Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH GENDER DALAM PENGGUNAAN BAHASA

Makalah ini disusun guna memenuhi mata kuliah Ilmu Lughoh Al-Ijtima’ dengan
Dosen pengampu : Nurussolikhati Budi Abriyanti M.Pd

Disusun oleh kelompok 10

Arina Maratus Solihah (2017403099)

Arina Rosyada Affan (2017403123)

Imarotul Khoiriyah (1917403071)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

JURUSAN PENDIDIKAN MADRASAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS


ISLAM NEGERI

PROF. KH. SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO 2023


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
sehingga tugas Makalah Ilmu Lughah Al-Ijtima’ dapat di selesaikan secara
maksimal dan baik. Tugas makalah ini merupakan pedoman belajar bagi mahasiswa
di UIN Prof. K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto pada tahun Akademik 2022/2023.
Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan dan
nikmat sehat-nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
dan masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran untuk makalah ini, supaya nanti makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf sebesar-besarnya. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Ibu Dosen
kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian makalah ini kami sampaikan, semoga dapat memberikan


manfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum wr. wb

Purwokerto, 17 Mei 2023

Kelompok 10

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 4

A. Latar Belakang ............................................................................ 4


B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan ......................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 6

A. Pengertian Gender ....................................................................... 6


B. Perbandingan gaya Komonikasi Budaya Maskulin dan Feminin7
C. Perbedaan Karakter Laki-laki dan Perempuan ............................ 7
D. Bahasa Arab antara Gender Nahwiyah dan Alamiyah ................ 8

BAB III PENUTUP ............................................................................... 9

Kesimpulan ............................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bahasa adalah alat komunikasi yang dipakai oleh masyarakat untuk
menyampaikan sebuah pesan kepada masyarakat lain, bahasa dinilai turut
memberikan kontribusi dalam mengangkat isu kesetaraaan gender tersebut
sebagai wujud penyampaian pesan dan pernyataan yang berasal dari pikiran,
emosi, tindakan serta pengalaman diantara individu. Banyak pengalaman dan
pengamatan disekitar kita yang menggambarkan rumitnya komunikasi yang
terjadi antara pria dan wanita. Konsep komunikasi pria dan wanita layaknya
seperti komunikasi lintas budaya yang terkadang membingungkan seperti saat
membayangkan dua orang berbicara namun berasal dari dua negara yang
berbeda.
Sejarah gender bermula di abad 17 tepatnya di Inggris, setelah revolusi
industri, dimana pada saat manusia turun derajatnya sebagai mesin produksi
dan banyak terjadi diskriminasi berbasis seksual dalam bidang industri. Kata
itu menjadi kesepakatan sebagai pembeda antar kaum laki-laki dan perempuan
berdasarkan kontruksi sosial. Gender sebagai bagian dari pranata sosial
dimaknai sebagai pembagian tanggungjawab berdasar pada kontruksi sosil.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian gender dalam penggunaan bahasa?
2. Bagimana pandangan gaya komunikasi budaya maskulin dan feminine?
3. Apa perbedaa karakteristik laki-laki dan perempuan?
4. Apa itu bahasa arab nahwiyah dan alamiyah?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian gender dalam bahasa.
2. Mengetahui pandangan gaya komunikasi budaya maskuin dan feminine.
3. Mengetahui perbedaan karakteristik laku-laki dan perempuan

4
4. Mengetahui bahasa arab nahwiyah dan alamiyah.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gender

Gender disebut sebagai sekelompok atribut yang dibentuk secara kultural


yang ada pada kaum laki-laki dan perempuan atau bagaimana masyarakat
memandang laki-laki dan perempuan dalam lingkungan sosialnya. Bagi Mosse
gender adalah seperangkat peran, nilai dan aturan yang dijalankan seperti
halnya kostum dan topeng tetaer yang memiliki pesan kepada orang lain bahwa
diri kita feminim ataupun maskulin.

Sekalipun demikian pandangan gender jangan sampai dirancukan dengan


konsep jenis kelamin yang sifatnya taken for granted (alamiah). Karena atribut
biologis ini tidak dapat dipertukarkan secara bebas antara laki-laki dan
perempuan, karena merupakan anugrah dan takdir sejak lahir di dunia.1

Budaya masyarakat memaknai gender sebagai pembagian peran antara


laki-laki dan perempuan. Secara anatomi antara laki-laki dan perempuan
berbeda, namun mereka terlahir dengan peran dan tanggung jawab yang sama,
akan tetapi dalam perkebangannya dalam budaya masyarakat memiliki
perbedaan diantara keduanya. Ketimpangan dalam kehidupan sosial membuat
perempuan dinomor duakan dalam berbagai hal yang terjadi berdasarkan
realita kehidupan. Dalam kajian budaya antara laki-laki dan perempuan
menekankan pada gagasan dalam identitas sebagai kontsruksi perkembangan
sosial.

Budaya kehidupan masyarakat mewariskan pemahaman tentang tata cara


mereka melanjutkan kehidupan dari suatu generasi ke genarasi selanjutnya
dengan pemahaman akan peran laki-laki dan perempuan. Dimana peran
perempuan dalam kehidupannya diberikan pemahaman akan pendidikan
membesarkan anak dan menjalani tanggung jawab di dalam rumah tangga,

1
Ardhie Raditya, Sosiologi Tubuh, Membentang Teori di Ranah Aplikasi..., h. 245-
246.

6
sedangkan laki-laki memiliki peran dan tanggung jawab dalam
mengembangkan diri kearah pecapaian perkembangan secara maksimal
sehingga mampu survive dalam menjalani kehidupan sebagai penguasa uatama
dan mendominasi otoritas sebagai pemimpin.

B. Perbandingan Gaya Komunikasi Budaya Maskulin dan Feminim


Karateristik maskulin dan feminim mulai tampak ketika orang tua
memikirkan nama, baju, mainan, dan apa yang pantas atau boleh bagi laki-laki
dan perempuan. Berdasarkan aturan masyarakat tentang perempuan dan laki-
laki memberikan karakter tersendiri untuk laki-laki dengan sikap maskulin
yang dominan, serta perempuan dibentuk dalam sifat yang didominasi dengan
sifat feminin yang dominan. Kondisi ini menyebabkan muncul tabir pemisah
dalam sektor domistik dan publik secara kultur dalam kehidupan masyarakat.
Kenyataan dalam kehidupan sosial, laki-laki dibentuk dengan pribadi yang
besar, kuat, asertif dan dominan. Berbeda dengan perempuan yang dibentuk
dengan sikap lemah lembut, tampil menarik, bersih, berpakaian tertentu yang
berbeda dengan laki-laki.
Dalam sebuah situasi percakapan, Wanita (kaum feminim) cenderung
menceritakan segala sesuatu dengan cara yang berbelit. Semua yang berkaitan
bisa dikatakan secara panjang, padahal intinya bersifat sangat sederhana.
Sementara itu, Pria (kaum maskulin) tidak memproses informasi panjang
dengan gambaran yang terlalu luas. Karena itu, pria seringkali terlihat bosan
dengan cerita yang berbelit. Pria cenderung mengatakan apa yang harus mereka
katakan, dengan asumsi pesan yang disampaikan jelas dan maju dari titik yang
ingin dicapai. Oleh karena itu, pria percaya bahwa wanita suka membuang-
buang waktu, berbicara terlalu banyak dan tidak langsung pada maksud
mereka, sebaliknya para pria cenderung lebih to the point.

C. Perbedaan karakteristik laki-laki dan perempuan


Laki-aki dan perempuan memiliki karakteristik yang berbeda serta
kemampuan berbeda. Perbedaan kemampuan verbal sering disebabkan oleh

7
faktor gerak anggota badan ekspresi wajah, suara dan intonasi. Perbedaaan
bahasa bukan berarti dua bahasa yang sama sekali berbeda dan terpisah,tetapi
bahasa mereka tetap satu, hanya saja dalam pemakaian bahasa laki-laki dan
perempuan mempunyai ciri-ciri yang berbeda. Wanita lebih mempertahankan
bahasa sedangkan laki-laki bersifat Inovatis dan pembaharuan.
Secara subtansial penggunaan bahasa yang digunakan laki-laki tentunya
memiliki perbedaan dengan perempuan. Bahasa yang digunakan laki-laki lebih
banyak berdasar pada logika, sedengkan bahasa yang digunakan perempuan
senantiasa melibatkan perasaan dalam berbagai permasalahan. Sedangkan
dalam setiap permasalahan Perempuan lebih banyak memberikan bahasa
simbolik dan tidak memberikan arah secara langsung pada tujuan
permasalahan, berbeda dengan laki yang menggunakan bahasa langsung pada
point Permasalahan. Pada bagian lain ketika terjadi pertemuan anatara laki-laki
dengan laki-laki lain arah pembicaraan mereka lebih banyak bebicara Pada
kompetisi, etos kerja maupun yang berhubungan dengan Kemampuan,
sedangkan ketika perempuan bertemu dan melakukan Komunikasi sesama
perempuan, mereka lebih menekankan pada Persoalan diri atau perasaan serta
keluarga dan bahkan jauh berafiliasi dengan yang lainnya.

D. Bahasa Arab Gender Nahwiyah dan Alamiyah


Bahasa Arab memiliki penanda gender yang sangat kompleks yakni
gender nahwiyah dan gender alamiyah. Gender nahwiyah membahas tentang
bagaimana kata-kata dapat digabungkan untuk membentuk kalimat yang benar
dan teratur. Dalam bahasa arab gender nahwiyah pembahasan yang lebih
memperhatikan kaidah-kaidah gramatikal atau tata bahasa yang benar sesuai
dengan aturan bahasa arab. Bahasa ini hanya mengenal dua bentuk, yaitu
muzakkar dan muannas. Muzakkar adalah kata yang menunjukkan jenis
maskulin atau yang dianggap maskulin sedangkan muannas adalah kata yang
menunjukkan jenis feminin atau yang dianggap feminin. Lebih lanjut, masing-
masing dari maskulin dan feminin dibagi lagi menjadi maskulin haqiqi dan
majazi, serta feminin haqiqi dan majazi.

8
Maskulin majazi dan feminin majazi adalah contoh dari gender nahwiyah,
maskulin majazi adalah kata yang tidak mempunyai antonim dalam bentuk
perempuan atau kata yang dianggap maskulin, seperti kata bab (pintu), qalam
(pena), dan sebagainya. Dan Adapun feminin majazi adalah kata-kata yang
dianggap feminin, seperti syams (matahari), yad (tangan) dan sebagainya.2
Gender alamiyah dalam bahasa arab merujuk pada jenis kelamin alami
manusia atau hewan dalam bahasa tersebut sebagai contoh maskulin haqiqi bila
kata tersebut mempunyai antonim dalam bentuk feminin atau menunjuk pada
jenis maskulin dan hewan jantan, seperti kata rajul (laki-laki) Muhammad dan
sebagainya. Sebagaimana bentuk maskulin, feminin haqiqi adalah kata-kata
yang memiliki penanda gender feminin, seperti kata mar’ah (Wanita), nisa
(perempuan) dan sebagainya.3

2
Muzdalifah Muhammadun. Penanda Gender Dalam Perspektif Bahasa Arab dan Bahasa
Indonesia (Sebuah Analisis Kontrastif). (Jurnal Al-Maiyah, Vol 9. No. 1: 2016)
3
Ibid

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Gender disebut sebagai sekelompok atribut yang dibentuk secara kultural
yang ada pada kaum laki-laki dan perempuan atau bagaimana masyarakat
memandang laki-laki dan perempuan dalam lingkungan sosialnya. Bagi Mosse
gender adalah seperangkat peran, nilai dan aturan yang dijalankan seperti
halnya kostum dan topeng tetaer yang memiliki pesan kepada orang lain bahwa
diri kita feminim ataupun maskulin.
Laki-aki dan perempuan memiliki karakteristik yang berbeda serta
kemampuan berbeda. Perbedaan kemampuan verbal sering disebabkan oleh
faktor gerak anggota badan ekspresi wajah, suara dan intonasi. Perbedaaan
bahasa bukan berarti dua bahasa yang sama sekali berbeda dan terpisah,tetapi
bahasa mereka tetap satu, hanya saja dalam pemakaian bahasa laki-laki dan
perempuan mempunyai ciri-ciri yang berbeda. Wanita lebih mempertahankan
bahasa sedangkan laki-laki bersifat Inovatis dan pembaharuan.
Secara subtansial penggunaan bahasa yang digunakan laki-laki tentunya
memiliki perbedaan dengan perempuan. Bahasa yang digunakan laki-laki lebih
banyak berdasar pada logika, sedengkan bahasa yang digunakan perempuan
senantiasa melibatkan perasaan dalam berbagai permasalahan. Sedangkan
dalam setiap permasalahan Perempuan lebih banyak memberikan bahasa
simbolik dan tidak memberikan arah secara langsung pada tujuan
permasalahan, berbeda dengan laki yang menggunakan bahasa langsung pada
point Permasalahan.

10
DAFTAR ISI

Ardhie Raditya, Sosiologi Tubuh, Membentang Teori di Ranah Aplikasi hal. 200

Muzdalifah Muhammadun. Penanda Gender Dalam Perspektif Bahasa Arab dan


Bahasa Indonesia (Sebuah Analisis Kontrastif). (Jurnal Al-Maiyah, Vol 9. No.
1: 2016)

Erlina, Perspektif Gender dalam Buku Teks Bahasa Arab “Al- Arabiyah Baina
Yadaika”, Lampung 2016

Abdul Jalil dan St. Aminah. Gender Dalam Prsektif Budaya dan Bahasa. Pangkep.
Jurnal Al-Maiyayah, Volume 11. No. 2. 2018

11

Anda mungkin juga menyukai