Anda di halaman 1dari 13

KESENIAN DOMYAK DI KABUPATEN PURWAKARTA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Antropologi Tari


yang diampu oleh Ibu Heny Rohayani, M.Si. dan
Ibu Yoyoh Siti Mariah, S.Sen. M,Si.

Oleh :
Natasya Amelia (1705512)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TARI


FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Kesenian Domyak
Di Kabupaten Purwakarta. Penulisan makalah ini ditujukan untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Antropologi Tari yang diampu oleh Ibu Heny Rohayani, M.Si.,
dan Ibu Yoyoh Siti Mariah, S.Sen. Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada
Allah Swt, kepada orang tua yang telah memfasilitasi dan terimakasih kepada
teman-teman yang memberikan dukungan dan perhatiannya.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih belum sempurna,
maka saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan
makalah selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca.

Purwakarta, 24 Maret 2020

Natasya Amelia

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujun Penulisan..................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................................2
1.5 Metode Pelaksanaan...........................................................................................2
BAB II ISI LAPORAN
2.1 Landasan Teori...................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Kesenian...............................................................................4
2.1.2 Pengertian Domyak................................................................................4
2.1.3 Pengertian Kabupaten............................................................................4
2.1.4 Pengertian Purwakarta.............................................................................
2.2 Pembahasan ......................................................................................................4
2.2.1 Kesenian Domyak.................................................................................4
2.2.2 Nilai-nilai Moral Kesenian Domyak di Kabupaten Purwakarta...........5
2.2.3 Proses Pewarisan Kesenian Domyak di Kabupaten Purwakarta..........6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................8
3.2 Saran...................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang mempunyai naluri gregariousness,
yaitu naluri untuk hidup dan berhubungan dengan manusia-manusia lain. Dalam
berinteraksi dengan yang lainnya, manusia menciptakan norma-norma atau
kaidah-kaidah yang pada hakekatnya merupakan petunjuk-petunjuk tentang
bagaimana manusia harus bertingkah laku di dalam pergaulan hidup
(Soekanto,1977:58-94). Dalam hal ini Suparlan (1980) mengemukakan pendapat
bahwa kerangka landasan bagi menciptakan dan membuat manusia menjadi
tergantung dan merupakan sebagian dari lingkungan alam dan sosialnya adalah
kebudayaannya.
Kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi
lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi kerangka landasan bagi
mewujudkan dan mendorong terwujudnya kelakuan. Dalam definisi tersebut
kebudayaan dilihat sebagai mekanisme kontrol bagi kelakuan dan tindakan-
tindakan manusia, atau sebagai pola-pola kelakuan manusia (Suparlan,1980:238).
Kebudayaan yang telah menjadi sistem pengetahuan bila digunakan terus-
menerus membuat manusia dapat memahami dan menginterpretasi berbagai
gejala, peristiwa dan benda-benda yang ada dalam lingkungannya. Dan dengan
kebudayaan itu manusia mempunyai kesanggupan untuk mewujudkan kelakuan
tertentu sesuai dengan rangsangan-rangsangan yang sedang dihadapinya. Dalam
hal ini kebudayaan diartikan sebagai petunjuk-petunjuk atau aturan-aturan untuk
mengatur, menyeleksi dan merangkaikan simbol-simbol yang diperlukan sehingga
simbol-simbol yang terseleksi itu secara bersama-sama dan diatur sedemikian
rupa diwujudkan dalam bentuk kelakuan atau benda-benda sebagaimana yang
diinginkan pelakunya. Salah satunya adalah kesenian Domyak, kesenian ini
merupakan simbol dari ritual memanggil hujan yang dilakukan oleh masyarakat
Purwakarta. Kesenian ini lahir dari pengetahuan manuisia yang meminta
pertolongan kepada sesuatu yang diyakininya untuk memanggil hujan. Maka dari

1
2

itu, penulis membuat makalah dengan judul “Kesenian Domyak di Kabupaten


Purwakarta”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang yang dijelaskan diatas, maka dapat dicari
rumusan masalahnya yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan kesenian Domyak?
2. Apa saja nila-nilai moral dari kesenian Domyak dimasyarakat Purwakarta?
3. Bagaimana pewarisan kesenian Domyak dimasyafakat Purwakarta?

1.3 Tujuan
Dari pembuatan makalah yang dibuat oleh penulis, tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah:
1. Mengetahui tentang kesenian Domyak.
2. Mengetahui nilai-nilai moral dari kesenian Domyak dimasyarakat Purwakarta.
3. Mengetahui pewarisan kesenian Domyak dimasyarakat Purwakarta.

1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk pribadi yaitu, untuk
menambah khasanah pengetahuan tentang penelitian khususnya yang terkait
dengan kesenian Domyak.
Manfaat untuk masyarakat sebagai tambahan ilmu pengetahuan untuk
masyarakat sekitar terutama masyarakat sekitar terutama masyarakat awam
tentang kesenian Domyak.

1.5 Metode Pelaksanaan


Metode pelaksanaan ini menggunakan cara deskriptif dengan
pengumpulan data dari beberapa buku, jurnal, website serta pengalaman secara
nyata dalam proses pembelajaran di kelas. Menurut Nazir (1988:63) dalam buku
Contoh Metode Penelitian, metode deskriptif merupakan suatu metode dalam
meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 landasan Teori
Kebudayaan dalam bahasa Sansekerta berasal dari kata budh yang berarti
akal, dikembangkan kemudian menjadi budhi (tunggal) atau budhayana
(majemuk). Jika diartikan kebudayaan adalah hasil pemikiran atau akal manusia.
Namun, ada yang berpendapat mengatakan bahwa, kebudayaan berasal dari kata
budi dan daya. Budi merupakan unsur rohani dalam kebudayaan yang disebut
sebagai akal, sedangkan daya adalah perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani,
sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil karya dari akal dan ikhtiar manusia.
Salah satu wujud kebudayaan suatu masyarakat adalah adanya kesenian
Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang
digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia.
Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, kesenian juga
mempunyai fungsi lain. Misalnya, mitos berfungsi menentukan norma untuk
perilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaan. Secara
umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat seperti
pada masyarakat Purwakarta.
Purwakarta merupakan kota yang ada di Jawa Barat yang tertelak diantara
bagian Pantura dan bagian Priangan. Hal ini berimbas pada seni pertunjukan yang
ada didalamnya yang diekspresikan dengan berbagai cara tertentu. Berhubungan
dengan itu Kabupaten Purwakarta memiliki berbagai macam kesenian, salah
satunya yaitu kesenian Domyak yang menjadi ciri khas kesenian Kabupaten
Purwakarta.
Kesenian Domyak merupakan kesenian yang lahir pada tahun 1920 di
Desa Pasir Angin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta. Kesenian ini
awal mulanya berfungsi sebagai upacara ritual untuk meminta hujan karena pada
saat itu di Desa Pasir Angin mengalami kemarau Panjang yaitu selama 9 bulan
yang menyebabkan sawah serta ladang masyarakat menjadi kering.

3
4

2.1.1 Pengertian Kesenian


Menurut Koentjaraningrat (1990 : 206), kesenian merupakan suatu yang
hidup sejalan dengan mekarnya rasa keindahan yang tumbuh dalam sanubari
manusia dari masa ke masa, dan hanya dapat dinilai dengan ukuran rasa.
2.1.2 Pengertian Domyak
Domyak, adalah akronim atau kirata basa, artinya ari dur ari rampayak.
Dur adalah bunyi bedug dari salah satu waditra musik pengiring kesenian ini.
Rampayak artinya menari. Jadi, ketika ada suara dur dari bedug itu (pemain)
langsung menari.
2.1.3 Pengertian Kabupaten
Menurut KBBI kabupaten adalah daerah swatantra tingkat II yang
dikepalai oleh bupati, setingkat dengan kota madya, merupakan bagian langsung
dari provinsi yang terdiri atas beberapa kecamatan.
2.1.4 Pengertian Purwakarta
Purwakarta adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Purwakarta,
Provinsi Jawa Barat, Indonesia.

2.2 Pembahasan
2.2.1 Kesenian Domyak
Domyak, adalah akronim atau kirata basa, artinya ari dur ari rampayak.
Dur adalah bunyi bedug dari salah satu waditra musik pengiring kesenian ini.
Rampayak artinya menari. Jadi, ketika ada suara dur dari bedug itu (pemain)
langsung menari.
Seni Domyak terkait dengan ritual meminta hujan. Inti ritual ini adalah
ngibakan ucing (memandikan kucing) yang terlebih dahulu dimulai dengan arak-
arakan keliling kampung. Kucing dimasukkan ke dalam kurungan yang disebut
dongdang ucing dan tandu oleh dua orang. Arak-arakan diiringi dengan tetabuhan
seperti angklung, dogdog, bedug, kendang, goong, dan sebagainya. Mereka
kemudian menuju ke suatu mata air dan melaksanaka ritual ngibakan ucing tadi.
Ritual dimulai dengan mupuhun, yang dipimpin oleh seorang peminpin
upacara yang disebut Pangasuh (pengasuh). Mupuhun adalah semacam uluk
salam, atau dalam peribahasa Sunda dikatakan sebagai mipit kudu amit, ngala
5

kudu menta (meminta izin terlebih dahulu), yang bermakna bahwa jika sesuatu
yang akan dilakukan itu haruslah diawali dengan meminta izin dan memohon
berkah keselamatan dari Yang Maha Kuasa. Setelah mupuhun dilaksanakan,
pangasuh menyuruh seseorang untuk melantunkan kidung beberapa bait, dan
setelah selesai kidung, maka kucing yang ada di dalam sebuah kurungan itu
diguyur air, inilah yang disebut dengan ngibakan ucing (memandikan kucing).
Ngibakan ucing mempunyai makna, bahwa kucing tidak pernah mandi dan hal ini
adalah sebuah pepatah, bahwa manusialah yang sebaiknya mandi, membersihkan
diri. Itulah inti dari seni domyak.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan menyajikan sebuah tarian pencak
silat yang disebut dengan wawayangan dan bermacam-macam atraksi seperti
bebelokan, babagongan, séséroan, kukudaan, momonyétan, debus, sulap, dan
lain-lain.
2.2.2 Nilai-nilai Moral kesenian Domyak di Masyarakat Purwakarta
1. Nilai Religius
Nilai religius merupakan sikap dan tindakan yang menunjukan patuh
terhadap agama yang dianutnya, rasa toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
lainnya, kerukunan hidup, jujur, cinta damai, dan bersahabat. Dalam pertunjukan
Kesenian Buncis sikap percaya kepada Tuhan dilihat dari proses mupuhun atau
meminta izin sebelum memulai acara. Hal ini dilakukan agar diberkahinya segala
kegiatan yang akan dilakukan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
2. Gotong Royong
Nilai gotong royong pada kesenian Domyak dapat dilihat saat proses
pertunjukan, semua pemain saling mengisi kegiatan sesuai dengan porsinya
dengan baik agar pertunjukan sukses. Adapun kerjasama antar pemain terlihat dari
saat latihan mereka berlatih Bersama, saling membantu dan saling membenahi
untuk sebuah penampilan yang maksimal. Sikap peduli sosial dilihat dari
kerjasama antar masyarakat seni dan masyarakat pada umumnya dalam persiapan
kesenian Domyak tersebut.
3. Nilai Cinta Tanah Air
Nilai cinta tanah air merupakan sikap dan tindakan yang merupakan rasa
kecintaannya terhadap Negara dan Tanah Air Indonesian, semangat Kebangsaan,
6

menghargai prestasi dan cinta damai. Sikap semangat kebangsaan pada Kesenian
Domyak terlihat dari sikap para pemain yang tetap menjaga warisan budaya
Indonesia dengan cara berkesenian. Sikap semangat kebangsaan dapat dilihat dari
aktifitas Kesenian Buncis yang rutin, melakukan pertunjukan pada saat hati-hari
besar dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat khusunya kaum muda
dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
2.2.3 Proses Pewarisan Kesenian Domyak di Masyarakat Purwakarta
Seni Domyak merupakan kesenian tradisional yang perkembangannya
bersifat turun temurun. Perintis seni Domyak diawali oleh Uyut Anen, kemudian
diturunkan kepada Ama atau mama Nuria, selanjutnya diturunkan kembali kepada
Abah Jumanta,.saat ini , generasi yang melanjutkan kesenian tradisional tersebut
adalah Mang Didi, pura ma Ijah. Sedangkan ma Ijah adalah puteri dari aki Mirta,
dan aki Mirta puteranya uyut Anen. Dengan demikian, mang Didi adalah cucu
buyut dari uyut Anen. Abah Jumanta adalah pewaris generasi keempat yang
mempertahankan eksistensi para seniman tradisi dalam mengalami perubahan dan
perkembangan kearah modernisasi di segala bidang kehidupan, khususnya seni
Domyak ini. seniman Domyak yang masih hidup adalah diantaranya Abah
Tahrudin, Abah Husein, Ujang Itim, Odi, Kena, Tata dan Abah Ueu-ueu. Akan
tetapi seni Domyak ini sudah lama tidak berkembang, bahkan hampir punah.
keberadaan Domyak mulai tersisih dilihat dari sulitnya mencari lahan
garapan sampai tidak adanya infrastruktur baik alat-alat musik maupun tempat
berlatih. Kesulitan ini ditambah dengan stigma negatif masyarakat, terutama
kalangan masyarakat dengan latar belakang agamis yang kental. Pada akhirnya
terdapat larangan kepada anak-anak oleh orang tua mereka untuk menonton atau
menjadi bagian dari kesenian ini. Dampak dari larangan tersebut kesenian ini
sempat vakum selama sepuluh tahun.
Pada tahun 2010 seni pertunjukan domyak kembali hadir di tengah
masyarakat berkat program revitalisasi seni domyak. Dengan demikian, seni
pertunjukan domyak kembali mengembangkan diri disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat dan mencoba menangkal stigma negatif masyarakat. Tentu saja,
peralihan ini menjadikan domyak hanya sebatas seni hiburan yang sifatnya
profan, adapun ritual seperti dahulu itupun hanya sekadarnya saja. Dari hasil
7

revitalisasi inilah seni pertunjukan domyak bisa kembali diwariskan kepada


masyarakat khususnya kaum muda. Adapun kegiatan pewarisan dilakukan melalui
dijadiknnya kesenian ini sebagai materi ekstrakulikuler di sekolah dasar dan
menengah seperti di SMPN 4 Darangdan dan dibukanya sanggar latihan seni
Domyak di Perumahan Ciseureuh yang mengumpulkan sebanyak 35 personel
seniman Domyak untuk berlatih. Selain itu, seiring perkembangan jaman yang
semakin modern, kesenian Domyak di Desa Pasir Angin dapat dipertunjukan pada
kondisi apapun, baik pertunjukan panggung maupun helaran.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Kesenian Domyak merupakan kesenian yang lahir pada tahun 1920 di
Desa Pasir Angin Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta. Kesenian ini
awal mulanya berfungsi sebagai upacara ritual untuk meminta hujan karena pada
saat itu di Desa Pasir Angin mengalami kemarau Panjang yaitu selama 9 bulan
yang menyebabkan sawah serta ladang masyarakat menjadi kering.
Domyak, adalah akronim atau kirata basa, artinya ari dur ari rampayak.
Dur adalah bunyi bedug dari salah satu waditra musik pengiring kesenian ini.
Rampayak artinya menari. Jadi, ketika ada suara dur dari bedug itu (pemain)
langsung menari.
Ritual ini dimulai dengan arak-arakan keliling kampung. Kemudia kucing
dimasukkan ke dalam kurungan yang disebut dongdang ucing dan tandu oleh dua
orang. Arak-arakan diiringi dengan tetabuhan seperti angklung, dogdog, bedug,
kendang, goong, dan sebagainya. Mereka menuju ke suatu mata air dan
melaksanaka ritual ngibakan ucing .
Terdapat tiga nilai moral dari kesenian Domyak ini yaitu nilai religius, yang
terlihat dari proses mupuhun atau meminta izin sebelum memulai acara. Hal ini
dilakukan agar diberkahinya segala kegiatan yang akan dilakukan oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Nilai gotong royong, terlihat pada saat proses pertunjukan,
semua pemain saling mengisi kegiatan sesuai dengan porsinya dengan baik agar
pertunjukan sukses. Dan nilai cinta tanah air, terlihat dari sikap para pemain yang
tetap menjaga warisan budaya Indonesia dengan cara terus berkesenian.
Seni Domyak merupakan kesenian tradisional yang perkembangannya bersifat
turun temurun. kegiatan pewarisan dilakukan melalui dijadiknnya kesenian ini
sebagai materi ekstrakulikuler di sekolah dasar dan menengah seperti di SMPN 4
Darangdan dan dibukanya sanggar latihan seni Domyak di Perumahan Ciseureuh
yang mengumpulkan sebanyak 35 personel seniman Domyak untuk berlatih.
3.2 Saran
Penulis memberi saran atas makalah yang dibuat agar masyarakat lebih
mengenal dan melestarikan berbagai macam kesenian yang tersebar di Indonesia

8
9

khususnya di Purwakarta baik yang sudah ada dari zaman dahulu maupun zaman
sekarang. Adapun penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Diperlukan penambahan teori yang mendukung
dengan sumber-sumber yang dapat dipertanggung jawabkan untuk memperkuat
pembahasan yang dibuat. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah ini.
10

DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Djambata
M, Nazir (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Soekanto, Soerjono (1977). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Yayasan
Penerbit Universitas Indonesia.
Suparlan, Parsudi (1980). Manusia, Kebudayaan dan Lingkungannya. Majalah
Ilmu-ilmu Sastra Indonesia, Nopember 1980. Jakarta : FS-Universitas Indonesia.
Website:
http://panjiindra2345.blogspot.com/2012/10/pengertian-kesenian_23.html
http://eprints.uny.ac.id/9435/2/bab%201-05208244032.pdf
http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/ensiklo-det.php?id=20&lang=id
https://www.ayobandung.com/read/2019/07/16/57897/kesenian-meminta-hujan-
domyak-yang-kian-memudar
https://www.kompasiana.com/ikbalmaulana.co.id/56026503ad7e6176083e8a3f/do
myak-seni-pertunjukan-khas-masyarakat-pasirangin?page=2
http://repository.upi.edu/216/4/S_SDT_0901209_CHAPTER%201.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Purwakarta,_Purwakarta
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/e808164c29def3a2ee5eb
9844d0d36c6.pdf

Anda mungkin juga menyukai