Anda di halaman 1dari 64

Kurikulum

Merdeka

Pendidikan Pancasila
untuk SMA/MA dan yang Sederajat Kelas XI

Dwi Winarno, S.Pd.

11b
Pendidikan Pancasila
untuk SMA/MA dan yang Sederajat Kelas XI

Dwi Winarno, S.Pd.

ISBN : ................................... (No. Jilid Lengkap)


...................................

Editor : Titis Indah Mawarni, S.Pd


Penata Letak : ...................................
Penata Grafis : ...................................
Ilustrasi Isi : ...................................
Penata Sampul : ...................................

Penerbit:

Hak cipta dilindungi undang-undang

Tidak dibenarkan mengutip atau memperbanyak sebagian atau keseluruhan isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit
Kata Pengantar

Penulis senantiasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan buku pembelajaran ini dengan baik. Buku pembelajaran
ini disusun berdasarkan Kurikulum Merdeka yang berlaku saat ini. Buku merupakan sumber ilmu
pengetahuan dalam proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah. Oleh sebab itu,
penulis berusaha berkontribusi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia
dengan menghadirkan buku pembelajaran ini.
Proses penyusunan buku harus sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah.
Penyusunan buku pembelajaran ini telah mengacu pada capaian pembelajaran dalam Kurikulum
Merdeka. Inti dalam Kurikulum Merdeka adalah pengembangan karakter, materi esensial, dan
fleksibilitas untuk satuan pendidikan. Guna mendukung pencapaian kompetensi tersebut, buku
pembelajaran ini telah dilengkapi dengan fitur-fitur antara lain tujuan pembelajaran, ringkasan
materi, aktivitas individu maupun kelompok, rangkuman, glosarium, refleksi, uji kompetensi,
dilengkapi dengan perbaikan untuk memperbaiki hasil belajar siswa yang kurang dan pengayaan
untuk meningkatkan pengetahuan siswa serta penilaian tengah semester dan penilaian akhir
semester.
Semoga buku pembelajaran ini dapat digunakan secara baik oleh siswa untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan. Penyajian buku pembelajaran ini kami buat secara lengkap
dengan perpaduan materi beserta soal-soal latihan, meskipun demikian kami sangat mengharapkan
masukan dari pengguna buku pembelajaran ini untuk perbaikan penyusunan buku pembelajaran
selanjutnya.

Penulis

Pendidikan Pancasila XI - 2 iii


Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................................................ iii
Peta Konsep ............................................................................................................................. iv
Daftar Isi ............................................................................................................................. v

Bab 1 Bhinneka Tunggal Ika................................................................................................. 5


A. Kita dan Masyarakat Global................................................................................. 6
B. Kolaborasi Budaya............................................................................................... 10
C. Interaksi Budaya Nusantara di Kancah Dunia..................................................... 14
D. Merawat Tradisi Lokal dan Kebinekaan............................................................... 18
E. Stereotip, Diskriminasi, dan Bullying.................................................................... 20
Penilaian Sumatif.......................................................................................................... 27

Sumatif Tengah Semester....................................................................................................... 31

Bab 2 Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ......................................................... 35


A. Sengketa Batas Wilayah Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia.............. 36
B. Cara-Cara Penyelesaian Sengketa Internasional secara Damai......................... 41
C. Penyelesaian Sengketa Batas Wilayah Blok Ambalat......................................... 48
Penilaian Sumatif.......................................................................................................... 52

Sumatif Akhir Semester.......................................................................................................... 56


Soal-Soal AKM......................................................................................................................... 60
Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 64

iv Pendidikan Pancasila XI - 2
Bab
1 Bhinneka Tunggal Ika

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi pada bab ini, siswa diharapkan mampu:
1. memahami masyarakat global dan globalisasi;
2. menjelaskan macam-macam kolaborasi budaya;
3. mengidentifikasi interaksi budaya Nusantara di kancah internasional;
4. menganalisis cara menjaga tradisi lokal; serta
5. menganalisis sikap stereotip, diskriminasi, dan bullying.

Peta Konsep

Bhinneka Tunggal Ika

Membahas tentang

Interaksi Budaya Merawat Tradisi Stereotipe,


Kita dan Masyarakat
Kolaborasi Budaya Nusantara di Lokal dan Diskriminasi, dan
Global
Kancah Dunia Kebinekaan Bullying

Apersepsi
Setiap negara tentu memiliki kebudayaan yang
berbeda-beda. Bahkan, budaya dapat menjadi ciri khas
suatu bangsa yang membedakannya dengan negara
lainnya. Tidak jarang bahwa ia menjadi alat atau diklaim
sebagai identitas suatu bangsa. Indonesia dengan
belasan ribu pulaunya memiliki kekayaan budaya yang
beraneka macam. Mulai dari bahasa daerah, lagu
daerah, baju daerah, suku, tari tradisional, alat musik,
dan masih banyak lagi. Warisan budaya tersebut
merupakan hasil turun-temurun dari satu generasi ke
generasi lainnya dalam usahanya untuk melestarikan Sumber: https://kutub.id/ragam-budaya-indonesia-yang-
kebudayaan yang ada. Beberapa warisan budaya mendunia/
Indonesia berhasil menarik perhatian dunia dan menjadi daya tarik wisata bagi warga negara
asing.

Ringkasan Materi
Generasi muda Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Zaman merubah segalanya, baik
budaya, sosial, ekonomi, bahkan politik. Perubahan-perubahan tersebut sangat berpengaruh bagi
masyarakat Indonesia, terutama untuk generasi muda. Penurunan keberadaan budaya Indonesia di
rumahnya sendiri disebabkan oleh rakyatnya yang mengabaikan budayanya. Mereka terbuai oleh
kehidupan modern dan mulai melupakan nilai-nilai yang diwariskan oleh nenek moyang. Bahasa

Pendidikan Pancasila XI - 2 5
daerah, upacara budaya, adat, dan tradisi Indonesia telah hilang di masyarakat. Sebagai warga
negara Indonesia yang baik, kita harus menjaga dan juga mewarisi budaya tersebut agar terhindar
dari kepunahan. Sehingga, generasi mendatang tetap dapat menikmati dan membanggakan
keindahan budaya Indonesia.

A. Kita dan Masyarakat Global

Globalisasi adalah fenomena yang tidak bisa dihindari. Globalisasi datang seiring dengan
pesatnya laju perkembangan ilmu pengetahuan. Tahukah Anda yang dimaksud globalisasi?
Globalisasi memengaruhi berbagai aspek. Mulai dari teknologi komunikasi dan informasi,
ekonomi, sosial, budaya, bahasa, dan lain sebagainya. Globalisasi membawa dampak yang
besar bagi kehidupan kelompok masyarakat juga pada setiap individu. Di era globalisasi, seorang
remaja seperti kalian dapat dengan mudah mengakses berita-berita, musik, film, dan gaya hidup
masyarakat di negara lain melalui internet. Percepatan dan keterbukaan arus informasi inilah yang
kemudian mengubah gaya hidup dan cara pandang seseorang.
Globalisasi yang terjadi mengubah dunia menjadi satu kesatuan yang terwujud dalam bentuk
keterkaitan antarbangsa dan antarmanusia, yang dapat melalui berbagai macam kontak seperti
perdagangan, komunikasi, pendidikan, investasi, dan budaya. Adanya era globalisasi tidak selalu
hanya memberikan dampak positif saja, ada juga dampak negatif dari era globalisasi saat ini.
Indonesia yang merasakan era globalisasi yang terjadi, tentunya ikut merasakan kedua dampak
tersebut.
1. Masyarakat Global
Masyarakat global di masa ini menjadi bergantung antara satu dengan yang lainnya,
baik dari segi kesehatan, politik, maupun teknologi. Seiring dengan berkembangnya zaman,
masyarakatpun memiliki cara dan pola baru dalam menghadapi perkembangan. Hal tersebut
dilakukan sebagai upaya adaptasi, di antaranya muncul sifat saling bergantung pada era
globalisasi ini. Masyarakat global adalah suatu masyarakat yang memiliki pemikiran secara
meluas, tidak lagi terbatas pada batas suatu negara. Akan tetapi bersifat universal dan
mengglobal. Tidak hanya peduli terhadap permasalahan di negaranya saja, namun juga
mencakup masalah orang-orang di negara lain.
Masyarakat global adalah masyarakat universal. Masyarakat dunia yang saling berkaitan
tanpa dibatasi oleh batas-batas negara dan selalu berpikir untuk kelangsungan hidup dari
masyarakat global itu sendiri, sehingga kegiatan-kegiatan dan aksi-aksi akan terus dilakukan
untuk mempertahankan kehidupan masyarakat global. Warga global merupakan sebuah
komunitas moral yang berbasis pada isu-isu yang menjadi perhatian global seperti isu hak
asasi manusia, lingkungan, dan kemiskinan. Warga global tidak terikat secara teritorial, hukum
dan politik, sosial dan budaya pada suatu negara, dalam konteks ini melampaui batas-batas
tradisional tersebut.
Berikut contoh partisipasi warga sebagai bagian dari masyarakat global.
a. Bersifat terbuka terhadap hal-hal baru tanpa melupakan identitas pribadi dan bangsa.
Sebagai warga negara dengan yang menjunjung tinggi adab dan etika, hal-hal yang
merupakan budaya dari luar negeri yang tidak sesuai dengan identitas bangsa tidak perlu
ditiru.
b. Mengambil hal-hal yang bermanfaat dari pergaulan internasional. Banyak hal yang baik
yang dapat kita pelajari dan serap dari kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dimiliki bangsa lain yang lebih maju di bidang tersebut. Kita sebagai bagian dari warga
masyarakat global hendaknya terus belajar sehingga tidak tertinggal terlalu jauh.
c. Bersifat adaptif dengan perubahan-perubahan yang cepat terjadi sebagai akibat dari
globalisasi. Dengan transfer informasi yang begitu cepat dengan kemajuan teknologi
mengakibatkan perubahan tren internasional yang cepat pula. Sifat adaptif sangat
diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
Kemajuan teknologi dewasa ini telah mendorong bertumbuh dan berkembangnya identitas
global dari setiap warga negara. Teknologi transportasi telah dapat memudahkan perpindahan
warga dari suatu negara ke negara lainnya, baik untuk wisata, ekonomi, maupun politik.

6 Pendidikan Pancasila XI - 2
Kemajuan di bidang teknologi informasi telah menghubungkan warga negara dari satu negara
dengan warga yang berasal dari negara lainnya. Kemajuan teknologi dalam konteks tersebut
sudah menjadi bagian penting dari formasi terjadinya warga global.
2. Globalisasi
Globalisasi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan perubahan-
perubahan dalam masyarakat (changes) dan dalam perekonomian dunia yang dihasilkan
oleh meningkat pesatnya perdagangan dan pertukaran kebudayaan. Dalam arti ekonomi,
globalisasi mengacu terutama pada liberalisasi perdagangan atau perdagangan bebas (free
trade). Globalisasi adalah proses mendunianya suatu hal sehingga batas antara negara
menjadi hilang.
Globalisasi didukung oleh berbagai faktor, seperti perkembangan teknologi, transportasi,
ilmu pengetahuan, telekomunikasi, dan lainnya lalu berpengaruh pada perubahan berbagai
aspek kehidupan dalam masyarakat. Globlalisasi adalah suatu proses yang mencakup
keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas
yang mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol. Dalam globalisasi
terjadi proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara
mendunia melalui media cetak dan elektronik. Globalisasi terbentuk oleh adanya kemajuan
di bidang komunikasi dunia.
a. Definisi globalisasi
Adapun pengertian atau konsep globlalisasi dari pendapat para ahli adalah sebagai
berikut.
1) Emanuel Ritcher: globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan
menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi ke dalam
saling ketergantungan dan persatuan dunia.
2) Princenton N. Lyman: globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling
ketergantungan dan hubungan antara negara-negara di dunia dalam hal perdagangan
dan keuangan.
3) Thomas L. Friedman: globlisasi memiliki dimensi ideologi dan teknlogi. Dimensi
teknologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah
teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.
b. Ciri-ciri globalisasi
Globalisasi merupakan suatu proses yang menempatkan masyarakat dunia bisa
menjangkau satu dengan yang lain atau saling berhubungan dalam semua aspek
kehidupan mereka, baik dalam budaya, ekonomi, politik, teknologi maupun lingkungan.
Berikut ciri-ciri globalisasi.
1) Batas antarnegara makin menipis .
2) Ketergantungan antarnegara di bidang ekonomi.
3) Meningkatnya perdagangan global.
4) Meningkatnya aliran modal internasional dan investasi.
5) Masalah suatu negara menjadi perhatian internasional.
6) Meluasnya kegiatan perdagangan.
c. Perubahan-perubahan dalam globalisasi
Perubahan perilaku karena globalisasi bisa berpengaruh kepada siapa saja, baik
positif maupun negatif. Diharapkan manusia bisa memilih mana yang baik untuk diterapkan
dalam kehidupan. Berikut perubahan perilaku masyarakat yang disebabkan adanya
globalisasi.
1) Gaya hidup.
2) Pakaian.
3) Nilai dan tradisi.
4) Makanan.
5) Transportasi.
6) Komunikasi.

Pendidikan Pancasila XI - 2 7
d. Dampak positif dan negatif globalisasi
Globalisasi merupakan pengaruh yang terjadi secara menyeluruh, tak terkecuali
Indonesia yang telah banyak terjadi perubahan secara global. Setiap aktivitas, makanan,
pakaian, dan gaya hidup kita sudah terpengaruh oleh peradaban global. Ada dampak
globalisasi yang harus diperhatikan. Dampak positif dan negatif globalisasi dapat
memengaruhi tatanan kehidupan.
Berikut dampak positif dan negatif globalisasi.
1) Dampak positif
Dampak positif dari globalisasi adalah membuat masyarakat memiliki sifat kreatif, inovatif,
dan terbuka terhadap perubahan serta bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan
dengan dibantu teknologi informasi. Berikut contoh lain dampak positif globalisasi.
a) Peralatan teknologi yang semakin beragam dan canggih. Contoh, ponsel
pintar semakin canggih. Tidak ada lagi jarak bagi orang-orang yang ingin
berkomunikasi.
b) Meningkatnya taraf hidup. Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat
komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha
mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Globalisasi juga dapat meningkatkan etos kerja.
c) Munculnya perdagangan bebas membuat sistem perdagangan semakin luas dan
menihilkan hambatan yang ada. Biasanya hal ini ditandai dengan adanya organisasi
tingkat internasional. Misalnya kerja sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).
d) Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas
dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
e) Perubahan tata nilai dan sikap. Adanya globalisasi dalam budaya menyebabkan
pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional.
2) Dampak negatif
Dampak negatif pengaruh globalisasi adalah sebagai berikut.
a) Kesenjangan sosial.
b) Pola hidup konsumtif.
c) Industri besar-besaran, termasuk banyaknya pabrik yang sibuk memproduksi,
membuat lingkungan hidup mengalami kerusakan parah.
d) Penyelundupan barang-barang ilegal ke Indonesia sudah semakin sulit
dibendung.
e) Gaya hidup kebarat-baratan.
f) Sikap individualistik.
e. Dampak globalisasi di berbagai bidang
Contoh globalisasi adalah semua hal yang memengaruhi kehidupan masyarakat
di era modern dan tidak akan berhenti mengubah hidup karena cepatnya perubahan
teknologi dan budaya dunia. Globalisasi bisa terjadi hampir di segala bidang kehidupan.
Oleh karenanya, selama proses globalisasi berjalan, setiap bangsa atau masyarakat di
dunia akan saling bergantung yang kemudian menciptakan tatanan hidup baru.
Globalisasi berdampak pada berbagai bidang. Berikut penjelasannya.
1) Budaya
Dampak di bidang sosial budaya bisa kurang terlihat. Karena biasanya secara tak
sadar ternyata mengubah perilaku atau pola pikir kita. Salah satu dampak yang bisa
terjadi akibat globalisasi adalah westernisasi. Westernisasi adalah masuknya budaya
atau gaya hidup Barat ke dalam kehidupan sehari-hari kita yang menyebabkan
tergantikannya budaya lokal. Padahal, gaya hidup Barat tidak semuanya dapat ditiru
atau dapat diaplikasikan di Indonesia.
2) Ekonomi
Globalisasi pada bidang ekonomi merupakan fenomena terjadinya pembauran
ekonomi serta munculnya ketergantungan ekonomi antarbangsa baik di level
lokal, regional, bahkan nasional melalui pergerakan yang intensif dari produk

8 Pendidikan Pancasila XI - 2
teknologi, barang, jasa, dan modal. Globalisasi di sektor ekonomi kekinian muncul
karena cepatnya perkembangan informasi pada semua aktivitas yang bersifat
produksi, pemasaran, serta sains dan teknologi. Globalisasi ekonomi menempatkan
dunia menjadi suatu kesatuan. Tujuannya adalah untuk membangun sebuah kawasan
perniagaan yang luas dan melewati batasan negara. Globalisasi ekonomi juga
berkaitan erat dengan fenomena perdagangan bebas yang berupaya menghapus
beragam hambatan pada proses perdagangan di kancah internasional. Serangkaian
hambatan itu biasanya disebabkan oleh tarif ekspor dan atau impor yang terlampau
tinggi sehingga menyebabkan harga barang tak lagi bersaing dengan sehat.
3) Teknologi
Globalisasi yang terjadi dengan begitu pesat mendorong munculnya beragam
temuan canggih dan inovatif untuk memudahkan pekerjaan manusia dan memberi
manfaat yang positif untuk kehidupan manusia. Banyak robot yang diciptakan untuk
memudahkan pekerjaan manusia, tiap tahapan atau tindakan yang dilakukan bisa
tertata dan diperhitungkan dengan sempurna. Hal ini bertujuan untuk membuat kerja
jadi efisien, tepat, dan hasil dan waktu produksinya bisa dipastikan dengan jelas.
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di era globalisasi memudahkan
hidup manusia. Namun, perlu juga dipastikan bahwa kemajuan teknologi disikapi
dengan bijak dan tidak menimbulkan dampak negatif karena disalahgunakan dan
merugikan orang lain atau kelompok tertentu.
f. Sikap dalam menghadapi globalisasi
Globalisasi dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi kehidupan kita. Kita
perlu menyikapi dan menghadapi globalisasi dengan bijaksana. Setelah mengetahui
dampak positif dan negatif globalisasi, alangkah baiknya kita dapat berkomitmen agar tidak
terjerumus arus globalisasi yang merugikan. Globalisasi menjadi fenomena yang tidak bisa
kita hindari lagi. Globalisasi pada pokoknya proses interkoneksi yang terus meningkat di
antara berbagai masyarakat, sehingga kejadian-kejadian yang berlangsung di sebuah
negara bisa memengaruhi negara dan masyarakat lain. Fenomena ini memberikan dampak
positif dan negatif kepada masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Berikut beberapa contoh sikap dalam menghadapi globalisasi.
1) Melestarikan kebudayaan dan tradisi.
2) Meningkatkan daya potensi nasiona.
3) Memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
4) Mencintai produk dalam negeri.
5) Memupuk nilai nasionalisme dalam diri.
6) Memanfaatkan forum-forum kerja sama internasional.
7) Menyaring informasi dan budaya yang masuk.
8) Memasukkan kemajuan teknologi dalam pembangunan.

Aktivitas Mandiri
Kerjakan tugas berikut secara mandiri!
Carilah informasi mengenai gaya hidup hedonisme yang saat ini marak terjadi! Apakah
dampaknya pada generasi muda? Tuliskan hasilnya dalam bentuk MS. Word! Lalu kirimkan
E-mail pada guru Anda!

Aktivitas Bersama
Kerjakan tugas berikut secara berkelompok!
1. Bentuklah kelompok dengan anggota 3–4 siswa!
2. Carilah salah satu artikel mengenai tantangan mengamalkan nilai-nilai Pancasila di era
globalisasi!
3. Diskusikan dengan kelompok Anda!
4. Tuliskan hasilnya pada selembar kertas, lalu presentasikan di depan kelas!

Pendidikan Pancasila XI - 2 9
B. Kolaborasi Budaya

Indonesia memiliki banyak sekali budaya yang tersebar di seluruh daerah yang berada
di Indonesia. Budaya tersebut bermacam-macam. Kebudayaan di Indonesia berasal dari
kebudayaan daerah. Kebudayaan daerah sendiri terbentuk dari adat istiadat suku bangsa yang
tersebar di seluruh Nusantara. Keberagaman budaya di Indonesia dapat dilihat dari rumah adat,
pakaian adat, tarian adat, senjata tradisional, bahasa daerah, seni pertunjukan atau teater rakyat,
upacara adat, alat musik, dan lagu daerah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang mencakup
lebih dari 17.000 pulau yang dihuni oleh sekitar 255 juta penduduk.
Kolaborasi budaya antara masyarakat satu dengan masyarakat lain yang berbeda budaya
dapat menjalin komunikasi lintas budaya. Komunikasi lintas budaya adalah proses komunikasi yang
melibatkan orang-orang yang berasal dari latar belakang sosial budaya yang berbeda. Kebudayaan
merupakan cara hidup yang berkembang dan dianut oleh masyarakat serta berlangsung dari
generasi ke generasi selanjutnya. Komunikasi yang terjalin karena adanya perbedaan merupakan
hasil dari keanekaragaman, pengalaman, nilai, dan juga cara pandang dari masing-masing budaya.
1. Latar Belakang Kolaborasi Budaya
Kemajemukan Indonesia tergambar dalam lambang negara Republik Indonesia, yaitu
Bhinneka Tunggal Ika. Keragaman Indonesia di satu sisi membawa berkah, tetapi di sisi lain
dapat pula menjadi bencana. Keragaman dapat menjadi berkah jika dapat dikelola dengan
baik. Ia dapat menjadi modal sosial (social capital) yang berharga bagi bangsa Indonesia.
Sebaliknya, dapat menjadi bencana jika tidak dapat dikelola dengan baik. Keragaman
berpotensi menimbulkan konflik antarmasyarakat. Maka diperlukan berbagai upaya untuk
melestarikan keragaman Indonesia agar dapat menjadi modal sosial sekaligus mencegah
potensi konflik di tengah masyarakat Indonesia.
Salah satunya adalah dengan melakukan kolaborasi budaya. Dengan adanya kolaborasi
budaya, antara masyarakat satu dengan masyarakat lain yang berbeda budaya akan terjalin
komunikasi lintas budaya. Komunikasi lintas budaya adalah proses komunikasi yang melibatkan
orang-orang yang berasal dari latar belakang sosial budaya yang berbeda. Dengan kata lain,
komunikasi lintas budaya merupakan komunikasi yang para pesertanya berlatar belakang
budaya berbeda dan terlibat kontak antara satu dengan yang lainnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Komunikasi lintas budaya ini diperlukan agar masyarakat mengenal
budaya lain, sehingga muncul sikap saling menghargai perbedaan dan keragaman budaya
sekaligus mengikis prasangka.
Komunikasi lintas budaya adalah proses pengalihan ide dan gagasan suatu budaya
ke dalam budaya lain dengan tujuan untuk membawa pengaruh suatu budaya ke sasaran
budaya dan sebaliknya sehingga bisa saling memengaruhi. Komunikasi lintas budaya sangat
penting apalagi dalam dunia bisnis yang terjadi saat ini. Oleh karena dengan memahami
perbedaan budaya akan membantu dalam berkomunikasi dan menangani konflik lintas
budaya yang terjadi. Dengan kemampuan memahami perbedaan budaya, pebisnis akan
memiliki peluang sukses dalam mengembangkan bisnis dengan latar budaya serta bisa
membuat produk yang sesuai dengan kondisi masing-masing wilayah dan budaya. Selain
sisi bisnis, komunikasi ini sangat bagus sebab perbedaan budaya menjadi masalah utama
yang sering diangkat untuk memecah belah masyarakat dan negara.
Dengan komunikasi yang baik dan bisa memahami perbedaan (toleransi), maka masalah
tersebut malah menjadi sebuah kekuatan besar untuk persatuan. Terjadinya komunikasi
ini disebabkan oleh terjadinya proses komunikasi antarberbagai unsur kebudayaan yang
ada dan kemudahan dalam aksesnya. Ruang lingkup komunikasi lintas budaya mulai dari
konteks komunikasi antarpribadi yang berasal dari kebudayaan berbeda sampai bagaimana
cara mengurangi hambatan komunikasi yang mencakup lintas budaya, sehingga bisa
terjadi komunikasi yang lebih baik lagi. Komunikasi lintas budaya tidak hanya terbatas pada
mempelajari bahasa asing. Akan tetapi juga termasuk memahami pola-pola budaya dan
nilai-nilai inti yang dampaknya langsung dapat dilihat dari komunikasi yang terjadi.

10 Pendidikan Pancasila XI - 2
2. Tujuan Komunikasi Lintas Budaya
Komunikasi lintas budaya memengaruhi efektivitas interaksi antarbudaya. Dengan
memperbarui serta menyesuaikan hubungan antara komunikator dan komunikan, proses
komunikasi lintas budaya bisa berjalan sukses dan efektif. Komunikasi lintas budaya bertujuan
untuk mengurangi tingkat kesalahpahaman serta ketidakpastian yang bisa menimbulkan
konflik lintas budaya. Efektivitas komunikasi lintas budaya akan menciptakan perdamaian
serta mampu meredam konflik yang mungkin terjadi di antara masyarakat. Supaya tujuan
komunikasi lintas budaya dapat tercapai, hendaknya tiap individu dalam kelompok masyarakat
berupaya mengembangkan kompetensi atau keterampilan. Kompetensi itu adalah kekuatan
kepribadian, kemampuan berkomunikasi, penyesuaian psikologi, serta kesadaran kebudayaan.
3. Manfaat Komunikasi Lintas Budaya
Beberapa manfaat komunikasi lintas budaya adalah sebagai berikut.
a. Melestarikan budaya dan pariwisata Indonesia.
b. Penguatan hubungan antarbudaya dan rasa saling percaya dapat diwujudkan dengan
adanya kolaborasi budaya.
c. Mengikis prasangka.
d. Meningkatkan rasa nasionalis.
e. Meminimalisir konflik dan prasangka buruk terhadap berbagai budaya lain.
f. Masyarakat mengenal budaya lain.
g. Muncul sikap saling menghargai perbedaan dan keragaman budaya.

Sumber: https://bobo.grid.id/read/083522837/bagaimana-
cara-mempelajari-budaya-asing-yang-baik-materi-
ppkn?page=all

4. Contoh Kolaborasi Budaya


Berikut beberapa contoh kolaborasi budaya.
a. Mengadakan pentas budaya dan kesenian secara bersama-sama yang melibatkan
berbagai pihak.
b. Menggunakan pakaian adat masing-masing dalam perayaan tertentu.
c. Mengadakan acara pengenalan kuliner tradisional daerah/negara masing-masing.
d. Menekankan budaya toleransi.
e. Menggunakan nama kelas dengan nama daerah/negara.
5. Bentuk Kolaborasi Budaya di Indonesia
Salah satu bentuk kolaborasi budaya yang ada di Indonesia adalah dengan membuat
workshop budaya sehingga bisa saling mengenal budaya satu dengan lainnya atau
mengadakan kontes atau pertandingan antarbudaya sesuai kesepakatan yang dibuat.
Kolaborasi budaya merupakan kolaborasi budaya lokal dengan kebudayaan asing. Dengan
begitu kolaborasi budaya akan terjalin dan menguatkan kedekatan antarbudaya yang berbeda.
Berikut bentuk kolaborasi budaya di Indonesia.
a. Pameran seni rupa
Pameran seni rupa merupakan salah satu bentuk kolaborasi budaya yang bisa
dilakukan. Pameran seni rupa ini bisa dilakukan dengan melibatkan berbagai seniman
dari berbagai daerah berbeda. Sehingga nantinya karya yang dipamerkan memiliki
karakteristik dan ciri budaya masing-masing dari seniman. Hal ini akan membuat para

Pendidikan Pancasila XI - 2 11
pengunjung pameran bisa lebih mengenal budaya yang ada di Indonesia dari berbagai
daerah melalui karya seni rupa.
Beberapa manfaat pameran seni rupa dalam bentuk kolaborasi budaya di Indonesia,
yaitu sebagai berikut.
1) Menjadi sarana pencapaian prestasi seniman.
2) Sarana untuk melatih publik dalam hal menyelenggarakan kegiatan.
3) Menjadi alat komunikasi antara pencipta seni dengan pengamat seni.
4) Menambah wawasan dalam upaya mengevaluasi karya secara objektif.
b. Mengadakan pentas seni
Adanya pentas seni ini bisa juga menjadi penguat dari kedekatan antarbudaya
yang berbeda-beda di Indonesia. Selain itu, pentas seni bisa juga menjadi media untuk
mengenal budaya-budaya yang ada di Indonesia bagi para penonton. Pentas seni
merupakan bentuk lain dari kolaborasi budaya. Terlebih jika pentas seni ini melibatkan
beragam budaya yang berlainan sehingga terjalin suatu kolaborasi dalam pentas tersebut.
Pentas seni adalah istilah yang menunjuk kepada pertunjukan seni yang
dilaksanakan di lingkungan sekolah. Kadangkala pentas seni digelar pada waktu-
waktu tertentu, seperti saat pesta perpisahan siswa akhir, awal tahun pelajaran,
pada momen-momen seremonial dan lain-lain. Namun sebagian sekolah menjadikan
pensi sebagai agenda rutin, misalnya bulanan atau tahunan. Biasanya pentas seni
dipanitiai oleh para siswa, dibiayai dari uang hasil iuran antarsiswa, pertunjukan
seninya ditampilkan oleh siswa dan ditonton oleh para siswa, kadang beserta guru-
gurunya.
c. Pertukaran budaya
Pertukaran budaya adalah pertukaran informasi, di mana informasi tentang budaya
masing-masing dipertukarkan. Pertukaran budaya membantu memfasilitasi pemahaman
tentang budaya selain milik sendiri. Hal ini dapat membantu menghilangkan prasangka
dan kesalahpahaman. Selain itu juga stereotip dan rasisme. Oleh karena itu, pertukaran
budaya adalah bagian penting dari dunia modern, terutama di dunia di mana seseorang
terus berinteraksi dengan orang-orang dari budaya lain.
Pertukaran budaya merupakan kegiatan memperkenalkan budaya antardaerah yang
melibatkan dua atau lebih budaya. Pertukaran budaya ini termasuk bentuk kolaborasi
yang nantinya akan saling melengkapi antarbudaya. Masing-masing budaya akan saling
mengenal dan mengenalkan kepada masyarakatnya sendiri mengenai budaya lain
tersebut. Pertukaran budaya adalah hal yang baik. Bahkan, di dunia yang semakin kecil
sekarang ini. Pertukaran budaya pada dasarnya ketika satu budaya mencoba untuk
belajar tentang budaya lain.
d. Parade budaya
Parade budaya adalah pawai budaya yang mengolaborasi budaya etnik yang
tumbuh di wilayah tersebut. Parade budaya menampilkan budaya-budaya di Indonesia
yang beragam dan mengenalkannya kepada masyarakat sekitar. Parade budaya ini juga
bisa dilakukan untuk mengenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat mancanegara.
Di acara tersebut, peserta menampilkan keunggulan seni budaya masing-masing.
Sehingga acara berlangsung meriah. Selain itu, dukungan warga terhadap seni budaya
yang dimiliki begitu spektakuler. Penampilan berbagai seni, hingga arak-arakan kendaraan
hias makin menambah semarak.
6. Fungsi Komunikasi Antarbudaya
Budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi Pada gilirannya komunikasi pun turut
menentukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya. Komunikasi adalah
budaya dan budaya adalah komunikasi. Secara sederhana komunikasi antarbudaya adalah
komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh mereka yang berbeda latar belakang budaya.
Komunikasi dan budaya mempunyai hubungan timbal balik, seperti dua sisi mata uang.
Guna menunjukkan budaya yang ada di Indonesia, kita dapat melakukannya dengan
mengikuti acara-acara kesenian di luar negeri, membawa nama baik bangsa Indonesia
dengan cara menggapai prestasi sampai ke internasional, menggunakan aplikasi internet

12 Pendidikan Pancasila XI - 2
untuk memperkenalkan budaya bangsa, contohnya di sosial media Youtube, Instagram, dan
lain sebagainya, serta melestarikan dan menerapkan budaya Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari.
Komunikasi antarbudaya juga memiliki berbagai fungsi. Berikut penjelasannya!
a. Fungsi pribadi
Fungsi pribadi adalah fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi
yang bersumber dari seseorang individu. Berikut identitas pada fungsi pribadi.
1) Menyatakan identitas sosial.
2) Menyatakan integrasi sosial.
3) Melepaskan diri.
4) Menambah pengetahuan.
b. Fungsi sosial
Berikut identitas pada fungsi sosial.
1) Fungsi sosial pengawasan.
2) Menghibur.
3) Menjembatani.
4) Sosialisasi nilai.
c. Menambah pengetahuan
Komunikasi antarbudaya pun dapat memberikan wawasan yang baru, bahkan
wawasan yang belum pernah diketahui oleh individu tersebut.
d. Hubungan interaksi
Komunikasi antarbudaya juga dapat menciptakan hubungan yang komplementer
serta hubungan yang selaras.
e. Menyatakan identitas sosial
Dengan adanya komunikasi antarbudaya, individu tersebut dapat menunjukkan
identitas sosialnya sendiri.

Aktivitas Mandiri
Kerjakan tugas berikut secara mandiri!
Amatilah lingkungan sekitar rumah Anda! Adakah contoh kegiatan kolaborasi budaya di sekitar
tempat tinggal Anda? Catatlah contoh kegiatan tersebut! Berikan penjelasan mengenai kegiatan
tersebut dengan jelas! Kerjakan di buku tugas Anda!

Aktivitas Bersama
Kerjakan tugas berikut secara berkelompok!
1. Bentuklah kelompok dengan anggota 3–4 siswa!
2. Identifikasilah fungsi kolaborasi budaya berikut!
Gambar Fungsi Pribadi Fungsi Sosial

Pendidikan Pancasila XI - 2 13
C. Interaksi Budaya Nusantara di Kancah Dunia

Manusia tidak bisa lepas dari peran penting sebuah komunikasi. Di Indonesia, norma
dan budaya di masing-masing daerah sangat beragam. Apalagi di beberapa negara lain yang
cakupannya lebih luas lagi. Di beberapa daerah tertentu memiliki norma dan budaya tersendiri
yang tidak Anda temukan di daerah lainnya. Hal ini dikarenakan beragam hal yang mendasari
terciptanya norma dan budaya tersebut di masyarakat. Misalnya kepercayaan, agama, warisan
budaya, dan pola perilaku. Tidak semua norma dan budaya suatu daerah dapat diterima di daerah
lain. Hal inilah yang sangat penting untuk kita ketahui sebelum berkunjung dan berinteraksi.
Indonesia tentu saja tidak dapat menghindarkan diri dan menutup/mengisolasi diri dari
bangsa dan negara lain. Perjumpaan dan interaksi dengan bangsa-bangsa lain merupakan suatu
keniscayaan bagi bangsa mana pun, termasuk Indonesia. Adanya globalisasi meniscayakan hilir
mudiknya budaya lain dari satu negara ke negara lain sehingga berpotensi memengaruhi budaya
negara setempat. Tidak ada satu pun bangsa yang hidup tanpa pengaruh dari luar. Beberapa
konflik dan hal-hal yang tidak diinginkan sudah banyak terjadi akibat dari para pendatang dari luar
daerah maupun luar negeri yang tidak tahu batasan norma dan budaya setempat. Oleh karena
itu, kita harus melakukan riset terlebih dahulu jika ingin berkunjung ke tempat yang asing.
Sebuah pepatah mengatakan bahwa, “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung”. Artinya,
kita haruslah mengikuti/menghormati adat istiadat di tempat kita tinggal. Sebagai penerus bangsa,
seharusnya kita menjadi pendorong bagi negara Indonesia melalui beberapa kreativitas yang ada.
Kita harus memperkenalkan budaya kita terlebih dahulu kepada pemilik budaya itu sendiri. Kita
harus meningkatkan rasa kecintaan masyarakat kita terhadap budaya kita sendiri, memperkuat
rasa nasionalisme terhadap budaya sendiri dan mendorong rasa kebanggaan terhadap budaya
sendiri. Setelah berhasil meningkatkan rasa kecintaan terhadap budaya kita, selajutnya akan
lebih mudah lagi bagi kita untuk memperkenalkan budaya kita ke kancah dunia. Karena semua
penduduk Indonesia lebih membanggakan budaya sendiri dibanding budaya-budaya luar yang
masuk di Negara Indonesia.
1. Interaksi Budaya Indonesia
Interaksi budaya merupakan hubungan antara dua manusia atau lebih dalam berhubungan
dan dipengaruhi norma-norma, budaya, dan kebiasaan dari kelompok masyarakat tersebut.
Dalam proses interaksi antara masyarakat pendatang dan lokal membutuhkan hubungan
sosial yang harmonis dengan kondisi kehidupan individu atau kelompok yang hidup sejalan
dan serasi dengan anggota masyarakat yang menjalani kodratnya masing-masing ditandai
dengan adanya solidaritas dalam masyarakat yang memiliki budaya yang beragam. Alasan
mengenai mengapa banyak orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang
dari latar belakang budaya yang lain dari dirinya adalah karena budaya merupakan suatu
perangkat rumit berupa nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung
pandangan atas keistimewaannya sendiri.
Cross cultural adalah lintas budaya jadi satu hal yang tidak mungkin kita hindari. Sebab
Indonesia sendiri menjadi negara keberagaman budaya, termasuk budaya yang datang
dari luar. Budaya adalah hasil karya, pikiran, adat istiadat yang berupa kebiasaan dan sulit
diubah. Budaya juga diartikan oleh ahli Koentjaraningrat sebagai sistem gagasan dan tindakan
yang dihasilkan oleh manusia dalam bermasyarakat. Cross cultural understanding yaitu
kemampuan dalam bersikap etnosentrik menuju sikap menghargai pada budaya lain. Cross
cultural understanding merupakan sikap untuk memahami dan menghargai adanya perbedaan
budaya dengan tujuan menghindari kesalahpahaman.
Contoh cross cultural understanding di Indonesia adalah masyarakat menerima dan tidak
mengkritisi kegiatan dan rutinitas dari orang luar yang tentu tidak sedikit menetap di Indonesia.
Begitu juga dengan mereka yang berasal dari luar dan harus melakukan adaptasi budaya
Indonesia. Misalnya tidak mempermasalahkan bahasa asing atau memahami kebiasaan dari
negara tertentu, salah satunya Jepang yang makan dengan sumpit.
2. Warisan Budaya Indonesia Tersebar di Berbagai Daerah
Warisan budaya kebendaan adalah berbagai hasil dari karya manusia yang sifatnya
bisa berpindah dan tidak berpindah, misalnya cagar budaya, alat musik tradisional, dan lain

14 Pendidikan Pancasila XI - 2
sebagainya. Adapun warisan budaya tak benda merupakan warisan budaya yang bisa dilihat
oleh pancaindra lain di luar indra peraba, misalnya bahasa daerah, lagu daerah, dan lain
sebagainya.
Berikut beberapa warisan budaya Indonesia sudah resmi diakui oleh UNESCO (United
Nations Education, Scientific, and Cultural Organization).
a. Sekaten
Sekaten adalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di Kota Solo dan
Yogyakarta dalam merayakan Isra Mi’raj. Tradisi sekaten ini biasanya diadakan di sekitar
alun-alun utara Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta. Tradisi ini biasanya terdiri
dari serangkaian acara, akan tetapi yang paling ditunggu adalah acara rebutan gunungan
yang berisikan hasil bumi kota tersebut. UNESCO meresmikan sekaten sebagai warisan
budaya Indonesia pada tahun 2014 karena tradisi ini erat dengan budaya bangsa
Indonesia. Upacara sekaten juga bisa diartikan sebagai bentuk upacara tradisional yang
diselenggarakan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Upacara ini
akan diselenggarakan dalam kurun waktu yang sama dalam satu tahunnya yaitu setiap
tanggal 5 sampai 11 Rabi’ul Awal atau dalam kalender Jawa juga kerap disebut bulan
Mulud.
b. Gamelan
Gamelan adalah ansambel atau perpaduan beberapa alat musik, seperti di antaranya
gambang, gendang, dan gong. Perpaduan ini memiliki sistem nada nondiatonik yang
menyajikan suara indah jika dimainkan secara harmonis. Gamelan merupakan alat musik
tradisional yang sering ditemui di berbagai daerah di Indonesia, seperti misalnya di Jawa,
Bali, Madura, dan Lombok. Istilah gamelan Jawa mengacu secara umum kepada gamelan
di Jawa Tengah.
Gamelan dapat berfungsi sebagai sarana pendidikan, mengiringi tarian, membangun
suasana religius, sarana dakwah, meramaikan perhelatan, serta menyambut tamu penting.
Sebab, alat musik gamelan memiliki pengaruh besar di dunia. Gamelan memiliki nilai
estetika seperti nilai sosial, moral, dan spiritual. Selain itu, gamelan memiliki sejumlah
fungsi di masyarakat timur yang sarat dengan budaya adat. Sejak abad 19, gamelan telah
diekspor sampai luar negeri dan banyak komposer kenamaan di Eropa yang terinspirasi
dari bunyinya. Alat musik ansambel yang menghasilkan nada yang indah ini sangat
populer di luar Nusantara. Sayangnya, minat kalangan muda-mudi Indonesia berkurang
dengan alat musik ini. Sebagai contoh, di New Zealand School of Music, gamelan ini
bahkan dijadikan kurikulum tetap di sana. Di Amerika Serikat pun memajang satu set
gamelan di salah satu ruang pameran museum musik.
c. Candi Borobudur
Lokasi dari Candi Borobudur berada di Kota Magelang, Jawa Tengah dan menjadi
salah satu peninggalan pada masa Syailendra. Candi Borobudur juga pernah tercatat
sebagai tujuh keajaiban dunia. Candi Borobudur merupakan warisan budaya Indonesia
yang diresmikan UNESCO sejak tahun 1991. Pembangunan Borobudur diprediksi
membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun sampai benar-benar rampung pada
masa pemerintahan raja Samaratungga tahun 825. Meski selesai dibangun, tidak ada
catatan sejarah yang menjelaskan siapa sosok yang membangun candi Borobudur. Pada
masa itu agama Hindu dan Buddha berkembang bersamaan di Pulau Jawa.
Candi Borobudur memiliki bentuk struktur seperti punden berundak yang makin ke atas
makin mengecil dengan empat buah tangga yang terdapat pada setiap arah mata angin.
Candi Borobudur memiliki panjang 121,66 meter dengan lebar 121,38 meter dan tinggi
35,40 meter. Selain sebagai tempat wisata, Candi Borobudur kini berfungsi sebagai tempat
ziarah umat Buddha sedunia untuk menuntun umat manusia meninggalkan nafsu duniawi
menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Dalam perjalanannya
peziarah berjalan melalui serangkaian Lorong dan tangga dengan menyaksikan 1.460
relief yang terukir pada dinding batu candi.

Pendidikan Pancasila XI - 2 15
d. Kapal pinisi
Pada 7 Desember 2017, kapal pinisi Indonesia menjadi warisan budaya dunia
UNESCO yang telah ditetapkan di Paris, Perancis. UNESCO memutuskan bahwa seni
pembuatan kapal pinisi dari Sulawesi Selatan terpilih sebagai Warisan Budaya Tak Benda
(Intangible Cultural of Humanity). Kapal Pinisi diakui telah menjadi bagian seni berlayar
wilayah kepulauan yang tak ternilai. Kapal pinisi dikenal sebagai salah satu kapal yang
telah ada sejak tahun 1500an dan banyak digunakan oleh para pelaut Bugis, Konjo, dan
Mandar di Sulawesi Selatan. Ciri khasnya adalah berupa layar dan dua tiang utama. Saat
ini pembuatan kapal pinisi sudah sangat berkurang karena kayu yang berkualitas sudah
sangat sulit ditemukan.
Pembuatan kapal pinisi masih bisa ditemui di beberapa wilayah Sulawesi Selatan,
yaitu di Tana Beru, Bira, dan Batu Licin di Kabupaten Balukumba. Proses pembuatan
kapal pinisi merefleksikan nilai sosial dan budaya kehidupan sehari-hari, yaitu kerja
bersama, bekerja keras, keindahan, serta penghargaan terhadap lingkungan alam. Teknik
pembuatan kapal pinisi juga sangat memperhatikan ketelitian dari sisi teknik dan navigasi.
e. Batik
Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang berupa kain bermotif dan menjadi
kebanggaan Indonesia. Hingga saat ini, batik masih sering digunakan dan menjadi salah
satu busana nasional bagi masyarakat Indonesia. Batik berasal dari kata ambatik yang
artinya adalah sebuah kain yang memiliki banyak titik. Akhiran dari kata batik yaitu tik
artinya adalah titik atau ujung yang digunakan untuk membuat sebuah titik. Batik berasal
dari zaman nenek moyang dan dikenal sejak abad ke 17. Pada saat itu, motif dari batik
didominasi oleh bentuk binatang serta tanaman. Akan tetapi, kemudian motif batik pun
berkembang dan beralih pada motif-motif yang menyerupai awan maupun relief candi.
Bahan-bahan pewarna yang digunakan untuk membatik terdiri dari tumbuh-tumbuhan
asli Indonesia dan biasanya dibuat sendiri dari pohon mengkudu, nila maupun soga.
Sementara itu, bahan sodanya dibuat dari soda abu dan garamnya terbuat dari tanah
lumpur. Pada tanggal 2 Oktober 2009, batik ditetapkan sebagai warisan kemanusiaan
untuk budaya lisan dan nonbenda oleh UNESCO. Teknik pembuatan dan motif batik
sendiri diwariskan secara turun-temurun antargenerasi. Guna mengapresiasi batik sebagai
warisan budaya Indonesia, maka ditetapkan Hari Batik Nasional.
f. Wayang kulit
Wayang kulit terbuat dari kulit kerbau, diyakini sebagai embrio dari berbagai jenis
wayang yang ada saat ini. Wayang dimainkan seorang dalang. Diiringi musik gamelan
yang dimainkan sekelompok nayaga (pemain gamelan) dan tembang yang dinyanyikan
para pesinden. Setiap bagian dalam pementasan wayang mempunyai simbol dan
makna filosofis yang kuat. Apalagi dari segi isi, cerita pewayangan selalu mengajarkan
budi pekerti yang luhur, saling mencintai dan menghormati, sambil terkadang diselipkan
kritik sosial dan peran lucu lewat adegan goro-goro. Wayang kulit di sejumlah wilayah
begitu terbuka terhadap sentuhan baru, wayang kulit di Yogyakarta dan Surakarta masih
mempertahankan model pakem.
3. Mengenal Budaya Dunia
Setiap negara memiliki budayanya masing-masing. Perbedaan adalah hal yang sangat
terlihat. Jika dikaitkan dengan manfaat bagi kepribadian, dengan mempelajari berbagai
budaya yang berbeda, hal itu dapat membentuk kepribadian Anda menjadi sosok yang mampu
bersikap menghargai. Anda akan menjadi pribadi yang lebih terbuka dengan perbedaan, serta
mampu menerimanya dengan sudut pandang yang positif. Belajar banyak budaya, dapat
membuat kita mengerti dan memahami bahwa hal yang berbeda, itu adalah sesuatu yang
indah. Keindahan merupakan hal yang sudah seharusnya dihargai. Mengenal budaya dunia
juga dapat mengurangi culture shock.
Culture Shock adalah rasa syok atau terkejut karena perbedaan budaya yang dirasakan
oleh seseorang karena perpindahan mereka ke suatu tempat yang memiliki budaya yang
bertolak belakang dengan budaya asalnya. Mengenal budaya internasional dapat mengurangi
culture shock saat kita bepergian atau berpindah ke suatu daerah atau negara tertentu. Hal
ini terjadi karena kita telah mengenal kebiasaan orang-orang dan budaya di negara yang kita
16 Pendidikan Pancasila XI - 2
tuju. Sehingga kita tidak terlalu merasakan jomplang saat berkunjung atau bertemu dengan
orang dari negara lain. Mengenali tradisi-tradisi dan kearifan masyarakat di negara-negara
lain dapat dilakukan dengan cara mempelajari berbagai budaya tersebut melalui internet.
Perkembangan teknologi informasi dan juga transportasi meniscayakan seseorang
atau sekelompok orang berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain dari berbagai
belahan dunia. Hal ini membawa konsekuensi adanya pertukaran budaya di kancah
internasional. Bisa juga dengan berwisata ke negara lain. Dengan begitu kita akan
mengenal budaya dari negara lain. Dari satu budaya saja, ilmu pengetahuan dan wawasan kita
sudah makin bertambah. Mulai dari cara masyarakatnya bertahan hidup, menjalani aktivitas
kesehariannya, hingga pola pikir dalam menyikapi suatu hal. Wawasan yang makin luas, akan
membuat kita makin berkualitas.
Mempelajari budaya negara lain berarti menambah pengetahuan dan pengalaman kita
mengenai bahasa, kebiasaan, dan budaya negara lain yang tentunya akan sangat berbeda dengan
negara kita bahkan daerah kita. Hal ini dapat meningkatkan wawasan kita dalam bermasyarakat
serta bagaimana melestarikan dan membangun budaya yang kita miliki. Mempelajari budaya
internasional dapat menjadi ajang bagi kita untuk saling mamahami orang lain saat melakukan
komunikasi dengan mereka dan menghargai perbedaan yang ada. Sehingga kita dapat
menghindari konflik akibat perbedaan budaya, ras, agama, ataupun bahasa.
4. Mempromosikan Budaya Bangsa Indonesia
Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budayanya dan juga terkenal
dengan budayanya yang sudah mendunia dan sudah diakui oleh UNESCO. Pentingnya
mengenalkan budaya Indonesia dengan negara lain yaitu untuk menegaskan bahwa budaya
tersebut berasal dari Indonesia bukan dari negara lain. Beberapa tahun silam ada beberapa
budaya di Indonesia yang diplagiat oleh negara lain dan negara itu mengaku-ngaku bahwa
budaya tersebut berasal dari negaranya. Jadi, dari pengalaman tersebut kiya bisa ambil
kesimpulan bahwa mengenalkan budaya Indonesia sangatlah penting dan juga jangan lupa
melestarikan kepada anak cucu kita agar negara kita tidak dipermainkan oleh negara lain.
Oleh karena itu, sebagai generasi muda kita harus melestarikan budaya kita dan jangan malu
untuk belajar kebudayaan kita yang beraneka ragam agar tidak diambil alih oleh negara lain.
Berikut beberapa cara-cara yang bisa Anda lakukan untuk mempromosikan budaya
negara Indonesia.
a. Menggunakan media sosial.
b. Menggunakan batik khas Indonesia.
c. Perkenalkan musik dan nyanyian Indonesia.
d. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
e. Memperkenalkan tari-tarian Indonesia.
f. Memperbanyak wisata-wisata yang ada di Indonesia.
g. Keramahtamahan warga Indonesia terhadap wisatawan asing.
h. Memperkenalkan makanan Indonesia.
5. Melakukan Kolaborasi Budaya dalam Dunia yang Saling Terhubung
Perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya
hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.
Melestarikan apa yang baik dan mengadopsi hal-hal yang lebih baik dari bangsa lain
merupakan sikap cerdas dan bijaksana. Sebaliknya, menolak atau meniru secara membabi
buta apa saja dari luar, bukanlah sikap bijak. Saling mengenal satu sama lain agar orang lain
tahu atau paham dengan budaya kita sehingga lebih mudah dikenal oleh dunia sebagaimana
menjadi ciri khas dari budaya tersebut. Salah satu cara melakukan kolaborasi budaya dalam
dunia yang saling terhubung yaitu dengan rutin melakukan workshop ataupun pagelaran seni
budaya baik secara offline maupun online.
Cara mempromosikan budaya bangsa Indonesia dalam dunia yang terhubung yaitu dengan
membuat konten kreatif yang diunggah ke dalam platform media sosial, seperti YouTube,
Instagram, dan sebagainya. Tidak semua yang berasal dari luar itu baik dan juga tidak semua
yang berasal dari luar itu buruk. Kita ambil yang baik dari mereka sembari mempertahankan
dan melestarikan tradisi dan nilai-nilai kearifan lokal bangsa Indonesia.

Pendidikan Pancasila XI - 2 17
Aktivitas Mandiri
Kerjakan tugas berikut secara mandiri!
Carilah informasi mengenai warisan budaya Nusantara yaitu noken! Anda dapat mencarinya dari
media cetak atau media digital. Tuliskan hasil pencarian Anda di buku tugas!

Aktivitas Bersama
Kerjakan tugas berikut secara berkelompok!
1. Bentuklah kelompok dengan anggota 3–4 siswa!
2. Diskusikan mengenai manfaat keterbukaan informasi terhadap kolaborasi budaya di
Indonesia!
3. Tuangkan hasil diskusi Anda dalam bentuk PowerPoint!
4. Kemudian presentasikan di depan kelas!

D. Merawat Tradisi Lokal dan Kebinekaan

Negara Indonesia begitu unik. Keunikan Indonesia berasal dari adat istiadat, tradisi, dan
kearifan lokal yang ada di Indonesia. Bukan hanya satu, setiap daerah bahkan memiliki kearifan
lokalnya masing-masing. Seiring berjalannya waktu, adat, tradisi, dan budaya, kearifan lokal yang
ada di berbagai daerah makin banyak yang tergerus zaman. Banyak anak muda yang menggantinya
dengan pandangan-pandangan dari luar yang justru belum tentu ada benarnya atau bahkan hanya
akan merusak kearifan lokal yang sudah ada.
1. Kearifan Lokal
Kearifan lokal adalah pemikiran yang sudah lama dan berusia puluhan tahun, maka
kearifan lokal yang ada pada suatu daerah jadi begitu melekat dan sulit untuk dipisahkan
dari masyarakat yang hidup di wilayah tersebut. Kearifan lokal adalah pandangan hidup
suatu masyarakat di wilayah tertentu mengenai lingkungan alam tempat mereka tinggal.
Pandangan hidup ini biasanya adalah pandangan hidup yang sudah berakar menjadi
kepercayaan orang-orang di wilayah tersebut selama puluhan bahkan ratusan tahun. Guna
mempertahankan kearifan lokal tersebut, para orang tua dari generasi sebelumnya, dan lebih
tua akan mewariskannya kepada anak-anak mereka dan begitu seterusnya.
Kearifan lokal berasal dari nenek moyang kita, yang jelas lebih mengerti segala sesuatunya
terutama yang berkaitan dengan wilayah tersebut. Selain itu, ada kebijaksanaan dan juga
hal baik dalam kearifan lokal tersebut, tetapi terkadang sulit dimengerti oleh anak muda dari
generasi sekarang. Sebaliknya, pandangan yang terlalu modern memiliki potensi yang lebih
merusak terutama merusak kearifan lokal yang sudah ada. Bahkan, akan merusak kebudayaan
yang sudah ada dan merusak alam sekitar. Melalui kearifan lokal, maka tatanan sosial dan
alam sekitar agar tetap lestari dan terjaga. Selain itu, kearifan lokal juga merupakan bentuk
kekayaan budaya yang harus digenggam teguh, terutama oleh generasi muda untuk melawan
arus globalisasi. Dengan begitu, karakteristik dari masyarakat daerah setempat tidak akan
pernah luntur.
Kearifan lokal akan tetap bertahan jika masyarakat tetap mempertahankan serta
melaksanakan pandangan, aturan, nilai, dan norma yang ada. Perkembangan budaya di tengah
perkembangan zaman kadang membuat kearifan lokal makin dilupakan oleh masyarakat.
Namun, kearifan lokal ada dengan proses yang sangat panjang dan memiliki nilai-nilai leluhur
yang ada di dalamnya dengan adanya kebudayaan sebagai bukti konkret. Mengapa kita harus
menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia khususnya kebudayaan yang
ada pada tiap daerah di Indonesia? Karena dengan mengetahui alasannya tentang potensi
dari kebudayaan yang di daerah (budaya lokal) bisa memberi motivasi lebih dalam menjaga
kelestarian budaya yang ada.

18 Pendidikan Pancasila XI - 2
2. Jenis-Jenis Kearifan Lokal
Kearifan lokal adalah cerminan cara hidup suatu masyarakat. Kearifan lokal bisanya terdapat
pada cerita rakyat, peribahasa, lagu, hingga permainan rakyat. Kearifan lokal merupakan bagian
dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri.
Hal ini merupakan warisan dari orang terdahulu. Kearifan lokal ini biasanya diwariskan secara
turun-temurun dari generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut. Kearifan lokal bukan
hanya memiliki ciri dan fungsi saja, tetapi kearifan lokal juga terdiri atas dua jenis, yaitu kearifan
lokal yang berwujud nyata atau dikenal dengan istilah tangible, dan juga kearifan lokal tidak
berwujud atau yang biasa disebut intangible. Berikut penjelasannya.
a. Kearifan lokal berwujud nyata atau tangible
Kearifan lokal berwujud nyata adalah kearifan lokal yang bisa kita lihat dan sentuh
wujudnya. Kearifan lokal dalam bentuk nyata atau tangible ini bisa dilihat dalam berbagai
bentuk, baik itu dalam bentuk tekstual misalnya tata cara, aturan, atau sistem nilai. Bentuk
selanjutnya adalah arsitektural misalnya berbagai jenis rumah adat yang ada di setiap
daerah di Indonesia. Misalnya rumah gadang di Sumatra Barat, rumah Joglo dari Jawa
Tengah, atau rumah Panggung dari Jambi. Bentuk kearifan lokal berwujud nyata lainnya
adalah cagar budaya seperti patung, berbagai alat seni tradisional, dan senjata tradisional
yang diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi lainnya, hingga tekstil tradisional.
b. Kearifan lokal yang tidak berwujud atau intangible
Kearifan lokal berwujud yang nyata dan bisa dilihat serta dirasakan, adapun kearifan
lokal tidak berwujud atau intangible ini tidak bisa dilihat wujudnya secara nyata. Namun,
walaupun tidak terlihat, kearifan lokal jenis ini bisa didengar karena disampaikan secara
verbal dari orang tua ke anak, dan generasi selanjutnya hidup bagi generasi selanjutnya
yang bertujuan agar para generasi muda di wilayah tersebut tidak melakukan tindakan
buruk yang dapat merugikan diri sendiri, masyarakat, serta alam sekitar yang menjadi
rumah serta sumber penghidupan mereka. Contohnya adalah kepercayaan asal Papua
yang dikenal dengan nama Te Aro Neweak Lako.
Kepercayaan ini merupakan bentuk kearifan lokal yang tidak berwujud atau intangible,
di mana masyarakat mempercayai bahwa alam merupakan bagian dari diri mereka.
Kearifan lokal yang tidak berwujud misalnya petuah yang disampaikan secara oral dan
turun-temurun yang dapat berupa kidung dan nyanyian dengan kandungan nilai ajaran
tradisional. Lewat petuah dan bentuk intangible lainnya, nilai sosial disampaikan secara
verbal dari generasi ke generasi.
3. Manfaat Menjaga dan Melestarikan Budaya Lokal
Berikut manfaat menjaga dan melestarikan budaya lokal.
a. Mempertahankan keorisinilan suatu masyarakat.
b. Kebudayaan menjadi objek kajian dari budayawan dan peneliti.
c. Memperkaya khazanah bangsa.
d. Kebudayaan daerah menjadi aset bagi bangsa.
4. Upaya Melestarikan Budaya Lokal
Kekayaan budaya lokal di Indonesia sampai saat ini masih banyak yang dipertahankan.
Budaya lokal yang bersifat tradisional tersebut harus digali dan digunakan untuk mendukung
dan membangun negara agar tidak bertentangan dengan nilai modern. Pelestarian budaya
lokal penting dilakukan oleh seluruh warga negara Indonesia. Kegiatan tersebut merupakan
upaya melindungi kebudayaan dari kemusnahan dan pembajakan oleh negara lainnya. Dengan
pelestarian budaya lokal, nilai dan tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang tetap dapat
dipertahankan pada setiap generasi.
Berikut beberapa contoh upaya melestarikan budaya Indonesia.
a. Mengikuti kegiatan budaya asal.
b. Mengenalkan produk budaya ke kancah internasional.
c. Mempelajari budaya lokal.
d. Jadikan budaya sebagai identitas.
e. Mengekspor barang kesenian.
f. Menggunakan produk Indonesia di luar negeri.
Pendidikan Pancasila XI - 2 19
Aktivitas Mandiri
Kerjakan tugas berikut secara mandiri!
Adakah budaya lokal yang saat ini masih berkembang di tempat tinggal Anda? Coba buatlah
sebuah tulisan mengenai budaya tersebut! Kemudian bacakan di depan kelas secara bergantian!

Aktivitas Bersama
Kerjakan tugas berikut secara berkelompok!
1. Bentuklah kelompok dengan anggota 3–4 siswa!
2. Buatlah sebuah infografik mengenai cara-cara mengenalkan produk budaya ke kancah
internasional!
3. Buatlah sekreatif mungkin!

E. Stereotipe, Diskriminasi, dan Bullying

Tuhan telah menciptakan manusia berbeda-beda. Di dunia ini, manusia terdiri atas berbagai
suku, agama, dan ras yang berbeda-beda. Di Indonesia sendiri, terdapat begitu banyak agama,
ras, dan suku yang beragam di setiap pulau. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak
keberagaman. Hal tersebut dapat memicu hal-hal negatif. Misalnya stereotipe, diskriminasi, bullying,
prasangka, dan lain sebagainya.
Banyaknya etnis di Indonesia menjadikan sebagian besar masyarakat sangat sulit untuk
memahami karakteristik dari masing-masing etnis secara mendetail dan terperinci, sehingga
menjadikan stereotipe, adanya perbedaan kualitas pengetahuan individu dalam memandang suatu
kelompok. Stereotipe memang menjadi sumber ketegangan antaretnis yang ada di Indonesia.
Diperlakukan berbeda, ditolak, atau merasakan diskriminasi, adalah perlakuan yang masih ada
sampai saat ini. Meski demikian, diskriminasi juga terkait hal lain. Misalnya jenis kelamin, agama,
dan kondisi fisik tubuh. Tidak jarang kita mendengar beberapa stereotip dari ras atau suku tertentu.
Stereotip, prasangka, bullying, dan diskriminasi harus dijauhi dari hati dan pikiran kita. Stereotip,
prasangka, bullying, dan diskriminasi tidak hanya kesesatan dalam berpikir, tetapi juga pemicu
utama dalam perpecahan antargolongan. Oleh karena itu, sebagai warga negara Indonesia, kita
harus saling menghargai dalam perbedaan dan berpegang teguh pada Pancasila dan Bhinneka
Tunggal Ika.
1. Stereotipe
Stereotipe adalah penilaian kaku seseorang kepada orang lain yang dibuat berdasarkan
prasangka sendiri. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), stereotipe
adalah konsepsi mengenai sifat, watak, dan perilaku sebuah golongan atau kelompok hanya
berdasarkan prasangka yang tidak benar. Lama-kelamaan, stereotipe yang tadinya hanya
untuk seseorang, kemudian berlaku kepada semua orang yang berasal dari wilayah atau
memiliki penampilan yang sama. Sebagai makhluk sosial, kita harus bergaul dengan siapa
saja. Ada banyak orang yang dari luar terlihat begitu sederhana dan bersahaja.
Misalnya stereotipe bahwa semua orang Batak itu berwatak keras, atau stereotip bahwa
orang berbadan gemuk itu malas dan rakus. Mungkin Anda pernah bertemu seseorang
berasal dari Suku Batak yang keras atau ada teman Anda yang bertubuh gemuk dan pemalas.
Namun hanya karena orang-orang yang Anda kenal memiliki sifat itu, tidak lantas semua
orang yang berasal dari Suku Batak berwatak keras. Begitu juga dengan orang gemuk, tidak
semuanya pemalas apalagi rakus. Sangat tidak adil untuk menyamaratakan semua orang
hanya disebabkan oleh satu dua orang saja. Guna mengetahui sifat dan watak asli mereka,
Anda harus mengenal mereka terlebih dahulu.
a. Munculnya stereotipe
Stereotipe dapat muncul melalui proses kognitif ketika satu individu dihakimi
berdasarkan kelompoknya dan bukan berdasarkan informasi mengenai individu itu sendiri.
Orang-orang mengandalkan stereotip dengan alasan kognitif. Stereotip dengan sederhana

20 Pendidikan Pancasila XI - 2
bekerja memahami orang. Stereotipe dapat memengaruhi informasi mengenai seseorang
dan bagaimana informasi diinterpretasikan. Walaupun setiap kelompok memiliki stereotipe
yang berbeda-beda, proses bagaimana stereotipe memengaruhi persepsi orang tetap
sama.
Melalui stereotipe, seseorang dapat mengetahui informasi orang yang baru
ditemuinya melalui kelompok orang tersebut. Stereotipe memang dapat menghasilkan
proses informasi yang efisien. Akan tetapi, dalam beberapa kasus stereotipe juga dapat
merugikan. Stereotipe mengandalkan penilaian suatu kelompok terhadap satu individu
sehingga mengabaikan karakter dan perilaku asli individu.
b. Contoh stereotipe
Ada stereotipe-stereotipe yang turun-temurun karena proses generalisasi dan sudah
mendarah daging sehingga sulit untuk diubah di Indonesia. Sering kali stereotip muncul
dalam pikiran apabila melihat seseorang yang merupakan bagian dari suatu kelompok.
Berikut beberapa contoh stereotipe.
1) Keturunan etnis Tionghoa umumnya kaya karena bekerja tidak mengenal waktu.
2) Wanita umumnya memiliki sifat yang lembut, penyayang, dan keibuan.
3) Orang Indonesia Timur dinilai cenderung temperamen dan kasar.
2. Diskriminasi
Indonesia merupakan negara multikultural. Beragam perbedaan disatukan oleh semboyan
negara yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang bermakna berbeda-beda namun tetap satu. Namun
masih saja terjadi diskriminasi yang menyangkut perbedaan identitas sosial, terutama di
media sosial. Diskriminasi yang terjadi bisa berupa ujaran rasial, tindakan anarkis terhadap
etnis yang berbeda, menghina cara berpakaian orang, dan lain sebagainya. Diskriminasi dan
kebinekaan budaya negara sangat berkaitan karena Indonesia menganut Bhinneka Tunggal
Ika yang seharusnya tidak ada diskriminasi bagi seluruh warga Indonesia. Banyak konflik
telah terjadi di Indonesia yang dilatarbelakangi oleh perbedaan identitas sosial seperti suku
dan agama.
Hal ini tentu bertentangan dengan nilai yang terkandung dalam Pasal 29 Ayat (2) UUD
1945 yang berbunyi “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaanya itu”.
Jika ditambah dengan konflik yang diakibatkan oleh perbedaan identitas sosial seperti ras
dan etnis, tentu saja jumlah konflik yang terjadi lebih banyak. Hal ini dapat menggambarkan
rendahnya toleransi dan moderasi beragama, serta kurangnya rasa kebinekaan dalam diri
rakyat Indonesia. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya rasa toleransi yang tertanam dalam
diri masyarakat, dan paling rentan adalah generasi muda atau pelajar.
Menurut KBBI, diskriminasi adalah pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara
(berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dan sebagainya). Jadi, diskriminasi
dapat menjadi sikap yang netral ataupun buruk, tergantung pada perilaku diskriminasinya.
Diskriminasi adalah sikap membedakan secara sengaja terhadap golongan-golongan yang
berhubungan dengan kepentingan tertentu. Pembedaan tersebut biasanya didasarkan pada
agama, etnis, suku, dan ras. Diskriminasi sering terjadi di lingkungan sosial kita. Beberapa
orang menganggap kelompok minoritas tidak lebih baik dari mereka. Selain itu, diskriminasi
ini terjadi karena individu terlihat berbeda dari yang lain. Diskriminasi cenderung dilakukan
oleh kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas. Sikap diskriminasi muncul atau terjadi
saat seseorang tidak memiliki sikap toleransi atau menghargai perbedaan.
a. Penyebab terjadinya diskriminasi
Tindakan atau perilaku diskriminasi tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan
disebabkan oleh sesuatu. Kebanyakan diskriminasi disebabkan oleh prasangka atau
stereotipe yang berkembang di masyarakat. Prasangka dan stereotipe yang muncul
biasanya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan. Namun alih-alih mencari tahu dari
buku atau internet, mereka lebih memilih untuk meyakini dari apa yang mereka ketahui.
Misalnya, orang-orang di Negara Asia Selatan kadang mendiskriminasi orang-orang dari
Asia Tenggara karena beranggapan bahwa Asia Tenggara tidak lebih maju dari negara-
negara di Asia Selatan, terutama dari segi ekonomi. Hal ini diperparah dengan minimnya

Pendidikan Pancasila XI - 2 21
keinginan untuk mencari tahu, sehingga mereka terus berpikir bahwa negara-negara di
Asia Tenggara miskin dan tidak maju. Padahal, dunia tidak hanya berkembang di sekitar
mereka saja.
Prasangka dan stereotipe inilah yang akhirnya membuat seseorang cenderung
memperlakukan orang lain dengan cara yang berbeda. Mereka akan memperlakukan
orang yang berasal dari negara maju dan status sosial yang sederajat atau lebih tinggi
dengan cara yang lebih baik. Sementara orang-orang yang dianggap berasal dari negara
berkembang atau status ekonomi menengah ke bawah akan diperlakukan dengan cara
yang buruk. Makin rendah status sosialnya, warna kulit atau status ekonominya, maka
akan makin buruk juga perlakuan yang didapatkan. Meski sekilas tindakan diskriminasi
terlihat sama, tetapi sebenarnya diskriminasi juga terbagi menjadi beberapa jenis. Jenis-
jenis diskriminasi ini sendiri dibagi berdasarkan ras, jenis kelamin, usia, hingga pandangan
politik. Bahkan meski orang Indonesia cukup menghargai perbedaan, beberapa jenis
diskriminasi nyatanya juga masih sering terjadi di negara ini. Berikut beberapa contohnya.
1) Diskriminasi berdasarkan jenis kelamin dan gender
Di lingkungan sosial tertentu, anak laki-laki mendapatkan akses pendidikan yang
lebih tinggi dibanding perempuan. Perempuan dianggap sebagai hak milik oleh suami
setelah menikah. Contoh lainnya yaitu laki-laki lebih mudah mendapat pekerjaan,
jabatan lebih tinggi, dan promosi dibanding perempuan.
2) Diskriminasi terhadap penyandang HIV/AIDS
Masyarakat mengucilkan penderita HIV/Aids karena dianggap menyebarkan penyakit.
Hal ini terjadi karena kurangnya edukasi dan pengetahuan pada masyarakat tentang
penyakit HIV/ Aids.
3) Diskriminasi terhadap penyandang disabilitas
Penyandang disabilitas kesulitan mendapatkan pekerjaan karena kekurangan yang
mereka miliki. Contoh lain yaitu penyandang cacat tubuh dianggap tidak normal oleh
teman-temannya.
4) Diskriminasi berdasarkan suku, ras, dan agama
Di Indonesia terjadi diskriminasi antara kelompok ras suku tertentu, sehingga
menimbulkan konflik. Contohnya konflik di Kalimantan Barat antara suku Dayak,
Melayu, dan suku Madura. Contoh lainnya yaitu kekerasan dan penjarahan
terhadap etnis Tionghoa tahun 1998. Jika Anda melihat berita, terjadi kekerasan
pada kelompok minoritas yang menganut agama berbeda. Contohnya yaitu suku
Rohingya, kerusakan tempat ibadah agama tertentu, dan orang yang menjelekkan
agama lain.
5) Diskriminasi berdasarkan kasta sosial
Diskriminasi ini terjadi karena status sosial yang dimiliki individu. Contohnya saja
perbedaan antara si kaya dan miskin. Di India, ada sistem kasta yang membuat
masyarakat melakukan diskriminasi. Kasta paling rendah kesulitan untuk
mendapatkan akses pendidikan, ekonomi, dan lainnya karena dianggap rendah.
c. Dampak diskriminasi
Diskriminasi adalah hal yang wajib dihindari jika mengacu pada pengertian KBBI
Kemdikbud dan UU No. 39 Tahun 1999 Pasal 1 Ayat (3). Dampak diskriminasi tidak hanya
dirasakan oleh korban, namun juga pelakunya. Dari sudut pandang korban, diskriminasi
akan membuat seseorang mengalami pengurangan, penyimpangan, hingga penghapusan
pengakuan, pelaksanaan, serta pemenuhan hak-hak dasarnya sebagai manusia. Melihat
kilas balik sejarah, diskriminasi menghilangkan kemanusiaan seseorang. Namun, yang
kehilangan kemanusiaannya ini tidak hanya korban, namun juga pelaku diskriminasi.
d. Cara menghindari terjadinya diskriminasi
Ada beberapa cara untuk menghindari terjadinya diskriminasi, di antaranya sebagai
berikut.
1) Saling menghormati dan menghargai.
2) Menjunjung tinggi hak asasi manusia.
3) Membiasakan diri untuk tidak memandang orang lain dari rupanya saja.

22 Pendidikan Pancasila XI - 2
4) Meningkatkan jiwa persatuan dan kesatuan.
3. Prasangka (prejudice)
Prasangka (prejudice) adalah suatu sikap ketidaksukaan yang kuat dan tidak berdasar,
atau kebencian terhadap seseorang atau kelompok orang tertentu berdasarkan keyakinan
stereotip negatif karena adanya penilaian tanpa melihat karakteristik unik dari seseorang atau
sekelompok orang hanya didasari keanggotaan mereka pada kelompok tersebut. Banyak orang
yang membentuk dan memiliki prasangka karena dengan berprasangka dapat memainkan
sebuah peran penting untuk melindungi atau meningkatkan konsep diri atau citra diri individu.
Prasangka adalah sikap antipati yang berlandaskan pada cara menggeneralisasi yang
salah dan tidak fleksibel, serta prasangka sebagai suatu evaluasi negatif seseorang atau
sekelompok orang terhadap orang atau kelompok lain, semata-mata karena orang atau
sekelompok orang itu merupakan anggota kelompok lain yang berbeda (outgroup) dari
kelompoknya sendiri (ingroup). Prasangka memiliki arti sebagai pembuatan keputusan
sebelum mengetahui suatu fakta yang dinilai relevan dan bisa dijadikan suatu dasar akan
hal tersebut. Adanya prasangka juga diiringi dengan tindakan yang tidak menyenangkan dan
dapat merugikan seorang individu maupun orang lain.
a. Indikator prasangka
Prasangka memiliki tiga indikator utama, yaitu perilaku merendahkan intelektual,
perilaku merendahkan cultural or individual attributes, dan perilaku merendahkan moralitas
dari individu atau kelompok yang menjadi objek dari prasangka. Indikator tersebut tidak
dapat lepas dari penilaian yang dilakukan oleh kelompok satu terhadap kelompok lain.
Selain itu, terdapat beberapa indikator lain yang menunjukkan perilaku prasangka pada
seseorang, yaitu sebagai berikut.
1) Perilaku antisosial.
2) Perilaku menghindar.
3) Perilaku kekerasan.
4) Perilaku merendahkan religiusitas.
b. Faktor-faktor yang menumbuhkan prasangka
Tindakan diskriminatif dalam prasangka sosial dapat saja berupa tindakan-
tindakan bercorak menghambat-hambat, merugikan perkembangan orang yang
diprasangkai, bahkan mengancam kehidupan pribadi orang-orang yang hanya karena
kebetulan mereka berasal dari golongan orang yang diprasangkai. Faktor-faktor yang
menumbuhkan prasangka yaitu sebagai berikut.
1) Faktor frustasi dan agresi. Prasangka sosial dapat menjelma ke dalam tindakan-
tindakan diskriminatif dan agresif terhadap orang yang diprasangkai. Teori frustasi yang
menimbulkan agresi, di mana orang- orang akan mengalami frustasi apabila maksud-
maksud dan keinginan yang diperjuangkan dengan intensif mengalami kegagalan
atau hambatan, akibatnya timbul perasaan jengkel atau perasaan-perasaan agresif
yang akan ditumpahkan kepada orang lain.
2) Kepentingan. Jika terjadi benturan kepentingan antara satu orang dengan orang lain
terlebih orang yang berbenturan kepentingan itu berasal dari kelompok atau golongan
yang berbeda.
3) Faktor kepribadian dari orang yang berprasangka. Orang yang berprasangka biasanya
memiliki kepribadian yang tidak toleran, kurang mengenal diri sendiri, kurang berdaya
cipta, tidak merasa aman, memupuk khayalan, dan lain-lain.
c. Jenis-jenis prasangka
Ada beberapa jenis prasangka yang dilihat berdasarkan targetnya. Beberapa jenis
prasangka tersebut adalah sebagai berikut.
1) Racisme
Racisme adalah perasaan dan juga diskriminasi yang dilakukan terhadap orang
atau kelompok lain berdasarkan ras dan juga etnis mereka. Genocide yang pernah
terjadi di Negara Jerman, Yugoslavia, irak, dan Rwanda adalah salah satu akibat
yang terjadi karena adanya diskriminasi. Rasisme bisa terjadi ketika ada stereotipe
terhadap individu atau kelompok lain yang berbeda ras ataupun etnis. Saat ini racism

Pendidikan Pancasila XI - 2 23
dianggap sebagai tindakan tidak bermoral di masyarakat. Racisme tidak akan bisa
hilang begitu saja. Sebab setiap orang dalam setiap generasi akan memiliki rasa rasis
dalam hatinya. Akan tetapi, mungkin cara mengekspresikannya saja yang berbeda.
2) Ageisme
Ageisme adalah suatu prasangka dan diskriminasi yang dilakukan terhadap orang
lain dengan dasar usia. Pada kebudayaan tertentu yang menganut sistem extended
family, orang dengan usia lebih tua kerap dianggap sebagai orang yang bijaksana
karena pengalaman yang dimilikinya lebih banyak. Adapun pada nuclear family tidak
memiliki pandangan demikian. Pada nuclear family, orang dengan usia lebih mudah
dinilai lebih baik. Sementara bagi mereka yang berusia tua akan diberi suatu stereotipe
yang kurang menarik. Orang usia tua biasanya akan dianggap tidak berharga, lemah
serta mereka juga tidak akan mendapatkan hak miliknya.
3) Prasangka terhadap penderita cacat fisik
Pada zaman dahulu orang yang memiliki kondisi cacat fisik dianggap sebagai orang
yang tidak sederajat. Akan tetapi, saat ini orang sudah bisa mulai menghargai
penderita cacat fisik. Hal ini bisa ditunjukkan adanya ketersediaan tempat jalan
khusus bagi orang yang mengalami kondisi cacat fisik.
Penderita cacat fisik juga diperbolehkan untuk mengikuti suatu ajang perlombaan
olimpiade. Pada dasarnya orang-orang tidak memberikan diskriminasi terhadap
penderita cacat fisik. Hanya saja mungkin orang-orang merasa tidak nyaman dengan
kehadiran penderita cacat fisik karena takut tidak bisa berinteraksi dengan mereka.
4) Sexisme
Sexisme merupakan suatu prasangka dan juga tindakan diskriminasi akan dilakukan
kepada individu ataupun kelompok lain yang didasarkan oleh perbedaan jenis
kelamin mereka. Banyak korban dari jenis ini adalah wanita. Selain itu sexisme bisa
terjadi pada wanita juga karena adanya perbedaan posisi atau jabatan antara pria
dan wanita dalam dunia bisnis, pemerintahan, atau pekerjaan. Sexisme yang terjadi
pada wanita berawal dari stereotip masyarakat terhadap peran wanita.
4. Perundungan
Perundungan dianggap terjadi bila seseorang merasa tidak nyaman dan sakit hati atas
perbuatan orang lain. Perundungan dapat diibaratkan sebagai benih dari banyak kekerasan
lain, misalnya tawuran, intimidasi, pengeroyokan, pembunuhan, dan lain sebagainya.
Bullying atau penindasan/perundungan merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan
yang dilakukan dengan sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang lebih kuat atau
berkuasa terhadap orang lain. Tujuannya untuk menyakiti dan dilakukan secara terus-menerus.
Perundungan adalah suatu perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal maupun fisik yang
membuat seseorang merasa tidak nyaman, sakit hati, dan tertekan. Biasanya, perundungan
dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok.
a. Jenis-jenis perundungan
Perundungan dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu fisik, verbal, dan mental. Berikut
penjelasannya.
1) Perundungan fisik
Perundungan fisik adalah penindasan yang dilakukan dengan cara melibatkan fisik
seperti melukai tubuh seseorang yang dapat menyebabkan efek jangka pendek dan
jangka panjang. Perundungan fisik mencakup memukul, menendang, mencubit,
mendorong, dan menghancurkan barang orang lain. Bullying jenis ini adalah jenis
bullying yang kasat mata. Siapa pun dapat melihatnya karena terjadi sentuhan fisik
antara pelaku bullying dan korbannya.
2) Perundungan verbal/nonfisik
Perundungan verbal adalah intimidasi yang melibatkan kata-kata baik secara tertulis
atau terucap. Perundungan secara verbal meliputi menggoda, memanggil nama yang
tidak pantas, mengejek, menghina, mempermalukan di depan umum, menuduh,
menyoraki, dan mengancam. Jenis bullying ini juga bisa terdeteksi kerena tertangkap
indra pendengaran.

24 Pendidikan Pancasila XI - 2
3) Perundungan sosial
Praktik bullying ini terjadi secara diam-diam dan di luar radar pemantauan orang
lain. Perundungan sosial adalah penindasan yang mengakibatkan merusak reputasi
atau hubungan seseorang. Intimidasi sosial ini mencakup berbohong, menyebarkan
rumor negatif, mempermalukan seseorang, mencibir, dan mengucilkan seseorang.
Perundungan ini adalah jenis bullying yang paling berbahaya karena tidak tertangkap
mata atau telinga kita jika kita tidak cukup awas mendeteksinya.
b. Cara mengatasi bullying
Cara mengatasi bullying bisa dimulai dengan langkah pencegahan dari anak,
keluarga, sekolah, hingga masyarakat. Jika bullying sudah terjadi, Anda bisa mengatasinya
dengan melakukan rehabilitasi. Berikut penjelasannya.
1) Pencegahan
Langkah pertama adalah dengan melakukan pencegahan. Pencegahan bullying
perlu dilakukan secara menyeluruh, melalui sang anak, keluarga, sekolah, hingga
lingkungan masyarakat. Pencegahan melalui anak dapat dilakukan dengan cara
memberi pengetahuan tentang apa itu bullying. Pastikan anak mampu melawan
tindakan bullying jika terjadi kepadanya. Selain itu, edukasi anak agar bisa
memberikan bantuan ketika melihat terjadinya tindakan bullying. Misalnya dengan
melerai/mendamaikan, mendukung korban agar kembali percaya diri, hingga
melaporkan tindakan bullying kepada pihak sekolah, orang tua, dan tokoh masyarakat.
Orang tua perlu meningkatkan ketahanan keluarga, menerapkan hidup harmonis, dan
memperkuat pola pengasuhan anak. Dapat dilakukan dengan cara menanamkan nilai-
nilai keagamaan pada, memupuk rasa percaya diri hingga keberanian, mengajarkan
etika, hingga mendampingi konsumsi internet dan bahan bacaan anak. Pihak sekolah
juga wajib untuk membangun lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan anti
bullying. Hal ini dapat dimulai dengan menerapkan komunikasi efektif antara guru dan
murid, melakukan pertemuan berkala dengan orang tua murid, hingga menyediakan
bantuan kepada murid yang menjadi korban bullying. Lingkungan masyarakat juga
berperan penting terhadap kondisi seseorang. Jadi, sebisa mungkin memilih dan
membangun lingkungan masyarakat yang peduli terhadap perlindungan anak serta
melawan keras tindakan bullying.
2) Rehabilitasi
Ketika ada tindakan bullying, maka sudah seharusnya dilakukan rehabilitasi. Hal
ini merupakan pendekatan pemulihan yang dilakukan kepada korban dan pelaku
bullying. Langkah ini dilakukan dengan tujuan agar korban dan pelaku bisa kembali
bertindak seperti yang seharusnya, sesuai norma dan aturan yang berlaku. Langkah
ini juga merupakan proses intervensi yang memberikan gambaran jelas kepada
pembully bahwa tingkah laku bullying adalah tindakan yang tidak bisa dibiarkan
berlaku di sekolah dan di lingkungan masyarakat manapun.
c. Dampak perundungan
Akibat bullying dalam jangka pendek sendiri dapat terlihat jelas. Apalagi jika
perundungan terjadi secara fisik. Luka memar dapat langsung terlihat serta menjadi
pemicu yang akan membuat pelaku minta maaf. Belasan atau bahkan puluhan tahun
setelahnya, luka mental ini bahkan akan sangat sulit sembuh. Baik di jangka pendek atau
jangka panjang, dampak bullying sendiri perlu diketahui oleh semua orang, terutama di
antaranya pada anak, orang tua, dan guru. Dampak bullying sendiri tidak selalu bisa
diprediksi kemunculannya.
Anak yang menjadi korban bully, sendiri bisa saja tidak menunjukkan tanda-tanda
terganggu dengan berbagai perlakuan tersebut. Efek bullying sendiri sering kali masih
dirasakan korban meski belasan juga puluhan tahun telah berlalu sejak insiden tersebut
berlangsung. Dampak bullying dalam jangka panjang sendiri jarang terlihat, tapi justru
inilah yang kemudian paling membuat korban merasa lebih tersiksa.
Perundungan dapat mengakibatkan beberapa hal, antara lain sebagai berikut.
1) Sosial.
2) Emosi.
Pendidikan Pancasila XI - 2 25
3) Fisik.
4) Akademis.
5) Sosial.

Aktivitas Mandiri
Kerjakan tugas berikut secara mandiri!
Apakah dampak rasisme jika terjadi di Indonesia? Tuangkan hasil pemikiran Anda mengenai hal
tersebut di selembar kertas! Lalu kumpulkan hasilnya pada guru Anda!

Aktivitas Bersama
Kerjakan tugas berikut secara berkelompok!
1. Bentuklah kelompok dengan anggota 3–4 siswa!
2. Buatlah sebuah poster yang bertema “Anti perundungan di sekolah”!
3. Buatlah semenarik mungkin!
4. Tempelkan hasilnya di mading kelas!

Rangkuman
1. Globalisasi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan perubahan-perubahan
dalam masyarakat (changes) dan dalam perekonomian dunia yang dihasilkan oleh
meningkat pesatnya perdagangan dan pertukaran kebudayaan.
2. Komunikasi lintas budaya bertujuan untuk mengurangi tingkat kesalahpahaman serta
ketidakpastian yang bisa menimbulkan konflik lintas budaya.
3. Walaupun setiap bangsa memiliki keunikan budaya dan tradisi masing-masing, tetapi tidak
menutup kemungkinan bekerja sama dan berkolaborasi secara global .
4. Kearifan lokal adalah pandangan hidup suatu masyarakat di wilayah tertentu mengenai
lingkungan alam tempat mereka tinggal.
5. Keunikan suatu kebudayaan dalam suatu masyarakat menjadi daya tarik bagi wisatawan
lokal dan mancanegara untuk datang ke daerah tersebut.
6. Prasangka juga merupakan stereotipe negatif, ketidaksukaan serta kebencian yang kuat
yang tidak begitu rasional terhadap suatu kelompok.
7. Racism adalah perasaan dan juga diskriminasi yang dilakukan terhadap orang atau
kelompok lain berdasarkan ras dan juga etnis mereka.

Glosarium
inovatif : bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru; bersifat pembaruan (kreasi baru)
multikultural : bersifat keberagaman budaya
nasionalisme : kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual
bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas,
integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan
parade : hiburan yang berbentuk drama pendek yang ditampilkan di luar gedung, dapat
langsung disaksikan penonton yang sedang melintas
relief : pahatan yang menampilkan perbedaan bentuk dan gambar dari permukaan
rata di sekitarnya
tradisi : adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan
dalam masyarakat

26 Pendidikan Pancasila XI - 2
Refleksi
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan berikut!
No. Pernyataan Sudah Belum
1. Saya mampu menjelaskan sikap dalam menghadapi globalisasi.
2. Saya mampu mengidentifikasi bentuk kolaborasi budaya.
3. Saya mampu menyebutkan warisan budaya Indonesia sudah resmi
diakui oleh UNESCO.
4. Saya mampu mengidentifikasi berbagai upaya melestarikan budaya
Indonesia.
5. Saya mampu mengidentifikasi contoh perilaku stereotipe,
diskriminasi, bullying, dan prasangka.

Penilaian Sumatif
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!
1. Berikut yang bukan contoh bentuk kolaborasi 3. Pameran seni rupa yang melibatkan
budaya di Indonesia adalah .... berbagai seniman dari berbagai daerah
a. pertukaran budaya bertujuan untuk ....
b. haloween a. menunjukkan karakteristik budaya
c. mengadakan pentas seni b. mengadaptasi budaya lain
d. pameran seni rupa c. menambah pengetahuan
2. Berikut alat musik yang telah diakui oleh d. menerima budaya tiap seniman
dunia sejak tahun 2010 sebagai warisan 4. Perhatikan hal-hal berikut!
budaya Indonesia adalah .... (1) Agama.
a. (2) Warisan budaya.
(3) Jenis kelamin.
(4) Kepercayaan.
(5) Pola perilaku.
Hal-hal yang mendasari terciptanya norma
dan budaya di masyarakat adalah ....
b. a. (1), (3), (4), dan (5)
b. (3), (4), (2), dan (5)
c. (1), (2), (3), dan (4)
d. (1), (2), (4), dan (5)
5. Berikut yang termasuk warisan budaya tak
benda, kecuali ....
c. a. cagar budaya
b. puisi
c. cerita rakyat
d. bahasa daerah
6. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
(1) Kemiskinan.
d. (2) Politik.
(3) Hak asasi manusia.
(4) Hukum.
(5) Lingkungan.
Warga global merupakan sebuah komunitas
moral yang berbasis pada isu-isu yang

Pendidikan Pancasila XI - 2 27
menjadi perhatian global seperti ditunjukkan 14. P e r k e m b a n g a n b u d a y a d i t e n g a h
oleh nomor .... perkembangan zaman kadang membuat
a. (2), (3), dan (5) kearifan lokal makin ....
b. (1), (2), dan (3) a. dijaga
c. (2), (3), dan (4) b. disegani
d. (1), (3), dan (5) c. dirawat
7. Masyarakat global selalu dapat d. dilupakan
menggunakan ... yang ada untuk mencapai 15. Diskriminasi tidak akan terjadi jika kita
suatu tujuan. menjunjung tinggi semboyan negara ....
a. peralatan a. Bhinneka Tunggal Ika
b. teknologi b. Ing Ngarsa Sung Tuladha
c. ekonomi c. Tut Wuri Handayani
d. aksi d. Garuda Pancasila
8. Globalisasi adalah pertumbuhan yang 16. Indikator yang menunjukkan perilaku
sangat cepat atas saling ketergantungan prasangka pada seseorang, kecuali ....
dan hubungan antara negara-negara a. perilaku kebersamaan
di dunia dalam hal perdagangan dan b. perilaku antisosial
keuangan merupakan definisi globalisasasi c. perilaku menghindar
dari .... d. perilaku kekerasan
a. Thomas L. Friedman 17. Dampak perundungan pada emosi, seperti
b. Malcom Waters ....
c. Princenton N. Lyman a. suasana hati yang berubah-ubah
d. Koentjaraningrat b. menjadi percaya diri
9. Dampak negatif terjadinya globalisasi bagi c. sensitif
kelangsungan hidup manusia adalah .... d. berani
a. sikap individualisme 18. Berikut yang bukan termasuk kearifan lokal
b. masuknya barang-barang dari luar berwujud nyata adalah ....
negeri a.
c. ketergantungan dengan negara lain
d. kerusakan alam
10. Komunikasi lintas budaya tidak hanya
terbatas pada mempelajari bahasa asing.
Akan tetapi juga termasuk memahami ....
a. cara berpakaian
b.
b. cara berkomunikasi
c. pola-pola budaya
d. tingkat ekonomi
11. Guna melihat pertunjukan wayang kulit, kita
bisa berkunjung ke daerah-daerah di ....
a. Riau
b. Jawa Tengah c.
c. Padang
d. Bali
12. Berikut contoh identitas diri maupun sosial,
kecuali ....
a. asal-usul suku bangsa
b. agama d.
c. tingkat pendidikan seseorang
d. kepribadian
13. Pandangan hidup tradisional yang sudah
turun-temurun dari nenek moyang adalah
pandangan dan pemikiran ....
a. maju c. rasional
b. kuno d. visioner

28 Pendidikan Pancasila XI - 2
19. Banyaknya budaya dalam suatu bangsa 20. Penilaian kaku seseorang kepada orang
bisa menjadi tolok ukur dari tingginya lain yang dibuat berdasarkan prasangka
nilai estetika dan etika dalam masyarakat sendiri disebu dengan ....
tersebut merupakan manfaat menjaga a. diskriminasi
budaya lokal yaitu .... b. stereotipe
a. memperkaya khazanah bangsa c. perundungan
b. kebudayaan menjadi objek kajian dari d. prasangka
budayawan dan peneliti
c. mempertahankan keorisinilan suatu
masyarakat
d. menjaga persatuan bangsa

B. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat!


1. Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang
sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi ke dalam saling ketergantungan dan persatuan
dunia merupakan pendapat dari ....
2. Masalah dalam suatu negara bisa menarik perhatian dunia internasional. Contohnya ....
3. Komunikasi lintas budaya adalah proses komunikasi yang melibatkan orang-orang yang
berasal dari latar belakang ... yang berbeda.
4. Parade budaya menjadi wadah bagi seniman lokal untuk unjuk ....
5. Dalam tradisi Sunda masa lampau, instrumen angklung digunakan dalam berbagai acara,
khususnya perayaan ....
6. Kita dapat mempromosikan budaya Indonesia dengan menggunakan media ....
7. Bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat
itu sendiri adalah ....
8. Kemajuan teknologi membuat budaya dalam suatu masyarakat saling ....
9. Stereotipe dapat muncul melalui proses ....
10. Penindasan yang mengakibatkan merusak reputasi atau hubungan seseorang disebut ....

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jawaban yang tepat!


1. Apakah yang dimaksud globalisasi?
Jawab: ..................................................................................................................................
2. Apa yang dimaksud kearifan lokal tangible? Sebutkan contohnya!
Jawab: ..................................................................................................................................
3. Bagaimana wayang kulit dijadikan sebagai salah satu warisan budaya bangsa Indonesia?
Jawab: ..................................................................................................................................
4. Bagaimana cara memperkenalkan produk budaya Indonesia ke kancah internasional?
Jawab: ..................................................................................................................................
5. Apa yang dimaksud cross cultural understanding?
Jawab: ..................................................................................................................................

Catatan Guru Paraf Nilai

Perbaikan
A. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat!
1. Efektivitas komunikasi lintas budaya akan menciptakan ....
2. Kepercayaan masyarakat Papua di mana masyarakat memercayai bahwa alam merupakan
bagian dari diri mereka disebut ....

Pendidikan Pancasila XI - 2 29
3. Semua orang Batak itu berwatak keras merupakan contoh ....
4. Laki-laki lebih mudah mendapat pekerjaan, jabatan lebih tinggi, dan promosi dibanding
perempuan merupakan contoh diskriminasi ....
5. Memanggil nama yang tidak pantas, mengejek, mempermalukan di depan umum, menyoraki,
dan mengancam merupakan perundungan secara ....
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas dan benar!
1. Sebut dan jelaskan contoh kolaborasi budaya!
Jawab: ..................................................................................................................................
2. Apakah penyebab terjadinya komunikasi lintas budaya?
Jawab: ..................................................................................................................................
3. Perhatikan gambar berikut!

Jelaskan dampak globalisasi dalam bidang tersebut!


Jawab: ..................................................................................................................................
4. Jelaskan penyebab terjadinya diskriminasi!
Jawab: ..................................................................................................................................
5. Sebutkan contoh stereotipe!
Jawab: ..................................................................................................................................

Pengayaan
Kerjakan tugas berikut!
Buatlah sebuah poster tentang larangan melakukan diskriminasi! Anda dapat menyertainya dengan
data-data dari internet!

30 Pendidikan Pancasila XI - 2
Sumatif Tengah Semester
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!
1. Dengan adanya sistem globalisasi sebagai 8. Adanya globalisasi menjadikan nilai-nilai
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sosial dalam masyarakat menjadi semakin
sebaiknya .... luntur. Hal ini ditandai dengan ....
a. berhati-hati dalam menerapkan a. munculnya sikap egois
kemajuan ilmu pengetahuan b. sikap individualistis mulai terkikis
b. memanfaatkan potensi bagi bangsa c. tingginya semangat gotong royong
sendiri d. tradisi masyarakat masih dipertahankan
c. memanfaatkan kemajuan secara 9. Dalam menghadapi pengaruh lingkungan
keseluruhan karena globalisasi, seharusnya kita bersikap
d. menyaring kemajuan dengan nilai-nilai ….
pancasila a. selektif
2. Menerima perubahan-perubahan dengan b. menutup diri
depat disebut bersikap .... c. masa bodoh
a. pesimis d. permisif
b. adaptif 10. Nilai-nilai bangsa Indonesia yang mulai
c. optimis menghilang sebagai akibat globalisasi yaitu
d. individualistis ...
3. Barang-barang diimpor dari luar negeri a. konsumerisme
merupakan akibat dari .... b. individualistik
a. ketidakmampuan Indonesia untuk c. gotong royong
membuatnya d. materialistik
b. SDM Indonesia tidak mumpuni 11. Parade budaya juga bisa dilakukan untuk
c. kecintaan terhadap produk luar negeri mengenalkan budaya Indonesia kepada
d. meningkatnya perdagangan global a. masyarakat mancanegara
4. Budaya lokal umumnya bersifat …. b. masyarakat sekitar
a. tradisional c. modern c. anak sekolah
b. klasik d. antik d. masyarakat dari daerah lain
5. Berikut yang dimaksud dengan budaya 12. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
adalah .... (1) Meningkatkan rasa nasionalis.
a. segala sesuatu yang berkaitan dengan (2) Sikap saling menghargai perbedaan.
tubuh manusia (3) Membuat prasangka.
b. segala sesuatu yang berkaitan dengan (4) Mengenal budaya lain.
akal dan budi manusia (5) Menambah potensi konflik.
c. segala sesuatu yang berkaitan dengan Manfaat komunikasi lintas budaya
hati nurani manusia ditunjukkan oleh nomor ....
d. segala sesuatu yang berkaitan dengan a. (1), (2), dan (3)
peralatan tukang manusia b. (3), (4), dan (5)
6. Salah satu sikap yang harus kita persiapkan c. (1), (2), dan (4)
untuk menghadapi globalisasi yaitu .... d. (2), (3), dan (4)
a. membenci orang asing yang tinggal di 13. Berikut yang bukan contoh bentuk kolaborasi
dalam negeri budaya di Indonesia adalah ....
b. suka menggunakan produk luar negeri a.
c. bergaul dengan orang pandai
d. mengamalkan nilai-nilai Pancasila
7. Komputer adalah salah satu bentuk
globalisasi di bidang ....
a. komputerisasi
b. teknologi informasi
c. komunikasi
d. transportasi

Pendidikan Pancasila XI - 2 31
b. 18. Tiga warisan dunia yang ada di Indonesia,
yaitu ....
a. Kidal, Prambanan, dan Mendut
b. Prambanan, borobudur, situs sangiran
c. Kalasan, Kidal, dan Mendut
d. Kidal, Borobudur, dan Mendut
c. 19. Bukti yang menunjukkan akulturasi
pengaruh Buddha dengan kebudayaan
lokal, yaitu ….
a. pemujaan terhadap roh nenek moyang
b. gaya bangunan Candi Borobudur
c. digunakannya hurup Pallawa
d. munculnya sistem kerajaan
d. 20. Salah satu cara untuk melestarikan budaya
lokal yaitu dengan ....
a. memahami budaya dari berbagai
media
b. menggabungkan dengan budaya luar
c. melihat cara berperilaku orang luar
14. Perhatikan hal-hal berikut! negeri
(1) Menambah pengetahuan. d. tidak ingin belajar tari daerah
(2) Melepaskan diri. 21. Kebudayaan angklung berasal dari ....
(3) Sosialisasi nilai. a. Jawa Barat
(4) Menyatakan integrasi sosial. b. Sumatra Barat
(5) Sosial pengawasan. c. Aceh
Contoh identitas pada fungsi pribadi d. Rusia
ditunjukkan oleh nomor .... 22. Budaya yang dihasilkan oleh masyarakat
a. (1), (2), dan (3) bangsa tersebut sejak zaman dahulu
b. (2), (3), dan (4) hingga kini sebagai suatu karya yang
c. (1), (2), dan (4) dibanggakan yang memiliki kekhasan dan
d. (1), (3), dan (4) menjadi identitas warga, serta menjadi jati
15. Dilihat dari bentuknya, maka rumah adat, diri bangsa yang kuat disebut .…
baju adat, dan alat musik tradisional a. cagar alam
merupakan contoh wujud kebudayaan .... b. budaya nasional
a. fisik c. biosfer
b. nonfisik d. dinamika
c. metafisika 23. Unsur kebudayaan bersifat .…
d. khayalan a. universal
16. Tarian dari Aceh yang menampilkan gerak b. individual
tepuk tangan dan gerakan lainnya yang c. kelompok
dibawakan oleh banyak orang diakui masuk d. masyarakat
dalam daftar warisan budaya UNESCO 24. Pelestarian kebudayaan dapat dilakukan
adalah .... dengan dua cara yaitu ….
a. tari jaipong a. potensi wisata dan potensi sejarah
b. tari saman b. ekonomi kreatif dan potensi sejarah
c. tari serimpi c. potensi sejarah dan pertanian
d. tari kecak d. ekonomi kreatif dan pertanian
17. Berikut contoh hasil akulturasi antara 25. Masyarakat Indonesia memiliki berbagai
kebudayaan Islam dengan kebudayaan kebudayaan daerah yang sifatnya ….
lokal adalah …. a. kedaerahan
a. Candi Borobudur b. kelompok
b. Masjid Agung Surakarta c. kewilayahaan
c. Candi Prambanan d. masyarakat
d. Masjid Istiqlal

32 Pendidikan Pancasila XI - 2
26. Salah satu tujuan dari adanya kebudayaan 29. Batik adalah salah satu contoh .…
nasional yaitu .... a. budaya
a. sebagai alat transportasi b. budaya nasional
b. sebagai alat perekat bangsa c. budaya luar
c. sebagai alat interaksi d. budaya lokal
d. sebagai alat komunikasi 30. Warisan budaya berupa sistem tradisional
27. Berikut unsur-unsur budaya yang dapat pengairan sawah yang digunakan dalam
dijadikan sebagai daya tarik wisatawan untuk bercocok tanam padi di Bali disebut ....
berkunjung di suatu tempat, kecuali .… a. subak
a. perilaku b. drainase
b. bahasa c. sawah surjan
c. kerajinan tangan d. noken
d. masyarakat
28. Cerita dalam wayang kulit diambil dari kitab
….
a. Bustanussalatin
b. Ramayana
c. Mahabarata
d. Ramayana dan Mahabarata

B. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat!


1. Komunikasi lintas budaya tidak hanya terbatas pada mempelajari bahasa asing, akan tetapi
juga ....
2. Kolaborasi parade seni budaya tradisional merupakan event positif yang menjadi daya tarik ....
3. Masyarakat menerima dan tidak mengkritisi kegiatan dan rutinitas dari orang luar yang menetap
di Indonesia merupakan contoh ....
4. Upacara sekaten juga bisa diartikan sebagai bentuk upacara tradisional yang diselenggarakan
untuk memperingati ....
5. Kapal Pinisi menjadi warisan budaya dunia UNESCO yang ditetapkan pada ....
6. Pentingnya mengenalkan budaya Indonesia dengan negara lain yaitu untuk menegaskan
bahwa ....
7. Pelestarian budaya lokal merupakan upaya melindungi ....
8. Wanita umumnya memiliki sifat yang lembut, penyayang, dan keibuan merupakan contoh ....
9. Seseorang dengan prasangka akan memandang bahwa kelompok yang diprasangkainya
adalah ....
10. Suatu prasangka dan diskriminasi yang dilakukan terhadap orang lain dengan dasar usia
disebut ....

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas dan benar!


1. Apa yang dimaksud komunikasi lintas budaya?
Jawab: ..................................................................................................................................
2. Perhatikan gambar berikut!

Jelaskan yang Anda ketahui tentang tradisi tersebut!


Jawab: ..................................................................................................................................

Pendidikan Pancasila XI - 2 33
3. Jelaskan yang dimaksud globalisasi dapat membuat pola hidup konsumtif!
Jawab: ..................................................................................................................................
4. Bagaimana cara mempertahankan keorisinilan suatu masyarakat?
Jawab: ..................................................................................................................................
5. Jelaskan tujuan rehabilitasi pada kasus bullying!
Jawab: ..................................................................................................................................

Catatan Guru Paraf Nilai

34 Pendidikan Pancasila XI - 2
Bab Negara Kesatuan

2 Republik Indonesia
(NKRI)

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi pada bab ini, siswa diharapkan mampu:
1. memahami sengketa batas wilayah blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia;
2. menjelaskan cara-cara penyelesaian sengketa internasional secara damai;
3. mengidentifikasi macam-macam sengketa internasional;
4. mengidentifikasi prinsip penyelesaian sengketa internasional; serta
5. menganalisis penyelesaian sengketa batas wilayah blok Ambalat.

Peta Konsep

Negara Kesatuan Republik


Indonesia (NKRI)
Membahas tentang

Sengketa Batas Cara-Cara Penyelesaian


Wilayah Blok Ambalat Penyelesaian Sengketa Batas
antara Indonesia dan Sengketa Internasional Wilayah Blok
Malaysia secara Damai Ambalat

Apersepsi
Sengketa perbatasan antarnegara merupakan
suatu ancaman yang konstan bagi keamanan dan
perdamaian bukan hanya secara nasional tetapi juga
meliputi keamanan dan perdamaian internasional.
Oleh karena menyangkut kedaulatan sebuah negara
yang nantinya akan berdampak pada keamanan
nasional dan internasional. Perbatasan internasional
juga merupakan faktor penting dalam upaya
identifikasi dan pelestarian kedaulatan nasional.
Terhadap negara-negara tetangga yang menjalin
persahabatan sekalipun perlu mengetahui secara Sumber: https://www.mongabay.co.id/2022/05/12/begini-
tantangan-menyelesaikan-sengketa-di-perairan-batas-
jelas lokasi-lokasi perbatasan wilayah mereka guna negara/
dapat menegakkan hukum dan peraturan negara
masing-masing.

Ringkasan Materi
Wilayah perbatasan mempunyai nilai strategis dalam mendukung keberhasilan pembangunan
nasional, karena di wilayah tersebut tumbuh dan berkembang interaksi antarmasyarakat dari
kedua negara bertetangga, yang dapat berdampak positif maupun negatif dalam perkembangan
selanjutnya. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau yang terdiri

Pendidikan Pancasila XI - 2 35
atas pulau besar dan pulau kecil. Tersebarnya pulau-pulau tersebut memberikan Indonesia
cakupan wilayah yang luas khususnya pada wilayah maritim. Hal ini membuat Indonesia
berbatasan dengan negara lain.

A. Sengketa Batas Wilayah Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia

Indonesia patut mewaspadai perkembangan yang terjadi di sekitarnya terutama di


kawasan Asia Pasifik. Hal itu disebabkan karena konsekuensi dari letak geografis Indonesia
yang berada pada persilangan jalur internasional, maka setiap pergolakan pasti berpengaruh
terhadap Indonesia. Apalagi jalur suplai kebutuhan dasar terutama minyak beberapa negara
melewati perairan Indonesia. Jalur pasokan minyak dari Timur Tengah dan Teluk Persia ke
Jepang dan Amerika Serikat juga melewati perairan Indonesia. Oleh karenanya, sangat wajar
bila berbagai negara berkepentingan mengamankan jalur pasokan minyak ini, termasuk di
perairan Nusantara, seperti, Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, Selat Makasar, Selat
Ombai Wetar, dan lain-lain. Blok Ambalat terletak di Laut Sulawesi atau Selat Makasar. Wilayah
ini diperkirakan mengandung kandungan minyak dan gas yang dapat dimanfaatkan hingga 30
tahun ke depan.
1. Latar Belakang Sengketa Blok Ambalat
Ambalat telah lama menjadi sengketa antara Indonesia dan Malaysia. Penetapan
batas wilayah maritim di Laut Sulawesi yang belum tuntas mengakibatkan terjadinya
sengketa di wilayah Ambalat khususnya pada bagian dasar laut atau landas kontinen di
Laut Sulawesi. Penggunaan kata “Ambalat” pada blok konsesi baru terjadi tahun 1999 (Blok
Ambalat) dan tahun 2004 (Blok Ambalat Timur).

Sumber: https://www.kompasiana.com/damos.agusman
/558fe069f39273d415e25ef3/ambalat-itu-apa-sih-pulau-
atau-dasar-laut

Dapat dikatakan bahwa yang dimaksud kawasan Ambalat sesungguhnya adalah blok
dasar laut tertentu di Laut Sulawesi. Namun saat ketegangan hubungan antara kedua negara
semakin meningkat, ada satu pemahaman tidak presisi bahwa bahwa semua kawasan di Laut
Sulawesi sebelah timur Borneo disebut Ambalat. Selain itu, yang dimaksud dengan kawasan
Ambalat adalah dasar lautnya saja (landas kontinen), tidak termasuk perairannya.
a. Penyebab sengketa
Sengketa ini terjadi karena klaim tumpang tindih atas penguasaan wilayah di antara
dua negara. Saling klaim ini disebabkan adanya perbedaan kepentingan dan belum
selesainya masalah batas-batas wilayah kelautan kedua negara. Dasar klaim Malaysia
atas wilayah Ambalat yang menggunakan peta 1979 dan kepemilikan atas Pulau
Sipadan dan Pulau Ligitan. Indonesia bahkan sudah menandatangani UNCLOS pada
tahun 1985 melalui UU No. 17/1985, sedangkan Malaysia melakukan ratifikasi pada
tanggal 14 Oktober 1996 (United Nations, 2009).
Indonesia dan Malaysia harus mengikuti ketentuan UNCLOS dalam melakukan
klaim atas kawasan laut seperti laut teritorial, ZEE, dan landas kontinen. Artinya, dalam
menyatakan hak atas Ambalat pun kedua negara harus mengacu pada UNCLOS.
UNCLOS baru berlaku sejak 16 November 1994 meskipun penandatanganannya sudah
dimulai sejak tahun 1982 di Montego Bay, Jamaica (United Nations, 1982). Sebelum

36 Pendidikan Pancasila XI - 2
adanya UNCLOS 1982, hak negara atas landas kontinen (dasar laut) diatur oleh Konvensi
Jenewa 1958 (United Nations, 1958). Konvensi ini menyatakan bahwa hak negara pantai
atas landas kontinen berlaku hingga kedalaman 200 meter di bawah permukaan laut
atau hingga jarak yang masih bisa dieksploitasi. Definisi ini tentu saja tidak memberikan
ukuran definitif terhadap kawasan dasar laut yang menjadi hak suatu negara pantai.
Hak atas landas kontinen tergantung dari kemampuan suatu negara untuk
mengeksploitasi sumber daya alam (minyak, gas, makhluk hidup) yang ada padanya.
Semakin maju teknologi suatu negara, maka semakin luas pula dasar laut yang bisa dikuasai
dan dikelolanya. Dengan demikian, usaha Indonesia untuk memberikan blok konsesi kepada
perusahaan tertentu di tahun 1960an dan 1970an di kawasan dasar laut di Laut Sulawesi
memang ada justifikasinya. Indonesia dengan pengelolaan wilayah Ambalat sejak 1960an
serta penetapan batas wilayah maritim yang sesuai dengan UNCLOS 1982.
Berdasarkan UNCLOS 1982, lebar landas kontinen adalah sejauh 200 mil laut dari garis
pangkal dan maksimum sejauh 350 mil laut atau 100 mil laut dari garis kedalaman 2.500
meter. Sebagai negara pantai biasa oleh pengaturan dalam United Nations Convention on
the Law Of the Sea 1982 dinyatakan bahwa Malaysia hanya diperbolehkan menarik garis
pangkal biasa (normal baselines) atau garis pangkal lurus (Straight Baselines), karena
alasan ini seharusnya Malaysia tidak diperbolehkan menarik garis pangkal lautnya dari
Pulau Sipadan dan Ligitan karena Malaysia bukan merupakan negara pantai.
b. Pulau Sipadan dan Ligitan
Indonesia dan Malaysia sama-sama mengklaim kedaulatan atas Sipadan dan Ligitan
yang kasusnya berujung di ICJ. ICJ memutuskan bahwa Malaysia yang berhak atas
keduanya karena Inggris (penjajah Malaysia) terbukti telah melakukan penguasaan efektif
terhadap kedua pulau tersebut (ICJ, 2002). Penguasaan efektif ini berupa pemberlakuan
aturan perlindungan satwa burung, peraturan terkait aktivitas pengumpulan telur penyu
dan operasi mercusuar. Indonesia dan Malaysia bersepakat bahwasannya penguasaan
efektif ini dinilai hanya berdasarkan tindakan sebelum tahun 1969. Jadi, pembangunan
villa ataupun resor wisata di Sipadan atau Ligitan yang terjadi setelah tahun 1969 tidak
ada pengaruhnya terhadap keputusan ICJ atas kedaulatan kedua pulau tersebut.
Kasus Ambalat ini sering dikaitkan dengan dua pulau legendaris yaitu Sipadan dan
Ligitan. Sipadan dan Ligitan telah menjadi mitos yang dipahami secara keliru oleh banyak
orang. Sipadan dan Ligitan tidak pernah secara formal menjadi bagian dari Indonesia,
tidak juga Belanda. Dalam hukum internasional dikenal istilah uti possidetis juris yang
artinya negara baru akan memiliki wilayah yang sama dengan penjajahnya, termasuk
batas-batas wilayahnya. Prinsip ini adalah hal mendasar bagi kedaulatan dan perdamaian
regional di kawasan Asia Tenggara. Tidak diklaimnya Sipadan dan Ligitan oleh Belanda
secara hukum menyebabkan kedua pulau tersebut bukan bagian dari Indonesia sebagai
“penerus” Belanda. Di sisi lain, Inggris pun tidak pernah secara definitif menegaskan
bahwa Sipadan dan Ligitan sebagai bagian dari wilayahnya sehingga kedua pulau itu
tidak bisa secara otomatis menjadi wilayah Malaysia sebagai ’penerus’ Inggris.
Secara hukum, tindakan ini bisa dipertanyakan karena status kedaulatan atas Sipadan
dan Ligitan ketika itu belum tuntas. Selain itu, tindakan menjadikan kedua pulau tersebut
sebagai titik pangkal terjadi setelah 1969, sehingga tidak dipertimbangkan oleh ICJ dalam
membuat putusan. Indonesia juga tidak kehilangan pulau karena Sipadan dan Ligitan
memang tidak pernah menjadi milik Indonesia sebelumnya. Sipadan dan Ligitan adalah
pulau “tak bertuan” yang setelah disidangkan ternyata menjadi milik Malaysia. Meski
demikian, istilah kehilangan pulau ini memang beralasan, misalnya karena Indonesia
pernah mendirikan titik pangkal (titik dasar) di Pulau Sipadan dan Ligitan seperti diatur
dalam Peraturan Pemerintah No. 38/2002.
Diberikannya kedaulatan atas Sipadan dan Ligitan kepada Malaysia oleh ICJ pada
tahun 2002 melahirkan potensi berubahnya konfigurasi garis pangkal Indonesia dan
Malaysia di sekitar Laut Sulawesi. Di sisi Indonesia, hal ini telah diakomodir dalam garis
pangkal yang ditetapkan dengan PP No. 37/2008. Garis pangkal Indonesia kini tidak lagi
menggunakan Pulau Sipadan dan Ligitan sebagai titik pangkal sehingga konfigurasi garis
pangkal berubah dan berakibat pada perubahan zona laut yang bisa diklaim. Sementara

Pendidikan Pancasila XI - 2 37
itu, ada kemungkinan bahwa Malaysia akan menggunakan kedua pulau tersebut sebagai
titik pangkal. Wilayah laut yang bisa diklaim oleh Malaysia akan melebar ke bagian selatan
menuju Blok Ambalat. Hal inilah yang menjadi dasar pandangan bahwa Sipadan dan Ligitan
berpengaruh pada klaim Malaysia atas Ambalat. Dalam negosiasi batas maritim antara
Indonesia dan Malaysia, hal ini akan menjadi bahan pertimbangan yang sangat penting.
2. Kronologi Sengketa Ambalat
Kronologi sengketa Ambalat antara Indonesia-Malaysia dimulai ketika kedua negara
masing-masing melakukan penelitian di dasar laut untuk mengetahui landas kontinen dan Zona
Ekonomi Eksklusif pada tahun 1969. Kedua negara kemudian menandatangani Perjanjian Tapal
Batas Landas Kontinen Indonesia-Malaysia pada tanggal 27 Oktober 1969 yang diratifikasi
oleh masing-masing negara pada tahun yang sama. Berdasarkan perjanjian ini, wilayah Blok
Ambalat merupakan milik Indonesia. Namun, pada 1979, Malaysia mengingkari perjanjian ini
dengan memasukkan blok maritim Ambalat ke dalam peta wilayahnya. Hal ini menyebabkan
pemerintahan Indonesia menolak peta baru Malaysia tersebut. Tidak hanya Indonesia, peta
tersebut juga diprotes oleh Filipina, Singapura, Thailand, Tiongkok, dan Vietnam karena
dianggap sebagai upaya atas perebutan wilayah negara lain.
Indonesia kemudian mengleuarkan protes pada tahun 1980 atas pelanggaran tersebut.
Peta 1979 adalah peta sepihak Malaysia yang tidak mendapat pengakuan dari negara
tetangga dan dunia internasional. Meski demikian, Pata 1979 tetap menjadi peta resmi yang
berlaku di Malaysia (setidaknya secara sepihak) bahkan hingga saat ini. Fakta ini menjadi
dasar pandangan bahwa Malaysia mendasarkan klaimnya atas Ambalat pada Peta 1979. Di
sisi lain, Indonesia memberikan konsesi atas Blok Ambalat (1999) dan East Ambalat (2004)
setelah meratifikasi UNCLOS (1985). Tindakan Indonesia terkait klaim kawasan maritim
setelah meratifikasi UNCLOS harus sesuai dengan aturan UNCLOS. Inilah yangmenjadi dasar
pandangan bahwa Indonesia mengklaim Ambalat berdasarkan UNCLOS.
Klaim Malaysia atas Ambalat disebabkan kandungan minyak bumi yang ada di blok ini.
Klaim Malaysia atas blok Ambalat ini dinilai sebagai keputusan politis yang tidak memiliki
dasar hukum. Menurut Indonesia, garis batas yang ditentukan Malaysia melebihi ketentuan
garis ZEE yang telah diatur sejauh 200 mil laut. Keputusan Nomor 102 tanggal 17 Desember
2002 memenangkan Malaysia dengan bukti penguasaan dan pengendalian efektif. Malaysia
memang sudah mempunyai kontrol atas kedua pulau tersebut. Ketika Malaysia dijajah Inggris,
Inggris pernah melakukan penarikan pajak ke peternak penyu di pulau itu pada tahun 1930-
an. Di samping itu, terdapat mercusuar yang bertuliskan “dibuat oleh Inggris.”
Setelah keputusan ICJ pada tahun 2002, konflik blok Ambalat semakin mencapai eskalasi.
Terdapat tiga faktor yang meningkatkan eskalasi konflik Indonesia dan Malaysia di wilayah
Ambalat. Ketiga faktor tersebut adalah sebagai berikut.
a. Faktor ekonomi
Baik Indonesia dan Malaysia sama-sama menginginkan Ambalat yang merupakan
wilayah laut yang memiliki kekayaan alam berupa minyak bumi.
b. Media dan sentimen kebangsaan
Dalam konflik Ambalat, media sangat memengaruhi kebijakan negara dan sikap
masyarakat terhadap sebuah peristiwa. Media di Indonesia dan Malaysia mampu
menggiring opini publik untuk menyerang lawan masing-masing.
c. Pemerintah dan penegak hukum
Malaysia terlibat beberapa kali pelanggaran kedaulatan wilayah NKRI. Pada16
Februari 2005, Malaysia secara sepihak mengumumkan bahwa Blok ND-6 dan ND-7
merupakan konsensi perminyakan baru yang dioperasikan oleh Shell dan Petronas
Carigali. Padahal wilayah tersebut merupakan wilayah yang bertumpang tindih dengan
wilayah Ambalat dan Ambalat Timur. Malaysia juga melakukan pengejaran terhadap
kapal nelayan Indonesia. KD Sri Melaka mengejar dan menembak KM Jaya Sakti 6005,
KM Irwan dan KM Wahyu-II di Laut Sulawesi pada tanggal 7 Januari 2005. Perang opini
antara pemerintah Indonesia dan Malaysia begitu sengit. Masing-masing memprovokasi
massa dalam menanggapi kasus Ambalat.

38 Pendidikan Pancasila XI - 2
Sampai dengan tahun 2012 berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan, telah
terjadi sekitar 475 kali pelanggaran yang dilakukan Malaysia baik lewat laut, darat, dan
udara dengan perincian sebagai berikut.
1) Tahun 2005 ada 38 kali pelanggaran.
2) Tahun 2006 ada 62 kali pelanggaran.
3) Tahun 2007 ada 143 kali pelanggaran.
4) Tahun 2008 ada 104 kali pelanggaran.
5) Tahun 2009 ada 25 kali pelanggaran.
6) Tahun 2010 ada 44 kali pelanggaran.
7) Tahun 2011 ada 24 kali pelanggaran.
8) Tahun 2012 ada 35 kali pelanggaran.
Kapal-kapal patroli Malaysia berulang kali melintasi batas wilayah Indonesia dengan
alasan area tersebut merupakan bagian dari wilayah Malaysia. Klaim sepihak dan beragam
tindakan provokasi ini berdampak pada peningkatan eskalasi hubungan kedua negara.
Malaysia mengklaim Ambalat dengan menerapkan prosedur penarikan garis pangkal
kepulauan (archipelagic baseline) dari Pulau Sipadan dan Ligitan yang berhasil mereka
rebut pada tahun 2002. Malaysia berargumentasi bahwa tiap pulau berhak memiliki laut
teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif, dan landas kontinennya sendiri.
Alasan ini ditolak pemerintah Indonesia yang menegaskan bahwa rezim penetapan
batas landas kontinen mempunyai ketentuan khusus yang menyebut keberadaan pulau-
pulau yang relatif kecil tidak akan diakui sebagai titik ukur landas kontinen. Klaim Malaysia
tersebut bertentangan dengan Konvensi Hukum Laut atau UNCLOS 1982 yang sama-
sama diratifikasi oleh Indonesia dan Malaysia. Berdasarkan konvensi ini, Ambalat diakui
sebagai wilayah Indonesia. Malaysia adalah negara pantai (coastal state) dan bukan
negara kepulauan (archipelagic state) sehingga tidak bisa menarik garis pangkal dari
Pulau Sipadan dan Ligitan.
3. Proses Penyelesaian Sengketa Ambalat
Blok Ambalat merupakan kelanjutan dari wilayah Kalimantan Timur. Hal ini sesuai dengan
aturan landas kontinen dalam UNCLOS tahun 1982. Disebutkan bahwa landas kontinen suatu
negara kepulauan meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya dari daerah di bawah permukaan
laut yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratannya
hingga pinggiran laut tepi landas kontinen atau 200 mil laut dari garis pangkal darimana lebar
laut teritorial diukur. Bahkan lebar landas kontinennya bisa mencapai 350 mil laut.
Sehubungan dengan telah diratifikasinya UNCLOS tahun 1982, Malaysia sebagai salah
satu negara peserta konvensi diwajibkan untuk menyampaikan penetapan batas-batas landas
kontinennya kepada Komisi Batas Landas Kontinen PBB. Namun hingga kini Malaysia tidak
pernah melakukannya sehingga secara yuridis Peta 1979 tidak dapat digunakan sebagai
dasar untuk melakukan klaim terhadap beberapa negara di kawasan Asia pasifik, termasuk
Indonesia. UNCLOS (United Nations Convention Law of The Sea) merupakan suatu badan
Perserikatan Bangsa-Bangsa yang membuat peraturan, dan salah satunya mengenai
perikanan intemasional. Semua negara yang menjadi anggotanya berkewajiban mengacu
pada pasal-pasal yang telah disetujui, dalam mengelola sumber daya perikanannya dan yang
berhubungan antara satu negara dengan negara yang lain.
Dalam konflik Ambalat pasal-pasal yang dapat dianalisis adalah sebagai berikut.
a. UNCLOS 1982 article 46, Archipelagic States.
b. UNCLOS 1982 article 47, Archipelagic Baselines.
c. UNCLOS 1982 article 57.
d. UNCLOS 1982 article 76.
e. UNCLOS1982 article 77, Continental Shelf.
Malaysia dan Indonesia yang bersengketa diwajibkan menyelesaikan dengan cara-cara
damai. Jika cara tersebut tidak berhasil mencapai persetujuan, maka negara-negara terkait
harus mengajukan sebagian sengketa kepada prosedur wajib. Melalui prosedur ini, sengketa
hukum laut akan diselesaikan melalui mekanisme dan institusi peradilan internasional yang
telah ada, seperti Mahkamah Internasional. Indonesia dan Malaysia memilih jalan damai dalam

Pendidikan Pancasila XI - 2 39
menyelesaikan sengketa perbatasan ini. Hal tersebut terlihat dari perundingan-perundingan
yang sudah dilakukan oleh perwakilan kedua negara.
Berbeda dengan kasus sengketa wilayah antara Indonesia dengan Malaysia mengenai
kepemilikan atas Pulau Sipadan dan Ligitan, pada kasus sengketa Blok Ambalat yang terletak
di Laut Sulawesi, sesuai dengan UNCLOS 1982 dimana Malaysia ikut meratifikasinya,
maka dengan mengacu kepada panduan hukumnya, sudah jelas bahwa Indonesia memiliki
kedaulatan yang sah atas Blok Ambalat. Namun berhasil atau tidaknya penyelesaian sengketa
Blok Ambalat ini tergantung dari bagaimana kelihaian dan kepiawaian Diplomat Indonesia
dalam beradu argumentasi dengan pihak Malaysia dalam perundingan yang sudah, sedang,
dan akan dilakukan di meja perundingan.
Penyelesaian sengketa melalui konfrontasi bersenjata semaksimal mungkin dihindari
karena akan merugikan kedua belah pihak. Tidak hanya secara politik sebagai akibat
langsung konfrontasi, tetapi juga di bidang ekonomi dan sosial. Secara politik, citra kedua
negara akan tercoreng, paling tidak di antara negara-negara ASEAN. Kedua negara termasuk
pelopor berdirinya ASEAN. ASEAN didirikan sebagai sarana resolusi konflik, maka cara-cara
penyelesaian konflik yang konfrontatif dapat menjatuhkan citra kedua negara di ASEAN.
Pada tahun 2009 pemerintah Indonesia , pernah menyebut tidak akan membawa masalah
Blok Ambalat ke Mahkamah Internasional mengingat posisi Indonesia yang kuat. Meski
begitu, pemerintah berulang kali menegaskan bahwa kedaulatan Indonesia merupakan harga
mati yang tidak bisa ditawar. Setelah lama bertikai, konflik Ambalat mulai mendapatkan titik
perdamaian. Masa de-eskalasi dimulai sejak tahun 2009 ketika kedua negara menahan diri
dari serangan. Pemimpin kedua negara mempunyai andil dalam timbulnya de-eskalasi konflik
Ambalat.
Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Malaysia Abdullah
Ahmad Badawi berusaha untuk mencegah adanya konflik di antara kedua negara. Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono memiliki beberapa pertimbangan dalam menjalin hubungan
damai dengan Malaysia pasca sengketa Ambalat. Pertama, Indonesia dan Malaysia memilik
kedekatan budaya dan sejarah yang telah terjalin ratusan tahun lalu serta perlu dijaga.
Kedua, hubungan bilateral antara kedua pendiri ASEAN adalah pilar penting bagi ASEAN
dan membantu perkembangannya yang pesat. Ketiga, 1,2 juta penduduk Indonesia di
Malaysia, termasuk di antaranya 13.000 pelajar Indonesia merupakan aset berharga kedua
negara. PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi sendiri memperkenalkan konsep Islam Hadhari
(peradaban Islam). Dalam konteks hubungan internasional, Islam Hadhari menekankan adanya
menghormati hukum internasional, kedaulatan negara, institusi internasional, dan integrasi
wilayah. Dalam kaitannya dengan konflik, Islam Hadhari mengajarkan untuk mengutamakan
negosiasi dan mencegah adanya penggunaan militer.
Indonesia tetap berpegang pada aturan UNCLOS yang menentukan bahwa batas
landas kontinen dihitung sejauh 200 mil laut dari garis pangkal (UNCLOS Pasal 76) dan
Zona Ekonomi Ekslusif suatu negara juga diukur sebesar 200 mil laut (UNCLOS Pasal 57).
Indonesia mengawali konsep negara kepulauan (archipelagic state) melalui Deklarasi Djuanda
1957. Kemudian memperjuangkan konsep yang ada di dalam Deklarasi Djuanda ke dalam
forum UNCLOS sehingga batas landas kontinen 200 mil dapat diakui secara internasional.
Indonesia dalam kasus Ambalat tetap berpegang pada posisinya yang memasukkan Ambalat
sebagai wilayah Indonesia.
Indonesia pun telah melakukan eksploitasi pada blok Ambalat. Malaysia telah melakukan
klaim sepihak dengan memasukkan Ambalat ke dalam wilayah mereka sejak 1979. Malaysia
telah mengkaim dirinya sebagai negara kepulauan dengan dasar bahwa mereka telah memiliki
hak pengelolaan atas dua pulau yaitu Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan. Kedua pulau tersebut
jatuh ke tangan Malaysia berdasarkan keputusan akhir ICJ No. 102 tahun 2002. Sengketa
wilayah Ambalat merupakan konflik bilateral antara Indonesia dengan Malaysia. Konflik Ambalat
dipicu pelanggaran Malaysia yang memasukkan Ambalat ke dalam wilayah negaranya pada
tahun 1979.
Indonesia berkali-kali melakukan protes kepada Malaysia hingga membawa kasus ini ke
ranah ICJ. Namun, ICJ memutuskan bahwa Sipadan dan Ligitan menjadi wilayah Malaysia
pada tahun 2002. Setelah keputusan ICJ tersebut, Indonesia dan Malaysia berkonfrontasi

40 Pendidikan Pancasila XI - 2
secara militer di perairan Sulawesi. Barulah pada tahun 2009 kedua negara sepakat untuk
menahan diri dari serangan dan menyelesaikan kasus ini secara diplomatis.
4. Pengakuan Kedaulatan Indonesia terhadap Ambalat
Dengan wilayah luas berkepulauan, Indonesia masih memiliki masalah perbatasan
dengan negara tetangganya. Perbatasan merupakan suatu hal yang penting bagi negara
karena mencerminkan kedaulatan serta menjadi jaminan keutuhan wilayah. Batas maritim
Indonesia dan Malaysia termasuk salah satu yang paling tinggi permasalahannya jika dilihat
dari kasus dan sengketa yang diberitakan media massa. Sengketa perbatasan blok Ambalat
yang berada di Laut Sulawesi antara Indonesia dan Malaysia merupakan bukti belum tuntasnya
batas maritim Indonesia.
Masalah blok Ambalat ini sempat menjadi salah satu batu sandungan hubungan bilateral
dan menyita perhatian cukup besar dari masyarakat Indonesia. Pengakuan kedaulatan
Indonesia terhadap Ambalat, dapat dilihat bahwa Indonesia berhasil memperjuangkan konsep
negara kepulauan (archipelagic state) hingga diakui secara internasional. Sehingga dapat
menerapkan ketentuan-ketentuan yang berlaku sebagai negara kepulauan. Berdasarkan
Konvensi Hukum laut 1982, Indonesia mempunyai hak berdaulat atas kekayaan alam di dasar
laut dan tanah di bawahnya. Termasuk minyak dan gas sampai sejauh 200 mil dari garis-garis
pangkal Nusantara Indonesia atau lebih jauh lagi sampai kelanjutan alamiah dari pulau-pulau
terluar Indonesia ke dasar laut. Letak Blok Ambalat masih dalam jarak 200 mil dari garis dasar
kepulauan Nusantara di pantai Kalimantan Timur. Fakta tersebut yang menguatkan bahwa
Blok Ambalat memang masih dalam jangkauan wilayah Indonesia dan Indonesia berhak atas
pengelolaannya.

Aktivitas Mandiri
Kerjakan tugas berikut secara mandiri!
Lakukan identifikasi berkaitan dengan terjadinya sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan. Sumber-
sumber data dapat diambil dari internet. Kerjakan pada kolom selembar kertas folio!

Aktivitas Bersama
Kerjakan tugas berikut secara kelompok!
1. Buatlah kelompok dengan anggota 3–4 siswa!
2. Buatlah sebuah infografik tentang rangkaian peristiwa sengketa Blok Ambalat! Anda dapat
mencari sumber informasi dari internet.
3. Buatlah semenarik mungkin! Kemudian presentasikan hasilnya di depan kelas!

B. Cara-Cara Penyelesaian Sengketa Internasional secara Damai

Sebagaimana halnya dengan manusia, negara sering kali menginginkan sesuatu, tetapi
keadaannya tidak memungkinkan atau klaimnya tidak kompatibel. Sengketa adalah suatu hal
yang tidak bisa dielakkan. Akibatnya, negara-negara ini berkompromi, mengubah posisinya, dan
mengerahkan sumber dayanya hingga ditemukan suatu keadaan yang memuaskan semua pihak.
Sengketa seharusnya diterima sebagai sebuah konsep yang wajar dalam hubungan internasional.
Tahukah Anda yang dimaksud sengketa internasional? Sengketa internasional adalah sengketa
yang muncul di antara satu negara dengan negara lain. Negara dengan subjek hukum lain,
subyek hukum bukan negara atau satu sama lain. Di dalam hubungan internasional yang terjalin
antarnegara tidak selamanya baik dan kerap kali menimbulkan masalah sengketa.
Apa yang perlu dilakukan terkait sengketa tersebut? Dalam Piagam Perserikatan Bangsa-
Bangsa Pasal 2 Ayat (3) UN Charter bahwa seluruh anggota harus menyelesaikan persengketaan
internasional dengan jalan damai dan menggunakan cara-cara sedemikian rupa agar timbul
perdamaian dan keamanan, serta keadilan internasional.

Pendidikan Pancasila XI - 2 41
1. Penyebab Sengketa Internasional
Sumber potensi sengketa antarnegara bisa dari berapa sumber daya alam, perbatasan,
kerusakan lingkungan, perdagangan, dan sebagainya. Berikut beberapa contoh penyebab
sengketa internasional.
a. Sumber daya alam
Sumber daya alam juga bisa jadi pemicu konflik antarnegara karena tidak semua
negara memiliki sumber daya alam. Contohnya seperti perebutan Ambalat antara
Indonesia dengan Malaysia, sengketa di Laut Natuna yang pernah terjadi di Indonesia
dan Tiongkok.
b. Status klaim batas wilayah
Wilayah kekuasaan bisa menjadi salah satu konflik yang menyebabkan sengketa
internasional yang biasa terjadi pada negara bertetangga secara geografis. Contohnya
di Indonesia dengan Malaysia, Tiongkok, dan Taiwan.
c. Permasalahan ekonomi
Bidang ekonomi juga kerap memicu konflik internasional antarnegara dan menjadi
bidang yang sangat riskan akan terjadinya gesekan antarnegara atau subjek. Kebijakan
ekonomi antarnegara ini menjadi penyebab awalnya sengketa internasional. Contohnya
saat Amerika Serikat mengembargo minyak bumi dari Irak yang menjadi konflik
antarnegara.
d. Budaya
Sengketa internasional di bidang budaya juga bisa menjadi konflik antarnegara
secara garis teritorialnya. Contohnya permasalahan Malaysia atas budaya Indonesia
seperti batik dan reog Ponorogo.
e. Unsur-unsur moralitas antarbangsa
Hubungan kerja sama antarbangsa harus mempertimbangkan unsur-unsur
kesopanan agar tidak menimbulkan konflik. Contohnya Singapura yang mengundurkan
diri dari perjanjian Malaysia karena sering terjadi bentrok antarras.
f. Aspek yuridis
Tiap negara pasti memiliki hukum nasional, namun terkadang kerja sama antarnegara
tidak mempertimbangkan hukum nasional di negara lain sehingga terjadi konfrontasi.
2. Macam-Macam Sengketa Internasional
Sengketa internasional adalah suatu perselisihan atau pertentangan yang berupa hukum-
hukum internasional berupa fakta yang mengenai objek atau kepentingan tertentu, hukum
maupun politik yang di mana ada tuntutan adapun pernyataan salah satu pihak ditolak.
Sengketa internasional terbagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
a. Sengketa hukum
Pada sengketa ini negara mendasarkan sengketa tuntutan atas ketentuan yang ada
di dalam perjanjian atau yang telah disepakati hukum internasional.
b. Sengketa politik
Sengketa politik yaitu tuntutannya yang didasarkan atas pertimbangan nonyuridis,
misalnya atas dasar politik atau kepentingan nasional lain.
3. Prinsip Penyelesaian Sengketa Internasional
Prinsip penyelesaian sengketa internasional secara damai didasarkan pada prinsip-prinsip
hukum internasional yang berlaku secara universal dan dimuat dalam deklarasi mengenai
Hubungan Bersahabat dan Kerja sama Antara Negara tanggal 24 Oktober 1970 serta Deklarasi
Manila pada tanggal 15 November 1982 mengenai Penyelesaian Sengketa Internasional
Secara Damai, yaitu sebagai berikut.
a. Prinsip bahwa negara tidak akan menggunakan kekerasan yang bersifat mengancam
integritas teritorial atau kebebasan politik suatu negara, atau menggunakan cara-cara
lainnya yang tidak sesuai dengan tujuan-tujuan PBB.
b. Prinsip persamaan kedaulatan negara.
c. Prinsip hukum internasional mengenai kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas teritorial
suatu negara.
42 Pendidikan Pancasila XI - 2
d. Prinsip itikad baik dalam hubungan internasional.
e. Prinsip keadilan dan hukum internasional.
f. Prinsip nonintervensi dalam urusan dalam negeri dan luar negeri suatu negara.
g. Prinsip persamaan hak dan menentukan nasib sendiri bagi setiap bangsa.
4. Mekanisme Penyelesaian Sengketa
Mekanisme yang paling sering digunakan untuk menyelesaikan masalah persengketaan
dengan cara negoisasi, mediasi, konsiliasi, arbitrase, dan penyelesaian yudisial. Secara
umum, mekanisme penyelesaian persengketaan dapat dibagi menjadi penyelesaian mengikat
dan penyelesaian sukarela. Hal ini dibedakan dari sifat mengikat atau tidaknya hasil dari
penyelesaian masalah tersebut. Akan tetapi, bukan berarti para pihak yang menyelesaikan
sengketa secara sukarela tidak terikat dengan hasilnya dan bukan berarti pula hasil
penyelesaian berdasarkan kewajiban selalu mengikat keduanya tergantung pada kesepakatan
yang telah disetujui.
a. Mediasi
Mediasi adalah suatu cara penyelesaian sengketa internasional melalui perundingan
dengan melibatkan pihak ketiga. Bisa dilakukan suatu negara, organisasi internasional
(misalnya PBB), atau individu (politikus, ahli hukum, atau ilmuwan). Pihak ketiga (mediator)
yang terlibat secara aktif dalam proses perundingan. Biasanya ia dengan kapasitasnya
sebagai pihak yang netral berupa mendamaikan para pihak dengan memberikan saran
penyelesaian sengketa. Jika usulan tersebut tidak diterima, mediator masih dapat tetap
melanjutkan fungsi mediasinya dengan membuat usulan-usulan baru. Berbeda dengan
Hakim atau arbiter, mediator tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan sengketa
antara para pihak, namun dalam hal ini para pihak menguasakan kepada mediator untuk
membantu mereka menyelesaikan persoalan-persoalan di antara mereka.
Mediasi akan diperlukan apabila sesuai dengan syarat-syarat, antara lain sebagai
berikut.
1) Para pihak mempunyai kekuatan tawar-menawar yang sebanding.
2) Para pihak menaruh perhatian terhadap hubungan di masa depan.
3) Terdapat banyak pesoalan yang memungkinkan terjadinya pertukaran.
4) Terdapat urgensi atau batas waktu untuk menyelesaikannya.
5) Para pihak tidak memiliki permusuhan yang berlangsung lama dan mendalam.
6) Apabila para pihak mempunyai pendukung atau pengikat; mereka tidak memiliki
pengharapan yang banyak, tetapi dapat dikendalikan.
7) Menetapkan presiden atau mempertahankan suatu hak tidak lebih penting
dibandingkan penyelesaian persoalan yang mendesak.
8) Jika para pihak berada alam proses litigasi, kepentingan-kepentingan pelaku lainnya,
seperti para pengacara dan penjamin tidak akan diperlakukan lebih baik dibandingkan
dengan mediasi.
Mediasi adalah upaya penyelesaian sengketa para pihak dengan kesepakatan pertama
melalui mediator yang bersifat netral dan tidak membuat keputusan atau kesimpulan
bagi para pihak tetapi menunjang fasilitator untuk terlaksananya dialog antara para pihak
dengan suasana keterbukaan, kejujuran, dan tukar pendapat untuk tercapainya mufakat.
Dalam mediasi ini yang memainkan peran utama adalah pihak-pihak yang bertikai. Pihak
ketiga, yaitu mediator, hanya berperan sebagai pendamping dan penasihat, menyediakan
fasilitas bagi pihak-pihak dalam negosiasi untuk mencapai kesepakatan.
Turut sertanya mediator dalam penyelesaian sengketa didasari kesepakatan antara
pihak yang bersengketa. Ikut campurnya mediator ini melalui diminta oleh salah satu pihak,
diminta oleh kedua belah pihak, atau tawaran dari pihak ketiga itu sendiri. Tugas mediator
adalah memfasilitasi dialog antarpihak, memberikan informasi dan usulan penyelesaian
sengketa, mengidentifikasi dan menggali keterangan-keterangan yang dibutuhkan dalam
penyelesaian sengketa. Mediator pada akhir perundingan memberikan saran-saran guna
penyelesaian sengketa, saran ini hanya bersifat rekomendatif atau tidak mengikat para
pihak yang bersengketa.

Pendidikan Pancasila XI - 2 43
Mediasi merupakan salah satu proses penyelesaian sengketa yang lebih cepat dan
murah, serta dapat memberikan akses yang lebih besar kepada para pihak menemukan
penyelesaian yang memuaskan dan memenuhi rasa keadilan. Pengintegrasian mediasi ke
dalam proses beracara di pengadilan dapat menjadi salah satu instrumen efektif mengatasi
masalah penumpukan perkara di pengadilan serta memperkuat dan memaksimalkan
fungsi lembaga pengadilan dalam penyelesaian sengketa di samping proses pengadilan
yang bersifat memutus (ajudikatif).
Adapun kelebihan mediasi yaitu sebagai berikut.
1) Mediator dapat menjadi penengah dan memberikan usaha atau jasa lain.
2) Apabila mediator berupa negara dapat menggunakan pengaruh dan kekuasaannya
untuk mencapai penyelesaian sengketa.
3) Apabila mediator berupa negara, maka akan memiliki fasilitas teknis yang lebih
memadai daripada individu.
Selain kelebihan, mediasi juga memiliki kekurangan. Kelemahan mediasi yaitu
apabila mediator dalam menjalankan fungsinya tidak netral (berpihak) pada salah satu
pihak membuat proses mediasi makin lama.
b. Negosiasi
Negosiasi adalah cara penyelesaian sengketa yang paling dasar dan yang paling tua
digunakan. Penyelesaian melalui negosiasi merupakan cara yang paling penting. Banyak
sengketa diselesaikan setiap hari oleh negosiasi ini tanpa adanya publisitas atau menarik
perhatian publik. Negosiasi adalah suatu proses tawar-menawar atau pembicaraan untuk
mencapai suatu kesepakatan terhadap masalah tertentu yang terjadi di antara para pihak.
Karena dengan cara ini, para pihak dapat mengawasi prosedur penyelesaian sengketanya.
Setiap penyelesaiannya pun didasarkan pada kesepakatan atau konsensus para pihak.
Negosiasi biasanya berbentuk konsultasi. Konsultasi merupakan sebuah kegiatan
saling bertukar pendapat untuk mendapatkan informasi awal sebelum melakukan sesuatu,
guna mencegah timbulnya sengketa. Tidak ada prosedur yang secara khusus mengatur
tentang negosiasi. Apabila para pihak sepakat untuk meyelesaikan sengketanya, maka
akan dituangkan dalam perjanjian bilateral antara pihak yang bersengketa.
Negosiasi merupakan cara prinsipil dalam menangani penyelesaian sengketa
internasional. Dalam sejarah penyelesaian sengketa internasional, negosiasi lebih sering
digunakan daripada seluruh mekanisme lain. Negosiasi adalah cara pertama yang
ditempuh dalam menyelesaikan sengketa. Oleh karena prosedur negoisasi sangat fleksibel
dan tahap-tahapnya ditentukan sendiri oleh para pihak. Namun, beberapa perjanjian
internasional mengatur limitasi waktu untuk bernegosiasi. Negosiasi dapat dilakukan oleh
perwakilan diplomatik atau perwakilan departemen pemerintah yang berkaitan dengan
sengketa. Misalnya antara Menteri Perdagangan dalam sengketa tentang perjanjian
komersial atau antara Menteri Pertahanan dalam sengketa tentang perjanjian pengadaan
senjata. Ketika negosiasi berhasil, penting bagi para pihak untuk mencatat hal-hal yang
mereka sepakati.
Adapun kelemahan negosiasi adalah sebagai berikut.
1) Apabila pihak yang bersengketa kedudukannya tidak seimbang, pihak yang kuat
akan menekan pihak yang lemah.
2) Apabila pihak yang bersengketa sangat keras terhadap pendiriannya, proses ini akan
berlarut-larut.
3) Proses yang sangat lambat dan memakan waktu yang lama.
c. Jasa baik
Jasa-jasa baik adalah cara penyelesaian sengketa melalui atau dengan bantuan
pihak ketiga. Pihak ketiga berupaya agar para pihak menyelesaikan sengketanya dengan
negosiasi. Jadi, fungsi utama jasa baik ini adalah mempertemukan para pihak sedemikian
rupa sehingga mereka mau bertemu, duduk bersama, dan bernegosiasi. Keikutsertaan
pihak ketiga dalam suatu penyelesaian sengketa ada dua macam, atas permintaan para
pihak atau atas inisiatifnya menawarkan jasa-jasa baiknya guna menyelesaikan sengketa.
Dalam kedua cara ini, syarat mutlak yang harus ada adalah kesepakatan para pihak.

44 Pendidikan Pancasila XI - 2
Pihak ketiga ini tidak turut serta atau ikut langsung dalam perundingan. Akan tetapi,
memberikan saran-saran yang bersifat rekomendatif terhadap penyelesaian sengketa.
Tujuan jasa baik ini adalah agar kontak langsung di antara pihak tetap terjamin. Tugas
yang diembannya, yaitu mempertemukan para pihak yang bersengketa agar mereka mau
berunding. Cara ini biasanya bermanfaat saat para pihak tidak mempunyai hubungan
diplomatik atau hubungan diplomatik mereka telah berakhir. Pihak ketiga ini bisa negara,
orang perorangan (seperti mantan kepala negara), atau suatu organisasi, lembaga atau
badan internasional, misalnya Dewan Keamanan PBB.
Jasa-jasa baik (good offices) berarti intervensi suatu negara ketiga yang merasa dirinya
wajar untuk membantu penyelesaian sengketa yang terjadi antara dua negara. Prosedur
jasa-jasa baik ini dapat diminta oleh salah satu dari kedua negara yang bersengketa atau
oleh kedua-duanya. Secara prinsip, negara yang menawarkan jasa-jasa baiknya tidak
ikut secara langsung dalam perundingan-perundingan, tetapi hanya menyiapkan dan
mengambil langkah-langkah yang perlu agar negara-negara bersengketa bertemu satu
sama lain dan merundingkan sengketanya. Jika pihak-pihak yang bersengketa telah setuju
untuk saling bertemu satu sama lain, maka berakhirlah misi negara yang menawarkan
jasa-jasa baiknya tersebut.
Kriteria jasa baik yaitu sebagai berikut.
1) Secara teknis: sebagai tuan rumah menyediakan fasilitas dan bertanggung jawab
untuk memberikan perlindungan kepada para pihak.
2) Secara politis: berupaya untuk menciptakan perdamaian atau menghentikan
peperangan dan menerima mandat dari negara lain.
d. Penyidikan atau pencari fakta
Pencari fakta adalah sebuah cara penyelesaian sengketa oleh para pihak dengan
meminta bantuan sebuah tim yang biasanya terdiri atas para ahli dengan jumlah ganjil
yang menjalankan fungsi penyelidikan atau penemuan fakta-fakta yang diharapkan
memperjelas duduk persoalan dan dapat mengakhiri sengketa. Para pihak yang
bersengketa dapat pula menunjuk suatu badan independen untuk menyelidiki fakta-fakta
yang menjadi sebab sengketa. Penyidikan berarti perlu adanya kesepakatan para pihak.
Pihak ketiga yang akan menyelidiki suatu keaadaan atau fakta tertentu haruslah memiliki
keahlian khusus. Pihak ketiga hanya berfungsi untuk menyelidiki dan melaporkan hasil
penyidikannya kepada para pihak yang bersengketa. Sifatnya rekomendatif dan tidak
mengikat.
Tujuan pencarian fakta yaitu sebagai berikut.
1) Memberikan informasi di tingkat internasional.
2) Mengawasi pelaksanaan perjanjian internasional.
3) Membentuk suatu dasar bagi penyelesaian sengketa di antara dua negara.
e. Konsiliasi
Konsiliasi adalah cara penyelesaian sengketa yang sifatnya lebih formal dibanding
mediasi. Konsiliasi adalah suatu cara penyelesaian sengketa oleh pihak ketiga atau oleh
suatu komisi konsiliasi yang dibentuk oleh para pihak. Komisi tersebut bisa yang sudah
terlembaga atau ad hocc (sementara) yang berfungsi untuk menetapkan persyaratan-
persyaratan penyelesaian yang diterima oleh para pihak. Namun putusannya tidaklah
mengikat para pihak. Persidangan suatu komisi konsiliasi biasanya terdiri atas dua tahap,
yaitu tahap tertulis dan tahap lisan. Jika mediator dalam pelaksanaan tugasnya berhak
mengeluarkan anjuran, maka konsiliator hanyalah sebagai pihak fasilitator untuk melakukan
komunikasi di antara pihak yang berselisih, seperti melakukan tindakan-tindakan mengatur
waktu, tempat pertemuan para pihak, mengarahkan subjek pembicaraan agar jangan
sampai meluas ke arah yang bersangkutan yang diperselisihkan.
Konsiliator tidak berhak mengeluarkan ajuran untuk jalan keluar untuk menyelesaikan
perselisihan. Sengketa (yang diuraikan secara tertulis) diserahkan kepada badan
konsiliasi. Kemudian badan ini akan mendengarkan keterangan lisan dari para pihak. Para
pihak dapat hadir pada tahap pendengaran tersebut. Akan tetapi bisa juga diwakili oleh
kuasanya. Berdasarkan fakta-fakta yang diperolehnya, konsiliator atau badan konsiliasi
akan menyerahkan laporannya kepada para pihak disertai dengan kesimpulan dan
Pendidikan Pancasila XI - 2 45
usulan-usulan penyelesaian sengketanya. Usulan ini sifatnya tidak mengikat. Diterima
tidaknya usulan tersebut bergantung sepenuhnya kepada para pihak.
5. Ketentuan Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982
Konvensi PBB 1982 telah ditandatangani oleh lebih dari 100 negara peserta. Konvensi
PBB 1982 dikenal sebagai United Nation Convention of Law of the Sea atau UNCLOS 1982.
Sesuai dengan namanya, UNCLOS 1982 membahas perihal hukum kelautan termasuk
aturan di dalamnya. Konvensi ini ditandatangani pada 10 Desember 1982 di Montego Bay,
Jamaika. Konvensi hukum laut ini mulai berlaku pada 16 November 1994. Pemberlakukan
konvensi ini berarti seluruh negara peserta harus tunduk pada peraturannya, termasuk
Indonesia. Secara garis besar, konvensi ini terdiri atas 320 pasal dengan sembilan lampiran.
Isinya berupa penetapan batas kelautan, pengendalian lingkungan, penelitian ilmiah terkait
kelautan, kegiatan ekonomi dan komersial, transfer teknologi, serta penyelesaian sengketa
yang berkaitan dengan masalah kelautan.
Berikut beberapa poin penting dalam UNCLOS 1982.
a. Negara pesisir (negara yang memiliki pantai) menjalankan dan menetapkan kedaulatan
laut teritorialnya tidak boleh melebihi lebar 12 mil.
b. Kapal laut dan pesawat udara diperbolehkan melintas di selat yang digunakan untuk
navigasi internasional.
c. Negara kepulauan memiliki kedaulatan sendiri atas wilayah laut, ditentukan oleh garis
lurus yang ditarik di titik terluar pulau.
d. Negara dapat menentukan jalur laut dan rute udara yang bisa dilintasi oleh negara asing.
e. Negara yang memiliki perbatasan langsung dengan laut, bisa menetapkan ZEE atau
Zona Ekonomi Eksklusif sejauh 200 mil.
f. Negara asing memiliki kebebasan navigasi dan penerbangan di wilayah ZEE, termasuk
pemasangan kabel dan pipa bawah laut.
g. Negara yang tidak memiliki pantai, mendapat hak untuk mengakses laut dan melakukan
transit melalui negara transit.
h. Seluruh negara harus turut serta dalam mencegah dan mengendalikan pencemaran laut,
termasuk bertanggung jawab atas kerusakan yang diakibatkan oleh pelanggaran negara
terhadap konvensi.
i. Penelitian ilmiah di kelautan ZEE dan landas kontinen haruslah tunduk pada negara
pesisir. Jika penelitian ini dilakukan untuk tujuan perdamaian atau lainnya, maka harus
meminta persetujuan dari negara lainnya yang tergabung dalam UNCLOS 1982.
j. Permasalahan yang ada hendaknya diselesaikan dengan cara damai. Adapun untuk
sengketa bisa diajukan ke pengadilan internasional atau ke pihak lainnya yang terkait
dengan konvensi ini.
Pembagian laut Indonesia berdasarkan UNCLOS 1982, dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
sebagai berikut.
a. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Salah satu ketentuan dalam konvensi hukum laut yang amat penting bagi indonesia
adalah adanya Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). ZEE diukur dari garis dasar selebar 200
mil ke arah laut terbuka. Adanya zona ekonomi eksklusif membuat Indonesia memiliki
kewenangan pertama untuk mengolah dan memanfaatkan sumber daya lautnya. Namun,
ZEE juga termasuk kebebasan pelayaran dan pemasangan kabel serta pipa bawah laut.
Pemasangan ini tetap mengacu pada peraturan hukum laut internasional, batas landas
kontinen, serta ZEE.
b. Zona Landas Kontinen
Zona landas kontinen merupakan laut yang secara geologis maupun morfologis
menjadi kelanjutan dari sebuah kontinen atau benua. Zona landas kontinen diukur dari
garis dasar, yakni jarak paling jauhnya ialah 200 mil laut. Indonesia terletak di dua landasan
kontinen, yakni Asia dan Australia. Indonesia memiliki kewenangan untuk memanfaatkan
sumber daya alam dan menyediakan pelayaran lintas damai di dalam garis batas landas
kontinen.

46 Pendidikan Pancasila XI - 2
c. Zona Laut Teritorial
Zona laut ini diambil dari jarak 12 mil laut dari garis dasar (baseline) ke arah laut
lepas. Garis dasar ini merupakan garis khayal yang mengubungkan titik ujung terluar
pulau. Sementara laut teritorial berarti laut yang terletak di antara batas teritorial. Negara
memiliki kedaulatan sepenuhnya terhadap laut hingga batas laut teritorial. Namun, negara
juga wajib memberikan izin dan menyediakan jalur pelayaran lintas damai, baik untuk
penerbangan ataupun pelayaran.
Negara kepulauan menurut UNCLOS 1982 adalah suatu negara yang seluruhnya
terdiri atas satu atau lebih gugusan kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau
lain. Negara kepulauan dapat menarik garis dasar/pangkal lurus kepulauan yang
menghubungkan titik-titik terluar pulau-pulau dan karang kering terluar kepulauan tersebut.
Termasuk dalam ketentuan konvensi adalah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia di wilayah
perairan Natuna Utara.
Konvensi ini mempunyai arti penting karena konsep negara kepulauan yang
diperjuangkan Indonesia selama 25 tahun secara terus-menerus berhasil memperoleh
pengakuan resmi masyarakat internasional. UNCLOS adalah hasil dari konferensi-
konferensi PBB mengenai hukum laut yang berlangsung sejak 1973 sampai 1982.
Hingga kini, tidak kurang dari 158 negara yang telah menyatakan bergabung, termasuk
Uni Eropa. Pengakuan resmi secara internasional itu mewujudkan satu kesatuan wilayah
sesuai dengan Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Kepulauan Indonesia sebagai satu
kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan tidak lagi sebatas
klaim sepihak pemerintah Indonesia.
Penguatan kewilayahan laut Indonesia sebagaimana diatur dalam UNCLOS 1982
juga telah diperkuat melalui UU No. 32 Tahun 2014 tentang Kelautan. Undang-Undang ini
menjadikan Deklarasi Djuanda 1957 juncto UNCLOS 1982 sebagai salah satu momentum
penting yang menjadi pilar memperkukuh keberadaan Indonesia suatu negara. Dua
momentum lain adalah Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945. Oleh karenanya, persoalan kedaulatan atas perairan Natuna sangat penting bagi
Indonesia.

Aktivitas Mandiri
Kerjakan tugas berikut secara mandiri!
Lakukan identifikasi berkaitan dengan negosiasi terhadap salah satu sengketa! Carilah sumber
data dari internet! Kumpulkan hasilnya pada guru untuk diberi penilaian!

Aktivitas Bersama
Kerjakan tugas berikut secara kelompok!
Bentuklah kelompok dengan anggota 3–4 siswa! Carilah informasi tentang sengketa-sengketa
internasional yang diselesaikan melalui mediasi! Berilah penjelasan mengenai sengketa
internasional tersebut! Kerjakan pada kolom berikut!
Sengketa internasional:
Latar belakang:

Metode penyelesaian sengketa:

Penyelesaian sengketa:

Pendidikan Pancasila XI - 2 47
C. Penyelesaian Sengketa Batas Wilayah Blok Ambalat

Malaysia dan Indonesia telah meratifikasi UNCLOS 1982. Maka penyelesaian sengketa
berdasarkan pada UNCLOS 1982 bukan pada ketentuan yang berlaku sepihak. Menurut UNCLOS,
Pulau Borneo (yang terdapat di Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam) berhak atas laut
teritorial, zona tambahan, ZEE, dan landas kontinen. Di sebelah timur Borneo, bisa ditentukan
batas terluar laut teritorial yang berjarak 12 mil dari garis pangkal, kemudian garis berjarak 200
mil yang merupakan batas ZEE, demikian seterusnya untuk landas kontinen. Zona-zona yang
terbentuk ini adalah hak dari daratan Borneo. Maka secara sederhana bisa dikatakan bahwa yang
di bagian selatan adalah hak Indonesia dan di utara adalah hak Malaysia.
Dalam hal ini, perlu ditetapkan garis batas yang membagi kawasan perairan tersebut.
Sedangkan garis batas darat antara Indonesia dan Malaysia di Borneo memang sudah ditetapkan.
Garis itu melalui Pulau Sebatik, sebuah pulau 11 kecil di ujung timur Borneo, pada lokasi lintang
4° 10’ lintang utara. Garis tersebut berhenti di ujung timur Pulau Sebatik. Idealnya, titik akhir dari
batas darat ini menjadi titik awal dari garis batas maritim. Hal ini tidak berarti bahwa garis batas
maritim harus berupa garis lurus mengikuti garis 4° 10’ lintang utara. Garis batas maritim ini harus
sedemikian rupa sehingga membagi kawasan maritim di Laut Sulawesi secara adil. Garis inilah
yang akan menentukan “pembagian” kedaulatan dan hak berdaulat Indonesia dan Malaysia atas
kawasan maritim di Laut Sulawesi, termasuk Blok Ambalat.
Menurut UNCLOS, proses penentuan garis batas landas kontinen mengacu pada Pasal 83
yang mensyaratkan dicapainya solusi yang adil atau “equitable solution” (Ayat 1). Guna mencapai
solusi yang adil inilah kedua negara dituntut untuk berkreativitas sehingga diperlukan tim negosiasi
yang berkapasitas memadai. Perlu diperhatikan bahwa adil tidak selalu berarti sama jarak. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa status hak berdaulat atas Ambalat belum sepenuhnya jelas. Belum ada
garis batas maritim yang menetapkan/membagi kewenangan kedua negara. Meskipun demikian,
pada landas kontinen (dasar laut) Laut Sulawesi memang sudah terjadi eksplorasi sumber daya
laut berupa pemberian konsesi oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 1960an kepada perusahaan
asing yang tidak pernah diprotes secara langsung oleh Malaysia sampai dengan tahun 2002.
Sejalan dengan itu, Malaysia juga telah menyatakan klaimnya atas kawasan tertentu di Laut
Sulawesi melalui Peta 1979 meskipun kenyataannya peta itu diprotes tidak saja oleh Indonesia
tetapi juga negara tetangga lainnya dan dunia internasional.
Klaim oleh Indonesia dalam bentuk pemberian blok konsesi sejak tahun 1960an dan klaim
terkait oleh Malaysia tentu akan menjadi salah satu pertimbangan dalam melakukan delimitasi
batas maritim di Laut Sulawesi, selain mengacu pada UNCLOS yang lahir belakangan. Bagi
Indonesia, batas-batas blok konsesi yang sudah ada sejak tahun 1960an dan tidak ditolak oleh
Malaysia tentu akan menjadi pegangan atau acuan utama dalam menetapkan batas maritim di
Laut Sulawesi. Sementara itu, Malaysia yang kini menjadi pemilik sah Sipadan dan Ligitan bukan
tidak mungkin akan mengambil keuntungan dari posisi kedua pulau tersebut.
Meski Malaysia bukan negara kepulauan seperti Indonesia, secara teoritis Sipadan dan Ligitan
tetap berhak atas kawasan maritim seperti dinyatakan dalam UNCLOS, Pasal 121. Namun, tetap
ada kemungkinan Indonesia menolak memberikan peran penuh (full effect) kepada kedua pulau
tersebut sehingga tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap klaim Malaysia. Ada kemungkinan
Indonesia akan berargumentasi bahwa pulau berukuran kecil seperti Sipadan dan Ligitan
semestinya tidak memberikan efek yang tidak proporsional (disproportionate effect) pada garis
batas maritim antara Indonesia dan Malaysia. Dalam negosiasi, hal seperti ini sangat penting dan
tentu sudah menjadi pertimbangan tim Indonesia.
Ambalat hanya terkait dengan dasar laut (landas kontinen) saja, tidak ada hubungannya dengan
tubuh air. Opsi garis yang dibicarakan adalah garis batas maritim untuk dasar laut. Sementara
itu, Indonesia dan Malaysia juga perlu menyelesaikan batas maritim untuk perairannya, yang
dalam hal ini termasuk dalam rezim ZEE. Jika Malaysia dan Indonesia memilih menetapkan garis
batas tunggal, maka satu garis akan membagi dasar laut sekaligus airnya. Garis semacam ini
akan menentukan batas kewenangan untuk eksploitasi minyak/gas di dasar laut sekaligus ikan di
perairannya. Opsi ini sangat menguntungkan ditinjau dari segi kepraktisan pengelolaan sumber
daya alam. Sementara itu, jika delimitasi untuk masing-masing rezim (dasar laut dan tubuh air)

48 Pendidikan Pancasila XI - 2
dilakukan secara terpisah maka ada kemungkinan akan dihasilkan garis yang berbeda untuk dasar
laut (landas kontinen) dan tubuh airnya (ZEE).
Solusi seperti ini akan menimbulkan suatu situasi yang dalam hal ini ada kawasan maritim yang
dasar lautnya menjadi kewenangan Indonesia, sementara airnya adalah kewenangan Malaysia
atau sebaliknya. Ikan di kawasan tertentu akan menjadi hak Malaysia, sementara minyak dan
gas di dasar lautnya menjadi kewenangan Indonesia atau sebaliknya. Meskipun menimbulkan
kompleksitas yang tinggi, opsi seperti ini telah diadopsi di beberapa kasus sebelumnya. Batas
maritim antara Indonesia dan Australia di Laut Timor, menganut prinsip ini. Batas landas kontinen
(dasar laut) yang disepakati tahun 1971 dan 1972 antara Indonesia dengan Australia berbeda
dengan batas ZEE (tubuh air) yang ditetapkan tahun 1997. Akibatnya, di suatu kawasan tertentu,
dasar lautnya adalah kewenangan Australia sedangkan airnya menjadi kewenangan Indonesia.
Konvensi Hukum Laut 1982 menyediakan berbagai metode dalam rangka penyelesaian
sengketa hukum laut. Dilihat dari perkembangan sistem peradilan internasional, mekanisme
konvensi ini merupakan yang pertama kali dapat mengarahkan negara-negara peserta untuk
menerima prosedur memaksa (compulsory procedures). Dengan sistem konvensi maka tidak ada
lagi ruang bagi negara-negara pihak konvensi untuk menunda-nunda sengketa hukum lautnya
dengan bersembunyi di belakang konsep kedaulatan negara. Oleh karena konvensi secara prinsip
mengharuskan negara-negara pihak untuk menyelesaikan sengketanya melalui mekanisme konvensi.
Penyelesaian sengketa diatur dalam Bab XV tentang Settlement of Disputes, Pasal 279.
Pada intinya menyebutkan bahwa negara-negara pihak diberi kebebasan yang luas untuk memilih
prosedur yang diinginkan sepanjang itu disepakati bersama. Pasal ini mengarahkan penyelesaian
sengketa seperti yang dianjurkan dalam Pasal Ayat 33 (1) Piagam PBB. Pasal 33 Ayat (1) Piagam
PBB menyebutkan jika terjadi persengketaan hendaknya diselesaikan dengan cara negotiation,
enquiry, mediation, conciliation, arbitration, judicial settlement resort to regional agencies or
arranggements or other peaceful means on their own choice.
Hubungannya dengan persengketaan yang terjadi antara Indonesia-Malaysia adalah kedua
negara memilih untuk menggunakan metode negotiation atau perundingan diplomatis sebagai
langkah awal untuk menyelesaikan persengketaan mereka. Hal ini terlihat dari pertemuan-
pertemuan yang sudah dilakukan oleh perwakilan kedua negara. Penyelesaian kasus batas maritim
dapat dilakukan dengan negosiasi atau dengan bantuan pihak ketiga. Indonesia dan Malaysia
memilih negosiasi sebagai jalan penyelesaian sengketa. Sejarah membuktikan banyak sengketa
antara Indonesia-Malaysia yang upaya penyelesaiannya ditempuh dengan cara perundingan.
Permasalahan TKI ditempuh dengan cara perundingan, penyelesaian sengketa perebutan Pulau
Sipadan dan Pulau Ligitan pada awalnya ditempuh dengan cara perundingan, baik perundingan
antarkepala negara, tingkat menteri pembentukan kelompok kerja sampai pada tingkat perundingan
antarwakil-wakil khusus (special representative), walau pada akhirnya upaya perundingan tersebut
tidak berhasil dan penyelesaian akhir sengketa dilakukan melalui Mahkamah Internasional.
Pada dasarnya metode penyelesaian sengketa melalui mekanisme perundingan ini adalah
cara konvensional yang selalu digunakan dalam rangka upaya penyelesaian sengketa oleh pihak
manapun yang bersengketa. Cara ini terkadang memerlukan waktu yang sangat lama. Contohnya
perundingan sengketa Pulau Sipadan-Ligitan memerlukan waktu lebih dari 10 tahun. Hal ini bisa
terjadi karena dalam perundingan dimungkinkan para pihak tetap bersikeras dengan pendapatnya
dan berusaha untuk mematahkan argumentasi-argumentasi yang diberikan pihak lawan. Hal ini
dilakukan sebagai implementasi dari kedaulatan yang dimiliki oleh masing-masing pihak. Sehingga
susah untuk mencari penyelesaian.
Waktu yang lama adalah risiko yang harus diterima oleh para pihak jika menempuh cara ini.
Akan tetapi, metode negosiasi atau perundingan mempunyai sisi positif. Kedaulatan dari para
pihak tetap terjaga. Metode penyelesaian sengketa melalui perundingan ini termasuk metode
penyelesaian nonyurisdiksional. Tidak mengikat para pihak yang bersengketa. Berdasarkan
sengketa tersebut, cara damai seperti negosiasi telah berulang kali dilakukan tetapi belum
menemukan titik temu. Sejak isu Ambalat muncul, negosiasi sudah dilakukan 14 kali secara
bergantian di kedua negara. Delimitasi batas maritim bukanlah sesuatu yang mudah. Negosiasi
batas maritim dengan Vietnam, misalnya berlangsung selama 25 tahun sebelum berakhir tahun
2003. Sementara dengan Malaysia, perundingan batas maritim sudah berlangsung sejak tahun
1960an dengan perjanjian pertama 15 ditandatangani tahun 1969.

Pendidikan Pancasila XI - 2 49
Pilihan memanfaatkan jalur negosiasi dipandang lebih baik dibandingkan menyerahkan kepada
pihak ketiga seperti ICJ. Karena kedua belah pihak bisa memegang kendali penuh terhadap
penyelesaian kasus dan tidak menyerahkannya kepada pihak ketiga. Dengan demikian, semua
kepentingan masing-masing pihak dapat diperjuangkan dengan optimal. Penyelesaian kasus
melalui ICJ misalnya memakan waktu lama dan biaya yang tidak sedikit. Kasus Sipadan dan
Ligitan, misalnya menelan dana tidak kurang dari Rp. 16 miliar seperti yang dinyatakan oleh Menteri
Luar Negeri Hassan Wirajuda. Kenyataannya, Indonesia dan Malaysia memang bersepakat untuk
menyelesaikan sengketa Ambalat ini melalui jalur negosiasi dan tidak akan membawanya ke ICJ.
Adanya persamaan hak dalam hal klaim maritim bagi semua negara pantai memerlukan
adanya kompromi. Jika terjadi tumpang tindih klaim maritim, diperlukan adanya delimitasi batas
maritim yang melibatkan negara-negara terkait baik melalui negosiasi maupun melalui pihak ketiga
seperti International Court of Justice (ICJ). Garis yang disepakati inilah yang akan menjadi batas
terluar zona maritim negaranegara tersebut. Dengan kata lain, penentuan batas terluar suatu
zona maritim sering kali tidak bisa dilakukan secara unilateral/sepihak, melainkan harus secara
bilateral ataupun trilateral karena terjadinya tumpang tindih klaim antara beberapa negara. Cara
lain seperti mediasi juga dapat ditempuh oleh Indonesia dan Malaysia dalam menyelesaikan
persengketaan mereka. Mediasi ini adalah cara penyelesaian sengketa yang melibatkan pihak
ketiga untuk ikut membantu menyelesaikan persengketaan. Indonesia pernah menempuh cara ini
dalam menyelesaikan sengketanya. Mediasi Komisi Tiga Negara (Australia, Belgia, dan USA) yang
dibentuk PBB bulan Agustus 1997 sangat efektif dalam rangka mencari penyelesaian sengketa
antara Indonesia dan Belanda, bahkan juga ikut membantu perumusan Perjanjian Renville.
Mediasi juga banyak digunakan negara-negara lain sebagai salah satu upaya dalam
menyelesaikan persengketaan yang mereka hadapi. Dalam hal tidak tercapainya suatu
penyelesaian dengan cara yang tersebut di atas, Konvensi Hukum Laut 1982 mempunyai metode
penyelesaian sengketa yang tidak mengikat (nonyurisdiksional) lainnya, yaitu dengan metode
konsiliasi seperti yang diatur dalam Pasal 284. Cara penyelesaian perselisihan menurut prosedur
konsiliasi ini dimulai dengan pemberitahuan dari salah satu pihak yang berselisih kepada pihak
lainnya (Pasal 1 Annex V UNCLOS ’82). Sekjen PBB akan memegang nama-nama dari konsiliator
(juru damai) yang ditunjuk negara-negara peserta konvensi di mana setiap negara dapat menunjuk 4
konsiliator dengan persyaratan bahwa orang-orang tersebut mempunyai reputasi tinggi, kompeten,
dan memiliki integritas.
Komisi konsiliasi terdiri dari lima anggota, dua dipilih oleh masing-masing pihak dan yang
kelima dipilih dari daftar oleh keempat anggota dan akan menjadi ketua komisi. Jika penunjukan
ini tidak dapat terlaksana, maka Sekjen PBB akan menunjuknya dari dalam daftar setelah yang
bersangkutan (pasal 3 Annex V UNCLOS ’82). Keputusan-keputusan tentang masalah prosedural,
laporan-laporan, dan rekomendasi dari komisi, dilaksanakan dengan pemungutan suara terbanyak.
Komisi akan mendengar pihak-pihak yang berselisih, memeriksa klaim mereka, serta keberatan-
keberatan yang diajukan dan menyiapkan usul-usul untuk penyelesaian secara damai. Komisi
akan memberikan suatu hasil telahan dalam waktu 12 bulan sejak komisi terbentuk. Report akan
mencatat setiap persetujuan yang dicapai, persetujuan yang gagal, kesimpulan-kesimpulan atas
semua fakta dan hukumnya, yang penting bagi masalah yang diperselisihkan dan rekomendasi
yang dipandang komisi bermanfaat untuk penyelesaian perdamaian.
Report akan disimpan di kantor Sekjen PBB dan akan segera diteruskan ke masing-masing
pihak. Report ini tidak mengikat pihak-pihak yang bersangkutan. Konsiliasi akan berakhir apabila
penyelesaian telah tercapai, pada waktu pihak-pihak yang bersangkutan menerima atau salah satu
pihak-pihak menolak report dengan nota tertulis yang dialamatkan ke Sekjen PBB atau apabila
jangka waktu 3 bulan telah lewat sejak report disampaikan kepada para pihak. Uang jasa dan
pengeluaran-pengeluaran komisi dibebankan pada pihak yang berselisih. Akhirnya jika melalui
prosedur yang telah tersebutkan di atas, para pihak belum dapat menyelesaikan sengketanya,
maka diterapkan prosedur selanjutnya yaitu menyampaikan ke salah satu badan peradilan yang
disediakan oleh konvensi sesuai dengan Pasal 287 Konvensi Hukum Laut 1982, yaitu Mahkamah/
Tribunal Internasional Hukum Laut, Mahkamah Internasional, Tribunal Arbitrase, dan Tribunal
Arbitrasi khusus.
Lembaga-lembaga tersebut mempunyai yurisdiksi atas perselisihan yang diajukan kepadanya
tentang interpretasi dan penerapan ketentuan-ketentuan konvensi ini. Khusus untuk arbitrase

50 Pendidikan Pancasila XI - 2
khusus, prosedurnya ditentukan dalam Annex VIII serta diperuntukkan bagi perselisihan tentang:
Perikanan, Perlindungan dan pemeliharaan lingkungan kelautan, Riset ilmiah lautan, dan Navigasi
termasuk polusi kapal dari dumping. Adapun lembaga-lembaga tersebut adalah lembaga yang
mempunyai keputusan mengikat. Setiap keputusan yang dikeluarkan oleh lembaga tersebut
merupakan putusan akhir. Indonesia dan Malaysia pernah menggunakan metode penyelesaian
sengketa mengikat ini (melalui Mahkamah Internasional) sewaktu menyelesaikan sengketa
perebutan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan. Secara de jure dan de facto, kasus Ambalat begitu
sulit untuk dicarikan penyelesaiannya. Hal ini disebabkan, begitu rumitnya konfigurasi geografis
dari wilayah Ambalat. Artinya, setidaknya untuk sekarang ini, sangat sulit untuk membagi wilayah
tersebut menjadi dua bagian, baik milik Indonesia maupun Malaysia.
Cara yang paling efektif bagi penyelesian sengketa Ambalat dapat ditempuh melalui tiga
metode, yaitu pertama dengan cara adanya zona pembangunan bersama (joint development
zone), kedua, prinsip yang adil (equitable principles), dan ketiga, berdasarkan “Semangat ASEAN”.
Penyelesaian klaim Malaysia dalam sengketa Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia menurut
Hukum Laut Internasional yaitu dengan memberikan kebebasan bagi kedua negara untuk memilih
prosedur yang diinginkan sepanjang itu disepakati bersama.
Penyelesaian kasus batas maritim dapat dilakukan dengan negosiasi atau dengan bantuan
pihak ketiga. Sejauh ini Indonesia dan Malaysia memilih negosiasi sebagai jalan penyelesaian
sengketa. Dalam Piagam PPB Pasal Ayat 33 (1) menyebutkan jika terjadi persengketaan hendaknya
diselesaikan dengan cara negotiation, enquiry, mediation, conciliation, arbitration, judicial settlement
resort to regional agencies or arranggements or other peaceful means on their own choice. Malaysia
dan Indonesia sepakat untuk metode negotiation atau perundingan diplomatis sebagai langkah
awal untuk menyelesaikan persengketaan mereka.

Aktivitas Mandiri
Kerjakan tugas berikut secara mandiri!
Cari tahulah informasi mengenai UNCLOS! Apakah manfaat adanya UNCLOS terhadap
sengketa Indonesia dan Malaysia? Apa saja manfaat adanya UNCLOS? Kerjakan dalam
selembar kertas folio! Lalu kumpulkan hasilnya pada guru Anda untuk diberi penilaian!

Aktivitas Bersama
Kerjakan tugas berikut secara kelompok!
1. Bentuklah kelompok dengan anggota 3–4 siswa!
2. Bersama teman satu kelompok Anda, diskusikan mengenai pentingnya memperjuangkan
klaim Ambalat sebagai bagian dari Indonesia! Apakah hal-hal yang mendasarinya?
3. Tulis hasil diskusi Anda di selembar kertas folio, lalu kumpulkan pada guru supaya mendapat
penilaian!

Rangkuman
1. UNCLOS (United Nations Convention Law of The Sea) merupakan suatu badan
Perserikatan Bangsa-Bangsa yang membuat peraturan, dan salah satunya mengenai
perikanan intemasional.
2. Sengketa internasional adalah sengketa yang muncul di antara satu negara dengan negara
lain.
3. Mediasi adalah upaya penyelesaian sengketa para pihak dengan kesepakatan pertama
melalui mediator yang bersifat netral dan tidak membuat keputusan atau kesimpulan bagi
para pihak tetapi menunjang fasilitator untuk terlaksananya dialog antara para pihak dengan
suasana keterbukaan, kejujuran, dan tukar pendapat untuk tercapainya mufakat.
4. Negara kepulauan adalah suatu negara yang seluruhnya terdiri atas satu atau lebih gugusan
kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain.

Pendidikan Pancasila XI - 2 51
5. Proses penentuan garis batas landas kontinen mengacu pada Pasal 83 yang mensyaratkan
dicapainya solusi yang adil atau “equitable solution”.
6. Konvensi Hukum Laut 1982 menyediakan berbagai metode dalam rangka penyelesaian
sengketa hukum laut.
7. Sengketa perebutan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan pada awalnya ditempuh dengan
cara perundingan.

Glosarium
diplomatik : berkenaan dengan hubungan resmi antara negara dan negara
eksplorasi : penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak
(tentang keadaan), terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu;
penyelidikan; penjajakan
litigasi : segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelesaian perkara
maritim : berkenaan dengan laut; berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut.
mediasi : proses pengikutsertaan pihak ketiga dalam penyelesaian suatu perselisihan sebagai
penasihat

Refleksi
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan berikut!
No. Pernyataan Sudah Belum
1. Saya mampu menjelaskan latar belakang sengketa Blok Ambalat.
2. Saya mampu mengidentifikasi penyebab sengketa internasional.
3. Saya mampu mengidentifikasi mekanisme penyelesaian sengketa.
4. Saya mampu menganalisis ketentuan Konvensi PBB tentang
Hukum Laut 1982.
5. Saya mampu mengidentifikasi penyelesaian sengketa batas
wilayah Blok Ambalat.

Penilaian Sumatif
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!
1. Dasar klaim Malaysia atas wilayah a. 100 mil
Ambalat yang menggunakan peta .... b. 150 mil
a. 1979 c. 1988 c. 200 mil
b. 1977 d. 1997 d. 300 mil
2. Berikut penyebab sengketa sengketa 4. Sengketa Ambalat dimulai ketika kedua
Ambalat adalah karena .... negara masing-masing melakukan
a. perluasan wilayah penelitian di dasar laut pada tahun ....
b. adanya pencurian ikan a. 1966
c. klaim tumpang tindih atas penguasaan b. 1969
wilayah di antara dua negara c. 1970
d. terjadi peperangan di laut d. 1979
3. Berdasarkan UNCLOS 1982, lebar 5. Berikut negara yang tidak melakukan protes
landas kontinen adalah sejauh ... laut terhadap peta Malaysia pada 1979 adalah
dari garis pangkal. ....

52 Pendidikan Pancasila XI - 2
a. Singapura a. 16 Februari 2005
b. Filipina b. 16 Januari 2005
c. Vietnam c. 17 Februari 2006
d. Amerika Serikat d. 17 Januari 2005
6. Perhatikan nama-nama selat berikut! 13. Adanya ... membuat Indonesia memiliki
(1) Selat Lombok. kewenangan pertama untuk mengolah dan
(2) Selat Malaka. memanfaatkan sumber daya lautnya.
(3) Selat Johor. a. zona ekonomi eksklusif
(4) Selat Kerkira. b. zona laut teritorial
(5) Selat Ombai Wetar. c. zona landas kontinen
Selat yang termasuk jalur pasokan minyak d. baseline
ditunjukkan oleh nomor .... 14. Pihak ketiga dalam jasa-jasa baik harus
a. (1), (2), dan (3) memberikan saran yang bersifat ....
b. (2), (3), dan (4) a. aplikatif
c. (3), (4), dan (5) b. provokatif
d. (1), (2), dan (5) c. rekomendatif
7. Blok Ambalat terletak di Laut .... d. memberatkan salah satu pihak
a. Sulawesi 15. Suatu proses tawar-menawar atau
b. Selatan pembicaraan untuk mencapai suatu
c. Arafuru kesepakatan terhadap masalah tertentu
d. China Selatan yang terjadi di antara para pihak disebut
8. Wilayah perbatasan mempunyai nilai dengan ....
strategis dalam keberhasilan pembangunan a. arbitrasi c. negosiasi
nasional karena .... b. konsolidasi d. mediasi
a. adanya potensi geologis 16. Malaysia adalah negara ....
b. banyak sumber daya alam a. pantai c. kekaisaran
c. terdapat interaksi antarmasyarakat dari b. republik d. kepulauan
kedua negara 17. Suatu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa
d. terdapat banyak ikan yang membuat peraturan dan salah satunya
9. Jalur pasokan minyak dari Timur Tengah mengenai perikanan intemasional adalah
dan Teluk Persia ke Jepang melewati ....
perairan .... a. WHO
a. Indonesia b. APEC
b. Brunei Darussalam c. FAO
c. Kamboja d. UNCLOS
d. Tiongkok 18. Sengketa di Laut Natuna yang pernah terjadi
10. Indonesia menetapkan batas wilayah di Indonesia dan Tiongkok merupakan
maritim yang sesuai dengan .... sengketa karena ....
a. UNCLOS 1982 a. Status klaim batas wilayah
b. sidang PBB b. Sumber daya alam
c. Tap MPR c. Permasalahan ekonomi
d. Ketentuan presiden d. Aspek yuridis
11. Baik Indonesia dan Malaysia sama-sama 19. Singapura yang mengundurkan diri dari
menginginkan Ambalat yang merupakan perjanjian Malaysia karena ....
wilayah laut yang memiliki kekayaan alam a. sering terjadi bentrok antarras
berupa minyak bumi termasuk dalam faktor b. perebutan kekuasan
.... c. perebutan budaya
a. geografis c. media d. Permasalahan ekonomi
b. geologis d. ekonomi 20. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
12. Malaysia secara sepihak mengumumkan (1) P r i n s i p p e r s a m a a n h a k d a n
bahwa Blok ND-6 dan ND-7 merupakan menentukan nasib sendiri bagi setiap
konsensi perminyakan baru pada tanggal bangsa.
.... (2) Prinsip itikad baik dalam hubungan
internasional.

Pendidikan Pancasila XI - 2 53
(3) P r i n s i p k e a d i l a n d a n h u k u m Prinsip-prinsip hukum internasional
internasional. mengenai Penyelesaian Sengketa
(4) Prinsip hukum internasional mengenai Internasional secara damai ditunjukkan
kemerdekaan, kedaulatan, dan oleh nomor ....
integritas teritorial suatu negara. a. (1), (2), (3), dan (4)
(5) Prinsip bahwa negara tidak akan b. (2), (3), (4), dan (5)
menggunakan kekerasan yang bersifat c. (1), (2), (3), dan (5)
mengancam integritas teritorial. d. semua benar

B. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat!


1. Selat Sunda, Selat Lombok, dan Selat Makasar berada di perairan ....
2. Sebelum adanya UNCLOS 1982, hak negara atas landas kontinen (dasar laut) diatur oleh ....
3. Penyelesaian sengketa melalui konfrontasi bersenjata semaksimal mungkin dihindari karena
akan ....
4. Sengketa di Laut Natuna disebabkan karena perebutan ....
5. Pihak ketiga (mediator) terlibat secara aktif dalam proses perundingan merupakan salah satu
mekanisme penyelesaian sengketa yaitu ....
6. Suatu cara penyelesaian sengketa oleh pihak ketiga atau oleh suatu komisi konsiliasi yang
dibentuk oleh para pihak disebut dengan ....
7. Konvensi PBB 1982 dikenal sebagai ....
8. Negara yang tidak memiliki pantai, mendapat hak untuk ....
9. Zona landas kontinen merupakan laut yang secara geologis maupun morfologis menjadi
kelanjutan dari sebuah ....
10. Persamaan hak dalam hal klaim maritim bagi semua negara pantai memerlukan adanya ....

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas dan benar!


1. Apa yang menyebabkan Malaysia melakukan klaim atas blok Ambalat?
Jawab: ..................................................................................................................................
2. Mengapa Indonesia disebut negara kepulauan?
Jawab: ..................................................................................................................................
3. Jelaskan faktor media dan sentimen kebangsaan yang meningkatkan eskalasi konflik antara
Indonesia dan Malaysia!
Jawab: ..................................................................................................................................
4. Sebutkan pasal-pasal UNCLOS yang dianalisis dalam kasus Ambalat!
Jawab: ..................................................................................................................................
5. Jelaskan tentang metode mediasi dalam penyelesaian sengketa!
Jawab: ..................................................................................................................................

Catatan Guru Paraf Nilai

Perbaikan
A. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat!
1. Hak atas landas kontinen tergantung dari kemampuan suatu negara untuk mengeksploitasi
... yang ada padanya.

54 Pendidikan Pancasila XI - 2
2. Jasa-jasa baik adalah cara penyelesaian sengketa melalui atau dengan bantuan ....
3. Dalam poin penting UNCLOS 1982, negara yang memiliki perbatasan langsung dengan laut,
bisa menetapkan ZEE atau Zona Ekonomi Eksklusif sejauh ....
4. Turut sertanya mediator dalam penyelesaian sengketa didasari oleh ....
5. Secara de jure dan de facto, kasus Ambalat sulit untuk dicarikan penyelesaiannya, karena ....

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas dan benar!


1. Apakah penyebab Indonesia patut mewaspadai perkembangan yang terjadi di sekitarnya
terutama di Asia Pasifik?
Jawab: ..................................................................................................................................
2. Negara mana saja yang memprotes peta Malaysia pada 1979?
Jawab: ..................................................................................................................................
3. Apakah pulau di Indonesia yang diklaim oleh Malaysia?
Jawab: ..................................................................................................................................
4. Siapakah wakil pemerintah dari Indonesia dan Malaysia yang berusaha untuk mencegah
adanya konflik di antara kedua negara?
Jawab: ..................................................................................................................................
5. Sebut dan jelaskan dua macam sengketa internasional!
Jawab: ..................................................................................................................................

Pengayaan
Kerjakan tugas berikut!
Bentuklah kelompok dengan anggota 3–4 siwa! Carilah informasi tentang sengketa-sengketa
internasional yang diselesaikan melalui negosiasi! Berilah penjelasan mengenai sengketa
internasional tersebut! Kerjakan pada kolom berikut!
Sengketa internasional:
Latar belakang:

Metode penyelesaian sengketa:

Penyelesaian sengketa:

Pendidikan Pancasila XI - 2 55
Sumatif Akhir Semester
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!
1. Perhatikan pernyataan berikut ini! a. struktur sosial
(1) Integrasi ekonomi dunia. b. budaya umum
(2) Bertambahnya jumlah penduduk yang c. batas wilayah
tak terkendali. d. peran negara
(3) Perubahan Politik Dunia. 8. Berbagai bidang kehidupan masyarakat
(4) Meningkatnya standar pendidikan dipengaruhi oleh perkembangan globalisasi.
dunia. Satu di antaranya perkembangan dalam
(5) B e r k e m b a n g n y a P e r u s a h a a n - sektor pariwisata. Sektor ini dalam
Perusahaan Transnasional. perkembangannya sangat dipengaruhi
Pernyataan di atas yang menunjukkan kemajuan ....
faktor penyebab globalisasi yaitu nomor .... a. pendidikan
b. kebudayaan
a. (1), (2), dan (3) c. keagamaan
b. (1), (2), dan (4) d. transportasi
c. (1), (3), dan (5) 9. Di samping dampak positif, globalisasi
d. (2), (4), dan (5) juga memiliki dampak negatif. Di antaranya
2. Seni kerajinan asli Indonesia yang telah kesenangan sebagian anggota masyarakat
mendapat pengakuan dari UNESCO adalah membeli barang-barang mewah yang
.... kurang bermanfaat. Perilaku seperti itu
a. gerabah dinamakan ....
b. angklung a. hedonis
c. tikar b. sekuler
d. batik c. apatis
3. Bahasa nasional berfungsi sebagai alat .... d. konsumtif
a. pemersatu bangsa 10. Globalisasi dalam bidang pendidikan
b. komunikasi dapat terlihat dalam praktik pembelajaran.
c. perang Sebagai contohnya yaitu ....
d. tradisional a. media belajar yang bervariasi
4. Wayang kulit termasuk seni pertunjukan dari b. penggunaan rapor secara elektronik
daerah .... c. internet sebagai sumber belajar
a. Sumatra d. gedung yang cukup memadai
b. Sulawesi 11. Globalisasi juga menyebabkan jati diri
c. Jawa Tengah bangsa memudar bahkan kesenian
d. Kalimantan tradisional tidak digemari generasi muda.
5. Wayang golek terbuat dari bahan .... Generasi muda lebih suka dengan seni
a. plastik mancanegara yang mereka anggap
b. kertas modern. Guna mengatasi hal itu dapat
c. tumbuhan dilakukan ....
d. kayu a. penambahan seni tradisional di daerah
b. mewajibkan seni tradisional di sekolah
6. Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta,
c. mengemas tradisi menjadi menarik
yaitu ….
d. memperkuat penentangan terhadap
a. budhiyah
asing
b. budaya
c. budhayah 12. Cerita atau dongeng yang berpangkal dari
d. budhiy peristiwa atau tokoh sejarah disebut ….
a. hikayat
7. Globalisasi adalah intensifikasi hubungan
b. babad
sosial secara mendunia sehingga
c. suluk
menghubungkan antara peristiwa di satu
d. tambo
lokasi dengan lokasi lainnya. Hal ini berarti
pada globalisasi menghilangkan ....
56 Pendidikan Pancasila XI - 2
13. Berikut alat musik berbahan bambu dari a. toleransi
tanah Sunda adalah .... b. nasionalisme
a. c. demokrasi
d. cinta tanah air
19. Candi Prambanan memiliki ciri khas
arsitektur ....
a. Hindu c. Konghucu
b. Islam d. Katolik
b. 20. Tari Pendet, Legong, Kecak berasal dari
daerah ....
a. Bali
b. Jambi
c. Riau
d. Jawa Tengah
21. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
c.
(1) Apabila pihak yang bersengketa
kedudukannya tidak seimbang, pihak
yang kuat akan menekan pihak yang
lemah.
(2) Mediator dapat menjadi penengah dan
memberikan usaha atau jasa lain.
d. (3) Proses yang sangat lambat dan
memakan waktu yang lama.
(4) Apabila pihak yang bersengketa sangat
keras terhadap pendiriannya, proses
ini akan berlarut-larut.
(5) Mediator dalam menjalankan fungsinya
14. Tari saman menjadi bagian dari Warisan tidak netral.
Budaya Takbenda UNESCO sejak tahun .... Kelemahan negosiasi ditunjukkan oleh
a. 2009 nomor ....
b. 2010 a. (1), (2), dan (3)
c. 2012 b. (1), (3), dan (4)
d. 2011 c. (2), (3), dan (4)
15. Senjata tradisional dari Jawa yang d. (3), (4), dan (5)
dimasukkan dalam daftar ICH UNESCO 22. Penguatan kewilayahan laut Indonesia
adalah .... sebagaimana diatur dalam UNCLOS 1982
a. keris juga telah diperkuat melalui ....
b. rencong a. UU No. 32 Tahun 2014
c. parang b. UU No. 42 Tahun 2014
d. kujang c. UU No. 02 Tahun 2013
16. Alat musik yang dimainkan secara d. UU No. 22 Tahun 2014
ensembel yang telah diakui UNESCO pada 23. Sebuah badan peradilan internasional yang
tahun 2014 adalah .... mempunyai ahli-ahli hukum dari berbagai
a. saron negara, yaitu ....
b. gambang a. PBB
c. gong b. Mahkamah Internasional
d. gamelan c. WHO
17. Candi Borobudur terletak di .... d. Mahkamah Agung
a. Magetan 24. Masalah regional yang peru diantisipasi
b. Magelang adalah ....
c. Sragen a. keamanan kawasan
d. Yogyakarta b. masalah Kashmir
18. Sikap diskriminasi muncul atau terjadi saat c. masalah Korea
seseorang tidak memiliki sikap .... d. masalah Timur Tengah

Pendidikan Pancasila XI - 2 57
25. Berikut yang bukan merupakan sengketa 28. Sampai dengan tahun 2012, berdasarkan
internasional adalah .... data yang berhasil dikumpulkan, telah terjadi
a. negara dengan kesatuan kenegaraan sekitar ... pelanggaran yang dilakukan
b. negara dan negara Malaysia lewat laut, darat, dan udara
c. negara dengan individu a. 375 kali c. 175 kali
d. negara dan pemerintah b. 475 kali d. 275 kali
26. Berikut yang bukan potensi alam Ambalat 29. Amerika Serikat mengembargo minyak
adalah .... bumi dari Irak yang menjadi konflik
a. ikan antarnegara merupakan contoh sengketa
b. udang yang disebabkan oleh ....
c. timah a. permasalahan ekonomi
d. minyak bumi b. status klaim batas wilayah
27. Dalam Piagam Perserikatan Bangsa- c. aspek yuridis
Bangsa Pasal 2 Ayat (3) UN Charter bahwa d. sumber daya alam
seluruh anggota harus menyelesaikan 30. Sengketa yang tuntutannya didasarkan atas
persengketaan internasional dengan jalan pertimbangan nonyuridis, misalnya atas
.... dasar politik atau kepentingan nasional lain
a. damai disebut sengketa ....
b. peperangan a. nasional
c. konsolidasi b. internasional
d. negosiasi c. hukum
d. politik

B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!


1. Rasa syok atau terkejut karena perbedaan budaya yang dirasakan oleh seseorang karena
perpindahan mereka ke suatu tempat yang memiliki budaya yang bertolak belakang dengan
budaya asalnya disebut dengan ....
2. Kearifan lokal membuat tatanan sosial dan alam sekitar tetap ....
3. Prasangka dari suatu kelompok terhadap kelompok lain muncul karena adanya ....
4. Suatu prasangka dan juga tindakan diskriminasi akan dilakukan kepada individu ataupun
kelompok lain yang didasarkan oleh perbedaan jenis kelamin mereka disebut dengan ....
5. Saat ada tindakan bullying, maka sudah seharusnya dilakukan ....
6. UNCLOS baru berlaku sejak pada tanggal ....
7. Indonesia mengawali konsep negara kepulauan (archipelagic state) melalui ....
8. Negara asing memiliki kebebasan navigasi dan penerbangan di wilayah ZEE, termasuk ....
9. Metode negosiasi dalam penyelesaian sengketa termasuk metode penyelesaian ....
10. Malaysia telah menyatakan klaimnya atas kawasan tertentu di Laut Sulawesi melalui ....

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas dan benar!


1. Perhatikan gambar berikut!

Jelaskan manfaat kegiatan kolaborasi budaya tersebut!


Jawab: ..................................................................................................................................

58 Pendidikan Pancasila XI - 2
2. Apa yang dimaksud pertukaran budaya?
Jawab: ..................................................................................................................................
3. Jelaskan konsep globalisasi menurut Emanuel Ritcher!
Jawab: ..................................................................................................................................
4. Apakah hasil keputusan yang mendasari Malaysia memiliki hak pengelolaan atas Pulau
Sipadan dan Pulau Ligitan?
Jawab: ..................................................................................................................................
5. Sebutkan lima poin penting dalam UNCLOS 1982!
Jawab: ..................................................................................................................................

Catatan Guru Paraf Nilai

Pendidikan Pancasila XI - 2 59
Soal-Soal AKM
1. Bacalah teks berikut!
Wawasan Nusantara menggarisbawahi pentingnya identitas dan keberagaman dalam
menghadapi globalisasi. Dalam konteks globalisasi, budaya dan nilai-nilai lokal sering kali
terancam oleh pengaruh luar yang dominan. Wawasan Nusantara memperkuat kesadaran akan
keunikan budaya, bahasa, adat istiadat, dan agama yang ada di Indonesia, sehingga dapat
memperkuat keberagaman dan mencegah homogenisasi budaya.
Wawasan Nusantara juga mencakup pemahaman tentang pentingnya konservasi lingkungan
dan sumber daya alam Indonesia dalam menghadapi globalisasi. Dalam era globalisasi yang
serba cepat, sumber daya alam sering kali dieksploitasi secara berlebihan. Wawasan Nusantara
mendorong pengelolaan yang berkelanjutan dan pelestarian lingkungan untuk memastikan
keberlanjutan dan keseimbangan ekosistem.
Wawasan Nusantara mendorong Indonesia untuk menjalin hubungan yang kuat dengan
negara-negara tetangga dan pihak-pihak terkait lainnya. Melalui kerja sama ini, Indonesia dapat
memperkuat posisinya di kancah global, menjaga kedaulatan, dan mempromosikan nilai-nilai
yang melekat dalam wawasan Nusantara. Dalam menghadapi era globalisasi yang semakin
kompleks, hakikat wawasan Nusantara menjadi landasan penting bagi Indonesia.
Berilah tanda centang (√) sesuai pernyataan berikut!
Pernyataan Sesuai Tidak Sesuai
Wawasan Nusantara memperkuat keberagaman budaya di Indonesia.
Wawasan Nusantara mengakibatkan timbulnya homogenisasi
budaya.
Pentingnya konservasi lingkungan dan sumber daya alam Indonesia
juga termasuk dalam wawasan Nusantara.
Sumber daya alam diperbolehkan untuk dieksploitasi secara
berlebihan.
Dengan wawasan Nusantara, Indonesia dapat menjalin hubungan
dengan negara-negara tetangga.
Perhatikan infografik berikut untuk menjawab soal nomor 2 dan 3!

https://www.researchgate.net

60 Pendidikan Pancasila XI - 2
2. Berikut yang bukan ciri-ciri kearifan lokal adalah .... (Berilah tanda centang (√) pada pernyataan
yang benar!
Tidak bisa menyaring kebudayaan luar.
Identitas yang bertujuan untuk membedakan dengan daerah lain.
Pedoman perkembangan budaya setempat.
Digunakan untuk mengenali orang lain.
Digunakan sebagai bahan perbandingan antardaerah.
3. Salah satu alat musik tradisional yang senantiasa hadir dalam setiap upacara adat Minangkabau
adalah talempong. Talempong merupakan seperangkat alat musik yang terbuat dari campuran
tembaga, timah putih, dan besi putih. Dimainkan dengan cara dipukul dengan menggunakan
stik (alat pukul berbahan kayu). Alat musik talempong berasal dari Pulau ....
a. Sulawesi
b. Jawa
c. Sumatra
d. Kalimantan
Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 4 dan 5!
Persoalan perbatasan antara Indonesia dengan Timor Leste khususnya di darat masih
belum terselesaikan hingga saat ini. Sengketa perbatasan darat antara Indonesia dengan Timor
Leste di wilayah enclave oecussi masih saja terjadi dikarenakan belum adanya kejelasan dan
batas darat yang tegas antarkeduanya. Ketidakjelasan pembatasan satu negara dengan negara
yang berbatasan dengan darat menjadi salah satu faktor potensial yang bisa memicu konflik
antarwarga kedua negara yang tinggal di perbatasan.
Adanya gangguan keamanan yang kerap terjadi di perbatasan kedua negara, semakin
menegaskan adanya ketidakjelasan batas darat tersebut dapat dengan mudah memunculkan
perselisihan dan konflik baik antarmasyarakat maupun masyarakat dengan aparat keamanan.
Meskipun sudah banyak kemajuan dalam kesepakatan penentuan batas wilayah darat, tetapi
masih menyisakan sejumlah persoalan yang harus segera dicari solusi tanpa memakai kekerasan.
Sengketa perbatasan yang belum terselesaikan itu adalah di segmen Noel Besi-Citrana,
segmen Bidjael Sunan-Oben, dan di segmen Subina. Tidak hanya itu, masyarakat belum
dilibatkan dalam penyelesaian sengketa perbatasan di kedua negara dengan cara damai.
Padahal, dengan kondisi masyarakat yang mendiami Timor Bagian Barat (Indonesia) memiliki
latar sosiokultural yang sama dengan masyarakat yang mendiami Timor Bagian Timor (Timor
Leste) menjadikan tatanan hukum adat yang berlaku di kedua kelompok masyarakat ini pun
sama.
Tatanan substansi hukum adat tersebut termasuk mengatur tentang persoalan pertanahan
dan batas wilayah adat. Dengan begitu, para tokoh adat memiliki peran penting dalam melakukan
negosiasi menyelesaikan persoalan yang ada. Hal tersebut justru menjadi kendala saat negara
mengambil peran utama tanpa memperdulikan tokoh adat yang berpotensi untuk menentukan
penyelesaian batas negara secara damai.
Beberapa di antaranya kedua negara diharapkan dapat mengedepankan penyelesaian
sengketa secara damai tanpa kekerasan serta mengedepankan diplomasi perbatasan. Selain
hal itu, juga melibatkan masyarakat dalam penyelesaian sengketa perbatasan. Namun demikian,
sebelum dilibatkan masyarakat terlebih dahulu dibekali pendidikan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang perbatasan dan menguatkan jiwa nasionalisme. Melalui langkah itu
keterlibatan masyarakat akan memberikan dampak positif bagi posisi Indonesia dalam
perundingan.
https://ugm.ac.id/id/berita/16602-penyelesaian-sengketa-perbatasan-darat-indonesia-timor-leste-harus-kedepankan-
jalan-damai/
4. Tentukan Benar atau Salah sesuai pernyataan berikut!
Kondisi masyarakat yang mendiami Timor Bagian Barat (Indonesia) memiliki latar
sosiokultural yang berbeda dengan masyarakat yang mendiami Timor Bagian Timor
(Timor Leste).

Pendidikan Pancasila XI - 2 61
Ketidakjelasan pembatasan satu negara menjadi faktor yang memicu konflik warga
di perbatasan.
Masyarakat Indonesia sudah dilibatkan dalam penyelesaian sengketa perbatasan di
kedua negara dengan cara damai.
Wilayah enclave oecussi masih menjadi sengketa perbatasan darat antara Indonesia
dengan Timor Leste.
Ketidakjelasan batas darat dapat memunculkan perdamaian.
5. Ada banyak cara penyelesaian batas negara secara damai. Jelaskan beberapa cara
penyelesaian batas negara secara damai sesuai teks tersebut!
Jawab: ..................................................................................................................................
Perhatikan teks berikut untuk menjawab soal nomor 6–7!

Angka kasus bully di Indonesia terus bertambah dari tahun ke tahun. Hal ini didasarkan
pada WHO yang menyebutkan juga per juli tahun 2019 dari ratusan juta penduduk di Indonesia
hanya satu orang yang meninggal dunia akibat bullying per 1 jam. Akan tetapi jika dapat angka
tersebut berhasil diturunkan, agar terciptanya keamanan dan kedamaian ataupun kebebasan
individu tanpa terkekang atau tertekan akan hal apa pun.
Menurut Health Metrics and Evaluation (IHME), faktor yang menyumbang besarnya jumlah
angka tersebut di Indonesia adalah depresi. Minimnya pendidikan mengenai kesehatan mental
dan kebiasaan warga yang memandang buruk pasien depresi memperparah kondisi tersebut.
https://www.kompasiana.com/liaokt/5e3302bb097f36128a6515b2/prosentase-indonesia-dan-negara-terbesar-kasus-
bully-dan-sebab-beserta-dampaknya
6. Jumlah kasus bully di Indonesia pada tahun 2017 adalah ....
a. 20% c. 50%
b. 30% d. 70%
7. Minimnya pendidikan mengenai kesehatan mental dan kebiasaan warga yang memandang
buruk pasien depresi membuat jumlah kasus bully selalu meningkat. Bagaimana cara
menurunkan angka tersebut?
Jawab: ..................................................................................................................................
Perhatikan teks berikut untuk menjawab soal nomor 8 dan 9!

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/06/16/ini-ragam-aktivitas-wisatawan-saat-mengunjungi-candi-
borobudur

62 Pendidikan Pancasila XI - 2
Candi Borobudur merupakan candi Buddha yang terletak di Magelang, Jawa Tengah. Tempat
ini sering kali dijadikan tempat wisata baik oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.
Menurut laporan survei Katadata Insight Center (KIC) yang bertajuk Persepsi Terhadap Wisata
Candi Borobudur, sebanyak 78% dari total responden mengaku pernah mengunjungi candi
tersebut, sedangkan 22% belum pernah.
Dari kelompok responden yang pernah ke Candi Borobudur, aktivitas yang paling banyak
dilakukan adalah keliling pelataran atau halaman candi, yakni sebanyak 97%. Ada banyak pula
pengunjung candi yang berfoto (96%), keliling kompleks candi (94%), dan menaiki struktur
bangunan candi (89%). Adapun saat ini aktivitas menaiki Candi Borobudur dibatasi, demi menjaga
kelestarian bangunan sekaligus menjaga fungsinya sebagai tempat ibadah.
Hasil survei KIC juga menemukan, ada 70,2% responden yang sudah mengetahui bahwa ada
beberapa bagian teras candi yang tidak boleh diakses masyarakat umum. “Masyarakat
cukup aware terhadap pelanggaran naik ke atas teras candi. Makin ke atas area candi, makin
banyak diketahui masyarakat sebagai area yang dilarang untuk diakses,» tulis KIC dalam
laporannya.
Adapun tiga aktivitas terbawah yang dilakukan responden saat berkunjung ke Candi
Borobudur adalah melihat sunset atau matahari terbenam (29%), melihat sunrise atau matahari
terbit (24%), dan melihat festival lampion saat waisak (13%). Survei ini dilakukan kepada 2.191
responden yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia.
8. Dari tahun 2016–2020, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur terbanyak
pada tahun ....
a. 2016 c. 2018
b. 2017 d. 2019
9. Berikut yang bukan aktivitas pengunjung saat berwisata ke Candi Borobudur adalah ....
Makan
Mencoret stupa
Keliling pelataran
Berfoto
Duduk di atas stupa
10. Perhatikan teks berikut!

Batik ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh Organisasi Pendidikan,


Keilmuan, dan Kebudayaan (UNESCO) pada tanggal 2 Oktober 2009. Oleh karena itu, tanggal
tersebut diperingati sebagai Hari Batik Nasional setiap tahun di Indonesia. Ekspor batik dan
produk batik terus mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir. Nilainya yang mencapai
US$ 185 juta pada 2015 merosot menjadi US$ 156 juta pada tahun berikutnya. Kemudian,
nilai ekspornya hanya sebesar US$ 73,8 juta pada 2017, anjlok 53% secara tahunan. Dalam
dua tahun terakhir, penjualan batik dan produk batik ke pasar luar negeri tercatat berada di
kisaran US$ 52–54 juta. Sepanjang Januari-Juli 2020 pun baru mencapai US$ 21,5 juta.
Ekspor batik dan produk batik terus mengalami penurunan. Setujukah Anda dengan pernyataan
tersebut?
Setuju
Tidak setuju
Alasan:
Pendidikan Pancasila XI - 2 63
Daftar Pustaka
Buana, Mirza Satria. 2019. Hukum Internasional: Teori dan Praktek. Bandung: Nusamedia. Irewati,
Gazali, Hatim, dkk. 2021. Buku Panduan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
untuk SMA/SMK Kelas XI. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Irewati, Awani dan Indriana Kartini (Ed.). 2019. Potret Politik Luar Negeri Indonesia di Era Reformasi.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Kholiludin, Tedi dkk. 2021. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas
XI. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Setiawan, Iwan, Retno Kuning Dewi Pusparatri, Suciati, dan Ach. Mushlih. 2018. Ilmu Pengetahuan
Sosial untuk SMP/MTS Kelas IX. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Starke, JG. 2008. Pengantar Hukum Internasional. Jakarta: Sinar Grafika.

64 Pendidikan Pancasila XI - 2

Anda mungkin juga menyukai