OLEH
1. SOFIYANA SALIM
2. RUSTINI UMAR
JURUSAN TARBIYAH
2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .II
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . III
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
C. Tujuan. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..11
B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan Rahmat dan Taufiq-Nya
sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul sejarah Ilmu Mantiq. Oleh
karena itu atas penyusunan makalah ini semoga bisa bermanfaat bagi pmebaca dan
penyaji apa lagi bagi penulis semoga bisa mengamalkan dan menerangkan dengan
benar dan baik.
Shalawat serta salam yang telah beliau limpahkan kepada kita yakni dari
baginda kita Nabi Muhammad Saw yang telah menunjukkan jalan dari kegelapan
menuju jalan terang benerang yakni Al-dinu Wa Al-islam. Semoga kita dapat
memperoleh Syafa’at dan ‘Inayahnya di hari akhir kelak dengan berkat beliau.
Semoga kita bisa berbahagia di hari akhir kelak Amin.
Dengan selesainya makalah ini kami sebagai penulis juga masih tergolong
manusia yang banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu selanjutnya
sebagai penguji dan penyaji bila ada kesalahan dan kekurangan mohon di periksa
dengan semaksimal mungkin karena kami siap membenahi dengan baik untuk
kelanjutnnya. Karena kami juga masih tahap pembelajaran yang masih banyak
kekurangan dan kesalahan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah merupakan suatu asal usul semua hal apakah itu hal terindah
menjadi kenangan dan masa suram yang yang menjadi masa lalu. Dengan ini
sejarah lah yang bisa mengungkap asal usul suatu perkara karena, adanya
sejarah ini kita bisa mengetahui bagai mana muncul hal tersebut dan
perkembangannya di masa lalau menuju masa mendatang.
Sejarah Ilmu Mantiq ini bermula dari negara Yunani yang dikarang para
ilmuan-ilmuan hebat di masa itu. Oleh karena itulah negri Yunani mendapat
julukan negri yang terdapat otak-otak cerdas. Ilmu Logika ini menunjukkan
gunanya berfikir manusia untuk yang sesuai pada hal tersebut.
Dengan adanya Ilmu Mantik ini meskipun awwalnya bukan asal sumbernya
dari para Ilmuan Islam tapi Ilmu ini bisa di Manfaat kan untuk mempelajari ilmu-
ilmu yang lain meskipun yang berbasis islami. Oleh karena itu kalau kita
menuntut ilmu janganlah menyepelehkan sebuah ilmu karena ilmu itu semua
pasti ada manfa’atnya.
B. Rurmusan Masalah
1. Sejarah perkembangan Ilmu Mantik
2. Sejarah Ilmu Mantik di Masa Islam
C. Tujuan
1. Memahami Sejarah Ilmu Mantik
2. Memahami sejarah Ilmu Mantik di Masa Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah ilmu mantiq
Kita sebagai manusia, sebenarnya dimasa usia yang lanjut ini kita
mulai berfikir secara sederhana, semasa usia selanjut umur dipermukaan
bumi ini. Pernyataan itu dapat di pahami, karena manusia adalah makhluq
yang dikaruniai Tuhan akal yang itu bisa berfikir sehingga ia berbeda dari
makhluq-makhluq lainnya. Tetapi berkembangnya teknik berfikir logis atau
mantiqi menjadi ilmu dengan disiplin tersendiri terwujud belakangan
sebagaimana halnya perkembangan segala jenis ilmu yang kita kenal
sekarang.
Manusia terlahir dalam keadaan bodoh tidak tahu suatu apapun,
kemudian tuhan menciptakan indra untuknya, baik indra penglihat, pendengar
perasa atau indra-indra lain. Dengan indra-indra di atas manusia belum ada
bedanya dengan hewan, akhirnya tuhan menciptakan akal sebagai alat untuk
berfikir, dengan akal inilah ada perbedaan antara menusia dan hewan.
Namun di sana tuhan juga menciptakan kekuatan-kekuatan internal atau
eksternal yang dapat mempengaruhi keberadaan akal tersebut dalam berfikir,
sehingga terkadang bahkan seringkali mereka melakukan kesalahan, karena
itu Ilmu Mantiq ada untuk menanggulaginya dengan meletakkan batas-batas
tertentu dalam berfikir, sehingga manusia menjadi terjaga dari kesalahan
tersebut.
Duktur Muhammad Rabi’ al-Jauhary, duktur al-Azhar fakultas
Ushuluddin menyebutkan dalam bukunya ”Dhowabitu al-Fikr” bahwa
kecendrungan, pengaruh, kebiasaan, taklid dan kepentingan pribadi seringkali
mempengaruhi akal dalam berfikir Beliau juga menyebutkan dalam buku
tersebut bahwa seandainya manusia hanya dibekali akal saja tanpa adanya
pengaruh-pengaruh di atas, maka Ilmu Mantiq tidak perlu untuk diterapkan.
Ibnu Sina mengatakan bahwa Mantiq adalah alat untuk berfikir yang
dapat mengantarkan kita untuk mengetahui keabsahan Had atau Qiyas
Burhany. Dengan kata lain kalau kita sudah mengetahui penjabaran sesuatu
secara sempurna dengan pelantara Had, maka kita berarti telah mencapai
drajat permulaan ilmu. Dan bila kita mengetahui Qiyas Burhany, berarti kita
telah sampai pada puncak pengetahuan.
Ilmu mantiq ini berasal dari negara Yunani, yaitu negri penduduknya
yang mendapat karunia otak cerdas. Negri Yuanani, terutama seorang tokoh
yang bernama Athena, dialah seorang yang diakui menjadi sumber berbagai
ilmu. Diantara Socrates, Plato, Aristoteles, dan banyak lainya ia adalah tokoh-
tokoh ilmiah yang sudah mencapai kelas super dunia yang tidak ada ilmuan
nasional dan internasional tidak mengenalnya sampai sekarang dan akan
datang. Tetapi khusus logika atau Ilmu Mantiq Aristoteles lah gurunya.
Kecerdasan penduduk Yunani itulah yang barangkali telah
menyebarkan, antara lain, lahirnya kelompok lain shafsatah (semacam debat
kusir yang ingin menang diri sendiri dan maunya mengalahkan lawan saja)
berkembang tapi berpengaruh secara negatif, di Yunani kelompok ini,
ketangkasan debat yang mereka miliki, menghujat dan malah merusak
sisitem sosial, agama dan moral dengan cara mengungkap pernyataan-
pernyataan yang kelihatannya sebagai benar, tetapi membuat penyesatan
pemikiran, nilai dan moral.
Pada saat itu juga Aristoteles (384-322 SM) berusaha mengalahkan
mereka secara ilmiyah dengan pernyataan-pernyataannya logis yang briliyan.
Pernyataan-pernyataan itu ia peroleh melalui diskusi dengan muris-muridnya.
Keberhasilannya menyusun teknik berfikir sistematis dan benar sekaligus
hukum-hukumnya, telah mengangkatnya jadi guru pertama logika didunia
sampai kemasa ini. Julukan itu memang tepat karena tidak orang yang
mendahuluinya dalam upaya menyusun teknik berfikir benar dengan
kesimpulan yang benar seperti yang dihasilkannya itu. Dengan kata lain,
keberhasilannya itu murni dari upaya pemikiran sendiri.
Karya Aristoteles sangat dikagumi pada masanya dan masa
sesudahnya sehingga logika dipelajari di setiap perguruan. Plato (427-347
SM), murid Aristoteles, hanya menambahnya sedikit. Immanuel Kant (1724-
1804 SM), pemikir terbesar bangsa jerman, menyatakan bahwa logika yang
diciptakan Aristoteles itu tidak bisa ditambahi lagi walau sedikit karena sudah
cukup sempurna.
Akan tetapi Konsili Nicae (325 M), dengan alasan yang menurut
mereka masuk akal menyatakan menutup pusat-pusat pelajaran filsafat Grik
di Athena (Yunani), Antiokia dan Roma. Pelajaran logika juga dilarang kecuali
bab-bab tertentu yang dipandang tidak merusak akidah kristani. Hal ini
merupakan pukulan mematikan bagi filsafat Yunani sekaligus logika. Sejak
masa itu sampai hampir seribu tahun lamanya, alam pemikiran di barat
menjadi padam sehingga dikenal dengan Zaman The Dark Ages (zaman
gelap).
Pembaruan logika di Barat berikutnya disusul oleh lain-lain penulis di
antaranya adalah Gottfried Wilhem von Leibniz. Ia menganjurkan penggantian
pernyataan-pernyataan dengan simbol-simbol agar lebih umum sifatnya dan
lebih mudah melakukan analisis. Demikian juga Leonard Euler, seorang ahli
matematika dan logika Swiss melakukan pembahasan tentang term-term
dengan menggunakan lingkaran-lingkaran untuk melukiskan hubungan
antarterm yang terkenal dengan sebutan circle-Euler.
John Stuart Mill pada tahun 1843 mempertemukan sistem induksi
dengan sistem deduksi. Setiap pangkal-pikir besar di dalam deduksi
memerlukan induksi dan sebaliknya induksi memerlukan deduksi bagi
penyusunan pikiran mengenai hasil-hasil eksperimen dan penyelidikan. Jadi,
kedua-duanya bukan merupakan bagian-bagian yang saling terpisah, tetapi
sebetulnya saling membantu. Mill sendiri merumuskan metode-metode bagi
sistem induksi, terkenal dengan sebutan Four Methods.
Logika Formal sesudah masa Mill lahirlah sekian banyak buku-buku
baru dan ulasan-ulasan baru tentang logika. Dan sejak pertengahan abad ke-
19 mulai lahir satu cabang baru yang disebut dengan Logika-Simbolik.
Pelopor logika simbolik pada dasarnya sudah dimulai oleh Leibniz.