Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH WAWASAN IPTEKS

ILMU PENGETAHUAN
DOSEN : NUR INDAH YANTI

OLEH
KELOMPOK 2

SELFIRA (L031191058)

HASNI ABBAS (L031191059)

MUTIYAH AMALIA RACHMAT (L031191061)

MUH.SULTAN ARIS (L031191062)

ERWIN (L031191063)

NUR ISLAMIAH (L031191064)

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kekuatan dan petunjuk sehingga
dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu.Tanpa pertolongannya kami
sekelompok tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun sesuai dengan materi yang diberikan kepada kelompok kami
dengan judul “Ilmu Pengetahuan”.Tentu saja dalam pembuatan makalah ini melibatkan
beberapa pihak.Kami Mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nur Indah Yanti selaku dosen
yang telah mempercayakan materi ini kepada kelompok kami.Saran dan masukan Ibu
sangat membantu dalam proses pembuatan makalah ini.Terima kasih pula kepada kerabat
dan teman kelas yang juga memiliki andil selama pembuatan makalah ini dalam
memberikan saran,serta dukungan kepada kelompok kami.

Kami selaku kelompok penyusun makalah menyadari bahwa makalah ini memiliki masih
memiliki kekurangan dan belum sempurna.Oleh karena ini kami mengharapkan saran,kritik
dan perbaikan dari teman-teman sekalian demi terwujudnya makalah ini menjadi tulisan
yang lebih baik.

Makassar, 30 Agustus 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................……………………………… 1

KATA PENGANTAR ............……………………………………… 2

DAFTAR ISI ………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………....... 4


A. Latar Belakang .…………………………………………....... 4
B. Rumusan Masalah .......…………………………………….. ... 4
C. Tujuan Penulisan ………………………………………........... 4

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………..... 5


A. Konsep Pengetahuan dan Ilmu…………………………..................... 5
B. Pengetahuan Non-Ilmiah……………………...................................... 7
C. Pengetahuan Ilmiah ……..................................................................... 9
D. Sikap Ilmiah ……………................................................................ 12

BAB III PENUTUP ………………………………………………........ 13


A. Kesimpulan ……………………………………………. ........... 13
B. Daftar Pustaka……………………………….............................. 14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu Pengetahuan merupakan suatu substansi yang sangat diperlukan oleh
manusia dalam berkembang dan bertahan hidup.Manusia merupakan makhluk mulia
yang dikarunia akal dimana mampu menciptakan ilmu pengutahuan yang lebih dari
sekedar nalar atau insting pada hewan.

Mengelola dan mengembangkan Ilmu pengetahuan adalah tugas manusia,agar


mampu berkembang dan berinovasi.Perkembangan Ilmu pengetahuan sangat
dibutuhkan dalam kemajuan kehidupan.

Dalam Wawasan Ipteks,Ilmu pengetahuan memiliki andil yang penting, Wawasan


Ipteks tecipta karena adanya Ilmu pengetahuan dari manusia.Begitu pula dengan
pemikiran-pemikiran para ilmuwan yang menciptakan evolusi serta temuan yang
menuntun kita kearah yang lebih modern dan mampu bertahan hidup memanfaatkan
Ilmu pengetahuan.Dengan adanya Ilmu pengetahuan,kehidupan manusia lebih ideal dan
mempunyai tujuan,berkarakter serta Berkeyakinan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah Konsep pengetahuan dan Ilmu?


2. Apa yang dimaksud dengan pengetahuan Non-Ilmiah?
3. Apa yang dimaksud dengan pengetahuan Ilmiah?
4. Apa sajakah yang termasuk Sikap Ilmiah ?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui bagaiman Konsep pengetahuan dan Ilmu
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengetahuan Non-Ilmiah,dan apa
sajakah yang termasuk kedalam pengetahuan Non-Ilmiah
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengetahuan Ilmiah dan apa sajakah
bagian-bagian dari pengetahuan Ilmiah
4. Untuk mengetahui dan memahami karakter apa saja yang merupakan sikap-sikap
Ilmiah

4
Bab II
Pembahasan
A. KONSEP PENGETAHUAN DAN ILMU

Pada hakekatnya pengetahuan atau knowledge merupakan segenap apa yang


kita ketahui tentang sesuatu obyek tertentu termasuk ke dalamnya adalah ilmu,
sehingga ilmu dikatakan merupakan bagian yang di ketahui oleh manusia. Pengetahuan
adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).Pengetahuan juga
merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung atau tidak turut
memperkaya kehidupan kita. Kriteria nagi suasana mengetahui bagi segala yang kita
tangkap dalam jiwa baik mengenai benda, seperti buku, kursi, gelas, mengenai peristiwa
yang menyertai benda seperti melayang, mendidih, pasang, meledak, maupun
mengenai sifat dan keadaan benda seperti wangi,mahal, panas, gelap, dan sebagainya.

Kita harus berhati-hati dalam menggunakan kata “Pengetahuan” dan “ilmu”.


Pengetahuan (knowledge) sudah puas dengan menangkap tanpa ragu tentang
kenyataan suatu hal, sedangkan ilmu (science) menghendaki penjelasan lebih lanjut dari
sekedar apa yang dituntut oleh pengetahuan.

Contoh perbedaan antara pengetahuan dan ilmu, misalnya si Rahmat


mengetahui bahwa gabus selalu terapung di air. Yang demikian adalah pengetahuan.
Manakala kemudian Rahmat mengetahui bahwa gabus selalu terapung di air karena
berat jenis gabus lebih kecil dari pada berat jenis air dan ini mengakibatkan gabus itu
selalu terapung, maka hal tersebut merupakan “ilmu”. contoh lain sperti seorang
nelayan tahu betul saat-saat laut pasang dan surut sehingga ia dapat mengambil
manfaat dari kehidupannya, tetapi ia tidak pernah mencari tahu tentang sebab
terjadinya hal tersebut, yakni day tarik bulanyang mengakibatkan air laut di sebagian
belahan bumi ini pasang. Maka selama itu pula ia hanya merupakan pengetahuan
baginya.

5
Peter Drucker, bagawan manajemen tingkat dunia, khususnya dalam buku Post
Capitalist Society (1994) dan Managing in a Time of Great Change (1997) membedakan
perubahan pengetahuan manusia dalam empat fase.

Pertama, sampai revolusi industri, pengetahuan diterapkan kepada “ada”,


being.Artinya, pengetahuan lebih bersifat “kontemplatif”, yaitu mencari kebenaran
demi kebenaran itu sendiri, bukan untuk tujuan-tujuan yang didasarkan pada
kemanfaatan.Pengetahuan tidak mengandung arti “kemampuan melakukan
sesuatu”.Kemanfaatan atau kegunaan bukanlah pengetahuan, tetapi ketrampilan yang
dalam bahasa Yunani disebut sebagai “techne”.Manusia menjadi sempurna dengan
memiliki pengetahuan, yang merupakan perwujudan daari kebenaran.

Kedua, baru pada saat revolusi industri, pengetahuan menjadi sumber perbuatan
(doing).Pengetahuan ditujukan untuk hal yang bermanfaat, yaitu menjadi sumber
penciptaan alat-alat atau teknologi sebagaimana diawali oleh James Watt (1736 –
1819).“Techne”, ketrampilan dikombinasikan dengan “logos”, yaitu pengetahuan yang
terorganisasi, sistematik dan memiliki tujuan, sehingga menjadi “teknologi”. Pada fase
ini, khususnya pertengahan abad ke 18, di Eropa muncul berbagai lembaga yang
mengajarkan “ketrampilan”, antara lain Ecole Polytechnique.

Pada fase berikutnya yang ketiga, pengetahuan tidak hanya dikaitkan dengan
tindakan, tetapi dikaitkan dengan kajian tentang pekerjaan, analisis pekerjaan, dan
rekayasa pekerjaan atau untuk memperbaiki pekerjaan.Ini dirintis oleh Frederick
Winslow Taylor (1856 – 1915) dengan karyanya Scientific Management (1911).Dengan
ini produktivitas menjadi meningkat.Dan mulai saat itu “pelatihan” menjadi
penting.Frederick Winslow Taylor ini juga disebut sebagai Bapaknya ilmu Teknik Industri
(Industrial Engineering).

Fase terakhir terjadi ketika pengetahuan diterapkan pada pengetahuan


(knowledge is applied to knowledge). Jika sebelumnya manajemen dimaksudkan sebagai
pengetahuan untuk menemukan bagaimana pengetahuan yang ada diterapkan sebaik
mungkin untuk memberikan hasil, kini pengetahuan juga diterapkan secara sistematik
dan sengaja untuk mendefiniskan pengetahuan baru apa yang dibutuhkan? Apakah itu
feasible? Dan apa yang harus dilakukan untuk menjadikan pengetahuan itu efektif?
Dengan kata lain, pengetahuan diterapkan pada inovasi sistematik. Dari sini Peter
Drucker kemudian mulai memperkenalkan istilah knowlede worker, yakni kelompok
pekerja yang memiliki pendidikan formal dan kemampuan untuk menerapkan
pengetahuan pengetahuan teoritik dan analitik serta mind set tertentu dan lebih-lebih
“kebiasaan untuk belajar terus menerus”. Untuk pertama kalinya sejak revolusi industri,
pengetahuan menjadi faktor produksi yang penting seperti halnya tanah, tenaga kerja

6
dan modal, pada masa era kapitalisme. Faktor pengetahuan ini bahkan menjadi yang
terpenting karena secara fundamental berbeda dengan faktor produksi lainnya itu
dalam arti Ia (pengetahuan) tidak terikat pada suatu Negara, transisional, dapat dibawa,
dapat diciptakan dimanapun, secara cepat, mudah dan murah.

B. PENGETAHUAN NON-ILMIAH

Pengetahuan non ilmiah atau dikenal dengan sains semu (pseudo science)
diperoleh terutama dengan mengandalkan dugaan, perasaan, keyakianan dan tanpa
diikuti oleh pemikiran yang cermat. Oleh karena itu, pencarian pengetahuan dengan
cara ini prosentase kebenaranya randah. Pengetahuan yang diperoleh mungki benar
namun mungkin juga salah seperti pada prasangka dan intuisi, serta tidak efisien karena
harus mencoba-coba tanpa dasar dan kalaupun benar sering karena kebetulan saja.
Samapi saat ini belum ada metode tertentu atau khusus yang dapat digunakan untuk
mendekati kebenaran pengetahuan non ilmiah namun umunya manusia melakukan
pendekatan terhadap suatu hal melalui beberapa cara. Seperti mitos, prasangka, intuisi
dan lain-lain.
Sampai saat ini belum ada metode tertentu atau khusus yang dapat digunakan untuk
mendekati kebenaran pengetahuan Non-Ilmiah namun pada umumnya manusia
melakukan pendekatan terhadap suatu hal dengan melalui beberapa cara berikut ini :

1. Mitos :
Mitos merupakan gabungan dari pengamatan,pengalam namun sebagian lainnya
berupa dugaa ,imajinasi,dan kepercayaan . Mitos dapat diterima karena
keterbatasan penginderaan,penalaran,dan hasrat ingin tahu yang harus dipenuhi
pada manusia,jadi mitos muncul karena keterbatasan alat indera manusia (sebagai
alat bantu utama).Contoh mitos adalah legenda-legenda.
2. Wahyu :
Wahyu merupakan kombinasi antara Sang Pencipta dengan makhluknya dan
merupakan substansi pengetahuan yang disampaikan kepada utusannya.Manusia
dalam menerima [engetahuan ini bersifat benar,jadi penerimaannya dalam islam
dikenal istilah sami’na waatha’na.Wahyu merupakan kebenaran mutlak dan tidak
dapat dipertanyakan dan di perdebatkan kebenarannya dengan akal pikiran manusia
namun dapat dipelajari maksud atau makna yang terkandung didalamnya.Bahkan
mempelajari wahyu diwajibkan oleh Sang Pencipta untuk memperdalam keyakinan
kita akan keberadaan Tuhan Yang Maha Esa pencipta alam semesta.

7
3. Otoritas dan Tradisi :
Pengetahuan yang telah ada dan mapan sering digunakan oleh pimpinan atau secara
tradisi untuk menyatakan kebenaran.Sebagai contoh,sampai abad pertengahan
manusia menganggap bumi sebagai pusat dari alam semesta (Geosentris).Sehingga
pada saat Copernicus mengatakan bahwa bumi bukan sebagai pusat alam semesta
dan hanya merupakan planet dari tata surya (Heliosebris),maka penguasa dan
kepercayaan pada saat itu menolak keras .Sampai-sampai Bruna pengikut
Copernicus dengan paham Heliosentrisnya serta penemuan-penemuan yang lain
yang sangat bertentangan dengan penguasa saat itu dianggap kemasukan setan dan
dibakar mati pada tahun 1600.
4. Prasangka :
Berupa dugaan yang kemungkinannya benar atau mungkin juga salah.Dengan
Prasangka sering mengambil keputusan atau kesimpulan yang keliru.Cara ini hanya
berguna untuk mencari kemungkinan lain tentang konsep kebenaran.
5. Intuisi :
Cara ini merupakan salah satu kegiata berfikir tertentu yang non analitik (tanpa
nalar),tidak berdasarkan pada polaberpikir tertentu yang analitik rasional,dan
empiris,dan biasanya pendapat tersebut diperoleh dengan cepat tanpa melalui
proses yang dipikirkan terlebih dahulu.Intuisi manusia terkadang tidak terlalu tajam
melihat dan memproyeksikan masa depan,kecuali jika diproyeksikan melalui
“trend”secara linier dan eksponensial.Dengan kata lain cara intuitif tidak mempunyai
logika atau pola berpikir tertentu serta langkah yang sistematik dan
terkendali.Ungkapan yang dikemukakan serinng masuk akal atau sering rasional
karena “trend” saat itu belum cocok dengan kenyataan empiric.Contoh cara ini
adalah ramalan bintang (Astrologi),seorang astrolog pada saat meramal nasib
seorang,disamping menggunakan rumusnya juga sering menggunakan intuisinya.
6. Penemuan kebetulan :
Beberapa pengetahuan pada awalnya ditemukan secara kebetulan dan beberapa
diantaranya adalah sangat berguna.sebagai contoh adalah penemuan obat kina
sebagai obat malaria.Seorang pengembara yang sedang mengalami demam malaria
melalui sebuah rawa,karean merasa haus mereka meminum air rawa
tersebut.Namun demikian air rawa terasa pahit karena mengandung ekstrak atau
hancuran pohon kina besar yang tumbang dudalamnya.Setelah meminum air
tersebut demam yang dideritanya berangsur-angsur sembuh.Beberapa penemuan
secara kebetulan yang penting adalah penemuan Newton tentang hokum gaya-gaya
yang melingkupi alam semesta dan segala benda-benda angkasa lainnya,penemuan
Archimedes tentang gaya angkut serta penemuan Flemming tentang obat
penisilin,semua didasarkan pada penemuan kebetulan.

8
7. Cara coba-coba (Trial dan Error)
Cara ini merupakan serangkaian percobaan asal atau coba-coba saja yang tidak
didasari oleh teori yang ada sebelumnya,sehingga tidak memungkinkan
diperolehnya kepastian pemecahan suatu masalah atau hal yang diketahui.sebagai
contoh adalah anal kecil yang berusaha mengetahui bagaiman cara kerja mainan
yang dimilikinya dengan membongkar maini tersebut sampai didapatkan kepuasan
tentang rasa ingin tahunya.Cara coba-coba ralat juga sering disebut sebagai cara
aproksimasi dan koreksi.Kendati pun kebenaran diperoleh memalui beberapa cara
diatas yang sifatnya pseudo science atau sains semu yang tidak bersifat ilmiah,hal ini
tidak berarti kebenaran tersebut tidak punya arti sama sekali.Kebenaran melalui
cara ini juga terkadang dapat digunakan sebagai penunjang untuk melakukan
penelitian ilmiah lebih lanjut,sehingga yang tadinya tidak ilmiah dapat berubah
menjadi sifat ilmiah jika dapat diteliti secara ilmiah dan telah memenuhi syarat atau
kriteria ilmiah.

C. PENGETAHUAN ILMIAH

1. Pengertian ilmu pengetahuan oleh beberapa ahli.


- Mohammad Hatta
Definisi ilmu pengetahuan adalah pengetahuan atau studi yang teratur tentang
pekerjaan hokum umum, sebab akibat dalam suatu kelompok masalah yang
sifatnya sama baik dilihat dari kedudukannya maupun hubungannya.
- Dadang Ahmad S
Ilmu pengetahuan menurut Dadang Ahmad S, adalah suatu proses pembentukan
pengetahuan yang terus menerus hingga dapat menjelaskan fenomena dan
keberadaan alam itu sendiri.
- Ralp Ross dan Ernest Van De Haag
Ilmu memiliki kriteria empiris,rasional,umum,kumulatif,dan keempatnya
serentak terpenuhi.
- V.Afayanev
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan manusia tentang alam,masyarakat dan
pikiran.
- Helmy A.Kotto
Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secaras
sitematik,konsisten dan berkesinambungan serta telah teruji kebenarannya dan
dapat diandalkan kegunaannya bagi manusia.

9
2. Fungsi Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan secara umum dapat memiliki tiga fungsi yang paling utama yaitu :
- Menjelaskan (Explaining,Discribing)
Fungsi menjelaskan,mempunyai empat bentuk yaitu:
o Deduktis : suatu ilmu harus dapat menjelaskan sesuatu berdasarkan
premis pangkal ilir yang telah ditetapkan sebelumnya.
o Probabilistik :Ilmu dapat menjelaskan berdasarkan pola piker induktif dari
sejumlah kasus yang jelas,sehingga dapat memberi kepastian (tidak
mutlak ) yang bersifat kemungkinan bersifat kemungkinan besar atau
hamper pasti.
o Fungsional :Ilmu dapat menjelaskan letak dari suatu komponen dalam
suatu system secara keseluruhan.
o Genetik : Ilmu dapat menjelaskan semua factor berdasarkan gejala-gejala
yang telah terjadi sebelumnya.
- Meramalkan (Prediction)
Ilmu harus dapat menjelaskan factor sebab akibat suatu peristiwa atau
kejadian,misalnya apa yang akan terjadi jika harga naik.
- Mengendalikan (controlling)
Ilmu harus dapat mengendalikan gejala alam berdasarkan suatu teori,misalnya
bagaimana mengendalikan kurs rupiah dan harga.

3. Kriteria Ilmu Pengetahuan.


Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu,suatu konsep akan merupakan suatu
ilmu pengetahuan apabila mendapatkannya memenuhi syarat-syarat berikut yaitu :
- Logis atau masuk akal
Sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan yang diakui kebenarannya.
- Objektif
Harus sesuai dengan obyek yang dikaji dan didukung oleh fakta empiris.
- Metodik
Pengetahuan diperoleh dari cara-cara tertentu yang penuh
keteraturan,dirancang,diamati dan terkontrol.
- Sistematik
Berarti bahwa pengetahuan tersebut disusun dalam satu system yang dengan
lainnya saling berkaitan dan salling menjelaskan sehingga merupakan satu
kesatuan yang utuh.
- Berlaku umum
Berlaku untuk siapa saja dan dimana saja (universal).
- Kumulatif berkembang dan tentatif.

10
Ilmu pengetahuan yang terbukti salah harus diganti denga pengetahuan yang
benar (siifatnya tentative).

4. Tinjauan Konstruksi Ilmu Pengetahuan


Ilmu pengetahuan dapat mengalami kemajuan dengan melibatkan kombina dari ketiga
hal yang merupakan pergeseran pemahaman dari rasional-empirik ke rasional-
eksperimental yang interpretative,tiga hal tersebut :
o Perumusan hipotesis atau ‘conjecture’ :secara intuitif,komprehensif dan
referensial.
o Eksperimentasi : seperangkat peralatan dan fasilitas tertentu yang
memungkinkan gejala yang akan ditinjau (dimodelkan)dapat berlangsung.
o Interpretasi :melalui kompilasi,seleksi dan memproses data sesuai
dengan keperluan metode inferensi yang digunakan dengan melibatkan
konsep,hukum dan teori yang tersedia.

5. Unsur-unsur pembentuk Ilmu Pengetahuan .


Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi teori diantaranya adalah :
kesesuaiannya dengan observasi,konsistensi internal hubungan konsep-konsepnya,dan
sifat konfrehensif cakupannya.Kriteria Pertama adalah hubungannya dengan data yang
dapat direproduksi dalam masyarakat keilmuan,atau kesesuaiannya dengan
pengalaman empiris.
Kriteria kedua menyangkut konsistensi dan koheresi.Kedua syarat ini
mengkonfirmasikan ketidakhadiran suatu kontradiksi diantara konsep-konsep yang
menyusun teori.
Kriteria ketiga berkenan dengan sifat komprehensif suatu teori,termasuk
generalitasnya atau kemampuan untuk menunjukkan kepaduan yang melatar belakangi
fenomena yang beragam.

D. SIKAP ILMIAH
Berikut ini diurakan beberapa sikap ilmiah antara lain,sebagai berikut:
- Jujur :
Seorang ilmuwan wajibmelaporkan hasil penelitian atau pengamatannya secara
objektif,jujuroleh karena tanggung jawab yang dimilikinya melekat b=sebagai
khalifah tuhan di bumi,sehinnga apabila hasil penelitiannya tersebut diuji
kembali oleh peneliti lain akan memberikan hasil yang sama.
- Terbuka :
seorang ilmuwan harus memiliki pandangan yang luas,cakupan cakrawala ide
yang dipikirannya seyogyanya sangat dalam,orientasi berfikirnya lebih

11
terbuka,jauh dari praduga dan selalu menghargai pendapat orang lain,meskipun
untuk menerimanya harus melakukan pengujian terlebih dahulu.
- Toleran :
seorang ilmuwan tidak akan merasa dirinya paling hebat bersedia belajar dari
orang lain,atau membandingkan pendapatnya dengan yang lain a\serta tisak
pernah memaksakan pendapatnya pada orang lain.Oleh karenanya tidaklah
disebut ilmuwan orang yang berperilaku sombong walaupun telah menemukan
karya ilmu pengetahuan,malah harus semakin rendah diri dan semakin
memahami kemahakuasaan sang pencipta serta semakin mamehami kelemahan
dan keterbatasan dirinya.
- Skeptic
Dalam mencari kebenaran seorang ilmuwan diharapkan berhati-hati,diharapkan
mengedepankan sikap ragu terhadap suatu .
- Optimis :
seorang ilmuwan tidak pernah mengatakan bahwa terdapat sesuatu yang tidak
dapat dikerjakan sebelum memikirkan dan mencoba mengerjakannya terlebih
dahuku,artinya harus selalu bersikap optimis yang dijiwai oleh semangat yang
konsisten.
- Pemberani :
Sifat ilmuan adalah manusia yang aktifitas hidupnya selalu berani melawan
ketidak benaran,kepura-puraan yang menghambat kemajuan,sekalipun harus
merugikan dirinya sendiri.
- Kreatif dan Inovatif :
selalu ingin mendapatkan,menciptakan,memvariasikan sesuatu baru terutama
guna medapatkan nilai tambah bagi dirinya.pola hidup dinamis,tidak pasif
sehingga berkreasi,berkarya,melakukan inovasi-inovasi baru dan melairkan
konsep-konsep ilmu pengetahuan terbaru sudah menjadi sikap dan perilaku
hidupnya.
- Bertanggung Jawab:
Seorang ilmuwan harus memiliki rasa tanggung jawab,baik secara etik maupun
moral,oleh karena itu ilmu yang dihasilkannya harus diarahkan agar sejalan
dengan fungsinya sebagai seorang ilmuwan dan sebagai khalifah dimuka bumi.

12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ilmu Pengetahuan adalah suatu substansi penting dalam kehidupan yang harus
dimiliki oleh setiap manusia agar mampu bertahan hidup dan berkembang. Ilmu
pengetahuan mampu menuntun manusia menuju kehidupan yang lebih baik dan
bermanfaat serta memiliki tujuan hidup,cita-cita dan alasan untuk menemukan jati
diri.Dengan mepelajari konsep ilmu pengetahuan manusia mampu menelaah apa arti
dari ilmu pengetahuan yang sebenarnya.
Adapun pengetahuan dibagi kedalam dua kategori,yaitu pengetahuan Non-
Ilmiah dan Pengetahuan Ilmiah.Ilmu Pengetahuan Non Ilmiah dikenal dengan sains
semu (Pseudo Science) diperoleh dengan mengandalkan dugaan,perasaan,keyakinan
dan tanpa diikuti proses pemikiran yang cermat.Adapun proses pendekatan yang
dilakukan manusia terhadap Ilmu pengetahuan Non-Ilmiah diantaranya :
Mitos,wahyu,otoritas dan tradisi,prasangka,intuisi,penemuan kebetulan dan teori coba-
coba.
Sedangkan pengetahuan Ilmiah adalah ilmu pengetahuan yang rasional dan
empirik.Pada pengetahuan Ilmiah yang dibahas dalam makalah ini meliputi,fungsi ilmu
pengetahuan,kriteria ilmu pengetahuan,tinjauan konstruksi ilmu pengetahuan,dan
unsur-unsur pembentukan ilmu pengetahuan.
Dalam makalah ini juga dibahas mengenai Sikap Ilmiah,adapun beberapa karakter yang
menunjukkan sikap ilmia diantaranya:
jujur,terbuka,toleran,skeptic,optimis,pemberani,kreatif dan inovatif,bertanggung jawab.

13
B. DAFTAR PUSTAKA
Usman H,A dadang,Suriamiharja,Kasim S,2014,Wawasan Ipteks,UPT MKU
Unhas,Makassar.

http://rizwarnioctaviana.blogspot.com/2012/04/pengetahuan-ilmiah-dan-pengetahuan-
non.html.

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=konsep+pengetahuan+da
n+ilmu&btnG. http://rizwarnioctaviana.blogspot.com/2012/04/pengetahuan-ilmiah-
dan-pengetahuan-non.html.

14

Anda mungkin juga menyukai