Anda di halaman 1dari 12

KONSEP KOREOGRAFI BATAK TOBA

Di Susun Oleh:

NAMA : ERWIN CHANDA HUTABARAT


NIM : 2201142011
KELAS :A
MATA KULIAH : KONSEP PENDIDIKAN SENI TARI
DOSEN PENGAMPU : INGGIT PRASTIAWAN S.Sn M.Sn

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang..............................................................................................1
B. Rujukan Karya.............................................................................................1
C. Tujuan Karya...............................................................................................2
D. Manfaat Karya.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Landasan Teoritis Penciptaan koreografi....................................................3
B. Tentang koreografi.......................................................................................3
C. Ide garapan koreografi.................................................................................4
D. Bentuk koreografi........................................................................................4
E. Tema koreografi...........................................................................................4
F. Dasar dan embrio pengembangan gerak......................................................5
G. Musik iringan koreografi.............................................................................5
H. Tata rias dan busana.....................................................................................6
I. Orisinalitas koreografi.................................................................................6
J. Pendukung karya..........................................................................................6
BAB III PROSES...................................................................................................7
A. Proses penciptaan koreografi.......................................................................7
B. Design pengembangan gerak.......................................................................7
C. Musik iringan koreografi.............................................................................8
D. Design Rias dan busana...............................................................................8
E. Design tata teknik pentas.............................................................................8
F. Design tata ruang dan cahaya......................................................................9
BAB VI. KESIMPULAN.......................................................................................9
A. Kesimpulan..................................................................................................9
B. Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................10
DAFTAR ACUAN INTERNET...........................................................................10
DAFTAR ACUAN AUDIO DAN VISUAL OF ARTS.......................................11
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugrahnya
saya dapat menyelesaikan tugas konsep tari. Saya berterima kasih kepada Bapak INGGIT
PRASTIAWAN S.Sn M.Sn selaku dosen pengampu mata kuliah konsep pendidikan seni tari
yang sudah memberikan saya bimbingan.
Saya juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu saya
minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan saya juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih, semoga tulisan ini dapat berguna dan
menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 04 Oktober 2020

Penulis

ERWIN C HUTABARAT
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Karya

Tari Tor Tor adalah tarian perayaan yang telah ada sejak ratusan tahun lalu. Asal tarian ini
adalah dari daerah Batak Toba, Sumatera Utara. Berdasarkan sejarah, tarian ini awalnya
merupakan tari ritual dan sakral yang dipentaskan pada upacara kematian, kesembuhan, dan
sebagainya. Seiring perkembangan zaman dan masuknya budaya Hindu-Budha, maka tarian
ini memperoleh pengaruh dan berkembang tidak hanya sebagai tarian upacara. Tari Tor Tor
kemudian digelar sebagai hiburan dan tontonan warga Batak. Selain itu, busana tradisional
yang dikenakan penari Tor Tor juga berubah dan mengalami modifikasi agar lebih menarik.
Saat menarikan tarian ini, para penari akan diiringi oleh musik gondang. Musik ini akan
menghasilkan suara hentakan kaki penari diatas panggung. Tarian Tor Tor adalah tari daerah
Batak yang mengandung makna komunikasi. Selain itu, tari ini juga mempunyai 3 pesan
spiritual, yaitu pesan kepada Tuhan.

B. Rujukan Karya
Koreografi ini merujuk pada kehidupan masyarakat yang ada di Sumatera Utara,
khususnya di daerah tapanuli yang mayoritas pendudknya bersuku Batak toba. Setiap upacara
yang ada di etnis batak toba pasti memasukan unsur tari dalam kegiatan adatnya seperti
kegiatan upacara pernikahan, kematian, pesta panen, dan lain lain.

C. Tujuan Karya

Karya tari yang ingin saya sampaikan bertujuan agar seluruh masyarakat Tapanuli
khusunya masyarakat yang bersuku Batak Toba tahu dan sadar bahwa unsur tari merupakan
warisan budaya yang harus terus di lestarikan dan di jaga agar tidak memudar di kikis oleh
perkembangan jaman.

D. Manfaat Karya

Koreografi ini memliki beberapa manfaat, baik secara praktis maupun manfaat teoritis.

1. Manfaat praktis
a. Memberikan wawasan tentang tari bagi generasi generasi muda
b. Memberikan kita pemahaman bahwa kebudayaan itu sangat lah penting dan perlu
untuk di jaga dan di lestarikan
2. Manfaat teoritis
Selain manfaat praktis yang ada di atas, koreografi yang dibuat ini juga
memiliki manfaat teoritis yaitu untuk memberikan pengetahuan lain yang bisa
disampaikan kepada khalayak mengenai pentingnya unsur tari pada setiap upacara
upacara adat Batak Toba.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teoritis Penciptaan Koreografi
Penciptaan adalah peristiwa yang merupakan proses bertahap, diawali dengan timbulnya
suatu dorongan yang dialami oleh seorang seniman. Dorongan tersebut disebut dengan
motivasi, ada yang timbul secara sadar, 22 betul-betul disadari oleh sang seniman. Seniman
merasakan hasrat yang besar untuk mewujudkan sesuatu. Motivasi yang mengawali
penciptaan karya seni langsung menanam bibit, benih, karyanya, incept yang disadari impuls.
Setelah itu proses penciptaan dengan sendirinya berlangsung melalui beberapa tahap yang
dengan jelas dapat dipisah-pisahkan satu sama lain mengenai sifatnya atau kualitasnya
Djelantik, 1999: 74-75. Proses penciptaan karya seni tari adalah suatu usaha untuk
mewujudkan atau imajinasi yang diperoleh dari suatu pengindraan dalam suatu bentuk,
sedangkan mencipta berarti membuat sesuatu bukan lantaran teknis saja, tetapi adanya
kecenderungan kesadaran dan kesengajaan. Proses yang di maksud adalah suatu proses
mengubah material menjadi suatu organisasi yang sesuai dengan imajinasi, dimana imajinasi
adalah pengalaman sensual yang oleh kesadaran di ubah menjadi pengalaman.
B. Tentang Koreografi

konsep koreografi ini berakarkan dari gerak sehari-hari yang dikembangkan melalui
hasil eksplorasi dan improvisasi. Yang kemudian dibuat menjadi gerak yang kontemporer
atau kekinian sehingga dapat menghasilkan suatu koreografi yang baru untuk dapat
dipertontonkan di hadapan khalayak.

C. Ide Garapan Koreografi

Ide garap pada konsep koreografi ini saya ambil dari beberapa media seperti, media
cetak, media masa, dan kehidupan masyarakat saat ini seperti koran, berita yang ada
ditelevisi dan cerita dari masyarakat.

D. Bentuk Koreografi

Koreografi ini berbentuk koreo yang dilakukan dalam bentuk kelompok yang terdiri dari
minimal 6 orang untuk menarikan sebuah tarian yang biasanya selalu di tampilkan di setiap
upacara adat batak toba, terkhusus upacara kematian.
E. Tema Koreografi

Pada konsep koreografi ini saya mengambil tema upacara adat kematian.

F. Dasar dan Embrio Pengembangan Gerak

Dasar pengembangan gerak untuk koreografi ini saya ambil dari gerak tari batak toba
yaitu manortor. Tarian Tor Tor adalah tari daerah Batak yang mengandung makna
komunikasi.

G. Musik Iringan Koreografi

Untuk musik pengiring saya mengedit musik yang di ambil dari youtube yaitu musik tari
batak toba dan di sesuaikan dengan tema kematian, alat musik yang digunakan dalam musik
ini adalah seruling, gondang, sarunei dan lain-lain dan dipadukan dengan beberapa musik
ilustrasi yang ada di youtube dan diedit menggunakan aplikasi pengedit lagu berupa Adobe
Audition untuk menghasilkan musik yang dapat digunakan sebagai musik pengiring untuk
koreografi ini.

H. Tata Rias dan Busana

Dalam konsep koreografi ini, untuk tata rias dan busana penari utama menggunakan tata
rias yang membuat wajah menjadi terlihat sedih. Lalu pada bagian busana, penari
menggunakan pakaian adat Batak Toba yang bertema kematian seperti menggunakan ulos,
dan pakaian yang berwarna hitam agar sesuai dengan tema nya.

I. Artistik Panggung

Untuk artistik panggung dibutuhkan beberapa tali dan tirai yang digunakan untuk
menutup panggung, agar penonton tidak melihat penari disaat sedang bersiap siap naik diatas
panggung.

J. Tata Cahaya
Tata cahaya atau lighting yang akan digunakan pada konsep koreografi ini yaitu lampu
yang berwarna kuning dan putih untuk dapat menyorot penari membantu suasana di atas
panggung.

K. Orisinalitas Koreografi

Konsep yang dibuat ini mengangkat dari kegiatan upacara kematian etnis Batak toba.

L. Pendukung Karya

Penari : Mikael Hamonangan Simbolon

Daniel Manik

Arya Saragih

Putri Anisa Sinaga

Cindy

Enjelika

Aktris : Boy Sipahutar

Pemusik : Roland

Studio 145

Erwin

Editing musik : Samuel Ginting

Penata busana : Rini Rafika

Penata rias : Refiani

Dokumentasi : Johannes Saragih


BAB III

PROSES

A. Proses penciptaan koreografi

Untuk membuat sebuah koreografi, haruslah kita berperoes. Proses meliputi


mencari gerak yang dapat dikembangakan dari hasil impovisasi dan proses pencarian
gerak dari hasil mengeksplorasi, proses bimbingan oleh dosen pengampu Mampu
menguasi panggung untuk dapat mangisi ruang-ruang yang kosong serta mengerti bahwa
semua bagian panggung itu memilki kekuatan tersendiri sesuai dengan konsep yang akan
dibawa.

B. Design pengembangan gerak


Proses meliputi mencari geraak-gerak yang dapat dikembangakan dari hasil
impovisasi dan proses pencarian gerak dari hasil mengeksplorasi, seperi gerakan berjalan
lalu berputar, lalu melompat dan terjatuh dengan ditambah sentakan-sentakan/ aksen di
dalam sebuah gerak serta mampu membuat beberapa gerak yang tidak memilki makna
menjadi bermakna.
C. Musik iringan koreografi
Musik untuk pengiring koreografi di ambil dari yt yang berkaitan dengan upacara
kematian pada etnis Batak toba.

D. Design Rias dan busana


Untuk desain make up dan busana penari,sebaikanya konsultasi kepada dosen
pembimbing agar konsep cerita dan konsep garap menjadi sinkron/nyambung.
Rias : Refiani
Busana : Cindy

E. Design tata teknik pentas


Konsep yang saya buat menggunakan sebuah ruangan yang agak luas agar di situ
dapan dilakukan sebuah tarian yang di lengkapi sebuah acara adat kematian.
F. Design tata ruang dan cahaya
 Menggunakan satu cahaya fokus pada aktris
 Menggunakan lighting berwarna kuning untuk menyorot para penarinya
BAB VI

KESIMPULAN

Dalam membuat sebuah konsep koreografi, kita harus terlebih dahulu memahami apa
cerita yang akan kita tuangkan kedalam konsep kita, apakah cerita itu dapat dikembangkan
menjadi konsep yang dapat dipertunjukkan.

Konsep yang dibuat mengcu pada gerak-gerak sehari-hari yang dikembangkan


menjadi gerak yang modern/kontemporer atau lebih jelasnya gerak yang kekinian. Sehingga
mampu menghasilkan sebuah karya tari dari hasil mata kuliah koreografi ini.

SARAN

Untuk dapat membuat suatu konsep kita harus selalu dibimbing oleh orang yang
paham dengan yang namanya kosep agar tidak salah arah penjelasan serta bahasa yang
digunakan lebih santun, lugas tidak berbelit-belit sesuai dengan etika bahasa. Untuk hasil dari
konsep sendiri diharapkan kita sebagai pengkoreo untuk rajin bertanya pada saat bimbingan
atau bahkan diluar bimbingan mengenai konsep yang akan diangkat menjadi sebuah
koreografi.
DAFTAR PUSTAKA

https://rimbakita.com/tari-tor-tor/

http://farahdiba.it.student.pens.ac.id/visitsumut/index.php?page=upacara3

Anda mungkin juga menyukai