FUNGSI UPACARA DOMYAK DI DESA PASIR ANGIN KABUPATEN
PURWAKARTA BAGI MASYARAKAT FORMAL DAN INFORMAL
Purwakarta secara geografis adalah salah satu kabupaten di Jawa Barat,
letaknya berada di tengah–tengah bagian wilayah pantura dan priangan. Hal tersebut dapat mempengaruhi ciri khas dari seni yang dimiliki oleh masyarakat setempat salah satunya kesenian Domyak. Letak geografis ini menyebabkan masyarakat setempat umumnya bekerja di perkebunan teh, sayuran dan palawija, sehingga mereka pun akrab dengan kesenian angklung buncis yang merupakan seni buhun. Hal ini lah yang menjadi salah satu faktor terciptanya upacara domyak. upacara adat domyak merupakan kebudayaan yang dihasilkan oleh masyarakat pendukungnya sehingga keberadaan upacara adat domyak sangat berhubungan dengan kondisi sosial masyarakatnya. Upacara adat ini berhubungan dengan kondisi lingkungan dan sosial masyarakat desa PasirAngin. Tujuan dari upacara ini sebagai bentuk ritual meminta hujan karena ketika itu konon disana tidak turun hujan selama 9 bulan. Sekaligus juga sebagai sarana mentransfer kesenian kepada generasi muda agar kesenian domyak ini tetap lestari dan tidak punah. Upacara adat domyak di Desa PasirAngin Kabupaten Purwakarta mempunyai beberapa fungsi bagi masyarakat, yaitu fungsi sarana pendidikan bagi masyarakat formal dan fungsi wahana upacara (ritual) serta hiburan bagi masyarakat informal. Upacara adat domyak berfungsi sebagai sarana pendidikan, karena upacara adat domyak dapat dijadikan sebagai media untuk mentransfer nilai-nilai budaya dalam melestarikan kesenian daerah setempat. Melalui pendidikan, upacara adat domyak berperan untuk memenuhi kebutuhan estesis, mengajak masyarakat untuk melestarikan kebudayaan melalui seperangkat alat (perlengkapan ritual) yang diberikan secara simbolis dan menanamkan pada generasi muda. Berfungsi sebagai wahana upacara (ritual), karena upacara ini bagi masyarakat Desa PasirAngin dijadikan sebagai wahana ritual untuk meminta hujan. Selain itu, dikatakan sebagai wahana ritual karena dapat membangkitkan emosi keagamaan dan menimbulkan rasa kebersamaan pada masyarakat pendukungnya. Adapun berfungsi sebagai sarana hiburan karena pada masa sekarang upacara domyak ini tidak hanya digunakan pada waktu tertentu dan tempat yang khusus, akan tetapi bisa ditampilkan diacara-acara festival sebagai hiburan masyarakat. Dalam tatanan masyarakat Pasir Angin upacara ini mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam pelestarian kebudayaan. Keberadaan upacara domyak dirasakan bagi masyarakat Pasir Angin mempunyai nilai-nilai yang berguna bagi masyarakat yaitu nilai religius, gotong royong, dan cinta tanah air. Nilai religius merupakan sikap dan tindakan yang menunjukan patuh terhadap agama yang dianutnya, rasa toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lainnya, kerukunan hidup, jujur, cinta damai, dan bersahabat. Dalam pertunjukan Kesenian Buncis sikap percaya kepada Tuhan dilihat dari proses mupuhun atau meminta izin sebelum memulai acara. Hal ini dilakukan agar diberkahinya segala kegiatan yang akan dilakukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Nilai gotong royong pada kesenian Domyak dapat dilihat saat proses pertunjukan, semua pemain saling mengisi kegiatan sesuai dengan porsinya dengan baik agar pertunjukan sukses. Adapun kerjasama antar pemain terlihat dari saat latihan mereka berlatih Bersama, saling membantu dan saling membenahi untuk sebuah penampilan yang maksimal. Sikap peduli sosial dilihat dari kerjasama antar masyarakat seni dan masyarakat pada umumnya dalam persiapan kesenian Domyak tersebut. Nilai cinta tanah air merupakan sikap dan tindakan yang merupakan rasa kecintaannya terhadap Negara dan Tanah Air Indonesian, semangat Kebangsaan, menghargai prestasi dan cinta damai. Sikap semangat kebangsaan pada Kesenian Domyak terlihat dari sikap para pemain yang tetap menjaga warisan budaya Indonesia dengan cara berkesenian. Sikap semangat kebangsaan dapat dilihat dari aktifitas Kesenian Buncis yang rutin, melakukan pertunjukan pada saat hati-hari besar dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat khusunya kaum muda dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Tari Gaplik Sebagai Simbolisasi Nilai Filosofis Dan Sosial Budaya Masyarakat Setempat Dalam Tradisi Lokal Nyadran Di Desa Kendung, Kec. Kwadungan, Kab. Ngawi