Anda di halaman 1dari 116

BUDAYA K-POP DAN KEHIDUPAN SOSIAL REMAJA

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan IPS Fakultas Ilmu


Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
Dina Khairunnisa
NIM : 1112015000114

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/2019
ii
iii
iv
v
vi
ABSTRAK

Salah satu budaya populer yaitu Korean Populer atau disebut dengan K-
Pop yang sedang digandrungi dan digilai dikalangan remaja Indonesia termasuk
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan fenomena itu, maka
dilakukan penelitian dengan beberapa tujuan yaitu: untuk mengetahui sejauh apa
pengaruh yang ditimbulkan budaya K-Pop terhadap prilaku sosial mahasiswa
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yang


didukung oleh sumber data primer yaitu wawancara kepada delapan partisipan
dan disertai dokumentasi kegiatan-kegiatan mereka seputar K-Pop. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa budaya K-Pop dapat mempengaruhi interkasi
social mahasiswa melalui gaya pertemanan yakni budaya K-Pop membuat
mahasiswa lebih memilih bergaul atau berteman dengan mereka yang juga
menyukai dunia K-Pop, interaksi dengan keluarga yakni budaya K-Pop membuat
mahasiswa menjadi cenderung lebih individual, hasrat dan prestasi belajar yakni
budaya K-Pop mempengaruhi hasrat mahasiswa dalam belajar, menggunakan
uang yakni budaya K-Pop membuat mahasiswa lebih boros dalam mengguanakan
uang.

Implikasi hasil penelitian yakni berkontribusi bagi perkembangan ilmu


sosial dan budaya tentang wujud budaya populer yang masuk dan berkembang
yaitu budaya populer Korea atau K-Pop yang begitu pesat perlu adanya
pertimbangan terhadap setiap apa saja yang mereka lihat dan yang mereka ikuti
disaksikan melalui media massa untuk menghindarkan diri agar tidak terjebak
kebutuhan yang diciptakan kapitalis dan diseba luaskan melalui media massa.
Selain itu, para remaja saat ini hendaknya lebih mencintai budaya dan produk
Negara sendiri dan hendaknya lebih dapat menahan diri agar tidak mengkonsumsi
segala barang secara berlebihan.

Kata Kunci: Kehidupan Sosial, Budaya K-Pop, Mahasiswa

vii
ABSTRACT
One popular culture is Korean Popular, or what is called K-Pop, which is
loved and cherished among Indonesian teenagers, including students of the Syarif
Hidayatullah State Islamic University, Jakarta. Based on this phenomenon,
research is carried out with several objectives, namely: to determine the extent of
the influence caused by the K-Pop culture on the social behavior of Syarif
Hidayatullah UIN Department of Social Sciences Jakarta students.

This study uses descriptive qualitative research methods supported by


primary data sources, namely interviews with eight participants and accompanied
by documentation of their activities around K-Pop. The results showed that K-Pop
culture can influence the social interaction of students through a friendship style
that K-Pop culture makes students prefer to hang out or make friends with those
who also like the K-Pop world, interaction with families namely K-Pop culture
makes students tend to be more individual , passion and learning achievement,
namely K-Pop culture influences students' desire to learn, using money, namely
K-Pop culture makes students more wasteful in using money.

The implication of the research results is to contribute to the development


of social and cultural sciences about the form of popular culture that enters and
develops, namely Korea's popular culture or K-Pop, which requires rapid
consideration of everything they see and what they follow witnessed through the
mass media to avoid themselves so as not to be trapped by the needs created by
capitalists and spread through mass media. In addition, today's teenagers should
love their own culture and products of the country and should be more able to
refrain from consuming all things excessively.

Keywords: Social Life, K-Pop Culture, Students

viii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan, serta memberikan taufik,
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis mendapatkan kekuatan, kemudahan,
kesabaran serta pemahaman hingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Kpop dan Kehidupan Sosial Remaja (Studi Kasus Mahasiswa Jurusan IPS
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan dan Keguruan UIN Jakarta)”. Shalawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang
telah menjadi suri teladan bagi umatnya terutama dalam hal mendidik.

Skripsi ini penulis ajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar strata satu
Sarjana Pendidikan (S.Pd). Penulis menyadari skripsi ini tidak akan pernah
terselesaikan tanpa adanya bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai
pihak baik itu secara individu maupun secara umum terutama bimbingan dan
pengarahan yang tulus dan ikhlas dari pembimbing, untuk itu penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, L.c., M.A., selaku Rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang telah tulus dan ikhlas memberikan dan melayani
penulis selama penulis kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Kepada Jakiatin Nisa, M. Pd, selaku Penasehat Akademik yang telah tulus
dan ikhlas memberikan waktu dan ilmu kepada penulis selama penulis
kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Drs. H. Syaripulloh, M.Si., selaku Dosen Pembimbing (I) Skripsi, yang
telah tulus dan ikhlas meluangkan waktu untuk membimbing penulis
dalam mengerjakan skripsi serta memberikan dan melayani penulis selama
penulis kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

ix
6. Kepada Ibu Maila Dinia Husni Rahiem, Ph.D., M.A. selaku Dosen
Pembimbing (II) Skripsi, yang tulus dan ikhlas untuk membimbing serta
bersedia meluangkan waktu untuk penulis dan memberikan banyak
pelajaran dalam menyelesaikan skripsi.
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan seluruh Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis
selama masa perkuliahan, semoga ilmu yang telah bapak dan ibu berikan
mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
8. Terkhusus untuk keluarga Bapak, Mamah, adik dan abang serta Almh.
Nyai, Mamat, Hatipah, Indra Bayu dan Sopyan Sauri serta Hj. Nawiyah
terima kasih atas do‟a dan kasih sayang dan perhatian kepada penulis dan
tidak hentinya menanyakan progres dan mengingatkan untuk segera
menyelesaikan skripsi dan juga memberikan dukungan moral dan materi
kepada penulis mulai dari awal pendaftaran kuliah sampai penulis dapat
menyelesaikan perkuliahan. Skripsi ini aku persembahkan untuk kalian.
Semoga semua yang kalian berikan kepada penulis menjadi pahala kalian
di mata Allah SWT. Amin
9. Terima kasih untuk Laelatul Sa‟diyah yang sudah menjadi sahabat penulis
dari awal masuk kuliah sampai saat ini terima kasih karena selalu ada
untuk penulis dan selalu menanyakan tentang progres dari skripsi ini.
Terima kasih untuk keluarganya juga yang sudah penulis anggap sebagai
keluarga sendiri terhusus ibu yang selalu baik dan perhatian dengan
penulis dan selalu menanyakan kabar penulis.
10. Terima kasih untuk Blackpink Squad Lae, Dessy, dan Wulan yang selalu
mensuport penulis dan selalu ada saat penulis butuhkan.
11. Terima kasih juga untuk The Lobby Lae, Kusum, Hajar, Nuning, Ikrom,
Amar, Wildan, Fajar, dan Ozi yang sudah menjadi teman dari awal
perkuliahan sampai sekarang.
12. Terima kasih untuk Mila, Mia, Anggi, dan Fitri teman SMA yang selalu
ada dan setia sampai sekarang berteman dengan penulis dan selalu
memberi semangat penulis dalam proses penulisan skripsi ini.

x
13. Terima kasih pula kepada keluarga besar Dompet Dhuafa terkhusus
karyawan CRM Bu Nina, Mba Sherly, Mba Wulan, Mba Ocha, Mba
Rurin, Lila, dan Mahda yang telah penulis anggap sebagai keluarga sendiri
dan selalu memberi semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
14. Terima kasih untuk teman-teman di Dompet Dhuafa Tiara, Riana, Prima,
Bella, Ulfa, Imeh, mba Nur, Pury, Galang, Eko, Agung, Galih, dan bakpia
yang sudah menjadi teman yang penulis kenal di Dompet Dhuafa hingga
saat ini dan selalu membantu penulis dalam proses menyusun skripsi ini.
15. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan
2012 FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk 4 tahunnya selama ini
yang tidak bisa disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa pertemanan
kita, tetap kompak selalu dan terus jalin tali silaturrahmi.

16. Kemudian yang terakhir kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu. Terimakasih atas dukungan dan semangatnya.

Harapan penulis semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesar-
besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya. Penulis
menyadari dalam penyusunan skripsi ini dirasakan dan ditemui berbagai macam
kekurangan dan kelemahan. Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja yang
membaca skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka.

Jakarta, 18 April 2019

Penulis,

Dina Khirunnisa

xi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI.................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI ................................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

ABSTRACT………………………………………………………………… ......

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah.......................................................... 8
C. Pembatasan Masalah ......................................................... 9
D. Perumusan Masalah .......................................................... 9
E. Tujuan Penelitian .............................................................. 9
F. Manfaat penelitian ............................................................ 9

BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................... 11


A. Landasan Teori ................................................................. 11
1. Definsi Budaya dan Budaya Populer ......................... 11
2. Definisi Korean Pop (K-Pop) ..................................... 18
3. Budaya Korean Pop (K-Pop) ..................................... 20
4. Pengertian Kehidupan Sosial dan Remaja ................. 23
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ......................................... 25
C. Kerangka Berpikir ............................................................ 33

xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 35
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 35
1. Tempat Penelitian....................................................... 35
2. Waktu penelitian ........................................................ 35
B. Metode Penelitian ............................................................. 36
C. Subjek Penelitian dan Sumber Data ................................ 38
D. Instrumen Penelitian ......................................................... 38
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 40
1. Wawancara ................................................................. 40
2. Dokumentasi .............................................................. 41
F. Rencana Penguji Keabsahan Data .................................... 42
1. Triangulasi.................................................................. 42
2. Meningkatkan Ketekunan .......................................... 42
3. Member Check ........................................................... 42
G. Teknik Pengelolahan Dan Analisis Data .......................... 43
1. Data Reduction (Reduksi Data) ................................. 43
2. Menyajikan Data ........................................................ 43
3. Menarik Kesimpulan ................................................. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................. 45


A. Pendahuluan ...................................................................... 45
B. Informasi Partisipan .......................................................... 45
C. Paparan Hasil Penelitian .................................................. 47
1. Budaya K-Pop Mengubah Gaya Pertemanan
Mahasiswa ........................................................................ 48
2. Budaya K-Pop Mempengaruhi Interaksi Mahasiswa
dengan Keluarga ............................................................... 53

xiii
3. Budaya K-Pop Mempengaruhi Hasrat dan Prestasi
Belajar ............................................................................... 56
4. Budaya K-Pop Mempengaruhi Mahasiswa dalam
Menggunakan Uang .......................................................... 59
5. Budaya K-Pop Mempengaruhi Mahasiswa dalam Gaya
Berbicara ........................................................................... 63

BAB V PENUTUP ............................................................................... 67


A. Kesimpulan ....................................................................... 67
B. Implikasi ........................................................................... 68
C. Saran ................................................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 37


Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ....................................................................... 39

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia terlahir sebagai suatu negara kaya akan sumber
alam, budaya, suku bangsa dan bahasa yang tersebar di seluruh pelosok
Indonesia. Dari suku-suku tersebut masing-masing suku memiliki keunikkan
tersendiri. Di setiap budaya tersebut terdapat berbagai nilai-nilai sosial dan
seni yang tinggi.
Dengan banyaknya budaya yang dimiliki Indonesia tidak menjadikan
budaya tersebut banyak disukai kebanyakan masyarakat. Kurang tertariknya
masyarakat dengan budaya lokal yang cenderung kuno dan ketinggalan jaman,
terlebih lagi dengan adanya perkembangan teknologi dan terjadinya
globalisasi sangat membawa pengaruh negatif dapat dilihat dari hilangnya rasa
cinta dengan produk lokal dalam negeri karena berkembangnya produk luar
negeri dan masyarakat Indonesia khususnya remaja banyak yang lupa akan
identitasnya sebagai bangsa Indonesia, karena memiliki gaya hidup yang lebih
cenderung meniru budaya barat yang dianggap sebagai kiblat.1
Didukung dengan makin canggihnya teknologi masyarakat dapat
dengan mudah mengakses apapun yang mereka inginkan, salah satunya adalah
budaya populer atau budaya pop, budaya pop sering dimaknai sebagai budaya
yang ringan, menyenangkan, trendi, banyak disukai oleh masyarakat dan cepat
berganti2 salah satunya budaya K-Pop atau Korean Populer yang memang
sedang digandrungi dikalangan remaja Indonesia. Dengan berkembangnya
teknologi informasi dan komunikasi merupakan awal dari penyebaran budaya
K-Pop dapat lebih cepet meneyebar luas seluruh dunia termasuk Indonesia.

1
Akbardesiana, “Apa sih penyebab lunturnya Nasionalisme”, diases pada
https://www.kaskus.co.id/thread/5643fd1a92523301188b456b/apa-sich-penyebab-lunturnya-rasa-
nasionalisme/, pada tanggal 5 April 2017
2
Pemkanaan terhadap populer culture diambil dari Storey (2006), dalam Jhon Storey,
Cultural Studies Dan Kajian Pop, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h. 140

1
Hal ini dapat dilihat dari perkembangan budaya K-Pop yang sudah
menyebar luas di Asia khususnya di Indonesia. Maksud dari budaya Korea
disini adalah semua unsur yang semua bercirikan Korea, yaitu fenomena
penyebarluasan budaya Korea secara global yang disebut K-pop atau dalam
bahasa Korea di sebut Hallyu.3
Istilah Hallyu berasal dari seorang jurnalis Beijing pada tahun 2001, ia
begitu tertarik dengan kepopuleran budaya Korea yang berkembang di
Tiongkok.4 namun sumber lain mengatakan istilah Hallyu atau Korean Wave
pertama kali diungkapkan oleh jurnalis Cina pada pertengahan tahun 1990-an
dengan menyebutnya hanliu dalam bahasa Mandarin sementara di Korea
dikenal sebagai Hallyu. Sejak itulah ditandai awal munculnya hallyu atau
lebih dikenal Korean Wave oleh masyarakat Internasional.5 Hallyu mengacu
pada semua aspek budaya Korea seperti drama televisi, film, musik, fashion,
gaya rambut, serta kosmetik yang menyebar ke seluruh dunia. Namun, Hallyu
dalam penelitian ini dibatasi seputar drama televisi, film, dan musik. Hallyu
pertama kali dikenal pada awal tahun 1996.6
Berdasarkan data dari Badan Korea Urusan Promosi Budaya dan
Departemen Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Korea dalam KBS Word
Radio menyebutkan bahwa terdapat 182 klub penggemar Hallyu dan
diperkirakan memiliki jumlah anggoata mencapai sekitar 3,3 juta yang
tersebar di 20 wilayah di seluruh dunia dimana Pusat Kebudayaan Korea
sudah dibuka. Apabila dilihat dari wilayah, Asia memiliki basis penggemar
terbesar. Ada 84 klub penggemar Hallyu dengan 2,31 juta anggota di delapan
kawasan Asia, termasuk Jepang, Cina dan Vietnam. Ada 25 klub penggemar
3
Dirujuk dari buku Choi Cheonosa (2011), dalam Meivita Ika Nursanti dkk, Analisis
Deskriptif Penggemar K-Pop Sebagai Audiens Media Dalam Mengonsumsi Dan Memaknai Teks
Budaya, diakses dari https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/2259,
pada tanggal 17 Oktober 2016
4
Hae-Joang, „Reading the “Korean Wave” as a sign of Global Shift‟, Korea Journal, 45(4),
2005, h. 167
5
Inayatul Mahmudah, Skripsi, “Dampak Budaya Korean Pop terhadap penggemar Dalam
Perspektif Keberfungsian Sosial: Studi Kasus Penggemar Korean Pop EXO pada Komunitas
Maupun Non Kompunitas di Yogyakarta”, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Yogyakarta,2015, h.16, dipublikasikan
6
Roald, Maliangkay. „When the Korean Wave Ripples‟, IIAS Newsletter (online), 2006,
diakses dari http://iias.asia/sites/default/files/IIAS_NL42_15.pdf pada tanggal 17 Oktober 2016

2
dengan 500.000 penggemar di 4 wilayah di Amerika, termasuk Washington
DC, New York dan di negara Argentina. Sementara 70 klub penggemar yang
hadir di 7 wilayah Eropa, termasuk Inggris, Perancis dan Turki, dengan
460.000 anggota. Akan tetapi, data diatas belum dapat dipastikan karena
jumlah klub penggemar Hallyu dan anggotanya sebenarnya jauh lebih tinggi.
Informasi yang dikutip didasarkan pada klub penggemar resmi terutama di
daerah Pusat Kebudayaan Korea berada misalnya, di Jepang, ada lebih dari
200 klub penggemar online yang dikhususkan untuk Hallyu, tetapi
kebanyakan mereka dikeluarkan dari survei, karena situs klub online mereka
berbasis langganan atau peribadi dioperasikan dengan tujuan komersial. 7
Sedangkan di Indonesia sendiri perkembangan Kpop dimulai pada
tahun 2009 dan berkembang pesat pada tahun 2013. Berkembangnya budaya
Pop Korea di Indonesia dibuktikan dengan munculnya “Asian Fans Club
(AFC),” yang dapat pula diakses pada http://www.asfansclub.com yaitu blog
Indonesia yang berisi tentang berita dunia hiburan Korea. AFC didirikan pada
1 Agustus 2009 oleh seorang remaja perempuan bernama Santi Ela Sari. Hal
ini dapat dilihat dari data statistik melalui situs Pagerankalexa.com dalam
Nasution Rizky, Asian Fans Club adalah situs „Korean Intertainment‟ terbesar
di Indonesia. Pengunjung Asian Fans Club hampir seluruhnya berasal dari
Indonesia, sebagian besar merupakan wanita berusia di bawah 25 tahun yang
dapat dikategorikan remaja dan biasanya mengakses internet di rumah maupun
sekolah. Jika dilihat dari statistik jumlah pengunjung Asian Fans Club melalui
Pagerankalexa.com sampai 20 Oktober 2013, Asian Fans Club telah
dikunjungi sebanyak 12.857.543 pengunjung. Ini berarti Asian Fans Club
dikunjungi oleh rata-rata 5.864 orang setiap hari. 8
Ketertarikan remaja Indonesia pada budaya korea berawal dari tahun
2002. Ketika Korea Selatan sukses menyelenggarakan perhelatan sepak bola

7
KBS World Radio, 3,3 Juta Penggemar Budaya Pop Korea „Hallyu‟ Di Seluruh Penjuru
Dunia, diakses http://world.kbs.co.kr/indonesian/archive/program/news_issue.htm?no=22969
pada tanggal 30 Januari 2017
8
Rizky Nasution, Budaya Pop Merasuki Indonesia, diakses pada
http://nasutionrizky.com/budaya-pop-korea-merasuki-indonesia/ tanggal 30 Januari 2017

3
Piala Dunia, dan dari situlah Korea berhasil melambungkan nama Korea
Selatan di Dunia. Sebagai tuan rumah pada Piala Dunia saat itu Korea Selatan9
membuat negara-negara di dunia banyak meliput tentang negara ini. Setelah
piala dunia berakhir tidak membuat negara Korea tidak lagi eksis di dunia,
justru ini merupakan titik kebangkitan Korea Selatan khususnya sektor
budaya. Setelah berakhirnya Piala Dunia yang diselenggarakan di Korea
Selatan, beberapa stasiun televisi swasta Indonesia yang saat itu tengah jenuh
dengan tayangan Bollywood dan telenovela yang telah masuk sejak tahun
1990-an. Langsung menyambut baik masuknya drama Korea. Keberhasilan
drama Korea mengambil hati masyarakat Indonesia terbukti dengan
penayangan drama Korea yang berjudul Endless Love pada tahun 2002 di
stasiun televisi Indosiar. Setelah itu, banyak stasiun televisi lain di Indonesia
seperti TransTV yang juga mulai menayangkan drama Glass Shoes dan Lover.
Tidak hanya itu, trans7 juga menayangkan Beautiful Days pada tahun 2003.
Selama kurun waktu 2002-2003 SCTV menayangkan beberapa drama Korea,
diantaranya Invitation, Pop Corn, Four Sisters, Sucessful Bride Girl, Sunlight
Upon Me, dan Winter Sonata.10 Drama seri produksi KBS (Korean
Broadcasting Station) ini berhasil merebut perhatian pemirsa Indonesia dan
telah dibeli hak siarnya oleh Indosiar. Berdasarkan survey AC Nielsen
Indonesia, rating Endless Love mencapai 10 (ditonton sekitar 2,8 juta pemirsa
di lima kota besar) (Kompas, 14 Juli 2003).11 Dengan fenomena tersebut
membuat para pemain dalam drama-drama Korea yang ditayangkan di
Indonesia telah menjadi idola baru di kalangan masyarakat Indonesia
khusunya remaja.

9
Cakrayuri Nuralam, Bukti Nyata Laga Korea Selatan di Piala Dunia 2002 Diatur FIFA
http://bola.liputan6.com/read/2245312/bukti-nyata-laga-korea-selatan-di-piala-dunia-2002-diatur-
fifa diakses pada 24 Oktober 216
10
Rating Program Televisi Indonesia,
https://www.facebook.com/RatingProgramTelevisiIndonesia/posts/505984826085123 diakses
pada tanggal 20 Oktober 2016
11
Nesya Amellita,”Kebudayaan Populer Korea: Hallyu dan Perkembangannya di Indonesia”
Skripsi pada Universitas Indonesia Depok, Depok, 2010, h. 4, dipublikasikan.

4
Setelah sukses dengan serbuan K-drama12, Korea juga menyerbu dunia
hiburan lewat musik. Kehadiran boy band dan girl band yang mengusung
genre musik hip-hop dan pop ditambah dengan koreografi13 yang sangat rapi
menjadi ciri khas baru industri musik Korea yang telah berhasil membius
masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan remaja. Dengan bermodalkan
wajah tampan dan cantik seniman Korea sangat memperhatikan
penampilannya di atas panggung. Aksi panggung dengan menyuguhkan tarian
dan lagu yang bagus membuat seniman dan musisi terkenal Korea di dunia
termasuk Indonesia.
Dampak dari adanya demam Korea atau Korean Wave mulailah
bermunculan boy grup atau girl grup yang terinspirasi dari boy band dan girl
band Korea yang sukses di pasar Indonesia, melihat kesuksesan tersebut
mulailah bermunculan boy band atau girl band yang berkiblat pada boy band
dan girl band Korea. Tidak hanya munculnya boy band dan girl band, remaja
Indoneisa juga sangat fanatik dengan idol yang mereka suka tak jarang remaja
Indoneisa mengikuti fashion yang digunakan idolanya tersebut bahkan sampai
mengoleksi apa saja yang berkaitan dengan idol mereka.
Mengacu banyaknya jumlah penggemar idol Korea di Indonesia
mereka pun membentuk perkumpulan komunitas fandom14. Fiske, 1992
dalam Komakoma (2005) memberikan pemahamannya terhadap fandom
Menurut Fiske “Fandom is a feature of popular culture that, Selects from a
repertoire of mass produced and mass distributed entertainment and takes
them into a culture of a self selected fraction of people”. Menurutnya, fandom
adalah sebuah fitur budaya pop yang datang dari sebuah pertunjukan hiburan
yang diproduksi dan didistribusikan secara massal dan menjadi budaya
sebagian kecil orang yang memilihnya.15 Fans club yang di bentuk oleh

12
Singkatan dari Korean Drama
13
Koreografi adalah tarian atau olah gerak yang ditampilkan dalam lagu maupun film.
14
Istilah yang dikemukakan Storey untuk menyebut sikap kegemaran atau merujuk pada
penggemar
15
Mohammad Shihab, “Korean Wave dan Dampaknya Terhadap Remaja: Studi Kasus Super
Junior ELF Indonesia di Jakarta,” Tesis pada Universitas Mercu Buana Jakarta, Jakarta, 2013,
h.10, tidak dipublikasikan

5
pencinta korea salah satu contoh fans club atau komunitas adalah EXO-L yang
merupakan nama fans club dari boy band Korea yaitu EXO, Exo merupakan
salah satu grup musik Korea paling populer saat ini. Exo adalah grup vokal
pria Korea Selatan-Cina yang di bentuk oleh S.M Entertaimnent, pada tahun
2011 yang beranggotakan Suho, Chanyeol, Baekhyun, D.o, Kai, Sehun,
Xiumin, Chen, Lay, Tao, Luhan, dan Kris.16 Tujuan mereka semua
membentuk Fans Club dan komunitas-komunitas Korea supaya mereka dapat
berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain dan saling tukar menukar
informasi, dan berbagi cerita tentang artis idola mereka.
Banyaknya artis Korea yang disukai oleh masyarakat Indoneisa
terutama remaja membuat pergaulan yang mereka lakukan hanya berlingkup
di satu lingkungan saja yaitu lingkungan perkumpulan fans penyuka idol
Korea tertentu karena komunitas fans itu sangat mudah kita temukan misalnya
saja seperti di media sosial seperti Instagram, twitter, atau facebook dan kita
juga dengan mudah bergabung dengan komunitas tersebut. Sosial media pun
banyak menyuguhkan berita atau hal-hal yang berbau Korea dari mulai musik,
drama, kuliner serta berita tentang artis atau idol yang banyak dicari remaja
indonesia. Tidak hanya sosial media seperti yang disebutkan di atas, media
komunikasi Televisi pun tidak mau kalah untuk menyebarluaskan budaya K-
Pop salah satunya satasiun TV yaitu, RTV mulai menayangkan drama-drama
yang berasal dari Korea tak hanya drama RTV pun menayangkan Variety
Show seperti Running Man dan tak lupa menyelipkan berita terbaru dari dunia
hiburan Korea.
Layaknya budaya barat atau budaya luar lainnya yang berkembang di
Indonesia, setiap budaya baru yang masuk ke Indonesia memiliki dua sisi
yang berbeda, ada baik dan buruk, begitu pun budaya Korea atau K-Pop itu
sendiri. Sebagai remaja yang sangat terobsesi dan mengandrungi hal-hal yang
berbau Korea misalnya seperti musik K-Pop, drama, bahkan produk-produk,
membuat mereka banyak mengeluarkan uang hanya untuk membeli DVD,
menonton konser hingga ke luar negeri. Tidak sedikit yang sengaja datang ke

16
Kiki Hanifa, I love exo, (Yogyakarta: Indoliterasi, 2014), hlm. 4

6
Korea hanya untuk membeli pernak-pernik asli Korea, meskipun mereka
menabung terlebih dahulu untuk mendapatkan yang mereka inginkan, karena
uang yang begitu banyak di habiskan untuk kepuasan sesaat.
Majalah Marketing pada November 2012 melaporkan bahwa para
remaja penggemar budaya Korea mulai memburu barang-barang yang
berhubungan dengan Korea demi terlihat seperti idolanya. Salah satu toko
kecantikan dan perawatan tubuh asal Korea menargetkan konsumen semua
umur dari kelas ekonomi menengah atas. Secara mengejutkan, produk-produk
kecantikan dan perawatan tubuh tersebut 70% dikonsumsi oleh remaja umur
15-25 tahun dan sisanya orang dewasa di atas 30 tahun.
Selain itu dampak negatif lainnya adalah terjadinya Fanwar. Fanwar
berasal dari kata fan yang berarti fans dan war yang memiliki arti perang.
Dengan kata lain fanwar adalah perang yang dilakukan antar penggemar K-
Pop. Alasan terjadinya fanwar adalah dari perbedaan fandom dan ketidak
sukaan satu fandom dengan fandom lain yang bermula dari saling balas
komentar di dunia maya yang saling menjelekkan idola satu sama lain. Dan
tidak jarang Fanwar terjadi antar penyuka K-Pop dan penyuka I-Pop tersebut
menganggap para boyband dan girlband Indonesia meniru kebudayaan Korea,
sedangkan para I-Popers menuduh K-Popers tidak mencintai produk lokal. Hal
ini menjadikan perseteruan yang sangat sengit antara pecinta musik Korea
dengan pecinta musik Indonesia maupun sesama pencinta musik Korea itu
sendiri. Salah satu contohnya fans boy band Korea yaitu Super Junior beradu
komentar dengan fans dari boy band SMASH yang dianggapnya meniru
konsep boy band kesukaan mereka.17
Berdasarkan dari permasalahan di atas, maka peneliti merasa perlu
untuk melakukan penelitian karena peneliti melihat sangat berkembangnya
budaya K-Pop di Indonesia yang berkaitan dengan judul: Budaya K-Pop
Dan Kehidupan Sosial Remaja (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan P.
IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

17
Ronzzy Kevin. ‟NOW Trending: FANWAR‟,2011, diakses dari
http://www.kaoskakibau.com/2011/02/now-trending-fanwar.html pada tanggal 24 Oktober 216

7
Syarif Hidayatullah Jakarta). Sebelumnya peneliti telah melakukan
wawancara singkat mengenai budaya K-Pop kepada salah satu mahasiswi
yang berinisial WP18 bahwa ia termasuk salah satu pencinta K-Pop. Alasan
utama yang disebutkannya adalah budaya K-Pop khususnya K-Drama lebih
seru dan menarik dibanding film atau acara televisi di Indonesia dan
artinyapun lebih menarik dan rupawan. Membuatnya tertarik untuk menyukai
K-Pop adalah banyaknya keunikan yang dimiliki Korea dan lebih beragam
kebudayaanya yang disajikan dan lebih menarik. Kebudayaan K-Pop yang
biasa WP sukai pun cukup beragam mulai drama, musik, fashion, kuliner dan
lain-lain.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah-
masalah sebagai berikut :
1. Perkembangan budaya K-Pop yang menyebar luas di Asia khususnya
di Indonesia.
2. Munculnya hallyu atau lebih dikenal Korean Wave oleh masyarakat
Internasional.
3. Berdasarkan data dari Badan Korea Urusan Promosi Budaya dan
Departemen Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Korea dalam KBS
Word Radio menyebutkan memiliki jumlah anggoata mencapai sekitar
3,3 juta.
4. Perkembangan K-Kop di Indonesia dimulai pada tahun 2009 dan
berkembang pesat pada tahun 2013.
5. Ketertarikan remaja Indonesia pada budaya korea berawal dari tahun
2002.
6. Pengaruh budaya K-Pop terhadap perilaku masyarakat Indonesia.
7. Musik, drama, film, dan budaya mempengaruhi pola perilaku
masyarakat khusunya remaja.

18
Salah satu mahasiswi Jurusan Pendidikan IPS semester 9

8
C. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, penulis memfokuskan masalah
yang ada, guna menjadikan penelitian ini lebih terarah. Mengingat adanya
keterbatasan waktu, keterbatasan kemampuan, dan keterbatasan dana.
Maka peneliti memfokuskan pada masalah berikut: Pengaruh budaya
K-Pop terhadap kehidupan sosial remaja. Partisipan dalam penelitian ini
adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berusia 18-22 tahun.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan
masalah mengenai :
Bagaimana pengaruh budaya K-Pop terhadap perilaku sosial
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas FITK Jurusan
Pendidikan IPS ?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan penelitian di atas, maka penelitian dilaksanakan dengan
beberapa tujuan yaitu: untuk mengetahui bagaimana pengaruh yang
ditimbulkan budaya K-Pop terhadap kehidupan sosial mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, adapun manfaat yang
diharapkan adalah sebagai berikut:
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
pemahaman kemampuan akademis dan wawasan pengetahuan pada umumnya,
dan khususnya secara sosiologis terutama bagi sosiologi budaya dan seiring
dengan dengan perkembangan kebudayaan yang modern dari teknologi yang
berkaitan dengan teori budaya populer atau modern.
Sedangkan secara praktis,

9
a. Bagi Peneliti
1. Sebagai sarana menambah ilmu pengetahuan.
2. sebagai bahan acuan di bidang penelitian yang sejenis dan sebagai
pengembangan penelitian lebih lanjut.
b. Bagi Masyarakat
Diharapkan agar semua orang tua khususnya remaja atau mahasiswa
dapat mengetahui dampak positif dan negatif dari adanya perkembangan
budaya baru khususnya budaya K-Pop, sehingga dapat mencegah hal-hal
negatif yang ditimbulkan dari pengaruh budaya K-Pop khususnya kalangan
remaja.
c. Bagi Instansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka melengkapi dan
mengembangkan hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya.

10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Definsi Budaya dan Budaya Populer
a. Budaya
Sebelum peneliti mendefinisikan tentang budaya populer,
terlebih dahulu peneliti mendefinisikan arti dari budaya. Budaya dapat
diartikan sebagai bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti
cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa
Sansekerta dudhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi
atau akal. Dalam bahasa Inggris, kata budayaberasal dari kata culture,
dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata cultuur, dalam bahasa
Latin, berasal dari kata colera. Colera berarti mengelolah,
mengerjakan, menyuburkan tanah (bertani).Dari asal kata tersebut
yaitu colere kemudian culture, diartikan sebagai segala daya dan
kegiatan manusia untuk mengelolah dan mengubah alam.1
Edward B. Tylor mengatakan bahwa budaya adalah suatu
keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang
lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
Koentjaraningrat, berpendapat bahwa kebudayaan adalah
keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan
belajar beserta dari hasil budi pekertinya.2
Menurut Melville J. Herkovits, mengemukakan bahwa Cultural
Determinism, yang berarti segala sesuatu yang terdapat dalam

1
Koentjaraningrat, Sosiologi Suatu Pengantar (Edisi Baru Keempat 1990)(Jakarta,PT Raja
Grafindo Persada,1990), h. 188
2
Herimanto dkk, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Edisi 1, cet.4 2010)(Jakarta,PT Bumi
Aksara,2010), h. 25

11
masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu.3
Sedangkan menurut Robert H Lowie, Kebudayaan adalah
segala sesuatu yang di peroleh individu dari masyarakat, mencakup
kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistik, kebiasaan makan,
keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan
merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan
formal atau informal.4
Menurut Herkovits, memandang kebudayaan sebagai suatu
yang superorganic karena dapat diwariskan secara turun temurun dari
generasi ke generasi dan tetap hidup walaupun orang-orang yang
menjadi anggota masyarakat senantiasa berganti.5
Dari berbagai pengertian budaya atau kebudayaan menurut
beberapa ahli, dapat diperoleh kesimpulan bahwa kebudayaan
merupakan sesuatu yang kompleks yang meliputi berbagai aspek
seperti ide, gagasan, ilmu pengetahuan, adat istiadat dan aspek lainnya.
Dan terwujud dalam pola atau benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai insan berbudaya, dengan bereprilaku yang bersifat nyata,
contohnya seperti pola perilaku, berbahasa, sosial, religi, seni, yang
ditunjukan melalui kehidupan manusia di masyarakat.
Pengertian-pengertian tentang budaya tersebut menunjukan
adanya 2 unsur utama yang perlu dikaji pada pengertian budaya yaitu:
(1) Budaya atau kebudayaan menyangkut seluruh aspek kehidupan
manusia baik material maupun non-material. (2) Kebudayaan
kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme,
yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu akan

3
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar(edisi baru keempat 1990)(Jakarta,PT Raja
Grafindo Persada,1990),h. 187
4
Herimanto dkk,Ilmu Sosial & Budaya Dasar(Jakarta,PT Bumi Aksara,2010),h.24
5
Kun Maryati dkk,buku Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI(Jakarta,Erlangga,2007), h.
109

12
berkembang dari tahap yang sederhana menuju tahapan yang lebih
kempleks.6
Menurut Williams dalam bukunya Jhon Storey, budaya dapat
artikan sebagai pandangan hidup dari masyarkat, periode, atau
kelompok tertentu. Budaya bisa pula merujuk pada karya dan praktik-
praktik intelektual, terutama aktifitas artistik.7

b. Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoeningman membagi wujud kebudayaan menjadi
tiga, yaitu:
1) Gagasan (wujud ideal)
Wujud ideal dalam kebudayaan adalah berkumpulnya ide,
gagasan, nilai, norma, peraturan yang bersifat absrtak menyatu
dalam sebuah bentuk kebudayaan yang tidak bisa disentuh atau
diraba, yang terwujud dalam pikiran masyarakat.
2) Aktivitas (tindakan)
Aktivitas merupakan suatu tindakan berpola sebagai wujud
dari kebudayaan dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini
sering disebut sistem sosial yang terdidri dari aktivitas-aktivitas
manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, dan
bergaul. Sifatnya nyata dan terjadi di kehidupan sehari-hari.
3) Artefak (karya)
Artefak adalah wujud hasil dari kebudayaan dari aktivitas,
perbuatan dan karya manusia dalam masyarakat berupa hal-hal
yang dapat diraba, dilihat yang bersifat kongkret di antara ketiga
wujud kebudayaan.8
Sedangkan menurut Koentjaraningrat membagi wujud
kebudayaan menjadi tiga, yaitu: (a) suatu kompleks ide, gagasan,

6
Elly M. Setiadi dkk, Ilmu sosial dan Budaya Dasar edisi ke dua(Jakarta, Kencana Prenada
Media Grup,2007) , h. 27-28
7
Jhon Storey, Teori Budaya dan Budaya Pop, (Yogyakarta: Qalam,2003), h.2-3
8
Herimanto dkk, Ilmu Sosial & Budaya Dasar, (Jakarta, PT Bumi Aksara,2010), h.25-26

13
nilai, norma, dan sebagainya. (b) suatu kompleks aktivitas atau
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. (c) suatu benda-
benda hasil karya manusia.9
Sedangkan menurut Soelaeman (2001:22) kebudayaan
mempunyai tiga wujud, yaitu:
a) Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia, yang disebut
sistem budaya. Sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat
pada kepala-kepala manusia yang menganutnya,
b) Kompleks aktivitas atau sistem sosial, berupa aktivitas manusia
yang saling berinteraksi, bersifat konkrit, dapat diamati atau
diobservasi. Apapun bentuknya, pola-pola aktivitas tersebut
ditentukan atau ditata manusia. Oleh karena saling berinteraksi
antara manusia, maka pola aktivitas dapat mula menimbulkan
gagasan, konsep, dan pikiran baru serta tidak mustahil dapat
diterima dan mendapat tempat dalam sistem budaya dari
manusia yang berinteraksi,
c) Wujud sebagai benda atau kebudayaan fisik. Sifatnya konkrit.
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak terlepas dari
berbagai penggunaan peralatan sebgai hasil karya manusia untuk
mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut
menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya.
Budaya populer Korea seperti film, drama seri, dan musik
adalah contoh kebudayaan fisik. 10
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan
tercipta karena hasil interaksi yang dilakukan manusia dengan
segala hal yang ada di bumi. Dengan dipengaruhi akal dan budi
daya manusia dapat menciptakan kebudayaan yang
mengekspresikan eksisitensi manusia di dunia.

9
Ibid h. 26
10
Nesya Amellita, “Kebudayaan Populer Korea: Hallyu dan Perkembangannya di Indonesia,”
Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok, h. 10, dipublikasikan.

14
c. Sifat-sifat Budaya
Kendati kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu
tidak sama, seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku
bangsa yang berbeda, tetapi setiap kebudayaan mempunyai ciri atau
sifat yang sama. Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik,
melainkan bersifat universal. Dimana sifat-sifat budaya itu akan
memiliki ciri-ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa
membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat
hakiki yang berlaku umum bagi semua budaya di mana pun.
Sifat hakiki dari kebudyaan tersebut antara lain: (1) budaya
terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia. (2) budaya telah ada
terlebih dahulu dari pada lainya suatu generasi tertentu dan tidak akan
mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan. (3) budaya
diperlakukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
(4) budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-
kewajiban, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan
yang diizinkan.

d. Sistem Budaya
Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang
bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan-gagasan,
konsep serta keyakinan dengaan demikian sistem kebudayaan
merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia
lebih lazim disebut sebagai adat istiadat. Dalam adat istiadat terdapat
juga sistem norma dan disitulah salah satu fungsi sistem budaya
adalah menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku
manusia.
Kebudayaan memiliki unsur-unsur, dikenal adanya tujuh unsur
kebudayaan yang bersifat universal. Dikatakan universal karena dapat
dijumpai dalam setiap kebudayaan di mana pun dan kapan pun
kebudayaan itu berada. Tujuh unsur kebudayaan tersebut, yaitu : (a)

15
Sistem peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi), (b) Sistem mata
pencarian hidup, (c) Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial, (d)
Bahasa, (e) Kesenian, (f) Sistem pengetahuan (g) Sistem religi.11

e. Unsur-unsur Kebudayaan
Unsur kebudayaan menurut Bronislaw Malinowski adalah sebagai
berikut: (1) Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para
anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya, (2)
Organisasi ekonomi, (3) Alat-alat dan lembaga pendidikan, (4)
Organisasi kekuatan.
Melville J. Herkovits menyebut unsur pokok kebudayaan adalah
sebagai berikut: (a) Alat-alat teknologi, (b) Sistem ekonomi, (c)
Keluarga, (d) Kekuasaan politik.12

f. Etika Berbudaya
Etika bisa disamakan artinya dengan moral (mores dalam
bahasa Latin), akhlak, kesusilaan. Kaitanya dengan budaya atau
kebudayaan adalah manusia menjadikan norma etik atau moral
sebagai acuan dalam bereprilaku. Dengan begitu manusia dapat
membedakan mana prilaku yang baik dan mana prilaku yang buruk.
Ketika manusia beretika berarti manusia itu baik dan sesuai dengan
norma-norma etik.
Etika dalam berbudaya mengharuskan budaya yang diciptakan
mengandung nilai-nilai etik yang bersifat universal dan dapat diterima
di masyarakat. Menurut Hermianto “Budaya yang memiliki nilai-nilai
etik adalah budaya yang mampu menjaga, mempertahankan, bahkan
mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia itu sendiri.
Sebaliknya, budaya yang tidak beretika adalah kebudayaan yang akan
merendahkan atau bahakan menghancurkan martabat kemanusiaan.”13

11
Herimanto dkk,Ilmu Sosial & Budaya Dasar(Jakarta,PT Bumi Aksara,2010),h.26
12
Elly M. Setiadi dkk, Ilmu sosial dan Budaya Dasar edisi ke dua(Jakarta: KENCANA
PRENADA MEDIA GRUP,2007), h. 34-35
13
Herimanto dkk,Ilmu Sosial & Budaya Dasar(Jakarta,PT Bumi Aksara,2010),h.31

16
g. Budaya Populer
Untuk membahas pengertian budaya popular, ada baiknya
peneliti memaparkan terlebih dulu tentang kata budaya, dan
selanjutnya tentang pop. Selanjutnya untuk mendefinisikan budaya
pop kita perlu mengkombinasikan dua istilah yaitu budaya dan
populer.
Pertama, Budaya dapat digunakan untuk mengacu pada suatu
proses umum perkembangan intelektual, spiritual, dan estetis
(Williams, 1983: 90).14 Mungkin rumusan ini merupakan rumusan
budaya yang paling mudah dipahami, misalnya; kita bisa bisa
berbicara tentang perkembangan budaya Eropa Barat dengan merujuk
pada faktor-faktor intelektual, spiritual, estetis para filsuf besar,
seniman, dan penyair-penyair besar.
Kedua, budaya berarti “pandangan hidup tertentu dari
masyarakat , periode, atau kelompok tertentu (Williams, 1983: 90).15
Jika kita membahas perkembangan budaya Eropa Barat dengan
menggunakan definisi ini, berarti kita tidak melulu memikirkan faktor
intelektual dan estetisnya saja, tetapi juga perkembangan sastra,
hiburan, olah raga, dan upacara ritus religiusnya.
Sedangkan kata pop diambil dari kata populer. Terhadap istilah
ini Williams memberikan empat makna yakni: (1) banyak disukai
orang; (2) jenis kerja rendahan; (3) karya yang dilakukan untuk
menyenangkan orang; (4) budaya yang memang dibuat oleh orang
untuk dirinya sendiri (Williams, 1983: 237). 16
Budaya populer murupakan salah satu jenis kebudayaan yang
mendapat perhatian lebih dalam pengkajian budaya. Hal ini
dikarenakan di dalam budaya pop terdapat persaingan untuk merebut

14
Teguh Imanto, Budaya Populer dan Realitas Media,
http://www.esaunggul.ac.id/article/budaya-populer-dan-realitas-media/, diakses pada tanggal 25
Oktober 2016
15
Ibid
16
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/195704081984031-
DADANG_SUPARDAN/BUDAYA_POPULER.pdf, diakses pada tanggal 25 Oktober 2016

17
selera pasar dan membangun minat masyarakat terhadap produk
budaya tersebut. Hal itu terjadi karena adanya perkembagan teknologi
dan adanya Globalisasi yang menjadikan dunia menjadi pasar global.
Globalisasi budaya identik dengan budaya pop yang bersifat fleksibel
dan dapat berubah-ubah.
Dengan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
definisi populer adalah diterima oleh banyak orang, disukai atau
disetujui oleh masyarakat banyak. Sedangkan yang dimaksud budaya
adalah suatu pola yang merupakan kestuaan dari pengetahuan,
kepercayaan serta kebiasaan yang tergantung kepada kemampuan
manusia untuk belajar dan menyebarkannya ke generasi selanjutnya.
Budaya juga dapat diartikan sebagai suatu kebiasaan dari kelompok
ras, kepercayaan atau kelompok sosial.
Menurut Nesya Amellita ciri utama budaya populer (pop
culture) ialah keaslian spontan dan keberadaan yang berlangsung terus
menerus dalam kehidupan sosial dengan wujudnya yang beraneka
ragam, misalnya dalam wujud bahasa, busana, musik, tata cara, dan
lain sebagainya. Jika demikan adanya, maka tidak dapat diragukan
lagi bahwa masyarakat yang terus berubah akan tetap pula melahirkan
budaya pop. Budaya tersebut tercermin dalam media dan kadang kala
ditampilkan dalam bentuk yang sesuai oleh rakyat sendiri.17 Jadi dapat
disimpulkan kebudayaan pop adalah satu kebiasaan yang diterima
oleh kelompok-kelompok sosial yang terus berkembang generasi ke
generasi berikutnya.

2. Definisi Korean Pop (K-Pop)


Setelah peneliti menjelaskan definisi dari kata Budaya, Populer,
dan Budaya Populer. Dapat disimpulkan bahwa budaya populer adalah

17
Nesya Amellita, “Kebudayaan Populer Korea: Hallyu dan Perkembangannya di
Indonesia,” Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok, h. 14, dipublikasikan.

18
suatu kebiasaan yang diterima dan dikonsumsi secara massal oleh
kelompok-kelompok sosial dari generasi ke generasi.
K-Pop adalah kepanjangan dari Korean populer (musik
populer Korea) yang merupakan jenis musik populer yanga berasal
dari Korea Selatan. Janis musik ini adalah jenis musik pop, banyak artis
dan kelompok musik populer yang berasal dari Korea Selatan dalam negeri
dan populer di mancanegara. Kegandrungan alat musik K-Pop merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari pada demam K-Pop (Korean wave)
di berbagai negara, termasuk Indonesia. K-Pop ada sejak tahun 1960-an,
pengaruh dari musik J-Pop (Japan pop). Menurut pengamatan dari
pengamat musik Indonesia, yaitu Bens Leo, musik korea bangkit karena
adanya pengaruh dari kebangkitan J-Pop. Jika dalam beberapa waktu lalu
musik Jepang bangkit dengan grup musiknya masing-masing, Korea
bangkit dengan kekuatan grup vokal, baik boy band maupun girl band.
Bens Leo juga menjelaskan bahwa K-Pop sudah dipersiapkan dalam sejak
waktu lima tahun yang lalu, karena Korea Selatan ingin mendapatkan
pengakuan atau kebudayaan mereka, musik Korea mempunyai dua unsur
utama yaitu fashion dan musik itu sendiri.18 Biasanya musik korea
mengusung musik dance, hip-hop, serta unsur koreografi dan kostum yang
menarik. Disini keunggulan dalam ketampanan dan kecantikan juga di
tonjolkan, selain kualitas pencipta musik oleh mereka sendiri.19
Menurut seorang ahli sejarah (Profesor Kim Hong Seok, 2012)
yang menjelaskan bahwa musik K-Pop ini sudah ada sejak era Joseon
berkuasa di Korea Selatan, mengklaim menemukan beberapa fakta dari
data-data dan artefak sejarah yang mempunyai hubungan dengan K-Pop.
Koreografi yang sekarang banyak diperagakan oleh group K-Pop
sudah diprediksi dalam catatan sejarah "Samgukji Wuiji
Dongijeon". Disana ditemukan beberapa kalimat yang menunjukan

18
Indra Darmawan dkk, Gelombang Virus Pop Korea,2011,
(http://m.news.viva.co.id/news/read/230465-virus-pop-korea/2). Diakses tanggal 30 Oktober 2016
19
ibid

19
perkembangan musik era Joseon dimasa depan diantaranya: (1) “Namyeo
Gunchuigamu” yang artinya laki-laki dan perempuan berkumpul
untuk menikmati musik dan tari. (2) “Sujocksangeung” yang artinya
menggerakkan lengan dan kaki beriringan. (3) “Dapjijeoang” yang artinya
gerakan berlari di tempat dengan kedua kaki.
Menurut Profesor Kim Hong Seok, "Variasi genre musik yang ada
berasal dari Jangagwon di Joseon, dan ada genre tertentu dari musik
sekarang yang bisa membawa kepada akar sumbernya"20
Musik K-Kop atau Musik Pop Korea, sudah dikenal sejak tahun
1930-an. Berbagai sumber literatur menyebutkan, K-Pop pertama kali
muncul pada tahun 1930 akibat masuknya musik pop Jepang yang juga
turut mempengaruhi unsur-unsur awal musik pop di Korea.

3. Budaya Korean Pop (K-Pop)


Korea merupakan sebuah penamaan dari kebudayaan Korea yang
berkembang pada beberapa dekade terakhir ini. Hallyu mulai digemari
oleh penduduk Asia mulai sekitaran tahun 1990-an terutama di China,
Jepang dan beberapa kawasan Asia Tenggara. Berawal dari industri
hiburan yakni K-Pop dan K-Drama yang mengawali era kebudayaan
Korea di kancah Internasional. Suksesi Korea dalam industri hiburan turut
mengikutsertakan nilai, pola hidup, kehidupan sosial, sistem dan tradisi
serta kepercayaan yang dianut oleh orang-orang Korea mulai dinikmati
oleh masyarakat global. Proses inilah yang disebut sebagai koreanization.
Bahkan hal ini juga turut membawa dampak positif bagi industri fashion,
teknologi, maupun otomotif di Korea Selatan. Tingginya permintaan atas
barang-barang elektronik buatan Korea di beberapa negara di dunia
menjadi pembuktian atas skenario besar yang dirancang untuk menguasai
peradaban manusia (Korean Minister of Culture and Economic, 2013).

20
Dilemaku, Wow!! Budaya K-Pop Udah Ada Sejak 00 Tahun Lalu,dalam
http://forum.idws.id/threads/wow-budaya-kpop-udah-ada-sejak-600-tahun-lalu.270613/. Diakses
tanggal 30 Oktober 2016

20
a. Budaya Penggemar
Penggemar muncul sebagai bagaian dari mengkonsumsi suatu
budaya, terutama budaya populer. Konsumsi yang dilakukan
penggemar pada produk budaya populer Korea antara lain adalah
mengkonsumsi drama, film ataupun musik pop Korea. Menurut Jhon
Storey, konsumsi atas budaya populer akan selalu memunculkan
adanya kelompok penggemar, bahwa “Penggemar adalah bagian
paling tampak dari khalayak teks dan praktik budaya pop”.Kelompok
penggemar (fandom) dalam beberapa tahun belakangan dipandang
kritis karena dulu penggemar diperlakukan dengan dua cara yaitu
ditertawakan atau dipatologikan21
Menurut Joli Jenson, literatur penggemar selalu dicirikan
sebagai suatu kefanatikan yang potensial. Hal ini berarti bahwa
kelompok penggemar dilihat sebagai perilaku yang berlebihan dan
berdekatan dengan kegilaan.22

b. Karakteristik Penggemar
Dengan adanya fenomena budaya populer juga menimbulkan
suatu kefanatikan seseorang atau kelompok terhadap budaya populer
tersebut yang dapat dikatakan sebagai fans. Sebagai menikmat atau
konsumen dari produk-produk budaya, mereka juga dapat diharapkan
menjadi agen penyebaran budaya populer selain media sosial, televisi
maupun alat media massa lain.
Penggemar umumnya juga disebut dengan istilah fans. Istilah
fans merujuk pada seseorang yang memiliki rasa suka yang berlebihan
terhadap sesuatu, salah satunya K-Pop. Kata fans berasal dari kata
fanatic datang dari bahasa Inggris yang berarti orang yang tergila-gila.
Walaupun para penggemar di masa modern kadang memperlihatkan

21
Jhon Storey, Cultural Studies Dan Kajian Pop, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h. 157
22
Ibid., h. 157

21
prilaku menyukai yang irasional dan tidak kritis, sebgaian besar tidak
mau dikatakan dengan istilah yang paling ekstrim, fanatic karena
istilah tersebut berkonotasi negatif.
Menurut Thorne dan Bruner dalam Nesya Amellita Ada
karakteristiktertentu yang dapat ditentukan pada para penggemar
karakter ini mempengaruhi prilaku mereka. Karakteristik tersebut
yaitu:
1. Ketertarikan inernal. Penggemar memfokuskan sebagian besar
kemampuan mereka secara intens pada suatu area hobi atau
ketertarikan yang lebih spesifik dari pada mereka yang buakan
penggemar, dan tidak mempertimbangkan, secara signifikan, bila
mereka yang bukan penggemar (termasuk keluarga dan teman)
tidak dapat mendapatkan kesenangan dari hal yang disukainya
tersebut. Penggemar biasanya memiliki rasa suka yang kuat
sehingga terjadi perubahan pada gaya hidup mereka untuk
mengakomodasikan kesetiaan mereka pada objek yang disukai.
2. Keingianan akan keterkaitan eksternal. Hal ini dimotivasi oleh
keinginan untuk memperlihatkan keterkaitan mereka dengan area
ketertarikan tertentu melalui perilaku, seperti menghadiri
konferensi, aktif di forum online, dan lainnya.
3. Keinginan memiliki. Penggemar cenderung mengekspresikan
keinginan untuk memiliki objek material yang berhubungan
dengan area ketertarikan mereka.
4. Keinginan untuk berinteraksi sosial dengan penggemar lain. Hal ini
hadir dengan bentuk yang berbeda-beda, mulai dari percakapan
sehari-hari, email, chat room, dan mailing ekektronik, sampai
pertemuan langsung secara reguler seperti pertemuan fans club dan
konversi yang terorganisir.23

23
Nesya Amellita, Skripsi, Kebudayaan Populer Korea: Hallyu dan Perkembangannya di
Indonesia,Universitas Indonesia, Depok:2010, h. 17

22
4. Pengertian Kehidupan Sosial dan Remaja

a. Kehidupan Sosial
kehidupan sosial adalah kehidupan yang di dalamnya terdapat
unsur-unsur sosial/kemasyarakatan. Sebuah kehidupan disebut sebagai
kehidupan sosial jika di sana ada interaksi antara individu satu dengan
individu lainnya, dan dengannya terjadi komunikasi yang kemudian
berkembang menjadi saling membutuhkan kepada sesama. Dalam hal
yang terjadi di lapangan, kehidupan sosial sangat erat kaitannya
dengan bagaimana bentuk kehidupan itu berjalan.24
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kehidupan sosial
adalah kehidupan yang di dalamnya terdapat unsur sosial
kemasyarakatan. Dan kehidupan dikatakan sebagai kehidupan sosial
jika adanya interaksi yang dilakukan.

b. Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh
atau menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih
luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan
fisik.
Anak remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Ia
tidak termasuk golongan anak, tetapi ia tidak pula termasuk golongan
orang dewasa atau golongan tua. Remaja ada di antara anak dan orang
dewasa. Remaja masih belum mampu untuk menguasi fungsi-fungsi
fisik maupun psikisnya. Pada umunya mereka belajar di sekolah
menegah atau Perguruan Tinggi.25

24
https://id.kompasiana.com/sos/kehidupan sosial, Diakses pada pukul 13.00 wib tanggal 13
Oktober 2015
25
F.J. Monks dkk, Psikologi Perkembangan (Yogyakarta:GAJAH MADA UNIVERSITY
PRESS,1982),h. 259

23
Masa remaja menunjukan dengan jelas sifat-sifat masa transisi
tau peralihan (Calon,1953) karena remaja belum memperoleh status
orang dewasa tetapi tidak lagi memiliki status kanak-kanak.
Ausubel (1965) menyebut status orang dewasa sebagai status
primer, artinya status itu diperoleh berdasarkan kemampuan dan usaha
sendiri. Status anak adalah status diperoleh (derived), artinya
tergantung daripada apa yang diberikan oleh orang tua (dan
masyarakat). Remaja ada dalam status interim sebagai akibat daripada
posisi yang sebagian diberikan oleh orang tua dan sebagian diperoleh
melalui usaha sendiri yang selanjutnya memberikan prestise tertentu
padanya. Status yang berhubungan dengan masa peralihan yang timbul
sesudah pemasakan seksual (pubertas).26
Masa remaja adalah waktu meningkatnya perbedaan diantara
anak muda meyoritas, yang diarahkan untuk mengisi masa dewasa dan
menjadikannya produktif, dan minoritas yang akan berhadapan dengan
masalah besar. Masa remaja, menurut Mappiare (1982), berlangsung
antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan usia 13
sampai dengan 17 atau 18 tahun adalah masa remaja awal dan usia 17
atau 18 tahun sampai dengan 21 atau 22 tahun adalah masa remaja
akhir. Remaja sebenarnya tidak memiliki tempat yang jelas. Mereka
sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat
diterima secara penuh untuk masuk golongan dewasa. Remaja berada
di antara anak-anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja sering
sekali disebut dengan fase mencari jati diri atau fase topan dan badai.
Remaja belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal
fungsi fisik maupun psikisnya. Namun fase remaja merupakan fase
perkembangan yang berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari
aspek kognitif, emosi maupun fisik.27

26
Ibid, h. 260
27
Ibid, h. 260

24
Dari seluruh definisi remaja yang dapat disimpulkan bahwa
remaja termasuk dalam kategori usia 12 sampai 22 tahun. Berada pada
masa transisi antara masa anka-anak dan masa dewasa yang
mengalami fase perkembangan menuju kematangan secara mental,
emosi, fisik, dan sosial.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan


Dalam penelitian ini diperlukan adanya penelitian relevan
terkait dengan penelitian ini. Hal ini bertujuan supaya pembahasan
penelitian tetap pada batasan masalah yang telah ditentukan
sebelumnya sehingga menjadi lebih terarah. Penelitian relevan ini
juga digunakan peneliti sebagai penambahan bahan referensi dalam
pembuatan penelitian ini. Peneliti mengumpulkan hasil penelitian ini
dari berbagai sumber dengan cara mencari beberapa jurnal serta
skripsi yang mungkin sesuai dengan penelitian ini melalui internet.
Berikut hasil-hasil penelitian yang relevan mengenai anime dan gaya
hidup, adalah sebagai berikut:

No. Nama, Judul, Instansi Metode Penelitian Hasil


1 Nur Afni Jenis: Kualitatif Dapat ditarik kesimpulan
Rachman(2013), Sumber: bahwa proses komunikasi
Komunikasi Kelompok Wawancara, internal kelompok
Penggemar Korean Pop Observasi penggemar K-Pop di
di Surabaya dan Lokasi: Komunitas Surabaya dan Malang
Malang (Studi Kasus Korean Lovers adalah kedua komunitas
Komunikasi Kelompok Surabaya dan K- tersebut memiliki sifat dan
dan Antara Kelompok Pop Fandom sistem yang hampir sama
Pada Komunitas Korea Malang. dalam melakukan proses
Lovers Surabaya dan komunikasi karena pada
K-Pop Fandom dasarnya kedua komunitas

25
Malang), Skripsi tersebut merupakan
Fakultas Dakwah kelompok besar yang
Program Studi Ilmu menggunakan jenis
Komunikasi Institut komunikasi kelompok
Agama Islam Negeri besar. Sehingga segala
Sunan Ampel yang menyangkut
28
Surabaya. keanggotaan dan
kepengurusan bersifat
longgar. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dalam
komunitas Korea Lovers
Surabaya (KLOSS) dan
K-Pop Fandom Malang
(FKM) lebih
menggunakan jaringan
non-formal dalam proses
interaksi karena mereka
lebih intensberhubungan
dengan saling bertegur
sapa, berkomunikasi lwat
telelpon, pesan singkat
ataupun dengan jejaring
sosial, baik dalam proses
interaksi internal
kelompok maupun
eksternal atau antar
kelompok. Karena hal ini
dianggap praktis dan

28
Nur Afni Rachman, Skripsi, Komunikasi Kelompok Penggemar Korean Pop di Surabaya
dan Malang Studi Kasus Komunikasi Kelompok dan Antara Kelompok Pada Komunitas Korea
Lovers Surabaya dan K-Pop Fandom Malang, Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya:2013

26
sesuai dengan keadaan
internal kelompok.
2 Inayatul Mahmudah Jenis: Kualitatif Adanya dampak positif
(2015), Dampak dan negatif yang
Sumber: Observasi,
Budaya Korean Pop berpengaruh pada
Wawancara,
Terhadap Penggemar penggemar baik yang
Dokumentasi
Dalam Perspektif tergabung dalam
Keberfungsian Sosial Lokasi: Komunitas komunitas maupun non
(Studi Kasus Exo-L di komunitas. Dampak
Penggemar Korean Pop Yogyakarta positif yaitu meningkatnya
EXO Pada Komunitas aktulisasi diri atau
Maupun Non pengembangan diri yang
Komunitas di ada pada diri penggemar,
Yogyakarta), Skripsi meningkatnya hubungan
Fakultas Dakwah dan sosial para sesama
Komunikasi penggemar dengan adanya
Universitas Islam komunitas Korean Pop
Negeri Sunan Kalijaga tersebut, terciptanya ide
Yogyakarta.29 kreatif dari penggemar
seperti membuka usaha
dan berjualan barang-
barang terkait Korean Pop
sehingga mendapat
penghasilan sendiri.
Sedangkan dampak
negatif dari budaya
Korean Pop bisa membuat
seseorang melupakan dan

29
Inayatul Mahmudah, Skripsi, Dampak Budaya Korean Pop Terhadap Penggemar Dalam
Perspektif Keberfungsian Sosial Studi Kasus Penggemar Korean Pop EXO Pada Komunitas
Maupun Non Komunitas di Yogyakarta, Yogyakarta:2015

27
mengesampingkan
kehidupan nyata karena
terlalu terobsesi dengan
hal-hal yang berkaitan
dengan Korean Pop,
mengalami kecemburuan
yang tidak wajar. Adapun
persamaan dari penggemar
anggota komunitas dan
non komunitas yaitu
kesamaan ingin memiliki
dan mengoleksi barang-
barang yang terkait
dengan idolanya,
sedangakn perbedaan
antara anggota komunitas
dan non komunitas yaitu
dilihat dari reaksi terhadap
masalah, anggota
komunitas mampu
menghadapi masalah
secara bermusyawarah
yang dilakukan dalam
komunitasnya. Anggota
komunitas pun memiliki
tigkat emosi yang lebih
tinggi sebagai seorang
penggemar karena adanya
dorongan dari anggota
lain. Sedangkan
penggemar non komunitas

28
lebih mandiri dalam
menghadapi masalah
sebagai seorang
pengemar.
3 Nesya Amellita (2010), Jenis: Kualitatif, Dari penelitian ini
Kebudayaan Populer deskriftif analisis disimpulkan bahwa Korea
Korea: Hallyu dan sukses mengemas produk
Sumber:
Perkembangannya di budaya mereka menjadi
wawancara,
Indonesia, Skripsi komoditas ekspor yang
analisis data
Fakultas Ilmu potensial. Padahal
Lokasi: masyarakat
Pengetahuan Budaya sebelumnya Korea
umum, anggota
Program studi Bahasa hanyalah importir produk
komunitas pencinta
dan Kebudayaan Korea budaya negara lain.
Hallyu, mahasiswa
Universitas Kesuksesan invasi Korea
program studi
Indonesia.30 sebagai pusat budaya pop
Korea, mahasiswa
baru di Asia, khusunya di
program studi non-
Indonesia, yang dulu
Korea, pihak yang
didominasi oleh Jepang.
berperan dalam
Keberhasilan Hallyu
pendistribusian
membuka peluang bagi
produk Hallyu
Korea untuk
yaitu manajer
meningkatkan investasi
humas stasiun
mereka di bidang
televisi Indosiar
pariwisata, pendidikan,
dan staff bagian
hubungan diplomatik
programming O-
dengan negara lain, serta
Channel.
kehidupan sosial.
4 Dewi Ayu Ambar Rani Jenis: Kuantitatif Dapat disimpulkan bahwa
(2013), Pengaruh Sumber: Survey, terapan drama Korea pada

30
Nesya Amellita, Skripsi, Kebudayaan Populer Korea: Hallyu dan Perkembangannya di
Indonesia,Universitas Indonesia, Depok:2010

29
Terapan Drama Korea Penelitian mahasiswa Universitas
Terhadap Tingkat Lapangan Sultan Agung Tirtayasa
Pengetahuan (Kuesioner) sedang. Melalui media
Mahasiswa Universitas Lokasi: Universitas internet responden 42%
Sultan Agung Tirtayasa Sultan Agung sangat setuju dan 26%
Tentang Budaya Korea, Tirtayasa. setuju, dengan frekuensi
Skripsi Fakultas Ilmu menonton 2-3 hari dalam
Sosial Dan Ilmu Politik sehari dengan responden
Program Studi Ilmu memilih poin setuju dan
Komunikasi sangat setuju 50% dan
Kosentarasi Jurnalistik durasi 1-2 jam dalam
Universitas Sultan sehari sebsesar 46 setuju
Agung Tirtayasa dan 17% sangat setuju.
Serang Banten.31 Tingkat Pengetahan
mahasiswa Universitas
Sultan Agung Tirtayasa
tentang budaya Korea
dalam penelitian ini
berada pada level tinggi,
sebesar 8213 pada kelas
tinggi 6966-9500. Dengan
pernyataan tentang
buadaya Korea, indikator
sejarah kebudayaan
sebesar 86% dan 91%
akumulasi dari jawaban
setuju dan sangat setuju
pada dua poin pertanyaan.
5 Vania Rosalin Irmanto Jenis: Riset Dapat di simpulkan

31
Dewi Ayu Ambar Rani, Skripsi, Pengaruh Terapan Drama Korea Terhadap Tingkat
Pengetahuan Mahasiswa Universitas Sultan Agung Tirtayasa Tentang Budaya Korea,Serang:2013

30
dan Fandy Tjiptono Kualitatif berkembangnya K-Pop di
(2013), Motivasi Dan Eksploratif Yogyakarta bermula sejak
Prilaku Penggemar K- Sumber: 5 tahun terakhir.
Pop di Daerah Wawancara Kebanyakan dari para
Istimewa Yogyakarta, mendalam, penggemar K-Pop adalah
Riset Fakultas Observasi, Situs anak muda yang masih
Ekonomi Universitas Internet. duduk di bangku SMA
Atma Jaya Yogyakarta. Lokasi: Komnitas dan kuliah. Perkenalan
32
K-Pop di mereka terhadap dunia K-
Yogyakarta Pop bermula dari
menonton drama Korea,
kemudian terdorong untuk
menggemari K-Pop karena
ketertarikan pada
penampilan fisik para artis
Korea, adanya
informasi dari orang
terdekat, dan ketertarikan
terhadap tarian atau dance
para penyanyi K-Pop,
terlebih lagi bila ada
dukungan dari keluarga.
Seiring berjalannya waktu,
motivasi para penggemar
K-Pop dapat menurun
karena cukupnya
pengetahuan tentang
seluk-beluk dunia K-Pop,
sehingga motivasi untuk

32
Vania Rosalin Irmanto dkk, Riset, Motivasi dan Prilaku Penggemar K-Pop di Daerah
Istimewa Yogyakarta, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta:2013

31
mencari informasi tentang
dunia K-Pop secara
mendalam sudah
berkurang.

Hal-hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-


penelitian di atas adalah sebagai berikut:
No. Persamaan Perbedaan
1 Sama-sama membahas tentang Perbedaan dalama penelitian ini
Korean Pop dan sama adalah objek penelitian dan lokasi
menggunakan metode penelitian penelitian yaitu komunitas Korean
kualitatif dengan sumber Lovers Surabaya dan K-Pop Fandom
penelitian menggunakan Malang.
wawancara.
2 Sama-sama membahas budaya Perbedaan penelitian yang diteliti
Korean Pop dan menggunakan adalah Dampak Budaya Korean Pop
motode Kualitatif dan Terhadap Penggemar Dalam
menggunakan jenis sumber yaitu Perspektif Keberfungsian Sosial dan
wawancara dan data sekunder. lokasi penelitianya di Komunitas Exo-
L di Yogyakarta
3 Sama-sama membahas tentang Perbedaannya penelitian ini
budaya Populer Korea Hallyu, menggunakan narasumber dari
sama menggunakan metode berbagai kalangan seperti masyarakat
penelitian kualitatif. umum, anggota komunitas pencinta
Hallyu, mahasiswa program studi
Korea, mahasiswa program studi non-
Korea, pihak yang berperan dalam
pendistribusian produk Hallyu yaitu
manajer humas stasiun televisi
Indosiar dan staff bagian

32
programming O-Channel.
4 Sama-sama membahas tentang Perbedaan penelitian ini menggunakan
Korea dan menggunakan metode sumber data dengan mengadakan
sumber hasil penelitian dengan survey dan menggunakan metode
teknik wawancara objek penelitian kuantitatif.
penelitianya adalah mahasiswa.
5 Sama-sama membahas tentang Perbedaan penelitian ini adalah
penggemar K-Pop dan dengan adanya riset dalam
menggunakan metode penelitian mengumpulkan data dan observasi
kualitatif mendalam dan lokasi penelitianya
adalah pada Komnitas K-Pop di
Yogyakarta.

C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan jembatan untuk menyusun hipotesis.
Kerangka berpikir adalah argumentasi-argumentasi logis, rasional, dan kritis
mengenai hubungan antar variabel penelitian yang disusun, berdasarkan hasil
komparasi, analisis dan sintesis teori.33 Menurut hasil dari kajian teori yang
telah dilakukan tentang budaya Korean Pop dan kehidupan sosial maka dapat
disusun kerangka berfikir sebagai berikut:
Bahwa manusia kususnya remaja terjalin hubungan dengan kebudayaan
yang sangat erat, karena menjadi manusia tidak lain adalah merupakan bagian
dari hasil kebudayaan itu sendiri. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut
dibiasakan dengan cara belajar, seperti yang di kemukakan oleh
Koentjaraningrat, yang mengatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan
gagasan, milik diri manusia dengan belajar. Belajar yang dimaksud adalah
seperti melalui proses internalisasi, sosialisasi, dan akulturasi.
Hadirnya budaya Korean pop di Indonesia merupakan budaya populer
saat ini. Definisi budaya populer yang umum digunakan adalah segala bentuk
ide, prespektif, sikap, gaya, style dan mudah dikonsumsi atau disukai, mudah
33
Pedoman Penulisan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: FITK, 2014), h. 58

33
di mengerti dan berbeda dengan arus utama atau mainstream dan umumnya
dikembangan melalui teknologi, media informatika dan pasar industri. Tetapi
hal yang mendasar dari kebudayaan populer adalah kemunculanya dari hasil
produksi komersial atau industri. Dengan demikian penggunaan kebudayaan
adalah para konsumen media dan teknologi yang menjadi pangsa pasar
industri. Atau kata lain mengeksplorasi kebudayaan yang diinginkan produsen
menjadi sebuah produk industri kebudayaan.34
Hal itulah yang kini sedang terjadi di Indonesia maraknya budaya
Korean pop atau K-Pop khusunya di kalangan remaja karena pada usia remaja
lebih mudah menerima hal yang baru yang mereka sukai contohnya budaya
Korea yaang dengan mudah mereka ketahui dengan teknologi dan media
informatika yang saat ini semakin canggih, karena dengan handphone atau
smartphone yang mereka miliki mereka dapat megetahui apa yang mereka
sukai tentang budaya Korean pop tersebut. Budaya Korean pop atau K-Pop
sangat di sukai remaja di Indonesia karena orang Korea sangat bisa
mengeksplor budaya yang mereka miliki dan merekrut masyarakat mereka
yang memiliki bakat atau talenta agar bisa agar bisa dijadikan produk yang
sangat diminati dipangsa pasar industri salah satunya di pasar Indonesia.

34
Rusmin Tumanggor dkk, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar edisi ketiga, ( Jakarta:PRENADA
MEDIA GROUP.2010) h.40-41

34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang akan dilakukan adalah di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang beralamat Jl. Ir. H.
Juanda No. 95 Kode Pos 151412. Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang
Selatan, Kabupaten Tangerang.
Ada beberapa hal yang menjadi alasan peneliti melakukan
penelitian di tempat tersebut yaitu, alasan yang paling mendasar adalah
peneliti melihat bahwa Univeritas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta Fkultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan IPS
banyak dari mahasiswanya yang tertarik bahkan sangat menggemari K-
pop dari mulai menyukai drama, musik, film, dan semua hal mengenai
budaya K-pop. Itulah yang membuat peneliti tertarik meneliti sejauh mana
mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS menyukai K-Pop dan seberapa jauh K-
pop mempengaruhi kehidupan sosial dikalangan mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

2. Waktu penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan secara bertahap mulai dari kegiatan
pendahuluan, pelaksanaan, sampai kegiatan akhir penelitian. Peneliti
datang langsung kelapangan dengan maksud untuk observasi atau
pengamatan, wawancara serta studi dokumentasi terhadap objek yang
diteliti. Waktu yang dibutuhkan dalam proses penelitian adalah empat
bulan mulai awal Maret 2017 sampai dengan Juni 2017, penelitian ini akan
berakhir jika semua data telah cukup lengkap untuk diolah oleh penulis.
Tetapi batas waktu tersebut masih bersifat tentatif, sehingga jika sewaktu-

35
waktu masih memerlukan data, penulis dapat mengunjungi lokasi
penelitian.

B. Metode Penelitian
Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong, mendefinisikan
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati.Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan
individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh
mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis,
tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan.1
Untuk menjawab rumusan masalah yang ada diperlukan metode
penelitian, oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode
penelitian kualitatif, dalam metode ini peneliti berusaha untuk menguraikan
dan menjelaskan hasil yang ditemukan peneliti pada saat penelitian dengan
menggunakan kata-kata atau kalimat dalam struktur yang logik, serta
menjelaskan konsep-konsep dalam hubungan yang satu dengan yang lain.
Pendekatan kualitatif dipilih karena dapat mempresentasikan karakteristik
penelitian secara baik, dan data yang didapatkan lebih lengkap, lebih
mendalam dan bermakna, sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.
Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah.2 Fokus penelitian ini lebih kepada mengapa
budaya K-Pop sangat mudah diterima dikalangan remaja, dan bagaimana
pengaruh yang ditimbulkan budaya K-Pop terhadap kehidupan sosial remaja
khususnya mahasiswa.

1
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi, (PT. Remaja Rosdakarya:
Bandung, 2013), hal. 4
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011),
Cet. Ke-14 h. 1

36
Tabel 3.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian

Waktu
Kegiatan Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penulisan 
BAB I
Penulisan
BAB II
Penulisan
BAB III
Penyusunan
Instrumen
Penelitian
Uji Coba
Instrumen
Penelitian
Pengumpulan
Data
Analisis Data
Melaporkan
Bab IV dan
Bab V
Penyusunan
Laporan
Secara
Lengkap
Sidang
Munaqosah
Revisi Skripsi
Pengumpulan
Skripsi

37
C. Subjek Penelitian dan Sumber Data
Subjek penelitian adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang menyukai budaya Korean Pop yang dipilih secara acak dari Mahasiswa
UIN syarif Hidayatullah Jakarta FITK Jurusan P.IPS. Adapun sampel yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 8 orang dengan kriteria sebagai
berikut: (1) mahasiswi usia 18 – 25 tahun, (2) jenis kelamin perempuan dan
laki-laki, (3) mahasiswa yang menyukai Korean Pop, (4) mahasiswa yang
gemar berkumpul dengan sesama penggemar K-Pop.
Adapun sebagai sumber dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
(1) sumber data primer adalah sumber data yang memberikan data langsung
dalam penelitian ini. Adapun yang dimaksud dengan sumber data primer
adalah sumber data yang diperoleh dari responden atau narasumber yang
terdapat di lapangan, khsusnya dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan
IPS yang berusia 18-25 tahun di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. (2) sumber data sekunder
sumber data adalah sumber data pendukung atau penunjang dalam penelitian
ini. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari data-data yang sudah ada
seperti penelitian yang terdahulu, internet, jurnal, majalah dan sumber data
sekunder lainnya.

D. Instrumen Penelitian
Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif sangat menentukan hasil
dari penelitian tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Nusa Putra dalam
bukunya Penelitian Kualitatif, bahwa hal yang sangat penting disadari dalam
penelitian kualitatif pada instrumen penelitian utama yakni si peneliti sendiri.
Karena yang dapat secara empatik menangkap seluruh penghayatan si pemilik
realitas adalah si peneliti sebagai manusia. Tentu saja si peneliti boleh
membawa alat bantu seperti daftar pertanyaan, lembar observasi atau peralatan
seperti tape recorder, kamera, dan handycam.3

3
Nusa Putra, Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi, (Kembangan-Jakarta Barat: PT.
Indeks, 2012), hal. 14

38
Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan
fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, dan melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan
membuat kesimpulan atas data temuannya.4
Instrumen teknis yang digunakan peneliti adalah dengan pedoman
wawancara yang digunakan sebagai acuan dalam proses wawancara. Berikut
adalah pedoman wawancara yang dipaparkan pada tabel 3.2:

Tabel 3.2
Pedoman Wawancara
No Pertanyaan Identitas
1. Bagaimana budaya Kpop mempengahi gaya pertemanan anda?
Bagaimana budaya Kpop mempengaruhi interaksi anda dalam
2.
keluarga?
3. Bagaimana budaya Kpop dalam mengguanakan uang?
Bagaimana budaya Kpop mempengaruhi anda dalam pandangan
4.
hidup?
Bagaimana budaya Kpop menpengaruhi anda dalam memandang
5.
Negara Korea?
Apa yang membuat anda menyukai K-Pop dan apa yang menarik dari
6.
budaya K-Pop dibanding kebudayaan lain?
7. Bagaimana budaya K-Pop mempengaruhi anda dalam gaya berbahas?
Bagaimana budaya K-Pop mempengaruhi anda membuat keputusan
8. sehari-hari?

9. Bagaimana K-Pop mempengaruhi pandangan hidup anda?

Apakah ada teman dikampus anda yang tidak menyukai K-Pop dan apa
10.
alasan teman anda tidak menyukainya?

11. Bagaimana K-Pop mempengaruhi hasrat dan perstasi belajar anda?

4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012),
Cet ke-17, h. 223-224

39
Ketika anda mengenal dan menyukai K-Pop apakah ada perubahan
12. yang anda alami dari segi berprilaku dalam kehidupan sosial anda di
kampus?
Bagaimana budaya K-Pop mempengaruhi cara anda dalam kehidupan
13.
bersosial anda?
Adakah kebiasaan yang dilakukan idola anda yang ada lakukan di
14.
kehidupan anda sehari-hari?

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik merupakan alat bantu atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan informasi data. Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara (interview) adalah teknik penelitian yang dilaksanakan
dengan cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui
saluran media tertentu antara pewawancara dengan yang di wawancarai
sebagai sumber data.5 Wawancara ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali
yaitu wawancara pembuka, wawancara inti dan terakhir member check
yang dilakukan dengan cara mendiskusikan kembali hasil penelitian
kepada sumber-sumber data yang telah memberikan data. Wawancara
pembuka yaitu dimulai dengan perkenalan profil partisipan, wawancara ini
dilakukan selama 10-20 menit, lalu peneliti dan partisipan membuat
kesepakatan mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara
ketahap selanjutnya yaitu wawancara inti dimana wawancara ini dilakukan
untuk menemukan jawaban atau hasil dari perumusan masalah yang telah
ditentukan, wawancara ini dilakukan selama kurang lebih 40-60 menit.
Setelah itu peneliti menyusun hasil wawancara yang telah dilakukan oleh
narasumber dalam bentuk transkip wawancara.
Selanjutnya, tahap terakhir member check dimana peneliti
mendiskusikan kembali hasil wawancara yang berupa transkip wawancara
5
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Jakarta: ALFABETA, cv. 2012). h. 263

40
untuk disepakati oleh peneliti dan narasumber agar data tersebut valid
sehingga data semakin dipercaya.6
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau
kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari seseorang yang diwawancarai. Interview
digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk
mencari data tentang mahasiswa, dan kebudayaan Korean Pop.7
Dalam penelitian ini partisipan yang akan diwawancarai berjumlah
enam orang yaitu, terdiri dari : empat mahasiswa jurusan IPS semester 5,
dua mahasiswa jurusan IPS semester 7, dan dua mahasiswa Jurusan IPS
semester 9.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
pemasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit atau kecil.8 Mencoba mendapatkan keterangan atau
pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap
berhadapan muka dengan orang itu.9

2. Dokumentasi
Langkah terakhir dalam melakukan pengumpulan data dengan
metode dokumentasi mengenai profil responden dan juga hasil observasi
secar langsung, seperti dokumen pribadi, dokumen resmi, referensi-
referensi, foto-foto dan rekaman wawancara tentang kondisi lapangan
tersebut. Yaitu mahasiswa yang menjadi narasumber dalam penelitian.
Dokumentasi dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh
mana mahasiswi jurusan pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah

6
Muslihudin, Satus Pendidikan Dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Masyarakat
Kampung Poponcol Desa Ridomanah Kecamatan Cibarusah Kabupaten Bekasi,Skripsi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 45
7
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Jakarta: ALFABETA, cv. 2012). h. 132
8
Ibid., h.137
9
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1993), h.129

41
Jakarta itu menyukai kebudayaan Korean Pop dengan melihat koleksi yang
dimiliki tentang K-Pop atau produk yang dimiliki narasumber.

F. Rencana Penguji Keabsahan Data


Pada penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid
apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Teknik pemeriksaan keabsahan
data pada penelitian ini meliputi triangulasi dan meningkatkan ketekunan.10
Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Triangulasi
Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik dan sumber data.
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama
dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi.
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama
melalui sumber yang berbeda.11
2. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Maka dengan cara tersebut akan
memberikan kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam
secara pasti dan sistematis12. Pengujian keabsahan data dengan
meningkatkan ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca
seluruh catatan hasil penelitian secara cermat, sehingga dapat diketahui
kesalahan dan kekurangannya, dengan demikian peneliti dapat
memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang
diamati.
3. Member Check
Pengujian keabsahan data dengan member check, dilakukan dengan
cara mendiskusikan kembali hasil penelitian kepada sumber-sumber data

10
Ibid., h. 117
11
Ibid., h. 125
12
Ibid., h. 124

42
yang telah memberikan data13, yaitu data yang telah diverifikasikan oleh
peneliti dapat dikoreksi oleh pemberi data dari segi pandangan situasi
mereka sendiri. Apabila data yang diorganisasikan oleh peneliti dapat
disepakati, maka kepercayaan dapat diterima, jika penafsiran data yang
diberikan kepada peneliti tidak disepakati, maka peneliti perlu
mengadakan diskusi kembali dengan pemberi data, sehingga sepakat
antara peneliti dan pemberi data, maka diharapkan terwujudnya
kepercayaan data penelitian.

G. Teknik Pengelolahan Dan Analisis Data


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
di fahami oleh diri sendiri maupun orang lain.14 Proses analisis data dalam
penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data atau merangkum adalah kegiatan peneliti menyeleksi
memilah-milah data serta memberi kode, menentukan fokus pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu.
Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya.
2. Menyajikan Data
Setelah data direduksi, peneliti menyajikan data. dalam penlitian
kualitatif, display data ini dapat dilakukan dalam grafik dan sejenisnya.
Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa

13
Ibid., h. 129
14
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Jakarta: ALFABETA, cv. 2012), h. 89

43
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut.
3. Menarik Kesimpulan
Menyimpulkan Data dan Verifikasi, dalam analisis data kualitatif
menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verfikasi.
Peneliti menarik kesimpulan berdasarkan data-data yang telah ada.15
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
ditemukan pada tahap awal di dukung oleh bukti bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulkan yang kredibel16
Kesimpulan ini dibuktikan dengan cara menafsirkan berdasarkan
kategori yang ada sehingga dapat diketahui hubungan budaya K-Pop
dengan kehidupan sosial mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Fakultas FITK Jurusan Pendidikan IPS.

15
Ibid., h. 92
16
Ibid., h. 345

44
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Pendahuluan
Hasil penelitian yang akan disusun pada bab ini diperoleh dengan
melakukan wawancara yang berlokasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang beralamat Jl. Ir. H. Juanda No. 95
Kode Pos 151412. Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten
Tangerang.
Hasil penelitian yang akan disusun pada bab ini diperoleh dengan
melakukan wawancara. Seperti yang dijelaskan pada bab III wawancara
dilakukan kepada 8 orang mahasiswa Jurusan P.IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Jakarta. Pada tahap ini peneliti berhasil melakukan pada 7
orang mahasiswi dan 1 orang mahasiswa. Bab ini juga berisi mengenai
informasi partisipan, paparan data hasil penelitan, beserta diskusi.
Penyusunan hasil penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan
masalah tentang budaya K-Pop dan kehidupan sosial remaja yang disini
adalah mahasiswa yang berfokus pada bagaimana budaya K-Pop dapat
mempengaruhi kehidupan sosial mahasiswa.

B. Informasi Partisipan
Seperti yang telah diketahui bahwa partisipan dalam penelitian ini
berjumlah 8 orang uang terdiri dari 7 orang mahasiswi dan 1 orang
mahasiswa. Informasi partisipan diperoleh dengan tujuan untuk memudahkan
dalam memahami keadaan dan hasil penelitian. Selain itu penelitian kualitatif
juga membutuhkan kecermatan peneliti dalam menggali jawaban. Oleh
karenanya, penting untuk mengetahi kepada siapa dan kapan wawancara
dilakukan sebab setiap partisipan pasti akan memberikan respon dan
kesimpulan yang berbeda-beda. Berikut penjabaran informasi partisipan yang
telah diwawancarai:

45
Partisipan PM adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang lahir di Tangerang pada 26 Juni 1995 dan saat ini berusia 23 tahun dan
berkuliah di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial semester VII konsentrasi Pendidikan Sosiologi.
Partisipan AR adalah mahasiswa UIN Syarif hidayatullah Jakarta yang
sedang berkuliah di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetehuan Sosial konsentrasi Pendidikan Ekonomi semester V,
partisipan AR bejenis kelamin perempuan yang lahir di Jakarta pada tanggal
29 Januari 1997 dengan usianya saat ini 20 tahun.
Partisipan MA adalah mahsiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lahir
di Jakarta pada tanggal 19 Maret 1997 dan saat ini berusia 20 tahun, partisipan
MA berjenis kelamin perempuan yang sedang kuliah di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
konsentrasi Pendidikan Ekonomi semester V.
Partisipan OB adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
lahir di Jakarta pada 16 Agustus 1997 dan saat ini berusia 20 tahun, partisipan
OB berjenis kelamain laki-laki. OB saat ini berkuliah di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
konsentrasi Pendidikan Geografi semester V.
Partisipan ZF adalah seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial konsentrasi
Pendidikan Sosiologi semester VII, partisipan ZF yang berusia 22 tahun ini
lahir di Jakarta pada 24 Juni 1995.
Partisispan NR adalah seorang mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang berkuliah di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial konsentrasi Pendidikan Ekonomi
semester VII, partisipan NR lahir di Tangerang pada tanggal 9 Februari 1996
dan berusia 21 tahun.
Partisipan UCN adalah seorang mahasiswi yang saat ini berkuliah di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
dengan program studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial konsentrasi

46
Sosiologi semester VII, partisipan UCN berjenis kelamin perempuan yang
lahir di Jakarta pada 18 April 1996 dan berusia 22 tahun.
Partisipan NKW adalah seorang mahasiswi yang berkuliah dia UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
dengan program studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial semester VII,
partisipan NKW berjenis kelamin perempuan yang lahir di Tangerang pada 5
Mei 1996 dan berusia 22 tahun.

C. Paparan Hasil Penelitian


Pada hasil penelitian ini, peneliti akan memaparkan data dan hasil
penelitian terkait dengan permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu
mendeskripsikan bagaimana budaya K-Pop dapat mempengaruhi kehidupan
sosial mahasiswa.
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan hasil temuan-temuan yang
didapat melalui wawancara dari 8 partisipan. Penelitian dengan menyertakan
pedoman wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan pada saat
wawancara. Pedoman wawancara tersebut terdiri dari 7 pertanyaan,
pertanyaan tersebut tentunya terkait dengan bagaimana budaya K-Pop
mempengaruhi kehidupan sosial mahasiswa. Hasil wawancara lalu peneliti
buatkan transkrip, dan kemudian transkrip tersebut peneliti olah dengan cara
mereduksi data, menyajikan data dan penyimpulkan data. Data yang direduksi
adalah informasi yang tidak berhubungan dengan penelitian. Data yang
disajikan dibuat dalam bentuk-bentuk poin, berdasarkan pertanyaan
wawancara. Baru setelah itu peneliti dapat menyimpulkan secara deskriptif
dan juga penelitian ini menjawab pertanyaan penelitian, dan bagaimana data
tersebut menjawab penelitian ini.
Untuk membuat paparan hasil penelitian lebih mudah dibaca dan
dimengerti, maka peneliti membagi pembahasan menjadi empat bagian, sesuai
dengan tema yang dibahas oleh partisipan, yaitu: (1) Budaya K-Pop mengubah
gaya pertemanan mahasiswa; (2) Budaya K-Pop mempengaruhi interaksi
mahasiswa terhadap keluarga; (3) Budaya K-Pop mempengaruhi hasrat

47
prestasi belajar mahasiswa; (4) Budaya K-Pop mempengaruhi mahasiswa
dalam menggunakan uang dan (5) Budaya K-Pop mempengaruhi mahasiswa
dalam gaya berbicara. Berikut penjelasan dari bagian-bagian tersebut:
1. Budaya K-Pop Mengubah Gaya Pertemanan Mahasiswa
Tanpa disadari atau tidak budaya K-Pop yang awalnya yang hanya
sebuah ketertarikan dan hobi bisa mempengaruhi mereka dalam pergaulan
atau pertemanan. Sebelum mengenal K-Pop kita tidak memikirkan atau
memilih bagaimana mereka bergaul dan dengan mereka kita berteman.
Setelah mengenal budaya K-Pop dengan berbagai macam bentuk seperti
drama, musik dan segala hal tentang K-Pop membuat mereka lebih
nyaman dengan lingkungan yang memiliki keteretarikkan yang sama
dengan mereka yaitu budaya K-Pop. Budaya K-Pop pun menjadikan
mereka belajar bagaimana cara bergaul dan bagaimana bergaul dan
menjalin pertemanan entah itu di dapat dari menonton drama atau
kehidupan idola mereka sehari-hari.
Seperti yang dikatakan langsung oleh partisipan PM pada saat
diwawancarai, berikut pemaparannya:

“Semenjak aku kenal K-Pop aku jadi banyak dapet teman yang
sama-sama suka K-Pop juga baik itu dikehidupan sehari hari atau
di media sosial. Dengan bertambahnya teman aku jadi lebih banyak
tau soal budaya K-Pop dan berita apapun tentang K-Pop dari
temen-temen sesama penyuka K-Pop. Kalau dari drama yang aku
tonton juga banyak ngasih pelajaran tentang arti persahabatan dan
bagaimana kita bisa menghargai teman kita dan belajar selalu ada
buat mereka disaat ada masalah. Drama yang aku suka dan
bercerita tentang persahabatan itu salah satunya drama
Weightlifting Fairy Kim Bok-joo, jadi tuh ceritanya tentang
seorang atlet angkat beban cewek yang punya sahabat yang selalu
ada buat dia disaat dia lagi seneng atau susah dan selalu menjadi
orang pertama yang menghibur dia saat dia ada masalah nah itu
yang buat pelajaran yang aku dapetin dan aku coba laikuin
dikehidupan sehari-hari ke temen-temen aku.”1

1
Partisipan PM, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jum'at 28
April 2017 dikampus

48
Adapun hal serupa diungkapkan oleh partisipan NKW yang turut
serta mengatakan bahwa ketika awal dia menyukai budaya K-Pop berkat
ketertarikannya dengan drama Korea yang banyak mengangkat cerita
tentang petemanan atau persahabatan yang membuat dia banyak belajar
dari drama tersebut bagaimana cara bergaul, bisa mengetahui makna
persahabatan seperti apa serta bagaimana pentingnya kehadiran sahabat
atau teman dikehidupan mereka, berikut pemaparannya:

“Di film atau drama Korea persahabatan ada banyak macamnya,


dari situ bisa diambil pelajaran. setiap ada konflik, dan pasti
berakhir dengan happy ending. selain karena dukungan keluarga,
sebagian besar juga karena dukungan sahabat setiap kali ada
konflik antar sahabat, berakhir dengan damai karena ternyata
persahabatan itu dibutuhkan. kita bisa berbagi sama sahabat, tentag
hal-hal yang ga bisa dibagi sama keluarga di drama-drama yang
pernah gue tonton, sahabat atau pertemanan bener-bener membawa
dampak yang besar sama kehidupan para tokohnya, karena bisa
jadi pelipur lara, tempat bersandar, tempat berbagi suka dan duka.
meskipun ga semua cerita di drama semuanya sahabat baik, ada
juga sahabat yang baik didepan doang. itu juga bisa jadi pelajaran
untuk lebih memilih mana temen yang baik untuk dipertahankan,
dan mana yang engga.” 2
Adapun demikian juga dikemukakan oleh partisipan ZF, UCN, dan
OB bahwa saat menonton drama Korea tentang persahabatan mereka jadi
belajar bagaimana pentingnya sahabat atau temen di kehidupan mereka
karena kehadiran sahabat itu sangat penting setelah keluarga, mereka
selalu ada buat mereka disaat mereka perlu dan selalu jadi orang yang
selalu mendukung kita di dalam hal kebaikan. Berikut pemaparannya pada
saat diwawancarai:

“Menurut aku sih pandangan aku tentang pertemanan setelah kenal


budaya K-Pop apalagi dramanya kita bisa belajar tentang gimana
cara ngehargain teman karena temen atau sahabat itu sangat berarti
dan selalu ada buat kita saat kita butuh bantuan atau semangat
dalam kehidupan kaya drama Dream High yang selalu ada buat
sesama temannya dan selalu mensuport kita disaat kita terjatuh dan

2
Partisipan NKW, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu 3
Mei 2017 dikampus

49
menyemangati kita untuk tidak menyerah dan bisa menggapai
mimpian kita sampai kita berhasil bersama. Itu drama bagus banget
menurut aku.” 3
“Aku suka K-Pop berawal dari dramanya sih soalnya tuh banyak
drama-drama yang mengangkat kisah persahabatan khsusnya
persahabatan dikalangan remaja yang menurut aku tuh kisahnya
menyentuh banget dan terharu contohnya aja kaya school 2013 jadi
ceritanya ada temen kelasan dia yang piner tapi temenya itu emang
selalu dituntut sama ibunya untuk slalu jadi juara kelas dan harus
masuk universitas negeri dan membuat anaknya itu tertekan dan
mencoba untuk bunuh diri karena udah engga sanggup ngikutin
kemauan ibunya untung dia punya temen yang baik dan nolongin
dia saat dia mau bunuh diri dan memberikan semangat ke
temennya dan dia bilang bahwa setiap masalah selalu ada jalan
keluarnya tanpa harus mengakhiri hidup, jadi emang menurut aku
temen atau sahabat itu sangat penting dihidup kita.”4
“Setelah ngeliat drama Korea yang tentang persahabatan gitu aku
jadi belajar kalo persahabatan itu .... tidak memandang pendidikan,
kaya atau miskin, buat aku sahabat adalah meraka yang selalu
menerima bagaimana pun keadaan kita, persahabatan di warnai
dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur disakiti,
diperhatikan, dikecewakan, didengar, diabaikan, dibantu, ditolak,
namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan
kebencian dan itu lah yang membuat persahabatan makin erat dan
bermakna banget.... hehe gitu sih menurut aku mah.” 5
Hal serupa juga dituturkan oleh partisipan MA dan AR turut
mengatakan bahwa pengaruh budaya K-Pop sangat berpengaruh dalam
hubungan pergaulan dan berteman, Karena mereka melihat idola mereka
sangat mudah bergaul baik bahkan sesama artis atau idol saling bersahabat
dan saling mendukung pekerjaan masing-masing walaupun sebenarnya
mereka bersaing dalam dunia pekerjaan mereka sebagai idol. Berikut
kutipan wawancaranya:

“Hal yang membuat aku suka sama budaya K-Pop itu berawal
ngeliat kedekatan member-member idol K-Pop dari girls band atau
3
Partisipan ZF, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu 26
April 2017 dikampus
4
Partisipan UCN, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu 3
Mei 2017 dikampus
5
Partisipan OB, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu 26
April 2017 dikampus

50
boy bandnya walaupun antar grup mereka saling berteman dan
bersahabat banget sampe sering keluar dan makan bareng apalagi
kalau cara yang lebih tua memperlakukan member yang lebih muda
udah kaya sama adik sediri sayangnya saling ngejaga dan saling
suport kegiatan satu sama lain dan engga jarang saling ngirim truk
makanan atau kopi ke lokasi syuting untuk menunjukan betapa
deketnya mereka. Itu yang buat aku belajar banyak soal perteman
walaupun mereka bisa dibilang bersaingan di pekerjaanya tapi
mereka saling mendukung dan udah kaya keluarga itu yang
membuat pertemanan dan persahabatan mereka awet lama.” 6
“Setelah aku suka K-Pop aku jadi punya banyak teman apalagi
kalau di sosial media soalnya kan budaya K-Pop udah banyak
banget disukai di Indonesia maupun negara lain, aku jadi punya
banyak teman dari dunia K-pop kita sering ngebahas semua hal
tentang idola kesukaan kita saling bagi cerita walaupun hanya di
dunia maya aja. Tapi kalau yang disekitar lingkungan pergaulan
juga banyak yang suka dan akupun lebih nyaman berteman sama
orang-orang yang suka budaya K-Pop karena lebih nyambung dan
lebih banyak yang bisa dibanding sama lingkungan yang orang-
orangnya engga suka budaya K-Pop dan biasanya kalau lagi
dilingkungan kaya gitu aku lebih suka sendiri demi dan mainin hp
buat chat teman yang suka K-Pop juga dan liat-liat media sosial
yang semuanya tentang K-Pop.” 7
Penjelasan di atas diperkuat oleh pernyataan Frulyndese K. Simbar
dalam jurnal holistiknya yang berjudul Fenomena Konsumsi Budaya
Korea pada Anak Muda di Kota Manado:

“Siswa penggemar tayangan Korea ketika berada di Sekolah


senang bercerita tentang tayangan Korea bersama teman-temannya
sesama penggemar, bahkan ketika jam pelajaran sedang
berlangsung.”8
Penjelasan serupa juga diungkapkan oleh Eriska Rena dalam
penelitiannya yang berjudul Komunitas K-Popers Pekanbaru (Studi
Tentang Pembentukan Kelompok Sosial):

6
Partisipan MA, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis 27
April 2017 dikampus
7
Partisipan AR, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jum'at 28
April 2017 dikelas
8
Frulyndese K. Simbar, Fenomena Konsumsi Budaya Korea pada Anak Muda di Kota
Manado,(Jurnal , 2016), diakses melalui https://media.neliti.com/media/publications/80963-ID-
fenomena-konsumsi-budaya-korea-pada-anak.pdf pada tanggal 20 januari 2019

51
“Mereka yang menyukai K-Pop adalah tipe orang yang hanya
nyaman bergaul dengan sesama penggemar Korea. Jadi, bila ia
menemukan orang di sekitarnya yang tidak menyukai Korea, maka
ia akan meninggalkannya.”9
Dari beberapa pemaparan di atas, menunjukan bahwa budaya K-
Pop sangat berpengaruh terhadap pandangan mahasiswa tentang
pertemanan, bisa dilihat dengan hobinya menyukai budaya K-Pop
misalnya dari menonton drama membuat mereka belajar tentang arti
pertemana atau sahabat yang memang sangat dibutuhkan remaja apalagi
dilingkungan pergaulan dan dari drama itu pula mereka mereka belajar
cara menghargai pertemanan karena di usia mereka saat ini meraka lebih
suka drama yang bertemakan tentang dunia pendidikan karena ceritanya
sama seperti yang sedang mereka alami sekarang, dan menurut mereka
drama atau film yang bertemakan pendidikan lebih bagus dan banyak
pelajaran yang mereka dapat ketimbang drama soal percintaan dan
romantis. Tidak hanya lewat drama tapi juga dengan kegemaran mereka
dengan budaya K-Pop mereka jadi lebih banyak mendapat teman yang
sama-sama suka dengan budaya K-Pop baik itu di lingkungan pergaulan
sehari-hari, mereka mengatakan bahwa lebih nyaman dan lebih suka
berkumpul dengan teman yang juga menyukai K-Pop karena mereka bisa
lebih saling berbagi tenatng segala hal tentang K-Pop baik drama yang
sama-sama mereka tonton, idol yang mereka suka dan segala macam hal
yang sedang terjadi di Korea Selatan. Selain teman di lingkungan
pergaulan mereka juga banyak mendapat teman lewat media sosial dengan
canggihnya teknologi membuat budaya K-Pop makin banyak diminati dari
berbagai negara dari situlah mereka yang banyak mendapat teman baik itu
dari Indonesia maupun luar negeri karena kegemaran dan hobi yang sama
yaitu budaya K-Pop.

9
Eriska Rena, Komunitas K-Popers Pekanbaru (Studi Tentang Pembentukan Kelompok
Sosial), (Universitas Riau, SKRIPSI Jom FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017)

52
2. Budaya K-Pop Mempengaruhi Interaksi Mahasiswa dengan Keluarga
Bekembang pesatnya budaya K-Pop di Indonesia ditunjukan
dengan banyaknya peminat yang menunjukan ketertarikan mereka
terhadap semua aspek yang disajikan dari negara gingseng tersebut.
Sebagai besar menikmat budaya K-Pop di Indonesia adalah anak-anak
remaja dan dewasa yang tinggal dengan orang tua mereka. Tidak bisa
dipungkiri dengan ketertarikan mereka dengan budaya K-Pop membuat
mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan menonton drama,
mendengarkan musik K-Pop dan mencari tahu lebih banyak tentang idola
mereka dan berita terbaru tentang Korea Selatan, dengan begitu hubungan
interaksi mereka dengan keluarga dan orang tua pun pasti berpengaruh.

Seperti yang diungkapkan oleh partisipan AR, NR dan UCN pada


saat diwawancarai, berikut pemaparanya:

“Berpengaruh banget sih kalau dirumah jadi lebih sering dikamar


sibuk sama kegiatan sendiri kaya nonton drama Korea sama vearity
show juga terus dengarin musik sambil main Hp liat-liat Instagram
baca-baca soal K-Pop dari soal idol sampai drama terbaru yang lagi
tanyang di Korea jadi jarang keluar kamar buat berinteraksi sama
keluarga deh hehe paling ngombrol cuma kalau ada perlunya aja
dan kadang ikut nimbrung kalau lagi pada ngumpul buat nonton Tv
biar engga dimarahin dan disindir karena terlalu sering dikamar
haha.” 10
“Berpengaruh sih soalnya kaya orang tua aku engga suka K-Pop
gitu kalau aku lagi nonton Televisi dan ada tayangan soal Korea
atau drama yang tayang di Televisi Indonesia gitu mereka langsung
suruh ganti chennelnya kalau engga dia pergi engga nonton
Televisi lagi mungkin karena mereka juga engga ngerti sama
bahasanya terus denger orang Korea ngomong itu aneh bahasnya
dan mereka juga males baca subtitle yang ada soalnya kalau
ditanyaingin di Televisi itu pasti subtitlenya warna putih dan suka
engga keliatan karena nyaruh sama warna di Televisi nya, makanya

10
Partisipan AR, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jum'at 28
April 2017 dikelas

53
aku lebih suka dikamar kalau mau Koreaan dari Laptop atau Hp
biar engga diganggu sama yang lain.” 11
“Pengaruh di keluarga itu lumayan ngaruh sih tapi engga ada yang
terlalu berubah tapi emang keluarga tahu semua kalau aku suka
banget sama K-Pop sampe kadang dimarahin kalo libur kuliah
jarang banget keluar kamar dan suka begadang gara-gara nonton
drama Korea dan keluar kamar cuma buat mandi sama makan aja
abis itu balik ke kamar lagi hehe.” 12
Hal senada juga diungkapkan partisipan PM, MA, OB, dan ZF
mengungkapkan bahwa interaksi mereka dengan keluarga terpengaruh
dengan hobinya yang sangat menggemari budaya K-Pop. Perubahan itu
dirasakan partisipan dari drama yang mereka tonton dan membuat mereka
tahu arti keluarga dihidup mereka yang menjadikan mereka lebih dekat
dan sayang dengan keluarga mereka bahkan terkadang budaya K-Pop
menyatukan mereka dengan keluarga atau saudara mereka yang sama-
sama menyukai K-Pop. Seperti pemaparan wawancara sebagai berikut:

“Kalo drama korea mah engga jauh dari masalah keluarga dari
seneng sampai sedihnya pasti ada contohnya aja kaya drama Reply
1988 itu drama keluarga yang bagus banget menurut aku karena
dari segi tempat dan jalan ceritanya keren di mana lima keluarga
tinggal di sebuah gang kecil di Ssangmundong salah satu dari
keluarga itu hidup sederhana dengan 3 anak dengan ayah yang
bekerja dibank namun terancam dipecat karena sudah tua dan ibu
rumah tangga mereka selalu kekurangan dalam hal keuangan
karena ketiga anaknya sekolah semua anak pertamanya kuliah di
universitas negeri seoul yang selalu dibanggakan kedua orang
tuanya namun memiliki watak dan sifat yang keras kepala dan tidak
mau mengalah dengan adik-adiknya dan anak kedu hanya siswi
SMA yang tidak terlalu pintar namun memiliki sifat yang baik dan
selalu mengalah dan mencoba mengerti keadaan kelauraga mereka
terutama orang tua mereka dan anak ketiganya laki-laki yang selalu
disayang karena dia anak terakhir seketika ketika ibunya
menyediakan sarapan dan hanya tersisa dua telor dan anak
keduanya melihat ibunya yang sedang berfikir bagaimana telor dua
ini bisa cukup untuk ketiga anaknya namun anak keduanya
langsung bilang ke ibunya bahwa dia tidak apa-apa jika tidak
11
Partisipan NR, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu 26
April 2017 dikelas
12
Partisipan UCN, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu 3
Mei 2017 dikampus

54
makan telur dia bilang untuk kakak dan adiknya saja tapi ibunya
ngerasa engga enak mamun ngerasa bangga juga anak keduanya
lebih mengerti ketimbang kakaknya yang lebih tua, nah dari situ
aku belajar keluaraga kita tidak selalu berkecukupan dan kita
sebagai anak harus tahu dan mengerti keadaan orang tua jangan
hanya tau menuntut ini dan itu.” 13

“Drama Korea yang aku suka dan membekas di hati itu drama
Reply 1988 drama tentang keluarga yang super lengkap ada
serunya, lucu, sedih dan konyolnya dan banyak pelajaran yang bisa
diambil hikmahnya dari sikap mengalah yang ditunjukan Sung
Deok Sun ketika keluarganya mengalami kesulitan walaupun
awalnya dia ngerasa selalu diremehkan dan tidak disayang oleh
orang tuanya karena selalu dinomor duakan contohnya pas kakanya
ulang tahun dan dan dia juga ulang tahun namun orang tuanya
hanya bisa membelikan satu kue ulang tahun saja dan dia minta
untuk tidak mau dibarengin tiup lilinya dan akhirnya dia marah
sama orang tuanya namun setelah dia sadar bahwa yang dilakuin
itu salah dan terlalu kekanak-kanakan, dari situ aku belajar kita
harus selalu bersyukur dengan apa yang keluarga kita berikan
karena mungkin hanya itu yang bisa keluarga kita berikan dan kita
lebih bisa ngehargain jerih payah orang tua kita yang cape kerja
demi anak-anaknya.” 14

“Kalau mempengaruhi secara langsung sih engga tapi karena suka


nonton drama Korea dan kebayakan bertema keluarga jadi lebih
menghargai keluarga apalagi orang tua. Tapi yang jelas sih aku
lebih jadi deket sama sepupu-sepupu setelah mereka tau kalau aku
suka K-Pop juga karena rata-rata sepupu aku cewek semua dan
suka K-Pop juga apalagi dramanya.15

“Ada pengaruhnya sih, berawal dari nonton film tentang keluarga


yang sedih menurut aku judul filmnya itu Miracle in Cell No.7
ceritanya ada seorang ayah yang memiliki cacat mental namun dia
dipenjarakan dan akan dihukum mati karena kejahatan yang tidak
dilakukanya dan selama dipenjara dia dipisahkan oleh anaknya
yang masih kecil dan secara diam-diam anaknya itu menyelinap ke
dalam penjara untuk ketemu ayahnya namun ketahuan dan
dipisahkan oleh polisinya dan setelah anaknya besar dia berusaha
untuk mengeluarkan ayahnya dari penjara dan menjadi pengacara

13
Partisipan PM, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jum'at 28
April 2017 dikampus
14
Partisipan MA, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis 27
April 2017 dikampus
15
Partisipan OB, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu 26
April 2017 dikampus

55
ayahnya agar dapat dibebaskan nah dari situ kita bisa belajar seperti
apapun keadaan orang tua kita kita harus tetep menyayanginya dan
mencoba semampu kita untuk membantunya dan selalu ada buat
mereka disaat apapun. Nah dari situ aku jadi lebih care sama
keluarga ya walaupun keluarga aku termasuk kelaurga yang cuek-
cuek banget dan engga suka nunjukin kepedulian satu sama lain
yah tapi tetep saling sayang dan ngertiin satu sama lain.”16

Berdasarkan paparan beberapa partisipan di atas menunjukan


bahwa budaya K-Pop khususnya drama Korea telah merubah cara pandang
partisipan terhadap interaksinya terhadap keluarganya yang sebelumnya
saling cuek dan tidak terlalu peduli karena saling asik dengan kegiatan
masing-masing, namun setelah mengenal budaya K-Pop dan banyak
menonton drama yang bertema keluarga membuat mereka sadar betapa
pentingnya sebuah keluarga. Karena keluarga akan selalu ada disaat kita
butuhkan dan selalu memperhatikan kita walaupun tidak secara langsung
ditunjukan tetapi bisa saling memahami, menghargai satu sama lain.

3. Budaya K-Pop Mempengaruhi Hasrat dan Prestasi Belajar


Saat ini budaya K-Pop sedang menjadi suatu hiburan yang paling
banyak diminati di kalangan remaja dan dewasa khususnya mahasiswa
UIN Jakarta. Sajian yang menarik dan banyaknya konten yang dihadirkan
budaya K-Pop seperti musik dan film serta drama yang menyuguhkan
cerita yang menarik dan sangat realitas dengan kehidupan sehari-hari. Hal
itu yang membuat banyak orang tertarik dengan budaya K-Pop termasuk
mahasiswa UIN Jakarta yang menjadi penikmat yang membuat mereka
terus menonton dan selalu mengupdate tontonan terbaru yang menjadikan
penontonnya ketergantungan sehingga mempengaruhi waktu dan hasrat
belajar yang berdampak pada perestasi belajar. Seperti halnya yang
diungkapkan partisipan, yang menyatakan bahwa banyak waktu yang
mereka habiskan untuk menonton baik itu drama, musik maupun vearity
show, bahkan mereka tidak jarang menghabiskan waktu seharian sampai
16
Partisipan ZF, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu 26
April 2017 dikampus

56
begadang hanya untuk memonton semua hal tentang budaya K-Pop
sehingga waktu belajar mereka lebih sedikit dibanding waktu mereka
menonton, berikut pernyataan partisipan AR, UCN, dan NKW saat
diwawancara:
“Setelah kenal budaya K-Pop jam belajar aku jadi lebih berkurang
sih karena lebih fokus ngedrama kan tau sendiri kalo drama itu
bikin ketagihan dan selalu bikin penasaran sama ceritanya jadi
kalau belum abis aku belum mulai buat belajar, soalnya kalau
dipotong belajar malah jadi engga fokus dan kepikiran cerita di
dramanya. Tapi Alhamdulillah sih kalo prestasinya engga jelek-
jelek amat hehe” 17

“Kalo dari segi ngepoin idol sih engga terganggu karena kan bisa
dengerin lagunya pas lagi belajar yang keganggu itu kalau udah
soal drama apalagi dramanya seru dan pemainnya idola aku. Gara-
gara drama jadi suka nunda-nunda ngerjain tugas kuliah karena
udah saking penasaranya sama drama yang mau ditonton tapi
kadang di rem juga sih apalagi kalo udah mau UTS atau UAS
dikurang-kurangin nonton dramanya biar nilainya engga jelek hehe
dan Alhamdulillah walaupun aku suka K-Pop tapi prestasi aku
tetep bagus dan lumayan meningkat.” 18

Adapun hal ini diperkuat oleh pernyataan Citra Abimanyu,


Supriadi dan Izhar Salim, dalam penelitianya yang berjudul Prestasi
Belajar Mahasiswa yang Menonton Seri Drama Korea Selatan pada
Pendidikan Sosiologi 2011:
“Telah dibuktikan bahwa menonton drama seri Korea Selatan
ternyata lebih banyak yang mengalami peningkatan daripada yang
mengalami penurunan nilai. Hal ini memberikan dampak positif
bagi mahasiswa yang menonton drama seri korea selatan.”19

Hal yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh responden


NKW yang mengatakan bahwa banyaknya waktu yang tersita dengan
kegemaranya dengan dunia K-Pop baik itu lebih sering menggunakan Hp
17
Partisipan AR, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jum'at 28
April 2017 dikelas
18
Partisipan UCN, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu 3
Mei 2017 dikampus
19
Citra Abimanyu, ddk, Prestasi Belajar Mahasiswa yang Menonton Seri Drama Korea
Selatan pada Pendidikan Sosiologi 2011,(FKIP UNTAN PONTIANAK, 2011) dikases melalui
https://media.neliti.com/media/publications/215310-prestasi-belajar-mahasiswa-yang-
menonton.pdf pada tanggal 19 Mei 2017

57
untuk melihat sosial media tentang idola dan menonton acara Korea dari
drama Korea yang memiliki banyak episode dan acara-acara lainnya,
seperti yang dia ungkapkan saat diwawancarai:
“Berpengaruh banget sih, apalagi untuk kaya aku yang haus
pengetahuan hehehe, dan terlebih karena kecintaan kepada Korea
itu buat aku pengen tahu dan pengen belajar bahasa, budaya Korea
dan semua yang berbau Korea. Tapi kadang buat belajar pelajaran
kuliah dan ngerjain tugas suka males ngerjain sih apalagi kalo tugas
belom mentok wakutnya buat dikumpulin belum dikerjain karena
keasikan nonton drama dan liat sosial media buat keponin aktifitas
idol kesukaan aku malah kalau lagi libur kuliah sering banget
begadang buat nonton drama buka-buka IG liat-liat berita K-Pop
haha.”20

Pernyataan itu diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan


oleh Desma Rina Mulia Sari dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
Budaya K-Wave Terhadap Perubahan Prilaku Remaja Penyuka Budaya
Korean di Bandar Lampung:

“Tayangan Korea di televisi mengganggu kegiatan belajar para


anak muda yang juga sebagian besar adalah siswa dan siswi,
karena siswa memilih mendahulukan menonton dari pada belajar.
Konsentrasi belajar siswa menjadi terpecah karena ingin melihat
tayangan Korea ketika sedang belajar, maupun belajar sambil
menonton. Kegiatan belajar di Sekolah juga terganggu karena
siswa tidak memperhatikan penjelasan Guru tentang pelajaran dan
justru bercerita tentang tayangan Korea bersama temannya. Bagi
siswa penggemar tayangan Korea di televisi, melihat tayangan
Korea dianggap menjadi hal yang penting sehingga siswa tidak
ingin ketinggalan acara-acara Korea meskipun ketika ujian sekolah
sekalipun, ketika menonton drama Korea akan ada waktu terbuang,
yang seharusnya dapat digunakan untuk melakukan aktivitas lain
seperti belajar, karena dapat diketahui saat menonton drama Korea
yang berjumlah 16 episode dan berdurasi satu jam makan sebagai
penggemarnya akan sangat merasa rugi kalau tidak langsung
menontonnya.”21

20
Partisipan NKW, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu 3
Mei 2017 dikampus
21
Desma Rina Mulia Sari, Pengaruh Budaya K-Wave Terhadap Perubahan Prilaku Remaja
Penyuka Budaya Korean di Bandar Lampung,( Universitas Lampung Bandar Lampung, SKRIPSI
2018)

58
Berdasarkan beberapa pernyataan partisipan di atas menunjukan
bahwa pengaruh budaya K-Pop terhadap remaja baik itu tingkat sekolah
menengah sampai perguruan tinggi menyatakan bahwa setelah mereka
menjadikan budaya K-Pop sebagai kegemaran, menjadikan waktu mereka
belajar menjadi terganggu dan semakin berkurang karena waktu yang
seharusmya mereka guanakan untuk belajar dan mengerjakan tugas malah
mereka gunakan untuk menonton drama atau acara-acara yang
ditayangkan di Korea, tidak hanya menoton drama atau acara musik tetapi
juga untuk melihat sosial media yang berhubungan dengan K-Pop dan
semua hal tentang Korea terutama idola mereka. Hal itu menjadikan waktu
belajar mereka berkurang dan hasrat mereka untuk belajar dan
mengerjakan tugas menjadi berkurang pula dan mengakibatkan prestasi
akademik mereka menurun.

4. Budaya K-Pop Mempengaruhi Mahasiswa dalam Menggunakan Uang


Dunia hiburan Korea Selatan sangat serius dalam hal mengeluarkan
setiap produk yang akan mereka jual baik dari drama, musik dan semua
yang berkaitan dengan dunia hiburan. Contohnya saja di bidang musik,
banyaknya idol ataupun penyanyi baik itu perempuan atau laki-laki, di
dalam grup maupun solo. Dengan modal besar yang dikeluarkan
perusahaan atau agensi artis atau idol tersebut, agensi pun menjual
berbagai barang-barang seperti album dan merchandise artis tersebut
untuk mendapatkan keuntungan lebih. Karena agensi selalu memcari cara
untuk mendapatkan keuntungan dari artis-artisnya karena mereka sudah
banyak mengeluarkan uang untuk artis tersebut saat masa pelatihan sampai
mereka debut itu memerlukan uang yang tidak sedikit, jadi banyak agensi
yang menjual album dan merchandise itu sangat mahal namun semahal
apapun pasti selalu terjual habis bahkan sebelum itu keluarpun banyak
yang melalukan pre order untuk mendapatkan barang atau album tersebut,
namun sebagian dari konsumen mereka adalah remaja yang masih
berkuliah dan masih meminta uang dari orang tua untuk kebutuhan mereka

59
tetapi mereka juga ingin memiliki album atau barang yang sering
digunakan oleh idola mereka dan tidak jarang mereka harus menabung
uang pemberian orang tua untuk membeli itu semua. Seperti yang ditutur
oleh responden AR, MA dan OB saat diwawancara, berikut
penjelasannnya:

“Kalau dibilang pengaruh sih ya berpengaruh banget, jadi lebih


boros dalam ngegunain uang, dan aku juga masih minta sama orang
tua jadi ya pinter-pinternya aku aja gimana ngeggunain uangnya
jadi kadang uang yang dikasih orang tua buat ongkos kuliah dan
jajan dikamapus aku sisihin buat ditabung kalau emang ada barang
atau sesuatu yang aku mau beli misalnya aku kan suka BTS dan
aku tau kalau mereka mau ada comeback dan aku jauh-jauh hari
udah mulai nabung buat beli album mereka dan itu perlu beberapa
bulan buat ngumpulin dari uang jajan dan engga minta sama orang
tua buat dibeliin album ya walaupun dia tahu kalau aku emang
ngefans banget sama BTS tapi aku juga engga mau nyusahin
dengan maksa orang tua buat bellin album yang aku mau karena
emang harganya mahal menurut aku. Jadi aku kalau dikasih uang
dipake buat ongkos aja kalau buat makan kan bisa bawa makan dari
rumah buat makan dikampus terus ngurang-ngurangin main sama
temen kalau itu ngeluarin uang paling kalau mau main ya kerumah
teman aja yang engga usah ngeluarin uang banyak dan ngirit di
pulsa atau kuota jadi kalau mau buka IG, youtube dan mau
download drama atau acara-acara aku paling nyari Wifi dikampus
atau ditempat makan kaya MCD yang free Wifi jadi cuma beli
minum bisa Wifian sempausnya dan bisa download apa aja selagi
ada Wifi gratis jadi aku ngegguanain kuota paling buat WA dan
Line aja kan uang jatah beli pulsa bisa ditabung buat beli album
atau merchandise yang agensinya jual yang aku aku emang engga
murah apalagi BTS emang lagi terkenal banget jadi apa aja yang
berkaitan sama mereka pasti mahal dan susah.” 22

“Kalau dibilang berpengaruh sih berpengaruh juga apalagi aku kan


anak kosan yang cuma dapet kiriman uang dari orang tua berbulan
jadi ya kalau mau beli album atau merchandise K-Pop gitu aku
harus pinter-pinter mengatur pengeluaran demi barang yang pengen
dibeli jadi uang yang dikirim orang tua buat sebulan buat bayar
kosan nah sisianya buat makan dan ditabung buat beli barang yang
dipengenin dan engga jarang puasa demi ngirit uang makan biar
tabunganya makin banyak makanya kalau lagi pulang ke rumah

22
Partisipan AR, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jum'at 28
April 2017 dikelas

60
sering puas-puasin makan yang enak karena dikosan harus ngirit
dan makan seadanya demi barang yang diimpi-impikan, soalnya
kalau udah berasil beli barangnya contoh kaya album gitu kaya ada
kepuasan tersendiri karena udah berhasil beli dengan uang sendiri
tanpa minta sama orang tua. Padahal beli album cuma buat liat
fotobooknya aja terus biar dapet fotocard membernya untung-
untung dapet member yang bener kita idolain itu bahagia banget
sih.” 23

“Kalau tabungan khusus sih engga ada sih paling nyisihin uang
jajan buat beli merchandise K-Pop gitu tapi ya yang engga mahal-
mahal juga sih paling juga kaya hodie atau baju terus tas yah
walaupun bukan resmi dari agensinya dan cuma beli di online shop
karena jauh lebih murah dan belum mampu beli yang asli dari
agensinya tapi engga papa yang penting punya barang-barang yang
berbau Kpop apalagi barang yang ada logo dari boy band atau girl
band kesuakaan aku. Aku juga engga sembarangan beli juga sih
aku beli yang emang pasti bisa dipake sehari-hari dan berguna jadi
engga mubazir cuma beli tapi engga bisa digunain misalnya kaya
poster, album terus kaya perintilan-perintilan kaya fotocard dan
boneka gitu yang cuma bisa dipajang engga bisa digunain karena
kalau album juga mahal sayang juga kalau digunain.” 24

Pernyataan ini diperkuat dengan dengan hasil penelitian yang


dilakukan oleh Lailil Achamda dan FX. Sri Sadewo yang berjudul Pola
Prilaku Konsumtif Pencinta Korea di Korea Lovers Surabaya Community
(KLOSS Community);
“Setelah mereka memutuskan untuk menjadi Korea Lovers dan
bergabung dengan KLOSS, mereka justru cenderung lebih
konsumtif dalam menggunakan uang bulanan mereka. Gaji yang
mereka peroleh dari bekerja dan uang bulanan yang mereka
dapatkan dari orang tua, mereka gunakan tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat primer saja, akan tetapi mereka
juga menggunakan uang tersebut untuk membelanjakan kebutuhan
lain yang bersifat absurd dan tidak begitu penting. Mereka membeli
album original, majalah, photobook, aksesoris, poster dan bahkan
membeli tiket untuk menonton konser boyband dan girlband asal
Korea yang digelar di Indonesia. Mereka tidak mempedulikan
berapapun jumlah uang yang harus mereka keluarkan demi
menunjukkan kecintaan dan kefanatikannya terhadap idola mereka.

23
Partisipan MA, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis 27
April 2017 dikampus
24
Partisipan OB, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu 26
April 2017 dikampus

61
Tak jarang uang bulanan dan gaji mereka akan habis sebelum
waktunya untuk membeli barang-barang tersebut. Bahkan mereka
juga harus meminjam uang kepada temannya untuk dapat membeli
barang tersebut jika ia tidak memiliki uang.”25

Hal serupa juga diuangkapkan pada penelitian yang dilakukan oleh


Yulia Etikasari yang berjudul Kontrol Diri Remaja Penggemar K-Pop
studi pada penggemar K-Pop di Yogyakarta:
“Siswa penggemar tayangan Korea memanfaatkan uang saku dan
tabungannya untuk menambah koleksinya tentang K-pop seperti
poster, majalah, foto, album atau kaset, serta pakaian untuk
bergaya seperti artis Korea. Selain itu siswa juga memanfaatkan
uang sakunya untuk membeli pulsa modem maupun untuk ke
warnet agar bisa browsing tentang Korea. Siswa penggemar
tayangan Korea di televisi senang menggunakan internet untuk
mengekspresikan kegemarannya terhadap hallyu dengan cara men-
download berbagai hal tentang hallyu, melihat tayangan Korea via
internet serta menggunakan media sosial untuk meng-update segala
sesuatu tentang Korea.”26

Penjelasan yang sama juga diungkapkan oleh Ira Yuliana dan


Maylanny Christin dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Terapan
Tayangan Drama Seri Korea Terhadap Perilaku Imitasi pada Remaja di
Kota Bandung:
“terpaan tayangan drama Korea berpengaruh signifikan terhadap
perilaku imitasi pada remaja di Kota Bandung sebesar 52,84%.
Dengan semakin banyaknya tayangan drama korea, akan membuat
perilaku imitasi terhadap korea di kalangan remaja meningkat yang
akan menyebabkan para remaja menjadi konsumtif untuk membeli
barang-barang atau berpenampilan meniru para pemain korea.”27

Berdasarkan paparan beberapa partisipan di atas dapat disimpulan


bahwa budaya K-Pop memang sengaja membuat produk yang sangat
mengiurkan karena begitu banyak macam yang ditawarkan kepada mereka
yang memang sudah sangat fanatik dengan budaya K-Pop. Tidak jarang
25
Lailil Achamda dan FX. Sri Sadewo, Pola Prilaku Konsumtif Pencinta Korea di Korea
Lovers Surabaya Community (KLOSS Community),(Universitas Negeri Surabaya:SKRIPSI,2014),
hal 5
26
Yulia Etikasari, Kontrol Diri Remaja Penggemar Kpop studi pada penggemar Kpop di
Yogyakarta, (Universitas Negeri Yogyakarta: SKRIPSI, 2018), hal. 105
27
Ira Yuliana dkk, Pengaruh Terapan Tayangan Drama Seri Korea Terhadap Perilaku
Imitasi pada Remaja di Kota Bandung, ( Universitas Telkom Bandung, SKRIPSI, 2012)

62
barang yang mereka beli memiliki harga yang sangat mahal karena berasal
dari negara Korea langsung itu yang membuat para penggemar
meghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang untuk membeli barang
yang mereka inginkan dan untuk menonton konser idola mereka yang
datang ke Indonesia.

5. Budaya K-Pop Mempengaruhi Mahasiswa dalam Gaya Berbicara


Selain penampilan yang menawan baik dari wajah maupun gaya
berpakian, orang Korea juga identik dengan gaya bicaranya yang khas
yang memberikan kesan lucu dan menggemaskan karena cara pengucapan
mereka yang sedikit manja pada kata-kata tertentu. Hal ini membuat orang
yang suka dengan budaya K-Pop tertarik dan ingin mempelajari serta
meniru gaya bicara seperti idola mereka dalam kehidupan sehar-hari
mereka menggunakan bahasa Korea yang mereka tahu untuk percakapan
sehari-hari dengan teman atau keluarga mereka yang juga menyukai
budaya K-Pop dan tidak jarang diantara mereka sampai belajar bahkan
sampai les ditempat yang terbilang mahal agar bisa mahir berbahasa Korea
seperti yang diungkapkan oleh partisipan NKW, ZF, NR, UCN dan AR
saat diwawancarai:

“Kalau dari gaya bicara sih setelah dipikir-pikir berpengaruh juga


sih walaupun belum terlalu banyak kosakata bahasa Korea yang
aku tahu tapi aku suka aja pake bahasa Korea soalnya enak aja liat
orang Korea lagi ngomong kadang kalau lagi galau suka pasang
status pake bahasa Korea biar engga ketauan galaunya haha yah
walaupun cuma terjemahin dari google translate karena belum
terlalu ngerti banget sama tulisan hangul cuma bisa di lisan aja
tulisannya masih belajar hehe.” 28

“Kalau dari gaya bicara sih berpengaruh banget apalagi lingkungan


aku suka Kpop semua dari teman kuliah terus dirumah juga soalnya
aku dirumah itu adik dan kakak aku semuanya suka K-Pop dan
suka ngomong pake bahasa Korea dirumah ya walaupun engga full
bahasa Korea sampe-sampe nyokap kesel karena engga ngerti apa

28
Partisipan NKW, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu 3
Mei 2017 dikampus

63
yang kita omongin. Aku sih paling sering ngomong kaya “aigoo”
terus pake buang nafas ala-ala Korea gitu kalau di drama-drama
terus kalau kesel jadi suka ngomong “aishh”, “aah jinjja” entah
itu ke teman atau sama adik aku haha korban drama banget emang
aku mah hahha.” 29

“Berpengaruhi sih dan aku juga suka gunain beberapa bahasa


Korea yang biasa dipake sama orang Korea di drama-drama.
Kadang temen yang baru suka budaya K-Pop gara-gara ketularan
sama aku suka nanya-nanya tentang bahasa Korea dan cara
pengucapanya kaya gimana terus dan suka nanya apa bedanya
gomawo sama kamsahamidah padahal arti dari kata itu sama yaitu
terima kasih, jadi aku jelasain kalau gomawo itu non formal dan
bisanya digunain buat ke teman atau ke yang lebih muda dari kita
dan kalau kamsahamidah itu formal yang biasa digunain buat ke
orang yang lebih tua misalnya orang tua dan sama orang yang baru
kita temuin gitu. Aku juga masih banyak belajar sih dan berharap
bisa lancar ngomong bahasa Korea biar nanti aku bisa ke Korea
dan ketemu sama bias aku dan bisa ngobrol bareng hahah.” 30

“Itu berpengaruh banget ka soalnya aku udah suka budaya K-Pop


dari lama banget jadi secara engga langsung aku mulai tahu bahasa
Korea karena saking seringnya nonton drama dan acara-acara yang
tayang di Korea dan pas kuliah mulai les di Korean Culture Center
biasanya aku sebutnya KCC disana emang nyediain les bahasa
Korea dari level pemula sampai yang level udah bisa dapat
sertifikat yang bisa buat kita bisa nikah sama orang Korea itu
karena kalau udah punya sertifikat itu berarti kita udah fasih baik
lisan atau tulisan Korea jadi aku ikut les itu tapi buat daftar les
disana lumayan mahal sekitar 1 jutaan lebih itu belum termasuk
buku paketanya juga, tapi enaknya kita langsung diajarin sama
orang Koreanya langsung jadi kita bisa dan langsung belajar
peraktekin apa aja yang udah kita pelajarin, nah dari situ dah mulai
terbiasa mulai pake bahasa Korea apalagi di lingkungan tempat les
bahkan di grup WA aja pada pake bahasa Korea biar makin jago
bahasa Koreanya haha.”31

“Nah kalau soal budaya K-Pop mempengaruhi aku dalam gaya


berbahasa lumayan berpengaruh sih soalnya aku kan main dan
bergaul dilingkungan yang suka budaya K-Pop juga jadi suka

29
Partisipan ZF, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu 26
April 2017 dikampus
30
Partisipan NR, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu 26
April 2017 dikelas
31
Partisipan UCN, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu 3
Mei 2017 dikampus

64
kebawa ngomong bahasa Korea ya walaupun engga full bahasa
Korea sih ya paling kata-kata tertentu dan kebetulan juga teman
aku ada yang les bahasa Korea jadi aku suka minta ajarin sama dia
tentang bahasa Korea entah itu tulisan atau pengucapan dan jadi
kebih banyak belajar kata-kata bahasa Korea dari dia dan kadang
juga minjem buku dia buat belajar lebih dalam soalnya kan kalau
les bahasa Korea juga mahal soalnya kan diajarin langsung sama
orang Koreanya jadi belajarnya sama teman aja lebih gampang dan
jadi langsung dipraktekin kalau ketemu dia.”32

Pendapat di atas diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan


oleh Ananda Ramadhan yang berjudul Pengaruh Terapan Tayangan
Korean Wave (Demam Korea) Terhadap Gaya Hidup Mahasiswi fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara), yang hasilnya
menyatakan bahwa:
“Berdasarkan hipotesa yang didapatkan tayangan Korean Wave ini
mempengaruhi gaya hidup Mahasiswi FISIP USU. Hubungan yang
didapatkan cukup kuat atau cukup berarti. Ini maksudnya
responden hanya sesekali terpengaruh gaya hidupnya, dengan
sesekali mencoba gaya berpakaian para artis Korean Wave atau
sedikit meniru gaya berbicara mereka.”33

Pendapat senada juga diungkapkan oleh Ira Yuliana dan Maylanny


Christin dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Terapan Tayangan
Drama Seri Korea Terhadap Perilaku Imitasi pada Remaja di Kota
Bandung:
“Perilaku imitasi yang ditimbulkan remaja di Korean Community
Bandung berada dalam kriteria tinggi sebesar 73.30% dengan item
pernyataan “Saya menyukai gaya hidup seperti artis dalam drama
seri Korea (cara bicara, cara berpakaian, gaya rambut, cara makan,
dll) “merupakan item pernyataan yang paling muncul pada perilaku
imitasi dengan 78.38%. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa perilaku imitasi yang terjadi pada kalangan
remaja di bandung sudah mencapai persentase tinggi.”34

32
Partisipan AR, wawancara Mahasiswa P.IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jum'at 28
April 2017 dikelas
33
Ananda Ramadhan , Pengaruh Terapan Tayangan Korean Wave (Demam Korea) Terhadap
Gaya Hidup Mahasiswi fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara),(
Universitas Sumatera Utara) diakses melalui
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/flow/article/download/19264/8122 pada tanggal 19 Mei 2018
34
Ira Yuliana dkk, Pengaruh Terapan Tayangan Drama Seri Korea Terhadap Perilaku
Imitasi pada Remaja di Kota Bandung, ( Universitas Telkom Bandung, SKRIPSI, 2012)

65
Berdasarkan uraian wawancara tersebut menunjukan bahwa budaya
K-Pop mempengaruhi gaya bicara remaja yang memang sangat tetarik
dengan K-Pop, karena dengan mereka menyukai budaya K-Pop dan
memiliki idola membuat mereka bersemangat untuk belajar bahasa yang
digunakan idola mereka agar mereka bisa mengerti apa yang idola mereka
ucapkan dan tidak jarang mereka mengeluarkan uang lebih untuk belajar
bahasa Korea dan menerapkannya dikehidupan sehari-hari mereka.
Dari pernyataan-pernyataan di atas menunjukan bahwa budaya K-
Pop mempengaruhi mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari dari apa yang
mereka tonton yang dikemas secara ringan mudah diingat dan membuat
mereka makin hari makin terobsesi dengan apa yang mereka lihat bahkan
menjadikan mereka tergila-gila dengan idola mereka sampai segala macam
hal dilakukan dari hal yang masih terbilang wajar sampai hal yang tidak
masuk akal mereka lakukan untuk nenunjukan kecintaan mereka terhadap
idolanya bahkan sampai melupakan keluarga dan masyarakat di sekitar
kehidupannya. Seperti terori yang dikemukakan oleh Joli Jenson dalam
buku Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop, beliau berpendapat
kelompok penggemar dihantui oleh citra penyimpangan yang bercirikan
sebagai suatu kefanatikan yang potensial, yang berarti bahwa kelompok
penggemar dilihat sebagai perilaku yang berlebihan dan berdekatan
dengan kegilaan. Jenson juga menunjukan dua tipe khas patologi
penggemar yaitu individu yang terobsesi yang biasanya pelakunya adalah
laki-laki dan kerumunan histeris yang biasanya perilaku tersebut adalah
perempuan.35

35
Jhon Storey, Cultural Studies Dan Kajian Pop, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h. 157-158

66
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Budaya K-Pop dan Pengaruhnya


terhadap Interaksi Sosial Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa FITK UIN
Jakarta)” dapat disimpulkan sebagai berikut, budaya K-Pop dapat
mempengaruhi interkasi sosial mahasiswa melalui (1) Gaya pertemanan yakni
budaya K-Pop membuat mahasiswa lebih memilih bergaul atau berteman
dengan mereka yang juga menyukai dunia K-Pop karena mereka lebih merasa
nyaman dan nyambung dalam bergaul dengan hobi dan kegemaran yang sama
dan dengan menyukai budaya K-Pop mereka lebih banyak memperoleh teman
baik di dunia nyata maupun dunia sosial media, membuat mereka makin
nyaman berkumpul dengan yang memiliki hobi yang sama dibanding
berkumpul dengan lingkungan biasa saja, bahkan mereka cenderung tidak
nyaman karena tidak bisa jadi diri mereka sendiri; (2) Interaksi dengan
keluarga yakni budaya K-Pop membuat mahasiswa menjadi cenderung lebih
individual ketika tidak berada dilingkungan yang memang tidak ada yang juga
menyukai budaya K-Pop termasuk dilingkungan keluarga, interaksi yang
terjadi sangat sedikit dan sewajarnya seperti anak dan keluarga orang tua
khususnya;(3) Hasrat dan prestasi belajar yakni budaya K-Pop mempengaruhi
hasrat mahasiswa dalam belajar karena mahasiswa lebih memilih menunda
waktu untuk belajarnya hanya untuk memonton drama atau acara Korea yang
seru yang sedang mereka ikuti atau sekedar melihat sosial media untuk
mengetahui berita terbaru tentang K-Pop atau hanya ingin tahu idola mereka
sedang aktif di sosial media atau tidak, sehingga waktu belajarnya lebih
sedikit. Dengan begitu dampak yang timbul akibat budaya K-Pop mahasiswa
menjadi punya kebiasaan buruk menyepelekan waktu belajar dan tugas kuliah
yang menjadikan perstasinya menurun namun hal baiknya mereka termotivsi
untuk belajar lebih giat seperti yang ada di drama Korea yang sangat
menjunjung tinggi pendidikan dan lebih berminat untuk belajar tentang

67
budaya Korea seperti belajar bahasanya baik itu belajar sendiri maupun di
tempat yang menyediakan les bahasa Korea ; (4) Menggunakan uang yakni
budaya K-Pop membuat mahasiswa lebih boros dalam mengguanakan uang
karena semua hal yang berbau budaya K-Pop pasti mahal sperti album,
fotobook dan lainnya, dengan mahalnya barang-barang tersebut membuat
mahasiswa rela menghemat uang jajan mereka demi barang yang mereka
inginkan. Tidak hanya boros untuk membeli barang-barang berbau K-Pop
mereka juga lebih boros mengguanakan kuota untuk menonton drama atau
membuka sosial media tak jarang mereka menghabisakan kuota untuk satu
bulan hanya dalam waktu seminggu karena untuk mendownload drama, acara
vearity show buka sosial media dan menonton Youtube tentang idola mereka
juga, tidak jarang mereka berdagang untuk menambah uang saku dan yang
mereka jual masih berkaitan dengan hobi mereka yaitu budaya K-Pop, tidak
hanyak berdagang tapi mereka juga menabung dari uang yang diberikan oleh
orang tua mereka;(5) Gaya berbicara yakni budaya K-Pop membuat
mahasiswa meniru gaya bicara orang Korea yang dilakukan oleh tokoh
idolanya baik di dalam sebuah drama atau dikehidupan sehari-hari, biasanya
mereka menggunakan bahasa Korea yang mereka tahu dan pelajari ketika
mereka berkumpul dengan teman yang juga menyukai budaya Kpop.

B. Implikasi

Implikasi dari hasil penelitian ini mencakup dua hal, yaitu berimplikasi
pada kebudayaan dan implikasi atas bidang keilmuan. Implikasi kebudayaan
berhubungan dengan masuk dan berkembangnya budaya populer Korea yang
begitu pesat Perlu adanya pertimbangan-pertimbangan terhadap setiap apa saja
yang mereka lihat dan yang mereka ikuti disaksikan melalui media massa
untuk menghindarkan diri agar tidak terjebak dengan kebutuhan-kebutuhan
palsu yang diciptakan kapitalis dan disebarkan melalui media massa. Selain
itu, para remaja saat ini hendaknya lebih mencintai budaya dan produk negara
sendiri.

68
C. Saran

Berdasarkan penelitian mengenai “Bagaimana Budaya K-Pop


Mempengaruhi Kehidupan Sosial Mahasiswa (Studi pada mahasiswa FITK
UIN Jakarta)”, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Bagi Penggemar K-Pop


Penggemar K-Pop mestinya menjadikan K-Pop sebagai hobi atau hiburan
saja, dan jadikan status penggemar sebagai kegemaran saja tidak dijadikan
perioritas utama dan diharapkan lebih aktif bersosialisasi selain
dilingkungan penyuka budaya K-Pop.

2. Bagi Masyarkat
Masyarakat khsusunya bagai orang tua, saudara, atau teman dilingkungan
pergaulan K-Popers, harus peduli dengan apa yang menjadi kegemaran
mereka untuk mengetahui sejauh mana menjadikan budaya Korean Pop
sebagai role model mereka dan diharapkan adanya teguran jika apa yang
mereka lakukan sudah melebih batas wajar.

3. Bagi penelitian selanjutnya


Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang remaja
penggemar budaya K-Pop dapat mengembangkan aspek lain dalam
penelitian dan dapat membuat perencanaan waktu dan tempat penelitian
secara lebih baik dari sebelumnya.

69
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana
Damsar dan Indrayani. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana
Prenamedia Group
F.J. Monks. dkk. 1982. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
Hanifa, Kiki. 2014. I love exo. Yogyakarta: Indoliterasi
Herimanto dkk. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar: Edisi 1, cet.4 2010. Jakarta:
PT. Bumi Aksara
Koentjaraningrat. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar: Edisi Baru Keempat 1990.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
. 1993. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
. 2011. Pengantar Antropologi I. Jakarta: PT. Rineka Cipta
M., Elly. Setiadi dkk. 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Edisi Kedua. Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup
Maryati, Kun. dkk. 2007. Buku Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga
Pedoman Penulisan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Pujileksono, Sugeng. 2015. Pengantar Antropologi: Memahami Realitas Sosial
Budaya. Malang: Intrans Publishing
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar:Edisi Baru Keempat 1990.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Storey, Jhon. 2003. Teori Budaya dan Budaya Pop. Yogyakarta: Qalam
. 2010. Cultural Studies Dan Kajian Pop. Yogyakarta: Jalasutra
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R &
D. Bandung: CV. Alfabeta
. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta, Cet. Ke-14
. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D.
Bandung: CV. Alfabeta
Tumanggor, Rusmin. dkk. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Edisi Ketiga.
Jakarta: Prenada Media Group
Yesmil Anwar dan Adang. 2013. Sosiologi Untuk Universitas. Bandung: PT.
Refika Aditama: Cet. 1

Website
A., Bahari, (2014). Mengenal K-pop dan Perkembangannya di Indonesia, yuk!
(Online). Diakses melalui http://salamkorea.com/read/k-pop-
news/2014/05/mengenal-k-pop-dan-perkembangannya-di-indonesia-yuk/
(Juni 2016) pada tanggal 11 Januari 2017
Akbardesiana. Apa sih penyebab lunturnya Nasionalisme. Diakses melalui
https://www.kaskus.co.id/thread/5643fd1a92523301188b456b/apa-sich-
penyebab-lunturnya-rasa-nasionalisme/ pada tanggal 5 April 2017
Amanda, Szasa. Teori Gaya Hidup. Diakses melalui https://www.academia.edu-
/4297262/teori_gaya_hidup?auto=download pada tanggal 12 Januari 2017
Darmawan, Indra. dkk. Gelombang Virus Pop Korea 2011. Diakses melalui
http://m.new-s.viva.co.id/news/read/230465-virus-pop-korea/2 pada
tanggal 30 Oktober 2016
Forum IDWS. Budaya Kpop Udah ada sejak 600 Tahun yang lalu. Diakses
melalui http://forum.idws.id/threads/wow-budaya-kpop-udah-ada-sejak-
600-tahun-lalu.270613/ pada tanggal 30 Oktober 2016
https://id.wikipedia.org/wiki/kehidupan sosial, Diakses pada pukul 13.00 wib
tanggal 13 Oktober 2015
Imanto, Teguh. Budaya Populer dan Realitas Media. Diakses melalui
http://www.esa-unggul.ac.id/article/budaya-populer-dan-realitas-media/
pada tanggal 25 Oktober 2016
Kamus Besar Bahasa Indonesia. diakses melalui http://kbbi.web.id/genre pada
tanggal 10 Maret 2017
KBS World Radio. 3,3 Juta Penggemar Budaya Pop Korea „Hallyu‟ Di Seluruh
Penjuru Dunia. Diakses melalui
http://world.kbs.co.kr/indonesian/archive/pr-
ogram/news_issue.htm?no=22969 pada tanggal 30 Januari 2017
Kevin, Ronzzy. NOW Trending: FANWAR‟ (2011). Diakses melalui
http://www.kaoskakibau.com/-2011/02/now-trending-fanwar.html pada
tanggal 24 Oktober 2016
Maliangkay. When the Korean Wave Ripples. IIAS Newsletter (online), 2006.
Diakses melalui http://iias.asia/sites/default/files/IIAS_NL42_15.pdf pada
tanggal 17 Oktober 2016
Nasution, Rizky. Budaya Pop Merasuki Indonesia. Diakses melalui
http://nasutionrizky.com/budaya-pop-korea-merasuki-indonesia/ pada
tanggal 30 Januari 2017
Nuralam, Cakrayuri . Bukti Nyata Laga Korea Selatan di Piala Dunia 2002
Diatur FIFA. Diakses melalui
http://bola.liputan6.com/read/2245312/bukti-nyata-laga-korea-selatan-di-
piala-dunia-2002-diatur-fifa pada tanggal 24 Oktober 2016
Rating Program Televisi Indonesia. Diakses melalui https://www.face-
book.com/RatingProgramTelevisiIndonesia/posts/505984826085123 pada
tanggal 20 Oktober 2016
Supardan, dadang. Budaya Populer. Diakses melalui
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/-
JUR._PEND._SEJARAH/195704081984031DADANG_SUPARDAN/BU
DAYA_POPULER.pdf pada tanggal 25 Oktober 2016

Skripsi Elektronik
Amellita, Nesya. 2010. Kebudayaan Populer Korea: Hallyu dan
Perkembangannya di Indonesia. Universitas Indonesia: SKRIPSI
Asmi, Eunike Melysa. 2016. Analisis Gaya Hidup Otaku Mahasiswa di Jakarta
Dalam Membentuk Keputusan Pembelian Action Figure. Universitas
Bakrie: SKRIPSI. Diakses melalui http://repository.bakrie.ac.id/252/ pada
11 Februari 2017
Etikasari, Yulia. 2018. Kontrol Diri Remaja Penggemar Kpop Studi pada
Penggemar Kpop di Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta:
SKRIPSI
Irmanto, Vania Rosalin. dkk. 2013. Motivasi dan Prilaku Penggemar K-Pop di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas Atma Jaya Yogyakarta: RISET
Lailil Achamda dan FX. Sri Sadewo. 2014. Pola Prilaku Konsumtif Pencinta
Korea di Korea Lovers Surabaya Community (KLOSS Community).
Universitas Negeri Surabaya: SKRIPSI
Mahmudah, Inayatul. 2015. Dampak Budaya Korean Pop terhadap penggemar
Dalam Perspektif Keberfungsian Sosial: Studi Kasus Penggemar Korean
Pop EXO pada Komunitas Maupun Non Kompunitas di Yogyakarta. UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta: SKRIPSI
Muslihudin. Satus Pendidikan Dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan
Masyarakat Kampung Poponcol Desa Ridomanah Kecamatan Cibarusah
Kabupaten Bekasi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta:
SKRIPSI
Rachman, Nur Afni. 2013. Komunikasi Kelompok Penggemar Korean Pop di
Surabaya dan Malang Studi Kasus Komunikasi Kelompok dan Antara
Kelompok Pada Komunitas Korea Lovers Surabaya dan K-pop Fandom
Malang. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya: SKRIPSI
Rani, Dewi Ayu Ambar. 2013. Pengaruh Terapan Drama Korea Terhadap
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Universitas Sultan Agung Tirtayasa
Tentang Budaya Korea. Universitas Sultasn Agung Tirtayasa Serang:
SKRIPSI
Rena, Eriska. 2017. Komunitas K-Popers Pekanbaru (Studi Tentang Pembentukan
Kelompok Sosial). Universitas Riau: SKRIPSI Jom FISIP Vol. 4 No. 2
Sari, Desma Rina Mulia. 2018. Pengaruh Budaya K-Wave Terhadap Perubahan
Prilaku Remaja Penyuka Budaya Korean di Bandar Lampung. Universitas
Lampung Bandar Lampung: SKRIPSI
Shihab, Mohammad. 2013. Korean Wave dan Dampaknya Terhadap Remaja:
Studi Kasus Super Junior ELF Indonesia di Jakarta. Universitas Mercu
Buana Jakarta: TESIS
Yuliana, Ira. dkk. 2012. Pengaruh Terapan Tayangan Drama Seri Korea
Terhadap Perilaku Imitasi pada Remaja di Kota Bandung. Universitas
Telkom Bandung: SKRIPSI

Jurnal Elektronik
Abimanyu, Citra. Ddk. 2011. Prestasi Belajar Mahasiswa yang Menonton Seri
Drama Korea Selatan pada Pendidikan Sosiologi 2011. FKIP UNTAN
PONTIANAK. Dikases melalui
https://media.neliti.com/media/publications/215310-prestasi-belajar-maha-
siswa-yang-menonton.pdf pada tanggal 19 Mei 2017
Hae-Joang. 2005. Reading the “Korean Wave” as a sign of Global Shift. Korea
Journal, 45(4)
Ramadhan, Ananda. 2018. Pengaruh Terapan Tayangan Korean Wave (Demam
Korea) Terhadap Gaya Hidup Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara. Diakses
melalui
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/flow/article/download/19264/8122 pada
tanggal 19 Mei 2018
Rijal, Maesratur. Makalah Ekonomi Makro Islam Tentang Gaya Hidup Dan
Budaya Konsumerisme. Diakses melalui
https://www.academia.edu/9274860/Budaya_Konsu-
merisme_and_Gaya_Hidup pada tanggal 11 Januari 2017
Simbar, Frulyndese K. 2016. Fenomena Konsumsi Budaya Korea pada Anak
Muda di Kota Manado. Jurnal diakses melalui
https://media.neliti.com/media/publications/80963-ID-fenomena-
konsumsi-budaya-korea-pada-anak.pdf pada tanggal 20 januari 2019
Suyanto, Bagong. Sosiologi Ekonomi: Kapitalisme dan Konsumsi di Era
Masyarakat Post-Modernisme.
TRANSKRIP WAWANCARA
Transkrip Wawancara 1
Partisipan PM
A: PM kamu kan suka Kpop atau hal-hal tentang Korea, nah dari kesukaan kamu
itu mempengaruhi kamu dalam gaya berteman?
B: Semenjak aku kenal Kpop aku jadi banyak dapet teman yang sama-sama suka
Kpop juga baik itu dikehidupan sehari hari atau di media sosial. Dengan
bertambahnya teman aku jadi lebih banyak tahu soal budaya Kpop dan berita
apapun tentang Kpop dari temen-temen sesama penyuka Kpop. Kalau dari
drama yang aku tonton juga banyak ngasih pelajaran tentang arti persahabatan
dan bagaimana kita bisa menghargai teman kita dan belajar selalu ada buat
mereka disaat ada masalah. Drama yang aku suka dan bercerita tentang
persahabatan itu salah satunya drama Weightlifting Fairy Kim Bok-joo, jadi
tuh ceritanya tentang seorang atlet angkat beban cewek yang punya sahabat
yang selalu ada buat dia disaat dia lagi seneng atau susah dan selalu menjadi
orang pertama yang menghibur dia saat dia ada masalah nah itu yang buat
pelajaran yang aku dapetin dan aku coba laikuin dikehidupan sehari-hari ke
temen-temen aku. saking sering ngomongin tentang Kpop dan nonton drama
Korea teman aku yang engga suka dan engga tertarik sama Korea lama-lama
jadi suka dan tertarik dia jadi nonton semua drama sampai darama lama dia
tonton juga.
A: Kalau tadi kan dari segi pertemana dan pergaulan nah kalau dari segi keluarga,
interaksi kamu sama keluarga gimana sih setelah kamu suka budaya Kpop
gini?
B: Kalo drama korea mah engga jauh dari masalah keluarga dari seneng sampai
sedihnya pasti ada contohnya aja kaya drama Reply 1988 itu drama keluarga
yang bagus banget menurut aku karena dari segi tempat dan jalan ceritanya
keren di mana lima keluarga tinggal di sebuah gang kecil di Ssangmundong
salah satu dari keluarga itu hidup sederhana dengan 3 anak dengan ayah yang
bekerja dibank namun terancam dipecat karena sudah tua dan ibu rumah tangga
mereka selalu kekurangan dalam hal keuangan karena ketiga anaknya sekolah
semua anak pertamanya kuliah di universitas negeri seoul yang selalu
dibanggakan kedua orang tuanya namun memiliki watak dan sifat yang keras
kepala dan tidak mau mengalah dengan adik-adiknya dan anak kedu hanya
siswi SMA yang tidak terlalu pintar namun memiliki sifat yang baik dan selalu
mengalah dan mencoba mengerti keadaan kelauraga mereka terutama orang tua
mereka dan anak ketiganya laki-laki yang selalu disayang karena dia anak
terakhir seketika ketika ibunya menyediakan sarapan dan hanya tersisa dua
telor dan anak keduanya melihat ibunya yang sedang berfikir bagaimana telor
dua ini bisa cukup untuk ketiga anaknya namun anak keduanya langsung
bilang ke ibunya bahwa dia tidak apa-apa jika tidak makan telur dia bilang
untuk kakak dan adiknya saja tapi ibunya ngerasa engga enak mamun ngerasa
bangga juga anak keduanya lebih mengerti ketimbang kakaknya yang lebih tua,
nah dari situ aku belajar keluaraga kita tidak selalu berkecukupan dan kita
sebagai anak harus tau dan mengerti keadaan orang tua jangan hanya tau
menuntut ini dan itu.
A: Setelah suka Kpop pasti kan ada yang kamu jadiin idola buat kamu nah apa sih
yang membuat kamu bisa jadiin dia sebagai idola dan ada engga sih kebiasaan
atau sifat idola kamu yang kamu contoh atau kamu suka lakuin di kehidupan
sehari-hari?
B: Kalo idola sih banyak tapi kalo idola yang aku suka banget dari drama itu Park
Hae Jin dia itu yang main di drama My Love From the Star sama Cheese in the
Trap, dia udah ganteng terus dermawan banget dia suka nyumbangin uang
yang dia dapet dari drama ke lembaga sosial gitu pas tahun 2013 aja dia
nyumbang 20 juta won buat korban gempa di China dan lebih kerennya lagi dia
ngajakin para hetersnya buat ikut bagiin briket dimusim dingin buat para orang
yang engga mampu di Korea. Dari dia aku belajar sih mau sebanyak apapun
uang yang kita milikin itu ada sebagian milik mereka yang engga mampu dan
dari dia aku belajar sebenci apapun orang sama kita jangan kita balik
membenci mereka kita harus buktiin kalo kita engga seburuk yang mereka fikir
gitu. Kalo dari idol itu aku suka Sehun dari boy band Exo dia tuh keren terus
suka lucu gitu dan sering banget bilang Yehet gitu jadi aku suka ikutin dia
ngomong gitu kalo lagi ngumpul sama teman-teman.
A: Nah kalo hasrat belajar dan prestasi budaya Kpop mempengaruhinya juga
engga?
B: Berpengaruh banget sih apalagi keseringan nonton drama tentang pendidikan
dan rata-rata drama Korea juga kebanyakan tentang sekolah atau kuliah jadi
memotivasi buat belajar yang bener biar bisa cari uang buat pergi ke Korea
hehe terus jadi sering cari-cari les bahasa Korea yang gratis. Dan sering-sering
nonton drama Korea ngebantu banget sih buat belajat bahasa Korea jadi
kadang galau mau belajar dulu atau nonton drama Korea, karena dua-duanya
belajar juga hehe.
A: Terus kalo pandangan kamu terhadap bangsa Korea itu sediri gimana?
B: Kalo aku ngeliat negara Korea Selatan itu pertama sih teknologi yang mereka
punya keren banget kaya jaringan seluler di indonesia aja baru memulai untuk
mengguanakan 4G tapi kalo di Korea udah pake 5G dan disemua fasilitas
publiknya pasti ada wifi makanya Korea juga terkenal dengan kecepatan
internetnya. Kalo dari segi manusianya itu kaya cara mereka menjaga
kesehatan itu yang bisa dicontoh selalu makan yang sehat dan selalu konsumsi
sayur dan mereka juga rajin terus sungguh-sungguh banget dalam bekerja dan
yang penting mereka itu menghormatin banget orang lebih tua beda sama di
Indonesia anak jaman sekarangnya udah makin kurang ajar sama orang tua gitu
sih ka.
A: Nah pertanyaan selanjutnya nih, kamu kan punya uang saku nah dengan kamu
suka Kpop itu mempengaruhi kamu dalam menggunakan uang engga dan ya
aku tau barang-barang yang berkaitan dengan Kpop dan hal yang berbau Korea
pasti mahal itu. Gimana tuh?
B: Kalo masalah uang sih aku engga terlalu banyak ngeluarin uang buat beli
barang-barang misalnya kaya album yang harganya mahal banget terus kaya
merchandise boy band atau girl band karena uang saku aku juga engga
sebanyak itu dan apalagi yang official dari agensi mereka harganya jauh lebih
mahal. Aku termasuk fans yang modal kuota aja haha ngumpulin uang buat
beli kuota yang banyak atau unlimited biar puas nonton show boy band dan
girls band yang aku suka jadi kaya perlu ngehemat uang buat beli kuota aturan
uang buat makan atau main ditabung aja buat beli kuota. Apalagi kalau mereka
pas comeback pasti mereka bakal banyak ngehadirin acara musik buat
promosiin lagu baru mereka contonya aja kaya tampil di Inkigayo yang tayang
di SBS, terus Music Core yang tayang di MBC, Music Bank di KBS, ada lagi
di Mnet M Countdown. Biasanya mereka engga cuma tampil diacara musik aja
tapi d acara vearity show jadi bintang tamu diacara tersebut nah dari situ bisa
dibayangin kan kuota yang diperluain buat nonton semua acara mereka, tapi
engga papa sih itu cara aku buat ngedukung mereka sebagai idola aku ya
walaupun aku belum mampu buat beli album mereka kalau sekarang mereka
pasti ngerti ko aku kan masih kuliah jadi uangnya sakunya terbatas heheh.
A: Pertanyaan terakhir kamu kan udah lama suka sama budaya Kpop kamu pasti
tahu banyak bahasa mereka, nah dari situ mempengaruhi kamu dalam gaya
berbicara engga, misalnya ngomongnya dicampur-campur gitu pake bahasa
Indonesia sama bahasa Korea haha, gimana tuh?
B: Mempengaruhi juga sih kadang apalagi kalo lagi ngumpul sama temen-temen
yang semuanya suka Kpop juga udah dah disitu jadi percampuran dua bahasa
kalo ngomong pake bahasa Indonesia dicampur sama bahasa Korea yang
walaupun bahasa Koreanya yang umum-umum aja sih hehe. Kadang aku suka
nonton acara entah itu vearity show atau drama yang emang aku tunggu-tunggu
pas baru keluar dan aku langsung tonton walaupun belum ada sub indonesia
atau Inggrisnya karena saking ditunggu-tunggunya dan seru masalah ngerti
atau engganya mah belakangan hahha ya kadang emang suka ditanya teman sih
emang ngerti dia ngomong apa ya aku jawab aja tau lah hahah padahal mah so
tau aja dulu hahah. Soalnya dari aku sering nonton drama atau acara-acara
Korea kosakata aku soal bahasa Korea jadi makin lama makin banyak dan jadi
lebih belajar banyak soal bahasa jadi bisa diguanain sehari-hari ya walaupun
orang disekeliling aku kadang engga engerti haha.
A: Oke deh maksih ya waktu sama penjelasnya.
Partisipan AR
A: Eeh gimana nih kamu kan suka budaya Kpop itu mempengaruhi kamu dalam
berteman engga sih?
B: Setelah aku suka Kpop aku jadi punya banyak teman apalagi kalau di sosial
media soalnya kan budaya Kpop udah banyak banget disukain di Indonesia
maupun negara lain, aku jadi punya banyak teman dari dunia Kpop kita sering
ngebahas semua hal tentang idola kesukaan kita saling bagi cerita walaupun
hanya di dunia maya aja. Tapi kalau yang disekitar lingkungan pergaulan juga
banyak yang suka dan akupun lebih nyaman berteman sama penyuka budaya
Kpop karena lebih nyambung dan lebih banyak yang bisa dibahas dibanding
sama lingkungan yang engga suka budaya Kpop.
A: Nah kalau interkasi kamu sama keluarga itu berpengaruh engga dari kesukaan
kamu sama budaya Kpop?
B: Lumayan berpengaruh sih paling kalau dirumah jadi lebih sering dikamar sibuk
sama kegiatan sendiri kaya nonton drama Korea sama vearity show juga terus
dengarin musik sambil main Hp liat-liat Instagram baca-baca soal Kpop dari
soal idol sampe drama terbaru yang lagi tanyang di Korea jadi jarang keluar
kamar buat berinteraksi sama keluarga deh hehe paling ngombrol cuma kalau
ada perlunya aja dan kadang ikut nimbrung kalau lagi pada ngumpul buat
nonton Tv biar engga dimarahin dan disindir karena terlalu sering dikamar
haha.
A: Selanjutnya nih ada engga sih kebiasaan idola kamu yang kamu suka lakuin di
kehidupan sehari-hari atau idola yang menginspirasi kamu, pasti kamu punya
idola kan?
B: Idola pasti banyak sih hehe apalagi di drama cowoknya cakep-cakep terus idol
cowoknya juga rata-rata cakep semua, tapi ada aktor yang dari awal aku suka
Korea sampe sekarang setia suka sama dia namanya Lee Min Ho awal suka pas
dia main di BBF udah ganteng aktingnya juga keren banget apalagi di drama
dia yang City Hunter. Engga cuma ganteng dan aktingnya bagus dia juga
terkenal hatinya baik banget aku sempet baca di artikel kalo dia itu berdonasi
buat korban gempa Nepal sampe 100 juta won dan dia donasiin itu bukan atas
nama dia tapi atas nama fansnya yaitu Minoz, baik banget kan donasinya engga
mau nama dia takut ria kali ya ka haha... makanya aku suka sama dia karena
walaupun dia aktor yang udah punya nama dan punya harta banyak dia engga
ngesalah gunain hartanya itu buat yang engga-engga kan kalo di Indonesia mah
artis baru terkenal dikit udah pada pake narkoba dan mabok-mabokan itu yang
bikin aku suka sama Lee Min Ho selau mentingin ngebantu yang kena musibah
daripada mentingin kesenangan pribadi. Jadi sekarang aku lebih peka sama
lingkungan dan berusaha ngebantu sama yang membutuhkan dan lebih suka
nabung buat cara amal yang suka diadain sama fans clubnya Lee Min Ho yang
ada di Indonesia biasanya diadainya pas ulang tahun Min ho kita ngasih donasi
buat yang terkena musibah atau yang membutuhkan gitu.
A: Ehm.. bagaimana sih budaya Kpop itu mempengaruhi kamu dalam hasrat
belajar dan prestasi kamu?
B: Setelah kenal budaya Kpop jam belajar aku jadi lebih berkurang sih karena
lebih fokus ngedrama kan tau sendiri kalo drama itu bikin ketagihan dan selalu
bikin penasaran sama ceritanya jadi kalau belum abis aku belum mulai buat
belajar, soalnya kalau dipotong belajar malah jadi engga fokus dan kepikiran
cerita di dramanya. Tapi alhamdulillah sih kalo prestasinya engga jelek-jelek
amat hehe.
A: Nah setelah kenal budaya Kpop gimana sih pandangan kamu terhadap bangsa
Korea Selatan?
B: Kalo aku sih negliat bangsa Korea itu pendidikanya bagus banget
teknolonginya juga bagus tapi tekanan hidup disana juga kayanya berat juga
apalagi orang-orangnya introvet banget karena pada gila kerja dan hanya suka
bersuara di media sosial saking sibuknya buktinya aja kalo ada artis sana yang
buat kesalahan dikit aja langsung dikomentarin negatif dan bener-bener bikin
artis yang salah depresi dan engga jarang yang sampe bunuh diri karena banyak
yang ngehujat dan emang Korea juga terkenal sama tingkat bunuh dirinya yang
tinggi karena berbagai alasan salah satunya bullying.
A: Dengan kamu suka budaya Kpop berpengaruh juga engga sama cara kamu
menggunakan uang, secara kan yang aku tahu anak-anak yang suka Kpop itu
suka boros dan suka beli barang-barang yang entah itu yang dipake idolanya
atau barang yang emang sengaja dikeluarin sama agensi mereka untuk dijual ke
fans-fansnya. Kalau kamu kaya gimana tuh?
B: Kalau dibilang pengaruh sih ya berpengaruh banget, jadi lebih boros dalam
ngegunain uang, dan aku juga masih minta sama orang tua jadi ya pinter-
pinternya aku aja gimana ngeggunain uangnya jadi kadang uang yang dikasih
orang tua buat ongkos kuliah dan jajan dikamapus aku sisihin buat ditabung
kalau emang ada barang atau sesuatu yang aku mau beli misalnya aku kan suka
BTS dan aku tau kalau mereka mau ada comeback dan aku jauh-jauh hari udah
mulai nabung buat beli album mereka dan itu perlu beberapa bulan buat
ngumpulin dari uang jajan dan engga minta sama orang tua buat dibeliin album
ya walaupun dia tahu kalau aku emang ngefans banget sama BTS tapi aku juga
engga mau nyusahin dengan maksa orang tua buat bellin album yang aku mau
karena emang harganya mahal menurut aku. Jadi aku kalau dikasih uang
dipake buat ongkos aja kalau buat makan kan bisa bawa makan dari rumah
buat makan dikampus terus ngurang-ngurangin main sama temen kalau itu
ngeluarin uang paling kalau mau main ya kerumah teman aja yang engga usah
ngeluarin uang banyak dan ngirit di pulsa atau kuota jadi kalau mau buka IG,
youtube dan mau download drama atau acara-acara aku paling nyari Wifi
dikampus atau ditempat makan kaya MCD yang free Wifi jadi cuma beli
minum bisa Wifian sempausnya dan bisa download apa aja selagi ada Wifi
gratis jadi aku ngegguanain kuota paling buat WA dan Line aja kan uang jatah
beli pulsa bisa ditabung buat beli album atau merchandise yang agensinya jual
yang aku aku emang engga murah apalagi BTS emang lagi terkenal banget jadi
apa aja yang berkaitan sama mereka pasti mahal dan susah buat dicari apalagi
yang BT21 yang dia kolaborasi sama Line Friends itu mahal banget dan susah
dicari.
A: Oh ia itu aku tau yang BT21 emang mahal-mahal banget sampe banyak online
shop bikin kw nya dan harganya lebih murah ya. Nah pertanyaan terakhir nih
budaya Kpop mempengaruhi kamu dalam gaya berbicara engga sih?
B: Haha ia ka aku aja punya boneka BT21 yang tata beli di online shop soalnya
harganya lebih murah dan kualitasnya engga jelek-jelek amat jadi ya lumayan
haha. Nah kalau soal budaya Kpop mempengaruhi aku dalam gaya berbahasa
lumayan berpengaruh sih soalnya aku kan main dilngkungan yang suka budaya
Kpop juga jadi suka kebawa ngomong bahasa Korea ya walaupun engga full
bahasa Korea sih ya paling kata-kata tertentu dan kebetulan juga teman aku ada
yang les bahasa Korea jadi aku suka minta ajarin sama dia tentang bahasa
Korea entah itu tulisan atau pengucapan dan jadi kebih banyak belajar kata-
kata bahasa Korea dari dia dan kadang juga minjem buku dia buat belajar lebih
dalam soalnya kan kalau les bahasa Korea juga mahal soalnya kan diajarin
langsung sama orang Koreanya jadi belajarnya sama teman aja lebih gampang
dan jadi langsung dipraktekin kalau ketemu dia.
A: Oke makasih ya buat waktunya.
Partisipan MA
A: Gimana sih dengan kamu menyukai budaya Kpop itu dapat mempengaruhi
kamu dalam hal perteman?
B: Hal yang membuat aku suka sama budaya Kpop itu berawal ngeliat kedekatan
member-member idol Kpop dari girls band atau boy bandnya walaupun antar
grup mereka saling berteman dan bersahabat banget sampe sering keluar dan
makan bareng apalagi kalau cara yang lebih tua memperlakukan member yang
lebih muda udah kaya sama adik sediri sayangnya saling ngejaga dan saling
suport kegiatan satu sama lain dan engga jarang saling ngirim truk makanan
atau kopi ke lokasi syuting untuk menunjukan betapa deketnya mereka. Itu
yang buat aku belajar banyak soal perteman walaupun mereka bisa dibilang
saingan dibidang kerjaanya tapi mereka saling mendukung dan udah kaya
keluarga itu yang membuat pertemanan dan persahabatan mereka awet lama.
A: Kalau budaya Kpop itu mempengaruhi kamu dalam interaksi kamu sama
keluarga engga sih?
B: Drama Korea yang aku suka dan membekas di hati itu drama Reply 1988
drama tentang keluarga yang super lengkap ada serunya, lucu, sedih dan
konyolnya dan banyak pelajaran yang bisa diambil hikmahnya dari sikap
mengalah yang ditunjukan Sung Deok Sun ketika keluarganya mengalami
kesulitan walaupun awalnya dia ngerasa selalu diremehkan dan tidak disayang
oleh orang tuanya karena selalu dinomor duakan contohnya pas kakanya ulang
tahun dan dan dia juga ulang tahun namun orang tuanya hanya bisa
membelikan satu kue ulang tahun saja dan dia minta untuk tidak mau
dibarengin tiup lilinya dan akhirnya dia marah sama orang tuanya namun
setelah dia sadar bahwa yang dilakuin itu salah dan terlalu kekanak-kanakan,
dari situ aku belajar kita harus selalu bersyukur dengan apa yang keluarga kita
berikan karena mungkin hanya itu yang bisa keluarga kita berikan dan kita
lebih bisa ngehargain jerih payah orang tua kita yang cape kerja demi anak-
anaknya.
A: Terus kalau interaksi kamu sama keluarga kamu gimana tuh?
B: Karena keseringan ngeliat aku nonton drama dan dengerin lagu Kpop ade aku
jadi ikut-ikutan suka jadi kalau dirumah aku sama ade aku suka nonton drama
bareng sama suka ngomongin soal idol grup kesuakaan dan gosip-gosip seputar
dunia Kpop gitu dan suka liat-liatin foto-foto boyband kesukaan kita.
A: Sebagai penyuka Kpop pasti kamu punya idola baik itu artis atau idol, nah dari
idola kamu itu ada engga sih kebiasaan yang dilakukan idola kamu yang kamu
lakuin atau kamu ikutin dikeseharian kamu?
B: Karena aku lebih suka nonton drama jadi aku lebih suka aktor-aktornya tapi
dari semua aktor yang aku tau aku lebih suka sama Park Bo Gum pas aku liat
dia di drama mukanya adem banget apalagi kalo senyum emmm seketika
meleleh gitu liatnya. Aku suka sama dia karena aktingnya bagus dan dia
termasuk aktor yang punya sopan santun banget sampe dia tuh dijulukin
malaikat yang sopan sama siapa aja terus ramah dan rendah hati banget sampe
ada yang bilang kalo dia artis tanpa haters saking baiknya...nah dari situ aku
makin ngefans sama dia karena artis yang udah sebesar dia aja yang udah
terkenal seluruh dunia engga sombong sama sekali dan sopan banget selalu
menebar senyum ke semua orang dan tidak memanfaatkan ketenarannya dia,
jadi keseharian aku sekarang engga boleh sombong sama orang dan lebih
sopan apalagi sama yang lebih tua itu yang aku contoh dari sikapnya Park Bo
Gum hhehe.
A: Kamu kan suka banget nih sama budaya Kpop dan suka nonton dramanya nah
itu berpengaruh engga sih sama hasrat kamu dalam belajar dan prestasi kamu?
B: Dari awal suka emang engga pernah ngeganggu jam belajar atau kuliah sih,
jadi aku bagi waktu dimana waktu belajar dimana waktu buat ngedrama atau
baca-baca tentang idol atau apapun soal Kpop tapi emang sih waktu belajar jadi
lebih dikit dibanding nonton drama atau dengerin lagu Kpop yang bisa sampe
berjam-jam hehe.
A: Terus kalo pandangan kamu terhadap bangsa Korea itu sediri gimana?
B: Mereka juga sangat menghormati orang yang lebih tua dan amat sangat
menghargai budaya leluhurnya walaupan Korea murupakan negara maju tetapi
tidak menghilangkan ketradisionalan negara meraka dan dilestarikan hingga
sekarang, dan kalo ngeliat perjuangan idol buat jadi penyanyi dan terkenal itu
penuh perjuangan banget dan engga nyerah sama mimpi mereka buat jadi
penyanyi terkenal dan diakui dunia itu sih ka yang buat aku kagum sama
negara Korea.
A: Aku mau tahu nih kamu kan suka banget sama budaya Kpop, kalau dari segi
keuangan kamu ngikut ngaruh juga engga. Kan yang kita tahu kalau orang-
orang yang suka Kpop pasti suka belanja tuh apalagi barang-barang yang
berbau Kpop pasti menarik untuk dibeli, kalau dari kamu kaya gimana tuh?
B: Kalau dibilang berpengaruh sih berpengaruh juga apalagi aku kan anak kosan
yang cuma dapet kiriman uang dari orang tua berbulan jadi ya kalau mau beli
album atau merchandise Kpop gitu aku harus pinter-pinter mengatur
pengeluaran demi barang yang pengen dibeli jadi uang yang dikirim orang tua
buat sebulan buat bayar kosan nah sisianya buat makan dan ditabung buat beli
barang yang dipengenin dan engga jarang puasa demi ngirit uang makan biar
tabunganya makin banyak makanya kalau lagi pulang ke rumah sering puas-
puasin makan yang enak karena dikosan harus ngirit dan makan seadanya demi
barang yang diimpi-impikan, soalnya kalau udah berasil beli barangnya contoh
kaya album gitu kaya ada kepuasan tersendiri karena udah berhasil beli dengan
uang sendiri tanpa minta sama orang tua. Padahal beli album cuma buat liat
fotobooknya aja terus biar dapet fotocard membernya untung-untung dapet
member yang bener kita idolain itu bahagia banget sih.
A: Wahhh berkorban puasa demi idola ya haha. Pertanyaan terakhir nih kalau
budaya Kpop mempengaruhi kamu dalam gaya ngomong engga?
B: kalau gaya ngomong sih berpengaruh juga apalagi kalau lagi ngumpul sama
teman yang suka Kpop juga itu pasti ada aja bahasa-bahasa Korea yang kita
pake ya walaupun terbatas bahasa yang cuma kita tahu aja kadang juga suka
ngikutin cara ngomong cewek-cewek Korea yang suka lenjeh-lenjeh gitu haha
tapi suka jijik sendiri sih dengernya kalau kita yang kaya gitu padahal kalau
ngeliat cewek Korea enak gitu imut-imut gimana gitu ahaha. Malah kadang
kalau lagi balik kerumah suka keceplosan ngomong bahasa Korea didepan
oarang tua, kata orang tua kamu ngomong apa sih aneh banget bahasanya haha
mungkin mereka belum pernah denger jadi aneh menurut mereka.
A: Oh kaya gitu ya. Oke deh maksih ya buat waktunya.
Partisipan OB
A: OB kamu kan suka Kpop nih, itu berpengaruh engga sih sama pandangan
kamu soal perteman?
B: Secara engga langsung sih berpengaruh soalnya setelah ngeliat drama Korea
yang tentang persahabatan gitu aku jadi belajar kalo Persahabatan itu .... tidak
memandang pendidikan, kaya atau miskin, buat aku sahabat adalah meraka
yang selalu menerima bagaimana pun keadaan kita, persahabatan diwarnai
dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur disakiti, diperhatikan
,dikecewakan, didengar , diabaikan, dibantu, ditolak, namun semua ini tidak
pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian dan itu lah yang membuat
persahabatan mempunyai nilai keindahan.... hehe gitu sih menurut aku mah.
A: Gimana budaya Kpop mempengaruhi kamu dalam berinteraksi dengan
keluarga?
B: Kalau mempengaruhi secara langsung sih engga tapi karena suka nonton drama
Korea dan kebayakan bertema keluarga jadi lebih menghargai keluarga apalagi
orang tua. Tapi yang jelas sih aku lebih jadi deket sama sepupu-sepupu setelah
mereka tau kalau aku suka Kpop juga karena rata-rata sepupu aku cewek
semua dan suka Kpop juga apalagi dramanya.
A: Kamu kan pasti punya idola nih ada engga sih kebiasaan atau prilaku idola
kamu yang kamu paraktekin di kehidupan sehari-hari kamu?
B: Kalo aku sih engga terlalu ngefans sama peribadi artinya tapi lebih ke karakter
seseorang kalo lagi nonton drama gitu aku liat gimana cara pemeran itu
ngadepin masalah yang ada ya walaupun aku tahu itu cuma akting, suka aku
peraktekin di kehidupan sehari-hari itung-itung belajar mendewasakan diri
sendiri kalo lagi ngadepin masalah gitu aja sih ka.
A: Ehm.. bagaimana sih budaya Kpop itu mempengaruhi kamu dalam hasrat
belajar dan prestasi kamu?
B: Kalo aku kebetulan tinggal di asramah jadi emang engga punya waktu banyak
buat nonton drama atau dengerin lagu Kpop karena tugas kuliah banyak dan di
asrama juga banyak kegitan juga, paling kalo udah engga ada kerjaan dan lagi
bosen baru deh menghibur diri dengan nonton drama dan liat MV lagu yang
baru-baru.
A: Terus gimana sih pandangan kamu tentang negara Korea Selatan setelah kamu
menyukai budaya Kpop?
B: Menrut aku Korea itu keren sih setelah Kpop diterima diseluruh dunia mereka
bisa buat negara lain tertarik untuk mempelajari budaya dan bahasa mereka
karena menurut aku apapun yang berasal dari Korea itu pasti diminatin sama
negara lain contohnya kaya budaya, makanan, skin care, wisata semua yang
ada di Korea amat sangat diminati sama negara lain tapi engga bagusnya bikin
orang yang terlalu mencintai semua hal tentang Korea dan menjadi fanatik
banget sampe bela-belain ngabisin uang buat ke Korea beli semua pernak
pernik berbau Korea kan engga boleh segitunya juga ya.
A: Bagaimana sih pengaruh budaya Kpop ke kamu dalam masalah uang, apa
kamu emang punya tabungan sendiri buat hobi kamu ini?
B: Kalau tabungan khusus sih engga ada sih paling nyisihin uang jajan buat beli
merchandise Kpop gitu tapi ya yang engga mahal-mahal juga sih paling juga
kaya hodie atau baju terus tas yah walaupun bukan resmi dari agensinya dan
cuma beli di online shop karena jauh lebih murah dan beli mampu beli yang
asli dari agensinya tapi engga papa yang penting punya barang-barang yang
berbau Kpop apalagi barang yang ada logo dari boy band atau girl band
kesuakaan aku. Aku juga engga sembanrangan beli juga sih aku beli yang
emang pasti bisa dipake sehari-hari dan berguan jadi engga mubazir cuma beli
tapi engga bisa digunain misalnya kaya poster, album terus kaya perintilan-
perintilan kaya fotocard dan boneka gitu aja sih ka.
A: Nah kalau gaya kamu berbicara itu berpengaruh juga engga setelah kamu kenal
budaya Kpop?
B: kalau gaya berbicara sih engga terlalu sih soalnya aku jarang ngumpul sama
lingkungan yang suka Kpop dan lebih sering sama lingkungan yang awam
sama budaya Kpop jadi aku jarang ngomong pake bahasa Korea dan aku juga
engga terlalu tahu banyak kosakata bahasa Korea masih belajar dari drama
yang aku tonton aja sih, jadi engga berpengaruh-pengaruh amat.
A: Oke deh, makasih ya udah mau di wawancara kalau ada waktu kita ngobrol-
ngobrol lagi.
B: Iya sama-sama.
Parisipan ZF
A: Bagaimana sih budaya Kpop mempengaruhi kamu dalam gaya pertemanan?
B: Menurut aku sih pandangan terhadap pertemanan setelah kenal budaya Kpop
apalagi dramanya kita bisa belajar tentang gimana cara ngehargain teman
karena temen atau sahabat itu sangat berarti dan selalu ada buat kita saat kita
butuh bantuan atau semangat dalam kehidupan kaya drama Dream High yang
selalu ada buat sesama temannya dan selalu mensuport kita disaat kita terjatuh
dan menyemangati kita untuk tidak menyerah dan bisa menggapai mimpian
kita sampai kita berhasil bersama. Itu drama bagus banget sih menurut aku.
A: Kalau interaksi sama keluarga berpengaruh juga engga setelah suka budaya
Kpop?
B: Ada pengaruhnya sih, berawal dari nonton film tentang keluarga yang sedih
menurut aku judul filmnya itu Miracle in Cell No.7 ceritanya ada seorang ayah
yang memiliki cacat mental namun dia dipenjarakan dan akan dihukum mati
karena kejahatan yang tidak dilakukanya dan selama dipenjara dia dipisahkan
oleh anaknya yang masih kecil dan secara diam-diam anaknya itu menyelinap
ke dalam penjara untuk ketemu ayahnya namun ketahuan dan dipisahkan oleh
polisinya dan setelah anaknya besar dia berusaha untuk mengeluarkan ayahnya
dari penjara dan menjadi pengacara ayahnya agar dapat dibebaskan nah dari
situ kita bisa belajar seperti apapun keadaan orang tua kita kita harus tetep
menyayanginya dan mencoba semampu mungkin untuk membantunya dan
selalu ada buat mereka disaat apapun. Nah dari situ aku jadi lebih care sama
keluarga ya walaupun keluarga aku termasuk kelaurga yang cuek-cuek banget
dan engga suka nunjukin kepedulian satu sama lain yah tapi tetep saling sayang
dan ngertiin satu sama lain.
A: Nah terus kalau kebiasaan yang dilakukan idola kamu atau artis Korea yang
kamu tiru atau kamu ikutin ada engga sih?
B: Mungkin ngikutinya dari segi perawatan kulit ya, kan orang Korea apalagi
artis-artisnya terkenal sama kulitnya yang putih bersih dan sangat terawat jadi
aku mulai ngikutin tuh kaya awal mula aku pake CC cream, cushion gitu
karena liat artis Korea pada pake itu dan sampai beli-beli produk Korea juga
kaya masker wajah sama body lotion. Selain cara perawatan kulitnya paling
aku ikutin cara mereka makan dari ikut-ikut pake sumpit kalau makan terus
suka coba-coba makanan Korea soalnya kalau liat di drama cara mereka makan
dan apa yang mereka makan itu pasti bikin ngiler banget apalagi pas mereka
makan ramen dan teokpoki itu langsung laper dan auto cari makan di dapur
saking pengenya, orang Korea itu entah kenapa ekspresif banget entah itu lagi
ngomong lagi makan pasti keren aja gitu hahah.
A: Ehm.. bagaimana sih budaya Kpop itu mempengaruhi kamu dalam hasrat
belajar dan prestasi kamu?
B: Setelah kenal Kpop jadi lebih semangat sih belajarnya apalagi belajar bahasa
Korea biar bisa jadi translator Inggris-Korea dan kalo ke Korea sendiri jadi
banyak belajar bahasa dan budaya Korea. Makanya kalo pas ngerjain tugas
atau belajar suka dengerin lagu Kpop biar lebih semangat dan engga gampang
ngantuk, tapi kalau lagi ada drama yang aku suka pasti aku usahain nonton
dulu sebelum belajar atau sebelum ngerjain tugas biar engga kepikiran dan
biar konsen belajarnya.
A: Menurut kamu setelah kamu suka sama budaya Kpop berpengaruh engga sama
cara kamu mengguanakan uang?
B: Kalau menrut aku sih setelah aku suka Kpop kayanya uang aku lebih banyak
aku habisin buat semua hal berbau Korea mulai dari album, makanan, pernak-
pernik sampai skin care dan make up aku beli semua dan itu menguras
kantong banget kadang sampai minta uang lebih sama orang tua buat beli
sesuatu yang agak mahal yang kalau beli sendiri aku engga sanggup kaya
misalnya album atau skin care dan make up yang harganya lumayan mahal.
Setelah aku pikir-pikir aku boros banget dan aku mulai berpikir untuk
membuat usaha yang berkaitan dengan hobi aku yang suka Kpop jadi aku
sekarang jualan barang-barang yang langsung dari Korea dan aku juga buka
jasa titip setiap teman aku yang pergi ke Korea dan itu lumayan untungnya
bisa buat nambah-nambahin tabungan buat beli sesuatu dan nabung buat
konser kalau ada boy band atau girl band yang aku suka dateng ke Indonesia
soalnyakan kalau tiket konser itu mahal jadi harus nambung dari lama biar
bisa kekumpul uangnya. Gitu aja sih ka kalau aku mah.
A: Wah enak dong ya dari hobi sekarang dijadiin bisnis gitu, nah sekarang
pernayaan terakhir nih kamu kan udah lama nih suka sama budaya Kpop nah
itu berpengaruh engga sih sama cara kamu dalam gaya bicara atau bahasa
yang kamu gunakan?
B: Kalau dari gaya bicara sih berpengaruh banget apalagi lingkungan aku suka
Kpop semua dari teman kuliah terus dirumah juga soalnya aku dirumah itu
adik dan kakak aku semuanya suka Kpop sampai dirumah pasang Tv kabel
biar bisa nonton acara Korea bareng-bareng dan suka ngomong pake bahasa
Korea dirumah ya walaupun engga full bahasa Korea sampe-sampe nyokap
kesel karena engga ngerti apa yang kita omongin dan kadang juga kita
dengerin lagu Korea main kenceng-kencengan karena kita punya idola yang
beda haha lucu kan. Aku sih paling sering nomong kaya “aigoo” terus pake
buang nafas ala-ala Korea gitu kalau di drama-drama terus kalau kesel jadi
suka ngomong “aishh”, “aah jinjja” entah itu ke teman atau sama adik aku
haha korban drama banget emang aku mah hahha.
A: Oke segitu aja, makasih ya atas waktunya.
Parisipan NR
A: Kesukaan kamu sama budaya Kpop mempengaruhi kamu dalam gaya
pertemanan engga sih?
B: Engga mempengaruhi kayaknya hahah malah dengan suka kpop malah jadi
lebih suka menyendiri, tapi jadi punya banyak temen dari luar juga yang sama
sama suka kpop, jadi punya wawasan luas, dan jadi lebih boros, soalnya suka
hangout nongkrong di cafe- cafe bernuansa Kpop.
A: Heem... terus kalau interaksi kamu sama keluarga gimana setelah suka Kpop?
B: Berpengaruh sih soalnya kaya orang tua aku engga suka Kpop gitu kalau aku
lagi nonton Tv dan ada tayangan soal Korea atau drama yang tayang di Tv
Indonesia gitu mereka langsung suruh ganti chennelnya kalau engga dia pergi
engga nonton Tv lagi mungkin karena mereka juga engga ngerti sama
bahasanya terus denger orang Korea ngomong itu aneh bahasnya dan mereka
juga males baca subtitle yang ada soalnya kalau ditanyaingin di Tv itu pasti
subtitlenya warna putih dan suka engga keliatan karena nyaruh sama warna di
Tv nya, makanya aku lebih suka dikamar kalau mau Koreaan dari laptop atau
Hp biar engga diganggu sama yang lain.
A: Setelah kamu suka sama Kpop dan pasti punya idolakan, apa sih kebiasaan
atau sifat idola kamu suka lakuin dikehidupan sehari-hari?
B: Kalo aku kan suka sama member dari BTS Jin dia tuh lucu, ganteng terus
pendidikanya juga bagus makanya aku ngefans sama dia walaupun BTS lagi
sibuk dan terkenal banget sama ke Amerika dan sampe di undang ke sidang
PBB dia engga neglupain pedidikanya di Korea yang bikin bangga lagi dia
sampe udah lulus S2 meskipun dia sibuk manggung dimana-mana jadi aku
terinspirasi sama dia dari mulai dia suka banget makan banget sampe dulu dia
ikut LOTJ dan harus cari makan di hutan dia sampe sakit karana udah
kebiasaan makan banyak dan disana dia engga makan-makan terus dia suka
banget ngemasakin member lain karena mungkin dia yang paling tua dan jago
masak juga jadi dia masak buat member lain terus suka ngelucu buat ngehibur
fans atau member BTS yang lain walaupun member lain nganggep becandaan
dia itu receh banget tapi aku tetep cinta hehe makanya aku jadi lebih jadi rajin
belajar biar bisa S2 kaya Jin terus belajar masak juga dan jadi suka makan
apalagi kalo liat Jin makan jadi pengen makan juga hehe.
A: Kamu kan suka banget nih sama budaya Kpop dan suka nonton dramanya nah
itu berpengaruh engga sih sama hasrat kamu dalam belajar dan prestasi kamu?
B: Berpengaruh banget sih menurut aku, soalnya kalo di drama Korea pelajar
disana itu cara belajarnya luar biasa banget apalagi kalo masih sekolah itu
mulai dari sekolah selesai sore terus ada pelajaran tambahan di sekolah abis itu
selesai masih harus les lagi sampe malam dan itu dilakuin tiap hari karena
menurut pelajar disana kalo mereka engga ikut les mereka engga akan bisa
ngulang pelaajaran yang diajarin guru mereka dia sekolah. Dari situ aku jadi
lebih rajin buat belajar dan selalu ngulang apa yang tadi diajarin sama dosen di
kampus.
A: Bagaimana budaya Kpop mempenaruhi pandangan kamu terhadap bangsa
Korea Selatan sendiri?
B: Kalo menurut aku Korea itu sangat menjunjung tinggi kesopanan cara
berbicara untuk yang lebih tua, dan juga masyarakat Korea juga terkenal bersih
adalah kebiasan memisahkan sampah sampah dari sampah botol, plastik dan
dedaunan jadi engga disatuin aja jdi bisa langsung didaur ulang dan mereka
yang sangat menghargai waktu dan apapun harus tepat waktu, dari situ aku bisa
belajar kebiasaan-kebiasaan baik yang dilakukan orang Korea biar bisa
menjadikan Indonesia lebih baik dengan belajar banyak dari negara maju
seperti Korea Selatan.
A: Pertanyaan selanjutnya bagaimana sih hobi kamu dengan budaya Kpop
mempengaruhi kamu dalam menggunakan uang, ada pengaruhnya atau tidak
nih?
B: Eemmm kalau dibilang berpengaruh atau engganya sih lumayan berpengaruh
soalnya kalau dipikir-pikir uang jajan aku abis buat beli kuota buat nonton
acara-acara atau drama Korea terus suka pergi ke restoran yang bertemakan
budaya Kpop buat nyobain makanan khas Korea yang suka aku liat di drama
kadang juga beli barang-barang yang gambarnya idol yang aku suka buat
dikoleksi. Tapi semua itu engga sering-sering banget dilakuin aku harus
nabung dulu kalau engga nabung aku engga mungkin minta sama orang tua
hahah bisa digetok hahah dan pasti diomelin karena uangnya mendingan buat
bayar kuliah daripada beli yang engga penting kata mereka dan mening belajar
yang bener biar cepet lulus terus kerja biar bisa beli barang yang aku mau pakai
uang yang aku peroleh sendiri jadi engga harus minta sama orang tua lagi
hahah.
A: Ohh malah dineshatin ya kalau minta uang sama orang tua. Pernayaan terakhir
nih ada engga sih pengaruhnya budaya Kpop sama gaya bicara kamu setelah
kamu suka sama Kpop?
B: Berpengaruhi sih dan aku juga suka gunain beberapa bahasa Korea yang biasa
dipake sama orang Korea di drama-drama. Kadang temen yang baru suka
budaya Kpop gara-gara ketularan sama aku suka nanya-nanya tentang bahasa
Korea dan cara pengucapanya kaya gimana terus dan suka nanya apa bedanya
gomawo sama kamsahamidah padahal arti dari kata itu sama yaitu terima
kasih, jadi aku jelasain kalau gomawo itu non formal dan bisanya digunain buat
ke teman atau ke yang lebih muda dari kita dan kalau kamsahamidah itu formal
yang biasa digunain buat ke orang yang lebih tua misalnya orang tua dan sama
orang yang baru kita temuin gitu. Aku juga masih banyak belajar sih dan
berharap bisa lancar ngomong bahasa Korea biar nanti aku bisa ke Korea dan
ketemu sama bias aku dan bisa ngobrol bareng hahah ngayal aja dulu ya ka
heheh.
A: Oke udah selesai, segitu aja nanyanya makasih ya atas waktunya.
Partisipan UCN
A: Eh kesukaan kamu sama budaya Kpop itu mempengaruhi kamu dalam gaya
pertemanan engga sih?
B: Aku suka Kpop berawal dari dramanya sih soalnya tuh banyak banget drama-
drama yang mengangkat kisah persahabatan khsusnya persahabatan dikalangan
remaja yang menurut aku tuh kisahnya menyentuh banget dan terharu
contohnya aja kaya school 2013 jadi ceritanya ada temen kelasan dia yang
piner tapi temenya itu emang selalu dituntut sama ibunya untuk slalu jadi juara
kelas dan harus masuk universitas negeri dan membuat anaknya itu tertekan
dan mencoba untuk bunuh diri karena udah engga sanggup ngikutin kemauan
ibunya untung dia punya teman yang baik dan nolongin dia saat dia mau bunuh
diri dan memberikan semangat ke temannya dan dia bialang bahwa setiap
masalah selalu ada jalan keluarnya tanpa harus mengakhiri hidup, jadi emang
menurut aku teman atau sahabat itu sangat penting dihidup kita.
A: Nah selanjutnya nih setelah kamu suka budaya Kpop itu gimana sih interkasi
kamu sama keluarga?
B: Pengaruh di keluarga itu lumayan ngaruh sih tapi engga ada yang terlalu
berubah tapi emang keluarga tahu semua kalau aku suka banget sama Kpop
sampe kadang dimarahin kalo libur kuliah jarang banget keluar kamar dan suka
begadang gara-gara nonton drama Korea dan keluar kamar cuma buat mandi
sama makan aja abis itu balik ke kamar lagi hehe.
A: Selanjutnya nih ada engga sih idola yang kamu jadiin panutan dan sifat atau
kebiasaan yang kamu lakuin di kehidupan sehari-hari?
B: Kalo aku kan ngefans sama girls band Blackpink aku ngefans karena mareka
itu cantik-cantik semua dan nayanyinya juga bagus, aku sebagai cewek aja kalo
liat mereka nyanyi atau keseharian dia dia acara veraity shownya mereka
cantik banget jadi aku suka ikutin apa aja yang mereka lakuin biar cantik kaya
gitu dan punya badan bagus aku jadi mulai beli make up dan skin care yang
dari Korea dan rutin perawatan hehe berharap bisa kaya member Blackpink....
haha tapi kayanya susah sih karena mereka emang udah cantik dari lahir hehe.
A: Kamu kan suka banget nih sama budaya Kpop dan suka nonton dramanya nah
itu berpengaruh engga sih sama hasrat kamu dalam belajar dan prestasi kamu?
B: Kalo dari segi ngepoin idol sih engga terganggu karena kan bisa dengerin
lagunya pas lagi belajar yang keganggu itu kalau udah soal drama apalagi
dramanya seru dan pemainnya idola aku. Gara-gara drama jadi suka nunda-
nunda ngerjain tugas kuliah karena udah saking penasaranya sama drama yang
mau ditonton tapi kadang di rem juga sih apalagi kalo udah mau UTS atau
UAS dikurang-kurangin nonton dramanya biar nilainya engga jelek hehe.
A: Terus kalo pandangan kamu terhadap bangsa Korea itu sediri gimana?
B: Dari budaya Kpop sih kita jadi belajar banyak soal budaya luar gitu misalnya
Korea, karena pendidikan di Korea sangat diutamakan banget apalagi buat guru
di Korea sangat dihormati dan diagungkan banget, jadi berharap banget sisi
positif ini bisa diambil untuk bisa dicontoh sama negara kita. Dan mereka
selalu menyisipkan pesan moral atau pelajaran dari setiap drama yang mereka
buat dan Kpop punya ciri khas tersendiri dan beda dari yang lain dan yang aku
suka dari pembuat drama Korea itu selalu mengekspose keindahan yang negara
Korea punya entah itu budaya tradisional maupun kecanggihan teknologi dan
bikin yang nonton makin jatuh cinta sama Korea ahah.
A: Pertanyaan berikutnya nih bagaimana sih budaya Kpop mempengaruhi kamu
dalam mengguanakan uang?
B: Berpengaruh banget ka, aku suka budaya Kpop itu dari jaman SMA dan aku
suka banget nonton konser yang diadain di Indonesia apalagi kalau grup yang
dateng ikut kesukaan dan aku idolain banget pasti bela-belain buat nonton
konsernya dan untungnya aku dari SMA udah suka dagang kaya jual baju terus
suka jual tiket konser dan kadang juga jasa nyediain hotel buat yang nonton
konser yang dari daerah yang jauh dari tempat konser dan mau nginep dan dari
keuntungan jual tiket dan nyewain hotel itu lumayan banyak dan bisa buat beli
tiket konser dan buat beli album atau fotobook kalau boy grup kesukaan aku
comeback dan kebetulan orang tua aku buka usaha warung dan aku suka
bantuin jadi suka dapet uang lebih dari mereka dan kalau aku pengen seuatu
dan uangnya kurang aku suka minta tambahin sama orang tua dan
alhamdulillahnya dikasih heheh tapi engga sering juga sih minta tambahinnya
hahah.
A: Oke pertanyaan terakhir nih, bagaimana budaya Kpop mempengaruhi kamu
dalam gaya berbicara?
B: Itu berpengaruh banget ka soalnya aku udah suka budaya Kpop dari lama
banget jadi secara engga langsung aku mulai tahu bahasa Korea karena saking
seringnya nonton drama dan acara-acara yang tayang di Korea dan pas kuliah
mulai les di Korean Culture Center biasanya aku sebunya KCC disana emang
nyediain les bahasa Korea dari level pemula sampai yang level udah bisa dapat
sertifikat yang bisa buat kita bisa nikah sama orang Korea itu karena kalau
udah punya sertifikat itu berarti kita udah fasih baik lisan atau tulisan Korea
jadi aku ikut les itu tapi buat daftar les disana lumayan mahal sekitar 1 jutaan
lebih itu belum termasuk buku paketanya juga tapi enaknya kita langsung
diajarin sama orang Koreanya langsung jadi kita bisa langsung belajar
peraktekin apa aja yang udah kita pelajarin, nah dari situ dah mulai terbiasa
mulai pake bahasa Korea apalagi di lingkungan tempat les bahkan di grup WA
aja pada pake bahasa Korea biar makin jago bahasa Koreanya haha.
A: Iya, selesai. Oke sip, thanks ya buat waktunya.
Partisipan NKW
A: Menurut kamu dari kamu menyukai budaya Kpop itu mempegaruhi gaya kamu
dalam berteman engga?
B: Di film atau drama Korea persahabatan ada banyak macamnya, dari situ bisa
diambil pelajaran. setiap ada konflik, dan pasti berakhir dengan happy ending.
selain karena dukungan keluarga, sebagian besar juga karena dukungan
sahabat setiap kali ada konflik antar sahabat, berakhir dengan damai karena
ternyata persahabatan itu dibutuhkan. kita bisa berbagi sama sahabat, tentag
hal-hal yang engga bisa dibagi sama keluarga di drama-drama yang pernah
gue tonton, sahabat atau pertemanan bener-bener membawa dampak yang
besar sama kehidupan para tokohnya, karena bisa jadi pelipur lara, tempat
bersandar, tempat berbagi suka dan duka. meskipun engga semua cerita di
drama semuanya sahabat baik, ada juga sahabat yang baik didepan doang. itu
juga bisa jadi pelajaran untuk lebih memilih mana teman yang emang baik
untuk dipertahankan, dan mana yang engga.
A: Gimana sih budaya Kpop mempengaruhi interaksi kamu di keluarga?
B: Kalo dibilang berpengaruh sih engga juga sih paling suka ngomong pake
bahasa Korea untuk kata-kata tertentu kalo ngomong sama orang tua atau
adek aku walaupun mereka engga ngerti hehe kadang suka keceplosan
ngomong Korea karena keseringan nonton drama dan kadang sama temen
suka so ngomong Korea walaupun engga terlalu banyak tau kosa kata bahasa
Korea haha.
A: Nah terus nih ada engga sih kebiasaan yang dilakukan idola kamu atau artis
Korea yang kamu lakuin dikehidupan sehari-hari?
B: Aku sih lebih ngeidolain karakter yang ada di drama-drama apalagi drama
yang tentang pendidikan gitu soalnya aku ngeliat pemeran di drama itu kaya
giat banget belajarnya sampe ngikutin les setelah sekolah sampe pulang
malam biar bisa belajar tambahan karena emang kalau di Korea kan terkenal
sama pendidikannya yang bagus sampe terbaik kedua di dunia makanya dari
drama itu aku jadi lebih rajin buat belajar hehe menirukan hal yang positif
ceritanya.
A: Kamu kan suka banget nih sama budaya Kpop dan suka nonton dramanya nah
itu berpengaruh engga sih sama hasrat kamu dalam belajar dan prestasi kamu?
B: Berpengaruh banget sih, apalagi untuk kaya aku yang haus pengetahuan
hehehe, dan terlebih karena kecintaan kepada Korea itu buat aku pengen tahu
dan pengen belajar bahasa, budaya Korea dan semua yang berbau Korea. Tapi
kadang buat belajar pelajaran kuliah dan ngerjain tugas suka males ngerjain
sih apalagi kalo tugas belom mentok wakutnya buat dikumpulin belum
dikerjain karena keasikan nonton drama dan liat sosial media buat keponin
aktifitas idol kesukaan aku haha.
A: Terus gimana sih pandangan kamu tentang negara Korea Selatan setelah kamu
menyukai budaya Kpop?
B: Menurut aku Korea Selatan itu negara yang sangat menjaga budaya tradisional
mereka walaupun budaya Kpop sudah modern dan mereka mempunyai
teknologi yang terdepan dibanding negara lain contohnya aja kaya elektronik
yang bagus diproduksi dari negara mereka seperti Samsung dan Hyundai,
malah budaya tradisional mereka bisa menarik orang-orang di luar negara
Korea untuk lebih tahu dan menjadikan trend tersendiri. Tapi setelah kenal
Kpop dan Korea aku jadi kaya lebih tertarik mempelajari kebudayaan mereka
dan segala hal tentang Korea terus jadi lupa sama kebudayaan yang dimilikin
Indoesia yang makin hari anak-anak mudanya juga udah pada lupa karena
budaya luar lebih menarik untuk dipelajari hehe.
A: Aku mau tanya lagi nih ada engga sih pengaruh budaya Kpop sama cara kamu
menggunakan uang?
B: Kalau di aku sih engga terlalu berpengaruh banget sih soalnya aku suka Kpop
tapi engga sampe fanatik banget sampe harus beli album terus nonton konser
atau beli stuff yang gambarnya idol gitu aku mah suka budaya Kpop cuma
boros di kuota sih soalnya aku selalu nonton konser-konser idola aku di
Youtube terus downlod drama atau vearity show yang lucu dan seru jadi
kadang beli paket yang buat sebulan yang 30gb itu belum juga sebulan udah
abis aja apalagi kalau lagi libur dan dirumah aja itu pasti boros banget aku
suka liat Youtube, buka instagram, terus downlod drama jadi aku cuma boros
buat beli kuota aja hehe.
A: Oh jadi Kpopers yang modal kuota aja ya. Pertanyaan terkahir nih kalau tadi
kan pengaruh Kpop sama gimana kamu ngegunain uang kalau sekarang ada
engga sih pengaruh Kpop sama gaya kamu berbicara?
B: Haha iya nih modal kuota aja dulu nanti kalau udah lulus kuliah dan kerja baru
beli album dan perintilan yang Koreaan. Kalau dari gaya bicara sih setelah
dipikir-pikir berpengaruh juga sih walaupun belum terlalu banyak kosakata
bahasa Korea yang aku tahu tapi aku suka aja pake bahasa Korea soalnya
enak aja liat orang Korea lagi ngomong kadang kalau lagi galau suka pasang
status pake bahasa Korea biar engga ketauan galaunya haha yahhh walaupun
cuma terjemahin dari google translate karena belum terlalu ngerti banget
sama tulisan hangul cuma bisa dilisan aja tulisannya masih belajar hehe.
A: Oke selesai deh, udah segitu aja.. Makasih banyak ya atas waktunya

Anda mungkin juga menyukai