1137060012
Delis Khoeriyah
1137060020
Erna Hernawati
1137060027
AGROTEKNOLOGI V/ A
Kelompok 11
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Illahi Robbi yang mana telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep
Marifat dalam Tasawuf.
Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai pengertian
marifat, macam-macam marifat, dan alat untuk mencapai marifat serta tahapan
marifat.
Selama penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah dimasa mendatang. Mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1
Latar Belakang...............................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1 Pengertian Marifat.............................................................................................3
2.2 Macam-macam Marifat.....................................................................................4
2.3
2.4
Tahapan Marifat............................................................................................8
Kesimpulan..................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
wacana
tasawuf,
marifat
dianggap
sebagai
sebagai
perolehan
kemuliaan
para
sufi
dan
sebagai
marifatullah
inti
tidak
ajaran
dapat
tasawuf.
dicapai
Oleh
tanpa
karena
melalui
itu,
suatu
di
semua
ranah
waktu
dan
keadaan
adalah
hati
melalui
Allah,
dan
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Marifat
Marifat berasal dari kata arafa, yurifu, irfan, marifat, artinya adalah
pengetahuan, pengalaman, atau pengetahuan Ilahi. Marifat secara etimologis berarti
ilmu yang tidak menerima keraguan. Marifat dapat pula berarti pengetahuan rahasia
hakikat agama, yaitu ilmu yang lebih tinggi daripada ilmu yang didapat oleh orangorang pada umumnya.
Marifat dalam pengertian tasawuf berarti pengetahuan yang sangat jelas dan
pasti tentang Tuhan yang diperoleh melalui sanubari. Menurut Abu Zakaria alAnshari bahwa marifat menurut bahasa adalah ilmu pengetahuan yang sampai ke
tingkat keyakinan yang mutlak. Secara terminologis, marifat adalah ilmu yang
didahului ketidaktahuan. Didalam istilah sufi, marifat berarti ilmu yang tidak
menerima keraguan apabila objeknya adalah zat dan sifat-sifat Allah SWT. Dalam
istilah sufi juga dikatakakan bahwa marifat dapat diartikan cahaya yang disorot pada
hati siapa saja yang dikehendakinya. Inilah pengetahuan hakiki yang datang melalui
kasyf (penyingkapan), musyahadah (penyaksian), dan dzauq (cita rasa).
Pengetahuan ini berasal dari Allah, akan tetapi pengetahuan ini bukanlah
Allah sendiri karena dia tidak bisa diketahui dalam esensinya. Dalam tasawuf, istilah
marifat diartikan sebagai pengetahuan yang yang tidak mengenal keragu-raguan,
sebab obyeknya adalah Tuhan dan sifat-sifatnya atau marifat berarti juga
pengetahuan yang sangat jelas dan pasti tentang Tuhan yang diperoleh melalui
sanubari. Karena jelas dan pastinya pengetahuan itu, menyebabkan seseorang merasa
tahu dengan yang diketahuinya itu. Selanjutnya menurut Harun Nasution marifat
adalah mengetahui Tuhan dari dekat, sehingga hati sanubari dapat melihat Tuhan.
Menurut sebagian ulama, marifat adalah sifat orang-orang yang mengenal
Allah dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya, kemudian ia membenarkan Allah
dengan melaksanakan ajarannya dalam segala perbuatan. Ia membersihkan dirinya
dari akhlak yang rendah dan dosa-dosa, kemudian berdiri mengetuk pintu Allah.
Dengan hati yang konsisten dan istiqomah, dia beritikaf untuk menjauhi dosa-dosa,
sehingga ia memperoleh sambutan Allah yang indah, Allah membimbing dalam
semua keadaannya, maka terputuslah gelora nafsu dari dirinya dan hatinya dan tidak
pernah terdorong lagi untuk melakukan selain ini. Ia menjadi orang asing ditengah
manusia, bebas dari dosa-dosa, bersih dari urusan dunia, terus menerus bermujat
dihadapan Allah dengan cara sirri (rahasia dan tersembunyi). Semua ucapannya
adalah benar. Diberitahukan kepadanya rahasia-rahasia Allah tentang kekuasaannya
yang berlaku. Itulah yang disebut arif dan keadaannya disebut marifat. Pendek kata
dengan keasingan dirinya itu, marifatnya akan mendapatkan Tuhannya Yang Maha
Agung dan Maha Mulia.
2.2 Macam-macam Marifat
Secara garis besar dapat diambil sebuah kejelasannya, bahwa Marifat dapat
dibagi kedalam dua kategori : pertama, Marifat Talimiyat, dan kedua Marifat
Laduniah.
1. Marifat Talimiyat
Marifat Talimiyat merupakan istilah lain Marifat yang di lontarkan oleh alGhazali, dapat di definisikan sebagai Marifat yang dihasilkan dalam usaha
memperoleh Ilmu. Talimiyat berasal dari kata talama, yutalimu, talimantalimiyatan yang berarti mencari pengetahuan atau dalam arti lain memperoleh ilmu
pengetahuan. Sedangkan orang yang sedang mencari ilmu disebut mutaalim. Oleh
karena itu Marifat talimiyat yaitu berjalan untuk mengenal Allah dari jalan yang
biasa, mulai dari bawah hingga keatas. Adapun penjelasan mengenai Marifat
terhadap Asma, Sifat, dan Dzat Tuhan, diuraikan dalam 99 Nama-nama Tuhan, dalam
istilah lain disebut asamul al-husna. Marifat talimiyat secara lebih luas dapat
didefinisikan sebagai proses bagaimana cara mengenali Tuhan (Marifat). artinya
salik (mutaalim) memerlukan metode untuk meraih Marifat baik metode yang
dilakukan secara khusus misalnya menjadi murid untuk melakukan
proses
perjalanan ruhani (suluk) dalam tarekat sufi secara metodik, maupun metode yang
dilakukan secara umum atau tarekat yang secara langsung mengkaji dari sumbersumber Tasawuf atau mengikuti jejak langkah yang dilakukan oleh Rasulullah, Para
4
sahabat, Tabiin, Atba At-Tabiin sampai ulama sekarang yang sejalan dengan alQuran dan Hadits.
Kearah menempuh tujuan itu, salik (mutaalim) menempuh bermacammacam cara yang dapat membawa meraka yang pada akhirnya sampai pada hadirat
Allah, al-Ghazali menyebutkan cara tersebut berupa Penyucian jiwa (tazkiyat annafs) artinya sesorang harus melakukan penyucian jiwa terlebih dahulu. Perolehan
Marifat yang merupakan hasil dari kegiatan penyucian jiwa, harus terlebih dahulu
dengan metode mujahadah dan riyadhah.
2. Marifat Laduniyah
Marifat laduniyah yaitu Marifat yang langsung dibukakan oleh Tuhan dengan
keadaan kasf, mengenal kepada-Nya. Jalannya langsung dari atas dengan
menyaksikan Dzat yang Suci, kemudian turun dengan melihat sifat-sifat-Nya,
kemudian kembali bergantung kepada nama-nama-Nya. Ibnu Athaillah memberi
istilah lain terhadap Marifat laduniyah dengan sebutan Marifat orang mahjdub.
Marifat orang mahjdub yang diungkapkan oleh Ibnu Athaillah merupakan sebuah
Ilmu yang diberikan secara langsung oleh Tuhan kepada manusia yang ada sisi
kesamaannya dengan marifat laduniyah. Lebih jauh, kalangan sufi tersebut
menyatakan bahwa orang yang telah mengenal Allah, juga akan dianugrahi Ilmu
laduni. Ilmu laduni merupakan ilmu yang di ilhamkan oleh Allah Swt. Kepada hati
hamba-Nya tanpa melalui suatu perantara (wasitaha), sebagaimana perantara yang
pada umumnya dibuat untuk memperoleh ilmu pengetahuan seperti talqin dari sufi.
Ilmu laduni bersifat tetap dan tidak dapat hilang atau terlupakan. Seseorang yang
telah dianugrahi ilmu laduni disebut dengan alim sejati (alim yang sebenarnya).
2.3 Alat untuk Mencapai Marifat pada Konsep Marifat dalam Tasawuf
Memperoleh marifat merupakan proses yang bersifat kontinyu. Makin
banyak seorang sufi memperoleh marifat dari Tuhan maka semakin dekatlah ia
dengan Tuhan. Tetapi memperoleh marifat yang penuh tentang Tuhan tidak
mungkin, karena manusia bersifat terbatas sedangkan Tuhan tidak terbatas.
Alat yang dapat digunakan untuk mencapai marifat telah ada dalam diri
manusia yaitu qalb (hati), qalb juga menjadi alat untuk berfikir. Bedanya qalb dengan
5
akal adalah bahwa akal tidak dapat memperoleh pengetahuan yang sebenarnya
dengan Tuhan, sedangkan qalb dapat mengetahui hakikat semuanya dari segala yang
ada, dan jika dilimpahi cahaya Tuhan akan dapat mengetahui rahasia-rahasia Tuhan.
Qalb yang telah dibersihkan dari segala dosa dan maksiat melalui serangkaian
dzikir dan wirid dapat mengetahui rahasia-rahasia Tuhan, yaitu setelah hati tersebut
disinari oleh cahaya Tuhan. Proses sampainya qalb dengan cahaya Tuhan ini erat
kaitannya dengan konsep takhalli (mengosongkan diri dari akhlak yang tercela dan
perbuatan maksiat melalui taubat), tahalli (menghiasi diri dengan akhlak yang mulia
dan amal ibadah) dan tajalli (tersingkapnya hijab, sehingga tampak jelas cahaya
Tuhan). Hal ini sejalan dengan firman Allah swt :
Artinya : Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada
waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya,
berkatalah Musa: Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku
dapat melihat kepada Engkau. Tuhan berfirman: Kamu sekali-kali tidak sanggup
melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, Maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai
sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku. tatkala Tuhannya Menampakkan diri
kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh
pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, Dia berkata: Maha suci Engkau, aku
bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman. (Q.S AlAraf: 143)
arif dapat merasakan kedekatan dengan Tuhan. Dapat diperluas lagi menjadi cara
mengetahui atau mengenal Tuhan melalaui eksisitensi ciptaan-Nya, kalau mata yang
terdapat dalam hati sanubari manusia terbuka, mata kepalanya akan tertutup, dan
ketika itu yang dilihatnya adalah Allah. Yang dilihat orang arif baik sewaktu tidur
maupun sewaktu bangun hanyalah Allah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Marifat dalam pengertian tasawuf berarti pengetahuan yang sangat jelas dan
pasti tentang Tuhan yang diperoleh melalui sanubari. Marifat terbagi menjadi 2
yaitu Marifat Talimiyat, dan Marifat Laduniah. Alat yang dapat digunakan untuk
mencapai marifat telah ada dalam diri manusia yaitu qalb (hati). Adapun tahapan
dalam Marifat yaitu taat, mengekspresikan kecintaan pada Allah dengan ungkapanungkapan, aktivitas anggota tubuh yang telah disinari oleh cahaya yang memenuhi
hati.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah, Abdl. Syakur, Muzayyanah, Mochammad Yazid. 2011. Akhlak Tasawuf.
Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press.
Tebba Sudirman. 2004. Kecerdasan Sufistik Jembatan Menuju Makrifat. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Tebba, Sudirman. 2006. Merengkuh Makrifat: Menuju Ekstase Spiritual. Tangerang:
Pustaka Irvan
11