Prosiding
Tema:
“Inovasi Pembelajaran dan Penguatan Pendidikan Karakter Berorientasi Merdeka Belajar”
Bidang Kajian:
1. Pengembangan dan Inovasi Teknologi Pembelajaran
2. Pengembangan Kurikulum
3. Asessmen dan Evaluasi Pendidikan
4. Pendidikan Berbasis Merdeka Belajar
5. Pendidikan Karakter
6. Pendidikan Sosial, Humaniora, dan Kearifan Lokal
7. Pengasuhan dan Perkembangan Anak
8. Bimbingan Konseling
9. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
10. Pengembangan Desain Intruksional
11. Manajemen Pendidikan
i
Prosiding Seminar Nasional Jurusan Ilmu Pendidikan 2022
Tim Penyusun
Pelindung:
Dr. Riswandi, M.Pd.
Reviewer:
Dr. Fatkhur Rohman, M.Pd.
Lungit Wicaksono, M.Pd.
Ketua Editor:
Ismu Sukamto, M.Pd.
Wakil Ketua:
Dr. Handoko, S.T., M.Pd.
Editor Pelaksana:
Ujang Efendi, M.Pd.I
Alief Luthvi Azizah, M.Pd.
Sheren Dwi Oktaria, M.Pd.
Destiani, M.Pd.
Editor Pengelola:
Yoga Fernando Rizqi, M.Pd.
Jody Setya Hermawan, M.Pd.
Nindy Profithasari, M.Pd.
Roy Kembar Habibie, M.Pd.
Diterbitkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro No.1, Gedong Meneng, Rajabasa, Bandar Lampung,
Lampung 35141, Indonesia
Email: seminarnasional.ip@fkip.unila.ac.id
ii
Prosiding Seminar Nasional Jurusan Ilmu Pendidikan 2022
Kata Pengantar
Puji Syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunianya yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga Prosiding hasil Seminar Nasional
Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang
diselenggarakan pada tanggal 31 Mei 2022 di Aula Gedung K FKIP Universitas Lampung
dapat terwujud. Prosiding ini memuat sejumlah artikel hasil penelitian yang berkaitan dengan
Pendidikan. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa, dosen, guru, dan tamu undangan dari Provinsi
Lampung maupun dari luar Provinsi Lampung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
perkenankan kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Lampung, Prof. Dr. Karomani, M.Si., yang telah memfasilitasi semua
kegiatan Seminar Nasional Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., yang telah
memberikan dukungan terhadap Seminar Nasional Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama, Prof. Dr. Sunyono, M.Si., Wakil Dekan
Bidang Keuangan, Umum dan Kepegawaian, Drs. Supriyadi, M.Pd., Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Riswanti Rini, M.Si., yang telah memberikan
dukungan terhadap Seminar Nasional Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
4. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Dr. Riswandi, M.Pd., yang telah memberikan masukan
sekaligus dukungan terhadap Seminar Nasional Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Teman-teman segenap panitia terhadap Seminar Nasional Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, yang telah meluangkan waktu,
tenaga, dan pemikirannya demi suksesnya kegiatan ini.
6. Bapak/Ibu dosen, mahasiswa, dan tamu undangan peserta Seminar Nasional Ilmu
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah
mengirimkan artikel hasil penelitiannya.
Semoga Prosiding ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, untuk kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di samping itu, diharapkan juga dapat
menjadi referensi bagi upaya pembangunan bangsa dan negara. Terakhir, kami segenap panitia
Editorial Team Prosiding terhadap Seminar Nasional Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung mohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan.
Saran dan kritik yang membangun tetap kami tunggu demi kesempurnaan prosiding ini.
Editorial Team
iii
Prosiding Seminar Nasional Jurusan Ilmu Pendidikan 2022
Daftar Isi
Halaman Sampul .............................................................................................................................. i
Tim Penyusun .................................................................................................................................. ii
Kata Pengantar ................................................................................................................................ iii
Daftar Isi ........................................................................................................................................... iv
Analisis Kesiapsiagaan Siswa Terhadap Bencana Gempa Bumi Pada Mata Pelajaran IPS di
Sekolah Dasar
Annisa Salsabila, Fauzan Al Aziz, Dan Mela Andyni, Yoga Fernando Rizqi ........................... 1
Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Model Poems For Two Voices Dan
Melihat Alam Sekitar
Timbul Amar Hotib, Elly Prihasti W, Dan Mara Untung Ritonga .............................................. 8
Media Pembelajaran Video Animasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika SMA Materi Gerak
Parabola
Alfia Riza Oktiany, Dwi Agus Kurniawan, Dan Maison ............................................................. 13
Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Peningkatan Mutu Hasil Belajar IPS
Fani Marlina Sari, Mellyza Azzara, Nora Wyrentia Suhaili ........................................................ 33
Produk Masker Wajah Berbasis Etnosains Sebagai Bentuk Pengembangan Media Ajar Materi
Sistem Ekskresi Manusia
Ira Oktavia, Asiyah, Ahmad Walid ............................................................................................... 48
Analisis Upaya Menarik Minat Belajar Siswa Introvert Melalui Pembelajaran IPS
Maya Marisa, Rara Satriana, Dan Yessi Desmatala Sari ........................................................... 59
Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada
Siswa Kelas IV SD
Ronny Sitanggang, Elly Prihasti W, Dan Mara Untung Ritonga ............................................... 67
Nettiquette Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Fenomenologi Pembelajaran Daring Prodi
PGSD UPI Kampus Sumedang)
Nurdinah Hanifah, Ani Nur Aeni, Isrokatun ................................................................................ 74
Model Pembelajaran Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Kerja Keras Siswa Kelas X
Rifani Septya Putri, Defri Melisa, Maison, Dan Dwi Agus Kurniawan ...................................... 83
Implementasi Manajemen Kurikulum Pesantren Berbasis Modern Di SMAIT Darul Quran Mulia
Rubiko Ihsan, Hasyim Asya’ari, Dan Sita Ratnaningsih ........................................................... 91
iv
Prosiding Seminar Nasional Jurusan Ilmu Pendidikan 2022
Analisis Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Fisika
Eva Astetika Aulia, Vetty Milyani, Maison, Dan Dwi Agus Kurniawan .................................... 133
Analisis Survei Dampak MBKM Terhadap Persepsi Dosen dan Mahasiswa Farmasi Universitas
Ma Chung
Godeliva Adriani Hendra, Martanty Aditya, Dan Fibe Yulinda Cesa ........................................ 137
Pembelajaran Sejarah Berbasis Media Katalog Digital Dalam Meningkatkan Kesadaran Sejarah
Siswa
Nanik Zubaidah, Akhmad Arif Musadad, Sudiyanto .......................................................... 153
Efektivitas Penggunaan Produk Masker Wajah Berbasis Etnosains Sebagai Media Ajar
Terhadap Hasil Belajar Siswa
Prisca Agustina Lestari, Irwan Satria, Ahmad Walid ................................................................. 160
Analisis Sistem Pembelajaran Inovatif Flipped Classroom dengan CIPP Evaluation Model
Roma Mantin, Sholeh Hidayat, Dan Robinson Situmorang ...................................................... 190
v
Prosiding Seminar Nasional Jurusan Ilmu Pendidikan 2022
Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Model Problem Based Learning Pada
Mata Pelajaran Matematika
Vani Novianto, Rusmawan, Dan MM Suyatini ............................................................................ 196
Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Bebas
Siswa Di SDN 10 Sigaol Simbolon
Ester ............................................................................................................................................... 222
Analisis Karakter Rasa Ingin Tahu Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika di SMAN 11 Kota
Jambi
Fhadira Insani Putri, Febri Masda, Maison, Dwi Agus Kurniawan ........................................... 228
Pentingnya Penerapan Model Pembelajaran Kolaboratif Saat Proses Kegiatan Belajar Mengajar
di Kelas Agar Menciptakan Suasana Kelas Yang Tidak Monoton
Figo Sakifli Rahmatulloh .............................................................................................................. 234
Desain Bahan Ajar Menggunakan Model ADDIE untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis dan
Literasi Digital Mahasiswa
Havizul ............................................................................................................................................ 242
Mengembangkan Sikap Rasa Ingin Tahu Siswa Pada Materi Fisika Menggunakan Media Phet
Krisdayanti Firdayana Br Silaban, Maison, Dwi Agus Kurniawan, Tutri ................................. 281
Efektifitas Aplikasi Quizizz dalam Pembelajaran IPS Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 60
Prabumulih di Masa Daring
Natasya Helsi Febiani, Annisa Putri Aisyah, Nadia Sahilah,Yoga Fernando Rizqi ................ 286
vi
Prosiding Seminar Nasional Jurusan Ilmu Pendidikan 2022
Kesalahan Pembuatan Rubrik Majalah Yang Dibuat Mahasiswa dalam Pembelajaran Majalah
Sekolah
RR. Dwi Astuti, Umi Kholidah, Dwi Fitriyani ............................................................................... 303
Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik
Peserta Didik
Chintia Maharani, Muncarno, Fatkhur Rohman ......................................................................... 308
Analisis Efikasi Diri dan Sikap Siswa Pada Pembelajaran Fisika XI SMAN 8 Kota Jambi
Elza Triani, Juita, Maison Dan Dwi Agus Kurniawan ................................................................ 315
Analisis Strategi Pembelajaran Fisika dalam Meningkatkan Inovasi Pendidikan di Era 4.0
Sri Aini Septia, Maison, Dwi Agus Kurniawan, Dan Agustian .................................................. 321
Bahan Ajar Digital Sebagai Inovasi dalam Dunia Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 (Studi
Literatur)
Suci Prihatiningtyas, Fitri Umardiyah, Dan Dian Kusuma Wardani ......................................... 327
Implementasi Nilai Kejujuran Melalui Media Permainan Pada Siswa Pendidikan Anak Usia Dini
Ayu Laras Gouvany ...................................................................................................................... 345
Pemanfaatan Media Quizizz Pada Mata PelajaranEkonomi di SMA Negeri 4 Banda Aceh
Nana Suraiya, Ismail, Affra Titania Mirna .................................................................................... 353
Pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan Sosial Terhadap Hasil Belajar Tematik Kelas IV SD
Negeri
Dayu Rika Perdana, Siti Nuraini .................................................................................................. 360
Pengaruh Model Pembelajaran SFE Terhadap Kemampuan Konsep Siswa Kelas V SDN 16
Kota Bengkulu
Indri Dwi Astuti, Buyung Surahman, Dan Ahmad Walid ........................................................... 371
Urgensi Pembelajaran IPS Sebagai Pendidikan Karakter Melalui Model Discovery Learning di
Sekolah Dasar
Yoga Fernando Rizqi, Putri Karlinda, Nabila Nur Fauzia, Dan Yulianti ................................... 384
vii
Prosiding Seminar Nasional Jurusan Ilmu Pendidikan 2022
Sejarah Pembentukan Budi Utomo dalam Platform Timeline dan Eclipse Crossword Sebagai
Media Pembelajaran
Muhammad Irsyad Majid, Akbar Nurrudin Wijaya, Marcelino Bramasta, Dan Chintya Ayu
Anggraeni ....................................................................................................................................... 392
Mengupas Pusaka Nusantara di Museum Keris Solo Berbasis Video Blog Peeling The
Archipelago Heritage At The Solo Keris Museum Based On Video
Kevin Gustaf Anmartha Dewa, Robertus Rendy Gasella Lemambang, Cicilia Novita Ika
Savira, dan Inez Ardya Pramesti ................................................................................................. 398
Analisis Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PJBL) Terhadap Karakter Kerjasama Siswa
Pada Mata Pelajaran Fisika
Miftahul Zannah Azzahra, Ranti Ernawati, Maison, dan Dwi Agus Kurniawan ....................... 404
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas X MIPA Pada Materi Kinematika Gerak Di SMA Negeri 1 Tanjung Jabung
Barat
Fitria Anjani, Dian Adila, Maison, dan Dwi Agus Kurniawan .................................................... 414
Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Picture And Picture dan Metode Demonstrasi
untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Dialog Sederhana Siswa Kelas V SDN 101927
Sekip Kec. Lubuk Pakam
Aulia Rahman, Elly Prihasti W., Mara Untung ............................................................................ 442
Pengukuran Pengaruh Dialek Melayu Terhadap Perkembangan Bahasa Pada Siswa Kelas III
Dengan Kartu Dialog SDN 056587 Pantai Sampah
Muhammad Ishaq, Elly Prihasti, dan Mara Untung ................................................................... 454
Investigasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Fisika di SMA Negeri 8 Muaro Jambi
Gita Inriani Marpaung, Liza Agustina, Dwi Agus Kurniawan, dan Maison .............................. 459
viii
Prosiding Seminar Nasional Jurusan Ilmu Pendidikan 2022
Identifikasi Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Karakter Disiplin dan KPS Peserta
Didik Pada Mata Pelajaran Fisika di SMAN 10 Kota Jambi
Sabila Eka Septi, Deswalman, Maison, Dwi Agus Kurniawan .................................................. 471
Pengaruh Media Animasi Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik dalam
Pembelajaran Fisika di MAN 2 Sarolangun
Rosaliani, Maison, dan Dwi Agus Kurniawan ............................................................................ 483
ix
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
Annisa Salsabila1, Fauzan Al Aziz2, dan Mela Andyni3, Yoga Fernando Rizqi4
1234 Prodi PGSD Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
*E-mail: annisa.salsabila21@students.unila.ac.id.
Abstrak
Kesiapsiagaan terhadap bencana gempa bumi penting untuk dipelajari agar mengurangi terjadinya banyak korban.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengarahan kepada peserta didik agar selalu
meningkatkan kesiapsiagaan sejak dini mengenai bencana alam gempa bumi dalam pembelajaran IPS di Sekolah
Dasar. Guru mempunyai peran penting untuk merancang materi mengenai kesiapsiagaan gempa bumi sebagai
komplemen dalam pembelajaran IPS guna memperluas pengetahuan siswa terhadap kesiapsiagaan gempa bumi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan analisis fenomenologi.
Hasil penelitian ini mencatat bahwa, guru perlu menyiapkan tiga tahapan pokok pembelajaran kesiapsiagaan
bencana gempa bumi melalui kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan pemantapan sehingga, peserta didik lebih
interaktif dalam mengenal apa itu bencana gempa bumi serta persiapan apa saja yang harus di lakukan sebelum,
ketika, dan setelah gempa terjadi. Dengan demikian, sangat penting sekali mempelajari kesiapsiagaan gempa
bumi bagi peserta didik agar selalu meningkatkan kesiapannya dalam menghadapi ancaman gempa bumi.
Kata kunci: Kesiapsiagaan, Pembelajaran IPS, Gempa bumi.
Abstract
Preparedness for earthquake disasters it is important to study in order to reduce the occurrence of many victims.
This study aims to provide understanding and direction to students to always improve preparedness from an early
age regarding earthquake natural disasters in social studies learning in elementary schools. Teachers have an
important role in designing materials on earthquake preparedness as a complement to social studies learning in
order to expand students' knowledge of earthquake preparedness. The method used in this study is a qualitative
method with a phenomenological analysis approach. The results of this study note that teachers need to prepare
3 main stages of earthquake disaster preparedness learning through initial activities, core activities, and
stabilization activities so that students are more interactive in recognizing what an earthquake disaster is and what
preparations must be done before, when, and after the earthquake occurred. Thus, it is very important to study
earthquake preparedness for students to always improve their readiness to face the threat of earthquakes.
Keywords: Preparedness, Social studies learning, Earthquakes.
konsep, dan generalisasi yang berkaitan menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang
dengan masalah sosial. Mata pelajaran IPS ini rawan bencana letusan gunung api, gempa
meliputi geografi, sejarah, sosiologi, dan bumi, dan tsunami. Namun, di sisi lain
ekonomi. menjadikan Indonesia sebagai wilayah subur
Menurut Hasan (2010: 1) menyatakan dan kaya secara hayati. Ardhianto Septiadhi
bahwa, pembelajaran IPS harus dapat menjelaskan bahwa, Pulau Lombok sangat
mempersiapkan, membina, dan membentuk rentan akan terjadinya gempa bumi. Hal ini
kemampuan siswa untuk menguasai karena, di bagian selatan terdapat zona
pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan subduksi atau pertemuan lempeng, sedangkan
dasar yang diperlukan untuk kehidupan di di bagian utara ada zona patahan naik busur
masyarakat. Lebih lanjut Hermana (2005) belakang dan juga sesar lokal. Pada tahun
mengungkapkan bahwa IPS yang diajarkan di 2018 antara bulan Juli sampai Agustus, Pulau
Sekolah Dasar, ditujukan agar siswa menjadi Lombok diguncang 5 kali gempa bumi
manusia dan warga negara yang baik, seperti berkekuatan besar, yaitu 29 Juli 2018 kekuatan
yang diharapkan oleh dirinya sendiri, orang tua, 6,4 SR ; 5 Agustus 2018 kekuatan 7 SR ; 9
masyarakat, dan agama. Dengan demikian, Agustus 2018 kekuatan 6,2 SR ; dan 19
pembelajaran IPS di sekolah dasar pada Agustus 2018 berkekuatan 6,3 SR dan 7 SR
dasarnya bertujuan untuk mengembangkan ditambah dengan rentetan gempa susulan
pengetahuan, sikap, nilai moral, dan yang mencapai 2500 kali. Hal ini berdampak
keterampilan siswa agar menjadi manusia dan luar biasa pada masyarakat di Pulau Lombok
warga negara yang baik, seperti yang terutama di daerah pantai, pegunungan, dan
diharapkan oleh dirinya sendiri, orang tua, perkotaan yang ditandai dengan hancurnya
masyarakat, dan agamanya. bangunan dan infrastruktur sehingga, ratusan
Mata pembelajaran IPS mendukung korban jiwa meninggal pada rentetan gempa
terciptanya manusia yang memiliki kesadaran Lombok ini.
moral dan dapat juga diimplementasikan dalam Kesiapsiagaan merupakan serangkaian
beberapa hal seperti kasus sosial mengenai kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana alam gempa bumi dan kesiapsiagaan bencana melalui pengorganisasian serta
siswa dalam menghadapinya. Hal ini berkaitan melalui langkah yang tepat guna dan berdaya
dengan tema pembelajaran IPS kelas 1 dalam guna (Undang-Undang No. 24 Tahun 2007).
subtema 4 tentang Bencana Alam. Bencana Lebih lanjut, Carter (1991) dalam LIPI-
alam adalah suatu bencana yang terjadi di alam UNESCO/ISDR (2006) mengungkapkan
yang bisa timbul karena adanya kerusakan bahwa, kesiapsiagaan adalah tindakan-
lingkungan ataupun terjadi secara naluriah tindakan yang memungkinkan pemerintah,
(Poerwadarminta, 2006). Mata pelajaran organisasi, keluarga, dan individu untuk
mengenai bencana alam ini wajib diberikan mampu menanggapi suatu situasi bencana
pada siswa Sekolah Dasar agar peserta didik secara cepat dan tepat guna mengurangi
paham bagaimana kesiapsiagaan dalam kerugian maupun korban jiwa. Tindakan
menghadapi bencana alam. Pada subtema 4 kesiapsiagaan ini meliputi, penyusunan
kelas 1 ini membahas mengenai cara peserta rencana penanggulangan bencana,
didik ketika menghadapi gempa diantaranya pemeliharaan sumber daya, serta pelatihan
yaitu, berlindung dibawah meja, melindungi personil. Kemampuan untuk melakukan
kepala dengan tas, serta berkumpul di tempat tindakan persiapan dalam menghadapi kondisi
evakuasi. Dengan pemahaman kesiapsiagaan darurat saat bencana secara cepat dan tepat
bencana gempa bumi sejak dini, hal tersebut sangat ditekankan dalam konsep
dapat mencegah terjadinya korban jiwa, benda, kesiapsiagaan.
maupun harta. Oleh karena itu, peran guru Manfaat kesiapsiagaan bagi siswa
sangat penting dalam merancang materi adalah; (1) meminimalisir dampak kerugian dari
mengenai kesiapsiagaan gempa bumi sebagai bencana; (2) meminimalisir kerugian melalui
komplemen dalam pembelajaran IPS guna tindakan tindakan cepat, tepat, dan efektif
memperluas pengetahuan siswa terhadap (Maryani, 2008); (3) meminimalisir kematian
gempa bumi. dan kerusakan fisik yang terjadi; (4)
Indonesia dikelilingi oleh Cincin Api meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan
Pasifik karena berada di jalur gempa teraktif di terhadap bencana dengan cara membangun
dunia serta berada di atas tiga tumbukan partisipasi semua pihak: (5) untuk
lempeng benua yakni, Indo-Australia dari mengantisipasi ancaman bencana dan
sebelah selatan, Eurasia dari utara, dan Pasifik meminimalkan korban jiwa, korban luka,
dari timur. Kondisi geografis ini, disatu sisi maupun kerusakan infrastruktur.
Analisis Kesiapsiagaan Siswa terhadap Bencana Gempa Bumi pada Mata Pelajaran IPS di 3
Sekolah Dasar
Annisa Salsabila1, Fauzan Al Aziz2, dan Mela Andyni3
seismisitasnya terlihat lebih fluktuatif dan 2018. Para ahli seismologi kemudian
guncangan gempa makin kuat setelah gempa menyadari bahwa gempa 29 Juli 2018 dan
pertama pada 29 Juli 2018, bukan semakin gempa-gempa susulan merupakan gempa
lemah seperti gempa-gempa biasanya. pembuka (foreshock). Sedangkan dua gempa
Serangkaian gempa yang terjadi di pada tanggal 5 dan 19 Agustus 2018
Lombok disebabkan oleh aktivitas sesar merupakan dua gempa utama (main shock).
(patahan) aktif. Sesar adalah zona rekahan
pada batuan yang mengalami pergeseran. B. Kesiapsiagaan Siswa terhadap Kasus
Adanya Flores Back Arc Thrust (Sesak Naik Gempa Bumi dalam Pembelajaran IPS di
Flores) di utara Lombok, telah memicu Sekolah Dasar
serangkaian gempa di Lombok. Rangkaian
gempa yang terjadi di Lombok pada tahun 2018 Beberapa kasus gempa bumi tersebut
terjadi secara beruntun. Berdasarkan data yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran
dikeluarkan oleh United States Geological IPS mengenai kesiapsiagaan peserta didik
Survey (USGS), setidaknya ada lima kejadian dalam menghadapinya. Pada tema 4 subtema
gempa dengan kekuatan yang signifikan. 4 kelas 1 membahas mengenai bencana alam
salah satunya gempa bumi. Gempa bumi
Gempa yang dirasakan pertama kali
merupakan getaran pada bumi yang terjadi
pada 29 Juli 2018 berkekuatan 6,4 SR pada
akibat pelepasan energi secara tiba-tiba yang
kedalaman 14 kilo meter. Gempa tersebut
terakumulasi dalam batuan sehingga
menyebabkan kerusakan bangunan rumah di
mengalami deformasi (Noor, 2006: 136-137).
Obel-Obel Lombok Timur. Gempa kedua terjadi
Pendidikan mitigasi bencana di Sekolah Dasar
pada 5 Agustus 2018 dengan kekuatan 6,9 SR
ini diberikan oleh guru kepada peserta didik
pada kedalaman 34 km. Magnitudo gempa
dengan cara memberikan materi ataupun
kedua ini lebih besar daripada gempa pertama.
mempraktekkan secara langsung bagaimana
Hal ini menyebabkan dampak kerusakan
melakukan pencegahan (Purwandari, 2018).
bangunan lebih luas termasuk di Kota
Peserta didik dituntut untuk lebih interaktif
Mataram. Bahkan, beberapa bangunan
dalam mengenal apa itu bencana gempa bumi
pemerintah Provinsi NTB mengalami
dan persiapan apa saja yang harus dilakukan
kerusakan. Berikutnya pada 9 Agustus 2018,
sebelum, ketika, dan setelah gempa terjadi.
wilayah utara Pulau Lombok kembali
Terdapat 3 pokok pembelajaran kesiapsiagaan
diguncang gempa dengan kekuatan 5.9 SR.
bencana gempa bumi, yaitu : (1) kegiatan awal,
Posisi sumber gempa berada sekitar 20 km
(2) kegiatan inti, serta (3) kegiatan pemantapan
arah barat laut dari gempa 5 Agustus. Dua
(Ayub, 2020: 68). Masing-masing kegiatan
gempa selanjutnya terjadi pada 19 Agustus
pada tahapan ini mempunyai tujuan tertentu.
2018 dengan kekuatan 6,3 dan 6,9 SR.
Episentrum kedua gempa ini terlacak di 1. Kegiatan Awal
Kecamatan Belanting dengan kedalaman yang
relatif dangkal, yaitu kurang dari 25 km. Kegiatan awal pada pembelajaran
Gempa Lombok yang kelima mempunyai kesiapsiagaan gempa bumi di sekolah dasar
pola seismisitas yang unik dan tidak biasa. bertujuan untuk memotivasi peserta didik agar
Biasanya, setelah terjadi gempa dengan tertarik dan dapat mengikuti materi
kekuatan yang besar, pasti diikuti oleh gempa- pembelajaran mengenai kesiapsiagaan gempa
gempa susulan yang kekuatannya cenderung bumi. Hal tersebut sangat penting dilakukan
melemah. Pada gempa Lombok, yang terjadi agar dapat memunculkan semangat peserta
justru sebaliknya, gempa kelima ini terjadi didik dalam belajar terutama mengenai materi
secara fluktuatif dan kekuatan gempa setelah kesiapsiagaan bencana. Guru dapat
gempa pertama cenderung lebih kuat. menggunakan banyak alternatif kegiatan dalam
Sesaat setelah gempa terjadi pada 29 menyampaikan materi kesiapsiagaan gempa
Juli 2018, para ahli seismologi menduga bahwa bumi ini agar dapat memotivasi peserta didik.
gempa itu adalah gempa utama (mainshock). Adapun alternatif kegiatan yang dapat dipilih
Gempa utama merupakan gempa pembuka guru pada kegiatan awal ini yaitu : (1) guru
yang memiliki kekuatan gempa lebih besar. dapat mendemonstrasikan sesuatu yang
Asumsi ini diperkuat dengan beberapa gempa dibawanya dalam kelas mengenai gempa bumi,
yang memiliki magnitudo lebih kecil yang terjadi (2) guru melakukan pemutaran video, (3) guru
di sekitar gempa utama. Gempa kecil ini bercerita mengenai kejadian gempa bumi, (4)
disebut gempa susulan (aftershock). Namun, guru bernyanyi (sesuai dengan materi gempa
dua gempa lagi berkekuatan 6,9 SR terjadi di bumi yang diberikan), (5) guru melakukan
lokasi yang relatif dekat dengan gempa 29 Juli review/melanjutkan pelajaran terdahulu yang
Analisis Kesiapsiagaan Siswa terhadap Bencana Gempa Bumi pada Mata Pelajaran IPS di 5
Sekolah Dasar
Annisa Salsabila1, Fauzan Al Aziz2, dan Mela Andyni3
kurang lengkap, (6) guru Peserta didik juga perlu diajarkan untuk
mengamati/membahas penerapan teknis di menggunakan alat pemadam kebakaran dan
lingkungan, (7) guru menyajikan fenomena, (8) mencatat nomor penting yang dapat di hubungi
guru menggali pengetahuan awal peserta didik ketika terjadi gempa bumi seperti PMI, rumah
dengan bertanya, serta (9) guru dapat juga sakit, pemadam kebakaran, polisi, dan lain-lain.
menampilkan poster/gambar tentang gempa Selanjutnya pada saat terjadi bencana, guru
bumi. dapat melakukan praktek dengan mengajarkan
Inti dari kegiatan awal yang dirancang kepada peserta didik untuk melindungi bagian
oleh guru ini yaitu, peserta didik mampu badan dan kepala dengan berlindung di bawah
menemukan permasalahan mengenai meja atau berlindung menggunakan tas yang
keinginan tahuannya terhadap kesiapsiagaan mereka miliki untuk berlari keluar menghindari
gempa bumi secara mandiri terhadap pelajaran reruntuhan gedung. Pada proses
yang akan diajarkan. Sebagai contoh, untuk penyelamatan diri dari gempa bumi, peserta
membuat peserta didik tertarik terhadap materi didik harus memperhatikan keadaan agar
kesiapsiagaan ini, guru perlu mempersiapkan dapat menghindari benda-benda yang jatuh
media belajar seperti pemutaran video seperti menghindari berada di dekat jendela
mengenai proses terjadinya gempa bumi dan kaca, tiang/pilar, lemari, dan lain-lain. Guru juga
dampak apa saja yang ditimbulkan. Lalu, dapat mengajarkan hal apa saja yang harus
setelah pemutaran video, guru mengajukan dilakukan saat sampai di daerah aman yaitu
beberapa pertanyaan yang dapat menggiring segera mencari bantuan melalui tim SAR atau
peserta didik terhadap permasalahan pada dari TNI untuk mendapatkan bahan logistik
pembelajaran tersebut. Contoh pertanyaan seperti bahan makanan, minuman, pakaian,
yang dapat diajukan guru yaitu "Di Indonesia selimut, tenda-tenda, ataupun alat untuk
sering terjadi bencana alam salah satunya bersekolah. Terakhir, pertolongan pertama
gempa bumi, mungkin kata gempa bumi sudah pada korban bencana dapat dilakukan dengan
tidak asing lagi bagi kalian. Apa yang kalian mengajarkan kepada peserta didik untuk
rasakan ketika melihat gempa bumi? Apakah belajar menggunakan alat P3K dan selalu
kalian merasakan getaran dan benda-benda menyiapkan alatnya jika dibutuhkan.
disekitar kalian ikut bergoyang karena gempa? Alternatif kegiatan pembelajaran yang
Lalu ketika gempa terjadi kalian berada di mana dapat dipilih guru dalam menjelaskan materi
dan sedang melakukan kegiatan apa? Apakah kesiapsiagaan gempa bumi tersebut yaitu (1)
gempa dapat terjadi ketika kita melakukan guru melaksanakan praktek, (2) guru
pembelajaran di kelas seperti sekarang?" melakukan permainan/simulasi, (3) guru
Pertanyaan tersebut diharapkan dapat melakukan klasifikasi/pengelompokan peserta
memancing peserta didik untuk lebih didik, (4) guru memeriksa peta evakuasi, (5)
mengetahui mengenai dampak yang guru memeriksa alat teknis pertolongan
ditimbulkan dari gempa bumi serta langkah pertama pada korban, serta (6) guru mengajak
penyelamatan diri dari gempa bumi. Dengan peserta didik untuk menganalisis gambar/foto
demikian, diharapkan peserta didik dapat terkait gempa bumi (Ayub, 2020: 69). Dengan
tertarik untuk mengikuti tahap pembelajaran demikian, diharapkan pembelajaran mengenai
kesiapsiagaan gempa bumi selanjutnya. kesiapsiagaan gempa bumi bagi peserta didik
ini dapat menjadi pembelajaran yang inovatif,
2. Kegiatan Inti kreatif, dan menyenangkan.
(Irama lagu "Pelangi-Pelangi karya A.T. didik yang pernah maupun belum pernah
Mahmud) mengalami gempa bumi membuat peserta
sedikit tau tentang gempa bumi. Manfaat dari
Kalau ada gempa pembelajaran kasus gempa bumi bagi peserta
didik ialah untuk mengetahui ciri-ciri bencana
Lindungi Kepala dan tindakan yang tepat sebelum, saat dan
setelah terjadi, serta tempat berlindung ketika
Kalau ada gempa bencana. Selain itu, juga mendorong peserta
didik untuk terus meningkatkan kesiapannya
Jauhilah kaca
dalam menghadapi ancaman gempa bumi.
Jangan lupa doa
Bersiaplah antri
KESIMPULAN DAN SARAN
Berbaris keluar Guru memiliki peran penting dalam
merancang materi mengenai kesiapsiagaan
Kumpul di lapangan gempa bumi sebagai komplemen pada
pembelajaran IPS guna memperluas
pengetahuan siswa terhadap kesiapsiagaan
Kegiatan pemantapan ini, ada beberapa gempa bumi. Dalam hal ini, guru perlu
hal yang harus dilakukan oleh guru, mempersiapkan tiga tahapan pokok
diantaranya yaitu: (1) guru melakukan pembelajaran kesiapsiagaan bencana gempa
penerapan mengenai kesiapsiagaan terhadapi bumi melalui kegiatan awal, kegiatan inti, dan
gempa (berhubungan dengan lingkungan kegiatan pemantapan sehingga, peserta didik
peserta didik), (2) guru menjawab pertanyaan lebih interaktif dalam mengenal apa itu
yang diajukan oleh peserta didik, (3) guru bencana gempa bumi serta persiapan apa saja
membimbing peserta didik untuk membuat yang harus dilakukan sebelum, ketika, dan
ringkasan, dan (4) guru memberikan pekerjaan setelah gempa terjadi. Dengan demikian,
rumah. Guru sangat berperan penting dalam sangat penting sekali mempelajari
mentransfer pengetahuan, sikap, dan kesiapsiagaan gempa bumi bagi peserta didik
keterampilan dalam diri peserta didik sehingga agar selalu meningkatkan kesiapannya dalam
timbul tingkat kesadaran dalam menghadapi menghadapi ancaman gempa bumi serta dapat
kesiapsiagaan gempa bumi. Dengan demikian, meminimalisir dampak kerugian dari bencana.
pengetahuan, sikap, dan keterampilan Peneliti berharap guru dapat
mengenai kesiapsiagaan dalam menghadapi mengimplementasikan tiga tahapan pokok
bencana merupakan kemampuan yang harus pembelajaran mengenai kesiapsiagaan gempa
dimiliki oleh setiap individu termasuk peserta bumi serta dapat menggunakan berbagai
didik sebagai wujud untuk meminimalisir alternatif kegiatan yang dapat memotivasi
terjadinya banyak korban bencana alam gempa peserta didik untuk lebih interaktif ketika
bumi. belajar.
Timbul Amar Hotib 1*, Elly Prihasti W2, dan Mara Untung Ritonga3
1 SD Negeri 11 Pekan Tolan, 23Universitas Negeri Medan
* E-mail: amarharahap78@gmail.com
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pembelajaran Poems for Two Voices (PTV) yang terdiri
dari (a) tahap pra menulis adalah membuat beberapa akrostik, (b) tahap menulis untuk
mendeskripsikan akrostik, dan (c) tahap pasca menulis untuk membaca puisi secara berpasangan;
pada siswa kelas VI SD Negeri 11 Pekan Tolan. Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian
tindakan kelas dan pendekatan kualitatif . Data proses dari penelitian ini berupa data hasil observasi,
wawancara, dan rubrik penilaian menulis puisi. Data hasil dari penelitian ini berupa (karya siswa)
dalam menulis puisi menggunakan Model Poems For Two Voices dan melihat alam sekitar. Hasil dari
penelitian ini diketahui bahwa Model Poems For Two Voices dan melihat alam sekitar meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis puisi.
Kata kunci: menulis puisi, dan Poems for Two Voices.
Abstract
The purpose of this study is to describe the Poems for Two Voices (PTV) learning which consists of (a) the pre-
writing stage is to make some acrostic, (b) the writing stage to describe the acrostic, and (c) the post-writing stage
to read poetry in pairs; in grade VI SD Negeri 11 Pekan Tolan. This research uses classroom action research and
a qualitative approach. Process data from this research are in the form of data from observations, interviews, and
an assessment rubric for writing poetry. The data from this research are in the form of (student work) in writing
poetry using the Poems For Two Voices Model and seeing the natural surroundings. The results of this study
showed that the Poems For Two Voices Model and seeing the natural surroundings increased students' ability to
write poetry.
memenuhi KKM, dan 53,22% atau 20 orang tipe Poems for Two Voices (PTV) dengan
belum mendapatkan ketuntasan kriteria melihat alam sekitar siswa sangat tepat
minimal. Keadaan ini jika dibiarkan akan digunakan siswa karena memudahkan siswa
mempengaruhi pemahaman materi siswa di dalam menulis puisi sesuai tahapan-tahapan.
hari berikutnya, dan siswa mengalami Menurut (Ruslan & Nazriani, 2019) menyatakan
ketertinggal penguasaan materi yang “Menulis puisi secara kooperatif (berpasangan)
menyebabkan kebosanan siswa. akan menjadi pengalaman baru yang
Hasil belajar yang rendah tersebut perlu menyenangkan dan pembelajaran menjadi
dicari jalan keluar pemecahannya dengan lebih bermakna bagi siswa”. Selain itu alam
salah satu usaha yang dilakukan adalah sekitar sekolah yang dimaksudkan adalah di
dengan menerapkan model pembelajaran halaman sekolah akan terlihat Taman Sekolah.
kooperatif secara berpasangan dan melihat Misalnya dibuat judul, Puisi oh…Tamanku atau
alam sekitar sekolah. Menulis puisi yang dilihat sekitar sekolah banyak Kelapa sawit,
dimaksudkan adalah siswa secara bersama- maka dapat dibuatkan judul, “Oh Sawit yang
sama mencari ide. “Pembelajaran kooperatif lahal”. Tahap pramenulis membuat puisi
tipe Poems for Two Voices (PTV) yang dengan akrostik. Tahap menulis
dikembangkan oleh Kagan merupakan model mendeskripsikan akrostik misalnya “ Ayah,
pembelajaran menulis puisi secara Ayahku berkeriput, yang berusaha siang dan
berpasangan dalam menuangkan ide dan malam, agar dapur keluarga tetap berasap dan
gagasannya dalam menulis puisi”. Diharapkan tahap pascamenulis adalah membacakan puisi
dengan model tersebut siswa mudah dan lebih secara berpasangan. Berdasarkan paparan di
fokus dalam menemukan ide gagasan tanpa atas dapat sajikan rumusan masalah:
kebingungan. Siswa dapat bekerja sama, tukar Bagaimana peningkatan kemampuan menulis
pendapat dengan pasangan kerjanya. “Hasil puisi dan melihat alam sekitar di kelas VI SDN
puisi yang ditulis siswa akan lebih bermakna 11 Pekan Tolan setelah menggunakan model
dan sesuai dengan unsur dalam puisi dan pembelajaran tipe Poems for Two Voices (PTV)
siswa lebih termotivasi dan senang dalam dengan melihat alam sekitar?.
menulis puisi” (Purwaningsih, 2020).
Pada peningkatan kemampuan menulis METODE RISET
puisi dengan dibantu dengan pengamatan dan Riset ini menggunakan kualitatif dan
pengimajinasian terhadap benda-benda di jenis penelitiannya TK yang terdiri dari
sekitar anak. Hal tersebut dilakukan karena perencanaan, pelaksanaan observasi, dan
otak manusia lebih mudah berimajinasi dengan refleksi. rubrik penilaian menulis puisi. Subyek
melihat benda langsung. Dengan mengamati penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VI
alam sekitar, maka siswa akan lebih mudah dengan jumlah 32 orang, yang terdiri 15 laki -
menyusun, mengembangkan dan mengingat laki, dan 17 perempuan. Lokasi riset adalah SD
informasi (Hidajati, 2014). Negeri 11 Pekan Tolan. Waktu penelitian
Model kooperatif tipe Poems for Two adalah dilaksanakan mulai bulan Maret sampai
Voices (PTV) dengan melihat alam sekitar dengan April semester II tahun pelajaran
siswa kelas VI SDN 11 Pekan Tolan. Hal ini 2021/2022.
bermaksu agar memudahkan siswa dalam
menulis puisi, lebih bermakna dan
menyenangkan bagi siswa. Hal ini sejalan
dengan pendapat (Fitri, 2017) “Pembelajaran
ini merangsang siswa untuk semangat menulis
puisi diawali menulis puisi secara berpasangan
dan menampilkannya ke depan untuk dibaca
dengan dua suara”
Pembelajaran menggunakan kooperatif “Alam sekitar 1. Bagan PTK Kemmis &
10 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media pembelajaran video animasi dalam upaya
meningkatkan hasil belajar fisika di SMAN 03 Kota Jambi pada siswa kelas X tahun pelajaran 2021/2022. Dengan
mengunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan 2 siklus dengan 2 kali pertemuan dalam setiap siklusnya.
Instrumen pengumpulan data menggunakan observasi berupa lembar pelaksanaan pembelajaran dan ujian
tertulis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pelajaran
fisika ketuntasan belajar dari siklus 1 sampai siklus 2 mencapai 75%. Selain itu, hasil belajar siswa juga meningkat
dengan perolehan hasil ujian tertulis dari rata-rata 68,25 menjadi 83,24. Penggunaan media pembelajaran video
animasi dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa di SMAN 03 Kota Jambi pada materi gerak parabola.
Abstract
This review plans to decide the viability of utilizing enlivened video learning media with an end goal to further
develop physical science learning results at SMAN 03 Jambi City in class X understudies in the 2021/2022
scholastic year. By utilizing the Study hall Activity Exploration technique withh22 cycless with 2 gatherings inneach
cycle. The information assortment instrument involved perceptions through learning execution sheets and
composed tests to decide the iimprovement of understudy learning results. The outcomes showed that the gaining
culmination in material science examples from cycle 11 to cycle 23 came to 275%. Likewise, understudy learningg
results additionally expanded with the procurement of assessment results from a normal of 68.25 to 83.24. The
utilization of vivified video learning media can further develop understudy physical science learning results at
SMAN 03 Jambi City on explanatory movement material.
ketuntasan belajar 68,67% dari 24 siswa. proses belajar mengajar tidak membosankan.
Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata hasil Dengan inovasi media pembelajaran berupa
belajar siswa menjadi 83,42 dengan ketuntasan animasi dikreasikan dan dibungkus secara
belajar 85,71% dari 30 siswa. menarik, maka pembelajaran fisika yang
membosankan akan menjadi lebih efektif.
PENUTUP
*E-mail: ayupurnama@student.uns.ac.id
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan media pembelajaran berbasis android menggunakan Ispring
pada mata materi Azas Black dan untuk mengetahui tingkat kelayakan media pembelajaran berbasis android
menggunakan Ispring pada mata materi Azas Black. Penelitian ini menggunakan teknik penelitian R&D yang
dilakukan dengan pengembangan media pembelajaran berbasis aplikasi Android. Proses pengembangan media
pembelajaran dilakukan melalui: 1) Tahap studi pendahuluan dilakukan dengan studi lapangan dan studi literatur.
(2) Tahap desain dilakukan dengan pembuatan storyboard media dan draft desain berupa isi materi, video,
gambar, dan evaluasi. (3) Tahap pengembangan antara lain : penyusunan media pembelajaran kemudian
dilakukan validasi dan revisi media pembelajaran. Validasi penilaian dilakukan oleh salah satu guru fisika SMA
dan 15 siswa fisika UNS untuk menilai kelayakan media pembelajaran yang telah dibuat. (4) Pembahasan
merupakan tahap akhir dari proses pengembangan terkait kelayakan media dan produk akhir media pembelajaran
berbasis android menggunakan Ispring pada materi Azas Black. Berdasarkan hasil penilaian oleh guru fisika SMA
dan mahasiswa pendidikan fisika diperoleh persentase tingkat kelayakan media pembelajaran berbasis android
menggunakan Ispring pada materi Azas Black yang dikembangankan adalah sebesar 86,6% termasuk kategori
sangat layak, penilaian pada aspek materi diperoleh persentase sebesar 88,3 % termasuk kategori sangat layak,
penilaian pada aspek tampilan dengan persentase sebesar 85,1 % termasuk kategori sangat layak, penilaian pada
aspek bahasa dengan persentase sebesar 86,4 % termasuk kategori sangat layak.
Abstract
The purpose of this study was to produce android-based learning media using Ispring on the black principle subject
and to determine the feasibility level of android-based learning media using Ispring on the black principle subject.
This study uses R&D research techniques carried out by developing learning media based on Android applications.
The process of developing learning media is carried out through: 1) The preliminary study stage is carried out by
field studies and literature studies. (2) The design stage is carried out by making media storyboards and design
drafts in the form of material content, videos, pictures, and evaluations. (3) The development stage includes:
preparation of learning media then validation and revision of learning media are carried out. The validation of the
assessment was carried out by one high school physics teacher and 15 UNS physics students to assess the
feasibility of the learning media that had been made. (4) The discussion is the final stage of the development
process related to the feasibility of the media and the final product of android-based learning media using Ispring
on black principle material. Based on the results of the assessment by high school physics teachers and physics
education students, the percentage of the feasibility level of android-based learning media using Ispring on the
black principle developed was 86.6% including the very feasible category, the assessment of the material aspect
obtained a percentage of 88.3% including very decent category, the assessment on the aspect of the display with
a percentage of 85.1% is included in the very feasible category, the assessment on the language aspect with a
percentage of 86.4% is included in the very feasible category.
Kedepannya diharapkan peneliti lain akan terus Swasta Darussa'adah Kec. pangkalan Susu.
mengembangkan media pembelajaran Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan, 7(2), 810-
berbasis android dengan menggunakan 811.
https://doi.org/10.32505/ikhtibar.v7i2.618
software lain untuk membuat media
.
pembelajaran yang lebih interaktif dan
menarik.
REFERENCES
Abstrak
Hasil penilaian PISA (Programme for International Student Assessment) menunjukkan selama keikutsertaan
Indonesia sejak tahun 2000 melaporkan tingkat literasi matematika siswa Indonesia selalu berada di posisi
sepuluh terbawah dari seluruh negara yang berpatisipasi. Tujuan penelitian berfokus pada penemuan sejumlah
faktor serta teori yang relevan penyebab dari rendahnya literasi matematika siswa di Indonesia. Metode penelitian
adalah studi literatur dengan cara mengadakan kajian mendalam terhadap buku, artikel, catatan, laporan dan
sumber informasi lain yang berkaitan dengan penyebab rendahnya literasi matematika siswa. Hasil analisis data
menemukan setidaknya terdapat tiga faktor yang mempengaruhi rendahnya literasi matematika siswa yakni faktor
personal berkaitan dengan kecemasan siswa terhadap matematika, faktor lingkungan berkaitan dengan fasilitas,
sumber belajar, kualitas SDM guru, dan faktor instruksional berkaitan dengan strategi yang digunakan oleg guru
yang menyebabkan rendahnya pemahaman konsep dan penalaran matematika siswa. Faktor-faktor tersebut
setidaknya harus menjadi perhatian penting selama proses pengembangan literasi matematika siswa.
Abstract
The results of the PISA (Program for International Student Assessment) assessment show that during Indonesia's
participation since 2000, Indonesia's students have always been in the bottom ten of all participating countries.
The research objective focuses on finding a number of factors and relevant theories that cause the low
mathematical literacy of students in Indonesia. The research method is a literature study by conducting an in-depth
study of books, articles, notes, reports and other sources of information related to the causes of students' low
mathematical literacy. The results of data analysis found that there were at least three factors that influenced
students' low mathematical literacy, namely personal factors related to students' anxiety towards mathematics,
environmental factors related to facilities, learning resources, quality of teacher human resources, and instructional
factors related to the strategies used by teachers which caused low understanding of students' mathematical
concepts and reasoning. These factors should at least be an important concern during the process of developing
students' mathematical literacy.
Keywords: Mathematical literacy, Dimensions, Determinant factor for improving Mathematical Literacy.
untuk mengidentifikasi, memahami, dan terlibat matematika siswa masih buruk (Hawa & Putra,
dalam matematika serta membuat penilaian 2018). Berdasarkan hal tersebut, upaya
yang beralasan tentang peran matematika pengembangan dan perbaikan kemampuan
dalam kehidupan individu saat ini dan masa literasi matematika siswa sebagai bekal dalam
depan, dalam kehidupan sosialnya dan sebagai memenuhi salah satu kompetensi abad 21
warga negara yang konstruktif dan reflektif menjadi sangat penting. Demi melaksanakan
(OECD., 2019). Jika di telaah lebih dalam, upaya pengembangan dan perbaikan
literasi matemtika mencakup dua komponen kemampuan literasi matematika siswa terlebih
utama yakni: kemampuan dasar untuk dahulu perlu diidentifikasi faktor-faktor
melakukan operasi matematika, dan penyebab rendahnya keterampilan literasi
kemampuan untuk menerapkan pengetahuan matematika pada peserta didik di Indonesia
matematika dalam memecahkan masalah sehingga dapat memunculkan ide atau
dalam berbagai situasi (Dubinksy, 2000). gagasan baru sebagai solusi dari
Pentingnya penguasaan keterampilan permasalahan tersebut.
literasi matematika terhadap dimensi
kehidupan dan perubahan teknologi dunia METODE PENELITIAN
ternyata belum dikuasai dengan baik oleh para
siswa di Indonesia. Hasil penilaian yang Penelitian ini merupakan penelitian
dilaksanakan oleh PISA (Programme for studi literatur. Peneliti berusaha menelaah dari
International Student Assessment) sebuah berbagai sumber baik dari buku, hasil penelitian
lembaga penilaian bidang pendidikan yang dari berbagai artikel, serta dokumen yang
fokus pada bidang evaluasi sistem pendidikan berhubungan dengan tema yang diangkat yakni
dengan mengukur kinerja siswa tingkat faktor penyebab rendahnya literasi matematika
menengah. PISA melaksanakan penilaian siswa. Tujuan penelitian studi literatur ini
terhadap sistem pendidikan setiap tiga tahun adalah sebagai langkah awal menyiapkan
sekali dan berfokus pada tiga bidang penilaian kerangka penelitian yang akan dilaksanakan
yakni matematika, ipa dan membaca. Mulai dan rekomendasi mengenai solusi paling
tahun 2015 kerangka penilaian PISA terhadap relevan terhadap permasalahan rendahnya
tiga bidang tersebut diperluas yakni: literasi matematika siswa.
menguraikan pengetahuan konten yang perlu
diperoleh siswa di setiap domain, proses yang HASIL DAN PEMBAHASAN
harus dapat dilakukan siswa, dan konteks
pengetahuan dan keterampilan ini diterapkan di HASIL
situasi kehidupan. Hasil literasi matematika siswa Indonesia
Pada tahun 2018 PISA merilis skor berdasarkan PISA
hasil literasi matematika siswa Indonesia Hasil literasi matematika siswa
berada di urutan 72 dari 78 negara yang Indonesi berdasarkan PISA disetiap edisi
berpartisipasi pada penilaian PISA (OECD., masih sangat tergolong rendah. Hal tersebut
2019). Hasil rerata skor literasi metematika dapat dilihat dari skor rerata disetiap edisi
Indonesia pada edisi ini bahkan lebih rendah penilaian selalu berada di posisi sepuluh
jika dibandingkan dengan hasil rerata literasi terbawah dari seluruh negara yang
matematika PISA pada edisi sebelumnya. berpartisipasi. Pada tahun 2000 tahun pertama
Tahun 2015 rerata skor literasi matematika Indonesia mengikuti penilaian PISA skor rerata
siswa Indonesia 386 sedangkan pada tahun literasi matematika siswa 367. Tahun 2003
2015 rerata skor literasi matematika siswa 379. capaian skor rerata matematika menurun di
Fakta bahwa Indonesia selalu mendapatkan angka 360. Tahun ketiga mengikuti penilaian
skor rendah dalam semua bidang penialain PISA 2006 skor rerata literasi matematika
PISA sejak keikutsertaannya pada tahun 2000 siswa naik menjadi 396. Selanjutnya laporan
menunjukkan bahwa memang kualitas skor literasi matematika pada tahun 2009
pembelajaran dan pengembangan literasi menunjukkan tren penurunan menjadi 371.
26 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
negara kita mampu bersaing dan beradaptasi (Khasawneh et al., 2021). Kecemasan
baik di tingkat asia tenggara maupun dunia. matematika dapat terjadi pada semua
jenjang pendidikan mulai dari pendidikan
Faktor penyebab rendahnya keterampilan dasar hingga perguruan tinggi.
literasi matematika siswa Menurut Khasawneh (2021) upaya
Pada penelitian ini, peneliti berusaha dalam mengatasi masalah kecemasan
untuk merumuskan beberapa faktor umum matematika seorang siswa harus mendapat
akan tetapi bersifat spesifik yang dianggap bantuan dari beberapa orang diantaranya:
memiliki pengaruh besar terhadap (1) peran guru dalam menciptakan
pengembangan literasi matematika siswa. Hal lingkungan belajar menjadi lebih menarik
tersebut didasarkan pada alasan bahwa proses dan memberikan harapan positif tentang
pengembangan literasi matematika siswa di matematika dapat mengurangi kecemasan;
Indonesia dilaksanakan bersamaan dengan (2) peran orang tua dalam mengidentifikasi
proses pembelajaran di dalam kelas, maka penyebab kecemasan matematika yang
faktor yang disebutkan dalam penelitian ini dirasakan oleh anak sehingga dapat
merupakan faktor yang berkaitan dengan mencegah berkembangnya kecemasan
program pembelajaran di sekolah. Hal tersebut belajar yang mungkin dihadapi siswa di
jelas berbeda dengan keterampilan membaca kemudian hari; (3) peran teman sebaya
yang berusaha dikembangkan melalui program dalam memberikan dukungan positif kepada
lain seperti GLS (Gerakan Literasi Sekolah) siswa yang mengalami kecemasan
yang dilaksanakan diluar jam pembelajaran. matematika.
a. Mathematics anxiety/Kecemasan Salah satu strategi yang dapat
matematika digunakan oleh guru dalam upaya
Kecemasan matematika mengurangi kecemasan matematika serta
didefinisikan sebagai perasaan panik, tidak meningkatkan kepercayaan diri siswa yakni
berdaya, kelumpuhan dan disorganisasi menerapkan matematika dan statistik untuk
mental yang muncul di antara beberapa contoh kehidupan nyata (menggunakan
orang ketika mereka diminta untuk contoh yang relevan dengan kehidupan
memecahkan masalah matematika (Núñez- sehari-hari untuk menjelaskan prinsip
Peña et al., 2013). Individu yang memiliki matematika). Terdapat beberapa model
kecemasan matematika akan merasakan belajar dengan sistem tersebut seperti:
tegang, ketakutan dan kecemasan sehingga pembelajaran berbasis masalah,
dapat mengganggu kemampuan kinerja pembelajaran kontekstual, pembelajaran
matematika manipulasi angka dan matematika realistik dan berbagai model
pemecahan masalah matematika dalam pembelajaran lain yang berorientasi pada
berbagai kehidupan biasa dan situasi pemecahan masalah dunia nyata.
akademik hal tersebut yang menjadi b. Stratergi Pembelajaran Selama Proses
penyebab terhambatnya proses Pembelajaran
pengembangan literasi matematika siswa. Penelitian telah menunjukkan
Kecemasan matematika berasal bahwa salah satu faktor utama yang
dari faktor emosional secara personal. berkontribusi terhadap keberhasilan dalam
Penyebab dari kecemasan matematika matematika adalah memilih strategi yang
dapat terjadi karena dua hal yakni efisien untuk memecahkan masalah. Dalam
kecemasan matematika terjadi pada orang proses pengembangan literasi matematika
yang memiliki kemampuan untuk siswa, strategi yang digunkanan guru harus
mempelajari dengan baik matematika akan sesuai dengan prinsip literasi matematika.
tetapi tidak menyukai matematika dan Penelitian yang dilaksanakan oleh
selanjutnya kecemasan matematika terjadi Magen dan Nagar (2016) menemukan tiga
karena seorang individu memiliki kesulitan strategi yang secara signifikan berpengaruh
dalam mempelajari matematika terhadap literasi matematika siswa yaitu
28 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
ide sebagai solusi dari suatu masalah; (4) matematika dalam hal strategi pembelajaran
modelling; berkaitan dengan kemampuan lingkungan belajar yang diciptakan selama
individu dalam merepresentasikan suatu situasi proses pembelajaran sejalan dengan sejalan
dengan sejumlah faktor determinan dalam
secara simbolik, secara grafik, dan atau secara capaian literasi matematika yang dapat
numerik untuk menguatkan suatu aspek yang berpengaruh terhadap proses
pokok permasalahan yang sedang diselsaikan; pengembangannya, yaitu faktor personal,
(5) problem posing and solving; berkaitan faktor instruksional, dan faktor lingkungan
dengan kemapuan individu dalam merumuskan (Mahdiansyah & Rahmawati, 2014). Faktor
personal berkaitan dengan persepsi siswa
pertanyaan dari situasi matematika yang terhadap matematika dan kepercayaan diri
diberikan, memodifikasi pertanyaan siswa terhadap kemampuan matematis. Faktor
berdasarkan situasi matematika dan Lingkungan berkaitan dengan karakteristik guru
pemecahan masalah; (6) representation, dan keberadaan sumber dan media belajar di
symbols, and tools and technology, berkaitan sekolah. Dan faktor instruksional berkaitan
dengan intensitas, kualitas, dan metode
dengan berkaitan dengan kemampuan individu pengajaran, yang meliputi strategi, dan
dalam merepresentasikan simbol, alat serta pendekatan pembelajaran. Faktor tersebutlah
teknologi yang dapat digunakan dalam proses yang menyebabkan rendahnya kemampuan
pemecahan masalah matematika. Keenam siswa dalam menguasai komponen literasi
kompetensi literasi matematika tersebut yang matematika siswa yang menjadi penyebab
rendahnya literasi matematika siswa.
harus dikuasai oleh siswa Indonesia. Hasil dari beberapa penelitian di skala
Hasil PISA menyebutkan bahwa internasional menemukan dua faktor yang
kemampuan literasi matematika selama mempengaruhi literasi matematika di kalangan
keikutsertaan Indonesia selalu berada di level 1 pelajar, temuan dari penelitian ini merupakan
yang memiliki makna bahwa siswa Indonesia hal mendasar dari sebuah program
hanya mampu menjawab pertanyaan yang pembelajaran yakni sumber daya sekolah
melibatkan konteks yang sudah dikenal di (fasilitas dan program sekolah) dan sumber
mana semua informasi yang relevan hadir dan pendukung dari lingkungan rumah (Lara-Porras
pertanyaannya didefinisikan dengan jelas. et al., 2019). Selama proses penelitian tidak
Mereka mampu mengidentifikasi informasi dan hanya mengukur level dan skor literasi
melaksanakan prosedur rutin sesuai dengan matematika siswa akan tetapi juga meneliti
instruksi langsung dalam situasi eksplisit. penyebab paling umum dari pengembangan
Siswa dapat melakukan tindakan yang hampir literasi matematika diseluruh negara partisipan.
selalu jelas dan langsung mengikuti Terdapat 3 faktor yang dianggap PISA
rangsangan yang diberikan. Penelitian oleh mempengaruhi proses pengembangan literasi
Rahmawati dan Fitriana (2021) menemukan yakni: sekolah, rumah, dan konteks sosial
bahwa siswa yang memiliki pemahaman dan ekonomi siswa (OECD, 2019). Faktor lain yang
kemampuan matematika tinggi dapat mempengaruhi pengembangan literasi
menjelaskan prosedur penuh dan disertai matematika konsep yang dibangun pada saat
dengan alasan yang tepat, dapat siswa dijenjang sebelumnya (OECD, 2019).
menggunakan pemikiran mereka secara luas
dan dapat menggabungkan keterampilan dan
pengetahuan matematika mereka.
Sejalan dengan hasil penelitian yang PENUTUP
ditemukan, Styawati dan Nursyahida (2017)
merumuskan setidaknya terdapat enam faktor Selama hampir 20 tahun terakhir
umum yang dapat berpengaruh terhadap keikutsertaan Indonesia dalam penilaian sistem
rendahnya keterampilan literasi matematika pendidikan oleh PISA dengan mengukur
siswa, diantaranya: (1) materi yang dipilih; (2) melalui tiga domain yakni membaca, sains, dan
pembelajaran yang diberikan oleh guru; (3) matematika. Prestasi Indonesia tidak
lingkungan kelas; (4) dukungan lingkungan memuaskan, literasi matematika Indonesia
keluarga; (5) kesiapan dalam pelaksanaan tes selalu berada di posisi sepuluh terbawah dari
dan (6) kemampuan yang dimiliki setiap siswa seluruh negara yang berpartisipasi, bahkan di
sendiri. Keenam faktor tersebut selaras dengan lingkup asia tenggara Indonesia tertinggal dari
temuan penyebab rendahnya literasi Malaysia, Thailand bahkan sangat jauh
matematika terkait dengan sumber belajar tertinggal oleh Singapura.
selama proses pengembangan, Jika diteliti lebih jauh terdapat tiga
Penyebab rendahnya literasi faktor yang mempengaruhi rendahnya literasi
matematika siswa yakni faktor personal,
Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Literasi Matematika Peserta Didik 31
Dini Wahyu Mulyasari1*, Gunarhadi2, dan Roemintoyo3
Abstrak
Kekompakan dalam pembelajaran menjadi ciri dan karakteristik dalam model pembelajaran kooperatif, peserta
didik dituntut aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan
dan implementasi model pembelajaran kooperatif, faktor-faktor yang berperan meningkatkan hasil belajar IPS,
serta bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif saat diterapkan kepada siswa. Keunggulan model
pembelajaran cooperative learning dapat meningkatkan semangat belajar peserta didik , pembelajaran kooperatif
juga membangun keaktifan dan aktifitas peserta didik dikelas . Metode penelitian pada penulisan ini melalui
metode analisis data kualitatif pada aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa yang digali dari sumber
tersurat. Peningkatan mutu dalam hasil belajar siswa diharapkan menjadi hasil dalam penelitian ini dengan hasil
belajar telah mencapai ketuntasan baik berdasarkan individu pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Abstract
Cohesiveness in learning is a hallmark and characteristic of the cooperative learning model, where students learn
to be active and creative in learning. Writing this article aims to determine the advantages and factors of the
implementation of cooperative learning models, the factors that play a role in improving social studies learning
outcomes, and how the effect of cooperative learning models when applied to students. The advantages of
cooperative learning models can increase students' enthusiasm for learning in class, learning models on student
activity and building activities together. The research method at this writing is through qualitative data analysis
methods on teacher activities, student activities, and student learning outcomes extracted from written sources..
Quality in student learning outcomes is expected to be the result in this study with learning outcomes that have
achieved good completeness based on individuals in social studies learning.
IPS dengan aktif, keratif, dan menyenangkan memperkuat laporan penelitian. Menurut Miles,
dan memperoleh informasi atau makna yang reduksi data adalah proses pemilihan,
mudah dipahami. pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
Penyebab terdapatnya pengaruh pengabstrakan, dan transformasi data kasar
terhadap prestasi belajar siswa di sekolah yang muncul dari data-data yang ada.
adalah motivasi belajar. Motivasi belajar yang Indikator keberhasilan dalam penelitian
tinggi berkorelasi dengan hasil belajar yang ini dilihat dari dua aspek, yaitu keberhasilan
baik, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk dari segi proses pembelajaran dan hasil
meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah belajar, indikator keberhasilan tersebut dapat
. Jika motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan, diuraikan sebagai berikut:
maka dapat diharapkan bahwa prestasi belajar Proses pembelajaran, yaitu proses
siswa juga akan meningkat, dan begitu pula pembelajaran dikategorikan berhasil bila
sebaliknya apabila motivasi belajar siswa tidak minimal 80% pelaksanaanya telah sesuai
ditingkatkan maka prestasi belajar siswa juga dengan rencana pembelajaran. Untuk
mengalami penurunan. mengukur presentase keberhasilan dalam
Motivasi belajar merupakan antusiasme proses belajar mengajar sesuai kriteria. Hasil
mental yang mendorong terjadinya proses belajar, dimana hasil belajar siswa berhasil
belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat apabila terdapat 80% siswa yang memperoleh
melemah, lemahnya motivasi, atau tiadanya nilai minimal 70 pada pembelajaran IPS melalui
motivasi belajar akan menurunkan kegiatan model Pembelajaran Kooperatif, maka kelas
belajar, selanjutnya, mutu hasil belajar akan dianggap tuntas secara klasikal.
menjadi rendah. Oleh sebab itu motivasi belajar
pada diri siswa perlu diperkuat dan HASIL DAN PEMBAHASAN
dikembangkan terus menerus. Agar siswa Model Pembelajaran Kooperatif
memiliki motivasi belajar yang kuat, pada menurut para ahli, sebagai berikut :
tempatnya diciptakan suasana belajar yang a. Menurut Warsono & Hariyanto (2014:161)
menggembirakan dengan model pembelajaran Pembelajaran kooperatif adalah metode
kooperatif pada pembelajaran IPS. pembelajaran yang melibatkan sejumlah
kelompok kecil siswa bekerja sama dan belajar
METODE PENELITIAN bersama dengan saling membantu secara
interaktif untuk mencapai tujuan pembelajaran
Metode penelitian pada penulisan ini
yang dirumuskan.
melalui analisis data kualitatif. Analisis data
b. Komalasari,(2013 : 57)
kualitatif merupakan sebuah teknik kajian yang
Model pembelajaran pada dasarnya
digunakan pada data kualitatif. Data kualitatif
merupakan bentuk pembelajaran yang
merupakan data yang bukan dalam bentuk nilai
tergambar dari awal sampai akhir yang
atau bilangan dan biasanya berupa data
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata
informasi yang berbentuk tertulis, kalimat
lain, model pembelajaran merupakan bungkus
verbal maupun narasi.
atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
Metode ini dipilih untuk mendeskripsikan,
metode, dan teknik pembelajaran.
aktivitas peserta didik, dan hasil belajar siswa
c. Joyce dan Weil dalam (Rusman, 2011: 133),
yang digali dari sumber tertulis. dalam
Berpendapat bahwa modell
mengikuti proses pembelajaran IPS dan
pembelajaran adalah suatu gaya atau pola
aktivitas pendidik dalam menerapkan model
yang dapat digunakan untuk membentuk
Pembelajaran Kooperatif. Dengan teknik
kurikulum (rencana pembelajaran jangka
pengumpulan data melalui Reduksi dan
panjang), merancang bahan-bahan
Kategorisasi Data.
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran
Sesuai dengan namanya, dengan
di kelas atau yang lain. Model pembelajaran
melakukan reduksi data yaitu memilih data
dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru
mana saja yang relevan digunakan untuk
36 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
boleh memilih model pembelajaran yang sesuai keberhasilan dalam belajar, disamping itu juga
dan efisien untuk mencapai tujuan bisa melatih siswa untuk keterampilan, baik
pendidikannya. keterampilan berfikir (thinking skill) maupun
d. Isjoni, (2007: 15) keterampilan social (social skill) seperti
Kooperatif berasal dari bahasa Inggris keterampilan mengemukakan pendapat,
yaitu Cooperate yang berarti bekerja bersama- menerima saran dan masukan dari orang lain,
sama dengan saling membantu satu sama lain. bekerjasama, rasa setia kawan, dan
Dalam kegiatan kooperatif, siswa secara mengurangi timbulnya perilaku yang
individual mencari hasil yang menguntungkan menyimpang dalam kehidupan kelas.
bagi seluruh anggota kelompoknya. i. Sopriya dkk, (2007: 112)
e. Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2007: 15) Berdasarkan beberapa definisi diatas,
Pembelajaran kooperatif (cooperative dapat dipahami bahwa pada hakekatnya
learning) suatu model pembelajaran dimana pembelajaran cooperative learning adalah
siswa belajar dan bekerja sama dalam siswa dituntut untuk bekerja sama dan
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif konsisten untuk menyelesaikan tugas yang
yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur diberikan oleh guru, dengan menciptakan
kelompok beragam. Tetapi belajar kooperatif kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar
lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja yang maksimak. untuk melibatkan siswa dalam
kelompok saja karena dalam belajar kooperatif diskusi tentang pelajaran yang sedang
ada bentuk dorongan atau tugas yang bersifat berlangsung dan memecahkan permasalahan
kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya pembelajaran secara bersama-sama, sehingga
interaksi secara terbuka dan hubungan yang mereka berpikir secara bebas, meningkatkan
bersifat interdepensi efektif diantara anggota motivasi belajar siswa dan memberikan
kelompok (Sugandi. 2002: 14). peluang kepada siswa untuk menerangkan,
f. Hamzah, (2011: 120) menjelaskan, atau mengulang pelajaran dalam
Hal yang penting dalam model berkomunikasi dengan temannya yang belum
pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa memahami pelajaran serta menghapus
dapat belajar dengan cara bekerjasama persaingan didalam kelas sehingga seluruh
dengan teman. Bahwa teman yang lebih anggota kelompok dapat menguasai materi
mampu dapat menolong teman yang lemah. pelajaran dengan baik.
Setiap anggota kelompok tetap memberi Pembelajaran kooperatif memiliki
sumbangan pada prestasi kelompok. Para keunggulan – keunggulan dalam
siswa juga mendapat kesempatan untuk pembelajarannya, antara lain : (a.) Dengan
bersosialisasi. pembelajaran kooperatif maka setiap anggota
g. Lie (2008: 18) dapat saling melengkapi dan membantu dalam
Berpendapat bahwa ”Sistem pengajaran menyelesaikan setiap materi yang diterima
cooperative learning bisa didefinisikan sebagai sehingga setiap siswa tidak akan merasa
sistem kerja atau belajar kelompok yang terbebani sendiri apabila tidak dapat
terstruktur”. Stahl (dalam Etin, 2005: 4) mengerjakan suatu tugas tertentu. (b.) Karena
mengatakan bahwa model pembelajaran keberagaman anggota kelompok maka
kooperatif laerning menempatkan siswa memiliki pemikiran yang berbeda – beda
sebagai bagian dari suatu sistem kerjasama sehingga pemikirannya menjadi luas dan
dalam mencapai suatu hasil yang terbaik dalam mampu melihat dari sudut pandang lain untuk
belajarnya. Model pembelajaran ini berpangkal melengkapi jawaban yang lain. (c.)
dari asumsi mendasar dalam kehidupan Pembelajaran kooperatif cocok untuk
masyarakat, yaitu “getting better together” atau menyelesaikan masalah – masalah yang
“raihlah yang lebih baik secara bersama-sama”. membutuhkan pemikiran bersama. (d.) Dalam
h. Stahl dalam (Isjoni, 2007: 35) pembelajaran kooperatif para paserta didik
Pelaksanaan model pembelajaran dapat lebih mudah memahami materi yang
kooperatif siswa memungkinkan dapat meraih disampaikan karena bekerja sama dengan
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENINGKATAN 37
MUTU HASIL BELAJAR IPS
Fani Marlina Sari1, Mellyza Azzara2, dan Nora Wyrentia Suhaili3
teman – temannya. (e.) Dalam pembelajaran jika siswa dapat mencapai kemajuan yang lebih
kooperatif memupuk rasa pertemanan dan cepat maka tidak perlu menunggu anggota
solidaritas sehingga diantara anggotanya akan kelas lainnya.
terjadi hubungan yang positif. Pembelajaran kooperatif di atas, dalam
Menurut Slavin (2005: 11-17) terdapat penelitian ini, menjadi sarana model koopeatif
beberapa tipe pembelajaran kooperatif yaitu; untuk memotivasi siswa supaya dapat saling
a. Student Teams Achievement Divisions mendukung dan membantu satu sama lain
(Pembagian Pencapaian Tim Siswa). dalam menguasai materi yang diajarkan oleh
STAD merupakan model pembelajaran guru dalam kelompoknya masing-masing.
kooperatif yang paling sederhana. Ide pokok Sehingga suasana kelas akan menjadi lebih
dari STAD adalah untuk memotivasi siswa hidup, siswa bersemangat dan hasil belajar
supaya dapat saling mendukung dan akan meningkat.
membantu satu sama lain dalam menguasai Langkah-langkah atau sintak
materi yang diajarkan oleh guru dalam pembelajaran cooperative learning Ibrahim
kelompoknya masing-masing. (2000: 56) :
b. Team Games Tournament (Turnamen 1. Present goals and set
Game Tim). Indikator menyampaikan tujuan dan
TGT pada awalnya dikembangkan oleh memotivasi peserta didik . Tingkah laku
David De Vries dan Keith Edward yang pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran
merupakan model pembelajaran pertama dari dan mengkomunikasikan kompetensi dasar
John Hopkin. Model ini hampir sama dengan yang akan dicapai serta memotivasi siswa.
STAD tapi menggantikan kuis atau tes 2. Present information
individual dengan turnamen mingguan, dimana Indikator menyajikan informasi. Tingkah
siswa memainkan game akademik dengan laku pendidik menyajikan informasi kepada
anggota tim lain untuk menyumbangkan skor peserta didik mengenai materi yang akan
bagi tim atau kelompoknya. disampaikan.
c. Jigsaw (Teka-teki). 3. Into learning teams
Jigsaw diluaskan oleh Aronson. Pada Indikator mengorganisasikan peserta
awalnya siswa ditugaskan untuk mempelajari didik ke dalam kelompok-kelompok belajar.
suatu materi. Setiap anggota dari kelompok Tingkah laku pendidik menginformasikan
ditugaskan secara acak untuk menjadi ahli pengelompokan berapa jumlah kelompok dan
penguasaan materi tertentu. Kemudian para berapa anggota setiap kelompoknya.
ahli mendiskusikan materi yang sedang 4. Assist team work and study
dibahas yang selanjutnya materi tersebut Indikator membimbing kelompok belajar.
diajarkan kepada teman satu kelompoknya. Tingkah laku pendidik memotivasi serta
d. Cooperative Integrated Reading and memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok-
Composition (Mengarang dan Membaca kelompok belajar.
Terintegrasi yang Kooperatif). 5. Test on the materials
Tipe ini merupakan program Indikator evaluasi. Tingkah laku pendidik
komprehensif untuk mengajarkan membaca mengevaluasi hasil belajar tentang materi
dan menulis. Dalam kegiatannya, siswa pembelajaran yang telah dilaksanakan.
mengikuti serangkaian pengajaran guru, praktik 6. Provide recognition
dalam kelompok, pra-penilaian tim dan kuis. Indikator memberikan pengakuan atau
e. Tim Accelerated Instruction (Percepatan penghargaan. Tingkah laku pendidik
Pengajaran Tim). memberikan penghargaan individual atau
Model ini menggabungkan pembelajaran kelompok baik berupa ucapan maupun hadiah.
kooperatif dengan pengajaran individual. Analisis manfaat model pembelajaran
Karena dalam TAI, para siswa belajar pada kooperatif. Lie (2004) mengatakan di dalam
tingkat kemampuan sendiri-sendiri. Selain itu, pembelajaran kooperatif terdapat elemen-
38 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
elemen yang berkaitan, yaitu: (1) saling komunikasi guru dengan peserta didik, interaksi
ketergantungan positif, (2) interaksi tatap muka, dan komuniksasi antara peserta didik dengan
(3) akuntabilitas individual, dan (4) peserta didik. Fungsi dalam tujuan pengajaran
keterampilan menjalin hubungan antar pribadi. kooperatif salah satunya, yaitu menjadi titik
Dari kajian elemen-elemen yang di atas sentral perhatian dan pedoman dalam
pertama, pembelajaran kooperatif guru melaksanakan aktivitan atau interaksi belajar
menciptakan suasana yang mendorong agar mengajar. Interaksi terdiri dari kata inter (antar),
siswa merasa saling membutuhkan. Kedua, dan aksi (tingkah). Jadi, interaksi adalah
interaksi tatap muka memaksa siswa saling kegiatan yang saling berbalik. Dari segi
bertatap muka sehingga mereka akan terminologi “interaksi” berarti hal saling
berdialog. Ketiga, dimaksud dari akuntabilitas melakukan aksi; berhubungan; mempengaruhi;
individual adalah pem- belajaran kooperatif antar hubungan. Interaksi akan selalu
merupakan penilaian kelompok yang bersangkutan dengan istilah komunikasi atau
didasarkan pada rata-rata penguasaan semua hubungan.
anggota secara individual. Keempat, Hasil analisis kami mengenai manfaat
pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada metode pembelajaran kooperatif bahwa model
peserta didik keterampilan sosial dalam pembelajaran kooperatif ini meningkatkan
menjalin hubungan antar siswa. aktifitas belajar, dimana berdasarkan penelitian
Johnson and Roger (2002) me- yang dilakukan oleh Muhammad Tommy Fimi
nyebutkan ada 4 unsur dalam model Putra, Arianti, dan Elbadiansyah di sekolah
pembelajaran kooperatif, yaitu (1) positive Dasar Negeri 1 (SDN 1) Ujoh Bilang Kelas VI
interdependence (saling ketergangtungan dengan model Pembelajaran Kooperatif
positif), (2) personal responsibility (tang- gung membuktikan bahwa mempengaruhi sebesar
jawab perorangan), (3) face to face promotive 90% yang tuntas dan Siklus II sebesar 100%
interaction (interaksi promotif) dan (4) hal ini berarti kenaikan ketuntasan dalam
interpersonal skill ( kemahiran komunikasi antar belajar hanya berkisar sebesar 10% yang
anggota/keterampilan). Empat unsur ini berarti dalam model Pembelajaran Kooperatif
menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif perserta didik sangat tepat untuk di terapkan.
memberikan pertanggung- jawaban kelompok, Model pembelajaran kooperatif dalam
tanggung jawab individu, meningkatkan pembelajaran IPS. Ilmu Pengetahuan Sosial di
interaksi dan komunikasi antarindividu dan Sekolah Dasar menurut Suhanadji dan
grup. Waspodo (2003:1) adalah mata pelajaran yang
Suprijono (2006) menyebutkan ada tiga mempelajari manusia dalam semua aspek
tujuan pembelajaran kooperatif antara lain (1) kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat.
meningkatkan hasil belajar akademik, (2) Tantangan yang akan dihadapi siswa sebagai
penerimaan terhadap keragaman, (3) warga negara di masa depan menghendaki
pengembangan keteram- pilan sosial. pengajaran IPS yang berkualitas. Menurut
Pembelajaran kooperatif bukan hanya sekedar Trianto (2007: 124) IPS merupakan integrasi
bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dari beberapa cabang ilmu-ilmu sosial seperti
dalam tugas – tugas, melaikan juga lebih dari sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
itu. Pembelajaran kooperatif mengajarkan hukum, dan budaya.
kepada siswa keterampilan kerja sama dan Tujuan pengajaran IPS seperti yang
kolaborasi untuk saling berinteraksi dengan dikemukakan oleh Suhanadji dan Waspodo
teman yang lain. (2003:7) yaitu “untuk membentuk dan
Banyak sumber yang telah menyatakan mengembangkan pribadi warga negara yang
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan baik (good citizen)”. Sedangkan tujuan khusus
interaksi dan komunikasi antara pendidik dan Ilmu Pengetahuan Sosial dapat dikelompokkan
peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran menjadi 4 (empat) komponen : (a) Memberikan
kooperatif sangat erat hubungannya dengan kepada siswa pengetahuan (knowledge)
interaksi dan komunikasi, baik interaksi dan tentang pengalaman manusia dalam kehidupan
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PENINGKATAN 39
MUTU HASIL BELAJAR IPS
Fani Marlina Sari1, Mellyza Azzara2, dan Nora Wyrentia Suhaili3
masyarakat pada masa lalu, masa sekarang, sesuai dengan target yang diharapkan yaitu ≥
dan masa depan. (b) Menolong siswa untuk 80 % dan hasil belajar siswa mengalami
mengembangkan keterampilan (skills) untuk peningkatan selama 3 siklus. Hal ini
mencari, mengolah, dan memproses informasi. ditunjukkan bahwa observasi awal ketuntasan
(c) Menolong siswa untuk mengembangkan klasikal hasil belajar siswa hanya 43,75%,
sikap (value) demokrasi dalam kehidupan mengalami peningkatan di siklus I menjadi
masyarakat. (d) Menyediakan kesempatan 59,38%, pada siklus II mencapai hasil 78,13%,
pada siswa untuk mengambil bagian atau dan siklus III mencapai hasil 93,75%. Hasil tes
berperan serta dalam kehidupan sosial (social menunjukkan semakin meratanya siswa yang
participation). mencapai skor Kriteria Ketuntasan Minimal
Model pembelajaran kooperatif dalam (KKM) yang telah ditentukan ≥ 70. Persentase
pembelajaran IPS di desain untuk ketuntasan klasikal hasil belajar siswa
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa mengalami peningkatan sesuai target yaitu ≥
secara mandiri juga dituntut saling 80%.
ketergantungan yang positif (saling memberi Berdasarkan hasil analisis data kualitatif
tahu) terhadap teman satu kelompoknya. tersebut menyatakan bahwa pembelajaran
Selanjutnya di akhir pembelajaran, siswa diberi kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar
soal secara individu yang mencakup semua peserta didik disekolah dasar, sehingga
materi yang telah dibahas. Kunci model mendapatkan ketuntasan dalam pembelajaran
pembelajaran kooperatif pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
IPS adalah interpedensi setiap siswa terhadap
anggota tim yang memberikan informasi yang PENUTUP
diperlukan dengan tujuan agar siswa dapat
mengerjakan soal dengan tepat. Berdasarkan hasil penelitian yang
Berdasarkan hasil analisis data dan diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa
pembahasan dalam penelitian yang dilakukan penerapan model pembelajaran Kooperatif
oleh Maria Kristiana yang dilaksanakan di SDN dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan
Dukuh KupangV / 534 Surabaya. Subjek mutu hasil belajar Peserta didik di sekolah
penelitian adalah siswa kelas V berjumlah 32 dasar. Hal ini dibuktikan dengan hasil aktivitas
siswa. Penelitian ini yakni Penelitian Tindakan guru dan siswa serta hasil belajar siswa dalam
Kelas (PTK). Dasar pelaksanaan penelitian ini pembelajaran IPS dengan menerapkan model
adalah perbaikan, baik terhadap proses pembelajaran Kooperatif terjadi kenaikan.
maupun hasil. Perbaikan proses dilakukan Siswa menjadi lebih semangat dan aktif saat
dengan tindakan, yaitu memberikan perlakuan proses pembelajaran.
terhadap kelas terpilih di SD yang akan diteliti Uraian peningkatan dapat dilihat dari
dengan menerapkan model pembelajaran setiap siklus. Pada siklus I aktivitas mengajar
kooperatif sebagai upaya memperbaiki aktivitas guru dan siswa berada pada kategori cukup
guru dan aktifitas siswa dalam proses mengalami peningkatan di siklus II menjadi
pembelajaran , sehingga pada akhirnya dapat baik. Dan pada siklus III siswa mengalami
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata peningkatan yang sangat baik. Hasil belajar
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bagi siswa pada siklus I belum berhasil mencapai
siswa kelas V SDN Dukuh Kupang V/534 ketuntasan klasikal siswa yang ditentukan dan
Surabaya. ,maka dapat disimpulkan bahwa berada pada kategori kurang, sedangkan pada
Dengan diterapkannya model pembelajaran siklus II hasil belajar siswa sudah meningkat,
kooperatif aktivitas siswa mengalami hal itu dilihat dari nilai rata-rata yang mengalami
peningkatan. Hal ini dibuktikan dari hasil peningkatan dan berada pada kategori baik.
persentase aktivitas siswa siklus I sebesar Dan hasil belajar pada siklus III siswa sudah
61%, menjadi 76% pada siklus II, dan melebihi ketuntasan yang ditetapkan pendidik.
mencapai 89% di siklus III. Hasil tersebut sudah Sehubung dengan kesimpulan
40 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
penelitian di atas, maka diajukan saran sebagai Hasanah, Z. (2021). Model Pembelajaran Kooperatif
berikut: Dalam Menumbuhkan Keaktifan Belajar
Siswa. Irsyaduna: Jurnal Studi
1. Kepala sekolah hendaknya selalu
Kemahasiswaaan, 1(1), 1-13.
memberikan pembinaan dan pengawasan
Hidayati, Mujinem, & Anwar Senen. (2008).
terhadap pelaksanaan tugas mengajar Pengembangan Pendidikan IPS SD.
guru, di antaranya dalam penggunaan Yogyakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
model pembelajaran. Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
2. Guru kelas, agar dapat menggunakan Isjoni. (2010). Coopertive Learning. Bandung:
model pembelajaran Kooperatif dalam Alfabeta
Kristiana, M. (2014). Penggunaan Model
proses belajar mengajar pada
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada
pembelajaran IPS sehingga siswa dapat Mata Pelajaran IPS Untuk Peningkatan
aktif dalam pembelajaran, karena model Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN
ini dapat memotivasi siswa untuk belajar, Dukuh Kupang V/534 Surabaya (Doctoral
serta dapat membantu siswa memahami dissertation, State University of Surabaya).
materi pelajaran. Nasution, M. K. (2018). Penggunaan metode
pembelajaran dalam peningkatan hasil
3. Siswa, penerapan model pembelajaran
belajar siswa. Studia Didaktika, 11(01), 9-
Kooperatif dapat memberikan kesempatan 16.
kepada mereka untuk aktif dalam Nazar, M. (2017). Peningkatan motivasi belajar
kegiatanpembelajaran. siswa melalui penerapan model
4. Peneliti yang ingin melakukan penelitian pembelajaran kooperatif tipe number head
yang sama hendaknya hasil penelitian ini together (nht) pada mata pelajaran ips kelas
iii mi miftahul falah Jakarta Selatan
dapat dijadikan sebagai panduan, dimana
(Bachelor's thesis, UIN Syarif Hidayatullah
kekurangan-kekurangan dan kelebihan- Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
kelebihan yang terdapat pada penelitian Keguruan, 2017).
ini dapat dijadikan sebagai bahan refleksi Nur, G. D. L. (2014). Pembelajaran Vokal Grup
demi penyempurnaan penelitian di masa- Dalam Kegiatan Pengembangan Diri Di
masa berikutnya. Smp Negeri 1 Panumbangan Ciamis
(Doctoral dissertation, Universitas
Pendidikan Indonesia).
REFERENCES
Putra, M. T. F., Arianti, A., & Elbadiansyah, E.
(2019). Analisis Penerapan Model Dan
Agus Suprijono. (2009). Cooperative Learning (Teori
Metode Pembelajaran Tepat Guna Pada
dan Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta:
Daerah 3t (Terdepan, Terpencil Dan
Pustaka Pelajar.
Tertinggal) Di Kabupaten Mahakam Ulu.
Etin Solihatin & Raharjo. (2009). Cooperative
Sebatik, 23(2), 317-323.
Learning Analisis Pembelajaran IPS.
Rahmawati, B. F., & Zidni, Z. (2019). Identifikasi
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Permasalahan-Permasalahan dalam
Evitasari, M. (2019). Model Pembelajaran
Pembelajaran IPS. Fajar Historia: Jurnal
Contexstual Teaching And Learning (Ctl)
Ilmu Sejarah dan Pendidikan, 3(1), 1-10.
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Suprijono, Agus. 2006 . Cooperative Learning ( Teori
Islam (PAI) Untuk Meningkatkan
& Aplikasi PAIKEM ).
Profesionalisme Guru Di SDN
TEGALOMBO I (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Ponorogo).
Fauziah, I. (2017). Penggunaan Model
Pembelajaran Discovery Learning Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Iv
Pada Subtema Keragaman Suku Bangsa
Dan Agama Di Negeriku (Penelitian
Tindakan Kelas Pada Sub Tema
Keragaman Suku Bansa dan Agama Di
Negeriku Kelas IV SDN Bhinangkit
Kabupaten Subang Tahun Ajaran
2016/2017) (Doctoral dissertation, FKIP
Unpas).
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
Inarotul Wahdiyah*
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
* E-mail: inarotulwahdiyah02@mail.com
Abstrak
Pendidikan karakter sangat penting untuk diajarkan kepada anak sejak usia dini, agar penanaman moral yang
terkandung dalam pendidikan karakter tersebut bisa diterapkan dan menjadi pedoman hidup manusia. Metode
yang digunakan dalam paper ini adalah studi literatur. Tujuan pendidikan karakter pula sebagai benteng
pertahanan manusia untuk menghadapi tantangan teknologi dan perubahan zaman yang terus terjadi semakin
cepat, selain itu pendidikan karakter juga ditujukan untuk anak bisa berprilaku yang baik dan melakukan hal positif
serta bisamenghndari hal negative. Untuk mendukung pendidikan karakter pada anak usia dini, diperlukan metode
ajar yang teapt dan bisa cepat dierima oleh anak, salah satunya menggunakan metode bermain. Metode bermain
sendiri ada banyak macamnya, dari jenisnya dapat dibedakan menjadi 2 kegiatan yaitu: bermain aktif dan bermain
pasif.
Abstract
Character education is very important to be taught to children from an early age, so that the moral cultivation
contained in character education can be applied and become a guideline for human life. The method used in this
paper is the study of literature. The purpose of character education is also as a bulwark of human defense to face
technological challenges and changing times that continue to occur faster, besides that character education is also
intended for children to behave well and do positive things and can avoid negative things. To support character
education in early childhood, a teapt teaching method is needed and can be quickly rhymed by children, one of
which is using the play method. The method of playing itself there are many kinds, of its kind can be divided into
2 activities, namely: active play and passive play.
pada usia 8-18 tahun. Sedangkan tata cara pembelajaran yang digunakan oleh
pertumbuhan fisik anak usia 0 tahun mencapai pembimbing dan upaya bela alat peraga atau
25 %, 6 tahun mencapai 90 %, dan 12 tahun fasilitas yang bisa merabut ketertarikan dan
mencapai 100 %.” Sebab itu, usia anak sejak ambisi belajar anak didik merupakan
dini adalah waktu yang sangat pas bagi komponen yang berlaku terus dalam usaha
perkembangan hidup anak dikemudian hari. edukasi. Dalam hal ini ketelitian tata cara,
Pendidikan kanak-kanak sejak dini fasilitas dan ambisi yang tinggi akan
menerima stimulasi bilang peluasan enam segi meningkatkan ikhtiar pencapaian dan
perputaran yang kedapatan hadirat kanak- pengertian terhadap subjek edukasi tersebut.
kanak yang tergabung bagian dalam Sebuah tempat pendidikan yang
pembelajaran sekolah PAUD. Diantaranya membentuk karakter anak disebut Pendidikan
segi yang bekerja kehendak peluasan yaitu Anak Usia Dini (PAUD). Slogan “ Belajar sambil
segi etika dan ideal-ideal agama. Aspek etika bermain, bermain seraya belajar” sebuah
menangkap hadirat segi acara keagamaan, prinsip yang digunakan di PAUD. Dengan
ideal, dan sopan santun kanak-kanak. Karakter menerapkan metode bermain, anak-anak juga
yang akan dibahas lebih hanyut dihubungkan bisa sambil belajar.
pakai sopan santun kaum yang dikembangka Sebelumnya sudah banyak kajian
hadirat kanak-kanak sejak pagi-pagi agar tentang metode pembelajaran pada anak usia
bekerja kebiasaan yang menyelap hadirat dini ini, beberapanya banyak membahas
gairah kanak-kanak. Dalam memberikan tentang bagaimana penerapan media
edukasi yang akan dikembangkan, diutamakan pembelajaran permainan tradisional maupun
dalam hal sopan santun yang baik bekerja dengan media puzzle. Tapi dalam hal ini
dengan garis besar kanak-kanak, digunakan membahas tentang bagaimana berbagai
petunjuk yang sesuai. Penyampaian peraturan macam metode bermain tersebut dan
yang cocok akan dapat mewujudkan orientasi pengaruhnya untuk membangun karakter anak
seumpama sopan santun terhadap sopan sejak dini.
santun yang akan ditanamkan. Karakter akan
bekerja gairah kanak-kanak, jika bagian dalam METODE PENELITIAN
penyampaiannya menyenangkandan
mencabar menjelang dipelajari bilang kanak- Metode yang dipakai untuk pembahasan
kanak, tunduk infak dugaan maupun hadirat ini yaitu studi literatur. Penulis membuat topik
penghijauan kelakuan laku. apa saja yang akan dibahas dalam penelitian
Proses pendidikan yang sangat penting dengan mengumpulkan beberapa referensi
pada taraf hidup manusia adalah pada saat yang sesuai dengan topik. Adapun beberapa
usia dini. Pengalaman yang didapaatkan referensi ysng dipakai yaitu dari jurnal serta
anak berasal dari lingkungan mencakup buku yang berkaitan dengan pendidikan
stimulasi yang dibentuk oleh individu di karakter, metode bermain dan PAUD. Penulis
sekitarnya, dapat berpengaruh pada keaktifan melakukan analisa dari berbagai referensi
anak yang akan datang. Oleh sebab itu tersebut untuk mengkaji pendidikan karakter
dibutuhkan usaha yang dapat memnuhi pada anak usia dini dalam lingkup metode
fasilitas anak dalam pertumbuhannya berupa bermain yang digunakan oleh Pendidikan Usia
kegiatan pendidikan dan edukasi yang sesuai dini (PAUD).
umur keperluan dan keinginan anak. Dalam
rentang kehidupan rentang awal inilah pondasi HASIL DAN PEMBAHASAN
berpokok keaktifan seorag individu dibangun.
PENDIDIKAN KARAKTER
Kemampuan emosional, fisik, kognitif, sosial
Kata budi pekerti sangat tidak asing
dan bahasa anak berkembang dengan
didengar oleh kalangan umum. Dalam acara
cepat, sehingga masa ini disebut seperti
sehari-budi pekerti sangat tidak asing didengar
pakai istilah “Golden Age” atau “Masa-Masa
oleh kalangan umum. Sudaryanti (2012) bagian
Emas” dalam kehidupan individu.
dalam tesaurus draf tonjolan Indonesia, ”budi
Agar kanak-kanak menggapai
pekerti diartikan seumpama peraturan-
perkembangan yang optimal oleh karena itu
peraturan kejiwaan, akhlak, atau renungan
PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERMAIN DI PAUD 43
Inarotul Wahdiyah
pekerti. Karakter juga bisa diartikan seumpama Tahap pendirian karakter dimulai dengan
tabiat, yaitu karakter atau korenah yang selalu situasi diri orang tua serupa teladan yang
di bikin atau kebiasaan.” Dalam Slamet mempunyai dampak sebagai menjadi
Suyanto (2012) “budi pekerti diartikan pemimpin, panutan, dan diidolakan atau
seumpama pandangan hidup-pandangan dicontoh anak-anak. Sifat serta kebiasaan
hidup, sikap, dan tata krama yang bisa orang tua sehari-hari menjadikan pelajaran
berjawab oleh publik format, sebagai etis, karakter yang permanen berkelanjutan dalam
demokratis, hormat, bertanggung jawab, bisa petualangan umur anak.
dipercaya, adil dan fair, kintil peduli, yang Pendidikan karakter ini pada dasarnya
berpangkal terbit pandangan hidup-pandangan dibentuk untuk menanamkan pemahaman
hidup kemasyarakatan, haluan negara, dan tentang berprilaku baik sesuai dengan norma
kewarganegaraan, pandangan hidup- yang ada untuk mengetahui mana prilaku yang
pandangan hidup kultur bangsa, agama, dan benar dan yang salah.
bani yang berjawab oleh publik Indonesia Menurut Rukiyanto mengatakan jika
secara format sehingga tidak memunculkan “perkembangan intelektual sudah seyogyanya
konlfik. (Darmiyati Zuchdi, dkk.2015).” diiringi dengan pendidikan karakter yang
Menurut Asmani dalam (Ary Kristiyani, dilakukan sejak usia dini.” dikarenakan hadirat
2014: 253-254) untuk nilai-nilai sila bisa awalnya manusia tidak lebih semata-mata
dikelompokkan jadi lima nilai, yaitu: mempunyai bekal edukasi dalam perkara
Nilai karakter yang berkaitan dengan pemikir saja tetapi ia juga harus bisa edukasi
Tuhan, yaitu: prilaku individu diusahakan selalu dari aspek agama dan moralnya. Anak didik
berlandasan pada nilai-nilai keimanan atau yang memadukan pelajaran susila dalam
aliran agama, pikiran, dan perkataan. sepanjang hidupnya akan mempunyai
Nilai karakter yang berkaitan dengan kepribadian baik sehingga mempunyai
raga sendiri, serupa: jujur, bertanggung jawab, kesetimbangan antara daya pikir pemikir dan
kehidupan sehat, patuh, kerja keras, yakin daya pikir emosinya.
raga, berjiwa wirausaha, bergerak Pendidikan karakter yang diterapkan sejak
logis,swatantra. kanak-kanak umur dini sapat menjadikan
Nilai karakter berkaitan dengan seorang individu yang mempunyai kebolehan
sesama, yaitu sadar akan kepunyaan dan untuk bisa menangani emosinya dengan baik
tanggung jawab diri dan kelompok lain, sehingga menjadi orang yang lebih sedia untuk
mempelajari etika-etika sosial, mampu berlomba dengan tantangan di era depan.
berempati dan belas kasihan untuk manusia
lainnya. METODE BERMAIN
Nilai karakter berkaitan dengan Ada beberapa metode yang dapat
semesta, yaitu bergandengan dengan diterapkan pada pembelajaran anak usia dini,
perhatian terhadap sosial dan semesta Menurut penjelasan dari Depdikbud pada tahun
contohnya memelihara lingkungan serta tidak 1998, Sabil Risaldy (2014: 30-32) serta
merusaknya. Direktorat PAUD tahun 2001 menerangkan
Nilai kebangsaan, yaitu berkaitan beberapa metode pembelajaran yang dapat
dengan mencantumkan keefektifan bangsa dan dilakukan di antaranya yaitu:
negara di atas kepentingan individu dan
kelompok. Nilai karakter serupa patriot dan 1. Bercerita
menghargai keberagaman Bercerita yaitu menceritakan atau
Nana Prasetyo (2011: 8-14) membacakan cerita yang memiliki nilai-nilai
menjelaskan bahwa “ada dua faktor yang pendidikan. Melalui cerita imajinasi anak
mempengaruhi pembantukan karakter, yaitu dapat ditingkatkan. Bercerita dapat
bawaan dari dalam diri anak dan pandangan dibarengi dengan gambar maupun dalam
anak terhadap dunia yang dimilikinya, seperti bentuk lainnya seperti panggung boneka.
pengetahuan, pengalaman, prinsip-prinsip Dalam bercerita penanaman pendidikan
moral yang diterima, bimbingan, pengarahan karakter yang diperoleh adalah gemar
dan interaksi (hubungan) orang tua anak”. membaca serta meningkatnya rasa ingin
44 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Play yaitu: pendidikan karakter yang ada pada Siliwangi, I. K. I. P. (2018). PENINGKATAN
permainan ini adalah seorang anak akan lebih KECERDASAN SPIRITUAL MELALUI
peka terhadap lingkungannya, anak akan METODE ROLE PLAYING UNTUK ANAK
USIA DINI. CERIA (Cerdas Energik
semakin mengenal berbagai bentuk dan zat
Responsif Inovatif Adaptif), 1(3), 37-41.
pada benda-benda Tactile Play serta dapat
Badiah, U. K. R., Elshap, D. S.,
mengembangkan kreatifitas anak.(2). AlbidayahCangkorah, R. A., No, J. R. B., &
Functional play, dalam permainan ini Siliwangi, I. K. I. P. (2018). PENINGKATAN
pendidikan karakter yang terkandung yaitu KECERDASAN SPIRITUAL MELALUI
bersahabat dan komunikatif, rasa tanggung METODE ROLE PLAYING UNTUK ANAK
jawab, dan disiplin. (3). Constructive Play, USIA DINI.
pendidikan karakter yang terkadung yaitu Carmanah, C., & Juherna, E. (2017). Peningkatan
seorang anak diajarkan untuk kreatif dalam Kecerdasan Interpersonal Anak Usia Dini
melalui Permainan Tradisional Kucing dan
menyusun bentuk bangunan dengan media
Tikus. Jurnal Pelita PAUD, 2(1), 34-50.
yang ada tersebut. (4). Creative Play, Penilaian
CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif),
karakter yang terkandung dalam permainan ini 1(3), 37-41.
yaitu meningkatkan rasa kreatifitas dan rasa Darmawan, D., Sasmita, K., Rosmilawati, I., &
ingin tahu anak didik. Hidayatullah, H. Pengembangan Pendidikan
(5). Symbolic /Dramatic Play, pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah-
karakter yang terkandung yaitu bersahabat dan Komunitas Pada Satuan Pendidikan
komunikatif, mandiri, toleransi dsb. (6). Play Nonformal. In Prosiding Seminar Nasional &
Games, permainan karakter ini hal yang bisa di Temu Kolegial Jurusan PLS Se-Indonesia
(pp. 10-16).
pelajari yaitu sikap jujur, disiplin, kerja keras
Darmiyati Zuchdi, dkk. 2015. Pendidikan Karakter
dan menghargai prestasi.
Konsep Dasar dan Implementasi di
Untuk bermain pasif sendiri penilaian Perguruan Tinggi. Yogyakarta: UNY Press
pendidikan karakter yang terdapat dalam Hidayah, A. N. (2013). Peningkatan Kecerdasan
permainnya yaitu keingin tahuan yang tinggi. Spiritual Melalui Metode Bermain Peran Pada
biasanya permainan yang dilakukan yaitu Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Usia Dini,
Receptive Play. 7(1), 85-108.
Haryati, N. A., & Sundari, S. H. (2013). Upaya
REFERENCES Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak
Usia Dini Melalui Metode Out Bond Di
Anita, A., Risyak, B., & Surahman, M. (2015). Kelompok Bermain Putra Bangsa Pasungan,
Implementasi bermain balok unit dalam Ceper, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013
meningkatkan kecerdasan visual spasial (Doctoral dissertation, Universitas
anak usia dini. Jurnal Pendidikan Anak, 1(6). Muhammadiyah Surakarta).
Andriani, T. (2012). Permainan tradisional dalam Haryani, C., Wadin, W., & Sofino, S. (2014).
membentuk karakter anak usia dini. Sosial Penerapan metode bermain dengan media
Budaya, 9(1), 121-136. playdough dalam meningkatkan kemampuan
Anggraini, R. (2017). Upaya meningkatkan mengenal konsep bilangan dan lambang
kecerdasan interpersonal anak melalui bilangan pada anak usia dini (Doctoral
metode bermain peran pada anak kelompok dissertation, Universitas Bengkulu).
B TK Mutiara Bangsaku Langkapura Bandar Junaidi, S., & Nugroho, I. H. (2014). Permainan
Lampung (Doctoral dissertation, UIN Raden Tradisional “Betengan” sebagai Metode
Intan Lampung). Permainan untuk Pengembangan
Anggraini, W., & Putri, A. D. (2019). Penerapan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini.
metode bermain peran (role playing) dalam Nusantara of Research: Jurnal Hasil-hasil
mengembangkan kognitif anak usia 5-6 Penelitian Universitas Nusantara PGRI
tahun. JECED: Journal of Early Kediri, 1(1).
Ary Kristiyani. 2014. Implementasi Pendidikan Juniarti, F., Jumiatin, D., & Ariyanto, A. A. (2019).
Karakter Pada Pembelajaran Bahasa Di PG- Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal
TPA Alam Uswatun Khasanah Sleman melalui Metode Bermain Peran Pada Anak
Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Karakter, Usia Dini di RA Al Hidayah Bandung. CERIA
Tahun IV, Nomor 3 Oktober 2014. (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif),
Badiah, U. K. R., Elshap, D. S., 1(5), 1-6.
AlbidayahCangkorah, R. A., No, J. R. B., & Khamidah, K. (2012). Meningkatkan Kecerdasan
PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERMAIN DI PAUD 47
Inarotul Wahdiyah
Abstrak
Pembelajaran yang menarik merupakan pembelajaran yang mampu menumbuhkan daya tarik dan minat siswa
dalam pembelajaran. Salah satu media yang bisa dikaitkan dalam pembelajaran yang akan menarik minat siswa
adalah penggunakan media pembelajaran berupa masker wajah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
media pembelajaran berupa masker wajah berbasis Etnosains serta untuk mengetahui kepraktisan dari media
yang dikembangkan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan
Research and Development. Model R&D yang akan digunakan adalah 4D oleh Thiagarajan. Model ini terdiri dari
4 tahap pengembangan, yaitu pendefinisian (define), perancanaan (design), pengembangan (develope), dan
penyebaran (disemminate). Hasil penelitian yang didapat pada penelitian ini yaitu persentase ahli materi 83%,
ahli bahasa 92% dan ahli media 85% (kategori sangat layak) . Sedangkan uji respon siswa dilakukan terhadap 10
orang siswa kelas VIII memperoleh presentase 90,2% dan 2 guru IPA di SMP Negeri 13 Bengkulu Utara dengan
persentase 90% kategori sangat layak.
Abstract
Interesting learning was learning that is able to grow the attractiveness and interest of students in learning. One
of the media that can be linked in learning that will attract students' interest is the use of learning media in the form
of face masks. This study aims to develop learning media in the form of ethnoscience-based face masks and to
determine the practicality of the developed media. The method used in this research is the research and
development method of Research and Development. The R&D model that would be used is 4D by Thiagarajan.
This model consists of 4 stages of development, namely defining, designing, developing, and disseminating. The
results obtained in this study are the percentage of material experts 83%, linguists 92% and media experts 85%
(very feasible category). Meanwhile, the student response test was conducted on 10 students of class VIII who
obtained a percentage of 90.2% and 2 science teachers at SMP Negeri 13 Bengkulu Utara with a percentage of
90% in the very appropriate category.
melalui jalur komunikasi yang terjadi dalam berlebihan. (Yokri, V., 2020)
kegiatan perdagangan, agama, kebudayaan, Dalam pembelajaran IPA lingkungan
politik, dan militer. Tidak dapat disangkal lagi menjadi peranan penting dalam proses
bahwa produk kosmetik sangat diperlukan oleh pembelajaran hal ini dikarenakan IPA
manusia, baik laki-laki maupun perempuan. merupakan pembelajaran yang tidak luput dari
Kosmetik selain untuk mempercantik juga lingkungan. Sebagaimana yang telah
melindungi kulit dari pengaruh cuaca atau dicantumkan pada Kurikulum 2013 yang
serangga serta untuk tujuan ritual keagamaan. mendukung pembelajaran dengan
(Surtiningsih, 2018). memanfaatkan budaya. Kurikulum harus
Selain itu, berdasarkan penelitian yang tanggap terhadap perkembangan ilmu
dilakukan oleh Amelia Putri yang menyatakan pengetahuan, budaya, teknologi dan seni yang
bahwa sebanyak 195 orang yang terdiri dari dapat membangun rasa ingin tahu dan
responden diantara 187 perempuan dan 8 kemampuan peserta didik untuk memanfaatkan
orang laki-laki memakai kosmetik. Maka dari itu secara tepat. Kenyataannya pembelajaran
media masker wajah sekarang bisa dijadikan sains disekolah kurang memperhatikan budaya
dan dikembangkan sebagai media ajar untuk lokal yang berkembang di masyarakat, karena
pembelajaran. (Putri, 2018) keterbatasan guru dalam mengkaitkan konsep,
Melayanti dan dwiyanti dalam jurnalnya proses dan aplikasinya terhadap pelestarian
menyebutkan bahwa Masker wajah merupakan nilai-nilai kebudayaan disosialisasikan kepada
kosmetik yang digunakan untuk merawat peserta didik melalui proses
kondisi wajah seseorang agar tetap sehat serta pembelajaran.(Sudarman, 2015)
penggunaannya dapat mengatasi masalah- Menggunakan media sebagai alat bantu
masalah kulit wajah seperti jerawat. Masker akan lebih efektif dalam menyampaikan pesan
wajah ternyata dapat dijadikan sebagai media atau informasi yang berisi materi pelajaran.
pembelajaran, Khususnya pada materi Sistem Seperti yang diketahui bahwa media
Ekskresi. Pada materi ini siswa dapat pembelajaran membuat peserta didik menjadi
memahami bagaimana kegunaan masker antusias dan semangat dalam belajar hal ini
wajah dalam menjaga dan merawat kulit, dari akan berdampak pada meningkatnya hasil
penerapan praktikum pembuatan masker belajar peserta didik. Oleh sebab itu,
wajah siswa jadi memahami bahwa dalam diperlukannya media pembelajaran yang dapat
menjaga system ekskresi khususnya siswa menarik perhatian peserta didik untuk
bisa menggunakan bahan alami yang ada di mempelajari suatu topik materi pelajaran, salah
lingkungan sekitar. (Purwaka, 2018) satunya dengan menggunakan media ajar
Dengan adanya praktikum ini maka masker wajah berbasis etnosains. (Hidayah,
siswa akan terlibat langsung dalam proses 2017)
pembelajaran dan dengan begitu siswa akan Etnosains adalah cabang pengkajian
lebih memahami tujuan dan materi budaya yang berusaha memahami bagaimana
pembelajaran dengan baik. Praktikum ini juga manusia memahami alam mereka. Manusia
nanti tujuannya untuk meningkatkan jiwa biasanya memiliki ideologi dan falsafah hidup
konservasi siswa, karena siswa akan paham yang mempengaruhi mereka salah satu bentuk
bahwa bahan yang mereka gunakan untuk etnografi baru (the new etnography).(Purwaka,
membuat masker wajah tersebut merupakan 2018). Etnosains merupakan salah satu
bahan yang berasal dari alam dan sudah trobosan baru dengan kurikulum dan
hampir punah keberadaannya, untuk itu siswa karakteristik siswa. Kata etnoscience
akan mengerti dan memahami bahwa (etnosains) berasal dari kata ethno (bahasa
tumbuhan tersebut harus dilestarikan dan tidak yunani) yang berarti bangsa, dan scientia
boleh di ambil dan digunakan secara (bahasa lain) artinya pengetahuan. Etnosains
50 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh pengembangan media ajar pada pengaruh
suatu komunitas budaya, kemudian ilmu ini masker wortel terhadap kecerahan kulit wajah.
mempelajari atau mengkaji sistem Hasil penelitiannya diperoleh bahwa bahan
pengetahuan tipe-tipe kognitif budaya tertentu. yang digunakan wortel dan madu dengan
Penekanan pada pengetahuan asli dan khas komposisi 6 gr : 6 ml (1:1) dan wortel yang
dari suatu komunitas budaya. (Yuliana, 2017) digunakan jenis imperator, wortel lokal berumbi
Penelitian Pengembangan Produk sedang dengan bentuk memanjang seperti
Masker Wajah Berbasis Etnosains Sebagai kerucut dan ujung memanjang (Ayu, 2017).
Media Ajar Pada Materi Sistem Ekskresi Penelitian ini membahas tentang media ajar
Manusia penting dilakukan mengingat masih masker wajah tetapi metode penelitiannya
kurangnya daya tarik siswa dalam mengikuti berbeda, penelitian ini menggunakan metode
pembelajaran, hal ini dibuktikan pada penelitian kualitatif deksriptif sedangkan penelitian saya
awal yang dilakukan di salah satu SMP Negeri menggunakan model pengembangan dan
Bengkulu Utara yang didapat bahwa saat Research and Development (R&D) yaitu 4D.
proses pembelajaran berlangsung sebagian Selain itu penelitian ini hanya melihat
anak tidak merespon apa yang dijelaskan guru, bagaimana pengaruh masker wajah wortel
siswa sering mengantuk dikelas, kadang juga terhadap kecerahan kulit wajah sedangkan
melakukan aktivitas yang tidak berkaitan peneliti lebih menekankan pada
dengan pembelajaran seperti keluar masuk pengembangan media ajarnya melalui masker
kelas. Proses belajar mengajar yang monoton wajah berbasis etnosains untuk meningkatkan
berakibat pada kurangnya minat siswa dalam jiwa konservasi siswa tidak hanya berfokus
proses pembelajaran dan besar kemungkinan pada produknya saja tetapi dengan media
hal ini juga akan berakibat pada hasil belajar ajarnya juga.
siswa.
Selain itu berdasarkan beberapa METODE
penelitian sebelumnya, seperti penelitian yang Metode yang digunakan pada penelitian
berjudul: media ajar untuk inovasi pembuatan ini adalah metode penelitian dan
masker wajah dari bahan dasar wortel dan pengembangan Research and Development.
beras untuk semua jenis kulit. Hasil Jenis penelitian yang dipakai merupakan
penelitiannya diperoleh bahwa untuk penelitian pengembangan atau Research and
menetahuai kelayakan media ajar masker Development (R&D) model R&D yang akan
wajah dari bahan dasar wortel dan beras untuk digunakan adalah 4D oleh Thiagarajan. Model
semua jenis kulit pada mahasiswa fakultas ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu
teknik Universitas Makasar jurusan pendidikan pendefinisian (define), perancanaan (design),
kesejahteraan keluarga dalam bidang pengembangan (develope), dan penyebaran
kecantikan.(Nadya, 2019). Dalam penelitian ini (disemminate) (Kurniawan, 2017). Penelitian
membahas tentang media ajar masker wajah pengembangan ini dengan menggunakan
tetapi metode penelitiannya berbeda, penelitian pendekatan R&D dengan instrumen yang
ini menggunakan metode kualitatif deksriptif digunakan angket dan tes. Data yang diperoleh
sedangkan penelitian saya menggunakan dari instrumen tes di analisis secara kuantitatif,
model pengembangan dan Research and dan instrumen angket dianalisis secara
Development (R&D) yaitu 4D. Peneliti lebih kualitatif. (Sugiono, 2017).
menekankan pada pengembangan media ajar Prosedur penelitian pada metode ini
masker wajah berbasis etnosains untuk yaitu langkah pertama peneliti melakukan
meningkatkan jiwa konservasi sedangkan analisis data awal baik secara studi literatur
penelitian ini hanya menganalisis kelayakan maupun observasi langsung ke sekolah.
media ajar masker wajah untuk inovasi Selanjutnya setelah permasalahan di temukan
pembuatannya pada semua jenis kulit. langkah selanjutnya pengembangan prototipe,
Kemudian penelitian yang berjudul: langkah awal dalam prosedur ini yaitu
Produk Masker Wajah Berbasis Etnosains Sebagai Bentuk Pengembangan Media Ajar 51
Pada Materi Sistem Ekskresi Manusia
Ira Oktavia1*, Asiyah2, Ahmad Walid3
pemilihan media ajar yang digunakan. Media manusia. Penelitian dilakukan dengan
yang dipilih pada penelitian ini yaitu masker beberapa tahapan dan uji coba serta validasi
wajah berbasis etnosains sebagai bahan ajar dari beberapa ahli. Adapun hasil dari penelitian
pada materi sistem ekskresi. Selanjutnya yaitu sebagai berikut:
pemilihan format atau desain, hal ini memuat Tahap Pengembangan Produk
rancangan atau gambaran prosedur a. Define (Mendefinisikan)
pembuatan produk. Desain harus sesuai Pengembangan produk dilakukan
dengan materi yang dipilih.(Boone, Jr., Harry.N, dengan 4 tahapan yaitu pendefinisian,
2012) perancangan, pengembangan dan
Tahap selanjutnya pengembangan, penyebaran. Tahap pendefinisian
tahap pengembangan terdiri dari tahap validasi dilakukan dengan analisis kebutuhan awal
yang dilakukan oleh beberapa ahli seperti ahli yang dilakukan di SMP Negeri 13
materi, ahli desain, dan ahli bahasa. Validasi Bengkulu Utara. Responden dalam
dilakukan oleh dosen dan juga guru, validasi ini penelitian ini yaitu guru IPA dan siswa
bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap kelas VIII. Analisis kebutuhan ini dilakukan
produk baik dari segi materi, desain ataupun menggunakan angket yang melibatkan
bahasa yang digunkan pada prosedur guru mata pelajaran IPA dan siswa kelas
pembuatan masker wajah. Setelah tahap VIII SMP Negeri 13 Bengkulu Utara. Hasil
validasi, berikutnya revisi produk. Dari hasil analisis kebutuhan berdasarkan angket
validasi ahli didapat beberapa saran perbaikan yang diberikan kepada guru mata
yang nantinya akan menjadi acuan dalam pelajaran IPA dapat dilihat pada tabel 1
pembuatan produk agar lebih baik. Selanjutnya berikut ini:
hasil revisi produk dilakukan uji coba dengan
melibatkan 2 orang guru mata pelajaran IPA Tabel 1. Hasil Analisis Kebutuhan Guru
dan beberapa siswa yang dapat mewakili No Aspek Yang
Hasil Analisa
populasi produk, dan tahap terakhir dalam Ingin
Kebutuhan Guru
penelitian ini yaitu revisi produk dari hasil uji Diketahui
c. Development (pengembangan)
Tahap selanjutnya adalah Ahli Saran
melakukan uji validasi. Uji validasi Materi
dilakukan kepada validator yang
1. kesalahan minor dalam
merupakan dosen ahli dibidangnya
hal penulisan perbaiki
masing-masing, dengan menggunakan Erik dan cek kembali.
lembar validasi yang telah disiapkan. Perdana 2. Sudah layak digunakan
Putra, dilapangan.
1. Ahli materi yaitu dari dosen UIN Kota
Bengkulu Fakultas Tarbiyah dan Tadris M.Pd
bapak Erik Perdana Putra, M.Pd.
(Sumber : Analisis Hasil Angket Validasi
2. Ahli media yaitu dari dosen UIN Kota Ahli Materi)
Bengkulu Fakultas Tarbiyah dan Tadris
ibu Naintyn Novitasari, M.Pd. Dari hasil validasi diatas
3. Ahli bahasa bahasa yaitu dari dosen produk masker wajah berbasis
UIN Kota Bengkulu Fakultas Tarbiyah etnosains sebagai media ajar dapat
dan Tadris ibu Risti Novitasari, M.Si. digunakan untuk media pembantu
a) Hasil Validasi Ahli Materi praktikum dengan skor 83% kategori
Tahap Validasi ahli materi sangat baik berdasarkan hasil
dilakukan pada tanggal 14 Februari validasi materi dan layak digunakan.
2022 di Ruangan Pasca Sarjana UIN Berdasarkan penelitian yang
Bengkulu untuk Validasi Materi dari dilakukan oleh Ulyanti Suraimah
Dosen Biologi yaitu Bapak Erik Hani, dengan skor 96,3% kategori
Perdana Putra, M.Pd. Hasil validasi sangat valid. Hal ini menunjukan
materi sebagai berikut: bahwa materi produk masker wajah
berbasis etnosains sebagai media
Tabel 2 Hasil Validasi Materi ajar dapat digunakan sebagai media
Nama Jumlah Presentase pembelajaran dengan kategori nilai
Ahli Hasil kurang baik, cukup baik, dan sangat
Respon baik.(Suraimah, 2017)
b) Hasil Validasi Ahli Bahasa
Bapak 50 83% Proses validasi bahasa yang
Erik
dilakukan pada tanggal 16 Februari
Perdana
Putra,
2022 di Ruangan Program Studi
M.Pd. Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
UINFAS Bengkulu untuk validator
(Sumber: Analisis Hasil materi dari Dosen Bahasa yaitu ibu
Validasi Ahli Materi) Risti Novitasari, M.Si. Berikut adalah
Dari hasil yang diperoleh
tabel hasil validasi bahasa sebagai
dapat diketahui bahwa media
berikut:
pembelajaran produk masker wajah
berbasis etnosains sebagai media
Tabel 4 Hasil Validasi Bahasa
ajar pada materi sistem ekskresi
manusia mendapatkan kategori layak
Nama Jumlah Presentase
dari ahli materi dengan presentase Ahli Hasil
83%. Adapun saran yang diberikan Respon
oleh validator ahli materi yaitu :
Ibu Risti 65 92%
Tabel 3 Saran Perbaikan Materi Novitasari,
54 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
M.Si. M.Pd.
(Sumber : Analisis Hasil Validasi Ahli (Sumber : Analisis Hasil Validasi Ahli
Bahasa) media)
Tabel. 5 Saran Pebaikan Bahasa Tabel. 7 Saran Perbaikan Dari Ahli Media
Ahli Saran
Ahli Saran
Risti Perbaiki sesuai
Novitasari, saran yang telah Naintyn Novitasari, Perbaiki gambar dari
M.Si disampaikan jika M.Pd produk masker wajah
perlu berbasis etnosains
yang lebih baik lagi
(Sumber : Analisis Hasil Angket
Validasi Ahli Bahasa) (Sumber : Analisis Hasil Angket Validasi Ahli
media)
Dari hasil validasi diatas
diperoleh hasil 92% bahwa bahasa Menurut validator media yang, produk
produk masker wajah berbasis masker wajah berbasis etnosains yang dibuat
etnosains dapat digunakan untuk sudah baik dengan penjelasan mekanisme
media pembantu praktikum dan layak
digunakan semua ejaan baik bahasa cara penggunaan produk masker wajah
yang digunakan sudah sangat baik. berbasis etnosains oleh peneliti, Menurut fitriah
Sesuai dengan riset yang dilakukan dkk pedukung pembelajaran yang baik adalah
oleh Novian Purnomo Dkk, diperoleh dengan batuan alat peraga karena alat peraga
hasi uji isi adalah sebesar 90,83 % merupakan media pembelajaran yang efektif,
dengan kategori sangat baik dan
layak untuk digunakan untuk efiseien dan menarik. ((Utami, 2020).
membantu proses pembelajaran. Berdasarkan hasil uji validasi produk masker
(Purnomo, 2021) wajah berbasis etnosains memperoleh hasil
c) Hasil Validasi Ahli Media layak digunakan dilapangan, dengan kreteria
Proses validasi media penilaian cukup, baik, dan sangat baik.
dilakukan pada tanggal 18 Februari
2022 di Ruangan LPPM UIN
Bengkulu. Produk ini menghasilkan Hasil Uji Lapangan
produk masker wajah berbasis Uji lapangan dilakukan untuk
etnosains yang divalidasi oleh ibu mengetahui kelayakan dan kepraktisan produk
Naintyn Novitasari, M.Pd. Hasil yang dibuat, uji lapangan dilakukan
validasi media dapat dilihat pada menggunakan angket kelayakan, angket
tabel berikut:
tanggapan guru terhadap kepraktisan produk
Tabel 6 Hasil Validasi Media masker wajah berbasis etnosains sebagai
media ajar dan respon siswa. Angket
Nama Ahli Jumlah persentase kepraktisan dilakukan dengan melibatkan dua
Hasil orang guru IPA SMPN 13 Bengkulu Utara. Uji
coba terbatas atau uji coba skala kecil
Naintyn 51 85%
melibatkan 10 orang siswa kelas VIII SMPN 13
Novitasari,
Produk Masker Wajah Berbasis Etnosains Sebagai Bentuk Pengembangan Media Ajar 55
Pada Materi Sistem Ekskresi Manusia
Ira Oktavia1*, Asiyah2, Ahmad Walid3
5. Jhonson. S 46 PEMBAHASAN
Uji coba produk masker wajah berbasis
6. Celsi Romalili 49 etnosains ini untuk mengetahui kelayakan
Br. Manurung produk masker wajah. Kelayakan dilakukan
agar sebelum produk di ujicobakan di lapangan
7. Intan Permata 47 produk sudah layak berdasarkan penilaian dari
Sari ahli. Produk dikatakan layak apabila sudah
mendapatkan hasil validasi dari validator ahli.
8. Cindy Claudya 47 Validator ahli antara lain ahli materi, ahli media
C. Laoly dan ahli bahasa. hasil validasi ahli, ahli bahasa,
dan ahli media maka secara keseluruhan dapat
9. Arel Aleski 45 dilihat pada diagram berikut:
Hasil Validasi
10. Farel Pratama 47
Abstrak
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui upaya menarik minat belajar siswa introvert melalui pembelajaran IPS.
Metode Penelitian ini menggunakan metode tinjauan literature (library research) yaitu penelitian yang
didasarkan pada pendapatan-pendapat ahli. Hasil analisis ini menemukan bahwa terdapat interaksi antra model
pembelajaran yang diterapkan dengan tipe kepribadian dalam pengaruhnya terhadap hasil belajar IPS. Lebih
jauh dapat dilihat bahwa apabila dalam pelaksanaan pembelajaran siswa diklasifikasikan menurut tipe
kepribadian, maka ditemukan bahwa model pembelajaran berbasis masalah berbantuan media audio visual
dan model pembelajaran konvensional memberikan pengaruh yang berlawanan. Dengan tipikal seperti itu, hasil
belajar peserta didik dengan tipe kepribadian introvert lebih menurun apabila menggunakan model
pembelajaran yang aktif seperti model pembelajaran problem based learning. Dengan sifat yang sulit
mengekspresikan dirinya, peserta didik dengan tipe kepribadian introvert cenderung tidak aktif bahkan malas
bertanya apabila ada materi yang dirasa kurang mengerti dan mereka cenderung menjadi sielent reader tanpa
bersosialisasi dengan teman lainnya.
Kata kunci: Introvert, IPS, Minat Belajar.
Abstract
This analysis aims to determine the efforts to attract introverted students' interest in learning through social
studies learning. Methods This research uses a literature review method, namely research based on expert
opinions. The results of this analysis found that there was an interaction between the applied learning model
and personality type in its influence on social studies learning outcomes. Furthermore, it can be seen that if in
the implementation of learning students are classified according to personality type, it is found that problem-
based learning models assisted by audio-visual media and conventional learning models have the opposite
effect. With a typical like that, the learning outcomes of students with introverted personality types are lower
when using active learning models such as problem based learning models. With traits that are difficult to
express themselves, students with introverted personality types tend to be inactive and even lazy to ask if there
is material they feel they don't understand and they tend to be sielent readers without socializing with other
friends.
Keywords: Introvert, Social Studies, Interest in Learning.
lainnya yang tidak berpendidikan (Kompri, 2016 didik (Ulya, 2016). Kepribadian merupakan
: 15) . suatu unsur dimana yang terdapat didalam diri
Mata pelajaran yang salah satunya atau individu seseorang. Kepribadian ini yang
diajarkan pada sekolah-sekolah yaitu Ilmu mencerminkan bagaimana respon seseorang
Pengetahuan Sosial (IPS). Dimana IPS ini dengan tingkah laku dan juga cara berpikirnya.
memiliki peran yang cukup besar dalam Kepribadian merupakan suatu sistem dalam diri
pembentukan dari segi Sumber Daya individu sebagai wujud dari pengorganisasian
Manusianya. IPS mengajarkan tentang dirinya. Sistem tersebut bersifat dinamis, yaitu
berbagai ilmu yang berkaitan dengan mengikuti keadaan mental seseorang dan
kehidupan sosial di masyarakat yang kemudian bersifat unik atau khas. Eysenck yang
diolah berdasarkan prinsip pendidikan untuk membagi tipe kepribadian menjadi dua, yakni
dijadikan program pembelajaran pada tingkat extrovert (cenderung berorientasi ke luar) dan
persekolahan. Metode pembelajaran IPS yang introvert (cenderung berorientasi ke dalam).
baik dan tepat juga sangat diperlukan agar Penggunaan model pembelajaran yang bersifat
pembelajaran juga dapat berlangsung dengan pasif contohnya seperti model pembelajaran
baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. konvensional yang dimana kemungkinan besar
Namun, dari pembelajaran IPS yang memberikan pengaruh terhadap peningkatan
berlangsung di sekolah saat ini yang umumnya hasil belajar peserta didik yang introvert,
masih bersifat sederhana. Maksudnya guru karena pada saat proses pembelajaran peserta
masih menggunakan metode pembelajaran didik introvert cenderung bersifat pasif dan
yang monoton dan kurang menarik perhatian lebih suka bekerja sendirian. Sedangkan
atau minat siswa. Biasanya guru masih penggunaan model pembelajaran yang bersifat
menggunakan metode ceramah dan aktif memberikan pengaruh terhadap hasil
memberikan penugasan kepada siswa melalui belajar peserta didik extrovert, karena peserta
buku ajar . Dimana pada kegiatan tersebut didik extrovert cenderung bersifat aktif dan
membuat siswa kurang senang atau kurang lebih kooperatif (Ulya, 2016).
bersemangat dengan pembelajaran yang Kepribadian atau personality merupakan
sedang diberikan oleh guru. Menurut Winkel suatu aspek yang cukup penting dalam
dalam Safitri (2016), minat merupakan kehidupan manusia karena dapat
kecenderungan manusia untuk merasa tertarik mempengaruhi perilaku sehingga mudah
pada suatu pembelajaran atau bidang tertentu menarik perhatian. Kepribadian adalah suatu
sehingga merasa tertarik untuk pola perilaku dan cara berpikir khas dari
mempelajarinya. Menurut Dalyono dalam Safitri seseorang yang dimana menentukan
(2015), untuk mengetahui minat belajar anak penyesuaian diri seseorang terhadap
dalam pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas lingkungan. Disamping itu, kepribadian
anak saat pembelajaran, lengkapnya catatan, merupakan konsep abstrak dan komplek yang
dan memperhatikannya anak saat memadukan berbagai aspek dan karakteristik
pembelajaran. seseorang sehingga sulit untuk menemukan
Tentunya hasil dari belajar siswa ini tidak definisi yang sederhana, bahkan definisi-
mutlak dari pengaruh faktor internal yang definisi yang dikemukakan oleh para ahli
beruapa model pembelajaran dan media sangat beragam.
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Kepribadian manusia dipandang sebagai
Terdapat faktor lain, yaitu adanya faktor internal sistem terbuka yang batas potensinya tidak
yang mempengaruhi hasil belajar siswa. diketahui. Teori Skinner menyatakan bahwa
Dimana faktor internal tersebut diantaranya studi kepribadian ditujukan pada penemuan
inteligensi, tipe kepribadian, bakat, minat, pola yang khas dan berkaitan dengan tingkah
motivasi, sikap, dan lain-lain. Penelitian ini laku organisme dan konsekuensi-konsekuensi
membahas bakat tipe kepribadian siswa yang diperkuatnya (Hamzah Uno, 2006: 24).
kaitannya dengan hasil belajar IPS. Terdapat Seseorang yang introvert cenderung akan lebih
hal lain yang tidak dapat diabaikan yaitu dalam banyak menyimpan rahasia tentang persoalan
menerapkan model pembelajaran perlu dirinya, serta banyak menjaga rahasia
mempertimbangkan tipe kepribadian peserta persoalan dari orang lain. Seorang introvert
Analisis Upaya Menarik Minat Belajar Siswa Introvert Melalui Pembelajaran IPS 61
Maya Marisa1*, Rara Satriana2, dan Yessi Desmatala Sari3
juga dikenal sebagai sosok yang pendiam dan Data sekunder yang digunakan dalam
sukar, serta sering menarik diri dari suasana penelitian ini adalah dengan menggunakan
yang ramai. Akan tetapi ketika ditimpa rasa studi dokumen sebagai instrument utamanya.
sedih, tidak mudah baginya akan Sumber data formalnya terutama berupa
mendatangkan ide-ide (Tim Psikologi, 2012: pendapat para ahli (doktrin) yang tertulis dalam
136). Pengalaman dirinya adalah kekuatan buku-buku teks dan juga berasal dari buku-
untuk melakukan sesuatu. Baginya, banyak buku teks.
berinteraksi dengan orang lain hanya
membuang waktu saja. Di dalam suasana HASIL DAN PEMBAHASAN
keramaian sekalipun, seperti pesta pernikahan,
ia lebih nyaman berbincang hanya dengan dua 1. Upaya dalam Menarik Minat Belajar
atau tiga orang. Ketika bertemu dengan orang Siswa untuk Aktif Menurut Ahli. melalui
yang baru dikenal, seseorang yang memiliki Pembelajaran.
pribadi introvert cenderung akan menunggu Model pembelajaran berbasis
untuk disapa dahulu daripada menyapa terlebih masalah berbantuan media audiovisual
dahulu. berorientasi pada pembelajaran yang
Seorang yang introvert juga akan lebih berbasis pada siswa (student centred),
memikirkan risiko yang akan terjadi sebelum suasana belajar yang aktif sehingga terjadi
mengambil suatu tindakan. Orang introvert peningkatan pemahaman (bukan ingatan).
lebih suka menyelesaikan pekerjaan daripada Siswa belajar atas inisiatifnya sendiri,
berkelompok, walaupun penyelesaian dimana peran guru sekarang ini hanyalah
pekerjaan itu membutuhkan waktu yang cukup membimbing, mengarahkan siswa
panjang. Maka dari hal itu orang dengan tipe sehingga terjadi suatu pertukaran
diri ini cenderung memiliki prinsip “saya pengetahuan antara guru dengan siswa,
menyendiri, lalu saya mengerti”. Tipe introvert bukan hanya transfer pengetahuan.
ini sering memperlihatkan kecenderungannya Dalam hal ini di dukung dengan adanya
untuk mengembangkan gejala dari ketakutan, suasana belajar yang menyenangkan dan
depresi, yang ditandai oleh perasaan mudah kesadaran emosional pada keadaan tidak
tersinggung, gugup, melamun, sulit tidur, dan dalam kondisi tertekan. Berdasarkan hasil
rendah diri (Hambali, 2013: 17) . pengujian secara statistik yang terbukti
Beberapa cara yang dapat dilakukan guru bahwa kemungkinan untuk siswa memiliki
untuk menarik minat siswa adalah menerapkan tipe kepribadian introvert ini, karena dapat
metode pembelajaran IPS yang kreatif dan bisa diliat dari perbedaan hasil belajar IPS
membuat siswa introvert untuk lebih aktif dalam antara siswa yang mengikuti dengan
pembelajaran. Guru dapat menghubungkan model pembelajaran berbasis masalah
materi pembelajaran dengan kehidupan siswa yang dibantu oleh media audiovisual dan
sehari-hari serta dapat menciptakan lingkungan siswa yang mengikuti model pembelajaran
belajar yang kondusif bagi siswa. konvensional.
Pembelajaran konvensional adalah
suatu pembelajaran yang biasa dilakukan
oleh guru dalam proses pembelajaran di
METODE PENELITIAN dalam kelas. Pembelajarannya lebih
berorientasi pada materi yang ada pada
Metode penulisan yang digunakan dalam buku teks. Pembelajaran seperti ini lebih
penelitian ini adalah penelitian deskriptif. dikenal dengan gaya bank sehingga
Penelitian ini adalah penelitian yang mencoba kemungkinan besar akan gagal
mendeskripsikan variable yang diteliti secara menghasilkan peserta didik yang aktif,
mandiri tanpa dikaitkan dengan variabel- kreatif dan inovatif. Karena peserta didik
variabel lain, baik yang bersifat akan berhasil mengingat jangka pendek
membandingkan maupun menghubungkan. tetapi untuk kedepannya gagal dalam
Penelitian ini menggunakan metode tinjauan membekali peserta didik dalam
literature (library research) yaitu penelitian yang memecahkan persoalan dalam
didasarkan pada pendapatan-pendapat ahli. kehidupannya jangka panjang.
62 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
REFERENCES
Abstrak
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis puisi melalui metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada murid kelas IV SD Negeri 6 Sideak Tahun Pelajaran 2021/2022.
Berdasarkan hasil data awal yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kemampuan menulis puisi masih rendah.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan kelas (PTK). Analisa data dilakukan dengan mereduksi
data dan memaparkan data dalam bentuk tabel, sehingga dapat dicari nila rata-rata dan persentase ketuntasan
belajar. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas VI SD Negeri 6 Sideak Tahun Pelajaran 2021 /
2022 yang berjumlah 12 orang murid, diantaranya terdiri dari 7 murid laki-laki dan 5 muridperempuan. Hasil
penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa persentase ketuntasan dalam keterampilan menulis puisi yaitu
(75,00%) murid yang tuntas dalam belajarnya. Hasil Siklus II menunjukkan bahwa persentase ketuntasan dalam
keterampilan menulis puisi yaitu (92 %) muridyang tuntas dalam belajarnya. Berdasarkan penelitian ini
disimpulkan bahwa menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat memberikan dampak yang sangat
besar dan signifikan terhadap hasil kemampuan menulis puisi murid kelas VI SDN 6 Sideak TP 2021/2022.
Abstract
The purpose of this study was to determine the improvement of poetry writing skills through the STAD type
cooperative learning method in fourth grade students of SD Negeri 6 Sideak in the 2021/2022 academic year.
Based on the results of the initial data that has been carried out, it shows that the ability to write poetry is still low.
This research uses classroom action research (CAR). Data analysis is done by reducing the data and presenting
the data in tabular form, so that the average value and the percentage of learning completeness can be found.
The subjects in this study were all sixth grade students of SD Negeri 6 Sideak for the academic year 2021/2022,
totaling 12 students, including 7 boys and 5 girls. The results of the research in the first cycle showed that the
percentage of completeness in poetry writing skills was (75.00%) students who completed their studies. The results
of Cycle II show that the percentage of completeness in poetry writing skills is (92%) of students who are complete
in their studies. Based on this study, it was concluded that using STAD type cooperative learning could have a
very large and significant impact on the results of the sixth grade students' poetry writing skills at SDN 6 Sideak
TP 2021/2022.
.
Keywords: Poetry writing skills, STAD Cooperative Learning.
diri seseorang jika keterampilan tersebut satu factor penyebab kemalasan ini adalah
diasah dengan baik sejak usia sekolah dasar. kurangnya literasi muridsehingga
Pada usia sekolah dasar terutama perbendaharaan kata – kata yang dimiliki masih
pada kelas tinggi mengasah keterampilan belum luas. Sehingga ketika guru meminta
menulis sudah sebaiknya dilakukan guru murid menulis puisi bebas ataupun dengan
secara berkelanjutan. Karena pada kelas tinggi tema tertentu muridcenderung bingung dan
yakni kelas 4 sampai 6 muridsudah memiliki kehilangan ide.Hal serupa juga dialami
kemampuan membaca yang baik.Salah satu oleh.Sebahagian besar muridterlihat bingung
keterampilan menulis yang dapat ditanamkan dan tidak menuliskan apa – apa bahkan ketika
adalah keterampilan menulis puisi. Menulis diminta menulis puisi beberapa orang
puisi salah satu keterampilan yang dapat muridmalah membuat kegiatan sendiri seperti
digunakan muriduntuk mengasah keterampilan menggambar, memainkan pulpennya dan
menulis. Penulisan puisi berdasarkan mengobrol dengan temannya.
pengalaman muriddalam kehidupan sehari – Meskipun bagi sebahagian muridkelas
hari. Guru dapat menggali pengalaman tinggi yang sudah terbiasa dengan menulis
muriduntuk dituangkan kedalam karya puisi puisi merupakan kegiatan yang dianggap
yang bersifat sederhana. Kemudian guru mudah. Akan tetapi masih banyak
membimbing untuk memperbaiki pemakaian muridSekolah Dasar Negeri 6 Sideak yang
kata diksi murid.Guru juga dapat masih kesulitan dalam menulis puisi. Hal ini
mengembangkan imajinasi muridmelalui cerita menyebabkan sebahagian muridyang belum
atau dengan memberikan video pembelajaran. tertarik dalam menulis puisi sehingga hasil
Melalui cerita dan video pembelajaran akan belajar yang diperoleh muridmenjadi
semakin memperkaya literasi muriduntuk rendah(tidak mencapai KKM).Hal yang paling
mendukungnya memiliki keterampilan menulis menonjol dari berbagai puisi hasil karya murid
terutama menulis puisi. adalah dalam pemakaian kata diksi dan
Puisi adalah hasil pemikiran, persajakan puisi. Puisi yang ditulis murid
perasaan, dan pengalaman penulis yang cenderung memakai kata – kata yang
diungkapkan melalui media yang unik sederhana bahkan terkadang dicampur dengan
(Ristavida:2020).Dalam mengembangkan bahasa daerah. Disamping itu juga
keterampilan menulis puisi guru membimbing persajakannya juga tidak teratur dan sama
muriduntuk dapat menuangkan pikiran, sekali tidak ada persajakan.
perasaan dan pengalamannya ke dalam Berdasarkan hasil pengamatan di
sebuah karya puisi.Menulis puisi merupakan kelas SD Negeri 6 Sideak, guru melihat
proses kegitan menulis kreatif yang rendahnya hasil belajar pencapaian
membutuhkan intelektual, yaitu kegiatan yang muriddalam menulis puisi yaitu 50, 40 dengan
mengharuskan seseorang memiliki kecerdasan hasil belajar terendah 30,00 dan hasil belajar
penguasaan wawasan dan bahasa yang luas tertinggi 70,00. Sedangkan hasil belajar
serta memiliki kepekaan perasaan. ketuntasan yang ingin dicapai 75,00 sehingga
Keterampilan menulis puisi bermula dari proses hasil belajar muridtidak mencapai ketuntasan
kreatif, imajinasi mengembangkan fakta yang diharapkan.Setelah melakukan refleksi
empiris dan menerjemahkannya ke dalam pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa faktor
puisi. Bahasa yang digunakan untuk menulis yang menyebabkan muridbelum mampu
puisi pendek, padat dan jelas. Pada umumnya menulis puisi dengan menggunakan kata – kata
banyak yang menggunakan kiasan atau dikte yang tepat, yaitu (1) muridmengalami kendala
(Wicaksono:2014) dalam menentukan kata-kata yang tepat pada
Kebanyakan siswa merasa malas saat menulis puisi, (2) rendahnya
dalam menulis, apalagi menulis puisi. Siswa perbendaharaan kata yang dimiliki murid, (3)
biasanya kesulitan menemukan ide dan kosa kurangnya minat muridterhadap strategi
kata yang dapat disatukan dalam puisi yang mengajar guru(4) kurangnya kesempatan yang
indah. Selain itu, saya ragu untuk menulis puisi diberikan kepada muriduntuk berkreasi, (5)
karena masih sedikitnya kata dan pilihan kata Materi yang diberikan masih belum memadai
di kalangan siswa. (Maimanah :2021).Salah (6) Kepercayaan diri muridyang masih rendah
Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe 69
STAD Pada Siswa Kelas I SD Negeri 6 Sideak Tahun Pelajaran 2021/2022
Ronny Sitanggang1*, Elly Prihasti W2, dan Mara Untung Ritonga3
dalam menampilkan karyanya dan (7) berbeda – beda, selanjutnya guru membagi
Kurangnya literasi murid lembaran kegiatan yang berisi pertanyaan, dan
Penulisan puisi terkadang berkembang seluruh anggota memahaminya,
seiring dengan berkembangnya rasa dan menyelesaikan seluruh bahan yang diberikan.
konsep penyair tentang keindahan berubah. Lembaran pertanyaan yang diberikan
Memahami puisi membutuhkan perspektif dimaksudkan untuk memandu muriduntuk
lama, esai yang terikat pada bait, baris, jumlah dapat memahami penulisan puisi dengan
kata, dan pola rima, tetapi memahami puisi dari tepat.Kemudian melalui lembaran tersebut
perspektif puisi modern bukanlah bentuk muriddapat menulis puisi dengan tepat. Tujuan
formal. Tetapi berdasarkan esensi. Dari sini kita belajar dengan model kooperatif tipe STAD
dapat menyimpulkan bahwa puisi adalah untuk memaksimalkan nilai prestasi belajar ,
ucapan atau ekspresi tidak langsung. keaktifan dalam diskusi, membiasakan
(Zainuddin :2015). Puisi bisa menggambarkan menggunakan waktu dalam belajar dengan
pengalaman hidup seseorang. Tetapi dituliskan tepat,dan membuat muridbersemangat dalam
secara singkat dengan pilihan kata yang tepat mengikuti pembelajaran. Setiap
dan akurat serta menggunakan kata kiasan. muridmemberikan partisipasi dalam
Puisi juga dapat ditulis berdasarkan kejadian kelompoknya tentang bagaimana menulis puisi
yang dilihat oleh penulis di lingkungan yang tepat. Murid juga diajak menceritakan
sekitarnya atau berdasarkan imajinasi penulis. pengalamannya masing masing untuk dapat
Yang utama dalam penulisan puisi adalah diubah menjadi sebuah karya puisi yang indah
pemilihan kata diksi yang tepat untuk dengan pemakaian kata kiasan yang tepat dan
menggambarkan makna yang akan menarik.
disampaikan penulis kepada pembaca. Strategi ini dipilih karena pembelajaran
Dalam teknik menulis puisi,sebuah kooperatif dengan tipe STAD mengutamakan
puisi itu ditulis dari buah pikiran, hal – hal yang pada keaktifan dan kerjasama muriduntuk
membuat terkesan dan hal hal yang pernah saling mendorong dan berbagi ilmu dalam
dialami (Rohilah:2020). Berdasarkan analisis memahami teknik menulis puisi yang tepat agar
pendapat para peneliti dalam menumbuhkan hasil belajarnya optimal. Dengan demikian
keterampilan menulis puisi pada muridyang masih memiliki kemampuan rendah
muriddibutuhkan kemampuan guru untuk dapat saling melengkapi untuk memperoleh
menggali pengalaman maupun imajinasi yang hasil belajar yang optimal. Karena setiap
ada dalam diri muriduntuk dituangkan kedalam muridberpartisipasi agar hasil prestasi belajar
bentuk puisi dengan pilihan kata yang singkat, muriddapat meningkat.Berdasarkan itulah guru
padat, jelas, serta menarik.Dalam membimbing mencoba melakukan PTK dengan judul:
muriduntuk dapat memilih kata yang tepat pada “Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi
tahapan awal guru dapat meminta Melalui Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
muridmenuliskan pengalaman singkat dengan pada Kelas IV Murid SDN 6 Sideak Tahun
tema tertentu dalam bentuk cerita. Kemudian Pelajaran 2021/2022.
cerita tersebut diubah ke dalam bentuk puisi
dengan pemilihan kata yang singkat, padat , METODE PENELITIAN
jelas dan menarik. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 6
Untuk mengatasi permasalahan belajar Sideak yang beralamat di Desa Sideak
tersebut, guru mencoba menerapkan model Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir. Subjek
pembelajaran kooperatif tipe STAD. dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
Pembelajaran kooperatif STAD merupakan IVyang berjumlah 12 orang siswa. Dengan
pembelajaran yang mengajak muridaktif dalam rincian 5 siswa perempuan dan 7 siswa laki-
diskusi di mana guru menggunakan proses laki. Data dalam penelitian ini adalah adat hasil
belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Murid nilai keterampilan menulis puisi pada kelas IV
dibagi ke dalam kelompok dengan jumlah 4 SD Negeri 6 Sideak.
orang per kelompok, dengan kemampuan yang
70 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Sumber data yang digunakan adalah keterampilan menulis puisi masih rendah.
tempat dan peristiwa proses pembelajaran Dengan hasil belajar rata – rata 65,58 dari
menulis puisi di kelas IV SD Negeri 6 Sideak, persentase ketuntasan keterampilan menulis
informan, dokumen. Teknik pengumpulan data puisi muridkelas IV SD Negeri 6 Sideak adalah
dalam penelitian ini yaitu instrumen tes dan 48 %.
instrumen non tes yang terdiri dari: (1)
observasi, dan (2) wawancara. Uji validitas Diagram.1.1 Distribusi Hasil Hasil belajar
yang ada pada penelitian ini yaitu triangulasi Tes Pada Parsiklus
sumber data, triangulasi model pengumpulan
data, review informan dan tes. Chart Title
Teknik analisis data yang digunakan 100
untuk menganalisis data yang telah 80
dikumpulkan antara lain dengan menggunakan 60
teknik deskriptif komparatif (statistik deskriptif 40
komparatif) dan teknik analisis kritis. Prosedur 20
penelitian dalam penelitian ini mencakup 0
memanto
tasya
Roel
vritjen
Rona
olivia
Anri
diva
gabe
Ita
Bonar
lionel
beberapa tahap, yakni : 1) perencanaan
tindakan (planning), 2) pelaksanaan tindakan
(acting), 3) observasi dan interpretasi
(observing), 4) analisis dan refleksi (reflecting). Nilai KKM Keterangan
3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan analisis pos test pada Nilai KKM Keterangan
siklus I diperoleh masih ada beberapa siswa
yang belum aktif dalam pembelajaran sehingga c. Tahap Observasi
hasil yang diperoleh belum mencapai Dalam proses pembelajaran terlihat
ketuntasan yang ditetapkan. Perolehan hasil keterampilan muriddalam menulis puisi sudah
belajar siswa masih terdapat 5 orang siswa maksimal, muridjuga semakin termotivasi dan
yang hasil belajarnya di bawah 70. semangat dalam menulis puisi, muridsemakin
72 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
aktif dalam pembelajaran dengan memberikan muridseperti : Video pembelajaran yang dapat
pertanyaan kepada guru, demikian juga dalam menarik perhatian muridterhadap materi yang
kelompok berpartsipasi aktif. disampaikan.Guru sebagai peneliti menyusun
seperangkat rencana pembelajaran lengkap
PEMBAHASAN dengan media pembelajaran. Peningkatan
Sebelum melaksanakan tindakan guru pada siklus II yaitu sebanyak 11 orang murid(92
sebagai peneliti melakukan refleksi terhadap %) terampil menulis puisi dan 1 murid(8 %)
pembelajaran dan menyusun perencanaan dapat menulis puisi meskipun pilihan kata –
perbaikan pembelajaran di setiap katanya belum memenuhi kriteria.
siklusnya.Melalui tindakan yang dilakukan guru Berdasarkan analisis data di atas,
pada siklus I masih ditemukan diperoleh kesimpulan pelaksanaan penelitian
kelemahan.Melaui refleksi peneliti simpulkan tindakan kelas dapat meningkatkan kualitas
kelemahan tersebut berasal dari guru dan hasil belajar dalam menulis puisi Tema 6 Cita-
peserta didik.Kemampuan guru mengelola citaku, Sub thema 1 Aku dan Cita-citaku ,
kelas belum maksimal, sedangkan pada Pembelajaran 5 Membuat puisi sendiri, dan
muriddalam proses pembelajaran masih mengungkapkan makna yang terkandung
ditemukan sebagian besar muridaktif dan dalam puisi secara lisan maupun tulisan dapat
kurang memahami penjelasan yang diberikan maksimal. Kualitas hasil belajar yang diperoleh
oleh guru karena sibuk dengan kegiatan sendiri yang berupa keterampilan muriddalam menulis
seperti menggambar ketika guru sedang puisi dalam menghasilkan sebuah tulisan
menjelaskan. berupa puisi.Hasil belajar dalam setiap siklus
Maka berdasarkan hasil refleksi mengalami peningkatan.Puisi hasil karya
peneliti sebagai guru merancang pembelajaran muridlebih baik dalam setiap siklusnya baik
untuk tindakan siklus I. Dalam tindakan siklus I dalam pemakaian kata diksi, kesesuaian puisi
menggunakan pembelajarn Koperatif Tipe dengan tema/judul , persajakan serta makna
STAD ini diharapkan mampu mengatasi yang terkandung dalam puisi tersebut.
permasalahan yang terjadi pada kelas IV SD Hasil penelitian ini membuktikan
Negeri 6 Sideak. Berdasarkan hasil bahwa menggunakan pembelajaran kooperatif
pengamatan yang dilakukan pada Siklus I tipe STAD membuat murid termotivasi belajar
masih terdapat kekurangan sehingga hasil karena muridterlibat aktif dalam proses
yang dicapai belum maksimal.Hasil pehasil pembelajaran. Pembelajaran dengan
belajaran yang diperoleh pada siklus I dari 12 menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
orang murid yang mendapat hasil belajar STAD di kelas dapat meningkatkan
mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak keterampilan menulis puisi muridkelas IV SD
7 orang peserta didik, dan 5 orang muridlainnya Negeri 6 Sideak Tahun Pelajaran 2021/2022.
bekum mencapai kriteria ketuntasan minimal.
Meskipun perolehan hasil belajar dalam
keterampilan menulis puisi pada siklus I lebih PENUTUP
baik dari prasiklus tetapi masih ditemukan KESIMPULAN
beberapa muridyang merasa bingung dalam 1. Metode pembelajaran Kooperatif dengan
menemukan gagasan, mengembangkan tipe STAD adalah suatu metode
imajinasi serta memilih kata kiasan yang tepat pembelajaran yang mampu menciptakan
untuk menjadi sebuah puisi yang indah.Peneliti pembelajaran yang lebih menarik karena
memberikan kemakluman atas hasil perolehan dapat berdiskusi dan menyenangkan untuk
hasil belajar karena pelaksanaan tindakan memperoleh hasil belajar yang maksimal
kelas masih pada siklus I.Melalui hasil refleksi dalam keterampilan menulis puisi Kelas IV
guru sebagai peneliti akan melakukan SD Negeri 6 Sideak.
perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan 2. Melalui metode pembelajaran kooperatif
pada siklus II. Tipe STAD diperoleh hasil belajar yang
Pelaksanaan tindakan perbaikan yang semakin meningkat dengan persentase
pada siklus II adalah dengan penggunaan ketuntasan prasiklus 48 % dengan hasil
media pembelajaran untuk menarik perhatian belajar rata – rata yang diperoleh 65, 58
Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe 73
STAD Pada Siswa Kelas I SD Negeri 6 Sideak Tahun Pelajaran 2021/2022
Ronny Sitanggang1*, Elly Prihasti W2, dan Mara Untung Ritonga3
dengan jumlah muridyang tuntas hanya ada Nur, dkk. 2000. Pembelajaran kooperatif. Surabaya:
5 orang saja, selanjutnya dalam siklus I UNESA UNIVERSITY PRESS
diperoleh hasil belajar rata –rata muridyang Purwanto. 2009. Psikologi pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya Slameto. 2003. Belajar dan
hanya 78 dengan persentase ketuntasan
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
sebesar 75 % dengan jumlah muridyang
Rineka Cipta.
tuntas hanya 7 orang, dan selanjutnya Ristavida, D. (2020). Pengembangan Media
dalam Siklus II diperoleh hasil belajar rata - Diorama untuk Pembelajaran Keterampilan
rata 85 dengan persentase ketuntasan Menulis Puisi MuridKelas IV Sekolah
sebesar 92 % dengan jumlah muridyang Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru
tuntas 11 orang dan yang tidak tuntas hanya Sekolah Dasar, 8(3).
1 orang peserta didik. Muridyang belum Rohilah, R., Asri, S. A., & Ayuningrum, S. (2020,
tuntas tersebut memang masih mengalami December). Meningkatkan Keterampilan
Menulis Puisi Pada Mata Pelajaran Bahasa
keterlambatan dalam belajar yakni belum
Indonesia Melalui Metode Estafet Writing.
lancer membaca.
In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
STKIP Kusuma Negara III (pp. 148-155).
Saran Syah Muhibbin. 2003. Pskologi Belajar. Jakarta:
1. Sebagai guru sebaiknya memiliki PT Raja Grapindo.
kemampuan dalam memvariasikan metode Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran
pembelajarn yang dapat membuat Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada
muridberpartisipasi aktif , Media Group.
menarik,menyenangkan dan disesuaikan Zainudin, Z. (2015). Meningkatkan Kemampuan
Menulis Puisi Bagi MuridKelas IV SDN1 Dongko
dengan kebutuhan peserta didik.
Dengan Metode Praktek. Jurnal Kreatif
2. Bagi sekolah agar kiranya menyediakan
Tadulako, 4(9), 109111.
sarana dan prasarana guna mendukung
terciptanya pembelajaran yang bervariasi.
REFERENCES
Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd1*; Dr. Ani Nur Aeni, M.Pd2;Dr. Isrokatun, M.Pd3
123UPI Kampus Sumedang,
*
E-mail : nurdinah.hanifah@upi.edu
Abstrak
Komunikasi virtual merupakan suatu new habit yang berlangsung ketika masa pandemic covid-19 yang dilakukan
dengan menggunakan media sosial. Dunia virtual CMC (Computer Mediatied Communication) memfasilitasi
manusia supaya dapat saling berinteraksi meskipun todak berada lokasi yang sama, namun ekspresi, emosi tidak
dapat ditampilkan secara langsung secara keseluruhan, dikarena proses komunikasi yang terjadi hanya melalui
layar (face-to screen). Munculnya pandemic Covid-19 dipandang mengubah pila-pola komunikasi. Komunikasi
yang biasanya dilakukan secara tatap muka, berbincang secara langsung, diskusi dalam suatu ruang yang sama
tidak berbatas secara mata, kemudian berubah harus dilakukan secara virtual, karena adanya kebijakan social
distancing dari pemerintah. Prosedur, tata komunikasi secara virtual sebetulnya tidak jauh berbeda dengan
komunikasi secara face to face, yang membedakan adanya media social digital yang digunakan untuk
memudahkannya. Secara umum siapapun yang menjadi bagian dari komunitas yang melakukan komunikasi baik
itu virtual maupun face to face memiliki kode etik yang berlaku di lingkungan tersebut, dan Netiquette merupakan
panduan untuk bersikap dan berprilaku sesuai dengan kaidah normative di lingkungan internet. Penelitian ini
merupakan penelitian fenomenologi, dengan tujuan untuk mendeskripsikan netiquette mahasiswa PGSD Prodi
UPI Kampus Sumedang ketika pelaksanaan perkuliahan pada masa pandemic covid-19 yang dianalisis dengan
menggunakan etika komunikasi secara deskriptif dan normatif dalam media komunikasi virtual seperti zoom,
google classroom, WAD dan SPADA
Abstract
Virtual communication is a new habit that is carried out during the COVID-19 pandemic virtually or indirectly
through social media. In the virtual world of CMC (Computer Mediatied Communication) a person can interact with
each other even though they are not in the same location, but expressions and emotions of a person are not fully
represented because the communication process is only through the screen (face-to-screen). The Covid-19
pandemic is considered to have changed people's communication patterns. Communication, which normally can
be done face-to-face, now has to be done virtually due to the government's social distancing policy. How to
communicate can not only be done face to face, but can be done virtually to facilitate and take advantage of the
existing social media. In general, anyone who feels part of a community on the internet is obliged to comply with
the code of ethics that applies in that environment, and netiquette is a guide to behaving and behaving in
accordance with normative rules in the Internet environment. This study uses phenomenological research, with
the aim of describing the nettiquette of PGSD students at the UPI Campus of Sumedang during the Covid-19
pandemic in terms of Communication Ethics, namely descriptive and normative, in virtual communication media
that are often used in lectures during the Covid-19 pandemic such as zoom, Google classroom, WAG.
penanda virus corona menyerang dunia, 2020, pendidikan, sepertinya mengharuskan adanya
termasuk Indonesia, sehingga membuat semya revolusi dalam proses perkuliahannya. Melalui
surat edaran tersebut menggerakan semua
Nettiquette Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Fenomenologi Pembelajaran Daring 75
di Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang)
Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd1; Dr. Ani Nur Aeni, M.Pd2;Dr. Isrok’atun, M.Pd3
unsur pendidikan tinggi di Indonesia untuk telegram, google classroom, google meet,
melakukan tindakan control penyebaran virus zoom dll. Penggunaan teknologi digital
dengan melakukan semua aktiviras kegiatan di merupakan suatu inovasi dalam pendidikan
dalam rumah, baik itu kegiatan belajar maupun untuk menjawab tantangan menjaga kualitas
bekerja, sehingga kegiatan akademik yang perkuliahan selama pandemic. Pembelajaran
biasanya diselenggarakan secara tatap muka dengan menggunakan internet dengan
di kampus, saat pandemic harus dilakukan dari aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas dan
rumah. Hal tersebut tentunya berdampak kemampuan untuk memunculkan berbagai
sangat luar biasa karena seolah-olah memaksa jenis interaksi pembelajaran merupakan
dunia pendidikan merubah proses perkuliahan penggunaan teknologi digital yang
yang konvensional menjadi rposes perkuliahan memungkinkan untuk dosen dan mahasiswa
dengan mendasarkan pada sinkronus maupun melaksanakan pembelajaran walaupun di
asinkronus (daring). Daring merupakan salah tempat yang berbeda, Milman, (2020); Lashley
satu metode pembelajaran berbasis teknologi (2014); Moore, Dickson-Deane, & Gaylen
dengan memanfaatkan perangkat digital yang (2011).
dihubungkan langsung dengan jaringan Belajar pada masa pandemic
internet. (Hoi and Lu, 2018). menggambarkan suatu kondisi shock culture
Pembelajaran daring dinilai dengan kebiasaan baru, dalam hal ini belajar
memberikan manfaat bagi dosen maupun secara online, Sri Kuning (2021); Muttaqin el
mahasiswa (Singh, Donoghue, and Worton, al., (2021); Maisaroh and Ali (2021). Penelitian
2005). Bagi mahasiswa pembelajaran berbasis mengenai pembelajaran online atau
daring membantu mahasiswa membentuk pembelajaran dalam jaringan menemukan
kemandirian dalam belajar, tidak suatu fakta bahwa, pembelajaran dengan tatap
mengharuskan mereka untuk hadir langsung di muka masih lebih baik (Wiley and Hilton III,
kelas, dan juga mendorong interaksi secara 2018). Melalui pembelajaran secara darig
tidak langsung dengan mahasiswa yang mahasiswa justru mengalami tekanan atau
berjarak jauh dengan tidak beresiko terdampak stess, (Maulana dan Iswari, 2020). Kendali-
virus, sedang bagi dosen, pembelajaran kendala dalam pembelajaran online misalnya
dengan metode daring mengubah gaya belajar berkaitan dengan kondisi sinyal, kuota, jenis
yang awalnya jarang berhubungan dengan media digital yang digunakan (Agus Susilo,
teknologi, sekarang sepertinya harus lekat 2013) dan bertambahnya biaya pengeluaran di
dengan teknologi, mengubah gaya mengajar tingkat keluarga mahasiswa (Setiani, 2021),
konvensional yang tentunya berdampak pada sehingga pembelajaran secara onlilne dinilai
profesionalitas. tidak efektif. sehingga pembelajaran secara
Melalui pembelajaran berbasis daring online dinilai tidak efektif. Dewi (dalam Hanifah
mahaiswa dan dosen menggunakan beberapa 2021) mengungkapkan bahwa dari semua
aplikasi yang paling mudah sampai dengan literatur e-learning mengindikasikan bahwa
yang komplek, sedikit nilai interaksi dan yang tidak semua peserta didik akan sukses dalam
kental interaksinya, seperti whatsapp group pembelajaran online, hal ini dikarenakan faktor
76 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
dari lingkungan dan karakteristik peserta didik tindakan. Pengetahuan mengenai etika di dunia
itu sendiri. Permasalahan yang timbul dari maya (netiket) haruslah dimiliki oleh orang-
model pembelajaran daring ini dirasakan orang yang menghabiskan banyak waktunya di
secara teknis dan non teknis. Pembelajaran dunia maya. Karena, sama halnya dengan
yang tercipta seperti formalitas dengan dunia nyata, etika menjadi panduan kita apa
memberikan penugasan tanpa ada yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika kita
pencerdasan, karena secara virtual proses berhubungan dengan orang lain. Artikel ini
pembelajaran menjadi searah dan menganalisis Nettiquette dari sisi Etika
memunculkan pembatasan ruang aktivitas Komunikasi yaitu secara deskriptif dan
sosial dan intelektual pebelajar, yang notabene normatif.
lepas dari nilai-nilai humanisme yang
seharusnya diusung oleh pendidikan (Hanifah, METODE PENELITIAN
2021).
Pendekatan kualitatif yang digunakan
Secara umum siapapun yang merasa
dalam penelitian ini didasarkan pada dua
menjadi bagian dari suatu komunitas di internet
alasan. Pertama, permasalahan yang dikaji
wajib untuk mematuhi kode etik yang berlaku di
dalam penelitian ini yaitu bagaimana
lingkungan tersebut. Sebenarnya netiquette
nettiquete Mahasiswa dalam perkuliahan
adalah hal yang umum dan biasa, sama halnya
daring yang membutuhkan sejumlah data
dengan aturan-aturan biasa ketika kita
lapangan yang aktual. Kedua, karena
memasuki komunitas umum dimana informasi
didasarkan pada keterkaitan masalah yang
sangat banyak dan terbuka. Pada dasarnya
dikaji dengan sejumlah data primer dari
netiquette merupakan panduan untuk bersikap
subjek penelitiannya yang tidak dapat
dan berperilaku sesuai dengan kaidah normatif
dipisahkan dari kehidupan sehari-hari
di lingkungan Internet. Dengan mematuhi
masyarakat tersebut. Metode-metode untuk
peraturan ini, maka akan sangat bermanfaat
mengeksplorasi dan memahami makna yang-
dan membantu dalam berkomunikasi dan
oleh sejumlah individu atau sekelompok
berinteraksi dengan orang lain tanpa harus
orang-dianggap berasal dari masalah sosial
mengalami masalah atau tanpa harus
atau kemanusiaan. Creswell (2010, hlm. 4).
mengalami salah pengertian dengan orang lain.
Kerangka Fenomenologi digunakan untuk
Interaksi dosen dengan mahasiswa dapat
mengkaji cara-cara anggota masyarakat
berupa interaksi asosiatif dan juga disosiatif
menyusun dan membentuk ulang alam
Rijal, (2021); Hajiah & Amri, (2018). Interaksi
kehidupan sehari-hari (Denzin, 2009, hlm.
asosiatif terwujud dalam bentuk saling
336).
bekerjasama, saling memahami, rukun dan
Fenomenologi berfokus pada
damai (Lamanepa et al., 2016); Iskandar et al.,
bagaimana orang mengalami fenomena
(2019). Kebalikannya dengan interaksi
tertentu, artinya orang mengalami sesuatu
disosiatif yang menggambarkan hubungan
bukan karena pengalaman tetapi karena
negatif yang saling merugikan kedua belah
fenomena yang terjadi di kehidupannya.
pihak. Penyimpangan yang dilakukan dapat
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah
terwujud dalam bentuk ucapan maupun
peneliti sendiri yang terjun ke lapangan untuk
Nettiquette Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Fenomenologi Pembelajaran Daring 77
di Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang)
Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd1; Dr. Ani Nur Aeni, M.Pd2;Dr. Isrok’atun, M.Pd3
online. Data yang diperoleh kemudian diuji Deskriptif etika deskriptif, yang berusaha
dengan metode triangulasi Selanjutnya teknik meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan pola perilaku
analisis data yang dikembangkan oleh Miles
manusia dan apa yang dikejar
dan Huberman, yaitu tiga tahap analisis data oleh manusia dalam hidup ini
yang dilakukan secara interaktif dan saling sebagai sesuatu yang bernilai.
berhubungan baik selama ataupun sesudah Etika deskriptif berbicara
mengenai fakta apa adanya,
pengumpulan data.
yaitu mengenai nilai dan pola
perilaku manusia sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN suatu fakta yang terkait dengan
situasi dan realitas konkret
HASIL yang membudaya. Ia berbicara
Data hasil penelitian ini akan terurai mengenai kenyataan
berdasarkan fokus penelitian, dalam hal ini penghayatan nilai, tanpa
menilai, dalam suatu
etika Komunikasi yang dianalisis berdasarkan
masyarakat, tentang sikap
etika deskriptif dan normatif. orang menghadapi hidup ini,
Dabbagh dan Ritland (2005, hlm. 15) dan tentang kondisi-kondisi
yang memungkinkan manusia
pembelajaran online adalah sistem belajar
bertindak secara etis
yang terbuka dan tersebar dengan
menggunakan perangkat pedagogi (alat bantu Normatif etika normatif, yang berusaha
menetapkan berbagai sikap
pendidikan), yang dimungkinkan melalui
dan pola perilaku ideal yang
internet dan teknologi berbasis jaringan untuk seharusnya dimiliki manusia,
mempasilitasi pembentukan proses belajar dan atau apa yang seharusnya
dijalankan oleh manusia, atau
pengetahuan melalui aksi dan interaksi yang
apa yang seharusnya diambil
berarti. Menurut Bertens (2004) etika untuk mencapai apa yang
komunikasi ialah dikaitkan dengan watak atau bernilai dalam hidup ini. Etika
normatif berbicara mengenai
kesusilaan yang menentukan benar atau
norma-norma yang menuntun
tidaknya cara penyampaian pesan kepada tingkah laku manusia, serta
orang lain yang dapat mengubah sikap, memberi penilaian dan
pendapat, atau perilaku baik secara lisan himbauan kepada manusia
untuk bertindak sebagaimana
ataupun tidak langsung. Teori yang digunakan seharusnya berdasarkan
pada penelitian ini adalah Etika Komunikasi norma- norma. Ia menghimbau
deskriptif dan normatif. Etika Deskriptif adalah manusia untuk bertindak yang
baik dan menghindari yang
mengenai nilai dan pola perilaku manusia
jelek.
sebagai suatu fakta, sedangkan Etika Normatif
Sumber: Salam (1997). Etika Sosial Asas Moral
berbicara tentang norma atau aturan yang
dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: PT Rineka
menuntun perilaku manusia Salam (1997). Cipta
78 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Diagram. 6 Raise Hand Jika akan mengajukan sengaja memberikan kontaknya kepada
Pertanyaan mahasiswa dan tidak keberatan untuk
dihubungi. Seorang dosen yang memberikan
Selanjutnya mengenai mengucapkan
kontaknya kepada para mahasiswa tentu
Nettiquette Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Fenomenologi Pembelajaran Daring 79
di Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang)
Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd1; Dr. Ani Nur Aeni, M.Pd2;Dr. Isrok’atun, M.Pd3
PEMBAHASAN
Diagram. 3 Memperhatikan waktu ketika akan
berkirim pesan atau menelpon Kepada dosen Suatu tindakan pendidikan
(pedagogical encounter) merupakan suatu
Etika normatif yang menjadi pedoman
tindakan rasional etis. Hal ini membedakan
bagi manusia untuk bertindak. Norma-norma
manusia dengan binatang yang tindakan-
tersebut sekaligus menjadi dasar penilaian bagi
tindakannya berdasarkan insting dan bukan
manusia baik atau buruk, salah atau benar.
berdasarkan pertimbangan rasional serta
Pada penelitian ini etika normatif mengacu
disadarkan pada etika. Manusia hidup untuk
pada tata tertib ketika perkuliahan daring di
kebaikan dan oleh sebab itu pertimbangan-
kampus, sanksi, dll.
pertimbangan etis ditunjukkan pada perbaikan
Selanjutnya paparan mengenai data etika
manusia sebagai mahluk yang baik, ini yang
Komunikasi yaitu secara normatif. Gambar
disebut manusia sebagai mahluk etis (Tilaar,
diagram di bawah ini memperlihatkan
2009, hlm. 242).
mengenai keberadaan tata tertib panduan
Etika ialah menetapkan sikap dan pola
perkuliahan daring.
perilaku yang ideal yang seharusnya dimiliki
oleh manusia dalam bertindak. Jadi etika ini
berbicara tentang Norma-norma yang
menuntun perilaku manusia serta memberi
penilaian dan hiambauan kepada manusia
untuk bertindak sebagaimana seharusnya
Dengan Demikian etika normatif memberikan
Diagram. 4 Di Kampus ada Tata Tertib petunjuk secara jelas bagaimana manusia
panduan perkuliahan daring harus hidup secara baik dan menghindari diri
80 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Rifani Septya Putri1*, Defri Melisa2, Maison3, dan Dwi Agus Kurniawan4
134 Universitas Jambi, 2 Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Batang Hari
*E-mail: rifaniseptyaputri@gmail.com
Abstrak
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan pengalaman
hidup. Maka dari itu keberlangsungan pendidikan semestinya berkaitan erat dengan kurikulum yang digunakan.
Kurikulum adalah salah satu instrumen penting dalam pendidikan. Mempelajari berbagai ilmu pengetahuan salah
satu ilmu yang dipelajari adalah Ilmu Fisika. Fisika adalah salah satu bidang mata pelajaran penting. Oleh karena
itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerja keras dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif
learning pada mata pelajaran fisika kelas X MIPA 1 dan MIPA 2 SMA N 10 Batang Hari. Penelitian ini termasuk
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara
dan penyebaran kuisioner atau angket, serta dianalisis dengan uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, jika nilai Cronbach Alpha>rtabel dengan taraf signifikasi 5% maka pernyataan tersebut
reliabel. Dan diperoleh perhitungan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,379 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
model pembelajaran kooperatif learning dapat meningkatkan kerja keras siswa dalam pembelajaran fisika.
Abstract
Education is all learning experiences that take place in all environments and life experiences. Therefore, the
continuity of education should be closely related to the curriculum used. The curriculum is one of the important
instruments in education. Studying various sciences, one of the sciences studied is Physics. Physics is one of the
important subject areas. Therefore, this study aims to determine the hard work in using the cooperative learning
model for physics subjects in class X MIPA 1 and MIPA 2 at SMA N 10 Batang Hari. This research includes
descriptive research with a quantitative approach. Data were collected using the interview method and the
distribution of questionnaires or questionnaires, and analyzed by using validity and reliability tests. The results
showed that, if the Cronbach Alpha value> rtable with a significance level of 5%, the statement is reliable. And
obtained the calculation of the Cronbach Alpha value of 0.379 so that it can be concluded that the cooperative
learning model can increase students' hard work in learning physics.
METODE PENELITIAN
Pada penelitian dilakukan teknik
probability sampling yaitu teknik pengambilan
Penelitian ini termasuk penelitian
sampel yang memberikan peluang yang sama
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Data
bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dikumpulkan dengan menggunakan metode
dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono,
wawancara dan penyebaran kuisioner atau
2016). Dimana menggunakan teknik simple
angket, serta dianalisis dengan uji validitas dan
random samping yaitu pengambilan anggota
reabilitas. Penelitian ini dilakukan di SMA N 10
sampel dari populasi dilakukan secara acak
Batang Hari lebih tepatnya di kelas X MIPA 1
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
dan X MIPA 2 SMA N 10 Batang Hari.
populasi itu (Sugiyono, 2016). Untuk
Populasi dalam penelitian ini
menentukan jumlah sampel yang diambil dari
merupakan seluruh siswa kelas X di SMA N
s kelas dalam penelitian ini digunakan rumus
10 Batang Hari tahun pelajaran 2021/2022.
sampling strata yang dijelaskan :
Menurut Sugiyono (2016) populasi adalah 𝑁𝑖
wilayah generalisasi yang terdiri atas 𝑛𝑖 = ×𝑛 (2)
𝑁
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan Dimana :
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh ni = Jumlah sampel menurut stratum
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik n = Jumlah sampel seluruhnya
kesimpulannya. Oleh karena jumlah populasi Ni = Jumlah populasi menurut stratum
dalam penelitian ini banyak, maka digunakan N = Jumlah populasi seluruhnya
teknik sampel. Sampel adalah bagian dari
jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
tersebut (Sugiyono, 2016). Sampel dalam (KBBI) kuisioner atau angket adalah alat riset
penelitian ini yaitu siswa kelas X MIPA 1 dan atau survei yang terdiri atas serangkaian
X MIPA 2 SMA N 10 Batang Hari. pertanyaan tertulis, bertujuan mendapatkan
Alfianika (2018) menjelaskan bahwa tanggapan dari kelompok orang terpilih melalui
jika jumlah populasi kurang dari 100 maka wawancara pribadi atau melalui daftar
seluruh populasi dijadikan subjek penelitian, pertanyaan.
sedangkan jika jumlah populasi lebih dari 100 Angket disebarkan kepada siswa.
maka sampel bisa diambil 10-30% dari jumlah Pengisian angket dilakukan dengan memilih
86 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
membantu para ahli menguasai informasi rtabel = 0,329. Jika nilai Cronbach Alpha>rtabel
yang unik, sehingga membuat tim sangat dengan taraf signifikasi 5% maka pernyataan
menghargai kontribusi tiap anggotanya. tersebut reliabel. Dan diperoleh perhitungan
(Sukarmini, 2016:2-3). Numbered Head nilai Cronbach Alpha sebesar 0,379.
Together (NHT) adalah model pembelajaran
kooperatif yang menekan pada tanggung
jawab secara individu dan kelompok untuk
memahami materi yang dipelajari sehingga
siswa berperan secara aktif dalam proses
pembelajaran yang berdampak pada
meningkatnya hasil belajar siswa. (Marhadi, Gambar 1. Statistik Reliabilitas
2014:74).
PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis data kuantitatif yang digunakan
pada penelitian ini yaitu statistik deskriptif.
HASIL Menurut Sugiyono (2016) statistik deskriptif
Pada perhitungan uji validitas angket merupakan statistik yang digunakan untuk
digunakan software IBM SPSS Statistics 23. menganalisis data dengan cara
Dengan jumlah sampel 28 siswa dan diketahui mendeskripsikan atau menggambarkan data
rtabel = 0,373. Jika rhitung>rtabel dengan taraf yang telah terkumpul sebagaimana adanya
signifikasi 5% maka pernyataan tersebut valid tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
dan jika sebaliknya maka pernyataan tersebut berlaku untuk umum. Dalam statistik deskriptif
tidak valid. Dan diperoleh perhitungan uji penyajian data antara lain melalui tabel, grafik,
validitas sebagai berikut: diagram lingkaran, piktogram, perhitungan
modus, media, mean, perhitungan desil,
Tabel 1. Perhitungan uji Validitas persentil, perhitungan penyebaran data melalui
No. rhitung rtabel Keterangan perhitungan rata-rata dan standar deviasi, serta
Pertanyaan perhitungan persentase.
1 0,389 0, 279 Valid Indikator mencapai tujuan hingga
2 0,370 Valid tercapai mempunyai jumlah item sebanyak 6
3 0,367 Valid butir. Nilai terendah skala angket sebesar 1,
4 0,423 Valid nilai tertinggi skala angket sebesar 5. Sehingga
5 0,293 Valid jika untuk nilai tertinggi didapatkan dengan
6 0,340 Valid mengkalikan jumlah item (6 butir) dengan nilai
7 0,395 Valid tertinggi angket (5) didapatkan hasil 30. Nilai
8 0,377 Valid terendah didapatkan dari jumlah item (6 butir)
9 0,366 Valid dikalikan dengan nilai terendah skala angket (1)
10 0,444 Valid di dapatkan hasil 6. Jadi, didapatkan panjang
11 0,300 Valid interval setiap kategori adalah sebesar 5.
12 0,399 Valid Indikator pantang menyerah mempunyai
13 0,429 Valid jumlah item sebanyak 5 butir. Nilai terendah
14 0,293 Valid skala angket sebesar 1, nilai tertinggi skala
15 0,357 Valid angket sebesar 5. Sehingga jika untuk nilai
16 0,351 Valid tertinggi didapatkan dengan mengkalikan
17 0,345 Valid jumlah item (5 butir) dengan nlai tertinggi
18 0,328 Valid angket (5) didapatkan hasil 25. Nilai terendah
19 0,369 Valid didapatkan dari jumlah item (5 butir) dikalikan
20 0,361 Valid dengan nilai terendah skala angket (1)
Pada perhitungan uji validitas angket didapatkan hasil 5. Jadi, didapatkan panjang
digunakan software IBM SPSS Statistics 23. interval setiap kategori adalah sebesar 4.
Dengan jumlah sampel 28 siswa dan diketahui Indikator Indikator Tidak mudah
88 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
menyerah dalam menghadapi masalah tugas dari gurunya akan memperoleh hasil
mempunyai jumlah item sebanyak 5 butir. Nilai yang memuaskan dan tidak mudah lalai
terendah skala angket sebesar 1, nilai tertinggi terhadap tugas yang diberikan padanya.
skala angket sebesar 5. Sehingga jika untuk Penelitian yang dilakukan oleh Riska
nilai tertinggi didapatkan dengan mengkalikan Fitriani, dkk (2021) Di SMAN 1 KOTA JAMBI
jumlah item (5 butir) dengan nlai tertinggi dengan judul “Analisis Karakter Kerja Keras
angket (5) didapatkan hasil 25. Nilai terendah Siswa Kelas XI IPA Di SMAN 1 Kota Jambi”
didapatkan dari jumlah item (5 butir) dikalikan dapat disimpulkan bahwa kerja keras siswa
dengan nilai terendah skala angket (1) IPA kelas XI SMA Negeri 1 Kota Jambi pada
didapatkan hasil 5. Jumlah kelas interval mata pelajaran Fisika diperoleh data bahwa
sebanyak 5. Jadi, didapatkan panjang interval kerja keras siswa dominan berkategori baik,
setiap kategori adalah sebesar 4. dengan kata lain siswa di SMA Negeri 1 Kota
Penelitian ini dilakukan oleh Retno Jambi secara keseluruhan telah
Triwoelandari dan Afiyanti Fadilah (2015) menanamkan karakter kerja keras dalam
dengan judul “Pengaruh model mata pelajaran Fisika. Hal tesebut tampak
pembelajaran Kooperatif Learning tipe pada tabel angket yang menunjukkan bahwa
Numbered Heads Together (NHT) Terhadap banyak siswa memilih setuju dari 25
tanggung jawab dan Kerja keras siswa.”. pernyataan yang diberikan. Karakter kerja
Dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata tes keras tersebut dipengaruhi oleh beberapa
kelas eksperimen dan kelas kontrol sama- faktor yang menyebabkan mereka memiliki
sama mengalami kenaikan dari tes sebelum karakter kerja keras yang baik salah satunya
dan sesudah penerapan model berupa dorongan dari dalam diri siswa sendiri
pembelajaran. Hanya saja perbandingan yang merupakan hal penting untuk
kenaikan nilai tes tersebut sangatlah tipis. menumbuhkan semangat kerja keras dan
Hasil uji t memperlihakan bahwa hasil tes pantang menyerah dalam diri setiap siswa.
siswa kelas eksperimen lebih besar (8,492) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
daripada hasil tes siswa kelas kontrol (7,300). berkontribusi untuk meningkatkan kerja keras
Hal ini berarti penerapan model pembelajaran belajar siswa dalam pembelajaran fisika.
kooperatif tipe NHT dapat memengaruhi hasil Penelitian ini dilakukan oleh Komang
tes siswa. Jika dihubungkan dengan nilai dina yanti,dkk (2016) dengan judul “Pengaruh
tanggung jawab dan kerja keras siswa baik di Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
kelas eksperimen maupun di kelas kontrol Numbered Head Together (NHT) Terhadap
terdapat perubahan yang signifikan. Hasil uji t Hasil Belajar Ipa”. dapat disimpulkan bahwa
diperoleh bahwa nilai tanggung jawab dan terdapat perbedaan yang signifikan hasil
kerja keras siswa kelas eksperimen lebih belajar IPA antara siswa yang mengikuti
besar (8,477 dan 6,675) daripada nilai pembelajaran dengan model pembelajaran
tanggung jawab dan kerja keras siswa kelas kooperatif tipe Numbered Head Together
kontrol (4,946 dan 3,335). Hal ini berarti (NHT) dengan siswa yang mengikuti
penerapan model pembelajaran kooperatif pembelajaran dengan model pembelajaran
tipe NHT dapat lebih memengaruhi nilai konvensional pada siswa kelas IV semester II
tanggung jawab dan kerja keras siswa kelas di Gugus XIV Kecamatan Buleleng,
IV pada mata pelajaran matematika di MI Al Kabupaten Buleleng, tahun pelajaran
Madani Tajurhalang, Bogor dalam konsep 2015/2016, yang diperoleh dari hasil
bangun ruang sekalipun siswa merasa perhitungan uji-t, thitung sebesar 20,58
memiliki nilai tanggung jawab dan kerja keras sedangkan ttabel dengan db = 24 + 21 – 2 =
yang tinggi dalam dirinya. 43 pada taraf signifikansi 5% adalah 2,021.
Menurut Purwati (2016) kerja keras Hal ini berarti, (thitung> ttabel) atau (20,58 >
siswa sangat penting dalam meningkatkan 2,021), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
kualitas pembelajaran yang akan berdampak Adanya perbedaan yang signifikan
pada kualitas siswa itu sendiri, siswa yang menunjukkan bahwa penerapan model
bekerja keras dalam menyelesaikan semua pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Learning dalam Meningkatkan Kerja 89
Keras Siswa Kelas X MIPA 1 dan MIPA 2 SMA N 10 Batang Hari
Rifani Septya Putri1*, Defri Melisa2, Maison3, dan Dwi Agus Kurniawan4
.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
Abstrak
Pendidikan Islam sampai saat ini dinilai masih belum mampu melahirkan manusia-manusia yang kompetitif.
Pendidikan Islam perlu mengintegrasikan antara pendidikan agama dan teknologi. Penelitian ini memiliki tujuan
untuk mengetahui pola implementasi manajemen kurikulum pondok pesantren berbasis modern di SMAIT Darul
Quran. Metode penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian
yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa implementasi manajemen kurikulum pesantren berbasis
modern di SMAIT Darul Quran Mulia terbagi menjadi tiga bidang studi yaitu tahfidz, bidang umum dan ulum
syar’i yang telah dikemas secara baik sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman. Proses pembelajaran
dilakukan menggunakan alat belajar sehingga dapat memmbatu siswa untuk memaksimalkan kegiatan
pembelajaran, disisi yang berbeda terdapat beberapa kendala seperti padatnya kegiatan pembelajaran dan
pemberlakuan kurikulum darurat, Sehingga pengelolaan manajemen kurikulum pesantren berbasis modern di
SMAIT Darul Quran ini perlu dikemas dengan baik dan ditata kembali sesuai dengan visi pesantren modern
serta di implentasikan secara optimal.
Abstract
Islamic education is currently considered still not able to produce competitive human beings. Islamic education
needs to integrate religious education and technology. The purpose of this study was to determine the
implementation of modern-based Islamic boarding school curriculum management at SMAIT Darul Quran. The
research method used is descriptive research with a qualitative approach. Based on the results of the research
that has been carried out, it can be concluded that the implementation of modern-based pesantren curriculum
management at SMAIT Darul Quran Mulia is divided into three fields of study, namely tahfidz, general fields and
ulum syar'i which have been packaged well according to the needs and demands of the times. The learning
process is carried out using learning tools so that it can help students to maximize learning activities, on the
other hand there are several obstacles such as the density of learning activities and the implementation of an
emergency curriculum. with the vision of a modern boarding school and implemented optimally.
dipenuhi oleh pengetahuan teknologi dan pengembangan sumber daya manusia dan
reformasi diberbagai sektor, disebabkan hanya ekonomi. Berakibat kepada konsumen atau
lebih fokus terhadap urusan agama saja, (2). komite berasal dari golongan ekonomi kelas
Pendidikan Islam sampai saat ini dinilai masih bawah. (2) Program pesantren, oleh sebagian
belum mampu melahirkan manusia-manusia konsumen dianggap kurang berkualitas
yang kompetitif yang penuh dengan teknologi sehingga ketertarikan untuk memasukkan
dan informasi, sehingga yang menjadi anak kedalam pesantren menurun, (3)
tantangan adalah bagaimana pendidikan Islam manajemen kurikulum yang belum terealisasi
mampu mengintegrasikan antara pendidikan dengan baik di lingkungan pesantren
agama dan teknologi, (3). sistem pendidikan (Muhtifah, 2016). Penataan dan
Islam yang sampai saat ini hanya pengembangan kurikulum modern bisa
mengarahkan peserta didiknya hanya untuk menjadi solusi bagi lembaga pendidikan islam.
menghafal (memorizing) sudah tidak sesusai Selain penataan ulang dalam
perkembangan zaman saat ini. Dari sekian mengembangkan kurikulum pondok pesantren
banyaknya perubahan dan tuntutan modern, pimpinan sekolah perlu mempunyai
masyarakat, pesantren harus segera berbenah kualtitas atau pendekatan manajemen yang
dan mengembankan berbagai aspek baik. Pendekatan manajemen kurikulum di
terkmasuk kurikulum. bidang pendidikan merupakan upaya dalam
Kurikulum merupakan sebuah alat terselenggara kurikulum dalam mencapai visi
pendidikan untuk mencapai mencapai yang dicita-citakan. Syamsuddin (2017)
perkembangan dan kemajuan kualitas sumber menyebutkan jika umumnya pada manajemen
daya (SDM). Kurikulum sebagai alat penyedia merupakan proses merancang perencanaa,
berbagai bentuk pilihan yang beragam bagi target dan visi serta menentukan pilihan jalan
pelajar untuk dapat merasakan kegiatan atau dan sumber untuk digunakan dalam mencapai
proses belajar mengajar atau pendidikan untuk visi.
mencapai tujuan nasional. Kurikulum Merujuk pada Fathurrochman et al.
merupakan aspek yang paling berpengaruh (2021) yang menyebutkan bahwa di indonesia
terhadap kualitas pendidikan, Dengan hal ini dari 34 provinsi terdapat 26.974 pondok
lembaga pendidikan islam atau pondok pesantren dan 12.668 satuan pendidikan
pesantren perlu mengembangkan kurikulum sejenis. Aplikasi dalam implemetasi
modern yang dapat memfasilitasi segala manajemen kurikulum sangat perlu dilakukan.
bentuk perubahan dan tuntutan yang ada. Fokus Manajemen terhadap pilihan-pilihan
erkembangan kurikulum modern merupakan yang diambil oleh eksekutor pendidikan dalam
bentuk ikhtiar dalam mengkombinasikan atau memastikan bahwa pendidikan dapat
mengintergrasikan kultur pesantren tradisional diterapkan sesuai rencana atau rancangan
terhadap perubahan zaman. Integrasi yang sudah ditentukan. Langkah-langkah itu
kurikulum pendidikan pesantren dan secara umum adalah Penerapan fungsi
pendidikan nasional perlu ditata ulang sebagai manajemen diantaranya adalah
upaya untuk mengkolaborasikan konsep merencanakan, melakukan organisasi,
pendidikan Islam berbasis Al-Quran dan penerapan dan memberikan kontrol dalam
Sunnah dengan pendidikan modern. Dengan organisasi agar mengarah terhadap tujuan
demikian, dengan pendidikan integratif ini yang diharapkan (Syamsuddin, 2017).
siswa mampu terbuka dengan ilmu alam, Salah satu fungsi manajemen
sosial, humaniora, serta IPTEK yang berbasis utamanya adalah implementasi, pelaksanaan
budaya. (Ilham & Suyatno, 2020). kegiatan kurikulum harus dapat di eksekusi
Kurikulum pesantren perlu ditata ulang dengan tepat dan sesuai rencana. Khususnya
dan diperbaiki serta didasari oleh beberapa pada lembaga pendidikan islam seperti
pertimbangan seperti: (1) lembaga pesantren pondok pesantren modern yang memliki
memiliki kekurangan dari segi kepemimpinan, kurikulum yang lebih kompleks dibandingkan
manajemen dan adanya disorientasi dengan sekolah umum. Harus memadukan
94 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
pelajaran umum dan pelajaran pesantren yang evaluasi kurikulum yang bertujuan untukk
memilikin karakteristik masing-masing. Sesuai seluruh program kegiatan pembelajaran
dengan uraian singkat yang disajikan di terlaksana secara berhasil dan berdaya fungsi
paragraf-paragraf sebelumnya peneliti ingin dalam Pendidikan (Ibrahim, 2017).
mengkaji dan menetapkan tujuan penlitian Manajemen merupakan seni dalam mengatur
yaitu untuk mengetahui implementasi segala bentuk pelaksanaan kegiatan
manajemen kurikulum pesantren berbasis kurikulum. Salah satunya adalah
modern di SMAIT Darul Qur’an Mulia. implementasi. implementasi harus dapat
dieksekusi dengan tepat dan sesuai rencana.
METODE PENELITIAN Khususnya pada lembaga pendidikan islam
seperti pondok pesantren modern yang
Tempat penelitan yang dipilih dan di memliki perencanaan kurikulum yang lebih
resa tapat untuk membahas atau mengkaji kompleks.
penelitian ini adalah SMAIT Darul Qur’an Pesantren Modern
Mulia yang beralamat di Jl. Puspitek Pesantren modern berfokus pada
Pembangunan Kp. Cikarang, Gunung Sindur, mengintegrasikan secara penuh sistem
Bogor. Waktu pelaksanaan penelitan ini sekolah lama (klasikal) dan sekolah baru
dilakukan dalam kurun waktu satu minggu, 6- (umum) ke dalam sartuan pokok program
11 Desember 2021. Target dalam penelitian pondok pesantren. Mebahas kitab-kitab klasik
ini adalah bagian-bagian strategis manajer tidak lagi menjadi yang utama, bahkan hanya
kurikulum pondok pesantren SMAIT Darul menjadi tambahan saja, melainkan dilengkapi
Quran Mulia. Dengan sampel yang diambil atau menjadi mata pelajaran atau bidang
yaitu Pimpinan Sekolah, Bidang Kurikulum studi. Pesantren modern memuat banyak
dan Kesiswaan, serta beberapa tenaga sekali bidang studi, dalam merancang
pengajar Pondok pesantren SMAIT Darul kurikulum, perancang kurikulum harus dapat
Quran Mulia. mengkaji atau menganalisis segala bidang
Metode dan pendekatan penelitian ini studi untuk memperoleh, mengeliminasi
menggunakan digunakan penelitian deskriptif- ataupun mengadaptsi bidang studi yang tepat.
kualitatif yang berfungsi untuk menerangkan Pesantren modern kerap membuat terobosan-
atau membuat deskripsi suatu situasi objek terobosan baru diantaranya menurut asmani
dan subjek penelitian Dan metode pendekatan dalam Tolib (2015) adalah adanya
penelitian kualitatif merupakan langkah- pengembangan kurikulum berdasarkan
langkah penelitian yang inputnya adalah data kebutuhan ataupun keinginan, melengkapi
deskriptif seperi kata-kata tertulis atau lisan sarana penunjang proses pembelajaran dan
dari orang yang diamati prilakunya. Ditambha memberi keleluasaan kepada pelajar yang
dengan penelitian kualitatif merupakan ingin mengembangkan talentanya sesuai
penelitian yang dilakukan pada kondisi dengan keinginan atau bakatnya serta
alamiah atau natural. (Sugiyono, 2009). Data memfasilitas wadah aktualisasi diri di
pada penelitian ini diadaptakan melalui alat lingkungan sekitar atau masyarakat.
yang meliputi observasi, wawancara, dan Implementasi Kurikulum Pesantren Modern
studi dokumentasi. Smait Darul Quran
Implementasi kurikulum salah satunya
HASIL DAN PEMBAHASAN adalah kegiatan pembelajaran di kelas.
Pembelajaran di kelas merupakan aplikasi
Manajemen kurikulum merupakan utama kurikulum dan dapat menguji kurikulum
suatu bentuk pengelolan program yang itu berlangsung. Pembelajaran selalu
sistematis dan tersusun berdasarkan berkaitan dengan konsep, prinsip, nilai,
pertimbangan-pertimbangan, kooperatif, pengetahuan, metode, alat dan kemampuan
komprehensif dan sistemik mewujudkan guru diuji dalam bentuk perbuatan, yang akan
tercapaian tujuan kurikulum. Manajemen mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata.
kurikulum juga merupakan sebuah perangkat Dalam implementasi kurikulum, guru
kemampuan dalam mengelola kurikulum, menjadi pelaku utama yang menerapkan
yang diawali perencanaan sampai kepada
Implementasi Manajemen Kurikulum Pesantren Berbasis Modern SMAIT Darul Quran 95
Rubiko Ihsan1*, Hasyim Asya’ari2, dan Sita Ratnaningsih3
mungkin oleh sekolah dan bagian mutu Educational Management, 2(2), 123-135.
pesantren dengan tetap memperhatikan Ilham, D., & Suyatno, S. 2020. “Pengembangan
banyak aspek. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran di
Pondok Pesantren. Jurnal Akuntabilitas
Manajemen Pendidkan, 8(2), 186-195.
PENUTUP
Kokom, E., & Yaya, S. 2017. “Manajemen
Kurikulum di Pesantren”. Jurnal Islamic
Melalui kajian dan data yang
Education Manajemen, 2(1), 39-48.
didapatkan serta penelitian yang telah Muhtifah, L. 2016. Pola Pengembangan Kurikulum
dilakukan dapat hasil penelitian dapat di Pesantren Kasus Al-Mukhlishin Mempawah
deskirpsikan yaitu pola implementasi Kalimantan Barat. Jurnal Pendidikan Islam,
manajemen kurikulum pesantren berbasis 2.
modern di SMAIT Darul Quran Mulia terbagi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
menjadi tiga bidang studi yaitu tahfidz, bidang Tentang Standar
umum dan ulum syar’i yang telah dikemas Isi. Tahun 2006.
secara baik agar sesuai dengan Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta:
Rajawali Press.
perkembangan zaman. Proses pembelajaran
Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif
yang terlaksana sudah sangat baik, dimana dan Kuantitaif. Bandung: Alfabeta.
pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan Syamsuddin. 2017. “Penerapan Fungsi-Fungsi
menggunakan smart classroom (TV) dengan Manajemen dalam Meningkatkan Mutu
alat belajar tab untuk masing-masing siswa. Pendidikan”. Jurnal Idaarah, I (1), 60-73.
Namun ditemukan beberapa hal yang menjadi Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan
perhatian khusus diantaranya yaitu terlalu Pembelajaran. (2013). Kurikulum dan
padatnya kegiatan pembelajaran baik di Pembelajaran Cetakan Ke-3. Jakarta: PT.
sekolah maupun di pesantren yang RajaGrafindo Persada.
Tolib, Abdul. 2015. “Pendidikan di Pondok
menyebabkan siswa merasa jenuh. Sehingga
Pesantren Modern”. Jurnal Risaalah, 1(1).
manajemen kurikulum pesantren berbasis Ulfah, Y., F., Novianni, A., & Fithriyah, N., H. 2021.
modern di SMAIT Darul Quran ini perlu “Strategi Pengembangan Kurikulum Pondok
dikemas dengan baik dan ditata kembali Pesantren Modern Islam Assalam Surakarta.
sesuai dengan visi pesantren modern. Jurnal Pendidikan Islam, 9(1), 67-75.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
REFERENCES Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. 2010. Bandung: Fokus Media.
Abdurrahman. 2017. “Implementasi Manajemen
Kurikulum Pesantren Berbasis Pendidikan
Karakter”. Jurnal At-Turas, IV(2), 279-297.
Bahriah, E. S. 2015. “Peningkatan Literasi Sains
Calon Guru Kimia pada Aspek Konteks
Aplikasi dan Proses Sains”. EDUSAINS,
7(1), 11-17.
Fathurrochman, I., et. Al. 2021. “Theoretical Review
of The Implementation Islamic Boarding
School Curriculum Management in
Indonesia”. IJERD: International Journal of
Education Research and Development, I (1),
1-15.
Hakim, A., & Hani H. 2018. “Manajemen Kurikulum
Terpadu di Pondok Pesantren Modern
Daarul Huda Banjar”. Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam, 6(1).
Ibrahim, N. 2017. “Manajemen Kurikulum: Sebuah
Kajian Teoritis”. Jurnal Idaarah, I (2), 318-
330.
Ihsan, Z., & Chusnul, M. 2020. “Manajemen
Kurikulum Kitab Kuning di Pondok
Pesantren”. Indonesian Journal of
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
Abstrak
Masalah pendidikan merupakan masalah sosial yang terjadi di Indonesia. Banyak sekolah yang ambruk dan
rusak, anak-anak putus sekolah, dan guru yang kehabisan nafas karena tercekik ekonomi adalah potret buram
pendidikan di Indonesia. Meski pemerintah telah menetapkan anggaran pendidikan sebesar 20% dari total
APBN, realisasinya masih belum optimal. Keterbatasan biaya pendidikan selalu menjadi penyebab kegagalan
dalam dunia pendidikan, khususnya di lembaga pendidikan Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualittatif dengan pendekatan library research (studi pustaka). Dengan tujuan untuk mengetahun
alternatif pembiayaan pendidikan islam, Salah satu alternatif pembiayaan pendidikan yang dapat menjadi solusi
adalah wakaf. Sumber harta wakaf pada umumnya diperoleh dari tiga kategori yaitu individu organisasi dan
perusahaan atau pemerintah, untuk dapat memanfaatkan wakaf dengan baik maka diperlukan pengelolaan dan
pengelolaan wakaf yang baik. Tujuan artikel ini adalah untuk menjawab tiga permasalahan utama, yaitu:
Pertama, pengetahuan tentang wakaf sebagai alternatif pembiayaan pendidikan. Kedua, bagaimana
pemberdayaan wakaf tunai bagi lembaga pendidikan Islam di Indonesia. Ketiga, apa pengaruh pemberdayaan
wakaf tunai terhadap perkembangan lembaga pendidikan Islam di Indonesia.
ABSTRACT
The issue of education is a social problem that occurs in Indonesia. Many schools have collapsed and been
damaged, children have dropped out of school, and teachers who have run out of breath due to the suffocation
of the economy are blurry portraits of education in Indonesia. Although the government has set the education
budget to be 20% of the total APBN, its realization is still not optimal. The limited cost of education has always
been the cause of failure in the world of education, especially in Islamic education institutions. One The
research method used a library research approach (library study).With the aim of knowing the alternative
financing of Islamic education, of the education financing alternatives that can be a solution is waqf. The sources
of waqf assets are generally obtained from three categories, namely individual organizations and companies or
governments, to be able to properly utilize waqf, it is necessary to have good management and management of
waqf. The purpose of this article is to answer three main problems, namely: First, knowledge about waqf as an
alternative to education financing. Second, how to empower cash waqf for Islamic educational institutions in
Indonesia. Third, what is the effect of empowering cash waqf on the development of Islamic educational
institutions in Indonesia.
didapat melalui telaah dan analisis buku- dipergunakan secara bersama demi untuk
buku atau artikel yang berkaitan dengan kepentingan dan kemaslahatan umat Islam
pembiayaan pendidikan. Dari literatur yang dikelola oleh orang yang ditunjuk atau
tersebut dapat ditemukan berbagai pendapat lembaga yang berwenang untuk
yang digunakan untuk menganalisis dan mengelolanya (Rahim, 2019). Pada
menjawab permasalahan penelitian. penjelasan lain wakaf adalah perbuatan
Berdasarkan jenis data, penelitian ini seseorang atau sekelompok orang atau wakif
adalah penelitian kualitatif. Karakteristik untuk memisahkan atau menyerahkan
penelitian kualitatif antara lain; Pertama, lebih sebagian harta benda miliknya untuk
bersifat deskriftif. Kedua, data yang dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka
terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, waktu tertentu sesuai dengan
sehingga tidak menekankan pada angka. kepentingannya guna keperluan ibadah atau
Ketiga, penelitian kualitatif lebih menekankan kesejahteraan umum menurut Syariah.
pada proses daripada produk atau outcome. Dalil Alquran dan hadist yang dapat
Keempat, lebih menekankan makna dijadikan sumber hukum wakaf satu surat Al-
(Sugiyono, 2016). Peneliti membagi Sumber imran ayat 92 yang artinya kamu sekali-kali
data menjadi dua, yaitu: sumber data primer tidak sampai kepada kebajikan yang
(utama), dan sumber data sekunder sempurna sebelum kamu menafkahkan
(penunjang). Dalam penelitian ini, sebahagian harta yang kamu cintai dan apas
dipergunakan dua sumber pengumpulan saja yang kamu nafkahkan maka
data, yaitu pengumpulan data primer dan sesungguhnya Allah maha mengetahui.
pengumpulan data sekunder, Sumber data Hadis Rasulullah yang diriwayatkan dari Abi
primer adalah sumber data yang langsung Hurairah radhiallahu Anhu Rasulullah
memberikan data kepada pengumpul data. shallallahu alaihi wasallam bersabda apabila
Sumber data sekunder adalah sumber data manusia meninggal putuslah amal
yang tidak langsung memberikan data perbuatannya kecuali 3 hal shadaqah jariyah
kepada pengumpul data, tetapi melihat orang ilmu yang bermanfaat dan anak yang
lain atau dengan dokumen. (Sugiyono, mendoakan (Aizid, 2018).
2016).
Rukun dan Tujuan wakaf
HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama Wakif atau orang yang
mewakafkan harta. Syarat waqif ada 4 yaitu:
Wakaf dalam Al-Quran dan Hadist pertama Orang yang berwakaf memiliki
Wakaf menurut bahasa Arab berarti secara penuh harta yang diwakafkan. Kedua
habs (menahan) dikatakan waqafa yaqifu berakal, ketiga baligh, dan yang ke empat
waqfan artinya habasa- yahbisu - habsan. orang yang mewakafkan adalah orang yang
Menurut bahasa waqafa berarti menahan mampu bertindak secara hukum (rasyid).
atau mencegah Menurut Abu Hanifah wakaf Kedua maukuf bih artinya barang atau harta
adalah harta benda orang yang diwakafkan harta yang diwakafkan ketiga maukuf alaih
(wakif) yang kemudian ia menghasilkan atau pihak yang diberikan waqaf atau
manfaat. Abu Yusuf dan Muhammad peruntukan waqaf atau disebut juga Nazir.
mengartikan wakaf adalah menahan Keempat shigat (penyataan atau ikrar wakif
kepemilikan wakif kemudian harta itu menjadi sebagai suatu kehendak untuk mewakafkan
milik Allah Wakaf menurut imam malik adalah sebagian hartanya (Direktorat Penerangan
harta benda yang diserahkan kepada wakif Agama Islam, 2019).
tetapi hak miliknya masih tetap namun tidak Jenis wakaf ada dua yaitu wakaf ahli
boleh dijual belikan, dihibahkan dan atau wakaf dzurri dan wakaf Khairi. Wakaf
diwariskan. Selain Imam Malik para ulama Dzurri adalah waqaf yang ditujukan kepada
Mazhab sepakat bahwa wakaf berwujud bila orang-orang tertentu saja seorang ataupun
orang yang mewakafkan harta atau barang lebih, baik keluarga si wakif atau bukan.
nya untuk selama-lamanya, terus menerus. Sedangkan wakaf Khairi adalah wakaf yang
Jadi wakaf merupakan milik umat yang dapat diperuntukkan bagi kepentingan umum dapat
100 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
dinikmati oleh seluruh masyarakat dengan benda tidak bergerak dan benda
tidak terbatas penggunaannya yang bergerak selain uang
mencakup semua aspek untuk kepentingan 4. Peraturan Menteri agama No.4 tahun
dan kesejahteraan umat manusia pada 2009 tentang administrasi pendaftaran
umumnya kepentingan itu bisa untuk jaminan wakaf uang
sosial, pendidikan kesehatan, keamanan dan 5. Peraturan Badan wakaf Indonesia No. 1
lain-lain. tahun 2008 tentang prosedur
Wakaf memiliki dua tujuan yaitu penyusunan rekomendasi terhadap
memperkuat hubungan dengan Ilahi permohonan penukaran/perubahan
(hablumninallah) melaksanakan anjurannya status harta benda wakaf.
untuk memberikan manfaat dari harta yang 6. Peraturan badan wakaf Indonesia No. 3
kita miliki untuk kepentingan agama maupun tahun 2008 tentang tata cara
kepentingan social, dan habluminannas yaitu pendaftaran dan penggantian nadzir
tebentuknya hubungan yang baik denga harta benda wakaf tidak bergerak
sesame manusia. Wakaf juga berupa tanah
bertujuan.memperkuat persaudaraan dan 7. Peraturan Badan wakaf Indonesia No.1
menanamkan nilai kesetiakawanan dan tahun 2009 tetnang pedoman
solidaritas sosial dalam rangka meraih pengelolaan dan pengembangan harta
keridhaan Allah SWT benda waka berupa uang.
Badan wakaf indonesia adalah
Regulasi dan Badan Wakaf di Indonesia Lembaga negara yang independent yang
Sumber harta wakaf umumnya terbentuk berdasarkan Undang- Undang
diperoleh dari tiga kategori yaitu individu nomor 41 tahun 2004 tentang waaf.
organisasi dan perusahaan atau pemerintah. Keeradaan badan wakaf ini ukan serta merta
Wakaf dari individu adalah cara yang telah untuk menganmbil asset wakaf yang selama
lama diamalkan sejak dahulu dan ini adalah ini di Kelola oleh nadzir, akan tetapi BWI
sumber utama. Sumber dari individu membantu nadzir dalam meningkatkan
biasanya terbangun karena termotivasi untuk produktifitas harta wakaf agar lebih
melihat perkembangan syiar Islam. Kedua bermanfaat untuk kepentingan umat. BWI
harta wakaf dari organisasi atau perusahaan diangkat dan diberhentikan oleh presiden
wakaf yang dilakukan kebanyakan oleh dengan masa jabatan 3ahun. Adpun tugas
serikat-serikat yang terlibat dengan proyek BWI diantaranya adalah melakukan
atau perkhidmatan yang diberikan kepada pembinaan terhadap nadzir dalam mengelola
pesantren yang kita kenali dengan istilah harta wakaf, embuat pedoman pengelolaan
CSR (corporate social responsibility). dan pengembangan harta benda wakaf.
Sumber ketiga harta wakaf pesantren adalah Melakukan pengelolaan dan pengembangan
dari kerajaan dari dalam ataupun luar negeri harta benda wakaf berskala nasional dan
sebagai contoh kerajaan Indonesia ada yang Internasional serta harta benda terlantar.
menawarkan harta wakaf yang besar melalui Dalam kaitan nya dengan wakaf Pendidikan
BWI ( Badan Wakaf Indonesia) kepada kita sering kali jumpai sekolah yang
pesantren tertentu kerajaan-kerajaan Islam didapatan dari hasil wakaf kurang
yang kaya seperti Arab Saudi, Qatar, Kuwait berkembang secara aksimal dengan
dan emirat juga sering memberikan berbagai factor penyebab, tak jarang sekolah
sumbangan wakaf untuk kemajuan banyak atau Lembaga Pendidikan tersebut tak
pesantren di Indonesia (IMAF, 2014) terurus dikarenaan nadzirnya telah wafat,
Regulasi wakaf di Indonesia: dan ini sangat disayangkan mengingat nilai
1. UU No. 41 tahun 2004 tentang wakaf ibadah yang diharapak wakif dan mehalnya
2. Peraturan Pemerntah No. 42 tahun asset wakaf tersebut.
2006 tentang pelaksanaan UU No. 41
tahun 2004 wakaf Problematika dan Peranan Wakaf di
3. Peraturan Menteri Agama No. 73 tahun Indonesia
2013 tentang tatacara perwakafan Menurut data statistiik Bimas Islam
Alternatif Pembiayaan Pendidikan: Pengembangan Pendidikan Islam Melalui Wakaf 101
Rubiko Ihsan1*, Robiatul Adawiah2, dan R Yulia Fadlillah3
kementerian Agama Republik Indonesia, luas kapasitas sekolah negeri dengan kebutuhan
tanah wakaf yang terdapat di Indonesia masyarakat, dan kenyataan bahwa
mencapai 80.824.725 m2 dan tersebar membangun sekolah berkualitas memang
dieseluruh wilayah diIndonesia. Sayangnya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
keberadaan wakaf ini belum mampu Disinilah peranan pemerintah dibutuhkan
menunjukkan kesuksesan dengan sebagai pengejawantahan dari tanggung
pemanfaatan yang maksimal dari harta wakaf jawab negara terhadap pendidikan
tersebut. Diataranya adalah masyarakat warganya.
banyak yang belum memahami paradigma
baru wakaf seperti yang teruang dalam UU Urgensi Wakaf Dalam Pendidikan Islam
No. 41 tahun 2014, belum optimalanya Optimalisasi pemanfaatan wakaf
serifikasi untuk tanah wakaf, selanjutnya menjadi salah satu opsi yang potensial
tanah wakaf belum dikelola secara produktif, dalam menanggulangi persoalan
ditambah lagi kurangnya pemahaman para pembiayaan dan pemerataan pendidikan di
nadzir akan pengelolaan harta wakaf Indonesia. Terdapat banyak sekali manfaat
tersebut,belum maksimalnya database wakaf yang disebutkan dalam Al qur’an dan
tentang wakaf yang ada di Indonesia sera hadist diantaranya memberikan manfaat
belum optimalnya pengelolaan dan yang banyak kepada orang lain dan pahala
pengembangan wakaf yang berupa uang. yang yang tak terputus kepada yang
Pendidikan sebagai salah satu tujuan berwakaf selama barang yang diwakafkan
Bangsa Indonesia yang tercantum dalam masih dinikmati orang lain, sehingga anjuran
pembukaan UUD 1945 pada alinea ke-4 untuk berwakaf pun sangat ditekankan
berbunyi: yaitu: (1). Melindungi segenap seperti dalam firman Allah SWT:
bangsa Indonesia dan tumpah darah “Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-
Indonesia. (2). Memajukan kesejahteraan orang yang mati dan Kami menuliskan apa
umum. (3). Mencerdaskan kehidupan yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas
bangsa. (4). Ikut melaksanakan ketertiban yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu
dunia. yang Kami kumpulkan dalam Kitab induk
Maka pada tujuan ketiga yaitu yang nyata (lauh mahfuz)”. (QS.
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai Yassin:36:12). Ayat ini mengandung makna
amanat pembukaan UUD 1945 yang sudah anjuran berwakaf, dimana Allah SWT
baku dan tidak boleh dirubah oleh siapapun menyebut bahwa apa yang dilakukan
termasuk pemimpin tertinggi dan tinggi seseorang sebelum meninggal, akan
negara bahkan siapapun pemimpin bangsa memberikan pahala bagi al-marhum setelah
ini, harus berjuang sekuat tenaga, untuk ia meninggal jika manfaatnya masih
membuat bangsa Indonesia cerdas. Cerdas dirasakan oleh orang lain. Allah SWT
salah satu sarana utamanya adalah menyebutnya dengan “atsar” atau bekas-
berpendidikan, yang juga sesuai dengan isi bekas, yang ditafsirkan oleh ulama dengan
pasal 31 UUD 1945 yang berbunyi: (1) Setiap wakaf.
warga negara berhak mendapat pendidikan. Adapun landasan hadits dari Abi
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti Hurairoh, Rasululloh SAW bersabda: “Jika
pendidikan dasar dan pemerintah wajib meninggal seorang hamba maka akan
membiayainya. Tapi dalam kenyataannya terputus amalnya kecuali 3 hal, amal jariyah,
tidak semua anak bangsa memiliki ilmu bermanfaat, atau anak sholeh yang
kesempatan untuk mengikuti pendidikan mendoakannya”.(HR. Muslim). Karenanya
yang layak. Tidak sedikit dari rakyat dapat diuraikan keistimewaan wakaf sebagai
Indonesia mengalami berbagai kendala berikut (Anwar, 2007):
dalam menempuh pendidikannya seperti: 1. Pahalanya terus mengalir sekalipun
tingginya biaya pendidikan, meningkatnya yang berwakaf sudah meninggal
biaya pendidikan yang tidak diiringi dengan karena manfaat dari wakafnya masih
meningkatnya pendapatan masyarakat terus diamalkan.
secara signifikan, tidak berimbangnya
102 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Beras (2014)
Undang-undang No. 20 Tahun 2003,” Sisdiknas,
”Bandung: Fokus Media, 2010
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
Abstrak
Apa pentingnya pendidikan karakter Bukankah selama ini peserta didik dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan
telah mendapat pendidikan agama dan pendidikan kewargaan Pendidikan karakter bertujuan membentuk bangsa
yang tangguh, kompetitif, berakhlaq mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang
dinamis, berorentasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan
yang maha Esa berdasarkan Pancasila.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang artinya penelitian ini
bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan
dalam penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan ialah data sekunder (secondary data), data ini diperoleh
dari berbagai sumber seperti buku-buku, artikel, ilmiah, jurnal, internet serta data lainnya sebagai pelengkap
kesesuaian fokus penelitian. Namun sumber yang digunakan pada penelitian kali ini hanya melalui jurnal dan
internet. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara study pustaka (library research), yang salah satu nya
melakukan penelusuran terhadap sumber-sumber jurnal dan internet data lainnya sebagai pelengkap kesesuaian
fokus penelitian. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam
mencapai tujuan pencerdasan dan pengembangan kecerdasan manusia untuk meningkatkan taraf hidup dan
kehidupan yang lebih baik. Sistem Pendidikan Nasional mencita-citakan kecerdasan penuh yang nantinya akan
dimiliki oleh semua anak bangsa melalui proses pendidikan yang dijalankan di Indonesia. Cita-cita itu
diamanahkan dalam undang-undang sebagai landasan pelaksanaan pendidikan. Cita-cita dapat diartikan juga
sebagai tujuan atau pedoman hidup.Pendidikan karakter merupakan hal yang tidak bisa dipandang dengan
sebelah mata. Berbagai kasus amoral yang melanda negeri ini terlebih para pelakunya berasal dari kalangan
pelajar mengindikasikan bahwa bangsa ini sedang menderita krisis karakter.
Abstract
What is the importance of character education? Haven't all this time been that students in every type and level of
education have received religious education and civic education? Character education aims to form a nation that
is strong, competitive, has noble character, has morality, is tolerant, works together, has a patriotic spirit, develops
dynamically, is science oriented. knowledge and technology, all of which are inspired by faith and piety to God
Almighty based on Pancasila. This research is a qualitative research, which means that this research is descriptive
and tends to use analysis. Process and meaning (subject perspective) are more highlighted in qualitative research.
The data source used is secondary data, this data is obtained from various sources such as books, articles,
scientific journals, internet and other data as a complement to the suitability of the research focus. However, the
sources used in this study were only through journals and the internet. The data collection technique was carried
out by means of library research, one of which was to conduct searches on journal sources and other internet data
as a complement to the suitability of the research focus. Education is a conscious and planned effort made by
individuals or groups in achieving the goals of intelligence and the development of human intelligence to improve
the standard of living and a better life. The National Education System aspires to full intelligence which will later
be possessed by all children of the nation through the educational process carried out in Indonesia. These ideals
are mandated in the law as the basis for the implementation of education. Ideals can also be interpreted as goals
or guidelines for life. Character education is something that cannot be underestimated. Various immoral cases that
have hit this country, especially the perpetrators from among students, indicate that this nation is suffering from a
character crisis.
data yang relevan dengan fokus penelitian agar menjadi manusia yang beriman dan
(colecttion), kemudian dilakukan pemilihan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan penyederhanaan data (reduction) yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
dilakukan penarikan kesimpulan dari data kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang telah ditemukan. Semua data yang yang demokratis serta bertanggungjawab.
diperoleh lalu dikumpulkan dan dianalisis Dari tujuan pendidikan nasional
secara sistematis dengan mendalam, dalam tersebut dapat diketahui bahwa kecerdasan
bentuk narasi atau kalimat. intelektual bukanlah hal pertama yang
hendak dicapai dari pendidikan bangsa ini,
HASIL DAN PEMBAHASAN namun justru akhlak mulialah yang harus
Pendidikan secara umum bertujuan diraih terlebih dahulu. Hal tersebut ternyata
membantu manusia menemukan hakekat senada dengan tujuan yang hendak dicapai
kemanusiaannya, maksudnya pendidikan dari pendidikan karakter yakni menjadikan
harus mampu mewujudkan manusia manusia yang berakhlak mulia. Menurut
seutuhnya, melalui pendidikan dapat Creasy sebagaimana dikutip oleh Zubaedi
dilakukan penyadaran terhadap manusia (2011:6) menjelaskan bahwa melalui
atau individu untuk mengenal, mengerti dan pendidikan karakter perserta didik didorong
memahami realitas kehidupan dan agar tumbuh dan berkembang dengan
lingkungannya. Pendidikan merupakan kompetensi berpikir dan berpegang teguh
proses memanusiakan manusia baik dalam pada prinsip-prinsip moral dalam hidupnya
bentuk formal maupun informal, pendidikan serta mempunyai keberanian melakukan
dalam bentuk formal adalah pengajaran yaitu yang benar, meskipun dihadapkan pada
proses transfer pengetahuan atau usaha berbagai tantangan.
mengembangkan potensi intelektualitas Menurut Mohammad Athiyah al
dalam diri manusia, namun pengetahuan dan Abrasyi sebagaimana yang dikutip oleh Moh.
intelektualitas tersebut belum sepenuhnya Roqib (2009: 28) bahwa tujuan pendidikan
mewakili manusia. Oleh karena itu adalah untuk membentuk akhlak mulia,
pendidikan bukan sekedar transfer ilmu saja persiapan untuk menghadapi kehidupan
tetapi juga mampu mengetahui dan dunia dan akhirat, persiapan untuk mencari
memahami potensi dalam diri manusia itu rizki, menumbuhkan semangat ilmiah, dan
sendiri. Proses memanusiakan manusia menyiapkan profesionalisme subyek didik
berujung pada pembebasan dalam sehingga jelas sudah bahwa tujuan
mengekspresikan kemampuan dan pendidikan karakter khususnya dan
kreativitas dalam diri. pendidikan secara umum ialah untuk
Pendidikan adalah usaha sadar dan membentuk pribadi yang berakhlak mulia.
terencana yang dilakukan oleh individu atau Tindakan-tindakan amoral yang justru
kelompok dalam mencapai tujuan pelakunya berasal dari kalangan para
pencerdasan dan pengembangan pelajar, mulai dari kebiasaan menyontek
kecerdasan manusia untuk meningkatkan yang kini telah membudaya, minum minuman
taraf hidup dan kehidupan yang lebih baik. keras/alkohol, merokok di lingkungan
Mencerdaskan kehidupan dalam cita-cita sekolah, narkoba, pergaulan dan seks bebas,
pendidikan nasional mencakup seluruh tawuran antarpelajar hingga peredaran video
elemen masyarakat dan juga mencakup porno di kalangan pelajar.
kecerdasan intelektual, kecerdasan spritual, Sistem Pendidikan Nasional mencita-
dan kecerdasan emosional. Karena pada citakan kecerdasan penuh yang nantinya akan
dasarnya ketiga kecerdasan ini tidak dapat dimiliki oleh semua anak bangsa melalui proses
dilepaspisahkan. Jika salah satu diantara tiga pendidikan yang dijalankan di Indonesia. Cita-
kecerdasan ini tidak dimiliki maka cita itu diamanahkan dalam undang-undang
kecerdasan akan menjadi cacat atau penulis sebagai landasan pelaksanaan pendidikan.
menyebutnya sebagai cacat kecerdasan. Cita-cita dapat diartikan juga sebagai tujuan
Dalam Undang-undang Nomor 20 atau pedoman hidup. Beberapa definisi tujuan
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan atau pedoman hidup menurut beberapa ahli :
Nasional pada Bab 2 Pasal 3 menjelaskan 1) Ken Mcelroy (1992)
tentang fungsi dan tujuan pendidikan Tujuan merupakan langkah pertama
nasional bahwa pendidikan nasional dalam proses mencapai kesuksesan
berfungsi mengembangkan kemampuan dan dan tujuan juga merupakan kunci
membentuk watak serta peradaban bangsa mencapai kesuksesan.
yang bermartabat dalam rangka 2) Jemsly H & Martani H (2006)
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan Tujuan merupakan sesuatu yang mungkin
untuk berkembangnya potensi peserta didik untuk dicapai, bukan sesuatu yang utopis.
URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER ANTARA CITA DAN REALITA 111
Siti Nurhaliza Rambe1, Miswati2, Siti Halija3
Cita cita sering disebut juga mimpi, Thomas Luckmann (1990), realitas adalah
seorang yang memiliki banyak cita cita kualitas yang berkaitan dengan fenomena
biasanya disebut sebagai pemimpi. Namun yang kita anggap berada di luar kemauan
jangan sampai kita hanya memiliki cita cita kita (sebab ia tidak dapat dienyahkan)”.
tanpa usaha untuk mewujudkannya, karena Menurut “Émile Durkheim (1939): realitas
hal tersebut merupakan istilah bagi seorang sosial adalah cara bertindak, apakah tetap
pengkhayal. Secara umum, dibutuhkan atau tidak, yang bisa menjadi pengaruh atau
banyak persiapan untuk menyelesaikan dan hambatan eksternal bagi seorang individu”.
meraih cita cita yang kita impikan. Bahkan, Maksudnya adalah sesuatu yang dianggap
tidak sedikit orang yang gagal hingga akhir nyata adalah produk dari persepsi dan hasil
hayatnya untuk mewujudkan cita cita yang interpretasi terhadap apa yang nyata.
telah lama ia impi impikan. Biasanya anak Pencerdasan dan pemanusiaan
kecil akan lebih mudah mengatakan cita manusia Indonesia dilakukan dengan bekal
citanya karena kepercayaan dirinya masih ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh
tinggi. Namun sayangnya biasanya saat pelaksana pendidikan. Hal ini memberikan
beranjak dewasa setelah mengalami isyarat kepada semua pelaksana
beberapa tekanan banyak orang akan pendidikan agar terus meningkatkan
meninggalkan cita cita yang diinginkannya kompetensi yang dimiliki sehingga tidak
karena merasa kemampuannya tidak tertinggal jauh dalam hal pendidikan dan
memenuhi hal dan kriteria tersebut. ilmu pengetahuan. Sebagai suatu cita-cita
Dunia pendidikan memang semakin maka, mencerdaskan kehidupan bangsa
maju dan tidak bisa dipungkiri banyak ditafsirkan dalam ranah pencerdasan
upaya- upaya yang dilakukan untuk kognitif, afektif dan psikomor. Artinya bahwa
meningkatkan kualitas pendidikan tetapi itu proses pencerdasan bukan sekedar mengisi
semua masih belum merata, kondisi otak peserta didik dengan ilmu dan
pendidikan zaman now tidak hanya pengetahuan yang sifatnya materialistik
menyentuh sisi kemanusiaan tetapi juga semata, tetapi juga diimbangi dengan
menjadi tamparan keras, banyak kita pendidikan agama dan moral. Antara ranah
menemui anak yang tidak bersekolah tetapi ini akan saling mendukung perkembangan
yang lebih menyedihkan mereka malah anak didik, menuju kepada bangsa yang
menjadi pengamen atau bekerja di jalanan bermartabat.
bahkan terpaksa putus sekolah. Pendidikan tidak hanya sebagai
Realita dalam pendidikan lainnya suatu rutinitas, tetapi juga pendidikan yang
yaitu masyarakat yang masih saja kurang operasional, mengacu pada prosesnya.
peduli tentang apa yang anak-anak mereka Rata-rata orang tua memiliki pola pikir yang
pelajari, mereka berpikir apabila anaknya salah, sebagian besar orang tua
telah melakukan studi maka mereka akan memandang pendidikan hanya dilakukan di
mendapatkan sertifikat atau biasa kita sebut sekolah dan diserahkan
dengan ijazah, yang notabene sertifikat itu
dianggap sebagai alat utama dalam mencari PENUTUP
pekerjaan yang diharapkan dapat Pendidikan karakter merupakan hal
membantu memperbaiki kehidupannya di yang tidak bisa dipandang dengan sebelah
masa depan. Sertifikasi tersebut dianggap mata. Berbagai kasus amoral yang melanda
sebagai hasil nyata dari proses pendidikan negeri ini terlebih para pelakunya berasal
padahal pendidikan bukan hanya sekedar dari kalangan pelajar mengindikasikan
untuk mendapatkan ijazah saja, tetapi bahwa bangsa ini sedang menderita krisis
bagaimana individu dapat memaknai dan karakter. Apabila hal tersebut tidak segera
memahami setiap hal yang diperoleh dalam diselesaikan, maka masa depan dan nasib
proses pendidikan, bagaimana individu bangsa serta anak cucu kitalah yang
belajar untuk memahami realitas kehidupan nantinya akan menanggung segala akibat.
dan beradaptasi, bagaimana mereka Untuk itu, agar harapan dari pelaksanaan
nantinya akan mengaplikasikan ilmu-ilmu pendidikan karakter dapat terwujud yakni
yang mereka peroleh untuk kehidupannya di terciptanya generasi yang berakhlak mulia
masa depan. Anggapan-anggapan tersebut maka perlu dilaksanakan pendidikan
menjadikan sistem pendidikan melenceng karakter yang efektif sebagaimana yang
dari tujuannya yaitu untuk memanusiakan telah dipaparkan pada pembahasan
manusia. sebelumnya. Akhirnya, karakter merupakan
Sebelumnya, Pengertian realitas mustika hidup yang membedakan antara
menurut beberapa ahli, “Berger, Peter L dan
112 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang menariknya pembelajaran PAI di SD, pembelajaran hanya focus pada
buku, pelafalan surat pendek dan kurangnya penggunaan media. Kondisi ini menyebabkan materi PAI kurang
dapat tersampaikan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat guru PAI tentang media
pembelajaran PAI di SD. Data diperoleh dari 670 responden melalui angket online kepada guru PAI SD se-
Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pembelajaran PAI yang menyenangkan adalah games, karena
dapat memotivasi dan memudahkan siswa dalam memahami materi, 2) Games yang pernah digunakan guru
adalah games berbasis web berupa quiziz, kahoot, wordwall, educandy, 3) Desain games berbasis web yang
diharapkan adalah yang warnanya menarik, kontennya berisi soal latihan, durasi waktunya antara 10-15 menit,
interaktif, menarik, menyenangkan, meningkatkan minat dan motivasi siswa, memudahkan siswa memahami
materi dan menjadikan siswa berakhlak mulia. Berdasarkan hasil tersebut dapat direkomendasikan bahwa
Games berbasis Web, salah satunya adalah wordwall sebagai media pembelajaran PAI di SD
Abstract
This research was motivated by the lack of interest in PAI learning in elementary schools, learning only focused
on books, the pronunciation of short letters and the lack of use of media. This condition causes pai material to not
be delivered properly, this study aims to find out the opinions of PAI teachers about PAI learning media in
elementary schools. Data was obtained from 670 respondents through an online questionnaire to elementary
school PAI teachers throughout Indonesia. The results showed that: 1) Fun PAI learning is a game, because it can
motivate and make it easier for students to understand the material, 2) Games that have been used by teachers
are web-based games in the form of quiziz, kahoot, wordwall, educandy, 3) The expected web-based game design
is the one with interesting colors, the content contains practice questions, the duration of time is between 10-15
minutes, interactive, interesting, fun, increases student interest and motivation, makes it easier for students to
understand the material and makes students have a noble character. Based on these results, it can be
recommended that Games are web-based, one of which is wordwall as a learning medium for PAI in elementary
schools
2. Jenis Games yang pernah digunakan oleh Gambar 6. Jawaban Responden Tentang
guru PAI di SD Desain Games dalam PAI
setengahnya lagi (42,4%) atau sekitar 284 guru lebih aktif dalam pembelajaran (Umardulis,
SD memilih permainan berbasis web/internet 2019). Keterampilan guru dalam penguasaan
ketika mengajar PAI, namun ada juga yang teknologi merupakan salah satu ciri dari
tidak pernah menggunakan permainan dalam keterampilan abad 21. Keterampilan abad 21
pembelajaran PAI. Walaupun jumlah yang tidak yang harus dikuasai guru adalah creativity
pernah ini hanya 10,6% (71 orang), angka ini (kreativitas). Kreativitas ini dapat diwujudkan
menunjukkan bahwa masih ada guru yang tidak dengan berinovasi dalam pembelajaran
menggunakan games dalam pembelajaran dengan menciptakan pembelajaran yang
PAI. Padahal sebagaimana dikatakan oleh didukung oleh media-media yang berbasis
Hidayatulloh, Praherdhiono, Wedi, (2020) web/internet.
bahwa games ini dapat memotivasi belajar 3. Desain games berbasis web yang
siswa dan dapat meningkatkan pemahaman diharapkan oleh guru PAI di SD
siswa terhadap materi, karena games sesuai Berdasarkan gambar 5. terlihat bahwa
dengan usia siswa yang sedang berada pada guru PAI SD mengharapkan games yang
masa bermain. Hasil penelitian lain dibuat guru untuk siswa SD adalah yang
menunjukan bahwa games dalam menarik dari sisi tampilan warnanya (73,2%),
pembelajaran ini berpengaruh terhadap minat terdapat audio dan video (65,1%),
dan hasil belajar siswa (’Aini, 2018). mengandung unsur pendidikan (65%), mudah
Berdasarkan gambar 4. diketahui bahwa digunakan (64,4%), menggunakan animasi
hampir setengahnya guru pernah (54,6%), melibatkan interaksi dengan
menggunakan media games berbasis pengguna (54,6%). Semua jawaban responden
web/internet dalam pembelajaran PAI, dan tersebut berada diatas angka 50%, ini artinya
pada gambar 5 diperjelas lagi bahwa jenis hampir semua responden sepakat menyatakan
games yang paling banyak dipilih oleh para bahwa desain games untuk siswa SD ini
guru quiziz (60,7%). Quiziz ini banyak dipilih tampilan warananya harus menarik, terdapat
karena memiliki kelebihan-kelebihan yang audio dan video, mudah digunakan, terdapat
dengan mudah dapat dimanfaatkan selain animasinya, interaktif, dan edukatif. Tampilan
sebagai media dan materi.pembelajaran juga pada games untuk siswa SD memang
dapat digunakan untuk evaluasi pembelajaran warnanya harus menarik, hal ini sejalan dengan
(Salsabila et al., 2020). Sementara jenis karakteristik siswa SD yang masih sangat
games berbasis web yang lainnya adalah menyukai warna-warna. Penggunaan warna ini
kahoot, wordwall, quizlet, Educandy, Qodlu, merupakan bentuk komunikasi (Aflah, 2020).
Qizalize, Bambozle, Quiznetik, Sedangkan Desain warna ini sangat membantu bagi siswa
yang belum pernah menggunakan games yang memiliki gaya belajar visual. Gaya belajar
berbasis web ini jumlahnya 183 guru, jumlah ini visual membantu siswa dapat mengingat materi
lebih besar dibandingkan dengan jumlah guru pelajaran yang sudah dilihatnya (Bire, Geradus,
yang pernah menggunakan game berbasis Bire, 2014). Untuk membantu siswa yang
web/internet. Hal ini menunjukkan bahwa memiliki gaya belajar visual ini maka guru harus
kemampuan guru dalam bidang IT atau TIK menciptakan media pembelajaran yang
sudah terlihat, karena penggunaan games menarik siswa untuk memfokuskan indra
berbasis internet memerlukan Keterampilan penglihatnya, salah satunya adalah tampilan
guru di bidang IT. Keterampilan di bidang IT ini warnanya menarik, terdapat video dan
sangat penting untuk meningkatkan animasinya, seperti media Edukasi Beta
profesionalisme guru. Penguasaan terhadap (Belajar dari Peta) yang dibuat oleh (Aeni,
bidang IT ini dapat memberikan dampak yang Erlina, Dewi, Hadi, (2022), yaitu sebuh media
positif terhadap guru, guru menjadi termotivasi yang mengandung video animasi untuk belajar
untuk melaksanakan proses pembelajaran, menghafal doa-doa harian. Media
guru merasa diuntungkan dengan pembelajaran video animasi mengandung
menggunakan IT karena menjadi efektif dan unsur audio dan visual sangat membantu
efisien waktu, demikian juga menjadikan siswa siswa, misalnya media video animasi berupa
118 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
lagu “malaikatku” yang terbukti telah anak-anak usia SD berada pada masa digital,
meningkatkan daya ingat siswa, dapat dimana usia mereka sudah sangat menganal
meningkatkan kemampuan focus belajar, dan terbiasa dengan teknologi, salah satunya
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, adalah HP. Anak-anak usia SD sudah tidak
dan dapat meningkatkan daya imajinasi siswa asing lagi mengoperasikan HP yang terkoneksi
(Aeni, Aulia, Fauziah, Fernando, 2022). internet, sehingga sangat memungkinkan bagi
Sedangkan bagi siswa yang memiliki gaya mereka dapat mengakses game-game online
belajar auditori dapat dibantu dengan membuat dari Internet. Melihat kondisi ini terjadi sebuah
media pembelajaran yang banyak melibatkan kekhawatiran jika anak-anak tanpa bimbingan,
arahan dan pengawasan orang dewasa dalam
pendengaran, dan untuk itulah pada media
mpenggunaan HP, karena mereka dapat
pembelajaran ini harus mengandung audio.
mengakses game online yang tidak sejalan
Contoh media pembelajaran yang
dengan usia mereka, dan tidak mengandung
mengandung unsur audio adalah podcast. Kini
unsur pendidikan, salah satu dampak buruknya
podcast bukan hanya digunakan untuk
adalah motivasi belajar siswa menurun (Ismi,
keperluan entertainment saja, namun juga
Akmal, 2020). Untuk itu orang tua di rumah
sudah dimanfaatkan di dunia pendidikan untuk senantiasa dapat memberikan bimbingan dan
pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengawasan kepada anak-anaknya dalam
penelitian yang dilakukan oleh (Mayangsari, penggunaan HP dan guru-guru di sekolah
Dewi. Tiara, 2019) tentang podcast sebagai harus kreatif dalam mengajar, dengan
media pembelajaran di era milenial. membuat games edukatif, sehingga menjadi
Desain games untuk siswa SD juga alternative games yang dapat diakses oleh
harus interaktif. Games interaktif artinya siswa-siswa. Cara ini dapat dilakukan untuk
melibatkan interaksi pengguna, jadi siswa SD mengcounter dampak buruk dari penggunaan
sebagai pengguna dari games tersebut dapat HP. Dampak negative penggunaan gadget atau
langsung berinteraksi dengan aplikasi games HP bagi anak adalah anak jadi kurang istirahat,
tersebut ketika mereka menggunakan games. anak jadi lebih malas, membahayakan
Dalam hal ini posisi pengguna bukan hanya kesehatan mata akibat dari radiasi, anak lebih
sebagai pendengar saja, namun juga sering menyendiri dengan gadgetnya (Nafaida,
memberikan respon dari apa yang mereka 2020).
dengar. Pengguna bukan hanya menonton
Games yang dibuat juga harus mudah
saja, namun ada aktivitas yang dilakukan
digunakan oleh pengguna (user friendly), baik
sebagi bentuk respon dari apa yang dia tonton,
oleh siswa maupun oleh guru. Cara
demikian pula pengguna tidak hanya sekedar penggunaan yang sulit akan mengakibatkan
membaca teks-teks yang ada pada games games yang dibuat tidak efektif, dan akhirnya
tersebut, tetapi ada reaksi berupa tindakan akan ditinggalkan atau tidak digunakan.
yang dilakukan sebagai respon dari apa yang Karaktereistik game yang mudah digunakan itu
dibacanya. Games interaktif ini memiliki misalnya, 1) dapat diakses melalui handphone,
kelebihan karena dapat mengatasi kebosanan karena handphone merupakan perangkat IT
siswa saat menghadapi pembelajaran. yang sudah banyak digunakan, 2) gratis atau
Unsur lain yang harus dipenuhi dalam tidak berbayar, 3) menu-menu yang tersedia
games bagi siswa SD ini adalah yang dapat diklik dengan mudah, 4) intruksi dalam
mengandung unsur pendidikan. Jadi games ini aplikasi tersebut jelas sehingga mudah
dibuat bukan untuk sekedar permainan belaka difahami dan diikuti, 5) Bahasa yang digunakan
yang hanya menginginkan siswa “happy” tetapi sesuai dengan akrakteristik siswa SD, 6) tidak
yang terpenting yang mengandung unsur memerlukan banyak perangkat untuk
Pendidikan. Ada nilai-nilai yang diusung dalam mengaksesnya.
games ini. Sehingga secara tidak langsung
dalam games ini mentrasnfer nilai yang harus Desain games berikutnya adalah dilihat
dimiliki oleh siswa. Pembentukan karakter dari konten, berdasarkan gambar 7, hampir
dapat dilakukan melalui berbagai metode dan setengah dari responden (45,3%)
media pembelajaran (Aeni, 2014). Saat ini menginginkan yang berisi soal-soal latihan.
Persepsi Guru PAI Tentang Media Pembelajaran PAI di SD 119
Ani Nur Aeni1*, Dadan Djuanda2, dan Maulana3
Biasanya siswa malas untuk mengerjakan soal- Pada gambar tersebut terlihat bahwa sebagian
soal latihan karena hanya merupakan kegiatan besar responden (62,5%) atau sebanyak 420
yang menjemukan mengisi soal-soal dengan guru PAI SD menyatakan bahwa durasi waktu
jawaban yang harus sesuai dengan materi untuk games itu cukup antara 10-15 menit, hal
pelajaran, dalam pembelajaran konvensional, ini sejalan dengan pendapat mereka bahwa
biasanya kegiatan ini dilakukan dengan siswa SD bisa bertahan selama 10-15 menit
menjawab pada selembar kertas putih yang dalam menggunakan game edukatif berbasis
harus ditandai dengan lingkaran atau cros internet ini. Hal ini ditunjukkan oleh gambar 9.
pada jawaban yang benar, belum lagi tamplan Durasi 10-15 menit ini dianggap cukup
dari soal tersebut kurang menarik, karena memadai, karena jika siswa terlalu lama
hanya mengandung teks soal tanpa ada variasi menggunakan game berbasis web/internet
warna, gambar, bahkan suara dan animasi akan memberikan dampak yang buruk.
bergerak. Hal ini berbeda jika soal-soal latihan
tersebut dibuat dalam bentuk games interaktif Berdasarkan gambar 6,7,8 dan 9
berbasis web, yang dapat memadukan audio diperoleh data bahwa desain games berbasis
visual bahkan animasi, sehingga sangat cocok web/internet untuk siswa SD pada mata
digunakan untuk siswa SD. Hal ini dapat pelajaran PAI adalah yang:
mengatasi kejenuhan dan kemalasan siswa
1. Tampilan warnanya menarik
dalam mengisi soal-soal latihan. Pada gambar
2. Terdapat audio dan video
7 juga terlihat jelas bahwa hampir setengahnya
3. Mudah digunakan
(33,8%) guru PAI SD menyebukan bahwa
games itu berisi materi pelajaran. Ruang 4. Menggunakan animasi
lingkup materi PAI di SD yaitu Al-Qur’an, 5. interaktif
akidah, akhlak, fiqh/ibadah, dan sejarah 6. Mengandung unsur Pendidikan
kebudayaan Islam. Pembahasan tentang fiqh 7. Kontennya berisi soal-soal latihan dan
atau ibadah dapat dimasukkan pada ruang materi pelajaran
lingkup akhlak, yaitu akhlak kepada Allah SWT, 8. Durasi waktunya antara 10-15.
akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap Selain delapan hal tersebut berdasarkan
sesama, dan akhlak terhadap lingkungan. Pada jawaban singkat dari para responden juga
materi sejarah terdapat sejarah para nabi, baik diperoleh data bahwa desain game itu harus:
nabi-nabi yang terhimpun dalam ulul azmi (Nabi
Nuh as, Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as, Nabi 1. Menyenangkan
Isa as, dan Nabi Muhammad SAW), maupun 2. Meningkatkan minat dan motivasi siswa
nabi lainnya di luar ulul azmi, seperti Nabi Adam 3. Mudah difahami
as, Nabi Hud as, Nabi Shaleh as, Nabu Ya’kub 4. Memudahkan siswa memahami materi
as, Nabi Ismail as, Nabi Ishak as, Nabi Ayub as, 5. Menjadikan siswa berakhlak mulia.
Nabi Harun, Nabi Yusuf as, Nabi Syuaib as,
Nabi Daud as, Nabi Sulaiman as, Nabi Ilyas dan
ilyasa. Media pembelajaran inovatif seperti E- PENUTUP
book yang berisi materi pembelajaran tentang
Berdasarkan hasil penelitian, dapat
kisah para nabi dapat memudahkan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, seperti desain E- disimpulkan bahwa: 1) Proses pembelejaran
book yang telah dibuat oleh Wahidah, Lathipah, PAI yang menyenangkan adalah berupa
Indaryanti, Fadilah, (2022). Selain materi games, karena dapat memotivasi siswa dan
tentang sejarah para nabi, pada materi PAI di memudahkan siswa dalam memahami materi,
SD juga mengandung sejarah kebudayaan 2) Jenis games yang pernah digunakan oleh
Islam di Indonesia, yaitu kisah para wali yang guru adalah games berbasis web berupa
terhidmpun dalam wali sanga. quiziz, kahoot, wordwall, educandy, 3) Desain
games berbasis web yang diharapkan adalah
Dilihat dari durasi waktu maka desain yang tampilan warnanya menarik, kontennya
games untuk siswa SD ini adalah antara 10-15 berisi soal-soal latihan, durasi waktunya antara
menit. Hal ini sesuai dengan jawaban 10-15 menit, interaktif, menarik,
responden yang ditunjukkan pada gambar 7.
120 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
13. file:///C:/Users/HP/Downloads/1070-3861-
1-PB.pdf
Septarina, S. W. dan N. N. (2014). Mengenal
Permainan Tradisional Indonesia Dalam
Bentuk Sebuah Buku Edukasi Seti:
Katangkasan Outdoor. Jurnal Ruparupa, 3(1),
76–86. file:///C:/Users/g/Downloads/155-597-
1-PB.pdf
Sudjana, N., & Rivai, A. (2001). Media Pengajaran.
Sinar Baru.
Umardulis. (2019). Peningkatan Kompetensi Guru
Menggunakan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) DAlam Pembelajaran di
Sekolah Dasar Melalui Supervisi Klinis. Jurnal
Pajar (Pendidikan Dan Pengajaran), 3(4),
870–878.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3
i4.7539
Wahidah, Siti Anisa Nur. Lathipah, Lulu. Indaryanti,
Desti, Fadilah, Z. P. (2022). Cerita Ihsan: E-
book Interaktif sebagai Upaya Pengembangan
Materi Ulul Azmi di Sekolah Dasar. Basicedu,
6(3).
https://doi.org/https://doi.org/10.31004/basice
du.v6i3.2778
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan produk berupa Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis Problem Based Learning yang valid, menarik, mudah, bermanfaat dan efektif
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Jenis penelitian yang digunakan merujuk pada teori
Borg & Gall. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas IV SD Nurul Huda Islamic School Semester Genap
Tahun Pelajaran 2021/2022. Data penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara, dan tes kemampuan
berpikir kritis peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk LKPD berbasis Problem Based Learning
valid, menarik, mudah, bermanfaat dan efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.
Abstract
This research is a research development that aims to produce a product in the form of a Student Worksheet
(LKPD) based on Problem Based Learning that is valid, interesting, easy, useful and effective to improve students'
critical thinking skills. The type of research used refers to the theory of Borg & Gall. The research subjects were
fourth grade students of SD Nurul Huda Islamic School Even Semester for the 2021/2022 Academic Year. The
research data were obtained through observation, interviews, and tests of students' critical thinking skills. The
results showed that the LKPD products based on Problem Based Learning were valid, interesting, easy, useful
and effective to improve students' critical thinking skills.
mengembangkan suatu produk, yaitu LKPD mengganti tulisan yang dianggap kurang tepat
yang sesuai dengan model Problem Based oleh validator. Hasil revisi dilakukan secara
Learning. terus menerus sesuai dengan saran dari
Subjek studi pendahuluan penelitian validator.
dan pengembangan pada tahap analisis Uji pelaksanaan lapangan dilakukan
kebutuhan LKPD dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan dua kelas dimana
pendidik di kelas IV SD Nurul Huda Islamic satu kelas menggunakan LKPD berbasis
School. Subjek validasi LKPD pada tahap model Problem Based Learning dan kelas lain
validasi adalah enam orang ahli yang terdiri tidak menggunakan LKPD berbasis model
atas dua ahli materi, dua ahli desain, dan dua Problem Based Learning. Pada kelas
ahli bahasa. eksperimen semua peserta didik dibagikan
Subjek uji coba produk LKPD dalam masing-masing satu LKPD.
penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas Hasil analisis terhadap tes kemampuan
eksperimen dan kelas kontrol yang berasal dari berpikir kritis dilakukan uji N-Gain dengan
populasi yang berdistribusi normal dan diperoleh nilai sebesar 0,55 di kelas
homogen, serta memiliki kemampuan awal eksperimen dan 0,20 di kelas kontrol. Hal ini
yang sama. Populasi pada uji coba produk menunjukkan rerata kelas eksperimen lebih
LKPD ini adalah peserta didik kelas IV SD tinggi jika dibandingkan dengan rerata kelas
Nurul Huda Islamic School tahun pelajaran kontrol. Artinya penggunaan LKPD berbasis
2021/2022. Kelas eksperimen merupakan Problem Based Learning pada kelas
kelas yang dalam pembelajarannya eksperimen dpat meningkatkan kemampuan
menggunakan LKPD berbasis model Problem berpikir kritis peserta didik. Berdasarkan hasil
Based Learning dan terpilihlah kelas IV B. uji hipotesis uji t, diperoleh thitung = 8,14
Kelas kontrol merupakan kelas yang dalam sedangkan ttabel sebesar 2,006. Dengan
pembelajarannya tidak menggunakan LKPD demikian, H0 ditolak artinya pembelajaran
berbasis Problem Based Learning dan terpilih tematik dengan menggunakan LKPD model
kelas IV C. Waktu penelitian dilaksanakan di Problem Based Learning memberikan hasil
semester genap tahun pelajaran 2021/2022. kemampuan berpikir kritis yang lebih tinggi
bila dibandingkan dengan pembelajaran
HASIL DAN PEMBAHASAN tematik yang tidak menggunakan LKPD
model Problem Based Learning. Hal tersebut
HASIL tersaji pada tabel berikut.
Pengembangan LKPD untuk
pembelajaran dengan model Problem Based Tabel 1. Hasil Uji Hipotesis T-Test
Learning pada pembelajaran tematik kelas IV Karakteristik Kesimpulan
diawali dengan studi pendahuluan yang ttabel thitung Indeks
dilakukan untuk mengetahui kebutuhan LKPD
2,006 8,14 ttabel < thitung Ha diterima
dan karakteristik peserta didik.
Berdasarkan hasi studi pendahuluan, Kesesuaian keputusan uji hipotesis
diketahui bahwa LKPD di sekolah masih belum penelitian dikarenakan selama pembelajaran
terintegrasi sepenuhnya dengan Kurikulum peserta didik dibiasakan dengan masalah yang
2013. LKPD yang telah disusun mencakup dekat dengan kehidupan mereka sehingga
komponen-komponen sampul luar, kata peserta didik merasa tidak asing dengan
pengantar, fitur LKPD, materi pembelajaran, adanya pemberian masalah dan peserta didik
evaluasi, dan daftar pustaka. dapat mengetahui manfaat dari materi yang
LKPD yang telah disusun tersebut dipelajarinya. Hal ini sejalan dengan teori
kemudian diserahkan kepada ahli materi dan Piaget dalam Fitri (2011) yang menyatakan
ahli desain untuk mendapatkan validasi. Revisi bahwa dengan adanya pemberian masalah
dilakukan berdasarkan saran, masukan, dan dapat meningkatkan motvasi untuk menggali
komentar dari para validator. Revisi dilakukan lebih informasi yang secara otomatis dapat
dengan memperbaiki LKPD baik dengan cara mengembangkan kemampuan berpikir
125 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
peserta didik khususnya manfaat mempelajari 1. Produk LKPD Berbasis PBL yang valid
materi tersebut. pada pembelajaran tematik
Pengembangan LKPD berbasis PBL
Banyak penelitian mengenai model mengadaptasi 9 langkah R&D oleh Borg &
Problem Based Learning yang menunjukkan Gall. Tahap pertama menerapkan potensi
kelebihannya. Dedeh (2013) memberikan dan masalah, setelah peneliti mengetahui
kesimpulan bahwa pembelajaran dengan masalah yang terjadi, peneliti melakukan
model Problem Based Learning mampu pengumpulan data untuk melakukan
meningkatkan kemampuan berpikir peserta pengembangan LKPD yang akan
didik, dimana ketika pemberian masalah digunakan peserta didik sehingga dapat
matematika pe-serta didik dituntut untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
mampu memahami, bernalar, berpikir dalam yang dilihat dari hasil tes kemampuan
memecahkan masalah. Ketika berdiskusi, berpikir kritis. Selanjutnya peneliti
peserta didik juga dilatih untuk berkomunikasi, menyusun desain produk awal LKPD,
mengemukakan ide dan pendapatnya kepada dalam langkah ini peneliti menuangkan
teman atau pendidik. Problem Based Learning pola pengembangan yang akan dilakukan
ini dikemas dalam bahan ajar LKPD. dalam LKPD berbasis PBL. Tahap
selanjutnya adalah validasi desain. Pada
Penelitian oleh Vitasari (2010) bahkan tahap ini peneliti melakukan uji validasi. Uji
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan validasi dilakukan oleh tujuh orang
menggunakan model Problem Based Learning validator ahli yaitu ahli materi, ahli media,
mampu meningkatkan keaktifan peserta didik ahli bahasa dan pendidik kelas IV dengan
di dalam kelas sebesar 19% dari semula tujuan untuk memvalidasi produk yang
sebesar 61% menjadi 90% dan hasil belajar dikembangkan apakah sudah sesuai
meningkat sebesar 31% dari awal sebesar dengan syarat-syarat pengembangan
54% menjadi 85%. Peningkatan tersebut sehingga layak untuk di uji cobakan.
terjadi karena pembelajaran dengan model Kevalidan lembar kegiatan peserta didik
Problem Based Learning melibatkan dapat dilihat dari masing-masing validator
kontekstual peserta didik sehingga lebih dengan rata-rata 89,98.
mudah memahami soal dan materi
matematika. Penggunaan model Problem 2. Produk LKPD Berbasis PBL yang
Based Learning menjadikan pembelajaran Menarik, Mudah dan Bermanfaat pada
lebih aktif dan me-nyenangkan bagi peserta Pembelajaran Tematik
didik karena lebih mengerti tentang hal-hal Pada pengembangan LKPD berbasis PBL
yang sering ditemui dalam kehidupan sehari- peneliti melakukan beberapa langkah
hari. Hal tersebut didukung oleh penelitian pengembangan menurut Borg & Gall.
yang dilakukan oleh Setyorini (2011) yang Peneliti sudah membuat produk LKPD
menyatakan bahwa model Problem Based berbasis PBL sesuai dengan langkah-
Learning dapat meningkatkan kemampuan langkah pengembangan LKPD dan sudah
berpikir kritis peserta didik, dengan melakukan validasi oleh para ahli.
persentase 75% peserta didik yang memiliki Kemudian pada tahap berikutnya setelah
kemampuan berpikir kritis, dan 7,5% peserta peneliti melakukan uji validasi oleh para
didik memiliki kemampuan sangat kritis. ahli dan sudah melakukan revisi produk
atas saran-saran dan komentar dari
PEMBAHASAN validator. Selanjutnya, peneliti
memberikan angket respon untuk
Berdasarkan penelitian yang telah
mengetahui kemenarikan, kemudahan dan
dilakukan menunjukkan bahwa hasil penelitian
kebermanfaatan produk LKPD yang
mengalami peningkatan dalam penelitian
dikembangkan.
pretest dan posttest pada uji coba lapangan.
Berikut pembahasan dari pengembangan
Berdasarkan uji kemudahan yang
LKPD berbasis PBL.
diberikan kepada 8 orang peserta didik.
Pengembangan LKPD Berbasis Problem Based Learning untuk Meningkatkan 126
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik
Dwi Yulianti1*, Doni Andra2, dan Vika Nadiana3
Peserta didik merasa tertarik untuk belajar belajar yang dirangkai menjadi sebuah
dengan menggunakan LKPD berbasis PBL paket yang multi-sensori, multi-kecerdasan
dan tertarik untuk mengerjakan soal dari dan kompatibel dengan otak, mencakup
informasi pendukung yang ada di dalam petunjuk spesifik untuk menciptakan
LKPD berbasis PBL sehingga diperoleh lingkungan belajar yang efektif, merancang
skor 3,85 dengan kategori sangat menarik. kurikulum, menyampaikan isi dan
Selanjutnya diperoleh skor 3,72 dengan memudahkan proses belajar.
kategori sangat mudah dan skor 3,81
dengan kategori sangat bermanfaat. Peningkatan berpikir kritis untuk setiap
Peserta didik merasa mudah memahami isi indikator juga mengalami peningkatan.
materi dengan menggunakan LKPD Berdasarkan tabel (halaman) tentang
berbasis PBL serta termotivasi untuk perolehan nilai rata-rata per indikator
mempelajari pembelajaran tematik dengan kemampuan berpikir kritis peserta didik
menggunakan LKPD berbasis PBL. pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Pada kelas eksperimen perolehan rata-
3. Produk LKPD Berbasis PBL yang efektif rata tertinggi sebesar 83,33 yaitu terdapat
untuk Meningkatkan Kemampuan pada aspek menginferensi. Hal ini
Berpikir Kritis menunjukkan kemampuan peserta didik
Hasil penelitian dan pengembangan ini terbilang baik. Sedangkan indicator yang
bahwa LKPD berbasis PBL yang terendah adalah aspek mengevaluasi
dikembangkan menunjukkan adanya sebesar 75,93. Rekapitulasi nilai rata-rata
perbedaan efektivitas kemampuan berpikir perindikator kemampuan berpikir kritis
kritis menggunakan pengembangan LKPD tertinggi pada kelas kontrol terdapat pada
berbasis PBL dengan yang tidak aspek menginterpretasi sebesar 69,14.
menggunakan pengembangan LKPD pada Sedangkan indikator terendah adalah
peserta didik kelas IV SD Nurul Huda aspek mengevaluasi yaitu sebesar 54,94.
Islamic School.
Selanjutnya dilakukan pengujian untuk
Kemampuan berpikir kritis peserta didik membuktikan signifikansi perbedaan
diketahui dari nilai rata-rata N- Gain yang kedua kelompok menggunakan
diperoleh pretest dan posttest kemampuan Independent Sample T test. Hasil uji t
berpikir kritis yang telah dilakukan pada dapat dilihat pada tabel (halaman), bahwa
kelas eksperimen dan kelas kontrol hasil hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh
yang diperoleh sangatlah berbeda, untuk hasil thitung = 8,14 sedangkan ttabel = 2,006.
kelas eksperimen rata-rata nilai pretest Karena thitung > ttabel yaitu 8,14 > 2,006 maka
sebesar 58,49 sedangkan untuk posttest Ho ditolak dan Ha diterima.
sebesar 81,17 dengan N- Gain 0,53
dengan kategori sedang. Sedangkan kelas Perbedaan yang terjadi karena faktor
kontrol rata-rata nilai pretest sebesar 53,21 penggunaan LKPD berbasis PBL pada
dan posttest sebesar 61,73 dengan N- kelas eksperimen. Terbukti bahwa
Gain 0,16 dengan kategori rendah. Hal ini penggunaan LKPD menjadi faktor yang
membuktikan bahwa perolehan nilai membuat peserta didik dapat memahami
kemampuan berpikir kritis kelas materi dengan lebih baik. Hal itu sejalan
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas dengan Toman (2013) yang
kontrol. mengembangkan LKPD untuk membantu
peserta didik berpartisipasi aktif selama
Hasil peningkatan N- Gain untuk pembelajaran. LKPD membantu peserta
kemampuan berpikir kritis yang didik memahami materi dengan lebih baik
menggunakan LKPD berbasis PBL sejalan dan LKPD dapat meningkatkan
dengan Daryanto (2017: 238) model yang kemampuan peserta didik. Efektivitas
digunakan dalam rancangan penyajian penggunaan bahan ajar LKPD berbasis
127 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) peningkatan aktivitas pembelajaran dengan
model project based learning 2) peningkatan kompetensi kognitif untuk pencapaian
pembelajaran kewirausahaan 3) peningkatan kompetensi afektif untuk pencapaian sikap
pembelajaran 4) peningkatan kompetensi psikomotor dalam pencapaian keteramiplan
pembelajaran kewirausahaan. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research
(CAR) dengan mengacu desain penelitian dari Mc Taggart. Subjek penelitian adalah
mahasiswa semester V yang mengikuti mata kuliah manajemen usaha makanan dan
minuman. Data penelitian dikumpulkan melalui dokumentasi, observasi, angket pre-test dan
post-test. Teknik analisis data menggunakan ITEMAN dan statistik deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa:1) peningkatan aktivitas pembelajaran sebesar 22%. 2)
peningkatan kompetensi kognitif sebesar 82.2%; 3) peningkatan kompetensi afektif sebesar
35.02%; dan 4) peningkatan kompetensi psikomotor sebesar 10%. Simpulan penelitian ini
bahwa model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan kompetensi
kewirausahaan mahasiswa secara signifikan dan mahasiswa mampu mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah dan menciptakan produk baru.
Abstract
This research aims to find: 1) enhancement learning activities with the project based
learning model 2) enhancement cognitive competencies for the achievement of
entrepreneurial learning 3)enhancement affective competencies for attaining learning
attitudes 4) enhancement psychomotor competencies in achieving entrepreneurship learning
skill. This study uses Classroom Action Research (CAR) by referring to the research design
of Mc Taggart. The subjects of the study were the fifth semester students who took courses in
food and beverage business management. Research data were collected through
documentation, observation, pre-test and post-test questionnaires. Data analysis techniques
using ITEMAN and descriptive statistics. The results showed that: 1) an increase in learning
activities by 22%. 2) increased cognitive competence by 82.2%; 3) increase affective
competence by 35.02%; and 4) increased psychomotor competence by 10%. The conclusion
of this research is that the Project Based Learning learning model can significantly enhance
student entrepreneurship competencies and students are able to develop creative thinking
skills in solving problems and creating new products
peserta didik. Pentingnya pembelajaran yaitu kewirausahaan hanya sebatas teoritis saja.
membentuk peserta didik yang terampil Dari permasalahan yang muncul dalam mata
memecahkan masalah dan bijak membuat kuliah kewirausahaan di atas maka harus
keputusan, berpikir kreatif, mampu menemukan pendekatan yang tepat untuk
mengkomunikasikan gagasannya dengan memecahkan masalah mengenai situasi
efektif serta mampu bekerja secara individu tersebut. Pendekatan yang tepat untuk
maupun kelompok. permasalahan kompetensi kewirausahaan
Pembelajaran yang bijak yaitu di adalah pendekatan yang di dalamnya dapat
dalamnya mampu menyeimbangkan antara mengubah pola pikir ke aarah berpikir kreatif
pembelajaran berbasis guru dan pembelajaran serta dapat menyelesaikan permasalahan yang
berbasis siswa. Pembelajaran tersebut menjadi ada dan pada akhirnya akan tercapainya tujuan
smemecahkan masalah, keterampilan dalam pembelajaran kewirausahaan. Pendekatan
menggunakan teknologi dan media informasi, yang tepat pada pembelajaran kewirausahaan
serta dapat bekerja, dan bertahan dengan harus menggiring mahasiswa memiliki
menggunakan keterampilan untuk hidup (life pemikiran yang kritis dan kreatif serta memiliki
skills). Keterampilan hidup atau life skills inovasi dalam berwirausaha. Pendekatan yang
tersebut didapatkan dari pendidikan formal di tepat adalah dengan pembelajaran berbasis
perguruan tinggi. proyek pada pembelajaran kewirausahaan.
Perguruan tinggi vokasi merupakan Pembelajaran berbasis proyek
penghasil pekerja yang dibutuhkan oleh dunia merupakan pendekatan pembelajaran yang di
industri, sehingga perguruan tinggi vokasi dalamnya berisi langkah pembelajaran yang
harus dapat meningkatkan kualitas lulusannya mengaktifkan konsep berpikir mahasiswa
agar dapat digunakan dan terserap oleh sehingga pola pikir peserta didik bekerja secara
industry. Pengetahuan dan keterampilan yang kreatif dan inovatif. Pembelajaran berbasis
relevan dengan dunia industri, harus proyek berawal dari sebuah permasalahan
ditanamkan pada setiap mata kuliah yang yang nantinya akan di wujudkan menjadi
relevan sebagai bekal masuk di dunia industry. sebuah proyek hasil karya mahasiswa.
Kenyataan yang ada di lapangan sesuai Pembelajaran berbasis proyek menekankan
dengan observasi mengajar mahasiswa belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan
semester IV di temukan beberapa kendala yang kompleks seperti memberi kebebasan
yang terjadi. Kendala atau permasalahan mahasiswa untuk bereksplorasi merencanakan
tersebut adalah pada saat pembelajaran aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara
kewirausahaan mahasiswa kesulitan dalam kolaboratif, dan menghasilkan suatu produk.
membuat pertanyaan yang terkait dalam Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang
pembelajaran tersebut karena kesulitan dalam untuk permasalahan komplek yang diperlukan
mencari bahan pembelajaran kewirausahaan. mahasiswa dalam melakukan insvestigasi dan
Selain bahan pembelajaran yang sulit untuk memahaminya.
ditemukan, permasalahan selanjutnya adalah Menurut Boss & Kraus (2007:11)
kurangnya kemampuan mahasiswa dalam “Project-based learning powered by
menemukan dan mengelola informasi yaitu colltemporary technologies-is a strategy certain
merupakan dampak dari keterbatasan to turn traditional classrooms upside down.
informasi yang didapat akibatnya belum Then students learn by engaging in real-world
mampu dalam menemukan formulasi projects. nearly every aspect of their
pemecahan masalah dan mengembangkan experience changes”.Sependapat dengan
permasalahan tersebut menjadi sebuah ide Internasional Journal of Technology and
inovasi usaha. Dalam mengembangkan Education (2003) “Project-based learning (PBL)
sebuah ide, kemampuan mahasiswa masih is a well known method for imparting thinking
minim pada terbentuknya sebuah produk competencies and creating flexible learning
usaha, sehingga masih sebatas teoritis saja environments”. ProjectBased Learning (PjBL)
dalam mengimplentasikannya. adalah sebuah model atau pendekatan
Pada kenyataanya pembelajaran pembelajaran yang inovatif, yang menekankan
kewirausahaan belum melakukan praktek belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan
Penerapan Project Based Learning Untuk Peningkatan Kompetensi Kewirausahaan Di 130
Aks-Akk Yogyakarta
Eka Rachmawati1*, Titik Sulistyani2, Lina Mufidah3, Heppi Marta Cristina4
PENUTUP
REFERENCES
Eva Astetika Aulia1*, Vetty Milyani2, Maison3, dan Dwi Agus Kurniawan4
1,3,4 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi, Jambi, Indonesia
2 SMA Negeri 5 Batanghari
*E-mail: eva.aulia.rbj@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk dapat menganalisis penggunaan media pembelajaran terhadap minat belajar dalam
pembelajaran fisika. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian yaitu
studi kasus. Purposive sampling merupakan cara yang digunakan untuk pengambilan sampel yaitu dengan kriteria
guru fisika yang sedang mengajar di kelas XI. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara. Miles dan
Huberman merupakan teknik analis data yang digunakan. Setelah penelitian dilakukan, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran berperan dalam peningkatkan minat belajar pada siswa.
Abstract
The purpose of this study was to analyze the use of instructional media on interest in learning in physics learning.
In this research, the method used is qualitative with the type of case study which is a case study. Objective
sampling is the method used for sampling. That is, using the standards taught by physics teachers in class XI.
How to collect data by interview. The data analysis technique used is Miles and Huberman. After the research is
conducted, the researcher can conclude that the use of learning media plays a role in increasing students' interest
in learning.
tidak hanya berisi persamaan matematis dan pengumpulan data dalam penelitian ini.
teori yang dihafal, tetapi juga membutuhkan Menurut (Mulyadi, 2011), Metode penelitian
pemahaman serta penerapan konsep, kualitatif ditekankan pada dialog (wawancara)
sehingga menghasilkan proses pembelajaran dan observasi di lapangan serta data dianalisis
yang mengesankan (Al Farizi et al., 2019). secara tidak statistik.
Pada umumnya banyak siswa yang Teknik analisis data pada penelitian ini
beranggapan bahwa fisika merupakan digunakan teknik analisis data Miles dan
pelajaran yang sulit dan berisi rumus yang Huberman. Teknik ini terdiri dari beberapa
banyak, sehingga siswa sulit memahami materi tahap, yaitu reduksi data atau data reduction,
yang diberikan guru (Setia et al., 2017). kemudian penyajian data atau data display
Dengan penggunaan media, maka guru akan serta conclusiondrawing/verification (Nurani
berusaha memberikan kesan pada siswa dkk, 2020).
bahwa fisika tersebut adalah menyenangkan
(Oktalia dkk, 2017). HASIL DAN PEMBAHASAN
Faktor penting bagi keberhasilan
akademik adalah minat belajar (Dalimunthe, HASIL
dkk, 2021). Ketika siswa suka dengan Berikut ini merupakan tabel hasil
pelajaran, mereka akan cepat memahami wawancara guru dengan indikator media
materi yang diajarkan guru. Faktor utama yang pembelajaran dan minat siswa dalam belajar :
menentukan keefektifan siswa adalah minat,
Tabel 1. Hasil wawancara guru dengan
sehingga mempunyai pengaruh besar, jika
indikator media pembelajaran dan minat
topik yang diajarkan tidak sesuai dengan minat belajar siswa
yang dimiliki siswa maka siswa tidak dapat
belajar dengan baik, karena tidak menarik bagi Pernyataan Jawaban
siswa. (Sirait, 2016). Oleh karena itu, guru 1 Apa saja Media pembelajaran yg biasa
dapat menciptakan suasana kelas yang Media digunakan yaitu media
pembelajaran pembelajaran konvensional, seperti
nyaman agar mudah dipahami saat mengajar yang media tiga dimensi (alat peraga) dan
fisika. diterapkan ibu media visual (powerpoint/buku).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian dalam
mengajar ?
yang dilakukan (Shafira Puspa Faradila, Siti 2 Bagaimana Minat belajar fisika siswa kelas XI
Aimah, 2018). Dalam penelitian ini ditemukan minat belajar MIA cukup baik, hal ini dibuktikan
bahwa media sangat berpengaruh terhadap ketika siswa dgn nilai kompetensi mereka
belajar fisika di semakin hari semakin meningkat.
minat belajar siswa. Penelitian ini memiliki kelas XI mia ?
perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu 3 Apakah siswa Cukup aktif. Saat proses
pada lokasi penelitian dan metode aktif ketika pembelajaran berlangsung mereka
belajar fisika ? rajin bertanya dan mampu
penelitiannya. Penelitian ini memiliki tujuan merespon pembelajaran dengan
untuk menganalisis penggunaan dari media baik.
pembelajaran terhadap minat belajar siswa 4 Apakah Ya. Proses pembelajaran
menurut ibu menggunakan media apapun
dalam pembelajaran fisika. kegiatan terutama media tiga dimensi
belajar yang ataupun media animasi akan cukup
METODE PENELITIAN akan efektif efektif jika diterapkan dalam proses
ketika pembelajaran fisika. Namun saat di
menggunakan lapangan, mengingat berbagai
Penelitian ini menggunakan metode media macam kendala yg dihadapi, jadi
metode kualitatif. Jenis penelitian yang pembelajaran proses pembelajaran saat ini untuk
digunakan yaitu studi kasus. Penelitian ini ? sementara masih menggunakan
media pembelajaran konvensional.
dilakukan di SMA Negeri 5 Batanghari. Sampel
5 Menurut ibu Dengan menciptakan metode,
yang digunakan guru kelas XI. Purposive bagaimana media, dan strategi pembelajaran yg
sampling digunakan untuk mengambil sampel cara menarik dan tidak monoton. Dengan
meningkatkan begitu peserta didik akan merasa
yaitu dengan kriteria guru fisika sedang
minat belajar bahwa pembelajaran fisika tidak
mengajar di kelas XI. siswa ? terlalu sulit dan mereka tertarik untuk
Wawancara merupakan metode terus mempelajarinya.
Analisis Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata 135
Pelajaran Fisika
Eva Astetika Aulia1*, Vetty Milyani2, Maison3, dan Dwi Agus Kurniawan4
Dalimunthe, R. R., Harahap, R. D., & Harahap, D. A. hasil belajar fisika. Formatif: Jurnal Ilmiah
(2021). Analisis minat belajar siswa sekolah Pendidikan MIPA, 2(1).
dasar terhadap mata pelajaran IPA pada Supriyono, S. (2018). Pentingnya Media
masa pandemi Covid-19. Jurnal Pembelajaran Untuk Meningkatkan Minat
Basicedu, 5(3), 1341-1348. Belajar Siswa Sd. Edustream: Jurnal
Pendidikan Dasar, 2(1), 43-48.
Depdikbud. (1992). Materi Latihan Kerja Guru PMP Syahfitri, Y. (2013). Teknik Animasi dalam Dunia
SLTP. Penerbit Dirjen Pendidikan Dasar dan Komputer. Jurnal SAINTIKOM. 10(3). 1-3.
Menengah : Jakarta.
Abstrak
Survei dampak MBKM di Program Studi Farmasi Universitas Ma Chung bertujuan untuk mengetahui persepsi
dosen dan mahasiswa terkait program MBKM. Penelitian ini ditampilkan dalam bentuk deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif yang dilakukan secara survei menggunakan aplikasi SPADA DIKTI. Hasil survei terhadap
dosen yang mempunyai persepsi positif berupa pengetahuan MBKM, program internal MBKM, dan kesediaan
merekomendasikan program MBKM. Sedangkan, dosen yang mempunyai persepsi negatif berupa sumber
informasi MBKM, jumlah SKS MBKM, panduan dan kurikulum MBKM, rancangan MBKM bersama mitra, proses
pembelajaran mahasiswa, peningkatan kapasitas dosen, pemenuhan CPL, peningkatan softskill mahasiswa,
hambatan prodi. Hasil survei terhadap mahasiswa yang mempunyai persepsi positif berupa program terdahulu
yang mirip MBKM. Sebaliknya, mahasiswa yang mempunyai persepsi negatif berupa pengetahuan MBKM,
informasi MBKM melalui kanal daring perguruan tinggi, panduan dan kurikulum prodi, kesiapan individu, dampak
masa studi, dampak wawasan dan kompetensi, serta minat mahasiswa terhadap MBKM. Kesimpulan, persepsi
tentang program MBKM di prodi farmasi tergolong persepsi negatif.
Abstract
The ICLP impact survey at the Faculty of Pharmacy at Ma Chung University aimed to know the perception of
lecturers and students related to the ICLP program. This research is descriptive, with a quantitative approach
carried out in a survey using the SPADA DIKTI application. The results of a survey of lecturers with a positive
perception of ICLP knowledge, internal program ICLP, and willingness to recommend ICLP programs. Meanwhile,
lecturers with negative perceptions of ICLP information sources, number of ICLP credits, ICLP guidelines and
curriculum, ICLP design with partners, student learning process, lecturer capacity building, CPL fulfillment, student
soft skills improvement, study program barriers. A survey of students with a positive perception of previous
programs similar to ICLP. On the other hand, students with negative perceptions of ICLP knowledge, ICLP
information through online college channels, study program guides and curriculum, individual readiness, the
impact of the study period, insight and competence, and student interest in ICLP. In conclusion, the perception of
the MBKM program in the pharmacy study program is negative.
berbeda; dan atau belajar di luar perguruan MBKM berisi tentang pengetahuan program
tinggi MBKM. Penilaian persepsi dilihat dari seberapa
Berdasarkan literatur yang ada, paham dosen dan mahasiswa mengetahui
menunjukkan bahwa kesiapan perguruan tinggi program MBKM. Penilaian diambil dari data
beserta dosen dan mahasiswanya serta survei dosen dan mahasiswa yang mempunyai
dukungan pemerintah dapat mempengaruhi persepsi positif/negatif. Persepsi positif
pelaksanaan program MBKM, namun belum ditunjukkan dengan banyaknya dosen dan
ada penelitian yang menganalisis secara mahasiswa yang memilih jawaban dari
mendalam pengaruh aspek kesiapan dan pertanyaan yang diajukan tentang program
bagaimana aspek tersebut dapat membantu MBKM (70% - 100%) sedangkan persepsi
mencapai tujuan program MBKM (Yusuf, negatif ditunjukkan dengan sedikitnya dosen
2021). dan mahasiswa yang memilih jawaban dari
Akhir tahun 2021 Universitas Ma Chung pertanyaan yang diajukan tentang program
mendapatkan hibah program MBKM. Hibah MBKM (<70%).
tersebut berupa penelitian MBKM dan
pengabdian berbasis hasil penelitian Diktiristek HASIL DAN PEMBAHASAN
2021. Dari hibah tersebut pula, Universitas Ma
Chung melakukan penelitian terkait dampak Berdasarkan pengisian data survei
MBKM yang tersebar di masing-masing MBKM melalui SPADA DIKTI, peneliti ingin
fakultas dan program studi. Dari latar belakang menganalisis data survei MBKM hanya pada
di atas, peneliti ingin mengetahui persepsi dosen dan mahasiswa di program studi (Prodi)
dosen dan mahasiswa di Fakultas Sains dan farmasi Universitas Ma Chung. Hasil survei
Teknologi pada program studi Farmasi (UB, dampak MBKM dosen dan mahasiswa
2021). ditampilkan dalam bentuk deskriptif.
HASIL
METODE PENELITIAN
Tabel 1 di bawah ini berisi tentang data survei
Penelitian ini menggunakan penelitian dosen program studi farmasi Universitas Ma
deskriptif dengan menggunakan pendekatan Chung.
secara kuantitatif. Penelitian deskriptif yang
hasilnya berupa deskriptif (penggambaran) Tabel 1. Hasil Persepsi Survei Dosen Program
Studi Farmasi
keadaan obyek peneliti tanpa memberikan No Pertanyaan Jawaban
kesimpulan yang berlaku umum (Masturoh & T, 1 Level pengetahuan Dosen 100%
2018). Pengumpulan data dilakukan secara terkait MBKM
2 Sumber informasi MBKM 40%
survei yang dilaksanakan secara online 3 Jawaban jumlah SKS MBKM 20%
menggunakan aplikasi dari SPADA DIKTI. - Prodi
Survei dilakukan dari tanggal 15 - 19 Desember 4 Program internal MBKM – 100%
(Prodi)
2021. Populasi penelitian diambil di semua 5. Pengetahuan Dosen terkait 33%
fakultas Universitas Ma Chung. Sampel Panduan dan Kurikulum
penelitian berupa dosen dan mahasiswa di MBKM
6 Persiapan dosen dalam 33%
fakultas sains dan teknologi pada program studi rangka implementasi MBKM
farmasi. Terdapat 10 dosen dan mahasiswa 7 Proses pembelajaran
dari tahun 2015 – 2021. mahasiswa MBKM 57%
8 Peningkatan kapasitas
Terdapat 12 pertanyaan untuk dosen dan dosen 44%
8 pertanyaan untuk mahasiswa. Teknik analisis 9 Pemenuhan CPL
data dimulai dari pengumpulan data, kemudian 10 Peningkatan softskill 56%
mahasiswa 56%
dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian 11 Kesediaan
digunakan untuk melihat persepsi dosen dan merekomendasikan program 89%
mahasiswa tentang program MBKM. MBKM
12 Hambatan prodi 24%
Pertanyaan yang terdapat pada program
Analisis Survei Dampak MBKM terhadap Persepsi Dosen dan Mahasiswa Farmasi 139
Universitas Ma Chung
Godeliva Adriani Hendra1*, Martanty Aditya2, dan Fibe Yulinda Cesa3
Tabel 2 di bawah ini berisi tentang data survei sosialisasi Kemendikbud, sosialisasi PT, media
mahasiswa program studi farmasi Universitas massa. Kegiatan sosialisasi Kemendikbud
Ma Chung. merupakan sumber informasi yang lebih
banyak diketahui oleh dosen di program studi
Tabel 2. Hasil Persepsi Survei Mahasiswa
farmasi. Terkait SKS MBKM bagi mahasiswa
Program Studi Farmasi
dapat mengambil SKS di luar perguruan tinggi
No Pertanyaan Jawaban paling lama 2 semester atau setara dengan 40
1 Level pengetahuan 50% SKS. Selain itu, mahasiswa dapat mengambil
mahasiswa tentang
MBKM SKS di Prodi yang berbeda di perguruan tinggi
2 Jawaban benar terkait 29,66% yang sama sebanyak 1 semester atau setara
pengetahuan MBKM dengan 20 SKS (Prahani et al., 2020). Hanya
3 Sumber media informasi 25,52%
– kanal daring perguruan sedikit dosen Prodi farmasi yang menjawab
tinggi dengan benar terkait jumlah SKS MBKM.
4 Program terdahulu yang 79,31% Terkait program internal MBKM
mirip MBKM
5 Keberadaan panduan 44,14% menunjukkan bahwa seluruh dosen prodi
dan kurikulum prodi farmasi telah mengetahui adanya program
6 Kesiapan individu 38,62% internal yang mirip dengan program MBKM.
mahasiswa
7 Persepsi dampak masa 62,76% Program internal di Universitas Ma Chung
studi berupa program pengembangan desa mitra,
8 Persepsi dampak 67,24% program kuliah kerja nyata Pembelajaran dan
wawasan dan
kompetensi Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM),
9 Minat mahasiswa 52,76% rencana pembangunan jangka menengah desa
terhadap MBKM (RPJMDes), sarana pengembangan tri dharma
perguruan tinggi, dll. Pengetahuan dosen
farmasi terkait panduan dan kurikulum MBKM
Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 di atas, hasil hanya sebagian kecil yang menyatakan bahwa
survei dampak MBKM dosen dan mahasiswa panduan dan kurikulum MBKM di Universitas
menunjukkan persepsi yang negatif. Persepsi Ma Chung telah ada dan sah, sebagian besar
negatif dilihat dari banyaknya jawaban dosen dosen farmasi menjawab panduan dan
dan mahasiswa yang menjawab dengan hasil kurikulum MBKM hanya dalam bentuk draf. Hal
<70%. ini disebabkan karena sosialisasi program
MBKM masih belum total di tahun 2021.
PEMBAHASAN Pertanyaan berupa persiapan dosen
Hasil survei MBKM dosen farmasi dalam rangka implementasi MBKM berupa
membagi level pengetahuan menjadi 3 bagian keselarasan capaian pembelajaran (CPL),
yaitu: sedikit, sebagian, seluruh yang merancang program MBKM bersama mitra,
mengetahui program MBKM. Level pembimbingan mahasiswa, matakuliah, dll.
pengetahuan dosen farmasi Universitas Ma Dosen prodi farmasi menilai kegiatan
Chung berada di level hanya sebagian dosen merancang program MBKM bersama mitra
farmasi mengetahui program MBKM. Program merupakan hal yang cukup penting untuk
utama MBKM berupa kemudahan pembukaan dipersiapkan dalam rangka implementasi
program studi baru, perubahan sistem MBKM. Hal ini juga berkaitan dengan
akreditasi perguruan tinggi, kemudahan pandangan dosen farmasi dengan
perguruan tinggi negeri menjadi PTN berbadan meningkatkan kompetensi dan pengalaman
hukum, dan hak belajar tiga semester di luar dosen bersama mitra dapat meningkatkan pula
program studi (Kemdikbud RI, 2020). proses pembelajaran mahasiswa. Dosen prodi
Sumber informasi MBKM berupa kanal farmasi menilai program MBKM sangat
kemendikbud, kanal Perguruan Tinggi (PT), bermanfaat dalam upaya pemenuhan capaian
140 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
pembelajaran (CPL) serta dapat meningkatkan dimana dari 9 pertanyaan yang terjawab hanya
softskill mahasiswa. Hal ini, yang mendorong 1 jawaban yang masuk dalam persepsi positif.
dosen prodi farmasi bersedia
merekomendasikan program MBKM kepada
mahasiswa. Namun, terdapat beberapa REFERENCES
hambatan dalam mengimplementasikan
Kamalia, P. U., & Andriansyah, E. H. (2021).
MBKM, terutama pada penyesuaian kurikulum Independent Learning-Independent Campus
prodi. (MBKM) in Students’ Perception. Jurnal
Level pengetahuan mahasiswa prodi Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian Dan
Kajian Kepustakaan Di Bidang Pendidikan,
farmasi dari angkatan tahun 2015 hingga tahun Pengajaran Dan Pembelajaran, 7(4), 857–
2021 menunjukkan bahwa banyaknya 867. https://doi.org/10.33394/jk.v7i4.4031
mahasiswa yang menjawab benar terkait
Kemdikbud RI, D. J. P. T. (2020). Buku Panduan
pengetahuan program MBKM. Hal ini pun, Merdeka Belajar - Kampus Merdeka.
mahasiswa mendapatkan sumber informasi https://doi.org/10.31219/osf.io/ujmte
terkait program MBKM sebagian besar dari
Masturoh, I., & T, N. A. (2018). Metodologi Penelitian
kanal daring perguruan tinggi, seperti: website, Kesehatan. In Kementerian Kesehatan
media sosial, dll. Terdapat program terdahulu Republik Indonesia.
yang mirip dengan MBKM, salah satunya
Pangruruk, F. A., Siregar, B., Illya, G., Arifin, A., &
berupa PKL di tempat industri/RS, pengabdian Agatha, D. A. (2022). Analisis Hasil Survei
kepada masyarakat ke desa mitra, dll. Kebijakan dan Implementasi Merdeka Belajar
Beberapa angkatan mahasiswa sebagian kecil Kampus Merdeka (MBKM) Di Universitas
Matana. Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
telah mengetahui adanya panduan dan Indonesia, 7(2), 2331–2342.
kurikulum prodi.
Sebagian kecil mahasiswa telah siap Prahani, B. K., Utama Alan Deta, Mochammad Yasir,
Sri Astutik, Paken Pandiangan, Sayidah
untuk kegiatan yang terdapat pada program Mahtari, & Husni Mubarok. (2020). The
MBKM. Hal ini dikarenakan banyak mahasiswa Concept of “Kampus Merdeka” in Accordance
di setiap angkatan yang belum mengetahui with Freire’s Critical Pedagogy. Studies in
Philosophy of Science and Education, 1(1),
tentang program MBKM. Adanya beberapa 21–37. https://doi.org/10.46627/sipose.v1i1.8
angkatan mahasiswa prodi farmasi yang
mempunyai persepsi adanya dampak dengan UB, A. T. of F. of A. T. (2021). Implementation
Handbook: Freedom To Learn – Independent
masa studi dimana masa studi menjadi lama Campus ( Merdeka Belajar- Kurikulum
bila mengikuti program MBKM. Namun, Merdeka - Mbkm ) (U. of Brawijaya, ed.).
sebagian besar mahasiswa menjawab tetap Retrieved from https://tp.ub.ac.id/wp-
content/uploads/2021/09/MBKM-
lulus tepat waktu walau mengikuti program HANDBOOK-FAT-UB-2020.pdf
MBKM. Mahasiswa prodi farmasi mempunyai
persepsi dengan mengikuti program MBKM Yusuf, F. A. (2021). The independent campus
program for higher education in indonesia:
akan berdampak pada peningkatan wawasan The role of government support and the
dan kompetensi dengan mengikuti program readiness of institutions, lecturers and
MBKM. Hal ini meningkatkan minat/ketertarikan students. Journal of Social Studies Education
Research, 12(2), 280–304.
mahasiswa untuk mengikuti program MBKM.
PENUTUP
Luthfi Rafifah
Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
* Email: luthfi6@student.uns.ac.id
Abstrak
Penulisan artikel penelitian dimaksudkan untuk memaparkan pendekatan STEM dan implementasinya dalam
pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan 4C kepada peserta didik. Penelitian dikembangkan dengan
metode kualitatif dengan triangulasi sumber dari dua belas artikel, makalah, dan skripsi menjadi satu kesimpulan
yang saling mendukung. Hasil yang diperoleh dari penelitian yaitu pendekatan STEM dapat diterapkan dalam
pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan 4C (critical thinking-problem solving, collaboration, creativity,
and communication), kemampuan representasi, motorik, dan muatan karakter dalam diri peserta didik.
Keterampilan tersebut ditanamkan agar peserta didik mendapat pengalaman belajar untuk menantang era
Revolusi Industri 4.0 yang dilanjutkan era Smart Society 5.0. Perangkat pembelajaran, bahan ajar, dan media
pembelajaran berbasis pendekatan STEM perlu dikembangkan sebagai variasi pembelajaran.
Abstract
Writing research articles is intended to describe the STEM approach and its implementation in learning to develop
4C skills to students. The research was developed using a qualitative method by triangulating sources from twelve
articles, papers, and theses into one mutually supportive conclusion. The results obtained from the research are
that the STEM approach can be applied in learning to develop 4C skills (critical thinking-problem solving,
collaboration, creativity, and communication), representational, motoric, and character loading skills in students.
These skills are instilled so that students get a learning experience to challenge the Industrial Revolution 4.0 era
which was followed by the Smart Society 5.0 era. Learning devices, teaching materials, and learning media based
on the STEM approach need to be developed as a variation of learning.
49 - 59.
Republik Indonesia. (2021). Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia.
Riyanto, dkk. (2021). Model STEM (Science,
Technology, Engineering, and Mathematics)
dalam Pendidikan. Bandung: Penerbit Widina
Bhakti Persada Bandung.
Saifullah. (2020, November 19). Pentingnya Konsep
4C dalam Pembelajaran Abad 21. Diambil
kembali dari Balai Pengembangan
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat Provinsi Aceh:
https://pauddikmasaceh.kemdikbud.go.id/ind
ex.php/hidden-artikel/38-pentingnya-konsep-
4c-dalam-pembelajaran-abad-21
Siew, M. N. dkk. (2016). Integrating STEM in an
Engineering Design Process: The Learning
Experience of Rural Secondary School
Students in an Outreach Challenge Program.
Journal of Baltic Science Education, 15 (4),
477 - 493.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan:
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Syahiddah, D. S. dkk. (2021). Pengembangan E-
Modul Fisika Berbasis STEM (Science,
Technology, Engineering, and Mathematics)
pada Materi Bunyi di SMA/MA. Jurnal Literasi
Pendidikan Fisika, 2 (1), 1 - 8.
Syukri, M. dkk. (2013). Pendidikan STEM dalam
Enterpreneurial Science Thinking "ESciT":
Satu Perkongsian Pengalaman dari UKM
untuk Aceh. Aceh Development International
Conference (hal. 105 - 112). Kuala Lumpur:
University of Malaya.
Tafonao, T. (2018). Peranan Media Pembelajaran
dalam Meningkatkan Minat Belajar
Mahasiswa. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2
(2), 103 - 114.
Waluyo, R. (2020). Pengembangan Bahan Ajar
Fisika Berbasis STEM (Science,
Technology, Engineering, and
Mathematics) Terintegrasi Keterampilan
Abad 21 dan Muatan Karakter. Semarang:
Program Sarjana Universitas Negeri
Semarang.
Wibowo, I. G. (2018). Peningkatan Keterampilan
Ilmiah Peserta Didik dalam Pembelajaran
Fisika melalui Penerapan Pendekatan
STEM dan E-Learning. Journal of
Education Action Research, 2 (4), 315 -
321.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
Abstrak
Pendidikan merupakan pengaruh yang diberikan orang dewasa terhadap orang yang belum dewasa dan orang,
dalam hal ini adalah pendidikan yang diberikan oleh guru terhadap anak dalam rangka membantu
perkembangannya. Karakteristik perkembangan anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada
pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan
masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak
perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal. Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu,
dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol
tubuh dan keseimbangannya. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan
kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan objek, berminat terhadap angka dan tulisan,
meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya
pemahaman terhadap ruang dan waktu.
Abstract
Education is the influence given by adults to people who are not yet adults and people, in this case is the education
given by teachers to children in order to help their development. Characteristics of the development of children
who are in the early grades of elementary school are children who are in the early age range. Early childhood is a
short period of child development but is a very important period for his life. Therefore, at this time all the potential
of the child needs to be encouraged so that it will develop optimally. Characteristics of the development of children
in grades one, two and three elementary school are usually physical growth has reached maturity, they have been
able to control the body and balance. For the development of intelligence, early grade elementary school children
are shown by their ability to serialize, classify objects, have an interest in numbers and writing, increase
vocabulary, enjoy speaking, understand cause and effect and develop an understanding of space and time.
mereka miliki. Meskipun alam telah sebenarnya sangat berguna demi kelancaran
memberikan peluang yang besar dalam proses proses pembelajaran. Dengan kurang
perkembangan manusia, akan tetapi peluang fahamnya pendidik dengan pola pertumbuhan
itu akan banyak tergantung pada apa yang maupun perkembangan peserta didiknya maka
dipelajarinya. Dengan belajar itulah manusia akan terjadi beberapa hambatan dalam proses
dapat menyelesaikan berbagai masalah pembelajaran seperti : kurang difahaminya
kehidupannya. materi yang disampaikan pendidik.
Karakteristik perkembangan anak yang berada
Di samping itu, masyarakat makin lama di kelas awal SD adalah anak yang berada
makin maju sejalan dengan perkembangan pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini
ilmu pengetahuan dan teknologi, maka merupakan masa perkembangan anak yang
manusia ditantang untuk terus menerus belajar pendek tetapi merupakan masa yang sangat
dalam menyesuaikan diri dengan perubahan penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu,
dan tantangan yang terjadi. Keberhasilan pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki
dalam proses pembelajaran akan membawa anak perlu didorong sehingga akan
kepada keadaan kebahagian hidup, dan berkembang secara optimal. Karakteristik
sebaliknya proses pembelajaran yang tidak perkembangan anak pada kelas satu, dua dan
efektif akan berpengaruh pada proses tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah
perkembangan. mencapai kematangan, mereka telah mampu
mengontrol tubuh dan keseimbangannya.
PEMBAHASAN Untuk perkembangan kecerdasannya anak
usia kelas awal SD ditunjukkan dengan
Kesempatan yang begitu besar
kemampuannya dalam melakukan seriasi,
terbentang bagi setiap manusia berproses
mengelompokkan obyek, berminat terhadap
untuk mengisi hidup dan kehidupannya,
angka dan tulisan, meningkatnya
menyesuaikan diri sesuai dengan tuntutan
perbendaharaan kata, senang berbicara,
lingkungan dan zaman. Periode usia antara 6-
memahami sebab akibat dan berkembangnya
12 tahun merupakan masa peralihan dari pra-
pemahaman terhadap ruang dan waktu. Anak
sekolah ke masa Sekolah Dasar (SD). Masa ini
usia SD (6-12 tahun) disebut sebagai masa
juga dikenal dengan masa peralihan dari
anak-anak (midle childhood). Pada masa inilah
kanak-kanak awal ke masa kanak-kanak akhir
disebut sebagai usia matang bagi anak-anak
sampai menjelang masa pra-pubertas. Pada
untuk belajar. Hal ini dikarenakan anak-anak
umumnya setelah mencapai usia 6 tahun
menginginkan untuk menguasai kecakapan-
perkembangan jasmani dan rohani anak telah
kecakapan baru yang diberikan oleh guru di
semakin sempurna (Suara Muhammadiyah,
sekolah, bahwa salah satu tanda permulaan
Vol. 89 2004, h. 17).
periode bersekolah ini ialah sikap anak
Pertumbuhan fisik berkembang pesat terhadap keluarga tidak lagi egosentris
dan kondisi kesehatannyapun semakin baik, melainkan objektif dan empiris terhadap dunia
artinya anak menjadi lebih tahan terhadap luar.
berbagai situasi yang dapat menyebabkan
Jadi dapat disimpulkan bahwa telah ada
terganggunya kesehatan mereka. Dengan kita
sikap intelektualitas sehingga mas ini disebut
mengetahui tugas perkembangan anak sesuai
periode intelektual. Hal ini sejalan dengan
dengan usianya maka sebagai orangtua
pendapat bahwa masa usia sekolah ini sering
maupun guru dapat memenuhi kebutuhan apa
disebut sebagai masa intelektual atau masa
yang diperlukan dalam setiap
keserasian sekolah (Lara Fridani, 2009 h. 26).
perkembangannya agar tidak terjadi
Pada masa ini secara relatif anak-anak mudah
penyimpangan perilaku. Karakteristik
untuk di didik daripada masa sebelumnya dan
Perkembangan Anak-Anak Usia Sekolah Dasar
sesudahnya. Memahami tentang murid berarti
Dewasa ini banyak para pendidik yang kurang
memahami gejala atau kondisi yang dimiliki.
perhatian dalammempelajari pola pertumbuhan
Untuk mengetahui karakteristik gerak siswa
maupun perkembangan peserta didik yang
SD, terlebih dahulu perlu untuk memahami
Perkembangan Anak-Anak Selama Masa Di Sekolah Dasar 149
Maria Nanda Sitohang
Tugas-tugas perkembangan selama masa mulai dengan pertumbuhan pesat lengan dan
sekolah dasar Anak-anak yang memasuki kaki. Pada saat ini tidak ada perubahan yang
kelas satu sekolah dasar berada dalam periode menyertainya dalam ukuran bagian badan.
transisi dari pertumbuhan pesat masa anak- Hasilnya ialah penampilan yang kurus atau
anak awal ke fase perkembangan yang lebih yang seluruhnya terdiri atas lengan dan kaki.
bertahap. Karena pertumbuhan tulang ini terjadi sebelum
perkembangan otot dan tulang rawan terkait,
Perubahan dalam perkembangan mental anak-anak pada tahap pertumbuhan ini untuk
maupun sosial menjadi ciri khas masa-asa sementara kehilangan beberapa koordinasi
sekolah awal. Beberapa tahun kemudian, ketik dan kekuatan tubuh.
anak-anak mnecapai kelas sekolah dasar yang
lebih tinggi, mereka mendekati akhir masa Pada awal kelas lima, hampir semua
anak-anak dan memasuki masa pra-remaja. anak perempuan memulai dorongan
Keberhasilan anak-anak di sekolah khususnya pertumbuhan mereka. Selain itu, pertumbuhan
berperan penting selama masa-masa sekolah. otot dan tulang rawan anggota tubuh mulai
Awal, karena pada saat sekolah dasarlah terjadi dalam diri wanita mengalami
mereka terutama mendefinisikan diri sebagai kedewasaan lebih awal, dan mereka
siswa (Carnegie Corporation of New York, mendapatkan kembali kekuatan dan koordinasi
1996). mereka. Pada akhir kelas lima, anak
perempuan biasanya akan lebih tinggi, lebih
Ketika anak-anak melewati kelas-kelas berat dan lebih kuat daripada anak laki-laki.
sekolah dasar, perkembangan fisik mereka Pria berada 12 hingga 18 bulan di belakang
mengalami perlambatan kalau dibandingkan wanita dalam pertumbuhan, sehingga bahkan
dengan masa anak-anak lebih awal. Anak-anak anak laki-laki yang mengalami kedewasaan
berubah relatif sedikit dalam ukuran tubuh awal tidak memulai dorongan pertumbuhan
selama masa-masa sekolah dasar. Untuk mereka hingga usia 11 tahun. Karena itu, pada
menggambarkan anak khas pada masa-masa awal kelas enam, kebanyakan anak
sekolah dasar, kita harus menggambarkan perempuan akan mendekati puncak dorongan
seorang anak dalam kondisi fisik yang baik. pertumbuhan mereka, dan semua anak laki-laki
Anak perempuan sedikit lebih pendek dan lebih yang mengalami kedewasaan awal akan
ringan daripada anak laki-laki hingga sekitar melanjutkan pertumbuhan lambat dan tetap
usia 9 tahun, ketika tinggi dan bobot badan masa-masa anak-anak akhir. Anak perempuan
kirakira sama untuk laki-laki dan perempuan. biasanya akan memulai periode menstruasi
Perkembangan otot dikalahkan perkembangan mereka pada usia 13 tahun.
tulang dan kerangka. Hal ini dapat
menyebabkan penyakit yang umumnya dikenal Bagi anak laki-laki, akhir masa praremaja
sebagai growing pain (penyakit kaki anak-anak dan permulaan awal remaja diukur oleh
yang sedang mengalami pertumbuhan). Juga, ejakulasi pertama, yang terjadi antara usia 13
otototot yang sedang tumbuh membutuhkan dan 16 tahun. Tugas Perkembangan Anak Usia
banyak olahraga, dan kebutuhan ini mungkin Sekolah Dasar Periode usia antara 6-12 tahun
saja mempunyai andil bagi ketidakmampuan merupakan masa peralihan dari pra-sekolah ke
anak sekolah dasar berdiam dengan tenang masa Sekolah Dasar (SD). Makin tinggi kelas
dalam waktu lama. anak (usia) makin jelas ciri khas permainan
mereka. Implikasinya tyerhadapa sekolah
Pada saat anak-anak memasuki sekolah adalah bahwa sekolah berkewajiban untuk
dasar, mereka telah mengembangkan banyak membantu anak untuk mencapai tugas
kemampuan motorik dasar yang mereka perkembangan ini secara optimal. Untuk itu ada
butuhkan untuk keseimbangan, berlari, beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
melompat, dan melempar. Selama bagian pendidik untuk mengoptimalkan pencapaian
terakhir kelas empat, banyak anak perempuan tugas. a. Merencanakan dengan serius
memulai dorongan pertumbuhan utama yang pemberian kesempatan-kesempatan kepada
akan berhenti hingga masa puber. Dorongan ini anak untuk melakukan aktivitas-aktivitas fisik
Perkembangan Anak-Anak Selama Masa Di Sekolah Dasar 151
Maria Nanda Sitohang
REFERENCES
Abstrak
Pembelajaran sejarah merupakan bidang ilmu yang bertujuan untuk membangun kesadaran siswa mengenai
pentingnya waktu dan tempat sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa depan. Kesadaran siswa
akan sejarah menunjukkan dirinya bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air
yang dapat diimplementasikan dalam berbagai kehidupan baik nasional maupun internasional. Artikel ini bertujuan
untu membahas pembelajaran sejarah berbasis media katalog digital yang begitu penting dalam proses belajar
mengajar untuk mempermudah siswa dalam memahami pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran sejarah
dalam dirinya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action
research. Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa pembelajaran sejarah sangat penting bagi siswa,
penggunaan media katalog dalam pembelajaran sejarah sangat membantu untuk mempermudah proses belajar
mengajar dan menolong siswa untuk mengetahui dan memehami serta menerapakan sikap sadar akan sejarah
dalam kehidupan sehari-hari.
Kata Kunci: Media Katalog Digital, Pembelajaran Sejarah, Sadar Sejarah Siswa.
Abstract
Historical learning is a field of science that aims to build student awareness about the importance of time and
place of a process from the past, present and future. Student awareness of history shows itself to be part of the
Indonesian nation that has a sense of pride and love of the homeland that can be implemented in various national
and international lives. This article aims to discuss historical learning based on digital catalog media that is so
important in the teaching and learning process to make it easier for students to understand learning to increase
historical awareness in themselves. The type of research used is classroom action research or classroom action
research. The results of this study suggest that historical learning is very important for students, the use of catalog
media in historical learning is very helpful to facilitate the teaching and learning process and help students to know
and understand and understand the attitude of history in everyday life.
Jumardi, & Mei, 2017). Hamid Hasan ada dalam diri siswa seperti semangat
menegaskan bahwa pembelajaran sejarah kebangsaan, nasionalisme, patriotisme atau
adalah pelajaran yang memiliki potensi besar cinta tanah air. Kesadaran sejarah dalam
untuk mengembangkan karakter siswa dalam konteks cinta tanah air, nasionalisme, dan
kehidupan sehari-hari (Hasan, 2012). Dengan patriotisme, dapat dirinci dalam beberapa hal
demikian, dapat dipahami bahwa pembelajaran seperti (a) di ruang kelas dipajang foto presiden
sejarah memiliki arti strategis dalam dan wakil presiden, foto pahlawan, lambang
pembentukan watak (karakter) siswa yang negara, dan peta Indonesia (b) meletakkan
bermartabat dan mejadi manusia Indonesia bendera di depan kelas, disiplin masuk kelas,
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah tepat waktu menyelesaikan tugas, Antusias dan
air. tidak mudah menyerah dalam mengerjakan
Dalam hal ini, pembelajaran sejarah tugas, mau bekerjasama dan terbuka
mempunyai peranan untuk membentu karakter menerima perbedaan, menggunakan bahasa
bangsa dan menanamkan nilai budaya bagi Indonesia yang baik dan benar ketika
siswa dengan tujuan untuk menanamkan mengemukakan pendapat.
semangat kebangsaan, cinta tanah air, bangsa Untuk meningkatkan kesadaran sejarah
dan Negara. Oleh sebab itu, Zahrora siswa melalui pembelajaran sejarah maka perlu
mengatakan materi dalam pembelajaran pendekatan yang tepat dalam proses belajar
sejarah harus mampu untuk mengembangkan mengajar. Dalam hal ini, media katalog digital
potensi siswa sehingga lebih mengenal nilai- merupakan pendekatan yang mempermudah
nilai bangsa yang diperjuangkan pada masa guru dan siswa dalam proses belajar belajar
lampau, dipertahankan, dan disesuaikan untuk mengajar. Yusufhin mengatakan katalog
masa yang kini dan dikembangkan dimasa merupakan daftar buku atau media lain dengan
yang akan dating. Bagi Zahora materi sejarah segenap keterangan kelengkapannya (data
juga harus dipaparkan mengenai berbagai bibliografisnya) dari buku atau media yang
peristiwa dan kejadian nyata yang telah terjadi didaftarnya ini. Sebagai alat bantu penelusuran
dimasa lampau, bukan hanya karangan fiktif informasi, katalog secara lengkap memuat
belaka, seperti kegigihan para pejuang seluruh keterangan tentang kondisi buku dan
melawan penjajah dalam mempertahankan media lain secara fisik sehingga isi yang
harga diri bangsa (Zahroa, Sumardib, & dibahas dalam buku atau media lain ini dapat
Marjono, 2017). Menurut Khotijah Andayan diketahui dengan jelas (Yusufhin & Fridinanti,
pembelajaran sejarah tidak semata-mata 2017). Artinya katalog dilengkapi dengan
berfungsi memberi pengetahuan sejarah keterangan judul buku, pengarang, edisi,
sebagai kumpulan informasi fakta sejarah, penerbit, tahun terbit, tempat terbit, penampilan
tetapi juga bertujuan menyadarkan siswa untuk fisik, bidang subjek, ciri-ciri khusus, dan tempat
membangkitkan kesadaran kesejarahannya buku atau bahan ini disimpan. Senada dengan
(Andayan & Khotijah, 2018). Artinya sejarah ini, Mastutik mengatakan katalog adalah
tidak boleh hanya dipahami sebagai sarana metode penyusunan item (berisi informasi atau
transfer of knowledge melainkan sekaligus keterangan tertentu) dilakuka secara
sebagai media penyadaran sejarah. Senada sistemmatik baik menurut abjad maupun urutan
dengan ini, Sulhan mengatakan kesadaran yang lain (Nur, 2014). Noorbella mengatakan
sejarah pada siswa dapat dilihat dari aspek katalog adalah untuk memungkinkan
kecintaan terhadap tanah air atau sikap seseorang menemukan suatu dokumen dan
nasionalisme dan patriotisme mencerminkan untuk membantu pemilihan dokumen, benda
kesadaran sejarah (Sulhan, 2014). Artinya atau barang mengenai edisi tertentu dan jenis
konsep-konsep kesadaran sejarah tersebut tertentu (Noorbella & Putri, 2018). Dengan
diperhadapkan pada siswa, maka niscaya demikian, dapat dipahami katalog berfungsi
siswa secara verbal menyatakan bahwa sebagai sarana untuk menemukan kembali
mereka memiliki rasa cinta tanah air, informasi, yakni informasi yang tersimpan di
nasionalisme, dan patriotism. Dengan dalam koleksi suatu barang atau benda.
demikian, unsur-unsur kesadaran yang harus Dalam penelitian ini merujuk pada
Pembelajaran Sejarah Berbasis Media Katalog Digital Dalam Meningkatkan 155
Kesadaran Sejarah Siswa
Nanik Zubaidah1*, Akhmad Arif Musadad2, Sudiyanto3
beberapa penelitian yang relevan dengan sejarah dengan baik dan benar untuk
konsep dan permasalahan tersebut yaitu: (a) memahami dan sadar bahwa kesadaran
penelitian Dika Agustina dan Kian Amboro sejarah sangat penting bagi mereka sebagai
tentang pengembangan media pembelajaran generasi penerus bangsa.
berbasis katalog peninggalan sejarah lokal
untuk menguatkan pemahaman sejarah lokal
siswa di SMA Negeri 3 Menggala Tulang METODE PENELITIAN
Bawang. Penelitian ini menggunakan riset
Sugiono dan hasil penelitian menunjukkan Jenis penelitian yang digunakan adalah
bahwa tingkat pemahaman terhadap sejarah penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom
lokal dapat dikategorikan rendah (Agustina & action research. Menurut Parnawi Penelitian
Amboro, 2018). (b) penelitian Emy Yunita tindakan kelas adalah suatu kegiatan atau
Rahma Pratiwi tentang upaya meningkatkan tindakan pencermatan terhadap kegiatan
kesadaran sejarah nasional di era globalisasi. pembelajaran dengan sebuah tindakan yang
Penelitian ini menggunakan metode library riset sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
dan hasil penelitian menunjukkan kelas secara bersamaan (Parnawi, 2020).
pembelajaran sejarah harus menekankan pada Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
aspek kemampuan dan orientasi pembelajaran tindakan kelas dengan pendekatan kualitatif
sejarah pada orientasi masa depan (Pratiwi, deskriptif artinya prosedur penelitian yang
2018). (c) Herry Porda Nugroho Putro, model menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
pembelajaran sejarah untuk meningkatkan tertulis atau lisan tentang perilaku yang diamati
kesadaran sejarah melalui pendekatan inkuiri. dan dapat diterima oleh akal sehat. Menurut
Penelitian ini menggunakan -metode research Wiriaatmadja penelitian tindakan kelas
and development (R dan D) dan hasil penelitian termasuk dalam penelitian kualitatif meskipun
menunjukkan bahwa model inkuiri efektif untuk data yang dikumpulkan dapat bersifat
digunakan dalam pembelajaran untuk kuantitatif, serta uraian bersifat deskriptif dalam
meningkatkan kesadaran sejarah siswa (Putro, bentuk kata-kata (Rochiati, 2020). Oleh sebab
2012). Dalam hal ini, penelitian terdahulu itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji teks,
menekankan pada pembelajaran sejarah buku, dan jurnal ilmiah mengenai pembelajaran
berbasis katalog media katalog untuk sejarah, penggunaan media katalog digital dan
pengembangan sejarah siswa, pembelajaran kesadaran sejarah siswa. Sumber data yang
sejarah sebagai upaya meningkatkan digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
kesadaran sejarah nasional di era globalisasi hasil data-data penelitian terdahulu yang
dan pembelajaran sejarah untuk meningkatkan relevan dengan pembahasan ini. Pengumpulan
kesadaran sejarah melalui pendekatan inkuiri. data dalam penilitian secara pustaka,
Sedangkan penelitian ini menekankan pada membaca, membandingkan literatur-literatur
pembelajaran sejarah berbasis media katalog lalu di olah dan menghasilkan kesimpulan. Data
digital untuk meningkatkan kesadaran sejarah yang digunakan dalam penelitian ini adalah
siswa. data sekunder yang diperoleh dari buku-buku,
Penelitian ini bertujuan untuk jurnal ilmiah, serta artikel ilmiah lainnya yang
memberikan pemahaman kepada masyarakat berkaitan dengan konsep dalam kajian ini.
pada umumnya bahwa kesadaran sejarah Penelitian ini merupakan analisis kebutuhan
merupakan hal yang sangat penting, untuk yang nantinya digunakan sebagai acuan dalam
memberikan pemahaman kepada guru-guru pembelajaran sejarah di sekolah dengan
yang mengajar sejarah bahwa merekalah yang menggunakan media katalog digital untuk
memiliki peran penting dalam mengajarkan meningkatkan kesadaran sejarah siswa.
sejarah dengan memberikan pemahaman yang
membuat siswa sadar sejarah, untuk
memberikan pemahaman dan kesadaran
kepada siswa bahwa mereka harus belajar
156 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
terjadi dan menjadikan sebagai pembelajaran tertentu dari benda atau barang yang didaftar.
untuk kehidupan mereka saat ini dan yang akan Katalog juga merupakan metode penyusunan
datang. aitem (berisi informasi atau keterangan
Dalam hal ini, pembelajaran sejarah di tertentu) yang dilakukan secara sistematik
sekolah harus berpatokan pada tujuan secara abjad dan lainnya (Nur, 2014). Katalog
pembelajaran sejarah sehingga tepat sasaran berperan sebagai penggali koleksi dan katalog
atau mencapai tujuan yang diharapkan. yang moderen sebagai alat yang dapat
Susanto menguraikan beberapa hal sebagai diandalkan untuk menyampaikan gagasan atau
tujuan dari pembelajaran sejarah nasional subyek yang dibahas dalam buku atau bacaan
yaitu: (a) membangkitkan, mengembangkan, lain. artinya bahwa seseorang yang belum
memelihara semangat kebangsaan, (b) memeriksa katalog, berarti belum manfaatkan
membangkitkan hasrat mewujudkan cita-cita koleksi secara efektif.
kebangsaan dalam segala lapangan, (c) Fatmasari mengatakan katalog media
membangkitkan hasrat mempelajari sejarah pembelajaran merupakan media yang
kebangsaan dan mempelajarinya sebagai menyerupai buku, di dalamnya terdapat
bagian dari sejarah dunia, (d) menyadarkan informasi mengenai materi yang disertai
siswa tentang cita-cita nasional (Pancasila dan dengan gambar-gambar sesuai dengan
Undang-Undang Pendidikan) dan perjuangan indikator pemahaman konsep dan dilengkapi
tersebut untuk mewujudkan cita-cita itu desain grafis dengan leyout yang menarik
sepanjang masa (Heri, 2014). Dengan (Fatmasari, SD, & Rahayu, 2017). Selaras
demikian, dapat dipahami bahwa pembelajaran dengan ini, menurut Nuhidayah dan Haryunita,
sejarah nasional yang di ajar kepada siswa di media pembelajaran berbasis katalog harus
sekolah untuk menanamkan nilai-nilai karakter dikembangkan sendiri oleh guru sesusi dengan
yang kuat, mampu mewujudkan cita-cita kebutuhan dan kondisi siswa di sekolah mulai
nasional, membangkitkan hasrat untu memiliki dari bahan ajar, materi, batasan-batasan,
kesadaran dan kepedulian terhadap sejarah, rancangan evaluasi yang sistematis dan
semangat kebangsaan terhadap tanah air, menarik untuk mencapai tujuan yang diharapan
bangsa dan negaranya. (Nurhidayah, 2020). Atinya dalam penerapan
pembelajaran sejarah berbasis katalog digital,
Penggunaan Media Katalog Digital dalam membutuhkan kreatifitas dan inovatif dari guru
Pembelajaran Sejarah itu sendiri yang mana guru merancang sesuai
Penggunaan media katalog digital dalam dengan situasi dan kebutuhan yang ada di
pembelajaran sejarah di sekolah sangat sekolah. Merujuk pada penelitian yang
membantu guru dalam proses belajar dilakukan oleh Widalismana tentang
mengajar. Dalam hal ini, media pembelajaran pengembangan media pembelajaran berbasis
berbasis katalog digital harus dikembangkan katalog, hasil penelitian menunjukkan bahwa
oleh guru sesuai dengan kebutuhan dan media pembelajaran berbasis katalog terjadi
kerakteristik siswa. Menurut Widalismana dan hasil peningkatan yang sangat baik
Sawiji penerapan media digital dalam (Widalismana et al., 2016). Dengan demikian,
pembelajaran sejarah berbasi katalog digital dapat dipahami bahwa penggunaan media
dapat mempermuda proses belajar mengajar katalog digital dalam pembelajaran sejarah
sehingga kegiatan pembelajaran lebih akan mendorong siswa untuk berpikir kritis,
terencana, baik, mandiri, dan dengan hasil aktif dalam belajar, dan meningkatkan
output yang jelas (Widalismana, Baedhowi, & pemahaman.
Sawaji, 2016). Artinya melalui pembelajaran
sejarah berbasis katalog digital maka dapat Pentingnya Kesadaran Sejarah Siswa
menfasilitasi siswa sehingga lebih tertarik untuk Pembelajaran bertujuan agar siswa
belajar sejarah dan meningkatkan kesadaran memiliki kemampuan dalam membangun
sejarahnya. Menurut Naposo katalog adalah kesadaran dirinya tentang pentingnya waktu
suatu daftar yang terurut berisi informasi dan tempat yang merupakan sebua proses dari
158 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
masa lampau, masa kini, dan masa depan tentu tidak akan pernah terlepas dari sejarah
dengan melatih daya kritis untuk memahami bangsa Indonesia itu sendiri. Artinya melalui
fakta sejarah secara benar. Eryana dkk., pemahaman sejarah yang baik pada siswa
mengatakan kesadaran sejarah merupakan maka akan muncul bentuk penyadaran dalam
sumber inspirasi dan aspirasi, keduanya sangat dirinya bahwa sejarah yang membentuk
potensian untuk membangkitkan sense of kehidupan di masa sekarang akan turut
peride (kebanggaan) dan sense of obligation menentukan kehidupan yang akan datang
(tanggung jawab dan kewajiban) (Eryana, (Firdaus, Purnomo, & Ahmad, 2018). Dalam hal
Suryani, & Pelu, 2016). Artinya apabila ini, kesadaran sejarah merupakan kesadaran
kesadaran sejarah siswa telah tumbuh di dalam akan adanya sejarah dan peristiwa. Kesadaran
dirinya maka dalam kehidupan sehari-hari akan sejarah siswa harus lebih dari sekedar
muncul dengan sendirinya sikap peduli mengetahui fakta-fakta sejarah dan kesadaran
lingkungan sekitar, menghargai dan sejarah harus dimulai dengan mengetahui
melestarikan kebudayaan yang dimilikinya dan fakta-fakta sejarah (Syahputra, Sariyatun, &
memberikan kontribusi untuk lingkungan Ardianto, 2020). Namun siswa yang
sekitar. mengatahui tentang faktas sejarah saja dan
Dalam hal ini, kesadaran sejarah siswa mengingat akan fakta-fakta tersebut belum
merupakan apresiasi dan penghargaan menjamin tertanamnya kesadaran dalam
terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti dirinya. Sebab kesadaran sejarah siswa tidak
peradaban bangsa indonesia di masa lampau. lain sikap mental, jiwa pemikiran yang dapat
Kesadaran sejarah juga dapat menumbuhkan membawa mereka untuk tetap berada pada
pemahaman siswa terhadap terbentuknya rotasi sejarah (Warto, 2017). Dengan demikian,
bangsa indonesia melalui terbentuknya bangsa dapat dipahami bahwa adanya kesadaran
Indonesia melalui sejarah yang panjang dan siswa, maka harus menjadi semakin arif dan
masih berproses hingga masa kini dan masa bijaksana dalam memaknai kehidupannya.
yang akan datang. Menurut Gafur
menumbuhkan kesadaran sejarah dalam diri PENUTUP
siswa sebagai bagian dari bangsa Indonesia
yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air KESIMPULAN
yang dapat diimplementasikan dalam berbagai Penggunaan media katalog dalam
bidang kehidupan baik nasional maupun pembelajaran sejarah dapat mempermuda
internasional (Gafur, 2012). proses belajar mengajar. Guru menggunakan
Untuk itu, dalam meningkatkas media katalog digital untuk mendesain materi
kesadaran sejarah siswa melalui pembelajaran pembelajaran sesuai denga situasi dan
sejarah dengan mengajak mereka berpikir kritis kebutuhan siswa. Dengan menerapkan
dan memetik manfaat dari belajar sejarah pembelajaran sejarah berbasis katalog maka
sehingga tumbuh dan berkembang kesadaran siswa akan terdorong untuk berpikir kritis, aktif,
sejarahnya. Hal ini tentu akan menuntut guru kreati dan mampu menjelaskan kembali apa
untuk menggunakan model pembelajaran yang yang dipelajari. Penerapan katalog digital yang
tepat dalam pembelajaran sejarah. Sulhan efektif akan membantu siswa dalam belajar
mengatakan kesadaran sejarah merupakan sejarah sehingga memiliki kesadaran sejarah.
kondisi kejiwaan yang menunjukkan tingkat Siswa yang sadar akan sejarah akan
penghayatan pada makna hakikat sejarah bagi menunjukkan sikap nasionalisme dalam
masa kini dan masa yang akan datang (Sulhan, kehidupan sehari-hari.
2014). Dengan demikian, kesadaran sejarah
mempunyai arti penting dalam kepribadian REFERENCES
siswa untuk menciptakan sebua identitas diri
dalam masyarakat. Agustina, D., & Amboro, K. (2018). Pengembangan
Kesadaran sejarah merupakan sebuah Media Pembelajaran Berbasis Katalog
Peninggalan Sejarah Lokal Untuk
kebutuhan yang mendesak bagi bangsa
Menguatkan Pemahaman Sejarah Lokal
Indonesia, yang dimana dalam pembinaannya
Siswa Di SMA Negeri 3 Menggala Tulang
Pembelajaran Sejarah Berbasis Media Katalog Digital Dalam Meningkatkan 159
Kesadaran Sejarah Siswa
Nanik Zubaidah1*, Akhmad Arif Musadad2, Sudiyanto3
Abstrak
Tujuan penelitian ini yang pertama, untuk melihat media ajar masker wajah berbasis etnosains yang efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem ekskresi manusia. Kedua, untuk mengetahui perbedaan
signifikan hasil belajar siswa dengan menggunakan media ajar masker wajah berbasis etnonsains pada materi
sistem ekskresi manusia dengan siswa tanpa menggunakan media pembelajaran. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode Kuasi Eksperimen (Quasi Experiment).
Hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 14 Seluma, maka efektivitas penggunaan produk masker
wajah berbasis etnosains sebagai media ajar terhadap hasil belajar siswa SMP kelas VIII pada materi sistem
ekskresi dengan thitung > ttabel (0,662 > 0,0396) yang berarti hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini dapat
diterima yaitu terdapat perbedaan antara penggunaan media ajar produk masker wajah berbasis etnosains.
Abstract
The purpose of this research is the first, to see the teaching media of face masks based on ethnoscience which is
effective to improve student learning outcomes on the material of the human excretory system. Second, to find
out the significant difference in student learning outcomes using ethnon - science - based face mask teaching
media on the human excretory system material with students without using learning media . The type of research
used in this research is quantitative research with the method of Quasi Experiment (Quasi Experiment). The
results of the research conducted at junio high school 14 Seluma, the effectiveness of the use of ethnoscience-
based face mask products as a teaching medium on the learning outcomes of class VIII SMP students on excretory
system material with tcount > ttable (0.662 > 0.0396) which means the working hypothesis (Ha) in This research
can be accepted, namely that there is a difference between the use of teaching media for ethnoscience-based
face mask products.
pendidikan menjadi salah satu sarana untuk bidang Sains Indonesia mendapatkan skor 397
meningkatkan kepribadian, peradaban, dan dengan memperoleh nomor urut 45 dari 48
kemajuan bangsa di masa yang akan datang. negara pada tahun 2015. Rendahnya hasil
belajar sains disebabkan karena kurang
Undang-Undang No 20 tahun 2003 tepatnya penggunaan media pembelajaran
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal (1) yang dipilih dalam proses pembelajaran,
berbunyi bahwa: “Pendidikan adalah usaha kurikulum yang padat, dan kurangnya
sadar dan terencana untuk mewujudkan keselarasan siswa itu sendiri, atau sifat
suasana belajar dan proses pembelajaran agar konveksional dimana siswa kurang terlibat
peserta didik secara aktif mengembangkan dalam proses pembelajaran secara langsung.
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual Upaya untuk meningkatkan kualitas
keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, pembelajaran salah satunya yaitu melalui
akhlak mulia, serta keterampilan yang penggunaan media pembelajaran. Media
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan pembelajaran merupakan seperangkat alat
negara”. bantu yang dapat digunakan sebagai sumber
belajar oleh guru dalam menyampaikan materi
Pemerintah Indonesia terus berupaya
kepada siswa secara efektif dan efisien. Media
memperbaiki pendidikan yang masih belum
pembelajaran juga dapat membantu siswa
ideal untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
berkonsentrasi dan fokus terhadap materi
Dengan salah satunya dengan penerapan
pelajaran. Dalam hal pemanfaatan media
Kurikulum 2013, pemerintah mengharapkan
pembelajaran, selain kreativitas pendidik,
Kurikulum 2013 ini mampu menjadi wadah
pertimbangan instruksional juga menjadi salah
untuk mengembangkan dan meningkatkan
satu faktor yang menentukan.
kualitas pendidikan berbasis kompetensi dan
Penggunaan media pembelajaran
karakter. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum
berkaitan erat dengan peningkatan kualitas
yang dikembangkan untuk menyempurnakan
belajar sehingga dapat meningkatkan hasil
kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat
kognitif pada siswa. Saat ini guru belum mampu
Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang
menggunakan media pembelajaran secara
dianggap belum mampu menjawab tantangan
optimal, tanpa mempertimbangkan kemudahan
perkembangan zaman. Tujuan dari Kurikulum
penggunaan serta keefektivan dan keefisienan.
2013 adalah untuk mengatasi masalah dan
Media pembelajaran memiliki manfaat khusus
tantangan berupa kompetisi riil yang
yang dapat dijadikan pertimbangan sebagai
dibutuhkan oleh dunia kerja, globalisasi
bahan penelitian, diantaranya: (1)
ekonomi pasar bebas, membangun kualitas
Penyampaian materi dapat diseragamkan, (2)
manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik,
menjadi warga negara yang bertanggung
(3) Proses belajar siswa, mahasiswa lebih
jawab.
interaktif, (4) Jumlah waktu belajar mengajar
Proses pembelajaran pada Kurikulum
dapat dikurangi, (5) Proses belajar dapat terjadi
2013 dilaksanakan menggunakan pendekatan
dimana saja dan kapan saja, (6) Kualitas
saintifik. Pendekatan saintifik pada Kurikulum
belajar siswa dapat ditingkatkan, (7) Peran guru
2013 menekankan dimensi pedagogik modern
dapat berubah kearah yang positif dan lebih
dalam pembelajaran dengan menggunakan
produktif.
pendekatan ilmiah. Adapun pendekatan
Media pembelajaran merupakan alat
saintifik dalam pembelajaran meliputi sebagai
bantu guru untuk dapat menyampaikan materi
berikut: mengamati, menanya, mencoba,
dalam proses pembelajaran dengan cara
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan
menarik siswa. Media pembelajaran
mengomunikasikan dalam semua mata
mempunyai banyak peran dalam proses
pelajaran. Pelaksanaan dalam pendidikan
pembelajaran diantaranya adalah menarik
selalu menghadapi kendala misalnya dalam hal
perhatian siswa agar dapat memancing minat
rendahnya mutu pendidikan. Rendahnya mutu
belajar siswa dan salah satu media
pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari survei
pembelajaran yang dapat digunakan yaitu
yang dilakukan oleh Trends in International
pembelajaran berbasis etnonsains pada media
Mathematics and Science Study (TIMSS), pada
Efektivitas Penggunaan Produk Masker Wajah Berbasis Etnosains Sebagai Media Ajar 162
Terhadap Hasil Belajar Siswa
Prisca Agustina Lestari1*, Irwan Satria2, Ahmad Walid3
C. Uji-t
Berdasarkan signifikansi 5%
Gambar 1. Hasil Pretest Kelas VIII B
yaitu 0,396. Dengan demikian thitung
> ttabel (0,396 > 0,662) yang berarti
hipotesis kerja (Ha) dalam
penelitian ini diterima yaitu hasil Nilai Posttest
belajar IPA siswa kelas VIII yang 20
diajarkan dengan menggunakan
media ajar produk masker wajah 10
Nilai
berbasis etnosains lebih baik dari Posttest
0
pada siswa tidak menggunakan
media ajar produk masker wajah
berbasis etnosains di SMP Negeri
14 Seluma, sedangkan Ho ditolak, Gambar 2. Hasil Belajar Posttest Kelas VIII A
hasil belajar IPA berbasis ceramah
tidak lebih baik dari pada siswa Berdasarkan gambar hasil belajar
yang diajarkan dengan pretest dan posttest diketahui hasil belajar
menggunakan media ajar produk siswa pada materi sistem ekskresi dengan
masker wajah berbasis etnosains menggunakan media ajar produk masker wajah
di SMP Negeri 14 Seluma. dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Sedangkan hasil belajar siswa pada materi
PEMBAHASAN sistem ekskresi tanpa menggunakan media
1. Media ajar masker wajah berbasis ajar masih rendah.
etnosains dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi sistem Hasil penelitian tersebut sejalan dengan
ekskresi manusia teori yang dijelaskan oleh ahli bahwa hasil
Media yaitu suatu upaya untuk belajar berkaitan dengan sumber belajar yaitu
meningkatkan kualitas pembelajaran segala sesuatu yang dapat memberikan
melalui penggunaan media kemudahan kepada siswa dalam memperoleh
pembelajaran yang dapat digunakan sejumlah informasi, pengetahuan dan
sebagai sumber belajar dalam keterampilan dalam proses belajar mengajar.
menyampaikan materi kepada siswa Sumber belajar yang dimanfaatkan guna
secara efektif, efisien dan media kepentingan proses belajar mengajar baik
pembelajaran juga dapat membantu secara langsung maupun tidak langsung.
siswa dalam berkonsentrasi dan fokus
Penggunaan produk masker wajah
terhadap materi pembelajaran. Materi
berbasis etnosains sebagai media belajar juga
yang disampaikan juga dikaitakan
dapat dijadikan sebagai sumber belajar dengan
dengan pengetahuan budaya yang
menekankan pengetahuan asli dan khas dari
melekat pada kehidupan sehari-hari
suatu budaya.
dan materi yang disampaikan juga
berdasarkan fakta kearifan lokal Etnosains yaitu suatu kegiatan yang
sebagai suatu pemahaman terhadap memadukan antara budaya lokal dengan
alam dan budaya yang berkembang pembelajaran guna membantu siswa dalam
Efektivitas Penggunaan Produk Masker Wajah Berbasis Etnosains Sebagai Media Ajar 164
Terhadap Hasil Belajar Siswa
Prisca Agustina Lestari1*, Irwan Satria2, Ahmad Walid3
Abstrak
Masalah pada penelitian merupakan belum adanya kesiapan siswa kelas V didalam mengelola penjemputan dari
dekat dan pribadi selama masa pandemi virus corona di SD Negeri 01 Bawang Sakti Jaya Kabupaten Tulang
Bawang. Penelitian ini berencana memutuskan status belajar mahasiswa dengan pembelajaran jarak dekat dan
personal di masa pandemi virus corona. Strategi pemeriksaan ini adalah jenis expost facto dari hubungan kedua
item individual. Tes digunakan yaitu 48 peserta didik kelas VA dan VB, sampel ditentukan dengan purposive
sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner jenis skala likert dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah
terdapat hubungan yang signifikan antara kesiapan peserta didik dengan Pembelajaran Tatap Muka peserta didik
kelas V SD N 01 Bawang Sakti Jaya, Kabupaten Tulang Bawang, ditunjukkan dengan hasil dari penghitungan
korelasi product moment yaitu 0,587, jika dilihat dari tabel interval koefisien berarti terdapat hubungan yang
sedang.
Abstract
The problem with the research is that there is no readiness for fifth grade students in managing pick-ups up close
and personal during the corona virus pandemic at SD Negeri 01 Bawang Sakti Jaya, Tulang Bawang Regency.
This study plans to decide the status of student learning by close and personal learning during the corona virus
pandemic. This checking strategy is an expost facto type of relationship between the two individual items. The test
used was 48 students in class VA and VB, the sample was determined by purposive sampling. Data were collected
by using a Likert scale type questionnaire and documentation. The results of this study are that there is a significant
relationship between student readiness and face-to-face learning for fifth grade students at SD N 01 Bawang Sakti
Jaya, Tulang Bawang Regency, as indicated by the results of calculating the product moment correlation, which
is 0.587, when viewed from the coefficient interval table, it means that there are moderate relationship.
2021/2022 sampai akhir eksplorasi. MID Semester Genap peserta didik yang
rendah pula. Peserta didik yang memiliki
Populasi Penelitian kesiapan terhadap suatu pembelajaran maka
Populasi yang diambil pada penelitian ini akan memberikan perhatian lebih terhadap
adalah peserta didik kelas V SD Negeri 01 pembelajaran tersebut sehingga hasil
Bawang Sakti Jaya Kecamatan Banjar Baru belajarnya pun tinggi serta terciptanya
Kabupaten Tulang Bawang Tahun Ajaran Pembelajaran Tatap muka yang berjalan
2021/2022 dengan jumlah 48 peserta didik. dengan baik. Hal ini terjadi karena kesiapan
belajar peserta didik timbul saat peserta didik
Sampel Penelitian merasa bahwa pembelajaran yang akan
Sampel adalah gambaran dari populasi dipelajari tersebut memberikan makna
atau yang mewakili populasi untuknya sehingga pembelajaran yang didapat
keseluruhan.Pengambilan sampel pada akan mencapai sesuai tujuan pembelajaran
penelitian ini yaitu secara tidak random tatap muka di era pandemi covid-19.
dilakukan dengan teknik purpose sampling, Sesuai dengan Menurut Slameto
yaitu melalui pertimbangan-pertimbangan (2010:113) yang mengungkapkan bahwa:
sesuai dengan tujuan penelitian. Status belajar adalah keadaan umum
Jumlah keseluruhan populasi kelas V SD seseorang yang mempersiapkan dirinya untuk
Negeri 01 Bawang Sakti Jaya Kecamatan menjawab/membalas dengan tujuan tertentu
Banjar Baru Kabupaten Tulang Bawang adalah dalam pikirannya terhadap suatu keadaan.
44 peserta didik. Sampel yang digunakan yaitu Perubahan kondisi sekaligus akan membuat
dengan purpose sampling. Dalam penelitian ini perbedaan atau kecenderungan untuk
sampel yang diambil yaitu kelas VA dan VB , menjawab, sedangkan menurut Thorndike
karena peserta didik pada kelas VA dan VB yang dikutip dalam Slameto (2010:114) status
memiliki Kesiapan dalam proses Pembelajaran merupakan hal yang esensial untuk
Tatap Muka yang tergolong rendah, hal ini menghasilkan pembelajaran.
dapat dilihat dari keaktifan, hasil nilai belajar, Senada dengan menurut Hamalik
serta kepatuhan mereka terhadap protokol (2003:41) menyatakan bahwa persiapan
kesehatan peserta didik dikelas. Tujuan adalah kondisi limit yang ada pada siswa
penelitian ini yaitu mengetahui Hubungan sebanding dengan tujuan pendidikan yang
kesiapan peserta didik kelas v dalam eksplisit. Selanjutnya Menurut Djamarah
menghadapi pembelajaran tatap muka pada (2002:35) menyatakan bahwa status belajar
era pandemi covid-19 di SD Negeri 01 bawang adalah keadaan diri yang telah diatur untuk
sakti jaya, Maka dari itu dipilihlah kelas V SD melakukan gerakan. Selain itu juga Menurut
Negeri 01 Bawang Sakti Jaya, Kabupaten Thorndike yang dikutip dalam Slameto (2010:
Tulang Bawang dengan tujuan mengetahui 114), ia memulai beberapa pemikiran penting
hubungan Kesiapan peserta didik dengan yang berkaitan dengan hukum pengambilan,
Proses Pembelajaran Tatap Muka pada kelas termasuk hukum persiapan. Dalam hukum
tersebut. status ini, semakin siap suatu bentuk
Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah kehidupan untuk mendapatkan penyesuaian
peserta didik kelas VA dan VB yaitu berjumlah perilaku, pelaksanaan perilaku akan
44 orang peserta didik. mendorong pemenuhan individu dengan tujuan
bahwa afiliasi akan lebih sering diperkuat. Jadi,
HASIL PENELITIAN semakin siap seseorang untuk mengakui atau
menindaklanjuti sesuatu, semakin baik hasilnya
Hasil penelitian ini adalah terdapat akan mendorong perasaan puas. Sebagai
hubungan yang signifikan Kesiapan Peserta pedoman utama hipotesis koneksionisme
Didik dengan Efektivitas Pembelajaran Tatap adalah bahwa belajar adalah gerakan untuk
Muka didik kelas V Sekolah Dasar. Hal ini membingkai afiliasi (asosiasi) antara lima
dibuktikan dengan hasil jawaban angket fakultas dan kecenderungan untuk bertindak.
peserta didik yang rendah serta dilihat dari nilai Masalah utama, hukum persiapan adalah
Efektivitas Pembelajaran Tatap Muka Pada Era Pandemi Covid-19 171
Putri Oktaria
bahwa jika ada kecenderungan untuk bertindak menjadi individu yang berkualitas sesuai
dan seseorang mewujudkannya, dia akan dengan tujuan diklat Nasional, sedangkan
merasa puas. Dengan demikian dia tidak akan menurut Abu Ahmadi (2019: 205) siswa adalah
melakukan langkah lain; Masalah berikutnya, manusia. tokoh sebagai orang/orang (seluruh
jika ada kecenderungan untuk bertindak, individu). . Orang-orang dicirikan "orang
namun tidak mewujudkannya, maka muncullah seorang tidak tergantung dari orang lain, dalam
rasa kecewa. Selanjutnya dia akan melakukan arti benar-benar seorang pribadi yang
berbagai gerakan untuk mengurangi atau menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari
menghilangkan kekecewaannya; Masalah luar, mempunyai sifat-sifat dan keinginan
ketiga, ketika tidak ada kecenderungan untuk sendiri".
bertindak kecuali ada kebutuhan untuk Kemudian Menurut Hasbullah (2019 :
menyelesaikannya, maka pada saat itulah 207) berpendapat bahwa siswa sebagai siswa
kekecewaan muncul. Karenanya dia akan adalah salah satu sumber data yang
melakukan berbagai gerakan untuk menentukan kemajuan sistem pelatihan tanpa
mengurangi atau menghapus kekecewaannya. siswa, sebenarnya tidak akan ada siklus
Secara keseluruhan, cenderung pengajaran. Penjelasannya karena para siswa
dianggap bahwa dengan asumsi seseorang membutuhkannya mendidik dan bukan
siap untuk menindaklanjuti dengan sesuatu dan pendidik, pengajar hanya berusaha menjawab
dia mewujudkannya, maka kepuasan yang dia permasalahan yang ada pada siswa. Dilihat
dapatkan. Juga, sebaliknya, yang membuatnya dari definisi di atas, dapat dikatakan bahwa
mencapai sesuatu yang berbeda untuk mencari mahasiswa adalah individu/orang yang
pemenuhan. Bagaimanapun, jika seseorang mendapatkan administrasi edukatif sesuai
tidak siap untuk melakukannya sesuatu dan dia karunia, minat, dan kapasitas untuk
menuntut untuk mewujudkannya, maka berkembang dan tumbuh secara tepat juga,
kesalahannya adalah akan muncul. Jadi hukum memiliki kepuasan dalam mendapatkan
persiapan ini menyatakan bahwa seorang ilustrasi yang diberikan oleh instruktur.
siswa atau anak-anak akan menemukan Sejak terungkapnya Coronavirus, telah
kesederhanaan dan pemenuhan atau hasil menyebar luas membuat pandemi keseluruhan
dalam pengalaman pendidikan ketika dia dalam yang bertahan sampai sekarang. Salah satu
kondisi siap untuk mendapatkan reaksi atau di dampak dari pandemi kontaminasi Corona
sisi lain perasaan tentang siklus. 2020 adalah persiapan menyeluruh,
Peserta didik sebagai pelaku pencari menghasut musnahnya madrasah, madrasah,
pengetahuan memerlukan seseorang yang universitas, dan sekolah komprehensif. Sejalan
membantunya dalam melaksanakan tugasnya dengan Menurut Rustaman (2013 : 461)
sebagai manusia. Pendidik memegang Pengalaman yang berkembang adalah siklus di
peranan penting dalam proses pembelajaran, mana ada latihan kolaborasi antara siswa
karena ia mendidik dari tidak bisa menjadi bisa. pendidik dan korespondensi proporsional yang
Pendidik mentransferkan ilmu, pengetahuan, terjadi dalam situasi instruktif untuk mencapai
serta keterampilan atau kemahiran kepada tujuan pembelajaran). Dalam pengalaman yang
peserta didik. Pendidik yang kreatif dan proses berkembang, pendidik dan siswa adalah dua
pembelajaran yang menyenangkan dapat bagian yang tidak dapat dipisahkan. Di antara
membangkitkan kesiapan belajar peserta didik. dua bagian ini, biasanya hubungan yang kuat
Tetapi pada kenyatannya di lapangan, pendidik harus diletakkan sehingga hasil belajar siswa
tidak menggunakan model dan metode dapat dicapai secara ideal. Sedangkan
pembelajaran sehingga peserta didik merasa Menurut pendapat Bafadal (2015 : 11),
jenuh terhadap pembelajaran tatap muka. pembelajaran dapat diartikan sebagai
Sejalan dengan Oemar Hamalik (2019 : 204) "pekerjaan apa pun atau mendidik dan
mencirikan siswa sebagai bagian informasi mengembangkan pengalaman untuk membuat
dalam sistem sekolah, yang kemudian pengajaran dan pengalaman pendidikan yang
ditangani dalam siklus pembelajaran, sehingga sukses dan efektif". Sejalan dengan itu,
172 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan mengenai kesiapan peserta didik
dengan Pembelajaran Tatap Muka kelas V
Sekolah Dasar maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara
kesiapan peserta didik dengan Pembelajaran
Tatap Muka kelas V Sekolah Dasar. Hal
tersebut dibuktikan dengan hasil nilai dari
penghitungan korelasi product moment yaitu
0,587, jika dilihat dari tabel interval koefisien
berarti terdapat hubungan yang sedang antara
minat belajar dan hasil belajar peserta didik
kelas V sekolah dasar, maka tolak ho dan ha
diterima. Hasil signifikansi t hitung =
4,9172>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,013 berarti signifikan, maka
terdapat hubungan yang signifikan antara minat
belajar dengan hasil belajar peserta didik kelas
V sekolah dasar.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
Abstrak
Penelitian bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan penilaian pembelajaran daring oleh pendidik kelas IV. Metode
penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Pengumpulan data penelitian menggunakan wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Sumber data penelitian ini meliputi ketua pengembang kurikulum, pendidik, peserta
didik, dan orang tua. Teknik analisis data yang digunakan deskriptif kualitatif. Keabsahan data menggunakan
triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Fokus dalam penelitian ini adalah studi deskriptif pelaksanaan penilaian
pembelajaran daring oleh pendidik kelas IV SD Negeri 1 Pringsewu Selatan. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu
perencanaan penilaian pembelajaran daring oleh pendidik kelas IV belum terlihat dalam perancangan bentuk dan
teknik penilaian. Pelaksanaan penilaian kompetensi pengetahuan berasal dari penilaian harian, penilaian tengah
semester, dan penilaian akhir semester yang menggunakan teknik tes tertulis dan penugasan dalam bentuk soal
pilihan ganda dan uraian. Pelaksanaan kompetensi keterampilan menggunakan teknik penilaian praktik dan
produk. Pengolahan nilai kompetensi pengetahuan menggunakan pembobotan PH 50%: PTS 25%: PAS 25%,
sedangkan kompetensi keterampilan menggunakan nilai rata-rata atau nilai optimum, untuk predikat dan deskripsi
rapor di sekolah berdasarkan KKM satuan pendidikan, kegiatan remedial dan pengayaan masih belum terlaksana.
Abstract
The research aims to explain the implementation assessment of used online learning by teacher to the fourth-
grade students of SD Negeri 1 Pringsewu Selatan. The research method is a qualitative research type. Research
data collecting is using interviews, observation, and documentation. The data sources of this research include
curriculum developers, educators, students, and parents. The analytical technique used is descriptive qualitative.
The validity of the data is used technical triangulation and source triangulation. The focus of this research is a
descriptive study of assessment of online learning by teacher to the fourth-grade students of SD Negeri 1
Pringsewu Selatan. The results obtained are the implementation assessment of online learning activities by grade
IV educators from the assessment plan that has not been seen in the design of forms and techniques, the
implementation of knowledge expectations from daily assessment, middle assessment, and post assessment,
using written test techniques and assignments in the form of choice questions and explanations. Implementation
of skills competency using practice and product assessment techniques. Processing the value of knowledge using
weighting PH 50%: PTS 25%: PAS 25%, while skill competency uses the average value or optimal value, for
predicate and description of report cards in schools based on KKM education units, improvement and enrichment
activities are still not implemented.
Darurat Virus Covid-19 ini berpengaruh Dari uraian yang telah dipaparkan,
terhadap pembelajaran peserta didik juga akan peneliti melakukan penelitian mengenai
berpengaruh pada penilaian yang dilakukan “pelaksanaan penilaian pembelajaran daring
pendidik sesuai dengan pendapat Rigianti peserta didik kelas IV oleh pendidik di SD
(2020: 300), teknik penilaian yang guru Negeri 1 Pringsewu Selatan”. Penelitian ini
dilakukan mendadak mengalami perubahan diharapkan dapat mendeskripsikan
karena pembelajaran daring. Masalah yang pelaksanaan penilaian pembelajaran daring
dihadapi pendidik dalam melakukan penilaian peserta didik kelas IV oleh pendidik di SD
di masa pandemi ini adalah mengukur tingkat Negeri 1 Pringsewu Selatan.
pemahaman peserta didik, proses belajar
peserta didik dan perkembangan sikap peserta METODE PENELITIAN
didik. Karena pendidik tidak dapat melakukan
pengamatan langsung seperti belajar mengajar Bentuk penelitian menggunakan metode
yang ada di sekolah. Penilaian yang dilakukan deskriptif. Sugiyono (2017: 15) menyatakan
oleh pendidik untuk mengetahui perkembangan bahwa “penelitian deskriptif yaitu penelitian
belajar peserta didik, mulai dari sebelum yang berusaha menuturkan pemecahan
pembelajaran, proses pembelajaran dan akhir masalah yang ada berdasarkan data”. Sumber
pembelajaran. Pendidik dapat memanfaatkan data dalam penelitian ini adalah ketua
media aplikasi yang terhubung dengan jaringan pengembang kurikulum, pendidik sebanyak 3
internet untuk melakukan penilaian dan orang, peserta didik sebanyak 3 orang, dan 3
evaluasi hasil belajar secara daring. orangtua peserta didik. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini yaitu: (1) Observasi;
Berdasarkan hasil wawancara peneliti (2) Wawancara; dan (3) Dokumentasi. Analisis
dengan pendidik Ibu Dian, S.Pd. pembelajaran data menggunakan model interaktif Miles dan
daring untuk kelas IV dilaksanakan pukul 08.00 Huberman yang memiliki empat tahap yaitu; (1)
sampai pukul 12.00, dari hasil wawancara yang Pengumpulan data; (2) Reduksi data; (3)
diperoleh pendidik merasa kesulitan saat Penyajian data; dan (4) Verifikasi/ penarikan
pembelajaran daring mulai dari pemberian kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan
materi yang kurang maksimal dalam hal data dalam penelitian ini menggunakan
penyampaian karena jam pelajaran yang triangulasi sumber dan teknik. Triangulasi
berkurang hingga penilaian yang harus teknik yang digunakan dalam penelitian ini
disesuaikan. Hal itu pun berpengaruh dalam yaitu; (1) Observasi; (2) Wawancara; dan (3)
proses penilaian peserta didik dalam Dokumentasi.
pembelajaran daring pendidik lebih berfokus
pada penilaian pengetahuan dan keterampilan
peserta didik, tidak begitu berfokus pada
penilaian sikap. Penilaian di SD Negeri 1
Pringsewu Selatan dilakukan tanpa membatasi
bentuk penilaian dari masing-masing pendidik.
Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar 175
Rahma Sukmawati1, Riswandi2, Ujang Efendi3, dan Herpratiwi4
indikator dan sarana dan prasarana yang ada menggunakan angka (bilangan bulat skala 0-
di sekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat 100), predikat, dan deskripsi. Deskripsi berupa
Arliyanti, Kresnadi, dan Suparjan (2021:6) yang kalimat positif terkait capaian kemampuan
menyatakan bahwa “Sudut pandang yang peserta didik dalam setiap muatan pelajaran
digunakan dalam penetapan teknik penilaian yang mengacu pada setiap KD. Apabila peserta
adalah tingkat kemampuan akademis peserta didik yang mendapatkan hasil nilai dibawah
didik, kompleksitas indikator dan daya dukung KKM maka perlu dilakukan remedial, jika diatas
pendidik”. KKM dilakukan pengayaan. Menurut
Kemendikbud (2018), “Program remedial
Pelaksanaan penilaian pendidik dilakukan untuk memfasilitasi peserta didik
menggunakan Penilaian Harian (PH), Penilaian dalam mencapai hasil belajar yang optimal”.
Tengah Semester (PTS) dan Penilaian Akhir Pemberian remedial memungkinkan siswa
Semester(PAS). Kemudian untuk PH memperbaiki hal yang sekiranya belum
dilaksanakan setelah menyelesaikan memenuhi apa yang diharapkan dalam proses
pembelajaran satu tema sedangkan PTS dan pembelajaran. Dengan pemberian remedial
PAS dilaksanakan setelah menyelesaikan siswa akan memperoleh pemahaman
separuh dan seluruh dari jumlah tema per mengenai materi yang belum dikuasai.
semester, dengan bentuk penilaian tes dan Penghitungan nilai akhir untuk setiap KD dapat
instrumennya pilihan ganda dan uraian. dilakukan sesuai dengan kegiatan penilaian
Pendidik juga menggunakan tes tertulis dan yang dilakukan. Bobot penilaian di SD N 1
penugasan dalam penilaian peserta didik. Pringsewu Selatan PH 50%: PTS 25%: PAS
Pendidik memberikan soal PH menggunakan 25%, Predikat dan deskripsi rapor di sekolah
google form dengan mengirimkan link melalui berdasarkan KKM satuan pendidikan, untuk
Whatsapp group, dengan bentuk soal pilihan menuliskan deskripsi rapor, dimulai dari
ganda dengan jumlah 10 soal, namun terdapat menganalisis capaian nilai KD tertinggi dan
juga pendidik yang memberikan soal uraian terendah. Berdasarkan hasil wawancara dan
dengan jumlah 5 langsung melalui Whatsapp, dokumentasi belum terlaksana dengan
pendidik bebas memberikan soal melalui efektifnya remedial dan pengayaan karena
aplikasi atau media apasaja asalkan tetap guru mengambil nilai remedi dari tugas-tugas
penilaian mengacu pada tujuan KD yang ingin yang diberikan sebelumnya. Pendidik perlu
dicapai. Whatsapp menjadi aplikasi yang paling melakukan penilaian untuk mengetahui
banyak digunakan dalam pembelajaran daring capaian pembelajaran siswa selama proses
mulai dari pemberian soal sampai pembelajaran pada masa pandemi
pengumpulan jawaban melalui whatsapp, berlangsung. Hal ini untuk memastikan bahwa
sejalan dengan penelitian yang dilakukan siswa secara pengetahuan memiliki
Rigianti (2020: 299) mengatakan bahwa media kemampuan untuk memahami suatu materi
pembelajaran yang dapat efektif digunakan pembelajaran yang disampaikan. Agar orang
dalam pembelajaran dan banyak digunakan tua serta siswa dapat mengetahui hasil dari
dalam pembelajaran daring yaitu Whatsapp. pembelajaran selama satu semester dalam
Saat pengumpulan pendidik memberikan waktu raport anak. Dengan pembagian rapor tersebut
yang flexible mulai dari sore harinya sampai diharapkan orang tua dan siswa dapat
seminggu sesuai dengan tingkat tugas dan soal mengetahui kelebihan dan kekurangan yang
yang diberikan. Peserta didik yang lewat dari dimiliki oleh siswa dalam aspek kognitif.
waktu pengumpulan dapat melakukan
konfirmasi kepada pendidik, karena Pembahasan merupakan bagian
pembelajaran daring supaya memudahkan terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah.
peserta didiknya. Tujuan pembahasan adalah: menjawab
masalah penelitian, menafsirkan temuan-
SD Negeri 1 Pringsewu Selatan dalam temuan, mengintegrasikan temuan dari
pengolahan nilai menggunakan aplikasi yang penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan
dibuat oleh sekolah, hasil penilaian yang telah ada, menyusun teori baru atau
pengetahuan diolah secara kuantitatif dengan memodifikasi teori yang sudah ada.
Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar 179
Rahma Sukmawati1, Riswandi2, Ujang Efendi3, dan Herpratiwi4
di sekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat dalam setiap muatan pelajaran yang mengacu
Arliyanti, Kresnadi, dan Suparjan (2021:6) yang pada setiap KD pada muatan pelajaran.
menyatakan bahwa “Sudut pandang yang
digunakan dalam penetapan teknik penilaian Penilaian keterampilan dapat disajikan
adalah tingkat kemampuan akademis peserta dalam bentuk nilai rata-rata dan/atau nilai
didik, kompleksitas indikator dan daya dukung optimum, sedangkan nilai akhir penilaian
pendidik”. keterampilan dihitung dari rerata nilai seluruh
KD. Nilai optimum diberlakukan apabila
Dalam penilaian keterampilan pada penilaian dilakukan terhadap KD pada materi
daring sangat berpengaruh bagaimana cara dan teknik penilaian yang sama dan penilaian
guru melakukan penilaian karena keadaan dilakukan lebih dari satu kali. Peserta didik
terbatas yang membuat penilaian dibuat yang mendapatkan hasil nilai dibawah KKM
menyesuaikan keadaan, penilaian maka perlu dilakukan remedial. Berdasarkan
keterampilan hanya dilihat antara lain dengan hasil wawancara dan dokumentasi belum
kinerja praktik dan kinerja produk dengan terlaksana dengan efektifnya remedial dan
mengirimkan dalam bentuk foto, video atau pengayaan karena guru mengambil nilai remedi
laporan. Sebagaimana menurut Flinders dari tugas-tugas yang diberikan sebelumnya.
university Riyana (2019:28) yaitu 1) Penentuan rentang predikat menyesuaikan
pembelajaran individu, 2) terstruktur dan dengan cara penentuan rentang predikat untuk
sistematis, 3) mengutamakan keaktifan siswa, penilaian pengetahuan. Predikat ketercapain
4) keterhubungan. Peserta didik kompetensi ditentukan oleh KKM.
mendemonstrasikan sesuai dengan KD yang
akan dinilai walau ada peserta didik yang telat PENUTUP
dalam mengirimkan tugas, dikarenakan HP
dipakai milik orangtuanya. Penilaian diberikan KESIMPULAN
dalam bentuk individu selama pembelajaran
Berdasarkan hasil dari penelitian tentang
daring ini, karena dalam keadaan masih
Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran Daring
pandemi untuk menghindari adanya cluster
Kelas IV oleh Pendidik di SD Negeri 1
penyebaran covid-19 baru.
Pringsewu Selatan, dapat disimpulkan sebagai
Namun penilaian keterampilan ini tidak berikut:
sesuai dengan RPP, dalam dokumen RPP
pendidik mencantumkan bahwa menggunakan 1. Pelaksanaan Penilaian Kompetensi
rubrik sedangkan dalam wawancara dan Pengetahuan
observasi pendidik mengungkapkan bahwa Pelaksanaan kompetensi pengetahuan
dalam penilaian daring tidak menggunakan diawali dengan menyusun perencanaan
rubrik, namun guru sudah memiliki patokan pembelajaran berupa program tahunan,
dalam diri dalam menilai keterampilan atau program semester, pemetaan KD, penentuan
melihat dari buku guru hanya tidak dibuat KKM, dan perancangan bentuk dan teknik
administrasinya. Padahal dalam keterampilan penilaian, namun masih belum terlihat pada
rubrik diperlukan agar penilaian lebih dapat perancangan bentuk dan teknik penilaian.
objektif sesuai dengan kriteria penilaian yang Pelaksanaan penilaian menggunakan
ingin dinilai. Penilaian Harian, PTS, dan PAS yang
berbentuk pilihan ganda dan essay. Penilaian
SD Negeri 1 Pringsewu Selatan dalam pengetahuan menggunakan teknik tes tertulis
pengolahan nilai menggunakan aplikasi yang dan penugasan. Penugasan dilaksanakan
dibuat oleh sekolah. Nilai keterampilan diolah meliputi pemberian soal-soal maupun tugas
secara kuantitatif dengan menggunakan pekerjaan rumah pada buku siswa. Penilaian
bilangan bulat pada skala 0 sampai dengan 100 menggunakan aplikasi whatsapp dan google
serta dibuatkan deskripsi capaian kemampuan form namun kelas 4C hanya menggunakan
peserta didik. Deskripsi tersebut berupa kalimat whatsapp saja. Pengolahan nilai menggunakan
positif terkait capaian kemampuan peserta didik pembobotan PH 50%: PTS 25%: PAS 25%,
Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar 181
Rahma Sukmawati1, Riswandi2, Ujang Efendi3, dan Herpratiwi4
SARAN
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian
dan pembahasan, maka peneliti memberikan
saran kepada beberapa pihak antara lain
pendidik hendaknya merencanakan penilaian
dengan matang yang akan diterapkan dalam
pelaksanaan sehingga tujuan pembelajaran
akan tercapai dengan maksimal. Sedangkan
kepala sekolah sebaiknya selalu mengawasi
dan memberikan pelatihan dalam
pembelajaran daring salah satunya bagaimana
dalam melakukan penilaian pada masa
pembelajaran daring bagi pendidik perlu
adanya evaluasi selama pembelajaran daring
ini apakah sudah efektif atau belum. Bagi
peneliti lain diharapkan terkait dengan
kompetensi sikap pada penelitian di kelas
rendah dapat menjadi acuan untuk penelitian
selanjutnya.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
* E-mail: resep2916@gmail.com
Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mendapatkan hasil dari analisis profesionalitas guru fisika sebagai fasilitator di SMA
Negeri 2 Sarolangun. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi kasus. Penelitian dilakukan di SMA
Negeri 2 Sarolangun dengan melakukan wawancara salah satu guru fisika pada semester genap tahun ajaran
2021/2022. Data penelitian diperoleh melalui hasil wawancara dari 10 pertanyaan yang diajukan. Penelitian ini
mengkaji profesionalitas guru dan seberapa berhasil dikaitkan peran guru sebagai fasilitator guna meningkatkan
kualitas pendidikan Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa profesionalitas guru fisika sebagai fasilitator
di SMA Negeri 2 Sarolangun umumnya telah terimplementasi secara baik. Hal ini dinilai berasal dari kelima indikator
didalam melakukan tugas sebagai pengajar profesional.
Abstract
This study aims to obtain results from the analysis of the professionalism of physics teachers as facilitators at SMA
Negeri 2 Sarolangun. This research is a qualitative research with a case study. The research was conducted at SMA
Negeri 2 Sarolangun by interviewing one of the physics teachers in the even semester of the 2021/2022 academic
year. Research data obtained through interviews from 10 questions asked. This study examines the professionalism
of teachers and how successful the teacher's role as a facilitator is in improving the quality of Indonesian education.
The results of this study indicate that the professionalism of physics teachers as facilitators at SMA Negeri 2
Sarolangun in general has been implemented well. This is assessed from the five indicators in carrying out their
duties as professional teachers.
memiliki tujuan yakni menambah keahlian terhadap siswa. Misalkan saja dalam
siswa dalam berpikir, supaya mereka tidak pengembangan bahan ajar maupun media
hanya mampu dan cekatan didalam bidang belajar untuk menambah semangat dalam
psikomotorik dan kognitif, melainkan terhitung belajar dan menghilangkan mindset yang
mampu mendukung berpikir sistematis, membudidaya pada pendidikan indonesia
objektif dan kreatif. Sistem belajar fisika yang yang menjadikan fisika sebagai momok dalam
kurang baik bersama hakikat belajar mata belajar. Guru harus membuat siswa berminat
pelajaran fisika tidak cukup hanya dengan dalam bealajar fisika dan mengubah yang
berikan kesempatan kepada peserta didik awalnya tidak menyenangkan menjadi
untuk terlibat aktif didalam proses-proses pembelajaran fisika menyenangkan dan
ilmiah, keterampilan proses sains, dan tidak mudah dipahami.
cukup melatih keterampilan higher order Sesuai dengan hasil wawancara pada
thinking skills. Sejalan dengan pendapat seorang guru fisika di SMA Negeri 2
Azizah, R., Yuliati, L., & Latifah, E (2015) Sarolangun. Menurut keterangan beliau
“Pada pembelajaran fisika, kemampuan “Mengubah mindset siswa tentang bagaimana
menyelesaikan masalah siswa masih cara belajar. Siswa harus belajar dengan
tergolong rendah”. Pada umumnya ketika senang hati dan meyakini ini akan dibutuhkan
diminta guru fisika untuk mengerjakan soal kelak akan mampu terlaksana dengan baik,
latihan ataupun kuis, siswa seringkali hanya tetapi jika mindset awal masih tertanam bhwa
menggunakan rumus yang sudah jadi dan belajar itu hanya datang, duduk dan
menyamakan soal satu dengan soal lainnya mendengarkan tanpa mengubah cara berpikir,
yang mirip padahal soal itu berbeda dan mengubah perilaku, dan mengubah akhlak itu
cenderung tidak ada analisis soal terlebih akan percuma”. Hal ini menunjukan
dahulu, mengira-ngira rumus mana yang bahwasanya mindset siswa terhadap
dipakai pada soal tersebut. Sebagian siswa pembelajaran fisika belum menunjukan
juga menyamakan soal sebelumnya dan soal indikasi keberhasilan tujuan belajar fisika
selanjutnya namun berbeda. Maka dari itu dikarenakan siswa belum mengerti bagaimana
proses pembelajaran fisika di berbagai cara belaja fisika yang menyenangkan dan
sekolah masih berjalan belum semestinya. baik dilakukan bagi mereka.
Mata pelajaran fisika merupakan mata Guru yang memiliki profesionalitas
pelajaran yang sebagian besar siswa kurang ketika menciptakan system belajar berkwalitas
menyukainya. Tak cuma siswa, tapi terhitung terlalu sebagai akibat dari berhasilnya
penduduk pada umumnya juga beranggapan pendidikan menyeluruh. Hal ini juga didukung
demikian, fisika dianggap paling sulit dan oleh kemampuan pribadai yang baik,
cenderung dihindari. Pada obeservasi di kemampuan pedagogik dan sikap sosialis
sekolah juga menunjukan bahwa siswa sulit antar sesama. Kemampuan-kemampuan
untuk dipelajari dan dipahami. Tidak hanya selanjutnya harus diupayakan pada sistem
sulit dipelajari, fisika bahkan menjadi salah untuk belajar dengan berkelanjutan. Ada
satu mata pelajaran yang dibenci oleh siswa empat fungsi guru dalam kepemimpinan di
(samudra, G. B., Suastra, I. W., & Suma, K. kelas yaitu, sebagai motivator, fasilitator,
2014). Menanggapi pernyataan tersebut, pemacu maupun pemberi inspirasi. Kualitas
siswa masih sangat kesulitan dalam guru dapat ditinjau dari dua segi, dari segi
mempelajari konsep-konsep fisika secara proses dan hasil (Sabandi, A. 2013). Suatu
utuh. Maka dari itu diperlukan peran guru prinsip mutlak ketika memperbaiki mutu kulitas
dalam membimbing dan menuntun siswa guna pendidikan Indonesia ialah guru yang
meningkatkan semanagat dan hasil belajar profesional. Maka dari itu, sudah sewajarnya
siswa. seandainya dewasa ini apresiasi dan
Untuk itu pihak sekolah beserta dewan penghormatan pada profesi guru makin lama
guru harus bekerja sama dalam memperbaiki semakin membaik, diawali dengan
kualitas pendidikan indonesia. Perlunya dilahirkannya Undangundang Nomor 14
peningkatan guru profesional yang juga akan Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen, yang
berimbas kepada perbaikan pelayanan segera diikuti dengan peraturan perundang-
Analisis Profesionalitas Guru Fisika Sebagai Fasilitator Di Sma Negeri 2 Sarolangun 184
Rendi Septian1, Herry Setyawan2, Dwi Agus Kurniawan3, dan Maison4
undangan yang terkait (Pangestika, R. R., & didik atas pandangan/opininya mengenai
Alfarisa, F. 2015). pelajaran fisika. Maka dari itu, pada penelitan
Pada umumnya seorang guru ini akan dianalisis bagaimana profesionalitas
seharusnya perlu mencukupi setidaknya 2 seorang guru fisika untuk memfasilitasi
karakteristik yakni punyai capability dan peserta didik.
loyality, yaitu seorang guru perlu memiliki
kekuatan pada pengetahuan yang dikuasai Hasi wawancara juga menunjukan
dan diajarkan, memiliki kekuatan teoritis “guru menggunakan problem based learning
bagaimana mengajari siswa dengan dan inkuiri. Guru menginginkan siswa ikut
maksimal, bermula jadi perencanaan, berperan aktif, student center diutamakan”
implementasi hingga evaluasi, serta punyai hasil wawancara ini sejalan dengan pendapat
loyalitas seorang guru, yaitu loyalitas pada Rahmawati, M., & Suryadi, E (2019)
kewajiban-kewajiban seorang guru bukan menyatakan bahwa“dewasa ini guru bukan
hanya kegiatan di ruang kelas, namun lagi sebagai satu-satunya sumber informasi
sebelum itu serta setelah kelas. Supriadi pada bagi peserta didik. Penekanan bahwa guru
Lubis, S. (2012) menyatakan bahwasanya sekarang lebih berperan sebagai fasilitator”.
untuk menjadi profesional seorang guru Sejalan dengan pendapat tersebut, bertujuan
dituntut memiliki sikap yang profesional. agar siswa bersemangat di kelas dan bersaing
Profesionalisme seorang guru adalah : secara sehat. Siswa pada hal ini diharapkan
lebih banyak melakukan kegiatan fisik maupun
1. Guru mempunyai komitmen pada non fisik guna meningkatkan mental siswa.
siswa dan proses belajarnya Hal itu terhitung secara spontan dapat
memperbaiki sistem yang pada mulanya
2. Guru menguasai secara mendalam belajar berpusat pada guru menjadi berpusat
bahan/mata pelajaran yang pada siswa. Guru mempunyai fungsi benar-
diajarkannya serta cara mengajarnya benar penting di dalam kesuksesan sistem
kepada siswa belajar siswa. Tingkat berhasilnya guru pada
sistem belajar siswa mampu diamati pada
3. Guru bertanggung jawab memantau
terlaksananya obyek belajar siswa. Salah satu
hasil belajar siswa melalui berbagai
tercapainya tujuan pembelajaran adalah siswa
cara evaluasi
dapat memahami dan mengerti mengenai
4. Guru mampu berfikir sistematis materi yang disampaikan oleh guru
tentang apa yang dilakukannya dan (Purwaningsih, E. 2016).
belajar dari pengalamannya
METODE PENELITIAN
5. Guru seyogyanya merupakan bagian
dari masyarakat dalam lingkungan Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2
profesi mengajarnya. Sarolangun melalui penelitian kualitatif
bersama metode studi kasus. Menurut
Seorang guru profesional tentunya Sugiyono (2007), Metode Peneltian Kualitatif
mengetahui apa yang dibutuhkan siswa dan merupakan suatu penelitian yang digunakan
bisa menfasilitasi siswa dengan baik. Demi untuk meneliti pada objek yang alamiah
meningkatkan kualitas pendidikan di dimana peneliti adalah sebagai instrumen
Indonesia, dibutuhkan sebanyak mungkin kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
sosok guru profesional fungsi secara gabungan dan analisis data bersifat
menjebembatani siswa dalam pemahaman induktif. . Metode penelitian studi kasus
konsep pembelajaran. Kali ini yang menjadi adalah langkah yang tepat untuk digunakan
fokus utamanya yaitu pada pembelajaran didalam penelitian yang manfaatkan
fisika yang dinilai sulit dan membosankan. pertanyaan penelitian utama “bagaimana”
Sosok guru profesional berdampak besar atau “mengapa”, (Nur’aini, R. D. 2020). Pada
terkait hasil belajar pada siswa apalagi pada penelitian melalui metode studi kasus dengan
saat belajar fisika. Peran guru fisika sangat mewawancarai guru fisika di SMA Negeri 2
krusial untuk mengubah pola pikir peserta Sarolangun. Beberapa pertanyaan yang
185 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
berdasarkan pengalaman pendidik lalu mencukupi standar namun tetap mesti ada
menerapkannya. upaya untuk menambah minat dan dorongan
5. Guru seyogyanya merupakan bagian belajar siswa. Selain itu tetap diupayakan agar
dari masyarakat siswa mengubah pola pikir atau
Dari indikator kelima ini, guru harus pandangannya terhadap mata pelajaran fisika
memiliki rasa sosial yang tinggi ditandai yang sulit dan membuat bosan menjadi mata
dengan guru melakukan pendekatan pelajaran yang menyenangkan dan ringan
diagnosis pada siswa yang artinya guru untuk dipahami.
memperhatikan apa yang dibutuhkan
siswa dan memfasilitasi kebutuhan
tersebut melalui diskusi bersama tim. REFERENCES
Abstrak
Penelitian ini merupakan analisis terhadap penerapan model pembelajaran inovatif yang dilaksanakan ditengah
maraknya pandemi covid-19. dan dengan model evaluasi CIPP. Penelitian diterapkan di SMP Negeri 6 Kota
Serang dengan mengaplikasikan dua materi pembelajaran pada mata pelajaran IPA Biologi kelas VIII yaitu sistem
pernapasan dan gangguan pada system pernapasan. Berdasarkan penelitian, dapat direkomendasikan bahwa
model pembelajaran flipped classroom layak diteruskan dan digunakan pada sistem pembelajaran pada materi
lain dan pada mata pelajaran lainnya dengan hasil penelitian: a. Analisis terhadap sistem pembelajaran dengan
model pembelajaran inovatif flipped classroom dapat berjalan dengan efektif meskipun dilaksanakan dengan
metode online, dengan hasil evaluasi secara umum yaitu 95,7% menyatakan pembelajaran mudah difahami. b)
Hasil evaluasi terhadap manajemen atas sistem pembelajaran berjalan dengan baik dan semua kebutuhan
pembelajaran tersedia dan terfasilitasi dengan baik.
Abstract
This research is an analysis of the application of an innovative learning model that was carried out in the midst of
the COVID-19 pandemic and the CIPP evaluation model. The research was applied at SMP Negeri 6 Serang City
by applying two learning materials in the Science of Biology subject for class VIII, namely the respiratory system
and disorders of the respiratory system. Based on the research, it can be recommended that the flipped classroom
learning model deserves to be continued and used in learning systems on other materials and in other subjects
with the results of the research: a. Analysis of the learning system with the innovative flipped classroom learning
model can run effectively even though it is carried out using the online method, with the general evaluation results,
namely 95.7% stating that learning is easy to understand. b) The results of the evaluation of the management of
the learning system went well and all learning needs were available and well facilitated.
tugas yang diberikan oleh guru, dan hal yang model evaluasi yang menggunakan
utama yakni menuntut siswa aktif terlibat pada pendekatan yang berorientasi pada
pembelajaran. manajemen (management-oriented evaluation
approach) atau dapat dikatakan sebagai bentuk
METODE PENELITIAN evaluasi manajemen program (evaluation in
program management). (Owen 1993).
Penelitian ini akan menganalisis proses Model CIPP mengacu pada pandangan
pembelajaran di SMP Negeri 6 kelas VIII bahwa tujuan terpenting dari pelaksanaan
semester II yaitu pelajaran IPA Biologi, materi evaluasi program bukan untuk membuktikan (to
bab 6 Sistem Pernapasan Manusia. Model prove), melainkan meningkatkan (to improve).
pembelajaran inovatif yang dipilih adalah Model CIPP digunakan untuk mendukung
flipped classroom yang disebut juga dengan pengembangan organisasi dan membantu
model pembelajaran terbalik. Selanjutnya pemimpin organisasi dalam mendapatkan dan
dilakukan evaluasi atas pembelajaran dengan juga menggunakan masukan secara sistematis
CIPP evaluation model dan mengacu pada supaya lebih mampu memenuhi kebutuhan-
oriented-management approach. kebutuhan penting atau, minimal, bekerja
Evaluasi terhadap satu sistem sebaik-baiknya dengan sumber daya yang ada.
pembelajaran adalah satu rangkaian proses (Stufflebeam, Madaus, and Kellaghan 2006).
sistematis yang dapat mengukur sejauh mana Pada penelitian ini, dilakukan evaluasi input
tujuan dari suatu program tercapai atau disebut untuk menganalisis pelaksanaan sistem
berhasil melalui proses penilaian (assessment) pembelajaran dengan flipped classroom.
dan pengukuran (measurement) agar dapat
mengambil keputusan sesuai yang diharapkan HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam tujuan program. Woolfolk dan Nicolich
dalam buku Educational Psychologies for HASIL
teachers mengemukakan bahwa penilaian atau Penelitian ini merupakan studi
evaluasi merupakan suatu proses pendahuluan bagi penelitian berikutnya
membandingkan informasi dengan kriteria, sehingga dalam penelitian ini juga banyak
kemudian membuat pertimbangan; yakni melakukan kajian literatur (literatur review) dan
membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai hasil penelitian ini diharapkan dapat
(Woolfolk and Nicolich 1990). memberikan gambaran bagi pelaksanaan
Terdapat berbagai macam model evaluasi atas penyelenggaraan sistem
evaluasi program yang dapat digunakan, pembelajaran dengan model inovatif lainnya.
meskipun antara satu dengan yang lainnya Beberapa penelitian sebelumnya
berbeda, tetapi beberapa memiliki kesamaan menunjukkan bahwa evaluasi program
pandangan yaitu untuk melakukan pembelajaran dengan model CIPP dinyatakan
pengumpulan data atau informasi, berkaitan cukup efektif (Bhakti 2017). Model CIPP juga
dengan objek yang dievaluasi, dengan tujuan digunakan untuk mengevaluasi pembelajaran
untuk menyediakan bahan acuan bagi di PAUD inklusif menghasilkan evaluasi setiap
pengambil keputusan dalam menentukan komponen cukup baik (Junanto and Kusna
tindak lanjut pelaksanaan suatu program atau 2018). Penelitian lain dengan model CIPP juga
kebijakan tersebut (Abdullah 2014). Selain itu, dilakukan Agus Ramdan Rukmana dalam
model evaluasi juga diartikan sebagai suatu Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal dan hasil
desain evaluasi yang dikembangkan oleh para penelitian menunjukan bahwa Evaluasi proses
ahli yang biasanya akan dinamakan sesuai penggunaan dana bantuan Teaching Factory
dengan nama tokoh perancangnya atau di SMK Jakarta Pusat 1 telah berjalan sesuai
tahapan pelaksanaannya (Tayibnapis 2008). dengan Peraturan Kuasa Pengguna Anggaran
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, Satuan Kerja Direktorat Pembinaan SMK
pendekatan evaluasi dilakukan berbasis (Rukmana et al. 2021). Sedikit berbeda
manajemen (Management-Oriented Approach) dengan penelitian yang dilakukan Darul
yang dikembangkan oleh Stufflebeam dan Alkin Prayogo dalam jurnal yang berjudul Evaluation
(1960). Model CIPP merupakan salah satu of CIPP in Distance Learning. Berdasarkan
Analisis Sistem Pembelajaran Inovatif Flipped Classroom Dengan CIPP Evaluation 192
Model
Roma Mantin1*, Sholeh Hidayat2, Robinson Situmorang3
hasil evaluasi pada evaluasi produk, hampir fasilitator di kelas dan menanyakan di kelas
setengah responden menyatakan terkait kesiapan tugas mandiri atau tugas
pembelajaran jarak jauh tidak baik. (Rukmana kelompok. Ada tugas atau praktek mandiri
et al. 2021). yang dilakukan siswa seperti menghitung
Model pembelajaran flipped classroom frekwensi nafas. Hal ini dilakukan dengan
merupakan solusi dari permasalahan random saja karena waktu sangat terbatas
pembelajaran diera digital yang sekarang apabila menanyakan semua siswa. Guru
sedang dipertimbangkan (Purwitha 2020). lebih banyak berdiskusi dan menanyakan
Proses pembelajaran dengan model siswa terkait capaian pembelajaran, karena
pembelajaran flipped classroom dapat materinya sudah diberikan oleh guru
dilaksanakan secara on-line sehubungan sebelum kelas dimulai (pre-class)
masa Pandemi Covid 19, sebagai 3. Penugasan akan diberikan oleh guru
pelaksanaan dari Surat Keputusan Bersama setelah kelas berakhir (out of class). Peserta
Kementerian pendidikan dan Kebudayaan, didik mengerjakan penugasan yang
Kementerian Agama, Kementerian diberikan oleh guru; terutama untuk tugas
Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri kelompok yang membuat mereka harus
tentang Panduan Penyelenggaraan membentuk whatsapp grup agar mudah
Pembelajaran pada Tahun Ajaran dan Tahun dalam berkomunikasi; Pada pertemuan
Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-19, selanjutnya akan dibentuk sesi presentasi
yang mengharuskan penyelenggaran atas hasil diskusi masing masing kelompok
pendidikan dan pembelajaran dilaksanakan 1, 2 dan 3.
secara online dan dihimbau untuk tidak
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran Hasil analisis terhadap proses
tatap muka (Kemendikbud 2020). Pembelajaran dengan model flipped
Pelaksanaan evaluasi dinilai sangat classroom adalah bahwa pembelajaran dapat
penting untuk dilaksanakan untuk mengetahui berjalan dengan lancar terlebih karena guru
proses pembelajaran tersampaikan pada sudah menyiapkan sendiri: 1) Slide presentasi
siswa untuk mengukur target dan tujuan dengan power point 2) Video pembelajaran
program serta apakah telah atau belum yang disiapkan sendiri oleh guru dengan
maksimal dalam mencapai tujuan program aplikasi kinemaster 3) Modul pembelajaran
yang diharapkan. yang dibuat untuk dua materi yang berurutan
yaitu system pernapasan dan gangguan
PEMBAHASAN /kelainan pada system pernapasan 4) Daftar
A. Analisis Sistem Pembelajaran Link youtube lainnya sebagai sumber belajar
Analisis terhadap sistem pembelajaran atau referensi bagi siswa.
yang dilakukan melalui daring karena adanya Siswa terlihat antusias terutama
pembatasan sebagi akibat dari adanya karena mereka yakin hal yang telah mereka
pandemic covid-19 dengan model flipped pelajari di rumah (pre class). Sementara di
classroom terdiri dari tiga bagian yaitu: kelas, in class, guru dapat lebih leluasa
1. Guru telah memberikan (sudah disematkan melakukan diskusi dan tanya jawab dan yang
pada link youtube, bagian description dapat lebih penting lagi, guru dapat mengamati
di download dari drive): a) Slide presentasi anak didik sesuai dengan kemampuannya
(ppt) b) Video pembelajaran yang disiapkan sehingga anak didik di kelas inklusi dapat
sendiri oleh guru dengan aplikasi mereas sejajar dengan rekannya.
kinemaster c) Modul pembelajaran yang Terkait dengan pembelajaran, juga
dibuat dua materi yang berurutan yaitu telah dilakukan uji terbatas terhadap 23 orang
system pernapasan dan gangguan atau siswa dan rekan sejawat dan hasilnya
kelainan pada sistem pernapasan d) Link menunjukkan bahwa siswa mampu
youtube lainnya sebagai sumber belajar menyimpulkan video yang disiapkan. Modul
atau referensi bagi siswa. pembelajaran yang disiapkan oleh guru juga
2. Saat kelas dimulai (in-class), guru menjadi sangat membantu peserta didik karena
193 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
disana sudah terdapat langkah-langkah percobaan dan rasa ingin tahu atau karakter
pembelajaran termasuk lembar kerja dan motivasi dan kemauan yang kuat
latihan yang dapat dikerjakan oleh siswa (perseverance) untuk memperoleh hasil yang
pada saat after class dirumah masing- maksimal dan karakter tanggung jawab dalam
masing. menyelesaikan penugasan yang diberikan baik
Hasil Pembelajaran dikaitkan dengan secara kelompok atau pun melakukannya
karakter didapatkan dari evaluasi yang secara perorangan dengan menunjukkan sikap
dilakukan sebagai berikut: 1) Penilaian dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
terhadap aspek pengetahuan, dapat dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
jelas terlihat melalui score pada lembar kerja yang menunjukkan siswa dengan karakter
siswa, hasil kerja kelompok dan ulangan mandiri
harian. Nilai akan dibuat dalam bentuk angka Refleksi Hasil pembelajaran dapat
yang kemudian selanjutnya akan dihitung dan dinyatakan sebagai berikut:
dikonversi ke dalam bentuk huruf juga 1. Refleksi dengan video pembelajaran
disesuaikan dengan penilaian KKM. 2) Dengan mengambil dokumentasi saat
Penilaian terhadap aspek keterampilan, dapat pembelajaran yaitu dengan cara
diamati dari hasil kerja kelompok dan rekaman merekam langsung zoom atau google
video yaitu penilaian terhadap aspek meet atau bahkan sudah tersedia
keterampilan, dibuat dengan instrumen banyak aplikasi rekam layar yang
penilaian dengan Kriteria: dapat memutar video pembelajaran
secara utuh.
No Bentuk penilaian Penget Ketera Karak
otentik ahuan mpilan ter 2. Refleksi melalui lisan
merupakan refleksi hampir pasti
1 Pengisian Lembar
kerja siswa (Individu) dilaksanakan oleh guru yakni dengan
yang dikirim melalui melakukan pengamatan secara lisan
google classroom
kepada semua siswanya meskipun
2 Pengamatan terkadang tidak perlu menanyakan
terhadap hasil kerja
kelompok yaitu
keseluruhan satu persatu tetapi diambil
kesimpulan praktek sampling saja. Refleksi lisan dilakukan
(Kelompok) yang dengan mengajukan pertanyaan
dikirim melalui email
kepada siswa secara langsung untuk
3 Analisis terhadap dimintai pendapat atau menjawab
rekaman video saat
melakukan
pertanyaan yang sudah disiapkan pada
praktek/percobaan Latihan mandiri di modul
(Kelompok) pembelajaran. Hal lainnya juga dapat
4 Score Ulangan berupa pertanyaan bagaimana
Harian yang pendapat siswa tentang cara mengajar
dilakukan melalui
google form guru, suasana selama proses belajar
mengajar.
3. Refleksi menggunakan catatan harian
Apabila hasil pembelajaran dikaitkan Refleksi dengan cara ini sangat
dengan 18 Pendidikan karakter yang diperlukan terutama pada masa
dikeluarkan oleh kementerian Pendidikan pembelajaran online, sehingga guru
nasional, yakni dalam rangka lebih juga dapat memonitor kosentrasi siswa
memperkuat pelaksanaan Pendidikan. selama proses pembelajaran daring.
Karakter yang yang dapat dicapai pada proses
pembelajaran ini yaitu: penilaian terhadap B. Evaluasi Sistem Pembelajaran
aspek karakter, dapat tampak pada pengisian Penelitian terhadap sistem
LKS yaitu karaker disiplin dengan pengiriman pembelajaran dilakukan dengan Evaluasi
tepat waktu dan karakter jujur dengan tidak Context yang merupakan bagian dari model
melakukan manipulasi data saat melakukan CIPP. Tujuan penelitian difokuskan untuk
Analisis Sistem Pembelajaran Inovatif Flipped Classroom Dengan CIPP Evaluation 194
Model
Roma Mantin1*, Sholeh Hidayat2, Robinson Situmorang3
Inklusi Dengan Model Context, Input, Yancy, Clyde W., Mariell Jessup, Biykem Bozkurt,
Process, and Product (CIPP).” INKLUSI Javed Butler, Donald E. Casey, Mark H.
Journal of Disability Studies 5(2):179–94. Drazner, Gregg C. Fonarow, Stephen A.
Kemendikbud. 2020. “Revisi SKB 4 Menteri PTM.” Geraci, Tamara Horwich, and James L.
Https://Www.Kemdikbud.Go.Id/ 1–41. Januzzi. 2013. “2013 ACCF/AHA Guideline
Maghfiroh, Eva, and Syamsul Arifin. 2021. for the Management of Heart Failure: A
“Implementasi Pembelajaran Menyenangkan Report of the American College of Cardiology
Dengan Model Teams Games Tournament Foundation/American Heart Association Task
(TGT) Untuk Memudahkan Pembelajaran IPA Force on Practice Guidelines.” Journal of the
Terhadap Peserta Didik.” Bidayatuna: Jurnal American College of Cardiology
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 62(16):e147–239.
4(2):213–31.
Mukhlis, Suhardi, And Nurbaiti Usman Siam. 2021.
“Evaluasi Program Bantuan Stimulan
Perumahan Swadaya (Bsps) Pada Kelurahan
Tanjung Unggat.” Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik 2(2):445–60.
Owen, John M. 1993. “Program Evaluasi: Forms
and Approaches.”
Prihatna, Henky, and Kiat Praktis Menjadi
Webmaster Profesional. 2005. “Jakarta: Elex
Media Komputindo Kelompok Gramedia.”
Anggota IKAPI.
Purwitha, Dewa Gede. 2020. “Model Pembelajaran
Flipped Calssroom Sebagai Pembelajaran
Inovatif Abad 21.” Jurnal Pendidikan Dasar
5(1):49–55.
Raka Joni, T. 2008. “Model Pendidikan Guru Dan
Pendidikan Dosen, Pra-Jabatan.”
Rukmana, Agus Ramdan, Andita Rahmawati,
Jamas Sari Murni, and Via Halida Adzani.
2021. “Evaluasi Program Bantuan
Pelaksanaan Teaching Factory Di SMK
Jakarta Pusat 1.” 07(03):959–66.
Shoimin, Aris. 2014. “Guru Berkarakter Untuk
Implementasi Pendidikan Karakter.”
Yogyakarta: Gava Media.
Siti, Musarofah. 2020. “Evaluasi Program
Keagamaan Dalam Kelas Khusus Di SMK
Ma’arif 1 Kroya (Study Evaluatif
Menggunakan Model CIPP).”
Stufflebeam, Daniel L., George F. Madaus, and
Thomas Kellaghan. 2006. Evaluation Models:
Viewpoints on Educational and Human
Services Evaluation. Vol. 49. Springer
Science & Business Media.
Stufflebeam, Daniel L., and Anthony J. Shinkfield.
1985. “An Analysis of Alternative Approaches
to Evaluation.” Pp. 45–68 in Systematic
Evaluation. Springer.
Surya, Hendra. 2013. Strategi Jitu Mencapai
Kesuksesan Belajar. Elex Media Komputindo.
Tayibnapis, Farida Yusuf. 2008. “Evaluasi Program
Dan Instrumen Evaluasi Untuk Program
Pendidikan Dan Penelitian.”
Woolfolk, Anita, and Lorraine Mc Cune Nicolich.
1990. “Educational Psychologies for
Teachers.”
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
* E-mail: vaninovianto@gmail.com
Abstrak
Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan untuk
menghasilkan produk mulai dari merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan dan melaporkan hasil
kegiatan berupa produk dan laporan pelaksanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan
prestasi belajar siswa melalui penerapan model Problem Based Learning. Penelitian dilakukan pada 19 siswa
kelas II SDN 1 Bumi Nabung Utara dengan desain Penelitian Tindakan Kelas. Ada empat kegiatan utama dalam
penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada tahap pelaksanaan peneliti membagi
penelitian dalam 2 siklus. Instrumen Penelitian berupa tes, wawancara, kuisioner, dan dokumentasi. Teknik
analisis data pada penelitian ini yaitu analisis minat belajar dan analisis prestasi siswa. Peneliti menyimpulkan
bahwa penggunaan model Problem Based Learning dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan minat dan
prestasi belajar siswa menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan baku yang digunakan pada siswa kelas II
SDN 1 Bumi Nabung Utara tahun ajaran 2021/2022.
Abstract
Problem Based Learning (PBL) is a learning model that involves students in an activity to produce products ranging
from planning, designing, implementing and reporting the results of activities in the form of products and reports
on their implementation. This study aims to increase student interest and achievement through the application of
the Problem Based Learning model. The study was conducted on 19 grade II students of SDN 1 Bumi Nabung
Utara with a Classroom Action Research design. There are four main activities in research, namely planning,
implementation, observation and reflection. In the implementation stage, the researcher divided the research into
2 cycles. Research instruments in the form of tests, interviews, questionnaires, and documentation. The data
analysis technique in this study is the analysis of interest in learning and analysis of student achievement. The
researcher concludes that the use of the Problem Based Learning model in the learning process can increase
students' interest and learning achievement using non-standard and standard length measuring instruments used
in second grade students of SDN 1 Bumi Nabung Utara in the academic year of 2021/2022.
masalah dalam kehidupan bermasyarakat ulangan harian SDN 1 Bumi Nabung Utara
sehari-hari (Susanto, 2013). Mata pelajaran kelas II tahun 2020/2021 sebagai kondisi awal
matematika pada jenjang Sekolah Dasar adalah 60,91. Jumlah siswa yang mencapai
merupakan modal atau dasar bagi siswa untuk KKM adalah 6 siswa dari 14 siswa (42,86%),
melanjutkan pengetahuan ke tingkat sedang KKM nilai matematika yang ditetapkan
berikutnya. Mata pelajaran matematika adalah 62.
mengajarkan kita untuk dapat mengenal angka Peneliti melakukan penyebaran kuisioner
dan mengoperasikannya. Disamping itu, mata pada tanggal 5 Januari 2022 untuk
pelajaran matematika berkaitan dengan dunia memperkuat data kondisi awal siswa.
sekitar kita. Kita mampu mengukur benda yang Berdasarkan kuisioner yang telah disebar,
ada di sekitar kita dengan matematika. diperoleh data rata-rata semua siswa yang
Tujuan pembelajaran yang jelas akan berdasarkan ciri-ciri minat siswa yang dijadikan
memperjelas proses belajar mengajar dalam sebagai indikator yang mempengaruhi minat
arti situasi dan kondisi yang harus diperbuat siswa. Berdasarkan data keempat indikator
dalam proses belajar mengajar. Kemampuan minat dapat disimpulakan bahwa siswa tidak
dan kualifikasi siswa maupun guru berbeda- berminat terhadap pembelajaran matematika.
beda, sehingga pemilihan model pembelajaran Peneliti memilih menggunakan model
yang tepat juga akan mengalami kesukaran Problem Based Learning untuk mengatasi
karena tujuan yang berhubungan dengan rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran
emosi, perasaan, atau sikap dan tujuan yang matematika. Model Problem Based Learning
beraspek afektif sulit dirumuskan dan sukar belum pernah diterapkan dalam pembelajaran
diukur keberhasilannya (Siswidyawati, 2009). matematika di kelas II SDN 1 Bumi Nabung
Model pembelajaran yang efektif dapat Utara. Pada penelitian ini peneliti akan
digunakan guru untuk mentransfer ilmu dengan melakukan pembelajaran dengan
baik dan benar, baik secara langsung maupun menggunakan model Problem Based
tidak langsung. Model pembelajaran akan Learning, karena dengan pembelajaran yang
efisien jika menghasilkan kemampuan siswa lebih bervariasi dapat meningkatkan minat dan
seperti yang diharapkan dalam tujuan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
sesuai dengan target perhitungan dalam segi matematika di kelas.
materi dan waktu. Seorang guru sebaiknya
mampu memilih model yang tepat bagi siswa
didiknya (Rahayuningsih, 2015). METODE PENELITIAN
Salah satu model pembelajaran yang
dapat diterapkan untuk meningkatkan Metode yang digunakan dalam penelitian
pemahaman dan minat siswa adalah model adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Penelitian Tindakan Kelas merupakan cara
(Istiatutik, 2017). guru untuk mengorganisasikan pembelajaran
Pengukuran dalam hal ini mengukur berdasarkan pengalamannya sendiri atau
menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan pengalamannya berkolaborasi dengan guru
baku. Pemahaman siswa pada materi lain, Lewin (dalam Arifin, 2011: 96). Peneliti
pengukuran menggunakan alat ukur panjang Tindakan kelas adalah suatu proses
tidak baku dan baku pada siswa kelas II masih penyelidikan ilmiah dalam bentuk refleksi diri
kurang, di lain sisi pelajaran matematika yang melibatkan guru dalam situasi pendidikan
dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit tertentu dengan tujuan memperbaiki
dipelajari khususnya pada materi mengukur pemahaman situasi atau praktik pendidikan
menggunakan alat ukur panjang tidak baku dan (Arifin, 2011: 98).
baku. Hasil observasi dokumen yang dilakukan Dapat disimpulkan bahwa PTK adalah
oleh peneliti di SDN 1 Bumi Nabung Utara, penelitian yang bersifat reflektif (Mereview apa
Bumi Nabung, Lampung Tengah pada tanggal yang telah dilakukan), yang dilakukan oleh guru
4 Januari 2022 yaitu hasil rata-rata nilai berdasarkan pengalamannya sendiri atau
Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Menggunakan Model Problem Based Learning 198
(PBL) pada Mata Pelajaran Matematika Kelas II SDN 1 Bumi Nabung Utara
Vani Novianto1*, Rusmawan2, dan MM Suyatini3
dalam proses pembelajaran karena siswa siswa kelas II SDN 1 Bumi Nabung Utara tahun
merasa tertantang untuk menyelesaikan setiap ajaran 2021/2022. Model Problem Based
tugas yang diberikan oleh guru dan membuat Learning dilaksanakan dengan memperhatikan
siswa menjadi lebih yakin dapat meraih prestasi 5 tahap, yaitu tahap 1: mengorganisasikan
belajar yang lebih tinggi daripada pencapaian siswa kepada masalah, tahap 2:
sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan mengorganisasikansiswa untuk belajar, tahap
bahwa model Problem Based Learning dapat 3: Membantu penyelidikan mandiri dan
meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelompok, tahap 4: Mengembangkan dan
kelas II SDN 1 Bumi Nabung Utara. Hal ini mempresentasikan hasil karya serta pameran,
dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata
dan tahap 5: menganalisis dan mengevaluasi
siswa pada kondisi awal, siklus I dan siklus II
proses pemecahan masalah. Data minat siswa
yang mencapai atau melampaui target.
diperoleh dari lembar kuisioner minat yang
dibuat peneliti dan telah divalidasi oleh ahli.
Tabel 1. Perbandingan Capaian Peubah
Penelitian Berdasarkan penelitian yang sudah
dilaksanakan, peneliti memberikan saran
Peubah Indikator Kondisi Siklus Siklus semoga dapat bermanfaat bagi peneliti
keberhasilan awal I II
Minat Presentase 42,11% 78,95% 89,47 selanjutnya. Peningkatan minat siswa
jumlah siswa % sebaiknya dinilai bukan hanya dari hasil lembar
yang
mencapai kuisioner saja, melainkan dengan
target menggunakan observasi pengamatan secara
berminat
Nilai rata-rata 46,74 71,53 90,13
langsung agar diperoleh data yang akurat.
minat siswa Peningkatan prestasi belajar siswa sebaiknya
Prestasi Presentase 47,06% 57,89% 94,74%
Belajar jumlah siswa
dinilai bukan hanya dari soal evaluasi akhir
yang siklus saja, melainkan juga dari latihan soal dan
mencapai
KKM
lembar kerja peserta didik yang di berikan pada
Nilai rata-rata 62,94 69,42 78,63 setiap pertemuan agar terlihat perkembangan
kelas siswa secara bertahap.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengembangan media pembelajaran berupa jilbab berbasis Science Entrepreunership
yang diarahkan dalam meningkatkan minat berwirausaha bagi mahasiswa. Media jilbab dilakukan uji kelayakan
dan kepraktisannya bagi mahasiswa Tadris IPA UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu. Metode penelitian
menggunakan metode Research And Development (rnd) dengan model pengembangan ADDIE yang dibatasi
pada 4 tahap yaitu yaitu analisis (Analysis), perencanaan (design), pengembangan (development), dan
implementasi ( implementation). Pengembangan dilakukan pada 3 bidang kajian IPA yaitu biologi, kimia dan fisika,
akan tetapi uji lapangan hanya pada desain motif kimia dengan struktur karbohidrat. Hasil pengembangan
dilakukan uji validasi pada 3 dosen ahli yaitu media, materi dan desain grafis dengan skor masing-masing 81,53%,
82,10% dan 94,11% dengan kategori layak. Sedangkan uji respon dosen mendapat skor 95,29% dengan kategori
sangat baik dan menarik. Kemudian hasil respon dari 10 mahasiswa terhadap media dengan rata-rata skor
sebesar 92,76% dan minat wirausaha mengalami kenaikan dari skor 60% menjadi 90,66%.
Abstract
This research aims to develop learning media in the form of Hijab-based Science Entrepreunership which is
directed at increasing entrepreneurial interest for students. Hijab media conducted a feasibility and practicality test
for students of Tadris IPA UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu. Research methods using the Research and
Development (rnd) method with the ADDIE development model which is limited to 4 stages, namely analysis,
design, development and implementation. Development is carried out in 3 fields of science studies, namely
biology, chemistry and physics, but field tests are only on the design of chemical motifs with carbohydrate
structures. The development results were conducted validation tests on 3 expert lecturers, namely media,
materials and graphic design with scores of 81.53%, 82.10% and 94.11% respectively with worthy categories.
While the lecturer response test got a score of 95.29% with an excellent and interesting category. Then the results
of the response of 10 students to the media with an average score of 92,76% and entrepreneurial interest
increased from a score of 60% to 90.66%.
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai menekankan lulusannya menjadi gugu tetapi
(Usman, 2002). Penggunaan media juga dapat berwirausaha sebagaimana capaian
pembelajaran sangat membantu keefektifan pembelajaran yang telah ditetapkan program
proses pembelajaran, membangkitan motivasi, studi.
minat, pemahaman dan penafsiran belajar Permasalahan yang dihadapi sekarang
sehingga proses belajar mengajar dapat lebih adalah walaupun sudah adanya mata kuliah
bermakna. Mengingat arus globalisasi, IPTEK, kewirausahaan yang menunjang akan tetapi
kebutuhan dan persaingan dalam tuntutan minat berwirausaha mahasiswa masih sangat
zaman yang semakin kompleks sehingga rendah. Banyak pula terlihat mahasiswa yang
mengharuskan pembelajar mempunyai baru menyelesaikan pendidikan mereka
kompetensi yang unggul termasuk kecakapan kebingungan harus bekerja apa dan bahkan
Hard Skill dan Soft Skill. banyak yang menganggur karena tidak
Minat berwirausaha merupakan salah seimbangnya antara lowongan pekerjaan yang
satu unsur dalam membangun life skill berupa tersedia dengan pencari kerja yang ada, hal ini
kecakapan vokasional untuk bekerja dan usaha terlihat ketika banyaknya fresh graduate yang
mandiri (Adining, 2016). Minat berlomba mencari pekerjaan dibandingkan
berwirausaha merupakan keinginan, dengan menciptakan lapangan pekerjaan.
keterkaitan, dan kesediaan untuk bekerja keras Berdasarkan hasil observasi terkait minat
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Autio, wirausaha berupa angket minat wirausaha
2014). Minat tersebut dapat dimulai dari yang diberikan kepada 10 mahasiswa IPA
perhatian seseorang terhadap suatu objek, didapatkan persentase sebesar 60 % dengan
yang akhirnya menimbulkan suatu ketertarikan kriteria cukup.
untuk mempunyai perilaku, akan tetapi perlu Untuk mengintegrasikan antara sains
diingat bahwa minat seseorang tidak muncul dan kewirausahaan agar dapat berjalan
secara langsung melainkan perlahan melalui beriringan maka diperlukannya media lain
stimulus yang mendorongnya. Stimulus sebagai sarana alat bantu, salah satu caranya
tersebut dapat berupa sarana dan alat dengan melakukan pengembangan media
pendukung lainnya yang mempunyai maksud berbasis science entrepreneurship. Science
dalam meningkatkan minat wirausaha. entrepreneurship merupakan pembelajaran
Wirausaha sendiri adalah suatu dengan mengaplikasikan konsep IPA ke dalam
semangat, kemampuan dan perilaku individu kehidupan sehari-hari melalui perancangan
yang berani menanggung resiko, baik itu resiko dan pembuatan produk yang bernilai ekonomi
finansial, psikologikal, maupun sosial dalam dan sesuai dengan perkembangan lingkungan.
melakukan suatu proses penciptaan sesuatu Pembelajaran berbasis science
yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu entrepreneurship ini dianggap mampu
yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi) membekali mahasiswa baik ilmu pengetahuan
dengan menerima hasil berupa imbalan maupun teknologi secara teoritis maupun
moneter dan kepuasan pribadi (Adining,2016). praktik. Pembelajaran berbasis science
Perguruan tinggi Universitas Islam entrepreneurship dapat memberikan
Negeri (UIN) Fatmawati Soekarno Bengkulu pembekalan dalam mengembangkan
sudah memberikan mata kuliah kewirausahaan keterampilan proses mahasiswa dan juga
pada Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam minatnya menerapkan berbagai konsep sains
(IPA) di semester V (lima), hal ini dimaksudkan sebagai acuan atau dasar menghasilkan
juga untuk memberikan kompetensi tambahan produk bermanfaat bagi manusia.(Alfiatun dkk.
bagi lulusan Prodi IPA, selain kompetensi 2017). Sebagaimana penelitian yang dilakukan
profesional sesuai dengan bidang keahlian oleh (Putut Martin 2012) menunjukkan bahwa
yang dituntut sesuai program studi di bangku pengembangan media pembelajaran berbasis
kuliah, namun mahasiswa juga dibekali science entrepreneurship mampu mendorong
kompetensi tambahan di bidang wirausaha. mahasiswa merancang produk inovatif bernilai
Sehingga lulusan Prodi IPA tidak hanya ekonomi dalam bentuk proposal program
204
Pengembangan Media Pembelajaran Jilbab Berbasis Science Entrepreneurship Dalam
Meningkatkan Minat Berwirausaha Mahasiswa
Yesy Afriansari1, Khairiah2, dan Ahmad Walid3
dalam membangun Life Skill yang sangat karbohidrat dilihat dari keunikan dan keindahan
diperlukan sebagai seorang mahasiswa dalam strukturnya, kemudian ditambah dengan motif
menghadapi perubahan zaman yang begitu lain seperti bunga Rafflesia Arnoldi bentuk garis
pesat. Dijelaskan bahwa sebenarnya media dan desain abstark lainnya sebagai tambahan
pembelajaran perlu dilakukan pengembangan motif pengembangan jilbab. Memilih warna
yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin background dasar pada jilbab serta warna pada
disampaikan, sehingga dosen dan tenaga gambar yang digunakan. Desain disesuaikan
pengajar dianjurkan untuk dapat dengan sub materi dan tujuan pembelajaran
mengembangkan media pembelajaran yang Ketiga, proses penggabungan dilakukan
inovatif, kreatif dan efektif sehingga dapat dengan memadu-padankan gambar-gambar
dipahami oleh mahasiswa. Akan tetapi hal ini yang telah dipilih dengan bantuan aplikasi
masih bertolak belakang dengan situasi yang Photoshop Cs6 pada masing-masing motif
ada di lapangan. yang dirancang di awal. Setelah semua desain
sudah benar-benar sesaui maka desain media
2. Hasil perencanaan (Design) jilbab dicetak agar dapat dilakukan proses
Berdasarkan perolehan data awal validasi guna mengetahui kelayakan media
observasi, maka penelitian yang dilakukan pembelajaran jilbab.
akan di awali dengan membuat spesifikasi
produk yang akan dikembangkan yaitu media
pembelajaran berupa jilbab, jilbab tersebut
memuat unsur sains meliputi gambar dan
struktur materi pembelajaran yang dapat
digunakan untuk membantu dosen dan
mahasiswa dalam proses belajar-mengajar,
serta dapat mengarahkan stimulus dalam
meningkatkan minat wirausaha mahasiswa.
Re1
Re2
Re3
Re4
Re5
Re6
Re7
Re8
Re9
Re10
Rata-Rata Presentase Skor 92,76 %
Kriteria Sangat
Layak Gambar 3. Diagram Hasil Respon Angket
Masing-Masing Mahasiswa
Sedangkan untuk hasil analisis angket Sedangkan untuk perbandingan secara
respon terhadap minat berwirausaha keseluruhan dari hasil respon mahasiswa
mahasiswa dapat dilihat pada tabel 7 sebagai terhadap media pembelajaran dan tingkat
berikut: minat wirausaha dapat dilihat pada diagram
berikut:
Tabel 7. hasil Angket Minat Berwirausaha
Mahasiswa 92,76% 90,66 %
Responden Skor Presentase
100%
Re 1 116 96,66 %
Re 2 105 87,5 %
Re 3 106 88,33 %
50%
Re 4 107 89,16 %
Re 5 114 95 %
Re 6 111 92,5 %
Re 7 112 93,33% 0%
Re 8 100 83,33 % respon media respon minat
Re 9 103 85,83 % pembelajaran berwirausaha
Re 10 114 95 %
Rata-Rata Presentase Skor 90,66 % Gambar 4. Diagram Perbandingan Hasil
Kriteria Sangat baik Respon Mahasiswa
sebagaimana perintah Allah SWT dalam Q. S validasi dapat dikriteriakan sangat layak dan
Al-Ahzab: 59 yang artinya: dapat digunakan dalam proses belajar.
“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri- Kepraktisan media pembelajaran jilbab
isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri- diperoleh dari data respon dosen dengan skor
isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka perolehan sebesar 95,29% dikategorikan
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh dengan sangat baik, kemudian dengan melihat
mereka", yang demikian itu supaya mereka hasil respon dari 10 orang mahasiswa
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka diperoleh skor rata-rata 92,76%, terlihat bahwa
tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha dosen dan mahasiswa sama-sama
Pengampun lagi Maha Penyayang. memberikan respon positif terhadap
Media pembelajaran jilbab berbasis pengembangan media jilbab.
science entrepreunership merupakan media Media pembelajaran yang berbasis
pembelajaran yang dikembangkan dengan kewirausahaan juga mampu memberikan
memuat konsep IPA dalam merancang dan dampak positif terhadap minat wirausaha,
membuat produk yang punya nilai ekonomi. terlihat dari hasil angket minat wirausaha yang
Media jilbab ini selain dapat digunakan sebagai diberikan kepada mahasiswa diperoleh skor
media pembelajaran juga mempunyai nilai presentase sebesar 90,66 % dengan kategori
ekonomi yang dapat diperjual belikan dan sangat baik. Minat wirausaha yang dimiliki
memang sedang berkembang dalam dunia mahasiswa di awal sebelum adanya media
industri pakaian saat ini. Sebagai media jilbab berbasis Science Entrepreunerhsip
pembelajaran, pengembangan media jilbab adalah sebesar 60 % dengan kategori cukup,
sudah melewati proses uji validasi yang sehingga kita dapat melihat jarak signifikan
dilakukan oleh 3 dosen ahli, yaitu ahli media, antara sebelum dan sesudah adanya media
ahli materi dan ahli desain. Tiga orang validator berbasis Science Entrepreunerhsip.
merupakan orang sudah berkompeten dan ahli Pengintegrasian pengetahuan sains secara
pada bidangnya masing-masing. inovatif dan kreatif dengan pemikiran yang
Data validasi diberikan dalam bentuk berorientasikan kewirausahaan mampu
angket kepada validator sehingga nilai yang memberikan konsep pembelajaran dan
diperoleh merupakan murni data angket, dari pengajaran sains yang dapat menghasilkan
masing-masing validator diperoleh presentase peserta didik yang mempunyai pemikirian
skor yaitu, ahli media memberikan skor sebesar kewirausahaan (M. Syukri, 2013).
81,53 % dengan kategori sangat layak sesuai Sampai disini kita bisa melihat bahwa
dengan riset yang dilakukan oleh Indra Kusuma penggunaan media belajar pada proses belajar
dkk (2017) diperoleh hasil uji validasi media mengajar bisa membangkitkan minat dan
diperoleh skor sebesar 0,75 dalam kategori hasrat yang baru, membangkitkan motivasi
tinggi sehingga sangat membantu siswa dalam serta rangsangan aktivitas belajar bahkan
memahami pembelajaran. Ahli materi dapat memberikan dampak dan efek psikologi
memberikan skor sebesar 82,10 % dengan terhadap peserta didik. Penggunaan media
katergori sangat layak berdasarkan penelitain belajar sangat membantu keefektifan kegiatan
Novitasari (2018) hasil uji ahli materi pada pembelajaran dan penyampaian isi pelajaran.
aspek kualitas isi memperoleh rata-rata skor Di samping itu penggunaan media yang tepat
3,67 dari empat skor rata-rata dengan kriteria mampu membangkitkan motivasi dan minat
sangat baik, dan ahli desain dengan skor 94,11 peserta didik, sabagaimana Arsyad (1997)
dapat dikategorikan sangat layak. mengungkapkan bahwa “Media pembelajaran
Dari hasil presentase skor yang dapat meningkatkan dan mengarahkan
diberikan validator diperoleh rata-rata perhatian anak sehingga dapat menimbulkan
presentase sebesar 85,91 % yang terletak motivasi belajar”.
antara rentang 81% - 100%. Sehingga kategori Media jilbab yang dikembangkan juga
211 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
termasuk kedalam jenis media grafis yaitu model pengembangan ADDIE yang dibatasi
suatu media visual yang menyajikan fakta, ide pada 4 (empat) tahap saja, yaitu analisis
atu gagasan melalui penyajian kata-kata, (Analysis), perencanaan (design),
kalimat angka-angka, dan simbol atau gambar. pengembangan (development), dan
Mempunyai fungsi dapat memperjelas implementasi ( implementation).
penyajian pelajaran, menarik perhatian, Kelayakan media berdasarkan dari
mengilustrasikan suatu informasi atau konsep perolehan skor validasi masing-masing ahli
yang biasanya mudah terlupakan apabila yaitu, ahli media sebesar, 81,53%, ahli materi
hanya dilakukan melalui penerangan verbal. sebesar 82,10% dan ahli desain sebesar
Jika ditinjau sacara garis besar, 94,11%. Sehingga didapatkanlah rata-rata uji
pengembangan media pembelajaran jilbab validasi media pembelajaran jilbab adalah
berbasis Science Entreperunership memiliki 85,91 % yang terletak antara rentang 81% -
beberapa kelebihan dan kekurangan. 100%. Sehingga kategori validasi dapat
Kelebihan dari media pembelajaran jilbab dikriteriakan sangat layak. Sedangkan untuk
berbasis Science Entrepreunership adalah: kpraktisan presentase skor yang didapatkan
pertama, media dapat memberikan kesan yang adalah sebesar 95,29%.
berbeda, pembelajaran yang biasanya Hasil uji lapangan terbatas dinyatkan
menggunakan media cetak, sekarang dapat praktis dengan respon positif yang diberikan
melakukakun pembelajaran melalui media mahasiswa dengan melibatkan 10 orang
yang berebntuk grafis dengan lebih ashtetic. mahasiswa IPA semester 4 dengan rata-rata
Gambar struktur dapat dilihat dari motif-motif presentase skor sebesar 92,76% dengan
pada jilbab. kedua, media ini masih terasa kriteria presentase sangat praktis dan menarik,
asing, sehingga mahasiswa sangat antusias kemudian untuk minat wirausaha mahasiswa
pada saat dilakukannnya demonstrasi dalam meningkat dari 60% menjadi 90,66% sehingga
proses pembelajaran. ketiga, media yang dapat dikategorikan sangat baik.
sifatnya multifungsi, selain digunakan untuk
media pembelajaran dapat juga digunakan SARAN
sebagai bentuk fashion. keempat, memiliki nilai Berdasarkan data hasil perolehan
jual sehingga dapat dimanfaatkan sebagai penelitian, maka saran yang dapat diberikan
produk wirausaha. kelima, media menjadi salah oleh peneliti adalah sebagai berikut yaitu:
satu referensi dalam mengintegrasikan Pertama Bagi mahasiswa hasil penelitian ini
pembelajaran dengan kewirausahaan. dapat dijadikan sebagai media belajar yang
Kekurangan dari media pembelajaran menarik dan menyengkan dalam kegiatan
jilbab berbasis Science Entrepreunership: pembelajaran. Kemudian yang kedua Bagi
pertama, materi yang dapat ditampilkan dosen hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan
terbatas hanya pada satu pokok bahasan saja. atau referensi dalam mengintgerasikan
, kedua keterbatasan tempat percetakan untuk pembelajan ipa dan kewirausahaan. Dan ketiga
di wilayah Bengkulu itu sendiri. Untuk penelitian selanjutnya silahkan untuk
mengembangkan media dengan teori lainnya.
PENUTUP REFERENCES
Https://scienceedujournal.org/index.php/PSE
A Translation J/article/view/81/51
Autio, E., Keeley, R. H., Klofsten, M., & Ulfstedt, T. Indra Kusuma Harta, I Gede Nurhayata, Luh
(1997). Entrepreneurial intent among Krisnawati. 2017. Pengembangan Prototype
students: Testing an intent model in Asia, Egg Boiler Sebagai Media Pembelajaran
Scandinavia and USA. Babson College Prakarya Dan Kewirausahaan Untuk Materi
Frontiers of Entrepreneurship Research. Teknologi Tepat Guna Kelas XI Mia SMA
Diakses 20 April 2021 Negeri 4 Singaraja Tahun Ajaran 2016/2017.
https://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/downlo https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPT
ad?doi=10.1.1.475.5851&rep=rep1&type=pd K/article/view/11104
f Novitasari Supardi, Achi Rinaldi. 2018.
Robert, Maribe Branch. Instructional Design: The Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
ADDIE Approach. Department Of Educational Berbasis Kegiatan Transaksi Kewirausahaan
Psychology And Instructional Technology. Matero Sistem Persamaan Linier Dua
Universitas Of Georgia. 604 Aderhold Hall Variabel. Decimal:
Athens, GA 30602 USA. http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/de
https://books.google.co.id/books?id=mHSwJ simal/article/view/2012
PE099EC&printsec=copyright&hl=id#v=onep F. Putut Martin Hb (2012). Pengembangan Bahan
age&q&f=false Ajar Science Entrepreneurship Berbasis Hasil
Penelitian Untuk Mendukung Program
Newspaper Article Kreativitas Mahasiswa. Jurusan Biologi,
Rensis Likert, Ph, D. 1932. A technique for the Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
measurement of attitudes. New York Alam, Universitas Negeri Semarang
University. Archives Of Psychology https://media.neliti.com/media/publications/1
http://well.blogs.nytimes.com 26014-ID-pengembangan-bahan-ajar-
science-entrepre.pdf
Skripsi Muhammad Syukri Dkk. 2013.Pendidikan Stem
Adining Astuti (2016). Pelatihan Kecakapan Hidup Dalam Entrepreneurial Science Thinking
(Life Skill) Dalam Membangun Sikap “Escit”: Satu Perkongsian Pengalaman Dari
Kewirausahaan (Studi Pada Pusat Ukm Untuk Aceh
Pengembangan Anak (Ppa) Io-583 https://www.academia.edu/28202744/Pendid
Condrokusumo, Kota Semarang) Jurusan ikan_STEM_dalam_Entrepreneurial_Scienc
Pendidikan Nonformal Fakultas Ilmu e_Thinking_ESciT_Satu_Perkongsian_Peng
Pendidikan, UNNES, Semarang. alaman_dari_UKM_untuk_ACEH
Conference Proceedings
Prof.Dr.Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc.agr.(2014)
Entrepreunership melalui Sains dan
pembelajaran Sains dalam mengoptimalkan
sumber daya manusia: Lessons Learnt
Implementasi di Fakultas Peternakan
Universitas Jenderal Soedirman”. Fakultas
Peternakan Universitas Jenderal Soedirman
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat keefektifan model pembbelajaran open ended dalam meningkatkan
motivasi belajar peserta didik. pada pembelajaran IPA. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif tipe studi
kasus. SMPN 7 Batanghari adalah tempat pelaksanaan penelitian. Sampel yang digunakan adalah peserta didik
dan guru pengampu pelajaran IPA di Sekolah menengah pertama negeri 7 Batanghari. Teknik pengumoulan data
berupa wawancara. Dengan menggunkan model Miles dan Huberman sebagai teknik analisis data. Hasil
darinpenelitian ini yaitu motivasi belajar siswa di SMPN 7 Batanghari masih tergolong rendah dan perlu
ditingkatkan. Penelitian ini berkesimpulan bahwa dalam sebuah pembelajaran, sangat penting jika peserta didik
memilki motivasi belajar yang kuat. Motivasi belajar tersebut bisa ditingkatkan dengan beberapa cara salah
satunya menerapkan model open ended pada saat pembelajaran. Model pembelajaran open ended sangat efektif
digunakam untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Abstract
The purpose of this study was to see the effectiveness of the open-ended learning model in increasing students'
learning motivation. in science learning. This research uses a qualitative case study type. SMPN 7 Batanghari is
where the research is carried out. The sample used was students and teachers of science lessons at the 7
Batanghari State Junior High School. The technique of collecting data is in the form of interviews. By using the
Miles and Huberman model as a data analysis technique. The result of this research is that students' learning
motivation at SMPN 7 Batanghari is still relatively low and needs to be improved. This study concludes that in
learning, it is very important if students have strong learning motivation. This learning motivation can be increased
in several ways, one of which is applying the open-ended model during learning. The open-ended learning model
is very effectively used to increase students' learning motivation.
bisa diamati langsung oleh peserta didik dalam diberikan (Muazaroh & Abadi,2020).
kehidupan sehari-hari, sehingga beberapa Pemberian masalah terbuka atau open ended
materi IPA dianggap abstrak oleh peserta didik dapat membuat siswa lebih aktif dan dapat
(Wulandari & Mudinillah,2022). Karena materi menyampaikan idenya, termotivasi dalam diri
IPA itu abstrak, sehingga diperlukan untuk menjelaskan dan mendapat pengalaman
Kemampuan berfikir tingkat tinggi di dalam untuk menyelesaikan suatu permasalahan
pembelajaran IPA. Oleh karena itu banyak (Wiyasa,2018). Peserta didik bisa menjadi
siswa yang menganggap Pembelajaran IPA itu lebih aktif berpartisipasi di dalm kelas dengan
sulit dan membosankan. (Yunarti,2021). Oleh diterapkannya model pembelajaran open
karena itu, Dalam pembelajaran IPA peserta ended. Karena peserta didik mempunyai
didik memerlukan motivasi belajar yang tinggi. kesempatan yang lebih banyak dalam
Pemahaman Peserta didik pada memanfaatkan pengetahuan dan
pembelajaran IPA dapat ditingkatkan dengan keterampilannya secara menyeluruh
Motivasi belajar yang tinggi. Dalam melakukan (Sholikhah et al,2018). Sehingga peserta dapat
aktivitas belajar tertentu baik itu berasal dari lebih antusias dan bersemangat untuk
dalam maupun dari luar individu diperlukan mengikuti kegiatan pembelajaran IPA dengan
daya pendorong yang disebut motivasi belajar. diterapkannya Model pembelajaran Open
Dengan daya pendorong tersebut dapat ended.
menumbuhkan semangat peserta didik dalam Berdasarkan pemaparan diatas maka
belajar (Andriani & Rasto ,2019). Aktivitas dapat dilihat penting nya penerapan model
belajar akan terasa senang dengan adanya pembelajaran yang tepat demi tercapainya
dorongan dari motivasi belajar (Arianti,2019). tujuan pembelajaran terutama dalam
Oleh karena itu, agar Peserta didik termotivasi meningktakan motivasi belajar peserta didik.
dalam belajar maka Motivasi belajar dalam diri Sehingga, peneliti melakukan penelitian ini
peserta didika harus dibangkitkan dengan tujuan untuk melihat seberapa
(Emda,2018). Penggunaan model efektifnya model pembbelajaran open ended ini
pembelajaran yang tepat dan menarik akan dalam meningkatkan motivasi belajar Peserta
membantu membangkitkan motivasi belajar didik.
peserta didik.
Model pembelajaran yang tepat dan METODE PENELITIAN
menarik dapat membantu peserta didik agar
lebih mudah memahami materi pelajaran. Metode penelitian yang digunakan dalam
Model pembelajaran merupakan kerangka penelitian ini adalah metode penelitian kulitatif
konseptual yang menggambarkan langkah- tipe studi kasus. Studi kasus adalah strategi
langkah yang terstruktur dalam menyusun penelitian yang didalamnya peneliti meneliti
pengalaman pembelajaran agar tujuan suatu program,peristiwa,aktivitas, proses, atau
pembelajaran dapat tercapai dan dapat sekelompok individu secara cermat
dijadikan pedoman bagi para pengajar dan (Fitrah,2018). Penelitian ini dilakukan pada
perancang dalam merencanakan sebuah awal bulan april 2022 di SMPN 7 Batanghari.
pembelajaran (Seragih et al.,2021). Tujuan Teknik pengambilan sampel penelitian
pembelajaran akan tercapai dengan mudah jika menggunakan teknik purposive sampling.
dalam proses pembelajaran menerapkan Dengan Instrumen penelitian yang digunakan
model pembelajaran yang efektif berupa lembar wawancara yang dilakukan
(Asyafah,2019). model Pembelajaran Open- kepada guru mata pelajaran IPA di SMPN 7
ended merupakan Salah satu model Batanghari. Dan menggunakan teknik Miles
pembelajaran yang efektif di terapkan untuk dan Hubermann sebagai teknik analisis
membangkitkan motivasi belajar peserta didik. datanya.
Model Open ended adalah sebuah Proedur penenelitian diawali dengan
model pembelajaran mempunyai bermacam mengajukan surat permohonan observasi.
cara penyelesaian dan jawaban yang benar Setelah memperoleh izin observasi dimulai
didalam sebuah permasalahan atau soal yang dengan pengamatan pembelajaran di kelas,
Efektifitas Pengunaan Model Pembelajaran Open Ended dalam Membangkitkan 215
Motivasi Belajar Peserta didik di SMPN 7 Batanghari pada Pembelajaran IPA
Bob Widodi1, Desmi Yetti2, Maison3 dan Dwi Agus Kurniawan4
lalu wawancara terhadap guru pengampu mata dalam meningkatkan motivasi belajar Peserta
pelajaran IPA. dari sample yang telah dipilih, didik. Semua balik lagi ke guru ya.
setelah itu dilanjutkan dengan mengolah data
serta kesimpulan penelitian Q6: bagaimana motivasi belajar siswa di dalam
kelas?
HASIL DAN PEMBAHASAN
A6: Beberapa peserta didik memang punya
keinginan belajar yang sangat tinggi dan juga
HASIL
ada peserta didik yang kesekolah hanya untuk
Berdasarkan wawancara yang telah
duduk aja dikelas.
dilakukan bersama guru mata pelajaran IPA di
SMPN 7 Batangharai. Adapun hasil wawancara Q7: menurut ibu bagaimana motivasi belajar
guru pengampu Mata pelajaran IPA Sebagai siswa setelah diterapkan model pembelajaran
berikut : open ended ini ?
Q1: bagaimana cara ibuk menyampaikan
materi kepada siswa ? A7 :Untuk menerapkan model pembelajaran
tersebut sebenarnya butuh proses yang sangat
A1: Lebih sering dengan diskusi, agar anak panjang. Dimana kita perlu melatih siswa dulu
bisa berbagi ilmu dengan siswa yang lain, jadi pelan pelan. Setelah semua siswa dirasa sudah
ilmu tidak harus selalu didapatkan dari guiru. siap menggunakan model pembelajaran ini
maka saya rasa motivasi atau semangat belajar
Q2 : Model Pembelajaran apa yang diterapkan
siswa akan meningkat.
dikelas ?
Q8: kira kira untuk kedepannya ibuk tertarik
A2 :Model yang diskusi, eksperimen dan
tidak untuk menggunakan model pembelajaran
demonstrasi agar materi pelajaran lebih mudah
open ended ?
dipahami siswa.
A8: Sangat tertarik, dengan syarat kita harus
Q3: Apakah ibuk pernah menerapkan model
melatih siswa terlebih dahulu agar siswa siap
pembelajaran open ended?
dengan model pembelajaran yang baru.
A3: Jarang menggunakan tapi pernah
PEMBAHASAN
menggunakan.
Berdasarkan Hasil wawancara guru IPA
Q4: Menurut ibuk apakah Efektif penerapan SMPN 7 Batanghari, dapat diketahui bahwa
model pembelajaran open ended di dalam model pembelajaran open ended adalah model
pembelajaran ? pembelajaran yang bagus diterapkan di dalam
pembelajaran untuk meningkatkan notvasi
A4 :Sebenarnya bisa efektif tergantung peserta belajar siswa. model pembelajaran open ended
didik. Ada beberapa peserta didik yang merupakan model pembelajaran yang bagus
memang paham tapi juga ada peserta didik digunakan dalam meningkatkan motuvasi
yang benar benar tidak tahu. Jadi untuk belajar siswa. Namun, sebelum menerapkan
menggunakan model pembelajaran ini masih model pembelajaran tersebut perlu adanya
tergolong susah. penyesuian diri dulu bagi siswa agar siswa tidak
kaget dengan model pembelajaran yang baru.
Q5: Menurut ibuk dapatkah model Model pembelajaran open ended ini akan
pembelajaran open ended itu meningkatkan sangat efektif digunakan untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta didik.? motivasi belajar jika guru yang menyajikan nya
juga paham dengan karakter siswa dikelas.
A5: Tergantung bagaimana cara guru
Dan perlu ada tahapan yang panjang sebelum
menyajikannya. Kalau guru nya tau cara
memggunakan model pembelajaran tersebut.
menyajikannya maka akan sangat membantu
216 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Abstrak
Dalam pembelajaran sejarah, implementasi teknologi telah menjadi tuntutan bagi para pendidik. Tidak hanya
memiliki keterampilan berteknologi dalam sarana pembelajaran, bahkan dalam evaluasi pembelajaran, pendidik
sejarah harus mampu menggali berbagai teknologi sebagai sarana evaluasi pembelajaran Sejarah. Artikel ini
bertujuan untuk memaparkan penggunaan media Liveworksheet untuk Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Metode
penulisan artikel ini ialah metode kualitatif meliputi observasi, studi pustaka, dan kritik sumber. Hasil dari
penelitian ini yang pertama ialah menguraikan konsep media belajar Liveworksheet. Kedua penggunaan
liveworksheet dalam evaluasi pembelajaran Sejarah. Harapannya dengan media liveworksheet ini dapat
membantu pendidik sejarah dalam mengimplementasikan evaluasi pembelajaran sejarah yang tanggap zaman
dan inovatif.
Abstract
In history learning, the implementation of technology has become a demand for educators. Not only having
technological skills in learning facilities, even in evaluating learning, history educators must be able to explore
various technologies as a means of evaluating history learning. This article aims to describe the use of
Liveworksheet media for Evaluation of History Learning. The method of writing this article is a qualitative method
including observation, literature study, and source criticism. The first result of this research is to describe the
concept of Liveworksheet learning media. The second is the use of live worksheets in the evaluation of History
learning. It is hoped that this live worksheet media can help history educators in implementing an evaluation of
historical learning that is responsive to the times and innovative.
PENUTUP
REFERENCES
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
dinyatakan bahwa media evaluasi
pembelajaran sejarah liveworsheet merupakan
media yang mampu menggali pemahaman dan
motivasi belajar sejarah peserta didik. Hal ini
sejalan dengan kerucut pengalaman Edgar
Dale bahwa media liveworsheet menempati
posisi 70% penggalian pengalaman belajar
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
Abstrak
Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk meilihat hasil akhir dari penggunaan model pembelajaran
sinektik terhadap kemampuan memulis puisi bebas siswa sekolah dasar yang dibandingkan dengan model
pembelajran konvensional. Penelitian ini dilaksanakan SDN 10 Sigoal Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir.
Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan pengunaan desain kuasi eksperimen sebagai cara
pengambilan data. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat hasi tes kemampuan menulis
puisi bebas. Dengan uji independent sampel t tes sebagai teknis pengumpulan data. Hasil akhir dari penelitian ini
adaah terlihatya perubahan yang signifikan antara rata-rata kemampuan menulis puisi bebas siswa yang diajar
dengan model pembelajaran sinektik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional (Fhitung = 4,005; sig.
= 0,004).
Abstract
The ultimate goal of this research is to see the final result of using the synectic learning model on the ability to write
free poetry for elementary school students compared to conventional learning models. This research was
conducted at SDN 10 Sigoal, Palipi District, Samosir Regency. The approach used is quantitative with the use of
a quasi-experimental design as a way of collecting data. Data collection in this study was done by looking at the
results of the free poetry writing ability test. With independent test sample t test as a technical data collection. The
final result of this study is that there is a significant change between the average ability to write free poetry of
students who are taught with the synectic learning model compared to the conventional learning model (Fcount =
4.005; sig. = 0.004).
diartikan secara global pendidikan khususnya (pilihan istilah), imajinasi, tipografi, & amanat,
murid sekolah dasar berdasarkan kelas satu (4) kurangnya pengajar berdiskusi beserta
hingga kelas enam belum sanggup menulis sebagai akibatnya anak didik nir mengetahui
secara berdikari menggunakan output yang kekurangan pada menulis puisi. , terutama
memuaskan, termasuk pada menulis sastra. pada diksi (pilihan). istilah), citraan, tipografi, &
amanat.
Siswa mengapresiasi puisi melalui ide
atau penghayatan & pemahaman, namun pula Model sinektik adalah contoh
mempunyai impak mengasah kepekaan pembelajaran yang bisa dikembangkan pada
perasaan, nalar, & keperdulian terhadap proses pembelajaran menulis puisi & berpikir
sesama. Kemampuan ini sangat dipegaruhi kreatif yang dimulai menggunakan
oleh beberapa faktor yangterdiri dari faktor menggambarkan situasi yang berkaitan
krusila diantara faktir tersebut terdapat menggunakan visualisasi & perasaan,
beberapa cara dalam menulis pusi diantaranya menciptakan analogi buat bisa mengkaji balik
menerapkan model, metode & taktik yang tugas-tugas yang sudah dikerjakannya. Model
tepat, yang pula sangat memilih merupakan sinektik ini jua bisa menaruh anak didik
kiprah pengajar pada proses pembelajaran keleluasaan buat berpikir kreatif yang
bagi murid. Hal ini diperkuat sang Slameto mengarahkan anak didik buat bisa mmiliki cara
(2003:11) yang menyatakan bahwa metode berpikir tang sesuai dengan perkembangan
pedagogi bisa mensugesti proses siswa yang disesuaikan dengan taraf tinggi hal
pembelajaran. Cara mengajar guru yang ini sejalan dengan pernyataan Gordon (Joyce,
kurang tepat sangat memberikan dampak yang 2011: 34) yang berasusmsi bahwa pada
kurang baik terhadap kemampuan menulis akhirnya pembelajaran sinektik ini sangat baik
puisi bebas. jika diterapkan pada pendidikan sekolah dasar
terutama dalam melihat kemampuan menulis
Dalam upaya meningkatkan kemmpuan puisi bebas siswa.
menulis puisi bebas ada beberapa cara yang
bisa dilakukkan. Peneliti perlu melakukan METODE PENELITIAN
pemugaran yaitu menggunakan memakai
contoh pembelajaran yang bisa menaruh anak penelitian ini merupakan penelitian
didik kemampuan menulis puisi & berpikir kuantitatif menggunakan desain eksperimen
kreatif sebagai akibatnya proses belajar semu. Penelitian ini dilaksanakan pada
sebagai lebih menyenangkan. Sekolah Dasar Negeri 10 Sigoal 2021/2022.
Jumlah sampel yang diteliti berjumlah 60 anak
Berdasarkan observasi pada lapangan
didik. Ke-60 anak didik tadi terdiri menurut 30
pada Sekolah Dasar Negeri 10 Sigoal, masih
anak didik dalam kelas eksperimen & 30 anak
terlihat ada beberapa kendala yang menjadi
didik dalam kelas kontrol. Alat pengumpulan
hambatan dalam keberlangsungan
data yang dipakai pada penelitian ini
pembelajaran Bahasa Indonesia materi
merupakan tes kemampuan menulis puisi
kemampuan menulis puisi bebas. Diantaranya
bebas. Serta penguji hipotesis dalam penelitian
: yaitu: (1) rendahnya focus siswa pada saat
ini menggunakan T test.
proses belajar sedang berlangsung, sehingga
berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN
(2) jarangnya pembelajaran menulis puisi di
kelas berakibat pada kesulitan ana dalam
HASIL
membuat puisi dikarenakan sulitnya mencari
a) Deskripsi Data
inspirasi dalam menulis puisi. (3) anak didik
1. Pre Test Kemampuan Menulis Puisi
gundah pada menentukan istilah yang
Bebas Kelas Eksperimen
sempurna pada membangun puisi. Saat anak
Nilai terendah yang diperoleh siswa
didik menulis puisi, peneliti melihat kurangnya
adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 70 dengan
kemampuan anak didik dalam aspek diksi
rata-rata yang diperoleh adalah 60,65;
224 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
6 5
4 9
10
4 3
2 8
2
0 6 5
0
50-53 54-57 58-61 62-65 66-69 70-73 4 3 3
2
2 1
Gambar 1 Histogram Pre Test Kemampuan
Menulis Puisi Bebas Kelas Eksperimen 0
0
45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74
Kelas ,
,2
Kontr ,12 2 ,96 2 5
00
ol 7 3 * 5 3 6
6
yang dilaksanakan kepada siswa, yang puisi murid dalam gerombolan kontrol &
dilakukan di kelas A dan kelas B, dilakukan gerombolan eksperimen nir terdapat disparitas
dalam bentuk latihan menulis puisi individu. yang signifikan antara ke 2 gerombolan tadi.
Pada saat berlangsungnya pretest pada Hal ini memperlihatkan bahwa ke 2 gerombolan
kemampuan menulis puisi bebas siswa, dari mempunyai keterampilan awal menulis puisi
beberapa siswa dalam menulis puisi bebas yang setara.
mereka sudah memperhatikan apa-apa yang
harus dipenuhi dalam menulis puisi bebas PENUTUP
diantaranya dilihat dari kemenarikan sebuah
KESIMPULAN
puisi, makna, tema, gaya Bahasa saat
Berdasarkan hasil akhir dari sebuah
menampilkan dan kesesuaian kata dalam gaya
penellitian disimpulkan bahwa terdapat
Bahasa. Berikut ini adalah model puisi yang
perubahan yang nyata dalam kemampuan
ditulis siswa di kelas eksperimen.
menulis puisi bebas yang diajarkan model
Ibu.... sinektik dan pembelajaran konvensional hal ini
dilihat dari semakin meningkatnya kemampuan
Jasa mu begitu berharga menulis puisi siswa dari sebelumnya hal ini di
buktikan dengan (Fhitung = 4,005; sig. =
Kasih sayangmu tak pernah tergantikan 0,004).
Belaian lembut mu sunguh sangat
REFERENCES
kurindukan
Joyce, Bruce.,dkk. 2011. Models of teaching. New
Caramu berbicara tak pernah aku
Jersey: Pearson Education Inc.
hilangkan
Slameto. 2003. Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi
Puisi pada atas memperlihatkan bahwa Aksara.
waktu pretest murid telah tahu penggunaan
unsur citraan pada puisi. Selain telah tahu Syarif, E, dkk. 2009. Pembelajaran menulis. Jakarta:
unsur citraan, murid pula telah tahu Depdiknas.
kesesuaian antara tema menggunakan isi atau
Tarigan, H. G. 2008. Menulis sebagai suatu
makna yang wajib dimunculkan pada puisi.
keterampilan berbahasa. Bandung:
Percetakan Angkasa.
Pada ketika pretest, sebagian besar
murid kelas eksperimen & kelas kontrol belum
begitu tahu unsur rima atau suara. Rima atau
suara krusial terdapat dalam puisi buat
memperindah & menaruh kesan puitis yang
tidak biasa dalam sebuah karya. Unsur ini
kurang terlihat dalam sebagian akbar karya
murid.
Abstrak
Pembelajaran fisika menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung kepada siswa tentang konsep,
prinsip, dan proses penemuan dalam materi-materi fisika. Maka pentingnya penelitian ini bertujuan agar dapat
mengetahui bagaimana karakter rasa ingin tahu yang dimiliki siswa di SMAN 11 Kota Jambi terhadap
pembelajaran fisika. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui wawancara dengan teknik
analisis yang digunakan adalah miles dan huberman. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa siswa di SMA
Negeri 11 Kota jambi memiliki karakter rasa ingin tahu yang cukup baik dalam pembelajaran fisika. Hal ini
diperjelas dari hasil wawancara guru, dimana siswa perempuan lebih menonjolkan karakter rasa ingin tahu
belajar fisika ketimbang laki-laki dan cenderung siswa mencari tahu bagaimana materi dari mata pelajaran fisika
sehingga dengan keingintahuan yang dimiliki, akan tumbuh rasa minat dalam diri siswa yang dapat
mempermudah memahami pembelajaran fisika.
Abstract
The study of physics emphasizes the giving of experience directly to students about concepts, principles, and
the discovery process in physics materials. The importance of this research is to be able to determine how the
curious character of the students of physics at SMAN 11 Jambi city. The study employed qualitative descriptive
methods through interviews with analysis techniques used by miles and huberman. The result of this study was
that students at SMAN 11 Jambi City had a fairly good curiosity about physics. This is made clear by teacher
interviews, where female students highlight the character curiosity of learning physics over men and tend to find
out how materials are made from physics so that with the knowledge available, there will be an interest in
students that will make learning physics easier.
yang dilaksanakan. Salah satu aspek adaptasi siswa tersebut merupakan bentuk dari minat
terhadap pertumbuhan siswa adalah aspek belajar yang dimilikinya (Hudaya, 2018).
keingintahuan atau curiosity (Muldayanti, Sehingga minat siswa mempengaruhi keadaan
2013). belajar, bila mana siswa merasa bosan dalam
Keingintahuan merupakan suatu faktor belajar, siswa akan kesulitan menerima dan
yang diyakini dapat mempengaruhi hasil memahami pelajaran yang telah disampaikan
belajar peserta didik (Nehru & Irianti, 2019). oleh guru (Ardila & Hartanto, 2017).
Sifat keingintahuan meliputi kemauan peserta Peneliti juga mewawancarai salah satu
didik untuk mengekspolarasi hal-hal baru dan guru fisika di SMAN 11 Kota Jambi.
dan keinginan untuk menemukan sesuatu Menurutnya, siswa perempuan cenderung
yang tidak diajarkan dikelas dan untuk lebih memiliki rasa ingin tahu saat belajar
mencarinya secara mandiri dari berbagai fisika. Fisika mendorong mereka untuk lebih
sumber yang tersedia. Peserta didik yang mengembangkan keterampilan dan
mempunyai keingintahuan yang tinggi pengetahuan mereka. Siswa perempuan akan
cenderung berusaha untuk memperoleh apa terus belajar jika tidak memahami mengenai
yang mereka inginkan dari proses materi fisika. Dan tidak sedikit pula siswa laki-
pembelajaran yang mereka alami. Dengan laki akan terus belajar bila mereka belum
rasa ingin tahu, peserta didik menggunakan memahami mengenai materi fisika. Dari
berbagai macam sumber belajar untuk penjelasan guru pun sesuai dengan hasil
memuaskan rasa ingin tahunya. Menurut observasi yang dilakukan. Guru fisika
Setiyani (2020) segala sesuatu atau daya mengatakan bahwa siswanya begitu aktif
yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik dalam pembelajaran fisika sehingga hasil dari
gabungan maupun terpisah, guna kepentingan observasi pun terlihat saat terjadi tanya jawab
pembelajaran bertujuan meningkatkan antara guru dan siswa. Dari hasil tersebut,
efisiensi dan efektifitas tujuan pembelajaran rasa ingin tahu siswa menjelaskan bahwa
adalah sumber pembelajaran. Peserta didik sesulit apapun pelajaran yang dipelajari oleh
akan memanfaatkan sumber belajar seperti siswa terutama pelajaran fisika, siswa akan
internet dan media baca lainnya untuk terus berusaha dalam pembelajaran agar
menunjang kemampuan intelektualnya jika siswa tersebut tidak menjadikan dirinya yang
tingkat keingintahuan dan minat yang pemalas dan mudah putus asa. Cara siswa
dimilikinya tinggi (Teguh, 2017). yang terus bertanya saat memahami materi
Berdasarkan observasi yang telah fisika tentu saja itu menjadikan point utama
dilakukan, terlihat karakter rasa ingin tahu dalam meningkatkan rasa ingin tahu (Hakim &
terhadap pembelajaran fisika di SMA Negeri Marzuki, 2019). Oleh karena itu, guru harus
11 Kota Jambi cukup baik, fenomena yang melakukan upaya dalam meningkatkan rasa
terjadi didalam kelas bahwa dalam ingin tahu siswa terhadap permbelajaran
pembelajaran fisika terdapat beberapa siswa khususnya fisika.
yang aktif dalam belajar. Seperti aktif Upaya yang harus dilakukan agar siswa
melakukan tanya jawab dan fokus dapat memiliki rasa ingin tahu yang baik dalam
memperhatikan guru mengajar. Kebanyakan pembelajaran fisika dengan memberikan
dari mereka, siswa perempuan cenderung pendekatan-pendekatan (Nursamsudin, 2016).
bertanya. Sedangkan siswa laki-laki Seperti memberikan siswa kesempatan pada
cenderung mendengarkan dan memperhatikan untuk belajar dalam lingkungan yang
guru saat menjelaskan. Tidak jarang siswa mendukung. Siswa akan merasa bosan jika
laki-laki maupun perempuan memiliki sikap belajar dengan keadaan yang sama. Sehingga
acuh tak acuh dalam pembelajaran fisika. Hal guru dapat mengajak siswa untuk belajar di
ini disebabkan karena belajar fisika sangat perpustakaan atau diluar (Hidayah et al.,
sulit dipahami dan banyak mengalami kendala 2020). Selain itu guru dapat menggunakan
dalam memecahkan soal fisika (Mattingly & berbagai macam bentuk dan teknik dalam
Kraiger, 2019). Sikap yang ditunjukkan pada mengajar individual anak didik, agar anak
230 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
untuk bertanya dan menjawab sehingga aktif karena mereka adalah pembelajar yang serius
dalam diskusi dan lain- lain. Jika diperhatikan dan aktif. Pada saat pembelajaran, para siswa
siswa perempuan cenderung memiliki rasa tampak fokus ketika guru sedang mengajar.
ingin tahu yang lebih menonjol dalam Sebagian besar anak laki-laki yang lebih
mempelajari fisika dari pada siswa laki -laki. memperhatikan apa yang dijelaskan guru
P : Apa yang menyebabkan rasa ingin tahu daripada mencatat materi yang dijelaskan oleh
belajar siswa tinggi atau rendah? guru. Saat belajar, siswa suka bertanya
G : Untuk rasa ingin tahu belajar siswa yang kepada guru. Hal ini menunjukkan bahwa
tinggi, tergantung dari siswanya sendiri, selain siswa mengetahui materi. Dalam
itu bisa juga dari faktor cara mengajar guru, pembelajaran, guru menjelaskan materi
media yang digunakan dalam pembelajaran menggunakan alat bantu yang diperlihatkan
fisika, serta materi pembelajaran. kepada siswa. Untuk dapat menarik perhatian
P : Bagaimana cara menumbuhkan rasa ingin siswa selama pembelajaran.
tahu belajar siswa? Guru dapat memberikan pendekatan
G : Menumbuhkan rasa ingin tahu belajar yang dapat merangsang rasa ingin tahunya
siswa selalu berusaha memberikan apersepsi jika siswa merasa belum aktif belajar. Rasa
dan mengaitkan materi yang akan diajarkan ingin tahu siswa tidak hanya lahir dari
dalam kehidupan sehari hari, sehingga siswa pelajaran, tetapi juga dapat siswa dengan cara
akan termotivasi dalam mengikuti guru menjelaskan sesuatu dari pelajaran.
pembelajaran. Faktor penting yang dapat meningkatkan
P : Bagaimana perasaan yang rasakan saat karakter rasa ingin tahu siswa di SMA Negeri
pembelajaran fisika berlangsung? 11 Kota Jambi yaitu : (1) Kesediaan dari dalam
S : Senang saat pembelajaran fisika namun diri siswa untuk berusaha mengubah
terkadang tergantung pada materi yang persepsinya bahwa fisika itu sulit. (2) Sarana
diajarkan. dan prasarana merupakan faktor penting.
P : Kapan adik-adik merasa senang saat Siswa cenderung tertarik belajar diluar model
pembelajaran fisika berlangsung? pembelajaran yang dimana guru berceremah
S : Saat pratikum berlangsung lebih mudah dan cenderung siswa lebih senang saat
dalam memahami materi dan juga membuat belajar pratikum atau dengan video
suasana belajar tidak bosan. pembelajaran.
P : Bagaimana cara adik-adik menumbukan Adapun kendala yang yang membuat
rasa ingin tahu dalam pembelajaran fisika siswa tidak tertarik untuk belajar fisika adalah:
S : Saya biasanya mencari tahu terlebih (1) kebiasaan belajar siswa yang disebabkan
dahulu materi yang akan dipelajari oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap
sebelumnya, sehingga saat guru menjelaskan materi fisika. Artinya, muncul kebiasaan
saya jadi lebih mengerti dengan belajar yang buruk mempengaruhi
penjelasannya. pengetahuan mereka. (2) keterbatasan
Berdasarkan hasil tersebut, dapat sumber dalam belajar, siswa yang kurang
menjelaskan bahwa sesulit apapun pelajaran berminat cenderung kurang berusaha untuk
yang dipelajari oleh siswa terutama pelajaran mencari pengetahuan pengetahuan lebih
fisika. Siswa selalu ingin mencari tahu apa banyak pada sumber yang relavan. Dalam hal
yang mereka pelajari. ini, sulit untuk menumbuhkan karakter jika
siswa merasa tidak memahami materi fisika
PEMBAHASAN dan ada batasan dari sumber dan buku. Oleh
Dari hasil wawancara dengan guru, karena itu, siswa di SMAN 11 Kota Jambi
siswa belajar fisika karena tertarik dengan ilmu perlu mencari informasi yang lebih dalam
fisika. Menurutnya, siswa perempuan memiliki untuk mendapatkan pengetahuan diluar
rasa ingin tahu yang lebih menonjol dalam penjelasan guru. Siswa di SMAN 11 Kota
mempelajari fisika. Hal ini bukan karena siswa Jambi sangat aktif dalam diskusi. Kegiatan ini
perempuan menganggap fisika mudah, tetapi terlihat dari penjelasan guru bahwa siswa
232 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Karakter rasa ingin tahu siswa di SMAN Hudaya, A. (2018). Pengaruh Gadget Terhadap
Sikap Disiplin Dan Minat Belajar Peserta
11 Kota Jambi dalam pembelajaran fisika
Didik. Research and Development Journal of
terbilang cukup baik. Hal ini diperjelas dari
Analisis Karakter Rasa Ingin Tahu Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika di SMAN 11 233
Kota Jambi
Fhadira Insani Putri *, Febri Masda , Maison , Dwi Agus Kurniawan4
1 2 3
Abstrak
Di era globalisasi sekarang ini, penyiapan segala sesuatu yang berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM)
sangat penting dan strategis dalam menghadapi tantangan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin maju dan canggih. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa kita ke era dimana
masyarakat tidak dapat berkembang tanpa ilmu pengetahuan. Karena setiap usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup memerlukan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di era Revolusi Industri, kita
membutuhkan orang-orang dengan kepemimpinan. Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses mengarahkan
dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas oleh anggota tim. Pemimpin bertanggung jawab
untuk membangun komunikasi, memotivasi anggota tim, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Model pembelajaran kolaboratif menekankan bahwa model pembelajaran kolaboratif yang bekerja
sama untuk memecahkan masalah dapat menanamkan keterampilan kepemimpinan pada siswa.
Abstract
In the current era of globalization, the preparation of everything related to human resources (HR) is very important
and strategic in facing the challenges of the development of increasingly advanced and sophisticated science and
technology. The development of science and technology has brought us to an era where society cannot develop
without science. Because every effort to improve the welfare of life requires the help of science and technology.
In the era of the Industrial Revolution, we need people with leadership. Leadership is defined as the process of
directing and influencing task-related activities by team members. The leader is responsible for establishing
communication, motivating team members, and working together to achieve set goals. The collaborative learning
model emphasizes that collaborative learning models that work together to solve problems can instill leadership
skills in students.
peserta didik berbeda dengan pembelajaran yg siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi,
berpusat di pengajar (teacher centered). bertanggung jawab atas keberhasilan
Pembelajaran yang berpusat di anak akademik mereka sendiri, dan menantang
melibatkan anak pada proses belajar dari awal mereka untuk menjadi pemikir.
sampai akhir dalam bentuk pembelajaran aktif Pembelajaran kolaboratif bisa
yang menempatkan siswa sebagai pusat meningkatkan cara berpikir kritis. Hal ini
pembelajaran. Proses pembelajaran dikarenakan dalam proses pembelajaran ini,
menggunakan Student Centered Approach dengan dukungan peran guru sebagai mitra
(SCA), dan inisiatif anak lah merupakan faktor belajar dan fasilitator proses pembelajaran,
penting dalam keberlangsungan proses kemampuan berpikir siswa berkembang secara
pembelajaran. Peserta didik bereksplorasi optimal dalam ZPD (zona perkembangan
dengan lebih mengutamakan lingkungan dan proksimal).
tidak didominasi oleh pengajar. Pembelajaran kolaboratif dicapai
3. Menumbuhkan keterampilan sosial. dengan tiga prinsip, yaitu:
Model pembelajaran kolaboratif dapat 1) Kemampuan bekerja sama untuk
mengembangkan keterampilan sosial siswa berpikir, bertindak, dan bereaksi.
untuk menghadapi masalah dalam kehidupan. 2) Suasana kelas selalu senang untuk
Keterampilan sosialnya ialah kemampuan berkumpul.
siswa untuk menghadapi dan beradaptasi 3) Setiap individu memiliki tanggung
dengan situasi baru dan tuntutan lingkungan jawab pribadi dan sosial.
yang baru secara cepat, tepat dan efektif. Pembelajaran kolaboratif merupakan
Era revolusi industri membutuhkan proses sosial yang dinamis dalam kelompok.
tipikal manusia yang memiliki kualitas Pembelajaran kolaboratif adalah metode
kepemimpinan. Kepemimpinan didefinisikan pembelajaran dimana siswa dengan
menjadi proses memberi arahan serta kemampuan dan latar belakang yang berbeda
mempengaruhi aktivitas yg berhubungan bekerja sama dalam kelompok kecil untuk
menggunakan tugas oleh anggota tim. meningkatkan kualitas proses pembelajaran
Pemimpin berperan untuk membangun dan mencapai hasil. Pembelajaran kolaboratif
komunikasi, memotivasi anggota tim, dan menyoroti proses pembelajaran yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang membutuhkan integrasi motivasi intelektual,
ditetapkan. Ini membantu untuk menanamkan sosial dan emosional siswa dan guru. Teori ini
keterampilan kepemimpinan pada siswa. didasarkan bahwa belajar itu konstruktif dan
Soebagio A. dari Mujamil Qomar (2010), aktif, mengharapkan siswa untuk secara aktif
melalui pendidikan, kami menyiapkan tenaga- dalam proses pembelajaran, mendorong dan
tenaga terampil yang terlatih dan siap menghargai inisiatif siswa.
memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karena Model pembelajaran kolaboratif
itu perlu adanya pembinaan kepada siswa berfokus pada pembelajaran yang berpusat
dengan cara belajar bersama dalam kelompok pada siswa untuk belajar bersama dan
belajar. membangun pengetahuan bersama seperti
Pembelajaran kolaboratif adalah yang dikatakan Wiersma, menetapkan filosofi
pembelajaran dimana siswa saling belajar pembelajaran kolaborasi adalah bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil untuk secara bersama, belajar bersama, membangun
bersama-sama meningkatkan hasil belajar pengetahuan bersama, membuat perubahan
yang dicapai dalam proses pembelajaran. bersama, dan memiliki peningkatan bersama.
Pembelajaran kolaboratif melibatkan Pembelajaran kolaboratif membandingkan
pertukaran ide di antara anggota kelompok, upaya kompetitif dan individu, memiliki banyak
yang tidak hanya meningkatkan minat siswa manfaat dan mengarah pada hasil yang lebih
dalam belajar, tetapi juga meningkatkan baik dan produktivitas yang lebih tinggi, lebih
keterampilan berpikir kritis. Berbagi perhatian, dukungan dan komitmen,
pengetahuan memberikan kesempatan kepada manajemen kesehatan mental yang baik,
238 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
kompetensi sosial dan harga diri. 2. Peningkatan rasa hormat terhadap orang
Manfaat model pembelajaran lain.
kolaboratif yang ditunjukkan oleh Gokhale 3. Pelatihan kecerdasan emosional.
(1995) adalah sebagai berikut: 4. Mengutamakan kepentingan kelompok.
1) Membantu memahami, membantu siswa 5. Melatih kecerdasan interpersonal.
menemukan pemahaman dalam pembelajaran. 6. Melatih keterampilan kerja tim.
2) Berbagi pengetahuan dan pengalaman, 7. Berlatih mendengarkan pendapat orang lain.
belajar secara kolaboratif membekali siswa 8. Berlatih manajemen konflik.
dengan pengetahuan dan pengalaman 9. Melatih keterampilan dalam berkomunikasi.
belajar bersama. 10. Siswa tidak malu bertanya kepada
3) Menerima feedback yang membantu, temannya.
membantu siswa menemukan umpan balik 11. Kecepatan dan prestasi belajar meningkat
atau rangsangan belajar; pesat.
4) Merangsang cara berpikir, pembelajaran 12. Meningkatkan daya ingat terhadap materi
kooperatif dapat merangsang berpikir siswa yang dipelajari.
sehingga dapat berpikir kritis. 13. Meningkatkan motivasi dan suasana
5) Memiliki perspektif baru, siswa memiliki belajar.
perspektif baru dalam belajar. Pembelajaran kolaboratif dapat
6) Suasana lebih santai yang memfasilitasi didefinisikan sebagai filsafat pembelajaran
pemecahan masalah, suasana santai dalam yang memfasilitasi peserta didik untuk bekerja
pembelajaran akan memfasilitasi pemecahan sama juga memberikan pelajaran serta
masalah. berubah bersama. Jelas belajar kolaborasi
7) Pembelajaran yang menyenangkan, lebih dari sekedar kooperatif. Jika
memberikan kesenangan belajar bagi siswa. pembelajaran kooperatif adalah teknik untuk
8) Tanggung jawab yang lebih besar terhadap mencapai hasil tertentu lebih cepat, lebih baik,
diri sendiri dan kelompok, siswa akan memiliki maka pembelajaran kolaboratif mencakup
rasa tanggung jawab yang lebih besar terhadap seluruh proses, proses belajar, siswa saling
diri sendiri dan kelompok. mengajar. Karena bukan tidak mungkin, ada
9) Menambah relasi, siswa mendapat teman saatnya dimana siswa bisa untuk mengajar
baru, karena pembelajaran dilakukan secara gurunya juga.
berkelompok. Untuk melaksanakan pembelajaran
9) Mengembangkan keterampilan masa depan. kolaboratif, menurut Driver and Leach (1993)
Bruffee menambahkan bahwa dan Connor (1990), Waras (1997) harus
pembelajaran kolaboratif bertujuan untuk menciptakan lingkungan kelas dengan
melindungi siswa dari ketergantungan mereka perspektif konstruktivis, antara lain sebagai
pada mata pelajaran dan guru. Didefinisikan berikut:
juga sebagai kegiatan belajar kelompok yang 1. Siswa tidak dilihat sebagai pasif, tetapi aktif
tidak selalu diawasi oleh guru, tetapi guru lebih dalam aktivitasnya. pembelajaran sendiri.
memiliki peran dan tanggung jawab sebagai Dimana mereka menempatkan wawasan
anggota yang memahami kemampuan yang mereka ke dalam situasi belajar.
dimiliki siswanya. 2. Mengutamakan proses pembelajaran yang
Inti dari pembelajaran kolaboratif membentuk makna positif siswa, seringkali
dalam pembelajaran adalah menemukan solusi contohnya melalui negosiasi interpersonal
yang sesuai dengan mata pelajaran. Tujuannya 3. Pengetahuan tidak “di luar sana”, tetapi
adalah untuk mengembangkan kemampuan dibangun di atas aspek individu dan sosial.
berpikir mandiri dan meminimalkan idealisme 4. Guru juga menempatkan perspektif mereka
pembelajaran kolaboratif (Barkley, 2007: 6). sendiri tentang situasi belajar, tidak hanya
Nilai-nilai lain dari pembelajaran tentang pengetahuan mereka, tetapi juga
kolaboratif (Adi W. Gunawan, 2006: 127128) tentang bagaimana pendapat mereka tentang
diantaranya: belajar dan mengajar dapat mempengaruhi
1. Kepedulian dan kemauan untuk berbagi. bagaimana mereka berinteraksi, berinteraksi
Pentingnya Penerapan Model Pembelajaran Kolaboratif Saat Proses Kegiatan 239
Belajar Mengajar Di Kelas Agar Menciptakan Suasana Kelas Yang Tidak Monoton
Figo Sakifli Rahmatulloh
Havizul
Institut Agama Islam Negeri Pontianak
* E-mail: havizul@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar yang dapat meningkatkan kemampuan menulis dan
literasi digital mahasiswa dengan menggunakan model ADDIE. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Research & Development (R&D). Adapun model pengembangan instruksional yang digunakan adalah
model ADDIE dimana mengandung lima elemen inti dari fase pengembangan instruksional, yaitu Analisis, Desain,
Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi. Penelitian ini menghasilkan sebuah bahan ajar untuk mendukung
pembelajaran berbasis multimedia sehingga dapat meningkatkan kemampuan menulis dan literasi digital
mahasiswa. Kesimpulan: Bahan ajar ini sangat cocok digunakan pada pembelajaran berbasis multimedia (google
classroom, wordpress, dan media cetak) yang dikolaborasikan dengan strategi dan metode pembelajaran yang
tepat..
Kata kunci: Perancangan Bahan Ajar, Model ADDIE, Menulis Ilmiah, Literasi Digital.
Abstract
This study aimed to develop instruction material which is able to improve college student writing skills and digital
literacy by using ADDIE model. The method used in this study is research & development (R&D). The instructional
development model used is ADDIE model which consists of five core elements of instructional development phase,
those are Analyze, Design, Develop, Implement, and Evaluate. This study generates an instruction material that
can improve college students writing skill and digital literacy. This instruction material is suitable for use in
multimedia-based learning (google classroom, wordpress, and print media) in collaboration with appropriate
learning strategies and methods.
Keywords: Design of Instruction Material, ADDIE Model, Writing Skills & Digital Literacy.
instansi pendidikan terkait (Fernando & Anjaya, sistematika penulisan, teknik pengutipan,
2022). Dari sini tampak betapa pentingnya plagiarisme, dan lain-lain. Fernando & Carolina
kemampuan menulis untuk dimiliki oleh (2022) menyatakan, fakta di lapangan
mahasiswa atau bahkan dosen. Dengan menunjukkan banyak mahasiswa yang belum
memiliki kemampuan menulis yang baik, maka memiliki kemampuan membuat Karya Tulis
mahasiswa dapat berkontribusi melalui Ilmiah (KTI), bahkan muncul keluhan di
publikasi ilmiah (jurnal dan proceeding), kalangan mahasiswa bahwa mereka merasa
sehingga dapat meningkatkan reputasi mereka tertekan ketika mereka diberikan tugas KTI oleh
dan perguruan tinggi. dosen. Now-a-days, students are lacking
Disisi lain, kemampuan di bidang literasi writing skills as they spend most of their time in
digital juga sangat penting untuk dimiliki using their equipped smart phones, and they
mahasiswa terlebih pada era revolusi industri depend on electronic devices or gadgets which
4.0 saat ini. Dengan memiliki kemampuan provide instant or readymade answers/results
literasi digital yang memadai, mahasiswa dapat available in the internet. They use their valuable
mencari, mengeksplorasi, menyeleksi, time in searching what others are doing, instead
mengevaluasi, kemudian menggunakan atau of learning the language skills (Durga, 2018).
mengomunikasikan data-data yang diperoleh Many studies have emphasised the difficulties
dan berasal dari dunia maya atau internet. Hal that Latin-American students have when it
ini sangat berguna bagi mahasiswa agar comes to dealing with typical reading and
mampu mendapatkan sumber-sumber writing tasks in higher education (e.g., Lacon de
referensi yang valid dan kredibel untuk De Lucia & Ortega de Hocevar, 2004; Parodi,
mendukung dalam penulisan karya ilmiah. 2003, 2005; Carlino, 2005; Piacente & Tittarelli,
Zabidi & Tamami (2021) menyatakan, literasi 2006; García & Álvarez, 2009, 2010; As cited
digital erat kaitannya dengan kemampuan in Alvarez, 2012).
memperoleh informasi serta bagaimana cara Permasalahan yang kedua, mahasiswa
mendalami dan mengevaluasinya. Listyotami & tidak memiliki kemampuan di bidang literasi
Reznani (2022) menerangkan bahwa STIE Dwi digital yang memadai. Hal ini menyebabkan
Sakti Baturaja akan selalu menyiapkan mereka kesulitan untuk mencari, memperoleh,
mahasiswa-mahasiswa dengan kompetensi menyaring, dan menilai sumber-sumber
yang unggul salah satunya adalah memiliki referensi yang valid dari internet. Internet yang
kemampuan menuangkan ide dan gagasan juga dikenal sebagai dunia maya atau
melalui tulisan ilmiah guna menghadapi terkadang disebut dunia digital, menyediakan
persaingan yang sangat berat di era sekarang begitu banyak informasi, berita, data, dan
maupun ke depan. Digital literacy is a key sebagainya yang bercampur aduk antara yang
component for college students in academic valid dan tidak valid, antara yang fakta dan
world, lack of sufficient information literacy skills yang hoaks, antara yang bermanfaat dan sia-
will result in serious problems faced by college sia, antara yang baik dan tidak baik, antara asli
students in the form of graduation delays to the dan yang palsu, dan seterusnya. Oleh sebab
threat of dropouts (Betaubun, 2020). Digital itu, dibutuhkan kemampuan untuk mencari,
literacy is the ability to properly use and mengeksplorasi, menyeleksi, menyaring,
evaluate digital resources, tools and services, menilai, dan mengevaluasi data-data yang
and apply it to lifelong learning processes (Paul diperoleh dari internet. Terkait dengan
Gilster, 1997; As Cited by Falloon, 2020). kemampuan membuat tulisan ilmiah,
Permasalahan yang seringkali ditemui mahasiswa harus mampu menilai, menyeleksi,
dari mahasiswa adalah belum mengerti cara dan mengevaluasi data yang diperoleh sesuai
membuat tulisan ilmiah yang baik dan benar, dengan tingkat kevalidannya untuk digunakan
baik dari mahasiswa semester awal maupun sebagai sumber referensi yang jelas dalam
akhir, mahasiswa S1 bahkan S2. Masalah yang penelitian. Most college students have
dialami juga bervariasi, mulai dari obstacles in finding material for writing thesis
permasalahan terkait dasar penulisan, (Hyland & Shaw, As cited in Betaubun, 2020)
244 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
as they do not have adequate information kedua dilakukan dengan mengacu pada hasil
literacy skills (Betaubun, 2020). observasi, kegiatan pre-test dan post-test. Hasil
analisis kedua ini akan didapatkan data yang
METODE PENELITIAN faktual dan aktual tentang karakteristik awal
peserta didik, sehingga penelitian dapat
Metode yang digunakan dalam penelitian dilanjutkan pada tahap perancangan,
ini adalah penelitian dan pengembangan, pengembangan, bahkan implementasi.
dimana akan menghasilkan sebuah rancangan
bahan ajar untuk meningkatkan kemampuan
menulis dan literasi digital mahasiswa. Model
pengembangan instruksional yang digunakan
adalah model ADDIE. Penelitian dilakukan di
IAIN Pontianak pada semester genap tahun
ajaran 2021/2022. Subjek penelitian melibatkan
mahasiswa semester IV program studi PAI,
yang terdiri dari tiga kelas, yaitu kelas 4A
sebanyak 40 mahasiswa, kelas 4B sebanyak Gambar 1. Core Elements of Instructional
38 mahasiswa, dan kelas 4I sebanyak 29 Development (Diadopsi dari: Gustafson &
mahasiswa, sehingga jumlah total mahasiswa Branch, 2002:3)
sebagai subjek penelitian adalah sebanyak 107
orang yang terdiri dari jenis kelamin baik laki- HASIL DAN PEMBAHASAN
laki maupun perempuan.
Data dikumpulkan melalui beberapa HASIL
kegiatan pre-test, post-test, tanya jawab Berikut ini akan disajikankan data-data
langsung, dan observasi untuk mengetahui yang diperoleh dari hasil penelitian, baik dalam
kemampuan awal mahasiswa. Data yang bentuk tabel, gambar, maupun deskriptif
diperoleh kemudian dianalisis dan dilakukan kualitatif. Data-data yang akan disajikan terdiri
interpretasi untuk mendapatkan fakta yang atas beberapa bagian berdasarkan fase-fase
aktual. Setelah didapat fakta aktual, maka akan atau langkah-langkah dalam model ADDIE,
dibandingkan dengan fakta atau kondisi yang yaitu data hasil analisis (Analyze), data hasil
diharapkan, sehingga diperoleh sejumlah GAP desain (Design), dan data hasil pengembangan
yang terjadi dalam pembelajaran. Langkah (Development).
selanjutnya adalah melakukan proses
perancangan bahan ajar dengan mengikuti Analyze
tahapan-tahapan dalam model ADDIE, yaitu: 1) Langkah analisis model ADDIE dalam
Analyze, 2) Design, 3) Develop, 4) Implement, penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yaitu: 1)
dan 5) Evaluate. Analisis Front-End (mengidentifikasi tujuan
Dengan menggunakan model ADDIE, umum pembelajaran), 2) Analisis
proses evaluasi bisa dilakukan disepanjang pembelajaran, dan 3) Analisis Karakteristik
tahap perancangan ataupun pengembangan, Mahasiswa dan Konteks. Tahap satu analisis
sehingga proses revisi juga bisa dilakukan (analisis front-end) dapat langsung dirumuskan
dengan segera, baik pada tahap analisis, tujuan umum pembelajaran sesuai dengan
perancangan, pengembangan, maupun konteks dalam penelitian ini, yaitu: 1)
implementasi. Hal ini dapat dilihat mahasiswa mampu menerapkan dasar-dasar
sebagaimana digambarkan dalam gambar 1. penulisan ilmiah, dan 2) mahasiswa mampu
Adapun dalam penelitian ini, analisis terhadap membangun literasi digital untuk mendapatkan
karakteristik awal mahasiswa dilakukan dalam informasi yang valid dari internet. Dua tujuan
2 tahap. Analisis pertama dilakukan dengan pembelajaran ini juga dikenal sebagai
mengacu pada kurikulum dan karakteristik kompetensi umum. Kemudian, tahap dua
secara umum mahasiswa dengan level analisis adalah analisis pembelajaran, dimana
pendidikan semester IV. Sedangkan analisis berisikan daftar seluruh sub-sub kompetensi
Desain Bahan Ajar Menggunakan Model ADDIE untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis dan 245
Literasi Digital Mahasiswa
Havizul
yang berada di bawah kompetensi umum, baik kali, disebut sebagai analisis siklus awal dan
yang sudah dikuasai maupun yang belum analisis siklus akhir. Hasil dari analisis siklus
dikuasai oleh mahasiswa. Dan yang terakhir, awal sebagaimana ditampilkan dalam tabel 1,
tahap tiga analisis adalah melakukan analisis dan hasil dari analisis siklus akhir sebagaimana
karakteristik mahasiswa dan konteks. Adapun ditampilkan dalam tabel 2.
tahap tiga analisis ini dilakukan sebanyak dua
1
Nama Kelas 4A 4B 4I
2
Populasi (orang) 40 38 29
Kemampuan literasi digital Baik/Sangat Baik 1. Mengacu pada kurikulum, RPS, dan hasil analisa
Kemampuan literasi digital Sedang kemampuan mahasiswa semester IV secara
Kemampuan literasi digital kurang/sangat umum
kurang 2. Sesuai Hasil observasi yang telah dilakukan
c. Karakteristik Mahasiswa:
1 Nama Kelas 4A 4B 4I
2 Populasi (orang) 40 38 29
c. Karakteristik Mahasiswa:
populasi sampel 3 kelas, yaitu kemampuan di berlandaskan hasil analisis pada langkah
bidang kompetensi menulis ilmiah dan literasi sebelumnya. Dari hasil analisis tersebut, maka
digital. Tahap kedua adalah mengembangkan strategi pembelajaran disini akan
instrumen penilaian, dalam hal ini adalah tes memanfaatkan media google classroom
acuan patokan, dimana dalam penyusunannya beserta fitur-fitur dan layanan-layanan yang
mengacu pada tujuan performansi atau terintegrasi dengannya, media wordpress, dan
kompetensi-kompetensi yang harus dicapai media cetak. Sehingga, model pembelajaran
oleh mahasiswa setelah mengikuti yang digunakan adalah model pembelajaran
pembelajaran. Dan tahap yang terakhir dalam berbasis multimedia, dimana disini dominan
langkah desain ini adalah tahap tiga, yaitu mengandalkan teknologi ICT, tujuannya agar
mengembangkan strategi pembelajaran. mahasiswa terbiasa berinteraksi secara benar
Strategi pembelajaran ini dikembangkan dan terarah di dunia maya / internet.
Tabel 3. Tujuan Performansi Kemampuan Menulis Ilmiah
No. Aspek Penilaian Jumlah / Nilai Rata-rata Nilai
1 Nama Kelas 4A 4B 4I -
2 Populasi (orang) 40 38 29 -
1 Nama Kelas 4A 4B 4I -
2 Populasi (orang) 40 38 29 -
information presented, d. Unclear examples), 5) dievaluasi oleh ahli materi, ahli desain
Unclear test questions, test situations, or test pembelajaran, ahli media dan ahli teknologi
directions, 6) Faulty wording or unclear informasi, dimana hasil akhir evaluasi tersebut
passages (Dick, Carey, & Carey, 2015:301- secara ringkas sebagaimana ditampilkan
302). Rancangan bahan ajar disini akan dalam tabel 6.
Tugas dalam
bentuk media cetak
Mengikuti pedoman pembelajaran di bahan ajar,
diberikan sebanyak
mempelajari materi-materi dari bahan ajar, mengerjakan
Tugas Media 4x 2 - 4 kali dalam 2 - 4
4 tugas-tugas dalam bahan ajar, membuat media
Cetak Pertemuan pertemuan. (Juga
pembelajaran sederhana dari bahan-bahan yang
terintegrasi dengan
tersedia/ditemui di lingkungan sekitar.
tugas classrom dan
wordpress)
250 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
No Aspek Penilaian
1 2 3 4 5
1 Ketepatan Analisis Pembelajaran
Implement
Langkah implementasi dilakukan apabila
bahan ajar sudah selesai disusun dan dicetak
menjadi sebuah buku ajar. Implementasi disini
adalah mengimplementasikan produk (bahan
ajar) ke lapangan atau ke dalam kegiatan
belajar mengajar yang konkrit. Oleh sebab itu,
langkah implementasi ini dimulai dari langkah
evaluasi formatif tahap 2 hingga tahap 4.
Implementasi pertama, melakukan evaluasi
formatif tahap 2, yaitu evaluasi satu-satu pada
mahasiswa, kemudian dilanjutkan tahap 3
(evaluasi kelompok kecil, +- 8-12 mahasiswa),
dan tahap 4 (evaluasi lapangan, +- 30
mahasiswa). Pengumpulan data dapat
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Belajar dari Edgar menggunakan instrumen lembar observasi,
angket, atau pedoman wawancara. Setelah
Gale (Sumber: Flores (2020), https://lean-
produk lolos melewati tahap 4 evaluasi formatif,
analytics.org/)
maka telah selesai rangkaian pengembangan
produk pembelajaran, dalam konteks penelitian
ini adalah bahan ajar, kemudian selanjutnya
produk sudah siap disebar luaskan ke
lingkungan pembelajaran yang nyata dalam
lingkup yang besar, yang mana hal ini
merupakan langkah paling akhir dalam suatu
sistem pengembangan produk, yaitu evaluasi
sumatif. Sebagai catatan, dikarenakan
penelitian ini bukanlah pengembangan yang
Gambar 2. Model ADDIE (Sumber: Pribadi, sampai pada penyususunan bahan ajar, namun
2016:30) pengembangan yang hanya sampai pada
tahap draft rancangan bahan ajar, maka
252 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
langkah implementasi (evaluasi formatif tahap by experts), (2) evaluasi satu-satu oleh peserta
2, tahap 3, dan tahap 4) dalam penelitian ini didik (one-to-one evaluation by learners), (3)
tidak dapat dilakukan, karena draft rancangan evaluasi kelompok kecil (small group
bahan ajar hanya bisa dievaluasi atau di-review evaluation) oleh peserta didik (8-20 peserta
oleh para ahli (evaluasi formatif tahap 1), bukan didik), (4) Uji coba lapangan (field tryout atau
oleh mahasiswa (evaluai formatif tahap 2, 3, field testing) (30 peserta didik). Oleh sebab itu,
dan 4), dan lebih jauh bahwa evaluasi oleh para ada 4 tahap sempurna dalam langkah evaluasi
ahli bukanlah termasuk kedalam bentuk formatif.
implementasi produk, melainkan termasuk Dalam penelitian ini, hanya sampai pada
pada tahap terakhir langkah pengembangan. langkah develop atau pengembangan, dan
evaluasi formatif tahap 1 (one-to-one
Evaluate evaluation by experts). Sebab, evaluasi untuk
Langkah Evaluasi dan Revisi dalam sebuah draft rancangan bahan ajar disini hanya
model ADDIE dilakukan disepanjang empat dapat dilakukan oleh para ahli, dan tidak dapat
langkah yang lebih awal, yaitu langkah analisis, dilakukan oleh peserta didik atau mahasiswa.
langkah desain, langkah pengembangan, dan Dan oleh sebab itu, dalam model ADDIE ini,
langkah implementasi. Hal ini sebagaimana pada penelitian ini, langkah pengembangan
tampak dalam gambar 2. Suparman (2014) akan berakhir pada evaluasi formatif tahap 1,
menyebutkan bahwa tahap evaluasi formatif sedangkan langkah implementasi akan dimulai
yang lengkap dalam model Dick & Carey dari evaluasi formatif tahap 2 dan berakhir pada
memiliki empat langkah, yaitu: (1) evaluasi evaluasi formatif tahap 4. Perhatikan gambar 3.
satu-satu oleh para ahli (one-to-one evaluation
Gambar 3. Model ADDIE dengan Empat Tahap Evaluasi Formatif Dick & Carey
berkaitan. Dalam model ADDIE, langkah hingga sangat baik (0%), dalam populasi
evaluasi dan revisi dapat dilakukan dimana saja sampel 3 kelas ini. Kedua permasalahan yang
di sepanjang empat langkah awal (Analisa, menonjol ini masuk dalam ranah kognitif dan
Desain, Pengembangan, dan Implementasi), psikomotorik atau dikategorikan sebagai
sebagaimana telah diterangkan dan knowledge dan skills. Selanjutnya adalah
ditampilkan dalam gambar 1. Hasil evaluasi permasalahan yang tidak terlalu menonjol
dan revisi dalam langkah desain ini, disajikan sebagaimana dalam tabel 2, yaitu keaktifan
dalam tabel 2, dimana disini telah didapat data mahasiswa dan motivasi belajarnya. Dua hal ini
yang jelas dan pasti terkait kemampuan awal adalah merupakan bagian yang dianalisis dari
dan karakteristik mahasiswa dari total tiga kelas karakteristik siswa, yang mana masuk dalam
(4A, 4B, dan 4I). Dalam tabel 2 tampak bahwa ranah afektif atau dikategorikan sebagai
rata-rata mahasiswa dari tiga kelas tersebut attitude. Hal yang paling menonjol dalam
dengan kemampuan menulis sedang adalah konteks ini adalah mahasiswa dengan
sebanyak +- 6%, dan selebihnya +- 94% kemampuan sedang, pada aspek motivasi
memiliki kemampuan kurang atau sangat belajar mencapai sekitar 84% mahasiswa, dan
kurang. Adapun di bidang literasi digital, pada aspek tingkat keaktifan mencapai sekitar
mahasiswa dengan kemampuan sedang 68%, kemudian disusul dengan tingkat
terdapat sebanyak +- 60%, dan selebihnya +- kemampuan tinggi hingga sangat tinggi, pada
40% dengan kemampuan kurang atau sangat aspek tingkat keaktifan sebanyak sekitar 21%
kurang. Sedangkan hasil analisis terhadap mahasiswa dan pada aspek motivasi belajar
karakteristik mahasiswa menunjukkan bahwa, sebanyak sekitar 11%. Hasil akhir dari langkah
mahasiswa dengan karakteristik aktif atau desain ini adalah berupa interpretasi terhadap
sangat aktif adalah sekitar 21%, dengan dua aspek, interpretasi terhadap data hasil
karakteristik keaktifan sedang adalah sebanyak analisis kemampuan awal mahasiswa
kurang lebih 68%, dan selebihnya sekitar 11% (knowledge dan skills), dan interpretasi
dengan keaktifan kurang atau sangat kurang. terhadap karakteristik mahasiswa (attitude).
Adapun mahasiswa dengan karakteristik Interpretasi pertama akan menjadi landasan
motivasi belajar tinggi atau sangat tinggi adalah dalam desain dan pengembangan bahan ajar,
sekitar 11%, dengan karakteristik motivasi sedangkan interpretasi kedua akan menjadi titik
belajar sedang adalah sekitar 84%, dan tolak utama dalam menentukan strategi,
selebihnya sekitar 5% dengan karakteristik metode, media, dan model pembelajaran yang
motivasi kurang atau sangat kurang. akan dilakukan.
Interpretasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa Langkah Design. Pada tahap pertama
semester 4 pada prodi PAI, dari tiga kelas ini data disajikan dalam tabel 3 dan 4. Dari kedua
memiliki kemampuan awal dan karakteristik tabel tersebut dapat dilihat kemampuan awal
yang identik dalam hal kemampuan menulis, mahasiswa di bidang karya tulis ilmiah dan
literasi digital, tingkat keaktifan, dan motivasi literasi digital. Data penelitian (tabel 3)
belajar. Permasalahan yang paling menonjol menunjukkan bahwa dari populasi sampel tiga
adalah kemampuan menulis ilmiah, dimana kelas mahasiswa semester 4 prodi Pendidikan
sekitar 94% mahasiswa semester 4 dalam Agama Islam, kemampuan mereka dalam
populasi sampel ini memiliki kemampuan menulis ilmiah juga identik, nilai rata-rata
menulis ilmiah yang kurang hingga sangat mereka adalah 40,6 (D) atau kurang hingga
kurang. Kemudian disusul dengan sangat kurang. Sedangkan dari sisi
permasalahan kedua yang menonjol yaitu di kemampuan di bidang literasi digital (tabel 4),
bidang literasi digital, dimana mahasiswa mahasiswa dalam populasi sampel memiliki
memiliki kemampuan kurang hingga sangat kemampuan rata-rata dengan nilai 48 (D) atau
kurang mencapai sekitar 40% dan selebihnya kurang hingga sangat kurang. Namun perlu
memiliki kemampuan sedang, dengan kata lain diingat disini, walaupun kemampuan rata-rata
tidak ada mahasiswa semester 4 yang memiliki mahasiswa tersebut sama-sama mendapatkan
kemampuan digital literasi dengan level baik nilai huruf D untuk kemampuan menulis
254 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
maupun literasi digital, akan tetapi sehingga menjadi sebuah buku ajar dalam
pendistribusiannya berbeda. Dari aspek bentuk cetak. Lebih lanjut, melihat data-data
kemampuan menulis, hampir 95% mahasiswa yang disajikan dalam tabel 5, pemanfaatan
populasi sampel mendapatkan nilai D dan media google classroom beserta layanan yang
sisanya 5% mendapat nilai C. Sedangkan dari terintegrasi dengannya berguna untuk
aspek literasi digital, hanya sekitar 40% mendorong mahasiswa membangun
mahasiswa yang mendapatkan nilai D, kemampuannya di bidang literasi digital,
sedangkan sisanya 60% mendapatkan nilai C. sedangkan pemanfaatan media wordpress
Inilah representasi kemampuan mahasiswa untuk mendorong atensi mahasiswa terhadap
yang sesungguhnya dari aspek keterampilan dasar-dasar penulisan ilmiah. Adapun
menulis ilmiah maupun literasi digital. pemanfaatan media cetak berguna untuk
Representasi inilah nantinya yang akan memperkuat pemahaman mahasiswa terhadap
menjadi acuan untuk menentukan strategi tujuan performansi yang akan dicapai, melalui
pembelajaran yang akan digunakan. pengalaman belajar langsung. Dengan
Langkah Develop. Hasil dari langkah pengalaman belajar langsung, mahasiswa lebih
pengembangan ini disajikan dalam tabel 5 dan mudah dan kuat dalam mengingat materi-
tabel 6. Data pertama dari langkah materi pembelajaran (tujuan performansi) yang
pengembangan ini dapat dilihat pada tabel 5 bersifat abstrak. Hal ini sebagaimana
yang merupakan draft rancangan bahan ajar, ditunjukkan dalam kerucut pengalaman Edgar
dimana informasi yang disajikan terdiri atas pada gambar 1, Do The Real Thing adalah
materi utama, sub-sub materi, dan alokasi pengalaman belajar yang paling konkrit,
waktu pembahasannya. Materi utama terbagi sehingga menurut Edgar seseorang yang
menjadi 7 bagian (sebagaimana dalam tabel 5), melakukan pembelajaran seperti ini, setelah
dan masing-masing memiliki sub-sub materi dua minggu ia tetap akan dapat mengingat
dengan jumlah alokasi waktu pembahasan sekitar 90% apa yang telah diucapkan dan
yang telah ditentukan. Alokasi waktu terbanyak dilakukan dalam pembelajaran. Beberapa
adalah 14 kali pertemuan, ini menandakan media cetak yang digunakan dalam model
bahwa materi ini adalah mata kuliah yang pembelajaran ini adalah media papan tulis,
menjadi materi pokok dalam pembelajaran ini, kliping pendapat ahli, pembuatan media
sedangkan selain itu mendapatkan alokasi pembelajaran sederhana, dan bahan ajar itu
waktu pembahasan sebanyak 10 dan 4 kali sendiri yang merupakan konteks untuk
pertemuan, yang mana ini merupakan materi dirancang atau dikembangkan dalam penelitian
terkait untuk meningkatkan kemampuan ini. Dari kolaborasi penggunaan beberapa jenis
menulis dan literasi digital mahasiswa, yang media tersebut, diantaranya media google
juga merupakan materi pengayaan classroom, media wordpress, dan media cetak,
sebagaimana yang sebelumnya telah maka dalam konteks yang berbeda hal ini juga
disinggung tentang kedudukan materi disebut sebagai model pembelajaran Blended
keterampilan menulis dan literasi digital ini. Learning atau Hybrid Learning, yaitu model
Kemudian, data kedua dari langkah pembelajaran yang menggabungkan antara
pengembangan ini dapat dilihat pada tabel 6, pembelajaran online dan pembelajaran tatap
dimana merupakan hasil evaluasi satu-satu muka langsung. Blended learning, also called
oleh para ahli. Dari tabel 6 tampak bahwa as hybrid learning, is a learning approach that
rancangan bahan ajar yang telah dibuat combines face-to-face learning with online
mendapatkan nilai Baik hingga Baik Sekali oleh learning (Ma & Lee, 2021). Blended learning
para ahli dari berbagai aspek penilaian, defined as learning that happens in an
sehingga rancangan bahan ajar ini dapat instructional context which is characterized by
dilanjutkan ke langkah pengembangan dan a deliberate combination of online and
implementasi. Pengembangan disini bukanlah classroom-based interventions to instigate and
pengembangan desain atau draft rancangan support learning (Ameloot, Rotsaert, &
bahan ajar, akan tetapi pengembangan tahap Schellens, 2021). Sepanjang tahap desain ini,
selanjutnya, yaitu menyusun materi bahan ajar evaluasi dan revisi juga dapat dilakukan sesuai
Desain Bahan Ajar Menggunakan Model ADDIE untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis dan 255
Literasi Digital Mahasiswa
Havizul
aktivitas pembelajaran online dan tatap muka yang sejenis, yang dominan bersifat teoritis,
langsung, yang dapat mengonstruksi secara mengasah kemampuan verbal, melatih
sistematik kemampuan menulis dan literasi kemampuan berfikir kritis dan ilmiah, dan yang
digital mahasiswa. Dalam perspektif yang relevan dengan konteks kemampuan menulis
berbeda, model pembelajaran ini juga dapat ilmiah atau literasi digital. Di sisi lain, untuk
disebut blended learning model. Di lain sisi, penelitian berikutnya, draft atau rancangan
secara perspektif sistem pembelajaran, model bahan ajar ini dapat diteruskan dengan konteks
pembelajaran berbasis multimedia yang penelitian “Pengembangan Bahan Ajar”.
sedang kita bicarakan disini akan terdiri atas: 1) Sehingga langkah penelitian akan dimulai dari
Model Pembelajaran, 2) Strategi Pembelajaran, tahap ke empat model ADDIE namun bukan
3) Bahan Ajar. Dari sini juga kita dapat melihat perancangan bahan ajar, akan tetapi dimulai
kedudukan “bahan ajar” yang telah penulis dari menyusun bahan ajar atau
rancang dalam penelitian ini. Model merealisasaikan rancangan bahan ajar hingga
Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, dan berbentuk media cetak berupa buku ajar atau
Bahan Ajar disini merupakan komponen- modul. Setelah bahan ajar berhasil disusun,
komponen integral dalam suatu sistem maka masuk ke tahap lima model ADDIE, yaitu
pembelajaran. Adapun rancangan model “Implementation”, dengan evaluasi formatif
pembelajaran berbasis multimedia yang tahap 2 hingga 4. Evaluasi formatif dimulai dari
relevan dengan bahan ajar ini, juga telah evaluasi satu-satu pada mahasiswa, evaluasi
peneliti tuliskan dalam manuskrip yang kelompok kecil (8-12 mahasiswa), dan uji coba
berbeda. lapangan (+- 30 mahasiswa atau satu kelas).
Bahan ajar dalam penelitian ini dirancang Evaluasi formatif 2, 3, dan 4 inilah yang
dengan menggunakan model ADDIE, dimana merupakan tahap implementasi dalam model
merupakan model yang mengandung lima ADDIE, karena pada fase ini produk
elemen, yang juga merupakan elemen inti instruksional yang telah dikembangkan
dalam suatu model pengembangan diimplementasikan pada mahasiswa, baik
instruksional. Tahapan-tahapan model ADDIE secara individu, kelompok kecil, maupun
yang dilakukan dalam perancangan bahan ajar kelompok besar / uji coba lapangan.
ini hanya sampai pada langkah ke empat,
“Development” dengan evaluasi formatif tahap
satu, yaitu “evaluasi satu-satu oleh para ahli”, REFERENCES
hal ini dikarenakan penelitian ini merupakan
suatu rancangan atau draft bahan ajar. Bahan Articles in Periodicals
Articles in Journal Paginated by Volume
ajar ini berisi materi-materi pokok yang
Alvarez, G. (2012, July). New Technologies in the
mengacu pada kurikulum mata kuliah Media
University Context: The Use of Blogs for
Pembelajaran PAI. Adapun materi terkait dasar Developing Students’ Reading and Writing
menulis ilmiah dan literasi digital merupakan Skills. (U. O. (Barcelona), Penyunt.) RUSC.
materi pengayaan, yang disisipkan sebagai Universities and Knowledge Society Journal,
tugas yang terintegrasi dengan keseluruhan 9(2), 167-168.
materi pokok. Meskipun materi dasar menulis doi:http://dx.doi.org/10.7238/rusc.v9i2.1160
dan literasi digital dalam mata kuliah Media Ameloot, E., Rotsaert, T., & Schellens, T. (2021, July
Pembelajaran PAI, namun mendapatkan porsi 18). The supporting role of learning analytics
for a blended learning environment: Exploring
yang besar dalam pembelajaran dikarenakan
students' perceptions and the impact on
kegiatan menulis dan literasi digital disini
relatedness. Journal of Computer Assisted
menjadi perangkat fundamental untuk Learning, 90-102. doi:10.1111/jcal.12593
mendorong pemahaman terhadap materi Betaubun, M. (2020, November 24). Self
pokok itu sendiri. Assessment on Students' Digital Competency
Perancangan bahan ajar ini tidak in Academic Writing Course in Papua
terbatas untuk mata kuliah media pembelajaran Context. Jurnal Pendidikan Progresif, 10(3),
PAI saja, namun bersifat fleksibel dan dapat 404-416. doi:10.23960/jpp.v10.i3.202003
menyesuaikan dengan mata kuliah lainnya Durga, M. V., & Rao, D. C. (2018, January).
Developing Students' Writing Skills in English
Desain Bahan Ajar Menggunakan Model ADDIE untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis dan 257
Literasi Digital Mahasiswa
Havizul
Indri Febriyanti
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten
* E-mail: indriff02@gmail.com
Abstrak
Anak usia dini merupakan masa yang melandasi kehidupan manusia selanjutnya. Masa ini, yang biasa disebut
dengan Golden Age, merupakan masa keemasan anak-anak yaitu masa dimana anak pada usia dini dapat
dengan mudah meniru dan menyerap berbagai pengetahuan di lingkungannya. Atas dasar inilah perlu kiranya
dilakukan pendidikan karakter, baik dilakukan oleh pendidik/guru maupun orangtua selaku pendidik utama di
dalam kehidupan anak. Metodologi dalam penelitian ini merupakan library research yaitu serangkaian kegiatan
yang berkaitan dengan metode perpustakaan dalam pengumpulan data, pembacaan dan pencatatan, maupun
laporan hasil penelitian terdahulu serta pengolahan bahan penelitian. Ada 4 metode dan 12 strategi yang perlu
dilakukan oleh pendidik/guru dan orangtua dalam menerapkan pendidikan karakter bagi anak sejak usia dini.
Pendidikan yang dilaksanakan secara terus menerus akan membentuk karakter anak hingga beranjak dewasa,
karena pembentukan kepribadian anak tidak hanya karena gen, tetapi juga dipengaruhi juga oleh lingkungan.
Abstract
This section Early childhood is the period that underlies the next human life. This period, which is commonly
referred to as the Golden Age, is the golden age of children, namely a period where children at an early age can
easily imitate and absorb various knowledge in their environment. On this basis, it is necessary to carry out
character education, both by educators/teachers and parents as the main educators in children's lives. The
methodology in this research is library research, namely a series of activities related to library methods in data
collection, reading and recording, as well as reports on previous research results and processing research
materials. There are 4 methods and 12 strategies that need to be carried out by educators/teachers and parents
in implementing character education for children from an early age. Education that is carried out continuously will
shape the character of children until they grow up, because the formation of a child's personality is not only due
to genes, but is also influenced by the environment.
jawab.
l Religius, 2) Jujur, 3) Toleransi, 4) Kerja
l l l l
untuk Pendidikan Anak Usia Dini dirancang l l l Disiplin, 9) Bersahabat/ Komunikatif, 10) Rasa
l l l l
kebiasaan di jenjang pendidikan berikutnya. Kebangsaan, 14) Cinta Tanah Air, 15) Cinta
l l l l
Menurut pendapat Mulyasa (2012) pendidikan l Damai, 16) Peduli Lingkungan, 17) Peduli
l l l l
karakter bagi anak usia dini mempunyai l l l Sosial, 18) Tanggung Jawab.
l l l
makna yang lebih tinggi dari pendidikan moral l l l Usia Keemasan Anak (Golden Age),
karena tidak hanya berkaitan dengan masalah
l l l masa dimana anak memiliki potensi
benar-salah, tetapi bagaimana menanamkan
l l l perkembangan yang sangat baik. Pada titik ini,
kebiasaan (habit) tentang berbagai perilaku
l l l adalah saat yang tepat untuk menanamkan
yang baik dalam kehidupan sehingga anak l l l statistik karakter yang baik yang diharapkan
memiliki kesadaran dan komitmen untuk l l dapat membentuk kepribadian nantinya.
menerapkan kebajikan dalam kehidupn l l Disinilah kemudian besarnyal peran l
karakter sejak dini akan mampu membentuk membentuk generasi, sebagai penerus l l
generasi penerus bangsa yang berkarakter bangsa yang berkepribadian kuat yang
l l l
kuat yang karakternya mencerminkan karakter mencerminkan karakter anak Indonesia, dan l l l
bangsa Indonesia itu sendiri. Selain itu, untuk mempersiapkan diri pada jenjang
l l
pembentukan karakter pada usia dini pendidikan berikutnya oleh karena itu l l l
merupakan tahap persiapan untuk masuk ke penamanam pendidikan karakter anak usia l l
perkembangan, yang merupakan dasar untuk pengubahan sikap dan tata laku seseorang
l l l
kelangsungan hidup di masa depan. ada Pada atau lkelompok orang dalam usaha l l
perkembangan dan pertumbuhan fisik dan pengajaran dan pelatihan, proses, cara, l l
mental yang cukup besar. Pada usia ini, anak- perbuatan mendidik. Jadi pendidikan bisa
l l l
anak merespon dengan cepat dan memproses diartikan menjadi proses pengembangan diri
l l l
semua yang mereka terima. Pentingnya seorang melalui upaya pengajaran, bimbingan
l l
pendidikan di usia dini yaitu untuk membekali dan l pelatihan sebagai akibatnya l
dalam perjalanan usianya akan dapat dewasa. Dewasa disini bukan diartikan l l l
menjalani pendidikan selanjutnya dengan baik. berdasarkan segi fisik, melainkan lebih dalam l l l
kata yaitu pendidikan dan karakter. Kedua dinamis, berorientasi pada ilmu pengetahuan,
l l l l
kata ini memiliki arti tersendiri, Pendidikan berorientasi intelektual dan teknologi, l
Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini 261
Indri Febriyanti
Pancasila.
l tua mengantar dan menjemput anak
ke sekolah tapat waktu itu
Adapun menurut Nuraeni (2014) nilai karakter
menunjukkan bahwa kita tidak l l l
sebagai berikut:
c. Toleransi l
a. Kejujuran l
Toleransi adalah sikap peduli l l
berkarakter.
l
menunjukkan bahwa pendidik membutuhkan
b. Kedisiplinan l
kesabaran dan ketelatenan untuk membentuk
Disiplin merupakan salah l satu l
karakter anak didiknya, dan harus didukung l l
seseorang tidak langsung terbentuk, mereka, karena semua yang didengar dan l l l
baik. Fadlillah & Khorida (2013, hlm. 166188) digunakan untuk hiburan dan l
a. Metode Keteladanan l l
mendengar, merasakan, melihat, dan l l
b. Metode pembiasaan
sama dengan mereka.
l Melalui l
internal. Anak dengan orang tua dan l l l karakter secara jelas, sistematis, dan l l
kepada anak, pendidikan imajinatif l l aspek knowing the good, loving the
l l l
6) Menjalin hubungan suportif dan peduli pembentukan karakter bagi anak sejak dini. l l l
lingkungan sekolah, yang terpenting l untuk mengajarkan nilai-nilai yang baik agar
l l l l
rasa aman dan saling percaya, saling l l l atau jenjang pendidikan selanjutnya. Anak
l l
menghormati dan peduli terhadap l usia dini adalah waktu yang tepat untuk
l l l l
10) Libatkan siswa dalam wacana moral. l l l secara terus menerus akan membentuk
l l
Masalah moral adalah inti dari l l karakter anak hingga beranjak dewasa,
l l l
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan penerapan manajemen pendidikan karakter melalui
metode pembiasaan serta menganalisis faktor pendukung dan faktor penghambat di SDN 028/V Beram Itam
Kanan. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian ini (1)
perencanaan pendidikan karakter melalui metode pembiasaan memiliki beberapa tahapan yaitu, observasi
keadaan sekolah, rapat koordinasi dan memberikan sosialisasi, (2) proses pengorganisasian yaitu dengan
pembagian tugas, menentukan struktur organisasi dan jadwal piket, (3) tahapan pelaksanaan melalui kegiatan
rutin harian, spontan dan kegiatan yang terintegrasi ke dalam kurikulum, (4) adanya proses pengawasan dengan
supervisi dan bersifat langsung, (5) beberapa hambatan dan pendukung dalam implementasi pendidikan karakter
melalui metode pembiasaan yaitu sarana prasarana, tenaga pendidik dan peserta didik itu sendiri.
Abstract
This study aims to describe the implementation of character education management through the habituation
method and analyze the supporting and inhibiting factors in SDN 028 / V Beram Itam Kanan. This research is a
qualitative research. The method used is a case study. The results of this study (1) character education planning
through the habituation method has several stages, namely, observing the state of the school, coordinating
meetings and providing socialization, (2) the organizing process, namely the division of tasks, determining the
organizational structure and picket schedule, (3) the stages of implementation through daily routine activities,
spontaneous and activities that are integrated into the curriculum, (4) there is a supervision process with
supervision and is direct, (5) some obstacles and supporters in the implementation of character education through
the habituation method that is infrastructure, educators and students themselves.
Salah satu cara untuk membangun karakter Menurut Foerster dalam Muslich (2011),
bangsa indonesia yaitu melalui pembiasaan. pencetus dan pedagog Jerman, terdapat empat
Pembiasaan menurut Mulyasa (2012) adalah ciri dasar dalam pendidikn karakter. Pertama,
“sesuatu yang dilakukan secara rutin dan terus keteraturan interior dimana setiap tindakan
menerus agar menjadi kebiasaan”. diukur berdasar hierarki nilai. Nilai menjadi
Pembiasaan (habituation) merupakan proses pedoman normative setiap tindakan. Kedua,
pembentukan sikap dan perilaku yang relative koherensi yang memberikan
menetap dan bersifat otomatis melalui proses keberanian,membuat seseorang teguh pada
pembelajaran (Faturrohman, 2018). prinsip, tidak mudah terombang-ambing pada
Pembiasaan merupakan suatu keadaan situasi baru atau takut resiko. Koherensi
dimana seseorang mengaplikasikan perilaku- merupakan dasar yang membangun rasa
perilaku yang belum pernah atau jarang percaya satu sama lain. Ketiga, otonomi. Disitu
dilaksanakan menjadi sering dilaksanakan seseorang menginternalisasikan aturan dari
hingga pada akhirnya menjadi kebiasaan luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadi. Ini
(Helmawati, 2017). Pembiasaan yang dapat dilihat lewat penilaian atas keputusan
dilakukan di SDN 028/V Beram Itam Kanan pribadi tanpa terpengaruh atau desakan pihak
tentu telah melalui perencanaan yang matang, lain. Keempat, keteguhan merupakan daya
pengorganisasian yang tepat, serta tahan seseorang guna menginingi apa yang
pelaksanaan yang dilakukan secara terus dipandang baik dan kesetiaan merupakan
menerus dan pengawasan yang dilakukan dari dasar bagi penghormatan atas komitmen yang
berbagai pihak demi menjaga komitmen yang dipilih.
telah dibuat sejak dulu. Dengan kata lain, SDN
Penelitian yang dilakukan oleh Maisaro,
028/V Beram Itam Kanan telah menggunakan
Wiyono, Arifin (2018) yang berjudul
manajemen pendidikan karakter dengan
“Manajemen Program Penguatan Pendidikan
metode pembiasaan.
Karakter Di Sekolah Dasar”. Hasil dari
Menurut Rohmah dan Fanani (2017) penelitian ini adalah (1) perencanaan program
menjelaskan bahwa konsep manajemen penguatan pendidikan karakter memiliki
adalah menjalankan fungsi perencanaan, beberapa tahapan, yaitu observasi, rapat
pengorganisasian, penggerakan dan koordinasi, menyusun program kerja,
Implementasi Manajemen Pendidikan Karakter Melalui Metode Pembiasaan Di 267
Sekolah Dasar
K.A. Rahman1*, Novia Khairun Nisa2, dan Muazza3
Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional Pada penelitian studi kasus ini peneliti memilih
(2007) menyebut habituasi sebagai menggunakan stretegi sampling Maximum
pembiasaan yang artinya “merupakan proses Variation dan Criterion, dimana peneliti memilih
pembentukan sikap dan perilaku yang relatif sample berdasarkan karakteristik yang
menetap dan bersifat otomatis melalui proses ditentukan oleh peneliti yang dapat membantu
pembelajaran yang berulang-ulang”. menjawab pertanyaan penelitian dan
Lanjutannya bahwa sikap atau perilaku yang menentukan sample berdasarkan orang yang
menjadi kebiasaan mempunyai ciri-ciri sebagai paling banyak mengetahui informasi tentang
berikut: (a) Perilaku tersebut relatif menetap. kasus tersebut. Peneliti memilih kepala
(b) Pembiasaan umumnya tidak memperlukan sekolah, kemudian guru yang berjumlah empat
fungsi berpikir yang cukup tinggi. (c) Kebiasaan orang. Partisipan dipilih yang bertanggung
bukan sebaga hasil dari proses kematangan, jawab dalam Manajemen Pendidikan Karakter
tetapi sebagai akibat atau hasil pengalaman melalui kegiatan pembiasaan, karena dianggap
atau belajar. mampu menjawab pertanyaan penelitian yang
diuraikan dalam penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif. Menurut Creswell (2014) penelitian Tabel 1.1 Jumlah Responden
kualitatif merupakan metode-metode untuk
mengeksplorasi dan memahami makna yang - Partisipan Jabatan Jenis
oleh sejumlah individu atau sekelompok orang- Kelamin
dianggap berasal dari masalah sosial atau
kemanusiaan. Penelitian ini bertujuan untuk Partisipan 1 Kepala sekolah Perempuan
mendapatkan gambaran tentang Implementasi
Partisipan 2 Guru 1 Perempuan
Manajemen Pendidikan Karakter peserta didik
melalui metode pembiasaan di SDN 028/V Partisipan 3 Guru 2 Perempuan
Beram Itam Kanan. Data yang akan
dikumpulkan adalah tentang perencanaan, Partisipan 4 Guru 3 Laki-laki
pengorganisasian, pelaksanaan, pengontrolan
atau pengawasan. Dengan demikian, penelitian Partisipan 5 Guru 4 Perempuan
ini lebih sesuai menggunakan metode
penelitian kualitatif pendekatan studi kasus
dengan latar belakang untuk mendapatkan
Secara umum dalam penelitian kualitatif,
pemahaman dan penafsiran yang mendalam
langkah-langkah pengumpulan data meliputi
mengenai makna, fakta yang menyeluruh
usaha membatasi penelitian, mengumpulkan
tentang manajemen pendidikan karakter
informasi melalui observasi dan wawancara,
peserta didik.
baik yang terstruktur maupun tidak,
dokumentasi, materi-materi visual, serta usaha
merancang protokol untuk merekam/mencatat
informasi dan juga menggunakan demografik
268 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
angket peserta penelitian untuk mendata latar sekolah. Pertama kepala sekolah bertindak
belakang mereka (Creswell, 2014). sebagai pengawas atau pengontrol jalannya
proses perencanaan tersebut, kedua guru-guru
HASIL DAN PEMBAHASAN di dini sebagai pembimbing, pengarah dan
pengontrol jalannya suatu kegiatan
Perencanaan pembiasaan yang menumbuhkan nilai-nilai
karakter peserta didik, dan ketiga, orangtua
Perencanaan yang baik dan komitmen sangat berperan dalam langsung untuk
menjalankan dengan serius akan menumbuhkan nilai-nilai karakter Hoyle (2010).
menghasilkan sesuatu yang baik (Kurniadin &
Machali, 2016). Perencanaan dalam konteks Langkah perencanaan di SDN 028/V Beram
pendidikan menunjukkan bahwa sebuah Itam Kanan manajemen pendidikan karakter
perencanaan yang baik akan menghasilkan melalui metode pembiasaan yaitu mengadakan
sesuatu yang baik pula. Melalui perencanaan observasi lapangan keadaan sekolah terlebih
inilah akan dianalisis kemungkinan- dahulu yang meliputi keadaan sekolah, sarana
kemungkinan yang akan terjadi di masa yang prasarana sekolah, ketersediaan peserta didik
akan datang dan kemudian dipersiapkan dan kependidikan, dan keadaan perilaku
strategi menghadapinya. Hal ini sejalan dengan peserta didik di sekolah. Kemudian tahapan
apa yang disampaikan Zubaedi (2011) kedua mengadakan rapat koordinasi kepala
Pendidikan karakter dimaknai sebagai sekolah sebagai pemimpin dalam musyawarah
pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai dengan guru, dengan cara menentukan
dan karakter peserta didik sehingga mereka program kerja apa yang dilakukan dalam
memiliki nilai dan karakter sebagai karakter rangka pembentukan karakter peserta didik.
dirinya, menciptakan nilai-nilai tersebut dalam Pada tahapan ketiga memberikan sosialisasi
kehidupan dirinya dengan demikian pendidikan dan diskusi juga dengan komite sekolah.
karakter adalah upaya yang dilakukan yang Kemudian komite sekolah yang
mampu mempengaruhi karakter peserta didik. menyampaikan kepada komite kelas melalui
rapat bulanan. Hal itu dilakukan, agar kegiatan
Untuk menumbuhkan karakter peserta didik, pembiasaan dalam rangka membentuk
perlu adanya pembiasaan dalam proses karakter peserta didik kedepannya dapat
pembiasaan dalam proses pembentukan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan
karakter peserta didik, memberikan yang telah ditentukan.
pengetahuan yang baik untuk peserta didik,
koordinasi antara orangtua dan peserta didik. Hasil penelitian ini berhubungan dengan
Pelaksanaan adalah tindakan untuk penelitian model pendidikan karakter yang
mengusahakan agar semua anggota kelompok sudah pernah dilakukan dengan Judul
mau dan berusaha sekuat tenaga untuk “Manajemen Pendidikan Karakter” Kumendong
mencapai tujuan para anggota yang (2012). Dari penelitian tersebut, disimpulkan,
menyebabkan para anggota mau untuk pertama, perencanaan pendidikan karakter di
mencapai tujuan-tujuan tersebut (Terry, 1991, SMA Lokon St. Nikolus Tumohon dibuat oleh
dikutip dalam Kurniadin & Machali, 2016). masing-masing unit dan sub unit yang ada di
lembaga pendidikan Lokon dan kemudian
Melalui proses perencanaan yang bertujuan dirumuskan bersama dalam rapat koordinasi
untuk mengelola organisasi dengan efektif dan antarunit, yakni sekolah, asrama dan yayasan.
efisien. Terkait temuan dari penelitian ini, Perencanaan
secara umum perencanaan pendidikan
karakter peserta didik, perencanaan Perencanaan yang baik dan komitmen
merupakan keseluruhan proses pemikiran. menjalankan dengan serius akan
Adapun proses perencanaan dalam menghasilkan sesuatu yang baik (Kurniadin &
mengembangkan pendidikan karakter di Machali, 2016). Perencanaan dalam konteks
sekolah, di dalam proses perencanaan dimulai pendidikan menunjukkan bahwa sebuah
dari kepala sekolah, guru, serta orangtua perencanaan yang baik akan menghasilkan
adanya proses kegiatan-kegiatan yang ada di sesuatu yang baik pula. Melalui perencanaan
Implementasi Manajemen Pendidikan Karakter Melalui Metode Pembiasaan Di 269
Sekolah Dasar
K.A. Rahman1*, Novia Khairun Nisa2, dan Muazza3
peserta didik untuk menyanyikan lagu wajib dukungan dari lapisan masyarakat termasuk
nasional, peserta didik dapat mengetahui dan pemerintah daerah. Hal inilah yang mulai
menjaga budaya daerah yang ada di Indonesia. menggalakkan PPK secara bertahap oleh
kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pelaksanaan pembiasaan hari Kamis, yaitu untuk diterapkan dan dilaksanakan pada
pembacaan surah pendek ataupun ayat peserta didik. Penguatan pendidikan karakter
pendek. Kegiatan pembiasaan ini akan merupakan proses pembentukan, transformasi
menumbuh kembangkan rasa cinta terhadap dan pengembangan potensi peserta didik di
agamanya. Karena, semua warga sekolah SDN seluruh Indonesia agar senantiasa berpikiran
028/V Beram Itam Kanan beragama Islam. baik, berhati baik, dan berperilaku baik dengan
Selain kegiatan pembiasaan di hari Kamis, menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang
kegiatan di Hari Jumat juga berkaitan dengan menciptakan rasa religius, nasionalis, mandiri,
kerohanian karena kegiatan di hari Jumat yaitu gotong royong dan integritas pada peserta
yasinan bersama warga sekolah. Kegiatan didik. Berdasarkan hal tersebut, SDN 028/V
pembiasaan hari Sabtu yaitu Senam yang Beram Itam Kanan mengimplementasikan
dilanjutkan dengan pemeriksaan kuku dan pendidikan karakter terhadap peserta didik
rambut peserta didik, dalam hal ini akan dengan metode pembiasaan. Sejalan dengan
menumbuhkan pola hidup bersih dan sehat program pemerintah tersebut, SDN 028/V
peserta didik. Beram Itam Kanan membentuk kegiatan
pembiasaan untuk meningkatkan rasa religius,
Selain kegiatan rutinitas harian, kegiatan
nasionalis, mandiri, gotong royong dan
pembiasaan mingguan juga dilaksanakan di
integritas pada peserta didik.
SDN 028/V Beram Itam Kanan yaitu kegiataan
ekstrakulikuler Pramuka. Dengan kegiatan Pelaksanaan pembiasaan yang berkaitan
pembiasaan ini, akan menumbuhkan tanggung dengan religius peserta didik di SDN 028/V
jawab peserta didik terhadap tugas-tugasnya. Beram Itam Kanan, yaitu pembacaan surah
Selain itu juga membiasakan peserta didik pendek, ayat pendek, sholawat dan Yasinan
untuk meningkatkan disiplin terhadap bersama. Pelaksanaan pembiasaan berkaitan
kegiatannya sehari-hari. Kegiatan pembiasaan dengan religius, dilaksanakan pada hari Kamis
bulanan yang dilaksanakan di SDN 028/V dan Jumat. Hari Kamis pembacaan surah
Beram Itam Kanan yaitu berupa Jumat Bersih. pendek dan sholawat yang dilaksanakan oleh 2
Kegiatan ini dilakukan di minggu pertama atau orang perwakilan dari masing-masing kelas IV,
minggu kedua setiap bulannya. Kegiatan ini V dan VI sebagai petugas membacakan surat
dilaksanakan oleh semua warga sekolah pendek dan 2 orang orang perwakilan dari
dengan cara bergotong royong. Hal ini dapat masing-masing kelas I, II dan III membacakan
meningkatkan rasa kebersamaan peserta didik sholawat. Selain itu, hari Jumat juga berkaitan
untuk menyelesaikan permasalahan secara dengan menumbuhkan jiwa religius peserta
bergotong royong. Hal ini sejalan dengan didik maupun guru karena kegiatan pada Hari
penelitian yang dilakukan oleh Hanafi (2015) Jumat yaitu Yasinan bersama antara guru dan
bahwa pelaksanaan manajemen pendidikan peserta didik. Kegiatan pembiasaan ini tentu
karakter siswa telah berjalan dengan baik dapat meningkatkan jiwa religius peserta didik
melalui kegiatan pengorganisasian semua terhadap agama, khususnya agama Islam.
unsur pelaksana kegiatan, pengarahan pada
semua warga sekolah dan tindakan yang Hal ini sejalan dengan yang dituangkan oleh
berfokus pada penerapan nilai-nilai karakter Sriwulujeng (2017) bahwa religius merupakan
peserta didik. sikap patuh melaksanakan ajaran agama yang
dianut, toleran terhadap penganut agama lain
Penguatan pendidikan karakter (PPK) dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
bukanlah program baru pemerintah. Program Pelaksanaan pembiasaan yang berkaitan
ini sudah menjadi gerakan yang diterapkan dengan karakter nasionalis yang dilaksanakan
pada berbagai lini lembaga pendidikan. Mulai di SDN 028/V Beram Itam Kanan, yaitu
dari TK, SD, SMP dan SMA. Program kegiatan Upacara Bendera yang dilaksanakan
pendidikan karakter secara intensif mendapat setiap hari Senin. Sebagai petugas upacara
Implementasi Manajemen Pendidikan Karakter Melalui Metode Pembiasaan Di 271
Sekolah Dasar
K.A. Rahman1*, Novia Khairun Nisa2, dan Muazza3
bendera dilaksanakan secara bergantian oleh bersih yang dilaksanakan di hari Jumat setiap
kelas IV, V dan VI. Selain itu, kegiatan yang bulannya pada minggu pertama atau minggu
dapat meningkatkan nasionalis peserta didik kedua. Disesuaikan dengan situasi dan kondisi
dilaksanakan pada hari Rabu yaitu di sekolah.
menyanyikan lagu wajib nasional ataupun lagu
daerah. Petugasnya yaitu perwakilan masing- Berdasarkan hal tersebut, sejalan dengan yang
masing kelas tinggi sebanyak 2 orang. dikatakan oleh Sriwilujeng (2017) gotong
royong mencerminkan tindakan menghargai
Berdasarkan hal tersebut, sejalan dengan yang semangat kerjasama dan bahu-membahu
dikatakan oleh Sriwilujeng (2017) nasionalis menyelesaikan masalah bersama, senang
merupakan sikap yang menunjukkan bergaul dan bersahabat dengan orang lain
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan serta memberi bantuan pada mereka yang
terhadap bahasa; lingkungan fisik, sosial, miskin, tersingkir, dan membutuhkan
budaya dan politik bangsa; serta menempatkan pertolongan.
kepentingan bangsa di atas kepentingan diri
dan kelompok. Pelaksanaan pembiasaan yang berkaitan
dengan karakter integritas yang dilaksanakan
Pelaksanaan pembiasaan yang berkaitan di SDN 028/V Beram Itam Kanan, salah
dengan karakter mandiri yang dilaksanakan di satunya menanamkan kedisiplinan pada
SDN 028/V Beram Itam Kanan, yaitu pada hari peserta didik. Hal ini dapat dilihat pada jam
Selasa menampilkan puisi yang telah dibuat masuk sekolah. Tepat pada pukul 07.00
atau dicari oleh peserta didik secara mandiri di peserta didik wajib berada di sekolah dan pintu
rumah. Selain itu, kegiatan pembiasaan lainnya gerbang akan ditutup. Bagi peserta didik yang
yaitu membiasakan peserta didik untuk terlambat masuk, mereka akan menunggu
melaksanakan tugas piket kelas. Secara diluar gerbang dan masuk setelah pembiasaan
mandiri, siswa yang mendapat giliran piket, selesai. Untuk memberikan efek jera kepada
mereka akan melaksanakan tugasnya peserta didik, biasanya peserta didik akan
membersihkan kelas. Peserta didik disini setiap diberi hukuman yang mendidik, seperti
paginya juga dibiasakan oleh guru menyiram tanaman, memungut sampah, atau
pembimbingnya untuk selalu memungut disesuaikan dengan kondisi dan situasi di
sampah-sampah di lingkungan sekolah. sekolah. Dengan hukuman ini, peserta didik
Karena ini sudah menjadi kebiasaan dan pun melaksanakan perintah guru dengan
budaya sekolah ini. Secara tidak langsung, hal penuh tanggung jawab.
ini juga mengajarkan siswa tentang
kemandirian. Dengan kegiatan pembiasaan yang berkaitan
dengan meningkatkan integritas tersebut, SDN
Berdasarkan kegiatan pembiasaan di atas, 028/V Beram Itam Kanan mendapat bintang 1
sejalan dengan yang dikatakan oleh Sriwilujeng kantin sehat. Pada tahun 2014 juga menjadi
(2017) mandiri merupakan sikap tidak perwakilan Lomba Sekolah Sehat (LSS) dari
bergantung pada orang lain, tenaga, pikiran, Tanjung Jabung Barat.
waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi
dan cita-cita. Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam
Pembelajaran Merespons sejumlah kelemahan
Pelaksanaan pembiasaan yang berkaitan dalam pelaksanaan pendidikan akhlak dan budi
dengan karakter gotong royong yang pekerti (pendidikan karakter), terutama melalui
dilaksanakan di SDN 028/V Beram Itam Kanan dua mata pelajaran Pendidikan Agama dan
dilakukan setiap hari efektif. Peserta didik Pendidikan Kewarganegaraan, telah
secara bersama-sama setiap pagi memungut diupayakan inovasi pendidikan karakter.
sampah kemudian membuangnya ke tempat Inovasi tersebut adalah:
pembuangan sampah yang telah disediakan.
Selain itu, gotong royong disini juga dilakukan 1. Pendidikan karakter dilakukan secara
setiap bulannya, yang disebut dengan Jum’at terintegrasi ke dalam semua mata
272 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Di samping model ini, ada juga model Pengawasan yang dilaksanakan di SDN 028/V
lain dalam pendidikan karakter di sekolah, Beram Itam Kanan yaitu kepala sekolah
seperti model subject matter dalam bentuk mengontrol guru piket yang mendapat tugas
mata pelajaran sendiri, yakni menjadikan piket pada hari tersebut. Selain itu Kepala
pendidikan karakter sebagai mata pelajatan Sekolah juga melakukan supervisi dengan
tersendiri sehingga memerlukan adanya mengontrol kebersihan setiap kelas. Kemudian
rumusan tersendiri mengenai standar isi, hasil pengawasan ini selalu di bahas di rapat
standar kompetensi dan kompetensi dasar, rutin bulanan antara kepala sekolah dan majelis
silabus, RPP, bahan ajar, strategi guru agar kegiatan pembiasaan ini dapat selalu
pembelajaran, dan penilaiannya di sekolah. di tingkatkan. Selain pengawasan dari kepala
Model ini tidaklah gampang dan akan sekolah dan guru, pengawasan juga dilakukan
menambah beban peserta didik yang sudah oleh pihak luar, seperti Puskesmas dan Dinas
diberi sekian banyak mata pelajaran. Karena Kesehatan yang selalu mengontrol kebersihan
itulah, model integrasi pendidikan karakter di lingkungan sekolah.Hal ini sejalan dengan
dalam mata pelajaran dinilai lebih efektif dan penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2018),
efisien dibanding dengan model subject pengawasan pendidikan karakter di SMP Islam
matter.Integrasi pendidikan karakter di dalam Andalusia, diantaranya: Pengawasan
proses pembelajaran di sekolah dilaksanakan pelaksanaan pendidikan karakter melibatkan
mulai dari tahap perencanaan, semua komponen sekolah. Pengawasan
pengorganisasian, pelaksanaan, hingga dilakukan dalam pengamatan perilaku siswa
pengawasan pembelajaran pada semua mata dalam keseharian di sekolah, baik kegiatan
belajar di kelas, di sekolah maupun kegiatan
Implementasi Manajemen Pendidikan Karakter Melalui Metode Pembiasaan Di 273
Sekolah Dasar
K.A. Rahman1*, Novia Khairun Nisa2, dan Muazza3
Kahfi Azzuhry
Universitas Negeri Jakarta
E-mail: azzuhrykahfi@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman mahasiswa selama pembelajaran secara daring sebagai
bentuk analisis kebutuhan untuk mengembangkan pembelajaran adaptif. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian
pengembangan ADDIE melalui tahapan analisis menggunakan metode survei yang dilaksanakan di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh. Hasil penelitian ini menunjukan dari dimensi instruksional dan konten dapat
dikatakan baik memperoleh 75,5%, pada dimensi karakteristik mahasiswa dapat dikatakan baik memperoleh 53%,
kemudian terdapat informasi dari hasil diskusi yang perlu di tindak lanjuti untuk pengembangan pembelajaran
adaptif yaitu pada konteks teori dan praktik, kesenjangan sumber belajar, dan ujian kompetensi. Kesimpulan
penelitian ini dibutuhkan dalam menunjang pembelajaran yang adaptif yaitu dengan mengembangakan sebuah
panduan digital untuk pembelajaran yang menyesuaikan kondisi dalam konteks teori dan praktik mahasiswa
keperawatan.
Abstract
This study aims to determine student experiences during online learning as a form of needs analysis to develop
adaptive learning. This type of research is ADDIE development research through the analysis phase using a survey
method which was carried out at the Bani Saleh School of Health Sciences. The results of this study show that
from the instructional and content dimensions it can be said to be good at getting 75.5%, the student characteristics
dimension can be said to be good at getting 53%, then there is information from the results of the discussion that
needs to be followed up for the development of adaptive learning, namely in the context of theory and practice.
gaps in learning resources, and competency exams. The conclusion of this research is needed to support adaptive
learning, namely by developing a digital guide for learning that adapts to conditions in the context of theory and
practice of nursing students.
kemahiran pembelajar, aspek motivasi atau mahasiswa selama pembelajaran daring yang
emosional dari perilaku pembelajar, dan telah berjalan selama kurang lebih satu tahun,
perbedaan individu yang digunakan untuk dengan angket dan kuesioner dalam bentuk
pembelajaran. Content model model ini dapat skala likert memperhatikan literatur yang telah
melibatkan konsep yang saling membangun dijelaskan sebelumnya yaitu aspek model
dan mencakup peta pembelajaran dengan instruksional, model konten yang digunakan
hubungan antara ide-ide yang berbeda dan dan karakteristik untuk model pebelajar.
bagaimana konten kursus disampaikan kepada Teknik analisis data dengan statistic
pebelajar. Instructional model model ini deskriptif dengan menggunakan presentase
memberikan dasar untuk memutuskan konten dimana penyajian data pada penelitian ini
apa yang disajikan kepada pembelajar. dilakukan dengan cara mencari frekuensi
relatifnya atau persentase dengan menghitung
jumlah pilihan dibagi dengan jumlah responden
METODE PENELITIAN kemudian di kali seratus, kemudian di
interpretasikan berdasarkan tabel berikut.
Studi ini termasuk penelitian Research
and Development (R&D) dengan Tabel 1. Kriteria penialaian
menggunakan model ADDIE dengan Langkah Kategori Interval
analysis, design, development, Baik Sekali 76% - 100%
implementation, and evaluation untuk Baik 51% - 75%
mengembangkan pembelajaran adaptif untuk Cukup Baik 26% - 50 %
program studi Keperawan Diploma III di Kurang Baik 1% - 25%
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bani Saleh.
Fokus dalam studi ini untuk menganalisis
kebutuhan dalam mengembangkan
pembelajaran adaptif sebagai langkah awal HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk mengetahui apa yang diperlukan, maka
dilakukan survei bertujuan mengukur dari HASIL
pengalaman mahasiswa yang muncul dan Tahapan pertama analisis instruksional
menggunakan data hasil penelitian untuk dibagi menjadi tiga komponen: analisis bahan
pemecahan masalah. Analisis untuk ajar, analisis siswa, dan analisis teknologi.
pengembangan pembelajaran adaptif Analisis bahan ajar dimulai dengan maksud
berdasarkan pengalaman pembelajaran online atau tujuan program atau mata kuliah dalam
yang sudah di laksanakan sebelumnya terdiri keseluruhan kurikulum. Banyak tujuan dan
dari dua dimensi yaitu instruksional dan konten sasaran kursus online diubah dari kursus tatap
lalu karakteristik mahasiswa, dimensi muka. Program online dapat dikategorikan
isntruksional dan konten memiliki empat sebagai kursus dasar, analisis/sintesis, dan
indicator diantaranya pemberian pokok-pokok keterampilan.
materi, penggunaan berbagai metode Berdasarkan dimensi instruksional dan
pembelajaran, penggunaan berbagai media, konten serta karakteristik mahasiswa untuk
dan umpan balik. Untuk dimensi karakteristik memperoleh pengalaman mahasiswa selama
mahasiswa dua indicator antara lain motivasi pembelajaran daring semasa pandemik. Teknik
dan aksesbilitas berkenaan dengan alat analisis berdasarkan kuesioner menggunakan
pendukung mahasiswa. statistic deskriptif, perolehan data kuantitatif
Mengumpulkan data dengan Teknik diolah menjadi data kualitatif dalam bentuk
purposive sampling dikarenakan penelitian ini presentase dan setelah diketahui hasil nilai
diseuaikan dengan tujuan penelitian ini presentase tersebut dapat di interpretasikan.
dilakukan. Melakukan wawancara terhadap 3 Berdasarkan kriteria di atas, untuk
dosen untuk menanggapi bagaimana kondisi dimensi instruksional dan konten sejumlah 34
pembelajaran daring baik tantangan dan mahasiswa secara 75,5% dapat dikatakan baik,
masukan. Memberikan angket atau kuesioner Dari segi dimensi karakteristik mahasiswa
tentang motivasi dan pengalaman terhadap 34 dengan kondisi yang membedakan masing-
278 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
masing individu dalam tingkat motivasi dan kurangnya anggota tenaga ahli kependidikan
aksesbilitas perangkat mereka dalam dan pengalaman siswa dalam pendidikan
pembelajaran secara hasil memeperoleh 53% online (Farooq et al., 2020). Tantangan lain
dapat dikatakan baik. yang dihadapi peserta dalam
mengimplementasikan pembelajaran online
adalah kurangnya sumber daya e-learning,
infrastruktur, kualitas dan aksesibilitas internet
(Al-Balas et al., 2020; Mansbach & Austin,
2018; Marek et al., 2021)
PENUTUP
Kinshuk. (2016). Designing Adaptive and Moskal, P., Carter, D., & Johnson, D. (2017). 7
Personalized Learning Environments. In Things you should know about adaptive
Designing Adaptive and Personalized learning. Educause Learning Initiative, 2.
Learning Environments. https://library.educause.edu/resources/2017
https://doi.org/10.4324/9781315795492 /1/7-things-you-should-know-about-
adaptive-learning
Liguori, E., & Winkler, C. (2020). From Offline to
Online: Challenges and Opportunities for Peng, H., Ma, S., & Spector, J. M. (2019).
Entrepreneurship Education Following the Personalized Adaptive Learning: An
COVID-19 Pandemic. Entrepreneurship Emerging Pedagogical Approach Enabled
Education and Pedagogy, 3(4), 346–351. by a Smart Learning Environment. Lecture
https://doi.org/10.1177/2515127420916738 Notes in Educational Technology, 171–176.
https://doi.org/10.1007/978-981-13-6908-
Mansbach, J., & Austin, A. E. (2018). Nuanced 7_24
Perspectives about Online Teaching: Mid-
280 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah media simulasi pembelajaran kooperatif berbasis virtual dapat
meningkatkan rasa ingin tahu siswa tentang fisika pada materi getaran harmonik. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 5 Kota Jambi Tahun
Pelajaran 2021/2022. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu Simulasi PhET berbasis pembelajaran
kooperatif, variabelnya berupa rasa ingin tahu siswa. Pengambilan data menggunakan instrumen non tes berupa
wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa media PhET dapat meningkatkan rasa
ingin tahu siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 5 Kota Jambi pada pelajaran fisika.
.
Kata kunci: Sikap rasa ingin tahu siswa, media pembelajaran, media PhET
Abstract
This study aims to determine whether virtual-based cooperative learning simulation media can increase students'
curiosity about physics on harmonic vibration material. This type of research is descriptive qualitative. The
population in this study were students of class X MIA 4 SMA Negeri 5 Jambi City in the 2021/2022 academic year.
The variables of this study consisted of the independent variable, namely the PhET Simulation based on
cooperative learning, the variable in the form of student curiosity. Collecting data using non-test instruments in the
form of interviews and observations. Based on the results of the study, it is known that the PhET media can
increase the curiosity of class X MIA 4 students at SMA Negeri 5 Jambi City in physics lessons.
Keywords: Student curiosity attitude, learning media, PhET
https://doi.org/10.29303/jpft.v6i1.1738
Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi pada penggunaan media pembelajaran Quizizz dalam pembelajaran daring.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif pengamatan alami. Penelitian
pengamatan alami merupakan jenis penelitian kualitatif dengan melakukan observasi menyeluruh pada sebuah
latar tertentu tanpa sedikit pun mengubahnya. Dalam hal ini peneliti akan melakukan pengamatan terhadap
efektivitas aplikasi Quizizz dalam pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri 60 Prabumulih di masa daring. Pada
pembelajaran daring ini Penggunaan Quizizz sedang menjadi tren dalam dunia pendidikan. Hasil penelitian
mengenai menganalisis media pembelajaran Quizizz dalam pembelajaran daring di Sekolah Dasar Negeri 60
Prabumulih bahwa menggunakan aplikasi Quizizz dapat menumbuhkan motivasi dan minat belajar siswa.
Menggunakan aplikasi Quizizz juga menjadikan proses pembelajaran daring lebih menyenangkan dan mudah
diterima dan diingat oleh siswa. Hasil belajar siswa juga semakin meningkat. Adapun kendala dalam penggunaan
aplikasi Quizizz adalah jaringan internet. Kemudian Adapun manfaat ketika menggunakan aplikasi Quizizz adalah
membuat proses pembelajaran daring lebih variatif dan efisien.
Kata kunci: Ilmu Pengetahuan Sosial, Motivasi dan minat belajar, Quizizz, Media Pembelajaran, Pembelajaran
daring, Covid-19
Abstract
This research is based on the use of Quizizz learning media in online learning. The method used in this study is a
qualitative analysis method of natural observation. Natural observation research is a type of qualitative research
by conducting thorough observations on a certain setting without changing it in the slightest. In this case, the
researcher will observe the effectiveness of the Quizizz application in social studies learning for class IV SD Negeri
60 Prabumulih in the online period. In this online learning, the use of Quizizz is becoming a trend in the world of
education. The results of the research on analyzing the Quizizz learning media in online learning at the 60
Prabumulih State Elementary School that using the Quizizz application can grow students' motivation and interest
in learning. Using the Quizizz application also makes the online learning process more fun and easy for students
to accept and remember. Student learning outcomes are also increasing. The obstacle in using the Quizizz
application is the internet network. Then, the benefit of using the Quizizz application is that it makes the online
learning process more varied and efficient.
Keywords: Sosial science, Motivation and interest in learning, Quizizz, Learning media, Online learning,
Covid-19
menyongsong kehidupan yang lebih baik. Tak dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial
selalu sisi yang baik, nyatanya saat ini Bangsa yaitu sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
Indonesia tengah dihadapkan dihadapkan politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.
dengan tantangan globalisasi yang diiringi oleh
kehadiran revolusi industri 4.0. Sudah diketahui Menurut Supardi (2011: 182),
bersama perihal semakin majunya zaman mendefinisikan Pendidikan IPS di sekolah
semakin banyak pula tantangan yang harus adalah suatu penyederhanaan disiplin ilmu-
dihadapi dan bukanlah suatu hal yang tabu ilmu sosial, psikologi, filsafat, ideologi Negara
ketika perkembangan zaman selalu diiringi dan agama yang diorganisasikan dan disajikan
dengan tantangan-tantangan baru. secara ilmiah dan psikologi untuk tujuan
pendidikan. Melalui mata pelajaran
Perubahan yang mendadak dan tanpa pengetahuan sosial siswa diarahkan,
adanya prediksi telah terjadi, tak hanya dibimbing, dan dibantu untuk menjadi warga
Indonesia saja yang mengalami melainkan Negara Indonesia dan warga dunia yang baik.
semua negara yang ada di muka bumi. Menjadi warga Negara dan warga dunia yang
Kehadirannya tidak pernah dinanti dan baik merupakan tantangan yang berat karena
keberadaannya sangat tidak disyukuri. masyarakat global selalu mengalami
Pandemi Covid-19 yang turut andil dalam perubahan setiap saat.
menciptakan berbagai macam perubahan di
semua aspek kehidupan. Perubahan yang Beberapa definisi di atas dapat
terjadi menuntut semua orang untuk disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial
menciptakan pembaharuan agar dapat adalah ilmu yang mempelajari masalah-
bertahan dalam menghadapi situasi yang tidak masalah sosial yang didalamnya merupakan
pernah diinginkan. penyederhanaan dari berbagai ilmu sosial
seperti: antropologi, geografi, sejarah, hukum,
Kehadiran Pandemi Covid-19 ilmu-ilmu polotik dan humaniora yang terpadu
membuat proses pendidikan seorang pendidik dan terseleksi untuk mencapai tujuan
maupun lembaga pendidikan harus pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar
mentransformasikan media pembelajaran dan menengah.
untuk digunakan sekarang. Pendidik harus
mampu menciptakan inovasi dalam proses Tujuan pembelajaran IPS di Sekolah
pembelajaran sehingga peserta didik merasa Dasar berharap agar para peserta didik dapat
terpacu, bersemangat serta bergairah untuk memiliki pengetahuan dan wawasan tentang
mengikuti pembelajaran, dan materi yang konsep-konsep dasar ilmu sosial dan
disampaikan guru akan lebih optimal serta humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran
diterima oleh peserta didik. terhadap masalah sosial di lingkungannya,
serta memiliki ketrampilan mengkaji dan
Trianto (2010: 171) menyatakan bahwa memecahkan masalah-masalah sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan tersebut. Pasal 37 UU NO 5 tahun 2003
integrasi dari berbagi cabang-cabang ilmu-lmu SISDIKNAS mengemukakan bahwa mata
sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, pelajaran IPS merupakan muatan wajib yang
ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu harus ada dalam kurikulum pendidikan dasar
Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar dan menengah. Dengan adanya ketentuan
realitas dan fenomena sosial masyarakat yang undang-undang tersebut yang mewajibkan IPS
diwujudkan dalam satu pendekatan sebagai mata pelajaran dalam sistem
interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang pendidikan di Indonesia telah menjadikan
ilmu sosial. IPS atau studi sosial merupakan kedudukan IPS semakin jelas dan kokoh.
bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan Tetapi dengan perkembangan zaman yang
288 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Proses pendidikan saat ini yang tidak Penelitian ini akan dilaksanakan pada
lagi dapat dilakukan secara tatap muka kelas IV Sekolah Dasar Negeri 60 Prabumulih
melainkan dengan metode daring sehingga untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
mengharuskan lembaga pendidikan dan Implementasi aplikasi Quizizz diharapkan
tenaga pendidik untuk tetap bisa meningkatkan dapat memotivasi siswa dalam kegiatan
minat belajar siswa yaitu dengan cara belajar-mengajar daring dan. Hasil penelitian ini
menggunakan metode pembelajaran yang nantinya diharapkan dapat menjadi role model
aktif, inovatif, kreatif, efektif,dan yang bukan hanya untuk mata pelajaran Ilmu
menyenangkan agar tetap mencapai tujuan Pengetahuan Sosial saja, tetapi juga pada
pembelajaran (Khairiyah dkk, 2021). mata pelajaran lainnya di Sekolah Dasar Negeri
60 Prabumulih dan sekolah dasar lainnya di
Salah satu cara yang dilakukan tenaga seluruh Indonesia.
pendidik untuk menarik minat belajar siswa dan
membantu peserta didik dalam tujuan METODE PENELITIAN
pembelajaran adalah dengan menggunakan
metode pembalajaran berupa aplikasi Quizizz. Metode yang digunakan dalam
Quizizz merupakan aplikasi permainan penelitian ini adalah metode Analisis Kualitatif
pendidikan yang sifatnya naratif dan fleksibel. Pengamatan Alami (Natural Observation).
Selain dapat digunakan sebagai sarana Penelitian pengamatan alami merupakan jenis
menyampaikan materi dan evaluasi, Quizizz penelitian kualitatif dengan melakukan
juga dapat menjadi sarana guru dalam observasi menyeluruh pada sebuah latar
memberikan tugas pekerjaan rumah dengan tertentu tanpa sedikitpun mengubahnya. Dalam
tetap melakukan pengawasan secara daring hal ini peneliti akan melakukan pengamatan
dan menghindari terjadinya siswa yang terhadap efektifitas aplikasi Quizizz dalam
menyontek. pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri 60
Prabumulih di masa daring.
Setiap siswa mendapatkan soal kuis
yang berbeda-beda dalam mengerjakan kuis, 1. Jenis dan Sifat Penelitian
karena telah di acak secara otomatis, sehingga
a. Jenis Penelitian
meminimalisir kecurangan (Ida dkk, 2021).
Quizizz memberikan dampak positif terhadap Pada karya ilmiah ini, penulis
pembelajaran siswa. Melalui media menggunakan metode pengamatan
pembelajaran berupa aplikasi permainan alami (natural observation) terhadap
Quizizz dapat menumbuhkan dan efektifitas aplikasi Quizizz dalam
meningkatkan kemampuan siswa baik dari segi pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri
afektif, kognitif dan psikomotoriknya. Selain itu 60 Prabumulih di masa daring.
aplikasi Quizizz memudahkan guru dalam
membuat soal.Penggunaan Quizizz sedang b. Sifat Penelitian
menjadi tren dalam dunia pendidikan di seluruh
dunia dan hasil penelitian menunjukkan Penelitian pengamatan alami
efektivitas pembelajaran berbasis daring. merupakan jenis penelitian kualitatif
Efektifitas Aplikasi Quizizz Dalam Pembelajaran Ips Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 60 289
Prabumulih Di Masa Daring
Natasya Helsi Febiani1, Annisa Putri Aisyah2, Nadia Sahilah3 dan Yoga Fernando
Rizqi4
belajarnya memuaskan. Media itu merupakan terjadi saat ini. Selain itu dengan hadirnya
alat bantu dalam proses belajar mengajar media pembelajaran berbasis e-learning ini,
(Ekayani, 2017). Minat belajar siswa bisa diharapkan dapat mengikuti adanya arah
tumbuh jika suasana kelas dibuat perkembangan zaman yang ada. Untuk
menyenangkan. Media yang digunakan harus perkembangan zaman yang ada saat ini masuk
menarik sehingga siswa mudah memahami ke dalam perubahan zaman era teknologi yang
dan mempelajari bahan pelajaran (Solikah, semakin canggih, dimana guru memiliki peran
2020). penting dalam mendidik dan memberikan
ilmunya kepada peseta didik (Rahmawati,
Pada saat pembelajaran online 2019).
(daring) , optimalisasi dalam komunikasi jarak
jauh tidak terlepas dengan penggunaan Menurut Purba, media aplikasi Quizizz
handphone, tablet, atau laptop serta koneksi merupakan sebuah media permainan kuis
internet yang dapat dimanfaatkan sebagai interaktif yang di dalamnya terdapat bentuk
bagian dari kegiatan pembelajaran. Hal ini gambar, suara, dan audio yang dapat
menjadi tantangan untuk guru agar tetap dapat digunakan peserta didik dalam menunjang
menciptakan pembelajaran yang pembelajaran yang ada di kelas (Purba, 2019).
menyenangkan, menarik, aktif dan tetap dapat
mencapai tujuan pembelajaran. Mengingat Semester satu tahun 2021/2022 kelas
akan adaptasi baru, yang mau tidak mau harus IV SDN 60 Prabumulih yang berjumlah 20
bisa di terima dengan sedemikian rupa. Salah siswa, pada muatan pelajaran Ilmu
satu media pembelajaran yang menarik, Pengetahuan Sosial tema Peta dan
memiliki sifat interaktif yang mengutamakan Komponennya terdapat materi yang cukup luas
kerjasama, komunikasi, dan bisa menimbulkan yaitu tentang Membaca dan Menggambar Peta.
interaksi antar siswa adalah melalui permainan, Sehingga bagi pengajar untuk dapat
yang mempunyai karakteristik untuk mengomunikasikan materi menggunakan
menciptakan motivasi dalam belajar, yaitu PowerPoint yang ditampilkan melalui Google
khayalan (fantasy), tantangan (challenges) dan Meet , dan evaluasi dilakukan dengan aplikasi
keingintahuan (curiosity) (Irwan dkk, 2019). google form yang mudah dikerjakan oleh siswa
dari rumah. Meski demikian, beberapa siswa
Guru harus menerapkan sebuah media masih mengalami kesulitan dalam memahami
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, materi Membaca dan Menggambar Peta,
dan menyenangkan agar tetap mencapai cenderung merasa jenuh dengan pembelajaran
tujuan pembelajaran saat melaksanakan yang dilaksanakan. Sehingga guru
pembelajaran daring salah satunya adalah menggunakan menggunakan Quizizz sebagai
menerapkan media pembelajaran berbasis e- strategi pembelajaran yang dapat
learning. Media pembelajaran berbasis e- meningkatkan minat belajar siswa.
learning adalah suatu media belajar yang
menggunakan jaringan elektronik. Adapun Masa pandemi banyak sekali
salah satu media pembelajaran berbasis e- ditemukan kesulitan-kesulitan dalam proses
learning adalah Quizizz. pembelajaran yang dirasakan oleh guru dan
siswa. Hilangnya motivasi belajar membuat
Pembelajaran media berbasis e- siswa merasa jenuh dan malas mengerjakan
learning ini sangat mudah dipakai dan mudah tugas yang diberikan sehingga siswa
dijangkau oleh semua orang khususnya di mengalami perkembangan kognitif dengan
masa pandemi Covid-19 saat ini karena, media baik. Namun dengan penggunaan media
berbasis e-learning sangat mudah digunakan pembelajaran berbasis games yang diberikan
oleh siapa saja, bisa juga dilakukan kapan saja, oleh guru sangatlah tepat untuk permasalahan
serta bisa langsung terkoneksi melalui hp yang terjadi pada siswa saat pembelajaran di
ataupun laptop, sehingga tidak menuntut rumah.
kemungkinan dan menjadi penghalang dengan
hadirnya pembelajaran daring (online) yang Media aplikasi Quizizz yang
Efektifitas Aplikasi Quizizz Dalam Pembelajaran Ips Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 60 291
Prabumulih Di Masa Daring
Natasya Helsi Febiani1, Annisa Putri Aisyah2, Nadia Sahilah3 dan Yoga Fernando
Rizqi4
memberikan banyak fitur menyenangkan bagi Saat mengerjakan tugas maupun soal-
siswa karena mempermudah pembelajaran soal di aplikasi Quizizz siswa akan merasa
jarak jauh. Sehingga sangatlah efektif bersemangat dan tidak jenuh karena terdapat
digunakan guru untuk mengetahui peningkatan banyak sekali fitur-fiur yang menarik di dalam
perkembangan kognitif siswa. Selama masa aplikasi Quizizz yang sama ketika kita sedang
pandemi berlangsung, penggunaan media bermain game seperti terdapat musik, meme
pembelajaran online menjadi satu-satunya lucu, penambah waktu, penghapus pilihan
solusi yang dapat diterapkan selama kegiatan jawaban, penambah skor, dan masih banyak
belajar-mengajar. Hadirnya bermacam-macam lagi. (Wahyudi dkk, 2020) Pada aplikasi Quizizz
media pembelajaran online sangatlah siswa juga tidak dapat menyontek temannya,
memudahkan guru untuk menyampaikan karena soal yang diberikan kepada siswa satu
materi yang akan diajarkan kepada siswanya dengan siswa yang lainnya diacak. Siswa dapat
(Hidayati and Aslam 2021) menyesuaikan waktu pertanyaan sehingga
tidak dapat bertanya kepada orang terdekat
Quizizz merupakan sebuah web tool atau melihat buku catatan mereka.
untuk membuat permainan kuis interaktif yang
digunakan dalam pembelajaran di kelas virtual. Setelah menyelesaikan kuis, siswa
Ada empat kemungkinan jawaban untuk kuis akan mempelajari peringkat yang mereka
interaktif. Berisi jawaban yang benar dan dapat terima dari semua siswa yang mengerjakan
menambahkan gambar ke latar belakang soal. Siswa juga mengetahui soal dan jawaban
pertanyaan pada aplikasi quizizz. Quizizz dapat yang benar dari soal yang diolah. Kelebihan
langsung memberikan data dan statistik hasil Quizizz untuk guru adalah memiliki penilaian
kinerja siswa. Quizizz tidak hanya dapat otomatis. Quizizz membuat analisis butir soal,
dikerjakan saat pembelajaran di kelas, tetapi yang semuanya dapat diunduh berupa file
juga dapat dibuat soal untuk PR. Sehingga excel. Setiap siswa akan menerima laporan
dapat dimainkan kapan saja dan di mana saja terkait jawaban benar dan salah semua siswa,
oleh siswa asalkan tidak melebihi batas waktu serta persentase nilai kuis.
yang telah ditentukan.
Penelitian juga membuktikan dengan
Hasil penelitian membuktikan pada Quizizz pembelajaran menjadi lebih
aplikasi Quizizz siswa akan merasa lebih menyenangkan dan siswa lebih bersemangat.
bersemangat dalam melaksanakan Yang terpenting, pembelajarannya mudah
pembelajaran yang dilaksanakan secara diterima dan diingat oleh siswa. Hal ini juga
daring. Hal ini dikarenakan ketika guru meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan
memberikan tugas kepada siswa untuk prestasi siswa, khususnya dalam ilmu-ilmu
dikerjakan, maka akan terdapat skor yang sosial, adalah kekuatan pendorong untuk
muncul ketika siswa menjawab secara tepat pemahaman yang lebih baik dari sumber dan
dan cepat. Kecepatan dan akurasi jawaban mata pelajaran lain. Terutama dalam
memiliki skor atau bonus tambahan. Akan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi
tetapi, ketika siswa lama dalam menjawab seperti sekarang ini.(Wahyudi dkk, 2020)
pertanyaan dan jawabannya tersebut tidak
tepat maka skor yang sudah dikumpulkan akan PENUTUP
berkurang. Selain itu, terdapat persaingan
ketika kita mengerjakan tugas di Quizizz karena Pandemi Covid-19 menjadikan
terdapat ranking yang bersifat live sehingga kita pembelajaran dilaksanakan secara daring.
bisa tau sudah berada di posisi berapa dan juga Selama pembelajaran dilaksanakan secara
mengetahui perolehan skor tertinggi dari lawan. daring maka tenaga pendidik memikirkan suatu
media pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
292 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
dan menyenangkan untuk dapat menarik minat Quizizz Secara Daring Terhadap
belajar siswa terutama terhadap pembelajaran Perkembangan Kognitif Siswa’, Jurnal
IPS yang kerap kali dianggap sebagai pelajaran Pedagogi Dan Pembelajaran, 4.2 (2021), 251
<https://doi.org/10.23887/jp2.v4i2.37038>
yang membosankan dan juga agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Ida, Putu, Arsani Dewi, Perkuliahan Daring, and
Dalam hal ini guru menggunakan media Pusat Penjaminan Mutu, ‘PINTU : Pusat
pembelajaran berupa suatu aplikasi yang Penjamin Mutu Volume : 2 , No 2 , Oktober
bernama Quizizz. 2021 ISSN : 2746-7074 PINTU : Pusat
Penjamin Mutu Volume : 2 , No 2 , Oktober
Penggunaan aplikasi Quizizz selama 2021 ISSN : 2746-7074’, 2.2 (2021)
pembelajaran IPS yang dilaksanakan secara
daring dapat berlangsung lebih efektif lagi Irwan, I., Luthfi, Z. F., & Waldi, A. Efektifitas
karena siswa lebih tertarik untuk belajar, Penggunaan Kahoot! untuk Meningkatkan
membuat siswa lebih mudah memahami dan Hasil Belajar Siswa [Effectiveness of Using
juga mengingat materi yang diajarkan sehingga Kahoot! to Improve Student Learning
Outcomes]. Pedagogia : Jurnal Pendidikan 1.8
dapat meningkatkan hasil belajar. Selain itu,
(2019)
motivasi belajar siswa semakin meningkat. Hal
ini disebabkan dalam Quizizz terdapat banyak Khairiyah, Ummu, Silviana Nur Faizah, and Awaliah
sekali fitur-fitur yang menarik, selain itu Quizizz Dea Lestari, ‘Pendampingan Pembuatan Kuis
juga membuat siswa tidak dapat menyontek. Dengan Aplikasi Quizizz Bagi Guru Sekolah
Dasar Di Desa Made Lamongan’, Wikrama
Diadakannya penelitian ini diharapkan Parahita : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 5.2
dapat membantu guru sebagai pengajar juga (2021), 25–31
murid sebagai pelajar untuk sadar akan <https://doi.org/10.30656/jpmwp.v5i2.2690>
pentingnya Quizizz dalam pembelajaran daring
serta efektifitas aplikasi Quizizz dalam Of, Effectiveness, Using Quizizz, Application In,
Evaluation Online, M I Al, and Ihsan Damarsi,
membantu dan mendukung pembelajaran
‘Effectiveness of Using Quizizz Application in
daring. Hal yang harus diingat bahwa Quizizz
Evaluation Online Learning of Natural
ini tidak hanya mampu dilakukan di masa Sciences (Ipa) Materials of Various Styles
pandemi saja, akan tetapi dalam kegiatan Class Iv Mi Al Ihsan Damarsi’, 1 (2022), 31–39
pembelajaran sehari-hari turut berperan
penting. Selain itu, untuk pendidik diharapkan Rahmawati, dan Mz. (2019). Peran Guru Dalam
dapat menerapkannya dalam kegiatan Penggunaan Multimedia Interaktif di Era
pembelajaran dengan baik dan benar. Revolusi Industri 4.0 Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Pascasarjana
Universitas PGRI Palembang, 45-50.
Ekayani, P. (2017). Pentingnya penggunaan media Supardi. (2011). Dasar-dasar Ilmu Sosial.
pembelajaran untuk meningkatkan prestasi Yogyakarta: Ombak.
belajar siswa. Jurnal Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Trianto. (2010). Model-model Pembelajaran Inovatif.
Singaraja, 2(1), 1–11. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Hidayati, Issrina Dwika, and Aslam Aslam, Purba, L. S. (2019). Peningkatan Konsentrasi Belajar
‘Efektivitas Media Pembelajaran Aplikasi Mahasiswa Melalui Pemanfaatan Evaluasi
Efektifitas Aplikasi Quizizz Dalam Pembelajaran Ips Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 60 293
Prabumulih Di Masa Daring
Natasya Helsi Febiani1, Annisa Putri Aisyah2, Nadia Sahilah3 dan Yoga Fernando
Rizqi4
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk merumuskan model partisipasi masyarakat melalui komite sekolah dalam
melaksanakan manajemen berbasis sekolah (MBS) dan menciptakan sekolah efektif pada sekolah dasar di
Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Pengumpulan data
menggunakan angket, observasi, wawancara, dan mengumpulkan dokumen yang relevan. Analisis data kuantitatif
menggunakan statistik deskriptif sedangkan data kualitatif menggunakan konsep Miles dan Huberman. Hasil
penelitian yaitu produk model partisipasi masyarakat melalui Komite Sekolah dalam melaksanakan Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) untuk menciptakan sekolah efektif di sekolah dasar. Kesimpulannya bahwa tahapan
pengembangan model terdiri dari tiga bagian yang didahului dengan melakukan identifikasi masalah, pelaksanaan
fungsi manajemen, penyusunan RKS/RKT/RKAS, dan melaksanakan komponen MBS untuk mencapai sekolah
efektif.
Kata kunci: Komite sekolah, manajemen berbasis sekolah, partisipasi masyarakat, sekolah efektif.
Abstract
The purpose of this study is to formulate a model of community participation through school committees in
implementing school-based management (SBM) and create effective schools at elementary schools in Bandar
Lampung. This research uses research and development (R&D) methods. Collecting data using questionnaires,
observations, interviews, and collecting relevant documents. Analysis of quantitative data using descriptive
statistics while qualitative data using the concept of Miles and Huberman. The results of the research are the
product of the community participation model through the School Committee in implementing School-Based
Management (SBM) to create effective schools at elementary schools. The conclusion is that the model
development stage consists of three parts, which are preceded by identifying problems, implementing
management functions, preparing RKS/RKT/RKAS, and implementing the SBM component to achieve effective
schools.
komite sekolah maka akan memberikan yang bersifat menganalisis kebutuhan dan
jaminan pelibatan stakeholders pendidikan menguji keefektifan produk tersebut agar dapat
dalam mendukung proses pendidikan berfungsi secara luas. R&D diarahkan mencari
(Fathurrahman, 2020). Kerjasama antara temukan, merumuskan, memperbaiki,
komite sekolah dan sekolah akan terwujudnya mengembangkan, menghasilkan, menguji
tanggung jawab sebagai mitra kerja dalam keefektifan produk, model,
membangun pendidikan (Majir, 2018). metode/strategi/cara, jasa, prosedur tertentu
Partisipasi masyarakat dalam komite sekolah yang lebih unggul, baru, efektif, efisien,
dapat mewujudkan keefektifan sekolah. produktif, dan bermakna (Putra, 2013).
Keefektifan sekolah merupakan proses Prosedur penelitian pengembangan
pemanfaatan seluruh sumber daya sekolah tersusun dalam beberapa tahap yaitu: (1)
yang dilakukan melalui tindakan yang rasional Research and Information Collecting; (2)
dan sistematik (perencanaan, Planning; (3) Develop Preliminary Form of
pengorganisasian, pengarahan tindakan, dan Product; (4) Preliminary Field Testing; (5) Main
pengendalian) untuk mencapai tujuan sekolah Product Revision; (6) Main Field Testing; (7)
secara efektif dan efisien (Riswandi, 2015). Operational Product Revision; (8) Operational
Efektivitas sekolah mengacu pada kinerja Field Testing; (9) Final product Revision; (10)
sekolah. Sedangkan kinerja sekolah dapat Dessimination and Distribution (Borg & Gall,
ditunjukkan melalui output sekolah yang diukur 2003). Selanjutnya langkah-langkah
sesuai dengan prestasi rata-rata siswa pada penggunaan metode R&D yang dikemukakan
akhir masa pendidikan formal mereka. Kriteria oleh (Sugiyono, 2006) terdiri dari (1) potensi
efektivitas sekolah adalah produktivitas, dan masalah; (2) pengumpulan data; (3) desain
kemampuan beradaptasi, keterlibatan, produk; (4) validasi desain; (5) revisi desain; (6)
kesinambungan, dan responsivitas stakeholder uji coba produk; (7) revisi produk; (8) uji coba
eksternal (Alfiansyah et al., 2021). Dengan pemakaian; (9) revisi produk; dan (10) produksi
menetapkan dan melaksanakan kriteria masal.
efektivitas maka akan diperoleh sekolah efektif. Berdasarkan langkah-langkah penelitian
Sekolah yang baik adalah terletak dalam dan pengembangan (R&D) yang dikemukakan
kwadran nilai – tinggi/ kapasitas – tinggi, diatas, penelitian ini dirancang dengan
sekolah yang kurang efektif/mandek berada langkah-langkah penelitian yaitu (1) Tahap
dalam kwadran nilai – rendah/kapasitas – studi pendahuluan terdiri dari studi literatur,
rendah (MacBeath & Mortimore, 2001). Kriteria studi lapangan, deskripsi dan analisis temuan.
sekolah efektif tersebut dikategorikan untuk Studi literatur yaitu sebelum melaksanakan
mengetahui apakah di suatu sekolah termasuk penelitian terlebih dahulu menelaah, mengkaji,
kategori sekolah yang baik, efektif, atau dan menganalisis literatur dari berbagai
rendah. Kondisi yang diharapkan ini tidak referensi (terutama jurnal) yang relevan untuk
semuanya terlaksana. Karena ada banyak mengkonstruksikan konseptual teoretis
komponen yang memberikan kontribusi untuk penelitian. Studi lapangan, peneliti terlebih
dapat mencapai keefektifan sekolah. Oleh dahulu menentukan lokasi dan objek penelitian
karena itu, penekanan yang akan dilakukan (sampel penelitian; sekolah) yang tepat dan
pada penelitian ini adalah penguatan partisipasi layak dijadikan sebagai responden penelitian.
masyarakat melalui komite sekolah. Deskripsi dan analisis temuan menghasilkan
model faktual yang diangkat dari data-data
METODE PENELITIAN lapangan. Produk tersebut masih dalam bentuk
model awal.
Penelitian ini termasuk penelitian dan (2) Tahap studi pengembangan terdiri
pengembangan atau Research and dari temuan draf desain, penyusunan
Development (R&D). Penelitian dan perangkat model, validasi ahli. Temuan draf
pengembangan adalah metode penelitian desain merupakan desain awal berupa produk
untuk menghasilkan produk tertentu dan pertama yang dihasilkan berbasis kajian
menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, literatur dan dukungan data lapangan.
2006). Penelitian menggunakan penelitian Penyusunan perangkat model, suatu model
Model Partisipasi Masyarakat melalui Komite Sekolah dalam melaksanakan 297
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) untuk menciptakan Sekolah Efektif pada Sekolah
Dasar di Bandar Lampung
Riswandi1*, Nur Ridha Utami2
akan memerlukan perangkat tambahan untuk sedangkan data kualitatif dianalisis dengan
memperkuat konstruksi logika berpikir dan menggunakan konsep (Miles & Huberman,
keterlaksanaan model tersebut. Tahap ini akan 1984) yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang
diidentifikasi perangkat yang dibutuhkan untuk terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data,
memperkuat model tersebut. Validasi ahli penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau
merupakan tahapan melengkapi model untuk verifikasi.
menentukan tingkat kesesuaian model dengan
sistem nyata yang direpresentasikan. Terdapat HASIL DAN PEMBAHASAN
empat domain dalam proses memvalidasi
model yaitu validasi konseptual, validasi logikal, Penelitian ini untuk menghasilkan
validasi eksperimental, dan validasi produk model partisipasi masyarakat melalui
operasional. Komite Sekolah dalam melaksanakan
Selanjutnya adalah seminar di Forum Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) untuk
Group Discussion (FGD), hasil model yang menciptakan sekolah efektif pada sekolah
telah divalidasi oleh ahli selanjutnya dasar. Model dikembangkan berdasarkan data-
diseminarkan pada FGD bersama kepala data yang dikumpulkan dari lapangan yaitu dari
sekolah, pengawas, guru-guru SD, Dinas guru-guru, kepala sekolah, orangtua/komite
Pendidikan, dan akademisi. Evaluasi dan sekolah SD sesuai dengan kondisi riil faktual
penyempurnaan digunakan untuk perbaikan empiris. Mengacu kepada data faktual empiris
dan penyempurnaan model produk tersebut yang ada, dilanjutkan dengan melakukan
dibutuhkan dalam rangka untuk menetapkan pengkajian kesesuaian dan ketepatan secara
sebagai model hipotetik. Model hipotetik, konseptual teoretis. Mengkaji secara
setelah diperoleh data empiris dan kesesuaian konseptual teoretis berarti menggali konsep-
dengan konsep teoretis topik penelitian serta konsep dan teori-teori yang berkaitan dengan
divalidasi oleh ahli maka penelitian ini telah kesesuaian topik penelitian di atas yang
menghasilkan model hipotetik penelitian. Model disatukan dalam wujud model hipotetik. Oleh
hipotetik penelitian ini sudah dapat dipastikan karena itu, dapat dinyatakan bahwa produk
secara substansi sesuai dengan data empiris model ini akan diimplementasikan karena
dan kajian konseptual teoretis. sesuai dengan kebutuhan riil dan kesesuaian
(3) Tahap evaluasi terdiri dari dengan teori-teori yang mendukung.
implementasi model dan model final. Sebelum menghasilkan model, penelitian
Implementasi model, produk akhir penelitian ini ini telah didahului melakukan kajian lapangan
perlu diketahui tingkat keberhasilannya. Oleh untuk melakukan analisis kebutuhan terkait
karena itu, model produk penelitian ini akan dengan partisipasi masyarakat, pelaksanaan
diimplementasikan ke beberapa sekolah dasar MBS, dan penciptaan sekolah efektif. Untuk
di Bandar Lampung yang sesuai dengan menggali dan mendapatkan data faktual
tuntutan karakteristik sekolah yang diinginkan. tersebut peneliti telah memperoleh data-data
Model final, produk akhir penelitian yang akan berikut ini yang telah dianalisis.
dicapai adalah model partisipasi masyarakat Tabel 1. Analisis kebutuhan partisipasi
melalui komite sekolah dalam melaksanakan masyarakat
manajemen berbasis sekolah (MBS) untuk
No Partisipasi Penjelasan
menciptakan sekolah efektif pada sekolah Masyarakat
dasar di Bandar Lampung. 1 Makna partisipasi Semua
Ditinjau dari teknik pengumpulan data, masyarakat menyepakati perlu
terdapat dua jenis data yang akan dianalisis adanya partisipasi
yaitu data yang diperoleh dari angket dan data masyarakat dalam
yang dikumpulkan melalui observasi, membangun
wawancara, dan dokumen. Berdasarkan jenis sekolah
data tersebut, dalam menganalisis data 2 Urgensi partisipasi Semua setuju,
masyarakat bagi bahwa keterlibatan
kuantitatif menggunakan statistik deskriptif
sekolah masyarakat pada
298 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
sekolah efektif pada sekolah dasar. Prosedur sekolah; (5) Komponen MBS, ketujuh
sistematis tersebut mengatur langkah-langkah komponen MBS tersebut dimasukan kedalam
operasional yang dipersyaratkan seperti RKS/RKT/RKAS yang akan menjadi program
gambar 1 berikut ini. dan kegiatan sekolah; (6) Sekolah efektif,
menjadi hasil yang diperoleh sekolah manakala
adanya dukungan partisipasi dari komite
sekolah yang melaksanakan perannya
sebagaimana mestinya. Selanjutnya komite
sekolah melalui perannya memuat dan
memasukkan kedalam RKS/RKT/RKAS untuk
menjadi program dan kegiatan yang
mendukung keterlaksanaan MBS. Dengan
demikian, akan diperoleh sekolah efektif.
PENUTUP
Frémont, P., Esposito, F. P., Castonguay, E., & Nurafni, K., Saguni, F., & Hasnah, S. (2022).
Carson, J. D. (2022). Assessment of a Pengaruh kinerja komite sekolah dan
collaborative concussion management kepemimpinan kepala sekolah terhadap
strategy in a school-based sport program: peningkatan mutu pembelajaran pendidikan
Prospective cohort study. Canadian Family agama islam. Jurnal Ilmu Pendidikan Islam
Physician, 68(3), e100–e106. Dan Multikultural (JIMPE), 1(1), 43–68.
https://doi.org/10.46747/cfp.6803e100
Nurbaeti, Fitria, H., & Fitriani, Y. (2021). Peran
Jamaluddin, H. (2022). Partisipasi komite sekolah komite sekolah dalam meningkatkan kualitas
terhadap pengelolaan pendidikan di pelayanan pendidikan di sekolah dasar. Jurnal
kecamatan panakkukang kota makassar. Nine Pendidikan Tambusai, 5(1), 1102–1109.
Stars Education: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan https://doi.org/10.35316/jpii.v1i2.45
Keguruan, 2(1), 26–40.
Nurhasanah, R., Adriani, Bilqis, B., & Putri, A. A.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik (2021). Peran komite sekolah dalam
Indonesia. (2002). Keputusan Menteri peningkatan mutu pendidikan. MAPPESONA
Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Jurnal Mahasiswa Manajemen Pendidikan
Nomor 044/U/2002. Islam), 3(1), 22–33.
Kurniasari, D. M. (2021). Kebijakan pemerintah Prasetyo, I., & Mulyani, S. (2019). Kinerja komite
dalam penjaminan mutu pendidikan. sekolah dalam rangka meningkatkan mutu
INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan pendidikan di SDIT Al-Azhar 2 kecamatan
Islam, 5(1), 1–14. sekupang kota batam provinsi kepulauan riau.
MAP (Jurnal Manajemen Dan Administrasi
Laily, E. I. N. (2015). Partisipasi masyarakat dalam Publik), 2(2), 152–162.
perencanaan pembangunan partisipatif.
Kebijakan Dan Manajemen Publik, 3(3), 299– Pratiwi, Ig. A. A., ZM, H., & Muntari. (2016). Peran
302 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Abstrak
Mengembangkan minat dan bakat siswa dapat dilakukan dengan mengunakan media penerbitan antaralain
majalah sekolah, namun membuat rubrik majalah sekolah harus memiliki kemamapuan dalam pembuatannya.
Atas dasar tersebut peneliti tertarik untuk meneliti apakah rubrik yng dibuat sudah sesuai dengan kaidah yang
benar. Dalam sebuah majalah terdapat banyak rubrik salah satunya cover majalah, ada banyak hal yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan sebuah cover majalah. Atas dasar tersebut peneliti tertarik untuk menganalisis
cover najalah yang telah dibuat mahasiswa semester V dalam Pembeljaran Pembinaan Majalah Sekolah.
Penelitian ini berjudul “Kesalahan dalam Pembuatan Rubrik yang dibuat Mahasiswa dalam Pembelajaran
Pembinaan Majalah Sekolah”. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menjalaskan kesalahan yang terdapat
dalam pembuatan rubrik dalam majalh yang telah dubuat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan teoritis. Metode yang digunakan dalam penelitia ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data dalam
penelitian ini adalah cover dalam majalah sekolah karya mahasiswa semester v tahun ajaran 221/22. . Data yang
dikumpulkan dianalisis sesuai dengan teori yang ada kemudian dicari kesalahan yang ada dan disimpulkan.
Abstract
Developing students' interests and talents can be done by using publishing media, including school magazines,
but making a school magazine rubric must have the ability to make it. On this basis, the researcher is interested in
examining whether the rubric made is in accordance with the correct rules. In a magazine there are many rubrics,
one of which is a magazine cover, there are many things that need to be considered in making a magazine cover.
On this basis, the researcher is interested in analyzing the cover of the magazine that has been made by the fifth
semester students in the Learning of School Magazine Development. This research is entitled "Errors in Making
Rubrics Made by Students in School Magazine Development Learning". This study aims to describe and explain
the errors contained in the making of the rubric in the magazine that has been made. The approach used in this
research is a theoretical approach. The method used in this research is a qualitative descriptive method. The data
in this study is the cover of the school magazine by the fifth semester students of the academic year 221/22. . The
data collected was analyzed in accordance with the existing theory then looked for existing errors and concluded.
Keywords: magazine cover error
penerbitan majalah sekolah sangat beragam,
diantaranya sebagai penunjang keterampilan
PENDAHULUAN dalam pengajaran bahasa indonesia, baik oleh
siswa maupun guru. Manfaat yang paling
Majalah (magazine) merupakan menonjol penerbitan majalah sekolah yakni
penerbitan berkala yang berisi artikel,cerita, menjadi sarana ekspresi siswa serta aktivitas
dan sebagainya. Sedangkan majalah sekolah produktif dan kreatif sanggar sastra
merupakan majalah yang diterbitkan dan ekstakurikuler yang erat kaitannya dengan
dikelola oleh sekolah. Keberadaan majalah pembelajaran bahasa dan sasatra indonesia di
sangat penting sebagai media penampung sekolah.
karya siswa sekaligus sebagai media Majalah sekolah bersifat informatif,
komunikasi.Majalah sekolah menjadi salah edukatif, dan rekreatif. Sebagai media yang
satu kebutuhan penting bagi siswa. Majalah bersifat informatif dan edukatif, majalah
sekolah merupakan media komunikasi yang sekolah juga dapat dimanfaatkan untuk
diterbitkan di lingkungan sekolah. Isi majalah keperluan pembelajaran sebagai media
sekolah berkaitan dengan kepentingan pembelajaran.Majalah sekolah memiliki fungsi
komunikasi pendidikan dan pengajaran di yang bermanfaat yang dapat mendukung
sekolah. Manfaat yang didapatkan dari
304 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
akronim yang disajikan yaitu tema pendidikan cerah dan kuarng menarik dalam hal pemilihan
. walau sebenarnya tugas yang diberikan warna. . Judul dengan rubrik yang ditulis dalam
harusnya bertema keagamaan. Jadi untuk cover sudah sesuai dengan mengangkat tema
majalah ini keluar dari tema yang diharuskan. yang ditentukan.
Majalah dengan judul “MAKER“ judul Majalah dengan judul “ SEDEKAH “
diambil dengan akronim MAjalah caver majalah ini tidak mencantumkan moto
KEbeRsihan. Tidak mencantumkan moto atau atau visi dan misi namun sudah mencantumkan
visi dan misi serta mencantumkan rubrik yang rubrik yang menarik untuk dibaca, majalah ini
menarik untuk dibaca, Warna yang digunakan hanya mencantumkan MOTO majalah ini yaitu
dalam mencetak majalah tidak menarik SEDEKAH ITU BERKAH secara sekilas tidak
terkesan bladus sehingga membosankan dan ada yang salah . Namun bila digolongkan
tidak menarik perhatian. Judul mengandung dalam ciri caver ini lebih tepat untuk judul buku
akronim yang disajikan yaitu tema kesehatan . bukan untuk majalah, karena hanya membahas
walau sebenarnya tugas yang diberikan tentang sedekah saja , maka akan lebih bagus
harusnya bertema keagamaan. Jadi untuk bila diganti dengan judul yang lebih umum agar
majalah ini keluar dari tema yang diharuskan. isinya lebih beragam dan luas, Warna yang
Majalah dengan judul “KUDAKI “ digunakan dalam mencetak majalah sudak
merupakan akronim dari KUmpulan DoA-doa cukup menarik dan beragam dimana disitu
Islam judul sudah bagus namun bila dilihat dari mengunakan warna dasar biru dan huruf
akronimnya tidak tepat karena dengan akronim dengan berbagai warna sehingga tidak
tersebut berarti majalah ini hanaya membahas membosankan dan cukup menarik perhatian.
tentang kumpulan doa saja sedangkan yang Judul tidak mengandung akronim atau
ditentukan adalah tema agama. Maka judul ini singkatan tetapi sudah mewakili tema yang
kurang tepat malah lebih tepat untuk judul buku disajikan yaitu tema agamis. Judul lebih baik
bukan majalah. Tidak mencantumkan moto diganti agar sesuai dengan tema dan isinya
atau visi dan misi namun sudah mencantumkan lebih beragam .
rubrik yang menarik untuk dibaca, Warna yang Majalah dengan judul “REMI “ caver
digunakan dalam mencetak majalah sudak majalah ini tidak mencantumkan moto atau visi
cukup menarik dan beragam dimana disitu dan misi namun sudah mencantumkan rubrik
mengunakan warna dasar biru dan huruf yang menarik untuk dibaca, majalah ini hanya
dengan berbagai warna sehingga tidak mencantumkan akronim majalah ini yaitu
membosankan dan cukup menarik perhatian. REMaja Islam secara garis besar sudah bagus
Judul harus diganti agar sesuai dengan tema untuk judul sebuah najalah bertema agama.
yang ditentukan dan sesuai dengan rubrik yang Warna yang digunakan dalam mencetak
diajukan, majalah sudak cukup menarik dan beragam
Majalah dengan judul “DEdeQU “ dimana disitu mengunakan warna pink untuk
mejalah tersebut merupakan akronim dari warna dasar dan biru dan huruf dengan
DEkat DEngan al QUran. Dengan judul dan berbagai warna sehingga tidak membosankan
akronim tersebut sudah menggambarkan dan cukup menarik perhatian. Judul
bahwa tema majalah ini adalah keagamaan mengunakan tema agamis yang umum
dan bisa digunakan dalam sebuah majalah sehingga bisa memuat rubrik yang lebih luas.
dengan tema tersebut. Tidak mencantumkan Judul sudah baik sesuai dengan tema dan
moto atau visi dan misi namun sudah isinya lebih beragam .
mencantumkan rubrik yang menarik untuk Majalah dengan judul “ KEBUD “ caver
dibaca, Warna yang digunakan dalam majalah ini tidak mencantumkan moto atau visi
mencetak majalah kurang menarik dan dan misi namun sudah mencantumkan rubrik
beragam dimana disitu mengunakan warna yang menarik untuk dibaca, majalah ini hanya
dasar kuning temu lawak dan Warna tulisan mencantumkan akronim dari judul tersebut
kuning juga sehingga sulit dibaca secara yaitu KEutamaan BUlan Dhulhijah. Secara
sekilas karena tidak jelas, dan terkesan tidak sekilas tidak ada yang salah . Namun bila
306 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
digolongkan dalam ciri caver ini lebih tepat yang digunakan.Warna yang digunakan dalam
untuk judul buku bukan untuk majalah, karena mencetak majalah sudak cukup menarik dan
hanya membahas tentang keutamaan bulan beragam dimana disitu mengunakan warna
dhulhijah saja. maka akan lebih bagus bila dasar puith dan huruf dengan berbagai warna
diganti dengan judul yang lebih umum agar tetapi kurang menarik karena tidak menambah
isinya lebih beragam dan luas, Warna yang gambar sehingga akan membuat lebih menarik
digunakan dalam mencetak majalah sudak perhatian. Judul tidak mengandung akronim
cukup menarik dan beragam dimana disitu atau singkatan tetapi sudah mewakili tema
mengunakan warna dasar biru, hijau dengan yang disajikan yaitu tema agamis. Judul lebih
huruf berbagai warna sehingga tidak baik diganti dengan memperhatikan desain
membosankan dan cukup menarik perhatian. yang lebih menarik.
rubrik sudah mewakili tema yang disajikan yaitu Majalah dengan judul “ PATTA “ caver
tema agamis. Judul lebih baik diganti agar majalah ini tidak mencantumkan moto atau visi
sesuai dengan tema dan isinya lebih beragam . dan misi namun sudah mencantumkan rubrik
Majalah dengan judul “ Serial Cerita yang menarik untuk dibaca, majalah ini
Anak Interaktif “ caver majalah ini tidak Mencantumkan akronim yaitu Panduan Tahsin
mencantumkan moto atau visi dan misi juga dan Tajuih AL-Quran secara sekilas tidak ada
tidak mencantumkan rubrik yang ada dalam yang salah . Namun bila digolongkan dalam ciri
majalah ini, hanya mencantumkan isinya yaitu caver ini lebih tepat untuk judul buku bukan
cerita tentang Nabi Nuh AS. Secara sekilas untuk majalah, karena hanya membahas
tidak ada yang salah . Namun bila digolongkan tentang Tahsin dan Tajuih Al-Quran, maka
dalam ciri caver ini lebih tepat untuk judul buku akan lebih bagus bila diganti dengan judul yang
bukan untuk majalah, karena hanya membahas lebih umum agar isinya lebih beragam dan luas,
tentang cerita Nabi NUh As saja , maka akan Warna yang digunakan dalam mencetak
lebih bagus bila diganti dengan judul yang lebih majalah sudak cukup menarik dan beragam
umum agar isinya lebih beragam dan luas, dimana disitu mengunakan warna dasar hijau
Warna yang digunakan dalam mencetak dan putih dan huruf dengan berbagai warna
majalah terkesan kusam karena mengunakan sehingga tidak membosankan dan cukup
warna abu-abu dan putih sehingga kurang menarik perhatian. Judul mengandung akronim
menarik dan beragam. Judul tidak atau singkatan tsudah mewakili tema yang
mengandung akronim atau singkatan tetapi disajikan yaitu tema agamis. Judul lebih baik
sudah mewakili tema namun akan lebih bagus diganti agar sesuai dengan tema dan isinya
bila diubah yang lebih umhm sehingga tidak lebih beragam .
membatasi rubrik dalam majalah tersebut.
Judul lebih baik diganti agar sesuai dengan
PENUTUP
tema dan isinya lebih beragam .
Majalah dengan judul “MAJALAH
Berdasarkan hasil penelitian, dapat
SEKOLAH “ caver majalah ini tidak
disimpulkan beberapa hal mengenai kesalahan
mencantumkan moto atau visi dan misi namun
yang dilakukan dalam pembuatan caver
sudah mencantumkan rubrik yang menarik
majalah. Dari 11 majalah hanya ada 5 yang
untuk dibaca, dibawah judul tertulis CEDER
menarik dan serasi. Yaitu majalah MAKER,
kemudian dibawahnya lagi tertulis akronom
KUDAKI, SEDEKAH,REMI,KEBUD, beberapa
CErdas beRiman pembuat caver salah
kesalahan yang dilakukan antara lain:
dalam menempatkan judul sehingga
a. Warna yang digunakan dalam mencetak
terkesan judul majalah ini adalah MAJALAH
majalah kurang menarik.
SEKOLAH, padahal yang dimaksud
b. Judul yang dibuat tidak sesuai dengan
aajudulnya adalah CEDER. makanya harus
ketentuan dan standar jidul atau caver
diperhatiakan tata letak, besar kecil huruf, dan
yang baik dan menarik.
jenis huruf yang digunakan agar tidak salah
c. Judul menggunakan akronim atau
tafsir. , maka akan lebih bagus bila diganti
singkatan yang tidak sesuai tema
dengan memperbaiki tata letak dan jenis huruf
Kesalahan Pembuatan Rubrik Majalah Yang Dibuat Mahasiswa Dalam Pembelajaran 307
Majalah Sekolah
Rr. Dwi Astuti1, Umi Kholidah2, Dwi Fitriyani3
REFERENCES
Abstrak
Kerendahan hasil belajar tematik peserta didik kelas VI di SD Negeri 3 Rajabasa Jaya, menjadi permasalahan
yang dibahas pada penelitian ini. Adapun tujuannya yakni menganalisis penerapan model pembelajaran mind
mapping dalam peningkatan hasil belajar tematik peserta didik. Metode yang digunakan adalah Quasi
Experimental Group Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 52 orang, sampel ditentukan dengan teknik sampling non problity sampling. Data dikumpulkan dengan
teknik tes, dokumentasi, dan observasi, kemudian dianalisis melalui uji regresi linear sederhana diperoleh r hitung
0,888 dengan n = 26 untuk α = 0,05 diperoleh rtabel 0,374, sehingga rhitung > rtabel = 0,888 > 0,374. Hasil penelitian
menampilkan adanya pengaruh signifikan dari model pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar tematik
peserta didik kelas VI SD Negeri 3 Rajabasa Jaya.
Abstract
The problem in this study is the low learning outcomes of students grade VI at SD Negeri 3 Rajabasa Jaya. The
purpose of research is to analyze the influence of applying of mind mapping learning model in improving students
thematic learning outcomes. The research method used in this study was quasi-experimental group design, which
the type used was nonequivalent control group design. The sample in this study was 52 students. The sample was
determined using non-probability sampling technique. Then, the data were collected through test technique,
documentation, and observation. The data is in the analysis using simple linear regression test to get r hitung 0,888
with n = 26 for α = 0,05 to get rtabel 0,374, so that rhitung > rtabel = 0,888 > 0,374.
kiri dalam menangani data berupa kata, pembelajaran reguler dengan strategi bicara,
angka, alasan, susunan, garis, catatan, dan sehingga siswa kurang dinamis dalam
perkiraan yang bersifat kekinian. pengalaman yang berkembang.
Sedangkan kemampuan otak besar yang Model pembelajaran mind mapping
tepat dalam penanganan gambar, ketukan, dapat menjadi dapat menjadi solusi yang
variasi, aspek, pikiran kreatif dan jarak jauh. trpat untuk persoalan tersebut. Menurut
Selanjutnya, guru perlu memanfaatkan Fathurrohman (2020:206) model
model pembelajaran imajinatif dalam pembelajaran mind mapping adalah
pengalaman yang berkembang, tidak penyajian data dihubungkan dengan titik
hanya menggunakan model pembelajaran fokus, seperti kata kunci, gambar
konvensional. (images), dan ragam sehingga data dapat
Pendidik juga harus memahami dipelajari dan diingat kembali dengan
karakteristik siswa, dan memahami apa yang cepat dan mahir. Terlebih lagi, sesuai
mahasiswa butuhkan. Hal ini dimaksudkan Windura (2013:12) perencanaan pikiran
untuk mencapai target pembelajaran yang adalah kerangka belajar dan berpikir yang
telah ditetapkan. Jika target pembelajaran merampingkan elemen otak kiri dan
telah tercapai, siswa akan mendapatkan hasil pikiran kanan.
belajar yang maksimal. Fatimah (2013: 1) mengutarakan
Mengingat dampak dari ujian yang mengenai pemanfaatan model
dipimpin di kelas VI SD Negeri 3 Rajabasa pembelajaran brain planning dalam
Jaya, bahwa ada beberapa masalah dengan pengalaman pendidikan dapat lebih
siswa dalam pengalaman yang berkembang. mengembangkan hasil belajar siswa. Tak
Perolehan hasil belajar siswa tidak mencapai hanya itu, Astawa (2019:94), Lestari
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), hal ini (2021: 130) dan
sebab beberapa dari mereka mengalami Syam (2015:184) memaparkan
kesulitan untuk paham pada materi yang bahwa hasil dari belajar siswa dapat
gurunya sajikan. Berikutnya adalah hasil dikembangkan melalui pemanfaatan
belajar siswa kelas VI SD Negeri 3 Rajabasa model pembelajaran psyche planning.
Jaya : Mengingat gambaran dasar
Tabel 1. Persentase Hasil Evaluasi Tematik permasalahan tersebut, para ilmuwan
Peserta Didik Kelas VI SD Negeri 3 perlu memimpin penelitian yang
Rajabasa Jaya sepenuhnya bertujuan untuk membedah
dampak penggunaan model
Nilai Ket. VI % VI % pembelajaran psyche planning bagi hasil
A B dari proses belajar topikal siswa.
≥70 Tuntas 12 46,15% 15 57,30%
METODE PENELITIAN
<70 Tidak 14 53,85% 11 42,30%
Tuntas
Jenis Penelitian
jumlah 26 100% 26 100% Jenis yang dipakai pada penelitian
ini, yakni quasy eksperimen design
dengan pendekatan kuantitatif. Desain
Tabel tersebut, menampilkan nilai dari
desain penelitiannya yakni non-
kebanyakan siswa yang belum mencapai
equivalent control design. Kelas yang
KKM. Kelas VI A ada sekitar 53,85% siswa
dipaki pada penelitian ini terdiri dari dua
yang belum mengikuti KKM, sementara di
kelas, yaitu kelas eksperimen yang
kelas VI B ada 42,30% siswa yang belum
mendapatkan perlakuan (treatment)
mengikuti KKM.
berupa model pembelajaran mind
Demikian pula guru belum
mapping serta kelas kontrol yang tidak
melaksanakan model pembelajaran kreatif
mendapatkan perlakuan.
dan masih memanfaatkan model
310 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Tabel 2. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Uji Syarat Analisis Data
Eksperimen dan Kelas Kontrol
KE KK Data yang diperoleh dari uji
Nilai Pretest Posttest Pretest Posttest normalitas pretest dan posttest pada kelas
F % F % F % F % eksperimen yakni:
6 23 19 73 6 23 12 46 Tabel 3. Hasil Data Uji Normalitas
≥70
Kelas Eksperimen
(Tuntas)
<70 20 77 7 27 20 77 24 54 Data 𝑳𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝑳𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keputusan
(Belu
m
Pretest 0,1086 0,1738 Distribusi
Tuntas
) Normal
Jumlah 26 100 26 100 26 100 26 100
Postest 0,1255 0,1738 Distribusi
Σ 56,154 74 61,692 63,385
Normal
Sumber : Hasil Penelitian 2022
Sumber : Hasil Penelitian 2022
Mengingat konsekuensi dari
eksplorasi di atas, sangat baik dapat Tabel tersebut menampilkan data
digambarkan pada histogram sebagai pretest dan posttest pada kelas eksperimen
berikut: yang berdistribusi normal karena nilai 𝑳𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
<𝑳𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈. Pada data pretest yaitu 0,1086 <
Pretest Kelas Eksperimen 0,1738 dan data posttest 0,1255 < 0,1738.
Posttest Kelas Eksperimen
Pretest Kelas 61,692 dan nilai posttest sebanyak 46%
Kontrol dengan nilai rata-rata 63,385.
63,385
61,692
74
12
14
Normalitas Kelas
7
6
Kontrol
Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Tabel 7. Hasil Perhitungan Effect Size
dan Posttest
Pretest Posttest ( ) 𝒙̅ 𝑺𝒈𝒂𝒃 Effect
̅𝒙 𝑮𝑵 𝒆𝒌𝒔𝒑𝒆𝒓𝒊𝒎𝒆𝒏
Ket. KE KK (𝑮𝑵)𝑲𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍 Size
Varians 227,18 144,94 141,12 268,41
42,872 7,1 2259, 42,869
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 1,57 1,90
2
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 1,96 1,96
Kriteria Fhitung < Ftabel = homogeny Interpretasi Effect Size Efek
Keputusan Homogen Homogen Besar
Sumber: Hasil Penelitian 2022
Sumber: Hasil Penelitian 2022
perlakuan memperoleh informasi sebesar diarahkan oleh Astawa (2019: 94) yang
0,1255 < 0,1738. Sedangkan konsekuensi merekomendasikan bahwa dengan
pretest ordinarness test pada kelas kontrol menerapkan model pembelajaran
diperoleh informasi 0,1314 < 0,1738 dan perencanaan jiwa (kelas percobaan),
informasi posttest diperoleh 0,1236 < 1738. diperoleh hasil rata-rata sebanyak 73,05
Kemudian dalam perhitungan uji yang lebih besar dari nilai khas.
homogenitas pretest dengan persamaan uji- Kemudian pada penerapan model
F. Pada kelas uji informasi pretest diperoleh pembelajaran tradisional (kelas kontrol)
informasi Fhitung < Ftabel yaitu 1,57 < 1,96, dipeoleh rata-rata 60,63. Berdasarkan
sedangkan informasi posttest diperoleh pada penegasan di atas, model pembelajaran
kelas kontrol 1,9 < 1.96. Mengingat efek psyche planning berpengaruh terhadap
samping dari perhitungan di atas, ini hasil belajar siswa.
menunjukkan bahwa kedua kelas biasanya Melihat gambaran di atas,
tersebar dan memiliki perubahan yang cenderung dianggap bahwa spekulasi
homogen. yang dikemukakan oleh para ilmuwan
Selain itu, para ilmuwan memimpin dalam tinjauan ini dapat diakui mengingat
tes penambahan biasa (N-Gain) dan tes fakta bahwa rhitung > rtabel = 0,888 > 0,374,
ukuran dampak di dua kelas. Hasil uji sehingga dalam tinjauan ini terdapat
tambahan tipikal pada kelas uji normal dampak dari model pembelajaran brain
sebesar 42,872 pada kelas sedang, planning pada hasil belajar topikal siswa
sementara, untuk kelas kontrol memiliki nilai kelas VI SD Negeri 3 Rajabasa Jaya.
normal sejumlah 7,1 pada klasifikasi rendah.
Mengenai hasil ukuran dampak, informasi PENUTUP
yang didapat adalah 42.869 dengan
klasifikasi dampak yang sangat besar. KESIMPULAN
Menguji spekulasi dalam ulasan ini, ahli Dari hasil penelitian ini,
menggunakan resep kekambuhan lurus ditemukan adanya perbedaan. Kelas
dasar. Dari hasil pengujian spekulasi dengan kontrol mendapat nilai pretest yang lebih
menggunakan pengujian spekulasi langsung tinggi dari kelas eksperimen, sedangkan
diperoleh rhitung 0,888 dengan n = 26 untuk = untuk posttest kelas eksperimen
0,05 diperoleh rtabel 0,374, sehingga rhitung > mendapat nilai lebih tinggi dibandingkan
rtabel = 0,888 > 0,374. Berdasarkan kelas kontrol. Sesuai dengan hasil
perhitungan tersebut, ditemukan hasil belajar pengujian hipotesis, peneliti dapat
topikal siswa yang dipengaruhi oleh model menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang
pembelajaran psyche planning. Model diberikan oleh model pembelajaran mind
pembelajaran mind mapping adalah mapping pada hasil belajar tematik
kerangka belajar dan berpikir dengan peserta didik kelas VI SD Negeri 3
memperkenalkan data secara sukses dan Rajabasa Jaya
produktif sebagai semboyan, gambar
(images), dan ragam yang dapat mencakup SARAN
dua sisi pikiran. Sejalan dengan hal itu, a. Bagi Peserta didik
Fathurrohman (2015:206) berasumsi Diharapkan mereka mampu
mengenai perencanaan jiwa yang meningkatkan motivasi dalam diri masing-
merupakan pengenalan data yang masing agar tetap semangat dalam
berhubungan dengan pokok bahasan, dalam pembelajaran kapan pun dan di mana
semboyan, gambar (images), dan ragam pun.
sehingga data dapat dipelajari dan b. Bagi Pendidik
dikumpulkan kembali dengan sukses dan Model pembelajaran mind mapping
efektif diharapkan dapat diterapkan dalam
Dampak lanjutan dari tinjauan proses belajar guna meningkatkan hasil
ini diperkuat dengan adanya ujian-ujian belajar dan aktivitas para peserta didik.
penting, yaitu eksplorasi spesifik yang Selain itu, pendidik juga disarankan untuk
314 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
REFERENCES
Abstrak
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu guna mendapatkan data yang menggambarkan mengenai efikasi diri
dan sikap siswa pada pembelajaran fisika. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kulitatif tipe deskriftif.
Penelitian dilakukan di SMAN 8 Kota Jambi dengan sampel penelitian siswa kelas IX IPA serta guru pengampu
mata pelajaran fisika dengan teknik pengambilan sample yaitu purposive sampling. Teknik pengumpulan data
berupa wawancara. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Diperoleh hasil penelitian
bahwa efikasi diri siswa dikelas XI IPA SMAN 8 Kota Jambi perlu ditingkatkan dan sikap siswa dalam belajar
fisika perlu dipandu secara berkelanjutan serta efikasi diri yang tinggi dapat memberikan dampak positif
terhadap sikap siswa pada pembelajaran fisika. Kesimpulannya efikasi diri yang baik dapat memberikan
dampak yang baik pula pada sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran fisika. Sikap yang baik atau itu berupa
mampu mengimplikasikan sikap sosial pada pembelajaran fisika, memiliki kesenangan belajar fisika dan
ketertarikan memperbanyak waktu untuk belajar fisika.
Abstract
The purpose of this research is to obtain data that describes the self-efficacy and attitudes of students in
learning physics. This research uses descriptive type qualitative research method. The research was
conducted at SMAN 8 Jambi City with research samples of class IX science students and teachers of physics
subjects with a sampling technique that is purposive sampling. Data collection techniques in the form of
interviews. The data analysis technique uses the Miles and Huberman model. The results showed that the
self-efficacy of students in class XI IPA SMAN 8 Jambi City needs to be improved and student attitudes in
learning physics need to be guided on an ongoing basis and high self-efficacy can have a positive impact on
student attitudes in learning physics. In conclusion, good self-efficacy can have a good impact on students'
attitudes in participating in physics learning. A good attitude or that is in the form of being able to implicate
social attitudes in learning physics, having fun learning physics and being interested in increasing time to learn
physics.
untuk memecahkan masalah fisika dan memperbanyak waktu untuk belajar fisika
bekerja secara ilmiah. Proses belajar fisika (Astalini et al., 2018). Dengan mengadopsi
yang dilaksanakan oleh siswa sebagai subjek sikap ilmiah dalam pembelajaran, siswa akan
pembelajar tentunya dipengaruhi oleh memiliki sikap positif dalam belajar (Perdana
beberapa faktor, baik faktor internal siswa et al., 2019). Sehingga dalam kegiatan
maupun faktor dari lingkungan (Sari & pembelajaran sikap positif harus dimiliki
Sunarno, 2018). Dimana faktor internal yang siswa yang nantinnya akan berguna dalam
mempengaruhi proses belajar siswa yaitu kehidupan sehari-hari siswa.
yang berasal dari dalam diri siswa sendiri.
Berdasarkan pemaparan dan
Faktor internal tersebut diantaranya pemahaman akan pentingnya sikap dan
adalah efikasi diri (self-efficacy) siswa dalam efikasi diri dimiliki oleh setiap peserta didik
mengikuti pembelajaran terutama pada maka hal ini perlu diperhatikan tenaga
pembelajaran fisika. Self-efficacy adalah pendidik dalam mengampu dan mengajar
salah satu kemampuan yang dimiliki setiap dikelas. Oleh karena itu, peneliti melakukan
individu secara naluriah dan juga dapat penelitian ini Guna untuk mendapatkan data
membantu seseorang untuk berkomunikasi yang menggambarkan mengenai efikasi diri
dengan lingkungannya (Meidayanti et al., dan sikap siswa pada pembelajaran fisika
2019). Keyakinan diri akan berdampak pada dikelas XI. Sehingga, diharapkan penelitian
beberapa bagian dari kognisi dan sikap ini dapat digunakan sebagai pertimbangan
seseorang, sehingga perilaku suatu manusia untuk mengambil langkah lebih lanjut oleh
akan berbeda dengan manusia yang lain guru dalam proses kegiatan belajar mengajar
(Basito et al., 2018). Self-efficacy diperlukan berlangsung.
sebab dapat berpengaruh terhadap kognisi
dan perilaku seseorang misalnya memilih METODE PENELITIAN
perilaku mana yang akan dilakukan atau
dihindari, keyakinan atau kepercayaan Penelitian ini menggunakan metode
terhadap kemampuannya (Kaharuddin et al., penelitian kulitatif tipe deskriftif. Penelitian
2020). Dimana aspek-aspek efikasi diri terdiri kulitatif tipe deskriptif adalah pengumpulan
dari 1) magnitude, yaitu aspek yang berkaitan data menggunakan lingkungan alamiah
dengan kesulitan tugas; 2) generality, yaitu sebagai sumber data dengan maksud
aspek yang berhubungan dengan luas menafsirkan fenomena yang terjadi dan
bidang tugas dan 3) strength, yaitu aspek peneliti sebagai instrumen kunci dimana data
yang berhubungan dengan tingkat kekuatan disajikan dalam bentuk tulisan naratif berisi
atau kemantapan seseorang terhadap kutipan-kutipan yang mendukung data (fakta)
keyakinannya (Sulistiawan & Nurussaniah, dilapangan (Anggito & Setiawan, 2018).
2019). Dan dengan tingginya efikasi diri yang Penelitian ini dilakukan pada maret 2022
dimiliki siswa dapat menimbulkan dampak dengan sasaran penelitian yaitu siswa kelas
positif pada proses pembelajaran salah XI IPA di SMAN 8 Kota Jambi.
satunya pada sikap ilmiah peserta didik.
Teknik pengambilan sampel yang
Sikap ilmiah peserta didik tentunya di digunakan yaitu purposive sampling. Teknik
tumbuh dan kembangkan pada kegiatan pengumpulan data yang digunakan berupa
pembelajaran yang berlangsung terutama wawancara. Dengan instrumen penelitian
pembelajaran sains. Sikap adalah pikiran dan berupa wawancara kepada siswa kelas XI
perasaan seseorang untuk mengenali IPA dan guru pengampu mata pelajaran fisika
beberapa aspek lingkungan yang sulit di SMAN 8 Kota Jambi. Adapun efikasi diri
mereka ubah (Putra & Hidayusa, 2019). siswa pada pembelajaran fisika yaitu
Sikap siswa terhadap fisika yang akan kepercayaan diri atas kemampuan yang
didiskusikan pada fokus penelitian ini dimiliki siswa dan sikap siswa pada
berhubungan dengan beberapa indikator pembelajaran fisika yaitu diantaranya
diantaranya indikator implikasi sosial
terhadap fisika, adopsi dari sikap ilmiah,
kesenangan belajar fisika dan ketertarikan
Analisis Efikasi Diri Dan Sikap Siswa Pada Pembelajaran Fisika XI SMAN 8 Kota Jambi 317
1 2 3 4
Elza Triani , Juita , Maison dan Dwi Agus Kurniawan
terhadap efikasi diri siswa (Ratu et al., 2021). Hubungan Efikasi Diri Terhadap Kemampuan
Penelitian berikutnya yang sejalan dengan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMK Program
penelitian ini yaitu mengenai efikasi diri siswa Keahlian Teknik Bangunan Pada Mata
Pelajaran Mekanika Teknik. Jurnal PenSil,
dan sikap ilmiah siswa pada pembelajaran
7(1), 21–34.
fisika. Dimana diperoleh hasil penelitian bahwa
https://doi.org/10.21009/pensil.7.1.3
terdapat pengaruh yang signifikan efikasi diri Kaharuddin, Ali, M. S., & Muhammad, A. (2020).
terhadap sikap ilmiah siswa SMA (Adinugraha, Pengaruh Efikasi Diri Dan Perhatian Orang
2017). Bedanya penelitian ini dengan penelitian Tua Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada
sebelumnya berada pada lokasi dan sample Peserta Didik SMA Negeri 3 Wajo. Doctoral
penelitian serta waktu penelitian. Maka efikasi Dissertation, Universitas Negeri Makassar, 3,
diri siswa yang tinggi akan memberikan 103–111.
dampak yang positif pada sikap beajar fisika http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/18773
Meidayanti, P. M., Parno, P., & Hidayat, A. (2019).
siswa. Sehingga peneliti merekomendasikan
Analisis Efikasi Diri Siswa pada Pembelajaran
untuk penelitian selanjutnya dapat meneliti
Sains Berdasarkan Kuesioner yang
mengenai sikap dan efikasi diri lebih dalam dan Dikembangkan Lin dan Tsai. Jurnal
rinci lagi pada jenjang yang berbeda. Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan
Pengembangan, 4(5), 556.
PENUTUP https://doi.org/10.17977/jptpp.v4i5.12381
Mukti, B., & Tentama, F. (2019). Faktor-faktor yang
Kesimpulan dari penelitian yang telah mempengaruhi efikasi diri akademik. Prosiding
dilakukan yaitu efikasi diri penting untuk Seminar Nasional Magister Psikologi
dimiliki setiap siswa. Efikasi diri siswa perlu Universitas Ahmad Dahlan, 0(0), 341–347.
untuk ditingkatkan, melalui stimulus yang http://seminar.uad.ac.id/index.php/snmpuad/a
diberikan guru atau cara mengajar guru serta rticle/view/3442
Muthmainna, A. (2020). Pengaruh Lokus
lingkungan yang mendukung. Efikasi diri
Pengendalian, Efikasi Diri Dan Sikap Ilmiah
yang baik dapat memberikan dampak sikap Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Dahzain
yang positif kepada siswa dalamm mengikuti Nur: Jurnal Pendidikan, Keislaman Dan
pembelajaran fisika dengan baik. Sikap yang Kemasyarakatan, 10(2), 27–38.
positif itu berupa mampu mengimplikasikan Nasution, S., W., R. (2018). Penerapan Model Inkuiri
sikap sosial pada pembelajaran fisika, terbimbing (guided inquiry) dalam
memiliki kesenangan belajar fisika dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada
ketertarikan memperbanyak waktu untuk pembelajaran fisika. Jurnal Education and
belajar fisika. Development, 3 (2), 1-1.
Perdana, R., Subiyantoro, C., & Anggraini, L. (2019).
Sikap dan Motivasi pada Mata Pelajaran
REFERENCES Fisika. SPEKTRA : Jurnal Kajian Pendidikan
Sains, 5(2), 178.
Adinugraha, F. (2017). Pengaruh Model
https://doi.org/10.32699/spektra.v5i2.102
Pembelajaran Dan Efikasi Diri Terhadap Sikap
Putra, D. S., & Hidayusa, W. O. (2019). Analisis
Ilmiah Siswa SMA Peminatan MIPA. Jurnal
Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika
Pro-Life, 4(3), 441–455.
di SMA Ferdy Ferry Putra Kota Jambi. UPEJ
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi
Unnes Physics Education Journal, 8(3), 299–
penelitian kualitatif. CV Jejak (Jejak
311.
Publisher).
Ratu, T., Sari, N., Aziz, W., Mukti, H., & Erfan, M.
Astalini, A., Kurniawan, D. A., & Sumaryanti, S.
(2021). Efektivitas Project Based Learning
(2018). Sikap Siswa Terhadap Pelajaran
Terhadap Efikasi Diri dan Kemampuan
Fisika di SMAN Kabupaten Batanghari. JIPF
Berpikir Kritis Peserta Didik. JURNAL FISIKA
(Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika).
DAN PENDIDIKAN FISIKA, 6(1), 1–10.
https://doi.org/10.26737/jipf.v3i2.694
http://jurnalkonstan.ac.id/index.php/jurnal%0A
Aulia, L. N., Susilo, S., & Subali, B. (2019). Upaya
Efektivitas
peningkatan kemandirian belajar siswa
Sari, N., & Sunarno, W. (2018). Sekolah Menengah
dengan model problem-based learning
Atas the Analysis of Students Learning
berbantuan media Edmodo. Jurnal Inovasi
Motivation on Physics Learn- Ing in Senior
Pendidikan IPA, 5(1), 69–78.
Secondary School. Jurnal Pendidikan Dan
https://doi.org/10.21831/jipi.v5i1.18707
Kebudayaan, 3(1), 17–32.
Basito, M. D., Arthur, R., & Daryati, D. (2018).
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk siswa bisa menguasai konsep fisika dan memahami rumus – rumus fisika
dengan mudah dan praktis, dengan memanfaatkan gadget atau laptop. Metode penelitian adalah penyebaran
wawancara dan kuesioner. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA SMA Negeri 2 Tanjung Jabung
Barat dengan jumlah sampel 52 orang. Penelitian ini menggunakan angket untuk mengukur kesulitan siswa.
Materi yang dibahas adalah materi Gerak Lurus. Pada analisis materi dilakukan kepada siswa, dengan
penyebaran angket dan di dapat hasil siswa yang mengalami kesulitan pada materi fisika khususnya materi
gerak lurus 59,6% dan yang tidak mengalami kesulitan 40,4%. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
berdasarkan analisis maka bisa disimpulkan menjadi berikut: Dengan strategi pembelajaran yang inovasi
khususnya dalam utama bahasan gerak lurus bisa mengatasi kesulitan belajar siswa.
Abstract
The purpose of this research is for students to be able to master the concepts of physics and understand physics
formulas easily and practically, by using a gadget or laptop. The research method is the distribution of interviews
and questionnaires. The population of this study were students of class X MIPA SMA Negeri 2 Tanjung Jabung
Barat with a total sample of 52 people. This study uses a questionnaire to measure students' difficulties. The
material discussed is Straight Motion material. In the analysis of the material carried out on students, with the
distribution of the questionnaire and the results experienced by students who had difficulty in physics material,
especially in straight motion material, 59.6% and those who did not experience difficulties, 40.4%. Based on the
research results obtained based on the analysis, it can be as follows: With innovative learning strategies,
especially in the main language, straight motion to overcome students' learning difficulties.
termasuk sains, adalah bentuk ilmu yang pendidikan dapat memperbaharui semua
mempelajari fenomena alam dan benda sistem pendidikan yang dapat mendongkrak
(Azmanita & Festiyed, 2019). Pembelajaran kemajuan pembangunan bangsa dan dapat
fisika memungkinkan siswa untuk menjawab semua persoalan dan
mendapatkan pengalaman langsung, yang menyelesaikan segala permasalahan dan
meningkatkan kemampuan mereka untuk tantangan yang kita hadapi saat ini dan di
menyerap, melestarikan dan menerapkan masa depan (Mawati, 2020:115).
konsep-konsep yang telah mereka pelajari.
Menurut Hasbullah (2008:194) dalam
Pencapaian tujuan pembelajaran
buku Ananda (2017:7) menjelaskan
memerlukan strategi pembelajaran yang
setidaknya ada empat faktor yang berperan
disesuaikan dengan situasi siswa.
penting dalam mempengaruhi kebutuhan
Strategi pembelajaran yang baik inovasi pendidikan. Keempat faktor tersebut
tentu strategi yang sanggup memfasilitasi & adalah visi pendidikan, faktor pertumbuhan
menaruh ruang pada siswa seluas-luasnya penduduk, perkembangan ilmu pengetahuan
buat berbagi semua domain kompetensinya, dan kebutuhan pendidikan. Sampai saat ini,
mulai berdasarkan kognitif, afeftif, banyak upaya telah dilakukan di bidang
psikomotori, hardskill & soft skill siswa (Lubis pendidikan terhadap kegiatan pendidikan
et al., 2020). Penggunaan strategi atau inovatif. Inovasi di bidang pendidikan
pembelajaran juga perlu untuk menarik seperti manajemen pendidikan, metode
perhatian siswa pada proses pembelajaran pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan
(Asiah, 2017). Strategi pembelajaran sangat guru, implementasi kurikulum, dll.
penting karena dapat mempercepat proses (Syafarudin, 2012:63). Inovasi biasanya
pembelajaran untuk hasil yang maksimal muncul dari ketakutan pihak tertentu
(Halim, 2012). terhadap penyelenggaraan pendidikan. Misal
ecemasan guru terhadap pelaksanaan
Dibutuhkan inovasi strategi
pendidikan dan pembelajaran. Ini dianggap
pembelajaran dengan menggunakan media
kurang berhasil (Mawati, 2020:114).
teknologi informasi yang berkembang pesat
di era 4.0 untuk meningkatkan kualitas Beberapa ditemukan penelitian yang
pembelajaran (Syamsuar & Reflianto, 2018). relevan yang peneliti temukan tentang
Pendidikan 4.0 merupakan pendidikan yang strategi pembelajaran dengan inovasi
dipengaruhi oleh Revolusi Industri 4.0 yang pendidikan yaitu dengan memanfaatkan
menggunakan teknologi digital (networking) gadget. Penelitian yang dilakukan oleh Bakar
dalam proses pembelajarannya (Surani, & Kaddas (2021). Penelitian ini bertujuan
2019). Di era milenial, kita sudah sangat untuk mengetahui manfaat penggunaan
dekat menggunakan produk berbasis gadget, pengetahuan terhadap minat belajar,
teknologi. Dengan menggunakan gadget dan dan pengaruh penggunaan gadget terhadap
media sosial, dapat mengembangkan minat belajar. Penelitian ini memakai
berbagai perangkat lunak untuk mengatasi pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang
masalah pendidikan, terutama dalam proses dipakai pada penelitian ini merupakan Ex
pembelajaran. (Setiawan et al., 2019). Post Fact. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pengaruh gadget terhadap siswa
Ciri-ciri inovasi pendidikan melekat
sangat baik karena siswa menggunakan
pada inovasi pendidikan itu sendiri, sehingga
gadget untuk mencari berita, sedangkan
begitu pendidik memahami sejumlah ciri
beberapa siswa yang menggunakan gadget
inovasi pendidikan, inovasi tersebut dapat
untuk melacak waktu harus mendapat
bekerja dan menghasilkan sesuatu yang
dukungan dan bimbingan agar siswa dapat
positif dan lebih baik (Munib, 2016). Dalam
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
inovasi pendidikan, ide-ide baru yang muncul
Fifit Firmadani dalam penelitiannya,
dari desain ulang harus memecahkan
menjelaskan bahwa keberadaan media
masalah yang tidak dapat diselesaikan
pembelajaran berbasis teknologi memiliki
dengan metode tradisional (Ananda, 2017:4).
banyak manfaat yang tidak hanya
Dengan adanya suatu inovasi dalam dunia
merangsang minat belajar siswa, tetapi juga
Analisis Strategi Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Inovasi Pendidikan Di Era 323
4.0
Sri Aini Septia1, Maison2, Dwi Agus Kurniawan3, Agustian4
meningkatkan hasil belajar. Oleh karena itu, dan perguruan tinggi adalah mengelola masa
diharapkan media pembelajaran berbasis depan, bukan sekedar menjaga dan
teknologi dapat digunakan dalam proses memelihara tradisi masyarakat, namun kita
pembelajaran. perlu menghadirkan pola pendidikan yang
dapat menjawab tantangan tersebut.
Bagus Aditya Hutomo dalam
penelitiannya, menjelaskan bahwa media Tujuan dari penelitian ini agar
sosial merupakan sarana komunikasi yang siswakelas X MIPA SMA Negeri 2
ampuh digunakan oleh siswa dan seorang TanjungJabung Barat bisa memahami
guru di era Revolusi Industri 4.0. Kehadiran konsep fisika dan memahami rumus – rumus
media sosial tersedia untuk guru untuk fisika dengan mudah dan praktis, dengan
belajar tanpa batasan ruang dan waktu. memanfaatkan gadget atau laptop. Sehingga
Seiring kemajuan teknologi, guru menantang siswa bisa belajar di berbagai tempat yang
pengembangan berbagai jenis media pastinya tempat tersebut nyaman, dengan
pembelajaran. Salah satunya adalah begitu dapat memotivasi siswa untuk belajar
perkembangan teknologi komputer dan dengan giat.
gadget. Perkembangan teknologi komputer
dapat digunakan untuk mendukung produksi METODE PENELITIAN
bahan ajar, dan gadget dapat digunakan
untuk mendukung penerapan bahan ajar Penelitian ini merupakan penelitian
tersebut. deskriptif kualitatif dimana semua data
Jika ingin berdaya saing di era digital ini, dikumpulkan berdasarkan fakta-fakta yang
Indonesia akan menjadi operator dan analis diperoleh.Penelitian ini dilakukan pada SMA
Negeri 2 Tanjung Jabung Barat. Subjek pada
yang handal sebagai penggerak industri untuk
penelitian ini merupakan murid kelas X MIPA
secara instan meningkatkan keterampilan dan
SMA Negeri 2 Tanjung Jabung Barat.
kemampuan sumber daya manusia melalui
Responden pada penelitian ini berjumlah 52
pendidikan untuk mencapai daya saing dan
orang. Kuesioner dan wawancara digunakan
produktivitas yang tinggi. Hal ini tidak menutup
sebagai alat penelitian. Kuesioner adalah
kemungkinan Indonesia bertransformasi
teknik pengumpulan data melalui form yang
menjadi negara maju dalam revolusi industri
(Syamsuar & Reflianto, 2018). Inovasi berisi pertanyaan-pertanyaan yang ditulis
pembelajaran di era digital saat ini sangat oleh seseorang untuk mendapatkan jawaban.
Wawancara dilakukan oleh guru dan siswa
penting bagi semua institusi, dan metode lama
yang mengajar mata pelajaran fisika.
(tradisional) mulai sedikit banyak mulai
ditinggalkan, namun seiring dengan adaptasi
institusi, mereka tetap menggunakan metode
HASIL DAN PEMBAHASAN
lama dan melanjutkan dengan yang baru (Azis,
HASIL
2019). Karena pendidikan merupakan cara
Penelitian ini menggunakan angket
untuk membentuk manusia yang siap
untuk mengukur pemahaman dan kesulitan
menghadapi tantangan zaman, dan pendidikan
siswa. Materi yang akan dibahas adalah
yang dapat beradaptasi dengan perubahan
materi Gerak Lurus. Pada analisis materi
zaman juga diperlukan, dan inovasi dalam
dilakukan kepada siswa, dengan penyebaran
pendidikan global sangat diperlukan. (Kadi &
angket dan di dapat hasil seperti di bawah ini:
Awwaliyah, 2017).
Tabel 2.1 Analisis Pemahaman Materi
Kemajuan teknologi telah memberikan Fisika
dampak yang cukup luas pada semua bidang Aspek Responden %Kesulitan
kehidupan manusia, termasuk pendidikan.
Dalam artikel yang ditulis oleh Hendra Paham 31 59,6
Swardana mengutip pendapat pakar
pendidikan Malik Fajar, peran lembaga Tidak Paham 21 40,4
pendidikan karena hakikat mengelola sekolah
324 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Tabel 2.2 Kesulitan Siswa Terhadap siswa masih mengalami kesulitan tentang
Materi Fisika materi fisika khususnya materi Gerak Lurus.
Dalam kesulitan yang sering ditemukan pada
Aspek Responden %Kesuli saat pembelajaran berlangsung adalah tentang
tan pemahaman soal terdapat 20 siswa yang
belum paham tentang soal fisika. Sebanyak 44
X X X siswa juga berharap adanya multimedia
MIPA MIP MIP pembelajaran tentang fisika. Untuk
1 A2 A3 memecahkan masalah tersebut guru dapat
menggunakan inovasi pendidikan untuk
Pemaham 8 6 5 26,9 membuat media pembelajaran yang interaktif
an konsep dengan memanfaatkan inovasi pendidikan
dengan membuat sebuah media
Pemaham 1 2 5 34,6 pembelajaranyang mana telah dilengkapi
an materi dengan materi, contoh soal, gambar ataupun
animasi dan video. Dengan perkembangan
Pemaham 5 10 10 38,5 teknologi yang semakin maju, guru dituntut
an soal untuk dapat berinovasi dalam membuat bahan
ajar yang dapat beradaptasi dengan
perkembangan zaman. Beberapa alat bantu
PEMBAHASAN belajar dapat digunakan, antara lain alat bantu
Memiliki strategi pembelajaran sebelum audio, alat bantu visual, dan alat bantu
memulai PBL dikelas sangat dibutuhkan. Akan audiovisual.
tetapi, seperti yang peneliti alami saat
observasi di SMA Negeri 2 Tanjung Jabung Di era revolusi industri 4.0, kebutuhan
Barat, siswa merasa bosan dan tidak tertarik pendidikan tidak hanya menjadikan siswa
pelajaran fisika. Berdasarkan hasil wawancara menjadi pembelajar yang pasif, tetapi
peneliti dengan salah satu guru pengajar fisika sebaliknya, pembelajaran yang berpusat pada
di SMA Negeri 2 Tanjung Jabung Barat siswa, di mana siswa memiliki kesempatan
mengatakan bahwa: “Siswa mudah bosan untuk menggali berbagai jenis ilmu
dalam belajar fisika dan juga memiliki waktu pengetahuan secara mandiri melalui teknologi
yang cukup singkat untuk mengajar akibatnya, yang berkembang saat ini. Saat ini mahasiswa
nilai siswa akan berada di bawah KKM”. harus dibekali dengan 4 kemampuan yaitu
Peneliti juga mewawancarai salah satu siswa. kreativitas, komunikasi, berpikir kritis dan
kerjasama. Oleh karena itu, peran teknologi
Siswa tersebut mengatakan bahwa: sangat penting dalam mendukung kapasitas
“Saya masih belum memahami tentang rumus tersebut. Kelebihan dengan memanfaatkan
– rumus fisika, sehingga saat saya inovasi pendidikan terlebih dengan teknologi
mengerjakan soal mengalami kesulitan”. dengan penggunaan gadget adalah sangat
Berdasarkan observasi, media pembelajaran efektif digunakan oleh guru untuk mendukung
yang beliau gunakan adalah PPT. Tetapi masih guru dalam proses pembelajaran. Aplikasi
saja siswa tersebut belum bisa memahami pendidikan memiliki banyak keunggulan
konsep fisika dan memahami penggunaan teknologi, tetapi tidak menutup kemungkinan
rumus – rumus fisika. Oleh karena itu, kekurangan dan potensi kerugian dari
diperlukan inovasi pendidikan dalam teknologi. Contoh kelemahannya adalah
pembelajaran fisika yaitu perubahan media penggunaan Internet sebagai sumber yang
pembelajaran. Sehingga peneliti luas, belum tentu keandalannya. Sisi lainnya
memanfaatkan inovasi pendidikan 4.0 adalah berdampak pada kurangnya sosialisasi
menciptakan media pembelajaran yang kreatif interaksi dengan orang lain.
dan inovatif.
Penggunaan juga membutuhkan
Berdasarkan hasil penelitian jaringan yang maksimal. Namun siswa SMA
menggunakan angket yang dilakukan oleh Negeri 2 Tanjung Jabung Barat sebagian tidak
Analisis Strategi Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Inovasi Pendidikan Di Era 325
4.0
Sri Aini Septia1, Maison2, Dwi Agus Kurniawan3, Agustian4
Abstrak
Pendidik diharapkan mampu menyusun bahan ajar yang inovatif sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan
perkembangan teknologi informasi, salah satunya bahan ajar digital. Penelitian ini merupakan penelitian jenis
kualitatif yang dilakukan dengan pendekatan penelitian yang berupa studi kepustakaan (library research) atau
studi literatur. Teknik dokumentasi digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini. Content Analysis
(analisis isi) merupakan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Bahan ajar digital adalah
perangkat bahan ajar yang berisi materi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dituangkan
dalam media digital (ICT). Bahan ajar digital meliputi audio (suara), audio visual (suara dan gambar) dan
multimedia (gabungan lebih dari dua media). Bahan ajar digital sangat bermanfaat dalam pembelajaran
diantaranya memudahkan pendidik menyampaikan materi, memberikan pengalaman belajar yang bervariasi
dan menarik untuk merangsang minat belajar peserta didik, memudahkan peserta didik memahami materi yang
diajarkan, akses informasi yang sangat luas dan mudah diakses dimana saja dan kapan saja.
Kata kunci: Bahan ajar digital, inovasi pembelajaran, audio, video, multimedia.
Abstract
Educators are expected to be able to compile innovative teaching materials according to the needs of students
and the development of information technology, one of which is digital teaching materials. This research is a
qualitative type of research conducted with a research approach in the form oflibrary researchor literature study.
Documentation techniques are used in data collection in this study. Content Analysis (content analysis) is a data
analysis technique used in this study. Digital teaching materials are teaching materials that contain learning
materials to achieve learning objectives as outlined in digital media (ICT). Digital teaching materials include
audio (sound), audio-visual (sound and images) and multimedia (a combination of more than two media). Digital
teaching materials are very useful in learning, including making it easier for educators to convey material,
providing varied and interesting learning experiences to stimulate students' interest in learning, making it easier
for students to understand the material being taught, access to very broad and easily accessible information
anywhere and anytime.
lompatan besar teknologi bagi sektor industri Media pembelajaran inovatif sebagai
dimana perkembangan teknologi informasi salah satu jembatan dalam menghadapi era
dan komunikasi begitu cepat dimanfaatkan revolusi industri 4.0. Banyak dijumpai di Era
sepenuhnya secara optimal, sehingga Revolusi Industri 4.0 berkembang aplikasi
revolusi industri 4.0 memberikan pengaruh baru yang menyajikan penawaran
atau dampak yang besar terhadap dunia pembelajaran yang lebih menarik dan secara
digital. Peran manusia tergeser oleh tidak langsung sedikit mengganti peran
teknologi sehingga mengubah cara kerja, pendidik dalam pemberian ilmu pengetahuan
bekerja, dan berhubungan satu dengan yang Astuti, Waluya & Asikin, 2019). Smartphone
lain (Tritularsih & Sutopo, 2017). Era Revolusi merupakan media yang sesuai dengan
Industri 4.0 ini juga merupakan peralihan perkembangan teknologi yang memudahkan
antara Generasi Z dan Generasi Alfa. peserta didik mengakses aplikasi atau materi
Generasi Z adalah sebutan untuk anak-anak pembelajaran yang diberikan oleh pendidik.
yang lahir sekitar tahun 1990-an hingga Peserta didik mampu menentukan waktu dan
2015-an (Mccrindle, 2014). Generasi Z tempat sesuai yang diinginkan. Hal ini tidak
dicirikan dengan karakter yang kurang fokus didapatkan di dalam pembelajaran di
ketimbang generasi milenial, tetapi lebih sekolah. Banyak dijumpai, di sekolah
serba praktis; lebih individual, lebih global, pembelajaran menggunakan banyak buku,
lebih berpikiran terbuka, lebih cepat terjun ke pelaksanaan pembelajaran terbatas tempat
dunia kerja, lebih banyak yang berwirausaha, dan waktu, serta penyajian materi kurang
dan tentu saja lebih ramah teknologi (Adam, menarik. Oleh karena itu, pendidik harus
2018). Sedangkan generasi alpha adalah memiliki kompetensi inti dalam melakukan
generasi yang lahir di jaman yang serba layar proses pembelajaran meliputi: kemampuan
kaca dan multi-tugas. Tidak seperti media mengembangkan kurikulum yang terkait
konvensional kertas, layar kaca telah menjadi dengan bidang pengembangan yang diampu,
media baru untuk penyebaran konten yang menyelanggarakan kegiatan pengembangan
bersifat kinestetik, visual, interaktif, yang mendidik untuk kompetensi pedagogik,
terhubung dan portable (Mccrindle, 2019). mengembangkan materi pembelajaran yang
diampu secara kreatif, memanfaatkan
Era baru Industri 4.0 akan membawa
teknologi informasi dan komunikasi untuk
perubahan besar dalam dunia fisik seperti
berkomunikasi dan mengembangkan diri
pada fasilitasi virtual yang dimungkinkan oleh
untuk kompetensi profesional. Untuk
koneksi digital yang memperkecil jarak,
memenuhi kompetensi ini pendidik dituntut
menghilangkan perbedaan, dan melakukan
untuk menyusun bahan ajar yang inovatif
transfer pengetahuan waktu nyata dan
sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan
transfer material secara global
perkembangan teknologi informasi.
(Umachandran, Jurcic, Ferdinand-James,
Said, & Rashid, 2018).Oleh karena itu Bahan ajar merupakan segala
lembaga pendidikan dasar dan menengah bentuk bahan yang disusun secara sistematis
berbenah, bahkan mengevaluasi sistem yang memungkinkan peserta didik dapat
pembelajaran setiap bidang studi yang belajar secara mandiri dan dirancang sesuai
diajarkan sudah sesuai dengan dengan kurikulum yang berlaku
perkembangan zaman baik dilihat dari (Magdalena,dkk 2020). Dalam merancang
kurikulum, teknologi pendidikan dan lainnya bahan ajar, pada umumnya pendidik harus
yang nantinya output yang dihasilkan bisa melakukan analisis tugas, pengetahuan,
sesuai (Dito & Pujiastuti, 2021). Pendidik serta keterampilan yang diperlukan dalam
harus mengubah cara pembelajaran yang rangka penentuan jenis bahan pembelajaran
konvensional menjadi pembelajaran berbasis apa yang nanti dikembangkan.
digital. Pendidik harus mampu memilih Selanjutnya,pendidik mengembangkan
strategi pembelajaran dan media bahan ajar sesuai prosedur masing-masing
pembelajaran yang inovatif agar sesuai bahan ajar, hingga cara penyebaran bahan
dengan tuntutan perkembangan zaman saat ajar tersebut. Untuk menyampaikan bahan
ini. ajar biasanya pendidik menggunakan
Bahan Ajar Digital Sebagai Inovasi Dalam Dunia Pendidikan Di Era Revolusi Industri 329
4.0 (Studi Literatur)
Suci Prihatiningtyas 1, Fitri Umardiyah 2, dan Dian Kusuma Wardani 3
beragam metode dan media agar peserta penelitian serupa yang telah dilakukan
didik dapat lebih mudah dalam menerima sebelumnya, artikel, catatan, serta berbagai
materi ajar. Bahan ajar banyak sekali jurnal yang bersangkutan dengan
jenisnya mulai dari bahan ajar cetak, audio, permasalahan yang ingin diselesaikan
visual dan multimedia interaktif. Pendidik (Melinda & Zainil, 2020). Studi literatur yang
dapat menggunakan proyektor, laptop, digunakan berasal dari artikel jurnal nasional
website, media sosial dan masih banyak terindeks Sinta (S1-S6). Rentang pencarian
lainnya. artikel antara tahun 2016-2021. Artikel
tersebut dicek kesesuaian dengan tema yang
Bahan ajar dapat berupa bahan ajar
akan dibahas yaitu bahan ajar digital dan
cetak dan non-cetak. Pada artikel ini, akan
pengaruhnya dalam pembelajaran.
dibahas bahan ajar non-cetak atau sering
Penelitian dengan studi literatur dilakukan
disebut dengan media ajar digital karena
dengan langkah-langkah sebagai berikut, (1)
bahan ajar yang disusun dan dikembangkan
menentukan gagasan umum tentang tema
dengan menggunakan alat bantu Information
penelitian, (2) mencari informasi yang
and Communication Technology (ICT).
berhubungan dengan tema yang akan
Harapannya bahan ajar digital
dibahas, (3) spesifikasikan inti penelitian, (4)
memungkinkan peserta didik mempelajari
meneliti dan memperoleh bahan bacaan
materi secara runtut, sistematis, interaktif dan
yang diperlukan dan mengklasifikasikan
inovatif, sehingga semua kompetensi
bahan bacaan tersebut, (5) memahami dan
tercapai secara utuh dan terpadu. Beberapa
membuat catatan penelitian, (6) merevisi dan
karakteristik bahan ajar digital antara lain:
menambah bahan bacaan, dan (7) menyusun
memanfaatkan media digital, teknologi
kembali bahan bacaan dan mulai menulis
multimedia, teknologi elektronik ataupun
laporan. (Sari, 2020). Teknik dokumentasi
teknologi jaringan (computer network),
digunakan dalam pengumpulan data pada
menggunakan bahan ajar bersifat mandiri
penelitian ini. Teknik dokumentasi digunakan
(self learning materials) yang disimpan di
untuk menelusuri dokumen tentang sesuatu
komputer sehingga dapat diakses oleh
atau variabel dalam bentuk catatan, buku,
pendidik dan peserta didik kapan saja dan
makalah atau artikel, jurnal, dan sebagainya
dimana saja, dan Memanfaatkan pertukaran
(Sari, 2020). Content Analysis (analisis isi)
data (Information sharing) yang secara
merupakan teknik analisis data yang
interaktif dapat dilihat setiap saat di
digunakan dalam penelitian ini. Analisis isi
komputer.
difokuskan kepada karakteristik media yang
Bahan ajar digital merupakan sebuah memiliki pengaruh positif dalam
inovasi baru dalam dunia pendidikan yang pembelajaran. Hasil dari penggunaan teknik
tidak melibatkan media-media cetak seperti analisis ini sebagai bahan untuk menjawab
buku, modul, handout, wallchart, brosur, pertanyaan penelitian yang selanjutnya
leaflet, dan lainnya. Bahan ajar digital yang dibahas pada bagian pembahasan
dibahasa dalam artikel ini yaitu audio, audio (Amaliyah, dkk 2021).
visual, dan multimedia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN
HASIL
Penelitian ini merupakan penelitian Berdasarkan studi literatur yang
jenis kualitatif yang dilakukan dengan dilakukan oleh peneliti, ditemukan beberapa
pendekatan penelitian yang berupa studi penggunaan bahan ajar digital yang
kepustakaan (library research) atau studi digunakan sebagai inovasi dalam
literatur. Studi literatur adalah kegiatan pembelajaran di era revolusi 4.0. Adapun
penelitian yang dilakukan dengan bahan ajar digital yang akan dibahas antara
menerapkan teknik pengumpulan informasi lain sebagai berikut:
dan data melalui buku referensi, hasil
330 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
dapat meningkatkan hasil belajar peserta a. Ms. Powerpoint merupakan salah satu
didik . Hal ini dapat dilihat dari skor yang bahan ajar yang menampilkan sebuah
diperoleh yaitu sebesar 63% peserta presentasi dengan berbagai ilustrasi,
didik pada uji coba skala kecil memenuhi gambar, teks, audio, dan video.
kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥ 75). Keunggulan dari bahan ajar Power
Sedangkan skor yang diperoleh pada uji Point ialah mudahnya penggunaan
coba skala luas yaitu sebesar 100% sisa aplikasi dan dapat menggabungkan
sudah memenuhi kriteria ketuntasan teks, audio, dan video secara
minimal (KKM ≥ 75). bersamaan dalam satu berkas.
12. Marfi Ario, Annajmi, Ratri Isharyadi. b. modul elektronik menggunakan Flip PDF
2020. Pengembangan Video Professional Bahan ajar modul elektronik
Pembelajaran Kalkulus Diferensial merupakan bahan ajar non-cetak yang
Berbasis Pen Tablet. Dengan hasil bertujuan agar peserta didik mampu
Secara keseluruhan hasil penelitian ini belajar mandiri. Modul ini bersifat
menunjukkan bahwa video pembelajaran lengkap yang menyajikan tiap detail dari
kalkulus diferensial berbasis pen tablet materi berbentuk elektronik atau digital.
yang dikembangkan valid, praktis, dan Modul elektronik dapat dibuat
efektif. Nilai validitas video masuk pada menggunakan software Microsoft
kategori sangat baik sedangkan Words.Tak hanya modul cetak, dalam
praktikalitas dan efektifitas masuk pada modul elektronik, juga harus ada tiga
kategori baik. video pembelajaran efektif komponen penting, yakni bahan belajar,
untuk penguasaan materi mahapeserta panduan belajar, dan petunjuk belajar.
didik . Namun demikian, hasil yang Perlu diketahui terdapat tahapan dalam
diperoleh ini masih belum ideal karena pengembangan modul non-cetak.
masih terdapat 20% mahasiswayang
1. Purwaningtyas, Wasis D. Dwiyog, Imam
memperoleh nilai rendah (C) dan masih
Hariyadi. 2017. Pengembangan Modul
sedikit (22,50%) mahasiswayang
Elektronik Mata Pelajaran Pendidikan
memperoleh nilai A.
Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
3. Multimedia Kelas XI Berbasis Online Dengan
Program Edmodo. Dengan hasil Setelah
Multimedia merupakan perpaduan
melaksanakan pengembangan modul
antara berbagai media (format file) yang
elektronik mata pelajaran PJOK kelas XI
berupa teks, gambar, grafik, musik, animasi,
berbasis online dengan program edmodo
video, interaksi dan lain-lain, yang telah
dapat disimpukan bahwa pengembangan
dikemas menjadi file digital (komputerisasi),
tersebut dapat menjawab permasalahan
serta digunkan untuk menyampaikan pesan
yang disebabkan oleh minimnya bahan
kepada pengguna. Multimedia yang sesuai
ajar yang digunakan. Kreativitas
dengan perkembangan peserta didik adalah
pemanfaatan teknologi online dengan
multimedia interaktif. Multimedia
program edmodo dalam pembelajaran
pembelajaran yang digunakan dalam proses
PJOK di kelas sebagai media
pembelajaran digunakan untuk menyalurkan
pembelajaran di abad 21 dapat
pesan (pengetahuan, ketrampilan dan sikap)
membantu pengajar untuk memfasilitasi
serta dapat merangsang pikiran, perasaan,
peserta didik yang memiliki karakteristik
perhatian dan kemauan yang belajar
belajar dan kecepatan beajar yang
sehingga secara sengaja proses belajar
berbeda-beda dan memiliki rasa malu
terjadi, bertujuan dan terkendali (Nugraha,
mengutarakan pendapat dalam kelas
Binadja, & Supartono, 2013). Multimedia
konvensional. Dengan demikian, para
interaktif memiliki sifat komunikasi dua arah,
tenaga pengajar dapat memanfaatkan
yakni antara peserta didik dan bahan ajar itu
media pembelajaran sebagai alternatif
sendiri (Agnezi, & Khair, N. (2019). Adapun
untuk membangun pembelajaran
contoh multimedia interaktif antara lain:
blended learning yang sesuai dengan
karakteristik, kebutuhan lingkungan
Bahan Ajar Digital Sebagai Inovasi Dalam Dunia Pendidikan Di Era Revolusi Industri 335
4.0 (Studi Literatur)
Suci Prihatiningtyas 1, Fitri Umardiyah 2, dan Dian Kusuma Wardani 3
belajar yang dapat digunakan dimanapun pembelajaran, maka dari itu sangat
dan kapanpun. dianjurkan bagi pendidik untuk
menggunakan e-modul
2. Wulan Sari, Jufrida, dan Haerul Pathoni.
etnokonstruktivisme ini di dalam
2017. Pengembangan Modul Elektronik
pembelajarannya.
Berbasis 3D Pageflip Professional pada
Materi Konsep Dasar Fisika Inti dan 4. Tasya Febrina, Leonard), & Maya
Struktur Inti Mata Kuliah Fisika Atom dan Masitha Astriani. 2020. Pengembangan
Inti. Dengan hasil Berdasarkan hasil Modul Elektronik Matematika Berbasis
pengembangan dan uji coba modul Web. Produk ini dilengkapi dengan
elektronik maka dihasilkan modul konten simulasi UNBK yaitu pengerjaan
elektronik berbasis 3D Pageflip soal matematika berbasis komputer guna
Professional pada materi konsep dasar melatih peserta didik untuk menghadapi
fisika inti dan struktur inti, mata kuliah Ujian Nasional Berbasis Komputer
fisika atom dan inti yang valid dan layak (UNBK) atau juga dikenal dengan
digunakan. Modul elektronik dibuat Computer Based Test (CBT) Modul ini
dengan menggunakan aplikasi 3D dirancang untuk memenuhi kebutuhan
Pageflip Professional. Modul elektronik bahan ajar yang membuat peserta didik
yang telah selesai dikembangkan dapat belajar dengan mandiri dan
memiliki format .exe yang dapat nyaman (modul berbasis web yang
dijalankan pada PC/laptop. Modul dikembangkan dan telah mendapatkan
elektronik ini juga dilengkapi dengan penilaian dari para ahli sudah mencapai
uraian materi, animasi, video, lembar kategori sangat layak dan dengan
jawaban, dan soal tes formatif akhir. beberapa perbaikan berdasarkan saran
Modul elektronik ini telah divalidasi dan dari para ahli, maka produk yang
dinyatakan valid dengan skor ahli materi dikembangkan dapat digunakan dalam
sebesar 52 dan skor validasi ahli media pembelajaran. modul elektronik
sebesar 74,7 yang termasuk dalam matematika ini layak digunakan untuk
kategori sangat baik. Selanjutnya, skor pembelajaran di sekolah maupun
hasil persepsi mahasiswaterhadap individu dirumah.
modul elektronik yaitu 74,67 dan
5. Aufa Hilman Furqon, Laksmi Dewi &
dikategorikan sangat baik
Linda Setiawati. 2020. Pengaruh
3. Syahrial1, Arial, Dwi Agus Kurniawan, Penggunaan Bahan Ajar Berprogram
Suci Okta Piyana. 2019. E-Modul Tipe Bercabang Berbasis Powerpoint
Etnokontruktivisme: Implementasi Pada terhadap Kemandirian Belajar Peserta
Kelas V Sekolah Dasar Ditinjau Dari didik. Dengan hasil Kemandirian belajar
Persepsi, Minat Dan Motivasi.. dengan peserta didik yang menggunakan bahan
hasil Penelitian ini menghasilkan bahan ajar berprogram tipe bercabang berbasis
ajar berupa modul elektronik PowerPoint lebih tinggi dibandingkan
etnokontruktivisme berbasis 3D Pageflip dengan peserta didik yang
yang telah di uji coba oleh parah ahli dan menggunakan bahan ajar buku teks pada
sangat layak digunakan dan memiliki mata pelajaran IPS peserta didik kelas
daya tarik bagi peserta didik . VIII MTs Al-Kautsar.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
6. Nur Afifatus Sakiah, Kiki Nia Sania
dilakukan, ddapat dilihat bahwa peserta
Effendi. 2021. Analisis kebutuhan
didik memiliki persepsi, minat dan
multimedia interaktif berbasis
motivasi yang baik setelah diperkenalkan
PowerPoint materi aljabar pada
e-modul etnokonstruktivisme di dalam
pembelajaran matematika SMP.
pembelajaran. Dengan menggunakan e-
Multimedia interaktif berbasis Powerpoint
modul etnokonstruktivisme ini membuat
dapat menjadi solusi yang tepat untuk
peserta didik lebih tertarik didalam
digunakan sebagai media pembelajaran
336 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
matematika materi aljabar kelas VII saat peserta didik tunanetra dapat lebih
pembelajaran tatap muka maupun memahami materi yang disampaikan.
pembelajaran jarak jauh. Sehingga b. Bahan ajar audio efektif untuk
peneliti dapat menyimpulkan dalam meningkatkan penguasaan materi,
penelitian ini bahwa dibutuhkan meningkatkan kemampuan komunikasi,
multimedia interaktif berbasis Powerpoint motivasi belajar, dan kepercayaan diri
pada materi aljabar untuk mempermudah peserta didik
pendidik dan peserta didik dalam c. dapat digunakan dalam pembelajaran
kegiatan pembelajaran matematika kelas daringDapat digunakan sabagai alat revisi
VII SMP. yang lebih efektif daripada modul dan lebih
efisien daripada catatan mereka sendiri
7. Sumiati Wulandari, Dina Octaria, Anggria
dalam membantu mereka belajar
Septiani Mulbasari. 2021.
d. bahan ajar audio bersifat fleksibilitas
Pengembangan E-Modul Berbantuan
kapan, di mana, dan bagaimana
Aplikasi Flip Pdf Builder Berbasis
digunakan.
Contextual Teaching and Learning.
e. bahan ajar audio memiliki potensi signifikan
Bahan ajar e-modul berbantuan aplikasi
sebagai alat pembelajaran inovatif
flip pdf builder berbasis contextual
Melatih konsentrasi peserta didik dan
teaching and learning (CTL) pada materi
membuat atensi peserta didik lebih fokus. Media
himpunan yang dihasilkan telah
ini juga mudah ditemui dan diunduh di berbagai
dikembangkan dengan model ADDIE
website, mudah dibuat dengan merekam
memenuhi kriteria sangat valid, sangat
penjelasan materi Keunggulan dari bahan ajar
praktis, dan sangat efektif. Sehingga e-
audio visual antara lain:
modul dikatakan berkualitas baik dan
a. mudah dipahami dan meningkatkan
layak digunakan dalam pembelajaran. E-
minat peserta didik .
modul ini diharapkan dapat
b. lebih praktis dalam pelaksanaan
meningkatkan pemahaman konsep
peserta didik, menyenangkan peserta
peserta didik serta menjadi daya tarik
didik , tidak klasik, dan membosankan.
bagi peserta didik untuk belajar
Peserta didik dapat mengukur tenaga
matematika khususnya materi himpunan.
yang harus ia keluarkan untuk
8. Suci Prihatiningtyas, Siti Alimah. 2021. mendapatkan nilai yang baik, dapat
Rekontruksi E-Modul Gerak Melingkar dipantau oleh pendidik, menumbuhkan
Berbasis Inkuiri Terbimbing. Dengan pemahaman tentang materi secara
hasil Secara keseluruhan E-Modul Gerak menyenangkan.
Melingkar Berbasis Inkuiri Terbimbing c. video menjadi alat yang berguna bagi
yang dikembangan sangat layak untuk para pendidik untuk membuat peserta
digunakan dalam pembelajaran materi didik berpikir sungguh-sungguh dan
gerak melingkar pada kelas X SMK. E- memberikan lingkungan yang lebih
Modul Gerak Melingkar Berbasis Inkuiri dinamis dibandingkan melalui tulisan
Terbimbing merupakan media yang langsung.
dapat menarik perhatian peserta didik. d. penggunaan video pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar dan
PEMBAHASAN keaktifan belajar peserta
Berdasarkan dari hasil penelitian yang didik/mahasiswa
terdapat pada Tabel 1 dapat diketahui e. membuat pembelajaran lebih interaktif,
efektivitas pemanfaatan bahan ajar audio Efektif dalam penggunaan, dapat
antara lain: diimplementasikan secara luas dalam
a. dapat digunakan untuk membantu peserta berbagai media, Modeling obyek yang
didik yang mengalami tunanetra, peserta yang sederhana, karena hanya
didik tunanetra lebih termotivasi dan dapat menampilkan beberapa obyek,
mudah memahami pembelajaran, serta f. mudah dioperasikan dan tidak
dapat belajar dan membayangkan suara memerlukan banyak biaya untuk
yang didengar dengan audio sehingga
Bahan Ajar Digital Sebagai Inovasi Dalam Dunia Pendidikan Di Era Revolusi Industri 337
4.0 (Studi Literatur)
Suci Prihatiningtyas 1, Fitri Umardiyah 2, dan Dian Kusuma Wardani 3
Abstrak
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan senantiasa berubah, berkembang, dan meningkat
mengikuti perkembangan di segala bidang kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu bidang di dalamnya.
Pada tahun 2020, seluruh dunia termasuk Indonesia sedang mengalami krisis kesehatan yaitu pandemi Covid-
19. Dengan munculnya pandemi COVID-19, kegiatan belajar mengajar yang awalnya dilaksanakan di kampus
kini menjadi home learning melalui pembelajaran online. Hal ini juga dapat menyebabkan kesulitan belajar yang
terjadi. Pembelajaran online dilakukan dengan kepasitas masing-masing universitas. Pembelajaran online
dapat menggunakan bantuan teknologi digital seperti google classroom, home learning, zoom, video
conference, phone atau live chat, dll. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kualitas pembelajaran di
era pandemi COVID -19 . Pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus dilakukan pada tiga mahasiswa
jurusan Bimbingan dan Konseling UNTIRTA. Temuan memperlihatkan adanya dampak COVID -19 pada
pembelajaran online dapat mempengaruhi kualitas belajar siswa. Hal tersebut menyebabkan kesulitan belajar
yang terjadi pada siswa. Seperti ketersediaan kualitas internet yang ada, fasilitas pembelajaran yang memadai,
dan penyampaian informasi yang belum merata. Hal ini juga mempengaruhi kualitas belajar siswa.
Kata kunci: Dampak COVID -19, Kesulitan Belajar , Perguruan Tinggi Mahasiswa.
Abstract
Education is a human need. Education is constantly changing, developing, and improving following
developments in all areas of life. Education is one of the areas in it. In 2020, the whole world, including Indonesia,
is experiencing a health crisis that is the Covid-19 pandemic. With the emergence of the COVID-19 pandemic,
teaching and learning activities that have initially been implemented on campus are now becoming home
learning through online learning. It can also cause learning difficulties that occur. Online learning is conducted
with the ability of each university. Online learning can use digital technologies such as google classroom, home
learning, zoom, video conference, phone or live chat, etc. The purpose of this study is to see the quality of
learning in the era of pandemic COVID-19. A qualitative approach with a case study method was conducted on
three students majoring in guidance and counseling UNTIRTA. The findings show that the impact of COVID-19
on online learning can affect the quality of student learning. That causes learning difficulties that occur in
students. Such as the availability of existing internet quality, adequate learning facilities, and the delivery of
information that has not been evenly distributed. It also affects the quality of student learning.
dari rumah mereka untuk mencari tempat memutuskan rantai virus Covid-19 yang
yang emmiliki sinyal mendukung saat mereka tersebar di Indonesia. Model online yang
belajar. digunakan digunakan dalam pembelajaran
biasanya dengan menggunakan WhatsApps
(WA), Google Form, Google Classroom, dll
Semua informasi disampaikan melalui media
METODE PENELITIAN yang menghubungkan segala sesuatu
secara online.
Penelitian ini memakai metode kualitatif.
Kualitatif adalah salah satu strategi inkuiri Selama pembelajaran online ini,
untuk dapat menemukan adanya makna beberapa hal terkait dengan kesulitan belajar
maupun beragamnya suatu fenomena- yang dialami mahasiswa khususnya
fenomena. Kualitatif diambil karena penelitian mahasiswa bimbingan dan konseling di
ini lebih ke arah studi kasus yang lebih ke Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dari
pencarian suatu makana dari suatu data informasi yang diberikan saat proses
empiris, yang dimana tujuan dari penelitian wawancara online kepada tiga mahasiswa
yaitu masalah yang ada pada saat sekarang BK Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ,
ini. ketiganya menyebutkan kendala yang hampir
sama saat menghadapi pembelajaran online
Ruang lingkup pada penelitian ini yaitu
adalah terberantasnya kesulitan yang dialami
untuk melihat dampak pembelajaran online
berupa lambatnya informasi yang diterima
terhadap kesulitan belajar pada siswa
karena kendala jaringan, akses internet yang
Bimbingan dan Konseling Universitas Sultan
tidak merata untuk setiap wilayah, kesulitan
Ageng Tirtayasa, Serang. Adapun data hasil
memperoleh materi yang dianggap sulit,
penelitian ini bukan berupa numerik akan
keterlambatan dalam mengumpulkan tugas.
tetapi berupa gambaran tentang kesulitan
karena kendala sinyal, mengalami kejenuhan
belajar yang dialami , yaitu dampak yang
dalam belajar, konsentrasi dan motivasi
terjadi selama aktivitas belajar mengajar
belajar di rumah dan di kampus niscaya akan
secara online sebab pandemi Covid-19.
terdapat perbedaan, hal tersebut dapat
Dalam penelitian ini, data dikumpulkan
mengakibatkan rendahnya engagement dan
dengan triangulasi data. Raharjdo (2010: 1),
motivasi mahasiswa. Selain itu belum adanya
memaparkan bahwa triangulasi merupakan
evaluasi bersama yang dilakukan oleh guru
suatu pendekatan multimetode yang
sehingga para siswa juga tidak mengetahui
dilakukan peneliti waktu mengumpulkan serta
benar atau salah dari yang dipelajari, dan
menganalisis. Peneliti menggunakan
siswa merasa kurang kondusif jika
Instrumen berupa hasil observasi dan
pembelajaran dilakukan di rumah. Kesulitan
wawancara dilakukan dengan cara
belajar yang terjadi akan membuat kualitas
wawancara langsung, semi terstruktur, dan
belajar menjadi rendah.
formal. Poin penting lainnya dari penelitian
kualitatif yaitu validitas data penelitian. Mellon
PEMBAHASAN
(Hadi, 2016: 75) menyebutkan perluasan
Coronavirus merupakan sekelompok
partisipasi, ketekunan observasi, triangulasi,
besar virus yang mampu menyebabkan
peer check, kecukupan referensi, studi kasus
berbagai penyakit, mulai dari efek samping
negatif, member check, dan deskripsi rinci.
yang ringan hingga ekstrem. Terdapat dua
Penelitian ini menggunakan teknik
jenis virus corona yang diketahui dapat
pengecekan keabsahan data penelitian
menyebabkan kondisi efek samping ekstrem,
dengan teknik triangulasi.
seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory
HASIL DAN PEMBAHASAN Syndrome (SARS). Coronavirus Diseases
2019 (COVID-19) adalah suatu macam
HASIL
penyakit baru yang belum pernah
Model pembelajaran online menjadi teridentifikasi atau dikenali sebelumnya pada
pilihan utama penanggulangan dan upaya manusia. WHO sebagai Organisasi
Dampak Pembelajaran Online Terhadap Kualitas Belajar Mahasiswa 343
Meilla Dwi Nurmala1, Septi Kuntari2
selalu diberikan dengan metode Hadi, S. (2016). Penyelidikan dari Validitas _ dari
pembelajaran konvensional seperti ceramah Kualitatif Data Penelitian tentang tesis . jurnal
dalam pemberian materi pembelajaran.. dari Sains Pendidikan , 74-79.
Kayu , Derek. et Al. (2007). Tips untuk Mengatasi
Sedang belajar Gangguan . Yogyakarta:
PENUTUP
Katahati .
Mulyasa . (2006). Menjadi Guru Profesional
Berdasarkan pembahasan yang telah
Menciptakan Kreatif Sedang belajar dan
dipaparkan, dapat diberi kesimpulan bahwa Menyenangkan . Bandung: Penerbit PT
dampak pandemi Covid-19 terhadap Remaja Rosdakarya .
pembelajaran online dapat mempengaruhi Purwanto, A., Pramono, R., Asbari , M., Priyono Budi
kualitas belajar siswa. Masalah yang Santoso, LMW, Hyun , CC, & Princess, RS
dihadapi oleh mahasiswa maupun siswa (2020). Studi Eksploratif _ itu Dampak dari
dalm belajar online adalah teknologi pandemi COVID- 19 pada Pembelajaran
pembelajaran online yang belum Online Proses di SD Sekolah . jurnal
mendukung, kurang memahami materi Pendidikan Psikologi dan Konseling , 2 (1), 1–
12.
tertentu, dan suasana belajar di rumah yang
Rahardjo. (2010). Triangulasi dalam Kualitatif
kurang kondusif. Dengan adanya Penelitian . 1-3.
pembekalan pembelajaran, media Sugihartono . et Al. (2007). Psikologi Pendidikan .
seharusnya juga diamati oleh dosen dalam Yogyakarta: Pers UNY .
pembelajaran online, dan dosen seharusnya Wicaksono, VD, & Rachmadyanti , P. (2016).
dapat menyesuaikan dengan media dan Campuran Sedang belajar melalui Google
metode yang tepat mengenai pembelajaran Classroom di SD Sekolah . Seminar Nasional
online. Hal ini dilakukan agar pembelajaran tentang Pendidikan PGSD UMS &H DPGSDI
dapat berjalan lancar, serta memudahkan Wilayah Timur .
Wilder -Smith, A., & Freedman , LAKUKAN (2020).
mahasiswa menerima informasi dan juga
Isolasi , karantina , sosial menjauhkan dan
menarik perhatian mahasiswa agar masyarakat penahanan : penting wewenang
semangat dalam berdiskusi dan mempelajari untuk gaya lama publik kesehatan langkah -
materi yang dibahas, pemberian tugas yang langkah dalam wabah novel coronavirus (
tidak terlalu banyak, atau dengan porsi materi 2019 -nCoV) . jurnal Kedokteran Perjalanan ,
yang diberikan. Metode dan media yang 1-4 .
digunakan juga harus disesuaikan dengan Yaumi, Muhammad. (2018). Media Dan Teknologi
kebutuhan belajar online. Oleh karena itu Pembelajaran . Jakarta : PRENADAMEDIA
harus diperbaharui dulu agar dapat Group.
Yurianto, Ahmad, Bambang Wibowo, KP (2020).
memahami pembelajaran dengan cepat.
PEDOMAN PENCEGAHAN DAN
Selain pihak kampus, perhatian pemerintah PENGENDALIAN PENYAKIT
dalam menangani ketersediaan internet dan CORONAVIRUS (COVID-19 ) (MI Listiana
pemerataan pembagian kuota internet Azizah, Adistikah Aqmarina (ed.)).
secara merata baik bagi mahasiswa maupun
dosen memudahkan mereka dalam .
melakukan pembelajaran online.
REFERENCES
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan permainan-permainan untuk meningkatkan karakter jujur anak.
Dengan demikian, saat bermain permainan baik secara mandiri maupun kelompok, anak-anak telah belajar cita-
cita etika dan moral yang penting untuk membangun karakter. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif jenis penelitian literature.Teknik pengambilan sample menggunakan teknik
purposive sampling yang dimana teknik pengumpulan data dengan penelusuran google schoolar. Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan, dapat di ambil simpulan bahwa penerapan kegiatan pembelajaran dengan
bermain sangat efektif untuk meningkatkan karakter jujur pada siswa dengan tahapan-tapahan kegiatan yang
diawasi dan dibimbing oleh guru sebagai motivator agar tetap berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Abstract
This research aims to introduce game play to improve the honest character of children. Thus, when playing
games both independently and in groups, children have learned ethical and moral ideals that are important for
building character. The methodology used in this research is a qualitative approach to the type of literature
research. Sampling techniques use purposive sampling techniques where data collection techniques with
google schoolar searches. Based on the results of research and discussion, it can be concluded that the
application of learning activities by playing is very effective to improve honest character in students with the
stages of activities that are supervised and guided by teachers as motivators to keep running in accordance
with learning goals.
anak dapat berkembang secara optimal. siap dalam memulai berbeagai macam
Anak usia dini menjadi masa yang dimana kegiatan guna memahami dan beradaptasi di
anak mulai tumbuh dan berkembang, pada lingkungannya.
masa tersebut menjadi masa keemasan bagi Pada masa peka inilah anak siap
seorang anak untuk mendapat stimulus merespon pola perilakunya sehari-hari.
dengan sangat baik Maka dari itu orang tua Peningkatan perilaku jujurlah yang tepat untuk
dan guru memiliki peran penting dalam diterapkan pada usia tersebut, Mengingat
pemberian pendidikan sejak anak usia dini kesiapan anak untuk menanggapi stimulus,
untuk menciptakan generasi dimasa depan adalah adil untuk mendorong lebih banyak
yang baik dan juga nantinya anak tidak kejujuran pada usia itu. Bermain adalah salah
terjerumus dalam pergaulauan atau perilaku satu rangsangan yang dapat digunakan
yang tidak baik. dengan anak-anak. Pada usia itu, itu adalah
Untuk mengatasi permasalahan hobi sehari-hari yang menawarkan
tersebut, pemerintah telah mengembangkan kebahagiaan dan kegembiraan. Permainan
pendidikan karakter yang disebut dengan membutuhkan kejujuran, akuntabilitas,
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). PPK semangat yang sehat, kompeten, kesabaran,
bertujuan untuk melaksanakan Nawacita harmoni, sportivitas, distribusi peran yang adil,
Presiden era Joko Widodo dan Jusuf Kalla dan rasa hormat terhadap alam, di antara
dalam system pendidikan nasional. Nawacita kebajikan moral lainnya.
sendiri memiliki arti yang dimana arti 9
prioritas pembangunan nasional pada era Hardiyanti Pratiwi (2015:33-34)
kepresidenan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. berpendapat bahwa ada beragam permainan
Pada pelaksanaannya PPK menerapkan nilai untuk dimainkan oleh anak sehingga dapat
yang tertera dalam pancasila, serta juga membuat suasana hati anak akan menjadi
dalam pendidikan karakter yang melingkupi bahagiam gembira dan senang serta didalam
nilai jurjur, nasionalis dan lain sebagainya. permainan tersebut anak dapat mendapatkan
Salah satu karakter baik adalah perilaku sebuah pembelajaran. Anak dapat berkembang
jujur. Hal ini sesuai dengan yang melalui bermainan, hal ini dikarekanakan pada
disampaikan oleh Najib Sulhan dalam Zainal saat bermain berbagai aspek-aspek yang
Aqib (2012:3-4), definisi jujur adalah : “(1) apa distimulus oleh anak dari mulai aspek fisik
yang dilakukan berdasarkan kenyataan, (2) motoric, moral dan lain sebagainya terangsang
hati dan ucapannya sama, dan (3) apa yang dengan baik., aspek sosial emosional, dan
dikatakannya benar”. Sementera pendapat aspek seni.
lain menurut Zainal Aqib (2012:42) “jujur
merupakan salah satu nilai-nilai karakter Dalam hal ini peneliti akan
dimana jujur adalah perilaku yang didasarkan memperkenalkan permainan-permainan
pada upaya menjadikan dirinya sebagai untuk meningkatkan karakter jujur siswa,
orang yang selalu dapat dipercaya dalam sebab dalam permainan baik secara individu
perkataan, tindakan dan pekerjaan, baik maupun berkelompok akan sangat
terhadap dirinya sendiri maupun orang lain”. bermanfaat untuk perkembangan anak dari
Mengingat pentingnya pendidikan karakter mulai tidak berbohong saat bermain, tidak
dalam diri terutama perilaku jujur, sebab dari melakukan hal curang dan lain sebagainya
itu pendidikan karakter harus diberikan sehingga hal tersebut dapat melatih motoric
semenjak anak usia dini, pada saat tersebut anak yang nantinya pula akan berpengaruh
anak mengalami proses perkembangan untuk masa depan si anak.
untuk kehidupan selanjutnya. Montessori
dalam Yuliani Nurani Sujiono (2009:54)
mengatakan bahwa “masa ini merupakan
METODE PENELITIAN
periode sensitif (sensitive periods), selama
masa inilah anak secara khusus mudah
menerima stimulus-stimulus dari
lingkungannya”. Pada masa itulah anak akan
Implementasi Nilai Kejujuran Melalui Media Permainan Pada Siswa Pendidikan Anak 347
Usia Dini
Ayu Laras Gouvany
Metodologi yang digunakan dalam pada sumber data yang difokuskan pada
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
jenis penelitian literature. Menurut penulis
buku Metode Penelitian, M. Nazir, yang
dimaksud dengan : “Studi kepustakaan
adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap
buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan,
dan laporan-laporan yang ada hubungannya
dengan masalah yang dipecahkan”.
Sesuai dengan permasalahan yang
dibahas oleh peneliti, yaitu implementasi nilai
kejujuran melalui media permainan pada
siswa pendidikan anak usia dini, literatur
yang dipelajari sesuai dengan topik
pembahasan tentang implementasi nilai
kejujuran melalui media permainan pada tujuan dari penelitian.
siswa pendidikan anak usia dini, dengan total
tiga sumber data yang relevan dan terbitan Dari hasil table yang telah ditunjukkan
diatas, dijelaskan hasil analisis dari 3 sumber
sepuluh tahun terakhir
data pustaka. Dari hasil perolehan analisis
Populasi yang digunakan adalah tersebut yaitu:
dokumen tertulis mengenai penelitian Menurut hasil penelitian yang dilakukan
“IMPLEMENTASI NILAI KEJUJURAN oleh Fitria Carli Wiseza pada tahun 2017
MELALUI MEDIA PERMAINAN PADA dengan judul “PENGARUH PERMAINAN
SISWA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI”. TRADISIONAL CONGKLAK TERHADAP
Teknik dalam pengambilan sample yakni KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA DAN
menggunakan teknik purposive sampling KARAKTER JUJUR ANAK DI PAUD SELVA
yang dimana teknik pengumpulan data BUANA KOTA BENGKULU”, hasil penelitian
dengan penelusuran google schoolar ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan
menggunakan kata kunci "Pendidikan pembentukan karakter siswa pada saat
Karakter Nilai Jujur" serta "Pendidikan bermain permainan congklak sangat
Karakter Pada PAUD". Tahapan dalam berpengaruh serta meningkatkan karakter
penelitian diawali dengan pemilihan sumber jujur siswa, sebab pada saat bermain
data yang sesuai dengan topik pembahasan, permainan congklak siswa dapat bermain
yang kemudian sumber data disederhanakan sambil belajar dan saat bermain siswa
sehingga dapat diambil kesimpulan. Dalam diajarkan untuk tidak berbohong, biasanya
uji keabsahan data, penelitian ii ada saja siswa berbohong saat membagi biji
menggunakan uji kredibilat serta uji dakuan. Hal tersebut membuktikan bahwa
dependalitas. Dari data yang dikumpulkan permainan memiliki pengaruh besar dalam
selanjutnya dianalisis dengan menerapkan meningkatkan tumbuh kembang karakter
model analisis data menurut Miles Hubermen jujur anak.
yaitu “data condensation, data display, dan
Menurut hasil penelitian yang dilakukan
conclusing drawing/verifictoin”.
oleh Yosevin Evi, M. Syukri, dan Indri Astuti
pada tahun 2015 dengan judul
HASIL DAN PEMBAHASAN
“PENINGKATAN PERILAKU JUJUR
HASIL MELALUI PERMAINAN RAKYAT PADA
ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD DIPASIDI”,
Temuan penelitian ini disajikan berupa hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
sebuah display, yang didasarkan dari hasil adanya peningkatan siswa dalam berperilaku
analisis data dengan melakukan penelitian jujur, pada pelaksanaan permainan rakyat di
348 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
PAUD Dipasidi dilakukan dengan beberapa adalah : “(1) apa yang dilakukan berdasarkan
pertemuan serta pula dibagi menjadi tiga kenyataan, (2) hati dan ucapannya sama, dan
aspek penilaian yakni dari mulai siklus 1 dan (3) apa yang dikatakannya benar”. Jujur
pertemuan 1 sampai dengan siklus 2 merupakan salah satu karakter penting yang
pertemuan 2: pada saat tersebut dilihat dari harus dimiliki seseorang. Karakter jujur harus
kemampuan siswa bagaimana ia ditanamkan sejak anak usia dini, hal ini akan
menunjukkan perilaku jujur (tidak curang) membiasakan siswa untuk berani alam
saat permainan berlangsung, dapat dilihat menyampaikan ide-ide, gagasan serta
bahwa terdapat peningkatan yang signifikan menyelesaikan masalah yang dihadapi.
serta dinilai baik yakni siswa mampu
Selain itupula, karakter jujur pada siswa akan
menerima kekalahan. Selanjutnya terdapat
membentengi diri dari melakukan perilaku-
peningkatan secara fluktuatif namun masih
perilaku tidak terpuji. Pada pendidikan
dapat dinilai baik dari siswa dapat berkata
karakter dibagian nilai kejujuran terdapat
jujur yakni tidak berbohong pada saat
indicator pencapaian, menurut David
bermain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Chairilsyah (2016:9-10) seorang siswa dapat
adanya peningkatan dalam perilaku jujur
siswa melalui permainan rakyat dapat dinilai dikatakan sebagai individu yang jujur bila
sudah cukup baik dan sesuai. siswa tersebut memiliki ciri-ciri, seperti:
1.Tidak berpura-pura
Menurut hasil penelitian yang dilakukan 2.Mengatakan apa adanya
oleh Endah Hendarwati, Wahono, dan Aris
3.Tidak berbohong
Setiawan pada tahun 2021 dengan judul
4.Tidak membohongi orang lain
“IMPLEMENTASI NILAI KEJUJURAN PADA
5.Mau mengakui kelebihan orang lain
ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA ULAR
6.Tidak mengambil milik orang lain
TANGGA”, hasil penelitian menyatakan
Dari keenam ciri tersebut tersebut seorang
bahwa strategi yang diterapkan olehh guru
siswa akan mudah dikatakan orang yang jujur
dengan memanfaatkan media bermain ular
tangga untuk penanaman karakter jujur pada dan orang jujur dapat dikategorikan dengan
siswa di PAUD Cahaya dapat dinyatakan orang yang baik. Maka dari itu seorang siswa
terdapat pengaruh besar sehingga dalam harus memiliki karakter jujur. Selain itupula
kegiatannya mampu merangsang siswa terdapat faktor yang mempengaruhi
untuk mengeksplorasi media pembelajaran perkembangan karakter juju siswa, yakni:
tersebut. Pada saat bermain siswa mampu 1. Keluarga
mengikuti alur serta mentaati peraturan dari Keluarga merupakan tempat pertam aserta
permainan seperti tidak berlaku curang dan paling utama dimana seorang siswa dididik
juga tidak berbohong, sehingga hal tersebut dan dibesarkan. Segala karakter dan
menjadi sebuah pembiasaan pada siswa kepribadian siswa terbentuk sebab dari pola
ntuk terbiasa berperilaku jujur. asuh yang diterapkan oleh orang tua dalam
kehidupannya sehari-hari.
PEMBAHASAN 2. Sekolah
Berdasarkan temuan analisis dokumen, Sekolah menjadi tempat yang strategis
kompatibilitas ditemukan antara studi saat ini dalam mengembangkan karakter siswa, hal
dan penelitian sebelumnya yang berfungsi tersebut dikarenakan siswa pastinya akan
sebagai sumber data. mengenyam pendidikan. maka dari itu dapat
KARAKTER JUJUR SISWA dikatakan bahwa sekolah dapat
Karakter jujur menurut Zainal Aqib mempengaruhi pembentukan karakter serta
(2012:42) merupakan “perilaku yang kepribadian siswa.
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya 3. Masyarakat
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya Dalam pembentukannya, karakter siswa
dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan, diharuskan secara menyeluruh baik keluarga
baik terhadap diri sendiri, maupun orang lain”. pada masyarakat terkadang kurang efektif
Sementara Najib Sulhan dalam Zainal Aqib dalam membentuk karakter dan kepribadian
(2012:4) berpendapat bahwa perilaku jujur
Implementasi Nilai Kejujuran Melalui Media Permainan Pada Siswa Pendidikan Anak 349
Usia Dini
Ayu Laras Gouvany
siswa. Sehingga dibutuhkan pendidikan arahan, siswa pada saat kegiatan bermain
karakter dari sekolah maka dari itu diberikan arahan oleh guru dengan
masyarakat harus peduli terhadap sekolah mengajarkan cara bermain yang bisa jadi
dalam membangun karakter peserta didiknya. guru memberikan contoh pada saat
melakukan permainan. Pada saat bermain
KEGIATAN BERMAIN SISWA terdapat salah satu karakter yang dapat
Kata permainan merupakan berasal dari dikembangkan yakni karakter jujur, pada saat
kata main yang memiliki arti bahwa suatu tersebut karakter jujur siswa dilatih dari segi
perbuatan yang dapat membahagiakan hati. perkataan serta perbuatannya.
Permainan menurut Mumpuniarti (2003:104) IMPLEMENTASI NILAI KEJUJURAN
adalah “aktivitas rekreasi yang melibatkan MELALUI MEDIA PERMAINAN PADA
peranperan yang pasti dan melibatkan SISWA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
kompetisi atau kerjasama beberapa orang Pelaksanaan pendidikan karakter dengan
atau lebih”. Eliasa (2014:200) “permainan memanfaatkan media permainan sangat
adalah kegiatan yang disusun sedemikian efektif dalam meningkatkan karakter jujur
rupa yang merupakan aktualisasi diri siswa. Hal ini terjadi secara bertahap namun
terhadap kegiatan yang disukai, melalui peningkatannya cukup baik. Pada penerapan
permainan dapat membangun diri, pembelajaran dalam penggunaan media
pengenalan, dan juga dapat permainan, siswa akan mengeksplorasi serta
mengekspresikan diri, dalam proses belajar berinteraksi dengan siswa lain dengan cara
maka bebarapa tujuan belajar dapat mengikti peraturan yang ada dalam
tercapai”. permainan. Adanya bimbingan serta
Dunianya anak merupakan bermain, hal ini pengarahan dalam permainan menjadikan
terjadi dikarenakan beberapa alas an yakni guru memiliki peran penting untuk
pertama: kegiatan bermain merupakan menerapkan media permainan ini. Selain
kegiatan yang dapat menyenangkan hati, bimbingan dan arahan, guru juga
kedua: permainan dalam penerapannya memberikan motivasi dalam mencapai suatu
mudah dimainkan serta tidak memiliki tujuan tujuan baik dari jangka pendek sampai
yang rumit, ketiga: permainan dilakukan dengan jangka panjang. Hal tersebut
secara spontan dan juga secara bebas dalam dilakukan dengan pemberian fasilitas penuh
pemillihan pemain, dan terakhir: permainan oleh guru dengan memberikan pengalaman
menjadikan seluruh pemain aktif. Selain itu belajar yang baik dengan memberikan
pula, konsep bermain disekolah dibagi bantuan dalam membangun karakter siswa
menjadi tiga yakni bermain bermain secara seperti perkataan, perbuatan. Sebelum
bebas, bermain dengan adanya bimbingan memasuki kegiatan inti terdapat tahapan-
dari seseorang, serta bermain dengan tahapan yang akan diberikan oleh guru untuk
adanya arahan. Arti dari bermain bebas yaitu menstimulus siswa sehingga kegiatan yang
dalam kegiatan bermain siswa dapat bebas akan dilaksanakan hasilnya nanti akan
untuk menggunakan berbagai alat yang dapat maksimal dalam pembentukan karakter jujur
dipilih serta dalam penggunaannya siswa pada siswa.
bebas menggunakan cara tersendiri untuk Tahap pertama, pada tahap ini guru
melakukan sebuah permainan. Bermain mengenalkan pada siswa tentang nilai
dengan adanya bimbingan oleh seseorang, kejujuran yang terkandung dalam permainan.
seseorang yang dimaksud merupakan Ditahap ini terdapat tiga tahap yang akan
seorang guru yang nantinya guru tersebut dilakukan oleh guru untuk membentuk
akan membimbing siswa dalam pemilihan alat karakter jujur siswa dimulai dengan
sehingga seorang siswa dapat penggunaan pengenalan tentang contoh perilaku baik dan
alat permainan siswa dapat menemukan buruk saat bermain seperti berbuat jujur dan
konsep tertentu. Bermain dengan adanya berbohong (tidak melakukan kecurangan).
350 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Hal ini dilakukan dengan metode nasehat. dilakukan tentunya perlu sebuah media
Penggunaan metode nasehat akan lebih yang akan digunakan serta diharuskan
efektif digunkan secara spontan ketika siswa aman dan mudah dalam
sedang bermain, pada saat siswa penggunaannya.
menampilkan perilaku baik maupun buruk. 2. Kedua: guru memberikan bimbingan
Pada tahap kedua guru menjelaskan pada siswa mengenai permain yang
kebermanfaatan dari kejujuran dengan tujuan benar dan juga guru mencontohkan cara
agar siswa menjadi tahu dan dapat bermain yang baik dan benar selanjutnya
memahami kebermanfaatan yang didapat diberlakukan tanya jawab mengenai
dari perbuatan jujur, sehingga nantinya siswa permainan tersebut guna siswa yang
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan. belum memahami permainan tersebut
Berikutnya yang terakhir yaitu tahap ketiga, dapat paham.
pada tahap ini dijelaskan akibat dari 3. Terakhir yakni ketiga: sepanjang
perbuatan tidak jujur dengan guru jalannya permainan guru bertindak
mengungkapkan akibat apabila siswa sebagai motivator yang memberikan
melakukan perbuatan tidak jujur melalui instruksi saat diperlukan, hal ini
kejadian yang riil dilingkungannya. dibutuhkan agar tidak mengurangi
Tahap kedua, pada tahap ini guru makna dan tujuan permainan.
memberikan dorongan untuk mewujudkan Pada kegiatan penutup guru merefleksikan
nilai kejujuran pada saat bermain. Pada tahap hasil pembelajaran melalui sesi tanya jawab
ini diberi penjelasan mengeni peraturan dan apa yang didapat selama kegiatan
cara bermain, hal ini dilakukan guna pembelajaran berlangsung. Beraneka ragam
menumbuhkan minat pada diri siswa untuk permainan yang dapat dimainkan oleh siswa,
bermain. Selain itu pula, dilakukan dengan tentunya aman dan mudah untuk
pemberian hadiah dan hukuman seperti dilaksanakan seperti: petak umpat, congklak,
pemberian pujian, makanan dan lain ular tangga, dan lain sebagainya. Salah satu
sebagainya. Sedangkan untuk hukuman contoh media permainan yakni permainan
diberikan berupa teguran. congklak, congklak merupakan permainan
Pada tahapa terakhir yakni tahapan ketiga tradisional yang dalam meningkatkan
dilakukan dengan pemberian petunjuk untuk karakter siswa dapat bermanfaat yaitu pada
menampilkan perilaku jujur pada saat saat bermain siswa dapat sebuah
bermain. Terdapat tiga tahapan yang pembelajaran untuk bermain secara jujur
dilakukan oleh guru, pertama pemberian dalam artian tidak berbohong, tidak curang
contoh perilaku jujur secara langsung yang dan juga siswa dapat belajar untuk
nantinya siswa akan mengamati dan menghargai teman serta kegiatan permainan
kemudian memahami apa yang dijelaskan ini dapat melatih motorik halus siswa.
oleh guru. Nantinya siswa akan lebih mudah Adapun salah satu contoh permainan yang
menirunya dalam kehidupan sehari-hari. diambil yaitu conglak, congklak sendiri
Kedua, melibatkan siswa untuk berbuat jujur merupakan sebuah permainan tradisional
pda saat bermain dengan pemberian contoh dengan menggunakan sebuah papan yang
yang nantinya guru akan menindaklanjuti terdapat beberapa lubang bulat dengan
dengan memberikan arahan pada siswa jumlah 14 sampai dengan 16 lubang serta
untuk berbuat jujur. Dalam pelaksanaan juga pada masing-masing pada ujungnya
kegiatan inti pada pembelajaran juga terdapat terdapat lubang bulat lebih besar. Congklak
tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh ini secara sederhana dimankan dengan cara
guru pada penggunaan media permainan. memasukkan biji pada lubang-lubang yang
1. Pertama: guru menyediakan dan telah tersedia dengan jumlah yang sama
menuiapkan ruang sesuai dengan namun pada bagian lubang besar hanya
keperluan dalam kegiatan permainan memasukkan lubang yang miliknya karena
yang dimana saat kegiatan permainan dua lubang besar tersebut masing-masing
Implementasi Nilai Kejujuran Melalui Media Permainan Pada Siswa Pendidikan Anak 351
Usia Dini
Ayu Laras Gouvany
dimiliki oleh lawan pemain, biji ini dapat anak yakni tidak berkata ataupun berbuat
berupa biji-bijian ataupun batu dan juga bisa bohong seperti curang saat melakukan
yang lainnya. pembagian biji pada lubang congklak. Selain
Congklak memiliki sebutan lain seperti itu juga siswa dapat pembelajaran mengenai
dakon dan juga badaku dalam bahasa banjar. perbedaan perilaku baik dan buruk pada saat
Dari kata “badaku” sendiri, diambil dari kata permainan berlangsung.
“daku” dengan menambahkan kata “ba” yang Dari pelaksanaan kegiatan bermain
memiliki arti yaitu melakukan sebuah tersebut terdapat tiga aspek penilaian dari
permainan dengan menggunakan alat yang guru yang harus diperhatikan yakni:
disebut dengan “padakuan”.
1. Kemampuan siswa untuk bermain jujur
Cara bermainnya yaitu dengan
(tidak curang).
memasukkan biji-biji kecil pada setiap lubang
dengan jumlah yang sama. Pada setiap 2. Kemampuan siswa untuk menerima
lubang pada awal permainan dapat diisi kekalahan.
sesuai dengan jumlah lubang (kecuali lubang 3. Kemampuan siswa mengatakan yang
rumah), jika terdapat 10 lubang dapat diisi sebenarnya (tidak bohong).
dengan 5 biji pada setiap lubang kecil namun Dengan memanfaatkan media permainan
apabila terdapat 14 lubang kecil maka pada guru dapat menanamkan kebiasaan pada
setiap lubang dapat diisi dengan 7 biji. Pada siswa untuk berperilaku jujur seperti berkata
saat ini congklak sudah tersedia di berbagai jujur, tidak berbuat kecurangan, siswa
toko permainan dengan terbuat dari kayu dan mengakui kesalahan maupun kekalahan
juga plastil. Adapun langkah-langkah dalam serta siswa mampu memaafkan kesalahan
permainan congklak seperti: temannya. Seperti pada permainan congklak
1. Permainan dilakukan oleh dua orang dan juga ular tangga, siswa diajarkan untuk
berpasangan. bertanggungjawab dalam membereskan
bekas dari bermain dan merawat alat-alat
2. Terdapat dua sisi pada congklak
yang digunakan untuk bermain misalnya pada
sehingga pada setiap sisi menjadi hak
permainan congklak biji maupun papan harus
milik dari setiap pemain dengan masing-
disimpan kembali dan dirapihkan serta harus
masing satu lubang besar (rumah).
dirawat tidak boleh dirusak ataupun di coret.
3. Untuk memutuskan siapa yang bermain Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan
duluan, terlebih dahulu pemain Gerlach dan Ely (Sanjaya, 2010), yaitu
melakukan suit atau kertas gunting batu. “bahwa media adalah seseorang, substansi,
4. Dengan cara suit yang menang dapat atau peristiwa yang menciptakan keadaan
bermain pertama. bagi siswa untuk memperoleh informasi,
keterampilan, atau sikap”.
5. Pada permulaan pemain A dapat
mengambil biji pada wilayahnya dengan
mengisi biji-biji pada lubang di PENUTUP
wilayahnya sampai ataupun melewati
Dapat disimpulkan berdasarkan pada
“rumah” miliknya sampai biji habis.
hasil penelitian bahwa pada penerapan
6. Jika pemain memasukkan biji pada pembelajaran dengan memanfaatkan media
lubang kosong maka pemain akan permainan dinilai lebih efektif untuk
dianggap “mati”. pembentukan karakter jujur siswa dengan
tahapan-tapahan kegiatan yang diawasi dan
7. Setelah pemain A “mati” maka akan
dibimbing oleh guru guna pada saat
dilanjutkan oleh pemain B.
permainan berlangsung tetap sesuai dengan
Pada saat kegiatan bermain congklak ini
tujuan awal dari pembelajaran. Pada
terdapat makna-makna dalam pembentukan
kegiatan permainan ini terdapat tiga kegiatan
karakter yang dapat diambil oleh seorang
352 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
dengan masing-masing memiliki kegiatan Hendarwati, E., Wahono, & Setiawan, A. (2019).
tersendiri seperti kegiatan awal, kegiatan inti IMPLEMENTASI NILAI KEJUJURAN PADA
dan juga kegiatan penutup. Dilain sisi ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA ULAR
TANGGA. MOTORIC: (Media of Teaching
terdapat tiga aspek penilaian yakni (1)
Oriented and Children), 3 (1), 26-39.
Kemampuan siswa untuk bermain jujur (tidak
https://doi.org/10.31090/m.v3i1.884
curang), (2) Kemampuan siswa untuk
menerima kesalahan dankekalahan, serta (3) Nazipah, N. (2020). MENANAMKAN SIKAP JUJUR
Kemampuan siswa mengatakan yang PADA ANAK USIA DINI MELALUI
sebenarnya (tidak bohong). PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK DI
Namun pada saat ini masih banyak kita TAMAN KANAK-KANAK
jumpai siswa dengan karakter tida jujur ITTIHADULKHOIRIYAH MUARA JAMBI
(Skripsi). Universitas Islam Negeri Sultan
seperti mencontek, mencuri dan lain
Thaha Saifuddin Jambi
sebagainya. Selama ini baik orang tua
maupun guru kebanyakan hanya memikirkan Rahmawati, D. (2015). PENANAMAN KEJUJURAN
untuk menumbuhkan kecerdasan dari segi ANAK MELALUI KANTIN KEJUJURAN DI TK
akademik saja tanpa memikirkan adanya TERUNA DESA TAMBAHREJO,
peluang terjadinya kemerosotan karakter KECAMATAN PAGERUYUNG, KABUPATEN
pada siswa. Seiring berkembangnya zaman KENDAL (Skripsi). Universitas Negeri
Semarang
karakter yang dimiliki siswa semakin terlihat
tidak berkarakter baik, permasalahan ini Septariani, Imron, A., & Husin, A. (2018).
semakin hari semakin menjadi-jadi dari mulai PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK
banyaknya kasus dari seorang maupun USIA DINI (Studi Kasus di PAUD Mawar I
segerombolan siswa. Maka dari itu perlunya SKB Ogan Ilir). JPPM: Jurnal Pendidikan dan
adanya pemecaha permasalahan secara Pemberdayaan Masyarakat, 5 (1), 94-108,
berkelanjutan baik dari pemerintah, orang tua
https://doi.org/10.36706/jppm.v5i1.8302
maupun guru melalui pendidikan karakter.
Sumarsono, A. (2017). IMPLEMENTASI MODEL
REFERENCES PEMBELAJARAN ATLETIK MELALUI
PERMAINAN BERBASIS ALAM. JURNAL
Chairoh, H. (2020) MENANAMKAN NILAI MAGISTRA, 4 (2), 70-83,
KARAKTER KEJUJURAN MELALUI
PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG https://doi.org/10.35724/magistra.v4i2.697
SODOR PADA KELOMPOK B RAUDHATUL
ATHFAL AL USMANI SUMBER WRINGIN – Witasari, O., & Wiyani, N. A. (2020). Permainan
SUKOWONO – JEMBER (Skripsi). Institut Tradisional untuk Membentuk Karakter Anak
Agama Islam Jember Usia Dini. JECED: Journal of Early Childhood
Education and Development, 2(1), 52-63.
Desari, U. (2018). PENGARUH PERMAINAN
TRADISIONAL CONGKLAK TERHADAP https://media.neliti.com/media/publications/4
KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA DAN 0427-ID-permainan-tradisional-dalam-
KARAKTER JUJUR ANAK DI PAUD SELVA membentuk-karakter-anak-usia-dini.pdf
BUANA KOTA BENGKULU. AN-NIZOM:
Jurnal Penelitian Manajemen Pendidikan
Islam, 3 (3).
http://dx.doi.org/10.29300/nz.v3i3.1946
http://dx.doi.org/10.26418/jppk.v5i3.14174
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
Abstrak
Tujuan penelitian untuk mengetahui pemanfaatan media quizizz oleh guru dan siswa, hasil belajar serta respon
siswa terhadap penggunaan media quizizz pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Banda Aceh.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Subjek penelitian yaitu guru dan siswa.
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi dan wawancara . Hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan
media quizizz oleh guru 1) sebagai alat untuk me-review materi dan mengetahui penguasaan materi oleh siswa
. 2) alat penilaian UTS maupun UAS. 3) Memaksimalkan penggunaan Smartphone. Manfaat kepada siswa 1)
meningkatkan motivasi belajar dan membuat siswa tertantang dalam belajar 2) mudah dan memiliki fitur yang
menarik. Persepsi penggunaan Media Quizizz dapat memberikan dampak yang baik terhadap hasil belajar siswa.
Respon siswa menunjukkan antusiasme terhadap media quizizz karena dapat dikelola dengan mudah, dapat
digunakan kapan dan dimana saja, secara daring maupun luring, lebih tertantang, pembelajaran lebihaktif, fitur
menarik, lebih berfikir kritis, menyenangkan, termotivasi dalam belajar.
Abstract
The purpose of the study was to determine the use of quizizz media by teachers and students, learningoutcomes
and student responses to the use of quizizz media in economics subjects at SMA Negeri 4 Banda Aceh. This
study uses a qualitative approach with a descriptive type. The research subjects areteachers and students. Data
collection techniques with documentation and interviews. The results of the study show the use of quizizz media
by teachers 1) as a tool to review the material and determinethe mastery of the material by students. 2) UTS
and UAS assessment tools. 3) Maximize the use of Smartphones. Benefits to students 1) increase learning
motivation and make students challenged in learning 2) easy and has interesting features. Perceptions of using
Quizizz Media can have a good impact on student learning outcomes. Student responses showed enthusiasm
for quizizz media because it can be managed easily, can be used anytime and anywhere, online or offline, more
challenged, more active learning, interesting features, more critical thinking, fun, motivated in learning.
lainya memberikan jawaban “biasa saja, antusiasme siswa dalam penggunaan media
lumayan, dan tergantung materi”, hal quizizz sebagai berikut.
tersebut membuktikan bahwa 27 siswa/I dari
30 siswa/I secara tidak langsung memberikan
pengaruh terhadap hasil belajar mengunakan
quizizz.
Hal yang sama dinyatakan oleh Rafika
(2021), suasana kelas yang menyenangkan
dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa, semakin tinggi mativasi belajar
siswa maka semakin baik hasil belajar yang
diperolehsiswa/i.
literatur lainya juga dinyatakan oleh Halik
& Aini (2019), Aplikasi quizizz dapat
Gambar 2 : persentase Antusias siswa
digunakan oleh guru sebagai alternatif
dalam penggunaan quizizz.
pembelajaran IPS yang menyenagkan,
karena pengalaman model pembelajaran,
Berdasarkan beberapa pendapatan
metode, dan strategi pembelajaran yang
yang telah diteliti bahwa respon terhadap
tepat secara optimal didukung oleh media
penggunaan media quizizz dalam mata
interaktif telah dikembangkan untuk
pelajaran ekonomi sangatlah disambut
meningkatkan minat, aktivitas pembelajaran,
antusias baik oleh guru maupun oleh
motivasi, dan hasil belajar siswa.
siswa/I dalam mata pelajaran ekonomi.
Berdasarkan hasil wawancara dan
Beberapa respon atau tanggapan yang
diperkuat beberapa jurnal diatas dapat
diperoleh adalah rasa suka, rasa tertantang,
disimpulkan bahwa penggunaan media
seru, bagus, mudah ,menarik, senang dan
quizizz dalam mata pelajaran khususnya
tanggapan lainya yang menunjukan respon
ekonomi dapat memberikan pengaruh
atau tanggapan yangpositif terhadap media
terhadap hasil belajar siswa/I.
quizizz dalam proses pembelajaran ekonomi.
Respon Siswa/I Terhadap Penggunaan
Media Quizizz Dalam Pembelajaran
PENUTUP
Ekonomi. Hasil dari wawancara mengenai
respon/tanggapan terhadap pengunaan Berdasarkan serangkaian penelitian
media quizizz dalam pembelajaran ekonomi yang telah dilakukan dapat disimpulkan
disambutbaik oleh 31 responden yang terdiri bahwa beberapa hal diantaranya adalah
dari 1 guruekonomi dan sisanya siswa/I kelas sebagai berikut:
XI.IPS yangmenyatakan penggunaan media
1. Adapun pemanfaatan lainya oleh guru
quizizz dalam pelajaran ekonomi mudah
dan manfaat yang dirasakan oleh siswa
digunakan, memotivasi belajar siswa,
terkait penerapan media quizizz pada
membuat siswa tertantang dalam belajar dan
mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 4
hal- hal lain yang mengarah kepada menyukai
Banda Aceh. Dapat peneliti rangkum
penerapan quizizz dalam pembelajaran
sebagai berikut:
ekonomi.
a. Pemanfaatan lainya oleh guru yaitu
Menurut Afdhal (2015:196) Antusiasme
1) Guru menjadikan Media Quizziz
siswa diukur berdasarkan beberapa indikator
sebagai alat untuk me-review materi
yaitu respon, perhatian, konsentrasi,
dan mengetahui sejauh mana materi
kemauan, dan kesadaran untuk melibatkan
yang telah siswa/I kuasai. 2) Media
diri Indikator antusiasme yang pertama
Quizziz dijadikan sebagai Alat
adalah respon siswa. Dalam jurnal Lailatul
Evaluasi/Penilian baik UTS maupun
Asria, dkk ( 2021) yang berjudul “Analisis
UAS. 3) Memaksimalkan
Antusiasme Siswa Dalam Evaluasi Belajar
penggunaan Smartphone siswa/I
Menggunakan Platform Quizizz”. Adapun
saat pembelajaran berlangsung.
Persentase tiap indikator dalam mengukur
b. Manfaat yang dirasakan siswa yaitu:
Pemanfaatan Media Quizizz Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Sma Negeri 4 Banda 359
Aceh
Nana Suraiya1, Ismail2, Affra Titania Mirna3
Abstrak
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar tematik peserta didik kelas IV SD Negeri Rayon
Kagungan Ratu Kecamatan Tulang Bawang Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
perilaku disiplin belajar dan lingkungan sosial terhadap hasil belajar tematik. Desain penelitian yang digunakan
adalah non eksperimental dengan pendekatan penelitian survey explanatory. Penelitian ini menggunakan
proporsionate stratified random sampling dengan subjek penelitian semua peserta didik kelas IV SD Negeri 1
dan SD Negeri 3 Kagungan Ratu dengan total 44 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan non-tes,
analisis data menggunakan regresi linier sederhana dan berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh perilaku disiplin belajar dan lingkungan sosial terhadap hasil belajar tematik peserta didik
kelas IV SD Negeri 1 dan SD Negeri 3 Kagungan Ratu.
Abstract
The problem in this research is the low the thematic learning outcomes of the fourth grade students of SD
Negeri Rayon Kagungan Ratu Kecamatan Tulang Bawang Tengah. The purpose of this study was to
determine the effect of learning discipline behavior and social environment on thematic learning outcomes.
The research design used was non-experimental with a survey explanatory research approach. This study
used proportional stratified random sampling with the research subjects of all fourth grade students of SD
Negeri 1 and SD Negeri 3 Kagungan Ratu with a total of 44 people. Data collection techniques using non-test,
data analysis using simple and multiple linear regression. The results showed that there was an influence of
the learning discipline behavior and social environment on the thematic learning outcomes of the fourth grade
students of SD Negeri 1 and SD Negeri 3 Kagungan Ratu.
change the mindset and human behavior to bahwa masih banyaknya siswa yg belum bisa
be better. Education is essential to create menyebarkan potensi dirinya lantaran
intelligent, qualified, insightful human beings kurangnya pendidik pada menguasai kelas
in order to create an advanced and waktu pembelajaran sebagai akibatnya
prosperous nation. The evidence of someone mengakibatkan siswa pasif pada waktu
who has learned is characterized by a change pembelajaran berlangsung.
in attitude and behavior that is reflected in his
Pembelajaran kurikulum 2013 didesain
daily life.
menurut tema-tema tertentu. Dalam
Pendapat di atas diartikan bahwa pembahasanya, tema itu dicermati menurut
pendidikan diharapkan mampu merubah pola aneka macam mata pelajaran. Dalam
pemahaman dan sikap manusia. Pendidikan kurikulum pula masih ada bentuk
juga mampu menciptakan manusia yang penyusunan bahan pembelajaran yg akan
cerdas, berkualitas, dan berwawasan guna disampaikan pada siswa. Kurikulum sangat
menciptakan manusia yang maju dan bangsa erat herbi tujuan pendidikan yg hendak
yang sejahtera. Bukti bahwa seseorang telah dicapai. Sedangkan menurut output
belajar adalah perubahan sikap dan perilaku observasi & wawancara menggunakan
yang tercermin dalam kehiupan sehari- pendidik kelas IV Sekolah Dasar Negeri
harinya. Rayon Kagunganratu diperoleh berita bahwa
output belajar siswa dalam pembelajaran
Keberhasilan pada proses pembelajaran
tematik masih tergolong rendah atau belum
pada sekolah bisa dicermati menurut disiplin
dapat mencapai KKM yg sudah ditentukan,
belajar & lingkungan sosial siswa. Khususnya
yaitu 70.
pada hal ini merupakan output belajar tematik
siswa pada sekolah dasar. Hasi otodidak Rendahnya persentase siswa dalam
adalah hal yg nir bisa dipisahkan menurut menguasai pembelajaran tematik karenakan
proses belajar yg dijalani sang siswa masih ada beberapa kasus yg muncul baik
dibangku pendidikan. Tinggi rendahnya ditimbulkan sang faktor internal yaitu poly
output belajar siswa yg mengambarkan taraf siswa yg belum menerapkan disiplin waktu
keberhasilan belajar, bisa ditentukan sang belajar. Selain itu faktor eksternal yaitu
beberapa faktor, baik menurut pada (internal) lingkungan sosial siswa pula kurang
juga menurut luar (eksternal) siswa. mendukung siswa buat belajar. Sehingga
Wasliman pada Susanto, (2013: 12) beropini siswa masih lalai waktu pendidik
bahwa: Hasil belajar yg dicapai sang siswa menyebutkan dalam proses pembelajaran
adalah output hubungan aneka macam faktor juga waktu siswa ditugaskan agar dapat
yg menghipnotis, baik faktor internal maupun mengerjakan tugas individu maupun
eksternal. Penjelasan tentang faktor internal kelompok dan Hasil belajar siswa masih
& eksternal menjadi berikut. (1) faktor rendah.
internal; bersumber menurut pada siswa, yg
Pembelajaran tematik adalah
menghipnotis keterampilan belajarnya,
pembelajaran yang menggunakan tema
meliputi: kepintaran, minat & perhatian,
dengan menghubungkan beberapa mata
konduite disiplin belajar, dan syarat fisik &
pelajaran seperti bahasa Indonesia, IPS, IPA,
kesehatan. (2) faktor eksternal; luar siswa yg
PPKn, dan SBdP sebagai akibatnya suatu
menghipnotis output belajar yaitu keluarga,
keterpaduan yg bisa menaruh pengalaman
sekolah & masyarakat.
bermakna pada siswa & jua melatih konduite
Pembelajaran tematik yg diterapkan disiplin siswa waktu belajar, sang karenanya
sang pendidik pada pembelajaran, dari data presentase output belajar siswa
seharusnya mengakibatkan siswa bisa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Rayon
menggali potensi, kreatifitas, kegiatan & Kagungan Ratu. Output belajar siswa,
menaikkan output belajar siswa pada kelas, konduite disiplin & lingkungan sosial perlu
tetapi dalam fenomena pada lapangan ditingkatkan supaya siswa bisa mencapai
362 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
& lingkungan sosial terhadap output belajar angka. Terdapat pengaruh antara
siswa. maka dibutuhkan anak didik buat lebih lingkungan sosial dengan hasil belajar
menaikkan minat belajar, norma belajar, & tematik peserta didik, dibuktikan dengan nilai
disiplin belajarnya yaitu menggunakan koefisien sebesar 0,897 di SD Negeri 1
mencari surat keterangan selain kitab harus Kagunganratu dan sebesar 0,719 di SD
yg dipakai sang pengajar yg bertujuan buat Negeri 3 Kagunganratu. Terdapat pengaruh
menunjang prestasi belajar anak didik. antara disiplin belajar dan lingkungan belajar
Berdasarkan hal tadi bisa diketahui bahwa dengan hasil belajar tematik peserta didik,
masih ada imbas antara disiplin belajar & dibuktikan dengan nilai koefisien sebesar
lingkungan sosial terhadap output belajar 0,904 di SD Negeri 1 Kagunganratu dan
tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri sebesar 0,855 di SD Negeri 3 Kagunganratu
Rayon Kagungan Ratu Kecamatan Tulang
Bawang Tengah. REFERENCES
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keterampilan siswa terhadap media pembelajaran daring
pada pembelajaran fisika di SMAN 3 Sungai Penuh. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah mic method
yang terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif hanya sebagai pendukung penelitian. Data kuantitatif
diperoleh dari instrumen berupa instrumen angket respon peserta didik. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini yaitu purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah pesrta didik di SMAN 3 Kota Sungai
Penuh dengan sampel penelitian sebanyak 60 siswa. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu data
kuantitatif diolah menggunakan statistik deskriptif melalui aplikasi SPSS dan data kualitatif menggunakan
metode Mils dan Huberman. Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sebanyak (0%)
sangat tidak baik, sebanyak (10%) tidak baik, sebanyak (25%) baik, dan sebanyak (65%) sangat baik. Dari data
yang dihasilkan diatas dapat dikatakan bahwa ketertarikan siswa dalam pembelajaran fisika masih banyak
walaupun pembelajaran melalui daring ataupun online. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi lagi bagi
pendidikan dan dalam proses pembelajaran disekolah”.
Abstract
This study aims to find out how students' skills towards learning media are brave in learning physics at SMAN
3 Sungai Penuh. The type of research used is the mic method which consists of quantitative data and
qualitative data only as research support. The quantity of data obtained from the instrument in the form of a
questionnaire instrument for student responses. The sampling technique in this research is purposive
sampling. The population in this study were students at SMAN 3 Sungai Penuh City with a research sample
of 60 students. The data analysis technique in this research is quantitative data which is processed using
descriptive statistics through the SPSS application and qualitative data using the Mils and Huberman method.
The results of the research that have been carried out show that as many as (0%) are not very good, as many
as (10%) are not good, as many as (25%) are good, and as many as (65%) are very good. From the data
generated above, it can be said that students' interest in learning physics is still a lot even though learning is
through challenges or online. This research is expected to contribute again to education and in the learning
process in schools".
METODE PENELITIAN
TB Diagram STB
Bagian metode ditulis dengan panjang
15 – 20% dari panjang artikel, berisi 10%
rancangan penelitian, teknik pengumpulan
data dan sumber data serta cara analisis
data. Jika kajian artikel berupa filsafat, dan 25% SB
teori pembelajaran, maka sub metode
penelitian tidak perlu di paparkan. 65%
Gunakan Satuan Internasional (MKS)
atau CGS sebagai unit satuan dimensi Gambar : Hasil angket respon siswa terhadap
(dianjurkan SI unit). Sistem besaran Inggris keterampilan pembelajaran fisika di SMAN 3
bisa digunakan sebagai besaran sekunder Kota Sungai Penuh
yang ditulis di dalam tanda kurung. Adapun hasil angket dan dilihat dari
Penomoran persamaan dilakukan diagram pada saat mengidentifikasi angket
secara berurutan, dengan nomor persamaan dengan menggunakan SPSS di dapatkan
ditulis di dalam tanda kurung dan rata kanan, sebanyak (0%) sangat tidak baik, sebanyak
contohnya (1). Untuk penulisan kuantitas dan (10%) tidak baik, sebanyak (25%) baik,
variabel gunakan simbol Italic Roman. sebanyak (65%) sangat baik. Pada diagram
Gunakan tanda dash (–) untuk menandakan hasil angket yang telah di berikan kepada
tanda minus. Gunakan tanda kurung ( ) siswa SMAN 3 Kota Sungai Penuh masih
bagian penyebut atau pembagi untuk banyak yang tertarik belajar fisika maupun
menghindarkan kekeliruan. Berilah tanda secara daring dilakukan.
baca koma pada persamaan jika persamaan Pada tabel dibawah ini yaitu hasil dari
tersebut berada dalam kalimat. Misalnya angket terhadap keterampilan pembelajaran
persamaan (1): fisika di SMAN 3 Kota Sungai Penuh yang
= terdiri dari 60 orang atau 2 kelas yaitu kelas
XII Mia 1 dan kelas XII mia 2. Pada tabel
dibawah ini dapat kita simpulkan yaitu siswa
masih banyak yang tertarik dengan pelajaran
fisika atau digolongkan dengan sangat baik
dan baik.
Pengaruh Media Pembelajaran Daring Terhadap Keterampilan Siswa Pada 369
Pembelajaran Fisika Sman 3 Sungai Penuh
Asy-syifa Ainil Umayroh1, Maison2, Dwi Agus Kurniawan3
REFERENCES
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses penerapan model pembelajaran Student Facilitator
and Explaining pada mata pelajaran IPA kelas V serta apakah terdapat pengaruh dari penggunaan model
pembelajaran Students Facilitator and Explaining (SFE) terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa pada
mata pelajaran IPA kelas V di SDN 16 Kota Bengkulu. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan metode Kuasi Eksperimen (Quasy Experiment). Hasil penelitian yang
dilakukan di SDN 16 Kota Bengkulu menunjukkan bahwa pengolahan data menggunakan Uji hipotesis Paired
Sample t-test diperoleh nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 dan 0,001 < 005 untuk pretest dan posttest
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima karena nilai Sig. (2-tailed) < α
atau (0,000 < 0,05) dan (0,001 < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari penggunaan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) terhadap kemampuan
pemahaman konsep siswa kelas V di SDN 16 Kota Bengkulu pada mata pelajaran IPA dengan materi “Sifat dan
Perubahan Wujud Benda”.
Abstract
This study aims to find out how the process of implementing the Student Facilitator and Explaining learning
model in science class V subjects and whether there is an influence from the use of the Students Facilitator
and Explaining (SFE) learning model on the ability to understand students' concepts in science class V
subjects at SDN 16 Kota Bengkulu. The type of research used in this research is quantitative research with
the method of Quasi Experiment (Quasy Experiment). The results of research conducted at SDN 16 Bengkulu
City showed that data processing using the Paired Sample t-test hypothesis test obtained sig. (2-tailed) of
0.000 < 0.05 and 0.001 < 005 for the pretest and posttest in the control class and experimental class, which
means that H0 is rejected and Ha is accepted because of the value of Sig. (2-tailed) < or (0.000 < 0.05) and
(0.001 < 0.05). Thus, it can be concluded that there is a significant influence from the use of the Student
Facilitator and Explaining (SFE) learning model on the ability to understand concepts of fifth grade students
at SDN 16 Bengkulu City in science subjects with the material "The Nature and Change of Objects".
Keterangan C. Uji-t
O1 : Nilai Pretest sebelum
Berdasarkan hasil pengolahan data uji-t
diberikan treatment dengan menggunakan paired sample t test
X : Perlakuan (treatment) yang
diperoleh nilai sig.(2-tailed) = 0,000 dan
diberikan yaitu penggunaan 0,001 dengan demikian H0 ditolak dan Ha
model pembelajaran Student diterima karena nilai sig.(2-tailed) < α atau
374 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
(0,000 < 0,05) dan (0,001 < 0,05). Dengan memperbanyak pengalaman serta
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat meningkatkan motivasi belajar yang
pengaruh yang positif dari penggunaan mempengaruhi hasil belajar dan keaktifan
model pembelajaran Student Facilitator and siswa yaitu dengan menerapkan model
Explaining (SFE) terhadap kemampuan pembelajaran Student Facilitator and
pemahaman konsep siswa kelas V pada Explaining (SFE). Oleh sebab itu, sangat
pembelajaran IPA di SDN 16 Kota Bengkulu. cocok dipilih guru untuk digunakan karena
mendorong siswa dalam menguasai
PEMBAHASAN beberapa kemampuan, salah satunya adalah
kemampuan pemehaman terhadap materi
Penggunaan model pembelajaran (konsep).
Student Facilitator and Explaining (SFE) Secara umum pemahaman konsep
berpengaruh terhadap kemampuan dapat diartikan sebagai kemampuan peserta
pemahaman konsep siswa kelas V pada didik berupa penguasaan sejumlah materi
pembalajaran IPA materi sifat dan perubahan pelajaran, dalam hal ini peserta didik tidak
wujud benda. hanya sekedar mengetahui atau mengingat
Dengan menerapkan model sejumlah konsep yang dipelajari selama
pembelajaran dalam proses pembelajaran proses pembelajaran, tetapi mampu
adalah cara yang dipergunakan pendidik mengungkapkan kembali dalam bentuk
dalam mengadakan hubungan dengan siswa lainnya yang mudah di mengerti, memberi
pada saat berlangsungnya pengajaran. Ada interpretasi data dan mampu
banyak sekali model pembelajaran yang mengaplikasikan konsep yang sesuai
dapat digunakan oleh guru untuk dengan struktur kognitif yang dimilikinya.
mempermudah proses pembelajaran salah Struktur kognitif yang dimaksud ini
satunya adalah model pembelajaran Student adalah dapat membantu peserta didik dalam
Facilitator and Explaining (SFE). memahami dan juga menafsirkan kejadian di
Model pembelajaran Student Facilitator alam sekitarnya. Kemampuan pemahaman
and Explaining (SFE) yaitu salah satu tipe konsep yang baik akan memperudah siswa
pembelajaran kooperatif yang menekankna untuk menyampaikan ide atau pendapatnya
pada struktur khusus yang dirancang untuk di dalam kelas maupun pada saat pengerjaan
meningkatkan penguasaan materi. tes. Biasanya dalam hal ini untuk mengukur
Penerapan model pembelajaran Student kemampuan pemahaman konsep dari
Facilitator and Explaining yaitu sebagai peserta didik itu sendiri adalah dengan
berikut: memberikan soal dalam bentuk berupa soal
1. Pendidik menyampaikan kompetensi pilihan ganda atau uraian.
yang ingin dicapai atau KD kepada Tabel 3. Hasil Uji Paired Sample
peserta didik Statistik Kelas Eksperimen
2. Pendidik mendemonstrasikan atau Mean N Std. Std. Error
menyajikan materi di awal pembelajaran Deviation Mean
3. Memberikan kesempatan kepada Pretest 69,11 28 10,097 1,908
peserta didik untuk menjelaskan kepada Posttest 78,39 28 8,057 1,523
peserta didik lainnya. Tabel 4. Hasil Uji Paired Sample Statistik
4. Guru menyimpulkan ide atau pendapat Kelas Kontrol
dari peserta didik Mean N Std. Std. Error
5. Guru menerangkan semua materi yang Deviation Mean
Pretest 69,64 28 11,936 2,256
disajikan saat itu
Posttest 76,43 28 6,506 1,230
6. Penutup/evaluasi
Dengan menggunakan model
Berdasarkan tabel hasil uji paired
pembelajaran ini dapat meningkatkan
sample statistik pada kelas eksperimen dan
antusias, motivasi, keaktifan dan rasa
kelas kontrol diketahui rata-rata nilai pretest
senang. Seperti yang dikemukakan oleh
dan posttest siswa pada pembelajaran IPA
Adam dan Mbirimujo bahwa untuk
materi sifat dan perubahan wujud benda
Pengaruh Model Pembelajaran SFE Terhadap Kemampuan Konsep Siswa Kelas V SDN 16 375
Kota Bengkulu
Indri Dwi Astuti1, Buyung Surahman2, Dan Ahmad Walid3
PENUTUP
Kesimpulan
Gambar 1. Grafik Persentase Kemampuan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Pemahaman Konsep dilaksanakan di SDN 16 Kota Bengkulu,
maka dapt ditarik kesimpulan bahwa proses
Berdasarkan gambar grafik persentase penerapan model pembelajaran Student
kemampuan pemahaman konsep diatas Facilitator and Explaining (SFE) ini bisa
menyatakan bahwa pada kelas eksperimen dilakukan dengan cara berikut ini: 1) pendidik
mengalami peningkatan sebesar 84% yang menyampaikan kompetensi atau KD yang
berarti sangat efektif dan 52% pada kelas ingin dicapai kepada peserta didik; 2)
kontrol yang berarti cukup efektif. pendidik mendemonstrasikan atau
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun menyajikan materi di awal pembelajaran; 3)
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol guru memberikan kesempatan kepada
sama-sama meningkat tetapi pada kelas peserta didik untuk menjelaskan kepada
eksperimen lebih unggul dengan peserta didik lainnya; 4) guru menyimpulkan
menggunakan model pembelajaran Student ide atau pendapat dari peserta didik; 5) guru
Facilitator and Explaining pada saat proses menerangkan semua materi yang disajikan
pembelajaran dibandingkan dengan kelas pada saat itu; 6) penutup/evaluasi.
kontrol yang menggunakan metode cermah Maka dalam hal tersebut dapat
(konvensional). disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penggunaan model pembelajaran Student
teori yang dijelaskan oleh para ahli bahwa Faacilitator and Explaining (SFE) terhadap
376 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Agustina Ardhianti1, Advent Christian Abdi2, Arya Punadi Sadewa3, Putra Medi
Pangihutan Harianja4, dan Pius Giri Sugiharta5
Universitas Sanata Dharma
Email: ardhianti882@gmail.com
Abstrak
Dalam penerapan nilai-nilai karakter, semestinya kita harus banyak melihat secara lebih kompleks kepada
contoh-contoh nyata para tokoh yang tentunya berperan sebagai para pendiri bangsa. Eksistensi para
pendahulu yang sangat nampak, khususnya dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Keberadaan mereka
dapat memberikan teladan yang berguna bagi kemajuan bangsa serta sebagai tuntunan di generasi mendatang.
Salah satu dari tokoh besar dalam sejarah perjuangan bangsa adalah Soekarno. Sebagai bapak Proklamator,
banyak nilai yang dapat digali dalam diri Soekarno. Menggali nilai kebangsaan tersebut dapat dilakukan melalui
model pembelajaran role playing. Dengan metode tersebut, siswa dapat belajar secara aktif dan mendapat
ide/gagasan baru dalam proses pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan rasa nasionalisme. Berdasarkan
masalah tersebut artikel ini bertujuan menguraikan Penggunaan Model Pembelajaran Role Playing untuk
Menggali Nilai-Nilai Kebangsaan Soekarno. Metode penulisan ini ialah kualitatif dengan metode studi pustaka
dan analisis berpikir kritis. Hasil dari artikel ini diantaranya; 1) menguraikan model pembelajaran role playing;
2) menguraikan materi nilai - nilai Soekarno sebagai Bapak Bangsa; 3) implementasi model pembelajaran role
playing untuk menggali nilai kebangsaan Soekarno. Dengan demikian, dalam proses pembentukan karakter
siswa, guru dapat menggunakan model pembelajaran role playing untuk dapat menggali nilai-nilai kebangsaan
dalam sosok Soekarno.
Abstract
Looking at the application of character values, we should have looked more complexly at real examples of
figures who certainly played a role as the founders of the nation. The existence of the predecessors is very
visible, especially in the history of the struggle of the Indonesian people. Their existence can provide a useful
example for the progress of the nation and as a guide for future generations. One of the great figures in the
history of the nation's struggle is Soekarno. As the father of the Proclaimer, there are many valuesthat can be
explored in Soekarno. Exploring these national values can be done through a role playing learning model.
With this method, students can learn actively and get new ideas/ideas in the learning process so that they can
foster a sense of nationalism. Based on this problem, this article aims to describe the use of the Role Playing
Learning Model to Explore Soekarno's National Values. This writing method is qualitative with literature study
method and critical thinking analysis. The results of this article include; 1) describe the role playing learning
model; 2) describe Soekarno's material values as the Father of the Nation; 3) implementation of role playing
learning model to explore Soekarno's national values. Thus, in the process of forming student character,
teachers can use a role playing learning model to be able to explore national values in the figure of Soekarno..
tubuh secara fisik dan dalam pembelajaran konteks pelajaran yang dipelajari. Sosok
role playing, dikhususkan sebuah bentuk aksi Soekarno sebagai tokoh bangsa yang
secara langsung khususnya dalam terkenal sebagai sang proklamator sekaligus
pembelajaran role playing. Sedangkan aspek menjadi bapak bangsa Indonesia merupakan
kognitif lebih kepada penekanan nilai-nilai salah satu contoh yang dapat digunakan
yang terkandung dalam sebuah sebagai acuan pembelajaran role playing.
pembelajaran itu sendiri. Banyak nilai-nilai, tindakan, sikap dan
karakter Soekarno yang dapat digali dalam
METODE PENELITIAN menemukan nilai-nilai kebangsaan yang
beliau miliki.
Model penelitian yang dilakukan adalah
1. Pengertian Role Playing
penelitian kualitatif studi pustaka dimana
dengan melakukan riset dengan mencari Role Playing pada hakikatnya merupakan
sebuah makna dari suatu peristiwa atau metode untuk menghadirkan peran-peran
sebuah interaksi dari mahluk hidup secara yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu
kualitatif serta dengan melakukan kajian pertunjukan peran di dalam sebuah
pada bacaan serta literatur studi pustaka. pembelajaran yang kemudian dapat dijadikan
Adapun langkah - langkah yang ditempuh sebagai bahan refleksi bagi peserta didik
dalam model penelitian kualitatif studi agar dapat memberikan penilaian, baik
pustaka adalah sebagai berikut: berupa keunggulan maupun kelemahan
masing-masing peran tersebut dan kemudian
1. Menentukan jenis pustaka yang
memberikan saran/alternatif pendapat bagi
dibutuhkan
pengembangan peran-peran tersebut.
2. Melakukan pengkajian pada sumber Metode pembelajaran ini lebih menekankan
pustaka yang akan diteliti terhadap masalah yang diangkat dalam
pertunjukan, dan bukan pada kemampuan
3. Menyajikan hasil studi kepustakaan
pemain dalam melakukan permainan peran.
Menurut Zaini (2008) di dalam metode
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran ini terdapat aspek-aspek yang
Model pembelajaran Role Playing atau perlu diperhatikan, yaitu:
bermain peran merupakan salah satu model a. Menngambil Peran
pembelajaran yang menjadi favorit dalam
pembelajaran sejarah. Dalam model Mengambil peran disini yang dimaksud
pembelajaran role playing terdapat dua adalah tekanan atau permintaan
aspek yang lebih ditekankan yakni aspek penonton atau audience dalam melihat
motorik dan aspek kognitif. Aspek motorik peran yang dilakoni. Seperti misal, jika
lebih menekankan pada gerak, gestur, mimik seorang siswa mendapat lakon seorang
atau lebih tepatnya mengarah kepada polisi, maka siswa tersebut harus
memerankan sebuah tokoh/ atau melakukan tugas-tugas polisi
merekonstruksi ulang suatu kejadian atau dikehidupan sehari-hari.
peristiwa. Sedangkan aspek kognitif adalah b. Membuat Peran
nilai, makna atau pelajaran yang dapat
Membuat Peran artinya sebuah riset
dijadikan suatu bahan pembelajaran tertentu
yang dilakukan oleh sang lakon, contoh
dalam pembelajaran. Dan model role playing
misal siswa A mendapat lakon seorang
merupakan model pembelajaran yang sangat
polisi, maka ia harus riset mengenai
cocok bagi pembelajaran sejarah karena
tugas-tugas polisi.
konteks pembelajaran sejarah dapat
dipraktekan dan direkonstruksikan secara c. Tawar Menawar Peran
langsung berdasarkan dengan materi dan
Sebuah tingkat dimana peran-peran
380 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
kebangsaan semakin tumbuh tinggi baik itu kegiatan role playing, mendiskusikan
untuk Soekarno maupun kalangan permainan, penilaian terhadap kegiatan yang
masyarakat, Selain itu Soekarno juga dilakukan, membuat kesimpulan dan saran
dari kegiatan role playing. Contoh peristiwa
merupakan sosok yang pandai
yang bisa dijadikan contoh misalnya
memanfaatkan peluang yang ada hal peristiwa detik-detik proklamasi pada tanggal
tersebut terlihat jelas ketika Indonesia 17 Agustus 1945. Hal ini bisa dijadikan acuan
mengalami vacum of power yang disebabkan seorang guru sebagai contoh penerapan
pasukan Jepang kalah dalam Perang Dunia nilai-nilai Soekarno sebagai sang
II yang berujung pada kemerdekaan bangsa proklamator sekaligus bapak bangsa
Indonesia. Terlepas dari semua itu bukti Indonesia. Nilai-nilai semangat kemerdekaan
juga menjadikan pembelajaran dalam
nyata bahwa Soekarno merupakan salah
konteks historis semakin dapat dirasakan
satu sosok pencetus nilai kebangsaan dalam pembelajaran role playing.
Indonesia adalah dengan dibuatnya
Pancasila sebagai dasar pedoman hidup PENUTUP
bagi masyarakat Indonesia Pada bulan Juni
1945, Soekarno memperkenalkan Pancasila Pembelajaran Role Playing boleh
yang meliputi lima poin dasar, atau prinsip- dikatakan salah satu alternatif dari model
prinsip Indonesia merdeka. Diantara-Nya pembelajaran yang menarik dalam proses
adalah kepercayaan kepada Tuhan tetapi pembelajaran khususnya dalam konteks
toleransi terhadap semua agama, pembelajaran sejarah. Pengunaan role
internasionalisme dan kemanusiaan yang playing yang lebih menyasar kepada praktek
adil, persatuan seluruh Indonesia, demokrasi langsung daripada pembelajaran secara
melalui konsensus, dan keadilan sosial untuk klasikal atau ala dongeng guru diharapkan
semua. Peranan Pancasila sendiri sangatlah mampu menghadirkan langsung esensi dari
penting bagi perkembangan bangsa konteks historis. Soekarno sebagai salah
Indonesia hal itu dikarenakan didalamnya satu tokoh terkemuka sekaligus menjadi
meliputi berbagai macam aspek yang secara salah satu contoh yang digunakan dalam
tidak langsung merupakan jati diri bangsa pembelajaran role playing. Nilai -nilai
tanpa adanya Pancasila maka bisa saja kebangsaan yang dapat dilihat dari riwayat
semangat persatuan dan kesatuan di hidup Soekarno dapat diimplementasikan
Indonesia tidak akan bisa menjadi seperti dalam pembelajaran sejarah. Diharapkan,
sekarang. nilai-nilai tokoh Soekarno akan diketahui dan
dirasakan secara langsung oleh perserta
4. Implementasi pada Pembelajaran Role didik sehingga mereka mampu meneledani
Playing
sikap-sikap nasionalis bagi kemajuan
Jika dilihat secara seksama nilai-nilai bangsa. Dengan demikian, model
kebangsaan Soekarno sanggatlah pembelajaran role playing memberikan ruang
bermanfaat bagi kita semua oleh karena itu bagi sejarah untuk dapat direalisasikan
alangkah lebih baik jika kita bisa secara secara lebih nyata melampaui ruang dan
langsung menerapkan ataupun
waktu.
mempelajarinya dengan cara model
pembelajaran Role Playing sebuah metode
pembelajaran dengan menghadirkan peran- REFERENCES
peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam
suatu pertunjukan peran di dalam kelas yang Abdullah, Taufik. 2004. “Soekarno, Presiden
kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi Pertama (1945-1967)”,
agar siswa dapat memberikan penilaian http://lipi.go.id/berita/soekarno-
terhadap pembelajaran. Pada dasarnya presiden-pertama-1945-1967/248
untuk menerapkannya dibutuhkan beberapa diakses pada tanggal 23 Mei pukul 21.26.
hal yang mencakup beberapa hal Amel. 2016. Soekarno Sang Singa Podium. Gowa:
diantaranya menentukan topik, topik yang Pustaka Taman Ilmu.
akan dipilih pada kali ini adalah penerapan Djaja, Wahjudi. 2018. Seri Pahlawan
nilai-nilai kebangsaan Soekarno setelah Nasional: Ir. Soekarno. Klaten:
memilih topik kita dapat memilih para pelaku Penerbit Cempaka Putih.
menentukan jalan cerita, pelaksanaan Fathurrohman,Muhammad. 2015. Model- Model
Penggunaan Model Pembelajaran Role Playing Untuk Menggali Nilai-Nilai 383
Kebangsaan Soekarno
Agustina Ardhianti1, Advent Christian Abdi2, Arya Punadi Sadewa3, Putra Medi
Pangihutan Harianja4, Pius Giri Sugiharta5
Yoga Fernando Rizqi1, Putri Karlinda2, Nabila Nur Fauzia3, dan Yulianti4
1,2,3,4 Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan,Universitas Lampung
* E-mail: yoga.fernando@fkip.unila.ac.id
Abstrak
Urgensi pendidikan karakter di latar belakangi karena permasalahan krisis moral yang berdampak pada
penurunan nilai karakter pada perilaku dan kehidupan sehari-hari dalam kehidupan di sekolah dan
bermasyarakat, untuk itu pendidikan karakter diperlukan guna mencapai manusia yang memiliki integritas
nilai-nilai moral sehingga peserta didik menjadi hormat terhadap sesama, jujur, dan peduli dengan lingkungan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pandangan atau gambaran terkait urgensi pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai pendidikan karakter agar peserta didik mampu menjadi pribadi yang
berperilaku terpuji sejalan dengan nilai-nilai karakter dan nilai sosial melalui pembelajaran penemuan. Metode
penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi pustaka. Hasil yang diperoleh dalam penelitian
ini menyimpulkan bahwa mengingat dahsyatnya penurunan karakter di era kemajuan zaman yang lebih
mengarah pada sikap negatif, pembelajaran IPS dengan penanaman pendidikan karakter melalui model
discovery learning di sekolah dasar sangat diperlukan dengan harapan para peserta didik dapat hidup sesuai
dengan aturan yang ditetapkan dengan mengamalkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari.
Abstract
The urgency of character education in the background due to the problem of moral crises that have an impact
on the decline of character values in behavior and daily life in life in school and society, for that character
education is needed to achieve humans who have the integrity of moral values so that students become
respectful of others, honest, and care about the environment.The purpose of this research is to provide a view
or overview related to the urgency of learning Social Sciences as character education so that students are
able to become individuals who behave commendably in line with character values and social values through
discovery learning.This research method uses qualitative research methods of library studies. The results
obtained in this study concluded that given the enormity of character decline in the era of the progress of the
times that leads to negative attitudes, IPS learning by planting character education through the discovery
learning model in elementary school is needed in the hope that learners can live according to the rules set by
practicing character values in everyday life.
karakter merupakan tujuan mendasar dari Karakter melalui Model Discovery Learning di
sistem pendidikan yang sehat (Setiawati, R., Sekolah Dasar”
& Dewi, 2021). Oleh karena itu, pendidikan
bukan hanya sarana untuk mewariskan METODE PENELITIAN
pengetahuan; itu juga berfungsi sebagai
sarana budayaan dan penyaluran nilai. Metode penelitian yang penulis
gunakan adalah analisis kualitatif studi
Upaya untuk pendidikan karakter
pustaka, yaitu dengan telaah pustaka. Teknik
merupakan proses yang dapat
pengumpulan data ini menggunakan
membangkitkan kegiatan belajar yang
literature yang dikumpulkan sesuai dengan
bertujuan menanamkan nilai dan karakter
objek pembahasan yang dimaksud.
kepada setiap peserta didik yang meliputi
aspek pengetahuan, kesadaran atau Penelitian ini ditulis untuk mengetahui
kemauan dan tindakan untuk melaksanakan tentang Urgensi Pembelajaran IPS sebagai
Pendidikan Karakter melalui Discovery
nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang
Learning di Sekolah Dasar. Penulis
Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
melakukan telaah melalui jurnal dan buku
lingkungan maupun kebangsaan, sehingga
yang dapat dipercaya terkait dengan
menjadi manusia yang berkualitas akhlaknya.
pembahasan yang diambil. Kemudian dikaji,
Sebagai urgensi khususnya pengumpulan data, dan dilanjutkan dengan
pembelajaran IPS di SD, ilmu pengetahuan menganalisis data lalu disimpulkan dengan
sosial, juga dikenal sebagai "IPS" adalah menjelaskan faktor- faktor umum yang
pengetahuan yang erat kaitannya dengan mengarah ditemukannya hasil dan
kehidupan sehari-hari masyarakat umum dan pembahasan serta kesimpulan.
lingkungan sosial secara keseluruhan. Ilmu
Pengetahuan Sosial adalah jenis PEMBAHASAN
pengetahuan yang berfokus pada hubungan Permasalahan pendidikan karakter
antar manusia, baik di dalam maupun di luar selalu menjadi sorotan, baik di bidang
masyarakat umum. Aspek pendidikan yang akademik maupun lingkungan masyarakat.
paling penting dan perlu sekarang adalah Mengingat pendidikan karakter merupakan
pada saat peserta didik menginjak faktor terpenting bagi kemajuan dan kualitas
pendidikan di Sekolah Dasar. suatu bangsa. Sebagaimana yang
Pendidikan di Sekolah Dasar diungkapkan oleh Faiz (2019 : 1) bahwa
merupakan jenjang pendidikan formal untuk pendidikan karakter merupakan pondasi
mengembangkan potensi dan pengalaman yang penting bagi keberlangsungan
setiap siswa, Pendidikan Sekolah Dasar peradaban sebuah bangsa, karena kualitas
berfungsi sebagai ruang terstruktur untuk karakter menentukan eksistensi sebuah
pengajaran. Pendidikan di sekolah dasar bangsa. Namun saat ini karakter peserta
didik peserta akan diarahkan dan didik mengalami penurunan, terutama pada
dikembangkan potensinya yang ada dalam masa pandemi (covid-19).
diri peserta didik kearah perkembangan yang Saat ini, banyak artikel berita yang
berkembang. Selain potensinya, diterbitkan yang menggambarkan
pengembangan karakter siswa harus dimulai perkembangan suatu karakter. Informasi
sedini mungkin, bahkan sebelum memasuki tentang bullying, tekanan teman sebaya,
taman kanak-kanak. Pentingnya IPS sebagai perkelahian, pencurian, tawuran antar
model penanaman karakter siswa yang sekolah, pacaran, dan bahkan mungkin
sesuai dengan masyarakat umum yang pelecehan pada anak-anak sekolah dasar
tentunya sejalan dengan pengajaran IPS di (Rahayuningtyas & Mustadi, 2018). Tak bisa
Sekolah Dasar. dipungkiri, dalam hidup akan selalu ada
masalah, tetapi fakta ini menunjukkan bahwa
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti masyarakat Indonesia saat ini sedang
tertarik untuk melakukan penelitian lebih berurusan dengan masalah sosial yang perlu
mendalam dengan judul “Urgensi segera ditangani.
Pembelajaran IPS sebagai Pendidikan
Urgensi Pembelajaran Ips Sebagai Pendidikan Karakter Melalui Model Discovery 387
Learning Di Sekolah Dasar
Yoga Fernando Rizqi1, Putri Karlinda2, Nabila Nur Fauzia3, dan Yulianti4
Sejalan dengan pendapat Budiarto umum adalah masalah bullying antar siswa,
(2020), mayoritas generasi muda saat ini maraknya kenakalan siswa, serta masalah
cenderung masih belum memiliki landasan kedisiplinan siswa yang begitu kurang baik.
moral yang kuat mengingat kenyataan yang Sebagai hasil dari globalisasi yang sedang
ada di media massa. Hal ini menunjukkan berlangsung dan lebih jelas, para siswa moral
bahwa telah terjadinya penurunan nilai-nilai saat ini menderita penurunan karakter yang
karakter siswa di masa kini. sangat menyedihkan. Oleh karena itu
Masalah pendidikan, khususnya pendidikan karakter ini sangat penting
masalah sekolah dasar, menjadi salah satu diterapkan dalam pendidikan di Indonesia.
penyebab masalah negara ini. Jika tidak, kita Seorang siswa tidak cukup hanya
sering menjumpai siswa berbohong, diberikan materi pembelajaran, tetapi juga
berkelahi, tidak menghormati orang tua dan memiliki pendidikan karakter yang baik, yang
guru, mengucapkan kata-kata kasar dalam tentunya berguna untuk menjadi pribadi yang
komunikasi, dan sering menggunakan kata- berkarakter baik di masa depan. Pendidikan
kata kasar atau bahkan makian. Yang lebih karakter harus ditanamkan sejak kecil dan
mengkhawatirkan, 68% siswa sekolah dasar terutama oleh keluarga.
(SD) sudah aktif mengakses pornografi Berdasarkan penelitian (Saleh, 2020)
(Zubaidah dalam sindonews.com., 2013). pandemi Covid-19 telah mengalihkan gaya
Tidak hanya itu, siswa bahkan melakukan hidup manusia khususnya di bidang
tindakan kriminal seperti melakukan pendidikan. Karena mengharuskan
pencurian, pencabulan, bullying/kekerasan, pendidikan beradaptasi dengan cepat untuk
yang mengakibatkan kematian siswa lainnya. berubah menjadi sistem belajar online/daring
Menurut Daniel Goleman dalam atau Work From Home (WFH). Kebijakan
(Muslich, 2011:30), banyak orang dewasa tersebut memiliki dampak yang besar
merasa sulit untuk memahami karakter anak terhadap perubahan diri seseorang terutama
mereka, baik karena kurangnya pemahaman dalam hal penurunan perilaku atau karakter
atau karena perkembangan kognitif anak yang mengakibatkan siswa kurang bisa
menjadi lebih ditekankan. Namun terlepas menghargai guru, karena dari mereka ada
dari ini, situasinya dapat ditingkatkan dengan yang mengabaikan pekerjaan rumah yang
memperkenalkan pendidikan karakter di ditugaskan oleh guru mereka.
sekolah. Robandi dan Mudjiran (2020)
Permasalahan era globalisasi saat ini menyatakan bahwa sistem belajar daring
sedang mengalami kelunturan karakter. membuat siswa menjadi bingung, stress,
Disadari atau tidak, pada titik ini, siswa kurang kreatif, tidak produktif, serta
mengalami kekurangan karakter yang sangat menyebabkan minat baca siswa menjadi
kuat. Berbagai penyimpangan perilaku terjadi lebih berkurang dikarenakan tidak ada
akhir-akhir ini, seperti kekerasan, tawuran tekanan dari sekolah kepada siswa.
pelajar, pelecehan seksual, pemerkosaan, Penelitian mengatakan nilai dari
korupsi, kriminalitas, narkoba, pemerkosaan, pembelajaran online ini bisa dipakai dengan
pembunuhan dan pencabulan, korupsi, dan baik oleh siswa tanpa kekurangan arti belajar
lain-lain. Fauzi, Arianto & Solihatin (2013) itu sendiri, namun yang terjadi saat ini adalah
menjelaskan mengenai kenakalan remaja di banyak siswa yang mengabaikan kelas
era modern ini yang telah sangat melebihi online dan berakibat pada penurunan
batas. Hal tersebut dapat menjadi sebuah karakter dari perilaku dan sikap siswa itu
bukti bahwa saat ini pemahaman akan nilai- sendiri.
nilai karakter pada peserta didik mulai Massie, A. Y., & Nababan, K. R. (2021)
memudar dan bahkan hampir tidak ada. dalam penelitiannya mengemukakan bahwa
Septi Wahyu Utami (2019) dalam karakter siswa dalam kelas online saat
penelitiannya menyatakan Dalam kondisi pandemi Covid-19 ini yaitu menurun.
pendidikan saat ini, banyak masalah berbeda Keseluruhan nilai moral dan karakter yang
sedang dihadapi. Salah satu yang paling ada, hanya nilai kreativitas yang meningkat
388 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
karena dibarengi dengan Iptek di tangan terhadap anak-anak muda bangsa dalam
siswa. Kurangnya pengawasan dari guru dan segala bidang usaha. (Wantu, dalam
orang tua, kurangnya kesadaran diri, Purnomo, E., & Wahyudi, A., 2020).
adaptasi lingkungan, serta kemajuan Masa pandemi mengharuskan peserta
teknologi menjadi penyebab turunnya didik untuk belajar di rumah sehingga
karakter siswa. mengakibatkan kurangnya penanaman
Dewasa ini, karakter pendidikan karakter secara akademik. Bukan hanya itu,
secara konsisten memberikan materi kemajuan zaman juga merupakan faktor
instruktif bagi guru, berfungsi sebagai sumber pendukung penurunan karakter peserta didik.
untuk semua persoalan yang tersedia. Melalui model Discovery Learning pendidik
Pengembangan karakter dan karakterisasi diharapkan mampu meningkatkan karakter
sangat penting karena mereka harus siswa. Menurut paradigma saat ini, Discovery
mematuhi standar kualitas tertentu. Namun, Learning adalah proses untuk
saat ini, pendidikan karakter telah memasuki mengembangkan generalisasi tertentu.
era baru dan fase baru. Selain berurusan Penemuan adalah proses mendefinisikan
dengan efek dari kemajuan teknologi dunia kategori, atau lebih sering dikenal sebagai
modern, pendidikan karakter di SD juga pengkodean sistem-sistem (Kemendikbud,
berurusan dengan dampak Pandemi Covid- 2013: 2).
19 yang berdampak negatif terhadap Pembelajaran IPS melalui Discovery
pelaksanaan pembelajaran dan Learning dalam konteks ini, tidak hanya
perkembangan karakter siswa. Akibatnya, di dilakukan dengan mendengarkan, namun
masa sekarang, ada banyak kasus kasus juga terjadi adanya proses pencarian
yang melibatkan siswa tidak mencerminkan masalah secara mandiri oleh peserta didik.
nilai-nilai pendidikan karakter. Melalui penerapan metode Discovery
Berdasarkan hasil penelitian Ai Nurul Learning, pendidik mampu meningkatkan
Nurohmah dan Dini Anggraeni Dewi, (2021) rasa tanggung jawab peserta didik, membuat
mengatakan selama pandemi berlangsung, peserta didik menerapkan nilai-nilai sosial di
beberapa contoh hambatan sosial pada masyarakat yang merupakan bagian dari
anak-anak telah terjadi di mana-mana pendidikan karakter di sekolah dasar.
sebagai akibat dari penurunan karakter. Ini Penelitian oleh Diana Fatihatul, U., &
secara signifikan meningkatkan kesadaran Maridi, Y. R. (2015) mengatakan bahwa
publik akan pentingnya pendidikan. penerapan model Discovery Learning
Masyarakat umum kini prihatin dengan meningkatkan sikap berani siswa dalam
laporan seorang pemuda kelahiran Aceh memberikan pertanyaan dengan
yang ditahan polisi setelah merilis beberapa mengutamakan nilai karakter, sehingga
foto yang tidak senonoh yaitu foto mantan banyak siswa yang memberikan/mengajukan
kekasihnya. Ada juga seorang remaja asal pertanyaan sebagai penunjang rasa ingin
Tangerang. Remaja yang berinisial OR yang tahu mereka sesuai dengang sikap sopan
berumur kurang dari tujuh belas tahun ini santun.
meninggal karena kasus pelecehan seksual Indarti (2014) dalam penelitiannya
yang digilir oleh delapan orang. menunjukkan hasil bahwa model Discovery
Wijayanti & Uswatun (2019) Learning dapat meningkatkan retensi dan
menyatakan bahwa perundungan (bullying) karakter pengetahuan karena model ini
tidak memandang usia pada korban atau mencakup kegiatan pembelajaran
pelaku, bahkan kasus bullying sering terlihat berkelanjutan yang berfokus pada retensi
di kalangan siswa dalam pendidikan sekolah pengetahuan jangka panjang dan membantu
dasar (SD). Pendidikan karakter mendapat siswa lebih memahami konsep yang mereka
perhatian lebih sebagai pertahanan terhadap pelajari.
erosi kualitas program. Situasi ini dapat Discovery Learning dapat diterapkan
dijadikan gambaran krisis moral yang pada pembelajaran IPS, melalui penerapan
beragam yang mempengaruhi masyarakat model ini, rasa ingin tahu peserta didik akan
Indonesia, yaitu kurangnya rasa hormat lebih tinggi dan lebih kreatif dalam mencari
Urgensi Pembelajaran Ips Sebagai Pendidikan Karakter Melalui Model Discovery 389
Learning Di Sekolah Dasar
Yoga Fernando Rizqi1, Putri Karlinda2, Nabila Nur Fauzia3, dan Yulianti4
tahu suatu masalah yang telah dibebankan dan sampai di Perguruan Tinggi. Nyatanya
kepada mereka. Misalnya dalam masyarakat, media dan negara harus bekerja
pembelajaran IPS pada materi “Rukun dan sama dalam mewujudkan kehidupan sosial
kasih sayang”, dengan diterapkannya model yang berkarakter (Kosim, 2012 : 91).
discovery learning maka peserta didik akan Pendidikan karakter merupakan aspek
mencari sendiri materi yang diberikan, penting yang harus ditanamkan pada setiap
dengan cara bertanya, membaca dan cara- individu seperti peserta didik. Pembentukan
cara lain untuk mendapatkan informasi. karakter tidak hanya berguna bagi diri
Dalam proses tersebut, dapat memicu rasa peserta didik itu sendiri, melainkan berguna
peduli, sopan dan santun, menghargai, dan bagi kemajuan dan kualitas bangsa.
tanggap peserta didik akan lebih terangsang. Pendidikan karakter sangat penting untuk
Sehingga dapat dikatakan bahwa urgensi diterapkan pada generasi muda saat ini.
pembelajaran IPS sebagai pendidikan Manfaat dari Pendidikan karakter yaitu
karakter melalui model Discovery Learning ini mempersiapkan mental siswa dalam
benar-benar mampu meningkatkan rasa menghadapi dunia kerja dan dunia usaha
ingin tahu, peduli, sopan santun, menghargai, yang membutuhkan attitude dalam bersikap
dan tanggung jawab peserta didik. (Hadion. W 2019 : 318). Melalui
Samani & Hariyanto (dalam Pratiwi, E. pembelajaran IPS sebagai pendidikan
F., & Dewi, D. A. (2021) Saat ini, ada karakter di SD diharapkan peserta didik
kebutuhan besar akan pendidikan karakter di mampu secara mandiri meningkatkan dan
sekolah dasar. Untuk alasan ini, sifat utama menggunakan pengetahuannya, mengkaji,
karakter adalah pondasi, yang menginternalisasi, mempersonalisasi nilai
memungkinkan orang untuk hidup selaras moral dan karakter serta akhlak mulia hingga
satu sama lain dan menciptakan dunia penuh terwujud dalam perilaku sehari- hari.
kabajikan, kebaikan, tidak terjadi kerusakan Pendidikan karakter pada intinya
moral dan kekerasan. Membentuk karakter adalah membentuk bangsa yang tangguh,
itu dibaratkan mengukir pada batu permata kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
yang sangat keras yang artinya harus dengan bertoleransi, gotong royong, berjiwa politik,
perlahan (Komalasari, & Saripudin, 2017). berkembang dinamis, berorientasi ilmu
Realita pendidikan Indonesia saat ini pengetahuan dan teknologi yang semuanya
sebagian besar fokus pada perkembangan dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Tuhan
kognitif, yang berdampak buruk pada Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila dan
perkembangan moral dan afektif anak-anak. kebudayaan Indonesia (Darmiatun &
Meskipun belum secara eksplisit dinyatakan Daryanto, 2013: 41).
oleh organisasi pendidikan, fakta ini Discovery Learning mampu
menunjukkan bahwa lembaga pendidikan membentuk karakter siswa yang peduli,
Indonesia berjalan dengan baik dalam hal displibn, dan bertanggung jawab. Dengan
memadukan sifat-sifat karakter dan adanya sikap peduli dan rasa tanggung
kesadaran multikultural (Zubaedi, 2011). jawab akan menambah kepekaan individu
Latar belakang diperlukannya dalam menghadapi tantangan di era
pendidikan karakter, yaitu masyarakat kemajuan zaman. Pendidikan karakter juga
sekarang mengalami permasalahan mampu membentuk karakteristik diri peserta
mengenai krisis moral yang akhirnya didik, melatih mental dan moral, serta mampu
memberikan dampak pada penurunan nilai melatih generasi yang berintegritas. Dari
karakter yang tercermin dalam perilaku dan hasil yang dibentuk dari Pendidikan karakter
kehidupan sehari-hari. Pola hidup itulah yang sangat berhubungan dengan model
harus diperbaiki demi keberlangsungan discovery learning yaitu mampu membentuk
kehidupan bangsa yang lebih baik. karakter peserta didik dengan menguatkan
Pendidikan karakter haruslah di mental dan melatih moral peserta didik.
berikan dan ditanamkan ditengah kehidupan Melalui pembelajaran IPS dengan
bermasyarakat sejak PAUD, SD, SMP, SMA penanaman pendidikan karakter melalui
390 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
Karakter Konsep dan Aplikasi Living Values Pengembangan Karakter pada Peserta
Education. Bandung: PT. Refika Aditama Didik melalui Pendidikan
Kosim, M. (2012). Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Pendidikan
Karakter. Karsa: Journal of Social and Tambusai, 5(1), 897–903. Retrieved from
Islamic Culture, 19(1), 84-92. https://jptam.org/index.php/jptam/article/vie
https://doi.org/10.19105/karsa.v19i1.78 w/1050
Massie, A., & Nababan, K. (2021). Dampak Suardi, M. (2018). Belajar & pembelajaran.
Pembelajaran Daring terhadap Pendidikan Deepublish.
Karakter Siswa. Satya Widya, 37(1), 54-61. Utami, S. W. (2019). Penerapan pendidikan karakter
Retrieved from melalui kegiatan kedisiplinan siswa. Jurnal
https://ejournal.uksw.edu/satyawidya/articl Pendidikan, 4(1), 63-66.
e/view/4988 https://doi.org/10.26740/jp.v4n1.p63-66
Muslich, Mansur. (2011). Pendidikan Karakter: Wasi, M. (2017). Pembelajaran Matematika dengan
Menjawab Tantangan Krisis Metode Guided Discovery Learning untuk
Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
Nurohmah, A. N., & Dewi, D. A. (2021). Penanaman Kelas Iv Mi Tarbiyatul Banin
Nilai Moral dan Karakter di Era Pandemi Cerme (Doctoral dissertation, Universitas
melalui Pendidikan dengan Muhammadiyah Gresik).
Mengimplementasikan Nilai-Nilai Wijayanti, C. P., & Uswatun, A. T. (2019, July).
Pancasila. EduPsyCouns: Journal of Perangi Tindak Perundungan (Bullying)
Education, Psychology and dengan Penanaman Pendidikan Karakter
Counseling, 3(1), 119-127. Retrieved from Sejak Dini Pada Peserta Didik Sekolah
https://ummaspul.ejournal.id/Edupsycouns/ Dasar. In Prosiding Seminar Nasional
article/view/1305 Pagelaran Pendidikan Dasar Nasional
Pratiwi, E. F., & Dewi, D. A. (2021). Urgensi (PPDN) 2019 (Vol. 1, No. 1, pp. 16-26).
Memahami dan Mengimplementasikan Wijoyo, H. (2019). Peranan Lohicca Sutta Dalam
Nilai Pancasila di Era Globalisasi dalam Peningkatan Pendidikan Karakter Dosen Di
Membentuk Karakter Anak Bangsa. STMIK Dharmapala Riau. JGK (Jurnal
Konstruksi Sosial : Jurnal Penelitian Ilmu Guru Kita), 3(4), 315-322.
Sosial, 1(7). Retrieved from Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter:
https://journal.actualinsight.com/index.php/ Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
konstruksi-sosial/article/view/236 Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Purnomo, E., & Wahyudi, A. (2020). Nilai Pendidikan
Karakter dalam Ungkapan Hikmah di SD
se-Karesidenan Surakarta dan
Pemanfaatannya di Masa
Pandemi. QALAMUNA: Jurnal Pendidikan,
Sosial, Dan Agama, 12(2), 183-193.
https://doi.org/10.37680/qalamuna.v12i2.5
61
Rahayuningtyas, D. I., & Mustadi, A. (2018). Analisis
muatan nilai karakter pada buku ajar
kurikulum 2013 pegangan guru dan siswa
sekolah dasar. Jurnal Pendidikan
Karakter, 8(2).
Robandi, D., & Mudjiran, M. (2020). Dampak
Pembelajaran Dari Masa Pandemi Covid-
19 terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP di
Kota Bukittinggi. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 4(3), 3498–3502.
https://doi.org/10.31004/jptam.v4i3.878
Saleh, A. M. (2020). Problematika Kebijakan
Pendidikan Di Tengah Pandemi Dan
Dampaknya Terhadap Proses
Pembelajaran Di Indonesia.
https://doi.org/10.31219/osf.io/pg8ef
Setiawati, R., & Dewi, D. A. (2021). Hubungan
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
Abstrak
Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang berdirinya Budi Utomo dengan menggunakan
media pembelajaran digital melalui platform timeline dan aplikasi Eclipse Crossword. Eclipse Crossword
merupakan aplikasi pembuat teka teki silang (TTS) yang cepat, mudah plus gratis. Siswa juga dapat saling berbagi
TTS yang telah mereka buat kepada teman sebagai bentuk pengukuran terhadap capaian kemampuan
pemahaman yang siswa peroleh. Selain itu, metode ini dapat menjadi hal baru dalam pelaksanaan pembelajaran
berbasis digital khususnya pada mata pelajaran sejarah. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah
penulisan kualitatif dengan tahapan-tahapan Heuristik, teori, dan kritik. Hasil dari artikel ini diantaranya adalah :
1) mendeskripsikan sejarah pembentukan Budi Utomo; 2) media Timeline dan eclipse crossword sebagai sarana
menguraikan sejarah pembentukan Budi Utomo. Dengan tulisan ini diharapkan dapat menbangkitkan rasa dan
semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik
Indonesia, sebagai cikal bakal lahirnya perkerakan nasional Indonesia.
Abstract
Writing this article aims to find out the background of the establishment of Budi Utomo by using digital learning
media through the timeline platform and the Eclipse Crossword application. Eclipse Crossword is a fast, easy and
free crossword maker (TTS) application. Students can also share their crossword puzzles with friends as a form
of measuring the achievement of students' understanding abilities. In addition, this method can be a new thing in
the implementation of digital-based learning, especially in history subjects. The method used in this article is
qualitative writing with the stages of heuristics, theory, and criticism. The results of this article include: 1) describing
the history of the formation of Budi Utomo; 2) Timeline media and crossword puzzles as a means to describe the
history of Budi Utomo's formation. With this paper, it is hoped that it can evoke a sense and spirit of unity, unity
and nationalism as well as awareness to fight for the independence of the Republic of Indonesia, as the forerunner
of the birth of the Indonesian national movement.
pihak-pihak yang terkait dalam penerapan senggang (tidak ada pelajaran) dengan
penggunaan media pembelajaran Timeline dan mengambil tempat di salah satu ruang, yaitu
aplikasi Eclipse Crossword dalam Ruang Anatomi STOVIA dengan hasil
pembelajaran sejarah khususnya pada topik pertemuan itu berdirinya organisasi yang diberi
Sejarah Kemerdekaan Indonesia. nama "Perkumpulan Budi Utomo", sehingga
Sumber data penelitian yang kami ambil Budi Utomo pun berdiri pada tanggal 20 Mei
terdiri atas 1) data hasil observasi langsung 1908 di Jakarta. Hari berdirinya Budi Utomo
saat pembelajaran sedang berlangsung di berasal dari bahasa Sansekerta,
kelas, 2) contoh hasil projek yang oleh yaitu bodhi atau budhi artinya keterbukaan jika,
mahasiswa berupa timeline yang membahas pikiran, kesadaran, akal, atau pengadilan.
tentang topik sejarah Budi Utomo beserta Sementara itu Budi Utomo memiliki tujuan
produk dari aplikasi Eclipse Crossword. secara umum antara lain :
1) Menyadarkan kedudukan masyarakat
Jawa, Sunda, dan Madura pada diri
HASIL DAN PEMBAHASAN sendiri.
2) Berusaha meningkatkan kemajuan
Sejarah Pembentukan Budi Utomo mata pencaharian serta penghidupan
Budi Utomo merupakan sebuah bangsa dengan memperdalam
organisasi atau perkumpulan yang didirikan kesenian dan kebudayaan.
oleh para pelajar STOVIA (School tot Opleiding 3) Menjamin kehidupan sebagai bangsa
van Inlandsche Artsen) di bawah pimpinan Dr. yang terhormat.
Soetomo. “Sebelum R. Soetomo dkk. 4) Fokus pada masalah pendidikan,
mendirikan Perkumpulan Budi Utomo, terlebih pengajaran, dan kebudayaan.
dahulu terjadi pertemuan antara Dr. Wahidin 5) Membuka pemikiran penduduk Hindia
Sudirohusodo dengan R. Soetomo dan M. seluruhnya tanpa melihat perbedaan
Soeradji pada akhir tahun 1907, di dalam keturunan, kelamin, dan agama.
gedung STOVIA. Dalam pertemuan tersebut Organisasi ini tenyata merupakan
Dr. Wahidin banyak mengemukakan tentang organisasi moderen, karena memiliki susunan
ide-ide untuk mencerdaskan kehidupan bangsa pengurus secara lengkap dan tujuan organisasi
melalui "studiefonds" (dana pendidikan). Kalau secara jelas yang dituangkan ke dalam
bangsa sudah cerdas maka banyak wawasan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
yang timbul, sehingga tidak mudah untuk diadu Budi Utomo. Adapun kepengurusan Budi
domba dan diatur oleh pihak penjajah. Utomo saat berdirinya adalah sebagai berikut:
Sedangkan dari pihak R. Soetomo dan para Ketua : R. Soetomo
pelajar STOVIA telah tertanam rasa Wakil Ketua : M. Soelaiman
nasionalisme, untuk berbangsa dan bernegara. Sekretaris I : Soewarno I (Gondo
Hal ini disebabkan bahwa para pelajar STOVIA Soewarno)
telah banyak mengetahui perjuangan di Sekretris II : M. Goenawan
negara-negara lain, melalui berbagai buku Bendahara : R. Angka
bacaan yang diperolehnya. Dengan demikian Komisaris : M. Soeradji. M. Moh. Saleh,
antara gagasan Dr. Wahidin dengan gagasan Soewarno II (M. Soewarno) dan R.M Goembrek
R. Soetomo dan kawan kawan itu sangat cocok (Sudiyo dkk.1977, 22)
bagaikan tumbu menemukan tutupnya" (Sudiyo Kongres I Budi Utomo diselenggarakan
dkk. 1977, 21). pada tanggal 3-8 Oktober 1908 di Kota
Tidak lama kemudian, akhirnya Dr. Yogyakarta. Pada kongres I ini, Budi Utomo
Soetomo dengan M. Soeradji berhasil telah memiliki tujuh cabang di beberapa kota,
mengadakan pertemuan dengan kawan-kawan yakni Batavia, Bogor, Bandung, Magelang,
pelajar STOVIA lainnya, untuk membicarakan Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo.
tentang berdirinya organisasi yang bersifat “Setelah cita-cita Budi Utomo mendapat
nasional itu. Pertemuan tersebut dukungan yang makin meluas di kalangan
diselenggarakan secara non-formal pada hari
Sejarah Pembentukan Budi Utomo Dalam Platform Timeline Dan Eclipse Crossword 395
Sebagai Media Pembelajaran
Muhammad Irsyad Majid1*, Akbar Nurrudin Wijaya2, Marcelino Bramasta3 dan
Chintya Ayu Anggraeni4
REFERENCES
Kevin Gustaf Anmartha Dewa1*, Robertus Rendy Gasella Lemambang2, Cicilia Novita
Ika Savira3, dan Inez Ardya Pramesti4
Universitas Sanata Dharma
* Email: safiranovita11@gmail.com
Abstrak
Makalah ini bertujuan untuk mengembangkan minat dan pengetahuan yang berjudul “Mengupas Pusaka
Nusantara di Museum Keris Solo berbasis Video Blog” dengan bidang kajian Pendidikan Kearifan Lokal. Agar
memudahkan siswa untuk mengenal dan memahami keberagaman keris sebagai Pusaka Nusantara. Melalui
Bidang Kajian Pendidikan Kearifan Lokal yang berjudul “Mengupas Pusaka Nusantara di Museum Keris Solo”
diharapkan dapat mengembangkan daya tarik siswa pada peninggalan benda pusaka bersejarah. Selain itu,
siswa diharapkan agar mampu melestarikan peninggalan benda pusaka bersejarah di Museum Keris Solo dengan
memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan informasi tersebut kepada masyarakat luas.
Metode Penelitian ini adalah penelitian Kualitatif. Di mana metode ini menggunakan teknik pengumpulan data
seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi secara langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aneka
ragam keris di Nusantara memiliki kekhasannya masing-masing sehingga mampu menjadi daya tarik bagi siswa
dan masyarakat luas. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah video blog. Dengan demikian, Video Blog
yang berjudul “Mengupas Pusaka Nusantara di Museum Keris Solo berbasis Video Blog” layak menjadi media
informasi dalam pelestarian benda-benda Pusaka di Nusantara.
Abstract
This paper aims to develop interest and knowledge entitled "Peeling the Archipelago Heritage at the Solo Keris
Museum based on Video Blog" with a study of Local Wisdom Education. In order to make it easier for students to
recognize and understand the diversity of kris as an archipelago heritage. Through the Study of Local Wisdom
Education entitled "Peeling the Archipelago Heritage at the Solo Keris Museum" to develop students' interest in
historical heirlooms. In addition, it is hoped that historical heirlooms at the Solo Keris Museum will not be able to
use social media as a means to disseminate this information to the wider community. Methods This research is a
qualitative research. Where this method uses data collection such as direct observation, interviews, and
documentation. The results of the study show that the various kerises in the archipelago have their own
characteristics so that they can become an attraction for students and the wider community. The media used in
this research is a video blog. Thus, the Video Blog entitled "Peeling the Archipelago Heritage at the Solo Keris
Museum based on the Video Blog" deserves to be a medium of information in the preservation of heritage objects
in the archipelago
seni tempa pamor berbeda dengan penghidupan. Candi Prambanan dan Candi
persenjataan biasa. Tosan aji dapat Borobudur menjadi bukti perkembangan pesat
menghasilkan kualitas persenjataan yang lebih peradaban pada masa itu. Selain itu, di Kali
kuat, lebih tajam dan lebih indah. Dapat Progo juga ditemukan berbagai macam
diketahui bahwa produk tosan aji adalah peninggalan kuno salah satunya keris.
senjata berpamor berupa tombak, pedang,
mata panah, senjata tusuk, termasuk keris. 2) Esensi tersembunyi dibalik keris
b. Bagi pengguna keris sebagai pusaka Nusantara
Pada zaman dahulu keris di Indonesia Keris memiliki peranan penting dalam
berfungsi sebagai senjata yang dimiliki oleh kebudayaan Jawa yang masih ada hingga saat
semua kaum pria dewasa, keris tak dapat ini. Keris menjadi media pembawa pesan dari
dipisahkan dari pemiliknya. Keris dipakai di leluhur kita, dalam berbagai macam bentuk
wilayah Jawa, Madura, Bali, Sumatera, yang memiliki banyak artinya masing-masing
Lombok, dan Sulawesi. Dapat diketahui bahwa mulai dari falsafah kehidupan sampai menjadi
keris termasuk dalam kelengkapan pribadi media penyebaran kitab ajaran-ajaran yang
sejiwa dan seraga bagi pemiliknya artinya keris ada pada masa itu. Karena pada masa itu yang
tidak akan pisah, serta dinilai seperti jiwa dan bisa mengakses bahan literasi atau buku, serta
raga seseorang. Selain itu, senjata lainnya tulisan-tulisan hanya bisa diakses oleh para
seperti pedang dan tombak dapat dipisahkan, bangsawan saja, sehingga agar rakyat biasa
ditinggal, dan diletakkan ataupun dibawa orang bisa mendapat ajaran-ajaran tersebut para
lainnya sedang keris dipastikan selalu dibawa empu atau pembuat keris menuangkan ajaran-
dan disandang oleh pemiliknya. ajarannya melalui keris. Maka sering dikatakan
Keris merupakan salah satu bahwa kepingan jiwa dari si pembuat ikut
peninggalan pusaka Nusantara dikenal sebagai terlebur dalam keris tersebut.
salah satu integritas hidup masyarakat Jawa. Keris dianggap sebagai sebuah
Selain digunakan untuk keperluan senjata tajam yang bahkan senjata tajam
persenjataan (peperangan), esensi sendiri juga menyimbolkan sebuah kengerian
tersembunyi dibalik keris sebagai pusaka dan keseraman, namun memperhatikan bentuk
Nusantara terutama dalam kebudayaan Jawa, keris berbagai kesan tersebut menjadi tidak
karena pada dasarnya setiap manusia ada. Keris yang dibentuk dengan berbagai
terutama manusia Jawa pasti memiliki model, dengan berbagai hiasan dengan teknik
simbolisasinya. Sebagai contoh: ketika kita penggarapan yang luar biasa, kesan keris
berkunjung ke Kraton Yogyakarta terdapat sebagai senjata tajam pun menjadi hilang.
orang yang memakai blangkon yang terdiri dari Keberadaan dapur dan pamor keris yang
17 lipatan dengan arti agar selalu mengisyaratkan adanya tuah tertentu,
melaksanakan 17 rakaat sholat. Yang mana hal sesungguhnya adalah sebuah pengakuan
tersebut mulai muncul pada Era Mataram kelemahan kekuatan manusia, serta
Islam, sehingga dicantumkan nilai-nilai Islam. pengakuan dan pengharapan limpahan
Ketika agama digunakan sebagai sarana untuk kekuatan transenden. Sang empu pembuat
melegitimasi kekuasaan maka syariat agama keris hanyalah berikhtiyar dengan segenap
digunakan sebagai suatu sistem pemerintahan. laku spiritual memohon kepada penguasa alam
Dapat diketahui bahwa dalam kebudayaan agar keris ciptaannya diberikan kekuatan yang
Islam tidak diperbolehkan mengaplikasikan bisa memberikan kebaikan bagi sang
benda hidup pada benda mati, maka pada keris pemesan. Kesadaran ini tentunya sebagai
yang bercorak Islam memiliki ukiran tumbuhan. upaya pengakuan bahwa ketentuan penguasa
Contoh lain yaitu pada Kali Progo, menurut alam tidak ada yang bisa menandinginya.
para ahli Kali Progo menjadi pusat peradaban Ajaran pentingnya sikap dan sifat religius juga
Hindhu-Budha pada masa itu. Kali Progo tercermin dari peran dan fungsi keris pada asal
memiliki peran seperti Sungai Indus dan Sungai muasalnya. Salah satu fungsi keris adalah
Gangga di Asia Selatan. Karena tidak dapat sebagai benda sesaji, keberadaan benda sesaji
dipungkiri, bahwa sungai memiliki peranan memberikan pengetahuan bahwa masyarakat
penting dalam suatu peradaban sebagai Jawa mengakui keberadaan kekuatan diluar
Mengupas Pusaka Nusantara di Museum Keris Solo berbasis Video Blog Peeling the 401
Archipelago Heritage at the Solo Keris Museum based on Video
Kevin Gustaf Anmartha Dewa1, Robertus Rendy Gasella Lemambang 2
KESIMPULAN
Sejarah adalah peristiwa yang pernah
terjadi yang terkadang belum banyak diketahui
oleh masyarakat. Peristiwa sejarah yang terjadi
pada masa lampau dan peninggalannya tidak
selalu meninggalkan bukti tertulis. Keris adalah
benda pusaka peninggalan sejarah khas
Indonesia yang dilengkapi dengan sarung atau
wadah yang dikenal dengan warangka.
Peninggalan senjata keris tentu memiliki fungsi
dan makna yang kental dengan nilai histori dan
religi. Dalam perkembangannya, keris memiliki
fungsi yang beragam sebagai Tosan aji
(persenjataan yang kuat dan indah), sebagai
simbol kepahlawanan dan sikap ksatria,
sebagai pedoman dalam kehidupan dan
beragama. Esensi keris selain menjadi benda
pusaka Nusantara, keris digunakan sebagai
sarana menyampaikan pesan dari leluhur yang
digambarkan dalam bermacam bentuk dengan
makna kehidupan di dalamnya. Keris juga
digunakan sebagai media penyebaran kitab
ajaran-ajaran yang diyakini pada masa itu.
Museum adalah lembaga yang
diperuntukkan bagi masyarakat umum.
Museum berfungsi mengumpulkan, merawat,
dan menyajikan serta melestarikan warisan
budaya masyarakat untuk tujuan studi,
penelitian dan kesenangan atau hiburan. Tetapi
tidak hanya museum yang memiliki kewajiban
dalam melestarikan warisan budaya Nusantara
melainkan seluruh masyarakat karena museum
Mengupas Pusaka Nusantara di Museum Keris Solo berbasis Video Blog Peeling the 403
Archipelago Heritage at the Solo Keris Museum based on Video
Kevin Gustaf Anmartha Dewa1, Robertus Rendy Gasella Lemambang 2
Link Videohttps://youtu.be/aZlp8xa-l5c
https://youtu.be/aZlp8xa-l5c
https://youtu.be/ixnLgl-jJjM
Daftar Pustaka
Dokumentasi Pribadi
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
Miftahul Zannah Azzahra1*, Ranti Ernawati2, Maison3, dan Dwi Agus Kurniawan4
1,3,4 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi, Jambi, Indonesia
2 SMA Negeri 2 Kota Jambi
*E-mail: miftahulzannah2018@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis proyek (Project Based Learning) terhadap karakter kerjasama peserta didik pada mata pelajaran
fisika. Dengan menggunakan metode kualitatif tipe studi kasus dalam penelitian ini diperoleh data wawancara
berupa tulisan. Teknik yang digunakan dalam pegambilan sampel yaitu purposive sampling. Pada penelitian ini
teknik analisis data yang digunakan yaitu miles dan Huberman. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan,
dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) dapat
menumbuhkan atau meningkatkan karakter kerjasama peserta didik.
Abstract
This study aims to analyze the learning process using a project-based learning model on the cooperative
character of students in physics subjects. The method used in this research is qualitative with the type of case
study, where the data from the interviews are in the form of writing. The sampling technique used is purposive
sampling. In this study, the data analysis techniques used were Miles and Huberman. Based on the research
that has been done, it can be concluded that the project-based learning model can grow or improve the
cooperative character of students.
untuk mencapai tujuan (Efendi & Sudarwanto, Penelitian ini sama seperti penelitian
2018). Salah sau solusi untuk meningkatkan yang pernah diteliti oleh (Rahayu et al., 2020).
atau mengembangkan karakter kerjasama Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa
peserta didik adalah dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek meberi
model pembelajaran. pengaruh pada karakter kerjasama siswa,
Agar proses pembelajaran lebih penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dkk
bermakna tenaga pengajar menggunakan (2020) ini hanya pada jenjang sekolah dasar.
metode berupa model pembelajaran. Menurut Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan di
(Rosmala, 2021) Model pembelajaran adalah jenjang sekolah menengah atas pada mata
bentuk pembelajaran yang disajikan oleh guru, pelajaran fisika. Maksud dilaksanakan
agar siswa dapat memahami materi yang penelitian ini guna menganalisis proses
disampaikan. Ada berbagai macam model belajar-mengajar dengan menggunakan
pembelajaran yang dapat menumbuhkan strategi pembelajaran berbasis proyek
pemahaman konsep dan cara berpikir peserta terhadap karakter kerjasama siswa pada mata
didik, dan karakter kerjasama peserta didik pelajaran fisika.
salah satunya adalah model pembelajaran
project based learning. Pembelajaran berbais METODE PENELITIAN
proyek aalah bentuk pengajaran yang
berpusat pada siswa aktif yang dicirikan oleh Metode yang digunakan pada penelitian
otonomi siswa, penyelidikan konstruktif, ini yaitu metode kualitatif dengan jenis studi
penetapan tujuan, kolaborasi, komunikasi, dan kasus, dimana data berupa hasil wawancara
refleksi dalam praltik dunia nyata (Kokotsaki et yang berbentuk tulisan. Menurut (Mulyadi,
al., 2016)Model pembelajaran berbasis proyek 2011) Metode penelitian kualitatif menekankan
menciptakan tantangan dan kolaborasi. observasi lapangan dan survei dialog
Peserta didik dipaksa untuk bekerja sama dan (wawancara rinci), dan data dianalisis dengan
melatih kemampuan untuk meningkatkan cara non-statistik. Penelitian ini dilakukan di
empati dan kolaborasi di antara mereka. (Lilik SMAN 2 Kota Jambi, yang menjadi sampel
Handayani, 2020). Diantanya metode pada penelitian yaitu guru kelas XI yang
pembelajaran yang diperlukan dalam proses mengajar mata pelajaran fisika. Pengambilan
pembelajaran fisika adalah suatu proyek. sampel menggunakan teknik purposive
Ilmu yang mempelajari tentang suatu sampling dengan kriteria guru kelas XI yang
benda beserta geraknya dan kegunaannya mengajar mata pelajaran fisika.
dalam kehidupan ialah fisika. Dalam Instrumen yang digunakan pada
mempelajari fisika perlu didasari dengan penelitian ini yaitu model project based
sikapilmiah seperti rasa ingin tahu, jujur, learning dan karakter kerjasama peserta didik.
tanggungjawab, bersikap objektif, terbuka, Pengumpulan data dilakukan melalui
dan juga maumendengarkan pendapat orang wawancara dengan sampel penelitian.
lain (Nasution, 2018). Pembelajaran fisika Menggunakan metode Miles dan Huberman
merupakan proses konstruktif yang tidak untuk analisis data.
hanya belajar dalam bentuk transfer
pengetahuan, tetapi juga memfasilitasi peserta HASIL DAN PEMBAHASAN
didik untuk melatih keterampilannya,
membangun kemampuan kognitifnya sendiri, Sebagai berikut hasil wawancara tenaga
dan mendorong sikap positif (Kurniawan, pendidik dengan indikator model pembelajaran
berbasis proyek dan karakter kerjasama
2014). Dikarenakan banyak yang
peserta didik.
beranggapan bahwa pembelajaran fisika itu
sulit, maka diperlukan karakter kerjasama Tabel 1. Hasil wawancara tenaga pendidik dengan
untuk mempermudah menyelesaikan masalah indikator model pembelajaran berbasis proyek dan
tentang fisika. karakter kerjasama peserta didik
406 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Nizmi Putri
PGSD Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara
* Email: nizmiputri2017@gmail.com
Abstrak
Sampai saat ini Pendidikan Nasional Indonesia masih menghadapi berbagai masalah. Capaian hasil pendidikan
masih belum memenuhi hasil yang diharapkan. Pendidikan Karakter Benar-benar diperlukan tidak hanya di
sekolah tetapi juga di rumah, serta dilingkungan sosial. Pendidikan yang harus menjadikan generasi muda cerdas
dan bermoral. Pengembangan pendidikan karakter di sekolah yang insentif merupakan usaha untuk
membangkitkan dan meningkatkan kegiatan belajar secara efektif dalam menanamkan nilai dan karakter kepada
setiap warga sekolah yang meliputi aspek-aspek pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan guna
melaksanakan nilai-nilai yang terkait dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan
dan kebangsaan, sehingga diharapkan menjadi generasi yang berkualitas tindakan, akhlak, iman dan taqwa
dalam kehidupan nyata sebagai warga negara Indonesia.
Abstract
Until now, Indonesian National Education is still facing various problems. The educational outcomes still do not
meet the expected results. Character education is really needed not only at school but also at home, as well as in
the social environment. Education that must make the younger generation smart and moral. The development of
character education in schools with incentives is an effort to generate and improve learning activities effectively in
instilling values and character in every school member which includes aspects of knowledge, awareness or
willingness and action to implement values related to God Almighty. , oneself, fellow human beings, environment
and nationality, so that they are expected to become a generation of quality actions, morals, faith and piety in real
life as Indonesian citizens.
setia pada nilai dasar yang sama. Kesembilan, nilai karakter mandiri, nilai karakter
memfungsikan keluarga dan anggota demokratis,nilai karakter rasa ingin tahu, nilai
masyarakat sebagai mitra dalam usaha karakter semangat kebangsaaan, nilai karakter
membangun karakter. Kesepuluh, cinta tanah air, nilai karakter menghargai
mengevaluasi karakter sekolah, fungsi sekolah, prestasi,nilai karakter bersahabat/komunikatif,
fungsi staff sekolah sebagai guru-guru karakter nilai karakter cinta damai, nilai karakter gemar
dan manifestasi karakter positif dalam membaca, nilai karakter peduli lingkungan, nilai
kehidupan siswa. karakter peduli social, dan nilai karakter
tanggung jawab. Pelaksanaan pendidikan
METODE PENELITIAN Karakter di SDN 101788 dan SDN 101789
Medan telah dilaksanakan dengan baik melalui
Pendekatan penelitian yang digunakan kegiatan intakulikuler ekstrakurikuler.
dalam peneliti ini adalah pendekatan kualitatif. Pendidikan karakter dalam lingkup
Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yaitu: intrakulikuler diimplementasikan melalui
SDN 101788 dan SDN 101789 Medan. perangkat pembelajaran yang terintegrasi pada
Dalam penelitian ini data primer semua bidang mata pelajaran. Pengelolaan
diperoleh peneliti dari hasil wawancara tersebut dilaksanakan secara intensif dengan
mendalam (indept interview) dengan informan menggunakan perencanaan pendidikan
kunci (key informan), yaitu: kepala sekolah, wali karakter, pelaksanaan pendidikan karakter.
kelas, dan siswa di dua lokasi penelitian.
Setelah data terkumpul dianalisis dengan PEMBAHASAN
menggunakan langkah: reduksi data (data Pertama, perencanaan pendidikan
reduction), penyajian data (data display), dan karakter di SDN 101788 dan SDN 101789
verifikasi data (conclusion drawing/verification). Medan dilakukan ketika penyusunan rencana
pembelajaran, yakni silabus dan RPP. Seluruh
HASIL DAN PEMBAHASAN silabus dan RPP dipastikan telah memasukkan
muatan-muatan pendidikan karakter. Kedua,
HASIL pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan
Bentuk penanaman pendidikan melalui tatap muka di dalam kelas dan kegiatan
karakter di SDN 101788 dan SDN 101789 mandiri di luar kelas. Kegiatan ini dilaksanakan
Medan dilaksanakan terintegrasi kedalam visi melalui enam belas nilai karakter. Pelaksanaan
nilai jujur dengan cara dalam ulangan siswa
dan misi sekolah yang diimplementasikan
dilatih jujur dengan tidak ada pengawas.
melalui pembelajaran disemua bidang mata
Pelaksanaan nilai toleransi dengan cara
pelajaran dan melalui kerjasama dengan
menghormati dengan teman yang berbeda
keluarga, orang tua siswa dan masyarakat.
pendapat atau paham.
Pendidikan karakter di kedua sekolah tersebut
dimaknai dengan suatu system penanaman Pelaksanaan nilai disiplin dengan cara
nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang masuk sekolah tepat waktu, masuk kelas
meliputi komponen pengetahuan, kesadaran, setelah istirahat tepat waktu, pergantian guru
atau kemauan dan tindakan untuk mengajar tepat waktu, dan pulang sekolah
melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap tepat waktu. Pelaksanaan nilai kerja keras
Allah Swt., diri sendiri, sesama lingkungan, dengan cara belajar keras dan mengerjakan
maupun kebangsaan. tugas hingga selesai tanpa mengenal lelah.
Adapun pelaksanaan pendidikan Pelaksanaan nilai kreatif dengan cara guru
karakter di SDN 101788 dan 101789 Medan memberikan kebebasan berkreasi siswa,
adalah dengan memasukkan delapan belas begitu juga siswa boleh mengerjakan tugas
nilai karakter jujur, nilai karakter dalam semua sesuai dengan kreativitas masing-masing.
materi pembelajaran yaitu : nilai karakter jujur, Pelaksanaan nilai mandiri dengan cara mencari
nilai karakter toleransi, nilai karakter disiplin, sumber belajar secara mandiri, baik di
perpustakaan, di internet, mewawancarai
nilai karakter kerja keras, nilai karakter kreatif,
narasumber, dan berbagai kegiatan yang
412 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
REFERENCES
Abstrak
Penelitian yang dilakukakan kali ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Desain penelitian Posttest-Only
Control Design. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas X MIPA 3 dan X MIPA 4 SMA Negeri 1 Tanjung
Jabung Barat , X-4 sebagai kelas Eksperimen dan X-3 sebagai kelas Kontrol. Hasil analisis deskriptif
menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebesar 52,6 dan kelas kontrol sebesar 41,8 dengan
standar deviasi berturut-turut adalah 14,93876389 dan 13,06076 dengan ketuntasan hasil belajar siswa sebesar
35,29% untuk kelas eksperimen dan 23,52% untuk kelas kontrol. Hasil pengujian hipotesis dengan uji-t pada
taraf signifikan, α = 0,05 diperoleh nilai t hitung (2,721) > t tabel (1,67722) menunjukkan hipotesis diterima.
Abstract
The research that was conducted this time used a quantitative descriptive method. Research design Posttest-
Only Control Design. The population in this study was class X MIPA 3 and X MIPA 4 SMA Negeri 1 Tanjung
Jabung Barat, X-4 as the Experiment class and X-3 as the Control class. The results of the descriptive analysis
showed the average value of the experimental class learning outcomes was 52.6 and the control class was 41.8
with a standard deviation of 14.93876389 and 13.06076, respectively, with the completeness of student learning
outcomes of 35.29% for the experimental class. and 23.52% for the control class. The results of hypothesis
testing with t-test at a significant level, = 0.05, the value of t count (2.721) > t table (1.67722) indicates that the
hypothesis is accepted.
21 memperkenalkan bentuk baru pendidikan setiap siswa mempunyai hasil yang berbeda-
yaitu sistem pembelajaran yang berpusat pada beda, tidak semua siswa rajin dan tidak semua
siswa (Nehru, 2017). Setelah mengikuti KBM siswa mampu melakukan penyesuaian diri
(Kegiatan Belajar Mengajar), Anda akan dengan situasi mereka belajar. Ada siswa
mencapai tujuan belajar Anda yang yang giat belajar, ada siswa pura-pura belajar
merupakan tujuan pembelajaran yang akan dan ada pula siswa yang tidak mau belajar
dicapai (Chotimah, 2018). Faktor-faktor yang sehingga diperlukan perubahan dalam
menjadi penghambat kompetensi melalui paradigma pembelajaran.
kegiatan belajar mengajar di kelas adalah
faktor lingkungan belajar (Maison, 2019). Pembelajaran di SMA Negeri 1
Kurikulum adalah suatu sistem untuk Tanjung Jabung Barat masih cukup dominan
membantu guru dalam melaksanakan proses berorientasi teacher centered dengan
kegiatan belajar dan mengajar (Astalini, 2018). penggunaan model pembelajaran
Sejumlah kegiatan yang diberikan kepada konvensional. Hasil wawancara dengan salah
siswa dinamakan kurikulum. Kegiatan tersebut seorang Guru fisika di SMAN 1 Tanjung
berupa penyajian bahan ajar yang bertujuan Jabung Barat diperoleh bahwa Salah satu
agar siswa menerima, menguasai dan masalah yang dihadapi oleh guru dan siswa
mengembangkan bahan ajar tersebut (Utami, yaitu rendahnya hasil belajar fisika yang
2017). diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran
fisika. Berdasarkan hasil observasi bahwa nilai
Keberhasilan terhadap proses ulangan tengah semester kelas X SMAN 1
pembelajaran dapat ditunjukkan pada Tanjung Jabung Barat dengan Kriteria
tercapainya kompetensi belajar. Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70
Pengembangan pembelajaran pada setiap diperoleh nilai rata-rata siswa pada pelajaran
siswa tingkat menengah perlu memperhatikan fisika sebesar 60,00 dimana nilai tertinggi
strategi belajar mengajar yang tepat. Strategi siswa sebesar 80 dan nilai terendah sebesar
belajar mengajar mempengaruhi tingkat 30 yang sangat jauh dari KKM. Salah satu
efektifitas dan keberhasilan dalam belajar. faktor yang menyebabkan rendahnya
strategi pembelajaran tidak hanya membantu ketuntasan hasil belajar yang diperoleh siswa
siswa mendapatkan nilai yang lebih baik, adalah siswa kurang aktif dalam pelajaran,
tetapi juga membantu mereka mencapai kurang percaya diri dan tidak berani
tujuan utama yang disajikan kurikulum. mengajukan pertanyaan jika terdapat hal yang
Sehingga berkaitan langsung dengan belum dipahami. Oleh karena itu, dibutuhkan
kurikulum. Kurikulum layaknya seperti kompas suatu model pembelajaran yang dapat
yang memandu kapal, sehingga kurikulum membuat siswa lebih aktif di kelas dan mampu
berperan penting dalam mengatur, mengajukan pertanyaan ketika belum
mengarahkan, dan membimbing kegiatan memahami materi serta mampu menjawab
pembelajaran. Kurikulum pendidikan pada pertanyaan ketika diajukan pertanyaan kepada
umumnya berisi tentang panduan dalam siswa tersebut.
pembelajaran. Maka kurikulum dan pendidikan
seharusnya menjadi perhatian khusus Suatu proses pembelajaran harus
(Kurniawan, Astalini, Kurniawan, dan Pathoni, diberikan suatu alternatif yang memungkinkan
2019). dikembangkannya keterampilan berpikir siswa
(penalaran, komunikasi, dan koneksi) dan
Sikap siswa yang pasif saat proses dapat membuat suasana belajar yang lebih
pembelajaran juga menjadi salah satu faktor menyenangkan, aktif serta dapat menimbulkan
penyebab rendahnya hasil belajar siswa. minat belajar siswa terhadap pelajaran kimia
Dalam proses belajar mengajar, setiap siswa dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
mempunyai kesempatan yang sama untuk Salah satunya adalah dengan menggunakan
mengembangkan dirinya secara optimal. model PBL.
Namun, kenyataannya menunjukkan bahwa
416 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Rendahnya hasil belajar aspek kognitif sumbangan model PBL dalam hal ini aktivitas
peserta didik dikarenakan peserta didik belum eksperimen siswa terhadap kemampuan
maksimal terlibat secara aktif dalam proses kognitif siswa sebesar 23,2%.
pembelajaran. Hal ini ditunjukkan saat Berdasarkan kedua penelitian di atas,
mengikuti proses belajar di kelas, peserta didik tentunya selama melakukan penelitian
ada tidak memperhatikan saat guru tersebut memiliki kekurangan yakni dalam
meneangkan pelajaran, suka mengganggu pelaksanaannya waktu yang diperlukan dalam
teman, sibuk dengan kepentingannya sendiri proses pembelajaran relative lama. Hal ini
seperti bermain hp, berbicara dengan teman disebabkan saat melakukan diskusi siswa
sebangkunya. Pembelajaran fisika diharapkan cenderung asyik berdiskusi dengan teman
menjadi pembelajaran yang aktif , efektif, dan sekelompok sehingga waktu pembelajaran jadi
menyenangkan. Oleh karena itu perlu adanya tidak efektif. Siswa juga mengalami kesulitan
inovasi dalam kegiatan pembelajaran saat diadakan posttest karena kurang
khususnya mata pelajaran fisika dikelas. efektifnya proses pembelajaran dan
Inovasi tersebut dapat berupa model penyampaian informasi (pesan dan isi
pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik pelajaran) pada saat itu. Dan untuk mengatasi
dalam proses pembelajaran. Salah satu model kekurangan tersebut peneliti berencana
pembelajaran yang dapat digunakan untuk menggunakan media selama proses
mengatasi permasalahan adalah model PBL. pembelajaran.
Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Kinematika gerak adalah bagian dari
Based Learning (PBL) adalah salah satu mekanika klasis yang menjelaskan gerak
model pembelajaran inovatif yang memberikan sebuah titik ataupun benda dengan tidak
kondisi belajar aktif pada peserta didik memperhitungkan penyebab benda itu
(Nisa,2015: 3). Menurut Utrifani A dan Turnip bergerak . kinematika mempelajari gerak
M. Betty (2014) PBL merupakan model sebagai fungsi waktu. Besaran – besaran
pembelajaran yang melibatkan peserta didik fisika yang dipelajari dalam kinematika adalah
untuk memecahkan suatu masalah melalui posisi, jarak, perpindahan, kecepatan,
tahap metode ilmiah sehingga peserta didik kelajuan, percepatan, dan waktu. Oleh karena
dapat mempelajari pengetahuan yang itu, untuk memahami materi tersebut,
berhubungan dengan masalah tersebut serta dibutuhkan model pembelajaran yang
memiliki keterampilan untuk memecahkan menuntut siswa secara aktif terlibat
masalah. berkomunikasi, mengembangkan daya pikir,
mencari dan mengolah data, menyusun
Keberhasilan pembelajaran dengan kesimpulan dan menyelesaikan masalah.
menggunakan model PBL sudah banyak yang Salah satu model pembelajaran yang dapat
meneliti diantaranya Rosidah (2014), dimana mengaktifkan siswa adalah model PBL (Wina,
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hasil 2009).
belajar siswa dengan penerapan model Adapun tujuan penelitian ini adalah
pembelajaran PBL dilengkapi dengan LKS untuk mengetahui Pengaruh Positif Model PBL
dikategorikan baik dengan skor rata-rata terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X MIPA
pencapaian hasil belajar siswa setiap pada materi KInematika Gerak di SMA Negeri
siklusnya yaitu 78 pada siklus I dan 81 pada 1 Tanjung Jabung Barat.
siklus II.
METODE PENELITIAN
Penelitian lainnya yang dilakukan
Penelitian yang dilakukakan kali ini
Larrasati (2012), dimana hasil penelitiannya
menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif
Penelitian kuantitatif merupakan suatu metode
dan signifikan model PBL melalui metode
penelitian yang digunakan untuk dapat
eksperimen terhadap kemampuan kognitif
mengubah data menjadi komunikatif dengan
berdasarkan keterampilan pemecahan
cara mengubah data mentah menjadi suatu
masalah fisika yang ditunjukkan dengan nilai
bentuk yang membuat pembaca lebih mudah
koefisien korelasi sebesar 0,482 dan
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap 417
Hasil Belajar Siswa Kelas X MIPA Pada Materi Kinematika Gerak di SMA Negeri 1
Tanjung Jabung Barat
Fitria Anjani1, Dian Adila2, Maison3, dan Dwi Agus Kurniawan4
dalam mamahami maksud dari data yang 2. Kategori Ketuntasan Hasil Belajar
ditampilkan (Darmaji, 2019). Hasil data Siswa Kelas Eksprimen dan Kelas
penelitian yang diperoleh bersifat akurat dan Kontrol
dapat dipercaya dikarenakan analisisnya
dilakukan pengujian teori tertentu atau Tabel 2. Kategori Ketuntasan Hasil Belajar
hipotesis. Siswa Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol
Adapun subjek dari penelitian ini yaitu
SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat dengan Kategori Nilai Kelas Kelas Kontrol
Eksperimen
sampel total sebanyak 50 siswa dengan f % f %
pembagian 25 siswa dikelas XI IPA 3 dan 25 Tuntas ≥ 70 7 28 % 3 12 %
siswa dikelas XI IPA 4. Penelitian ini
menggunakan instrument test yang berupa tes
soal piliham ganda. Tes soal pilihan ganda Tidak < 70 18 72 % 22 88 %
adalah suatu bentuk tes yang mana soalnya Tuntas
terdiri dari 4 atau 5 pilihan jawaban, yang
mana cara menjawabnya dengan cara memilih Jumlah 25 100 % 25 100 %
salah satu jawaban yang benar dari kelima
pilihan jawaban yang tertera. Tes pilihan
Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah
ganda tersebut terdiri atas 20 butir pertanyaan.
siswa yang tuntas pada kelas eksperimen
sebanyak 7 orang dengan persentase 28%
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan yang tidak tuntas sebanyak 18 orang
1. Analisis Statistik Deskriptif dengan persentase 72%. Sedangkan untuk
kelas kontrol, jumlah siswa yang tuntas hanya
Tabel 1. Nilai Deskriptif Hasil Belajar Siswa 3 orang dengan persentase 12% dan yang
tidak tuntas sebanyak 22 orang dengan
Nilai Statistik persentase 88%.
Statistik
Kelas Kelas 3. Pengujian Prasyarat Analisis
Eksperimen Kontrol
Sampel 25 25 Pengujian prasyarat meliputi uji
Nilai Terendah 30 25
Nilai Tertinggi 75 75 normalitas dan uji homogenitas. Pada kelas
Nilai Rata- Rata 52,6 41,8 eksperimen yang dibelajarkan dengan
Median 50 40 menggunakan model PBL untuk data posttest
Modus 70 40 diperoleh nilai signifikan nya 0,109 > 0,05
Standar Deviasi 14,93 13,06
maka dapat disimpulkan bahwa data
Tabel 1 menunjukkan bahwa kelas
terdistribusi normal.
eksperimen dan kelas kontrol memiliki jumlah
sampel dan nilai tertinggi yang sama berturut- Pengujian homogenitas dilakukan
turut yaitu 25 , 75, namun pada nilai rata-rata dengan menggunakan uji-F, nilai Fhitung
dan standar deviasi menunjukkan adanya sebesar 1,14, db pembilang n-1 = 24, dan db
perbedaan antara kelas eksperimen dan penyebut = n -1 = 24 pada taraf signifikan 0,05
kontrol. Nilai rata-rata dan standar deviasi sebesar 4,26 . Dari hasil tersebut diketahui
pada kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 52,6 bahwa Fhitung < Ftabel. Sehingga dapat
dan 14,93876389 dibandingkan nilai rata-rata disimpulkan bahwa sampel yang diteliti pada
dan standar deviasi pada kelas kontrol yaitu data posttest berasal dari populasi yang
41,8 dan 13,06076. Median dan modus untuk homogen.
kelas eksperimen adalah 50 dan 70
sedangkan kelas kontrol masing-masing 40 4. Pengujian Hipotesis
dan 40 . Berdasarkan perhitungan yang telah
dilakukan diperoleh thitung = 2,721 . Pada
taraf signifikansi α = 0,05 dengan db 48
418 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Persentasi jumlah siswa yang belum kelas X SMAN 1 Tanjung Jabung Barat
tuntas hasil belajarnya baik di kelas ekperimen pada Materi Kinematika Gerak.
maupun di kelas kontrol disebabkan oleh 2. Nilai rata-rata siswa pada kelas
beberapa faktor yang menjadi kelemahan eksperimen yang dibelajarkan dengan
dalam penelitian ini. Adapun kelemahan- menggunakan model PBL lebih tinggi yaitu
kelemahan yang dialami peneliti selama 52,6 daripada kelas kontrol yang
penelitian yaitu siswa belum terbiasa belajar dibelajarkan dengan pembelajaran
dengan menggunakan model PBL, sehingga langsung yaitu 41,8.
siswa tidak mengerahkan semua kemampuan
dan interaksinya dalam melakukan diskusi Saran
untuk menyelesaikan permasalahan yang Berdasarkan hasil penelitian yang
diberikan secara optimal. Masih ada siswa diperoleh dan kelemahan-kelemahan dalam
yang belum mau mencari sendiri jawaban dari penelitian ini, maka peneliti memberikan saran
permasalahan yang diberikan oleh guru, sebagai berikut:
mereka lebih memilih menunggu jawaban dari 1. Pada kegiatan pembelajaran dengan
teman kelompoknya yang telah selesai menerapkan model PBL sebaiknya
mengerjakan permasalahan yang diberikan. semua siswa dalam satu kelompok
Kesulitan menguasai kelas ketika mengatur harus memiliki sumber materi lebih
tempat duduk setiap kelompok, hal ini banyak selain dari buku cetak yang
terkadang membuat waktu belajar tidak
mereka miliki, agar siswa lebih mudah
efisien. Kurangnya contoh soal yang diberikan
menyelasaikan masalah yang
dalam proses pembelajaran menyebabkan
diberikan oleh guru dan proses
siswa yang kurang aktif bertanya akan
pembelajaran berlangsung secara
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
efektif.
soal yang berbeda. Sewaktu pembelajaran
berlangsung, beberapa siswa yang bukan 2. Apabila ingin menerapkan model PBL
sampel penelitian, ribut di luar kelas sehingga diharapkan dapat merancang kegiatan
mengganggu pembelajaran yang sedang pembelajaran yang dapat
berlangsung. Hal ini yang menyebabkan meningkatkan rasa percaya diri bagi
persentasi jumlah siswa yang belum tuntas siswa dan mempertimbangkan waktu
hasil belajarnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sebaiknya, agar siswa
dengan persentasi jumlah siswa yang tuntas mempunyai banyak waktu dalam
baik di kelas ekperimen maupun di kelas memberikan solusi dari masalah yang
kontrol. Meskipun demikian, teknik yang diberikan oleh guru.
digunakan tetap berpengaruh positif terhadap
hasil belajar siswa karena persentase REFERENCES
ketuntasan hasil belajar fisika pada kelas
eksperimen yang dibelajarkan dengan Asrial, Syahrial, Kurniawan, D. A., & Maretika, L. D.
menggunakan model PBL masih lebih tinggi (2018). Analisis Kompetensi Pedagogik dan
dibandingkan persentase ketuntasan hasil Kompetensi IPA terhadap Calon Guru
Sekolah Dasar PGSD FKIP Universitas
belajar fisika pada kelas kontrol.
Jambi. Jurnal DIDIKA: Wahana Ilmiah
Pendidikan Dasar, p-ISSN : 2487 - 4855,
PENUTUP IV(2), 41 - 49.
Abstrak
Ada beragam kunci untuk mengembangkan dan membentuk kualitas karakter warga negara ialah melalui
pendidikan.tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengidentifikasi karakter baik apa saja yang ditunjukan siswa
SDN 040443 Kabanjahe dan mendeskripsikan penerapan pendidikan karakter melalui PPKn di SDN 040443
Kabanjahe. Metode penelitian yang dipakai ialah metode kualitatif deskriptif, dengan begitu hasil dari penelitian
ini ialah: 1) Nilai karakter yang diterapkan dan ditunjukan yaitu religius, peduli lingkungan, tanggung jawab, jujur,
dan toleransi. 2) Penerapan dan konsep pendidikan karakter di SDN 040443 Kabanjahe dalam materi PPKn
melalui pembiasaan. 3).Strategi yang dipakai oleh guru dalam menerapkan pendidikan karakter contohnya terus
mengingatkan siswa dalam kebaikan, memberi teguran,memberi contoh serta jadi teladan yang baik, serta
menumbuhkan kesadaran siswa.
Abstract
There are various keys to developing and shaping the character quality of citizens through education. The purpose
of this research is to identify what good characters are shown by students at SDN 040443 Kabanjahe and describe
the application of character education through PPKn at SDN 040443 Kabanjahe. The research method used is
descriptive qualitative method, so the results of this study are: 1) Character values that are applied and shown are
religious, care for the environment, responsibility, honesty, and tolerance. 2) The application and concept of
character education at SDN 040443 Kabanjahe in PPKn material through habituation. 3) The strategies used by
teachers in implementing character education, for example, are constantly reminding students to be kind, giving
warnings, setting examples and being good examples, and growing student awareness.
Jika seseorang tidak ada yang punya karakter suasana pembelajarn untuk peserta didik,
baik, maka orang itu akan mudah dengan harapan mereka bisa aktif
melaksanakan berbagai aktivitas yang bisa mengikutinya, supaya bisa membentuk potensi,
membuat dirinya bahagia walau harus dengan kecerdasan, keahlian dan akhlak yang baik
menyakiti orang lain juga. pada diri masing-masing peserta didik.
Dari studi yang terdahulu, ada sebuah Jadi Pendidikan menjadi komponen
hasil yang diperoleh jika sudah banyak siswa utama dalam upaya memajukan sumber daya
SDN 040443 Kabanjahe memperlihatkan manusia yang berkualitas dan bermutu tinggi,
karakter yang baik dalam diri mereka, pelaksanaannya sendiri harus demokratis,
contohnya seperti ketika jam masuk sudah berkeadilan dan tidak bersifat diskriminatif..
berbunyi semua siswa diahruskan keluar lalu Selanjutnya dari UU No.20 Tahun 2003 perihal
ke lapangan untuk baris dan menyanyikan lagu Sistem Pendidikan Nasional, mengemukakan
kebangsaan dan daerah dengan bersama- jika:
sama, Tindakan ini telah memperlihatkan jika “Pendidikan adalah usaha sadar dan
kebanyakan siswa SDN 040443 Kabanjahe terencana untuk mewujudkan suasana belajar
punya karakter disiplin, cinta tanah air, serta dan proses pembelajaran agar peserta didik
religius. Dengan betapa pentingnya karakter secara aktif mengembangkan potensi dirinya
seseorang maka dari itu pembentukan karakter untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
perlu dilaksanakan sedini mungkin, supaya pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
menjadi sumber daya manusia (SDM) dengan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
karakter yang kuat, berbudi luhur serta berhati dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
mulia. Berdasarkan pengertian dan
Dengan umur anak SD (Sekolah Dasar) pendefinisian itu, bisa disimpulkan jika
yang masih dini, menjadikan tahapan ini pendidikan ialah sebuah dari seorang untuk
sangatlah penting untuk memberikan merubah serta memperluas lagi ilmu
pendidikan karakter, dikarenakan diusia ini pengetahuan, perilaku, serta potensi yang
seorang anak sedang ditahap mereka punya, bisa diarahkan lewat
berkembangnnya fisik motorik serta pembelajaran serta bimbingan yang terstruktur
kepribadian, seperti watak emosional,
intelektual, bahasa, budi pekerti, dan moralnya Karakter
yang terus tumbuh pesat seiring berrjalannya Rosidatun (2018:20) berpendapat jikka
usia. sSekolah Dasar juga sebuah lembaga karakter ialah nilai utama yang menjadi
pendidikan paling dasar, dan hampir seluruh kepribadian seseorang, bisa terbentuk bagus
peserta didiknya punya keingin tahuan tinggi dikarenakan pengaruh dari hereditas ataupun
serta pastinya memerlukan bimbingan yang dari lingkungan sekitar, yang jadi pembeda dari
bisa jadi panutannya. Jika anak seusianya orang lainnya, dan bisa mewujudkan ke sikap
berbuat salah, masih bisa untuk diberi arahan serta tindakan kesehariannya. karakter sudah
serta bimbingan yang lebih baik lagi jadi ciri khas tersendiri dari suatu negeri serta
kedepannya, supaya anak-anak ini punya juga nilai penting dan utama, untuk sikap yang
karakter baik yang bergun di masa yang akan jadi sumber penilaian interaksi. Dari uraian
datang. Didasarri latar belakang tersebut, tersebut penelutu bisa menyimpulkan jika
penulis ingin mengambil judul penelitian karakter ialah sifat, watak, akhlak serta budi
kualitatif “Penerapan Pendidikan Karakter pekerti seorang yang sudah dibentuk melalui
dalam mata pelajaran PPKn di SD.” beragam proses dan sudah jadi ciri khasnya
Tujuan dari penelitian ini ialah: sendiri.
Mengidentifikasi apa saja karakter baik yang
sudah diperlihatkan siswa SDN 040443 Pengertian Pendidikan Karakter
Kabanjahe Kemendiknas (2011) Pendidikan
Pendidikan menjelaskan jika Karakter itu ialah sebuah
Pendidikan adalah sebuah upaya yang upaya mengajarkan perilaku yang baik, dengan
telah direncanakan dengan matang serta arah begitu seorang siswa dapat bersikap serta
tujuan yang jelas, dengan maksud membentuk bertindak sama seperti nilai yang telah jadi
Penerapan Pendidikan Karakter Dalam Mata Pelajaran PPKN SD 423
Gabriela Anjelika Br Sebayang
rutinitas. Pendidikan karakter adalah salah satu hidup tanpa bermasyarakat, nilai kebudayaan
usaha mengajarkan dan mengembangkan budi dijadikan sebuah dasar pemberian makna
pekerti luhur (karakter), pemikiran, serta pada sebuah rancangan serta komunikasi
pertumbuhan seorang anak, (Ningsih, 2015:8). diantar seluruh anggota mayarakat itu sendiri.
Supranoto (2015:48) mengemukakan jika Budaya ini begitu penting juga dikehidupan
pendidikan karakter ialah semua upaya yang bermayarakat, karena diharuskan jadi sumber
bisa dilaksanakan agar karakter seorang siswa nilai di pendidikan karakter.
bisa dikembangkan. Dia berpendapat, d. Tujuan dari Pendidikan Nasional
pendidikan karakter punya tiga unsur utama, Tujuan pendidikan nasional mengantongi
yakni (knowing the good) tahu akan kebaikan, beragam nilai-nilai kemanusiaan yang wajib
(loving the good) cinta pada kebaikan, (doing dipunyai oleh setiap warga negara Indonesia.
the good) melaksanakan kebaikan. Pendidikan Maka dari itu, tujuan pendidikan nasional ialah
karakter ialah bagian pokok didalam kehidupan sebagai sumber operasional untuk
bernegara serta seorang siswa yang perkembangan pendidikan karakter.
berkarakter teguh bisa menaikkan kualitas dari Nilai yang diambil dari agama,
pendidikan sebuah negara. pancasila, budaya, serta tujuan pendidikan
Dari pengertian tersebut bisa peneliti nasional ini sudah dikembangkan lagi oleh
simpulkan deskripsi dari pendidikan karakter Kemendiknas (2011) serta teriidentifikasikan
ialah upaya untuk mengembangkan serta jadi 18 nilai karakter. Kyakni seperti berikut ini:
meningkatkan kualitas karakter siswanya agar 1. Toleransi, 2.jujur, 3.religius, 4.disiplin, 5.kerja
sama dengan nilai yang diajarkan , dan jadi keras, 6.bertanggung jawab, 7.mandiri,
manusia yang tahu, mencintai serta selalu 8.demokratis, 9.rasa ingin tahu, 10. peduli
berbuat kebaikan pada, diri sendiri, sesama, lingkungan, 11.cinta tanah air, 12.menghargai
dan juga lingkungan sekitar, lalu mempraktikan prestasi, 13.komunikatif, 14.cinta damai;
dikehidupan sehari-hari. 15.suka membaca, 16.berjiwa patriotisme,
17.peduli sosial, 18.. kreatif
Nilai-nilai Karakter
Hasan memberi pendapat didalam Santosa
(2014:33-34) sumber nilai yang akan METODE PENELITIAN
dikembangkan pada pendidikan karakter
teridentifikasi dari sumber dibawah ini: Di penelitian ini memakai metode
a. Agama kualitatif, yaitu sebuah metode dengan tujuan
Dikarenakan Indonesia ini masyarakatnya mempelajari atau memahami sebuah kejadian
beragama. Maka kehidupannya selalu dalam konteks sosial, dengan cara alami yakni
berdasar dari ajaran agama yang dianut. mengutamakan interaksi yang mendalam
Secara politis, dalam berkehidupan negarapun diantara peneliti dengan kejadian yang sedang
berdasari pada nilai keagamaan. Maka dari itu diteliti, (Herdiansyah 2010:9). Peneliti memulai
penilaian pendidikan karakter harus berdasar dengan pendekatan deskriptif kualitatif yakni
dari kaidah keagamaan pula metode penelitian dengan tujuan merincikan
b. Pancasila dengan penuh serta mendalam perihal realitas
Pancasila ada di Pembukaan UUD 1945 yang sosial serta beragam kejadian yang ada di
dijabarkan didalam pasal-pasal yang ada di masyarakat. Dengan begitu sehingga
UUD 1945. Berarti, nilai yang terkandung pada terdeskripsikan setiap ciri sifat, karakter, dan
pancasila dijadikan nilai untuk mengatur model dari kejadian yang ada (Sanjaya
kehidupan hukum, politi, ekonomi, budaya, 2015:47)
kemasyarakatan, serta seni. Pendidikan Dengan memakai metode kualitatif
karakter sendiri punya tujuan untuk dikarenakan didasari pemahaman serta arti
mempersiapkan seorang siswa jadi warga dari penerapan pendidikan karakter itu sendiri.
negara yang mampu menerapkan nilai yang Lokasinya di SDN 040443 Kabanjahe, dengan
terkandung dalam pancasila dikehidupannya. subjek penelitian seluruh tenaga pengajar
c. Budaya beserta kepala sekolah.
Tidak ada seorangpun manusia yang bisa
424 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
HASIL DAN PEMBAHASAN dipakai guru serta kepala sekolah SDN 040443
Kabanjahe yakni terus mengingatkan siswa
Dari penelitian yang sudah dilaksanakan, agar berbuat kebaikan, memberikan teguran
diperoleh hasil jika: ketika siswa berbuat salah, memberi contoh
1. Nilai Karakter yang Diterapkan dalam kebaikan untuk siswa, melaksanakan
Dari 18 penilaian karakter, yang kerap rutinitas, dan memunculkan kesadaran
dilaksanakan di SDN 040443 Kabanjahe yakni setiapsiswa.
yang religius, pennilaian religius dilakukan di
aktivitas berdoa sebelum serta sesudah 4. Halangan dalam Penerapan Pendidikan
pembelajaran, saat shalat berjamaah, dan Karakter
beragam aktivitas lainnya. nilai peduli akan Ada berbagai faktor halangan bisa
lingkungan sekitar, ini dilaksanakn para siswa berpengaruh untuk karakter siswa, maka setiap
di aktivitas bersih bersama, mengumpulkan guru serta sekolah perlu tahu cara
botol bekas, membuang sampah sesuai menanganinya. Halangan yang diterima guru
jenisnya, serta tertip melakukan piket harian. SDN 040443 beserta cara menanganinya yakni
punya rasa bertanggung jawab, penilaian yang pertama dari Lingkungan yang buruk
tanggung jawab ini mereka terapkan mereka dapat menular pada karakter siswa tersebut,
punya kesalahan lalu berani untuk mengakui cara menanganinya yakni dengan memberi
kesalahan tersebut, kemudian meminta maaf siswa himbauan serta selalu mengingatkan
karena telah berbuat kesalahan. kejujuran, nilai untuk bersikap baik. Yang Kedua dari faktor
kejujuran dilaksanakan diaktivitas ujian untuk orang tua yang punya sikap acuh serta sibuk
tidak diperbolehkan menyontek teman lain. dengan urusan masing-masing, cara
kedisiplinan, nilai ini dilaksankan diaktivitas mengtasinya yakni dengan melakukan
datang sekolah selalu tepat waktu, patuh pada pertemuan kedua orang tua, supaya bisa
semua aturan dan lainnya. Nilai toleransi membahas cara yang tepat untuk
dilaksanakan pada aktivitas kerja kelompok mempraktekan pendidikan karakter kepada
dengan tidak memilih-milih teman serta tidak siswa. Yang Ketiga dikarenakan siswa cuek,
menjahili atau mengganggu teman yang acuh dan sulit dinasehati, cara mengatasinya
beribadah. Beragam Nilai karakter itu yakni dengan memberi peringatan, teguran
dipraktekkan lewat aktivitas di sekolah. serta tegas pada siswa tersebut. Yang
Keermpat faktor daru guru itu sendiri,
2. Penerapan Pendidikan Karakter kekurangan waktu untuk mengayomi siswa,
Sebuah rancangan dibutuhkan untuk maka tidak sepenuhnya siswadalam
diterapkan di pendidikan karakter suatu pengawasan guru, cara mengatasinya yakni
sekolah. Ranacangan penerapan pendidikan dengan membuat koordinasi dengan kedua
karakter yang dipakai di SDN 040443 orang tua siswa yang bersangkutan.
Kabanjahe yakni konsep rutinitas. Menurut
narasumber rutinitas dilaksanakan supaya Nilai Karakter yang Diterapkan
siswa terbiasa dengan aktivitas yang Dari data dari observasi serta
dilaksanakan di sekolah serta mampu wawancara yang sudah diperoleh, terlihat jika
diterapkan diluar lingkungan sekolahan. karakter tiap kelas di SDN 040443 Kabanjahe
Rutinitas yang dilaksanakan contohnya yakni berbeda-beda, dan terpaku pada apa yang
menyanyikan lagu wajib nasional serta berdoa diperlukan setiap guru. Pihak sekolah serta
bersama di lapangan, mengumpulkan botol guru bisa menambah ataupun mengurangi nilai
bekas setap hari selasa dan aktivitas karakter selaras dengan yang diperlukan
semacamnya sekolah itu serta hakekat materi SK-KD dan
pembahasan mata pelajaran,
3. Strategi serta Tujuan Guru ketika Penerapan (Supranoto,2015:42). Nilai karakter yang
Pendidikan Karakter terbanyak penerapannya, oleh guru SDN
Strategi itu merupakan suatu cara yang 040443 Kabanjahe yakni religus, peduli
dipakai guru ketika menerapakan pendidikan lingkungan, rasa tanggung jawab, kejujuran,
karakter untuk menggapai tujuan yang kedisiplinan, serta toleransi. Selaras apa yamg
diharapkan serta tetapkan. Strategi yang
Penerapan Pendidikan Karakter Dalam Mata Pelajaran PPKN SD 425
Gabriela Anjelika Br Sebayang
PENUTUP
REFERENCES
Dari pembahasanyang sudah
dilakukan tentang pendidikan karakter di SDN Articles in Journal Paginated by Volume
040443 Kabanjahe bisa tersimpulkan jika Dwi Santosa, Agus. (2014). Implementasi
karakter yang diperlihatkan oleh para siswa Pendidikan Karakter dalam Membangun
yakni, yang pertama religius, pennilaian religius Kemandirian dan Disiplin siswa di MTsN
dilakukan di aktivitas berdoa sebelum serta Kanigoro Kras Kab. Kediri. Didaktika
Religia. Vol.2 No.1
sesudah pembelajaran, saat shalat berjamaah,
Hasanah, Uswatun. (2016). Pola Asuh Orang Tua
dan beragam aktivitas lainnya. Yang Kedua
dalam Membentuk Karakter Anak. Jurnal
peduli akan lingkungan sekitar, ini dilaksanakn Elementary. Vol.2 No.2
para siswa di aktivitas bersih bersama, Maulana, Heri. (2016). Pelaksanaan Pendidikan
mengumpulkan botol bekas, membuang Karakter di Sekolah Alam. Jurnal Khasanah
sampah sesuai jenisnya, serta tertip melakukan Ilmu. Vol.7 No.1
piket harian. Yang Ketiga punya rasa Silitonga, Anita Shintauli, dkk (2014). Pengelolaan
bertanggung jawab, penilaian tanggung jawab Kegiatan Bimbingan dan Konseling Untuk
ini mereka terapkan mereka punya kesalahan Pembentukan Karakter Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Manajemen Pendidikan Vol.9
lalu berani untuk mengakui kesalahan tersebut,
No.1
kemudian meminta maaf karena telah berbuat
kesalahan. Yang Keempat kejujuran, nilai Books
kejujuran dilaksanakan diaktivitas ujian untuk Edited Book with an Author or Authors
tidak diperbolehkan menyontek teman lain. Ningsih, Tutuk. (2015). Implementasi Pendidikan
Yang Kelima kedisiplinan, nilai ini dilaksankan Karakter. Purwokerto: Stain Press.
diaktivitas datang sekolah selalu tepat waktu, Noelaka, Arnos dan Amalia, Grace. (2017).
patuh pada semua aturan dan lainnya. Dengan Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan
menerapkan nilai-nilai tersebut diharapkan Diri Sendiri Menuju Perubahan Hidup.
Depok: Kencana.
karakter setiap siswa bisa terbentuk sesuai
Rosidatun. (2018). Model Implementasi Pendidikan
harapan awal.
Karakter. Gresik: Caremedia
Rencana yang diterapkan sekolah Communication.
untuk pendidikan karakter yakni lewat rutinitas, Samani, Muchlas dan Hariyanto. (2014). Konsep dan
namun rencana yang dipakai oleh setiap guru Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT
SDN 040443 Kabanjahe itu bermacam-macam, Remaja Rosdakarya.
contohnya terus memberitahu siswa untuk Sanjaya, Wina. (2015). Penelitian Pendidikan jenis,
berperilaku baik, memberi hukuman jika siswa Metode, dan prosedur. Jakarta:
berbuat salah ,menjadi teladan bagi siswanya, Prenadamedia Group.
Yaumi, Muhammad. (2014). Pendidikan Karakter:
melaksanakan rutinitas dikelas, mebyadarkan
Landasan, Pilar, dan Implementasi.
siswa betapa pentingnya pendidikan karakter
Penerapan Pendidikan Karakter Dalam Mata Pelajaran PPKN SD 427
Gabriela Anjelika Br Sebayang
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah metode gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan
menceritakan kembali cerita yang di dengar anak etelah dilakukannya siklus I dan Siklus II. Populasi penelitian ini
adalah anak di TK Character and Education Center T.A 2021/2022 sebanyak 14 Orang. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas. Instrumen pengambilan data menggunakan kegiatan perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Adapaun hasil yang diperoleh pada siklus I adalah BB 0%, MB 9,52%., BSH 54,76%,
dan BSB 45,71%. Sementara itu pada siklus II hasil yang diperoleh adalah BB 0%, MB 14,29%., BSH 26,19%,
dan BSB 59,52%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode gambar
berseri memberikan sumbangan positif terhadap pengkatan kemampuan menceritakan kembali cerita yang di
dengar oleh anak.
Abstract
This study aims to see whether the serial image method can improve the ability to retell stories that have been
heard by children after the first cycle and second cycle. The population of this research is 14 children in Character
and Education Center for academic year 2021/2022 Kindergarten. This research is a classroom action research.
The data collection instrument uses planning, action, observation and reflection activities. The results obtained in
the first cycle were 0% BW, 9.52% MB, 54.76% BSH, and 45.71% BSB. Meanwhile in the second cycle the results
obtained were 0% BB, 14.29% MB, 26.19% BSH, and 59.52% BSB. Based on the results obtained in this study,
it can be concluded that the serial image method makes a positive contribution to increasing the ability to retell
stories that are heard by children.
buat anak untuk segera mendapatkan dari proses belajar hingga tahap evaluasi akan
pendidikan. Berbagai macam pengalaman mempengaruhi kegiatan belajar-mengajar.
yang didapatkan pada masa anak-anak baik itu Belajar-mengajar merupakan suatu kegiatan
dari lingkungan maupun orang-orang yang ada terstruktur yang dilakukan diawali dengan
disekitarnya akan akan mempengaruhi perencanaan, dilanjutkan dengan proses
kehidupannya(Puspitasari et al., 2019). Oleh pelaksanaan dan diakhiri dengan adanya
karenanya diperlukan adanya perhatian lebih proses evaluasi dan penentuan tindak lanjut.
dalam mempersiapkan pendidikan yang tepat Poses belajar-mengajar ini memerlukan media
buat anak sejak usia dini sehingga nantinya hal yang dapat digunakan untuk membantu
ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan kelancaran dan efektifitas pencapaian tujuan.
perkembangannya ke arah yang lebih baik. Dengan adanya bantuan media pembelajaran
Upaya nyata yang saat ini dapat dilakukan perhatian dan minat anak dalam belajar
untuk memfasilitasi tumbuh kembang anak diharapkan dapat lebih meningkat sehingga
adalah melalui pendidikan anak usia dini (Sari, nantinya proses ini akan menjadi lebih
2015). bermakna bagi anak. Media pembelajaran
Banyak aspek yang dapat dikembangkan menjadi hal penting yang tidak bisa diabaikan
pada masa anak usia dini, perkembangan dalam pengembangan system pengajaran
bahasa dalam hal ini kemampuan berbicara yang sukses(Harta et al., 2014). Guru harus
merupakan salah satu yang perlu memiliki kemampuan dalam menentukan dan
dikembangkan. Perkembangan aspek ini memilih media yang tepat dan cocok untuk
ditandai dengan mulai mampunya anak untuk setiap kegiatan belajar-mengajar yang
dapat berlatih berbicara dan mengulangi dilakukannya. Selain itu, karakter dan
berbagai ucapan yang telah pernah kemampuan peserta didik juga menjadi hal
didengarkannya sebelumnya. Bahasa penting yang perlu dipertimbangkan sebelum
berperan sebagai sarana bagi anak untuk memilih media pembelajaran yang akan
berbicara(Rahmat & Sumira, 2020). digunakan. Selain itu, akan sangat lebih bagus,
Kemampuan bahasa anak mengalami apabila seorang guru juga mampu membuat
perkembangan yang cukup cepat terutama dan mengembangkan sendiri media
pada saat berusia tahun, dimana anak pada pembelajaran yang akan digunakannya untuk
usia ini sudah mampu berbicara menggunakan kegiatan proses belajar-mengajar yang akan
bahasa sehari – hari yang telah biasa dilakukannya.
didengarkannya. Banyak media pembelajaran yang dapat
Pada usia 4 tahun anak sudah memiliki digunakan dan dipilih oleh guru, media cerita
perbendaharaan kata yang cukup banyak atau berseri menjadi salah satu pilihan menarik
sehingga mereka sudah dengan cukup lancar yang dapat digunakan(Surya, 2017). Dengan
berbicara dengan menggunakan kosakata menggunakan media ini diharapkan mampu
yang bervariasi. Pada tahap ini anak sudah memberikan daya tarik sendiri kepada anak
mampu bercerita dengan menggunakan sehingga dapat menimbulkan semangat belajar
kalimat yang sedikit lebih rumit dan kompleks. pada diri mereka yang pada akhirnya hal ini
Anak usia dini tetap memerlukan latihan dalam kemudian membuat anak mampu
berbicara menggunakan kalimat dan kata yang menginterpretasikan cerita atau gambar yang
sederhana secara tepat, hal ini bertujuan agar sudah dilihatnya sesuai dengan imajinasinya
nantinya anak mampu dan terbiasa untuk dan mampu untuk menceritakan kembali isi
menyampaikan sesuatu pendapat atau cerita dengan kata-kata dan cara mereka
pemikirannya melalui bahasa sederhana. menggunakan bahasa yang baik dan mudah
Dengan begitu, maka diharapkan nantinya hal dimengerti. Tentunya hal inilah yang
ini akan dapat meningkatkan kemampuan diharapkan oleh guru sebagai salah satu upaya
berbicaranya(Mulyani et al., 2020). mengembangkan dan meningkatkan
Perencanaan pembelajaran yang baik mulai kemampuan berbicara anak(Dewi, Rischa.
430 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Abstrak
Kompetensi dasar pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV tema 8 (daerah tempat tinggalku) siswa mampu
mencermati tokoh-tokoh cerita fiksi. Pembelajaran dilakukan dengan pendekatan pragmatik. Pendekatan
pragmatik digunakan sebagai media atau alat ukur pemahaman siswa dalam menentukan watak para tokoh cerita
fiksi. Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode diskriptif, untuk
memaparkan penilaian pemahaman siswa dalam menentukan watak para tokoh melalui makna tutur atau ujaran
tokoh. Cerita fiksi yang digunakan (1) legenda Telaga warna dari Jawa Barat, (2) asal-usul Kawah Sikidang Dieng
Jawa tengah, dan (3) hikayat Putri Pandan Berduri dari Bintan Kepulauan Riau. Subjek penelitian siswa kelas IV
SDN 250/VI Sinar Gading II, dengan jumlah siswa kelas IVa 20 orang dan siswa kelas IVb berjumlah 19 orang.
Hasil penilaian kemampuan siswa menunjukkan pada siswa kelas IVa memperoleh jumlah nilai 1545 dengan
rata-rata nilai 77,25, sedangkan di kelas IVb diperoleh hasil penilaian dengan jumlah nilai 1500 dengan
rata-rata nilai 78,94. Dengan demikian pendekatan pragmatik dapat digunakan dan efektif mengukur
kemampuan siswa dalam menentukan watak tokoh cerita fiksi.
Abstract
The basic competencies of learning Indonesian in class IV theme 8 students can observe fictional characters.
Learning is done with a pragmatic approach. The pragmatic approach is used as a medium or a measuring tool
for student understanding in determining the character of fictional characters. The research was conducted using
an approach using descriptive methods, to express students' understanding in determining the character of the
characters through speech or speech of the characters. The fictional stories used are (1) the Legend of Telaga
Warna from West Java, (2) the origin of the Sikidang Dieng Crater, Central Java, and (3) the saga of Putri Pandan
Berduri from Bintan, Riau Islands. The research subjects were fourth-grade students at SDN 250/VI Sinar Gading
II, with 20 students in class IVa and 19 students in class IVb. The assessment results showed that the fourth-grade
students got a total score of 1545 with an average value of 77.25, while the fourth-gradients obtained a total score
of 1500 with an average value of 78.94. Thus the pragmatic approach can be used and effectively measure
students' abilities in determining fictional characters.
Cerita fiksi merupakan suatu cerita mengubur sang pangeran. Sebelum meninggal
yang direkayasa berdasarkan imajinasi pangeran mengutuk sang Dewi akan memiliki
pengarang juga dapat berdasarkan fakta rambut gimbal. Sumur yang dibuat sang
(Monica et al., 2020). Beberapa macam cerita pangeran meledak dan dikenal menjadi kawah
fiksi diantaranya: Dongeng (sage, mite, sikidang (Sunyoko, 2019).
legenda, fabe, cerita jenaka), novel, dan cerita Hikayat Putri Pandan Berduri. Kisah ini
pendek (cerpen) (Hanafi, 2017). Dalam cerita diceritakan dari pulau Bintan yang didiami suku
fiksi terdapat pemeran atau tokoh, tidak hanya laut atau suku sampan yang dipimpin seorang
manusia namun dapat siapa saja atau apa Batin yang gagah bernama Batin Lagoi. Batin
yang sedang diceritakan (Fitri Dwi Mahardika, Lagoi menemukan seorang bayi perempuan di
2018). sebuah semak tepian pantai, kemudian
Tokoh fiksi memiliki peranan, karakter dijadikan anak angkat. Putri tersebut diberi
atau watak yang beragam, sehingga dapat nama Putri Pandan Berduri yang tumbuh
dibagi menjadi tiga yaitu; (1) tokoh utama dewasa yang sangat cantik, sopan dan santun.
(protagonis), sebagai figur atau tokoh yang Batin Lagoi bercita-cita menjodohkan putrinya
sering muncul atau dibicarakan, memiliki watak dengan anak seorang Batin atau Megat. Di
baik, dan menjadi idola bagi pembacanya, (2) pulau berbeda yaitu pulau Galang yang
tokoh penantang (antagonis) figur kedua yang dipimpin seorang Megat yang perkasa dengan
menantang dalam cerita, berwatak jahat dua orang putranya. Putra pertama bernama
sehingga banyak dibenci pembaca, dan (3) Julela dan yang kedua Jenang Perkasa. Julela
tokoh penengah atau pembantu (tritagonis) mejadi pengganti ayahnya, namun menjadi
sebagai figur penengah antara tokoh utama sobong dan tak peduli dengan adiknya. Jenang
dan penantang, berwatak baik namun Perkasa tidak tahan dengan perlakuan
beberapa cerita menjadi tokoh jahat (Samad, kakaknya, lalu memilih pindah ke pulau BIntan.
2022). Wajah rupawan, sikap sopan dan tutur yang
Legenda Telaga warna dari Jawa Barat santun Jeneng Perkasa menarik simpati Batin
mengisahkan raja Sunarwalaya dengan Lagoi dan akhirnya dijodohkan dengan
permaisuri Purbanamah. Sang raja dan anaknya yaitu Putri Pandan Berduri. Akhir
permaisuri tidak kunjung memiliki keturunan. cerita Putri Pandan Berduri hidup bahagia
Dikisahkan raja bertapa di hutan yang lebat dengan Jenang Perkasa (Leoni et al., 2020).
dengan kesabaran dan doa akhirnya sang Cerita fiksi yang telah dipaparkan di
permaisuri dianugerahi seorang putri cantik atas terdapat beberapa tokoh. Dari tutur tokoh
bernama Putri Gilang Rukmini. Namun karena dapat diidentifikasikan watak tokoh, yaitu: baik,
dimanjakan sang putri tumbuh dengan karakter jahat, ramah, kasar, dan sebagainya. Muatan
yang tidak baik (Suhaemi, 2016). tersebut terdapat pada kompetensi dasar (KD)
Asal-usul Kawah Sikidang Dieng mencermati tokoh-tokoh pada cerita fiksi mata
merupakan legenda dari dataran tinggi Dieng pelajaran bahasa Indonesia tema 8 (daerah
Jawa Tengah. Dihikayatkan pengeran bernama tempat tinggalku) (Mahmudah et al., 2020).
Kidang Garungan yang sedang jatuh cinta Guru kelas IV melaksanakan
kepada seorang putri yang sangat bernama pembelajaran dengan pendekatan pragmatik.
Shinta Dewi. Sang pangeran mengirim utusan Pendekatan pragmatik untuk mengukur
untuk melamar sang Dewi dengan berapapun kemampuan siswa dalam mencermati tokoh-
mas kawin yang diminta. Sang Dewi menerima tokoh pada cerita fiksi mata pelajaran bahasa
pinangan sang pangeran. Namun ketika akan Indonesia berdasarkan tutur tokoh. Pada setiap
menikah sang Dewi menolak setelah tutur para tokoh tersirat makna dan
mengetahui wujud pangeran manusia yang melambangkan karakter atau watak dari tokoh
berkepala kijang. Dewi menolak dengan cara tersebut. Tutur yang akan dijadikan sebagai
halus yaitu meminta pangeran untuk membuat ukuran kemampuan siswa dalam menentukan
sumur untuk warga. Dalam pembuatan sumur watak tokoh cerita fiksi diambil dari cerita yang
harus dilakukan sendiri oleh sang pangeran. berkembang di masyarakat Indonesia. Tutur
Ketika pangeran menggali sumur cukup dalam tokoh dapat dilihat pada tabel 2 berikut:
sang Dewi memerintah para punggawa untuk
Efektifitas Pendekatan Pragmatik Untuk Mengukur Kemampuan Siswa Dalam 439
Menentukan Watak Tokoh Cerita Fiksi Bahasa Indonesia Kelas IV SDN 250/VI Sinar
Gading II
Agung Wibowo1*, Elly Prihasti W2, dan Mara Untung Ritonga3
Tabel 2. Tutur Tokoh Cerita Fiksi beberapa tutur tokoh tersebut guru melakukan
penilaian terhadap kemampuan siswa kelas IV.
Tutur Tokoh Watak Sebelum dilakukan penilaian terhadap siswa,
Tokoh guru memberikan penjelasan terkait dan siswa
"Anakku, Gilang Rukmini. Baik membaca secara bergantian sementara yang
Kegembiraan warga kerajaan atas lain menyimak. Sehingga siswa dapat
usiamu menginjak dewasa, mereka memahami watak tokoh cerita fiksi dari tutur
memberimu hadiah pakailah kalung atau ujuran yang tokoh ucapkan.
ini sebagai ungkapan sayang Berdasarkan penilaian yang dilakukan
mereka padamu. Pakai nak agar guru, dipeoleh nilai kemampuan siswa dengan
mereka melihat engkau menerima kategori baik. Dilihat dari rata-rata nilai kelas
dengan gembira," ujar Raja IVa dan IVb telah mencapai kreteria
Sunarwalaya. ketuntasan. Sehingga terbukti jika pendekatan
"jelek sekali kalung ini! Aku tidak Tidak pragmatik dalam bahasa Indonesia efektif
suka," kata Putri Gilang Rumini Baik dalam mengukur kemampuan siswa. Hasil
"kenapa kau lakukan itu putriku," Baik tersebut diperoleh dengan adanya motivasi
ujar Permaisuri Purbanamah siswa kelas IV terhadap cerita fiksi dimana
dengan menangis. mereka cenderung meniru tokoh dalam cerita
"Kanda ada satu syarat lagi untuk Tidak (Mustika Dewi, 2017). hal tersebut juga
meminangku. Daerah ini Baik berdasarkan tutur yang berkembang
kekurangan air bersih. Dinda mau dilingkungan tempat tinggal siswa dengan tutur
Kanda membuatkan sumur dalam sederhana, sopan dan santun sebagaimana
waktu semalam. Sumur itu harus komunikasi penduduk desa (Erawati et al.,
jadi ditangan kanda sendiri," kata 2019)
Shinta Dewi
"Baiklah Dinda Dewi, Kanda akan Baik PENUTUP
memenuhi apapun permintaanmu,"
ujar pangeran Kidang Garungan. Pendekatan pragmatik memiliki dua
"hai Jenang! Kelak aku akan Tidak fungsi yakni sebagai media ajar maupun bahan
menjadi batin di kampung ini, maka Baik atau materi ajar. Pendekatan pragmatik pada
kamu harus patuh dengan tokoh cerita fiksi menggambarkan watak tokoh
perintahku, jika tidak kau akan ku diidentifikasi berdasarkan tutur tokoh. Watak
usir dari kampung ini," kata Julela tokoh cerita fiksi digunakan sebagai alat ukur
kepada adiknya. pemahaman siswa kelas IV SDN 250/VI Sinar
"Wahai Jenang Perkasa! Aku Baik Gading II. Hasil penilaian menunjukkan bahwa
terkesan akan sopan santunmu, siswa kelas IV memiliki kemampuan baik dalam
apakah engkau mau menjadi suami menentukan watak tokoh dengan pendekatan
dari anakku, Putri Pandan Berduri," Pragmatik Bahasa Indonesia pada tema 8.
tanya Batin Lagoi Saran bagi penelitian tindak lanjut untuk
"Dengan Segala Kerendahan hati, Baik dapat menggunakan pendekatan pragmatik
saya bersedia menerima putri tuan pada materi bahasa Indonesia yang lain
sebagai Istri saya," jawab Jenang dengan lebih kreatif dan inovatif. Pembelajaran
Perkasa yang dilakukan dengan pendekatan ini dapat
Sumber: (TIM Praktis, 2022). dikaitkan dengan kearifan lokal berkaitan
dengan cerita fiksi yang berkembang di
Tutur para tokoh cerita fiksi pada tabel masyarakat dengan harapan pembelajran lebih
2, dapat digunakan untuk mengidentifikasi kontekstual.
watak para tokoh. Tutur tokoh menyiratkan
maksud atau ungkapan gambaran watak
karakteristik tokoh cerita fiksi. Dengan acuan
440 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
* E-mail :auliarahman2102@gmail.com
Abstrak
Kemampuan menulis merupakan salah satu keterampilan dasar yang harus dikuasai siswa sebagai kebutuhan
sehari-hari. Pada pendidikan dasar, siswa dilatih oleh guru untuk terampil membaca, menulis dan berbicara
disekolah, dirumah, dan dilingkungan masyarakat. Kemampuan menulis siswa dalam menulis dialog sederhana
masih tergolong rendah pada materi penulisan dialog sederhana. Disamping itu, masih rendahnya pengetahuan
dan innovasi guru sekolah dasar dalam menggunakan model dan media pada pendidikan Bahasa Indonesia.
Peneliti merasa bahwa masalah ini merupakan masalah yang serius dan perlu dilakukan perbaikan untuk
pembelajaran yang lebih baik dimasa mendatang. Adapun permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan
Bagaimana meningkatkan kemampuan siswa kelas kelas V SDN 101927 Sekip Lubuk Pakam terhadap
keterampilan penulisan dialog sederhana dengan menggunakan model picture and picture dan metode
demonstrasi? Penelitian ini dilakukan dengan melalui observasi atau pengamatan yang dilaksanakan di kelas V
SDN 101927 Sekip Lubuk Pakam dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia tentang penulisan dialog sederhana dengan menggunakan model Picture
and picture dan metode demonstrasi menunjukkan peningkatan yang signifikan, yang ditunjukkan dengan
meningkatnya keterampilan menulis siswa dari prasiklus dengan presentase ketuntasan 50%. Pada siklus 1
memperoleh presentase ketuntasan 70% dan pada siklus 2 mengalami peningkatan dengan presentase
ketuntasan 90%. Dengan demikian penggunaan model picture and picture dan metode demonstrasi efektif
terhadap keterampilan siswa dalam menulis dialog sederhana.
Abstract
Writing ability is one of the basic skills that must be mastered by students as a daily necessity. In basic education,
students are trained by teachers to be skilled at reading, writing, and speaking at school, at home, and in the
community. The students' writing ability in writing simple dialogues is still relatively low in the material for writing
simple dialogues. In addition, the knowledge and innovation of elementary school teachers in using models and
media in Indonesian language education are still low. Researchers feel that this problem is serious and needs to
be improved for better learning in the future. The problems in this research can be formulated. How to improve the
ability of fifth grade students at SDN 101927 Sekip Lubuk Pakam towards simple dialogue writing skills using
picture and picture models and demonstration methods? This research was conducted through observation or
observations carried out in class V SDN 101927 Sekip Lubuk Pakam with a total of 20 students. The results of this
study can be concluded that learning Indonesian about writing simple dialogues using the Picture and picture
model and demonstration method shows a significant improvement, which is indicated by the increase in students'
writing skills from pre-cycle with a 50% completeness percentage. In the first cycle, the percentage of
completeness was 70% and in the second cycle, the percentage of completeness was 90%. Thus, the use of
picture and picture models and demonstration methods is effective for students' skills in writing simple dialogues.
Desi Murniati Siregar1*, Elly Prihasti W2, dan Mara Untung Ritonga3
1 TKNegeri 1 Air Merah Kampung Rakyat
2,3 Universitas Negeri Medan
* E-mail: desimurniatisiregar79@gmail.com
Abstrak
Kosakata merupakan bagian terpenting pada komunikasi anak. Pembelajaran kosakata Bahasa Indonesia pada
anak TK masih terpengaruh dengan bahasa daerahnya. Sehingga guru melakukan upaya untuk meningkatkan
kemampuan pengenalan pada anak TK kosakata Bahasa Indonesia. Metode yang digunakan adalah Penelitian
Tindakan dengan pendekatan kualitatif. Subjek adalah siswa di kelompok B TK Negeri 1 Air Merah Kampung
Rakyat dengan jumlah 15 siswa, yang terdiri 9 laki - laki, dan 6 perempuan. Lokasi penelitian adalah tempat
peneliti bertugas, yaitu di sekolah TK Negeri 1 Air Merah Kampung Rakyat Kecamatan Kampung Rakyat Labuhan
batu Selatan. Media yang digunakan yaitu kartu bergambar anak menyanyi dan bercerita. Pelaksanaan tindakan
perbaikanpembelajaran diperoleh hasil penilaian pada siklus I keseluruhan anak terlihat berkembang sangat baik
ada 2 orang, 1 orang berkembang sesuai hasil, 7 orang mulai berkembang dan 5 orang terlihat belum bekembang.
Sedangkan pada siklus II diperoleh hasil penilaian anak yang berkembang sangat baik 8 orang, berkembang
sesuai hasil 5 orang dan yang belum berkembang ada 2 orang.
Abstract
Vocabulary is the most important part of children's communication. Learning Indonesian vocabulary in kindergarten
children is still influenced by the local language. So that teachers make efforts to improve the introduction of
Indonesian vocabulary in kindergarten children's vocabulary. The method used is Action Research with a
qualitative approach. The subjects were students in group B of TK Negeri 1 Air Merah Kampung Rakyat with a
total of 15 students, consisting of 9 boys and 6 girls. The research location is the place where the researcher
works, namely at the Air Merah 1 TK Negeri 1 Air Merah Kampung Rakyat Sub-district, South Labuhan Batu
Village. The media used were picture cards of children singing and telling stories. The implementation of corrective
learning actions obtained the results of the assessment in the first cycle, the overall children looked very well
developed, there were 2 people, 1 developed according to the results, 7 people began to develop and 5 people
looked undeveloped. While in the second cycle, the results of the assessment of children who developed very well
were 8 people, developed according to the results of 5 people and 2 people who had not developed.
Bagaimana cara Meningkatkan Pembelajaran minat dan imajinasi anak melakukan kegiatan,
Kosakata Bahasa Indonesia Melalui Permainan 2) alat peraga dan media yang digunakan lebih
Kartu Bergambar di Kelompok B TK Negeri 1 menarik berbentuk peraga langsung sehingga
Air Merah Kampung Rakyat Tahun Pelajaran memotivasi anak untuk melakukan kegiatan, a)
2021/2022. pengaturan kelas dan kelompok dalam
kegiatan perbaikan ini direncanakan dan lebih
METODE PENELITIAN ditata sedemikian rupa, b) pemberian umpan
balik yang menunjukkan penghargaan hasil
Subyek penelitian ini dilakukan pada penalaran anak tentang kosa kata bahasa
siswa di kelompok B TK Negeri 1 Air Merah Indonesia lebih baik dan menimbulkan rasa
Kampung Rakyat dengan jumlah 15 siswa, ingin tahu anak akan kosa kata bahasa
yang terdiri 9 laki - laki, dan 6 perempuan. Indonesia tersebut.
Lokasi penelitian adalah tempat peneliti
bertugas, yaitu di sekolah TK Negeri 1 Air Langkah – langkah perbaikan: (1) guru
Merah Kampung Rakyat Kecamatan Kampung mengajak anak bersama – sama berbasis,
Rakyat Labuhan batu Selatan Tahun Pelajaran berjalan maju pada garis lurus dan melakukan
2021/2022. Waktu penelitian adalah waktu kegiatan motorik lainnya sambil menunjukkan
berlangsungnya penelitian atau saat penelitian kartu bergambar dan mengucapkannya dengan
ini dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan kosa kata bahasa Indonesia, (2) anak – anak
mulai bulan Maret sampai dengan April mendengarkan dan mengucapkan pengenalan
semester II 2021/2022. Berikut ini ditampilkan kosa kata bahasa Indonesia melalui kartu
desain prosedur perbaikan pembelajaran pada bergambar, (3) guru mengerahkan anak untuk
sekolah TK Negeri 1 Air Merah Kampung dapat mengenal kartu bergambar dan
Rakyat Langkah – langkah dalam melakukan mengucapkannya (menyebutkannya) kosa
PTK dapat digambarkan sebagai berikut: kata bahasa Indonesia dengan benar, dan (4)
penilaian guru atas kegiatan anak menjadi
umpan balik bagi pembalajaran yang dilakukan.
pembelajaran ini adalah: 1) kegiatan permainan Penguasaan Kosakata Melalui Kartu Huruf
kartu bergambar sebaiknya dilakukan dengan Bergambar Siswa Kelas Ii Sdn 5 Soni. Jurnal
perancanaan yang lebih baik dan sesuai Kreatif Tadulako Online Vol., 4(8), 292–313.
https://media.neliti.com/media/publications/11
dengan tingkat kemampuan serta
9169-ID-peningkatan-kemampuan-
perkembangan usia anak, 2) hasil yang melalui
penguasaan-kosakat.pdf
proses kegiatan pembelajaran yang lebih baik Pido, N. T., & Suadi, N. (2021). Penggunaan Media
dan sesuai dengan tingkat kemampuan serta Kartu Gambar dalam Kegiatan Bercakap-
perkembangan usia anak, 3) bentuk cakap bahasa Inggris Anak Usia Dini di TK
pelaksanaan untuk kegiatan belajar sambil Mawar Bolaang Mongondow Selatan. ECIE
bermain dipadukan dengan bernyanyi dan Journal: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia
bercerita agar timbul imajinasi anak. Din, 02(2), 55–62.
Putu Jessica Dewi Anggraeni, I Nyoman Sedeng, A.
A. P. P. (2019). Media Kartu Bergambar
Sebagai Media Pengajaran Dalam
REFERENCES
Meningkatkan Keterampilan Membaca Pada
Kelompok Belajar B Anak Usia 5-6 Tahun Di
Abdullah, R. (2016). Pembelajaran Dalam Perspektif
Tk Bali Kiddy. Litera Jurnal Bahasa Dan
Kreatifitas guru Dalam Pemanfaatan Media
Sastra, 5(2), 46–57.
Pembelajaan. Lantanida Journal, Vol. 4 No. 1,
Sadiana, M. (2016). Metode, Penerapan Bermain, B
2016, 4(1), 16–17.
C M Mengembangkan, Untuk Sosial,
Asrori, M. (2017). Penelitian Tindakan Kelas. CV.
Kecerdasan Sosial Emosional Anak Usia Dini.
Wacana Prima.
15(2), 9–16.
Edison, M. A., Rosita, D., & Kusrini, N. (2019).
Silfana, E. (2018). Meningkatkan kosa kata anak
Aplikasi Luvlingua dalam Meningkatkan
usia 4-5 tahun melalui bermain tebak kata.
Kosakata Bahasa Prancis Pada Siswa Kelas
Yaniawati, P. (2020). Penelitian Studi Kepustakaan.
XI SMK Kridawisata Bandarlampung. Jurnal
Penelitian Kepustakaan (Liberary Research),
Pendidikan Bahasa Prancis, vol 2(1), 13.
April, 15.
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/PRANA
LA/article/view/19023
Hadi, W., Wuriyani, E. P., Yuhdi, A., & Agustina, R.
(2022). Desain Pembelajaran Diferensiasi
Bermuatan Problem Based Learning ( Pbl )
Mendukung Critical Thinking Skill Siswa Pada
Era Kenormalan Baru Pascapandemi Covid-
19. 11(1), 56–68.
Jon Rizki Dolok Saribu, Septi Ayu Hazanah, Supitri,
dan E. P. W. (2021). UPAYA
PENGEMBANGAN PROFESIONALISME
GURU BAHASA INDONESIA DI MASA
DEPAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
PICTURE AND PICTURE. Prosiding Seminar
Nasional PBSI-IV, 6.
Karo-Karo, I. R. (2018). Manfaat Media Dalam
Pembelajaran. Axiom, VII, 91–96.
Lestariningrum, A., & Wijaya, I. P. (2014).
Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak
Usia Dini Melalui Media Panggung Boneka
Tangan. Nusantara of Research, 1(1), 12–18.
Moeliono, A. (2011). Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesiah. 3, 486.
Novita, L., Sukmanasa, E., & Yudistira Pratama, M.
(2019). Indonesian Journal of Primary
Education Penggunaan Media Pembelajaran
Video terhadap Hasil Belajar Siswa SD. ©
2019-Indonesian Journal of Primary
Education, 3(2), 64–72.
Nurjannah. (2019). Peningkatan Kemampuan
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
Abstrak
Penelitian ini untuk mengukur atau menilai peningkatan penuturan fonem berdasarkan pemerolehan bahasa
siswa. Penilaian menggunakan media kartu dialog untuk menilai fonem [a], [i], dan [r]. metodr yang digunakan
kuantitatif diskriptif. Subjek siswa kelas III siswa SD Negeri 056587 Pantai Sampah pada tema 6 energi dan
perubahannya. Jumlah subjek 20 siswa. Instrumen yang digunakan dengan observasi pencatatan langsung.
Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa pemerolehan dan perkembangan bahasa siswa SD Negeri 056587
Pantai Sampah dipengaruhi oleh bahasa ibu yaitu bahasa melayu sehingga mempengaruhi penuturan [a], [i], dan
[r]. Dari pencatatan dan analisis siswa sangat sulit menguatkan fonem [r] pada dialog dan tetap bunyi r lemah
dalam setiap penuturan. Namun terlihat beberapa siswa meningkatkan pada dialog fonem [a], [e], dan [r] dengan
persentase berurutan 75%, 85%, dan 45%. Membuktikan dalam penilaian menggunakan kartu dialog terhadap
fonem [r] – r sulit ditingkatkan dalam proses percakapan pada siswa kelas III SD Negeri 056587 Pantai Sampah.
Kata kunci: Pengukuran, pengaruh bahasa melayu, kartu dialog, Sekolah dasar.
Abstract
This study is to measure or assess the increase in phoneme speech based on students' language acquisition.
Assessment uses dialogue card media to assess phonemes [a], [i], and [r]. the method used is descriptive
quantitative. The subject of the third-grade students of SD Negeri 056587 Garbage Beach on theme 6 energy and
its changes. The number of subjects is 20 students. The instrument used is direct recording observation. Based
on the research, it was concluded that the acquisition and development of the language of the students of SD
Negeri 056587 Pantai Sampah are influenced by the mother tongue, namely Malay so that it affects the speech of
[a], [i], and [r]. From the recording and analysis of students, it is very difficult to strengthen the phoneme [r] in the
dialogue, and still the sound of r is weak in every utterance. However, it was seen that some students improved
on the dialogue of phonemes [a], [e], and [r] with a percentage of 75%, 85%, and 45% respectively. It is proven
that in the assessment using dialogue cards the phoneme [r] – r is difficult to improve in the conversion process in
third-grade students at SD Negeri 056587 Pantai Sampah.
Pendidikan berbahasa Indonesia pada tutur siswa kelas III SD Negeri 056587 Pantai
pendidikan dasar, lebih lazim disebut dengan Sampah.
“huruf” namun dasarnya yaitu “fonem” (Sahril,
2018). Keduanya memiliki makna yang METODE PENELITIAN
berbeda sehingga dalam belajar perlu
penyesuaian agar belajar lebih efektif. Maka Pada penelitian yang dilakukan
dari itu, agar pengukuran suatu lafal tutur dapat menggunakan metode kuantitatif (Sari, 2020).
dicapai maka intonasi dan pelafalan bahasa Melalui metode kuantitatif ini akan
pada setiap berbahasa dengan fonem baku dideskripsikan faktor-faktor yang memberi
perlu penyesuaian. Penyesuaian pada fonem pengaruh terhadap perkembangan fonologi
bahasa indonesia yang baku ditingkatkan dan pada siswa kelas III SD Negeri 056587 Pantai
bahasa daerah untuk dikurangi (Sahril, 2018). Sampah. Subjek adalah siswa kelas III pada
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia penelitian ini berjumlah 22 orang siswa.
online (2022) diartikan fonologi merupakan Penelitian ini melakukan perbaikan tutur pada
salah satu cabang ilmu lingustik tentang siswa dengan Media yang digunakan adalah
penyelidikan terhadap lafal bahasa dan kartu dialog (Hersusanti, 2014). Adapun
kegunaannya. Kridalaksana et al (2009) sumber data diperoleh melalui observasi dan
menuturkan didalam kamus linguistik, fonologi pencatatan langsung (Iryana, 2018). Hasil
merupakan cabang linguistik untuk observasi dan pencatatan langsung akan
mengidentifikasi kesesuaian fungsi diperoleh data. Data tersebut kemudian
berdasarkan bunyi pelafalannya. Maka fonologi ditranskripsikan, dan dianalisis (Hardiayanti,
diketahui sebagai sebuah rangkaian bunyi 2019). Data digunakan untuk mendiskripsikan
dalam bahasa Indonesia atau dengan kata lain pencapaian peningkatan tutur siswa kelas III
fonologi merupakan ilmu tentang lafal bahasa. pada dialog percakapan tema 6 energi dan
Mukalel menuturkan bahwa anak memperoleh perubahannya.
bahasa pertamanya sebelum mereka duduk di
bangku sekolah (Chairunnisa, 2018). Bahasa HASIL DAN PEMBAHASAN
pertama anak diperoleh dengan tidak
Hasil pengukuran kemampuan siswa
direncanakan serta diperoleh secara spontan
dengan menggunakan kartu dialog pada siswa
(Mislikhah, 2019).
kelas III SD Negeri 056587 Pantai Sampah
Pemeroleh bahasa pertama anak secara
kecamatan Bahorok Kabupaten
alami. Anak memperkokoh bahasa pertama
Langkat diuraikan dan dibahas sebagai
mereka dengan anggapan kebutuhan primer
berikut.
untuk dapat menjalin komunikasi efektif antara
anak dan orang tua (Jon Rizki Dolok Saribu,
HASIL
Septi Ayu Hazanah, Supitri, 2021). Adapun
Hasil penilaian terhadap kemampuan
urutan pemerolehan bahasa anak yang
perkembangan peningkatan fonologi atau tutur
pertama pada tahap awal melalui komunikasi
pada siswa kelas III SD diperoleh dengan
dan interaksi keluarga, dengan orang tua,
langkah berikut: guru membagi siswa
teman sebaya. Kedua pemerolehan bahasa
berpasangan dua-dua secara acak. Guru
anak di sekolah dikarenakan interaksi pada
memberikan kartu dialog secara acak. Guru
teman sepermainan dalam satu daerah, dan
mempersilahkan siswa secara berpasangan
ketiga diperoleh secara alami dalam tindak
tampil kedepan dan melakukan kartu dialog.
tutur bahasa di masyarakat. Sehingga di
Siswa yang lain memperhatikan kelompok
rumusan masalah terkait kajian ini (1) apakah
siswa yang sedang tampil dan mengamati.
dialek melayu memiliki pengaruh terhadap
Guru mencatat hasil tutur siswa secara teliti.
perkembangan bahasa siswa kelas III SD
Kelompok lain di berikan penguatan dalam
Negeri 056587 Pantai Sampah. (2) apakah
penuturan dialog. Setelah seluruh siswa tampil
dengan kartu dialog dapat menilai peningkatan
berpasangan dan data hasil pencatatan nilai
456 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Dialog merupakan kartu yang di – r. Dari pencatatan dan analisis siswa sangat
dalamnya disusun percakapan dengan tujuan sulit menguatkan fonem [r] pada dialog dan
tertentu. Sebagaimana penelitian Hersusanti tetap bunyi r lemah dalam setiap penuturan.
(2014) bahwa dengan kartu dialog dapat Namun terlihat beberapa siswa meningkatkan
meningngkatkan hasil belajar. Senada fonem [a], [e], dan [r] dengan persentase
penelitian di atas oleh Sakila (2019) bahwa berurutan 75%, 85%, dan 45%. Membuktikan
media dialog meningkatkan keterampilan dalam penilaian fonem [r] – r sulit ditingkatkan
menyimak siswa. Hal serupa dilakukan oleh dalam proses percakapan menggunakan kartu
Nadih (2019) bahwa dengan kartu dialog dialog pada siswa kelas III SD Negeri 056587
meningkatkan keterampilan membaca siswa. Pantai Sampah.
Maka dari hasil uji empiris yang dilakukan para Lenneberg menuturkan perkembangan
peneliti terkait kartu dialog efektif meningkatkan bahasa seorang anak berkembang sejalan
belajar siswa. dengan biologis alami anak tersebut. Anak
Hasil observasi diperoleh data bahwa tidak akan mampu dipaksa untuk menuturkan
hal yang mempengaruhi terhadap fonem yang suatu fonem atau lafal jika secara biologis
diucapkan anak sangat dipengaruhi oleh mereka belum terpenuhi. (Adriana, 2008).
pengaruh bahasa ibu anak yaitu bahasa Pengaruh utama pada fonologi seorang anak
melayu. maka dari itu dilakukan penilaian atau akibat fonologi ibu dan penuturan bahasa
pengukuran terhadap peningkatan tutur siswa masyarakat sekitar anak. Hasil kajian
terhadap pengucapan atau penuturan fonem berdasarkan observasi dan data yang
[e], [i], dan [r] dalam dialog berpasangan dikumpulkan bahwa sifat atau fonem anak
dengan media kartu dialog. diperoleh dari hasil duplikasi bahasa tutur
Beberapa langkah-langkah perencanaan (immitative speech) (Nurbaya & Mujinem,
penilaian yang dilakukan, diantaranya: 1997).
menentukan dialog sesuai tema yaitu tema 6
energi dan perubahannya; membuat dialog PENUTUP
berpasangan pada kartu dialog dengan
mencantumkan fonem [a], [i], dan [r], dengan Fonologi atau fonem merupakan bagian
asumsi komposisi yang sama; membuat tabel dari ilmu lingusitik yang mengidentifikasi dan
pencatatan terhadap tutur siswa. menyelidiki intonasi lafal bunyi dari bahasa
Kartu dialog dibuat sebanyak tiga kartu seseorang.dari proses pemerolehan setiap
berpasangan. Tiap kartu berisi dialog individu memiliki fonem yang berbeda dan
bertemakan energi. Tiap dialog memuat fonem bervariasi. Fonem memiliki ciri dan fungsi
[a], [i], dan [r]. Tahap pelaksanaan, guru terhadap perbedaan makna pada setiap tutur.
memberikan contoh dan penguatan fonem Fenom yang dituturkan namun tidak memiliki
pada dialog. Guru memberi penekanan fonem perbedaan arti dikenal dengan alofon seperti
[a], [i], dan [r]. tahap tindakan guru dilakukan pada kata makan. Kajian bunyi memiliki lafal
sebagai berikut; (1) siswa dibagi berpasangan atau intonasi yang umum dan bersifat
secara acak atau undian, (2) nomor terbesar fungsional. Fungsional pada fonem memiliki arti
maju terlebih dahulu, (3) siswa memilih kartu variasi setiap fonem dalam berbahasa
dialog boleh secara acak atau berurutan, (4) Indonesia suatu bunyi agresif. Fonologi
siswa yang lain menyimak, (5) guru mencatat berpengaruh kepada pembentukan huruf vokal,
pebuturan kelompok yang tampil. konsonan, diftong, dan kluster. Maka dari itu,
Kelompok secara berpasangan fonemisasi itu memiliki tujuan diantaranya: (1)
melakukan dialog. Setiap penuturan yang sebagai penentuan kerangka fonem dalam
diucapkan siswa dicatat oleh guru. Hasil bahasa, dan (2) sebagai pembuat ortografi
menunjukkan dalam dialog siswa terdapat tutur lebih praktis dalam ejaan bahsa yang
bahasa daerah yang sangat kuat. Hal tersebut digunakan.
menyebabkan penuturan [a] – e, [i] – e, dan [r] Berdasarkan penelitian disimpulkan
bahwa pemerolehan dan perkembangan
458 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
bahasa siswa SD Negeri 056587 Pantai The Humanities Of Indonesia, 11(2), 339–
Sampah dipengaruhi oleh bahasa ibu yaitu 342.
bahasa melayu sehingga mempengaruhi Mahmud, T. (2018). Pengaruh Bahasa Daerah
penuturan [a], [i], dan [r]. Dari pencatatan dan Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia
analisis siswa sangat sulit menguatkan fonem Secara Bersamaan Pada Siswa Di Sekolah
[r] pada dialog dan tetap bunyi r lemah dalam Smpn 1 Geulumpang Baro Kabupaten Pidie.
Seminar Nasional Pendidikan Dasar, 302,
setiap penuturan. Namun terlihat beberapa
82–87.
siswa meningkatkan fonem [a], [e], dan [r]
Https://Repository.Bbg.Ac.Id/Handle/707%0
dengan persentase berurutan 75%, 85%, dan arepository.Bbg.Ac.Id/Handle/707
45%. Membuktikan dalam penilaian fonem [r] –
r sulit ditingkatkan dalam proses percakapan Mislikhah, S. (2019). Pemerolehan Bahasa Kedua
Pada Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak
menggunakan kartu dialog pada siswa kelas III
Dewi Masyithoh I Kraton Kencong Jember.
SD Negeri 056587 Pantai Sampah. Sastranesia: Jurnal Program Studi
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia,
REFERENCES 6(4), 1.
Https://Doi.Org/10.32682/Sastranesia.V6i4.9
Adriana, I. (2008). Memahami Pola Perkembangan 61
Bahasa Anak Dalam Konteks Pendidikan.
Jurnal Sekolah Tinggi Islam, Agama Nadih, M. (2019). Mengembangkan Kemampuan
Pamekasan, Stain., 3(1), 107–228. Berbicara Siswa Menggunakan Media Kartu
Gambar. 1–6.
Chairunnisa, C. (2018). Pemerolehan Bahasa Pada
Bayi Dan Anak. Cakrawala Dini: Jurnal Naelofaria, S. (2017). Pendekatan Alamiah Dalam
Pendidikan Anak Usia Dini, 9(2), 125–137. Pembelajaran Bahasa Indonesia Tingkat
Https://Doi.Org/10.17509/Cd.V9i2.13964 Sekolah Dasar. Basastra, 6(2), 124–134.
Farida, N., & Mujianto, G. (2021). Fenomena Bahasa Noermanzah. (2019). Bahasa Sebagai Alat
Resmi Dalam Domain Pendidikan. Fon: Komunikasi, Citra Pikiran, Dan Kepribadian.
Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa
Indonesia, 17(1), 14–24. (Semiba) 2019, 306–319.
Https://Doi.Org/10.25134/Fon.V17i1.4191 Nurbaya, S., & Mujinem. (1997). Pemerolehan
Hardiayanti, F. (2019). Alat Permainan Edukatif Bahasa Anak Dan Peranan Orang Tua. In
Scrabble Untuk Meningkatkan Kemampuan Cakrawala Pendidikan No.3 (P. 54).
Membaca Permulaan Anak Kelompok B. Sahril. (2018). Proses Perubahan Fonem Dalam
Jurnal Golden Age, 3(01), 17–29. Teks Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas
Hersusanti, D. (2014). Penggunaan Media Kartu Vii Sekolah Menengah Pertama Kajian
Dialog Dalam Pembelajaran Bahasa Morfofonemik. Makassar: Universitas Negeri
Indonesia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Makassar, 53(9), 1689–1699.
Siswa Di Sd. Jurnal Khatulistiwa, 3(8), 5–24. Sakila. (2019). Penggunaan Media Audio Visual
Iryana. (2018). Teknik Pengumpulan Data Metode Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kualitatif. Osf, 4(1), 56–79. Pada Pembelajaran Mendengarkan Dialog
Interaktif Siswa Kelas Ix. Kibas
Jon Rizki Dolok Saribu, Septi Ayu Hazanah, Cenderawasih, 16(2), 119–135.
Supitri, Dan E. P. W. (2021). Upaya
Pengembangan Profesionalisme Guru Sari, M. (2020). Penelitian Kepustakaan (Library
Bahasa Indonesia Di Masa Depan Melalui Research) Dalam Penelitian Pendidikan Ipa.
Model Pembelajaran Picture And Picture. Natural Science: Jurnal Penelitian Bidang
Prosiding Seminar Nasional Pbsi-Iv, 6. Ipa Dan Pendidikan Ipa, 6(1), 41–53.
Kemdikbud, P. B. (2022). Kamus Besar Bahasa Yuliana, R. (2020). Pemerolehan Bahasa Indonesia
Indonesia (Kbbi) Online. Sebagai Bahasa Kedua Pada Siswa Thailand
Https://Kbbi.Web.Id/Belajar Di Ma Nurul Islam Jember. Belajar Bahasa:
Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan
Kridalaksana, H., Utama, P., & Suratminto, L. (2009). Bahasa Dan Sastra Indonesia, 5(1), 111–
Harimurti Kridalaksana,. Wacana, Journal Of 122. Https://Doi.Org/10.32528/Bb.V5i1.2989
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
Gita Inriani Marpaung1*, Liza Agustina2, Dwi Agus Kurniawan3, dan Maison4
1,3,4 UniversitasJambi
2 SMA Negeri 8 Muaro Jambi
* E-mail: gitainriani7@gmail.com
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi pendidikan karakter pada pembelajaran fisika yang ditinjau
dari guru kelas XI MIPA SMA Negeri 8 Muaro Jambi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara. Pelaksanaan penelitian ini dilangsungkan
di SMA Negeri 8 Muaro Jambi. Subjek dalam penelitian ini adalah guru fisika XI MIPA SMA N 8 Muaro Jambi.
Data kualitatif tersebut dianalisis melalui reduksi, kemudian disajikan, setelah itu penarikan kesimpulan. Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa guru fisika di SMA Negeri 8 selalu menerapkan pendidikan karakter dalam
pembelajaran fisika dan kesiapan guru sangat baik dalam menerapkan Pendidikan karakter sedangkan kendala
yang signifikan yang dialami dalam menerapkan pendidikan karakter yaitu terbatasnya waktu serta sarana dan
prasarana untuk kegiatan eksperimen atau praktikum sehingga nilai karakter sedikit sulit untuk dikembangkan
oleh peserta didik.
Kata kunci: Pendidikan karakter, Pembelajaran fisika, SMA Negeri 8 Muaro Jambi
Abstract
The purpose of this study was to investigate character education in physics learning from a class XI MIPA teacher
at SMA Negeri 8 Muaro Jambi. This research uses a qualitative descriptive research type. Data collection
techniques using interviews. The implementation of this research was carried out at SMA Negeri 8 Muaro Jambi.
The subject in this study was a physics teacher XI MIPA SMA N 8 Muaro Jambi. The qualitative data were analyzed
through reduction, then presented, after which conclusions were drawn. The results of the study indicate that
physics teachers at SMA Negeri 8 always apply character education in physics learning and the readiness of
teachers is very good in implementing character education while significant obstacles experienced in implementing
character education are limited time and facilities and infrastructure for experimental or practicum activities so that
character values are a little difficult for students to develop.
Untuk memperoleh hasil yang telah fisika SMA Negeri 8 Muaro Jambi yang telah
direncanakan mengenai pelaksanaan disajikan di dalam Tabel 1.
pendidikan karakter dalam pembelajaran fisika,
teknik pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara. Wawancara semistruktural Tabel 1. Tabel Hasil Wawancara dengan Guru
(semistructured interview) adalah jenis Fisika SMA Negeri 8 Muaro Jambi
wawancara yang digunakan pada penelitian ini.
No Pertanyaan Jawaban
Sugiyono (2015) menyatakan bahwa
1 Apa yang ibu Pendidikan Karakter itu
wawancara semacam ini termasuk dalam ketahui mengenai pendidikan yang
kategori wawancara mendalam atau bisa mengenai harus diajarkan kepada
disebut in-depth, yang dapat dilakukan dengan Pendidikan peserta didik sedari dini
cara yang lebih fleksibel daripada wawancara karakter ? untuk membentuk
terstruktur. Dengan menanyakan pendapat karkternya sehingga dapat
serta ide-ide dari pihak yang dipanggil menjadi pelajar yang
wawancara, wawancara semi struktural ini cerdas dan berkarakter
sehingga dapat berguna
bertujuan untuk mengidentifikasi masalah
bagi bangsa dan negara.
secara lebih langsung. Saat melangsungkan
2 Apakah ibu Ya, tentunya harus
wawancara, peneliti harus memeperhatikan melaksankan dilaksanakan. Karena
serta mendengarkan dengan seksama serta Pendidikan dalam fisika juga terdapat
mencatat apa saja yang dikemukakan oleh karakter dalam aspek sikap yang memuat
narasumber. Pelaksaan wawancara ini pembelajaran nilai karakter yang harus
dilangsungkan dengan guru fisika XI MIPA fisika ? dicapai peserta didik
SMA Negeri 8 Muaro Jambi. 3 Bagaimana Dalam Rencana
penerapan Pelaksanaan
HASIL DAN PEMBAHASAN Pendidikan Pembelajaran (RPP) Fisika
karakter dalam itu sudah terlihat jelas
pembelajaran bahwa dalam rencana
HASIL
fiska di SMA sudah diharapkan bahwa
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan Negeri 8 Muaro peserta didik dapat
di Kelas XI MIPA SMA Negeri 8 Muaro Jambi Jambi ini bu ? Menghayati dan
dengan wawancara tehadap guru fisika kelas mengamalkan ajaran
XI MIPA SMA Negeri 8 Muaro Jambi. agama yang dianutnya,
Pelaksanaan wawancara ini merupakan Menghayati dan
observasi awal penelitian untuk mendapatkan mengamalkan perilaku
data awal sehingga dapat melanjutkan ke jujur, disiplin,
tahapan analisis selanjutnya. Dengan tujuan tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama,
penelitian yaitu untuk menginvestigasi
toleran, damai), santun,
kesiapan guru dalam melaksanakan responsif dan pro-aktif
pendidikan karakter dalam pembelajaran fisika dalam pembelajaran fisika.
serta kendala apa yang dialami dalam Tentunya sebagai seorang
menerapkan pendidikan karekter dalam guru saya terus
pembelajaran fisika di SMA Negeri 8 Muaro mengingatkan dan
Jambi. Menemukan masalah yang muncul mengajarkan pada siswa
selama proses pembelajaran fisika adalah saat pembelajaran fisika
tahap pertama dalam proses penelitian. berlangsung.
Wawancara dengan guru fisika kelas XI MIPA
SMA Negeri 8 Muaro Jambi memberikan
informasi mengenai permasalahan tersebut.
Berikut hasil wawancara mengenai Pendidikan
karakter pada pembelajaran fisika dengan guru
462 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Bagaimana Menurut saya sudah cukup tugas yang diberikan guru; 7) Sabar dan tabah
karakter siswa baik palingan ada 1 atau 2 menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang
kelas XI saat siswa yang mungkin belum diberikan oleh guru.
belajar fisika bu? dapat menumbuhkan
4 Adapun prinsip-prinsip dasar pendidikan
karakternya nah ini mungin
karakter di sekolah, yaitu: (1)
lingkungannya yang tidak
mendukung Pendidikan
memperkenalkan nilai-nilai dasar etika selaku
karakternya ya tetapi di dasar karakter; (2) mengenali karakter dengan
sekolah selalu diajarkan menyeluruh agar meliputi pemikiran,
Pendidikan karakter. Dapat perasaan,dan perilaku; (3) memanfaatkan
dilihat Ketika sebelum pendekatan tajam, proaktif, dan efektif untuk
pelajaran dimulai siswa membentuk karakter; (4)melahirkan komunitas
selalu berdoa dan sekolah yang memiliki kepedulian dan afeksi;
kemudian menyanyikan
(5)membuka peluang pada peserta didik guna
lagu kebangsaan, saat
menumbuhkan karakternya serta
ujian/ulangan siswa
dibiasakan untuk tidak
membantunya agar mencapai kesuksesan;(6)
mencontek sehingga sikap memiliki jangkauan atas kurikulum yang
jujur dan mandiri mulai bermanfaat serta yang menilai seluruh peserta
bertumbuh. Saat belajar didik; (7) mengupayakan berkembangnya
dibiasakan untuk masuk minat peserta didik; (8) menjalankan semua
tepat waktu dan siswa staf sekolah sebagai komunitas moral yang
menaatinya. berbagi tanggung jawab untuk pendidikan
kendala apa Waktu yang terbatas dan karakter dan setia pada nilai-nilai dasar yang
saja yang ibu sarana dalam
sama; (9) Diadakan klasifikasi kepemimpinan
alami dalam pembelajaran fisika.
moral dan sokongan dalam menciptakan
menerapkan Karena terbatasnya waktu
pendidikan dan sarana untuk kegiatan pendidikan karakter; (10) menjalankan
5 karekter dalam eksperimen atau praktikum keluarga serta anggota masyarakat selaku
pembelajaran sehingga nilai karakter sulit mitra dalam upaya menciptakan karakter; serta
fisika dikembangkan oleh siswa. (11) menguji karakter sekolah, fungsi staf
sekolah sebagai guru-guru pendidikan karakter
dan aktualisasi yang menuju kebaikan dalam
PEMBAHASAN kehidupan peserta didik (Gunawan, 2012:35).
Pendidikan karakter di SMA Negeri 8 Guru fisika di SMA Negeri 8 Muaro Jambi
Muaro Jambi sudah diterapkan. Guru fisika di memiliki pemahaman yang baik dengan
SMA Negeri 8 Muaro Jambi sejak kurikulum mengacu pada rencana pelaksanaan
KTSP 2006 hingga sekarang. Guru fisika SMA pembelajaran (RPP) Sehingga, secara
Negeri 8 Muaro Jambi konsisten menerapkan keseluruhan kesiapan guru fisika SMA Negeri 8
pendidikan karakter saat pembelajaran fisika. Muaro Jambi memiliki kategori baik. Guru yang
Hal ini dapat dilihat dengan guru selalu bingung saat membuat RPP, mempraktikkan
menerapkan aspek fisika dimana aspek fisika pembelajaran, dan mempersiapkan penilaian
tidak hanya aspek pengetahuan, aspek proses hasil belajar siswa, dianggap tidak memahami
tetapi di fisika juga terdapat aspek sikap yang pendidikan karakter dalam kurikulum karena
memuat nilai karakter atau Pendidikan guru tersebut tidak tahu harus berbuat apa.
karakter. Aspek sikap atau nilai karakter dalam Pemahaman guru didapat dari pengalaman
pembelajaran fisika tersebut adalah 1) mengajar serta diklat-diklat atau sosialisasi
Kejujuran saat mengikitu praktikum (dalam pendidikan karakter dan kurikulum yang pernah
pengumpulan data); 2)Menghargai teman diikuti oleh guru tersebut.
sekelompok yang berbeda suku, etnik dan latar Berdasarkan pengamatan peneliti
belakang ekonomi 3) Menghormati teman dan melalui wawancara dengan guru fisika di SMA
guru pada saat proses belajar; 4) Adil pada saat Negeri 8 Muaro Jambi, guru telah
kerjasama dan pembagian tugas; 5) Rela dan menumbuhkan 18 nilai-nilai dalam pendidikan
ikhlas menolong teman yang tidak mampu; rela karakter kepada peserta didik. Guru
membantu; 6) Disiplin saat melaksanakan menumbuhkan sikap dan perilaku karakter saat
Investigasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Fisika di SMA Negeri 8 Muaro 463
Jambi
Gita Inriani Marpaung1*, Liza Agustina2, Dwi Agus Kurniawan3, dan Maison4
proses pembelajaran fisika berlangsung. Sikap- perpustakaan, dan kurangnya waktu guru untuk
sikap tersebut yakni religius, jujur, toleransi, proses pengajaran fisika. Sarana dan
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, prasarana laboratorium SMA Negeri 8 Muaro
demokratis, rasa ingin tahu meningkat, Jambi belum lengkap. Alat peraga dan alat
semangat kebangsaan, cinta tanah air, praktikum merupakan contoh media
menghormati prestasi, bersahabat/komunikatif, pembelajaran, namun belum mencukupi dan
cinta damai, senang membaca, peduli belum dapat dimanfaatkan secara efektif untuk
lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung kegiatan pembelajaran.
jawab. Guru menumbuhkan sikap dan perilaku Guru jarang melaksanakan
tersebut dalam proses pembelajaran pembelajaran eksperimen dikarenakan sarana
berlangsung. dan prasarana dalam laboratorium yang masih
Saat melaksanakan pendidikan karakter terbatas. Selain sarana dan prasarana di
dalam pembelajaran fisika terdapat beberapa sekolah yang terbatas pada laboratorium
kendala dalam mengimplementasikannya. terdapat beberapa alat praktikum yang rusak
Adapun kendala yang sering dijumpai yaitu karena jarang digunakan dan bukan karena
waktu yang dimiliki guru untuk mengajar sering digunakan sehingga tujuan
terbatas serta sarana dan prasarana yang pembelajaran fisika pada laboratorium belum
dimiliki sekolah masih terbatas. Jumlah jam dapat terlaksana dengan baik. Jam pelajaran
pelajaran fisika di SMA Negeri 8 Muaro Jambi fisika yang masih kurang memadai sehingga
khususnya kelas XI alokasi waktu dalam jarangnya kegiatan praktikum menjadi salah
pembelajaran fisika dalam setiap pertemuan satu penyebabnya. Namun penyebab
yaitu 45 menit. Durasi tersebut menunjukkan utamanya adalah guru fisika SMA Negeri 8
bahwa waktu yang dimiliki untuk mengajar Muaro Jambi yang jarang menggunakan teknik
dalam pembelajaran fisika sangat terbatas. pembelajaran eksperimen. Oleh karena itu guru
Sehingga guru menganggap hal tersebut mengatasinya dengan mengajak siswa
merupakan kendala yang dihadapi saat memperhatikan dan belajar dari video-video
melaksanakan pendidikan karakter. Banyak eskperimen yang telah disediakan oleh guru.
nilai-nilai yang perlu diperhatikan guru saat Dalam membuat model pembelajaran
melangsungkan proses pembelajaran, mulai fisika, guru juga dibatasi oleh persoalan sumber
dari sikap religius peserta didik hingga (referensi). Menurut temuan peneliti, beberapa
bagaiaman sikap peserta didik teradap teman guru fisika di SMA Negeri 8 Muaro Jambi
sekelasnya. Guru merasa hal ini kurang merasa sulit untuk beralih dari metode
maksimal dalam memaksimalkan pendidikan pengajaran yang berpusat pada guru (teacher
karakter dan potensi belajar siswa dalam centered) ke metode pengajaran yang berpusat
pembelajaran fisika. Diperkirakan bahwa pada siswa (student centered). Hal ini
belajar fisika akan menumbuhkan keterampilan disebabkan guru terkadang ragu untuk
dan kemampuan afektif serta pengetahuan melaksanakan metode tersebut dengan kata
teoretis, misalnya melalui latihan eksperimen lain guru takut nantinya pembelajaran menjadi
atau praktikum. Hanya materi secara teoretis tidak terarah jika menggunakan metode
yang dapat diajarkan dalam 90 menit di kelas pengajaran yang berpusat pada siswa student
setiap minggu karena ada begitu banyak materi centered. Sekolah terus mendorong guru untuk
dan keterampilan lain yang perlu dipelajari berpartisipasi dalam acara MGMP sebagai
peserta didik sehingga eksperimen tidak dapat metode untuk memerangi hal ini.
dilakukan selama jam kelas reguler. Kelompok belajar yang melimpah
Pembelajaran yang efektif dan efisien sedang menjadi salah satu tantangan yang dihadapi.
berlangsung. Setiap kelas di SMA Negeri 8 Muaro Jambi
Kendala lainnya antara lain banyaknya memiliki 35–40 siswa dalam kelompok belajar.
kelompok belajar, sarana dan prasarana Jumlah ini membuat guru sulit untuk mengenali
laboratorium sekolah yang tidak lengkap, setiap siswa secara pribadi selama proses
kurangnya minat membaca siswa di pembelajaran, sehingga prinsip pendidikan
464 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Abstrak
Manusia dengan segala tingkah laku nya adalah pemicu salah satu keberagaman makhluk hidup di dalam nya.
Sebagai makhluk yang memiliki akal, manusia mempunyai hakikat agar tetap berjalan pada kodrat nya. Melalui
hakikat, manusia dapat menunjukkan eksistensi nya menjadi makhluk yang bermartabat. Sesuai dengan hakikat
penciptaannya, keberadaan manusia baru akan berarti, bermakna dan bernilai apabila pola hidup manusia telah
sesuai dengan ketetapan yang sudah ditetapkan oleh Tuhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode
kualitatif, dimana lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada
melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi untuk lebih menekankan makna. Manusia menyadari bahwa
dirinya sangat berbeda dari binatang apapun. Tetapi memahami siapa sebenarnya manusia bukan lah satu hal
perkara yang mudah. Pasalnya pembahasan tentang siapa manusia tentang dirinya sendiri sudah berlangsung
cukup lama. Barangkali sejak manusia diberi kemampuan berpikir secara sistematik pertanyaan itu mulai timbul.
manusia yang sempurna, haruslah memiliki unsur-unsur sebagai berikut : 1) Rasionalitas ; 2) Kesadaran ; 3) Akal
Budi ; 4) Spiritualitas ; 5 ) Moralitas ; 6) Sosialitas ; 7) Keselarasan dengan alam. Hakikat manusia terbagi menjadi
empat dimensi yaitu : dimensi keindividuan, dimensi kesosialan, dimensi kesusilaan, dan dimensi keberagaman.
Menjadi manusia adalah hal yang mudah, namun menjadi sulit ketika kita tidak bisa memanusiakan seorang
manusia.
Kata Kunci : Hakikat manusia ; Keberadaan manusia.
Abstract
Humans with all their behavior are the triggers for one of the diversity of living things in them. As creatures who
have reason, humans have the essence to keep running in their nature. Through nature, humans can show
their existence to be dignified creatures. In accordance with the nature of it’s creation, the existence of a new
human will be meaningful, meaningful and valuable if the pattern of human life is in accordance with the
provisions that have been set by God. This study use a qualitative method approach, which emphasize the
aspect of in-depth understanding of a problem rather than looking at the problem for generalization research to
emphasize more on meaning. Man realizes that he is very different from any animal. But understanding who the
real human is not an easy matter. Because the discussion about who humans are about themselves has been
going on for quite a long time. Perhaps since humans were given the ability to think systematically the question
began to arise. A perfect human being must have the following elements; 1) rationality, 2) awareness, 3) reason,
4) spirituality, 5)morality, 6) sociality, 7) harmony with nature. Human nature is divided into four dimension,
namely : the individual dimension, the social dimension, the decency dimension, and the diversity dimension.
Being human is easy, but it becomes difficult when we can’t humanize a human.
Dalam kehidupan nya yang riil, secara mendalam terhadap suatu masalah
manusia menunjukkan keberagaman dalam daripada melihat permasalahan untuk
berbagai hal, baik dari tampilan fisik, budaya, penelitian generalisasi untuk lebih
strata sosial, dan kebiasaan nya. menekankan makna. Sumber data
pengetahuan tentang manusia pun bersifat menggunakan data sekunder yang
ragam sesuai dengan pendekatan yang diperoleh dari kutipan jurnal, buku, artikel
dilakukan dan sudut pandang yang dilihat. ilmiah dan internet.
Alasan nya bukankah mereka semua adalah Penulisan jurnal ini menggunakan
manusia maka harus diakui kesamaan nya teknik studi pustaka untuk kemudian
sebagai manusia? (M.I. Soelaiman, 1998). dilakukan studi literatur dimana pengambilan
Keberadaan manusia di muka bumi jurnal dan kutipan internet melakukan
adalah sesuatu yang menarik. Selain menjadi penyederhanaan ulang. Semua data yang di
pokok masalah, manusia juga dapat melihat peroleh lalu dikumpulkan dan dianalisis
bahwa segala peristiwa dan masalah apapun secara sistematis secara mendalam dan
yang terjadi pada akhirnya berhubungan disusun dalam bentuk narasi dengan susunan
dengan manusia. Oleh karena nya, di kalimat yang telah di sederhanakan. Hal ini
perlukan pemikiran yang filosofis. Karena dilakukan agar isi jurnal lebih mudah untuk
setiap manusia akan selalu berpikir tentang dipahami dan di mengerti oleh para pembaca
dirinya sendiri. Meskipun tingkat pemikiran sehingga apa yang disampaikan dapat
nya memiliki perbedaan (Nawawi,1993;50). diterima dengan baik.
Itu karena selain sebagai subjek pendidikan,
manusia menjadi objek pendidikan itu sendiri. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam al-qur’an disebutkan; “Dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia Bagian ini akan membahas beberapa
melainkan supaya mereka mengabdi hasil data beserta pembahasan hakikat
kepada-Ku.” (QS.Adz-dzariyat ; 56) dengan manusia dalam beberapa pandangan yang
begitu menurut filosofis al-qur’an bahwa sedikit banyak nya akan memberikan sedikit
manusia memang diciptakan untuk taat dan gambaran tentang hakikat manusia, potensi
tunduk kepada pencipta-Nya. Sesuai yang ada pada manusia, dan usaha yang
dengan hakikat penciptaannya, keberadaan dilakukan untuk upaya pengembangan
manusia baru akan berarti, bermakna dan potensi manusia.
bernilai apabila pola hidup manusia telah
sesuai dengan blue-print yang sudah HASIL
ditetapkan oleh Tuhan (Siti Khasinah, 2013). Bagian ini akan membahas beberapa hasil
Dengan adanya jurnal ini, data beserta pembahasan hakikat manusia
diharapkan dapat menjadi manusia yang dalam beberapa pandangan yang sedikit
lebih bermanfaat baik untuk diri sendiri banyak nya akan memberikan sedikit
maupun orang lain. Sebagai makhluk tuhan gambaran tentang hakikat manusia, potensi
yang telah disempurnakan, kita semua yang ada pada manusia, dan usaha yang
berharap dapat menjadi manusia yang dilakukan untuk upaya pengembangan
menjalankan segala sesuatunya potensi manusia.
bersesuaian dengan tata aturan yang
berlaku. Karena pada asal nya, manusia HAKIKAT MANUSIA
tetaplah makhluk yang diciptakan sama Manusia pada hakikatnya sama
dengan makhluk lainnya, dengan makhluk hidup yang lain, yaitu
memiliki hasrat dan tujuan. Sama-sama
METODE PENELITIAN berjuang untuk mencapai tujuan yang
didukung oleh pengetahuan dan kesadaran.
Penelitian ini menggunakan Perbedaan nya hanya pada dimensi
pendekatan metode kualitatif, dimana lebih pengetahuan dan kesadaran serta
menekankan pada aspek pemahaman keunggulan yang dimiliki manusia yang tidak
Hakikat Manusia Dalam Berbagai Pandangan 467
1 2 3
Salsabila *, Aisah Marshanda Putri , dan Dwi Putri Nabila
dimiliki makhluk lain. Dengan karakter yang pandangan mengenai hakikat manusia
unik dan beragam, menjadikan manusia (Sadirman, 2007 ; 105-109)
menjadi makhluk sosial dimana memiliki 1. Pandangan Psikoanalitik
ketergantungan dengan manusia yang lain Pandangan ini diyakini bahwa pada
untuk tetap bertahan hidup. hakikatnya manusia digerakkan oleh
Secara fisik manusia tidak jauh dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang
berbeda dengan dengan binatang. Karena bersifat instingtif. Hal ini menyebabkan
asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan tingkah laku seorang manusia diatur dan di
tidak bisa dipisahkan dari teori tentang kontrol oleh kekuatan psikologis yang
spesies lain yang telah ada sebelumnya sejatinya memang sudah ada dalam diri
melalui proses evolusi. Evolusi menurut ahli manusia. Terkait hal ini, manusia tidak
paleontology dibagi menjadi empat kelompok memegang kendali atau tidak menentukan
yaitu; pertama, tingkat pra manusia dimana atas nasibnya seseorang, tetapi tingkah laku
fosil nya ditemukan di Afrika Selatan pada seseorang itu semata-mata diarahkan untuk
tahun 1942. Kedua, Tingkat manusia kera memenuhi kebutuhan dan insting biologis
yang fosil nya ditemukan di Solo pada tahun nya.
1981. Ketiga, manusia purba yang juga 2. Pandangan Humanistik
ditemukan di Solo dengan nama homo Para humanis menyatakan bahwa manusia
Soloensis. Keempat, manusia modern atau memiliki dorongan-dorongan dari dalam
disebut juga dengan homo sapiens yang telah dirinya untuk mengarahkan dirinya mencapai
pandai berpikir menggunakan otak dan nalar tujuan yang positif. Para humanistic
nya. Melalui evolusi, manusia berkembang menganggap manusia adalah makhluk yang
yang “dari” ke “menjadi”. Letak perbedaan rasional dan dapat menentukan nasib nya
manusia dengan makhluk lain nya adalah sendiri. Hal ini membuat manusia terus
kemampuan dalam melahirkan kebudayaan. berubah dan berkembang menjadi pribadi
Melalui kebudayaan ini lah manusia memiliki yang lebih baik dan sempurna. Selain itu,
beragam karakter sehingga manusia memiliki manusia dalam hidupnya juga di gerakkan
hakikat nya tersendiri. oleh rasa tanggung jawab sosial dan
Berbagai kesamaan yang menjadi keinginan mendapatkan sesuatu.
karakteristik esensial setiap manusia ini 3. Pandangan Behavioristik
disebut pula sebagai hakikat manusia. Sebab Pada dasarnya, kelompok Behavioristik
dengan karakteristik esensialnya itulah menganggap manusia sebagai makhluk yang
manusia mempunyai martabat khusus reaktif dan tingkah lakunya dikendalikan oleh
sebagai manusia yang berbeda dari yang faktor-faktor dari luar dirinya, yaitu
lainnya (Dr. Muhammad S. Sumantri ; 3). lingkungan. Lingkungan merupakan faktor
Berdasarkan uraian diatas, dominan yang mengikat hubungan individu.
disimpulkan bahwa hakikat manusia adalah Mereka juga meyakini bahwa baik dan buruk
seperangkat gagasan yang mencakup itu adalah pengaruh dari lingkungan.
konsep mendasar tentang apa dan siapa Dari uraian di atas bisa diambil beberapa
manusia serta eksistensi manusia di alam kesimpulan, yaitu;
semesta. Dengan kata lain, pengertian a. Manusia pada dasarnya memiliki naluri
hakikat manusia adalah seperangkat untuk menggerakkan hidup nya.
gagasan tentang “sesuatu yang olehnya” b. Terdapat fungsi rasional dalam diri
manusia memiliki karakteristik khas yang manusia.
memiliki sesuatu martabat khusus (Louis c. Pada hakikat nya, manusia dalam
Leahy, 1985). proses “menjadi” dan akan terus
Manusia adalah kata kunci untuk berkembang.
memahami Pendidikan. Sekiranya kita perlu d. Manusia mampu mengarahkan dirinya
untuk melihat lebih rinci tentang beberapa kearah yang positif maupun negatif.
468 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
POTENSI YANG ADA PADA MANUSIA Yaitu kemampuan untuk mengatur dan
Potensi adalah kemampuan yang memahami diri sendiri.
masih tersimpan dalam diri manusia dan
belum di gunakan secara optimal. Dengan
kata lain, potensi dalam diri manusia masih di KESIMPULAN
pendam. Potensi dalam diri manusia dapat
Manusia merupakan makhluk ciptaan
berkembang melalui bakat yang sudah ada
tuhan yang sempurna diantara makhluk
sejak lahir. Namun, potensi dalam diri
ciptaan yang lainnya. Hakikat manusia terbagi
manusia dapat di kembangkan melalui upaya-
menjadi empat dimensi yaitu : dimensi
upaya untuk menggali potensi tersebut
keindividuan, dimensi kesosialan, dimensi
(Kumparan ; 2021). Terdapat beberapa jenis
kesusilaan, dan dimensi keberagaman.
potensi diri yang dimiliki individu yaitu ;
Manusia hidup dengan menjalankan norma-
1. Kemampuan Sosiologis
norma kehidupan yang berlaku dengan
Adalah kemampuan yang memiliki kepekaan
memperhatikan hakikat manusia tersebut.
terhadap suatu permasalahan sosial. Dengan
Menjadi manusia adalah hal yang mudah,
kemampuan ini, seorang individu mampu
namun menjadi sulit ketika kita tidak bisa
berpikir secara kritis dan emansipatoris
memanusiakan seorang manusia.
sehingga menunjukkan kepekaan berupa
Manusia yang baik adalah mereka
simpati dan empati.
yang menjalankan perintah tuhan nya,
2. Kemampuan Musikal
mereka yang bersosialisasi dengan baik
Kemampuan yang dapat menciptakan
terhadap sesama makhluk, dan bermanfaat
harmoni melalui bunyi dan suara serta
bagi kehidupan alam semesta. Setiap
kemampuan untuk menghayati alunan nada.
makhluk memiliki hakikat dan ketetapan nya
3. Kemampuan Naturalis
sebagai ciptaan Tuhan-Nya, maka dari itu
Yaitu kemampuan yang memiliki kepekaan
sebagai manusia hendaklah kita menjalankan
tinggi terhadap alam.
hakikat manusia dengan baik. Dari
4. Kemampuan Logika
pembahasan diatas dapat disimpulkan untuk
Kemampuan yang memudahkan individu
menjadi manusia yang sempurna, haruslah
memahami sesuatu secara numerik,
memiliki unsur-unsur seperti Rasionalitas,
menghitung, hingga mengingat rumus.
Kesadaran, Akal Budi, Spiritualitas, Moralitas,
5. Kemampuan Linguistik
Sosialitas, Keselarasan dengan alam
Adalah kemampuan dalam berbahasa
sehingga ia mampu memahami teks deskriptif,
public speaking, dan diskusi. REFERENCES
6. Kemampuan Spasial
Yaitu kemampuan yang memiliki pemahaman
mengenai ruang spasial yang kerap dikaitkan Ana Herliana,(2016). Pandangan Filsafat tentang
dengan pemetaan. Hakikat Manusia. Dari alamat
7. Kemampuan Visual http://anaherrr.blogspot.com/2016/12/pan
Adalah potensi diri dalam menciptakan kreasi dangan-filsafat-tentang-
baik dalam bentuk gambar, lukisan hingga film. hakikat.html?m=1 diakses pada 22 Maret
8. Kemampuan Kinestetik 2022 pukul 9.08 PM
Yaitu kemampuan seseorang untuk Sumantri,M, Hakikat Manusia dan Pendidikan. Di
menggerakkan tubuh mulai dari akses pada alamat
mengembangkan elastisitas hingga http://repository.ut.ac.id/4028/1/MKDK400
menciptakan harmoni lewat gerakan. 1-M1.pdf diunduh pada 23 Maret 2022
pukul 1.15 PM.
9. Kemampuan Interpersonal
Merupakan kemampuan yang dimiliki untuk Erbe Sentanu. (2007). Quantum Ikhlas. Jakarta,
menjalin hubungan sosial. Elex Media Komputindo JALAL dkk.
10. Hubungan Intrapersonal (1998). Azas-azas Pendidikan islam.
Diponegoro.
470 SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1 ISSN: 2716-053X
FKIP Universitas Lampung
Kumparan.(2021).Mengenal 10 Jenis
Potensi Diri dan Ciri-cirinya.
Dari alamat https://m.kumparan.com/
amp/berita. hari-ini/mengenal-10-jenis-
potensi-diri-dan ciri-cirinya- 1v4b2JYhJ4u
diakses pada 23 Maret 2022 pada pukul
3.28 PM
Louis Leahy, Aliran Ketuhanan. Kanisius, 1985 M.I.
Soelaiman, Suatu Telaah tentang Manusia-
Religi Pendidikan. Depdikbud
Abstrak
Model pembelajaran discovery learning ialah pembelajaran yang dapat menekankan dan bepusat pada pada
peserta didik dan pengalaman belajar aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran ini terhadap karakter disiplin dan keterampilan proses sains peserta didik fisika di SMAN 10 Kota
Jambi. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dianalisis menggunakan teknik analisis Mills
dan Huberman melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian ini adalah model pembelajaran yang baik yang
dapat meningkatkan kedisiplinan dan keterampilan proses ilmiah peserta didik dalam pembelajaran khususnya
pembelajaran fisika, maka tercipta interaksi antar peserta didik dan melatih mereka dalam keterampilan
memecahkan masalah dan menemukan sendiri solusi. masalah melalui pembelajaran langsung melalui
pembelajaran. Model discovery learning dapat meningkatkan KPS dan keterampilan disiplin peserta didik karena
menitikberatkan pada peserta didik yang proaktif dalam belajar dan tenaga pendidik yang mendukung selama
proses pembelajaran.
Kata kunci: model pembelajaran, discovery learning, karakter disiplin, keterampilan proses sains
Abstract
Discovery learning learning model is learning that can be central to students and active learning experiences. This
study aims to determine the effect of this learning model on the discipline character and science process skills of
physics students at SMAN 10 Jambi City. This research method uses qualitative methods which are analyzed
using Mills and Huberman analysis techniques through interviews and observations. The results of this study are
a good learning model that can improve the discipline and scientific process skills of students in learning, especially
physics learning, so it creates interaction between students and trains them in solving problems and finding their
own solutions. problems through direct learning through learning. The discovery learning model can improve the
KPS and discipline skills of students because it focuses on students who are proactive in learning and supportive
educators during the learning process.
Keywords: learning model, discovery learning, character discipline, science process skills
introspeksi agar selalu mengetahui konsep penelitian ini. (Kurniawan dkk., 2019). Proses
tentang apa yang telah dipelajarinya. Proses survei dimulai dengan penyusunan pertanyaan.
eksplorasi diri terhadap konsep-konsep yang Langkah selanjutnya adalah mengajukan
dipelajari akan memotivasi peserta didik untuk permohonan berupa surat izin ke sekolah yang
bereksplorasi lebih jauh untuk meningkatkan akan diteliti, setelah peneliti melakukan
disiplin akademik. Oleh sebab itu, model wawancara dengan tenaga pendidik. Setelah
pembelajaran ini dapat digunakan pada wawancara dilanjutkan ke tahap analisis data
magang, karena melibatkan perencanaan, menggunakan teknik Milles dan Huberman
pelaksanaan, dan pengkomunikasian hasil untuk mengidentifikasi subjek penelitian dalam
magang. Salah satu keahlian dalam magang ini penelitian. Alur pencarian yang dilakukan dapat
disebut Keterampilan Proses Sains (KPS). dilihat pada gambar berikut.
METODE PENELITIAN
Dari tabel hasil wawancara di atas terlihat KPS peserta didik? tentang kehidupan
bahwa peserta didik masih tergolong pasif siswa di rumah.
dalam proses pembelajaran dan tenaga Apakah bapak Jarang dilakukan
pendidik sering menggunakan model melaksanakan karena praktikum
pembelajaran konvensional. praktikum hanya dilakukan
guna meningkatkan pada materi fisika
Kuesioner Wawancara Disiplin sebagai berikut KPSpeserta didik? tertentu saja.
Dari tabel di atas tampak bahwa keterampilan
Tabel 2. Instrumen atau Alat Wawancara proses ilmiah peserta didik masih tergolong
Disiplin Peserta didik lemah karena minimnya kegiatan praktik atau
Pertanyaan Jawaban praktikum.
Bagaimana karakter .Karakter peserta didik
disiplin peserta didik sangat beragam, ada PEMBAHASAN
disekolah? yang baik ada juga Berdasarkan hasil penelitian berupa
yang masih melanggar
wawancara, penulis mendeskripsikan tentang
peraturan sekolah.
pengaruh model pembelajaran ini terhadap
Apa akibat yang Peserta didik akan karakter keterampilan disiplin dan proses
diterima peserta didik diberi sanksi oleh ilmiah peserta didik. Hasil wawancara
jika melanggar tenaga pendidik BK menunjukkan bahwa peserta didik tetap
kedisiplinan? dan dibimbing. pasif melakukan proses pembelajaran di kelas
Bagaimana komunikasi Baik karena pihak dan tenaga pendidik menggunakan model
yang dilakukan pihak sekolah terutama pembelajaran konvensional. Magang jarang
sekolah dan orang tua tenaga pendidik BK
terjadi (Wahyudi dan Lestari, 2019) bahwa
peserta didik mengenai akan menghubungi
pengetahuan terus menerus terakumulasi dari
kedisiplinan peserta orang tua peserta didik
didik? apabila peserta didik pengalaman dan percobaan individu. Oleh
melakukan sebab itu, penggunaan model pembelajaran
pelanggaran berat. yang tepat guna dapat meningkatkan
Dari hasil wawancara di atas terlihat bahwa kedisiplinan peserta didik dan kemampuan
kedisiplinan peserta didik sudah cukup baik, peserta didik dalam proses ilmiah di sekolah.
walaupun masih terdapat beberapa peserta Peneliti mewawancara salah satu tenaga
didik yang melanggar tata tertib sekolah. pendidik fisika, dimana tenaga pendidik
mengatakan bahwa proses pembelajaran
sudah cukup baik, dan tenaga pendidik
Contoh alat wawancara Science Process Skills menghubungkan materi pembelajaran dengan
adalah sebagai berikut: pengalaman hidup peserta didik. hidup setiap
hari. Masalah umum dalam proses
Tabel 3. Instrumen atau Alat Wawancara pembelajaran dipengaruhi oleh
Keterampilan Proses Sains Peserta didik model pembelajaran yang digunakan, peserta
Pertanyaan Jawaban didik akan tertarik untuk belajar ketika tenaga
Menurut Anda apakah Iya, berpengaruh pendidik menerapkan model pembelajaran
keterampilan proses dalam proses yang dapat membantu peserta didik untuk lebih
sains peserta didik pembelajaran memahami (Sugiyanto dan Wicaksono, 2017).
berpengaruh pada terutama Berdasarkan hasil wawancara
proses pembelajaran pembelajaran fisika sebelumnya, peneliti menemukan bahwa
fisika di sekolah? yang dilakukan di proses pembelajaran yang baik tergantung
sekolah. pada model yang digunakan tenaga pendidik
untuk membuat peserta didik berpartisipasi
Bagaimana cara Anda Dengan cara aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan
sebagai Tenaga melakukan keterampilan proses. Sains dalam mata
Pendidik stimulasi berupa pelajaran fisika dapat mendorong peserta didik
agar meningkatkan yaitu pertanyaan
Identifikasi Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Karakter Disiplin 475
dan KPS Peserta didik Pada Mata Pelajaran Fisika di SMAN 10 Kota Jambi
Sabila Eka Septi1, Deswalman2, Maison3, Dwi Agus Kurniawan4
Mason, G. (2020). Higher education, initial vocational Suradi. (2017). Pembentukan Karakter Siswa
education and training and continuing melalui Penerapan Disiplin Tata Tertib
education and training: where should the Sekolah. Jurnal Riset Dan Konseptual, 2(4),
balance lie? Journal of Education and Work, 522–533.
Identifikasi Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Karakter Disiplin 477
dan KPS Peserta didik Pada Mata Pelajaran Fisika di SMAN 10 Kota Jambi
Sabila Eka Septi1, Deswalman2, Maison3, Dwi Agus Kurniawan4
Susilowati, S. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Praktikum Optika Berbasis Inkuiri Terhadap
IPA Terintegrasi Nilai Islam untuk Keterampilan Proses Sains dan Sikap Ilmiah
Meningkatkan Sikap dan Prestasi Belajar IPA Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika Dan
Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 3(1), 78. Keilmuan (JPFK), 5(1), 33.
https://doi.org/10.21831/jipi.v3i1.13677 https://doi.org/10.25273/jpfk.v5i1.3317
Suwendra. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. Wilson, M. T., Seshadri, S., Streeter, L. V., & Scott,
Nigacakra. J. B. (2020). Teaching physics concepts
without much mathematics: ensuring physics
Van De Heyde, V., & Siebrits, A. (2020). Digital is available to students of all backgrounds.
laboratory report writing, assessment and Australasian Journal of Engineering
feedback in the 21st century for an extended Education, 25(1), 39–54.
curriculum programme for physics. Research https://doi.org/10.1080/22054952.2020.17760
in Science and Technological Education, 27
00(00), 1–32.
https://doi.org/10.1080/02635143.2020.17755 Yanti, Y., & Yusliani, E. (2020). Meta-Analisis :
71 Pengaruh Integrasi Pendidikan Lingkungan
dalam Pembelajaran IPA Terhadap Sikap
Wahab, A. A., Hatibe, A., & Jarnawi, M. (2021). Peduli Lingkungan Siswa. Jurnal Penelitian
Pengaruh Pembelajaran dengan Pendekatan Dan Pembelajaran Fisika, 6(1), 9–16.
Kontekstual terhadap Pemahaman Konsep
Fisika. Jurnal Kreatif Online (JKO), 9(2), 27– Zaki, M. (2017). Implementasi Program Imtaq dalam
33. Pembentukan Sikap Toleransi Peserta Didik.
JTP - Jurnal Teknologi Pendidikan, 19(2), 99–
Wahyudi, W., & Lestari, I. (2019). Pengaruh Modul 113.
SEMINAR NASIONAL ILMU PENDIDIKAN KE-1
FKIP Universitas Lampung
* E-mail: Syafitriaulia210302@gmail.com
Abstrak
Penerapan metode pembelajaran di Indonesia mengalami perubahan saat pandemi Covid-19. Pendidikan
karakter merupakan salah satu hal yang menjadi sorotan dalam rupa pendidikan. Tenaga pendidikan dan orang
tua harus berbagi peran guna pengawasan pendidikan karakter peserta didik. Dengan bantuan aplikasi Publish
or Perish dari Harzing’s dan VOS viewer, artikel ini menggunakan analisis bibliometrik yang mendapatkan 500
tulisan dan 10 artikel dengan jumal sitasi tertinggi. Aplikasi VOSviewer menampilkan bahwa pendidikan karakter
menjadi hal yang kerap kali diteliti pada masa pandemi, terutama yang berkaitan dengan siswa.
Abstract
The application of learning methods in Indonesia underwent a change during the Covid-19 pandemic. Character
education is one of the things that is in the spotlight in the form of education. Education staff and parents must
share roles in supervising the character education of students. With the help of the Publish or Perish app from
Harzing's and VOSviewer, this article using bibliometric analysis found 500 posts and the 10 articles with the
highest number of citations. The VOSviewer application shows that character education is something that is often
researched during the pandemic, especially with regard to students.
sitasi (citations) mencapai 5048 dengan Dalam artikel yang disusun Euis
rentang waktu pengutipan (citations years) Kurniati dkk., Prabhawani (2016) menyatakan
sejak tahun 2020-2022. Angka sitasi pertahun bahwa pelaksanaan pendidikan merupakan
(cites/year) pada artikel Pendidikan Karakter tanggung jawab orang tua dan masyarakat
Masa Pandemi tercatat sebesar 2524.00 yang sekitar, tidak hanya tanggung jawab lembaga
merupakan hasil dari jumlah angka pendidikan saja. Orang tua pada awalnya
keseluruhan sitasi 5048 dibagi dengan 2 (tahun berperan dalam membimbing sikap serta
terbit). Sitasi perartikel (cites/paper) dengan keterampilan yang mendasar, seperti
angka 10.10 diperoleh dari jumlah sitasi pendidikan agama untuk patuh terhadap
(citations) dibagi dengan jumlah artikel aturan, dan untuk pembiasaan yang baik
(papers). Penulis perartikel (authors/paper) (Nurlaeni & Juniarti, 2017). Mengingat
ditemukan sebesar 2.05 dengan h-index 32 dan pembelajaran yang diterapkan secara daring,
g-index 61, hl,norm 26, hl,annual 13.00, dan ditemukan banyak kendala yang menghambat
hA-index 25. keberhasilan pendidikan karakter pada peserta
Analisis publikasi terbanyak dari 500 didik. Sehingga membutuhkan kerjasama dan
artikel dan dipilih 5 dengan jumlah sitasi peranan orang tua terhadap pengawasan
terbanyak. Untuk nama penulis, judul artikel, peserta didik.
tahun terbit serta banyaknya sitasi dapat dilihat Dalam hal lain, peran guru dan sekolah
pada tabel 2. dalam pembelajaran daring juga sangat
berpengaruh. Senada dengan Santika (2020)
Tabel 2. Artikel dengan Jumlah Sitasi menyatakan pada perkembangan ini guru
Terbanyak harus mampu mengidentifikasi kebutuhan dan
Nama Judul Jumlah strategi pembelajaran yang digunakan
Penulis Artikel Sitasi terutama dalam pendidikan karakter bangsa.
Transformasi Media
KH. Lalu Gede
Pembelajaran Pada
Kedua belah pihak
Muhammad 405 harus lebih paham mengenai kondisi yang
Masa Pandemi Covid-
Zainuddin Atsani
19 terjadi, sambil sebisa mungkin memberikan
Analisis Peran Orang performa terbaik, meski sedang
Euis Kurniati,
Tua Dalam
Dina Kusmanita bekerja di tempat yang berbeda-beda
Mendampingi Anak Di 380
Nur Alfaeni, Fitri (Purwanto, 2020). Pada dasarnya diperlukan
Masa Pandemi Covid-
Andriani
19 sinergitas antara sekolah, guru dan orang tua
Wiwin Keterlibatan Orangtua agar dapat tercapainya keberhasilan
Yulianingsih, Dalam Pendampingan
pendidikan karakter peserta didik.
Suhanadji, Rivo Belajar Anak Selama 246
Nugroho, Masa Pandemi Covid- Selanjutnya visualisasi artikel dalam
Mustakim 19 bentuk RIS/ refmanager yang dimasukkan ke
Pendidikan Karakter aplikasi VOSviewer dapat dilihat pada gambar
I Wayan Eka
Pada Pembelajaran 222
Santika dibawah ini.
Daring
Studi Eksplorasi
Dampak Work From
Agus Purwanto Home ( Wfh ) Terhadap 147
Kinerja Guru Selama
Pandemi Covid-19
Gambar 4. Density Visualization mengenai Ulyan Nasri, Bersahabat dengan Ilmu: Sebuah
Pendidikan Karakter Masa Pandemi Pengantar Filsafat Ilmu,(Mataram: CV. Haramain
Lombok, 2018), cet. Ke-5, xiii-xv.
PENUTUP Yulianingsih, W. Dkk. (2020). Keterlibatan Orang Tua
Dalam Pendampingan Belajar Anak Selama Masa
Pendidikan karakter masa pandemi Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan
masih sangat memikat untuk diteliti. Anak Usia Dini, 5(2).
Penanaman pendidikan karakter ditengah
pandemi dapat berfungsi sebagai
pembentukan dan pengembangan potensi diri
peserta didik. Tenaga pendidik dan orang tua
diharapkan dapat berkolaborasi untuk
mengawasi dan memberikan motivasi agar
terbiasa menerapkan perilaku yang
berkarakter. Peranan keduanya juga diperlukan
dalam mengevaluasi pembelajaran yang dapat
disesuaikan dengan nilai masing-masing
karakter. Dan tanggungjawab tersebut berada
di tangan kita bersama agar pendidikan
karakter pada peserta didik di masa pandemi
tetap terlaksana dengan optimal.
REFERENCES
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan dan respon siswa terhadap penggunaan media animasi terhadap
keterampilan berpikirkritis peserta didik di MAN 2 Sarolangun. Adapun jenis penelitian ini adalah mix method yang terdiri
dari data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari instrumen wawancara dan angket respon peserta
didik. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta
didik di MAN 2 Sarolangun dengan sampel penelitian sebanyak 50 siswa dan informan terdiri dari satu guru fisika MAN 2
Sarolangun. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif diolah menggunakan statistik deskriptif melalui
aplikasi SPSS dan data kualitatif menggunakan metode Mils dan Huberman. Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa sebanyak (2%) kurang baik, sebanyak (92%) baik,dan sebanyak (6%) sangat baik. Dari data yang
dihasilkan diatas dapat dikatakan bahwa penggunaan media animasi terhadap keterampilan berpikir kritis peserta didik
dalam pelajaran fisika berjalan dengan baik.
Kata kunci: Pendidikan; Media Pembelajaran; Pembelajaran Fisika.
Abstract
This study aims to determine the application and response of students to the use of animation media on students'
critical thinking skills at MAN 2 Sarolangun. The type of this research is a mixed method consisting of quantitative
data and qualitative data. The quantity of data obtained from interview instruments and student response
questionnaires. The sampling technique in this research is purposive sampling. The population in thisstudy were
students at MAN 2 Sarolagun with a research sample of 50 students and informants consisting ofone physics
teacher at MAN 2 Sarolangun. The data analysis technique in this research is quantitative data which is
processed using descriptive statistics through the SPSS application and qualitative data using the Mils and
Huberman method. The results of the research that has been done show that as many as (2%) are not good,
as many as (92%) are good, and as many (6%) are very good. From the data generated above, it can be said
that the use of animation media on students' critical thinking skills in learning physics is going well.
100% 50
Keterangan Kolom
N 50
Selanjutnya setelah dilihat dari
Mean 3.04 deskriptif frekuensi didapat persentasi
yaitu sebesar 2% untukkategori kurang
Median 3.00 baik dengan jumlah siswa 1 orang dari
sampel 50 siswa, 92% untuk kategori baik
Mode 3 dengan 46 siswa dari 50 sampel siswa,
dan 6%untuk kategori sangat baik dengan
Minimum 2
3 siswa dari 50 sampel. Dengan melihat
Maximum 4 kategori diatas dapat dikatakan dari siswa
dengan sampel 50 orang hampir
Sum 152 semuanya menyukai penerapan media
animasi terhadap kemampuan berpikir
pesertadidik di MAN 2 Sarolangun.
Menumbuhkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa(Penelitian
Tindakan Kelas Xl IPS 3 SMA
Negeri 23 Bandung). Tidak
diterbitkan.