PENGETAHUAN
INDRAMAYU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
telah memberikan Rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga
Penyusunan Makalah dengan Judul “Sejarah Pengembangan Ilmu Pengetahuan”
dapat terselesaikan tepat waktu.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran. Sebagai ungkapan rasa syukur terselesaikannya penyusunan
makalah ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih Kepada:
1. Bapak Drs. H. Sulaiman Hasan, M. A., Selaku ketua program studi PAI;
2. Bapak Suryawan Bagus Handoko, M.Pd.I. Selaku dosen mata kuliah Filsafat
Ilmu II
Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang
membaca makalah ini. Kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Eksistensi ilmu pengetahuan tidak lepas dari sejarah perkembangannya yang
merupakan sebuah proses panjang tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan
itu sendiri. Pada setiap fase perkembangan ilmu pengetahuan muncul sesuatu yang
baru dan memilki karakteristik di setiap masanya. Karakteristik tersebut adalah
hasil dari sebuah pergumulan budaya yang terjadi dalam dinamika sosial. Tentu
hal itu tidak bisa lepas dari berbagai pengaruh sosial, budaya, dan politik yang
berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Dengan demikian perkembangan ilmu pengetahuan dapat diperiodesasikan
sesuai dengan dinamika yang ada yaitu periode Yunani kuno, periode Islam,
periode renaisans dan modern, dan periode kontemporer.
Sesungguhnya kajian tentang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan,
cakupannya sangatlah luas. Idealnya sejarah adalah rekam jejak tentang semua
rentetan peristiwa yang telah terjadi, yang berfungsi untuk mengungkapkan segala
sesuatu sesuai fakta yang ada tanpa adanya distorsi sedikitpun, namun dalam
kenyataannya terkadang sejarah hanya mengungkap sepenggal saja atau tidak utuh
dari rentetan peristiwa tersebut dan tidak bisa lepas sepenuhnya dari
pengaruhpengaruh kondisi sosial politik tertentu. Apalagi sejarah yang dimaksud
dalam pembahasan ini adalah sejarah atau periodisasi tentang perkembangan ilmu
pengetahuan yang merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia.
Untuk itu, perlu adanya upaya yang sungguh-sungguh dalam mengungkap
fakta sejarah yang ada. Dalam konsepsi agama ilmu pengetahuan lahir sejak
diciptakannya manusia pertama yaitu Adam, kemudian berkembang menjadi
sebuah ilmu atau ilmu pengetahuan.
Pada hakekatnya ilmu pengetahuan lahir karena hasrat ingin tahu dalam diri
manusia. Hasrat ingin tahu ini timbul oleh karena tuntutan dan kebutuhan dalam
kehidupan yang terus berkembang. Secara teoritis perkembangan ilmu
pengetahuan selalu mengacu kepada peradaban Yunani. Hal ini didukung oleh
beberapa faktor, di antaranya adalah mitologi bangsa Yunani, kesusastraan
Yunani, dan pengaruh ilmu pengetahuan pada waktu itu yang sudah sampai di
Timur Kuno. Terjadinya perkembangan ilmu pengetahuan di setiap periode ini
dikarenakan pola pikir manusia yang mengalami perubahan dari mitos-mitos
menjadi lebih rasional.2 Manusia menjadi lebih proaktif dan kreatif menjadikan
alam sebagai objek penelitian dan pengkajian. Oleh Karena itu, dalam makalah
yang singkat ini, penulis akan menjelaskan tentang sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan tersebut sesuai dan kemampuan yang penulis miliki, tentunya penulis
yakin hal ini masih jauh dari kesempurnaan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Berbeda lagi dalam bukunya Prof. Dr. Sutarjo A. Wiramiharja, Psi. membagi
sejarah perkembangan filsafat itu menjadi lima (5) periode, yaitu:
3
- Zaman Pasca-Modern (1950 M- Sekarang).
4
B.KARAKTERISTIK ILMU PENGETAHUAN
Di samping memiliki syarat-syarat tertentu, ilmu memiliki pula karakteristik
atau sifat yang menjadi ciri hakiki ilmu. Randall dan Buchler mengemukakan
beberapa ciri umum ilmu, yaitu :
Sementara, dari apa yang dikemukakan oleh Lorens Bagus (1996) tentang
pengertian ilmu dapat didentifikasi bahwa salah satu sifat ilmu adalah koheren
yakni tidak kontradiksi dengan kenyataan. Sedangkan berkenaan dengan metode
pengembangan ilmu, ilmu memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat yang reliable, valid,
dan akurat. Artinya, usaha untuk memperoleh dan mengembangkan ilmu
dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang memiliki
keterandalan dan keabsahan yang tinggi, serta penarikan kesimpulan yang
memiliki akurasi dengan tingkat siginifikansi yang tinggi pula. Bahkan dapat
memberikan daya prediksi atas kemungkinan-kemungkinan suatu hal. Sementara
itu, Ismaun (2001) mengetengahkan sifat atau ciri-ciri ilmu sebagai berikut :
- Obyektif; ilmu berdasarkan hal-hal yang obyektif, dapat diamati dan tidak
berdasarkan pada emosional subyektif
- Koheren; pernyataan/susunan ilmu tidak kontradiksi dengan kenyataan;
- Reliable; produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat
ukur dengan tingkat keterandalan (reabilitas) tinggi,
- Valid; produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur
dengan tingkat keabsahan (validitas) yang tinggi, baik secara internal
maupun eksternal,
- Memiliki generalisasi; suatu kesimpulan dalam ilmu dapat berlaku umum,
- Akurat; penarikan kesimpulan memiliki keakuratan (akurasi) yang tinggi,
dan
- Dapat melakukan prediksi; ilmu dapat memberikan daya prediksi atas
kemungkinan-kemungkinan suatu hal.
5
C. OBJEK ILMU PENGETAHUAN
Objek material adalah sesuatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran, sesuatu
hal yang diselidiki atau sesuatu hal yang dipelajari. Objek material mencakup hal
konkrit misalnya manusia,tumbuhan, batu ataupun hal-hal yang abstrak seperti
ide-ide, nilai-nilai, dan kerohanian. Objek formal adalah cara memandang, cara
meninjau yang dilakukan oleh peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-
prinsip yang digunakannya. Objek formal dari suatu ilmu tidak hanya memberi
keutuhan suatu ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-
bidang yang lain. Satu objek material dapat ditinjau dari berbagai sudut
pandangan sehingga menimbulkan ilmu yang berbeda-beda.
1) Berpikir logis adalah kegiatan berpikir menurut pola, alur dan kerangka
tertentu (frame of logic) yaitu, menurut logika: deduksi-induksi,
rasionalism-empirism, abstrak-kongkrit.
2) Berpikir analitis adalah konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir
analisis- sintesis berdasarkan langkah-langkah tertentu (metode ilmiah/
penelitian).
6
1) Rasa ingin tahu (curiosity)
2) Spekulatif
Objektifitas adalah salah satu hal dari sikap subjektifitas. Objek selalu
merupakan objek dari subjek. Objektifitas bukan saja berhubungan erat dengan
eksistensi subjek tetapi juga berhubungan dengan kesediaan subjek untuk
memperoleh dan memegang suatu sikap objektif. Bahm menyatakan bahwa
kesediaan untuk menjadi objektif meliputi beberapa hal yaitu:
- Kesediaan untuk mengikuti rasa ingin tahu ilmiah kemana saja rasa itu
membimbing. Kesediaan ini mengisyaratkan keingintahuan dan kepedulian
tentang penyelidikan lebih lanjut yang dibutuhkan demi pengertian sampai tahap
kebijaksanaan yang dimungkinkan.
7
- Kesediaan untuk bertahan. Tidak ada aturan yang menyatakan berapa lama
seorang ilmuan harus bertahan dalam pergulatan dengan masalah yang alot.
Kesediaan untuk tetap objektif mensyaratkan kesediaan untuk terus melanjutkan
dan bertahan selama mungkin dan mencoba mengerti objek atau masalah sampai
pengertian diperoleh.
6. Tentativitas
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
3. Objek ilmu pengetahuan : Objek Ilmu pengetahuan adalah objek material dan
objek formal. Setiap bidang ilmu baik itu ilmu khusus maupun ilmu filsafat harus
memenuhi ke dua objek tersebut.
9
DAFTAR PUSTAKA
10