Anda di halaman 1dari 19

ACARA PENTI SEBAGAI WUJUD SYUKUR KEBUDAYAAN MANGGARAI

OLEH

KELOMPOK 4

ABSTRAK

Acara penti ini sudah ada sejak nenek moyang ,acara ini di jadikan acara yang sangat penting di
tanah manggarai.upacara ini merupakan salah satu wujud syukur masyarakat manggarai dari
hasil panen maupun dari segala kehidupan yang di anggap bisah mendapatkan hasil yang
memuaskan .acara ini di lakukan setiap akhir tahun dan mampu membangun semangat setiap
orang untuk melewati kehidupan di tahun yang akan datang atau di tahun selanjutnya.serbagai
bukti dari rasa terimakasih masyarakat manggarai memberikan persembahan yang dikurbankan
dalam acara penti .persembahan yang dimaksud adalah pengorbanan hewan seperti ayam untuk
acara pribadi yang lebih kecil ,babi,sapi, dan kerbau untuk acara besar seperti pernikahan .dalam
sesajian merupakan tolak ukur ukur dalam persembahan menyiapkan khususnya piring yang
menjadi wadah satu kesatuan dari kala(daun siri),tahang(kapur siri), raci(pinang),
mbako(tembakau) dan tuak bakok(moke). Keterlibatan masyarakat dalam acara ini sangat
penting, dan ketua adat yang menjadi titik kordinasi dalam kelancaran upacara adat ini.

Kata Kunci: Adat Penti


ABSTRACT
This penti event has existed since the ancestors, this event is a very important event in the land of
Manggarai. This ceremony is a form of gratitude for the people of the Rai from the harvest and
from life that is considered to be able to get satisfactory results. This event is carried out at the
end of every year and able to build everyone's enthusiasm to go through life in the following
years. as proof of the gratitude of the Manggarai people to give sacrifices that are sacrificed in
the penti event. The offerings in question are animals such as chickens for small private events,
pigs, cows, and buffalo for events big as weddings. In offerings, it is a benchmark in offering
special offerings, plates that become a container for one unit of kala (siri leaves), tahang (siri
lime), raci (betel nut), mbako (tobacco) and tuak bakok (moke). Community involvement in this
event is very important, and the traditional leader who creates the point of coordination in
realizing this custom.
Keywords: Penti . Custom

PENDAHULUAN
Realita hidup manusia ,berbuat sesuatu untuk orang lain dapat dilakukan saja tanpa ada komando
oleh orang lain. Meminta sesuatu lebih suka dilakukan dari pada memberi dan berterimakasih .memberi dan
menikmati sesuatu hasil usaha lebih suka dari pada bersyukur . Nilai -nilai kebajikan ini seyogyanya keluar
dari diri sendiri (solider) demi orang lain tanpa memandang SARA . Itu bukan tanpa alasan ,tetapi karena
disadari bahwa hal sedemikian itu dapat membantu aktifitas hidup manusia itu sendiri. Ardjo menegaskan
bahwa kepada kekuatan super natural ini mirip dengan istilah alam gaib. Menurut Ardjo alam gaib itu
dengan segala isinya yang gaib pula ,ditambah dengan pengertian pengertian yang tidak tercapai oleh akal
Budi orang sederhana seperti meliputi jiwa dan jehidupan hingga ia percaya ,bahwa daripadanya ia akan
mendapat Rahmat dan keselamatan atau kutuk dan kesengsaraan. Dalam kaitan ini ,didaerah
Manggarai,Flores,NTT dikenal adanya suatu budaya/adat istiadat yaitu budaya penti. Melaksanakan acara
penti berarti merayakan acara syukuran dan hormat kepada leluhur ,super natural,kepada wujud
tertinggi(mori kraeng) lihat Verheijen 1991. Penekanan utama makna penti adalah bersyukur dalam suasana
batin yang penuh sukacita ,damai,bahagia,semangat persaudaraan dan kekeluargaan. Dalam kaitan ini ada
kebiasaan yang mirip nito logis Plato yaitu menerangkan bagaimana seni dan budaya berakar dalam
kebaktian dan bagaimana senggang berdasarkan atas sifat perayaan religius (Hartoko,1986:43).
Pesta yang bertemakan syukuran adalah suatu momen yang tepat untuk saling
bersahabat ,bersatu ,bersaudara,terbinanya hubungan kekerabatan yang baik. Bersyukur hanya dilakukan
oleh dan kepada mereka yang diliputi rasa bahagia dan sukacita. Pada kesempatan ini para anggota
keluarga kerabat yang hadir waktu acara penti dapat saling berdialog,berbelarasa dalam pengalaman hidup
keluarga nasing masing . Dan bisa saja masalah berat dalam keluarga sebelumnya dapat terpecahkan
melalui suasan hubungan kekerabatan dalam acara syukuran seperti ini. Ada sikap saling memaafkan,satu
dengan yang lain,merefleks hidup masa lampau,masa kini dan menatap masadepan yang penuh optimis
dan sukacita. Mungkin tadinya ada kesalapahaman antara anak rona dengan anak Wina antara sesama
wa’u/asekae gara gara rebut batas tanah yang sejengkal,ataua rebut tanah warisan ,rebut tanah Lingko,rebut
tanah Wida,mungkin masalah ekonomi keluarga dapt dipecahkan dalam suasana bersyukur(penti). Acara
penti ini ibaratnya kita ikut kemping spiritual,ikut piknnik/wisata keluarga sekaligus sebagai retret/rekoleksi
hidup. Dan momentnya tepat,untuk mempersatukan keluarga karena tema acaranya adalah bersyukur.
Adapun contoh dalam acara penti misalnya begini : Yo mori ,neka koe manga nggoko one golo,Caka one
salang,neka manga rekok Lebo roe ngoel mode Dami Lawangasekae/wa’u, Lawang Ende Ema
(ineame:anak rona), Pa’ang ngaung Porong nai ca Anggit Ami tuka ca leleng ,kope oles Todo
jongkok,bantang cama Reje lele kudut pande rewo beo rang kaeng tana ( dalam terjemahan bebas artinya:
ya Tuhan ,janganlah kami terprangkap digunung ,menghadang dijalan,memusnahkan tanaman yang
segar,menerima sial disaat muda,baik sesama keluarga patrilineal,maupun terhadap keluarga pemberi istri
dan kluarga kerabat penerima istri ,keluarga tetangga, semoga kami semakin bersatu jiwa raga,/sehati dan
sejiwa,yang dilandasi hidup kebersamaan,musyahwara untuk mencapai mufakat sehingga dengan demikian
akan tercipta suasana harmonis dalam membangun tanah Manggarai tanah Manggarai). Adapun inti
sesajian pada syukuran ini,dapat dipahami melalui sebagian contoh kiasan berikut ini ,dapat dipahami
melalui sebagian contoh kiasan berikut ini: kapu kami sangged gejur cama nuhu wua Pau, ai itas kami hang
ciwal, haeng hang kawe,lincik ici,weras wua,Lebo kala weri ,wua raci po’ong ( kami memangku semua
oemberian ,hasil usaha sama seperti kami memangku buah mangga ,sebab kami telah menemukan hasil
kerja dikebun,mendapat makanan yang di cari,biji yang bersih dan buah yang matang,daun sirih semuanya
tumbuh subur,semua pinang yang ditanam berbuah). Artinya segala usaha mendapat hasil yang
berlimpah,ada kesuksesan dalam usaha. Yang memberikan komando umum waktu penti semacam ini
adalah tua golo(kepala kampung),dibantu oleh tua tua panga(kepala keluarga ranting/subklen) berdasarkan
musyawarah bersama nasyarakat dalam satu kampung. Menurut tradisi Manggarai bahwa letak / posisi
kampung punya arti dan peran tertentu dalam hidup manusia.

LATAR BELAKANG

Kebudayaan dalam tatanan dalam kehidupan setiap orang dalam kemasyarakatan sudah
menjadi hal yang sangat mendasar dalam kehidupan.budaya merupakan sesuatu yang di dapat
oleh manusia dalam hidup bermasyarakat.indonesia memiliki kebudayaan yang sangat
komplek .berbagai macam kebudayaan sudah ada sejak dulu dan menjadi khas tersendiri di
Indonesia .acara adat ini wajib di lestarikan dan di taatioleh setiap warga masyarakat manggarai,
karena ini bisa menjadi bukti bahwa masyarakat manggarai bisa mengatur pola pikir ,prilaku
kehidupan masyarakat. Indonesia berlandaskan pada Bhineka Tunggal Ika yang menerapkan
pola pikir masyarakat Indonesia bahwa berbagai macam kebudayaan bukan menjadi halangan
untuk kita berada dalam pelukan bumi pertiwi.untuk mempertahankan kebudayaan yang dimiliki
oleh setiap masyarakat manggarai wajib memiliki bentuk tata upacara .dan salah satu
kebudayaan tersebut terdapat di daerah manggarai, dan Nusa Tenggara Timur menyebutnya
dengan upacara penti.kata penti dapat diartikan sebagai ucapan terimakasih .acara penti
merupakan salah satu bentuk syukur atau ucapan terimaksih kepada tuhan serta leluhur .acara ini
sudah di lestarikan sejak nenek moyang sehingga sudah menjadi khas kebudayaan masyarakat
manggarai.acara-acara ini di lakukan setiap akhir tahun serta acara-acara kecil atau
khusus .misalnya,melaui untuk mempertahankan kebudayaan yang dimiliki oleh setiap
masyarakat manggarai wajib memiliki bentuk tata upacara .dan salah satu kebudayaan tersebut
terdapat di daerah manggarai, dan Nusa Tenggara Timur menyebutnya dengan upacara
penti.kata penti dapat diartikan sebagai ucapan terimakasih Tujuan di buatnya penelitian
acara penti untuk mengetahui apa-apa saja yang ada dalam upacara penti .untuk sekarang ini
banyak anak-anak mudah atau generasi mudah yang lupa untuk melestarikan budaya acara penti
sehingga dengan dibuatnya penelitian ini generasi mudah dapat melestarikan kembali budaya
penti.dengan melakukan penelitian generasi mudah bisah mengikuti tata cara dalam acara adat
penti dengan baik dan mampu mengembangkan dan menanggapi bagian terpenting dalam
kehidupan sebagai sesuatu kebudayaan .

KAJIAN PUSTAKA

Dalam membuat kajian ada berberapa pustaka yang di terapkan untuk memenuhi materi
yang akan dikaji, kajian pustaka di antara lain :

 Yosef juni s.pd


 Ifonsius Jahim s.pd
 Donatus Sion s.pd
Mereka menjelaskan bahwa ritual merupakan suatu persembahan.acara ini
membutuhkan hewan korban seperti ayam untuk acara pribadi yang kecil,baby,sapi dan
kerbau untuk acara-acara besar seperti pernikahan .arwa-arwa para leluhur wajib di sapa
dengan ritual khusus, yang hanya di ketahui oleh ketua adat, dan laki-laki tetua yang ahli
dalam bidang adat di tempat itu.
KAJIAN TEORI

a. Kebudayaan
Budaya merupakan cara hidup yang terus berkembang oleh sekelompok orang
yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya. Kebudayaan meliputi seni, bahasa,
mitos, agama dan pengetahuan. Seorang antropolog Inggris E.B Taylor mengungkapkan
budaya sebagai sesuatu kompleks yang mencakup pengetahuan kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
b. Seni
1) Seni sebagai alat ekspresi
 Acara sakral
Acara sakral dalam kehidupan manusia dizaman dahulu keyakinan
atau kepercayaan selalu diwujudkan dengan seni. dengan kata lain
seni sebagai media yang dipakai manusia dalam melakukan kehidupan
dan kepercayaan.
 Acara ritual
Acara ritual dihubungkan dengan sifat sifat istiadat kelompok
masyarakat dalam suatu daerah yang tergolong dalam acara ritual
adalah : kepada arwah dan kepada alam.
 Acara religius
Acara religius ini diciptakan karena keyakinan kepada Tuhan. Acara
ini dipertujukan untuk kepentingan upacara dan berhubungan dengan
Tuhan. Dalam penyajian acara religius ini dapt kita lihat dari adanya
pengutaraan langsung dan tak langsung. Pengutaraan langsung
dimaksudkan adalah adanya kepentingan untuk meningkatkan iman
seperti dakwah, sedangkan pengutaraan tak langsung digunakan
dalam mempergunakan lambang dan kiasan sebagai sifat keimanan.
METODE PENELITIAN

Dalam kajian pengumpulan data ini dilakukan melalui via telfon di karenakan referensi dari
kajian ini terbatas. Yang menjadi sumber dari informasi dalam kajian ini adalah seseorang yang
sudah menjadi ketua adat desa mokel ,kecamatan kota komba utara, kabupaten manggarai
timur.

HASIL KAJIAN

A. Pengertian Acara Adat Penti


Acara adat penti diartikan sebagai pesta adat manggarai yang bernuansa syukuran
kepada leluhur atau nenek moyang yang dilaksanakan oleh sekelompok masyarakat
dalam situasi formal dan suasana sukacita .acara penti juga adalah upacara
menyampaikan rasa terimakasih kepada sang pencipta atas segala hasil yang telah
didapatkan dalam setahun. Acara penti ini biasa dilakukan satu kali dalam setahun. Acara
ini dilaksanakan dimbaru gendang(rumah adat) yang dipimpin oleh ketua adat .sebagai
bukti dari rasa syukur kepada leluhur,ada beberapa persembahan sebagai kurban
diantaranya adalah ayam untuk ritual pribadi yang lebih kecil,dan babi,sapi dan kerbau
untuk ritual yang lebih besar.
B. Sejarah Acara Adat Penti
Acara adat penti tidak memiliki dokumentasi mengenai awal mula adanya upacara
ini ,tetapi berdasarkan sumber yang ada dimasyarakat manggarai . masyarakat manggarai
berkeyakinan bahwa acara penti ini adalah warisan dari nenek moyang yang diturunkan
kegenerasi berikutnya. Masyarakat manggarai menyakini bahwa upacara ini diciptakan
oleh nenek moyang dulu yang dilakukan secara berulang-ulang oleh generasi sekarang .
Adapun yang ikut berpartisipasi dalam acara ini adalah seluruh masyarakat manggarai
dan yang menjadi pemimpin adalah ketua adat yang dipercaya sebagai orang yang
mampu memimpin acara tersebut. Dalam melaksanakan acara ini laki-laki dewasa
mengambil bagian secara penuh sedangkan wanita hanya melayani dan menyiapakan apa
saja yang dibutuhkan selama upacara berlangsung .
C. Bagian-Bagian Acara Adat Penti
a. Sebelum acara adat penti
1. Acara pembersian diri
Acara pembersian diri ini merupakan salah satu acara untuk
menghilangkan segala dosa yang telah kita perbuat di hari-hari
sebelumnya melepaskan segala beban dan kesalahan yang kita perbuat di
tahun sebelumnya ,segala kekurangan dan kegagalan yang sudah terjadi di
tahun sebelumnya. Tujuannya adalah agar di tahun yangatau di tahun
sebelumnya, baik dari tingkah laku tutur kata maupun perbuatan.acara
pembersian diri ini di lakukan agar kita bisa melepaskan segala
kekurangan dan kegagalan yang terjadi pada tahun sebelumnya agar
ditahun yang akan datang kita bisa menerima berkat yang baru . hewan
yang dikurbankan dalam acara ini yaitu ayam.
2. Pertemuan Keluarga
Dalam acara ini , dimana semua keluarga dari berbagai
suku berkumpul bersama dalam suatu rumah adat (mbaru
gendang). Dalam acara ini semua keluarga dari berbagai suku
melakukan upacara penyajian kepada leluhur atau roh nenek
moyang yang telah dipanggil Tuhan (penti weki peso beo ). Acara
ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu pertemuan keluarga secara
umum dan pertemuan keluarga secara khusus. Pertemuan keluarga
secara umum yaitu dimana semua keluarga dari berbagai suku
(padir wa’I rentu sa’I) berkumpul bersama dalam satu rumah adat
atau mbaru gendang untuk memberi sesajen kepada leluhur atau
roh nenek moyang. Pertemuan secara khusus yaitu acara khusus
untuk satu keluarga saja ,yang dilakukan dirumah masing-masing.
3. Barong Wae Teku atau Sumber Mata Air
Acara ini dilakukan didasar mata air. Didalam acara ini
para took adat atau tu’a golo terlebih dahulu mempersiapkan
bahan-bahan yang dibutuhkan sebelum melakukan upacara barong
wae teku atau persembahan dimata air yaitu ayam,telur
mentah,sirih pinang, dan kapur. Makna dari upacara barong wae
teku atau persembahan dimata air yaitu salah satu upacara untuk
meminta berkat dari sang pemberi kehidupan dan para leluhur
yang telah dipanggil oleh Tuhan. Barong wae teku atau sumber
mata air sangat penting dilakukan karena mata air adalah sumber
dari kehidupan. Tujuannya adalah agar kita mendapatkan
kehidupan yang baru serta kesehatan yang baik .
4. Barong Compang atau Batu Persembahan
Barong compang atau batu persembahan berada ditengah-
tengah rumah adat atau yang masyarakat manggarai yang sering
sebut mbaru adat .dalam upacara ini para ketua adat atau tu’a golo
dan sebagian toko masyarakat yang ikut serta melakukan arahan
lebarong compang atau batu persembahan tersebut. Tujuannya
supaya agar suatu kampong tetap menjalin hubungan kekeluargaan
yang erat dan rasa persatuan tetap koko.
5. Wae Owak
Wae owak merupakan upacara persembahan sesajian yang
dilakukan masing-masing keluarga dimana upacara wae owak ini
dilakukan berdasarkan kebiasaan dan kepercayaan dalam suatu keluarga.
Adapun tempat pelaksanaan dari upacara wae owak ini yaituh ada
didalam rumah,diluar rumah pada batu ataupun pada pohon tertentu
menurut kebiasaan dan kepercayaan masing-masing keluarga.
6. Tudak Penti atau Upacara Puncak
Diupacara tudak penti ini atau upacara puncak dimana semua
anggota keluarga dan semua warga kampong ,anak rona maupun anak
wina berkumpul bersama-sama melakukan upacara tudak penti atau
upacara puncak serta melakukan persembahan sesajian kepada para
leluhur atau nenek moyang.
7. Doa
Langka yang terakhir ini semua mayarakat yang melakukan
upacara penti ini berdoa bersama-sama yang dilakukan dirumah adat atau
mbaru gendang dengan tujuan untuk mengungkapkan rasa terimakasih
kepada sang pemberi kehidupan. Dimana semua pa’ang olo pa’ang musi
atau seluruh warga kampung untuk ikut mengambil bagian dalam upacara
tudak atau doa untuk meminta kepada sang pencipta, agar dihari-hari
selanjutnya diberi kemudahan dan diberi kesehatan serta semua usaha-
usaha yang akan kita lakukan kedepanya diberi kelancaran dan
kemudahan . kemudian doa penutup ,dimana para tetu’a golo atau tu’a
adat untuk memimpin doa atau tudak meminta kepada para leluhur atau
nenek moyang agar setiap keluarga dijaga, dilindungi, serta dibimbing
dalam setiap kegiatan atau aktivitas mereka .

D. Macam-Macam Penti
Ada banyak macam penti, tetapi yang diuraikan dibawah ini memberikan
beberapa macam yang sering dilakukan oleh orang Manggarai, antara lain :
a. Penti Beo
Penti beo (syukuran kampung). Penti ialah syukuran warga
kampung.
Yang memberikan komando umum waktu penti semacam ini
adalah tu’a golo atau (kepala kampung), dibantu oleh tu’a-tu’a
panga(kepala keluarga ranting/subklen) berdasar musyawarah bersama
masyarakat dalam satu kampung. Menurut tradisi Manggarai bahwa
letak/posisi kampungpunya arti dan peran tertentu dalam hidup manusia.
Jika letak kampung strategis/baik, maka akan turut membawa rejeki bagi
manusia seperti dalam hal : pekerjaan, pendidikan, kesehatan, keturunan,
jabatan, mendapat jodoh yang baik, dan sebagainya. Orang Manggarai
beranggapan bahwa kampung punya kekuatan/keramat yang disebut naga
beo. Naga beo terbagi menjadi 2 hal (dilihat dari pengaruhnya), yakni :
Pertama, naga beo di’a (tempat yang baik), dan kedua, naga beo da’at
(tempat yang jahat). Naga kampung yang baik akan membawa berkat bagi
seluruh warga kampung, sedangkan naga kampung yang jahat, akan
membawa malapetaka bagi hidup manusia.
Adapun sebagian contoh inti sesajian kepada leluhur/roh nenek
moyang yakni : minta berkat kampung (berkak golo lonto/beo), berkat
halaman kampung (natas labar), berkat tempat sesajian dikampung
(compang), berkat ditempat air minum (wae teku), rumah tinggal (mbaru
kae’eng), kebun tempat bekerja (uma duat/lingko).
Penentuan waktu pelaksanaan syukuran warga kampung ini, tidak
ditentukan secara rutinitas. Ini tergantung kesepakatan warga kampung.
Kecuali, kalau kampung yang baru dibangun/didirikan, maka syukurannya
dilaksanakan pada waktu setelah kampung itu dibangun saat itu juga, atau
syukuran atas hari ulang tahun membangun kampung baru.
b. Penti Kilo
Penti kilo adalah syukuran keluarga dalam satu turunan leluhur
dalam satu turunan leluhur dalam satu sistem keluarga patrilineal dan
dihadiri oleh keluarga kerabat : anak wina anak rona, pa’ang ngaung, dan
hae reba. Syukuran keluarga ini bisa dilakukan dalam tingkat keluarga
besar dalam satu turunan bisa juga dilakukan dalam tingkat keluarga.
Adapun sebagian inti (torok tae/tudak) waktu syukuran keluarga seperti
dalam hal turunan yang banyak(beka weki) : manga beka weki, cing cama
nuhu cing labu, wela cama nuhu wela ndesi, borek hena bocel, tai hena
wai (semakin bertambah anggota keluarga, menjalar sama seperti labu,
berbunga sama seperti bunga kastela, berak kena betis, beol kena kaki).
c. Penti Nongko Gejur
Penti nongko gejur (penti-syukuran,bersyukur; ongko/nongko
memetik, memungut menghimpun, merangkul; gejur-usaha). Penti
nongko/ongko gejur artinya syukuran memungut hasil panen.
Acara syukuran seperti ini mirip dengan syukuran tahunan (penti
neteng ntaung), karena pelaksanaan syukurannya dilakukan setelah
memungut hasil panen tahunan. Cuma, syukuran tahunan sifatnya umum,
sedangkan syukuran seperti ini adalah khusus memungut hasil panen, hasil
bumi. Waktu mengadakan sesajian pada acara syukuran ini, disertai
dengan penyerahan simbol hasil bumi itu.
Adapun inti sesajian pada syukuran ini,dapat dipahami melalui
sebagian contoh kiasan berikut ini; kapu lami sangged gejur cama nuhu
wua pau, ai itas lami hang ciwal, haeng hang kawe, lincik ici, weras wua,
lebo kala weri, wua raci po’ong (kami memangku semua pemberian, hasil
usaha sama seperti kami memangku buah mangga, sebab kami telah
menemukan hasil kerja dikebun, mendapat makanan yang dicari, biji yang
bersih dan buah yang matang, daun sirih semuanya tumbuh subur, semua
pinang yang ditanam berbuah). Artinya, segala usaha mendapat hasil yang
berlimpah, ada kesuksesan dan usaha.
E. Makna Ritus Acara Adat Penti dalam Ritus Kebudayaan
a) Makna Religius
Melaksanakan upacara adat penti diartikan sebagai acara ungkapan terima
kasih kepada sang pencipta atau mori kraeng oleh masyarakat Manggarai.
Masyarakat Manggarai sangat percaya bahwa dalam upacara penti terjalin
adanya komunikasi leluhur dengan Tuhan.Masyarakat manggarai
mempercayai bahwa dengan memberikan hewan kurban untuk leluhur dan
Tuhan doa yang di sampaikan dapat diterima dan di kabulkan. Kepercayaan
masyrakat manggarai terhadap ritual penti sebagai sarana yang tepat untuk
mengucapkan syukur dan terimah kasih terhadap leluhur dan Tuhan atas apa
yang telah diberikan.
b) Makna kekerabatan
Makna kekerabatan dalam acara adat penti sangatlah penting dalam suatu
keluarga.dimana terjalinya satuhubungan antara anak rona dan anak wina dan
ase ka,e (keluarga besar)bisa berkumpul bersama untuk mensyukuri atas apa
yang sudah di capai dan belum tercapai dalam satu keluarga dalam
setahun,agar di tahun berikutnya kemudahan dan kelancaraan di setiap
usahanya dalam keluarga berjalan lancar.
F. Fungsi Acara Adat Penti
a. Mohon kesuburan tanah kepada Tuhan (mori jari dedek)
Upacara penti merupakan ungkapan rasa syukur sekaligus doa yang di
panjatkan kepada oleh masyarakat Manggrai kepada roh nenek moyang agar
diberi kesuburan pada tanah yang mereka bercocok tanam.Masyarakat Manggarai
percaya bahwa semua yang mereka terima merupakan hadia Tuhan sebagai sang
pencipta. Jadi,dalam acara adat penti masyrakat manggarai menngucapkan syukur
dan terima kasih kepada Tuhan atas berkat yang mereka terima selam massa awal
penenaman hingga massa panen.Melalui acara penti masyarakat manggarai
memohon kepada tuhan agar tanah mereka diberi kesubura,sehingga ditahun
berikutnya mereka kembali bersyukur melaui acara adat penti.Keterkatian dengan
alaam yang diberikan tuhan adalah di jaga dengana cara menjaga kelestarian alam
untuk kelangsungan hidup masyarakat Manggarai.
b. Acara adat penti sebagai rasa persaudaraan
Masyarakat adalah kesatuan dalam suatu masyarakat yang saling
berinteraksi antara satu dengan yang lain. Rasa persaudaraan itu dimana
kelompok satu dengan yang lain saling berkomunikasi, kerja sama, dan
menghargai satu sama yang lain.
c. Litegrasi sosial atau integritas
Integrasi atau integritas sosial merupakan pembauran menjadi satu
kesatuan dalam hubungan sosial dan timbal balik dalam masyarakat tetap terjaga.
Dalam hal ini proses interaksi sosial akan berjalan dengan baik serta anggota
masyarakat merasa berhasil membantu satu sama lain. Dalam acara adat penti
peran setiap individu sangat penting berdasarkan status sosial dalam hidup
bermasyarakat.
G. Tujuan Acara Adat Penti
1. Menyadarkan diri orang manggarai sendiri menyangkut makna
bersyukur.Ternyat betapa pentingnya bersykur terhadap leluhur, dan sang
pencipta(mori kraeng)
2. Melalui penti, maka adat akan semakin terbinanya hubungan kekerabatan
keluarga.Acara yang bernuansa ini dapat membina hubungan anggota
keluarga kerabat untuk semakin kenal satu sama lain,bahkan dapat
memcecahkan kesulitan/persoalan keluarga melalui diskusi keluarga waktu
acara syukuran. Ada satu pepatah masyarakat manggarai yang menyatakan
begini: neka na’as tombo da’at, neka imbi tombo nipi rantang beti celi, mai
ga angom sangged tombo agu wintuk kudut co’o mose ata di’an nggerolon
(jangan simpan cerita lama yang jelek,jangan percaya cerita mimpi (gosip),
jangan sampai sakit,marilah merangkul semua kata-kata,dan perbuatan untuk
bagaimana menbangun hidup yang baik kedepan).
3. Melalui acara syukuran dapat menyadarkan akan peran kesatuan tata ruang
budaya manggarai,yaitu: beo/golo lonto (kampung), natas labar (halaman
kampung tempat bermain), mbaru kaeng (rumah tinggal), compang te somba
(tempat sesajian), wae teku (air minum), weang boa (acara bersih kuburan),
uma duat/lingko (kebun).
H. Makna Acara Adat Penti
Melaksanakan acara adat penti berarti merayakan acara syukuran dan hormat serta
ucapan terima kasih kepada leluhur dan sang pencipta. Makna utama dari acara adat
penti adalah bersyukur dalam suasana batin yang penuh sukacita, damai, bahagia,
semangat persaudaraan dan kekeluargaan. Acara yang bertemakan syukuran adalah
suatu hal yang tepat untuk saling bersahabat, bersatu, bersaudara, terbinanya
hubungan kekerabatan yang baik. Acara ini bisa saja memecahkan masalah berat
dalam keluarga melalui suasana hubungan kekerabatan dalam acara syukuran seperti
ini. Adanya torok tae/sesajian waktu acara syukuran ini seperti di kuburan (boa),
dilokasi air minum (wae teku), ditempat altar sesajian (compang), di rumah adat
(mbaru tembong), adalah wujud kepercayaan animisme nenek moyang Manggarai.
Maka dari itu, sesajian yang dilakukan orang Manggarai saat ini kita tidak diajak
untuk percaya kepada animisme, roh-roh, tetapi sesajian dijadikan sebagai simbol
bahwa segala sesuatu dapat dipecahkan dengan memohon bantuan pada suatu
kekuatan, yang bagi umat beriman menyapanya sebagai Allah (mori kraeng).
1. simbol/lambang acara adat penti
dalam acara ini terdapat lambang yang memiliki makna yang
sangat kuat dan jelas tentang asal usul adanya upacara penti dalam
kepercayaan masyarakat Manggarai. Simbol-simbol tersebut antara lain :
1) Siri Bongkok
Siri bongkok dalam kebudayaan Manggarai memiliki arti
yakni sebagai fondasi atau dasar dalam rumah (tempat
tinggal). Dalam melaksanakan acara adat penti masyarakat
Manggarai mempersembahkan sesajian pada siri bongkok,
dimana ini diartikan sebagai ungkapan rasa syukur atas
kenyamanan tempat tinggal serta kehidupan yang layak
dalam rumah serta simbol persudaraan dalam satu
kampung.
2) Compang (altar sesajian)
Masyarakat Manggarai berkeyakinan bahwa compang
sebagai wadah sesajian kepada roh nenek moyang untuk
bersyukur juga untuk meminta keikutsertaan para leluhur
dalam melaksanakan sebuah acara adat agar berjalan
dengan lancar. Dalam satu kampung memiliki dua
compang yang diyakini oleh masyarakat Manggarai, yaitu
compang dimata air dan compang dihalaman kampung.
Compang dimata air diartikan sebagai tempat upacara
untuk membuang segala keburukan dari warga masyarakat
setempat dengan lambang air mengalir untuk mengalirkan
segala kejahatan dan mendatangkan kesejukan serta
ketentraman masyarakat dalam satu kampung. Sedangkan
compang dihalaman kampung diartikan sebagai tempat
sesajian untuk menghormati leluhur serta diyakini sebagai
kekuatan dan pelindung dalam hidup bermasyarakat.
PENUTUP

Simpulan

Uparacara adat penti ini untuk mempertahankan kebudayaan yang dimiliki oleh
setiap masyarakat manggarai wajib memiliki bentuk tata upacara dan salah satu kebudayaan
tersebut terdapat di daerah manggarai, dan Nusa Tenggara Timur menyebutnya dengan upacara
penti.kata penti dapat diartikan sebagai ucapan terimakasih acara adat penti berarti merayakan
acara syukuran dan ucapan terima kasih kepada roh nenek moyang dan sang pencipta atas hasil
yang telah di terima dalam setahun. untuk mempertahankan kebudayaan yang dimiliki oleh
setiap masyarakat manggarai wajib memiliki bentuk tata upacara .dan salah satu kebudayaan
tersebut terdapat di daerah manggarai, dan Nusa Tenggara Timur menyebutnya dengan upacara
penti.kata penti dapat diartikan sebagai ucapan terimakasih.

Saran

Adapun saran yang kami bahas dalam artikel di atas yaitu antara lain: diharapkan kepada
mahasiswa agar dapat mempelajari lebih dalam tentang tradisi adat penti itu sendiri serta
melestrikan budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang. Selain itu, diharapkan
kepada masyarakat manggarai untuk tidak menghilangkan tradisi yang telah di wariskan
dan disarankan agar acara adat penti selalu dilakukan setiap tahun.
DAFTAR PUSTAKA

Egler-peter Hans. 2011, Flores: A Glimpse Of The People & culture

Dagur, Anthony Bagul, 1977, Kebudayaan Manggarai Sebagai Salah Satu Khasanah
Kebudayaan Nasional, Surabaya, Ubhara Press.

Barung, K dan Yoseph Tote, (2003). Pembelajaran Budaya Daerah Berbasis Lokal. Ruteng:
Permata Karya.

Nggoro, Adrianus Marselus. 2013. Budaya Manggarai Selayang Pandang. Yogyakarta: Nusa
Indah.

Toda, Dami N. 1999.Manggarai Mencari Pencerahan Historiografi. Ende:Nusa Indah.

Anda mungkin juga menyukai