Skripsi
Disusun oleh
Skripsi
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendididikan (S.Pd.)
Oleh:
11150130000076
Menyetujui
i
ABSTRACT
This thesis examines the use of prezi media for learning to retell
biographical texts of class X students. This study aims to identify and describe the
role of prezi media in learning to retell biographical texts in class X-MIPA
students at SMA IT Insan Madani 8 Tangerang Selatan in the school year
2019/2020.
The results showed that the use of prezi media could help improve
students' scores in retelling biographical texts. This increase can be seen from the
results of the assessment of students' speaking skills. The results of the students
'scores when retelling before using prezi media obtained the lowest mastery level
of 50 and the highest score of 75 with an average value of 65. Then the results of
the lowest score of students after using prezi media were 62.5 and the highest
score was 100 with an average value of 78, so it could be said that students were
able to tell the biographical text well. This proves that prezi media can help the
learning process be better.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Rabbil Alamin. Puji serta syukur ke hadirat Allah Swt. yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat
selesai sesuai waktu yang diharapkan. Salawat dan salam selalu tercurahkan
kepada junjungan Nabi Muhammad saw. sebagai suri tauladan bagi kita semua.
Skripsi ini disusun sebagai persyaratan menyelesaikan studi S1 Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi
Pemanfaatan Media Prezi terhadap Pembelajaran Menceritakan Kembali Teks
Biografi Peserta Didik kelas X SMA IT Insan Madani 8 Pondok Aren Tahun
Pelajaran 2019/2020.
Penulis menyadari, skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak
yang telah mencurahkan segenap pikiran, memberikan dorongan, bantuan baik
material maupun spiritual. Dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Novi Diah Haryanti, M.Hum., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan selaku dosen
pembimbing akademik dari awal hingga akhir masa perkuliahan yang
telah memberikan motivasi serta bimbingan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Nur Syamsiyah, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktunya, memberi arahan dengan penuh kesabaran dan
iii
keikhlasan, serta dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini
sampai selesai.
5. Seluruh dosen dan staf FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah banyak
membantu dan memberikan ilmu pengetahuan serta pengalaman kepada
penulis selama perkuliahan.
6. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Tarbiyah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan dengan baik
semasa penulis menyelesaikan penulisan skripsi.
7. Drs. Abas, M.Pd., M.Si., selaku kepala sekolah SMA IT Insan Madani 8
Tangerang Selatan dan Susi Susilawati, S.Pd., selaku wakil kepala sekolah
SMA IT Insan Madani 8 Tangerang Selatan yang telah mengizinkan
penulis melakukan penelitian.
8. Utami Parahaya, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas
X-MIPA SMA IT Insan Madani 8 Tangerang Selatan, Nur Halimah, S.Pd.,
selaku wali kelas X-MIPA, serta seluruh guru dan staf yang telah
membantu kelancaran dan memberikan dukungan kepada penulis selama
melakukan pengambilan data.
9. Peserta didik SMA IT Insan Madani 8 Tangerang Selatan terutama seluruh
peserta didik kelas X-MIPA atas kerja sama dan semangatnya selama
pengambilan data berlangsung.
10. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis, Bapak Yadi dan Ibu Sutini
yang tiada hentinya memberikan dukungan doa, materi, nasihat, motivasi,
kasih sayang dan cinta yang besar, serta kesabaran dan pengertiannya
kepada penulis.
11. Kakak serta adik tersayang penulis, Angga Yulistya Aryadi, Nungki
Wijayadi, Dyah Pratiwi, Purwandari, Tika Oktaviani, dan Kinandira Putri
Aryadi yang selalu memberikan doa, dukungan, semangat, dan sebagai
penghibur selama penulis menyelesaikan skripsi.
12. Sahabat-sahabat penulis, Nikmatus Saniyah, Siti Ma’usarah, Syarifah
Aulia, dan Laras Oktavia yang selalu memberikan doa, dukungan, dan
iv
membantu penulis selama menjalani perkuliahan dan menyelesaikan
penulisan skripsi.
13. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
angkatan 2015, khususnya PBSI Kelas B yang selalu menjaga
kekompakan dan saling membantu serta mendoakan selama proses
perkuliahan berlangsung.
14. Serta kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu,
yang telah memberikan doa, dukungan semangat dan bantuannya kepada
penulis selama menyelesaikan penulisan skripsi.
Penulis berdoa dan berharap agar semua pihak yang telah memberikan doa,
dukungan, semangat, serta bantuan selama proses penyelesaian skripsi ini,
mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT. Aamiin.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi
ini, baik teknis maupun isi materi penulisan, karena keterbatasan ilmu. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikannya. Penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
dan pembaca, serta menjadi sumbangan ilmu pengetahuan dalam dunia
pendidikan.
v
DAFTAR ISI
vi
2. Tujuan Berbicara .................................................................... 26
3. Faktor-Faktor Penunjang Berbicara ....................................... 28
4. Faktor-Faktor Penghambat Berbicara .................................... 30
5. Bentuk-Bentuk Kompetensi Berbicara .................................. 32
D. Hakikat Keterampilan Menceritakan Kembali................................... 34
1. Pengertian Bercerita ............................................................... 34
2. Pengertian Menceritakan Kembali ......................................... 36
3. Manfaat Bercerita ................................................................... 38
4. Aspek Penilaian Kemampuan Bercerita................................. 38
E. Hakikat Teks Biografi ........................................................................ 39
1. Pengertian Teks Biografi........................................................ 39
2. Struktur Teks Biografi............................................................ 41
3. Kaidah Kebahasaan Teks Biografi ......................................... 42
F. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 47
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 47
B. Metode Penelitian............................................................................... 47
C. Subjek Penelitian................................................................................ 50
D. Objek Penelitian ................................................................................. 51
E. Instrumen Penelitian........................................................................... 51
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 52
1. Observasi ................................................................................ 52
2. Wawancara ............................................................................. 53
3. Tes .......................................................................................... 56
4. Dokumentasi .......................................................................... 61
G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 61
1. Reduksi Data .......................................................................... 62
2. Penyajian Data ....................................................................... 62
3. Conclusion Drawing/Verification .......................................... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 64
A. Profil Sekolah ..................................................................................... 64
vii
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ......................................................... 69
C. Analisis Data ...................................................................................... 71
D. Deskripsi Hasil Tes Sebelum Menggunakan Media Prezi ................ 124
E. Deskripsi Hasil Tes Sesudah Menggunakan Media Prezi ................ 126
F. Perbandingan Nilai Hasil Tes Menceritakan Kembali
Teks Biografi Sebelum Menggunakan Media Prezi ......................... 128
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 131
A. Simpulan ........................................................................................... 131
B. Saran .................................................................................................. 132
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 133
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 136
RIWAYAT PENULIS
viii
DAFTAR TABEL
ix
Tabel 4.12 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi
Peserta Didik No. 10
Tabel 4.13 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi
Peserta Didik No. 11
Tabel 4.14 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi
Peserta Didik No. 12
Tabel 4.15 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi
Peserta Didik No. 13
Tabel 4.16 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi
Peserta Didik No. 14
Tabel 4.17 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi
Peserta Didik No. 15
Tabel 4.18 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi
Peserta Didik No. 16
Tabel 4.19 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi
Peserta Didik No. 17
Tabel 4.20 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi
Peserta Didik No. 18
Tabel 4.21 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi
Peserta Didik No. 19
Tabel 4.22 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi
Peserta Didik No. 20
Tabel 4.23 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi
Peserta Didik No. 21
Tabel 4.24 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi
Peserta Didik No. 22
Tabel 4.25 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi
Peserta Didik No. 23
Tabel 4.26 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi
Peserta Didik No. 24
Tabel 4.27 Hasil Analisis Keterampilan Menceritakan Kembali Teks Biografi
Peserta Didik No. 25
Tabel 4.28 Nilai Hasil Menceritakan Kembali Teks Biografi Sebelum
Menggunakan Media Prezi
x
Tabel 4.29 Nilai Hasil Menceritakan Kembali Teks Biografi Sesudah
Menggunakan Media Prezi
Tabel 4.30 Perbandingan Nilai Kemampuan Menceritakan Kembali Teks
Biografi Peserta Didik Kelas X-MIPA
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002), hlm. 3.
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Rendahnya minat siswa dalam memahami materi menceritakan
kembali teks biografi.
2. Kemampuan menceritakan kembali merupakan sebuah kemampuan
yang dianggap sulit untuk dikuasai oleh sebagian peserta didik.
3. Belum tepatnya metode dan media pembelajaran yang digunakan oleh
guru.
4. Media pembelajaran belum dimanfaatkan secara optimal.
5. Pemanfaatan media Prezi sebagai alternatif untuk meningkatkan
kemampuan menceritakan kembali teks biografi peserta didik kelas X
SMA IT Insan Madani 8 Tangerang Selatan.
2
Zurrahma Rusyfian, Prezi Solusi Presentasi Masa Kini, (Bandung: Informatika
Bandung, 2016), hlm. 2.
5
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah pemanfaatan
media prezi terhadap pembelajaran menceritakan kembali teks biografi
pada peserta didik kelas X SMA IT Insan Madani 8 Tangerang Selatan
Tahun Pelajaran 2019/2020.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
pemanfaatan media prezi terhadap pembelajaran menceritakan kembali
teks biografi pada peserta didik kelas X SMA IT Insan Madani 8
Tangerang Selatan tahun pelajaran 2019/2020?”
LANDASAN TEORETIS
7
8
3
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016),
h. 60.
4
Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Jogjakarta: Diva Perss, 2011), h.
14.
5
Sanjaya, op. cit., h. 58.
9
guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya
guna.6
Berdasarkan pengertian beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah alat bantu atau perantara yang
digunakan oleh seorang guru untuk menyampaikan pesan, informasi,
dan materi pelajaran kepada peserta didik untuk dapat merangsang
pikiran dan menarik minat peserta didik terhadap materi yang sedang
dipelajari.
6
Nunuk Suryani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Ombak,
2012), h. 136-137.
10
7
Arsyad, op. cit., h. 12-14.
12
8
Rusman, op. cit., h. 162-163.
13
9
Arsyad, op. cit., h. 24-25.
10
Sanjaya, op. cit., h. 118-119.
14
11
Rusman, op. cit., h. 143.
17
12
Rusman, op. cit., h. 146.
13
Munir, Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012),
hlm. 2-3.
14
Rusman, op. cit., h. 149.
18
15
Rusman, op. cit., h. 147-149.
19
16
Zurrahma Rusyfian, Prezi: Solusi Presentasi Masa Kini, (Bandung: Informatika, 2016),
h. 2.
17
Brian E. Perron and Alyson G., A Review of a Presentation Technology: Prezi,
Research on Social Work Practice, 2010, p. 1.
20
18
Stephanie Diamond, Prezi for Dummies, (Indianapolis: Wiley Publishing Inc., 2010), p.
10.
19
Muh. Rais, “Pengaruh Penggunaan Multimedia Presentasi Berbasis Prezi dan Gaya
Belajar terhadap Kemampuan Mengingat Konsep”, Jurnal Mekom, Vol.2 No.1, 2015, h. 12.
21
20
Surani dan Dina Ampera, “Pengembangan Media Pembelajaran Prezi Pada Mata
Pelajaran Membuat Pola di Smk Awal Karya Pembangunan Galang”, Jurnal Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan, Vol. 19 No. 1, 2017, h. 15.
21
Rusyfian, op. cit., h. 2-4.
22
3. Menu Prezi
Menu utama pada Prezi interface disebut dengan istilah Menu
Gelembung (Bubble Menu) , yang terdiri dari lima konten utama.
Dengan mengetahui cara menavigasi menu gelembung pada prezi
dapat membantu pengguna untuk membuat presentasi yang menarik.
Berikut ini adalah konten utama pada menu gelembung prezi.22
22
Stephanie Diamond, Prezi For Dummies Cheat Seet,
https://www.dummies.com/software/other-software/prezi-for-dummies-cheat-sheet/, diakses pada
tanggal 24 Agustus 2019 pukul 14.41 WIB.
23
users who are not skilled at working with different file types and
navigating websites may find prezi confusing at first. At the time of
writing this review, prezi does not offer live technical problems
loading prezi if their system (i.e., hardware and software) is not up to
date. prezi is a subscription-based service, and some features may not
be affordable to all persons or organizations. The free account option
that prezi offers still requires that users have access to an updated
computer with an Internet connection, which may not always be
available to some participants.”24
C. Hakikat Berbicara
1. Pengertian Berbicara
Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang
pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan
menyimak, dan masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar
dipelajari. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sebagai perluasan dari
batasan ini, dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem
24
Ibid.
25
25
Henry Guntur Tarigan, Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 1979), h. 3-16.
26
Elvi Susanti, Keterampilan Berbicara, (Depok: Rajawali Pers, 2018), h. 3-4.
27
Tarigan, op. cit., h. 16.
28
Mudini dan Salamat Purba, Pembelajaran Berbicara-KKG, (Jakarta: Depdiknas, 2009),
h. 4
26
2. Tujuan Berbicara
Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat
menyampaikan isi pikiran secara efektif, pembicara harus memahami
makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan terhadap
pendengarnya. Di samping itu, pembicara harus mengetahui prinsip-
prinsip yang mendasari situasi pembicaraan, baik secara umum
maupun perseorangan.30
Pada dasarnya, berbicara mempunyai tiga maksud umum, yaitu: (1)
memberitahukan, melaporkan (to inform); (2) menjamu, menghibur (to
entertain); (3) membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to
persuade). Dari tiga tujuan umum berbicara tersebut, jika diuraikan,
dapat dibedakan menjadi lima tujuan berbicara. Kelima tujuan itu akan
diuraikan sebagai berikut.
1) Menghibur
Tujuan berbicara untuk menghibur biasanya dilakukan oleh
pelawak, pemain dagelan, seperti Srimulat dan sebagainya.
Suasana pembicaraan biasanya santai, rileks, penuh canda, dan
menyenangkan. Sesuai dengan namanya, dalam berbicara untuk
menghibur pendengar, pembicara biasanya menarik perhatian
pendengar dan menimbulkan perasaan terhibur pada diri pendengar
29
Yeti Mulyati, dkk., Bahasa Indonesia, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2014), h. 6.3.
30
I Nengah Suandi, dkk., Keterampilan Berbahasa Indonesia: Berorientasi Integrasi
Nasional dan Harmoni Sosial, (Modul Tidak Diterbitkan), (Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha, 2013), h. 129.
27
5) Menggerakkan
Dalam berbicara dengan tujuan menggerakkan, pembicara
berupaya agar mampu menggerakkan pendengar untuk mau
berbuat, bertindak, atau bereaksi seperti yang dikehendaki oleh
pembicara. Berbicara dengan tujuan menggerakkan merupakan
kelanjutan atau perkembangan dari berbicara dengan tujuan
meyakinkan, karena untuk menggerakkan pendengar agar berbuat
atau bertindak, pembicara harus mampu meyakinkan pendengar
terlebih dahulu. Setelah pendengar yakin, lebih lanjut pembicara
berupaya membakar emosi pendengar, sehingga akhirnya
pendengar terdengar untuk berbuat atau bertindak. Dalam berbicara
untuk tujuan menggerakkan, pembicara dituntut untuk berwibawa
sebagai panutan, atau tokoh idola di masyarakat.31
31
I Nengah Suandi, dkk., op. cit., h. 130-131.
29
2) Kesiapan Mental
Kemampuan berbicara tidak hanya didukung oleh
kemampuan intelegensi, tetapi juga harus didukung oleh kesiapan
mental. Dalam berbicara, ada sesuatu yang ingin dikemukakan oleh
seorang pembicara kepada pendengar. Sesuatu yang dikemukakan
tersebut tidak akan muncul dengan sempurna kalau tidak didukung
oleh kesiapan mental.
3) Sikap yang Wajar, Tenang, dan Tidak Kaku
a. Membangun Kepercayaan Diri
Ketakutan adalah reaksi spontan dari tekanan luar dan
dalam dari seseorang saat berbicara di depan khalayak ramai,
yang perlu dilakukan adalah menemukan tujuan yang realistis,
hal ini paling mendasar untuk dilakukan dalam upaya
membangun rasa percaya diri.
b. Menghilangkan Pikiran Negatif
Imajinasi sangat ampuh membunuh rasa takut, ketika rasa
takut menghantui berimajinasilah seolah-olah menjadi
pembicara yang profesional. Saat seseorang akan berbicara
maka ia harus mengeluarkan segala pikiran negatif tersebut dari
kepalanya, jangan pesimis dulu dalam menghadapi keadaan
negatif atau blok negatif dalam pikiran anda.
4) Bahasa Tubuh
Pidato yang efektif menyempurnakan pidato melalui bahasa
tubuh yang alami. Bahasa tubuh yang tak alami atau gerakan yang
dibuat-buat mengimplikasikan ketidaktulusan hati dan
mengganggu jalanya pidato atau presentasi. Gerak fisik yang alami
secara nyata akan memperjelas nilai penyampaian pidato karena
memberikan poin-poin (pokok pidato) yang diutarakan. Bahasa
tubuh yang dapat digunakan oleh pembicara adalah tatapan mata
dan gerak isyarat.
30
5) Pengelolaan Suara
Anggap saja tubuh seorang pembicara sebuah pabrik dan
audiens adalah konsumen yang membutuhkan produk, jadi
pembicara perlu memproduksi suara yang baik supaya konsumen
puas. Karakter dan kualitas suara yang baik adalah sebagai berikut:
a) Menyenangkan untuk didengar.
b) Dinamis, memberikan impresi penuh tenaga dan kekuatan.
c) Ekspresif, kaya akan suara
d) Jelas, segar, dan punya power kuat untuk didengar.
e) Mengalir, wajar, dan tidak dibuat-buat.
6) Penguasaan Topik
Berhasil atau tidaknya seseorang berbicara di depan publik
berpengaruh pada sedalam apa pembicara menguasai materi yang
akan disampaikannya.32
32
Susanti, op. cit., h. 14-20.
31
3) Faktor Psikologis
Pengiriman dan penerimaan pesan dapat dipengaruhi juga
oleh kejiwaan para peserta komunikasi. Apalagi jika ketika ingin
berbicara, psikologi pembicara mengalami gangguan/hambatan
yang terkadang mungkin tidak disengaja, seperti keadaan marah,
sedih, takut, enggan, buruk sangka, terkejut, dan maksud kurang
terpuji dapat mengganggu keaslian maksud dari pesan tersebut.
Faktor psikologis yang menjadi hambatan terbesar saat
berbicara adalah nervous,gugup/takut, dan blank. Keadaan ini
32
33
Susanti, op. cit., h. 20-22.
33
34
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa: Berbasis Komputer,
(Yogyakarta: BPFE, 2016), h. 443-462.
35
Aprianti Yafita Rahayu, Penerapan Kegiatan Bercerita: Anak Usia TK, (Jakarta: PT.
Indeks, 2013), h. 80.
35
36
Ibid.,
37
Aprianti Yafita Rahayu, op. cit., h. 80-81.
38
Osama Issa, “Research: The Art of Storytelling”, National Center For The
Distinguished, Syiria, 2016, p. 3.
36
39
Olivier Serrat, “Storytelling”, Asian Development Bank: Knowledge Solutions, Manila
, 2008, p. 1.
40
Abdul Aziz Abdul Majid, Mendidik dengan Cerita, Terj. dari Al-Qisasah fi al-Tarbiyah
oleh Neneng Yanti Kh. dan Iip Dzulkifli Yahya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), h. 55.
41
Sarah Stoutz, “Retelling Using Different Methods”, Education Masters. Paper 199,
2011, p. 4.
37
42
Maryam Rohani dan Behzad Pourgharib, “The Impact of Retelling Technique on
Reading Comprehension of Iranian High School Student”, Journal of Language Science &
Linguistics. Vol. 3 (1), 1-4, 2015, p. 1.
43
Rebecca T. Isbell, Telling and Retelling Stories: Learning Language and Literacy,
https://www.naeyc.org/sites/default/files/globallyshared/downloads/PDFs/resources/pubs/isbell_ar
ticle_march_2002.pdf, diakses pada tanggal 4 September 2019 pukul 08.27 WIB.
44
Oh Su Hyang, Bicara Itu Ada Seninya: Rahasia Komunikasi yang Efektif, Terj. dari The
Secret Habits to Master Your Art of Speaking oleh Asti Ningsih, (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer,
2018), h. 16.
38
3. Manfaat Bercerita
Manfaat pada kegiatan bercerita adalah dapat membantu anak
mengembangkan kosakata, kemampuan berbicara, mengekspresikan
cerita yang disampaikan sesuai karakteristik tokoh, serta melatih
keberanian anak untuk tampil di depan umum. Hal ini sesuai dengan
kurikulum bahwa kegiatan bercerita bermanfaat untuk:
1) Menyalurkan ekspresi anak dalam kegiatan yang menyenangkan;
2) Mendorong aktivitas, inisiatif, dan kreativitas anak agar
berpartisipasi dalam kegiatan, memahami isi cerita yang
dibacakan;
3) dan membantu anak menghilangkan rasa rendah diri, murung,
malu, dan segan untuk tampil di depan teman atau orang lain.
Musrifoh menyatakan bahwa manfaat dari kegiatan bercerita
adalah mengasah imajinasi anak, mengembangkan kemampuan
berbahasa, aspek sosial, aspek moral, kesadaran beragama, aspek
emosi, semangat berprestasi, dan melatih konsentrasi anak.
Yudha mengemukakan pula bahwa manfaat dari kegiatan bercerita
antara lain, cerita mampu melatih daya konsentrasi anak, melatih anak-
anak berasosiasi, mengasah kreativitas anak, sebagai media
bersosialisasi, menumbuhkan kepercayaan dalam diri, melatih untuk
berpikir kritis dan sistematis, dan melatih kemampuan berbahasa.45
45
Rahayu, op. cit., h. 81-82.
39
a) Aspek Kebahasaan
Aspek kebahasaan artinya aspek-aspek yang menjadi faktor
keefektifan saat berbicara dengan memerhatikan bahasa. Dalam
ilmu bahasa, terdapat ilmu fonologi, morfologi, sintaksis, semantik,
dan pragmatik. Dalam kegiatan berbicara, hal-hal tersebut menjadi
penting untuk diperhatikan, terutama pada pengucapan, tekanan,
nada, intonasi, pilihan kata, dan struktur kalimat.
b) Aspek Non-kebahasaan
Arsjad dan Mukti menyatakan bahwa faktor kebahasaan
perlu ditanamkan lebih dulu. Meki alat penyampaiannya bahasa,
namun aspek non-kebahasaan ini penting diperhatikan lebih awal.
Kecenderungan sikap atau etitude yang kurang berterima
mengakibatkan proses komunikasi tidak berjalan dengan baik.
Arsjad dan Mukti menyatakan pula bahwa faktor non-
kebahasaan yang perlu diperhatikan antara lain: sikap, pandangan,
kesediaan, gerak-gerik dan mimik, kenyaringan, kelancaran,
penalaran, dan penguasaan topik.46
46
Aries Setia Nugraha, “Peningkatan Kemampuan Bercerita dengan Menggunakan Alat
Peraga Pada Mahasiswa yang Praktik di Laboratorium Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Tahun Pelajaran 2016/2017”, Literasi: Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa Sastra
Indonesia dan Daerah, Vol. 7, No.2, 2017, h. 156.
40
47
Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak, (Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 2005), h. 29.
48
Ibid., h. 394.
49
Pipit Dewi Puspitasari, Sarwiji Suwandi, dan Raheni Suhita, “Penerapan Model
Pembelajaran Think Talk Write dalam Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Teks Biografi
Dengan Media Cetak”, Basastra Jurnal Penelitian Bahasa Sastra Indonedia dan Pengajarannya,
Vol.6, No.1, (Solo: Universitas Sebelas Maret, 2018), h. 234.
50
Ibid.,
41
51
Suherli, dkk., Bahasa Indonesia Untuk Siswa: SMA/MA/SMK/MAK Kelas X , (Jakarta:
Balitbang Kemdikbud, 2016), h. 215.
52
Suherli, dkk., loc. cit.
42
53
Suherli, dkk., op. cit., h. 235.
43
54
Widya Dwi Mariana, “Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Teks Biografi Dengan
Menggunakan Media Poster di Kelas X SMA PGRI 1 Bandung Tahun Pelajaran 2017/2018”,
Skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan Bandung, 2018, tidak
dipublikasikan.
44
METODOLOGI PENELITIAN
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
terhitung dari bulan Maret 2019 sampai bulan September 2020.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif kualitatif. Secara umum, metode penelitian
didefinisikan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang terencana, terstruktur,
sistematis dan memiliki tujuan tertentu baik praktis maupun teoritis.
Dikatakan sebagai 'kegiatan ilmiah' karena penelitian dengan aspek
ilmu pengetahuan dan teori. Dikatakan “terencana” karena penelitian
harus direncanakan dengan memperhatikan waktu, dana dan
aksesibilitas terhadap tempat dan data.59 Terdapat dua metode
penelitian yang sering digunakan pada suatu penelitian. Metode
penelitian yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah metode
kualitatif.
Denzin dan Licoln (2009) menyatakan bahwa kata kualitatif
menyiratkan penekanan pada proses dan makna yang tidak dikaji
secara ketat atau belum diukur dari sisi kuantitas, jumlah, intensitas,
atau frekuensinya. Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian
59
J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis Karakteristik dan Keunggulannya,
(Jakarta: PT. Grasindo, 2010), h. 5.
47
48
60
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta, Kencana, 2012), h. 32-33.
61
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 60.
62
Noor, op. cit., h. 34.
49
63
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Press,
2010), hlm. 2.
64
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidkan: Jenis, Metode, dan Prosedur, (Jakarta: Kencana,
2013), hlm. 47.
65
Ibid., h. 59.
66
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2017), h.11.
50
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X-MIPA
SMA IT Insan Madani 8 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran
2019/2020 yang berjumlah 30 orang, terdiri dari 25 peserta didik
perempuan dan 5 peserta didk laki-laki. Alasan peneliti memilih
51
D. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pemanfaatan media prezi terhadap
pembelajaran menceritakan kembali isi teks biografi pada peserta didik
kelas X-MIPA SMA IT Insan Madani 8 Tangerang Selatan. Penelitian
yang dilakukan terkait perubahan sebelum dan sesudah digunakannya
media pembelajaran prezi terhadap keterampilan menceritakan
kembali isi teks biografi pada peserta didik kelas X-MIPA SMA IT
Insan Madani 8 Tangerang Selatan.
E. Instrumen Penilaian
W. Gulo menyatakan bahwa untuk menggunakan cara yang telah
ditentukan (pengamatan, wawancara, kuesioner, dokumenter)
dibutuhkan alat yang dipakai untuk mengumpulkan data. Alat itulah
yang disebut dengan instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah
pedoman tertulis tentang wawancara, atau pengamatan, atau daftar
pertanyaan, yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi dari
responden.67 Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif,
maka instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peneliti
secara langsung mengumpulkan data melalui tahapan teknik
pengumpulan data yang telah disebutkan sebelumnya. Guna
mendukung kredibilitas penelitian ini, peneliti membuat instrumen
penelitian tambahan yaitu membuat sebuah pedoman penilaian tes
lisan yang bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan
penilaian terhadap penampilan menceritakan kembali isi teks biografi
oleh siswa.
67
W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010),
h. 83.
52
2. Wawancara
Hasan berpendapat bahwa wawancara dapat didefinisikan
sebagai “interaksi bahasa” yang berlangsung antara dua orang
dalam situasi saling berhadapan salah seorang, yaitu yang
melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada
orang yang diteliti yang berputar di sekitar pendapat dan
keyakinannya.70
Peneliti melakukan wawancara dengan peserta didik dan
guru bidang studi Bahasa Indonesia dengan mengajukan
pertanyaan terkait materi teks biografi dan penggunaan media
prezi. Hasil dari wawancara tersebut untuk mengetahui tanggapan
mengenai penggunaan media pembelajaran prezi dalam
pembelajaran menceritakan kembali teks biografi.
Berikut ini pertanyaan yang peneliti ajukan kepada peserta
didik.71
No. Pertanyaan Jawaban
1 Apakah kamu menyukai pelajaran
bahasa Indonesia?
2 Apakah kamu senang menceritakan
70
Emzir, op. cit., h. 50.
71
Vika Popy Yuliana Putri, “Penggunaan Media Video Akun Instagram 5.Min.Crafts
terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur pada Peserta Didik Kelas VII SMP Kharisma
Bangsa School Of Global Education Tangerang Tahun Pelajaran 2019/2020”, Skripsi pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019,
tidak dipublikasikan.
54
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana menurut Ibu antusiasme
peserta didik terhadap pelajaran
Bahasa Indonesia?
2 Apakah sebelumnya Ibu sudah
pernah menggunakan media prezi
dalam pembelajaran menceritakan
kembali, khususnya teks biografi?
3 Bagaimana pendapat Ibu mengenai
penerapan media prezi terhadap
pembelajaran menceritakan
kembali teks biografi?
4 Menurut Ibu, apakah kedepannya
media prezi ini bisa digunakan
sebagai media dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia?
72
Vika Popy Yuliana Putri, “Penggunaan Media Video Akun Instagram 5.Min.Crafts
terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur pada Peserta Didik Kelas VII SMP Kharisma
Bangsa School Of Global Education Tangerang Tahun Pelajaran 2019/2020”, Skripsi pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019,
tidak dipublikasikan.
56
3. Tes
Mahmud berpendapat bahwa tes adalah rangkaian
pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok.73 Jenis tes yang
digunakan pada penelitian ini adalah tes kemampuan hasil belajar,
yaitu tes terhadap keterampilan menceritakan kembali isi teks
biografi peserta didik kelas X-MIPA SMA IT Insan Madani 8
Tangerang Selatan sebelum dan sesudah penggunaan media
pembelajaran prezi.
Berikut ini kriteria penilaian untuk kegiatan menceritakan
kembali yang akan peneliti gunakan pada saat sebelum dan
sesudah diterapkannya media pembelajaran prezi.74
73
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Raya, 2011), h. 185.
74
Nurgiyantoro, op. cit., h. 443-462.
57
(Sangat Tepat)
3 Apabila peserta didik hanya
mampu menceritakan tiga
unsur orientasi dalam teks
biografi berupa informasi
mengenai latar belakang
kisah atau peristiwa.
(Tepat)
2 Apabila peserta didik hanya
mampu menceritakan dua
unsur orientasi dalam teks
biografi berupa informasi
mengenai latar belakang
kisah atau peristiwa.
(Cukup Tepat)
1 Apabila peserta didik hanya
mampu menceritakan dua
unsur orientasi dalam teks
biografi berupa informasi
mengenai latar belakang
kisah atau peristiwa.
(Kurang Tepat)
2 Ketepatan 4 Apabila peserta didik
menceritakan mampu menceritakan
peristiwa dalam peristiwa penting yang
teks biografi dialami tokoh dalam teks
biografi secara lengkap dan
berurutan.
(Sangat Tepat)
3 Apabila peserta didik
58
mampu menceritakan
peristiwa penting yang
dialami tokoh dalam teks
biografi secara lengkap
namun tidak berurutan.
(Tepat)
2 Apabila peserta didik
mampu menceritakan
peristiwa penting yang
dialami tokoh dalam teks
biografi secara tidak
lengkap namun berurutan.
(Cukup Tepat)
1 Apabila peserta didik
mampu menceritakan
peristiwa penting yang
dialami tokoh dalam teks
biografi secara tidak
lengkap dan tidak
berurutan.
(Kurang Tepat)
3 Ketepatan 4 Apabila peserta didik
menceritakan mampu menceritakan
reorientasi dalam reorientasi dalam teks
teks biografi biografi berupa komentar
evaluatif atau pernyataan
kesimpulan mengenai
rangkaian peristiwa yang
telah diceritakan
sebelumnya secara lengkap.
59
(Sangat Baik)
3 Apabila peserta didik
mampu menceritakan
reorientasi dalam teks
biografi berupa komentar
evaluatif atau pernyataan
kesimpulan mengenai
rangkaian peristiwa yang
telah diceritakan
sebelumnya secara tidak
lengkap. (Baik)
4 Kelancaran dan 4 Apabila peserta didik
kelantangan dalam mampu menceritakan
menceritakan kembali teks biografi
kembali teks dengan lancar dan lantang.
biografi (Sangat Tepat)
3 Apabila peserta didik
mampu menceritakan
kembali teks biografi
dengan lancar tetapi tidak
lantang.
(Tepat)
2 Apabila peserta didik
mampu menceritakan
kembali teks biografi
dengan lantang tetapi tidak
lancar.
(Cukup Tepat)
1 Apabila peserta didik
menceritakan kembali teks
60
P = (𝒇 : 𝑵) X 100%
Keterangan:
F = Frekuensi yang sedang dicari presentasinya
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyak individu)
P = Angka Persentase76
4. Dokumentasi
Juliansyah Noor berpendapat bahwa sejumlah besar fakta
dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.
Sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk surat, catatan
harian, cendera mata, laporan, artefak, dan foto. Sifat utama data
ini tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang
kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di
waktu silam. Secara detail, bahan dokumenter terbagi menjadi
beberapa macam, yaitu autobiografi, surat pribadi, buku atau
catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau
swasta, data di server atau flashdisk, dan data yang tersimpan di
web site.77
Peneliti melakukan dokumentasi terhadap pengambilan
nilai kemampuan menceritakan kembali peserta didik berupa
perekaman suara, hasil wawancara, dan foto saat proses penelitian
berlangsung.
78
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 89.
79
Sugiyono, op. cit., h. 92-99.
63
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data, maka diperoleh simpulan sebagai
berikut:
1. Pemanfaatan media prezi dapat membantu memperbaiki nilai peserta
didik dalam menceritakan kembali teks biografi. Alasan tersebut
semakin kuat karena seluruh nilai akhir peserta didik lebih besar ketika
menggunakan media prezi.
2. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil penilaian tes peserta didik.
Hasil nilai peserta didik ketika menceritakan kembali sebelum
menggunakan media prezi diporeleh nilai terendah 50 dan nilai
tertinggi 75, sedangkan nilai peserta didik ketika menceritakan
kembali teks biografi dengan menggunakan media prezi memperoleh
nilai terendah 62,5 dan nilai tertinggi 100. Dari peningkatan nilai
tersebut dapat dikatakan bahwa peserta didik mampu menceritakan
kembali teks biografi dengan baik.
3. Peneliti juga mendapatkan hasil bahwa pemanfaatan media prezi
dalam pembelajaran menceritakan kembali teks biografi dapat
membantu proses pembelajaran menjadi lebih baik. Hal tersebut
dibuktikan dengan wawancara peserta didik yang mengatakan bahwa
penggunaan media prezi membuat kegiatan pembelajaran menjadi
lebih mudah dipahami karena dilengkapi dengan gambar-gambar dan
tampilan teks yang menarik sehingga peserta didik mudah mengingat
informasi dan peristiwa penting yang dialami tokoh dalam teks
biografi.
131
132
B. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini di antaranya:
1. Hendaknya guru dapat memilih media pembelajaran yang tepat
sehingga dapat menarik minat peserta didik untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik
2. Guru diharapkan dapat selalu berinovasi untuk menyajikan media baru
sehingga peserta didik tidak bosan dan dapat berpartisipasi aktif di
dalam kegiatan pembelajaran.
3. Hendaknya sekolah dapat membantu guru untuk memfasilitasi media
pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
4. Hendaknya guru dapat menggunakan media prezi dalam materi
pembelajaran Bahasa Indonesia agar penyampaian materi menjadi
lebih mudah dan menarik.
5. Hendaknya guru dan peserta didik dapat bekerja sama membuat
presentasi menggunakan media prezi dalam proses pembelajaran
untuk melatih kreatifitas dan menjalin kerjasama yang baik antar
peserta didik dan guru.
6. Hendaknya guru dapat memberikan dorongan dan motivasi kepada
peserta didik agar lebih percaya diri dalam mengungkapkan kembali
informasi yang sudah peserta didik baca.
DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul Aziz Abdul. Mendidik Anak Dengan Cerita, Terjemahan, Syarif
Hade Masyah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017.
Hyang, Oh Su. Bicara Itu Ada Seninya: Rahasia Komunikasi yang Efektif.
(Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2018.
Issa, Ossama. “Research: The Art of Storytelling”. National Center For The
Distinguished, Syiria, 2016.
133
134
Puspitasari, Pipit Dewi. dkk. “Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write
dalam Pembelajaran Menceritakan Kembali Isi Teks Biografi Dengan
Media Cetak”. Basastra Jurnal Penelitian Bahasa Sastra Indonedia dan
Pengajarannya, Volume 6 Nomor 1. Solo: Universitas Sebelas Maret,
2018.
Surani dan Dina Ampera. “Pengembangan Media Pembelajaran Prezi Pada Mata
Pelajaran Membuat Pola Di Smk Awal Karya Pembangunan Galang”.
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Volume 19 Nomor 1, 2017.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghargai, dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak
mata).
KI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.
144
C. Tujuan Pembelajaran
Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik
diharapkan dapat :
1. Mengidentifikasi peristiwa penting yang dialami tokoh dalam teks biografi
dengan tepat melalui lisan atau tulisan.
2. Menemukan hal-hal yang dapat diteladani dalam teks biografi dengan
tepat melalui tulisan
3. Menceritakan kembali isi teks biografi yang telah dibaca menggunakan
bahasa sendiri dengan tepat
D. Materi Pembelajaran
1. Definisi biografi
Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang
lain. Dalam biografi disajikan sejarah hidup, pengalaman-pengalaman,
sampai kisah sukses orang-orang yang sedang diulas. Dalam biografi pada
umumnya menampilkan tokoh-tokoh terkenal, orang sukses atau orang
yang telah berperan besar dalam suatu hal yang menyangkut kehidupan
orang banyak.
2. Struktur biografi
Teks biografi termasuk teks narasi. Struktur teks biografi adalah sebagai
berikut.
145
Habibie (Ayah dari B.J. Habibie) memiliki marga "Habibie", salah satu
marga asli dalam struktur sosial Pohala'a (Kerajaan dan Kekeluargaan) di
Gorontalo. Sementara itu, R.A. Tuti Marini Puspowardojo (Ibu dari B.J.
Habibie) merupakan anak seorang dokter spesialis mata di Jogjakarta, dan
ayahnya yang bernama Puspowardjojo bertugas sebagai pemilik sekolah.
Marga Habibie dicatat secara historis berasal dari wilayah Kabila, sebuah
daerah di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Dari silsilah
keluarga, kakek dari B.J. Habibie merupakan seorang pemuka agama,
anggota majelis peradilan agama serta salah satu pemangku adat
Gorontalo yang tersohor pada saat itu. Keluarga besar Habibie di
Gorontalo terkenal gemar beternak sapi, memiliki kuda dalam jumlah yang
banyak, serta memiliki perkebunan kopi. Sewaktu kecil, Habibie pernah
berkunjung ke Gorontalo untuk mengikuti proses khitanan dan upacara
adat yang dilakukan sesuai syariat islam dan adat istiadat Gorontalo.
Pada awalnya, kisah cinta antara Habibie dan Ainun bermula sejak
masih remaja, ketika keduanya masih duduk di bangku Sekolah Menengah
Pertama. Namun, keduanya baru saling memperhatikan ketika sama-sama
bersekolah di SMA Kristen Dago Bandung, Jawa Barat. Komunikasi
mereka akhirnya terputus setelah Habibie melanjutkan kuliah dan bekerja
di Jerman, sementara Ainun tetap di Indonesia dan berkuliah di Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12
Mei 1962 di Rangga Malela, Bandung. Akad nikah Habibie dan Ainun
digelar secara adat dan budaya Jawa, sedangkan resepsi pernikahan digelar
keesokan harinya dengan adat dan budaya Gorontalo di Hotel Preanger.
Ketika menikah dengan Habibie, Ainun dihadapkan dengan dua pilihan,
memilih untuk tetap bekerja di rumah sakit anak-anak di Hamburg atau
berperan serta berkarya di belakang layar sebagai istri dan ibu rumah
tangga. Setelah berdiskusi dengan Habibie, Ainun pun akhirnya memilih
opsi yang kedua. Dari pernikahan keduanya, Habibie dan Ainun dikaruniai
dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.
147
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
150
3. Metode : Ceramah
F. Media Pembelajaran
1. LCD Projector
2. Laptop
G. Sumber Belajar
1. Suherli, dkk. 2016. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK
Kelas X Revisi Tahun 2016.
2. Nihil Obstat. 2015. Buku Guru Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK
Kelas X Revisi Tahun 2015.
3. Internet
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 (2 x 45 Menit) Nilai Karakter Alokasi
(PPK), Literasi, Waktu
4C, HOTS
A. Pendahuluan/Kegiatan Awal Religius 10 menit
1. Guru mengawali proses pembelajaran
dengan salam dan berdoa
2. Mengondisikan kelas dan siswa untuk
siap dalam kegiatan belajar
3. Peserta didik merespon salam tanda
mensyukuri anugerah Tuhan dan
saling mendoakan
4. Peserta didik merespon pertanyaan
dari guru berhubungan dengan
pembelajaran sebelumnya (tanya
jawab)
5. Peserta didik menyimak kompetensi
dan tujuan pembelajaran yang akan
151
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
b. Penilaian Pengetahuan : Penugasan
c. Penilaian Keterampilan : Tes lisan
2. Bentuk Penilaian
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Penugasan : lembar penilaian
c. Tes Lisan : lembar penilaian
154
J. Instrumen Penilaian
a. Penilaian Keterampilan
76-85 % B 3 Baik
60-75 % C 2 Cukup Baik
55-59 % D 1 Kurang
Kurang dari 54 TL 0 Sangat
% Kurang
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghargai, dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak
mata).
KI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.
161
C. Tujuan Pembelajaran
Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik
diharapkan dapat :
1. Mengidentifikasi peristiwa penting yang dialami tokoh dalam teks biografi
dengan tepat melalui lisan atau tulisan.
2. Menemukan hal-hal yang dapat diteladani dalam teks biografi dengan
tepat melalui tulisan
3. Menceritakan kembali isi teks biografi yang telah dibaca menggunakan
bahasa sendiri dengan tepat
D. Materi Pembelajaran
1. Definisi biografi
Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang
lain. Dalam biografi disajikan sejarah hidup, pengalaman-pengalaman,
sampai kisah sukses orang-orang yang sedang diulas. Dalam biografi pada
umumnya menampilkan tokoh-tokoh terkenal, orang sukses atau orang
yang telah berperan besar dalam suatu hal yang menyangkut kehidupan
orang banyak.
162
2. Struktur biografi
Teks biografi termasuk teks narasi. Struktur teks biografi adalah sebagai
berikut.
a) Orientasi atau setting (aim), berisi informasi mengenai latar belakang
kisah atau peristiwa yang akan diceritakan selanjutnya untuk
membantu pendengar/pembaca. Informasi yang dimaksud berkenaan
dengan ihwal siapa, kapan, di mana, dan mengapa.
b) Kejadian penting (important event, record of events), berisi rangkaian
peristiwa yang disusun secara kronologis, menurut urutan waktu, yang
meliputi kejadian-kejadian utama yang dialami tokoh. Dalam bagian
ini mungkin pula disertakan komentarkomentar pencerita pada
beberapa bagiannya.
c) Reorientasi, berisi komentar evaluatif atau pernyataan kesimpulan
mengenai rangkaian peristiwa yang telah diceritakan sebelumnya.
Bagian ini sifatnya opsional, yang mungkin ada atau tidak ada di
dalam suatu cerita ulang.
berperan serta berkarya di belakang layar sebagai istri dan ibu rumah
tangga. Setelah berdiskusi dengan Habibie, Ainun pun akhirnya memilih
opsi yang kedua. Dari pernikahan keduanya, Habibie dan Ainun dikaruniai
dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.
B. J. Habibie pernah menuntut ilmu di Sekolah Menengah Atas
Kristen Dago. Habibie kemudian belajar tentang keilmuan teknik mesin di
Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (sekarang Institut
Teknologi Bandung) pada tahun 1954. Pada 1955–1965, Habibie
melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat
terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diplom
ingenieur pada 1960 dan gelar doktor ingenieur pada 1965 dengan
predikat summa cum laude.
Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah
perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman. Pada tahun
1973, ia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan Presiden Soeharto.
Habibie kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan
Teknologi sejak tahun 1978 sampai Maret 1998. Gebrakan B. J. Habibie
saat menjabat Menristek diawalinya dengan keinginannya untuk
mengimplementasikan "Visi Indonesia". Menurut Habibie, lompatan-
lompatan Indonesia dalam "Visi Indonesia" bertumpu pada riset dan
teknologi, khususnya pula dalam industri strategis yang dikelola oleh PT.
IPTN, PINDAD, dan PT. PAL. Targetnya, Indonesia sebagai negara
agraris dapat melompat langsung menjadi negara Industri dengan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara itu, ketika
menjabat sebagai Menristek, Habibie juga terpilih sebagai Ketua Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang pertama. Habibie terpilih
secara aklamasi menjadi Ketua ICMI pada tanggal 7 Desember 1990.
Puncak karir Habibie terjadi pada tahun 1998, dimana saat itu ia
diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia (21 Mei 1998 – 20 Oktober
1999), setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden ke-7
165
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
3. Metode : Presentasi dan ceramah
F. Media Pembelajaran
1. LCD Projector
2. Laptop
3. Bahan Tayang Prezi Materi Teks Biografi
G. Sumber Belajar
1. Suherli, dkk. 2016. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK
Kelas X Revisi Tahun 2016.
2. Nihil Obstat. 2015. Buku Guru Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK
Kelas X Revisi Tahun 2015.
3. Internet.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
b. Penilaian Pengetahuan : Penugasan
c. Penilaian Keterampilan : Tes lisan
2. Bentuk Penilaian
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Penugasan : lembar penilaian
c. Tes Lisan : lembar penilaian
172
J. Instrumen Penilaian
a. Penilaian Keterampilan
Mengetahui,
Guru Pamong Mata Pelajaran Peneliti
Lampiran 3
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana menurut Ibu antusiasme Antusiasme mereka sih beda-beda ya.
peserta didik terhadap pelajaran Sebagian siswa ada yang punya
bahasa Indonesia? antusiasme tinggi dalam menyimak, ada
juga yang kurang berantusias saat
pelajaran berlangsung.
2 Apakah sebelumnya Ibu sudah pernah Oh kalau untuk prezi ini saya baru
menggunakan media prezi dalam dengar ya. Jadi saya belum pernah
pembelajaran menceritakan kembali, menggunakan media prezi ini dalam
khususnya teks biografi? pembelajaran bahasa Indonesia.
3 Bagaimana pendapat Ibu mengenai Setelah melihat penggunaannya dalam
penerapan media prezi terhadap kegiatan pembelajaran tadi, menurut
pembelajaran menceritakan kembali saya media prezi ini bagus ya. Karena
teks biografi? media ini bisa membuat presentasi
materi jadi lebih menarik dan siswa juga
jadinya mudah paham dengan materi
yang dijelaskan.
4 Menurut Ibu, apakah kedepannya Bisa saja ya, kalau memang sarana dan
media prezi ini bisa digunakan prasarana di ruang kelas mendukung
sebagai media dalam pembelajaran karena ini kan harus tersambung internet
Bahasa Indonesia? yah.
5 Adakah kendala yang akan ditemukan Mungkin kalau saya karena belum
jika media pembelajaran ini pernah tahu media ini sebelumnya, jadi
diterapkan di dalam kelas yang Ibu harus belajar dulu untuk membuatnya ya
ajar? sebelum dipakai di kelas yang saya ajar.
Karena selama ini saya hanya membuat
presentasi dengan power point saja.
179
Lampiran 4
prezi?
5 Apakah pelajaran bahasa Iya.
Indonesia menjadi lebih mudah
dipahami dengan menggunakan
media?
6 Bagaimana pendapat kamu Bagus, jadi mudah penjelasannya.
mengenai penggunaan media prezi
sebagai media pembelajaran teks
biografi?
7 Apakah kamu merasakan adanya Iya. Sebelum pake media, susah buat
perbedaan saat menceritakan nyatet peristiwanya. Kalau pake
kembali isi teks biografi prezi jadi mudah.
menggunakan media prezi dan saat
tidak menggunakan media
pembelajaran apapun?
Lampiran 5
187
188
189
Lampiran 6
190
191
192
193
194
195
196
197
198
Lampiran 7
Transkrip Hasil Tes Menceritakan Kembali Teks Biografi
199
200
201
202
Lampiran 8
203
204
Lampiran 9
205
206
RIWAYAT PENULIS