Anda di halaman 1dari 11

CIPTA SENI DAN GERAK

Tentang mereview/resume
(Konsep Pembelajaran Seni Tari dan Musik)

Oleh
Rahmad Wahyugi
(19124027)

Dosen Pembimbing :

Dr. Ramalis Hakim, M.Pd .

Prof. Dr. Ardipal, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN DASAR


PASCASARJANA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
A. Konsep Pembelajaran Tari
1. Pengertian pembelajaran Seni Tari
Secara eksplisit tari merupakan serangkaian gerak indah yang
mengandung makna. Banyak pakar yang mengdefinisikan mengenai tari.
Tari adalah ungkapan perasaan manusia tentang sesuatu dengan gerak-
gerak ritmis dan indah (Jazuli, 2008). Selanjutnya (Dibya, I Wayan, 2006)
mendefinisikan tari sebagai “ekspresi gerak ritmis dari keadaan perasaan
yang secara estetis dinilai, yang lambang geraknya dirancang untuk
kenikmatan serta kepuasan dari pengalaman ulang, ungkapan
berkomunikasi, melaksanakan, Aserta dari penciptaan bentuk-bentuk”
(Narawati, 2012). Tari dalam kamus umum Bahasa Indonesia berarti
“gerakan badan (tangan dan sebagainya) yang berirama dan biasanya
diiringi dengan bunyi-bunyian (seperti music, gamelan, dan sebagainya”.
Bidang seni tari merupakan salah satu media berkomunikasi
(berekspresi seni) yang memiliki daya tarik bagi anak SD. Berkreasi seni
tari dapat mengembangkan kompetensi dasar motorik halus yang sesuai
dengan masa-masa perkembangan yang bersifat polos, unik, kreatif,
spontanitas, dan dina- mis. Pemberian pengalaman belajar pada masa peka
ini merupakan saat yang paling baik, karena dapat mengembangkan
kemampuan anak baik fisik dan psikis secara utuh dan bermakna
(Kasmahidayat, 2012).
2. Jenis-jenis tari
Jenis tari ditinjau dari bentuk penyajiannya terbagi tiga kelompok, yaitu:
a. Tari Tunggal
Tari Tunggal yaitu tari yang dilakukan oleh satu orang. Contohnya
adalah tari gambir anom, tari koncar, tari gunung sari, tari gatotkaca, tari
bondan, tari gambyong dan tari kukilo.
b. Tari Berpasangan
Tari berpasangan yaitu tari yang dilakukan dengan berpasangan, laki-
laki dengan perempuan, laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan
perempuan.
c. Tari Kelompok/Massal
Tari ini dilakukan dengan ramai-ramai, atau dengan menggunakan
banyak penari (Wiriatunnisa, 2010).
3. Peran tari
Secara garis besar fungsi tari ada 5 antara lain :
a. Tari Sebagai Upacara
Fungsi tari sebagai sarana upacara merupakan bagian dari tradisi
yang ada dalam suatu kehidupan masyarakat yang sifatnya turun
temurun dari generasi ke generasi berikutnya sampai masa kini yang
berfungsi sebagai ritual. tari dalam upacara pada umumya bersifat sakral
dan magis. Pada tari upacara faktor keindahan tidak diutamakan, yang
diutamakaan adalah kekuatan yang dapat mempengaruhi kehidupan
manusia itu sendiri ataupun hal hal diluar dirinya. Tari upacara dibagi
menjadi 2 yaitu tari adat dan agama (Setiawati, 2008).
1) Tari Adat
Beberapa contoh tari uapacar adat adalah bedhoyo ketawang
(penobatan raja) gambyong, karonsih, dan gatot kaca gandrung ( adat
perkawinan), kuda lumping, jatilan (seni tontonan rakyat) tari sekapur
sirih untuk penyambutan tamu agung dan tari rangguk (jambi) untuk
persembahan untuk tamu biasa (Setiawati, 2008).
2) Tari Agama
Tari upacara agama adalah tari yang diyakini memiliki
karismatik khusus. Apabila tidak dilaksanakan akan berdampak
kepada peri kehidupan selanjutnya. Tari upacara agama memiliki
tradisi khusus., dilaksanakan dalam konteks yang berhubungan
dengan pernyataan penghayan keagamaan di mana mereka lebih asyik
apabila melakukan dengan penghayatan dalam dan bersifat memuja,
dan penghayantan persembahan secara total. Contoh tari pendet,
rangde, rejang, keris, pasraman, gabor, ngaben bedoyo semang,
bendaya ketawang, gandari (Setiawati, 2008).
b. Tari Sebagai Sarana Hiburan
Salah satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanya untuk di
tonton. Tari ini memiliki tujuan hiburan pribadi lebih mementingkan
kenikmatan dalam menarikan. Tari hiburan disebut tari gembira, pada
dasarnya tarian gembira tidak bertujuan untuk ditonton akan tetapi
tarian ini cenderung untuk kepuasan para penarinya itu sendiri.
Keindahan tidak diutamakan, tetapi mementingkan kepuasan
individual, bersifat spontanitas dan improvisasi. contoh tari hiburan tari
tayub (jatim, jateng), ketuk tilu (jabar), gandrung (banyuwangi),
jogged bumbung (bali), serampang dua belas (Sumatra) (Setiawati,
2008).
c. Tari Sebagai Sarana Pertunjukkan
Tari pertunjukkan adalah bentuk momunikasi sehingga ada
penyampai pesan dan penerima pesan. Tari ini lebih mementingkan
bentuk estetika dari pada tujuannya. Tarian ini lebih digarap sesuai
dengan kebutuhan masyarakat setempat’ tarian ini sengaja disusun
untuk dipertontonkan. Oleh sebab itu penyajian tari mengutamakan
segi artistiknya yang konsepsional yang mantab, koreografer yang baik
serta tema dan tujuan yang jelas. Contoh tari pertunjukan tari piring
(Sumatra), tari ngremo(jatim), gambyong ( surakarta) (Setiawati,
2008).
4. Unsur-unsur tari
Dengan demikian, dalam tari terdapat unsur-unsur yang harus
diperhatikan dalam mewujudkan ekspresi seni tari secara utuh. Adapun unsur-
unsur tersebut adalah sebagai berikut (Wiriatunnisa, 2010).
a) Gerak (Wiraga)
Gerak merupakan unsur paling pokok dalam seni tari. Dalam seni tari
gerak meliputi gerak tubuh dari kaki sampai kepala. Gerak-gerak
tersebut ditata untuk disesuaikan dengan karakter tokoh yang dibawakan
oleh penari (Wiriatunnisa, 2010).
b) Irama (Wirama)
Dalam seni tari, irama membantu penari dalam mengatur gerak dan
menguatkan gerak. Irama ini biasanya dibentuk oleh alat musik, di
antaranya gong, gendang, bonang, saron, repelajaran, kenong, kecrek,
rincik, peking, demung, dan selentem. Irama yang disusun harus
disesuaikan dengan karakter pergerakan tokoh yang dibawakan oleh
penari (Wiriatunnisa, 2010).
c) Perasaan (Wirasa)
Gerak-gerak dalam tari (baik gerak kuat maupun gerak lemah) harus
dapat menjelaskan ekspresi perasaan, seperti marah, sedih, senang, dan
gembira sesuai tokoh yang dibawakan oleh penari (Wiriatunnisa, 2010).
d) Wujud (Wirupa) ]
Rupa atau tampilan tarian harus dapat menjelaskan karakter tokoh yang
dibawakan. Tampilan tersebut dapat diwujudkan melalui penataan
busana dan rias (Wiriatunnisa, 2010).
5. Pola lantai dalam tari
Secara umum, pola lantai tari tunggal Nusantara di antaranya sebagai berikut.
a. Maju-mundur, yaitu penari melakukan gerakan ke depan dan ke belakang.
b. Geser kiri-kanan, yaitu penari melakukan gerakan ke samping kiri dan
kanan.
c. Serong kiri-kanan, yaitu penari melakukan gerakan menyerong ke samping
kiri dan kanan.
d. Memutar mengikuti pola lingkaran, yaitu penari melakukan gerakan
memutar seperti pola lingkaran (Wiriatunnisa, 2010).
B. Konsep Pembelajaran Musik
1. Pengertian Seni Musik
Musik merupakan salah satu cabang kesenian yang pengungkapannya
dilakukan melalui suara atau bunyibunyian (Triana, 2013). Musik adalah
nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung
irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang
menghasilkan bunyi) (Utomo, n.d.). Musik adalah permainan waktu dengan
mengadopsi bunyi sebagai materinya. Musik adalah waktu dalam bunyi.
Dalam musik, waktu adalah ruang – bunyi adalah substansinya. Didalam
ruang waktu itulah bunyi-bunyi bergerak (Wicaksono, n.d.).
Musik adalah ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan lewat
komposisi jalinan nada atau melodi, baik dalam bentuk karya vokal maupun
instrumental. Di samping itu musik adalah suatu karya seni yang tersusun
atas kesatuan unsur-unsur seperti irama, melodi, harmoni, bentuk atau
struktur, dan ekspresi (Muttaqin, 2008).
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa musik
merupakan cabang seni yang timbul dari pikiran dan perasaan manusia
yang dapat dimengerti dan dipahami berupa nada atau suara yang disusun
sedemikian rupa sehingga mengandung irama lagu dan keharmonisan
sebagai suatu ekspresi diri.

2. Manfaat musik
Dari perspektif filsafat, musik diartikan sebagai bahasa nurani yang
menghubungkan pemahaman dan pengertian antar manusia pada sudut-
sudut ruang dan waktu, di mana pun kita berada. Oleh karena itu Nietzsche,
seorang filsuf Jerman, meyakini bahwa musik tidak diragukan dapat
memberikan kontribusi yang positif bagi kehidupan manusia. Sehubungan
dengan itu ia mengatakan: "Without music, life would be an error." Dalam
kenyataannya musik memang memiliki fungsi atau peran yang sangat
penting sehingga tidak satupun manusia yang bisa lepas dari keberadaan
musik.
a. Musik Sebagai Hiburan
Aristoteles, filsuf Yunani yang lahir di Stagira pada tahun 384
SM, mengatakan bahwa musik mempunyai kemampuan untuk
mendamaikan hati yang gundah. Sehubungan dengan itu musik
memiliki efek terapi yang rekreatif dan lebih jauh lagi dapat
menumbuhkan jiwa patriotisme. Pandangan Aristoteles ini setidaknya
memberikan gambaran kepada kita bahwa dalam mengarungi bahtera
kehidupannya, manusia tidak selalu menjumpai hal-hal yang
menyenangkan. Suatu ketika ia bisa mengalami peristiwa yang
menyedihkan, memilukan, atau bahkan menyakitkan, sedangkan di lain
waktu, bisa juga mengalami peristiwa yang sungguh menyenangkan
(Muttaqin, 2008)..
Sebagai hiburan, musik dapat memberikan rasa santai dan
nyaman atau penyegaran pada pendengarnya. Terkadang pada saat
pikiran kita lagi risau, serba buntu, dan tidak tahu apa yang harus
dilakukan; dengan mendengarkan musik, segala pikiran bisa kembali
segar. Hasilnya, kita bersemangat kembali mengerjakan sesuatu yang
tertunda (Muttaqin, 2008)..
b. Musik dan Terapi Kesehatan
Musik dapat berfungsi sebagai alat terapi kesehatan. Ketika
seseorang mendengarkan musik, gelombang listrik yang ada di otaknya
dapat diperlambat atau dipercepat dan pada saat yang sama kinerja
sistem tubuh pun mengalami perubahan. Bahkan, musik mampu
mengatur hormon-hormon yang mempengaruhi stres seseorang, serta
mampu meningkatkan daya ingat. Musik dan kesehatan memiliki
kaitan erat, dan tidak diragukan bahwa dengan mendengarkan musik
kesukaannya seseorang akan mampu terbawa ke dalam suasana hati
yang baik dalam waktu singkat (Muttaqin, 2008)..
c. Musik dan Kecerdasan
Musik memiliki pengaruh terhadap peningkatan kecerdasan
manusia. Salah satu istilah untuk sebuah efek yang bisa dihasilkan
sebuah musik yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan
intelegensia seseorang, yaitu Efek Mendengarkan Musik Mozart. Hal
ini sudah terbukti, ketika seorang ibu yang sedang hamil duduk tenang,
seakan terbuai alunan musik tadi yang juga ia perdengarkan di
perutnya. Hal ini dimaksudkan agar kelak si bayi akan memiliki
tingkat intelegensia yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang
dibesarkan tanpa diperkenalkan pada musik. Dengan cara tertentu, otak
pun akan distimulasi untuk “belajar” segala sesuatu lewat nada-nada
musik. Selain itu, musik-musik yang berirama klasik adalah jenis
musik yang dianjurkan banyak pakar buat ibu hamil dan si bayi, yaitu
bisa mencerdaskan bayi dan juga bisa memberi ketenangan buat ibu
yang sedang hamil (Muttaqin, 2008)..
d. Musik dan Kepribadian
Musik diyakini dapat meningkatkan motivasi seseorang. Bagi
orang yang berolahraga musik dapat meningkatkan motivasi untuk
melakukan olahraga yang lebih baik. Untuk selanjutnya pada saat
berolahraga musik membantu olahragawan untuk meningkatkan daya
tahan, meningkatkan mood dan mengalihkan olahragawan dari setiap
pengalaman yang tidak nyaman selama olahraga. Jenis musik terbaik
untuk olah raga adalah musik dengan musik tempo tinggi seperti hip-
hop atau musik dansa (Muttaqin, 2008)..
3. Jenis-jenis seni music
a. Musik tradisional
Jenis seni musik yang pertama adalah musik tradisional. Musik
ini biasanya merupakan warisan dari nenek moyang yang diturun-
temurunkan ke generasinya. Musik tradisional masih menggunakan
lirik bahasa daerah, tidak memiliki notasi, dan alat musik yang
digunakan juga tradisional contohnya seperti gamelan, angklung, dan
karawitan (Muttaqin, 2008)..
b. Musik modern
Pengertian musik modern ialah sebuah musik yang terlahir
bukan karena tradisi masyarakat akan tetapi musik modern ini
merupakan sebuah musik yang sudah berakulturasi dengan budaya
baru dan teknologi baik dari instrumen ataupun cara penyajian
musiknya (Muttaqin, 2008)..
Musik modern ini selalu berkembang seiring berkembangnya
zaman, seni musik modern ini bersifat global atau universal. Penikmat
dari musik ini bukan hanya masyarakat daerah sendiri akan tetapi
mulai dari orang biasa juga bisa mengerti dan menikmati musik
modern ini. Ciri-ciri musik modern yaitu:
1) Mengguanakan alat musik yang beragam dan modern.
2) Gaya musik tidak terpaku peraturan cenderung bebas.
3) Menggunakan bahasa nasional.
4) Mengangkat sebuah konsep dan tema umum kehidupan modern.
5) Memiliki salinan dan dokumen
6) Cenderung mempunyai tempo yang tepat.
7) Digunakan untuk sarana hiburan dan penyaluran ekspresi seniman
(Muttaqin, 2008)..
c. Musi kontenporer
Pengertian seni musik kontemporer adalah sebuah seni musik yang
popular sejak zaman 1990-an, musik ini menggunakan bukan alat musik
aslinya akan tetapi nada dari alat musik tersebut cukup bagus seperti alat
musik aslinya. Contoh penggunaanya seperti alat musik yang
menggunakan barang bekas atau sebagainya. Ciri-cirinya
1) Memiliki variasi nada yang kompleks.
2) Mempunyai tempo dan dinamik yang bervariatif.
3) Sumber bunyi alat musik beragam tidak hanya dari instrumen
musik.
4) Memiliki warna atau jenis bunyi yang beragam (Muttaqin, 2008).

4. Unsur-unsur seni musik


a. Irama
Irama atau yang lebih Anda kenal dengan ritme merupakan
panjang pendek dan tinggi rendah nada. Unsur irama merupakan unsur
yang sangat penting dalam seni musik karena irama menentukan
ketukan dalam bermusik (Muttaqin, 2008)..
b. Melodi
Melodi adalah suatu bentuk bentuk susunan bunyi yang
berurutan dari tinggi ke rendah atau rendah ke tinggi. Melodi
merupakan salah satu daya tarik dalam seni bermusik (Muttaqin,
2008)..
c. Harmoni
Unsur seni musik selanjutnya ialah harmoni. Harmoni
merupakan kumpulan perpaduan antara nada dan melodi yang
memiliki keteraturan sehingga elok untuk di dengarkan. Harmoni juga
kerap dikenal sebagai akord untuk mengiringi music (Muttaqin, 2008)..
d. Tangga nada
Unsur seni musik yang satu ini biasa digunakan untuk
mengatur para pemain musik dalam orkestra. Tangga nada merupakan
unsur musik yang terdiri atas nada yang tersusun berjenjang mulai dari
nada dasar sampai nada tinggi yang merupakan unsur penting pada
pertunjukan music (Muttaqin, 2008)..
e. Birama
Berbeda dengan irama, birama adalah unsur ketukan dalam
musik dengan waktu dan tempo yang teratur. Ketukan birama biasa
ditulis dengan 2/4, 2/3, ¾ dan masih banyak lagi. Anda pastinya juga
kerap menjumpai tanda pembilang “/” yang artinya mengisyaratkan
jumlah ketukan (Muttaqin, 2008)..
f. Tempo
Tempo adalah ukuran kecepatan birama dalam lagu. Contohnya
semakin cepat lagu dimainkan tempo dalam birama juga semakin cepat
dibawakan. Tempo masih dibagi lagi menjadi beberapa unsur musik
seperti Largo, Lento, Adagio, Andate, Moderato, Allegro, Vivace, dan
Presto (Muttaqin, 2008)..

g. Dinamika
Seperti yang kita ketahui, dinamika merupakan suatu tanda
untuk memainkan nada yang berkaitan dengan volume sehingga
mengeluarkan suara yang nyaring dan merdu untuk di dengarkan.
Unsur musik dinamika menjadi unsur musik yang paling utama untuk
mengungkapkan ekspresi musik yang emosional seperti sedih, senang,
dan sebagainya (Muttaqin, 2008)..
h. Timbre
Timbre atau yang biasa kita kenal dengan warna bunyi
merupakan kualitas dari bunyi musik. Misalnya alat musik gitar
memiliki timbre yang berbeda dengan alat musik drum walaupun alat
musik tersebut dimainkan dengan tangga nada yang sama. Hal tersebut
dapat terjadi karena setiap alat musik memiliki timbre yang berbeda-
beda sehingga mempengaruhi bunyi yang keluar dari alat music
(Muttaqin, 2008)..
DAFTAR RUJUKAN

Dibya, I Wayan, dkk. (2006). Tari Komunal. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni
Nusantara.
Jazuli, M. (2008). Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni. Semarang: Unesa
University Press.
Kasmahidayat, Y. (2012). Seni Tradisi sebagai Media Apresiasi dan Pembelajaran
Seni. Bandung: CV Bintang Warli Artika.
Muttaqin. (2008). Seni Musik Klasik Jilid 1 untuk SMK. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Narawati, T. (2012). Minggu pertama : Apresiasi Tari (powerpoint slides). Bandung:
Naskah tak terbit.
Setiawati, R. (2008). Seni Tari untuk SMK Jilid 2. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Triana, D. (2013). Penilaian Kinerja dalam Pembelajaran Seni Budaya:
Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah. Jakarta: UNJ.
Utomo, U. (n.d.). Model Pengembangan Materi Pembelajaran Seni Musik di SD/MI
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Semarang: Jurnal
UNNES.
Wicaksono, H. (n.d.). Kreativitas dalam Pembelajaran Musik. Jakarta: Cakrawala
Pendidikan.
Wiriatunnisa, A. (2010). Seni Tari untuk SMA/MA Kelas X, XI, dan XII. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai