(Tesis)
Disusun oleh
Nadya Arizona
Oleh
NADYA ARIZONA
anekdot berbasis project based learning untuk siswa kelas X SMK. Penelitian ini
bahan ajar (LKPD), mendeskripsikan kelayakan produk bahan ajar (LKPD), dan
menguji efektivitas bahan ajar berupa “LKPD Menulis Teks Anekdot Berbasis
berupa “LKPD Menulis Teks Anekdot Berbasis Project Based Learning untuk
keseluruhan dinyatakan “sangat layak” oleh ahli materi, ahli media, dan
Kata kunci: lembar kegiatan peserta didik, teks anekdot, project based learning.
ABSTRACT
BY
NADYA ARIZONA
in writing anecdote bases on the project based learning for the tenth graders of
material product, describe the advisability of teaching product, and examine the
Research design and development that adapt the three tenth steps of research
procedure and development by Borg and Gall were used as the methos of the
research. Observation, interview, and questionairre were used to collect the data at
The results of the research show that the students' worksheet in writing anecdote
material, and practitioners with the 81.60, 85.47, and 82.57 scoring percentage;
and 3) effective in increasing the students' skill in writing the anecdote text in
each school with the N-gain (0.33), (0.35), and (0.52) that are categorised as
middle.
Oleh
NADYA ARIZONA
Tesis
Pada
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Metro, Lampung pada 18 September 1994, sebagai anak keempat
dari empat bersaudara, dari Bapak Sutrisno dan Ibu Lismiati. Penulis mulai mengenyam
pendidikan formal di Taman Kanak-Kanak (TK) Aisyah Metro diselesaikan pada tahun
2001, Sekolah Dasar (SD) di SD Pertiwi Teladan Metro diselesaikan pada tahun 2006,
tahun 2009, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN3 Metro diselesaikan pada tahun
2012. Tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan melalui Ujian Mandiri (UM). Tahun 2017 penulis menjadi mahasiswa Magister
Bismillahirrohmanirrohim
Untuk segenap kesabaran akan sebuah penantian terikat dengan kekuatan kasih,
cinta, dan rasa syukur hamba kepada Allah SWT. Sang Illahi berkuasa di atas
segalanya yang telah banyak memberikan keajaiban bagiku agar selalu bersabar
dan bersyukur dalam menepaki sepenggal warna kehidupan-Nya untuk mampu
berdiri dan menetap ke depan dengan optimis, aku persembahkan tesis ini kepada.
1. Kedua Orangtua
Ayahanda Sutrisno dan Ibunda Lismiati, terima kasih atas doa yang terus kau
lantunkan, menasehati tanpa lelah, dan memberikan semangat untuk
menyelesaikan pendidikan ini.
2. Ketiga Kakakku
Astria Violita, Nicky Trisyana, dan M. Nanda Ramadhan, terima kasih untuk
motivasi, dukungan, dan usaha untuk memberikan keceriaan.
3. Suamiku Tercinta
Fandu Chairul Nur, seseorang yang Allah pilihkan untuk menjadi Imam
dalam Shalatku, pemilik tangan gagah yang akan selalu menolongku ketika
aku terpuruk dan jatuh, dan sang nahkoda yang akan menuntun dan
membimbingku menuju Surga Illahi. Terima kasih atas segala dukungan dan
kasih sayangmu.
4. Almamater
Terima kasih telah mendewasakanku dalam berpikir, bertutur, bertindak, dan
memberikanku banyak pengalaman yang tidak terlupakan.
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
Based Learning untuk Siswa Kelas X SMK. Tesis ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk mencapai gelar magister Strata 2 (S2) pada Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas
Dalam proses penyusunan tesis ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berjasa sebagai wujud rasa hormat
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas Lampung;
2. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Lampung;
4. Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
sangat bermanfaat dengan penuh kebijakan dan kesabaran hingga tesis ini
selesai.
9. Bapak Amarulloh, M.Kom., selaku validator ahli media untuk bahan ajar
10. Ibu Sari Yunis, M.Pd., selaku validator praktis untuk bahan ajar dari
11. Fisnia Praami, M.Pd., guru bahasa Indonesia SMKN 3 Metro, Nova
12. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bahasa dan Seni dan Fakultas Keguruan dan
selama perkuliahan.
13. Ayahanda (Sutrisno) dan Ibunda (Lismiati) yang penulis cintai, yang selalu
dengan sabar memberikan nasihat, selalu mendoakan dan lapang dada, dan
mendengarkan keluh kesah penulis selama proses mendapatkan sebuah
yang selalu dengan sabar memberikan perhatian, motivasi, doa dan kasih
tesis ini.
18. Keluarga besar SMK Karya Wiyata, terima kasih atas dukungan, pengertian,
Akhir kata, penulis menyadari bahwa tesis ini masih belum sempurna. Untuk
itu, kritik, dan saran pembaca sangat penulis harapkan. Semoga tesis ini
Nadya Arizona
NPM 1723041025
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……………………………………………………………. i
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… v
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………. vi
RIWAYAT HIDUP …………………………………………………….. vii
PERSEMBAHAN……………………………………………………….. viii
MOTO ………………………………………………………………….... ix
SANWACANA ………………………………………………………….. x
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. xi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………. xvi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xviii
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 9
1.3 Tujuan Masalah................................................................................. 9
1.4 Spesifikasi Produk Pengembangan .................................................. 9
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... 10
1.6 Ruang Lingkup ................................................................................. 12
2. LANDASAN TEORI
2.1 Bahan Ajar ......................................................................................... 13
2.1.1 Fungsi Bahan Ajar ....................................................................... 13
2.1.2 Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar .............................. 14
2.1.3 Jenis Bahan Ajar ......................................................................... 16
2.2 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ................................................. 22
2.2.1 Komponen LKPD ........................................................................ 22
2.2.2 Fungsi LKPD ............................................................................... 24
2.2.3 Tujuan LKPD ............................................................................... 25
2.2.4 Langkah-langkah Penyusunan LKPD .......................................... 26
2.3 Pengertian Menulis ............................................................................. 27
2.3.1 Tujuan Menulis ............................................................................ 28
xiii
2.3.2 Manfaat Menulis .......................................................................... 30
2.4 Teks Anekdot ..................................................................................... 31
2.5 Pembelajaran Berbasis Project Based Learning ................................ 32
2.5.1 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Project Based Learning .... 34
2.5.2 Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Project Based Learning .. 37
2.5.3 Kelebihan Pemebelajaran Berbasis Project Based Learning ....... 38
2.5.4 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Project Based
Learning ........................................................................................ 42
3. METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ............................................................................. 55
3.2 Tempat Penelitian ............................................................................ 56
3.3 Prosedur Pengembangan .................................................................. 56
3.3.1 Studi Pendahuluan ..................................................................... 60
3.3.2 Proses Pengembangan Produk ................................................... 62
3.3.3 Evaluasi Produk ......................................................................... 65
3.4 Sumber Data dan Subjek Penelitian ................................................. 65
3.5 Analisis Data ................................................................................... 66
3.6 Instrumen .......................................................................................... 67
xiv
4.3.1 Karakteristik LKPD Teks Anekdot untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Siswa Kelas X SMK.............................. 148
4.3.2 Hasil Uji Efektivitas LKPD Berbasis Project Based Learning . 153
DAFTAR PUSTAKA
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
xvi
Muhammadyah Metro…………………………………………… 125
Tabel 4.17 Hasil Uji Penggunaan LKPD Skala Luas di SMKN 2 Metro 129
Tabel 4.18 Tingkat Kelayakan oleh Guru Bahasa Indonesia ……….. 131
Tabel 4.19 Hasil Penilaian LKPD pada Uji Skala Luas Responden Siswa 134
Tabel 4.20 Hasil Penilaian LKPD pada Uji Skala Luas Responden Guru 137
Tabel 4.21 Saran Perbaikan Guru Bahasa dan Sastra Indonesia …… 138
Tabel 4.22 Saran Perbaikan Siswa SMK …………………………… 139
Tabel 4.23 Perbandingan Nilai Hasil Pratest dan Pascatest ……….. 142
Tabel 4.24 Daftar Nama Responden SMKN 3 Metro ………………. 142
Tabel 4.25 Daftar Nama Responden SMK Muhammadyah 2 Metro .. 144
Tabel 4.26 Daftar Nama Responden SMKN 2 Metro ……………… 146
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Meningkatkan sumber daya manusia agar menjadi sumber daya yang berkualitas
kreatif. Kurikulum 2013 saat ini menggunakan pembelajaran yang berbasis teks,
mengajarkan yang benar atau yang salah saja, tetapi pendidikan karakter
pengetahuan mana yang baik dan mana yang salah (ranah kognitif), memiliki
tetapi juga sebagai alat untuk menjawab tataran masyarakat sekitar. Pembelajaran
di sekolah terutama pembelajaran bahasa Indonesia tidak akan berhasil jika guru
tidak memiliki bahan ajar. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan
mengajar di kelas. Bahan ajar dapat berupa tulis dan tidak tertulis. Bahan ajar
terdapat beberapa macam bentuk dan model yang biasa dipergunakan, yaitu buku,
modul, handout, LKS (Lembar Kerja Siswa), brosur, dan lain-lain. Bentuk bahan
ajar tersebut merupakan jenis bahan ajar visual. Adapun jenis bahan ajar lainnya,
Sutjipta dan Swacita (2006: 7) menyatakan bahan ajar memiliki beberapa manfaat
yaitu: (1) pendidik dapat memberikan orientasi kepada peserta didik dengan lebih
mudah; (2) pendidik lebih mudah membuat variasi pengajaran dan tidak terikat
memberi teori saja; (3) proses belajar peserta didik lebih baik, lebih lengkap, lebih
cepat, dan lebih aktif; (4) peserta didik dapat mempersiapkan diri di rumah; (5)
peserta didik dapat membaca kembali hal-hal yang belum jelas; (6) peserta didik
dapat diberi tugas rumah secara teratur; (7) motivasi belajar peserta didik lebih
tinggi; (8) informasi tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peserta didik
dapat diberikan; dan (9) kesulitan mengenai bahasa dapat diatasi. Memilih dan
menentukan bahan ajar harus bertujuan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa
bahan ajar dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi sehingga bahan
ajar dapat dibuat dengan kebutuhan KD (Kompetensi Dasar). Bahan ajar terdapat
berbagai macam dan model bahan ajar yang sering digunakan. Menurut Sani dan
Imas (2004: 60), macam dan bentuk bahan ajar yang sering digunakan pada
3
Dwicahyono dan Daryanto (2014: 173), yaitu bahan ajar pandang (visual), bahan
ajar dengar (audio), bahan ajar pandang dengar (audio visual), dan bahan ajar
multimedia interaktif.
Bahan ajar dalam penelitian ini menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik atau
LKPD. LKPD dapat disebut juga dengan Lembar Kerja Siswa (LKS). LKPD
merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi
harus dikerjakan peserta didik yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus
dicapai (Prastowo, 2015: 204). LKPD sangat berperan penting bagi pembelajaran
Menurut Trianto dalam jurnal Siti (2017: 133), LKPD (Lembar Kerja Peserta
sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. Di dalam LKPD
Pembelajaran teks anekdot pada Kurikulum 2013 terdapat pada kompetensi dasar
kelas X SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Kosasih dalam Meliza (201: 93),
memaparkan teks anekdot tidak semata-mata menyajikan hal-hal yang lucu, tetapi
juga berupa pesan yang diharapkan bisa memberikan pelajaran pada khalayak.
Anekdot merupakan teks lucu yang mengesankan. Anekdot adalah cerita singkat
dan lucu yang digunakan untuk menyampaikan kritik melalui sindiran lucu
4
terhadap kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik
(Kemendikbud, 2015). Pembelajaran teks anekdot dalam pokok bahasan yang ada
di dalam silabus terdapat pada Kompetensi Dasar (KD) 3.5 Menganalisis Teks
Anekdot Dari Aspek Makna Tersirat dan 3.6 Mengevaluasi Struktur Dan
yang memberikan kesan menarik. Hal utama dalam penulisan teks anekdot yaitu
dalam kelas selalu diarahkan dengan teoritis, sehingga siswa tidak mampu
mengembangkan ide-ide atau karya yang siswa miliki dan tidak tercapainya
mengajar pada saat pembelajaran menulis teks anekdot, siswa masih banyak
mengalami kesulitan untuk menuangkan ide atau gagasan pikiran dalam bentuk
paragraf.
Kesulitan lain dalam menulis teks anekdot yaitu siswa bingung harus mulai
menulis teks dan menyusunnya sebagai bentuk paragraf yang baik dan benar
akibat metode pembelajaran guru dalam kelas yang kurang menarik. Metode
dalam pembelajaran sangat dibutuhkan pada guru agar peserta didik mampu
berkesan. Teks anekdot ialah sebuah cerita singkat yang menarik karena lucu dan
LKPD menulis teks anekdot. Model atau strategi pembelajaran yang dapat
Suzie & Jane dalam Sutirman (2013) menyatakan, bahwa “Project based learning
Learning adalah suatu strategi untuk mengubah kelas tradisional. Project Based
Learning ini mengajarkan siswa untuk mandiri dalam menyelesaikan tugas. Waras
dianggap cocok sebagai suatu model untuk pendidikan yang merespons isu-isu
berpusat pada guru, model Project Based Learning menekankan kegiatan belajar
Berdasar pada hasil wawancara, observasi, dan angket analisis guru kelas yang
hingga saat ini. Guru kelas yang bersangkutan sudah menggunakan buku teks
yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Sejalan dengan hasil wawancara kepala
sekolah, bahwa buku teks yang disediakan di sekolah sudah mengikuti Kurikulum
2013 sesuai dengan kebijakan yang berjalan. Namun, buku teks pelajaran bahasa
Indonesia Kurikulum 2013 yang ada di sekolah jumlahnya masih terbatas dan ada
yang sudah cukup. Setiap kelas peserta didik masih ada yang belum dapat buku
teks bahasa Indonesia, sehingga beberapa peserta didik menggunakan satu buku
untuk bersama. Jadi, guru dan kepala sekolah memberikan kebijakan untuk setiap
peserta didik diperbolehkan meminjam buku teks yang ada di perpustakaan atau
ruang baca yang sesuai dengan Kurikulum 2013 untuk menunjang belajar peserta
Proses pembelajaran di kelas masih berpusat pada guru. Kesibukan guru yang
telah diajukan oleh guru. Guru belum ada yang mencoba menggunakan
Bahan ajar yang digunakan tiga sekolah tersebut menggunakan buku teks yang
sekolah, dan peserta didik, diketahui bahwa bahan ajar pada tiga SMK tersebut
menggunakan buku teks yang tersedia di sekolah. Hal ini dapat dibuktikan dengan
hasil analisis tiga sekolah tersebut, menyatakan bahwa 47% guru menggunakan
buku teks di dalam kelas. Guru belum menggunakan bahan ajar tambahan, seperti
membutuhkan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) yang menarik, hal tersebut
dapat dibuktikan dengan jawaban dalam angket pra penelitian, yaitu terdapat 80%
ajar yang selama ini digunakan hanya berisikan materi dan soal-soal. Selain itu,
juga kertas yang digunakan untuk mencetak kumpulan soal adalah kertas yang
sudah berulang kali difotokopi dan sudah tidak rapih lagi buku tersebut sehingga
Pembelajaran menulis teks anekdot pada kelas X SMK sangat tepat menggunakan
strategi Project Based Learning agar siswa mampu mengerjakan tugasnya dengan
(2016), Sundyana (2016), dan jurnal Sang Putu Merta Pujawan, N. Martha, N.
bahwa pembelajaran model Project Based Learning berhasil dilakukan pada saat
Lembar Kerja Peserta Didik Menulis Teks Anekdot Berbasis Project Based
anak dalam menulis teks anekdot dengan menggunakan strategi baru dalam
siswa dapat memperluas akses belajar siswa sehingga menjadi strategi melibatkan
pelaksanaan, dan evaluasi (Wena, 2011: 108). Pada tahap pembelajaran ini,
Produk pengembangan bahan ajar menulis teks anekdot berupa Lembar Kerja
sebagai berikut:
10
menulis teks anekdot puisi berbasis berbasis Project Based Learning berisi
anekdot dari aspek makna tersirat, 4.5 Mengonstruksi makna tersirat dalam
sebuah teks anekdot baik lisan maupun tulis, 3.6 Mengevaluasi struktur dan
kebahasaan teks anekdot, dan 4.6 menciptakan kembali teks anekdot dengan
3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ini digunakan pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia untuk siswa SMK kelas X sebagai pendamping buku paket
yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran terkait menulis teks anekdot.
4. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ini disusun dengan struktur: judul,
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun
a. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian pengembangan ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk
mengembangkan bahan ajar Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk mata
b. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian pengembangan ini dibedakan menjadi tiga yaitu
bagi peserta didik, bagi guru, dan bagi sekolah. Hal tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut.
Based Learning.
strategi pembelajaran, khususnya bahan ajar lembar kerja peserta didik dan
1. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas X SMK N 3 Metro, SMK
2. Objek penelitian ini adalah menulis teks anekdot berdasarkan peristiwa yang
dialami dengan menggunakan struktur dan kebahasaan yang baik dan benar.
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut Majid (2013: 174), bahan ajar adalah segala bentuk bahan, informasi,
alat, dan teks yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Bahan Ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara
sistematis, baik tertulis maupun tidak, sehingga tercipta lingkungan atau suasana
yang memungkinkan siswa untuk belajar. Guru harus memiliki atau menggunakan
bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum, karakteristik sasaran, dan tuntunan
Prastowo (2015: 6), bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
merupakan informasi, alat, dan teks yang dibutuhkan guru atau instruktur untuk
segala bentuk materi tertulis maupun tidak tertulis yang digunakan untuk
kelas.
Lebih lanjut Djamarah (2014: 330) menyebutkan lima fungsi bahan ajar dalam
laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih
baik dan (b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi sehingga
dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional dan (b)
kemampuannya.
kemampuan sumber belajar dan (b) penyajian informasi dan bahan secara
lebih konkret.
antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang
Manfaat penyusunan bahan ajar ini dapat diperoleh oleh seorang guru dan bagi
a. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan
b. Tidak lagi bergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk
diperoleh.
berbagai referensi.
bahan ajar.
antara guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya kepada
gurunya.
diterbitkan.
16
kehadiran guru.
Penyusunan bahan ajar ini dibuat oleh guru atau instruktur lainnya dengan prinsip
pengembangan. Pertama, mulai dari yang mudah untuk memahami materi yang
sulit dari yang konkret untuk memahami yang abstrak. Kedua, terdapat
pendidikan.
berikut.
A. Handout
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan atau KD
(Kompetensi Dasar) dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
17
Saat ini, handout dapat diperoleh dengan berbagai cara antara lain dengan cara
B. Buku
Buku dapat ditulis oleh seorang penulis atau guru. Buku berisikan sebuah pikiran
sehingga buku akan memberikan makna sebagai bahan ajar bagi peserta didik
didapat dari berbagai cara, misalnya hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi
pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi.
Buku adalah sejumlah lembaran kertas, baik cetakan maupun kosong, yang dijilid
dan diberi kulit. Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu
pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Buku yang
baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah
keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide
penulisannya.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam menulis buku
3. Merancang outline buku, agar isi buku lengkap mencakup seluruh aspek yang
7. Memperbaiki tulisan.
C. Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat
belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi
paling tidak tentang 1) petunjuk belajar (petunjuk guru atau siswa); 2) kompetensi
yang akan dicapai; 3) content atau isi materi; 4) informasi pendukung; 5) latihan-
latihan; 6) petunjuk kerja dapat berupa Lembar Kerja (LK); 7) evaluasi; dan 8)
balikan terhadap hasil evaluasi. Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik
belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih KD (Kompetensi Dasar)
tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa
petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang
19
akan dicapainya. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan
oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau
referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya. Keuntungan adanya lembar
Sedangkan, bagi siswa akan belajar secara mandiri dan belajar memahami dan
menjalankan suatu tugas tertulis. Dalam menyiapkannya, guru harus cermat dan
kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai atau
E. Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun
secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan
dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi
Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996). Dengan demikian, brosur dapat dimanfaatkan
sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari KD (Kompetensi Dasar)
yang harus dikuasai oleh siswa. Mungkin saja, brosur dapat menjadi bahan ajar
yang menarik karena bentuknya yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur
tidak terlalu banyak, maka brosur didesain hanya memuat satu KD saja. Ilustrasi
dalam sebuah brosur akan menambah menarik minat peserta didik untuk
menggunakannya.
20
F. Leaflet
Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tetapi tidak
dimatikan atau dijahit. Agar terlihat menarik, biasanya leaflet didesain secara
singkat, serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat
materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih KD
(Kompetensi Dasar).
G. Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus atau proses atau
grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat lebih
menarik bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain dengan menggunakan
tata warna dan pengaturan proporsi yang baik. Wallchart biasanya masuk dalam
kategori alat bantu melaksanakan pembelajaran, namun dalam hal ini wallchart
didesain sebagai bahan ajar. Karena didesain sebagai bahan ajar, maka wallchart
harus memenuhi kriteria sebagai bahan ajar antara lain bahwa memiliki kejelasan
tentang KD (Kompetensi Dasar) dan materi pokok yang harus dikuasai oleh
peserta didik, diajarkan untuk berapa lama, dan bagaimana cara menggunakannya.
Sebagai contoh, wallchart tentang siklus makhluk hidup binatang antara ular,
Foto atau gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang
baik, agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto atau gambar, siswa
dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih KD
21
(Kompetensi Dasar). Melalui membaca yang dapat diingat hanya 10%, dari
mendengar yang diingat 20%, dan dari melihat yang diingat 30%. Foto atau
gambar yang didesain secara baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik.
Bahan ajar ini dalam menggunakannya harus dibantu dengan bahan tertulis.
Bahan tertulis dapat berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau bahan tes.
Bahan ajar memliki cakupan yang sangat luas, sehingga bahan ajar menurut
(Dwicahyono dan Daryanto, 2014: 173) dibagi beberapa jenis, yaitu Pertama,
bahan ajar pandang (visual) yang terdiri atas bahan cetak (printed) seperti antara
lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto atau
gambar, model atau maket. Kedua, bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio,
piringan hitam, dan compact disk audio. Ketiga, bahan ajar pandang dengar
(audio visual) seperti video compact disk dan film. Keempat, bahan ajar
Selanjutnya, pada penelitian ini akan dibahas tentang bahan ajar cetak. Bahan ajar
(printed) cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Jika bahan ajar cetak
tersusun secara baik, bahan ajar terdapat beberapa keuntungan yaitu: a) bahan
guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang
kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu; e) bahan tertulis relatif
ringan dan dapat dibaca di mana saja; f) bahan ajar yang baik akan dapat
membuat sketsa; g) bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dapat disebut juga dengan Lembar Kerja
Siswa (LKS). Lembar Kerja Peserta Didik merupakan suatu bahan ajar cetak yang
mengacu pada Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai (Prastowo, 2015: 204).
suatu masalah. LKPD dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan semua
Hidayah dan Sugiarto dalam Majid (2015: 232), LKPD merupakan salah satu
jenis alat bantu pembelajaran. Menurut Trianto dalam jurnal Siti (2017: 133),
Komponen Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) menurut Majid (2015: 233),
yang dikenalkan adalah informasi atau konteks permasalahan dan pertanyaan atau
a. Informasi
mengerjakan tugas tidak terlalu sedikit atau kurang jelas sehingga peserta didik
„tidak berdaya‟ untuk menjawab atau mengerjakan tugas, tetapi tidak juga terlalu
b. Pernyataan Masalah
jumlah pertanyaan dibatasi, misalnya tiga buah saja, sehingga LKPD (Lembar
Kerja Peserta Didik) tidak seperti „hutan belantara‟ yang menjadi beban baca
peserta didik. Bila guru mempunyai tiga pertanyaan yang bagus, hendaknya
pertanyaan tersebut disimpan dalam pikirannya dan baru diajukan secara lisan
kepada peserta didik sebagai tambahan bila perlu. Pernyataan dapat bersifat
Widjajanti (2008: 2), menjelaskan bahwa LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
mengajar.
c. Dapat mengetahui seberapa jauh materi yang telah dikuasai peserta didik.
kecepatan belajarnya.
bahan ajar yang dapat meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan
25
peserta didik. Kedua, LKPD mempermudah peserta didik untuk memahami materi
yang diberikan. Ketiga, LKPD bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) dalam pembelajaran yaitu berupa bahan ajar yang lebih
memahami materi, memudahkan guru untuk memberikan tugas, dan peserta didik
Prastowo (2015: 206), menyatakan bahwa tujuan LKPD (Lembar Kerja Peserta
Didik) terdapat empat poin yang menjadi tujuan penyusunan LKPD, yaitu
a. Menyajikan bahan ajar yang mudah bagi peserta didik untuk berinteraksi
Peserta Didik) adalah memudahkan peserta didik dalam proses kegiatan belajar-
dan memudahkan guru untuk melatih peserta didik secara mandiri melalui tugas-
3. Menyusun Materi
Untuk menyusun materi LKPD, ada beberapa yang perlu diperhatikan yaitu
b. Materi yang dapat diambil dari berbagai sumber, seperti: buku, majalah,
Struktur LKPD terdiri dari enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
secara tulisan kepada pihak lain menggunakan bahasa tulis sebagai alat untuk
pesan, isi tulisan, dan saluran atau media kepada pembaca. Dikemukakan oleh
Tarigan (2008: 4), bahwa menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar
atau bangsa yang terpelajar. Suparno dan Yunus (2008: 13), mengemukakan
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Sejalan dengan
secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulisan sebagai alat
atau medianya.
28
salah suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis merupakan proses
kreatif untuk menuangkan gagasan atau ide pokok dalam bentuk bahasa tulisan
sebagai alat atau medianya, menulis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan
merangkai huruf menjadi kata atau kalimat untuk disampaikan kepada orang lain.
struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara
otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.
(2007: 89), para penulis kurang menyadari pentingnya tujuan dalam menulis. Hal
tanpa tujuan yang jelas. Akibatnya, jalan ceritanya teratur dan bertele-tele,
memerlukan pengalaman dalam cerita. Menurut Tarigan (2008: 24), setiap jenis
tulisan mengandung beberapa tulisan tetapi karena tujuan itu sangat beraneka
katagori berikut ini: (1) memberitahukan atau mengajar; (2) meyakinkan atau
menulis adalah untuk menyampaikan informasi kepada orang lain melalui tulisan.
Agar maksud dan tujuan penulis tercapai dan pembaca memberikan responsi yang
29
diinginkan oleh penulis terhadap tulisannya, mau tidak mau dia harus menyajikan
tulisan yang baik, ciri-ciri tulisan yang baik itu, antara lain:
yang serasi.
mengenai hal itu. Dalam hal ini, haruslah dihindari penggunaan kata-kata dan
merevisi naskah pertama merupakan kunci utama penulisan yang tepat guna
benar-benar bawa hal-hal seperti ini dapat memberi akibat yang kurang baik
Secara singkat, ada pula ahli yang merumuskan ciri-ciri tulisan yang baik itu
menghasilkan sebuah tulisan yang baik nantinya. Dikemukakan oleh Percy (dalam
Gie, 2002: 21), tidak kurang dari enam manfaat dari kegiatan menulis atau
mengarang, yaitu (1) Suatu sarana yang menggunakan diri; (2) Suatu sarana untuk
pribadi; (4) Suatu sarana untuk peningkatan kesadaran dan pencerapan terhadap
bersemangat dan bukannya penerima yang pasrah; dan (6) Suatu sarana untuk
Dijelaskan oleh Tarigan (2008: 22), sangat penting bagi pendidik karena
memudahkan para pelajar berpikir. Juga dapat menolong kita berpikir secara
pemahaman terhadap penulis agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam
secara sistematis dan terstruktur dalam sebuah tulisan. Menulis seperti juga halnya
yang tersusun secara logis, diekspresikan dengan jelas, dan ditata secara menarik.
Basiran dalam Haryanti (2013: 2), menyatakan bahwa teks anekdot merupakan
teks berjenis narasi yang relatif pendek yang mengandung kelucuan, bisa berupa
kecelakaan akibat ulah sendiri, dan lain-lain. Anekdot ialah cerita singkat yang
menarik, karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau
terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Teks anekdot dapat berisi
mengalaminya. Perasaan jengkel dan konyol seperti itu merupakan krisis yang
ditanggapi dengan reaksi dari pertentangan antara nyaman dan tidak nyaman, puas
dan frustrasi, serta tercapai dan gagal (Maryanto dalam Jurnal Imania, dkk, 2014).
32
Salah satu cerita lucu yang banyak beredar di masyarakat adalah anekdot.
Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang
kasar dan menyakiti. Anekdot mengangkat cerita tentang orang penting (tokoh
ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan.
Seringkali, partisipan (pelaku cerita), tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam
anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga anekdot
proyek adalah “suatu metode pengajaran sistematis yang melibatkan para siswa
berbasis proyek adalah srategi yang berpusat pada siswa yang mendorong inisiatif
dan memfokuskan siswa pada dunia nyata, dan dapat meningkatkan motivasi
mereka.
(CORD dalam Wasis, 2008). Suzie & Jane (2007: 11), menyatakan bahwa
down”. Pembelajaran berbasis Project Based Learning adalah suatu strategi untuk
mengubah kelas tradisional. Menurut Semiawan, dkk dalam Wena (2010: 107),
33
dari suatu mata pelajaran tertentu. Demikian pula pengetahuan yang diperoleh
siswa menjadi lebih berarti dan kegiatan belajar-mengajar akan menjadi lebih
kehidupan sehari-hari.
produk atau proyek yang nyata. Proyek-proyek yang dibuat oleh sisa mendorong
berbagai kemampuan, tidak hanya pengetahuan atau masalah teknis, tetapi juga
tujuan pembelajaran sendiri secara khusus. Proyek apa yang ingin dibuat harus
didasarkan pada minat dan kemampuan, baik secara pribadi maupun kelompok.
Siswa juga dituntut untuk mengatur sendiri kegiatan belajarnya dengan membagi
beban kerja diantara mereka dan mengintegrasikan tugas-tugas yang berbeda yang
terletak pada prinsip-prinsip dan konsep-konsep inti dari disiplin ilmu, melibatkan
siswa dan investigasi pemecahan masalah dan tugas-tugas yang bermakna yang
34
lain, memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri dalam
yang sangat besar untuk memberi pengalaman belajar yang lebih menerik dan
cocok sebagai suatu model untuk pendidikan yang merespon isu-isu peningkatan
praktik kelas yang berdurasi pendek dan aktivitas pembelajaran berpusat pada
guru, model Project Based Learning menekankan kegiatan belajar yang relatif
dengan praktik dan isu-isu dunia nyata. Dengan demikian, pembelajaran berbasis
proyek merupakan model pembelajaran yang sangat ideal untuk diterapkan pada
keutuhan yang kompleks; (2) siswa menemukan hubungan antar ide secara
pertanyaan yang nyata dan menarik perhatian siswa. Aspek kegiatan memiliki
karakteristik: (1) siswa melakukan insvestigasi selama periode tertentu; (2) siswa
dihadapkan pada suatu kesulitan, pencarian sumber, dan pemecahan masalah; (3)
siswa membuat hubungan antar ide dan memperoleh keterampilan baru; (4) siswa
pencari dan melakukan latihan kerjanya dalam konteks sosial; (2) siswa
profesional. Yang terakhir adalah aspek hasil. Karakteristik hasil meliputi: (1)
(2) siswa terlibat dalam melakukan penilain diri; (3) siswa bertanggung jawab
Bucks Institut for Education sebagaimana dikutip oleh Wena (2011: 145),
dikumpulkan.
kreativitas siswa. Selain itu, melalui pembelajaran berbasis proyek siswa dilatih
sesuai dengan minat dan kemampuanya. Hal tersebut sangat berarti untuk
memberikan bekal kompetensi siswa sekolah kejuruan agar siap terjun ke dunia
kerja.
Menurut Wena (2011: 145) mengutip dari Thomas, pembelajaran berbasis Project
tersebut, yaitu
37
1. Sentralistis
2. Pertanyaan Penuntun
Hal ini mengandung makna bahwa pekerjaan proyek yang dilakukan oleh siswa
menemukan konsep mengenai bidang tertentu. Dalam hal ini, aktivitas bekerja
sebagai motivasi eksternal yang dapat membangkitkan motivasi internal pada diri
3. Investigasi Konstruktif
untuk mengerjakan proyek. Oleh karena itu, guru harus dapat merancang strategi
pembelajaran yang mendorong siswa untuk melakukan proses pencarian dan atau
4. Otonomi
otonomi untuk menentukan target sendiri dan bertanggung jawab terhadap apa
5. Realitas
Proyek yang dikerjakan oleh siswa merupakan pekerjaan nyata yang sesuai
bukan dalam bentuk simulasi atau imitasi, melainkan pekerjaan atau permasalahan
diri dan masa depan siswa. Siswa yang terbiasa belajar dengan pekerjaan proyek,
1. Meningkatkan motivasi.
4. Meningkatkan kolaborasi.
Pengalaman yang dilakukan oleh Intel Corpration melalui Intel Teach Program
2. Memberikan keuntungan akademik yang sama atau lebih baik daripada yang
dihasilkan oleh model lain, di mana siswa yang terlibat dalam proyek
sendiri.
berbasis proyek, maka dapat diidentifikasi beberapa kelebihan dari Project Based
sistematis.
3. Melatih siswa untuk melakukan proses berpikir secara kritis dalam rangka
A. Kelebihan
siswa.
siswa.
kehidupan nyata.
yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari
nyata.
telah berakhir.
B. Kekurangan
masalah yang sedang dipelajari maka mereka tidak akan belajar apa
yaitu
Learning.
42
lakukan.
Selain memiliki banyak kelebihan, Project Based Learning ini juga memiliki
kekurangan yang harus diperhatikan oleh guru terutama dalam memilih materi
guru harus dapat menyiapkan masalah yang menarik yang dapat merangsang
sebelumnya.
3. Membuat Jadwal
pembelajaran. Aktivitas pada tahap ini antara lain (1) membuat timeline
dengan proyek; dan (5) meminta siswa untuk memberi alasan tentang cara
yang dipilih.
5. Menilai Hasil
6. Refleksi
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijadikan. Proses refleksi dilakukan
Wena (2011: 108), membagi tahap pembelajaran praktik kejuruan berbasis proyek
menjadi tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap
siswa sesuai dengan tugas, dan mengerjakan tugas. Tahap evaluasi dilakukan
evaluasi menjadi bahan masukan bagi guru dan bagi siswa untuk merancang
pembelajaran selanjutnya.
orientasi, desain, pelaksanaan, dan evaluasi. Pertama, tahap orientasi adalah tahap
tujuan yang akan dicapai, dan menjelaskan kegiatan yang dilakukan. Pada tahap
proyek yang akan dibuat. Pada tahap ini juga disusun jadwal kegiatan untuk
inti, yaitu siswa mengerjakan proyek yang telah dirancang sebelumnya, sesuai
dengan jadwal yang telah disusun. Keempat, tahap evaluasi merupakan upaya
yang dilakukan untuk menilai proses kegiatan hasil kerja proyek. Tahap evaluasi
berguna sebagai umpan balik bagi guru dalam merancang dan melaksanakan
strategi pembelajaran. Selain bagi guru, berguna pula bagi siswa untuk
mengetahui efektivitas rencana dan proses kerja proyek yang dilakukan, serta
Menurut Buck Institue for Education dalam Wena (2010: 148) menyatakan bahwa
berbasis tradisional.
Penekanan
Penekanan Pembelajaran
Aspek Pendidikan Pembelajaran
Berbasis Proyek
Berbasis Tradisional
partisipan di dalam kegiatan direktur pembelajaran
belajar
Pembimbing atau partner Ahli
Fokus pengukuran Proses dan produk Produk
Pencapaian yang nyata Skor tes
Unjuk kerja yang standar dan Membandingkan
kemajuan dari waktu ke waktu dengan yang lain
Demonstrasi pemahaman Reproduksi informasi
Bahan-bahan Langsung sumber asli, bahan- Teks, ceramah, dan
pembelajaran bahan tercetak, interview, presentasi
dokumen, dan lain-lain
Data dan bahan dikembangkan Kegiatan dan lembar
oleh siswa latihan dikembangkan
guru
Penggunaan Utama, integral Pendukung periferal
Teknologi Diarahkan siswa Dijalankan guru
Kegunaan untuk memperluas Kegunaan untuk
presentasi siswa atau perluasan presentasi
penguatan kemampuan siswa guru
Konteks kelas Siswa bekerja dalam Siswa bekerja sendiri
kelompok
Siswa kolaboratif satu dengan Siswa kompetisi satu
yang lainnya dengan yang lainnya
Siswa mengonstruksi, Siswa menerima
berkontribusi, dan melakukan informasi guru
sintesis informasi
Peranan siswa Melakukan kegiatan belajar Menjalankan perintah
yang diarahkan oleh diri guru
sendiri
Pengkaji, integrator, dan Pengingat dan
penyaji ide pengulang fakta
Siswa menentukan tugas Pembelajar menerima
mereka sendiri dan bekerja dan menyelesaikan
secara independen dalam tugas-tugas laporan
waktu yang besar pendek
Tujuan jangka Pemahaman dan aplikasi ide Pengetahuan tentang
pendek dan proses yang kompleks fakta istilah dan isi
Tujuan jangka Dalam pengetahuan Luas pengetahuan
panjang Lulusan yang berwatak dan Lulusan yang memiliki
terampil mengembangkan diri, pengetahuan yang
mandiri, dan belajar sepanjang berhasil pada tes
hayat standar pencapaian
(Wena, Made, 2010: 150).
47
mendesain suatu proyek yang disebut dengan, The six A’s of Designing Projects,
yaitu: (1) Authenticity (Keautentikan); (2) Academic Rigor (Ketaan terhadap Nilai
Akademik); (3) Applied Learning (Belajar pada Dunia Nyata); (4) Active
Exploration (Aktif Meneliti); (5) Adult Relationship (Hubungan dengan Ahli), dan
Pembimbingan oleh guru dan penyelesaian tugas oleh peserta didik mengacu pada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pijakan tindakan. Adapun
A. Keautentikan
keterampilan pribadinya.
D. Aktif Meneliti
1. Mendorong dan mengarahkan siswa untuk mampu belajar dari orang lain
F. Penilaian
PRINSIP PROSEDUR
PEMBELAJARAN MENDESAIN
Ketaatan terhadap
Autentik
Nilai-Nilai Akademik
Otonomi Penilaian
Realitas
BAB III
METODE PENELITIAN
penentuan matang tentang hal-hal yang akan dilakukan (Margono, 2010: 100).
memberikan hasil sebuah produk untuk dikembangkan kepada siswa. Produk yang
dikembangkan yaitu lembar kerja peserta didik pada pembelajaran menulis teks
didik mampu membuat karya sendiri secara kreatif dan memperhatikan struktur
56
kebahasaan yang baik dan benar. Berdasarkan tujuannya tersebut, maka desain
penelitian ini sangat tepat digunakan karena sesuai dengan tujuan dilakukannya
penelitian ini, yaitu untuk mengembangkan LKPD menulis teks anekdot berbasis
pengembangan menurut Borg & Gall yang terdiri atas sepuluh langkah (tahap).
Research Develop
and Preliminar-
Preliminar-
Planning y Field
Information y Form of
Collecting Resting
Product
Final Final
Product Product
Revision Revision
Disadari oleh Borg and Gall bahwa penelitian dan pengembangan memerlukan
biaya yang besar, yang tentunya menyulitkan bagi para mahasiswa pascasarjana
dalam pembiayaannya. Oleh sebab itu, Borg dan Gall menyarankan sebagai
berikut: “Yang terbaik adalah melakukan proyek dengan skala kecil yang hanya
melibatkan sedikit rancangan pembelajaran yang asli. Juga, kecuali anda memiliki
pembelajaran yang mahal seperti film dan cara lain untuk memperkecil proyek
Borg dan Gall yang terdiri atas sepuluh tahapan, yaitu: (1) pengumpulan informasi
dan kajian literer; (2) penyusunan desain dan media pengembangan; (3)
pengumpulan data lapangan; (4) analisis data awal; (5) penyusunan media
pengembangan; (6) uji coba lapangan; (7) workshop penyusunan media; (8)
review pakar; (9) penyempurnaan media; dan (10) penyusunan media. Atas dasar
menjadi 3 tahap. Hal ini dilakukan dengan alasan disesuaikan dengan kebutuhan
utama, yakni:
1. Penelitian pendahuluan;
produk awal; (4) melalukan uji awal (penilaian praktisi); (5) melakukan revisi
awal; (6) melakukan uji pakar atau ahli; (7) melakukan revisi kedua; (8)
melakukan uji coba kelompok kecil; (9) revisi ketiga; (10) uji coba kelas besar;
Tahap 1 Analisis
Kajian Studi
Penelitian
Konseptual Lapangan Kebutuhan
Pendahuluan
Proses
Membuat Penilaian
Pengembang
Prototipe Teman Revisi
-an Bahan
Bahan Ajar Sejawat
Ajar Produk
Uji Pakar
atau Ahli
Produk atau
Uji Coba
Pengembang
Revisi 3 Kelas Revisi 2
an Bahan
Terbatas
Ajar
Uji Coba
Produk
Kelas Revisi 4
Akhir
Besar
sistem tersebut. Hasil akhir dari penelitian ini adalah berupa desain produk baru
menilai dan membuatnya. Teknik pengumpulan data dan analisis data akan
sebagai berikut:
1. Dokumentasi
dengan bahan ajar yang berupa LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) dalam
2. Observasi
pembelajaran.
60
3. Angket
Pemberian angket ditujukan kepada guru dan siswa. Tujuan penyebaran angket
4. Wawancara
Wawancara dan diskusi dilakukan dengan guru, siswa, dan kepala sekolah untuk
pembelajaran.
bahan ajar LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) dalam menulis teks anekdot.
Dasar yang digunakan adalah penyebaran angket tentang perlunya bahan ajar
LKPD untuk menulis teks anekdot. Angket ditujukan kepada guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas X SMK, berjumlah 1 (satu) orang guru, 2 (dua) wakil
kepala sekolah bidang kurikulum dan kesiswaan, serta 10 (sepuluh) siswa masing-
dan bahan ajar. Hasil analisis kebutuhan berupa deskripsi bahan ajar yang
diperlukan, yaitu bahan ajar Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang
landasan untuk menetapkan desain produk bahan ajar lembar kerja peserta didik.
61
Setelah mengetahui desain produk bahan ajar LKPD (Lembar Kerja Peserta
produk awal. Pembuatan produk awal ini didasari oleh desain produk yang
dihasilkan pada tahap studi pendahuluan, setelah dibuat produk awal bahan ajar
dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah
Uji praktisi atau teman sejawat dilakukan untuk memperoleh masukan sebanyak
mungkin dari praktisi atau teman sejawat, yaitu guru kelas, dan wakil kepala
sekolah.
Pelaksanaan uji ahli atau pakar dimaksudkan untuk memperoleh masukan dari
ahli atau pakar yang memiliki kompetensi pada bidang yang relevan. Dalam hal
ini, adalah ahli di bidang materi Bahasa dan Sastra Indonesia dan Ahli Teknologi
Pendidikan. Hasil uji ahli atau pakar berupa komentar, kritik, saran, dan koreksi
wawancara, dan angket. Penilaian ahli atau pakar untuk merevisi desain produk
Uji coba lapangan dalam kelompok kecil melibatkan 10 (sepuluh) siswa. Uji coba
dilakukan pada siswa kelas X SMK N 2 Metro. Hasil uji lapangan kelompok kecil
Pada tahap ini, produk pengembangan yang telah diujikan di kelompok kecil
mengalami revisi. Setelah mengalami revisi pada uji kelompok kecil, selanjutnya
produk akan diujikan kembali pada uji coba lapangan dalam kelompok besar.
Adapun uji coba lapangan dalam kelompok besar yaitu sebagai berikut:
Uji coba lapangan dalam kelompok besar dilakukan pada tiga sekolah yang
pengguna produk. Hasil uji lapangan dalam kelompok besar juga dimanfaatkan
untuk merevisi produk. Uji coba lapangan dalam kelompok besar dan revisi
saran atau komentar dari siswa. Uji coba lapangan dalam kelompok besar
dilakukan sampai diperoleh produk yang siap untuk digunakan sebagai bahan ajar.
Bahan ajar LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) pada uji skala luas ini melibatkan
63
tiga sekolah, yakni SMK N 3 Metro, SMK Muhammadiyah 2 Metro, dan SMK N
2 Metro.
Uji produk ini dilakukan oleh siswa selaku responden dan juga pengguna untuk
ini berupa produk Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) menulis teks anekdot
berbasis Project Based Learning untuk siswa kelas X SMK. Berikut ini adalah
a. Menyiapkan perangkat untuk uji coba (kriteria LKPD yang layak dan angket
kelayakan).
b. Menentukan responden uji coba pada tiap-tiap kelompok belajar kelas X SMK
f. Mengumpulkan data hasil uji coba lembar angket uji daya tarik.
Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli
Sebuah penelitian sangat berkaitan erat dengan sumber data. Sumber data dalam
penelitian adalah sumber yang di mana dapat diperolehnya data yang terdapat
sebagai objek penelitian. Sedangkan, data merupakan objek yang diteliti atau
dianalisis dalam penelitian. Sumber data penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
X SMK yang terdiri setiap kelas terdiri dari 30 (tiga puluh) siswa. Berdasarkan
jumlah siswa kelas SMK data yang dijadikan sampel, yaitu tiga sekolah dengan
Data penelitian ini menggunakan data kualitatif berupa deskriptif yang berisi
saran, kritik, koreksi, dan penilaian dari siswa, praktisi, dan pakar. Subjek
penelitian tahap awal atau studi pendahuluan, tahap proses, dan tahap produk atau
Analisis data dapat dilakukan menggunakan analisis deskriptif yang diperoleh dari
hasil analisis data dari ahli atau pakar, dan analisis data saat uji coba produk.
Aturan pemberian skor di bawah ini sesuai menurut Sugiyono (2016: 135):
Kegiatan analisis data dari hasil angket dilakukan dengan mencari rata-rata skor
dilakukan dengan kriteria 1 = tidak relevan atau tidak sesuai, 2 = kurang relevan
atau kurang layak, 3 = relevan atau layak, dan 4 = sangat relevan atau sangat
rumus:
Data kualitatif yang diperoleh dari sebaran angket untuk mengetahui kelayakan
penggunaan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) menulis teks anekdot berbasis
Project Based Learning yang digunakan guru dalam menyampaikan materi untuk
sebagai bahan belajar diperoleh dari uji coba terbatas kepada siswa sebagai
pretes, postes, dan n-gain. Skor gain, yaitu perbandingan gain aktual dengan gain
maksimum. Gain aktual yaitu selisih skor post test terhadap skor pretest. Rumus
Kriteria interpretasi n-gain yang dikemukakan oleh Meltzer (2002), seperti pada
3.6 Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti yang bertindak sebagai pelaku
Alokasi
No Masalah Indikator Deskriptor
Waktu
komplikasi
merupakan
bagian dari inti
peristiwa suatu
anekdot. Pada
bagian krisis
itulah terdapat
kekonyolan
yang
menggelitik dan
mengundang
tawa.
d. Reaksi
merupakan
tanggapan atau
respons atas
krisis yang
dinyatakan
sebelumnya.
Reaksi yang
dimaksud dapat
berupa sikap
mencela atau
menertawakan.
e. Koda
merupakan
penutup atau
kesimpulan
sebagai petanda
berakhirnya
cerita. Di
dalamnya dapat
berupa
persetujuan,
komentar,
ataupun
penjelasan atas
maksud dari
cerita yang
dipaparkan
sebelumnya.
Bagian ini
biasanya
ditandai oleh
kata-kata,
seoerti itulah,
70
Alokasi
No Masalah Indikator Deskriptor
Waktu
akhirnya, dan
demikianlah.
Keberadaan
koda bersifat
opsional; bisa
ada ataupun
tidak ada.
KD (Kompetensi
Dasar) 3.6 Fitur
kebahasaan anekdot
yang khas, yaitu: (a)
menggunakan
kalimat yang
menyatakan
peristiwa masa lalu;
(b) menggunakan
kalimat retoris,
kalimat pertanyaan
yang tidak
membutuhkan
jawaban; (c)
menggunakan
konjungsi (kata
penghubung) yang
menyatakan
hubungan waktu
seperti kemudian,
lalu, dan
sebagainya; (d)
menggunakan kata
kerja aksi seperti
menulis, membaca,
berjalan, dan
sebagainya; (e)
menggunakan
imperative sentece
(kalimat perintah);
dan (f)
menggunakan
(kalimat seru).
Khusus untuk
anekdot yang
disajikan dalam
bentuk drama atau
dialog, penggunaan
kalimat langsung
71
Alokasi
No Masalah Indikator Deskriptor
Waktu
sangat dominan.
KD (Kompetensi
Dasar) 4.6
Menyusun anekdot,
ada beberapa hal
yang harus
ditentukan lebih
dulu. Hal tersebut
adalah tema, kritik,
kelucuan, tokoh,
struktur, dan pola
penyajian teks
anekdot.
Langkah-Langkah
ini akan
memudahkan kamu
untuk belajar
menyusun anekdot.
Jadi, baca dengan
teliti contoh
penyusunan anekdot
agar nantinya kamu
bisa menyusun
anekdotmu sendiri.
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
2015. Buku Guru Bahasa Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.
Alokasi
No Indikator Deskriptor
Waktu
Mengidentifikasi struktur
3.6 Mengevaluasi struktur dan kaidah kebahasaan
dan kebahasaan teks teks anekdot.
anekdot Menciptakan teks anekdot
b. Menciptakan kembali berdasarkan lingkungan 2X1
2.
teks anekdot dengan sekitar. Pertemuan
memerhatikan struktur Menyusun kembali teks
dan kebahasaan baik anekdot berdasarkan
lisan maupun tulis struktur dan kaidah
kebahasaannya.
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
2015. Buku Guru Bahasa Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.
No Aspek Pertanyaan
dan menciptakan kembali teks anekdot dengan
memerhatikan struktur, dan kebahasaan baik lisan
maupun tulis?
Apakah bahan ajar memberikan panduan langkah-
langkah belajar menulis teks anekdot?
Adakah Bapak atau Ibu mengalami kendala selama
memberikan materi menulis teks anekdot
menggunakan panduan yang ada?
Jika ada, apa menciptakan kembali teks anekdot
yang mendasari kesulitan untuk mengajarkan
menulis teks anekdot kepada siswa?
Apakah panduan kegiatan belajar siswa yang
digunakan memberikan pengayaan materi?
Jika ada, pengayaan berupa soal pilihan ganda atau
essay yang disajikan dalam materi menulis teks
anekdot ini?
Jika tidak ada, pengayaan seperti contoh soal-soalm
4. Pengayaan materi beserta pengayaan essay secara detail yang
diinginkan dalam pembelajaran menulis teks
anekdot?
Apakah Bapak atau Ibu membutuhkan panduan
kegiatan dalam bentuk LKPD (Lembar Kerja
Peserta Didik) untuk membantu membelajarkan
materi menulis teks anekdot pada siswa?
Apakah Bapak atau Ibu setuju jika ada
pengembangan LKPD (Lembar Kerja Peserta
Penambahan Didik) yang dilengkapi dengan penggunaan model
pembelajaran pembelajaran Project Based Learning khususnya
5.
berbasis Project pada materi menulis teks anekdot?
Based Learning Jika tidak, apakah alasan Bapak atau Ibu model
pembelajaran Project Based Learning sulit untuk
dipahami siswa?
Selain pada guru, wawancara juga dilakukan pada siswa untuk mengetahui
No Aspek Pertanyaan
Jika tidak ada, apakah Anda menggunakan bahan
ajar lainnya untuk pembelajaran menulis teks
anekdot?
Apakah panduan kegiatan belajar sesuai dengan
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran menulis teks anekdot?
2.
tujuan pembelajaran Jika tidak sesuai, apa kekurangan panduan kegiatan
tersebut masih harus diperbaiki atau dilengkapi?
Apakah bahan ajar yang digunakan memudahkan
siswa mencapai tujuan belajar siswa yaitu
menganalisis teks anekdot dari aspek makna tersirat
dan mengevaluasi struktur dan kebahasaan teks
anekdot?
Apakah bahan ajar yang digunakan memudahkan
siswa mencapai tujuan belajar siswa yaitu
mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks
anekdot baik lisan maupun tulis dan menciptakan
kembali teks anekdot dngan memerhatikan struktur,
dan kebahasaan baik lisan maupun tulis?
Apakah bahan ajar memberikan panduan materi
untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis teks
3. Penyajian
anekdot?
Jika ya, apakah bahan ajar menulis teks anekdot
memaparkan contoh yang sesuai dengan keadaan di
sekitar kita?
Apakah Anda mengalami kendala dalam
menganalisis dan menciptakan kembali teks
anekdot?
Jika ada, kendala apa yang mendasari kesulitan
khususnya dalam menganalisis dan menciptakan
kembali teks anekdot?
Apakah Anda membutuhkan panduan kegiatan
dalam bentuk LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
khususnya pada materi menulis teks anekdot?
Apakah panduan kegiatan belajar yang Anda
gunakan memberi pengayaan materi?
Jika ada, pengayaan seperti aoa yang disajikan
dalam materi menulis teks anekdot?
Jika tidak ada, pengayaan seperti apa yang
4. Pengayaan materi
diinginkan dalam materi menulis teks anekdot?
Apakah Anda membutuhkan panduan kegiatan
dalam bentuk LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
untuk membantu mempelajari materi menulis teks
anekdot?
75
3. Validasi pakar atau ahli melalui angket uji pakar atau ahli untuk menilai
Tabel 3.9 Instrumen Evaluasi Formatif LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
Menulis Teks Anekdot
No Komponen 1 2 3 4 5
KELAYAKAN ISI
Kesesuaian dengan KI (Kompetensi Inti) dan KD
1.
(Kompetensi Dasar)
2. Kesesuaian dengan kebutuhan siswa
3. Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar
4. Kebenaran substansi materi
KEBAHASAAN
5. Keterbacaan
6. Kejelasan informasi
7. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia
8. Penggunaan bahasa secara efektif dan efisien
SAJIAN
9. Kejelasan tujuan
10. Urutan penyajian
11. Pemberian motivasi
12. Interaktivitas (stimulasi dan respons)
13. Kelengkapan informasi
KEGRAFISAN
14. Penggunaan font (jenis dan ukuran)
15. Lay out dan tata letak
16. Ilustrasi, grafis, gambar, dan foto
17. Desain tampilan, penggunaan warna yang sesuai
Penilaian dilakukan dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang paling
sesuai berdasarkan kriteria 1 = sangat tidak baik atau tidak sesuai, 2 = kurang
sesuai, 3 = 66 cukup, 4 = baik, dan 5 = sangat baik atau sesuai. Selain penilaian,
validator ahli atau pakar juga memberikan saran perbaikan LKPD (Lembar Kerja
Tabel 3.10 Instrumen Penilaian Teman Sejawat atau Praktisi untuk Uji Coba
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
Pilihan
Aspek Deskriptor Jawaban
1 2 3 4
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
menggunakan bahasa yang mudah
dipahami
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
menggunakan bahasa Indonesia yang
sesuai dengan kaidah EBI (Ejaan
Bahasa Bahasa Indonesia)
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
menggunakan kalimat-kalimat yang
efektif
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
menggunakan paragraf-paragraf yang
tidak terlalu panjang
Apakah materi yang disajikan sistematis
Apakah materi pembelajaran disajikan
dengan memanfaatkan alam sekitar atau
pengalaman siswa (pada kegiatan siswa
menulis puisi)
Apakah LKPD (Lembar Kerja Peserta
Didik) tidak hanya memuat teori saja,
Isi LKPD (Lembar
tetapi bisa diaplikasikan dalam praktik
Kerja Peserta Didik)
Apakah materi dalam LKPD (Lembar
Kerja Peserta Didik) disajikan secara
kontekstual sesuai dengan lingkungan
belajar
Apakah LKPD (Lembar Kerja Peserta
Didik) memudahkan dalam memahami
materi pelajaran
Apakah bahan ajar menyajikan materi
secara menarik dan menyenangkan
Apakah contoh-contoh dalam bahan ajar
sesuai dengan lingkungan dan masalah
Kemenarikan
anak didik
penyajian
Apakah materi disajikan secara runtut
Apakah materi yang disajikan
melibatkan siswa secara aktif
Apakah materi yang disajikan sesuai
77
Pilihan
Aspek Deskriptor Jawaban
1 2 3 4
dengan kompetensi dasar yang ada
dalam kurikulum
Apakah bahan ajar memuat glosarium
Apakah bahan ajar menimbulkan
motivasi belajar bagi anak
Apakah bahan ajar disusun dengan
memandu siswa bekerja sama dengan
temannya
Apakah materi disajikan dengan
petunjuk cara melakukan secara jelas
Apakah bahan ajar terdapat perintah
menyelesaikan tugas secara kelompok
Apakah bahan ajar mengajak siswa
untuk melakukan kesimpulan tentang
materi yang dibahas
Apakah bahan ajar mengajak siswa
untuk merefleksi diri tentang
pemahaman yang didapat
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
memenuhi kelengkapan fisik anatomi
buku, sampul, dan perwajahan awal
Memuat daftar pustaka dan glosarium
Kegrafisan
Memiliki ilustrasi dan penggunaan
warna yang sesuai
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
membangkitkan motivasi untuk belajar
Penilaian oleh teman sejawat atau praktisi yaitu guru Bahasa Indonesia yang
dilakukan dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang paling sesuai
berdasarkan kriteria 1 = tidak baik atau tidak sesuai, 2 = kurang sesuai atau
kurang, baik, 3 = baik atau sesuai, dan 4 = sangat baik atau sangat sesuai. Selain
penilaian, guru sebagai penggunaan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) juga
digunakan.
78
Angket uji coba produk LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) sebagai bahan ajar
dalam pembelajaran menulis teks anekdot yang diberikan kepada siswa. Angket
dihasilkan melalui dua tahap, yaitu uji kelas kecil dan uji kelas besar atau kelas
Tabel 3.11 Instrumen Uji Coba LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) kepada
Siswa sebagai Pengguna
Pilihan Jawaban
No Komponen TM KM M SM Saran
(1) (2) (3) (4)
A. Kemenarikan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
Apakah variasi penggunaan huruf
(ukuran, bentuk, jenis, dan warna)
1.
membuat LKPD (Lembar Kerja
Peserta Didik) menarik dipelajari?
Apakah ilustrasi yang ada
2. membuat LKPD (Lembar Kerja
Peserta Didik) menarik dipelajari?
Apakah desain lay out membuat
3. LKPD (Lembar Kerja Peserta
Didik) menarik dipelajari?
Apakah penggunaan variasi warna
4. membuat LKPD (Lembar Kerja
Peserta Didik) menarik dipelajari?
Apakah dengan penggunaan
gambar-gambar membuat LKPD
5.
(Lembar Kerja Peserta Didik)
menarik dipelajari?
Apalah kesesuaian permasalahan
6. membuat LKPD (Lembar Kerja
Peserta Didik) menarik dipelajari?
Apakah dengan adanya contoh
7.
membuat LKPD (Lembar Kerja
79
Pilihan Jawaban
No Komponen TM KM M SM Saran
(1) (2) (3) (4)
Peserta Didik) menarik dipelajari?
Apakah kesesuaian gambar
8. membuat LKPD (Lembar Kerja
Peserta Didik) menarik dipelajari?
Apakah soal-soal latihan dan tes
formatif dalam LKPD (Lembar
9.
Kerja Peserta Didik) menarik
untuk dipelajari?
Apakah format keseluruhan LKPD
10. (Lembar Kerja Peserta Didik)
menarik dipelajari?
B. Kemudahan Pengguna
Apakah cakupan isi LKPD
(Lembar Kerja Peserta Didik)
1.
mempermudah Anda
menggunakan bahan ajar?
Apakah kejelasan isi LKPD
(Lembar Kerja Peserta Didik)
2.
mempermudah Anda
menggunakan bahan ajar?
Apakah alur penyajian LKPD
(Lembar Kerja Peserta Didik)
3.
mempermudah Anda
menggunakan bahan ajar?
Apakah bahasa yang digunakan
dalam LKPD (Lembar Kerja
Peserta Didik) dapat dipahami
4.
secara jelas sehingga
mempermudah Anda
menggunakan bahan ajar?
Apakah kejelasan pemaparan
materi LKPD (Lembar Kerja
5.
Peserta Didik) mempermudah
Anda menggunakan bahan ajar?
Apakah petunjuk-petunjuk atau
panduan dalam LKPD (Lembar
Kerja Peserta Didik) dapat
6.
dipahami maksudnya secara jelas
sehingga mempermudah Anda
menggunakan bahan ajar?
Apakah pertanyaan-pertanyaan
dalam LKPD (Lembar Kerja
7.
Peserta Didik) dapat Anda pahami
maksudnya secara jelas sehingga
80
Pilihan Jawaban
No Komponen TM KM M SM Saran
(1) (2) (3) (4)
mempermudah penggunaan bahan
ajar?
C. Kemanfaatan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) Pembelajaran
Apakah LKPD (Lembar Kerja
Peserta Didik) membantu Anda
1.
meningkatkan minat mempelajari
materi?
Apakah LKPD (Lembar Kerja
Peserta Didik) membantu Anda
2.
mempelajari materi secara lebih
mudah?
Apakah evaluasi (soal latihan dan
ulangan harian) yang ada
3. membantu Anda mengetahui
kemampuan konsep yang anda
kuasai?
Penelitian ini menggunakan instrumen tes dengan tujuan untuk mengetahui hasil
pembelajaran menulis teks anekdot. Instrumen tes dalam penelitian ini mencakup
pretest dan post test serta kriteria penilaian teks anekdot. Pretest dilakukan untuk
mengetahui hasil pembelajaran menulis teks anekdot sebelum perlakuan, dan post
test dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran menulis teks anekdot setelah
mendapat perlakuan. Jenis tes yang digunakan adalah tes tulis. Bentuk instrumen
pretest dan post test yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol
a. Lembar Soal
Lembar soal yang diberikan kepada siswa sebagai instrumen tes untuk
Kriteria penilaian ini digunakan sebagai acuan untuk menilai hasil teks anekdot
yang dibuat oleh siswa. Di dalamnya memuat aspek-aspek yang harus ada di
dalam sebuah teks anekdot yang baik dan benar. Adapun kriteria penilaian
menulis teks anekdot adalah sebagai berikut. Pedoman penilaian diambil dari
skripsi yang disusun oleh Wahyudin (2014) dan diadaptasi dari Kosasih (2014):
Pada tahap selanjutnya, nilai yang telah diperoleh dikategorikan berdasarkan tabel
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasar pada analisis data hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
anekdot berbasis project based learning untuk siswa kelas X SMK dapat
dokumentasi, angket guru dan siswa, dan wawancara. Tahap kedua, proses
didasari oleh desain produk yang dihasilkan pada tahap studi pendahuluan,
beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai
dengan validasi produk oleh pakar, yaitu uji ahli materi, uji ahli media, dan
uji praktisi. Uji coba kelas kecil, dilakukan di satu sekolah, yaitu SMK
itu, mendapatkan beberapa masukan dan saran dari siswa tentang memilih
gambar dan warna pada LKPD agar lebih menarik kemudian melakukan
revisi. Uji coba kelas besar, yaitu dilakukan terhadap tiga sekolah, SMKN 3
pakar dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya.
pendahuluan, pengumpulan data, dan analisis data di tiga SMK yang ada di
berupa LKPD menulis teks anekdot berbasis project based learning untuk
dikembangkan dinyatakan sangat layak oleh siswa pada tiga sekolah yang
dijadikan lokasi uji coba. Perolehan hasil uji coba kelayakan produk dirinci
sebagai berikut.
layak).
LKPD di tiga sekolah. Rincian hasil uji efektivitas dari ketiga sekolah
kategori sedang.
5.2 Saran
Berdasar pada hasil penelitian dan pembahasan berikut peneliti uraikan beberapa
1. Bahan ajar ini bisa digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa SMK,
2. Bahan ajar ini dapat membantu peserta didik agar mampu menulis teks
anekdot berdasarkan struktur dan kaidah kebahasaan yang baik dan benar.
3. Bahan ajar bagi guru dapat digunakan sebagai alternatif atau bahan rujukan
Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung: Refika Aditama.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2014. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
Kurniasih & Berlin. 2014. Buku Teks Pelajaran Sesuai Dengan Kurikulum 2013.
Kata Pena: Surabaya.
xix
Priyanti, Tri Endah. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum
2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Suandi, N. dkk. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Teks Anekdot dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 2
Semarapura. FKIP: Universitas Pendidikan Ganesha.
Susanti, Maria. 2016. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Model Project
Based Learning pada siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Pesawaran Tahun
Pelajaran 2015/2016. FKIP. Universitas Lampung.
xx