Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Teori Pengetahuan dan Nilai


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu :

Afiful Ikhwan, M.Pd.I.

Oleh :

Nurhayati (2013471945)

Jurusan PAI / SMT IV A

Kelompok V

PROGRAM MADIN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH
(STAIM) TULUNGAGUNG
April 2015

1
KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Allah Subhanahu wa taala kepadaNya Kami memuji,


meminta pertolongan dan memohon ampun. Sholawat dan salam semoga
tercurahkan kepada Rasulullah Sholallohu alaihi wa sallam yang telah
menunjukkan kepada umat Manusia jalan kebenaran, jalan yang lurus, jalan yang
diridhoi oleh Alloh Subhanahu wa taala.
Alhamdulillah dengan selesainya Makalah ini, yang berjudul Teori
Pendidikan dan Nilaiyang mana Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Filsafat Pendidikan dan Makalah ini merupakan hasil tertulis dari
tugas yang diberikan kepada Kami sebelumnya. Oleh karena itu Kami ucapkan
terima kasih kepada :
1. Ketua STAIM Tulungagung Bapak Nurul Amin, M.Ag.
2. Bapak Afiful Ikhwan, M.Pd.I.
3. Rekan rekan Mahasiswa STAI Muhammadiyah Tulungagung.
4. Semua pihak yang telah memberi dukungan dan nasehat demi
terselesainya Makalah ini.
Kami menyadari, bahwa penyusunan ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu Kami tetap mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi sempurnanya Makalah ini. Dan semoga apa yang Kami usahakan ini dapat
bermanfaat bagi semua, Aamiin.

Tulungagung, April 2015

(PENYUSUN)
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................... i


Kata Pengantar .. ii
Daftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah .. 1
B. Rumusan Masalah .. 2
C. Tujuan Masalah . 2

BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Pengetahuan . 3
B. Pengertian Nilai . 4
C. Teori Pengetahuan dan Nilai . 5
1. Teori Pengetahuan (Epistimologi) .. 5
2. Teori Nilai (Aksiologi) . 8

BAB III PENUTUP 10


Kesimpulan . 10

DAFTAR PUSTAKA . 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dari masa ke masa dan dari tahun ke tahun tidak bisa Kita pungkiri
kehidupan manusia tidak pernah lepas dari pengetahuan dan nilai, bahkan segala
tidak tanduk manusia berasal dari pengetahuan dan nilai, apa yang layak dan tidak
layak, apa yang penting dan tidak penting, dan apa yang baik dan tidak baik dari
diri manusia itu sendiri.Baik itu di lingkungan Rumah, Masyarakat, di tempat
kerjaataupun di lingkungan sosial lainnya.
Namun tanpa kita sadari tidak semua manusia memahami betul apa itu
pengetahun dan apa itu nilai. Padahal seluruh cabang ilmu pengetahuan
berhubungan langsung dengan pengertian nilai.Mereka lebih sering menghafal
tanpa tahu kalau sesungguhnya segala kegiatan yang mereka lakukan atas dasar
pengetahuan dan nilai.
Di berbagai belahan dunia, banyak para Ilmuan terkenal yang berpendapat
tentangpengetahuan dan nilai, seperti Antony Giddens,Horton & Hunt dan dari
Indonesia seperti Ngatimin dan Notoatmodjo.Yang pemikirannya sudah terkenal
sampai sekarang. Karena itu pada kesempatan ini, untuk mengetahui lebih luas
apa itu pengetahuan dan nilai, dan bagaimana penjelasan-penjelasan menurut para
ahli tentang pengetahuan dan nilai, disini Kami menyajikan makalah yang
berjudul Teori Pengetehuan dan Nilai, dan juga sebagai tugas mata kuliah Filsafat
Pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari pengetahuan ?
2. Apakah pengertian dari nilai ?
3. Apakah pengertian dari teori pengetahuan dan nilai ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian pengetahuan.
2. Untuk mengetahui pengertian nilai.
3. Untuk memahami teori pengetahuan dan nilai.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengetahuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, pengetahuan
berarti segala sesuatu yg diketahui; kepandaian atau segala sesuatu yg diketahui
berkenaan dengan hal (mata pelajaran).Adapun pengetahuanmenurut beberapa
ahli adalah:
1. Menurut Pudjawidjana (1983), pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas
rangsangannya oleh alam sekitar melalui persentuhan melalui objek dengan
indera dan pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang
melakukan penginderaan sebuah objek tertentu.
2. Menurut Ngatimin (1990), pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-
bahan yang telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat
kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal yang terperinci oleh teori,
tetapi apa yang diberikan menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai.
3. Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil dari
tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Dari beberapa pengertian pengetahuan di atas dapat disimpulkan bahwa


pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari
persentuhan panca indera terhadap objek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya
merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, merasakan, dan berfikir yang
menjadi dasar manusia dan bersikap dan bertindak. Partanto Pius dalam kamus
bahasa indonesia (2001) pengetahuan dikaitkan dengan segala sesuatu yang
diketahui berkaitan dengan proses belajar.1

B. Pengertian Nilai
1. Menurut (Antony Giddens, 1995), Nilai adalah gagasan-gagasan yang
dimiliki oleh seseorang atau kelompok tentang apa yang dikehendaki, apa yang
layak, dan apa yang baik atau buruk.
2. Menurut (Horton & Hunt, 1987), Nilai adalah gagasan-gagasan tentang
apakah suatu tindakan itu penting atau tidak penting.
3. Menurut (Richard T. Schaefer dan Robert P.Lmm, 1998), Nilai merupakan
gagasan kolektif (bersama-sama) tentang apa yang dianggap baik, penting,
diinginkan, dan dianggap layak. Sekaligus tentang yang dianggap tidak baik,
tidak penting, tak layak diinginkan dan tidak layak dalam hal kebudayaan.
Nilai menunjuk pada hal yang penting dalam kehidupan manusia, baik sebagai
individu maupun sebagai anggota masyarakat.2
4. Pengertian Nilai Menurut Notonagoro: Membagi nilai dalam tiga macam
nilai pokok, yaitu nilai materiil, vital, dan kerohanian.3
a. Nilai Materiil adalah segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.
b. Nilai Vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas
c. Nilai Kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia.
Nilai kerohanian dibagi empat macam yaitu :
Nilai kebenaran (kenyataan), yaitu nilai yang bersumber pada unsur akal
manusia (rasio, budi, dan cipta)
Nilai keindahan, yaitu nilai yang bersumber pada perasaan manusia
(estetika)

1
Rifka Putri kusuma, Pengertian Filsafat, Pengetahuan, dan Ilmu Pengetahuan, dalam
https://rifkaputrika.wordpress.com/2013/03/29/iad/, diunggah pada Jumat, 27 Maret 2015,
2
Saptono.dkk, Sosiologi Kelas X, (Jakarta:Phibeta, 2006), Hal : 43,
3
Kumpulan Pengertian Ahli,Pengertian Nilai Menurut Para Ahli, dalam
http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-nilai-menurut-para-ahli.html, diunggah pada
Jumat, 27 Maret 2015,
Nilai moral (kebaikan), yaitu nilai yang bersumber pada unsur kehendak
atau kemauan (karsa dan etika).
Nilai religius, yaitu nilai ketuhanan yang tertinggi yang sifatnya mutlak
dan abadi.4

Dari berbagai pengertian Nilai menurut para ahli dapat disimpulkan


pengertian nilai adalah pertimbangan terhadap suatu tindakan untuk mengambil
keputusan dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang
dianggap buruk bagi dirinya dan orang lain. Contohnya orang, menganggap
menolong bernilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk.

C. Teori Pengetahuan dan Nilai


1. Teori Pengetahuan (Epistimologi)
Epistimologi atau Teori Pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat
ilmu pengetahuan, pengandaipengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung
jawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap
manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indra
dengan berbagai metode, diantaranya :
Metode Induktif
Metode Deduktif
Metode Positivisme
Metode Kontempletis
Metode Dialektis

Metode metode untuk memperoleh pengetahuan :


a) Empirisme
Empiris adalah suatu cara atau metode dalam filsafat yang
mendasarkan cara memperoleh pengetahuan dengan memulai pengalaman.
John Locke, Bapak Empirisme Britania, mengatakan bahwa pada waktu

4
Tim edukatif HTS, Modul Sosiologi untuk SMA atau MA Semester Genap kelas X, hlm.
8,
manusia di lahirkan akalnya merupakan jenis catatan yang kosong (tabula
rasa),dan di dalam buku catatan itulah dicatat pengalaman-pengalaman
inderawi. Menurut Locke, seluruh sisa pengetahuan kita diperoleh dengan
jalan menggunakan serta memperbandingkan ide-ide yang diperoleh dari
penginderaan serta refleksi yang pertama-pertama dan sederhana tersebut.
Ia memandang akal sebagai sejenis tempat penampungan,yang secara
pasif menerima hasil-hasil penginderaan tersebut. Ini berarti semua
pengetahuan kita betapapun rumitnya dapat dilacak kembali sampai kepada
pengalaman-pengalaman inderawi yang pertama-tama, yang dapat
diibaratkan sebagai atom-atom yang menyusun objek-objek material.Apa
yang tidak dapat atau tidak perlu di lacak kembali secara demikian itu
bukanlah pengetahuan, atau setidak-tidaknya bukanlah pengetahuan
mengenai hal-hal yang faktual.
b) Rasionalisme
Rasionalisme berpendirian bahwa sumber pengetahuan terletak pada
akal.Bukan karena rasionalisme mengingkari nilai pengalaman, melainkan
pengalaman paling-paling dipandang sebagai sejenis perangsang bagi
pikiran.Para penganut rasionalisme yakin bahwa kebenaran dan kesesatan
terletak di dalam ide kita, dan bukannya di dalam diri barang sesuatu.Jika
kebenaran mengandung makna mempunyai ide yang sesuai dengan atau
menunjuk kepada kenyataan, maka kebenaran hanya dapat ada di dalam
pikiran kita dan hanya dapat diperoleh dengan akal budi saja.
c) Fenomenalisme
Bapak Fenomenalisme adalah Immanuel Kant.Kant membuat uraian
tentang pengalaman.Barang sesuatu sebagaimana terdapat dalam dirinya
sendiri merangsang alat inderawi kita dan diterima oleh akal kita dalam
bentuk-bentuk pengalaman dan disusun secara sistematis dengan jalan
penalaran.Karena itu kita tidak pernah mempunyai pengetahuan tentang
barang sesuatu seperti keadaannya sendiri, melainkan hanya tentang sesuatu
seperti yang menampak kepada kita, artinya, pengetahuan tentang gejala
(Phenomenon).
Bagi Kant para penganut empirisme benar bila berpendapat bahwa
semua pengetahuan didasarkan pada pengalaman meskipun benar hanya
untuk sebagian.Tetapi para penganut rasionalisme juga benar, karena akal
memaksakan bentuk-bentuknya sendiri terhadap barang sesuatu serta
pengalaman.
d) Intusionisme
Menurut Bergson, intuisi adalah suatu sarana untuk mengetahui
secara langsung dan seketika. Analisa, atau pengetahuan yang diperoleh
dengan jalan pelukisan, tidak akan dapat menggantikan hasil pengenalan
secara langsung dari pengetahuan intuitif.
Salah satu di antara unsur-unsur yang berharga dalam intuisionisme
Bergson ialah, paham ini memungkinkan adanya suatu bentuk pengalaman
di samping pengalaman yang dihayati oleh indera.Dengan demikian data
yang dihasilkannya dapat merupakan bahan tambahan bagi pengetahuan di
samping pengetahuan yang dihasilkan oleh penginderaan.Kant masih tetap
benar dengan mengatakan bahwa pengetahuan didasarkan pada pengalaman,
tetapi dengan demikian pengalaman harus meliputi baik pengalaman
inderawi maupun pengalaman intuitif.
Hendaknya diingat, intusionisme tidak mengingkati nilai pengalaman
inderawi yang biasa dan pengetahuan yang disimpulkan
darinya.Intusionisme, setidak-tidaknya dalam beberapa bentuk hanya
mengatakan bahwa pengetahuan yang lengkap di peroleh melalui intuisi,
sebagai lawan dari pengetahuan yang nisbi yang meliputi sebagian saja yang
diberikan oleh analisis. Ada yang berpendirian bahwa apa yang diberikan
oleh indera hanyalah apa yang menampak belaka, sebagai lawan dari apa
yang diberikan oleh intuisi, yaitu kenyataan. Mereka mengatakan, barang
sesuatu tidak pernah merupakan sesuatu seperti yang menampak kepada
kita, dan hanya intuisilah yang dapat menyingkapkan kepada kita keadaanya
yang senyatanya.
e) Dialektis
Yaitu tahap logika yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode
penuturan serta analisis sistematik tentang ide-ide untuk mencapai apa yang
terkandung dalam pandangan. Dalam kehidupan sehari-hari dialektika
berarti kecakapan untuk melekukan perdebatan.Dalam teori pengetahuan ini
merupakan bentuk pemikiran yang tidak tersusun dari satu pikiran tetapi
pemikiran itu seperti dalam percakapan, bertolak paling kurang dua kutub.5

2. Teori Nilai (Aksiologi)


Menurut bahasa Yunani, aksiologi berasal dari kata axios artinya nilai
dan logos artinya teori atau ilmu.Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai.
Terdapat dua kategori dasar axiologi :
a. Objectivisme, yaitu penilaian terhadap sesuatu yang dilakukan apa adanya
sesuai keadaan objek yang dinilai.
b. Subjectivisme, yaitu penilaian terhadap sesuatu dimana dalam proses
peniaian terdapaat unsur intuisi (perasaan).6
Dari sini mucul empat pendekatan etika, yaitu :
1) Teori nilai intuitif (The Intuitive Theory of Value).
Teori ini berpandangan bahwa sukar jika tidak bisa dikatakan
mustahil untuk mendefinisikan suatu perangkat nilai yang
absolute.Bagaimanapun juga suatu perangkat nilai yang absolute itu
eksis dalam tatanan yang bersifat obyektif. Nilai ditentukan melalui
intuisi karena ada tatanan moral yang bersifat baku.
Mereka menegaskan bahwa nilai eksis sebagai piranti obyek atau
menyatu dalam hubungan antar obyek, dan validitas dari nilai tidak
bergantung pada eksistensi atau perilaku manusia. Sekali seseorang
menemukan dan mengakui nilai tersebut melalui proses intuitif,

5
Wikipedia, Epistemologi, dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Epistemologi diunggah
pada Sabtu, 28 Maret 2015,
6
Samsuri dkk, Aksiologi.Makalah disajikan dalam seminar kelas matakuliah Filsafat
Ilmu, STAI Muhammadiyah Tulungagung, Tulungagung,hlm. 2, 12 Juni 2014,
iaberkewajiban untuk mengatur perilaku individual atau sosialnya selaras
dengan preskripsi moralnya.7
2) Teori Nilai Rasional (Therational Theory of Value)
Bagi mereka janganlah percaya nilai yang bersifat obyektif dan
murni independent dari manusia.Nilai tersebut ditemukan sebagai hasil
dari penalaran manusia. Fakta bahwa seseorang melakukan suatu yang
benar ketika ia tahu dengan nalarnya bahwa itu benar, sebagai fakta
bahwa hanya orang jahat atau yang lalai yang melakukan sesuatu
berlawanan dengan kehendak atau wahyu Tuhan. Jadi dengan nalar atau
peran Tuhan nilai ultimo, obyektif, absolute yang seharusnya
mengarahkan perilakunya.
3) Teori Nilai Alamiah (Thenaturalistic Theory of Value)
Nilai menurutnya diciptakan manusia bersama dengan kebutuhan
kebutuhan dan hasrat hasrat yang dialaminya.Nilai adalah produk
biososial, artefak manusia, yang diciptakan, dipakai, diuji oleh individu
dan masyarakat untuk melayani tujuan membimbing perilaku
manusia.Pendekatan naturalis mencakup teori nilai instrumental dimana
keputusan nilai tidak absolute tetapi bersifat relative.Nilai secara umum
hakikatnya bersifat subyektif, bergantung pada kondisi manusia.
4) Teori Nilai Emotif (Theemotive Theory of Value)
Jika aliran sebelumnya menentukan konsep nilai dengan status
kognitifnya, maka teori ini memandang bahwa konsep moral dan etika
bukanlah keputusan faktual tetapi hanya merupakan ekspresi emosi dan
tingkah laku.Nilai tidak lebih dari suatu opini yang tidak bisa
diverifikasi, sekalipun diakui bahwa penelitian menjadi bagian penting
dari tindakan manusia.8

7
Ibid, hlm. 4,
8
Ibid, hlm. 5,
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari
persentuhan panca indera terhadap objek tertentu, dari proses melihat,
mendengar, merasakan, dan berfikir yang menjadi dasar manusia dan
bersikap dan bertindak.
2. Nilai adalahpertimbangan terhadap suatu tindakan untuk mengambil
keputusan dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa
yang dianggap buruk bagi dirinya dan orang lain.
3. Teori Pengetahuan(Epistimologi) yang berhubungan dengan hakikat ilmu
pengetahuan, pengandai pengandaian, dasar dasarnya serta pertanggung
jawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap
manusia.Sedangkan Teori Nilai (Aksiologi) berasal dari kata axios artinya
nilai dan logos artinya teori atau ilmu. Jadi aksiologi adalah teori tentang
nilai.
DAFTAR PUSTAKA

Kumpulan Pengertian Ahli. 2013. Pengertian Nilai Menurut Para Ahli, dalam
http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-nilai-menurut-para-
ahli.html, diunggah pada Jumat, 27 Maret 2015.
Kusuma, Rifka Putri. 2013. Pengertian Filsafat, Pengetahuan, dan
Ilmu Pengetahuan,dalam
https://rifkaputrika.wordpress.com/2013/03/29/iad/, diunggah pada
Jumat, 27 Maret 2015.
Samsuri, dkk.2014. Aksiologi,Makalah disajikan dalam seminar kelas matakuliah
Filsafat Ilmu, STAI Muhammadiyah Tulungagung, Tulungagung,12 Juni.
Saptono.dkk.2006.Sosiologi Kelas X, Jakarta:Phibeta.
Tim edukatif HTS.2009. Modul Sosiologi untuk SMA atau MA Semester Genap
kelas X,Surakarta : CV. Hayati Tumbuh Subur.
Wikipedia.2015. Epistemologi,dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Epistemologi
diunggah pada Sabtu, 28 Maret 2015.

Anda mungkin juga menyukai