Anda di halaman 1dari 11

KONSEP - KONSEP KOREOGRAFI

MEGEGEH DIBERU (PEREMPUAN TANGGUH)

Dosen Pengampu : Drs. Inggit Prastiawan. ,M.Sn

Disusun Oleh :

1. INTAN DAMAYANTI (2192441005)


2. SRI AMELIA (2193141004)

KELAS A
PRODI PENDIDIKAN TARI
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021/2022

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rujukan Karya.............................................................................................
C. Tujuan Karya...............................................................................................
D. Manfaat Karya.............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................
A. Landasan Penciptaan koreografi..................................................................
B. Tentang koreografi.......................................................................................
C. Ide garapan koreografi.................................................................................
D. Bentuk koreografi........................................................................................
E. Tema koreografi...........................................................................................
F. Dasar dan embrio pengembangan gerak......................................................
G. Musik iringan koreografi.............................................................................
H. Tata rias dan busana.....................................................................................
I. Orisinalitas koreografi.................................................................................
J. Pendukung karya..........................................................................................
BAB III PROSES...................................................................................................
A. Proses penciptaan koreografi.......................................................................
B. Design pengembangan gerak.......................................................................
C. Musik iringan koreografi.............................................................................
D. Design Rias dan busana...............................................................................
E. Design tata teknik pentas.............................................................................
F. Design tata ruang dan cahaya......................................................................
BAB VI. KESIMPULAN.......................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena
dengan limpahan rahmat dan hidayah- Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan tulisan konsep-
konsep koreografi ini dengan tepat waktu.

Kami telah berusaha semaksimal mungkin dengan segala kemampuan yang ada, kami juga
menyadari dalam penyusunan konsep-konsep koreografi ini masih jauh dari kata
sempurna. Karena keterbatasan kami, yang mana masih dalam tahap belajar, maka dengan hati
terbuka kami akan senantiasa menerima kritik dan saran dari Bapak Inggit Prastiawan
S.Sn.,M.Sn sebagai dosen pengampu pada mata kuliah koreografi. Konsep-konsep Koreografi
yang bersifat membangun, guna perbaikan makalah selanjutnya.

Penyusunan konsep-konsep koreografi ini dilakukan untuk tugas penyelesaian mata


kuliah Koreografi dimana dalam hal ini sekaligus bertujuan untuk memberikan pengetahuan
mengenai hal-hal yang berkaitan tentang isi koreografi yang ingin kami sampaikan kepada
pembaca.

Medan, 20 Februari 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Koreografi . MEGEGEH DIBERU(PEREMPUAN TANGGUH)

Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan kesenian, dari sabang sampai Merauke
terhampar beribu kesenian yang berbeda dari yang lainnya. Inilah yang membedakan bangsa
Indonesia dengan bangsa lain. Kesenian menjadi satu satunya unsur kebudayaan yang
mempunyai ciri khusus Negara Indonesia yang menunjukan sifat-sifat kedaerahan yang berbeda
dari daerah satu dengan daerah lainnya. Kesenian adalah salah satu unsur kebudayaan yang dapat
berupa gerak suara ataupun wujud. Kesenian ini mempunyai suatu penekanan yaitu adanya unsur
estetika yang dipentingkan dalam setiap produk kebudayaan. Dalam kegiatan berkesenian
manusia mengekspresikannya melalui beberapa media antar lain melalui media gerak yaitu tari.

Tari adalah gerak tubuh yang ritmis sebagai ungkapan ekspresi jiwa pencipta gerak sehingga
menghasilkan unsur keindahan dan makna yang mendalam. Dalam tari menitik beratkan pada
konsep dan koreografis yang bersifat kreatif. Konsep koreografi yang akan kami buat dengan
judul MEGEGEH DIBERU (PEREMPUAN TANGGUH). Dan untuk tema sendiri kami tentang
Mengangkat derajat perempuan. Mbalu (single perents) menceritakan tentang Memfokuskan
kisah perempuan yang ditinggal oleh Suami nya. Perempuan yang berusaha berdiri sendiri untuk
bertahan hidup. Selain itu konsep ini juga mengangkat derajat seorang perempuan yang selalu di
anggap lemah, terbawah, tertinggal, dan tertindas. Seorang tokoh perempuan bernama likas istri
dari seorang pahlawan tanah karo Jamin ginting,yang menjadi tokoh di tanah karo yang
mengangkat derajat perempuan,membantu untuk menggantikan suami nya yang gugur ditanah
juang.

Perempuan Karo Dalam Perspektif Gender Dalam kehidupan masyarakat Batak pada
umumnya dan masyarakat Karo pada khususnya bahwa pembagian harta warisan telah diatur
secara turun-temurun menurut hukum adat. Harta orangtua yang tidak bergerak seperti rumah,
tanah dan sejenisnya kepada anak laki-laki. Ada kesan kedudukan wanita atau perempuan
tergolong rendah yang diambil dari beberapa pengertian.

Untuk menganalisis kedudukan wanita di masyarakat Karo dari perspektif gender kita akan
menemukan sub-ordinasi mengacu pada "posisi bawah" dalam hubungan antara pria dan wanita.
Diskriminasi juga yang dialami wanita Karo, sebagai akibat dari sistem kekeluargaan patrilineal
yang hanya mengakui anak laki-laki sebagai ahli waris, dan membahas hak anak perempuan.
Perubahan sosial pada masyarakat Karo telah mampu mengubah pemikiran tentang perempuan
untuk memperjuangkan perjuangan antara laki-laki dan perempuan merdeka dari ketertindasan
kaum laki-laki. Keterikatan terhadap nilai-nilai adat budaya dalam pembagian harta warisan
lambat laun mulai memudar karena menganggap hal ini tidak adil. Berdasarkan selain rasa
perikemanusiaan dan keadilan umum, juga atas persamaan hak antara wanita dan pria, dalam
beberapa keputusan mengambil sikap dan menganggap sebagai hukum yang hidup di seluruh
Indonesia, bahwa anak perempuan dan anak laki-laki dari seorang peninggal waris bersama-sama
berhak atas harta warisan dalam arti bahwa anak laki-laki adalah sama dengan anak perempuan.
Berhubungan dengan itu maka juga di Tanah Karo, seorang anak perempuan dianggap sebagai
ahli waris yang berhak menerima bagian atas harta warisan dari orang tuanya karena mengingat
pertumbuhan masyarakat dewasa ini yang menuju ke arah persamaan kedudukan antara pria dan
wanita,

Analisis gender muncul sebagai akibat dari kesadaran bahwa peningkatan peran wanita
dalam pembangunan telah gagal memperoleh perempuan dari diskriminasi dan ketidakadilan.
Salah satu yang dianggap menjadi masalah terletak bukan pada kaum perempuannya, melainkan
pada ideologi yang baik laki-laki maupun perempuan yang sangat berpengaruh dalam kebijakan
dan pelaksanaan pembangunan, yakni bias gender dalam pembangunan. Analisis gender sebagai
analisis sosial konflik serta mencari perhatian pada ketidakadilan struktural yang disebabkan
oleh keyakinan gender yang mengakar dan tersembunyi diberbagai tempat, seperti tradisi
masyarakat, keyakinan keagamaan, kebijakan dan perencanaan. Gender (bahasa Inggris) adalah
suatu pemahaman sosial budaya tentang apa dan bagaimana lelaki dan perempuan seharusnya
berperilaku. Gender adalah perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan yang dibangun
secara sosial, yakni yang bukan kodrat atau bukan ciptaan Tuhan, melainkan diciptakan oleh
kaum laki-laki dan perempuan melalui proses sosial dan budaya yang panjang. Gender berubah
dari waktu ke waktu, dari tempat ke tempat, bahkan dari kelas ke kelas, sementara jenis kelamin
(seks) tidak akan berubah.

Di kalangan masyarakat Karo pasti sudah tidak asing lagi dengan sosok perempuan yang satu
ini. Bahkan namanya juga sudah dikenal hingga kancah nasional. Ia adalah Likas Tarigan, sosok
wanita asal Karo. Sosok yang akrab dipanggil Likas ini juga dikenal sebagai Kartini Tanah Karo
dan dikenal juga sebagai Ibu Pendidikan Tanah Karo. Tanah Karo yang kerap dipercaya sebagai
daerah akan pandangan patriarki yang kuat, kini dapat dipatahkan stigmanya oleh Likas Tarigan.
Ia berhasil mengenyam pendidikan tinggi dan membuktikan bahwa kaum perempuan juga dapat
membangun kiprah kesuksesannya. Likas juga memiliki rasa emansipasi wanita yang cukup
tinggi likas melakukan proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang
rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan
untuk maju.

B.Rujukan Karya

Tarian ini merujuk kepada masyarakat umum khususnya masyarakat Karo yang selalu
membicarakan sisi perempuan yang diambil dari kisah Likas, didalam koreografi ini dibawakan
oleh 5 orang penari. Oleh karena itulah Koreografi ini berbicara tentang bagaimana Perempuan
bisa bangkit dari ketidakberdayaan dan likas sebagai tokoh yang menaikkan derajat wanita.
Menyikapi kisah nya , dimana dari judul tari ini sudah berbicara tentang emansipasi wanita.

Koreografer mengangkat karya ini karena terinspirasi dari kegigihan seorang perempuan
ditanah karo,yaitu Likas ,dimana masih banyak perempuan perempuan yang didiskriminasi
sehingga tidak mampu berdiri sendiri,tetapi dengan perjuangan seorang single perent bernama
Likas yang ditinggal mati oleh suaminya ,perempuan ditanah karo dapat bangkit dan tidak
tertinggal.Selain itu koreografer juga terinspirasi dari kisah R.A kartini,dimana yang dilakukan
Likas tidak jauh dari perjuangan seorang pahlawan perempuan Indonesia,yaitu R.A
Kartini.Beliau adalah perempuan pertama di Indonesia yang berani melawan ketidak adilan
perempuan,yang pada saat itu perempuan tidak diperbolehkan untuk sekolah,perempuan
dianggap manusia yang lemah,tidak berdaya,tertinggal dan tertindas.

Tujuan Karya

Tujuan dari Karya ini adalah untuk mengungkapkan bahwa kedudukan perempuan dan laki
laki itu sama,perempuan mampu bekerja keras,perempuan mampu untuk
berpendidikan,perempuan bisa memimpin,selain itu karya ini juga bertujuan untuk
mengungkapkan bahwa diIndonesia yang besar ini mempunyai salah satu suku yang didalamnya
terdapat kegigihan seorang perempuan yang rela mati untuk berjuang,yaitu suku Karo . Adapun
metode yang digunakan adalah kualitatif. Hasil dari pengamatan sebuah tradisi ini mengungkap
bentuk pertunjukan Megegeh Diberu yang didasari dari Legenda/Sejarah pertunjukan di
masyarakat Karo tentang likas yang menungkapkan bahwa perempuan memiliki kemampuan
yang sama dengan laki-laki serta mampu membantah asumsi patriarkis yang sangat berkembang.

Manfaat Karya

Menambah wawasan atau pengetahuan dalam melakukan gerak tubuh imporivasisi maupun
eksplorasi tertata yang sudah disusun dalam gerak. Menjaga tradisi yang ada pada budaya kita
dan diperkenalkan secara meluas agar banyak yang mengetahui budaya tersebut.Dapat
melakukan kreatifitas untuk membuat suatu tari atau menciptakan suatu karya

Dengan karya yang korografer ciptakan, koreografer ingin menyampaikan kepada


masyarakat dan mahasiswa yang lain bahwa kita dapat melakukan kreatifitas ,bahwa kita bisa
menghargai budaya yang ada dilingkungan sekitar kita,dan memunculkan hal-l hal yang sudah
ada hingga menjadi suatu hal yang menarik .

BAB II

LANDASAN TEORITIS KOREOGRAFI


Landasan Konsep Koreografi

Koreografi adalah seni yang merancang atau mencipta tari melalui alur sehingga menjadi
suatu pola gerakan-gerakan . Komposisi atau composition berasal dari kata to composeyang
artinya, mengatur atau menata bagian-bagian  sedemikian rupa sehingga satu sama lain saling
berhubungan dan secara bersama membentuk kesatuan yang utuh.  Istilah koreografiberbeda
dengan komposisi, komposisi lebih luas dan umum penerapannya. Koreografi adalah proses
pemilihan dan pengaturan gerakan-gerakan menjadi sebuah tarian, dan di dalamnya terdapat
peilaku kreatif.

Dari pemahaman di atas, koreografi dan komposisi merupakan kerja kreatif dalam
mewujudkan karya tari, dan untuk keberhasilannya dibutuhkan acuan ilmu/pengetahuan sebagai
bahan pertimbangan, berupa prinsip-prinsip tari agar mendapatkan hasil karya tari yang baik.

Y. Sumandi Hadi: 2017 : Koreografi merupakan sebuah sajian atau pertunjukan tari baik
bersifat solo dance atau tarian tunggal maupun tari massal atau kelompok.

Ide Garapan Koreografi

Ide Garapan Koreografi Megegeh Diberu bermula dari salah satu koreografer yang melihat
banyak sekali masalah diIndonesia dengan kasus "Pelecehan wanita" ,melihat perempuan yang
dianggap tidak berdaya dengan kekuasan laki laki.Melihat begitu maraknya kasus seperti
ini,koreografer tertarik untuk membaca kisah kisah seorang pahlawan perempuan yang
mengangkat derajat perempuan,yaitu kisah yang terinspirasi dari R.A Kartini dan
Likas.Meskipun kedudukan perempuan dan laki laki sudah sama, tetapi masih banyak
perempuan yang tidak dihargai dan dianggap tidak mampu untuk berpendidikan,tidak mampu
untuk menjadi pemimpin.Jadi,koreografer ingin kembali mengangkat bagaimana proses
emansipasi wanita yang telah didirikan tegak oleh para pahlawan perempuan,sekaligus sebagai
pengingat untuk seluh manusia dibumi,bahwa perempuan harus dihargai,memiliki kedudukan
yang sama,bisa menjadi pemimpian dan bersikap tegas untuk hidupnya.
Bentuk Pola garapan yang diterapkan pada koreografi ini menggunakan garapan tari kreasi
yang didasari tradisi daerah Batak Karo. Tarian ini tidak terpengaruh kepada dampak
modernisasi serta bersifat bebas dan tak terikat oleh pakem-pakem gerak sebagaimana dalam
tarian tradisional. Gerakan yang dipadukan dalam tari ini dilakukan tanpa menghilangkan
pemaknaan dalam konsep dan penjiwaan yang dibawakan.

Gerakan tari yang ada di dalam karya ini adalah simbolik yang memiliki keterkaitan dengan
koreografi, bercerita dengan gaya unik serta penuh penafsiran alami. Koreografi ini juga tidak
terikat dengan aturan yang sudah ada. Dalam karya ini, tarian ditarikan oleh 5 orang penari
diantaranya, seorang wanita yang menjadi peran utama yang sifatnya menonjol pada bagian
pertengahan, dan beberapa perempuan yang menunjukkan konflik diawal pertunjukan,dan
bangkit pada bagian akhir.

Tema Koreografi

Dalam Karya ini, Koreografer mengangkat Tema Emansipasi Wanita ditanah


karo,perempuan yang kuat,tangguh dan kukuh.

Dasar Pijakan/Embrio Pengembangan Gerak

Dasar pengembangan gerak pada koreografi ini di ambil dari gerak eksplorasi, gerak sehari-
hari, gerak modern, dan beberapa gerak-gerak tradisi.beberapa gerak yang di ciptakan dari hasil
explorasi terhadpa gerak imitatif dan gerak imajinatif yang di interprestasikan sedemikian rupa
guna untuk gerak dasar atau embrio dalam koreografi ini serta pengembangan dalam koregrafi
ini dalah hasil dari pengamatan sebuah gerak-gerak atau kejadian yang menghasilkan gerak pada
saat pertunjukan Megegeh Diberu.

Musik Iringan Koreografi

Dalam pembuatan karya tari, sangat di butuhkan musik pengiring tari guna menunjang
emosional para penari dan untuk menghadirkan pergerakan serta menyapaikan pesan dengan
baik dalam koreografi Megegeh Diberu. Saya mengambil beberapa musik yang dibuat khusus
untuk menunjukkan keresahan dan konflik pada bagian awal,lalu pada pertengahan,musik dibuat
dengan menunjukkan bagaimana seorang likas membantu perempuan ditanah karo.Musik ini
diambil dari beberapa karya music yang di ciptakan oleh pemain-pemain musik hebat yaitu
Ilham Maulana .Musik ini diciptakan pada tahun 2019 sebagai pengiring tari dalam perlombaan
FLS2N Tingkat Provinsi tahun 2019.(Koreografer sudah mendapatkan izin dalam pengambilan
musik).

Tata Rias dan Busana

Dalam sebuah Koroegrafi, tata rias adalah salah satu unsur kelengkapan yang sangat penting
karena berkaitan dengam karakteristik tokoh. Tata rias juga salah satu upaya untuk memberi
kejelasan anatomi wajah diatas panggung, karena pada umumnya, sebuah pertunjukan di
pertunjukkan dari atas panggung dimana penonton tidak bisa melihat secara dekat bagaimana
karakter yang ditonjolkan dalam mimik penari, oleh karena itu, koreografer harus
memperhatikan kejelasan serta ketegasan tata rias penari.

Artistik Panggung

Artistik dalam sebuah karya tentu sangat diperlukan karena menjadi faktor terpenting dalam
pendukung terlaksananya karya ini. Dalam garapan koreografi Siboru deak parujar, tata artistik
yang dilakukan adalah dengan melapisi ruangan dengan suasana hitan yang menggambarkan
suasana keterpurukan. Oleh sebab itulah, kain hitam berperan sangat banyak untuk mendukung
suasana. Keinginan setting panggung menurut sang koreografer adalah membuat kain hitam
panjang terjuntai dari atas kebawah di area central posisi belakang.

Tata Cahaya

Selain Artistik, tata cahaya juga harus berperan untuk menyukseskan koreografi ini. Lampu
sorot harus mengawali karya untuk mendapatkan rasa didalam hati penonton, selain itu, karya ini
juga membutuhkan lighting untuk suasana tegang (merah), khayangan (putih) dan suasana sehari
hari (kuning) untuk membantu lancarnya koreografi.

Orisinalitas Koreografi
Orisinallitas karya adalah penciptaan karya yang dibuat belum pernah dibuat oleh
koreografer siapapun. Karya yang dibuat tidaklah hasil melihat atau mengambil tarian orang lain
yang sudah ada sebelumnya. Dalam karya ini, koreografer menciptakan tari yang baru dimana
tarian ini belum ada dan belum pernah ditarikan siapapun. Dalam tarian ini koreografer
melakukan ekplorasi gerak. Judul, Konsep dan juga sinopsis dalam karya ini adalah original,
tidak merupakan hasil karya orang lain.

Pendukung Karya

Adapun pendukung karya dalam koreogarfi kami ini yaitu :

1.Intan Damayanti (Penari)

2.Sri Amelia (Penari)

3.Ajeng Saskia Arisandi (Penari)

4.Mia Khairatun Ramadani (Penari)

5.Nazli Khairiyah Mubaroq ( Penari )

Artistik

7.Intan Damayanti (Tata Rias dan Busana)

8.Sri Amelia (Tata Rias dan Busana)

Anda mungkin juga menyukai