Anda di halaman 1dari 64

Pendidikan Pancasila

Kelas

X
untuk SMA/MA Semester Gasal

Kata Pengantar Daftar Isi


Penulis senantiasa bersyukur ke hadirat Bab 1 Pancasila ............................................... 2
Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya A. Menggali Ide Pendiri Bangsa tentang Dasar
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Negara .......................................................... 3
buku kerja ini. Di dunia pendidikan, buku kerja B. Penerapan Pancasila dalam Konteks
Berbangsa .................................................... 7
masih diperlukan siswa guna meningkatkan
C. Peluang dan Tantangan Penerapan Pancasila15
pancapaian hasil belajar dari aspek afektif,
D. Proyek Gotong Royong Kewarganegaraan .. 16
kognitif, maupun psikomotorik. Penilaian Akhir Bab 1 ......................................... 20
Penyusunan buku kerja selalu disesuaikan
dengan kondisi dan perkembangan kurikulum Latihan Ulangan Tengah Semester ................. 24
saat ini. Adapun kurikulum yang digunakan
sebagai dasar penyusunan buku kerja ini Bab 2 Undang-Undang Dasar Negara
yaitu Kurikulum Merdeka. Kurikulum tersebut Republik Indonesia Tahun 1945 .......... 28
dirancang untuk mengembangkan kompetensi A. Pengenalan Konstitusi dalam Pengalaman
akademis dan nonakademis, kompetensi Hidup Sehari-hari ......................................... 29
kognitif, sosial, emosional, dan spiritual. B. Pengenalan Norma dalam Kehidupan
Terdapat tiga karakteristik dalam kurikulum Sehari-hari ................................................... 36
C. Hubungan Erat Pancasila dan UUD NRI
merdeka, yaitu pengembangan karakter, fokus
Tahun 1945 .................................................. 41
pada materi esensial, dan fleksibilitas untuk
D. Membuat Kesepakatan Bersama ................ 43
satuan pendidikan. Oleh sebab itu, penyusunan E. Produk dan Hierarki Peraturan
buku kerja ini dilengkapi dengan fitur-fitur yang Perundang-undangan .................................. 44
sesuai dengan tuntutan kurikulum merdeka F. Hubungan Antarperaturan
tersebut seperti soal-soal latihan bermuatan Perundang-undangan ................................... 52
HOTS, muatan profil pelajar Pancasila, dan G. Menganalisis Produk Perundang-Undangan 55
tugas proyek penguatan pelajar Pancasila. Penilaian Akhir Bab 2 ......................................... 57
Kami berharap terbitnya buku kerja ini dapat
digunakan sebagi sumber ilmu pengetahuan Latihan Ulangan Akhir Semester .................... 61
bagi siswa di Indonesia. Penyusunan buku
kerja ini masih banyak terdapat kekurangan. Daftar Pustaka .................................................. 64
Oleh sebab itu, saran dan masukan yang
bersifat membangun sangat kami harapkan
untuk perbaikan dalam penyusunan buku kerja
selanjutnya.
Penulis

Kurikulum
Merdeka

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 1


Bab
Pancasila
1
Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu menganalisis cara pandang para pendiri negara tentang rumusan Pancasila sebagai
dasar negara; Peserta didik mampu menganalisis fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara,
ideologi negara, dan identitas nasional; Peserta didik mengenali dan menggunakan produk dalam negeri
sekaligus mempromosikan budaya lokal dan nasional.

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran pada bab ini, diharapkan siswa mampu:
1. menggali ide pendiri bangsa mengenai dasar negara Pancasila;
2. mengidentifikasi penerapan Pancasila dalam berbagai konteks kehidupan;
3. memahami peluang dan tantangan penerapan Pancasila di era sekarang; serta
4. memahami gotong royong.

Profil Pelajar Pancasila


1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
2. Berkebinekaan global.
3. Gotong royong.
4. Mandiri.
5. Kreatif.
6. Bernalar kritis.

Peta Konsep
Pancasila

Menggali Ide Pendiri


Penerapan Pancasila Peluang dan Tantangan Proyek Gotong Royong
Bangsa tentang Dasar
dalam Konteks Berbangsa Penerapan Pancasila Kewarganegaraan.
Negara

2 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


Apersepsi
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Dasar negara
adalah sikap, pandangan hidup, atau sesuatu yang dapat
dibuktikan kebenarannya. Dengan kata lain, dasar negara
merupakan suatu fundemen yang bersumber dari pandangan
hidup hidup bangsa. Pancasila sebagai dasar negara
dijadikan sebagai pedoman bertingkah laku dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tahukah Anda
proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia?
Guna memahaminya, simaklah materi berikut dengan saksama!
Gambar pancasila.

Pendalaman Materi

A. Menggali Ide Pendiri Bangsa tentang Dasar Negara

Dasar negara memiliki artian sebagai landasan dalam membentuk suatu negara atau sumber
dari segala sumber hukum yang ada di sebuah negara sekaligus sebagai pedoman cita-cita bangsa
suatu negara. Negara yang tidak memiliki dasar berarti negara tersebut tidak memiliki tujuan yang
jelas dalam membangun bangsanya. Seperti Negara Indonesia di mana memiliki dasar negara, yaitu
Pancasila yang berarti lima (panca) dan prinsip/sendi/dasar (sila).
1. Pokok-pokok Pikiran dalam BPUPKI
Sejarah kelahiran Pancasila diawali ketika Jepang kalah pada Perang Pasifik. Guna
menarik simpati masyarakat Indonesia, pihak Jepang menjanjikan kemerdekaan untuk rakyat
Indonesia dengan cara membentuk lembaga untuk mempersiapkan segala hal yang berkaitan
dengan pembentukan NKRI. Lembaga tersebut diberi nama atau Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
a. Sejarah pembentukan BPUPKI
Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia biasa disingkat
dengan BPUPKI atau disebut juga . Panglima tentara ke-16 Letnan
Jenderal Kumakichi mengumumkan terbentuknya BPUPKI pada tanggal 1 Maret 1945.
BPUPKI memiliki tujuan utama untuk mempelajari dan menyelidiki berbagai hal penting yang
memiliki hubungan dengan segi politik dan ekonomi pemerintahan untuk memperjuangkan
kemerdekaan bangsa Indonesia.
1) Tugas BPUPKI
Badan ini memiliki tugas utama, yaitu untuk mempelajari, menyelidiki, dan mempersiapkan
hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek politik, ekonomi, tata pemerintahan, dan
hal-hal penting yang diperlukan dalam usaha pembentukan Negara Indonesia merdeka.
2) Anggota BPUPKI
BPUPKI diketuai oleh dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat dengan dibantu wakilnya,
yakni Ichibangase Yosio (Jepang) dan R.P. Soeroso. Anggota BPUPKI berjumlah 62
orang yang di dalamnya terdiri atas berbagai tokoh bangsa dan terdapat 7 anggota yang
merupakan wakil dari Jepang.
Berikut ini beberapa nama-nama anggota BPUPKI yang diketuai oleh K.R.T. Radjiman
Wedyodiningrat.
K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat (ketua), R.P. Soeroso (wakil ketua), Ichibangse
Yoshio (wakil ketua), Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Mohammad Yamin, Prof.
Dr. Mr. Soepomo, K.H. Wachid Hasyim, Abdoel Kahar Muzakir, Mr. A.A. Maramis,
Abikoesno Tjokrosoejo, H. Agoes Salim, Mr. Achmad Soebardjo, Prof. Dr. P.A.A. Hoesein

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 3


Djajadiningrat, Ki Bagoes Hadikusumo, A.R. Baswedan, Soekiman, Abdoel Kaffar, R.A.A.
Poerbonegoro Soemitro Kolopaking, K.H. Ahmad Sanusi, K.H. Abdul Salim, Liem Koen
Hian, Tang Eng Hoa, Oey Tiang Tjoe, Oey Tjong Hauw, dan Yap Tjwan Bing.
b. Sidang BPUPKI
BPUPKI dalam menjalankan tugasnya melaksanakan sidang resmi dua kali, berikut
penjelasannya.
1) Sidang pertama BPUPKI
Sidang pertama BPUPKI dilaksanakan pada pada tanggal 29 Mei–1 Juni 1945. Dalam
sidang ini memiliki agenda pokok, yaitu pembahasan tentang dasar negara Indonesia.
Terdapat tiga tokoh yang memberikan pendapatnya mengenai dasar negara, yaitu
sebagai berikut.
a) Mr. Prof. Mohammad Yamin S.H.
Pada tanggal 29 Mei 1945 dalam sidang BPUPKI Mr. Prof. Mohammad Yamin S.H.
menyampaikan pendapatnya tentang dasar negara Indonesia yang terdiri atas lima
asas, yaitu sebagai berikut.
(1) Perikebangsaan.
(2) Perikemanusiaan.
(3) Periketuhanan.
(4) Perikerakyatan.
(5) Kesejahteraan rakyat.
b) Prof. MR. Dr. Soepomo
Pada tanggal 31 Mei 1945 dalam sidang BPUPKI Prof. Mr. Dr. Soepomo
menyampaikan pendapatnya mengenai dasar negara Indonesia yang terdiri atas
lima prinsip, yaitu sebagai berikut.
(1) Persatuan.
(2) Kekeluargaan.
(3) Mufakat dan demokrasi.
(4) Musyawarah.
(5) Keadilan sosial.
c) Ir. Soekarno
Pada tanggal 1 Juli 1945 dalam sidang BPUPKI Ir. Soekarno menyampaikan
pendapatnya mengenai dasar negara Indonesia yang terdiri atas lima prinsip yang
disebut dengan Pancasila, yaitu sebagai berikut.
(1) Kebangsaan Indonesia.
(2) Internasionalisme dan perikemanusiaan.
(3) Mufakat atau demokrasi.
(4) Kesejahteraan sosial.
(5) Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pada akhir sidang tersebut telah disepakati bahwa Pancasila adalah nama dari
dasar negara Indonesia sehingga pada tanggal 1 Juli diperingati sebagai hari lahirnya
Pancasila. Akan tetapi, belum ada kesepakatan mengenai rumusan dasar negara. Hal
tersebut disebabkan karena terjadi perdebatan mengenai masalah dasar negara dan
hubungan antara agama. Kemudian, BPUPKI membentuk panitia kecil yang berjumlah
8 orang atau juga disebut dengan Panitia Delapan dengan Ir. Soekarno sebagai katua
dan Drs. Mohammad Hatta, Sutardjo Kartohadikusumo, Wachid Hasyim, Ki Bagus
Hadikusumo, Otto Iskandardinata, Mr. Moh. Yamin, Mr. A.A. Maramis dipilih sebagai
anggota. Pada tanggal 1 Juni 1945 BPUPKI telah selesai menjalankan sidang sehingga
BPUPKI memasuki masa reses atau masa yang dilakukan di luar sidang.
2) Sidang kedua BPUPKI
Sidang kedua BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 10–16 Juli 1945. Di dalam
sidang ini BPUPKI membahas mengenai wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
kewarganegaraan Indonesia, rancangan undang-undang dasar, ekonomi dan keuangan,
pembelaan negara, serta pengajaran.

4 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


Pada sidang kedua ini dibentuk beberapa panitia kecil, hal tersebut, karena dalam
sidang tidak hanya membahas satu bidang saja. Panitia tersebut yaitu sebagai berikut.
a) Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai oleh Ir. Soekarno.
b) Panitia Pembela Tanah Air yang diketuai oleh Raden Abikusno Tjokrosoejoso.
c) Panitia Ekonomi dan Keuangan diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta.
Ir. Soekarno selaku ketua Panitia Perancang Undang-Undang Dasar pada tanggal
11 Juli 1945 membentuk satu lagi panitia kecil yang berada di bawah panitia yang
sebelumnya terbentuk, panitia kecil baru ini bertugas untuk merumuskan dan merancang
isi dari Undang-Undang Dasar. Panitia ini di ketuai oleh Prof. Mr. Dr. Soepomo (ketua)
yang memiliki anggota Mr. KRMT Wongsonegoro, Mr. Raden Achmad Soebardjo
Djojoadisoerdjo, Mr. Alexander Andries Maramis, Mr. Raden Panji Singgih, Haji Agus
Salim, dan Dr. Soekiman Wirjosandjojo.
Setelah Prof. Mr. Dr. Soepomo dan anggotanya menyelesaikan tugasnya pada
tanggal tanggal 14 Juli 1945 Ir. Soekarno menyerahkan hasil kinerja dari Panitia
Perancang Undang-Undang Dasar secara menyeluruh pada sidang pleno BPUPKI. Di
dalam laporan tersebut termuat tiga masalah pokok, yaitu sebagai berikut.
a) Pernyataan tentang Indonesia merdeka.
b) Pembukaan Undang-Undang Dasar.
c) Batang tubuh Undang-Undang Dasar yang kemudian diberi nama, yaitu “Undang-
Undang Dasar 1945”.
2. Panitia Sembilan
Panitia Sembilan merupakan panitia yang memiliki anggota dengan jumlah sembilan orang,
panitia ini memiliki tugas, yaitu untuk merumuskan dasar negara Indonesia yang ada dalam
pembukaan UUD 1945.
a. Latar belakang pembentukan Panitia Sembilan
Pada dasarnya proses kemerdekaan Indonesia merupakan latar belakang dibentuknya
Panitia Sembilan. Panitia Sembilan sendiri adalah suatu kepanitiaan kecil yang memiliki
tugas khusus dan juga memiliki anggota yang berjumlah sembilan yang bertujuan untuk
merumuskan dasar negara. Hal tersebut karena dasar negara merupakan hal yang pokok
dan penting bagi suatu negara.
Panitia sembilan mulai dibentuk saat mendekati akhir persidangan BPUPKI. Saat itu
ketua BPUPKI, yaitu Dr. Radjiman Widyodiningrat, kemudian membentuk panitia kecil yang
beranggotakan dengan 8 orang. Panitia delapan diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia Delapan
memiliki tugas, yaitu untuk memeriksa dan juga mengklarifikasi semua usulan dan saran
yang masuk baik secara lisan maupun secara tulisan yang berkaitan dengan pembentukan
dasar negara Indonesia merdeka. Panitia Delapan mulai bekerja pada tanggal 2 Juni 1945
sampai 9 Juli 1945, yaitu pada masa reses BPUPKI atau masa jeda sidang pertama dengan
sidang kedua BPUPKI.
Setelah terjadi sebuah pembahasan yang dilakukan olah Panitia Delapan dan 38 orang
anggota BPUPKI tersebut menghasilkan sebuah keputusan, yaitu dibentuknya Panitia
Perumusan Dasar Negara Indonesia yang beranggotakan sembilan orang atau yang disebut
dengan Panitia Sembilan. Panitia Sembilan resmi dibentuk pada tanggal 1 Juni 1945.
b. Anggota Panitia Sembilan
Berikut anggota dari Panitia Sembilan.
1) Ir. Soekarno (ketua).
2) Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua).
3) Mr. Achmad Soebardjo (anggota).
4) Mr. Mohammad Yamin (anggota).
5) KH. Wahid Hasjim (anggota).
6) H. Agus Salim (anggota).
7) Abdoel Kahar Moezakir (anggota).
8) Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota).
9) Mr. Alexander Andries Maramis (anggota).

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 5


c. Tugas Panitia Sembilan
Berikut tugas Panitia Sembilan.
1) Bertanggung jawab atas perumusan dasar negara Indonesia merdeka.
2) Memberikan usul-usul ataupun saran baik secara lisan dan tulisan.
3) Menampung aspirasi dari berbagai tokoh.
4) Menyusun naskah rancangan pembentukan dasar negara Indonesia.
d. Hasil sidang Panitia Sembilan
Setelah resmi terbentuk kemudian Panitia Sembilan melakukan tugasnya, yaitu
merumuskan dasar negara. Pada tanggal 22 Juni 1945 melakukan rapat, dalam rapat
tersebut terjadi perbedaan pendapat, akan tetapi perbedaan tersebut mampu dipecahkan.
Kemudian, Panitia Sembilan kembali melakukan rapat yang menghasilkan sebuah rumusan
Rancangan Mukadimah Hukum Dasar yang di dalamnya berisi mengenai dasar negara
Indonesia merdeka. Rapat tersebut dilakukan di rumah Ir. Soekarno di Jalan Penggangsaan
Timur No. 56. Rumusan tersebut diberi nama Piagam Jakarta oleh Mr. Moh. Yamin.
Setelah Panitia Sembilan berhasil dalam merumuskan Piagam Jakarta terjadi perbedaan
pendapat pada kalimat yang ada dalam Piagam Jakarta, yaitu “Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Keberatan tersebut disampaikan
oleh Moh. Hatta yang memperoleh masukan dari utusan Opsor Kaigun atau Angkatan
Laut. Mereka menyampaikan keberatan tentang kalimat yang ada dalam rumusan Piagam
Jakarta, keberatan tersebut berasal dari umat Khatolik dan Protestan yang berada di wilayah
kekuasaan Angkatan Laut Jepang.
Dengan keberatan tersebut dilakukan lagi kajian dan pembahasan yang dilakukan antara
Moh. Hatta dengan pemuka agama Islam, yaitu Wachid Hasjim, Mr. Kasman Singodimejo,
Mr. Teuku Moh. Hasan, dan Ki Bagus Hadikusumo. Dengan adanya pembahasan tersebut
kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”
diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dengan demikian, menjadi bukti bila para
tokoh dan pemimpin negara dalam merumuskan dasar negara Indonesia merdeka selalu
mengedepankan rasa kesatuan dan keutuhan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan sehingga rumusan dasar negara Indonesia menjadi sebagai berikut.
1) Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tugas Mandiri
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas!
1. Apa yang dimaksud dasar negara?
Jawab: .....................................................................................................................................
2. Tuliskan tugas BPUPKI!
Jawab: .....................................................................................................................................
3. Uraikan sidang kedua BPUPKI!
Jawab: .....................................................................................................................................
4. Terangkan latar belakang pembentukan Panitia Sembilan!
Jawab: .....................................................................................................................................
5. Sebutkan tugas Panitia Sembilan!
Jawab: .....................................................................................................................................

6 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


Tugas Kelompok
Kerjakan tugas berikut secara kelompok!
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 3–4 orang!
2. Bersama kelompok Anda lakukan kegiatan diskusi mengenai nilai-nilai kejuangan dari para
pendiri bangsa saat merumuskan dasar negara yang dapat kita tiru dan implementasikan dalam
kehidupan sehari-hari!
3. Tuliskan hasilnya seperti tabel berikut!
No. Lingkungan Nilai Contoh Penerapan
1. Keluarga
2. Sekolah
3. Masyarakat
4. Presentasikan hasilnya di depan kelas Anda!

B. Penerapan Pancasila dalam Konteks Berbangsa

Pada dasarnya sebagai generasi muda kita harus mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
konteks berbangsa dan bernegara.
1. Mengenal Lambang Pancasila
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki lambang yang terdapat dalam burung
Garuda. Berikut makna dalam lambang sila Pancasila.
a. Sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”
Sila pertama Pancasila memiliki lambang bintang lima yang berwarna emas. Lambang
ini memiliki makna, yaitu cahaya yang dipancarkan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada
seluruh umat manusia. Jumlah bintang yang hanya satu atau tunggal ini juga melambangkan
keesaan Tuhan.
b. Sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab”
Sila ke-2 dalam Pancasila dilambangkan dengan rantai emas dengan latar belakang
berwarna merah. Rantai tersebut memiliki mata rantai yang berbentuk segi empat dan
lingkatan yang saling berkaitan. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan
lingkaran melambangkan perempuan. Simbol ini mengartikan antarkaum yang harus bersatu,
bekerja sama sehingga kuat seperti rantai.
c. Sila ketiga “Persatuan Indonesia”
Sila ini dilambangkan dengan pohon beringin. Jenis pohon beringin adalah spesies pohon
yang kuat, besar, dan berdaun rimbun. Pohon beringin diartikan sebagai tempat berteduh
sekaligus bentuk persatuan masyarakat Indonesia yang sangat beragam.
d. Sila keempat “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
dan perwakilan”
Sila keempat dilambangkan dengan kepala banteng. Kepala banteng memiliki filosofi
sebagai hewan sosial yang suka berkumpul. Berkumpul di sini kemudian diartikan sebagai
kegiatan musyawarah antar orang-orang untuk melahirkan suatu keputusan. Pastinya, secara
adil dan atas keputusan bersama semua pihak.
e. Sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
Sila kelima Pancasila dilambangkan dengan padi dan kapas. Hal ini melambangkan
kebutuhan dasar setiap manusia, yaitu pangan dan sandang.
2. Nilai-nilai dalam Sila Pancasila
Pada dasarnya dalam setiap sila-sila Pancasila memiliki nilai-nilai luhur, berikut adalah
nilai-nilai tersebut.
a. Sila pertama Pancasila
Berikut nilai yang terkandung dalam sila pertama Pancasila.

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 7


1) Mengimani adanya Tuhan yang Maha Esa, selain itu juga menjalankan perintah dan
menjauhi seluruh larangannya.
2) Bersikap saling menghormati dan menghargai antarpemeluk agama.
3) Adanya rasa toleransi dalam kehidupan beragama.
4) Tidak mencemooh dan merendahkan agama orang lain.
5) Tidak memaksakan kehendak antarumat beragama.
b. Sila kedua Pancasila
Berikut nilai yang terkandung dalam sila kedua Pancasila.
1) Semua rakyat Indonesia mempunyai hak yang sama di mata hukum, masyarakat, agama,
dan lainnya.
2) Tidak adanya suatu bentuk perbedaan sosial antara sesama rakyat Indonesia.
3) Lebih mengutamakan adanya sikap tenggang rasa dan saling tolong-menolong.
4) Selalu menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang terjadi antarrakyat Indonesia.
5) Saling menghargai pendapat antarsesama.
c. Sila ketiga Pancasila
Berikut nilai yang terkandung dalam sila ketiga Pancasila.
1) Mengutamakan kesatuan dan persatuan.
2) Berjiwa patriotisme di manapun kaki berpijak.
3) Menggunakan bahasa persatuan Indonesia.
4) Cinta terhadap tanah air.
5) Memperjuangkan dan mengharumkan nama Indonesia.
d. Sila keempat Pancasila
Berikut nilai yang terkandung dalam sila keempat Pancasila.
1) Keputusan bersama pengambilannya harus melalui musyawarah.
2) Tidak memaksakan kehendak.
3) Kebijakan dalam mengambil solusi.
4) Kedaulatan bangsa berada di tangan rakyat.
5) Pemimpin bangsa Indonesia harus bijaksana.
6) Mengutamakan kekeluargaan.
e. Sila kelima Pancasila
Berikut nilai yang terkandung dalam sila kelima Pancasila.
1) Menggapai tujuan adil dan makmur.
2) Mendukung kemajuan dan pembangunan Indonesia.
3) Menerapkan perilaku adil dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik.
4) Perwujudan keadilan sosial bagi bangsa Indonesia.
5) Menghormati hak dan kewajiban setiap orang.
3. Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan
Pada dasarnya dalam kehidupan sehari-hari kita harus mampu mengamalkan niali-nilai yang
terdapat dalam sila Pancasila. Berikut contoh penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
a. Penerapan sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”
1) Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama yang dianut.
2) Tidak memaksakan agama atau kepercayaan yang dianut kepada orang lain.
3) Memiliki sikap toleransi antarumat beragama lain.
b. Penerapan sila “Kemanusiaan yang adil dan beradab”
1) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
2) Berani membela kebenaran dan keadilan.
3) Tidak semena-mena terhadap orang lain.
c. Penerapan sila “Persatuan Indonesia”
1) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
2) Memajukan pergaulan dengan tujuan persatuan dan kesatuan bangsa.
3) Cinta Tanah Air dan bangsa.

8 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


d. Penerapan sila “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan”
1) Bermusyawarah dengan tujuan untuk mencapai mufakat.
2) Menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah dengan tanggung jawab.
3) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
e. Penerapan sila “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
Berikut penerapan sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
1) Menghargai hasil karya dari orang lain.
2) Melakukan kegiatan sosial bersama.
3) Menghindari berbagai perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
4. Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara dapat diartikan jika setiap hal yang mempunyai kaitan
dengan berbagai urusan kenegaraan harus selalu diputuskan dan dilandasi dengan nilai-nilai
yang ada dalam sila-sila Pancasila.
Dasar negara merupakan suatu landasan atau fondasi yang kukuh dan kuat serta tahan
terhadap berbagai hambatan ataupun rintangan yang berasal dari luar maupun dari dalam
sehingga bangunan di atasnya mampu berdiri dengan kuat dan kukuh. Bangunan tersebut, yaitu
Negara Republik Indonesia yang mempunyai keinginan untuk mewujudkan suatu masyarakat
yang adil dan makmur. Dasar negara dari suatu bangsa berupa suatu falsafah yang mampu
merangkum atau menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa dan Negara Indonesia yang
merdeka.
Salah satu tujuan dirumuskannya Pancasila oleh para pendiri negara, yaitu sebagai suatu
dasar negara Republik Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Radjiman
Widyodiningrat jika hakikat Pancasila sebagai dasar negara. Demikian pula Mohammad Yamin,
Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno juga menyebutkan bahwa perlu adanya dasar negara Indonesia
yang merdeka yaitu Pancasila. Dengan demikian, para pelaku sejarah berniat merumuskan
Pancasila sebagai landasan negara, sebagai falsafah negara, dan ideologi negara.
a. Fungsi Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara, yaitu untuk memberi pedoman bagi bangsa dan negara
untuk mencapai tujuannya melalui berbagai realisasi pembangunan serta menjadi alat
pemersatu. Hal tersebut berarti Pancasila dapat mempersatukan orang dari berbagai agama,
suku bangsa, ras, dan golongan.
b. Arti Penting Pancasila sebagai dasar negara
Berikut arti penting Pancasila, yaitu sebagai dasar negara.
1) Pancasila digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan penyelenggaraan negara.
2) Pancasila sebagai dasar negara karena sebagai sumber dari segala sumber hukum
dalam kehidupan ketatanegaraan Indonesia dan digunakan sebagai dasar dengan tujuan
untuk mengatur kehidupan Negara Indonesia.
3) Pancasila adalah alat yang dijadikan sebagai pemersatu bangsa.
4) Pancasila sebagai landasan hidup berbangsa dan bernegara.
5. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila berfungsi sebagai pedoman atau petunjuk
dalam kehidupan sehari-hari. Ini berarti, Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan
petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan di segala bidang. Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa merupakan kristalisasi nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat
Indonesia. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila selalu dijunjung tinggi oleh setiap warga
masyarakat, karena pandangan hidup Pancasila berakar pada budaya dan pandangan hidup
masyarakat Indonesia. Pandangan hidup yang ada dalam masyarakat Indonesia menjelma
menjadi pandangan hidup bangsa yang dirintis sejak jaman Sriwijaya hingga Sumpah Pemuda
1928. Kemudian, diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara ini serta disepakati dan
ditentukan sebagai dasar negara Republik Indonesia. Pada pengertian yang demikian, maka
Pancasila selain sebagai pandangan hidup negara, sekaligus juga sebagai ideologi negara.

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 9


a. Manfaat Pancasila sebagai pandangan hidup
Berikut manfaat Pancasila sebagai pandangan hidup.
1) Pembangunan diri, dengan pandangan hidup suatu bangsa akan memiliki pegangan
dan pedoman bagaimana memecahkan masalah politik, ekonomi, sosial, dan budaya
dalam gerak masyarakat yang makin maju dan akan membangun dirinya.
2) Kekukuhan dan tujuan, setiap bangsa yang ingin berdiri kukuh dan mengetahui jelas
kearah mana tujuan yang ingin dicapai memerlukan pandangan hidup.
3) Pemecahan masalah, dengan pandangan hidup suatu bangsa akan memandang
persoalan yang dihadapi dan menentukan cara bagaimana memecahkan persoalan
b. Isi Pancasila sebagai pandangan hidup
Berikut isi Pancasila sebagai pandangan hidup.
1) Konsep dasar, dalam pandangan hidup terkandung konsep dasar yang dianggap baik
yang dicita-citakan suatu bangsa.
2) Pikiran dan gagasan, dalam pandangan hidup terkandung juga pikiran yang terdalam
dan gagasan suatu bangsa tentang wujud kehidupan yang dianggap baik.
3) Kristalisasi dan nilai, pandangan hidup adalah kristalisasi nilai yang dimiliki bangsa itu
sendiri yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad untuk mewujudkannya.
c. Aktualisasi Pancasila dalam kehidupan
Aktualisasi berasal dari kata “aktual” yang berarti betul-betul ada, terjadi, atau
sesungguhnya. Aktualisasi Pancasila adalah bagaimana nilai-nilai Pancasila benar-benar
dapat tercermin dalam sikap dan perilaku seluruh warga negara, mulai dari aparatur dan
pimpinan nasional sampai kepada rakyat biasa. Aktualisasi Pancasila dibedakan menjadi
dua macam, yaitu sebagai berikut.
1) Aktualisasi Pancasila objektif
Pelaksanaan Pancasila dalam bentuk realisasi setiap aspek penyelenggaraan negara,
baik di bidang legislatif, eksekutif, yudikatif maupun semua bidang kenegaraan lainnya.
2) Aktualisasi Pancasila subjektif
Pelaksanaan dalam sikap pribadi perorangan, setiap warga negara, setiap individu,
setiap penduduk, setiap penguasa, dan setiap orang di Indonesia.
Selain sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila juga sebagai kepribadian bangsa. Ini
berati, sebagai halnya bendera merah putih sebagai ciri khas bangsa atau Negara Indonesia
yang membedakan dengan bangsa atau negara lain. Pancasila juga merupakan ciri khas bangsa
Indonesia yang tercermin dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang senantiasa selaras,
serasi dan seimbang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila itu sendiri.
6. Fungsi Pancasila bagi Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai ideologi dari bangsa Indonesia pada dasarnya bukan hanya sebagai hasil
perenungan ataupun pemikiran seseorang atau golongan. Akan tetapi, Pancasila diangkat dari
berbagai nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan dan berbagai nilai religius yang terdapat
dalam pandangan hidup masyarakat Indonsia sebelum membentuk negara atau sebelum
Indonesia merdeka.
Dengan demikian, Pancasila sebagai dasar negara memiliki fungsi yang sangat penting,
berikut adalah fungsi pokok dari Pancasila.
a. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
Pada dasarnya setiap bangsa memiliki jiwanya masing-masing yang disebut dengan
Volgeist yang memiliki arti jiwa rakyat atau jiwa bangsa. Pancasila sebagai jiwa dari bangsa
Indonesia lahir bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia sendiri, yaitu sejak zaman
dahulu. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia memberikan corak yang khas dan tidak
dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia serta menjadi ciri khas yang mampu membedakan
bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya. Akan tetapi, terdapat kemungkinan jika tiap-
tiap sila secara terlepas dari yang lain memiliki sifat yang universal, yang juga dimiliki oleh
bangsa-bangsa lain di dunia, namun kelima sila dari Pancasila adalah satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan sehingga hal inilah yang menjadi ciri khas dari bangsa Indonesia.

10 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


b. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
Pancasila sebagai kepribadian dari bangsa Indonesia memiliki arti, yaitu Pancasila
lahir bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia dan juga sebagai ciri khas dari bangsa
Indonesia dalam bersikap mental ataupun tingkah laku sehingga dapat dijadikan sebagai
pembeda dengan bangsa lainnya. Pada dasarnya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
dapat dijadikan dasar dalam memotivasi tingkah laku, sikap, dan perbuatan hidup dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, untuk mencapai tujuan nasional, yaitu untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan juga turut serta
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial. Pancasila sebagai pedoman dan sebagai pegangan dalam pembangunan
bangsa dan negara yang memiliki tujuan agar negara mampu berdiri dengan kukuh. Selain
itu, Pancasila juga sebagai identitas diri dari bangsa Indonesia akan terus melekat dalam
jiwa bangsa Indonesia. Pancasila bukan hanya digali dari masa lampau atau dijadikan
kepribadian bangsa waktu itu, akan tetapi juga diidealkan sebagai kepribadian dari bangsa
Indonesia sepanjang masa.
c. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum memiliki arti jika segala peraturan
dalam perundang-undangan yang berlaku di negara Indonesia harus bersumberkan dari
Pancasila atau tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila.
Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi, yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian
dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran yang terdiri atas suasana kebatinan yang
berasal dari UUD 1945.
d. Pancasila sebagai perjanjian luhur
Pancasila sebagai perjanjian luhur, yaitu Pancasila telah disepakati secara nasional
sebagai dasar dari Negara Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 melalui sidang PPKI
(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
e. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia
Masyarakat yang adil dan makmur yang merata baik secara materiel dan spiritual
yang berdasarkan Pancasila adalah suatu cita-cita yang ingin diwujudkan oleh bangsa
Indonesia. Hal yang harus diwujudkan oleh bangsa Indonesia, yaitu masyarakat yang adil
dan makmur berdasarkan Pancasila yang berada dalam wadah NKRI yang merdeka, bersatu,
berkedaulatan rakyat dalam suasana peri kehidupan bangsa yang aman, tertib, tenteram,
dinamis, serta dalam keadaan lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, dan tenteram serta
bersahabat. Cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia secara jelas sudah disebutkan dalam
alinea Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi, “Kemudian daripada itu, untuk membentuk
suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.”
Dengan demikian kutipan alinea tersebut dapat disimpulkan jika tujuan dan cita-cita dari
bangsa Indonesia, yaitu sebagai berikut.
1) Bertujuan untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Republik Indonesia yang
mampu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Melindungi segenap bangsa memiliki arti, yaitu pemerintah berusaha untuk melindungi
seluruh bangsanya, baik dalam lingkup internal ataupun eksternal.
2) Bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum/bersama. Negara Indonesia
menginginkan situasi dan kondisi rakyat yang berbahagia, makmur, adil, tenteram, dan
sentosa.
3) Bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Hal ini mencerdaskan
kehidupan bangsa memiliki arti berupaya untuk membuat seluruh masyarakat Indonesia
mempunyai pengetahuan yang luas dan melek akan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta pintar. Hal tersebut karena sebuah bangsa akan maju jika didukung oleh rakyatnya
yang mempunyai pengetahuan yang luas, pintar dan melek terhadap teknologi.

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 11


4) Bertujuan untuk selalu ikut berperan aktif dan ikut serta dalam melaksanakan ketertiban
dunia yang berlandaskan pada kemerdekaan, perdamaian abadi, serta keadilan sosial.
Dengan adanya Pancasila diharapkan mampu untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan
bangsa Indonesia sendiri.
f. Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Pancasila adalah suatu alat atau sarana yang ampuh untuk mempersatukan bangsa
Indonesia, hal tersebut dikarenakan dalam Pancasila sendiri adalah suatu falsafah hidup dan
kepribadian bangsa Indonesia yang mengandung berbagai nilai dan norma-norma diyakini
paling benar, adil, bijaksana dan tepat untuk mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.
g. Pancasila sebagai moral pembangunan
Kegiatan pembangunan nasional dilakukan dengan tujuan untuk mencapai masyarakat
yang adil dan makmur. Pembangunan nasional adalah suatu perwujudan nyata dalam
meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia yang sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan dan tujuan negara yang sudah tercantum dalam pembukaan Undang-undang
Dasar 1945 alinea keempat.
7. Arti Penting Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup
Bagi bangsa Indonesia, Pancasila dijadikan sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa untuk mengatur penyelenggaraan negara. Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 alenia keempat menegaskan bahwa bangsa Indonesia memiliki dasar dan pedoman
dalam berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara mendasari
pasal-pasal dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menjadi cita-cita hukum
yang dituangkan dalam peraturan perundang-undangan. Seluruh sila dari Pancasila tersebut
tidak dapat dilaksanakan secara terpisah-pisah.
Oleh karena itu, Pancasila adalah satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan. Di dalam
pelaksanaannya sila kesatu Pancasila melandasi sila kedua, ketiga, keempat, dan kelima. Sila
kedua dilandasi sila pertama melandasi sila ketiga, keempat, dan kelima. Sila ketiga dilandasi
sila pertama dan kedua serta melandasi sila keempat dan kelima dan seterusnya.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan sila pertama dan utama yang menerangi
keempat sila lainnya. Paham Ketuhanan itu diwujudkan dalam paham kemanusiaan yang adil
dan beradab. Dorongan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa menurut
Jimly Asshiddiqie dalam buku Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (2012:122)
menentukan kualitas dan derajat kemanusiaan seseorang di antara sesama manusia sehingga
perikehidupan bermasyarakat dan bernegara dapat tumbuh sehat dalam struktur kehidupan yang
adil dan dengan demikian kualitas peradaban bangsa dapat berkembang secara terhormat di
antara bangsa-bangsa.
Semangat Ketuhanan Yang Maha Esa itu hendaklah pula meyakinkan segenap bangsa
Indonesia untuk bersatu padu di bawah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Perbedaan-perbedaan
di antara sesama warga negara Indonesia tidak perlu diseragamkan, melainkan dihayati sebagai
kekayaan bersama yang wajib disyukuri dan dipersatukan dalam wadah Negara Indonesia
yang berdasarkan Pancasila. Oleh karena itu, dalam kerangka kewarganegaraan, tidak perlu
dipersoalkan mengenai etnisitas, anutan agama, warna kulit, dan bahkan status sosial seseorang.
Diutamakan dilihat status kewarganegaraan seseorang dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Semua orang memiliki kedudukan yang sama sebagai warga negara. Setiap warga
negara adalah rakyat, dan rakyat itulah yang berdaulat dalam Negara Indonesia, di mana
kedaulatannya diwujudkan melalui mekanisme atau dasar bagi seluruh rakyat Indonesia.
8. Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa
Pancasila adalah ideologi dasar bagi Negara Indonesia. Nama ini terdiri atas dua kata dari
Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa dalam
perwujudannya banyak sekali mengalami pasang surut. Bahkan, sejarah bangsa kita telah
mencatat bahwa pernah ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa dengan ideologi lainnya. Upaya ini dapat digagalkan oleh bangsa

12 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


Indonesia sendiri. Meskipun demikian, tidak berarti ancaman terhadap Pancasila sebagai dasar
negara sudah berakhir. Tantangan masa kini dan masa depan yang terjadi dalam perkembangan
masyarakat Indonesia dan dunia internasional dapat menjadi ancaman bagi nilai-nilai Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup.
a. Masa Orde Lama
Masa Orde Lama adalah masa pencarian bentuk penerapan Pancasila terutama dalam
sistem kenegaraan. Terdapat 3 periode penerapan Pancasila yang berbeda, yaitu periode
1945–1950, periode 1950–1959, dan periode 1959–1966.
1) Periode 1945–1950
Pada periode 1945–1950 ada upaya-upaya mengganti Pancasila dengan ideologi
yang lain. Upaya-upaya tersebut terlihat dari munculnya gerakan-gerakan pemberontakan
yang tujuannya mengganti Pancasila dengan ideologi lainnya.
Ada dua pemberontakan yang terjadi pada masa tersebut, yaitu sebagai berikut.
a) Pemberontakan PKI di Madiun terjadi pada tanggal 18 September 1948 yang
dipimpin oleh Muso.
b) Pemberontakan DI/TII yang dipimpin oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo.
2) Periode 1950–1959
Pada periode ini dasar negara tetap Pancasila, akan tetapi dalam penerapannya
lebih diarahkan seperti ideologi liberal. Hal tersebut dapat dilihat dalam penerapan sila
keempat yang tidak lagi berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak
(voting). Sehingga penerapan Pancasila selama periode ini adalah Pancasila diarahkan
sebagai ideologi liberal yang ternyata tidak menjamin stabilitas pemerintahan.
Pada periode ini muncul pemberontakan RMS, PRRI, dan Permesta yang ingin
melepaskan diri dari NKRI. Namun, dalam bidang politik pemilu 1955 dianggap sebagai
pemilu paling demokratis. Akan tetapi, anggota Konstituante hasil pemilu tidak dapat
menyusun Undang-Undang Dasar sehingga menimbulkan krisis politik, ekonomi, dan
keamanan yang menyebabkan pemerintah mengeluarkan Dekrit Presiden 1959 untuk
membubarkan Konstituante, Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950 tidak
berlaku, dan kembali kepada Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
3) Periode 1956–1965
Periode ini dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin karena demokrasi bukan
berada pada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai Pancasila
tetapi berada pada kekuasaan pribadi Presiden Soekarno. Akibatnya, Soekarno menjadi
pemimpin yang otoriter, misalnya beliau diangkat menjadi presiden seumur hidup dan
menggabungkan nasionalis, agama, dan komunis yang ternyata tidak cocok bagi NKRI.
Pada periode ini terjadi pemberontakan PKI pada tanggal 30 September 1965
yang dipimpin oleh D.N. Aidit. Tujuan pemberontakan ini adalah kembali mendirikan
Negara Soviet di Indonesia serta mengganti Pancasila dengan paham komunis, namun
pemberontakkan ini dapat digagalkan.
b. Masa Orde Baru
Pada masa Orde Baru, pemerintah berkehendak ingin melaksanakan Pancasila dan UUD
1945 secara murni dan konsekuen sebagai kritik terhadap orde Lama yang menyimpang dari
Pancasila melalui program P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) atau
Ekaprasetia Pancakarsa. Orde Baru berhasil mempertahankan Pancasila sebagai dasar
dan ideologi negara sekaligus berhasil mengatasi paham komunis di Indonesia. Akan tetapi,
implementasi dan aplikasinya sangat mengecewakan. Beberapa tahun kemudian, kebijakan-
kebijakan yang dikeluarkan ternyata tidak sesuai dengan jiwa Pancasila. Pancasila ditafsirkan
sesuai kepentingan kekuasaan pemerintah dan tertutup bagi tafsiran lain. Pancasila justru
dijadikan sebagai indoktrinasi. Presiden Soeharto menggunakan Pancasila sebagai alat untuk
melanggengkan kekuasaannya. Ada beberapa metode yang digunakan dalam indoktrinasi
Pancasila, yaitu pertama, melalui ajaran P4 yang dilakukan di sekolah-sekolah melalui
pembekalan atau seminar. Kedua, asas tunggal, yaitu Presiden Soeharto memperbolehkan
rakyat untuk membentuk organisasi-organisasi dengan syarat harus berasaskan Pancasila.

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 13


Ketiga, stabilisasi, yaitu Presiden Soeharto melarang adanya kritikan-kritikan yang dapat
menjatuhkan pemerintah. Oleh karena itu, Presiden Soeharto beranggapan bahwa kritikan
terhadap pemerintah menyebabkan ketidakstabilan di dalam negara. Guna menstabilkannya,
Presiden Soeharto menggunakan kekuatan militer sehingga tidak ada yang berani untuk
mengkritik pemerintah.
c. Masa Reformasi
Pada masa Reformasi, penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa terus menghadapi berbagai tantangan. Penerapan Pancasila tidak lagi dihadapkan
pada ancaman pemberontakan-pemberontakan yang ingin mengganti Pancasila dengan
ideologi lain, akan tetapi lebih dihadapkan pada kondisi kehidupan masyarakat. Beberapa
tantangan yang dihadapi pada masa Reformasi antara lain sebagai berikut.
1) Adanya kebebasan berbicara, berorganisasi, berekspresi dan sebagainya di satu sisi
dapat memacu kreativitas masyarakat, namun di sisi lainya berdampak negatif yang
merugikan bangsa Indonesia sendiri. Banyak hal negatif yang timbul sebagai akibat
penerapan konsep kebebasan yang tanpa batas, seperti munculnya pergaulan bebas,
pola komunikasi yang tidak beretika yang dapat memicu terjadinya perpecahan.
2) Tantangan lainnya adalah menurunnya rasa persatuan dan kesatuan di antara sesama
warga yang ditandai dengan adanya tawuran pelajar dan tindak kekerasan yang dijadikan
sebagai alat untuk menyelesaikan permasalahan.
3) Bangsa Indonesia dihadapkan pada perkembangan dunia yang sangat cepat dan
mendasar, serta berpacunya pembangunan bangsa-bangsa. Dunia saat ini sedang terus
dalam gerak mencari tata hubungan baru, baik di lapangan politik, ekonomi maupun
pertahanan keamanan sehingga kewaspadaan dan kesiapan harus kita tingkatkan untuk
menanggulangi penyusupan ideologi lain yang tidak sesuai dengan Pancasila.

Tugas Mandiri
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas!
1. Terangkan lambang sila pertama Pancasila!
Jawab: .....................................................................................................................................
2. Sebutkan nilai-nilai dalam sila kedua Pancasila!
Jawab: .....................................................................................................................................
3. Tuliskan penerapan sila “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan”!
Jawab: .....................................................................................................................................
4. Uraikan mengenai Pancasila sebagai dasar negara!
Jawab: .....................................................................................................................................
5. Jelaskan Pancasila sebagai pandangan hidup!
Jawab: .....................................................................................................................................

Tugas Kelompok
Kerjakan tugas berikut secara kelompok!
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 3–4 siswa!
2. Bersama kelompok Anda lakukan kegiatan identifikasi dan analisis mengenai perwujudan
Pancasila dalam berbagai bidang (politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan)!
3. Tuliskan hasilnya pada selembar kertas!

14 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


C. Peluang dan Tantangan Penerapan Pancasila

Pada dasarya Pancasila sebagai dasar negara haruslah wajib diterapkan dalam setiap masa.
Di dalam menerapkan Pancasila tentunya ada tantangan tersendiri, hal tersebut karena adanya
perkembangan zaman yang makin maju, akan tetapi selain ada tantangan juga ada peluang dalam
menerapkan nilai Pancasila.
1. Peluang Penerapan Pancasila
Pada dasarnya dalam menerapkan Pancasila haruslah mampu melihat peluang yang ada,
peluang tersebut haruslah dimanfaatkan dan juga harus diterapkan dengan strategi atau cara
yang baik dalam menerapkan Pancasila di tengah-tengah perkembangan teknologi dan juga
moderenisasi global.
Maraknya penggunaan media sosial di kala ini, memberikan berbagai dampak bagi para
penggunannya baik dampak positif ataupun negatif. Sebagai generasi milenial kita tentunya harus
menyikapi hal tersebut dengan bijak. Di dalam memilih dan memilah berbagai informasi yang
beredar tentunya dapat memberikan dampak yang baik, hal tersebut dapat dilakukan dengan
menyaring berbagai informasi menggunakan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.
Selain itu, agar tidak mengikis rasa nasionalisme dan patriotisme generasi muda dengan
adanya perkembangan teknologi yang makin masif, maka diperlukan pendidikan agama dan juga
pengimplemtasian nilai-nilai Pancasila sehingga mampu menumbuhkan rasa kesadaran dalam
diri generasi muda Indonesia untuk membangkitkan semangat Pancasila, menanamkan dan
melaksanakan ajaran agama dan keyakinan dengan sebaik-baiknya, serta mampu menumbuhkan
semangat nasionalisme. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara seperti mencintai produk
sendiri, mempelajari budaya bangsa, dan kegiatan positif lainnya.
2. Tantangan Penerapan Pancasila
Maraknya penggunaan media sosial atau platform lainnya yang merupakan dampak dari
perkembangan teknologi dan komunikasi selain menimbulkan peluang juga dapat menimbulkan
tantangan dalam penerapan Pancasila.
Hal tersebut karena bertumbuhnya kasus penyalahgunaan media sosial yang terjadi, misalnya
sebagai berikut.
a. Hoaks
Hoaks adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar
adanya. Hal ini tidak sama dengan rumor, ilmu semu, atau berita palsu. Tujuan dari berita
bohong adalah membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman, dan kebingungan. Di
dalam kebingungan, masyarakat akan mengambil keputusan yang lemah, tidak meyakinkan,
dan bahkan salah.
b. Ujaran kebencian
Ujaran kebencian adalah suatu tindakan dalam bentuk komunikasi yang dilakukan
oleh suatu individu atau kelompok dalam bentuk hasutan, provokasi, maupun hinaan yang
ditujukan baik kepada individu atau kelompok yang lain dalam berbagai aspek. Dengan kasus
tersebut, masyarakat harus bijak dalam menggunakan media sosial dan juga menyaring
seluruh informasi yang ada di media sosial.
Selain tantangan di atas, terdapat tantangan dalam penerapan Pancasila yang harus
kita ketahui, yaitu sebagai berikut.
1) Tantangan penerapan Pancasila dari masyarakat
Munculnya kebebasan yang berada di masyarakat selain memberikan dampak positif
juga menimbulkan dampak buruk, seperti menimbulkan pula komunikasi yang kurang
memiliki etika. Hal tersebut berdampak pada timbulnya suatu perpecahan yang
bertentangan dengan nilai-nilai persatuan yang tertuang dalam sila ketiga Pancasila.
2) Tantangan penerapan Pancasila dari luar masyarakat
Sudah kita ketahui bersama jika bangsa Indonesia dihadapkan dengan adanya
perkembangsan zaman yang sangat cepat. Sampai kini dunia selalu bergerak terus
dalam mencari suatu tata hubungan yang baru, baik dalam bidang ekonomi, politik

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 15


dan pertahanan keamanan. Meskipun bangsa-bangsa lain juga menyadari pentingnya
adanya suatu kerja sama antarnegara, akan tetapi persaingan kekuatan besar dunia
masih terjadi. Tantangan dari luar biasanya, yaitu dengan cara menanamkan pengaruh
terhadap negara lain, yaitu dengan penyusupan ideologi, baik yang langsung atau tidak
sehingga bangsa Indonesia harus selalu waspada untuk menanggulangi penyusupan
ideologi yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila. Hal tersebut penting untuk
dilakukan karena bangsa kita masih termasuk sebagai bangsa yang berkembang.
3) Tantangan dari pengaruh globalisasi
Adanya globalisasi ini mampu mengakibatkan adanya suatu kebebasan dengan cara meniru
kebudayaan yang berasal dari luar. Peniruan kebudayaan yang berasal dari luar mampu
menjadi dampak negatif apabila bertolak belakang dengan nilai-nilai luhur yang dianut oleh
bangsa Indonesia. Selain itu, munculnya globalisasi juga berdampak pada berubahnya
pola perilaku di masyarakat. Perubahan tersebut mampu memecahkan kesatuan dan
persatuan bangsa yang bisa menyebabkan perbedaan selisih paham. Hal tersebut
mampu menimbulkan adanya perpecahan dalam diri masyarakat Indonesia itu sendiri.
3. Upaya Sosialisasi Pancasila
Kegiatan sosialisasi nilai-nilai Pancasila sebaiknya dilakukan dengan masif dan menggunakan
teknologi yang berkembang sehingga secara tidak langsung mampu menjangkau kaum milenial.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan menuntut generasi milenial untuk berinovasi dan juga berpikir
kreatif, akan tetapi juga tidak meninggalkan nilai-nilai luhur dalam sila-sila Pancasila, serta mampu
memiliki karakter dan sikap yang menunjukkan nilai-nilai luhur dalam sila-sila Pancasila.

Tugas Mandiri
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas!
1. Jelaskan peluang penerapan Pancasila!
Jawab: .....................................................................................................................................
2. Apa yang dimaksud hoaks?
Jawab: .....................................................................................................................................
3. Uraikan mengenai tantangan penerapan Pancasila dari masyarakat!
Jawab: .....................................................................................................................................
4. Jabarkan tantangan penerapan Pancasila dari pengaruh globalisasi!
Jawab: .....................................................................................................................................
5. Terangkan upaya sosialisasi Pancasila!
Jawab: .....................................................................................................................................

Tugas Kelompok
Kerjakan tugas berikut secara kelompok!
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 3–4 siswa!
2. Bersama kelompok Anda lakukan kegiatan identifikasi dan analisis mengenai peluang dan
tantangan penerapan nilai-nilai Pancasila di era modern!
3. Tuliskan hasilnya pada selembar kertas!

D. Proyek Gotong Royong Kewarganegaraan

Gotong royong merupakan suatu istilah yang sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari-
hari. Gotong royong adalah suatu bentuk kegiatan bekerja bersama-sama yang bertujuan untuk
mencapai suatu hasil yang diinginkan.

16 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


1. Pengertian Gotong Royong
Gotong royong adalah salah satu ciri khas yang dimiliki masyarakat Indonesia. Secara garis
besar, gotong royong tertuang dalam Pancasila, yaitu sila ketiga ‘Persatuan Indonesia’. Pada
dasarnya gotong royong sudah mendarah daging, hal tersebut menjadi kepribadian bangsa dan
juga merupakan budaya yang telah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat.
2. Tujuan Gotong Royong
a. Bertujuan untuk meningkatkan tali persaudaraan dan kebersamaan antarwarga.
b. Mengajak setiap orang untuk selalu bekerja sama dalam memecahkan permasalahan.
c. Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan.
3. Manfaat Gotong Royong
a. Menumbuhkan solidaritas yang terjadi antarwarga.
b. Menjaga kebersihan dan ketertiban serta kenyamanan lingkungan tempat tinggal.
c. Mempererat tali persudaraan antarwarga masyarakat.
4. Karakteristik Gotong Royong
a. Adanya rasa kebersamaan dalam melakukan pekerjaan.
b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
c. Kegiatan yang saling membantu.
d. Bersifat sukarela tanpa adanya mengharap suatu imbalan.
e. Gotong royong bernilai luhur dalam kehidupan.
5. Faktor Pendorong Gotong Royong
a. Adanya keinginan pemenuhan atau peningkatan untuk kesejahteraan.
b. Gotong royong dapat terlaksana karena manusia merupakan makhluk sosial.
c. Keikhlasan berpartisipasi serta kebersamaan atau persatuan.
d. Usaha penyesuaian dan integrasi kepentingan sendiri dengan kepentingan bersama.
e. Timbulnya suatu kesadaran saling membantu.
6. Nilai-nilai Gotong Royong
a. Kebersamaan yang diciptakan
b. Adanya persatuan dan kesatuan
c. Menumbuhkan sikap rela berkorban
d. Tolong menolong antarmasyarakat
e. Proses sosialisasi
7. Jenis-jenis Gotong Royong
Terdapat beberapa jenis kegiatan gotong royong yang ada di sekitar tempat tinggal kita,
yaitu sebagai berikut.
a. Kerja bakti
Kerja bakti merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan dengan cara bersama-
sama, kegiatan ini umumnya dilakukan di lingkungan masyarakat. Kegiatan kerja bakti
merupakan suatu wujud yang bisa meningkatkan rasa saling menolong antarsesama dan
saling peduli.
b. Tanggap bencana
Tanggap bencana merupakan suatu kegiatan dari suatu repons yang berasal dari
masyarakat untuk bekerja sama dalam menghadapi sebuah bencana ataupun musibah.
Tanggap bencana biasanya dimulai dari hal-hal kecil seperti peduli dengan masyarakat
sekitar yang sedang merasa kesulitan, membantu sesama, dan lainnya.
c. Musyawarah
Musyawarah merupakan salah satu bagian dari gotong royong, hal tersebut karena
musyawarah adalah sebuah cara atau media untuk mencapai mufakat atau kesepakatan.
Dengan adanya kegiatan musyawarah, masyarakat dapat berkumpul dan melakukan
diskusi tentang masalah yang sedang dihadapi. Musyawarah akan menghasilkan adanya
kesepakatan terkait solusi yang akan dilakukan. Selain itu, adanya musyawarah masyarakat
mampu bertukar ide pikiran dan pendapat yang bertujuan untuk mencapai sebuah mufakat.
Harapannya, mufakat tersebut akan menguntungkan semua pihak yang terlibat.

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 17


d. Panen raya
Panen raya merupakan kegiatan yang dilakukan pada musim panen. Kegiatan panen
raya adalah suatu kondisi yang umumnya terjadi pada musim panen yang memiliki skala
besar dari semua bidang pertanian. Biasanya, musim panen dilakukan setiap dua kali dalam
setahun atau bergantung dengan pertaniannya.
Pada saat musim panen, biasanya masyarakat akan melakukan kegiatan gotong royong
yang bertujuan untuk membantu proses panen. Kemudian, mereka akan membagikan
sebagian hasil panen kepada orang-orang yang membantu saat proses panen raya. Hal
tersebut akan meningkatkan rasa peduli dan saling berbagi antarsesama.
e. Belajar bersama
Belajar bersama merupakan salah satu kegiatan gotong royong. Kegiatan ini umumnya
dilakukan oleh pelajar ataupun mahasiswa, gotong royong dalam hal ini dilakukan dengan
tujuan untuk memecahkan suatu persoalan atau materi yang dianggap sulit. Dengan belajar
bersama, akan lebih mudah dalam memahami materi yang menurut kita sulit. Hal tersebut
karena kita dapat menanyakan langsung kepada teman-teman yang sudah paham akan
materi tersebut.
8. Gotong Royong sebagai Tradisi Budaya Lokal
Gotong royong merupakan tradisi yang melekat di tengah-tengah masyarakat, setiap daerah
memiliki ciri-ciri tersendiri mengenai kegiatan gotong royong. Berikut adalah jenis-jenis tradisi
gotong royong yang ada di Indonesia.
a. Gugur gunung
Gugur gunung adalah suatu bentuk gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat di
wilayah Pulau Jawa seperti daerah Gunungkidul Yogyakarta. Gugur gunung dilakukan oleh
masyarakat tanpa pamrih atau tanpa mendapatkan suatu imbalan/upah. Gugur gunung
umumnya dilakukan dengan membangun pos kamling, membuat jembatan, membuat jalan
setapak, membersihkan selokan dan lain sebagainya. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh
masyarakat satu kampung dan umumnya dilakukan pada hari libur.
b. Song osong lombhung
Song osong lombhung merupakan suatu tradisi gotong royong yang terkenal di daerah
daerah Madura. Song osong lombhung mempunyai prinsip tanpa memberikan suatu imbalan
atau upah, biasanya kegiatan gotong royong ini dilakukan untuk kepentingan pribadi atau
untuk kepentingan bersama. Song osong lombhung biasanya mencakup kegiatan dalam
bidang ekonomi dan mata pencarian, teknologi, perlengkapan hidup, religi dan kerpercayaan,
serta dalam bidang kemasyarakatan. Salah satu contoh dari gotong royong song osong
lombhung adalah pada saat melakukan pekerjaan bertani garam petani di Madura bekerja
sama dalam mengumpulkan garam.
c. Ngayah
Ngayah adalah suatu kegiatan gotong royong yang dilakukan di Bali. Ngayah merupakan
kegiatan yang dilakukan tanpa pamrih atau sukarela. Kegiatan ini dilakukan demi kebaikan
bersama.
Kegiatan ngayah umumnya memiliki suatu nilai religius, budaya, dan nilai sosial yang
berkembang di masyarakat Bali. Jika dilihat secara nyata dalam praktiknya di lapangan,
ngayah dapat diwujudkan dengan cara berbagi, tolong-menolong dan bersolidaritas serta
cara bersosialisasi antarmasyarakat. Di Bali, ngayah adalah kegiatan yang wajib dilakukan
dan diikuti oleh masarakat. Hal ini dilakukan karena suatu penerapan dari ajaran karma
marga yang dilakukan secara gotong royong dengan niat hati yang ikhlas dan tulus yang
dilakukan di banjar atau di tempat yang suci.
d. Sambatan
Sambatan adalah kegiatan gotong royong yang umumnya dilakukan di daerah pesisir
Jawa Timur. Di dalam masyarakat, sambatan sering disebut juga dengan nyambat. Sambatan
biasanya dilakukan dengan cara menggerakkan tenaga kerja secara massal yang berasal
dari warga dari suatu kampung untuk membantu suatu keluarga yang sedang tertimpa suatu
musibah atau sedang mengerjakan sesuatu, misalnya membangun rumah, memperbaiki

18 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


rumah, melaksanakan suatu hajatan, dan berbagai keperluan yang membutuhkan tenaga
banyak orang. Kegiatan sambatan memiliki manfaat untuk menjaga solidaritas dan silaturahmi
antarwarga masyarakat.
9. Upaya untuk Melestarikan Gotong Royong
Ini adalah salah satu harapan semua anggota masyarakat supaya semangat gotong royong
selalu ada dan lestari. Jangan sampai hal tersebut nantinya memudar seiring dengan majunya
zaman di era digital. Oleh karena itu, kita membutuhkan beberapa usaha untuk melestarikan
perilaku gotong royong supaya tetap bisa bertahan. Upaya melestarikan gotong royong dapat
dilakukan dalam diri sendiri, keluarga, organisasi, dan perangkat desa/pemerintah.
10. Pendekatan dalam Gotong Royong
Berikut pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan gotong royong.
a. Pendekatan gotong royong melalui pendidikan
Pada dasarnya rasa kesadaran untuk bergotong royong harus ditumbuhkan. Rasa gotong
royong dapat ditumbuhkan melalui sistem pendidikan. Dari bidang pendidikan harus dimulai
untuk diajarkan mengenai pentingnya gotong royong. Dengan penanaman dan pengenalan
nilai gotong royong sebagai nilai pokok akan mampu membawa ke arah pemahaman konsep
dan pengertian manfaat dari gotong royong.
b. Pendekatan gotong royong melalui pekerjaan
Guna menumbuhkan gotong royong dalam bidang pekerjaan salah satunya, yaitu dengan
mengadakan suatu event pada setiap kegiatan perkantoran. Event tersebut bukan hanya
event tahunan biasa, akan tetapi event yang dilakukan degan tujuan untuk mempererat
ikatan persaudaraan satu sama lain.

Tugas Mandiri
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas!
1. Apa yang dimaksud gotong royong?
Jawab: .....................................................................................................................................
2. Sebutkan tujuan gotong royong!
Jawab: .....................................................................................................................................
3. Tuliskan karakteristik gotong royong!
Jawab: .....................................................................................................................................
4. Sebutkan faktor pendorong gotong royong!
Jawab: .....................................................................................................................................
5. Jelaskan mengenai gugur gunung!
Jawab: .....................................................................................................................................

Tugas Kelompok
Kerjakan tugas berikut secara kelompok!
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 3–4 siswa!
2. Bersama kelompok Anda lakukan kegiatan pengamatan di sekitar tempat tinggal mengenai
contoh-contoh kegiatan gotong royong!
3. Sertakan foto kegiatan gotong royong dan sertakan juga penjelasannya!
4. Tuliskan hasilnya pada selembar kertas!

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 19


Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Lakukanlah tugas berikut secara berkelompok!


Bersama dengan kelompokmu, lakukan kegiatan identifikasi dan analisis mengenai cara
penyelesaian dalam perbedaan pendapat para pendiri bangsa dalam merumuskan Pancasila
sebagai dasar negara!

Penilaian Akhir Bab 1


I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling tepat!
1. Panitia Perancang UUD menyetujui bahwa 5. Pokok pembahasan BPUPKI pada sidang
inti dari Pembukaan UUD diambil dari .... kedua adalah pembahasan ....
a. Piagam Jakarta atau Jakarta Charter a. Piagam Jakarta
b. Rancangan Undang-Undang Dasar b. Rancangan UUD
c. dasar negara Indonesia merdeka c. dasar negara
d. batang tubuh Undang-Undang Dasar d. Pancasila
e. Pancasila e. presiden dan wakil
2. Perhatikan uraian berikut! 6. Perhatikan pernyataan berikut!
(1) Perikemanusiaan. (1) Perikebangsaan.
(2) Perikebangsaan. (2) Perikemanusiaan.
(3) Perikerakyatan. (3) Periketuhanan.
(4) Kesejahteraan rakyat. (4) Musyawarah.
(5) Periketuhanan. (5) Keadilan sosial.
Tata urutan dasar negara yang diperkenalkan Pernyataan di atas yang merupakan prinsip
Moh. Yamin pada sidang BPUPKI tanggal 29 dasar negara yang disampaikan oleh Prof.
Mei 1945 adalah .... HOTS Mr. Dr. Soepomo dalam sidang BPUPKI
a. (2),(1),(5),(3),(4) adalah .... HOTS
b. (3),(7),(4),(5),(2) a. (1) dan (2)
c. (1),(3),(4),(2),(5) b. (2) dan (3)
d. (4),(1),(3),(2),(5) c. (3) dan (4)
e. (1),(2),(3),(4),(5) d. (4) dan (5)
3. Berdasarkan petunjuk Maisekal Terauchi e. (5) dan (1)
Hisaichi wilayah Indonesia yang hendak 7. Pada persidangan BPUPKI yang pertama,
dimerdekakan meliputi .... fokus yang dibahas adalah ....
a. seluruh bekas jajahan Hindia Belanda a. perumusan rancangan UUD
b. seluruh bekas jajahan Belanda b. perumusan filsafat perjuangan
c. seluruh bekas jajahan Jepang c. perumusan teks proklamasi
d. seluruh Kalimantan, Sumatra, Jawa, d. perumusan filsafat bagi Indonesia
Madura merdeka
e. Jawa dan Papua e. perumusan pembukaan UUD
4. Penetapan pembentukan BPUPKI 8. Pembentukan panitia kecil pada 1 Juni 1945
disampaikan oleh Kumakici Harada pada dalam BPUPKI dimaksudkan untuk ....
tanggal .... a. menentukan anggota BPUPKI
a. 9 Mei 1945 b. mempersiapkan terbentuknya PPKI
b. 5 Maret 1945 c. membahas usul-usul atau rumusan
c. 1 Maret 1945 anggota BPUPKI pada sidang I
d. 29 Maret 1945 d. membahas dasar negara
e. 17 Agustus 1945 e. membahas unsur negara

20 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


9. Janji kemerdekaan bagi Indonesia di kelak 14. Para perumus Pancasila dalam bermusyawarah
kemudian hari yang disampaikan oleh P.M. sangat menghargai perbedaan pendapat.
Koiso pada hakikatnya .... Mereka menjunjung tinggi ....
a. bertujuan membantu Indonesia untuk a. kerja keras d. egoisme
merdeka b. kesukuan e. sukuisme
b. u n g k a p a n m a n i s J e p a n g d a l a m c. toleransi
membujuk rakyat Indonesia untuk 15. Perhatikan penyataan berikut!
membela Jepang (1) Adanya keinginan pemenuhan atau
c. ungkapan perhatian Jepang terhadap peningkatan untuk kesejahteraan.
masa depan Indonesia (2) Gotong royong dapat terlaksana karena
d. ungkapan keputusasaan Jepang yang manusia merupakan makhluk sosial.
kalah di berbagai medan pertempuran (3) Menghemat pengeluaran.
e. guna membantu Indonesia dalam (4) Mempercepat suatu pekerjaan.
melawan kolonialisme (5) Meningkatkan kekompakan antarwarga
10. Perbedaan pokok pemikiran Mr. Soepomo dan juga untuk mengenal satu sama lain.
dengan Ir. Soekarno dalam perumusan dasar Pernyataan di atas yang merupakan faktor
negara terletak pada .... yang memengaruhi adanya gotong royong
a. tidak dicantumkannya kesejahteraan ditunjukkan oleh nomor ….
rakyat a. (1) dan (2) d. (4) dan (5)
b. tidak dicantumkannya dasar Ketuhanan b. (2) dan (3) e. (5) dan (1)
pada rumusan Mr. Soepomo c. (3) dan (4)
c. tidak dicantumkannya dasar Ketuhanan
16. Dalam suatu kelas Pak Andi memberikan
pada rumusan Ir. Soekarno
tugas untuk diskusi. Dalam kelompok
d. tidak dicantumkannya dasar demokrasi
diskusi tersebut terdapat satu pemecahan
pada rumusan Mr. Soepomo
masalah ataupun jawab yang diperolah
e. Jumlah dasar negara yang berbeda
dengan cara musyawarah oleh anggota
11. Ir. Soekarno mengusulkan dasar negara kelompok sehingga muncul suatu mufakat.
Indonesia merdeka, urutan yang pertama Kegiatan diskusi tersebut adalah pengamalan
adalah .... Pancasila sila ….
a. Ketuhanan Yang Maha Esa a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kesejahteraan sosial b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Kebangsaan Indonesia c. Persatuan Indonesia
d. Mufakat atau demokratis d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
e. Nasionalisme kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
12. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila perwakilan
kemanusiaan yang adil dan beradab adalah .... e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
a. menjunjung tinggi persamaan derajat Indonesia
b. menghargai perbedaan pendapat 17. Berikut yang bukan tujuan dari gotong royong
c. memiliki semangat gotong royong adalah ....
d. menghargai hasil karya orang lain a. bertujuan untuk meningkatkan tali
e. semangat persatuan dan kesatuan persaudaraan dan kebersamaan
13. Sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai antarwarga
oleh kecintaannya terhadap Negara Republik b. mengajak setiap orang untuk selalu
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan bekerja sama dalam memecahkan suatu
UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan permasalahan ataupun dalam menjaga
hidup bangsa dan negara disebut .... atau membersihkan lingkungan
a. nasionalisme c. meningkatkan rasa persatuan dan
b. patriotisme kesatuan
c. bela negara d. menghemat pengeluaran
d. berjuang untuk bangsa e. m e n u m b u h k a n k e d a m a i a n d a n
e. persatuan ketenteraman antarwarga

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 21


18. Kewajiban seorang siswa terhadap Pancasila, 20. Perhatikan pernyataan berikut!
yaitu .... (1) Bangsa Indonesia merasa dirinya
a. mempeiajari sejarah lahirnya Pancasila sebagai bagian dari seluruh umat
b. mengenang para penggali nilai-nilai manusia, karena itu dikembangkan sikap
Pancasila hormat-menghormati dan bekerja sama
c. mempelajari, mengamalkan, dan dengan bangsa lain.
mempertahankan Pancasila (2) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
d. mengkaji kebenaran Pancasila melalui (3) Berani membela kebenaran dan keadilan.
diskusi kelompok (4) Selalu menempatkan persatuan,
e. mengkaji kebenaran Pancasila secara kesatuan, keselamatan, dan kepentingan
mandiri bangsa dan negara di atas kepentingan
19. Pancasila digunakan sebagai petunjuk dalam pribadi dan kepentingan golongan.
kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Hal ini (5) Cinta Tanah Air dan bangsa.
berarti Pancasila berfungsi sebagai .... Pernyataan di atas yang bukan penerapan
a. dasar negara sila “Kemanusiaan yang adil dan beradab”
b. pandangan hidup adalah …. HOTS
c. sumber hukum a. (1) dan (2) d. (4) dan (5)
d. perjanjian luhur b. (2) dan (3) e. (5) dan (1)
e. tugas negara c. (3) dan (4)

II. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat!


1. Persidangan BPUPKI untuk merumuskan dasar negara melalui berbagai pertimbangan dari para
cerdik pandai dan para tokoh masyarakat karena ....
2. UUD 1945 dinyatakan sebagai hukum dasar yang sah dan berlaku di Indonesia sejak ditetapkan
pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh ....
3. Menampung berbagai aspirasi tentang pembentukan dasar negara Indonesia merdeka merupakan
tugas dari ....
4. PPKI dibentuk sebagai ganti BPUPKI. Ketua PPKI adalah ....
5. Saat persidangan PPKI berlangsung, para tokoh pendiri negara mengutamakan kepentingan ….

III. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jawaban yang benar!

1. Sebutkan lima asas yang disampaikan oleh Mr. Prof. Mohammad Yamin S.H. dalam sidang
BPUPKI!
Jawab: .....................................................................................................................................
2. Tuliskan lima asas yang disampaikan oleh Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI!
Jawab: .....................................................................................................................................
3. Terangkan lambang sila kedua Pancasila!
Jawab: .....................................................................................................................................
4. Sebutkan nilai yang terkandung dalam sila pertama Pancasila!
Jawab: .....................................................................................................................................
5. Tuliskan penerapan sila “Kemanusiaan yang adil dan beradab”!
Jawab: .....................................................................................................................................

Remedial
Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat!
1. Kewajiban seorang siswa terhadap Pancasila, yaitu ....
2. Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai yang tidak dapat diciptakan oleh negara, melainkan ....

22 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


3. Pancasila disetujui oleh wakiI-wakil Indonesia menjelang dan sesudah proklamasi merupakan
arti Pancasila sebagai ....
4. Sila-sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh, artinya sila-sila Pancasila
....
5. Pancasila merupakan sumber nilai bangsa Indonesia. Hal itu merupakan fungsi ideologi dari ....

Pengayaan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jawaban yang benar!

1. Sebutkan anggota Panitia Sembilan!


Jawab: .....................................................................................................................................
2. Terangkan lambang sila keempat Pancasila!
Jawab: .....................................................................................................................................
3. Sebutkan nilai yang terkandung dalam sila kelima Pancasila!
Jawab: .....................................................................................................................................
4. Tuliskan manfaat Pancasila sebagai pandangan hidup!
Jawab: .....................................................................................................................................
5. Terangkan mengenai Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia!
Jawab: .....................................................................................................................................

Penilaian
Skor Total Hasil Tindak Lanjut Catatan Guru Paraf

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 23


Latihan Ulangan Tengah Semester
I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling tepat!

1. Pada dasarnya proses kemerdekaan 4. Perhatikan pernyataan berikut!


Indonesia merupakan latar belakang (1) Pengakuan adanya kausa prima yaitu
dibentuknya Panitia Sembilan. Panitia Tuhan Yang Maha Esa.
Sembilan sendiri adalah suatu kepanitian (2) Menjadi penduduk yang memeluk
kecil yang memiliki tugas khusus dan juga agama masing-masing dan beribadah
memiliki anggota yang berjumlah sembilan menurut agamanya.
yang bertujuan untuk merumuskan dasar (3) Tidak memaksa kehendak warga negara
negara, hal tersebut dikarenakan dasar untuk beragama, akan tetapi diwajibkan
negara merupakan hal yang pokok dan memleluk agama sesuai hukum yang
penting bagi suatu negara. Berikut yang berlaku.
bukan anggota Panitia Sembilan adalah .... (4) Dalam melakukan keputusan diperlukan
suatu kejujuran bersama.
a. Ir. Soekarno Drs. Mohammad
(5) Perbedaan secara umum demokrasi di
Hatta
negara Barat dan di Negara Indonesia,
b. H.O.S Soepomo
adalah berada pada permusyawaratan
Cokoroaminoto
rakyat.
c. H. Agus Salim Abdoel Kahar
Moezakir Pernyataan di atas yang merupakan nilai
sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
d. Abikoesno Drs. Mohammad
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
Tjokrosoejoso Hatta
e. Mr. AA. Maramis KH. Wahid Hasjim perwakilan adalah .... HOTS
2. Kerja keras Panita Sembilan yang berhasil a. (1) dan (2) d. (4) dan (5)
menyusun Piagam Jakarta di dalamnya antara b. (2) dan (3) e. (5) dan (1)
lain berisi rumusan Pancasila diserahkan dan c. (3) dan (4)
diterima BPUPKI pada tanggal .... 5. Nilai moral dalam kehidupan bersama
a. 10 Juli 1945 c. 17 Juli 1945 merupakan nilai-nilai Pancasila, yaitu ….
b. 14 Juli 1945 e. 19 Juli 1945 a. nilai ketuhanan
c. 15 Juli 1945 b. nilai kemanusiaan
3. Perhatikan gambar berikut! c. nilai persatuan
d. nilai kerakyatan
e. nilai keadilan
6. Nilai Pancasila untuk membina rasa
nasionalisme di negara RI ialah ….
a. nilai ketuhanan
b. nilai kemanusiaan
c. nilai persatuan
d. nilai kerakyatan
e. nilai keadilan
7. Berikut yang merupakan makna Pancasila
Gambar di atas merupakan contoh penerapan sebagai ideologi terbuka adalah ….
nilai Pancasila di lingkungan sekolah yang a. tidak dapat berinteraksi dengan
berupa .... perkembangan zaman
a. rasa nasionalisme b. dapat berinteraksi dengan perkembangan
b. menumbuhkan rasa senasib dan zaman
sepenanggungan c. mengandung semangat kekeluargaan
c. permusyawaratan d. mengandung adanya semangat kerja
d. persatuan dan kesatuan bangsa sama
e. cinta bangsa dan tanah air e. menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan

24 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


8. Dalam hal menyaring budaya asing, maka c. 16 Juni 1945
kedudukan Pancasila berfungsi sebagai .… d. 14 Juni 1945
a. perjanjian luhur bangsa e. 15 dan 16 Juli 1945
b. dasar negara Indonesia 14. Panitia Sembilan berhasil menetapkan
c. etika hidup bangsa Piagam Jakarta pada tanggal .…
d. filsafat hidup bangsa a. 29 Mei 1945
e. jiwa dan kepribadian bangsa b. 22 Juni 1945
9. Pancasila dilaksanakan secara objektif, c. 30 Mei 1945
artinya .… d. 23 Juni 1945
a. Pancasila digunakan sebagai pendoman e. 21 Juni 1945
perilaku sehari-hari 15. Sikap dan perilaku warga negara Indonesia
b. Pancasila digunakan sebagai asas di bawah ini mencerminkan sikap yang tidak
tunggal partai politk bijaksana adalah ....
c. Pancasila digunakan sebagai sumber a. nasionalisme
hukum negara b. patriotisme
d. Pancasila digunakan sebagai dasar c. chauvinisme
hukum penyelenggara bangsa d. bela negara
e. Pancasila digunakan sebagai filter e. berjuang untuk bangsa
masuknya budaya global
16. Berikut yang bukan komitmen para pendiri
10. Pancasila memuat nilai-nilai dan cita-cita yang negara dalam perumusan Pancasila adalah
bersifat mendasar dan tidak langsung bersifat ….
operasional karena Pancasila sebagai .… a. memiliki semangat persatuan, kesatuan
a. ideologi nasional b. selalu bersemangat dalam berjuang
b. ideologi pembangunan c. adanya rasa memiliki terhadap bangsa
c. ideologi terbuka Indonesia
d. ideologi masa depan d. memiliki sikap cinta tanah air yang
e. pedoman seluruh umat manusia berlebihan
11. Perhatikan tokoh-tokoh berikut! e. memiliki semangat nasionalisme
(1) Ir.Soekarno 17. Ir. Soekarno berpidato dan mengajukan usul
(2) Drs. Mohammad Hatta tentang konsepsi dasar negara Indonesia
(3) K.R.T Radjiman Wedyodiningrat yang diberi nama Pancasila dengan urutan
(4) Prof. MR. Dr. Soepomo pertama ....
Tokoh di atas yang bukan anggota Panitia a. internasionalisme atau perikemanusiaan
Sembilan adalah .... HOTS b. kesejahteraan sosial
c. n a s i o n a l i s m e a t a u k e b a n g s a a n
a. (1) dan (2) d. (4) dan (1)
Indonesia
b. (2) dan (3) e. (2) dan (4)
d. ketuhanan yang berkebudayaan
c. (3) dan (4)
e. kesejahteraan rakyat
12. Janji Jepang untuk memberikan kemerdekaan
18. Paham yang memandang bahwa suatu entitas
bagi Indonesia dikemukakan oleh ….
bangsa lebih baik dari entitas bangsa yang
a. Perdana Menteri Koiso
lain atau rasa cinta yang berlebihan pada
b. Kaisar Hirohito
entitas tertentu disebut ....
c. Laksamana Maeda
a. chauvinisme
d. Jenderal Terauchi
b. patriotisme
e. Rumiko Takahashi
c. primordialisme
13. Ir. Soekarno menyampaikan konsep d. sukuisme
Rancangan Hukum Dasar beserta e. nasionalisme
penjelasannya dan usul Drs. Moh. Hatta
19. Sikap positif terhadap Pancasila, khususnya
tentang hak-hak asasi manusia disampaikan
sila pertama dalam kehidupan bermasyarakat
pada tanggal ….
dapat ditunjukkan oleh warga negara
a. 15 Juni 1945
Indonesia, yaitu dengan ....
b. 16 Juli 1945

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 25


a. membantu pekerjaan orang lain sehingga a. Pancasila digunakan sebagai pandangan
dapat cepat selesai hidup bangsa Indonesia
b. berkata jujur dan berbuat baik terhadap b. Pancasila digunakan sebagai dasar
sesamanya negara Republik Indonesia
c. berdoa semoga hidupnya bahagia c. Pancasila digunakan sebagai sumber
sepanjang masa dari segala sumber hukum
d. Berani membela kebenaran dan keadilan d. Pancasila digunakan sebagai perjanjian
e. mengucap syukur kepada Tuhan Yang luhur bangsa Indonesia
Maha Esa atas segala karunia yang diterima e. Pancasila digunakan sebagai cita-cita
20. Seorang siswa harus memahami nilai-nilai dan tujuan bangsa Indonesia
yang tekrandung dalam Pancasila. Selain 23. Nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif, artinya
itu, sebagai bangsa Indonesia juga tidak ....
boleh melupakan sejarah. Orang yang a. keberadaan nilai-nilai Pancasila bergantung
mengutarakan rumusan dasar negara pada pada bangsa Indonesia itu sendiri
1 Juni 1945 adalah .... b. rumusan Pancasila memiliki makna yang
a. Mohammad Yamin terdalam
b. Ir. Soekarno c. terkandung dalam Pembukaan UUD
c. Dr. Soepomo 1945
d. Moh. Hatta d. Pancasila akan tetap ada dalam
e. A.A. Maramis kehidupan bangsa Indonesia
21. Perhatikan pernyataan berikut! e. P a n c a s i l a m e m i l i k i s e m a n g a t
(1) Kebangsaan Indonesia. nasionalisme
(2) Internasionalisme dan perikemanusiaan. 24. Ir. Soekarno mengusulkan rumusan dasar
(3) Mufakat dan demokrasi. negara Indonesia Merdeka, urutan yang
(4) Musyawarah. kedua adalah ....
(5) Keadilan sosial. a. Ketuhanan Yang Maha Esa
Pernyataan di atas yang bukan pendapatnya b. Kesejahteraan sosial
tentang dasar negara Indonesia yang c. Kebangsaan Indonesia
disampaikan oleh Prof. Mr. Dr. Soepomo d. Mufakat atau demokratis
e. Internasionalisme dan perikemanusiaan
adalah .... HOTS
25. Alasan utama Pancasila sebagai ideologi
a. (1) dan (2)
dapat diterima oleh bangsa Indonesia adalah
b. (2) dan (3)
Pancasila sebagai ....
c. (3) dan (4)
a. akar pada budaya masyarakat
d. (4) dan (1)
b. perjanjian luhur bangsa
e. (3) dan (5)
c. pandangan hidup masyarakat
22. Pancasila berfungsi sebagai falsafah bangsa d. dasar negara
memiliki arti bahwa .... e. falsafah hidup

II. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat!

1. Ir. Soekarno berpidato dan mengajukan usul tentang konsepsi dasar negara Indonesia yang
diberi nama Pancasila dengan urutan ketiga ....
2. Sikap positif terhadap Pancasila, khususnya sila ketiga dalam kehidupan bermasyarakat dapat
ditunjukkan oleh warga negara Indonesia yaitu menjunjung semangat ... dan ....
3. Nilai luhur perumusan Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah ....
4. Tujuan dibentuknya Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah ....
5. Istilah Pancasila dikenal sejak zaman Majapahit yaitu salah satunya terdapat dalam buku Negara
Kertagama karangan ….

26 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


III. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jawaban yang benar!

1. Tuliskan isi dari Piagam Jakarta!


Jawab: .....................................................................................................................................
2. Terangkan makna lambang sila ketiga Pancasila!
Jawab: .....................................................................................................................................
3. Sebutkan penerapan sila Ketuhanan Yang Maha Esa!
Jawab: .....................................................................................................................................
4. Tuliskan penerapan sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia!
Jawab: .....................................................................................................................................
5. Jabarkan aktualisasi Pancasila dalam kehidupan!
Jawab: .....................................................................................................................................
6. Jelaskan Pancasila sebagai moral pembangunan!
Jawab: .....................................................................................................................................
7. Uraikan penerapan Pancasila masa Orde Baru!
Jawab: .....................................................................................................................................
8. Sebut dan jelaskan nilai-nilai gotong royong!
Jawab: .....................................................................................................................................
9. Terangkan mengenai ngayah!
Jawab: .....................................................................................................................................
10. Sebut dan jelaskan upaya untuk melestarikan gotong royong!
Jawab: .....................................................................................................................................

Penilaian
Skor Total Hasil Tindak Lanjut Catatan Guru Paraf

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 27


Bab Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia
2 Tahun 1945

Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu menganalisis hak dan kewajiban warga negara yang diatur dalam Undang- Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Peserta didik mendemonstrasikan praktik kemerdekaan
berpendapat warga negara dalam era keterbukaan informasi sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; peserta
didik mampu menganalisis kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan perumusan solusi secara kreatif, kritis,
dan inovatif untuk memecahkan kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban.

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran pada bab ini, diharapkan siswa mampu:
1. memahami konstitusi di Indonesia
2. memahami norma-norma yang berlaku di masyarakat;
3. memahami hubungan erat Pancasila dan UUD NKRI Tahun 1945;
4. memahami kesepakatan bersama;
5. memahami produk dan hirearki peraturan perundang-undangan;
6. memahami hubungan antarperaturan perundang-undangan; serta
7. memahami peraturan perundang-undangan.

Profil Pelajar Pancasila


1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
2. Berkebinekaan global.
3. Gotong royong.
4. Mandiri.
5. Kreatif.
6. Bernalar kritis.

Peta Konsep

Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945

Pengenalan Pengenalan Hubungan Produk dan Menganalisis


Membuat Hubungan
Konstitusi dalam Norma dalam Erat Pancasila Hierarki Peraturan Peraturan
Kesepakatan Antarperaturan
Pengalaman Kehidupan dan UUD NRI Perundang- Perundang-
Bersama Perundang-
Hidup Sehari-hari Sehari-hari Tahun 1945 undangan undangan
undangan

28 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


Apersepsi
Konstitusi pasti ada pada setiap negara. Begitu pula dengan
Negara Republik Indonesia. Apa itu konstitusi? Konstitusi
merupakan suatu aturan yang digunakan untuk pedoman
masyarakat suatu negara. Tahukah kamu konstitusi Negara
Republik Indonesia? Konstitusi yang digunakan pada Negara
Republik Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945. Adanya UUD NRI Tahun 1945 ini berfungsi
untuk pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara seluruh
masyarakat Indonesia. Guna memahaminya, simaklah materi
berikut dengan saksama! Gambar UUD 1945.

Pendalaman Materi

A. Pengenalan Konstitusi dalam Pengalaman Hidup Sehari-hari

Pada dasarnya konstitusi dapat mengalami perubahan sesuai dengan adanya dinamika kehidupan
yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Perubahan tersebut meliputi berbagai hal yang berkaitan dengan
aturan tentang anatomi struktur kekuasaan, pembatasan kekuasaan, jaminan perlindungan hak asasi
manusia, kekuasaan kehakiman, dan pertanggungjawaban kekuasaan kepada rakyat, dan sebagainya.
1. Pengertian Konstitusi
Secara umum konstitusi merupakan suatu asas-asas dasar serta hukum suatu bangsa,
negara atau kelompok sosial. Di mana yang menentukan kekuasaan, tugas pemerintah dan juga
menjamin hak-hak tertentu bagi warganya. Bagi sebuah negara, konstitusi yaitu suatu kumpulan
doktrin dan praktik yang membentuk prinsip pengorganisasian yang bersifat fundamental.
Penjelasan konstitusi tersebut menjelaskan terkait apa yang bisa dilakukan oleh tiap cabang
pemerintah. Selain itu juga menjelaskan bagaimana tiap cabang pemerintah mampu mengontrol
cabang-cabang lainnya.
Selain itu konstitusi juga suatu agregat dari dasar prinsip-prinsip yang menjadi suatu dasar
negara hukum, organisasi atau dari entitas lain. Pada umumnya akan menentukan bagaimana
entitas tersebut akan diatur. Pada dasarnya hukum tersebut sebenarnya tidak mengatur hal-hal
yang terperinci. Akan tetapi hanya mengatur dan menjelaskan mengenai berbagai prinsip yang
menjadi dasar bagi sejumlah peraturan lainnya.
2. Macam-Macam Konstitusi
Berikut macam-macam konstitusi.
a. Konstitusi tertulis dan tidak tertulis
Berikut adalah penjelasan mengenai konstitusi tertulis dan tidak tertulis.
1) Konstitusi tertulis
Konstitusi tertulis adalah konstitusi dalam bentuk dokumen yang memiliki “kesakralan
khusus” dalam proses perumusannya. Konstitusi tertulis yaitu suatu instrumen yang disusun
untuk segala kemungkinan yang dirasa terjadi dalam pelaksanaannya oleh penyusunnya.
2) Konstitusi tidak tertulis
Konstitusi tidak tertulis merupakan konstitusi yang berkembang didasarkan pada adat-
istiadat jika dibandingkan dengan hukum tertulis.
b. Fleksibel dan kaku
Berikut adalah penjelasan mengenai konstitusi fleksibel dan kaku.
1) Fleksibel
Konstitusi fleksibel adalah jenis konstitusi yang dapat diubah atau diamendemen tanpa
adanya prosedur khusus dinyatakan.

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 29


2) Kaku
Konstitusi kaku adalah konstitusi yang mempersyaratkan prosedur khusus untuk
perubahan atau amendemennya.
c. Derajat tinggi dan tidak derajat tinggi
Berikut penjelasan mengenai konstitusi derajat tinggi dan tidak derajat tinggi.
1) Konstitusi derajat tinggi
Konstitusi derajat tinggi adalah suatu konstitusi yang memiliki kedudukan tertinggi
dalam negara. Apabila dilihat dari segi bentuknya, konstitusi derajat tinggi berada di
atas peraturan perundang-undangan yang lain. Demikian juga syarat-syarat mengubah
dalam mengubah konstitusi derajat tinggi sangat berat.
2) Konstitusi tidak sederajat
Konstitusi tidak sederajat adalah jenis suatu konstitusi yang tidak memiliki kedudukan
serta derajat seperti konstitusi derajat tinggi. Di dalam merubah konstitusi persyaratan
yang diperlukan sama dengan persyaratan yang diperlukan untuk mengubah peraturan-
peraturan yang lain setingkat dengan undang-undang.
d. Serikat dan kesatuan
Berikut penjelasan mengenai konstitusi serikat dan kesatuan.
1) Serikat
Jika bentuk suatu negara itu serikat, maka akan didapatkan sistem pembagian kekuasaan
antara pemerintah negara serikat dengan pemerintah negara bagian. Sistem pembagian
kekuasaan tersebut diatur dalam suatu konstitusi.
2) Kesatuan
Pembagian kekuasaan di negara kesatuan tidak dijumpai, hal tersebut karena seluruh
kekuasaannya terpusat pada pemerintahan pusat sebagaimana diatur dalam konstitusi.
3. Fungsi-Fungsi Konstitusi
Berikut fungsi dari konstitusi.
a. Sarana pengendalian masyarakat (social control).
b. Sebagai identitas nasional dan lambang.
c. Membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak bertindak sewenang-wenang agar hak-hak
bagi warga negara terlindungi dan tersalurkan dengan baik (konstitusionalisme).
d. Fungsi simbolik rujukan identitas dan keagungan bangsa (identity of nation).
4. Tujuan Konstitusi
Berikut adalah tujuan dari konstitusi.
a. Konstitusi bertujuan untuk melindungi HAM, dalam hal ini setiap penguasa berhak untuk
menghormati HAM kelompok lain dan juga hak mendapatkan perlindungan hukum pada
saat melaksanakan haknya.
b. Bertujuan untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak yang dilakukan para penguasa
serta menetapkan batas-batas kekuasaan bagi penguasa suatu negara.
c. Guna mengatur jalannya kekuasaan dengan cara membatasinya melalui aturan dengan
tujuan untuk menghindari agar tidak terjadinya kesewenangan yang dilakukan oleh para
penguasa terhadap rakyatnya dan mampu memberikan arahan yang baik kepada penguasa
untuk mewujudkan tujuan dari negara.
5. Sifat Konstitusi
Berikut sifat dari konstitusi.
a. Kaku
Konstitusi yang sifatnya kaku atau rigid, yang melulu dapat diolah melalui prosedur
bertolak belakang dengan prosedur menciptakan undang-undang pada negara yang
bersangkutan.
b. Supel
Konstitusi yang sifatnya supel atau fleksibel di mana konstitusi dapat diolah melalui
sebuah formalitas yang sama dengan prosedur menciptakan undang-undang pada negara
yang bersangkutan.

30 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


6. Kedudukan Konstitusi
Di dalam suatu negara konstitusi memiliki kedudukan yang penting, hal tersebut karena
konstitusi dijadikan sebagai sebuah ukuran untuk memahami aturan pokok yang berlaku untuk
penyelenggara negara ataupun masyarakat dalam sebuah sistem ketatanegaraan. Berikut
kedudukan dari konstitusi.
a. Hukum dasar
Konstitusi memiliki kedudukan sebagai hukum dasar hal tersebut disebabkan dalam
konstitusi terdapat berbagai aturan pokok mengenai penyelenggaraan negara sebagai
sebuah badan dan lembaga pemerintahan yang memberikan dominasi serta adanya suatu
format dan formalitas pemakaian dominasi tersebut untuk badan-badan pemerintahan.
b. Hukum tertinggi
Konstitusi memiliki kedudukan sebagai hukum tertinggi hal ini disebabkan konstitusi
memiliki status yang lebih tinggi dikomparasikan peraturan-peraturan berbeda yang terdapat
dalam ketatanegaraan. Sehingga, aturan yang tingkatannya berada di bawah konstitusi tidak
dapat dan tidak boleh berlawanan.
7. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Kehidupan Sehari-hari
Berikut adalah beberapa pasal yang ada dalam UUD 1945 yang terkait dalam kehidupan
sehari-hari.
a. Pasal dalam UUD 1945 yang Mengatur Hak dan Kewajiban Warga Negara
Pasal 27
(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
(3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
b. Pasal dalam UUD 1945 yang mengatur Jaminan Beragama
Pasal 29
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
c. Pasal dalam UUD 1945 yang mengatur Pendidikan dan Kebudayaan
Pasal 31
(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,
yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen
dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan
umat manusia.
Pasal 32
(1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
budayanya.
(2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional.
d. Pasal dalam UUD 1945 yang mengatur Pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM)
Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 31


Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
Pasal 28B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah.
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan
dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia.
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.
Pasal 28D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil
dan layak dalam hubungan kerja.
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
Pasal 28E
(1) Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan
sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.
Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis
saluran yang tersedia.
Pasal 28G
(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi.
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.
Pasal 28H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.
Pasal 28I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak untuk kemerdekaan pikiran dan hati nurani,
hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan

32 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak
asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
(2) Setiap orang bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan
berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan
zaman dan peradaban.
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara
hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan
dituangkan dalam Peraturan Perundang-undangan.
Pasal 28J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
e. Pasal dalam UUD 1945 yang mengatur Perekonomian Nasional dan Kesajahteraan Sosial
Pasal 33
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,
serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.
Pasal 34
(1) Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.
f. Pasal dalam UUD 1945 yang mengatur Bela Negara
Pasal 27
(3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
Pasal 30
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
8. Sejarah Singkat Perubahan UUD 1945
Indonesia pernah mengalami pergolakan di awal kemerdekaan, hal tersebut juga berdampak
pada pemberlakukan dari UUD 1945. Tepatnya pada tanggal 27 Desember 1949, Indonesia
mengganti konstitusinya menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS berlaku sampai pada
tanggal 17 Agustus 1950 kemudian diganti dengan UUDS 1950 yang berlaku sampai tanggal 5
Juli 1959. Pada pelaksanaan UUD RIS dan UUDS 1950 berdampak dengan munculnya berbagai
persoalan dalam bidang ketatanegaraan. Dengan demikian, Presiden Soekarno pada tanggal 5
Juli 1959 mengeluarkan Dekret Presiden yang berisi sebagai berikut.
a. Menetapkan pembubaran konstituante.

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 33


b. Menetapkan bahwa UUD NRI Tahun 1945 berlaku kembali.
c. Pembentukan MPRS yang terdiri atas anggota DPR dan utusan daerah serta pembentukan
DPAS.
UUD NRI Tahun 1945 merupakan konstitusi bagi Indonesia yang memiliki isi tentang aturan
dasar mengenai penyelenggaraan negara. Namun dalam pelaksanaannya terjadi beberapa
perbedaan. Hal tersebut dapat dari fakta sejarah. Pada periode pelaksanaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pertama (1945), UUD NRI Tahun 1945 dalam
masa Demokrasi Terpimpin (1959), dan UUD NRI Tahun 1945 masa Orde Baru (1966),
meskipun memiliki aturan yang sama namun akan melahirkan berbagai praktik ketatanegaraan
yang berbeda-beda, tergantung siapa pemimpin yang berkuasa. Guna menghindari berbagai
penyimpangan maka UUD NRI Tahun 1945 perlu dilakukan suatu amendemen, hal tersebut
dilakukan untuk memenuhi berbagai bentuk perubahan pada UUD 1945.
a. Amendemen UUD Negara RI Tahun 1945
Pada dinamika kehidupan bangsa dan Negara Indonesia menuntut suatu amendemen
terhadap UUD NRI Tahun 1945. Saat melakukan proses amendemen tidak dapat dilakukan
dengan sembarangan akan tetapi hanya dilakukan oleh suatu badan atau lembaga yang
berwenang yaitu MPR.
1) Latar belakang amendemen UUD NRI Tahun 1945
Berikut latar belakang dari amendemen UUD NRI Tahun 1945.
a) Mengubah tata kelola negara agar lebih baik.
b) Memutakhirkan UUD secara tertulis.
c) Upaya memperbaiki arah perjalanan negara.
d) Membina hubungan yang lebih baik dalam pergaulan internasional.
e) Mewujudkan visi dan misi reformasi.
f) Mengembangkan kekuasaan lembaga-lembaga negara.
g) Mencegah adanya penyalahgunaan kekuasaan.
2) Maksud dan tujuan dari amendemen
Berikut maksud dan tujuan dari amendemen.
a) Mengontrol kekuasaan presiden yang terlalu besar (executive heavy) sehingga
presiden benar-benar dapat dikontrol.
b) Membuat tata kelola negara secara demokratis melalui penghormatan HAM dan
otonomi daerah.
c) Menegakkan kedaulatan rakyat dengan menempatkan MPR tidak lagi sebagai
pemegang kedaulatan rakyat. Kedaulatan rakyat dilaksanakan oleh lembaga-
lembaga negara.
d) Membuat pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945 yang tidak multitafsir.
3) Kesepakatan dasar dalam amendemen UUD NRI Tahun 1945
Berikut kesepakatan dalam amendemen UUD NRI Tahun 1945.
a) Perubahan dilakukan penambahan naskah (amendemen).
b) Mempertahankan NKRI.
c) Menghilangkan penjelasan UUD NRI Tahun 1945.
d) Memasukkan penjelasan yang bersifat normatif ke dalam pasal.
e) Mempertegas sistem pemerintahan presidensial.
f) Tidak mengubah Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.
4) Jalannya amendemen
Berikut jalannya amendemen UUD NRI Tahun 1945.
a) Amendemen I
Proses amendemen pertama terjadi pada tahun 1999 tepatnya pada tanggal 19
Oktober di mana dasar atas amendemen ini adalah SU MPR 14–21 Oktober 1999.
Pada amendemen yang pertama terdapat sekitar 9 pasal yang amendemen yaitu
Pasal 5, Pasal 9, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17, Pasal 20, dan Pasal 21.
Pada amendemen pertama yang menitikberatkan mengenai pergeseran kekuasaan
eksekutif dalam hal ini presiden yang dipandang atau dianggap terlalu kuat sehingga
perlu dilakukan amendemen.
34 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal
b) Amendemen II
Proses amendemen kedua terjadi pada tahun 2000 tepatnya pada tanggal 18
Agustus 2000 yang disahkan melalui sidang umum MPR tanggal 7–8 Agustus 2000.
Pada amendemen yang ke dua ini dilakukan perubahan atau amendemen terhadap
5 Bab dan 25 Pasal. Pasal-pasal yang diamendemen adalah pada Pasal 18, Pasal
18A, Pasal 18B, pada Pasal 19, Pasal 20, Pasal 20A, juga terjadi amendemen pada
Pasal 22A, Pasal 22B, Pasal 25E, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28A dan 28B, 28C,
28D, 28E, 28F, 28G, 28H, 28I, hingga Pasal 28J.
Selain itu juga terjadi amendemen pada Pasal 30, Pasal 36A, 36B, 36C. Selain itu
juga dilakukan amendemen pada pasal dalam Bab, misalnya pada Bab IXA, Bab
X, Bab XA, juga terjadi amendemen pada Bab XII, dan Bab XV.
Pada amendemen yang kedua ini lebih memfokuskan pada perubahannya
pemerintahan daerah, DPR serta mengenai wewenang dari DPR, juga dilihat dari segi
Hak Asasi Manusia, Lagu kebangsaan serta juga mengenai lambang Negara Indonesia.
c) Amendemen III
Proses amendemen ketiga disahkan dengan ST MPR tanggal 1 hingga 9 November
2001. Amendemen terjadi pada tanggal 10 November 2001. Di dalam amendemen ke
III terdapat 3 Bab dan juga 22 Pasal yang diamendemen. Bab-bab yang amandemen
adalah Bab VIIA, Bab VIIB, dan juga Bab VIIIA.
Pada amendemen ketiga terdapat pasal- pasal yang amendemen yaitu Pasal 1,
Pasal 3, Pasal 6, Pasal 6A, Pasal 7A hingga Pasal 7C, Pasal 8, Pasal 11, Pasal
17, Pasal 22C hingga 22E, Pasal 23, Pasal 23A, Pasal 23E, 23E, 23F, 23G, Pasal
24, Pasal 24 A hingga 24C.
Amendemen ketiga ini lebih memfokuskan pada perubahan Kewenangan dari MPR,
Kepresidenan, kekuasaan Kehakiman, Keuangan negara, impeachment serta juga
memiliki inti perubahan pada bentuk serta kedaulatan negara Indonesia.
d) Amendemen IV
Proses amendemen ke- IV yang disahkan dan juga dilaksanakan pada tanggal
10 Agustus 2002, amendemen ini disahkan melalui ST MPR pada tanggal 1–11
Agustus 2002. Pada amendemen yang terakhir ini dilakukan perubahan yang lebih
sedikit apabila dibandingkan pada perubahan sebelumnya di mana hanya dilakukan
amendemen terhadap 2 Bab dan juga 13 Pasal saja.
Adapun bab yang dirubah tersebut adalah berupa Bab XIII dan Bab XIV. Sementara
pasal-pasal yang dilakukan amendemen terdiri atas Pasal 2, Pasal 3, Pasal 6A, Pasal
8, Pasal 11, Pasal 16, Pasal 23B, Pasal 23D, Pasal 24, Pasal 31 hingga Pasal 34.
Di dalam amendemen ini yang menjadi inti dari amendemen yang keempat adalah
tentang mata uang, bank sentral, pendidikan dan juga kebudayaan, perekonomian
nasional Indonesia dan juga kesejahteraan sosial.
5) Hasil amendemen
Di dalam sisitematik UUD NRI Tahun 1945 sudah diamendemen sebanyak empat tahap,
sehingga pada akhirnya UUD NRI Tahun 1945 terdiri dari Pembukaan dan Pasal-Pasal (21
Bab, 73 Pasal, 170 Ayat, 3 Pasal aturan peralihan dan 2 Pasal aturan tambahan). Berikut
perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
UUD NRI Tahun 1945 UUD NRI Tahun 1945 Hasil
Perihal
Hasil Sidang PPKI Amendemen MPR
Sistematika Pembukaan Pembukaan
Pasal-Pasal (Sebagai ganti istilah
Penjelasan Batang Tubuh
Batang Tubuh)
Bab 16 21
Pasal 37 73
Ayat 49 120
Aturan Peralihan 4 Pasal 3 Pasal
Aturan Tambahan 2 Ayat 2 Pasal

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 35


b. Makna amendemen UUD NRI tahun 1945
Terdapat beberapa makna dari amendemen UUD NRI 1945 yaitu sebagai berikut.
1) Terjadinya pembatasan dan pembagian kekuasaan antarlembaga negara secara jelas
sehingga menghindari kemungkinan penyalahgunaan kekuasaan.
2) Adanya UUD yang lebih lengkap dan tidak multitafsir.
3) Memudahkan keberadaan bangsa Indonesia dalam pergaulan internasional.
4) Lebih menjamin hak asasi warga negara.
5) Memperbaiki arah perjalanan bangsa berdasarkan visi reformasi dalam rangka
mewujudkan cita-cita nasional.
6) Menjamin pelaksanaan kedaulatan rakyat melalui pemilihan umum untuk memilih
lembaga eksekutif dan legislatif.
7) Mempertahankan dasar negara Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tugas Mandiri

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas!


1. Apa yang dimaksud konstitusi?
Jawab: .....................................................................................................................................
2. Terangkan mengenai konstitusi tertulis!
Jawab: .....................................................................................................................................
3. Terangkan mengenai konstitusi tidak sederajat!
Jawab: .....................................................................................................................................
4. Sebutkan fungsi dari konstitusi!
Jawab: .....................................................................................................................................
5. Tuliskan latar belakang amendemen UUD NRI 1945!
Jawab: .....................................................................................................................................

Tugas Kelompok
Kerjakan tugas berikut secara kelompok!
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 3–4 orang!
2. Bersama kelompok Anda lakukan kegiatan identifikasi dan analisis mengenai cara dan juga
contoh pengamalan melaksanakan konstitusi (UUD NRI Tahun 1945) dalam kehidupan sehari-
hari!
3. Tuliskan hasilnya dalam bentuk PowerPoint! Kemudian presentasikan hasilnya di depan kelas
Anda!

B. Pengenalan Norma dalam Kehidupan Sehari-hari

Sebagai makhluk sosial manusia merupakan manusia yang diciptakan Tuhan sebagai individu.
Akan tetapi seiring dengan pertumbuhannya, kodrat manusia dapat bergeser atau berubah menjadi
makhluk sosial. Hal tersebut disebabkan oleh kebutuhan manusia dalam menjalani kehidupan mulai
dari lahir sampai meninggal pasti membutuhkan pertolongan ataupun bantuan dan orang lain. Di dalam
menjalankan kehidupan di maysyarakat terdapat suatu norma yang perlu ditaati dan di jalankan. Di
dalam menerapkan norma dalam kehidupan tidaklah mudah karena membutuhkan suatu kesadaran
dari masing-masing pribadi. Di dalam kehidupan sehari-hari norma terbagi menjadi beberapa macam
yaitu norma kesusilaan, norma kesopanan, norma agama, norma hukum, dan lain sebagainya.
1. Pengertian Norma
Norma adalah sesuatu yang memiliki wujud nyata yang diambil dari berbagai nilai sosial yang
ada dalam suatu masyarakat yang memiliki aturan, kaidah, dan budaya yang tertulis maupun yang

36 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


tidak tertulis. Norma ini memiliki fungsi untuk mengatur berbagai cara menjalankan kehidupan
dalam masyarakat, norma tersebut mengandung berbagai petunjuk-petunjuk atau berbagai
aturan dalam kehidupan yang dapat menunjukkan suatu hal yang benar maupun yang salah.
Norma memiliki kekuatan yang mengikat dan memaksa pada seluruh pihak yang bertujuan agar
mematuhi dan mengikuti aturan-aturan yang sudah disepakati dan yang berlaku sehingga dapat
disimpulkan jika norma adalah aturan yang mempunyai sanksi. Norma dibentuk dan didasari dari
berbagai kebutuhan yang bertujuan agar terciptanya hubungan yang selaras, harmonis yang
terjadi antara hubungan manusia dengan kehidupan yang ada dalam masyarakat.
Berikut adalah pengertian norma menurut para ahli.
a. John J. Macionis
Menurut John J. Macionis, norma adalah segala aturan dan harapan masyarakat yang
memandu segala perilaku anggota masyarakat.
b. Broom dan Selznic
Menurut Broom dan Selznic, norma adalah suatu rancangan ideal dari perilaku manusia
yang memberikan batasan bagi suatu anggota masyarakatnya untuk mencapai suatu tujuan
hidup yang sejahtera.
c. Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, norma merupakan sebuah perangkat di mana hal itu dibuat
agar hubungan di dalam suatu masyarakat dapat berjalan seperti yang diharapkan.
2. Nilai Penting Norma
Terdapat beberapa nilai penting norma yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut.
a. Perlindungan bagi keberadaan masyarakat.
b. Menciptakan ketertiban dan ketenteraman.
c. Memberikan rasa keadilan dan kepastian hukum.
d. Petunjuk arah dan pedoman dalam bersikap dan bertindak.
e. Pencegah benturan kepentingan dalam kehidupan masyarakat.
3. Jenis Norma
Norma adalah perwujudan yang berasal dari martabat manusia sebagai makhluk yang
memiliki moral dan budaya. Norma mamiliki kandungan yang berisi tentang larangan dan perintah.
Perintah merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan oleh seseorang dengan kebaikan,
sedangkan larangan adalah keharusan pada seseorang agar tidak melakukan sesuatu karena
dapat menimbulkan suatu kerugian. Berikut jenis-jenis norma yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat.
a. Jenis norma dari tingkat sanksinya
Jika dilihat dari sanksinya norma dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai
berikut.
1) Tata cara (usage)
Tata cara adalah salah satu bentuk dari norma yang menunjukan pada suatu bentuk
peraturan dengan suatu sanksi yang cukup ringan. Konsep norma ini jika ada orang yang
melanggar tidak akan mendapatkan hukuman yang berat. Akan tetapi hanya sekadar
celaan atau hinaan. Sebagai contoh orang yang kentut saat makan di warung makan.
2) Kebiasaan (folkways)
Kebiasaan adalah suatu cara dalam bertindak yang paling digemari oelah masyarakat
sehingga hal tersebut dilakukan secara berulang-ulang. Hal ini kebiasaan memiliki suatu
kekuatan yang lebih besar dan mengikat dari pada tata cara atau usage. Sebagai contoh,
saat mengucapkan salam ketika bertemu orang, kemudian membungkukan badan ketika
bertemu orang yang lebih tua sebagai tanda hormat, dan membuang sampah pada
tempatnya. Norma folkways sebagai sanksinya yaitu sebuah teguran atau sindiran dan
digunjingkan oleh masyarakat.
3) Tata kelakuan (mores)
Tata kelakuan adalah suatu norma yang bersumber dari berbagai filsafat, ajaran
agama, atau ideologi yang sedang dianut oleh masyarakat. Norma tata kelakuan dapat
dicontohkan seperti larangan berjudi, larangan minum-minuman keras, penggunaan

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 37


narkoba, larangan berzina dan mencuri. Pelanggaran terhadap norma tata kelakuan
akan berakibat pada sanksi yang cukup berat seperti diusir dari kampung sehingga
mores disebut dengan norma yang berat.
4) Adat (costoms)
Adat merupakan suatu norma yang bersifat tidak tertulis, akan tetapi memiliki sifat
yang mengikat sehingga seluruh anggota masyarakat yag melanggar norma ini akan
menderita suatu sanksi keras. Sanksi tersebut biasanya diberikan oleh orang atau
tokoh adat yang mengetahui pasti mengenai hukum adat. Sebagai contoh jika seorang
masyarakat melanggar suatu hal yang tabu atau pantangan akan berdampak munculnya
suatu bencana yang menimpa seluruh warga dan si pelaku akan dikenai suatu sanksi
yang cukup berat.
5) Hukum (laws)
Hukum/laws merupakan suatu norma yang memiliki sifat formal atau berupa aturan
yang bersifat tertulis. Jika melanggar norma ini akan mendapat suatu sanksi yang lebih
berat jika dibandingkan norma-norma yang telah disebutkan di atas. Hukum merupakan
suatu rangkaian dari berbagai aturan yang kemudian disampaikan kepada anggota
masyarakat yang berisi mengenai berbagai ketentuan-ketentuan, kewajiban, perintah
ataupun larangan, hal tersebut dilakukan agar dalam lingkungan masyarakat tercipta
suatu suasana yang aman dan kondusif. Ketentuan dalam norma hukum biasanya diatur
dalam ketentuan undang-undang atau konvensi.
b. Dilihat dari sumbernya
Jika dilihat dari sumbernya norma dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu
sebagai berikut.
1) Norma agama
Norma agama adalah berbagai ketentuan hidup dalam hidup di masyarakat yang
memiliki suatu sumber dari suatu ajaran agama. Dapat disimpulkan bahwa norma
agama merupakan suatu peraturan atau suatu ketentuan yang mengatur pola hidup
yang diterima sebagai perintah, larangan, dan berbagai perintah-perintah yang berasal
dari Tuhan. Ajaran tersebut terdapat dalam suatu buku yang disebut dengan kitab suci
masing-masing agama. Contoh dari norma agama antara lain larangan mencuri, larangan
membunuh dan lain sebagainya.
2) Norma kesusilaan
Norma kesusilaan merupakan suatu aturan yang digunakan dalam kehidupan
yang bersumber dari hati nurani yang merupakan suatu kejujuran yang kemudian akan
mengarahkan manusia pada suatu kebaikan. Norma ini juga menetapkan mengenai
perilaku yang baik dan buruk serta menciptakan suatu keadaan yang tertib dan menjaga
hubungan antarmanusia. Norma ini memiliki kegunaan seperti untuk mengendalikan
ucap, sikap, dan perilaku setiap individu melalui bisikan dari hati nurani. Contoh dari
norma ini yaitu bersikap jujur, berbuat baik terhadap sesama, dan lain-lain.
3) Norma kesopanan
Norma kesopanan adalah suatu aturan yang berasal dari pergaulan antar manusia.
Aturan tersebut ditaati dan diikuti sebagai suatu pedoman yang berisi suatu aturan tingkah
laku manusia dalam menjalankan kehidupan di masyarakat. Norma ini juga disebut
dengan berbagai ketentuan hidup yang berlaku dalam suatu hubungan dan interaksi
sosial yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Contoh dari norma kesopanan adalah
menghormati orang tua, tidak meludah di tempat umum.
4) Norma hukum
Norma hukum adalah suatu aturan dalam menjalankan kehidupan di masyarakat yang
dibuat oleh pemimpin negara. Norma ini memiliki sifat yang memaksa dengan sanksi-
sanksi yang sangat tegas. Norma hukum memiliki tujuan untuk mewujudkan suatu
perdamaian dan ketertiban dalam menjalani kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara yang diilakukan dengan jalan suatu kepastian hukum. Norma hukum memiliki
suatu ketentuan-ketentuan yang ditulis dalam suatu undang-undang. Perundang-

38 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


undangan ini memiliki sifat nasional maupun daerah yang dibuat oleh suatu lembaga
yang memiliki suatu kewenangan dan tugas sesuai dengan bidang sehingga dalam
norma ini hukum sangat mengikat bagi warga negara.
Norma hukum dapat dicontohkan sebagai berikut.
a) Dilarang mengganggu ketertiban umum.
b) Taat dan patuh pada aturan lalu lintas saat berkendara di jalan umum.
c) Tidak melakukan suatu kejahatan yang dapat merugikan orang lain bahkan
menghilangkan nyawa orang lain.
4. Norma dan Nilai-Nilai Pancasila
Berikut norma dan nilai-nilai dalam Pancasila.
a. Nilai ketuhanan
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa adalah nilai yang mengandung arti adanya suatu
bentuk pengakuan dan juga keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa
sebagai pencipta dari seluruh alam semesta. Nilai tersebut menyatakan bangsa Indonesia
merupakan suatu bangsa yang religius. Selain itu nilai ketuhanan juga memiliki arti pengakuan
suatu kebebasan terhadap warga negara dalam memeluk suatu agama, dan menghormati
kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak melakukan diskriminatif antarumat
beragama di Indonesia.
b. Nilai kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah nilai yang memiliki arti jika kesadaran
akan sikap dan perilaku harus sesuai dengan nilai dan norma dalam menjalankan hidup yang
dilakukan secara bersama yang berada di atas dasar tuntutan dan berasal dari hati nurani,
hal tersebut dilakukan dengan cara memperlakukan sesuatu hal sebagaimana dengan
mestinya.
c. Nilai persatuan
Nilai persatuan Indonesia, adalah nilai yang memiliki makna suatu bentuk usaha ke arah
bersatu dalam suatu bentuk kebulatan rakyat. Nilai ini memiliki tujuan untuk membina rasa
nasionalisme dalam suatu bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia
memiliki makna untuk menghargai dan mengakui sepenuhnya terhadap berbagai bentuk
keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Di dalam nilai persatuan adanya suatu
bentuk perbedaan bukan dijadikan sebagai suatu penyebab perpecahan atau disintegrasi
melainkan sebagai jati diri dan suatu cara untuk menciptakan kebersamaan yang selaras.
d. Nilai kerakyatan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan, adalah nilai yang memiliki kandungan makna bahwa suatu pemerintahan berasal
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dilakukan dengan cara bermusyawarah mufakat
melalui berbagai bentuk lembaga-lembaga perwakilan sehingga dengan nilai ini, dapat kita
lihat paham demokrasi lebih mengutamakan pengambilan keputusan melalui musyawarah
mufakat.
e. Nilai keadilan
Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah nilai yang mengandung suatu
makna sebagai dasar dan juga sebagai tujuan dari tercapainya masyarakat Indonesia yang
adil dan makmur baik secara batiniah dan lahiriah. Jika didasarkan pada nilai keadilan,
keadilan diartikan sebagai suatu bentuk nilai yang mendasar diharapkan oleh seluruh bangsa
sehingga Indonesia menjadi Negara Indonesia yang berkeadilan.
5. Sanksi terhadap Pelanggaran Norma
Setiap pelanggaran tentu ada suatu sanksi yang mengikat, seperti halnya dengan norma-
norma yang telah Anda pahami di atas juga memiliki suatu sanksi apabila norma tersebut dilanggar.
Berikut berbagai sanksi-sanksi dari norma yang telah dijelaskan pada pembahasan di atas.
a. Norma agama
Di dalam norma agama jika terdapat seseorang yang melanggar norma ini akan
mendapatkan sanksi yang berasal dari Tuhan sesuai dengan keyakinan agama masing-
masing sehingga tujuan dari norma agama adalah menciptakan suatu pola atau perilaku yang

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 39


selalu patuh dan beriman serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menjalankan
perintah-Nya dan menjauhi berbagai larangan-Nya.
b. Norma hukum
Di dalam norma hukum jika seseorang melanggar norma ini akan mendapatkan suatu
sanksi yang tegas dan bersifat memaksa yang dilakukan oleh aparat penegak hukum yang
berwajib. Sanksi yang diberikan berupa, hukuman penjara, hukuman denda, hukuman
mati, dan lain sebagainya. Norma hukum bertujuan agar mewujudkan suatu ketertiban dan
perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat.
c. Norma kesusilaan
Di dalam norma ini jika seseorang ada yang melanggar norma ini akan mendapat sanksi
yang berupa dicap sebagai orang yang asusila yang berati orang yang tidak memiliki rasa
kesusilaan sehingga norma ini memiliki tujuan agar setiap manusia memiliki suatu rasa
kesusilaan yang tinggi dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.
d. Norma kesopanan
Di dalam norma ini jika ada seseorang yang melanggar akan diberikan suatu sanksi
yang berupa caci maki, teguran, pengucilan bahkan suatu pengusiran yang dilakukan oleh
masyarakat. Norma ini memiliki tujuan agar setiap masyarakat mampu menaati segala norma
yang berlaku di masyarakat.

Tugas Mandiri
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas!
1. Apa yang dimaksud norma?
Jawab: .....................................................................................................................................
2. Sebut dan jelaskan nilai penting norma!
Jawab: .....................................................................................................................................
3. Jelaskan mengenai norma tata cara (usage)!
Jawab: .....................................................................................................................................
4. Uraikan tentang norma agama!
Jawab: .....................................................................................................................................
5. Jabarkan nilai kemanusiaan dalam norma!
Jawab: .....................................................................................................................................

Tugas Kelompok

Kerjakan tugas berikut secara kelompok!


1. Bentuklah kelompok yang berangotakan 3–4 orang!
2. Bersama kelompok Anda lakukan kegiatan diskusi dengan kelompok Anda mengenai cara
penerapan norma di berbagai lingkungan!
3. Tuliskan hasilnya pada lembar kerja berikut!
No. Lingkungan Cara Penerapan Contoh Perilaku
1. Keluarga …………………………… ……………………………
…………………………… ……………………………
2. Masyarakat …………………………… ……………………………
…………………………… ……………………………
3. Sekolah …………………………… ……………………………
…………………………… ……………………………
4. Bangsa dan negara …………………………… ……………………………
…………………………… ……………………………
4. Presentasikan hasilnya di depan kelas Anda!

40 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


C. Hubungan Erat Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945

Pada dasarnya Pancasila sebagai pandangan hidup dari bangsa Indonesia memiliki kedudukan
penting, yaitu sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga
Pancasila memiliki derajat paling tinggi dalam tata perundang-undangan yang ada di Indonesia.
Hukum di Indonesia adalah suatu bentuk perwujudan yang tidak boleh bertentangan dengan
berbagai nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Apabila dilihat secara formal, falsafah Negara
Indonesia tercantum dalam alinea ke IV Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
1. Pancasila sebagai Ideologi Indonesia
Pancasila sebagai ideologi bangsa memiliki arti bahwa Pancasila dijadikan sebagai pedoman
oleh seluruh komponen bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan. Nilai-nilai yang
terkandung dalam sila-sila Pancasila dijadikan sebagai landasan bagi seluruh masyarakat dalam
menjalani sosialisasi, hak asasi manusia, bekerjasama dan juga kehidupan beragama.
a. Pengertian ideologi
Secara estimologis ideologi berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari dua kata, idea
dan logos. Idea memiliki arti ide, gagasan, konsep atau buah pikir. Sementara kata logos
berarti hasil pemikiran. Pada dasarnya ideologi juga dapat disebut sebagai identitas dari
sebuah negara.
b. Fungsi ideologi
Pada dasarnya ideologi merupakan identitas suatu bangsa, selain itu ideologi juga dapat
digunakan sebagai tanda pengenal dari sebuah bangsa. Selain itu, ideologi juga mempunyai
fungsi lainnya, yaitu fungsi kognitif dan orientasi dasar. Sebagai fungsi kognitif berarti ideologi
dapat dijadikan sebuah landasan bagi suatu bangsa dalam berkehidupan dunia. Adapun
fungsi orientasi dasar ideologi yaitu suatu hal yang dapat dijadikan sumber wawasan dan
makna bagi rakyat, juga dapat menjadi pembimbing bagi rakyatnya dalam mencapai tujuan.
c. Peran Pancasila sebagai ideologi negara
Pancasila memiliki peranan sebagai ideologi negara yaitu memberi bimbingan pada
seluruh masyarakat Indonesia dalam mentukan tingkah laku dan sikap. Berbagai nilai yang
terkandung dalam lima sila dijadikan sebagai dasar patokan aturan oleh bangsa Indonesia
dalam menjalankan kehidupan, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Pancasila sebagai Sumber Hukum
Pancasila selain sebagai dasar negara juga memiliki peranan penting yaitu sebagai sumber
hukum. Sumber hukum dapat dimaknai sebagai sumber dari suatu hukum. Hal tersebut terdiri atas
nilai-nilai, kaidah, ataupun norma hukum. Adapun Pancasila merupakan refleksi dari seluruh nilai
yang hidup, tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia
sehingga Pancasila sebagai sumber dari segala sumber diartikan sebagai norma dasar atau
fundamental sebagai dasar dari terbentuknya konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia
sehingga konsekuensi dari hal tersebut semua nilai-nilai dari sila Pancasila haruslah tercermin
dan dijadikan sebagai ruh dalam isi hukum atau Peraturan Perundang-undangan yang ada
di Indonesia. Atau dengan kata lain, seluruh konstitusi yang mengatur penyelenggaraan
pemerintahan di Indonesia harus tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dalam sila-sila
Pancasila.
Sebagai sumber hukum, secara konstitusional Pancasila mengatur tentang penyelenggaraan
Negara Republik Indonesia. Hal tersebut tidak terkecuali seluruh unsur-unsur Negara Indonesia,
yang meliputi rakyat, wilayah, serta pemerintah.
3. Hubungan Pancasila dengan UUD 1945
Secara yuridis formal Pancasila ditetapkan sebagai dasar Negara Republik Indonesia
bersamaan dengan ditetapkannya Pembukaan UUD 1945 dan UUD 1945 yang dilaksakan pada
sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sehari setelah proklamasi kemerdekaan
atau tepatnya tanggal 18 Agustus 1945.
a. Hubungan secara formal
Pancasila tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, hal tersebut memiliki arti yaitu

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 41


Pancasila memperoleh kedudukan sebagai norma dasar hukum positif. Berikut hubungan
Pancasila dengan UUD 1945 secara formal.
1) Rumusan dari Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 tepatnya pada alinea 4.
2) Pembukaan UUD 1945 adalah suatu Pokok Kaidah Negara yang bersifat fundamental
atau dasar. Kedudukannya terhadap tertib hukum Indonesia ada dua, yaitu sebagai
dasar hukum sekaligus juga dijadikan sebagai tertib hukum tertinggi di Indonesia.
3) Pembukaan UUD 1945 selain sebagai Mukadimah juga mempunyai fungsi dan
kedudukan yang berbeda dengan pasal-pasalnya. Pembukaan UUD 1945 dengan
Pancasila pada dasarnya tidak tergantung pada batang tubuh UUD 1945, akan tetapi
dijadikan sebagai sumber.
4) Pancasila memiliki sifat, hakikat, fungsi dan kedudukan sebagai pokok kaidah negara
yang fundamental. Selain itu dijadikan sebagai dasar kelangsungan hidup bagi Negara
Republik Indonesia.
5) Pancasila dijadikan sebagai inti dari Pembukaan UUD 1945 yang memiliki kedudukan
yang tetap, kuat, dan tidak dapat diubah, serta mampu melekat pada kehidupan Negara
Republik Indonesia.
b. Hubungan Pancasila dan UUD 1945 secara material
Apabila dirunut berdasarkan kronologi sejarah perumusan Pancasila, pada dasarnya
materi yang dibahas lebih dahulu oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan (BPUPKI) yaitu Pancasila sebagai dasar negara. Kemudian BPUPKI baru
membahas Pembukaan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber tertib hukum
tertinggi di Indonesia. Sementara Pancasila adalah sumber dari tertib hukum itu sendiri.
Hal tersebut dapat diartikan secara material tertib hukum Indonesia dijelaskan dari nilai-
nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Intisari dari pokok kaidah negara fundamental
yaitu Pancasila.
4. UUD NRI Tahun 1945 sebagai Dasar Hukum
Undang-Undang Dasar 1945 yaitu suatu hukum dasar tertulis atau juga disebut dengan
konstitusi negara yang dijadikan sebgai dasar dan sumber dari berbagai peraturan-peraturan
lain atau perundang-udangan lain yang berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dinamakan Undang-Undang Dasar 1945 hal tersebut dikarenakan Undang-undang dasar tersebut
disusun dan ditetapkan pada tahun 1945.
a. Perlunya dasar hukum tertulis
Hukum tertulis merupakan suatu bentuk aturan tertulis yang dibuat oleh lembaga yang
berwenang, seperti peraturan perundang-undangan. Pada dasarnya hukum tertulis dibuat
dengan tujuan agar hukum tidak bertentangan. Seluruh undang-undang atau aturan dalam
negara harus bersumber pada dasar hukum tertulis yaitu UUD 1945. Pada dasarnya hukum
tertulis dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Hukum tertulis yang telah dikodifikasikan.
Contoh: KUHPdt (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata), KUHAP (Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana), KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) dan
KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
2) Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan.
Contoh: Undang-undang No. 40 Tahun 2007, Undang-undang No. 25 Tahun 2007, dan
lain-lain.
b. UUD NRI Tahun 1945 sebagai dasar hukum tertulis
Sebagai hukum dasar tertulis, UUD NRI Tahun 1945 mengandung sejumlah aturan-
aturan dan norma dasar yang harus ditaati oleh seluruh elemen bangsa, khususnya para
penyelenggara negara. Sebagai hukum dasar tertulis, maka UUD NRI Tahun 1945 adalah
sumber hukum tertulis.

42 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


Tugas Mandiri

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas!


1. Tuliskan hubungan formal Pancasila dengan UUD 1945!
Jawab: .....................................................................................................................................
2. Tuliskan hubungan material Pancasila dengan UUD 1945!
Jawab: .....................................................................................................................................
3. Apa yang dimaksud dengan ideologi?
Jawab: .....................................................................................................................................
4. Tuliskan fungsi ideologi!
Jawab: .....................................................................................................................................
5. Jelaskan mengenai Pancasila sebagai sumber hukum!
Jawab: .....................................................................................................................................

Tugas Kelompok
Kerjakan tugas berikut secara kelompok!
1. Kerjakan tugas berikut secara kelompok!
2. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 3–4 orang!
3. Bersama kelompok Anda lakukan diskusi mengenai landasan Pancasila sebagai sumber dari
segala sumber hukum!
4. Tuliskan hasilnya dalam bentuk PowerPoint! Kemudian presentasikan hasilnya di depan kelas
Anda!

D. Membuat Kesepakatan Bersama

Tentunya dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata sepakat atau kesepakatan,
kesepakatan merupakan suatu bentuk aturan ataupun perjanjian yang dibuat oleh dua pihak atau
lebih yang dilakukan secara sadar.
1. Memahami Kesepakatan Bersama
Kesepakatan merupakan suatu bentuk permufakatan bersama yang dicapai melalui
kedaulatan suara. Pada dasarnya kesepatan bersama dapat tercipta antara dua orang atau
lebih. Kesepakatan bersama dapat terjadi atau dilakukan dalam kesatuan sosial terkecil yaitu di
lingkup keluarga.
Pada dasarnya kesepakatan bersama dapat berupa tertulis ataupun tidak tertulis. Kesepatan
tertulis biasanya dibuat di lingkungan sekolah, masyarakat, lingkungan bangsa dan negara.
Adapun kesepakatan tidak tertulis biasnya dialakukan antarteman.
2. Kesepakatan Antara Pancasila dan UUD 1945
Pada dasarnya Pancasila dan UUD 1945 haruslah ditaati dan dilaksanakan, hal tersebut
karena sudah menjadi kesepakatan bersama sehingga apabila terjadi suatu pelanggaran dari
kesepakatan tersebut akan berdampak pada tatanan kehidupan bernegara yang tidak ideal
seperti yang tercantum dalam Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu, kesepakatan bersama
haruslah dilaksanakan dengan saksama sehingga mampu menciptakan kehidupan yang harmonis
di tengah-tengah masyarakat.
Norma yang diterapkan di tengah-tengah masyarakat pada dasarnya dibuat oleh kesepakatan
bersama, dalam pembuatan kesepakatan bersama tidaklah mudah, karena setiap orang memiliki
cara pandang dan pemikiran yang berbeda-beda, serta kepentingan yang berbeda. Akan tetapi
dengan keberagaman tersebut haruslah mampu menciptakan suatu kesepakatan yang selaras
dan harmoni.

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 43


3. Contoh Kesepakatan Bersama
Kesepakatan bersama dapat diterapkan dalam berbagai lingkungan seperti di lingkungan
rumah, masyarakat, ataupun di sekolah. Berikut contoh kesepakatan bersama.
a. Kesepakatan bersama di rumah
Berikut contoh kesepakatan bersama di rumah.
1) Tidak menghina dan berteriak.
2) Membereskan pekerjaan rumah sebelum bermain.
3) Tidak berbicara kasar atau dengan nada tinggi.
b. Kesepakatan bersama di sekolah
Berikut contoh kesepakatan bersama di kelas.
1) Di dalam memperlakukan teman, memperlakukan satu sama lain dengan hormat.
Memperlakukan setiap orang sama dan adil. Menggunakan perilaku yang sopan dan
baik. Saling tolong dan membantu satu sama lain. Perlakukan orang lain seperti Anda
ingin diperlakukan.
2) Saat belajar dan berkomunikasi di dalam kelas. Mengangkat tangan saat ingin bertanya
atau menyampaikan ide. Menggunakan suara yang tidak terlalu keras saat berdiskusi
dalam grup. Menggunakan bahasa yang tidak kasar dan tidak menyakiti perasaan.
c. Contoh kesepakatan bersama di lingkungan masyarakat
Berikut adalah contoh kesepakatan bersama di lingkugan masyarakat.
1) Melaksanakan kegiatan kerja bakti dalam menjaga kebersihan lingkungan yang diadakan
setiap hari Minggu.
2) Turut serta dalam kegiatan pos kamling sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat.
3) Menghormati hak-hak sesama di lingkungan masyarakat.

Tugas Mandiri
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas!
1. Tuliskan contoh kesepakatan bersama di rumah!
Jawab: .....................................................................................................................................
2. Sebutkan contoh kesepakatan bersama di kelas!
Jawab: .....................................................................................................................................
3. Tuliskan contoh kesepakatan bersama di lingkungan masyarakat!
Jawab: .....................................................................................................................................
4. Jabarkan mengenai kesepakatan bersama!
Jawab: .....................................................................................................................................
5. Jelaskan kesepakatan antara Pancasila dan UUD 1945!
Jawab: .....................................................................................................................................

Tugas Kelompok
Kerjakan tugas berikut secara kelompok!
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 3–4 orang!
2. Bersama kelompok Anda lakukan kegiatan diskusi mengenai peran dan contoh kesepakatan
bersama yang dibuat oleh para pendiri bangsa dalam merumuskan Pancasila dan UUD 1945!
3. Tuliskan hasilnya dalam bentuk PowerPoint! Kemudian presentasikan hasilnya di depan kelas
Anda!

E. Produk dan Hierarki Peraturan Perundang-undangan

Peraturan perundang-undangan merupakan jenis peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga yang
memiliki kewenangan sehingga terdapat struktur atau tata perundang-undangan dalam sebuah negara.

44 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


Pada dasarnya peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh lembaga yang lebih rendah
harus mengacu dan juga tidak boleh bertentangan dengan perundang-undangan yang dikeluarkan
oleh lembaga yang lebih tinggi.
1. Pengertian Peraturan Perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang
mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang
berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
2. Sifat dan Ciri-Ciri Peraturan Perundang-undangan
Berikut adalah sifat dan ciri-ciri peraturan perundang-undangan.
a. Peraturan perundang-undangan berisi aturan pola tingkah laku atau norma hukum.
b. Peraturan perundang-undangan dalam wujud peraturan tertulis.
c. Peraturan perundang-undangan mengikat secara umum dan menyeluruh.
d. Peraturan perundang-undangan dibentuk, ditetapkan, dan di keluarkan oleh lembaga negara
atau pejabat yang berwenang baik di tingkat pusat maupun di daerah.
3. Asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Pembentukan peraturan perundang-undangan ini dilakukan berdasarkan asas-asas sebagai
berikut.
a. Kejelasan tujuan.
b. Kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat.
c. Kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan.
d. Dapat dilaksanakan.
e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan.
f. Kejelasan rumusan.
g. Keterbukaan.
4. Asas Materi Peraturan Perundang-undangan
Berdasarkan asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan tersebut di atas,
maka materi muatan sebuah peraturan perundang-undangan juga berdasarkan pada asas-asas
sebagai berikut.
a. Asas pengayoman.
b. Asas kemanusiaan.
c. Asas kebangsaan.
d. Asas kekeluargaan.
e. Asas kenusantaraan.
f. Asas Bhinneka Tunggal Ika.
g. Asas keadilan.
h. Asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan.
i. Asas ketertiban dan kepastian hukum.
j. Asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.
k. Asas lain sesuai dengan bidang hukum Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan,
antara lain hukum pidana dan hukum perdata.
5. Landasan/Dasar Keberlakuan Peraturan Perundang-undangan
Berikut adalah landasan atau dasar keberlakuan peraturan perundang-undangan.
a. Landasan filosofis
Landasan filosofis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa
peraturan yang dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang
meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila
dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945).
b. Landasan sosiologis
Landasan sosiologis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa
peraturan yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek.
Landasan sosiologis sesungguhnya menyangkut fakta empiris mengenai perkembangan
masalah dan kebutuhan masyarakat dan negara.

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 45


c. Landasan yuridis
Landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa
peraturan yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum
dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang akan dicabut
guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat. Landasan yuridis menyangkut
persoalan hukum yang berkaitan dengan substansi atau materi yang diatur sehingga perlu
dibentuk peraturan perundang-undangan yang baru. Beberapa persoalan hukum itu, antara lain,
peraturan yang sudah ketinggalan, peraturan yang tidak harmonis atau tumpang tindih, jenis
peraturan yang lebih rendah dari undang-undang sehingga daya berlakunya lemah, peraturannya
sudah ada tetapi tidak memadai, atau peraturannya memang sama sekali belum ada.
6. Prinsip-Prinsip Peraturan Perundang-undangan
Berikut adalah prinsip-prinsip peraturan perundang-undangan.
a. Peraturan perundang-undangan yang masih berlaku hanya dapat dihapus, dicabut atau
diubah oleh peraturan perundang-undangan yang sederajat atau lebih tinggi.
b. Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi mengesampingkan peraturan perundang-
undangan yang lebih rendah.
c. Setiap jenis peraturan perundang-undangan materinya berbeda.
d. Dasar peraturan perundang-undangan selalu peraturan perundang-undangan yang berada
di atasnya.
e. Peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus mengesampingkan peraturan
perundang-undangan yang bersifat umum.
f. Peraturan perundang-undangan baru mengesampingkan peraturan perundang-undangan lama.
g. Hanya peraturan perundang-undangan tertentu saja yang dapat digunakan sebagai landasan
yuridis, artinya hanya peraturan perundang-undangan yang sederajat atau yang lebih tinggi
dan terkait langsung dengan peraturan perundang-undangan yang akan dibuat.
7. Jenis-Jenis Peraturan Perundang-undangan
Berikut adalah jenis-jenis dan fungsi peraturan perundang-undangan berdasarkan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan Perundang-undangan, yaitu
sebagai berikut.
a Undang-Undang Dasar Tahun 1945
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 adalah dasar hukum dari Peraturan Perundang-
undangan. Bertindak sebagai peraturan tertinggi dalam tata urutan Peraturan Perundang-
undangan nasional.
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (Tap MPR)
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah putusan MPR yang dikeluarkan pada
sidang istimewa MPR. Pada dasarnya, Tap MPR dinyatakan sudah tidak lagi berlaku sejak
amendemen keempat UUD 1945 pada Agustus 2002, melainkan hanya beberapa Tap MPRS
(Ketetapan Majelis Permusyawaratan Sementara) dan MPR secara hukum. Berdasarkan
pada Tap MPR Nomor 1/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap Materi dan Status Hukum
Ketetapan MPRS dan Ketetapan MPR dari tahun 1960–2002 menyatakan bahwa, terdapat
139 ketetapan MPRS/MPR yang dikelompokkan dalam 6 hal, yakni mengatur dan memberikan
tugas kepada Presiden, penetapan (beschikking), mengatur ke dalam (internet regelingen),
deklaratif, rekomendasi, dan perundang-undangan.
c. Undang-undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu)
Undang-undang adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) bersama dengan persetujuan dari presiden. Sementara Perpu
adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh presiden dalam hal ihwal
kegentingan yang memaksa, seperti kebutuhan mendesak untuk menyelesaikan masalah
hukum dan perlunya kepastian untuk segera diselesaikan, serta adanya kekosongan hukum.
Secara tingkatan, Undang-undang dan Perpu memang berada di tingkat yang sama.
Namun, Perppu memiliki masa aktif ‘hanya sementara’ sehingga Perppu dianjurkan untuk
segera disahkan menjadi Undang-undang oleh DPR. Namun, DPR juga boleh untuk
menolaknya dan menyatakan pencabutan dan pernyataan tidak berlaku terhadap suatu Perppu.

46 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


d. Peraturan Pemerintah (PP)
Peraturan Pemerintah adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Presiden untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.
e. Peraturan Presiden (Perpu)
Peraturan Presiden adalah peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh
Presiden untuk menjalankan perintah dari peraturan yang lebih tinggi dalam menyelenggarakan
kekuasaan pemerintahan.
f. Peraturan Daerah (Perda) Provinsi
Peraturan Daerah (Perda) Provinsi adalah peraturan yang dibentuk oleh DPR Daerah
I dengan persetujuan dari Gubernur. Termasuk juga Qanun, Perda khusus yang berlaku di
Aceh, serta Perda yang berlaku di Provinsi Papua dan Papua Barat.
g. Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/Kota
Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/Kota adalah peraturan yang dibentuk oleh DPR
Daerah II bersama dengan Bupati/Wali kota.
9. Muatan Materi Peraturan Perundang-undangan
Muatan materi diatur dalam Pasal 10–15 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundangan-undangan, yaitu sebagai berikut.
a. Undang-Undang Dasar 1945
UUD harus memuat ketentuan-ketentuan mengenai organisasi negara, Hak Asasi
Manusia (HAM), prosedur perubahan UUD, larangan mengubah sifat tertentu dari UUD,
dan memuat cita-cita serta asas ideologi negara.
b. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
UU dan Perpu memiliki materi muatan yang sama, yaitu mengenai pengaturan lebih
lanjut mengenai ketentuan UUD 1945, perintah undang-undang untuk diatur dengan
undang-undang, pengesahan perjanjian internasional, tindak lanjut atas putusan Mahkamah
Konstitusi, dan pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat.
c. Peraturan pemerintah
Peraturan Pemerintah memuat materi untuk menjalankan undang-undang sebagaimana
mestinya.
d. Peraturan presiden
Memuat materi yang diperintahkan oleh UU, seperti pelaksana peraturan pemerintah
atau materi untuk melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan.
e. Peraturan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota
Memuat materi perihal penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan, serta
menampung kondisi khusus daerah atau penjabaran lebih lanjut mengenai peraturan yang
lebih tinggi.
10. Proses Penyusunan Peraturan Perundang-undangan
Berikut adalah penjelasan mengenai proses penyusunan peraturan perundang-undangan
di Indonesia.
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah sumber hukum dan juga sebagai
dasar hukum di dalam Peraturan Perundangan-undangan di Indonesia sehingga sebagai
hukum, UUD mengikat pada setiap warga negara dan berisi norma dan ketentuan yang
harus ditaati. Hingga saat ini UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sudah dilakukan
4 (empat) kali perubahan atau amendemen. Perubahan tersebut dilakukan dengan tujuan
sebagai jawaban dari tuntutan reformasi dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Pada
dasarnya tata cara perubahan UUD ditegaskan tercantum dalam dalam Pasal 37 UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, secara singkat sebagai berikut.
1) Tata cara perubahan UUD Republik Indonesia
Berikut adalah tata cara perubahan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
a) Proses pengusulan perubahan pasal-pasal yang diajukan sekurang-kurangnya 1/3
dari jumlah anggota MPR dan kemudian disampaikan dengan tertulis yang berisi
bagian yang diusulkan untuk diubah atau di amendemen dan juga beserta alasannya.

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 47


b) Saat melakukan sidang MPR amendemen pasal-pasal UUD 1945 peserta sidang
yang hadir sekurang-kurangnya 2/3 anggota MPR.
c) Putusan dalam amendemen UUD harus disetujui sekurang-kurangnya 50%
ditambah satu dari anggota MPR.
d) Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan.
2) Kesepakatan dasar perubahan UUD Republik Indonesia
Berikut adalah kesepakatan dasar perubahan UUD Republik Indonesia Tahun 1945.
a) Tidak melakukan perubahan pada Pembukaaan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
b) Wajib untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c) Mempertegas sistem pemerintahan presidensial.
d) Penjelasan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berisi tentang
hal-hal yang bersifat normatif (hukum) akan dimasukkan ke dalam pasal-pasal.
e) Melakukan perubahan atau amendemen dengan cara adendum, artinya yaitu melakukan
penambahan pasal perubahan tanpa menghilangkan pasal sebelumnya. Hal tersebut
memiliki tujuan perubahan yang bersifat adendum untuk kepentingan bukti sejarah.
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat, atau disingkat Ketetapan MPR atau Tap
MPR, adalah bentuk putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat yang berisi hal-hal yang
bersifat penetapan. Proses pembuatan putusan majelis dilakukan melalui empat tingkat
pembicaraan. Tingkat pembicaraan tersebut, yaitu sebagai berikut.
1) Pembahasan Tingkat I
Pembahasan oleh Badan Pekerja Majelis terhadap bahan-bahan yang masuk dan
hasil dari pembahasan ini menjadi rancangan putusan majelis sebagai bahan pokok
pembicaraan tingkat II.
2) Pembahasan Tingkat II
Pembahasan oleh Rapat Paripurna Majelis yang didahului oleh penjelasan pimpinan
dan dilanjutkan dengan pemandangan umum fraksi-fraksi.
3) Pembahasan Tingkat III
Pembicaraan oleh Komisi atau Panitia Ad Hoc (Badan Istimewa yang dibentuk untuk
menyelesaikan permasalahan yang bersifat kontemporer (sementara)) majelis terhadap
semua hasil pembicaraan tingkat I dan II. Hasil pembicaraan pada tingkat III ini menjadi
Rancangan Putusan Majelis.
4) Pembahasan Tingkat IV
Pengambilan putusan oleh Rapat Paripurna Majelis setelah mendengar laporan dari
Pimpinan Komisi atau Panitia Ad Hoc Majelis serta usulan atau pendapat dari fraksi-
fraksi jika diperlukan.
c. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Undang-Undang memiliki pengertian yaitu suatu peraturan perundang-undangan yang
dibentuk oleh DPR dengan persetujuan bersama Presiden. Sementara peraturan pemerintah
pengganti Undang-Undang yaitu peraturan yang ditetapkan oleh presiden dalam hal ikhwal
kegentingan yang memaksa. Kedua bentuk peraturan perundangan ini memiliki kedudukan
yang sederajat. DPR merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan membentuk
undang-undang, berdasarkan Pasal 20 Ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Namun kekuasaan ini harus dengan persetujuan presiden.
Berikut adalah penyusunan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Penggati
Undang-Undang menurut Pasal 52 UU No. 12 Tahun 2011.
1) Peraturan pemerintah pengganti undang-undang harus diajukan ke DPR dalam
persidangan yang berikut.
2) Pengajuan peraturan pemerintah pengganti undang-undang sebagaimana dimaksud
pada Ayat (1) dilakukan dalam bentuk pengajuan rancangan undang-undang tentang
penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang menjadi Undang-Undang.

48 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


3) DPR hanya memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap
peraturan pemerintah pengganti undang-undang.
4) Dalam hal peraturan pemerintah pengganti undang-undang mendapat persetujuan
DPR dalam rapat paripurna, peraturan pemerintah pengganti undang-undang tersebut
ditetapkan menjadi undang-undang.
5) Dalam hal peraturan pemerintah pengganti undang-undang tidak mendapat persetujuan
DPR dalam rapat paripurna, peraturan pemerintah pengganti undang-undang tersebut
harus dicabut dan harus dinyatakan tidak berlaku.
6) Dalam hal peraturan pemerintah pengganti undang-undang harus dicabut dan harus
dinyatakan tidak berlaku sebagaimana dimaksud pada Ayat (5), DPR atau Presiden
mengajukan rancangan undang-undang tentang pencabutan peraturan pemerintah
pengganti undang-undang.
7) Rancangan undang-undang tentang pencabutan peraturan pemerintah pengganti
undang-undang sebagaimana dimaksud pada Ayat (6) mengatur segala akibat hukum
dari pencabutan peraturan pemerintah pengganti undang-undang.
8) Rancangan undang-undang tentang pencabutan peraturan pemerintah pengganti
undang-undang sebagaimana dimaksud pada Ayat (7) ditetapkan menjadi Undang-
Undang tentang pencabutan peraturan pemerintah pengganti undang-undang dalam
rapat paripurna yang sama sebagaimana dimaksud pada Ayat (5).
d. Peraturan Presiden (Perpres)
Peraturan Presiden (Perpres) merupakan suatu bentuk Peraturan Perundang-undangan
yang ditetapkan oleh Presiden dengan tujuan untuk menjalankan perintah Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi.
Berdasarkan pada Pasal 1 Angka 6 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 mengenai
pembentukan peraturan perundang-undangan menjelaskan jika peraturan presiden
merupakan suatu bentuk Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh Presiden.
Ketentuan tersebut hampir sama dengan Peraturan Pemerintah. Akan tetapi keduanya
berbeda pada proses pembentukannya. Dalam hal ini PP tidak dibuat dan disusun atas
inisiatif Presiden sendiri akan tetapi untuk melaksanakan perintah dari undang-undang.
Peraturan presiden yang dibuat oleh Presiden mengandung dua makna. Pertama,
Peraturan presiden dibuat oleh Presiden atas inisiatif dan prakarsa sendiri dengan tujuan
guna melaksanakan undang-undang dengan demikian memiliki kedudukan yang sederajat
dengan PP. Kedua, maksud pembuatan dari Perpres dilakukan dengan tujuan untuk mengatur
materi muatan yang diperintahkan oleh peraturan pemerintah dengan demikian kedudukan
dari perpres menjadi jelas yaitu berada di bawah PP.
Proses penyusunan Peraturan Presiden ditegaskan dalam Pasal 55 UU Nomor 12 Tahun
2011, yaitu sebagai berikut.
1) Pembentukan panitia antarkementerian dan/atau lembaga pemerintah nonkementerian
oleh pengusul.
2) Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan Peraturan
Presiden dikoordinasikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang hukum.
3) Pengesahan dan penetapan oleh Presiden.
e. Peraturan Daerah Provinsi
Peraturan Daerah (Perda Provinsi) adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk
oleh DPRD provinsi dengan persetujuan bersama gubernur. Peraturan daerah dibuat
dengan untuk melaksanakan peraturan perundangan yang lebih tinggi. Perda juga dibuat
dalam rangka melaksanakan kebutuhan daerah. Perda tidak boleh bertentangan dengan
peraturan yang lebih tinggi. Pemerintah pusat dapat membatalkan Perda yang nyata-nyata
bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 49


Berikut adalah penyusunan peraturan daerah provinsi menurut Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2011.
Pasal 32
Perencanaan penyusunan Peraturan Daerah Provinsi dilakukan dalam Prolegda Provinsi.

Pasal 33
(1) Prolegda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 memuat program pembentukan
Peraturan Daerah Provinsi dengan judul Rancangan Peraturan Daerah Provinsi, materi
yang diatur, dan keterkaitannya dengan Peraturan Perundang-undangan lainnya.
(2) Materi yang diatur serta keterkaitannya dengan Peraturan Perundang-undangan lainnya
sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) merupakan keterangan mengenai konsepsi
Rancangan Peraturan Daerah Provinsi yang meliputi:
a. latar belakang dan tujuan penyusunan;
b. sasaran yang ingin diwujudkan;
c. pokok pikiran, lingkup, atau objek yang akan diatur; dan
d. jangkauan dan arah pengaturan.
(3) Materi yang diatur sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) yang telah melalui pengkajian
dan penyelarasan dituangkan dalam Naskah Akademik.

Pasal 34
(1) Penyusunan Prolegda Provinsi dilaksanakan oleh DPRD Provinsi dan Pemerintah
Daerah Provinsi.
(2) Prolegda Provinsi ditetapkan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun berdasarkan skala
prioritas pembentukan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi.
(3) Penyusunan dan penetapan Prolegda Provinsi dilakukan setiap tahun sebelum
penetapan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi.

Pasal 35
Dalam penyusunan Prolegda Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 Ayat (1),
penyusunan daftar rancangan peraturan daerah provinsi didasarkan atas:
a. perintah Peraturan Perundang-undangan lebih tinggi;
b. rencana pembangunan daerah;
c. penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan; dan
d. aspirasi masyarakat daerah.

Pasal 36
(1) Penyusunan Prolegda Provinsi antara DPRD Provinsi dan Pemerintah Daerah Provinsi
dikoordinasikan oleh DPRD Provinsi melalui alat kelengkapan DPRD Provinsi yang
khusus menangani bidang legislasi.
(2) Penyusunan Prolegda Provinsi di lingkungan DPRD Provinsi dikoordinasikan oleh alat
kelengkapan DPRD Provinsi yang khusus menangani bidang legislasi.
(3) Penyusunan Prolegda Provinsi di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi dikoordinasikan
oleh biro hukum dan dapat mengikutsertakan instansi vertikal terkait.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan Prolegda Provinsi di lingkungan
DPRD Provinsi sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) diatur dengan Peraturan DPRD
Provinsi.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan Prolegda Provinsi di lingkungan
Pemerintah Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud pada Ayat (3) diatur dengan
Peraturan Gubernur.

Pasal 37
(1) Hasil penyusunan Prolegda Provinsi antara DPRD Provinsi dan Pemerintah Daerah

50 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 Ayat (1) disepakati menjadi Prolegda
Provinsi dan ditetapkan dalam Rapat Paripurna DPRD Provinsi.
(2) Prolegda Provinsi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
DPRD Provinsi.

Pasal 38
(1) Dalam Prolegda Provinsi dapat dimuat daftar kumulatif terbuka yang terdiri atas:
a. akibat putusan Mahkamah Agung; dan
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi.
(2) Dalam keadaan tertentu, DPRD Provinsi atau Gubernur dapat mengajukan Rancangan
Peraturan Daerah Provinsi di luar Prolegda Provinsi:
a. untuk mengatasi keadaan luar biasa, keadaan konflik, atau bencana alam;
b. akibat kerja sama dengan pihak lain; dan
c. keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi atas suatu Rancangan
Peraturan.
Daerah Provinsi yang dapat disetujui bersama oleh alat kelengkapan DPRD Provinsi
yang khusus menangani bidang legislasi dan biro hukum.
f. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Proses penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sesuai UU Nomor 12 Tahun
2011. Rancangan Perda kabupaten/kota dapat diusulkan oleh DPRD Kabupaten/Kota atau
Bupati/Wali kota.
1) Apabila rancangan diusulkan oleh DPRD Kabupaten/Kota maka proses penyusunan
yaitu sebagai berikut.
a) DPRD Kabupaten/Kota mengajukan rancangan perda kepada Bupati/Wali kota
secara tertulis.
b) DPRD Kabupaten/Kota bersama Bupati/Wali kota membahas rancangan perda
Kabupaten/Kota.
c) Apabila rancangan perda memperoleh persetujuan bersama, maka disahkan oleh
Bupati/Wali kota menjadi Perda Kabupaten/Kota.
2) Apabila rancangan diusulkan oleh Bupati/Wali kota maka proses penyusunan yaitu
sebagai berikut.
a) Bupati/Walikota mengajukan rancangan perda kepada DPRD Kabupaten/Kota
secara tertulis.
b) DPRD Kabupaten/Kota bersama Bupati/Wali kota membahas rancangan perda
Kabupaten/Kota.
c) Apabila rancangan perda memperoleh persetujuan bersama, maka disahkan oleh
Bupati/Wali kota menjadi Perda Kabupaten/Kota.

Tugas Mandiri
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas!
1. Apa yang dimaksud dengan Peraturan Perundang-undangan?
Jawab: .....................................................................................................................................
2. Sebut dan jelaskan asas pembentukan Peraturan Perundang-undangan!
Jawab: .....................................................................................................................................
3. Terangkan mengenai landasan filosofis keberlakuan Peraturan Perundang-undangan!
Jawab: .....................................................................................................................................
4. Tuliskan prinsip-prinsip Peraturan Perundang-undangan!
Jawab: .....................................................................................................................................
5. Jelaskan mengenai Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (Tap MPR)!
Jawab: .....................................................................................................................................

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 51


Tugas Kelompok
Kerjakan tugas berikut secara kelompok!
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 3–4 orang!
2. Bersama kelompok Anda lakukan kegiatan diskusi mengenai perkembangan dari proses
penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Indonesia!
3. Tuliskan hasilnya dalam bentuk PowerPoint! Kemudian presentasikan hasilnya di depan kelas
Anda!

F. Hubungan Antarperaturan Perundang-undangan

Undang-undang yang mengatur tentang pembentukan peraturan perundang-undangan merupakan


suatu bentuk bagian dari pembangunan hukum dalam lingkup nasional. Pada dasarnya peraturan
perundang-undangan mulai dari tahapan perencanaan sampai pada tahapan penetapan selalu
melibatkan legislatif dan eksekutif di tingkat daerah, nasional dan juga partisipasi yang berasal dari
masyarakat.
1. Pertentangan Peraturan Perundang-undangan
Harmonisasi peraturan perundang-undangan dapat diartikan sebagai suatu proses
penyelarasan atau penyerasian peraturan perundang-undangan yang hendak atau sedang
disusun, agar peraturan perundang-undangan yang dihasilkan sesuai prinsip-prinsip hukum dan
Peraturan Perundang-undangan yang baik.
Di dalam pelaksanaannya, kegiatan harmonisasi adalah pengkajian yang komprehensif
terhadap suatu rancangan peraturan perundang-undangan, dengan tujuan untuk mengetahui
apakah rancangan peraturan tersebut, dalam berbagai aspek telah mencerminkan keselarasan
atau kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan nasional lain, dengan hukum tidak
tertulis yang hidup dalam masyarakat, atau dengan konvensi-konvensi dan perjanjian-perjanjian
internasional, baik bilateral maupun multilateral, yang telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia.
Harmonisasi idealnya dilakukan pada saat perancangan peraturan perundang-undangan.
Pengharmonisasian rancangan undang-undang mencakup 2 (dua) aspek sebagai berikut.
a. Pengharmonisasian materi muatan rancangan undang-undang
Berikut pengharmonisasian materi muatan rancangan undang-undang.
1) Pancasila.
2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3) Undang-undang.
4) Asas-asas Peraturan Perundang-undangan:
a) asas pembentukan;
b) asas materi muatan; dan
c) asas-asas lain yang sesuai dengan bidang hukum rancangan undang-undang yang
bersangkutan.
b. Pengharmonisasian rancangan undang-undang
Pengharmonisasian rancangan undang-undang dengan teknik penyusunan peraturan
perundang-undangan yang meliputi:
1) kerangka peraturan perundang-undangan;
2) hal-hal khusus;
3) ragam bahasa; dan
4) bentuk rancangan peraturan perundang-undang.
c. Cara pengharmonisan peraturan perundang-undangan
Pengharmonisasian dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Pastikan bahwa rancangan undang-undang mencantumkan nilai-nilai filosofis Pancasila
dan pasal-pasal rancangan undang-undang yang bersangkutan tidak bertentangan
dengan nilai-nilai tersebut.

52 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


2) Pastikan bahwa pasal-pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang memerintahkan pembentukannya telah dicantumkan dengan benar dan
pastikan pula bahwa rancangan undang-undang telah selaras dengan prinsip-prinsip
penyelenggaraan negara menurut undang-undang dasar.
3) Gunakan istilah hukum atau pengertian hukum secara konsisten.
4) Teliti dengan saksama apakah materi muatan rancangan undang-undang telah serasi/
selaras dengan undang-undang lain terkait.
5) Pastikan bahwa asas-asas peraturan perundang-undangan baik asas pembentukan,
asas materi muatan, maupun asas lain yang berkaitan dengan bidang hukum yang
diatur dalam rancangan undang-undang, telah terakomodasikan dengan baik dalam
rancangan undang-undang.
6) Pastikan bahwa pedoman teknik penyusunan peraturan perundang-undangan telah
dipatuhi secara konsisten.
7) Pastikan bahwa bahasa yang digunakan dalam merumuskan norma dalam rancangan
undang-undang telah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar
serta menggunakan pilihan kata yang tepat, jelas dan pasti.
Harmonisasi memiliki fungsi untuk mencegah dan mengatasi terjadinya disharmonisasi
hukum. Harmonisasi juga dapat menjamin proses pembentukan rancangan undang-undang
yang taat asas demi kepastian hukum. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa
harmonisasi peraturan perundang-undangan adalah proses penyerasian dan penyelarasan
antarperaturan perundang-undangan sebagai suatu bagian integral atau subsistem dari
sistem hukum guna mencapai tujuan hukum.
2. Sinkronisasi Hubungan Antarperundang-undangan
Pada dasarnya sinkronisasi pada perundang-undangan baik nasional ataupun daerah
diperlukan suatu bentuk kesatuan hukum yang saling mendukung, hal tersebut dijadikan sebagai
pengabsahan dan juga arah bagi pembangunan nasional. Suatu bentuk pembenahan kualitas
regulasi atau peraturan perundang-undangan juga memiliki tujuan untuk mendukung suatu bentuk
pencapaian prioritas pembangunan yang mencakup skala nasional.
Adapun tujuan dari kegiatan sinkronisasi adalah untuk mewujudkan landasan pengaturan suatu
bidang tertentu yang dapat memberikan kepastian hukum yang memadai bagi penyelenggaraan
bidang tersebut secara efisien dan efektif. Sinkronisasi terhadap peraturan perundang-undangan
dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu sebagai berikut.
a. Sinkronisasi vertikal
Sinkronisasi vertikal yaitu sinkronisasi peraturan perundang-undangan dengan Peraturan
Perundang-undangan lain dalam hierarki yang berbeda. Sinkronisasi vertikal dilakukan
dengan melihat apakah suatu Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dalam suatu
bidang tertentu tidak saling bertentangan antara satu dengan yang lain.
Menurut Pasal 7 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan menetapkan bahwa jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan
terdiri sebagai berikut.
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
3) Undang-undang/peraturan pemerintah pengganti undang-undang.
4) Peraturan Pemerintah.
5) Peraturan presiden.
6) Peraturan daerah provinsi.
7) Peraturan daerah kabupaten/kota.
Di samping harus memperhatikan hierarki peraturan perundang-undangan tersebut,
dalam sinkronisasi vertikal, harus juga diperhatikan kronologis tahun dan nomor penetapan
peraturan perundang-undangan yang bersangkutan. Sinkronisasi secara vertikal bertujuan
untuk melihat apakah suatu peraturan perundangan-undangan yang berlaku bagi suatu
bidang kehidupan tertentu tidak saling bertentangan antara satu dengan lainnya apabila
dilihat dari sudut vertikal atau hierarki peraturan perundang-undangan yang ada.

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 53


b. Sinkronisasi horizontal
Sinkronisasi horizontal adalah sinkronisasi peraturan perundang-undangan dengan
peraturan perundang-undangan lain dalam hierarki yang sama. Sinkronisasi horizontal
dilakukan dengan melihat pada berbagai peraturan perundang-undangan yang sederajat
dan mengatur bidang yang sama atau terkait. Sinkronisasi horizontal juga harus dilakukan
secara kronologis, yaitu sesuai dengan urutan waktu ditetapkannya Peraturan Perundang-
undangan yang bersangkutan.
Sinkronisasi secara horizontal bertujuan untuk mengungkap kenyataan sampai sejauh
mana perundang-undangan tertentu serasi secara horizontal, yaitu mempunyai keserasian
antara perundang-undangan yang sederajat mengenai bidang yang sama.
3. Harmonisasi dan Sinkronisasi Hukum Dilakukan
Pembentukan suatu produk hukum, terdapat berbagai hal yang perlu diperhatikan, di
antaranya memperhatikan hierarki peraturan perundang-undangan, asas-asas pembentukan
peraturan perundang-undangan, materi muatan, dan asas hukum lain sehingga produk hukum
yang akan dibentuk tidak saling bertentangan atau tidak terjadi tumpang tindih pengaturan dengan
peraturan perundang-undangan lainnya. Dengan kata lain perlu dilakukan suatu harmonisasi dan
sinkronisasi dalam pembentukan suatu produk hukum.
Pelaksanaan harmonisasi dan sinkronisasi dari suatu produk hukum tidak terbatas hanya pada
saat akan dilakukan pembentukan suatu produk hukum saja, namun pelaksanaan harmonisasi
dan sinkronisasi juga dilakukan terhadap produk hukum yang telah terbentuk. Sinkronisasi dan
harmonisasi dilakukan karena adanya dinamika hukum atas dibentuk atau diundangkannya suatu
peraturan perundang-undangan baru sehingga menyebabkan beberapa produk hukum tersebut
menjadi tidak harmonis atau tidak sinkron dengan peraturan perundang-undangan yang baru
diundangkan tersebut.

Tugas Mandiri

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas!


1. Jelaskan harmonisasi Peraturan Perundang-undangan!
Jawab: .....................................................................................................................................
2. Tuliskan cara pengharmonisasian Peraturan Perundang-undangan!
Jawab: .....................................................................................................................................
3. Tuliskan fungsi harmonisasi!
Jawab: .....................................................................................................................................
4. Jabarkan mengenai sinkronisasi vertikal!
Jawab: .....................................................................................................................................
5. Uraikan tentang sinkronisasi horizontal!
Jawab: .....................................................................................................................................

Tugas Kelompok

Kerjakan tugas berikut secara kelompok!


1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 3–4 orang!
2. Bersama kelompok Anda lakukan kegiatan diskusi mengenai manfaat dari adanya sinkronisasi
hubungan antarperundang-undangan!
3. Tuliskan hasilnya dalam bentuk PowerPoint! Kemudian presentasikan hasilnya di depan kelas
Anda!

54 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


G. Menganalisis Produk Perundang-Undangan

Pada dasarnya suatu bentuk perundang-undangan dalam pembentukannya selain memperhatikan


segi filosofis, sosiologis, atau yuridis mengenai pandangan lahirnya suatu produk hukum yang
dibuat. Pembentukan suatu perundang-undangan pada dasarnya perlu dimasukkan penjelasan
yang memaparkan tentang maksud dari pasal-pasal terkait dari isi Peraturan Perundang-undangan.
Pada dasarnya penjelasan harus ada dalam produk Peraturan Perundang-Undangan, hal tersebut
dikarenakan penjelasan adalah suatu bentuk informasi resmi dari pembuat Peraturan Perundang-
undangan.
1. Menganalisis Isi Produk Perundang-undangan
Pada dasarnya produk perundang-undangan yang ada di Indonesia haruslah merujuk pada
Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945. Selain itu Peraturan Perundang-undangan yang berada di
bawah UUD NRI 1945 juga harus merujuk pada pasal-pasal ataupun ayat-ayat yang terkandung
dalam UUD NRI Tahun 1945. Peraturan perundang-udangan juga harus memiliki isi yang
mendukung dan searah dengan UUD NRI tahun 1945. Isi Peraturan Perundang-undangan harus
jelas dan tidak multitafsir. Dalam Peraturan Perundang-undangan harus selaras dengan upaya
mendorong pemerintahan dalam melayani kepentingan rakyat, dan tidak berpeluang digunakan
untuk korupsi serta memperhatikan rasa keadilan masyarakat.
Beberapa persyaratan pada peraturan perundang-undangan di atas jika tidak terpenuhi maka
dapat digugat ke Mahkamah Konstitusi atau disebut dengan Judicial Review. Dengan demikian
Peraturan Perundang-undangan haruslah memenuhi beberapa persyaratan yang sudah dijelaskan
di atas.
Pada dasarnya isi produk perundang-undangan harus memperhatikan kaidah yuridis,
sosiologis dan filosofis, berikut adalah penjelasannya.
a. Kaidah mempunyai daya laku secara yuridis (juridische gelding)
Pada dasarnya dasar yuridis merupakan hal yang sangat penting dalam pembuatan
Peraturan Perundang-undangan karena menunjukkan hal sebagai berikut.
1) Keharusan adanya kewenangan dari Peraturan Perundang-undang. Setiap Peraturan
perundang-undang harus dibuat oleh badan atau pejabat yang berwenang. Kalau tidak
peraturan perundang-undang tersebut batal demi hukum.
2) Keharusan adanya kesesuaian bentuk dan atau peraturan perundang-undang dengan
materi yang diatur, terutama apabila diperintahkan oleh peraturan perundang-undang
yang tingkatannya lebih tinggi. Ketidaksesuaian itu dapat mengakibatkan pembatalan
peraturan perundang-undang tersebut atau dapat dibatalkan (vernietigbaar).
3) Keharusan mengikuti tata cara tertentu. Apabila cara tersebut tidak diikuti, peraturan
Perundang-undang mungkin batal demi hukum atau tidak/belum mempunyai kekuatan
hukum mengikat.
4) Keharusan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undang yang lebih tinggi
tingkatannya. Suatu Undang-undang tidak boleh mengandung kaidah yang bertentangan
dengan UUD. Demikian pula seterusnya sampai pada peraturan perundang-undangan
yang lebih bawah.
b. Kaidah mempunyai daya laku secara sosiologis (sociologishe gelding)
Dasar sosiologis artinya mencerminkan kenyataan yang hidup dalam masyarakat.
Dalam suatu masyarakat, hukum harus sesuai dengan kenyataan yang ada dalam
masyarakat. Dengan dasar sosiologis ini diharapkan peraturan perundang-undang yang
dibuat akan akan diterima secara wajar akan mempunyai daya berlaku secara efektif dan
tidak hanya mengerahkan institusional untuk melaksanakannya. Tetapi yang harus diingat
bahwa kenyataan yang harus termasuk pula kecenderungan-kecenderungan dan harapan
masyarakat. Tanpa memasukkan kecenderungan-kecenderungan dan harapan masyarakat
maka peraturan perundang-undangan hanya merekam keadaan seketika, keadaan inilah yang
menyebabkan kelumpuhan sehingga hukum ditinggalkan oleh dinamika masyarakat sehingga
peraturan perundang-undangan menjadi konservatif karena mengukuhkan kenyataan yang

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 55


ada dan bertentangan dengan tujuan peraturan perundang-undangan yang diharapakan
mengarahkan perkembangan masyarakat.
c. Kaidah mempunyai daya laku secara filosofis (filosofishe gelding)
Setiap masyarakat mampunyai rehtsidee yaitu apa yang mereka harapkan dari hukum,
misalnya keadilan, ketertiban, kesejahteraan, dan lain-lain. Cita hukum lahir dari sistem
nilai tentang hal yang baik dan buruk yang bersifat filosofis artinya menyangkut pandangan
mengenai inti atau hakikat sesuatu. Hukum diharapkan mencerminkan sistem nilai tersebut
baik sebagai sarana yang melindungi nilai-nilai maupun sebagai sarana mewujudkan dalam
tingkah laku masyarakat. Ada kalanya sistem nilai tersebut telah terangkum secara sistematis
dalam suatu rangkuman baik dalam suatu teori filsafat maupun dalam doktrin filsafat.
2. Analisis Undang-Undang
Pada dasarnya perubahan undang-undang sering terjadi di Indonesia, hal tersebut dilakukan
karena adanya perkembangan dalam berbagai hal, seperti perkembangan dalam bidang ekonomi,
politik, sosial, teknologi dan lain sebagainya. Salah satu Undang-undang yang mengalami
perubahan yaitu Undang-Undang Desa.
Undang-Undang Desa mengalami perubahan terakhir yaitu pada tahun 2014, sebelumnya
pemerintahan desa diatur dengan UU No. 32/2004 dan PP No. 72/2005. Kemudian diubah menjadi
menjadi Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa mengembang paradigma dan konsep
baru kebijakan tata kelola desa secara nasional.
Berikut analisis tentang Undang-Undang Desa.
Perbedaan Desa Lama dan Baru dalam Perspektif UU Desa
UU No. 32/2004 dan PP No. Undang-Undang No. 6 Tahun
Perbedaan
72/2005 2014
Payung Hukum UU No. 32/2004 dan PP No. Undang-Undang No. 6 Tahun
72/2005 2014
Kedudukan Sebagai organisasi
Sebagai pemerintahan
pemerintahan yang berada
masyarakat, hybrid antara self
dalam sistem pemerintahan
governing community dan local
kabupaten/kota (Local State
self government
Government)
Asas utama Desentralisasi-residualitas Rekognisi-subsidiaritas
Delivery kewenangan
Target Mandat
dan program
Posisi dan peran Kabupaten/kota mempunyai ke Kabupaten/kota mempunyai
Kabupaten/Kota wenangan yang besar dan luas kewenangan yang terbatas
dalam mengatur dan mengurus dan strategis dalam mengatur
desa. dan mengurus desa; termasuk
mengatur dan mengurus bidang
urusan desa yang tidak perlu
ditangani langsung oleh pusat
Pendekatan dan tindakan Fasilitasi, emansipasi, dan
Imposisi dan mutilasi sectoral
konsolidasi
Model pembangunan Government driven development
atau community driven Village driven development
development
Posisi dalam
Objek Subjek
pembangunan
Sumber: Eko, Sutoro “Regulasi Baru, Desa Baru” (2015:7-18)

56 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


Tugas Mandiri

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas!


1. Tuliskan mengenai tentang kaidah filosofis dalam isi produk perundang-undangan!
Jawab: .....................................................................................................................................
2. Tuliskan kedudukan UU No. 32/2004 dan PP No. 72/2005!
Jawab: .....................................................................................................................................
3. Jelaskan posisi dan peran Kabupaten/Kota menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 2014!
Jawab: .....................................................................................................................................
4. Uraikan mengenai kaidah yuridis dalam isi produk perundang-undangan!
Jawab: .....................................................................................................................................
5. Terangkan tentang kaidah sosiologis dalam isi produk perundang-undangan!
Jawab: .....................................................................................................................................

Tugas Kelompok

Kerjakan tugas berikut secara kelompok!


1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 3–4 orang!
2. Bersama kelompok Anda lakukan kegiatan diskusi mengenai tujuan dan manfaat dari analisis
Undang-Undang!
3. Tuliskan hasilnya dalam bentuk PowerPoint! Kemudian presentasikan hasilnya di depan kelas!

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Lakukanlah tugas berikut secara berkelompok!
Bersama dengan kelompokmu, lakukan kegiatan identifikasi dan analisis mengenai peran dari
norma dalam menyaring berbagai budaya luar yang masuk ke Indonesia, sebagai akibat dari adanya
perkembangan teknologi dan globalisasi!

Penilaian Akhir Bab 2


I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling tepat!
1. Pembahasan proses perubahan UUD 1945 c. menyempurnakan aturan dasar
oleh MPR melalui beberapa tingkatan. mengenai tata negara
Pembahasan tingkat yang ketiga dilakukan d. mewujudkan kebebasan berpendapat
oleh …. e. mempertegas kekuasaan pemerintah
a. Sidang Umum MPR 3. Konstitusi yang hanya dapat diubah jika
b. Badan Pekerja MPR dengan menggunakan proses khusus adalah
c. Komisi/Panitia Ad Hoc konstitusi yang bersifat .…
d. Rapat paripurna MPR a. tertulis d. umum
e. Rapat Fraksi-fraksi b. permanen e. fleksibel
2. Salah satu tujuan perubahan UUD 1945 yang c. rigid
dilakukan bangsa Indonesia adalah .… 4. Di tengah proses pembahasan perubahan
a. memberikan pengukuhan hukum UUD 1945 terdapat kesepakatan dasar dalam
pemerintahan melakukan perubahan dengan cara addendum
b. membentuk struktur ketatanegaraan yaitu perubahan dilakukan dengan .…

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 57


a. boleh mengubah naskah asli untuk (4) Menghormati orang yang lebih tua dari
penyempurnaannya kita.
b. boleh mengubah naskah asli diganti Pernyataan di atas yang merupakan contoh
dengan yang baru
dari norma susila adalah .... HOTS
c. tetap mempertahankan naskah aslinya
dan naskah perubahannya diletakkan a. (1) dan (2) d. (4) dan (1)
melekat pada naskah asli b. (2) dan (3) e. (1) dan (3)
d. boleh mengubah naskah asli ditambah c. (3) dan (4)
dengan naskah baru 8. Kaidah atau norma yang jenis sanksinya
e. tetap mempertahankan naskah asli dan berupa pengusiran dari kelompoknya
naskah perubahannya dinamakan kaidah ....
5. Salah satu tahapan dalam mengubah suatu a. kesusilaan
UUD negara adalah dilihat dari situasi dan b. adat atau kemasyarakatan
kondisi di mana UUD itu tidak sesuai lagi c. agama
dengan zamannya adalah .… d. hukum
a. kehendak parlemen dan pemerintah e. kebiasaan
b. tuntutan reformasi 9. Norma kesusilaan merupakan peraturan-
c. kehendak pemerintah peraturan kepada manusia agar manusia
d. kehendak MPR menjadi manusia yang ....
e. kehendak parlemen a. baik d. disegani
6. Perhatikan pernyataan berikut! b. sempurna e. tidak baik
(1) Setiap warga negara berhak mendapat c. berbudi
pendidikan. 10. Ditujukan pada sikap lahir demi terwujudnya
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti ketertiban dan keharmonisan hidup
pendidikan dasar dan pemerintah wajib bermasyarakat merupakan ciri norma ….
membiayainya. a. kesopanan d. agama
(3) P e m e r i n t a h m e n g u s a h a k a n d a n b. kesusilaan e. hukum
menyelenggarakan satu sistem c. adat
pendidikan nasional, yang meningkatkan 11. Berikut macam-macam sanksi norma hukum,
keimanan dan ketakwaan serta akhlak kecuali ….
mulia dalam rangka mencerdaskan a. dikucilkan oleh masyarakat
kehidupan bangsa, yang diatur dengan b. hukuman mati
undang-undang. c. dipenjara
(4) Setiap orang berhak membentuk d. denda
keluarga dan melanjutkan keturunan e. rehabilitasi
melalui perkawinan yang sah. 12. Seperangkat aturan agar hubungan di dalam
(5) Setiap anak berhak atas kelangsungan suatu masyarakat terlaksana sebagaimana
hidup, tumbuh, dan berkembang serta yang diharapkan disebut ….
berhak atas perlindungan dari kekerasan a. norma
dan diskriminasi. b. tata kelakuan
Pernyataan di atas yang bukan isi dari Pasal c. tata kehidupan
31 UUD 1945 adalah .... HOTS d. aturan
a. (1) dan (2) d. (4) dan (5) e. hukum
b. (2) dan (3) e. (5) dan (1)
13. Norma yang bersifat melengkapi norma-
c. (3) dan (4)
norma yang lain yang ada dalam masyarakat,
7. Perhatikan pernyataan berikut! yaitu norma ….
(1) Memiliki rasa syukur. a. kesopanan d. agama
(2) Memiliki rasa hormat terhadap orang lain. b. hukum e. adat
(3) Saat berada di kendaraan umum c. kesusilaan
memberikan tempat duduk pada orang
14. Perbuatan yang mencerminkan ketaatan dan
yang lebih membutuhkan seperti anak
kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku
kecil atau orang yang lebih tua atau
adalah ....
wanita yang sedang hamil.
58 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal
a. pejalan kaki berjalan di trotoar jalan 17. Suatu perbuatan yang dilakukan secara
b. sopir mengendarai mobilnya dengan berulang-ulang dengan cara yang sama
pelan-pelan disebut ....
c. polisi menilang pengemudi mobil tanpa a. folkways d. laws
SIM b. costumes e. adat
d. pengendara motor berhenti di pinggir c. usage
jalan 18. Perhatikan pernyataan berikut!
e. parkir di tempat sembarangan (1) Menikmati persamaan kedudukan dan
15. Norma kesusilaan dapat terlaksana dengan kepastian di muka hukum dan pemerintahan.
baik apabila .... (2) Menikmati hidup layak.
a. bersifat mutlak dan tidak berubah-ubah (3) Membayar pajak.
b. m a s y a r a k a t memelihara dan (4) Menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
melaksanakan norma yang berlaku Pernyataan di atas yang merupakan contoh
c. m a s y a r a k a t s e l a l u m e l a k u k a n
dari kewajiban adalah .... HOTS
pelanggaran terhadap norma yang
a. (1) dan (2) d. (4) dan (1)
berlaku
b. (2) dan (3) e. (1) dan (3)
d. masyarakat bersikap menolak segala
c. (3) dan (4)
perubahan terhadap norma
e. masyarakat berlaku semena-mena 19. “Kamu harus beribadah”, pernyataan tersebut
menunjukkan pelaksanaan norma ....
16. Endra akan menikah dengan calon istrinya
a. hukum d. agama
yaitu Haya. Saat melangsungkan pernikahan
b. kesusilaan e. adat
Endra dan Haya menggunakan pakaian
c. kesopanan
atau busana Jawa Tengah yang berupa
busana jawi jangkep dan kebaya. Pernikahan 20. Norma yang bersumber pada ajaran agama,
tersebut merupakan contoh dari penerapan filsafat, nilai kebudayaan atau ideologi yang
norma .... dianut oleh masyarakat disebut ....
a. adat d. hukum a. folksways d. customs
b. kesopanan e. agama b. mores e. adat
c. kesusilaan c. usage

II. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat!

1. Penerapan norma-norma harus dilaksanakan dalam lingkungan ....


2. Keharusan bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu karena menimbulkan kerugian, disebut
....
3. Perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama karena banyak orang menyukai perbuatan
tersebut disebut ….
4. Dilarang melanggar rambu-rambu lalu lintas merupakan contoh dari norma ....
5. Supaya dalam pergaulan manusia saling menghormati dan menghargai merupakan tujuan dari
norma ….

III. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jawaban yang benar!

1. Sebutkan tujuan dari konstitusi!


Jawab: .....................................................................................................................................
2. Terangkan kedudukan konstitusi!
Jawab: .....................................................................................................................................
3. Tuliskan isi Pasal 31!
Jawab: .....................................................................................................................................
4. Jelaskan amendemen ke IV UUD 1945!
Jawab: .....................................................................................................................................

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 59


5. Terangkan mengenai norma tata kelakuan!
Jawab: .....................................................................................................................................

Remedial
Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat!
1. UUD 1945 memuat atau mengatur hal-hal pokok seperti jaminan terhadap ….
2. Apabila untuk perubahannya tidak memerlukan cara yang istimewa, maka konstitusi atau UUD
tersebut dikatakan bersifat ….
3. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat (UUD RIS) berlaku sejak tanggal ….
4. Lembaga negara yang dihapus setelah adanya amendemen adalah ….
5. Amendemen keempat dilakukan melalui mekanisme Sidang Tahunan MPR 2002 tanggal 1–11
Agustus 2002 dan ditetapkan pada tanggal ….

Pengayaan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jawaban yang benar!
1. Tuliskan sifat konstitusi!
Jawab: .....................................................................................................................................
2. Terangkan isi Pasal 28G!
Jawab: .....................................................................................................................................
3. Jelaskan amendemen II UUD 1945!
Jawab: .....................................................................................................................................
4. Apa yang dimaksud dengan norma adat?
Jawab: .....................................................................................................................................
5. Uraikan tentang norma kesusilaan!
Jawab: .....................................................................................................................................

Penilaian
Skor Total Hasil Tindak Lanjut Catatan Guru Paraf

60 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


Latihan Ulangan Akhir Semester
I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling tepat!

1. Perhatikan pernyataan berikut! 3. Perhatikan pernyataan berikut!


(1) Menumbuhkan solidaritas yang terjadi (1) Menjamin kebutuhan manusia.
antarwarga. (2) Membatasi perilaku pemerintahan.
(2) Menjaga kebersihan dan ketertiban serta (3) Menentukan lembaga negara bekerja
kenyamanan lingkungan tempat tinggal. sama satu sama lain.
(3) Gotong royong memiliki arti yaitu (4) Landasan struktural penyelenggaraan
kegiatan yang saling membantu yang pemerintah.
dilakukan demi kebahagiaan dan (5) Menentukan hubungan antarnegara.
kerukunan hidup bermasyarakat. Pernyataan di atas yang bukan fungsi dari
(4) Gotong royong merupakan kegiatan
konstitusi adalah .... HOTS
yang bersifat sukarela tanpa adanya
a. (1) dan (2) d. (4) dan (5)
mengharap suatu imbalan.
b. (2) dan (3) e. (5) dan (1)
(5) Gotong royong bernilai luhur dalam
c. (3) dan (4)
kehidupan.
4. Setiap konstitusi memuat adanya beberapa
Pernyataan di atas yang merupakan manfaat
unsur penting yang dijadikan sebagai
dari gotong royong adalah .... HOTS pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan
a. (1) dan (2) berbangsa dan bernegara. Di bawah ini yang
b. (2) dan (3) bukan merupakan unsur-unsur yang termuat
c. (3) dan (4) dalam konstitusi adalah ....
d. (4) dan (5) a. Memberikan kedaulatan penuh di tangan
e. (5) dan (1) Pemerintah.
2. Perhatikan pernyataan berikut! b. Lembaga-lembaga negara.
(1) Bertanggung jawab atas perumusan atau c. Pembagian kekuasaan dalam sistem
pembentukan dasar negara Indonesia politik.
merdeka. d. HAM
(2) Memberikan usul-usul ataupun saran e. Pembatasan kekuasaan bagi penguasa.
baik secara lisan dan tulisan, di samping 5. Tujuan diadakannya konstitusi dalam negara
itu juga membahas dan merumuskan adalah dalam rangka ....
dasar negara Indonesia merdeka. a. Menunjukkan telah berdirinya negara.
(3) Mengusulkan pendapat mereka dan b. Memberikan kekuasaan mutlak bagi
juga menampung dari berbagai aspirasi pemerintah.
pembentukan dasar negara Indonesia c. Sarana formalitas dan simbol berdirinya
dari berbagai tokoh. negara.
(4) Menampung aspirasi dari berbagai tokoh d. Membatasi kekuasaan dan mengawasi
tentang pembentukan dasar negara perilaku penguasa.
Indonesia yang merdeka, langkah dan e. Supaya mendapatkan pengakuan dari
tugas selanjutnya yaitu harus menyusun negara lain.
sebuah naskah rancangan pembentukan
6. Pada bagian awal suatu konstitusi biasanya
dasar negara Indonesia yang kemudian
berisi tentang .…
diberi nama oleh Mr. Mohammad Yamin
a. jaminan dan perlindungan hak asasi
dengan nama Piagam Jakarta.
manusia
Pernyataan di atas adalah .... HOTS b. cara melakukan perubahan konstitusi
a. manfaat Panitia Sembilan c. identitas negara
b. ciri Panitia Sembilan d. asas dan tujuan negara
c. keunggulan Panitia Sembilan e. kedudukan dan wewenang lembaga
d. tujuan Panitia Sembilan negara
e. kekurangan Panitia Sembilan

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 61


7. Keseluruhan aturan dan ketentuan yang Pernyataan di atas yang bukan kesepakatan
menggambarkan sistem ketatanegaraan dasar perubahan UUD Republik Indonesia
suatu negara merupakan pengertian dari .… Tahun 1945 adalah .... HOTS
a. konstitusi dalam arti tertentu a. (1) dan (2) d. (4) dan (5)
b. konstitusi dalam arti sempit b. (2) dan (3) e. (5) dan (1)
c. konstitusi dalam arti menengah c. (3) dan (4)
d. konstitusi dalam arti luas
12. Kebiasaan-kebiasaan sosial yang sejak
e. konstitusi dalam arti umum
lama ada dalam masyarakat dengan maksud
8. Sumber norma agama adalah .... mengatur tata tertib disebut norma ....
a. wahyu Tuhan a. adat istiadat d. mores
b. kodrat manusia b. norma e. adat
c. ketentuan dari kekuasaan yang sah c. usage
d. adat kesepakatan dalam masyarakat
13. Sikap sebagai pelajar sebaiknya ... norma-
e. UUD 1945
norma yang ada di masyarakat.
9. Ketika akan mengambil pemungutan suara a. melanggar d. menghiraukan
untuk menentukan bentuk negara, para b. mempelajari e. acuh tak acuh
pendiri negara diliputi suasana berikut, c. menaati
kecuali ….
14. Norma kesopanan adalah ketentuan atau
a. toleransi d. perdebatan
pandangan hidup yang timbul dari ….
b. permufakatan e. musyawarah
a. adat istiadat nenek moyang yang
c. religius
dipelihara oleh suatu bangsa
10. Panitia kecil perancang hukum dasar berhasil b. warisan leluhur para suku bangsa yang
menghimpun usulan penting pada tanggal …. ada di perdesaan
a. 1 Juni 1945 c. pergaulan yang lahir dari masing-masing
b. 18 Agustus 1945 golongan yang ada
c. 13 Juli 1945 d. warisan dari orang tua
d. 16 Agustus 1945 e. k e s e p a k a t a n y a n g h i d u p d a l a m
e. 17 Agustus 1945 pergaulan masyarakat
11. Perhatikan pernyataan berikut! 15. Berikut yang dimaksud nilai hak kodrat yang
(1) Proses pengusulan perubahan pasal-pasal terdapat dalam konstitusi pertama adalah ....
yang diajukan sekurang-kurangnya 1/3 a. hak yang merupakan karunia dari Tuhan
dari jumlah anggota MPR dan kemudian Yang Maha Esa yang melekat pada
disampaikan dengan tertulis yang berisi manusia sebagai makhluk individu dan
bagian yang diusulkan untuk diubah atau di makhluk sosial
amendemen dan juga beserta alasannya. b. hakikat manusia sebagai ciptaan Tuhan
(2) S a a t m e l a k u k a n s i d a n g M P R Yang Maha Esa yang selalu tunduk dan
amendemen pasal-pasal UUD 1945 setia kepada-Nya
perserta sidang yang hadir sekurang- c. kodrat sebagai bangsa yang merdeka
kurangnya 2/3 anggota MPR. yang memperjuangkan kemerdekaannya
(3) Mempertegas sistem pemerintahan dengan jerih payah sendiri bukan dari
presidensial. pemberian bangsa lain
(4) Penjelasan dalam UUD Negara Republik d. hak atas kehidupan yang layak bagi
Indonesia Tahun 1945 yang berisi tentang setiap manusia dengan kewajiban yang
hal-hal yang bersifat normatif (hukum) hakiki harus dijalankan untuk memenuhi
akan dimasukkan ke dalam pasal-pasal. kebutuhan hidupnya
(5) Melakukan perubahan atau amendemen e. hak untuk melakukan kewajiban dengan
dengan cara adendum, artinya yaitu baik
melakukan penambahan pasal
16. Berbuat baik kepada sesama manusia,
perubahan tanpa menghilangkan pasal
termasuk dalam penerapan norma ....
sebelumnya. Hal tersebut memiliki tujuan
a. agama d. hukum
perubahan yang bersifat adendum untuk
b. kesopanan e. adat
kepentingan bukti sejarah.
c. kesusilaan

62 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal


17. P a n i t i a p e r a n c a n g k e u a n g a n d a n 21. Sistem negara yang terbentuk dalam
perekonomian diketuai oleh …. Undang-Undang Dasar haruslah berdasarkan
a. Ir. Soekarno atas kedaulatan rakyat dan berdasar
b. Moh. Hatta permusyawaratan/perwakilan. Pernyataan
c. Abikusno Tkokrosujoso tersebut sesuai dengan Pembukaan UUD
d. Soekiman 1945 alinea ke- ….
e. Soepomo a. 1 d. 4
18. Presiden ialah penyelenggara pemerintah b. 2 e. 5
negara. Pernyataan tersebut sesuai dengan c. 3
UUD 1945 Pasal …. 22. Landasan setiap kegiatan musyawarah
a. 1 adalah Pancasila sila ....
b. 2 a. kelima d. kedua
c. 3 b. ketiga e. kesatu
d. 5 c. keempat
e. 4 23. Orang yang melanggar norma agama akan
mendapat sanksi ….
19. Sebagai pedoman pelaksanaan dalam
a. dihina
kehidupan sehari-hari merupakan fungsi
b. penjara
UUD 1945 bagi ….
c. diasingkan
a. warga negara Indonesia
d. dosa
b. kepala negara
e. dikecam dan dikucilkan
c. aparat pemerintahan
d. masyarakat yang mengetahuinya 24. Hukum dasar yang tidak tertulis disebut ....
e. kepala pemerintahan a. konstitusi d. konvensi
b. proklamasi e. tata tertib
20. Akibat melanggar norma kesusilaan adalah ....
c. UUD
a. mendapat siksaan neraka di akhirat
b. menyesal, malu terhadap diri sendiri, 25. Sila dalam Pancasila yang menjadi
perasaan gelisah, dan tidak tenteram perdebatan dalam Piagam Jakarta sebelum
c. hukuman mati menjadi Mukadimah UUD 1945 adalah ....
d. dikecam dan dikucilkan a. kelima d. pertama
e. hukuman penjara b. ketiga e. keempat
c. kedua

II. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang tepat!

1. “Gentlement Agreement” merupakan sebutan untuk ....


2. Jenderal Kumakichi Harada, Komandan Pasukan Jepang untuk Jawa pada tanggal 1 Maret 1945
mengumumkan pembentukan ....
3. Kepantasan, kebiasaan, atau kepatutan yang berlaku dalam sebuah masyarakat merupakan
ukuran norma ....
4. Patokan yang dirumuskan secara tidak jelas di masyarakat dan pelaksanaannya tidak diwajibkan
bagi warga yang bersangkutan disebut …..
5. Aturan atau pedoman yang menyatakan tentang bagaimana seseorang seharusnya bertindak
dalam situasi tertentu disebut ....

III. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jawaban yang benar!

1. Tuliskan anggota BPUPKI!


Jawab: .....................................................................................................................................
2. Sebutkan nilai yang terkandung dalam sila keempat Pancasila!
Jawab: .....................................................................................................................................
3. Sebut dan jelaskan pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan gotong royong!
Jawab: .....................................................................................................................................

Semester Gasal Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA 63


4. Apa yang dimaksud dengan konstitusi derajat tinggi?
Jawab: .....................................................................................................................................
5. Terangkan isi Pasal 28H!
Jawab: .....................................................................................................................................
6. Tuliskan maksud dan tujuan dari amendemen UUD 1945!
Jawab: .....................................................................................................................................
7. Uraikan mengenai norma kesopanan!
Jawab: .....................................................................................................................................
8. Jelaskan tentang norma hukum!
Jawab: .....................................................................................................................................
9. Sebut dan jelaskan sanksi terhadap pelanggaran norma!
Jawab: .....................................................................................................................................
10. Terangkan muatan materi peraturan perundang-undangan!
Jawab: .....................................................................................................................................

Penilaian
Skor Total Hasil Tindak Lanjut Catatan Guru Paraf

Daftar Pustaka
D

Ahmad, Intan. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga.


Beni Ahmad Saebani & Ai Waty. 2016. Perbandingan Hukum Tata Negara. Yogyakarta: Pustaka Setia.
Basyir, Kunawir,dkk. 2013. Pancasila dan Kewarganegaraan. Surabaya: UIN Sunan Ampel Press.
Dahlan Thaib, Jazim Hamidi & Ni’matul Huda. 2013. Teori dan Hukum Konstitusi. Jakarta: Rajawali Pers.
Maria Farida Indrati S. 2007. Ilmu Perundang-undangan: Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan. Yogyakarta: Kanisius
Sri Soemantri. 2014. Hukum Tata Negara Pemikiran dan Pandangan. Remaja Rosdakarya.
Sutaryo, dkk. 2010. Membangun Kedaulatan Bangsa Bedasarkan Nilai-Nilai Pancasila.Yogyakarta: Pusat Studi
Pancasila UGM.
Tap MPR No. 1/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan MPRS dan
Ketetapan MPR dari Tahun 1960–2002.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

64 Pendidikan Pancasila Kelas X untuk SMA/MA Semester Gasal

Anda mungkin juga menyukai