Anda di halaman 1dari 14

Makalah

NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL BUDAYA TOLAKI

DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Disusun Oleh :

SITTI RAHMAH MAKSUDIN

(A1P118043)

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018

Nilai-Nilai Kearifan Budaya Tolaki dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial | 1


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan Makalah yang
berjudul “Nilai-Nilai Kearifan Lokal Budaya Tolaki dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial”. Saya mencoba memberikan suatu pemahaman yang berguna
untuk pembaca dan mengembangkan minat untuk mempelajarinya meskipun
banyak kekurangan didalamnya.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang telah dibuat ini tidak
akan terselesaikan tanpa bantuan dan bimbingan bapak dosen, sehingga saya
mengucapkan terimakasih kepada bapak dosen Harjun, S.Pd, M.pd. Selain itu
saya menyadari bahwa makalah yang telah dibuat ini masih banyak
kekurangannya, oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah yang telah dibuat di masa yang akan datang,

Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi pembacanya.

Penulis,

SITTI RAHMAH MAKSUDIN

Nilai-Nilai Kearifan Budaya Tolaki dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial | 2


DAFTAR ISI

Halaman Depan................................................................................................ 1
Kata Pengantar.................................................................................................. 2
Daftar Isi........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 4
A. Latar Belakang............................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan............................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6


A. Nilai............................................................................................... 6
B. Kearifan Lokal............................................................................... 6
C. Budaya Tolaki................................................................................ 8
D. Ilmu Pengetahuan Sosial................................................................ 8

BAB III PEMBAHASAN................................................................................. 9


A. Nilai-Nilai Kearifan Budaya Tolaki............................................... 9
B. Kearifan Budaya Tolaki dalam Pembelajaran IPS......................... 11

BAB IV PENUTUP.......................................................................................... 14
A. Kesimpulan.................................................................................... 14
B. Saran.............................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 15

Nilai-Nilai Kearifan Budaya Tolaki dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial | 3


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Arus globalisasi saat ini menyebabkan terkikisnya nilai-nilai


kebangsaan pada warga negara Indonesia khususnya para pelajar diberbagai
tingkat pendidikan. Fenomena tersebut bahkan telah menyebabkan lunturnya
identitas kebangsaan dikalangan para siswa. Hal ini tentu saja harus
mendapatkan perhatian serius dari kita semua khususnya para pelaku dunia
pendidikan. Fakta yang muncul adalah siswa lebih bangga dengan hasil budaya
asing daripada budaya bangsanya sendiri. Hal ini dibuktikan dengan adanya
rasa bangga yang lebih pada diri anak manakala menggunakan produk luar
negeri (impor), dibandingkan jika menggunakan produk bangsanya sendiri.
Dalam hal kehidupan sehari-hari misalnya mereka lebih bangga memainkan
permainan video game (Play Station) dari pada bermain permainan tradisional
seperti congklak, egrang dan sejenisnya.
Fenomena lain adalah sempat munculnya sekolah berstandar
internasional yang juga menjadi salah satu indikasi penurunan sikap
nasionalisme dan kebanggaan terhadap budaya sendiri. Dengan menggunakan
bahasa pengantar bahasa asing dalam proses pembelajaran maka dapat
mengakibatkan siswa juga lebih bangga menggunakan bahasa asing dan lupa
dengan bahasa daerahnya atau bahkan bahasa nasionalnya sendiri yaitu Bahasa
Indonesia. Padahal, bahasa sebagai alat dalam menyampaikan pembelajaran
sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan karakter peserta didik.
Maka dalam keadaan seperti ini perlu dikaji bagaimana menanamkan
kembali nilai-nilai nasionalisme kepada peserta didik melalui pengintegrasian
nilai-nilai budaya lokal (kearifan lokal) dalam proses pembelajaran di sekolah.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian dan pemahaman tentang
nilai-nilai budaya lokal setempat dan sebagai filter terhadap ganasnya arus
globalisasi. Dengan demikian diharapkan para siswa tidak akan tergerus oleh
derasnya arus globalisasi yang terus datang menerpa bangsa Indonesia.
Dilain sisi, nilai-nilai kearifan budaya lokal jika tidak dijaga
dan dipelihara, dikhawatirkan secara berangsur-angsur akan mengalami proses

Nilai-Nilai Kearifan Budaya Tolaki dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial | 4


kepunahan karena pengaruh globalisasi. Salah satu upaya untuk menjaganya
adalah melalui pemanfaatan budaya lokal dalam proses pembelajaran di
sekolah. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai pelajaran yang memegang peran
signifikan untuk mengembangkan kebudayaan diharapkan dapat
memberdayakan dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya budaya lokal yang
tersedia. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah diharapkan dapat
mengembangkan berbagai kemampuan pada diri siswa, khususnya kemampuan
untuk hidup di tengah-tengah lingkungan atau masyarakat tempat siswa
tinggal. Oleh karena itu, diperlukan tenaga guru yang mempunyai
pemahaman yang memadai akan nilai budaya setempat, disamping
kemampuannya memahami materi pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk
membahas isu pada makalah ini terkait nilai-nilai kearifan budaya Tolaki apa
saja yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini
yaitu dapat mengetahui nilai-nilai kearifan budaya Tolaki yang dapat
diintegrasikan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Nilai
Nilai dalam bahasa lnggris “value”, dalam bahasa latin “velere”, atau
bahasa Prancis kuno “valoir” atau nilai dapat diartikan berguna, mampu akan,

Nilai-Nilai Kearifan Budaya Tolaki dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial | 5


berdaya, berlaku, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang
atau sekelompok orang (Sutarjo:2016).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka: 2016), nilai
adalah sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai hakikatnya; sifat-sifat
(hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.
Nilai adalah hal yang terkandung dalam diri (hati nurani) manusia
yang lebih memberi dasar pada prinsip akhlak yang merupakan dasar dari
keindahan dan efisiensi atau keutuhan kata hati (Sumantri dalam Gunawan,
2012:31). Selanjutnya (Richard Eyre dan Linda dalam Gunawan, 2012: 31)
menyebutkan bahwa nilai yang benar dan diterima secara universal adalah nilai
yang menghasilkan suatu prilaku dan prilaku itu berdampak positif, baik bagi
yang menjalankan maupun bagi orang lain.
B. Kearifan Lokal
Menurut pengertian kamus, kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari
dua kata: kearifan (wisdom) dan lokal (local). Dalam Kamus Inggris Indonesia
John M. Echols dan Hassan Syadily, local berarti setempat, sedangkan wisdom
(kearifan) sama dengan kebijaksanaan. Secara umum maka local wisdom
(kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local)
yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan
diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya sebuah bangsa
yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah
kebudayaan yang berasal dari luar/bangsa lain menjadi watak dan kemampuan
sendiri Wibowo (2015:17). Identitas dan Kepribadian tersebut tentunya
menyesuaikan dengan pandangan hidup masyarakat sekitar agar tidak terjadi
pergesaran nilai-nilai. Kearifan lokal adalah salah satu sarana dalam mengolah
kebudayaan dan mempertahankan diri dari kebudayaan asing yang tidak baik.
Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta
berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan
kebutuhan mereka. Dalam bahasa asing sering juga dikonsepsikan sebagai
kebijakan setempat local wisdom atau pengetahuan setempat “local
knowledge” atau kecerdasan setempat local genious Fajarini (2014:123).

Nilai-Nilai Kearifan Budaya Tolaki dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial | 6


Berbagai strategi dilakukan oleh masyarakat setempat untuk menjaga
kebudayaannya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Alfian (2013: 428) Kearifan lokal
diartikan sebagai pandangan hidup dan pengetahuan serta sebagai strategi
kehidupan yang berwujud aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal
dalam memenuhi kebutuhan mereka. Berdasarkan pendapat Alfian itu dapat
diartikan bahwa kearifan lokal merupakan adat dan kebiasan yang telah
mentradisi dilakukan oleh sekelompok masyarakat secara turun temurun yang
hingga saat ini masih dipertahankan keberadaannya oleh masyarakat hukum
adat tertentu di daerah tertentu.
Selanjutnya Istiawati (2016:5) berpandangan bahwa kearifan lokal
merupakan cara orang bersikap dan bertindak dalam menanggapi perubahan
dalam lingkungan fisik dan budaya. Suatu gagasan konseptual yang hidup
dalam masyarakat, tumbuh dan berkembang secara terus-menerus dalam
kesadaran masyarakat dari yang sifatnya berkaitan dengan kehidupan yang
sakral sampai dengan yang profan (bagian keseharian dari hidup dan sifatnya
biasa-biasa saja).
Kearifan lokal menurut (Ratna, 2011:94) adalah semen pengikat
dalam bentuk kebudayaan yang sudah ada sehingga didasari keberadaan.
Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai suatu budaya yang diciptakan oleh
aktor-aktor lokal melalui proses yang berulang-ulang, melalui internalisasi dan
interpretasi ajaran agama dan budaya yang disosialisasikan dalam bentuk
norma-norma dan dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari bagi
masyarakat.
C. Budaya Tolaki
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016) budaya artinya
pikiran, akal budi, hasil, adat istiadat atau sesuatu yang sudah menjadi
kebiasaan yang sukar diubah.
Suku Tolaki adalah sebuah komunitas masyarakat yang mendiami
pulau Sulawesi di sebelah Tenggara persisnya di Kota Kendari, Kabupaten
Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara. Kebanyakan dari mereka punya
profesi sebagai petani yang rajin dalam bekerja. Selain itu mereka juga punya
semangat gotong royong yang tinggi.
D. Ilmu Pengetahuan Sosial

Nilai-Nilai Kearifan Budaya Tolaki dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial | 7


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu yang mempelajari
tentang kehidupan bermasyarakat. Susilawati dan Rustati, (2013: 3)
mengungkapkan bahwa IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan
sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya
kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan
program pengajaran pada tingkat persekolahan. Lebih lanjut, menurut Trianto
(2010: 171) IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial,
sejarah geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya.
Selanjutnya, Somantri (dalam Susilawati dan Rustati, 2013: 3)
menjelaskan pendidikan IPS adalah penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial,
ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait
yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Nilai-Nilai Kearifan Budaya Tolaki
Dalam masyarakat kita, kearifan-kearifan lokal dapat ditemui dalam
nyanyian, pepatah, sasanti, petuah, semboyan, dan kitab-kitab kuno yang
melekat dalam perilaku sehari-hari. Kearifan lokal biasanya tercermin dalam
kebiasaan-kebiasaan hidup masyarakat yang telah berlangsung lama.
Keberlangsungan kearifan lokal akan tercermin dalam nilai-nilai yang berlaku
dalam kelompok masyarakat tertentu. Nilai-nilai itu menjadi pegangan
kelompok masyarakat tertentu yang biasanya akan menjadi bagian hidup tak
terpisahkan yang dapat diamati melalui sikap dan perilaku mereka sehari-hari.
Secara umum kearifan lokal lebih menggambarkan satu fenomena
spesifik yang biasanya akan menjadi ciri khas komunitas kelompok tersebut.
Bentuk kearifan lokal dapat dikategorikan ke dalam dua aspek, yaitu kearifan
lokal yang berwujud nyata (tangible) dan yang tidak berwujud (intangible).
1. Kearifan Lokal yang Berwujud Nyata (Tangible), meliputi :

Nilai-Nilai Kearifan Budaya Tolaki dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial | 8


a. Tekstual, Beberapa jenis kearifan lokal seperti sistem nilai, tata cara,
ketentuan khusus yang dituangkan ke dalam bentuk catatan tertulis
seperti yang ditemui dalam kitab tradisional primbon, kalender dan prasi
(budaya tulis di atas lembaran daun lontar).
b. Bangunan/Arsitektural
c. Benda Cagar Budaya/Tradisional (Karya Seni), misalnya keris, batik dan
lain-lain.
2. Kearifan Lokal yang Tidak Berwujud (Intangible)
Selain bentuk kearifan lokal yang berwujud, ada juga bentuk
kearifan lokal yang tidak berwujud seperti petuah yang disampaikan secara
verbal dan turun temurun yang dapat berupa nyanyian dan kidung yang
mengandung nilai-nilai ajaran tradisional. Melalui petuah atau bentuk
kearifan lokal yang tidak berwujud lainnya, nilai sosial disampaikan secara
oral/verbal dari generasi ke generasi. Misalnya kearifan lokal yang
mengandung etika terhadap lingkungan.
Bentuk contoh kearifan lokal yang paling terlihat juga terdapat
pada masyarakat Tolaki. Ditengah-tengah kehidupan sosial kemasyarakatan
Tolaki terdapat satu simbol peradaban yang mampu mempersatukan dari
berbagai masalah atau persoalan yang mampu mengangkat martabat dan
kehormatan mereka disebut: “KALO SARA” serta kebudayaan Tolaki ini
yang lahir dari budi, tercermin sebagai cipta rasa dan karsa akan melandasi
ketentraman, kesejahteraan kebersamaan dan kehalusan pergaulan dalam
bermasyarakat.
Kalo secara umum meliputi o sara (adat istiadat), khususnya sara
owoseno Tolaki atau sara mbu’uno Tolaki, yaitu adat pokok (Instrumen
utama), yang merupakan sumber dari segala adat-istiadat Masyarakat Tolaki
yang berlaku dalam semua aspek kehidupan. Kalo sebagai adat pokok dapat
digolongkan ke dalam 5 cabang, yaitu: (1) sara wonua, yaitu adat pokok
dalam pemerintahan; (2) sara mbedulu, yaitu adat pokok dalam hubungan
kekeluargaan dan persatuan pada umumnya; (3) sara mbe’ombu, yaitu adat
pokok dalam aktivitas agama dan kepercayaan; (4) sara mandarahia, yaitu
adat pokok dalam pekerjaan yang berhubungan dengan keahlian dan
keterampilan; dan (5) sara monda’u, mombopaho, mombakani, melambu,

Nilai-Nilai Kearifan Budaya Tolaki dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial | 9


dumahu, meoti-oti, yaitu adat pokok dalam berladang/berkebun, beternak,
berburu dengan menggunakan anjing pemburu yang sudah terlatih, dan
menangkap ikan (Tarimana, 1993; Idaman 2012).
Didalam berinteraksi sosial kehidupan bermasyarakat terdapat
nilai-nilai luhur lainnya yang merupakan Filosofi kehidupan yang menjadi
pegangan, adapun filosofi kebudayaan masyarakat tolaki dituangkan dalam
sebuah istilah atau perumpamaan, antara lain sebagai berikut :
- Budaya O’sara
Budaya O’sara adalah budaya patuh dan setia terhadap putusan
lembaga adat. Masyarakat Tolaki merupakan masyarakat lebih memilih
menyelesaikan secara adat sebelum dilimpahkan/diserahkan ke pemerintah
dalam hal sengketa maupun pelanggaran sosial yang timbul dalam
masyarakat tolaki, misalnya dalam masalah sengketa tanah, ataupun
pelecehan. Masyarakat tolaki akan menghormati dan mematuhi setiap
putusan lembaga adat. Artinya masyarakat tolaki merupakan masyarakat
yang cinta damai dan selalu memilih jalan damai dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi.
- Budaya Kohanu
Budaya Konahu artinya budaya malu. Budaya Malu sejak dulu
merupakan inti dari pertahanan diri dari setiap pribadi masyarakat tolaki
yang setiap saat, dimanapun berada dan bertindak selalu dijaga, dipelihara
dan dipertahankan. Ini bisa dibuktikan dengan sikap masyarakat Tolaki
yang akan tersinggung dengan mudah jika dikatakan , pemalas, penipu,
pemabuk, penjudi dan miskin, dihina, ditindas dan sebagainya. Budaya
Malu dapat dikatakan sebagai motivator untuk setiap pribadi masyarakat
tolaki untuk selalu menjadi lebih kreatif, inovatif dan terdorong untuk
selalu meningkatkan sumber dayanya masing-masing untuk menjadi yang
terdepan.
- Budaya Merou
Budaya Merou adalah budaya paham sopan santun dan tata
pergaulan. Budaya ini merupakan budaya untuk selalu bersikap dan
berperilaku yang sopan dan santun, saling hormat-menghormati sesama
manusia. Hal ini sesuai dengan filosofi kehidupan masyarakat tolaki dalam
bentuk perumpamaan antara lain sebagai berikut:

Nilai-Nilai Kearifan Budaya Tolaki dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial | 10


“Inae Merou, Nggoieto Ano Dadio Toono Merou Ihanuno”
Artinya : Barang siapa yang bersikap sopan kepada orang lain, maka pasti
orang lain akan banyak sopan kepadanya.
“Inae Ko Sara Nggoie Pinesara, Mano Inae Lia Sara Nggoie Pinekasara”
Artinya : Barang siapa yang patuh pada hukum adat maka ia pasti
dilindungi dan dibela oleh hukum, namun barang siapa yang tidak patuh
kepada hukum adat maka ia akan dikenakan sanksi/hukuman.
“Inae Kona Wawe Ie Nggo Modupa Oambo” Artinya : Barang siapa yang
baik budi pekertinya dia yang akan mendapatkan kebaikan

- Budaya “samaturu” “medulu ronga mepokoo’aso”


Yakni budaya bersatu, suka tolong menolong dan saling membantu.
Masyarakat tolaki dalam menghadapi setiap permasalahan sosial dan
pemerintahan baik itu berupa upacara adat,pesta pernikahan, kematian
maupun dalam melaksanakan peran dan fungsinya sebagai warga negara,
selalu bersatu, bekerjasama, saling tolong menolong dan bantu-membantu.
- Budaya “taa ehe tinua-tuay”
Atau budaya bangga terhadap martabat dan jati diri sebagai orang
tolaki. Budaya ini sebenarnya masuk kedalam “budaya kohanu” (budaya
malu) namun ada perbedaan mendasar karena pada budaya ini tersirat sifat
mandiri, kebanggaan, percaya diri dan rendah hati sebagai orang tolaki.
B. Kearifan Budaya Tolaki dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Pembelajaran berbasis kearifan lokal yang dipadukan dengan
pembelajaran IPS di sekolah sangatlah tepat. Hal ini sesuai dengan tujuan IPS
yaitu agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan untuk menyelesaikan masalah sosial yang terjadi dikehidupan
siswa, sesuai dengan kemampuan belajarnya. Pembelajaran yang dilakukan
dengan cara mengintegrasi nilai-nilai kearifan lokal ke dalam mata pelajaran
IPS itu sendiri.
Pembelajaran IPS yang berbasis kearifan lokal budaya Tolaki ini
dilakukan dengan mengintegrasikan berbagai bentuk kearifan lokal tersebut ke
dalam mata pelajaran IPS dengan untuk memperkenalkan nilai-nilai kearifan
lokal di beberapa daerah di Sulawesi Tenggara pada mata pelajaran IPS,
sehingga diharapkan siswa menyadari akan pentingnya nilai-nilai tersebut dan

Nilai-Nilai Kearifan Budaya Tolaki dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial | 11


menginternalisaikan nilai-nilai itu ke dalam tingkah lakunya sehari-hari melalui
proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas.
Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan
peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang
untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan
menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku yang sesuai dengan
norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat setempat. Pada setiap mata
pelajaran di sekolah sebenarnya telah memuat materi-materi yang berkaitan
dengan pendidikan karakter. Pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter
disetiap mata pelajaran dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai
pendidikan karakter ke dalam kompetensi dasar (KD). Selanjutnya kompetensi
dasar yang dapat diintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter tersebut
dikembangkan pada silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Sebagai contoh dalam memberikan standar kompetensi (Mengenal
sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan
kabupaten/kota dan provinsi) dan kompetensi dasar (Mengenal aktivitas
ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di
daerahnya). Nilai karakter yang dapat dimunculkan yaitu jujur, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, cinta tanah air, menghargai
prestasi, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
tanggung jawab yang telah termaktub dalam nilai-nilai budaya O’Sara,
Konahu, Merou, Samaturu, dan Taa ehe tinua-tuay.

Nilai-Nilai Kearifan Budaya Tolaki dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial | 12


BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian penulis diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
nilai-nilai kearifan budaya Tolaki yang dapat dikembangkan dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, budaya ini dikenal dengan nama
KALO SARA, yang dituangkan dalam beberapa filosofi, yakni :
1. O’Sara : budaya patuh dan setia terhadap putusan lembaga adat.
2. Konahu : budaya malu.
3. Merou : budaya paham sopan santun dan tata pergaulan.
4. Samaturu : budaya bersatu.
5. Taa ehe tinua-tuay : budaya bangga terhadap martabat dan jati diri sebagai
orang tolaki.
Olehnya itu, materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang
disajikan oleh guru sudah seharusnya tidak bersifat kontekstual, tidak hanya
berpedoman pada sajian materi buku ajar semata. Apa yang terjadi dan dilihat
oleh siswa sebagai pengalaman hidupnya sehari-hari yang tersentuh dengan
pada nilai-nilai kearifan budaya, harus menjadi sumber belajar utama. Model
pembelajaran yang terlalu berorientasi pada buku ajar semata harus dihindari.

B. Saran
Adapun saran penulis terkait isu yang penulis angkat dalam makalah
ini adalah:
1. Perlu adanya integrasi nilai-nilai budaya kearifan lokal disetiap daerah di
Indonesia dalam penyusunan materi pembelajaran;
2. Mengintegrasikan nilai-nilai budaya kearifan lokal tidak hanya dalam materi
pembelajaran tetapi juga dalam pengembangan kegiatan ekstrakulikuler para
siswa di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Nilai-Nilai Kearifan Budaya Tolaki dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial | 13


Alfian Magdalia. 2013. Potensi Kearifan Lokal dalam Pembentukan Jati Diri dan
Karakter Bangsa. Jurnal International Conference on Indonesian Studies,
(Online) 425-435.
Departemen Pendidikan Nasional. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
Edisi Kelima. Jakarta : Balai Pustaka.
Fajarini Ulfa. 2014. Peranan Kearifan Lokal Dalam Pendidikan Karakter. Jurnal
Didaktika (Online) 1 (2): 123-130.
Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung:
Alfabeta.
Istiawati Fitri Novia. 2016. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Nilai Kearifan
Lokal Adat Ammatoa Dalam Menumbuhkan Karakter Konservasi. Jurnal
Cendekia, Pusat Kajian Bahasa dan Budaya, Surakarta, (Online) 10 (1) 1-18.
Ratna Kutha Nyoman. 2011. Antropologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sutarjo Adisusilo, JR. 2012. Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada.
Wibowo Agus, Gunawan. 2015. Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal di
Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Internet
http://alfiwillshare.blogspot.com/2013/03/suku-tolaki.html diakses tanggal 3
September 2018
http://arta-suharta.blogspot.com/2010/04/sejarah-kebudayaan-dan-adat-suku
tolaki.html diakses tanggal 3 September 2018
Idaman. 2012. Kalosara sebagai Medium Resolusi Konflik Pertanahan pada
Masyarakat Tolaki di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara.
http://idamanalwi.multiply.com/journal diakses tanggal 3 Sepetember 2018

Nilai-Nilai Kearifan Budaya Tolaki dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial | 14

Anda mungkin juga menyukai