITIAN
Penelitian lainnya yang dilakukan
Penelitian yang dilakukakan kali ini
Larrasati (2012), dimana hasil penelitiannya
menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif
Penelitian kuantitatif merupakan suatu metode
dan signifikan model PBL melalui metode
penelitian yang digunakan untuk dapat
eksperimen terhadap kemampuan kognitif
mengubah data menjadi komunikatif dengan
berdasarkan keterampilan pemecahan
cara mengubah data mentah menjadi suatu
masalah fisika yang ditunjukkan dengan nilai
bentuk yang membuat pembaca lebih mudah
koefisien korelasi sebesar 0,482 dan
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap 417
Hasil Belajar Siswa Kelas X MIPA Pada Materi Kinematika Gerak di SMA Negeri 1
Tanjung Jabung Barat
Fitria Anjani1, Dian Adila2, Maison3, dan Dwi Agus Kurniawan4

dalam mamahami maksud dari data yang 2. Kategori Ketuntasan Hasil Belajar
ditampilkan (Darmaji, 2019). Hasil data Siswa Kelas Eksprimen dan Kelas
penelitian yang diperoleh bersifat akurat dan Kontrol
dapat dipercaya dikarenakan analisisnya
dilakukan pengujian teori tertentu atau Tabel 2. Kategori Ketuntasan Hasil Belajar
hipotesis. Siswa Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol
Adapun subjek dari penelitian ini yaitu
SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat dengan Kategori Nilai Kelas Kelas Kontrol
Eksperimen
sampel total sebanyak 50 siswa dengan f % f %
pembagian 25 siswa dikelas XI IPA 3 dan 25 Tuntas ≥ 70 7 28 % 3 12 %
siswa dikelas XI IPA 4. Penelitian ini
menggunakan instrument test yang berupa tes
soal piliham ganda. Tes soal pilihan ganda Tidak < 70 18 72 % 22 88 %
adalah suatu bentuk tes yang mana soalnya Tuntas
terdiri dari 4 atau 5 pilihan jawaban, yang
mana cara menjawabnya dengan cara memilih Jumlah 25 100 % 25 100 %
salah satu jawaban yang benar dari kelima
pilihan jawaban yang tertera. Tes pilihan
Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah
ganda tersebut terdiri atas 20 butir pertanyaan.
siswa yang tuntas pada kelas eksperimen
sebanyak 7 orang dengan persentase 28%
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan yang tidak tuntas sebanyak 18 orang
1. Analisis Statistik Deskriptif dengan persentase 72%. Sedangkan untuk
kelas kontrol, jumlah siswa yang tuntas hanya
Tabel 1. Nilai Deskriptif Hasil Belajar Siswa 3 orang dengan persentase 12% dan yang
tidak tuntas sebanyak 22 orang dengan
Nilai Statistik persentase 88%.
Statistik
Kelas Kelas 3. Pengujian Prasyarat Analisis
Eksperimen Kontrol
Sampel 25 25 Pengujian prasyarat meliputi uji
Nilai Terendah 30 25
Nilai Tertinggi 75 75 normalitas dan uji homogenitas. Pada kelas
Nilai Rata- Rata 52,6 41,8 eksperimen yang dibelajarkan dengan
Median 50 40 menggunakan model PBL untuk data posttest
Modus 70 40 diperoleh nilai signifikan nya 0,109 > 0,05
Standar Deviasi 14,93 13,06
maka dapat disimpulkan bahwa data
Tabel 1 menunjukkan bahwa kelas
terdistribusi normal.
eksperimen dan kelas kontrol memiliki jumlah
sampel dan nilai tertinggi yang sama berturut- Pengujian homogenitas dilakukan
turut yaitu 25 , 75, namun pada nilai rata-rata dengan menggunakan uji-F, nilai Fhitung
dan standar deviasi menunjukkan adanya sebesar 1,14, db pembilang n-1 = 24, dan db
perbedaan antara kelas eksperimen dan penyebut = n -1 = 24 pada taraf signifikan 0,05
kontrol. Nilai rata-rata dan standar deviasi sebesar 4,26 . Dari hasil tersebut diketahui
pada kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 52,6 bahwa Fhitung < Ftabel. Sehingga dapat
dan 14,93876389 dibandingkan nilai rata-rata disimpulkan bahwa sampel yang diteliti pada
dan standar deviasi pada kelas kontrol yaitu data posttest berasal dari populasi yang
41,8 dan 13,06076. Median dan modus untuk homogen.
kelas eksperimen adalah 50 dan 70
sedangkan kelas kontrol masing-masing 40 4. Pengujian Hipotesis
dan 40 . Berdasarkan perhitungan yang telah
dilakukan diperoleh thitung = 2,721 . Pada
taraf signifikansi α = 0,05 dengan db 48
418 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

diperoleh ttabel = 1,67722, maka H1 diterima. yang menyatakan bahwa kemampuan


Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pemecahan masalah pada kelompok siswa
terdapat pengaruh positif model PBL terhadap yang belajar dengan model PBL lebih baik
hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 dibandingkan dengan kelompok siswa yang
Tanjung Jabung Barat pada materi KInematika belajar dengan model direct instruction. Hasil
Gerak. belajar siswa meningkat yaitu mencapai nilai
rata-rata 74,9% dan ketuntasan klasikal rata-
PEMBAHASAN rata sebesar 88,1%.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan
bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen yang Pembelajaran berbasis masalah
dalam pembelajarannya menggunakan model melibatkan siswa berpikir untuk
PBL lebih tinggi dibanding kelas kontrol yang menyelesaikan masalah dalam kelompok yang
hanya menggunakan pembelajaran langsung. dibimbing oleh guru dan saling berkomunikasi
Nilai rata-rata posttest untuk kelas eksperimen dalam berbagai informasi dengan
sebesar 52,6 , sedangkan untuk kelas Kontrol menggunakan semua sistem pendukung yaitu
41,8 . Hal ini menunjukkan bahwa sarana yang dapat memudahkan siswa untuk
penggunaan model PBL pada kelas mencari informasi untuk memudahkan siswa
eksperimen dapat mempengaruhi hasil belajar menyelesaikan masalah pada lembar kerja
siswa. Menurut Haling (2007), yang siswa baik denggan menggunakan buku cetak
menyatakan bahwa, proses pembelajaran maupun menggunakan fasilitas internet atau
akan lebih efektif apabila menggunakan model referensi yang lain dalam hal mendukung
dan teknik pembelajaran yang tepat dan penyelesaian masalah. Hal ini sesuai dengan
berdaya guna. pernyataan Bakar (2006) yang menyatakan
bahwa siswa dapat menumbuhkan
Pada hasil belajar terlihat bahwa pada keterampilan memecahkan masalah, bertindak
kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan sebagai pemecah masalah dan dalam
model PBL memiliki skor yang lebih tinggi pembelajaran dibagun proses berpikir, kerja
dibandingkan dengan kelas kontrol yang kelompok, berkomunikasi, dan saling memberi
dibelajarkan dengan model pembelajaran informasi. Memperkuat hasil analisis statistik
langsung. Hasil penelitian ini sesuai dengan deskriptif dilakukan analisis lebih lanjut dengan
penelitian yang dilakukan oleh Siswanto menggunakan analisis statistik inferensial.
(2012), bahwa terdapat pengaruh yang Hasil analisis statistik inferensial yang
signifikan hasil belajar yang dibelajarkan dilakukan menggunakan uji t, yang dimana
dengan model PBL daripada siswa yang sebelum uji hipotesis, dilakukan pengujian
dibelajarkan dengan model konvensional. Hal prasyarat terlebih dahulu. Hasil pengujian
ini terjadi karena model PBL menyajikan normalitas dan homogenitas untuk kelas
sebuah masalah yang berkaitan langsung eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan
dengan kehidupan nyata yang dialami siswa bahwa data terdistribusi normal dan bersifat
dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa homogen. Adapun data yang diperoleh normal
lebih berminat dan aktif dalam mengikuti dan homogen, maka dilakukan uji hipotesis
proses pembelajaran kimia. Siswa dapat menggunakan uji t. Hasil uji analisis statistik
melihat secara langsung kaitan antara inferensial dengan taraf signifikansi 0,05
pelajaran kimia khususnya materi pokok reaksi diperoleh thitung = 2,721 sedangkan untuk
reduksi oksidasi dengan lingkungan sekitar ttabel = 1,67722 . Hal ini menunjukkan bahwa
mereka dan akan membuat pembelajaran thitung > ttabel = 2,721 >1,67722 berarti H0
lebih bermakna karena siswa mengetahui ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat
pelajaran yang didapat di kelas bermanfaat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh positif
dalam kehidupan sehari-hari. terhadap hasil belajar siswa yang dibelajarkan
dengan menggunakan model PBL pada kelas
Hasil penelitian yang diperoleh pada X SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat pada
penelitian ini juga sejalan dan mendukung Materi Kinematika Gerak.
penelitian yang dilakukan oleh Purnami (2009)
mengenai pembelajaran dengan model PBL
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap 419
Hasil Belajar Siswa Kelas X MIPA Pada Materi Kinematika Gerak di SMA Negeri 1
Tanjung Jabung Barat
Fitria Anjani1, Dian Adila2, Maison3, dan Dwi Agus Kurniawan4

Persentasi jumlah siswa yang belum kelas X SMAN 1 Tanjung Jabung Barat
tuntas hasil belajarnya baik di kelas ekperimen pada Materi Kinematika Gerak.
maupun di kelas kontrol disebabkan oleh 2. Nilai rata-rata siswa pada kelas
beberapa faktor yang menjadi kelemahan eksperimen yang dibelajarkan dengan
dalam penelitian ini. Adapun kelemahan- menggunakan model PBL lebih tinggi yaitu
kelemahan yang dialami peneliti selama 52,6 daripada kelas kontrol yang
penelitian yaitu siswa belum terbiasa belajar dibelajarkan dengan pembelajaran
dengan menggunakan model PBL, sehingga langsung yaitu 41,8.
siswa tidak mengerahkan semua kemampuan
dan interaksinya dalam melakukan diskusi Saran
untuk menyelesaikan permasalahan yang Berdasarkan hasil penelitian yang
diberikan secara optimal. Masih ada siswa diperoleh dan kelemahan-kelemahan dalam
yang belum mau mencari sendiri jawaban dari penelitian ini, maka peneliti memberikan saran
permasalahan yang diberikan oleh guru, sebagai berikut:
mereka lebih memilih menunggu jawaban dari 1. Pada kegiatan pembelajaran dengan
teman kelompoknya yang telah selesai menerapkan model PBL sebaiknya
mengerjakan permasalahan yang diberikan. semua siswa dalam satu kelompok
Kesulitan menguasai kelas ketika mengatur harus memiliki sumber materi lebih
tempat duduk setiap kelompok, hal ini banyak selain dari buku cetak yang
terkadang membuat waktu belajar tidak
mereka miliki, agar siswa lebih mudah
efisien. Kurangnya contoh soal yang diberikan
menyelasaikan masalah yang
dalam proses pembelajaran menyebabkan
diberikan oleh guru dan proses
siswa yang kurang aktif bertanya akan
pembelajaran berlangsung secara
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
efektif.
soal yang berbeda. Sewaktu pembelajaran
berlangsung, beberapa siswa yang bukan 2. Apabila ingin menerapkan model PBL
sampel penelitian, ribut di luar kelas sehingga diharapkan dapat merancang kegiatan
mengganggu pembelajaran yang sedang pembelajaran yang dapat
berlangsung. Hal ini yang menyebabkan meningkatkan rasa percaya diri bagi
persentasi jumlah siswa yang belum tuntas siswa dan mempertimbangkan waktu
hasil belajarnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sebaiknya, agar siswa
dengan persentasi jumlah siswa yang tuntas mempunyai banyak waktu dalam
baik di kelas ekperimen maupun di kelas memberikan solusi dari masalah yang
kontrol. Meskipun demikian, teknik yang diberikan oleh guru.
digunakan tetap berpengaruh positif terhadap
hasil belajar siswa karena persentase REFERENCES
ketuntasan hasil belajar fisika pada kelas
eksperimen yang dibelajarkan dengan Asrial, Syahrial, Kurniawan, D. A., & Maretika, L. D.
menggunakan model PBL masih lebih tinggi (2018). Analisis Kompetensi Pedagogik dan
dibandingkan persentase ketuntasan hasil Kompetensi IPA terhadap Calon Guru
Sekolah Dasar PGSD FKIP Universitas
belajar fisika pada kelas kontrol.
Jambi. Jurnal DIDIKA: Wahana Ilmiah
Pendidikan Dasar, p-ISSN : 2487 - 4855,
PENUTUP IV(2), 41 - 49.

Kesimpulan Astalini, A., Kurniawan, D. A., & Sumaryanti, S.


Berdasarkan hasil penelitian dan (2018). Sikap Siswa Terhadap Pelajaran
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: Fisika di SMAN Kabupaten Batanghari. JIPF
1. Terdapat pengaruh positif penggunaan (Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika), 3(2), 59.
model PBL terhadap hasil belajar siswa
Astalini, A., Kurniawan, D. A., & Putri, A. D. (2018).
Identifikasi Sikap Implikasi Sosial dari IPA,
420 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Ketertarikan Menambah Waktu Belajar IPA,


dan Ketertarikan Berkarir Dibidang IPA
Siswa SMP Se-Kabupaten Muaro Jambi.
Jurnal Tarbiyah : Jurnal Ilmiah
Kependidikan, 7(2), 93–108.

Astalini, A., Kurniawan, D. A., Melsayanti, R., &


Destianti, A. (2018). Sikap Terhadap Mata
Pelajaran Ipa Di Smp Se-Kabupaten Muaro
Jambi. Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu
Tarbiyah Dan Keguruan, 21(2), 214-227.

Astalini, Kurniawan D A, Perdana R, dan Pathoni H.


2019. Identifikasi sikap peserta didik
terhadap mata pelajaran fisika di Sekolah
Menengah Atas Negeri 5 Kota Jambi. Unnes
Physics Education Jurnal, 8(1), 34 - 43.

Haling, A. 2007. Belajar Dan Pembelajaran.


Makassar: UNM.

Jannah, N., Hidayat, M., & Dani, R. (2020).


Identifikasi Kompetensi Pedagogik
Mahasiswa Semester VII Program Studi
Pendidikan Fisika Universitas Jambi Tahun
Akademik 2019 / 2020, 8(1). 102 -107.

Nehru, N., & Syarkowi, A. (2017). Analisis Desain


Pembelajaran Untuk Meningkatkan Literasi
Sains Berdasarkan Profil Penalaran Ilmiah.
WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika), 2(1),
20–24.

Purnami, N. L. S. 2009. Pengaruh Model Problem


Based Learning dan Kemampuan Penalaran
Formal Terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Fisika Siswa Kelas VII SMP Negeri
2 Singaraja Tahun Pelajaran 2008/2009.
Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan
Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dal
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja.

Siswanto. 2012. Pengaruh Model Problem Based


Learning ( PBL) Terhadap Hasil Belajar
Kognitif Biologi Siswa Kelas VII SMP Negeri
14 Surakarta. Skripsi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret Surakarta.

Wina, S. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi


Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA


PELAJARAN PPKN SD

Gabriela Anjelika Br Sebayang


PGSD Universitas Audi Indonesia
* E-mail:
sebayanggabriela634@gmail.com

Abstrak
Ada beragam kunci untuk mengembangkan dan membentuk kualitas karakter warga negara ialah melalui
pendidikan.tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengidentifikasi karakter baik apa saja yang ditunjukan siswa
SDN 040443 Kabanjahe dan mendeskripsikan penerapan pendidikan karakter melalui PPKn di SDN 040443
Kabanjahe. Metode penelitian yang dipakai ialah metode kualitatif deskriptif, dengan begitu hasil dari penelitian
ini ialah: 1) Nilai karakter yang diterapkan dan ditunjukan yaitu religius, peduli lingkungan, tanggung jawab, jujur,
dan toleransi. 2) Penerapan dan konsep pendidikan karakter di SDN 040443 Kabanjahe dalam materi PPKn
melalui pembiasaan. 3).Strategi yang dipakai oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter contohnya terus
mengingatkan siswa dalam kebaikan, memberi teguran,memberi contoh serta jadi teladan yang baik, serta
menumbuhkan kesadaran siswa.

Kata kunci: Pendidikan karakter.strategi guru

Abstract
There are various keys to developing and shaping the character quality of citizens through education. The purpose
of this research is to identify what good characters are shown by students at SDN 040443 Kabanjahe and describe
the application of character education through PPKn at SDN 040443 Kabanjahe. The research method used is
descriptive qualitative method, so the results of this study are: 1) Character values that are applied and shown are
religious, care for the environment, responsibility, honesty, and tolerance. 2) The application and concept of
character education at SDN 040443 Kabanjahe in PPKn material through habituation. 3) The strategies used by
teachers in implementing character education, for example, are constantly reminding students to be kind, giving
warnings, setting examples and being good examples, and growing student awareness.

Keywords: Character education. teacher strategy

sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang


PENDAHULUAN mengemukakan
Pendidikan nasional punya fungsi untuk
Pendidikan moral bisa diberikan dalam mengembangkan serta membentuk watak,
pembelajaran pembentukan karakter seorang rmatabat supaya bisa mencerdaskan
siswa. Pendidikan sudah jadi kunci penting kehidupan bangsa, dengan tujuan agar potensi
untuk membangun serta membentuk kualitas seorang siswa lebih berkembang menjadi
moral masyarakat disuatu negara. Pendidikan manusia beriman berakhlak mulia, berilmu,
juga bisa dibilang sebuah investasi jangka kreatif, mandiri, punya rasa tanggung jawab
panjang yang amat berharga untuk tinggi, serta takwa pada Tuhan Yang Maha
perkembangan suatu negara, itu dikarenakan Esa,
negara maju serta perkembangannya bagus Dari penjelasan di atas terbukti, jika
bisa dipastikan mengikuti kualitas fungsi dari pendidikan nasional tujuannya agar
masyarakatnya sendiri. Pendidikan diharapkan potensi seorang siswa lebih berkembang
bisa menjadikan masyarakat dengan karakter menjadi manusia beriman berakhlak mulia,
baik serta bisa menaikkan tingkat wawasan, berilmu, kreatif, mandiri, punya rasa tanggung
toleransi serta kerukunan antar masyarakat. jawab tinggi, serta takwa pada Tuhan Yang
Inisai berhubungan pad fungsi serta tujuan dari Maha Esa. Dengan adanya masyarakat yang
pendidikan nasional yang telah tercantum punya karakter baik, itu adalah hal berharga
didalam UU Nomor 20 tahun 2003 perihal didalam perjalanan berbangsa dan bernegara.
422 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Jika seseorang tidak ada yang punya karakter suasana pembelajarn untuk peserta didik,
baik, maka orang itu akan mudah dengan harapan mereka bisa aktif
melaksanakan berbagai aktivitas yang bisa mengikutinya, supaya bisa membentuk potensi,
membuat dirinya bahagia walau harus dengan kecerdasan, keahlian dan akhlak yang baik
menyakiti orang lain juga. pada diri masing-masing peserta didik.
Dari studi yang terdahulu, ada sebuah Jadi Pendidikan menjadi komponen
hasil yang diperoleh jika sudah banyak siswa utama dalam upaya memajukan sumber daya
SDN 040443 Kabanjahe memperlihatkan manusia yang berkualitas dan bermutu tinggi,
karakter yang baik dalam diri mereka, pelaksanaannya sendiri harus demokratis,
contohnya seperti ketika jam masuk sudah berkeadilan dan tidak bersifat diskriminatif..
berbunyi semua siswa diahruskan keluar lalu Selanjutnya dari UU No.20 Tahun 2003 perihal
ke lapangan untuk baris dan menyanyikan lagu Sistem Pendidikan Nasional, mengemukakan
kebangsaan dan daerah dengan bersama- jika:
sama, Tindakan ini telah memperlihatkan jika “Pendidikan adalah usaha sadar dan
kebanyakan siswa SDN 040443 Kabanjahe terencana untuk mewujudkan suasana belajar
punya karakter disiplin, cinta tanah air, serta dan proses pembelajaran agar peserta didik
religius. Dengan betapa pentingnya karakter secara aktif mengembangkan potensi dirinya
seseorang maka dari itu pembentukan karakter untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
perlu dilaksanakan sedini mungkin, supaya pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
menjadi sumber daya manusia (SDM) dengan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
karakter yang kuat, berbudi luhur serta berhati dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
mulia. Berdasarkan pengertian dan
Dengan umur anak SD (Sekolah Dasar) pendefinisian itu, bisa disimpulkan jika
yang masih dini, menjadikan tahapan ini pendidikan ialah sebuah dari seorang untuk
sangatlah penting untuk memberikan merubah serta memperluas lagi ilmu
pendidikan karakter, dikarenakan diusia ini pengetahuan, perilaku, serta potensi yang
seorang anak sedang ditahap mereka punya, bisa diarahkan lewat
berkembangnnya fisik motorik serta pembelajaran serta bimbingan yang terstruktur
kepribadian, seperti watak emosional,
intelektual, bahasa, budi pekerti, dan moralnya Karakter
yang terus tumbuh pesat seiring berrjalannya Rosidatun (2018:20) berpendapat jikka
usia. sSekolah Dasar juga sebuah lembaga karakter ialah nilai utama yang menjadi
pendidikan paling dasar, dan hampir seluruh kepribadian seseorang, bisa terbentuk bagus
peserta didiknya punya keingin tahuan tinggi dikarenakan pengaruh dari hereditas ataupun
serta pastinya memerlukan bimbingan yang dari lingkungan sekitar, yang jadi pembeda dari
bisa jadi panutannya. Jika anak seusianya orang lainnya, dan bisa mewujudkan ke sikap
berbuat salah, masih bisa untuk diberi arahan serta tindakan kesehariannya. karakter sudah
serta bimbingan yang lebih baik lagi jadi ciri khas tersendiri dari suatu negeri serta
kedepannya, supaya anak-anak ini punya juga nilai penting dan utama, untuk sikap yang
karakter baik yang bergun di masa yang akan jadi sumber penilaian interaksi. Dari uraian
datang. Didasarri latar belakang tersebut, tersebut penelutu bisa menyimpulkan jika
penulis ingin mengambil judul penelitian karakter ialah sifat, watak, akhlak serta budi
kualitatif “Penerapan Pendidikan Karakter pekerti seorang yang sudah dibentuk melalui
dalam mata pelajaran PPKn di SD.” beragam proses dan sudah jadi ciri khasnya
Tujuan dari penelitian ini ialah: sendiri.
Mengidentifikasi apa saja karakter baik yang
sudah diperlihatkan siswa SDN 040443 Pengertian Pendidikan Karakter
Kabanjahe Kemendiknas (2011) Pendidikan
Pendidikan menjelaskan jika Karakter itu ialah sebuah
Pendidikan adalah sebuah upaya yang upaya mengajarkan perilaku yang baik, dengan
telah direncanakan dengan matang serta arah begitu seorang siswa dapat bersikap serta
tujuan yang jelas, dengan maksud membentuk bertindak sama seperti nilai yang telah jadi
Penerapan Pendidikan Karakter Dalam Mata Pelajaran PPKN SD 423
Gabriela Anjelika Br Sebayang

rutinitas. Pendidikan karakter adalah salah satu hidup tanpa bermasyarakat, nilai kebudayaan
usaha mengajarkan dan mengembangkan budi dijadikan sebuah dasar pemberian makna
pekerti luhur (karakter), pemikiran, serta pada sebuah rancangan serta komunikasi
pertumbuhan seorang anak, (Ningsih, 2015:8). diantar seluruh anggota mayarakat itu sendiri.
Supranoto (2015:48) mengemukakan jika Budaya ini begitu penting juga dikehidupan
pendidikan karakter ialah semua upaya yang bermayarakat, karena diharuskan jadi sumber
bisa dilaksanakan agar karakter seorang siswa nilai di pendidikan karakter.
bisa dikembangkan. Dia berpendapat, d. Tujuan dari Pendidikan Nasional
pendidikan karakter punya tiga unsur utama, Tujuan pendidikan nasional mengantongi
yakni (knowing the good) tahu akan kebaikan, beragam nilai-nilai kemanusiaan yang wajib
(loving the good) cinta pada kebaikan, (doing dipunyai oleh setiap warga negara Indonesia.
the good) melaksanakan kebaikan. Pendidikan Maka dari itu, tujuan pendidikan nasional ialah
karakter ialah bagian pokok didalam kehidupan sebagai sumber operasional untuk
bernegara serta seorang siswa yang perkembangan pendidikan karakter.
berkarakter teguh bisa menaikkan kualitas dari Nilai yang diambil dari agama,
pendidikan sebuah negara. pancasila, budaya, serta tujuan pendidikan
Dari pengertian tersebut bisa peneliti nasional ini sudah dikembangkan lagi oleh
simpulkan deskripsi dari pendidikan karakter Kemendiknas (2011) serta teriidentifikasikan
ialah upaya untuk mengembangkan serta jadi 18 nilai karakter. Kyakni seperti berikut ini:
meningkatkan kualitas karakter siswanya agar 1. Toleransi, 2.jujur, 3.religius, 4.disiplin, 5.kerja
sama dengan nilai yang diajarkan , dan jadi keras, 6.bertanggung jawab, 7.mandiri,
manusia yang tahu, mencintai serta selalu 8.demokratis, 9.rasa ingin tahu, 10. peduli
berbuat kebaikan pada, diri sendiri, sesama, lingkungan, 11.cinta tanah air, 12.menghargai
dan juga lingkungan sekitar, lalu mempraktikan prestasi, 13.komunikatif, 14.cinta damai;
dikehidupan sehari-hari. 15.suka membaca, 16.berjiwa patriotisme,
17.peduli sosial, 18.. kreatif
Nilai-nilai Karakter
Hasan memberi pendapat didalam Santosa
(2014:33-34) sumber nilai yang akan METODE PENELITIAN
dikembangkan pada pendidikan karakter
teridentifikasi dari sumber dibawah ini: Di penelitian ini memakai metode
a. Agama kualitatif, yaitu sebuah metode dengan tujuan
Dikarenakan Indonesia ini masyarakatnya mempelajari atau memahami sebuah kejadian
beragama. Maka kehidupannya selalu dalam konteks sosial, dengan cara alami yakni
berdasar dari ajaran agama yang dianut. mengutamakan interaksi yang mendalam
Secara politis, dalam berkehidupan negarapun diantara peneliti dengan kejadian yang sedang
berdasari pada nilai keagamaan. Maka dari itu diteliti, (Herdiansyah 2010:9). Peneliti memulai
penilaian pendidikan karakter harus berdasar dengan pendekatan deskriptif kualitatif yakni
dari kaidah keagamaan pula metode penelitian dengan tujuan merincikan
b. Pancasila dengan penuh serta mendalam perihal realitas
Pancasila ada di Pembukaan UUD 1945 yang sosial serta beragam kejadian yang ada di
dijabarkan didalam pasal-pasal yang ada di masyarakat. Dengan begitu sehingga
UUD 1945. Berarti, nilai yang terkandung pada terdeskripsikan setiap ciri sifat, karakter, dan
pancasila dijadikan nilai untuk mengatur model dari kejadian yang ada (Sanjaya
kehidupan hukum, politi, ekonomi, budaya, 2015:47)
kemasyarakatan, serta seni. Pendidikan Dengan memakai metode kualitatif
karakter sendiri punya tujuan untuk dikarenakan didasari pemahaman serta arti
mempersiapkan seorang siswa jadi warga dari penerapan pendidikan karakter itu sendiri.
negara yang mampu menerapkan nilai yang Lokasinya di SDN 040443 Kabanjahe, dengan
terkandung dalam pancasila dikehidupannya. subjek penelitian seluruh tenaga pengajar
c. Budaya beserta kepala sekolah.
Tidak ada seorangpun manusia yang bisa
424 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

HASIL DAN PEMBAHASAN dipakai guru serta kepala sekolah SDN 040443
Kabanjahe yakni terus mengingatkan siswa
Dari penelitian yang sudah dilaksanakan, agar berbuat kebaikan, memberikan teguran
diperoleh hasil jika: ketika siswa berbuat salah, memberi contoh
1. Nilai Karakter yang Diterapkan dalam kebaikan untuk siswa, melaksanakan
Dari 18 penilaian karakter, yang kerap rutinitas, dan memunculkan kesadaran
dilaksanakan di SDN 040443 Kabanjahe yakni setiapsiswa.
yang religius, pennilaian religius dilakukan di
aktivitas berdoa sebelum serta sesudah 4. Halangan dalam Penerapan Pendidikan
pembelajaran, saat shalat berjamaah, dan Karakter
beragam aktivitas lainnya. nilai peduli akan Ada berbagai faktor halangan bisa
lingkungan sekitar, ini dilaksanakn para siswa berpengaruh untuk karakter siswa, maka setiap
di aktivitas bersih bersama, mengumpulkan guru serta sekolah perlu tahu cara
botol bekas, membuang sampah sesuai menanganinya. Halangan yang diterima guru
jenisnya, serta tertip melakukan piket harian. SDN 040443 beserta cara menanganinya yakni
punya rasa bertanggung jawab, penilaian yang pertama dari Lingkungan yang buruk
tanggung jawab ini mereka terapkan mereka dapat menular pada karakter siswa tersebut,
punya kesalahan lalu berani untuk mengakui cara menanganinya yakni dengan memberi
kesalahan tersebut, kemudian meminta maaf siswa himbauan serta selalu mengingatkan
karena telah berbuat kesalahan. kejujuran, nilai untuk bersikap baik. Yang Kedua dari faktor
kejujuran dilaksanakan diaktivitas ujian untuk orang tua yang punya sikap acuh serta sibuk
tidak diperbolehkan menyontek teman lain. dengan urusan masing-masing, cara
kedisiplinan, nilai ini dilaksankan diaktivitas mengtasinya yakni dengan melakukan
datang sekolah selalu tepat waktu, patuh pada pertemuan kedua orang tua, supaya bisa
semua aturan dan lainnya. Nilai toleransi membahas cara yang tepat untuk
dilaksanakan pada aktivitas kerja kelompok mempraktekan pendidikan karakter kepada
dengan tidak memilih-milih teman serta tidak siswa. Yang Ketiga dikarenakan siswa cuek,
menjahili atau mengganggu teman yang acuh dan sulit dinasehati, cara mengatasinya
beribadah. Beragam Nilai karakter itu yakni dengan memberi peringatan, teguran
dipraktekkan lewat aktivitas di sekolah. serta tegas pada siswa tersebut. Yang
Keermpat faktor daru guru itu sendiri,
2. Penerapan Pendidikan Karakter kekurangan waktu untuk mengayomi siswa,
Sebuah rancangan dibutuhkan untuk maka tidak sepenuhnya siswadalam
diterapkan di pendidikan karakter suatu pengawasan guru, cara mengatasinya yakni
sekolah. Ranacangan penerapan pendidikan dengan membuat koordinasi dengan kedua
karakter yang dipakai di SDN 040443 orang tua siswa yang bersangkutan.
Kabanjahe yakni konsep rutinitas. Menurut
narasumber rutinitas dilaksanakan supaya Nilai Karakter yang Diterapkan
siswa terbiasa dengan aktivitas yang Dari data dari observasi serta
dilaksanakan di sekolah serta mampu wawancara yang sudah diperoleh, terlihat jika
diterapkan diluar lingkungan sekolahan. karakter tiap kelas di SDN 040443 Kabanjahe
Rutinitas yang dilaksanakan contohnya yakni berbeda-beda, dan terpaku pada apa yang
menyanyikan lagu wajib nasional serta berdoa diperlukan setiap guru. Pihak sekolah serta
bersama di lapangan, mengumpulkan botol guru bisa menambah ataupun mengurangi nilai
bekas setap hari selasa dan aktivitas karakter selaras dengan yang diperlukan
semacamnya sekolah itu serta hakekat materi SK-KD dan
pembahasan mata pelajaran,
3. Strategi serta Tujuan Guru ketika Penerapan (Supranoto,2015:42). Nilai karakter yang
Pendidikan Karakter terbanyak penerapannya, oleh guru SDN
Strategi itu merupakan suatu cara yang 040443 Kabanjahe yakni religus, peduli
dipakai guru ketika menerapakan pendidikan lingkungan, rasa tanggung jawab, kejujuran,
karakter untuk menggapai tujuan yang kedisiplinan, serta toleransi. Selaras apa yamg
diharapkan serta tetapkan. Strategi yang
Penerapan Pendidikan Karakter Dalam Mata Pelajaran PPKN SD 425
Gabriela Anjelika Br Sebayang

jadi Instruksi Presiden nomor 87 tahun 2017, dengan 3 hal dibawat:


Kemendikbud (2017) memberi penegasan jika a. Memakai prinsip teladan dari seluruh pihak
ada 5 nilai karakter pokok yang sumbernya bersangkutan, mulai dari orang tua, guru,
berasal dari Pancasila, yang jadi tujuan utama masyarakat sekitar hingga pemimpinnya.
pengembangan gerakan Penguatan b. Memakai prinsip rutinitas dalam seluruh
Pendidikkan Karakter (PPK), antaranya seperti aspek kehidupan.
nasionalisme, religius, integritas, gotong c. Memakai prinsip kesadaran dalam
royong, serta kemandirian. Berbagai Nilai ini bertindak sesuai apa yang diajarkan.
tidak bisa berdiri serta berkembang sendirinya, Walau rencana yang dipakai oleh paar
namun harus berhubungan satu sama lainnya. guru beragam, namun tujuannya pasti sama,
yakni diharapkan siswa berubah serta punya
Penerapan dan Konsep Pendidikan Karakter karakter bagus dengan begitu bisa
Dari hasil wawancara dan dokumentasi mempraktekkan karakter yang dipunyai tidak
yang sudah dilaksanakan dengan semua hanya disekolah semata , namun juga
tenaga pengajar dan kepala sekolah SDN diksehariannya. Pendidikan karakter punya
040443 Kabanjahe, penerapan pendidikan tujuan untk mengembangkan potensi yang ada
karakter yang telah dilaksanakan telah pada diri seorang siswa supaya memberi suatu
terlaksana cukup bagus dengan cara keputusan baik atauoun buruk, menjaga
melakukan aktivitas yang rutin. Zubaedi kebaikan, menjalankan kebaikan di keseharian
(2013:114) mengemukakan jika pendidikan dengan ikhlas (Samani dan Haryanto 2014:45-
karakter dapat terlaksana sepert yang 46).
diharapkan dikarenakan 3 hal, Diantaranya
memakai prinsip rutinitas dalam seluruh aspek Hambatan dalamPenerapan Pendidikan
kehidupan. Rutinitas ialah sebuah usaha yang Karakter
dilaksanakan seorang guru, untuk menerapkan Dari hasil wawancara yang sudah
pendidikan karakter, supaya para siswa bisa terlasana dengan narasumber, didapatkan
menjadikan sebuah kebiasaaan, ini sesuai hasil jika ada beragam halangan
dengan Permendikbud No.23 Tahun 2015 dipenerpannya yakni. Yang pertama dari faktor
perihal penanaman budi pekerti atau juga guru, kekurangan waktu dalam pendampingan
karakter, pada pasal 1 ayat 4 yang berakibat pada longgarnya pengawasan guru
mengemukakan jika: “Rutinitas ialah yang jadi kurang efektif. Faktor yang kedua
serangkaian aktivitas yang dilaksanakan berasal dari siswa yang bersifat cuek serta
siswa, guru, dan tenaga pengajar dengan acuh pada apa yang diajarkan oleh para guru.
tujuan mengembangkan kebiasaan bagus serta Faktor yang ketiga dari lingkungan keluarga
membentuk generasi berkarakter positif”. ataupun tempat tinggal yang buruk dapat
Aktivitas rutinitas ini melaksanakan supaya berakibat menjadikan karakternya memburuk,
siswa bisa melaksanakan pemahaman yang sama dengan yang diutarakan Megawangi
diperoleh kehidupan sehari-hari, tidak hanya di (dalam Suarmini, dkk 2016) mengemukakan
sekolah namu dilingkungan manapun. jika setiap anak bisa berkembang jadi pribadi
berkarakter jika bisa tumbuh dilingkungan yang
Strategi dan Tujuan Guru dalam Penerapan berkarakter pula, maka sebenarnya setiap anak
Pendidikan Karakter bisa berkembang dengan maksimal. Faktor
dari hasil wawancara yang diperoleh keempat dari orang tua siswa yang kurang
bisa diketahui jika strategi yang dipakai oleh peduli serta perhatian, karena sikap mereka
tiap guru beragam, contohnya terus yang acuh berakibat tidak berlanjutnya
memberitahu siswa tentang kebaikan, memberi pengembangan karakter yang sudah
teguran, memberi contoh ataupun juga jadi ditanamkan oleh para guru, dan saat anaknya
teladan, aktivitas rutin, serta menimbulkan mendapat hukuman namun sikap orang tua
kesadaran seorang siswa. Ini sama dengan malah menentang. Ini berkaitan dengan cara
pendapat Zubaedi (2013:114) mengemukakan pengaesuhan yang contohnya ialah pola asuh
jika rencana yang bisa membuat pendidikan tipe acuh. Ini sebuah pola dimana orang tua
karakter dapat terlaksana sesuai keingina hanya memberi sedikit dukungan emosional
426 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

kepada anak, bahkan kadang malah tidak untuk perkembangan kedepannya.


sama sekali, memperlihatkan kurangnya minat Penerapan pendidikan karakter
tahu kehidupan anaknya, dan orang tua seperti pastinya mendapat halangan yang dilewati.
lebih sibuk dengan dunianya sendiri, (Jeanne Halangan di penerapan pendidikan karakter di
Ellis O. dalam Hasanah, 2016). SDN 040443 Kabanjahe yakni pertama faktor
Dari hasil bahasan serta penguraian siswa, yang kedua faktor lingkungan, ketiga
diatas, bisa tersimpulkan jika penerapan dari orang tua. Cara mengatasinya yakni guru
pendidikan karakter wajib ada dukungan serta senantiasa memberi himbauaan pada siswa
bantuan dari beragam pihak, Ini mendapat agar terus berperilaku baik, memberi motivasi
dukungan dari Zubaedi (2013:143) yang untuk siswa, memberi teguran saat siswa
mengemukakan jika mengembangkan karakter salah, tegas pada siswa, serta terus
setiap anak adalh sebuah usaha yang berkoordinasi dengan kedua orang tua siswa
memerlukan bragam pihak, muai dari keluarga, agar tahu cara memberikan pendidikan
sekolah, masyarakat, serta dari pemerintah karakter yang tepat kepada siswa.
pula.

PENUTUP
REFERENCES
Dari pembahasanyang sudah
dilakukan tentang pendidikan karakter di SDN Articles in Journal Paginated by Volume
040443 Kabanjahe bisa tersimpulkan jika Dwi Santosa, Agus. (2014). Implementasi
karakter yang diperlihatkan oleh para siswa Pendidikan Karakter dalam Membangun
yakni, yang pertama religius, pennilaian religius Kemandirian dan Disiplin siswa di MTsN
dilakukan di aktivitas berdoa sebelum serta Kanigoro Kras Kab. Kediri. Didaktika
Religia. Vol.2 No.1
sesudah pembelajaran, saat shalat berjamaah,
Hasanah, Uswatun. (2016). Pola Asuh Orang Tua
dan beragam aktivitas lainnya. Yang Kedua
dalam Membentuk Karakter Anak. Jurnal
peduli akan lingkungan sekitar, ini dilaksanakn Elementary. Vol.2 No.2
para siswa di aktivitas bersih bersama, Maulana, Heri. (2016). Pelaksanaan Pendidikan
mengumpulkan botol bekas, membuang Karakter di Sekolah Alam. Jurnal Khasanah
sampah sesuai jenisnya, serta tertip melakukan Ilmu. Vol.7 No.1
piket harian. Yang Ketiga punya rasa Silitonga, Anita Shintauli, dkk (2014). Pengelolaan
bertanggung jawab, penilaian tanggung jawab Kegiatan Bimbingan dan Konseling Untuk
ini mereka terapkan mereka punya kesalahan Pembentukan Karakter Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Manajemen Pendidikan Vol.9
lalu berani untuk mengakui kesalahan tersebut,
No.1
kemudian meminta maaf karena telah berbuat
kesalahan. Yang Keempat kejujuran, nilai Books
kejujuran dilaksanakan diaktivitas ujian untuk Edited Book with an Author or Authors
tidak diperbolehkan menyontek teman lain. Ningsih, Tutuk. (2015). Implementasi Pendidikan
Yang Kelima kedisiplinan, nilai ini dilaksankan Karakter. Purwokerto: Stain Press.
diaktivitas datang sekolah selalu tepat waktu, Noelaka, Arnos dan Amalia, Grace. (2017).
patuh pada semua aturan dan lainnya. Dengan Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan
menerapkan nilai-nilai tersebut diharapkan Diri Sendiri Menuju Perubahan Hidup.
Depok: Kencana.
karakter setiap siswa bisa terbentuk sesuai
Rosidatun. (2018). Model Implementasi Pendidikan
harapan awal.
Karakter. Gresik: Caremedia
Rencana yang diterapkan sekolah Communication.
untuk pendidikan karakter yakni lewat rutinitas, Samani, Muchlas dan Hariyanto. (2014). Konsep dan
namun rencana yang dipakai oleh setiap guru Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT
SDN 040443 Kabanjahe itu bermacam-macam, Remaja Rosdakarya.
contohnya terus memberitahu siswa untuk Sanjaya, Wina. (2015). Penelitian Pendidikan jenis,
berperilaku baik, memberi hukuman jika siswa Metode, dan prosedur. Jakarta:
berbuat salah ,menjadi teladan bagi siswanya, Prenadamedia Group.
Yaumi, Muhammad. (2014). Pendidikan Karakter:
melaksanakan rutinitas dikelas, mebyadarkan
Landasan, Pilar, dan Implementasi.
siswa betapa pentingnya pendidikan karakter
Penerapan Pendidikan Karakter Dalam Mata Pelajaran PPKN SD 427
Gabriela Anjelika Br Sebayang

Jakarta: Kencana Pramedia Group.


Zubaedi. (2013). Desain Pendidikan Karakter.
Jakarta: Kencana.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN


KEMBALI CERITA YANG DI DENGARNYA MELALUI MEDIA
GAMBAR BERSERI PADA ANAK
DI TK CHARACTER AND EDUCATION CENTER T.A 2021/2022

Eva Martina Simatupang1*, Elly Prihasti W2, Mara Untung Ritonga3


1SMA N 1 Kampung Rakyat Utara
2,3 PendidikanDasar Unimed
* E-mail: simatupangevamartina@mail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah metode gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan
menceritakan kembali cerita yang di dengar anak etelah dilakukannya siklus I dan Siklus II. Populasi penelitian ini
adalah anak di TK Character and Education Center T.A 2021/2022 sebanyak 14 Orang. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas. Instrumen pengambilan data menggunakan kegiatan perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Adapaun hasil yang diperoleh pada siklus I adalah BB 0%, MB 9,52%., BSH 54,76%,
dan BSB 45,71%. Sementara itu pada siklus II hasil yang diperoleh adalah BB 0%, MB 14,29%., BSH 26,19%,
dan BSB 59,52%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode gambar
berseri memberikan sumbangan positif terhadap pengkatan kemampuan menceritakan kembali cerita yang di
dengar oleh anak.

Kata kunci: Kemampuan menceritakan kembali, Media Gambar berseri.

Abstract
This study aims to see whether the serial image method can improve the ability to retell stories that have been
heard by children after the first cycle and second cycle. The population of this research is 14 children in Character
and Education Center for academic year 2021/2022 Kindergarten. This research is a classroom action research.
The data collection instrument uses planning, action, observation and reflection activities. The results obtained in
the first cycle were 0% BW, 9.52% MB, 54.76% BSH, and 45.71% BSB. Meanwhile in the second cycle the results
obtained were 0% BB, 14.29% MB, 26.19% BSH, and 59.52% BSB. Based on the results obtained in this study,
it can be concluded that the serial image method makes a positive contribution to increasing the ability to retell
stories that are heard by children.

Keywords: Storytelling Ability, Stories Hear Children, Serial Card Method.

mendapatkan hasil dari proses pendidikan


PENDAHULUAN yang lebih maksimal. Proses pembenahan ini
sendiri tampak jelas dari setiap usaha yang
Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan pemerintah baik itu pemerintah pusat
dilakukan oleh manusia untuk manusia dan maupun pemerintah daerah. Hal dilakukan agar
untuk memasyarakatkan manusia. Tujuan dari tujuan pendidikan nasional dapat tercapai
pelaksanaan proses pendidikan adalah untuk khususnya PP No. 57 tahun 2021 Pasal 15 ayat
mengembangkan kemampuan dan potensi 2 yang menyatakan bahwa standar tingkat
yang ada dalam setiap individuhimgga pencapaian perkembangan anak usia dini
mencapai tingkat yang paling optimal. sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Berhasilnya atau tidaknya suatu proses difokuskan pada aspek perkembangan anak
pendidikan salah satunya ditentukan oleh yang mencakup nilai agama dan moral, fisik
proses kegiatan belajar mengajar yang motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional
dilakukan. Pembenahan sistem pendidikan (Pemerintah, 2021).
terus dilakukan oleh pemerintah untuk Masa anak-anak merupakan masa penting
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menceritakan Kembali Cerita Yang Di Dengarnya 429
Melalui Media Gambar Berseri Pada Anak Di TK Character And Education Center T.A
2021/2022
Eva Martina Simatupang1*, Elly Prihasti W2, Mara Untung Ritonga3

buat anak untuk segera mendapatkan dari proses belajar hingga tahap evaluasi akan
pendidikan. Berbagai macam pengalaman mempengaruhi kegiatan belajar-mengajar.
yang didapatkan pada masa anak-anak baik itu Belajar-mengajar merupakan suatu kegiatan
dari lingkungan maupun orang-orang yang ada terstruktur yang dilakukan diawali dengan
disekitarnya akan akan mempengaruhi perencanaan, dilanjutkan dengan proses
kehidupannya(Puspitasari et al., 2019). Oleh pelaksanaan dan diakhiri dengan adanya
karenanya diperlukan adanya perhatian lebih proses evaluasi dan penentuan tindak lanjut.
dalam mempersiapkan pendidikan yang tepat Poses belajar-mengajar ini memerlukan media
buat anak sejak usia dini sehingga nantinya hal yang dapat digunakan untuk membantu
ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan kelancaran dan efektifitas pencapaian tujuan.
perkembangannya ke arah yang lebih baik. Dengan adanya bantuan media pembelajaran
Upaya nyata yang saat ini dapat dilakukan perhatian dan minat anak dalam belajar
untuk memfasilitasi tumbuh kembang anak diharapkan dapat lebih meningkat sehingga
adalah melalui pendidikan anak usia dini (Sari, nantinya proses ini akan menjadi lebih
2015). bermakna bagi anak. Media pembelajaran
Banyak aspek yang dapat dikembangkan menjadi hal penting yang tidak bisa diabaikan
pada masa anak usia dini, perkembangan dalam pengembangan system pengajaran
bahasa dalam hal ini kemampuan berbicara yang sukses(Harta et al., 2014). Guru harus
merupakan salah satu yang perlu memiliki kemampuan dalam menentukan dan
dikembangkan. Perkembangan aspek ini memilih media yang tepat dan cocok untuk
ditandai dengan mulai mampunya anak untuk setiap kegiatan belajar-mengajar yang
dapat berlatih berbicara dan mengulangi dilakukannya. Selain itu, karakter dan
berbagai ucapan yang telah pernah kemampuan peserta didik juga menjadi hal
didengarkannya sebelumnya. Bahasa penting yang perlu dipertimbangkan sebelum
berperan sebagai sarana bagi anak untuk memilih media pembelajaran yang akan
berbicara(Rahmat & Sumira, 2020). digunakan. Selain itu, akan sangat lebih bagus,
Kemampuan bahasa anak mengalami apabila seorang guru juga mampu membuat
perkembangan yang cukup cepat terutama dan mengembangkan sendiri media
pada saat berusia tahun, dimana anak pada pembelajaran yang akan digunakannya untuk
usia ini sudah mampu berbicara menggunakan kegiatan proses belajar-mengajar yang akan
bahasa sehari – hari yang telah biasa dilakukannya.
didengarkannya. Banyak media pembelajaran yang dapat
Pada usia 4 tahun anak sudah memiliki digunakan dan dipilih oleh guru, media cerita
perbendaharaan kata yang cukup banyak atau berseri menjadi salah satu pilihan menarik
sehingga mereka sudah dengan cukup lancar yang dapat digunakan(Surya, 2017). Dengan
berbicara dengan menggunakan kosakata menggunakan media ini diharapkan mampu
yang bervariasi. Pada tahap ini anak sudah memberikan daya tarik sendiri kepada anak
mampu bercerita dengan menggunakan sehingga dapat menimbulkan semangat belajar
kalimat yang sedikit lebih rumit dan kompleks. pada diri mereka yang pada akhirnya hal ini
Anak usia dini tetap memerlukan latihan dalam kemudian membuat anak mampu
berbicara menggunakan kalimat dan kata yang menginterpretasikan cerita atau gambar yang
sederhana secara tepat, hal ini bertujuan agar sudah dilihatnya sesuai dengan imajinasinya
nantinya anak mampu dan terbiasa untuk dan mampu untuk menceritakan kembali isi
menyampaikan sesuatu pendapat atau cerita dengan kata-kata dan cara mereka
pemikirannya melalui bahasa sederhana. menggunakan bahasa yang baik dan mudah
Dengan begitu, maka diharapkan nantinya hal dimengerti. Tentunya hal inilah yang
ini akan dapat meningkatkan kemampuan diharapkan oleh guru sebagai salah satu upaya
berbicaranya(Mulyani et al., 2020). mengembangkan dan meningkatkan
Perencanaan pembelajaran yang baik mulai kemampuan berbicara anak(Dewi, Rischa.
430 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Widodo, 2019). pembelajaran yang telah dirancang, (3)


Beberapa hasil penelitian bahwa media mengamati: pengamatan dilakukan terhadap
gambar berseri memiliki efektifis dalam belajar. aktifitas guru dan anak selama proses belajar
Hal tersebut dibuktikan dari penelitian yang mengajar dilakukan, dan (4) refleksi: yaitu
dilakukan oleh Hidajati (2014) bahwa media proses analisa terhadap hasil belajar anak.
gambar berseri dapat meningkatkan Analisa ini diperlukan agar dapat mengetahui
keterampilan menulis narasi pada siswa. hal apa saja yang nantinya harus diperbaiki
Penelitian serupa oleh Firdaus, (2019) bahwa ataupun ditingkatkan pada siklus berikutnya.
media gambar berseri dapat meningkatkan Penelitian ini dilaksanakan di TK
hasil belajar siswa. Character and education center berada di Jl
Berdasarkan uraian masalah di atas peneliti Protokol No 45 Desa Pekan Tolan Kecamatan
akan melihat kefektifan media gambar berseri Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu
sebagai upaya meningkatkan kemampuan Selatan, TK Character and Education Center
menceritakan kembali cerita yang di dengarkan penelitian dilakukan oleh Eva Martina
pada Anak di TK Character and Education Simatupang dan 2 guru, adapun kelas TK CEC
Center T.A 2021/2022”. A yang di pegang oleh Irma Damay Yanti
Siregar berjumlah 10 orang siswa, kelas TK
METODE PENELITIAN CEC A-1 dipegang oleh Hotmanita yang
berjumlah 9 orang siswa, dan TK CEC B yang
Penelitian kelas merupakan metode di pegang oleh Eva martina yang berjumlah 14
yang dipilih dalam penelitian ini. Penelitian orang.
tindakan kelas ini dilakukan sebagai perbaikan Teknik pengumpulan data pada
pembelajaran hasil refleksi guru terhadap penelitian ini dilakukan dengan tiga cara yakni:
kinerjanya di dalam kelas(Wardhani, 2019). teknik observasi, teknik dokumentasi, dan
Desain penelitian model the action research Teknik wawancara (R.Okta, S.Wendhaningsih,
spiral dari Kemmis dan MCTaggart 1988 2018). Teknik observasi dilakukan untuk
(Hopkins, 2004). Model penelitian tersebut mendapatkan informasi yang mungkin tidak
terdiri dari tahapan siklus. Pada tiap siklus akan diperoleh melalui teknik dokumentasi dan
dilakukan Tindakan bertujuan untuk perbaikan teknik wawancara. Beberapa aspek yang
pembelajaran dan diakhir dilakukan refleksi, hal diamati pada anak-anak, yaitu; (1) kemampuan
tersebut dapat dilihat dalam langkah-langkah anak dalam menceritakan kembali derita yang
yang terdapat pada gambar 1 dibawah ini. didengarnya, (2) kepercayaan diri anak dalam
melakukan kegiatan dengan media gambar
berseri, dan (3) upaya peningkatan
kemampuan bercerita kembali cerita yang
didengarnya melalui media gambar berseri.
Sementara itu data-data dalam bentuk
tulisan, gambar ataupun karya-karya dari anak
merupakan data yang akan diperoleh dari
teknik dokumentasi. Catatan harian, ceritera,
sejarah kehidupan (life histories), biografi,
peraturan, kebijakan merupakan contoh
dokumen dalam bentuk tulisan. Dokumen
dalam bentuk gambar antara lain foto, gambar
Gambar 1. Desain Spiral dari Kemmis
hidup, sketsa dan lain-lain. Sementara itu,
dan MCTaggart 1988
dokumen dalam bentuk karya yang dapat
diperoleh antara lain karya seni, yang dapat
Berdasarkan gambar 1. Desain
berupa gambar, patung, film dan lain-lain.
penelitian ini menggunakan empat tahapan
Teknik dokumentasi ini dapat dikatakan
setiap siklusnya, yakni: (1) merencanakan:
sebagai pelengkap dari metode observasi dan
menyusun RPPH, menyusun lembar observasi
wawancara dalam penelitian kualitatif.
dan menyusun alat evaluasi, (2) melaksanakan
Teknik wawancara dilakukan dengan
tindakan: melaksanakan scenario
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menceritakan Kembali Cerita Yang Di Dengarnya 431
Melalui Media Gambar Berseri Pada Anak Di TK Character And Education Center T.A
2021/2022
Eva Martina Simatupang1*, Elly Prihasti W2, Mara Untung Ritonga3

tujuan utama memperoleh informasi dari


sumber yang berhubungan dengan kegiatan Siklus I
25
yang dilakukan. informasi yang ingin diperoleh.
Memalui wawancara, diharapkan informasi
yang mungkinsaja terlewat dalam teknik 20
observasi dan dokuemtasi akan diperoleh
melalui wawancara ini. 15

HASIL DAN PEMBAHASAN 10

Penelitian Tindakan kelas ini bertujuan


5
untuk meningkatkan kemampuan
menceritakan kembali cerita yang didengarnya
melalui media gambar berseri di TK Character 0
and Education Center. Setelah melaksanakan BBBB MB
MB BSH
BSH BSB
BSB
pembelajaran siklus I dan siklus II maka
diperoleh hasil berikut. Gambar 2. Grafik Hasil penelitian siklus I.

HASIL Hasil pelaksanaan siklus I telah terjadi


Hasil penelitian pada siklus I telah mengalami peningkatan namun perlu adanya perbaikan
perbaikan yang dapat dilihat pada tabel 1 hasil pada siklus II. Hasil penilaian anak setelah
penilaian anak berikut. melaksanakan rangkaian siklus II dapat dilihat
pada tabel 2 berikut:
Tabel 1. Penilaian Anak Siklus I
Aspek yang Jumlah Anak
Tabel 2. Penilaian Anak Siklus II
dinilai
BB MB BSH BSB Aspek yang dinilai Jumlah Anak
BB MB BSH BSB
Kemampuan 0 2 7 5
bercerita Kemampuan 0 2 3 9
Ketepatan 0 2 7 5 bercerita
menyusun Ketepatan 0 2 4 8
gambar menyusun gambar
Kemandirian 0 0 9 5 Kemandirian dalam 0 2 4 8
dalam bercerita bercerita
Keterangan:
Belum Berkembang (BB), Mulai Berkembang Keterangan:
(MB), Berkembang Sesuai Harapan Belum Berkembang (BB), Mulai Berkembang
(BSH),Berkembang Sangat Baik (BSB). (MB), Berkembang Sesuai Harapan (BSH),
Berkembang Sangat Baik (BSB).
Hasil penilaian anak pada siklus I sebagaimana
pada tabel di atas dapat dilihat pada grafik pada Hasil penilaian anak pada siklus II
gambar 2 berikut ini. sebagaimana pada tabel di atas dapat dilihat
pada grafik pada gambar 3 berikut ini.
432 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

akan digunakan dan anak mengamatinya, h)


30 guru memberikan contoh terlebih dahulu
Siklus II menunjuukan gambar berseri dan kemudian
25 menceritakan sesuai dengan gambar berseri, i)
20 guru membagikan kelompok kepada anak yaitu
3 kelompok, j) guru meminta anak untuk
15
menggambil kartu berseri dan meminta anak
10 untuk menceritakan kembali dengan
menggunakan kata-katanya sendiri, k) guru
5
membimbing dan memotivasi anak dalam
0 melakukan metode gambar berseri, l) guru
BB MB BSH BSB memberikan reward baik verbal maupun non
verbal terhadap anak yang sudah melakukan
BB MB BSH BSB
kegiatan menceritakan kembali cerita gambar
Gambar 3. Grafik Hasil penelitian siklus II. berseri, m) guru memberikan penguatan
kepada anak, n) guru menanyakan perasaan
PEMBAHASAN anak dan kegiatan yang sudah dilakukan, dan
Berdasarkan hasil observasi yang o) bernyanyi pulang, salam dan berdoa.
dilakukan pada kegiatan belajar mengajar di Pada akhir proses kegiatan pada siklus 1
kelas disimpulkan bahwa penggunaan metode maka peneliti merefleksi diri sebagai berikut: a)
gambar berseri belum begitu maksimal dalam mengapa hanya 5 orang saja yang
meningkatkan kemampuan bercerita anak. berkembang sangat Baik (BSB) dari jumlah
Untuk itu kemudian peneliti memutuskan untuk total anak sebanyak 14 orang, b) apakah ada
merencanakan kegiatan siklus I karena kekurangan saya dalam memberikan
berdasarkan hasil observasi kegiatan belajar penjelasan materi, dan c) apakah media yang
mengajar anak tidak menunjukkan sesuai digunakan mempengaruhi minat ketertarikan
dengan apa yang diharapkan. anak.
Rencana siklus I berdasarkan asil Berdasarkan hasil refleksi tersebut,
observasi kelas maka peneliti merefleksi diri peneliti memutuskan untuk melakukan
yang dibantu oleh pengamatan dari supervisor perbaikan siklus 2 sebagai berikut: a) dalam
2 dan teman sejawat bahwasannya kegiatan memberikan penjelasan guru diharapkan dapat
siklus I harus dilakukan. Hal ini kemudian menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
ditindaklanjutin oleh supervisor 2. oleh anak, b) media yang digunakan harus
Perencanaan siklus I meliputi: a) metode benar-benar disesuaikan dengan tema dan sub
yang digunakan harus menyenangkan dan tema yang telah ditentukan, dan c) agar guru
menarik perhatian anak, b) media yang memantau dan mengawasi anak pada saat
digunakan juga harus menarik perhatian anak, pelaksanaan kegiatan.
c) melakukan pengelolaan kelas sebaik Hasil refleksi siklus I kemudian sebagai
mungkin sehingga menciptakan suasana yang acuan peneliti pada siklus II. Tahapan
kondusif, d) kegiatan yang dilakukan harus pelaksanaan siklus II sebagaimana halnya
sesuai dengan RPPH yang sudah tersusun, e) siklus I mulai tahapan perencanaan,
menyiapkan lembar observasi, dan f) membuat pelaksanaan, tindakan dan refleksi. Namun
scenario perbaikan. pada pelaksanaan dan tindakan dilakukan lebih
Tahapan pelaksanaan meliputi; a) guru detail dan lebih maksimal.
menyusun RPPH yang akan dilaksanakan, b) Hasil Siklus I menunjukkan bahwa
ada dikegiatan pembukaan guru member dengan metode gambar berseri untuk
salam dan berdoa bersama anak-anak, c) guru meningkatkan kemampuan anak bercerita
memberitahukan tema dan sub teman yang kembali masih perlu dikembangkan. hal ini
akan di pelajari, d) guru bertanya jawab tentang dapat dilihat pada hasil BB 0%, MB 9,52%.,
tema alam semesta, f) guru memberikan BSH 54,76%, dan BSB 45,71%. Dengan
penjelasan aktifitas yang akan di lakukan, g) demikian diputuskan bahwa akan dilaksanakan
guru memperkenalkan alat dan bahan yang siklus II.
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menceritakan Kembali Cerita Yang Di Dengarnya 433
Melalui Media Gambar Berseri Pada Anak Di TK Character And Education Center T.A
2021/2022
Eva Martina Simatupang1*, Elly Prihasti W2, Mara Untung Ritonga3

Hasil Siklus II menunjukkan bahwa Hamid, A. (2020). Pelatihan Penyusunan,


sebenarnya kondisi kemampuan bercerita Pembuatan danPenggunaan Media
kembali dengan media gambar berseri Pembelajaran Bagi Guru. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat Unila, 1(1), 1–9.
mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat
https://bdkbanjarmasin.kemenag.go.id/berita/
pada hasil BB 0%, MB 14,29%., BSH 26,19%,
penggunaan-media-pembelajaran-bagi-guru-
dan BSB 59,52%. Maka dapat disimpulkan h-abdul-hamid
bahwa dari siklus II adanya peningkatan yang
signifikan dari kemampuan anak bercerita Harta, I., Tenggara, S., & Kartasura, P. (2014).
kembali dengan metode gambar berseri Pengembangan Modul Pembelajaran untuk
sehingga menghasilkan pembelajaran yang Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Minat
sesuai dengan harapan. SMP. Pengembangan Modul Pembelajaran
Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Dan Minat SMP, 9(2), 161–174.
https://doi.org/10.21831/pg.v9i2.9077
PENUTUP
Hidajati, R. L. (2014). Penggunaan Media Gambar
Hasil penelitian tindakan kelas terbukti Berseri Untuk Meningkatkan Keterampilan
peningkatan pada kemampua bahasa anak di Menulis Narasi Siswa Kelas Iv Sdn Putat Gede
TK Character and Education Center Pekan Ii / 95 Surabaya. Jurnal Unesa, 1–4.
Tolan. Media yang di sajikan dan gambar-
Hopkins, D. (2004). Action Research and Classroom
gambar sangat menarik sehingga anak senang
research by teachers. A Teacher’s Guide to
dalam melakukan kegiatan menceritakan Classroom Research, 47–58.
kembali melalui gambar berseri. Pada
penelitian ini semuanya tercapai atas peran Karo-Karo, I. R. (2018). Manfaat Media Dalam
peneliti dan bantuan supervisor yang Pembelajaran. Axiom, VII, 91–96.
menyajkan metode, media, pengembangan,
Mulyani, M., Syafrudin, U., & Drupadi, R. (2020).
kegiatan serta RPPH yang baik. Saran tindak
Kemampuan Berbicara Anak Di Tk Pertiwi
lanjut yang dapat diberikan pada penelitian Desa Rajabasa Lama Kecamataan Labuhan
berikutnya adalah penggunaan variabel yang Ratu Kabupaten Lampung Timur. Jurnal
berbeda seperti aspek motivasi, fisik, kognitif, Pendidikan Anak, 6(2), 85–88.
dan lainnya dalam usahanya untuk melihat https://doi.org/10.23960/jpa.v6n2.22253
perkembangan dan peningkatan kemampuan
bahasa pada anak. Pemerintah, R. (2021). Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 57 Tentang
Standar Nasional Pendidikan. In Standar
REFERENCES Nasional Pendidikan (pp. 1–49).
https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Salinan PP
Dewi, Rischa. Widodo, M. dan R. A. P. (2019).
Nomor 57 Tahun 2021.pdf
Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis Powtoon Teks Laporan Hasil
Persada, B. (2018). Pengaruh Biaya Pendidikan
Observasi Kelas X SMA. Jurnal Kata (Bahasa,
Terhadap Keputusan Siswa Memilih Sekolah.
Sastra, Dan Pembelajaranya) Unila, 1(1), 1–8.
Jurnal FKIP Unila, 71–80.
Firdaus, N. D. (2019). Efektivitas Media Gambar
Puspitasari, D., Sofia, A., & Anggraini, G. (2019).
Berseri dalam Menulis Narasi Bahasa Prancis
Pengaruh Kegiatan Bermain Origami
XI IPS SMAN 16 Bandarlampung. Jurnal
Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak
Pranal FKIP Unila, 1, 1–11.
Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak, 5(1).
Fitriani, I. I. (2021). Media Flashcard Bahasa Dayak-
R.Okta, S.Wendhaningsih, A. K. (2018). Teknik
Indonesia untuk Meningkatkan Kemampuan
penilaian observasi. Jurnal Seni Dan
Berbahasa Indonesia Pada Anak Uisa Dini.
Pembelajaran, 1(2), 1–6.
Jurnal Pendidikan Dan Psikologi Pintar Harati,
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPS
17(1), 55–66.
434 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Rahmat, A. S., & Sumira, D. Z. (2020). Peningkatan


Kemampuan Menyimak Dasar Melalui Metode
Mendongeng Interaktif Komunikatif. Jurnal
Pendidikan Anak, 6(1), 10–20.
https://doi.org/10.23960/jpa.v6n1.20862

Sari, Y. (2015). Penggunaan Media Pembelajaran


untuk Mengembangkan Kemampuan Motorik
Halus Anak Usia Dini. Proceedings of the
National Academy of Sciences, 3(1), 1–15.
http://dx.doi.org/10.1016/j.bpj.2015.06.056%0
Ahttps://academic.oup.com/bioinformatics/arti
cle-abstract/34/13/2201/4852827%0Ainternal-
pdf://semisupervised-
3254828305/semisupervised.ppt%0Ahttp://dx.
doi.org/10.1016/j.str.2013.02.005%0Ahttp://dx
.doi.org/10.1016/j.ceb

Surya, I. A. (2017). Hubungan antara Penggunaan


Media Gambar dengan Prestasi Belajar IPS
siswa Kelas III Labuhan Ratu Bandar
Lampung 2016/2017. Jurnal Pendidikan Dasar
FKIP Unila, 6–18.

Wardhani, I. dkk. (2019). Penelitian Tindakan Kelas


(delapan). Universitas Terbuka. www.ut.ac.id
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

EFEKTIFITAS PENDEKATAN PRAGMATIK UNTUK MENGUKUR


KEMAMPUAN SISWA DALAM MENENTUKAN WATAK TOKOH
CERITA FIKSI BAHASA INDONESIA KELAS IV
SDN 250/VI SINAR GADING II

Agung Wibowo1*, Elly Prihasti W2, dan Mara Untung Ritonga3


1 SDN 250/VI Sinar Gading II
2,3 Universitas
Negeri Medan
* E-mail: agung.wibowo191189@gmail.com

Abstrak
Kompetensi dasar pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV tema 8 (daerah tempat tinggalku) siswa mampu
mencermati tokoh-tokoh cerita fiksi. Pembelajaran dilakukan dengan pendekatan pragmatik. Pendekatan
pragmatik digunakan sebagai media atau alat ukur pemahaman siswa dalam menentukan watak para tokoh cerita
fiksi. Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode diskriptif, untuk
memaparkan penilaian pemahaman siswa dalam menentukan watak para tokoh melalui makna tutur atau ujaran
tokoh. Cerita fiksi yang digunakan (1) legenda Telaga warna dari Jawa Barat, (2) asal-usul Kawah Sikidang Dieng
Jawa tengah, dan (3) hikayat Putri Pandan Berduri dari Bintan Kepulauan Riau. Subjek penelitian siswa kelas IV
SDN 250/VI Sinar Gading II, dengan jumlah siswa kelas IVa 20 orang dan siswa kelas IVb berjumlah 19 orang.
Hasil penilaian kemampuan siswa menunjukkan pada siswa kelas IVa memperoleh jumlah nilai 1545 dengan
rata-rata nilai 77,25, sedangkan di kelas IVb diperoleh hasil penilaian dengan jumlah nilai 1500 dengan
rata-rata nilai 78,94. Dengan demikian pendekatan pragmatik dapat digunakan dan efektif mengukur
kemampuan siswa dalam menentukan watak tokoh cerita fiksi.

Kata kunci: efektifitas, pendekatan pragmatik, cerita fiksi, Sekolah dasar.

Abstract
The basic competencies of learning Indonesian in class IV theme 8 students can observe fictional characters.
Learning is done with a pragmatic approach. The pragmatic approach is used as a medium or a measuring tool
for student understanding in determining the character of fictional characters. The research was conducted using
an approach using descriptive methods, to express students' understanding in determining the character of the
characters through speech or speech of the characters. The fictional stories used are (1) the Legend of Telaga
Warna from West Java, (2) the origin of the Sikidang Dieng Crater, Central Java, and (3) the saga of Putri Pandan
Berduri from Bintan, Riau Islands. The research subjects were fourth-grade students at SDN 250/VI Sinar Gading
II, with 20 students in class IVa and 19 students in class IVb. The assessment results showed that the fourth-grade
students got a total score of 1545 with an average value of 77.25, while the fourth-gradients obtained a total score
of 1500 with an average value of 78.94. Thus the pragmatic approach can be used and effectively measure
students' abilities in determining fictional characters.

Keywords: effectiveness, pragmatic approach, fiction, elementary school.

pemerintah. Kementerian pendidikan dan


PENDAHULUAN kebudayaan berupaya meningkatkan ketiga
keterampilan dengan berbagai program jangka
Kualitas Pendidikan di ukur melalui tiga pendek dan panjang. Penerapan kurikulum
kemampuan masyarakat suatu Negara. Tiga terus dinamis disesuaikan dengan kebutuhan
kemampuan tersebut adalah kemampuan siswa dan sebagai pencapaian tujuan
literasi atau kemampuan Bahasa, kemampuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran fokus
numerasi matematika dan kemampuan sains pada kompetensi siswa yaitu sikap,
(Kemendikbud, 2019). Hal tersebut menjadi pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
perhatian para pemangku kebijakan yakni atau dikembangkan dalam suatu kegiatan
436 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

belajar (Aldiansyah et al., 2020). Seluruh praoperasional konkret maupun konkret.


kompetensi pada siswa dikembangkan sesuai Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran
potensi dan dicapai untuk memberikan wajib yang dibelajarkan dari sekolah dasar
kemerdekaan belajar pada siswa (Hadi et al., hingga perguruan tinggi. Bahasa Indonesia
2022). merupakan ilmu yang memiliki peranan penting
Kemdikbud berupaya mengejar bagi kehidupan manusia. Pentingnya bahasa
ketertinggalan bangsa Indonesia terkait bagi manusia untuk memperoleh, menguasai,
kemampuan numerasi dan literasi dari bangsa dan menggunakan informasi, komunikasi, ilmu
lain (Rachman et al., 2021). Upaya dilakukan dan teknologi. Demikian pula literasi
dengan kebijakan kurikulum, peningkatan merupakan kemampuan dalam bahasa
berkelanjutan kualitas guru dan inovasi Indonesia sebagai alat komunikasi pemersatu
pembelajaran siswa. Tingkat literasi menjadi bangsa (Sari, 2021). Agar pembelajaran lebih
kunci kemampuan yang lain baik numerasi, konkret dan bermakna maka dilakukan upaya
sains maupun keterampilan yang lain (Anisa et oleh guru dengan pendekatan dan model
al., 2021). Literasi merupakan kemampuan, pembelajaran.
pengetahuan dan keterampilan sesorang Model pembelajaran yang digunakan
dalam mempresentasikan bunyi atau kata guru salah satunya model pembelajaran
dalam bentuk tulisan maupun lisan kontekstual (Wibowo, 2022). Model kontekstual
(Kemdikbud, 2022). Mengejar ketertinggalan adalah sebuah pola belajar dimana kegiatan
Indonesia pada kemampuan literasi cukup pembelajarannya dikaitkan dengan kehidupan
berat dikarenakan posisi Indonesia pada urutan nyata yang siswa alami (Sinaga & Sembiring,
kedua dari belakang. Namun demi perbaikan 2020). Kontekstual belajar dengan pengalaman
kualitas pendidikan bangsa Indonesia menjadi yang dialami siswa secara nyata dalam
tanggung jawab semua pihak sesuai kapasitas kehidupan sehari-hari secara bertahap
masing-masing (Anisa et al., 2021). (Wibowo, Setiawan, et al., 2022). Pendekatan
Guru memiliki tanggung jawab besar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
terhadap peningkatan literasi pada siswa. Guru pendekatan pragmatik. Pendekatan pragmatik
memiliki kapasitas untuk menentukan adalah gagasan atau pandangan bahwa suatu
keberhasilan pembelajaran di kelasnya. karya sastra diciptakan untuk tujuan
Utamanya guru sekolah dasar untuk memberikan pengaruh kepada pembacanya.
membentuk pemahaman, pondasi Pengaruh yang timbul dari pendekatan
pengetahuan dan keterampilan siswa pragmatik yaitu rasa suka, tidak suka,
(Wicaksono, 2016). Guru terus berusaha keindahan (pengajaran agama, pendidikan,
memberikan pembelajaran dengan berbagai atau moral), dan pengaruh lainnya (Lubis et al.,
cara, namun belum signifikan merubah 2020).
ketertinggalan literasi siswa (Pratiwi et al., Pendekatan pragmatik di Indonesia
2020). Hal itu dapat terlihat dari bagaimana dibagai atas dua yaitu pragmatik yang
guru menerapkan pembelajaran yang masih dibelajarkan dan pragmatik sebagai hal yang
konvensional dimana proses pembelajaran mewarnai atau media dalam belajar (Yuniarti,
berpusat pada guru. Problem lain seperti 2014). Media merupakan sarana untuk
komposisi kelas yang tidak sesuai, mempermudah guru dan siswa dalam proses
pembelajaran hanya menggunakan satu belajar (Wibowo, Rahman, et al., 2022).
sumber dalam belajar yakni buku guru-buku Sehingga dalam penelitan ini akan dilakukan
siswa, dan masih bersifat abstrak sehingga pengukuran terhadap kemampuan siswa kelas
beberapa materi sulit diterima dan dipahami IV dalam mengidentifikasi watak tokoh dalam
oleh siswa (Wibowo, Simaremare, et al., 2022). cerita fiksi dengan menggunakan pendekatan
Keabstrakan materi dalam belajar di pragmatik bahasa Indonesia. Pengukuran
sekolah dasar menjadi salah satu sebab kemampuan pada kelas IVa dan kelas IVb SDN
rendahnya literasi siswa. Siswa sekolah dasar 250/VI Sinar Gading II Kecamatan Tabir
memiliki karakter untuk belajar konkret Selatan Kabupaten Merangin Provinsi Jambi
(Hermanto & Zulela, 2020). Usia siswa sekolah pada tema 8 (daerah tempat tinggalku.
dasar 7-11 tahun merupakan tahapan
Efektifitas Pendekatan Pragmatik Untuk Mengukur Kemampuan Siswa Dalam 437
Menentukan Watak Tokoh Cerita Fiksi Bahasa Indonesia Kelas IV SDN 250/VI Sinar
Gading II
Agung Wibowo1*, Elly Prihasti W2, dan Mara Untung Ritonga3

METODE PENELITIAN Nilai kemampuan siswa pada tabel 1,


jelas bahwa siswa kelas IV mampu
Pendekatan yang digunakan dalam menentukan watak tokoh pada cerita fiksi.
penelitian ini yaitu kualitatif (Marwah et al., Kelas IVa dengan jumlah nilai 1545 dengan
2018). Metode yang digunakan yaitu deskriptif rata-rata nilai 77,25, sedangkan di kelas IVb
(Mukodi, 2019). Penelitian ini bertujuan untuk nilai 1500 dengan rata-rata 78,94. Jika
mengetahui efektifitas pendekatan pragmatik dicermati nilai pada kelas IVb memiliki selisih
untuk megukur kemampuan siswa dalam 45 lebih sedikit dari kelas IVa, namun ditinjau
menentukan watak tokoh dalam cerita fiksi. dari rata-rata lebih unggul 1,7 atau 2%. Hal
Subjek penelitian siswa kelas IV SDN 250 Sinar tersebut karena selisih siswa pada kelas IVa
Gading II dengan jumlah kelas IVa sebanyak 20 berjumlah 20 dan kelas IVb berjumlah 19. Hasil
orang siswa, kelas IVb sebanyak 19 orang kemampuan siswa kelas Iva dan Kelas IVb
siswa. Pendekatan pragmatik digunakan dalam menentukan watak tokoh cerita fiksi
sebagai media belajar untuk menentukan tokoh dengan pendekatan pragmatik bahasa
atau pelaku dalam cerita. Tokoh diidentifikasi Indonesia. Hasil membuktikan jika pendekatan
dari makna tutur para tokoh teks cerita fiksi pragmatik dapat digunakan sebagai tolak ukur
pada tema 8 (daerah tempat tinggalku). kemampuan siswa. Siswa dikategorikan
Adapun cerita fiksi yang digunakan (1) legenda meningkat kemampuannya jika hasil dari
Telaga warna dari Jawa Barat, (2) asal-usul penilaian lebih tinggi dari kreteria ketuntasan
Kawah Sikidang Dieng Jawa tengah, dan (3) minimal yaitu 70 (Fidianingsih & Muhtadi,
hikayat Putri Pandan Berduri dari Bintan 2021). Hasil dapat dilihat pada gambar 1
Kepulauan Riau. Analisis data berdasarkan berikut ini.
dari persentase pencapaian kemampuan pada
siswa dalam menentukan watak tokoh Nilai Kemampuan Siswa Kelas IV
berdasarkan tutur dalam cerita fiksi (Lubis et
al., 2020).
2000

HASIL DAN PEMBAHASAN 1500

Hasil pengukuran kemampuan siswa 1000


kelas Iva dan Kelas IVb diuraikan dan dibahas 500
sebagai berikut.
0
HASIL Jumlah Nilai Rata-rata Persentase
Hasil penilaian terhadap kemampuan Kelas IVa Kelas IVb
siswa menggunakan pendekatan pragmatik
pada cerita fiksi kelas IV diperoleh dengan
langkah berikut: guru menyampaikan jenis Gambar 1. Nilai Kemampuan siswa
tokoh berdasarkan watak, siswa memahami
tutur para tokoh dengan membaca bergantian PEMBAHASAN
dan menyimak, guru melakukan penilaian. Dan Pendekatan merupakan suatu upaya,
hasil nilai kemampuan siswa dapat dilihat pada gagasan, metode untuk mencapai suatu
tabel 1 berikut: penyelesaian masalah yang diteliti atau
Tabel 1. Nilai Kemampuan Siswa ancangan (Kemdikbud, 2022). Pendekatan
pragmatik yaitu suatu paham menempatkan
Kelas IVa Kelas IVb karya sastra sebagai media untuk mencapai
Jumlah Nilai 1545 1500 suatu tujuan atau aspek tertentu. Pragmatik
Rata-rata 77,25 78,94
dimaknai suatu kajian berkaitan dengan
Persentase 77% 79%
penggunaan makna tanda bahasa dalam
situasi tuturan yang nyata oleh penutur dan
pendengar (Utami, 2017).
438 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Cerita fiksi merupakan suatu cerita mengubur sang pangeran. Sebelum meninggal
yang direkayasa berdasarkan imajinasi pangeran mengutuk sang Dewi akan memiliki
pengarang juga dapat berdasarkan fakta rambut gimbal. Sumur yang dibuat sang
(Monica et al., 2020). Beberapa macam cerita pangeran meledak dan dikenal menjadi kawah
fiksi diantaranya: Dongeng (sage, mite, sikidang (Sunyoko, 2019).
legenda, fabe, cerita jenaka), novel, dan cerita Hikayat Putri Pandan Berduri. Kisah ini
pendek (cerpen) (Hanafi, 2017). Dalam cerita diceritakan dari pulau Bintan yang didiami suku
fiksi terdapat pemeran atau tokoh, tidak hanya laut atau suku sampan yang dipimpin seorang
manusia namun dapat siapa saja atau apa Batin yang gagah bernama Batin Lagoi. Batin
yang sedang diceritakan (Fitri Dwi Mahardika, Lagoi menemukan seorang bayi perempuan di
2018). sebuah semak tepian pantai, kemudian
Tokoh fiksi memiliki peranan, karakter dijadikan anak angkat. Putri tersebut diberi
atau watak yang beragam, sehingga dapat nama Putri Pandan Berduri yang tumbuh
dibagi menjadi tiga yaitu; (1) tokoh utama dewasa yang sangat cantik, sopan dan santun.
(protagonis), sebagai figur atau tokoh yang Batin Lagoi bercita-cita menjodohkan putrinya
sering muncul atau dibicarakan, memiliki watak dengan anak seorang Batin atau Megat. Di
baik, dan menjadi idola bagi pembacanya, (2) pulau berbeda yaitu pulau Galang yang
tokoh penantang (antagonis) figur kedua yang dipimpin seorang Megat yang perkasa dengan
menantang dalam cerita, berwatak jahat dua orang putranya. Putra pertama bernama
sehingga banyak dibenci pembaca, dan (3) Julela dan yang kedua Jenang Perkasa. Julela
tokoh penengah atau pembantu (tritagonis) mejadi pengganti ayahnya, namun menjadi
sebagai figur penengah antara tokoh utama sobong dan tak peduli dengan adiknya. Jenang
dan penantang, berwatak baik namun Perkasa tidak tahan dengan perlakuan
beberapa cerita menjadi tokoh jahat (Samad, kakaknya, lalu memilih pindah ke pulau BIntan.
2022). Wajah rupawan, sikap sopan dan tutur yang
Legenda Telaga warna dari Jawa Barat santun Jeneng Perkasa menarik simpati Batin
mengisahkan raja Sunarwalaya dengan Lagoi dan akhirnya dijodohkan dengan
permaisuri Purbanamah. Sang raja dan anaknya yaitu Putri Pandan Berduri. Akhir
permaisuri tidak kunjung memiliki keturunan. cerita Putri Pandan Berduri hidup bahagia
Dikisahkan raja bertapa di hutan yang lebat dengan Jenang Perkasa (Leoni et al., 2020).
dengan kesabaran dan doa akhirnya sang Cerita fiksi yang telah dipaparkan di
permaisuri dianugerahi seorang putri cantik atas terdapat beberapa tokoh. Dari tutur tokoh
bernama Putri Gilang Rukmini. Namun karena dapat diidentifikasikan watak tokoh, yaitu: baik,
dimanjakan sang putri tumbuh dengan karakter jahat, ramah, kasar, dan sebagainya. Muatan
yang tidak baik (Suhaemi, 2016). tersebut terdapat pada kompetensi dasar (KD)
Asal-usul Kawah Sikidang Dieng mencermati tokoh-tokoh pada cerita fiksi mata
merupakan legenda dari dataran tinggi Dieng pelajaran bahasa Indonesia tema 8 (daerah
Jawa Tengah. Dihikayatkan pengeran bernama tempat tinggalku) (Mahmudah et al., 2020).
Kidang Garungan yang sedang jatuh cinta Guru kelas IV melaksanakan
kepada seorang putri yang sangat bernama pembelajaran dengan pendekatan pragmatik.
Shinta Dewi. Sang pangeran mengirim utusan Pendekatan pragmatik untuk mengukur
untuk melamar sang Dewi dengan berapapun kemampuan siswa dalam mencermati tokoh-
mas kawin yang diminta. Sang Dewi menerima tokoh pada cerita fiksi mata pelajaran bahasa
pinangan sang pangeran. Namun ketika akan Indonesia berdasarkan tutur tokoh. Pada setiap
menikah sang Dewi menolak setelah tutur para tokoh tersirat makna dan
mengetahui wujud pangeran manusia yang melambangkan karakter atau watak dari tokoh
berkepala kijang. Dewi menolak dengan cara tersebut. Tutur yang akan dijadikan sebagai
halus yaitu meminta pangeran untuk membuat ukuran kemampuan siswa dalam menentukan
sumur untuk warga. Dalam pembuatan sumur watak tokoh cerita fiksi diambil dari cerita yang
harus dilakukan sendiri oleh sang pangeran. berkembang di masyarakat Indonesia. Tutur
Ketika pangeran menggali sumur cukup dalam tokoh dapat dilihat pada tabel 2 berikut:
sang Dewi memerintah para punggawa untuk
Efektifitas Pendekatan Pragmatik Untuk Mengukur Kemampuan Siswa Dalam 439
Menentukan Watak Tokoh Cerita Fiksi Bahasa Indonesia Kelas IV SDN 250/VI Sinar
Gading II
Agung Wibowo1*, Elly Prihasti W2, dan Mara Untung Ritonga3

Tabel 2. Tutur Tokoh Cerita Fiksi beberapa tutur tokoh tersebut guru melakukan
penilaian terhadap kemampuan siswa kelas IV.
Tutur Tokoh Watak Sebelum dilakukan penilaian terhadap siswa,
Tokoh guru memberikan penjelasan terkait dan siswa
"Anakku, Gilang Rukmini. Baik membaca secara bergantian sementara yang
Kegembiraan warga kerajaan atas lain menyimak. Sehingga siswa dapat
usiamu menginjak dewasa, mereka memahami watak tokoh cerita fiksi dari tutur
memberimu hadiah pakailah kalung atau ujuran yang tokoh ucapkan.
ini sebagai ungkapan sayang Berdasarkan penilaian yang dilakukan
mereka padamu. Pakai nak agar guru, dipeoleh nilai kemampuan siswa dengan
mereka melihat engkau menerima kategori baik. Dilihat dari rata-rata nilai kelas
dengan gembira," ujar Raja IVa dan IVb telah mencapai kreteria
Sunarwalaya. ketuntasan. Sehingga terbukti jika pendekatan
"jelek sekali kalung ini! Aku tidak Tidak pragmatik dalam bahasa Indonesia efektif
suka," kata Putri Gilang Rumini Baik dalam mengukur kemampuan siswa. Hasil
"kenapa kau lakukan itu putriku," Baik tersebut diperoleh dengan adanya motivasi
ujar Permaisuri Purbanamah siswa kelas IV terhadap cerita fiksi dimana
dengan menangis. mereka cenderung meniru tokoh dalam cerita
"Kanda ada satu syarat lagi untuk Tidak (Mustika Dewi, 2017). hal tersebut juga
meminangku. Daerah ini Baik berdasarkan tutur yang berkembang
kekurangan air bersih. Dinda mau dilingkungan tempat tinggal siswa dengan tutur
Kanda membuatkan sumur dalam sederhana, sopan dan santun sebagaimana
waktu semalam. Sumur itu harus komunikasi penduduk desa (Erawati et al.,
jadi ditangan kanda sendiri," kata 2019)
Shinta Dewi
"Baiklah Dinda Dewi, Kanda akan Baik PENUTUP
memenuhi apapun permintaanmu,"
ujar pangeran Kidang Garungan. Pendekatan pragmatik memiliki dua
"hai Jenang! Kelak aku akan Tidak fungsi yakni sebagai media ajar maupun bahan
menjadi batin di kampung ini, maka Baik atau materi ajar. Pendekatan pragmatik pada
kamu harus patuh dengan tokoh cerita fiksi menggambarkan watak tokoh
perintahku, jika tidak kau akan ku diidentifikasi berdasarkan tutur tokoh. Watak
usir dari kampung ini," kata Julela tokoh cerita fiksi digunakan sebagai alat ukur
kepada adiknya. pemahaman siswa kelas IV SDN 250/VI Sinar
"Wahai Jenang Perkasa! Aku Baik Gading II. Hasil penilaian menunjukkan bahwa
terkesan akan sopan santunmu, siswa kelas IV memiliki kemampuan baik dalam
apakah engkau mau menjadi suami menentukan watak tokoh dengan pendekatan
dari anakku, Putri Pandan Berduri," Pragmatik Bahasa Indonesia pada tema 8.
tanya Batin Lagoi Saran bagi penelitian tindak lanjut untuk
"Dengan Segala Kerendahan hati, Baik dapat menggunakan pendekatan pragmatik
saya bersedia menerima putri tuan pada materi bahasa Indonesia yang lain
sebagai Istri saya," jawab Jenang dengan lebih kreatif dan inovatif. Pembelajaran
Perkasa yang dilakukan dengan pendekatan ini dapat
Sumber: (TIM Praktis, 2022). dikaitkan dengan kearifan lokal berkaitan
dengan cerita fiksi yang berkembang di
Tutur para tokoh cerita fiksi pada tabel masyarakat dengan harapan pembelajran lebih
2, dapat digunakan untuk mengidentifikasi kontekstual.
watak para tokoh. Tutur tokoh menyiratkan
maksud atau ungkapan gambaran watak
karakteristik tokoh cerita fiksi. Dengan acuan
440 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

REFERENCES S. S., & Silalahi, G. K. (2020). Analisis Kritik


Sastra Menggunakan Pendekatan Pragmatik
Aldiansyah, Magdalena, I., Rizkiyah, D. F., & Waro, Pada Antologi Cerpen Karya Hasan Al Banna.
K. (2020). Meningkatkan Kualitas Mengajar Kode: Jurnal Bahasa, 9(4), 122–134.
Guru Dengan Di Sd Bina Bangsa Kalideres https://doi.org/10.24114/kjb.v9i4.22044
Jakarta Barat. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Mahmudah, R., Laila, A., & Santi, N. N. (2020).
Sosial, 2(November 2020), 473–486. Analisis Kemampuan Mencermati Tokoh-
Anisa, A. R., A. A. Ipungkarti, D., & K. N. Saffanah. Tokoh Yang Terdapat Pada Teks Fiksi Siswa
(2021). Pengaruh Kurangnya Literasi Serta Sd Melalui Model Sq3R. Ar-Risalah: Media
Kemampuan Dalam Berpikir Kritis Yang Masih Keislaman, Pendidikan Dan Hukum Islam,
Rendah Dalam Pendidikan Di Indonesia. 1st 18(2), 207.
National Conference on Education, System https://doi.org/10.29062/arrisalah.v18i2.391
and Technology Information, 01(01), 1–4. Marwah, S. S., Syafe’i, M., & Sumarna, E. (2018).
Erawati, A., Sagala, M. S., Simangunsong, N. M., & Relevansi Konsep Pendidikan Menurut Ki
Hutagalung, T. (2019). Pengaruh Minat Baca Hadjar Dewantara Dengan Pendidikan Islam.
Buku Fiksi Novel Terhadap Karakter Sosial TARBAWY : Indonesian Journal of Islamic
Siswa Kelas XI SMA Kartika I-2 Medan. Education, 5(1), 14.
Prosiding Seminar Nasional PBSI II Tahun https://doi.org/10.17509/t.v5i1.13336
2019, 101–107. Monica, R. A. I., Syahruddin, D., & Sutisna, M. R.
http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/38954 (2020). Analisis keterampilan menceritakan
Fidianingsih, A., & Muhtadi, A. (2021). An Analysis of kembali cerita fiksi pada siswa kelas IV
Senior High School Students’ Difficulties in sekolah dasar. Jurnal Membaca Bahasa Dan
Learning Historical Recount Text. Jurnal Sastra Indonesia, 5(2), 145–152.
Pendidikan Progresif, 11(2), 246–257. https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jurnalme
https://doi.org/10.23960/jpp.v11.i2.202109 mbaca/article/view/8967/6329
Fitri Dwi Mahardika. (2018). Karakterisasi Tokoh Mukodi. (2019). Telaah Filosofis Arti Pendidikan.
Cerpen Pengakuan Arya dan Sarpakenaka Repository.Stkippacitan.Ac.Id, 10(1), 3.
Karya Gunawan dan Rancangan https://repository.stkippacitan.ac.id/id/eprint/2
Pembelajarannya. Jurnal Kata (Bahasa, 0/
Sastra, Dan Pembelajaranya) Unila, 1(5), 1– Mustika Dewi, I. (2017). Peningkatan Keterampilan
12. Menyimak Cerita Fiksi Anak Menggunakan
Hadi, W., Wuriyani, E. P., Yuhdi, A., & Agustina, R. Media Audio Pada Siswa Kelas V Sd. Jurnal
(2022). Desain Pembelajaran Diferensiasi Pendidikan Dan Pembelajaran Untan, 6(3),
Bermuatan Problem Based Learning ( Pbl ) 215538.
Mendukung Critical Thinking Skill Siswa Pada Pratiwi, I., Solihin, L., Atamadiredja, G., & Utama, B.
Era Kenormalan Baru Pascapandemi Covid- (2020). Risalah kebijakan. 3(1), 1–8.
19. 11(1), 56–68. Rachman, B. A. R., Firyalita Sarah Fidaus, Nurul
Hanafi. (2017). Pembentukan Karakter Anak Melalui Lailatul Mufidah, Halimatus Sadiyah, & Ifit
Dongeng. Jurnal Pendidikan Karakter Novita Sari. (2021). Peningkatan Kemampuan
“JAWARA” (JPKJ), 3(2), 117–128. Literasi dan Numerasi Peserta Didik Melalui
Hermanto, & Zulela. (2020). Analisis Problematika Program Kampus Mengajar Angkatan 2.
Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar. Jurnal Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada
Elementaria Edukasia, 3(2), 435–443. Masyarakat, 5(6), 1535–1541.
Kemdikbud, P. B. (2022). Kamus Besar Bahasa https://doi.org/10.31849/dinamisia.v5i6.8589
Indonesia (KBBI) Online. Samad, S. (2022). Gambaran Psikologis Tokoh
https://kbbi.web.id/belajar Dalam Kumpulan Cerpen Sepotong Hati Yang
Kemendikbud, B. (2019). Pendidikan di Indonesia Baru Karya Tere Liye. Basastra: Jurnal Kajian
belajar dari hasil PISA 2018. Pusat Penilaian Bahasa Dan Sastra. Unimed, 11(1), 1–11.
Pendidikan Balitbang KEMENDIKBUD, 021, Sari, I. P. (2021). Pentingnya Pemahaman
1–206. Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia
http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/167 Sebagai Pemersatu Negara Kesatuan
42 Republik Indonesia (NKRI). Die Satzung Des
Leoni, T. D., Suhardi, & Hindrasti, N. E. K. (2020). Völkerbundes, 143–148.
Dongeng Putri Pandan Berduri dan Putra https://doi.org/10.1515/9783112372760-019
Lokan Sebagai Media Pendidikan Karakter Sinaga, E. R. L., & Sembiring, F. (2020). Efektivitas
Anak. International Journal Of Community Menggunakan Pendekatan Kontekstual
Service Learning, 4(3), 239–252. (Contextual Teaching and Learning) dalam
Lubis, R. S., Sipahutar, Y. O., Siregar, J. A., Saragih, Mengatasi Kesulitan Belajar Dari Komponen
Efektifitas Pendekatan Pragmatik Untuk Mengukur Kemampuan Siswa Dalam 441
Menentukan Watak Tokoh Cerita Fiksi Bahasa Indonesia Kelas IV SDN 250/VI Sinar
Gading II
Agung Wibowo1*, Elly Prihasti W2, dan Mara Untung Ritonga3

Bahasa Inggris Siswa Kelas III SMP Swasta


Parsaoran Kecamatan Parbuluan 2018-2019.
Jurnal Handayani, 11(2), 111–120.
Suhaemi, A. (2016). Misteri Telaga Warna. Badan
Pengembangandan Pembinaan Bahasa.
Sunyoko, B. (2019). Pesona Wisata Alam Dieng
Sebagai Daya Tarik Kabupaten Wonosobo. 1–
12.
TIM Praktis. (2022). Praktis: Modul Pembelajaran
Tematik Terpadu K13 berbasis HOTS. CV.
Harapan Mulia.
Utami, S. R. (2017). Pembelajaran Aspek Tata
Bahasa Dalam Buku Pelajaran Bahasa
Indonesia. 110265, 110493.
Wibowo, A. (2022). Efektifitas Model Problem Based
Learning Pembelajaran IPA Terhadap Minat
Siswa Kelas V SD. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar
2022, 1(1), 23–28.
Wibowo, A., Rahman, A., Ishaq, M., Yus, A., &
Simaremare, A. (2022). Analisis Efektifitas
Media Pembelajaran Pkn Terhadap Gaya
Belajar Kelas III SD. Journal of Educational
Analytics, 1(1), 1–8.
https://doi.org/10.55927/JEDA.V1I1.417
Wibowo, A., Setiawan, D., & Rambe, T. (2022).
Development Of Interactive Learning Media
Based On Contextual Learning Current PKn
Students Of Class V SDN 250 / VI Sinar
Gading II. Sensei International Journal of
Education and Linguistic, 2(2), 289–303.
Wibowo, A., Simaremare, A., & Yus, A. (2022).
Analisis Permasalahan Belajar Pendidikan
Dasar. 1(1), 37–50.
Wicaksono, L. (2016). Bahasa Dalam Komunikasi
Pembelajaran. Jurnal Pembelajaran
Prospektif, 1(2), 9–19.
Yuniarti, N. (2014). Implikatur Percakapan Dalam
Percakapan Humor. Jurnal Pendidikan
Bahasa, 3(2), 225–240.
https://journal.ikippgriptk.ac.id/index.php/baha
sa/article/view/168
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE


AND PICTURE DAN METODE DEMONSTRASI UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DIALOG SEDERHANA
SISWA KELAS V SDN 101927 SEKIP KEC. LUBUK PAKAM

Aulia Rahman1*, Elly Prihasti W2, Mara Untung3


1SDN 101927 Sekip Kecamatan Lubuk Pakam
2, 3 Universitas Negeri Medan

* E-mail :auliarahman2102@gmail.com

Abstrak
Kemampuan menulis merupakan salah satu keterampilan dasar yang harus dikuasai siswa sebagai kebutuhan
sehari-hari. Pada pendidikan dasar, siswa dilatih oleh guru untuk terampil membaca, menulis dan berbicara
disekolah, dirumah, dan dilingkungan masyarakat. Kemampuan menulis siswa dalam menulis dialog sederhana
masih tergolong rendah pada materi penulisan dialog sederhana. Disamping itu, masih rendahnya pengetahuan
dan innovasi guru sekolah dasar dalam menggunakan model dan media pada pendidikan Bahasa Indonesia.
Peneliti merasa bahwa masalah ini merupakan masalah yang serius dan perlu dilakukan perbaikan untuk
pembelajaran yang lebih baik dimasa mendatang. Adapun permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan
Bagaimana meningkatkan kemampuan siswa kelas kelas V SDN 101927 Sekip Lubuk Pakam terhadap
keterampilan penulisan dialog sederhana dengan menggunakan model picture and picture dan metode
demonstrasi? Penelitian ini dilakukan dengan melalui observasi atau pengamatan yang dilaksanakan di kelas V
SDN 101927 Sekip Lubuk Pakam dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia tentang penulisan dialog sederhana dengan menggunakan model Picture
and picture dan metode demonstrasi menunjukkan peningkatan yang signifikan, yang ditunjukkan dengan
meningkatnya keterampilan menulis siswa dari prasiklus dengan presentase ketuntasan 50%. Pada siklus 1
memperoleh presentase ketuntasan 70% dan pada siklus 2 mengalami peningkatan dengan presentase
ketuntasan 90%. Dengan demikian penggunaan model picture and picture dan metode demonstrasi efektif
terhadap keterampilan siswa dalam menulis dialog sederhana.

Kata kunci: picture and picture, demonstrasi, dialog sederhana.

Abstract
Writing ability is one of the basic skills that must be mastered by students as a daily necessity. In basic education,
students are trained by teachers to be skilled at reading, writing, and speaking at school, at home, and in the
community. The students' writing ability in writing simple dialogues is still relatively low in the material for writing
simple dialogues. In addition, the knowledge and innovation of elementary school teachers in using models and
media in Indonesian language education are still low. Researchers feel that this problem is serious and needs to
be improved for better learning in the future. The problems in this research can be formulated. How to improve the
ability of fifth grade students at SDN 101927 Sekip Lubuk Pakam towards simple dialogue writing skills using
picture and picture models and demonstration methods? This research was conducted through observation or
observations carried out in class V SDN 101927 Sekip Lubuk Pakam with a total of 20 students. The results of this
study can be concluded that learning Indonesian about writing simple dialogues using the Picture and picture
model and demonstration method shows a significant improvement, which is indicated by the increase in students'
writing skills from pre-cycle with a 50% completeness percentage. In the first cycle, the percentage of
completeness was 70% and in the second cycle, the percentage of completeness was 90%. Thus, the use of
picture and picture models and demonstration methods is effective for students' skills in writing simple dialogues.

Keywords: picture and picture, demonstration, simple dialogue


Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Picture And Picture Dan Metode 443
Demonstrasi Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Dialog Sederhana Siswa
Kelas V SDN 101927 Sekip Kec. Lubuk Pakam
Aulia Rahman1, Elly Prihasti W2, Mara Untung3

bacaan, membahasakan ulang, menarik,


PENDAHULUAN kembangkan kata kunci, kembangkan topik
menjadi kalimat, kembangkan judul,
Indonesia merupakan salah satu negara kembangkan pribahasa, membuat surat,
yang terkenal dengan kesopanan dan membuat dialog, merangkai sebuah wacana,
kesantunan warganya (Rahayu, 2017). Hal itu merangkai cerita bergambar.
tidak terlepas dari faktor kebiasaan yang Menurut Jon Rizki Dolok Saribu, Septi
diajarkan oleh orang tua terdahulu dalam Ayu Hazanah, Supitri (2021) dalam jurnal yang
berbahasa dan bersikap kepada sesama berjudul “Upaya Pengembangan
manusia ciptaan Tuhan. Namun seiring Profesionalisme Guru Bahasa Indonesia
perkembangan zaman, di era saat ini melalui Model Pembelajaran Picture and
kesopanan dan kesantunan bahasa dan sikap picture” menyatakan bahwa dengan
siswa sudah mulai pudar tergerus oleh implementasi pembelajaran picture and picture
pesatnya perkembangan teknologi informatika dapat mengatasi masalah kesulitan untuk
(Iriyansah & Hilaliyah, 2018). Siswa banyak membuat karangan.
menghabiskan waktunya dengan berselancar Berdasarkan pernyataan di atas bahwa
menggunakan jaringan internet seperti dalam pembelajaran menulis dialog sederhana
menonton atau melihat youtube, facebook, ini, dilakukan dengan salah satu teknik yaitu
tweeter, tiktok, game online dan sebagainya demonstrasi (Dewanti & Fajriwati, 2020).
sehingga anak kurang terampil dalam menulis, Teknik demonstrasi yang dapat dilakukan guru
membaca dan berbicara dengan baik sesuai adalah mendemontrasikan dengan menyusun
dengan empat keterampilan berbahasa dalam gambar-gambar acak menjadi berurutan sesuai
pelajaran bahasa Indonesia yaitu keterampilan; dengan urutan peristiwa sehingga siswa
menyimak, berbicara, membaca dan menulis . terbantu dan terlibat aktif dalam menulis dialog
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2016 sederhana sesuai dengan urutan gambar
tentang Kurikulum pada pasal 37 merangkum (Oemar, 2017). Penelitian ini akan dikaji
tentang muatan wajib kurikulum pendidikan pembelajaran picture and picture dengan
dasar menengah dan pendidikan tinggi memuat metode demontrasi sebagai upaya siswa dapat
salah satu diantarannya kurikulum bahasa. memahami dengan cepat serta terlibat aktif
Sebagai pelaksanaan pembelajaran, dalam kegiatan belajar yang disajikan guru
pemerintah menata kurikulum untuk mata menjadi lebih bermakna.
pelajaran bahasa Indonesia untuk dibelajarkan
kepada siswa disetiap jenjang dari siswa
METODE PENELITIAN
sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Budaya
membaca dan menulis pada siswa dan guru Pendekatan penelitian merupakan
mulai digiatkan kembali melalui program penelitian tindakan kelas. PTK memiliki
unggulan dari pemerintah yang dikenal dengan beberapa langkah daur atau siklus diantaranya:
GLS (Gerakan Literasi Sekoah) (Dafit & perencanaan perbaikan, pelaksanaan
Ramadan, 2020). Keterampilan menulis tindakan, melakukan pengamatan, dan diakhiri
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dengan refleksi (Arikunto, 2006). Langkah
siswa dalam mencurahkan ide, gagasan, serta siklus terlihat pada gambar 1 bagan PTK
pendapatnya dalam sebuah tulisan (Harianja, sebagai berikut:
2014).
Henry Guntur Tarigan (1986)
menuturkan adapun beberapa cara pada
proses pembelajaran menulis yaitu: menata
kalimat, memberitahukan karangan,
mencontoh model, karangan berkelompok,
mengisi, menata kembali, mengakhiri cerita,
memberi jawaban pertanyaan, merangkum
444 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

pelaksanaan Tindakan, kegiatan dilaksanakan


pada hari Rabu, Tanggal 27 April 2022 pada
kelas V (lima) SDN 101927 Sekip. 3) observasi,
hasil observasi ditindak lanjuti dengan analisis
untuk bahan refleksi dengan melakukan tes
akhir untuk mengukur hasil pembelajaran yang
dilakukan guru terhadap hasil belajar siswa. 4)
refleksi, tahap ini mengamati secara rinci dan
menghitung presentase hasil belajar siswa
melalui posttest pada siklus 2. Hasil refleksi
disimpulkan bahwa Pembelajaran
menggunakan metode demonstrasi yang
Gambar 1. Bagan Penelitian tindakan kelas dipadukan dengan model picture and picture
(Arikunto, 2006). dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam
menulis dialog sederhana.
Berdasarkan gambar 1. Bagan penelitian
tindakan kelas tersebut terlihat desain
penelitian PTK ini melalui dua siklus. Analisis HASIL DAN PEMBAHASAN
masalah dalam prasiklus adalah sebuah
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan
masalah yang redianggap krusial yaitu
bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru
rendahnya keterampilan menulis siswa pada
dalam menyajikan pembelajaran dan
mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V
keterampilan siswa dalam menulis dialog
SDN 101927 Sekip Lubuk Pakam.
sederhana pada mata pelajaran bahasa
Pelaksanaan PTK dirancang pada dua siklus,
Indonesia (Pandu Hartanto, Siti Halidjah,
dengan empat langkah tindakan setiap
2019).
siklusnya.
Pelaksanaan Sikus I, yaitu: 1)
HASIL
perencanaan, menyusun rencana
Hasil penelitian pada siklus 1 telah
pembelajaran sesuai materi dan
mengalami perbaikan dan peningkatan
mempersiapkan metode yang akan digunakan
keterampilan menulis siswa yang terlihat pada
serta lembar observasi bagi siswa; 2)
tabel 1 pada hasil ujian siswa pada pra siklus
pelaksanaan tindakan, pembelajaran siklus 1
dan siklus 1.
yang dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 25
April 2022 di kelas V SDN 101927 Sekip; 3)
Tabel 1. Nilai Ujian Siswa Pada Pra Siklus dan
observasi, dilakukan selama pembelajaran
Siklus 1
berlangsung menyangkut aktivitas belajar
N Nama Pra T/T Siklu T/T
siswa dalam mengikuti pelajaran. Obsevasi ini
o. Siswa Siklu T s1 T
bertujuan untuk kesesuaian tindakan dengan
s
rencana yang telah disusun dan guna
1. Abdi 55 TT 65 TT
mengetahui sejauh mana pelaksanaan
2. Fadilla 75 T 80 T
tindakan dapat menghasilkan perubahan
sesuai dengan yang dikehendaki; dan 4) 3. Rini 60 TT 75 T
refleksi, dilakukan berdasarkan hasil analisa 4. Putri 75 T 80 T
data observasi di dalam kelas. Hasil refleksi ini 5. Angga 60 TT 70 T
kemudian digunakan sebagai dasar untuk 6. M. Arif 75 T 85 T
tahap perencanaan pada siklus yang ke-dua. 7. Mutia 75 T 85 T
Pelaksanaan Siklus II, yaitu: 1) hafid
perencanaan, menyusun rencana 8. M. 65 TT 80 T
pembelajaran (RPP) sesuai materi yang akan Hagga
diberikan dan mempersiapkan metode yang 9. Roma 75 T 80 T
akan digunakan dan membuat lembar 10 Novianti 55 TT 60 TT
observasi untuk kegiatan siswa; 2) .
Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Picture And Picture Dan Metode 445
Demonstrasi Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Dialog Sederhana Siswa
Kelas V SDN 101927 Sekip Kec. Lubuk Pakam
Aulia Rahman1, Elly Prihasti W2, Mara Untung3

11 Dwi 55 TT 65 TT selama proses perbaikan pembelajaran siklus


. Purnom 1 antara lain: (1) Siswa sibuk mencatat saat
o guru sedang menerangkan, (2) tidak adanya
12 Anis 50 TT 60 TT keinginan siswa bertanya tentang menulis
. waode dialog sederhana (3) waktu diadakan evaluasi
13 Risky 75 T 85 T (tes), selalu melakukan kerjasama, (4) guru
. belum maksimal dalam menggunakan metode
14 City 75 T 80 T demontrasi. Beberapa permasalahan di atas
. Harini maka peneliti menambahkan model
15 Nuning 75 T 85 T pembelajaran yang dapat menarik perhatian
. siswa dengan penerapan model picture and
16 Sazani 65 TT 80 T pictuce. Hasil diperoleh pada siklus 2 terdapat
. peningkatan presentase ketuntasan yang
17 Hariani 50 TT 55 TT signifikan, hal itu dapat dilihat dari tabel 5
. Ritonga tantang nilai ujian siswa siklus 1 dan siklus 2.
18 Aditia 50 TT 60 TT
. Tabel 2. Nilai Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2
19 Marini 75 T 85 T
No Nama Siklu T/T Siklu T/T
.
. Siswa s1 T s2 T
20 Zahra 85 T 90 T
1. Abdi 65 TT 80 T
. Keisya
2. Fadilla 80 T 90 T
Rata-rata 66,25 75,25
3. Rini 75 T 80 T
kelas
4. Putri 80 T 80 T
Presentase 50 % 70%
5. Angga 70 T 80 T
Ketuntasan
6. M. Arif 85 T 85 T
Keterangan: T: Tuntas TT: Tidak Tuntas
7. Mutia 85 T 85 T
hafid
Berdasarkan hasil posttest pada akhir
tindakan perbaikan pembelajaran siklus 1, 8. M. 80 T 85 T
ketuntasan belajar siswa mencapai 70 %. Hagga
Terlihat dari Gambar 3. 9. Roma 80 T 90 T
10. Novianti 60 TT 90 T
100 70 11. Dwi 65 TT 90 T
50 30 Purnom
o
0
Tuntas Belum 12. Anis 60 TT 70 TT
Tuntas waode
13. Risky 85 T 90 T
Tuntas Belum Tuntas
14. City 80 T 85 T
Gambar 2. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus 1 Harini
15. Nuning 85 T 90 T
Hasil posttest perbaikan pembelajaran 16. Sazani 80 T 80 T
siklus 1 mengalami peningkatan keterampilan. 17. Hariani 55 TT 75 T
Keterampilan siswa dalam menulis dialog Ritonga
sederhana meningkat dengan presentase 70 18. Aditia 60 TT 65 TT
% namun belum mencapai target k. 19. Marini 85 T 90 T
Selanjutnya dilakukan refleksi dengan 20. Zahra 90 T 95 T
menetapkan rencana tindak lanjut perbaikan Keisya
pembelajaran pada siklus 2. Rata-Rata 75,25 83,75
Beberapa masalah yang ditemukan
446 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Kelas peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari


Presentase 70% 90% keterampilan siswa dalam menulis dialog
Ketuntasan sederhana siswa mengalami peningkatan dari
Keterangan: T: Tuntas TT: Tidak Tuntas awal sampai pada siklus II. Hal tersebut
sebagaimana menurut Asrori (2017) Tindakan
Dari pengamatan data di atas penelitian perbaikan misi penelitian Tindakan
menunjukkan bahwa pembelajaran menulis kelas hasil refleksi dan kreatifitas guru
dialog sederhana dengan menggunakan sehingga terjadi peningkatan efektifitas prilaku
metode demonstrasi dan model pembelajaran siswa dan daya dorong sekolah.
picture and picture efektif dalam meningkatkan
keterampilan menulis dialog sederhana pada PEMBAHASAN
siswa. Berdasarkan hasil posttest perbaikan Dari hasil observasi siklus I dan siklus II
pembelajaran pada siklus 2, presentase siswa serta penilaian keterampilan siswa dalam
tuntas setelah penerapan model dan metode menulis dialog sederhana mulai dari awal,
mencapai 90 %, sesuai dengan gambar 5. siklus I dan sampai siklus II, terlihat
dibawah ini : meningkatkan kemampuan yang dicapai siswa.
Hasil observasi atau pengamatan terhadap
keterampilan siswa dalam menulis dialog
100 90
sederhana selama belajar diperoleh
80 peningkatan, dari nilai 70% pada siklus I,
60 meningkat menjadi baik yaitu rata-rata 90%
40
pada siklus II. Dengan menggunakan metode
demonstrasi dan model picture and picture
20 10
membuat siswa termotivasi dan lebih tertarik
0 dalam belajar. Perasaan senang siswa dalam
Tuntas Belum mengikuti kegiatan proses pembelajaran
Tuntas
Bahasa Indonesia merupakan hasil yang
Tuntas Belum Tuntas menggembirakan, mengingat bahwa secara
umum rendahnya keterampilan siswa dalam
menulis dialog sederhana dalam pelajaran
Gambar 3. Grafik Ketuntasan Belajar Siklus 2 Bahasa Indonesia. Selain itu melalui proses
pembelajaran ini, siswa dapat mengeluarkan
Hasil posttest perbaikan pembelajaran buah pikiran yang berupa pendapat mereka
pada siklus 2 seperti pada gambar 5. masing-masing.
menginformasikan bahwa perbaikan Terbukti dari hasil penelitian, bahwa
pembelajaran menulis dialog sederhana metode demonstrasi dan model pembelajaran
menggunakan metode demonstrasi dan model picture and picture serta pemberian LKS
picture and picture berdampak pada efektifitas memiliki efektifitas dalam meningkatkan
belajar siswa. Karena pencapaian peningkatan keterampilan siswa dalam menulis dialog
tersebut 90% sudah mencapai target sederhana mulai dari pra siklus, siklus 1 dan
keberhasilan tindakan. Maka dapat disimpulkan siklus 2 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
refleksi penerapan metode demontrasi dan dikelas V (lima) SDN 101927 Sekip Kecamatan
model picture and pincture efektif dalam Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.
meningkatkan kemampuan menulis siswa. Peningkatan presentase ketuntasan belajar
Berdasarkan hasil observasi yang telah siswa kelas V tersebut dapat kita lihat pada
dilakukan maka diperoleh hasil yaitu gambar 4 sebagai berikut :
keterampilan siswa dalam menulis dialog
sederhana yang diperoleh siswa sudah baik
dan semua sudah dapat menuliskan dialog
sederhana denagan baik, pada siklus II
pemanfaatan waktu sudah baik karena telah
direncanakan dengan baik. Pemahaman siswa
terhadap konsep materi mengalami
Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Picture And Picture Dan Metode 447
Demonstrasi Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Dialog Sederhana Siswa
Kelas V SDN 101927 Sekip Kec. Lubuk Pakam
Aulia Rahman1, Elly Prihasti W2, Mara Untung3

siswa. Terlihat peningkatan dalam presentase


Keterampilan siswa capaian ketuntasan belajar pada siswa mulai
dari tahapan pra siklus, tindakan siklus 1 dan
100
90 90 siklus 2 dan permasalahan menulis dialog
80 dapat dientaskan dalam penelitian ini.
70 70
60
50 50 REFERENCES
40
30 30 Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu
20 Pendekatan Praktik (Ketiga bel). PT. Rineka
10 10 Cipta.
0
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Asrori, M. (2017). Penelitian Tindakan Kelas. CV.
Wacana Prima.
Tuntas Belum Tuntas
Dafit, F., & Ramadan, Z. H. (2020). Pelaksanaan
Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di
Gambar 4. Grafik presentase perkembangan Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu: Research &
siswa yang tuntas belajar selama Learning in Elementary Education, 4(4),
perbaikan pembelajaran di kelas V 1429–1437.
SDN 101927 Sekip Lubuk Pakam
Kabupaten Deli Serdang Dewanti, R., & Fajriwati, A. (2020). Metode
demonstrasi dalam peningkatan
pembelajaran fiqih. JURNAL PILAR: Jurnal
Terjadi peningkatan presentase siswa
Kajian Islam Kontemporer, 11(1), 88–98.
yang memperoleh nilai >70 (KKM) mengalami
peningkatan capaian dari 50% pada pra siklus Harianja, B. L. H. & M. U. R. (2014). Pengaruh
menjadi 70% pada siklus 1 dan 90% pada Strategi 3m (Meniru-Mengolah-
siklus 2. Dari penelitian yang telah dilakukan Mengembangkan) Terhadap Kemampuan
oleh penulis bahwa keterampilan menulis Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas
dialog sederhana dapat dientaskan dengan X Sma Swasta Free Methodist Medan Tahun
Pembelajaran 2013/2014. Basastra, 3(2), 1–
menerapkan metode demonstrasi dan model
12.
pembelajaran picture and picture.
Iriyansah, M. R., & Hilaliyah, H. (2018). Pudarnya
Kaidah Kesatuan pada Masyarakat
PENUTUP Indonesia. LINGUA FRANCA: Jurnal Bahasa,
Sastra, Dan Pengajarannya, 2(2), 13–21.
Penelitian ini membuktikan bahwa http://journal.um-
penggunaan model pembelajaran picture and surabaya.ac.id/index.php/lingua/article/view/1
picture dan metode demonstrasi efektif 326/1671
meningkatkan keterampilan siswa dalam Jon Rizki Dolok Saribu, Septi Ayu Hazanah, Supitri,
menulis dialog sederhana pada pembelajaran dan E. P. W. (2021). UPAYA
bahasa Indonesia. Guru menyajikan gambar- PENGEMBANGAN PROFESIONALISME
gambar peristiwa yang diacak kemudian guru GURU BAHASA INDONESIA DI MASA
mendemonstrasikan cara mengurutkan DEPAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
gambar sesuai dengan peristiwa setelah itu PICTURE AND PICTURE. 6.
guru bersama dengan siswa membuar dialog
Kemdikbud RI. (2016). Permendikbud No. 20 Tahun
berupa kalimat sesuai gambar sampai dengan
2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
selesai. Siswa terlibat aktif dan bebas Pendidikan Dasar Dan Menengah. In
menyampaikan pendapatnya dalam menyusun Kemendikbud (Vol. 3, Issue 2). BSNP.
gambar serta merangkai dialog sesuai gambar
yang telah diurutkan sehingga Oemar, S. S. I. P. dan E. A. B. (2017). Penerapan
pembelajaranpun menjadi lebih bermakna bagi metode pembelajaran demonstrasi di sanggar
448 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

lintang art kediri. Jurnal Pendidikan Seni


Rupa, 05(1), 110–118.

Pandu Hartanto, Siti Halidjah, dan S. M. (2019).


Dialog Sederhana Menggunakan Metode
Terbimbing. JPPK: Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Khatulistiwa, 8(10), 1–12.

Rahayu, T. (2017). Kesantunan Berbahasa sebagai


Cerminan Karakter Bangsa. Journal of
Language Learning and Research (JOLLAR),
1(1), 24–31.
https://doi.org/10.22236/jollar.v1i1.1243
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

MENINGKATKAN PENGENALAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA


MELALUI PERMAINAN KARTU BERGAMBAR PADA KELOMPOK B
DI TK NEGERI 1 AIR MERAH KAMPUNG RAKYAT

Desi Murniati Siregar1*, Elly Prihasti W2, dan Mara Untung Ritonga3
1 TKNegeri 1 Air Merah Kampung Rakyat
2,3 Universitas Negeri Medan
* E-mail: desimurniatisiregar79@gmail.com

Abstrak
Kosakata merupakan bagian terpenting pada komunikasi anak. Pembelajaran kosakata Bahasa Indonesia pada
anak TK masih terpengaruh dengan bahasa daerahnya. Sehingga guru melakukan upaya untuk meningkatkan
kemampuan pengenalan pada anak TK kosakata Bahasa Indonesia. Metode yang digunakan adalah Penelitian
Tindakan dengan pendekatan kualitatif. Subjek adalah siswa di kelompok B TK Negeri 1 Air Merah Kampung
Rakyat dengan jumlah 15 siswa, yang terdiri 9 laki - laki, dan 6 perempuan. Lokasi penelitian adalah tempat
peneliti bertugas, yaitu di sekolah TK Negeri 1 Air Merah Kampung Rakyat Kecamatan Kampung Rakyat Labuhan
batu Selatan. Media yang digunakan yaitu kartu bergambar anak menyanyi dan bercerita. Pelaksanaan tindakan
perbaikanpembelajaran diperoleh hasil penilaian pada siklus I keseluruhan anak terlihat berkembang sangat baik
ada 2 orang, 1 orang berkembang sesuai hasil, 7 orang mulai berkembang dan 5 orang terlihat belum bekembang.
Sedangkan pada siklus II diperoleh hasil penilaian anak yang berkembang sangat baik 8 orang, berkembang
sesuai hasil 5 orang dan yang belum berkembang ada 2 orang.

Kata kunci: Meningkatkan, Pengenalan Kosakata, Permainan Kartu bergambar, TK.

Abstract
Vocabulary is the most important part of children's communication. Learning Indonesian vocabulary in kindergarten
children is still influenced by the local language. So that teachers make efforts to improve the introduction of
Indonesian vocabulary in kindergarten children's vocabulary. The method used is Action Research with a
qualitative approach. The subjects were students in group B of TK Negeri 1 Air Merah Kampung Rakyat with a
total of 15 students, consisting of 9 boys and 6 girls. The research location is the place where the researcher
works, namely at the Air Merah 1 TK Negeri 1 Air Merah Kampung Rakyat Sub-district, South Labuhan Batu
Village. The media used were picture cards of children singing and telling stories. The implementation of corrective
learning actions obtained the results of the assessment in the first cycle, the overall children looked very well
developed, there were 2 people, 1 developed according to the results, 7 people began to develop and 5 people
looked undeveloped. While in the second cycle, the results of the assessment of children who developed very well
were 8 people, developed according to the results of 5 people and 2 people who had not developed.

Keywords: Improve, Vocabulary Recognition, Picture Card Game, Kindergarten.

kosakata bahasa Indonesia saja (Moeliono,


PENDAHULUAN 2011). Guru menjelaskan pembelajaran yang
berkaitan dengan tema dan menyebutkan
Kosakata merupakan hal terpenting benda-benda yang berkaitan dengan
sebagai komunikasi anak (Edison et al., 2019) penjelasan tema tersebut (Lestariningrum &
Pembelajaran mengenai kosakata bahasa Wijaya, 2014). Oleh karena itu kosakata
Indonesia di TK Negeri 1 Air Merah Kampung bahasa Indonesia yang dimiliki anak juga
Rakyat sudah lama dilaksanakan atau sebahagian anak yang mengetahui dan berani
diajarkan kepada anak/siswa. Namun mengucapkan kosakata bahasa Indonesia
pembelajaran pengenalan kosakata bahasa tersebut (Novita et al., 2019). Maka dari itu
Indonesianya hanya sekedar pengucapan perlu upaya memperbaiki dan meningkatkan
450 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

kosakata bahasa Indonesia anak/siswa di TK perlu dilaksanakan perbaikan pembelajaran.


Negeri 1 Air Merah Kampung Rakyat Untuk perlu suatu penelitian untuk
menggunakan media kartu bergambar yang “Meningkatkan Pembelajaran Kosa Kata
dilakukan dengan bermain dan bernyanyi Bahasa Indonesia Melalui Permainan Kartu
(Sadiana, 2016). Media adalah sebuah alat Bergambar Di Kelompok B Tk Negeri 1 Air
sebagai sarana menyampaikan informasi Merah Kampung Rakyat Tahun Pelajaran
(Karo-Karo, 2018). Kartu bergambar 2021/2022”.
merupakan (Putu Jessica Dewi Anggraeni, I Pembahasan terdahulu dapat di
Nyoman Sedeng, 2019). identifikasikan kemampuan berbahasa
Dalam era globalisasi dan persaingan diperlukan oleh anak dalam rangka
mutu Pendidikan terus ditingkatkan (Yaniawati, mengembangkan/ mengungkapkan
2020). Pengenalan kosakata Bahasa Indonesia pengetahuannya dari apa yang anak lihat,
merupakan salah satu kemampuan dasar dengan dan rasa melalui panca indra yang
tambahan yang perlu dimiliki siswa untuk dimilikinya.
urutkan kosakata bahasa Indonesia yang Dalam proses pelaksanaan kegiatan
dimemasuki dunia belajar (Silfana, 2018). bermain kartu bergambar pendidikan pada
Keberhasilan berbahasa pada siswa kelompok umumnya menghadapi masalah dalam
B mempengaruhi keberhasilan pembelajaran kegiatan yang sesuaai dengan tujuan,
untuk maupun perkembangannya (Hadi et al., perkembangan anak dan indicator yang
2022). diharapkan serta cara untuk mengembangkan
Permainan kartu bergambar adalah anak dengan indikator yang diharapkan, serta
kegiatan yang dilakukan dengan cara cara untuk mengembangkan kegiatan tersebut.
menyebutkan kosakata bahasa Indonesia yang Terlihat dari kosakata bahasa Indonesia anak
diambil secara acak atau ditunjukkan oleh yang belum menunjukkan hasil yang
seorang teman (Pido & Suadi, 2021). Agar memuaskan yang menurut guru ada
anak lebih mengenal kosa kata bahasa perkembangan kemampuan anak dalam
Indonesia yang ada pada kartu bergambar, kegiatan bermain kartu bergambar dari waktu
anak diminta mewarnai gambar dan kewaktu melalui proses pelaks anaan dari hasil
menyebutkan kosa kata bahasa Indonesia yang berbentuk Pengenalan kosa kata Bahasa
pada kartu bergambar tersebut. Pembelajaran Indonesia (Lestariningrum & Wijaya, 2014).
seperti ini bertujuan mengembangkan bahasa , Masalah yang dihadapi anak-anak TK
daya ingat (kognitif) dan rasa percaya diri anak Negeri 1 Air Merah Kampung Rakyat dalam
(Nurjannah, 2019). memahami kosakata dengan cara permainan
Melalui pengenalan kosakata bahasa kartu bergambar serta memancing minat
Indonesia dengan permainan kartu bergambar belajar. Tujuannya anak dapat termotivasi
dengan indikator yang ditetapkan pendidik melakukan kegiatan permainan kartu
diharapkan meningkat sebagaimana uji yang bergambar sebagai upaya perbaikan dalam
dilakukan oleh Silfana (2018) bahwa dengan kegiatan pembelajaran tersebut melalui teknik
kartu huruf bergambar dapat meningkatkan dan metode, media atau alat peraga yang
kemampuan siswa. Hal tersebut dilakukan memungkinkan guru atau pendidik menerbitkan
misalnya mengambil kartu bergambar sambil atau merancang kegiatan yang dapat
menyebutkan kosakata bahasa Indonesia sesui meningkatkan perkembangan anak didik
gambar tersebut, umumnya anak tidak dengan baik (Jon Rizki Dolok Saribu, Septi Ayu
melakukan sesuai dengan contoh dan Hazanah, Supitri, 2021). Maka dapat
penjelasan dari guru, sehingga tujuan yang identifikasi beberapa masalah, yaitu: 1) Anak
diharapkan oleh pendidik tidak tercapai kurang minat dalam pembelajaran
(Abdullah, 2016). pembelajaran Bahasa Indonesia, 2) Anak
Maka berdasarkan hasil kegiatan belum dapat mengucapkan benda-benda
pembelajaran bermain kartu bergambar di dalam Bahasa Indonesia, dan 3) rasa percaya
kelas B TK Negeri 1 Air Merah Kampung diri pada anak rendah sehingga anak tidak
Rakyat untuk perkembangan kosa kata bahasa dapat menyebutkan benda-benda dalam
Indonesia anak harus dikembangkan sehingga bahasa Indonesia. Sehingga dirumuskan
Meningkatkan Pengenalan Kosakata Bahasa Indonesia Melalui Permainan Kartu 451
Bergambar Pada Kelompok B Di TK Negeri 1 Air Merah Kampung Rakyat
Desi Murniati Siregar1, Elly Prihasti W2, dan Mara Untung Ritonga3

Bagaimana cara Meningkatkan Pembelajaran minat dan imajinasi anak melakukan kegiatan,
Kosakata Bahasa Indonesia Melalui Permainan 2) alat peraga dan media yang digunakan lebih
Kartu Bergambar di Kelompok B TK Negeri 1 menarik berbentuk peraga langsung sehingga
Air Merah Kampung Rakyat Tahun Pelajaran memotivasi anak untuk melakukan kegiatan, a)
2021/2022. pengaturan kelas dan kelompok dalam
kegiatan perbaikan ini direncanakan dan lebih
METODE PENELITIAN ditata sedemikian rupa, b) pemberian umpan
balik yang menunjukkan penghargaan hasil
Subyek penelitian ini dilakukan pada penalaran anak tentang kosa kata bahasa
siswa di kelompok B TK Negeri 1 Air Merah Indonesia lebih baik dan menimbulkan rasa
Kampung Rakyat dengan jumlah 15 siswa, ingin tahu anak akan kosa kata bahasa
yang terdiri 9 laki - laki, dan 6 perempuan. Indonesia tersebut.
Lokasi penelitian adalah tempat peneliti
bertugas, yaitu di sekolah TK Negeri 1 Air Langkah – langkah perbaikan: (1) guru
Merah Kampung Rakyat Kecamatan Kampung mengajak anak bersama – sama berbasis,
Rakyat Labuhan batu Selatan Tahun Pelajaran berjalan maju pada garis lurus dan melakukan
2021/2022. Waktu penelitian adalah waktu kegiatan motorik lainnya sambil menunjukkan
berlangsungnya penelitian atau saat penelitian kartu bergambar dan mengucapkannya dengan
ini dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan kosa kata bahasa Indonesia, (2) anak – anak
mulai bulan Maret sampai dengan April mendengarkan dan mengucapkan pengenalan
semester II 2021/2022. Berikut ini ditampilkan kosa kata bahasa Indonesia melalui kartu
desain prosedur perbaikan pembelajaran pada bergambar, (3) guru mengerahkan anak untuk
sekolah TK Negeri 1 Air Merah Kampung dapat mengenal kartu bergambar dan
Rakyat Langkah – langkah dalam melakukan mengucapkannya (menyebutkannya) kosa
PTK dapat digambarkan sebagai berikut: kata bahasa Indonesia dengan benar, dan (4)
penilaian guru atas kegiatan anak menjadi
umpan balik bagi pembalajaran yang dilakukan.

Pelaksanaan Tindakan, yaitu:


mendiskusikan permasalaha yang selama ini
diamati di kelas dengan supervisor,
menentukan rumusan masalah yang akan
diteliti, menentukan upaya – upaya perbaikan
yang mungkin dapat dilakukan, menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran siklus
pertama, menjumpai Kepala Sekolah untuk
memberitahukan rencana guru untuk
memperbaiki proses pembelajaran kegiatan,
membuat lembar pengamatan, merencanakan
pengelolaan kelas, dan membuat pengumpulan
data hasil belajar.
Gambar 1. Bagan PTK (Asrori, 2017)

Teknik analisis data pada kedua siklus. PEMBAHASAN


Rencana Siklus I dan siklus II tindakan yang Pelaksanaan pada siklus I guru dan
akan dilaksanakan/alternative tindakan yang teman sejawat memutuskan berdasarkan hasil
akan dilaksanakan dalam pelaksanaan yang dicapai menunjukkan kegiatan belum
perbaikan permbelajaran guru menggunakan: terlaksana dengan baik dan perlu perbaikan:
a) metode pemberian tugas bermain kartu (a) cara guru menjelaskan kegiatan jangan
bergambar dengan menggunakan kartu terburu-buru, (b) hasil karya anak dipamerkan,
bergambar bervariasi dengan metode tehnik ada baiknya setiap anak menceritakan, (c)
pembelajaran dengan bernyanyi dan bercerita pengalaman belajarnya dengan singkat, dan
sesuai dengan tema sehingga merangsang (d) umpan balik atau penguatan lebih terfokus
452 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

agar anak merasa puas. Hasil dinilai dan dapat


dilihat pada Gambar 2 grafik penilaian siklus 1 Dari grafik di atas terlihat ada kenaikan
berikut: dan peningkatan hasil dari kegiatan permainan
kartu bergambar pada perbaikan siklus 2 yaitu:
hasil karya anak yang berkembang sangat baik
8 orang, berkembang sesuai hasil 5 orang dan
yang belum berkembang ada 2 orang, proses
kegitan yang baik terlaksana sesuai harapan
perbaikan. Perbaikan dilakukan teman sejawat
(penilai I) dan kepala sekolah TK (penilai 2)
menyatakan dan menilai sesuai
pengamatannya bahwa proses dan hasil sudah
baik.
Melihat hasil siklus kedua ini, guru dan
teman sejawat mengambil keputusan bahwa
Gambar 2. Grafik Penilaian Siklus I tidak melanjutkan ke siklus ketiga, karena pada
siklus kedua hasil anak yang menunjukkan
Dari hasil penilaian keseluruhan anak perkembangan bahasa, keberanian dan kosa
terlihat berkembang sangat baik ada 2 orang, 1 kata dalam bahasa Indonesia yang meningkat
orang berkembang sesuai hasil, 7 orang mulai maju.
berkembang dan 5 orang terlihat belum Dari grafik terlihat ada kenaikan dan
bekembang. Dari data ini dapatlah diambil peningkatan hasil dari kegiatan permainan
kesimpulan bahwa perbaikan pembelajaran kartu bergambar sebelum ada perbaikan siklus
belum berhasil baik dan perlu lagi pelaksanaan 2, sehingga dapat dinyatakan bahwa kegiatan
siklus 2. permainan kartu bergambar dapat
Pelaksanaan pembelajaran perbaikan meningkatkan kosakata bahasa Indonesia
siklus II terlaksana sesuai rencana yaitu RKH anak atau bahasa anak TK Negeri 1 Air Merah
pelaksanaan sesuai jadwal pelajaran biasa di Kampung Rakyat Tentunya permainan kartu
kelas B. Waktu pelaksanaan pada kegiatan bergambar ini dilaksanakan menurut aturan
awal dan akhir relatif sesuai jadwal, kegiatan ini yang baik dan tidak terlepas dari bimbingan
tersebut ± 60 menit untuk kegiatan permainan guru yang terarah serta bervariasi.
kartu bergambar. Pengaturan waktu tidak Sebelum perbaikan hanya 2 anak yang
terlalu ditentukan untuk kegiatan permainan mampu dan setelah diadakan perbaikan siklus
kartu bergambar karena mengingat anak yang I maka ada 7 anak yang berkembang sangat
belum selesai karena agak lambat baik, 6 anak yang berkembang sesuai hasil dan
penalarannya walaupun selesai juga dengan 2 anak yang mulai berkembang.
benar.
Setelah melakukan Langkah-langkah
perbaikan berdasarkan kelemahan pada siklus PENUTUP
I diperoleh hasil penilaian. Hasil penilaian
tersebut dapat dilihat pada gambar 3 grafik Pelaksanaan perbaikan pembelajaran
hasil penilaian siklus II berikut: telah terlaksana sebanyak dua siklus perolehan
hasil dari kedua siklus ini maka dapatlah kita
mengambil kesimpulan,adapun kesimpulannya
adalah: 1) terjadi peningkatan kosa kata
bahasa Inggris anak Tk Negeri 1 Air Merah
Kampung Rakyat setelah selesai perbaikan
pembelajaran melalui kegiatan bermain kartu
bergambar, 2) dengan melakukan permainan
kartu bergambar sesuai dengan aturan dan
arahan guru akan terjadi pengembangan
bahasa anak TK Negeri 1 Air Merah Kampung
Gambar 3. Grafik Penilaian Siklus II Rakyat. Untuk saran dari kegiatan perbaikan
Meningkatkan Pengenalan Kosakata Bahasa Indonesia Melalui Permainan Kartu 453
Bergambar Pada Kelompok B Di TK Negeri 1 Air Merah Kampung Rakyat
Desi Murniati Siregar1, Elly Prihasti W2, dan Mara Untung Ritonga3

pembelajaran ini adalah: 1) kegiatan permainan Penguasaan Kosakata Melalui Kartu Huruf
kartu bergambar sebaiknya dilakukan dengan Bergambar Siswa Kelas Ii Sdn 5 Soni. Jurnal
perancanaan yang lebih baik dan sesuai Kreatif Tadulako Online Vol., 4(8), 292–313.
https://media.neliti.com/media/publications/11
dengan tingkat kemampuan serta
9169-ID-peningkatan-kemampuan-
perkembangan usia anak, 2) hasil yang melalui
penguasaan-kosakat.pdf
proses kegiatan pembelajaran yang lebih baik Pido, N. T., & Suadi, N. (2021). Penggunaan Media
dan sesuai dengan tingkat kemampuan serta Kartu Gambar dalam Kegiatan Bercakap-
perkembangan usia anak, 3) bentuk cakap bahasa Inggris Anak Usia Dini di TK
pelaksanaan untuk kegiatan belajar sambil Mawar Bolaang Mongondow Selatan. ECIE
bermain dipadukan dengan bernyanyi dan Journal: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia
bercerita agar timbul imajinasi anak. Din, 02(2), 55–62.
Putu Jessica Dewi Anggraeni, I Nyoman Sedeng, A.
A. P. P. (2019). Media Kartu Bergambar
Sebagai Media Pengajaran Dalam
REFERENCES
Meningkatkan Keterampilan Membaca Pada
Kelompok Belajar B Anak Usia 5-6 Tahun Di
Abdullah, R. (2016). Pembelajaran Dalam Perspektif
Tk Bali Kiddy. Litera Jurnal Bahasa Dan
Kreatifitas guru Dalam Pemanfaatan Media
Sastra, 5(2), 46–57.
Pembelajaan. Lantanida Journal, Vol. 4 No. 1,
Sadiana, M. (2016). Metode, Penerapan Bermain, B
2016, 4(1), 16–17.
C M Mengembangkan, Untuk Sosial,
Asrori, M. (2017). Penelitian Tindakan Kelas. CV.
Kecerdasan Sosial Emosional Anak Usia Dini.
Wacana Prima.
15(2), 9–16.
Edison, M. A., Rosita, D., & Kusrini, N. (2019).
Silfana, E. (2018). Meningkatkan kosa kata anak
Aplikasi Luvlingua dalam Meningkatkan
usia 4-5 tahun melalui bermain tebak kata.
Kosakata Bahasa Prancis Pada Siswa Kelas
Yaniawati, P. (2020). Penelitian Studi Kepustakaan.
XI SMK Kridawisata Bandarlampung. Jurnal
Penelitian Kepustakaan (Liberary Research),
Pendidikan Bahasa Prancis, vol 2(1), 13.
April, 15.
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/PRANA
LA/article/view/19023
Hadi, W., Wuriyani, E. P., Yuhdi, A., & Agustina, R.
(2022). Desain Pembelajaran Diferensiasi
Bermuatan Problem Based Learning ( Pbl )
Mendukung Critical Thinking Skill Siswa Pada
Era Kenormalan Baru Pascapandemi Covid-
19. 11(1), 56–68.
Jon Rizki Dolok Saribu, Septi Ayu Hazanah, Supitri,
dan E. P. W. (2021). UPAYA
PENGEMBANGAN PROFESIONALISME
GURU BAHASA INDONESIA DI MASA
DEPAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
PICTURE AND PICTURE. Prosiding Seminar
Nasional PBSI-IV, 6.
Karo-Karo, I. R. (2018). Manfaat Media Dalam
Pembelajaran. Axiom, VII, 91–96.
Lestariningrum, A., & Wijaya, I. P. (2014).
Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak
Usia Dini Melalui Media Panggung Boneka
Tangan. Nusantara of Research, 1(1), 12–18.
Moeliono, A. (2011). Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesiah. 3, 486.
Novita, L., Sukmanasa, E., & Yudistira Pratama, M.
(2019). Indonesian Journal of Primary
Education Penggunaan Media Pembelajaran
Video terhadap Hasil Belajar Siswa SD. ©
2019-Indonesian Journal of Primary
Education, 3(2), 64–72.
Nurjannah. (2019). Peningkatan Kemampuan
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

PENGUKURAN PENGARUH DIALEK MELAYU TERHADAP


PERKEMBANGAN BAHASA PADA SISWA KELAS III DENGAN
KARTU DIALOG SDN 056587 PANTAI SAMPAH

Muhammad Ishaq1*, Elly Prihasti2, dan Mara Untung3


1 SDN 056587 Pantai Sampah
2,3 Universitas
Negeri Medan
* E-mail: mochisskeren @gmail.com

Abstrak
Penelitian ini untuk mengukur atau menilai peningkatan penuturan fonem berdasarkan pemerolehan bahasa
siswa. Penilaian menggunakan media kartu dialog untuk menilai fonem [a], [i], dan [r]. metodr yang digunakan
kuantitatif diskriptif. Subjek siswa kelas III siswa SD Negeri 056587 Pantai Sampah pada tema 6 energi dan
perubahannya. Jumlah subjek 20 siswa. Instrumen yang digunakan dengan observasi pencatatan langsung.
Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa pemerolehan dan perkembangan bahasa siswa SD Negeri 056587
Pantai Sampah dipengaruhi oleh bahasa ibu yaitu bahasa melayu sehingga mempengaruhi penuturan [a], [i], dan
[r]. Dari pencatatan dan analisis siswa sangat sulit menguatkan fonem [r] pada dialog dan tetap bunyi r lemah
dalam setiap penuturan. Namun terlihat beberapa siswa meningkatkan pada dialog fonem [a], [e], dan [r] dengan
persentase berurutan 75%, 85%, dan 45%. Membuktikan dalam penilaian menggunakan kartu dialog terhadap
fonem [r] – r sulit ditingkatkan dalam proses percakapan pada siswa kelas III SD Negeri 056587 Pantai Sampah.

Kata kunci: Pengukuran, pengaruh bahasa melayu, kartu dialog, Sekolah dasar.

Abstract
This study is to measure or assess the increase in phoneme speech based on students' language acquisition.
Assessment uses dialogue card media to assess phonemes [a], [i], and [r]. the method used is descriptive
quantitative. The subject of the third-grade students of SD Negeri 056587 Garbage Beach on theme 6 energy and
its changes. The number of subjects is 20 students. The instrument used is direct recording observation. Based
on the research, it was concluded that the acquisition and development of the language of the students of SD
Negeri 056587 Pantai Sampah are influenced by the mother tongue, namely Malay so that it affects the speech of
[a], [i], and [r]. From the recording and analysis of students, it is very difficult to strengthen the phoneme [r] in the
dialogue, and still the sound of r is weak in every utterance. However, it was seen that some students improved
on the dialogue of phonemes [a], [e], and [r] with a percentage of 75%, 85%, and 45% respectively. It is proven
that in the assessment using dialogue cards the phoneme [r] – r is difficult to improve in the conversion process in
third-grade students at SD Negeri 056587 Pantai Sampah.

Keywords: Measurement, Malay language influence, dialogue card, Elementary school.

lafal kesukuan misalnya intonasi lafal batak,


PENDAHULUAN jawa, melayu, sunda, bugis dan suku lainnya
(Mahmud, 2018). Hal demikian terjadi karena
Komunikasi membutuhkan alat utama bahasa Indonesia merupakan bahasa
yaitu bahasa dalam seluruh aktifitas kehidupan pemerolehan kedua setelah bahasa pertama
sehari-hari (Noermanzah, 2019). Masyarakat yakni bahasa daerah (Yuliana, 2020). Bahasa
Indonesia masih banyak membaurkan ucapan Indonesia hanya digunakan secara formal dan
dan tindak tutur kedalam bahasa persatuan bahasa daerah sebagai bahasa komunikasi
bahasa Indonesia (Naelofaria, 2017). Sehingga sehari-hari atau informal (Farida & Mujianto,
masih ditemukan dalam berbahasa indonesia 2021).
intonasi dan bahasanya merupakan tuturan
Pengukuran Pengaruh Dialek Melayu Terhadap Perkembangan Bahasa Pada Siswa 455
Kelas III Dengan Kartu Dialog SDN 056587 Pantai Sampah
Muhammad Ishaq1, Elly Prihasti2, dan Mara Untung3

Pendidikan berbahasa Indonesia pada tutur siswa kelas III SD Negeri 056587 Pantai
pendidikan dasar, lebih lazim disebut dengan Sampah.
“huruf” namun dasarnya yaitu “fonem” (Sahril,
2018). Keduanya memiliki makna yang METODE PENELITIAN
berbeda sehingga dalam belajar perlu
penyesuaian agar belajar lebih efektif. Maka Pada penelitian yang dilakukan
dari itu, agar pengukuran suatu lafal tutur dapat menggunakan metode kuantitatif (Sari, 2020).
dicapai maka intonasi dan pelafalan bahasa Melalui metode kuantitatif ini akan
pada setiap berbahasa dengan fonem baku dideskripsikan faktor-faktor yang memberi
perlu penyesuaian. Penyesuaian pada fonem pengaruh terhadap perkembangan fonologi
bahasa indonesia yang baku ditingkatkan dan pada siswa kelas III SD Negeri 056587 Pantai
bahasa daerah untuk dikurangi (Sahril, 2018). Sampah. Subjek adalah siswa kelas III pada
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia penelitian ini berjumlah 22 orang siswa.
online (2022) diartikan fonologi merupakan Penelitian ini melakukan perbaikan tutur pada
salah satu cabang ilmu lingustik tentang siswa dengan Media yang digunakan adalah
penyelidikan terhadap lafal bahasa dan kartu dialog (Hersusanti, 2014). Adapun
kegunaannya. Kridalaksana et al (2009) sumber data diperoleh melalui observasi dan
menuturkan didalam kamus linguistik, fonologi pencatatan langsung (Iryana, 2018). Hasil
merupakan cabang linguistik untuk observasi dan pencatatan langsung akan
mengidentifikasi kesesuaian fungsi diperoleh data. Data tersebut kemudian
berdasarkan bunyi pelafalannya. Maka fonologi ditranskripsikan, dan dianalisis (Hardiayanti,
diketahui sebagai sebuah rangkaian bunyi 2019). Data digunakan untuk mendiskripsikan
dalam bahasa Indonesia atau dengan kata lain pencapaian peningkatan tutur siswa kelas III
fonologi merupakan ilmu tentang lafal bahasa. pada dialog percakapan tema 6 energi dan
Mukalel menuturkan bahwa anak memperoleh perubahannya.
bahasa pertamanya sebelum mereka duduk di
bangku sekolah (Chairunnisa, 2018). Bahasa HASIL DAN PEMBAHASAN
pertama anak diperoleh dengan tidak
Hasil pengukuran kemampuan siswa
direncanakan serta diperoleh secara spontan
dengan menggunakan kartu dialog pada siswa
(Mislikhah, 2019).
kelas III SD Negeri 056587 Pantai Sampah
Pemeroleh bahasa pertama anak secara
kecamatan Bahorok Kabupaten
alami. Anak memperkokoh bahasa pertama
Langkat diuraikan dan dibahas sebagai
mereka dengan anggapan kebutuhan primer
berikut.
untuk dapat menjalin komunikasi efektif antara
anak dan orang tua (Jon Rizki Dolok Saribu,
HASIL
Septi Ayu Hazanah, Supitri, 2021). Adapun
Hasil penilaian terhadap kemampuan
urutan pemerolehan bahasa anak yang
perkembangan peningkatan fonologi atau tutur
pertama pada tahap awal melalui komunikasi
pada siswa kelas III SD diperoleh dengan
dan interaksi keluarga, dengan orang tua,
langkah berikut: guru membagi siswa
teman sebaya. Kedua pemerolehan bahasa
berpasangan dua-dua secara acak. Guru
anak di sekolah dikarenakan interaksi pada
memberikan kartu dialog secara acak. Guru
teman sepermainan dalam satu daerah, dan
mempersilahkan siswa secara berpasangan
ketiga diperoleh secara alami dalam tindak
tampil kedepan dan melakukan kartu dialog.
tutur bahasa di masyarakat. Sehingga di
Siswa yang lain memperhatikan kelompok
rumusan masalah terkait kajian ini (1) apakah
siswa yang sedang tampil dan mengamati.
dialek melayu memiliki pengaruh terhadap
Guru mencatat hasil tutur siswa secara teliti.
perkembangan bahasa siswa kelas III SD
Kelompok lain di berikan penguatan dalam
Negeri 056587 Pantai Sampah. (2) apakah
penuturan dialog. Setelah seluruh siswa tampil
dengan kartu dialog dapat menilai peningkatan
berpasangan dan data hasil pencatatan nilai
456 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

kemampuan tutur siswa ditranskripsikan dalam PEMBAHASAN


tabel dan dapat dilihat pada tabel 1 berikut: Siswa dalam keseharian, mampu
berinteraksi dengan berbahasa kepada orang
tua. Tidak hanya itu anak juga telah
Tabel 1. Nilai Kemampuan Tutur Siswa berkomunikasi dengan teman atau masyarakat
secara luas. Dari keluarga siswa telah bertutur
Catatan Penuturan Siswa Meningkat
dan berkomunikasi kepada keluarga dari pihak
Penilaian tutur Jumlah Persentase ayah dan juga keluarga dari pihak ibu.
penuturan a - e 15 siswa 75% Keluasan komunikasi kepada tetangga, dan
penuturan i - e 17 siswa 85% masyarakat (Nurbaya & Mujinem, 1997). Selain
penuturan r [r] 9 siswa 45% itu, bahasa seorang siswa akan bervariasi terus
bertambah dengan kunjungan kerabat atau
Nilai kemampuan tutur siswa dilihat pada
mengikuti orangtua ketempat kerja atau
tabel 1, menunjukkan bahwa siswa kelas III
berkunjung disuatu wilayah tertentu
mampu mengucapkan dengan tepat [a] pada
(Chairunnisa, 2018).
dialog berjumlah 15 siswa atau 75% dari
Bahasa siswa yang dipeoleh ditinjau dari
seluruh siswa. Siswa yang meningkat
lafal vokal berdasarkan observasi diperoleh
penuturan kata [i] dengan tepat 17 siswa atau
data yang pertama, bunyi vokal atau lafal [a].
85%. Sedangkan penuturan [r] pada dialog
lafal [a} adalah lafal yang dikuasai anak
masih rendah yaitu 9 siswa atau dengan
pertama secara utuh. Bunyi lafal [a] terdengar
persentase 45% dari keseluruhan siswa. Hasil
dengan intonasi yang jelas. Namun pada lafal
penilaian yang dilakukan dalam peningkatan
siswa pada siswa SDN 056587 Pantai Sampah
penuturan siswa menggunakan media kartu
belum jelas dan terdapat intonasi pelafalan ke
dialog secara berpasangan untuk pengucapan
vokal e sehingga dalam pelafalanya sedikit
[r] pada percakapan secara berpasangan
terbaur dengan e. hal tersebut terangkum
masih belum meningkat. Hasil persentase
dalam data sebagai berikut: lafal bunyi [a] di
peningkatan penuturan siswa kelas III dapat
awal sebagai contoh lafal [a] pada kata [ayah]
dilihat pada gambar 1 berikut ini.
‘aeyah’ di tengah kata [a] pada kata [harap]
dilafalkan ‘harep’ pada akhir lafal [a] menjadi [a]
[apa] ‘ape’ dan [suka] ‘suke’ [mana] ‘mane’.
Demikian pula pada lafal bunyi [i] seharusnya
dilafalkan dengan bunyi [i] yang jelas, baik yang
terletak pada awal, tengah, maupun akhir kata.
Namun, hasil obserfasi fonem vokal atau
lafal i (/i/) berubah fonem sebagai contoh kata
piring menjadi [pireng], kata lainya terbirit-birit
menjadi [t͡erbiret-biret]. Lafal atau bunyi lafal
Gambar 1. Persentase Peningkatan Tutur yang ketiga pada huruf konsonan r di awal dan
Siswa Kelas III akhir kata yang diucapkan. Dalam observasi
menunjukkan bahwa bahasa Melayu lebih
Berdasarkan penilaian peningkatan tutur
meluluhkan bunyi atau lafal huruf r di akhir
siswa dalam dialog berpasangan terlihat jelas
setiap suku ada pengecualian pada kata
bahasa daerah merupakan bahasa pertama
bahasan di atas. Seharusnya lafal /r/ tidak
yang mempengaruhi bahasa Indonesia. Untuk
harus dileburkan atau digugurkan oleh pelafal
pengucapan [a] – e, dan [i] – e terlihat dapat
atau penutur. Namun pada komunikasi dalam
meningkat dalam berdialog dengan
bahasa melayu lafal atau fonem [r] terdengar
berpasangan menggunakan kartu dialog.
samar dan terkesan gugur dalam
Namun, penuturan r – [r] sangat sulit karena
penuturannya. Adapun contoh lafal [r] pada
menjadi karakter tutur siswa. Sehingga untuk
kata permainan menjadi [p3(r)mainan], kata
menguatkan pengucapan atau penuturab [r]
kertas dilafalkan menjadi [ke(r)tas].
sangat sulit bagi siswa.
Pengukuran Pengaruh Dialek Melayu Terhadap Perkembangan Bahasa Pada Siswa 457
Kelas III Dengan Kartu Dialog SDN 056587 Pantai Sampah
Muhammad Ishaq1, Elly Prihasti2, dan Mara Untung3

Dialog merupakan kartu yang di – r. Dari pencatatan dan analisis siswa sangat
dalamnya disusun percakapan dengan tujuan sulit menguatkan fonem [r] pada dialog dan
tertentu. Sebagaimana penelitian Hersusanti tetap bunyi r lemah dalam setiap penuturan.
(2014) bahwa dengan kartu dialog dapat Namun terlihat beberapa siswa meningkatkan
meningngkatkan hasil belajar. Senada fonem [a], [e], dan [r] dengan persentase
penelitian di atas oleh Sakila (2019) bahwa berurutan 75%, 85%, dan 45%. Membuktikan
media dialog meningkatkan keterampilan dalam penilaian fonem [r] – r sulit ditingkatkan
menyimak siswa. Hal serupa dilakukan oleh dalam proses percakapan menggunakan kartu
Nadih (2019) bahwa dengan kartu dialog dialog pada siswa kelas III SD Negeri 056587
meningkatkan keterampilan membaca siswa. Pantai Sampah.
Maka dari hasil uji empiris yang dilakukan para Lenneberg menuturkan perkembangan
peneliti terkait kartu dialog efektif meningkatkan bahasa seorang anak berkembang sejalan
belajar siswa. dengan biologis alami anak tersebut. Anak
Hasil observasi diperoleh data bahwa tidak akan mampu dipaksa untuk menuturkan
hal yang mempengaruhi terhadap fonem yang suatu fonem atau lafal jika secara biologis
diucapkan anak sangat dipengaruhi oleh mereka belum terpenuhi. (Adriana, 2008).
pengaruh bahasa ibu anak yaitu bahasa Pengaruh utama pada fonologi seorang anak
melayu. maka dari itu dilakukan penilaian atau akibat fonologi ibu dan penuturan bahasa
pengukuran terhadap peningkatan tutur siswa masyarakat sekitar anak. Hasil kajian
terhadap pengucapan atau penuturan fonem berdasarkan observasi dan data yang
[e], [i], dan [r] dalam dialog berpasangan dikumpulkan bahwa sifat atau fonem anak
dengan media kartu dialog. diperoleh dari hasil duplikasi bahasa tutur
Beberapa langkah-langkah perencanaan (immitative speech) (Nurbaya & Mujinem,
penilaian yang dilakukan, diantaranya: 1997).
menentukan dialog sesuai tema yaitu tema 6
energi dan perubahannya; membuat dialog PENUTUP
berpasangan pada kartu dialog dengan
mencantumkan fonem [a], [i], dan [r], dengan Fonologi atau fonem merupakan bagian
asumsi komposisi yang sama; membuat tabel dari ilmu lingusitik yang mengidentifikasi dan
pencatatan terhadap tutur siswa. menyelidiki intonasi lafal bunyi dari bahasa
Kartu dialog dibuat sebanyak tiga kartu seseorang.dari proses pemerolehan setiap
berpasangan. Tiap kartu berisi dialog individu memiliki fonem yang berbeda dan
bertemakan energi. Tiap dialog memuat fonem bervariasi. Fonem memiliki ciri dan fungsi
[a], [i], dan [r]. Tahap pelaksanaan, guru terhadap perbedaan makna pada setiap tutur.
memberikan contoh dan penguatan fonem Fenom yang dituturkan namun tidak memiliki
pada dialog. Guru memberi penekanan fonem perbedaan arti dikenal dengan alofon seperti
[a], [i], dan [r]. tahap tindakan guru dilakukan pada kata makan. Kajian bunyi memiliki lafal
sebagai berikut; (1) siswa dibagi berpasangan atau intonasi yang umum dan bersifat
secara acak atau undian, (2) nomor terbesar fungsional. Fungsional pada fonem memiliki arti
maju terlebih dahulu, (3) siswa memilih kartu variasi setiap fonem dalam berbahasa
dialog boleh secara acak atau berurutan, (4) Indonesia suatu bunyi agresif. Fonologi
siswa yang lain menyimak, (5) guru mencatat berpengaruh kepada pembentukan huruf vokal,
pebuturan kelompok yang tampil. konsonan, diftong, dan kluster. Maka dari itu,
Kelompok secara berpasangan fonemisasi itu memiliki tujuan diantaranya: (1)
melakukan dialog. Setiap penuturan yang sebagai penentuan kerangka fonem dalam
diucapkan siswa dicatat oleh guru. Hasil bahasa, dan (2) sebagai pembuat ortografi
menunjukkan dalam dialog siswa terdapat tutur lebih praktis dalam ejaan bahsa yang
bahasa daerah yang sangat kuat. Hal tersebut digunakan.
menyebabkan penuturan [a] – e, [i] – e, dan [r] Berdasarkan penelitian disimpulkan
bahwa pemerolehan dan perkembangan
458 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

bahasa siswa SD Negeri 056587 Pantai The Humanities Of Indonesia, 11(2), 339–
Sampah dipengaruhi oleh bahasa ibu yaitu 342.
bahasa melayu sehingga mempengaruhi Mahmud, T. (2018). Pengaruh Bahasa Daerah
penuturan [a], [i], dan [r]. Dari pencatatan dan Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia
analisis siswa sangat sulit menguatkan fonem Secara Bersamaan Pada Siswa Di Sekolah
[r] pada dialog dan tetap bunyi r lemah dalam Smpn 1 Geulumpang Baro Kabupaten Pidie.
Seminar Nasional Pendidikan Dasar, 302,
setiap penuturan. Namun terlihat beberapa
82–87.
siswa meningkatkan fonem [a], [e], dan [r]
Https://Repository.Bbg.Ac.Id/Handle/707%0
dengan persentase berurutan 75%, 85%, dan arepository.Bbg.Ac.Id/Handle/707
45%. Membuktikan dalam penilaian fonem [r] –
r sulit ditingkatkan dalam proses percakapan Mislikhah, S. (2019). Pemerolehan Bahasa Kedua
Pada Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak
menggunakan kartu dialog pada siswa kelas III
Dewi Masyithoh I Kraton Kencong Jember.
SD Negeri 056587 Pantai Sampah. Sastranesia: Jurnal Program Studi
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia,
REFERENCES 6(4), 1.
Https://Doi.Org/10.32682/Sastranesia.V6i4.9
Adriana, I. (2008). Memahami Pola Perkembangan 61
Bahasa Anak Dalam Konteks Pendidikan.
Jurnal Sekolah Tinggi Islam, Agama Nadih, M. (2019). Mengembangkan Kemampuan
Pamekasan, Stain., 3(1), 107–228. Berbicara Siswa Menggunakan Media Kartu
Gambar. 1–6.
Chairunnisa, C. (2018). Pemerolehan Bahasa Pada
Bayi Dan Anak. Cakrawala Dini: Jurnal Naelofaria, S. (2017). Pendekatan Alamiah Dalam
Pendidikan Anak Usia Dini, 9(2), 125–137. Pembelajaran Bahasa Indonesia Tingkat
Https://Doi.Org/10.17509/Cd.V9i2.13964 Sekolah Dasar. Basastra, 6(2), 124–134.

Farida, N., & Mujianto, G. (2021). Fenomena Bahasa Noermanzah. (2019). Bahasa Sebagai Alat
Resmi Dalam Domain Pendidikan. Fon: Komunikasi, Citra Pikiran, Dan Kepribadian.
Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa
Indonesia, 17(1), 14–24. (Semiba) 2019, 306–319.
Https://Doi.Org/10.25134/Fon.V17i1.4191 Nurbaya, S., & Mujinem. (1997). Pemerolehan
Hardiayanti, F. (2019). Alat Permainan Edukatif Bahasa Anak Dan Peranan Orang Tua. In
Scrabble Untuk Meningkatkan Kemampuan Cakrawala Pendidikan No.3 (P. 54).
Membaca Permulaan Anak Kelompok B. Sahril. (2018). Proses Perubahan Fonem Dalam
Jurnal Golden Age, 3(01), 17–29. Teks Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas
Hersusanti, D. (2014). Penggunaan Media Kartu Vii Sekolah Menengah Pertama Kajian
Dialog Dalam Pembelajaran Bahasa Morfofonemik. Makassar: Universitas Negeri
Indonesia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Makassar, 53(9), 1689–1699.
Siswa Di Sd. Jurnal Khatulistiwa, 3(8), 5–24. Sakila. (2019). Penggunaan Media Audio Visual
Iryana. (2018). Teknik Pengumpulan Data Metode Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kualitatif. Osf, 4(1), 56–79. Pada Pembelajaran Mendengarkan Dialog
Interaktif Siswa Kelas Ix. Kibas
Jon Rizki Dolok Saribu, Septi Ayu Hazanah, Cenderawasih, 16(2), 119–135.
Supitri, Dan E. P. W. (2021). Upaya
Pengembangan Profesionalisme Guru Sari, M. (2020). Penelitian Kepustakaan (Library
Bahasa Indonesia Di Masa Depan Melalui Research) Dalam Penelitian Pendidikan Ipa.
Model Pembelajaran Picture And Picture. Natural Science: Jurnal Penelitian Bidang
Prosiding Seminar Nasional Pbsi-Iv, 6. Ipa Dan Pendidikan Ipa, 6(1), 41–53.

Kemdikbud, P. B. (2022). Kamus Besar Bahasa Yuliana, R. (2020). Pemerolehan Bahasa Indonesia
Indonesia (Kbbi) Online. Sebagai Bahasa Kedua Pada Siswa Thailand
Https://Kbbi.Web.Id/Belajar Di Ma Nurul Islam Jember. Belajar Bahasa:
Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan
Kridalaksana, H., Utama, P., & Suratminto, L. (2009). Bahasa Dan Sastra Indonesia, 5(1), 111–
Harimurti Kridalaksana,. Wacana, Journal Of 122. Https://Doi.Org/10.32528/Bb.V5i1.2989
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

INVESTIGASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN


FISIKA DI SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI

Gita Inriani Marpaung1*, Liza Agustina2, Dwi Agus Kurniawan3, dan Maison4
1,3,4 UniversitasJambi
2 SMA Negeri 8 Muaro Jambi
* E-mail: gitainriani7@gmail.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi pendidikan karakter pada pembelajaran fisika yang ditinjau
dari guru kelas XI MIPA SMA Negeri 8 Muaro Jambi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara. Pelaksanaan penelitian ini dilangsungkan
di SMA Negeri 8 Muaro Jambi. Subjek dalam penelitian ini adalah guru fisika XI MIPA SMA N 8 Muaro Jambi.
Data kualitatif tersebut dianalisis melalui reduksi, kemudian disajikan, setelah itu penarikan kesimpulan. Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa guru fisika di SMA Negeri 8 selalu menerapkan pendidikan karakter dalam
pembelajaran fisika dan kesiapan guru sangat baik dalam menerapkan Pendidikan karakter sedangkan kendala
yang signifikan yang dialami dalam menerapkan pendidikan karakter yaitu terbatasnya waktu serta sarana dan
prasarana untuk kegiatan eksperimen atau praktikum sehingga nilai karakter sedikit sulit untuk dikembangkan
oleh peserta didik.

Kata kunci: Pendidikan karakter, Pembelajaran fisika, SMA Negeri 8 Muaro Jambi

Abstract
The purpose of this study was to investigate character education in physics learning from a class XI MIPA teacher
at SMA Negeri 8 Muaro Jambi. This research uses a qualitative descriptive research type. Data collection
techniques using interviews. The implementation of this research was carried out at SMA Negeri 8 Muaro Jambi.
The subject in this study was a physics teacher XI MIPA SMA N 8 Muaro Jambi. The qualitative data were analyzed
through reduction, then presented, after which conclusions were drawn. The results of the study indicate that
physics teachers at SMA Negeri 8 always apply character education in physics learning and the readiness of
teachers is very good in implementing character education while significant obstacles experienced in implementing
character education are limited time and facilities and infrastructure for experimental or practicum activities so that
character values are a little difficult for students to develop.

Keywords: Character education, Physics learning, SMA Negeri 8 Muaro Jambi

hidup sebagai insan dan bangsa yang loyal,


PENDAHULUAN produktif, kreatif, inovatif dan dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan
Pendidikan adalah salah satu cara yang masyarakat agar dapat berkontribusi bagi
dapat dilaksanakan seseorang dengan sadar negara, bangsa dan dunia. (Permendikbud No.
untuk mempersiapkan peran peserta didik di 67 Tahun 2013).
masa depan melalui kegiatan pengajaran, Pendidikan Karakter merupakan suatu
bimbingan, atau pelatihan (Aspi, 2022). Suatu teknik pendidikan yang berisi komponen-
upaya yang bertujuan untuk mencetak dan komponen informasi, wawasan, keinsafan atau
meningkatkan potensi manusia yang unggul minat, serta kegiatan-kegiatan untuk
dan berkarakter disebut juga dengan mewujubkan nilai yang diharapkan dapat
pendidikan. Hal ini berkenaan tepat dengan memupuk nilai-nilai karakter peserta didik
kurikulum 2013 yang telah diperbaharui untuk (Aidah, 2020). Tujuan mendasar dari
dapat mempersiapkan manusia Indonesia agar pendidikan karakter adalah menciptakan serta
460 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

membentuk bakat, memperkuat dan mengajarkan materi-materi fisika saja bukan


mengembangkan lebih lanjut kemampuan dan Pendidikan karakter. Pernyataan seperti itu
menyaring kemampuan (Munir et al., 2018). jeas tidak benar, karena semua guru wajib
Pendidikan karakter sangat penting bagi terlibat dalam mengajarkan dan menanamkan
peserta didik untuk menuju kedewasaan dan nilai karakter bagi peserta didik. Sehingga
sehingga dapat menjadikan peserta didik yang dalam pembelajaran fisika sekalipun wajib
berkualitas dari akademik dan non-akademik. menerlibatkan nilai karakter bagi peserta didik.
Saat ini di Indonesia peserta didik SMA Negeri 8 Muaro Jambi merupakan
sedang mengalami krisis karakter atau moral. salah satu sekolah yang telah melakukan
Banyaknya penyimpangan dari norma-norma pendidikan karakter sejak kurikulum KTSP
atau dengan kata lain standar yang berlaku di tahun 2006, namun belum ada penelitian yang
masyarakat misalnya sikap atau cara memaparkan bagaimana pelaksanaan
berperilaku yang tidak lazim sering ditunjukkan pendidikan karakter di SMA Negeri 8 Muaro
oleh peserta didik, contohnya kekerasan pada Jambi dalam pembelajaran yang mencakup
pelajar, perkelahian, seks bebas, penggunaan aspek kesiapan guru saat melaksanakan
obat-obatan terlarang dan lain-lain. Jumlah Pendidikan karakter dalam pembelajaran fisika
kasus hukum yang dilaporkan ke KPAI (Komisi serta kendala apa yang dialami dalam
Perlindungan Anak Indonesia) antara tahun menerapkan Pendidikan karekter dalam
2011 hingga 2020 mencapai 13.071 kasus, pembelajaran fisika di SMA Negeri 8 Muaro
jauh lebih tinggi dibandingkan kasus anak Jambi.
dengan masalah kesehatan dan narkoba yang Berdasarkan pemaparan di atas, dapat
dilaporkan sebanyak 3.149 kasus). Fakta ini diketahui bahwa pendidikan karakter sangat
didukung oleh data KPAI (Komisi Perlindungan dibutuhkan bagi peserta didik dengan tujuan
Anak Indonesia) dan kejahatan dunia maya dan mencetak sumber daya manusia (SDM) yang
pornografi (4.448 kasus). Krisis karakter yang berkualitas tinggi dan berkarakter. Pendidikan
sering ditemui di sekolah saat pembelajaran karakter harus diwajibkan di semua bidang
berlangsung yaitu budaya contek-mencontek studi termasuk pembelajaran fisika. Sehingga,
meningkat terutama pada mata pelajaran yang perlu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk
dipandang membosankan dan kurang disukai menginvestivigasi Pendidikan karakter dalam
peserta didik. Salah satu pelajaran yang sering pembelajaran Fisika di SMA Negeri 8 Muaro
dipandang abstrak dan sulit oleh peserta didik Jambi.
yaitu pembelajaran fisika.
Fisika merupakan bidang ilmu yang METODE PENELITIAN
mendasar bagi pemahaman siswa tentang
fenomena alam yang terjadi di sekitarnya Metode deskriptif kualitatif merupakan
(Sambada, 2012). Fisika merupakan satu dari metode yang dipakai dalam penelitian ini.
cabang-cabang ilmu pengetahuan yang Peneliti berkeyakinan bahwa masalah yang
termasuk sebagai mata pelajaran di kelas yang diteliti termasuk cukup kompleks dan dinamis,
sukar dipahami oleh banyak peserta didik, akibatnya informasi yang diperoleh dari
karena pada ilmu fisika terdapat materi dengan informan dikumpulkan melalui metode alamiah,
konsep-konsep abstrak, akibatnya guru dalam yaitu wawancara langsung dengan informan
menjelaskan materi pembelajaran di dalam guna memperoleh tanggapan dan jawaban
kelas ditujukan mampu menarik perhatian yang diinginkan. Metode penelitian kualitatif
peserta didik agar lebih semangat dan tertarik disebut sebagai metode postpositivistik karena
dalam pelajaran fisika (Kurnia et al., 2022). didasarkan pada ideologi postpositivis, dan
Proses pembelajaran fisika yang dilaksanakan metode baru karena popularitasnya
dengan baik dan benar akan mencetak peserta belakangan ini (Sugiyono, 2017). Pengumpulan
didik yang berkualitas dan berkarakter. Namun data purposive dan snowbaal, pengumpulan
beberapa guru fisika merasa bahwa data triangulasi digabungkan, analisis data
menanamkan karakter pada peserta didik induktif/kualitatif, dan makna daripada
bukanlah tugas dari guru fisika dan penekanan generalisasi digunakan dalam
menganggap bahwa tuganya hanya temuan studi kualitatif.
Investigasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Fisika di SMA Negeri 8 Muaro 461
Jambi
Gita Inriani Marpaung1*, Liza Agustina2, Dwi Agus Kurniawan3, dan Maison4

Untuk memperoleh hasil yang telah fisika SMA Negeri 8 Muaro Jambi yang telah
direncanakan mengenai pelaksanaan disajikan di dalam Tabel 1.
pendidikan karakter dalam pembelajaran fisika,
teknik pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara. Wawancara semistruktural Tabel 1. Tabel Hasil Wawancara dengan Guru
(semistructured interview) adalah jenis Fisika SMA Negeri 8 Muaro Jambi
wawancara yang digunakan pada penelitian ini.
No Pertanyaan Jawaban
Sugiyono (2015) menyatakan bahwa
1 Apa yang ibu Pendidikan Karakter itu
wawancara semacam ini termasuk dalam ketahui mengenai pendidikan yang
kategori wawancara mendalam atau bisa mengenai harus diajarkan kepada
disebut in-depth, yang dapat dilakukan dengan Pendidikan peserta didik sedari dini
cara yang lebih fleksibel daripada wawancara karakter ? untuk membentuk
terstruktur. Dengan menanyakan pendapat karkternya sehingga dapat
serta ide-ide dari pihak yang dipanggil menjadi pelajar yang
wawancara, wawancara semi struktural ini cerdas dan berkarakter
sehingga dapat berguna
bertujuan untuk mengidentifikasi masalah
bagi bangsa dan negara.
secara lebih langsung. Saat melangsungkan
2 Apakah ibu Ya, tentunya harus
wawancara, peneliti harus memeperhatikan melaksankan dilaksanakan. Karena
serta mendengarkan dengan seksama serta Pendidikan dalam fisika juga terdapat
mencatat apa saja yang dikemukakan oleh karakter dalam aspek sikap yang memuat
narasumber. Pelaksaan wawancara ini pembelajaran nilai karakter yang harus
dilangsungkan dengan guru fisika XI MIPA fisika ? dicapai peserta didik
SMA Negeri 8 Muaro Jambi. 3 Bagaimana Dalam Rencana
penerapan Pelaksanaan
HASIL DAN PEMBAHASAN Pendidikan Pembelajaran (RPP) Fisika
karakter dalam itu sudah terlihat jelas
pembelajaran bahwa dalam rencana
HASIL
fiska di SMA sudah diharapkan bahwa
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan Negeri 8 Muaro peserta didik dapat
di Kelas XI MIPA SMA Negeri 8 Muaro Jambi Jambi ini bu ? Menghayati dan
dengan wawancara tehadap guru fisika kelas mengamalkan ajaran
XI MIPA SMA Negeri 8 Muaro Jambi. agama yang dianutnya,
Pelaksanaan wawancara ini merupakan Menghayati dan
observasi awal penelitian untuk mendapatkan mengamalkan perilaku
data awal sehingga dapat melanjutkan ke jujur, disiplin,
tahapan analisis selanjutnya. Dengan tujuan tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama,
penelitian yaitu untuk menginvestigasi
toleran, damai), santun,
kesiapan guru dalam melaksanakan responsif dan pro-aktif
pendidikan karakter dalam pembelajaran fisika dalam pembelajaran fisika.
serta kendala apa yang dialami dalam Tentunya sebagai seorang
menerapkan pendidikan karekter dalam guru saya terus
pembelajaran fisika di SMA Negeri 8 Muaro mengingatkan dan
Jambi. Menemukan masalah yang muncul mengajarkan pada siswa
selama proses pembelajaran fisika adalah saat pembelajaran fisika
tahap pertama dalam proses penelitian. berlangsung.
Wawancara dengan guru fisika kelas XI MIPA
SMA Negeri 8 Muaro Jambi memberikan
informasi mengenai permasalahan tersebut.
Berikut hasil wawancara mengenai Pendidikan
karakter pada pembelajaran fisika dengan guru
462 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Bagaimana Menurut saya sudah cukup tugas yang diberikan guru; 7) Sabar dan tabah
karakter siswa baik palingan ada 1 atau 2 menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang
kelas XI saat siswa yang mungkin belum diberikan oleh guru.
belajar fisika bu? dapat menumbuhkan
4 Adapun prinsip-prinsip dasar pendidikan
karakternya nah ini mungin
karakter di sekolah, yaitu: (1)
lingkungannya yang tidak
mendukung Pendidikan
memperkenalkan nilai-nilai dasar etika selaku
karakternya ya tetapi di dasar karakter; (2) mengenali karakter dengan
sekolah selalu diajarkan menyeluruh agar meliputi pemikiran,
Pendidikan karakter. Dapat perasaan,dan perilaku; (3) memanfaatkan
dilihat Ketika sebelum pendekatan tajam, proaktif, dan efektif untuk
pelajaran dimulai siswa membentuk karakter; (4)melahirkan komunitas
selalu berdoa dan sekolah yang memiliki kepedulian dan afeksi;
kemudian menyanyikan
(5)membuka peluang pada peserta didik guna
lagu kebangsaan, saat
menumbuhkan karakternya serta
ujian/ulangan siswa
dibiasakan untuk tidak
membantunya agar mencapai kesuksesan;(6)
mencontek sehingga sikap memiliki jangkauan atas kurikulum yang
jujur dan mandiri mulai bermanfaat serta yang menilai seluruh peserta
bertumbuh. Saat belajar didik; (7) mengupayakan berkembangnya
dibiasakan untuk masuk minat peserta didik; (8) menjalankan semua
tepat waktu dan siswa staf sekolah sebagai komunitas moral yang
menaatinya. berbagi tanggung jawab untuk pendidikan
kendala apa Waktu yang terbatas dan karakter dan setia pada nilai-nilai dasar yang
saja yang ibu sarana dalam
sama; (9) Diadakan klasifikasi kepemimpinan
alami dalam pembelajaran fisika.
moral dan sokongan dalam menciptakan
menerapkan Karena terbatasnya waktu
pendidikan dan sarana untuk kegiatan pendidikan karakter; (10) menjalankan
5 karekter dalam eksperimen atau praktikum keluarga serta anggota masyarakat selaku
pembelajaran sehingga nilai karakter sulit mitra dalam upaya menciptakan karakter; serta
fisika dikembangkan oleh siswa. (11) menguji karakter sekolah, fungsi staf
sekolah sebagai guru-guru pendidikan karakter
dan aktualisasi yang menuju kebaikan dalam
PEMBAHASAN kehidupan peserta didik (Gunawan, 2012:35).
Pendidikan karakter di SMA Negeri 8 Guru fisika di SMA Negeri 8 Muaro Jambi
Muaro Jambi sudah diterapkan. Guru fisika di memiliki pemahaman yang baik dengan
SMA Negeri 8 Muaro Jambi sejak kurikulum mengacu pada rencana pelaksanaan
KTSP 2006 hingga sekarang. Guru fisika SMA pembelajaran (RPP) Sehingga, secara
Negeri 8 Muaro Jambi konsisten menerapkan keseluruhan kesiapan guru fisika SMA Negeri 8
pendidikan karakter saat pembelajaran fisika. Muaro Jambi memiliki kategori baik. Guru yang
Hal ini dapat dilihat dengan guru selalu bingung saat membuat RPP, mempraktikkan
menerapkan aspek fisika dimana aspek fisika pembelajaran, dan mempersiapkan penilaian
tidak hanya aspek pengetahuan, aspek proses hasil belajar siswa, dianggap tidak memahami
tetapi di fisika juga terdapat aspek sikap yang pendidikan karakter dalam kurikulum karena
memuat nilai karakter atau Pendidikan guru tersebut tidak tahu harus berbuat apa.
karakter. Aspek sikap atau nilai karakter dalam Pemahaman guru didapat dari pengalaman
pembelajaran fisika tersebut adalah 1) mengajar serta diklat-diklat atau sosialisasi
Kejujuran saat mengikitu praktikum (dalam pendidikan karakter dan kurikulum yang pernah
pengumpulan data); 2)Menghargai teman diikuti oleh guru tersebut.
sekelompok yang berbeda suku, etnik dan latar Berdasarkan pengamatan peneliti
belakang ekonomi 3) Menghormati teman dan melalui wawancara dengan guru fisika di SMA
guru pada saat proses belajar; 4) Adil pada saat Negeri 8 Muaro Jambi, guru telah
kerjasama dan pembagian tugas; 5) Rela dan menumbuhkan 18 nilai-nilai dalam pendidikan
ikhlas menolong teman yang tidak mampu; rela karakter kepada peserta didik. Guru
membantu; 6) Disiplin saat melaksanakan menumbuhkan sikap dan perilaku karakter saat
Investigasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Fisika di SMA Negeri 8 Muaro 463
Jambi
Gita Inriani Marpaung1*, Liza Agustina2, Dwi Agus Kurniawan3, dan Maison4

proses pembelajaran fisika berlangsung. Sikap- perpustakaan, dan kurangnya waktu guru untuk
sikap tersebut yakni religius, jujur, toleransi, proses pengajaran fisika. Sarana dan
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, prasarana laboratorium SMA Negeri 8 Muaro
demokratis, rasa ingin tahu meningkat, Jambi belum lengkap. Alat peraga dan alat
semangat kebangsaan, cinta tanah air, praktikum merupakan contoh media
menghormati prestasi, bersahabat/komunikatif, pembelajaran, namun belum mencukupi dan
cinta damai, senang membaca, peduli belum dapat dimanfaatkan secara efektif untuk
lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung kegiatan pembelajaran.
jawab. Guru menumbuhkan sikap dan perilaku Guru jarang melaksanakan
tersebut dalam proses pembelajaran pembelajaran eksperimen dikarenakan sarana
berlangsung. dan prasarana dalam laboratorium yang masih
Saat melaksanakan pendidikan karakter terbatas. Selain sarana dan prasarana di
dalam pembelajaran fisika terdapat beberapa sekolah yang terbatas pada laboratorium
kendala dalam mengimplementasikannya. terdapat beberapa alat praktikum yang rusak
Adapun kendala yang sering dijumpai yaitu karena jarang digunakan dan bukan karena
waktu yang dimiliki guru untuk mengajar sering digunakan sehingga tujuan
terbatas serta sarana dan prasarana yang pembelajaran fisika pada laboratorium belum
dimiliki sekolah masih terbatas. Jumlah jam dapat terlaksana dengan baik. Jam pelajaran
pelajaran fisika di SMA Negeri 8 Muaro Jambi fisika yang masih kurang memadai sehingga
khususnya kelas XI alokasi waktu dalam jarangnya kegiatan praktikum menjadi salah
pembelajaran fisika dalam setiap pertemuan satu penyebabnya. Namun penyebab
yaitu 45 menit. Durasi tersebut menunjukkan utamanya adalah guru fisika SMA Negeri 8
bahwa waktu yang dimiliki untuk mengajar Muaro Jambi yang jarang menggunakan teknik
dalam pembelajaran fisika sangat terbatas. pembelajaran eksperimen. Oleh karena itu guru
Sehingga guru menganggap hal tersebut mengatasinya dengan mengajak siswa
merupakan kendala yang dihadapi saat memperhatikan dan belajar dari video-video
melaksanakan pendidikan karakter. Banyak eskperimen yang telah disediakan oleh guru.
nilai-nilai yang perlu diperhatikan guru saat Dalam membuat model pembelajaran
melangsungkan proses pembelajaran, mulai fisika, guru juga dibatasi oleh persoalan sumber
dari sikap religius peserta didik hingga (referensi). Menurut temuan peneliti, beberapa
bagaiaman sikap peserta didik teradap teman guru fisika di SMA Negeri 8 Muaro Jambi
sekelasnya. Guru merasa hal ini kurang merasa sulit untuk beralih dari metode
maksimal dalam memaksimalkan pendidikan pengajaran yang berpusat pada guru (teacher
karakter dan potensi belajar siswa dalam centered) ke metode pengajaran yang berpusat
pembelajaran fisika. Diperkirakan bahwa pada siswa (student centered). Hal ini
belajar fisika akan menumbuhkan keterampilan disebabkan guru terkadang ragu untuk
dan kemampuan afektif serta pengetahuan melaksanakan metode tersebut dengan kata
teoretis, misalnya melalui latihan eksperimen lain guru takut nantinya pembelajaran menjadi
atau praktikum. Hanya materi secara teoretis tidak terarah jika menggunakan metode
yang dapat diajarkan dalam 90 menit di kelas pengajaran yang berpusat pada siswa student
setiap minggu karena ada begitu banyak materi centered. Sekolah terus mendorong guru untuk
dan keterampilan lain yang perlu dipelajari berpartisipasi dalam acara MGMP sebagai
peserta didik sehingga eksperimen tidak dapat metode untuk memerangi hal ini.
dilakukan selama jam kelas reguler. Kelompok belajar yang melimpah
Pembelajaran yang efektif dan efisien sedang menjadi salah satu tantangan yang dihadapi.
berlangsung. Setiap kelas di SMA Negeri 8 Muaro Jambi
Kendala lainnya antara lain banyaknya memiliki 35–40 siswa dalam kelompok belajar.
kelompok belajar, sarana dan prasarana Jumlah ini membuat guru sulit untuk mengenali
laboratorium sekolah yang tidak lengkap, setiap siswa secara pribadi selama proses
kurangnya minat membaca siswa di pembelajaran, sehingga prinsip pendidikan
464 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

karakter tidak dapat diterapkan sepenuhnya. REFERENCES


Selain itu, sulit untuk mengevaluasi setiap
siswa secara individual, oleh karena itu Aidah,S.N. (2020). Pembelajaran Pendidikan
penilaian seringkali hanya mencakup siswa Karakter. Jogjakarta : Penerbit KBM
Indonesia.
yang paling aktif dan pasif. Untuk
menyiasatinya, guru sering membagi kelas Aspi, M. (2022). Profesional Guru Dalam
menjadi beberapa kelompok, yang masing- Menghadapi Tantangan Perkembangan
masing terdiri dari 3-5 peserta didik, sehingga Teknologi Pendidikan. ADIBA: Journal Of
Education, 2(1), 64–73.
menghasilkan 7-12 kelompok belajar. Karena
dalam kelompok biasanya guru memberikan Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep
soal yang harus dijawab oleh peserta didik, hal dan Implementasi. Bandung: Alfabeta
ini akan memudahkan guru dalam Kurnia, R., Hairunnisyah, H., & Gunada, I. W. (2022).
mengevaluasi baik unsur kognitif, afektif, Pengembangan Perangkat Pembelajaran
maupun psikomotorik. Perilaku membangun Berbasis Inkuiri Terbimbing Terintegritas
karakter seperti kolaborasi, daya cipta, kehati- dengan Karakter untuk Meningkatkan
hatian, aktivitas, dan kemampuan lainnya Pemahaman Konsep Fisika Peserta Didik. 7,
sering muncul ketika mencoba memecahkan 285–291.
masalah ini. Selain itu, guru membentuk team Munir,Askal., Elpisah., Husain AS, M. R. (2018).
teaching untuk mengatasi tingginya jumlah Implementasi Program Pendidikan Karakter
kelompok belajar di kelas XI dan XII. Di Smpn 2 Lilirilau Kabupaten Soppeng.
Jurnal Ilmiah Pena, 1, 77–88.
PENUTUP Sambada, D. (2012). Peranan Kreativitas Siswa
Terhadap Kemampuan Memecahkan
Berdasarkan hasil penelitian kualitatif Masalah Fisika Dalam Pembelajaran
dengan teknik wawancara yang dilakukan Kontekstual. Jurnal Penelitian Fisika Dan
dengan guru fisika di kelas XI MIPA SMA Aplikasinya (JPFA), 2(2), 37–47.
Negeri 8 Muaro Jambi tahun ajaran 2021/2022 Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan.
tentang Pendidikan karakter pada Bandung Alfabeta.
pembelajaran fisika dapat disimpulkan bahwa:
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif,
Sesuai dengan data yang diperoleh dari
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
peneliti, Guru fisika kelas XI SMA Negeri 8
Muaro Jambi juga menerapkan pendidikan
karakter di dalam pembelajaran fisika. Guru
fisika di SMA Negeri 8 Muaro Jambi telah
melakukan pekerjaan yang baik dalam
mengintegrasikan pendidikan karakter ke
dalam pembelajaran fisika, terbukti dengan
munculnya nilai-nilai yang diharapkan dalam
penddikan karakter dalam perilaku serta sikap
peserta didik. Sikap tersebut dibina oleh guru
selama proses pendidikan. Kendala yang
ditemukan yaitu terbatasnya waktu dalam
pembelajaran fisika untuk melaksanakan
pendidikan karakter. Guru berpikir tidak ada
cukup waktu yang diberikan untuk pelajaran
fisika dalam kurikulum untuk mencakup materi
yang diperlukan dan melakukan eksperimen.
Tantangan lainnya adalah kelompok belajar
yang melimpah, laboratorium yang tidak
berfungsi dengan baik, dan kurangnya minat
siswa untuk membaca di perpustakaan.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

HAKIKAT MANUSIA DALAM BERBAGAI PANDANGAN

Salsabila1*, Aisah Marshanda Putri2, dan Dwi Putri Nabila3


1,2,3 Program Studi Manajemen Universitas Dharmawangsa
* Email: bilas1919@gmail.com

Abstrak
Manusia dengan segala tingkah laku nya adalah pemicu salah satu keberagaman makhluk hidup di dalam nya.
Sebagai makhluk yang memiliki akal, manusia mempunyai hakikat agar tetap berjalan pada kodrat nya. Melalui
hakikat, manusia dapat menunjukkan eksistensi nya menjadi makhluk yang bermartabat. Sesuai dengan hakikat
penciptaannya, keberadaan manusia baru akan berarti, bermakna dan bernilai apabila pola hidup manusia telah
sesuai dengan ketetapan yang sudah ditetapkan oleh Tuhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode
kualitatif, dimana lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada
melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi untuk lebih menekankan makna. Manusia menyadari bahwa
dirinya sangat berbeda dari binatang apapun. Tetapi memahami siapa sebenarnya manusia bukan lah satu hal
perkara yang mudah. Pasalnya pembahasan tentang siapa manusia tentang dirinya sendiri sudah berlangsung
cukup lama. Barangkali sejak manusia diberi kemampuan berpikir secara sistematik pertanyaan itu mulai timbul.
manusia yang sempurna, haruslah memiliki unsur-unsur sebagai berikut : 1) Rasionalitas ; 2) Kesadaran ; 3) Akal
Budi ; 4) Spiritualitas ; 5 ) Moralitas ; 6) Sosialitas ; 7) Keselarasan dengan alam. Hakikat manusia terbagi menjadi
empat dimensi yaitu : dimensi keindividuan, dimensi kesosialan, dimensi kesusilaan, dan dimensi keberagaman.
Menjadi manusia adalah hal yang mudah, namun menjadi sulit ketika kita tidak bisa memanusiakan seorang
manusia.
Kata Kunci : Hakikat manusia ; Keberadaan manusia.

Abstract

Humans with all their behavior are the triggers for one of the diversity of living things in them. As creatures who
have reason, humans have the essence to keep running in their nature. Through nature, humans can show
their existence to be dignified creatures. In accordance with the nature of it’s creation, the existence of a new
human will be meaningful, meaningful and valuable if the pattern of human life is in accordance with the
provisions that have been set by God. This study use a qualitative method approach, which emphasize the
aspect of in-depth understanding of a problem rather than looking at the problem for generalization research to
emphasize more on meaning. Man realizes that he is very different from any animal. But understanding who the
real human is not an easy matter. Because the discussion about who humans are about themselves has been
going on for quite a long time. Perhaps since humans were given the ability to think systematically the question
began to arise. A perfect human being must have the following elements; 1) rationality, 2) awareness, 3) reason,
4) spirituality, 5)morality, 6) sociality, 7) harmony with nature. Human nature is divided into four dimension,
namely : the individual dimension, the social dimension, the decency dimension, and the diversity dimension.
Being human is easy, but it becomes difficult when we can’t humanize a human.

Keywords: Human nature ; Human existence.

dengan segala tingkah laku nya adalah


PENDAHULUAN pemicu salah satu keberagaman makhluk
hidup di dalam nya. Sebagai makhluk yang
Manusia adalah makhluk sebaik- memiliki akal, manusia mempunyai hakikat
baiknya ciptaan-Nya bahkan bisa dibilang agar tetap berjalan pada kodrat nya. Melalui
manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling hakikat, manusia dapat menunjukkan
sempurna dibandingkan makhluk yang lain eksistensi nya menjadi makhluk yang
(Erbe Sentanu, 2007;3) dilansir pada bermartabat.
halaman Om makplus ; 2015. Manusia
466 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Dalam kehidupan nya yang riil, secara mendalam terhadap suatu masalah
manusia menunjukkan keberagaman dalam daripada melihat permasalahan untuk
berbagai hal, baik dari tampilan fisik, budaya, penelitian generalisasi untuk lebih
strata sosial, dan kebiasaan nya. menekankan makna. Sumber data
pengetahuan tentang manusia pun bersifat menggunakan data sekunder yang
ragam sesuai dengan pendekatan yang diperoleh dari kutipan jurnal, buku, artikel
dilakukan dan sudut pandang yang dilihat. ilmiah dan internet.
Alasan nya bukankah mereka semua adalah Penulisan jurnal ini menggunakan
manusia maka harus diakui kesamaan nya teknik studi pustaka untuk kemudian
sebagai manusia? (M.I. Soelaiman, 1998). dilakukan studi literatur dimana pengambilan
Keberadaan manusia di muka bumi jurnal dan kutipan internet melakukan
adalah sesuatu yang menarik. Selain menjadi penyederhanaan ulang. Semua data yang di
pokok masalah, manusia juga dapat melihat peroleh lalu dikumpulkan dan dianalisis
bahwa segala peristiwa dan masalah apapun secara sistematis secara mendalam dan
yang terjadi pada akhirnya berhubungan disusun dalam bentuk narasi dengan susunan
dengan manusia. Oleh karena nya, di kalimat yang telah di sederhanakan. Hal ini
perlukan pemikiran yang filosofis. Karena dilakukan agar isi jurnal lebih mudah untuk
setiap manusia akan selalu berpikir tentang dipahami dan di mengerti oleh para pembaca
dirinya sendiri. Meskipun tingkat pemikiran sehingga apa yang disampaikan dapat
nya memiliki perbedaan (Nawawi,1993;50). diterima dengan baik.
Itu karena selain sebagai subjek pendidikan,
manusia menjadi objek pendidikan itu sendiri. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam al-qur’an disebutkan; “Dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia Bagian ini akan membahas beberapa
melainkan supaya mereka mengabdi hasil data beserta pembahasan hakikat
kepada-Ku.” (QS.Adz-dzariyat ; 56) dengan manusia dalam beberapa pandangan yang
begitu menurut filosofis al-qur’an bahwa sedikit banyak nya akan memberikan sedikit
manusia memang diciptakan untuk taat dan gambaran tentang hakikat manusia, potensi
tunduk kepada pencipta-Nya. Sesuai yang ada pada manusia, dan usaha yang
dengan hakikat penciptaannya, keberadaan dilakukan untuk upaya pengembangan
manusia baru akan berarti, bermakna dan potensi manusia.
bernilai apabila pola hidup manusia telah
sesuai dengan blue-print yang sudah HASIL
ditetapkan oleh Tuhan (Siti Khasinah, 2013). Bagian ini akan membahas beberapa hasil
Dengan adanya jurnal ini, data beserta pembahasan hakikat manusia
diharapkan dapat menjadi manusia yang dalam beberapa pandangan yang sedikit
lebih bermanfaat baik untuk diri sendiri banyak nya akan memberikan sedikit
maupun orang lain. Sebagai makhluk tuhan gambaran tentang hakikat manusia, potensi
yang telah disempurnakan, kita semua yang ada pada manusia, dan usaha yang
berharap dapat menjadi manusia yang dilakukan untuk upaya pengembangan
menjalankan segala sesuatunya potensi manusia.
bersesuaian dengan tata aturan yang
berlaku. Karena pada asal nya, manusia HAKIKAT MANUSIA
tetaplah makhluk yang diciptakan sama Manusia pada hakikatnya sama
dengan makhluk lainnya, dengan makhluk hidup yang lain, yaitu
memiliki hasrat dan tujuan. Sama-sama
METODE PENELITIAN berjuang untuk mencapai tujuan yang
didukung oleh pengetahuan dan kesadaran.
Penelitian ini menggunakan Perbedaan nya hanya pada dimensi
pendekatan metode kualitatif, dimana lebih pengetahuan dan kesadaran serta
menekankan pada aspek pemahaman keunggulan yang dimiliki manusia yang tidak
Hakikat Manusia Dalam Berbagai Pandangan 467
1 2 3
Salsabila *, Aisah Marshanda Putri , dan Dwi Putri Nabila

dimiliki makhluk lain. Dengan karakter yang pandangan mengenai hakikat manusia
unik dan beragam, menjadikan manusia (Sadirman, 2007 ; 105-109)
menjadi makhluk sosial dimana memiliki 1. Pandangan Psikoanalitik
ketergantungan dengan manusia yang lain Pandangan ini diyakini bahwa pada
untuk tetap bertahan hidup. hakikatnya manusia digerakkan oleh
Secara fisik manusia tidak jauh dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang
berbeda dengan dengan binatang. Karena bersifat instingtif. Hal ini menyebabkan
asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan tingkah laku seorang manusia diatur dan di
tidak bisa dipisahkan dari teori tentang kontrol oleh kekuatan psikologis yang
spesies lain yang telah ada sebelumnya sejatinya memang sudah ada dalam diri
melalui proses evolusi. Evolusi menurut ahli manusia. Terkait hal ini, manusia tidak
paleontology dibagi menjadi empat kelompok memegang kendali atau tidak menentukan
yaitu; pertama, tingkat pra manusia dimana atas nasibnya seseorang, tetapi tingkah laku
fosil nya ditemukan di Afrika Selatan pada seseorang itu semata-mata diarahkan untuk
tahun 1942. Kedua, Tingkat manusia kera memenuhi kebutuhan dan insting biologis
yang fosil nya ditemukan di Solo pada tahun nya.
1981. Ketiga, manusia purba yang juga 2. Pandangan Humanistik
ditemukan di Solo dengan nama homo Para humanis menyatakan bahwa manusia
Soloensis. Keempat, manusia modern atau memiliki dorongan-dorongan dari dalam
disebut juga dengan homo sapiens yang telah dirinya untuk mengarahkan dirinya mencapai
pandai berpikir menggunakan otak dan nalar tujuan yang positif. Para humanistic
nya. Melalui evolusi, manusia berkembang menganggap manusia adalah makhluk yang
yang “dari” ke “menjadi”. Letak perbedaan rasional dan dapat menentukan nasib nya
manusia dengan makhluk lain nya adalah sendiri. Hal ini membuat manusia terus
kemampuan dalam melahirkan kebudayaan. berubah dan berkembang menjadi pribadi
Melalui kebudayaan ini lah manusia memiliki yang lebih baik dan sempurna. Selain itu,
beragam karakter sehingga manusia memiliki manusia dalam hidupnya juga di gerakkan
hakikat nya tersendiri. oleh rasa tanggung jawab sosial dan
Berbagai kesamaan yang menjadi keinginan mendapatkan sesuatu.
karakteristik esensial setiap manusia ini 3. Pandangan Behavioristik
disebut pula sebagai hakikat manusia. Sebab Pada dasarnya, kelompok Behavioristik
dengan karakteristik esensialnya itulah menganggap manusia sebagai makhluk yang
manusia mempunyai martabat khusus reaktif dan tingkah lakunya dikendalikan oleh
sebagai manusia yang berbeda dari yang faktor-faktor dari luar dirinya, yaitu
lainnya (Dr. Muhammad S. Sumantri ; 3). lingkungan. Lingkungan merupakan faktor
Berdasarkan uraian diatas, dominan yang mengikat hubungan individu.
disimpulkan bahwa hakikat manusia adalah Mereka juga meyakini bahwa baik dan buruk
seperangkat gagasan yang mencakup itu adalah pengaruh dari lingkungan.
konsep mendasar tentang apa dan siapa Dari uraian di atas bisa diambil beberapa
manusia serta eksistensi manusia di alam kesimpulan, yaitu;
semesta. Dengan kata lain, pengertian a. Manusia pada dasarnya memiliki naluri
hakikat manusia adalah seperangkat untuk menggerakkan hidup nya.
gagasan tentang “sesuatu yang olehnya” b. Terdapat fungsi rasional dalam diri
manusia memiliki karakteristik khas yang manusia.
memiliki sesuatu martabat khusus (Louis c. Pada hakikat nya, manusia dalam
Leahy, 1985). proses “menjadi” dan akan terus
Manusia adalah kata kunci untuk berkembang.
memahami Pendidikan. Sekiranya kita perlu d. Manusia mampu mengarahkan dirinya
untuk melihat lebih rinci tentang beberapa kearah yang positif maupun negatif.
468 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

e. Manusia mampu mengatur dan mengeluarkan pendapatnya, yang berbicara


mengendalikan dirinya sendiri. berdasarkan akal pikiran nya. Juga manusia
adalah hewan yang berpolitik (zoonpoliticon,
MANUSIA MENURUT PANDANGAN ISLAM politica animal), hewan yang membangun
Manusia menurut islam terbagi menjadi masyarakat diatas famili-famili menjadi
beberapa dimensi yaitu: pengelompokan yang impersonal.
1. Manusia sebagai Hamba Allah Sedangkan menurut Julien bahwa manusia
Dimana setiap manusia wajib mengabdi dan tak ada beda nya dengan hewan karena
taat kepada Allah selaku pencipta alam manusia merupakan suatu mesin yang terus
semesta. bekerja (de lamittezie). Artinya bahwa
2. Manusia sebagai an-nas aktivitas manusia dimulai dari bangun sampai
Konsep ini cenderung mengacu pada status ia tertidur kembali.
manusia dalam kaitan nya dengan lingkungan 2. Metafisika
masyarakat, hal itu sebagai fitrah nya sebagai Merupakan teori yang memandang
makhluk sosial. keberadaan sesuatu dibalik atau di belakang
3. Manusia sebagai Khalifah fisik. Dalam teori ini manusia dipandang dari
Sesuai bunyi dari qur’an surah al-baqarah ayat dua hal yakni fisik dan ruh.
30, Allah menciptakan manusia sebagai 3. Teori Psikomatik
khalifah di bumi untuk selanjutnya diberikan Teori ini memandang manusia hanya terdiri
beban untuk menjalankan fungsi khalifah yaitu dari jasad yang memiliki kebutuhan untuk
memanfaatkan alam bumi dengan sebaik menjaga keberlangsungan nya. Artinya
mungkin dan tidak melakukan kerusakan di manusia memerlukan kebutuhan primer untuk
dalam nya. (Siti Khasinah ; 2013). keberlangsungan hidup nya.
Dalam filsafat ada empat aliran yang
MANUSIA MENURUT PANDANGAN membahas tentang hakikat manusia yaitu:
FILSAFAT aliran serba zat, aliran serba roh, aliran
Manusia menyadari bahwa dirinya dualism, dan aliran eksistensialisme
sangat berbeda dari binatang apapun. Tetapi (Jalaludin dan Abdullah, 2013). Keempat
memahami siapa sebenarnya manusia bukan aliran tersebut memiliki pendapat yang
lah satu hal perkara yang mudah. Pasalnya berbeda tentang apa dan siapa manusia itu
pembahasan tentang siapa manusia tentang sendiri. Pertama, aliran serba zat. Aliran ini
dirinya sendiri sudah berlangsung cukup mengatakan yang sungguh-sungguh ada itu
lama. Barangkali sejak manusia diberi hanyalah zat atau materi dan manusia adalah
kemampuan berpikir secara sistematik unsur dari alam (Muhammad Noor Syam,
pertanyaan itu mulai timbul (Kompasiana ; 1991). Kedua, aliran serba roh. Aliran ini
2014). Berikut pandangan filsafat terhadap berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu
manusia dari beberapa sudut pandang yakni yang ada di dunia ini ialah roh, sementara zat
dari: adalah manifestasi dari roh. Menurut Fiche,
1. Teori Descedensi segala sesuatu (selain roh) dan hidup itu
Teori ini meletakkan manusia sejajar dengan hanyalah perumpamaan, perubahan atau
hewan berdasarkan sebab mekanis. Artinya penjelmaan dari roh (Sidi Gazelba, 1992 :
manusia tidaklah jauh berbeda dengan 288). Ketiga, aliran dualism. Aliran ini
hewan, dimana manusia termasuk hewan menganggap bahwa manusia pada hakikat
yang berfikir, melakukan segala aktivitas nya terdiri dari dua substansi, yaitu jasmani
hidupnya, manusia juga tidak berbeda dan rohani. Keempat, aliran eksistensialisme.
dengan binatang yang menyusui. Aliran filsafat modern berpandangan bahwa
Beberapa ahli filsafat memiliki hakikat manusia merupakan eksistensi dari
pemikiran yang berbeda dalam manusia (Ana Herliana ; 2016).
mendefinisikan manusia. Menurut Aristoteles
(384-322 SM) mengatakan bahwa manusia
merupakan hewan yang berakal sehat, yang
Hakikat Manusia Dalam Berbagai Pandangan 469
1 2 3
Salsabila *, Aisah Marshanda Putri , dan Dwi Putri Nabila

POTENSI YANG ADA PADA MANUSIA Yaitu kemampuan untuk mengatur dan
Potensi adalah kemampuan yang memahami diri sendiri.
masih tersimpan dalam diri manusia dan
belum di gunakan secara optimal. Dengan
kata lain, potensi dalam diri manusia masih di KESIMPULAN
pendam. Potensi dalam diri manusia dapat
Manusia merupakan makhluk ciptaan
berkembang melalui bakat yang sudah ada
tuhan yang sempurna diantara makhluk
sejak lahir. Namun, potensi dalam diri
ciptaan yang lainnya. Hakikat manusia terbagi
manusia dapat di kembangkan melalui upaya-
menjadi empat dimensi yaitu : dimensi
upaya untuk menggali potensi tersebut
keindividuan, dimensi kesosialan, dimensi
(Kumparan ; 2021). Terdapat beberapa jenis
kesusilaan, dan dimensi keberagaman.
potensi diri yang dimiliki individu yaitu ;
Manusia hidup dengan menjalankan norma-
1. Kemampuan Sosiologis
norma kehidupan yang berlaku dengan
Adalah kemampuan yang memiliki kepekaan
memperhatikan hakikat manusia tersebut.
terhadap suatu permasalahan sosial. Dengan
Menjadi manusia adalah hal yang mudah,
kemampuan ini, seorang individu mampu
namun menjadi sulit ketika kita tidak bisa
berpikir secara kritis dan emansipatoris
memanusiakan seorang manusia.
sehingga menunjukkan kepekaan berupa
Manusia yang baik adalah mereka
simpati dan empati.
yang menjalankan perintah tuhan nya,
2. Kemampuan Musikal
mereka yang bersosialisasi dengan baik
Kemampuan yang dapat menciptakan
terhadap sesama makhluk, dan bermanfaat
harmoni melalui bunyi dan suara serta
bagi kehidupan alam semesta. Setiap
kemampuan untuk menghayati alunan nada.
makhluk memiliki hakikat dan ketetapan nya
3. Kemampuan Naturalis
sebagai ciptaan Tuhan-Nya, maka dari itu
Yaitu kemampuan yang memiliki kepekaan
sebagai manusia hendaklah kita menjalankan
tinggi terhadap alam.
hakikat manusia dengan baik. Dari
4. Kemampuan Logika
pembahasan diatas dapat disimpulkan untuk
Kemampuan yang memudahkan individu
menjadi manusia yang sempurna, haruslah
memahami sesuatu secara numerik,
memiliki unsur-unsur seperti Rasionalitas,
menghitung, hingga mengingat rumus.
Kesadaran, Akal Budi, Spiritualitas, Moralitas,
5. Kemampuan Linguistik
Sosialitas, Keselarasan dengan alam
Adalah kemampuan dalam berbahasa
sehingga ia mampu memahami teks deskriptif,
public speaking, dan diskusi. REFERENCES
6. Kemampuan Spasial
Yaitu kemampuan yang memiliki pemahaman
mengenai ruang spasial yang kerap dikaitkan Ana Herliana,(2016). Pandangan Filsafat tentang
dengan pemetaan. Hakikat Manusia. Dari alamat
7. Kemampuan Visual http://anaherrr.blogspot.com/2016/12/pan
Adalah potensi diri dalam menciptakan kreasi dangan-filsafat-tentang-
baik dalam bentuk gambar, lukisan hingga film. hakikat.html?m=1 diakses pada 22 Maret
8. Kemampuan Kinestetik 2022 pukul 9.08 PM
Yaitu kemampuan seseorang untuk Sumantri,M, Hakikat Manusia dan Pendidikan. Di
menggerakkan tubuh mulai dari akses pada alamat
mengembangkan elastisitas hingga http://repository.ut.ac.id/4028/1/MKDK400
menciptakan harmoni lewat gerakan. 1-M1.pdf diunduh pada 23 Maret 2022
pukul 1.15 PM.
9. Kemampuan Interpersonal
Merupakan kemampuan yang dimiliki untuk Erbe Sentanu. (2007). Quantum Ikhlas. Jakarta,
menjalin hubungan sosial. Elex Media Komputindo JALAL dkk.
10. Hubungan Intrapersonal (1998). Azas-azas Pendidikan islam.
Diponegoro.
470 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Kompasiana (2014), Manusia dalam


Pandangan filsafat. dari alamat
https://www.kompasiana.com/amp/wrep/
manusia-dalam-pandangan-
filsafat_5520266981331141709de5e6
diakses pada 23 Maret 2022 pukul 2.46
PM

Kumparan.(2021).Mengenal 10 Jenis
Potensi Diri dan Ciri-cirinya.
Dari alamat https://m.kumparan.com/
amp/berita. hari-ini/mengenal-10-jenis-
potensi-diri-dan ciri-cirinya- 1v4b2JYhJ4u
diakses pada 23 Maret 2022 pada pukul
3.28 PM
Louis Leahy, Aliran Ketuhanan. Kanisius, 1985 M.I.
Soelaiman, Suatu Telaah tentang Manusia-
Religi Pendidikan. Depdikbud

Om.makplus.(2015). Pengertian Manusia Serta


Definisi Manusia Menurut Para Ahli. Dari
alamat http://www.definisi-
pengertian.com/2015/12/pengertian-
manusia-definisi menurut- ahli.html?m=1
diakses pada 22 Maret 2022 pukul 8.28 PM

Psychology Education & Sience.(2020). Hakekat


manusia dalam berbagai pandangan. Dari
alamat
https://www.journalpapers.org/2020/07/hake
kat-manusia-dalam-berbagai-
pandangan.html?m=1 diakses pada 22 Maret
2022 pukul 8.12 PM.
Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,
Jakarta: Rajawali Press, 2007 Sidi Gazelba.
(1992). Filsafat. Bulan Bintang

Siti Khasinah.(2013). Hakikat Manusia Menurut


Pandangan Islam Dan Barat. Jurnal Ilmiah,
Vol. Xiii, No.2, 296-317

Winda Amelia, M.Pd. Kajian dan Konsep Teori.


Dari alamat
http://info.trilogi.ac.id/repository/assets/uplo
ads/PGSD/30589-modul-pengantar-
pendidikan.pdf diunduh pada 23 Maret
2022 pukul 9.42 PM
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

IDENTIFIKASI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY


LEARNING PADA KARAKTER DISIPLIN DAN KPS
PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FISIKA DI
SMAN 10 KOTA JAMBI

Sabila Eka Septi1, Deswalman2, Maison3, Dwi Agus Kurniawan4


1,3,4 Universitas
Jambi
* E-mail: sabilaekasepti12345@gmail.com

Abstrak
Model pembelajaran discovery learning ialah pembelajaran yang dapat menekankan dan bepusat pada pada
peserta didik dan pengalaman belajar aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran ini terhadap karakter disiplin dan keterampilan proses sains peserta didik fisika di SMAN 10 Kota
Jambi. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dianalisis menggunakan teknik analisis Mills
dan Huberman melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian ini adalah model pembelajaran yang baik yang
dapat meningkatkan kedisiplinan dan keterampilan proses ilmiah peserta didik dalam pembelajaran khususnya
pembelajaran fisika, maka tercipta interaksi antar peserta didik dan melatih mereka dalam keterampilan
memecahkan masalah dan menemukan sendiri solusi. masalah melalui pembelajaran langsung melalui
pembelajaran. Model discovery learning dapat meningkatkan KPS dan keterampilan disiplin peserta didik karena
menitikberatkan pada peserta didik yang proaktif dalam belajar dan tenaga pendidik yang mendukung selama
proses pembelajaran.
Kata kunci: model pembelajaran, discovery learning, karakter disiplin, keterampilan proses sains

Abstract
Discovery learning learning model is learning that can be central to students and active learning experiences. This
study aims to determine the effect of this learning model on the discipline character and science process skills of
physics students at SMAN 10 Jambi City. This research method uses qualitative methods which are analyzed
using Mills and Huberman analysis techniques through interviews and observations. The results of this study are
a good learning model that can improve the discipline and scientific process skills of students in learning, especially
physics learning, so it creates interaction between students and trains them in solving problems and finding their
own solutions. problems through direct learning through learning. The discovery learning model can improve the
KPS and discipline skills of students because it focuses on students who are proactive in learning and supportive
educators during the learning process.

Keywords: learning model, discovery learning, character discipline, science process skills

untuk meningkatkan pengetahuan (Darmaji et


PENDAHULUAN al., 2019). Pendidikan berfungsi untuk
mengembangkan kompetensi termasuk
Pendidikan merupakan hal yang penting pengetahuan dan keterampilan mental dan
dalam kehidupan nyata. Pendidikan itu sendiri sosial, suatu perkembangan yang berasal dari
dapat dilihat sebagai kunci keberhasilan peningkatan pencapaian pendidikan
peserta didik, peserta didik dapat lebih (Susilowati, 2017). Hal ini menjadikan
memahami dunia luar dan menjadi ujung pendidikan di Indonesia bagi setiap peserta
tombak pengembangan sumber daya dan didik di sekolah menjadi prioritas pendidikan
mengubah perilaku individu (Hamdani).et al., karakter.
2017). Masyarakat membutuhkan pendidikan Pendidikan karakter merupakan sesuatu
agar berguna bagi masyarakat dan negara, yang perlu dikembangkan dalam sistem
sehingga menghasilkan generasi intelektual pendidikan di Indonesia saat ini. Menurut
472 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

(Sultonurrohmah, 2017), pendidikan karakter proses ilmiah memiliki sejumlah karakteristik


sangat penting untuk membangun kepribadian yang memaksa peserta didik untuk berpikir
peserta didik agar kepribadian peserta didik kritis (Dishon, 2021). Pembelajaran ini
berkembang baik di dalam maupun di luar merupakan penunjang untuk melakukan proses
sekolah. Dalam dunia pendidikan, ada 18 pembelajaran yang baik (Supandi dan Senam,
karakteristik yang harus diterapkan (Farhani, 2019). Pembelajaran yang monoton akan sulit
2019). Karakter-karakter tersebut adalah jujur, diterima, membuat peserta didik malas
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, mengerjakan pekerjaan rumah karena
demokratis, rasa ingin tahu, menghargai penerapan sistem pengajaran. Oleh karena itu,
preastasi, bersahabat/ komunikatif, cinta peneliti melakukan observasi di sekolah-
damai, gemar membaca, peduli sosial sekolah tersebut.
Pendidikan karakter saat ini memiliki Melalui wawancara yang diberikan,
karakteristik berbeda yang menjadi landasan pembelajaran fisika di SMAN 10 Kota Jambi
utama pendidikan karakter. serta karakter cukup baik, terutama tenaga pendidik telah
kedisiplinan (Pratiwi, 2020). menghubungkan materi dengan makhluk hidup
Disiplin adalah salah satu keterampilan yang mudah dijumpai peserta didik dalam
dasar pendidikan sekolah. Manfaat disiplin ini kehidupan peserta didik di rumah dan di
adalah untuk menunjukkan tindakan yang sekolah. sistem pembelajaran yang digunakan
konsisten dengan kode etik yang disepakati oleh tenaga pendidik menjadikan hasil belajar
(Hartati, 2020). Perilaku belajar pada tingkat kognitif peserta didik cukup tinggi,
perkembangan dan pengetahuan sangat meningkatkan kedisiplinan peserta didik dalam
mempengaruhi minat dan perkembangan proses pembelajaran dan keterampilan peserta
keterampilan peserta didik. Oleh sebab itu, didik dalam proses karya ilmiah.
disiplin merupakan suatu hal yang penting yang Berdasarkan permasalahan yang
harus ada pada diri siswa (Suradi, 2017). terlihat, peneliti menggunakan model
Keterampilan dasar ini terdapat di lingkungan pembelajaran ini dengan tujuan meningkatkan
sekolah, ada mata pelajaran yang harus KPS dan kedisiplinan peserta didik. Model ini
dipelajari peserta didik sekolah menengah, menekankan pada peran aktif peserta didik
termasuk fisika. dalam pembelajaran, sedangkan tenaga
Fisika adalah pelajaran yang sulit. pendidik hanya bertindak sebagai fasilitator,
Masalah yang sering dihadapi peserta didik membantu peserta didik mengembangkan
tidak termasuk pembelajaran pengetahuan yang diperolehnya. Peserta didik
fisika, pembelajaran penuh membantu peserta ditugaskan untuk menyimpulkan suatu fitur
didik untuk melakukan penelitian di bidang berdasarkan simulasi yang telah dilakukan.
sains (Wilson et al., 2020). Fisika itu sendiri Pembelajaran praktikum adalah metode
berkaitan dengan ilmu menganalisis konsep, pengajaran yang menyertakan peserta didik
prinsip, dan mempertimbangkan fisik dan terlibat dalam aktivitas mental dengan bertukar
karakteristik yang mendasarinya (Wahab et al., ide, berdiskusi, membaca dan mencoba
2021). Kemampuan peserta didik dalam belajar sendiri pengalaman dan pembelajaran. Peserta
fisika merupakan hubungan antara interaksi didik dapat memunculkan konsep belajarnya
tatap muka untuk mendorong akademisi dan sendiri dengan sedikit bantuan dari tenaga
penggunaan teknologi dalam pembelajaran pendidik. Proses penemuan ini dapat dilakukan
(Van De Heyde & Siebrits, 2020). Ini adalah dengan banyak Pembelajaran ini
keterampilan proses ilmiah yang terwujud memungkinkan terjadinya proses
dalam interaksi belajar mengajar di kelas. pembelajaran dengan baik dan menyenangkan
Di era globalisasi saat ini, kompetensi ke dalam pengetahuan yang diperoleh peserta
mengajar sangat dibutuhkan. Keterampilan didik, misalnya untuk meningkatkan KPS dan
proses sains adalah keterampilan yang disiplin belajar peserta didik dalam kegiatan
menggunakan pikiran peserta didik (Supandi belajar di laboratorium dan lainnya.
dan Senam, 2019). Keterampilan alami yang Melalui kegiatan hands-on, peserta didik
harus dimiliki peserta didik. Keterampilan memperoleh pengalaman dan bukti melalui
Identifikasi Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Karakter Disiplin 473
dan KPS Peserta didik Pada Mata Pelajaran Fisika di SMAN 10 Kota Jambi
Sabila Eka Septi1, Deswalman2, Maison3, Dwi Agus Kurniawan4

introspeksi agar selalu mengetahui konsep penelitian ini. (Kurniawan dkk., 2019). Proses
tentang apa yang telah dipelajarinya. Proses survei dimulai dengan penyusunan pertanyaan.
eksplorasi diri terhadap konsep-konsep yang Langkah selanjutnya adalah mengajukan
dipelajari akan memotivasi peserta didik untuk permohonan berupa surat izin ke sekolah yang
bereksplorasi lebih jauh untuk meningkatkan akan diteliti, setelah peneliti melakukan
disiplin akademik. Oleh sebab itu, model wawancara dengan tenaga pendidik. Setelah
pembelajaran ini dapat digunakan pada wawancara dilanjutkan ke tahap analisis data
magang, karena melibatkan perencanaan, menggunakan teknik Milles dan Huberman
pelaksanaan, dan pengkomunikasian hasil untuk mengidentifikasi subjek penelitian dalam
magang. Salah satu keahlian dalam magang ini penelitian. Alur pencarian yang dilakukan dapat
disebut Keterampilan Proses Sains (KPS). dilihat pada gambar berikut.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode


deskriptif kualitatif. Metode kualitatif adalah
prosedur untuk memecahkan suatu masalah
dan menemukan jawabannya. Pada dasarnya, Gambar 1. Prosedur Penelitin
penelitian kualitatif mengamati peserta didik
dalam proses belajarnya dan lingkungannya HASIL DAN PEMBAHASAN
(Suwendra, 2018).
Survei ini dilakukan di SMA Negeri 10 HASIL
Kota Jambi. Dalam penelitian ini, subjek Table 1. Instrumen yang digunakan Berupa
penelitian adalah peserta didik IPA di kelas XI. Instrumen Wawancara Model Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam penelitian ini Discovery learning
adalah penggunaan kuesioner. Dimana soal- Pertanyaan Jawaban
soal yang digunakan meliputi karakter disiplin Apakah ketika di Sebagian kecilnya
dan keterampilan dalam proses ilmiah. wawancara peserta didik terlihat berminat
Populasi adalah orang yang diteliti atau ciri-ciri terlihat menyukai mata namun kebanyakan
pelajaran di sma yaitu dari peserta didik
orang atau sekelompok orang yang diteliti.
fisika pasif dalam
Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin
menggunakan model pembelajaran.
dijadikan sampel (Rukin, 2019). pembelajaran discovery
Teknik pengumpulan data yaitu dengan learning ?
melakukan observasi, wawancara, dan studi Faktor apakah yang Iya, karena saat
kepustakaan. 1) Observasi dilakukan untuk menyebabkan peserta proses belajar
mengamati peserta didik yang tidak terlibat didik kesulitan dalam mengajar hanya
dalam proses pembelajaran. 2) Wawancara memahami, apakah dilakukan dengan
dilakukan untuk menyempurnakan data karena model model kovensional
penelitian dan memperoleh data penelitian pembelajaran yang
digunakan?
yang akurat. Penulis mewawancarai seorang
Apakah karakter disiplin Iya karena semakin
tenaga pendidik fisika untuk mengkarakterisasi
KPS peserta didik dapat baik model
disiplin peserta didik dan keterampilan proses terpengaruh karena pembelajaran yang
sains. 3) Bahan penelitian digunakan untuk adanya model discovery digunakan dalam
melengkapi analisis penelitian yang berkaitan learning? pembelajaran akan
dengan karakteristik disiplin dan keterampilan membuat karakter
proses ilmiah. Metode analisis data yang peserta didik lebih
digunakan adalah metode Milles and baik serta KPS
Huberman yang terdiri dari mengidentifikasi peserta didik
meningkat
informan dengan memilih subjek penelitian
sesuai dengan kriteria dan kebutuhan penulis
474 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Dari tabel hasil wawancara di atas terlihat KPS peserta didik? tentang kehidupan
bahwa peserta didik masih tergolong pasif siswa di rumah.
dalam proses pembelajaran dan tenaga Apakah bapak Jarang dilakukan
pendidik sering menggunakan model melaksanakan karena praktikum
pembelajaran konvensional. praktikum hanya dilakukan
guna meningkatkan pada materi fisika
Kuesioner Wawancara Disiplin sebagai berikut KPSpeserta didik? tertentu saja.
Dari tabel di atas tampak bahwa keterampilan
Tabel 2. Instrumen atau Alat Wawancara proses ilmiah peserta didik masih tergolong
Disiplin Peserta didik lemah karena minimnya kegiatan praktik atau
Pertanyaan Jawaban praktikum.
Bagaimana karakter .Karakter peserta didik
disiplin peserta didik sangat beragam, ada PEMBAHASAN
disekolah? yang baik ada juga Berdasarkan hasil penelitian berupa
yang masih melanggar
wawancara, penulis mendeskripsikan tentang
peraturan sekolah.
pengaruh model pembelajaran ini terhadap
Apa akibat yang Peserta didik akan karakter keterampilan disiplin dan proses
diterima peserta didik diberi sanksi oleh ilmiah peserta didik. Hasil wawancara
jika melanggar tenaga pendidik BK menunjukkan bahwa peserta didik tetap
kedisiplinan? dan dibimbing. pasif melakukan proses pembelajaran di kelas
Bagaimana komunikasi Baik karena pihak dan tenaga pendidik menggunakan model
yang dilakukan pihak sekolah terutama pembelajaran konvensional. Magang jarang
sekolah dan orang tua tenaga pendidik BK
terjadi (Wahyudi dan Lestari, 2019) bahwa
peserta didik mengenai akan menghubungi
pengetahuan terus menerus terakumulasi dari
kedisiplinan peserta orang tua peserta didik
didik? apabila peserta didik pengalaman dan percobaan individu. Oleh
melakukan sebab itu, penggunaan model pembelajaran
pelanggaran berat. yang tepat guna dapat meningkatkan
Dari hasil wawancara di atas terlihat bahwa kedisiplinan peserta didik dan kemampuan
kedisiplinan peserta didik sudah cukup baik, peserta didik dalam proses ilmiah di sekolah.
walaupun masih terdapat beberapa peserta Peneliti mewawancara salah satu tenaga
didik yang melanggar tata tertib sekolah. pendidik fisika, dimana tenaga pendidik
mengatakan bahwa proses pembelajaran
sudah cukup baik, dan tenaga pendidik
Contoh alat wawancara Science Process Skills menghubungkan materi pembelajaran dengan
adalah sebagai berikut: pengalaman hidup peserta didik. hidup setiap
hari. Masalah umum dalam proses
Tabel 3. Instrumen atau Alat Wawancara pembelajaran dipengaruhi oleh
Keterampilan Proses Sains Peserta didik model pembelajaran yang digunakan, peserta
Pertanyaan Jawaban didik akan tertarik untuk belajar ketika tenaga
Menurut Anda apakah Iya, berpengaruh pendidik menerapkan model pembelajaran
keterampilan proses dalam proses yang dapat membantu peserta didik untuk lebih
sains peserta didik pembelajaran memahami (Sugiyanto dan Wicaksono, 2017).
berpengaruh pada terutama Berdasarkan hasil wawancara
proses pembelajaran pembelajaran fisika sebelumnya, peneliti menemukan bahwa
fisika di sekolah? yang dilakukan di proses pembelajaran yang baik tergantung
sekolah. pada model yang digunakan tenaga pendidik
untuk membuat peserta didik berpartisipasi
Bagaimana cara Anda Dengan cara aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan
sebagai Tenaga melakukan keterampilan proses. Sains dalam mata
Pendidik stimulasi berupa pelajaran fisika dapat mendorong peserta didik
agar meningkatkan yaitu pertanyaan
Identifikasi Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Karakter Disiplin 475
dan KPS Peserta didik Pada Mata Pelajaran Fisika di SMAN 10 Kota Jambi
Sabila Eka Septi1, Deswalman2, Maison3, Dwi Agus Kurniawan4

yang disiplin untuk bergerak ke arah yang lebih PENUTUP


baik.
Pemilihan model pembelajaran ini dapat Pemilihan model pembelajaran yang baik
membantu meningkatkan kemampuan peserta akan dapat meningkatkan keterampilan peserta
didik dalam proses saintifik melalui didik dalam proses saintifik dan dapat
pembelajaran langsung di kelas. Model ini meningkatkan kedisiplinan peserta didik dalam
menekankan pada peran aktif peserta didik proses pembelajaran. praktek, sehingga ketika
dalam pembelajaran, sedangkan tenaga pembelajaran interaksi peserta didik dapat
pendidik hanya berperan sebagai pengajar dan melatih peserta didik dalam pemecahan
fasilitator yang membantu peserta didik masalah melalui pembelajaran langsung
menemukan dan mengembangkan melalui pembelajaran eksploratif. Dimana
pengetahuan yang diperoleh (Ilma et al., 2021). model pembelajaran eksploratif berpusat pada
Melalui kegiatan hands-on, peserta didik peserta didik untuk memahami sesuatu dan
memperoleh pengalaman langsung dan bukti menemukan sendiri, dan tenaga pendidik
dunia nyata melalui introspeksi, sehingga hanya sebagai fasilitator saat pembelajaran.
selalu sadar akan konsep pembelajaran yang
sedang berlangsung.Keterampilan yang
berbeda dalam magang ini disebut REFERENCES
keterampilan proses ilmiah dan mereka
mempromosikan disiplin peserta didik dalam Alhassan, A., & Chen, D. (2019). Investigating
business EFL postgraduate student writing in
proses pembelajaran di mana pembelajaran
a UK university : a qualitative study
berlangsung.
Investigating business EFL postgraduate
Model discovery learning saat student writing in a UK university : a qualitative
menggunakan sangat cocok untuk peserta study. Cogent Education, 6(1).
didik yang tidak boleh pasif saat belajar, https://doi.org/10.1080/2331186X.2019.16997
menjadikan proses pembelajaran jauh lebih 41
aktif dan menyenangkan. Pentingnya penelitian
ini adalah untuk menguji perbandingan antara Darmaji, D., Kurniawan, D. A., & Irdianti, I. (2019).
Physics education students’ science process
disiplin peserta didik dan keterampilan
skills. International Journal of Evaluation and
akademik yang diperoleh di kelas. Oleh karena
Research in Education, 8(2), 293–298.
itu, dapat digunakan sebagai acuan tenaga https://doi.org/10.11591/ijere.v8i2.28646
pendidik mengajar untuk meningkatkan
kedisiplinan peserta didik dan kemampuan Decock, P. B. (2017). Studying Physics: Reading
proses ilmiah. Apa yang baru tentang penelitian Origen and Philo. Journal of Early Christian
ini adalah bahwa ia memperlakukan dua History, 7(3), 96–115.
https://doi.org/10.1080/2222582x.2018.14346
variabel tingkat menengah secara
75
berbeda.Keterbatasan penelitian ini adalah
bahwa hal itu dilakukan di tingkat menengah Dishon, G. (2021). The new natural? Authenticity and
daripada di dua sekolah. Dalam penelitian ini the naturalization of educational technologies.
hanya membandingkan dua variabel dalam Learning, Media and Technology, 46(2), 156–
sekolah, tidak dengan variabel lainnya di 173.
berbagai sekolah. Untuk itu maka peneliti https://doi.org/10.1080/17439884.2020.18457
merekomendasikan untuk peneliti lain 27
melakukan penelitian dengan variabel lain dan Dou, R., Brewe, E., Potvin, G., Zwolak, J. P., &
dengan bidang yang berbeda untuk Hazari, Z. (2018). Understanding the
mengetahui pengaruh model pembelajaran development of interest and self-efficacy in
yang sesuai digunakan. active-learning undergraduate physics
courses. International Journal of Science
Education, 40(13), 1587–1605.
https://doi.org/10.1080/09500693.2018.14880
88
476 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Elvanisi, A., Hidayat, S., & Fadillah, E. N. (2018). 33(7–8), 468–490.


Analisis keterampilan proses sains siswa https://doi.org/10.1080/13639080.2020.17554
sekolah menengah atas Skills analysis of 28
science process of high school students.
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 4(20), 245– Pelullo, C. P., & Di Giuseppe, G. (2018).
252. Vaccinations among Italian adolescents:
https://journal.uny.ac.id/index.php/jipi/article/vi Knowledge, attitude and behavior. Human
ew/21426/12225 Vaccines and Immunotherapeutics, 14(7),
1566–1572.
Farhani, D. (2019). Manajemen Pendidikan Karakter https://doi.org/10.1080/21645515.2017.14218
Melalui Kegiatan Kokurikuler Keagamaan. 77
Jurnal Isema : Islamic Educational
Management, 4(2), 209–220. Pratiwi, S. I. (2020). Pengaruh Ekstrakurikuler
https://doi.org/10.15575/isema.v4i2.5619 Pramuka terhadap Karakter Disiplin Siswa
Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu
Halim, A., Suriana, S., & Mursal, M. (2017). Dampak Pendidikan, 2(1), 62–70.
Problem Based Learning terhadap https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.90
Pemahaman Konsep Ditinjau dari Gaya
Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Fisika. Rukin. (2019). Penelitian kualitatif. Ahmar cendikia
Jurnal Penelitian & Pengembangan Indonesia.
Pendidikan Fisika, 3(1), 1–10.
https://doi.org/10.21009/1.03101 Rusmono, & Alghazali, M. I. (2019). Pengaruh Media
Cerita Bergambar Dan Literasi Membaca
Hamdani, H., Mursyid, S., Sirait, J., & Etkina, E. Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar.
(2017). Analisis Hubungan antara Sikap JTP - Jurnal Teknologi Pendidikan, 21(3),
Penyelesaian Soal dan Hasil Belajar 269–282.
Mahasiswa Calon Guru Fisika. Jurnal https://doi.org/10.21009/jtp.v21i3.13386
Penelitian & Pengembangan Pendidikan
Fisika, 3(2), 151–156. Siswantari, H. (2017). Pendidikan Seni Masyarakat
https://doi.org/10.21009/1.03205 Berorientasi Lokal Berdaya Saing. Sendika,
53(9), 1689–1699.
Hartati, S. (2020). PASCASARJANA UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA Solihatin, E. (2017). Pengaruh Pembelajaran
SAIFUDDIN JAMBI Mei 2020. 158. Berbasis Internet dan Konsep Diri Terhadap
Hasil Peer Teaching. JTP - Jurnal Teknologi
Ii, B. A. B., Anak, A. P. T., & Permainan, P. (n.d.). Pendidikan, 19(1), 17–32.
LANDASAN TEORI. 12–66.
Sugiyanto, & Wicaksono, A. B. (2017). Penerapan
Ilma, A. Z., Budiharti, R., & Ekawati, E. Y. (2021). Model Discovery Learning Untuk
Eksperimentasi Model Discovery Learning dan Meningkatkan Pemahaman Konsep Biologi
Problem Based Learning Didukung Modul Siswa Smp. Diklabio: Jurnal Pendidikan Dan
LCDS Ditinjau dari Ketekunan Belajar Peserta Pembelajaran Biologi, 1(1), 82–90.
Didik. Jurnal Materi Dan Pembelajaran Fisika https://doi.org/10.33369/diklabio.1.1.82-90
(JMPF), 11(1), 17–24.
https://doi.org/https://doi.org/10.20961/jmpf.v1 Sultonurrohmah. (2017). Strategi penanaman nilai
1i1.47358 karakter jujur dan disiplin siswa. Al-Ibtida’,
5(2), 1–21.
Kurniawan, D. A., Astalini, A., Darmaji, D., &
Melsayanti, R. (2019). Students’ attitude Supandi, M., & Senam, S. (2019). Mengembangkan
towards natural sciences. International Journal keterampilan berpikir kritis dengan game ritual
of Evaluation and Research in Education, 8(3), tumpe. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 5(2),
455–460. 139–146.
https://doi.org/10.11591/ijere.v8i3.16395 https://doi.org/10.21831/jipi.v5i2.25920

Mason, G. (2020). Higher education, initial vocational Suradi. (2017). Pembentukan Karakter Siswa
education and training and continuing melalui Penerapan Disiplin Tata Tertib
education and training: where should the Sekolah. Jurnal Riset Dan Konseptual, 2(4),
balance lie? Journal of Education and Work, 522–533.
Identifikasi Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Karakter Disiplin 477
dan KPS Peserta didik Pada Mata Pelajaran Fisika di SMAN 10 Kota Jambi
Sabila Eka Septi1, Deswalman2, Maison3, Dwi Agus Kurniawan4

Susilowati, S. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Praktikum Optika Berbasis Inkuiri Terhadap
IPA Terintegrasi Nilai Islam untuk Keterampilan Proses Sains dan Sikap Ilmiah
Meningkatkan Sikap dan Prestasi Belajar IPA Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika Dan
Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 3(1), 78. Keilmuan (JPFK), 5(1), 33.
https://doi.org/10.21831/jipi.v3i1.13677 https://doi.org/10.25273/jpfk.v5i1.3317

Suwendra. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. Wilson, M. T., Seshadri, S., Streeter, L. V., & Scott,
Nigacakra. J. B. (2020). Teaching physics concepts
without much mathematics: ensuring physics
Van De Heyde, V., & Siebrits, A. (2020). Digital is available to students of all backgrounds.
laboratory report writing, assessment and Australasian Journal of Engineering
feedback in the 21st century for an extended Education, 25(1), 39–54.
curriculum programme for physics. Research https://doi.org/10.1080/22054952.2020.17760
in Science and Technological Education, 27
00(00), 1–32.
https://doi.org/10.1080/02635143.2020.17755 Yanti, Y., & Yusliani, E. (2020). Meta-Analisis :
71 Pengaruh Integrasi Pendidikan Lingkungan
dalam Pembelajaran IPA Terhadap Sikap
Wahab, A. A., Hatibe, A., & Jarnawi, M. (2021). Peduli Lingkungan Siswa. Jurnal Penelitian
Pengaruh Pembelajaran dengan Pendekatan Dan Pembelajaran Fisika, 6(1), 9–16.
Kontekstual terhadap Pemahaman Konsep
Fisika. Jurnal Kreatif Online (JKO), 9(2), 27– Zaki, M. (2017). Implementasi Program Imtaq dalam
33. Pembentukan Sikap Toleransi Peserta Didik.
JTP - Jurnal Teknologi Pendidikan, 19(2), 99–
Wahyudi, W., & Lestari, I. (2019). Pengaruh Modul 113.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

ANALISIS BIBLIOMETRIK PENDIDIKAN KARAKTER MASA


PANDEMI

Jasril Riandi1*, Aulia Safitri2, dan Bardan Salsabil3


1,2,3 Universitas Indraprasta PGRI

* E-mail: Syafitriaulia210302@gmail.com

Abstrak
Penerapan metode pembelajaran di Indonesia mengalami perubahan saat pandemi Covid-19. Pendidikan
karakter merupakan salah satu hal yang menjadi sorotan dalam rupa pendidikan. Tenaga pendidikan dan orang
tua harus berbagi peran guna pengawasan pendidikan karakter peserta didik. Dengan bantuan aplikasi Publish
or Perish dari Harzing’s dan VOS viewer, artikel ini menggunakan analisis bibliometrik yang mendapatkan 500
tulisan dan 10 artikel dengan jumal sitasi tertinggi. Aplikasi VOSviewer menampilkan bahwa pendidikan karakter
menjadi hal yang kerap kali diteliti pada masa pandemi, terutama yang berkaitan dengan siswa.

Kata kunci: Pandemi, pendidikan karakter, bibliometrik.

Abstract
The application of learning methods in Indonesia underwent a change during the Covid-19 pandemic. Character
education is one of the things that is in the spotlight in the form of education. Education staff and parents must
share roles in supervising the character education of students. With the help of the Publish or Perish app from
Harzing's and VOSviewer, this article using bibliometric analysis found 500 posts and the 10 articles with the
highest number of citations. The VOSviewer application shows that character education is something that is often
researched during the pandemic, especially with regard to students.

Keywords: Pandemic, character education, bibliometrics.

Pendidikan karakter merupakan sistem


PENDAHULUAN penanaman nilai karakter kepada warga
sekolah (Citra, 2009). Perihal tersebut adalah
Sejak mewabahnya virus Covid-19 di salah satu aspek penting yang harus di miliki
Indonesia, berbagai lini kehidupan mengalami setiap orang. Pembentukan karakter sebaiknya
perubahan dari yang semestinya. Dalam dunia dilakukan sejak anak usia dini dan tentu
pendidikan, aktivitas belajar pada umumnya di melibatkan peran orang tua serta tenaga
sekolah menghadapi perubahan lokasi dan pendidik. Dengan pelaksanaan proses
metode ajar yang berdampak pada pendidikan pembelajaran di sekolah pendidikan karakter
karakter peserta didik. Efek kejut yang dapat diatur dan dipraktikan secara langsung
diberikan oleh pandemi Covid-19 menimbulkan oleh tenaga pendidik. Namun pergeseran
banyak reaksi bagi pendidik ataupun peserta metode yang diakibatkan oleh pandemi saat ini,
didik. Metode pembelajaran yang pembelajaran daring menjadi alternatif agar
menggunakan beberapa platform kerap kali proses pendidikan tetap dapat berlangsung.
membuat peserta didik merasa tidak nyaman Dan peran tenaga pendidik dalam proses
dan kurang termotivasi untuk menyimak materi pengembangan pendidikan karakter harus
yang disampaikan oleh pendidik. Masalah disesuaikan dengan keadaan serta tujuan yang
tersebut acap kali muncul sehingga menjadi sama.
sorotan selama pandemi Covid-19. Disamping Pendidikan karakter bertujuan
itu, pendidikan karakter juga menjadi hal membentuk seseorang secara kompleks
mendasar yang tidak boleh dilewatkan dalam sehingga cerdas dalam berpikir, bijak dalam
persoalan. bertindak dan bertumbuh ke arah yang positif.
Dibutuhkan perencanaan, implementasi dan
Analisis Bibliometrik Pendidikan Karakter Masa Pandemi 479
1 2 3
Jasril Riandi , Aulia Safitri , dan Bardan Salsabil

evaluasi dalam pembentukan maupun


mengembangkan karakter. Dalam
penjelasannya, perencanaan dapat berupa
rencana sekolah dalam menyiapkan
terselenggaranya pendidikan karakter
(Fathurrahman, 2013). Tenaga pendidik
berperan penting dalam implementasi
pendidikan karakter, yakni menciptakan
suasana belajar yang tidak monoton dan
membimbing peserta didiknya terlibat aktif
sehingga dapat meningkatkan nilai-nilai
karakter dalam proses pembelajaran daring.
Dan pendekatan yang dapat dilakukan antara
lain Contextual Teaching and Learning (CTL)
Bermuatan Karakter dan Active Learning
Bermuatan Karakter. Dengan upaya Gambar 1. Bagan Alur Penelitian
pendekatan yang diterapkan tenaga pendidik
dapat mengevaluasi metode maupun karakter HASIL DAN PEMBAHASAN
peserta didik selama pembelajaran dari. Brown
(dalam Sudijono, 2011: 1) secara sederhana Berikut hasil yang diperoleh mengenai
mengemukakan bahwa evaluasi merupakan artikel Pendidikan Karakter Masa Pandemi dari
suatu tindakan atau suatu proses untuk aplikasi Publish or Perish dengan
menentukan nilai dari sesuatu. menggunakan Google Scholar dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
METODE PENELITIAN
Tabel 1. Hasil dari aplikasi Publis or Perish
Artikel ini menggunakan analisis Results Explanation
bibliometrik. Menurut (Royani & Idhani, 2018) Query Pendidikan Karakter
bibliometrik merupakan cara sistematik yang
Masa Pandemi
digunakan dalam menganalisis jurnal-jurnal
ilmiah yang sudah terbit maupun digital. Publication 2020-2022
Pencarian artikel menggunakan bantuan Years
aplikasi Publish or Perish dari Harzing’s dengan Papers 500
memasukkan kata kunci “pendidikan karakter Citations 5048
masa pandemi” pada tanggal 14 April 2022.
Citations years 2 (2020-2022)
Pada rentang 2 tahun yaitu dari tahun 2020
sampai tahun 2022 berhasil terkumpul Cites/year 2524.00
sebanyak 500 artikel. Kemudian data tersebut Cites/paper 10.10
disimpan dalam bentuk RIS/refmanager dan Authors/paper 2.05
dinalisis menggunakan aplikasi VOSviewer h-index 32
untuk mendapatkan gambaran dalam peta
g-index 61
bibliometrik. Struktur pencarian artikel dapat
dilihat pada gambar di bawah ini. hI,norm 26
hI,annual 13.00
hA-index 25

Berdasarkan tabel diatas teridentifikasi


tahun publikasi artikel Pendidikan Karakter
Masa Pandemi pada 2 tahun terakhir, yaitu
pada tahun 2020-2022. Sebanyak 500 artikel
(papers) tersebut terpublikasi dengan jumlah
480 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

sitasi (citations) mencapai 5048 dengan Dalam artikel yang disusun Euis
rentang waktu pengutipan (citations years) Kurniati dkk., Prabhawani (2016) menyatakan
sejak tahun 2020-2022. Angka sitasi pertahun bahwa pelaksanaan pendidikan merupakan
(cites/year) pada artikel Pendidikan Karakter tanggung jawab orang tua dan masyarakat
Masa Pandemi tercatat sebesar 2524.00 yang sekitar, tidak hanya tanggung jawab lembaga
merupakan hasil dari jumlah angka pendidikan saja. Orang tua pada awalnya
keseluruhan sitasi 5048 dibagi dengan 2 (tahun berperan dalam membimbing sikap serta
terbit). Sitasi perartikel (cites/paper) dengan keterampilan yang mendasar, seperti
angka 10.10 diperoleh dari jumlah sitasi pendidikan agama untuk patuh terhadap
(citations) dibagi dengan jumlah artikel aturan, dan untuk pembiasaan yang baik
(papers). Penulis perartikel (authors/paper) (Nurlaeni & Juniarti, 2017). Mengingat
ditemukan sebesar 2.05 dengan h-index 32 dan pembelajaran yang diterapkan secara daring,
g-index 61, hl,norm 26, hl,annual 13.00, dan ditemukan banyak kendala yang menghambat
hA-index 25. keberhasilan pendidikan karakter pada peserta
Analisis publikasi terbanyak dari 500 didik. Sehingga membutuhkan kerjasama dan
artikel dan dipilih 5 dengan jumlah sitasi peranan orang tua terhadap pengawasan
terbanyak. Untuk nama penulis, judul artikel, peserta didik.
tahun terbit serta banyaknya sitasi dapat dilihat Dalam hal lain, peran guru dan sekolah
pada tabel 2. dalam pembelajaran daring juga sangat
berpengaruh. Senada dengan Santika (2020)
Tabel 2. Artikel dengan Jumlah Sitasi menyatakan pada perkembangan ini guru
Terbanyak harus mampu mengidentifikasi kebutuhan dan
Nama Judul Jumlah strategi pembelajaran yang digunakan
Penulis Artikel Sitasi terutama dalam pendidikan karakter bangsa.
Transformasi Media
KH. Lalu Gede
Pembelajaran Pada
Kedua belah pihak
Muhammad 405 harus lebih paham mengenai kondisi yang
Masa Pandemi Covid-
Zainuddin Atsani
19 terjadi, sambil sebisa mungkin memberikan
Analisis Peran Orang performa terbaik, meski sedang
Euis Kurniati,
Tua Dalam
Dina Kusmanita bekerja di tempat yang berbeda-beda
Mendampingi Anak Di 380
Nur Alfaeni, Fitri (Purwanto, 2020). Pada dasarnya diperlukan
Masa Pandemi Covid-
Andriani
19 sinergitas antara sekolah, guru dan orang tua
Wiwin Keterlibatan Orangtua agar dapat tercapainya keberhasilan
Yulianingsih, Dalam Pendampingan
pendidikan karakter peserta didik.
Suhanadji, Rivo Belajar Anak Selama 246
Nugroho, Masa Pandemi Covid- Selanjutnya visualisasi artikel dalam
Mustakim 19 bentuk RIS/ refmanager yang dimasukkan ke
Pendidikan Karakter aplikasi VOSviewer dapat dilihat pada gambar
I Wayan Eka
Pada Pembelajaran 222
Santika dibawah ini.
Daring
Studi Eksplorasi
Dampak Work From
Agus Purwanto Home ( Wfh ) Terhadap 147
Kinerja Guru Selama
Pandemi Covid-19

Tulisan dengan sitasi tertinggi milik KH.


Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani, Ulyan
Nasri (2018) menuliskan pendidikan adalah
salah satu aspek yang dijadikan sebagai wadah
untuk membentuk karakter anak bangsa. Maka
pendidikan karakter merupakan perilaku yang Gambar 2. Network Visualization mengenai
baik dan penting untuk lebih digiatkan dalam Pendidikan Karakter Masa Pandemi
pandemi Covid-19 guna meningkatkan
kesadaran bersama.
Analisis Bibliometrik Pendidikan Karakter Masa Pandemi 481
1 2 3
Jasril Riandi , Aulia Safitri , dan Bardan Salsabil

Dari peta Bibliometrik Pada gambar 3 terlihat perbedaan


diatas menunjukkan pendidikan karakter warna gelap dan warna terang. Bulatan dengan
memiliki bulatan paling besar diantara yang warna gelap mengindikasikan semakin lama
lainnya. Terdapat 26 kaitan dengan 10 kata tahun terbit pada artikel tersebut. Sedangkan
kunci dalam 4 cluster yaitu merah, hijau biru bulatan dengan warna terang menandai artikel
dan kuning. Yang pertama adalah cluster dengan tahun terbit terbaru.
merah terdapat 3 kata kunci yaitu baik, guru, Nampak jelas bulatan berwarna kuning
pendidikan karakter masa pandemi. Untuk hanya terdapat pada studi kasus dan dampak
cluster hijau memiliki 3 kata kunci yaitu dampak pandemi yang terbilang baru diteliti serta
pandemi covid, nilai karakter, dan salah. memiliki jarak yang cukup jauh antara
Cluster berwarna biru terdiri dari kata kunci keduanya. Dan masih sangat pantas untuk
siswa dan malang. Yang terakhir cluster kuning dilakukan penelitian kembali dengan dua kata
ada pendidikan karakter dan studi kasus. kunci tersebut.
Pada gambar 2 terlihat bahwa Untuk bulatan pendidikan karakter
pendidikan karakter memiliki keterkaitan masa pandemi dan malang menunjukkan
dengan semua semua kata kunci. Yang paling kaitan berwarna ungu yang juga memiliki
dekat kaitannya dengan pendidikan karakter jalinan tali dengan cluster biru yaitu pendidikan
adalah siswa yang berada pada cluster biru. karakter, siswa, guru dan baik. Sementara itu,
Kemudian, jika pendidikan karakter nilai karakter dan salah menempati bulatan
dihubungkan dengan kata kunci malang, maka dengan warna hijau yang tidak menutup
dapat juga terhubung dengan cluster yang kemungkinan untuk diteliti kembali.
berbeda yaitu pendidikan karakter masa Visualisasi terakhir adalah Density
pandemi dan guru. Apabila diarahkan ke kiri, Visualization, sebuah gambaran mengenai
jalinan tali pendidikan karakter akan menemui seberapa banyak penulis yang meneliti kata
dampak pandemi covid, nilai karakter dan kunci yang tersemat pada gambar. Jika pada
salah. gambar 3 yang memiliki warna terang adalah
Sementara studi kasus dan dampak artikel yang terbilang baru, maka pada gambar
pandemi merupakan untaian yang paling jauh 4 bulatan yang paling terang adalah artikel
dengan kata kunci lainnya. Artinya, penelitian dengan jumlah penulis yang meniliti kata kunci
dengan kata kunci tersebut sudah pernah tersebut. Dan bulatan dengan warna gelap
dibuat namun masih sangat sedikit yang samar memberikan gambaran masih
melakukannya. terbatasnya kata kunci tersebut diteliti.
Visualisasi berikutnya dari VOSviewer Pendidikan karakter menjadi bulatan
adalah Overlay Visualization dimana penelitian dengan warna paling terang yang kerap diteliti.
terbaru yang ditinjau dari tahun terbit. Diikuti dengan siswa dan guru yang berwarna
Tampilannya dapat dilihat pada gambar di sedikit lebih terang dari yang lainnya.
bawah ini. Sedangkan kata kunci lainnya seperti
pendidikan karakter, malang, studi kasus, baik,
nilai karakter, salah dan dampak pandemi covid
menyandang rona lebih gelap atau muram jika
dikaitkan dengan bulatan pendidikan karakter.
Dengan demikian, penelitian pendidikan
karakter dengan warna gelap tersebut masih
dapat menjadi daya tarik untuk diteliti dan
ditindaklanjuti. Gambaran pemetaannya dapat
dilihat di bawah ini.

Gambar 3. Overlay Visualization mengenai


Pendidikan Karakter Masa Pandemi
482 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

Pandemi Covid-19. EduPsyCouns: Journal of


Education Psychology and Counseling, 2(1), 92-100.
Retrieved from https://ummaspul.e-
journal.id/Edupsycouns/article/view/418.
Royani, Y., & Idhani, D. (2018). Analisis Bibliometrik
Jurnal Marine Research in Indonesia 1. Marine
Research in Indonesia, 25 (4), 63-68.

Santika, I.W. E. (2020). Pendidikan Karakter Pada


Pembelajaran Daring.

Sudijono. Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan.


Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Gambar 4. Density Visualization mengenai Ulyan Nasri, Bersahabat dengan Ilmu: Sebuah
Pendidikan Karakter Masa Pandemi Pengantar Filsafat Ilmu,(Mataram: CV. Haramain
Lombok, 2018), cet. Ke-5, xiii-xv.
PENUTUP Yulianingsih, W. Dkk. (2020). Keterlibatan Orang Tua
Dalam Pendampingan Belajar Anak Selama Masa
Pendidikan karakter masa pandemi Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan
masih sangat memikat untuk diteliti. Anak Usia Dini, 5(2).
Penanaman pendidikan karakter ditengah
pandemi dapat berfungsi sebagai
pembentukan dan pengembangan potensi diri
peserta didik. Tenaga pendidik dan orang tua
diharapkan dapat berkolaborasi untuk
mengawasi dan memberikan motivasi agar
terbiasa menerapkan perilaku yang
berkarakter. Peranan keduanya juga diperlukan
dalam mengevaluasi pembelajaran yang dapat
disesuaikan dengan nilai masing-masing
karakter. Dan tanggungjawab tersebut berada
di tangan kita bersama agar pendidikan
karakter pada peserta didik di masa pandemi
tetap terlaksana dengan optimal.

REFERENCES

Citra, Y. (2009). Pelaksanaan Pendidikan Karakter


Dalam Pembelajaran Akhlak Mahasiswa Pgmi.
MUDARRISA: Jurnal Kajian Pendidikan Islam,
1(2), 281-300.
Fathurrahman. (2013). Pengembangan Pendidikan
Karakter. Refika Aditama.
Nurlaeni, N., & Juniarti, Y. (2017). Peran Orang Tua
dalam Mengembangkan Kemampuan Bahasa Pada
Anak Usia 4-6 Tahun. Jurnal Pelita PAUD.
https://doi.org/10.33222/pelitapaud.v2il.196.
Prabhawani, S. W. (2016). Pelibatan Orang Tua Dalam
Program Sekolah Di TK Khalifah Wirobrajan
Yogyakarta. Pendidikan Guru PAUD S-1.

Purwanto, A. (2020). Studi Eksplorasi Dampak Work


From Home (WFH) Terhadap Kinerja Guru Selama
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung

Pengaruh Media Animasi Terhadap Keterampilan Berpikir


Kritis Peserta Didik dalam Pembelajaran Fisika di MAN 2
Sarolangun

Rosaliani1, Maison2, dan Dwi Agus Kurniawan3


Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Jambi
Email : rliani625@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan dan respon siswa terhadap penggunaan media animasi terhadap
keterampilan berpikirkritis peserta didik di MAN 2 Sarolangun. Adapun jenis penelitian ini adalah mix method yang terdiri
dari data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari instrumen wawancara dan angket respon peserta
didik. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta
didik di MAN 2 Sarolangun dengan sampel penelitian sebanyak 50 siswa dan informan terdiri dari satu guru fisika MAN 2
Sarolangun. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif diolah menggunakan statistik deskriptif melalui
aplikasi SPSS dan data kualitatif menggunakan metode Mils dan Huberman. Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa sebanyak (2%) kurang baik, sebanyak (92%) baik,dan sebanyak (6%) sangat baik. Dari data yang
dihasilkan diatas dapat dikatakan bahwa penggunaan media animasi terhadap keterampilan berpikir kritis peserta didik
dalam pelajaran fisika berjalan dengan baik.
Kata kunci: Pendidikan; Media Pembelajaran; Pembelajaran Fisika.

Abstract
This study aims to determine the application and response of students to the use of animation media on students'
critical thinking skills at MAN 2 Sarolangun. The type of this research is a mixed method consisting of quantitative
data and qualitative data. The quantity of data obtained from interview instruments and student response
questionnaires. The sampling technique in this research is purposive sampling. The population in thisstudy were
students at MAN 2 Sarolagun with a research sample of 50 students and informants consisting ofone physics
teacher at MAN 2 Sarolangun. The data analysis technique in this research is quantitative data which is
processed using descriptive statistics through the SPSS application and qualitative data using the Mils and
Huberman method. The results of the research that has been done show that as many as (2%) are not good,
as many as (92%) are good, and as many (6%) are very good. From the data generated above, it can be said
that the use of animation media on students' critical thinking skills in learning physics is going well.

Keywords: Education; Instructional Media; Physics Learning.


484 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

PENDAHULUAN merupakan pelajaran yang asyik dan


sangat erat kaitannya dalam kehidupan
Pembelajaran fisika sehari-hari.
diharapkan tidak hanya memberikan
Media dalam arti sempit berarti
kemampuan terhadap peserta didik untuk
komponen bahan dan komponen alat
menyelesaikan soal-soal saja, tetapi juga
dalam sistem pembelajaran. Dalam arti
untuk melatih agar peserta didik mampu
luas media berarti pemanfaatan secara
berpikir kritis, logis dan sikap ilmiah
maksimum semuakomponen sistem dan
lainnya. Berpikir kritis merupakan salah
sumber belajar di atas un- tuk mencapai
satu cara untuk melatih siswa berpikir
tujuan pembelajaran tertentu
dalam pembelajaran termasuk dalam
(Miftah:2013). Media pembelajaran
pembelajaran sejarah. Dengan berpikir
merupakan salah satu faktor yang
kritissiswa dituntut untuk memahami serta
berperan penting selama proses
mempelajari sejarah dengan benar,
pembelajaran.Guru menggunakan
sehingga pengetahuan siswa
media sebagai perantara dalam
berkembang dan tidak hanya terpaku
menyampaikan materi agar dapat
pada penjelasan yang diberikanoleh guru
dipahami oleh peserta didiknya dengan
dan buku sumber yang dimiliki siswa.
baik. Menurut Arsyad (2002)
Seperti yang diungkapkan oleh Mutaqin
mengemukakan bahwa pemakaian media
(Jaja, 2012:58 ).Keterampilan berpikir
pengajaran dalam proses belajar
kritis penting untuk dikembangkan karena
mengajar dapat membangkitkan
dapat meningkatkan keterampilan
keinginan dan minat yang baru,
intelektual peserta didik dengan
membangkitkan motivasi dan rangsangan
memfasilitasi pesertadidik untuk aktif
kegiatan belajar, dan bahkan membawa
dalam pembelajaran.Dengan demikian,
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
untuk menjadi peserta didik yang
peserta didik. Menurut Rohani (1997)
berkompetensi itu harus mampu berfikir
memaparkan media pembelajaran
kritis berguna dalam mengembangkan
berfungsi membangkitkan motivasi
kreatifitas anak didik dalam memahami
belajar, mengulang apa yang telah
suatu materi.
dipelajari, menyediakan stimulus belajar,
Dari hasil wawancara peserta mengaktifkan respon peserta didik,
didik menyatakan bahwa mereka memberikan balikan dengan segera dan
terkadang kurang memahami materi yang menggalakkan latihan yang serasi. Jadi
diajarkan oleh gurudan merasa takut jika dapat disimpulkan bahwa media
ingin bertanya sehingga siswa yang ingin pembelajarandapat digunakan guru
bertanya hanya sedikit ketika diberi sebagai perantara untuk menyampaikan
kesempatan oleh guru untuk bertanya,2 materi kepada siswa sehingga siswa
dari 3 orang siswa juga menyatakan mudah memahami materi yang diajarkan.
bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
yang sulit karena banyak persamaan
disumpulkan bahwa media
rumus sehingga mereka susah dalam
pembelajaran sangat penting untuk
memahaminya,mereka juga mengatakan
meningkatkan kemampuan berpikir
bahwa ketika diberikan atau disuruh
siswa pada mata pelajaran fisika. satu
mengerjakan soal rata rata diantara
media yang dapat digunakan yaitu media
mereka sekelas hanya 50% yang
animasi. Dengan menggunakan media
menjawab dengan benar selebihnya
animasi diharapkan siswa dapat
belum tepat hal itu karena siswa belum
menemukan konsep fisika secara nyata.
terlalu memahami materi yang
dengan menggunakan media
disampaikan namun ada beberapa siswa
pembelajaran diharapkan juga mampu
juga yang menyukai pelajaran fisika
meningkat-kan motivasi belajar siswa
karena menurutnya pelajaran fisika
dan hasil belajar siswa. Hal ini didikung
Pengaruh Media Animasi Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik dalam 485
Pembelajaran Fisika di MAN 2 Sarolangun
Rosaliani1, Maison2, dan Dwi Agus Kurniawan3

oleh Rahmatina (2019) Animasi Media Sarolangun.


merupakan bentuk penyajian gambar .
yang menarik karena merupakan METODE PENELITIAN
simulasi dari gambar bergerak
menggambarkan pergerakan suatu Jenis penelitian yang digunakan adalah
objek.Animasi dapat diartikan sebagai kuantitatif dan kualitatif dengan observasi,
proses mengubah bentuk atau sifat angket soal, wawanca guru dan
suatu benda yang ditampilkan dalam wawancara siswa. Penelitian ini di
jangka waktu tertentu. lakukan di MA Negeri 2 Sarolangun pada
Menurut Gunawan, dkk (2016: Kelas XI MIA 1 dan Kelas XI MIA 2
108- 113) pemanfaatan media tutorial Semester genap tahun pelajaran
dapat berfungsi sebagai komplemen 2021/2022, yaitu pada bulan April 2022.
yang artinya sebagai pelengkap
pembelajaran. Materi media tutorial Insturmen penelitian merupakan alat
diprogramkan untuk melengkapi materi yang digunakan untuk meperoleh data
pembelajaran yang diterima siswa di penelitian. Dalam penelitian ini ada 2
dalam kelas. Adanya pemanfaatan instrumen yang digunakan yaitu
media tutorial sebagai komplemen atau wawancara dan test. Instrumen
pelengkap digunakan untuk wawancara dilakukan dengan guru mata
meng-optimalkan pelajaran fisika dan 3 orang siswa
pembelajaran fisika. Tujuan dari media sedangkan instrument tes dilakukan
pembelajaran model tutorial ini adalah dengan menyebarkan soal pilihan ganda
untuk memberikan “kepuasan” atau yang terdiri dri 4 alternatif jawaban.
pemahaman secara tuntas (mastery)
kepada siswa mengenai materi atau Teknik pengumpulan data pada
bahan pelajaran yang sedang penelitian ini adalah wawancara dan tes,
dipelajarinya (Jensen dalam Wicaksono tes dilakukan dengan tujuan untuk
2013: 95-100) mengetahui pemahaman siswa terhadap
MAN 2 Sarolangun merupakan materi pembelajaran. Wawancara
MAN tertua di Kabupaten Sarolangun, dilakukan untuk mengetahui proses
maka dari itusudah terkenal melahirkan pembelajaran berlangsung serta
murid-murid yang berkualitas. MAN 2 kekurangan pada saat pembelajaran
Sarolangun juga merupakan salah satu berlangsung dan kekurangan dari pihak
MA favorit danterkemuka di Kabupaten sekolah.
Sarolangun dan telah terakreditasi A. Di
MAN 2 ini terdapat banyak guru untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mata pelajaran lainnya, namun guru
HASIL
mata pelajaran Fisika tergolong sedikit
yaitu hanya terdapat 2 guru fisika.
Berdasarkan penjelasan
Adapun hasil dari penelitian
tersebutpeneliti bertujuan :
penggunaan media animasi terhadap
1. Untuk mengetahui pengaruh
keterampilan berpikir kritis peserta didik
media animasi terhadap
mipa di MAN 2 Sarolangun yang telah
keterampilan berpikir kritis
dilakukan dengan menyebarkan angket
peserta didik di MAN 2
pada siswa dan wawancara guru. Dengan
Sarolangun.
demikian diperoleh lah data sebagai
2. Untuk mengetahui respon
berikut
pesertadidik terhadap
pelaksanaan pembelajaran fisika
melalui mediaanimasi di MAN 2
486 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

(152). Nilai modusnya sebesar (3).Nilai


maximumnya sebesar (4),nilai minimum
sebesar (2).Nilai range sebesar (2),nilai standar
Baik Kurang Baik Sangat Baik deviasinya sebesar (0,283),nilai skewness
(1.434) stdr erornya sebesar (0.337), nilai
2% 6%
kurtosis (10.208) standar eror sebesar (0.662).
Dari penjabaran data diatas maka diketahui
bahwa niali standar deviasi lebih kecil dari nilai
mean. Yang mana dikatakan jika nilai standar
deviasi lebih kecil dari nilai mean maka data
yang diperoleh dan diolah ini bisa dikatakan
valid dengan nilai 0.283 < 3.04. Adapun dapat
disimpulkanbahwa penggunaan media animasi
terhadap kemampuan berpikir kritis di MAN 2
Sarolangun dapat digolongkan baik.
Gambar 1. Hasil angket respon siswa
terhadap penggunaan media animasi di MAN Tabel 2. Kategori Angket Penggunaan Media
2 Sarolangun Animasi Terhadap Kemampuan Berikir Kritis
Peserta Didik MAN 2 Sarolangun
Adapun berdasarkan hasil
angket dan dilihat diagram pienya pada
saat mengidentifikasi angket dengan Interval Persen Frekuensi Kategori
menggunakan SPSS didapat bahwa
sebanyak (2%) kurang baik, sebanyak 36-50 2% 1 Kurang
(92%) baik, dan sebanyak (6%) sangat baik
baik. Seperti terliat pada gambar diatas.
51-65 92% 46 Baik
Tabel 1. Statistik deskriptif angket penggunaan
media animasi terhadap kemampuan berikir 61-80 6% 3 Sangat
kritis peserta didikMAN 2 Sarolangun baik

100% 50
Keterangan Kolom

N 50
Selanjutnya setelah dilihat dari
Mean 3.04 deskriptif frekuensi didapat persentasi
yaitu sebesar 2% untukkategori kurang
Median 3.00 baik dengan jumlah siswa 1 orang dari
sampel 50 siswa, 92% untuk kategori baik
Mode 3 dengan 46 siswa dari 50 sampel siswa,
dan 6%untuk kategori sangat baik dengan
Minimum 2
3 siswa dari 50 sampel. Dengan melihat
Maximum 4 kategori diatas dapat dikatakan dari siswa
dengan sampel 50 orang hampir
Sum 152 semuanya menyukai penerapan media
animasi terhadap kemampuan berpikir
pesertadidik di MAN 2 Sarolangun.

Berdasarkan tabel statistik deskriptif Adapun hasil wawancara


pada angket media pembelajaran animasi dengan guru fisika di MAN 2 Sarolangun
dimana N (jumlah sampel) yaitu 50 ,didapatlah denga memberikan sebanyak 10
nilai mean nya (3,04), jumalah data sebesar pertanyaan. Diantaranya :
Pengaruh Media Animasi Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik dalam 487
Pembelajaran Fisika di MAN 2 Sarolangun
Rosaliani1, Maison2, dan Dwi Agus Kurniawan3

Sample 1: menurt saya sangat


“Saat ibu mengajar metode apa membantu tidk hanya pada keterampilan
yang ibuterapkan saat mengajar ?” berfikir juga pada hasil belajar peserta
didik. Hasil merupakan bagian utama
Sample 1: metode yang digunakan yaitu artikel ilmiah yang berisi : hasil analisis
ceramah,diskusi,eksperimen. data, hasil pengujian hipotesis, dapat
“kurikulum apa yang diterapkan dilengkapi dengan tabel atau grafik,
sekolahsekarang bu ?” untuk memperjelas hasil secara verbal.

Sample 1: menggunakan kurikulum 2013


yang disempurnakan, namun untuk PEMBAHASAN
sekarang kurikulum 2013 ada muatan
kependudukan karena baru maka hanya Menurut Arsyad (2010)
beberapa pokok bahasan saja yang bisa Peningkatan kemampuan berpikir kritis
menggunakannya. mahasiswa yang menggunakan
multimedia animasi dalam proses
“Menurut pengalaman ibu apa pembelajarannya berkaitan dengan ciri
perbedaan kurikulum 2013 dan dan karakteristik dari multimedia animasi
2013 revisi ?” itu sendiri. Multimedia animasi termasuk
kedalam media hasil penggabungan
Sample 1: Perbedaannya tidak cukup teknologi cetak dan komputer yang
signifikan, namun hanya menggabungkan antara teks, gambar
penyempurnaan saja disesuaikan atau visual yang statis dan dinamis serta
dengan kondisi daerah masing – masing audio yang semua ini dikendalikan oleh
komputer, sehingga dalam prosesnya
“ Menurut ibu hal apa yang melibatkan banyak interaktivitas.
menjadihambatan ibu dalam mengajar?” Multimedia animasi ini juga dinilai dapat
merangsang untuk melakukan latihan,
Sample 1: sedikit sulit pada materi yang simulasi dan lain sebagainya. Animasi
lebih menghayal seperti teori relativitas. dapat menambahkan kesan realisme,
dapat merangsang mengadakan latihan,
“Bahan ajar apa yang bapak kegiatan laboratorium, simulasi dan
gunakan dalam mengajar ?” sebagainya. Hal tersebut dipengaruhi dari
hasil manipulasiteoritis (gambar) menjadi
Sample 1: kebanyakan memakai power realistis sehingga menarik perhatian
point,vidio berbagai macam bahan ajar pengguna animasi untuk belajar (Manfaat
yang digunakan, jika menggunakan & Anasha, 2013).
buku siswa kelihatan sangat cepat Menurut Kemp & Dayton (dalam
bosan. Sukiyasa, 2013: 129) juga
mengemukakan bahwa manfaat media
“apakah ibu pernah menerapkan
animasi diantaranya menjadi lebih
mediaanimasi sebagai media
interaktif, kualitas pengajaran menjadi
pembelajaran ?”
meningkat, sikap positif siswa terhadap
apa yang dipelajari dapat ditingkatkan,
Sample 1: Belum pernah.
dapat mengubah peran positif guru, serta
Sehubungan dengan pendapat di atas
“menurut ibu apakah media
dengan aktifitas guru dan siswa dalam
animasi dapat meningkatkan
penelitian menggunaan media animasi
keterampilan siswa dalam berpikir
yaitu untuk mengelolah pelaksanaan
kritis ?”
pembelajaran harus selalu mengasah
kemampuan mengajardan meminimalisir
488 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung

kesalahan dalam mengelolah memberikan penjelasan sederhana


pembelajaran pada pertemuan mengalami peningkatan dengan kategori
sebelumnya dengan memahami apa yang tinggi. Selain itu, penggunaan media
ada dalam benak siswa serta simulasi pada pembelajaran.
meningkatkan rasa percaya diri siswa
atau peserta didik menjadi lebih aktif dan KESIMPULAN DAN SARAN
antusias dalam belajar. Berdasarkan hasil penelitian
Pada penelitian yang lain, didapatkan kesimpulan bahwa dalam
Herayanti (2018) mengembangkan suatu pembelajaran fisika di MAN 2 Sarolangun
perangkat pembelajaran Problem Based telah terdapat penerapan media animasi.
Leraning (PBL) dengan bantuan media Adapun dalam penerapan media animasi
Moodle untuk meningkatkan kemampuan siswa lebih banyak aktif dalam proses
berpikir kritis peserta didik. Berdasarkan pembelajaran dan siswa juga kelihatan
penelitian yang dilakukan, Herayanti, bisa berkerjasama dengan kelompok dan
disimpulkan bahwa media moodle dapat memecahkan masalah yang
berbasis masalah yang dikembangkan diberikan serta meningkatkan
dapat meningkatkanketerampilan berpikir keterampilan berpikir kritis siswa.
kritis pada materi gelombang. Dari hasil Kemudian didapatkan persentase respon
penelitian diperoleh data berpikir kritis siswa terhadap media pembelajaran
rata-rata sebelum diberikan perlakuan animasi berkategori baik yakni sebanyak
sebesar 45 dan setelah diberikan 92% artinya 46 siswa dari 50 siswa
pembelajaran dengan menggunakan berkategori baik. Maka, dapat disimpulkan
media moodle berbasis masalah rata-rata bahwa penerapan media animasi dalam
meningkat menjadi 64. Melalui media ini, meningkatkan keterampilan berpikir kritis
prosespembelajaran menjadi lebih efektif peserta didik di MAN 2 Sarolangun telah
sehingga dapat mengatasi kesulitan mendapat respon baik dari siswa.
belajar yang pada akhirnya memberikan
dampak yang sangat baik terhadap
REFERENCES
kemampuan berpikir kritis peserta didik.
Penelitian selanjutnya mengenai
penggunaan media pembelajaran berupa Arsyad, Azhar. 2002. Media
media simulasi. Noviyanti et al (2019) Pembelajaran, edisi 1. Jakarta:
mengemukakan bahwa dengan PT. Raja Grafindo Persada.
menggunakan media simulasi,
kemampuan berpikir ktiris peserta didik Herayanti, L., Gummah, S., Sukroyanti, B.
pada materi fluida meningkat. Hal ini A., Gunawan, G., & Makhrus, M.
ditandai dengan hasil uji hipotesis statistik (2018). Pengembangan
data posttest yang memberikan nilai Sig. Pera
(2-tailed) (0,001) < taraf signifikansi ngkat Pembelajaran Berbasis
(0,05). Peningkatan terjadi dilihat Masalah Meggunakan Media
berdasarkan hasil perhitungan N-Gain. Moodle Untuk Meningkatkan
Adapun indicator berpikir kritis yang Keterampilan Berpikir Kritis
meningkat berdasarkan penelitian ini Mahasiswa Pada Materi
antara lain, indikator memberikan Gelombang. Jurnal Pendidikan
penjelasan sederhana, membangun Fisika dan Teknologi. Vol 4 No 2.
keterampilan dasar, menyimpulkan,
memberikan penjelasan lebih lanjut dan Imam. Gunawan. 2016. Metode Penelitian
mengatur strategi dan taktik. Empat Kualitatif " Teori dan Praktik".
diantara indikator tersebut mengalami Jakarta: Bumi Aksara.
peningkatan dengan kategori sedang, Jaelani, Jaja R. (2012). Penerapan
sementara satu indikatornya yaitu Metode Debat untuk
Pengaruh Media Animasi Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik dalam 489
Pembelajaran Fisika di MAN 2 Sarolangun
Rosaliani1, Maison2, dan Dwi Agus Kurniawan3

Menumbuhkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa(Penelitian
Tindakan Kelas Xl IPS 3 SMA
Negeri 23 Bandung). Tidak
diterbitkan.

Miftah, M. 2013. Fungsi Dan Peran


Media Pembelajaran Sebagai
Upaya Peningkatan
Kemampuan Belajar Siswa.
Jurnal Kwangsan. Vol 1 No 2.

Novianti, N., Hertanti, E., & Al Farizi, T.


(2019). Pengaruh Media
Simulasi terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis
pada Konsep Fluida
Statis.Jurnal Pendidikan
Fisika
13
6 danTeknologi. Vol 5 No 2.

Wicaksono, Suyatna. A., dan Sesunan,


F. 2013. Pengembangan
Media Tutorial Berbasis
Multimedia Interaktif pada
89 Materi Listrik Dinamis.
Jurnal Pembelajaran Fisika.
Vol. I. No 3.

Anda mungkin juga menyukai