Anda di halaman 1dari 156

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEMBACA

BERBASIS APLIKASI WATTPAD DENGAN


KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS XI
SMA NEGERI 11 KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh
Siti Syamsiah
11150130000073

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH

iv
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

v
ご存知のように、教師も常に学習しています。先生自身が毎日勉強して
いなければ、どうして先生が教えることができるのでしょうか?

Kau tahu, seorang guru itu juga terus belajar. Bagaimana mungkin seorang
guru bisa mengajar jika gurunya sendiri tak belajar setiap hari?

Ansatsu Kyoushitsu

Koro Sensei

v
ABSTRAK

Siti Syamsiah, 11150130000073, Hubungan antara Kebiasaan Membaca


Berbasis Aplikasi Wattpad dengan Keterampilan Menulis Cerpen Siswa
Kelas XI SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran
2019/2020. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Pembimbing: Dr. Elvi Susanti, M.Pd.

Penelitian ini membahas tentang hubungan antara kebiasaan membaca


berbasis aplikasi Wattpad dengan keterampilan menulis cerpen. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan membaca berbasis
aplikasi Wattpad dengan keterampilan menulis cerpen pada siswa kelas XI MIPA-
1 SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2019/2020. Metode
penelitian yang digunakan adalah kuantitatif korelasional.
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 11 Kota
Tangerang Selatan. Sampel yang digunakan pada penelitian adalah siswa kelas XI
MIPA-1 semester ganjil SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran
2019/2020. Penelitian menggunakan dua instrumen penelitian yaitu tes
angket/kuesioner untuk kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad dan tes
menulis untuk menulis cerpen siswa kelas XI MIPA-1 SMA Negeri 11 Kota
Tangerang Selatan tahun pelajaran 2019/2020. Penilaian cerpen dilihat dari
beberapa unsur cerpen seperti tema dan kandungan makna, kekuatan tokoh,
kekuatan alur, dan kekutan latar. Teknik pengumpulan data menggunakan tes
angket/kuesioner, tes menulis, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kebiasaan membaca
berbasis aplikasi Wattpad siswa kelas XI MIPA-1 SMA Negeri 11 Kota
Tangerang Selatan menunjukkan berada dalam kategori sedang sebanyak 15 siswa
(50%). Sedangkan tingkat keterampilan menulis cerpen berada dalam kategori
tinggi sebanyak 18 siswa (60%). Maka dari itu dapat dikatakan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad
dengan keterampilan menulis cerpen siswa dengan hasil uji nilai Pearson
Correlation adalah 0,603 dengan nilai r tabel 0,361.

Kata Kunci: aplikasi Wattpad, cerpen, kebiasaan membaca, keterampilan


menulis.

vi
ABSTRACT

Siti Syamsiah, The Relationship between Reading Habits Based on the Wattpad
Application and Short Story Writing Skills for Class XI Students of SMA Negeri
11 Kota Tangerang Selatan in Academic Year 2019/2020. Department of
Indonesian Language and Literature Education, Faculty of Tarbiya and
Teaching Sciences, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.
Advisors: Dr. Elvi Susanti, M.Pd.
This study discusses the relationship between reading habits based on the
Wattpad application and short story writing skills. The purpose of this study was
to determine the relationship between reading habits based on the Wattpad
application and short story writing skills in class XI MIPA-1 students of SMA
Negeri 11 Kota Tangerang Selatan for the 2019/2020 academic year. The research
method used is correlational quantitative.
The population of this study were students of class XI SMA Negeri 11
Kota Tangerang Selatan. The sample used in the study were students of class XI
MIPA-1 in the odd semester of SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan in the
2019/2020 school year. The study used two research instruments, namely a
questionnaire test for reading habits based on the Wattpad application and a
writing test for writing short stories for class XI MIPA-1 students of SMA Negeri
11 Kota Tangerang Selatan in the 2019/2020 school year. The assessment of short
stories is seen from several short story elements such as the theme and content of
meaning, the strength of the characters, the strength of the plot, and the strength of
the background. The data collection technique used a questionnaire test, writing
test, and documentation.
The results of this study indicate that the level of reading habits based on
the Wattpad application of class XI MIPA-1 students of SMA Negeri 11 Kota
Tangerang Selatan shows that they are in the moderate category as many as 15
students (50%). While the skill level of writing short stories is in the high
category as many as 18 students (60%). So from that it can be said that there is a
significant relationship between reading habits based on the Wattpad application
with students' short story writing skills with the results of the Pearson Correlation
value test is 0.603 with an r table value of 0.361.

Key Words: Wattpad app, short stories, reading habits, writing skills.

vii
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur atas ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan segala
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Hubungan antara Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi Wattpad
dengan Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas XI SMA Negeri 11 Kota
Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2019/2020”. Selawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw., kepada keluarga, sahabat, serta kita
selaku hambanya.
Penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak atas dukungan dan
motivasi yang telah diberikan selama ini. Pada kesempatan ini penulis juga ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan setulus hati
kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Novi Diah Haryanti, M.Hum. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta serta Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan dukungan,
motivasi, dan arahan selama proses perkuliahan.
4. Dr. Elvi Susanti, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
waktu, dukungan, motivasi, dan kesabarannya dalam memberikan arahan pada
proses penyusunan skripsi.
5. Dra. Mahmudah Fitriyah, M.Pd. dan Didah Nurhamidah, M.Pd. selaku penguji.
6. Seluruh Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu
selama penulis menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

viii
7. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah dan memberikan bantuan
penyediaan referensi dalam menulis penelitian ini kepada penulis.
8. Rodani, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan
yang telah memberikan kesempatan dan memfasilitasi untuk melakukan
penelitian secara langsung.
9. Dra. Suryani, selaku Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 11 Kota Tangerang
Selatan yang telah memberikan izin serta bimbingan dengan tulus kepada
penulis.
10. Teruntuk kedua orang tua penulis (Bapak H.M. Djoeaini HZ dan Mama Latifah),
kakak dan adik penulis (Nuraini, Zulfahmi, Halimah, Nur Rahmah, dan Zulkifli),
serta sepupu (Ira Ratnadilla, Rini Arsenoy, Rian, Aldiansyah, dan Moh Zaky)
yang selalu memberikan motivasi baik moral maupun materil dan tak pernah
henti memberikan semangat selama penulis menempuh pendidikan.
11. Teman-teman seperjuangan PBSI 2015.
12. Teman-teman seperbimbingan Ari Rahmawati, Ira Fauziyyah, Nur Ardhillah,
Dwi Fuji Listiari, Rizki Amalia, dan Siti Rahmi Nurul Suci.
13. Teman-teman sepermainan Lisa Ariani, Shuffu Ilmi A‟raafi, Nur Atikah, Purkon
Usmanul Hakim, Faiz Choa, Fathur Rahman, Fawzan Ghalib, Puput Handayani,
Nia Haryani, Indah Bella, Zundy Al-Amin, Puti Alicia, Irah Safitri, Daisy
Afafadha, Ilhamiah Mia, Yaseer Irfan, Imron Sukriyadi, Abi Izza, Ammy
Latifah, Dina Widayanti, Adisti Sesaria, dan Yassir Nur Zeha yang tak henti
pula memberikan semangat, bantuan, dan motivasi kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
memberikan bantuan dan dukungan serta semangat kepada penulis dalam rangka
menyelesaikan skripsi ini.

ix
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih adanya kekurangan,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat
menjadi pelajaran dalam penulisan dan dalam hal lainnya. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta, 30 November 2020

Siti Syamsiah

x
DAFTAR ISI
Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah............................................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .............................................................................................. 7
D. Rumusan Masalah .................................................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 7
F. Manfaat dan Kegunaan Penelitian ....................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORETIS ...................................................................... 10
A. Deskriptif Teoretik ............................................................................................... 10
1. Hakikat Membaca ........................................................................................... 10
2. Kebiasaan Membaca ....................................................................................... 13
3. Media Sosial .................................................................................................... 14
4. Wattpad ............................................................................................................ 16
5. Keterampilan Menulis .................................................................................... 19
6. Cerpen (Cerita Pendek) .................................................................................. 25
7. Kriteria Penilaian dalam Menulis Cerpen.................................................... 34
B. Penelitian yang Relevan ...................................................................................... 36
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN .......................................................... 38
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................ 38
B. Metode dan Desain Penelitian ............................................................................ 38
1. Metode Penelitian ........................................................................................... 38
2. Desain Penelitian ............................................................................................ 38

xi
C. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................................... 39
1. Populasi Penelitian.......................................................................................... 39
2. Sampel Penelitian ........................................................................................... 39
D. Variabel Penelitian ............................................................................................... 40
E. Teknik Pengumpulan Data.................................................................................. 40
1. Teknik Angket/Kuesioner .............................................................................. 40
2. Teknik Tes ....................................................................................................... 41
3. Dokumentasi .................................................................................................... 41
F. Instrumen Penelitian ............................................................................................ 42
1. Angket .............................................................................................................. 42
2. Tes ..................................................................................................................... 47
G. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 51
1. Uji Prasyarat Analisis ..................................................................................... 51
2. Pengajuan Hipotesis ....................................................................................... 52
H. Hipotesis Statistik ................................................................................................ 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 53
A. Profil Sekolah ....................................................................................................... 53
1. Sejarah Singkat................................................................................................ 53
2. Visi, Misi, dan Tujuan Strategis ................................................................... 53
3. Data Guru ......................................................................................................... 54
4. Data Siswa ....................................................................................................... 55
B. Deskripsi Pengumpulan Data ............................................................................. 55
C. Deskripsi Data Tes ............................................................................................... 56
D. Deskripsi Data Penelitian .................................................................................... 57
1. Variabel Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi Wattpad ....................... 57
2. Variabel Keterampilan Menulis Cerpen ...................................................... 60
E. Uji Persyaratan Analisis ...................................................................................... 63
1. Uji Normalitas ................................................................................................. 63
2. Uji Linearitas ................................................................................................... 64
3. Hasil Penelitian Pengujian Hipotesis ........................................................... 65
F. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................................. 67
1. Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi Wattpad ....................................... 67
2. Keterampilan Menulis Cerpen ...................................................................... 68
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 73

xii
A. Simpulan................................................................................................................ 73
B. Saran ...................................................................................................................... 73
1. Bagi Guru ......................................................................................................... 73
2. Bagi Peneliti Lain ........................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75
LAMPIRAN
LEMBAR UJI REFERENSI
TENTANG PENULIS

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Kebiasaan Membaca ............................................ 43


Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Kebiasaan Membaca ............................................. 44
Tabel 3.3. Hasil Uji Reliabilitas Kebiasaan Membaca ......................................... 46
Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Kebiasaan Membaca ............................................ 46
Tabel 3.5. Rubrik Penilaian Tugas Menulis Fiksi ................................................. 47
Tabel 3.6. Penilaian Aspek Tema dan Kandungan Makna ................................... 48
Tabel 3.7. Penilaian Aspek Kekuatan Tokoh ........................................................ 48
Tabel 3.8. Penilaian Aspek Kekuatan Alur ........................................................... 49
Tabel 3.9. Penilaian Aspek Kekuatan Latar .......................................................... 50
Tabel 3.10. Kriteria dan Presentase Nilai Menurut Burhan Nurgiyantoro ........... 51
Tabel 4.1. Data Siswa SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan ......................... 55
Tabel 4.2. Hasil Data Nilai Angket Kebiasaan Membaca .................................... 57
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Data Kebiasaan Membaca .................................. 58
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Data Kebiasaan Membaca .................................. 60
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Menulis Cerpen ................... 61
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Menulis Cerpen ................... 63
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Kebiasaan Membaca dan Menulis ..................... 64
Tabel 4.8. Hasil Uji Linieritas Kebiasaan Membaca dan Menulis ....................... 65
Tabel 4.9. Hasil Uji Hipotesis Korelasi Product Moment .................................... 66
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Data Kebiasaan Membaca ................................ 67
Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Menulis Cerpen ................. 68
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Menulis setiap Skor ........... 69
Tabel 4.13. Analisis Keterampilan Menulis Cerpen ............................................. 70

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Desain Penelitian


Gambar 2. Histogram Data Kebiasaan Membaca
Gambar 3. Histogram Data Keterampilan Menulis Cerpen

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Bimbingan Skripsi


Lampiran 2 : Surat Permohonan Izin
Lampiran 3 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 4 : Lembar Uji Referensi
Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 6 : Data Pengkodean Nama Siswa
Lampiran 7 : Instrumen I dan II
Lampiran 8 : Hasil Uji SPSS dan Statistik

Lampiran 9 : Hasil Uji Angket dan Analisis

Lampiran 10 : Cerpen Siswa

Lampiran 11 : Dokumentasi Kegiatan

Lampiran 12 : Riwayat Penulis

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Secara umum bahasa dapat didefinisikan sebagai alat komunikasi
verbal. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang sangat penting
bagi kehidupan manusia. Bahasa juga sebagai alat menyatakan dan
memahami pikiran dan perasaan, karena dalam menyatakan dan memahami
pikiran, seseorang memerlukan proses atau menalar sebuah bahasan atau
gagasan dengan tahapan berpikir, menyatakan, dan memahami. Penggunaan
bahasa yang baik akan memudahkan seseorang untuk berkomunikasi, adapun
jenis bahasa yakni bahasa lisan dan bahasa tulisan. Pendidikan bahasa
merupakan salah satu aspek proses pembelajaran dasar yang perlu
dikembangkan. Proses pendidikan pengembangan kemampuan berbahasa
merupakan hal dasar yang perlu mendapat perhatian serius. Keterampilan
berbahasa merupakan modalitas utama bagi siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran dalam setiap jenjang pendidikan.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia tidak terlepas dari keterampilan
membaca dan menulis. Bahkan permasalahan terbesar dan mendasar di dalam
pembelajaran bahasa Indonesia saat ini adalah permasalahan berkenaan
dengan kemampuan dan kebiasaan membaca dan menulis. Saat ini
keterampilan membaca dan menulis mendapat porsi yang lebih dibandingkan
keterampilan yang lain. Hal ini dilakukan mengingat masih minimnya budaya
membaca dan menulis pada siswa.
Kebiasaan membaca sangat penting dalam kehidupan, karena dari
membaca seseorang dapat memperoleh banyak informasi dari bacaan yang
dibacanya. Kebiasaan membaca dapat memengaruhi kosakata yang dimiliki
seorang siswa. Kemudian selain membaca, menulis merupakan keterampilan
berbahasa, keterampilan ini diperoleh seseorang melalui melihat, menyimak,
berbicara, dan membaca. Keempat kegiatan tersebut dihasilkan berdasarkan
pengalaman, usia, dan penggunaan media.

1
2

Pada dasarnya, semua keterampilan dalam bahasa Indonesia penting


untuk dikuasai. Namun, menulis harus diakui sebagai aktivitas yang sangat
berbeda bila dibandingkan dengan menyimak, berbicara, dan membaca.
Iskandarwassid menyatakan bahwa aktivitas menulis merupakan suatu bentuk
manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir
dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan mendegarkan, berbicara,
dan membaca. Dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain,
kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa
yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis
menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa
itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi
haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan tulisan yang runtut
dan padu.1
Menulis bukanlah kemampuan yang dapat dikuasai dengan sendirinya,
melainkan harus melalui proses pembelajaran sehingga diperlukan sebuah
proses panjang untuk menumbuhkembangkan tradisi menulis. Akan tetapi,
menulis justru sering diabaikan. Banyak orang beranggapan bahwa menulis
merupakan kegiatan yang sulit untuk dilakukan sehingga membuat mereka
enggan untuk memulainya. Keterbatasan pengetahuan tentang suatu hal juga
merupakan salah satu faktor penghambat dalam kegiatan menulis karena
inspirasi untuk menulis pun terbatas. Ketika tiba pada pembelajaran menulis,
biasanya siswa merasa kesulitan untuk menuangkan ide-ide mereka dalam
bentuk karangan.
Pandangan umum meyakini bahwa ada hubungan yang positif antara
perkembangan kemampuan membaca dan menulis. Membaca sarana yang
tepat untuk mempromosikan suatu pembelajaran sepanjang hayat. Membaca
dapat digunakan untuk membangun konsep, mengembangkan
pembendaharaan kosakata, memberi pengetahuan, menambah proses
pengayaaan pribadi, mengembangkan intelektualitas, membantu mengerti dan

1
Iskandarwassid, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008), h. 248.
3

memahami masalah orang lain, mengembangkan konsep diri, dan sebagai


suatu kesenangan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kegiatan
membaca sangat bermanfaat dan dapat membuat seseorang menjadi
berkembang.
Kurangnya minat dan kebiasaan membaca siswa dalam membaca
sangat berpengaruh dalam peningkatan keterampilan siswa dalam menulis.
Hal ini disebabkan karena siswa terbiasa menggunakan bahasa lisan sebagai
alat komunikasi langsung daripada bahasa tulis. Selain itu, penggunaan
bahasa lisan cenderung lebih mengarah pada bahasa yang tidak baku. Dengan
demikian, kemampuan siswa dalam memperkaya kosakata pun mengalami
kendala. Pengembangan ide dalam kegiatan menulis pun mengalami
kesulitan.
Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi kurangnya minat siswa
dalam membiasakan diri untuk membaca. Misalnya faktor internal, yaitu
kurangnya minat dan kemauan siswa untuk membaca. Faktor eksternal yaitu
faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti lingkungan pergaulan siswa.
Canggihnya teknologi yang berkembang sekarang ini mempermudah siswa
dalam mencari informasi. Siswa tidak perlu bersusah payah membaca buku-
hanya untuk mencari inforamasi yang mereka butuhkan.
Sejalan dengan munculnya internet yang dapat menghubungkan antar
manusia dari berbagai belahan dunia yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan hidup baik kebutuhan jasmani maupun rohani atau dapat dikatakan
bahwa manusia memerlukan interaksi antar-manusia. Salah satu kebutuhan
seseorang adalah terpenuhinya kebutuhan informasi. Agar terpenuhinya
kebutuhan, maka internet menjadi jawaban atas hal ini. Internet sangat
membantu seseorang untuk melakukan kegiatan membaca yang meliputi
membaca berita atau informasi terbaru, bisa juga membaca hiburan berupa
bacaan fiksi maupun nonfiksi. Namun, selain lahirnya internet turut
menopang dalam perkembangan zaman, internet juga mampu membuat
penggunanya merasa ketergantungan, karena telah memudahkan segala
4

kebutuhan manusia hanya dalam satu genggaman atau bahkan hanya dalam
sekali sentuh.
Kecanggihan dunia digital khususnya internet memang sudah tidak
diragukan lagi. Internet dapat menjangkau berbagai informasi yang kita
inginkan di manapun dan kapanpun kita berada. Melalui internet, dunia luar
dapat diketahui dengan mudah dan cepat, sehingga internet pada saat ini
adalah salah satu hal yang sangat dibutuhkan oleh semua kalangan dalam
melakukan berbagai macam aktivitas sehari-hari. Kecanggihan perkembangan
teknologi informasi yang sangat pesat, sesuatu yang sedang meledak
(trending) di dunia Barat akan segera bisa diketahui di dunia Timur, karena
kemudahan akses informasi yang tidak tertandingi, sudah tidak ada lagi sekat
kewilayahan kecuali otoritas administratif sebuah negara atau bangsa. Dunia
sudah merupakan satu kesatuan yang tak terelakkan. Maka dari itu, dunia
yang sebenarnya luas lalu menjadi kecil yang disebabkan oleh keberadaan
media teknologi informasi yang luar biasa.
Internet memiliki berbagai kelebihan, di antaranya adalah sebagai
media hiburan. Media hiburan sangat dibutuhkan, terlebih lagi bagi
masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan yang banyak menghabiskan
waktu untuk bekerja, sekolah, dan di perjalanan karena kemacetan lalu lintas
ibu kota. Internet menjadi media hiburan untuk menghilangkan kepenatan
sesaat. Adapun media sosial juga dapat dijadikan sebagai media hiburan,
karena dapat menghubungkan seseorang dengan orang lain tanpa bertatap
muka, melainkan hanya dengan sebuah telepon pintar, atau aplikasi yang
dapat menjadi sebuah media hiburan seperti games dan beberapa aplikasi
yang menyediakan kumpulan cerita-cerita fiksi dalam bentuk komik, cerpen,
maupun novel yang dapat menghilangkan rasa jenuh.
Aplikasi yang fungsinya bukan hanya sebagai media hiburan, tetapi
sekaligus media sosial, yaitu aplikasi Wattpad. Wattpad adalah aplikasi yang
menyediakan cerita-cerita dalam bentuk tulisan, seperti novel, cerita pendek,
fan-fiction, puisi, dan lainnya secara digital dengan berbagai genre. Aplikasi
Wattpad ini cocok untuk orang yang gemar membaca. Kalangan pelajar tidak
5

perlu mengeluarkan biaya, karena aplikasi ini secara gratis memberikan


berbagai macam cerita untuk para penikmatnya. Khandaker menjelaskan
bahwa Wattpad memiliki 40 juta pengguna bulanan dengan perhitungan
pendaftaran penggunanya per detik.2 Kebanyakan pembaca Wattpad adalah
anak sekolah menengah pertama sampai pekerja kantoran. Wattpad menjadi
salah satu media untuk memudahkan seseorang dalam membaca karena
mudah diakses.
Aplikasi Wattpad sangat mudah untuk diakses, melalui
www.wattpad.com seseorang dapat membaca dari berbagai genre dan penulis
di seluruh dunia. Wattpad merupakan komunitas media yang didirikan oleh
Allen Yau dan Ivan Yuen di Toronto, Kanada. Sebagai salah satu perusahaan
rintisan, tujuan pendiriannya adalah menyebarluaskan tulisan yang tidak
dikenakan biaya oleh penggunanya, baik penulis maupun pembacanya,
dengan tersedianya berbagai bahasa yang memudahkan pembaca.
Dalam aplikasi Wattpad bukan hanya sarana atau media untuk
membaca saja, namun pengguna dapat menuliskan sebuah karya, bisa
berbentuk novel, cerpen, bahkan puisi. Aplikasi Wattpad dapat dikatakan
sebagai sebuah media yang dapat menumbuhkembangkan keterampilan
dalam menulis, karena dalam aplikasi Wattpad pengguna mendapatkan
komentar dari pengguna lain, komentar biasanya berisi pemberitahuan
kesalahan-kesalahan dalam penulisan seperti tanda baca atau tipografi dan
sebagainya, tak luput juga adanya dukungan berupa dukungan atau vote jika
cerita tersebut bagus dan disukai pembaca lainnya. Bagi seseorang yang
memiliki kebiasaan membaca namun sulit untuk pergi ke perpustakaan atau
tidak memiliki biaya untuk membeli buku, aplikasi Wattpad menjadi solusi
seseorang dalam membaca, karena aplikasi Wattpad menyajikan beraneka
ragam tulisan dan mudah diakses.
Dari berbagai jenis yang dimuat dalam aplikasi Wattpad, cerpen
menjadi salah satu bacaan yang sering dibaca, karena karya sastra ini tidak

2
Dina Purnama Sari, Pengembangan Menulis Kreatif melalui Wattpad, (Jakarta: ABA
BSI, 2017), ISBN: 978-602-61268-4-9. h. C-2.
6

terlalu panjang ceritanya. Cerpen adalah salah satu karya sastra jenis tulisan
fiksi yang dalam pengembangannya menggabungkan pengetahuan atau
pengalaman dengan hasil imajinasi atau inspirasi. Oleh karena itu, membaca
karangan-karangan fiksi dapat menumbuhkan ide. Selain itu, dalam
pengembangan keterampilan menulis baik fiksi maupun ilmiah, mengetahui
lebih banyak tentang bahasan yang akan ditulis semakin bagus. Hasil tulisan
dari orang yang berpengalaman di bidangnya akan lebih berkualitas.
Pada tahap akhir keterampilan berbahasa seseorang dituntut untuk
dapat menungkan ide dalam bentuk bahasa tulis. Tahap ini merupakan suatu
tingkatan yang paling rumit karena selain menuangkan ide, seseorang diuntut
untuk dapat menuangkan gagasan, konsep perasaan, dan kemauan atua
harapan orang lain yang disampaikan melalui tulisannya. Namun, pada
kenyataannya keterampilan menulis kurang disenangi siswa. Oleh sebab itu,
siswa yang mendapat nilai kurang baik pada keterampilan menulis.
Salah satu bentuk kemampuan yang dikaji adalah menulis cerpen.
Menulis cerpen dapat tercapai melalui kegiatan membaca berbagai bacaan
sejenisnya melalui media buku maupun platform, salah satunya adalah
aplikasi Wattpad. Untuk dapat memahami dan mengerti sesuatu yang akan
disampaikan diperlukan kemampuan pengarang untuk mengapresiasikan.
Untuk mengapresiasikan itu pengarang harus membaca. Dengan demikian,
apabila siswa ingin menulis cerpen, salah satu sumber yang dapat dijadkan
acuan adalah dengan membaca menggunakan aplikasi Wattpad.
Melihat betapa pentingnya keterampilan menulis siswa, namun sering
dihindari oleh siswa karena minat untuk menulis kurang, maka menarik jika
meneliti apakah kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad berhubungan
dengan keterampilan menulis cerpen. Alasan pemilihan aplikasi Wattpad
disebabkan bermanfaat bagi siswa untuk menulis karangan cerpen. Dalam
aplikasi Wattpad memuat berbagai macam karya fiksi yang dapat digunakan
sebagai sumber belajar siswa dalam menulis fiksi. Selain itu, dengan
membaca menggunakan aplikasi Wattpad siswa dapat belajar menentukan
unsur-unsur yang terkandung dalam cerpen dan dapat membedakan jenis-
7

jenis karya fiksi lainnya. Jadi, dengan demikian penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Kebiasaan Membaca
Berbasis Aplikasi Wattpad dengan Keterampilan Menulis Cerpen Siswa
Kelas XI SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran
2019/2020”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah, penulis mencoba mengidentifikasi
permasalahan yang dapat dimunculkan dari judul dalam kaitannya dengan
proses pembelajaran, di antaranya sebagai berikut:
1. Siswa memiliki kebiasaan membaca yang masih rendah.
2. Siswa memiliki keterampilan menulis yang masih rendah, khususnya
dalam keterampilan menulis cerpen.
3. Aplikasi Wattpad diperlukan dalam menunjang kebiasaan membaca siswa.
4. Aplikasi Wattpad dimanfaatkan untuk memudahkan kegiatan membaca
dan menulis siswa.
C. Pembatasan Masalah
Batasan masalah diperlukan dalam sebuah penelitian agar masalah
yang diteliti tepat pada tujuan penelitian yang ingin dicapai. Penulis
membatasi penelitian hanya pada hubungan antara kebiasaan membaca
berbasis aplikasi Wattpad dengan keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI
MIPA-1 SMA Negeri 11 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2019/2020.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah tersebut, maka penelitian ini dirumuskan menjadi:
“Bagaimana hubungan antara kebiasaan membaca bebasis aplikasi Wattpad
dengan keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI MIPA-1 SMA Negeri 11
Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2019/2020?”.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka
penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang akan dicapai. Tujuan tersebut
meliputi:
8

1. Tujuan Umum
Berdasarkan pembatasan masalah di atas bahwa tujuan umum dalam
penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan
antara kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad dengan keterampilan
menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan
tahun pelajaran 2019/2020.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
terdapat hubungan antara kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad
dengan keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 11 Kota
Tangerang Selatan tahun pelajaran 2019/2020.
F. Manfaat dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis maupun bagi pembaca
dalam hal:
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat untuk memperoleh
pengetahuan dalam mengkaji dan meneliti bagaimana penggunaan aplikasi
dalam praktik keterampilan menulis di sekolah. Selain itu, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam proses kegiatan belajar
mengajar di kelas, khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
dengan pembelajaran yang inovatif dan efektif, sehingga dapat
memberikan kemudahan dan kesenangan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Guru
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan kontribusi
bagi guru, khususnya guru Bahasa dan Sastra Indonesia yang dapat
menjadikan penelitian ini sebagai:
1) Tolok ukur dalam keterampilan menulis siswa, khususnya
keterampilan menulis cerpen.
9

2) Bahan ajar untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen siswa


dalam pembelajaran menulis.
3) Acuan dalam pembelajaran menulis cerpen yang lebih kreatif dan
inovatif.
4) Mengetahui tingkat kemahiran siswa dalam keterampilan menulis,
khususnya menulis cerpen.
5) Penggunaan aplikasi Wattpad sebagai tolok ukur dalam kebiasaan
membaca siswa yang dapat dijadikan bahan alternatif dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas, khususnya keterampilan
menulis cerpen, sehingga pembelajaran menulis dapat berjalan
dengan efektif.
b. Siswa
1) Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran
menulis, khususnya menulis cerpen.
2) Memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru dalam pembelajaran
menulis cerpen dengan membiasakan membaca, salah satunya
dengan menggunakan aplikasi Wattpad.
3) Menyajikan suasana pembelajaran yang efektif, kreatif, dan
menyenangkan.
4) Mengetahui wawasan mengenai seluk-beluk pembelajaran menulis,
termasuk di dalamnya menulis cerpen.
BAB II
LANDASAN TEORETIS

A. Deskriptif Teoretik
1. Hakikat Membaca
Membaca menduduki posisi serta peran yang sangat penting dalam
konteks kehidupan manusia, terlebih di era informasi dan komunikasi
seperti sekarang ini. Membaca juga merupakan jembatan bagi siapa saja
yang berkeinginan meraih kemajuan dan kesuksesan. Membaca sangat
berperan penting untuk mengangkat derajat suatu bangsa ke pentas
percaturan dunia serta dapat diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain.
Karena dengan membaca, seseorang dapat mengetahui segala hal yang
tidak diketahuinya, dengan kegiatan membaca seseorang akan dapat
mengembangan diri dalam bidangnya masing-masing secara maksimal
serta akan selalu dapat mengikuti perkembangan baru yang terjadi di
sekelilingnya.
Somadayo berpendapat bahwa membaca merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang sangat penting di samping tiga keterampilan
berbahasa lainnya. Hal ini karena membaca merupakan sarana untuk
mempelajari dunia lain yang diinginkan sehingga manusia bisa
memperluas pengetahuan, bersenang-senang, dan menggali pesan-pesan
tertulis dalam bahan bacaan.1 Somadayo menambahkan bahwa membaca
adalah suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti atau
makna yang terkandung di dalam bahan tulis. Di samping itu, membaca
juga merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata/bahan tulis.2
Tarigan berpendapat bahwa membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang

1
Samsu Somadayo, Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2011), h. 1.
2
Ibid., h. 4-5.

10
11

hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa


tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan
satu kesatuan akan terlihat dalam pandangan sekilas. Tujuannya agar
makna kata-kata secara individual dapat diketahui. Jika hal ini tidak
terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau
dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.3
Tarigan menyebutkan beberapa tujuan utama dalam membaca, seperti
untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami
makna bacaan. Makna (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud
tujuan, atau intensif dalam membaca, seperti (1) membaca untuk
menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan
oleh tokoh, (2) membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan
topik yang baik dan menarik, (3) membaca untuk menemukan atau
mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, (4) membaca untuk
menemukan serta mengatahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara
mereka itu, (5) membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa
yang tidak biasa (tidak wajar), (6) membaca untuk menemukan apakah
tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, dan (7)
membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah.4
Definisi membaca juga dikemukakan oleh Gillet dan Temple (dalam
Kholid Harras). Keduanya mengatakan reading is making sense of written
language. Membaca ialah memberi makna terhadap bahasa tulis. Jadi
menurut definisi ini kegiatan yang paling mendasar dari proses membaca
ialah membuat pengertian. Maksudnya ialah memperoleh dan menciptakan
gagasan, informasi, serta imaji mental dari segala sesuatu yang dicetak.
Memberi makna sering disebut „memahami‟. Supaya dapat memahami,
kita harus menjalani berbagai proses yang sering sekali berlangsung secara

3
Henry Guntur Tarigan, Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2015), h. 7.
4
Ibid., h. 9-11.
12

simultan. Dalam kajian membaca, jenis membaca semacam ini


digolongkan dalam membaca kritis serta membaca kreatif.5
Adapun beberapa definisi membaca dalam buku Kholid Harras,
khususnya yang menekankan pada proses membaca sebagaimana
dikemukakan oleh para pakar, sebagai berikut.
a. Membaca itu merupakan suatu kegiatn membedakan huruf dengan
mata dan telinga agar tidak dibingungkan oleh posisinya nanti jika
tampak dalam bentuk tulisan atau terdengar dalam bentuk lisan (Plato)
b. Membaca itu merupakan rekontruksi kejadian di belakang lambangnya
(Korzybski, 1941)
c. Membaca merupakan interaksi antara pembaca dan bahasa yang
tertulis dan pembaca mencoba merekontruksi berita dari penulis
(Goodman, 1968)
d. Membaca itu merupakan interaksi makna yang dikode dalam stimuli
yang visual menjadi makna dalam pikiran pembaca. Interaksi itu selalu
meliputi tiga segi: (1) materi yang akan dibaca, (2) pengetahuan yang
dimiliki oleh pembaca, (3) kegiatan psikologis dan intelektual,
(Gephart, 1970)
e. Membaca merupakan pemikiran (Thondike, 1922)
f. Membaca itu belajar dan membaca itu berpikir (Adler, 1940)
g. Membaca itu merupakan proses pikiran yang merupakan pusat dan
merupakan alat untuk mengubah simbol-simbol yang tampak pada
halaman tercetak (Gray, 1940)
h. Makna lain yang tertera dalam kamus, membaca itu berarti pengujian
dan penafsiran data yang simbolis seperti membaca termometer,
membaca bahan apapun seperti bacaan yang diwajibkan oleh seorang
dosen, dan menderas seperti membaca Quran.6

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca


adalah suatu proses pemahaman serta pelafalan tulisan dan merupakan

5
Kholid Harras, Membaca 1, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 1.9.
6
Ibid., h. 1.11-1.12.
13

suatu kegiatan yang bersifat kompleks. Membaca dituntut untuk berpikir


aktif dalam mengartikan lambang-lambang bunyi untuk mengetahui
makna yang ingin disampaikan atau dapat diartikan sebuah proses yang
dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Membaca semakin penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin
kompleks, di samping itu kemampuan membaca merupakan tuntutan
realitas kehidupan sehari-hari manusia.
2. Kebiasaan Membaca
Pada era informasi ini, membaca sudah menjadi tuntutan. Membaca
mempunyai manfaat yang luar biasa, dengan membaca pengetahuan akan
terus bertambah. Membaca bisa menghilangkan kecemasan dan
kegundahan, terlebih lagi membaca menghindarkan seseorang dari jurang
kebodohan. Dengan membiasakan diri melakukan kegiatan membaca,
keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata atau berbicara ikut
berkembang karena banyaknya kosakata yang tersimpan. Selain itu
kebiasaan membaca juga membantu mengembangkan wawasan dan
menjernihkan cara berpikir.
Membentuk kebiasaan membaca efisien menurut Dalman memakan
waktu yang relatif lama. Oleh karena itu, usaha-usaha pembentukan
hendaklah dimulai sedini mungkin dalam kehidupan, yaitu sejak masa
kanak-kanak. Pada masa kanak-kanak, usaha pembentukan dalam arti
peletakan pondasi minat baca yang baik dapat dimulai sejak kira-kira umur
dua tahun, yaitu sesudah anak mulai dapat mempergunakan bahasa lisan.7
Tampubolon (dalam Dalman) menjelaskan bahwa pembentukan
kebiasaan membaca efesien pada usia dewasa jauh lebih sukar daripada
pembentukan pada saat masih anak-anak. Tetapi bukan tidak mungkin,
karena pada usia dewasa yang perlu dikembangkan adalah minat membaca
dan pembelajaran mengenai teknik-teknik membaca yang baik.8

7
Dalman, Keterampilan Membaca, (Depok: Pt Rajagrafindo Persada, 2013), h. 37.
8
Ibid., h. 39.
14

Kebiasaan membaca sangat penting dalam kehidupan, karena dari


membaca seseorang dapat memperoleh banyak informasi dari bacaan yang
dibacanya, kebiasaan membaca ini dapat memengaruhi kosakata yang
dimiliki seseorang. Dewasa ini, sebagian besar orang memperoleh
informasi dan pengetahuan melalui membaca, di sekolah, kampus,
perkantoran, di jalan sekalipun banyak dijumpai seseorang yang membaca.
Jadi, kebiasaan membaca merupakan bentuk kegiatan yang rutin dilakukan
seseorang di manapun dan kapanpun, dengan menggunakan buku ataupun
media baca lainnya.
Kebiasaan membaca ini dapat disimpulkan sebuah kegiatan yang
dilakukan berulang-ulang secara rutin dan menjadi sebuah pola hidup yang
senang akan membaca. Kegiatan kebiasaan membaca ini dilakukan secara
berulang-ulang tanpa sadar oleh pembaca untuk mendapatkan sebuah
informasi maupun sekedar hiburan semata yang memiliki banyak manfaat
salah satunya adalah memperoleh pengetahuan yang luas. Kebiasaan
membaca tidaklah hanya sekadar untuk mengenal huruf, kebiasaan
membaca memiliki banyak manfaat karena dengan terbiasa membaca
seseorang akan memperoleh pengetahuan yang luas dan kegiatan tersebut
tidak dilakukan dengan paksaan melainkan kemauan diri sendiri.
3. Media Sosial
Internet merupakan produk teknologi yang banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat. Sebagai produk teknologi, maka internet dapat memunculkan
jenis interaksi sosial baru yang berbeda dengan interaksi sosial
sebelumnya. Jika pada masa lalu, masyarakat berinteraksi sescara face to
face communication, maka dewasa ini masyarakat berinteraksi di dalam
dunia maya atau melalu interaksi sosial online. Melalui kecanggihan
teknologi informasi, maka masyarakat memiliki alternatif lain untuk
berinteraksi sosial.9

9
Shiefti Dyah Alyusi, Media Sosial: Interaksi, Identitas dan Modal Sosial, (Jakarta:
Kencana, 2016), h. 1.
15

Pengguna internet, khususnya perangkat bergerak, tentu tidak asing


dengan media sosial, di tengah padatnya aktivitas, bersosialisasi lewat
dunia maya bisa menjadi hiburan tersendiri bagi penggunanya. Hanya
sekedar menyapa orang terdekat atau menulis postingan di lini masa dapat
sejenak menyegarkan pikiran. Media sosial dapat didefinisikan sebuah
media online yang dapat memudahkan manusia dalam berkomunikasi,
berpartisipasi, berbagi, bahkan dapat menciptakan sebuah karya dalam
bentuk tulisan, seperti blog, jejaring sosial, wikipedia, dan forum-forum
lainnya secara virtual. Semua itu merupakan bentuk media sosial yang
paling sering kita jumpai bahkan sudah umum digunakan oleh masyarakat
di seluruh dunia.
Lahir dan berkembangnya media sosial adalah salah satu imbas dari
jaringan pintar internet. Media sosial mulai dikenal di Indonesia sejak 8
tahun lalu. Kehadiran media sosial (Facebook, Twitter, Youtube, Flickr,
Path, Instagram, Blog, Skype, Snapchat, dan Messaging Apps seperti:
Whatsapp, Line, Blackberr Messanger, Yahoo Messanger, Google Talk,
dan lain sebagainya) adalah torehan sejarah yang telah membawa
perubahan dalam proses komunikasi manusia. Proses komunikasi yang
selama ini dilakukan hanya melalui komunikasi tatap muka, komunikasi
kelompok, komunikasi massa, berubah total dengan perkembangan
teknologi komunikasi virtual, khususnya internet. 10
Media sosial dengan segudang manfaat, salah satunya adalah sebagai
ajang pencarian bakat. Perkembangan cerita fiksi digital di Indonesia turut
mendongkrak popularitas. Contohnya aplikasi Wattpad yang berfokus
pada tulisan atau karangan seseorang yang dapat dimuat dan dipublish atau
disebarluaskan ke seluruh pengguna Wattpad. Dengan bergabung dalam
aplikasi ini, karya dapat terpublikasi secara luas, baik kepada pengguna
aplikasi lokal maupun internasional. Setiap karya dan hak cipta tetap
menjadi milik author sebagai penulis. Namun, karyanya punya

10
Elvi Susanti, Keterampilan Menyimak, (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2019), h. 82.
16

kesempatan dibaca oleh banyak orang dan menjadi bagian dari author di
Wattpad.
Beberapa pemaparan di atas mengenai media sosial, maka dapat
disimpulkan bahwa media sosial merupakan media yang dapat digunakan
untuk berbagi informasi, berbagi ide, gagasan, berkreasi, berpikir,
berdebat, menciptakan, bahkan menemukan teman baru dengan sebuah
aplikasi online, dan semua itu hanya dengan melalui gawai atau
smartphone. Selain itu, media sosial juga dapat meningkatkan kemampuan
pengguna untuk berbagi maupun bekerja sama antar pengguna secara
virtual atau tanpa bertatap muka. Tak bisa dipungkiri, media sosial dalam
perkembangan media telah mengambil bentuk yang menandingi media-
media konvensional atau tradisional, seperti televisi, radio, atau media
cetak. Keunggulan itu dapat terjadi karena media sosial tidak
membutuhkan tenaga kerja yang banyak, modal yang besar, dan tidak
terikat oleh fasilitas infrastruktur produksi yang massif seperti kantor,
gedung dan perangkat peliputan yang lain. Media sosial mejadi fenomena
yang semakin mengglobal dan keberadaannya semakin tidak bisa
dipisahkan dari cara berkomunikasi antar manusia karena mudah diakses
di manapun dan kapanpun.
4. Wattpad
Wattpad adalah sebuah aplikasi yang berisikan berbagai macam
bacaan, baik fiksi maupun nonfiksi yang ditulis oleh penulis terkenal,
profesional, maupun penulis awam. Tak hanya aplikasi menulis, Wattpad
juga dapat dibaca oleh penggunanya setelah mendaftarkan diri menjadi
anggota. Selain itu, setiap pengguna dapat memberikan komentar, vote,
dan saling mengikuti sesama anggota sebagai pengikut.
Wattpad merupakan situs online yang menyediakan fitur khusus bagi
pemilik akun untuk mengunggah karyanya secara berkala. Karena
diunggah secara berkala, maka karya sastra yang ada dalam Wattpad
merupakan karya berseri. Jika dalam bentuk novel, maka karya tersebut
biasanya akan diunggaah per bab (chapter) sehingga akan
17

berkesinambungan dari bab awal hingga akhir. Selama proses penulisan


tersebut, author (pemilik akun/pengarang) akan dapat berinteraksi
langsung dengan follower (pengikut/pembaca) yang lebih akrab disebut
reader (pembaca). Author dan reader dapat berinteraksi di kolom
komentar. Bukan hanya memberikan komentar, follower atau reader
bahkan dapat memberikan masukan, kritikan, hinaan, bahkan hujatan.
Seolah-olah telah menjadi kesepakatan yang biasa dan wajar, segala hal
yang disampaikan oleh reader bahkan dapat memengaruhi jalan cerita,
menjadi pertimbangan author untuk melanjutkan, mengubah, atau bahkan
menghentikan cerita.11
Pada tahun 2006, Allen Lau dan Ivan Yuen mendirikan Wattpad,
sebuah jaringan penulis untuk mempublikasikan karya mereka dan dapat
dibaca oleh para pembacanya. Sebagai hasil dari kolaborasi antara Allen
dan Ivan Yuen, pada bulan Februari 2007, Wattpad mengumumkan
penambahan lebih dari 17.000 e-Book dari proyek Gutenberg membuat
mereka tersedia untuk pengguna ponsel. Menurut siaran pers Wattpad Juni
2009, versi iPhone dirilis. Hal ini diikuti oleh peluncuran di Blackberry
App Word pada bulan April 2009, Google Android ada bulan Juni 2009
dan Apple iPad pada bulan April 2010.12
Pengelola Wattpad mengklaim bahwa di tahun 2016 terdapat 45 juta
orang per bulan yang mengakses Wattpad, 15 miliar menit waktu yang
dihabiskan pengguna untuk mengakses Wattpad. Wattpad juga diklaim
memiliki lebih dari 300 juta cerita, dengan 90% aktivitas Wattpad diakses
melalui mobile serta mendukung lebih dari 50 bahasa. Hal ini
membuktikan bahwa sebenarnya masyarakat memiliki ketertarikan
tersendiri dalam hal menulis dan membaca. Sehingga dengan adanya

11
Arif Budi Mawardi, Komodifikasi Sastra Cyber Wattpad pada Penerbit Indie, (Medan:
General Manager Penerbit Sint Publishing, 2018), Sabda Volume 13, Nomor 1, h. 78.
12
Wriderspadd, dalam https://www.wattpad.com/273388340-all-about-wattpad-sejarah-
wattpad, diunduh pada tanggal 24 Agustus 2019 pukul 19.35 WIB.
18

Wattpad memudahkan mereka untuk menyalurkan rasa ketertarikan


tersebut.13
Wattpad pun kemudian muncul sebagai layanan situs yang
memungkinkan pengguna internet untuk membaca atau mengirimkan
karya sastra dalam bentuk cerita pendek, novel, puisi, atau karya sastra
lain. Adapun genre yang terdapat di Wattpad, di antaranya roman, humor,
horor, fiksi remaja, cerita pendek, laga (action), spiritual, fiksi ilmiah,
paranormal, petualangan, fiksi umum, vampire, fantasi, misteri atau
getaran, fiksi sejarah, puisi, manusia serigala, dan klasik. Dari beberapa
genre yang telah tersedia, baik itu cerita fiksi dan nonfiksi, dengan penulis-
penulis pemula dan profesional, para pengguna dapat membaca dan
mengikuti aneka tulisan yang disukai mulai dari bab per bab. Selain
membaca, pengguna atau pembaca dapat berinteraksi langsung dengan
penulis, pembaca dapat meninggalkan komentar pada cerita yang dibaca
maupun sebuah dukungan (vote), serta dapat menyimpan dengan cara
mengunduh cerita-cerita yang hendak dibaca ke dalam perpustakaan
pribadi dan dapat dibaca secara offline di gawai, komputer, dan tablet
pengguna.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dikatakan bahwa Wattpad
adalah salah satu situs dan aplikasi blogging yang memberikan fasilitas
bagi penggunanya untuk menulis dan membaca. Maksud dari menulis dan
membaca adalah menulis cerita yang dibuat oleh pengguna dan juga
membaca cerita yang dibuat oleh pengguna lainnya. Berdasarkan situs
resminya www.wattpad.com. Saat ini Wattpad dapat dipergunakan sebagai
media yang efektif bagi penulis maupun pembaca. Hak cipta sepenuhnya
dimiliki oleh para penulis dan pengguna tidak dikenakan biaya saat
mengunggah tulisannya, pembaca sebagai pengguna dapat membaca aneka
tulisan sesuai dengan genre kesukaannya secara mudah, cepat, dan gratis.

13
Nadya Syaharani dan Adi Bayu Mahadian, Perilaku Menulis Fanfiction Oleh
Penggemar KPOP di Wattpad, (Jakarta: Universitas Telkom, 2017), Jurnal Komunikasi
Global,Volume 6, Nomor 2, h. 201.
19

5. Keterampilan Menulis
a. Definisi Keterampilan Menulis
Keterampilan berbahasa yang paling jarang dilakukan seseorang
adalah keterampilan menulis. Keterampilan ini membutuhkan
pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan dengan ketiga
keterampilan berbahasa yang lain. Menulis bagi sebagian besar orang
masih dianggap sebagai sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Bukan
karena tidak bisa menulis, tapi berbagai kendala yang dihadapi lebih
pada tataran teknis. Dalam hal ini, mayorittas penulis pemula akan
disibukkan dengan tata cara penulisan yang baik, bentuk tulisan yang
disajikan, dan terkadang bingung pada berapa lembar tulisan yang
mampu dihasilkan.
Alek dan Achmad menjelaskan bahwa menulis adalah suatu
kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu
media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa dilakukan pada
kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil.14 Adapun
Sri Wahyuni berpendapat bahwa kemampuan menulis adalah
kemampuan mengungkapkan gagasan kepada pihak lain secara
tertulis.15
Menulis pada dasarnya merupakan suatu bentuk komunikasi
berbahasa (verbal) yang menggunakan simbol-simbol tulis sebagai
mediumnya. Sebagai sebuah ragam komunikasi, dalam menulis
setidaknya terdapat empat unsur yang terlibat. Keempat unsur itu
adalah: (1) penulis sebagai penyampai pesan, (2) pesan atau sesuatu
yang disampaikan penulis, (3) saluran atau medium berupa lambang-
lambang bahasa tulis seperti huruf dan tanda baca, serta (4) penerima

14
Alek dan H. Achmad H.P., Buku Ajar Bahasa Indonesia, (Jakarta: FITK Press, 2009),
h. 66.
15
Sri Wahyuni dan Abd. Syukur Ibrahim, Asesmen Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2012), h. 41.
20

pesan, yaitu pembaca, sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh


penulis.16
Terdapat hubungan antara menulis dan membaca, menulis dan
membaca sama-sama kegiatan berbahasa tulis. Pesan yang disampaikan
oleh penulis dan kemudian diterima oleh pembaca dijembatani melalui
simbol-simbol bahasa yang dituliskan. Goodman (1987, dalam M.
Yunus) menyatakan bahwa membaca dan menulis merupakan suatu
kegiatan yang menjadikan penulis sebagai pembaca, dan pembaca
sebagai penulis. Penulis sebagai pembaca maksudnya, ketika kegiatan
menulis berlangsung, si penulis membaca karangannya. Ia disadari atau
tidak menempatkan dirinya sebagai pembaca untuk melihat dan menilai
apakah tulisannya menyajikan sesuatu yang berarti, layak saji, menarik
dan enak dibaca atau tidak.17
Pendapat lain pula dikemukakan oleh Tarigan juga mengemukakan
bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik
tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan
ekspresi bahasa.18
James C Raymond, writing is more than a medium of
communication. It is a way of remembering and a way of thinking as
well. Writing makes words permanent, and thus expands the
collective memory of human beings from the relatively small store
that we can remember and pass on orally to the infinite capacity of a
modern library.
Writing is also a way of fiding out what we know and what we need
to learn19

16
M. Yunus, dkk., Menulis 1, (Jakarta: Univeristas Terbuka, 2008), h. 1.3.
17
Ibid., h. 1.18.
18
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), h. 22.
19
James C. Raymond, Writing (is an Unnatural Act), (New York: United State of
America, 1980), h. 2.
21

Menulis lebih dari sekedar media komunikasi. Itu adalah cara untuk
mengingat dan juga cara berpikir. Menulis membuat kata-kata
permanen, dan dengan demikian memperluas memori kolektif manusia
dari toko yang relatif kecil yang dapat kita ingat dan sampaikan secara
lisan ke kapasitas tak terbatas dari perpustakaan modern. Menulis juga
merupakan cara untuk mengetahui apa yang kita ketahui dan apa yang
perlu kita pelajari.
Rise B. Axelrod and Charles R. Cooper, writting makes a special
contribution to the way people think. When we write, we compose
meanings. We put together facts and ideas and make something new,
whether in a letter home, in a college essay, or in a memo to the
boss. When we write, we create a complex web of meaning in which
sentence have different relationship to each other.
Writing also contributes uniquely to the way we learn. When we take
notes during lectures or as we read, writing enables us to store new
information in memory.
Writing does still more: it contributes to personal development. As
we write we become more potent thinkers and active learners, and
we come eventually to a better understanding of ourselves through
the recording, clarifying, and organizing of our personal experience
and our innermost thoughts.20
Rise B. Axelrod dan Charles R. Cooper, menulis memberikan
kontribusi khusus pada cara berpikir orang. Saat kami menulis, kami
menyusun makna. Kami mengumpulkan fakta dan ide dan membuat
sesuatu yang baru, baik dalam surat ke rumah, dalam esai perguruan
tinggi, atau dalam memo untuk atasan. Saat kita menulis, kita membuat
jaringan makna yang kompleks di mana kalimat memiliki hubungan
yang berbeda satu sama lain.
Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa kemampuan menulis
merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah
pengetahuan dan keterampilan. Untuk menulis sebuah karangan yang
sederhana pun, secara mekanis kita dituntut memenuhi persyaratan
dasar seperti kalau kita menulis karangan yang rumit. Kita harus

20
Rise B. Axelrod and Charles R. Cooper, Guide to Writing, (United State of America:
St. Martin‟s Press, 1985), h. 2.
22

memilih topik, membatasinya, mengembangkan gagasan,


menyajikannya dalam kalimat dan paragraf yang tersusun secara logis,
dan sebagainya.21
Writing is the stage in which the writer produces a rough draft of the
paper. Here the writer should concentrate on actually writting his
ideas; he should not be concerned with such matters as finding
exactly the right word, restructuring sentences or paragraphs, or
correcting errors in spelling or punctuation. Too much attention to
these matters may constrict or stop the flow of ideas. But the free
flow of ideas is essential during this writing stage.22

Menulis merupakan tahapan di mana penulis menghasilkan draf


kasar dari makalah. Di sini penulis harus berkonsentrasi untuk benar-
benar menulis gagasannya; ia tidak boleh peduli dengan hal-hal seperti
menemukan kata yang benar-benar tepat, menyusun kembali kalimat
atau paragraf, atau mengoreksi kesalahan dalam ejaan atau tanda baca.
Terlalu banyak perhatian pada hal-hal ini dapat membatasi atau
menghentikan aliran ide. Tetapi aliran ide yang bebas sangat penting
selama tahap penulisan ini.
Menulis juga memberikan kontribusi yang unik pada cara kita
belajar. Ketika kita membuat catatan selama kuliah atau saat kita
membaca, menulis memungkinkan kita menyimpan informasi baru ke
dalam ingatan. Menulis lebih banyak lagi: itu berkontribusi pada
pengembangan pribadi. Saat kita menulis, kita menjadi pemikir yang
lebih kuat dan pembelajar aktif, dan pada akhirnya kita mencapai
pemahaman yang lebih baik tentang diri kita sendiri melalui pencatatan,
klarifikasi, dan pengaturan pengalaman pribadi dan pikiran terdalam
kita.
Berdasarkan beberapa definisi dari para ahli, dapat disimpulkan
menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang gunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, menulis menuntut pengalaman,

21
Sabarti Akhadiah, dkk., Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Erlangga, 2012), h. 2.
22
Charles W. Bridges, Writing: Discovering Form and Meaning, (New York: United
State of America, 1984).
23

waktu, kesempatan, latihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan


pengajaran langsung menjadi seorang penulis. Menulis juga menuntut
gagasan yang tersusun secara logis, diekspresikan dengan jelas, dan
ditata secara menarik. Dengan demikian, menulis menjadi salah satu
cara berkomunikasi secara tertulis di samping adanya komunikasi
secara lisan. Selain itu, dalam kegiatan menulis diperlukan adanya suatu
bentuk ekspresi gagasan yang berkesinambungan dan mempunyai
urutan logis dengan menggunakan kosakata dan tata bahasa tertentu
atau kaidah bahasa yang digunakan sehingga dapat menggambarkan
suatu informasi yang diekspresikan dengan jelas. Maka dari itu, dalam
kegiatan menulis diperlukan latihan dan praktik yang dilakukan secara
terus menerus dan teratur.
b. Jenis-Jenis Tulisan
Penjenisan tulisan dapat ditinjau dari berbagai segi, antara lain
berdasarkan keobjektifan masalah dan berdasarkan isi dan sifatnya.
Berdasarkan keobjektifan masalahnya tulisan dapat dibedakan menjadi
tiga jenis, yakni:
1) Tulisan ilmiah
Permasalahan yang disajikan melalui tulisan yang bersifat ilmiah
betul-betul objektif, sebab permasalahan tersebut biasanya sudah
diteliti dengan seksama, baik melalui penelitian di lapangan, di
laboratorium, maupun dengan cara mengkaji buku-buku sumber
yang relevan dengan permasalahan tersebut. Selain itu, tulisan ilmiah
disajikan secara sistematis, logis, dan bahasanya lugas. Contohnya
skripsi, tugas akhir, projek akhir, makalah, laporan pratikum, tesis,
buku teks, dan disertasi.
2) Tulisan popular
Tulisan populer sejatinya disajikan secara sistematis, dengan bahasa
yang lugas, tetapi kelogisan dan kelugasannya masih dapat
dipertanyakan. Kelogisan karangan semi-ilmiah atau tulisan populer
masih dapat dipertanyakan, karena tulisan semacam ini dibuat
24

penulisnya tanpa penelitian yang seksama. Data yang


dikemukakannya cenderung diwarnai oleh pendapatnya sendiri,
walaupun mungkin saja apa yang dikemukakannya itu dapat
dibuktikan kebenarannya.
3) Tulisan fiktif
Berbeda dengan kedua tulisan di atas, pada tulisan fiktif, cerita dan
fakta disajikan betul-betul sangat diwarnai oleh subjektivitas dan
imajinasi pengarangnya, sehingga penafsiran pembaca terhadap
masalah tersebut dapat beraneka ragam. Hal tersebut lebih diperkuat
dengan bahasa yang dipergunakannya. Karangan fiktif cenderung
mempergunakan ragam bahasa yang bersifat konotatif. Contoh
tulisan fiktif sering berupa puisi, cerpen, novel, dan drama, serta
skenario film.23
Berdasarkan dari beberapa jenis tulisan, dapat disimpulkan bahwa
jenis tulisan dibedakan menjadi tiga, yaitu tulisan ilmiah, tulisan
populer, dan tulisan fiktif. Sistematika penulisan tergantung dari jenis
karya tulis yang dibuat, oleh karena itu kaidah yang digunakan antara
penulisan ilmiah, populer, dan fikstif pun berbeda satu sama lain.
c. Tujuan Menulis
Secara garis besar, penulis dengan tulisannya berupaya untuk
memberikan atau menyampaikan segala bentuk dan macam informasi
kepada pembaca. Tentu saja penulis dengan karyanya itu berharap agar
pembaca menerima semua yang diungkapkannya sebagai masukan yang
berharga. Di sini ada semacam unsur mempengaruhi dari penulis
kepada pembaca. Bila tujuan penulis tercapai, maka dengan sendirinya
pembaca telah merasa mendapatkan sesuatu dari penulis.24
Berdasarkan tujuan menulis di atas, dapt disimpulkan bahwa
menulis bertujuan untuk mengekspresikan perasaan dan emosi,

23
Daeng Nurjamal, dkk., Terampil Berbahasa, (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 70.
24
H. Zulkifli Musaba, Dasar-Dasar Keterampilan Menulis, (Yogyakarta: Aswaja
Pressindo, 2017), h. 5.
25

merangsang imainasi dan daya pikir, memberi informasi kepada


pembaca, meyakinkan pembaca, dan untuk terampil menulis kreatif.
d. Fungsi Tulisan
Pada prinsipnya, fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat
komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi
pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir, juga dapat
menolong kita berpikir secara kritis, juga dapat memudahkan kita
merasakan dan menikmati hubungan, memperdalam daya tanggap atau
persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi,
menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu kita
menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak jarang, kita menemui apa yang
sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang, gagasan-
gagasan, masalah-masalah, dan kejadian-kejadian hanya dalam proses
menulis yang aktual.25
Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan pada dasarnya menulis
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan seseorang melalui tulisan
untuk melukiskan, memberi petunjuk, dan memberitahu kepada
pembaca. Penulis dan pembaca dapat berkomunikasi melalui tulisan.
Oleh karena itu, pada prinsipnya hasil tulisan yang paling utama adalah
dapat menyampaikan pesan penulis kepada pembaca, sehingga pembaca
memahami maksud penulis yang dituangkan dalam tulisannya.
6. Cerpen (Cerita Pendek)
a. Sejarah Cerpen
Eko Sugiarto menjelaskan bahwa asal-usul (prototipe cerpen) telah
muncul pada abad ke-14 ketika Boccaccio (Italia) menulis serangkaian
bentuk prosa yang dikumpulkan dalam Decameron (dalam sebuah buku
karya Aoh K. Hadimadja kumpulan karangan ini disebut dengan istilah
novella). Namun, cerpen dalam bentuk yang lebih mapan seperti
sekarang baru muncul pada abad ke-19 ketika beberapa majalah di

25
Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung, Op.
Cit., h. 22-23.
26

Amerika Serikat memerlukan tulisan berupa cerita prosa yang singkat.


Cerita ini dimaksud agar dapat selesai dibaca dalam waktu singkat.
Pelopor cerpen di Amerika Serikat adalah Nathaniel Hawthorne dan
Edgar Allan Poe.26
Di Indonesia cerpen mulai populer pada 1950-an. Cerpen-cerpen
awal dalam kesusastraan Indonesia modern adalah cerita-cerita yang
ditulis oleh M. Kasim dalam bukunya Teman Duduk. Perbedaan yang
jelas antara cerita-cerita lucu M Kasim dengan hikayat atau dongeng
terletak pada suasana cerita. M Kasim berhasil merekam peristiwa-
peristiwa kecil dalam kehidupan sehari-hari dan menuliskannya dengan
gaya humor. Ceritanya terasa segar dan wajar dengan tokoh-tokohnya
yang hidup bergerak dalam jalinan cerita. Tidak ada yang hiperbolis
dan suasana legendaris seperti yang umum kita jumpai dalam dongeng
atau hikayat. Cerpen yang muncul ketika itu memiliki ciri-ciri umum,
antara lain (1) alurnya jelas; (2) tokoh dan latarnya jelas; (3) peristiwa
dan waktu kejadian logis; dan (4) mengandung unsur cerita sebagai ciri
utama prosa.27
Beda halnya dalam buku karangan Antilan Purba, di Indonesia,
cerita pendek bermula pada tahun 1930-an. Sebelumnya bentuk karya
sastra berupa cerita pendek ini tidak dikenal. Pada awal
pertumbuhannya, cerita pendek tidak terlepas dari pengaruh dongeng
dalam masyarakat lama. Yang ditulis dalam cerita pendek masa ini
ialah peristiwa-peristiwa kecil dalam kehidupan sehari-hari yang berisi
seloroh yang mampu membuat orang tertawa. Menulis cerita pendek
belum dimaksudkan sebagai kegiatan mencipta sastra, melainkan
sekadar pekerjaan sampingan. Dalam masyarakat masa itu cerita
pendek terutama berfungsi sebagai teman duduk atau sebagai kawan
bergelut belaka.

26
Eko Sugiarto, Terampil Menulis: Tips dan Trik Menulis Laporan, Opini, Cerpen, Puisi,
Pantun, (Yogyakarta: Morfalingua, 2015), h. 110.
27
Ibid., h. 110-111.
27

Pada dekade 30-an ini, yaitu masa pertumbuhan cerita pendek yang
dimulai pertengahan 1930-an sampai pada permulaan 1940-an. Dalam
dekade ini, kita temukan beberapa penulis cerita pendek yang dapat
dianggap sebagai bapak cerita pendek Indonesia, seperti Muhammad
Kasim, Suman Hs, Armijn Pane, dan Idrus, dari keempat mereka,
Muhammad Kasim dan Suman Hs-lah sebagai bapak pertama cerpenis
Indonesia.28
Perjalanan cerpen di Indonesia sudah cukup lama bersama waktu dan
perkembangan kebudayaan masyarakat Indonesia nilai cerpen pun
mulai berubah. Cerita pendek terus berkembang, penyebarannya
dibantu oleh beberapa majalah pada masanya. Di Indonesia
bermulnculan banyak sekali cerpenis yang mengusung tema berbeda
dalam cerpennya.
b. Definisi Cerpen
Panuti Sudjiman dalam bukunya Kamus Istilah Sastra menyatakan
bahwa cerita pendek adalah kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata)
yang dimaksudkan memberikan kesan tunggal yang dominan. Cerita
pendek hanya memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi pada
satu ketika. Meskipun persyaratan ini tidak dipenuhi, cerita pendek
tetap memperlihatkan kepaduan sebagai patokan. Cerita pendek yang
efektif terdiri dari tokoh atau sekelompok tokoh yang ditampilkan pada
satu latar atau latar belakang dan lewat lakuan lahir atau batin terlibat
dalam satu situasi tikaian dramatik, yaitu perbenturan antara kekuatan
yang berlawanan yang merupakan inti cerita pendek.29
Sebagai patokan atau pedoman umum cerpen terdiri atas 2000 kata
sampai dengan 10.000 kata. Penggolongannya meliputi (1) cerita
pendek (short story), (2) cerita pendek yang pendek (short, short story),
dan (3) cerita pendek yang sangat pendek (very short –short story).
Cerpen yang sangat pendek, hanya terdiri atas 250 sampai dengan 750

28
Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 53.
29
Encep Kusumah, Menulis 2, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 9.4-9.5
28

kata. Cerpen jenis ini biasa disebut cerita mini yang lazim disingkat
cermin. Di Barat, cermin disebut flash yang artinya sekilas atau
sekelebat membacanya. Jenis ini tergolong dalam very short-short
story. Namanya kemudian populer disebut mini-fiksi.
Sementara itu, cerpen yang ditulis sampai dengan 10,000 kata biasa
disebut cerpen (cerita pendek yang panjang). Jenis cerpen ini bila
dikembangkan bisa menjadi novelet atau novel pendek. Karya-karya
cerpen para sastrawan Eropa. Amerika Latin dan AS tahun 1940-1960-
an pada umumnya ditulis begitu panjang dan layak disebut sebagai
cerpen.30 Cerpen yang ideal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1) Ditulis terdiri atas 3.000 atau 4.000 kata;
2) Bahasa dan isinya mudah dipahami; dan
3) Dapat dibaca kurang dari satu jam dan isinya tidak terlupakan oleh
pembacanya dalam waktu lama.31
Ada dua jenis cerpen, yaitu cerpen yang ditulis dengan sempurna
disebut well made short-story dan cerpen yang ditulis tidak utuh disebut
slice of life short-story. Jenis pertama adalah cerpen yang ditulis secara
fokus, yaitu satu tema dengan plot yang sangat jelas dan ending yang
mudah dipahami. Cerpen tersebut pada umumnya bersifat konvensional
dan berdasar pada realitas/fakta. Cerpen jenis ini biasanya enak dibaca
dan mudah dipahami isinya. Pembaca awam bisa membaca cerpen jenis
ini dalam waktu tak kurang dari satu jam.
Sebaliknya, cerpen jenis kedua, yaitu slice of life short-story, tidak
terfokus pada temanya, memancar, sehingga plotnya tidak terstruktur.
Plot (alur) ceritanya kadang dibuat mengembang oleh pengarangnya.
Pada umumnya, cerpen jenis ini ditulis dengan gaya kontemporer dan
bersumber dari ide atau gagasan murni, maka disebut juga cerpen
gagasan. Dengan demikian, cerpen jenis ini seringkali sulit dipahami

30
Naning Pranoto, Seni Menulis Cerita Pendek, (Jakarta: PT Opuss Agrapana Mandiri,
2015), h. 4.
31
Ibid, h. 5.
29

hingga perlu dibaca berulang-ulang. Pembaca karya seperti itu adalah


kalangan tertentu, yang memang paham akan karya-karya sastra.32
Adapun syarat-syarat sebuah cerita itu dianggap sebagai cerita
pendek menurut Jakob Sumarjo (dalam Encep Kusumah) adalah (1)
cerita yang pendek, (2) sifat naratif atau kisahan, dan (3) fiksi atau
rekaan. Agar lebih jelasnya diterangkan, bahwa pertama, sebuah cerita
disebut cerpen atau cerita pendek haruslah cerita yang pendek atau
singkat. Beberapa ahli mengatakan pendeknya cerita itu kurang dari
10.000 kata atau di bawah 30 halaman ketikan kertas kuarto atau a-4
berjarak dua spasi. Akan tetapi, tentang panjang atau pendeknya tulisan
dalam cerita itu orang dapat berdebat. Pendek atau singkat itu dapat
berarti cerita yang habis dibaca kurang dari 30 menit atau cerita yang
dapat dibaca sekali duduk bagaimana dengan cerita yang kurang dari
200 kata atau cerita yang sangat pendek sekali.33
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa cerpen
adalah suatu karangan imajinasi seseorang atau pengarang yang
termasuk ke dalam jenis cerita fiksi (karya kreatif). Cerpen merupakan
sebuah karangan narasi atau cerita non ilmiah yang menceritakan
sebuah peristiwa pokok mengenai kehidupan yang singkat tetapi padat
dan berisi serta dibaca sekali duduk. Walaupun cerita pendek, panjang
cerpen itu sendiri bervariasi. Ciri utama cerita pendek itu singkat, padu,
intensif, dengan unsur-unsur cerita pendek seperti latar, alur, tokoh, dan
lainnya. Biasanya cerita pendek mengandung interpretasi pengarang
tentang konsepsi mengenai kehidupan baik secara langsung maupun
tidak langsung, biasanya jumlah kata yang terdapat dalam cerita pendek
di bawah 10.000 kata.

32
Loc.Cit.
33
Encep Kusumah, dkk., op. cit., h. 9.15-9.16.
30

c. Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen


Sebuah cerpen dibangun dari unsur-unsur, seperti alur, tokoh, latar,
sudut pandang penceritaan, gaya bahasa, tema dan amanat. Berikut
adalah pembahasan masing-masing unsur.
1) Alur
Alur/plot adalah rangkaian peristiwa yang dijalin berdasarkan
hubungan urutan waktu atau hubungan sebab-akibat sehingga
membentuk keutuhan cerita. Sebagai rangkaian cerita, alur
menggambarkan tahapan cerita.34
2) Tokoh
Tokoh adalah pelaku dalam suatu cerita. Sebagai pelaku, tokoh cerita
dapat dibeda-bedakan jenisnya. Ditinjau dari perannya, tokoh cerita
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tokoh utama dan tokoh bawahan.
Tokoh utama merupakan tokoh yang memiliki peranan penting
dalam cerita, sedangkan tokoh bawahan hanya berperan sebagai
pendukung, pelengkap, atau pelayan.35
3) Latar
Latar/setting adalah gambaran tempat, waktu, dan segala situasi di
tempat terjadinya peristiwa. Dari pengertian ini, tampak bahwa latar
mempunyai tiga unsur utama, yaitu waktu, tempat, dan suasana.
Unsur waktu dalam cerita memliki empat kemungkinan, yakni waktu
kini, masa lalu, masa depan, dan waktu tak tentu.36
4) Sudut Pandang Penceritaan
Sudut pandang penceritaan merupakan cara pengarang memandang
toko-tokoh dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu. Empat
sudut pandang penceritaan berikut biasa digunakan pengarang.
a) Pencerita sebagai pelaku utama. Dalam sudut ini, biasanya
pengarang bertindak serba tahu tentang apa yang ada di dalam

34
Nurhadi, Teknik Membaca, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), h. 95.
35
Ibid., h. 96.
36
Ibid., h. 96-97.
31

benak pelaku utama. Biasanya pencerita menggunakan kata


“aku” atau “saya”.
b) Pencerita sebagai pelaku, tetapi bukan sebagai pelaku utama.
Dalam sudut pandang ini, cerita yang disampaikan itu merupakan
kisah orang lain, tetapi pencerita tetap terlibat di dalamnya.
c) Pencerita serba hadir. Dalam sudut pandang ini, pencerita tidak
berperan apa-apa. Pelaku utamanya orang lain, yang biasanya
menggunakan kata ganti “dia‟ dan kadang-kadang disebut
namanya, tetapi pencerita serba tahu apa yang dilakukan bahkan
apa yang dipikirkan pelaku cerita.
d) Pencerita sebagai peninjau. Sudut pandang ini hampir sama
dengan sudut pandang serba hadir. Bedanya, pada sudut ini
pencerita tidak tahu apa-apa terhadap apa yang akan dilakukan
dan apa yang dipikirkan pelaku. Dalam hal ini, pencerita benar-
benar hanya menceritakan apa yang dilihatnya.37
5) Gaya Bahasa
Karya sastra merupakan jenis karangan yang memberikan rasa
keindahan. Rasa keindahan itu di samping dibangun melalui teknik-
teknik pengungkapan, juga menggunakan sarana bahasa. Dengan
bahasa, pengarang membangun cerita dan menyentuh perasaan para
pembaca. Dalam realisasinya, pengarang sering menggunakan gaya
bahasa tertentu, misalnya metafora, pesonifikasi, hiperbola, dan
masih banyak lagi yang lain.38
6) Tema dan Amanat
Tema adalah permasalahan yang menjadi titik tolak pengarang
dalam penyusunan ceritanya, dan sekaligus merupakan persoalan
yang ingin dipecahkan oleh pegarang dengan cerita yang dibuatnya.
Pelajaran yang dapat dipetik dari tema itu disebut amanat. Dalam

37
Ibid., h. 97-98.
38
Ibid., h. 98.
32

karya sastra, kadang-kadang disampaikan secara eksplisit, tetapi


lebih banyak disampaikan secara implisit.39
Unsur intrinsik adalah unsur pembangun cerpen yang berasal dari
dalam cerpen. Jika diibaratkan sebuah bangunan, maka unsur intrinsik
adalah komponen-komponen bangunan tersebut. salah satu poin hilang,
maka bangunan tersebut akan roboh. Begitu pula dengan unsur
intrinsik, jika salah satu unsur hilang maka karya tulis tersebut tidak
bisa disebut sebagai cerpen.
d. Langkah-Langkah Menulis Cerpen
Setiati (dalam Bambang Suharjono) mengingatkan ada tujuh tips
langkah-langkah menulis cerpen atau novel, yaitu:
1) Tema
Ketika hendak menulis cerpen atau novel, pastikan dulu Anda sudah
memiliki tema yang akan diangkat. Tema akan membantu Anda
untuk menghubungkan antara setting plot yang satu dengan yang
lainnya setiap kali Anda berkisah. Dengan begitu dapat dihasilkan
setting cerita yang mampu menghubungkan kisah awal hingga akhir.
Cerita yang bagus adalah cerita yang mengikuti garis batas tema
yang sudah Anda miliki. Tentukan inti cerita Anda.40
2) Tempo
Anda harus mampu menjalin sebuah kisah menjadi sebuah cerita
yang aktif serta mampu mengundang penasaran pembaca. Alur
dalam sebuah cerpen yang efektif biasanya memiliki tempo yang
pendek, sedangkan novel memiliki tempo yang cukup panjang.
Tujuan penggambaran tempo untuk menjalin suatu kejadian dalam
kehidupan karakter utama, yaitu berupa gambaran akan kejadian
sehari-hari.41

39
Loc.Cit.
40
Bambang Suharjono, Sukses Menjadi Penulis, ( Jakarta: ONCOR Semesta Ilmu, 2012),
h. 29.
41
Ibid., h. 30.
33

3) Latar (Setting)
Keterbatasan penyampaian kata-kata dalam cerpen atau novel
mengharuskan Anda untuk secara efektif mengguanakan bahasa
serta memilih setting cerita yang pas. Tentunya yang mampu
menggambarkan tempat kejadian secara tepat sehingga mendukung
jalannya cerita. Buatlah setting semenarik mungkin agar pembaca
seolah merasakan suasana yang sesungguhnya Anda ungkapkan.42
4) Penokohan
Untuk menjaga efektivitas cerita, sebuah cerpen sedikitnya memiliki
tiga tokoh utama. Terlalu banyak tokoh akan mengaburkan cerita.
Jangan sampai Anda terjebak dalam penokohan. Jika bisa fokuskan
cerita mengenai tokoh utama untuk mendukung alur cerita.43
5) Dialog
Kemampuan penulis membuat dialog dalam novel atau cerpen akan
sangat membatu membangun karakter tokoh. Dialog-dialog tersebut
sebaiknya mampu memunculkan tema cerita dan menguatkan
karakter tokoh yang diceritakan.44
6) Alur
Cerita fiksi dikatakan menarik jika penulisnya mampu menyajikan
alur cerita yang mengalir lancar, mudah dipahami, dan enak diikuti.
Oleh karena itu pastikan alur cerita bisa membuat pembaca merasa
penasaran. Teknik membuat alur cerita yang baik dimulai dari
kalimat paragraf pembuka yang menarik (ada kelanjutan) sehingga
bisa menggiring rasa penasaran pembaca untuk mengetahui
kelanjutan ceritanya. Rangkailah alur cerita dimulai dari kalimat
pembuka, pertengahan cerita, lalu penutup. Usahakan membangun
kalimat yang mengandung kejutan atau sesuatu yang menggoda rasa
penasaran pembaca.45

42
Loc.Cit.
43
Ibid., h. 31.
44
Loc.Cit.
45
Loc.Cit.
34

7) Baca ulang
Setelah selesai menulis, usahakanlah untuk membaca ulang hasilnya.
Jangan sampai format dan tanda bacanya terlihat tidak rapi, karena
bisa mengganggu isi cerita Anda sekaligus membuat pembaca
merasa bingung dengan tulisan yang tersaji.46
Untuk menulis atau memproduksi cerpen, seorang penulis harus
mengetahui terlebih dahulu urutan atau langkah-langkahnya dengan baik.
Dengan menggunaka prosedur yang baik, maka proses pembuatan akan
jauh lebih mudah. Langkah-langkah membuat cerpen memang terlihat
menyusahkan. Namun, jika dibaca dengan seksama dari tips di atas, maka
ini sangat mempermudah embuatan cerpen.
7. Kriteria Penilaian dalam Menulis Cerpen
Tes yang digunakan oleh penulis adalah tes keterampilan menulis
berdasarkan kebiasaan membaca siswa dalam aplikasi Wattpad. Penulis
menggunakan pedoman kriteria penilaian untuk mengukur hasil kerja
siswa dengan menggunakan teori Burhan yang diubahsuaikan oleh penulis
sesuai kebutuhan penelitian ini. Penilaian terhadap hasil menulis cerpen
mencakup beberapa aspek, yaitu kesesuaian tema dan kandungan makna,
kekuatan tokoh, kekuatan alur, dan kekuatan latar. Berikut penjelasan
mengenai aspek penilaian tersebut.
a. Tema dan Kandungan Makna
Tema merupakan hal inti atau gambaran besar dari sebuah cerita,
tema sangat menentukan bagaimana cerita akan dibangun dan berakhir
serta membuat orang tertarik atau tidak terhadap cerita tersebut. Oleh
karena itu, ada beberapa hal penting untuk menentukan sebuah tema
dan memiliki kandungan makna tulisan di antaranya:
1) Tema dan kandungan makna cerita digambarkan secara implisit
2) Cerita yang dibuat mengungkapkan unsur didaktis
3) Cerita yang dibuat mengungkapkan pesan moral
b. Kekuatan Tokoh

46
Ibid., h. 32.
35

Tokoh merupakan hal penting dalam cerita, minimalnya dalam


sebuah cerpen adanya tiga tokoh untuk menjalankan sebuah cerita
tersebut. Oleh karena itu, ada beberapa hal penting untuk
menggambarkan tokoh dalam cerita di antaranya:
1) Tokoh dalam cerita digambarkan memiliki kualifikasi mental
2) Tokoh dalam cerita digambarkan memiliki kualifikasi fisik
3) Tokoh dalam cerita digambarkan memiliki kualifikasi watak tertentu
c. Kekuatan Alur
Alur merupakan rangkaian sebuah cerita, sebuah cerita dikatakan
menarik jika penulisnya mampu menyajikan alur cerita yang mengalir
lancar, mudah dipahami, dan enak diikuti. Oleh karena itu, ada
beberapa hal penting untuk menggambarkan alur dalam cerita di
antaranya:
1) Tahap penyituasian digambarkan dengan jelas
2) Tahap pemunculan konflik digambarkan dengan jelas
3) Tahap peningkatan konflik digambarkan dengan jelas
4) Tahap klimaks digambarkan dengan jelas
5) Tahap penyelesaian digambarkan dengan jelas
d. Kekuatan Latar
Latar (setting) merupakan gambaran suatu tempat, tentunya yang
mampu menggambarkan tempat kejadian secara tepat sehingga
mendukung jalannya cerita. Oleh karena itu, ada beberapa hal penting
untuk menggambarkan latar dengan baik di antaranya:
1) Latar tempat terjadinya peristiwa dalam cerita digambarkan dengan
lengkap
2) Latar waktu terjadinya peristiwa dalam cerita digambarkan dengan
lengkap
3) Latar sosial budaya terjadinya peristiwa dalam cerita digambarkan
dengan lengkap
36

B. Penelitian yang Relevan


Penelitian ini merupakan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
dengan tema yang serupa atau hampir serupa. Penelitian ini memiliki tujuan
untuk memberikan pemaparan mengenai penelitian yang telah dilakukan.
Pada bagian-bagian ini akan dipaparkan beberapa hasil penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya.
Pertama, skripsi dengan judul “Hubungan Kebiasaan Membaca Cerpen
dengan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 6
Yogyakarta”. Penelitian ini dilakukan oleh Uswatun Chasanah, mahasiswi
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan
Seni, Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2016.47 Persamaan penelitian
tersebut dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama mencari
hubungan kebiasaan membaca dengan keterampilan menulis. Perbedaannya
terletak pada objek penelitian, Uswatun Chasanah meneliti mengenai
keterampilan menulis narasi sedangkan penulis meneliti mengenai
keterampilan menulis cerpen. Sampelnya pun berbeda, Uswatun Chasanah
mengambil sampel siswa kelas X sedangkan penulis mengambil sampel siswa
kelas XI.
Kedua, skripsi dengan judul “Hubungan antara Motif terhadap
Kepuasan Pengguna Aplikasi Wattpad (Studi pada Mahasiswa Komunikasi
Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2014-2016).
Penelitian ini dilakukan oleh Rizka Fitriana Sari, mahasiswi Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017.48 Persamaan
penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama
menggunakan aplikasi Wattpad untuk mencari hubungan atau korelasi.

47
Uswatun Chasanah, Hubungan Kebiasaan Membaca Cerpen dengan Keterampilan
Menulis Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Yogyakarta, (Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta, 2016), diunduh pada tanggal 13 Mei 2019.
48
Rizka Fitriana Sari, Hubungan antara Motif terhadap Kepuasan Pengguna Aplikasi
Wattpad (Studi pada Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2014-2016), (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017), diunduh pada tanggal 14
Mei 2019.
37

Perbedaannya terletak pada objek dan sampel penelitian, Rizka Fitriana Sari
meneliti tentang kepuasan pengguna aplikasi Wattpad dengan mengambil
sampel 60 mahasiswa aktif KPI UIN Jakarta angkatan 2014-2016, sedangkan
penulis meneliti keterampilan menulis cerpen dengan mengambil sampel
siswa kelas XI SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan.
Ketiga, jurnal dengan judul ”Perilaku Menulis Fanfiction Oleh
Penggemar Kpop di Wattpad”. Penelitian ini dilakukan oleh Nadya Syaharani
dan Adi Bayu Mahadian, Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi,
Universitas Telkom tahun 2017.49 Persamaan penelitian tersebut dengan
penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama menggunakan aplikasi
Wattpad. Perbedaannya terletak pada pengambilan subjek yaitu perilaku
menulis dan mengambil sampel penggemar Kpop di Wattpad, sedangkan
penulis meneliti keterampilan menulis cerpen dengan mengambil sampel
siswa kelas XI SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan.

49
Nadya Syaharani dan Adi Bayu Mahadian, Perilaku Menulis Fanfiction oleh
Penggemar KPOP di Wattpad, (Jakarta: Universitas Telkom, 2017), Jurnal Komunikasi Global,
Volume 6, Nomor 2, 2017, diunduh pada tanggal 14 Mei 2019.
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 11 Kota Tangerang
Selatan yang berlokasi di Jalan Sumatera I RT 002/06 Rawa Lele, Kelurahan
Jombang, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2019 sampai Desember
2020 waktu penyelesaian skripsi.
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang tepat sangat diperlukan dalam pelaksanaan
suatu penelitian, metode penelitian dapat digunakan sebagai pedoman
dalam kegiatan penelitian sehingga dengan penggunaan metode yang
tepat, tujuan penelitian dapat tercapai. Pada penelitian ini, metode yang
tepat adalah metode korelasional. Emzir mengungkapkan bahwa penelitian
korelasional menggambarkan suatu pendekatan umum untuk penelitian
yang berfokus pada penaksiran kovariasi di antara variabel yang muncul
secara alami. Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mengidentifikasi
hubungan prediktif dengan menggunakan teknik korelasi atau teknik
statistik yang lebih canggih. Hasil penelitian korelasional juga mempunyai
implikasi untuk pengambilan keputusan, seperti tercermin dalam
penggunaan prediksi aktuarial secara tepat.1 Maka dari itu, metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
2. Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan
membaca berbasis aplikasi Wattpad dengan keterampilan menulis cerpen.
Mengacu pada tujuan penelitian, maka penelitian ini dapat dikategorikan

1
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif, (Depok: Rajawali
Press, 2017), 37.

38
39

sebagai penelitian survei dengan analisis korelasional. Hasil dari penelitian


ini kemudian akan diinterpretasikan dengan analisis deskriptif. Dalam
penelitian ini dibahas dua variabel yang terdiri dari dua variabel, yakni
variabel bebas, yaitu kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad (X)
dan variabel terikat yaitu keterampilan menulis cerpen (Y). Hubungan
antar variabel dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1: Desain Penelitian

X Y

Keterangan:
X : kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad
Y : keterampilan menulis cerpen
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.2 Pada penelitian ini
populasinya yaitu seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 11 Kota Tangerang
Selatan tahun pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 303 siswa/i . Alasan
penulis menetapkan populasi ini karena terdapat materi cerpen pada
semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 dan masih rendahnya kebiasaan
membaca pada kelas XI.
2. Sampel Penelitian
Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian
tersebut disebut dengan sampel. Sampel adalah sebagai bagian dari
populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan
cara-cara tertentu.3 Sampel yang digunakan adalah siswa kelas XI MIPA-1
tahun pelajaran 2019/2020 sebanyak 30 siswa. Alasan penulis memilih

2
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 118.
3
Ibid., h. 121.
40

kelas tersebut berdasarkan saran dari guru bidang studi Bahasa Indonesia
kelas XI SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian.4 Variabel dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
variabel bebas atau independent variable dan variabel terikat atau dependent
variable. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Sedangkan yang dimaksud dengan variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel yang lain.
Sesuai dengan judul skripsi Hubungan antara Kebiasaan Membaca
Berbasis Aplikasi Wattpad dengan Keterampilan Menulis Cerpen Siswa
Kelas XI SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran
2019/2020, maka variabel yang penulis maksudkan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Variabel bebas adalah kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad siswa
kelas XI SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran
2019/2020.
2. Variabel terikatnya adalah keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI
SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2019/2020.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang lebih akurat diperlukan beberapa
metode sesuai dengan data yang diungkap. Data yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah data mengenai kebiasaan membaca berbasis aplikasi
Wattpad dan keterampilan menulis cerpen. Dalam penelitian ini terdapat tiga
teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut.
1. Teknik Angket/Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dipakai untuk

4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2014), h. 161.
41

menyebut metode maupun instrumen. Jadi dalam menggunakan metode


angket atau kuesioner instrumen yang dipakai adalah angket atau
kuesioner.5 Teknik angket/kuesioner digunakan untuk memperoleh data
mengenai kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad.
Arikunto menjelaskan ada beberapa jenis, tergantung pada sudut
pandang, jika dipandang dari cara menjawab, maka ada kuesioner terbuka
dan kuesioner tertutup. Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah
teknik angket tertutup, artinya angket tersebut dilaksanakan secara
langsung kepada yang diukur (responden) untuk diisi sesuai petunjuk atau
ketentuan.6
2. Teknik Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Ditinjau dari sasaran atau objek yang dievaluasi, maka dibedakan adanya
beberapa macam tes dan alat ukur lain.7 Teknik tes serentetan pertanyaan
atau latihan serta alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data
tentang keterampilan menulis cerpen siswa.
3. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.8 Dokumentasi
yang ditampilkan berupa beberapa hasil angket dan analisis kerja siswa
serta beberapa foto kegiatan yang digunakan sebagai bukti nyata telah
diadakannya penelitian dan untuk mengabadikan segala bentuk kegiatan

5
Ibid., h. 194.
6
Ibid., h. 195.
7
Ibid., h. 193.
8
Ibid., h. 201.
42

pada saat proses pengambilan data di kelas untuk mendukung penelitian


ini.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu
metode.9 Instrumen penelitian yang digunakan untuk menjaring data
penelitian yang dibuat berdasarkan indikator-indikator variabelnya. Indikator-
indikator yang menjadi kriteria penilaian yaitu kebiasaan membaca berbasis
aplikasi Wattpad dan keterampilan menulis cerpen siswa ditunjukkan dengan
jawaban yang diberikan pada angket dan tes.
1. Angket
a. Pengembangan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu kebiasaan
membaca berbasis aplikasi Wattpad dan keterampilan menulis cerpen.
Instrumen berupa angket digunakan untuk memperoleh data mengenai
kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad. Aspek kebiasaan
membaca berbasis aplikasi Wattpad diukur dengan kisi-kisi sebagai
berikut:
1) Intensitas Membaca
Banyak atau tidaknya informasi yang didapatkan pembaca dari
bacaan tergantung dari intensitas membacanya. Intensitas
berhubungan dengan frekuensi, yaitu seberapa sering kegiatan
tersebut dilakukan. Kegiatan yang sering dilakukan dan dilakukan
secara terus menerus disebut kegiatan intensif.
2) Kenyamanan dalam Membaca
Keyamanan dalam membaca diihat dari beberapa faktor penunjang
untuk melakukan kegiatan membaca, seperti tempat yang nyaman,
waktu luang, dan suasana yang dapat memengaruhi kegiatan
membaca.
3) Segala Jenis Bacaan

9
Ibid., h. 192.
43

Segala jenis bacaan yang dibaca, seperti jenis novel, cerpen, artikel,
dan sebagainya. Dengan genre seperti horor, thriller, komedi,
action, romansa, sci-fi, dan masih banyak lagi.

Tabel 3.1.
Kisi-Kisi Instrumen Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi Wattpad10
Jumlah
Variabel Indikator Nomor Butir Soal Butir Soal

Intensitas 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
membaca 9, 10 10 soal
Kebiasaan
Kenyamanan
Membaca 11, 12, 13, 14, 15,
dalam membaca
Berbasis Aplikasi 16, 17, 18, 19, 20. 10 soal
Wattpad Segala jenis 21, 22, 23, 24, 25,
bacaan 26, 27, 28, 29, 30. 10 soal
(Diubahsuaikan berdasarkan keperluan penulis)
b. Uji Coba Instrumen
Untuk mengetahui yang dipersiapkan saat pengumpulan data
penelitian benar-benar mengukur apa yang hendak diukur, maka
dilakukan uji coba instrumen terhadap populasi. Tujuannya adalah
untuk menguji validitas dan reliabilitas. Uji coba dilakukan kepada 30
siswa kelas XII SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan secara acak
yang tidak menjadi sampel dalam penelitian ini.
1) Uji validitas instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang

10
Siwi Sukmawati, Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Cerpen dengan Kreativitas di dalam
Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Negeri di Kabupaten Sleman, (Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta, 2015, diunduh pada tanggal 16 Mei 2019.
44

valid berarti memiliki validitas rendah.11 Validitas digunakan untuk


mengetahui valid atau tidak suatu item yang telah dibuat. Suatu
instrumen dikatakan valid apabila mempunyai kejituan dan ketelitian
terhadap aspek yang hendak diukur. Untuk menghitung validitas
item digunakan rumus statistik Korelasi Product Moment dengan
angka kasar sebagai berikut.
( ) ( )
* ( ) +* ( ) +

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi

N : jumlah sampel

X : nilai variabel 1

Y : nilai variabel 212

Uji validitas penelitian instrumen angket ini diolah dengan


menggunakan bantuan program SPSS 22 for Windows. Berdasarkan
hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS 22 diperoleh hasil
uji validitas pada instrumen kebiasaan membaca berbasis aplikasi
Wattpad dengan 30 butir soal yang diketahui keterangan valid/sahih
berjumlah 25 soal pernyataan dan tidak valid/gugur 5 soal
pernyataan. Adapun tabel hasil uji validitas terlihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.2.
Hasil Uji Validitas Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi Wattpad13
Butir soal R Hitung R Tabel Keterangan
soal_1 0,419 0,361 Valid
soal _2 0,578 0,361 Valid
soal _3 0,435 0,361 Valid

11
Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h. 211.
12
Ibid., h. 213.
13
Perhitungan menggunakan bantuan program SPPS 22 for Windows.
45

soal _4 0,702 0,361 Valid


soal _5 0,594 0,361 Valid
soal _6 0,430 0,361 Valid
soal _7 0,435 0,361 Valid
soal _8 0,578 0,361 Valid
soal _9 0,702 0,361 Valid
soal _10 0,430 0,361 Valid
soal _11 0,594 0,361 Valid
soal _12 0,619 0,361 Valid
soal _13 0,618 0,361 Valid
soal _14 0,458 0,361 Valid
soal _15 0,588 0,361 Valid
soal _16 0,618 0,361 Valid
soal _17 0,412 0,361 Valid
soal _18 0,714 0,361 Valid
soal _19 0,599 0,361 Valid
soal _20 0,299 0,361 TidakValid
soal _21 0,462 0,361 Valid
soal _22 0,336 0,361 Tidak Valid
soal _23 0,345 0,361 Tidak Valid
soal _24 0,695 0,361 Valid
soal _25 0,412 0,361 Valid
soal _26 0,458 0,361 Valid
soal _27 0,619 0,361 Valid
soal _28 0,673 0,361 Valid
soal _29 0,208 0,361 Tidak Valid
soal _30 0,02s8 0,361 Tidak Valid

2) Uji Reliabilitas Instrumen


Validitas dan reliabilitas mempunyai hubungan erat. Reliabilitas
menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data
karena instrumen tersebut sudah baik.14 Uji reliabilitas penelitian
instrumen angket ini menggunakan teknik Alpha Cronbach, yang
diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS 22 for
Windows. Hal ini dapat ditunjukan oleh koefesien Alpha Cronbach
yang merupakan besarnya perbandingan antara skor murni dan
varian skor suatu tes.

14
Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h. 221.
46

Tabel 3.3.
Hasil Uji Reliabilitas Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi
Wattpad15
Cronbach's Alpha N of Items Keterangan
Reliabilitas dengan
,896 30
kategori tinggi

Berdasarkan tabel 3.3. diperoleh hasil dari uji reliabilitas kebiasaan


membaca berbasis aplikasi Wattpad didapat nilai Cronbach’s Alpha
sebesar 0,896 dengan demikian instrumen penelitian dikatakan
reliabel.
c. Revisi Instrumen
Setelah diperoleh butir-butir soal yang valid/sahih, penulis
menyusun kembali kisi-kisi soal angket kebiasaan membaca berbasis
aplikasi Wattpad yang semula berjumlah 30 butir soal menjadi 25 butir
soal. Penulis melakukan perubahan pada jumlah butir soal yang akan
digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikian penulis menggunakan
uji coba terpakai dengan jumlah butir soal 25. Hal ini berarti bahwa
hasil uji coba langsung digunakan untuk menguji hipotesa penelitian.
Penggunaan uji coba terpakai ini didasarkan pada pertimbangan bahwa
dengan menggunakan uji coba terpakai ini penulis tidak perlu
membuang waktu, tenaga, dan biaya untuk keperluan uji coba semata.
Adapun kisi-kisi instrumen dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.4.
Kisi-Kisi Instrumen Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi Wattpad
Jumlah Butir
Variabel Indikator Nomor Butir Soal Soal

Kebiasaan Intensitas 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
Membaca membaca 8, 9, 10 10 soal

15
Perhitungan menggunakan bantuan program SPPS 22 for Windows.
47

Berbasis
Kenyamanan
Aplikasi 11, 12, 13, 14,
dalam membaca
Wattpad 15, 16, 17, 18, 19. 9 soal

Segala jenis 20, 21, 22, 23, 24,


bacaan 25. 6 soal

2. Tes
Adapun soal tes keterampilan menulis cerpen menggunakan tes
uraian. Tes uraian dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur
keterampilan menulis cerpen siswa. Bentuk tugas yang diberikan adalah
siswa diminta untuk menulis karya fiksi berupa cerpen. Penilaian yang
dipakai untuk mengukur keterampilan siswa dalam menulis cerpen yaitu
dengan menggunakan rubrik penilaian yang telah diubahsuaikan
berdasarkan keperluan penulis dalam melakukan penelitian sebagai
berikut.
Tabel 3.5.
Rubrik Penilaian Tugas Menulis Fiksi16

Tingkat Capaian Kinerja


No. Aspek yang Dinilai
1 2 3 4 5

1 Tema dan Kandungan Makna

2 Kekuatan Tokoh

3 Kekuatan Alur

4 Kekuatan Latar

Jumlah skor

Nilai kemampuan
(Diubahsuaikan oleh penulis dari teori Burhan Nurgiyantoro

16
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2016), h. 526.
48

Keterangan: 1 = Sangat Kurang


2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
Tabel 3.6.
Penilaian Aspek Tema dan Kandungan Makna17
Aspek Penilaian Kriteria Skor
Penilaian tema dan Sangat Baik: Siswa mampu menulis 5
kandungan makna cerita sesuai 3 kriteria dengan sangat
pada kriteria sebagai detail.
berikut.
Baik: Siswa mampu menulis cerita 4
1. Tema dan
sesuai 3 kriteria dengan kurang detail.
kandungan makna
cerita digambarkan Cukup: Siswa mampu menulis cerita 3
secara implisit sesuai dengan 2 kriteria
2. Cerita yang dibuat
mengungkapkan Kurang: Siswa mampu menulis cerita 2
unsur didaktis sesuai dengan 1 kriteria
3. Cerita yang dibuat Sangat Kurang: Siswa tidak mampu 1
mengungkapkan menulis cerita sesuai dengan kriteria
pesan moral penilaian tema dan kandungan makna

Tabel 3.7.
Penilaian Aspek Kekuatan Tokoh18
Aspek Penilaian Kriteria Skor
Penilaian kekuatan Sangat Baik: Siswa mampu 5
tokoh pada kriteria menggambarkan tokoh sesuai 3
sebagai berikut. kriteria dengan detail.
1. Tokoh dalam cerita
Baik: Siswa mampu menggambarkan 4
digabarkan
tokoh sesuai 3 kriteria dengan kurang
memilki kualifikasi
detail.

17
Siti Annisa Fujianni, Kemampuan Menulis Cerita Legenda dengan Metode Investigasi
pada Siswa Kelas VII SMPN 3 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019,(Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah, 2019), h. 43.
18
Ibid., h. 43.
49

mental Cukup: Siswa mampu 3


2. Tokoh dalam cerita menggambarkan tokoh sesuai dengan
digambarkan 2 kriteria.
memiliki Kurang: Siswa mampu 2
kualifikasi fisik menggambarkan tokoh sesuai dengan
3. Tokoh dalam cerita 1 kriteria.
digambarkan Sangat Kurang: Siswa tidak mampu 1
memiliki watak menggambarkan tokoh sesuai dengan
tertentu kriteria penilaian kekuatan tokoh.

Tabel 3.8.
Penilaian Aspek Kekuatan Alur19
Aspek Penilaian Kriteria Skor
Penilaian alur meliputi Sangat Baik: Siswa mampu 5
tahapan alur cerita menggambarkan tahapan alur sesuai 5
pada kriteria sebagai kriteria.
berikut.
Baik: Siswa mampu menggambarkan 4
1. Tahap penyituasian
tahapan alur sesuai 4 kriteria.
digambarkan
dengan jelas Cukup: Siswa mampu 3
2. Tahap pemunculan menggambarkan tahapan alur sesuai 3
konflik digabarkan kriteria.
dengan jelas Kurang: Siswa mampu 2
3. Tahap peningkatan menggambarkan tahapan alur sesuai 2
konflik kriteria.
digambarkan Sangat Kurang: Siswa mampu 1
dengan jelas menggambarkan tahapan alur sesuai 1
4. Tahap klimaks kriteria.
digambarkan
dengan jelas
5. Tahap
penyelesaian
digambarkan
dengan jelas

19
Ibid., h. 44.
50

Tabel 3.9.
Penilaian Aspek Kekuatan Latar20
Aspek Penilaian Kriteria Skor
Penilaian kekuatan Sangat Baik: Siswa mampu 5
latar meliputi kriteria menggambarkan latar sesuai 3 kriteria
sebagai berikut. dengan detail.
1. Latar tempat
terjadinya Baik: Siswa mampu menggambarkan 4
peristiwa dalam latar sesuai 3 kriteria dengan kurang
cerita digambarkan detail.
dengan lengkap Cukup: Siswa mampu 3
2. Latar waktu menggambarkan latar sesuai 2 kriteria.
terjadinya Kurang: Siswa mampu 2
peristiwa dalam menggambarkan latar sesuai 1 kriteria.
cerita digambarkan
dengan lengkap Sangat Kurang: siswa tidak mampu 1
3. Latar sosial budaya menggambarkan latar sesuai dengan
terjadinya kriteria penilaian kekuatan latar.
peristiwa dalam
cerita digambarkan
dengan jelas

Adapun pengolahan data yang dilakukan oleh penulis dalam penilaian


keterampilan menulis cerpen ini ialah melalui langkah-langkah sebagai
berikut.
1. Memberi skor pada tiap aspek yang dinilai sesuai dengan instrumen
penilaian pada penelitian.
2. Memberi nilai keterampilan menulis cerpen pada jumlah skor yang
telah diperoleh dengan rumus sebagai berikut.

3. Merekap data nilai kemampuan menulis cerpen siswa pada setiap aspek
yang diteliti.
4. Mencari rata-rata kemampuan menulis cerpen pada setiap dan semua
aspek yang diteliti dengan rumus sebagai berikut.

20
Ibid., h. 45.
51

Keterangan:
= Mean (rata-rata yang dicari)
Σ = Jumlah skor (nilai) yang ada
N = Number of case (banyaknya skor)21
5. Menentukan kriteria pada nilai keterampilan menulis cerpen yang telah
diperoleh dengan kriteria baik sekali, baik, cukup, dan kurang menurut
Burhan Nurgiyantoro.
Tabel 3.10.
Kriteria dan Presentase Nilai Menurut Burhan Nurgiyantoro22

Interval Persentase Nilai Ubahan Keterangan


Tingkat Penguasaan Skala Empat D-A

86 – 100 A Baik Sekali


76 – 85 B Baik
56 – 75 C Cukup
10 – 55 D Kurang

G. Teknik Analisis Data


1. Uji Prasyarat Analisis
Hasil analisis data dikelompokkan dalam 2 bagian yaitu hasil uji
normalitas dan uji linearitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan terhadap semua variabel secara sendiri-
sendiri. Uji normalitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah
setiap variabel-variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji
normalitas ini digunakan teknik statistik Kolmogorov Smirnov (uji K-
S). Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan terhadap data
kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad dan keterampilan
menulis cerpen.

21
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2006), h. 81.
22
Nurgiyantoro, Op. Cit., h. 277.
52

Interpretasi uji normalitas dengan melihat nilai Asymp.Sig. (2-tailed).


Adapun interpretasi dari uji normalitas adalah sebagai berikut.
1) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari tingkat Alpha 5%
(Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05), dapat disimpulkan bahwa data
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih kecil dari tingkat Alpha 5%
(Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05), dapat disimpulkan bahwa data
berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah antara variabel
bebas dan variabel terikat terdapat hubungan yang linear atau tidak.
Adapun interpretasinya sebagai berikut.
1) Jika Freg hitung lebih kecil dari Freg pada tabel, berarti hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear.
2) Jika Freg hitung lebih besar dari Freg pada tabel, berarti hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat bersifat tidak linear.
2. Pengajuan Hipotesis
Pengajuan hipotesis dilakukan setelah pengujian analisis terpenuhi.
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan Korelasi Poduct Moment.
Korelasi Product Moment dengan menggunakan bantuan program SPSS
22 for Windows.
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Hipotesis nol (Ho) menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara
kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad dengan keterampilan
menulis cerpen siswa atau rxy = 0
2. Hipotesis penelitian (Ha) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif
antara kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad dengan keterampilan
menulis cerpen siswa atau rxy > 0.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah
1. Sejarah Singkat
SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan berdiri pada tanggal 27 Juni
2006 dengan nama SMA Negeri 6 Ciputat sesuai SK Pendirian Sekolah
nomor 421/Kep.134-Huk/2006. Pada awalnya, SMA Negeri 6 Ciputat
belum memiliki gedung sehingga gedung sekolah masih menginduk di
SMP Negeri 3 Ciputat yang sekarang berganti nama menjadi SMP Negeri
6 Kota Tangerang Selatan. SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan baru
memiliki gedung sendiri pada tahun 2008 yang terletak di Jalan Sumatera I
RT 002/006 Rawa Lele, Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, Kota
Tangerang Selatan dengan luas tanah kepemilikan sebesar 8694 . Tahun
2009 bertepatan dengan kelulusan angkatan pertama dan pergantian nama
dari SMA Negeri 6 Ciputat menjadi SMA Negeri 11 Kota Tangerang
Selatan. Pergantian nama tersebut dilakukan setelah berdirinya Kota
Tangerang Selatan pada tahun 2008 yang didasarkan oleh urutan tahun
berdirinya sekolah. Semenjak SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan
berdiri, sudah terdapat 2 masa kepemimpinan sekolah, yaitu (1) Drs.
Hamdari dan (2) Drs. Rodani, MM.
2. Visi, Misi, dan Tujuan Strategis
a. Visi Sekolah:
1) Berwawasan lingkungan
2) Menghasilkan insan cerdas
3) Berakhlak mulia
4) Terampil dalam IPTEK
b. Misi Sekolah:
1) Meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Membina dan meningkatkan karakter, kepekaan, dan kepedulian
sosial

53
54

3) Menciptakan lingkungan yang bersih, hijau, nyaman serta aman


4) Meningkatkan kompetensi dan prestasi siswa dalam IPTEK
5) Menciptakan kultur/budaya lingkungan bersih, sehat, dan
menyenangkan
6) Mewujudkan kecakapan hidup (life skill) siswa dalam komunitas
global
7) Mewujudkan komunitas sekolah sebagai Institusi Pendidikan yang
kondusif
c. Tujuan Strategis Sekolah:
1) Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan berkarakter dan
mencintai lingkungan kehidupan
2) Terlaksananya pelayanan pembelajaran berbasis TIK
3) Tersedia dan terjangkaunya pembelajaran yang bermutu dan relevan
dengan kebutuhan era global
4) Meningkatkan pendidikan berbudaya lingkungan hidup
5) Tersedianya sistem manajemen yang handal dalam menjamin
terselenggaranya layanan pendidikan
3. Data Guru
SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan memiliki guru PNS maupun
honorer dengan mengampu berbagai mata pelajaran, di antaranya:

1. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, diampu oleh Nurmayanti, S.Pd., Eny


Sulistyowati, S.Pd., dan Dra. Suryani.
2. Mata pelajaran Bahasa Inggris, diampu oleh Areta Wulandari, S.Pd.,
Dalilah Siskayanti, S.Pd., Bustomi, S.Pd.
3. Mata pelajaran Bahasa Jepang, diampu oleh Gina Intana Dewi, M.Pd.
4. Mata pelajaran Matematika, diampu oleh Dedi Auron, S.Pd., Sumiyati,
S.Pd., Tomi Adhitya, S.Pd., dan Buchori Muslim, S.Pd.
5. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, diampu oleh Tedi
Gumulya, SH., Yulita Pujilestari, MH., dan Riska Rahmalia, S.Pd.
6. Mata pelajaran Sejarah, diampu oleh Nurlela, S.Pd., Juhaeriah, S.Pd.
7. Mata pelajaran Penjas Orkes, diampu oleh Bambang Tri Hananto,
S.Pd., Masduki, S.Pd. dan Setyarto Edi Cahyono, S.Pd.
8. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, diampu oleh Hj. Rohayah,
M.Pd.I., Abu Yazid, M.Pd. dan Lukman, S.Ag.
55

9. Mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen, diampu oleh Amos


Nababan, S.Pd.K.
10. Mata pelajaran TIK, diampu oleh Uswatun Hasanah, S.Kom dan
Samsoni, S.Kom.
11. Mata pelajaran Seni Budaya, diampu oleh Chairunnisa, S.Pd. dan
Muhasan, S.Pd.I.
12. Mata pelajaran Fisika, diampu oleh Drs. Rodani, MM., Nahyudin,
S.Pd., dan Indah Setyoningsih, S.Pd.
13. Mata pelajaran Kimia, diampu oleh Siti Rahayu, S.Pd. dan Siti
Romiati, S.Pd.
14. Mata pelajaran Biologi, diampu oleh Drs. Rodani, MM., Nahyudin,
S.Pd., dan Indah Setyoningsih, S.Pd.
15. Mata pelajaran Sosiologi, diampu oleh Syurianti, S.Sos.
16. Mata pelajaran Geografi, diampu oleh Witi Astuti, S.Pd. dan Siti
Julianah, S.Pd.
17. Mata pelajaran Ekonomi Akuntansi dan Mulok Kewirausahaan,
diampu oleh Fitriani Ahudin, S.Pd., Antonni, S.Pd.I., dan Yati
Rochayati, S.Pd.,MM.
4. Data Siswa
Tabel 4.1.
Data Siswa SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan

Jumlah Siswa
Kelas X Kelas XI Kelas XII
Jumlah
L/P Seluruhnya
IPA IPS JML IPA IPS JML IPA IPS JML
L 107 83 190 60 72 132 56 97 153 475
P 92 75 167 86 85 171 65 80 145 483
Jml 199 158 357 146 157 303 121 177 298 958

B. Deskripsi Pengumpulan Data


Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 11
Kota Tangerang Selatan pada tanggal 9 November 2019 sampai 4 Desember
2019. Pada tanggal 9 November 2019 penulis melakukan perizinan dengan
pihak SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan. Berhubung penulis sempat
melaksanakan PLP (pengenalan lapangan persekolahan) di sekolah tersebut,
maka penulis diizinkan untuk bertemu langsung dengan guru yang mengampu
56

mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI untuk menanyakan jadwal kegiatan


belajar mengajar dan meminta saran untuk melakukan penelitian.
Pada tanggal 11 November 2019 penulis melakukan validasi soal
angket kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad di kelas XII secara acak
untuk mengetahui kevalidan/sahih soal tersebut. Setelah mengetahui hasil dari
uji validitas dan reliabilitas maka penulis segera melakukan penelitian pada
kelas XI MIPA-1 yaitu dengan menyebarkan soal angket kepada siswa
dilanjutkan dengan melakukan kegiatan belajar mengajar mengenai materi
cerpen yang dilakukan pada tanggal 18 November 2019. Kemudian penulis
meminta siswa untuk membuat cerpen sendiri dengan tema atau judul bebas
sesuai dengan imajinasi dan kreativitas siswa tersebut dalam bentuk tulisan
tangan terlebih dahulu, sebelum disalin kembali dalam format Microsoft
Word. Penulis memberikan waktu kepada siswa selama 2 minggu untuk
menyelesaikan cerpen.
Pada pertemuan selanjutnya, 4 Desember 2019 penulis mengambil
hasil tes menulis cerpen kepada siswa. Jumlah siswa kelas XI MIPA-1 adalah
40 orang, akan tetapi penulis hanya mengambil data tes menulis cerpen
sebanyak 30 orang. Hal ini dikarenakan 10 orang tidak hadir pada saat
pengambilan tes angket kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad
dengan alasan yang bermacam-macam.
C. Deskripsi Data Tes
Data yang terdapat dalam penelitian ini adalah hasil perhitungan
angket berupa soal pernyataan kuesioner mengenai kebiasaan membaca
berbasis aplikasi Wattpad dan hasil tulisan cerpen karangan siswa. Data
tersebut diperoleh dari kelas XI MIPA-1 SMA Negeri 11 Kota Tangerang
Selatan Tahun Pelajaran 2019/2020. Jumlah siswa terdiri dari 40 orang, akan
tetapi pada saat pengambilan data siswa yang hadir hanya 30 orang dan 10
orang absen dengan berbagai alasan. Penilaian yang dilakukan terhadap
keterampilan menulis cerpen siswa adalah meliputi tema dan makna,
kekuatan tokoh, kekuatan alur, dan kekuatan latar. Perolehan data pada
57

penelitian ini dianalisis dan disajikan menggunakan tabel disertai dengan


deskripsi.
Deskripsi hasil tes angket/kuesioner kebiasaan membaca berbasis
aplikasi Wattpad yang dilaksanakan pada tanggal 18 November 2019. Pada
hari tersebut, penulis langsung melakukan pengambilan data berupa tes
angket kepada siswa. Hasil data nilai angket kebiasaan membaca berbasis
aplikasi Wattpad dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.2.
Hasil Data Nilai Angket Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi Wattpad

No Responden Skor No Responden Skor


1 Abdul 46 16 Fairo 79
2 Ade 78 17 Hanif 59
3 Adenia 70 18 Ismail 56
4 Adinda 82 19 Kharisma 99
5 Afifah 75 20 Lili 66
6 Agung 57 21 Marsheilla 79
7 Dedi 69 22 Mas Dwi 53
8 Nabil 80 23 Habibi 65
9 Akbar 60 24 M. Daffa 72
10 Amanda 69 25 Noza 75
11 Salsabila 78 26 Rangga 39
12 Bayu 70 27 Rizki 49
13 Dewi 85 28 Samuel 73
14 Dzikrully 64 29 Syahruly 46
15 Erza 50 30 Zahra 77

D. Deskripsi Data Penelitian


1. Variabel Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi Wattpad
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kebiasaan membaca
berbasis aplikasi Wattpad. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
adalah angket tertutup sejumlah 25 butir soal pernyataan dengan skor
antara 4-1. Skor tertinggi yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 100 dan
skor terendah yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 25. Skor tertinggi
yang diperoleh dari data adalah 99 dan skor terendah yang diperoleh dari
58

data adalah 39. Berdasarkan data tersebut diperoleh pula rata-rata (M)
sebesar 65,98, median (Me) sebesar 64,07, dan modus (Mo) 73,22.
Tabel 4.3.
Distribusi Frekuensi Data Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi Wattpad
Interval Frekuensi Frekuensi Presentase (%) Presentasi
Kumulatif Kumulatif (%)
31 – 40 1 1 3,33 3,33
41 – 50 4 5 13,33 16,66
51 – 60 5 10 16,33 33,33
61 – 70 7 17 23,33 56,66
71 – 80 10 27 33,33 90
81 – 90 2 29 6,66 96,66
91 - 100 1 30 3,33 100
Total 30 100

Distribusi frekuensi data tersebut dapat digambarkan dengan histogram


sebagai berikut.

12

10
31 - 40
8 41 - 50
51 - 60
6
61 - 70
71 - 80
4
81 - 90

2 91 - 100

0
Kategori

Gambar 2. Histogram Data Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi Wattpad


59

Histogram data kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad di atas,


menunjukkan bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak
interval 71-80 dengan jumlah frekuensi absolut 10 serta frekuensi relatif
33,33%. Interval 31-40 dan 91-100 menjadi kelompok dengan frekuensi
terendah sebanyak 1 siswa atau 3,33%. Adapun analisis menggunakan
penggolongan kriteria yang disusun berdasarkan Mean Ideal (MI) dan
Standar Deviasi Ideal (SDI).
Untuk menganalisis suatu variabel, diperlukan kategori skor variabel.
Oleh sebab itu, untuk mengetahui skor variabel diperlukan perhitungan
Mean (M) dan Standar Deviasi Ideal (SDI), sehingga untuk mengetahui
kecendrungan masing-masing skor variabel digunakan skor ideal dari
subjek penelitian sebagai kriteria perbandingan. Pengidentifikasian
kecendrungan variabel kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad
dikategorikan menjadi tiga macam dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Tinggi : MI + SDI ke atas


b. Sedang : (MI – SDI) – (MI + SDI)
c. Redah : MI – SDI ke bawah

Harga Mean Ideal (MI) dan Standar Deviasi Ideal (SDI) dihitung
berdasarkan norma berikut ini.

MI = 1/2 (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)


SDI = 1/6 (skor tertinggi ideal – skor terendah ideal)

Berdasarkan angket kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad


diketahui skor tertinggi ideal adalah 100 dan skor terendah ideal adalah 25.
Dengan demikian, selanjutnya dapat diketahui MI dan SDI sebagai
berikut.
MI = ½ (100 + 25) = 62 SDI = 1/6 (100 – 25) = 12
Setelah diketahui Mean Ideal dan Standar Deviasi Ideal, dapat disusun
kriteria sebagai berikut.
60

Tinggi = 62 + 12 = 74 ke atas
Sedang = (62 – 12) – (62 + 12) = 50 – 74
Rendah = 62 – 12 = 50 ke bawah

Berdasarkan data di atas maka dapat dibuat distribusi kecenderungan


sebagai berikut.
Tabel 4.4.
Distribusi Frekuensi Data Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi Wattpad
Interval Kategori F fr% Fk frh%
74 – ke atas Tinggi 11 36,66 11 36,66
50 – 74 Sedang 15 50 26 86,66
50 – ke bawah Rendah 4 13,33 30 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki


kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad dengan kategori tinggi
sebanyak 11 siswa (36,66%), siswa yang memiliki kebiasaan membaca
berbasis aplikasi Wattpad dengan kategori sedang sebanyak 15 siswa
(50%), dan siswa yang memiliki kebiasaan membaca berbasis aplikasi
Wattpad dengan kategori rendah sebanyak 4 siswa (13,33%). Dengan
demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa kebiasaan membaca berbasis
aplikasi Wattpad siswa berada pada kategori sedang pada interval 50-74.
2. Variabel Keterampilan Menulis Cerpen
Penelitian ini untuk mengungkapkan keterampilan menulis cerpen.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis cerpen.
Skor tertinggi yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 100 dan skor
terendah yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 20. Skor tertinggi yang
diperoleh siswa adalah 95 dan skor terendah yang diperoleh adalah 20 dari
data diperoleh pula rata-rata (M) sebesar 73,50, median (Me) 80,32, dan
modus (Mo) 84,83.
61

Tabel 4.5.
Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Menulis Cerpen
Interval Frekuensi Frekuensi Presentase Presentase
Kumulatif (%) Kumulatif (%)
20 – 31 1 1 3,33 3,33
32 – 43 1 2 3,33 6,66
44 – 55 3 5 10 16,66
56 – 67 6 11 20 36,66
68 – 79 1 12 3,33 40
80 – 91 17 29 56,66 96,66
92 – 103 1 30 3,33 100
Total 30 100

Distribusi frekuensi data dapat digambarkan dengan histogram


sebagai berikut.

18

16

14
20 - 31
12 32 - 43
10 44 - 55

8 56 - 67
68 -79
6
80 - 91
4
92 - 103
2

0
Kategori

Gambar 3. Histogram Data Keterampilan Menulis Cerpen


Berdasarkan histogram data keterampilan menulis cerpen terlihat
bahwa kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak adalah pada
interval 80-91 dengan jumlah frekuensi absolut 17, serta frekuensi relatif
62

sebesar 56,66%. Interval 20-31, 32-43, 68-79, dan 92-103 menjadi


kelompok dengan frekuensi terendah yaitu sebanyak 1 siswa atau 3,33%.
Adapun analisis menggunakan penggolongan kriteria yang disusun
berdasarkan Mean Ideal (MI) dan Standar Deviasi Ideal (SDI).
Untuk menganalisis suatu variabel, diperlukan kategori skor variabel.
Oleh sebab itu, untuk mengetahui skor variabel diperlukan perhitungan
Mean dan Standar Deviasi Ideal, sehingga untuk mengetahui
kecenderungan masing-masing skor variabel digunakan skor ideal dari
subjek penelitian sebagai kriteria perbandingan. Pengidentifikasian
kecendrungan variabel kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad
dikategorikan menjadi tiga macam dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Tinggi : MI + SDI ke atas
b. Sedang : (MI – SDI) – (MI + SDI)
c. Rendah : MI – SDI ke bawah

Harga Mean Ideal (MI) dan Standar Deviasi Ideal (SDI) dihitung
berdasarkan norma berikut ini.

MI = ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)


SDI = 1/6 (skor tertinggi ideal – skor terendah ideal)

Berdasarkan hasil keterampilan menulis cerpen diketahui skor


tertinggi ideal 100 dan skor terendah 20. Dengan demikian, selanjutnya
dapat diketahui Mi dan SDI sebagai berikut.

MI = ½ (100 + 20) = 60 SDI = 1/6 (100 – 20) = 13

Setelah diketahui Mean Ideal dan Standar Deviasi Ideal, dapat disusun
kriteria sebagai berikut.

Tinggi = 60 + 13 = 73 ke atas
Sedang = (60 – 13) – (60 + 13) = 47 – 73
Rendah = 60 – 13 = 47 ke bawah
63

Berdasarkan data tersebut, maka dapat dibuat distribusi kecendrungan


sebagai berikut.
Tabel 4.6.
Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Menulis Cerpen
Inteval Kategori F fr% fK frh%
73 – ke atas Tinggi 18 60 18 60
47 – 73 Sedang 10 33,33 28 93,33
47 – ke bawah Rendah 2 6,66 30 100

Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa siswa yang memiliki


keterampilan menulis cerpen dengan kategori tinggi sebanyak 18 siswa
(60%), siswa yang memiliki keterampilan menulis cerpen dengan kategori
sedang sebanyak 10 siswa (33,33%), dan siswa yang memiliki
keterampilan menulis cerpen dengan kategori rendah sebanyak 2 siswa
(6,66%). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan menulis
cerpen siswa berada pada kategori tinggi (60%) pada interval 73-ke atas.
E. Uji Persyaratan Analisis
Uji hipotesis dilakukan sebelum pengujian persyaratan analisis data.
Uji persyaratan analisis data meliputi uji normalitas dan uji linearitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah segala yang
diselidiki mempunyai distribusi normal atau tidak. Teknik yang digunakan
dalam uji normalitas ini adalah teknik statistik Kolomgrov Sminorf (uji K-
S). Suatu data dapat dikatakan normal apabila nilai signifikan pada uji
normalitas di atas 0,05. Berikut rangkuman hasil uji normalitas kebiasaan
membaca berbasis aplikasi Watppad dan keterampilan menulis cerpen.
64

Tabel 4.7.
Hasil Uji Normalitas Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi Wattpad dan
Keterampilan Menulis Cerpen1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 30
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 13.24022800
Most Extreme Differences Absolute .105
Positive .082
Negative -.105
Test Statistic .105
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) .200

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Hasil perhitungan normalitas sebaran data kebiasaan membaca


berbasis aplikasi Wattpad dan keterampilan menulis cerpen diketahui
bahwa data tersebut memiliki nilai signifikan 0,200. Berdasarkan hasil uji
normalitas diketahui nilai signifikan 0,200 > 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear atau tidak. Untuk
menguji hubungan linear antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat
(Y) dilakukan melalui uji koefisien F.
Untuk mengetahui apakah hubungan tersebut benar-benar linear atau
tidak, perlu diuji linearitas regresinya. Dengan menggunakan hipotesis nol
(Ho), jika nilai F yang ditemukan lebih kecil daripada P 0,05, garis regresi
data skor yang bersangkutan dinyatakan linear. Sebaliknya, jika nilai f itu
lebih besar daripada P 0,05, garis regresi itu berarti tidak linear.

1
Perhitungan menggunakan bantuan program SPPS 22 for Windows.
65

Tabel 4.8.
Hasil Uji Linearitas Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi Wattpad dan
Keterampilan Menulis Cerpen2
ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.

Ket Menulis Between (Combined) 6961.667 23 302.681 1.772 .246


Cerpen *
Kebiasaan Groups Linearity 2902.861 1 2902.861 16.992 .006
Membaca Deviation
Berbasis Apk from Linearity 4058.805 22 184.491 1.080 .504
Wattpad

Within Groups 1025.000 6 170.833

Total 7986.667 29

Hasil perhitungan linearitas sebaran data kebiasaan membaca berbasis


aplikasi Wattpad dan keterampilan menulis cerpen diketahui bahwa data
tersebut memiliki nilai signifikan 0,504. Berdasarkan hasil uji linearitas
diketahui nilai signifikansi 0,504 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
garis regresi data skor yang bersangkutan dinyatakan linear.
3. Hasil Penelitian Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pernyataan atau
permasalahan dalam penelitian. Untuk itu, kebenaran hipotesis perlu diuji
secara empiris agar data yang telah dikumpulkan dapat menjawab atau
menolak hipotesis yang diajukan.
Berdasarkan distribusi data frekuensi dengan skor ideal menunjukkan
bahwa siswa kelas XI MIPA-1 SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan
memiliki kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad dengan kategori
tinggi sebanyak 11 siswa (36,66%), siswa yang memiliki kebiasaan
membaca berbasis aplikasi Wattpad dengan kategori sedang sebanyak 15
siswa (50%), dan siswa yang memiliki kebiasaan membaca berbasis
aplikasi Wattpad dengan kategori rendah sebanyak 4 siswa (13,33%).
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa kebiasaan membaca
2
Perhitungan menggunakan bantuan program SPPS 22 for Windows.
66

berbasis aplikasi Wattpad berada pada kategori sedang pada interval 50-
74. Untuk variabel keterampilan menulis cerpen berada pada kategori
tinggi, dengan perincian 60% tingkat keterampilan menulis cerpen pada
kategori tinggi, 33,33% tingkat keterampilan menulis cerpen pada kategori
sedang, dan 6,66% tingkat keterampilan menulis cerpen pada kategori
rendah.
Tabel 4.9.
Hasil Uji Hipotesis Korelasi Product Moment3
Correlations

Kebiasaan
Membaca
Berbasis Aplikasi Keterampilan
Wattpad Menulis Cerpen
**
Kebiasaan Membaca Pearson Correlation 1 .603
Berbasis Aplikasi Sig. (2-tailed) .000
Wattpad N 30 30
**
Keterampilan Menulis Pearson Correlation .603 1
Cerpen Sig. (2-tailed) .000

N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan


antara kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad dengan keterampilan
menulis cerpen siswa dapat diiuji menggunakan perhitungan korelasi
Product Moment. Jika nilai signifikan < 0,05 maka berkorelasi, dilihat data
di atas bahwa nilai sig adalah 0.000 maka berkorelasi. Adapun jika nilai
Pearson Correlation > r tabel maka berhubungan (korelasi), dilihat dari
data di atas bahwa nilai Pearson Correlation adalah 0,603 dengan nilai r
tabel 0,361 maka berhubungan.
Berdasarkan hasil pengujian di atas, hipotesis yang menyatakan
bahwa terdapat “hubungan antara kebiasaan membaca berbasis aplikasi

3
Perhitungan menggunakan bantuan program SPPS 22 for Windows.
67

Wattpad dengan keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri


11 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2019/2020” dapat diterima.
F. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi Wattpad
Berdasarkan deskripsi data kebiasaan membaca berbasis aplikasi
Wattpad dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai frekuensi
terbanyak pada interval 71-80 dengan jumlah frekuensi absolut 10 serta
frekuensi relatif 33,33%. Adapun analisis menggunakan penggolongan
kriteria yang disusun berdasarkan Mean Ideal (MI) dan Standar Deviasi
Ideal (SDI) sebagai berikut.
Tabel 4.10.
Distribusi Frekuensi Data Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi Wattpad
Interval Kategori F fr% fK frh%
74 – ke atas Tinggi 11 36,66 11 36,66
50 – 74 Sedang 15 50 26 86,66
50 – ke bawah Rendah 4 13,33 30 100

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa siswa yang


memiliki kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad dengan kategori
tinggi sebanyak 11 siswa (36,66%), siswa yang memiliki kebiasaan
membaca berbasis aplikasi Wattpad dengan kategori sedang sebanyak 15
siswa (50%), dan siswa yang memiliki kebiasaan membaca berbasis
aplikasi Wattpad dengan kategori rendah sebanyak 4 siswa (13,33%).
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa kebiasaan membaca
berbasis aplikasi Wattpad adalah sedang pada interval 50-74 dengan
presentase sebesar 50%.
Faktor kebiasaan memegang peranan penting, dalam hal ini adalah
kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad. Aplikasi Wattpad
mempunyai hubungan yang positif dengan keterampilan menulis cerpen.
Kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad dapat berkembang dengan
baik jika siswa juga menanamkan sifat senang terlebih dahulu serta
68

dorongan dan perhatian dari pihak lain, seperti orang tua, guru, teman, dan
pihak-pihak lainnya yang memberikan motivasi siswa untuk menyukai
kegiatan membaca, khususnya dengan menggunakan aplikasi Wattpad.
Kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad siswa dapat dilihat dari
beberapa indikator, yaitu intensitas membaca, kenyamanan dalam
membaca, dan segala jenis bacaan. Ketiga indikator tersebut saling
melengkapi dan berpengaruh pada kegiatan kebiasaan membaca. Intensitas
membaca berbasis aplikasi Wattpad ini hanyalah salah satu media yang
dapat menambah kebiasaan dalam membaca. Kebiasaan membaca berbasis
aplikasi Wattpad bukan satu-satunya media yang berpengaruh dalam
peningkatan kemampuan dan kebiasaan membaca, banyak media baca lain
yang memuat lebih banyak jenis dan fitur yang lebih bagus.
2. Keterampilan Menulis Cerpen
Keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI MIPA-1 berdasarkan
data dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai frekuensi terbanyak
pada interval 73-ke atas dengan jumlah frekuensi 18, serta frekuensi relatif
sebesar 60%. Adapun analisis menggunakan penggolongan kriteria yang
disusun berdasarkan Mean Ideal (MI) dan Standar Deviasi Idean (SDI)
sebagai berikut.
Tabel 4.11.
Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Menulis Cerpen
Inteval Kategori F fr% fK frh%
73 – ke atas Tinggi 18 60 18 60
47 – 73 Sedang 10 33,33 28 93,33
47 – ke bawah Rendah 2 6,66 30 100

Berdasarkan tabel tersebut, siswa yang memiliki keterampilan menulis


cerpen dengan kategori tinggi sebanyak 18 siswa (60%), siswa yang
memiliki keterampilan menulis cerpen dengan kategori sedang sebanyak
10 siswa (33,33%), dan siswa yang memiliki keterampilan menulis cerpen
dengan kategori rendah sebanyak 2 siswa (6,66%). Dengan demikian,
69

dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan menulis cerpen siswa berada


pada kategori tinggi 60% pada interval 73-ke atas.
Tabel 4.12.
Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Menulis Cerpen setiap Skor
Keterampilan Menulis Cerpen Mean N
20.0 25.50 1
40.0 37.50 1
50.0 49.50 1
55.0 49.50 2
60.0 61.50 2
65.0 61.50 4
70.0 73.50 1
80.0 85.50 11
85.0 85.50 3
90.0 85.50 3
95.0 97.50 1
Total 85.50 30

Dari hasil perhitungan juga dapat diketahui bahwa pencapaian


keterampilan menulis cerpen siswa bisa mencapai skor maksimal 95.
Pencapaian skor tersebut hanya dapat dicapai oleh 1 orang siswa. Namun
demikian, rentang nilai dengan siswa yang lain tidak terpaut jauh.
Beberapa siswa mendapatkan nilai yang mendekati angka 95. Dalam tabel
terlihat bahwa rentang antara nilai paling tinggi dengan nilai di bawahnya
memiliki rentang 5. Tabel juga memperlihatkan bahwa rentang nilai yang
paling banyak diperoleh siswa adalah 80, sehingga keterampilan menulis
cerpen siswa dapat dikategorikan tinggi. Sedangkan skor terendah pada
nilai 20 yang didapat oleh 1 siswa.
Adapun analisis menggunakan penggolongan kriteria berdasarkan
setiap aspek penilaian. Terdapat empat aspek dalam penelitian ini, yaitu
tema dan kandungan makna, kekuatan tokoh, kekuatan alur, dan kekuatan
70

latar. Keempat aspek tersebut kemudian masih terbagi dalam beberapa


kriteria. Hal ini terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.13.
Analisis Keterampilan Menulis Cerpen
Jumlah
No Aspek Kriteria Kategori Siswa Presentase
1. Tema dan kandungan Sangat
makna cerita 4 siswa 13%
Baik
digambarkan secara
implisit. Baik 3 siswa 10%
Tema dan 2. Cerita yang dibuat
1 Kandungan mengungkapkan unsur Cukup 15 siswa 50%
Makna didaktis.
3. Cerita yang dibuat Kurang 6 siswa 20%
mengungkapkan pesan
moral. Sangat
2 siswa 7%
Kurang
Sangat
1. Tokoh dalam cerita 6 siswa 20%
Baik
digambarkan memiliki
kualifikasi mental. Baik 10 siswa 33%
2. Tokoh dalam cerita
Kekuatan
2 digambarkan memiliki Cukup 10 siswa 33%
Tokoh
kualifikasi fisik.
3. Tokoh dalam cerita Kurang 3 siswa 10%
digambarkan memiliki Sangat
watak tertentu. 1 siswa 4%
Kurang
1. Tahap penyituasian Sangat
digambarkan dengan 19 siswa 63%
Baik
jelas.
2. Tahap pemunculan Baik 3 siswa 10%
konflik digambarkan
dengan jelas.
3. Tahap peningkatan Cukup 6 siswa 20%
Kekuatan
3 konflik digambarkan
Alur
dengan jelas.
Kurang - -
4. Tahap klimaks
digambarkan dengan
jelas.
5. Tahap penyelesaian Sangat
2 siswa 7%
digambarkan dengan Kurang
jelas.
Kekuatan 1. Latar tempat terjadinya Sangat
4 6 siswa 20%
Latar peristiwa dalam cerita Baik
71

digambarkan dengan
lengkap. Baik 11 siswa 37%
2. Latar waktu terjadinya
peristiwa dalam cerita Cukup 11 siswa 37%
digambarkan dengan
lengkap. Kurang 1 siswa 3%
3. Latar sosial terjadinya
peristiwa dalam cerita Sangat
digambarkan dengan 1 siswa 3%
Kurang
jelas.

Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa


sebagian besar siswa mampu menulis cerpen dengan baik. Dari semua
aspek, siswa menunjukkan berada pada kategori tinggi. Secara isi siswa
sangat baik dalam menulis cerpen terutama pada kekuatan alur 63% siswa
pada ketegori tinggi. Meskipun demikian, dalam beberapa kriteria siswa
berada pada ketegori sedang. Oleh sebab itu, siswa harus lebih
memperhatikan beberapa kriteria tersebut dan meningkatkannya agar
mencapai hasil yang baik. Kriteria yang harus lebih diperhatikan adalah
tema dan kandungan makna, sedangkan dalam kekuatan tokoh dan
kekuatan latar sudah menunjukkan kategori sedang.
3. Hubungan antara Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi Wattpad
dengan Keterampilan Menulis Cerpen
Meninjau pembahasan pada tiap variabel di atas, dapat diketahui
bahwa kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad berada pada kategori
sedang. Hal ini sesuai dengan kerangka berpikir pada bab sebelumnya.
Apabila kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad tinggi, maka
keterampilan menulis cerpen siswa juga akan tinggi dan sebaliknya.
Setelah dilakukan perhitungan dan analisis dengan bantuan komputer
program SPSS 22 for Windows, dalam penelitian ini ditemukan hasil
pengujian hipotesis menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad dengan keterampilan
menulis cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan.
Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan antara
kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad dengan keterampilan
72

menulis cerpen dapat diterima. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis
korelasi Product Moment, dapat dilihat pada hasil uji hipotesis.
Hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad dengan keterampilan
menulis cerpen siswa dapat diiuji menggunakan perhitungan korelasi
Product Moment. Jika nilai signifikan < 0,05 maka berkorelasi, dilihat data
di atas bahwa nilai sig adalah 0.000 maka berkorelasi. Adapun jika nilai
Pearson Correlation > r tabel maka berhubungan (korelasi), dilihat dari
data di atas bahwa nilai Pearson Correlation adalah 0,603 dengan nilai r
tabel 0,361 maka berhubungan. Singkatnya bahwa semakin banyak
seseorang membaca, semakin banyak kosakata yang dimiliki, dan semakin
baik pula kualitas tulisannya.
Selain itu, aplikasi Wattpad mempunyai hubungan yang positif dalam
kegiatan membaca, dikarenakan Wattpad merupakan salah satu aplikasi
yang memuat banyak jenis bacaan seperti jenis bacaan fiksi maupun
nonfiksi yang dapat dijadikan salah satu pilihan untuk seseorang
melakukan kegiatan membaca. Tidak hanya Wattpad sebetulnya, banyak
pula aplikasi lain yang dapat digunakan untuk kegiatan membaca dengan
mudah seperti blog. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
kebiasaan membaca berbasis aplikasi Wattpad mempunyai hubungan
dengan keterampilan menulis cerpen siswa. Kebiasaan membaca berbasis
aplikasi Wattpad juga dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan
menulis cerpen.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta analisis
statistik yang dilakukan, simpulan yang dapat dikemukakan penulis bahwa
hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis penelitian (Ha) diterima yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara kebiasaan membaca
berbasis aplikasi Wattpad dengan keterampilan menulis cerpen siswa atau rxy
>0. Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan membaca berbasis
aplikasi Wattpad dengan keterampilan menulis cerpen siswa. Dapat dilihat
dari hasil uji dengan menggunakan perhitungan korelasi Product Moment
yang menunjukkan bahwa adanya hubungan antara kebiasaan membaca
berbasis aplikasi Wattpad dengan keterampilan menulis cerpen yaitu nilai
Pearson Correlation adalah 0,603 dengan nilai r tabel 0,361 maka adanya
hubungan yang signifikan antara keduanya.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, serta beberapa
kesimpulan yang ada, penulis mengemukakan beberapa saran yang dapat
dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan sebagai berikut.
1. Bagi Guru
a. Guru diharapkan untuk selalu menanamkan kebiasaan membaca,
khususnya membaca dengan menggunakan aplikasi terkini, contohnya
aplikasi Wattpad, secara berkesinambungan untuk meningkatkan
keterampilan menulis, khususnya menulis cerpen.
b. Guru diharapkan untuk selalu menanamkan kebiasaan menulis kepada
siswa dengan cara banyak memberi tugas membaca serta menulis
secara berkesinambungan.

73
74

2. Bagi Peneliti Lain


Penulis memberikan saran kepada peneliti selanjutnya untuk
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kebiasaan membaca berbasis
aplikasi. Penelitian tentang penggunaan apikasi akan lebih menarik apabila
terus dikembangkan kepada aplikasi lainnya dengan peneltian yang lebih
dalam lagi. Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan
perbandingan dan referensi untuk penelitian dan sebagai bahan
pertimbangan untuk lebih memperdalam penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Akhadiah, Sabarti, dkk. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga. 2012.

Alek dan H. Achmad H.P. Buku Ajar Bahasa Indonesia. Jakarta: FITK Press.
2009.

Alyusi, Shiefti Dyah. Media Sosial: Interaksi, Identitas dan Modal Sosial. Jakarta:
Kencana. 2016.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. 2014.
Axelrod, Rise B. and Charles R. Cooper. Guide to Writing. United State of
America: St. Martin‟s Press. 1985.
Bridges, Charles W. Writing: Discovering Form and Meaning. New York: United
State of America. 1984.
Dalman. Keterampilan Membaca. Depok: PT Rajagrafindo Persada. 2013.
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Depok:
Rajawali Press. 2017.
Harras, Kholid. Membaca 1. Jakarta: Universitas Terbuka. 2007.
Iskandarwassid. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2008.
Kusumah, Encep. Menulis 2. Jakarta: Universitas Terbuka. 2007.
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2013.
Musaba, H. Zulkifli. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo. 2017.
Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
2016.
Nurhadi. Teknik Membaca. Jakarta: Bumi Aksara. 2016.
Nurjamal, Daeng, dkk. Terampil Berbahasa. Bandung: Alfabeta. 2017.
Pranoto, Naning. Seni Menulis Cerita Pendek. Jakarta: PT Opuss Agrapana
Mandiri. 2015.
Purba, Antilan. Sastra Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010.

75
76

Raymond, James C. Writing (is an Unnatural Act). New York: United State of
America. 1980.
Somadayo, Samsu. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta:
Graha Ilmu. 2011.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada. 2006.
Sugiarto, Eko. Terampil Menulis: Tips dan Trik Menulis Laporan, Opini, Cerpen,
Puisi, Pantun. Yogyakarta: Morfalingua. 2015.
Suharjono, Bambang. Sukses Menjadi Penulis. Jakarta: ONCOR Semesta Ilmu.
2012.
Susanti, Elvi. Keterampilan Menyimak. Depok: PT RajaGrafindo Persada. 2019.
Tarigan, Henry Guntur. Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa. 2008.
----------------------------. Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa. 2008.
Wahyuni, Sri dan Abd. Syukur Ibrahim. Asesmen Pembelajaran Bahasa.
Bandung: PT Refika Aditama. 2012.
Yunus, M., dkk. Menulis 1. Jakarta: Univeristas Terbuka. 2008.

Skripsi
Chasanah, Uswatun. Hubungan Kebiasaan Membaca Cerpen dengan
Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Yogyakarta.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. 2016.
Fujiani, Siti Annisa. Kemampuan Menulis Cerita Legenda dengan Metode
Investigasi pada Siswa Kelas VII SMPN 3 Kota Tangerang Selatan Tahun
Pelajaran 2018/2019. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. 2019.
Sari, Rizka Fitriana. Hubungan antara Motif terhadap Kepuasan Pengguna
Aplikasi Wattpad (Studi pada Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2014-2016. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2017.
Sukmawati, Siwi. Hubungan antara Kebiasaan Membaca Cerpen dengan
Kreativitas di dalam Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Negeri di
Kabupaten Sleman. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. 2015.
77

Jurnal Elektronik
Mawardi, Arif Budi. Komodifikasi Sastra Cyber Wattpad pada Penerbit Indie.
Medan: General Manager Penerbit Sint Publishing. 2018. Sabda Volume
13, Nomor 1.
Sari, Dina Purnama. Pengembangan Menulis Kreatif Melalui Wattpad. Jakarta:
ABA BSI. 2017.
Syaharani, Nadya dan Adi Bayu Mahadian. Perilaku Menulis Fanfiction oleh
Penggemar KPOP di Wattpad. Jakarta: Universitas Telkom, 2017. Jurnal
Komunikasi Global, Volume 6, Nomor 2.
Media dalam Jaringan (Online)

Wriderspadd. https://www.Wattpad.com/273388340-all-about-Wattpad-sejarah-
Wattpad. Diakses pada tanggal 24 Agustus 2019 pukul 19.35 WIB.
Lampiran 1

Surat Bimbingan Skripsi


Lampiran 2
Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 4

Lembar Uji Referensi


Lampiran 5

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Sekolah : SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Cerita Pendek
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2x pertemuan)
A. Kompetensi Inti
K1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
K2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
K3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, cerita pendekal, dan metakognitif berdasarkan rasaingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
cerita pendekal pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
K4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI DASAR DAN IPK DARI KI 3


3.9. Menganalisis unsur-unsur Indikator Pencapaian Kompetensi
pembangunan cerita pendek daalam 3.9.1. Menentukan unsur-unsur
buku kumpulan cerita pendek pembangunan cerita pendek
3.9.2. Menelaah cerita pendek dengan
memperhaikan unsur-unsur
pembangunan
KOMPETENSI DASAR DAN IPK DARI KI 4
Indikator Pencapaian Kompetensi
4.9 Mengkontruksi sebuah cerita 4.9.1. Menentukan topik tentang
pendek dengan memperhatikan kehidupan dalam cerita pendek
unsur-unsur pebangunan cerpen 4.9.2. Menulis cerita pendek dengan
memperhatikan unsur-unsiur
pembangunan.

C. Tujuan pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatann pedagogik genre,
saintifik, dan CLIL dengan model saintifik peserta didik dapat menentukan
unsur-unsur pembangun cerita pendek, menelaah teks cerita pendek
berdasarkan struktur dan kaidah, menentukan topik tentang kehidupan dalam
cerita pendek, dan menulis cerita pendek dengan memperhatikan unsur-unsur
pembangun.
D. Materi
1. Struktur Cerita Pendek
Abstrak-Orientasi-Komplikasi-Resolusi-Evaluasi-Koda
2. Unsur-unsur Cerita Pendek
Tema, tokoh, penokohan, alur, latar, gaya bahasa, sudut pandang, amanat.

E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning, Problem Based Learning
3. Metode : diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan

F. Media/Alat, dan Bahan Sumber Belajar


1. Media/Alat : Lembar Kerja, Papan Tulis/White Board, LCD
2. Sumber Belajar :
a. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas
XI Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.
b. Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun
2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
c. Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa
Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya
G. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1 (2 ×45 menit)


Tahap Langkah-langkah Pembelajaran Nilai Alokasi
Karakter Waktu
(PPK),
Literasi, 4C,
HOTS
Kegiatan 1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri Religius 10
Awal anugerah Tuhan dan saling mendoakan Menit
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru
berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya Rasa ingin
(tanya jawab) tahu
3. Peserta didik menyimak kompetensi dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dan manfaatnya
dalam kehidupan sehari-hari
4. Peserta didik mendiskusikan informasi dengan
produktif tentang keterkaitan pembelajarran
sebelumnya dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan
5. Peserta didik menerima informasi tentang hal-
hal yang akan dipelajari, metode dan media,
langkah pembelajaran dan penilaian
pembelajaran
Kegiatan Stimulasi Literasi 70
Inti Peserta didik membaca cerpen “Robohnya Surau Menit
Kami” karya A.A. Navis/
Problem Statemen
1. Peserta didik bertanya jawab struktur dan Rasa ingin
kebahasaan cerpen tahu
2. Peserta didik memberi komentar struktur dan
kebahasaan dalam cerpen
Data Koleksi
1. Peserta didik duduk secara berkelompok Kerja sama
(heterogen: 3-4 orang)
2. Peserta didik secara berdiskusi mengidetifikasi
struktur dan kebahasaan dalam cerpen yang
dibaca
Data Proses
1. Peserta didik menganalisis struktur dan Berpikir
kebahasaan dalam cerpen kritis
2. Peserta didik menuliskan struktur dan
kebahasaan dalam cerpen
Verifikasi
1. Peserta didik secara berkelompok
mempresentasikan hasil kerjanya Kreativitas
2. Peserta didik yang lain memberikan komentar dan
dan masukan atas penampilan temannya Komunikatif
Generalisasi
Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran
mengenai struktur dan kebahasaan cerpen

Kegiatan Kegiatan guru bersama peserta didik Kreativitas 10


Penutup 1. Membuat rangkuman/simpulan pelajaran Menit
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran
Kegiatan guru
1. Melakukan penilaian HOTS
2. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk
banyak membaca cerita pendek untuk
diidentifikasi pernyataan umum dan tahapan-
tahapan secara individu
3. Meyampaikan rencana pembelajaran yang akan
dilakukan selanjutnya
4. Menutup kegiatan belajar mengajar

Pertemuan 2 (2 ×45 menit)


Tahap Langkah-langkah Pembelajaran Nilai Alokasi
Karakter Waktu
(PPK),
Literasi, 4C,
HOTS
Kegiatan 1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri Religius 10
Awal anugerah Tuhan dan saling mendoakan Menit
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru
berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya Rasa ingin
(tanya jawab) tahu
3. Peserta didik menyimak kompetensi dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dan manfaatnya
dalam kehidupan sehari-hari
4. Peserta didik mendiskusikan informasi dengan
produktif tentang keterkaitan pembelajarran
sebelumnya dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan
5. Peserta didik menerima informasi tentang hal-
hal yang akan dipelajari, metode dan media,
langkah pembelajaran dan penilaian
pembelajaran
Kegiatan Orientasi Siswa pada Masalah Literasi 70
Inti Peserta didik mengamati teks cerpen yang dibawa Menit
Mengorganisasi Siswa dalam Belajar
1. Peserta didik bertanya jawab tentang Rasa ingin
mengkontruksi cerpen dengan teman sebangku tahu
2. Peserta didik memberikan komentar tentang
mengkontruksi cerpen
Membimbing Penyelidikan Siswa secara Mandiri
atau Kelompok Kerja sama
1. Peserta didik dengan bimbingan guru berdiskusi
dalam kelompok untuk mengkontruksi cerpen
2. Peserta didik menyusun cerpen
Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya Berpikir
1. Peserta didik mempresentasikan hasil karyanya kritis
2. Peserta didik yang lain mengomentari dan
memberi masukan Kreativitas
Menganalisis dan Mengevaluasi Proses
Pemecahan Masalah Komunikatif
1. Peserta didik memperbaiki karya berdasarkan
masukan dari teman/kelompok lain
2. Peserta didik meyimpulkan pembelajaran
menyusun tekse cerpen

Kegiatan Kegiatan guru bersama peserta didik Kreativitas 10


Penutup 1. Membuat rangkuman/simpulan pelajaran Menit
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran
Kegiatan guru
1. Melakukan penilaian HOTS
2. Meyampaikan rencana pembelajaran yang akan
dilakukan selanjutnya
3. Menutup kegiatan belajar mengajar
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap :Observasi/pengamatan
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik/ Portofolio

2. Bentuk Penilaian:
a. Observasi : Lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : Uraian dan lembar kerja
c. Unjuk kerja : Lembar penilaian presentasi
d. Portofolio : Pedoman penilaian portofolio

3. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian KD
nya belum tuntas.
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui
remidial teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri
dengan tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali
tes remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan
dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali.

4. Pengayaan
Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan
pembelajaran pengayaan sebagai berikut:
a. Siswa yang mencapai nilai diberikan materi masih dalam cakupan KD
dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
b. Siswa yang mencapai nilai diberikan materi melebihi cakupan KD
dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

Tangerang Selatan, 18 November 2019

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Mahasiswa

Dra. Suryani Siti Syamsiah


NIM. 11150130000073
Lampiran 6
Data Pengkodean Nama Siswa Kelas XI-MIPA 1
SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan
No Nama Responden Koding
1 Abdul Rahman ARA
2 Ade Shafira Mulyani ASM
3 Adenia Alisa Abdilah AAA
4 Adinda Faziaan Salsabila AFS
5 Afifah Maharani AMA
6 Agung Yopriyatna AYO
7 Ahmad Dedi Muchtar ADM
8 Ahmad Nabil Rajendra ANR
9 Akbar Afreza AAF
10 Amanda Lolita Florida ALF
11 Amanda Salasabila ASA
12 Bayu Laksana Mahaputra BLM
13 Dewi Yuliana DYU
14 Dzikrully Akbar DAK
15 Erza Tamtama A S ETA
16 Fairo Mahuputranda Faisal FMF
17 Hanif Satria P HSP
18 Ismail Quddus IQU
19 Kharisma Silvia Dixit KSD
20 Lili Dahlia LDA
21 Marseilla Ananda Putri MAP
22 Mas Dwi Syaputra MDS
23 Muhammad Abdillah Habibi Syahril MAH
24 Muhammad Daffa Stokhorst MDA
25 Noza Putri B NPB
26 Rangga Ramanda RRA
27 Rizki Nur Ardiansyah RNA
28 Samuel Yoan D SYD
29 Syahruly Zidane Qoiby SZQ
30 Zahratunnisa ZAH
Lampiran 7
Instrumen-Instrumen
Instrumen I

Kuesioner Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi Wattpad

Data Responden

Nama :

Kelas :

Petunjuk : Centang ( √ ) jawaban yang paling sesuai dengan Anda

Keterangan pilihan jawaban:

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

NO PERNYATAAN SS S TS STS
1 Menurut saya kegiatan membaca melalui aplikasi
Wattpad merupakan aktivitas yang menyenangkan
2 Saya menyediakan waktu khusus untuk membaca
melalui aplikasi Wattpad
3 Dalam sehari, sedikitnya saya membaca satu
bacaan (fiksi atau nonfiksi) melalui aplikasi
Wattpad
4 Jika saya memiliki waktu luang, saya pergunakan
untuk membaca melalui aplikasi Wattpad
5 Menurut saya, lebih menyenangkan membaca
dengan aplikasi Wattpad dibandingkan buku
6 Menurut saya, aplikasi Wattpad sangat membantu
dan meningkatkan kebiasaan membaca
7 Aplikasi Wattpad memberikan pengaruh positif
dalam kegiatan membaca
8 Terkadang saya membaca ulang tulisan yang saya
tidak pahami dari cerita yang saya baca melalui
aplikasi Wattpad
9 Saya merasa rugi jika waktu luang saya tersita
untuk membaca cerita dalam aplikasi Wattpad
10 Setiap saya membaca cerita dalam aplikasi
Wattpad saya mengasosiasikan dalam kehidupan
sehari-hari
11 Lingkungan yang kondusif dapat memudahkan
saya dalam memahami isi cerita yang saya baca di
aplikasi Wattpad
12 Saya tidak suka jika ada yang mengganggu ketika
saya sedang membaca cerita
13 Saya kurang nyaman jika ada notifikasi yang
masuk, ketika saya sedang membaca di aplikasi
Wattpad
14 Jika saya melihat teman sedang asik membaca
cerita yang tersedia di aplikasi Wattpad, saya
tertarik untuk membaca cerita tersebut
15 Setelah saya membaca satu cerita, saya berniat
membaca cerita lain dalam satu waktu dengan tema
yang sama di aplikasi Wattpad
16 Saya senang membaca cerita melalui aplikasi
Wattpad pada larut malam
17 Saya senang membaca melalui aplikasi Wattpad,
karena dapat berinteraksi dengan pengguna lain
18 Aplikasi Wattpad memudahkan saya untuk
membaca di mana pun saya berada
19 Saya lebih senang membaca cerita dalam aplikasi
Wattpad yang di dalamnya terdapat gambar-
gambar menarik
20 Saya senang membaca berbagai jenis cerita di
dalam aplikasi Wattpad
21 Saya lebih tertarik membaca cerita fiksi dibanding
artikel yang dimuat dalam aplikasi Wattpad
22 Jika cerita yang saya baca tidak sesuai dengan jenis
bacaan yang saya suka, saya tidak akan membaca
cerita tersebut
23 Menurut saya jenis bacaan yang saya suka hanya
tersedia pada aplikasi Wattpad saja
24 Menurut saya jenis bacaan yang ada di Wattpad
kurang lengkap
25 Saya lebih suka membaca jenis cerita langsung
tamat dibanding cerita bersambung
Instrumen II
Tes Menulis Cerpen
Bagian I
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali berbagi pengalaman dan
bercerita dari awal ampai akhir sesuai urutan waktu pada orang lain agar orang
lain dapat memahami dan membayangkan seperti apa cerita kita tersebut. Karena
tujuan kita bercerita agar orang yang mendengarkan cerita kita dapat menangkap
maksud dan tidak bingung dengan cerita kita sehingga kita harus menceritakannya
secara runtut. Karangan yang berusaha menjelaskan suatu kejadian secara runtut
dengan urutan waktu agar orang lain dapat membayangkan dan memahami
maksud cerita disebut karangan narasi.

Bagian II
Setelah mengetahui apa yang disebut dengan cerpen, buatlah sebuah
cerpen dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Tulis judul, nama lengkap, dan kelas pada cover.
2. Panjang karangan minimal 5000 kata.
3. Gunakan ejaan dan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4. Tulisan harus rapi dan jelas.
5. Pilihlah topik yang menyerupai atau mirip dengan cerpen yang pernah
Anda baca dengan gaya Anda sendiri.
Lampiran 8
Hasil Uji SPPS dan Statistik
1. Hasil Uji Validitas Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi Wattpad
Correlations

S1 S1 S1 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S2 S3 TOT
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 5 S16 S17 8 9 0 1 2 3 4 S25 S26 S27 8 9 0 AL
S1 Pearso
n -
.418 .418 .26 .34 .18 .50 .17 .24 .39 .55 .00 .15
Correla 1 * .124 .222 .092 .061 .124 * .222 .061 .092 .086 .010 .294 .010 .094 .094 .294 .086 .01 .419*
tion 8 2 3 5** 1 5 3* 5** 2 4
0

Sig. (2-
tailed) .15 .06 .33 .00 .36 .19 .03 .00 .99 .95 .41
.022 .512 .238 .630 .748 .512 .022 .238 .748 .630 .651 .957 .115 .957 .622 .622 .115 .651 .021
2 4 4 4 7 2 2 1 0 7 6

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S2 Pearso
n -
Correla .41 .458 1.00 .458 .376 .27 .376 .46 .37 .38 .20 .31 .28 .16 .19 .28 .578*
1 .063 .310 .113 .063 .113 .310 .121 .051 .218 .04 .218 .051 .121
8* *
0** * * *
1* 2* 9* *
tion 0 8 3 4 8 5 5
8

Sig. (2-
tailed) .02 0.00 .14 .01 .04 .03 .27 .80 .09 .12 .37 .30 .12
.741 .011 .095 .552 .741 .011 .552 .095 .525 .040 .790 .040 .247 .247 .790 .525 .001
2 0 9 0 3 4 0 0 2 9 6 1 7

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S3 Pearso
n - -
.12 .449 1.00 .449 .368 .02 .20 .40 .01 .45 .10 .30 .368 .10 .22
Correla .063 1 .096 .103 * .063 .096 .103 .316 .128 .128 .069 .18 .069 .316 .19 .435*
0** * *
3* 7* *
tion 4 7 0 8 7 8 9 1
1 9

Sig. (2-
tailed) .51 0.00 .88 .28 .02 .33 .92 .01 .57 .09 .56 .24 .29
.741 .613 .587 .013 .741 .613 .013 .587 .088 .501 .045 .501 .716 .716 .045 .088 .016
2 0 5 9 7 9 7 1 4 8 7 1 2

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S4 Pearso
n -
Correla .22 .458 .537 .458 1.00 .537 .450 .58 .49 .42 .45 .18 .06 .33 .450 .39 .12 .00 .702*
* .096 1 ** .235 .096 * .235 .307 .322 .322 .295 .01 .295 .307
0** ** *
4** 5** 0* 0* *
6* *
tion 2 6 5 8 4 0
9

Sig. (2-
tailed) .23 0.00 .00 .00 .02 .01 .32 .92 .73 .06 .03 .51 1.0
.011 .613 .002 .211 .613 .011 .211 .002 .099 .083 .013 .083 .114 .114 .013 .099 .000
8 0 1 5 1 3 4 0 3 8 0 5 00
N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S5 Pearso
n - - -
Correla .09 .537 .537 1.00 .469 .51 .20 .33 .28 .10 .03 .42 .469 .39 .594*
.310 .103 ** 1 .263 .103 .310 ** .263 .339 .268 .339 .102 .04 .102 .268 .19 .02
0** **
1** 7* **
8* *
tion 2 1 6 6 3 9
4 2 1

Sig. (2-
tailed) .63 0.00 .00 .28 .06 .12 .81 .58 .83 .01 .03 .31 .91
.095 .587 .002 .161 .587 .095 .002 .161 .009 .067 .152 .067 .593 .593 .152 .009 .001
0 0 4 8 9 6 6 7 9 9 0 0 2

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S6 Pearso
n - -
.06 .449 .449 1.00 .10 - .28 .34 .06 .44 .16 .19 - .20 .04
Correla .113 * .235 .263 1 * .113 .235 .263 .096 .155 .278 .155 .18 .278 .096 .09 .430*
tion 1 0** 5 .111 4 4 7 9* 3 4 .111 3 4
2 5

Sig. (2-
tailed) .74 0.00 .58 .12 .06 .33 .72 .01 .38 .30 .28 .81 .61
.552 .013 .211 .161 .013 .552 .211 .161 .615 .413 .137 .413 .559 .559 .137 .615 .018
8 0 2 8 3 6 6 3 9 5 3 6 9

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S7 Pearso
n - -
.12 1.00 .449 .449 .368 .02 .20 .40 .01 .45 .10 .30 .368 .10 .22
Correla .063 .096 .103 1 .063 .096 .103 .316 .128 .128 .069 .18 .069 .316 .19 .435*
0** * * *
3* 7* *
tion 4 7 0 8 7 8 9 1
1 9

Sig. (2-
tailed) .51 0.00 .88 .28 .02 .33 .92 .01 .57 .09 .56 .24 .29
.741 .613 .587 .013 .741 .613 .013 .587 .088 .501 .045 .501 .716 .716 .045 .088 .016
2 0 5 9 7 9 7 1 4 8 7 1 2

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S8 Pearso
n -
Correla .41 1.00 .458 .458 .376 .27 .376 .46 .37 .38 .20 .31 .28 .16 .19 .28 .578*
.063 .310 .113 .063 1 .113 .310 .121 .051 .218 .04 .218 .051 .121
8* 0** * * * *
1* 2* 9* *
tion 0 8 3 4 8 5 5
8

Sig. (2-
tailed) .02 0.00 .14 .01 .04 .03 .27 .80 .09 .12 .37 .30 .12
.741 .011 .095 .552 .741 .011 .552 .095 .525 .040 .790 .040 .247 .247 .790 .525 .001
2 0 9 0 3 4 0 0 2 9 6 1 7

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S9 Pearso
n -
Correla .22 .458 1.00 .537 .458 .537 .450 .58 .49 .42 .45 .18 .06 .33 .450 .39 .12 .00 .702*
* .096 .235 .096 1 .235 .307 .322 .322 .295 .01 .295 .307
0** ** * ** *
4** 5** 0* 0* *
6* *
tion 2 6 5 8 4 0
9

Sig. (2-
tailed) .23 0.00 .00 .00 .02 .01 .32 .92 .73 .06 .03 .51 1.0
.011 .613 .002 .211 .613 .011 .211 .002 .099 .083 .013 .083 .114 .114 .013 .099 .000
8 0 1 5 1 3 4 0 3 8 0 5 00
N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S10 Pearso
n - -
.06 .449 1.00 .449 .10 - .28 .34 .06 .44 .16 .19 - .20 .04
Correla .113 * .235 .263 .113 .235 1 .263 .096 .155 .278 .155 .18 .278 .096 .09 .430*
0** *
tion 1 5 .111 4 4 7 9* 3 4 .111 3 4
2 5

Sig. (2-
tailed) .74 0.00 .58 .12 .06 .33 .72 .01 .38 .30 .28 .81 .61
.552 .013 .211 .161 .013 .552 .211 .161 .615 .413 .137 .413 .559 .559 .137 .615 .018
8 0 2 8 3 6 6 3 9 5 3 6 9

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S11 Pearso
n - - -
Correla .09 .537 1.00 .537 .469 .51 .20 .33 .28 .10 .03 .42 .469 .39 .594*
.310 .103 ** .263 .103 .310 .263 1 .339 .268 .339 .102 .04 .102 .268 .19 .02
0** ** **
1** 7* **
8* *
tion 2 1 6 6 3 9
4 2 1

Sig. (2-
tailed) .63 0.00 .00 .28 .06 .12 .81 .58 .83 .01 .03 .31 .91
.095 .587 .002 .161 .587 .095 .002 .161 .009 .067 .152 .067 .593 .593 .152 .009 .001
0 0 4 8 9 6 6 7 9 9 0 0 2

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S12 Pearso
n - -
Correla .08 .469 .469 .511 .39 .511 .33 .22 .08 .28 .22 .32 .54 1.00 .46 .619*
.121 .316 .307 ** .096 .316 .121 .307 .096 ** 1 ** .103 .199 .199 .103 .02 .13
9* **
3** 0** 2* *
tion 6 2 1 7 5 2 8
8 8

Sig. (2-
tailed) .65 .02 .07 .24 .64 .12 .23 .07 .00 0.00 .01 .88 .46
.525 .088 .099 .009 .615 .088 .525 .099 .615 .009 .004 .587 .004 .291 .291 .587 .000
1 9 3 1 6 7 7 7 2 0 0 3 8

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S13 Pearso
n -
Correla .01 .376 .376 .511 - .42 1.00 .51 .38 .19 .38 .21 .15 .30 - .511 .63 .04 .618*
* .128 .322 .339 .155 .128 * .322 .155 .339 ** 1 .108 .108 .04
3* 0** 4** 4* 2* **
8** *
tion 0 .108 3 5 7 2 .108 8
9

Sig. (2-
tailed) .95 .02 0.00 .00 .03 .30 .03 .25 .40 .10 .00 .79 .80
.040 .501 .083 .067 .413 .501 .040 .083 .413 .067 .004 .571 .571 .571 .571 .004 .000
7 0 0 4 6 8 7 4 8 5 0 9 2

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S14 Pearso
n
.29 .368 .450 .368 .450 - .46 - .27 .05 .01 .33 .14 .08 .24 1.00 .15 .31 .04
Correla .051 * * .268 .278 * .051 * .278 .268 .103 1 .056 .056 .103 .458*
tion 4 .108 4** .108 3 2 9 1 9 6 8 0** 2 8 0

Sig. (2-
tailed) .11 .01 .14 .78 .92 .07 .43 .65 .18 0.00 .42 .08 .83
.790 .045 .013 .152 .137 .045 .790 .013 .137 .152 .587 .571 .571 .770 .770 .587 .011
5 0 4 4 0 4 1 1 7 0 3 7 4
N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S15 Pearso
n -
Correla .26 .584 .511 .584 .511 .399 .423 .464 .423 - .50 .22 .35 .50 .02 .18 .32 - .464 .399 .33 .17 .588*
.270 .027 ** ** .105 .027 .270 ** .105 ** * * ** 1 * .15
8** 5** ** * *
tion 8 .133 2 2 7 5 8 .133 9 6
9

Sig. (2-
tailed) .15 .00 .23 .05 .00 .88 .32 .07 .06 .40 .35
.149 .885 .001 .004 .582 .885 .149 .001 .582 .004 .029 .020 .010 .020 .485 .485 .010 .029 .001
2 4 7 7 4 5 7 7 7 2 3

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S16 Pearso
n -
Correla .01 .376 .376 .511 1.00 - .42 .51 .38 .19 .38 .21 .15 .30 - .511 .63 .04 .618*
* .128 .322 .339 .155 .128 * .322 .155 .339 ** 1 .108 .108 .04
0** 3* 4** 4* 2* **
8** *
tion 0 .108 3 5 7 2 .108 8
9

Sig. (2-
tailed) .95 0.00 .02 .00 .03 .30 .03 .25 .40 .10 .00 .79 .80
.040 .501 .083 .067 .413 .501 .040 .083 .413 .067 .004 .571 .571 .571 .571 .004 .000
7 0 0 4 6 8 7 4 8 5 0 9 2

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S17 Pearso
n - - -
.09 - - .28 .35 .14 .19 .06 .44 1.00 .36 .45
Correla .218 .069 .295 .102 .069 .218 .295 .102 .199 .108 .056 .13 .108 1 .01 .056 .199 .14 .412*
tion 4 .111 .111 8 6 6 7 9 2* 0** 1* 4*
3 2 0

Sig. (2-
tailed) .62 .48 .12 .05 .44 .29 .71 .94 .01 0.00 .05 .01 .46
.247 .716 .114 .593 .559 .716 .247 .114 .559 .593 .291 .571 .770 .571 .770 .291 .024
2 5 2 3 3 6 6 9 4 0 0 2 1

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S18 Pearso
n -
Correla .34 .461 .495 .461 .495 .514 .50 .514 .49 .24 .68 .20 .36 .33 .44 .28 .714*
* .200 ** .201 .284 .200 * ** .284 .201 .332 ** .273 .288 1 .288 .273 .332 .06
8** **
0** 4** 1* 5* *
tion 2 9 0 0 1
6

Sig. (2-
tailed) .06 .00 .00 .18 .00 .28 .05 .07 .01 .73 .13
.010 .289 .005 .288 .128 .289 .010 .005 .128 .288 .073 .004 .144 .004 .122 .122 .144 .073 .000
4 4 6 5 0 9 0 5 4 0 3

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S19 Pearso
n -
Correla .18 .372 .403 .420 .403 .372 .420 .384 .22 .384 .49 .06 .14 .06 .12 .35 .53 .05 .599*
* * * .336 .344 * * * .344 .336 .221 * .052 * .356 1 .356 .052 .221 .21
0** 5** *
tion 3 2 6 2 5 4 8 1
7

Sig. (2-
tailed) .33 .23 .00 .72 .45 .73 .51 .05 .00 .79 .25
.043 .027 .021 .069 .063 .027 .043 .021 .063 .069 .241 .036 .784 .036 .053 .053 .784 .241 .000
4 7 6 9 4 3 5 2 2 0 0
N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S20 Pearso
n - - - -
Correla .50 .389 - .450 - - .389 .450 - .35 .24 .06 .12 .12 .35
.286 .286 .087 .193 .019 .193 .146 1 .07 .146 .019 .087 .04 .32 .11 .299
5** * * * *
tion .181 .182 .181 .182 2 9 6 6 7 7
3 6 4 2

Sig. (2-
tailed) .00 .05 .18 .72 .70 .50 .50 .05 .80 .08 .55
.034 .339 .013 .126 .336 .339 .034 .013 .336 .126 .646 .308 .920 .308 .443 .443 .920 .646 .109
4 7 5 9 3 6 5 3 9 1 5

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S21 Pearso
n -
.17 - - .382 .50 .382 .68 .14 .01 .20 .11 .39 .20 .43
Correla .208 .018 .186 .067 .018 .208 .186 .067 .285 * .331 .197 .07 1 .197 .331 .285 .462*
5** *
tion 1 .044 .044 4** 2 8 7 7 6* 8 3*
3

Sig. (2-
tailed) .36 .00 .00 .45 .70 .92 .27 .53 .03 .27 .01
.270 .927 .324 .816 .726 .927 .270 .324 .726 .816 .127 .037 .074 .037 .296 .296 .074 .127 .010
7 4 0 4 3 7 3 9 0 0 7

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S22 Pearso
n - -
Correla .24 - .457 - .449 .457 - - .449 .02 .20 .06 .12 .01 .19 .30 .10
* .103 * * * .103 .222 .215 .149 .215 .069 1 .069 .149 .222 .04 .19 .336
tion 5 .048 .019 .048 .019 7 0 5 6 8 9 8 9
1 9

Sig. (2-
tailed) .19 .88 .28 .73 .50 .92 .29 .09 .56 .83 .29
.800 .011 .920 .587 .013 .011 .800 .920 .013 .587 .237 .254 .431 .254 .716 .716 .431 .237 .069
2 5 9 3 6 7 3 8 7 1 2

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S23 Pearso
n - - -
Correla .39 .18 - .36 .12 .12 .20 .19 .31 -
.313 .107 .065 .039 .163 .107 .313 .065 .163 .039 .328 .157 .086 .157 1 .086 .328 .04 .03 .16 .345
tion 3* 5 .012 1* 4 7 7 9 1 .012
5 9 8

Sig. (2-
tailed) .03 .32 .05 .51 .50 .27 .29 .09 .81 .83 .37
.092 .574 .733 .839 .389 .574 .092 .733 .389 .839 .077 .408 .651 .408 .949 .949 .651 .077 .062
2 7 0 5 5 3 3 5 4 7 6

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S24 Pearso
n -
Correla .55 .427 .427 .543 .32 .442 .33 .35 .35 .11 .30 .31 .442 .543 .46 .12 .695*
.284 .308 .338 .194 .308 .284 .338 .194 .302 .248 .302 1 .248 .10
5** * * ** * * **
0* *
tion 8 0 8 7 7 8 1 6
5

Sig. (2-
tailed) .00 .07 .07 .05 .05 .53 .09 .09 .01 .50 .58
.129 .098 .068 .019 .305 .098 .129 .068 .305 .019 .002 .105 .187 .105 .014 .014 .187 .002 .000
1 7 5 2 3 9 8 5 0 6 2
N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S25 Pearso
n - - -
.09 - - 1.00 .28 .35 .14 .19 .06 .44 .36 .45
Correla .218 .069 .295 .102 .069 .218 .295 .102 .199 .108 .056 .13 .108 .01 1 .056 .199 .14 .412*
tion 4 .111 .111 0** 8 6 6 7 9 2* 1* 4*
3 2 0

Sig. (2-
tailed) .62 .48 0.00 .12 .05 .44 .29 .71 .94 .01 .05 .01 .46
.247 .716 .114 .593 .559 .716 .247 .114 .559 .593 .291 .571 .770 .571 .770 .291 .024
2 5 0 2 3 3 6 6 9 4 0 2 1

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S26 Pearso
n
.29 .368 .450 .368 .450 - 1.00 .46 - .27 .05 .01 .33 .14 .08 .24 .15 .31 .04
Correla .051 * * .268 .278 * .051 * .278 .268 .103 .056 .056 1 .103 .458*
tion 4 .108 0** 4** .108 3 2 9 1 9 6 8 2 8 0

Sig. (2-
tailed) .11 0.00 .01 .14 .78 .92 .07 .43 .65 .18 .42 .08 .83
.790 .045 .013 .152 .137 .045 .790 .013 .137 .152 .587 .571 .571 .770 .770 .587 .011
5 0 0 4 4 0 4 1 1 7 3 7 4

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S27 Pearso
n - -
Correla .08 .469 .469 1.00 .511 .39 .511 .33 .22 .08 .28 .22 .32 .54 .46 .619*
.121 .316 .307 ** .096 .316 .121 .307 .096 ** .103 .199 .199 .103 1 .02 .13
0** **
9* **
3** 2* *
tion 6 2 1 7 5 2 8
8 8

Sig. (2-
tailed) .65 0.00 .02 .07 .24 .64 .12 .23 .07 .00 .01 .88 .46
.525 .088 .099 .009 .615 .088 .525 .099 .615 .009 .004 .587 .004 .291 .291 .587 .000
1 0 9 3 1 6 7 7 7 2 0 3 8

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S28 Pearso
n - -
Correla .00 .396 .398 .396 .398 .462 .638 .33 .638 .361 .44 .53 .39 .10 .46 .361 .462 .13 .02 .637*
.168 .109 * * .203 .109 .168 * .203 * * ** .152 ** * .04 .04 .152 1
5* 5** 6* 0* * * *
tion 2 9 9 0 9
6 5

Sig. (2-
tailed) .99 .06 .01 .00 .80 .03 .56 .81 .01 .49 .87
.376 .567 .030 .030 .283 .567 .376 .030 .283 .030 .010 .000 .423 .000 .050 .050 .423 .010 .000
0 7 4 2 9 0 7 4 0 5 8

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S29 Pearso
n - - - - - - -
Correla - - - - - .454 .05 .20 .12 .454 - .13
.01 .195 .221 .124 .044 .221 .195 .124 .044 .318 .15 * .06 .32 .04 .03 * .318 1 .04 .208
tion .192 .192 .028 .049 .049 1 8 6 .028 0
0 9 6 4 1 9 8

Sig. (2-
tailed) .95 .40 .73 .79 .08 .27 .83 .83 .50 .49 .80
.301 .241 .515 .310 .816 .241 .301 .515 .816 .310 .883 .799 .087 .799 .012 .012 .087 .883 .270
7 2 0 0 1 0 1 7 6 5 2
N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S30 Pearso
n - - - - - -
Correla .15 - - - - - - - .17 - .28 .43 - - .02
.285 .000 .285 .000 .048 .040 .048 .21 .11 .19 .16 .10 .040 .04 1 .028
tion 4 .199 .021 .095 .199 .095 .021 .138 6 .140 1 3* .140 .138 9
7 2 9 8 5 8

Sig. (2-
tailed) .41 1.00 1.00 .35 .13 .25 .55 .01 .29 .37 .58 .87 .80
.127 .292 .912 .619 .292 .127 .619 .912 .468 .802 .834 .802 .461 .461 .834 .468 .881
6 0 0 3 3 0 5 7 2 6 2 8 2

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOT Pearso
AL n
Correla .41 .578 .435 .702 .594 .430 .435 .578 .702 .430 .594 .619 .618 .458 .58 .618 .412 .71 .59 .29 .46 .33 .34 .69 .412 .458 .619 .63 .20 .02
1
9* ** * ** ** * * ** ** * ** ** ** *
8** ** *
4** 9** 2* 5** * * **
tion 9 6 5 7** 8 8

Sig. (2-
tailed) .02 .00 .00 .00 .10 .01 .06 .06 .00 .00 .27 .88
.001 .016 .000 .001 .018 .016 .001 .000 .018 .001 .000 .000 .011 .000 .024 .024 .011 .000
1 1 0 0 9 0 9 2 0 0 0 1

N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


2. Hasil Uji Reliabilitas Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi Wattpad
Case Processing Summary

N %

Case Valid 30 100.0


s a
Excluded 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in


the procedure.
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.896 30

3. Hasil Uji Mean, Median, dan Modus Kebiasaan Membaca Berbasis


Aplikasi Wattpad
Tabulasi Data
39 46 46 49 50 53 53 56 57 60
64 65 66 69 69 70 70 72 73 75
75 77 78 78 79 79 80 82 85 99

R = Data Maks – Data Min


= 99 – 39 = 60
K = 1 + 3,3 log 30
=1+5=6
P = 60 : 6 = 10
Kelas Nilai Batas f fk f% fk %
0 31 – 40 30,5 – 40,5 1 1 3,33 33,3
1 41 – 50 40,5 – 50,0 4 5 13,33 16,66
2 51 – 60 50,5 – 60,5 5 10 16,33 33,33
3 61 – 70 60,5 – 70,5 7 17 23,33 56,66
4 71 – 80 70,5 – 80,5 10 27 33,33 90
5 81 – 90 80,5 – 90,5 2 29 6,66 96,66
6 91 – 100 90,5 – 100,5 1 30 3,33 100
30 100

Mean (M)

Nilai fi Xi fixi

31 – 40 1 35,5 35,5

41 – 50 4 45,5 182

51 – 60 5 55,5 277,5

61 – 70 7 65,5 458,5

71 – 80 10 75,5 755

81 – 90 2 85,5 171

91 – 100 1 100 100

Jumlah 30 Jumlah 1979,5


Median (Me)
Q2 = ½ x 30 = 15
Nilai F Fkk
31 – 40 1 1
41 – 50 4 2
51 – 60 5 5
61 – 70 7 11
71 – 80 10 12
81 – 90 2 29
91 – 100 1 30
30

Tb = 61 – 0,5 = 60,5
P=5
fkk = 10
fi = 7

( )

( )

( )

= 64,07 ~ 64

Modus (Mo)

( )

( )
( )

4. Hasil Uji Mean, Median, dan Modus Keterampilan Menulis Cerpen


Tabulasi Data
20 40 50 55 55 60 60 65 65 65
65 70 80 80 80 80 80 80 80 80
80 80 80 85 85 85 90 90 90 95

R = Data Maks – Data Min


= 95 – 20 = 75
K = 1 + 3,3 log 30 = 6
P = 75 : 6 = 12,5 ~ 12
Kelas Nilai Batas f fk f% fk %
0 20 – 31 19,5 – 31,5 1 1 3,33 33,3
1 32 – 43 31,5 – 43,5 1 2 3,33 6,66
2 44 – 55 43,5 – 55,5 3 5 10 16,66
3 56 – 67 55,5 – 67,5 6 11 20 36,66
4 68 – 79 67,5 – 79,5 1 12 3,33 40
5 80 – 91 79,5 – 91,5 17 29 56,66 96,66
6 92 – 103 91,5 – 103,5 1 30 3,33 100
30 100
Mean (M)

Nilai fi xi fixi

20 – 30 1 25,5 25,5

32 – 43 1 37,5 37,5

44 – 55 3 49,5 148,5

56 – 67 6 61,5 369

68 – 79 1 73,5 73,5

80 – 91 17 85,5 1453,5

92 – 103 1 97,5 97,5

Jumlah 30 Jumlah 2205

Median (Me)
Q2 = ½ x 30 = 15
Nilai f Fkk
20 – 31 1 1
32 – 43 1 2
44 – 55 3 5
56 – 67 6 11
68 – 79 1 12
80 – 91 17 29
92 – 103 1 30
30

Tb = 80 – 0,5 = 79,5
P=1
fkk = 1
fi = 17

( )

( )

( )

= 80,32

Modus (Mo)

( )

( )

( )
5. Hasil Uji Normalitas Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi Wattpad dan
Keterampilan Menulis Cerpen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 30
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 13.24022800
Most Extreme Differences Absolute .105
Positive .082
Negative -.105
Test Statistic .105
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) .200

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

6. Hasil Uji Linearitas Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi Wattpad dan


Keterampilan Menulis Cerpen
ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.

Ket Menulis Between (Combined) 6961.667 23 302.681 1.772 .246


Cerpen *
Kebiasaan Groups Linearity 2902.861 1 2902.861 16.992 .006
Membaca Deviation
Berbasis Apk from Linearity 4058.805 22 184.491 1.080 .504
Wattpad

Within Groups 1025.000 6 170.833

Total 7986.667 29
7. Hasil Uji Hipotesis Korelasi Product Moment
Correlations

Kebiasaan
Membaca
Berbasis Aplikasi Keterampilan
Wattpad Menulis Cerpen
**
Kebiasaan Membaca Pearson Correlation 1 .603
Berbasis Aplikasi Wattpad Sig. (2-tailed) .000

N 30 30
**
Keterampilan Menulis Pearson Correlation .603 1
Cerpen Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


Lampiran 9
Hasil Uji Angket/Kuesioner dan Analisis Keterampilan Menulis Cerpen
3. Adinda Faziah Salsabila
Tingkat Capaian
No. Aspek yang Dinilai Kinerja
1 2 3 4 5
Tema dan Kandungan
1 Makna √
2 Kekuatan Tokoh √
3 Kekuatan Alur √
4 Kekuatan Latar √
Jumlah skor 19
Nilai kemampuan 95

Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menulis cerpen di atas, diperoleh


nilai 95 yang termasuk ke dalam kategori baik sekali. Adapun nilai tersebut dapat
diuraikan sesuai dengan aspek penilaian yang digunakan sebagai berikut.
Penilaian pertama, pada aspek tema dan kandungan makna dengan
perolehan skor 5 (sangat baik). Siswa dapat menggambarkan sesuai dengan tiga
kriteria dengan jelas. Tema dan kandungan makna secara implisit yaitu kasih yang
diberikan orang tua adalah kasih sayang yang tulus dan tak ternilai. Unsur didaktis
dalam cerita ini yaitu mengajarkan bahwa membenci takdir
dan menyalahkan orang tua atas keadaan itu perbuatan yang salah, cerita ini
mengajak untuk selalu bersyukur dan berlaku jujur. Pesan moral yang bisa dipetik
dari cerita ini adalah tidak perlu berbohong untuk menjadikan dirimu dihargai
orang lain, jadilah diri sendiri yang apa adanya maka orang lain akan menyukai
dan menghargaimu dengan ikhlas serta mensyukuri nikmat Tuhan yang telah
diberikan walaupun hidup sederhana.
Penilaian kedua, pada aspek kekuatan tokoh dengan perolehan skor 5
(sangat baik). Siswa dapat menggambarkan kulifikasi mental, fisik, dan watak.
Naila seorang gadis yang canik dan juga pering, memiliki sepasang bola mata
yang besar dan berwarna coklat, dan memiliki senyum yang indah. Pada kalimat
“Naila adalah seorang anak yang sangat pemarah, pembangkang, egois, tidak
sopan, dan angkuh.” menandakan bahwa tokoh utama memiliki watak yang buruk.
Mental yang dimiliki sangatlah kuat, setiap apa yang dia inginkan pasti akan dia
kerjakan dengan serius. Adapula tokoh Naira (ibu Naila) yang begitu sabar dalam
mendidik anaknya yang begitu keras wataknya dan begitu ikhlas memberikan
jantungnya kepada Naila agar kelak Naila bisa berubah dan lebih mensyukuri
hidup.
Penilaian ketiga, pada aspek kekuatan alur dengan perolehan skor 5
(sangat baik). Siswa dapat menggambarkan sesuai dengan lima kriteria. Pada
tahap penyituasian diceritakan tokoh Naila yang hidup di keluarga yang sederhana
dan lengkap (ayah, ibu, dan kakak) namun Naila tidak pernah mensyukurinya.
Pemuncuan konflik yaitu ketika dia sudah masuk ke sekolah yang baru, yang
awalnya dia sangat bahagia karena dapat masuk ke sekolah tersebut dan mendapat
jurusan IPA sesuai yang diharapkannya, namun semua serasa hancur ketika
bertemu dengan teman SMPnya dulu. Peningkatan konflik yaitu ketika Greta
(teman SMP Naila) yang mengancam akan menyeberkan gosip mengenai dirinya
yang mengaku sebagai anak orang kaya kepada teman-temannya, dan akhirnya
gosip itu menyebar. Naila menyalahkan takdir bahwa dirinya terlahr dari orang
miskin, dia pun membentak ibunya dan kemudian penyakitnya kambuh dan
dilarikan ke rumah sakit. Klimaksnya yaitu ketika Naila sadar kesalahan yang
selama ini diperbuatnya dan meminta maaf kepada ibunya. Tepat dihari ulang
tahun Naila dia pun meminta kado dari ayah, ibu, dan kakaknya. Namun dia
hanya mendapat kado dari ayah dan kakaknya, ada perasaan kesal karena ibunya
tidak memberikan kado. Tiba-tiba penyakit Naila kambuh kembali, Naila
membutuhkan transplatasi jantung. Penyelesaian diceritakan tokoh ibu
mendonorkan janungnya untuk Naila, Naila pun mencari ibunya namun yang dia
dapat hanyalah secarik surat dari sang ibu yang berisikan salam perpisahan, dari
situ Naila sadar atas kesalahan-kesalahan yang pernah dia lakukan kepada ibunya,
akhirnya Naila berubah menjadi pribadi yang baik dan dia melanjutkan kuliah di
London dan mengembangkan usaha.
Penilaian keempat, pada aspek kekuatan latar dengan perolehan skor 4
(baik). Pada keterangan “di Jakarta”, “di SMA Negeri 68 Jakarta”, “di kelas”, “di
depan pintu”, “di belakang tempat duduknya”, “ke Rumah Sakit”, “ruang UGD”,
“di atas meja”, dan “di University of West London” hal ini menggambarkan latar
tempat terjadinya pristiwa. Sedangkan latar waktu terlihat jelas dengan keterangan
“mentari pagi menyinari”, “waktu adzan subuh”, “pukul 06.15 pagi”, “Senin
tanggal 6 Juli 2017”, “baru 2 hari masuk”, “pada malam hari”, “tepat pukul
07.00”, “keesokan harinya”, “pagi hari di hari Sabtu”, “hari Minggu tanggal 30
Juli”, dan “hari-hari baru Naila dimulai”. Adapun latar sosial budaya yaitu
digambarkan upacara bendera di setiap Senin pagi dan adanya kegiatan berupa
wisata sambil belajar dengan mendatangi tempat-tempat bersejarah dan wisata
yang ada di Bogor.
Dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis cerpen AFA adalah baik
sekali. AFA menulis cerpen yang berjudul “Kasih yang Tak Ternilai” baik sekali
karena memenuhi kriteria penilaian dengan baik, hanya saja pada kekuatan latar
masih kurang mendetail, tetapi cerita ini termasuk cerita yang sangat memberi
pelajaran bahwasanya sebagai manusia hendaklah mensyukuri segala nikmat
Tuhan yang telah diberikan.
4. Muhammad Abdillah Habibi S
Tingkat Capaian
No. Aspek yang Dinilai Kinerja
1 2 3 4 5
Tema dan Kandungan
1 Makna √
2 Kekuatan Tokoh √
3 Kekuatan Alur √
4 Kekuatan Latar √
Jumlah skor 18
Nilai kemampuan 90

Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menulis cerpen di atas, diperoleh


nilai 90 yang termasuk ke dalam kategori baik sekali. Adapun nilai tersebut dapat
diuraikan sesuai dengan aspek penilaian yang digunakan sebagai berikut.
Penilaian pertama, pada aspek tema dan kandungan makna dengan perolehan
skor 5 (sangat baik). Tema dan kandungan makna digambarkan secara implisit yaitu
seindah-indahnya berlian atau emas, masih indah do‟a dan kerja keras orangtua yang
telah membesarkan kita. Didaktis yaitu mengajak untuk berbuat baik, dapat dilihat
pada kalimat “kamu tidak perlu melakukan pekerjan yang tidak pantas seperti ini, kau
hanya perlu meminta dengan baik dan tulus, maka aku akan memberikan nya dengan
senang hati”. Pesan moral yang dapat diambil adalah jadilah seorang yang bijak
dalam melakukan apapun itu walupun resiko nya adalah nyawa, karena pilihan yang
bijak adalah kunci kebaikan dalam diri.
Penilaian kedua, pada aspek kekuatan tokoh dengan perolehan skor 3
(cukup). Tokoh digambarkan memliki mental yang kuat dan tanggung jawab,
walapun sudah ditinggal mati oleh ayahnya, tokoh Burhan tetap menjaga ibunya
dengan baik dan menjadi tulang punggung keluarga menggantikan ayahnya. Di
gambarkan pula watak tokoh Burhan yang bijaksana, siswa menulis watak tokoh
Burhan di awal cerita yang menandakan bahwa burhan adalah seorang yang
bijaksana, dapat dilihat pada kalimat berikut ini.
Banyak orang berkata “menjadi seorang yang bijaksana itu mudah” ya
memang mudah tetapi menjadi tekun dalam bijaksana itu yang menjadi
tantangan, karena seorang yang bijaksana atau telaten tanpa sadar dia
akan menjadi panutan atau contoh bagi semua orang. Inilah yang sedang
ku ceritakan yaitu “Burhan”.
Penilaian ketiga, pada aspek kekuatan alur dengan perolehan skor 5
(sangat baik). Siswa mampu menggambarkan semua tahapan alur sesuai dengan
lima kriteria. Pada penyituasian digambarkan tokoh Burhan seorang anak yatim
yang tinggal di sebuah desa dengan mata pencariannya adalah sebagai penambang
bersama ibunya. Pemunculan konflik dimulai ketika sudah tidak ada lagi
persediaan untuk hidup maka Burhan dan ibunya pergi untuk menambang,
memerlukan waktu yang lama agar sampai ke Gua dan mendapat serangan dari
perampok namun berakhir baik. Peningkatan konflik pada saat Burhan dan ibunya
sudah tidak ada persediaan air maka Burhan mengambil air di sungai dan hampir
diterkam oleh buaya, kemudian klimaksnya ketika Burhan dan ibunya sudah
sampai di Gua dan mulai menambang, tiba-tiba Gua itu berguncang karena batu
yang diambil ibunya adalah batu penyangga Gua tersebut, kemudian ibunya
menyuruh Burhan agar segera pergi dan membawa semua hasil tambangnya dan
hiduplah bahagia. Penyelesaiannya digambarkan bahwa tokoh Burhan lebih
memilih menyelamatkan ibunya dan membiarkan hasil tambangnya tertimbun dan
hanya mengambil beberapa saja yang terselamatkan dan balik ke rumah kemudian
menjualnya.
Penilaian keempat, pada aspek kekuatan latar dengan perolehan skor 5
(sangat baik). Pada keterangan “pedesaan kecil”, “di dalam hutan”, “padang
rumput”, “di bawah pohon”, “melewati sungai”, “melewati gurun pasir”, dan “di
mulut Gua” menandakan bahwa latar tempat yang digambarkan oleh penulis.
Latar waktu digambarkan dengan keterangan “beberapa jam berlalu”, “matahari
terbenam”, “makan malam”, “hari mulai gelap”,”gersang dan panas di siang hari”,
dan “perjalanan pulang yang panjang sampai kurang lebih satu minggu”. Latar
sosial budaya, masih banyak orang-orang yang hidup di pedesaan bekerja sebagai
penambang untuk menyambung hidupnya.
Dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis cerpen MAH adalah baik
sekali. MAH menulis cerpen yang berjudul “Pria Bijaksana” baik sekali karena
sudah memenuhi kriteria penilaian, walaupun pada aspek kekuatan tokoh tidak
digambarkan memiliki kualifikasi fisik.
5. Adenia Alissa Abdillah
Tingkat Capaian
No. Aspek yang Dinilai Kinerja
1 2 3 4 5
Tema dan Kandungan
1 Makna √
2 Kekuatan Tokoh √
3 Kekuatan Alur √
4 Kekuatan Latar √
Jumlah skor 16
Nilai kemampuan 80

Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menulis cerpen di atas, diperoleh


nilai 80 yang termasuk ke dalam kategori baik. Adapun nilai tersebut dapat diuraikan
sesuai dengan aspek penilaian yang digunakan sebagai berikut.
Penilaian pertama, pada aspek tema dan kandungan makna dengan perolehan
skor 3 (cukup). Siswa mampu menggambarkan sesuai dengan dua kriteria penilaian.
Tema dan kandungan makna digambarkan secara implisit yaitu kebahagiaan akan
datang kepada orang-orang yang sabar dan yang memperjuangkannya. Pesan moral
yang didapat ada cerita ini adalah seburuk-buruknya orang tua tetaplah orang tua dan
jangan pernah membenci Tuhan karena cobaan yang menimpa. Jangan pernah
membenci kenyataan, akan tetapi seharusnya kita belajar bagaimana memperjuangkan
kebahagiaan.
Penilaian kedua, pada aspek kekuatan tokoh dengan perolehan skor 5
(sangat baik). Siswa mampu menggambarkan sesuai dengan tiga kriteria
penilaian. Siswa mampu menggambarkan tokoh secara mental, fisik, maupun
watak. Dapat dilihat pada tokoh Lisa, seorang gadis SMA yang merasa sangat
hancur dan kecewa ketika kebahagiaan yang dia dapatkan dari keluarganya hilang
setelah kedua orang tuanya pergi meniggalkannya, dia cantik dan digambarkan
bodygoals ini memiliki watak yang pemurung dan terkadang juga menjadi periang
dan pemaaf. Pada tokoh Liam, pemain basket yang baik hati dan penuh perhatian.
Penilaian ketiga, pada aspek kekuatan alur dengan perolehan skor 5
(sangat baik). Pada tahapan penyituasian hingga penyelesaian ditulisnya dengan
rapi dan beruntut. Penyituasian dimunculkan tokoh Lisa yang sangat kecewa dan
hancur hatinya karena kedua orang tuanya pergi entah ke mana meninggalkan
dirinya dan kakanya. Pemunculan konflik yaitu ketika Lisa yang sedang bahagia,
tiba-tiba jatuh dan dibawa ke rumah sakit karena ada telfon masuk yang tidak
diketahui nomornya, ternyata yang menelfon adalah ibunya. Peningkatan konflik,
setelah mendapatkan telefon dari sang ibu, sekarang ayah Lisa datang ke rumah
untuk meminta maaaf, membuat Lisa semakin memencinya, tak kuat menahan
tangisnya karena rasa kecewa yang sudah mendalam. Klimaks diceritakan kedua
orang tuanya datang ke rumah dan menjelaskan apa yang membuat mereka pergi
tanpa kabar dan penjelasan. Penyelesaiannya, cerita ini beriakhir dengan bahagia,
Lisa dapat kembali hidup bersama keluarga yang utuh seperti dulu kembali.
Penilaian keempat, pada aspek kekuatan latar dengan perolehan skor 3
(cukup). Latar tempat digambarkan dengan keterangan “di SMAN Garuda
Tangsel”, “di dekat jendela kelas”, “tempat parkir”, “di depan pagar”, “di alun-
alun”, “rumah sakit”, “dari balik pintu kamar” dan “mushola”. Latar waktu
digambarkan hanya dengan keterangan “pukul 05:15 WIB”, “jam 06:15”, “pagi
datang lagi”, “10 tahun yang lalu”, “hari ini hari Minggu”, dan “hari ini hari
Senin”.
Dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis cerpen AAA adalah baik.
AAA menulis cerpen yang berjudul “Nanti Kita Bahagia” sudah baik karena
memenuhi kriteria penilaian walaupun masih ada yang belum memenuhi kriteria
penilaian seperti pada kekuatan latar dan tema.
6. Mas Dwi Syaputra
Tingkat Capaian
No. Aspek yang Dinilai Kinerja
1 2 3 4 5
Tema dan Kandungan
1 Makna √
2 Kekuatan Tokoh √
3 Kekuatan Alur √
4 Kekuatan Latar √
Jumlah skor 12
Nilai kemampuan 60

Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menulis cerpen di atas, diperoleh


nilai 60 yang termasuk ke dalam kategori cukup. Adapun nilai tersebut dapat
diuraikan sesuai dengan aspek penilaian yang digunakan sebagai berikut.
Penilaian pertama, pada aspek tema dan kandungan makna dengan perolehan
skor 3 (cukup). Siswa mampu menggambarkan sesuai dengan dua kriteria penilaian.
Tema dan kandungan makna digambarkan secara implisit yaitu Garuda di Dadaku
merupakan sebuah perjuangan yang tidak mudah dan banyak sekali ujian untuk
mendapatkannya. Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita ini adalah kejarlah cita-
cita serta apai semua yang diinginkan dengan latihan serius, maka akan tercapai
karena usaha tidak pernah mengkhianati hasil.
Penilaian kedua, pada aspek kekuatan tokoh dengan perolehan skor 3
(cukup). Siswa mampu menggambarkan sesuai dengan dua kriteria penilaian.
Dapat dilihat kualifikasi fisik yang terdapat pada tokoh utama yaitu digambarkan
bahwa tokoh Parto berusia 18 tahun yang sangat mencintai sepak bola dan salah
satu pemain timnas U19 yang mengartikan bahwa dirinya pemuda yang atletis.
Atas dorongan impian yang ingin diraihnya maka Parto memiliki mental yang
kuat dan bersungguh-sungguh dalam mengejar cita-citanya.
Penilaian ketiga, pada aspek kekuatan alur dengan perolehan skor 3
(cukup). Pada tahapan penyituasian digambarkan tokoh Parto yang sedang duduk
di tribun melihat aksi seorang anak kecil yang sedang menunjukkan
kemampuannya dalam memainkan bola. Pemunculan konflik saat tokoh Parto dan
Gerry masuk ke dalam Timnas U19, perasaan bahagia dicampur dengan perasaan
menjadi tegang karena saat melawan tim Inggris, dibabak pertama sudah
tertinggal jauh. Tahap penyelesaian yaitu Timnas U19 akhirnya memenangkan
pertandingan dimenit terakhir melawan Inggris.
Penilaian keempat, pada aspek kekuatan latar dengan perolehan skor 3
(cukup). Latar tempat digambarkan dengan keterangan “lapangan sepak bola”,
“dari atas rumahku”. Latar waktu digambarkan hanya dengan keterangan “di
bawah sinar matahari pagi”, “setangah jam kemudian”, “pada suatu hari”, “hari
ini”, dan “pada menit ke 43”.
Dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis cerpen MDS adalah
cukup. MDS menulis cerpen yang berjudul “Garuda di Dadaku” masuk ke dalam
kategori cukup karena belum memenuhi kriteria penilaian walaupun ada yang
memenuhi kriteria penilaian namun tidak secara mendetail.
7. Syahruly Zidane Qoiby
Tingkat Capaian
No. Aspek yang Dinilai Kinerja
1 2 3 4 5
Tema dan Kandungan
1 Makna √
2 Kekuatan Tokoh √
3 Kekuatan Alur √
4 Kekuatan Latar √
Jumlah skor 8
Nilai kemampuan 40

Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menulis cerpen di atas, diperoleh


nilai 40 yang termasuk ke dalam kategori kurang. Adapun nilai tersebut dapat
diuraikan sesuai dengan aspek penilaian yang digunakan sebagai berikut.
Penilaian pertama, pada aspek tema dan kandungan makna dengan perolehan
skor 1 (sangat kurang). Siswa tidak mampu menulis cerita sesuai dengan kriteria
penilaian tema dan kandungan makna tidak adanya makna yang terkandung ecara
implisit, unsur didaktis, dan pesan moral yang digambarkan dalam cerita.
Penilaian kedua, pada aspek kekuatan tokoh dengan perolehan skor 3
(cukup). Siswa dapat menggambarkan kulifikasi mental dan watak. Kualifikasi
mental pada tokoh memiliki mental yang tidak punya pendirian atau bisa
dikatakan tokoh yang dibuat masih berpikiran labil dan pada kualifikasi watak
digambarkan memiliki watak mudah menyerah dan suka makan.
Penilaian ketiga, pada aspek kekuatan alur dengan perolehan skor 1
(sangat kurang). Siswa hanya mampu menggambarkan alur sesuai satu kriteria
yaitu tahap penyituasian. Di awal cerita hanya menggambarkan satu tokoh dan
menceritakan kisah kelabilan dalam menentukan cita-cita yang hendak
digapainya. Tanpa konflik dan penyelesaian yang tergambarkan dalam cerpen
tersebut.
Penilaian keempat, pada aspek kekuatan latar dengan perolehan skor 3
(cukup). Pada latar tempat dapat dilihat pada keterangan “di sekolah”, “di SMK
Negeri 11”, “di Jalan Dr. Setia Budhi”, dan “di lapangan”. Latar waktu dengan
keterangan yaitu “kemudian keesokan harinya”, “hampir setiap hari”, dan
“tanggal 16-18 Oktober ini”.
Dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis cerpen SZQ adalah
kurang . SYD menulis cerpen yang berjudul “Impian Baruku” masih kurang,
banyak yang belum sesuai dan belum memenuhi kriteria penilaian. Pada aspek
tema dan kandungan makna tidak dapat tergambarkan sama sekali dan aspek
kekuatan alur tidak jelas.
8. Rangga Ramandana
Tingkat Capaian
No. Aspek yang Dinilai Kinerja
1 2 3 4 5
Tema dan Kandungan
1 Makna √
2 Kekuatan Tokoh √
3 Kekuatan Alur √
4 Kekuatan Latar √
Jumlah skor 4
Nilai kemampuan 20

Berdasarkan hasil penilaian keterampilan menulis cerpen di atas, diperoleh


nilai 20 yang termasuk ke dalam kategori kurang. Hal ini berdasarkan hasil bacaan
penulis atas karangan yang dibuat oleh Rangga Ramanda, karangan tersebut tidak
masuk ke dalam kategori karya fiksi (cerpen) melainkan sebuah cerita sejarah. RRA
menulisnya dengan judul “Perjalanan Seorang Pramuka”, semuanya tulisannya masuk
ke dalam cerita sejarah terbentuknya Pramuka. Mulai dari kelahirannya Pramuka
yang dipimpin oleh Robert Baden Powell, kemudian tahun-tahun diadakannya
Jambore, hingga masuknya Pramuka ke dalam Indonesia dan salah satu tokoh
Pramuka di Indonesia adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa karangan RRA adalah sebuah cerita sejarah (mutlak ada) dan
bukan cerita fiksi, cerita ini sangat kurang atau belum memenuhi kriteria penilaian
yang telah dibuat.
Lampiran 10
Cerpen Siswa

PRIA BIJAKSANA

Oleh Muhammad Abdillah Habibi S

Banyak orang berkata “menjadi seorang yang bijaksana itu mudah” ya memang
mudah tetapi menjadi tekun dalam bijaksana itu yang menjadi tantangan, karena
seorang yang bijaksana atau teladan tanpa sadar dia akan menjadi panutan atau
contoh bagi semua orang. Inilah yang sedang kuceritakan yaitu “Burhan”

Beliau seorang yang lahir di tanah Jawa, tinggal di daerah pedesaan kecil,
terpencil, kurang perhatian dari pemerintah, dan pastinya masih asri dan rindang.
Dia lahir dari dua insan yang dipertemukan cintanya oleh takdir dan dipisahkan
oleh maut. Burhan pun menjadi seorang anak yatim, karena dia sejak dini dididik
oleh satu orang tua yaitu ibundanya. Ia diberi kasih sayang yang lebih dikarenakan
beliau dari kecil sudah tidak ada seorang ayah.

Suatu ketika, Burhan masih berumur 16 tahun ia mendapatkan suatu masalah di


mana dia harus mengorbankan salah satu yang amat ia butuhkan dalam hidupnya,
yaitu ibundanya dan sebuah emas yang berhasil ia tambang.

Perkara dimulai pada saat ia sedang menambang emas di sebuah goa bersama
ibunda tercinta. Keberadaan goa tersebut memiliki jarak yang sangat jauh dari
rumah Burhan. Untuk mencapai goa tersebut Burhan dan ibundanya harus
melewati hutan yang gelap, dan harus menyebrangi sungai yang deras dan harus
melewati padang pasir yang panas serta gersang, barulah Burhan dan ibundanya
dapat sampai di goa tersebut yang memakan waktu kurang lebih satu minggu.

Hari pertama menuju goa, ia telah menyiapkan bekal serta barang-barang yang ia
perlukan selama perjalanan untuk satu minggu lamanya. Ia lebih banyak
membawa peralatan keamanan menambang daripada bekal makan, karena ia pikir
“saat perjalanan nanti ia dapat menemukan makanan saat di hutan”. Dan fasilitas
perjalanan yang ia gunakan adalah sebuah grobak kayu tua yang sudah usang
sepeninggalan ayahnya. Perjalanan dimulai dengan langkah kaki kanan. Konon
sebuah kegiatan yang dimulai dari langkah kaki kanan akan mendapatkan
keberkahan. Burhan pun memulai perjalanannya, sampailah Burhan memasuki
hutan rimba di mana ia mulai menelusuri setiap jalan setapak yang ada di hutan
untuk mendapatkan makanan seperti buah-buahan dan umbi-umbian untuk
menambah persediaan bekal yang telah ia bawa beserta ibundanya. Namun, ia
hanya mengambil sedikit buah-buahan tetapi lebih banyak mengambil umbi-
umbian karena umbi-umbian tersebut dapat lebih lama menahan rasa lapar. Dan
sang ibunda bertanya “Mengapa kau hanya membawa banyak umbi-umbian
daripada buah-buahan” . Jawab Burhan “Mengapa aku hanya sedikit mengambil
buah-buahan dan banyak mengambil umbi-umbian karena kalau kita mengambil
buah-buahan terlalu banyak maka hewan-hewan yang biasa mencari makanan di
hutan ini akan kehilangan makanannya. Sedangkan, banyak sekali umbi-umbian
yang bisa kita ambil seperti singkong dan kentang serta umbi dan beberapa
tanaman itu lebih awet daripada buah maka dari itu ibunda aku hanya beberapa
dari buah dan banyak mengambil umbi-umbian”. “Bijak sekali anakku!!” seru
ibundanya.

Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di dalam hutan saat hari pertama,
kedua, dan ketiga dikarenakan hutan tersebut memiliki luas yang sangat besar.
Saat hari keempat mereka melewati padang rumput yang luas dan rindang
beberapa jam berlalu dan langit pun mulai gelap dikarenakan matahari terbenam.
Mereka pun beristirahat di bawah pohon yang rindang dan besar yang berada di
tengah-tengah padang rumput tersebut, mereka membuat sebuah api unggun untuk
menghangatkan tubuh dan memasak umbi-umbian yang mereka ambil dari hutan
yang mereka lewati tadi untuk makan malam pertama mereka, di tengah-tengah
makan malam yang enak tiba-tiba ada seorang yang mendatangi mereka dengan
muka yang garang dan sebuah senjata tajam dan runcing. Ternyata orang tersebut
seorang perompak hutan. Ibunda pun berteriak kencang “Siapa kau jangan
berani-berani dengan saya” “Saya hanya ingin kalian menyerahkan semua
perlengkapan kalian dan semua barang berharga yang kalian miliki” jawab si
perampok “Kami tidak akan menyerahkan apapun dari kami kepadamu” jawab
balik Burhan dengan berani “Kalian tidak takut dengan saya, saya membawa
senjata yang bisa saya gunakan untuk melukai kalian berdua, kalau kalian mau”
kata perampok hutan “Burhan berikan saja apa yang ia inginkan dari kita”
ibunda pasrah “tidak bunda kita tidak akan memberikan apapun untuk dia”
Burhan menjawab “Beraninya kalian” perampok sambil menghusungkan
senjatanya ke arah Burhan. Burhan langsung sigap dengan ilmu bela dirinya
mengalahkan perampok tersebut. Perampok tersebut langsung meminta belas
kasihan kepada Burhan “Ampunilah aku, maafkan aku”.

Burhan dengan lembut menjawab “Kamu tidak perlu melakukan pekerjaan yang
tidak pantas seperti ini, kau hanya perlu meminta dengan baik dan tulus, maka
aku akan memberikannya dengan senang hati” “Kalau seperti itu bolehkah saya
meminta beberapa makanan untuk perjalanan pulangku nanti” pinta perompak
dengan tulus. Burhan pun langsung memberikan bahan makanan lalu memberikan
arahan yang baik kepada perampok tersebut agar perampok tersebut tidak
melakukan hal yang sama lagi. Lalu perampok tersebut pun pulang dengan luka
lebam dan beberapa bahan makanan yang diberikan oleh Burhan. Mereka pun
melanjutkan istirahat malam mereka dengan aman dan nyaman.

Hari kelima pagi-pagi mereka melanjutkan perjalanan melewati sungai yang


terdapat jembatan, kebetulan sekali ibunda merasa sangat haus. Burhan langsung
mengambilkan air minum yang ada di sungai menggunakan gelas yang ia bawa
dari rumah mereka yang sangat jauh. Selagi mengambil, ibunda membuat
persiapan untuk menghangatkan tubuh. Selagi Burhan mengambil air dari sungai
ia melihat segerombolan rusa yang sedang menyebrangi sungai, tiba-tiba ada
seekor anak rusa yang terpisah dari kawanannya dan menyebrangi sungai itu
sendirian, karena derasnya air sungai anak rusa itupun hanyut terbawa derasnya
aliran sungai, Burhan yang melihatnya langsung secara spontan menyelamatkan
anak rusa tersebut untuk menepi dan kembali ke kawanannya. “ Kenapa lama
sekali nak?” tanya ibunda. “Aku menolong seekor rusa yang hanyut terbawa arus
sungai bunda” jawab Burhan sambil memberikan air minum yang ia bawa. Lalu
mereka mengambil persediaan air dan melanjutkan perjalanan.

Hari mulai gelap, mereka beristirahat di batu-batuan dan membuat perapian untuk
menghangatkan badan mereka. Ibunda Burhan pun tertidur lelap. Burhan masih
terjaga di tengah malam. Burhan menatap ke langit dan berkata “Andai ayah
masih ada pasti semua akan mudah” sambil membayangkan angan-angan yang
indah.

Hari keenam melewati gurun pasir yang gersang dan panas di siang hari, Burhan
dan ibundanya berjuang menghadapi panas yang membara seakan-akan
memegang tubuh mereka serta sangat dilanda haus. Persediaan air mulai menipis
sedangkan Burhan dan ibunya menahan haus selama perjalanan. Akhirnya Burhan
pun memutuskan untuk memberikan air tersebut kepada bunda “Ini bunda air
silakan bunda saja yang meminum air ini, Burhan masih bisa menahan haus”
“Tapikan ini adalahpersediaan air terakhir kita” jawab bunda “Tidak apa bunda,
aku masih bisa menahannya lebih lama” kata Burhan. “Yasudah nak, jadi laki-
laki harus kuat” seru bunda. “Ia bunda” jawab Burhan dengan semangat.

Di tengah perjalanan ia menemukan danau kecil. Burhan pun mengambil


kesempatan emas ini untuk mengisi ulang persediaan air minum yang telah habis
sebelumnya. Saat Burhan mengambil air dengan gelas tiba-tiba ada seekor buaya
mendekat. Seketika perasaan Burhan merasakan hal yang aneh “Sepertinya ada
yang aneh” kata Burhan dalam hati, benar saja Burhan hampir diterkam buaya.
Tetapi Burhan menyadari itu sehingga akhirnya Burhan dapat selamat dari
marabahaya tersebut. “Kamu tidak apa-apa nak?” kata bunda sambil memeluk
erat anak satu-satunya itu. “Tidak apa-apa bunda, tetapi aku hanya sedikit
terkejut” jawab Burhan. Malam hari telah tiba Burhan dan inbundanya beristirahat
di bawah sinar bulan beralaskan pasir yang dingin ketika malam datang.

Hari ketujuh sudah terlihat gumpalan dari jauh dan ternyata itulah goa yang akan
ditambangi oleh Burhan dan ibunda. Sesampainya di mulut goa mereka
menyiapkan peralatan untuk menambang seperti beliung alat keselamatan, senter,
dan lain-lain, setelah itu mereka pun siap untuk menambang. Beliung mulai
diayunkan Burhan dan mulai menambang. Tanah demi tanah, batu demi batu,
mulai menemukan biji emas “Wahh bunda lihat ada bijih emas yang kita cari-
cari!!” Burhan dengan seru senang “Cepat tambang bijih tersebut lalu masukan
ke dalam gerobak” kata ibunda. Burhan langsung menambang biji tersebut dan
menaruhnya ke dalam gerobak tua usang milik ayahnya.

Beliung masih diayunkan dan bukan hanya biji emas yang ia temukan tetapi juga
batu-batu mulia lainnya seperti zamrud, berlian, intan, dan juga giok. Ibunda
menemukan bongkahan berlian yang sangat besar sekali “Lihat Burhan apa yang
bunda temukan.. sebuah bongkahan berlian yang sangat besar!!” seru senang
bunda “Baik bunda” jawab Burhan sambil sigap mengambil bongkahan raksasa
tersebut saat berhasil mengambil bongkahan tersebut tiba-tiba goa tersebut
bergetar kencang hingga membuat batu yang ada di langit-langit goa berjatuhan
dan hampir menimpa ibunda dan Burhan, ternyata bongkahan tersbut adalah
penopang dari goa tersebut agar tidak roboh. “Bunda!!” seru panik Burhan, batu
pun berjatuhan dan membuat mereka terpisah dan bongkahan berlian tersebut juga
terpental dan menahan batu yang akan menimpa sang ibunda tercinta. “Ambil saja
bongkahannya nak jangan pikirkan bunda, pikirkanlah masa depanmu jika kamu
memilih mengambil bongkahan tersebut kamu akan menjadi seorang anak yang
kaya dan sukses..” kata bunda dengan lemah dan pasrah “Tidak, aku tidak akan
meninggalkan bunda di sini” jawab Burhan dengan perasaan yang sangat tegang.
Burhan berpikir dengan keras yang mana yang akan ia pilih bongkahan tersebut
atau sang ibunda yang telah membesarkannya hingga ia menjadi seperti sekarang
ini.

Pada akhirnya ia lebih memilih untuk menyelamatkan ibunda dari pada


mengambil bongkahan berlian yang bisa saja membuat ia kaya dan sukses. “Ayo
bunda cepat keluar bongkahan itu tidak lama lagi akan roboh tidak kuat menahan
beban yang berat!!” seru Burhan dengan keras. Bunda pun langsung keluar
dengan cepat bertepatan dengan robohnya bongkahan yang menopang batu-batu
yang ada di atas. “Mengapa kamu lebih memilih bunda daripada bongkahan yang
akan membuatmu sukses dan kaya?” tanya bunda “Ibunda adalah satu-satunya
hartalah yang Burhan punya, doa dan usaha bundalah yang membuat Burhan
sukses nanti bukan bongkahan bodoh itu..” jawab Burhan dengan bijak.
Mereka langsung bergegas pulang dengan membawa biji emas dan beberapa batu
mulia yang seadanya mereka temui di goa tersebut. Perjalanan pulang yang
panjang sampai kurang lebih satu minggu mereka lewati dan sesampainya di
rumah mereka langsung mengolah biji emas yang mereka dapatkan saat
menambang setelah itu mereka jual di pasar emas.

Pelajaran yang dapat diambil adalah „SEINDAH-INDAHNYA BERLIAN


ATAU EMAS, MASIH INDAH DOA DAN KERJA KERAS ORANG TUA
YANG TELAH MEMBESARKAN KITA‟ itulah pelajaran yang didapat
Burhan. Pelajaran yang dapat kita ambil adalah „JADILAH SEORANG YANG
BIJAK DALAM MELAKUKAN APAPUN ITU WALAUPUN RESIKONYA
ADALAH NYAWA, KARENA PILIHAN YANG BIJAK ADALAH KUNCI
KEBAIKAN DALAM DIRI‟.
Lampiran 11
Dokumentasi Kegiatan
RIWAYAT PENULIS

Siti Syamsiah, biasa dipanggil Syam lahir di Jakarta,


2 September 1996. Putri kelima Bapak H.
Moehammad Djoeaini dan Ibu Latifah yang
bertempat tinggal di Jalan Sumatera 5 RT 003/02
Kelurahan Jombang Kecamatan Ciputat Kota
Tangerang Selatan.
Pendidikan yang telah ditempuh penulis ini dimulai
dari Madrasah Ibtidaiyah Unwaanunnajah Pondok
Pucung yang lulus pada tahun 2008 dan dilanjuti ke
jenjang Madrasah Tsanawiyah yang sama dan lulus
pada tahun 2011. Setelah itu penulis melanjutkan
pendidikan ke jenjang menengah atas di Madrasan Aliyah Soebono Mantofani
lulus pada tahun 2014. Sebelum melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi,
penulis yang memiliki hobi menggambar dan menyukai anak-anak ini bekerja
sebagai guru TK selama setahun, dan akhirnya mendaftar sebagai mahasiswi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Selama berkuliah, penulis bergabung di UKM Forsa di bidang seni bela diri
Tapak Suci UIN Jakarta dan menyelesaikan S-1 dengan menulis skripsi yang
berjudul “Hubungan antara Kebiasaan Membaca Berbasis Aplikasi Wattpad
dengan Keterampilan Menulis Siswa Kelas XI SMA Negeri 11 Kota Tangerang
Selatan Tahun Pelajaran 2019/2020”.

Anda mungkin juga menyukai