Anda di halaman 1dari 6

Aqidah “Maha Barakah Nama Alloh ; Sebaik-baik Pencipta.


Definisinya : segala hal yang terkait dengan keyakinan-
keyakinan. Juga hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
Bahwa nanti di hari kiyamat dikatakan kepada para pembikin
Tauhid gambar/patung makhluq bernyawa :
Definisi : - Secara bahasa : Menjadikan sesuatu itu satu.
- Secara istilah syari’at : Meng-Esakan Alloh Ta’aala dalam ‫أَ ْحيُوا َما َخلَ ْقت ُ ْم‬
perkara-perkara yang khusus bagi Alloh Ta’ala; yaitu dalam
perkara Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asmaa dan Sifaat.
“Hidupkan apa yang telah kalian ciptakan.” Hr. Al-Bukhari dalam
Dari penjelasan diatas maka Tauhid itu terbagi menjadi 3 : shahihnya, dan Muslim dalam shahihnya dari hadits Ibnu ‘Umar.
1- Tauhid Rububiyyah.
2- Tauhid Uluhiyyah. Bukankah dalam ayat dan hadits tadi ada penetapan bahwa
3- Tauhid Asmaa dan Sifaat. makhluq/manusia itu memiliki sifat Mencipta? Apakah keliru/salah
keyakinan kita bahwa Alloh Ta’aala itu sebagai satu-satunya
1- Tauhid Rububiyyah Pencipta?
Yaitu : Meng-Esakan Alloh Ta’aala dalam 3 perkara, dalam hal
Penciptaan, Pemilikan dan Pengaturan alam ini. Jawabannya :
Perlu diketahui bahwa Hakikat Mencipta adalah : menjadikan
a- Alloh Ta’aala sebagai satu-satunya Pencipta. Maksudnya yang asalnya tidak ada menjadi ada. Dalam hal ini hanya Alloh
adalah Alloh Ta’aala adalah sabagai satu-satu Pencipta yang Ta’aala Yang Maha Mampu.
hakiki/sebenarnya.
Sedangkan makhluq/manusia itu tidaklah mencipta dengan
“Adakah Pencipta selain Allah.” Qs. Fathir : 3. hakikat sebenarnya. Namun makhluk/manusia itu hanya merubah
sesuatu dari satu bentuk kepada bentuk yang lain. Bukan
Pertanyaan : mengadakan sesuatu yang tidak ada itu lalu menjadi ada.
Lalu bagaimana dengan Firman Alloh Ta’aala :
Sehingga benarlah keyakinan kita bahwa Alloh Ta’aala itu

َ‫س ُن ْالخَا ِلقيْن‬


َ ‫ار َك هللا أَ ْح‬
َ ‫فَتَ َب‬ sebagai satu-satunya Pencipta yang sebenarnya; yang tidak ada
seorang makhluqpun yang mampu menandingi Alloh Ta’aala
dalam perkara ini dan pada semua perkara. Ditambah dengan “Hak” jadi maknanya : sesembahan yang hak.
“Tidak ada sesuatupun yang semisal dengan Dia.” Qs. Asy- Sebagaimana yang disebutkan dalam Qs. Al-Hajj : 62.
Syuura : 11. ‫ إال‬: kecuali
‫ هللا‬: Alloh.
b- Alloh Ta’aala sebagai satu-satunya Pemilik.
Yaitu adalah Pemilik Tunggal alam ini secara mutlak termasuk b- Menurut Al-Qur’an :
yang Memiliki kita, nyawa kita dan seterusnya. “Yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dia-lah
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha sesembahn yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka
Perkasa atas segala sesuatu.” Qs. Ali ‘Imran : 189. seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah,
Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” Qs. Al-Hajj : 62.
Adapun kalau makhluk dikatakan memiliki sifat memiliki, maka
hanya terbatas pada apa-apa yang diperbolehkan oleh Alloh c- Didalam hadits riwayat Al-Bukhari : bahwa Rasulullah
Ta’aala. shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

c- Alloh Ta’aala sebagai satu-satunya Pengatur alam ini.


Termasuk juga satu-satunya Pengatur syari’at. ‫ الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللا ت ُ ْف ِل ُح ْوا‬: ‫قُ ْولُ ْوا‬
“Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah.” Qs.
Al-A’raaf : 54.
“Katakan oleh kalian ‫ الَ إِلَهَ إِالَّ هللا‬niscaya kalian akan bahagia (dunia
2- Tauhid Uluhiyyah/ibadah dan akhirat).”
Yaitu : Meng-Esakan Alloh Ta’aala sebagai satu-satunya yang
berhak untuk diibadahi. Orang-orang musyrik yang diajak oleh Nabi shallallahu ‘alaihi
Dan ini adalah bentuk realisasi dari makna kalimat ‫ ال إله إال هللا‬. wasallam untuk mengucapkan kalimat ‫ الَ إِلَهَ إِالَّ هللا‬, mereka paham
Makna kalimat ini adalah : “Tidak sesembahan yang berhak akan konsekuensi dengan ucapan ini; bahwa mereka harus
disembah/diibadahi kecuali Alloh.” meninggalkan sesembahan-sesembahan selain Alloh Ta’aala
Makna ini diambil dari beberapa sisi : dan hanya menjadikan Alloh Ta’aala itu sebagai satu-satunya
a- Menurut bahasa : sesembahan yang berhak untu diibadahi. Mereka paham bahwa
‫ ال‬: Tidak ada “Tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Alloh.”
‫ إله‬: maknanya adalah “Yang Di Ilahkan/Disembah/Sesembahan” Sehingga mereka spontan memberikan jawaban penolakan atas
ajakan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ini :
ada padanya, jika kamu mengetahui?" Mereka akan menjawab:
“Apakah dia (Muhammad) hendak menjadikan sesembahan- "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak
sesembahan itu hanya satu saja? Sesungguhnya Ini benar-benar ingat?" Katakanlah: "Siapakah yang Empunya langit yang tujuh
suatu hal yang sangat mengherankan.” Qs. Shaad : 5. dan yang Empunya 'Arsy yang besar?" Mereka akan menjawab:
"Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak
Dari sini menunjukkan bahwa da’wah Nabi shallallahu ‘alaihi bertakwa?" Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada
wasallam adalah mengajak mereka untuk men-Tauhidkan Alloh kekuasaan atas segala sesuatu sedang dia melindungi, tetapi
dalam hal ibadah (kepada makna tauhid Uluhiyyah). Karena tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu
ketika seorang hanya men-Tauhidkan Alloh dalam hal mengetahui?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah."
Rububiyyah ( Alloh sebagai satu-satunya Pencipta, Pemilik dan Katakanlah: "(Kalau demikian), Maka dari jalan manakah kamu
Pengatur ), maka hal ini telah diyakini oleh kaum musyrikin. Alloh ditipu?" Qs. Al-Mu’minun : 84-89.
Berfirman tentang keadaan mereka :
* Pernyataan musyrikin bahwa Alloh satu-satu Pengatur alam ini :
* Pernyataan kaum musyrikin bahwa Alloh Ta’ala Pencipta segala
sesuatu : "Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit
dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan)
“Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan
yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka akan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang
menjawab: "Semuanya diciptakan oleh yang Maha Perkasa lagi hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka
Maha Mengetahui". Qs. Az-Zukhruf : 9. mereka akan menjawab: "Allah". Maka Katakanlah "Mangapa
kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?" Qs. Yunus : 31.
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah
yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah", Namun tatkala mereka masih memberikan ibadah kepada selain
Maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Alloh (tidak merealisasikan tauhid Uluhiyyah) maka mereka tidak
Allah )?” Qs. Az-Zukhruf : 87. dianggap sebagai Muslimin dan masih dikatakan sebagai
musyrikin.
* Pernyataan musyrikin bahwa Alloh Ta’aala sebagai satu-
satunya Pemilik alam ini : d- Demikian pula penafsiran shahabat.
“Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang
3- Tauhid Asmaa dan Sifaat “Dan tidaklah dia (Muhammad) berbicara menurut kemauan
Yaitu : Meng-Esakan Alloh Ta’aala dalam Nama-Nama dan Sifat- hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang
Sifat yang khusus bagi Alloh Ta’alaa. diwahyukan (kepadanya).” Qs. An-Najm : 3-4.
“Hanya milik Allah Asmaa-ul Husna, Maka berdoa/beribadahlah
kepada-Nya dengan menyebut Asmaa-ul Husna itu dan Alloh Ta’aala Mengharamkan kita berbicara tentang Alloh Ta’aala
tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran tanpa ilmu (berita dari Alloh dan Rasul-Nya) :
dalam (menyebut) nama-nama-Nya, nanti mereka akan “Katakanlah: "Rabb-ku Hanya mengharamkan perbuatan yang
mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan
Qs. Al-A’raaf : 180. perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang
benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu
Didalam menetapkan Nama-Nama dan Sifat-Sifat bagi Alloh yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan
Ta’aala ada beberapa kaidah penting, diantaranya : (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang
tidak kamu ketahui." Qs. Al-A’raaf : 33.
a- Kita menetapkan Nama-Nama dan Sifat-Sifat bagi Alloh sesuai
dengan apa-apa yang Alloh Ta’aala Tetapkan bagi diri-Nya “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
didalam Al-Qur’an dan sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits-hadits penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
yang shahih. jawabnya.” Qs. Al-Israa : 36.
Kenapa demikian?
Diantara ucapan yang salah (tidak didasari ilmu/berita dari Al-
Karena Alloh Ta’aala adalah Dzat Yang Maha Ghaib yang belum Qur’an dan Hadits yang shahih) didalam memberikan Nama bagi
pernah kita melihat-Nya. Sehingga tidak mungkin kita Alloh Ta’aala adalah ucapan pada masyarakat (terutama Jawa)
menetapkan Nama-Nama dan Sifat-Sifat bagi Alloh Ta’aala yakni mereka memerikan Nama bagi Alloh dengan penamaan :
melainkan dari sumber yang tahu tentang Alloh Ta’aala. Dalam “gusti Alloh.”
hal ini maka Alloh Ta’aala Yang Paling Tahu tentang diri-Nya , Ucapan ini terasa ringan dimulut, namun sesungguhnya
demikian pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang mendatangkan kemurkaan Alloh Ta’aala berlandaskan Ayat-Ayat
diberitahu oleh Alloh Ta’aala. Karena beliau shallallahu ‘alaihi di atas.
wasallam tidaklah berbicara dengan hawa nafsu melainkan
dengan wahyu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
ِ ‫ الَ ي ُْل‬، ‫إِ َّن ْالعَ ْب َد لَيَت َ ّكلَّ َم بِ ْال َك ِل َم ِة ِم ْن سخت هللا‬
‫ق لَ َها بَاالا يَ ْه ِوي بِ َها فِي‬ menyamakan dengan turunnya makhluq dari singgasana.
‫َج َهنَّم‬ - Contoh tamtsil : yaitu dengan menyerupakan “Tangan Alloh”
sama dengan tangan makhluq.
“Sesungguhnya seorang hamba dia (benar-benar) berbicara
dengan suatu kalimat yang termasuk (yang mendatangkan) c- Kita menetapkan-Nya dengan tanpa memisalkan dan
kemurkaan Alloh, namun dia tidak menyadari kedudukan kalimat mensucikan-Nya dengan tanpa menolak.
tersebut; ternyata menjerumuskan dia kedalam jahanam.” Hr. Al-
Bukhari.
‫ِإثْبَاتٌ بِالَ ت َ ْمثِ ْي ٍل َوت َ ْن ِز ْيهٌ بِالَ ت َ ْع ِط ْي ٍل‬
b- Kita menetapkannya sebagaimana adanya, dengan tanpa
tahrif (menyimpangkan) dan tanpa ta’thil (meniadakan) serta “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah
tanpa takyiif (membagaimanakan) dan tanpa tamtsiil yang Maha mendengar dan Melihat.” Qs. Asy-Syuura : 11.
(memisalkan).
Tahrif : memalingkan makna/huruf tanpa adanya d- Nama-Nama Alloh Ta’aala tidak terbatas dengan bilangan
qorinah/indikasi/pendukung.. tertentu.
Ta’thil : menolak/meniadakan. Berlandaskan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam :
Takyiif : membagaimanakan.
‫ أ َ ْو‬، َ‫ أ َ ْو أ َ ْنزَ ْلتَهُ فِي ِ ْْ ِكت َا ِبك‬، َ‫سك‬ َ ، َ‫أَسْأَلُكَ ِب ُك ِّل اس ٍْم ه َُو لَك‬
َ ‫س َّميْتَ ِب ِه نَ ْف‬
ِ ‫ أ َ ْو ا ْست َأْث َ ْرتَ بِ ِه فِي ِع ْل ِم ْالغَ ْي‬، َ‫ َعلَّ ْمتَهُ أ َ َحداا ِم ْن خ َْلقِك‬.
Tamtsil : memisalkan.
َ‫ب ِع ْندَك‬
- Contoh tahrif : tentang Sifat Alloh yaitu Istiwa yang makna
“Aku meminta kepada Engkau ( Ya Alloh) dengan segala Nama
sebenarnya adalah Tinggi dan Meninggi diatas semua
Yang Engkau Miliki, yang Engkau Namakan Dir-Mu dengan-Nya,
makhluqnya. Lalu oleh sebagian orang di tahrif kepada makna
atua yang telah Engkau Turunkan dalam Kitab Suci Engkau, atau
“menguasai.”
yang telah Engkau Ajarkan kepada salah seorang dari makhluq-
- Contoh ta’thil : sebagian orang karena khawatir menyamakan
Mu, atau yang Engkau Sembunyikan pada Ilmu Ghaib disisi
sifat Alloh Ta’aala itu sama dengan makhluq-Nya maka mereka
Engkau.” Hr. Ahmad, Ibnu Hiban dan Al-Hakim.
meniadakan Sifat bagi Alloh. Sehingga ditolak Sifat-Sifat Alloh
Nama-Nama yang Alloh Sembunyikan pada ilmu ghaib, tidak
tersebut.
mungkin seorangpun yang bisa menghitung-Nya.
- Contoh takyiif : dengan bertanya bagaimanakah sifat Alloh?
Atau dengan cara membagaimanakan/memperagakan sifat Alloh
Adapun sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits
disamakan dengan makhluq (seperti Sifat Alloh “Turun”), mereka
berikut ini :
َ‫صاهَا َد َخ َل ْال َجنَّة‬
َ ْ‫احداا َم ْن أَح‬
ِ ‫ّلِل تِ ْسعَة َوتِ ْس ِعيْنَ ا ْس اما ِمائ َة إِالَّ َو‬
ِ َّ ِ َ‫إِن‬

“Sesungguhnya Alloh Memiliki 99 Nama; dimana barangsiapa


yang menghitung-Nya maka masuk sorga.” Hr. Al-Bukhari.

Ini tidak menunjukan hanya terbatas dengan bilangan ini (99).


Namun ini adalah keutamaan tentang barangsiapa yang
menghitung 99 Nama Alloh (dalam hadits ini) maka masuk sorga.
Yakni Alloh Mempersiapkan sorga bagi yang menghitung
sejumlah itu.

Sebagai contoh (untuk memudahkan memahaminya) : seseorang


menyatakan : “Aku memiliki 100 dirham yang aku persiapkan
untuk shadaqoh.” Ucapan ini bukan menunjukkan bahwa orang
tersebut hanya memiliki uang 100 dirham. Bisa jadi lebih dari itu.
Adapun yang dipersiapkan untuk shadaqoh hanya 100 dirham.

Anda mungkin juga menyukai