Anda di halaman 1dari 23

GENDER DAN KAJIAN TENTANG

PEREMPUAN

NAMA KELOMPOK :

- Muhammad Dhiya Ulhaq [23010300006]


- Mumtaz Ahmad Zaky [23010300014]
- Khalid Maulana Muhammad F.J. [23010300016]
- Cahya Wardha Tul-Jannah [23010300027]

Dosen Pengampu:

Dr. Taufiqurokhman, M.Si

PRODI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Jl. K.H. Ahmad Dahlan, Cireunde, Kec. Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan, Banten 15419

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-
Nya, penyusunan makalah ini bisa dilakukan dengan lancar dan tepat waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Dr. Taufiqurokhman, M.Si
selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Pengantar Sosiologi yang
telah memberikan makalah ini sehingga penulis dapat mengembangkan
pengetahuannya.
Makalah dengan berjudul “Gender dan Kajian Tentang Perempuan” ini
disusun sebagai tugas dari mata kuliah Pengantar Sosiologi. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi penulis dan juga bagi para
pembaca.

Terima kasih kepada seluruh teman-teman dan para narasumber yang


mendukung untuk membuat makalah ini. Penulis menyadari makalah yang di
tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Tanggerang, 29 November 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Kata Penghantar .................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................ ii

BAB 1 : Pendahuluan ............................................................................................1

A. Latar Belakang .................................................................................................1

B. Tujuan Penulisan..............................................................................................1

BAB 2 : Perbedaan Seks dan Gender ...................................................................2

A. Definisi Seks ....................................................................................................2

B. Definisi Gender ................................................................................................2

C. Perbedaan Seks dan Gender .............................................................................3

BAB 3 : Perbedaan Gender dan Keadilan ...........................................................5

A. Definisi Keadilan Gender ................................................................................5

B. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keadilan Gender .................................5

C. Dampak dari Ketidakadilan Gender ................................................................7

BAB 4 : Perspektif Gender ....................................................................................9

A. Pengertian Perspektif Gender ..........................................................................9

B. Konstruksi Sosial Gender ..............................................................................10

C. Peran Gender dalam Budaya, Politik dan Masyarakat ..................................11

BAB 5 : Perempuan dan Pembangunan ............................................................14

A. Pentingnya Kajian tentang Perempuan dalam Pembangunan .......................14

B. Peran Perempuan dlm Proses Pembangunan Sosial, Ekonomi dan Politik ...14

C. Pemberdayaan Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan ...................16

BAB 6 : Kesimpulan ............................................................................................17

Daftar Pustaka ......................................................................................................18

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gender dan kajian tentang perempuan adalah topik yang semangkin


mendapatkan perhatian dalam berbagai bidang penelitian dan diskusi sosial.
Dalam masyarakat, peran dan posisi perempuan telah mengalami perbuahan yang
signifikan sepanjang sejarah.

Dalam banyak budaya, perempuan sering menghadapi ketimpangan dan


diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan termasuk pendidikan, pekerjaan,
kesehataan dan partisipasi politik. Kajian tentang perempuan mencangkup analisis
terhadap perspektif gender, konstruksi sosial gender dan juga peranan gender
dalam masyarakat. Pemaham yang mendalam tentang gender dan kajian tentang
perempuan memilki relevansi yang kuat untuk mempromosikan kesetaraan gender
terhadap perempuan, memperjuangkan hak – hak perempuan, dan membangun
masyarakat yang inklusif dan adil bagi seluruh induvidu.

B. Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk menyelidik dan menganalisi konsep gender


dan kajian tentang perempuan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang
lebih dalam tentang peran, pengalaman dan tantangan yang dihadapi oleh
perempuan dalam masyarakat.
BAB 2

Perbedaan Seks dan Gender

A. Definisi Seks

Secara etimologis, kata seks berasal dari bahasa latin yakni “seksus’’ yang
berarti jenis kelamin atau bisa juga disebut karakter seksual. Kata ini juga
memiliki akar yang sama dengan kata latin “secare” yang berarti memotong atau
dipisahkan, hal ini mengacu pada perbedaan karakteristik biologis antara laki –
laki dan perempuan yang terlihat dengan perbedaan organ reproduksi.

Seks adalah istilah yang digunakan untuk mengacu pada karakteristik


biologis, secara biologis seks mengacu pada atribut biologi pada manusia yang
membedakan antara laki – laki dan perempuan melihat dari kromosom, hormon,
bentuk tubuh serta organ reproduksi. Hal ini terkaitan dengan perbedaan ciri fisik
yang dimilki laki – laki dan perenpuan.

Pada manusia, laki – laki umumnya memiliki kromosom XY dengan organ


reproduksi berupada penis dan testis, sedangkan perempuan umumnya memiliki
kromosom XX dan organ reproduksi seperti vagina, rahim dan ovarium.
Perbedaan karakteristik keduanya juga di pengaruhi dengan perebedaan hormon
yang dimiliki. Laki – laki mempunyai hormon testostoren itulah kenapa secara
umum laki – laki memiliki otot lebih kuat dibanding perempuan, sedangkan pada
perempuan terdapat hormon estrogen dan progesteron yang menyebakan
perempuan mengalami menstrulasi.

B. Definisi Gender

Kata gender secara etimologis berasal dari bahasa latin “genus” yang
artinya tipe atau jenis. Pada awalnya kata tersebut digunakan untuk interpretasi

2
dan pemahaman kata dalam bahasa latin. Namun pada abad ke-20 kata gender ini
mulai meluas maknanya, hal ini mencangkup konteks sosial dan budaya, yang
melibatkan peran, perilaku dan identitas yag dikaitkan dengan laki – laki dan
perempuan dalam suatu masyarakat.

Dapat di definisikan bahwa gender adalah konsep sosial dan budaya yang
merujuk pada peran-peran sosial, perilaku, norma-norma, dan atribut-atribut
psikologis yang diterapkan dan dihubungkan dengan kategori laki-laki dan
perempuan dalam suatu masyarakat. Ini mencakup konsep identitas gender, peran
gender, dan konstruksi sosial dari perbedaan biologis antara laki-laki dan
perempuan.

Dan Gender bukan hanya tentang perbedaan biologis, tetapi juga tentang
bagaimana masyarakat memaknai dan memberikan nilai terhadap perbedaan
tersebut.

C. Perbedaan Seks dan Gender

Perbedaan antara seks dan gender dapat di jelaskan dengan mendefinisikan


mereka secara satu persatu. Seks merupakan hal yang mengacu pada atribut
biologis pada manusia dan hewan, seperti kromosom, ekspresi gen, kadar dan
fungsi hormon, serta anatomi reproduksi/seksual. Hal ini terutama terkait dengan
ciri-ciri fisik yang biasanya dikategorikan sebagai perempuan atau laki-laki,
meskipun ada variasi dalam atribut biologis yang mencakup jenis kelamin dan
bagaimana atribut tersebut diekspresikan.

Sedangkan, Gender mengacu pada karakteristik perempuan, laki-laki, anak


perempuan, dan anak laki-laki yang dikonstruksi secara sosial. Hal ini mencakup
norma, perilaku, dan peran yang terkait dengan keberadaan seorang perempuan,
laki-laki, perempuan, atau laki-laki, serta hubungan satu sama lain. Gender
bersifat hierarkis dan menghasilkan kesenjangan yang bersinggungan dengan
kesenjangan sosial dan ekonomi lainnya. Ini bervariasi dari masyarakat ke

3
masyarakat dan dapat berubah seiring waktu. Gender berinteraksi tetapi berbeda
dengan seks..

Singkatnya, perbedaan utama antara kedunya adalah bahwa seks berkaitan


dengan karakteristik biologis yang ditentukan secara alami, sementara gender
adalah konstruksi sosial yang di pengaruhi oleh faktor budaya dan sosial. Seks
cenderung bersifat biner, yaitu laki-laki atau perempuan. Sedangkan gender
mencangkup spektrum yang lebih luas.

4
BAB 3

Perbedan Gender dan Keadilan

A. Definisi Keadilan Gender

Keadilan gender adalah suatu proses dan perlakuan adil terhadap


perempuan dan laki-laki. Dengan keadilan gender berarti tidak ada pembakuan
peran, beban ganda, subordinasi, marginalisasi dan kekerasan terhadap perempuan
maupun laki-laki. Istilah “keadilan gender” dikembangkan oleh pihak-pihak yang
khawatir bahwa istilah “kesetaraan gender” tidak memadai baik di tingkat
konseptual maupun di tingkat praktek untuk memberikan "gambaran yang cukup
kuat, atau kemampuan yang cukup untuk mengatasi, beragam ketidakadilan
berbasis gender yang terus menerus berlangsung yang membuat para perempuan
dan kelompok rentan lainnya menderita

B. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keadilan Gender

1. Stereotipe

Artinya adalah pandangan suatu jenis kelamin terhadap apa yang


seharusnya mereka lakukan dan adanya penilaian status secara vertikal jenis
kelamin yang terjadi dalam faktor ini.

Pandangan ini pada akhirnya menyebabkan permasalahan ketika salah satu


pihak dirugikan atau direndahkan. contohnya terkait diskriminasi terhadap
kaum perempuan. Perempuan yang dipandang lemah di masyarakat dianggap
tidak kompeten dalam menjalankan pekerjaan berat. Padahal, bisa saja di
antara mereka ada individu yang memang sering berlatih sehingga terbiasa.
Dengan begitu, penilaian seharusnya bukan dilakukan secara kasat mata.

5
Namun, diadakan melalui pengecekan kinerja atau seleksi dengan tidak
memperhatikan mereka berjenis kelamin apa.

2. Kondisi sosial budaya

Dalam sebuah lingkungan, terkadang kita sering mendengar bahwa


perempuan ditugaskan untuk menjaga rumah atau menjadi ibu rumah tangga.
Padahal, mereka bisa melakukan hal lain seperti yang pria lakukan. Budaya
ini memang hidup di masyarakat. Oleh karena itu, perubahan yang terjadi
akan menimbulkan ketidakteraturan karena dirasa tak patut. Namun, ini
merupakan pilihan masing-masing individu. Jika seorang perempuan
memutuskan untuk menjadi perempuan karir, maka ia boleh saja tidak
mengurusi pekerjaan di rumah. Namun, mereka yang sudah memiliki suami
tentu akan punya anak dan berkewajiban untuk merawatnya. Budaya ini
memang sifatnya manusiawi, tergantung manusia tersebut ingin menjalankan
kehidupan seperti apa. Jika ia terpaksa melakukan sesuatu karena diperintah
orang lain, maka budaya tersebut menjadi faktor penyebab permasalahannya.

3. Ekonomi

Berbeda dari dua faktor sebelumnya yang lebih terlihat seperti kebiasaan,
faktor ekonomi lebih mengarah ke penghasilan. Permasalahan gender terjadi
kala upah yang diberikan ke salah satu jenis kelamin berbeda dengan jenis
kelamin lain. Biasanya, beban pekerjaan yang menjadi faktor pembeda.
Bukan jenis kelamin dari seorang individu. Jika terjadi ketidakmerataan
pendapatan pada posisi pekerjaan yang sama, maka muncul rasa tidak adil.
Oleh karena itu, diskriminasi terhadap salah satu pihak bisa dideskripsikan
telah terjadi. Mereka yang sudah bekerja sesuai diberikan upah lebih rendah
hanya karena jenis kelaminnya berbeda. Seperti yang pernah terjadi di Prancis
pada abad ke-19, tuntutan terhadap perusahaan atau negara bisa saja terjadi.

6
C. Dampak dari Ketidakadilan Gender

1. Dampak Ketidakadilan gender pada bidang kesehatan


Salah satu indicator dalam mengukur kesehatan individu dala suatu daerah
digunakan Angka Harapan Hidup. Angka harapan Hidup dijadikan alat untuk
mengevaluasi kinerja suatu pemerintahan dalam meningkatkan kesejahteraan
dari aspek kesehatan. Semakin tinggi tingkat angka Harapan Hidup makan
menunjukkan hasil pembangunan kesehatan yang baik dalam suatu daerah.
Angka Harapan hidup perempuan cenderung lebih tinggi dibandingkan
dengan laki-laki. Kesenjangan angka tersebut terjadi karena tiga kategori
yaitu biologis, struktur social dan perilaku (Gorman dan Read : 2006). Laki-
laki dan perempuan mendapat perlakuan yang berbeda atas pelayanan
kesehatan. Akibatnya, hak atas akses dan kualitas terhadap pelayanan yang
diterima tidak seimbang.

2. Dampak Ketidakadilan gender pada bidang pendidikan


Latar belakang pendidikan yang belum setara antara laki-laki dan
perempuan menjadi salah satu faktor penyebab adanya ketimpangan gender
pada berbagai sector pekerjaan, jabatan, peran di masyarakat hingga tidak
adanya kesempatan berbicara di ruang public.

3. Dampak Ketidakadilan gender pada bidang ekonomi


Salah satu indicator dalam mengukur standar hidup layak suatu
masyarakat adalah pengeluaran perkapita. Menurut Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Anak, kesenjangan ekonomi antara
perempuan dan laki-laki dapat dilihat dari rasio pengeluaran perempuan dan
laki-laki. Semakin nilainya mendekati satu, dapat diartikan bahwa
pengeluaran perkapita perempuan dan laki-lai semakin mendekati kondisi
seimbang. Kesenjangan pengeluaran perkapita yaitu kontribusi pendapatan

7
yang diperoleh antara laki-laki dan perempuan dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari tidak seimbang. Ketidakseimbangan tersebut karena penghasilan
yang diperoleh perempuan lebih rendah sehingga tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dalam penerimaan upah, terjadi
kesenjangan upah yang diterima oleh pekerja laki-laki dan perempuan yang
memiliki jabatan, tingkat pendidikan dan tingkat keterampilan yang sama di
perusahaan.

8
BAB 4

Perspektif Gender

A. Pengertian Perspektif Gender

Perspektif gender merujuk pada cara pandang atau sudut pandang yang
mempertimbangkan peran dan pengaruh gender dalam analisis suatu isu atau
fenomena. Gender sendiri tidak hanya merujuk pada perbedaan biologis antara
laki-laki dan perempuan, tetapi juga mencakup peran-peran sosial, norma, nilai-
nilai, dan ekspektasi yang ditempatkan pada individu berdasarkan jenis kelamin
mereka.

Pendekatan gender menekankan bahwa peran gender tidak bersifat


alamiah atau tidak berubah, melainkan hasil dari konstruksi sosial dan budaya.
Perspektif gender melibatkan pemahaman terhadap cara di mana peran gender dan
hubungan kekuasaan gender mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia,
termasuk akses terhadap sumber daya, keputusan politik, pekerjaan, pendidikan,
dan lain sebagainya.

Dalam konteks ini, analisis gender berusaha untuk mengidentifikasi dan


memahami ketidaksetaraan gender serta dampak-dampaknya terhadap individu
dan masyarakat. Perspektif gender juga mencoba untuk merinci bagaimana
struktur sosial, norma, dan kebijakan dapat memperkuat atau mengurangi
ketidaksetaraan gender.

Penting untuk diingat bahwa perspektif gender bukan hanya relevan dalam
konteks isu-isu perempuan, tetapi juga dalam pemahaman peran dan pengalaman
laki-laki dalam masyarakat. Kesetaraan gender menuntut pengakuan dan
penghapusan diskriminasi berdasarkan jenis kelamin, serta mengedepankan
prinsip-prinsip keadilan dan kesetaraan dalam segala aspek kehidupan.

9
B. Konstruksi Sosial Gender

Konstruksi sosial gender mengacu pada proses di mana norma-norma, peran,


dan ekspektasi sosial terkait dengan jenis kelamin (laki-laki atau perempuan)
dibentuk dan diterapkan oleh masyarakat. Ini berarti bahwa perbedaan antara laki-
laki dan perempuan tidak hanya ditentukan oleh faktor biologis, tetapi juga oleh
norma-norma budaya, sosial, dan historis yang membentuk persepsi tentang
bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan berperilaku. Beberapa aspek
konstruksi sosial gender melibatkan:

 Norma dan Ekspektasi Sosial: Masyarakat memiliki norma-norma dan


ekspektasi tertentu terkait dengan perilaku yang dianggap sesuai untuk
laki-laki dan perempuan. Ini bisa termasuk norma-norma terkait pekerjaan,
tugas rumah tangga, cara berkomunikasi, dan sebagainya.
 Peran Gender: Konstruksi sosial gender menciptakan peran-peran gender
yang dianggap cocok untuk laki-laki dan perempuan. Misalnya, stereotip
tradisional menciptakan gambaran bahwa laki-laki seharusnya lebih
dominan dan berorientasi pada karier, sementara perempuan seharusnya
lebih fokus pada peran sebagai ibu dan pendukung keluarga.
 Stereotip Gender: Stereotip adalah gambaran atau pandangan umum yang
dipercayai oleh masyarakat tentang laki-laki dan perempuan. Stereotip
gender dapat mempengaruhi persepsi, perilaku, dan ekspektasi terhadap
individu berdasarkan jenis kelamin mereka.
 Bahasa dan Komunikasi: Bahasa dan cara berkomunikasi dapat
mencerminkan dan memperkuat konstruksi sosial gender. Penggunaan
kata-kata atau frasa tertentu, serta perbedaan dalam cara berbicara atau
berkomunikasi, dapat menciptakan dan memperpetuasi perbedaan gender.
 Institusi Sosial dan Kebijakan: Institusi-institusi sosial seperti keluarga,
pendidikan, pekerjaan, dan agama dapat memainkan peran penting dalam
membentuk dan memperkuat konstruksi sosial gender. Kebijakan-
kebijakan tertentu juga dapat mempengaruhi pembagian peran dan
tanggung jawab gender.

10
Konstruksi sosial gender tidak bersifat statis dan dapat berubah seiring waktu,
terutama melalui perjuangan untuk kesetaraan gender dan perubahan dalam
pandangan masyarakat. Pemahaman yang lebih baik tentang konstruksi sosial
gender dapat membantu masyarakat untuk mengidentifikasi dan mengatasi
ketidaksetaraan gender serta menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan adil

C. Peran Gender dalam Budaya, Politik dan Masyarakat

Peran gender memainkan peran penting dalam membentuk dinamika


budaya, politik, dan masyarakat. Berikut adalah cara di mana peran gender
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan:

1. Budaya:

 Norma-Norma dan Nilai Budaya: Peran gender tercermin dalam norma-


norma dan nilai-nilai budaya yang memandu perilaku dan ekspektasi sosial
terhadap laki-laki dan perempuan.
 Seni dan Media: Budaya populer, seni, dan media dapat memperkuat atau
menantang stereotip gender, menciptakan persepsi masyarakat tentang
peran dan karakteristik gender.
 Tradisi dan Ritual: Banyak tradisi dan ritual dalam suatu budaya dapat
memperkuat peran gender dan mendefinisikan peran khusus untuk laki-
laki dan perempuan.

2. Politik:

 Partisipasi Politik: Peran gender memengaruhi partisipasi politik.


Keterwakilan perempuan dalam keputusan politik dan kebijakan sering
menjadi tolok ukur keadilan gender.
 Kebijakan Gender: Politik dan kebijakan sering kali mencerminkan
norma-norma gender dalam menetapkan aturan, hak, dan tanggung jawab
dalam masyarakat.

11
 Pemberdayaan Perempuan: Upaya untuk meningkatkan pemberdayaan
perempuan menjadi isu penting dalam agenda politik di banyak negara.

3. Masyarakat:

 Pekerjaan dan Ekonomi: Peran gender memainkan peran dalam


menentukan akses ke pekerjaan, pembayaran, dan mobilitas sosial
ekonomi. Perbedaan upah dan peluang karier sering kali mencerminkan
ketidaksetaraan gender.
 Pendidikan: Norma gender dapat memengaruhi akses dan partisipasi
dalam pendidikan. Kadang-kadang, ada ekspektasi sosial terhadap pilihan
pendidikan dan karier berdasarkan jenis kelamin.
 Keluarga dan Peran Rumah Tangga: Peran gender juga terlihat dalam
pembagian peran di dalam rumah tangga. Pertanyaan tentang siapa yang
bertanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak
dapat mencerminkan norma-norma gender.

4. Kesehatan:

 Akses Kesehatan: Faktor gender dapat memengaruhi akses terhadap


layanan kesehatan. Misalnya, perempuan mungkin menghadapi hambatan
tertentu dalam mendapatkan layanan reproduksi.
 Kesehatan Mental: Norma-norma gender dapat mempengaruhi kesehatan
mental. Stigma terhadap masalah kesehatan mental dapat berbeda antara
laki-laki dan perempuan.

Melibatkan semua pihak, baik laki-laki maupun perempuan, dalam memahami


dan mengatasi ketidaksetaraan gender menjadi kunci untuk menciptakan
masyarakat yang lebih adil dan inklusif. Perubahan budaya, kebijakan politik, dan
norma sosial dapat secara bersama-sama mencapai kemajuan dalam mencapai
tujuan kesetaraan gender.

12
13
BAB 5

Perempuan dan Pembangunan

A. Pentingnya Kajian tentang Perempuan dalam Pembangunan

Kajian tentang perempuan dalam pembangunan sangat penting karena


perempuan bisa menjadi aktor strategis dalam pembangunan,di pada saat ini
perempuan sering kali dianggap sebagai kelompok kelas kedua (subkordinat)
sehingga mereka tidak memperoleh persamaan hak dengan laki laki. perempuan
di nilai hanya becus dalam melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan
dengan urusan rumah tangga , padahal perempuan bisa menjadi aktor strategis di
dalam pembangunan.tidak hanya desa tetapi juga pembangunan secara nasional
yang dapat mengubah kehidupan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik dan
sejahtera.

B. Peran Perempuan dalam Proses Pembangunan Sosial,


Ekonomi dan Politik

Seiring berjalannya waktu, perempuan mulai bangkit dan berhasil


membuktikan bahwasanya keberadaan mereka layak untuk diperhitungkan.
Kecerdasan serta kepiawaian perempuan-perempuan Indonesia, khususnya, tidak
bisa lagi dianggap remeh karena telah turut berkontribusi terhadap pembangunan.

Salah satu contoh, peran perempuan di dalam upaya meningkatkan


perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Di sektor perikanan, data Koalisi
Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) 2015 menyebutkan, perempuan
mengerjakan 70% pekerjaan produksi perikanan dengan waktu kerja hingga 17
jam.

14
Mulai dari menyiapkan bahan bakar, perbaikan alat menangkap ikan,
memasak bahan makanan untuk nelayan laki-laki. Setelah ikan tiba di dermaga,
perempuan kemudian berperan sebagai penjual atau pengupas kerang. Mereka
juga ahli dalam mengolah ikan menjadi makanan siap saji, seperti tekwan,
sambal,ataupun kerupuk sehingga harga jual harga jual produk ikan menjadi naik.

Demikian juga keterlibatan perempuan pada bidang-bidang lain, termasuk


politik dan pemerintahan. Di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil
Jusuf Kalla pada 2014-2019, perempuan kian diberdayakan dengan ditetapkannya
peraturan mengenai kuota 30% untuk keterwakilan perempuan dalam politik.

Meskipun, dalam praktiknya, tidak semua perempuan yang berkecimpung


di bidang politik memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan-keputusan
strategis. Namun setidaknya, mereka mampu merepresentasikan kehadiran serta
menyuarakan aspirasi perempuan di level kebijakan pemerintah.

Selain itu perempuan juga menjadi aktor strategis dalam pembangunan


ekonomi dan publik, Berdasarkan laporan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif, BPS
dan Bekraf, perempuan menjadi pemain utama industri kreatif sejak 2011 yaitu
sebanyak 53,86%. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan sudah mampu
membuktikan keikutsertaannya dalam proses pembangunan. Bahkan saat
pandemi, UMKM mampu bertahan dan justru meningkatkan pendapatan.di sini
UMKM menyerap 97% dari total tenaga kerja, menghimpun 60,4% dari total
investasi, yang artinya semua ini dikelola 60% oleh perempuan dan jumlahnya
(UMKM) meningkat di masa pandemi,

Ini akan menjadi tolak ukur bagi pemerintah bahwasanya perempuan juga
bisa menjadi aktor strategis dalam pembangunan sosial ekonomi dan politik di
negeri ini.

15
C. Pemberdayaan Perempuan dalam Pembangunan
Berkelanjutan

Menyadari pentingnya peran perempuan dalam pembangunan, pemerintah


Indonesia membidik empat sektor utama yakni di bidang pendidikan, kesehatan,
ketenagakerjaan, serta terkait pencegahan kekerasan. Di samping itu, langkah
strategis disiapkan untuk mengatasi isu pemberdayaan perempuan, kesetaraan
gender, sekaligus mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable
Development Goals (SDG’s), terutama tujuan kelima yaitu kesetaraan gender.

Pertama, di bidang pendidikan. Pemerintah mengimplementasikan wajib


belajar 12 tahun serta menyediakan kesempatan bagi anak-anak dari keluarga
miskin melalui Kartu Indonesia Pintar dan Program Keluarga Harapan.

Kedua, di sektor kesehatan, Indonesia fokus untuk memperbaiki akses dan


kualitas pelayanan kesehatan untuk ibu, anak, dan remaja, mengakselerasi usaha
perbaikan nutris, mengintegrasikan kesehatan reproduksi ke dalam kurikulum
pendidikan, mendorong pengetahuan dan keterampilan berkeluarga, serta
memperbaiki akses dan kualitas keluarga berencana.

Ketiga, di bidang ketenagakerjaan, pemerintah fokus untuk memperluas


kesempatan kerja, mendorong fleksibilitas pasar tenaga kerja, menyesuaikan gaji
dengan mekanisme pasar, memperbaiki keterampilan dan kapasitas tenaga kerja
dengan pelatihan untuk perempuan, dan menguatkan implementasi kebijakan
tenaga kerja yang mengakomodasi kesetaraan gender.

Terakhir, yang keempat ialah terkait pencegahan kekerasan. Indonesia


menargetkan peningkatan pemahaman atas definisi kekerasan dan penyelundupan
perempuan, menyediakan perlindungan hukum bagi kasus kekerasan terhadap
perempuan, dan meningkatkan efektivitas pelayanan bagi penyintas anak dan
perempuan.

16
BAB 6

KESIMPULAN

Pemahaman terhadap gender dan perbedaan antara laki-laki dan


perempuan sangat penting untuk menghapus diskriminasi dan ketidaksetaraan.
Kajian gender membantu mengungkap faktor sosial dan budaya di balik
perbedaan tersebut. Selama ini, perspektif dan pengalaman perempuan kerap
tidak terwakili dalam berbagai sektor kehidupan seperti politik, ekonomi,
pendidikan, dan lainnya. Kajian feminis membantu menyuarakan suara-suara
yang sebelumnya tersingkir.

Pemahaman yang lebih mendalam terhadap gender membantu


memberikan penghargaan yang setara bagi perempuan dalam berbagai bidang.
Misalnya, kesetaraan upah, kesempatan kerja, dan partisipasi politik. Kajian
tentang perempuan turut memajukan kesadaran masyarakat akan pentingnya
perubahan sikap dan stereotip gender yang berpotensi menghambat kemajuan
dan harkat martabat perempuan.

Peningkatan pemahaman akan pentingnya gender dalam kehidupan


masyarakat merupakan kunci bagi tercapainya tujuan pembangunan
berkelanjutan seperti pembasmian kemiskinan dan peningkatan kesetaraan
gender.

Dengan demikian, pemahaman terhadap gender dan kajian perempuan


sangat vital untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan setara bagi
semua.

17
DAFTAR PUSTAKA

balanced well being health care. (2020). MEN VS. WOMEN: HOW DO THE
HORMONES DIFFER? Retrieved from balanced well being health care:
https://www.balancedwellbeinghealthcare.com/men-vs-women-how-do-
the-hormones-differ/

Canadian Institutes. (2023, Mei 8). What is gender? What is sex? Retrieved from
Canadian Institutes: https://cihr-irsc.gc.ca/e/48642.html

Dinsos Kulonprogo. (2018). Dinsos Kulonprogo. Retrieved from Gender Itu Apa
Sih?: https://dinsos.kulonprogokab.go.id/detil/391/gender-itu-apa-
sih#:~:text=Gender%20berasal%20dari%20bahasa%20Latin,dibentuk%20
secara%20sosial%20maupun%20budaya.

elerning. (n.d.). elerning. Retrieved from Analisis gender dalam pengelolaan


konflik:
https://elearning.menlhk.go.id/pluginfile.php/854/mod_resource/content/1/
analisis%20gender/pengertian_gender.html

KEMENKO PMK. (2019). OPTIMALISASI PERAN PEREMPUAN DALAM


PEMBANGUNAN. Retrieved from KEMENKO PMK:
https://www.kemenkopmk.go.id/optimalisasi-peran-perempuan-dalam-
pembangunan

Nouval, S. (n.d.). GRAMEDIA BLOG. Retrieved from Aliran Filsafat dan Cabang-
cabang Filsafat: https://www.gramedia.com/literasi/aliran-filsafat/

P, G. (n.d.). Gramedia Literasi. Retrieved from Filsafat Adalah: Pengertian,


Tokoh, Pandangan, dan Cabang Ilmunya:
https://www.gramedia.com/literasi/filsafat-adalah/

PERSPEKTIF GENDER. (2011, Mei 4). Retrieved from Koalisi Perempuan


Indonesia: https://www.koalisiperempuan.or.id/2011/05/04/perspektif-
gender/

PROF. DR. NUR A. FADHIL LUBIS, M. (2015). PENGANTAR FILSAFAT


UMUM. PENGANTAR FILSAFAT UMUM, 2-16.

Sivasankaran, R. (n.d.). What is the etymology of "sex"? Retrieved from Quora:


https://www.quora.com/What-is-the-etymology-of-sex

18
Wikipedia. (2023, November 7). Genus. Retrieved from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Genus#:~:text=Istilah%20ini%20berasal%20
dari%20bahasa,gignere%20(%22melahirkan%22).

19
1

Anda mungkin juga menyukai