Anda di halaman 1dari 147

PENGGUNAAN BAHASA GAUL DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK

DAN KAITANNYA DENGAN KARANGAN NARASI SISWA


KELAS XII SMA YAPINK TAMBUN SELATAN BEKASI

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

A L
I N
F Oleh :
Aay Rizki Amelia
Nim 1113013000031

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
ABSTRAK
Aay Rizki Amelia, 1113013000031,“Penggunaan Bahasa Gaul di Media Sosial
Facebook dan Kaitannya dengan Karangan Narasi Siswa Kelas XII SMA YAPINK Tambun
Selatan Bekasi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
Skripsi ini meneliti tentang penggunaan bahasa gaul dalam media sosial Facebook yang
digunakan oleh siswa kelas XII SMA YAPINK tahun pelajaran 2017/2018. Alasan penulis
mengambil data dari Facebook karena media sosial tersebut merupakan alat komunikasi yang
fleksibel untuk dewasa atau pun anak-anak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Tujuan penelitian dari skripsi ini adalah mengetahui kemampuan siswa dalam
menulis karangan narasi tanpa mencampurkan bahasa gaul dengan karangan tersebut. Teknik
pengumpulan data dalam skripsi ini adalah teknik observasi dan dokumentasi, lembar
dokumentasi dianalisis dengan menggunakan rumus , instrumen dalam
penelitian ini adalah meminta, mengumpulkan, serta mengamati karangan narasi siswa dan
dokumentasi penulisan status di media sosial Facebook.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 12 atau 57,14 % siswa kelas XII
mampu menulis karangan narasi pada pelajaran bahasa Indonesia dan tidak terpengaruh oleh
penggunaan bahasa gaul. Sebanyak 4 atau 19,04 % siswa kelas XII masih menggunakan
bahasa gaul, baik dalam menulis karangan narasi maupun di media sosial Facebook.

L
Sebanyak 2 atau 9,25% siswa kelas XII yang menggunakan bahasa gaul di Facebook,
ternyata tidak terpengaruh saat menulis karangan narasi. Sebanyak 3 atau 14,28% siswa kelas

A
XII yang menggunakan bahasa gaul ketika menulis narasi, ternyata bahasa tersebut tidak

N
digunakan ketika menulis status di Facebook.

I
F
Kata kunci : Bahasa Gaul, Media Sosial Facebook, Karangan Narasi.

i
ABSTRACT
Aay Rizki Amelia, 1113013000031, “The Use of Slang Language on Social Media
Facebook and Its Relation to Student Narrative Writing Class XII SMA YAPINK Tambun
Selatan Bekasi. Departmen of Language Education and Indonesia Literature, Faculty of
Science Tarbiyah and Teacher Training State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta,
2017.
A research thesis use slang language in social media Facebook by students of class XII
SMA YAPINK 2017/2018. The reason of writer took data from Facebook because social
media is a flexible communication tool for children and adults. This study used descriptive
qualitative method. The purpose of this thesis research to know ability of students in writing
essay writing without mixing the slang language with essay. Data collection technique in this
thesis are observation and documentation technique, is analyzed by using the formula
, the instrument in this research to request, collect, observe essay of students
and documentation writing status in social media Facebook.
The results of this research are more than 12 or 57.14% of students of grade XII able to
use the Indonesian language in writing essay is not affected for slang language. As many as 4
or 19.04% of students of grade XII still use the language is not according to the rules of
slang, both in writing essay writing and in social media Facebook. As many as 2 or 9.52% of
grade XII use slang in social media, but the language is not carry over when write narrative

status, they do not use slang language.

A L
essays. As many as 3 or 14.28% of students use slang when write narration but on Facebook

Keywords: Slang Language, Social Media Facebook, Essay Writing.

I N
F

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT Tuhan semesta alam, yang
telah melimpahkan rahmat dan ridhonya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam tak lupa selalu
tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-
sahabatnya, kita semua selaku pengikutnya yang diharapkan selalu mendapat
safaatnya di dunia maupun di akhirat.

Skripsi yang penulis buat sesungguhnya tidak luput dari kesalahan, masih
jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki,
selama proses pembuatan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan dari

terimakasih kepada:
A L
berbagai pihak, baik moril maupun materil, maka penulis mengucapkan banyak

I N
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

F
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Toto Edidarmo, M.A. Selaku sekertaris jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Elvi Susanti, M.Pd. Selaku dosen pembimbing sekaligus dosen
penasehat akademik yang selalu meluangkan waktu, tenaga, dan
pikirannya untuk membimbing penulis hingga akhir penulisan skripsi dan
memberikan motivasi, kritik, saran kepada penulis agar menyelesaikan
studinya tepat waktu.
5. Dr. Hindun, M.Pd. dan Nur Syamsiah, M.Pd. Selaku penguji I dan penguji
II dalam sidang skripsi dan tak lupa pula seluruh dosen Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu
pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan.

iii
6. Bapak Ibu Karyawan/i Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta, yang telah
memberikan pelayanan dan pinjaman buku untuk penyusunan skripsi ini.
7. Bpk. Faishol Halimi, Lc, M.A. Selaku kepada sekolah yang telah
mengizinkan penulis untuk penelitian. Bapak Nur Ali, M.M. Selaku wakil
kepala sekolah yang selalu memberikan arahan dan nasehat selama
penelitian berlangsung.
8. Bpk. Taufiq Abdullah, S.Pd. Selaku guru bahasa Indonesia SMA YAPINK
Tambun Selatan Bekasi yang telah memberikan pengarahan, bimbingan,
dan saran selama melaksanakan penelitian. Siswa-siswa kelas XII SMA
YAPINK Tambun Selatan yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini,
beserta para dewan guru, staff TU Ka Kholis, Ka Selly Jurniarti yang
bersedia memberikan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

A L
9. Teristimewa untuk ayah tercinta Dadi Marsudi, S.E. dan Ibu tercinta Siti
Maesaroh selaku orang tua dan Angga Putra Ardiansyah selaku adik yang

I N
selalu memberikan cinta, kasih sayang, doa, dan dukungannya kepada

F
penulis sehingga tersusunlah skripsi ini.
10. Keluarga besar Alm H. Napis Bin H. Abdullah dan Hj. Nisah Binti Rinan
terkhusus untuk wa Hamdah Hamidatussari dan Teh Ani Monalisa, S.E.
yang telah memberikan saran, masukan, dan dukungannya kepada penulis
baik bersifat materi maupun non materi.
11. Sahabat terbaik penulis Annisa Aulia dan Lisa Nur Afifah yang selalu setia
menemani dan menghibur penulis dengan canda tawa serta memberikan
arahan-arahan positif kepada penulis selama perkuliahan.
12. Sahabat-sahabat kosan (Ika Tri Mustika, Laila Firdaus, Syifa Fauziah,
Riska Indriasari, Farida Rakhma, Nina Karina, Syifa Fauziyah MY, Gina
Handayani, Vinna Oktalivia, Zulfa Al-Azizah, Atik Nur Atikah, Riska
Candra Meirika, Syifa Fauzia, Fitria Nur Syarifah, Ka Indah, Ka Fitri, Ka
Wiji, Ka Nufus) yang selalu berbagi cerita, dan mendengarkan keluhan
suka dan duka penulis selama perkuliahan.

iiii
13. Keluarga Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) periode 2016. Terima
kasih untuk pengalaman dan kenangan berharga yang tak akan pernah
terlupakan.
14. Teman-teman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2013,
yang telah memberikan banyak warna kehidupan, memberikan masukan,
dorongan, motivasi, dan pengalaman selama perkuliahan. Terima kasih
atas segala kebaikan kalian, semoga tali persaudaraan kita tak akan pernah
terputus. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis
khususnya dan pembaca umumnya.

Jakarta, 18 Desember 2017

A L
F IN Penulis
A.R.A

ivi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH

ABSTRAK ................................................................................................................................ i
ABSTRACT ...............................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1

L
B. Identifikasi Masalah .................................................................................................. 4
C. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4

A
D. Batasan Masalah ....................................................................................................... 4

I N
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 5

F
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORETIS


A. Landasan Teori ........................................................................................................ 6
1. Definisi Bahasa ................................................................................................................. 6
a. Pengertian Bahasa .................................................................................................. 6
b. Fungsi Bahasa ........................................................................................................ 7
c. Definisi Bahasa Gaul .............................................................................................. 9
d. Contoh Bahasa Gaul ............................................................................................. 11
2. Media Sosial ................................................................................................................... 15
3. Sejarah Facebook ........................................................................................................... 17
4. Dampak Positif dan Negatif Facebook........................................................................... 18
5. Definisi Siswa ................................................................................................................ 20
6. Definisi Karangan ......................................................................................................... 21
7. Jenis-jenis Karangan ...................................................................................................... 22

v
a) Narasi ...................................................................................................................... 22
b) Eksposisi .................................................................................................................. 22
c) Deskripsi .................................................................................................................. 23
d) Persuasi .................................................................................................................... 23
e) Argumentasi ............................................................................................................. 23
8. Definisi Karangan Narasi .............................................................................................. 23
9. Langkah-langkah Membuat Karangan Narasi .............................................................. 24
10. Penelitian yang Relevan ................................................................................................ 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................................... 28
B. Populasi dan Sample ....................................................................................................... 28
C. Metode Penelitian ........................................................................................................... 29

A L
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................................. 29
E. Instrumen Penelitian ....................................................................................................... 30
F. Teknik Analisis Data ....................................................................................................... 31

I N
BAB IV HASIL PENELITIAN
F
A. Profil Sekolah SMA YAPINK ........................................................................................ 32
1. Sejarah Singkat Sekolah .......................................................................................... 32
2. Visi dan Misi ........................................................................................................... 33
3. Guru dan Tenaga Kependidikan .............................................................................. 33
4. Data Siswa ............................................................................................................... 35
5. Sarana dan Prasarana ............................................................................................... 35
B. Hasil Penelitian ................................................................................................................ 36
1. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................................ 36
2. Analisis Data ............................................................................................................ 36

BAB V PENUTUP
A. Simpulan.......................................................................................................................... 58
B. Saran ................................................................................................................................ 59

vii
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS

A L
I N
F

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Kata-kata Prokem dan Kata-kata Ilmiah ............................. 11

Tabel 2.2 Kosakata dalam Kamus Gaul ................................................................ 12

Tabel 4.1 Daftar Guru SMA YAPINK Tambun Selatan Bekasi .......................... 34

Tabel 4.2 Data Siswa ............................................................................................ 35

Tabel 4.3-4.22 Hasil Penelitian Penggunaan Bahasa Gaul di Media Sosial Facebook

dan Kaitannya dengan Karangan Narasi Siswa Kelas XII SMA

YAPINK Tambun Selatan Bekasi........................................................37

A L
I N
F

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan teknologi dari zaman ke zaman semakin pesat dan maju.
Mulai dari televisi, komputer, dan telepon genggam yang bertransisi menjadi lebih
praktis. Salah satu alat komunikasi yang selalu dibawa ke mana pun pemiliknya pergi
adalah handphone. Alat komunikasi tersebut memiliki daya tarik yang sangat
memikat terlebih jika dilengkapi dengan fitur android sehingga memudahkan para
pengguna mempunyai aplikasi di media sosial seperti : BBM, WhatsApp, Facebook,
Instagram, Path, Line, WeChat, BeeTalk, KakaoTalk, Twitter, SnapChat, Skype
Yahoo, dll.

A L
Kehadiran media sosial (Facebook, Twitter, Youtube, Flickr, Path, Instagram,
Blog, Skype, Snapchat, dan Messaging Apps seperti : Whatsapp, Line, Blackberry

I N
Messanger, Yahoo Messanger, Google Talk, dan lain sebagainya) adalah torehan
sejarah yang telah membawa perubahan dalam proses komunikasi manusia. Proses

F
komunikasi yang selama ini dilakukan hanya melalui komunikasi tatap muka,
komunikasi kelompok, kompunikasi massa, berubah total dengan perkembangan
teknologi komunikasi virtual, khususnya internet. Perubahan itu bisa dilihat pada
tempat umum di mana orang lebih asyik berkomunikasi dengan gadget yang mereka
miliki daripada dengan orang-orang yang berada di dekatnya.1
Hal ini membuat anak-anak remaja merasa ingin tahu dan mencoba menikmati
fasilitas tersebut. Orang tua beranggapan memberikan handphone kepada
putra/putrinya akan menumbuhkan daya semangat belajar yang tinggi, ternyata
dugaan seperti ini salah. Anak-anak justru menyalahgunakan fasilitas tersebut dan
melalaikan tugas-tugas sekolah. Gaya hidup di zaman serba canggih seperti ini
membuat anak remaja cenderung bermalas-malasan. Mereka lebih memilih di dalam
kamar dan memainkan handphone daripada berkumpul bersama keluarga untuk

1
Elvi Susanti, Glosarium Kosakata Bahasa Indonesia dalam Ragam Media Sosial, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Dialektika Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia 3 (2), 2016, h. 230.

1
2

bercerita, bersenda gurau, atau sekedar diskusi kecil dengan orang tuanya. Anak-
anak akan terbentuk menjadi pribadi yang tidak mudah bergaul/anti sosial jika terus
dibiarkan seperti ini.
Masa remaja adalah pencarian jati diri, di mana seorang anak yang baru saja
mengalami fase pubertas akan mengikuti semua gaya yang dilihatnya seperti : food,
fashion, dan fun diubah sedemikian mirip dengan para idolanya. Mereka juga
berlomba mempunyai akun pribadi di media sosial agar tidak ketinggalan zaman dan
cepat terkenal. Akun yang sangat viral di media sosial salah satunya Facebook.
Facebook adalah media sosial yang memudahkan penggunanya untuk berkomunikasi
dengan keluarga, sanak saudara, bahkan teman akrab yang sudah lama tak berjumpa.
Keunggulan yang diperoleh dari Facebook dapat mengunggah foto, menulis status
dan saling berkomentar, serta berbagi informasi mengenai kesehatan, politik,
pendidikan, nilai-nilai kehidupan, dll.

A L
Setiap hal yang dilakukan oleh manusia pasti akan berdampak positif dan
negatif begitu juga dengan penggunaan Facebook. Penggunaan media sosial

I N
Facebook berdampak positif jika dilakukan untuk membaca berita, mencari tahu

F
berbagai bacaan yang bisa memotivasi dirinya, bergabung dengan komunitas yang
mengkaji ilmu-ilmu agama, mengikuti berbagai resep masakan, bahkan ada juga
yang menggunakan jasa Facebook untuk berbisnis yaitu perbelanjaan melalui media
online dengan cara mengunggah foto lalu pelanggan akan memesannya dengan cara
online.
Bisnis seperti ini sangat membantu konsumen terlebih bagi masyarakat yang
tidak memiliki waktu luang untuk berbelanja. Cukup masuk ke akun Facebook,
melihat profil penjual tersebut dan memesannya. Facebook juga menyimpan dampak
negatif, terlebih jika penggunanya anak-anak yang masih di bawah umur. Banyak
sekali kasus remaja diculik karena ketagihan bermain Facebook. Mereka tidak bisa
membedakan antara orang baik dan jahat. Aksi kejahatan yang dilakukan salah
satunya dengan cara memberikan iming-imingan hadiah, ketika sudah bertemu
bukanlah hadiah yang didapatkan tetapi perbuatan tidak senonoh yang dialami.
Kasus seperti ini biasanya sering dialami oleh kaum wanita. Maraknya kasus
penipuan dilakukan juga oleh orang-orang tak bertanggung jawab melalui akun
3

pribadinya di Facebook. Mereka berjanji akan memberikan keuntungan berlipat


ganda dalam jangka waktu yang singkat tetapi, kenyataannya tidak terealisasi.
Bahkan lebih miris lagi terkait kasus seorang remaja yang dibunuh oleh kekasihnya
karena menolak melakukan hubungan seksual, diduga lelaki tersebut melihat
gambar-gambar pornografi di Facebook. Melihat berbagai kejadian seperti itu,
seharusnya membuat orang tua lebih ekstra mengawasi kegiatan putra dan putrinya.
Anak anak boleh saja diberikan handphone dan mengakses media sosial, tetapi harus
disertai pengawasan orang tua. Orang tua perlu memberikan nilai-nilai agama dan
nilai moral yang cukup untuk buah hatinya agar tidak melakukan sesuatu yang
negatif.
Akun Facebook bisa dimiliki oleh setiap orang baik dari kalangan muda maupun
tua. Siswa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) mayoritas mempunyai akun tersebut. Dampak dari Facebook

A L
sangatlah mempengaruhi keadaan para siswa. Mereka lebih senang berbicara
memakai bahasa-bahasa seperti di akun Facebook termasuk berbicara dengan guru di

I N
sekolah. Penggunaan bahasa mereka di media sosial Facebook sangatlah bervariasi

F
seperti : kata saya yang diganti menjadi gue, w, ue, gw kamu menjadi lu, u, lo ingin
tahu menjadi kepo terima kasih menjadi maaciw, ya menjadi yup, ya Allah menjadi
omg hellow, dll.
Penggunaan bahasa yang terdapat di Facebook ternyata mempengaruhi kegiatan
belajar siswa. Mereka mencantumkan beberapa celotehan bahasa gaul yang terdapat
di media sosial Facebook ketika menulis karangan narasi pada mata pelajaran bahasa
Indonesia. Karangan narasi adalah karangan yang bertujuan untuk menyampaikan
sebuah informasi dengan tepat mengenai suatu peristiwa atau kejadian. Guru
haruslah berperan dalam aspek ini untuk mengarahkan serta mendampingi siswa agar
terbiasa menggunakan bahasa yang sesuai, tidak mencampurkan bahasa gaul ketika
menulis karangan narasi di dalam kelas.
Teknologi memang penting untuk kehidupan seseorang karena menjangkau
komunikasi dengan jarak jauh, namun adanya teknologi mampu membuat seseorang
khususnya anak-anak yang masih bersekolah/siswa menulis di akun sosial tanpa
memikirkan baik atau buruknya postingan tersebut. Jika terus dibiarkan seperti ini
4

dikhawatirkan siswa akan terbiasa menggunakan bahasa gaul dalam setiap mata
pelajaran.
Berdasarkan penjabaran di atas penulis akan membahas mengenai penggunaan
bahasa gaul yang digunakan oleh siswa di media sosial Facebook dan kaitannya
dengan karangan narasi dalam skripsi yang berjudul “Penggunaan Bahasa Gaul di
Media Sosial Facebook dan Kaitannya dengan Karangan Narasi Siswa Kelas XII
SMA YAPINK Tambun Selatan Bekasi”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasikan masalah
sebagai berikut :
1. Kurangnya ketepatan penggunaan bahasa yang digunakan oleh siswa dalam menulis
karangan narasi di kelas contohnya seperti : gue, w, ue, gw, lu, u, lo, kepo, maaciw,
yup, omg hellow, dll.

A L
2. Kurangnya konsentrasi siswa sehingga mereka menggunakan bahasa gaul ketika
menulis karangan narasi.
I N
F
3. Penggunaan bahasa gaul di Facebook mempengaruhi kegiatan belajar siswa.
4. Siswa memerlukan pengawasan guru untuk menggunakan bahasa yang baik ketika
membuat sebuah karangan narasi di dalam kelas.

C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana penggunaan bahasa gaul di media sosial Facebook dan kaitannya dengan
karangan narasi siswa kelas XII SMA YAPINK Tambun Selatan Bekasi?

D. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Penggunaan bahasa gaul dalam media sosial Facebook terhitung dari bulan Agustus
sampai bulan Desember 2017 yang digunakan oleh siswa kelas XII SMA YAPINK
tahun pelajaran 2017/2018.
5

2. Fokus pada penggunaan bahasa gaul di status media sosial Facebook dan kaitannya
dengan penulisan karangan narasi yang bertema bebas.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan bahasa gaul di media
sosial Facebook dan kaitannya dengan karangan narasi siswa kelas XII SMA
YAPINK Tambun Selatan Bekasi.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak di
bawah ini :
1. Manfaat Teoretis

L
Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat untuk :

A
a. Penulis dalam menambah wawasan tentang kebahasaan, khususnya dalam
pembelajaran di kelas.

I N
b. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk perkembangan ilmu

F
keterampilan bahasa Indonesia khusunya keterampilan menulis.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk :
a. Bagi siswa
Sebagai sumber belajar siswa agar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar dalam penulisan karangan narasi dan tidak menggunakan bahasa gaul.
b. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan bagi guru di sekolah agar
mengontrol siswanya dalam menggunakan bahasa khusunya ketika menulis karangan
narasi.
c. Bagi mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan berguna menjadi referensi bagi para pembaca yang
membutuhkan untuk membuat makalah atau esai.
BAB II
KAJIAN TEORETIS

1. Definisi Bahasa
a. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah sebuah sistem artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah
komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. 1 Bagi ilmu yang
mempelajari bahasa (linguistik) bahasa diartikan sebagai sistem tanda bunyi yang
disepakati untuk digunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam
bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.2
Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer digunakan oleh anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.

A L
Bahasa, masyarakat, dan budaya adalah tiga satuan yang berwujud padu dan
hubungannya sangat erat. Ketiadaan yang satu menyebabkan ketiadaan yang lainnya,

I N
dalam kaitan yang disampaikan di atas bahasa sering disebut sebagai penanda
eksistensi budaya dari masyarakat yang bersangkutan. 3
F
Masyarakat yang maju budayanya pasti berkembang baik entitas bahasanya.
Maka, bahasa sering pula disebut cermin masyrakatnya selain menjadi previor atau
penanda keberadaan bagi budaya, bahasa juga merupakan cermin (mirror) bagi
keadaan masyarakatnya. Semua bahasa sama rumitnya. Hal ini merupakan bagian
dari kebudayaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang memakai bahasa itu.
Kosakata dari bahasa tertentu mungkin dicipta atau dipinjam dari bahasa lain jika ada
kebutuhan. Kosakata bahasa Inggris misalnya banyak diserap ke dalam bahasa
Indonesia karena kebutuhan untuk mengejawantahkan hasil teknologi maju yang
tidak ada dalam bahasa Indonesia.4

1
Abdul Chaer dan Leoni Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
h.11.
2
Kushartanti, dkk, Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik, ( Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2009), h. 3.
3
Mahmudah dan A. Ghani, Disiplin Berbahasa Indonesia, ( Jakarta: FITK Press, 2011), h. 1.
4
Mahmudah, Ibid., h. 2.

6
7

b. Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa secara umum ada tiga yaitu sebagai alat komunikasi, alat
ekspresi, dan alat berpikir. Seseorang menggunakan bahasa pasti ada sesuatu yang
ingin disampaikannya berupa informasi. Informasi tersebut bisa ditranformasi dua
arah seperti dialog atau disampaikan seperti pada pidato. Ekspresi seseorang ketika
menyatakan senang atau susah paling lengkap dinyatakan dengan bahasa. Fungsinya
sebagai alat berpikir karena bahasa selalu dipakai baik secara lisan maupun tulisan.
Bahasa menunjukan perbedaan antara satu penutur dengan penutur lainnya, tetapi
masing-masing tetap mengikat kelompok penuturnya dalam satu kesatuan sehingga
bahasa memungkinkan tiap individu untuk menyesuaikan dirinya dengan adat
istiadat dan kebiasaan masyarakat bahasa tersebut.5
Hasil dari seminar Politik Bahasa Nasional pada tanggal 25-28 Februari 1957 di
Jakarta, antara lain merumuskan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa

A L
nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai : 1) lambang kebanggaan nasional 2)
lambang identitas nasional 3) alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-

I N
beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya 4) alat perhubungan antarbudaya
dan antardaerah.6
F
Fungsi pertama yaitu sebagai lambang kebanggaan nasional. Bahasa Indonesia
memancarkan nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia, dengan keluhuran
nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia kita harus bangga dengannya, kita harus
menjunjungnya sebagai realisasi kebanggaan kita terhadap bahasa Indonesia kita
harus memakai, memelihara, dan mengembangkannya tanpa ada rasa rendah diri,
malu, tidak acuh.
Fungsi kedua yaitu bahasa Indonesia sebagai lambang identitas nasional,
dengan begitu bahasa Indonesia akan diketahui oleh siapa saja, yaitu sifat, perangai,
dan watak kita sebagai bangsa Indonesia karena fungsinya demikian itu, maka kita
harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya.

5
Mahmudah, Ibid., h. 3.
6
Masnur Muslich, Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi, Kedudukan, Fungsi, Pembinaan, dan
Pengembangan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 30.
8

Fungsi ketiga yaitu memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar


belakang sosial budaya dan berbeda bahasanya dapat menyatu dalam bahasa
kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama.
Fungsi keempat bahasa Indonesia sering kita rasakan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari. Bayangkan saja bagaimana jika kita tersesat di sebuah daerah
yang masyarakatnya tidak mengerti bahasa Indonesia? Tentunya kita akan kesulitan
untuk berinteraksi, oleh sebab itu bahasa Indonesia mampu menanggulanginya dan
dengan bahasa Indonesia pula kita saling berhubungan untuk segala aspek
kehidupan.7 Lebih dari itu, dengan bahasa nasional kita dapat meletakan kepentingan
nasional jauh di atas kepentingan daerah atau golongan.8
Bahasa menunjukkan perbedaan antara satu penutur dengan penurut lainnya,
tetapi masing-masing tetap mengikat kelompok penuturnya dalam satu kesatuan
sehingga bahasa memungkinkan tiap individu untuk menyesuaikan dirinya dengan

A L
adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat. Bahasa melambangkan pikiran atau gagasan
tertentu, dan juga melambangkan perasaan, kemauan bahkan dapat melambangkan

I N
tingkah laku seseorang. 9 Sedangkan fungsi bahasa dalam kehidupan manusia,
sebagai berikut :
1. Alat Ekspresi Jiwa F
Bahasa berfungsi sebagai alat ekspresi jiwa karena bahasa berfungsi untuk
menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi jiwa, dan tekanan-tekanan perasaan
lisan maupun tertulis. Bahasa berfungsi sebagai alat ekspresi jiwa dapat menjadi
media untuk menyatakan eksistensi (keberadaan diri) pembebasan diri dari tekanan
emosi dan untuk menarik perhatian pendengar maupun pembaca.
2. Alat Komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi
tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang
lain, dengan komunikasi pula mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai

7
I Gusti Ngurah Oka, Masnur Muslich, Perencanaan Bahasa pada Era Globalisasi, ( Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), h.30.
8
Zaenal Arifin dan S.Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:
Akademika Pressindo, 2004), h. 11.
9
Mahmudah, op. cit., h. 3.
9

oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman
dengan kita.
3. Alat Beradaptasi
Bahasa sebagai alat untuk beradaptasi karena bahasa digunakan manusia untuk
menyesuaikan diri dengan anggota masyarakat di mana manusia itu berada. Melalui
bahasa manusia mempelajari adat istiadat kebudayaan, pola hidup, etika, dan
perilaku masyarakat sekitarnya. Manusia bertukar pikiran dengan orang lain
menggunakan bahasa. 10 Akhirnya di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara,
bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu
pengetahuan, dan teknologi.11

c. Definisi Bahasa Gaul


Bahasa gaul adalah salah satu bentuk (genre) folkor yang disebut “ujaran rakyat”

A L
dalam ujaran rakyat ia termasuk dalam bentuk slang (ucapan populer). Slang bisa
berupa satu kalimat, tetapi biasa terdiri dari sebuah kata yang tidak lazim di dalam

I N
bahasa Nasional Indonesia yang resmi. Slang ini selanjutnya dapat dipertegas lagi ke

F
dalam bentuk cant, yakni bahasa slang yang bersifat rahasia. Cant yang khusus
dipergunakan oleh para preman dan penjahat disebut argot. Adanya klasifikasi
tersebut menimbulkan banyak pertanyaan yaitu bahasa gaul ini termasuk yang mana.
Jawabannya sudah tentu adalah cant, yang berfungsi sebagai bahasa rahasia dari
sekelompok orang. Kelompok yang dimaksudkan adalah kelompok orang usia muda
dan yang merasa dirinya muda. Slang jenis cant muda ini biasanya tidak langgeng,
artinya setiap masa dapat berubah-ubah. Pada tahun 1940-an cant tersebut
Berbentuk pergantian suku kata (syllable) sebagai contoh kata “genit” menjadi gense.
Namun, pada tahun 1980-an para muda usia ini mengambil alih bahasa prokem yang
berasal dari para penjahat atau preman di Jakarta. Jadi ujaran rakyat kelompok usia
12
muda sejak itu telah mengubah slangnya dari sifat cant menjadi argot. Lebih
menarik lagi bahwa pada kalangan homoseksual (gay dan lesbian) telah pula

10
Mulyati, Terampil Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, ( Jakarta: Kencana, 2015), h.3.
11
Arifin, op.cit., h. 12.
12
Debby Sahertian, Kamus Bahasa Gaul, ( Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2008), h. v.
10

diciptakan cant tersendiri untuk kelompoknya. Bahasa para gay dan lesbi ini juga
tidak langgeng karena beberapa tahun telah timbul jenis cant yang lainnya dan
mereka menamakannya “bahasa gaul”. Kini bahasa gaul semakin ngepop atau
ngetrend sehingga diambil alih juga oleh para remaja dan orang muda dari kalangan
pengusaha, artis film, sinetron, mahasiswa dan lain-lain. 13
Perkembangan bahasa gaul merupakan hasil modifikasi dari berbagai macam
bahasa termasuk bahasa Indonesia sehingga bahasa tersebut tidak memiliki struktur
bahasa yang pasti, kata-kata bahasa gaul sebagian besar merupakan terjemahan,
singkatan, maupun plesetan. Kalimat-kalimat yang digunakan umumnya kalimat
tunggal bentuk-bentuknya juga digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi
lebih pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat dan sering membuat
pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami kesulitan untuk
memahaminya.14 Kosakata bahasa gaul dapat berupa pemendekan kata, penggunaan

A L
kata yang diberi arti atau kosakata yang serba baru dan berubah-ubah.15
Perkembangan bahasa gaul dari masa ke masa mengalami perubahan. Data

I N
bahasa Indoneia lisan fungsional juga memperlihatkan adanya pemakaian tuturan

F
yang dipengaruhi oleh unsur bahasa asing seperti : Otw (On the way) “di jalan” atau
dalam perjalanan, hang out “jalan-jalan”, shopping, “berbelanja”, OMG (Oh My
God) “Ya Tuhan”. Meski bukan bahasa formal, pemakaian bahasa gaul dari generasi
ke generasi tidak pernah berhenti, jika dahulu disebut bahasa prokem, sekarang
istilahnya berubah menjadi bahasa gaul atau bahasa bayi. Para remaja menggunakan
bahasa gaul dalam ragam lisan dan tulisan, apalagi saat ini sedang maraknya
penggunaan ponsel android yang menyediakan aplikasi beraneka ragam untuk
membuat tulisan yang bermacam-macam bentuknya. Jejaring sosial yang banyak
diminati oleh masyarakat adalah : Facebook, Twitter, BBM, WhatsApp, Instagram,
Path, dll.16

13
Debby Sahertian, Ibid., h. vii.
14
Eduardus Swandy, Bahasa Gaul Remaja dalam Media Sosial Facebook, Jurnal Bastra Volume 1
Nomor 4 Maret 2017, h.4.
15
Eduardus, Ibid., h. 5.
16
Nanik Setyawati, Pemakaian Bahasa Gaul dalam Komunikasi di Jejaring Sosial, Dosen Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, FPBS Universitas PGRI Semarang, Jurnal Sosial Humaniora,vol 1, no. 3 h.3.
11

Bahasa gaul pada umumnya digunakan sebagai sarana komunikasi di antara


remaja sekelompoknya selama kurun waktu tertentu. Hal ini disebabkan bahwa
remaja memiliki bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana
komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang
dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat
mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Bahasa gaul mempunyai sejumlah arti
yang khusus, unik, menyimpang, atau bahkan bertentangan dengan arti yang lazim
ketika digunakan oleh orang-orang tertentu. 17
Bahasa gaul merupakan jumlah kata atau istilah yang mempunyai arti khusus,
unik, menyimpang, bahkan bertentangan dengan arti yang lazim ketika digunakan
oleh orang-orang dari subkultur tertentu, sehingga hanya dimengerti dan dipahami
hanya dikalangan mereka saja.18

d. Contoh Bahasa Gaul

A L
Bahasa gaul adalah bahasa sandi yang dipakai/digemari kalangan remaja. Bahasa

I N
tersebut digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja dalam kelompoknya

F
pada masa tertentu. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk
menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain dengan
tujuan agar pihak lain tidak mengetahui apa yang dibicarakan. Bahasa gaul tumbuh
dan berkembang sesuai dengan latar belakang sosial dan budaya pemakaiannya.
Berikut ini beberapa contoh kosakata dalam bahasa gaul :
Tabel 2.1 Perbedaan Kata-kata Prokem/Gaul dan Kata-kata Ilmiah19
Kata-kata Prokem/Gaul Kata-kata Ilmiah
Bokap Bapak
Bonyok Bapak dan Ibu
Hebring Sangat hebat

17
Beta Puspa Sari, Dampak Penggunaan Bahasa Gaul dikalangan Remaja terhadap Bahasa
Indonesia, Mahasiswa Pascasarjana (S2) Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Bengkulu,
Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015. h, 172.
18
Beta, Ibid., 173.
19
Aninditya Sri Nugraheni, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis Pembelajaran Aktif, (
Jakarta: PT Kharisma Putra Utama, 2017), h.11.
12

Lebay Berlebihan
Rempong Kompleks

Bahasa gaul kini semakin ngtrend, sehingga diambil alih juga oleh para remaja
dan orang muda dari kalangan pengusaha, artis film, sinetron, mahasiswa dan lain-
lain. Berikut merupakan beberapa contoh kosakata dalam kamus gaul yang ditulis
oleh Debby Sahertian dan terkenal di kalangan masyarakat :
Tabel 2.2 Kosakata dalam Kamus Gaul
A B
Akika : Aku Bapake : Bapak
Apose : Apa Barongsay : Bareng
Apipa : Apa Begindang : Begini
Anjas : Aja/saja Bila bong : Bila bengong

C A L D
Cakra: Cakep
I N Dadar : Dari
Catut : Catat
Capcai : Capek
F Di mande : Di mana
Di Sandro : Di sana
Chrisye : Kiri Di Sindang : Di sini

E F
Edi Silitongga : Edisi Falsafah : Palsu
Ember : Emang Fardi Harja : Pahit sekali
Ember bolong : Emang Betul
Em-Em : Emang

G H
Galaxi : Galak Herman : Heran
Ganteng : Gentayangan Hamilton : Hamil
Gimande : Gimana Hasanudin : Hasil
13

Gindang : Gini Hatri-hatri : Hati-hati

I J
Icu : Itu Jaguar : Jago
Ikatan : Ikutan Jahara : Jahat
Indang : Ini Jali-jali : jalan-jalan
Inang : Iya Jauhari : Jauh

K L
Kabare : Kabar Lambreta : Lama
Kamasutra : Kamus Laparisasi : Lapar
Kamelia : Kamera Lokalisasi : Lokasi
Kenapose : Kenapa
L
Luncang : Lucu

A
Macoce : Macet
M

I N
Ngobras : Ngobrol
N

Maksi : Makanan Siang


Maharani : Mahal
F Nyangsang : Nyangkut
Nyenyong : Nyanyi
Marinir : Mari Sini Nyiblorong : Nyeberang

O P
Okraina : Oke Paniki : Panik
Oranda : Orang Pelataran : Pelajaran
OTW : Otewe Pepsi : Pipis
Oberta : Obat Puspita : Pusing

R S
Ramayana : Ramai Sakri : Sakit
Rukum : Rumah Sayur : Sayang
Rusia : Rusak Salonpas : salon
14

Rokika : Rokok Siapose : Siapa

T U
Tampias : Tampan sekali Uding : Sudah
Tengki : Terima Kasih Usmawi : Suami
Titi DJ : Hati-Hati di jalan Usro : Usir
Turki : Turunan Us-us : Usah

W Y
Wajan : Wajah Ya Amplop : Ya Ampun
Warsawa : Warung YPSMS : Yang Penting SMS 20
Wilhelmina : Wilayah

A L
I N
Contoh bahasa gaul yang lainnya seperti :
1) GUE. Adalah bahasa resmi yang kini banyak digunakan oleh kebanyakan orang

F
(terutama dari suku Betawi) untuk menyebut Saya atau Aku. Kata ini merupakan
bahasa Betawi yang telah digunakan secara luas, jauh sebelum bahasa prokem
dikenal orang.
2) LO/LU. Sama seperti “Gue” kata ini pun sudah digantikan oleh suku Betawi sejak
bertahun-tahun lalu dan menjadi kata untuk menyebut Anda/ Kamu.
3) ALAY. Singkatan dari “Anak Layangan” yaitu orang-orang kampung yang bergaya
norak dan narsis.
4) LOL. Kata ini sering dipakai terutama dalam jejaring sosial baik di Yahoo, Facebook,
Twitter, Instagram, Path dan lain-lain. Kata tersebut merupakan singkatan dari
Laugh Out Loud yang berarti tertawa terbahak-bahak.
5) GARING. Kata ini merupakan kata dari bahasa Sunda yang artinya tidak lucu. Kata
tersebut sering digunakan dalam pembicaraan, dan menjadi populer dibeberapa kota
besar di luar Jawa Barat.

20
Debby Sahertian, Kamus Bahasa Gaul, ( Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2008), h. 145.
15

6) SECARA. Kata ini adalah sebenarnya Bahasa Indonesia yang bermakna “adalah”,
namun menjadi populer tahun 2006 dikalangan siswa-siswi yang menggunakan kata
ini sebagai “karena/soalnya”. Sesekali digunakan sebagai sisipan tanpa makna
(hanya sebagai penekanan pada kalimat yang mereka katakan) contoh : Gue ga bisa
ke rumah lo neh hari ini, secara bokap gue lagi sakit atau Yah.. gimana dong!
Secara gue kan anak gaul.
7) KEPO. Kata ini merupakan singakatan dari Knowledge Everything Particular Object
yang artinya selalu ingin tahu.21

2. Media Sosial
Media terpenting saat ini yang memiliki jaringan paling luas adalah internet.
Internet merupakan kependekan dari interconnected network yang berarti kumpulan
jaringan (network) yang saling berhubungan (interconnected) dalam

A L
perkembangannya kata internet mengacu pada sebuah sistem komunikasi global yang
menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh
dunia.22
I N
F
Melalui internet, kita memasuki dan menemukan desa dunia dan melakukan
migrasi dari dunia nyata ke dunia maya jika dalam dunia nyata, waktu, jarak, dan
tempat merupakan sesuatu yang sangat penting maka dalam dunia maya ketiga
dimensi itu tidak penting dan tidak relevan. Dunia maya seolah tampil begitu perkasa
karena telah mampu menghapus dimensi waktu, jarak, dan tempat (time, distance,
place). Jejaring sosial juga dapat disebut dengan dunia maya karena dapat terhubung
secara langsung kepada seluruh orang tanpa harus bertatap muka. Media sosial
adalah media online yang membawa sebuah informasi dimulai dari pengirim pesan
(sender) yang memiliki keinginan untuk mengomunikasikan pesan atau informasi
kepada penerima pesan ( receiver). 23

21
Nina Nurhasanah, Pengaruh Bahasa Gaul terhadap Bahasa Indonesia, Universitas Esa Unggul
Jakarta,Forum Ilmiah Vol 11Nomor 1 Januari 2014, h. 18.
22
Budi Putra, Planet Internet Jaringan Pintar yang Mengubah Dunia, ( Tangerang: Logicom
Publication, 2005), h. 39.
23
Haris Sumadiria, Sosiologi Komunikasi Massa, ( Bandung: Rosdakarya, 2014), h.237.
16

Kehadiran media sosial (Facebook, Twitter, Youtube, Flickr, Path, Instagram,


Blog, Skype, Snapchat, dan Messaging Apps seperti : Whatsapp, Line, Blackberry
Messanger, Yahoo Messanger, Google Talk, dan lain sebagainya) adalah torehan
sejarah yang telah membawa perubahan dalam proses komunikasi manusia. Proses
komunikasi yang selama ini dilakukan hanya melalui komunikasi tatap muka,
komunikasi kelompok, kompunikasi massa, berubah total dengan perkembangan
teknologi komunikasi virtual, khususnya internet. Perubahan itu bisa dilihat pada
tempat umum di mana orang lebih asyik berkomunikasi dengan gadget yang mereka
miliki daripada dengan orang-orang yang berada di dekatnya.24
Media sosial merupakan perkembangan dari teknologi-teknologi web berbasis
internet, memudahkan semua orang untuk berkomunikasi dan berpartisipasi. Media
sosial mempunyai banyak bentuk, di antaranya yang paling populer yaitu : Twitter,
Facebook, dan Blog. Twitter adalah situs web yang merupakan layanan dari

A L
microblog, suatu akun yang membatasi ukuran disetiap post-nya. Facebook adalah
situs jejaring sosial yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk menjalin hubungan

I N
pertemanan dengan seluruh orang yang ada di belahan dunia untuk berkomunikasi.

F
Blog merupakan singkatan dari web+ log, yaitu sejenis website pribadi yang
digunakan untuk menuliskan pesan atau informasi secara terus menerus dan
mempublikasikannya.25
Megan Poore dalam buku Studying and Researching with Social Media,
menegaskan bahwa Social media are simply those digital technologi that alow users
to easily create and share material with others via the internet. The internet hasnt
always been used in this way. In the early days, people neded access to spesial
knowledge (such as how to write html code) and spesial equipment (such as server)
in order to make the internet work meaning that web based comunication via the
internet was largely uni-directional. By 2005 however internet technology had
developed to such a point that it became posibble for ordinary people to have their

24
Elvi Susanti, Glosarium Kosakata Bahasa Indonesia dalam Ragam Media Sosial, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Dialektika Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia 3 (2), 2016, h. 230.
25
Dan Zarella, The Social Media Marketing Book, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta Anggota
IKAPI : 2010), h. 2-3.
17

own website or, perhaps more accurately, their own web ‘presences’. These days, we
use sites and service such a Blogs, Wikis, Facebook, Skype, Twitter, and many others
to publish our own material on the internet without giving a second thought to what
26
makes it all happen. Artinya media sosial adalah teknologi digital yang
memudahkan penggunanya untuk membuat dan berbagi materi dengan orang lain
melalui internet. Internet selalu dibutuhkan oleh setiap orang. Masyarakat sangat
membutuhkan akses ke pengetahuan spesial (seperti bagaimana menulis kode html)
dan peralatan spesial (seperti server). Pada tahun 2005, internet telah berkembang
sedemikian rupa sehingga menjadi mudah bagi orang biasa untuk memiliki
situs/akun pribadi seperti: Blog, Wikipedia, Facebook, Skype, Twitter, dan masih
banyak lagi media sosial lainnya untuk mempublikasikan tentang cerita
kehidupannya sehari-hari.

3. Sejarah Facebook

A L
Facebook merupakan layanan jejaring sosial yang dimiliki sekaligus

I N
dijalankan oleh Facebook Inc. Facebook didirikan pada 4 Februari 2004. Ide awal

F
Facebook bermula dari Mark Zuckerberg, yang juga dikenal sebagai pendiri dari
situs jejaring sosial Facebook. Mark Zuckerberg pada saat itu masih berstatus
sebagai mahasiswa Harvard College. Beliau dibantu oleh beberapa rekannya yaitu
Eduardo Saverin, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughe. Pengguna Facebook yang
tersebar di dunia mencapai lebih dari 600 juta pengguna.27
Seiring berjalannya waktu situs ini secara perlahan membuka diri kepada
mahasiswa di universitas lain, kemudian untuk siswa Sekolah Menengah Atas, dan
akhirnya untuk setiap orang yang memiliki usia minimal 13 tahun. Pengguna
diharuskan mendaftar dengan memasukkan data diri dan email yang valid, setelah
mendaftar pengguna dapat membuat profil pribadi, menambahkan foto, bertukar

26
Megan Poore, Studying and Researching with Social Media, ( Los Angeles: Sage Study Skills,
2014), h. 3.
27
Aunurrofiq Manzur, Sukses Berdagang di Facebook dan Blogsopt, ( Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2011), h. 1.
18

pesan, dan bermain game. Bahkan, banyak pengguna yang menggunakannya sebagai
tempat beriklan dan mengembangkan bisnis.28
Facebook menjadi nama jejaring sosial yang besar di dunia pada tahun 2007,
Facebook mempunyai sekitar 58 miliar pengguna aktif setiap harinya, lebih dari
55.000 jaringan diseluruh dunia dan 80% dari 58.000.000 pengguna Facebook sudah
memakai aplikasi Facebook di handphone mereka.29
Media sosial Facebook sangat memudahkan penggunanya untuk menjalin
pertemanan di dunia maya, mengirim pesan, mengunggah foto, bahkan mengubah
foto profil kita agar dilihat oleh orang lain, seperti yang dikatakan oleh Jesse Failer
dalam buku How to Do Everything Facebook Applications Facebook starts with real
people and their real relationship. It helps people communicate in a variety of ways :
as they so do, they often that new friends, join grup, and share information, ranging
from photos to invitations to events and even classified ads. 30 Artinya Facebook

A L
dimulai dari hubungan yang nyata. Facebook memudahkan seseorang berkomunikasi
dengan orang lain, dengan Facebook mereka juga bisa menambahkan teman baru,

I N
bergabung dengan grup, dan berbagi informasi mulai dari unggahan foto atau
informasi dari beberapa artikel.
F
4. Dampak Positif dan Negatif Facebook
Dampak positif yang timbul dari penggunaan situs jejaring sosial adalah
sebagai berikut :
1. Memudahkan kegiatan belajar, karena dapat digunakan sebagai sarana untuk
berdiskusi dengan teman sekolah untuk mencari informasi/ tugas.
2. Mencari, menambah teman atau bertemu kembali dengan teman lama. Baik teman di
sekolah, di lingkungan bermain maupun teman yang bertemu melalui jejaring sosial.

28
Seno Wibowo, Ragam Aplikasi Android untuk UKM, (Yogyakarta: CV Andi Offset dan Wahana
Komputer, 2014), h.38.
29
Jesse Failer, How to Do Everything : Facebook Applications, ( America: MC Graw-Hill Companies,
2008), h. 7.
30
Jesse Failer, Ibid., h. 4.
19

3. Menghilangkan kepenatan pelajar sebagai obat stress setelah seharian bergelut


dengan pelajaran di sekolah. Misalnya : mengomentari status orang lain yang
terkadang lucu dan menggelitik, bermain game, dan lain sebagainya.31
Adapun dampak negatif dari pengguna Facebook adalah :
1. Kurangnya interaksi dengan dunia luar. Kemunculan situs jejaring sosial
menyebabkan interaksi personal secara tatap muka (face to face) cenderung
menurun. Masyarakat lebih mememilih untuk menggunakan situs jejaring sosial
karena lebih praktis.
2. Membuat kecanduan. Pengguna jejaring sosial dapat menghabiskan waktunya
seharian di depan komputer karena kecanduan. Sehingga membuat produkfitas waktu
mereka menjadi menurun karena sebagian besar hanya digunakan untuk bermain di
jejaring sosial
3. Pornografi. Tentu ada saja yang menyalahgunakan pemanfaatan dari situs tersebut

untuk menjual wanita.


A L
untuk kegiatan yang berbau pornografi, bahkan ada yang memanfaatkan situs ini

I N
4. Pemborosan. Tidak sedikit biaya yang dikeluarkan orang tersebut untuk

F
mengaktifkan internet atau membayar warnet. Hal in tentu saja akan merugikan bagi
penggunanya sendiri karena biaya yang terbuang sia-sia hanya sekedar menggunakan
jaringan sosial.
5. Sarana kriminal. Tentunya para pengguna jejaring sosial harus waspada karena
banyak orang-orang yang tak bertanggung jawab menggunakan media sosial untuk
melakukan aksi kejahatannya seperti : kasus penculikan, pemerkosaan, penipuan, dll.
6. Kesalahpahaman. Facebook merupakan jaringan sosial yang sifatnya terbuka antara
pengguna dan teman-temannya seperti kehidupan nyata, gosip, atau informasi miring
dengan cepat juga dapat berkembang di jaringan ini. Haruslah disadari menulis status
di Facebook dan berkomentar sama saja seperti obrolan di dunia nyata bahkan
efeknya mungkin lebih parah karena tulisan di media sosial terkadang menimbulkan
salah tafsir.32

31
Nisa Khairuni, Dampak Positif dan Negatif Sosial Media, Mahasiswa Pascasarjana Universitas UIN
Ar-Raniry Banda Aceh, Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1 Januari 2016, h. 99.
32
Abdilah Yafi Aljawiy dan Ahmad Muklason, Jejaring Sosial dan Dampak Bagi Penggunanya,
Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Institut Tekhnologi Sepuluh November.
20

5. Definisi Siswa
Siswa atau anak didik adalah seseorang yang belum dewasa dan masih
memerlukan bimbingan serta pertolongan orang lain yang sudah dewasa untuk
mencapai kedewasaan. 33 Siswa atau anak didik merupakan salah satu komponen
manusia yang menempati posisi sentral dalam kegiatan proses belajar mengajar.
Uraian di atas menjelaskan bahwa siswa dalam proses belajar mengajar adalah pihak
yang ingin meraih cita cita, memiliki tujuan, dan kemudian ingin mencapainya secara
optimal. Siswa atau anak didik tersebut akan menjadi penentu, sehingga dapat
mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.
Baru setelah itu menentukan komponen-komponen yang lainnya seperti : bahan
pelajaran yang diperlukan, media pembelajarannya, alat dan fasilitas apa yang cocok
untuk mendukung, semua itu harus disesuaikan dengan keadaan/ karakteristik siswa,
dengan demikian tidak tepat jika siswa/peserta didik dikatatakan sebagai objek dalam
belajar mengajar. 34

A L
Siswa tidak tepat jika dikatakan sebagai objek dalam proses belajar mengajar,

I N
pandangan seperti sebenarnya pendapat usang yang terpengaruh oleh tabularasa

F
bahwa anak didik diibaratkan sebagai kertas putih kosong yang terserah mau
diapakan, mau di bawa ke mana, terserah kepada yang akan membawanya/ guru.
Sebaliknya guru sangat dominan, ibarat raja di dalam kelas.35 Setiap peserta didik
memiliki kapasitas dan kecakapan yang berbeda-beda. Siswa mungkin memiliki
potensi yang tinggi dalam matematika dan fisika, tetapi rendah dalam seni dan
olahraga atau tinggi dalam semua bidang bahkan rendah dalam semua bidang.36
Memahami peserta didik setidaknya bisa diselami dari tiga prespektif.
Pertama, perspektif pedagogis yaitu memandang peserta didik/ siswa sebagai
makhluk „homo educantum’ atau disebut dengan mahkluk yang menghajatkan
pendidikan. Artinya peserta didik/siswa memerlukan binaan dan bimbingan untuk
mengaktualisasikan segala potensi yang dimilikinya agar ia dapat menjadi manusia

33
Hamid Darmadi, Kemampuan Dasar Mengajar Landasan Konsep dan Implementasi, ( Bandung:
Alfabeta, 2009), h. 40.
34
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Rajawali Pres, 2012), h. 111.
35
Sadirman, Ibid., h.112.
36
Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, ( Jakarta: Prenadamedia Grup, 2016), h. 26.
21

yang utuh. Kedua, perspektif psikologis. Perspektif ini memandang peserta didik
sebagai individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan,
baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing. Ketiga, perspektif
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, dalam
Pasal 1 Ayat 4. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.37

6. Definisi Karangan
Karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur
tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap karangan yang ideal pada prinsipnya
merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea. Berdasarkan bobot
isinya, karangan dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu : (1) karangan ilmiah, (2) karangan

A L
semi ilmiah atau ilmiah populer, (3) karangan non-ilmiah. Adapun penggolong
karangan menurut cara penyajian dan tujuan penyampaiannya, karangan dapat

I N
dibedakan menjadi 5 jenis yaitu : deskripsi (pelukisan), narasi (pengisahan),

F
eksposisi (pemaparan), argumentasi (pembahasan), dan persuasi (pengajakan).38
Karangan merupakan sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan
opini penulis tentang fenomena, gejala, atau subyek tertentu. Karangan bermakna
curahan berpikir seseorang mengenai fenomena, gejala, atau subyek tertentu yang
dituangkan dalam bentuk tulisan. Karangan dibagi menjadi tiga bagian yaitu
pendahuluan, tubuh karangan, dan simpulan atau konkluksi. Pendahuluan berisi
tentang latar belakang informasi. Tubuh karangan memuat seluruh informasi tentang
fenomena atau subyek. Simpulan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari
tubuh karangan atau menambahkan beberapa observasi tentang fenomena atau
subyek. 39

37
Donni Juni Priansa, Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran Cerdas Kreatif dan
Inovatif, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 46.
38
Nugraheni, op.cit., h.115.
39
Sudarwan Danim, Karya Tulis Inovatif sebuah Pengembangan Profesi Guru, ( Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010), h. 40.
22

Karangan merupakan suatu proses menyusun, mencatat, dan


mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda
konvensional yang dapat dilihat. Karangan terdiri dari paragraf-paragraf yang
mencerminkan kesatuan makna yang utuh. Karangan merupakan rangkaian kata
demi kata sehingga menjadi sebuah kalimat , paragraf, dan akhirnya menjadi sebuah
wacarna yang dibaca dan dipahami. 40
Karangan pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau menyampaikan
gagasan dengan menggunakan bahasa tulis, dapat dikatakan bahwa karangan adalah
proses pengungkapan gagasan, ide, angan-angan, dan perasaan yang disampaikan
melalui unsur-unsur bahasa (kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan wacana
yang utuh) dalam bentuk tulisan.41

7. Jenis-jenis Karangan

A L
Karangan dapat dilihat dari substansi dan pola sajiannya. Karangan

I N
dibedakan menjadi lima jenis yaitu : narasi, eksposisi, deskripsi, persuasi dan

F
argumentasi.42 Penjelasan tiap-tiap karangan tersebut sebagai berikut :
a) Narasi
Narasi merupakan karangan yang menceritakan atau menyampaikan urutan
peristiwa secara kronologis. Kata narasi diambil dari bahasa Inggris naration yang
bermakna cerita. Karangan jenis ini biasa digunakan dalam karya fiksi berupa cerita
pendek maupun novel, bahkan kini mulai tumbuh puisi yang bernarasi disebut
dengan puisi prosaik.43
b) Eksposisi
Eksposisi merupakan saduran kata exposition berasal dari bahasa Inggris yang
bermakna membuka atau memulai. Jenis karangan eksposisi merupakan jenis
karangan yang menjelaskan suatu konsep, menerangkan cara, mengupas, atau

40
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Tama, 1994), h. 2.
41
Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016), h. 86.
42
Danim, op. cit., h.42.
43
Ade Hikmat dan Nani Solihati, Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia,
2013), h. 90.
23

menguraikan sesuatu. Karangan eksposisi digunakan dalam menyampaikan konsep-


konsep ilmiah sehingga sering kali karangan jenis ini ada dalam surat kabar yang
cenderung dipenuhi hal baru. Karangan eksposisi juga biasa digunakan dalam buku
buku yang menyampaikan tips atau cara, misalnya : buku masak-memasak, instalasi
komputer, pengoprasian suatu program, dan lain-lain.44
c) Deskripsi
Deskripsi adalah bentuk tulisan yang melukiskan objek yang sebenarnya dengan
tujuan memperluas pengalaman dan pengetahuan pembaca. Hal yang menonjol pada
karangan deskripsi adalah aspek penulis objek yang sebenarnya tentang ciri, sifat,
atau hakikat sehingga pembaca dapat mengenal objek yang dimaksud penulis.45
d) Persuasi
Persuasi adalah bentuk karangan yang berusaha untuk membujuk atau meyakinkan
agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis. Mereka yang menerima persuasi

A L
harus mendapatkan keyakinan, bahwa keputusan yang diambilnya merupakan
keputusan yang benar dan bijaksana dan dilakukan tanpa paksa. Karangan persuasi

I N
biasanya akan memberikan penekanan pada pemilihan kata yang berpengaruh kuat

F
terhadap emosi dan perasaan orang lain.46
e) Argumentasi
Argumentasi adalah bentuk karangan yang berusaha untuk membuktikan
kebenaran suatu pendapat/ simpulan dengan data dan fakta konsep sebagai alasan
atau bukti.47

8. Definisi Karangan Narasi


Istilah karangan narasi berasal dari bahasa inggris naration (cerita) dan
narrative (menceritakan). Karangan narasi adalah karangan yang menyajikan
serangkaian peristiwa. Karangan ini berusaha menyampaikan serangkaian kejadian

44
Hikmat, Ibid., h.91.
45
Niknik M. Kuntarto, Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir, ( Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2010), h. 222.
46
Nurudin, Dasar Penulisan, ( Malang: UMM Press, 2010), h. 82.
47
Rustamaji, Bahasa Indonesia Stategi Tembus Perguruan Tinggi Favorit ( Yogyakarta: Andi Offset :
2004), h. 144.
24

menurut urutan terjadinya (kronologis) dengan maksud memberi arti kepada sebuah
kejadian atau serentetan kejadian, dan agar pembaca dapat memetik hikmah cerita
itu. Narasi biasanya ditulis berdasarkan rekaan atau imajinasi, dengan kata lain pula
narasi adalah bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan,
merangkaikan, peristiwa secara kronologis yang berlangsung dalam suatu kesatuan
waktu tertentu.48
Karangan narasi merupakan cerita yang berusaha menciptakan, mengisahkan,
dan merangkaikan tindak-tanduk manusia dalam sebuah peristiwa atau pengalaman
manusia dalam sebuah peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke waktu, juga
di dalamnya terdapat tokoh yang menghadapi suatu konflik disusun secara
sistematis.49
Karangan narasi mencakup dua unsur dasar, yaitu perbuatan dan tindakan
yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Apa yang telah terjadi tidak lain daripada

A L
tindak-tanduk yang dilakukan oleh orang-orang atau tokoh-tokoh dalam suatu
rangkaian waktu. Bila deskripsi menggambarkan objek secara statis, maka narasi

I N
mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu. 50

F
Karangan narasi bertujuan mengisahkan atau menceritakan suatu hal kepada
pembaca. Karangan narasi mementingkan alur dan urutan sebuah kejadian.51

9. Langkah- langkah Membuat Karangan Narasi


Langkah-langkah mengembangkan karangan narasi adalah sebagai berikut :
1. Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan.
2. Tetapkan sasaran pembaca kita.
3. Rancangan peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema
alur.
4. Bagi peritiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita.
5. Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai
pendukung cerita.

48
Nurudin, op. cit., h. 71.
49
Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016), h. 105.
50
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: PT Gramedia, 1987), h. 135.
51
Mamat Rakhmat, dkk, Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Yudistira, 2015), h. 2.
25

6. Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang. 52

10. Penelitian yang Relevan


Berikut ini hasil penelitian dari beberapa mahasiswa yang sudah melakukan
penelitian mengenai Facebook dan karangan narasi dengan menggunakan teknik
yang berbeda-beda. Penelitian yang relevan dengan skripsi ini sebagai berikut :
1. “Penggunaan Diksi dalam Media Sosial Facebook dan Implikasinya dalam
Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia” oleh Rifqi Faizah. Skripsi Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2015. Hasil
penelitian yang diperoleh Rifqi Faizah sebanyak 105 data penggunaan diksi, dari
penggunaan diksi (1) pemakaian kata bersinonim dan berhomofon sebanyak 86
pengguna diksi. (2) pemakaian kata bermakna denotasi dan konotasi sebanyak 41

A L
penggunaan diksi (3) pemakaian kata umum dan kata khusus sebanyak 8 pengguna
diksi (4) pemakaian kata populer dan kata kajian sebanyak 13 penggunaan diksi (5)

I N
pemakaian jargon, kata percakapan, dan slang sebanyak 52 penggunaan diksi yang
digunakan.
F
Penelitian Rifqi Faizah dengan penulis memiliki persamaan dan perbedaan.
Persamaannya adalah membahas tentang media sosial yaitu Facebook, sedangkan
perbedaannya adalah penelitian Rifqi Faizah membahas penggunaan diksi di media
sosial Facebook dan penulis membahas tentang bahasa gaul di media sosial
Facebook. 53
2. “Analisis Kesalahan Kata Penghubung dalam Karangan Narasi Kelas IX Semester 1
MTs Darussalam Ciampea Tahun Pelajaran 2013/2014” oleh Tata Suhata. Skripsi
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2014.
Berdasarkan hasil penelitiannya Tata Suhata memperoleh beberapa simpulan bahwa

52
Dalman, op. cit., 110.
53
Rifqi Faizah, Penggunaan Diksi dalam Media Sosial Facebook dan Implikasinya dalam
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun
2015.
26

tingkat kesalahan penggunaan kata penghubung dalam penulisan karangan narasi


siswa kelas IX MTs Darussalam Ciampea banyak terdapat pada jenis kata
penghubung intrakalimat dan ekstrakalimat dengan proporsi secara berturut turut
adalah 68,37% dan 31, 63%. Kesalahan penggunaan kata penghubung banyak
terdapat pada kelompok intrakalimat dalam bentuk penggunaan kata dan dengan
presentase kesalahan sebesar 94, 03% atau sebanyak 63 kata, sedangkan dalam
kelompok kata penghubung terdapat dalam bentuk penggunaan kata karena sebesar
41,94% atau sebanyak 13 kata dan bentuk kata ketika sebesar 35,48% atau sebanyak
11 kata.
Penelitian dari Tata Suhata dengan penulis memiliki persamaan yaitu
menjelaskan tentang karangan narasi, hanya saja berbeda objek yang digunakannya.
Penelitian Tata Suhata menganalisis tentang kesalahan kata penghubung dalam
karangan narasi, sedangkan penulis membahas tentang bahasa gaul di media sosial
Facebook dan kaitannya dengan karangan narasi. 54

A L
I N
3. “Hubungan Intensitas Penggunaan Facebook dengan Motivasi Belajar Siswa pada

F
Pelajaran PAI di SMA Darussalam Ciputat” oleh Muhammad Syihabuddin. Skripsi
Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Jakarta tahun 2016. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Muhammad Syihabuddin ia memperoleh hasil penelitian skor intensitas penggunaan
Facebook diperoleh rata-rata sebesar 65 dan untuk skor motivasi belajar siswa
diperoleh rata-rata sebesar 87,5 menunjukkan bahwa ada pengaruh positif intensitas
penggunaan Facebook terhadap motivasi belajar siswa. Pengaruh yang dihasilkan
tergolong rendah. Korelasi dengan angka 0,289 artinya Ha diterima karena r hitung
lebih besar dari r tabel (0,289 > 0,254) yang berarti ada korelasi positif antara
intensitas penggunaan Facebook dengan motivasi belajar siswa, korelasi tersebut
dikategorikan korelasi yang rendah karena korelasinya berada antara 0,20-0,40.
Berdasarkan tingkat keeratan kedua variabel, maka dapat diketahui koefisien

54
Tata Suhata, Analisis Kata Penghubung dalam Karangan Narasi Siswa Kelas IX Semester 1 MTs
Daarussalam Ciampea Tahun Pelajaran 2013/2014, Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Tahun 2014.
27

determinasi sebesar 8,35%, artinya intensitas penggunaan Facebook berpengaruh


terhadap motivasi belajar siswa kelas XI SMA Darussalam Ciputat sebesar 8,35%
Penelitian relevan yang ketiga memiliki persamaan dan perbedaan dengan
penulis. Persamaan terletak pada objek penelitian yaitu Facebook. Perbedaannya
terletak pada subjek yang Syihabuddin angkat adalah tentang motivasi belajar siswa,
sedangkan penulis mengangkat subjek penelitian pada penggunaan bahasa gaul siswa
di media sosial dan kaitannya dengan karangan narasi.55

A L
I N
F

55
Muhammad Syihabuddin, Hubungan Intensitas Penggunaan Facebook dengan Motivasi Belajar
Siswa pada Pelajaran PAI di SMA Darussalam Ciputat, Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun
2016.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Proses penelitian menguraikan tentang tempat penelitian yang sedang dilakukan
sesuai dengan lokasi penelitian supaya proses tersebut dapat dikendalikan dan selesai
dalam waktu yang sudah ditentukan.1
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA YAPINK. Sekolah tersebut berlokasi di Jalan
Sultan Hasanuddin No.226 Tambun Selatan 17511 Bekasi Jawa Barat.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2017/2018 terhitung dari bulan

A L
Agustus sampai bulan Desember 2017. Tahun pelajaran ini merupakan waktu yang
tepat untuk melaksanakan penelitian karena penulis menganggap KBM di SMA
YAPINK berjalan lebih kondusif.

I N
B. Populasi dan Sample F
Populasi dalam penelitian kualitatif diartikan sebagai wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 2
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA YAPINK Tambun Selatan
Bekasi yang berjumlah 21 siswa pada semester 1 tahun ajaran 2017/2018.
Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.3
Sample dalam penelitian ini adalah karangan narasi dan status di media sosial
Facebook siswa kelas XII. Pemilihan Facebook berdasarkan pertimbangan penulis,
mengingat banyaknya masyarakat baik muda maupun tua bermain Facebook dan

1
Buchari Alma, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula, ( Bandung:
Alfabeta, 2013), h. 12.
2
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Alfabeta, 2016), h.49.
3
Sugiyono, Ibid.,50.

28
29

menulis status menggunakan bahasa gaul. Sasaran dalam penelitian ini adalah siswa
kelas XII SMA YAPINK.

C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Metode deskriptif kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki
keadaan, kondisi, atau hal lain-lain yang sudah disebutkan yang hasilnya dipaparkan
dalam bentuk laporan penelitian.4 Metode penelitian deskriptif kualitatif juga sering
disebut dengan metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada
kondisi yang alamiah (natural setting).5 Penelitian deskriptif kualitatif adalah adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 6
Metode deskriptif kualitatif adalah sebuah penelitian yang dilihat dari objek

A L
yang diteliti melalui pengamatan, pendeskripsian, serta interpretasi yang terperinci
tentang gejala yang menjadi fokus penelitian. Penggunaan metode desriptif kualitatif

I N
dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimanakah cara menulis siswa

F
dalam bidang formal yaitu membuat karangan narasi di dalam kelas dan non-formal
yaitu menulis status di media sosial salah satunya adalah Facebook.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang diperlukan adalah teknik yang tepat sehingga benar-
benar didapat dari data yang valid dan reliabel. Teknik yang digunakan adalah
sebagai berikut 7 :
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengamatan dan pencatatan sistematis dari fenomena-
fenomena yang diselidiki.8 Observasi merupakan cara untuk mendapatkan informasi
dengan cara mengamati objek secara cermat dan terencana. Objek yang dimaksud di
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.3.
5
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Alfabeta, 2013), h. 2.
6
Margono, Metodologi Penenelitian Pendidikan Komponen MKDK, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.
36.
7
Alma, op.cit., 11.
8
H. Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h.168.
30

sini bisa beruwujud orang (misalnya peserta didik), kegiatan, keadaan, benda, dan
lain-lain. Penilaian yang dilakukan dengan teknik pengamatan adalah penilaian
dengan cara melakukan pengamatan terhadap objek secara langsung, cermat, dan
sistematis dengan mendasarkan diri pada rambu-rambu tertentu. 9 Observasi juga
didefinisikan sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati. Observasi
adalah kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu
kesimpulan atau diagnosis.10
Observasi dalam sebuah penelitian sangatlah penting, karena dalam pengambilan
data untuk penelitian haruslah akurat dan tidak diperbolehkan memanipulasinya.
Dengan demikian observasi menjadi tekhnik pengumpulan data paling utama dalam
penelitian ini.
2. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang
diperoleh melalui dokumen-dokumen. 11

A L Studi dokumentasi merupakan teknik


pengumpulan data yang ditunjukkan kepada subyek penelitian. Dokumen dapat

I N
berupa catatan pribadi, surat pribadi, buku harian, laporan kerja, notulen rapat,

F
catatan kasus, rekaman kaset, rekaman video, foto, dll.12 Sejumlah besar fakta dan
data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi, sebagian besar data yang
tersedia yaitu berbentuk surat, catatan harian, cendera mata, laporan, artefak, dan
foto.13 Studi dokumentasi dimaksudkan untuk menambah atau memperkuat apa yang
terjadi dan sebagai bahan untuk melakukan komparasi dengan hasil wawancara,
sejauh ada dokumentasi yang bisa diperoleh di lapangan.14
Dokumentasi yang dipakai oleh penulis dalam penelitian ini adalah meminta dan
mengumpulkan karangan narasi siswa kelas XII SMA YAPINK lalu mengamati pula

9
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, ( Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta, 2014), h. 93.
10
Uhar Saputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, ( Bandung: PT Refika
Aditama, 2012), h. 209 .
11
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitan Sosial, ( Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h. 69.
12
Sukandarumidi, Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula, ( Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2012), h. 100.
13
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, ( Jakarta:
Prenada Media Group, 2012), h. 141.
14
Uhar Saputra, op. cit., h. 205.
31

bentuk schreen shoot dalam status media sosial Facebook yang bertujuan untuk
meneliti adakah penggunaan bahasa gaul dalam karangan narasi dan status di
Facebook.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan informasi yang diinginkan. 15 Instrumen biasanya dipakai
oleh penulis untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan. Instrumen yang
digunakan pada penelitian ini adalah meminta dan mengumpulkan karangan narasi
serta mengamati bentuk dokumentasi penulisan status di media sosial Facebook
siswa kelas XII SMA YAPINK Tambun Selatan Bekasi.
Penulis mendeskripsikan data dari karangan narasi dengan tulisan di media
sosial Facebook siswa kelas XII SMA YAPINK untuk membandingkan penggunaan

L
bahasa siswa ketika menulis status di Facebook dengan karangan narasi.

A
F. Teknik Analisis Data
I N
F
Analisis data penelitian harus segera dituangkan dalam bentuk laporan
lapangan. Laporan yang dimaksud berupa karangan yang betul-betul narasi bukan
jenis karangan bertemakan bebas. Tujuan analisis data ialah untuk mengungkapkan
data apa yang masih perlu dicari, hipotesis apa yang perlu diuji, pertanyaan apa yang
perlu dijawab, metode apa yang harus digunakan untuk mendapatkan informasi baru,
dan kesalahan apa yang harus diperbaiki. 16 Deskriptif yaitu menggambarkan atau
melukiskan dalam hal ini dapat berupa arti sebenarnya (harfiah) yaitu berupa
gambar-gambar atau foto-foto yang didapat dari data lapangan atau peneliti
menjelaskan hasil penelitian dengan gambar-gambar dan dapat pula menjelaskannya
dengan kata-kata.17
Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif karena dianggap sangat
relevan dengan penelitian ini. Analisis data yang dilakukan oleh penulis adalah

15
Sugiyono, op.cit., h.13.
16
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h.83.
17
Husaini Usman, Ibid., h.129.
32

menjelaskan tentang penggunaan bahasa gaul yang dipakai siswa kelas XII SMA
YAPINK di media sosial Facebook dan karangan narasi. Penulis akan menganalisis
kalimat dalam status Facebook dan membandingkannya dengan karangan narasi
siswa dalam bentuk tabel, kemudian memberikan penjelasan kata yang seharusnya
digunakan. Penulis mengolah data dalam lembar dokumentasi menggunakan rumus

sebagai berikut :

Keterangan : F = frekuensi yang dicari presentasenya.


N = Number of Cases ( jumlah frekuensi/ banyaknya individu).
P = angka presentase.18

A L
I N
F

18
Anas Sudijono, Pengantar Statistika Pendidikan, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 43.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah SMA YAPINK


1. Sejarah Singkat Sekolah
Perguruan Islam El-Nur El-Kasysyaf (YAPINK) berdiri kokoh di Jalan Sultan
Hasanuddin Tambun Selatan Bekasi merupakan salah satu pesantren tertua yang ada
di daerah Bekasi. Pesantren ini resmi dibuka pada tanggal 20 Februari 1969, dengan
dukungan dari beberapa sesepuh desa Tambun dan dikomandoi oleh Alm. KH. Drs.
Moh. Dawam Anwar.
Sejak awal berdiri YAPINK telah mengalami 3 kali kepemimpinan. Alm. KH.
Drs. Moh. Dawam Anwar menjabat sebagai pemimpin hingga akhir hayatnya.

A L
Selanjutnya kepemimpinan diteruskan kepada Ibu Hj. Nurhaidah Abdillah (istri
almarhum) yang menjabat mulai tahun 2003 sampai 2008. Terakhir kepemimpinan

I N
diamanatkan kepada H. Ahmad Kholid Dawam, Lc. M.Hum. (Putra Alm. KH. Drs.
Moh. Dawam Anwar) hingga saat ini. Jenjang pendidikan yang ada di Yayasan

F
Perguruan Islam El Nur El Kasysyaf mulai dari Raudlatul Athfal (RA/TK Islam),
MTs, MA, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi (INISA). Adapun profil Sekolah
Menengah Atas (SMA) YAPINK sebagai berikut :
NSS : 304022205018
NPSN : 20251809
Nama Sekolah : SMA YAPINK
Status Sekolah : Swasta
NPWP : 01.483.243.6.435.000
Alamat Sekolah : Jl. Sultan Hasanuddin No.226 Desa Tambun,
Kec.Tambun Selatan, Kab.Bekasi, Prov. Jawa Barat,
Telepon : 021-88326854
Website : http://www.yapink.net
Email Sekolah : smayapink@yahoo.com
No. SK Pendirian : 432/I02/KEP/E/88

32
33

Tanggal SK Pendirian : 9 Juli 1988


No.SK Ijin Operasional : 9 Juli 1988
Status Akreditasi :A
No. SK Akreditasi : Ma. 017443
Tanggal SK Akreditasi : 23 Desember 2013
Tanggal Berakhir Akreditasi : 23 Desember 2017
Status Kepemilikan : Milik Sendiri
Luas Bangunan : 4.000 m2
Nama Kepala Sekolah : Nur Ali, M.M.

2. Visi dan Misi


Misi SMA YAPINK adalah terwujudnya generasi yang memahami, menghayati,
dan melaksanakan syariat Islam, berakhlaqul karimah, memiliki kompetensi tinggi

A L
dalam bidang keilmuan, jujur dan bertanggung jawab, mampu menjadi pelita bagi
masyarakat, dan siap menjadi pembela Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan landasan
aqidah Ahlussunnah wal Jamaah.
I N
F
Sedangkan Misi dari SMA YAPINK adalah :
a. Membentuk generasi beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
b. Membentuk generasi yang berakhlakul karimah, jujur, mandiri, memiliki life skills,
menguasai teknologi, berjiwa sosial, dan siap menghadapi tantangan zaman.
c. Membentuk saintis muslim yang berorientasi pada Al-Qur’an dan Assunnah.
d. Memprioritaskan semangat pengabdian yang tinggi terhadap masyarakat.
e. Membentuk generasi yang dapat memperjuangkan Islam ke seluruh dunia.

3. Guru dan Tenaga Pendidikan


Guru dan tenaga kependidikan di SMA YAPINK berjumlah 31 orang. Berikut nama
beserta jabatan dan mata pelajaran yang diajarkan :
Ketua Umum : KH.Ahmad Kholid Dawam, Lc.M.Hum.
Wakil Ketua : H. Faisol Hakim, Lc. M.A.
Sekretaris : Saifulloh Hasan, S.S. M.Si.
Wakil Sekretaris : Nur Ali, M.M.
34

Bendahara : Lily Nabilah, M.Ag.


Wakil Bendahara : Khaerida, S.E.

Tabel 4.1 DAFTAR NAMA-NAMA GURU SMA YAPINK TAHUN


PELAJARAN 2017/2018
No Nama L Jabatan/Guru Pend.
/P Terakhir
1 Nur Ali, M.M. L Kepala sekolah S2
2 Taufik Abdullah, S.Pd. L Bahasa Indonesia S1
3 Drs.H.A.Rasyid Thaha, M.Pd. L Fikih S2
4 Adidas, S.Pd. L Sosiologi S1
5 Ahmad Haris, S.Pd. L Geografi S1
6 Drs. Aly Anwar, M.Pd. L Sejarah S2
7
8
Drs. H. Abd. Ghofur, M.Pd.
Drs. Kholid Nawawi A L L
L
PKN
Geografi
S2
S1
9
10
Drs. Ridwan Ismail
Drs. Sukimin
F IN L
L
Bahasa Indonesia
BK
S1
S1
11 H. Faisol Halimi, M.A. L Akhlak S2
12 H. Fathur Rahman, Lc. M.Pd. L Akhlak S2
13 H. Nafiuddin, Lc. M.A. L Al-Quran S2
14 Hasanudin Priadi, S.S. L TIK S1
16 Isro Hidayat, S.E. L Ekonomi S1
17 Lila Khoiriyah, M.Pd. P Al-Quran S2
18 M. Fauzi Yunus, M.Pd. L PAI S2
19 Mohammad Thoha, M.A. L TIK S2
20 Netralusviana, S. Pd. P Bahasa Inggris S1
21 Nur Amin, S. Pd. L Sosiologi S1
22 Setiyaningsih, S. Pd. P Penjasorkes S1
23 Supriyadi, S. Pd. L MTK S1
24 Titik A, S. Pd. P Kimia S1
35

25 To'at Haryanto, M.A. L Sejarah S2


26 Wawan Rusdianto, S.E. L Ekonomi S1
27 Miftahul Huda, M.A. L Bahasa Arab S2
28 Mifahukhurrisal, M.Hum. L Sosiologi S2
29 Hidayatullah, S.Ag. L MTK S1
30 M. Burhanudin, S.S. L Penjasorkes S1
31 Giftiyah S.Pd. P P. Keterampilan S1

4. Data Siswa
Tabel 4.2 Data Jumlah Siswa

Kelas Kelas
Kelas X XI XII

L
No. Jurusan JML JML JML
L P L P L P
1 64 152
A
216 0 0 0 0 0 0
2 IPS 0
I N 0 0 49 118 167 0 0 0
3
4
TOTAL
IPS
IPA
0
0 F 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
59 141
0 0
200

583 Peserta Didik


0

5. Sarana dan Prasana


Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMA YAPINK meliputi : gedung milik
sendiri, memiliki ruang belajar yang terdiri dari 3 lantai, mempunyai beberapa
laboratorium di antaranya : Laboratorium Bahasa (Full AC), Laboratorium
Komputer+ internet (Full AC). Ada pula sarana olahraga. Perpustakaan siswa. Sarana
ibadah (masjid) untuk selalu mendekatkan diri kepada sang maha pencipta. Memiliki
ruang UKS, ruang keterampilan, ruang tata boga, ruang kesenian, ruang IPPINK/
OSIS, gedung serba guna (AULA), rumah dinas guru, asrama putra dan putri, toilet
guru, toilet putra dan putri, pos satpam, kantin, serta ruang bimbingan konseling
(BK).
36

B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas XII SMA YAPINK pada
penelitian ini, diperoleh hasil karangan narasi siswa dan dokumentasi status di media
sosial Facebook. Hasil data yang diperoleh penulis akan ditampilkan dalam bentuk
tabel yang disertai pendeskripsiannya. Hasil ini bertujuan untuk membuktikan
apakah terdapat penggunaan bahasa gaul yang digunakan siswa dalam karangan
narasi atau tidak.
1. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai bulan Desember
2017. Bab 1, 2, dan 3 diselesaikan oleh penulis pada tanggal 27 Oktober 2017
kemudian, penulis melaksanakan penelitian pada bulan November 2017 tahun
pelajaran 2017/2018. Penulis menganggap tahun tersebut adalah waktu yang
sangat kondusif untuk melakukan kegiatan penelitian karena KBM di SMA

tanggal 8 Desember 2017. A L


YAPINK berjalan kondusif. Penulis menyerahkan bab 4 dan bab 5 pada

2. Analisis Data
I N
F
Media sosial Facebook dapat menambahkan pertemanan baik dari teman
baru maupun teman yang belum dikenal. Teman dalam media sosial
Facebook penulis sebanyak 4.383 orang, kemudian untuk teman dari Yayasan
Perguruan Islam El Nur El Kasysyaf (YAPINK) sebanyak 2.383 orang, 21 di
antaranya termasuk siswa kelas XII SMA YAPINK. Objek penelitian ini
hanya pada siswa kelas XII SMA YAPINK yang terdiri dari 21 siswa.
Penelitian ini menggunakan tabel untuk membandingkan penggunaan bahasa
pada karangan narasi dan status media sosial Facebook. Berikut adalah hasil
analisa dari data yang sudah terkumpul :
37

Nama : Ainun Hasanah


Kelas : XII. A
Sekolah : SMA YAPINK
Tabel 4.3 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi
Status Facebook

A L
Karangan Narasi
Paragraf Pertama :
I N
F
Pada tanggal 02 Januari saya dan kawan saya pergi ke kolam renang Venetian
yang terletak di vila mutiara gading 2. Kolam ini tidak seluas kolam lainnya,
tapi terdapat juga tempat bermain anak-anak, dengan harga yang jauh lebih
terjangkau di bandingkan dengan kolam renang yang lain. Ini kali pertamanya
saya dan kawan saya renang di kolam ini. Area parkirannya cukup luas dan
cukup aman, karena berada di tengah-tengah perumahan, sehingga enak untuk
berenang. Saya tidak memakai baju renang, jadinya saya berenang memakai
celana panjang, baju panjang, dan kerudung yang agak panjang dan longgar.
Karena setelah menghadapi ulangan tengah semester. Saya memilih untuk
berenang, karna menurut saya berenang itu temannya refreshing dan bermain.

Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Ainun Hasanah menulis status


di media sosial Facebook pada tanggal 10 Oktober 2017 dan mengungkapkan bahwa
seseorang berhak untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik lagi. Karangan narasi
yang ditulisnya berjumlah dua paragraf dan tidak terdapat penggunaan bahasa gaul.
Ia mampu menggunakan bahasa yang sesuai, baik pada penulisan di media sosial
Facebook dan karangan narasi, tidak terpengaruh oleh penggunaan bahasa gaul yang
38

sedang viral dikalangan remaja. Penulis tidak menemukan penggunaan bahasa gaul
dalam karangan narasi maupun status di media sosial Facebook.

Nama : Aini Safira


Kelas : XII. A
Sekolah : SMA YAPINK
Tabel 4.4 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi
Status Facebook

A L
I N
F
Karangan Narasi

Paragraf Ketiga :
Dan sekarang hal itu tidak bisa dilakukan lagi, karena sudah kelas XII di
wajibkan mondok. Sekarang harus terbiasa dengan kegiatan pondok yang padat.
Awalnya sangat sulit untuk beradaptasi di pondok. Tiap sore ke jemuran f-fan
kalau galau alias gak betah, hampir tiap hari begitu di jemuran udah kek
basecamp tuh jemuran, tetapi sekarang sudah mulai terbiasa dengan kegiatan-
kegiatan di pondok. Pagi sekolah, siang kuliah, malam kegiatan pondok kaya
lembur gitu istirahatnya pas tidur doang. Terkadang ketika ada waktu luang
digunakan untuk nyuci dan kadang juga ngegalau di jemuran bareng temen
sambil menghayal pulanglah, menghayal pp lagilah, bahkan menghayal lulus
dari Yapink.
39

Data di atas menunjukkan bahwa siswa bernama Aini Safira menulis sebuah
karangan narasi yang berjumlah empat paragraf, penulisan status di media sosial
Facebooknya pada tanggal 10 Oktober 2017. Ia mengungkapkan rasa gembira karena
turunnya hujan. Penggunaan bahasa gaul ditemukan dalam karangan narasinya
seperti kata galau yang artinya resah atau bingung, gak yang artinya tidak, kek yang
artinya kaya/seperti. Penulisan di status media sosialnya pun menggunakan bahasa
gaul contohnya pada kata Otw atau biasa didengar On the way artinya akan pergi ke
suatu tempat. Penulis menemukan penggunaan bahasa gaul baik dalam karanga
narasi dan status di media sosial Facebook.

Nama : Aqsol Zulvin Alkia


Kelas : XII. A
Sekolah : SMA YAPINK

A L
Tabel 4.5 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi

I N
Status Facebook

F
40

Karangan Narasi
Paragraf Pertama :
Mentari tetap terbit di ufuk barat, seperti biasa, tak ada yang berubah, hangatnya
semakin lama semakin terasa, langit yang gelap, berubah menjadi lebih terang,
kesunyian malam pun, sudah tak terasa lagi, ayam sudah mulai bernyanyi,
menandakan kesibukan dimulai. Langit cerah, dan indah. Tetapi tak seindah hati
dan pikiranku karna, semuanya berantakan. Tak ingin berpisah dari kamar, tv,
hp, semua yang kumiliki dirumah, tidak ada di pondok. Benar saja ternyata
sudah tepat tanggalnya, aku meninggalkan rumah, dan mendatangi pondok.

Berdasarkan data tersebut, siswa bernama Asqol Zulvin Alkia menulis status
di media sosial Facebook pada tanggal 23 Oktober 2017 dan mengungkapkan rasa
rindu terhadap seseorang. Karangan narasi yang ditulisnya berjumlah tujuh paragraf

A L
dan tiap paragraf tersebut tidak ditemukan penggunaan bahasa gaul, namun penulisan
status di Facebooknya terdapat bahasa gaul yaitu kata yank seharusnya adalah yang

I N
(merupakan kata hubung). Penulis menemukan penggunaan bahasa gaul dalam status
di media sosial Facebook tetapi tidak ditemukan penggunaan bahasa gaul dalam
karangan narasi.
F
41

Nama : Ataniya Salsabila


Kelas : XII. A
Sekolah : SMA YAPINK
Tabel 4.6 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi
Status Facebook

Karangan Narasi
Paragraf Pertama :
L
Pertama kali ngejabat itu rasanya berat banget. Gak nyangka juga bakal ditarik. Yang

A
tadinya di kelas sering makan, bedakan, keluar-keluaran bahkan ampe kabur, sekarang

I N
menjalankan aktifitas baru. berubah menjadi lebih baik lagi, karena gak selamanya
orang buruk itu buruk. Awal-awal emang belum terbiasa. terkadang juga masih sering

F
ngelanggar kayanya kalau waktu itu gak ketauan kabur gak bakal kapok. hampir aja
mao make himar tapi untungnya gak jadi mungkin allah masih baik.

Berdasarkan data yang diperoleh, siswa bernama Ataniya Salsabila menulis


status di media sosial Facebook pada tanggal 26 Oktober 2017 dan mengungkapkan
rasa kecewa kepada teman-temannya. Karangan narasi yang ditulisnya berjumlah
empat paragraf. Terdapat penggunaan bahasa gaul dalam karangan narasinya yaitu
kata gak yang seharusnya adalah tidak. Penulisan di status Facebooknya pun
demikian yaitu pada kata luh seharusnya adalah kamu. Dapat disimpulkan bahwa
siswa bermana Ataniya Salsabila masih menggunakan bahasa gaul baik di status
Facebook maupun menulis karangan narasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
42

Nama : Aura Salsabila


Kelas : XII. A
Sekolah : SMA YAPINK
Tabel 4.7 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi
Status Facebook

Paragraf Ketiga : A L
Karangan Narasi

I N
Setelah beberapa hari di pondok aku mulai merasa kerinduan yang dalam pada

F
kehangatan suasana rumah. Sesekali saya meneteskan air mata untuk mengungkapkan
rasa rindu tersebut, tapi saya gak mau terlalu sedih, akhirnya saya lampiaskan rasa
rindu saya pada teman saya, pada candanya, dan tawanya. Tetapi setelah beberapa
minggu di sini saya baru merasakan kehangatan di pondok, kehangatan pondok yang
tidak akan ada di rumah nanti. Saya harus bisa menikmati apa yang saya alami
sekarang kejadian manis ataupun pahit.

Data tersebut menjelaskan bahwa siswa bernama Aura Salsabila menulis


status di media sosial Facebook pada tanggal 26 Oktober 2017 dan mengungkapkan
rasa rasa bangga terhadap orang hebat. Karangan narasi yang ditulisnya berjumlah
lima paragraf. Terdapat penggunaan bahasa gaul dalam karangan narasinya yaitu
kata gak yang seharusnya adalah tidak, namun penulisan di status Facebook tersebut
tidak terdapat penggunaan bahasa gaul. Dapat disimpulkan bahwa siswa bernama
Aura Salsabila masih terpengaruh oleh bahasa gaul dari media sosial yang ia miliki
selain Facebook, sehingga bahasa tersebut terbawa ketika menulis narasi dalam
pelajaran bahasa Indonesia.
43

Nama : Choirunnisa Az ZAhra


Kelas : XII. A
Sekolah : SMA YAPINK
Tabel 4.7 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi
Status Facebook

Karangan Narasi
Paragraf kedua :
L
Acara tersebut berlangsung di lapangan gedung putra, dan di sana banyak bingit

A
tukang jajanan, bazar-bazar, dan lain-lain. Hari pertama hanya baru pembukaan dan

I N
penampilan-penampilan saja hari kedua ada lomba pidato 3 bahasa seperti bahasa
Indonesia, bahasa Arab, dan bahasa Inggris yang bertempat di gedung aliyah putri

F
juga terdapat lomba bulu tangkis putra-putri yang bertempat di lapangan putri dan
siangnya kita ke putra untuk mendukung acara tahfidz, dai cilik dan kaligrafi

Data tersebut menunjukkan bahwa siswa bernama Chairunnisa Az Zahra


menuliskan status di media sosial Facebook pada tanggal 21 Oktober 2017 dan
menungkapkan indahnya sebuah cinta. Karangan narasi yang ditulisnya berjumlah 3
paragraf. Terdapat penggunaan bahasa gaul dalam karangan narasinya yaitu kata
bingit seharusnya adalah banget bermakna sangat setuju, namun penulisan di status
Facebooknya tidak terdapat penggunaan bahasa gaul. Dapat disimpulkan bahwa
siswa bernama Choirunnisa Az Zahra terpengaruh oleh penggunaan bahasa gaul dari
media sosial yang ia miliki selain Facebook, sehingga ketika menulis karangan narasi
di dalam kelas bahasa tersebut digunakannya.
44

Nama : Dita Ayu Nurvita Sari


Kelas : XII. A
Sekolah : SMA YAPINK
Tabel 4.8 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi
Status Facebook

A L
I N
Paragraf Pertama : F
Karangan Narasi

Pada 6 tahun yang lalu saya masuk pondok yang letaknya lumayan jauh dari rumah.
Teman-teman saya sekarang ini memang mereka sekolah di YAPINK dari kelas 1,
berbeda sedikit kalo saya hanya 1 tahun di Gontor putri 03. Pindah ke YAPINK
mulai kelas 2 SMP. Menurut saya ini pengalaman dalam hidup saya ketika di Gontor
itu kurikulum dan materi mereka ke bahasa, hafalan, dll. Setelah di YAPINK saya
diajarkan bagaimana cara membaca kitab kuning, belajar belajar ilmu nahwu
khususnya, dll. Di sini juga diajarkan cara memainkan alat-alat seperti marawis,
hadroh drumband, dll.

Hasil data di atas menunjukkan bahwa siswa bernama Dita Ayu Nurvitasari
menulis status di media sosial Facebook pada tanggal 26 Agustus 2017 dan
mengungkapkan rasa percaya kepada Allah bahwa rencana-Nya selalu yang terindah.
Karangan narasi yang ditulisnya berjumah dua paragraf dan tidak terdapat
penggunaan bahasa gaul. Ia mampu menggunakan bahasa yang sesuai dan tidak
terpengaruh oleh bahasa- bahasa gaul dikalangan remaja baik dalam status di media
45

sosial maupun menulis karangan narasi di dalam kelas. Penulis tidak menemukan
penggunaan bahasa gaul.

Nama : Fina Fauziah


Kelas : XII. A
Sekolah : SMA YAPINK
Tabel 4.9 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi
Status Facebook

A L
I N
F
Karangan Narasi
Paragraf Kedua:
Banyak hal-hal yang tidak akan pernah bisa dilupakan di pondok apalagi saat
mengantri makan merasakan pahitnya kesusahan, dalam mengantri mandi yang
dikeselin saat air nya mati, pokonya banyak hal-hal di pondok. Semoga saja lulus
dari pondok kita semua berbakat berprestasi dan menjadi orang yang bener, orang
sukses masa depan dan diberkahi hidupnya.

Data di atas menunjukan bahwa siswa bernama Fina Fauziah menulis status
di media sosial Facebook pada tanggal 15 Agustus 2017 dan mengungkapkan rasa
sedih berada di penjara suci, maksud penjara suci adalah pesantren bahasa tersebut
digunakan oleh anak pesantren karena mereka merasa berada di penjara namun
penuh dengan kesucian yaitu sering melakukan hal-hal yang positif seperti mengaji,
46

sholat berjamaah, dll. Karangan narasi yang ditulisnya berjumah dua paragraf dan
tidak terdapat penggunaan bahasa gaul. Ia mampu menggunakan bahasa yang sesuai
dan tidak terpengaruh oleh bahasa- bahasa gaul dikalangan remaja, baik dalam status
di media sosial maupun menulis karangan narasi di dalam kelas.

Nama : Elsa Hanifa


Kelas : XII. A
Sekolah : SMA YAPINK
Tabel 4.10 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi
Status Facebook

A L
I N
F

Karangan Narasi
Paragraf Pertama :
Pekan olimpiade nasional natar YAPINK untuk yang pertama kalinya dilakukan
pada tahun 2017. Tepat pada saat angkatan saya menjadi kakak kelas yang tertua di
pondok ini. Di pekan olimpiade nasional ini ada banyak perlombaan yang diadakan
oleh yayasan, seperti misalnya dalam bidang musik islami ada lomba marawis dan
juga hadroh untuk tingkat umum (Madrasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah) dan
untuk tingkat Madrasah Ibtidaiyah.
47

Data di atas menunjukkan bahwa siswa bernama Elsa Hanifah menulis status di
media sosial Facebook pada tanggal 7 November 2017 dan mengungkapkan rasa
penyesalan dan kekecewaan yang sangat mendalam. Karangan narasi yang ditulisnya
berjumah tiga paragraf dan tidak menggunakan bahasa gaul seperti anak-anak remaja
pada umunya, ia dapat menggunakan bahasa yang sesuai ketika menulis status di
media sosial Facebook dan karangan narasi di dalam kelas.

Nama : Hidayah Irava Natasya


Kelas : XII. A
Sekolah : SMA YAPINK
Tabel 4.11 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi

A L
I N
F
Karangan Narasi
Paragraf Pertama :
Saya sudah hampir tiga tahun bersekolah di YAPINK . kalau mengingat pertama kali
saya daftar disekolah ini saya menjalani beberapa tes diantaranya tes tulis dan tes
lisan. Ketika mengerjakan soal tes tulis saya sudah mendapatkan teman baru. Saat itu
saya menjalani tes lisan dengan ka Devi. Beliau sekarang sudah menikah dan
memiliki satu buah hati. Sebelum menikah beliau menjabat sebagai guru piket.
Sudah hampir dua tahun berlalu, sekarang saya sudah duduk di kelas XII SMA yang
katanya sudah berada diujung tanduk, dan dikhususkan untuk kelas XII untuk
mondok di pesantren
48

Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Hidayah Irava Natasya menulis


status di media sosial Facebook pada tanggal 21 Oktober 2017 menyindir secara
halus kepada seseorang yang selalu mengomentari dirinya. Karangan narasi yang
ditulisnya berjumah tujuh paragraf dan tidak terdapat penggunaan bahasa gaul seperti
anak remaja pada umumnya. Ia mampu memilih bahasa yang sesuai untuk digunakan
dalam penulisan formal (karangan narasi di dalam kelas) dan non formal (status di
media sosial).

Nama : Hikmatul Abidah


Kelas : XII. A
Sekolah : SMA YAPINK
Tabel 4.12 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi

A L
I N
F

Karangan Narasi
Paragraf Pertama :
Pada tanggal 13-15 oktober Yayasan Perguruan Islam El Nur El Kasysyaf atau biasa
dikenal dengan YAPINK mengadakan perlombaan yang dinamakan usfur, dan
pesertanya adalah cabang-cabang YAPINK yang berasal dari Lampung, Marunda,
Cikampek, dan selebihnya ada di Bekasi. Cabang-cabang yang diperlombakan adalah
voli, badminton, tenis meja, kaligrafi, futsal, MQK, MTQ, Pidato bahasa Indonesia,
bahasa inggris, bahasa Indonesia, puisi, marawis, hadroh dan diikuti oleh tingkat TK,
MI, SMP, SMA
49

Berdasarkan data yang sudah diteliti, siswa bernama Hikmatul Abidah


menuliskan status di media sosial Facebook pada tanggal 7 November 2017 dan
mengungkapkan harus selalu bersabar agar mendapatkan sebuah cinta yang suci.
Karangan narasi yang ditulisnya berjumah lima paragraf dan tidak ditemukan
penggunaan bahasa gaul baik di status media sosial Facebook dan karangan narasi. Ia
mampu menggunakan bahasa yang sesuai, baik dalam penulisan di media sosial
Facebook ataupun karangan narasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Penulis
tidak menemukan penggunaan bahasa gaul di media sosial Facebook dan karangan
narasinya.

Nama : Karin Febyan Vista


Kelas : XII. A
Sekolah : SMA YAPINK
A L
I N
Tabel 4.13 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi

FStatus Facebook
50

Karangan Narasi
Paragraf Pertama :
Pada tanggal 11 Oktober 2017, sekolahku mengadakan perlombaan antar cabang
sekolah. Di mulai dari tanggal 11 hingga 14 Oktober dan perlombaan ini biasa kami
sebut “Usfur” pidato bahasa, puisi, qiroatil kutub dan kaligrafi menempati seni dan
pendidikan. Volly, sepak bola dan bulu tangkis menempati perlombaan Olahraga.
Banyak perwakilan cabang yang dari dekat-dekat sini, ada yang dari Jakarta, ada
pula yang dari luar pulau seperti Bandar Lampung

Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Karin Febyan Vista menulis status
di media sosial Facebook pada tanggal 13 September 2017 mengungkapkan rasa
rindu kepada sahabatnya. Karangan narasi yang ditulisnya berjumah tiga paragraf

L
dan tidak ditemukan penggunaan bahasa gaul, namun tulisan di status di

A
Facebooknya terdapat beberapa penggunaan bahasa gaul seperti kata kangen,
disingkat menjadi kgn yang artinya rindu, kata kalian ditambahkan huruf konsonan d

I N
menjadi kaliand yang artinya jumlah orang lebih dari satu, kata kayak disingkat kek

F
yang artinya seperti, kata dulu disingkat menjadi dlu yang artinya masa lalu, kata lagi
ditulis menjadi lgih yang artinya kembali berbuat seperti dulu, kata sebentar diganti
menjadi tar yang artinya waktu singkat, kata ganti saya ditulis menjadi uueg, kata
siapa disingkat menjadi sph yang artinya untuk menanyakan nama orang, kata ya
ditulis menjadi uyy yang artinya memberi tekanan pada suatu pertanyaan atau
pernyataan. Dapat disimpulkan bahwa penulis hanya menemukan penggunaan
bahasa gaul di media sosialnya saja tetapi, tidak ditemukan penggunaan bahasa gaul
pada karangan narasi.
51

Nama : Nahlah Nabilah


Kelas : XII. A
Sekolah : SMA YAPINK
Tabel 4.14 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi
Status Facebook

A L
I N
FKarangan Narasi
Paragraf Pertama :
Tak ada yang lebih indah dari senyuman seorang guru. Suatu hari saya bersama
teman-teman 3 Aliyah memasuki sebuah kampus yang dikenal dengan nama ITB
(Inisa Tambun-Bekasi). Pada hari kamis siang dosen yang mengisi kampus yaitu Ibu
Faiqotul Husna beliau mengajar pelajaran Bahasa Inggris, beliau memberi tugas
makalah membuat makanan dengan penjelasan memakai bahasa Inggris. Kita di beri
kelompok, setiap kelompok berisi 5 orang.

Data di atas menunjukkan bahwa siswa yang bernama Nahlah Nabila


menuliskan status di media sosial pada tanggal 31 Oktober 2017, ia mengungkapkan
rasa senang karena turunnya hujan. Karangan narasi yang ditulisnya berjumlah empat
paragraf dan tidak terdapat penggunaan bahasa gaul. Ia mampu menggunakan bahasa
yang sesuai, baik dalam penulisan di media sosial Facebook atau karangan narasi
52

pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Penulis tidak menemukan penggunaan bahasa
gaul di media sosial Facebook dan karangan narasinya.

Nama : Nur Intan Hasanah


Kelas : XII. A
Sekolah : SMA YAPINK
Tabel 4.15 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi
Status Facebook

A L
I N
F
Karangan Narasi
Paragraf Pertama :
Pada saat liburan kemarin saya mengalami libran yang mengesankan, saya bisa
bersama keluarga untuk berlibur bersama, waktu itu saya pulang ke kampung daerah
brebes, dan di sana saya sempat berkunjung ke rumah saudar-saudara saya, selepas
berkunjung kami langsung bergegas untuk melanjutkan perjalanan menuju wisata
mangrove di kota Brebes. Sepanjang perjalanan, kami melihat pemandangan yang
sangat indah melewati sawah-sawah, lautan, pohon yang rindang, di dalam mobil
kami bernyanyi-nyanyi, bersenda gurau, bercerita, dan masih banyak lagi.
53

Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Nur Intan Hasanah menuliskan


status di media sosial pada tanggal 14 Oktober 2017, ia mengungkapkan rasa bangga
terhadap seseorang yang tegar hatinya walau banyak yang menyakiti. Karangan
narasi yang ditulisnya berjumlah 3 paragraf dan tidak terdapat penggunaan bahasa
gaul. Ia mampu menggunakan bahasa yang sesuai dalam penulisan di media sosial
Facebook dan karangan narasi. Penulis tidak menemukan penggunaan bahasa gaul di
media sosial Facebook dan karangan narasinya.

Nama : Nurmala
Kelas : XII. A
Sekolah : SMA YAPINK
Tabel 4.16 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi
Status Facebook

A L
I N
F
54

Karangan Narasi
Paragraf Pertama :
Pada tanggal 27 Juli 2015 ada sebuah kejadian tabrakan di depan desa lambang sari,
yaitu kejadian sebuah mobil yang menabrak seorang ayah. Ayah yang sedang
mendorong mobil yang tiba-tiba mogok bersama teman-temannya, tiba-tiba mobil
lain lewat dan melindas kaki ayah saya, dan ayah saya pun kaget dan terjatuh
terduduk dan merasa kesakitan. Mobil yang menabrak ayah saya pun tidak
bertanggung jawab. Pada saat itu saya dan mamah saya sedang tidak ada di rumah
tetapi sedang ada di perjalanan, sehabis pulang dari kampung halaman mamah saya.
Pada saat diperjalanan tiba-tiba kakak perempuan saya menelvon mamah saya dan
memberi tahu kejadian tersebut, mamah pun kaget dan menangis

Berdasarkan data di atas, siswa bernama Nurmala menuliskan status di media


sosial pada tanggal 7 November 2017, ia mengungkapkan rasa kecewa terhadap
sahabatnya. Karangan narasi yang ditulisnya berjumlah tiga paragraf dan terdapat

A L
penggunaan bahasa gaul, tetapi penulisan status di media sosial Facebook tidak
terdapat penggunaan bahasa gaul. Penulis menemukan bahasa gaul yaitu pada kata

N
menelvon seharusnya menelepon bermakna bercakap-cakap melalui pesawat telepon.

I
F
55

Nama : Putri Nabila Salma Ali


Kelas : XII. A
Sekolah : SMA YAPINK
Tabel 4.17 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi
Status Facebook

Karangan Narasi

A L
Karangan Narasi

Paragraf Pertama :
I N
F
Pada suatu hari, sekolah mengadakan acara olimpiade se YAPINK disitu kita
sekalian silaturahmi dengan cabang lainnya disitu kita mengadakan banyak
perlombaan yaitu lomba pidato 3 bahasa, qiroatul khutub, MTQ, puisi, tenis meja,
marawis, hadroh, bola volly, badminton, sepak bola, kaligrafi, dll. Perlombaan di
mulai pada tanggal 11-14 Oktober 2017 cabang-cabang YAPINK yang mengikuti
lomba dari berbagai daerah kaya lampung selatan, karawang, cibitung, dan masih
banyak lagi perlombaan USFUR sangat ramai, seru dan banyak sekali supporternya
dan saya juga salah satu mengikuti perlombaan tersebut saya juga peserta dalam
perlombaan bola volly saya senang bisa mengikuti perlombaan tersebut.

Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Putri Nabila Salma Ali


menuliskan status di media sosial pada tanggal 16 November 2017, ia
mengungkapkan rasa peduli terhadap seseorang. Karangan narasi yang ditulisnya
berjumlah dua paragraf dan tidak terdapat penggunaan bahasa gaul, dapat
disimpulkan bahwa siswa bernama Putri Nabila Salma Ali mampu menggunakan
bahasa yang sesuai, baik dalam penulisan status di Facebok maupun karangan narasi
56

di dalam kelas. Penulis tidak menemukan penggunaan bahasa gaul di media sosial
Facebook dan karangan narasinya.

Nama : Rindi Antika


Kelas : XII. A
Sekolah : SMA YAPINK
Tabel 4.18 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi
Status Facebook

A L
I N
Paragraf Pertama :
F
Karangan Narasi

Pada saat liburan semester kemarin saya dan keluarga pergi kerumah nenek saya,
dirumah nenek saya sedang ada acara keluarga di sana saya dan keluarga serta
saudara-saudara saya berkumpul bersama. Saya senang sekali karna ada waktu
bersama dengan saudara saya karna jarang sekali saya berkumpul dengan saudara-
saudara.

Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Rindi Antika menuliskan status di


media sosial pada tanggal 7 November 2017, ia mengungkapkan rasa kecewa
terhadap seseorang yang mengkhianati kepercayaannya. Karangan narasi yang
ditulisnya berjumlah lima paragraf dan tidak terdapat penggunaan bahasa gaul, dapat
disimpulkan bahwa siswa bernama Rindi Antika mampu menggunakan bahasa yang
sesuai, baik dalam penulisan status di Facebook maupun karangan narasi di dalam
57

kelas. Penulis tidak menemukan penggunaan bahasa gaul di media sosial Facebook
dan karangan narasinya.

Nama : Rifa Fathin Najah


Kelas : XII. A
Sekolah : SMA YAPINK
Tabel 4.19 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi
Status Facebook

A L
I N
Paragraf Pertama :
FKarangan Narasi

Pada tanggal 26 Oktober 2017, saya dan keluarga besar saya pergi ke taman rekreasi
Ancol, Jakarta. Kami pergi pada jam 05.30, karna macet terpaksa kita melewati tol
yang ada di grand wisata, perjalanan sekitar 1 jam, setelah sampai kita nongki-
nongki cantik. Setelah itu kita langsung otw ke pertunjukan lumba-lumba. Setelah ke
pertunjukan lumba-lumba, makan dlu kuy biar ada tenaga untuk ke wahana
selanjutnya setelah makanan abis dan tenaga udah ke isi 100% ampuh, kita otw ke
4D.. ngantri ya.. ya lumayan bikin kaki lumutan hampir 1 jam nunggu. Akhirnya
masuk juga pas udah sampai di dlm...wah! filmnya kocak abis, udah nunggu 1 jam di
dalem cua 10 menit!! Coba bayangin? Trus kita pindah wahan yaitu putri duyung. Ya
allah cantik banget kaya saya.. trus kita otw lagi ke ubur-ubur ngeliatnya kayanya
mah seru banget pas naik.. kaya naik kuda... hahah ngga lah.
58

Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Rifa Fathin Najah menuliskan


status di media sosial pada tanggal 14 Oktober 2017, ia mengungkapkan rasa
gembira karena bisa membuka akun Facebook. Karangan narasi yang ditulisnya
berjumlah satu paragraf dan terdapat penggunaan bahasa gaul seperti kata : nongki-
nongki yang artinya berkumpul dengan sekelompok orang, kata kuy yang merupakan
kata terbalik dari yuk artinya ayo, kata Otw serapan dari bahasa Inggris On the way
yang artinya akan jalan, kata ngga seharunya tidak yaitu untuk menyatakan
penolakan, pengingkaran, atau penyangkalan, pada status Facebooknya juga
ditemukan penggunaan bahasa gaul yaitu kata beed seharunya adalah banget
merupakan penekanan agar menyakini sesuatu tersebut. Dapat disimpulkan bahwa
siswa bernama Rifa Fathin Najah terpengaruh oleh penggunaan bahasa gaul yang
sedang marak dikalangan remaja, sehingga ia menggunakan bahasa- bahasa tersebut
ketika menulis karangan narasi di dalam kelas.

Nama : Salsabila Nur Aziz


A L
Kelas : XII. A
I N
Sekolah : SMA YAPINK
F
Tabel 4.20 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi
Status Facebook
59

Karangan Narasi
Paragraf Pertama :
Dan disitu juga saya mulai mengenal anak putra. Pas saya kelas 3 SMP. Nah
disinilah saya dan teman-teman mulai bader badernya. Dulu saya dan teman kalo
laper pasti kabur kesatam. Sembari jajan ketemuan di mushola satam. Dan saya ingat
dulu saya ketemuan dulu. Ampe dulu itu ada anak putra di jemur di lapangan putri
dan yang di jemur itu teman-teman saya. Saya dan teman-teman pun nekat memberi
minuman ke anak putra itu. Dulu juga saya bimbel gak pernah masuk kelas pasti
nongki nongki di balkon.

Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Salsabila Nur Aziz menuliskan status
di media sosial pada tanggal 14 Oktober 2017, ia mengungkapkan rasa kesal kepada
seseorang yang tidak bisa membuatnya bahagia tetapi selalu mengecewakan dirinya.
Karangan narasi yang ditulisnya berjumlah 1 paragraf dan terdapat penggunaan

A L
bahasa gaul seperti kata nongki-nongki yang artinya berkumpul dengan sekelompok
orang, kata gak yang seharusnya adalah tidak yaitu untuk menyatakan penolakan,
pengingkaran, atau penyangkalan, dalam penulisan status Facebooknya pun terdapat

I N
penggunaan bahasa gaul yaitu kata gak seharusnya adalah tidak yaitu untuk

F
menyatakan penolakan, pengingkaran, atau penyangkalan. Dapat disimpulkan bahwa
siswa bernama Salsabila Nur Aziz terpengaruh oleh penggunaan bahasa gaul yang
sedang viral dikalangan remaja, sehingga ia menggunakan bahasa- bahasa tersebut
ketika menulis karangan narasi di dalam kelas.
60

Nama : Tasya Fatma Kamilah


Kelas : XII. A
Sekolah : SMA YAPINK
Tabel 4.21 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi
Status Facebook

A L
I N
Karangan Narasi
Paragraf Pertama :
F
Pada tanggal 22 Oktober 2017 santri putri mengikuti lomba kasti dan lomba sepak
bola memakai gamis guna menyambut hari santri Nasional 2017. Lomba kasti
dimulai dari jam 10.00 WIB dengan peserta per kelompok yang terdiri dari 5 orang,
aturan mainnya sama seperti biasa hanya saja ada tambahan peraturan yaitu gamis
nya tidak boleh diangkat dan sama halnya seperti permainan sepak bola.

Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Tasya Fatma Kamilah menuliskan


status di media sosial pada tanggal 7 November 2017, ia mengungkapkan jika ada
seseorang yang meninggalkan tanpa alasan maka dilarang kembali dengan sebuah
penjelasan. Karangan narasi yang ditulisnya berjumlah 2 paragraf dan tidak terdapat
penggunaan bahasa gaul, status di Facebooknya pun tidak ditemukan penggunaan
bahasa gaul. Dapat disimpulkan bahwa siswa bernama Tasya Fatma Kamilah mampu
menggunakan bahasa yang sesuai, baik pada penulisan narasi di dalam kelas maupun
status di Facebook.
61

Nama : Tifanni Shofi Suganda


Kelas : XII. A
Sekolah : SMA YAPINK
Tabel 4.22 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi
Status Facebook

A L
I N
Karangan Narasi
Paragraf Pertama :
F
Bertepatan pada tanggal 18-19 Oktober 2017, saya mengikuti lomba PORSENI
PONTREN (Pekan Olahraga dan Seni antar Pondok Pesantren) yang di adakan di
pesantren At Taqwa pusat. Saya mengikuti cabang lomba kaligrafi bersama ke-5
teman saya : Niken Maulina Litari, Ahmad Fajar Jaelani, Ahmad Faqih Manaf, M.
Ibnu Aqil Al Mujadidi, dan Nabilah Huda. Untuk perlombaan cabang kaligrafi
sendiri terbagi menjadi 3 kategori : kategori kolase, kategori dekorasi, dan kategori
mushaf.

Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Tifani Shofi Suganda menuliskan


status di media sosial pada tanggal 7 November 2017, ia mengungkapkan bahwa
selalu ada akibat dari setiap keputusan. Karangan narasi yang ditulisnya berjumlah 5
paragraf dan tidak terdapat penggunaan bahasa gaul. Dapat disimpulkan bahwa siswa
bernama Tifani Shofi Suganda tidak menggunakan bahasa gaul, baik pada penulisan
narasi di dalam kelas maupun status di Facebook.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah penulis jelaskan pada bab-bab sebelumnya
dan didukung dengan data dari dokumentasi yang telah diteliti, maka simpulan yang
diperoleh sebagai berikut :
1. Tingkat penggunaan bahasa gaul yang berasal dari Facebook masih digunakan siswa
dalam menulis karangan narasi seperti kata gak, nongki-nongki, otw, galau, bingit,
kek, kaliandd, uueg, beed, kuy.
a. Sebanyak 12 atau 57,14 % siswa kelas XII mampu menulis karangan narasi
pada pelajaran bahasa Indonesia dan tidak terpengaruh oleh penggunaan
bahasa gaul.

A L
b. Sebanyak 4 atau 19,04 % siswa kelas XII masih menggunakan bahasa gaul,

I N
baik dalam menulis karangan narasi maupun di media sosial Facebook.
c. Sebanyak 2 atau 9,25% siswa kelas XII yang menggunakan bahasa gaul di

F
Facebook, ternyata tidak terpengaruh saat menulis karangan narasi.
d. Sebanyak 3 atau 14,28% siswa kelas XII yang menggunakan bahasa gaul
ketika menulis narasi, ternyata bahasa tersebut tidak digunakan ketika
menulis status di Facebook.
2. Dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XII SMA YAPINK mampu menggunakan
bahasa yang sesuai ketika menulis karangan narasi di dalam kelas dan tidak
terpengaruh oleh penggunaan bahasa gaul di media sosial khususnya Facebook.

58
59

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Guru hendaknya dalam kegiatan belajar Bahasa Indonesia menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar
2. Guru ketika memberikan tugas untuk menulis suatu karangan tidak meninggalkan
siswa begitu saja, tetapi mengawasi siswa agar mereka dapat bertanya kata-kata yang
sesuai kaidah bahasa Indonesia.
3. Penggunaan Facebook bagi siswa SMA YAPINK mendapatkan bimbingan dari guru.
Hal ini bertujuan agar penggunaan bahasa gaul di Facebook tidak terbawa ketika
menulis karangan narasi atau mata pelajaran lainnya.
4. Pemicu penggunaan bahasa gaul tidak hanya bersumber pada Facebook saja tetapi
diperoleh dalam media sosial lain yang dimiliki siswa.

A L
I N
F
60

DAFTAR PUSTAKA

Aljawiy, Abdilah Yafi dan Ahmad Muklason. “Jejaring Sosial dan Dampak Bagi
Penggunanya.” Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi
Institut Teknologi Sepuluh November.

Alma, Buchari. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta, 2013.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Arifin, Zaenal dan S.Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo, 2004.

Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta:


Rineka Cipta. 2010.

Dalman. Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016.

Darmadi, Hamid. Kemampuan Dasar Mengajar


L
Danim, Sudarwan. Karya Tulis Inovatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.

A Landasan Konsep dan

I N
Implementasi. Bandung: Alfabeta, 2009.

F
Failer, Jesse. How to Do Everything: Facebook Applications. America: MC Graw-
Hill Companies, 2008.

Fitriyah, Mahmudah dan Ramlan A.Gani. Disiplin Berbahasa Indonesia. Jakarta:


FITK PRESS, 2011.

Hikmat, Ade dan Nani Solihati. Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2013.

Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. PT Gramedia: Jakarta, 1987.

Khairuni, Nisa. “Dampak Positif dan Negatif Sosial Media.” Mahasiswa


Pascasarjana Universitas UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Jurnal Edukasi Vol 2,
Nomor 1 Januari 2016.

Kuntarto, Niknik. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir. Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2010.

Kushartanti, dkk. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama, 2009.
61

Mahmud, H. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2011.

Margono, Metodologi Penenelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Manzur, Aunurrofiq. Sukses Berdagang di Facebook dan Blogsopt. Jakarta: PT Elex


Media Komputindo, 2011.

Mulyati. Terampil Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana,


2015.

Muslich, Masnur. Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi, Kedudukan, Fungsi,


Pembinaan, dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

Nugraheni, Aninditya Sri. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis


Pembelajaran Aktif. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama, 2017.

Nurhasanah, Nina. “Pengaruh Bahasa Gaul terhadap Bahasa Indonesia”, Universitas


Esa Unggul Jakarta,Forum Ilmiah Vol 11Nomer 1 Januari 2014.

A L
Nurudin. Dasar Penulisan. Malang: UMM Press, 2010.

Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.

N
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2014.

I
F
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah.
Jakarta: Prenada Media Group, 2012.

Oka, I Gusti Ngurah dan Mansur Muslich. Perencanaan Bahasa Pada Era
Globalisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

Poore, Megan. Studying and Researching with Social Media. Los Angeles: Sage
Study Skills, 2014.

Priansa, Donni Juni. Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran Cerdas
Kreatif dan Inovatif. Bandung: Alfabeta, 2015.

Putra, Budi. Planet Internet Jaringan Pintar yang Mengubah Dunia. Tangerang:
Logicom Publication, 2005.

Rakhmat, Mamat dkk. Bahasa Indonesia. Jakarta: Yudistira, 2015.

Rustamaji. Bahasa Indonesia Stategi Tembus Perguruan Tinggi Favorit.


Yogyakarta: Andi Offset : 2004.

Sahertian, Debby. Kamus Bahasa Gaul. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2008.
62

Saputra, Uhar. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Bandung:


PT Refika Aditama, 2012.

Sari, Beta Puspa. “Dampak Penggunaan Bahasa Gaul dikalangan Remaja terhadap
Bahasa Indonesia.” Mahasiswa Pascasarjana (S2) Pendidikan Bahasa
Indonesia FKIP Universitas Bengkulu, Prosiding Seminar Nasional Bulan
Bahasa UNIB 2015.

Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pres, 2012.

Setyawati, Nanik. “Pemakaian Bahasa Gaul dalam Komunikasi di Jejaring Sosial.”


Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS Universitas PGRI
Semarang, Jurnal Sosial dan Humaniora, vol 1, no.3.

Sudaryono. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Grup, 2016.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,


2006.

A L
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2013.

Sumadiria, Haris. Sosiologi Komunikasi Massa. Rosdakarya: Bandung, 2014.

I N
Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula.

F
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012.

Susanti, Elvi. “Glosarium Kosakata Bahasa Indonesia dalam Ragam Media Sosial.”
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Dialektika Jurnal
Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia 3 (2), 2016.

Swandy, Eduardus. “Bahasa Gaul Remaja dalam Media Sosial Facebook.” Jurnal
Bastra Volume 1 Nomor 4 Maret 2017.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar. Metodologi Penelitan Sosial. Jakarta:
Bumi Aksara, 2009.

Wibowo, Seno. Ragam Aplikasi Android untuk UKM. Yogyakarta: CV Andi Offset
dan Wahana Komputer, 2014.

Zarella, Dan. The Social Media Marketing Book. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta
Anggota IKAPI, 2010.
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner
A L
I N
F

Scanned by CamScanner

Anda mungkin juga menyukai