Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Nabila Putri
11180130000081
iv
ABSTRAK
Hasil penelitian keterampilan menulis narasi siswa kelas VII MTs Al-
Falah Jakarta Selatan dengan menggunakan media aplikasi TikTok diperoleh nilai
tertinggi 95 dengan kualifikasi baik sekali, sedangkan nilai terendah 70 dengan
kualifikasi cukup. Dan nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 87,14 dengan
kualifikasi baik sekali dan sudah melampaui nilai KKM. Dapat disimpulkan
bahwa dari penelitian ini penggunaan media aplikasi TikTok terbukti baik dapat
menambah ide topik, meningkatkan minat keterampilan siswa, motivasi belajar,
dan mudah dipahami.
v
ABSTRACT
The purposes of this study are (1) to find out how to use the TikTok
application as a medium for learning to write narratives for class VII MTs Al-
Falah students in the 2022/2023 academic year. (2) Knowing students' responses
to the use of the TikTok application media as a learning medium. (3) Knowing the
results of the ability to write narratives for class VII students of MTs Al-Falah,
South Jakarta by using the TikTok application media as a learning medium.
The results of the research on narrative writing skills for class VII MTs Al-
Falah South Jakarta using the TikTok application media obtained the highest
score of 95 with excellent qualifications, while the lowest score was 70 with
sufficient qualifications. And the average score obtained by students is 87.14 with
excellent qualifications and has exceeded the KKM score. It can be concluded
that from this study the use of the TikTok application media has proven to be good
at adding topic ideas, increasing student skill interest, learning motivation, and
being easy to understand.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT yang
telah mencurahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik. Selawat dan salam tak lupa tercurahkan
kepada Nabi Besar Muhammad Saw. yang telah membawa umatnya dari zaman
kegelapan ke zaman yang terang benderang, serta memberikan petunjuk dan
menjadi suri tauladan bagi umatnya. Penulisan skripsi ini disusun untuk
mendapatkan gelar sarjana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan program studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam penyusunan skripsi ini, tentunya
penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang tanpa lelah memberikan
dorongan baik moril maupun materiil. Oleh karena itu penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang berperan dalam penyusunan skripsi
ini, disampaikan kepada:
1. Prof. Siti Nurul Azkiya, M.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Ahmad Bahtiar, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Nuryani, S.Pd. M.A., selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan semangat, motivasi serta nasihat kepada penulis.
4. Dr. H. Mahsusi M.M., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan waktu, arahan, bimbingan, saran, semangat, serta nasihat
kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.
5. Didah Nurhamidah, M.Pd., dan Nur Syamsiyah, M.Pd., selaku dosen
penguji skripsi yang telah memberikan masukan untuk skripsi peneliti.
6. Seluruh dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan ilmu serta motivasi kepada penulis selama berada di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
7. H. Yusri S.Pd.I., selaku kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Jakarta
Selatan yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melaksanakan
penelitian kepada penulis.
8. Dra. Wazdah., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah
banyak membantu, meluangkan waktu, memberikan arahan, masukan, dan
semangat selama penelitian berlangsung.
9. Dinas Pendidikan UPT P4OP Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU)
dan PEMPROV DKI Jakarta yang telah memberikan beasiswa kepada
penulis selama menempuh program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Kedua orang tua tercinta, babeh Syamsur Rijal dan mamah Lina Lidawati
yang selalu mendoakan, memberikan cinta dan kasih sayang yang tak
terhingga, pengorbanan, semangat serta motivasi kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Juga adik yang paling ganteng,
Muhammad Adjie Al Batawi, yang selalu memberikan semangat kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi.
11. Keluarga Arroyan dan keluarga Abah Yeyet Ruhiyat yang selalu
mendoakan, memberikan kasih sayang, semangat, serta bantuan baik moril
maupun materiil.
12. Laki-laki terkasih, Yudi Hendrawan, S.Pd., yang selalu ada untuk
menemani, memberikan semangat, selalu mendukung, dan membantu
penulis untuk menyelesaikan skripsi. Serta selalu menghibur, juga
menjadi tempat berkeluh kesah dan bercerita bagi penulis selama proses
penulisan skripsi ini.
13. Trigil, sahabat sedari SDI dan MTs; Annisa Nur Azizah, Selvi Putri
Sofiani, Mutriani Mula Puti Mama, Faizah Safitri, Rizkia Rohmah,
Linuriah Arini, Elvira Damayanti, dan Siti Fatonah, yang selalu
memberikan kebahagiaan, kehangatan, kenangan indah, canda tawa, dan
berbagi cerita dalam segala hal.
14. Pejuang S.Pd., sahabat sejak berada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
hingga saat ini; Fildza Mawarda, Almh. Fadlia Rafiyanti, Agna Rizki
viii
Fahira, Widiyanti Paujiah, Rajib Fatoni, Adinda Apriliana, dan Putri
Ayuni yang menjadi warna-warni kehidupan di masa-masa kuliah,
melewati segala proses perkuliahan, dan selalu memberikan semangat
selama masa perkuliahan.
15. Seluruh teman-teman PBSI seperjuangan angkatan 2018, terkhusus PBSI
kelas C yang telah memberikan banyak cerita selama masa perkuliahan di
PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
16. Perpustakaan Nasional RI dan Taman Ismail Marzuki sebagai tempat
nyaman yang selalu penulis datangi untuk skripsian ketika penulis ingin
mencari suasana baru selain di rumah.
17. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
18. Dan tidak lupa, terima kasih untuk diri sendiri yang sudah berjuang sampai
ke tahap yang tidak mudah ini. Terima kasih sudah berjuang, berproses,
dan kuat, dan semangat menempuh program studi ini, tentunya dengan
lika-liku yang dilewati selama proses perkuliahan hingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Saya hebat!
Penulis,
Nabila Putri
ix
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah .......................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah .............................................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 7
x
3. Visi, Misi, Motto, dan Tujuan Madrasah ............................................................. 53
4. Data Guru dan Tenaga Kependidikan .................................................................. 55
5. Data Siswa............................................................................................................ 57
6. Sarana Prasarana .................................................................................................. 58
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 59
C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................................. 61
D. Rekapitulasi Hasil Data Penelitian ..................................................................... 79
BAB V. PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................................ 82
B. Saran ................................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 85
LAMPIRAN ............................................................................................................ 89
RIWAYAT PENULIS ............................................................................................ 136
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.4 Tabel Daftar Pertanyaan Wawancara Guru Bahasa Indonesia ................ 46
Tabel 4.1 Daftar Guru dan Tenaga Kependidikan MTs Al-Falah Jakarta
Selatan ...................................................................................................................... 55
Tabel 4.2 Daftar Jumlah Siswa Kelas 7 Tahun Pelajaran 2022/2023 ...................... 57
Tabel 4.3 Daftar Jumlah Siswa Kelas 8 Tahun Pelajaran 2022/2023 ...................... 57
Tabel 4.4 Daftar Jumlah Siswa Kelas 9 Tahun Pelajaran 2022/2023 ...................... 57
Tabel 4.6 Daftar Sarana dan Prasarana MTs Al-Falah Jakarta Selatan ................... 58
Tabel 4.7 Daftar Nama Siswa Kelas VII C MTs Al-Falah Tahun
Pelajaran 2022/2023 ................................................................................................. 60
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Moh Suardi, Belajar & Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), h. 7.
1
2
siswa dalam memahami materi yang didapatkan dari guru serta tidak membuat
siswa merasa bosan belajar karena adanya ketertarikan, khususnya pada
pelajaran bahasa Indonesia yang dianggap pelajaran yang membosankan oleh
siswa.
Ruth Lautfer mengungkapkan bahwa media pembelajaran merupakan
suatu metode pengajaran bagi guru untuk memberikan bahan ajar dalam
proses pembelajaran, meningkatkan kreativitas dan perhatian siswa. 1 Adanya
media sebagai sumber belajar meliputi perangkat, bahan (materi), peralatan,
dan pengaturan yang memfasilitasi belajar serta memperbaiki kinerja sehingga
menjadikan siswa lebih termotivasi belajar dan terdorong untuk lebih
merangsang kemampuan menulis, berbicara dan berimajinasi. Oleh karena itu,
dengan adanya media pembelajaran menjadikan proses pembelajaran lebih
efektif dan efisien serta adanya timbal balik komunikasi yang baik antara guru
dengan siswa selama proses pembelajaran.
Aspek berbahasa ada empat, yaitu keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Manusia dapat mengekspresikan sesuatu dengan menggunakan bahasa lisan
dan bahasa tulis. Seringkali bahasa Indonesia menjadi pelajaran yang
membosankan bagi siswa, padahal dalam mempelajari bahasa Indonesia siswa
diharuskan menyimak materi dengan tingkat pemahaman yang tinggi. Di
dalam pelajaran bahasa Indonesia siswa tidak hanya ditekankan untuk
terampil membaca tetapi juga mempunyai hasil karya melalui sebuah tulisan
karena dengan menulis dapat menjelaskan suatu pikiran, memberikan
informasi, meyakinkan suatu gagasan, serta menciptakan sebuah bacaan yang
imajinatif. Tetapi siswa merasa sulit untuk menghasilkan sebuah tulisan,
karena minat berliterasi yang kurang. Maka sebagai guru kita harus sekreatif
mungkin membuat siswa untuk memiliki minat literasi yang tinggi, salah
satunya menghasilkan sebuah tulisan. Dengan cara memberikan tugas kepada
siswa kemungkinan akan menghasilkan karya tulis, karena dengan menulis
1
Talizaro Tafonao, “Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat Belajar
Mahasiswa”, (Yogyakarta: Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol.2 No 2, 2018), h. 103.
3
secara tidak langsung siswa terstimulasi untuk melakukan literasi. Salah satu
materi yang cocok membuat siswa mempunyai hasil karya tulis yaitu narasi,
dengan materi tersebut siswa dapat membuat suatu cerita bisa bersifat fakta
atau pun fiksi yang dituangkan dari imajinasi penulis, yang selanjutnya akan
menghasilkan sebuah karya.
Keterampilan menulis merupakan aspek berbahasa yang terakhir setelah
menyimak, berbicara, dan membaca. Karena untuk menulis diperlukan cara
daya berpikir, ide-ide, dan imajinasi yang kreatif untuk diungkapkan ke dalam
bentuk sebuah tulisan.
Zaman kemajuan membuat siswa lebih gemar bermain media sosial,
sehingga minat literasi siswa sangat rendah. Dewasa ini, telah banyak berbagai
macam aplikasi media sosial yang bermunculan dengan berbagai fungsinya,
berupa untuk mengirimkan pesan teks, suara, audio visual, mendapatkan
informasi, bahkan mengunggah sebuah video yang akan dilihat oleh khalayak
luas. Adanya berbagai aplikasi media sosial ini mudah didapatkan hanya
dengan mengunduh di gawai maka seseorang langsung dapat memainkannya.
Maka sebagai seorang guru harus bisa kreatif dan inovatif untuk menggiring
siswa untuk belajar, kebanyakan manusia dari anak-anak hingga orang tua
menghabiskan waktunya dengan gawai untuk bermain media sosial, terlebih
anak usia remaja yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain
media sosial dibanding belajar. Dengan kondisi yang seperti itu, kita sebagai
pendidik harus membuat waktu bermain media sosial itu menjadi sebuah
media untuk mendapatkan ilmu agar tidak sia-sia menghabiskan waktunya
untuk bermain media sosial.
Keadaan serupa juga terjadi pada siswa MTs Al-Falah Jakarta Selatan
yang kurang dalam hal literasi, terlebih ketika pelajaran Bahasa Indonesia
yang didominasi dengan teks-teks panjang sehingga dianggap pelajaran yang
membosankan oleh siswa, begitu pun ketika dengan guru yang mengajar
dengan menggunakan metode ceramah, sedangkan siswa lebih suka untuk
menyimak ketika menggunakan audio-visual. Sehingga ketika proses
pembelajaran berlangsung yang terjadi pada siswa yaitu siswa kurang tertarik
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penulis
mengidentifikasi beberapa masalah, yaitu:
1. Minat siswa yang kurang dalam menulis.
2. Penelitian tentang penggunaan aplikasi TikTok minim untuk pembelajaran
Bahasa Indonesia.
3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
4. Rasa ketertarikan siswa yang kurang terhadap pelajaran Bahasa Indonesia.
5. Respon siswa terhadap penggunaan aplikasi tiktok sebagai media
pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, penulis akan
membatasi permasalahannya sebagai berikut:
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penggunaan media aplikasi TikTok pada video TikTok akun
milik @mardatillahika, @dellaffaristia, @bymoon, dan @azizahsalshaa
dalam pembelajaran keterampilan menulis narasi siswa MTs Al-Falah
kelas VII tahun pelajaran 2022/2023?
2. Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan media aplikasi TikTok
dalam pembelajaran keterampilan menulis narasi siswa MTs Al-Falah
kelas VII tahun pelajaran 2022/2023?
3. Bagaimana hasil pembelajaran siswa terhadap penggunaan media aplikasi
TikTok dalam pembelajaran keterampilan menulis narasi siswa MTs Al-
Falah kelas VII tahun pelajaran 2022/2023?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis memiliki tujuan penelitian
sebagai berikut:
1. Mengetahui penggunaan media aplikasi TikTok pada video TikTok akun
milik @mardatillahika, @dellaffaristia, @bymoon, dan @azizahsalshaa
sebagai media pembelajaran untuk dapat meningkatkan kemampuan
keterampilan menulis narasi siswa MTs Al-Falah kelas VII tahun
pelajaran 2022/2023 menjadi lebih aktif dalam pembelajaran
keterampilan menulis narasi.
2. Mengetahui respon siswa terhadap penggunaan aplikasi Tiktok sebagai
media pembelajaran.
7
F. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoretis
maupun praktis.
1. Manfaat teoretis
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
menyumbang teori ataupun pengetahuan baru tentang pemanfaaatan media
Tiktok dalam pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan menulis narasi.
2. Manfaat praktis
1) Bagi siswa
Siswa dapat terstimulan untuk memiliki ide pikiran yang kreatif agar
dapat menulis narasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia secara
menarik, mudah dipahami, dan tidak membosankan.
2) Bagi guru
Guru mendapatkan ide pemikiran dan menjadi lebih kreatif untuk
menyampaikan materi dengan memanfaatkan media pembelajaran
yang menarik.
BAB II
KAJIAN TEORETIS
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal adalah bentuk jamak bahasa latin dari “Medium” yang
berarti alat, perantara, atau pengantar. Diperkuat oleh Smaldino, dkk, yang
mengungkapkan “Media, the plural of medium, are means of
communication. Derived from the latin medium (“between”), the term
refers to anything that carries information between a source and a
receiver. The purpose of media is to facilitate communication and
learning”1. Artinya adalah “Media, bentuk jamak dari medium, adalah
sarana komunikasi. Berasal dari bahasa latin medium (“antara”), istilah ini
mengacu pada segala sesuatu yang membawa informasi antara sumber dan
penerima. Tujuan media adalah untuk memfasilitasi komunikasi dan
pembelajaran.”
Dalam bahasa Arab, media mempunyai makna perantara atau
pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerimanya.2 Kata media
berasal dari bahasa latin medius secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’
atau ‘pengantar’. Media merupakan alat untuk menyampaikan informasi
atau pesan dari suatu tempat ke tempat lain.
1
Sharon Smaldino, dkk, Instructional Technology and Media for Learning, (Boston:
Pearson Education, 2018), h. 3
2
Dwi Imroatu Julaikah, dkk. Buku Ajar Media Pembelajaran . (Surabaya: Cipta Media
Edukasi, 2017). h.5.
3
Azhar Arsyad. Media Pembelajaran Edisi Revisi. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2013), h.2.
8
9
4
Opcit. Dwi Imroatu Julaikah, dkk. H. 23-24.
5
Muhammad Yaumi, Media Pembelajaran: Pengertian, Fungsi, Dan Urgensinya Bagi
Anak Milenial, (Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2017), h.12-13.
10
6
Opcit. Dwi Imroatu Julaikah, dkk. h. 25-26.
7
Opcit. Muhammad Yaumi. h.13-14
11
8
Azhar Arsyad. Media Pembelajaran (Edisi Revisi), (Jakarta: Rajawali Pers, 2017). h.
27-28.
9
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 3.
12
strip, foto, slide, lukisan, dan cetakan. Selain itu, ada juga yang
menampilkan symbol yang gambar bergerak, dan film kartun.”
c) Media Audio-Visual
Merupakan media pembelajaraniyangimelibatkan dua
indera sekaligus yaitu indera pendengaran dan indera penglihatan.
Yaitu memiliki unsure suara dan gambar, sehingga dapat
dikatakan sebagai media yang lebih baik dari kedua media di atas
karena penggabungan antara ke dua media tersebut.
Heinich dkk mengklasifikasikan media yang dapat dipakai
untuk aktivitas pembelajaran terdiri dari media cetak/teks, media
pameran (display), media audio, gambar bergerak/motion picture,
dan multimedia.10” Berikut penjelasan ke lima media tersebut:
1) Media Cetak, media yang sudah lama, relative murah dan
mudah digunakan. Media cetak berisi teks memiliki berbagai
jenis seperti buku, brosur dan lain-lain. Selain berbentuk teks
media cetak dapat berbentuk gambar, poster, diagram dan
lain-lain.
2) Media pameran (display), merupakan sarana pengetahuan dan
informasi yang dapat menarik penggunanya. Jenis media
pembelajaraanya sangat bervariasi yang bisa berasal dari
benda sesungguhnya (realita) dan sampai benda tiruan
(replika), contohnya yaitu realia, diaroma dan model.
3) Media audio merupakan media yang melatih kemampuan si
pengguna dalam mendengarkan informasi dan pengetahuan
lisan dengan baik.
4) Gambar bergerak, merupakan media yang dapat
menayangkan gambar bergerak ditambah dengan unsur
suara.”Contohnya yaitu film dan video. Media yang luar
biasa sebagai tempat komunikasi, yang mana dapat
10
Benny, Pribadi. Media Dan Teknologi Dalam Pembelajara,. (Jakarta: Kencana, 2017),
h. 17-18.
13
B. Media Sosial
1. Pengertian Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online dengan para
penggunanya bisa dengan mudah berpatisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia
virtual. Media sosial merupakan media yang menggunakan teknologi
berbasis online yang dapat menghubungkan antar individu untuk
berkomunikasi sehingga menjadi lebih interaktif dan efektif.11 Media
sosial dapat dijadikan sebagai wadah atau sarana untuk menyampaikan
dan menerima suatu informasi, dimana pengirim dan penerima pesan
dapat melakukan interaksi dan berpatisipasi langsung dalam media
sosial tersebut.12 Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah
media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial
menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi
11
Dhiffa Nabila, dkk, Peradaban Media Sosial di Era Industri 4.0, (Malang: Intrans
Publishing Group, 2020 ), h.5.
12
Chusnul Rofiah & Rica Sanpuspita Rahayu, Analisis Manual Data Kualitatif Dampak
FYP TikTok pada Pemasaran Digital, (Malang: Literasi Nusantara, 2021), h.1.
14
13
Anang Sugeng Cahyono, “Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial
Masyarakat di Indonesia”, (Jawa Timur: Universitas Tulungagung, 2016), h. 142.
14
Asa Briggs & Peter Burke, Sejarah Sosial Media: dari Gutenbriggs sampai Internet,
(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006), h. 1.
15
C. Tiktok
1. Pengertian Tiktok
Tiktok adalah salah satu media sosial yang tengah digandrungi
masyarakat, tidak hanya kaum muda namun banyak juga generasi tua yang
menggunakannya.16 TikTok merupakan sebuah aplikasi jaringan sosial dan
platform video musik asal Tiongkok yang diluncurkan pada September
tahun 2016. Aplikasi tersebut dipergunakan para penggunanya untuk
membuat video musik berdurasi pendek mereka sendiri. Tiktok adalah
salah satu aplikasi video yang sering digunakan orang untuk merekam
15
Ibid, h. 144.
16
Opcit, Chusnul Rofiah & Rica Sanpuspita Rahayu, h.2.
16
17
Adella Aninda Devi, “Pemanfaatan Aplikasi TikTok Sebagai Media Pembelajaran”,
(Yogyakarta: Jurnal Epistema, 2022), h. 2.
18
Evi Apriyani, dan Wienike Dinar Pratiwi, “Penggunaan Aplikasi Tiktok Sebagai Media
Pembelajaran Menulis Teks Porsedur Kompleks Di Era Pandemi COVID-19”, (Karawang: Jurnal
Bahasa Indonesia Prima, 2022), h. 38.
17
2. Sejarah TikTok
TikTok merupakan sebuah aplikasi jaringan sosial dan platform
video musik yang berasal dari Tiongkok diluncurkan pada bulan
September 2016. TikTok merupakan penggabungan dari dua aplikasi
sebelumnya yaitu Douuin dan Musically. Pada tahun 2018, TikTok
menjadi aplikasi paling banyak diunduh yakni 45,8 juta kali. Jumlah itu
mengalahkan aplikasi popular lainnya, semacam YouTube, WhatsApp,
Facebook, dan Instagram. Sekitar 10 juta pengguna aktif aplikasi TiTtok
di Indonesia, mayoritas adalah anak milenial, usia sekolah, atau biasa
dikenal dengan generasi Z. Pada 3 Juli 2018 aplikasi TikTok pernah
diblokir di Indonesia. Kemenkominfo telah melakukan pemantauan
mengenai aplikasi TikTok selama sebulan dan mendapati banyak laporan
keluhan tentang aplikasi ini. Terhitung hingga 3 Juli, laporan dan keluhan
yang masuk mencapai 2.853. Menurut menteri Rudiantara, terdapat
banyak sekali konten negatif terutama untuk anak-anak. Tetapi dengan
berbagai pertimbangan dan regulasi yang baru maka pada bulan Agustus
2018 aplikasi TikTok resmi dapat diunduh kembali. Salah satu regulasi
19
yang ditengarai adalah batas usia pengguna TikTok yaitu minimal usia 11
tahun. Terlepas dari kontrovesi tersebut, melihat fakta bahwa jumlah
pengguna TikTok yang mencapai 10 juta lebih di Indonesia dan
mayoritas merupakan anak usia sekolah (generasi milenial). Di Indonesia
TikTok menyebarluas di semua kalangan, dari anak-anak hingga orang
dewasa, dan lebih banyak menyebarluas khususnya pada kalangan
remaja. Para remaja mulai menggunakannya sebagai media sosial untuk
membuat, mengunggah, dan mencari video sesuai keinginan dan
kreativitasnya masing-masing.
Dan pada September 2021 TikTok mengeluarkan fitur terbaru di
dalamnya, yaitu TikTokshop. Fitur tersebut tersedia untuk pengguna akun
bisnis di berbagai Negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan
Indonesia. Fitur ini hadir di TikTok sebagai respon terhadap
meningkatnya penjualan berbagai produk setelah brand melakukan
promosi melalui platform media sosial tersebut, sehingga dapat
digunakan untuk melakukan jual-beli. Dapat disimpulkan bahwa aplikasi
TikTok merupakan aplikasi primadona, menarik, dan digandrungi oleh
semua kalangan khususnya milenial.19 TikTok hadir sebagai media
komunikasi modern untuk menerima informasi, menyebarkan informasi,
membuat video, serta dapat melakukan jual-beli. TikTok dapat dijadikan
sebagai media pembelajaran yang kekinian mengikuti trend, media
hiburan, media jual-beli, serta media yang mampu menyebarkan
informasi yang sedang menjadi topik pembicaraan sesuai dengan
kategorinya.
19
Anang Sugeng, “Pemanfaatan Aplikasi TikTok Sebagai Media Pembelajaran Bahasa
Indonesia” ( Singaraja: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol 9, 2020), h. 80.
20
20
Citra Rosalyn Anwar, dkk., Belajar dari Rumah Difusi dan Inovasi Pendidikan di
Masa Pandemi, (Yogyakarta: Jejak Pustaka, 2022), h.36.
21
21
Tri Buana, Dewi Maharani, “Penggunaan Aplikasi TikTok (Versi Terbaru) dan
Kreativitas Anak”, (Palembang: Jurnal Inovasi Vol 14 No 1, 2020), h.2.
22
Ibid, h. 8.
22
23
Togi Prima Hasiholan, dkk, “Pemanfaatan Media Sosial TikTok sebagai Media
Kampanye Gerakan Cuci Tangan di Indonesia untuk Pencegahan Corona COVID-19”, (Jakarta:
Jurnal Ilmu Komunikasi, 2020), h. 75-76.
24
TikTok ini dapat membuat setiap orang memiliki rasa malas dan lupa
dengan segala pekerjaan yang seharusnya ia lakukan.
b. Faktor Eksternal
Dalam aplikasi TikTok orang-orang memperoleh informasi
dari berbagi video contohnya kejadian yang bersifat video seperti
kapal tenggelam atau dalam bentuk rekaman lainnya dengan begitu
cepat informasi kejadian tersampaikan kepada pengguna lainnya.
Nasrullah mengatakan informasi menjadi identitas media sosial
karena media sosial mengkreasikan representasi identitasnya,
memproduksi konten, dan melakukan interaksi berdasarkan informasi.
Jadi informasi adalah sesuatu yang sangat juga berpengaruh terhadap
penggunaan aplikasi TikTok. Jika seseorang tidak mendapatkan
informasi tentang TikTok mungkin saja mereka tidak mengenal
aplikasi TikTok, bahkan sampai menjadi penggunanya. Maka dari itu
informasi dikatakan penting sekali dalam penggunaan aplikasi
TikTok. Pengaruh dari media sosial yang merupakan bagian dari
media informasi salah satunya adalah dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Jadi dengan informasi juga seseorang bisa
terpengaruh pengetahuannya mengenai media sosial seperti TikTok.24
24
Riska Marini, “Pengaruh Media Sosial TikTok terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik
di SMPN 1 Gunung Sugih Kab. Lampung Tengah”, (Lampung: UIN Raden Intan Lampung,
2019), h. 39.
26
D. Keterampilan Menulis
1. Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi dengan tidak langsung dan tidak dengan
tatap muka dengan orang lain. Menulis sebagai suatu kegiatan yang
produktif dan ekspresif.25 Tarigan berpendapat bahwa menulis adalah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik, mendeskripsikan
suatu bahasa yang dapat dipahami seseorang, sehingga orang lain dapat
memahami bahasa dan gambar tersebut, mereka dapat membaca lambang
grafik tersebut.
Klimova mengungkapkan bahwa “Writing is important because it’s
used extensively in higher education and in the workplace. If students don’t
know how to express themselves in writing, tthey won’t be albe to
25
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), h. 3.
27
26
Blanka Frydrychova Klimova, “Approaches to The Teaching of Writing Skills”,
Journal P rocedia Sosial and Behavioral Sciences, 112 (2014), h.174-151.
27
Mardiyah, “Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia Melalui Kemampuan
Mengembangkan Struktur Paragraf”, (Lampung: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar
Volume 3 Nomor 2, 2016), h. 3.
28
2. Tujuan Menulis
Menulis merupakan sebuah aktivitas yang memiliki tujuan untuk
melatih siswa dalam menyalurkan ide, gagasan, pemikiran dan perasaan
dapat berbentuk pengetahuan, pendapat, dan perasaan melalui sebuah
tulisan. Keterampilan menulis tidak bisa didapatkan begitu saja, tetapi
harus melewati latihan. Karena menulis itu memerlukan suatu kreatifitas,
sehingga harus diasah agar dapat dikembangkan. Siswa dalam kegiatan
ini, dituntut untuk mengembangkan keterampilan menulis agar mereka
dapat mengembangkan dan menuangkan gagasan pemikiran dalam sebuah
karya tulis yang baik, karena setiap orang memiliki tujuan yang berbeda
dalam menulis. Tujuan menulis menurut Hugo Hartig dalam (Rohana &
Syamsuddin)28 di antaranya yaitu sebagai berikut :
1) Tujuan penugasan
Tujuan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.
Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan
sendiri.
2) Tujuan altruistic
Menulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, ingin
menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan
penalarannya.
3) Tujuan persuasive
Tulisan bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan.
4) Tujuan informasional/penerangan
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau
keterangan/penerangan kepada para pembaca.
28
Rohana & Syamsuddin, Keterampilan Bahasa Indonesia Pendidikan Dasar,
(Makassar: Research Gate, 2021), h.91.
29
3. Manfaat Menulis
4. Proses Menulis
Untuk membuat suatu tulisan yang ciamik dihasilkan dengan
melalui beberapa tahapan. Terdapat lima tahap proses menulis yang
diuraikan oleh Tompkin yaitu:
30
1) Pramenulis (prewriting)
Pada tahap ini adalah pemilihan topik, menentukan tujuan menulis,
mengidentifikasi topik dan pembaca serta memilih bentuk karangan
yang tepat berdasarkan pembacanya.
2) Penyusunan dan pemaparan konsep (drafting)
Pada tahap drafting penulis menuangkan gagasan, pikiran, dan
perasaannya ke dalam draf kasar.
3) Perbaikan (revising)
Pada tahap revising merupakan kelanjutan dari drafting yaitu
merevisi dengan menambah informasi, mempertajam rumusan
tujuan, dan membungan informasi yang tidak relevan.
4) Penyuntingan (editing)
Pada tahap editing penulis mengoreksi karangannya yang berkaitan
dengan ejaan dan pilihan kata..
5) Penerbitan (publishing)
Dan terakhir adalah tahap publishing yaitu tahap terakhir dari proses
menulis. Di tahap ini penulis mempublikasikan tulisannya melalui
berbagai cara, yaitu dengan mengirimkan kepada penerbit,
membacakan di depan kelas, memajang tulisan di tempat umum,
dan sebagainya.29
Dengan melalui lima tahap proses menulis tersebut seseorang dapat
membuat sebuah tulisan sehingga menjadi sebuah karya yang ciamik.
E. Narasi
1. Pengertian Narasi
Narasi adalah salah satu materi yang terdapat pada pelajaran Bahasa
Indonesia. Keraf mengungkapkan bahwa narasi adalah suatu bentuk
karangan yang mempunyai tujuan utamanya sebagai tindak tanduk yang
dijalin dan dirangkai menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam satu
29
Elly Sofiar Trihono, Menulis Teks Naratif, (Depok: Karima, 2017), h. 9-10.
31
30
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: PT Gramedia, 2001), h. 136.
31
Eka Lutfhiani, “Interfensi Bahasa Betawi Pada Karangan Narasi Siswa Kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) 33) Jakarta”, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, 2017), h. 22.
32
Raulan dan Sitti Fatimah, “Teaching Writing Narrative Text By Using Webtoon Digital
Comic To Senior High School Students”,(Journal of English Language Teaching, Volume 7 No.4,
2018) h. 588-589.
32
implisit dan eksplisit serta memberikan pelajaran moral dan menggali nilai-
nilai sosial.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa narasi yaitu sebuah karangan yang
menceritakan atau mengisahkan suatu kejadian baik yang benar-benar
terjadi atau cerita fiksi yang dituangkan dari imajinasi penulis
2. Struktur Narasi
Struktur narasi terdiri atas beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
1) Orientasi
Pada bagian ini, penulis menjabarkan waktu, tempat, tokoh, serta
watak dari setiap tokohnya dan apa yang sedang terjadi.
2) Komplikasi
Pada bagian ini, penulis menceritakan kejadian penting, sebab, dan
pemicu yang menimbulkan konflik antartokoh yang menimbulkan
peristiwa lain sebagai akibat dari konflik sebelumnya, hingga
mencapai puncaknya.
3) Resolusi
Pada bagian ini, konflik menurun dan dapat diselesaikan.
4) Reorientasi
Bagian ini merupakan penutup teks yang berisi pesan moral cerita
tersebut. Tahap ini tidak wajib dalam sebuah teks narasi.
3. Ciri-Ciri Narasi
Teks narasi memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu sebagai berikut:
1) Teks berisi tentang cerita, kisah, dan peristiwa tertentu yang
menggunakan gaya bahasa naratif.
2) Cerita memiliki alur yang jelas dari awal hingga akhir cerita.
3) Terdapat suatu peristiwa maupun konflik.
4) Memiliki unsur-unsur pembentuk berupa tema, latar, alur, karakter,
dan sudut pandang.
33
4. Jenis-Jenis Narasi
Narasi dibedakan menjadi dua oleh Keraf, yaitu narasi
ekspositoris dan narasi sugestif.
1) Narasi Ekspositoris
Sasaran utama dari narasi ekspositoris yaitu ketepatan informasi
tentang suatu peristiwa yang dideskripsikan dengan bertujuan agar
menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang
dikisahkan. Narasi ekspositoris menggunakan bahasa yang logis dan
berdasarkan fakta. Yang termasuk narasi ekspositoris adalah biografi,
autobiografi, dan kisah pengalaman.
2) Narasi Sugestif
33
Eka Luthfiani, Op.cit, h. 23-24.
34
F. Penelitian Relevan
Peneliti telah menelusuri penelitian serupa yang telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti sebelumnya antara lain yaitu: penelitian yang dilakukan oleh Eris
Septiani dengan judul Penggunaan Media Video Klip Betrand Peto dalam
Pembelajaran Menulis Teks Narasi Siswa Kelas VII C SMP Waskito Tangerang
Selatan Tahun Pelajaran 2021/2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penggunaan media video klip Betrand Peto dalam pembelajaran menulis teks
narasi dan mengetahui hasil belajar dari penggunaan media video klip Betrand
Peto dalam pembelajaran menulis teks narasi kelas VII C SMP Waskito
Tangerang Selatan Tahun pelajaran 2021/2022. Hasil dari penelitian tersebut yaitu
menunjukkan bahwa Penggunaan Media Video Klip Betrand Peto dalam
Pembelajaran Menulis Teks Narasi Siswa Kelas VII C SMP Waskito Tangerang
Selatan Tahun Pelajaran 2021/2022, nilai rata-rata yang diperoleh secara umum
berada pada kategori baik (B) dengan nilai 85,89. Dilihat dari segi persentase,
terdapat 10 siswa atau sekitar 35,71% memperoleh nilai pada kategori baik sekali
(86-100), 15 siswa atau 53,57% memperoleh nilai pada kategori baik (76-85), dan
3 siswa atau 8,4 % memperoleh nilai kategori cukup (56-75). Dengan demikian,
dapat dibuktikan bahwa dengan menggunakan media pembelajaran video klip
Betrand Peto yaitu dalam pembelajaran menulis teks narasi sangat membantu
34
Dr. E. Dede Suryaman, Teks Narasi dan Literasi Buku Fiksi-Nonfiksi (Cas dari Cerita
dan Buku), (Kalimantan Selatan: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Balai Pengembangan Pendidikan Anak
Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kalimantan Selatan Tahun 2018, 2018), h.7.
35
siswa dalam menulis teks narasi. Penelitian yang dilakukan oleh Eris Septiani
memiliki persamaan dengan penelitian yang ditulis adalah pembelajaran
keterampilan menulis teks narasi dengan menggunakan media pembelajaran
video. Metode penelitian yang dilakukan juga sama, yaitu menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif. Perbedaannya adalah pada subjek penelitian pada
siswa kelas SMP Waskito Tangerang Selatan, sedangkan pada penelitian yang
dilakukan peneliti yaitu siswa kelas VII MTs Al-Falah Jakarta Selatan.
baik. (75-85). Dilihat dari segi presentase, terdapat tujuh siswa atau 32 %
memperoleh nilai pada ketegori baik sekali, tiga belas siswa atau 59 %
memperoleh nilai pada kategori baik, dua siswa atau 9 % memperoleh nilai pada
kategori cukup, dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai pada kategori kurang.
Hasil analisis terhadap pembelajaran menulis teks eksplanasi siswa menunjukan
bahwa siswa mampu menulis teks eksplanasi menggunakan media berbasis audio
visual aplikasi media sosial TikTok. Secara keseluruhan, siswa kelas XI IPA 2
SMA Negeri 1 Ciseeng Bogor memiliki kemampuan dalam menulis teks
eksplanasi yaitu pada aspek ketepatan struktur teks eksplanasi. Penerapan media
pembelajaran berbasis audio visual aplikasi media sosial TikTok dapat membantu
siswa mampu mengembangkan ide dan gagasannya serta memiliki pengetahuan
untuk memproduksi tulisan yang dikemas dalam sebuah bahasa tulis. Hal ini
dikarenakan video yang digunakan juga dapat menjadi faktor pendukung. video
berkualitas baik dan juga menampilkan keadaan bencan alam banjir secara detail.
Hal ini dapat membantu siswa dalam membuat teks eksplanasi secara baik.
Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa media pembelajaran berbasis video
dapat dipakai oleh guru dan diterapkan kepada siswa sangat efektif pada tingkat
SMA. Persamaan dengan penelitian yang ditulis yaitu menggunakan media
pembelajaran TikTok. Perbedaannya adalah pada subjek penelitian siswa kelas XI
IPA 2 SMA Negeri 1 Ciseeng Bogor, sedangkan pada penelitian yang dilakukan
peneliti yaitu siswa kelas VII MTs Al-Falah Jakarta Selatan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.
Dengan metode kualitatif deskriptif bertujuan untuk membantu pembaca
mengetahui apa yang tejadi di lingkungan di bawah pengamatan, seperti
pandangan partisipan yang berada di latar penelitian, dan peristiwa atau
aktivitas yang terjadi di latar penelitian.1
1
Dr. Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif, (Depok:
Rajawali Pers, 2017), h.174.
37
penelitian kualitatif lebih menekan makna daripada generalisasi. 2 Metode
kualitatif digunakan sebagai prosedur penelitian untuk memperoleh data
deskriptif tentang objek yang diamati dalam bahasa tertulis atau lisan. Oleh
karena itu, penggunaan metode ini tidak menghasilkan data dalam bentuk
digital, tetapi menghasilkan data yang dapat dideskripsikan secara alami.
Data adalah catatan atas kumpulan fakta atau bukti dari hasil
penggunaan instrument penelitian. Data bisa menggambarkan mengenai
tentang suatu keadaan atau persoaln tetapi belum mempunyai arti dan masih
memerlukan pengolahan.3 Data adalah segala bahan keterangan atau fakta
yang sudah dicatat (recorder) dan dapat diobservasi.4 Data yang diperoleh
dapat berupa dokumen, daftar karyawan, pernyataan sikap, motivasi
seseorang atau masyarakat, catatan kecerdasan siswa sebagai bahan informasi
atau penelitian. Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. Sumber
data terbagi menjadi dua data primer dan data sekunder. Data yang digunakan
pada penelitian ini diperoleh dari siswa kelas VII MTs Al-Falah Jakarta
Selatan tahun ajaran 2022/2023. Dan sumber data pada penelitian ini adalah
kemampuan menulis teks narasi dengan menggunakan media aplikasi TikTok
sebagai media pembelajaran. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah
data primer. Data primer yaitu data yang diperoleh dari responden melalui
pengukuran langsung, kuesioner, kelompok panel, atau data hasil wawancara
dengan narasumber.5
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII C MTs Al-Falah
Jakarta Selatan tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah sebanyak 24
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), h. 9.
3
Dr. Asep Kurniawan, M.Ag., Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2018), h. 220.
4
Abdul Halim Hanafi, Metodologi Penelitian Bahasa untuk Penelitian, Tesis, dan
Disertasi, (Jakarta: Diadit Media Press, 2011) , h. 94.
5
Andra Tersiana, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Penerbit Yogyakarta, 2018), h. 75.
siswa, dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 9 orang dan jumlah siswa
perempuan sebanyak 15 orang. Peneliti memilih kelas VII C MTs Al-Falah
Jakarta Selatan sebagai subjek penelitian karena sebagian besar siswa kelas
VII C pernah menggunakan dan atau bermain TikTok dibanding dengan kelas
lainnya, sehingga dapat mempermudah proses penelitian. Pada aspek
keterampilan menulis siswa kelas VII C masih kurang kompeten, karena hal
itulah yang menjadikan penulis untuk melakukan penelitian di kelas VII C,
apakah dengan menggunakan apliakasi TikTok dapat mempengaruhi
keterampilan menulis teks narasi atau bahkan tidak berpengaruh. Objek
penelitian ini yaitu media aplikasi TikTok untuk meningkatkan efektivitas
dan kemampuan menulis narasi.
E. Instrumen Penelitian
Peneliti menggunakan pedoman penilaian dari Burhan Nurgiyantoro,
2016: 473 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Rubrik Penilaian Menulis Teks Narasi Berdasarkan
Rangsangan Visual dan Suara6
Rentang Skor
No Aspek yang Dinilai
1 2 3 4
2. Organisasi isi
3. Ketepatan diksi
6
Burhan Nurgiyantoro, Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta:
BPFEEY Yogyakarta, 2016), h. 473.
5. Ketepatan ejaan dan tata tulis
Jumlah Skor
Interpretasi
Keterangan:
Skor 1 = Kurang
Skor 2 = Cukup
Skor 3 = Baik
Skor 4 = Baik Sekali
Tabel 3.2
Rincian Indikator Penilaian Menulis Teks Narasi Berdasarkan
Rangsangan Visual dan Suara
No Aspek yang Indikator Skor Kriteria
Dinilai
1. Kesesuaian 1) Pemilihan 4 Baik sekali
isi teks judul sesuai
narasi dengan tema.
2) Isi teks narasi
sesuai
dengan
video.
1) Pemilihan 3 Baik
judul sesuai
dengan tema.
2) Isi teks narasi
kurang sesuai
dengan
video.
1) Pemilihan 2 Cukup
judul kurang
sesuai
dengan tema.
2) Isi teks narasi
kurang sesuai
dengan
video.
1) Pemilihan 1 Kurang
judul tidak
sesuai
dengan tema.
2) Isi teks narasi
tidak sesuai
dengan
video.
2. Organisasi Organisasi isi sesuai 4 Baik sekali
isi dengan unsur teks
narasi (tema,
penokohan, alur,
latar, sudut pandang,
dan amanat)
Organisasi isi 3 Baik
terdapat maksimal 5
dari keseluruhan
unsur teks narasi
(tema, penokohan,
alur, latar, sudut
pandang, dan
amanat)
Organisasi isi 2 Cukup
terdapat maksimal 4
dari keseluruhan
unsur teks narasi
(tema, penokohan,
alur, latar, sudut
pandang, dan
amanat)
Organisasi isi tidak 1 Kurang
terdapat unsur teks
narasi (tema,
penokohan, alur,
latar, sudut pandang,
dan amanat)
3. Ketepatan Keseluruhan 4 Baik sekali
diksi penggunaan diksi
sesuai EYD
Terdapat maksimal 5 3 Baik
kesalahan
penggunaan diksi
yang tidak sesuai
dengan EYD
Terdapat maksimal 7 2 Cukup
kesalahan
penggunaan diksi
yang tidak sesuai
dengan EYD
Terdapat lebih dari 9 1 Kurang
kesalahan
penggunaan diksi
yang tidak sesuai
dengan EYD
4. Ketepatan Terdapat 4 Baik sekali
struktur teks keseluruhan struktur
narasi teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan
resolusi)
Terdapat 2 dari 3 Baik
keseluruhan struktur
teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan
resolusi)
Terdapat 1 dari 2 Cukup
keseluruhan struktur
teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan
resolusi)
Tidak terdapat 1 Kurang
satupun dari
keseluruhan struktur
teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan
resolusi)
5. Ketepatan Keseluruhan ejaan 4 Baik sekali
ejaan dan dan tata tulis yaitu
tata tulis pemakaian huruf dan
tanda baca sesuai
dengan EYD
Terdapat maksimal 5 3 Baik
kesalahan
penggunaan ejaan
dan tata tulis yang
tidak sesuai dengan
EYD
Terdapat maksimal 7 2 Cukup
kesalahan
penggunaan ejaan
dan tata tulis yang
tidak sesuai dengan
EYD
Terdapat lebih dari 9 1 Kurang
kesalahan
penggunaan ejaan
dan tata tulis yang
tidak sesuai dengan
EYD
Jumlah Skor 20
Maksimum
Tabel 3.3
75-85 3 B Baik
56-74 2 C Cukup
10-55 1 D Kurang
7
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi Edisi
1) Wawancara
Wawancara adalah metode pengambilan data yang dilakukan dengan
cara menanyakan kepada responden secara langsung dan bertatap muka
tentang beberapa hal yang diperlukan dari suatu penelitian.8 Peneliti
melakukan wawancara kepada pendidik mengenai pembelajaran
keterampilan menulis teks narasi sebelum memanfaatkan media aplikasi
TikTok mencakup permasalahan yang dialami guru ketika mengajar.
Kemudian wawancara juga dilakukan kepada siswa mengenai
pemanfaatan media aplikasi TikTok pada keterampilan menulis narasi.
Tabel 3.4
Tabel Daftar Pertanyaan Wawancara Guru Bahasa Indonesia
No Pertanyaan
8
Rahman A. Ghani, Metodologi Penelitian Tindakan Sekolah, (Jakarta: Rajawali Press,
2014), h. 176.
6. Media pembelajaran apa yang biasa ibu gunakan saat mengajar teks
narasi?
11. Bagaimana saran ibu terhadap aplikasi TikTok yang digunakan sebagai
media pembelajaran pada materi teks narasi?
Tabel 3.5
Tabel Daftar Pertanyaan Wawancara Siswa
No Pertanyaan
10. Apakah Anda setuju jika aplikasi TikTok digunakan sebagai media
pembelajaran?
2) Observasi
Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan yang dilakukan pada
suatu objek seara sistematik pada fenomena yang diselidiki.9 Observasi
digunakan untuk memperoleh data tambahan setelah melakukan
wawancara, diarahkan untuk memperhatikan secara akurat dan mencatat
fenomena yang muncul serta mempertimbangkan hubungan antar aspek
dalam fenomena tersebut.10 Peneliti melakukan observasi dengan
menggali informasi dari siswa sejauh mana pengetahuan mereka untuk
mengakses media aplikasi TikTok.
3) Tes
Tes adalah suatu instrument yang digunakan untuk menilai seberapa
besar kemampuan seseorang melalui respon terhadap pertanyaan atau
stimulus, seperti kemampuan dalam menulis. Tes dalam penelitian ini
berbentuk tes praktik. Tes praktik yang dilakukan oleh siswa adalah
menulis teks narasi dengan menggunakan media aplikasi TikTok.
9
Sukandarrumidi M. dan Haryanto, Dasar-Dasar Penulisan Proposal Penelitian,
(Yogyakarta: Gadjah Mada Press, Cet. Ke-2, 2014) h. 35.
10
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h. 143.
dan imajinatif, karena tes menulis teks narasi dilakukan secara individu
dan membutuhkan pemikiran yang kreatif serta imajinasi untuk membuat
sebuah teks narasi.
Analisis data adalah suatu cara yang digunakan untuk mengolah data-
data yang telah diperoleh peneliti melalui proses pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh bahan-bahan,
keterangan, kenyataan-kenyataan dan informasi yang dapat dipercaya11
data tersebut didapatkan dari hasil wawancara, observasi, dan tes. Dalam
penelitian ini peneliti mengumpulkan data berdasarkan hasil dari
keterampilan menulis narasi siswa kelas VII MTs Al-Falah sebagai data
yang dilakukan dalam penelitian.
2. Reduksi Data
Reduksi data adalah langkah proses berpikir sensitive untuk
menganalisis yang memerlukan kecerdasan, keluasan, serta kedalaman
wawancara yang tinggi dengan tujuan untuk menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang hal yang tidak penting, dan
mengorganisasikan data sehingga dapat memudahkan penulis dalam
menyusun simpulan. Dalam proses reduksi data peneliti menelaah dan
menganalisis data yang didapatkan lalu mulai dipertimbangkan apakah
data yang didapatkan sesuai dengan tujuan dari penelitian ini.
3. Penyajian Data
Penyajian data adalah proses menampilkan data yang telah didapat
dengan tujuan untuk mempermudah hasil penelitian dan penarikan
kesimpulan. Peneliti melakukan penyajian data dengan memberi uraian
singkat dan mendeskripsikan dari hasil penelitian yang diperoleh.
11
Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2016), h. 75.
4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari penelitian, maka
pada tahap ini merupakan proses mendeskripsikan informasi yang
diperoleh dari berbagai sumber data. Kemudian peneliti harus
menemukan makna yang mendalam berdasarkan data yang telah digali
secara teliti dan lengkap, untuk memberi kesimpulan dari hasil
kemampuan menulis narasi siswa kelas VII MTs Al-Falah dengan
menggunakan media aplikasi TikTok dalam pembelajaran, dengan
maksud untuk mengetahui pemanfaatan media aplikasi TikTok pada
keterampilan menulis teks narasi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Identitas Madrasah
1) Nama Sekolah : MTs Al-Falah
2) NSM : 121231740001
3) NPSN : 20178238
4) Alamat : Jl. Masjid Nur RT.010/010 Grogol Utara, Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan 12210
5) Telepon : 021-5490178 / 021-5303623
6) Faksimile : 021-5490178
7) Kategori Madrasah : Madrasah Reguler 8. Status Akreditasi : Terakreditasi
"A"
8) No. SK Pendirian : Wj/MTs/1710/1994
9) Tahun Pendirian : 1968
10) No. SK Kemenkumham : AHU-991-.AH.01.04.Tahun 2011
11) Tanggal SK Kemenkumham : 01-03-1994
12) Penyelenggara : Yayasan Tarbiyah Islamiyah Al-Falah
13) Luas Tanah : 5587 M2
14) Kegiatan Belajar : Pagi (06.30-15.00 WIB)
15) NPWP : 02.503.845.6-013.000
16) Kepala Madrasah : H.Yusri, S.Pd.I
51
jenjang yang lebih tinggi. Ditambah saat itu masyarakat betawi khususnya
perempuan masih memelihara pemikiran semacam "kaga perlu sekolah tinggi-
tinggi, tar ujungujungnya ke dapur juge".
Melihat kondisi sosial di atas lahirlah Yayasan Tarbiyah Islamiyah
AlFalah (YTIA) yang dipelopori dan dipimpin oleh KH. Rahmatullah Shiddiq
dengan maksud memperbaiki kondisi masyarakat khususnya dalam bidang
pendidikan. Kemudian mulailah didirikan Sekolah Dasar Islam (SDI)
berbarengan dengan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Pada awal berdirinya, MTs
Al-Falah menempati gedung yang sama dengan Sekolah Dasar Islam Al-Falah
tepatnya di samping Masjid Jami Al-Falah Kp. Baru sekarang.
Sejak awal berdiri kurikulum MTs Al-Falah telah mengadopsi
kurikulum pondok pesantren, terdapat pelajaran semacam nahwu, shorf, tafsir,
ushul fiqh, dst. Generasi pengajar pertama di MTs Al-Falah pun didominasi
oleh lulusan pondok pesantren diantaranya KH. Ubaidillah Isa yang sekaligus
menjabat sebagai Kepala Madrasah Tsanawiyah pertama, KH. Rahmatullah
Shiddiq, KH. Thabrani Thohir, KH. Asnawi Thohir, KH. Hibatullah Shiddiq,
H. Ahmad Dumyati, M. Soleh Toha, Drs. Ibnu Umar Susilo serta masih
banyak lagi.
Pada tahun 1972 MTs Al-Falah menempati lokasi baru di Kebon
Nanas tepatnya di Jalan Masjid Nur Grogol Utara, Jakarta Selatan berkat
kerjasama KH. Rahmatullah Shiddiq dan KH. Ahmad Azhari. Pada tahun ini
pula MTs AlFalah berhasil menamatkan angkatan pertamanya dan di tahun
selanjutnya 1973 MTs Al-Falah berkhak ikut serta dalam ujian nasional (UN)
yang menginduk pada MTs.AIN (sekarang MTsN). MTs Al-Falah saat ini
memiliki 2 gedung yang letaknya hanya terpaut 100 meter di Jalan Masjid
Nur. Al-Falah 3 digunakan untuk ruang belajar kelas 7 dan Al-Falah 4 untuk
ruang belajar kelas 8 dan 9.
Mengingat kian berkembangnya sistem pendidikan di Indonesia dari
tahun ke tahun, maka dengan itu MTs Al-Falah pun berusaha turut
memperbaiki kualitasnya. Pengadaan beberapa fasilitas pendukung
pembelajaran seperti Laboratorium Komputer, Laboratorium IPA, serta
Perpustakaan merupakan usaha madrasah ini dalam mengikuti arus
perkembangan. Perkembangan lain yang dicapai madrasasah ini ialah
diangkatnya sebagian dewan guru menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
lingkungan Kementrian Agama yang berjumlah 13 orang dan diantaranya
telah mengikuti program sertifikasi guru. Hal ini bermakna bahwa pemerintah
mengakui kualitas pengajar dan pendidik di madrasah ini memiliki mutu yang
bagus. Kenyataannya, potensi kelulusan MTs Al-Falah banyak yang diterima
di Sekolah Menengah Atas Negeri Favorit. Di samping itu MTs Al-Falah juga
membuka jaringan kerjasama dengan SMP lain baik negeri maupun swasta,
diantaranya SMPN 161, SMPI Al-Azhar Kebayoran Baru, dan Kelompok
Kerja Madrasah MTsN 3 Jakarta Selatan.
b. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan dasar yang akan melahirkan lulusan
beriman dan bertaqwa serta memiliki kemampuan kompetitif dan
keunggulan komparatif.
2) Melakukan pembinaan kesehatan fisik sehingga terbentuk
keseimbangan antara kekuatan keilmuan dengan perkembangan jasmani
peserta didik serta dapat melahirkan lulusan yang cerdas, kuat, dan
sehat.
3) Melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan
keislaman, sains, dan teknologi serta apresiatif terhafap kecenderungan
globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia.
4) Melakukan pembinaan tengaa pendidik sebagai tenaga profesional yang
menguasai aspek keilmuan, keterampilan mengajar, kepribadian
pedagogis serta komunikasi global yang dijiwai akhlak mulia.
5) Melakukan pembinaan tenaga kependidikan yang profesional yang
menguasai bidang ilmu yang mendukung tugasnya, etos kerja yang
tinggi, serta kepribadian yang islami.
6) Mengupayakan tersedianya satana prasarana dan fasilitas belajar
mengajar yang dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk dapat mengikuti kegiatan belajar seluas-luasnya, sehingga
madrasah benar benar berfungsi sebagai pusat pembelajaran.
7) Melakukan pembinaan kemandirian dan teamwork melalui berbagai
aktivitas belajar baik intra maupun ekstralulikuler.
c. Motto
Islami, berwawasan, berprestasi dan berkebangsaan.
d. Tujuan
1) Terselenggaranya pendidikan dasar dan menengah yang akan melahirkan
lulusan beriman dan bertaqwa serta memiliki kemampuan kompetitif dan
keunggulan komparatif.
2) Terwujudnya peserta didik yang memiliki keseimbangan antara kekuatan
jasmani dan rohani serta kepekaan dan kepedulian sosial.
3) Terwujudnya kurikulum yang memiliki kekuatan pada pembinaan
keislaman, sains dan teknologi serta apresiatif terhadap kecenderungan
globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia dan
kemampuan potensi anak.
4) Tersedianya pendidik sebagai tenaga profesional yang menguasai bidang
keilmuan yang diasuhnya secara luas, mendalam, dan komprehensif serta
memiliki kemampuan untuk mengajarkannya (teaching skill),
berkepribadian pedagogis, dan berakhlak mulia.
5) Tersedianya tenaga kependidikan profesional yang dalam melaksanakan
tugasnya didukung oleh ilmu pengetahuan yang relevan, memiliki etos
kerja, loyalitas, dan dedikasi yang tinggi yang dilandasi akhlak mulia.
6) Tersedianya sarana prasarana dan fasilitas sumber belajar yang dapat
memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk dapat belajar
seluas-luasnya, sehingga madrasah benar-benar berfungsi sebagai pusat
pembelajaran.
7) Terwujudnya peserta didik yang mandiri yang mampu melakukan
teamwork melalui berbagai aktivitas belajar baik intra maupun
ekstrakurikuler.
Tabel 4.1
Daftar Guru dan Tenaga Kependidikan MTs Al-Falah Jakarta Selatan
6 H. Jasmani Bendahara -
Guru Bimbingan
10 Anis Saidah, S.Ag. Konseling, Guru seni 197106252006042004
Budaya dan Prakarya
Guru Bimbingan
11 Amalia, S.Sos.I Konseling, Guru seni 198003232007102002
Budaya dan Prakarya
Selly Salimah, SE Staff Tata Usaha
10 -
Sachrul Karyawan
14 -
NO KELAS JUMLAH
1 7A 24
2 7B 24
3 7C 24
4 7D 23
JUMLAH 95
Kelas 8
Tabel 4.3
Daftar Jumlah Siswa Kelas 8 Tahun Pelajaran 2022/2023
NO KELAS JUMLAH
1 8A 23
2 8B 28
3 8C 26
4 8D 26
JUMLAH 103
Kelas 9
Tabel 4.4
Daftar Jumlah Siswa Kelas 9 Tahun Pelajaran 2022/2023
NO KELAS JUMLAH
1 9A 31
2 9B 29
3 9C 29
4 9D 29
JUMLAH 118
Tabel 4.5
Jumlah Keseluruhan Siswa MTs Al-Falah Jakarta Selatan Tahun
Pelajaran 2022/2023
Kelas 7 Kelas 8 Kelas 9 Total Siswa
6. Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana menunjang bagi keterlaksanannya proses
pembelajaran yang efektif.
Tabel 4.6
Daftar Sarana dan Prasarana MTs Al-Falah Jakarta Selatan
No. Sarana Prasarana Keterangan
2. Perpustakaan Ada
6. Mushalla/Masjid Ada
1. Afifah Syahira AS
2. Ahmad Syafiq AS
5. Aura Nabila AN
1 2 3 4
2. Organisasi Isi √
3. Ketepatan Diksi √
Nilai 18
𝑥 100 = 90
20
Deskripsi Penilaian:
Aspek penilaian pertama yaitu kesesuaian isi cerita. Peserta didik AAS
mendapat skor 4, yaitu pemilihan pada judul dan isi teks sesuai dengan tema yang
ditentukan sangat baik. Peserta didik AAS membuat cerita mengenai pulang
kampung dengan penggambaran isinya yang sangat baik. Peserta didik AAS
menceritakan tentang pengalaman mudik dan kegiatannya selama di kampung
halaman.
Aspek penilaian ketiga, yaitu ketepatan diksi. Peserta didik AAS mendapat
skor 2, dari semua aspek penilaian siswa nomor 1 hanya bagian penggunaan diksi
saja peserta didik AAS terdapat beberapa kesalahan. Terdapat enam kesalahan
penggunaan diksi yang tidak sesuai dengan PUEBI. Kesalahan yang dilakukan
peserta didik AAS yaitu dalam penggunaan penyebutan istilah bibi dengan
menggunakan istilah ‘budhe’, bukti kesalahannya yaitu terdapat pada kalimat
“Berita itu mengabarkan bahwa budheku meninggal dunia.”, “Sesampainya disana
budheku…..”, “……kami tidur di rumah budhe dengan para sanak saudara.”
Kesalahan penggunaan istilah bibi diganti dengan ‘budhe’ tidak sesuai dengan
PUEBI, penggunaan yang tepatnya yaitu dengan menggunakan kata “bude”.
Kesalahan selanjutnya yaitu terdapat pada kata “disana” seharusnya ditulis dengan
kata “di sana” karena penggunaan kata konjungsi di- diikuti dengan kata yang
menunjukkan tempat, makan penggunaannya harus dipisah atau setelah kata ‘di’
harus menggunakan spasi terlebih dahulu.
Aspek penilaian keempat, yaitu struktur teks narasi. Peserta didik AAS
mendapatkan skor 4, karena siswa nomor 1 dapat menuliskan urutan cerita dengan
sangat baik. Dalam penulisan cerita tersebut terdapat keseluruhan struktur teks
narasi, yaitu orientasi, komplikasi, dan resolusi. Dan peserta didik AAS dapat
menuliskannya secara sistematis. Pendahuluan cerita yang ditulis oleh peseta
didik AAS yaitu dengan menjelaskan alasan terjadinya mudik dadakan, dapat
dibuktikan dengan kutipan “Seminggu setelah lebaran tepatnya hari Senin pagi,
kami dikejutkan oleh berita duka cita dari kampung halaman.” Yang kemudian
dapat dikembangkan dengan sangat baik. Selanjutnya komplikasi yang terjadi
yaitu kabar tentang duka cita yang didapatkan dari kampung halaman, dapat
dibuktikan dengan kutipan “Berita itu mengabarkan bahwa budheku meninggal
dunia.” Dan resolusi yang terdapat pada cerita dapat dibuktikan pada kutipan
“Jadilah pagi itu kami mudik dadakan. Perjalanan kami cukup lancar berkisar
kurang lebih 7 jam” pada bagian resolusi atau penyelesaian ini adalah dengan
adanya kabar duka cita akhirnya pulang ke kampung halaman secara mendadak.
Aspek penilaian kelima, yaitu ketepatan ejaan dan tata tulis. Pada aspek
kelima ini peserta didik AAS mendapatkan skor 3, karena terdapat kesalahan
dalam penulisan ejaannya. Kesalahan tata tulis yang tidak sesuai yaitu terdapat
pada kalimat “Aku yang saat itu masih di rumah nenek di telepon Ibu…..”
“Sesampainya di rumah aku segera menyiapkan barang-barang yang akan di
bawa.” Penggunaan kata “di telepon” dan di bawa” seharusnya ditulis secara
serangkai atau sambung, karena penggunaan kata di- tersebut diikuti dengan kata
kerja. Sehingga penulisan yang tepat menjadi “Aku yang saat itu masih di rumah
nenek ditelepon Ibu…..” “Sesampainya di rumah aku segera menyiapkan barang-
barang yang akan dibawa.”
Tabel 4.9
Analisis Data Siswa Nomor 2 (CNS)
No Aspek yang Dinilai Rentang Skor
1 2 3 4
2. Organisasi Isi √
3. Ketepatan Diksi √
Nilai 18
𝑥 100 = 90
20
Deskripsi Penilaian:
Aspek penilaian pertama yaitu kesesuaian isi cerita. Peserta didik CNS
mendapat skor 4, yaitu pemilihan pada judul dan isi teks sesuai dengan tema yang
ditentukan sangat baik. Peserta didik CNS membuat cerita mengenai liburan
dengan penggambaran isinya yang sangat baik. Peserta didik CNS menceritakan
tentang kegiatan di hari raya.
Aspek penilaian ketiga, yaitu ketepatan diksi. Peserta didik CNS mendapat
skor 2, dari semua aspek penilaian siswa nomor 2 hanya bagian penggunaan diksi
saja peserta didik CNS terdapat beberapa kesalahan. Terdapat tujuh kesalahan
penggunaan diksi yang tidak sesuai dengan PUEBI. Kesalahan penggunaan diksi
terdapat pada kalimat “Pada bulan April dari tanggal 27 sampai bulan Mei tanggal
16, sekolahku di liburkan karna adanya hari raya idul fitri” penggunaan kata “di
liburkan” seharusnya ditulis secara serangkai atau sambung, karena penggunaan
kata di- tersebut diikuti dengan kata kerja. Dan penulisan kata “idul fitri” yang
sesuai dengan PUEBI yaitu ditulis serangkai atau sambung. Maka penulisan yang
tepat pada kalimat tersebut menjadi “Pada bulan April dari tanggal 27 sampai
bulan Mei tanggal 16, sekolahku diliburkan karna adanya hari raya idulfitri”
Kesalahan selanjutnya terdapat pada kalimat “Pada tanggal 2 Mei di pagi hari, aku
dan keluargaku pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat eid atau sholat idul
fitri.” penulisan yang tepat menjadi “Pada tanggal 2 Mei di pagi hari, aku dan
keluargaku pergi ke masjid untuk melaksanakan salat ied atau salat idulfitri.”
Penggunaan kata “sholat eid” dan “sholat idul fitri” seharusnya ditulis dengan
kata “salat” ied” dan “idulfitri” ditulis secara serangkai. Dan kesalahan
selanjutnya pun juga sama terdapat pada penggunaan kata “idul fitri” yang
dipisah” terbukti terdapat pada kalimat “Semua itu adalah kegiatanku selama
liburan pada hari raya idul fitri.” yang seharusnya ditulis secara serangkai atau
sambung sehingga menjadi “idulfitri” maka penulisan yang tepatnya menjadi
“Semua itu adalah kegiatanku selama liburan pada hari raya idulfitri.”. dan yang
terakhir kesalahan penggunaan diksi terdapat pada kalimat “Selain senang karna
jalan-jalan, aku juga senang karna mendapat THR atau tunjangan hari raya idul
fitri” penulisan yang tepatnya yaitu menjadi “Selain senang karena jalan-jalan,
aku juga senang karena mendapat THR atau tunjangan hari raya idulfitri”
kesalahan terdapat pada kata “karna” yang sesuai dengan PUEBI yaitu “karena”
sehingga penulisan tersebut tidak tepat.
Aspek penilaian keempat, yaitu struktur teks narasi. Peserta didik CNS
mendapatkan skor 4, karena siswa nomor 2 dapat menuliskan urutan cerita dengan
sangat baik. Dalam penulisan cerita tersebut terdapat keseluruhan struktur teks
narasi, yaitu orientasi, komplikasi, dan resolusi. Dan peserta didik CNS dapat
menuliskannya secara sistematis. Pendahuluan cerita yang ditulis oleh peseta
didik CNS yaitu dengan menjelaskan tentang liburan “Pada bulan April dari
tanggal 27 sampai bulan Mei tanggal 16, sekolahku diliburkan karena adanya hari
raya idulfitri.” Lalu komplikasi pada cerita tersebut terdapat pada kutipan “Aku
sangat senang karena bisa jalan-jalan bersama setelah sekian lama.” Pada bagian
konflik ini diungkapkan bahwa siswa sangat senang karena setelah sekian lama
akhirnya bisa jalan-jalan kembali. Dan resolusi yang terdapat pada cerita, dapat
dibuktikan pada kutipan “Pada tanggal 7 Mei, aku dan keluargaku pergi ke rumah
sepupuku yang ada di Sukabumi.” Pada bagian penyelesaian siswa menuliskan
bahwa pada tanggal tersebut akhirnya dapat berkunjung ke rumah sanak saudara.
Aspek penilaian kelima, yaitu ketepatan ejaan dan tata tulis. Pada aspek
kelima ini peserta didik CNS mendapatkan skor 4, karena keseluruhan dari
penulisan peserta didik CNS tidak terdapat kesalahan dan sudah menuliskan
dengan ejaan dan tata tulis yang sempurna, dalam penggunaan huruf kapital dan
tanda bacanya, tidak terdapat satu pun kesalahan, sehingga mendapatkan
interpretasi sangat baik.
Tabel 4.10
Analisis Data Siswa Nomor 3 (KFA)
No Aspek yang Dinilai Rentang Skor
1 2 3 4
2. Organisasi Isi √
3. Ketepatan Diksi √
Jumlah Skor 17
Nilai 17
𝑥 100 = 85
20
Interpretasi Baik
Deskripsi Penilaian:
Aspek penilaian pertama yaitu kesesuaian isi cerita. Peserta didik KFA
mendapat skor 4, yaitu pemilihan pada judul dan isi teks sesuai dengan tema yang
ditentukan sangat baik. Peserta didik KFA membuat cerita mengenai liburan
dengan penggambaran isinya yang sangat baik. Peserta didik KFA menceritakan
tentang kegiatan libur di hari raya.
Aspek penilaian kedua, yaitu organisasi isi. Peserta didik KFA
mendapatkan skor 4, yaitu siswa nomor 3 dapat menuliskan teks narasi dengan
sangat baik, menggunakan unsur-unsur teks narasi dengan lengkap dan sesuai,
yaitu tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat. Tema pada cerita
yaitu tentang kegiatan yang dilakukan di hari raya. Dan salah satu bukti organisasi
isi tersebut yaitu latar. Latar tempat yang terdapat pada cerita dapat dibuktikan
pada kutipan “Nenek saya mempunyai 8 orang anak sehingga liburan di kampung
sangat menyenangkan. Disana saya bertemu dengan saudara saya” pada kutipan
tersebut terdapat latar tempat yaitu ‘di kampung’. Latar waktu pada cerita terdapat
pada kutipan “Libur lebaran saya kemarin saya pulang ke rumah nenek.” Pada
kutipan tersebut dijelaskan latar waktu yang terdapat pada cerita yaitu ‘libur
lebaran kemarin’. Latar suasana pada cerita terdapat pada kutipan “Lebaran
kemarin adalah momen yang sangat seru.” Pada kutipan tersebut latar suasana
cerita tersebut adalah menyerukan, menjelaskan bahwa momen lebaran yang telah
dilalui sangat seru. Alur cerita pada cerita tersebut menggunakan alur maju,
karena cerita tersebut ditulis oleh siswa secara runtut.
Aspek penilaian ketiga, yaitu ketepatan diksi. Peserta didik KFA mendapat
skor 2, dengan interpretasi cukup. Dalam tulisan terdapat tujuh kesalahan yang
tidak sesuai PUEBI. Kesalahan tersebut terdapat pada kalimat “Nenek saya
mempunyai 8 orang anak sehingga Liburan di kampung sangat menyenangkan.”
Penggunaan angka 8 tidak tepat karena harusnya dituliskan dengan menggunakan
huruf, sehingga penulisan yang tepat yaitu “Nenek saya mempunyai delapan
orang anak sehingga liburan di kampung sangat menyenangkan.” Kesalahan
selanjutnya terdapat pada kalimat “Disana saya bertemu dengan saudara saya.”
Penggunaan diksi yang tepat yaitu “Di sana saya bertemu dengan saudara saya.”
Penggunaan kata “Disana” harus dipisah karena penggunaan kata di- diikuti
dengan kata yang menunjukkan tempat sehingga penulisan yang tepat harus
dipisah. Kesalahan selanjutnya terdapat pada kalimat “Tepat hari H Lebaran saya
dan saudara saya melakukan shalat idul fitri bersama.” “Setelah shalat idul fitri
saya beserta saudara pulang untuk membantu menyiapkan acara.” Penggunaan
kata “shalat” dan “idul fitri” pada dua kalimat tidak sesuai dengai PUEBI, kata
yang sesuai yaitu “salat” dan idulfitri” sehingga kalimat yang tepatnya menjadi
“Tepat hari H lebaran saya dan saudara saya melakukan salat idulfitri bersama.”
“Setelah salat idulfitri saya beserta saudara pulang untuk membantu menyiapkan
acara.” Kata’idulfiti’ yang sesuai yaitu dituliskan secara sambung karena kata
tersebut merupakan serangkai. Dan yang terakhir kesalahan terdapat pada kalimat
“Kami berlibur ke pantai dan ke hutan pinus, dihutan udaranya. Sangat dingin.”
Kalimat yang tepat yaitu “Kami berlibur ke pantai dan ke hutan pinus, di hutan
udaranya sangat dingin.” Penggunaan kata “dihutan” tidak tepat karena
seharusnya penggunaan kata di- diikuti dengan kata yang menujukkan tempat
penulisannya secara terpisah makan yang tepat yaitu “di hutan” dan penggunaan
tanda baca titik (.) di antara kalimat “udaranya. Sangat dingin” tidak diperlukan,
karena menjadi janggal apabila disertai dengan tanda baca titik.
Aspek penilaian keempat, yaitu struktur teks narasi. Peserta didik KFA
mendapatkan skor 4, karena siswa nomor 3 dapat menuliskan urutan cerita dengan
sangat baik. Dalam penulisan cerita tersebut terdapat keseluruhan struktur teks
narasi, yaitu orientasi, komplikasi, dan resolusi. Dan peserta didik KFA dapat
menuliskannya secara sistematis. Orientasi cerita yang ditulis oleh peseta didik
KFA yaitu dengan menjelaskan tentang libur lebarannya, dapat dibuktikan dengan
kutipan “Libur lebaran saya kemarin saya pulang ke rumah nenek” pada bagian
pendahuluan ini siswa menjelaskan tempat tujuan libur lebaran. Selanjutnya
bagian komplikasi terdapat pada kutipan “dikarenakan sudah 2 tahun saya tidak
pulang ke rumah nenek” bagian tersebut menjadi konflik karena menjadi
penyebab tidak ke rumah nenek. Lalu resolusi pada cerita tersebut yaitu pada
kutipan “Nenek saya mempunyai 8 orang anak sehingga liburan di kampung
sangat menyenangkan. Disana saya bertemu dengan saudara saya. Ada yang dari
Korea, Surabaya, dan Purwokerto.” Pada bagian penyelesaian tersebut dijelaskan
bahwa akhirnya semua saudara yang datang dari berbagai daerah bisa pulang ke
rumah nenek dan berkumpul bersama sanak saudara.
Aspek penilaian kelima, yaitu ketepatan ejaan dan tata tulis. Pada aspek
kelima ini peserta didik KFA mendapatkan skor 3, hampir sempurna karena hanya
terdapat dua kesalahan pada penulisan kata “Lebaran” dan “Liburan” yang
seharusnya tidak perlu menggunakan huruf kapital di awal, karena kata tersebut
terletak di tengah-tengah kalimat. Kesalahannya dapat dibuktikan dengan kalimat
“Libur Lebaran saya kemarin saya pulang ke rumah nenek……” dan pada kalimat
“Nenek saya mempunyai 8 orang anak sehingga Liburan di kampung sangat
menyenangkan.” Dan kalimat yang tepat dari dua kutipan tersebut yaitu diubah
menjadi “libur lebaran saya kemarin saya pulang ke rumah nenek…..” Dan
“Nenek saya mempunyai 8 orang anak sehingga liburan di kampung sangat
menyenangkan.” Peseta didik KFA sudah memahami terkait ejaan dan tata
tulis,namun masih terdapat kesalahan dalam penulisannya, dan hanya tedapat dua
kesalahan saja dalam penulisannya.
Tabel 4.11
Analisis Data Siswa Nomor 4 (RMA)
No Aspek yang Dinilai Skor Rentang Skor
Maksimal
1 2 3 4
2. Organisasi Isi 4 √
3. Ketepatan Diksi 4 √
Jumlah Skor 16
Nilai 16
𝑥 100 = 80
20
Interpretasi Baik
Deskripsi Penilaian:
Aspek penilaian pertama yaitu kesesuaian isi cerita. Peserta didik RMA
mendapat skor 4, yaitu pemilihan pada judul dan isi teks sesuai dengan tema yang
ditentukan sangat baik. Peserta didik RMA membuat cerita mengenai libur pada
hari lebaran dengan penggambaran isinya yang sangat baik. Peserta didik RMA
menceritakan tentang kegiatan di hari raya.
Aspek penilaian keempat, yaitu struktur teks narasi. Peserta didik RMA
mendapatkan skor 4, karena siswa nomor 4 sudah dapat menuliskan urutan cerita
dengan sangat baik. Dalam penulisan cerita tersebut terdapat keseluruhan struktur
teks narasi, yaitu orientasi, komplikasi, dan resolusi. Dan peserta didik RMA
dapat menuliskannya secara sistematis. Orientasi cerita yang ditulis oleh peseta
didik RMA yaitu dengan menjelaskan tentang hari raya yang dinanti-nanti, dapat
dibuktikan dengan kutipan “Sudah 3 minggu aku menunggu hari ini, karena hari
ini adalah hari lebaran.” Siswa menuliskan bahwa akhirnya tiba hari yang telah
dinantikan. Komplikasi pada cerita tersebut dapat dibuktikan pada kutipan
“Lebaran adalah hari yang ku tunggu-tunggu karena aku akan bertemu saudara-
saudaraku yang jauh.” Pada bagian konflik ini siswa menuliskan bahwa tidak
sabar bertemu dengan saudara, karena di momen lebaran ini lah yang paling
ditunggu-tunggu dan menjadi momen di mana keluarga besar dapat berkumpul
bersama. Dan resolusi pada cerita dapat dibuktikan pada kutipan “setelah selesai
shalat, aku langsung pergi ke rumah neneku dan aku bertemu nenek dan kakek
dan saudara-saudaraku.” Pada bagian penyelesaian ini karena sudah tidak sabar
menanti bertemu keluarga, siswa menuliskan dengan langsung pergi ke rumah
nenek agar segera bertemu dengan sanak saudara.
Aspek penilaian kelima, yaitu ketepatan ejaan dan tata tulis. Pada aspek
kelima ini peserta didik RMA mendapatkan skor 3 dan hampir sempurna, karena
hanya terdapat sedikit kesalahan dalam penulisan ejaan. Terdapat tiga kesalahan
penggunaan ejaan dan tata tulis yaitu terdapat pada kalimat “Setelah selesai shalat,
aku langsung pergi ke rumah neneku Dan aku bertemu nenek dan kakek dann
saudara-saudaraku.” Penggunaan kata “Dan” seharusnya ditulis dengan huruf
kecil saja karena kata tersebut beda di tengah kalimat. Kesalahan selanjutnya
terdapat pada kalimat “Esoknya, aku pergi ke ruma Tante dan om aku di daerah
jakarta utara.” Diubah menjadi “Esoknya, aku pergi ke rumah Tante dan om aku
di daerah Jakarta Utara.” Penggunaan kata “ruma” kekurangan pada ejaannya
yaitu kurang satu huruf di akhir yaitu huruf ‘h’, maka harusnya ditulis secara
lengkap yaitu “rumah”. Selanjutnya penggunaan kata “jakarta utara” yang tidak
menggunakan huruf kapital, seharusnya diawali dengan huruf kapital karena kata
tersebut merupakan nama kota.
Tabel 4.12
Analisis Data Siswa Nomor 5 (ZAM)
No Aspek yang Dinilai Rentang Skor
1 2 3 4
2. Organisasi Isi √
3. Ketepatan Diksi √
Jumlah Skor 17
Nilai 17
𝑥 100 = 85
20
Interpretasi Baik
Deskripsi Penilaian:
Aspek penilaian pertama yaitu kesesuaian isi cerita. Peserta didik ZAM
mendapat skor 4, yaitu pemilihan pada judul dan isi teks sesuai dengan tema yang
ditentukan sangat baik. Peserta didik ZAM membuat cerita mengenai liburan
dengan penggambaran isinya yang sangat baik. Peserta didik ZAM menceritakan
kegiatannya dalam satu hari.
Aspek penilaian keempat, yaitu struktur teks narasi. Peserta didik ZAM
mendapatkan skor 4, karena siswa nomor 5 dapat menuliskan urutan cerita dengan
sangat baik. Dalam penulisan cerita tersebut terdapat keseluruhan struktur teks
narasi, yaitu orientasi, komplikasi, dan resolusi. Peserta didik ZAM menuliskan
orientasi atau pendahuluan dengan baik yang dituliskan pada kutipan “saya akan
menceritakan kegiatan saya hari ini”. Komplikasi pada cerita terdapat pada
kutipan “Pertama-tama, setelah saya dibangunin oleh ibu saya” pada bagian
konflik siswa menuliskan bahwa kutipan tersebut awal dari kegiatan menjalani
hari. Dan resolusi yang terdapat pada cerita yaitu terdapat pada kutipan “jam
06.30 saya berangkat kesekolah dan berpamitan dengan nenek saya saya
kesekolah dengan diantar oleh ibu saya.” Pada kutipan tersebut merupakan sebuah
penyelesaian dari konflik yang terjadi pada cerita dengan penggambaran di pagi
hari, setelah sibuk bersiap-siap akhirnya berangkat ke sekolah.
Aspek penilaian kelima, yaitu ketepatan ejaan dan tata tulis. Pada aspek
kelima ini peserta didik ZAM mendapatkan skor 4, karena keseluruhan dari
penulisan peserta didik ZAM tidak terdapat kesalahan dan sudah dapat
menuliskan dengan ejaan dan tata tulis yang sempurna, dalam penggunaan huruf
kapital dan tanda bacanya, tidak terdapat satu pun kesalahan, sehingga
mendapatkan interpretasi sangat baik.
D. Rekapitulasi Hasil Data Penelitian
Berdasarkan analisis data di atas, penulis memperoleh nilai menulis narasi
siswa kelas VII C MTs Al-Falah Jakarta Selatan tahun pelajaran 2022/2023
setelah menggunakan media aplikasi TikTok. Pembelajaran keterampilan
menulis narasi dianalisis berdasarkan lima aspek, yaitu kesesuaian isi teks narasi,
organisasi isi, ketepatan diksi, ketepatan struktur teks narasi, dan ketepatan ejaan
dan tata tulis. Nilai keseluruhan siswa diuraikan pada tabel berikut.
Tabel 4.13
Rekapitulasi Hasil Data Penelitian
No Nama Aspek Penilaian Skor Nilai
1 2 3 4 5
1. AS 4 4 3 3 4 18 90
2. AS 4 4 3 4 2 17 85
3. AFL 4 4 3 4 2 17 85
4. AAS 4 4 1 4 3 16 80
5. AN 4 4 3 4 4 19 95
6. AAS 4 4 2 4 4 18 90
7. CNS 4 4 2 4 4 18 90
8. HZR 2 4 3 4 1 14 70
9. KAP 4 4 4 4 3 19 95
10. KFA 4 4 2 4 3 17 85
11. JZS 4 4 1 4 3 16 80
12. MAP 4 4 2 4 3 17 85
13. RR 4 4 3 4 4 19 95
14. RJ 4 4 3 4 3 18 90
15. RMA 4 4 1 4 3 16 80
16. RA 4 4 2 4 4 18 90
17. SNA 4 4 3 4 4 19 95
18. SH 3 4 3 4 3 17 85
19. SF 4 4 3 4 3 18 90
20. ZAM 4 4 1 4 4 17 85
21. ZA 4 4 3 4 3 18 90
1. 70 1
2. 80 3
3. 85 6
4. 90 7
5. 95 4
JUMLAH 21
Nilai rata-rata siswa kelas VII-C dalam menulis teks narasi dengan
menggunakan aplikasi TikTok adalah 87,14 dengan kategori baik sekali (A).
Siswa memperoleh nilai 70 dengan kategori cukup (C) berjumlah satu siswa, tiga
siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori baik (B), enam siswa memperoleh
nilai 85 dengan kategori baik (B), tujuh siswa memperoleh nilai 90 dengan
kategori baik sekali (A), dan empat siswa memperoleh nilai 95 dengan kategori
baik sekali (A).
Berdasarkan wawancara dengan guru bahasa Indonesia dan empat siswa
yang menjadi subjek penelitian, dikatakan bahwa penggunaan aplikasi TikTok
merupakan inovatif yang sangat baik untuk digunakan dalam pelajaran bahasa
Indonesia dengan materi teks narasi, karena dengan menggunakan aplikasi
TikTok siswa menjadi lebih senang saat mengikuti pembelajaran, lebih cepat
memahami, dan siswa menjadi terstimulasi, sehingga ketika diminta untuk
menghasilkan sebuah tulisan siswa dapat mengeluarkan idenya dengan mudah.
Jadi penggunaan aplikasi TikTok ini tidak hanya digunakan untuk hiburan semata
saja, melainkan dapat menjadi sebuah media pembelajaran yang efektif digunakan
dalam pembelajaran.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian penggunaan media aplikasi TikTok dalam
pembelajaran menulis teks narasi siswa kelas VII C MTs Al-Falah tahun pelajaran
2022/2023, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Media aplikasi TikTok dapat menjadi salah satu alternatif sebagai media
pembelajaran bagi khususnya pada pelajaran Bahasa Indonesia dalam
pembelajaran keterampilan menulis narasi.
2. Respon siswa terhadap penggunaan media aplikasi TikTok dalam pembelajaran
keterampilan menulis teks narasi ini sangat baik. Penerapan media pembelajaran
berbasis audio visual aplikasi media sosial TikTok dapat menumbuhkan dan
mengembangkan ide, pikiran, dan gagasan siswa untuk memproduksi sebuah
tulisan yang dikemas melalui bahasa tulis, minat belajar siswa menjadi meningkat,
bertambahnya motivasi belajar siswa, dan materi pembelajaran mudah dipahami
oleh siswa.
3. Hasil penggunaan media aplikasi TikTok sebagai media pembelajaran terhadap
kemampuan menulis teks narasi pada siswa kelas VII C MTs Al-Falah diperoleh
nilai rata-rata 87,14 dengan kualifikasi baik sekali. Ada 11 peserta didik yang
mendapatkan nilai dengan kualifikasi sangat baik pada rentang nilai (86-100), 9
peserta didik yang mendapatkan nilai dengan kualifikasi baik pada rentang nilai
(76-85), dan 1 peserta didik yang mendapatkan nilai dengan kualifikasi cukup
pada rentang nilai (56-75), dan tidak ada peserta didik yang mendapatkan nilai
dengan kualifikasi kurang pada rentang nilai (10-55).
Pada aspek penilaian terhadap hasil kemampuan menulis siswa yaitu kesesuaian
isi teks narasi, organisasi isi, ketepatan diksi, ketepatan struktur teks narasi, serta
ketepatan ejaan dan tata tulis yang rata-rata peserta didik sudah dapat
memahaminya, walaupun ada beberapa diksi penggunaan kata depan di- dan ke-
yang disambung dan yang dipisah yang masih belum dipahami oleh beberapa
siswa tetapi sudah baik dalam keterampilan menulisnya. Dalam pengembangan
82
tulisan siswa yang masih kurang terjadi karena perbendaharaan kosa kata siswa
yang kurang. Dan juga kesalahan penggunaan diksi terjadi karena perbendaharaan
kosa kata sehari-hari siswa yang tidak baku terbawa dalam teks yang dibuat.
Tetapi dengan menggunakan aplikasi TikTok dapat membantu untuk menstimulan
siswa dalam membuat sebuah tulisan, sehingga dapat menciptakan sebuah tulisan
sesuai dengan tema yang diberikan. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media aplikasi TikTok terbukti dapat menambah ide topik dan mengasah
keterampilan menulis teks narasi siswa kelas VII C MTs Al-Falah Jakarta Selatan.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Al-Falah Jakarta Selatan
bahwa keterampilan menulis teks narasi dengan menggunakan aplikasi TikTok
dapat dijadikan sebagai media pembelajaran. Dan berdasarkan simpulan yang
telah dipaparkan, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Guru
Sebagai guru sebaiknya dapat menggunakan media pembelajaran
yang bervariasi dan inovatif dalam keterampilan menulis dengan mengikuti
perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, sehingga dapat membuat
siswa semangat belajar dan ide pikiran siswa menjadi kreatif untuk
menghasilkan sebuah tulisan. Dan ketika pembelajaran pun siswa tidak
merasa jenuh, mengantuk, sehingga dapat menerima materi dengan baik.
2. Madrasah
Madrasah hendaknya dapat memberikan fasilitas yang memadai agar
dapat menggunakan media pembelajaran yang menunjang untuk menjadikan
pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
3. Peneliti Lain
Penelitian penggunaan media berbasis audio visual aplikasi TikTok
ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia dalam
meningkatkan keterampilan menulis teks nerasi. Tetapi tidak hanya dapat
digunakan dalam keterampilan menulis teks narasi saja, melainkan dapat
digunakan sebagai media pembelajaran dalam pembelajaran lainnya, agar
siswa menjadi kreatif.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Citra Rosalyn, dkk. Belajar dari Rumah Difusi dan Inovasi Pendidikan di
Masa Pandemi. Yogyakarta: Jejak Pustaka. 2022.
Apriyani, Evi, dan Wienike Dinar Pratiwi. “Penggunaan Aplikasi Tiktok Sebagai
Media Pembelajaran Menulis Teks Porsedur Kompleks Di Era Pandemi
COVID-19”. Karawang: Jurnal Bahasa Indonesia Prima. 2022.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2013.
Briggs, Asa & Peter Burke, Sejarah Sosial Media: dari Gutenbriggs sampai
Internet. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2006.
Buana, Tri dan Dewi Maharani. “Penggunaan Aplikasi TikTok (Versi Terbaru)
dan Kreativitas Anak”. Palembang: Jurnal Inovasi Vol 14 No 1. 2020.
85
Dr. Asep Kurniawan. M.Ag. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2018.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara. 2013.
Hanafi, Abdul Halim. Metodologi Penelitian Bahasa untuk Penelitian, Tesis, dan
Disertasi. Jakarta: Diadit Media Press. 2011.
Hasiholan, Togi Prima, dkk. “Pemanfaatan Media Sosial TikTok sebagai Media
Kampanye Gerakan Cuci Tangan di Indonesia untuk Pencegahan Corona
COVID-19”. Jakarta: Jurnal Ilmu Komunikasi. 2020.
Julaikah, Dwi Imroatu, dkk. Buku Ajar Media Pembelajaran . Surabaya: Cipta
Media Edukasi, 2017.
Lutfhiani, Eka. “Interfensi Bahasa Betawi pada Karangan Narasi Siswa Kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) 33) Jakarta”. Jakarta: Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 2017.
Nabila, Dhiffa, dkk. Peradaban Media Sosial di Era Industri 4.0. Malang: Intrans
Publishing Group. 2020.
Raulan dan Sitti Fatimah. “Teaching Writing Narrative Text By Using Webtoon
Digital Comic To Senior High School Students”. Journal of English
Language Teaching, Volume 7 No.4. 2018.
Rofiah, Chusnul & Rica Sanpuspita Rahayu. Analisis Manual Data Kualitatif
Dampak FYP TikTok pada Pemasaran Digital. Malang: Literasi
Nusantara. 2021.
Suryaman, Dede. Teks Narasi dan Literasi Buku Fiksi-Nonfiksi (Cas dari Cerita
dan Buku), Kalimantan Selatan: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat Kalimantan Selatan Tahun 2018. 2018.
.
LAMPIRAN
Riwayat Penulis
89
90
Surat Bimbingan Skripsi
94
Surat Izin Penelitian
95
Surat Keterangan Penelitian
96
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa diharapkan mampu menulis teks narasi dengan memperhatikan struktur teks
dan penggunaan kaidah penggunaan kalimat/tanda baca/ejaan secara tepat.
B. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Guru melakukan pembukaaan dengan mengucap salam dan doa.
Siswa menyimak tayangan video TikTiok Daily in My Life dari beberapa akun
TikTok.
Guru memberikan tugas berupa menulis teks narasi sesuai dengan aspek
penilaian yaitu, kesesuaian isi teks, organisasi isi, struktur, kaidah kebahasaan,
ketepatan diksi, ejaan dan tata tulis dengan tema liburan.
C. Penilaian
1. Sikap : Observasi/pengamatan
2. Pengetahuan : Tes tulis
97
3. Keterampilan : Kinerja siswa
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana suasana kelas ketika sedang Kalau untuk di kelas ya, anak itu
belajar bahasa Indonesia, apakah siswa bermacam-macam. Ada yang semangat
tertarik? banget, ada yang dikit-dikit ngantuk, ada
yang aktif, dan pendiam. Jadi gimana kita
ngebawa suasana di kelas aja, biar anak itu
fokus ke pelajaran.
3. Apakah ibu pernah menggunakan media Pernah, saya menggunakan power point,
pembelajaran saat kegiatan video-video pembelajaran dari youtube,
pembelajaran? Jika pernah, media dan buku paket.
pembelajaran apa yang ibu gunakan?
4. Bagaimana ketertarikan siswa saat belajar Siswa lebih tertarik jika saya menggunakan
dengan menggunakan media video, dan pastinya jadi lebih menyimak.
pembelajaran tersebut? Beda lagi dengan penggunaan power point
dan buku paket, kalau pakai itu kan saya
menjelaskannya dengan metode ceramah
ya, jadi rasanya anak jadi mudah bosan
ketika belajar, yang akhirnya jadi
mengantuk dan tidak menyimak pelajaran
dengan baik.
99
teks narasi itu seperti apa dan bagaimana.
6. Media pembelajaran apa yang biasa ibu Saya biasanya menggunakan power point,
gunakan saat mengajar teks narasi? sesekali gunakan video dari youtube, dan
buku paket.
7. Apakah siswa tertarik untuk mengikuti Bermacam-macam ya siswa tuh, ada yang
pembelajaran teks narasi? tertarik, ada yang tidak menyimak, jadi
tergantung dari cara kita mengajarnya saja,
dan kondisi dari teman sekitar juga
mempengaruhi banget sih fokus atau
tidaknya anak dalam mengikuti
pembelajaran, terlebih ketika materi narasi
ini.
8. Apakah siswa mengalami kesulitan saat Biasanya siswa mengalami kesulitan jika
menulis narasi? disuruh mengarang, membuat sebuah
tulisan, jadi kadang kalau saya memberi
sebuah tayangan video yang sama saja,
kemudian bisa dianalisis, dirangkum
dengan siswa, atau bahkan menceritakan
kembali menuliskan dengan bahasa sendiri.
Jadi anak tuh biasanya harus dipancing
dulu untuk mengeluarkan idenya.
9. Apakah ibu mengetahui aplikasi TikTok? Iya, saya tahu. Lagi booming itu
aplikasinya ya.
10. Bagaimana pendapat ibu mengenai Bagus sih, kita kan sebagai guru harus
aplikasi TikTok sebagai media inovatif dan kreatif ya. Kalau ada aplikasi
pembelajaran? yang sedang trend bisa digunakan sebagai
media pembelajaan bagus sekali itu,
mengikuti perkembangan zamannya
malah.
11. Bagaimana saran ibu terhadap aplikasi Bagus, cukup menarik. Karena dengan
TikTok yang digunakan sebagai media menggunakan TikTok anak jadi lebih
pembelajaran pada materi teks narasi? mudah memahaminya. Karena kan
disebutkan juga ajarilah anak kita sesuai
zamannya ya. Jadi menurut saya menarik
sekali itu kalau sebagai guru menggunakan
media pembelajaran yang bisa mengikuti
perkembangan teknologi yang makin
canggih. Jadi sebagai guru dituntut untuk
kreatif salah satunya itu, agar bisa
mengajari anak dengan sesuatu yang baru
dan mengikuti perkembangan zamannya.
Lembar Wawancara Siswa
No Pertanyaan Jawaban
2. Kesulitan apa yang dirasakan saat Saya kesulitan pada materi yang SPOK itu bu.
belajar Bahasa Indonesia?
4. Kesulitan apa yang dirasakan dalam Saya bingung dalam menggunakan pilihan
pembelajaran menulis teks narasi? kosa katanya bu.
6. Apakah dengan media TikTok dapat Memudahkan banget bu, ide untuk membuat
merangsang ide, memudahkan anda kata-kata yang akan digunakan itu jadi keluar
untuk menulis? semua.
7. Menurut anda apa kelebihan dari Dapat memahami materi dan merangsang ide
penggunaan aplikasi TikTok sebagai pikiran.
media pembelajaran?
102
sebagai media pembelajaran di kelas?
No Pertanyaan Jawaban
2. Kesulitan apa yang dirasakan saat Kadang ada beberapa kalimat yang engga bisa
belajar Bahasa Indonesia? dibedain bu.
3. Apakah anda memahami materi teks Alhamdulillah bisa memahami dengan baik
narasi dengan baik? bu.
4. Kesulitan apa yang dirasakan dalam Saya sulit menentukan tema bu.
pembelajaran menulis teks narasi?
6. Apakah dengan media TikTok dapat Iya bu, memudahkan banget untuk menulis,
merangsang ide, memudahkan anda ide-ide yang ada di dalam otak jadi
untuk menulis? bermunculan.
8. Apakah anda senang ketika melihat Senang bu, jadi memperbanyak pengetahuan
tayangan aplikasi TikTok mengenai saya. Dan ternyata belajar itu bukan hanya
contoh teks narasi? dari buku aja, tapi ternyata dari medsos pun
bisa ya bu.
No Pertanyaan Jawaban
2. Kesulitan apa yang dirasakan saat Kalau saya si lebih sulitnya pas disuruh
belajar Bahasa Indonesia? ngarang cerita aja si bu, setiap orang kan
beda-beda yaaa bu kesulitannya.
4. Kesulitan apa yang dirasakan dalam Kesulitan nya dalam menentukan tema,
pembelajaran menulis teks narasi? menulis cerita.
5. Bagaimana pendapat anda tentang Kalau pake TikTok sepertinya emang lebih
materi menulis narasi dengan mudah si bu.
menggunakan media TikTok?
6. Apakah dengan media TikTok dapat Memudahkan banget bu, karena setelah kita
merangsang ide, memudahkan anda liat kontennya jadi dapet ide.
untuk menulis?
8. Apakah anda senang ketika melihat Suka bu, karena saya biasanya suka lihat
tayangan aplikasi TikTok mengenai video a day in my life.
contoh teks narasi?
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah anda menyukai pelajaran Tergantung mood bu. Kadang suka, kadang
Bahasa Indonesia? ga suka hehe. Kalau materinya sih seru-seru
aja.
2. Kesulitan apa yang dirasakan saat Alhamdulillah engga bu, karena materinya
belajar Bahasa Indonesia? seru-seru.
4. Kesulitan apa yang dirasakan dalam Alhamdulillah engga ada kesulitan bu, saya
pembelajaran menulis teks narasi? cukup memahaminya.
5. Bagaimana pendapat anda tentang Lebih mudah dipahami bu, karena bahasanya
materi menulis narasi dengan gaul gitu.
menggunakan media TikTok?
6. Apakah dengan media TikTok dapat Iya bu. Dengan menggunakan TikTok bisa
merangsang ide, memudahkan anda munculin ide dan memudahkan saya untuk
untuk menulis? menulis.
7. Menurut anda apa kelebihan dari Saya jadi bisa lebih gampang untuk
penggunaan aplikasi TikTok sebagai memahami bahasanya bu.
media pembelajaran?
8. Apakah anda senang ketika melihat Iya, saya suka banget lihat konten yang
tayangan aplikasi TikTok mengenai seperti itu bu.
contoh teks narasi?
10. Apakah anda setuju jika aplikasi TikTok Setujuuuu banget bu.
digunakan sebagai media pembelajaran?
Lampiran Teks Narasi Siswa Kelas VII C MTs Al-Falah Jakarta Selatan
1. Peserta Didik AS
2. Peserta Didik AS
3. Peserta Didik AFL
4. Peserta Didik AAS
5. Peserta Didik AN
6. Peserta Didik AAS
7. Peserta Didik CNS
8. Peserta Didik HZR
9. Peserta Didik KAP
10. Peserta Didik KFA
11. Peserta Didik JZS
12. Peserta Didik MAP
13. Peserta Didik RR
14. Peserta Didik RJ
15. Peserta Didik RMA
16. Peserta Didik RA
17. Peserta Didik SNA
18. Peserta Didik SH
19. Peserta Didik SF
20. Peserta Didik ZAM
21. Peserta Didik ZA
22. Peserta Didik ZA
Dokumentasi Penelitian
RIWAYAT PENULIS
Penulis yang akrab disapa Eneng atau Nabila ini mempunyai cita-cita menjadi
guru dan pengusaha. Sejak kecil, penulis memiliki hobi berjualan dan memiliki
tingkat kepercayaan diri yang luar biasa. Perempuan berdarah Betawi-Sunda ini
senang mencari kesibukan dan mencoba sesuatu yang baru, yaitu seperti mencoba
peruntungan di dunia pernikahan. Penulis yang memiliki suara cempreng ini
dengan sangat percaya diri untuk terjun sebagai seorang MC wedding dan crew
Wedding Organizer sejak awal 2023. Boleh disapa melalui akun instagram
@mc.nabilaputri atau @nabilaaputriii_ atau dapat menghubungi melalui surat
elektronik nabilaalfas@gmail.com.
136