Anda di halaman 1dari 13

BAHASA DAN TRADISI WANITA DALAM BERKOMUNIKASI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Budaya

Pada Kelas 4AK3

Dosen Pengampu : Mastanning, S.Hum., M.Hum

Oleh :

Nurul Hidayatullah 40200121064

Fauzan Haq Abdul Haris 40200121060

Ulil Amri 40200121077

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaiakan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen pengampu mata kuliah
Komunikasi Budaya ini yaitu Ibu Mastanning, S.Hum,. M.Hum telah memberikan
kami tugas kelompok makalah ini dan juga teman-teman kelompok yang telah ikut
andil dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Gowa, 17 April 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................5
A. Fungsi Bahasa dalam Berkomunikasi.....................................................................5
B. Tentang Wanita......................................................................................................6
C. Siapa Wanita dan Siapa Pria..................................................................................7
D. Kedudukan Wanita dalam Masyarakat Saat ini.....................................................9
E. Pengaruh Ekonomi, Pendidikan dan Politik pada Wanita....................................10
BAB III........................................................................................................................12
PENUTUP...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wanita Atau perempuan merupakan mahluk Istimewa di antara mahluk
lainya, setidaknya begitulah pandangan dari kaum Pria. Keistimewaan wanita dapat
di lihat dari berbagai aspek yang bias di bilang cukup unik di antaranya yaitu :
kelembutan, keibuan, manja dan sifat-sifat lainya yang yang terkadang sulit untuk di
tebak.
Komunikasi memang tidaklah bias lepas dari aspek budaya ( Cultural ). Teori
komunikasi yang di hasilkan dari penelitian dalam suatu budaya, belum tentu bekerja
secara efektif apabila di terapkan dalam suatu budaya yang lain atau berbeda.
Sebagaimana di ungkapkan di atas bahwa wanita di anggap sebagai mahluk
istimewa, maka berbagai penelitian atau kajian di lakukan guna untuk
mengembangkan atau menciptakan suatu teori tengtang wanita ( Women’s Studies ),
seperti sejarah pergerakan wanita, sosiologi wanita, psikologi wanita, komunikasi
wanita, dan sebagainya. Maka dari itu kami akan mengupas tuntas mengenai materi
ini dalam bentuk kajian Makalah.

B. Rumusan Masalah
1.) Apa Fungsi Bahasa dalam Berkomunikasi?
2.) Apa itu Wanita?
3.) Siapa Wanita dan Siapa Pria?
4.) Bagaimana Kedudukan Wanita dalam Masyarakat saat ini?
5.) Bagaimana Pengaruh Ekonomi, Pendidikan dan Politik pada Wanita?

C. Tujuan Penulisan
1.) Untuk mengetahui Fungsi Bahasa dalam Berkomunikasi
2.) Untuk mengenali Wanita dan Pria Bagaimana Kedudukan dan Pengaruhnya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fungsi Bahasa dalam Berkomunikasi


Keberadaan bahasa dalam kehidupan manusia tidak dapat di anggap berada
dalam suatu ruang Hampa. Bahasa merupakan wahana komunikasi utama manusia.
Menurut Adiwoso ( 1989:61) dalam arti yang luas, bahasa memiliki dua ciri utama
yaitu :

1. Bahasa digunakan dalam proses transmisi pesan


2. Bahasa merupakan yang menggunakanya ditentukan bersama oleh warga suatu
kelompok atau masyarakat.

Maka bahasa disebut berdimensi sosial. Ini berarti, bahasa merupakan suatu
aspek kegiatan kehidupan sosial manusia. Secara sosiolinguistik, kedua ciri bahasa ini
berhubungan. Suatu tuturan yang di ucap seseorang bukan suatu hasil yang bersifat
semena-mena, atas dasar pilihan individuatau manifestasi dari keadaan psikologis dir
seseorang.
Tuturan memiliki pola yang mencerminkan berbagai ketentuan yang
mendasari suatu sistem hubungan sosial. Artinya, pola tuturan atau
kegiatan komunikasi wanita pun tergantung atau di pengaruhi oleh kultur dalam hal
ini dimana mereka berada.
Bahasa sebagai alat komunikasi ( baik lisan maupun tulisan ) mempunyai
fungsi-fungsi yang dapat di pahami penuturnya atau di pahami oleh para penuturnya.
Menurut Arnold dan Hirch dalam Liliweri (1994:15) ada empat fungsi bahasa yang
utama yaitu :
1. Identitas
2. Wahana Intraksi Sosial
3. Katarsis
4. Manipulasi

Bahasa sebagai pengenal, kita mengatakan bahwa atau orang tulisan yang
sedang di hadapi adalah bahasa yang telah kita kenal. Bahasa sebagai wahana intraksi
sosial, manusia mempunyai naluri hidup bersama dan berintraksi social dengan orang
lain. Jadi kita memerlukan bahasa sebagai jembatan untuk hidup bersosial atau
berintraksi.
Bahasa sebagai wahan katarsis, katarsis merupakan konsep dalam psikologi
yang menjelaskan proses pembebasan manuasia dari setiap tekanan. Orang dapat
membebaskan diri dari beban lahir dan batin karena ia memilih ‘kata’ yang tepat
untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya.
Bahasa sebagai alat yang bersifat memanipulatif terlihat dalam fungsi-
fungsinya, dalam hai ini bahasa merupakan alat manipulasi karena ia menganjurkan
orang untuk mengubah prilakunya.

B. Tentang Wanita
Seperti yang diutarakan oleh John Gray pada bukunya yang berjudul Men
from Mars, Women from Venus, banyak orang berpendapat bahwa perempuan
berpikir dengan perasaan atau emosi, sedangkan laki-laki mengedepankan logika.

Adanya perbedaan sikap baik perempuan maupun laki-laki menjadikan


keduanya sering mengalami salah paham. Hal ini pun menimbulkan pertanyaan,
apakah benar otak perempuan dan laki-laki bekerja dengan cara yang berbeda?

Perbedaan Cara Berkomunikasi

Menurut John Gray, perbedaan laki-laki dan perempuan yang pertama adalah
cara berkomunikasinya. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan dalam
menyimpan memori. Meski ukuran otak laki-laki lebih besar daripada ukuran otak
perempuan, faktanya Hippocampus pada perempuan lebih besar dibandingkan
dengan laki-laki.

Hippocampus sendiri merupakan bagian otak yang menyimpan memori,


bagian inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa perempuan bisa mengolah
informasi lebih cepat. Perbedaan sifat wanita dan laki-laki dalam merespon
informasi terjadi karena perempuan memiliki verbal center pada kedua bagian
otaknya, sedangkan laki-laki hanya memiliki verbal center pada otak kiri.

Biasanya ini yang menyebabkan perempuan lebih suka berdiskusi dan


bercerita panjang lebar dibandingkan dengan laki-laki. Ketika laki-laki ingin
pikiran atau perasaannya dimengerti, mereka akan mengungkapkannya secara
langsung. Sebaliknya, perempuan lebih suka memberikan isyarat agar bisa
dimengerti.

C. Siapa Wanita dan Siapa Pria


Saat ini peranan wanita sangatlah besar dalam berbagai bidang. Baik dalam
peran pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, bahkan peranan wanita telah kita
rasakan diranah publik, seperti contohnya politik. Dan itu artinya, perempuan
Indonesia dapat memajukan bangsa dan negara melalui SDM yang berkualitas.

Lantas apa kaitan Emansipasi dan Kesetaraan Gender? Mari kita tarik garis
sejarah untuk membahas hal ini. Raden Ajeng Kartini merupakan sosok yang
sangat berpengaruh dan melegenda dengan kutipan bukunya “ Habislah gelap
terbitlah terang” dan karena kutipan buku itulah munculah istilah emansipasi
wanita. Berkat jasa beliau, diera globalisasi ini peran wanita bukanlah suatu hal
yang tabu untuk melakukan aktivitas yang diluar perkiraan wanita ,namun masih
dalam batas-batas yang wajib diperhatikan.

Sebelum membahas lebih jauh antara emansipasi dan kesetaraan gender, mari
kita lihat maksud dan arti dari keduanya.
Emansipasi artinya memberikan hak yang sepatutnya diberikan kepada orang
atau sekumpulan orang di mana hak tersebut sebelumnya dirampas atau diabaikan
dari mereka. Dimana refleksi emansipasi yang diperjuangkan oleh Raden Ajeng
Kartini adalah untuk membawa perubahan besar kepada perempuan Indonesia,
yaitu perjuangan menuntut hak pendidikan bagi perempuan. Karena kita ketahui
bahwa dizaman dahulu, pendidikan bagi perempuan ataupun kaum pribumi
adalah hal yang sangat tabu dan sangat susah untuk dicapai.

Sedangkan kesetaraan gender adalah suatu keadaan setara dimana antara pria
dan wanita dalam hak ( hukum ) dan kondisi ( kualitas hidup ) adalah sama.
Gender adalah pembedaan peran, atribut, sifat, sikap dan perilaku yang tumbuh
dan berkembang dalam masyarakat. Dan peran gender terbagi menjadi peran
produktif, peran reproduksi serta peran sosial kemasyarakatan.

Sesungguhnya emansipasi yang sebenarnya adalah bentuk pemberian hak


kepada wanita untuk mengembangkan diri dan kemahiran profesional agar bisa
bergandeng bahu dengan lelaki dalam pembangunan negara. Tidak ada maksud
negatif yang tersembunyi di sebalik gerakan emansipasi. Jikapun ada, itu kembali
ke niat orang atau kumpulan yang memperjuangkannya dan apa latar belakang
yang memotivasinya.

Kesetaraan gender dengan emansipasi adalah 2 hal yang berbeda arti.


Kesetaraan gender adalah persamaan kodrat atau persamaan gender dari wanita
dan laki-laki. Jika kita lihat dari fisik, seorang wanita dan laki-laki jelas sangat
berbeda. Secara psikologis menyebutkan adanya perbedaan antara wanita yang
90% menggunakan perasaan dan sisanya adalah logika dan sangat berbanding
terbalik dengan laki-laki yang 90% menggunakan logika dan sisanya adalah
perasaan.

Istilah Emansipasi Wanita pada prinsipnya memberikan seluruh hak dasar


manusia (Human Rights) kepada Wanita, misalnya hak berbicara, hak hidup, dan
lain sebagainya. Namun wanita diharuskan berada pada kodrat. emansipasi
merupakan tindak lanjut dari gagasan kesetaraan gender dalam bentuk tindakan
nyata seorang wanita dalam kehidupannya. Alangkah lebih bijaksananya jika kita
mengartikan dan memaknai emansipasi wanita sebagai salah satu bentuk
kerjasama antara laki-laki dan wanita dalam menjalankan kehidupan. Sebagai
seorang partner, tentu saja mempunyai kedudukan sama tinggi dan mempunyai
hak yang sama tanpa adanya perbedaan yang memandang keduanya

D. Kedudukan Wanita dalam Masyarakat Saat ini


Peran wanita dalam masyarakat Sangat ditentukan oleh kedudukannya baik
dalam keluarga, maupun dalam masyarakat. Dengan kata lain, peran seseorang
ditentukan oleh kedudukannya, karena kedudukan, seseorang mendapatkan
wewenang untuk melaksanakan fungsinya sesuai dengan kedudukannya.
Misalnya, seorang pejabat bisa melaksanakan fungsinya karena wewenang yang
diberikan atau diterimanya. Demikan pula dengan peran perempuan di tengah
keluarga dan di tengah masyarakat tergantung pada kedudukannya di dalam
keluarga dan dalam masyarakat.

Menurut Nunuk Murniati, seseorang atau kelompok dapat berperan sesuai


dengan kemampuannya apabila ia atau mereka mempunyai wewenang untuk
melaksanakan fungsinya. Wewenang merupakan hak untuk menentukan sesuatu
atau memutuskan sesuatu, maka wewenang sangat erat hubungannya dengan
kedudukan seseorang atau kelompok orang (Nunuk Murniati, 1997: 81). Dengan
kata lain, kedudukan sesorang turut menentukan pengaruhnya secara optimal
terhadap lingkungannya. Misalnya ketika perempuan hanya ditempatkan sebagai
ibu rumah tangga, maka peran yang dimainkannya hanya mempengaruhi atau
memberikan sumbangan khusus bagi lingkup keluarganya saja atau hanya terbatas
dalam ruang lingkup keluarga. Sedangkan laki-laki yang ditempatkan sebagai
kepala keluarga memiliki kedudukan atau wewenang yang lebih besar
dibandingkan perempuan sebagai ibu rumah tangga. Dalam arti tertentu, laki-laki
memiliki kekuasaan lebih atas isterinya dan anak-anaknya. Sehingga keputusan
selalu di tangan laki-laki. Misalnya, apakah isterinya boleh atau tidak mencari
nafkah atau bekerja, menyangkut pendidikan dan masa depan anak-anak,
khususnya anak laki-laki dan anak perempuan, bahkan sampai masalah kebutuhan
biologis pun ditentukan oleh kaum laki-laki. Oleh sebab itu, kedudukan
perempuan di dalam keluarga dan masyarakat sangat menentukan ruang gerak
dan perannya dalam keseluruhan kehidupan keluarga dan masyarakat.

E. Pengaruh Ekonomi, Pendidikan dan Politik pada Wanita


Ekonomi, pendidikan, dan politik dapat memiliki pengaruh yang signifikan pada
wanita dalam berbagai cara:

1. Ekonomi: Kondisi ekonomi yang buruk dapat membuat wanita lebih rentan
terhadap kemiskinan dan ketidaksetaraan ekonomi. Wanita mungkin memiliki
kesulitan dalam memperoleh pekerjaan yang layak dan mendapatkan upah yang
setara dengan pria yang memiliki kualifikasi dan pengalaman yang sama. Namun, di
sisi lain, meningkatnya ekonomi dapat memberikan kesempatan bagi wanita untuk
memperoleh pendapatan yang lebih baik dan mandiri secara finansial.

2. Pendidikan: Pendidikan dapat membuka banyak pintu bagi wanita, memberikan


kesempatan yang sama dengan pria dalam hal pekerjaan, akses ke sumber daya dan
kemampuan untuk mengambil keputusan yang berpengaruh pada hidup mereka.
Wanita yang memiliki akses dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang
baik dan berkualitas dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam berpartisipasi
dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik.

3. Politik: Wanita seringkali dihadapkan pada hambatan dalam memperoleh posisi


politik yang tinggi, terutama di negara-negara yang masih patriarkal. Namun, ketika
wanita berhasil memperoleh posisi penting dalam politik, mereka dapat
memperjuangkan hak-hak dan kepentingan perempuan serta mendorong perubahan
sosial yang lebih inklusif dan adil.
Dalam kesimpulannya, ekonomi, pendidikan, dan politik dapat mempengaruhi
kehidupan wanita secara signifikan. Dalam masyarakat yang lebih inklusif dan adil,
wanita harus diberikan kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan,
memperoleh pekerjaan yang layak, dan memiliki pengaruh dalam politik. Hal ini akan
membantu menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif bagi semua orang
tanpa terkecuali.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai