MODERN
Disusun Oleh:
Nadima (1830208039)
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
PEMBAHASAN .............................................................................................. 1
A. Pengertian Bahasa Indonesia ................................................................... 1
B. Fungsi Bahasa Indonesia .......................................................................... 2
1. Fungsi Bahasa Secara Umum ............................................................... 2
2. Fungsi Bahasa Secara Khusus ................................................................ 2
C. Penggunaan Bahasa Pada Saat Ini ........................................................... 3
D. Bahasa Dalam Sastra ................................................................................. 4
E. Pengertian Sastra ....................................................................................... 5
F. Selintas Tentang Sastra Indonesia ............................................................ 6
G. Pengembangan SDM Dalam Kebahasaan Dan Kesastraan ................... 9
H. Sastra Dalam Perubahan` Masyarakat Modern ..................................... 12
I. Penilaian Karya Sastra .............................................................................. 13
J. Gaya Bahasa Dalam Sastra ....................................................................... 14
1. Macam-macam Karya Sastra Berdasarkan Bentuknya .......................... 16
2. Macam-macam Karya Sastra Berdasarkan Waktu Pembuatannya ........ 16
ii
ABSTRAK
Bahasa merupakan salah satu unsur terpenting dalam sebuah karya sastra.
maka bahasa berperan sebagai sarana pengungkapan dan penyampaian pesan
dalam sastra. Setiap tulisan Gaya berbahasa dan cara pandang seorang pegarang
dalam memanfaatkan dan menggunakan bahasa tidak akan sama satu sama lain dan
tidak dapat ditiru oleh pengarang lain yang dihasilkan nantinya mempunyai gaya
penulisan yang dipengaruhi oleh penulisnya. Dari dulu sampai sekarang, karya
sastra dapat dipakai untuk mengembangkan wawasan berpikir bangsa.
Dalam karya sastra ini, mengenai filsafat keindahan, filsafat seni, tidak akan
dibicarakan secara khusus, melainkan dibicarakan bersamaan dengan pembicaraan
kriteria karya sastra yang lebih langsung berhubungan dengan wujud penilaian.
ABSTRACK
Responses and assessments mainly concern various social, cultural and norms of
life. Literature itself has the potensial of human freedom and the spirit of universal
life. Reading literature allows one to get input about humans or society, and raises
thoughts and motivations to do something for that person or society.
In this literary work, the philosophy of beauty, the philosophy of art, will not be
disussed specifically, but discussed together with the discussions of the criteria of
literary works that are more directly related to the from of judgment.
1
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahasa
Namun, lebih jauh Bahasa adalah alat untuk bereaksi atau alat untuk
berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, atau perasaan.
Dalan studi sosialinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa
bunyi, bersipat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia ini, karena
dengan bahasa orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa merupakan
sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat. Adapun bahasa dapat digunakan
apabila saling memahami atau saling mengerti erat hubungannya dengan
penggunaan sumber daya bahasa yang kita miliki. Kita dapat memahami maksud
dan tujuan orang lain berbahasa atau berbicara apabila kita mendengarkan dengan
baik apa yang dikatakan.
2
B. Fungsi Bahasa Indonesia
4) Sebagai alat kontrol Sosial. Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur
kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat.
3
2) Mewujudkan Seni. Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan
melalui media seni khususnya dalam hal sastra. Terkadang bahasa yang digunakan
yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan
pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.
Seperti yang kita ketahui, bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa yang wajib
dimengerti oleh masyarakat Indonesia, karena bahasa Indonesia merupakan bahasa
pemersatu antara bahasa daerah yang beragam seperti di dalam kutipan Sumpah
Pemuda yang berbunyi “kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa
persatuan yaitu Bahasa Indonesia”. Hal tersebut membuktikan bahwa bahasa
Indonesia adalah milik bangsa Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke. Bahasa
Indonesia juga yang menjadi salah satu budaya kebanggaan masyarakat Indonesia
dan dapat dijadikan ikon utama bangsa Indonesia, karena Negara maju pun belum
tentu memiliki bahasa mereka sendiri
4
Pemeliharaan Bahasa Indonesia
Lingkup masalah pemeliharaan bahasa Indonesia cukup luas, dan rumit pula
keadaannya. Tidak mungkin semuanya dapat dipahami sekaligus dalam kesempatan
terbatas seperti sekarang ini, lebih-lebih lagi kalau mau dipersoalkan sampai yang
paling kecil.
Pengembangan Bahasa
5
kehidupan masyarakat, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi makin rumit
keadaannya. Usaha-usaha releva untuk mewujudkan tujuan pengembangan bahasa
Indonesia adalah usaha-usaha yang dipaparkan dalam uraian-uraian berikut.
Bahasa merupakan salah satu unsur terpenting dalam sebuah karya sastra.
maka bahasa berperan sebagai sarana pengungkapan dan penyampaian pesan dalam
sastra. Bahasa dalam karya sastra mengandung unsur keindahan. Keindahan adalah
aspek dari estetika. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Zulfahnur,
Gaya bahasa dan penulisan merupakan salah satu unsur yang menarik dalam
sebuah bacaan. Setiap penulis mempunyai gaya yang berbeda-beda dalam
menuangkan setiap ide tulisannya. Setiap tulisan yang dihasilkan nantinya
mempunyai gaya penulisan yang dipengaruhi oleh penulisnya, sehingga dapat
dikatakan bahwa, watak seorang penulis sangat mempengaruhi sebuah karya yang
ditulisnya. Hal ini selaras dengan pendapat Pratikno (1984: 50) bahwa sifat, tabiat
atau watak seseorang itu berbeda-beda.
Gaya bahasa yang digunakan oleh penulis pada hakikatnya adalah cara
menggunakan bahasa yang setepat-tepatnya untuk melukiskan perasaan dan pikiran
penulis yang berbeda dari corak bahasa sehari-hari dan bersifat subyektif.
6
E. Pengertian Sastra
Secara umum, Pengertian Sastra adalah sebuah karya yang indah , baik itu
tulisan serta juga lisan. Dengan berdasarkan dari asal usul, definisi sastra diistilahkan
ialah sebagai "kesustraan" susastra yang berasal dari bahasa sansekerta, yakni sastra.
"su" yang berartikan bagus atau juga indah, sedangkan dari "sastra" yang berartikan
"buku, tulisan atau juga huruf". Dengan secara etimologi, dari arti kedua kata tersebut
bisa disimpulkan bahwa arti dari "susastra atau sastra" adalah suatu tulisan yang
indah.
7
F. Selintas tentang sastra Indonesia
Sastra (modern) Indonesia adalah bentuk karya sastra yang baru. Suatu bentuk
sastra yang sebelumnya tidak dikenal dalam tradisi sastra Nusantara ia juga
merupakan produk dari masyarakat yang baru, yang kemudian bernama masyarakat
Indonesia. Tongak-tongak sejarah yang penting di dalam perkembangan sastra
(modern) Indonesia ditandai oleh besarnya pengaruh bentuk-bentuk sastra barat.
Puisi-puisi M. Yamin, Roestam Effendi, dan Sanosie Pane yang berbentuk sonata
(yang merupakan awal dari puisi-puisi modern Indonesia) berasal dari bentuk-bentuk
puisi itali yang masuk melelui sastra belanda. Puisi-puisi Angkatan Punjanga Baru
mendapat pengaruh yang amat besar dari Angkatan 80-an Negeri Belanda. Dan,
bukanlah puisi-puisi Chairil Anwar, pelopor Angkatan 45 kita, secara kentara sekali
mendapat pengaruh dari pengarang-pengarang Marsman dan Slauerhoff, juga dari
Negara Belanda.
8
berpengaruh terhadap unsur-unsur struktur karya sastra yang yang lain seperti plot,
latar ( setting ), penokohan (karakteristik), dan gaya bahasa (style).
Angkatan 45 lahir dengan latar belakang sejarah yang lain. Tidak hanya latar
belakang perlawanan terhadap penjajahan, tetapi lebih-lebih oleh latar belakang
yang luas: Perang Dunia (I dan II), terbukanya pintu gerbang dunia dan kemajuan
teknologi komunikasi, datangnya jepang sebagai “saudara tua” dan kemajuan
menjajah tak kurang kejamnya, revolusi fisik, dan lain-lain. Semuanya itu
mengajarkan” dua hal: pertama, alangkah kecilnya dunia, dan kedua, betapa
rapuhnya nasib manusia.
Apa yang terjadi di tempat lain dengan mudah pengaruhnya dirasakan juga di
di Tanah Air dan karenanya juga manusia merasa senasib, tumbuhnya solidaritas
kemanusiaan manusia yang hamper-hampir melupakan batyasan-batasan geopilitik
kenegaraan.
9
sebelumnya. Para budayawan dan para seniman ternyata masih tetap saja menoleh
dari nilai-nilai kebudayaan tradisional dan tentu member isi dan semangat yang baru.
Pengaruh kebudayaan barat memang menjadi titik terelakan. Namun nilai-nilai dan
unsur-unsur dari kebudayaan subkultur(etnis) tentu tetap saja mewarnai kehidupan
kebudayaan Indonesia sebagai satu bentuk kebudayaan yang baru. Bahkan
kecenderungan selama dasawarsa terakhir memperlihatkan bahwa hal itu juga di
lakukan dengan sadar.
10
menonjol beliau lakukan, menurut hemat saya, berkaitan dengan masalah
pembakuan bahasa Indonesia. Tindakan yang dilakukaan Prof. Dr. Anton M.
Moeliono merupakan lanjutan dari upaya yang telah dirintis oleh prof. Dr. Amran
Halim, Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa periode sebelumnya
(1975 – 1984). Peningkatan mutu SDM bidang kebahasaan dan kesastraan dilakukan
Prof. Dr. Amran Halim melalui penataran bertahap yang berakhir pada pengiriman
lima orang ke Negeri Belanda setipa tahun untuk melakukan studi lanjutan di
Universitas Leiden. Orang-orang yang telah menempuh pendidikan lanjutan di
Negeri Belanda inilah yang diberi kesempatan oleh Prof. Dr. Anton M. Moeliono
untuk mengikuti program doktor di Universitas Indonesia. Selain itu, ada juga
beberapa orang yang telah memperoleh gelar doktor yang bukan peserta penataran
tersebut.
Langkah-langkah yang beliau ambil adalah sebagai berikut.
a. Tenaga Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa akan memiliki tenaga ahli
yang berpendidikan S-3;
11
b. Masalah kebahasaan dan kesastraan yang merupakan tugas pokok Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa akan dipikirkan oleh tenaga yang
berkualitas dan diharapkan menghasilkan karya yang bermutu pula;
c. Tenaga ahli kebahasaan dan kesastraan akan menyebar ke beberapa provinsi
termasuk wilayah timur Indonesia.
Ketiga masalah tersebut telah diusahakan oleh Prof. Dr, Anton M. Moeliono
dengan cara (1) memberikan kegiatan penelitian yang ada di Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa kepada para peserta S-3 selama tiga tahun; (2) mencarikan
dana bantuan dari luar negeri; (3) mengusahakan dilanjutkannya ILDEP I.
Usaha-usaha yang dilakukan beliau itu membuahkan hasil, yaitu 8 orang dari
10 tenaga Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang mengikuti S-3 ini telah
selesai, yaitu (1)Dr. Hans Lapoliwa, M.Phil., (2) Dr. Hasan Alwi, (3) Dr. Edwar
Djamaris, (4) Dr. Yayah B. Lumintaintang, (5) Dr. Nafron Hasjim,
(6) Dr.Dendy Sugono, (7) Dr.S. Effendi, dan (8) Dr. Sri Sukesi Adiwimarta.
Tenaga-tenaga tersebut telah berkiprah di Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa baik sebagai pemimpin maupun sebagai tenaga fungsional peneliti.
12
program tersebut. Sampai saat ini Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa telah
memiliki sejumlah megister, sementara yang lain masih terus berjuang mengikuti,
baik program S-2 maupun program S-3. Mudah-mudahan wajah masa depan Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa makin cerah.
13
penilaian terutama menyangkut berbagai peristiwa sosial budaya dan norma-norma
kehidupan (Djojonegoro, 424-425).
karya sastra harus ditunjukkan niali seninya. Kalau tidak demikian, sastra
belum sempurna memenuhi fungsinya. Masalah estetika sastra itu berhubungan
dengan konsep keindahan, berhubungan dengan filsafat keindahan,yaitu apakah yang
disebut indah itu. Oleh karena itu, dalam pembicaraan penilaian karya sastra ini,
mengenai filsafat keindahan, filsafat seni, tidak akan dibicarakan secara khusus,
14
melainkan dibicarakan bersamaan dengan pembicaraan kriteria karya sastra yang
lebih langsung berhubungan dengan wujud penilaian.
Aliran-aliran penilaian karya sastra terbagi menjadi tiga, yaitu (1) penilaian
relativisme, (2) penilaian perspektivisme, dan (3) penilaian absolutisme.
3) Penilaian absolutisme adalah paham penilaian yang menilai karya sastra dari
sudut pandang absolut, yang mutlak, yaitu menilai karya sastra berdasarkan paham
tertentu, ide-ide tertentu, politik atau ide-ide pragmatik. Karya sastra dipandang
bernilai (seni) bila sesuai paham, tujuan pendidikan, atau pun ide politik yang resmi.
15
J. Gaya Bahasa Dalam Karya Sastra
16
3. Gaya bahasa penegasan, terdiri dari: Pleonasme, repetisi, paralelisme,
klimaks, anti-klimaks, inversi, elepsi, retoris, koreksio, asimdeton,
polisindeton, interupsi, eksklamasio, enumerasio, preterito, apofagis,
pararima, aliterasi, tautologi, sigmatisme, antanaklasis, alonim, kolokasi,
silepsis, dan zeugma.
4. Gaya bahasa pertentangan, terdiri dari: Paradoks, oksimoron, antithesis,
kontradiksio interminis, anakronisme.
Macam-macam. Karya satra dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu puisi,
prosa, dan drama.
a. Puisi
Puisi adalah karya sastra yang bentuknya terikat oleh berbagai ketentuan. Ketentuan
itu menyangkut jumlah kata, bait, larik, rima, dan irama. Contoh puisi yaitu pantun,
syair, gurindam, puisi modern.
b. Prosa
Prosa adalah karya sastra yang bebas dari berbagai ketentuan. Tidak ada aturan
mengenai jumlah kata, bait, baris/larik, rima, dan irama. Pengarang bebas
menggunakan kata-kata dan merakitnya sesuai selera. Contoh prosa yaitu dongeng,
hikayat, certita pendek (cerpen), dan novel.
c. Drama
Secara singkat drama dapat diartikan karya sastra cerita yang dipentaskan. Drama
dalam karya sastra adalah naskah drama karangan sastrawan. Naskah drama isinya
kebanyakan berupa dialog, yaitu percakapan antar tokoh (pelaku). Dari dialog itu
dapat diketahui alurnya, watak para tokohnya, dan isi ceritanya..
17
2. Macam-macam Karya Sastra Berdasarkan Waktu Pembuatannya
a. Sastra Lama
Puisi modern: semua puisi bebas yang tidak termasuk puisi lama
Prosa modern: cerpen, novel, roman
Dalam menciptakan suatu karya sastra mempunyai fungsi yang bertujuan bagi
para pembaca serta juga pendengar. Fungsi karya sastra antara lain ialah sebagai
berikut :
1. Fungsi rekreatif ialah sastra yang memberikan kesenengan atau juga hiburan bagi
pembacanya dan juga pendengarnya
2. Fungsi didaktfi ialah sastra yang memberikan suatu wawasan pengetahuan tentang
seluk-beluk kehidupan manusia bagi pembaca dan juga pendengernya.
3. Fungsi estetis ialah suatu sastra yang mampu untuk memberikan keindahan
pembaca dan juga pendengarnya
4. Fungsi moralitas ialah sastra yang memberikan pengetahuan bagi pembaca dan
pendengarnya tentang moral yang baik serta buruk.
18
5. Fungsi religius ialah suatu sastra yang menghadirkan karya yang didalamnya
mengandung terkandung ajaran agama yang diteladani oleh pembacanya dan
pendengarnya.
Ciri-Ciri Karya sastra mempunyai karakteristik atau juga ciri-ciri yang bisa
digolongkan atau juga dinamakan karya sastra. Ciri-ciri karya satra antara
ialah sebagai berikut :
19
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan Dan Dendy Sugono. 1999. Telaah Bahasa dan Sastra. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Muslish, Masnur. 2012. Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi. Jakarta: PT Bumi
Aksara
http://siti-mahsunah-fib12.web.unair.ac.id/artikel_detail-85780-Umum-
penggunaan%20bahasa%20dalam%20sastra.html
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29