Anda di halaman 1dari 150

PENGGUNAAN MEDIA APLIKASI TIKTOK DALAM

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI


SISWA KELAS VII MTS AL-FALAH JAKARTA SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:
Nabila Putri
11180130000081

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2023
i
ii
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

iv
ABSTRAK

Nabila Putri, NIM 11180130000081 dengan skripsi yang berjudul Penggunaan


Media Aplikasi TikTok Dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Narasi Siswa
Kelas VII MTs Al-Falah Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2022/2023. Program
studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen
pembimbing: Dr. H. Mahsusi, M. M., tahun 2023.

Tujuan penelitian ini yaitu (1) Mengetahui bagaimana penggunaan aplikasi


TikTok sebagai media pembelajaran menulis narasi siswa MTs Al-Falah kelas VII
tahun pelajaran 2022/2023. (2) Mengetahui respon siswa terhadap penggunaan
media aplikasi TikTok sebagai media pembelajaran. (3) Mengetahui hasil
kemampuan menulis narasi siswa kelas VII MTs Al-Falah Jakarta Selatan dengan
menggunakan media aplikasi TikTok sebagai media pembelajaran.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif.


Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, tes, dan
dokumentasi. Aspek yang dinilai dalam penulisan teks narasi adalah kesesuaian
isi teks narasi, organisasi isi, ketepatan diksi, ketepatan struktur teks narasi, dan
ketepatan ejaan dan tata tulis.

Hasil penelitian keterampilan menulis narasi siswa kelas VII MTs Al-
Falah Jakarta Selatan dengan menggunakan media aplikasi TikTok diperoleh nilai
tertinggi 95 dengan kualifikasi baik sekali, sedangkan nilai terendah 70 dengan
kualifikasi cukup. Dan nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 87,14 dengan
kualifikasi baik sekali dan sudah melampaui nilai KKM. Dapat disimpulkan
bahwa dari penelitian ini penggunaan media aplikasi TikTok terbukti baik dapat
menambah ide topik, meningkatkan minat keterampilan siswa, motivasi belajar,
dan mudah dipahami.

Kata Kunci : Teks Narasi, Keterampilan Menulis, Media Pembelajaran, TikTok.

v
ABSTRACT

Nabila Putri, NIM 11180130000081 with a thesis entitled Use of TikTok


Application Media in Learning Narrative Writing Skills for Grade VII MTs Al-
Falah South Jakarta Academic Year 2022/2023. Study Program of Indonesian
Language and Literature Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training,
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Supervisor: Dr. H. Mahsusi,
M. M., 2023.

The purposes of this study are (1) to find out how to use the TikTok
application as a medium for learning to write narratives for class VII MTs Al-
Falah students in the 2022/2023 academic year. (2) Knowing students' responses
to the use of the TikTok application media as a learning medium. (3) Knowing the
results of the ability to write narratives for class VII students of MTs Al-Falah,
South Jakarta by using the TikTok application media as a learning medium.

The research method used is qualitative descriptive method. Data


collection techniques using interviews, observation, tests, and documentation. The
aspects that are assessed in writing narrative text are the appropriateness of
narrative text content, content organization, accuracy of diction, accuracy of
narrative text structure, and accuracy of spelling and grammar.

The results of the research on narrative writing skills for class VII MTs Al-
Falah South Jakarta using the TikTok application media obtained the highest
score of 95 with excellent qualifications, while the lowest score was 70 with
sufficient qualifications. And the average score obtained by students is 87.14 with
excellent qualifications and has exceeded the KKM score. It can be concluded
that from this study the use of the TikTok application media has proven to be good
at adding topic ideas, increasing student skill interest, learning motivation, and
being easy to understand.

Keywords: Narrative Text, Writing Skills, Learning Media, TikTok.

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT yang
telah mencurahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik. Selawat dan salam tak lupa tercurahkan
kepada Nabi Besar Muhammad Saw. yang telah membawa umatnya dari zaman
kegelapan ke zaman yang terang benderang, serta memberikan petunjuk dan
menjadi suri tauladan bagi umatnya. Penulisan skripsi ini disusun untuk
mendapatkan gelar sarjana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan program studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam penyusunan skripsi ini, tentunya
penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang tanpa lelah memberikan
dorongan baik moril maupun materiil. Oleh karena itu penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang berperan dalam penyusunan skripsi
ini, disampaikan kepada:

1. Prof. Siti Nurul Azkiya, M.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Ahmad Bahtiar, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Nuryani, S.Pd. M.A., selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan semangat, motivasi serta nasihat kepada penulis.
4. Dr. H. Mahsusi M.M., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan waktu, arahan, bimbingan, saran, semangat, serta nasihat
kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.
5. Didah Nurhamidah, M.Pd., dan Nur Syamsiyah, M.Pd., selaku dosen
penguji skripsi yang telah memberikan masukan untuk skripsi peneliti.
6. Seluruh dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan ilmu serta motivasi kepada penulis selama berada di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.

vii
7. H. Yusri S.Pd.I., selaku kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Jakarta
Selatan yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melaksanakan
penelitian kepada penulis.
8. Dra. Wazdah., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah
banyak membantu, meluangkan waktu, memberikan arahan, masukan, dan
semangat selama penelitian berlangsung.
9. Dinas Pendidikan UPT P4OP Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU)
dan PEMPROV DKI Jakarta yang telah memberikan beasiswa kepada
penulis selama menempuh program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Kedua orang tua tercinta, babeh Syamsur Rijal dan mamah Lina Lidawati
yang selalu mendoakan, memberikan cinta dan kasih sayang yang tak
terhingga, pengorbanan, semangat serta motivasi kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Juga adik yang paling ganteng,
Muhammad Adjie Al Batawi, yang selalu memberikan semangat kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi.
11. Keluarga Arroyan dan keluarga Abah Yeyet Ruhiyat yang selalu
mendoakan, memberikan kasih sayang, semangat, serta bantuan baik moril
maupun materiil.
12. Laki-laki terkasih, Yudi Hendrawan, S.Pd., yang selalu ada untuk
menemani, memberikan semangat, selalu mendukung, dan membantu
penulis untuk menyelesaikan skripsi. Serta selalu menghibur, juga
menjadi tempat berkeluh kesah dan bercerita bagi penulis selama proses
penulisan skripsi ini.
13. Trigil, sahabat sedari SDI dan MTs; Annisa Nur Azizah, Selvi Putri
Sofiani, Mutriani Mula Puti Mama, Faizah Safitri, Rizkia Rohmah,
Linuriah Arini, Elvira Damayanti, dan Siti Fatonah, yang selalu
memberikan kebahagiaan, kehangatan, kenangan indah, canda tawa, dan
berbagi cerita dalam segala hal.
14. Pejuang S.Pd., sahabat sejak berada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
hingga saat ini; Fildza Mawarda, Almh. Fadlia Rafiyanti, Agna Rizki

viii
Fahira, Widiyanti Paujiah, Rajib Fatoni, Adinda Apriliana, dan Putri
Ayuni yang menjadi warna-warni kehidupan di masa-masa kuliah,
melewati segala proses perkuliahan, dan selalu memberikan semangat
selama masa perkuliahan.
15. Seluruh teman-teman PBSI seperjuangan angkatan 2018, terkhusus PBSI
kelas C yang telah memberikan banyak cerita selama masa perkuliahan di
PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
16. Perpustakaan Nasional RI dan Taman Ismail Marzuki sebagai tempat
nyaman yang selalu penulis datangi untuk skripsian ketika penulis ingin
mencari suasana baru selain di rumah.
17. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
18. Dan tidak lupa, terima kasih untuk diri sendiri yang sudah berjuang sampai
ke tahap yang tidak mudah ini. Terima kasih sudah berjuang, berproses,
dan kuat, dan semangat menempuh program studi ini, tentunya dengan
lika-liku yang dilewati selama proses perkuliahan hingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Saya hebat!

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak


kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca. Dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca, khususnya
dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Jakarta, 1 Agustus 2023

Penulis,

Nabila Putri

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................. iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah .......................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah .............................................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 7

BAB II. LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN


A. Media Pembelajaran ........................................................................................... 8
B. Media Sosial ....................................................................................................... 13
C. TikTok ................................................................................................................. 15
D. Keterampilan Menulis ......................................................................................... 26
E. Narasi ................................................................................................................... 30
F. Penelitian Relevan .............................................................................................. 34

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN


A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................ 37
B. Metode Penelitian ............................................................................................... 37
C. Data dan Sumber Data ........................................................................................ 38
D. Subjek dan Objek Penelitian .............................................................................. 38
E. Instrumen Penelitian ........................................................................................... 39
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 45
G. Teknik Analisis Data .......................................................................................... 49

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data .................................................................................................... 51
1. Identitas Madrasah .............................................................................................. 51
2. Sejarah Madrasah ................................................................................................ 51

x
3. Visi, Misi, Motto, dan Tujuan Madrasah ............................................................. 53
4. Data Guru dan Tenaga Kependidikan .................................................................. 55
5. Data Siswa............................................................................................................ 57
6. Sarana Prasarana .................................................................................................. 58
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 59
C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................................. 61
D. Rekapitulasi Hasil Data Penelitian ..................................................................... 79

BAB V. PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................................ 82
B. Saran ................................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 85
LAMPIRAN ............................................................................................................ 89
RIWAYAT PENULIS ............................................................................................ 136

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rubrik Penilaian Menulis Teks Narasi Bedasarkan


Rangsangan Visual dan Suara .................................................................................. 39

Tabel 3.2 Rincian Indikator Penilaian Menulis Teks Narasi Berdasarkan


Rangsangan Visual dan Suara .................................................................................. 39

Tabel 3.3 Kategori Kriteria Penilaian Keterampilan Sisaa dalam


Menulis Teks Narasi dengan Penghitungan Persentase Skala Empat ..................... 45

Tabel 3.4 Tabel Daftar Pertanyaan Wawancara Guru Bahasa Indonesia ................ 46

Tabel 3.5 Tabel Daftar Pertanyaan Wawancara Siswa ............................................ 47

Tabel 4.1 Daftar Guru dan Tenaga Kependidikan MTs Al-Falah Jakarta
Selatan ...................................................................................................................... 55

Tabel 4.2 Daftar Jumlah Siswa Kelas 7 Tahun Pelajaran 2022/2023 ...................... 57

Tabel 4.3 Daftar Jumlah Siswa Kelas 8 Tahun Pelajaran 2022/2023 ...................... 57

Tabel 4.4 Daftar Jumlah Siswa Kelas 9 Tahun Pelajaran 2022/2023 ...................... 57

Tabel 4.5 Jumlah Keseluruhan Siswa MTs Al-Falah Jakarta Selatan


Tahun Pelajaran 2022/2023 ..................................................................................... 58

Tabel 4.6 Daftar Sarana dan Prasarana MTs Al-Falah Jakarta Selatan ................... 58

Tabel 4.7 Daftar Nama Siswa Kelas VII C MTs Al-Falah Tahun
Pelajaran 2022/2023 ................................................................................................. 60

Tabel 4.8 Analisis Data Siswa 1 (AAS) ................................................................... 61

Tabel 4.9 Analisis Data Siswa 2 (CNS) ................................................................... 64

Tabel 4.10 Analisis Data Siswa 3 (KFA)................................................................. 68

Tabel 4.11 Analisis Data Siswa 4 (RMA)................................................................ 71

Tabel 4.12 Analisis Data Siswa 5 (ZAM) ................................................................ 75

Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Data Penelitian ........................................................ 79

Tabel 4.14 Klasifikasi Pencapaian Nilai Siswa ....................................................... 81

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Uji Referensi


Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 6 Lembar Wawancara Guru Bahasa Indonesia
Lampiran 7 Lembar Wawancara Siswa Kelas VII C
Lampiran 8 Teks Narasi Siswa Kelas VII C
Lampiran 9 Lembar Dokumentasi Penelitian
Lampiran 10 Riwayat Penulis

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan


sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik.1 Suatu keberhasilan pembelajaran dapat
ditentukan dari beberapa faktor, faktor utamanya yaitu dari guru serta siswa
itu sendiri. Inti dari proses belajar mengajar merupakan tingkatan keefektifan
dari penerapan pembelajaran. Cara yang efisien dapat dilakukan guru yaitu
menyampaikan materi dengan jelas, menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi, memperdayakan peserta didik dan lain sebagainya. Sedangkan
sikap siswa yaitu disiplin belajar, semangat belajar, mandiri dalam belajar,
aktif belajar serta melakukan hal yang positif dalam perilaku belajar.
Keberhasilan kegiatan pembelajaran dapat dilihat melalui prestasi belajar
siswa dan seorang guru yang berhasil mengajar siswanya. Maka dari itu untuk
mencapai keefektifan dan keberhasilan dari proses belajar mengajar, seorang
guru harus memiliki kemampuan yang terampil dan kreatif pada upaya
pentransferan ilmunya kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Proses pembelajaran terdiri dari lima komponen komunikasi, yakni
guru sebagai komunikator, bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa
sebagai komunikan, dan tujuan pembelajaran. Penggunaan media
pembelajaran merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
dapat menunjang kegiatan pembelajaran. Sebuah pembelajaran tidak dapat
dipisahkan dengan media pembelajaran sebagai alat penunjang dalam
keberlangsungan kegiatan belajar mengajar, serta untuk tercapainya tujuan
pendidikan. Dengan memanfaatkan media pembelajaran dapat memudahkan

1
Moh Suardi, Belajar & Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), h. 7.

1
2

siswa dalam memahami materi yang didapatkan dari guru serta tidak membuat
siswa merasa bosan belajar karena adanya ketertarikan, khususnya pada
pelajaran bahasa Indonesia yang dianggap pelajaran yang membosankan oleh
siswa.
Ruth Lautfer mengungkapkan bahwa media pembelajaran merupakan
suatu metode pengajaran bagi guru untuk memberikan bahan ajar dalam
proses pembelajaran, meningkatkan kreativitas dan perhatian siswa. 1 Adanya
media sebagai sumber belajar meliputi perangkat, bahan (materi), peralatan,
dan pengaturan yang memfasilitasi belajar serta memperbaiki kinerja sehingga
menjadikan siswa lebih termotivasi belajar dan terdorong untuk lebih
merangsang kemampuan menulis, berbicara dan berimajinasi. Oleh karena itu,
dengan adanya media pembelajaran menjadikan proses pembelajaran lebih
efektif dan efisien serta adanya timbal balik komunikasi yang baik antara guru
dengan siswa selama proses pembelajaran.
Aspek berbahasa ada empat, yaitu keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Manusia dapat mengekspresikan sesuatu dengan menggunakan bahasa lisan
dan bahasa tulis. Seringkali bahasa Indonesia menjadi pelajaran yang
membosankan bagi siswa, padahal dalam mempelajari bahasa Indonesia siswa
diharuskan menyimak materi dengan tingkat pemahaman yang tinggi. Di
dalam pelajaran bahasa Indonesia siswa tidak hanya ditekankan untuk
terampil membaca tetapi juga mempunyai hasil karya melalui sebuah tulisan
karena dengan menulis dapat menjelaskan suatu pikiran, memberikan
informasi, meyakinkan suatu gagasan, serta menciptakan sebuah bacaan yang
imajinatif. Tetapi siswa merasa sulit untuk menghasilkan sebuah tulisan,
karena minat berliterasi yang kurang. Maka sebagai guru kita harus sekreatif
mungkin membuat siswa untuk memiliki minat literasi yang tinggi, salah
satunya menghasilkan sebuah tulisan. Dengan cara memberikan tugas kepada
siswa kemungkinan akan menghasilkan karya tulis, karena dengan menulis

1
Talizaro Tafonao, “Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar
Mahasiswa”, (Yogyakarta: Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol.2 No 2, 2018), h. 103.
3

secara tidak langsung siswa terstimulasi untuk melakukan literasi. Salah satu
materi yang cocok membuat siswa mempunyai hasil karya tulis yaitu narasi,
dengan materi tersebut siswa dapat membuat suatu cerita bisa bersifat fakta
atau pun fiksi yang dituangkan dari imajinasi penulis, yang selanjutnya akan
menghasilkan sebuah karya.
Keterampilan menulis merupakan aspek berbahasa yang terakhir setelah
menyimak, berbicara, dan membaca. Karena untuk menulis diperlukan cara
daya berpikir, ide-ide, dan imajinasi yang kreatif untuk diungkapkan ke dalam
bentuk sebuah tulisan.
Zaman kemajuan membuat siswa lebih gemar bermain media sosial,
sehingga minat literasi siswa sangat rendah. Dewasa ini, telah banyak berbagai
macam aplikasi media sosial yang bermunculan dengan berbagai fungsinya,
berupa untuk mengirimkan pesan teks, suara, audio visual, mendapatkan
informasi, bahkan mengunggah sebuah video yang akan dilihat oleh khalayak
luas. Adanya berbagai aplikasi media sosial ini mudah didapatkan hanya
dengan mengunduh di gawai maka seseorang langsung dapat memainkannya.
Maka sebagai seorang guru harus bisa kreatif dan inovatif untuk menggiring
siswa untuk belajar, kebanyakan manusia dari anak-anak hingga orang tua
menghabiskan waktunya dengan gawai untuk bermain media sosial, terlebih
anak usia remaja yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain
media sosial dibanding belajar. Dengan kondisi yang seperti itu, kita sebagai
pendidik harus membuat waktu bermain media sosial itu menjadi sebuah
media untuk mendapatkan ilmu agar tidak sia-sia menghabiskan waktunya
untuk bermain media sosial.
Keadaan serupa juga terjadi pada siswa MTs Al-Falah Jakarta Selatan
yang kurang dalam hal literasi, terlebih ketika pelajaran Bahasa Indonesia
yang didominasi dengan teks-teks panjang sehingga dianggap pelajaran yang
membosankan oleh siswa, begitu pun ketika dengan guru yang mengajar
dengan menggunakan metode ceramah, sedangkan siswa lebih suka untuk
menyimak ketika menggunakan audio-visual. Sehingga ketika proses
pembelajaran berlangsung yang terjadi pada siswa yaitu siswa kurang tertarik
4

dalam pembelajaran, mengantuk, tidak menyimak, dan lain hal sebagainya.


Hal tersebut diungkapkan oleh guru Bahasa Indonesia bahwa siswa kelas VII
C MTs Al-Falah Jakarta Selatan masih kurang terampil dalam menulis
khususnya pada pembelajaran menulis narasi yang disebabkan karena siswa
mengalami kesulitan untuk membuat cerita, sulit menuangkan ide pikirannya,
sehingga ketika diminta untuk membuat sebuah tulisan harus dirangsang
terlebih dahulu agar mudah untuk mengeluarkan ide pikirannya.
Adanya berbagai macam aplikasi media sosial yang semakin modern
mengikuti zaman maka untuk mempelajari sebuah materi yang menarik
tentunya dapat juga dengan menggunakan salah satu media sosial, seperti
Tiktok. Aplikasi Tiktok ini merupakan sebuah media sosial yang sedang trend
atau ramai digunakan sejak tahun 2018 oleh semua kalangan dari mulai anak-
anak, remaja, dewasa, hingga orang tua pun juga turut memainkannya. Media
sosial ini berupa media audio-visual di mana orang yang memainkan aplikasi
tersebut dapat mengunggah atau bahkan melihat berbagai macam video yang
berupa joget-joget, menari, kegiatan sehari-hari, atau bahkan banyak juga
informasi yang bisa didapatkan. Selain sebagai media hiburan di dalam media
aplikasi TikTok ini dapat ditemukan video yang mengedukasi sebagai
pembelajaran. Maka dari itu dengan menggunakan media pembelajaran yang
kekinian mengikuti zaman akan membuat siswa lebih menarik untuk belajar
dan mudah memahaminya, salah satu yang cocok dapat dijadikan media
pembelajaran yaitu aplikasi Tiktok. Penggunaan media aplikasi TikTok dalam
pembelajaran dapat memberikan edukasi, inovasi, dan stimulasi pada siswa
untuk berpikir kreatif dalam pembelajaran keterampilan menulis narasi.
Penggunaan media aplikasi TikTok tersebut juga harus tepat dan sesuai dalam
pemilihan videonya agar siswa dapat memahami dengan baik materi yang
sedang dipelajari. Video TikTok yang digunakan oleh penulis yaitu video “A
Day in My Life” yang menceritakan tentang suatu kegiatannya dalam satu
hari, video yang digunakan tersebut diambil dari beberapa milik konten
kreator yaitu akun TikTok milik @mardatillahika, @dellaffaristia, @bymoon,
5

dan @azizahsalshaa dari beberapa video konten yang digunakan tersebut,


memiliki tema dengan cerita yang berbeda-beda.

Dengan dijadikannya aplikasi Tiktok sebagai media pembelajaran dapat


membuat siswa tidak hanya membuang-buang waktu untuk bermain media
sosial saja, tetapi siswa juga menjadi dapat ilmu pengetahuan dari bermain
media sosialnya, karena digunakan sebagai media pembelajaran dapat lebih
memudahkan untuk memahami materi yang disampaikan. Dengan demikian
penulis mengangkat judul Penggunaan Media Aplikasi Tiktok dalam
Pembelajaran Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas VII MTs Al-
Falah Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2022/2023.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penulis
mengidentifikasi beberapa masalah, yaitu:
1. Minat siswa yang kurang dalam menulis.
2. Penelitian tentang penggunaan aplikasi TikTok minim untuk pembelajaran
Bahasa Indonesia.
3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
4. Rasa ketertarikan siswa yang kurang terhadap pelajaran Bahasa Indonesia.
5. Respon siswa terhadap penggunaan aplikasi tiktok sebagai media
pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, penulis akan
membatasi permasalahannya sebagai berikut:

1. Penggunaan media aplikasi TikTok pada video TikTok akun milik


@mardatillahika, @dellaffaristia, @bymoon, dan @azizahsalshaa sebagai
media pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi narasi.
2. Materi pelajaran yang dibahas materi kelas VII tentang keterampilan
menulis narasi.
6

3. Ketertarikan dan peningkatan efek dalam belajar dengan menggunakan


media pembelajaran aplikasi TikTok.
4. Madrasah yang terlibat dalam penelitian yaitu MTs Al-Falah Jakarta
Selatan tahun pelajaran 2022/2023.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penggunaan media aplikasi TikTok pada video TikTok akun
milik @mardatillahika, @dellaffaristia, @bymoon, dan @azizahsalshaa
dalam pembelajaran keterampilan menulis narasi siswa MTs Al-Falah
kelas VII tahun pelajaran 2022/2023?
2. Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan media aplikasi TikTok
dalam pembelajaran keterampilan menulis narasi siswa MTs Al-Falah
kelas VII tahun pelajaran 2022/2023?
3. Bagaimana hasil pembelajaran siswa terhadap penggunaan media aplikasi
TikTok dalam pembelajaran keterampilan menulis narasi siswa MTs Al-
Falah kelas VII tahun pelajaran 2022/2023?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis memiliki tujuan penelitian
sebagai berikut:
1. Mengetahui penggunaan media aplikasi TikTok pada video TikTok akun
milik @mardatillahika, @dellaffaristia, @bymoon, dan @azizahsalshaa
sebagai media pembelajaran untuk dapat meningkatkan kemampuan
keterampilan menulis narasi siswa MTs Al-Falah kelas VII tahun
pelajaran 2022/2023 menjadi lebih aktif dalam pembelajaran
keterampilan menulis narasi.
2. Mengetahui respon siswa terhadap penggunaan aplikasi Tiktok sebagai
media pembelajaran.
7

3. Mengetahui hasil pembelajaran siswa terhadap penggunaan aplikasi


TikTok sebagai media pembelajaran dalam pembelajaran keterampilan
menulis narasi siswa MTs Al-Falah kelas VII tahun pelajaran 2022/2023.

F. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoretis
maupun praktis.
1. Manfaat teoretis
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
menyumbang teori ataupun pengetahuan baru tentang pemanfaaatan media
Tiktok dalam pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan menulis narasi.

2. Manfaat praktis
1) Bagi siswa
Siswa dapat terstimulan untuk memiliki ide pikiran yang kreatif agar
dapat menulis narasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia secara
menarik, mudah dipahami, dan tidak membosankan.
2) Bagi guru
Guru mendapatkan ide pemikiran dan menjadi lebih kreatif untuk
menyampaikan materi dengan memanfaatkan media pembelajaran
yang menarik.
BAB II
KAJIAN TEORETIS

A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal adalah bentuk jamak bahasa latin dari “Medium” yang
berarti alat, perantara, atau pengantar. Diperkuat oleh Smaldino, dkk, yang
mengungkapkan “Media, the plural of medium, are means of
communication. Derived from the latin medium (“between”), the term
refers to anything that carries information between a source and a
receiver. The purpose of media is to facilitate communication and
learning”1. Artinya adalah “Media, bentuk jamak dari medium, adalah
sarana komunikasi. Berasal dari bahasa latin medium (“antara”), istilah ini
mengacu pada segala sesuatu yang membawa informasi antara sumber dan
penerima. Tujuan media adalah untuk memfasilitasi komunikasi dan
pembelajaran.”
Dalam bahasa Arab, media mempunyai makna perantara atau
pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerimanya.2 Kata media
berasal dari bahasa latin medius secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’
atau ‘pengantar’. Media merupakan alat untuk menyampaikan informasi
atau pesan dari suatu tempat ke tempat lain.

Azhar Arsyad mengungkapkan media pembelajaran adalah satu


bagian yang penting dan integral yang tidak dapat dipisahkan demi
tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya, dan tujuan pembelajaran
pada khususnya dari suatu proses pembelajaran.3 Maka media
pembelajaran adalah suatu alat atau sarana sebagai perantara dan alat
penunjang untuk menyampaikan bahan ajar dari guru yang dapat

1
Sharon Smaldino, dkk, Instructional Technology and Media for Learning, (Boston:
Pearson Education, 2018), h. 3
2
Dwi Imroatu Julaikah, dkk. Buku Ajar Media Pembelajaran . (Surabaya: Cipta Media
Edukasi, 2017). h.5.
3
Azhar Arsyad. Media Pembelajaran Edisi Revisi. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2013), h.2.

8
9

mempengaruhi kegiatan belajar mengajar karena dapat meningkatkan


minat belajar yang lebih menarik perhatian dan ide-ide kreatif dalam
belajar. Misalnya seperti media cetak, audio, visual, video, objek, dan
orang. Media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak
berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam
rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.

2. Tujuan Media Pembelajaran


Dalam penggunaan media pembelajaran memiliki beberapa tujuan,
diantaranya yaitu:
1) Memberikan kemudahan kepada peserta pendidik untuk lebih
memahami konsep, prinsip, sikap dan keterampilan tertentu dengan
menggunakan media yang paling tepat menurut karakteristik bahan.
2) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga
lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar.
3) Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi karena
peserta didik tertarik menggunakan atau mengoperasikan media
tertentu.
4) Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.4

3. Fungsi Media Pembelajaran


Media pembelajaran memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1) Sebagai alat untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih
efektif.
2) Mempercepat dan mempermudah peserta didik untuk menangkap
bahan ajar dalam proses belajar.
3) Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.5
4) Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar.

4
Opcit. Dwi Imroatu Julaikah, dkk. H. 23-24.

5
Muhammad Yaumi, Media Pembelajaran: Pengertian, Fungsi, Dan Urgensinya Bagi
Anak Milenial, (Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2017), h.12-13.
10

5) Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit dan konsep yang abstrak


sehingga dapat mengurangi pemahaman-pemahaman yang bersifat
verbalisme.6

4. Manfaat Media Pembelajaran


Selain fungsi, media pembelajaran juga mempunyai beberapa
manfaat di antaranya, yaitu:
1) Membuat konkret konsep-konsep yang bersifat abstrak
2) Menghadirkan obyek-obyek yang berbahaya atau sulit didapat di
dalam lingkungan belajar
3) Menampilkan obyek yang terlalu besar atau kecil
4) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat
5) Membuat peserta didik menjadi aktif untuk berinteraksi di dalam
kelas
6) Adanya keseragaman pengamatan atau persepsi belajar peserta didik
7) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
8) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang
9) Menyajikan pesan atau bahan ajar/informasi belajar secara serempak
bagi seluruh peserta didik
10) Mengatasi keterbatasan waktu dan ruang
11) Mengontrol arah dan kecepatan belajar peserta didik7
12) Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas.
13) Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa.
14) Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran, kebutuhan, dan minat
siswa dengan meningkatnya motivasi belajar siswa.
15) Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan
siswa.
16) Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan
jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan
meningkatnya hasil belajar.

6
Opcit. Dwi Imroatu Julaikah, dkk. h. 25-26.
7
Opcit. Muhammad Yaumi. h.13-14
11

17) Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu


siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari.
18) Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-
konsep yang bermakna dapat dikembangkan.
19) Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan
pembelajaran nonverbalisitik danmembuat generalisasi yang tepat.
20) Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiranyang siswa
butuhkan jika mereka membangun struktus konsep dan sistem
gagasan yang bermakna.8

5. Jenis-Jenis Media Pembelajaran


Salahisatu media pembelajaran yang banyak dikenal orang yaitu
media cetak atau media buku dan papan tulis dalam proses
pembelajaran. Tidak hanya itu, beberapa sekolah juga sudah banyak
menggunakan beberapa media lain seperti gambar, pyojektor, dan
objek-objek nyata lainnya. Selain itu, Rudy Bretz dalam Sudiman dkk
mengelompokkan media pembelajaran berdasarkan unsur pokok, yaitu:
suara, visual, dan gerak.
a) Media Audio
Media audio merupakan media pembelajaran yang
melibatkan indera pendengaran siswa dalam proses pembelajaran.9
Indera pedengaran sangat efektif dalam memperoleh sumber
infomasi. Media audio memiliki beberapa keunggulan, yaitu: akan
lebih menarik perhatian siswa, mudah diperolah dan digunakan,
dapat digunaakan secara individu maupun kelompok, relative
murah dan mudah dibawa kemana saja.
b) Media Visual
Merupakan media pembelajaran yang melibatkan indera
penglihatan. Media ini dapat menampilkan gambar diaseperti film

8
Azhar Arsyad. Media Pembelajaran (Edisi Revisi), (Jakarta: Rajawali Pers, 2017). h.
27-28.
9
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 3.
12

strip, foto, slide, lukisan, dan cetakan. Selain itu, ada juga yang
menampilkan symbol yang gambar bergerak, dan film kartun.”
c) Media Audio-Visual
Merupakan media pembelajaraniyangimelibatkan dua
indera sekaligus yaitu indera pendengaran dan indera penglihatan.
Yaitu memiliki unsure suara dan gambar, sehingga dapat
dikatakan sebagai media yang lebih baik dari kedua media di atas
karena penggabungan antara ke dua media tersebut.
Heinich dkk mengklasifikasikan media yang dapat dipakai
untuk aktivitas pembelajaran terdiri dari media cetak/teks, media
pameran (display), media audio, gambar bergerak/motion picture,
dan multimedia.10” Berikut penjelasan ke lima media tersebut:
1) Media Cetak, media yang sudah lama, relative murah dan
mudah digunakan. Media cetak berisi teks memiliki berbagai
jenis seperti buku, brosur dan lain-lain. Selain berbentuk teks
media cetak dapat berbentuk gambar, poster, diagram dan
lain-lain.
2) Media pameran (display), merupakan sarana pengetahuan dan
informasi yang dapat menarik penggunanya. Jenis media
pembelajaraanya sangat bervariasi yang bisa berasal dari
benda sesungguhnya (realita) dan sampai benda tiruan
(replika), contohnya yaitu realia, diaroma dan model.
3) Media audio merupakan media yang melatih kemampuan si
pengguna dalam mendengarkan informasi dan pengetahuan
lisan dengan baik.
4) Gambar bergerak, merupakan media yang dapat
menayangkan gambar bergerak ditambah dengan unsur
suara.”Contohnya yaitu film dan video. Media yang luar
biasa sebagai tempat komunikasi, yang mana dapat

10
Benny, Pribadi. Media Dan Teknologi Dalam Pembelajara,. (Jakarta: Kencana, 2017),
h. 17-18.
13

menayangkan pengetahuan dan informasi yang mendekati


realistis.
5) Multimedia, merupakan media yang dapat menggabungkan
beberapa media penyampaian pesan dan pengetahuan, seperti
teks, audio, grafis, video, dan animasi secara simultan.
Dengan begitu dapat menayangkan pengetahuan secara luas
untuk dipelajari siswa.

Berdasarkan jenis-jenis media pembelajaran yang telah dijelaskan, dapat


disimpulkan bahwa jenis-jenis media pembelajaran terdiri dari media cetak, media
audio, media visual, media audio visual, dan multimedia. Banyak sekali media
yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran dengan seiringnya
perkembangan zaman menjadikan media dapat terus berkembang.”

B. Media Sosial
1. Pengertian Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online dengan para
penggunanya bisa dengan mudah berpatisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia
virtual. Media sosial merupakan media yang menggunakan teknologi
berbasis online yang dapat menghubungkan antar individu untuk
berkomunikasi sehingga menjadi lebih interaktif dan efektif.11 Media
sosial dapat dijadikan sebagai wadah atau sarana untuk menyampaikan
dan menerima suatu informasi, dimana pengirim dan penerima pesan
dapat melakukan interaksi dan berpatisipasi langsung dalam media
sosial tersebut.12 Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah
media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial
menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi

11
Dhiffa Nabila, dkk, Peradaban Media Sosial di Era Industri 4.0, (Malang: Intrans
Publishing Group, 2020 ), h.5.
12
Chusnul Rofiah & Rica Sanpuspita Rahayu, Analisis Manual Data Kualitatif Dampak
FYP TikTok pada Pemasaran Digital, (Malang: Literasi Nusantara, 2021), h.1.
14

menjadi dialog interaktif.13 Dengan kata lain media sosial dapat


memudahkan manusia untuk berkomunikasi, mendapatkan informasi,
hiburan, bertransaksi, dan lain sebagainya dalam jangkauan yang luas.

2. Sejarah Media Sosial


Pada tahun 1920-an, menurut the Oxford English Dictionary orang
mulai bicara tentang ‘media massa’, dan satu generasi. Kemudian, pada
tahun 1950-an, orang mulai bicara tentang ‘revolusi komunikasi’, namun
perhatian terhadap sarana-sarana komunikasi jauh lebih tua daripada itu.
Retorika yaitu studi tentang seni berkomunikasi secara lisan dan tulisan,
sudah mendapat tempat yang sangat terhormat di masa Yunani dan
Romawi kuno. Retorika juga dipelajari di Abad Pertengahan, dan dengan
semangat yang lebih besar lagi di zaman Renaissance.14

3. Klasifikasi Media Sosial


Media sosial terdiri dari berbagai bentuk termasuk majalah, forum
internet, weblog, blog sosial, microblogging, wiki, podcast, foto atau
gambar, video, peringkat dan bookmark sosial. Menurut Kaplan dan
Haenlein dalam Anang Sugeng menciptakan skema klasifikasi untuk
berbagai jenis media sosial dalam artikel Horizons Bisnis mereka
diterbitkan dalam 2010. Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis
media sosial:
1) Proyek Kolaborasi Website mengijinkan usernya untuk dapat
mengubah, menambah, ataupun me-remove konten – konten yang
ada di website ini. contohnya Wikipedia.

13
Anang Sugeng Cahyono, “Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial
Masyarakat di Indonesia”, (Jawa Timur: Universitas Tulungagung, 2016), h. 142.
14
Asa Briggs & Peter Burke, Sejarah Sosial Media: dari Gutenbriggs sampai Internet,
(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006), h. 1.
15

2) Blog dan microblog User lebih bebas dalam mengekspresikan


sesuatu di blog ini seperti curhat ataupun mengkritik kebijakan
pemerintah. contohnya twitter.
3) Konten Para user dari pengguna website ini saling meng-share
konten – konten media, baik seperti video, ebook, gambar, dan
lain – lain. contohnya youtube
4) Situs jejaring sosial Aplikasi yang mengizinkan user untuk dapat
terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga dapat
terhubung dengan orang lain. Informasi pribadi itu bisa seperti
foto – foto. contoh facebook
5) Virtual game world Dunia virtual, dimana mengreplikasikan
lingkungan 3D, dimana user bisa muncul dalam bentuk avatar –
avatar yang diinginkan serta berinteraksi dengan orang lain
selayaknya di dunia nyata. contohnya game online.
6) Virtual social world Dunia virtual yang dimana penggunanya
merasa hidup di dunia virtual, sama seperti virtual game world,
berinteraksi dengan yang lain. Namun, Virtual Social World lebih
bebas, dan lebih ke arah kehidupan, contohnya second life.15

C. Tiktok
1. Pengertian Tiktok
Tiktok adalah salah satu media sosial yang tengah digandrungi
masyarakat, tidak hanya kaum muda namun banyak juga generasi tua yang
menggunakannya.16 TikTok merupakan sebuah aplikasi jaringan sosial dan
platform video musik asal Tiongkok yang diluncurkan pada September
tahun 2016. Aplikasi tersebut dipergunakan para penggunanya untuk
membuat video musik berdurasi pendek mereka sendiri. Tiktok adalah
salah satu aplikasi video yang sering digunakan orang untuk merekam

15
Ibid, h. 144.

16
Opcit, Chusnul Rofiah & Rica Sanpuspita Rahayu, h.2.
16

video mereka di ponselnya dengan durasi cukup singkat dari 15 detik, 30


detik, 1 menit hingga 3 menit dan aplikasi ini juga menjadi aplikasi yang
sedang trending saat ini. Terlebih lagi banyak orang yang sudah
menggunakannya karena sangat menyenangkan sehingga TikTok mulai
banyak digunakan oleh orang Indonesia.17 Aplikasi tersebut memberikan
akses pada para pengguna untuk membuat video musik pendek mereka
sendiri. Aplikasi Tiktok mengukuhkan diri sebagai aplikasi paling banyak
diunduh sepanjang tahun 2018 sampai 2019 hingga 45,8 juta kali unduhan.
Dilansir dari laman tekno.kompas.com aplikasi Tiktok pada tanggal 3 Juli
2018 pernah diblokir pemerintah Indonesia karena dianggap banyaknya
muatan konten negatif. Namun, dengan berbagai pertimbangan dan
regulasi baru pada Agustus 2018 aplikasi TikTok dapat diunduh kembali,
dengan syarat batas usia pengguna berusia 11 tahun.18 Sejak
diluncurkannya pada tahun 2016 semakin ke sini TikTok tidak hanya
digunakan untuk membuat video musik pendek mereka sendiri yang
identik dengan berjoget-joget, melainkan sebagai sumber informasi yang
sedang hangat dibicarakan. Tak hanya itu, selain informatif TikTok dapat
menjadi sebuah media pembelajaran baik ilmu pengetahuan ataupun ilmu
kehidupan sosial. Bahkan dewasa ini TikTok juga dapat dipergunakan
sebagai platform jual-beli. Pada aplikasi TikTok pun terdapat berbagai
fitur yang dapat didesain sehingga dapat digunakan sebagai media dalam
pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa TikTok adalah sebuah aplikasi
yang dirancang sebagai hiburan, secara khusus TikTok juga dapat
digunakan oleh guru dan siswa untuk mempermudah proses belajar
mengajar dalam suatu kelas menjadi pembelajaran yang menyenangkan.

17
Adella Aninda Devi, “Pemanfaatan Aplikasi TikTok Sebagai Media Pembelajaran”,
(Yogyakarta: Jurnal Epistema, 2022), h. 2.

18
Evi Apriyani, dan Wienike Dinar Pratiwi, “Penggunaan Aplikasi Tiktok Sebagai Media
Pembelajaran Menulis Teks Porsedur Kompleks Di Era Pandemi COVID-19”, (Karawang: Jurnal
Bahasa Indonesia Prima, 2022), h. 38.
17

TikTok dapat diolah menjadi media pembelajaran yang menarik dan


interaktif bagi siswa.
a) Akun TikTok
Dalam pemilihan akun TikTok yang digunakan sebagai media
pembelajaran dalam keterampilan menulis narasi penulis
menggunakan beberapa video TikTok yang bertemakan A day in my
life pada beberapa tema. Video TikTok yang digunakan tersebut
yaitu akun TikTok milik @mardatillahika, @dellaffaristia,
@bymoon, dan juga @azizahsalshaa. Pada keempat akun tersebut
memiliki isi video dengan tema yang berbeda-beda, diantaranya
yaitu tentang kegiatan keseharian di rumah, kegiatan keseharian
anak sekolah, kegiatan jalan-jalan, dan juga kegiatan liburan. Akun
TikTok yang pertama, yaitu milik @mardatillahika, pada akun
tersebut penulis menggunakan video TikTok A Day in My Life
miliknya dengan tema kegiatan di pagi hari sebagai ibu rumah
tangga dengan menyiapkan sarapan. Akun tersebut diambil sebagai
video yang digunakan untuk ditampilkan karena pemilik akun
tersebut membuat video yang selalu positif, selain membuat video
cerita tentang kegiatannya, banyak juga membuat konten-konten
video lainnya yang berisi ilmu pengetahuan, seperti membuat donat,
bikin mie, dan masih banyak lagi resep lainnya. Akun kedua yaitu
milik @dellaffaristia dengan video A Day in My Life yang bertema
kegiatan dalam satu hari sebagai anak sekolah, dalam video tersebut
pembuat konten bercerita dari mulai siap-siap sampai berangkat ke
sekolah, lalu menceritakan kegiatannya selama di sekolah hingga
pulang sekolah, kemudian mampir ke mall untuk mencari sesuatu,
dan sampai kembali ke rumah lagi. Akun ketiga milik @bymoon
dengan video A Day in My Life yang bertema kegiatan dalam satu
hari di bulan Ramadan, dalam video tersebut pembuat konten
bercerita kegiatannya dari mulai bangun tidur, sahur, jalan-jalan,
dan berbelanja di mall, hingga menceritakan kegiatan di rumahnya
18

hingga sampai tidur kembali. dan yang terakhir akun milik


@azizahsalshaa dengan video A Day in My Life yang bertema
liburan, dalam video pembuat konten bercerita tentang kegiatannya
yang akan berlibur ke Thailand, pembuat konten menceritakan
kegiatannya dari mulai bangun tidur, siap-siap untuk pergi ke
bandara, hingga sampai di tempat tujuan. Dan pembuat konten juga
menceritakan kegiatannya di hari pertama setelah sampai Thailand.
Dari keempat akun yang penulis pilih untuk dijadikan bahan
sebagai media pembelajaran keterampilan menulis narasi karena
dari keseluruhan video konten keempat akun tersebut bersifat
positif, mengedukasi, dan juga dapat dijadikan ide untuk bercerita
membuat siswa menjadi terstimulan sehingga dapat dengan
mudahnya untuk mengeluarkan ide pikirannya.

2. Sejarah TikTok
TikTok merupakan sebuah aplikasi jaringan sosial dan platform
video musik yang berasal dari Tiongkok diluncurkan pada bulan
September 2016. TikTok merupakan penggabungan dari dua aplikasi
sebelumnya yaitu Douuin dan Musically. Pada tahun 2018, TikTok
menjadi aplikasi paling banyak diunduh yakni 45,8 juta kali. Jumlah itu
mengalahkan aplikasi popular lainnya, semacam YouTube, WhatsApp,
Facebook, dan Instagram. Sekitar 10 juta pengguna aktif aplikasi TiTtok
di Indonesia, mayoritas adalah anak milenial, usia sekolah, atau biasa
dikenal dengan generasi Z. Pada 3 Juli 2018 aplikasi TikTok pernah
diblokir di Indonesia. Kemenkominfo telah melakukan pemantauan
mengenai aplikasi TikTok selama sebulan dan mendapati banyak laporan
keluhan tentang aplikasi ini. Terhitung hingga 3 Juli, laporan dan keluhan
yang masuk mencapai 2.853. Menurut menteri Rudiantara, terdapat
banyak sekali konten negatif terutama untuk anak-anak. Tetapi dengan
berbagai pertimbangan dan regulasi yang baru maka pada bulan Agustus
2018 aplikasi TikTok resmi dapat diunduh kembali. Salah satu regulasi
19

yang ditengarai adalah batas usia pengguna TikTok yaitu minimal usia 11
tahun. Terlepas dari kontrovesi tersebut, melihat fakta bahwa jumlah
pengguna TikTok yang mencapai 10 juta lebih di Indonesia dan
mayoritas merupakan anak usia sekolah (generasi milenial). Di Indonesia
TikTok menyebarluas di semua kalangan, dari anak-anak hingga orang
dewasa, dan lebih banyak menyebarluas khususnya pada kalangan
remaja. Para remaja mulai menggunakannya sebagai media sosial untuk
membuat, mengunggah, dan mencari video sesuai keinginan dan
kreativitasnya masing-masing.
Dan pada September 2021 TikTok mengeluarkan fitur terbaru di
dalamnya, yaitu TikTokshop. Fitur tersebut tersedia untuk pengguna akun
bisnis di berbagai Negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan
Indonesia. Fitur ini hadir di TikTok sebagai respon terhadap
meningkatnya penjualan berbagai produk setelah brand melakukan
promosi melalui platform media sosial tersebut, sehingga dapat
digunakan untuk melakukan jual-beli. Dapat disimpulkan bahwa aplikasi
TikTok merupakan aplikasi primadona, menarik, dan digandrungi oleh
semua kalangan khususnya milenial.19 TikTok hadir sebagai media
komunikasi modern untuk menerima informasi, menyebarkan informasi,
membuat video, serta dapat melakukan jual-beli. TikTok dapat dijadikan
sebagai media pembelajaran yang kekinian mengikuti trend, media
hiburan, media jual-beli, serta media yang mampu menyebarkan
informasi yang sedang menjadi topik pembicaraan sesuai dengan
kategorinya.

3. Cara Penggunaan Tiktok


Ada beberapa cara untuk dapat menggunakan TikTok, yaitu:
1) Unduh TikTok pada app store / playstore
2) Gunakan nomor telepon atau email untuk membuat akun.

19
Anang Sugeng, “Pemanfaatan Aplikasi TikTok Sebagai Media Pembelajaran Bahasa
Indonesia” ( Singaraja: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol 9, 2020), h. 80.
20

3) Setelah membuat akun lalu bisa memasukkan nomor telepon atau


email beserta kata sandi yang telah terdaftar. Atau bisa juga
masuk menggunakan Facebook, Google, atau Apple
4) Kemudian TikTok siap digunakan baik untuk membuat video,
mendapat informasi, menyebar informasi, berbelanja, maupun
melihat-lihat video orang lain

4. Manfaat Penggunaan Tiktok


Media sosial TikTok adalah media yang berupa audio visual,
media ini sebuah media sosial yang dapat dilihat juga dapat didengar.
TikTok merupakan salah satu media sosial sebagai sumber infomasi
untuk mengedukasi masyarakat. TikTok sebagai media sosial yang dapat
dimanfaatkan sebagai media edukasi dengan melakukan penyebaran
informasi tentang pendidikan yang dapat dijadikan sebagai sumber
belajar.20. Banyak sekali pengguna dari media sosial ini yakni kalangan
peserta didik. Peserta didik begitu senang sekali menggunakan media
sosial TikTok ini karena bagi mereka media sosial ini bisa menghibur
mereka di kala mereka bosan. Adanya media sosial memberikan hiburan
bagi setiap orang untuk menghilangkan rasa lelahnya atau rasa bosannya.
Bahkan mereka bisa tertawa bahagia jika sedang menggunakan media
sosial. Media sosial yang bermunculan dengan berbagai versi dan juga
fungsi yang berbeda-beda. Sehingganya membuat masyarakat sekarang
penasaran dan ingin mencoba menggunakan berbagai macam media
sosial (internet) tersebut. Internet tidak hanya digunakan sebagai media
berinteraksi dan komunikasi namun juga sebagai media promosi untuk
menawarkan sebuah produk dan menampilkan tren masa kini yang

20
Citra Rosalyn Anwar, dkk., Belajar dari Rumah Difusi dan Inovasi Pendidikan di
Masa Pandemi, (Yogyakarta: Jejak Pustaka, 2022), h.36.
21

sedang berkembang.21 Salah satu yang membuat mereka bisa tertawa


bahagia, media berinteraksi dan komunikasi, media promosi dan
menampilkan trend yang sedang terjadi, yaitu media sosial TikTok.
TikTok dapat dijadikan sebagai sarana hiburan, dan bisa digunakan untuk
mengeluarkan skill (keahlian) yang dimiliki. Selain itu tujuannya adalah
hiburan, menunjukan bakat, eksistensi diri, memperbanyak teman,
mengikuti trend, dan menjadi artis Tik Tok. Untuk manfaatnya sendiri
diperoleh hasil bahwa tingkat percaya diri meningkat, tidak peduli
terhadap perkataan orang lain, menghilangkan stress.22
Aplikasi TikTok mempunyai kelebihan, di antaranya sebagai
berikut:
1) Video Pendek yang Dekat dengan Realitas dan Situasi Umum Video
yang berdurasi pendek yang dibuat oleh creator (sebutan untuk
pembuat kontek di TikTok) memiliki kedekatan realitas masyarakat
dan diisi dengan hiburan, pelajaran, dan fasion sebagai konten utama
sehingga dapat mudah menarik perhatian audien
2) Layanan Video Pendek yang sederhana
Pada TikTok para creator dibebaskan membuat konten video dengan
durasi pendek (15 detik hingga sampai 1 menit), disini creator
diberikan memudahkan untuk membuat konten, mulai dari
pemilihan lagu yang sudah ada layanan “search” dan pada layanan
pemilihan lagu ini juga memberikan kemudahan dengan
mengklasifikasikan lagu yang ada, mulai dari genre hingga sampa
klasifikasi yang sedang trending saat ini, bila creator tidak tahu judul
lagu yang akan digunakannya maka creator bisa langsung memilih
judul lagu pada video creator lain yang menggunakannya,

21
Tri Buana, Dewi Maharani, “Penggunaan Aplikasi TikTok (Versi Terbaru) dan
Kreativitas Anak”, (Palembang: Jurnal Inovasi Vol 14 No 1, 2020), h.2.

22
Ibid, h. 8.
22

sehingga proses produksi konten yang rumit dimasa lalu sudah


diminimalisir.
3) Antar Muka Aplikasi yang Friendly
Dari semua layanan (fitur) yang memanjakan creator dan audience
tidak akan maksimal penggunaanya bila tanpa antar muka yang
mudah dan user friendly, TikTok menyediakan kemudahan itu
sehingga pengguna TikTok dapat memilih antarmuka musik
mereka sendiri, menambahkan efek khusus seperti keindahan dan
gerak lambat, dan kemudian membuat video pendek musik favorit
mereka.
4) Tingkat Produksi yang Canggih
TikTok dapat mudah berkembang menjadi populer karena mereka
menerapkan fungsi mendorong konten yang diproduksi secara akurat
sesuai dengan preferensi dan kebutuhan pengguna, hal ini dapat
terwujud karena teknologi yang digunakan cukup mumpuni
sehingga video yang disuguhkan pada halaman utama related dengan
pengguna.
5) Kebebasan untuk Pengguna
Aplikasi TikTok memberikan kebebasan bagi para penggunanya
sesuai dengan teori komunikasi, yakni membantu masyarakat
untuk mengekspresikan diri dan merekam kehidupan yang baik
adalah makna dari keberadaan video tersebut.
6) Konten utama yang membahas trend saat ini.
Pengguna TikTok yang kebanyakan kaum millennial sangatlah
mengikuti trend yang sedang berlaku saat ini, mulai dari trend
kebugaran, interpetasi emosional, pemandangan indah, kecantikan
dan gerakan fisik yang mewakili trend mode saat ini.
7) Efek Selebriti
Dengan semakin maraknya selebriti di Indonesia yang
menggunakan aplikasi TikTok membuat masyarakat mengikutinya.
Jika di tahun 2017 lalu sangat sedikit selebriti tanah air yang
23

menggunakan TikTok, kini banyak sekali selebriti yang membuat


akun TikTok mereka, dan memposting ulang ke akun sosial media
mereka lainnya.
8) Pemasaran yang menarik
TikTok memasarkan aplikasi mereka dengan menarik, dengan
mengurangi biaya ekspresi dan meningkatkan konten yang
menyenangkan serta dapat berkontribusi pada penyebaran video
dengan cepat.23

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Aplikasi TikTok


Menurut Mulyana, dalam penggunaan TikTok terdapat dua faktor
yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Internal seperti
perasaan, sikap dan karakteristik individu, prasangka, keinginan atau
harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, nilai dan
kebutuhan juga minat, dan motivasi. Faktor eksternal seperti latar
belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan
sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, hal-hal baru dan familiar atau
ketidakasingan suatu objek.
a. Faktor Internal
Faktor internal yakni faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang seperti perasaan. Menurut Ahmadi, perasaan ialah suatu
keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan
senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal
dan bersifat subjektif. Jadi menurut Ahmadi, perasaan adalah faktor
internal yang mempengaruhi penggunaan aplikasi TiTok. Karena
menurutnya jika perasaan atau jiwa seseorang tidak menyukai atau
tidak senang dengan penggunaan aplikasi TikTok ini maka seseorang
tersebut tidak akan menggunakannya.

23
Togi Prima Hasiholan, dkk, “Pemanfaatan Media Sosial TikTok sebagai Media
Kampanye Gerakan Cuci Tangan di Indonesia untuk Pencegahan Corona COVID-19”, (Jakarta:
Jurnal Ilmu Komunikasi, 2020), h. 75-76.
24

Menurut W. Wundt dalam Ahmadi perasaaan tidak hanya


dapat dilihat atau dialami oleh individu sebagai perasaan senang
ataupun tidak senang melainkan dapat dilihat dari berbagai dimensi.
Jadi menurut W. Wundt penggunaan aplikasi TikTok ini tidak hanya
bisa dilihat melalui perasaannya saja melainkan dilihat dari tingkah
lakunya juga. Dalam penggunaan aplikasi TikTok ini cara setiap
orang membuatnya berbeda, dengan berbagai situasi perasaan mereka
juga yang berbeda-beda. Jika perasaan sedang senang tingkah nya
dalam pembuatan aplikasi TikTok juga sesuai dengan perasaannya,
begitupun sebaliknya. Karena tingkah laku pada saat mereka
menggunakan aplikasi TikTok ini membuktikan sebuah perasaan
seorang penggunanya.
Menurut Gerungan mengatakan prasangka merupakan sikap
perasaan orang-orang terhadap golongan manusia tertentu, golongan
ras atau kebudayaan yang berbeda dengan golongan orang yang
berprasangka itu. Jadi menurut Gerungan prasangka juga berpegaruh
dalam penggunaan aplikasi TikTok. Karena jika seseorang memiliki
prasangka baik ketika menggunakan aplikasi TikTok tersebut maka
tidak ada sisi negatif dalam penggunaan aplikasi TikTok ini. Tapi
begitupun sebaliknya jika prasangka seseorang sudah tidak baik
terhadap penggunaan aplikasi TikTok maka seseorang tersebut juga
tidak akan ingin menggunakan aplikasi TikTok tersebut. Faktor
internal merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
penggunaan aplikasi TikTok. Faktor internal juga bisa dikatakan
sebuah proses belajar dalam penggunaan media sosial termasuk
penggunaan aplikasi TikTok. Jadi dalam penggunaan media sosial
seperti aplikasi TikTok tidak hanya untuk hiburan semata, tetapi bisa
juga untuk belajar berinteraksi terhadap orang-orang baru, kemudian
juga penggunaan aplikasi TikTok dapat meningkatkan kreativitas
setiap orang. Dilihat dari sisi negatifnya juga penggunaan aplikasi
25

TikTok ini dapat membuat setiap orang memiliki rasa malas dan lupa
dengan segala pekerjaan yang seharusnya ia lakukan.
b. Faktor Eksternal
Dalam aplikasi TikTok orang-orang memperoleh informasi
dari berbagi video contohnya kejadian yang bersifat video seperti
kapal tenggelam atau dalam bentuk rekaman lainnya dengan begitu
cepat informasi kejadian tersampaikan kepada pengguna lainnya.
Nasrullah mengatakan informasi menjadi identitas media sosial
karena media sosial mengkreasikan representasi identitasnya,
memproduksi konten, dan melakukan interaksi berdasarkan informasi.
Jadi informasi adalah sesuatu yang sangat juga berpengaruh terhadap
penggunaan aplikasi TikTok. Jika seseorang tidak mendapatkan
informasi tentang TikTok mungkin saja mereka tidak mengenal
aplikasi TikTok, bahkan sampai menjadi penggunanya. Maka dari itu
informasi dikatakan penting sekali dalam penggunaan aplikasi
TikTok. Pengaruh dari media sosial yang merupakan bagian dari
media informasi salah satunya adalah dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Jadi dengan informasi juga seseorang bisa
terpengaruh pengetahuannya mengenai media sosial seperti TikTok.24

6. Fitur-Fitur yang Terdapat pada TikTok


Terdapat beberapa fitur dalam TikTok dengan fungsi yang
berbeda-beda, yaitu:
1) Beranda, merupakan fitur yang berguna untuk melihat video-video
yang dibuat dan disebarkan oleh orang lain. Pada beranda ini terdapat
tiga jenis video yang akan kita lihat yaitu video teman, video orang
yang kita ikuti, atau video yang khusus untuk kita. Juga terdapat fitur
live untuk melihat orang yang sedang melakukan siaran langsung.

24
Riska Marini, “Pengaruh Media Sosial TikTok terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik
di SMPN 1 Gunung Sugih Kab. Lampung Tengah”, (Lampung: UIN Raden Intan Lampung,
2019), h. 39.
26

2) Search, merupakan fitur yang digunakan untuk mencari video ingin


dicari, atau yang sedang menjadi trending topic.
3) Shop, merupakan fitur yang berguna untuk melakukan transaksi jual-
beli.
4) Create, merupakan fitur yang digunakan untuk membuat video, atau
menggunggah video yang akan disebarkan.
5) Kotak Masuk, merupakan fitur yang berguna untuk melihat notifikasi
berupa pengikut baru, aktivitas baru, dan pesan dari teman.
6) Profil, pada fitur ini terdapat data-data pribadi dari pemilik akun
berupa nama, biodata, pengaturan, jumlah pengikut, mengikuti, dan
jumlah suka yang didapatkan dari video yang kita ungggah. Pada fitur
ini pula sebagai galeri dari video-video yang telah diunggah, video
yang telah diarsipkan, postingan video orang lain yang disimpan,
postingan ulang dari video orang lain, dan video orang lain yang
disukai.

D. Keterampilan Menulis
1. Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi dengan tidak langsung dan tidak dengan
tatap muka dengan orang lain. Menulis sebagai suatu kegiatan yang
produktif dan ekspresif.25 Tarigan berpendapat bahwa menulis adalah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik, mendeskripsikan
suatu bahasa yang dapat dipahami seseorang, sehingga orang lain dapat
memahami bahasa dan gambar tersebut, mereka dapat membaca lambang
grafik tersebut.
Klimova mengungkapkan bahwa “Writing is important because it’s
used extensively in higher education and in the workplace. If students don’t
know how to express themselves in writing, tthey won’t be albe to

25
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), h. 3.
27

communicate well with professors, employers, peers, or just about anyone


else. Musch of professional communication is done in writing: proposals,
memos, report, applications, preliminary interviews, e-mails, and more are
part of the daily life of a collage student or successful graduate.”26 Artinya
“Menulis itu penting karena digunakan secara luas di pendidikan tinggi dan
di tempat kerja. Jika siswa tidak tahu caranya untuk mengekspresikan diri
mereka secara tertulis, mereka tidak akan mampu berkomunikasi dengan
baik dengan profesor, atasan, rekan kerja, atau siapa saja. Sebagian besar
komunikasi profesional dilakukan secara tertulis: proposal, memo, laporan,
lamaran, wawancara pendahuluan, email, dan banyak lagi adalah bagian dari
kehidupan sehari-hari seorang mahasiswa perguruan tinggi atau lulusan
yang sukses.”

Salah satu komponen keterampilan bahasa yaitu keterampilan


menulis, keterampilan menulis merupakan salah satu kemampuan yang
digunakan dalam bahasa untuk berkomunikasi, berbicara, membaca, dan
mendengarkan. Setelah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca
siswa dituntut untuk mempunyai keterampilan dalam menulis.
Keterampilan menulis adalah menurut Tarigan merupakan keterampilan
berbahasa yang produktif dan ekspresif yang digunakan untuk komunikasi
tidak langsung dan tidak tatap muka dengan pihak lain. Keterampilan
menulis yaitu kemampuan untuk menuangkan ide ke dalam bahasa tertulis
melalui kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga ide
tersebut berhasil tersampaikan kepada pembaca.27 Dengan kata lain bahwa
keterampilan menulis merupakan kemampuan untuk mengungkapkan ide
dan menuangkan pikiran atau perasaan menjadi sebuah tulisan. Tujuannya

26
Blanka Frydrychova Klimova, “Approaches to The Teaching of Writing Skills”,
Journal P rocedia Sosial and Behavioral Sciences, 112 (2014), h.174-151.
27
Mardiyah, “Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia Melalui Kemampuan
Mengembangkan Struktur Paragraf”, (Lampung: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar
Volume 3 Nomor 2, 2016), h. 3.
28

untuk menyampaikan pesan ke dalam isi tulisan melalui, sehingga pembaca


dapat memahami informasi yang disampaikan.

2. Tujuan Menulis
Menulis merupakan sebuah aktivitas yang memiliki tujuan untuk
melatih siswa dalam menyalurkan ide, gagasan, pemikiran dan perasaan
dapat berbentuk pengetahuan, pendapat, dan perasaan melalui sebuah
tulisan. Keterampilan menulis tidak bisa didapatkan begitu saja, tetapi
harus melewati latihan. Karena menulis itu memerlukan suatu kreatifitas,
sehingga harus diasah agar dapat dikembangkan. Siswa dalam kegiatan
ini, dituntut untuk mengembangkan keterampilan menulis agar mereka
dapat mengembangkan dan menuangkan gagasan pemikiran dalam sebuah
karya tulis yang baik, karena setiap orang memiliki tujuan yang berbeda
dalam menulis. Tujuan menulis menurut Hugo Hartig dalam (Rohana &
Syamsuddin)28 di antaranya yaitu sebagai berikut :

1) Tujuan penugasan
Tujuan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.
Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan
sendiri.
2) Tujuan altruistic
Menulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, ingin
menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan
penalarannya.
3) Tujuan persuasive
Tulisan bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan.
4) Tujuan informasional/penerangan
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau
keterangan/penerangan kepada para pembaca.

28
Rohana & Syamsuddin, Keterampilan Bahasa Indonesia Pendidikan Dasar,
(Makassar: Research Gate, 2021), h.91.
29

5) Tujuan pernyataan diri


Tulisan bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang
pengarang kepada para pembaca.
6) Tujuan kreatif
Tujuan kreatif ini melebihi pernyataan diri dan melibatkan
dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang
ideal, seni idaman.
7) Tujuan pemecahan masalah.
Penulis ingin menjelaskan secara cermat pikiran-pikiran dan
gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh
para pembaca.

3. Manfaat Menulis

Selain tujuan, tentu adanya manfaat dalam menulis. Seperti yang


dikemukakan oleh Suparno dan Yunus yaitu: meningkatkan kecerdasan,
mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, menumbuhkan
keberanian, dan mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulka
informasi. Menurut Bernard Perct (dalam Rohana & Syamsuddin)
manfaat menulis yaitu sebagai (1) sarana untuk mengungkapkan diri, (2)
sarana untuk pemahaman, (3) membentuk pengembangan kepuasan
pribadi, kebanggaan dan perasaan harga diri, (4) peningkatan kesadaran
dan penyerapan terhadap lingkungan, (5) keterlibatan secara
bersemangat dan bukan menerima secara pasrah, dan (6) pengembangan
suatu pemahaman tentang kemampuan menggunakan bahasa.

4. Proses Menulis
Untuk membuat suatu tulisan yang ciamik dihasilkan dengan
melalui beberapa tahapan. Terdapat lima tahap proses menulis yang
diuraikan oleh Tompkin yaitu:
30

1) Pramenulis (prewriting)
Pada tahap ini adalah pemilihan topik, menentukan tujuan menulis,
mengidentifikasi topik dan pembaca serta memilih bentuk karangan
yang tepat berdasarkan pembacanya.
2) Penyusunan dan pemaparan konsep (drafting)
Pada tahap drafting penulis menuangkan gagasan, pikiran, dan
perasaannya ke dalam draf kasar.
3) Perbaikan (revising)
Pada tahap revising merupakan kelanjutan dari drafting yaitu
merevisi dengan menambah informasi, mempertajam rumusan
tujuan, dan membungan informasi yang tidak relevan.
4) Penyuntingan (editing)
Pada tahap editing penulis mengoreksi karangannya yang berkaitan
dengan ejaan dan pilihan kata..
5) Penerbitan (publishing)
Dan terakhir adalah tahap publishing yaitu tahap terakhir dari proses
menulis. Di tahap ini penulis mempublikasikan tulisannya melalui
berbagai cara, yaitu dengan mengirimkan kepada penerbit,
membacakan di depan kelas, memajang tulisan di tempat umum,
dan sebagainya.29
Dengan melalui lima tahap proses menulis tersebut seseorang dapat
membuat sebuah tulisan sehingga menjadi sebuah karya yang ciamik.

E. Narasi
1. Pengertian Narasi
Narasi adalah salah satu materi yang terdapat pada pelajaran Bahasa
Indonesia. Keraf mengungkapkan bahwa narasi adalah suatu bentuk
karangan yang mempunyai tujuan utamanya sebagai tindak tanduk yang
dijalin dan dirangkai menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam satu

29
Elly Sofiar Trihono, Menulis Teks Naratif, (Depok: Karima, 2017), h. 9-10.
31

waktu.30 Dalman mengungkapkan bahwa narasi merupakan karangan yang


berupaya untuk menciptakan, mengisahkan, dan merangkaikan tindak-
tanduk manusia dalam suatu kejadian atau pengalaman manusia dari waktu
ke waktu, serta terdapat tokoh yang menghadapi suatu konflik yang tersusun
secara sistematis. Tujuan narasi yaitu untuk menyampaikan gagasan dalam
urutan waktu dengan maksud untuk menghadirkan di depan mata angan-
angan pembaca mengenai runtunan peristiwa hingga seringkali memuncak
pada kejadian utama. Sedangkan menurut Sudarno dan Rahman, narasi
merupakan paragraf yang mengisahkan, menceritakan pengalaman,
peristiwa beserta para tokohnya, dan biasa disampaikan menurut urutan
kejadian (kronologis).31

Raulan dan Sitti Fatimah menyebutkan “Narrative text tells about


people who encounter their problematic events they have to deal with for
better or worse. It is said narrative is a story aims to entertain the reader
with structure: orientation, complication, and resolution. With such complex
structure, narrative is not only aimed to amuse the reader but also to deliver
messages implicitly and explicitly as well asto teach moral lessons and
explore social values.”32. Artinya “Teks naratif bercerita tentang orang-
orang yang menghadapi peristiwa bermasalah yang harus mereka hadapi,
baik atau buruk. Dikatakan narasi adalah cerita yang bertujuan untuk
menghibur pembaca dengan struktur: orientasi, komplikasi, dan resolusi.
Dengan struktur yang begitu kompleks, narasi tidak hanya bertujuan untuk
menghibur pembacanya tetapi juga untuk menyampaikan pesan secara

30
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: PT Gramedia, 2001), h. 136.

31
Eka Lutfhiani, “Interfensi Bahasa Betawi Pada Karangan Narasi Siswa Kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) 33) Jakarta”, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, 2017), h. 22.

32
Raulan dan Sitti Fatimah, “Teaching Writing Narrative Text By Using Webtoon Digital
Comic To Senior High School Students”,(Journal of English Language Teaching, Volume 7 No.4,
2018) h. 588-589.
32

implisit dan eksplisit serta memberikan pelajaran moral dan menggali nilai-
nilai sosial.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa narasi yaitu sebuah karangan yang
menceritakan atau mengisahkan suatu kejadian baik yang benar-benar
terjadi atau cerita fiksi yang dituangkan dari imajinasi penulis

2. Struktur Narasi
Struktur narasi terdiri atas beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
1) Orientasi
Pada bagian ini, penulis menjabarkan waktu, tempat, tokoh, serta
watak dari setiap tokohnya dan apa yang sedang terjadi.
2) Komplikasi
Pada bagian ini, penulis menceritakan kejadian penting, sebab, dan
pemicu yang menimbulkan konflik antartokoh yang menimbulkan
peristiwa lain sebagai akibat dari konflik sebelumnya, hingga
mencapai puncaknya.
3) Resolusi
Pada bagian ini, konflik menurun dan dapat diselesaikan.
4) Reorientasi

Bagian ini merupakan penutup teks yang berisi pesan moral cerita
tersebut. Tahap ini tidak wajib dalam sebuah teks narasi.

3. Ciri-Ciri Narasi
Teks narasi memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu sebagai berikut:
1) Teks berisi tentang cerita, kisah, dan peristiwa tertentu yang
menggunakan gaya bahasa naratif.
2) Cerita memiliki alur yang jelas dari awal hingga akhir cerita.
3) Terdapat suatu peristiwa maupun konflik.
4) Memiliki unsur-unsur pembentuk berupa tema, latar, alur, karakter,
dan sudut pandang.
33

4. Jenis-Jenis Narasi
Narasi dibedakan menjadi dua oleh Keraf, yaitu narasi
ekspositoris dan narasi sugestif.
1) Narasi Ekspositoris
Sasaran utama dari narasi ekspositoris yaitu ketepatan informasi
tentang suatu peristiwa yang dideskripsikan dengan bertujuan agar
menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang
dikisahkan. Narasi ekspositoris menggunakan bahasa yang logis dan
berdasarkan fakta. Yang termasuk narasi ekspositoris adalah biografi,
autobiografi, dan kisah pengalaman.
2) Narasi Sugestif

Sasaran utama dari narasi sugestif adalah membei makna pada


peristiwa sebagai suatu pengalaman. Pada narasi sugestif pengarang
memberikan suatu makna tertentu untuk menyampaikan amanat
terselubung kepada pembaca yang melibatkan imajinasi dengan
menggunakan kata yang berkonotatif, maka narasi sugestif bersifat
fiksi. Yang termasuk narasi sugestif yaitu novel, cerita pendek
(cerpen), cerita bersambung (cerbung), dan cerita bergambar
(cergam).33

5. Langkah-Langkah Menulis Teks Narasi


Untuk membuat sebuah teks narasi melalui beberapa langkah
tahapan, yaitu sebagai berikut:
1) Menentukan tema dari cerita yang akan dibuat.
2) Menentukan sasaran pembaca.
3) Membuat rancangan alur yang akan dibuat.
4) Merangkai alur menjadi beberapa bagian yaitu bagian awal,
pengembangan, serta akhir cerita.
5) Membuat peristiwa-peristiwa secara terperinci ke dalam
detail-detail peritiwa sebagai pendukung cerita.

33
Eka Luthfiani, Op.cit, h. 23-24.
34

6) Menyusun tokkoh, perwatakan, latar, dan sudut pandang.


6. Tujuan Teks Narasi
Tujuan teks narasi antara lain yaitu:
1) Memberikan informasi untuk menambah pengetahuan
2) Memberikan wawasan kepada pembaca
3) Memberikan hiburan
4) Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca34

F. Penelitian Relevan
Peneliti telah menelusuri penelitian serupa yang telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti sebelumnya antara lain yaitu: penelitian yang dilakukan oleh Eris
Septiani dengan judul Penggunaan Media Video Klip Betrand Peto dalam
Pembelajaran Menulis Teks Narasi Siswa Kelas VII C SMP Waskito Tangerang
Selatan Tahun Pelajaran 2021/2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penggunaan media video klip Betrand Peto dalam pembelajaran menulis teks
narasi dan mengetahui hasil belajar dari penggunaan media video klip Betrand
Peto dalam pembelajaran menulis teks narasi kelas VII C SMP Waskito
Tangerang Selatan Tahun pelajaran 2021/2022. Hasil dari penelitian tersebut yaitu
menunjukkan bahwa Penggunaan Media Video Klip Betrand Peto dalam
Pembelajaran Menulis Teks Narasi Siswa Kelas VII C SMP Waskito Tangerang
Selatan Tahun Pelajaran 2021/2022, nilai rata-rata yang diperoleh secara umum
berada pada kategori baik (B) dengan nilai 85,89. Dilihat dari segi persentase,
terdapat 10 siswa atau sekitar 35,71% memperoleh nilai pada kategori baik sekali
(86-100), 15 siswa atau 53,57% memperoleh nilai pada kategori baik (76-85), dan
3 siswa atau 8,4 % memperoleh nilai kategori cukup (56-75). Dengan demikian,
dapat dibuktikan bahwa dengan menggunakan media pembelajaran video klip
Betrand Peto yaitu dalam pembelajaran menulis teks narasi sangat membantu

34
Dr. E. Dede Suryaman, Teks Narasi dan Literasi Buku Fiksi-Nonfiksi (Cas dari Cerita
dan Buku), (Kalimantan Selatan: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Balai Pengembangan Pendidikan Anak
Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kalimantan Selatan Tahun 2018, 2018), h.7.
35

siswa dalam menulis teks narasi. Penelitian yang dilakukan oleh Eris Septiani
memiliki persamaan dengan penelitian yang ditulis adalah pembelajaran
keterampilan menulis teks narasi dengan menggunakan media pembelajaran
video. Metode penelitian yang dilakukan juga sama, yaitu menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif. Perbedaannya adalah pada subjek penelitian pada
siswa kelas SMP Waskito Tangerang Selatan, sedangkan pada penelitian yang
dilakukan peneliti yaitu siswa kelas VII MTs Al-Falah Jakarta Selatan.

Penelitian relevan kedua dilakukan oleh Wiwin Astuti dengan judul


Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Narasi melalui Model Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning) pada Siswa Kelas VII SMPN 1
Madapangga. Hasil dari penelitian ini yaitu menunjukan bahwa pada siklus
pertama rata-rata yang diperoleh sebesar 63,4 dengan kategori cukup dan pada
siklus kedua nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 80,25 dengan kategori baik.
Aktivitas menulis teks narasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis proyek meningkat, dapat dilihat ketika siswa lebih aktif menjawab
pertanyaan dan mengerjakan proyek dengan sungguh-sungguh. dapat disimpulkan
bahwa keterampilan menulis teks narasi siswa kelas VII SMP Negeri 1
Madapangga melalui model pembelajaran berbasis proyek mengalami
peningkatan. Persamaan dengan penelitian yang ditulis yaitu pembelajaran
keterampilan menulis narasi. Perbedaannnya adalah pada subjek penelitian pada
siswa kelas VII SMPN 1 Madapangga, sedangkan pada penelitian yang dilakukan
peneliti yaitu siswa kelas VII MTs Al-Falah Jakarta Selatan.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Haerul Tamimi dengan judul Penerapan


Media Video Tiktok Radar Bandung dalam Pembelajaran Menulis Teks
Eksplanasi Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Ciseeng Bogor Tahun Pelajaran
2020/2021. Berdasarkan analisis terhadap penelitian teks eksplanasi siswa,
diketahui bahwa penerapan media pembelajaran berbasis audio visual aplikasi
media sosial TikTok dapat diterapkan pada pembelajaran bahasa indonesia dalam
materi teks eksplanasi. Hal ini dilihat melalui rata-rata nilai yang diperoleh siswa
kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Ciseeng Bogor secara umum, yaitu pada kategori
36

baik. (75-85). Dilihat dari segi presentase, terdapat tujuh siswa atau 32 %
memperoleh nilai pada ketegori baik sekali, tiga belas siswa atau 59 %
memperoleh nilai pada kategori baik, dua siswa atau 9 % memperoleh nilai pada
kategori cukup, dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai pada kategori kurang.
Hasil analisis terhadap pembelajaran menulis teks eksplanasi siswa menunjukan
bahwa siswa mampu menulis teks eksplanasi menggunakan media berbasis audio
visual aplikasi media sosial TikTok. Secara keseluruhan, siswa kelas XI IPA 2
SMA Negeri 1 Ciseeng Bogor memiliki kemampuan dalam menulis teks
eksplanasi yaitu pada aspek ketepatan struktur teks eksplanasi. Penerapan media
pembelajaran berbasis audio visual aplikasi media sosial TikTok dapat membantu
siswa mampu mengembangkan ide dan gagasannya serta memiliki pengetahuan
untuk memproduksi tulisan yang dikemas dalam sebuah bahasa tulis. Hal ini
dikarenakan video yang digunakan juga dapat menjadi faktor pendukung. video
berkualitas baik dan juga menampilkan keadaan bencan alam banjir secara detail.
Hal ini dapat membantu siswa dalam membuat teks eksplanasi secara baik.
Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa media pembelajaran berbasis video
dapat dipakai oleh guru dan diterapkan kepada siswa sangat efektif pada tingkat
SMA. Persamaan dengan penelitian yang ditulis yaitu menggunakan media
pembelajaran TikTok. Perbedaannya adalah pada subjek penelitian siswa kelas XI
IPA 2 SMA Negeri 1 Ciseeng Bogor, sedangkan pada penelitian yang dilakukan
peneliti yaitu siswa kelas VII MTs Al-Falah Jakarta Selatan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Falah Jakarta Selatan yang
terletak di Jl. Masjid An-Nur RT 10 RW 10, Grogol Utara, Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan, 12210. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Mei
2022.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.
Dengan metode kualitatif deskriptif bertujuan untuk membantu pembaca
mengetahui apa yang tejadi di lingkungan di bawah pengamatan, seperti
pandangan partisipan yang berada di latar penelitian, dan peristiwa atau
aktivitas yang terjadi di latar penelitian.1

Mengumpulkan informasi yang ada pada realita yang ada saat


penelitian dilakukan dengan mendeskripsikan dan memberikan gambaran
secara jelas tentang pemanfaatan media aplikasi TikTok terhadap
pembelajaran keterampilan menulis narasi. Menurut Suryabrata penelitian
deskriptif adalah suatu metode pengumpulan data dasar untuk
mendeskripsikan kejadian-kejadian yang berhubungan secara publik,
menguji, berhipotesis, dan membuat prediksi untuk memperoleh makna.
Djajasudarma berpendapat bahwa metode kualitatif adalah prosedur yang
menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan. Sugiyono
berpendapat bahwa penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian yang
dengan landasan filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti kondisi
objek secara alamiah. Sebagai lawannya adalah eksperimen, di mana peneliti
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi, analisis data yang bersifat induktif maupun kualitatif, dan hasil

1
Dr. Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif, (Depok:
Rajawali Pers, 2017), h.174.

37
penelitian kualitatif lebih menekan makna daripada generalisasi. 2 Metode
kualitatif digunakan sebagai prosedur penelitian untuk memperoleh data
deskriptif tentang objek yang diamati dalam bahasa tertulis atau lisan. Oleh
karena itu, penggunaan metode ini tidak menghasilkan data dalam bentuk
digital, tetapi menghasilkan data yang dapat dideskripsikan secara alami.

C. Data dan Sumber Data

Data adalah catatan atas kumpulan fakta atau bukti dari hasil
penggunaan instrument penelitian. Data bisa menggambarkan mengenai
tentang suatu keadaan atau persoaln tetapi belum mempunyai arti dan masih
memerlukan pengolahan.3 Data adalah segala bahan keterangan atau fakta
yang sudah dicatat (recorder) dan dapat diobservasi.4 Data yang diperoleh
dapat berupa dokumen, daftar karyawan, pernyataan sikap, motivasi
seseorang atau masyarakat, catatan kecerdasan siswa sebagai bahan informasi
atau penelitian. Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. Sumber
data terbagi menjadi dua data primer dan data sekunder. Data yang digunakan
pada penelitian ini diperoleh dari siswa kelas VII MTs Al-Falah Jakarta
Selatan tahun ajaran 2022/2023. Dan sumber data pada penelitian ini adalah
kemampuan menulis teks narasi dengan menggunakan media aplikasi TikTok
sebagai media pembelajaran. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah
data primer. Data primer yaitu data yang diperoleh dari responden melalui
pengukuran langsung, kuesioner, kelompok panel, atau data hasil wawancara
dengan narasumber.5

D. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII C MTs Al-Falah
Jakarta Selatan tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah sebanyak 24

2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), h. 9.
3
Dr. Asep Kurniawan, M.Ag., Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2018), h. 220.
4
Abdul Halim Hanafi, Metodologi Penelitian Bahasa untuk Penelitian, Tesis, dan
Disertasi, (Jakarta: Diadit Media Press, 2011) , h. 94.
5
Andra Tersiana, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Penerbit Yogyakarta, 2018), h. 75.
siswa, dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 9 orang dan jumlah siswa
perempuan sebanyak 15 orang. Peneliti memilih kelas VII C MTs Al-Falah
Jakarta Selatan sebagai subjek penelitian karena sebagian besar siswa kelas
VII C pernah menggunakan dan atau bermain TikTok dibanding dengan kelas
lainnya, sehingga dapat mempermudah proses penelitian. Pada aspek
keterampilan menulis siswa kelas VII C masih kurang kompeten, karena hal
itulah yang menjadikan penulis untuk melakukan penelitian di kelas VII C,
apakah dengan menggunakan apliakasi TikTok dapat mempengaruhi
keterampilan menulis teks narasi atau bahkan tidak berpengaruh. Objek
penelitian ini yaitu media aplikasi TikTok untuk meningkatkan efektivitas
dan kemampuan menulis narasi.

E. Instrumen Penelitian
Peneliti menggunakan pedoman penilaian dari Burhan Nurgiyantoro,
2016: 473 sebagai berikut:

Tabel 3.1
Rubrik Penilaian Menulis Teks Narasi Berdasarkan
Rangsangan Visual dan Suara6

Rentang Skor
No Aspek yang Dinilai
1 2 3 4

1. Kesesuaian isi teks narasi

2. Organisasi isi

3. Ketepatan diksi

4. Ketepatan struktur teks narasi

6
Burhan Nurgiyantoro, Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta:
BPFEEY Yogyakarta, 2016), h. 473.
5. Ketepatan ejaan dan tata tulis

Jumlah Skor

Skor yang diperoleh siswa


Nilai 𝑥 100
Skor maksimal

Interpretasi

Keterangan:
Skor 1 = Kurang
Skor 2 = Cukup
Skor 3 = Baik
Skor 4 = Baik Sekali

Tabel 3.2
Rincian Indikator Penilaian Menulis Teks Narasi Berdasarkan
Rangsangan Visual dan Suara
No Aspek yang Indikator Skor Kriteria
Dinilai
1. Kesesuaian 1) Pemilihan 4 Baik sekali
isi teks judul sesuai
narasi dengan tema.
2) Isi teks narasi
sesuai
dengan
video.

1) Pemilihan 3 Baik
judul sesuai
dengan tema.
2) Isi teks narasi
kurang sesuai
dengan
video.
1) Pemilihan 2 Cukup
judul kurang
sesuai
dengan tema.
2) Isi teks narasi
kurang sesuai
dengan
video.
1) Pemilihan 1 Kurang
judul tidak
sesuai
dengan tema.
2) Isi teks narasi
tidak sesuai
dengan
video.
2. Organisasi Organisasi isi sesuai 4 Baik sekali
isi dengan unsur teks
narasi (tema,
penokohan, alur,
latar, sudut pandang,
dan amanat)
Organisasi isi 3 Baik
terdapat maksimal 5
dari keseluruhan
unsur teks narasi
(tema, penokohan,
alur, latar, sudut
pandang, dan
amanat)
Organisasi isi 2 Cukup
terdapat maksimal 4
dari keseluruhan
unsur teks narasi
(tema, penokohan,
alur, latar, sudut
pandang, dan
amanat)
Organisasi isi tidak 1 Kurang
terdapat unsur teks
narasi (tema,
penokohan, alur,
latar, sudut pandang,
dan amanat)
3. Ketepatan Keseluruhan 4 Baik sekali
diksi penggunaan diksi
sesuai EYD
Terdapat maksimal 5 3 Baik
kesalahan
penggunaan diksi
yang tidak sesuai
dengan EYD
Terdapat maksimal 7 2 Cukup
kesalahan
penggunaan diksi
yang tidak sesuai
dengan EYD
Terdapat lebih dari 9 1 Kurang
kesalahan
penggunaan diksi
yang tidak sesuai
dengan EYD
4. Ketepatan Terdapat 4 Baik sekali
struktur teks keseluruhan struktur
narasi teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan
resolusi)
Terdapat 2 dari 3 Baik
keseluruhan struktur
teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan
resolusi)
Terdapat 1 dari 2 Cukup
keseluruhan struktur
teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan
resolusi)
Tidak terdapat 1 Kurang
satupun dari
keseluruhan struktur
teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan
resolusi)
5. Ketepatan Keseluruhan ejaan 4 Baik sekali
ejaan dan dan tata tulis yaitu
tata tulis pemakaian huruf dan
tanda baca sesuai
dengan EYD
Terdapat maksimal 5 3 Baik
kesalahan
penggunaan ejaan
dan tata tulis yang
tidak sesuai dengan
EYD
Terdapat maksimal 7 2 Cukup
kesalahan
penggunaan ejaan
dan tata tulis yang
tidak sesuai dengan
EYD
Terdapat lebih dari 9 1 Kurang
kesalahan
penggunaan ejaan
dan tata tulis yang
tidak sesuai dengan
EYD
Jumlah Skor 20
Maksimum
Tabel 3.3

Kategori Kriteria Penilaian Keterampilan Siswa dalam Menulis Teks Narasi


dengan Penghitungan Persentase Skala Empat7

Interval Persentase Nilai Ubahan Skala Empat Keterangan


Tingkat Penugasan
1-4 D-A

86-100 4 A Baik Sekali

75-85 3 B Baik

56-74 2 C Cukup

10-55 1 D Kurang

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data kualitatif merupakan pengumpulan data


berupa gejala-gejala yang dikategorikan ataupun dalam bentuk lainnya seperti
foto, dokumen, artefak, dan catatan-catatan lapangan saat penelitian
dilaksanakan suatu proses untuk memperoleh data dalam kegiatan penelitian
dengan tujuan agar mendapatkan data yang dibutuhkan. Dalam melakukan
pengumpulan data penelitian ini membutuhkan data sesuai dengan yang ingin
diungkapkan. Penelitian ini menggunakan data tulisan yaitu berupa karangan
keterampilan menulis narasi siswa kelas VII MTs Al-Falah tahun pelajaran
2022/2023 dengan menggunakan media aplikasi TikTok. Teknik
pengambilan data yang dilakukan peneliti yaitu melalui teknik wawancara,
teknik observasi, serta teknik tes untuk melakukan pengumpulan narasi yang

7
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi Edisi

Kedua, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2017), h. 277.


dituliskan siswa MTs Al-Falah kelas VII dengan kemampuan menulis yang
dimilikinya.

1) Wawancara
Wawancara adalah metode pengambilan data yang dilakukan dengan
cara menanyakan kepada responden secara langsung dan bertatap muka
tentang beberapa hal yang diperlukan dari suatu penelitian.8 Peneliti
melakukan wawancara kepada pendidik mengenai pembelajaran
keterampilan menulis teks narasi sebelum memanfaatkan media aplikasi
TikTok mencakup permasalahan yang dialami guru ketika mengajar.
Kemudian wawancara juga dilakukan kepada siswa mengenai
pemanfaatan media aplikasi TikTok pada keterampilan menulis narasi.

Tabel 3.4
Tabel Daftar Pertanyaan Wawancara Guru Bahasa Indonesia
No Pertanyaan

1. Bagaimana suasana kelas ketika sedang belajar bahasa Indonesia, apakah


siswa tertarik?

2. Apakah media pembelajaran sangat pentingdalam proses belajar


mengajar?

3. Apakah ibu pernah menggunakan media pembelajaran saat kegiatan


pembelajaran? Jika pernah, media pembelajaran apa yang ibu gunakan?

4. Bagaimana ketertarikan siswa saat belajar dengan menggunakan media


pembelajaran tersebut?

5. Bagaimana kemampuan keterampilan siswa dalam menulis narasi?

8
Rahman A. Ghani, Metodologi Penelitian Tindakan Sekolah, (Jakarta: Rajawali Press,
2014), h. 176.
6. Media pembelajaran apa yang biasa ibu gunakan saat mengajar teks
narasi?

7. Apakah siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran teks narasi?

8. Apakah siswa mengalami kesulitan saat menulis narasi?

9. Apakah ibu mengetahui aplikasi TiktTok?

10. Bagaimana pendapat ibu mengenai aplikasi TikTok sebagai media


pembelajaran?

11. Bagaimana saran ibu terhadap aplikasi TikTok yang digunakan sebagai
media pembelajaran pada materi teks narasi?

Tabel 3.5
Tabel Daftar Pertanyaan Wawancara Siswa

No Pertanyaan

1. Apakah Anda menyukai pelajaran Bahasa Indonesia

2. Kesulitan apa yang dirasakan saat belajar Bahasa Indonesia?

3. Apakah Anda memahami materi teks narasi dengan baik?

4. Kesulitan apa yang dirasakan dalam pembelajaran menulis teks narasi?

5. Bagaimana pendapat Anda tentang materi menulis narasi dengan


menggunakan media TikTok?

6. Apakah dengan media TikTok dapat merangsang ide, memudahkan anda


untuk menulis?

7. Menurut Anda apa kelebihan dari penggunaan aplikasi TikTok sebagai


media pembelajaran?

8. Apakah Anda senang ketika melihat tayangan aplikasi TikTok mengenai


contoh teks narasi?

9. Apakah TikTok pernah digunakan sebagai media pembelajaran di kelas?

10. Apakah Anda setuju jika aplikasi TikTok digunakan sebagai media
pembelajaran?

2) Observasi
Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan yang dilakukan pada
suatu objek seara sistematik pada fenomena yang diselidiki.9 Observasi
digunakan untuk memperoleh data tambahan setelah melakukan
wawancara, diarahkan untuk memperhatikan secara akurat dan mencatat
fenomena yang muncul serta mempertimbangkan hubungan antar aspek
dalam fenomena tersebut.10 Peneliti melakukan observasi dengan
menggali informasi dari siswa sejauh mana pengetahuan mereka untuk
mengakses media aplikasi TikTok.
3) Tes
Tes adalah suatu instrument yang digunakan untuk menilai seberapa
besar kemampuan seseorang melalui respon terhadap pertanyaan atau
stimulus, seperti kemampuan dalam menulis. Tes dalam penelitian ini
berbentuk tes praktik. Tes praktik yang dilakukan oleh siswa adalah
menulis teks narasi dengan menggunakan media aplikasi TikTok.

Tes ini dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif penggunaan


media aplikasi tiktok sebagai media pembelajaran dalam pembelajaran
keterampilan menulis teks narasi. Siswa diharuskan untuk mandiri, kreatif

9
Sukandarrumidi M. dan Haryanto, Dasar-Dasar Penulisan Proposal Penelitian,
(Yogyakarta: Gadjah Mada Press, Cet. Ke-2, 2014) h. 35.
10
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h. 143.
dan imajinatif, karena tes menulis teks narasi dilakukan secara individu
dan membutuhkan pemikiran yang kreatif serta imajinasi untuk membuat
sebuah teks narasi.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu cara yang digunakan untuk mengolah data-
data yang telah diperoleh peneliti melalui proses pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh bahan-bahan,
keterangan, kenyataan-kenyataan dan informasi yang dapat dipercaya11
data tersebut didapatkan dari hasil wawancara, observasi, dan tes. Dalam
penelitian ini peneliti mengumpulkan data berdasarkan hasil dari
keterampilan menulis narasi siswa kelas VII MTs Al-Falah sebagai data
yang dilakukan dalam penelitian.
2. Reduksi Data
Reduksi data adalah langkah proses berpikir sensitive untuk
menganalisis yang memerlukan kecerdasan, keluasan, serta kedalaman
wawancara yang tinggi dengan tujuan untuk menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang hal yang tidak penting, dan
mengorganisasikan data sehingga dapat memudahkan penulis dalam
menyusun simpulan. Dalam proses reduksi data peneliti menelaah dan
menganalisis data yang didapatkan lalu mulai dipertimbangkan apakah
data yang didapatkan sesuai dengan tujuan dari penelitian ini.
3. Penyajian Data
Penyajian data adalah proses menampilkan data yang telah didapat
dengan tujuan untuk mempermudah hasil penelitian dan penarikan
kesimpulan. Peneliti melakukan penyajian data dengan memberi uraian
singkat dan mendeskripsikan dari hasil penelitian yang diperoleh.

11
Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2016), h. 75.
4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari penelitian, maka
pada tahap ini merupakan proses mendeskripsikan informasi yang
diperoleh dari berbagai sumber data. Kemudian peneliti harus
menemukan makna yang mendalam berdasarkan data yang telah digali
secara teliti dan lengkap, untuk memberi kesimpulan dari hasil
kemampuan menulis narasi siswa kelas VII MTs Al-Falah dengan
menggunakan media aplikasi TikTok dalam pembelajaran, dengan
maksud untuk mengetahui pemanfaatan media aplikasi TikTok pada
keterampilan menulis teks narasi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
1. Identitas Madrasah
1) Nama Sekolah : MTs Al-Falah
2) NSM : 121231740001
3) NPSN : 20178238
4) Alamat : Jl. Masjid Nur RT.010/010 Grogol Utara, Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan 12210
5) Telepon : 021-5490178 / 021-5303623
6) Faksimile : 021-5490178
7) Kategori Madrasah : Madrasah Reguler 8. Status Akreditasi : Terakreditasi
"A"
8) No. SK Pendirian : Wj/MTs/1710/1994
9) Tahun Pendirian : 1968
10) No. SK Kemenkumham : AHU-991-.AH.01.04.Tahun 2011
11) Tanggal SK Kemenkumham : 01-03-1994
12) Penyelenggara : Yayasan Tarbiyah Islamiyah Al-Falah
13) Luas Tanah : 5587 M2
14) Kegiatan Belajar : Pagi (06.30-15.00 WIB)
15) NPWP : 02.503.845.6-013.000
16) Kepala Madrasah : H.Yusri, S.Pd.I

2. Sejarah MTs Al-Falah


Madrasah Tsanawiyah Al-Falah merupakan salah satu unit pendidikan
di bawah naungan Yayasan Tarbiyah Islamiyah Al-Falah. MTs Al Falah
sendiri lahir pada tahun 1969, kurang lebih sudah sekitar setengah abad
berdiri. Kemunculan madrasah ini dilatarbelakangi kegelisahan tokoh
masyarakat sekitar Sukabumi Selatan khususnya daerah kampung baru yang
memandang bahwa prospek pendidikan masyarakat betawi kala itu sangat
memprihatinkan. Salah satu faktornya ialah maraknya pernikahan dini yang
mengakibatkan banyak masyarakat yang tidak melanjutkan pendidikannya ke

51
jenjang yang lebih tinggi. Ditambah saat itu masyarakat betawi khususnya
perempuan masih memelihara pemikiran semacam "kaga perlu sekolah tinggi-
tinggi, tar ujungujungnya ke dapur juge".
Melihat kondisi sosial di atas lahirlah Yayasan Tarbiyah Islamiyah
AlFalah (YTIA) yang dipelopori dan dipimpin oleh KH. Rahmatullah Shiddiq
dengan maksud memperbaiki kondisi masyarakat khususnya dalam bidang
pendidikan. Kemudian mulailah didirikan Sekolah Dasar Islam (SDI)
berbarengan dengan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Pada awal berdirinya, MTs
Al-Falah menempati gedung yang sama dengan Sekolah Dasar Islam Al-Falah
tepatnya di samping Masjid Jami Al-Falah Kp. Baru sekarang.
Sejak awal berdiri kurikulum MTs Al-Falah telah mengadopsi
kurikulum pondok pesantren, terdapat pelajaran semacam nahwu, shorf, tafsir,
ushul fiqh, dst. Generasi pengajar pertama di MTs Al-Falah pun didominasi
oleh lulusan pondok pesantren diantaranya KH. Ubaidillah Isa yang sekaligus
menjabat sebagai Kepala Madrasah Tsanawiyah pertama, KH. Rahmatullah
Shiddiq, KH. Thabrani Thohir, KH. Asnawi Thohir, KH. Hibatullah Shiddiq,
H. Ahmad Dumyati, M. Soleh Toha, Drs. Ibnu Umar Susilo serta masih
banyak lagi.
Pada tahun 1972 MTs Al-Falah menempati lokasi baru di Kebon
Nanas tepatnya di Jalan Masjid Nur Grogol Utara, Jakarta Selatan berkat
kerjasama KH. Rahmatullah Shiddiq dan KH. Ahmad Azhari. Pada tahun ini
pula MTs AlFalah berhasil menamatkan angkatan pertamanya dan di tahun
selanjutnya 1973 MTs Al-Falah berkhak ikut serta dalam ujian nasional (UN)
yang menginduk pada MTs.AIN (sekarang MTsN). MTs Al-Falah saat ini
memiliki 2 gedung yang letaknya hanya terpaut 100 meter di Jalan Masjid
Nur. Al-Falah 3 digunakan untuk ruang belajar kelas 7 dan Al-Falah 4 untuk
ruang belajar kelas 8 dan 9.
Mengingat kian berkembangnya sistem pendidikan di Indonesia dari
tahun ke tahun, maka dengan itu MTs Al-Falah pun berusaha turut
memperbaiki kualitasnya. Pengadaan beberapa fasilitas pendukung
pembelajaran seperti Laboratorium Komputer, Laboratorium IPA, serta
Perpustakaan merupakan usaha madrasah ini dalam mengikuti arus
perkembangan. Perkembangan lain yang dicapai madrasasah ini ialah
diangkatnya sebagian dewan guru menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
lingkungan Kementrian Agama yang berjumlah 13 orang dan diantaranya
telah mengikuti program sertifikasi guru. Hal ini bermakna bahwa pemerintah
mengakui kualitas pengajar dan pendidik di madrasah ini memiliki mutu yang
bagus. Kenyataannya, potensi kelulusan MTs Al-Falah banyak yang diterima
di Sekolah Menengah Atas Negeri Favorit. Di samping itu MTs Al-Falah juga
membuka jaringan kerjasama dengan SMP lain baik negeri maupun swasta,
diantaranya SMPN 161, SMPI Al-Azhar Kebayoran Baru, dan Kelompok
Kerja Madrasah MTsN 3 Jakarta Selatan.

3. Visi, Misi, Motto, dan Tujuan MTs Al-Falah


a. Visi
Menjadikan Madrasah Al-Falah Jakarta Selatan sebagai lembaga
pendidikan dasar yang unggul dan terkemuka dalam pembinaan
keislaman, keilmuan, dan keindonesiaan, dengan mengapresiasi potensi
peserta didik serta perkembangan era globalisasi.

b. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan dasar yang akan melahirkan lulusan
beriman dan bertaqwa serta memiliki kemampuan kompetitif dan
keunggulan komparatif.
2) Melakukan pembinaan kesehatan fisik sehingga terbentuk
keseimbangan antara kekuatan keilmuan dengan perkembangan jasmani
peserta didik serta dapat melahirkan lulusan yang cerdas, kuat, dan
sehat.
3) Melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan
keislaman, sains, dan teknologi serta apresiatif terhafap kecenderungan
globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia.
4) Melakukan pembinaan tengaa pendidik sebagai tenaga profesional yang
menguasai aspek keilmuan, keterampilan mengajar, kepribadian
pedagogis serta komunikasi global yang dijiwai akhlak mulia.
5) Melakukan pembinaan tenaga kependidikan yang profesional yang
menguasai bidang ilmu yang mendukung tugasnya, etos kerja yang
tinggi, serta kepribadian yang islami.
6) Mengupayakan tersedianya satana prasarana dan fasilitas belajar
mengajar yang dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk dapat mengikuti kegiatan belajar seluas-luasnya, sehingga
madrasah benar benar berfungsi sebagai pusat pembelajaran.
7) Melakukan pembinaan kemandirian dan teamwork melalui berbagai
aktivitas belajar baik intra maupun ekstralulikuler.

c. Motto
Islami, berwawasan, berprestasi dan berkebangsaan.

d. Tujuan
1) Terselenggaranya pendidikan dasar dan menengah yang akan melahirkan
lulusan beriman dan bertaqwa serta memiliki kemampuan kompetitif dan
keunggulan komparatif.
2) Terwujudnya peserta didik yang memiliki keseimbangan antara kekuatan
jasmani dan rohani serta kepekaan dan kepedulian sosial.
3) Terwujudnya kurikulum yang memiliki kekuatan pada pembinaan
keislaman, sains dan teknologi serta apresiatif terhadap kecenderungan
globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia dan
kemampuan potensi anak.
4) Tersedianya pendidik sebagai tenaga profesional yang menguasai bidang
keilmuan yang diasuhnya secara luas, mendalam, dan komprehensif serta
memiliki kemampuan untuk mengajarkannya (teaching skill),
berkepribadian pedagogis, dan berakhlak mulia.
5) Tersedianya tenaga kependidikan profesional yang dalam melaksanakan
tugasnya didukung oleh ilmu pengetahuan yang relevan, memiliki etos
kerja, loyalitas, dan dedikasi yang tinggi yang dilandasi akhlak mulia.
6) Tersedianya sarana prasarana dan fasilitas sumber belajar yang dapat
memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk dapat belajar
seluas-luasnya, sehingga madrasah benar-benar berfungsi sebagai pusat
pembelajaran.
7) Terwujudnya peserta didik yang mandiri yang mampu melakukan
teamwork melalui berbagai aktivitas belajar baik intra maupun
ekstrakurikuler.

4. Data Guru Dan Tenaga Kependidikan

Tabel 4.1
Daftar Guru dan Tenaga Kependidikan MTs Al-Falah Jakarta Selatan

NO NAMA Jabatan NIP

1 H. Yusri, S.Pd.I Kepala Madrasah 196206022007011024

Wakil Kepala Bid.


2 E. Moch. Sofyan, S. IP 19620204 2007011016
Kurikulum, Guru
Matematika
Wakil Kepala Bid.
Hubungan
3 H. Ichwan Rasijid, S. 19671110 2007011052
Ag. Masyarakat, Guru Fiqih
dan Bahasa Arab

Wakil Kepala Bid.


4 Hasan Fad'ak, S.Ag. Sarana Prasarana, -

Guru Akidah Akhlak


Wakil Kepala Bid.
Kesiswaan, Guru Ilmu
5 Ahmad Fadil, S.Ag -
Pengetahuan Sosial dan
PKN

6 H. Jasmani Bendahara -

7 Ahmad Zamzami Kepala Tata Usaha -

Guru Bahasa Indonesia,


8 Dra. Wazdah Guru Seni Budaya dan -
Prakarya

9 H. Syahril, S.Pd.I Guru Bahasa Indonesia 196312052007011019

Guru Bimbingan
10 Anis Saidah, S.Ag. Konseling, Guru seni 197106252006042004
Budaya dan Prakarya
Guru Bimbingan
11 Amalia, S.Sos.I Konseling, Guru seni 198003232007102002
Budaya dan Prakarya
Selly Salimah, SE Staff Tata Usaha
10 -

Irna Suryani S.Pd. Staff Tata Usaha


11 -

Fahrurrozi Hasyim Staff Tata Usaha


12 -

Ahmad Dawam Staff Tata Usaha


13 -

Sachrul Karyawan
14 -

Zainal Arifin Karyawan


15 -
5. Data Siswa
Rekap Peserta Didik MTs Al-Falah Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2022/2023.
Kelas 7
Tabel 4.2
Daftar Jumlah Siswa Kelas 7 Tahun Pelajaran 2022/2023

NO KELAS JUMLAH

1 7A 24
2 7B 24
3 7C 24
4 7D 23
JUMLAH 95

Kelas 8
Tabel 4.3
Daftar Jumlah Siswa Kelas 8 Tahun Pelajaran 2022/2023

NO KELAS JUMLAH

1 8A 23
2 8B 28
3 8C 26
4 8D 26
JUMLAH 103

Kelas 9
Tabel 4.4
Daftar Jumlah Siswa Kelas 9 Tahun Pelajaran 2022/2023

NO KELAS JUMLAH

1 9A 31
2 9B 29
3 9C 29
4 9D 29

JUMLAH 118
Tabel 4.5
Jumlah Keseluruhan Siswa MTs Al-Falah Jakarta Selatan Tahun
Pelajaran 2022/2023
Kelas 7 Kelas 8 Kelas 9 Total Siswa

95 103 120 318

6. Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana menunjang bagi keterlaksanannya proses
pembelajaran yang efektif.

Tabel 4.6
Daftar Sarana dan Prasarana MTs Al-Falah Jakarta Selatan
No. Sarana Prasarana Keterangan

1. Ruang Kelas Ada

2. Perpustakaan Ada

3. Laboratorium IPA Ada

4. Ruang Pimpinan Ada

5. Ruang Guru Ada

6. Mushalla/Masjid Ada

7. Ruang UKS Ada

8. Kamar Mandi (Laki-Laki) Ada

9. Kamar Mandi (Perempuan) Ada

10. Kamar Mandi (Guru) Ada

11. Gudang Ada


13. Lapangan Olahraga Ada

14. Alat-alat Kesenian Ada

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Falah yang merupakan
madrasah di daerah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang berada di bawah
naungan Yayasan Tarbiyah Islamiyah Al-Falah. Ruang lingkup yang ada di
madrasah ini berbasic agama, yang menyerupai pondok pesantren.
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – Juli 2022. Data
penelitian ini berupa hasil tugas menulis teks narasi dari peserta didik.
Jumlah peserta didik yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 21 siswa.
Data yang diperoleh dalam penelitian pada siswa kelas VII C. Dalam
pengambilan data pertama-tama peneliti menyampaikan materi teks narasi
yang dikemas dalam bentuk powerpoint. Lalu pada saat dijelaskan siswa
cukup kondusif untuk menyimak dan memahami materi. Setelah
penyampaian materi peneliti menampilkan video TikTok A Day In My Life,
tema vlog yang menceritakan kegiatan pembuat video konten dalam satu hari.
Kemudian siswa menyimak video TikTok bersama-sama dengan antusias
yang tinggi. Setelah penayangan video TikTok diberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat. Setelah menstimulasi daya
pikir siswa dengan menayangkan video TikTok, kemudian peneliti
memberikan tugas kepada siswa untuk membuat sebuah teks narasi dengan
tema ‘liburan’ diberikan waktu kurang lebih selama satu minggu. Siswa kelas
VII C yang diteliti sebanyak 24 siswa, namun data yang dapat diperoleh
hanya 21 siswa, karena 3 siswa tidak mengumpulkannya. Berikut ini
merupakan data absensi siswa VII C MTS Al-Falah.
Tabel 4.7
Daftar Nama Siswa Kelas VII C MTs Al-Falah Tahun Pelajaran 2022/2023

No Nama Kode Data

1. Afifah Syahira AS

2. Ahmad Syafiq AS

3. Amira Firziah Lubis AFL

4. Aril Aditya Saputra AAS

5. Aura Nabila AN

6. Azarenka Anaya Syaumi AAS

7. Cikal Naira Sabiya CNS

8. Henry Zidane Risyana HZR

9. Keira Amanda Putri KAP

10. Keisha Fatia Alhak KFA

11. Jihan Zahira Syaikhan JZS

12. Mayza Awalina Putri MAP

13. Rafa Rahmadina RR

14. Reynaldi Jibran RJ

15. Rifki Muhammad Afiandy RMA

16. Rochmatul Auliya RA

17. Salsabila Nazhifa Aqila SNA

18. Sayyidah Humaeroh SH


19. Syifa Fauziyyah SF

20. Zaahir Ahmad Minaro ZAM

21. Zafirah Aziz ZA

22. Muhammad Arkana Haidar -

23. Muhammad Aqso -

24. Muhammad Rafi Raditya -

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Analisis Hasil Penilaian Keterampilan Menulis
Analisis dan data yang diperoleh kemudian diolah dengan
menggunakan tabel agar mempermudah peneliti dalam menilai. Berikut ini
disajikan hasil analisis data menulis siswa dengan menggunakan media video
TikTok. Penilaian akan dibagi menjadi beberapa kategori sesuai kriteria yang
telah ditentukan.
Tabel 4.8
Analisis Data Siswa Nomor 1 (AAS)
No Aspek yang Dinilai Rentang Skor

1 2 3 4

1. Kesesuaian Isi Teks Narasi √

2. Organisasi Isi √

3. Ketepatan Diksi √

4. Ketepatan Struktur Teks Narasi √

5. Ketepatan Ejaan dan Tata Tulis √


Jumlah Skor 18

Nilai 18
𝑥 100 = 90
20

Interpretasi Baik Sekali

Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu kesesuaian


isi cerita dengan tema yang diberikan, organisasi isi, ketepatan diksi, ketepatan
struktur cerita, serta ejaan dan tata tulis. Kemampuan menulis teks narasi siswa
nomor 1 memperoleh skor 90 dengan interprestasi baik sekali. Hasil tersebut
dapat diuraikan dengan menggunakan aspek penilaian yang telah ditentukan.

Aspek penilaian pertama yaitu kesesuaian isi cerita. Peserta didik AAS
mendapat skor 4, yaitu pemilihan pada judul dan isi teks sesuai dengan tema yang
ditentukan sangat baik. Peserta didik AAS membuat cerita mengenai pulang
kampung dengan penggambaran isinya yang sangat baik. Peserta didik AAS
menceritakan tentang pengalaman mudik dan kegiatannya selama di kampung
halaman.

Aspek penilaian kedua, yaitu organisasi isi. Peserta didik AAS


mendapatkan skor 4, yaitu siswa nomor 1 dapat menuliskan teks narasi dengan
sangat baik, menggunakan unsur-unsur teks narasi dengan lengkap dan sesuai,
yaitu tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat. Tema pada cerita
yaitu tentang pengalamannya pulang kampung dadakan, dan kegiatan yang
dilakukan selama di kampung halaman. Dan salah satu bukti organisasi isi
tersebut yaitu latar. Terdapat latar tempat, latar waktu, dan latar suasana pada
cerita tersebut. Latar tempat yang terdapat pada cerita dibuktikan pada kutipan
“Udara di sana masih sangat sejuk dan kami juga melewati sawah-sawah.” Pada
kutipan tersebut terdapat kata ‘di sana’ yang menunjukkan tempat, yaitu kampung
halaman pada cerita tersebut. Latar waktu pada cerita terdapat pada kutipan
“Jadilah pagi itu kami mudik dadakan”, “Malamnya, kami tidur di rumah budhe
dengan para sanak saudara.”, “Pagi harinya, aku dan para sepupuku lari pagi.”
Pada kutipan-kutipan tersebut terdapat latar waktu seperti, ‘pagi itu’, ‘malamnya’,
dan juga ‘pagi harinya’. Dan latar suasana yang terdapat pada cerita yaitu dapat
dibuktikan pada kutipan “kami dikejutkan oleh berita duka dari kampung
halaman.” Pada kutipan tersebut menunjukkan bahwa latar suasana yang terjadi
pada cerita yaitu mengejutkan, karena berita duka cita yang didapatkan dari
kampung halaman.

Aspek penilaian ketiga, yaitu ketepatan diksi. Peserta didik AAS mendapat
skor 2, dari semua aspek penilaian siswa nomor 1 hanya bagian penggunaan diksi
saja peserta didik AAS terdapat beberapa kesalahan. Terdapat enam kesalahan
penggunaan diksi yang tidak sesuai dengan PUEBI. Kesalahan yang dilakukan
peserta didik AAS yaitu dalam penggunaan penyebutan istilah bibi dengan
menggunakan istilah ‘budhe’, bukti kesalahannya yaitu terdapat pada kalimat
“Berita itu mengabarkan bahwa budheku meninggal dunia.”, “Sesampainya disana
budheku…..”, “……kami tidur di rumah budhe dengan para sanak saudara.”
Kesalahan penggunaan istilah bibi diganti dengan ‘budhe’ tidak sesuai dengan
PUEBI, penggunaan yang tepatnya yaitu dengan menggunakan kata “bude”.
Kesalahan selanjutnya yaitu terdapat pada kata “disana” seharusnya ditulis dengan
kata “di sana” karena penggunaan kata konjungsi di- diikuti dengan kata yang
menunjukkan tempat, makan penggunaannya harus dipisah atau setelah kata ‘di’
harus menggunakan spasi terlebih dahulu.

Aspek penilaian keempat, yaitu struktur teks narasi. Peserta didik AAS
mendapatkan skor 4, karena siswa nomor 1 dapat menuliskan urutan cerita dengan
sangat baik. Dalam penulisan cerita tersebut terdapat keseluruhan struktur teks
narasi, yaitu orientasi, komplikasi, dan resolusi. Dan peserta didik AAS dapat
menuliskannya secara sistematis. Pendahuluan cerita yang ditulis oleh peseta
didik AAS yaitu dengan menjelaskan alasan terjadinya mudik dadakan, dapat
dibuktikan dengan kutipan “Seminggu setelah lebaran tepatnya hari Senin pagi,
kami dikejutkan oleh berita duka cita dari kampung halaman.” Yang kemudian
dapat dikembangkan dengan sangat baik. Selanjutnya komplikasi yang terjadi
yaitu kabar tentang duka cita yang didapatkan dari kampung halaman, dapat
dibuktikan dengan kutipan “Berita itu mengabarkan bahwa budheku meninggal
dunia.” Dan resolusi yang terdapat pada cerita dapat dibuktikan pada kutipan
“Jadilah pagi itu kami mudik dadakan. Perjalanan kami cukup lancar berkisar
kurang lebih 7 jam” pada bagian resolusi atau penyelesaian ini adalah dengan
adanya kabar duka cita akhirnya pulang ke kampung halaman secara mendadak.

Aspek penilaian kelima, yaitu ketepatan ejaan dan tata tulis. Pada aspek
kelima ini peserta didik AAS mendapatkan skor 3, karena terdapat kesalahan
dalam penulisan ejaannya. Kesalahan tata tulis yang tidak sesuai yaitu terdapat
pada kalimat “Aku yang saat itu masih di rumah nenek di telepon Ibu…..”
“Sesampainya di rumah aku segera menyiapkan barang-barang yang akan di
bawa.” Penggunaan kata “di telepon” dan di bawa” seharusnya ditulis secara
serangkai atau sambung, karena penggunaan kata di- tersebut diikuti dengan kata
kerja. Sehingga penulisan yang tepat menjadi “Aku yang saat itu masih di rumah
nenek ditelepon Ibu…..” “Sesampainya di rumah aku segera menyiapkan barang-
barang yang akan dibawa.”

Tabel 4.9
Analisis Data Siswa Nomor 2 (CNS)
No Aspek yang Dinilai Rentang Skor

1 2 3 4

1. Kesesuaian Isi Teks Narasi √

2. Organisasi Isi √

3. Ketepatan Diksi √

4. Ketepatan Struktur Teks Narasi √

5. Ketepatan Ejaan dan Tata Tulis √


Jumlah Skor 18

Nilai 18
𝑥 100 = 90
20

Interpretasi Baik Sekali

Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu kesesuaian


isi cerita dengan tema yang diberikan, organisasi isi, ketepatan diksi, ketepatan
struktur cerita, serta ejaan dan tata tulis. Kemampuan menulis teks narasi siswa
nomor 2 memperoleh skor 90 dengan interprestasi baik sekali. Hasil tersebut
dapat diuraikan dengan menggunakan aspek penilaian yang telah ditentukan.

Aspek penilaian pertama yaitu kesesuaian isi cerita. Peserta didik CNS
mendapat skor 4, yaitu pemilihan pada judul dan isi teks sesuai dengan tema yang
ditentukan sangat baik. Peserta didik CNS membuat cerita mengenai liburan
dengan penggambaran isinya yang sangat baik. Peserta didik CNS menceritakan
tentang kegiatan di hari raya.

Aspek penilaian kedua, yaitu organisasi isi. Peserta didik CNS


mendapatkan skor 4, yaitu siswa nomor 2 dapat menuliskan teks narasi dengan
sangat baik, menggunakan unsur-unsur teks narasi dengan lengkap dan sesuai,
yaitu tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat. Tema pada cerita
yaitu tentang kegiatan yang dilakukan di hari raya. Dan salah satu bukti organisasi
isi tersebut yaitu latar. Latar tempat yang terdapat pada cerita dapat dibuktikan
pada kutipan “Pada malam hari aku dan sepupuku bermain di rooftop rumah
sambil menikmati indahnya malam” pada kutipan tersebut latar tempat terdapat di
rooftop. Latar waktu pada cerita terdapat pada kutipan “Pada tanggal 7 Mei, aku
dan keluargaku pergi ke rumah sepupuku yang ada di Sukabumi.” Pada kutipan
tesebut disebutkan latar waktu yaitu pada tanggal 7 Mei. Latar suasana pada cerita
terdapat pada kutipan “Aku sangat senang karena bisa jalan-jalan bersama setelah
sekian lama.” Pada kutipan tersebut terdapat latar suasana, yaitu menyenangkan.
Alur yang terdapat pada cerita adalah alur maju. Dan sudut pandang yang
digunakan pada cerita adalah sudut pandang orang pertama, karena pada cerita
menggunakan subjek ‘aku’.

Aspek penilaian ketiga, yaitu ketepatan diksi. Peserta didik CNS mendapat
skor 2, dari semua aspek penilaian siswa nomor 2 hanya bagian penggunaan diksi
saja peserta didik CNS terdapat beberapa kesalahan. Terdapat tujuh kesalahan
penggunaan diksi yang tidak sesuai dengan PUEBI. Kesalahan penggunaan diksi
terdapat pada kalimat “Pada bulan April dari tanggal 27 sampai bulan Mei tanggal
16, sekolahku di liburkan karna adanya hari raya idul fitri” penggunaan kata “di
liburkan” seharusnya ditulis secara serangkai atau sambung, karena penggunaan
kata di- tersebut diikuti dengan kata kerja. Dan penulisan kata “idul fitri” yang
sesuai dengan PUEBI yaitu ditulis serangkai atau sambung. Maka penulisan yang
tepat pada kalimat tersebut menjadi “Pada bulan April dari tanggal 27 sampai
bulan Mei tanggal 16, sekolahku diliburkan karna adanya hari raya idulfitri”
Kesalahan selanjutnya terdapat pada kalimat “Pada tanggal 2 Mei di pagi hari, aku
dan keluargaku pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat eid atau sholat idul
fitri.” penulisan yang tepat menjadi “Pada tanggal 2 Mei di pagi hari, aku dan
keluargaku pergi ke masjid untuk melaksanakan salat ied atau salat idulfitri.”
Penggunaan kata “sholat eid” dan “sholat idul fitri” seharusnya ditulis dengan
kata “salat” ied” dan “idulfitri” ditulis secara serangkai. Dan kesalahan
selanjutnya pun juga sama terdapat pada penggunaan kata “idul fitri” yang
dipisah” terbukti terdapat pada kalimat “Semua itu adalah kegiatanku selama
liburan pada hari raya idul fitri.” yang seharusnya ditulis secara serangkai atau
sambung sehingga menjadi “idulfitri” maka penulisan yang tepatnya menjadi
“Semua itu adalah kegiatanku selama liburan pada hari raya idulfitri.”. dan yang
terakhir kesalahan penggunaan diksi terdapat pada kalimat “Selain senang karna
jalan-jalan, aku juga senang karna mendapat THR atau tunjangan hari raya idul
fitri” penulisan yang tepatnya yaitu menjadi “Selain senang karena jalan-jalan,
aku juga senang karena mendapat THR atau tunjangan hari raya idulfitri”
kesalahan terdapat pada kata “karna” yang sesuai dengan PUEBI yaitu “karena”
sehingga penulisan tersebut tidak tepat.

Aspek penilaian keempat, yaitu struktur teks narasi. Peserta didik CNS
mendapatkan skor 4, karena siswa nomor 2 dapat menuliskan urutan cerita dengan
sangat baik. Dalam penulisan cerita tersebut terdapat keseluruhan struktur teks
narasi, yaitu orientasi, komplikasi, dan resolusi. Dan peserta didik CNS dapat
menuliskannya secara sistematis. Pendahuluan cerita yang ditulis oleh peseta
didik CNS yaitu dengan menjelaskan tentang liburan “Pada bulan April dari
tanggal 27 sampai bulan Mei tanggal 16, sekolahku diliburkan karena adanya hari
raya idulfitri.” Lalu komplikasi pada cerita tersebut terdapat pada kutipan “Aku
sangat senang karena bisa jalan-jalan bersama setelah sekian lama.” Pada bagian
konflik ini diungkapkan bahwa siswa sangat senang karena setelah sekian lama
akhirnya bisa jalan-jalan kembali. Dan resolusi yang terdapat pada cerita, dapat
dibuktikan pada kutipan “Pada tanggal 7 Mei, aku dan keluargaku pergi ke rumah
sepupuku yang ada di Sukabumi.” Pada bagian penyelesaian siswa menuliskan
bahwa pada tanggal tersebut akhirnya dapat berkunjung ke rumah sanak saudara.

Aspek penilaian kelima, yaitu ketepatan ejaan dan tata tulis. Pada aspek
kelima ini peserta didik CNS mendapatkan skor 4, karena keseluruhan dari
penulisan peserta didik CNS tidak terdapat kesalahan dan sudah menuliskan
dengan ejaan dan tata tulis yang sempurna, dalam penggunaan huruf kapital dan
tanda bacanya, tidak terdapat satu pun kesalahan, sehingga mendapatkan
interpretasi sangat baik.
Tabel 4.10
Analisis Data Siswa Nomor 3 (KFA)
No Aspek yang Dinilai Rentang Skor

1 2 3 4

1. Kesesuaian Isi Teks Narasi √

2. Organisasi Isi √

3. Ketepatan Diksi √

4. Ketepatan Struktur Teks Narasi √

5. Ketepatan Ejaan dan Tata Tulis √

Jumlah Skor 17

Nilai 17
𝑥 100 = 85
20

Interpretasi Baik

Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu kesesuaian


isi cerita dengan tema yang diberikan, organisasi isi, ketepatan diksi, ketepatan
struktur cerita, serta ejaan dan tata tulis. Kemampuan menulis teks narasi siswa
nomor 3 memperoleh skor 85 dengan interprestasi baik. Hasil tersebut dapat
diuraikan dengan menggunakan aspek penilaian yang telah ditentukan.

Aspek penilaian pertama yaitu kesesuaian isi cerita. Peserta didik KFA
mendapat skor 4, yaitu pemilihan pada judul dan isi teks sesuai dengan tema yang
ditentukan sangat baik. Peserta didik KFA membuat cerita mengenai liburan
dengan penggambaran isinya yang sangat baik. Peserta didik KFA menceritakan
tentang kegiatan libur di hari raya.
Aspek penilaian kedua, yaitu organisasi isi. Peserta didik KFA
mendapatkan skor 4, yaitu siswa nomor 3 dapat menuliskan teks narasi dengan
sangat baik, menggunakan unsur-unsur teks narasi dengan lengkap dan sesuai,
yaitu tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat. Tema pada cerita
yaitu tentang kegiatan yang dilakukan di hari raya. Dan salah satu bukti organisasi
isi tersebut yaitu latar. Latar tempat yang terdapat pada cerita dapat dibuktikan
pada kutipan “Nenek saya mempunyai 8 orang anak sehingga liburan di kampung
sangat menyenangkan. Disana saya bertemu dengan saudara saya” pada kutipan
tersebut terdapat latar tempat yaitu ‘di kampung’. Latar waktu pada cerita terdapat
pada kutipan “Libur lebaran saya kemarin saya pulang ke rumah nenek.” Pada
kutipan tersebut dijelaskan latar waktu yang terdapat pada cerita yaitu ‘libur
lebaran kemarin’. Latar suasana pada cerita terdapat pada kutipan “Lebaran
kemarin adalah momen yang sangat seru.” Pada kutipan tersebut latar suasana
cerita tersebut adalah menyerukan, menjelaskan bahwa momen lebaran yang telah
dilalui sangat seru. Alur cerita pada cerita tersebut menggunakan alur maju,
karena cerita tersebut ditulis oleh siswa secara runtut.

Aspek penilaian ketiga, yaitu ketepatan diksi. Peserta didik KFA mendapat
skor 2, dengan interpretasi cukup. Dalam tulisan terdapat tujuh kesalahan yang
tidak sesuai PUEBI. Kesalahan tersebut terdapat pada kalimat “Nenek saya
mempunyai 8 orang anak sehingga Liburan di kampung sangat menyenangkan.”
Penggunaan angka 8 tidak tepat karena harusnya dituliskan dengan menggunakan
huruf, sehingga penulisan yang tepat yaitu “Nenek saya mempunyai delapan
orang anak sehingga liburan di kampung sangat menyenangkan.” Kesalahan
selanjutnya terdapat pada kalimat “Disana saya bertemu dengan saudara saya.”
Penggunaan diksi yang tepat yaitu “Di sana saya bertemu dengan saudara saya.”
Penggunaan kata “Disana” harus dipisah karena penggunaan kata di- diikuti
dengan kata yang menunjukkan tempat sehingga penulisan yang tepat harus
dipisah. Kesalahan selanjutnya terdapat pada kalimat “Tepat hari H Lebaran saya
dan saudara saya melakukan shalat idul fitri bersama.” “Setelah shalat idul fitri
saya beserta saudara pulang untuk membantu menyiapkan acara.” Penggunaan
kata “shalat” dan “idul fitri” pada dua kalimat tidak sesuai dengai PUEBI, kata
yang sesuai yaitu “salat” dan idulfitri” sehingga kalimat yang tepatnya menjadi
“Tepat hari H lebaran saya dan saudara saya melakukan salat idulfitri bersama.”
“Setelah salat idulfitri saya beserta saudara pulang untuk membantu menyiapkan
acara.” Kata’idulfiti’ yang sesuai yaitu dituliskan secara sambung karena kata
tersebut merupakan serangkai. Dan yang terakhir kesalahan terdapat pada kalimat
“Kami berlibur ke pantai dan ke hutan pinus, dihutan udaranya. Sangat dingin.”
Kalimat yang tepat yaitu “Kami berlibur ke pantai dan ke hutan pinus, di hutan
udaranya sangat dingin.” Penggunaan kata “dihutan” tidak tepat karena
seharusnya penggunaan kata di- diikuti dengan kata yang menujukkan tempat
penulisannya secara terpisah makan yang tepat yaitu “di hutan” dan penggunaan
tanda baca titik (.) di antara kalimat “udaranya. Sangat dingin” tidak diperlukan,
karena menjadi janggal apabila disertai dengan tanda baca titik.

Aspek penilaian keempat, yaitu struktur teks narasi. Peserta didik KFA
mendapatkan skor 4, karena siswa nomor 3 dapat menuliskan urutan cerita dengan
sangat baik. Dalam penulisan cerita tersebut terdapat keseluruhan struktur teks
narasi, yaitu orientasi, komplikasi, dan resolusi. Dan peserta didik KFA dapat
menuliskannya secara sistematis. Orientasi cerita yang ditulis oleh peseta didik
KFA yaitu dengan menjelaskan tentang libur lebarannya, dapat dibuktikan dengan
kutipan “Libur lebaran saya kemarin saya pulang ke rumah nenek” pada bagian
pendahuluan ini siswa menjelaskan tempat tujuan libur lebaran. Selanjutnya
bagian komplikasi terdapat pada kutipan “dikarenakan sudah 2 tahun saya tidak
pulang ke rumah nenek” bagian tersebut menjadi konflik karena menjadi
penyebab tidak ke rumah nenek. Lalu resolusi pada cerita tersebut yaitu pada
kutipan “Nenek saya mempunyai 8 orang anak sehingga liburan di kampung
sangat menyenangkan. Disana saya bertemu dengan saudara saya. Ada yang dari
Korea, Surabaya, dan Purwokerto.” Pada bagian penyelesaian tersebut dijelaskan
bahwa akhirnya semua saudara yang datang dari berbagai daerah bisa pulang ke
rumah nenek dan berkumpul bersama sanak saudara.
Aspek penilaian kelima, yaitu ketepatan ejaan dan tata tulis. Pada aspek
kelima ini peserta didik KFA mendapatkan skor 3, hampir sempurna karena hanya
terdapat dua kesalahan pada penulisan kata “Lebaran” dan “Liburan” yang
seharusnya tidak perlu menggunakan huruf kapital di awal, karena kata tersebut
terletak di tengah-tengah kalimat. Kesalahannya dapat dibuktikan dengan kalimat
“Libur Lebaran saya kemarin saya pulang ke rumah nenek……” dan pada kalimat
“Nenek saya mempunyai 8 orang anak sehingga Liburan di kampung sangat
menyenangkan.” Dan kalimat yang tepat dari dua kutipan tersebut yaitu diubah
menjadi “libur lebaran saya kemarin saya pulang ke rumah nenek…..” Dan
“Nenek saya mempunyai 8 orang anak sehingga liburan di kampung sangat
menyenangkan.” Peseta didik KFA sudah memahami terkait ejaan dan tata
tulis,namun masih terdapat kesalahan dalam penulisannya, dan hanya tedapat dua
kesalahan saja dalam penulisannya.

Tabel 4.11
Analisis Data Siswa Nomor 4 (RMA)
No Aspek yang Dinilai Skor Rentang Skor
Maksimal
1 2 3 4

1. Kesesuaian Isi Teks Narasi 4 √

2. Organisasi Isi 4 √

3. Ketepatan Diksi 4 √

4. Ketepatan Struktur Teks Narasi 4 √

5. Ketepatan Ejaan dan Tata Tulis 4 √

Jumlah Skor 16

Nilai 16
𝑥 100 = 80
20
Interpretasi Baik

Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu kesesuaian


isi cerita dengan tema yang diberikan, organisasi isi, ketepatan diksi, ketepatan
struktur cerita, serta ejaan dan tata tulis. Kemampuan menulis teks narasi siswa
nomor 4 memperoleh skor 80 dengan interprestasi baik. Hasil tersebut dapat
diuraikan dengan menggunakan aspek penilaian yang telah ditentukan.

Aspek penilaian pertama yaitu kesesuaian isi cerita. Peserta didik RMA
mendapat skor 4, yaitu pemilihan pada judul dan isi teks sesuai dengan tema yang
ditentukan sangat baik. Peserta didik RMA membuat cerita mengenai libur pada
hari lebaran dengan penggambaran isinya yang sangat baik. Peserta didik RMA
menceritakan tentang kegiatan di hari raya.

Aspek penilaian kedua, yaitu organisasi isi. Peserta didik RMA


mendapatkan skor 4, yaitu siswa nomor 4 dapat menuliskan teks narasi dengan
sangat baik, menggunakan unsur-unsur teks narasi dengan lengkap dan sesuai,
yaitu tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat. Tema pada cerita
yaitu tentang kegiatan yang dilakukan di hari raya. Dan salah satu bukti organisasi
isi tersebut yaitu latar. Latar waktu yang terdapat pada cerita dapat dibuktikan
pada kutipan “Di pagi hari, aku bangun jam 5 pagi. Lalu, aku buru-buru langsung
mandi dan siap-siap….” Latar waktu yang terdapat pada kutipan yaitu ‘di pagi
hari’. Latar tempat pada cerita yaitu rumah nenek, dapat dibuktikan pada kutipan
“aku langsung pergi ke rumah nenekku dan aku bertemu nenek dan kakek dan
saudara-saudaraku.”. dan latar suasana pada cerita terdapat pada kutipan “Tidak
sadar ternyata sudah jam 12 siang, dan saudara-saudaraku pergi ke rumah nenek
mereka masing-msing…” pada latar suasana tersebut adalah menyenangkan,
karena dapat dibuktikan dari kata ‘tidak sadar’ bahwa dengan perasaan yang
bahagia dan senang sehingga tidak terasa dengan waktu yang berlalu, ternyata
sudah menunjukkan pukul 12.00 siang.
Aspek penilaian ketiga, yaitu ketepatan diksi. Peserta didik RMA
mendapat skor 1 dengan interpretasi kurang. Penggunaan diksi pada siswa nomor
4 ini masih kurang, terdapat banyak sekali penggunaan diksi yang tidak sesuai
dengan PUEBI. Terdapat sepuluh kesalahan yang kurang tepat dalam penggunaan
diksinya. Kesalahan tersebut terdapat pada kalimat “Lebaran adalah hari yang ku
tunggu-tunggu karena aku akan bertemu saudara-saudaraku yang jauh.”
Penggunaan kata “ku tunggu” tidak tepat, karena penggunaan kata ganti ku- harus
ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Kalimat yang tepat yaitu
menjadi “Lebaran adalah hari yang kutunggu-tunggu karena aku akan bertemu
saudara-saudaraku yang jauh.” Kesalahan selanjutnya pada penggunaan kata
“shalat” dan kata “idul fitri” yang ditulis pengulangan sebanyak dua kali,
kesalahan tersebut dapat dibuktikan pada kalimat “Lalu, aku buru-buru langsung
mandi dan siap-siap karena aku akan menglaksanakan shalat idul fitri. Setelah
shalat, aku langsung pergi ke rumah neneku…….” Kalimat yang tepat yaitu
menjadi “Lalu, aku buru-buru langsung mandi dan siap-siap karena aku akan
menglaksanakan salat idulfitri. Setelah salat, aku langsung pergi ke rumah
neneku…….” Penggunaan kata “shalat” yang sesuai dengan PUEBI yaitu “salat”,
dan kata “idul fitri” ditulis serangkai menjadi “idulfitri”, selain dua kata tersebut
ternyata pada kalimat tersebut ditemukan kesalahan lain yaitu penggunaan kata
“menglaksanakan” diubah menjadi “melaksanakan” karena kata laksana jika
ditambahkan kata imbuhan penggunaannya yaitu dengan menambahkan imbuhan
me- -an. Kesalahan selanjtunya terdapat pada kalimat “Setelah halal bi halal, aku
makan bersama keluargaku dan berfoto-foto dengan keluarga ku, untuk membuat
kenang-kenangan. Tidak sadar ternyata sudah jam 12 siang, dan saudara-
saudaraku pergi ke rumah nenek mereka masing-masing, dan tersisa keluarga ku
saja.” penggunaan kata “keluarga ku” disebutkan beberapa kali pengulangan oleh
siswa nomor 15, tetapi tidak semua yang ditemukan pada kata tersebut salah
semua, melainkan ada pula yang tepat, memungkinkan peserta didik RMA masih
bingung membedakan kata ganti –ku. Seharusnya diubah menjadi kalimat
“Setelah halal bi halal, aku makan bersama keluargaku dan berfoto-foto dengan
keluargaku, untuk membuat kenang-kenangan. Tidak sadar ternyata sudah jam 12
siang, dan saudara-saudaraku pergi ke rumah nenek mereka masing-masing, dan
tersisa keluargaku saja.” penggunaan kata ganti –ku yang sesuai yaitu serangkaian
dengan kata yang mendahuluinya, sehingga harus disambung. Dan yang terakhir
kesalahan terdapat pada kalimat “Dan tanggal 16 Mei 2022, aku berziarah ke
makam kake dan nenek dari keluarga bapaku.” Penggunaan diksi pada “kake”’
dan “bapa”tidak sesuai, karena yang sesuai dengan PUEBI yaitu “Kakek” dan
“Bapak”.

Aspek penilaian keempat, yaitu struktur teks narasi. Peserta didik RMA
mendapatkan skor 4, karena siswa nomor 4 sudah dapat menuliskan urutan cerita
dengan sangat baik. Dalam penulisan cerita tersebut terdapat keseluruhan struktur
teks narasi, yaitu orientasi, komplikasi, dan resolusi. Dan peserta didik RMA
dapat menuliskannya secara sistematis. Orientasi cerita yang ditulis oleh peseta
didik RMA yaitu dengan menjelaskan tentang hari raya yang dinanti-nanti, dapat
dibuktikan dengan kutipan “Sudah 3 minggu aku menunggu hari ini, karena hari
ini adalah hari lebaran.” Siswa menuliskan bahwa akhirnya tiba hari yang telah
dinantikan. Komplikasi pada cerita tersebut dapat dibuktikan pada kutipan
“Lebaran adalah hari yang ku tunggu-tunggu karena aku akan bertemu saudara-
saudaraku yang jauh.” Pada bagian konflik ini siswa menuliskan bahwa tidak
sabar bertemu dengan saudara, karena di momen lebaran ini lah yang paling
ditunggu-tunggu dan menjadi momen di mana keluarga besar dapat berkumpul
bersama. Dan resolusi pada cerita dapat dibuktikan pada kutipan “setelah selesai
shalat, aku langsung pergi ke rumah neneku dan aku bertemu nenek dan kakek
dan saudara-saudaraku.” Pada bagian penyelesaian ini karena sudah tidak sabar
menanti bertemu keluarga, siswa menuliskan dengan langsung pergi ke rumah
nenek agar segera bertemu dengan sanak saudara.

Aspek penilaian kelima, yaitu ketepatan ejaan dan tata tulis. Pada aspek
kelima ini peserta didik RMA mendapatkan skor 3 dan hampir sempurna, karena
hanya terdapat sedikit kesalahan dalam penulisan ejaan. Terdapat tiga kesalahan
penggunaan ejaan dan tata tulis yaitu terdapat pada kalimat “Setelah selesai shalat,
aku langsung pergi ke rumah neneku Dan aku bertemu nenek dan kakek dann
saudara-saudaraku.” Penggunaan kata “Dan” seharusnya ditulis dengan huruf
kecil saja karena kata tersebut beda di tengah kalimat. Kesalahan selanjutnya
terdapat pada kalimat “Esoknya, aku pergi ke ruma Tante dan om aku di daerah
jakarta utara.” Diubah menjadi “Esoknya, aku pergi ke rumah Tante dan om aku
di daerah Jakarta Utara.” Penggunaan kata “ruma” kekurangan pada ejaannya
yaitu kurang satu huruf di akhir yaitu huruf ‘h’, maka harusnya ditulis secara
lengkap yaitu “rumah”. Selanjutnya penggunaan kata “jakarta utara” yang tidak
menggunakan huruf kapital, seharusnya diawali dengan huruf kapital karena kata
tersebut merupakan nama kota.

Tabel 4.12
Analisis Data Siswa Nomor 5 (ZAM)
No Aspek yang Dinilai Rentang Skor

1 2 3 4

1. Kesesuaian Isi Teks Narasi √

2. Organisasi Isi √

3. Ketepatan Diksi √

4. Ketepatan Struktur Teks Narasi √

5. Ketepatan Ejaan dan Tata Tulis √

Jumlah Skor 17

Nilai 17
𝑥 100 = 85
20

Interpretasi Baik
Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu kesesuaian


isi cerita dengan tema yang diberikan, organisasi isi, ketepatan diksi, ketepatan
struktur cerita, serta ejaan dan tata tulis. Kemampuan menulis teks narasi siswa
nomor 5 memperoleh skor 85 dengan interprestasi baik. Hasil tersebut dapat
diuraikan dengan menggunakan aspek penilaian yang telah ditentukan.

Aspek penilaian pertama yaitu kesesuaian isi cerita. Peserta didik ZAM
mendapat skor 4, yaitu pemilihan pada judul dan isi teks sesuai dengan tema yang
ditentukan sangat baik. Peserta didik ZAM membuat cerita mengenai liburan
dengan penggambaran isinya yang sangat baik. Peserta didik ZAM menceritakan
kegiatannya dalam satu hari.

Aspek penilaian kedua, yaitu organisasi isi. Peserta didik ZAM


mendapatkan skor 4, yaitu siswa nomor 5 dapat menuliskan teks narasi dengan
sangat baik, menggunakan unsur-unsur teks narasi dengan lengkap dan sesuai.
Tema pada isi cerita yaitu kegiatan keseharian siswa 5 dan bercerita dengan sudut
pandang orang pertama karena penggunaan kata ‘saya’ sebagai subjek yang
menceritakan, dapat dibuktikan pada kutipan “saya akan menceritakan kegiatan
saya hari ini”. Penokohan pada cerita yaitu menceritakan kegiatan seorang siswa,
dapat dibuktikan pada kutipan berikut “setelah mandi, saya bersiap-siap pergi
kesekolah”. Alur cerita yang ditulis yaitu maju, karena siswa 20 menuliskan
secara runtut kegiatanya dari mulai bangun tidur, hingga tidur kembali, dapat
dibuktikan pada kutipan “Pertama-tama, setelah saya dibangunin oleh ibu saya
saya mengikuti shalat subuh berjamaah di musholla……….” Dan “setelah selesai
shalat isya saya lanjut ke kamar mandi untuk gosok gigi, selesai ke kamar mandi
saya lanjut tidur, sebelum tidur saya membaca doa untuk tidur”. Latar pada cerita
yang ditulis yaitu di rumah, karena peserta didik ZAM menceritakan tentang
kegiatan kesehariannya di rumah, dapat dibuktikan pada kutipan “Pertama-tama,
setelah saya dibangunin oleh ibu saya mengikuti shaat subuh berjamaah di
musholla” dan “setelah sampai di rumah sayapun buru-buru berwudhu”.
Aspek penilaian ketiga, yaitu ketepatan diksi. Peserta didik ZAM
mendapat skor 1 dengan interpretasi kurang. Dalam penggunaan diksinya siswa
nomor 5 banyak terdapat kesalahan, namun kesalahan tersebut sebenarnya
hanyalah pada penggunaan tiga kata saja yang dituliskan secara berulang dan satu
kata yang penggunaannya kurang tepat.. Kesalahan yang terdapat pada penulisan
yaitu pada penggunaan kata “shalat”, “musholla”, dan “berwudhu” yang berulang.
Kesalahan penggunaan kata-kata tersebut dapat dibuktikan pada kalimat
“Pertama-tama, setelah saya dibangunin oleh ibu saya saya mengikuti shalat
subuh berjamaah di musholla, setelah saya selesai sholat subuh, saya merapihkan
tempat tidur……” diubah menjadi “Pertama-tama, setelah saya dibangunin oleh
ibu saya saya mengikuti salat subuh berjamaah di musala, setelah saya selesai
salat subuh, saya merapihkan tempat tidur……” , selanjutnya pada kalimat
“Setelah sampai di rumah saya pun buru-buru berwudhu, lalu mengikuti shalat
zuhur berjamaah, setelah saya selesai shalat zuhur, saya membereskan alat tulis
saya dan seragam saya” diubah menjadi “Setelah sampai di rumah saya pun buru-
buru berwudu, lalu mengikuti salat zuhur berjamaah, setelah saya selesai salat
zuhur, saya membereskan alat tulis saya dan seragam saya”, lalu pada kalimat
“setelah saya bangun tidur, saya pun mengikuti shalat ashar berjamaah, setelah
saya selesai shalat ashar, saya lalu mengerjakan PR dari sekolah” diubah menjadi
kalimat “setelah saya bangun tidur, saya pun mengikuti salat ashar berjamaah,
setelah saya selesai salat ashar, saya lalu mengerjakan PR dari sekolah” , dan
terdapat pada kalimat “setelah terdengar suara azan maghrib saya lalu bewudhu,
dan ikut melaksanakan shalat maghrib di mushollah, selesai shalat maghrib saya
membaca al-qur’an, setelah selesai membaca al-qur’an, saya lanjut makan, setelah
selesai makan saya mengikuti shala isya berjamaah di musholla, setelah selesai
shalat isya saya lanju ke kamar mandi untuk gosok gigi, selesai ke kamar mandi
saya lanjut tidur, sebelum tidur saya membaca doa untuk tidur.” Diubah menjadi
“setelah terdengar suara azan maghrib saya lalu bewudu, dan ikut melaksanakan
salat maghrib di musala, selesai salat maghrib saya membaca al-qur’an, setelah
selesai membaca al-qur’an, saya lanjut makan, setelah selesai makan saya
mengikuti salat isya berjamaah di musala, setelah selesai salat isya saya lanjut ke
kamar mandi untuk gosok gigi, selesai ke kamar mandi saya lanjut tidur, sebelum
tidur saya membaca doa untuk tidur.” Penggunaan kata “shalat”, “wudhu”, dan
“musholla” digunakan secara berulang dengan penggunaan yang salah,
penggunaan kata “shalat” yang seharusnya diubah menjadi “salat”, kata
“berwudhu” menjadi “wudu”, dan kata “musholla” diubah menjadi “musala” agar
penggunaan diksinya sesuai dengan PUEBI. Dan kesalahan terakhir terdapat pada
kalimat “Setelah sampai di rumah sayapun buru-buru berwudhu lalu mengikuti
shalat zuhur berjamaah” diubah menjadi “Setelah sampai di rumah sayapun segera
bergegas berwudhu lalu mengikuti shalat zuhur berjamaah”, kata ‘buru-buru’
kurang tepat, tidak sesuai dengan PUEBI, maka penggunaan kata tersebut diganti
menjadi “segera bergegas” sehingga penggunaan katanya sesuai dengan PUEBI.

Aspek penilaian keempat, yaitu struktur teks narasi. Peserta didik ZAM
mendapatkan skor 4, karena siswa nomor 5 dapat menuliskan urutan cerita dengan
sangat baik. Dalam penulisan cerita tersebut terdapat keseluruhan struktur teks
narasi, yaitu orientasi, komplikasi, dan resolusi. Peserta didik ZAM menuliskan
orientasi atau pendahuluan dengan baik yang dituliskan pada kutipan “saya akan
menceritakan kegiatan saya hari ini”. Komplikasi pada cerita terdapat pada
kutipan “Pertama-tama, setelah saya dibangunin oleh ibu saya” pada bagian
konflik siswa menuliskan bahwa kutipan tersebut awal dari kegiatan menjalani
hari. Dan resolusi yang terdapat pada cerita yaitu terdapat pada kutipan “jam
06.30 saya berangkat kesekolah dan berpamitan dengan nenek saya saya
kesekolah dengan diantar oleh ibu saya.” Pada kutipan tersebut merupakan sebuah
penyelesaian dari konflik yang terjadi pada cerita dengan penggambaran di pagi
hari, setelah sibuk bersiap-siap akhirnya berangkat ke sekolah.

Aspek penilaian kelima, yaitu ketepatan ejaan dan tata tulis. Pada aspek
kelima ini peserta didik ZAM mendapatkan skor 4, karena keseluruhan dari
penulisan peserta didik ZAM tidak terdapat kesalahan dan sudah dapat
menuliskan dengan ejaan dan tata tulis yang sempurna, dalam penggunaan huruf
kapital dan tanda bacanya, tidak terdapat satu pun kesalahan, sehingga
mendapatkan interpretasi sangat baik.
D. Rekapitulasi Hasil Data Penelitian
Berdasarkan analisis data di atas, penulis memperoleh nilai menulis narasi
siswa kelas VII C MTs Al-Falah Jakarta Selatan tahun pelajaran 2022/2023
setelah menggunakan media aplikasi TikTok. Pembelajaran keterampilan
menulis narasi dianalisis berdasarkan lima aspek, yaitu kesesuaian isi teks narasi,
organisasi isi, ketepatan diksi, ketepatan struktur teks narasi, dan ketepatan ejaan
dan tata tulis. Nilai keseluruhan siswa diuraikan pada tabel berikut.

Tabel 4.13
Rekapitulasi Hasil Data Penelitian
No Nama Aspek Penilaian Skor Nilai
1 2 3 4 5
1. AS 4 4 3 3 4 18 90

2. AS 4 4 3 4 2 17 85

3. AFL 4 4 3 4 2 17 85

4. AAS 4 4 1 4 3 16 80

5. AN 4 4 3 4 4 19 95

6. AAS 4 4 2 4 4 18 90

7. CNS 4 4 2 4 4 18 90

8. HZR 2 4 3 4 1 14 70

9. KAP 4 4 4 4 3 19 95

10. KFA 4 4 2 4 3 17 85

11. JZS 4 4 1 4 3 16 80

12. MAP 4 4 2 4 3 17 85
13. RR 4 4 3 4 4 19 95

14. RJ 4 4 3 4 3 18 90

15. RMA 4 4 1 4 3 16 80

16. RA 4 4 2 4 4 18 90

17. SNA 4 4 3 4 4 19 95

18. SH 3 4 3 4 3 17 85

19. SF 4 4 3 4 3 18 90

20. ZAM 4 4 1 4 4 17 85

21. ZA 4 4 3 4 3 18 90

JUMLAH 81 84 51 83 61 366 1.830

NILAI RATA-RATA 87,14

Berdasarkan uraian hasil data penelitian di atas didapatkan jumlah hasil


aspek penilaian yang berbeda-beda. Aspek penilaian yang pertama yaitu
kesesuaian isi teks narasi yang berjumlah 81. Aspek penilaian kedua yaitu
organisasi isi yang berjumlah 84. Aspek penilaian ketiga yaitu ketepatan diksi
yang berjumlah 51. Aspek penilaian keempat yaitu ketepatan struktur teks narasi
yang berjumlah 83. Dan aspek penilaian yang kelima yaitu ketepatan ejaan dan
tata tulis yang berjumlah 61. Dari keseluruhan jumlah aspek penilaian yang telah
dijabarkan terdapat aspek penilaian ketiga yaitu ketepatan diksi yang
mendapatkan jumlah hasil terendah. Penggunaan diksi yang masih rendah
disebabkan karena penggunaan kosa kata siswa yang kurang dan juga siswa
banyak menggunakan bahasa sehari-hari yang tidak sesuai dengan PUEBI, maka
dari itu dalam aspek penilaian ketepatan diksi tersebut mendapatkan hasil yang
paling rendah dibanding aspek penilaian lainnya.
Tabel 4.14
Klasifikasi Pencapaian Nilai Siswa
No Nilai Jumlah Siswa

1. 70 1

2. 80 3

3. 85 6

4. 90 7

5. 95 4

JUMLAH 21

Nilai rata-rata siswa kelas VII-C dalam menulis teks narasi dengan
menggunakan aplikasi TikTok adalah 87,14 dengan kategori baik sekali (A).
Siswa memperoleh nilai 70 dengan kategori cukup (C) berjumlah satu siswa, tiga
siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori baik (B), enam siswa memperoleh
nilai 85 dengan kategori baik (B), tujuh siswa memperoleh nilai 90 dengan
kategori baik sekali (A), dan empat siswa memperoleh nilai 95 dengan kategori
baik sekali (A).
Berdasarkan wawancara dengan guru bahasa Indonesia dan empat siswa
yang menjadi subjek penelitian, dikatakan bahwa penggunaan aplikasi TikTok
merupakan inovatif yang sangat baik untuk digunakan dalam pelajaran bahasa
Indonesia dengan materi teks narasi, karena dengan menggunakan aplikasi
TikTok siswa menjadi lebih senang saat mengikuti pembelajaran, lebih cepat
memahami, dan siswa menjadi terstimulasi, sehingga ketika diminta untuk
menghasilkan sebuah tulisan siswa dapat mengeluarkan idenya dengan mudah.
Jadi penggunaan aplikasi TikTok ini tidak hanya digunakan untuk hiburan semata
saja, melainkan dapat menjadi sebuah media pembelajaran yang efektif digunakan
dalam pembelajaran.
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian penggunaan media aplikasi TikTok dalam
pembelajaran menulis teks narasi siswa kelas VII C MTs Al-Falah tahun pelajaran
2022/2023, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Media aplikasi TikTok dapat menjadi salah satu alternatif sebagai media
pembelajaran bagi khususnya pada pelajaran Bahasa Indonesia dalam
pembelajaran keterampilan menulis narasi.
2. Respon siswa terhadap penggunaan media aplikasi TikTok dalam pembelajaran
keterampilan menulis teks narasi ini sangat baik. Penerapan media pembelajaran
berbasis audio visual aplikasi media sosial TikTok dapat menumbuhkan dan
mengembangkan ide, pikiran, dan gagasan siswa untuk memproduksi sebuah
tulisan yang dikemas melalui bahasa tulis, minat belajar siswa menjadi meningkat,
bertambahnya motivasi belajar siswa, dan materi pembelajaran mudah dipahami
oleh siswa.
3. Hasil penggunaan media aplikasi TikTok sebagai media pembelajaran terhadap
kemampuan menulis teks narasi pada siswa kelas VII C MTs Al-Falah diperoleh
nilai rata-rata 87,14 dengan kualifikasi baik sekali. Ada 11 peserta didik yang
mendapatkan nilai dengan kualifikasi sangat baik pada rentang nilai (86-100), 9
peserta didik yang mendapatkan nilai dengan kualifikasi baik pada rentang nilai
(76-85), dan 1 peserta didik yang mendapatkan nilai dengan kualifikasi cukup
pada rentang nilai (56-75), dan tidak ada peserta didik yang mendapatkan nilai
dengan kualifikasi kurang pada rentang nilai (10-55).
Pada aspek penilaian terhadap hasil kemampuan menulis siswa yaitu kesesuaian
isi teks narasi, organisasi isi, ketepatan diksi, ketepatan struktur teks narasi, serta
ketepatan ejaan dan tata tulis yang rata-rata peserta didik sudah dapat
memahaminya, walaupun ada beberapa diksi penggunaan kata depan di- dan ke-
yang disambung dan yang dipisah yang masih belum dipahami oleh beberapa
siswa tetapi sudah baik dalam keterampilan menulisnya. Dalam pengembangan

82
tulisan siswa yang masih kurang terjadi karena perbendaharaan kosa kata siswa
yang kurang. Dan juga kesalahan penggunaan diksi terjadi karena perbendaharaan
kosa kata sehari-hari siswa yang tidak baku terbawa dalam teks yang dibuat.
Tetapi dengan menggunakan aplikasi TikTok dapat membantu untuk menstimulan
siswa dalam membuat sebuah tulisan, sehingga dapat menciptakan sebuah tulisan
sesuai dengan tema yang diberikan. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media aplikasi TikTok terbukti dapat menambah ide topik dan mengasah
keterampilan menulis teks narasi siswa kelas VII C MTs Al-Falah Jakarta Selatan.

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Al-Falah Jakarta Selatan
bahwa keterampilan menulis teks narasi dengan menggunakan aplikasi TikTok
dapat dijadikan sebagai media pembelajaran. Dan berdasarkan simpulan yang
telah dipaparkan, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Guru
Sebagai guru sebaiknya dapat menggunakan media pembelajaran
yang bervariasi dan inovatif dalam keterampilan menulis dengan mengikuti
perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, sehingga dapat membuat
siswa semangat belajar dan ide pikiran siswa menjadi kreatif untuk
menghasilkan sebuah tulisan. Dan ketika pembelajaran pun siswa tidak
merasa jenuh, mengantuk, sehingga dapat menerima materi dengan baik.

2. Madrasah
Madrasah hendaknya dapat memberikan fasilitas yang memadai agar
dapat menggunakan media pembelajaran yang menunjang untuk menjadikan
pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

3. Peneliti Lain
Penelitian penggunaan media berbasis audio visual aplikasi TikTok
ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia dalam
meningkatkan keterampilan menulis teks nerasi. Tetapi tidak hanya dapat
digunakan dalam keterampilan menulis teks narasi saja, melainkan dapat
digunakan sebagai media pembelajaran dalam pembelajaran lainnya, agar
siswa menjadi kreatif.
DAFTAR PUSTAKA

Ainiyah, Zamrotul. “Penggunaan Edmodo sebagai Media Pembelajaran


ELearning pada Mata Pelajaran Otomatisasi Perkantoran Di SMKN 1
Surabaya”. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. 2015.

Anwar, Citra Rosalyn, dkk. Belajar dari Rumah Difusi dan Inovasi Pendidikan di
Masa Pandemi. Yogyakarta: Jejak Pustaka. 2022.

Apriyani, Evi, dan Wienike Dinar Pratiwi. “Penggunaan Aplikasi Tiktok Sebagai
Media Pembelajaran Menulis Teks Porsedur Kompleks Di Era Pandemi
COVID-19”. Karawang: Jurnal Bahasa Indonesia Prima. 2022.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2013.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. 2014.

Bohang, Fatimah Kartini. TikTok Punya 10 juta pengguna Aktif di Indonesia-


Kompas.com. Retrieved September 10, from https://tekno.
kompas.com/read/2018/07/05/09531027/tik-tok-punya-10-juta-pengguna-
aktif-di-indonesia. 2018.

Briggs, Asa & Peter Burke, Sejarah Sosial Media: dari Gutenbriggs sampai
Internet. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2006.

Buana, Tri dan Dewi Maharani. “Penggunaan Aplikasi TikTok (Versi Terbaru)
dan Kreativitas Anak”. Palembang: Jurnal Inovasi Vol 14 No 1. 2020.

Cahyono, Anang Sugeng. “Pemanfaatan Aplikasi TikTok Sebagai Media


Pembelajaran Bahasa Indonesia”. Singaraja: Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol 9. 2020.

Devi, Adella Aninda. “Pemanfaatan Aplikasi TikTok Sebagai Media


Pembelajaran”. Yogyakarta: Jurnal Epistema. 2022.

85
Dr. Asep Kurniawan. M.Ag. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2018.

Dr. Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Depok:


Rajawali Pers. 2017.

Ghani, Rahman A. Metodologi Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta: Rajawali


Press. 2014.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara. 2013.

Hanafi, Abdul Halim. Metodologi Penelitian Bahasa untuk Penelitian, Tesis, dan
Disertasi. Jakarta: Diadit Media Press. 2011.

Hasiholan, Togi Prima, dkk. “Pemanfaatan Media Sosial TikTok sebagai Media
Kampanye Gerakan Cuci Tangan di Indonesia untuk Pencegahan Corona
COVID-19”. Jakarta: Jurnal Ilmu Komunikasi. 2020.

Julaikah, Dwi Imroatu, dkk. Buku Ajar Media Pembelajaran . Surabaya: Cipta
Media Edukasi, 2017.

Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia. 2001.

Klimova, Blanka Frydrychova. “Approaches to The Teaching of Writing Skills”.


Journal P rocedia Sosial and Behavioral Sciences, 112. 2014.

Lutfhiani, Eka. “Interfensi Bahasa Betawi pada Karangan Narasi Siswa Kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) 33) Jakarta”. Jakarta: Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 2017.

Mardiyah. “Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia melalui Kemampuan


Mengembangkan Struktur Paragraf”. Lampung: Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Dasar Volume 3 Nomor 2. 2016.
Marini, Riska. “Pengaruh Media Sosial TikTok terhadap Prestasi Belajar Peserta
Didik Di SMPN 1 Gunung Sugih Kab. Lampung Tengah”. Lampung: UIN
Raden Intan Lampung. 2019.

Nabila, Dhiffa, dkk. Peradaban Media Sosial di Era Industri 4.0. Malang: Intrans
Publishing Group. 2020.

Nurgiyantoro, Burhan. Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta:


BPFEEY Yogyakarta. 2016.

Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi


Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. 2017.

Pribadi, Benny. Media Dan Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta: Kencana.


2017.

Raulan dan Sitti Fatimah. “Teaching Writing Narrative Text By Using Webtoon
Digital Comic To Senior High School Students”. Journal of English
Language Teaching, Volume 7 No.4. 2018.

Rofiah, Chusnul & Rica Sanpuspita Rahayu. Analisis Manual Data Kualitatif
Dampak FYP TikTok pada Pemasaran Digital. Malang: Literasi
Nusantara. 2021.

Rohana & Syamsuddin. Keterampilan Bahasa Indonesia Pendidikan Dasar.


Makassar: Research Gate. 2021.

Smaldino, Sharon, dkk. Instructional Technology and Media for Learning.


Boston: Pearson Education. 2018.

Suardi, Moh. Belajar & Mengajar. Yogyakarta: Deepublish. 2018.

Sudaryono. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. 2016.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.


2011.
Sukandarrumidi M. dan Haryanto. Dasar-Dasar Penulisan Proposal Penelitian.
Yogyakarta: Gadjah Mada Press, Cet. Ke-2. 2014.

Suryaman, Dede. Teks Narasi dan Literasi Buku Fiksi-Nonfiksi (Cas dari Cerita
dan Buku), Kalimantan Selatan: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat Kalimantan Selatan Tahun 2018. 2018.

Tafonao, Talizaro. “Peranan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Minat


Belajar Mahasiswa”. Yogyakarta: Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol.2
No 2. 2018.
Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilam Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa. 2008.

Tersiana, Andra. Metode Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Yogyakarta. 2018.

Trihono, Elly Sofiar. Menulis Teks Naratif. Depok: Karima. 2017.

Yaumi, Muhammad. Media Pembelajaran: Pengertian, Fungsi, Dan Urgensinya


Bagi Anak Milenial. Makassar: UIN Alauddin Makassar. 2017.

.
LAMPIRAN

Lembar Uji Referensi

Surat Bimbingan Skripsi

Surat Izin Penelitian

Surat Keterangan Penelitian

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lembar Wawancara Guru Bahasa Indonesia

Lembar Wawancara Siswa Kelas VII C

Teks Narasi Siswa Kelas VII C

Lembar Dokumentasi Penelitian

Riwayat Penulis

89
90
Surat Bimbingan Skripsi

94
Surat Izin Penelitian

95
Surat Keterangan Penelitian

96
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Al-Falah


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/1
Materi Pembelajaran : Teks Narasi
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Tujuan Pembelajaran
Siswa diharapkan mampu menulis teks narasi dengan memperhatikan struktur teks
dan penggunaan kaidah penggunaan kalimat/tanda baca/ejaan secara tepat.

B. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Guru melakukan pembukaaan dengan mengucap salam dan doa.

Guru melakukan pengecekan kehadiran siswa.

Guru melakukan motivasi serta menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan


pembelajaran yag akan dicapai.

Kegiatan inti (75 Menit)


Siswa mengamati materi teks narasi yang telah diberikan .

Siswa menyimak tayangan video TikTiok Daily in My Life dari beberapa akun
TikTok.

Siswa diberi kesempatan untuk melakukan tanya jawab dan mengeluarkan


pendapat mengenai materi dan video yang telah ditonton.

Guru memberikan tugas berupa menulis teks narasi sesuai dengan aspek
penilaian yaitu, kesesuaian isi teks, organisasi isi, struktur, kaidah kebahasaan,
ketepatan diksi, ejaan dan tata tulis dengan tema liburan.

Kegiatan Penutup (5 Menit)


Siswa diarahkan mengerjakan tugas dengan batas waktu yang telah
ditentukan.

Siswa bersama guru menyimpulkan butir-butir pokok materi yang telah


dipelajari.

Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan salam bersama-sama.

C. Penilaian
1. Sikap : Observasi/pengamatan
2. Pengetahuan : Tes tulis

97
3. Keterampilan : Kinerja siswa

D. Media, Alat, atau Sumber Pembelajaran


1. Media : Power point, Video TikTok
2. Alat/bahan :Laptop, Proyektor, Infocus, Alat Tulis, Lembar Penilaian
3. Sumber : Buku Paket Bahasa Indonesia

Mengetahui, Jakarta, 15 April 2022


Kepala Madrasah Guru Bahasa
Indonesia

H. Yusri, S.Pd.I Nabila Putri


Lembar Wawancara Guru Bahasa Indonesia

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana suasana kelas ketika sedang Kalau untuk di kelas ya, anak itu
belajar bahasa Indonesia, apakah siswa bermacam-macam. Ada yang semangat
tertarik? banget, ada yang dikit-dikit ngantuk, ada
yang aktif, dan pendiam. Jadi gimana kita
ngebawa suasana di kelas aja, biar anak itu
fokus ke pelajaran.

2. Apakah media pembelajaran sangat Penting banget, untuk membuat


penting dalam proses belajar mengajar? ketertarikan anak-anak dan ada semangat
dalam belajar.

3. Apakah ibu pernah menggunakan media Pernah, saya menggunakan power point,
pembelajaran saat kegiatan video-video pembelajaran dari youtube,
pembelajaran? Jika pernah, media dan buku paket.
pembelajaran apa yang ibu gunakan?
4. Bagaimana ketertarikan siswa saat belajar Siswa lebih tertarik jika saya menggunakan
dengan menggunakan media video, dan pastinya jadi lebih menyimak.
pembelajaran tersebut? Beda lagi dengan penggunaan power point
dan buku paket, kalau pakai itu kan saya
menjelaskannya dengan metode ceramah
ya, jadi rasanya anak jadi mudah bosan
ketika belajar, yang akhirnya jadi
mengantuk dan tidak menyimak pelajaran
dengan baik.

5. Bagaimana kemampuan keterampilan Siswa kalau disuruh nulis paling susah.


siswa dalam menulis narasi? Paling harus kita pancing dulu biar idenya
keluar semua. Kita kasih penjelasan dulu
apa itu teks narasi dan saya berikan contoh

99
teks narasi itu seperti apa dan bagaimana.

6. Media pembelajaran apa yang biasa ibu Saya biasanya menggunakan power point,
gunakan saat mengajar teks narasi? sesekali gunakan video dari youtube, dan
buku paket.

7. Apakah siswa tertarik untuk mengikuti Bermacam-macam ya siswa tuh, ada yang
pembelajaran teks narasi? tertarik, ada yang tidak menyimak, jadi
tergantung dari cara kita mengajarnya saja,
dan kondisi dari teman sekitar juga
mempengaruhi banget sih fokus atau
tidaknya anak dalam mengikuti
pembelajaran, terlebih ketika materi narasi
ini.

8. Apakah siswa mengalami kesulitan saat Biasanya siswa mengalami kesulitan jika
menulis narasi? disuruh mengarang, membuat sebuah
tulisan, jadi kadang kalau saya memberi
sebuah tayangan video yang sama saja,
kemudian bisa dianalisis, dirangkum
dengan siswa, atau bahkan menceritakan
kembali menuliskan dengan bahasa sendiri.
Jadi anak tuh biasanya harus dipancing
dulu untuk mengeluarkan idenya.

9. Apakah ibu mengetahui aplikasi TikTok? Iya, saya tahu. Lagi booming itu
aplikasinya ya.

10. Bagaimana pendapat ibu mengenai Bagus sih, kita kan sebagai guru harus
aplikasi TikTok sebagai media inovatif dan kreatif ya. Kalau ada aplikasi
pembelajaran? yang sedang trend bisa digunakan sebagai
media pembelajaan bagus sekali itu,
mengikuti perkembangan zamannya
malah.

11. Bagaimana saran ibu terhadap aplikasi Bagus, cukup menarik. Karena dengan
TikTok yang digunakan sebagai media menggunakan TikTok anak jadi lebih
pembelajaran pada materi teks narasi? mudah memahaminya. Karena kan
disebutkan juga ajarilah anak kita sesuai
zamannya ya. Jadi menurut saya menarik
sekali itu kalau sebagai guru menggunakan
media pembelajaran yang bisa mengikuti
perkembangan teknologi yang makin
canggih. Jadi sebagai guru dituntut untuk
kreatif salah satunya itu, agar bisa
mengajari anak dengan sesuatu yang baru
dan mengikuti perkembangan zamannya.
Lembar Wawancara Siswa

Nama Siswa : Keira Amanda Putri

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah anda menyukai pelajaran Sedikit sukaa bu hehe.


Bahasa Indonesia

2. Kesulitan apa yang dirasakan saat Saya kesulitan pada materi yang SPOK itu bu.
belajar Bahasa Indonesia?

3. Apakah anda memahami materi teks Paham bu.


narasi dengan baik?

4. Kesulitan apa yang dirasakan dalam Saya bingung dalam menggunakan pilihan
pembelajaran menulis teks narasi? kosa katanya bu.

5. Bagaimana pendapat anda tentang Seru dan menarik bu.


materi menulis narasi dengan
menggunakan media TikTok?

6. Apakah dengan media TikTok dapat Memudahkan banget bu, ide untuk membuat
merangsang ide, memudahkan anda kata-kata yang akan digunakan itu jadi keluar
untuk menulis? semua.

7. Menurut anda apa kelebihan dari Dapat memahami materi dan merangsang ide
penggunaan aplikasi TikTok sebagai pikiran.
media pembelajaran?

8. Apakah anda senang ketika melihat Senang, melihat ceria


tayangan aplikasi TikTok mengenai
contoh teks narasi?

9. Apakah TikTok pernah digunakan Belum pernah si bu.

102
sebagai media pembelajaran di kelas?

10. Apakah anda setuju jika aplikasi TikTok Setuju bu.


digunakan sebagai media pembelajaran?

Nama Siswa : Rafa Rahmadina

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah anda menyukai pelajaran Lumayan si bu. Tergantung, sesuai materi


Bahasa Indonesia hehehe

2. Kesulitan apa yang dirasakan saat Kadang ada beberapa kalimat yang engga bisa
belajar Bahasa Indonesia? dibedain bu.

3. Apakah anda memahami materi teks Alhamdulillah bisa memahami dengan baik
narasi dengan baik? bu.

4. Kesulitan apa yang dirasakan dalam Saya sulit menentukan tema bu.
pembelajaran menulis teks narasi?

5. Bagaimana pendapat anda tentang Sangat menarik bu.


materi menulis narasi dengan
menggunakan media TikTok?

6. Apakah dengan media TikTok dapat Iya bu, memudahkan banget untuk menulis,
merangsang ide, memudahkan anda ide-ide yang ada di dalam otak jadi
untuk menulis? bermunculan.

7. Menurut anda apa kelebihan dari Memudahkan untuk memahami materi


penggunaan aplikasi TikTok sebagai pelajaran.
media pembelajaran?

8. Apakah anda senang ketika melihat Senang bu, jadi memperbanyak pengetahuan
tayangan aplikasi TikTok mengenai saya. Dan ternyata belajar itu bukan hanya
contoh teks narasi? dari buku aja, tapi ternyata dari medsos pun
bisa ya bu.

9. Apakah TikTok pernah digunakan Belum pernah si bu.


sebagai media pembelajaran di kelas?

10. Apakah anda setuju jika aplikasi TikTok Setuju bu.


digunakan sebagai media pembelajaran?

Nama Siswa : Zafirah Aziz

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah anda menyukai pelajaran Suka bu.


Bahasa Indonesia

2. Kesulitan apa yang dirasakan saat Kalau saya si lebih sulitnya pas disuruh
belajar Bahasa Indonesia? ngarang cerita aja si bu, setiap orang kan
beda-beda yaaa bu kesulitannya.

3. Apakah anda memahami materi teks Paham bu.


narasi dengan baik?

4. Kesulitan apa yang dirasakan dalam Kesulitan nya dalam menentukan tema,
pembelajaran menulis teks narasi? menulis cerita.

5. Bagaimana pendapat anda tentang Kalau pake TikTok sepertinya emang lebih
materi menulis narasi dengan mudah si bu.
menggunakan media TikTok?

6. Apakah dengan media TikTok dapat Memudahkan banget bu, karena setelah kita
merangsang ide, memudahkan anda liat kontennya jadi dapet ide.
untuk menulis?

7. Menurut anda apa kelebihan dari Lebih mempermudah untuk memahami


penggunaan aplikasi TikTok sebagai materi bu.
media pembelajaran?

8. Apakah anda senang ketika melihat Suka bu, karena saya biasanya suka lihat
tayangan aplikasi TikTok mengenai video a day in my life.
contoh teks narasi?

9. Apakah TikTok pernah digunakan Belum pernah si bu.


sebagai media pembelajaran di kelas?

10. Apakah anda setuju jika aplikasi TikTok Setuju bu.


digunakan sebagai media pembelajaran?

Nama Siswa : Rochmatul Auliya

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah anda menyukai pelajaran Tergantung mood bu. Kadang suka, kadang
Bahasa Indonesia? ga suka hehe. Kalau materinya sih seru-seru
aja.

2. Kesulitan apa yang dirasakan saat Alhamdulillah engga bu, karena materinya
belajar Bahasa Indonesia? seru-seru.

3. Apakah anda memahami materi teks Iya bu saya memahaminya.


narasi dengan baik?

4. Kesulitan apa yang dirasakan dalam Alhamdulillah engga ada kesulitan bu, saya
pembelajaran menulis teks narasi? cukup memahaminya.

5. Bagaimana pendapat anda tentang Lebih mudah dipahami bu, karena bahasanya
materi menulis narasi dengan gaul gitu.
menggunakan media TikTok?

6. Apakah dengan media TikTok dapat Iya bu. Dengan menggunakan TikTok bisa
merangsang ide, memudahkan anda munculin ide dan memudahkan saya untuk
untuk menulis? menulis.

7. Menurut anda apa kelebihan dari Saya jadi bisa lebih gampang untuk
penggunaan aplikasi TikTok sebagai memahami bahasanya bu.
media pembelajaran?

8. Apakah anda senang ketika melihat Iya, saya suka banget lihat konten yang
tayangan aplikasi TikTok mengenai seperti itu bu.
contoh teks narasi?

9. Apakah TikTok pernah digunakan Engga pernah bu.


sebagai media pembelajaran di kelas?

10. Apakah anda setuju jika aplikasi TikTok Setujuuuu banget bu.
digunakan sebagai media pembelajaran?
Lampiran Teks Narasi Siswa Kelas VII C MTs Al-Falah Jakarta Selatan

1. Peserta Didik AS
2. Peserta Didik AS
3. Peserta Didik AFL
4. Peserta Didik AAS
5. Peserta Didik AN
6. Peserta Didik AAS
7. Peserta Didik CNS
8. Peserta Didik HZR
9. Peserta Didik KAP
10. Peserta Didik KFA
11. Peserta Didik JZS
12. Peserta Didik MAP
13. Peserta Didik RR
14. Peserta Didik RJ
15. Peserta Didik RMA
16. Peserta Didik RA
17. Peserta Didik SNA
18. Peserta Didik SH
19. Peserta Didik SF
20. Peserta Didik ZAM
21. Peserta Didik ZA
22. Peserta Didik ZA
Dokumentasi Penelitian
RIWAYAT PENULIS

Nabila Putri, perempuan kelahiran


Jakarta, 4 Agustus 1999 dari pasangan
Babeh Syamsur Rijal dan Mamah Lina
Lidawati. Terlahir sebagai putri
pertama, mempunyai satu saudara yang
bernama Muhammad Adjie Al Batawi.
Penulis memulai pendidikan di RA
Nursholehah (2005-2006), melanjutkan
di SDI Al-Falah 1 Pagi (2006-2012),
MTs Al-Falah (2012-2015), dan MA
Al-Falah (2015-2018). Setelah lulus
penulis mencoba mengikuti tes
UMPTKIN dan SPMB UIN Jakarta,
Alhamdulillah lulus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Penulis yang akrab disapa Eneng atau Nabila ini mempunyai cita-cita menjadi
guru dan pengusaha. Sejak kecil, penulis memiliki hobi berjualan dan memiliki
tingkat kepercayaan diri yang luar biasa. Perempuan berdarah Betawi-Sunda ini
senang mencari kesibukan dan mencoba sesuatu yang baru, yaitu seperti mencoba
peruntungan di dunia pernikahan. Penulis yang memiliki suara cempreng ini
dengan sangat percaya diri untuk terjun sebagai seorang MC wedding dan crew
Wedding Organizer sejak awal 2023. Boleh disapa melalui akun instagram
@mc.nabilaputri atau @nabilaaputriii_ atau dapat menghubungi melalui surat
elektronik nabilaalfas@gmail.com.

136

Anda mungkin juga menyukai